Cerita Silat : Sabuk Kencana 1

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Jumat, 23 September 2011

Karya : Khu Lung
Cersil ini mulanya berjudul : Ikat Pinggang Kemala
diterjemahkan OKT
Kemudian dilanjutkan oleh Tjan ID dengan judul Sabuk
Kencana
Diterbitkan Sastra Kumala 1973
Ebook oleh : Dewi KZ & aaa
http://kangzusi.com/ atau http:// http://dewi-kz.info/

Jilid : 1
GUNUNG Bong-san terletak di sebelah Timur Laut
keresidenan Lok-yang dalam bilangan propinsi Hoo-lam,
meskipun gunungnya tidak tinggi tetapi wilayah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pegunungannya sangat lebar. Bagian Utara gunung Bong-san
tersebut, orang kuno menyebutnya sebagai Pak Bong-san.
Di atas Pak Bong-san banyak tersebar kuburan serta batu2
nisan yang bertaburan di sepanjang lereng, tulang belulang
serta tengkorak manusia berserakan di mana2 sehingga
seluruh bukit nampak putih berkilauan, perduli tersengat sinar
matahari, hembusan angin ataupun curahan hujan, tak
seorangpun yang ambil perduli, hal ini membuat suasana
kelihatan begitu menyedihkan dan begitu mengenaskan...
Setiap kali malam menjelang datang, kerlipan cahaya api
bertaburan di seluruh bukit, desiran angin bersuit laksana
jeritan iblis, hawa yang lembab dan dingin terutama ditengah
malam yang basah oleh curahan hujan serta hembusan topan,
seluruh bukit diliputi oleh hawa setan yang mengerikan,
membuat bulu kuduk set iap orang terasa pada bangun
berdiri...
Malam itu, awan tebal menyelimuti seluruh angkasa,
cahaya rembulan tertelan dibalik kegelapan, hujan turun
rintik2 membasahi seluruh permukaan, se akan2 kegelapan
yang menggila menyelimuti seluruh bukit Pak Bong-san,
suasana kelihatan makin mengerikan semakin menyeramkan...
Pada saat itulah, ketika kentongan pertama haru saja lewat
dari kaki gunung Pak Bong-san muncul dua sosok bayangan
manusia, satu kate dan yang lain tinggi, menempuh deraan
hujan gerimis serta kabut yang tebal, dengan gerakan tubuh
yang ringan, gesit tapi cepat laksana kilat meluncur naik ke
atas puncak. .
Ditinjau dari ilmu meringankan tubuh yang diperlihatkan
kedua orang itu, meski gerakan tubuh si pendek, rada kurang
mahir, tetapi dalam pandangan seorang ahli silat, segera akan
diketahui bahwa kedua orang itu bukan lain adalah jago2 Bu-
lim. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sungguh cepat sekali gerakan mereka dalam sekejap mata
kedua sosok bayangan hitam itu sudah mencapai di atas
puncak dan berdiri di depan sebuah batu nisan yang tinggi lagi
besar. Bayangan manusia berperawakan pendek itu
berjongkok membaca sejenak tulisan di atas batu nisan
kuburan itu, lalu menoleh dan ujarnya ke pada si manusia
berperawakan t inggi besar itu:
"Suhu ! Kuburan ini bukan lain adalah kuburan dari
keluarga Chee, tetapi . . ."
Ia merandek sejenak, lalu menambahkan:
"Orang itu kirim surat undangan kepada suhu diajak bikin
perhitungan ditempat ini, sebenarnya antara suhu dengan
orang itu pernah terikat permusuhan apa sih ? apakah dalam
hati suhu sudah temukan asal mulanya peristiwa ini?"
Kiranya kedua sosok bayangan manusia itu bukan lain
adalah guru dan muridnya.
Mendengar ucapan dari muridnya ini, sang guru lantas
menghela napas panjang.
"Aaaai . . . ! urusan ini memang rada aneh" sahutnya. "aku
sudah pikirkan berulang kali, tetapi masih belum jelas juga
siapakah sebenarnya musuhku itu ? tetapi kalau ditinjau dari
gaya tulisan yang ternyata di atas surat tantangan tersebut,
aku rasa pihak lawan pastilah seorang perempuan. Tapi
sungguh mengherankan, sudah puluhan tahan lamanya aku
berkelana dalam dunia persilatan, boleh dikata jarang sekali
mengikat tali permusuhan dengan orang lain, apalagi dengan
kaum wanita, bukankah hal ini. ."
Sementara sang guru masih berucap, tiba2 dari tengah
udara berkumandang suara alunan seruling yang merdu
merayu. seketika itu juga ia berhenti berbicara, wajahnya
menunjukkan tanda2 tercengang, telinga dan perhatian segera
dicurahkan untuk mendengarkan suara tersebut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Lapat2 irama seruling mengalun datang makin nyaring,
irama lagunya sebentar meninggi sebentar kemudian
merendah, begitu merayu, begitu mempesonakan suaranya
membuat pikiran orang jadi kosong.. dibuai dalam lamunan.
Tiba2 irama seruling tadi berubah meninggi makin lama
makin tinggi hingga akhirnya mencapai puncaknya, irama
tersebut melengking ditengah udara menembusi awan
menggema ke empat penjuru, suaranya keras laksana
derapan kaki kuda sepasukan prajurit menambah panas
suasana, membuat seluruh permukaan diliputi hawa napsu
membunuh...?
Lama...lama sekali... mendadak irama itu berubah
mendatar dan akhirnya merendah, begitu dalam suaranya
seakan ada nyanyian kematian berkumandang dari akhirat
membuat orang merasa melongo dan kosong . . . dan terakhir
irama seruling tadi berhenti sama sekali.
Dua sosok bayangan manusia guru dan murid itu sama2
berdiri menjublek, mereka dibikin tertegun, melongo oleh
irama seruling aneh itu, se-akan2 pada saat ini mereka telah
melupakan tujuan mereka yang sebenarnya.
Pada saat itulah tiba2 dari bawah lereng muncul empat
buah lentera yang ber-goyang2 dan berkelap-kelip ditengah
hembusan angin serta rintikan hujan, lima sosok bayangan
tubuh yang kecil mungil laksana kilat berkelebat ke arah
puncak bukit.
Dalam sekejap mata, kelima sosok bayangan tubuh yang
kecil mungil itu sudah tiba di atas puncak dan serentak
berhenti kurang lebih delapan depa di hadapan guru dan
murid orang itu.
Di bawah sorotan sinar lentera yang menerangi empat
penjuru, masing2 pihakpun segera dapat melihat raut muka
masing2. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tampaklah dua orang yang datang duluan, sang guru telah
berusia lima enam puluh tahunan, memakai jubah warna abu2
dengan sebuah Huncwee sepanjang tiga depa terselip di atas
pinggangnya, huncwee tersebut berwarna hitam pekat, tak
usah diragukan lagi siapapun akan segera menduga benda itu
terbuat dari besi bercampur baja murni.
Wajahnya persegi empat dengan warm merah padam,
jenggot serta kumisnya pendek, dari sepasang matanya
memancarkan sinar tajam laksana kilat, potongan mukanya
penuh berwibawa.
Sedang sang murid baru berusia empat lima belas tahunan
dengan memakai baju warna biru, sebilah pedang tersoren
dipunggungnya. Dia adalah seorang bocah bermuka putih,
beralis lancip dart bermata jeli. Walaupun tampan sekali
wajahnya namun masih belum lenyap sifat kekanakannya.
Dari lima orang yang muncul belakangan, empat orang
diantaranya berdandan sebagai pelayan usianya baru lima
enam belas tahunan, dengan masing2 mencekal sebuah
lentera dan ditengah mereka berdiri seorang gadis berbaju
merah.
Potongan badan gadis itu sangat menggiurkan, usianya
tidak lebih dari dua puluh tahun, tetapi wajahnya pucat pias
bagaikan mayat, sedikitpun tidak nampak adanya warna
darah, raut mukanya tidak lebih dari pada sesosok mayat
hidup.
Ditengah tanah pekuburan yang liar dan tak terawat,
tengkorak manusia berserakan di-mana2, serta ditengah
malam buta yang dingin menyeramkan, seandainya tiada
sorotan empat buah lentera, niscaya orang akan dibikin
bergidik setelah menyaksikan raut wajah tersebut, meski dia
adalah seorang jagoan kelas satu dari dunia persilatanpun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Demikianlah, ketika guru dan murid dua orang dapat
menyaksikan wajah sang gadis yang amat menyeramkan itu,
mereka terkejut dan sama2 merasa ngeri.
"Siapakah dia !" pikir mereka hampir berbareng." Agaknya
belum pernah kudengar namanya disebut dalam dunia
persilatan"
Sementara mereka sedang melamun, tiba2 terdengar gadis
berbaju merah itu menegur dengan tiada dingin:
"Benarkah anda bernama Bong-san Yen Shu Si kakek
Huncwee dari gunung Bong-san Yu Boo adanya ?"
Sembari berkata, sepasang matanya dengan memancarkan
sinar tajam menatap si kakek itu dalam-dalam.
Si kakek itu bertindak kalem, ia balas menatap wajah gadis
itu dengan sinar mata tajam, lalu mengangguk.
"Tidak salah !" sahutnya, "Lohu bukan lain adalah si kakek
Huncwee dari gunung Bong-san, Yu Boo adanya, entah
siapakah nona ? permusuhan apakah yang telah mengikat
antara kita berdua ? harap nona suka kasi penjelasan !"
Dara berbaju merah itu tidak langsung menjawab,
sebaliknya ia bertanya kembali:
"Anda datang memenuhi janji hanya seorang dirikah ?"
atau sudah mengundang bala bantuan ?".
Pertanyaan ini membuat si kakek huncwee dari gunung
Bong-san tertegun, tapi dengan cepat ia dapat memahami
maksud ucapan tersebut, si kakek itu segera mendongak dan
tertawa ter-bahak2.
"Haa--haa---sudah puluhan tahun lamanya aku orang she
Yu berkelana dalam dunia persilatan, aku yakin tindak
tandukku masih terbuka dan mencerminkan sifat seorang
lelaki sejati. Nona, kau tak usah kuatir, kecuali muridku Gong
Yu seorang, loohu sama sekali tidak mengundang bala Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bantuan, seandainya kedatangan nona barusan telah
menemukan sesuatu, maka lohu tegaskan bahwa mereka
sama sekali t iada sangkut pautnya dengan diriku!"
"Hm ! bagus kalau begitu" dengus sang dara berbaju
merah dengan suara dingin.
Sepanjang hidupnya si kakek huncwee dari gunung Bong-
san selalu berkelana di dalam dunia persilatan, puluhan tahun
sudah ia angkat nama pengalamannya boleh dikata luas
sekali.
Dari nada ucapan si gadis berbaju merah barusan, ia tahu
gadis tersebut telah menyangsikan kejujurannya.
Hal ini membuat ia tersinggung, air mukapun segera
berubah hebat.
Haruslah diketahui, sejak terjunkan diri ke dalam dunia
persilatan, si kakek huncwee dari gunung Bong san tidak
pernah bicara bohong barang sekecappun, apa yang
diutarakan selalu benar dan sejujurnya, tidak aneh kalau
kesangsian yang tercermin dalam wajah gadis berbaju merah
barusan amat menyinggung perasaannya sehingga air
mukapun berubah hebat.
Murid kesayangan dari si kakek huncwee dari gunung
Bong-san, yakni Gong Yu meski baru berusia empat lima belas
tahunan, namun ia sudah mewarisi hampir seluruh ilmu silat
yang dimiliki gurunya si kakek huncwee dari gunung Bong-san
tenaga dalamnya tidak lemah, apabila sepanjang tahun selalu
berkelana didalam dunia kangouw mendampingi gurunya,
pengalaman maupun pengetahuannya luas sekali.
Sejak kemunculan gadis berbaju merah itu, ia sudah
merasa tidak senang hati karena sikapnya yang angkuh,
perkataannya yang ketus dan dingin serta wajahnya yang
hambar, pucat pias sama se kali t idak berperasaan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kini, mendengar gadis itu menyangsikan kejujuran
gurunya, bahkan menunjukkan tanda2 menghina.
Ia semakin gusar dibuatnya, hawa amarah terasa bergolak
dengan hebatnya dalam rongga dada.
Sekalipun ia tahu gadis berbaju merah itu pasti memiliki
ilmu silat yang lihay, terbukti dari keberaniannya menantang si
kakek huncwee dari gunung Bong-san untuk bikin
penyelesaian di atas tanah pekuburan keluarga Chee, namun
ia t idak jeri.
Ia sadar gadis berbaju merah itu bukan manusia
sembarangan, namun hawa amarah yang berkobar dalam
dadanya sukar terkendalikan kembali, tak tahan ia
menghardik:
"Ciss ! guruku adalah seorang angkatan tua dalam dunia
persilatan, nama besarnya dihormati banyak orang dan
sepanjang hidup tak pernah bicara bohong. Hmm ! sungguh
tak nyana kau budak jelekpun berani pandang enteng kaum
tua bahkan menghinanya pula---".
"Setan cilik ! tutup bacotmu yang bau" tukas seorang
budak dengan suara yang nyaring. "Hm ! agaknya kau sudah
makan nyali beruang, jantung harimau, berani benar mencaci
maki nona kami sebagai budak jelek ! hati2 kau, sekali lagi
berani bicara tidak karuan, nona mudamu segera akan potong
lidahmu yang bau itu !".
Bentakan berasal dari salah satu dayang si gadis berbaju
merah itu, dia adalah dayang tertua diantara dayang2 lainnya
dan merupakan pemimpin pula diantara keempat dayang
tersebut, ia bernama Siauw Leng.
Kiranya gadis berbaju merah ini the Tong-hong bernama
Beng Coe, dia adalah puteri dari Tonghong Koen seorang jago
Bu-lim yang pernah menggetarkan dunia persilatan dengan
permainan kedua belas batang senjata rahasia peluru
emasnya, begitu lihay permainan silatnya sehingga boleh Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dikata merupakan salah satu ilmu sakti dalam dunia persilatan.
Karena kelihaian nya inilah maka ia diberi gelar si Malaikat
peluru emas oleh umat Bu-lim.
Sejak kecil Tonghong Beng Coe mendapat didikan ilmu silat
dari ayahnya, sekalipun tenaga dalamnya tidak sesempurna
yang dimiliki orang tuanya namun delapan sembilan bagian
sudah ia warisi.
Ke empat dayang itupun belajar silat dari nonanya sejak
kecil, berkat kecerdikan mereka serta bakatnya yang bagus,
maka ilmu silat ke empat orang dayang inipun boleh dikata
sudah mencapai kesempurnaan, lihay luar biasa.
Disamping pemimpinnya yang bernama, Siauw Leng, ketiga
orang dayang lainnya masing2 bernama Siauw Lin, Siauw Cie
serta Siauw Giok.
Walaupun antara Tonghong Bengcu dengan ke empat
orang dayang itu terikat hubungan antara majikan dan
pembantu, dalam kenyataan hubungan mereka lebih erat dari
pada saudara kandung sendiri.
Belum habis Gong Yu berbicara, tiba2 telah ditukas oleh
Siauw Leng, hal ini semakin menggusarkan hatinya, dengan
wajah sinis dan memandang rendah kembali ia membentak.
Budak busuk! jangan tak tahu malu, selembar wajahmu
yang kaku macam mayat hidup sungguh mengerikan bagi
yang memandang, se-olah2 baru saja keluar dari liang kubur.
Hemm, kalau bukan si budak berwajah jelek, lalu harus
disebut apa? Hmm..."
"Anak Yu, kenapa kau tak tahu sopan? ayoh cepat tutup
mulutmu!" t iba2 gurunya si kakek huncwee dari gunung Bong-
san membentak.
Meskipun ucapan dari Gong Yu belum habis diutarakan,
namun ia tak berani membangkang perintah gurunya,
terpaksa ia bungkam dalam seribu bahasa, sekalipun begitu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

hatinya merasa sangat tidak puas sepasang biji matanya yang
jeli dengan penuh rasa gemas melotot sekejap ke arah Siauw
Leng.
Dalam pada itu, setelah menegur muridnya, kakek huncwee
dari gunung Bong-san segera berpaling ke arah Tonghong
Beng Coe dan menjura dalam2, ujarnya:
"Muridku lancang dengan sudah mengeluarkan kata2 yang
tidak senonoh, harap nona suka memaafkan kesalahannya
dan jangan marah !"
Tonghong Beng Coe melirik sekejap ke arah Gong Yu,
kemudian mendengus dingin.
Sikap yang angkuh dan jumawa ini amat menusuk
penglihatan namun si kakek huncwee dari gunung Bong-san
pura2 berlagak pilon, ia lanjutkan kata2nya:
"Nona, Bolehkah aku tahu siapa nama besar anda ?
permusuhan apakah yang pernah kita buat ? harap anda suka
menjelaskan kepada diri lohu !"
"Nonamu bernama Tonghong Beng Coe !" jawab sang dara
dengan sepasang mata memancarkan cahaya membunuh, ia
tatap wajah sang dara dengan sepasang mata mendendam.
"Si peluru sakti Tonghong Koen adalah ayah nonamu. Hey
bajingan tua ! sekarang kau sudah mengerti bukan ?"
Walaupun suara Tonghong Beng Coe kedengaran rada
gemetar, dari sepasang matanya memancar cahaya
membunuh, namun selembar wajahnya yang sangat pucat
pias bagaikan mayat kaku dan sama sekali tidak menunjukkan
perubahan.
"Oooow...! kiranya kau adalah nona Tonghong" Seru si
kakek huncwee dari gunung Bong san dengan nada
tercengang. Lohu benar2 tidak paham, dendam sakit hati
apakah yang sebenarnya pernah terikat antara aku dengan diri
nona ? harap nona suka bicara terus terang !" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Menyaksikan sikap tercengang yang ditunjukkan Si kakek
huncwee dari gunung Bong-san, Tonghong Beng Coe
menyangka si kakek itu sedang pura2 berlagak pilon, ia jadi
semakin gusar.
Setelah tertawa dingin, bentaknya:
"Bajingan tua! kau tak usah berlagak pilon lagi, tiga bulan
berselang ayahku telah menemui ajalnya di depan tanah
pekuburan keluarga Chee ini, nona tidak percaya kalau begitu
cepat kau telah melupakan peristiwa berdarah ini !"
Pengalaman yang dimiliki si kakek huncwee amat luas, dari
ucapan tersebut dengan cepat ia dapat dibikin paham
tantangan Tong-hong Beng Coo terhadap dirinya untuk bikin
perhitungan di depan tanah kubur keluarga Chee pada malam
ini benar2 merupakan suatu kesalahan paham yang
mengerikan sekali...
Walaupun ia rada tertegun, namun dengan tenang dan
sabar ujarnya kembali:
"Meskipun lohupun pernah dengar tentang terjadinya
perist iwa berdarah ini, namun aku tak tahu duduk perkara
sebenarnya, lagi pula sama sekali tiada sangkut pautnya
dengan diri loohu"
"Kurang ajar...si setan tua ini tak mau mengaku juga" pikir
Tonghong Beng Co, setelah menyaksikan si kakek tua itu tak
mau mengaku. Kenapa aku tidak ambil keluar barang bukti
agar ia saksikan dengan mata kepala sendiri? akan kulihat,
apa yang hendak ia katakan nanti".
Berpikir sampai disitu hatinya lantas bergerak, ia merogoh
ke dalam saku dan ambil keluar sebilah golok emas bersisik
ikan atau Gie-Lim Kiem-To yang panjangnya kurang lebih
delapan coen, lalu benda tadi ditunjukkan pada si orang tua
itu seraya tertawa dingin.
"Bajingan tua ! coba kau lihat benda apakah ini ?". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Aaah---!".
Golok emas bersisik ikan Gie Lim Kiem To merupakan
senjata penjaga keselamatannya yang telah menggemparkan
dunia persilatan selama puluhan tahun ini, terhadap barang
sendiri tentu saja si akek huncwee dari gunung Bong-san
mengenalinya, tidak aneh kalau ia lantas tahu bahwa benda
tersebut adalah miliknya begitu sang dara mengambil keluar
dari sakunya.
Maka dari itu, ia lantas berseru kaget setelah menyaksikan
golok emas bersisik emas Gie Lim Kiem To tersebut dengan
wajah tercengang ia mundur dua langkah ke elakang, lalu
tanyanya kepada sang gadis dengan suara rada gemetar:
"Gooo... golok ikan bersisik ikan ini memang merupakan
senjata penjaga keamanan lohu selama aku berkelana dalam
dunia persilatan, tetapi pada beberapa bulan berselang tiba2
hilang lenyap, entah nona dapatkan benda ini dari mana ?".
Tonghong Beng Coe tertegun menyaksikan sikap kaget dan
melengak dari Bong-san Yen Shu tetapi dengan cepat ia
merasa yakin dan pasti bahwa sikakek tua inilah pembunuh
ayahnya almarhum.
"Hey bajingan tua !" katanya kemudian sambil tertawa
dingin. "Ayahku mati di jung golok emas ini dan kini barang
bukti sudah ada di depan mata, apakah kau hendak
menyangkal lebih jauh ?".
"Sekarang Bong-san Yen Shu pun sadar, lenyap nya golok
emas tersebut pada beberapa bulan berselang bukan hanya
kebetulan saja, tetapi merupakan siasat dari seseorang untuk
memfitnah dirinya.
Tentu saja orang yang memfitnah dirinya tentu adalah
musuh besarnya, tetapi siapakah orang itu?
Dalam dunia persilatan, Tonghong Koen bukanlah manusia
sembarangan, dia adalah seorang jago Bu lim yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

berkepandaian tinggi, kesempurnaan ilmu silatnya boleh
dikata hampir sejajar dengan kepandaian yang ia miliki.
Dan sekarang terbukti Tonghong Koen telah menemui
ajalnya di ujung golok emas bersisik ikan milik dirinya yang
dicuri, hal ini membuktikan pula bahwa ilmu silat yang dimiliki
sang pembunuh benar2 luar biasa bahkan jauh di tas
kepandaian silatnya.
Kalau betul orang itu berkepandaian lihay dan menaruh
dendam pula dengan dirinya, mengapa ia tak langsung
mencari dirinya dan menuntut balas dengan tangan sendiri?
mengapa ia harus gunakan siasat keji, untuk memfitnah
dirinya..?
Sekalipun pengalaman serta pengetahuan si kakek
huncwee dari gunung Bong-san sangat luas, tak urung ia
dibikin tercengang juga oleh perist iwa ini, ia merasa heran
bingung dan t idak habis mengerti.
Golok emas bersisik ikan Gie Lim Kiem To adalah benda
milik pribadinya, sekarang terbukti Tonghong Koen binasa di
ujung golok tersebut, kenyataan ini tak mungkin bisa dibantah
lagi, dan tak mungkin baginya untuk menerangkan kenyataan
tersebut, sekalipun ia bicara sampai lidah membusuk dan air
liur mengering, apakah Tonghong Beng Coe sudi
mempercayainya ?
Maka dari itu, berada dalam keadaan seperti ini kakek
huncwee dari gunung Bong-san cuma bisa menatap wajah
sang nona dengan sinar mata mendelong, mulutnya terkatup
rapat2.
"Bajingan tua !" Teriak Tonghong Beng Coe sambil gertak
gigi menahan rasa benci yang meluap dalam hati. "Seorang
lelaki sejati berani berbuat berani bertanggung jawab, apa
gunanya kau bersembunyi dan menyangkal terus macam cucu
kura2. Kini golok emas bersisik ikan sebagai barang bukti, apa
yang hendak kau katakan lagi ?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bicara sampai di situ tiba2 nada suaranya berubah dengan
suara keras bagaikan guntur membelah bumi hardiknya:
"Hutang darah bayar dengan darah, bajingan tua !
serahkan nyawamu !"
Badannya segera maju ke depan, golok emas bersisik ikan
yang berada dalam genggamannya dengan menciptakan
serentetan cahaya keemas2an laksana kilat menusuk ke arah
pinggang si kakek huncwee dari gunung Bong-san.
Serangannya dilancarkan cepat, gerakan tubuhnya lincah,
benar2 terhitung gerak-gerik seorang jagoan lihay.
Bong san Yen Shu terkesiap menyaksikan datangnya
serangan, buru2 ia enjot badannya mundur delapan depa ke
belakang.
Menyaksikan serangannya mengenai pada sasaran yang
kosong. Tonghong Beng Coe jejakkan kakinya ke atas tanah,
ujung bajunya berkibar tersampok angin diiringi bentakan
nyaring cahaya ke-emas2an menyambar ke depan menusuk
kembali ke arah tubuh lawan.
Tonghong Beng Coe adalah ahli waris seorang jago
kenamaan, sekalipun gerakan tubuhnya sangat lihay namun si
kakek huncwee dari gunung Bong-san pun merupakan
seorang jago kenamaan dalam Bu-lim, tenaga dalam yang
dilatih selama puluhan tahun benar2 amat sempurna, Tong
hong Beng Coe mana bisa menandingi dirinya?
Tetapi Bong-san Yen Shu sudah menyadari bahwasanya
perist iwa tni terjadi karena kesalah pahaman belaka, meskipun
tubrukan2 dari Tong hong Beng Coe amat ganas, jurus
serangannya amat keji namun ia tidak melayani semua
serangan nona tersebut. Ia takut seandainya sampai terjadi
pertarungan dimana ia salah turun tangan hingga melukai
nona tersebut, bukan saja pamornya akan merosot karena
menganiaya seorang nona muda, disamping itu bagaimanakah
pertanggungan jawab terhadap sahabat2 kangouw. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Maka dari itu, terhadap serangan2 yang ganas dari
Tonghong Beng Coe sama sekali tidak dilayaninya, dengan
andalkan kegesitan ia berkelit dan menghindar terus kesana
kemari.
Satu pihak menyerang mati2an dengan keluarkan segenap
jurus serangannya yang paling keji dan paling ganas untuk
membalaskan dendam kematian orang tuanya.
Dilain pihak demi menjaga pamor serta nama baiknya
selama puluhan tahun dalam dunia persilatan, perduli diancam
dengan serangan sekeji dan seganas apapun selalu
menghindar dengan andalkan ilmu meringankan tubuhnya
yang amat sempurna.
Begitulah seraya menghindar Si kakek huncwee dari
gunung Bong san berteriak tiada hentinya:
"Nona! tahan! nona! harap tahan. . ."
Dendam orang tua sedalam lautan, apalagi musuh besar
berada di depan mata, pada saat ini sepasang mata Tonghong
Beng Coe telah berubah merah membara, ia tidak sudi
berhenti, sekalipun Bong-san Yen Shu telah berteriak sehingga
lidahnya membusuk, air liur mengering ia tetap tidak ambil
gubris, golok emas sepanjang delapan coen tersebut
melancarkan serangan2 mematikan dan tiada hentinya
mengancam bagian2 penting di atas tubuh sikakek tersebut.
Manusia dari tanah liatpun memiliki tiga bagian watak
tanah liat, apalagi manusia benar2. Meskipun iman Bong-san
Yen Shu amat tebal, namun lama kelamaan ia dibikin naik
pitam juga oleh desakan2 Tonghong Beng Coe yang tak mau
tahu akan teriak2anya, ia tidak sabar sehingga akhirnya
dengan alis berkerut bentaknya:
"Hey bocah! kalau kau terus menerus menyerang aku
dengan membabi buta, apakah kau hendak paksa lohu pun
harus turun tangan balas melancarkan serangan!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Bajingan tua!" Seru Tonghong Beng Coe pula sambil
menyerang kalap tiada hentinya Jikalau malam ini nonamu tak
dapat membinasakan dirimu di ujung golok ini, arwah ayahku
dialam baka tidak akan merasa tenteram ! tak usah banyak
bicara lagi, ayoh cepat serahkan jiwamu !"
Saat ini sikakek huncwee dari gunung Bong-san benar2 tak
dapat menahan diri, hawa gusar telah memuncak. Ia segera
membentak.
"Budak ingusan! kau begitu keterlaluan tak tahu keadaan,
jangan salahkan kalau lohu terpaksa harus memberikan
perlawanan"
Ditengah bentakan keras, badannya bergerak ke depan,
ujung baju tersampok angin, gerakan tubuhnya tiba2 berubah,
sepasang telapak berputar dan menari memenuhi angkasa,
dalam sekejap mata ilmu cengkeraman Sah cap Lak-Thay
Kiem-na Cioe yang terdiri dari tiga puluh enam jurus telah
dilancarkan ke depan laksana sambaran kilat.
Dalam beberapa detik kemudian, secara beruntun ia telah
lepaskan tiga buah jurus serangan dahsyat, bukan saja luar
biasa bahkan cepatnya sukar dilukiskan dengan kata2.
Haruslah diketahui, si kakek huncwee dari gunung Bong-
san terhitung sebagai jagoan kelas wahid dalam dunia
persilatan dewasa ini, kepandaian silat yang dimilikinya telah
mencapai puncak kesempurnaan, Tonghong Beng Coe mana
sanggup menerima datangnya ketiga serangan yang cepat
dan luar biasa itu ???
Ditengah desakan gencar, seketika itu juga gadis she
Tonghong itu terdesak mundur dua langkah ke belakang.
Kejadian ini semakin menggusarkan Tonghong Bong Coe, ia
membentak keras, golok emas bersisik ikannya yang
sepanjang delapan coen dengan menciptakan serentetan
cahaya emas yang berkilauan memenuhi seluruh angkasa, ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

maju mendesak dan langsung membabat dada si Bong-sun
Yen Shu.
Si kakek huncwee dari gunung Bong-san mendengus
dingin, sepasang telapak dilancarkan berbareng, dengan jurus
"Tong Ciong-Kie-Kouw" atau memalu gembreng memukul
tambur, ia babat sepasang pundak sang nona.
"Tahan!" tiba2 terdengar bentakan nyaring berkumandang
datang.
Baru saja suara bentakan itu menggema datang, terasa
segulung tenaga pukulan yang lunak tapi kuat menerobos
datang dari antara kedua orang yang sedang bermusuhan itu
sehingga memaksa mereka berdua tak sanggup berdiri tegak
dan mundur beberapa langkah ke belakang dengan
sempoyongan.
Tonghong Beng Coe serta si kakek huncwe dari gunung
Bong san jadi amat terperanjat, mereka sama2 alihkan sinar
matanya ke arah mana berasalnya tenaga serangan berhawa
lunak itu.
Tampaklah seorang pemuda berusia dua puluh tahunan
dengan memakai baju berwarna abu2 potongan sastrawan,
telah berdiri ditempat itu dengan sikap tenang.
Kepalanya tertutup oleh sebuah kopiah model pelajar,
wajahnya halus dan ganteng, sebuah seruling kumala tersoren
pada pinggangnya dan sebuah kipas berada ditangan
kanannya.
Waktu itu ia sedang tersenyum, dengan langkah yang
angkuh, lambat2 berjalan ke depan dan akhirnya berhenti
diantara kedua orang itu.
Ditengah malam berhawa dingin yang sangat menusuk
tulang, perbuatan pemuda sastrawan itu berjalan sambil
goyangkan kipasnya boleh di kata merupakan suatu perbuatan
yang sedikit keterlaluan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Menyaksikan tingkah laku serta gerak gerik sang pemuda
sastrawan itu, si Kakek huncwee dari gunung Bong-san
merasa tercengang, dengan wajah penuh rasa kaget dan
keheranan ia memandang sastrawan itu dengan sinar mata
tertegun.
Dalam hati Tonghong Beng Coe pun merasa amat kaget
dan tercengang, namun di atas wajahnya yang pucat pias
bagaikan mayat sama sekali tidak menunjukkan perubahan
apapun.
Sejak kecil Tonghong Beng Coe kehilangan kasih sayang
seorang ibu, berada dalam bimbingan ayahnya Tonghong
Koen yarg selalu memanjakan dirinya ia tumbuh jadi dewasa,
sehingga akhirnya terbentuklah watak yang angkuh dan tinggi
hati dalam hati gadis ini.
Sekarang, menyaksikan sikap yang angkuh dan ketus dari
pemuda sastrawan itu, timbul hawa amarah dalam hatinya, ia
segera membentak nyaring:
Hey ! Kutu Buku, apa maksudmu datang kemari ? ayoh
cepat enyah dari sini, apakah kau sudah bosan hidup?"
Se-akan2 sama sekali tidak mendengar dampratan dari
Tong-hong Beng Coe, si pemuda sastrawan itu gelengkan
kepalanya sambil bergumam seorang diri:
"Aaaaai . ! manusia binasa karena harta, burung mati
karena makanan, jaman dulu hingga kini tidak pernah
berubah, kau merampas, aku merebut, semuanya selalu
begitu !".
Tiba2 ia berpaling ke arah Tonghong Beng Coe dan
tertawa, tanyanya dengan suara lantang:
"Nona ! Kalian berdua saling adu jiwa ditempat ini, tolong
tanya kalian sedang memperebutkan harta ? ataukah karena
saling memperebutkan makanan ?".
Selesai bicara pemuda sastrawan itu tertawa manis. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Berdebar keras jantung sang nona menyaksikan senyuman
orang, timbul suatu perasaan yang aneh sekali didalam
hatinya, tetapi ucapan tersebutpun menimbulkan rasa benci
dalam hatinya.
Sepasang biji mata Tonghong Beng Coe yang jeli segera
melotot bulat, sinar tajam menyorot keluar menyilaukan mata,
bentaknya:
"Darimana datangnya pelajar edan, berani benar bicara
ngaco belo di hadapan nonamu, ayoh cepat enyah dari sini !".
Pemuda sastrawan itu mendongak tertawa ter-bahak2,
suaranya nyaring dan bersih menawan hati membuat orang
merasa hatinya bergetar dan berdebar keras.
Setelah sirap gelak tertawanya, air muka yang semula
penuh senyuman tiba2 berobah jadi keren, ujarnya serius:
"Nona, kenapa kau tak bisa membedakan mana yang hitam
mana yang putih, mana yang benar dan mana yang salah?
bukannya pergi mencari musuh besar yang sebenarnya,
malahan karena bukti golok emas lantas menuduh orang lain
yang sama sekali tiada sangkut pautnya dengan perist iwa ini
sebagai musuh besar pembunuh ayahmu? dengan tindakanmu
yang serba ngawur ini, apakah kau tidak takut arwah ayahmu
dialam baka merasa tidak tenteram?"
Ia merandek sejenak untuk tukar napas, setelah itu
tambahnya lebih jauh:
"Terhadap tindak tandukmu yang serba tidak pakai aturan,
meskipun cayhe tidak ingin banyak cari urusan dengan dirimu,
tetapi mengikuti kebiasaan aneh dari cayhe, paling sedikit aku
harus kasih sedikit pelajaran pahit getir sebagai peringatan
bagimu. Tetapi... mengingat cita2mu untuk membalas dendam
adalah perbuatan yang luhur, maka aku bisa maafkan
perbuatanmu kal3i ini! Sedangkan mengenai pembunuh
sebenarnya yang telah membinasakan ayahmu. Ehm bicara Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

terus terang saja, cayhepun pernah menyaksikan perist iwa itu
dengan mata kepala sendiri..."
Tiba2 pemuda sastrawan itu membungkam, sepasang
matanya yang jeli dan tajam laksana kilat segera dialihkan ke
atas wajah Tonghong Beng Coe dan menatapnya tajam2.
Terhadap sikap angkuh dari pemuda sastrawan itu,
Tonghong Beng Coe merasa amat tidak puas, timbul hawa
gusar dalam hati kecilnya. Tetapi setelah mendengar
bahwasanya pemuda sastrawan itu menyaksikan dengan mata
kepala sendiri siapakah pembunuh ayahnya, pikiranpun segera
berubah, ia berusaha menahan hawa gusar dalam hatinya.
Sepasang sinar mata yang jeli dengan cepat di alihkan ke
atas wajah si sastrawan yang ganteng menanti lanjutan dari
ucapan tersebut, ia ingin tahu siapakah pembunuh sebenarnya
yang telah membinasakan ayahnya !
Si kakek huncwee dari gunung Bong-san, sendiripun
merasa kegirangan setengah mati ketika mendengar
bahwasanya si pemuda sastrawan itu tahu siapakah
pembunuh sebenarnya dari Tong hong Koen, buru2 ia
menjura kearah orang itu dalam2.
"Sauw-hiap, apabila kau tahu siapakah musuh sebenarnya
dari nona Tonghong, harap kau suka berbicara langsung
kepadanya, bukan saja lohu bisa bebas dari f itnahan keji itu,
bahkan nona Tonghong pun bisa menuntut balas dendam
berdarahnya agar arwah Tonghong Koen dialam baka bisa
tenteram. bantuanmu bukan saja akan membuat loohu serta
nona Tonghong merasa sangat berterima kasih, sekalipun
arwah Tonghong Koen ayah dari nona Tonghong yang berada
dialam baka pun bisa merasa berlega hati atas budi kebaikan
dari siauw-hiap yang tak terhingga ini!"
Pemuda sastrawan itu tertawa angkuh.
"Tidak sulit apabila anda berdua inginkan agar cayhe
menyebutkan siapakah pembunuh sebenarnya dari Tonghong Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Koen" ujarnya. Tetapi cayhepun ada suatu syarat sebagai
imbalan dari jasa ini, bagaimana menurut pendapat anda
berdua?"
Tonghong Beng Coe merasa amat tidak puas dengan
ucapan dari si pemuda sastrawan itu, ia merasa tidak
sepantasnya orang minta satu imbalan atas jasa2nya itu se-
olah2 mereka sedang adakan jual beli saja. ia lantas cibirkan
bibirnya yang kecil, sambil mendengus dingin serunya.
"Hmmm ! dipandang dari wajahmu yang mirip seorang kutu
buku, sungguh tak nyana lihay sekali dalam jual beli,
seandainya nonamu tak mau kasih imbalan untukmu, kau mau
apa ?"
"Sederhana sekali !" jawab sastrawan itu tanpa pikir
panjang, Cayhe akan menyingkir ke sisi kalangan dan sambil
berpeluk tangan menyaksikan kalian berdua lanjutkan
pertarungan yang dikarenakan suatu urusan penasaran
belaka."
Si kakek huncwee dari gunung Bong-san pun merasa tidak
puas dengan syarat yang diajukan sastrawan tersebut, ia
merasa syarat itu mirip dengan suatu pemerasan. tetapi apa
yang dapat ia lakukan dalam keadaan seperti ini ?
Setelah termenung dan berpikir sejenak, akhirnya sambil
tertawa ia berkata:
"Bagaimana kalau anda sebutkan dahulu apakah syarat
yang kau inginkan ? asal kami merasa cocok dan cengli, lohu
pasti akan laksanakan semampuku."
"Percuma kalau cuma kau seorang yang sanggupi syarat
ini, bagaimana seandainya nona Tong hong tak mau terima ?"
tanya Sang sastrawan sambil melirik ke arah Tonghong Beng
Coe.
Meskipun dalam hati Tonghong Beng Coe rada sangsi juga
akan perkataan dari si sastrawan tersebut, tetapi sebagai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seorang gadis yang cerdik, setelah ia bayangkan kembali
pelbagai perubahan yang muncul di atas wajah Bong-sau Yen
Shu sejak ia lontarkan tuduhan bahwa dia adalah pembunuh
ayahnya, gadis inipun merasa persoalan rada sedikit
mencurigakan, ia merasa kemungkinan besar pembunuhan
berdarah itu bukan hasil karya dari sikakek huncwee dari
gunung Bong-san.
Seandainya pembunuhan ini hasil karya dari Bong-san Yen
Shu, dengan watak serta kedudukan si kakek huncwee itu
dalam dunia persilatan tak mungkin ia akan menyangkal
terus2an.
Karena berpikir demikian, Tonghong Beng Coe ingin sekali
cepat2 mengetahui nama sebenarnya dari musuh besarnya
itu, agar ia bisa cepat2 balaskan dendam berdarah ayahnya.
Tetapi iapun merasa tidak puas dengan tindakan sang
sastrawan yang mengajukan syarat sebagai imbalan atas
jasanya itu, ditambah pula sikap angkuh yang ditunjukkan
sastrawan itu semakin tidak memuaskan hatinya.
Sebagai seorang gadis yang berwatak angkuh pula, ia tak
mau turunkan gengsi sendiri dengan ajukan permohonan
kepada lawannya.
Dalam pada itu si kakek huncwee dari gunung Bong-san
telah melirik sekejap ke arah Tonghong Beng Coe. tiba2 ia
putar badan dan menjura dalam2 kepadanya.
"Nona !" ia berkata: "Agar duduknya perkara bisa jadi jelas
dan pembunuh sebenarnya dari ayahmu pun bisa dibikin
terang, lohu berharap agar nona sudi menyanggupi syarat dari
siauw-hiap ini, dengan begini urusanpun bisa diselesaikan . . ."
"Baiklah !" Ambil kesempatan baik ini Tonghong Beng Coe
mengangguk. ..Memandang di atas wajah emas Loo-pek,
kusanggupi permintaan dari pelajar edan ini !" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada saat ini, Tonghong Beng Coe telah sadar bahwa si
kakek huncwee dari gunung Bong-san bukanlah pembunuh
ayahnya, semua yang di alami selama ini hanya suatu
kesalahan paham belaka, terhadap si kakek itu ia merasa
menyesal dan malu, maka sebagai taraf pertama dari
perwujudan rasa sesalnya ia sebut si Bong san Yen Shu
sebagai ..Loo-pek" atau Empek tua.
Mendengar sang dara sudah menyanggupi, Bong san Yen
Shu pun berpaling kembali kearah pemuda sastrawan itu.
"Sekarang nona Tonghong pun sudah menyatakan
kesanggupannya, harap anda suka sebutkan syarat yang kau
harapkan !" katanya.
"Padahal kalau diutarakan keluar, syaratku itu tidak
seberapa berat." kata sastrawan itu sambil melirik ke arah
Bong san Yen Shu serta Tonghong Beng Coe dan tertawa.
"Berhubung cayhe hendak menangkap sepasang kadal kumala
beracun keji "Pek-to Giok Tiat" yang telah mencapai masa
suburnya, maka aku butuh bantuan orang untuk melindungi
keselamatanku, agar sewaktu cayhe menangkap binatang
berbisa itu tidak sampai diganggu orang lain !"
Berbicara sampai di situ, mendadak lenyap roman
angkuhnya, sinar mata yang tajam menggidikkanpun sirap
sama sekali, ia pandang kedua orang itu dengan muka serius.
"Entah sudikah kalian berdua membantu usahaku ini ?"
serunya.
Walaupun sinar mata sastrawan sirap sama sekali, namun
kejadian ini cukup menggetarkan hati Tonghong Beng Coe
serta si kakek huncwee dari gunung Bong-san.
"Betapa sempurnanya tenaga lwekang yang dimiliki
sastrawan ini !" pikir mereka berdua hampir berbareng.
Sastrawan itu mengatakan hendak menangkap sepasang
kadal kumala beracun keji "Pek tok-Giok-Tiat", bagi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pendengaran Tonghong Beng Coe, gadis ini tidak merasakan
sesuatu, namun berbeda dengan sikakek huncwee dari
gunung Bongsan yang berpengetahuan luas, ia merasa amat
terperanjat, segera pikirnya:
"Kadal kumala beracun keji Pek-Tok-Giok- Tiat merupakan
salah satu diantara t iga jenis binatang paling beracun dikolong
langit, mengapa sastrawan ini hendak tangkap binatang
beracun itu dengan menempuh bahaya ? kenapa tidak ku
tanyakan dahulu maksud tujuan sebenarnya?".
Karena berpikir demikian, ia lantas berpaling ke arah
sastrawan itu dan tanyanya:
"Kadal Kumala beracun keji merupakan binatang langka
yang jarang ditemui dalam kolong langit dan beracun sekali,
apa maksud anda menangkap binatang itu ? dapatkah kau
kasih penjelasan ?" "
Pemuda sastrawan itu melirik sekejap ke arah si kakek
huncwee dari gunung Bong san, sikapnya yang angkuh serta
jumawapun segera pulih kembali menyelimuti wajahnya, ia
menjawab dingin:
"Maaf, tak dapat kujelaskan latar belakang dari maksud
tujuanku ini"
Si kakek huncwee dari gunung Bong san ketanggor
batunya, terpaksa ia bungkam dalam seribu bahasa.
"Eeeei sebenarnya kalian berdua mau bantu atau tidak ?
harap kasih keputusan yang tegas" tiba2 sastrawan itu
bertanya kembali.
"Berhubung binatang itu terlalu keji dan beracun, sedang
andapun tidak sudi menjelaskan apa maksud tujuan anda
menangkap binatang tersebut, maka lohu merasa kurang
leluasa untuk . . " Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bong-san Yen Shu segera membungkam, hanya sepasang
matanya yang tajam segera dialihkan ke arah si sastrawan
tersebut.
Menyaksikan tingkah laku orang, agaknya si pemuda
sastrawan itu mengerti apa yang sedang dimaksudkan lawan,
ia tertawa nyaring.
"Haaa.. haaa. .haaa...tentang soal ini kau boleh legakan
hati, walaupun cayhe tidak sudi menjelaskan keperluanku
untuk menangkap binatang beracun itu, tetapi cayhe berani
jamin, aku tak akan mengandalkan binatang beracun itu untuk
mencelakai orang"
"Baik, kalau memang anda berkata demikian, maka lohu
serta nona Tonghong dengan suka hati akan menolong usaha
anda dan bantu menjagakan segala gangguan yang
datangnya dari luar" akhirnya si kakek itu mengangguk.
"Kalau begitu, jual beli kita pun boleh di kata sudah beres,
bagus, kita tetapkan dengan sepatah kata ini saja" seru sang
sastrawan dengan wajah kegirangan.
Tiba2 se-olah2 ia teringat akan sesuatu air mukanya
berubah hebat.
"Aduuhhh .." Teriaknya.
Kepada Tonghong Beng Coe serta Bong san Yen Shu
segera ia berseru:
"Harap kalian berdua cepat2 ikuti diriku".
Ia enjotkan badannya dan tidak nampak gerakan apakah
yang telah digunakan tahu2 bagaikan anak panah yang
terlepas dari busurnya ia sudah melayang sejauh puluhan
tombak dari tempat semula . .
Sekali lagi Tonghong Bong Coe serta si kakek huncwee dari
gunung Bong-san dibikin kagum akan kehebatan serta Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kesempurnaan ilmu meringankan tubuh dari sisasterawan
tersebut.
"Nona Tonghong, mari kita segera susul dirinya !" ajak
sikakek huncwee dari gunung Bong san.
Tidak menanti jawaban dari gadis itu lagi, tangan kanannya
segera menyambar tangan Gong Yu, enjotkan badan dam
segera menyusul dimana pemuda itu berlalu.
Buru2 Tonghong Bong Coe beserta ke empat orang
dayangnya enjotkan badan menyusul, dari belakang Bong-san
Yen Shu.
Dua lelaki lima perempuan semuanya tujuh orang sama2
mengembangkan ilmu sinkangnya berlarian ditengah jalan
gunung yang sempit, dalam beberapa loncatan mereka sudah
berada empat lima puluh tombak dari tempat semula.
Sementara mereka masih berlarian, tiba2 dari hadapan
mereka berkumandang datang suara bentakan keras
"Setan tua ! demi sepasang benda tersebut, siauya sudah
menunggu lama sekali di tengah tanah pekuburan yang sunyi
dam terpencil ini. Eei. .datang2 kau lantas hendak memungut
hasil ? kau kira urusan bisa selesai dengan begitu gampang
dan enaknya ?".
Suara bentakannya nyaring dan lantang, setiap patah kata
bagaikan martil menghantam di atas dada membuat hati
tergetar keras, jelas menunjukkan ucapan tersebut muncul
dari seorang tokoh sakti yang memiliki tenaga dalam amat
sempurna!
Si kakek huncwee dari gunung Bong-san segera kenali
suara itu sebagai suara dari Sastrawan tersebut, ia semakin
terkesiap:
"Siapakah sebenarnya sastrawan itu? berasal dari manakah
dia? usianya masih muda namun memiliki tenaga dalam yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

amat sempurna, apa gunanya ia tangkap sepasang Kadal
Kumala Beracun keji itu?"
Sementara ia masih termenung, tiba2 terdengar suara
gelak tertawa yang serak dari seorang tua disusul munculnya
serentetan, kata2 yang tajam melontar keluar:
"Hey pelajar rudin! Kadal Kumala Beracun Keji adalah
binatang tak bertuan, siapapun boleh menangkapnya bilamana
sanggup, dengan andalkan apa kau ingin mengangkangi
binatang itu seorang diri? Hmmm! kalau masih tidak tahu diri
jangan salahkan kalau aku Gia Kang-Tok Shu bertindak kejam
dan telengas kepadamu?"
"Aaaa . kiranya orang itu adalah Gia-Kang Tok Shu salah
satu dari pada empat manusia beracun dari Bu-lim" pikir si
kakek huncwee dari gunung Bong-san dengan hati
terperanjat. Selamanya si kakek Kelabang Beracun ini malang
melintang di daerah sebelah Barat dan selatan wilayah Biaw,
sejak kapan gembong iblis ini telah berpindah tempat ke
dataran Tionggoan."
Pada waktu itu ke empat buah lampu lentera yang dibawa
empat orang dayang pribadi Tonghong Beng Coe telah
dipadamkan, sekalipun suasana di sekeliling tempat itu gelap
gulita, namun dengan andalkan tenaga dalam yang sempurna
dari masing2 orang, benda yang berada satu dua tombak di
hadapan mereka masih bisa dikenali dengan nyata.
Setelah menghentikan gerak tubuhnya, si kakek huncwee
dari gunung Bong-san segera berpaling kearah Tonghong
Beng Coe dan bisiknya lirih:
"Nona ! harap kau suka menguntil dibelakang loohu, hati2
dengan gerak gerikmu, jangan sampai menimbulkan suata
yang berisik, dari pada jejak kita diketahui gembong iblis tua
itu !"
"Ehmmmm, aku tahu." Tonghong Beng Coe mengangguk. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Demikianlah, Gong Yu, Tonghong Beng Coe beserta ke
empat orang dayangnya menahan napas dan merangkak maju
ke depan dengan langkah sangat ber-hati2.
Kurang lebih dua tombak disisi kalangan dimana sastrawan
tersebut sedang berdiri saling ber-hadap2an dengan Gie Kang
Tok Shu kebetulan terdapat sebuah kuburan kuno yang tinggi
dan besar, tempat itu bisa digunakan sebagai tempat
persembunyian.
Tujuh orang sama2 menyembunyikan diri di belakang
kuburan kuno tadi, seluruh perhatiannya segera dicurahkan ke
arah depan.
Tampaklah beberapa tombak di hadapan sastrawan
tersebut berdiri seorang kakek tua yang kurus kering tinggal
kulit pembungkus tulang belaka, potongan badannya bagaikan
sesosok mayat hidup, sepasang matanya memancarkan sinar
tajam, dipunggungnya tersoren sebilah senjata kaitan
kelabang dan roman mukanya mengerikan sekali.
Tiba2 terdengar sastrawan itu tertawa dingin sambil
menjengek:
"Nama besar Gia Kang-Tok Shu hanya bisa menakut2i suku
Biauw yang masih liar belaka, Hmm ! jangan harap bisa
menakut2i siauya mu, aku lihat lebih baik kau ikuti saja
nasehat dari siauya, dan segera kau harus pulanglah ke
wilayah Biauw dan hiduplah tenang di sana, kalau tidak
...Hmm.. hmm... jangan sampai menggusarkan siauyamu, aku
nanti bisa suruh kau bisa datang tak dapat pulang lagi dalam
keadaan hidup2 !"
Ucapan ini sangat menggusarkan Gia-Kang Tok-Shu, ia
mendongak dan tertawa aneh, suaranya tinggi melengking
bagaikan jeritan kuntilanak ditengah malam buta, amat
mengerikan !
"Anjing cilik! siapakah gurumu dan kau berasal dari
perguruan mana ?" Bentaknya keras2. "Berani benar bersikap Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

jumawa di hadapanku dan tidak pandang sebelah matapun
kepada orang lain !"
"Hmm! siapakah guru siauyamu dan berasal dari perguruan
manakah aku, dengan andalkan kedudukanmu sebagai iblis
keji tak berpendidikan di luar perbatasan masih belum sesuai
untuk bertanya, aku lihat, kalau kau masih tahu diri cepat2lah
gelinding balik ke wilayah Biauw !"
Gia-Kang-Tok-Shu adalah salah satu diantara empat
manusia beracun yang tersohor dalam dunia persilatan
disamping Bu-lim-It-Mo, Siang Sat, Sam-Koay serta Su-Tok.
Kepandaian silatnya telah berhasil dilatih hingga mencapai
puncak kesempurnaan, dalam dunia persilatan dewasa ini
boleh dikata terhitung salah seorang tokoh maha sakti.
Bagi orang2 kangouw biasa cukup berjumpa dengan salah
satu diantara sepuluh manusia sesat itupun telah merepotkan
mereka, siapa sangka si sastrawan ini bernyali besar, bukan
saja tidak kenal tingginya langit tebalnya bumi bahkan bicara
sesumbar seenaknya sama sekali tidak pandang sebelah
matapun terhadap gembong iblis ini, ia benar2 tak tahu diri.
Diam2 si kakek huncwee dari gunung Bong -san pun
merasa kuatir buat keselamatan si pemuda itu sehingga
tampak terasa keringat dingin mengucur keluar membasahi
seluruh tubuhnya.
Di sebelah sini si kakek huncwee dari gunung Bong-sin
menguatirkan keselamatan si sastrawan tersebut, sebaliknya si
anak muda itu dengan wajah angker dan sambil goyang kipas
tetap berdiri tenang ditengah kalangan, sikapnya angkuh dan
jumawa, seakan-akan tidak pandang sebelah matapun
terhadap Gia-Kang Tok-Shu yang berada dihadapannya.
Tiga empat puluh tahun Gia-Kang-Tok-Shu malang
melintang dalam dunia persilatan tak pernah dihina dan
dipandang remeh orang macam ini hari, mendengar ucapan
tersebut saking gusarnya hampir2 saja dada terasa mau Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

meledak, napsu membunuh segera berkobar memenuhi
benaknya.
Tampaklah dari sepasang matanya memancarkan cahaya
buas, ia membentak:
"Anjing cilik! berapa besar sih tenaga dalam yang kau
miliki? berani benar bersikap kurang sopan terhadap lohu?
malam ini apabila aku tak berhasil membinasakan kau si
anjing cilik di bawah telapakku, lohu tidak sudi disebut jago
diantara sepuluh manusia sesat lagi."
"Hmm, siapa yang bilang kau sesuai untuk di sebut jagoan
diantara sepuluh manusia sesat?" jengek si sastrawan sambil
tertawa dingin.
"Tidak sesuai ? bagus terimalah sebuah serangan lohu ini?"
Ditengah bentakan keras, sepasang telapaknya sama2
didorong ke depan dengan hebatnya.
Ditengah bentakan yang maha dahsyat, gulungan angin
puyuh memancar ke empat penjuru dan menyapu seluruh
jagad, ditengah deruan kerFas tercium bau amis yang sangat
memuakkan.
Sastrawan itupun seorang jago yang telah lima belas tahun
lamanya dididik oleh seorang tokoh sakti dunia persilatan,
bukan saja sudah mewarisi segenap kepandaian yang dimiliki
orang itu, dengan bakatnya yang bagus serta rejekinya yang
baik beberapa kali ia mendapat pengalaman aneh, sehingga
tidak aneh kalau kepandaian silatnya benar2 luar biasa.
Walaupun usianya masih muda namun kepandaian silatnya
telah mencapai pada puncaknya, hanya yang kurang kedua
buah urat pentingnya belum sampai ditembus, seandainya
kedua tempat penting ini sudah tertembus, niscaya tenaga
dalamnya akan hebat bagaikan gulungan air di sungai Tiang-
kang. . Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sekalipun begitu, ditinjau dari kemampuan yang ia miliki
saat ini boleh dikata ia terhitung salah seorang jago sakti
dalam dunia persilatan, jarang sekali ada jago yang bisa
menandingi kepandaiannya.
Bukan saja kepandaian silatnya lihay, sastrawan itupun
berotak cerdas, dikala sepasang mata Gia Kang Tok Shu
memancarkan cahaya buas diam2 ia sudah bikin persiapan, ia
tahu karena hawa gusar yang memuncak telah menimbulkan
ulat jahat dalam hati si kakek kelabang tersebut, asal turun
tangan niscaya ia akan menyerang dengan ilmu Gia Kang Tok
Kang nya yang luar biasa.
Maka dari itulah, baru saja Gia-kang Tok shu mendorong
telapaknya dan sastrawan itu mencium bau amis, ia segera
sadar bahwa dugaannya tidak meleset, sepasang alisnya
kontan melenting dan mendengus dingin, badannya bergerak
langsung menubruk ke dalam lingkaran angin puyuh yang
berbau amis tadi.
Pada waktu itu sastrawan tersebut telah kerahkan ilmu
khie-kang, Hiat-bun Kan Goan Khie kangnya mengelilingi
seluruh badan dan jalan darah penting.
Dalam kolong langit tidak pernah dijumpai cara berkelahi
macam ini, terhadap datangnya angin serangan yang maha
dahsyat, bukan saja tidak berkelit malahan menubruk masuk
dan menyongsong datangnya serangan, bukankah tindakan ini
sama artinya cari kematian buat diri sendiri ?
Menyaksikan perbuatan si anak muda itu, si kakek huncwee
dari gunung Bong-san serta Tong hong Beng Coe sekalian
merasa terkesiap.
"Aduuuuh, habislah sudah !" teriak mereka dalam hati.
Sebaliknya Gia Kong Tok Shu merasa kegirangan setengah
mati, pikirnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Keparat ci lik ! kau terlalu jumawa dan angkuh. Hmmm !
jangan dikata siapa saja yang terkena ilmu beracun Gia Kang
Tok kang ku tidak tertolong lagi, cukup andalkan tenaga
pukulanku ini saja sudah dapat menghancurkan tubuhmu
hingga berkeping-keping ....."
oooo0oooo
TETAPI, si sastrawan itu bukanlah manusia bodoh,
seandainya tidak punya keyakinan untuk menang, mana ia
berani bertindak gegabah ??
Sewaktu tubuhnya menubruk masuk ke dalam lingkungan
angin puyuh yang berbau amis itu, lengan kanannya tiba2
meluncur ke depan menotok jalan darah di dada Gia Kang Tok
Shu.
Bukan saja gerakannya aneh dan sakti, bahkan cepatnya
melebihi sambaran kilat.
Jangan dilihat Gia Kang-Tok Shu adalah salah seorang
diantara sepuluh manusia sesat dunia persilatan dan
merupakan jago kelas satu dalam kolong langit, tetapi berada
di bawah serangan gencar serta aneh dari si sastrawan itu,
jangan dikata untuk berkelit, ingatan kedua belum sampai
berkelebat dalam benaknya, tahu2 totokan tersebut telah
bersarang di atas dadanya.
Serangan totokan dari si sastrawan ini bukan ilmu jari
sembarangan, ia telah pergunakan ilmu maha sakti dari dunia
persilatan "Kan Goan Ci Kang" adanya.
Ilmu jari Kan Goan Ci Kang tersebut luar biasa sekali, meski
sekeping bajapun akan tertotok hancur apabila terhajar oleh
serangan tersebut, apalagi manusia ?
Meskipun tenaga lweekang yang dimiliki Gia Kang Tok Shu
amat sempurna, bagaimanapun juga ia terdiri dari darah dan
daging, darimana ia sanggup menerima datangnya serangan
tersebui? Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Terdengar ia menjerit ngeri, suaranya menyayatkan hati. .
tahu2 isi perutnya telah terhajar hancur, darah segar
mengucur keluar darn tujuh lubang indranya, dan tidak
sempat banyak berkutik badannya roboh binasa diatas tanah.
Demikianlah, seorang gembong iblis yang sudah terlalu
banyak melakukan kejahatan selama hidupnya telah binasa
dalam keadaan mengenaskan ditangan seorang pemuda tak
dikenal.
Dalam pada itu si kakek huncwe dari gunung Bong-san
sekalian tujuh orang yang bersembunyi dibalik kuburan kuno
sama2 menjerit kaget, mereka dibikin tertegun oleh perist iwa
tersebut.
"Ilmu shat apakah ini ? sungguh luar biasa dan dahsyat
bukan kepalang ... pikir mereka hampir berbareng.
Ditinjau dari gerak gerik yang serba lembut dari sastrawan
ini, meskipun angkuh dan jumawa namun wajahnya yang
tampan serta halus sama sekali tidak terpancar bahwa dia
adalah seorang jago Bu-lim yang memiliki ilmu silat sangat
lihay" pikir si kakek huncwee dari gunung Bong-san pula
dalam hatinya. Siapa nyana dia betul2 kosen, agaknya ilmu
tenaga dalamnya telah mencapai apa yang disebut sebagai
"Lak-Hoo-Koei-It" suatu tingkat yang tiada taranya dalam ilmu
silat....
Sementara si kakek huncwee itu masih termenung, tiba2
terdengar si sastrawan itu berteriak ke arah tempat
persembunyian mereka:
"Kini sudah tak ada urusan lagi, cuwi sekalian boleh segera
munculkan diri !"
Mendengar teriakan itu si kakek huncwee meloncat keluar
duluan, ia segera menghampiri si sastrawan itu dan menjura
dalam2. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ilmu silat yang sauw-hiap miliki benar2 luar biasa"
katanya. "Hal ini membuat lohu merasa sangat kagum, entah
dapatkah anda beritahu nama serta asal perguruanmu ?..."
Seraya berkata sepasang matanya menatap wajah
sastrawan itu tajam2.
"Cayhe Hoo Thian Heng" jawab sang sastrawan itu dengan
sikap dingin. "Sedangkan mengenai asal perguruanku, di
kemudian hari kalian bakal tahu sendiri, maaf apabila dewasa
ini cayhe tak dapat menjelaskan!"
Berbicara sampai di sini, sinar matanya berputar menyapu
sekejap ke arah Tonghong Beng Coe sekalian, tambahnya:
"Kadal kumala beracun keji adalah binatang beracun yang
langka dan jarang sekali ditemui dalam kolong langit,
sekarang dalam saatnya bagi binatang itu untuk keluar dari
gua, cayhe harap cuwi sekalian suka meninggalkan tempat ini
sejauh lima tombak demi menjaga keselamatan sendiri dan
carilah tempat untuk menyembunyikan diri, pertinggi
kewaspadaan serta jaga dan hadanglah setiap orang yang
hendak melancarkan bokongan dengan ambil kesempatan ini,
asal usaha cayhe sukses besar, niscaya akan kujelaskan
siapakah pembunuh sebenarnya dari Tonghong Kun..."
Sementara mereka sedang bercakap2, tiba2 terdengar
jeritan lengking yang sangat aneh berkumandang keluar dari
kuburan kuno yang terletak beberapa tombak sebelah kiri
mereka, suara itu tinggi melengking dan amat menyeramkan,
membuat bulu kuduk semua orang hingga berdiri.
Sekilas cahaya tajam berkelebat dalam mata Hoo Thian
Heng, wajahnya yang ganteng menampilkan sikap tegang,
buru2 serunya:
"Inilah saatnya bagi binatang beracun itu untuk munculkan
diri, harap kalian cepat2 mengundurkan diri !" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ketika berhadapan muka dengan Gia Kang Tok Shu tadi, si
anak muda ini sama sekali tidak menunjukkan sikap tegang,
bahkan berdiri dengan sikap hambar melirik sekejappun tidak.
Sebaliknya sekarang, baru saja mendengar jeritannya Hoo
Thian Heng telah menunjukkan wajah tegang, hal ini bisa
menunjukkan bahkan kadal kumala beracun keji ini jauh lebih
sulit dihadapi daripada menghadapi seorang jago Bu lim kelas
satu.
Menyaksikan sikap tegang yang diperlihatkan Hoo Thian
Heng, si kakek huncwee yang dari gunung Bong san tak
berani untuk bertindak gegabah, buru2 ia enjotkan badan,
dalam dua kali loncatan telah berada enam tombak dari
tempat semula, setelah memeriksa situasi sekelilingnya ia
segera menyembunyikan diri, meloloskan senjata tajam dan
bersiap sedia dengan pusatkan segenap perhatiannya.
Menanti ke tujuh orang itu sudah mengundurkan diri
semua, Hoo Thian Heng baru menyulut sebuah obor lalu
diletakkan di atas tanah, dan ia sendiri mundur sejauh tujuh
depa dari tempat semula, duduk bersila menghadap ke arah
kuburan kuno dimana berasalnya suara aneh tadi dari dalam
sakunya ia ambil keluar sesuatu dan dijejalkan ke dalam
mulutnya, sepasang mata berkilat, seluruh perhatiannya
ditujukan ke arah kuburan kuno tersebut.
Hujan rintik telah berhenti, hanya angin dingin berhembus
tiada hentinya, sekalipun tidak terlalu kencang namun cukup
membuat orang merasa tersiksa.
Tanah pekuburan di atas gunung Pak Beng san dasarnya
memang sudah seram dan mengerikan apa lagi berada dalam
kegelapan yang mencengkeram serta suasana yang diliputi
ketegangan, membuat orang merasa semakin bergidik
semakin ngeri .....
Tiba2 dari bilik semak belukar di empat penjuru tempat itu
berkumandang keluar suara gemerisik yang nyaring be-ribu2 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ekor ular beracun secara teratur sekali muncul dari delapan
penjuru dan langsung tergerak ke arah kuburan kuno
tersebut.
Kalau diberitakan aneh sama sekali, rombongan ular2
beracun itu bergerak dari sisi tubuh Hoo Thian Heng tak
seekorpun yang menunjukkan reaksi, se olah2 tidak
merasakan bahwa di situ ada manusia, mereka teruskan
gerakannya meluncur ke depan kuburan kuno itu.
Kurang lebih lima depa dari kuburan kuno tadi, ular2
beracun itu segera berhenti dan bergerombol jadi satu.
mereka berhenti tak berkutik se-akan2 sedang menantikan
sesuatu.
Ketika itulah jeritan aneh tadi berkumandang kembali,
suaranya sangat menusuk pendengaran, diikuti dari balik
kuburan kuno tadi menyembur keluar segumpal kabut putih
dan sesaat kemudian dua ekor makhluk aneh berbadan putih,
berkaki empat berbentuk seperti Toke dan panjangnya dua
depa munculkan diri dari balik goa.
Makhluk aneh inilah yang disebut sebagai Kadal Kumala
Beracun Keji Pek Tok Giok Tiat.
Setelah keluar dari goa, sepasang kadal kumala beracun
keji itu menyemburkan kabut putih tiada hentinya, kabut
tersebut amat beracun dan hebatnya luar biasa.
Barang siapa yang menghisap kabut putih tadi, kendati
memiliki tenaga dalam amat sempurnapun seketika akan
merasakan kepalanya pening tujuh keliling dan merasa mual
sekali, lama kelamaan isi hatinya akan kaku dan akhirnya mati
binasa.
Untung Bong-san Yen Shu bertujuh berada enam tombak
dari tempat itu, sehingga mereka tidak sampai keracunan.
Sebaliknya kendati Hoo Thian Heng berada enam tombak
dari tempat itu, tetapi berhubung ia sudah menghisap pil Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mustajab penawar racun dalam mulutnya maka meski kabut
putih itu sangat beracun namun tidak mempengaruhi dirinya
sama sekali.
Dalam pada saat itu sepasang kadal kumala tersebut
menggerakkan ke empat buah matanya menyapu rombongan
ular2 tersebut, beberapa saat kemudian tiba2 binatang ini
meloncat ke dalam rombongan ular beracun itu, masing2
makhluk tadi menggigit seekor ular kecil sepanjang tiga depa
yang memancarkan cahaya ke-emas2an kemudian mengunyah
dengan lahapnya.
Ular2 lainnya setelah menyaksikan kejadian itu, se-olah2
mendapat pengampunan mereka bersama putar badan dan
bergerak meninggalkan tempat itu, dalam sekejap mata
seekorpun tak bersisa lagi.
Bong-san Yen Shu sekalian jadi kagum dan tertarik oleh
perist iwa tersebut, inilah keajaiban dunia yang tak bisa
dirubah ataupun dicari keduanya ....
Setelah rombongan ular2 itu berlalu, di depan kuburan
kuno itupun tinggal kedua ekor kadal kumala tadi sedang
menikmati dua ekor ular emas kecil dengan lahapnya, dari
mulut mereka mengeluarkan suara nyaring yang aneh,
seakan2 mereka sedang merasa bangga.
Sejak kemunculan dua ekor kadal itu, wajah Ho Thian Hong
menunjukkan perasaan semakin tegang, sepasang matanya
mengawasi kedua ekor kadal kumala itu tak berkedip, seluruh
kekuatannya sudah dihimpun untuk siap melancarkan
tubrukan.
Beberapa saat kemudian kedua ekor kadal kumala itu
sudah habis menelan ular emas tersebut dan
memperdengarkan jeritan kemenangan yang nyaring, tiba2
empat mata mereka yang kecil tertarik oleh kobaran api
kurang lebih tujuh depa di hadapan Hoo Thian Heng, kedua Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ekor kadal itu kelihatan ragu2, sejenak kemudian lambat laun
bergerak menuju ke arah kobaran api ini.
Ho Thian Heng jadi kegirangan setengah mati, ia siapkan
segenap tenaganya untuk menyergap.
Ketika kedua ekor kadal kumala beracun keji itu tiba kurang
lebih lima enam depa dari kobaran api itu. mendadak
segulung angin puyuh berhembus lewat menggulung kobaran
api tadi hingga padam.
Kedua ekor kadal kumala Pak TOk-Glok Tiat tersebut
benar2 amat cerdik, ketika menyaksikan padamnya api itu
mereka kelihatan terkejut dan merasa adanya tanda bahaya,
buru2 badannya berputar dan melompat lari masuk ke arah
goa.
Justeru karena takut sergapannya tidak berhasil maka Hoo
Thian Heng hendak pancing kedua ekor kadal itu
meninggalkan guanya lebih jauh dengan gunakan kobaran api
tersebut, siapa nyana Thian tidak memberi bantuan dan timbul
kejadian diluar dugaan, kobaran api yang sangat besar tiba2
terhembus padam oleh gulungan angin puyuh sehingga kedua
ekor kadal kumala itu mengerti bahaya dan melarikan diri.
Kesempatan baik sukar dicari kembali dan dalam sekejap
mata akan lenyap Hoo Thian Heng tak mau buang
kesempatan itu dengan sia2, sepasang lengannya segera
dipentang lebar2, jari tengah serta jari telunjuk sepasang
tangannya bergerak cepat menotok ke arah tubuh kedua ekor
kadal kumala itu.
"Binatang, kau hendak lari kemana ? kena!" bentaknya.
Ditengah bentakan keras, serentetan kabut putih meluncur
keluar menghantam di tubuh kedua ekor kadal kumala
tersebut. Plook ! Plook ! serangan tersebut dengan telak
bersarang pada sasarannya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Walaupun kena diserang, kedua ekor kadal kumala itu se-
akan2 tidak merasa, mereka hanya berguling belaka di atas
tanah untuk kemudian bangun dan lari lagi.
Menyaksikan keampuhan binatang itu, Hoo Thian Heng
tertegun, ia t idak sangka ilmu jari Kan Goan Ci Kang nya yang
lihay ternyata sama sekali tidak mempan.
Walaupun hatinya melengak, ia tak berani berayal, sambil
mengempos hawa murni ilmu jari Kan Goin Ci Kang nya
dilancarkan kembali.
Ditengah saat yang amat kritis itulah, tiba2 terdengar dua
kali suara gemerincingan se-olah2 senjata saling beradu,
sesosok bayangan putih dengan diiringi dua t itik cahaya emas
meluncur ke luar dari balik kuburan kuno dimana ada sarang
kadal kumala tersebut, hanya sekilas pandang bayangan tadi
sudah lenyap kembali kecuali tertinggal sisa bau wangi yang
menawan hati ditengah udara.
Hoo Thian Heng melengak, buru2 ia kerahkan segenap
tenaganya menghantam ke arah sepasang kadal kumala itu,
bersamaan pula badannya ikut menubruk ke depan.
Serangan yang dilancarkan kali ini dengan segenap tenaga
berhasil juga merobohkan binatang tersebut, tetapi si anak
muda itu segera berdiri mendelong, kiranya kadal kumala
beracun keji ltu tinggal seekor belaka, kadal kedua telah
lenyap tak berbekas.
Hoo Thian Heng segera sadar, binatang itu pasti sudah
diserobot orang, ia jadi sadar sampai alisnya berkerut, tapi
apa yang dapat ia lakukan?
Sebab bukan saja ia tak tahu siapakah yang serobot kadal
kumala itu, bahkan tadipun ia cuma melihat berkelebatnya
sesosok bayangan putih mengiringi dua titik cahaya emas,
bagaimanakah raut muka serta potongan badannya tak ia lihat
sedikitpun, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ditinjau dari hal ini sudah cukup membuktikan bahwa
kepandaian silat yang dimiliki orang itu benar2 lihay, atau
paling sedikit tidak lebih rendah dari kepandaiannya.
Walaupun begitu iapun merasa bersyukur sebab orang itu
tidak serobot kedua2nya, ia masih tinggalkan seekor bagi
dirinya.
Dari dalam saku Hoo Thian Heng segera ambil ke luar
sebilah pisau belati sepanjang tujuh coen, ditengah
berkelebatnya cahaya emas mengikuti bagian yang lunak di
atas lambung kadal kumala tadi ia membelek dan menyodet
perut binatang itu dan mencukil keluar sebutir mutiara tadi ke
dalam mulutnya.
Setelah mutiara ditelan ia masukkan kembali pisau
belatinya ke dalam saku lalu duduk bersila di atas tanah, dan
pejamkan matanya mengatur pernapasan, ia hendak gunakan
hawa murninya untuk melebur mutiara tadi agar kekuatannya
bisa berlipat ganda.
Saat itulah Bong-san Yen Shu bertujuh baru munculkan diri
dari tempat persembunyian dan mengelilingi Hoo Thian Heng
untuk ber-jaga2 atas serangan dari pihak luar.
Beberapa saat berlalu, Hoo Thian Heng telah berhasil
melebur mutiara tadi dengan mengandalkan tenaga dalamnya
lalu tenaga gabungan tadi bergerak mengelilingi delapan urat
tiga puluh enam jalan darah hingga mencapai cap jie Tiong-
loo, setelah mengitari tubuh dua kali dan merasa badannya
makin segar, ia baru tarik kembali hawa murninya, tersenyum
dan bangun berdiri !"
"Sauw-hiap !" Bong-san Yen Shu sekalian segera menjura
dengan wajah menyesal. Pesan yang kau titipkan kepada lohu
sekalian ternyata tak dapat kami jalankan dengan baik, harap
sauw-hiap suka memaafkan !"
Aaaai . . . ilmu silat orang itu terlalu lihay, dalam persoalan
ini aku tak bisa salahkan kalian beberapa orang, hanya saja .." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ia melirik sekejap ke arah beberapa orang itu, lalu
menggeleng dan menghela napas tiada hentinya.
Walaupun si kakek huncwee sekalian mendengar bahwa
Hoo Thian Heng tidak akan menyalahkan mereka, tetapi dari
perubahan wajahnya mereka dapat melihat betapa sedihnya
hati pemuda itu.
Sejak munculnya Hoo Thian Heng, Tonghong Beng Coe
selalu merasa tidak puas dengan sikap angkuh si anak muda
itu, tetapi sekarang ia merasa sudah sepantasnya kalau si
anak muda itu bersikap angkuh, sebab ilmu silat yang
dimilikinya benar2 luar biasa dahsyatnya.
Disamping itu iapun merasa senang terhadap pemuda she
Hoo ini, melihat si anak muda itu bersedih hati karena
kehilangan salah seekor kadal kumala tersebut, ia menghela
napas panjang dan jalan menghampiri si anak muda itu.
Sepasang matanya yang jeli memancarkan cahaya berkilat,
ia tatap wajah pemuda itu dan ujarnya dengan suara lembut:
"Hoo sauw-hiap " walaupun kadal kumala Pek Tok Giok Tiat
merupakan salah satu diantara tiga binatang paling beracun
dikolong langit tetapi belum tentu benda tersebut merupakan
barang yang benar2 berharga, buat apa kau selalu bersedih
hati hanya karena persoalan itu ".
Bukan saja suaranya empuk mempesonakan bahkan merdu
bagaikan nyanyian burung nuri, nada suaranya jelas
kedengaran membawa perhatian yang mendalam.
Walaupun Hoo Thian Heng adalah seorang pemuda
berwatak angkuh, tetapi sikapnya itu hanya terpancar diluaran
saja, apalagi dia adalah seorang pemuda yang masih
gampang terpengaruh oleh asmara.
Ia merasa terharu dan simpatik terhadap gadis ini, sambil
tersenyum jawabnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Nona Tonghong, bukannya cayhe tak bisa berpikir luas,
tetapi kau harus tahu, untuk mendapatkan sepasang kadal
kumala itu aku sudah menanti selama tiga bulan ditengah
tanah kuburan yang seram dan terpencil ini, siapa sangka
bukan saja pada saat ini sudah kehilangan seekor bahkan
bayangan manusiapun tidak nampak, jelas bukankah hal ini
sama artinya aku telah jatuh kecundang ditangan orang lain?
coba nona pikirkan, apakah cayhe harus rela hati dan berpeluk
tangan belaka? bagaimana hatiku t idak sedih ...?"
"Oooouw - - - kiranya demi makhluk tersebut, kau sudah
menanti selama tiga bulan ditempat ini?"
"Seandainya aku tidak berjaga selama tiga bulan ditempat
ini, darimana cayhe bisa tahu kalau ayahmu dibunuh oleh
seseorang?"
(OodwoO)

Jilid : 2
TONGHONG BENG COE merasa semakin keheranan, ia
bertanya kembali.
"Benda itu kecuali bisa digunakan untuk melawan racun,
apalagi kasiat mutiara tersebut??? kau telah membuang waktu
selama tiga bulan lebih ditempat ini untuk tunggui binatang
tersebut, apakah kau sedang melatih suatu ilmu beracun??" "
Hoo Thian Heng tahu nona ini bisa bertanya demikian
sebab ia tak tahu apakah kasiat dari pil mutiara dari kadal
kumala berusia ribuan tahun itu, padahal orang yang tahu
akan kasiat mutiara tersebut kecuali satu dua orang diantara
lima manusia aneh dari dunia persilatan, boleh dikata jarang
sekali yang tahu.
Maka ia lantas tertawa angkuh, gerak-gerik pun pulih
kembali seperti sedia kala, sombong dan jumawa. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Nona bukannya cayhe bicara sesumbar dalam dunia
persilatan dewasa ini jarang sekali orang yang tahu akan
hasiat mutiara kadal kumala tersebut kecuali bisa digunakan
untuk mengusir racun, padahal kecuali itu masih ada
keguaaan yang jauh lebih besar lagi"
Pada waktu itu Tonghong Beng Coe telah menaruh
pandangan lain atas sikapnya yang angkuh maka dari itu ia
tidak menunjukan perasaan apapun sebaliknya malah nada
suaranya kedengaran makin halus.
"Sebenarnya apa sih kasiatnya?" tanyanya kembali dengan
suara manja, dari sepasang matanya memancarkan sinar
memohon:
Hoo Thian Heng menyapu sekejap wajah Bong-san Yen Shu
serta Tonghong Beng Coe sekalian, kemudian jawabnya
lantang.
"Orang2 dikolong langit hanya tahu bahwa salah satu
diantara tiga jenis binatang paling beracun dikolong langit ini
bisa mengeluakan cairan yang sangat beracun, apabila cairan
tersebut dipoleskan diatas senjita atau digunakan untuk
melatih ilmu beracun, maka barang siapa yang terluka niscaya
akan tidak ketolongan lagi. Tetepi mereka tidak tahu bahwa
bilamana mahkluk tersebut telah hidup seribu tahun keatas,
maka cairan beracun dalam tubuhnya akan menggumpal dan
membentuk jadi seburir pil beracun dalam lambungnya, inilah
yang dikatakan sebagai Lweetan oleh kalangan persilatan ..."
Ia berhenti dan menyapu kembali wajah orang2 itu dengan
sinar mata tajam.
Dalam pada itu Bong-san Yen Shu bertujuh sedang
menatap wajah Hoo Than Heng dengan mata terbelalak,
seluruh perhatiannya telah di curahkan untuk mendengarkan
keterangaa tersebut.
Terdengar Hoo Thian Heng berkata kembali. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Pil beracun ini merupakan must ika yang tiada ternilai
harganya, bagi orang yang berlatih silat cukup menelan
sebutir saja sehingga dapat bergabung dengan tenaga
murninya, bukan saja tidak mempan terhadap segala macam
ilmu beracun, dan tidak mempan terhadap bahaya racun
macam apapun bahkan tenaga dalamnya bisa bertambah
bagaikan berlatih selama enam puluh tahun. Sebaliknya bila
seseorang dapat menelan dua butir, maka kasiatnya benar2
akan semakin besar, kecuali tenaga dalamnya akan bertambah
seperti hasil latihan seratus dua puluh tahun bahkan dari tua
ia akan pulih jadi muda, sepanjang hidup tetap awet muda,
jikalau dua tempat pentingnya bisa ditembusi, maka
kepandaiannya tak terhingga lagi, ia berhasil mencapai suatu
titik di mana tak terkalahkan oleh siapapun juga.
Berbicara sampai disitu, sianak muds itu merandek dan
menghela napas panjang, tambahnya:
"Sayang sekali takdir menentukan lain, sekali pun cahye
sudah berjaga dengan susah payah selama tiga bulan, siapa
sangka pada saatnya muncul seseorang yang berhasil
merampas salah satu di antara kadal kumala itu, bahkan
memiliki pula ilmu silat yang sangat tinggi, hal ini tak bisa
salahkan kalian teledor dalam penjagaan, tetapi harus
salahkan rejekiku yang jelek. Hanya tidak tahu siapakah orang
itu2, disamping itu dalam kolong langit kecuali dua diantara
lima manusia aneh Bu-lim yang tahu kasiat tersebut, sepuluh
manusia sesatpun tidak tahu, tetapi orang itu mengetahui
akan kasiat ini, hal inilah yang membuat cayhe jadi kaget dan
curiga".
Setelah habis mendengar penjelasan dari hoo Thian Heng,
Sikakek huncwee dari gurung Bong san serta Tonghong Beng
Coe sekalian baru tahu bahwa kasiat dari Tok-tan kadal
kumala ini jauh lebih hebat dari pada jinsom serta
sebangsanya yang sering tersiar dalam Bu-lim, benda itu
benar2 merupakan benda mustika yang tak ternilai harganya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Diam2 mereka ikut merasa sayang buat rejeki Hoo Thian
Heng, namun dalam keadaan seperti ini mereka tak dapat
bicara lain kecuali tundukkan kepala dengan mulut
membungkam.
Pada saat ini orang yang merasa paling sedih boleh dikata
Tonghong Beng Coe adanya, sebab dalam hati kecilnya diam2
ia sudah mencintai sastrawan angkuh tapi tampan ini, ia
sudah jatuh hati terhadap Hoo Thian Heng.
Dalam pada itu Hoo Thian Heng ikut merasa terharu
setelah menyaksikan sikap beberapa orang itu, ia sadar
merekapun ikut merasa sedih akan rejekinya yang kurang
baik.
Ia lantas mendongak dan tertawa ter-bahak2.
"Sudahlah, kalian tak usah bersedih hati karena diriku, aku
bahkan amat berterima kasih atas kesudian kalian suka
membantu usahaku.
Meski salah satu diantara kadal kumala itu lenyap diserobot
orang, bukankah aku telah mendapatkan pula salah satu
diantaranya, sekalipun kedua buah jalan darahku tak berhasil
ditembusi, tetapi asalkan berlatih rajin bukannya tak ada
kemungkinan "Jien Tok'" kedua jalan darah tersebut berhasil
kutembusi, sekarangpun aku Hoo Thian Heng sudah merasa
puas dengan hasil yang kudapatkan".
Bicara sampai disitu, mendadak tiada suara:
"Tujuan cayhe telah terpenuhi, aku rasa saat inilah masaku
untuk berpamitan dengan kalian semua !".
Si kakek Huncwee dari Gunung Bong san mengerti apa
yang dimaksudkan, buru2 ia menjura:
"Nah, kalau begitu silahkan siauw-hiap bicara secara
langsung !".
Hoo Thian Heng tertawa angkuh. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Orang yang membinasakan Tong-hong Koen bukan lain
adalah Pak Mo-Siang Sat atau sepasang malaikat gurun pasir!"
Begitu nama itu diutarakan, sikakek Huncwe dari Gunung
Bong-san tersentak kaget, segera pikirnya:
"Eeei .... darimana bisa kedua orang gembong iblis itu ??"
Sementara itu Tonghong Beng Coe bagaikan tersambar
guntur disiang hari bolong, ia tertegun dan berdiri melongo, ia
tidak mengira kalau musuh besarnya bukan lain adalah Pak
Mo Siang Sat.
Ia tahu sepasang malaikat dari gurun pasir itu adalah salah
satu diantara sepuluh manusia sesat dunia persilatan, ilmu
silatnya sangat lihay sekali.
Diam2 ia berbisik dalam hati:
"Ooooh ayah -- dendam sakit hati ini mungkin tak bisa
puterimu tuntutkan balas sendiri demi kau orang tua . . . "
la sadar dengan andalkan kepandaian silat yang dimilikinya
saat ini ditambah dengan bantuan keempat orang dayangnya,
masih belum tandingan dari sepasang malaikat tersebut, kalau
toh nekad pergi niscaya jiwanya akan dikorbankan dengan
sia2.
Tetapi sakit hati ayahnya lebih dalam dari lautan, ia merasa
lebih baik mati konyol daripada dikutuk orang sebagai anak
tak berbakti, sekalipun harus menempuh bahaya dan badan
harus hancur luluh, ia harus mencari Pak-Mo Siang-Sat untuk
diajak adu j iwa.
Setelah ambil keputusan didalam hati, ia lantas gertak gigi
dan serunya dengan nada penuh kebencian:
"Aku Tonghong Beng Coe apabila tak bisa menyembelih
kedua orang gembong iblis itu dengan tangan sendiri, aku
bersumpah tidak jadi orang.ø" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Suaranya keras, tegas dan tandas, dari sepasang matanya
memancarkan cahaya berkilat dan roman mukanya
menunjukan kebulatan tekadnya.
Hoo Thian Heng serta Bong san Yen-Shu yang menyaksikan
kejadian itu diam2 mengangguk kagum.
Tiba2 Tonghong Beng Coe maju selangkah ke depan,
kepada Bong-san Yen-Shu seraya menjura ujarnya:
"Yu Loocianpwee, karena rasa duka atas binasanya ayahku
untuk beberapa saat keponakan telah salah menuduh
Loocianpwee sebagai pembunuh ayahku, kelancanganku ini
harap suka di maafkan oleh kau orang tua!"
Kemudian kepada Hoo Thian Heng pun ia menjura dan
ujarnya lebih jauh:
"Atas kesudian sauw-hiap untuk memberitahukan
pembunuh sebenarnya yang telah membunuh orang tuaku,
aku Tonghong Beng Coe akan mengingatnya didalam hati.
Dalam pembalasan dendam ini seandainya aku beruntung bisa
selamat, suatu hari budi kebaikan ini pasti akan kubalas.
Tetapi kalau tidak beruntung dan aku binasa, biarlah budi ini
akan kubalas dalam penjelmaanku untuk kedua kalinya
dikolong langit..."
Habis bicara air mata nona itu terasa mengembang
hampir2 saja mengucur keluar membasahi pipinya, namun ia
berusaha untuk menahan diri agar air mata tidak membasahi
wajahnya.
"Selamat tinggal!" tiba2 Tong hong Beng Coe gertak gigi
dan berseru, tidak menanti jawaban lagi, ia putar badan dan
berkelebat pergi dari situ.
"Nona Tong hong, tunggu sebentar!" Si Kakek Huncwee
dari gunung Bong-san berseru:
Berada ditengah udara Tonghong Beng Coe menarik
pinggangnya kebelakang, putar badan dan melayang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

beberapa tombak dari kalangan, memandang kearah sikakek
tua itu ia bertanya:
"Yu Loo-cianpwee, ada urusan apa?".
"Nona! meskipun loolap tak ada hubungan sama sekali
dengan ayahmu almarhum namun kita toh sama2 berasal dari
dunia persilatan, kematian ayahmu ditangan
Sepasang Malaikat dari Gurun pasir kendati tak ada sangkut
pautnya dengan loolap tetapi beliau binasa diujung golok
emasku, karena persoalan golok emas ini aku ingin mencari
sepasang malaikat itu dan dimintai keterangan apa
maksudnya mencuri golok emasku kemudian menfitnah loolap,
Aku ingin menuntut suatu keadilan dari sepasang malaikat
tersebut, oleh sebab itu sengaja aku ingin berangkat ber-
sama2 nona, agar bilamana perlu loolap pun bisa memberi
bantuan buat nona sekuat tenaga yang kumiliki".
Tonghong Beng Coe dibuat sangat terharu oleh perkataan
sikakek huncwee dari gunung Bong san yang begitu
bersemangat, setia kawan dan suka memberi bantuan
kepadanya.
Namun, pada dasarnya nona ini angkuh dan keras kepala,
meskipun ia tahu dengan andalkan kepandaian yang
dimilikinya sekarang masih bukan tandingan dari lawannya,
walaupun ia tahu harapan untuk berhasil membalas dendam
amat tipis, namun ia tak sudi mendapat bantuan dari orang
lain.
Oleh karena itu sehabis mendengar perkataan itu, sang
nona termenung dan membungkam dalam seribu bahasa, ia
merasa sangsi dan ragu2 untuk memberikan jawabannya.
Sementara nona itu berniat menampik, mendadak Hoo
Thian Heng buka suara dan bicara dengan suara lantang:
"Nona, Sepasang malaikat dari Gurun Pasir merupakan
gembong iblis diantara sepuluh manusia sesat, kepandaian Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

silatnya luar biasa, tenaga lweekangnya yang mereka
milikipun amat sempurna, aku kuatir meskipun nona berada
ber-sama2 Yu Loo-hiap kalian berdua masih bukan tandingan
dari kedua orang Malaikat itu . . ."
Berhenti sejenak untuk menatap kedua orang itu, kemudian
tambahnya:
"Diantara kalian berdua, satu pihak ingin menuntut
balaskan dendam kematian ayahnya dan pihak lain ingin
menuntut keadilan atas fitnahan yang ditimpakan kepada
dirinya, benar urusan ini tiada sangkut paut dengan cayhe,
namun berhubung barusan kalian berdua telah membantu
cayhe, sebagai rasa terima kasihku, cayhe suka berangkat
ber-sama2 kalian berdua dan menyumbangkan sedikit tenaga
untuk bantu mensukseskan harapan kalian, tetapi sebelumnya
itu aku pun ingin menerangkan, cayhe berbuat begini bukan
karena urusan jual beli, aku membantu kalian karena muncul
atas hati rela, entah bagaimana menurut pendapat kalian
berdua???"
Dasar angkuh, selesai bicara pemuda itu mendongak dan
tertawa lantang.
Tong-hong Beng Coe dan si Kakek Huncwee dari gunung
Bong san tergoncang setelah mendengar ucapan itu, inilah
diluar pemikiran mereka berdua, maka dari itu dengan sinar
mata keheranan mereka menatap Hoo Thian Heng tajam2.
"Sungguh aneh sekali" pikir Si kakek Huncwee dari gunung
Bong-san dengan hati tertegun. "Di pandang dari wajahnya
ganteng dan lurus, Hoo Thian Heng tidak mirip seorang
manusia sesat yang licik dan keji, namun apa sebabnya ia
memiliki watak yang kukoay, angkuh, jumawa dan berubah
tiada menentu ? .... semoga saja ia berhati lurus, kalau tidak
niscaya ia merupakan musih tangguh yang paling menakutkan
bagi kita orang2 aliran larus dalam dunia persilatan !" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tawaran yang diajukao secara sukarela oleh Hoo Thian
Heng tentu saja sama halnya "Pucuk dicinta ulam tiba" bagi
sikakek Huncwee dari gunung Bong-san, buru2 ia maju
kedepan dan menjura.
"Hoo Sauw hiap sudi membantu usaha kami ... aaah !
sungguh bagus, bersyukurlah atas kemurahan Thian, kali ini
sepasang Malaikat dari Gurun Pasir tak bakal lolos lagi dari
tuntutan keadilan !"
Hoo Thian Heng membungkam, ia berpaling ke arah si
kakek Huncwee dari gunung Bong-san dan tertawa angkuh.
Sebetulnya Tonghong Beng Coe ada niat untuk menampik
tawaran si Kakek Huncwee dari Gunung Bong-san untuk
berangkat ber-sama2, tetapi sekarang, setelah ia mendengar
Hoo Thian Heng pun akan berangkat ber-sama2 mereka,
entah apa sebabnya nona ini jadi berubah pendapat, mulutnya
segera bungkam dalam seribu bahasa.
"Kalau begitu marilah kita berangkat sekarang juga !" kata
si Kakek Huncwee dari gunung Bong san kemudian.
Sepasang biji mata Tonghong Beng Coe yang jeli
mengerling sekejap kearah Hoo Thian Heng lalu ia
mengangguk.
Pemuda itu terseryum tawar, tiba2 ujarnya:
"Yu Loo hiap, nona Tonghong, silahkan kalian beberapa
orang berangkat lebih dahulu, cayhe akan menyusul
belakangan, lima hari kemudian pada tengah malam
kentongan kedua kita berjumpa lagi disarangnya sepasang
malaikat, yaitu didalam rimba diselat Kan Tjie Kok gunung Im
san, siapa yang datang duluan dia must i menunggu yang
lain!"
Begitu ia selesai bicara lantas mendongak dan bersuit
nyaring. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Suitan itu tajam dan tinggi menjulang ke angkasa
memecahkan kesunyian yang mencekam malam itu, sebentar
kemudian dari tempat kejauhan menggema pula suara
sahutan berupa ringkikkan panjang yang tak kalah kerasnya
diikuti munculnya suara derapan yang santar.
Sungguh cepat sekali pertama kali mendengar ringkikkan
tersebut masih berada ditempat kejauhan, dalam sekejap
mata muncul sesosok bayangan hitam bagaikan hembusan
angin taupan meluncur datang.
Bayangan hitam itu laksana sambaran kilat membelah
bumi, dalam waktu singkat telah tiba dihadapan Hoo Thian
Heng dan mendadak berhenti berlari.
Ketika itulah si Kakek Huncwee dari gunung Bong-san
sekalian baru dapat melihat bahwa bayangan hitam itu bukan
lain adalah seekor keledai hitam mulus tanpa pelana,
setibanya didepan anak muda itu sang keledai segera
meringkik lirih.. kepalanya dengan manja dielus pada bahu
Hoo Thian Heng, suatu pertanda binatang itu amat jinak dan
menyayangi majikannya!
Hoo Thian Heng yang di-elus2 binatang kesayangannya
segera tertawa, sambil membelai pula leher keledai itu ia
berkata.
"Siauw Hiat, selama beberapa bulan ini kau tentu banyak
menderita bukan... !"
Manusia mengajak binatang bicara, tidaklah suatu lelucon
yang tak lucu??
Dalam pada itu Hoo Thian Heng telah enjotkan badannya
meloncat naik keatas punggung keledai, kepada si kakek
Huncwee dari gunung Bong san sekalian sambil menjura
serunya.
"Sampai berjumpa kembali dilembah Kan Ce Kok!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ditengah derapan kaki yang amat ramai, tahu-tahu keledai
tersebut telah membawa majikannya puluhan tombak dari
tempat semula.
Jelas lari keledai ini t idak kalah dengan lari kuda Cian lie-kia
yang sehari bisa menempuh seribu li.
Manusia angkuh, keledai jempolan .... dua macam makhluk
yang berbeda wujud ini meninggalkan kesan yang mendalam
dalam benak tujuh orang.
Dengan ter-mangu2 Tong-hong Beng Coe mengawasi
kearah mana Hoo Thian Heng lenyapkan diri, malam sangat
gelap, benda apapun tidak kelihatan, gadis itu merasakan
sesuatu perasaan yang aneh, ia merasa se-olah2 dalam hati
kecilnya telah kehilangan sesuatu.
Tapi, mengapa ia bisa mendapat perasaan seperti itu? Ia
sendiripun tak tahu ...
"Nona Tong-hong! Mari kita segera berangkat!" tiba2 si
Kakek Huncwee dari gunung Bong san berseru memecahkan
kesunyian.
"Baik!" sahut si nona agak terperanjat, ia segera
mengangguk.
Badannya bergerak ringan, dalam sekali enjotan ia
meluncur kedepan ditengah lindungan ke empat orang
dayangnya, ujung baju tersampok angin dalam sekejap
mereka telah meluncur turun kebawah puncak.
"Anak Yu! ayoh berangkat!" buru2 si Kakek Huncwee dari
gunung Bong-san menarik tangan muridnya Gong Yu.
Begitulah si kakek tua beserta muridnya pun segera
berkelebat turun gunung menyusul lima orang gadis
sebelumnya"
Dalam sekejap mata beberapa orang itu telah lenyap dibalik
kegelapan malam yang merekah seluruh jagad. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tidak lama si Kakek Hunewee dari gunung Bong san
sekalian berlalu mendadak dari belakang sebuah kuburan
kuno lima tombak dari gelanggang muncul sesosok bayangan
manusia.
Orang itu munculkan diri dengan gerakan gesit, sembari
memandang kearah mana beberapa orang itu lenyapkan diri ia
tertawa menyeringai suaranya seram dan mengerikan, untuk
kemudian orang itu enjotkan badannya menyusul turun
gunung.
oooo0oooo
MALAM, sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun,
saking hening dan sepinya mendatangkan suasana yang
seram, menakutkan bagi siapapun juga.
Angin Barat laut berhembus kencang menggidikkan tubuh
setiap makhluk yang berlalu lalang terutama sekali didaerah
Utara dan Mongolia luar, waktu itu musim dingin sedang
mencekam hawa dingin meresap ketulang sumsum membuat
hidung dan telinga terasa amat sakit.
Meskipun malam itu diterangi oleh cahaya rembulan yang
putih keperak-perakan, namun hembusan angin Barat laut
yang kencang menyapu daun kering, serta pasir dan debu
merusak pemandangan indah malam itu.
kentongan kedua baru saja tiba, beberapa li diluar lembah
Kan Tjie kok digunung Im san dalam sebuah hutan rimba
mendadak muncul lelaki perempuan tujuh orang, dua lelaki
dan lima orang gadis remaja.
Siapakah orang itu? Sungguh aneh sekali, mengapa orang2
itu munculkan diri diatas sebuah bukit yang gersang lagipula
ditengah malam yang begitu menyeramkan!
Mungkinkah mereka adalah kaum pelancong yang sengaja
datang kemari untuk menikmati keindahan alam? Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Aaaah, tidak benar, untuk menikmati keindahan alam
ditengah malam buta sudah pada umumnya hanya dilakukan
oleh kaum sastrawan tidak mungkin diantaranya terdapat
kaum gadis, apalagi gadis muda belia.
Atau mungkin mereka adalah serombongan pemburu? Tapi
tidak mirip juga, karena ketujuh orang itu meskipun
menggembol senjata tajam yang digunakan untuk memburu.
Lalu siapakah orang itu? sungguh aneh sekali.
Ternyata laki perempuan tua muda tujuh orang ini bukan
lain adalah Tonghong Beng Coe beserta dayangnya serta si
kakek Huncwee dari gunung Bong san dengan murid
kesayangannya Gong Yu.
Sekian lama Tong hong Beng Coe mengawasi sekeliling
hutan itu dengan sinar matanya yang jeli, kemudian dengan
nada kecewa ia berseru:
"Kenapa ia belum juga munculkan diri ???"
"Mungkin sebentar lagi ia akan tiba!.. jawab si kakek
Huncwee dari gunung Bong-san sambil tertawa.
Mendengar jawaban itu, Tong hong Beng Coe berpaling,
sepasang matanya dengan memancarkan cahaya ke ragu2an
melototi wajah Bong-san Yen Shu tak berkedip.
"Aku merasa rada sangsi, benarkah ia suka membantu
usaha kita ???" katanya.
"Nona menurut pendapat loolap tidak demikian adanya"
kata si orang tua itu setelah termerung sejenak. "Meskipun
tingkah polahnya rada kukoay dan sukar diraba, namun dia
bukan seorang manusia yang tak pegang janji, bahkan
wajahnya kelihatan jujur, aku lihat ia tentu merupakan jago
segolongan dengan kita. Cuma- - memang kuakui tindakan
serta perbuatannya rada kejam, telengas dan sadis !" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tong-hong Beng Coe mengangguk sementara ia hendak
buka suara, mendadak terdengar suara gelak tertawa yang
amat nyaring berkumandang datang.
"Haaa... haaa. . . haaa. . . maaf kalau kedatangan cayhe
rada terlambat selangkah sehingga merepotkan cuwi beberapa
orang harus menunggu agak lama !"
Tong-hong Beng Coe bertujuh sama2 tersentak kaget,
mereka berpaling.
Beberapa tombak dibelakang mereka, dibawah sorotan
sinar putri malam berdirilah seorang pemuda tampan berbaju
warna abu2, sambil goyang kipas ditangannya ia berdiri gagah
disitu.
Melihat munculnya sang pemuda, si kakek Huncwee dari
gunung Bong-san mendongak dan tertawa ter-bahak2.
"Haaa- - haaa. . . haaa barusan kita membicarakan Co Coh,
Co Coh telah tiba, Hoo sauwhiap! kau sungguh seorang jago
yang pegang janji !" "
Tak usah ditanya lagi, pemuda ganteng tersebut bukan lain
adalah jago kita Hoo Thian Heng yang berhasil membinasakan
si Kakek Kelabang Beracun salah seorang diantara empat
manusia beracun serta menangkap sepasang cecak kumala
ditanah pekuburan Bong san.
Lambat2 Hoo Thian Heng maju menghampiri Tong-hong
Beng Coe beberapa orang, air mukanya adem dan sinar
matanya berkilat.
"Nona Tong hong !" segera tegurnya hambar. "Walaupun
belum lama cayhe munculkan diri kedalam dunia persilatan,
namun aku mengerti apa yang dimaksud dengan pegang janji,
perkenalan cayhe dengan diri nonapun belum lama, apa
sebabnya nona begitu gampang mengambil pertimbangan
atas diriku, dan apa alasannya pula sehingga nona tidak
percaya atas diri cayhe" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Merah padam selembar wajah Tong hong Beng Coe setelah
kena disemprot, ia tahu apa yang diucapkan barusan tentu
sudah didengar semua oleh Hoo Thian Heng.
Masih beruntung wajah sebenarnya terselubung oleh
selapis topeng yang tebal, orang lain tak dapat melihat
perubahan wajah itu, kalau tidak, gadis ini tentu dibikin amat
jengah.
Memperbincangkan seorang dibelakang orang itu sendiri
sudah merupakan suatu perbuatan yang tercela, apalagi
menaruh kesangsian terhadap seseorang yang belum lama
terkenal, hal ini merupakan suatu pantangan berat.
Kena ditegur didepan umum, dara itu jadi sangat malu,
mulutnya membungkam dalam seribu bahasa.
Walaupun orang lain tak dapat meligat bagai manakah
perubahan wajahnya ketika itu, namun ditinjau dari kepalanya
yang tertunduk dengan sikap ter sipu2 kemudian melihat pula
mulutnya membungkam, semua orang tahu hati kecil gadis itu
tentu amat susah.
"Yu Thay hiap !" tiba2 Hoo Thian Heng buka suara lagi
memecahkan kesunyian yang mencekam. "Aku tahu sepuluh
manusia sesat dari Bu lim amat jahal, ganas dan keji, jikalau
mereka disingkirkan itu berarti kita telah menyingkirkan
bencana besar bagi kaum Rimba persilatan, mengapa kalian
masih menuduh cayhe bertindak terlalu telengas ?"
Bicara sampai disitu sinar matanya berkilat tajam, namun
cuma sebentar untuk kemudian punah kembali. Dengan wajah
serius ia meneruskan:
"Buat aku, tindakan ini baru merupakan mula pertama,
sejak hari ini asalkan diantara sepuluh manusia sesat
berjumpa dengan aku Hoo Thian Heng, tak ada ampun lagi
akan kusingkirkan semua dari muka bumi !" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Si Kakak Huncwee dari gunung Bong-san terkesiap, dengan
andalkan kepandaian silat serta tenaga lweekang yang amat
dahsyat, ia memang bisa melakukan seperti apa yarg
diutarakannya, itu berarti saat naas bagi seluruh manusia
sesat telah berada diambang pintu ! pikirnya,
Meskipun Si Kakek Huncwee dari gunung Bong san tahu
berapa buas, ganas, keji dan telengas nya sepuluh manusia
sesat, dan menyadari pula sudah pantas menjatuhi hukuman
mati terhadap gembong iblis ganas tersebut, namun
bagaimana pun juga dia sudah berusia lanjut, napsu angkara
murka serta ambisinya sudah jauh berkurang, lagi pula dasar
wataknya welas kasih, selama banyak tahun berkelana dalam
dunia persilatan, kecuali terhadap manusia yang betul2 ganas
dan banyak melakukan perbuatan terkutuk, jarang sekali ia
melukai j iwa manusia.
Tidaklah aneh, sehabis mendengar perkataan dari Hoo
Thian Heng, ia begitu terkejut, kaget dan terkesiap.
Demikianlah, dengan membawa perasaan welas kasih serta
rasa peri kemanusiaan yang tebal ia menasehati pemuda she
Hoo itu.
"Meskipun sepuluh manusia sesat adalah gembong2 iblis
yang banyak melakukan kejahatan" ia berkata. "Dan memang
sudah sepantasnya manusia semacam ini dibasmi dari muka
bumi, namun tahukah sauw-hiap? bisa menyadarkan
seseorang yang sesat jauh lebih baik dari pada membinasakan
orang itu sendiri ?? tahukah kau berfaedahnya seorang
manusia sesat bisa bertobat untuk kemudian banyak
melakukan jasa bagi umat manusia guna menebus dosa-
dosanya ? maka dari itu aku berharap Sauwhiap bisa
mengobralkan cinta kasihmu terhadap manusia, berilah
kesempatan bagi orang2 itu memperbaiki jalan hidupnya agar
mereka berguna bagi umat manusia dan tanah air !"
"Yu Thay-hiap, welas kasihmu serta rasa peri
kemanusiaanmu yang tebal membuat cayhe tergerak hati dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

merasa sangat kagum" sahut Hoo Thian Heng sambil
tersenyum, "Untuk selanjutnya cayhe tentu akan mengikuti
petunjukmu dan sebisa mungkin mengobralkan rasa cinta
kasihku terhadap umat manusia, namun hal ini pun
tergantung bagaimanakah nasib serta keberuntungan orang2
itu !"
Secara lapat2 Si Kakek Huncwee dari gunung Bong-san
merasa, walaupun nada ucapan Hoo Thian Heng angkuh,
dingin dan sesumbar, namun ia memiliki kegagahan yang luar
biasa, ia memiliki kewibawan dan keagungan yang tak boleh
dipandang enteng oleh siapapun.
Dalam hati diam2 pikirnya:
"Memandang kegagahan serta kepandaian silat yang
dimiliki orang ini, tidak selang beberapa bulan kemudian ia
pasti berhasil menggetarkan seluruh dunia persilatan dan
angkat diri sebagai seorang gembong iblis atau mungkin
sebaliknya jadi tokoh silat yang dikagumi semua orang ".
Berpikir akan hal itu ia mendongak lantas tertawa ter-
bahak2, serunya:
"Semoga saja gembong2 iblis itu bisa bertobat dan berubah
pikiran untuk melakukan perbuatan baik --"
"Hmm ! semoga saja apa yang Yu Thayhiap harapkan bisa
tercapai seperti yang diinginkan !".
Bicara sampai disitu mendadak Hoo Thian Heng melirik
sekejap kearah Tonghong Beng Coe, menjumpai dara itu
masih tundukkan kepala dengan mulut membungkam, ia tahu
gadis itu amat sedih hati, tak kuasa timbul rasa menyesal
dalam hati kecilnya, pemuda itu merasa apa yang
disemprotkan tadi memang rada terlalu keras. memang tidak
pantas mengucapkan kata2 sekasar itu terhadap seorang nona
muda belia. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Karena berpikiran demikian, ia lantas maju dan menjura
kearah Tonghong Beng Coe.
"Nona, harap kau suka memberi maaf atas kelancanganku
mengutarakan kata2 yang tidak sononoh, aku harap nona
jangan pikirkan dalam hati!" ia berkata.
Meskipun Tong hong Beng Coe tidak menyangka manusia
angkuh dan t inggi hati semacam Hoo Thian Heng secara tiba2
bisa minta maaf kepadanya, suatu kejadian yang tak mungkin
terjadi.
Sang gadis jadi terkejut bercampur kegirangan, hatinya
terasa amat manis penuh kehangatan.
Sepasang biji mata Tong hong Beng Coe yang bening jeli
kontan bercahaya terang, kepada Hoo Thian Heng buru2 ia
menjura.
"Aaaah. . . jangan . . . jangan minta maaf kepadaku"
serunya manja. "Sauw hiap kau tak usah sungkan, dalam
kenyataan memang Akulah yang salah, tidak pantas aku
menggunakan hati seorang siauw-jien untuk menuduh yang
bukan-bukan atas seorang Kun-cu, dalam kejadian ini tak bisa
salahkan kalau Sauw-hiap jadi mengambek!"
Menjumpai sepasang muda mudi itu saling mengalah dan
banyak adat, si kakek Hun-cwee dari gunung Bong-san tak
kuat menahan diri lagi, ia mendongak dan tertawa ter bahak2.
"Haaaa...haaaa...haaaa... Hoo Sauw hiap, nona Tonghong,
persoalan yang telah lewat biarkanlah berlalu, kalian
berduapun tak usah berlaku banyak adat lagi, aku lihat
sekarang adalah tugas kira untuk memasuki lembah dan
tuntut keadilan atas diri sepasang malaikat"
"Baik!. Tonghong Beng Coe segera menurut setelah
mendengar ajakan itu. Sepasang pundak bergerak, sang
badanpun meluncur kearah mulut lembah diikuti keempat
orang dayangnya dari belakang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Nona, harap tunggu sebentar!" mendadak Hoo Thian Heng
berseru.
Tonghong Beng Coe segera berhenti dan berpaling, kepada
Hoo Thian Heng tegurnya:
"Hoo-Sauw-hiap, kau masih ada urusan apa lagi.?"
"Nona, aku mohon bertanya, didalam lembah gunung yang
begini luas apakah kau sudah tahu pasti dimana letak tempat
tinggal sepasang malaikat itu?" Hoo Thian Heng bertanya
sambil tersenyum.
Tonghong Beng Coe melengak dari sepasang biji matanya
yang jeli memancarkan cahaya bimbang. Lama sekali, ia
memandangi wajah Hoo Thian Heng dengan pandangan
mendelong untuk kemudian menggeleng.
"Aku tidak tahu, apakah sauw hiap tahu ?"
Sama halnya dengan diri nona sendiri, cayhe pun
menginjak lembah ,an Tjie kok ini untuk pertama kalinya !"
jawab pemuda itu seraya menggeleng.
Sepasang alis Tonghong Beng Coe yang bersembunyi
dibalik topeng berkerut kencang, ia lantas berpaling kearah
sikakek Huncwee dari Gunung Bong san.
"Yu Loocianpwee, apakah kau tahu dimanakah sepasang
malaikat itu berdiam ???"
Namun sebagai jawaban, sikakek Huncwee dari Gunung
Bong-san inipun menggeleng.
"Loolap pun belum pernah detang kemari!"
Si nona berdiam diri.
"Waaah -- kalau begitu terpaksa kita harus melakukan
pengusutan yang teliti dlsekitar tempat ini !" serunya
kemudian. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ehmm, aku rasa memang terpaksa kita harus berbuat
demikian !" "Hoo Thian Heng mengangguk membenarkan.
"Kalau begitu, ayoh kita segera berangkat !" sambung si
kakek Huncwee dari Gunung Bong san.
Tidak menanti jawaban orang lagi, ia tarik tangan murid
kesayangannya Gong Yu, mengeluarkan ilmu meringankan
tubuhnya dan berkelebat ke arah lembah Kan Tjie Kok.
Tonghong Bengcu melirik sekejap kearah Hoo Thian Heng,
kemudian dia menggerakan sepasang pundak, diiringi ke
empat orang dayangnya ia segera berkelebat mengikuti Bong-
san Yen Shu berdua.
Melihat semua orang sudah berangkat, Hoo Thian Heng
segera mengempos napas dan menguntil dibelakang
Tonghong Beng Coe sekalian.
Langkahnya kelihatan begitu tenang, air mukanya biasa
dan sama sekali t idak kelihatan gugup atau tergesa.
Ujung baju tersampok angin, sang badan bergerak
bagaikan awan yang melayang diangkasa, meski kelihatan
sangat lambat dalam kenyataan cepatnya luar biaaa.
Sewaktu si Kakek Huncwee dari gunung Bong san serta
Tonghong Bong Coe sekalian berpaling dan menjumpai
langkah Hoo Thian Hong yang tenang namun mantap, mereka
segera mengenali ilmu meringankan tubuh sianak muda itu
bukan lain adalah "Leng-hi, poh" atau jalan me-layang2 suatu
ilmu meringankan tubuh t ingkat atas.
Dalam dunia persilatan dewasa ini, belum tentu ada
beberapa orang yang berhasil menguasahi ilmu meringankan
tubuh Jalan Melayang2 tersebut.
Bahkan, kemungkinan besar "Oe Lwee Ngo Khi" atau Lima
manusia aneh dari kolong langit pun belum tentu berhasil
mengusahi ilmu meringankan tubuh "Leng hi poo" itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setibanya dimulut lembah, orang2 itu temukan kedua belah
sisi jalan merupakan dinding bukit yyng terjal dan tinggi
menjulang ke angkasa, batu cadas yang tajam dan berbentuk
aneh tersebar di-mana2, antara bukit yang terjal terlintang
sebuah lorong lembah yang sempit lagi kecil, luasnya hanya
muat dua orang jalan berbareng.
Baru saja sikakek Huncwee dari Gunung Bong-san
beberapa orang tiba dimulut lembah, mendadak terasa
pandangan mata jadi kabur, sesosok bayangan manusia
berkelebat lewat, kiranya Hoo Thian Heng yang selama ini
menguntil tertus dibelakang dengan sikap tenang telah
melampaui beberapa orang itu.
Jalan direngah lembah sempit lagi kecil, dua orang jalan
berbarengpun sudah susah dan tak ada ruang kosong, entah
dengan cara bagaimana ternyata pemuda itu berhasil
melampaui beberapa orang tadi dengan aman dan tenteram.
Kepandaian apa yang telah ia gunakan, tak seorang pun
yang tahu, sungguh suatu kejadian yang aneh dan misterius,
membuat orang bergidik dan ngeri...
Setibanya didepan Si kakek Hunewee dari gunung Bong-
san, Hoo Thian Heng segera berseru lirih.
"Silahkan mengikuti diriku!"
Sembari berkata, sang badan melayang kedepan laksana
sambaran kilat cepatnya susah dilukiskan dengan kata2.
Melihat hal itu Si kakek Huncwee dari gunung Bong san
segera berpaling kearah Tonghong Beng Coe dan berseru:
"Nona, ayoh cepatan dikit!"
Diam2 ia mengempos napas, kakinya makin di percepat,
sambil menarik tangan murid kesayangannya Gong Yu,
dengan cepat ia menguntil dibelakang Hoo Thian Heng masuk
kedalam lembah. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tonghong Beng Coe tidak mau berayal, diam-diam iapun
mengempos tenaga kemudian lari mendampingi sikakek
Huncwee dari gunung Bongsan dengan ilmu meringankan
tubuh perguruannya"
"Tui-hong Hwie" atau sutera Terbang Mengejar angin.
Dengan adanya kejadian ini, kasihan keempat orang
dayang tersebut, dalam sekejap mata mereka sudah
ketinggalan beberapa tombak jauhnya.
"Hebat juga nona ini !" pikir Si kakek Huncwee dari gunung
Bong san sewaktu melihat Tonghong Beng Coe berhasil lari
mendampingi dirinya dengan wajah tak berubah, kakek tua itu
merasa sangat kagum, Inilah yang dinamakan ombak
belakang sungai Tiang kang mendorong ombak didepannya,
orang2 generasi Muda menggantikan generasi Tua, aku rasa
dunia persilatan memang sudah sepantasnya jadi milik tunggal
kaum muda mudi !"
Dalam kenyataan jago tua ini tidak tahu, kepandaian silat
yang dimiliki Tong-hong Bong Coe bukan saja sudah
mendapat warisan dari semua ilmu silat yang dimiliki ayahnya
Tongbong Koen, bahkan iapun merupakan anak murid
kesayangan dari Soat-san Sin-nie atau Nie-kouw sakti dari
gunung Es salah satu diantara lima manusia aneh dari Kolong
langit.
Menanti sikakek Huncwe dari gunung Bong-san angkat
kepala memandang pula Hoo Thian Heng yang ada didepan, ia
temukan pakaian warna hijau yang dikenakan pemuda itu
masih berkibar terus tiada hentinya, sang badan bergerak
laksana awan diangkasa, meskipun ilmu meringankan tubuh
yang dimilikinya telah digunakan hingga mencapai puncaknya,
namun sia2 belaka usahanya untuk menyusul sianak muda
tadi, ia tetap ketinggalan satu tombak lebih lima enam
dibekang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Meskipun mulut selat itu amat sempit, namun makin
kedalam selat tadi makin luas, dalam seperminum teh
kemudian medan dihadapannya sudah amat luas dan sama
sekali terbuka.
Hoo Thian Heng yang lari didepan mendadak berhenti,
sepasang matanya dengan tajam memperhatikan kearah
sebuah rimba yang rimbun dan banyak pepohonan kurang
lebih beberapa puluh tombak dihadapannya.
Menjumpai pemuda itu berhenti, sikakek Huncwee dari
gunung Bong san segera mengerti, si anak muda itu tentu
sudah menjumpai sesuatu segera ia mengepos napas dan
meloncat kesamping Hoo Thian Heng.
"Sauw hiapl adakah yang telah kau jumpai??"
Hoo Thian Heng mengangguk.
"Dibalik pepohonan yang lebat dan rimbun berdiri sebuah
rumah gubuk, kemungkinan besar disanalah sepasang
malaikat itu berdiam !"
Sembari berkata ia menuding kearah hutan lebat beberapa
puluh tombak dihadapannya.
Si kakek Huncwee dari gunung Bongsan segera pusatkan
perhatiannya dan menengok kearah mana dituding oleh Hoo
Thian Heng tersebut.
Ketika itu dari tengah udara mendadak melayang lewat
segumpal awan hitam yang segera menutupi sorotan cahaya
putih keperak perakan dari putri malam, seketika itu juga
suasana di sekeliling tempat itu jadi sangat gelap, saking
gelapnya hampir2 apapun tak kelihatan.
Dengan segenap kemampuannya si kakek Huncwee dari
gunung Bong san memandang kemuka namun sia2 belaka
usahanya ini, sebab kecuali benda disekitar sepuluh tombak
yang terlihat juga pepohonan yang lebat-lebat lagi gelap, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

jangan dikata rumah gubuk dimaksudkan, hanya tiang pun
sama sekali t idak kelihatan.
Haruslah diketahui, bilamana tenaga dalam seorang belum
berhasil mencapai puncak kesempurnaan, tidak mungkin
ketajaman matanya bisa menembusi kegelapan dan melihat
jelas benda sejauh sepuluh tombak dalam keadaan semacam
itu.
Meskipun si kakek Hun-cwee dari gunung Bong san sendiri
memiliki tenaga murni hasil latihan selama puluhan tahun dan
ia boleh disebut jago kangouw nomor wahid, namun
bagaimanapun juga ia masih belum bisa menandingi bakat
Hoo Thian Heng, ia kalah jauh kalau dibandingkan sianak
muda ini.
Lagipula Hoo Thian Heng telah menelan pil mutiara dari
Pek tok Giok Tiat" atau sepasang Cecak kumala, meski baru
lewat beberapa hari ia sudah mengalami banyak perubahan,
tenaga dalamnya bertambah lipat ganda, matanya tambah-
tajam, tubuhnya tambah ringan dan gesit, benda sejauh dua
puluh tombak dapat ia lihat dengan jelas dan nyata.
Sementara itu Tong-hong Beng Coe pun telah menyusul
datang, apa yang sedang dibicarakan si kakek Huncwee dari
gunuug Bong-san dengan Hoo Tnian Heng bisa ia dengar
semua dengan nyata, karena itu habis mendengar perkataan
itu dara inipun alihkan sinar matanya mengawasi kedepan:
Namun... seperti halnya sikakek Hun-cwee dari gunung
Bong-san iapun tak berhasil menemukan sesuatu apapun
kecuali kegelapan yang mencekam seluruh jagad.
Tak kuasa dengan suara lirih Tong hong Beng Co bertanya
kepada sianak muda itu.
"Hoo Sauw-hiap! kenapa aku tidak temukan sesuatu
apapun ???" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dasar watak seorang bocah perempuan, tabiat nya angkuh,
sombong dan tinggi hati, ia anggap ilmu silat yang dimilikinya
melebihi orang lain dan tak pernah pandang sebelah mata
kepada orang lain, namun sejak melihat betapa dahsyatnya
tenaga lweekang serta ilmu meringankan tubuh dari Hoo
Thian Hong terhadap kesempurnaan ilmu silat anak muds ini,
dara tersebut menaruh rasa kagum dan memuji tiada
hentinya.
Ditambah lagi Hoo Thian Hong memiliki wajah yang
ganteng, gagah dan mempesonakan hati setiap gadis..
Dicari sesungguhnya, ia sudah jatuh cinta terhadap lelaki
sombong, lelaki t inggi hati ini.
Hanya yaa, memang dasar watak umum dari setiap gadis,
ia memiliki sifat congkak dan suka menjaga gengsi diri sendiri,
meski dalam hati amat mnyintai lelaki itu, namun ia merasa
kurang enak untuk mengutarakan serta memperlihatkan rasa
cinta dan sayangnya . . .
perempuan tetap perempuan, memang makhluk paling
aneh dikolong langit. Ingin menunjukkan rasa cintanya namun
tak berani melakukan, dalam hati sayangnya bukan main
namun mulut tetap membungkam, apa sebabnya perempuan
bisa begitu?? sungguh membuat orang tak paham, mungkin
inilah sudah sifat alam setiap gadis??? entahlah ...
Demikianlah, ditengah bisik lirih dari Tong hong Beng Coe
barusan, bukan saja suaranya lirih, bernadakan manis dan
merdu bahkan membawa kemanjaan yang merupakan ciri
khas seorang perempuan.
Meskipun begitu, Hoo Thian Heng tidak ambil pusing,
sianak muda itu tetap berlagak pilon. Mungkin pemuda ini
memang tak tahu akan sifat2 aneh kaum gadis, mungkin juga
ia tahu hanya pura2 berlagak tak mengerti. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sebab pada waktu itu, seluruh perhatiannya sedang
dipusatkan kedepan mengawasi gerak-gerik rumah gubuk
dihadapannya.
Haruslah diketahui, sepasang Malaikat dari gurun Pasir
merupakan salah satu diantara sepuluh manusia sesat yang
menggetarkan sungai telaga, bukan saja ilmu silat yang
dimiliki sangat lihay tiada tandingannya. bahkan merekapun
merupakan gembong2 iblis yang tersohor paling licik, paling
kejam diantara sepuluh manusia sesat lainnya.
Pepatah kuno mengatakan, "Naga sakti yang tangguh tak
akan melawan ular setempat." Lembah Kan- Tjie Kok
merupakan sarang dari sepasang malaikat, kedua iblis itu
menguasai daerah kekuasaannya bagai melihat jari2 tangan
sendiri, sedangkan diantara mereki beberapa orang itu baru
mula pertama menginjak lembah tersebut, terhadap daerah
disekelilingnya tidak begitu menguasai, dalam hal ini Sepasang
Malaikat sudah menang posisi lebih dahulu.
Dengan andalkan kepandaian silat serta tenaga murni yang
dimiliki, meskipun tidak jeri terhadap segala macam bokongan
atau perangkap2 yang sengaja dipasang sepasang Malaikat,
namun musuh dalam posisi gelap dan diri sendiri dalam
keadaan terang, bagaimanapun juga posisinya kurang
menguntungkan.
Bukan begitu saja, keselamatan si Kakek Hun-cwee dari
gunung Bong-san bertujuh pun merupakan jaminan serta
kewajibannya untuk melindungi, seumpama ia sedikit teledor
sehingga salah satu diantara mereka berhasil dilukai sepasang
Malaikat, bukankah kejadian ini akan sangat memalukan
dirinya?????
Musuh tangguh ada didepan mata, mana berani ia
cabangkan pikiran dan menjawab pertanyaan nona itu???
Oleh sebab itu, sehabis mendengar pertanyaan tadi sianak
muda tersebut tertawa sombong, sahutnya sembarangan: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Jaraknya amat jauh nona, mana dapat kau lihat
tegas.????"
Meskipun perkataan ini diutarakan tanpa mengandung
maksud apapun, namun jelas siapapun akan merasa dibalik
ucapan tadi tersembunyi arti tak pandang sebelah matapun
terhadap si nona.
Inilah yang dikatakan pepatah sebagai "Yang berbicara
tiada maksud, yang mendengar mendapat arti"
Kontan air muka Tong-hong Beng Co berubah hebat,
sepasang alisnya menjungkat, gengsinya benar2 tersinggung,
nona ini merasa terhina dan dipandang enteng oleh pihak
lawan.
"Hmmm! kau terlalu sombong dan jumawa" pikirnya
didalam hati. "Kalau tidak kuperlihatkan satu dua jurus
kepandaian silatku, kecewa aku jadi ahli waris Soat san Sin-nie
salah seorang diantara Lima orang manusia aneh dari kolong
langit!"
Karena dalam hati berpikir demikian, ia segera mendengus
dingin, sang badan berkelebat cepat, dengan ilmu
meringankan tubuh "Tui-Hong Hwie-sie" atau Sutera Terbang
mengejar Angin, ia berkelebat kearah depan.
Walaupun dara itu menguasahi ilmu silat dari dua keluarga,
apa yang dikuasahi telah mencapai puncak kesempurnaan,
namun Hoo Thian Heng pun bukan manusia biasa, ketika
merasa dari sisi tubuhnya menyamber lewat desiran tajam ia
lantas sadar.
Baru saja Tong-hong Beng coe melejit kede pan, lengan
kanan sianak muda itu laksana kilat telah diulur dan
menyambar pergelangan nona tersebut.
"Kau ingin mencari mampus ?" hardiknya lirih.
Secara tiba2 pergelangan tangannya dicekal, sebagai
makhluk manusia yang memiliki daya refleks tanpa disadari Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

gadis itupun memberikan perlawanan ilmu Boe-siang Sian-
kang" ajaran gurunya Soat san Sin-Nie yang telah dipesan
wanti2 jangan digunakan bilamana tidak perlu segera
disalurkan mengelilingi seluruh badan kemudino meronta
keras.
Baru saja jari tangan Hoo Thian Heng menempel diatas
pergelangan Tong-hong Beng Coe secara tiba2 ia merasakan
dari lengan nona itu memancarkan suatu daya pantul yang
kuat membuat seluruh lengannya menjadi kesemutan.
Hoo Thian Hang amat terperanjat, buru2 hawa murni "Kan
Goan Ceng Khie Sin Kang" nya disalurkan menembusi lengan
kanan kemudian menyebar kelima jari, dengan paksakan diri
ia pertahankan cengkeraman nya.
Tonghong Beng Coe amat terkesiap, ia sudah
menggunakan tenaga murni "Boe Siang Sinkang" untuk coba
meronta, nyatanya bukan saja gagal meloloskan diri dari
cekalan tangan Hoo Thian Heng, bahkan ia merasa ada
segulung tenaga tekanan yang sangat berat menerobos keluar
melalui jari2 tangan sianak muda itu.
Sementara ia bersiap menambahi tenaga lwekangnya
menjadi dua lipat ganda, mendadak terdengar Hoo Thian
Heng menghardik dengan suara lirih namun tajam:
"Simpan kembali tenaga murnimu nona, atau nanti kau tak
dapat menahan tenaga Kian Goan Ceng khie Sin-kang ku
sehingga salah tangan melukai dirimu!"
"Kian Goan Ceng-khie Sin-kang" enamn patah kata begitu
nyelonong masuk kedalam telinganya
Tong-hong Beng Coe terperanjat buru2 ia menurut dan
membuyarkan kembali tenaga Sian-kangnya.
Kiranya gadis itu pernah mendengar suhunya Soat-sin Sin-
nie mengungkapkan tentang persoalan itu, ilmu sakti "Boe
Siang Sian-kang" merupakan kepandaian ist imewa dari kaum Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pendeta yang tiada tandingan dalam dunia persilatan dewasa
ini kecuali semacam ilmu yaitu "Kian Goan Ceng-khie Sin-
kang."
Menurut suhunya, ilmu sakti "Kian Goan Ceng khie Sin-
kang." memiliki daya pukulan yang lebih besar daripada ilmu
sakti "Boe Siang Sian kang" cuma ilmu sakti "Kian Goan Khie
sin-kang" ini merupakan ilmu mujijat yang sudah ribuan tahun
lamanya lenyap dari permukaan bumi.
Ratusan tahun berselang, dalam dunia persilatan memang
pernah dikabarkan ada seorang manusia aneh yang berhasil
menguasai ilmu sakti yang telah lenyap ribuan tahun
berselang ini, cuma tak seorangpun pernah menjumpai
manusia aneh tersebut.
Berpikir sampai disitu, tak kuasa ia lantas berpikir:
"Mungkinkah dia adalah anak murid si manusia aneh dari
Bu-lim yang pernah diberitakan pada seratus tahun
berselang?"
0leh sebab itu tidak aneh kalau Tong hong Beng Coe amat
terperanjat setelah mendengar di sebutkannya ilmu sakti "Kian
Goan Ceng Khi Sin-kang" tentu saja tanpa banyak cincong
hawa murninya dibuyarkan.
Menanti Tonghong Beng Coe telah menarik kembali seluruh
hawa murninya tenaga tekanan yang muncul dari balik jari2
tangan Hoo Thian Heng semakin lemah dan akhirnya lenyap
sama sekali.
"Nona! apa hubunganmu Soat san Sin-nie?" tiba2 Hoo
Thian Heng bertanya.
Tonghong Beng Coe tertegun, ia lantas tahu tentu Hoo
Thian Heng bisa menebak asal-usulnya karena kenal dengan
ilnu "Boa Siang kang" tersebut.
Sementara itu sianak muda tadi telah melepaskan cekalan
pada pergelangan tangan kanan sang dara. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Dia adalah guruku?" terpaksa nona itu menjawab dengan
serius.
Meskipun tanya jawab yang dilakukan kedua orang itu
amat lirih, tapi si Kakek Huncwee dari gunung Bong san yang
ada beberapa depa disisi mereka dapat menangkap semua
pembicaraan itu dengan jelas, segera ia berpikir dalam
hatinya:
"Tidak aneh kalau ilmu meringankan tubuh yang dimiliki
budak cilik ini amat lihay dan bisa mengimbangi kecepatan
kakiku yang sudah kulatih selama puluhan tahun dengan
susah payah, kiranya dia adalah ahli waris dari si Niekouw
sakti dari Gunung Es".
Mendadak ucapan "Kian Goan Ceng Khie Sinkang"
berkelebat kembali didalam benaknya, kontan si orang tua ini
terkesiap.
"Aaaah----mungkinkah sianak muda ini adaliah anak murid
manusia aneh itu ?---- tapi mustahil kalau manusia aneh itu
masih hidup dikolong langit" pikirnya kembali.
Sementara sikakek Huncwee dari Gunug Bong san dibuat
tercengang, kaget dan ter-heran2 terdengar Hoo Thian Heng
telah berkata kembali dengan suara lirih:
"Tabiat sepasang malaikat dari gurun pasir amat licik, buas,
keji dan sadis, tak boleh terlalu enteng kita pandang mereka,
lagipula musuh ada ditempat gelap sedang kita ada ditempat
terang, setiap penjuru sangat tidak menguntungkan posisi
kita, aku minta nona jangan bertindak sembrono lagi, agar
supaya kita bisa terhindar dari bahaya pembokongan" .
Nada ucapan Hoo Thian Heng kali ini walaupun masih
bernada berat dan rendah namun tidak lagi dingin serta
hambarnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tentu saja hal ini disebabkan sianak muda itu sudah tahu
apa hubungan sebenarnya antara Tong hong Beng Coe
dengan Soat-san Sin-nie.
Bukan saja tak kedengaran dingin atau hambar, bahkan
mengandung maksud memperhatikan keselamatannya.
Tonghong Beng Cue merasa hatinya nyaman, manis dan
hangat, segera ia mengangguk tanda mengerti.
Dalam pada itu keempat orang dayang Tonghong Beng
Coe-pun secara beruntun telah tiba disana.
Dengan sepasang matanya yang tajam Hoo Thian Hong
menyapu sekejap kearah si Kakek Huncwee dari gunung
Bong-san, lalu ujarnya kembali:
"Yu thay-hiap, kalian beberapa orang bersembunyi saja
disekitar pepohonan yang lebat ini, aku serta nona Tonghong
akan berangkat kesana untuk melihat2"
Habis berkata tanpa menanti jawaban dari si kakek dari
gunung Bong san lagi ia segera menarik ujung baju sang dara
sambil berseru:
"Ayoh berangkat!"
Bersamaan dengan itu, badannya mencelat sejauh tujuh
delapan tombak, jaraknya dengan gubuk tinggal sepuluh
tombak.
Buru2 Tonghong Beng Coe menggerakkan badannya
menyusul dari belakang, selama ini gadis tersebut bungkam
terus dalam seribu bahasa.
Hoo Thian Heng benar2 bernyali besar, badannya bergerak
terus untuk kemudian berhenti kurang lebih dua tombak di
depan gubuk tersebut.
Dipandang sepintas lalu wajahnya kelihatan tenang
sedikitpun tak ada perubahan namun kenyataan ia merasa
sangat tegang, seluruh perhatiannya dipusatkan jadi satu, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sikapnya tenang dan hawa murni disiap siagakan, asal dari
balik gubuk itu menunjukkan tanda2 mencurigakan, ia akan
segera melancarkan serangan.
Lama sekali Hoo Thian Heng serta Tonghong Beng Coe
menanti diluar gubuk, menjumpai disekitar sana tidak
menunjukkan gerak-gerik atau pertanda apapun, timbul rasa
curiga dalam hati mereka berdua, pikirnya:
"Sepasang malaikat dari Gurun Pasir bukan sembarangan,
tenaga lwekang yang mereka miliki sangat lihay, mustahil
dengan kedatangan nona Tonghong sampai jarak dua tombak
dari gubuk mereka masih belum diketahui, apalagi kamipun
tidak menyembunyikan jejak, tidak mungkin sepasang
malaikat itu tak tahu.
Mungkinkah kedua orang gembong iblis ini sudah kena
dicelakai orang?? mengapa tidak kujajal keadaan yang
sebenarnya??... "
Karena punya pikiran yang demikian, ia lantas
membungkuk dan memungut dua biji batu sebesar telur
kemudian dianggap sebagai senjata rahasia segera ditimpuk
kearah gubuk.
"Plaaak! Plaaaaak" dua kali bentrokan keras bergema
memecahkan kesunyian yang mencekam malam gulita itu.
Namun setelah dua suara itu tadi lewat, bukan saja
suasana disekeliling tempat itu pulih kembah dalam
keheningan, bahkan dari dalam gubuk itupun tidak
menunjukkan adanya suatu pertanda ataupun gerak gerik.
"Sungguh aneh, mengherankan" pikir sianak muda itu
setelah melihat percobaannya tidak menimbulkan reaksi.
"Tidak selayaknya sepasang malaikat itu membiarkan orang
asing mengganggu ketenteraman sarangnya, atau mungkin
mereka tak ada dirumah dan kebetulan sedang pergi
meninggalkan sarangnya ?. . . " Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Berpikir sampai disitu, Hoo Thian Heng segera berpaling
dan pesannya kepada Tong hong Beng Coe yang ada
disisinya.
"Nona! coba kau tunggu sebentar disini, aku hendak maju
kedepan untuk melakukan pemeriksaan lebih teliti!"
Habis bicara, tanpa menanti jawaban dari gadis itu lagi,
badannya segera berkelebat kedepan, kipasnya disentak
terbuka kemudian dari tangan kanan dipindahkan ketangan
kiri sementara hawa murninya disalurkan ketangan kanan siap
menghadapi segala kemungkinan.
Setibanya didepan gubuk, sianak muda itu merandek
sejenak, setelah ragu2 sesaat akhirnya ia melangkah masuk
kedalam.
Melihat pemuda itu melangkah masuk kedalam gubuk,
Tong hong Beng Coe sangat kuatir, ia merasa perbuatan Hoo
Thian Heng sama artinya menempuh mara bahaya.
Tanpa menghiraukan pesan pemuda itu lagi, ia segera
menghunus pedangnya kemudian meloncat kedepan pintu
gubuk dan langsung menerjang kedalam
Namun.. ketika ia t iba dalam gubuk itu, seketika Tong-hong
Beng Coe berdiri terpaku.
Suasana dalam ruangan itu sunyi senyap tak terdengaran
sedikit suarapun, bahkan saking heningnya mendatangkan
suasana seram, ngeri dan menakutkan.
Diatas lantai rebah terlentang dua sosok tubuh yang kurus
kering, kedua orang itu adalah kakek tua yang sudah berusia
enam puluh tahunan, mulut mereka penuh berlepotan darah.
Salah satu diantara kedua kakek itu sudah putus nyawa,
sedang yang lainnya masih hidup meskipun napasnya sudah
amat lemah dan tinggal satu2nya, sementara Hoo Thian Heng
berdiri disisi mayat dengan wajah tercengang bahkan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kelihatan begitu tertegun sampai tak kedengaran sedikit
suarapun.
Tong-hong Beng Coe tak dapat menahan diri sehabis
melihat peristiwa itu, ia maju menghampiri sianak muda itu
dan berseru:
"Hoo Sauw hiap, apa artinya semua ini ? bukankah mereka
adalah sepasang malaikat dari gurun pasir ???"
Hoo Thian Heng mengangguk.
"Dipandang dari dandanannya tak bakal salah lagi mereka
adalah sepasang malaikat dari Gurun Pasir, Ia menjawab.
"Agaknya kedatangan kita orang sudah terlambat satu
langkah, entah mereka telah roboh ditangan siapa.. ."
Dugaan pemuda itu sedikitpun tidak salah, kedua orang
kakek tua yang roboh menggeletak di atas lantai adalah
Sepasang Malaikat dari Gurun Pasir, yang sudah mati adalah
Toa sat atau si kakak dan yang masih kempas kempis menanti
ajalnya adalah Jie-sat atau sang adik.
Hoo Thian Heng segera menghampiri sikakek atau Jie sat
yang belum mati itu, kepadanya segera ia menegur.
"Eeeeiii... Setan tua, siapa yang mencelakai dirimu ???"
Mendengar ada suara teguran, kakek tua itu lambat2
membuka matanya, setelah memandang wajah pemuda itu
sejenak lalu sahutnya.
"Peng Pok Sin Mo! ..."
Meski telah menjawab, suaranya lirih dan lemah sekali.
"Apa?? Peng Pok Sin Mo??" seru Hoo Thian Heng
tercengang se-akan2 berita tersebut tak masuk dalam
akalnya.
Peng Pok Sin Mo atau si Iblis Sakti Bayangan Es adalah
pemimpin dari Boe lim Sip Shia atau Sepuluh manusia sesat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dari rimba persilatan, kepandaian silatnya lihay dan
merupakan manusia paling ditakuti di kolong langit dewasa
itu.
Kini dikabarkan ia telah membinasakan Sepasang malaikat
dari Gurun Pasir, dua anggota di antara sepuluh manusia sesat
dari dunia persilatan, suatu keanehan yang tak mungkin
terjadi. Apa sebabnya gembong iblis itu membunuh
anggotanya sendiri??? suatu kejanggalan yang tak masuk
diakal.
Tong-hong Beng Coe yang selama ini membungkam
disamping gelanggang, saat ini tak dapat menahan sabar lagi,
ia bermaksud cepat2 balaskan sakit hati mendiang ayahnya.
Karena tidak ingin me-nyia2kan waktu sehingga keburu
Malaikat kedua inipun menemui ajalnya, sang badan segera
maju kedepan sembari membentak.
"Setan tua, sebenarnya apa kesalahan yang telah dilakukan
ayahku sehingga kalian berdua memusuhi ayahku??? mengapa
kalian membokong ayahku sampai menemui ajalnya???
bangsatl!!! ayoh cepat jawab!"
Dari bentakan ini, Jie-sat segera mendapat tahu sepasang
muda mudi yang didepannya saat ini tentu musuh2nya ia tidak
takut, sebab kakek iblis ini sadar jiwanya sebentar lagi bakal
habis.
Karena itu kena dibentak, bukannya terjelos, malahan ia
balas mengawasi gadis itu tajam2.
"Nona! siapa sih ayahmu itu?" ia bertanya.
"Tonghong Koen!"
Tiba2 dari kelopak mata Jie sat yang sudah keriput
mengembang air mata, sementara wajahnya berobah hebat
dan kelihatan semakin bengis. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Oooou.. jadi Nona adalah keturunan dari Tonghong
Koen?" Serunya lirih, suaranya makin lemah "Aaaai--.! nona,
memang kuakui terus terang, ayahmu mendiang telah
menemui ajalnya di tangan kami dua bersaudara, kemudian
mustika yang ia simpanpun berhasit kami rampas ..... tapi..
tapi---justru karena perbuatan kami itulah sekarang kami dua
bersaudara harus menemui ajalnya pula ditangan Peng Pok
Sin-mo, inilah kesalahan yang kami perbuat dan harus kami
tanggung jawab sendiri resikonya, karena tamak dan ada niat
jahat untuk mengincar barang milik orang lain, akhirnya
kamipun harus menerima nasib seperti ini..."
Memang sudah jamak, di-saat2 menjelang kematiannya,
barang siapapun perduli dia manusia yang paling jahat, paling
kejipun tentu akan menunjukkan penyesalannya.
Tidak luput hal inipun menimpah diri Jie-sat meskipun
semasa hidupnya banyak perbuatan keji yang telah dilakukan,
namun setelah malaikat elmaut akan mencabut jiwanya, iapun
memperlihatkan rasa sesal yang amat mendalam.
"Apa kau bilang ?" Seru Tong-hong Beng Coe dengan nada
tercengang, "Mustika apa yang berhasil kalian rampas dari
tangan ayahku ?"
"Bukankah bukankah nona tahu akan pedang panjang milik
mendiang ayahmu... ?" Seru Jie-sat. "Bukankah diujung
gagang pedang itu terdapat ronce atau pita panjang yang
ditaburi dengan kumala Hoeit Tjoe ?"
"Ehmmm ! benar ...." Tong-hong Beng Coe segera
mengangguk membenarkan perkataan itu. "Memang benar
diujung gagang pedang ayahku terdapat kumala seperti itu
...."
"Nah, itulah dia, bencana tersebut datangnya dari pita
bertaburkan kumala tersebut..." katanya . . . katanya didalam
Giok Pei atau kumala itu tersimpan sebuah peta lukisan yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ada hubungan ....ada hubungan dengan kitab ilmu silat maha
sakti yang terpendam disuatu tempat ...."
"Aaaaah . . !" tak tahan Tong-hong Beng Coe berseru
tertahan, sambil menatap Malaikat kedua ini tajam2, serunya:
"Dimana kumala giok-pei itu ? sekarang benda itu ada
dimana ?"
Jie-sat menyeringai seram:
"Telah dirampas Peng Pok Sin-mo!" "sahutnya.
Dari dalam sakunya tiba2 Tonghong Beng Coe
mengeluarkan pisau belati milik si kakek Hun-cwee dari
gunung Bong-san, kemudian tanyanya lagi:
"Bagaimana dengan pisau belati ini ? sebenarnya apa yang
telah terjadi ?"
Sementara Jie-sat siap menjawab, tiba2 seluruh badannya
berkelejet keras, ia tahu saat kematiannya telah tiba, namun
kakek tua itu coba mempertahankan diri, sambil mengempos
tenaga terakhirnya ia hendak menjelaskan duduknya perkara
namun sayang seribu kali sayang, walaupun ia ada maksud
takdir t idak mengijinkan ia berbuat demikian.
"Nona.. nona ...loolap...suuu....sudah tak tak bertenaga
untuk me... menerangkan duduknya per. . . perkara, kaaa..
kalau ingin taaa ....tahu yang le ..lebih jelas,. per-pergi dan
cari. lah.. Peng ,. .. Peng Pok-. . ."
Belum sempat ia menyelesaikan kata2nya, takdir telah
menentukan sukmanya terus berangkat sepasang kaki
menjejak kejang, dan nyawa pun melayang keluar dari
raganya untuk kemudian menghadap Raja Akherat.
oooo0oooo
HOO THIAN HENG merasa pasti, setelah Peng Pok Sin-mo
berhasil membinasakan sepasang malaikat dan merampas
peta petunjuk dimana terpendam kitab mustika "Yoe Leng Pit Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kip", tak mungkin ia kembali ke pulau Thian Bun To dimana ia
menjadi To cu pemilik pulau tersebut.
Pastilab iblis sakti Bayangan Es atau Peng Pok Sin-mo ini
langsung mengikuti petunjuk tersebut berangkat ke tempat
yang dimaksudkan sebagai tempat terpendamnya kitab
mustika kemudian menggali, menemukan dan bersembunyi
disebuah hutan yang jauh terpencil untuk mempelajari isinya.
Sepasang Malaikat dari Gurun pasir telah mati, kemana
Peng Pok Sin Mo pergi? tak seorangpun yang tahu, mungkin
untuk mencari jejaknya saja harus membuang banyak waktu
dan tenaga.
Kepandaian silat yang dimiliki Iblis bayangan es ini bukan
main dahsyatnya, terutama sekali ilmu Peng Pok Mo-kang nya
amat lihay, dahsyat dan menyeramkan, karena keunggulan
inilah ia berhasil merampas kedudukan sebagai pemimpin
sepuluh manusia sesat dari dunia persilatan dan angkat diri
sebagai gembong iblis paling lihay dalam dunia persilatan
dewasa ini.
Seumpama kitab must ika "Yoe Leng Pit Kip" kena
ditemukan oleh gembong iblis ini, kemudian menyembunyikan
diri dipegunungan terpencil dan mempelajarinya, lama
kelamaan kepandaian silat yang sudah lihay akan jauh lebih
dahsyat sampai terjadi keadaan seperti itu tokoh Bulim
manakah yang bisa mengalahkan dan menaklukkan dirinya? ..
Kalau gembong Iblis itu tidak cepat2 dicari dan peta
mustika itu buru2 dirampas, mungkin akibat yang bakal terjadi
sukar dibayangkan mulai sekarang.
Dalam hati sianak muda itu segera berpikir:
"Giok-pei kumala tersebut berhasil dirampas Sepasang
Malaikat dari gurun pasir dari tangan Tonghong Koen dus
berarti peta mustika itu pernah mereka lihat. Kemungkinan
juga mereka pun tahu dimana letak disimpannya kitab mustika
tersebut. Mengapa tidak kutanyakan saja di mana kitab Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pusaka tersebut terpendam? bukankah dengan begatu lebih
gampang buat kami untuk mengejar dan merampas kembali
mustika itu!"
Ingatan ini laksana kilat berkelebat dalam benak Hoo Thian
Heng.
Pada saat ingatan tadi berkelebat lewat, pada saat itulah
Jie sat lagi pejamkan matanya sambil berkelejat, segumpal
hawa akhirnya belum sempat tersebar buyar.
Laksana kilat sianak muda itu mengulur sepasang
tangannya dan menempelkan diatas tubuh Jie-sat, sebelah
tangan ditempelkan pada Jin-tiong Jie-sat sementara tangan
yang lain ditempelkan keatas dadanya, hawa murni segera
disalurkan melalui telapak tangan menembusi ulu hati Jiesat
dan lambat2 meluncur kedalam tubuh melindungi hawa akhir
dari Jie-sat agar jangan, keburu buyar.
Dengan tindakan ini, Hoo Thian Heng berhasil memaksa
sukma Jie-sat tertahan untuk sementara waktu dalam rongga
badan kasarnya.
"Hey apakah kau pernah melihat sendiri peta mustika itu?"
dengan sepasang mata berkilat dan menatap Jie sat tajam2,
teriaknya lantang.
"Tahukah kau dimana kitab pisaka itu terpendam ?"
Sebenarnya hawa akhir dalam tubuh Jie sat sudah hampir
buyar, secara tiba2 menyusup datang segulung aliran panas
dari telapak sianak muda menembusi ulu hatinya, hawa akhir
segera terlindung dan mengumpul kembali, semangatnya
kembali berbangkit dan sekilas rasa kejut melintas diatas
wajahnya.
Namun dalam keadaan seperti ini, tiada kesempatan
baginya untuk berpikir banyak, ia tak sempat untuk berpikir
siapakah sianak muda yang berada dihadapannya, iapun tak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dapat membatin secara bagaimana seorang anak muda bisa
memiliki tenaga lwekang demikian dahsyat ....
Mendengar pertanyaan itu, simalaikat kedua segera
berpaling kearah Hoo Thian Heng, tersenyum dan
mengangguk.
"Meuurut catatan diatas peta petunjuk tersebut, kitab
pusaka itu terpendam dilembah Pek Yan Gay gunung In Boe
san yang termasuk di Propinsi In lam. kemungkinan besar
pada saat ini Peng Pok Sin-Moo telah berangkat menuju
kesana jikalau sauw hiap ada maksud mengejar iblis tua itu,
berangkatlah sekarang juga. seumpama kata siblis tua itu
yang berhasil dapat menemukan kitab pusaka itu, ia pasti jauh
menyingkirkan dari suatu tempat yang terpencil, dimana ia
akan berlatih rajin, kalau sampai terjadi begitu sulitlah buat
kalian untuk menemukaa jejaknya kembali "
Setelah peroleh keterangan yang dibutuhkan, Hoo Thian
Hong pun menarik kembali sepasang telapaknya.
Seketika itu juga malaikat kedua muntah darah segar,
badannya berkelejit, sepasang mata melotot dan putus nyawa,
kali ini sukmanya benar2 meninggalkan raganya untuk
melaporkan diri pada raja Akhirat.
Dalam pada itu sikakek Huncwee dari Gunung Bong san,
murid kesayangannya Gong Yu, beserta keempat dayangnya
Tong hong Bong Coe secara beruntun telah menyusul ke
dalam gubuk.
"Kini, urusan sudah tertera amat jelas, bagai mana menurut
pendapat kalian berdua ?" Tanya Hoo Thian Hong sambil
menatap wajah sikakek Hunewee dari Gunung Bong-san serta
Tong hong Beng Coe dua orang.
"Meskipun ayahku bukan mati ditangan Peng Pok Sin-mo"
jawab Tong hong Beng Coe tanpa berpikir panjang lagi.
Namun kalau bukan dia yang menganjurkan sepasang
malaikat dari gurun pasir untuk merampas mustika milik Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ayahku, tidak nanti ayahku bisa dibunuh oleh sepasang
malaikat itu, mengingat pula diantara ayahku dengan
Sepasang Malaikat dari Gurun Pasir tidak terikat dendam
ataupun sakit hati. Maka dari itu bicara pulang pergi iblis tua
itulah penyebab kematian ayahku, walaupun bukan ia yang
turun tangan namun sama saja ayahku terbunuh
ditangannya!"
Bicara sampai disitu, sepasang matanya mendadak
memandarkan cahaya tajam, sambil gertak gigi terusnya
sengit:
(OodwoO)

Jilid 3
"WALAUPUN ilmu iblis Pek Mo-kang yang jauh dimiliki iblis
tua itu menjagoi seluruh kolong langit, nama besarnya
terderet sebagai pemimpin Sepuluh Manusia Sesat dan
kepandaian silatnya sukar dilukiskan dengan kata2, meskipun
ilmu silat aku Tong hong Beng Coe cetek, tak becus dan
bukan tandingan iblis tua itu, namun dendam berdarah atas
kematian ayahku lebih dalam dari samudra aku bersumpah
akan menuntut balas meski badan harus hancur lebur, dengan
andalkan kepandaian yang ku miliki, aku hendak ada jiwa
dengan iblis tua itu."
Tidak malu gadis ini menyebut dirinya sebagai akhli waris
tokoh kenamaan, walaupun cuma seorang gadis namun
keberanian, kebaktian, kegagahannya serta kekerasan hatinya
tidak kalah dibandingkan dengan kaum pria.
Si kakek Huncwee dari gunung Bong san yang mendengar
ucapan itu, hatinya betul2 terharu. Diam2 ia ambil keputusan
untuk membantu usaha nona itu dalam membalaskan dendam
kematian ayahnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Haruslah diketahui, walaupun ilmu silat yang dimiliki si
kakek Huncwee dari gunung Bong san amat lihay, dan-la
termasuk tokoh nomor wahid dalam cincin persilatan dewasa
ini, namun kalau dibandingkan dengan Peng Pok Sin mo
pemimpin sepuluh manusia sesat, ia masih ketinggalan jauh-
siorang tua itu saeiar1 bahwa dia masih bukan tandingannya.
Tetapi keadaan pada saat ini jauh berbeda. Tong hong
Beng Coe hanya seorang nona yang masih muda, meskipun
tahu bahwa kepandaiannya bukan tandingan lawan, namun ia
memiliki keberanian untuk adu jiwa dengan iblis tua itu.
Apalagi dia adalah seorang tokoh silat yang sudah tersohor
puluhan tahun lamanya, masa ia harus kalah dengan seorang
nona.
oleh sebab itulah ditengah kobaran semangat Tong hong
Beng Coe muncul juga semangat jantan dalam benak sikakek
Hun cwee dari gunung Bong san, ia bulatkan tekad untuk
membantu sang dara itu dan memusuhi Peng Pok sin mo yang
tersohor.
Tentu saja, dibalik persoalan ini masih tersembunyi alasan
lain, yaitu menyangkut golok emas sisik ikannya, ia berniat
mencari Peng Pok sin-mo untuk menanyai persoalan ini
sampai jelas dan menuntut keadilan darinya.
Baru saja Tong bong Beng Coe menyelesaikan kata2nya,
dari sepasang mata sikakek Hun cwee dari gunung Bong-san
memancarkan cahaya tajam, sambil menatap gadis itu ia
tertawa ter-bahate.
"Haa - - haa - - haa - - tidak malu nona menyebut dirinya
sebagai ahli waris perguruan kenamaan, cukup andalkan
keberanian serta kebaktianmu ini sudah cukup membuat
orang merasa amat kagum " Ia merandek sejenak, lalu
terusnya:
"Sepanjang hidup ayahmu gagah dan mulia hatinya,
meskipun loohu belum pernah saling jumpa dan saling Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

berkenalan, namun sudah lama aku mengaguminya, kini
ayahmu mati dalam keadaan kecewa, berdiri diatas keadilan
yang ditegakkan dalam Bu-lim, tidak pantas kalau loohu
berpeluk tangan belaka, disamping itu untuk mencari jelas
duduknya perkara akan golok emas sisik ikan yang digunakan
mereka kejantanan tersebut, loohu pun tak boleh bungkam
diri. seandainya nona tidak merasa keberatan bagaimana
kalau sekarang juga kita berangkat ke gunung Im Boe san
untuk mengejar iblis tua itu dan menjajal kehebatan ilmu iblis
Peng Pok Mo kang dari setan tua itu ?"
"Nona Tong-hong " Hoo Thian Heng yang ada disamping
mendadak menimbrung dengan nada dingin.
"Dendam sakit hati ayahmu memang termasuk persoalan
penting, namun masih ada satu masalah yang jauh lebih
penting daripada urusan membalas dendam "
Tong-hong Beng Coe maupun sikakek Huncwee diri gunung
Bong-san terperanjat, sambil menatap wajah sianak muda itu
tanyanya hampir berbareng: "Persoalan apakah itu sauw
hiap?"
Hoo Thian Heng tertawa angkuh.
"Tahukah kalian berdua apa sebabnya Tong-hong Tiiay
hiap dibunuh ?" ia bertanya.
"sebab dalam Giokpei kumala yang tergantung digagang
pedang ayahku tersimpan peta mustika yang menyangkut
kitab pusaka yoe Lan pit Kip " jawab sang nona.
"Nah, itulah dia " seru Hoo Thian Heng sambil
mengangguk-
"Kitab pusaka yoe Leng pit Kip adalah kitab kuno yang
sakti, dalam kitab tersebut tercatat ilmu silat serta sin kang
maha sakti yang tiada tandingan dikolong langit dewasa ini,
asalkan seseorang berhasil mempelajari salah satu saja
diantara ilmu sakti yang tercantum dalam kitab itu, sudah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

cukup bagi orang itu untuk malang melintang dalam dunia
persilatan dan sulit menemukan tandingan. Jikalau kita
biarkan kitab tadi diperoleh Peng Pek Stn-mo untuk kemudian
berhasil ia latih salah satu diantara ilmus sakti itu, bukan saja
sakit hati nona Tonghong tak bisa terbalas, bahkan badai yang
maha dahsyatpun segera akan melanda seluruh kolong langit"
Berbicara sampai kesitu mendadak air muka Hoo Thian
Heng berubah, agaknya ia sangat memperhatikan perubahan
wajah kedua orang itu, terdengar ia meneruskan:
"oleh sebab itu, peta petunjuk yang amat berharga ini
harus cepat? kita rebut kembali dari tangannya."
selesai mendengar ucapan itu, dalam hati kakek Huncwee
dari gunung Bongsan serta Tang hong Beng Coe berpikir-
"Sungguh kecewa kenapa tak terpikir olehku sampai kesoal
itu ???"
Padahal bukannya kedua orang itu tak pernah berpikir
sampai kesitu, berhubung Tong -hong Beng Coe sedang
bersedih hati mengingat kematian ayahnya, apa yang
berkecamuk dan memenuhi benaknya hanyalah bagaimana
cara membalas dendam, sama sekali tak berpikiran olehnya
sampai kesoal itu.
sedangkan sikakek Huncwee dari gunung Bong san, ia
terpengaruh oleh sikap gagah, bersemangat dari Tong-hong
Beng Coe- tanpa sadar semangat jantannya ikut berkobar dan
sedikit teledor.
Namun kini, setelah disadarkan oleh Hoo Thian Heng, baik
Tong hong Beng Coe maupun sikakek Hun-cwee dari gunung
Bong-san merasa masalah ini jauh lebih penting dan serius.
Dihati kecilnya kedua orang itu sama-sama punya
perhitungan, mereka tahu dengan andalkan ilmu silat yang
mereka miliki tak mungkin bisa menandingi Peng Pok sin-Mo. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pembalasan dendam inipun dilakukan dengan andalkan
semangat jantan belaka berhasil atau tidak?? boleh di kata
tiada pegangan yang meyakinkan, apalagi merampas mustika
itu ???
Mendadak dari sepasang mata Hoo Thian Heng
memancarkan cahaya tajam, sambil menatap kedua orang itu
ujarnya.
"Walaupun belum lama cayhe terjunkan diri kedalam dunia
persilatan, dan selama ini memegang semboyan, siapa tidak
melanggar aku. akupun tidak melanggar dia- namun
berhubung keadaan ini hari jauh berbeda, meskipun Peng Pok
sin-mo tidak mengganggu diriku, namun kitab ilmu silat yang
maha sakti seperti itu tak boleh sekali terjatuh ketangan iblis
tua itu kalau tidak keadaannya bagaikan harimau tumbuh
sayap, demi ketenteraman serta keamanan seluruh umat Bu-
lim, terpaksa cayhe akan melanggar kebiasaan dan mengikuti
kalian berdua berangkat kegunung In Boe-san"
Pada dasarnya sejak semula sikakek Hun-cwee dari gunung
Bong san memang ada maksud hendak mengundang Hee
Thian Heng berangkat ber-sama2, namun berhubung
wataknya yang ku koay dan sebentar panas sebentar dingin,
sukar ditentukan untuk beberapa waktu ia rada ragu2 untuk
buka suara.
Kini mendengar sianak muda itu menawarkan diri ia jadi
kegirangan setengah mati, seraya menjura serunya:
"seandainya sauw hiap suka berangkat ber-sama2 kami,
inilah keberuntungan buat umat Bulim"
Hoo Thian Heng berpaling menatap siorang tua itu dan
tertawa angkuh.
"yu Thay hiap, harap kau jangan memandang masalah ini
terlalu enteng. Haruslah kau ketahui Peng Pok sin mo adalah
pemimpin sepuluh manusia sesat dari dunia persilatan dewasa
ini, terutama sekali ilmu sakti Peng Pok Mo kang nya sudah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menjagoi kolong langit, bukan saja amat beracun dan ganas
bahkan lihaynya luar biasa, meskipun ilmu Hian bun Kian Goan
ceng Khie yang cayhe latih masih bisa digunakan untuk
mempertahankan diri, namun.... kalau sampai terjadi suatu
kekerasan, siapa menang siapa kalah sukar diramalkan mulai
saat ini"
sikakek Huncwee dari gunung Bong san percaya sianak
muda itu t idak mendustai dan apa yang dikatakan merupakan
kenyataan, ia lantas mengangguk-
"Apa yang sauw hiap ucapkan sedikitpun tidak salah"
sahutnya membenarkan.
"Kepandaian silat yang dimiliki Peng Pok sin mo serta ilmu
iblis Peng Pok Mo kang nya memang tak boleh dipandang
enteng namun kau harus ingat sejak jaman dahulu kala kaum
sesat tak bisa menang kan kaum lurus, dengan ilmu sakti yang
dimiliki sauw-hiap saat ini, jikalau terjadi pertarungan
melawan iblis tua itu, menurut pendapat loohu meskipun
belum tentu menang asalkan kau suka berlaku hati2, belum
tentu sauw hiap menderita kalah"
"Ucapan yu Loocianpwee sangat tepat sekali" tiba2 Tong
hong Beng Coe menimbrung dengan nada manja.
"Walaupun tenaga Iweekang iblis tua itu amat sempurna,
ilmu iblis Peng Pok Mo-kang nya keji dan sangat beracun,
asalkan kita ber-hati2, belum tentu bisa menderita kalah"
Mendengar perkataan itu Hoo Thian Heng menatap wajah
TOng-hong Beng Coe dan tersenyum.
"Berhubung masalah ini menyangkut masa depan seluruh
umat Bulim, mau tak mau cayhe terpaksa mengerahkan
segenap tenaga yang kumiliki dan berusaha menurut takdir"
sahutnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bicara sampai disitu, ia merandek dan menatap sekejap
kearah sikakek Hun-cwee dari gunung Bong-san, kemudian
tambahnya.
"Persoalan tak boleh diundur lagi, aku takut kalau diundur
lebih lama bakal terjadi diluar dugaan, sekarang cayhe akan
berangkat selangkah duluan, harap kalian berdua segera
menyusul datang sampai jumpa lagi dikaki gunung InBoe-san
lembah Pek yan Cay"
selesai bicara badannya melejit dan diiringi dengan angin
tajam ia melayang keluar dari dalam gubuk.
Tampak tubuhnya mendadak menyusut kemudian melejit
ditengah udara setinggi puluhan tombak, setelah itu bagaikan
sambaran kilat melesat ke mulut lembah.
Buru2 Tong-heng Beng Coe serta sikakek Hun-cwe dari
gunung Bong-san menyusul keluar dari dalam gubuk, menanti
sinar mata mereka di alihkan kearah mulut lembah, bayangan
Hoo Thian Heng sudah lenyap tak berbekas.
Dari tempat kejauhan terdengar suara derap kaki kuda
bergema memecahkan kesunyian yang mencekam malam hari
itu, mengikuti hembusan angin sepoi berkumandang datang
suara senandung yang nyaring dan lantang: "selapis gunung,
dua lapis bukit. Kali ini kalau maksud tercapai. Menyapu iblis,
mengusir siluman, dengan bangga menguasai hutan dan
bukit. Dunia persilatan jadi milikku pribadi-.."
Suaranya keras, lantang, kuat dan penuh bersemangat,
seluruh lembah penuh dengan suara pantulan yang bergema
memekikkan telinga.
sikakek Hun cwee dari gunung Bong San yang dapat
memahami arti dari senandung itu, hatinya kontan terjelos,
pikirnya:
"sungguh besar ambisi orang ini. bukan saja dia merupakan
Malaikat elmaut bagi kawanan iblis, dikemudian hari besar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kesempatannya untuk menjagoi seluruh kolong langit,
bilamana sampai terjadi begini, aai...entah kebahagiaan atau
bencana ang menimpa seluruh umat Bu-lim"
sementara sikakek Huncwee dari gunung Bong san sedang
melamun, mendadak Tong-hong Beng Coe yang berdiri
disisinya telah buka suara dan bertanya dengan nada manja:
"yu Loo cianpwee, menurut pendapatmu kepandaian silat
yang dimiliki Hoo sauw-hiap mungkinkah bisa mengungguli
Peng Pok sin-mo ??"
sikakek Hun cwee dari gunung Bong san berpaling dan
memandang sekejap wajah dara itu, kemudian jawabnya:
"Ilmu silat yang dimiliki orang ini tinggi dan lihay sukar
diukur, terutama sekali tenaga sakti Hian-bun-Kian-goan-
Ceng-kienya, bukan saja merupakan ilmu sakti tingkat teratas
dari kaum pendeta bahkan termasuk ilmu sakti yang sudah
lenyap dari muka bumi hampir mendekati seratus tahun
lamanya dia memang termasuk salah seorang jagoan aneh
yang sukar dijumpai dalam dunia persilatan seratus tahun
mendatang "
Berbicara sesungguhnya, walaupun sikakek Huncwee dari
gunung Bong-san merasa ilmu silat yang dimiliki Hoo Thian
Heng amat luar biasa sukar diukur, namun sanggupkah sianak
muda itu menandingi kepandaian silat dari Peng Pok sin-mo
pemimpin dari sepuluh manusia sesat, baginya masih sulit
untuk ditentukan, siapa menang siapa kalah masih merupakan
teka-teki-
Oleh karena itu mendapat pertanyaan dari Tong-hong Beng
coe ia tidak memberikan jawaban siapa yang lebih unggul
diantara mereka berdua, sebaliknya hanya memuji kehebatan
ilmu silat dari Hoo Thian Heng yang sukar dilukiskan dengan
kata2 dan merupakan seorang jago yang sulit ditemukan
keduanya dalam seratus tahun ini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sebelum ia mendapat keyakinan siapa lebih unggul diantara
mereka berdua, orang tua ini tidak mau menebak secara
sembarangan, sebab ia tahu sedikit saja ia salah berkata bisa
mempengaruhi nama baik serta kedudukannya dalam dunia
persilatan.
Karena itulah, terhadap pertanyaan yang diajukan Tong-
hong Beng coe ia t idak berani menjawab secara langsung dan
terangkan.
Agaknya Tong hong Beng coe merasa sangat tidak puas
dengan jawaban tersebut, sepasang alisnya seketika melentik,
"yu Loocianpwee" serunya.
"Yang kutanya kan apakah ia bisa menangkan Peng Pok sin
mo mengapa kau orang tua mengelindur sampai sejauh itu?"
"ooouw"
Sengaja sikakek hun-cwee dari gunung Bong san
memperdengarkan seruan tertahan se-akan2 ia baru sadar
apa yang dijawab tidak tepat, sementara otaknya berputar
kencang untuk mencari jawaban yang lebih tepat.
Mendadak satu ingatan cerdik berkelebat lewat ia segera
menatap wajah gadis itu dan menyahut:
"Nona kepandaian silat yang dimiliki kedua orang sama2
lihay dan boleh terhitung tokoh kelas wahid dewasa ini,
sebelum mereka bergebrak memang sulit untuk menduga
siapakah lebih unggul diantara kedua orang itu, lohu tak
berani menebak secara sembarangan."
Tong hong Beng Coe segera menyadari apabila sikakek
Huncwee dari gunung Bong san menjumpai kesulitan dalam
memberikan Jawa bannya justru karena soal ini ia jadi
memikirkan keselamatan sianak muda itu. Tidaklah mungkin
Hoo Thian Heng bakal menjumpai mara bahaya? Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tiba2 terdengar sikakek Hun cwee dari gunung Bong san
berkata kembali.
"Nona keledai dari Hoo sauw hiap bisa lari sangat cepat,
waktupun sekarang sudah tidak pagi lagi, mari Lebih baik kita
segera menyusul dirinya, dari pada nanti ia menjumpai mara
bahaya seorang diri"
Begitu ucapan sikakek huncwee dari gunung Bong san
diutarakan, hati kecil Tong bong Beng Coe bagaikan
menjumpai sampan kecil ditengah samudra luas, segera ia
mengangguk.
"Benar, kalau begitu mari kita segera menyusul Hoo sauw
hiap"
Habis bicara, sepasang pundaknya bergerak cepat bagaikan
seekor burung walet yang meleset ditengah udara, ujung gaun
berkibar tertiup angin laksana sambaran kilat ia meluncur
kearah mulut lembah-
Jelas nona ini telah mengeluarkan ilmu meringankan tubuh
perguruannya Tui Hong Hwie sie atau sutera terbang
Mengejar angin hingga mencapai pada puncaknya.
Cukup ditinjau dari hal ini bisa ditarik kesimpulan betapa
risau dan cemasnya hati nona ini.
sudah lama sikakek Hun cwee dari gunung Bong san
mendengar akan kebebatan ilmu meringankan tubuh Tui hong
Hwie sie dari soat-san sin-nie, setelah ini hari melihat dengan
mata kepala sendiri, dan membuktikan bahwa apa yang
diberitahukan dalam Bu lim merupakan kenyataan, dalam hati
ia merasa amat kagum.
Leng. La n, TJoei, Giok. empat dayang sewaktu melihat
siorjia mereka berlalu dari sana. mereka berempat tak berani
berlaku ayal lagi, buruR ilmu meringankan tubuhnya
disalurkan dan menyusul dari belakang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tentu saja sikakek Hun cwee dari gunung Bong san pun tak
berani berlaku ayal, menatap murid kesayangannya ia
berseru:
"yu-ji, ayoh cepat kita susu mereka berlima".
Sembari berseru tangannya dengan cepat menyambar
tangan Gong yu kemudian laksana awan di angkasa, bagaikan
anak panah terlepas dari busurnya meluncur kemulut lembah
menyusul Tong hong Beng Coe sekalian....
-ooo00000ooo-
Sang surya mulai condong kesebelan Barat, senja hari telah
tiba, burung- berkicauan dan beterbangan kembali
kesarangnya, suasana ketika itu amat sunyi dan suram.
Suasana setengah gelap setengah terang, angin Barat laut
berhembus kencang meninggalkan bawa dingin yang menusuk
tulang, dalam keadaan seperti ini bagi kaum pelancong
maupun pedagang hanya ada satu pilihan yaitu:
"Hari sudah gelap, cepat? mencari tempat pemondokan"
Dalam keadaan seperti itulah didusun Ma-tiang-peng kira2
seratus lie dari gunung In-boe-san secara tiba2 muncul tujuh
orang manusia, lima orang gadis dandua orang pria.
Debu yang melekat dimuka serta pakaian mereka bertujuh
menandakan bahwa beberapa orang ini baru saja habis
melakukan perjalanan jauh.
Meskipun begitu, dari sepasang mata mereka bertujuh
masih memancarkan cahaya tajam, wajah mereka sama sekali
tidak menunjukkan keletihan, siapakah bertujuh orang itu??
Tak usah ditanya lagi, mereka adalah sikakek Hun-cwee diri
gunung Bongsan, murid kesayangannya Gong yu. Tong hong
Beng Coe serta ke empat orang dayangnya.
Dusun Mi Tiang Peng adalah sebuah dusun besar yang
terletak diantara dua kecamatan yaitu kecamatan Louw-san Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dengan Koci Teng, disini letak tempat peristirahatan dari kaum
pedagang maupun para pelancong yang datang dari Barat
maupun Timur.
suasana ramai meliputi seluruh dusun, tamu berlalu lalang
tiada hentinya, meskipun pada saat itu musim dingin telah
tiba, namun keadaannya masih tetap seperti sedia kala.
Terutama sekali selama beberapa hari ini, suasana dalam
dusun itu kelihatan rada luar biasa dan berbeda sekali dengan
keadaan pada hari2 biasa.
Kiranya selama beberapa hari ini, dalam dusun tersebut
secara mendadak kedatangan berpuluh-puluh bahkan
beratus2 rombongan orang2 kangouw, walaupun mereka tidak
terlalu lama berdiam didusun itu namun tingkah laku maupun
gerak-gerik orang2 itu aneh dan misterius, setiap kali tokoh2
Bu lim itu selesai berist irahat didusun itu tentu berangkat
menuju kearah yang sama yaitu kearah selatan.
Ditinjau diri gerak gerik serta sikap orang2 Bulim itu,
siapapun dalam sekali pandang akan sadar dan tahu, bahwa
disekitar sana tepatnya arah selatan telah terjadi sesuatu
perist iwa yang luar biasa, kalau tidak tak mungkin demikian
kebetulan, set iap jago kangouw, rombongan demi rombongan
melewati tempat itu dan berangkat ke arah selatan.
Jahe makin tua makin pedas keadaan seperti inipun tak
lolos dari pandangan mata si kakek Hun-cwee dari gunung
Bong-san. ia sadar kehadiran para jago kangouw disekitar
tempat itu tentu disebabkan telah terjadinya suatu persoalan
yang maha besar-Tapi, apa sebenarnya telah terjadinya ?
tentu saja ia tak tahu
Disebabkan soal itulah, secara diams tanpa menimbulkan
kecurigaan si orang tua ini memperhatikan gerak gerik orang-
itu.
'Hoo siang Kie' adalah rumah makan rangkap rumah
penginapan yang terbesar dalam dusun itu, dalam setahun Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

empat musim selalu penuh sesak dengan tamu yang
berkunjung, terutama sekali pelayan rumah makan 'Hoo Siang
Kie' yang ramah tamah terhadap para tetamu, pelayanan yang
memuaskan membuat usaha mereka memperoleh kemajuan
yang amat pesat.
Ketika senja hari menjelang, lampus lentera sudah
menerangi seluruh ruangan rumah makan 'Hoo Siang Kie'
pada saat itu baik rumah makan maupun rumah penginapan
sudah ada tujuh delapan bagian terisi oleh para tamu maupun
pelancong.
seperti halnya tamus lain, si Bong-san yen shupun
mengajak Tong hong Beng Coe berenam singgah disana,
setibanya didepan pintu rumah makan 'Hoo Siang Kie' orang
tua itu melongok sejenak kedalam ruangan, mendadak hatinya
rada bergerak, segera pikirnya-
"Rumah makan ini amat ramai, kenapa aku tidak mengajak
mereka untuk berist irahat disini sekalian mencari berita, apa
sebabnya jago jago kangow itu bermunculan disekitar daerah
ini???"
Karena punya pikiran begitu, ia lantas menengok sekejap
kearah Tong-hong Beng coe sambil berkata:
"Nona bagaimana kalau kita bermalam dan bersantap
ditempat ini saja "
sembari berkata ia langsung melangkah masuk kedalam
ruangan. Tong hong Beng Coe, Gong y u beserta keempat
orang dayang pun secara beruntun mengikuti dari belakang.
Tujuh orang itu langsung naik keatas loteng, kebetulan ada
beberapa tempat yang masih luang, tanpa menanti pelayanan
dari jongos lagi, mereka ambil tempat duduknya masing2.
seorang pelayan lantas membawakan handuk untuk
membersihkan muka serta sepoci air teh panas dengan ramah
ia memandang sekejap beberapa orang itu lalu bertanya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Loo ya, siocia, kalian hendak bersantap apa?"
si Bong san yenshu memilih beberapa macam sayur
kemudian memesan juga nasi untuk bersantap.
"Loo ya" sambil tertawa pelayan itu berkata kembali.
"Ditempat kami sedang tersedia arak Moay Tay yang paling
bagus, hawa udara amat dingin, apakah kau orang tua tidak
ingin memesan arak untuk menghangatkan badan "
sebetulnya Bong-san yen shu tak ada minat untuk minum
arak. namun setelah mendengar tawaran itu ia termenung
sejenak dan akhirnya mengangguk-
"Baiklah sediakan sepoci arak bagus untukku disamping itu
tambah lagi dua macam sayur sebagai peneman minum arak-"
"Baik, baik—" dengan wajah penuh senyuman pelayan
itupun mengundurkan diri untuk menyiapkan pesanan
tetamunya.
sepeninggal pelayan itu. Tong hong Beng Coe berpaling
kearah sikakek Hun cwee dari gunung Bong san dan berbisik
lirih.
"Loocianpwee sepanjang perjalanan kita menyusul kemari,
kenapa masih belum kelihatanjuga bayangan tubuhnya ? apa
mungkin keledainya jauh lebih cepat daripada lari kaki kita ?"
Bibir kakek Hun cwee bergerak mau menjawab, atau secara
tiba2 dari anak tangga berkumandang datang huaru langkah
kaki yang amat berat dan santar.
sebentar kemudian muncullah dua orang kakek tua yang
berbadan sangat aneh, satu berpakaian warna kuning dan
yang lain berwarna hijau.
Melihat munculnya dua orang kakek berdandan luar biasa
ini, sikakek Hun cwee dari gunung Bong-san terkesiap, segera
pikirnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Eeeei kenapa kedua orang siluman tua inipun datang
kemari ? mereka bersaudara tiga dan selamanya tidak pernah
saling berpisah, sekarang si Loojie dan Lao sam sudah tiba
disini, sembilan puluh persen si Loo-toa pun pasti berada
disekitar tempat ini"
Kiranya dua orang kakek tua berdandan luar biasa yang
baru muncul dari bawah loteng bukan lain adalah Tiga
manusia aneh yang namanya terderet diantara sepuluh
manusia sesat dunia persilatan, yang memakai baju kuning
adalah Loojie sedang yang pakai baju hijau adalah Loosam.
Tiga manusia aneh ini berasal dari Liauwtong tepatnya Kota
Liauw yang, tiga bersaudara adalah saudara kandung asal
pemburu. Lootoa bernama Toan Liong, Loojie bernama yoan
Hauw sedang Loo sam bernama Toan Pa, kepandaian silat
yang berhasil mereka miliki amat lihay dan luar biasa.
Berhubung bakat tiga bersaudara ini amat bagus, sejak
kecil mereka mendapat didikan ilmu silat maha sakti dari
seorang manusia aneh tanpa nama, sejak munculkan diri
kedalam dunia persilatan lima puluh tahun berselang, nama
besarnya telah menggetarkan dunia persilatan dan ditakuti
jago lain.
sejak muncul dalam dunia kangouw, anehnya ketiga orang
bersaudara ini tak pernah saling berpisah, kemana saja
mereka pergi tentu bertiga, perduli menjumpai musuh
tangguh atau tidak, musuh berjumlah banyak atau sedikit t iga
bersaudara tentu turun tangan berbareng oleh sebab itulah
orang2 kangouw menyebut mereka bertiga sebagai " Liauw
Tong sam koay" atau tiga manusia aneh dari Liauw-tong.
Walaupun nama besar Liauw-tong sam Koay berderet
diantara sepuluh manusia sesat, namun sepanjang hidup
malang melintang dalam dunia persilatan kecuali melakukan
perbuatan2 keji, ganas dan tindak tanduknya telengas, meski
kejam namun tak sesat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sekarang secara tiba2 Liauw-tong sam Koay munculkan diri
disitu, tentu saja kehadirannya membuat Bongsan yenshu
amat terperanjat.
Karena dari kehadiran iblis kejam ini, ia dapat menarik
kesimpulan bahwa disekitar tempat itu pasti sudah terjadi
suatu perist iwa yang maha besar, kalau tidak tiga manusia
aneh dari Liauw tong tak mungkin jauhs datang kemari-
Karena berpikir demikian, jari tangannya segera dicelupkan
kedalam air air teh dan menulis beberapa patah kata diatas
meja.
"Kakek2 aneh berbaju kuning dan hijau itu adalah sang
Loojie serta Loosam dari Liauw-tong sam Koay, kita harus
lebih ber hati2 dalam hal berbicara maupun gerak gerik" Habis
menulis ia mengusap kembali tulisan tadi dengan tangan.
Tong hong Beng Coe mengangguk, sinar mata nya yang jeli
langsung melirik kearah dua siluman tersebut.
Dalam pada itu Loojie serta Loo sam dari Liauw-tong sam
Koay telah ambil tempat duduk dan pesan arak serta sayur.
Terdengar sikakek berbaju kuning berpaling ke arah
sikakek berbaju hijau dan berkata:
"samte aku rada sangsi dengan andalkan kepandaian ilmu
silat yang dimiliki gembong iblis tua itu masa ia bisa jatuh
kecudang ditangan seorang budak ingusan bahkan peta
rahasianya kena dirampas sekalian, aku pikir persoalan ini
rada sedikit mengherankan. Menurut pendapat In heng,
kemungkinan besar sigembong iblis tua itu sedang main gila,
dia pakai akal muslihat untuk menipu kita semua, sedangkan
sendiri ia meloloskan diri Bagaimana menurut pendapatmu? "
"Dugaan serta katakmu sangat beralasan jie-ko" jawab
sikakek berbaju hijau yang disebut- samte itu sesudah
termenung sejenak- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Tapi khabarnya budak itu sangat lihay, ilmu silat serta
tenaga Iwekang yang dimilikinya sukar diukur dengan kata2,
terutama sekali sabuk kencananya yang ada satu tombak dua
kaki panjangnya itu, Waah katanya lihay sekali dan memiliki
perubahan jurus sukar diukur, gembong iblis tua itu sudah
biasa malang melintang dalam dunia persilatan dengan
angkuh serta jumawa, kapan ia pernah dikecundangi?
seandainya ia benar-2 bukan roboh ditangan budak ingusan
itu kenapa ia harus ceritakan kisah yang memalukan ini
sehingga merusak pamor serta nama baik sendiri "
Bicara sampai disitu si Loo sam merandek sejenak untuk
tukar napas, kemudian tambahnya:
"Menurut dugaan siauwte persoalan ini memang benar2
telah terjadi dan bukan kabar isap jempol belaka, kalau tidak
buat apa ia sebar luaskan rahasia tempat penyimpanan kitab
pusaka tersebut kepada seluruh umat Bu lim?"
"Mungkin kau benar samte, hanya heran kenapa
sigembong iblis tua itu tidak mengundang seorang dua orang
pembantu untuk membantu usahanya menyusul budak
ingusan tadi kegunung in Bong-san dan merampas kembali
kitab pusaka itu?... kenapa justeru ia sebar luaskan berita ini
keseluruh dunia persilatan? karena itu bagaimanapun juga aku
rasa dibalik masalah ini tentu terselip akal muslihat, kalau
tidak mengapa si gembong iblis tua itu begini tolol ???"
"Kecurigaan jie ko memang benar dan sangat beralasan"
kata Sam Koay sambil mengangguk, beberapa saat lamanya ia
termenung dengan mulut membungkam.
Ketika ia angkat kepala kembali, selintas rasa girang
berkelebat diatas wajahnya, sambil menatap jie-koay segera
tanyanya:
"Jie-ko, apa kau masih ingat dengan dongeng burung
bangau berebut mutiara ??" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Burung bangau berebut, sang nelayan yang pungut hasil",
dongeng ini amat populer sekali pada masa itu, jangan dikata
orang dewasa, anak kecilpun tahu kisah tersebut dengan jelas.
oleh karena itu setelah mendengar perkataan tadi jie-koay
jadi teringat akan sesuatu.
"samte, maksudmu sigembong iblis tua itu sedang
menjalankan siasat nelayan cerdas yang mendapat hasil ??.?"
"Tidak salah " Sam Koay mengangguk-
"Sepanjang hidup sisetan tua itu berkepala besar dan
jumawa, bukan saja tak pernah pandang sebelah matapun
kepada orang lain, iapun jarang sekali bergaul dengan jago
lain, kali ini ia jatuh ke-cundang ditangan seorang budak
ingusan, peristiwa ini merupakan perist iwa yang paling
memalukan buat dirinya dalam keadaan seperti ini tak
mungkin dia masih punya muka untuk mohon bantuan orang
lain.
Kini peta rahasia itu kena dirampas orang, kau anggap ia
mau sudahi persoalan itu sampai disini saja ? setan tua itu
adalah manusia kawakan, ia tahu kitab pusaka yoe Leng Pit
Kip adalah kitab mustika yang diincar dan di idam2kan oleh
jago-golongan sesat maupun golongan lurus dalam dunia
persilatan, asalkan kabar ini disebar luaskan, para tokoh Bu-
lim baik dari golongan lurus maupun golongan sesat tentu
saling berdatangan untuk ikut memperebutkan kitab tadi,
sementara ia sendiri bersembunyi disamping kalangan,
menanti para jago sudah saling bertarung, saling membunuh
dan kehabisan tenaga ia baru munculkan diri untuk melakukan
pembunuhan dan merampas kembali kitab pusaka itu. coba
jie-ko pikir, benar tidak begitu?"
Apa yang diucapkan Sam koay dari permulaan sampai akhir
sangat beralasan semua, membuatjie koay yang mendengar
mengangguk dan memuji t idak hentinya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"sa mte Penjelasanmu amat tepat sekali, Ih heng jadi
kagum dibuatnya, tidak aneh kalau toako selalu memuji dirimu
sebanding dengan Coe-Kat Liang..."
"AaahJie ko kenapa kaupun ikutkan memuji diri siauwte"
kata Sam Koay merendah meskipun begitu karena bangga
sikakek berbaju hijau inipun tak tahan tertawa ter kekeh2,
lagak nya tengik membuat orang merasa perutnya jadi mual.
sejak kakek berbaju kuning dan hijau itu munculkan diri
diatas loteng, perhatian semua tetamu sudah ditujukan
kepada mereka, sekarang begitu jie koay gelak tertawa,
seluruh perhatian para tamu makin dicurahkan kepada kedua
orang itu. Dalam pada itu pelayan telah menghidangkan sayur
dan arak-
Walaupun Bong-san yen shu serta Tong-hong Beng coe
bersantap, tetapi sepasang telinga ke dua orang itu dipentang
lebar- dan memperhatikan terus apa yang dibicarakan kedua
orang siluman itu-
Beberapa patah kata yang barusan mereka dengar,
membuat Bong san yen shu maupun Tong hong Beng Coe
mengucurkan keringat dingin-
Meskipun mereka tidak menyangka dalam belasan hari
yang singkat, perist iwa ini sudah tersebar luas keseluruh dunia
persilatan, hati mereka diliputi rasa kaget, girang, keheranan
dan cemas-
Kaget, karena di lembah Pek yan Gay gunung In boesan
bakal terjali pertarungan >engit dalam memperebutkan
mustika, entah berapa banyak jago-Bu lim kenamaan yang
bakal berguguran diatas lembah tersebut.
girang, karena peta rahasia tersebut kembali kena dirampas
orang, usaha Peng Pok sin mo selama inipun menjumpai
kegagalan total. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Keheranan, karena ditinjau dari pembicaraan dua siluman
ini, orang yang berhasil merampas peta rahasia tersebut dari
tangan Peng Pok sin mo adalah seorang nona muda.
seorang nona yang masih muda belia ternyata berhasil
merampas sebuah peta mustika dari tangan seorang gembong
iblis yang menamakan dirinya pemimpin sepuluh manusia
sesat dunia persilatan kehebatan serta kelihayan Ilmu silat nya
tentu luar biasa.
Dalam dunia persilatan dewasa ini jangan dikata dari
generasi angkatan muda, meninjau dari generasi tuapun
kecuali oe Lwee Ngo Khei atau lima manusia aneh dari kolong
langit jarang ada yang bisa menandingi kepandaian silat Peng
Pok sin-mo.
Meskipun dikata nona itu adalah ahli waris dari oe-lwee-
Ngo-khie- meninjau usianya yang masih muda, tidak mungkin
ilmu silatnya bisa lebih lihay diri si setan tua. Lalu siapakah
nona muda itu ???
Kecuali rasa kaget, girang, keheranan dan cemas
merekapun tercengang, Cemas, karena rencana mereka untuk
merampas kembali peta rahasia tersebut jadi berantak-kan.
harapanpun semakin tipis.
Ditengah gelak tertawa sam Koay yang amat menusuk
telinga, tiba2 dari sisi sebelah kiri Bong-san yenshu menggema
datang suara dengusan dingin yang amat nyaring.
Dengusan itu kaku dan mengandung arti memandang hina
pihak lawan. Jelas dengusan tadi sengaja diperdengarkan buat
dua siluman tersebut, kalau tidak mengapa dengusan tadi
menggema disaat Sam Koay sedang tertawa seram ??
Dikarenakan dengusan dingin itu nyaring namun rendah,
jaraknya dengan kedua siluman itu pun jauh, apa lagi sam-
koay sedang tertawa keras, orang lain tak mendengar kecuali
Bong-san yen shu seorang, sikakek Huncwee dari gunung
Bong san terkejut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"siapkah orang itu ???" pikirnya- sungguh bernyali, kalau
sampai dengusan tersebut kedengaran kedua siluman itu,
waaaah—" meskipun bukan sengaja diperdengarkan,
keonaran segera bakal terjadi"-
Karena tercengang, tanpa kuasa siorang tua itu berpaling
kesebelah kiri dimana berasalnya dengusan tadi-
Tengokan ini membuat Bong-san yen shu yang menyapu
kesebelah kiri, kecuali menemukan serombongan kaum
pedagang serta pelancong, hanya seorang pemuda ganteng
berbaju putih yang paling menarik perhatian.
Pemuda sastrawan itu mempunyai raut muka bulat telur,
alisnya bagaikan semut beriring, matanya bagaikan bintang
timur, hidungnya mancung dan bibirnya kecil merekah, ia
betul2 seorang pria tampan yang amat mempersonakan hati
siapa pun.
sayang bibirnya kecil lagi t ipis, biji matanya bening dan jeli.
tingkah lakunya kurang gagah dan kurang menampakkan jiwa
seorang lelaki sejati.
Mungkin dikarenakan dia adalah seorang pelajar, maka
tingkah lakunya terlalu halus sehingga lebih mirip dengan
seorang gadis perawan.
sementara Bongsan yen shu sedang memperhatikankan
pemuda sastrawan itu, raut muka yang pada mulanya penuh
dihiasi senyuman mengejek tiba2 berubah, senyuman
menghina lenyap tak berbekas dan sebagai gantinya,
sastrawan itu berpaling kearah Tong-hong Beng Cu serta
Bong-san yen shu sambil tersenyum manis.
Kiranya sewaktu mendengar dengusan dingin tadi. Tong
hong Beng Cupun alihkan sinar matanya kearah pemuda
sastrawan itu, kebetulan pemuda tadi tersenyum, sedang
mata segera bentrok jadi satu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kontan Tong hong Beng Cu merasakan jantungnya
berdebar keras-"Sungguh tampan pemuda ini"pikirnya-
Pemuda menyukai kecantikan, sedang pemudi menyukai
ketampanan, sejak jaman dahulu kala hingga sekarang tak
berubah-
Kendati Tong hong Beng Cu gagah dan merupakan seorang
pendekar wanita dalam dunia persilatan, namun tak terlepas
dari siIat asalnya sebagai wanita, menjumpai pemuda tampan
hatinya segera tertarik,
Rasa suka yang timbul dalam keadaan seperti ini tentu saja
bukan dikarenakan rasa cinta namun menunjukkan
kenormalan nya, bahwa dia benar-perempuan sejati-
Dalam hati Tong hong Beng Cos berpikir demikian, lain
halnya dengan Bong-san yen shu, iapun mempunyai jalan
pikiran sendiri. Ia merasa pemuda sastrawan ini kecuali
kekurangan siIat pria, ia tampan dan berbakat bagus untuk
melatih silat-
"seumpama sastrawan ini bisa diterima sebagai murid oleh
seorang tokoh lihay dan dilatih tiga-lima tahun, tidak sulit
menjadi seorang pendekar luar biasa dalam dunia persilatan"
pikirnya.
Tapi dengan cepat ia merasa jalan pikirannya tidak benar,
tadi terangkan ia melihat senyuman mengejek menghiasi bibir
sastrawan itu, di atas wajahnya yang ganteng terlintas
pandangan menghina, walaupun sekarang telah lenyap namun
keadaan tersebut belum terlupakan olehnya.
Hal ini jelas membuktikan kalau dengusan dingin tadi
berasal dari pemuda sastrawan itu.
Berpikir sampat kesitu, kembali Bong-san yen shu
terperanjat.
"siapakah pemuda sastrawan ini?? berani benar ia pandang
enteng tokoh lihay dari sepuluh manusia sesat-Jelas ia tak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pandang sebelah matapun terhadap Loo jie serta Loo-sam dari
Liauw-tong sam Koay, kalau tidak mana ia berani berbuat
begitu? tapi mengapa pula ia tersenyum manis kepada kami?
apakah ia kenal dengan kami ??..."
oleh sebab itulah dalam hati kecil Bong san yen shu penuh
diliputi rasa kaget, heran dan tercengang...
Menanti ia memandang kembali kearah pemuda sastrawan
itu, sementara sianak muda sedang menempelkan cawannya
ke ujung bibir, air mukanya tenang tanpa perubahan, se-
akan2 dengusan dingin serta senyuman manis tadi hanya
terjadi karena kebetulan dan sama sekali tak terpikirkan dalam
hatinya.
Benarkah hanya suatu kebetulan belaka?.....
Ooooo0oooooO
TiBA-tiba dari mulut loteng berkelebat lewat sesosok
bayangan merah diikuti munculkan seorang kakek tua berbaju
warna merah darah, dandanannya aneh dan luar biasa tiada
berbeda dengan dandanan Toan Hauw serta Toan Pa kecuali
warna baju yang berbeda.
siapakah orang itu ? tak usah disebut siapa pun akan tahu.
sikakek tua berbaju merah ini bukan lain adalah Loo toa dari
Liauw-tong sam koay. Toan Liong adanya.
sementara Toan Liong baru saja munculkan diri dimulut
loteng, Toan Hauw serta Toan Pa sama2 bangun berdiri
sambil menyapa:
"Toako, kau sudah datang "
"Ehmmm Hian te berdua sudah lama menunggu ?" Toan
Liong mengangguk,-
seraya berkata dengan langkah lebar ia berjalan mendekati
meja dan duduk diantara dua saudaranya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pelayan dengan cepat menyiapkan sumpit dan cawan jie
koay Toan Hauw segera memenuhi cawan toakonya dengan
arak dan diangsurkan di hadapannya.
"Toako selama ini kau tentu susah dan kecapaian" ujarnya
sambil tertawa lebar.
"Mari kita keringkan dulu secawan arak untuk
menghangatkan badan kita"
siluman pertama Toan Liong tertawa keras, ia sambuti
cawan arak itu dengan sekali teguk menghabiskan isinya.
setelah meletakan cawan keatas meja, dengan sepasang
mata melotot galak ia menyapu sekejap ke seluruh ruangan
loteng dengan sinar mata tajam.
Bong-san yen shu tidak ingin dirinya dikenali oleh ketiga
siluman dari Liauw-tong ini terutama sekali oleh siluman
pertama, b urus ia tundukkan kepalanya melengos dari
pandangan mata Toan Liong.
"Toako bagaimana keadaannya?" terdengar sam-koay,
Toan Pa bertanya memecahkan kesunyian.
"Hmmm-" Toan Liong mendehem.
"samte dugaanmu ternyata tidak salah, bukan saja jago2
dari kalangan sesat maupun lurus pada berdatangan kemari,
bahkan ciangbunjin dari partai Kiong lay Pay yang menyebut
dirinya "sin-Koen Boe tek" atau kepala sakti tanpa tandingan
Tie Kong beserta kedua orang adik seperguruannya "Kian
Koen cian" atau sitelapak jagad Pek seng serta "Ia Tiong Gan"
atau siwalet ditengah mega Khong It Hoei, kemudian Kauwcu
dan Hu Kauw cu perkumpulan Im yang Kauw yang menyebut
dirinya Im yang siauw su atau sipelajar Im yang. TJi Tiong
Kian dengan "Im Tong siauw-sur atau Dewi Im Tong, mo yoe
yauw dengan membawa puluhan jago lihay perkumpulannya
telah berkumpul didusun ini, disamping itu masih banyak jago
dari partai2 lain berdatangan kemari, aku lihat gunung In Boe Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

san bakal jadi gelanggang terbuka dalam perebutan mustika
tersebut. Wah-- tentu bakal ramai sekali "
si Bong-san yen shu serta Tong-hong Beng Coe yang
mendengar perkataan Toan Liong ini sama2 terperanjat-
Lebih2 Tonghong Beng Coe, ia merasa hatinya seperti
tertindih dengan batu cadas yang sangat berat-
Kitab pusaka "YOE LENG PIT KIP" sudah jadi incaran semua
jago dunia persilatan, untuk merebut benda itu kecuali ia
berhasil mengalahkan tokoh-tokoh lihay dari partai kenamaan,
kalau tidak- maka sulitnya seperti mendaki ke angkasa-
Disamping menguatirkan soal kitab pusaka, gadis inipun
menguatirkan keselamatan Hoo Thian Heng, sejak perpisahan
dilembah Kan TJi-kok sepanjang perjalanan ia menyusul
kemari, namun sampai sekarang jejaknya masih belum juga
kelihatan, entah pemuda itu sudah tiba lebih dahulu digunung
InBoe san atau...
si Bong-san yen shu serta Tong hong Beng Coe dibikin
terperanjat, pemuda sastrawan yang ada disisi mereka jauh
lebih terperanjat lagi-
Tampak pemuda ganteng itu kerutkan dahi, sepasang alis
melentik sedang sepasang matanya memancarkan cahaya
tajam, sekilas hawa membunuh berkelebat di atas wajahnya-
Dalam keadaan seperti ini, seandainya Bong-san yen shu
memperhatikan, ia pasti akan terkesiap dan bergidik,
Ketika Toa koay, Toan Liong menyelesaikan kata-katanya,
sam koay Toan Pa melanjutkan:
"Kitab pusaka "YOE LENG PIT KIP" merupakan kitab ilmu
silat yang amat menarik perhatian banyak orang, setelah
kabar berita itu tersiar, tidak heran para jago baik dari
kalangan Pek to maupun Hek-to saling berdatangan untuk ikut
dalam perebutan itu, menurut dugaanku, bukan saja Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

perebutan mustika digunung In-boe-san ini bakal sangat ramai
bahkan hebat dan mengerikan"
Ia merandek sejenak untuk tukar napas, setelah itu
terusnya:
"sepanjang masa Peng Pot sin mo terkenal akan licik serta
banyak akal, makin tua ia semakin bahaya, setelah peti
rahasianya dirampas mengapa ia tidak rebut kembali mustika
itu secara diams sebaliknya malah menyiarkan berita ini
keseluruh Bu lim sehingga mengakibatkan para jago
berdatangan untuk ikut merebutkan benda must ika itu? apa
sebenarnya maksud yang di kandung? — tak usah dijelaskan
sudah amat terang, karena ia sudah menyusun suatu akal
muslihat yang licin. Barusan siauwte telah membicarakan soal
tingkah laku setan tua itu denganjie ko, menurut kesimpulan
yang berhasil siauw te kumpulkan, bukan saja tipu muslihat
yang disusun setan tua ini amat berbahaya bahkan keji dan
telengas. oleh sebab itu ikut sertanya kita bersaudara dalam
perebutan mustika ini, harus bertindak terlalu berhati-hati,
jangan sampat akhirnya bukan saja gagal merampas mustika
itu bahkan jatuh kecundang ditangan Iblis tua itu. Kalau
sampai terjadi hal begini, waduh — pamor kita bisa hancur
berantakan"
sepanjang hidup, Toa koay Toan Liong terlalu percaya
dengan apa yang diucapkan oleh sam-te nya yang dianggap
sejajar dengan TJoe-kat Liang, atau dengan perkataan lain,
selama Liauw tong sam koay malang melintang dalam dunia
persilatan, kendati diluaran semua pucuk pimpinan dipegang
Toan Liong, dalam kenyataan Toan Pa lah yang pegang
peranan, terutama sekali setiap kali menjumpai persoalan
yang penting bagaimana cara menghadapi dan
menanggulangi, Toan Liong tentu bertanya dulu kepada Toan
Pa untuk kemudian siluman ketiga inilah yang susun rencana- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

oleh karena itu, sehabis Toan Pa mengutarakan kataknya,
Toan Liong kelihatan tertegun, sepasang matanya terbelalak
buas- sambil menatap sang adik, ia berseru.
"sam-te jadi kalau begitu sisetan tua itu sengaja
menyiarkan kabar kosong yang mengatakan peta mustika itu
kena dirampas orang? jadi ia sengaja menyebar kabar
kosong???"
"Itu sih tidak mungkin, aku rasa kabar itu ada benarnya "
"Tadi bukankah kau mengatakan bangsat tua itu sedang
menyusun akal muslihat ???"
"siauw te merasa dibalik persoalan ini masih terdapat
banyak hal yang patut dicurigakan" kata Toan Pa dengan
wajah serius.
" untuk sementara waktu tak usah kita bicarakan benar
atau tidaknya peta mustika itu dirampas orang, ditinjau dari
kelihayan ilmu silat yang dimiliki budak ingusan itu, bisa kita
tinjau betapa kejamnya tipu muslihat setan tua itu, sengaja ia
umumkan berita ini keseluruh kangouw agar para jago
berdatangan, inilah siasat pinjam golok membunuh orang
yang pasti ia hendak menciptakan pembunuhan masai yang
mengerikan diatas tokoh silat golongan Pek-to serta golongan
Hek to, setelah mereka saling membunuh saling tusuk hingga
jumlahnya makin sedikit, dan semasa orang kehabisan tenaga.
Nah— pada saat itulah setan tua itu akan munculkan diri dan
membasmi sisa jago yang sudah kehabisan tenaga, kemudian
merampas kitab pusaka itu, menyembunyikan diri dan melatih
sin-kang tadi selama tiga lima tahun kemudian ia munculkan
diri lagi dalam dunia persilatan, sampai waktunya jago dari
mana yang bisa menandingi dirinya.
"Kalau begitu, apa yang harus kita bertiga lakukan?" tanya
Toan Liong dengan sepasang alis berkerut, agaknya ia dibikin
sadar oleh ucapan saudaranya ini. - Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Bagaimanapun toh kita t idak akan berpeluk tangan melihat
kitab pusaka itu berada di depan hidung kita"
"Heee—. heeee— heee—" Toan Pa tertawa kering.
"Apa yang dimuat dalam kitab pusaka tersebut merupakan
ilmu silat maha sakti yang tiada keduanya dikolong langit,
asalkan seseorang bisa berlatih semacam saja sudah cukup
untuk menjagoi seluruh jagad. tentu saja kita tiga bersaudara
harus mendapatkan mustika itu, hanya saja —"
Bicara sampai disitu ia merandek sejenak, setelah
termenung terusnya:
"Kali ini, kita bersaudara harus bekerja sangat hatia, jangan
sembrono dan musti waspada sebelum mendapat kesempatan
yang menguntungkan jangan sekali2 turun tangan, lebih baik
menyembunyikan diri lebih dahulu disisi kalangan menanti
situasi telah memuncak, barulah kita main serobot saja"
"Usulmu ini amat bagus sekali samte" Toan Liong
mengangguk dan memuji.
"Baiklah, kalau begitu kita bekerja menurut rencana ini
saja."
"sebelum ada kesempatan bagus jangan turun tangan
secara sembrono"
Bong-san Yen Shu yang secara tidak sengaja mencuri
dengar rencana yang disusun Liauw-tong Sam Koay, dalam
hati segera mempunyai pandangan lain terhadap ketiga orang
siluman ini, ia merasa ketiga orang siluman tersebut bukan
saja memiliki ilmu silat yang aneh dan sukar diukur, terutama
sekali kecerdasan Tean Pa liauw-tong ketiga, sungguh tak
boleh dipandang enteng.
Karena punya pandangan begini, hatinya rada bergerak dan
segera pikirnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Telah terjadi banyak perubahan dalam masalah ini, aku
harus berusaha secepat mungkin menemukan kembali Hoo
Thiang Heng dan menceritakan perkembangan yang telah
terjadi, agar iapun hisa secepatnya menyusun rencana kerja
sama kita selanjutnya."
Sementara ia masih melamun, mendadak dari telinganya
berkumandang datang suara yang halus, lembut tapi nyaring
nyelonong masuk ke telinga.
"Dewasa ini Gunung In-Boe san sudah dipenuhi dengan
jago2 kangouw yang berkepandaian lihay, berhasilkah
perjalanan kita kali ini untuk merampas mustika itu masih
sukar dikatakan, pada keadaan biasa siauw-seng selalu
anggap usaha manusia dapat menangkan takdir, namun
sekarang terpaksa aku harus mengubah caraku berpandang,
kerja mengikuti garis2 takdir"
Kendati suara itu halus dan lembut namun nyaring dan
jelas sekali, Sikakek Huncwee dari gunung Bong-san sadar
tentu ada seseorang telah mengirim berita kepadanya dengan
ilmu menyampaikan suara.
siapakah orang itu? tentu saja dari nada suaranya Bong-san
Yen shu bisa mengerti dia bukan lain adalah Hoo Thian Heng
yang sedang dinanti2kan kehadirannya. Mendengar bisikan
itu, Bong-sanYen-shu amat terperanjat.
"Apa? iapun berada diatas loteng ini? mengapa aku tidak
menemukan dirinya?" ia berpikir.
Karena punya pikiran demikian, sepasang biji matanya
segera berputar menyapu keadaan di sekeliling loteng.
siapa sangka baru saja ia mengerling suara dari Hoo Thian
Heng kembali nyelonong masuk kedalam telinganya.
"Tak usah kau cari lagi jejakku, saat ini aku sedang
menyaru dan kau tak akan mengenali diriku walaupun telah
kau lihat dengan mata kepalamu, hati-hati dengan ketiga Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

siluman itu. Jangan sampai jejakmu konangan, aku rasa jejak
kita semakin rahasia semakin baik Apa yang mereka bicarakan
tadi aku pikir kaupun bisa menangkap bukan? tak usah aku
banyak bicara lagi, sejak detik ini tingkah lakumu serta nona
TOnghong sekalian harus lebih ber hati2, berusahalah
menyembunyikan asal-usul, lebih baik lagi menirukan cara
mereka, cari suatu tempat yang baik untuk menyembunyikan
diri dan jangan bertindak secara sembrono"
saat ini Bong san Yen shu baru tahu, kiranya sianak muda
itu telah menyaru, tidak aneh kalau selama ini ia tak berhasil
temukan dimana pemuda she Hoo itu berada.
Tiba2 teringat olehnya akan sisastrawan berbaju putih yang
ada disisi kirinya, mungkinkah Hoo Thian Heng menyaru
sebagai pemuda tampan berbaju putih ini??
Karena punya pikiran demikian, tanpa sadar sepasang
matanya mengerling sekejap kearah pemuda tampan berbaju
putih itu.
urusan aneh kembali terjadi, se-akan2 Hoo Thian Heng
adalah cacing pita didalam perutnya apa yang hendak ia
lakukan berhasil dibade oleh sianak muda itu
Baru saja ia berpaling kearah sastrawan berbaju putih itu,
suara Hoo Thian Heng kembali menggema datang.
"Tak usah kau tengok dirinya (Nya dalam hal ini berarti dia
wanita), bukan saja Dia adalah sastrawan tetiron dialah
manusia yang berhasil merampas peti mustika dari tangan
Peng Pok sin-mo, Dia pula yang secara diam2 merampas salah
sebuah cecak kumala sewaktu ada digunung Pak Bong san
tempo dulu, meskipun aku tidak kenal Dia, namun perguruan
kami ada hubungan yang erat sekali" Kembali Boog san Yen
shu terperanjat.
Ia tak berani percaya, sastrawan ganteng yang kelihatan
lemah gemulai tidak seharusnya mengatakan dia adalah
seorang nona yang lemah lembut, ternyata berhasil merampas Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

peta mustika kitab ilmu silat dari tangan seorang gembong
iblis, pemimpin sepuluh manusia sesat dariBu-lim, dan
menghancurkan Peng Pok sin-mo yang menggetarkan seluruh
jagad. ia tak berani percaya seratus persen, karena kejadian
ini tak masuk diakal.
Terutama sekali, Dia adalah seorang nona muda, bukan
saja tak masuk diakal bahkan merupakan kejadian langka
dalam dunia persilatan.
suasana makin lama makin gelup, awan semakin menutupi
seluruh jagad. angin Barat- laut berhembus makin lama makin
kencang bukan saja membuat napas orang jadi sesak, bahwa
hawa dingin serasa menembusi tulang belulang dan meresap
kesumsum.
Dalam keadaan seperti ini. Bong-san Yen shu serta TOng-
hong Beng Coe sekalian tak ingin membuang banyak tempo
lagi, ketika banyak tetamu yang mulai meninggalkan rumah
makan tersebut, merekapun segera bereskan rekening,
meninggalkan rumah makan
"Hoo siang Kie", keluar dusun dan berangkat kegunung In-
Boe san.
Walaupun angin dingin berhembus kencang, tua, muda
tujuh orang yang memiliki ilmu silat t inggi t idak merasa terlalu
dingin, dengan tenang mereka lanjutkan perjalanan.
sekeluarnya dari dusun Ma-Tiang-Peng hanya terpaut
seratus li, dengan kecepatan lari ketujuh orang itu, tidak
sampai setengah harian tempat yang dituju dapat dicapai.
Ketika mereka sudah melakukan perjalanan sejauh belasan
li, mendadak Bong-san-Yen-shu memperlambat langkahnya,
sambil berjalan ia menuding kearah depan.
"Nona" serunya kepada TOng-hong Beng-coe.
"Tidak jauh disebelah depan sana ada sebuah jalan kecil
yang langsung menghubungkan tempat ini dengan kaki Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

gunung In Boe-san, melewatijalan kecil ini kita melewati
kecamatan Hee-Koei disitu kita bisa berist irahat sambil
mempersiapkan rangsum kering, kemudian ditengah malam
buta kita berangkat kelembah Pek Yan Hay dan cari tempat
yang strategis untuk bersembunyi, bagaimana menurut
pendapatmu ???"
"Boan-pwee belum lama menerjunkan diri ke dalam dunia
persilatan" sahut Tong hong Beng Coe seraya mengangguk.
"segala macam persoalan diputuskan sendiri oleh Loo-
cianpwee"
"Baiklah, kalau begitu harap nona suka mengikuti
dibelakang Loohu "
sambil berkata ia mempercepat langkahnya, berangkat
lebih dahulu kearah depan sana.
Tiba2... suara kelenengan kuda yang amat merdu dari
nyaring berkumandang dari arah belakang. Mendengar adanya
suara nyaring, beberapa orang itu berpaling, tampaklah
seekor kuda merah yang tinggi besar dengan membawa
sesosok bayangan putih, laksana sambaran kilat berkelebat
lewat.
sungguh cepat sekali pertama kali mendengar suara itu,
kuda tadi masih ada di tempat yang jauh, mungkin ada
beberapa li, dalam sekejap mata telah berada didepan mata.
Buru-buru Bong san Yen shu beserta Tong hong Beng Coe
sekalian tujuh orang menyingkir kesamping. mereka
bermaksud meneruskan perjalanan lagi setelah kuda tadi
lewat.
Baru saja mereka bertujuh menyingkir, kuda tadi sudah
berada didepan mereka semua.
Pada waktu itu tentu saja semua orang dapat kenali
siapakah penunggang kuda merah itu, sebab dia bukan lain Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

adalah sisastrawan ganteng yang pernah dijumpai diloteng
"Hoo siang Kie" kemaren malam.
Tepat sampai dihadapan ketujuh orang itu, kuda merah
tadi mendadak meringkik keras, sepasang kaki depannya
berdiri untuk kemudian di turunkan kembali dengan tenang,
agaknya kuda itu tidak menyangka disaat ia lari cepat,
majikannya secara tiba2 bisa menahan tali les. Untung kuda
itu adalah kuda jempolan.
"Kuda bagus" tak kuasa lagi Tong- hong Beng-Coe berseru
memuji.
Bukan saja kuda itu gagah dan keren, kecuali petak kecil
warna putih diatas j idatnya, seluruh tubuh kuda tadi berwarna
merah darah dari atas hingga keekor tak ada warna campuran
lain.
seandainya dalam keadaan seperti ini kita bertanya pada
nona Tong hong, di manakah letak kebagusan kuda itu
sehingga ia keterlepasan memuji ? maka sebagai jawaban ia
pasti menggeleng dengan mata terbelalak
" Entahlah.... "
Mendengar kudanya dipuj i sebagai "Kuda bagus", pemuda
sastrawan berbaju putih itu kelihatan sangat gembira,
sepasang biji matanya yang jeli dan bening memancarkan
cahaya berkilat, sebaris giginya yang putih bersih menghiasi
bibirnya yang tersungging senyuman manis.
senyuman manis ini kontan membuat Tong hong Beng Coe
merasa amat jengah pipinya terasa panas sehingga tak kuasa
ia tundukkan kepalanya rendah2, untung rasa jengah ini
tersembunyi dibalik topengnya yang tebal. Meskipun
kepalanya tertunduk. dalam hati ia berpikir.
"Bukan saja tampan sekali sastrawan ini, sepasang giginya
pun rajin dan putih, senyuman nya menawan hati, bahkan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

boleh dikata gemas dan menggiurkan, ia tidak mirip seorang
pria "
Berbeda dengan sinona, Bongsan Yen shu adalah seorang
jago kawakan yang sudah lama berkelana dalam dunia
persilatan, pengetahuannya sangat luas, begitu melihat kuda
berwarna merah dengan sedikit titik putih itu ia kenalinya
sebagai Hwee Lioe Kie seekor kuda Tjian lian Kie yang sehari
dapat menempuh perjalanan sejauh ribuan lle.
Walaupun demikian, iapun heran, menurut kabar berita
yang tersebar dalam dunia persilatan, Kuda Hwee Lioe Kie
telah lenyap banyak tahun bersama2 lenyapnya seorang
cianpwee seorang manusia gagah, tidaklah aneh kalau secara
tiba2 bisa muncul kembali pada hari ini? lagipula perist iwa itu
sudah terjadi puluhan tahun berselang, seharusnya kuda
Hwee Lioe Kie itu sudah tua dan mati.
"Mungkinkah kuda Hwee Lioe Kie yang dipakai si anak
muda ini adalah keturunan dari kuda Hwee Lioe Kie dulu
hari?."
saking herannya tak tahan sijago tua ini segera maju
memberi hormat pada sang muda berbaju putih, sembari
tersenyum ia bertanya:
"Aku siorang tua numpang bertanya nona, bukankah kuda
nona ini adalah kuda Hwee Lioe Kie?".
Penunggang kuda itu rada melengak, hanya sejenak untuk
kemudian ia jadi tenang kembali seperti sedia kala.
Tampak sepasang alisnya berkerut, kemudian sambil
tersenyum ia mengangguk.
"Tidak salah kudaku ini memang kuda Hwe Lioe Kie"
jawabnya tenang namun mantap,
"Yu Thay-hiap, tajam benar penglihatanmu, tak kecewa
thay hiap disebut orang sebagai seorang lo cianpwe yang
tersohor dikolong langit." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kata2 ini mempunyai dua arti, secara terangkan ia memuji
ketajaman mata Bong san Yen shu yang berhasil kenali
kudanya sebagai kuda jempolan Hwee Lie Kie, dalam
kenyataan ia sedang memuji akan kehebatan siorang tua itu
berhasil menebak penyaruannya..
" Nona itu sungguh amat nakal cerdik namun menarik hati."
"Bagaimana ia bisa tahu kalau aku adalah seorang nona
yang sedang menyaru seperti seorang pria? apakah
penyaruanku masih kurang sempurna?"
sementara nona berbaju putih itu masih dibuat keheranan,
Tong hong Beng coe yang berdiri di samping dengan kepala
tertundukpun tiba2 angkat kepala dan berseru tertahan,
sepasang matanya yang jeli terbelalak besar, sebentar ia
memandang Bong-san Yen sho kemudian memandang pula
sastrawan nampan berbaju putih itu, iapun dibuat keheranan.
Tentu saja ia heran sebab Bong sen Yen shu menyapa
sastrawan ganteng itu dengan sebutan "Nona "
Mendadak terdengar Bong san Yen shu tertawa ter bahak2.
"Ha ha ha ha mana, mana loohu cuma sembarangan
menduga saja, tak disangka dugaanku sama sekali tidak
meleset "
Habis bicara kembali ia tertawa ter-bahak2. ucapannyapun
mengandung dua arti yang berbeda.
Dalam pada itu si sastrawan gadungan sudah melayang
turun dari kudanya dan berdiri tegak diatas permukaan.
Mendadak air mukanya berubah serius, sepasang biji
matanya dengan tajam menatap wajah Bong-san Yen shu.
"Yu thayhiap " katanya sungguh-sungguh
"Didepan orang budiman tidak bicara bohong di depan
Khong Hu-cu tak selalu berbicara jujur, dari mana kau bisa
memecahkan rahasia penyamaranku ini? apakah dalam Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

penyaruanku ini terdapat bagian yang mencurigakan? harap
kau suka bicara terus terang, kalau tidak..."
Ia terdiam sejenak. sementara sepasang matanya dengan
memancarkan cahaya yang menggidikkan melototi Bong san
Yen shu tak berkedip.
sikakek Huncwee dari gunung Bong san terkesiap, dengan
ter mangu2 ia balas menatap sastrawan ganteng yang berdiri
dihadapannya, dalam keadaan gelisah tak sepatah katapun
berhasil ia utarakan.
Tong hong Beng Coe tak tahu kesulitan orang bukannya
membantu siorang tua itu, malahan dengan manja iapun ikut
menimbrung.
"Benar Yu Locianpwee dari mana bisa kau temukan
penyamarannya? Ayoh cepat katakan, kenapa aku gagal
menemukan penyaruannya itu"
Bong san Yen su termenung sejenak. setelah melirik
sekejap kearah Tong hong Beng Coe, ia baru menatap
sastrawan gadungan itu sembari menjawab.
"Nona bicara terus terang, penyaruanmu amat sempurna
kecuali wajah serta raut muka mu terlalu halus, lembut dan
ayu sehingga mengejutkan orang lain, boleh dikata tiada titik
kelemahan apapun, sesungguhnya orang lain sulit untuk
mengetahui, bahwa nona sedang menyaru sebagai seorang
pria" Bicara sanpai disitu ia merandek.
sebetulnya siorang tua ini tak ingin bicara terus terang,
namun berhubung si sastrawan gadungan itu mendesak. lagi
pula Tong hong Beng Coepun ikut menimbrung terus, dalam
keadaan apa boleh buat terpaksa ia buka suara. Karena itu,
setelah merandek sejenak sambungnya lebih jauh.
"sebenarnya ditengah jalan tadi loohu telah berjumpa
dengan seorang sahabat, bukan saja orang itu tahu bahwa
nona adalah seorang gadis yang sedang menyaru sebagai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pria, bahkan ia-pun mengetahui asal usul perguruan nona,
bahkan..."
Belum habis Bong san Yen shu menyelesaikan kata2nya,
hati sastrawan gadungan itu sudah tercekat.
"siapakah orang itu?" pikirnya.
"Bagaimana mungkin dia bisa tahu akan perguruanku?
suhu dia orang tua sudah lama mengasingkan diri di
pegunungan yang terpencil, selama hampir seratus tahun tak
pernah ketemu dengan siapapun juga meskipun tokoh paling
lihay dalam dunia persilatan dewasa ini, Ci Lwee Ngo Khie
atau Lima Manusia Aneh dari Kolong Langit pun tak tahu."
Karena tak kuat menahan diri, tidak menunggu Bong san
Yen shu menyelesaikan kata2nya dengan cepat ia menukas:
"siapakah orang itu ?"
"Hoo Thian Heng " karena tidak ingin mendusta, Bong-san
Yen shu berterus terang.
"Hoo Thian Heng ?"
Dengan termangu2 pemuda gadungan itu ikut mengulangi
nama tersebut, kemudian dengan pandangan mendelong ia
pandang wajah Bong-san Yen shu.
"Yu, Thay-hiup, macam apakah Hoo Thian Heng itu ?"
kembali ia bertanya. Kali ini t iba giliran Bong san Yen shu yang
berdiri tertegun, pertanyaan ini terlalu sulit untuk menjawab.
Hoo Thian Heng, macam apakah Hoo Thian Heng itu? lalu
suruh ia menjawab apa.
Lagi pula ia sendiri kurang begitu tahu tentang Hoo Thian
Heng, siapakah sebenarnya dia orang tua inipun tak tahu.
Mulut Bong san Yen shu tidak menyahut, di atas wajah
pemuda gadungan itu segera perlihatkan rasa kurang puas. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Macam apakah Hoo thian Heng itu? apakah Yu Thay hiap
hendak merahasiakan asal usulnya?" ia menegur dengan nada
dingin.
Ucapan dari pemuda ini sungguh kasar dan t idak sungkan2
membuat telinga orang terasa tertusuk oleh jarum.
Merah padam selembar wajah Bongsan Yen shu, ia didesak
hingga serba salah oleh ucapan pemuda tersebut.
"Yu Loocianpwe" secara tiba2 Tong hong Beng coe pun ikut
menimbrung dari samping.
"Kapan kau telah berjumpa dengan dia? kenapa aku tidak
tahu?."
sepanjang perjalanan Tong hong Beng coe selalu
berdampingan dengan Bongsan Yen shu dan tak pernah
meninggalkan siorang tua ini barang setapakpun, kapan si
kakek Huicwee dari gunung Bongsan ini berjumpa dengan Hoo
Thian Heng? kenapa ia sama sekali tak tahu?
Bukankah perist iwa ini sangat aneh, dengan perasaan
heran dan tercengang pikirannya terasa terpelosok ditengah
awang-.
Melihat orang tercengang, Bong-san Yen shu sebera
tertawa tergelak.
"Sewaktu ada didusun Ma Tiang Peng, di loteng rumah
makan Hoo siang Kie" sahutnya.
Tonghong Beng Coe semakin keheranan.
"Kau telah berjumpa dengan dirinya?" kembali ia bertanya.
"Tidak "
"Lalu secara bagaimana ia beritahu kepadamu bahwa enci
ini sebetulnya adalah seorang gadis yang sedang menyaru
sebagai pria ?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"la mengirimkan beritanya melalui ilmu menyampaikan
suara."
"Jadi dia berada diloteng tersebut pada saat yang
bersamaan dengan kita ..."
"Tidak salah "
"Lalu mengapa kami tidak menemukan dirinya ? bukankah
loteng rumah makan itu tidak terlalu luas ?"
"sekalipun kita berjumpa deagan diapun, belum tentu bisa
mengenali kembali "
"Apa sebabnya ?"
"Karena ia telah menyamar sebagai orang lain."
"oouw" sekarang Tong hong Beng coe baru mengerti
duduknya perkara.
"Dalam pada itu sipemuda gadungan masih berdiri disisi
kalangan, separuh harian lamanya ia mendengar pembicaraan
itu tanpa berhasil mengetahui siapakah yang dimaksudkan, ia
masih belum tahu siapakah sebenarnya "Dia" itu Mungkinkah
dia adalah seorang yang pernah dikenal?... Tetapi nama "Hoo
Thian Heng" terlalu asing baginya, dalam benak maupun
ingatannya sama sekali tak terlintas bayangan apapun
terhadap nama itu. Lagipula belum sampai dua hari ia turun
gunung boleh dikata tak seorang manusiapun yang dikenal.
sungguh suatu teka-teki...
Ia memandang sekejap wajah Tong- hong Beng Coe, tiba2
hatinya bergerak sang badan bergeser kesisi gadis itu,
tangannya segera menarik pergelangannya dan menegur
dengan nada ramah.
"Adik cilik, kau she apa?"
Dimana pemuda gadungan tadi berdiri berjajaran kurang
lebih delapan depa dari Tong-hong Beng Coe, hanya dalam Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sekali kelebatan saja ia sudah berada disisi gadis itu, dapat
dibayangkan betapa cepatnya gerakan tubuh yang dimiliki,
sungguh mengejutkan.
Bong san Yen shu terkesiap2 kecuali ia merasakan
pandangan matanya jadi kabur, sama sekali tak telihat
olehnya gerakan tubuh apakah yang telah digunakan pemuda
gadungan itu dan bagaimana caranya ia berkelebat ????
Kalau dibicarakan, iapun termasuk seorang tokoh silat
kawakan yang sudah puluhan tahun berkelana dalam dunia
persilatan, bukan saja kepandaian silat yang dimilikinya sangat
lihay, bahkan pengetahuannya sangat luas dan
pengalamannya matang...
Tetapi, siapa nyana ini hari harus kecundang ditangan
seorang pemuda gadungan. orang tua ini gagal untuk melihat
jelas gerakan apa yang digunakan orang itu dalam bergerak,
bukan saja tak pernah lihat, bahkan mendengarpun belum
pernah.
sejak berjumpa diatas loteng rumah makan, Tong hong
Beng Coe sudah menaruh kesan baik terhadap pemuda
gadungan ini, hanya ketika itu ia belum tahu kalau anak muda
ini adalah pemuda gadungan, ia mengira dia adalah lelaki
sejati, meskipun waktu itu menaruh kesan baik namun antara
lelaki dan wanita ada batasavnya, ia tak dapat mengutarakan
perasaan hatinya.
Kini, melihat pemuda gadungan itu mencekal tangannya
dengan penuh kemesraan dan ajak dia berbicara, sang hati
merasa amat kegirangan.
"siauw-moay bernama Tong-hong Beng Coe dan cici ?"
balas tanyanya sambil tertawa.
"oooouw . . .jadi kau adalah nona Tong-hong, puteri
kesayangan dan sipeluru sakti Tonghong Thay hiap???" seru
pemuda gadungan itu seraya menatap sang nona tajam2. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tong hong Beng Coe kegirangan setengah mati ketika
mendengar orang mengungkap soal ayahnya.
"Cici, jadi kau kenal dengan ayahku ?" serunya. Tapi
dengan cepat hatinya kembali berduka terusnya:
"sayang, ayahku sudah dibunuh mati oleh sepasang
Malaikat dari Gurun Pasir..." Tak tahan, titik2 air mata jatuh
berlinang membasahi pipinya.
"Aaaai... dalam perist iwa ini bukan sepasang Malaikat dari
Gurun Pasir saja yang harus disalahkan, Peng Pok sin-mo
siiblis tua inipun harus ikut menanggung seluruh dosa" kata
pemuda gadungan itu sambil menghela napas panjang.
"seandainya bukan dia yang mengikat hati sepasang
Malaikat, tak mungkin ayahmu bisa menemui ajalnya ditangan
sepasang Malaikat itu"
"cici jadi kaupun tahu latar belakang dari perist iwa ini "
Pemuda gadungan itu mengangguk.
"Akupun dengar dari mulut orang lain" kata nya.
"Moay2, orang yang sudah mati tak akan bisa hidup
kembali, bersedih hatipun tak ada gunanya, kau harus segera
berangkat untuk mencari Peng Pok Loo mo biang keladi dari
pembunuhan ini, kemudian menuntut balas buat kematian
ayahmu"
"Terima kasih atas nasehatmu cici, aku mengerti?" sahut
Tong hong Beng Cu sambil mengangguk. mendadak ia
menatap wajah pemuda gadungan itu tajam2.
"cici? kau masih belum beritahukan she serta namamu."
Pemuda gadungan itu tertawa.
"Aku she Poei bernama Hong" sahutnya.
"Adikku siapa sih sebenarnya Dia yang barusan kau
bicarakan dengan Yu Thay hiap? dapatkah kau beritahukan
kepadaku?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

-ooo^ooo-

Jilid 4
TONG-hong Beng Coe mengangguk. sementara siap
menjawab tiba2 dari jalan kecil dimana mereka datang tadi
muncul tiga sosok bayangan manusia yang meluncur datang
dengan kecepatan bagaikan kilat.
gerakan tubuh ketiga sosok bayangan manusia itu amat
cepat, dalam sekejap mata mereka sudah berada
dihadapannya.
Ditinjau dari gerakan tubuh mereka yang begitu cepat
melebihi hembusan angin, siapapun bisa menarik kesimpulan
bilamana ilmu meringankan tubuh dari ketiga orang ini telah
mencapai puncak kesempurnaan, bahkan ilmu silat yang
mereka milikipun t idak lemah.
sementara bayangan orang- itu baru berkelebat lewat
dalam benak TOng-hong Beng coe sekalian, ketiga sosok
bayangan manusia itu telah berhenti dan berdiri mengejar
beberapa tombak di hadapan mereka.
Bong-san Yen shu terperanjat, segera pikirnya.
"Eeeei.... kenapa tiga manusia beracun ini pun sudah
berdatangan semua didaerah Tionggoan.”
Kiranya ketiga orang ini adalah Bu-lim su Tok yang disebut
pula Biauw kiang su Tok atau Empat manusia Beracun dari
Wilayah Biauw. mereka terdiri dari "Pek sie Tok-shu" atau si
Kakek seratus Bangkai Kiang Tiang Koei, "Hian im Tok-shu"
atau si Kakek Bisa Dingin Cia Ie Chong. "Han Peng Tok-shu"
atau si Kakek Racun Es Chin Tin san beserta "Giak-Kang Tok-
shu" atau sikakek kelabang Beracun Nao Hiong Hoei.
saudara mereka yang terakhir sikakek kelabang beracun
telah menemui ajalnya digunung Bong-san terhajar ilmu jari Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kian Goan Tjikang dari Hoo Thian Heng, maka dari itu
sekarang tertinggal t iga manusia beracun saja.
Membicarakan soal ilmu silat sejati dari keempat manusia
beracun ini, sebenarnya tiada keist imewaan yang
mengejutkan, kepandaian mereka hanya terhitung sebagai
tokoh silat biasa dalam Bu-lim atau kira2 seimbang dengan
kepandaian Bong-san Yen shu.
Namun dalam ilmu beracunnya mereka sangat lihay,
bahkan buas, ganas dan telengas dalam menghadapi
mangsanya mereka tak kenal ampun dan tak tahu apa yang
disebut peri kemanusiaan oleh sebab keganasan mereka inilah
nama-nama iblis itu tercantum diantara Bu-lim sip shia atau
sepuluh manusia sesat dari dunia persilatan.
Berdiri berbareng ditengah jalan, ketiga orang manusia
beracun itu mengawasi Bong-san Yen shu sekalian dengan
sinar mata buas, jelas kedatangan mereka mengandung
maksud tertentu.
Mendadak terdengar Pek Sie Toksu atau si Kakek Seratus
Bangkai tertawa seram dan menjengek.
"Aku kira sipelajar rudin itu manusia macam apa, tak tahu
kiranya kenalan dari Bong-san si setan tua ".
sambil bicara sepasang matanya melotot buas kearah
Bong-san Yen shu serunya kembali.
"Eeeei setan tua she-Su. apakah kau berasal dari satu
rombongan dengan pelajar rudin ini ???".
Walaupun dalam hati Bong san Yen shu mengeluh atas
kehadiran ketiga orang manusia beracun itu, namun
bagaimanapun juga dia adalah jago kawakan dari dunia
persilatan, melihat keangkuhan serta penghinaan dari Pek sie
Tok-shu timbul rasa gusar dalam hati kecilnya.
"Kalau benar kenapa? dan kalau tidak benar mau apa?"
Matanya segera mendelik besar kemudian mendengus. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"setan tua dari gunung Bong-san kau berani bersikap
kurang ajar terhadap loohu?" teriak Pek sie Tok shu teramat
gusar.
"Agaknya kau sudah bosan hidup lebih jauh?"
"Kiang Tiang Koei" Tegur Bong san Yen-shu dengan suara
gusar.
"Ditempat liar seperti wilayah Biauw kau boleh malang
melintang dan cari gara2 sesuka hatimu, tetapi disini, didaerah
Tionggoan bukan tempat kalian beberapa orang liar malang
melintang seenaknya"
Baru saja Bong san-Yen-shu menyelesaikan kataknya.
dengan sepasang mata melotot buas Kiang Tiang Koei telah
menghardik keras.
"Keparat setan tua kau cari mampus"
Ditengah bentakan keras, mendadak telapak tangannya
didorong keluar, segulung angin tajam, diikuti gulungan angin
puyuh segera menggulung kearah dada Bong-sanYenshu.
Melihat dirinya diserang, sikakek Huncwee dari gunung
Bong-san tak berani berlaku ayal, buru2 hawa murni
disalurkan ke sepasang telapak dengan mengerahkan tujuh
bagian hawa murninya iapun dorong telapak menyambut
datangnya serangan itu dengan keras lawan keras.
Dua gulung tenaga cukulan sebera saling bertemu ditengah
udara menimbulkan ledakan suara yang keras.
"Braaaak..." ditengah bentrokan yang keras bagaikan
gempa bumi bergeletar, debu pasir berterbangan memenuhi
angkasa, desiran angin berpusing mengancam daerah
sekeliling sana.
Pek sie Tok shu tak dapat menahan diri, ia dipaksa mundur
selangkah ke belakang, sedangkan tubuh Bong-san Yen shu
pun bergoyang tiada hentinya, walaupun tidak sampai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

terdesak mundur namun sepasang kakinya sudah masuk ke
dalam tanah sedalam tiga coen.
setelah saling adu kekerasan satu kali, dalam hati kecil
masing2 pihak punya perhitungan sendiri2, mereka berdua
sadar bahwasanya kekuatan mereka adalah seimbang.
Pek sie Tok shu penasaran karena tak dapat merobohkan
lawannya, diam2 hawa murninya di salurkan mengelilingi
seluruh badan, sementara ia siap melancarkan serangan
kedua, mendadak pemuda berbaju putih itu lambat2 berjalan
mendekati Bong-san Yenshu kemudian berkata:
"Yu Thay hiap. untuk sementara waktu harap kau suka
mengundurkan diri, biarlah siauw-seng yang coba menjajal
kekuatan dari manusia2 kurcaci yang tak tahu tebalnya bumi
tingginya langit ini. Hmm berapa besar sih kepandaian yang
dimiliki manusia liar dari pegunungan ini, berani benar datang
kedaerah Tionggoan cari gara2 dan pandang remeh orang Bu-
lim "
Bicara sampai disitu sinar matanya dengan pandangan
menghina menyapu sekejap wajah Pek sie Ttk-su bertiga,
tegurnya dingin:
"ooouw jadi kalian bertiga datang kemari khusus untuk
mencari gara2 dengan diriku??"
"KALAU sudah tahu, kenapa banyak cincong dan cerewet
tanya terus" hardik Pek sie shu dengan mata melotot.
Poei Hong mendengus dingin.
"Ada urusan apa kalian mencari diriku?" ia bertanya.
"Kuda mu ini sangat bagus" Kata Pek Sie Tok shu sambil
menuding kuda Hichee Lioe Kie tersebut ia tertawa seram
"Berhubung loohu ada sedikit urusan penting yang harus
segera diselesaikan, maka aku ingin pinjam binatang itu
beberapa hari." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dikolong langit tak ada urusan yang begitu tak kenal adat,
nama orangpun belum tahu lantas ingin pinjam kuda milik
orang lain.
Lagipula bukannya ia tahu kuda tersebut adalah seekor
kuda jempolan Hwee Liok Kie, Walaupun diluaran ketiga
manusia racun itu mengatakan hendak pinjam, dalam
kenyataan bukankah mereka ada maksud merampas ?
Mendengar perkataan yang tak kenal adat ini, Poei Hong
tidak marah sebaliknya malahan tersenyum manis.
"Apakah kalian kenal dengan diriku ?" ia bertanya.
"Tidak kenal."
"Kalau memang kalian tidak kenal siapakah aku, mana
boleh secara sembarangan pinjam kuda milikku ?"
Pek sie Ttk-shu tersudut, ia tak bisa menjawab, tetapi
dengan cepat sepasang matanya memancarkan cahaya buas.
"Keparat cilik, tak usah banyak bicara" hardiknya,
"Loohu hanya tahu mau pinjam kuda milikmu itu, yang lain
aku tak mau tahu "
"Seandainya kuda itu milik kalian, lalu aku hendak pinjam
kuda itu darimu apakah kalian bisa meminjamkan binatang
tersebut kepadaku" ia balik bertanya.
"Ooouw, jadi kalau begitu kau tak sudi pinjamkan kudamu
itu kepada kami bertiga?" Pek sie Ttk-shu menegaskan,
sepasang matanya melotot semakin bulat. Poei Hong tertawa
dingini
"Kalau sudah tahu kenapa banyak bertanya lagi?" selesai
bicara ia mendongak tertawa lantang.
Poei Hong sigadis nakal yang menyaru sebagai pria benar-
cerdik, ternyata ia sudah kembalikan apa yang diucapkan oleh
Pek sie Tok-shu tadi kepadanya sendiri Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kemarahan Pek sie Ttk-shu semakin memuncak. tiba2 ia
tertawa seram, suara tertawanya mirip jeritan kuntilanak
ditengah malam buta, tajam, tinggi dan menyeramkan,
membuat bulu kuduk pada bangun berdiri
"Keparat cilik" teriaknya sambil menatap Poei Hong tajam,
"sungguh besar nyalimu berani benar kau kembalikan
Kata2 loohu kepada loo hu sendiri, tahukah kau siapakah
loohu?"
"siapa kau?" ejek Poei Hong sinis. "Kau toh tidak
tempelkan nama setanmu itu diatas keningmu, siauw ya mana
bisa tahu, Lagipula siauw-ya tidak sudi mengetahui namamu.
Tapi heee...heee kalau memang kau ingin beritahu kepadaku,
Nah laporkan dulu siapakah nama setanmu itu, agar siauwya
pun bisa menambah pengetahuanku sebenarnya manusia
macam apakah kalian bertiga, berapa besar kedudukan kalian
sehingga berani begitu sombong dan tak kenal diri, datang
mau pinjam kuda jempolan milik siauw-ya"
Beberapa patah kata yang diucapkan Poei Hong barusan,
bukan saja nakal dan pedas bahkan mengejek ketiga manusia
beracun ini habis2an.
Biauw Kiang su Tok atau disebut juga Bu-lim su Tok empat
Manusia beracun dari Dunia persilatan terderet diantara Bu-lim
sip shia sepuluh manusia sesat dari rimba persilatan,
kepandaian silat serta kehebatan racun mereka sudah
menggetarkan baik golongan Pek-to maucun golongan Hek-to
malang melintang selama culuhan tahun dalam dunia
persilatan boleh dikata belum pernah diejek bahkan dihina
orang lain.
sewaktu mengutarakan Kata2 ejekannya tadi, air muka Poei
Hong sama sekali tak berubah, meskipun ringan dan enteng
tidak membawa emosi namun cukup membuat hati orang
panas. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hawa amarah yang berkorbar dalam dada ke tiga manusia
beracun itu langsung memuncak, saking kheki dan dongkolnya
hampir saja mereka merasakan dadanya mau meledak.
Diantara ketiga orang itu, tabiat sikakek Racun Es Chin Tin
san paling berangasan, baru saja Poei Hong menyelesaikan
kataknya, sang badan telah berkelebat kesisi Pek sie Tok su,
sepasang matanya melotot buas sambil mendelik kearah Poei
Hong teriaknya gusar:
"Keparat cilik kau sudah bosan hidup ?? berani benar bicara
tidak keruan dihadapan kami Bu lim su Tok, kalau tahu diri
ayoh cepat serahkan kudamu itu buat toako kami,
memandang diatas kuda jempolanmu itu loohu bisa ampuni
selembar jiwamu, kalau tidak Hmmm jangan salahkan kalau
lohu akan bertindak telengas dan hantar jiwamu menghadap
raja akhirat "
"Ooouw ... "
sehabis mendengar perkataan itu, se-olah2 kaget Poei
Hong berseru tertahan, namun dengan cepat air mukanya
telah berubah adem, dengan sikap menghina ia menyapu
sekejap wajah ketiga orang itu.
"Aku kira kalian adalah orang keenam dari mana, tak
tahunya empat manusia beracun dari wilayah Biauw.
bukankah kalian berempat? mengapa sekarang tinggal tiga
orang ? mana yang satunya lagi ?"
Habis bicara kembali ia mendongak dan tertawa panjang.
Dalam perkiraan ketiga orang itu, dengan kebesaran nama
mereka yang telah menggetarkan dunia persilatan, begitu
disebut keluar pihak lawan pasti kaget dan ketakutan lalu
menyerahkan kuda jempolan tersebut tanpa membantah.
siapa sangka, meskipun pihak lawan cuma orang sastrawan
yang lemah lembut tetapi tak sudi menunjukkan
kelemahannya, kecuali wajah nya rada kaget sewaktu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mendengar disebutnya nama itu, seakan2 pihak lawan sama
sekali tak pandang sebelah matapun kepada mereka bertiga.
Bukan begitu saja, ditinjau dari air mukanya yang sinis,
agaknya ia terlalu pandang enteng Bu-lim su Tok.
sikap Poei Hong yang begitu tak pandang sebelah matapun
kepada orang lain, bagi jago2 Bu lim biasapun tak bakal bisa
menahan dia, apalagi empat manusia beracun yang sudah
tersohor akan kebinalan serta kekejamannya, seandainya
mereka tidak jeri karena pihak Bong san Yen shu berjumlah
banyak, mungkin sejak tadi mereka sudah turun tangan tanpa
banyak bicara.
Walaupun mereka tak berani turun tangan secara gegabah
karena pihak lawan berjumlah banyak, tetapi setelah
mendengar penghinaan serta melihat sikap Poei Hong yang
begitu pandang enteng mereka tak bisa menahan diri
Baru saja Poei Hong berhenti tertawa, Han Peng Tok-shu
mulai unjuk gigi. ia membentak keras.
"Pelajar rudin sampai dimanakah kepandaian silatmu,
begitu berani pandang enteng loohu bertiga, kalau ini hari
tidak kusuruh kau menggeletak disini jadi mayat, loohu malu
disebut orang sebagai Bu lim su Tok "
Ditengah bentakan keras, sang badan menubruk kedepan.
tangan kanan berkelebat cepat, lima jarinya dipentang lebar-
mencengkram bahu kiri Poei Hong.
Melihat datangnya serangan begitu ganas, sepasang alis
Poei Hong berkerut kencang, ia mendengus dingin, pinggang
dikebas kemudian dimentalkan kesamcing dengan ilmu
meringankan tubuh Tjhiet Tjhiat Tay Na le, ia menyingkir ke-
pinggir kalangan.
Tubrukan ganas yang dilancarkan chin ti san ini boleh
dikata cepat melebihi sambaran petir ataupun hembusan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

angin, dalam perhitungannya pihak lawan tak bakal lolos dari
cengkeramannya.
siapa sangka, peristiwa terjadi diluar dugaan, sastrawan
yang kelihatan begitu lemah lembut tak bertenaga ternyata
memiliki ilmu meringankan tubuh yang luar biasa
sempurnanya.
Disaat cengkeramannya hampir mengenai sasaran,
mendadak ia merasakan bayangan putih berkelebat lewat,
dengan suatu gerakan yang enteng dan gampang sastrawan
tadi berhasil meloloskan diri dari ancaman.
Merasakan serangannya mengenai sasaran kosong, orang
she Chin ini tertegun beberapa saat ia berdiri menjublak.
"gerakan tubuh apa yang telah digunakan pelajar rudin
ini?" pikirnya dalam hati.
"Secara bagaimana ia meloloskan diri dari cengkeramanku?
mengapa gerakan tubuhnya begitu cepat bagaikan sambaran
kilat?"
Jangan dikata Chin Tin san sekalipun Pek sie Tok shu
maupun Hian Im Kok-su serta Tong hong Beng Coe sekalian
yang ada disisi kalanganpun tak berhasil melihat jelas gerakan
tubuh apakah itu.
Pepatah kuno mengatakan: seorang ahli turun tangan,
segera akan diketahui berisi atau tidak.
sikakek seratus bangkai Kiarg Tiang Koei segera
merasakan, bukan saja gerakan tubuhnya amat cepat bahkan
seumur hidup belum pernah dilihat, jelas ilmu sakti itu adalah
serangkaian ilmu meringankan tubuh yang telah lama lenyap
dari peredaran Bu lim, kalau tidak dengan andalkan
pengalaman serta pengetahuannya berkelana selama puluhan
tahun dalam dunia persilatan tak mungkin tak bisa
dikenalinya.
"Dia pasti bukan manusia sembarangan" segera pikirnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Pelajar rudin ini dapat mewarisi ilmu meringankan tubuh
yang sudah lama lenyap dari peredaran dunia persilatan, ia
tentu memiliki pula kepandaian lain yang tak kalah lihaynya
bagaimanapun juga aku harus selidiki dulu asal usulnya
sampai jelas."
Tidak kecewa Pek sie Tek-shu diangkat sebagai pemimpin
empat marusia beracun, ia cukup waspada cerdik, Karena
berpikir demikian, badannya segera bergerak meloncat kesisi
tubuh Han Peng Tek-shu.
Dalam pada itu Chin Tia san sedang bersiap sedia untuk
melancarkan serangan kedua yang lebih dahsyat.
"sam-te. tunggu sebentar " buru buru Pek sie Tok-su
menghardik,
Mendengar toakonya mencegah, terpaksa Han Peng Tok-
shu tarik kembali serangannya dan menatap Pek sie Tok shu
dengan pandangan tercengang, ia tak mengerti apa sebabnya
sang lootoa menghalangi maksudnya untuk menubruk pihak
lawan. Dengan pandangan dingin Pek
sie Tok shu mengawasi Poei Hong beberapa saat, lalu
sambil tertawa dingin katanya:
"Sungguh tak disangka loohu bertiga sudah salah melihat,
kiranya anda adalah seorang tokoh silat yang sangat lihay,
memandang dari ilmu meringankan tubuh yang kau gunakan
barusan jelas merupakan serangkaian ilmu sakti yang sudah
banyak tahun lenyap dari Bu-lim, entah siapa gurumu itu??
dapatkah kau beri penjelasan???".
Jahe memang semakin tua semakin pedas. Bukan saja Pek
sie Tok shu cukup waspada bahkan berakal licik, cerdik dan
teliti.
Walaupun ia dapat menduga bahwa ilmu meringankan
tubuh yang digunakan Poei Hong adalah semacam ilmu maha
sakti, namun ia tak kenal ilmu apakah itu, ia sadar seandainya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ditanyakan secara terang terangan, pihak lawan tak akan suka
beri tahu.
oleh karena itu, ia hanya mengatakan kalau ilmu
meringankan tubuh tersebut saja mirip dengan semacam ilmu
sakti yang sudah banyak tahun lenyap dari peredaran Bu lim,
ia bermaksud agar Poei Hong beritahu dengan sendirinya.
Tetapi Poei Hong pun bukan manusia bodoh, dia adalah
seorang nona yang sangat cerdik, tentu saja ia tak akan
tertipu begitu saja dan mengatakan apakah nama ilmu
meringankan tubuh itu serta berasal dari perguruan mana.
"Tidak salah" tampak Poei Hong mengangguk.
"Ilmu meringankan tubuh yang aku gunakan barusan
memang serangkaian ilmu sakti yang sudah banyak tahun
lenyap dari peredaran dunia persilatan"
"Aaaah— benar juga dugaanku-" pikir Pek sie Tok-shu
kegirangan.
sementara ia masih kegirangan karena menganggap
perangkapnya bakal mengena, mendadak terdengar Poei
Hong tertawa lantang.
"Haaaa— haaa— setan tua kalau kau sudah tahu bahwa
siauw ya memiliki ilmu meringankan tubuh yang sudah lama
lenyap dari peredaran Bu lim, tentu saja tahu bukan asal usul
dari siauw ya mu? Hmm kenapa kau masih cerewet terus
disini, cepat sipat kuping lipat ekor pulang ke wilayah Biauw
mu dan baik2 hidup jadi manusia disana, apakah kau ingin
menanti sampai siauw-ya unjuk gigi memunahkan kepandaian
kalian...."
Perkataan dari Poei Hong ini bukan saja amat tepat,
bahkan mengandung maksud menggertak ketiga manusia
beracun itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Heee — heee lu— kau kira aku siorang tua benar2 jeri
kepadamu?" jengek Pek sie Tok shu sambil tertawa dingin.
Poei Hong mendengus dingin.
"Kalau takut, buat apa banyak bicara dan pentang bacot
teruskan"
Dengan nama besar Bu lim su Tok dalam dunia persilatan,
Walaupun tak bisa dikatakan tak ada orang yang berani
mengganggu mereka. namun jago2 Bu lim dewasa ini jarang
ada yang berani pandang remeh keempat manusia beracun
itu.
sebagai contohnya saja Bong-san Yen shu yang ada disisi
kalangan, iapun termasuk salah seorang tokoh silat yang
sudah puluhan tahun lamanya berkelana dalam dunia
persilatan, Walaupun begitu terhadap empat manusia beracun
pun ia tak berani pandang terlalu enteng.
sebenarnya berasal dari manakah si sastrawan berbaju
putih ini???? berani benar sianak muda tersebut ini tidak
pandang sebelah matapun terhadap empat manusia beracun
yang ditakuti orang Bu lim?
Baru saja Poei Hong menyelesaikan kataknya, Pek sie Tok
shu sudah mendongak tertawa seram.
suaranya keras dan tinggi melengking bagaikan jeritan
setan ditengah malam buta. begitu menyeramkan suaranya
sehingga mendirikan bulu roma setiap orang.
Ditengah gelak tertawa seram itulah Pek sie Tok shu
mengumpulkan segenap tenaga Iweekang yang dimilikinya
siap melancarkan serangan mematikan,
"Pelajar rudin, kau coba terima dulu sebuah pukulan loohu
ini" teriaknya sambil menatap Poei Hong tajam2.
sepasang telapak dengan membawa segulung hawa
pukulan yang maha dahsyat segera menggulung kedepan
bagaikan hembusan angin puyuh ditengah desiran keras Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

secara lapat2 membawa bau busuk mayat yang amat
menusuk hidung.
Itulah pukulan "Pek sie Tok ciang" atau ilmu pukulan
beracun seratus mayat yang ia paling andalkan.
Bong san Yen shu yang melihat kejadian itu jadi amat
terperanjat, karena takut Poei Hong tak tahu lihay sehingga
terluka karena terhantam pukulan beracun itu. buru2 ia
berteriak:
"Poei siauw hiap hati2, itulah pukulan beracun seratus
mayat yang amat bahaya."
Merasakan dirinya diserang begitu hebat, sepasang alis
Poei Hong berkerut, dari sepasang matanya memancarkan
cahaya berkilat, namun dalam sekejap mata sudah lenyap tak
berbekas.
"Setan tua, kau ingin cari mampus" hardiknya keras.
Di tengah bentakan keras, sepasang telapak mendadak
didorong kedepan, segulung hawa pukulan yang kuat tapi
lunak segera menyambut datangnya serangan telapak dari Pek
sie Tok shu tersebut.
Menjumpai serangan Poei Hong begitu ringan biasa dan
tiada keist imewaan, dalam hati Pek-sie Tok shu tertawa dingin
pikirnya.
"Hmm aku masih mengira sikeparat cilik ini memiliki ilmu
silat yang sangat lihay, tak tahunya cuma begini saja."
Baru saja ia habis berpikir, dua gulung angin pukulan yang
maha dahsyat telah saling berbentrok ditengah udara.
"Braaak" ditengah bentrokan keras terjadi suatu ledakan
yang menggetarkan seluruh jagad, pasir debu beterbangan
memenuhi angkasa, angin berpusing menggulung ranting dan
daun setinggi empat lima tombak dari permukaan bumi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dalam bentrokan itu tubuh Poei Hong hanya bergetar
sedikit saja kemudian berdiri tenang kembali seperti sedia
kala, air mukarya tidak berubah kecuali ujung baju yarg
berkibar keras ditinjau sepintas lalu seakan2 sianak muda itu
sama sekali tak pernah menggunakan Iweekangnya untuk
beradu tenaga dengan orang lain.
sebaliknya kemudian diri Pek sie Tok-shu jauh berbeda,
bukan saja pada saat itu juga badannya tergetar mundur tiga
tombak kebelakang, bahkan sepasang alisnya menjungkat, air
mukanya berubah hijau membesi, jelas ia sudah menderita
luka dalam yang parah.
Ilmu telapak apakah yang telah digunakan ? dipandang
sepintas lalu se olah2 biasa t iada keist imewaan, namun dalam
kenyataan mengandung tenaga lwekang yang demikian
dahsyat.
Beruntung dalam serangan barusan Poei Hong hanya
menggunakan tenaga sebesar enam, tujuh bagian belaka,
seandainya ditambah satu bagian lagi saja niscaya Pek Sie Tek
shu kalau tidak binasa, paling sedikit akan terluka parah.
Walaupun akibat yang diterima Pek Sie Tok-shu saat tak
begitu parah, isi perutnya sudah terhantam goncang, hampir2
saja darah segar muncrat keluar dari mulutnya.
Sekarang, Pek Sie Tok-shu baru terperanjat, ia baru tahu
sastrawan lemah lembut yang berdiri dihadapannya saat ini,
bukan manusia sembarangan, dia adalah seorang jagoan yang
memiliki ilmu silat maha sakti.
Oleh karena itu sambil diam2 salurkan hawa murninya
menahan golakan darah panas dalam rongga dada, ia birpikir:
"Sebenarnya siapakah sastrawan lemah ini ??? berasal dari
manakah dia ??? dan siapakah guru nya ??? ditinjau dari
usianya yang begitu muda tak nyana memiliki tenaga lwekang
sehebat itu ilmu silat apa yang telah ia gunakan ??? dipandang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sepintas lalu pukulan itu lembut dan tak bertenaga, mengapa
akhirnya bisa menunjukkan kehebatan tiada taranya ???"
Dalam pada itu si Kakek bisa dingin Cia Ie Chong serta
seratus bangkai.
"Toako, parahkah luka yang kau derita ???" tanya mereka
hampir berbareng dengan nada kuatir.
"Luka ringan tak mengapa" jawab sikakek seratus bangkai
Kiang Tiang Koei seraya menggeleng.
Mendengar jawaban itu sikakek bisa dingin baru berlega
hati, ia segera berpaling dan menatap Poei Hong dengan
wajah tenang berdiri gagah kurang lebih enam depa
dihadapannya, ujung baju berkibar tertiup angin sementara
dari sepasang matanya memancarkan cabaya tajam,
senyuman hambar menghiasi bibirnya. senyuman itu
menunjukkan keangkuhan serta ketinggian hati.
Dalam deretan empat manusia beracun, sikakek bisa dingin
Cia le Chong terderet jago kedua pada sepuluh tahun
berselang tenaga lwekangnya memang sedikit di bawah Kiang
Tiang Koei, namun dalam sepuluh tahun ini berhubung
keadaan masing2 yang berbeda, tenaga Iweekang dari sikakek
bisa dingin ini jauh melampaui toako-nya.
Berhubung tenaga Iweekangnya amat sempurna inilah,
didalam tabiat ia mengalami banyak perubahan.
Walaupun tingkah lakunya masih kejam dan telengas,
watak jahatnya belum berubah, tetapi ia tidak seceroboh dan
seberangasan tempo dulu.
setiap kali menemui persoalan selalu tenang tapi waspada,
membuat orang sulit untuk menebak gerak geriknya.
sikakek bisa dingin ini sadar, sikap Poei Hong bisa sombong
dan sama sekali tak pandang sebelah matapun terhadap
mereka bertiga hal ini dikarenakan sianak muda itu memiliki
kepandaian silat yang amat lihay. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tiba2 satu ingatan berkelebat dalam benak sikakek bisa
dingin, batinnya:
"Mungkinkah tenaga Iweekang yang dimiliki keparat cilik ini
sudah berhasil mencapai puncak kesempurnaan sehingga
orang lain sama sekali tak dapat melihat apakah ia memiliki
tenaga Iweekang atau tidak ???.."
sementara ia masih termenung, loo-sam sikakek Racun Es
sudah tak dapat menahan diri, terdengar ia membentak keras:
" Keparat cilik, kau berani melukai toakoku."
sambil berkata sepasang telapak berputar siap mengirim
sebuah pukulan dahsyat menghajar tubuh Poei Hong.
"sam-te, jangan kurang ajar " tiba2 Pek sie Tok-shu
membentak keras.
Buru-buru sikakek Racun Es menarik kembali telapak
tangannya, dengan paksa ia sedot kembali hawa pukulan yang
sudah siap dilancarkan keluar itu.
Ternyata Pek sie Tok shu pun sedang berpikir, mungkinkah
tenaga Iwekang yang dimiliki sianak muda itu sudah mencapai
puncak kesempurnaan sehingga ia dapat merahasiakan
kepandaiannya
Karena punya pendapat demikian, ia lantas berpikir.
"Benarkah tenaga, Iwekang keparat ini sudah mencapai
puncaknya?? kalau benar... waaah, dengan andalkan kekuatan
kami bertiga pasti bukan tandingannya..."
oleh sebab itu melihat Loo sam akan turun tangan, buru2 ia
menghardik dan mencegah adik nya turun tangan secara
gegabah, karena ia tahu tenaga Iwekang yang dimiliki Han
Peng Tok-shu jauh lebih rendah daripada dirinya, seumpama
turun tangan ia bakal menderita kerugian.
Mendengar bentakan itu Han Peng Tok shu berhenti dan
mundur kembali kebelakang, sementara Pek si Tok shu maju Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

selangkah kedepan sambil menatap wajah Poei Hong tertawa
dingin tiada hentinya.
"Keparat cilik meskipun kau rada2 memiliki permainan ilmu
setan, namun loohu sekalian tak akan dibuat jeri. hanya saja--
-pada saat ini Loohu sekalian masih ada urusan penting yang
harus segera diselesaikan, tak ada banyak waktu buat ribut
serta cekcok dengan kalian lebih jauh. Kalau kau punya nyali,
sebutkan asal seperguruanmu, setelah loohu selesai
mengerjakan pekerjaanku, pasti akan kucari kalian untuk
diajak berduel"
Walaupun beberapa patah kata yang diucapkan Pek sie Tok
shu barusan kedengaran begitu gagah dan bersemangat,
padahal dalam kenyataan cuma gertak sambal belaka.
Bong san Yenshu beberapa orang adalah manusia luar
biasa, yang punya banyak pengalaman dalam Bu-lim tentu
saja merekapun paham apa maksud dari ucapan Pek sie Tok-
shu barusan, hal ini terpaksa diutarakan karena ada
hubungannya dengan kecurigaan yang ia derita barusan.
Bukan saja ia sudah menderita rugi, bahkan terluka
didalam pula, ia sadar seumpama terjadi pertarungan maka
mereka bakal kewalahan dan akhirnya kalah.
Disamping itu si Kakek Huncwee dari gunung Bong-san pun
paham, apa yang dimaksudkan Pek sie Tok-shu sebagai
"Masih ada urusan penting yang harus diselesaikan." Karena
itu, sehabis mendengar ucapan itu dalam hati diam2 merasa
geli.
Tentu saja Poei Hong sigadis cantik yang cerdik dan pandai
inipun bisa menerka isi hati orang, tetapi ia berlaku sabar dan
tidak sampai bocorkan rahasia itu, ia tersenyum dan menyahut
dengan wajah adem.
"siauw-ya mu bernama Poei Hong, tentang perguruan
Hmmm dengan andalkan kedudukan kalian Empat manusia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

beracun dari wilayah Biauw masih belum sederajat untuk
mengetahuinya ."
Air mukanya tiba2 berubah kecut dengan mata melotot
wajah adem dan suara lantang lagi?
Dengan nama besar Empat manusia Beracun di-dalam
dunia persilatan, ternyata diusir, digertak dan dihina oleh
seorang pemuda sastrawan yang tidak dikenal asal usulnya,
kejadian ini benar2 merupakan suatu peristiwa yang sangat
memalukan.
Kalau mengikuti watak serta tabiat Empat manusia Racun
pada hari2 biasa, belum sampai pemuda itu menyelesaikan
kata-katanya mereka pasti sudah mengumbar hawa
amarahnya.
Tetapi keadaan ini hari jauh berbeda, mempertimbangkan
kekuatan lawan yang begitu banyak serta kuat, cukup si
pemuda sastrawan seorangpun sudah luar biasa apalagi masih
ada si kakek Huncwee dari gunung Bongsan beserta lima
orang gadis seorang pria, seumpama sampai terjadi
pertarungan mereka pasti akan menderita kalah.
Pepatah kuno mengatakan: Kalau urusan kecil tak bisa
ditahan maka masalah besar akan hancur berantakan.
Berada dalam keadaan serta situasi seperti ini, terpaksa
untuk sementara waktu mereka menahan sabar serta mulai
susun rencana pembalasan setelah persoalan digunung Im
wu-san selesai.
Disebabkan beberapa macam faktor inilah begitu Poei Hong
menyelesaikan kata2nya, Pek sie Tok shu pun tidak banyak
bicara kecuali tertawa kering t iada hentinya.
"Ayoh kita berangkat" seru Tiang Koci kemudian kepada si
Loojie serta Loo-sam.
Berbareng dengan seruan itu, badannya bergerak
meninggalkan tempat itu disusul si manusia racun kedua serta Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

si manusia racun ketiga dari belakang, dalam sekejap mata
mereka sudah dibalik pepohonan.
Melihat ketiga manusia beracun itu sudah berlalu, Poei
Hong tertawa cekikikan dengan merdunya.
suara gelak tertawanya lantang membelah bumi bukan saja
merdu bagaikan genta dan nyaring bagaikan jeritan burung
hong, bahkan sangat menggetarkan hati setiap orang.
Jelas membuktikan betapa sempurna tenaga Iweekang
yang dimiliki gadis she Poei ini, seumpama tenaga
Iweekangnya disalurkan lebh dahsyat lagi kedalam gelak
tertawa itu, kemungkinan besar isi perut orang bisa tergetar
hancur berantakan.
Bong san Yen shu yang mendengar gelak tertawa itu jadi
terperanjat, ia tahu lihay, buru2 kepada murid kesayangannya
Gong Yu serta Toan-hong Bang Coe sekalian lima orang gadis
hardiknya:
" Cepat kerahkan tenaga sin-kang untuk lindungi jantung "
Tentu saja maksud Poei Hong gelak tertawa bukan ada
tujuan untuk mencelakai Bong-san Yen shu bertujuh, tetapi
yang benar karena ia gembira melihat empat orang manusia
beracun yang tersohor dalam dunia persilatan ternyata punya
nyali kecil seperti t ikus, hanya saling beradu satu pukulan saja
sudah dibikin ketakutan sampai melarikan diri ter-birit2,
berhubung tak dapat menahan emosi dihati sengaja bergelak
tertawa tanpa disengaja hawa murninya ikut tersalur dalam
tertawa itu.
Baru saja hawa murni disalurkan, tiba2 Poei Hong
menjumpai air muka Bong-san Yen shu sekalian yang ada
disisinya berubah hebat ia jadi kaget, hawa murni dibuyarkan,
gelak tertawapun berhenti.
Masih untung ia sadar dengan cepat, kalau tidak kendali
tenaga Iweekang dari Bong san Yen shu serta Tong-hong Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Beng Coe bertujuh lebih lihaypun niscaya akan terserang dan
menderita luka hebat.
setelah gelak tertawa berhenti, Poei Hong berpaling kearah
Bong-san Yen shu sekalian, dengan senyuman penuh minta
maaf katanya:
"Aaaai... maaf, maaf... karena gembira yang kelewat batas
hampir2 saja aku lukai kalian semua, harap saudara2 semua
suka memaafkan keteledoranku ini " Bong-san Yen shu
tertawa hambar.
"Haaa- --haaa---haaa -nona Poei, janganlah kau berkecil
hati. Meskipun lolap percaya tenaga Iweekang ku masih belum
seberapa, tapi untuk berjaga diri rasa2nya masih lebih dari
cukupi"
"Ehmm " Poei Hong tersenyum dan mengangguk "Yu thay
hiap adalah tokoh kenamaan dalam dunia persilatan dewasa
ini, tenaga Iweekang yang kau miliki amat sempurna, tentu
saja terhadap serangan hawa murniku yang tak seberapa
tidak bakal mempan, hanya saja..." Bicara sampai disitu ia
merandek, lalu berpaling menyapu sekejap wajah Tong-hong
Beng Coe beberapa orang, terusnya:
"Jikalau pandanganku tidak salahi bagi Tong Hong moay
moay kemungkinan besar masih bisa tahan, tetapi buat
beberapa orang lainnya... . aku takut mereka bakal konyol
ditengah jalan "
Didalam hati Bong san Yen shu mengangguk berulang kali
dan membenarkan kata-2 silelaki "Gadungan" ini, pikirnya:
"Perempuan ini bukan saja cerdas dan pintar ketajaman
mata nyapun sangat mengagumkan, ia betul2 sekuntum
bunga aneh yang sukar ditemu kan dalam dunia persilatan."
Karena berpikir demikian, sambil tersenyun ia mengangguk
dan lantas berkata: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Pendapat nona Poei sedikitpun tidak salah muridku Gong
Yu beserta keempat dayang dari nona Tong hong memang
bakal konyol dan tidak tahan, apabila waktu berlangsung
sesaat lagi "
sementata itu Tong-hong Beng cu menghampiri Poei Hong,
ia cekal tangan silelaki "Gadungan" itu, lalu dengan nada halus
dan manja tanyanya:
"Enci Hong ilmu pukulan apa sih yang barusan kau gunakan
? kelihatannya se-akan2 ringan, lunak dan tak bertenaga
tetapi berkesudahan begitu hebat sampai2 sikakek seratus
bangkai yang sudah tersohor akan keganasannya pun
ketakutan dan melarikan diri ter-birit2 ?"
Mendapat pertanyaan itu, Poei Hong alihkan sinar matanya
keatas wajah Tong-hong Beng Coe yang dingin dan hambar
itu. lama sekali ia baru berkata:
"Adikku aku ingin bertanya, bukankah diatas wajahmu itu
kau kenakan sebuah topeng kulit manusia yang dibuat sangat
ist imewa ?"
Begitu ucapan ini diutarakan, Bong san Yen shu serta Gong
Yu sama2 dibuat melengak.
Tapi dengan cepat pula guru dan murid dua orang inipun
dibuat sadar dan mengerti, segera pikirnya:
"Pantas... tidak aneh kalau sejak bertemu, air mukanya
selalu kelihatan begitu dingin, ketus dan hambar sedikitpun
tidak perlihatkan perubahan apapun jua, ternyata ia
mengenakan semacam topeng kulit manusia yaag sengaja di
buat sangat istimewa."
sementara itu Tonghong Beng coepun dibuat tertegun oleh
pertanyaan tadi, setelah jejak nya konangan, tentu saja ia tak
bisa mungkir lebih jauh.
"Enci sungguh tajam pandangan matamu, ternyata
rahasiaku yang selama ini kupegang rapat2 akhirnya berhasil Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kau bongkar juga" serunya sambil mengangguk. Poei Hong
tertawa.
"Hal ini bukan disebabkan aku punya sepasang mata yang
tajam, tapi kesemuanya ini dikarenakan akupun memiliki
sehelai kulit topeng yang sama seperti milikmu itu" katanya.
seraya tersenyum ia lantas merogo ke dalam sakunya dan
ambil keluar sehelai kulit topeng yang dimaksudkan, kemudian
terusnya:
"Coba kau lihat kulit topeng ini, bukankah kalau kau
padukan satu sama lainnya akan kelihatan sama dan tiada
berbeda sama sekali ??"
Tong hong Beng Coe diam, ia lantas menyambuti kulit
topeng tadi diikuti tangannya meraup keatas wajah sendiri
dan melepaskan kulit topeng yang ia kenakan selama ini.
Begitu kulit topeng terlepas, wajah yang semula dingin,
hambar dan tiada berperasaan itu sudah berubah jadi
selembar wajah yang halus, manis dan cantik sekali bagaikan
bidadari.
"Aaaai --heran, heran --sungguh mirip sekali " serunya
keheranan setelah ia perpadukan kedua lembar kulit topeng
yang ada ditangannya itu.
"Ehmm kalau memang kedua lembar kulit topeng ini mirip
satu sama lain itulah sangat bagus sekali" kata Poei Hong.
Tong-hong Beng Coe semakin keheranan dibuatnya, timbul
kecurigaan dalam hati kecilnya.
"Enci Hong " sejera ia bertanya. "Apakah antara kedua
lembar kulit topeng ini ada sangkut paut satu dengan
lainnya???" Poei Hong mengangguk,
"Benar" jawabnya
"Memang antara kedua lembar topeng itu mempunyai
sangkut paut yang erat sekali " Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Enci Htong lalu... apakah hubungan serta sangkut
pautnya."
"Jangan tanya sekarang adikku, tunggulah sampai urusan
digunung In Boesan selesai, nanti aku akan beri keterangan
yang kau butuhkan, itu waktu akupun akan sekalian
membawa dirimu pergi menjumpai seseorang "
Tong hong Beng Coe tercengang dan keheranan setengah
mati, ingin sekali ia bertanya lebih jauhi akan tetapi
berhubung Poei Hong sudah berkata begitu, terpaksa ia
batalkan niatnya.
Beberapa saat kemudian ia baru berkata:
"Enci Hong, kau belum- beritahu kepadaku ilmu pukulan
apakah yang telah kau gunakan untuk memukul mundur
sikakek seratus bangkai"
Poei Hong termenung beberapa saat lamanya, setelah itu ia
baru menjawab:
"Sebenarnya aku tidak ingin beri keterangan kepada
siapapun juga, tetapi sekarang setelah terbukti bahwa di
antara kita berdua mempunyai hubungan serta sangkut paut
yang erat sekali, keadaan jadi berubah, tentu saja boleh
beritaku kepadamu, cuma..."
Berbicara sampai disitu mendadak ia membungkam,
sementara sinar matanya melirik sekejap kearah Bong-san Yen
shu berdua.
sikakek Huncwe dari gunung Bong san adalah seorang jago
kangouw yang sudah kawakan dan banyak pengalaman
menjumpai keadaan seperti itu ia lantas bisa membade
maksud hati Poei Hong yang sebetulnya, jelas gadis itu tidak
ingin orang luar ikut mendengar. Karena sudah tahu
maksudnya la lantas tersenyum dan berkata:
"Nona Poei, silahkan kalian membicarakan urusan pribadi
diantara kalian sendiri, aku beserta muridku akan berangkat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

selangkah duluan, kita berjumpa lagi nanti didepan sana."
seraya berkata ia tarik tangan Gong Yu dan berseru:
"Anak Yu, ayoh kita berangkat duluan."
"Yu Thay hiap" baru saja mereka berdua mau berangkat,
tiba2 Poei Hong berseru.
Bong-san Yen sbu berhenti dan berpaling.
"Nona Poei, kau masih ada urusan apa lagi?" tanyanya.
Menatap wajahnya, Poei Hong tersenyum.
"Yu thay-hiap harap kau jangan menyalahartikan
maksudku." ia berseru.
"Bukan sengaja aku bertindak rahasia atau takut terjadinya
sesuatu yang tak diinginkan setelah kau dapat tahu nama dari
ilmu pukulan tersebut, aku hanya berharap kepada kalian
setelah mengetahui nama dari ilmu pukulan yang aku gunakan
barusan untuk sementara waktu jangan bocorkan sampai
ditempat luaran, dari pada musuh besarku setelah tahu akan
kabar beritaku ini lantas menyembunyikan diri kedalam
gunung yang lebat dan menyusahkan diriku dalam percarian?"
Bong-san Yen shu mengangguk,
"Nona, kalau kau merasa loolap boleh dipercaya, harap kau
suka berlega hati " katanya.
Pada saat inilah Poei Hong baru berkata.
"ilmu pukulan yang barusan aku gunakan adalah ilmu sakti
"Koe Li sin kang", hanya sayang tenaga latihanku masih cetek
sehingga tak dapat perlihatkan sepersepuluh kehebatan
sebenarnya dari ilmu tersebut ".
Berhubung Tong hong Beng CU tak tahu akan asal usul dari
ilmu "Koe Li sin-kang" atau Ilmu sakti Kura-kura mereka ini,
maka sehabis mendengar nama itu air mukanya tidak
menunjukkan reaksi apapun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Lain halnya dengan Bong san Yen shu, seketika itu juga ia
terkesiap dan berdiri menjublak.
"Aaah " tak kuasa ia berseru kaget. sepasang mata
terbelalak lebar, air mukanya penuh dengan rasa kaget,
tercengang, ia menatap wajah Poei Hong tak berkedip. Lama
sekali ia baru bertanya.
"Lalu apa hubungan nona dengan Kioe sian sin Po ??-"
"Dia adalah guruku"
"Aaaaaa ..."
sekali lagi Bong san Yenshu berseru kaget, ia lantas
bertanya lebih jauh.
"Kalau begitu nona telah mendapatkan kitab warisan dari
dia orang tua?"
sepasang alis Poei Hong langsung menjungkat, hawa gusar
kelihatan melintasi wajahnya, tetapi cuma sebentar, air
mukanya sudah pulih lagi seperti sedia kala, pikirnya.
"Aku tak bisa menyalahkan dirinya, dia mana tahu kalau In
su sudah berhasil melatih badannya jadi kuat, kokoh dan tak
bakal rusak sepanjang masa, lagi pula beliau sudah ada
ratusan tahun mengasingkan diri dipegunungan yang terpencil
sejak ratusan tahun berselang orang2 Bu lim sudah tak ada
yang bisa menjumpai dia, dia orang tua lagi, tentu saja orang2
menganggap beliau sudah lama wafat, siapa tahu kalau dia
orang tua sampai detik ini masih hidup di kolong langit dalam
keadaan sehat walafiat?" Karena berpikir demikian, ia lantas
menggeleng.
"Tidak" sahutnya.
"Aku mendapat warisan serta didikan langsung dari dia
orang tua" sepasang mata Bong-san Yen shu terbelalak
semakin besar, ia semakin kaget dibuatnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Apa? jadi dia orang tua masih hidup dikolong langit dalam
keadaan sehat wal-afiat"
"Ehmm"
sambil mengangguk Poei Heng mendehem, jelas ia
mengartikan kalau apa yang dikatakan merupakan kenyataan
dan tidak salah.
Bong san Yen shu betul2 berdiri menjublaki mimpipun ia
tak menyangka Koe sian sin Po yang sudah menggetarkan
dunia persilatan sejak ratusan tahun berselang ternyata masih
hidup dikolong langit dalam keadaan sehat wal-afiat, bahkan
berhasil mendidik seorang murid yang masih begitu muda dan
cantik pula.
seumpama ucapan ini tidak salah dan Koe sian Poo benar2
masih hidup dikolong langit, maka usianya kurang lebih sudah
mendekati dua ratus tahun--
Manusia bisa hidup hampir mendekati dua ratus tahun
siapa mati, tentu saja ilmu silat yang ia miliki telah mencapai
puncak kesempurnaan, tidak aneh kalau badannya bisa dilatih
jadi kokoh dan keras bagaikan baja.
cuaca gelap dan mendung, kabut tebal menutup seluruh
jagad seakan hendak ambruk menindih bumi.
Angin Barat daya bertiup kencang sangat menusuk tulang,
hembusan yang keras dan dahsyat membuat suasana
kelihatan begitu menyeramkan.
suasana seperti ini sudah terjadi dan berlangsung selama
beberapa hari ber turut2, kalau dilihat keadaannya bisakah
cuaca menjadi baik lewat tiga lima hari lagi, masih sukar
ditetapkan.
salju turun dengan derasnya melapisi seluruh permukaan
dengan warna yang putih, permukaan salju makin lama kian
menebal membuat pemandangan jadi putih, sunyi dan indah
menawan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ooooooooooo
GUNUNG In-Boe-san terletak dipropinsi Koh-Tjhiu, letaknya
dua ribu seratus meter dari permukaan laut, puucak gunung
tinggi menjulang keangkasa dan ber-deret2 memanjang
keluar, pemandangan indah tapi cukup mengerikan bagi yang
melihat.
Malam semakin kelam, kentongan pertama baru saja lewat,
salju telah berhenti berdiri hanya angin barat daya berhembus
makin lama makin kencang, hawa dingin mencekam seluruh
angkasa menusuk tulang dan meresap kesumsum.
Dalam keadaan cuaca seperti inilah, dari kaki gunung In
boe san mendadak muncul dua orang kakek tua yang
berambut dan berjenggot putih, yang satu berdandan
sastrawan dengan- menggembel sebilah pedang dipinggang,
sedang yang lain berdandan mirip nelayan dengan membawa
sebuah bambu pancingan yang panjangnya ada tujuh kaki
dengan warna merah ungu..
Apa maksud kedua orang kakek tua itu datang kemari ?
mungkinkah mereka orang gila ? masa ditengah malam buta
dimusim salju yang dingin,jauh2 mendatangi pegunungan In
bee-san yang terpencil dan jauh dari keramaian dunia ini ?
atau...
Meski kedua orang kakek tua itu sudah berusia lanjut,
rambut dan jenggotnya telah memutih, tetapi semangatnya
berkobar, terutama sekali sepasang matanya yang tajam
berkilat bagaikan sambaran kilat, jelas menunjukkan kalau
tenaga Iweekang mereka telah mencapai puncak
kesempurnaan.
Kiranya kedua orang kakek tua ini adalah tokoh2 silat
dewasa ini," si sastrawan adalah sian hee-In Kiam" atau si
Pedang Tunggal dari sian Hee san Yauw Kie, sedang sang
nelayan bukan lain adalah "Goan Kang Gie Hu" atau si Nelayan
dari sungai Goan Kang, Tong soe Kiat adanya... Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Baru saja si gedang tunggal dari gunung Sian Hee-san
serta sinelayan dari sungai Goan Kiang munculkan diri,
mendadak dari suatu tempat dua tiga puluh tombak diluar
mereka muncul kembali tiga sosok bayangan hitam, gerakan
tubuh mereka amat cepat bagaikan sambaran kilat dan
langsung menuju kearah-Pek-Yan Gay.
"susul " seru Yauw Kie sipedang tunggal dari sian-Hee san
cepat begitu melihat bayangan tadi.
seraya berseru, sang badan dengan cepat mencelat
kemuka, laksana anak panah terlepas dari busurnya segera
mengejar kemuka.
si Nelayan dari sungai Goan-Kiang tak berani berayal, iapun
buru2 enjotkan tubuh menyusul dari belakang.
Berlatih giat selama puluhan tahun, tenaga Iwekang yang
dimiliki kedua orang ini sudah mencapai puncak
kesempurnaan, kecepatan gerak badannya melebihi
hembusan angin, gesit, sebat ringan dan cepat.
Gerakan tubuh mereka berdua memang cepat sampai2
susah dilukiskan dengan kata2, tapi tiga sosok bayangan
hitam yang berada didepan mereka pun bukan manusia
sembarangan, kecepatan lari mereka tak ada dibawah mereka
berdua.
Terlihatlah ketiga sosok bayangan hitam itu bagaikan tiga
gulung asap ringan saja, dalam sekejap mata telah tiba diatas
puncak Pek Yan-Gay.
Pek Yan Gay. Puncak tebing yang sepanjang tahun tertutup
oleh lapisan kabut putih tebal, pada saat ini kelihatan kosong
melompong dan sunyi senyap tak kelihatan sedikit benda
mencurigakanpun.
Padahal, dalam kenyataan dibalik ketenangan, kesunyian
yang mencekam tersembunyilah suatu badai amis darah,
ditempat inilah tidak lama kemudian akan berlangsung suatu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pertarungan seru antara sesama umat Bu lim untuk
memperebutkan kitab pusaka "Yoe Leng Pit Kip".
Ketika ketiga sosok bayangan hitam itu melayang sampai
dipuncak Pek-Yan-Gay, enam rentetan cahaya mata yang
tajam bersama2 menyapu sekejap kesekeliling kalangan,
diikuti salah satu diantara mereka memperdengarkan seruan
tertahan.
"Eeee... toako, kenapa tak kelihatan sesosok bayangan
manusiapun ??? apakah kabar berita itu cuma isapan jempol
belaka ???"
Kiranya ketiga sosok bayangan manusia ini adalah Liauw
Tong sam-koay yang pernah kita bicarakan tempo dulu, Toan
Liong, Toan Hauw serta Toan Pa tiga bersaudara, sedangkan
yang barusan bicara bukan lain adalah siluman kedua Toan
Hauw.
"Aku kira tak mungkin" sahut siluman pertama Toan Liong
setelah termenung beberapa saat.
"sekarang waktu masih terlalu pagi lebih baik kita mencari
suatu tempat yang setrategis untuk menyembunyikan diri,
nanti kita bicarakan lagi."
"Ucapan toako tidak salah," siluman ketiga Toan Pa
menanggapi dan menyatakan setuju.
Bicara sampai disitu ia lantas menuding ke arah sebelah
kiri. di mana belasan tombak kemudian terdapat sebuah batu
cadas sebesar beberapa tombaki katanya.
"Mari kita bersembunyi saja dibelakang tebing batu besar
itu guna menantikan perubahan situasi selanjutnya".
Yauw Kie sipedang tunggal dari sian-Hee san serta Tong
soe Kiat sinelayan dari sungai Goan-Koan jadi terperanjat
setelah mendengar ucapan itu,
"Aduuuuh . . . celaka "serunya tertahan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ternyata pada saat ini, kedua tokoh Bu-lim itupun sedang
bersembunyi dibelakang batu tebing yang dimaksudkan.
Tentu saja, dengan andalkan kepandaian silat yang dimiliki
kedua orang ini, mereka tak akan takut terhadap Liauw tong
sam Koay, namun justru persoalan terletak karena kedua
orang ini tidak ingin munculkan diri secara resmi dalam situasi
dan saat seperti ini.
Dalam pada itu siluman pertama Toan Liong telah berpaling
ke arah batu cadas yang dimaksudkan kemudian menganggut.
"Bagus sekali " serunya.
Disaat siluman pertama menanggapi dan ketiga sosok
bayangan manusia itu siap meloncat ke depan, tiba2 dari
belakang sebuah batu besar di belakang mereka
berkumandang datang gelak tertawa yang amat menyeramkan
disusul teguran seseorang.
"Heee heee-- hee -sungguh cepat kabar berita ini tersiar
dalam dunia persilatan, tak disangka kalian tiga bersaudara
yang jauh berdiam di wilayah Liauw Tong pun sudah
mendapat kabar ini dan buru2 berangkat kemari untuk ikut
melihat keramaian". Bersama dengan suara itu, muncul
sesosok bayangan manusia.
Liauw Tong sam Koay sama2 terperanjat, dengan cepat
mereka berpaling dan segera kenali orang yang barusan
munculkan diri ini bukan lain adalah Toonu dari pulau Thian
Bun To, si jagoan sakti yang dikabarkan telah peroleh peta
petunjuk tempat tersimpannya kitab pusaka" Yu Leng Pit Kip".
Peng Pok sin-mo adanya.
"Aku sangka siapa yang telah datang ? Hee... hee...hee -
tak tahunya adalah Toocu " Toan Liong sebera berseru sambil
tertawa seram.
Ia merandek sejenak kemudian sengaja tertawa ketus dan
menyindir kembali: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kami dengar Toocu telah berhasil mendapatkan peta
mustika petunjuk dari kitab pusaka Yoe Leng pit Kip. karena
itu kami tiga bersaudara sengaja datang kemari untuk
mengucapkan selamat buat Toocu, sekalian untuk memberi
bantuan kepada Toocu bilamana perlu" Nama besar Peng Pok
sin-mo si T^ocu dari pulau ThianBun To bukan saja tertera
sebagai pemimpin Bu lim capshia sepuluh manusia sesat dari
dunia persilatan, iapun merupakan seekor rase tua yang licik
cerdik dan banyak akal tentu saja ia dapat menangkap
sindiran diantara ucapan siluman pertama Toan Liong
barusan.
Kalau berada di-hari2 biasa, gembong iblis tua ini pasti tak
akan tahan atas sindiran pedas tersebut, tidak mengherankan
seumpama ketiga siluman itu sejak tadi sudah ia sikat habis.
Tapi, keadan malam ini jauh berbeda, saat ini ia sedang
membutuhkan bantuan orang lain,
Meskipun sigembong iblis tua ini sudah periksa peta
petunjuk kitab pusaka "Yoe Ling Pit Kip", bahkan
menghapalkan dan mengingat baik-baik letak tempat itu, tapi
ia sadar, gadis muda yang berhasil merampas peta petunjuk
itupun dengan mudah akan menemukan letak tempat tadi,
kemudian mengikuti peta tersebut mencari tempat kitab
pusaka itu.
Sebenarnya gembong iblis ini ada maksud mengejar sendiri
untuk kemudian cari kesempatan merampas kitab pusaka itu,
tapi ia takut berbuat demikian, karena ia sudah merasakan
kerugian besar ditangan gadis tadi.
Gadis tersebut bukan saja licin, cerdik dan lihay bahkan
ilmu silatnya sangat luar biasa, tenaga Iweekangnya telah
berhasil mencapai puncak kesempurnaan, ia tak paham secara
bagaimana seorang gadis yang masih begitu muda ternyata
memiliki tenaga Iweekang yang begitu sempurna dan begitu
dahsyat??? Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kitab pusaka "YOE LING PITKIP" merupakan sebuah kitab
ilmu silat yang luar biasa, jurus silat serta ilmu kepandaian
yang termuat dalam kitab tadi sangat dahsyatnya, asalkan
bisa melatih satu macam saja diantaranya sudah cukup untuk
menjagoi seluruh dunia persilatan.
Mungkinkah ia rela membiarkan kitab pusaka semacam ini
dirampas orang ??? ia berpeluk tangan belaka ????? Tentu
saja tidak
Tidak, lalu apa yang ia harus lakukan ???
seandainya mengandalkan nama besar serta kedudukannya
sebagai pemimpin sepuluh manusia sesat dari dunia persilatan
ia mengundang bantuan orang lain untuk ber-sama2
menghadapi seorang budak ingusan yang tak dikenal dan tak
tahu asal usul kemudian merampas kembali kitab pusaka
tersebut, ia takut ditertawakan orang lain, mungkinkah ia bisa
tancapkan kaki kembali dalam dunia kangouw ???
Lagi pula seandainya ia benar2 minta bantuan orang lain,
setelah berhasil merampas kembali kitab pusaka itu, maka
mereka harus mempelajari kitab tersebut secara bersama
sama.
Dengan kejadian ini, meski akhirnya ilmu sakti yang
teramat dalam kitab itu berhasil dikuasai, namun berhubung
ada dua orang, tidaklah mungkin ia menjagoi seluruh kolong
langit dan disebut jago nomor satu dari jagad.
setelah putar otak pulang pergi, akhirnya si gembong iblis
tua ini berhasil menemukan sebuah rencana keji yang bagus
dan sempurna.
Langkah pertama dari rencana kejinya ini adalah
memerintahkan muridnya sang duta Bayangan Eng Hek Thian
Tiauw sengaja menyiarkan kabar berita yang menyangkut
kitab pusaka "Yoe Ling pit Kip" ini kedalam dunia persilatan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Maksudnya berbuat demikian jelas sekali, ia memang ada
maksud memancing para jago lihay para tokoh silat baik dari
golongan Hek-to maupun golongan pek-to sama2 mendatangi
tebing Pek Yan Gay, kemudian biarkan para tokoh silat ini
turun tangan berbareng menghadapi gadis itu dan merampas
balik peta petunjuk must ika itu. Rencana keji dari si iblis tua
itu bukan saja kejam bahkan sadis, dan telengas.
Coba bayangkan saja kitab pusaka "YOE LING PITKIP"
adalah kitab mustika yang diincar dan diinginkan oleh set iap
orang Bu-lim, perduli dari perguruan serta partai manapun
mereka sama2 ingon mendapatkan benda tadi, suatu
pertikaian berdarah tak bisa terhindar lagi.
Atau... kecuali siapapun tidak inginkan benda itu, dan
mustika tadi dimusnahkan dihadapan umum.
Tapi siapa yang berhasil mendapatkan tak sudi, orang lain
yang ikut memperebutkan pun tak akan mau.
sebab, asalkan peta petunjuk itu masih tetap ada berarti
harapan untuk menemukan kitab pusaka masih ada, atau
dengan perkataan lain orang lainpun masih punya harapan
untuk memperebutkan kitab pusaka itu.
seandainya ada orang yang mengusulkan pendapat ini,
Peng Pok sin-mo si iblis tua inilah per tama2 yang akan setuju.
Bukan saja setuju, bahkan iapun akan mengutarakan
alasan2 yang kuat agar para jago melepaskan pertikaian
antara sesama dan menyetujui usulnya untuk memusnahkan
peta petunjuk tersebut.
sebab dengan musnahnya peta mustika tadi, berarti para
jago kehilangan mata tujuan dalam perebutkan itu, dan
dengan hati berat mereka harus membuyarkan diri
Untung letak penyimpanan kitab pusaka itu sudah ia
hapalkan diluar kepala, asalkan tiga empat bulan sudah
berlalu, secara diam2 la akan mendatangi tebing Pek Yan Gay Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seorang diri lalu mengikuti letak yang telah ia hapalkan
menggali kitab tersebut, kemudian mencari sebuah tempat
terpencil, berlatih giat dan tiga lima tahun kemudian, setelah
ilmu saktinya berhasil dikuasai ia munculkan diri kembali
dalam dunia persilatan, menjaring seluruh jago Bu-lim dan
mendirikan sebuah perguruan atau partai yang punya
pengaruh luas serta menguasahi seluruh dunia persilatan.
Dalam keadaan seperti ini, kekuatannya akan berlipat
ganda, partai serta perguruan2 yang ada akan diundang, bagi
mereka yang menurut dipaksa masuk anggota, bagi mereka
yang membangkang dihancur ratakan dengan tanah.
saat itulah seluruh jagad akan menjadi miliknya tunggal.
Rencana keji gembong iblis tua ini memang dahsyat, tapi
bisakah berjalan menurut yang dia inginkan ? Manusia
berusaha Tuhanlah yang berkuasa...
Dalam pada itu, Peng Pok sin-mo tetap berlaku tenang dan
sama sekali tidak ada perubahan diatas wajahnya sehabis
mendengar sindiran itu, ia tertawa seram, katanya:
"Maksud baik yang saudara2 sampaikan kepadaku,
membuat In heng merasa sangat berterima kasih hanya
sayang..."
sengaja ia merandek sejenak untuk kemudian terusnya:
"Walaupun peta mustika itu benar sudah In heng dapatkan,
tapi saat ini sudah kena dirampas kembali oleh orang lain "
"oooouw -" sengaja Toan Liong siluman pertama
menunjukkan sikap kaget dan keheranan.
"siapakah orang orang itu ??? berani benar ia main rampas
benda yang sudah menjadi milik Toocu "
"Aa a a i-- kalau dibicarakan sungguh memalukan sekali "
seru Peng Pok sin-mo sambil tertawa getir. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"orang yang berhasil merampas peta mustika itu dari
tanganku tidak bukan cuma seorang budak ingusan yang tak
kukenal nama maupun asal usulnya semua ini harus
disalahkan Ih-heng terlalu ceroboh, gegabah dan tak pandang
mata kepada orang lain sehingga akhirnya harus menerima
akhir begini"
"Benarkah sudah terjadi peristiwa seperti ini? ..." Toan Pa
siluman ketiga agak kurang percaya.
"Toan sau te, kau anggap perkataan dari aku Loe Thian
ciang tak bisa dipercaya?" Peng Pok sin mo menegaskan
dengan wajah serius. Toan pa tertawa menyeringai.
"Meskipun aku Toan toa sama tak berani punya pikiran
demikian dihadapan Toocu, tapi persoalan ini memang agak
luar biasa sehingga membuat orang tak berani percaya..." Ia
merandeki setelah mendehem dingin terusnya.
"Tapi yaaah, anggap saja semua yang dikatakan tadi
omong kosong belaka, kami t iga bersaudara jauh2 dari ribuan
li datang kemari tentu saja bukan cuma iseng belaka. apa
maksud kedatangan kami? Toocu sebagai seorang manusia
cerdas tentu bisa membade isi hati kami bukan"
"Tentu saja tentu saja" Peng Pok sinmo tertawa
menyeringai sambil mengangguk.
"Kitab pusaka itu merupakan benda tanpa majikan, siapa
yang melihat ikut punya bagian, hanya saja..."
Ia merandeki sepasang matanya laksana kilat menyapu
sekejap empat penjuru lalu bergantian mengawasi ketiga
siluman itu satu persatu, setelah itu ia baru tertawa kering dan
menambahkan.
"Persoalan yang terjadi malam ini sudah tersebar luas
diseluruh dunia persilatan, kalau dugaan Ih heng tidak salahi
disekeliling Pek Yan Gay saat ini sudah penuh berkumpul
tokoh2 silat kenamaan dari pelbagai lapisan. Terus terang saja Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

lo heng katakan, bukannya aku terlalu pandang enteng kalian,
kalau mau andalkan kekuatan kalian bertiga saja untuk
merebut posisi teratas dalam perebutan malam ini, aku takut-
hemm -heemm--."
Takut apa meski Peng Pok sin mo atau Loe Thian ciang
tidak teruskan dengan kedudukan Liauw Tong sam Koay
diantara deretan sepuluh manusia sesat dunia persilatan,
tentu saja dapat mengartikan apakah ucapan selanjutnya dari
Peng Pok sin mo ini.
Baru saja Peng Pok sin mo menyelesaikan kata2nya,
siluman pertama Toan Liong dengan nada tidak puas telah
tertawa seram, katanya.
"Toocu jujur dari suka berterus terang, pantaslah toocu
diangkat sebagai pemimpin Bu lim sip Hiong oleh kalangan
jago2 dunia persilatan, kegagahan serta kehebatan Toocu
memang jauh berbeda dengan kebanyakan orang "
oleh khalayak umum lt Mo atau Iblis tunggal siang sat, atau
sepasang Malaikat, sam Kong atau Tiga manusia aneh serta su
Tok atau empat manusia beracun disebut sebagai Bu- lim sip
shia sepuluh manusia sesat dari dunia persilatan tetapi bagi
mereka sendiri menyebut diri sebagai Bu-lim sip Hong sepuluh
jagoan gagah dari dunia persilatan. Bicara sampai disitu,
dengan air muka ssrius Toan Liong menambahkan lebih jauh.
"Dugaan Toocu tidak meleset, bukan saja persoalan ini
sudah menggetarkan dunia persilatan, bahkan menurut
siauwte ketahui kecuali para tokoh persilatan dari kalangan
Hek to serta kalangan Pek-to yang berdatangan ketebing Pek
Yan Gay ini, bahkan Ciangbunjien dari partai Kiong-Lay Pay
beserta Kauw cu dan Huk-Kauw cu perkumpulan lm Yang
Kauwpun dengan membawa jago2 lihay sudah berdatangan
semua kemari. Buat kami sendiri, meski sudah menempuh
ribuan liejauh jauh datang kemari, perduli apa yang terjadi,
bisa mendapatkan kitab pusaka itu atau tidaki pokoknya paling
sedikit kami bisa melihat sekejap saja bagaimanakah bentuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ki tab mustika yang sudah tersohor sajak ratusan tahun
berselang, dengan demikian perjalanan kamipun tidak sia2
belaka, menurut pendapat Toocu, benarkah ucapan dari aku
Toan Loo-toa ?"
"Ehmm . . . perkataan dari Toan Loo-toa memang cengli
sekali" Peng Pok sin mo mengangguk berulang kali.
"sekarang sudah terbukti kalau ciangbunjien partai Kiong
Pay bersama2 Kauacu dari Im Yang Kauw dengan membawa
jago2 lihaynya berdatangan semua kemari, sudah jelaslah
kalau mereka begitu bernapsu mendapatkan kitab pusaka
itu..."
Bicara sampai disitu ia merandeki kemudian termenung
beberapa saat, setelah itu barulah ia menambahkan:
"Ditinjau dari keadaan yang terbentang saat ini, kita tak
boleh terlalu pandang enteng pertarungan dalam
memperebutkan kitab pusaka yang bakal terjadi malam ini -
Aku pikir lebib baik kita... "
"Lebih baik bagaimana ?" tukas siluman pertama Toan
Liong dengan cepat,
"silahkan toocu bicara langsung dan blak2an, dengan
demikian kita bisa berunding dan berdamai"
"Kalian tiga bersaudara adalah manusia2 cerdas, tentu
kalian tahu bukan pepatah kuno yang mengatakan: "Bersatu
kita Teguhi Bercerai kita Runtuh..."
"Heeeee..hecee....heeee....asalkan Toocu bersungguh hati.
tentu saja kami bersaudara akan turut perintahmu" Timbrung
siluman ketiga Toan pa sambil tertawa seram.
"Apakah Toan samte masih belum bisa mempercayai diri
In- heng?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Belum sempat Toan Pa memberikan jawabannya,
mendadak dari lima tombak dari kalangan berkumandang
datang suara gelak tertawa seram seseorang.
"Kalau kami bersaudara sih merasa amat yakin jika Toocu
memang bersungguh hati untuk mengajak kami bekerja
sama."
Bersamaan dengan ucapan itu, desiran angin tajam
berhembus lewat disusul munculnya bayangan manusia.
Beberapa tombak dari sisi kalangan, tahu2 sudah berdiri
tiga orang kakek tua yang telah berusia antara lima, enam
puluh tahunan. Menjumpai ketiga orang itu, Peng Pok sin- mo
segera tertawa seram.
"Heeeee--- heeee--- heeee--- sungguh tak kusangka
kalianpun sudah mendengar kabar ini dan berangkat datang
kemari, sungguh menggembirakan, sungguh
menggembirakan, ku-sambut keinginan kalian dengan senang
hati".
Bicara sampai disttu, sinar matanya lantas beralih keatas
wajah Liauw-Tong sam Koay dan menyapu sekejap.
sambungnya.
"Asalkan kalian bisa mempercayai aku Loe-Thian ciang,
dengan senang hati kuterima keinginan kalian untuk bekerja
sama dengan diriku, setelah kita berhasil mendapatkan kitab
pusaka itu pasti akan kubentangkan dan kita latih bersama2
kalau t idak . . . yaaaahi terserah pada pendapat kalian sendiri
...".
Kiranya ketiga orang kakek tua yang barusan munculkan
diri bukanlain adalah tiga manusia beracun dari antara Biauw-
Kiang su-Tok, simanusia beracun pertama, Kakek seratus
Bangkai Kiang-Tiang Koei, manusia beracun kedua sikakek
Bisa Dingin cia Ie chong, serta manusia beracun ketiga sikakek
Racun Es Chin Tin sau. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dalam pada Itu sikakek seratus Bangkai telah mengangguk
sehabis mendengar tawaran itu.
"Baiklah kira tetapkan dengan sepatah kata ini"
Bicara sampai disitu, ia lantas berpaling kearah Liauw Tong
sam Koay dan bertanya.
"Bagaimana pendapat Toan heng?? silahkan kalian ambil
keputusan dengan cepat?"
Pada dasarnya Liauw Tong sam Koay memang ada maksud
untuk ajak Peng Pok sin mo bekerja sama dan sama2
menghadapi kekuatan tokoh silat pelbagai perguruan dan
berbareng merampas kitab pusaka. Namun berhubung iblis
tua itu sudah terkenal akan kelicikan serta kekejiannya,
mereka takut tertipu dan ragu2 untuk menjatuhkan
keputusannya.
sekarang, mereka lihat Biauw Kiang soe Tok sudah
menyanggupi untuk bekerja sama dengan Peng Pok sin mo,
dengan demikian ke-ragu2an dalam hati merekapun segera
punah.
Karenanya begitu sikakek seratus bangkai menyelesaikan
kata2nya, siluman pertama Toan Liong sudah menggangguk,
"Toocu adalah pemimpin dan Bu lim sip Hiong, Jikalau
memang terbukti Toocu bersungguh hati perkataan apa lagi
yang hendak kami bersaudara utarakan? tentu saja kami
mengekor dan mendengarkan keputusan anda" Peng Pok sin-
mo tertawa seram.
"Toan Loo-toa, hebat benar ucapanmu barusan, aku orang
she Loejadi tak berani untuk menerimanya "
Ia merandek sejenaki lalu tambahnya.
"Untung sekali sejak detik ini kita adalah orang sendiri, In
heng pun tak usah terlalu banyak memakai adat kesopanan,
asalkan cuwi sekalian benar2 bersungguh hati untuk bekerja Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sama, tak usah dimurungkan lagi kitab pusaka "YOE-LENG PIT
KIP" sudah menjadi barang saku kita semua..."
selesai bicara ia mendongak dan tertawa ter-bahak2
dengan seramnya.
Tiba2 ia teringat akan sesuatu, gelak tertawa nya sirap,
sambil menatap wajah sikakek seratus bangkai Kiang Tiang
Koei tanyanya:
"Eeeei...dimanakah Ngo Loo-te? kenapa tidak kelihatan ia
jalan ber sama2 kalian?"
"Kami sendiripun sedang mencari dirinya," sahut Kiang
Tiang Koei seraya menggeleng. Tiba2....
"Hmmm " dengusan dingin yang perlahan namun tajam
secara mendadak berkumandang datang dari balik sebuah
pohon siong tua yang rimbun dan banyak dedaunnya kurang
lebih dua tombak dari sisi kalangan.
Mendengar dengusan ini. Peng Pok sin- mo bertujuh sama2
terkesiap. dengan cepat mereka berpaling dan mengawasi
pohon siong tua itu tajam-tajam.
Tampak puncak pohon siong terasa bergoyang daun
berkibar disusul melayang turunnya sesosok bayangan
manusia dengan ringannya bagaikan asap. mula2 turun orang
itu melayang empat lima tombak keangkasa setelah itu
barulah melayani turun seperti kapas.
Menjumpai ilmu meringankan tubuh yang begini hebat,
untuk kesekian kalinya Peng Pok sin mo sekalian terperanjat,
tak kuasa mereka berpikir:
"siapakah orang ini ??? ilmu meringankan tubuhnya
sungguh hebat dan luar biasa, jelas kepandaian tersebut telah
dilatih hingga mencapai puncak kesempurnaan "
(OodwoO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Jilid 5
KETIKA tubuh orang itu melayang turun ke atas
permukaan, gerakannya halus, lambat dan manis, sedikitpun
tidak menimbulkan suara maupun debu, saking ringannya
tubuh orang itu se-akan2 terdiri dari kapas yang ringan-
Menanti orang itu sudah berdiri diatas ranah, Peng Pok Sin-
mo sekalian baru bisa melihat jelas wajah orang itu.
Ternyata orang itu adalah seorang pemuda berusia dua
puluh tahunan dengan dandanan seorang sastrawan, pada
pinggangnya terselip sebuah seruling terbuat dari pualam
sementara tangannya menggoyangkan sebuah kipas sikap
maupun lagaknya betul2 mempersonakan dan tak malu
disebut seorang pemuda sastrawan yang ganteng dan
menawan hati.
Siapakah pemuda sastrawan ini tak usah di sebut dialah
Hoo Thian Heng jago muda kita.
Walaupun Peng Pok Sin Mo bertujuh tak ada yang kenali
Hoo Thian Heng, dan tak tahu pula sampai taraf manakah
ilmu silat yang ia miliki ?? tapi meninjau dari ilmu meringankan
tubuh yang diperlihatkan sewaktu melayang turun dari puncak
pohon siong, mereka dapat menduga sedikit banyak dalam hal
ilmu silat pemuda ini mempunyai simpanan yang tak boleh
dianggap enteng
oleh karena itu Peng Pok Sin-mo sekalian bertujuh tak
berani beriaku gegabah, terutama sekali setelah mereka dapat
lihat Hoo Thian Heng cuma seorang pemuda berusia dua
puluh tahunan, badannya lembut, halus dan semampai,
keruan kaget nerekapun heran, tercengang dan sangsi.
sebab, menurut dugaan mereka semula, seseorang bisa
memiliki ilmu meringankan tubuh begitu dahsyat, paling
sedikit usianya tentu sudah lima puluh tahun keatas, dan
sudah lama tersohor dalam dunia persilatan- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

siapa sangka dugaan mereka sama sekali tidak benar dan
diluar dugaan, bukan saja pihak lawan suma seorang pemuda
sastrawan ingusan bahkan potongan badannya halus- dan
lemah, hal ini tentu saja membuat mereka tercengang, heran
dan sangsi.
sambil menggoyangkan kipasnya, selangkah demi
selangkah Hoo Thian Heng maju kedepan dan berhenti
beberapa tombak di hadapan ketujuh orang itu, sepasang
matanya yang bening bagaikan bintang kejora dengan angkuh
menyapu sekejap wajah orang2 itu, kemudian ia mendengus
kembali.
"Heee... heeee... Tak kusangka Peng Pok sin mo yang
disebut pemimpin sepuluh manusia sesat rimba persilatan,
tidak lebih hanya seekor kurcaci yang berhati licik, keji dan
telengas, pandai menggunakan akal untuk menipu orang lain."
jengeknya dingin seraya menatap iblis sakti bayangan es ini
tajam2.
Air muka Peng Pok sin mo kontan berubah hebat setelah
mendengar ejekan ini, sepasang matanya melotot buas,
serentetan cahaya tajam bagaikan sambaran kilat berkelebat
diatas wajah pemuda itu, hardiknya penuh kegusaran.
"setan cilik", kau sudah bosan hidup lebih lama dalam
dunia, berani amat kau mencerca orang seenaknya?"
"Cis" Hoo Thian Beng tertawa dingin dan memandang
gembong iblis itu dengan wajah sinis." Terhadap kau manusia
kurcaci yang tidak berharga dan pandainya main licik, main
tipu, masih belum berharga bagi siauw-ya untuk memaki. Kau
tak usah tebal muka tak tahu malu"
Betapa murkanya Peng Pok sin mo disindir begini pedas,
selama puluhan tahun berkelana dalam dunia persilatan,
dengan andalkan Peng Pok Mo kang serta serangkaian ilmu
sakti anehnya iblis tua ini sudah malang melintang dalam Bu
lim tanpa tandingan, bukan saja ia sudah terbiasa berlagak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sok dan angkuh, tidak pandang sebelah matapun terhadap
orang lain, bahkan iapun telengas kejam, keji dan sadis,
perduli siapapun yang berani menyakiti hatinya pasti akan
dibunuh mati.
oleh karena itu seluruh umat Bu- lim pada menaruh tiga
bagian rasa jeri kepadanya, mereka tak ingin mengikat
permusuhan dengan dirinya sehingga mendatangkan banyak
kerepotan buat diri sendiri
Masih untung, meski tingkah laku gembong iblis tua ini
kejam dan telengas namun selama hidupnya ada dua
peraturan yang tak terhitung begitu jahat.
Pertama, siapa tidak mengganggu dirinya, iapun tak akan
mengganggu orang, bagi yang berani mengganggu tentu akan
dibunuh sampai mati.
Kedua, ia t idak mau melakukan perbuatan atau mencelakai
orang tanpa mendatangkan faedah bagi dirinya.
seumpama mengikuti kebiasaan yang dianut iblis tua ini,
perbuatan Hoo Thian Hong pasti akan ditimpali dengan suatu
akibat yang fatal, dalam keadaan gusar mungkin ia akan
menyerang pemuda itu habis2an.
Tetapi keadaan pada hari ini jauh berbeda, sebelum ia
berhasil mencari tahu asal usul serta nama pemuda sastrawan
ini, ia tidak ingin turun tangan secara gegabah sehingga
menanamkan bibit permusuhan bagi dirinya dikemudian hari.
Meski ia belum tahu sampai di manakah taraf kepandaian
yang dimiliki Ho Thian Hong, tapi pepatah kuno mengatakan
satu kali terpagut ular, selama hidup takut dengan tali
tambang.
Berhubung iblis tua ini sudah peroleh satu kali peringatan
pedas, ia makin waspada dan tak berani terlalu gegabah
memandang enteng seorang pemuda yang masih muda belia. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Lagipula dari ilmu meringankan tubuh tingkat atas yang
diperlihatkan Hoo Thian Hong sewaktu melayang turun dari
puncak pohon tadi, ia dapat melihat meski usia pemuda ini
masih muda sekali, namun tenaga lweekangnya telah
mencapai puncak kesempurnaan, ilmu silatnya tentu bukan
sembarangan dan ia sadar pemuda dihadapannya adalah
seorang musuh tangguh yang susah dilayani.
Karena itu, walaupun gembong iblis ini sangat murka, air
mukanya tetap tenang2 saja, ia tertawa dingin dan berseru:
"setan cilik, Nyalimu sungguh tidak kecil, berani benar
berlaku kurang ajar terhadap Loohu, dan bicara sembarangan
mengaco belo. Hmrn kalau bukan loohu memandang usiamu
yang masih muda dan tak tahu diri. kemudian aku tak ingin
menggunakan usiaku yang lebih tua menganiaya yang muda.
detik ini juga akan kusuruh kau menggeletak mati diatas tanah
"
Bicara sampai disini, nada suaranya tiba2 berubah,
hardiknya.
"setan cilik cepat sebutkan kau anak murid siapa ? katakan
siapa gurumu dan berasal dari perguruan mana. setelah
persoalan disini selesai, loohu akan berangkat mencari setan
tua guru mu itu untuk tuntut keadilan serta menegur caranya
yang salah mengajari seorang murid "
Gembong iblis tua ini betul2 licik, jelas ia sudah tahu kalau
Hoo Thian Hong memiliki serangkaian ilmu silat yang lihay,
seumpama terjadi suatu pertarungan, siapa menang siapa
kalah susah ditentukan. Muridnya saja sudah begini lihay,
apalagi gurunya ?....
Tentu saja, Peng Pok sin mo terpaksa harus berkata
demikian, kalau tidak bukankah ia akan ditertawakan oleh tiga
manusia aneh, empat manusia beracun sebagai seorang
manusia hatinya kecil. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kendati iblis tua ini licik dan banyak akal, tetapi ini hari ia
ada naas karena sudah bertemu dengan Hoo Thian Keng yang
cerdik dan pandai. Terdengar Hoo Thian Hong mendongak
dan tertawa ter-bahak2.
"Haaa haaa bagus sekali perkataanmu itu, siapa yang
kurang ketat dalam memberi pelajaran?"
Air mukanya berubah membesi setelah mendengus dingin
terusnya:
"Dengan andalkan kedudukanmu sebagai gembong iblis tua
masih belum sesuai untuk mengetahui perguruanku,
sebaliknya saat ini aku harus menyelesaikan dulu dinasku
sebagai pemegang buku kematian di neraka"
Peng Pok sio mo kheki, dongkol bercampur geli, segera
bentaknya kembali:
"setan cilik mulutmu penuh dengan omongan setan. terus2
mengaco belo sana kemari. Eeeei baiklah mendengarkan
nasehat loohu, cepat tinggalkan tempat ini dan angkat kaki
kalau tidak...heee...."
"Kalau tidak bagaimana?"
"Akan ku musnahkan seluruh ilmu silatmu I"
"Haaa- -haa---haaa- masalahnya sanggupkah kau berbuat
demikian?" ejek Hoo Thian Hong sambil tertawa lantang.
"Aku rasa untuk membereskan kau setan cilik masih belum
jadi suatu masalah besar."
"Baik...baiklah, kalau memang kau mengatakan tak jadi
persoalan anggap saja tak jadi persoalan, namun sekarang
cayhe sebagai pemegang buku kematian di neraka harus
menyelasaikan tugas dahulu, atas hutang2mu yang telah
dibuat barusan, aku ingin minta pertanggungan jawabnya
dahulu, sedangkan mengenai soal jual beli diantara kita,
bicarakan saja besok atau lusa" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"sebenarnya siapakah setan cilik ini?" pikir Peng Pok sin-mo
dengan hati tercengang dan tidak mengerti. " Kenapa ia
sebut-sebut pula tentang urusan jual beli? sejak kapan loohu
pernah berhutang kepada orang lain-...?"
sementara Peng Pok sin-mo masih diliputi oleh keheranan
dan rasa tidak mengerti, mendadak terdengar Hoo Thian Hong
dengan suara lantang telah berkata kembali.
"selama cayhe membereskan soal hutang piutang, selalu
berlaku bijaksana dan adil. mengenai hutang dari Pak Mo
siang san sepasang malaikat dari Gurun pasir, berhubung tak
ada penagihnya untuk sementara boleh kita kesampingkan
dahulu, tapi hutang yang telah kau buat atas diri si peluru
sakti Tong hong Koen aku rasa sudah tercatat selama
beberapa bulan bahkan penagihnya, ahli waris dari Tong hong
Koen, telah datang kemari, aku rasa hari ini juga kau harus
pertanggung jawabkan hutangmu ini "
sekarang Peng Pok sin mo baru sadar apa sebenarnya yang
dimaksudkan oleh sianak muda itu, kontan ia tertawa seram.
"setan cilik pandai benar kau bekerja " serunya keras2.
"Bicara pulang pergi selama setengah harian, ternyata
kedatanganmu adalah hendak menagih hutang dari Tong
hong Keen" Ia merandek air mukanya membesi, dan dengan
nada ketus bentaknya lebih jauh:
"Tidak salah meski Tong- hong Keen bukan mati ditangan
loohu, tapi secara tidak langsung loohulah yang menyusun
rencana ini, setan cilik kalau kau ingin menuntut hutang buat
Tong hoag Keen- Nah, silahkan mulai turun tangan-.."
Bicara sampai disitu, ia menatap wajah Hoo Thian Hong
tajam2 sementara tangannya bersiap sedia menghadapi
segala kemungkinan.
Hoo Thian Hong mendengus dingin, mendadak ia berpaling
kearah pohon siong tadi dan teriaknya lantang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Nona Tong hong, silahkan unjukkan diri untuk menuntut
hutangmu"
Bersamaan dengan teriakkan itu tampak daun dan ranting
pohon siong bergoyang diikuti desiran angin tajam menembusi
angkasa, bayangan manusia berkelebat lewat, tahu2 disisi Hoo
Thian Hong telah bertambah dengan lima orang gadis dua
orang pria, tujuh orang banyaknya.
Siapakah ketujuh orang itu ?? tak usah diterangkan tentu
saja mereka adalah Tong hong Beng Coe beserta keempat
dayang serta sikakek Huncwee dari gunung Bong-san dengan
murid kesayangannya Gong Yu.
Begitu menjumpai Peng Pok sin-mo, sepasang mata Tong-
hong Beng Coe kontan melotot bulat-bulat, dengan penuh
genangan air mata tiba2 ia cabut keluar pedang panjangnya
yang tersoren dipunggung.
"iblis tua " teriaknya keras2. "Kembalikan nyawa ayahku "
Ditengah bentakan nyaring, pergelangan bergetar pedang
menari, dengan sebuah gerakan laksana naga sakti, dengan
cepat bagaikan kilat menusuk ulu hati Peng Pok sin mo.
"Nona Tong hong jangan gegabah " Menjumpai hal itu,
dengan hati terperanjat buru2 Hoo Thian Hong membentak.
Walaupun Hoo Thian Hong sudah mencegah, namun
gerakannya masih terlambat satu langkah.
Terdengar jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang memecahkan kesunyian, pedang panjang
ditangan Tong-hong Beng Coe tahu2 sudah pukul pental oleh
hantaman telapak Peng Pok -sin-mo, disusul tubuh gadis itu
dengan sempoyongan mundur sejauh lima depa ke belakang,
dengan susah payah ia baru berhasil menegakkan badannya
kembali.
Walau akhirnya badan bisa dikuasai kembali
keseimbangannya, tetapi darah panas dirongga dada telah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bergolak keras, sampai2 sukar ditekan dan dikuasahi, tak
tahan lagi ia muntahkan darah segar, sang badan bergeletar
bergoyang hampir2 roboh keatas tanah.
Hoo Thian Hong, keempat dayang beserta Bong san Yen
shu sekalian jadi kaget, masing2 orang menggerakkan
badannya meloncat kesisi Tong hong Beng Coe dan
memayang badannya.
Air muka Tong-hong Beng Coe kelihatan pucat pasi
bagaikan mayat, sepasang mata terpejam rapat, napasnya
lemah sementara ia sudah jatuh t idak sadarkan diri, jelas luka
dalam yang dideritanya tidak ringan.
Melihat keadaan itu sepasang alis Hoo Thian Hong
langsung berkerut, dari sakunya ia ambil keluar sebuah botol
kecil terbuat dari porselen putih dan diserahkan ketangan
Bong-san Yen shu sembari berseru:
"Isi botol ini merupakan pil seratus nyawa Cing Yang si
Ming Tan pemberian seorang cian-pwee lihay kepada cayhe
harap merepotkan Yu thay hiap suka menghadiahkan sebutir
kepadanya, menanti ia sudah sadarkan diri suruh dia salurkan
hawa murninya mengelilingi seluruh badan satu kali, dengan
cepat luka dalamnya akan sembuh dan kuat kembali seperti
sedia kala."
Habis bicara ia enjot badannya dan melayang ke depan di
mana ia berhenti dan berdiri tegak kurang lebih delapan depa
dihadapan Peng Pok sin mo, sepasang matanya dipentang
lebar, serentetan cahaya tajam berkelebat lewat untuk
kemudian sirap kembali.
"sungguh dahsyat tenaga lwekang yang dimiliki setan cilik
ini" pikir Peng Pok sin mo dengan hati tergetar keras "Tidak
aneh kalau ia berani pentang bacot besar dan bicara sombong
jelas tenaga Iweekangnya telah berhasil dilatih sehingga
mencapai puncak paling top. sehingga untuk sementara orang
sama sekali tak menduga kalau ia memiliki kepandaian lihay." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sementara Peng Pok sin mo masih berpikir didalam hatinya,
mendadak terdengar Hoo Thian Hong tertawa dingin dan
menegur,
"setan tua kaupun terhitung jagoan nomor wahid dalam
kolong langit, sekarang kau sudah turun tangan begini keji
terhadap seorang gadis muda dari angkatan muda, apakah
kau tidak merasa malu???"
Merah padam selembar wajah Peng Pok sin-mo, namun
dengan cepat ia sudah tertawa dingin dengan seramnya.
"Hoe... hee.. hee... setan ciliK, apakah kau merasa hatimu
amat sakit"
"lblis tua" Bentak Hoo Thian Hong penuh kegusaran,
sepasang alisnya melentik. "Mulutmu kotor dan cabul, malam
ini kalau siauw ya tak bisa suruh kaupun menerima keadaan
seperti dia, aku akan tebas sendiri tanganku kemudian berlalu,
sehari dalam dunia persilatan masih ada kau iblis tua, siauw-
ya tak akan menginjak dunia barang setengah langkahpun-
ooooooooo
KATA2 ini sungguh jumawa sombong hampir membuat
orang yang ikut mendengar merasa badannya merinding.
siiblis sakti bayangan Es Loo Thian ciang sebagai pemimpin
sepuluh manusia sesat Rimba Persilatan, bukan saja tertawa,
lwekangnya telah berhasil mencapai puncak kesempurnaan,
bahkan ilmu sakti Pek Pong sin kang yang dilatih dari hawa es
didasar tanda kutub utarapun sangat beracun dan lihaynya
luar biasa.
sepanjang tahun malang melintang dalam Bu lim tanpa
tandingan, sekarang kena disindir dan dikatai dengan kata2
yang begitu jumawa, air muka Peng Pok sin mo seketika
berubah hebat, langsung saja ia perdengarkan gelak tertawa
nya yang bisa mendirikan bulu roma. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

suara tertawanya, tinggi melengking bagaikan jeritan
kuntilanak. bukan saja tak enak didengar bahkan sangat
menusuk telinga, membuat orang bergidik dan merasa ngeri.
Jelas siiblis tua ini sudah dibuat naik pitam hingga sukar
mengendalikan diri sendiri
Begitu gelak tertawa sirap. selapis hawa membunuh
berkelebat diatas wajahnya, sepasang mata melotot buas,
cahaya tajam bagaikan kilat menatap wajah Hoo Thian Hong
tak berkedip.
"Setan cilik " bentaknya sangat murka. " Kau terlalu
jumawa dan tak pandang sebelah mata kepada orang she Po,
kalau malam ini loohu menderita kalah ditanganmu, sejak ini
hari akan mengundurkan diri kedalam pegunungan dan
sepanjang masa aku akan munculkan diri kembali kedalam
kolong langit "
"Baik kita tetapkan dengan sepatah kata ini," dengus Hoo
Tbian Hong dengan sepasang alis berkerut. "Nah. silahkan
mulai turun tangan "
Habis bicara ia awasi iblis tua ini, hawa murninya disalurkan
mengelilingi seluruh badan kemudian bersiap sedia
menantikan datangnya serangan lawan-
Dipandang dari luaran air mukanya tenang sekali, sama
sekali tak ada perubahan, padahal dalam kenyataan secara
diam2 ia sudah salurkan hawa sakti Kian Goan Ceng Khie sin
kang nya hingga mencapai pada puncak. setiap saat ia dapat
melepaskan satu pukulan yang mematikan-
Pada saat ini hawa gusar yang berkobar dalam dada Peng
Pok sio mo sudah tak terkendalikan lagi, meski demikian iapun
sadar pemuda sastrawan yang masih muda dan kelihatan
begitu lemah tak bertenaga sebenarnya memiliki ilmu silat
tiada tandingan, ia tak berani terlalu pandang enteng
musuhnya ini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tetapi Hoo Thian Hong adalah seorang pemuda dari
generasi muda, dengan andalkan kedudukan si iblis tua dalam
dunia persilatan, sebelum sianak muda itu turun tangan ia
merasa tidak enak untuk berebut turun tangan lebih dahulu,
apalagi saat ini berada dihadap ia tiga manusia aneh serta
empat manusia beracun-
oleh karena itu setelah Hoo Thian Hong menyelesaikan
kata2nya, Peng Pok sin mo segera tertawa seram, katanya.
"Loohu merasa kurang bernapsu untuk berkelahi dengan
seorang boan-pee macam kau, setan cilik. aku lihat lebih baik
kau turun tanganlah lebih dahulu, loohu akan menerima
seluruh seranganmu itu"
"sayang.. siauw-ya pun panya peraturan yang sudah biasa
kupegang erat2" sela Hoo Thian Hong.
"Peraturan apakah itu?"
"Perduli siapapun pihak lawannya, Belum pernah aku turun
tangan lebih dahulu"
"Kurang ajar setan cilik kau terlalu jumawa" teriak Peng
Pok sin-mo sambil mencak2 kegusaran.
"Jumawa??" tiba2 Hoo Thian Hong mendongak dan tertawa
ter-bahak2 "Tidak... tidak terlalu jumawa, kalau aku tidak
punya kejumawaan mana berani menantang pemimpin
sepuluh manusia sesat dari rimba persilatan untuk berduel"
"oooow... jadi kau benar2 hendak memaksa lohu untuk
turun tangan-?"
"siapa yang sedang mengajak kau bergurau?"
sebenarnya, Peng Pok sin mo masih tetap
mempertahankan diri untuk tidak melancarkan serangan lebih
dahulu, tapi setelah Hoo Thian Hong berkata demikian, iapun
tidak main sungkan2 lagi.
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Silat : Sabuk Kencana 1 dan anda bisa menemukan artikel Cerita Silat : Sabuk Kencana 1 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/09/cerita-silat-sabuk-kencana-1.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Silat : Sabuk Kencana 1 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Silat : Sabuk Kencana 1 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Silat : Sabuk Kencana 1 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/09/cerita-silat-sabuk-kencana-1.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar