Cerita Silat : Sabuk Kencana 3

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Jumat, 23 September 2011

Perempuan ini benar2 sangat licik dan kejam, dengan
menggunakan titik kelemahan Lie Hong yang berbudi luhur
seringkali dia pancing pemuda itu untuk melakukan kesalahan
dan perbuatan yang terkutuk, namun untung pemuda ini
cepat menyadari akan kesalahannya. Dipihak lain sejak murid
kesayangannya turun gunung, hingga beberapa tahun
lamanya Hoei Hay siangjien tak pernah mendapatkan kabar
berita mengenai pemuda she Lie ini, jejaknya bagaikan batu
yang tenggelam ditengah samudra.
Dua tahun telah lewat dengan cepat sedang Lie Hong
belum juga kembali kegunung Kun-lun untuk meneruskan
pendidikannya. Apa boleh buat akhirnya terpaksa Hoei Hay
siangjien turun gunung untuk mencari sendiri jejak muridnya.
Dunia begitu luas, mencari seseorang ditengahi keluasan
jagad yang tiada ujungnya sama halnya seperti mencari jarum
didasar samudra.
Tapi Hoei Hay siangjien tidak putus asa, dengan susah
payah ia mencari dan menyelidiki terus, Akhirnya jerih payah
tokoh sakti ini mendapatkan hasil dari seseorang ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mendengar bahwa dalam rangkulan To-Bin-Yauw-Hoo
memang terdapat seorang pemuda yang bernama Lie Hong.
Betapa gusar dan malunya Hoei Hay siangjien mendengar
berita itu, ia tidak menyangka kalau murid kesayangannya
tidak tahan uji dan terperosok kelembah kehinaan-
Dalam keadaan gusar hweesio tua ini ada maksud
memusnahkan ilmu silat Lie Hong dan menjatuhi hukuman
sesuai dengan peraturan perguruan, namun disaat lain ia
menyadari akan tabiat muridnya yang jujur dan berbudi luhur,
ia duga muridnya tentu sudah terkena siasat licik siluman rase
berwajah bunga To tersebut.
Hasil dari penyelidikannya secara diam2 membuktikan
bahwa dugaannya sama sekali tidak meleset, siangjien ini
berhasil mengetahui bahwa muridnya t idak pernah melakukan
kejahatan, ia masih sanggup mempertahankan budinya yang
luhur dan jujur.
Menghadapi kenyataan seperti ini Hoei Hay siangjien tak
bisa berbuat lain kecuali menghela napas panjang, akhirnya
diam2 ia bawa pulang muridnya keatas gunung Kun-lun dan
mengganti namanya jadi Lie Kie Howie.
Kejadian yang menimpa diri Lie Kie Howie dirahasiakan
terus oleh Hoei Hay siangj ien-selama lima tahun lamanya ia
larang muridnya meninggalkan gunung Kun-lun barang
setindak pun.
Kemudian sebanyak beberapa kali To-Bin Yauw-Hoo
mendatangi gunung Kun-lun dan melukai banyak sekali anak
murid perguruan tersebut, namun setiap kali ia berhasil
digebah pergi oleh Hoei Hay siangjien-
Beberapa waktu kemudian tiba2 jejak To-Bin Yauw-Hoo
lenyap dari peredaran dunia persilatan, saat itulah Lie Kie
Howie baru diijinkan turun gunung. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dengan penderitaannya selama lima tahun, ilmu silat yang
ia miliki memperoleh kemajuan luar biasa, dalam waktu
singkat nama besarnya telah menggemparkan dunia psrsilatan
dan iapun berhasil merebut kedudukan sebagai salah satu
diantara t iga jagoan pedang terbesar abad itu.
Dalam suatu perjumpaan yang sama sekali tak terduga, ia
berkenalan dengan siburung hong hijau Thiosee, dalam
percintaan yang kemudian berlangsung akhirnya menikahlah
sepasang muda mudi itu. Mereka saling cinta mencintai
sayang menyayangi, dan kemudian membeli tanah luas
dibawah gunung fn-Boe-san dimana didirikan benteng Cian
Liong-Poo. Hiduplah Lie Kie Howie sepasang suami istri
dengan penuh kebahagiaan disitu.
sungguh tak nyana bencana masih juga mengintai jagoan
pedang ini, dalam pertempuran yang terjadi dalam
perkampungan Kiok-ft-san cung, istri kesayangannya burung
hong hijau Thio see keracunan dan mati.
Belum lama istrinya dikubur kembali To-Bin Yauw-Hoo
menemukan jejaknya, sebagai seorang kenamaan dalam Bu-
lim Lie Kie Hwie tidak ingin namanya hancur dalam waktu
yang singkat.
JILID 10 HAL. 60 S/D 61 HILANG
Dengan bukti2 tersebut sudah cukuplah jelas menerangkan
bahwa Lie Kie Hwie kalau bukan tertawa, tentulah sudah
mengalami nasib yang jelek.
suitan nyaring berkumandang ditengah kesunyian,
bagaikan seekor burung Hong, Poei Hong melayang keangksa
menembusi hutan lebat dan cepat2 kembali keperkampungan
Pa-In-san- cung, ia duga sikakek hunewee dari gunung Bong-
san serta engko Heng nya tentu sudah balik.
siapa sangka belum sempat ia masuk kedalam
perkampungan, mendadak terdengar suara bentrokan senjata Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tajam berkumandang tiada hentinya dari balik gedung, diiringi
suara Rengekan serta tertawa seram yang mengerikan.
Mimpipun perempuan ini tidak menduga kalau kawanan
iblis melancarkan serangan kembali kedalam
perkampungannya, hawa gusar kontan meluap. dalam dua
tiga kali loncatan ia melayang masuk kedalam ruangan suatu
gerakan yang cepat sekali.
Dalam pada itu pertarungan telah berlangsung dengan
serunya, Bong-san Yen-shu mendapat tandingan seorang
gembong iblis berkerudung hitam yang berperawakan kecil
pendek. mereka saling serang menyerang dengan gencarnya.
Walaupun suasana diliputi ketegangan, orang tua itu masih
tiada hentinya hahahihhi tertawa menggoda, dihadapan soat-
san sin-nie serta Thian-Hoe-Cioe-sian dia mempermainkan
musuhnya habis2an, kalau bukan meraba pahanya, mencubit
pantatnya, setiap kali ada kesempatan tangannya selalu
menyambar ke-arah kain kerudung orang untuk mengintip
raut wajahnya.
Tetapi manusia berkerudung itupun bukan manusia lemah
yang gampang dipermainkan, setiap kali kakek huncwee dari
gunung Bong-san ini hendak menyingkap kain kerudungnya
dengan gerakan yang tepat dan manis selalu berhasil
melepaskan diri.
-000O000-
DALAM PADA itu tatkala sastrawan berbaju biru Hoo Thian
Hong menjumpai istrinya pulang dengan langkah tergopoh-
gopoh sambil tangannya mencekal sebilah pedang suatu
ingatan jelek berkelebat dalam benaknya cepat2 ia
menghampiri kesisinya sambil menegur: "Bagaimana berita
tentang Lie cianpwee?".
Poei Hong menghela napas sedih, secara garis besarnya dia
menceritakan apa yang dilihatnya dalam hutan bunga To serta Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bagaimana akhirnya ia jumpai pedang itu menggeletak
ditanah.
Mendengar penuturan tersebut Hoo Thian Hong menghela
napas sedih, ia t idak menyangka kalau persoalan tersebut bisa
berubah jadi kacau dan tidak karuan macam begitu.
Dan kini musuh tangguh berada didepan mata, tidak
sempat lagi baginya untuk berpikir panjang.
-00000000-

Jilid 11
SEMENTARA itu jeritan ngeri yang menyayatkan bati
berkumandang dari tengah kalangan, disusul robohnya
seseorang keatas tanah.
Dengan hati terperanjat, Hoo Thian Heng berdua menoleh
ke tengah kalangan, namun sewaktu dijumpainya orang yang
roboh adalah manusia berkerudung yang memakai kode "Yoe
Leng" nomor tujuh, merekapun untuk sementara waktu bisa
berlega hati.
Kiranya "Yoe-Leng" nomor tujuh yang menyaksikan pihak
lawan mempermainknn diri nya terus menerus dengan
andalkan kelincahan serta kegesitan gerak tubuhnya, bahkan
mulutnya ber-kaok2 mengejek dan tangannya gerayang sana
gerayang sini menggoda dirinya, lama kelamaan jadi
mendongkol dan kheki sehingga giginya menggerutuk tiada
hentinya.
Kendati dia punya perawakan yang pendek kecil, ilmu
silatnya telah mencapai taraf yang sangat tinggi terutama
sekali permainan ilmu pedangnya. sesudah dipermainkan
berulang kali, sebagai seorang tokoh kalangan hitam yang
berangasan dan tak bisa menahan diri lama kelamaan tentu
saja tidak tahan- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Cahaya buas seketika memancar keluar dari balik matanya,
pedang digetar keluar dan dengan memakai jurus ular bisa
memagut bagaikan seekor ular gesit senjatanya berputar tiga
lingkaran ditengah udara kemudian menyusup masuk lewat
depan dada langsung mengancam jalan darah Koan-Goan,
Tan-Thia nserta Kie-To pada tubuh kakek huncwee tersebut.
"serahkanjiwamu " bentaknya keras.
Rupanya si- kakek huncwee dari gunung Bong-san tidak
mengira kalau pihak lawan bisa mengeluarkan jurus serangan
seaneh ini, menyaksikan datangnya ancaman yang sangat
mengerikan ini hatinya terperanjat juga.
Kalau mengikuti tabiatnya dia akan menyahut dengan
ucapan "Belum tentu", namun situasi tidak mengijinkan ia
berteriak demikian sebab jiwanya benar benar terancam dan
tidak mungkin lagi baginya untuk meloloskan diri dengan jalan
melompat kesamping.
Untung kakek tua ini memiliki pengalaman yang sangat
luas, walaupun berhadapan dengan maut tidak sampai gugup
dibuatnya. Cepat2 ia tarik napas dalam2 dan menarik
lambungnya kedalam.
Dengan jalan begini walaupun secara nyaris tusukan lawan
berhasil dihindari tak urung jubah bagian dadanya kena
disambar juga.
"Breet..." muncul sebuah robekan sepanjang dua coen
diatas baju bagian dadanya, membuat raut wajahnya yang
persegi empat langsung berubah jadi merah padam.
Hawa gusarnya segera berkobar, dalam marahnya huncwee
besi yang ada ditangan segera menyapu kemuka.
Wesss... laksana kilat pergelangannya menyapu keluar
dengan jurus "Boe-Yauw-Yen-Bong" atau Kabut mengitar asap
membumbung, inilah jurus serangan mematikan yang paling
diandalkan oleh Bong-san Yen-Shu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Traang... ditengah bentrokan nyaring, pedang manusia
berkerudung itu kena dihajar sampai terpental beberapa depa
jauhnya.
Dengan terpentalnya pedang lawan maka terbukalah pintu
kelemahan ditubuh manusia berkerudung itu.
Bong-san Yen-Shu tak mau sia2kan kesempatan tadi
dengan percuma, sambil tertawa ter bahak2 huneweenya
disapu keluar dengan memakai jurus "To coan-seng-ft" atau
Bintang berputar langit berpindah. Diiringi desiran angin tajam
langsung menghantam jalan darah Hian-Kie-Hiat ditubuh
"Yoe-Leng" nomor tujuh.
Melihat datangnya serangan mematikan yang begitu
dahsyat, manusia berkerudung itu terkesiap. saking kagetnya
sukmanya terasa melayang tinggalkan raga. la sadar bahwa
sulit bagi dirinya untuk lolos dari serangan tersebut, maka
bahunya lantas direndahkan kebawah diikuti pinggangnya
menekuk kebelakang, ia bermaksud meloloskan diri dari
ancaman musuh terhadap jalan darah mematikannya.
siapa sangka dengan perbuatannya ini justru dia sudah
salah perhitungan, sebab perawakannya memang kecil lagi
pendek dengan merendahnya sang tubuh dengan sendirinya
jalan darah Hian-Kie-Hiat berhasil dihindari, namun justru
karena itu batok kepalanya malahan disaj ikan kedepan mata
lawan.
Kreetaak... huncwee baja dari Bong-san Yen-Shu dengan
telak menghajar jalan darah Thian-Teng-Hiat lawan, jeritan
ngeri yang mendirikan bulu roma berkumandang memenuhi
angkasa, sukmanya seketika melayang tinggalkan raganya
untuk laporan didepan raja Akhirat.
Kalau ditulis kejadian itu rasanya memang berlangsung
amat lambat, padahal dalam kenyataan cepatnya luar biasa.
Pada saat itulah dari pihak lawan segera melayang keluar
tujuh sosok bayangan manusia, dari kode yang terlihat diatas Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dada mereka jelas tertera tulisan "Lee-Pek" nomor satu
sampai tujuh.
siauw-Bin-Loo-sat Poei Hong tertawa dingin, dengan cepat
matanya menyapu kearah posisi lawan, disitu ia saksikan
kecuali hadir tiga orang "Hiong-Hoen", tujuh orang "Lee-pok"
serta dua puluh dua orang "Yoe-leng" masih hadir pula dua
manusia aneh tanpa kode.
Yang satu punya perawakan badan yang bulat dan gemuk
seperti B ligo, jenggot hitam terurai sepanjang dada.
sedangkan yang lainnya adalah makhluk berambut putih,
berwajah seperti bunga mawar, berpunggung bungkuk serta
membawa sebuah tongkat- Kioe-Tauw-Koay-Tung. atau
tongkat panjang berkepala burung, waktu itu dengan mata
yang tajam sedang mengawasi dirinya tak berkedip.
Belum sempat Poei Hong putar otak memikirkan siapakah
kedua orang makhluk aneh itu, "Lee-pok" nomor satu telah
tertawa dingin sambil menjengek:
"Telah lama kudengar orang berkata bahwa dalam
perkampungan Pek-In-san-cung bersembunyi naga sakti serta
harimau ganas, setelah ini hari berjumpa sendiri aku baru tahu
kalau kabar berita yang tersiar ditempat luaran ternyata bukan
kabar angin belaka. Hmm sungguh tak nyana manusia2 yang
bergabung dalam oe-Lwee-Nao-Khie lima manusia aneh dari
kolong langit pun hadir disini. Heeh...heeh". setelah tertawa
dingin terusnya lebih jauh:
"Dalam perkumpulan kami terdapat semacam barisan yang
disebut "Ham-Hoen-Chiet Lee-Tin" atau barisan tujuh iblis
penghancur sukma, aku ingin mengundang Thian-Hoe-Cioe-
sian yang tersohor akan kelihayannya didalam dunia persilatan
untuk men-coba2 barisan ini, entah beranikah saudara
menjajalnya?"
Mendengar tantangan itu sastrawan berbaju biru HHoo
Thian Hong mengayunkan seruling kumalanya ketengah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

udara, belum sempat ia loncat masuk kedalam barisan "Thian
Hoe Cioe-sian" Lauw Bong Ling sudah ayun cupu2
tembaganya sambil tertawa ter-bahak2.
"Haah..haah....haah...saudara cilik, bukankah orang lain
menantang loo-kokomu untuk bergebrak ?? lebih baik tunggu
saja sampai ronde berikutnya untuk main2 sepak bola ".
Baru saja ia menyelesaikan kata2nya, makhluk aneh
berbentUk bola yang gemuk lagi pendek dalam barisan lawan
telah mendengus dingin.
Kendati cupu2 araknya masih dicekal dalam genggaman,
Thian-Hoe-Cioe-sian melangkah masuk kedalam kalangan
pertempuran dengan langkah gontai dan sempoyongan, dia
sama sekali t idak menggubris atas dengusan dingin orang.
sementara itu "Lee-pok" nomor satu telah mempersiapkan
diri, tampak cahaya ke-biru2an berkelebat kemuka, Poan-
Koan-Pitnya yang telah direndam dalam cairan racun sudah
membabat kemuka dengan dahsyat, disusul senjata lain
seperti senjata pit, dua bilah pedang, sepasang roda emas
Siang Jiet-Gwat-Kiem-Loen, Bok-Hie baja serta pemukulnya
serentak memenuhi angkasa.
Desiran angin tajam berdesiran disekeliling badan, dibawah
serbuan kalap para iblis kalangan hitam dengan senjata
masing2 yang aneh, kendati Si Dewa Mabok masih tetap
mempertahankan sikap maboknya, namun dalam hati ia sama
sekali t idak berani bertindak gegabah.
Ilmu langkah "Ciong-Meh-poh" benar2 merupakan suatu
ilmu langkah yang luar biasa, ditambah lagi sidewa mabok ini
menyerang dengan andalkan ilmu telapak Bodhie-ciang,
kekuatannya semakin menjadi. setiap serangan yang ia
lancarkan pasti berhasil memaksa ketujuh iblis itu mundur
kebelakang dengan hati jeri.
Menyaksikan kejadian ini soat-san-sin-Nie yang nonton dari
sisi kalangan diam2 mengangguk. dia menganggap Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kepandaian sakti semacam ini sudah banyak tahun lenyap dari
kalangan dunia persilatan namun ternyata hawa murni dari
sahabat karibnya si dewa Mabok telah peroleh kemajuan yang
sangat pesat, tidak malu ia jadi ahli waris dari Thian Yang Coei
shu atau sikakek pemabok dari ujung langit, seorang tokoh
maha sakti jaman berselang.
Teringat akan ahli waris, diam2 soat-san sin-Nie menghela
napas sedih.
Alasannya Tonghong Beng Coe simurid kesayangannya
kendati memiliki tulang serta bakat yang sangat bagus untuk
belajar silat dan ada kemungkinan bisa menciptakan dia
sebagai sekuntum bunga aneh dalam dunia kangouw, tapi
sayang sekarang dia telah jadi ahli melahirkan anak,
sepanjang tahun perutnya bunting terus menerus, boleh
dibilang ilmu silat telah tak berguna sama sekali baginya...
sementara ia berpikir sampai disitu, situasi dalam barisan
Tujuh iblis Penghancur sukma telah mengalami perubahan
besar, suasana mulai diliputi ketegangan, tidak kedengaran
lagi suara gelak tertawa dari Thian-Hoe Cioe-sian
berkumandang keluar.
Haruslah diketahui barisan "Ham-Hoen-Chiet Ciat-ok-Tin"
ini merupakan pecahan dari ilmu barisan chiet-seng-Tin-Hoat
atau barisan tujuh bintang yang tercantum dalam kitab pusaka
"Yoe-Leng Pit-Kip" bagian tengah, oleh Yoe-Leng sin-koen
ilmu barisan tersebut diajarkan kepada tujuh orang "Lee-pok"
tersebut dengan tujuan untuk digunakan menghadapi jago2
lihay dunia persilatan sebangsa oe-Lwee-Ngo-Khie dan
lain2nya.
Barisan tersebut betul2 hebat dan lihay, sekalipun usia
Thian-Hoe cioe-Sian sudah mencapai delapan puluh tahun
lebih, dan ilmu sakti Sian-Thian- Koen-Goan-Ie- Kie- Kang
yang di latihnya telah mencapai taraf puncak kesempurnaan,
namun bila ingin lolos dan barisan dalam waktu singkat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bukanlah suatu pekerjaan gampang. Diam2 siauw-Bin- Loo-sat
Poei Hong menguatirkan keselamatan sikakek tua itu.
Dalampada itu si dewa Mabok yang berada didalam
barisanpun diam2 sudah merasa tercekat hatinya setelah
menyaksikan gempuran2 hawa sakti
sian-Thian-Koen-Goan-Ie-Kie-Kang serta ilmu telapak
Bodhie-ciang nya sama sekali tidak berhasil membobol
pertahanan lawan, kendati angin pukulan menggulung,
menyapu, menerjang kekiri dan kekanan dengan dahsyatnya.
Namun bagaimanapun juga dia adalah seorang tokoh silat
maha sakti abad itu, sekalipun dia terkurung rapat dalam
barisan orang pikirannya sama sekali tidak jadi kalut, dengan
hati yang mantap otaknya berputar terus mencari akal untuk
merobohkan lawan-
Dalam barisan "Ham-Hoen-Chiet-ok-Tin- ini, "Lee-pok"
nomor satulah yang pegang peranan penting sebadai sumbu
berputarnya barisan itu, dan dia pula yang menjadi otak serta
pegang komando bagi rekan2 lainnya.
Apabila seseorang terserang maka dalam waktu singkat
keenam bilah senjata tajam lainnya segera akan membentuk
selapis tembok cahaya yang kuat untuk membendung
serangan lawan- sedangkan orang yang terserang dengan
menggunakan kesempatan tadi menghindar tepat dibelakang
sang penyerang, dalam posisi seperti ini kendati jurus
serangannya sangat lihay pun percuma belaka.
oleh sebab itulah tidak aneh kalau serangan telapak
Bodhie-ciang dari si Dewa Mabok yang begitu lihay dan punya
pengaruh besar sama sekali tidak berhasil meng-apa2kan
pihak lawan-
sebaliknya pihak musuh bisa menyerang diri dewa mabok
ini set iap saat dengan menggunakan jurus serangan yang
terlihay dan tersakti dengan kekuatan terbesar, membuat jago
tua kita mau tak mau selalu harus waspada dan hati2. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kalau cuma barisan itu saja tentu masih mendingan, yang
lebih menjengkelkan lagi, entah usul dari siapa ternyata
diujung jubah hitam setiap Lee-Pok itu telah ditaburi oleh obat
pemabok dalam kadar yang tinggi, dibawah getaran pakaian
yang kencang bubuk obat pemabok itu beterbangan
memenuhi angkasa membuat suasana berubah jadi ke-
kuning2an dan tubuh Cioe sian terkurung rapat.
Dengan begitu situasi berubah semakin kritis, Hoo Thian
Hong yang semula masih tenang sekarang ikut merasa
tegang.
Tujuh orang "Lee-pok" dengan tujuh macam senjata tajam
yang berbeda secara bergilir menyerang lawannya, setiap kali
dibalas dengan serangan, mereka segera berkelit kebelakang
lawan, dengan begitu situasipun lantas berubah, posisi sidewa
mabok semakin terjepit dan dengusan serta tertawa dingin
mulai berkumandang tiada hentinya.
Menyaksikan situasi itu tiga orang "Hiong Hoen- yang
berdiri disisi kalangan jadi kegirangan setengah mati, mereka
anggap dalam pertempuran malam ini nama besar
perkumpulan Yoe-Leng Kauw pasti akan cemerlang kembali
dalam dunia persilatan.
Dengan cahaya mata bengis ketiga orang Hiong-Hoen itu
palingkan wajahnya dan menyapu per-lahan2 wajah soat-san
sin-nie, siauw Bin Loo-sat. Lan-It-Suseng serta Bong-san Yen-
Shu.
Pikirnya didalam hati:
"Malam ini kalau kalian ingin loloskan diri dari sini dalam
keadaan selamat...Hmm kecuali rembulan muncul dari Barat
dan sang surya lenyap di Timur ".
Cara berpikir orang ini terlalu pagi dikemukakan, bukankah
begitu?? sebab secara tiba2 situasi dalam barisan "Ham-Hoen-
Chiet-Ciat ok-Tin- atau tujuh iblis penghancur sukma telah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mengalami perubahan besar, kejadian anehpun berlangsung
berulang kali.
Dari balik kabut kuning yang tebal secara mendadak
memancar sekilas cahaya putih yang menyilaukan mata,
diiringi suara desiran tajam cahaya tadi langsung menyambar
batok kepala tujuh orang iblis tersebut.
Ang-Hoat-Tauwto dari Ceng-Hay yang menempatkan diri
sebagai "Lee-Pek" nomor tujuh tatkala menyaksikan enam
orang iblis lainnya segera mengundurkan diri ter-gopoh2,
dengan andalkan kepandaian silatnya yang dimiliki segera
menghadang kedepan-
Ia menganggap semburan arak dari setan pemabok ini
tidak nanti bisa melukai orang, paling banter badannya cuma
basah kuyup belaka oleh semprotan tadi.
Sungguh cepat datangnya sambaran kilat putih itu, baru
saja ingatan tersebut berkelebat lewat dalam benaknya,
semburan arak lawan telah tiba diatas batok kepalanya.
Diiringi suara gemersikan yang amat nyaring, asap hijau
tiba2 mengepul diatas batok kepala Ang-Hoat Tauw-to diikuti
berkobarnya api membakar rambut iblis itu.
"Lee-Pok" nomof tujuh mendengus berat, sambil menjerit
kesakitan dan me-raung2 sekarat badannya bergulingan diatas
tanah.
Kiranya Thian-Hoe Cioe-sian telah menemukan betapa keji
dan jahatnya barisan "Ham-Hoen-Chiet-Lee-Tin- ini, ia sadar
bukan pekerjaan yang gampang untuk menghancurkan
barisan tersebut, apalagi setelah melihat pihak musuh main
curang dengan menyebarkan bubuk obat pemabok ketengah
udara, dia segera mendengus dingin-
Untuk sementara waktu tekanan pukulannya dikurangi,
hawa murni dipusatkan seluruhnya dalam perut dan arak yang
berada dalam lambung dibakar sehingga mencapai suhu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

panas yang tertinggi. setelah itu ia sembur keluar arak panas
tadi dengan ilmu sakti sian-Thian- Koen- Goan- It- Kie-
Kangnya .
semburan arak mendidih ini boleh dikata menyerupai
hantaman martil seberat ribuan kati, kendati Ang-Hoat Tauwto
dari wilayah Ceng-Hay ini berhasil melatih ilmu kebal, tak
urung kepalanya dibikin pusing juga sehingga matanya ber-
kunang2.
Dasar dia memang lagi apes, dengusan berat baru bergema
diangkasa kain hitam kerudung mukanya mendadak terbakar,
api berkobar dengan hebatnya membakar apa saja yang ada
disitu.
Tidak ampun lagi kulit kepalanya hangus terbakar,
rambutnya yang merah dan tebal itupun terbakar ludas tak
berbekas, dalam sekejap mata dia jadi gundul kelimis dengan
luka2 terbakar mencuak di-mana2.
Bayangkan saja betapa sakit dan menderitanya "Lee-Pok"
nomor tujuh waktu itu, ia men-jerit2 dan me-raung2 kesakitan
"omitohud " Soat-san Sin-Nie segera merangkap tangannya
memuji keagungan sang Buddha setelah menyaksikan
perist iwa yang mengerikan itu
Sementara Thian-Hoe Cioe-Sian dengan langkah
sempoyongan dan tanpa menjumpai hadangan telah keluar
dari barisan tersebut.
seketika barisan Ham-Hoen-chiet-Lee-Tinjadi kacau balau
tidak karuan, para iblis sama2 mengerti bahwa musuh
tangguh itu tak dapat dikurung lagi, maka dengan wajah
penuh rasa kaget dan terkesiap sama2 menolong Lee-Pok
nomor tujuh dan memadamkan api yang membakar
badannya, kemudian kembali ketempat semula.
"oouw... sungguh lihay barisan Ham-Hoen-chiet-Lee ok Tin
tersebut" Gerutu Thian-Hoe Cioe-Sian LauwBong Ling sambil Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menenteng Cupu2 tembaganya. "Hampir saja aku tak dapat
berjumpa muka lagi dengan sahabat lama"
"Ilmu kepandaian menyembur arak bagaikan kilat dari
sahabat benar2 telah mencapai puncak kesempurnaan bahkan
tepat dan jitu cara penggunaannya" Puji soat-san Sin-nie
dengan wajah penuh welas kasih. "seandainya harus berganti
pin- nie yang menghadapi mereka, belum tentu aku bisa
keluar dari barisan itu dalam keadaan selamat ".
Baru saja ucapan itu selesai diutarakan, mendadak
terdengar suara gelak tertawa menggema dari tengah
kalangan disusul munculnya seorang nenek tua berambut
putih.
"Apa gunanya kalian berdua saling memuji dan saling
merendah ? dianggapnya perbuatan kamu berdua patut
dipuji?? Hmm padahal menurut pengamatanku beberapa
macam kepandaian silat yang dimiliki oe-Lwee-Nao-Khie belum
tentu bisa digunakan untuk menjagoi dunia persilatan "
Ia merandek sejenak. kemudian sambil goyangkan kepala
sambungnya lebih jauh:
"Sekalipun aku sinenek tua tidak memiliki kepandaian silat
yang mengejutkan hati, namun dalam ilmu tongkat sedikit
banyak masih punya-sedikit simpanan, hey Nikouw siluman,
apakah kau sudi melayani aku sebanyak beberapa gebrakan
untuk melepaskan otot2 badanku yang telah kaku ???".
"omintohud telah lama pin-nie dengar nama besar dari Pek-
Hoat-Ang-Gan-Tuo-Pwee Lolo yang berasal dari Hoe-song,
kendati sudah lama aku punya minat untuk menyambangi
dirimu sayang tiada ketika yang bagus untuk saling berjumpa.
Dan sekarang secara tiba2 Loo-loo muncul ditengah daratan
Tionggoan, entah apa maksud kedatanganmu ?? hanya pesiar
belaka ataukah ada...".
Belum habis nikouw itu menyelesaikan kata2 nya si Popo
bungkuk berambut putih berwajah cantik yang paling benci Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kalau mendengar ada orang menyebut dirinya dengan sebutan
Bungkuk telah berubah air mukanya, dengan wajah penuh
kegusaran dia menukas:
"siluman nikouw, buat apa banyak cincong yang tak
berguna ?? kau pingin ikut campur dalam urusan aku sinenek
tua ?? Hmm ayoh cepat masuk kedalam gelanggang dan mari
kita tentukan siapa yang menang dan siapa kalah diantara kita
".
Bukan saja sikapnya kasar bahkan nada ucapannya amat
menusuk pendengaran siapapun juga.
Jumawa sekali sikap nenek tua dari wilayah Hoe-Song atau
Jepang ini, Siauw-Bin Loo-sat Poei Hong jadi t idak tahan, telah
siap turun tangan untuk menjajal kepandaian sang nenek.
Mendadak...terdengar suara gelak tertawa yang amat
nyaring bergema dari ujung pohon bambu disisi kalangan-
disusul seseorang berseru.
"ciss kau tak usah banyak lagak disini, justru karena kau
adalah manusia yang kurang beradab maka sengaja sin-nie
berlaku sungkan dan ramah terhadap dirimu, aku lihat lebih
baik kau jangan tak tahu diri dan berlagak sok terus
menerus".
Berbareng dengan selesainya ucapan tersebut, tampak
sesosok bayangan manusia melayang turun dari atas ranting
pohon Liuw, kemudian selangkah demi selangkah berjalan
masuk menuju ketengah lapangan-
Kakek huncwee dari gunung bong-san sekalian segera
menoleh kearah orang itu, tampak-orang yang berbicara tadi
berdandan sebagai seorang sastrawan, jubahnya berwarna
putih dan ditangannya memegang sebuah Teh-koan bikinan
Kang-say.
Suatu ingatan tiba2 berkelebat dalam benak Hoo Thian
Hong sastrawan berbaju biru itus ia segera teringat siapakah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

orang yang baru datang sehingga tanpa sadar ia berseru
tertahan-
"Aaah mungkinkah dia adalah Fa-Gak-Teh- Khek ??? " .
Sedikitpun tidak salah, orang yang baru saja munculkan diri
ini bukan lain adalah "Pa-Gak-Teh-Khek" atau sijago minum
teh dari gunung Pa-Gak, Louw Poet Thong, seketika itu juga
ilmu langkah "Leng Hie Foh" atau langkah melayang yang
diperlihatkan mengejutkan hati para gembong iblis yang hadir
disitu.
Harus diketahui, ilmu meringankan tubuh tingkat yang
tertinggi adalah "Leng-Khong-Hie-Pouw" atau jalan
menyebrang ditengah udara, meskipun tidak gampang untuk
mencapai hingga taraf sebegitu tinggi, namun beberapa orang
jago baik dari kalangan Hek-to maupun kalangan Pek-to yang
hadir dalam kalangan dewasa ini telah berhasil mencapai
hingga taraf tersebut, maka tidak begitu mengherankan.
Hanya ilmu gin-kang "Leng-Hie-Poh" saja yang mungkin
didalam dunia persilatan dewasa itu cuma si jago minum teh
ini saja yang berhasil mempelajarinya.
Apa sebabnya ??? sebab kalau ilmu gin-kang "Leng-Khong-
Hie-Touw" yang paling diutamakan adalah penggabungan
tenaga murni pada suatu tempat yang kemudian diolah
menjadi suatu tenaga dorongan yang maha besar, asalkan
seseorang berhasil melatih tenaga lwekangnya hingga
mencapai tingkat yang sempurna kemudian berhasil
mengumpulkan tenaga murni tadi pada suatu tempat sehingga
dapat diolah jadi suatu tenaga meluncur yang dahsyat, tidak
susah orang itu menguasai ilmu meringankan tubuh tadi.
Sebaliknya kalau ilmu gin-kang "Leng Hie-Poh" lain
daripada yang lain, seandainya diantara selangkangan orang
itu tidak dapat mengatur tenaga dorongan yang tepat
sehingga seseorang dapat naik turun sekehendak hatinya, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kendati tenaga dalamnya berhasil mencapai pada taraf yang
bagaimana juga percuma.
Lalu apa sebabnya diantara lima manusia aneh dari kolong
langit, hanya Pa-Gak-Teh-Khek sijago minum teh dari gunung
Pa-Gak seorang saja yang berhasil melatih ilmu tersebut ??
sebenarnya jawabannya aneh dan janggal, karena
kepandaian tadi justru berhasil dia kuasai berhubung tenaga
minum tehnya yang kuat.
Haruslah diketahui air teh yang dia minum bukanlah air teh
biasa, daun teh yang dia gunakan adalah daun teh yang
khusus hanya dihasilkan diatas gunung Pa-Gak-san belaka
kemudian diseduh dengan air sungai Yang-cu-Kang dengan
cara penyeduhan yang sangat rahasia.
Bila seseorang minum air teh semacam ini terus menerus
selama enam puluh tahun maka lama kelamaan dari antara
selangkangan bisa muncul deruan angin yang lama kelamaan
bisa diatur sebagai tenaga dorongan dalam ilmu meringankan
tubuhnya.
Kalau dikatakan sukar sebenarnya cara itu tidak begitu
memusingkan kepala, tapi kalau dilaksanakan barulah akan
dirasakan banyak kesukaran2nya.
oleh sebab itulah ilmu gin-kang "Leng-Hie-Poh" dari Louw
Poet Thong hanya dia seorang saja yang bisa mempelajari.
Dalam pada itu dengan langkah yang enteng selangkah
demi selangkah Pa-Gak-Teh-Khek Louw Poet Thong berjalan
masuk ketengah gelanggang, dia angkat Teh-Koan bikinan
Kang-saynya lebih dulu untuk meneguk setegukan air teh,
kemudian mengangguk kepada soat-san-sin-Nie serta Thian-
Hoe-Cioe-sian sekalian dan akhirnya seraya menjura kearah
Popo bungkuk berambut putih berwajah cantik tadi serunya:
"Hey POPO bungkuk antara kami lima manusia aneh dari
kolong langit dengan dirimu sama sekali tak parnah terikat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dendam permusuhan ataupun sakit hati apapun, kenapa kau
sekarang muncul sebagai kaki tangan kawanan iblis ???
apabila kedatanganmu kedaratan kami adalah untuk
menikmati keindahanalam serta mengadakan kontak serta
hubungan dengan rakyat kami, sebagai tuan rumah kami lima
manusia aneh dengan senang hati akan menyambut
kedatanganmu sebagai tamu agung, tapi kalau kau ada
maksud merusak masyarakat bangsa Han kami, membantu
sampah masyarakat bikin onar diwilayah kami... Hmm
terpaksa kami akan gebuk anjing mengusir set iap pengacau
dari sini...".
sungguh tajam nada ucapan tersebut membuat popo
bungkuk yang telah saksikan sendiri betapa hebatnya ilmu
gin-kang "Leng-Hie-Poh" tersebut harus berpikir tiga kali
sebelum bertindak.
"Hiong-Hoen" nomor satu Pek-si-Tok-shu atau kakek
seratus bangkai takut kalau salah seorang pembantunya yang
diundang dengan susah payah ini terpengaruh oleh kata2 lihay
pihak lawan sehingga urungkan niatnya untuk membantu,
maka buru2 ia tertawa dingin seraya berseru:
"Popo bukankah jauh2 kau datang dari wilayah Hoe-song
(Jepang) kedaratan Tionggoah adalah ingin menjajal
kepandaian silat dunia persilatan sini ??? inilah kesempatan
yang paling baik bagimu untuk turun tangan lagi pula kau
harus tahu ilmu langkah Leng-Hie-Peh yang didemonstrasikan
siluman teh barusan bukanlah kepandaian silat yang
sebenarnya, apa yang kau lihat cuma suatu ilmu sihir yang
melamurkan mata belaka... Aku berani menjamin, asal Popo
mau turun tangan maka tidak sampai belasan gebrakan pihak
lawan sudah akan mencicipi gebukan tongkat saktimu."
Meskipun ucapan ini terlalu tidak masuk di-akal dan
kedengarannya lucu, namun Popo bungkuk ini
mempercayainya seratus persen, segera pikirnya dalam hati: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Aaah. ucapannya sedikitpun tidak salah, mustahil
beberapa lembar tulang pay-kutnya yang kurus itu sanggup
menahan beberapa gebukan tongkatku yang keras dan
hebat".
Berpikir sampai disitu dia lantas tertawa nyaring, sambil
anggukkan kepala sang badan dengan maju kedepan.
Kemudian toyanya berputar mengemplang kepala musuh
dengan jurus "sou-Hoa-Kay-Teng" atau Bunga salju menutupi
kepala, meskipun suatu jurus serangan yang sederhana
namun dalam permainannya benar2 hebat, desiran angin
tajam men-deru2 bukan saja hebat bagaikan gempuran
gunung bahkan beberapa puluh tombak sekeliling tubuhnya
telah terkurung dalam bayangan tongkat saktinya.
siapa sangka bukan saja pihak lawan tak terkurung bahkan
sambil tertawa ter-bahak2 tiba2 badannya mumbul ketengah
udara kemudian melepaskan satu tendangan kilat membuat
rambut putih nenek bongkok itu terurai dan badannya maju
beberapa langkah kemuka dengan sempoyongan, hampir saja
ia jatuh mencium tanah. Hatinya kontan jadi terkesiap.
Kiranya Pa-Gak-Teh-Khek telah mengetahui betapa
dahsyatnya tongkat nenek bongkok yarg besar dan beratnya
mencapai ratusan kati itu, ia pikir tongkatnya saja begitu besar
tentu tenaganya luar biasa pula. Maka ia tidak sudi adu keras
lawan keras dengan lawan, menggunakan kelebihannya ia
berusaha menpecundangi kelemahan lawan.
Begitu badannya sudah berada ditengah udara, dengan
mengepas jatuhnya kemplangan tongkat musuh ia kirim satu,
tendangan kilat.
Tendangan ini merupakan tendangan tanpa bayangan yang
merupakan ilmu sakti dalam dunia persilatan, meskipun ringan
tendangan tersebut namun kekuatan yang digunakan tepat
pada saatnya ini bukansaja membuatpergelangan nenek Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bungkuk itu jadi kaku dan linu bahkan hampir2 saja badannya
jatuh terjengkang ketanah.
selama hidup belumpernah nenek tua ini menderita
kerugian sebesar ini, merah padamlah selembar pipinya yang
mulai kisut, dari balik biji matanya yang bening terpancar
keluar sorot mata penuh kegusaran. Dia mendengus dingin,
dengan jurus "Yang-Koan-Thian-sioe" atau Angkat kepala
memandang langit tongkatnya laksana titiran angin puyuh
menyapu ke luar, angin pukulan laksana gempuran taupan
seketika menyapu ketubuh lawan.
Pa-Gak-Teh-Khek tidak layani gempuran musuh, badannya
terus menerus berkelebat kesana kemari menghindarkan diri
dari serangan. sebentar tubuhnya bagaikan cecak merayap.
sebentar lagi bagaikan ikan belut menyusup membuat nenek
bungkuk berambut putih ini jadi kheki dan mendongkol sekali.
Justru yang paling keterlaluan, tabiat ke-kanak2an sijago
minum teh dari gunung Pa-Gak ini belum hilang, kalau bukan
dia tendang punggung sang nenek yang bungkuk tentu
menyiram rambutnya yang telah beruban dengan air teh,
gelak tertawa suara olok2an terus menerus berkumandang
memenuhi angkasa.
Tingkah pola si jago minum teh dari gunung Pa-Gak yarrg
kocak ini tentu saja membuat siauw-Bin Loo-satjadi ter-
pingkal2, Bong-san Yen-shu serta Thian Hoe Cioe-sian tertawa
ter-bahak2. Hoo Thian Heng memegang perutnya karena sakit
dan soat-san sin Nie tersenyum simpul.
Gabungan tertawa itu segera berubah jadi ber-puluh2
batang anakpanah tajam yang seakan2 menembusi ulu hati
dua orang mahtuk aneh serta puluhan orang manusia
berkerudung itu, keringat dingin mengucur keluar membasahi
tubuh mereka.
Gelak tertawa tadi segera menyadarkan kembali nenek tua
itu dari kegusarannya, per-lahan2 ia jadi tenang kembali, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dengan wataknya yang dingin dan tinggi hati mana ia pernah
dihina orang secara begitu? suara tertawa sedih yang tinggi
melengking bagaikan jeritan kuntilanak bergema menembusi
kesunyian malam, di antara kelebatan rambut putihnya tahu2
ia sudah berlalu dari situ dan lenyap dibalik kegelapan.
seperginya nenek bongkok tadi sijago minum teh dari
gunung pa Gak segera tertawa ter-bahak2, ia melayang turun
lagi keatas permukaan tanah.
Mendadak tampak sesosok gulungan bulat seperti bola
bergelinding tiba, sambil tertawa seram makhluk aneh
berbentuk bola tadi telah muncul ditengah kalangan,
ditangannya ia mencekal sebilah pedang lemas berwarna
perak yang aneh sekali bentuknya.
"Keparat cilik" ia berseru menantang. "Apabila kau punya
nyali, ayoh hadapilah aku si orang tua."
Nama busuk Jiak-Kioe-Kiam-Khek atau pendekar bola
daging Kioe Ek sudah lama mendengung dalam dunia
persilatan jauh sebelum lima manusia aneh dari kolong langit
turun gunung berkelana.
Kendati bentuk tubuh orangnya sangat aneh namun
sebetulnya dia bukanlah manusia yang gampang dilawan.
Hanya saja Pa- Gak-Teh- ini adalah manusia berwatak keras
didalam lunak diluar, tentu saja ia jadi naik pitam setelah
mendengar tantangan tersebut. Dengan alis berkerut
sahutnya:
"Bilamana cianpwee memang bermaksud memberi
petunjuk. Nah, silahkan turun tangan "
Tinggi badan Jiak-Kioe-Kiam-Khek ini t idak mencapai empat
depa, bukan saja kepalanya besar kakinya pendek dan
pinggangnya kasar seperti gentong, kepalanya gundul kelimis
sampai bersinar, membuat bentuknya sangat menggelikan hati
siapapun jua. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dalam pada itu terdengar Kioe Ek tertawa seram sekali,
tujuannya muncul didaratan Tiong-goan kali ini sebenarnya
hendak mencari Lam Hay-siang-in sipedagang kosen dari Lam-
Hay untuk membalas dendam sakit hati pada masa yang
silam.
siapa sangka jejak kedua orang rasul sakti itu sudah lama
lenyap dari keramaian dunia persilatan, ber-bulan2 lamanya ia
mencari namun tiada kabar berita yang didapat, akhirnya
dipuncak gunung Bauw-Hong-san dalam wilayah Kie-Gak ia
telah berjumpa dengan tiga orang "Hiong-Hoen" tersebut.
Pada saat itu luka dalam yang diderita "Hiong-Hoen" nomor
tiga yaitu Han-Peng-TOk shu telah sembuh, atas anjuran
"Hiong-Hoen" nomor satu berangkatlah dia bersama
rombongan menuju keperkampungan Pek-In-san-cung untuk
mencari balas terhadap diri anak murid dua orang tokoh maha
sakti itu
Ditengah perjalanan kembali mereka berjumpa dengan
Popo bungkuk berambut putih berwajah cantik yang datang
dari negeri Hoe-song (Jepang) maka semakin kuatlah
rombongan mereka.
Menurut kemampuan ilmu silat yang dimiliki nenek bungkuk
itu, sebenarnya ia jauh lebih kosen dari pada lima manusia
aneh oe-Lwee-Ngo- Khie, sayang seribu kali sayang secara
kebetulan ia telah berjumpa dengan ilmu langkah Leng-Hie-
Poh serta tendangan "Boe Im-Tui" dari sijago minum teh,
maka konyollah dia dan harus menelan kekalahan yang tragis.
Dalam pada itu Jiak- Kioe- Kiam-Khek telah diliputi penuh
kegusaran, diam2 napsu membunuh telah berkobar dalam
dadanya, saat ini ia tidak berlaku sungkan lagi, tanganrya
bergetar, seketika itu juga dari ujung pedangnya memancar
keluar ber-puluh2 jalur cahaya putih yang tajam dimana tubuh
Pa-Gak-Teh-Khek segera terkurung dalam desiran serta
babatan dahsyat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dari permulaan tadi sijago minum teh dari gunung Pa-Gak-
san sudah melihat akan kehebatan ilmu pedang yang dimiliki
musuh, kewaspadaan telah dipertingkat dan ia layani
musuhnya sangat hati2.
sambil mencekal Teh-koan nya, jagoan tua ini mondar
mandir berkelebat kesana kemari untuk mengajak pihak
musuh main petak.
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Louw Poet Thong
betul2 luar biasa, bukan saja ia dapat meloloskan diri dari
setiap serangan bahkan memaksa Jiak- Kioe- Kiam-Khek harus
berubah air muka saking dongkol dan mangkeinya.
"Breeet..." tiba2 terdengar suara baju tersambar robek,
tahu2 jubah putih yang dikenakan sijago minum teh dari
gunung pa- Gak-san tersambar ujung senjata lawan hingga
terkutung separuh.
Makhluk aneh berbentuk bola daging ini betul2 luar biasa,
tampak bagaikan segumpal asap hijau ber-sama2 pedangnya
ia bergelinding kesana kemari sanbil set iap kali berusaha
mencari kelemahan orang untuk mengirim serangan
mematikan.
Menjumpai betapa keji dan buasnya gembong iblis ini,
diam2 dalam hati kecil Pa-Gak-Teh-Khek timbul rasa gusar
juga, pikirnya didalam hati: "Kau anggap aku Lauw Poet
Thong benar2 jeri terhadap dirimu??...".
Karena marah maka mulailah sijago minum teh dari gunung
Pa Gak-san ini mencari kesempatan untuk mengirim satu
tendangan tanpa bayangan yang sudah tersohor akan
kelihayannya.
Dukkk... suatu saat, mendadak ia kirim satu tendangan
kemuka.
Tendangan ini bukan saja tanpa bersuara tanpa bayangan-
bahkan arah yang diancampun tepat dan diluar dugaan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mahluk aneh berbadan bola daging itu tidak menyangka
kalau pihak lawan bisa bertindak begitu, baru saja terdengar
desiran angin tajam menyambar lewat, tahu2 punggungnya
yang tebal sudah termakan oleh tendangan kilat lawan.
Haruslah diketahui dalam tendangannya barusan Pa Gak
Teh Khek sijago minum teh dari gunung Pa Gak san telah
mengerahkan segenap tenaganya yaag disertai hawa sakti
Kim- Kong sinkang ke ujung kakinya, maka bisa di bayangkan
betapa dahsyatnya serangan tersebut.
"Bruuk....." ditengah suara bentrokan yang keras, tidak
ampun lagi tubuh Jiak Kioe Khek yang bulat berisi bagaikan
bola daging itu tertendang mencelat sampai mumbul dua
tombak tingginya ketengah udara.
JILID 11 HAL. 36 S/D 37 HILANG
diatas batok kepala lawan membuat Jiak Kioe Kiam- Khek
segera merasakan kepalanya pusing tujuh keliling dan hampir
saja tidak sanggup bangun.
Bagaimanapun juga dia masih cukup kosen, laksana kilat
badannya bergelinding diatas tanah dan loncat balik ketempat
semula.
Bunga pedang segera tersebar memenuhi angkasa, jurus
serangan yang dilancarkan semakin aneh dan dahsyat.
Dalam pada itu Pa-Gak Teh- Khek sendiripun tidak
memperoleh banyak keuntungan dari tendangan keras lawan
keras tersebut, secara lapat2 ia rasakan ujung kakinya jadi
sakit sehingga sepasang-alisnya segera berkerut kencang2.
sepasang tangannya segera bertolak pinggang dengan
memakai ilmu "Boe-Im-Hoei-Kiak" atau Kaki Terbang tanpa
Bayangan yang terdiri dari seratus gerakan, sepasang kakinya
mengirim tendangan kilat berantai.
Jiak- Kioe Kiam-Khek mandah tubuhnya di buat bal2an oleh
pihak lawan tanpa mengurangi daya pental tubrukannya, ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

selalu saja bergelinding kesana kemari sambil melepaskan,
babatan pedang yang dahsyat dan rapat....
Pa-Gak Teh- Khek yang harus mengirim tendangan berantai
tiada hentinya setelah bergebrak beberapa puluh jurus
keringat mulai mengucur keluar membasahi keningnya,
kembali ia membumbung dua tombak tingginya ketengah
udara.
Jiak- Kioe Kiam-Khek tidak mau kasih kesempatan bagi
lawannya untuk mengatur pernapasan, sambil menempel
permukaan tanah dia meluncur kemuka dan berkelejit
keangkasa membawa desiran angin tajam yang maha
dahsyat...
sementara itu siauw-Bin Loo-sat Poei Hong yang menonton
jalannya pertarungan dari sisi kalanganjadi kuatir bagi
keselamatan orang tua itu, kepada Hoo Thian Heng segera
bisiknya:
"Engkoh Heng, makhluk aneh ini sukar sekali dilawan,
bilamana kita mengulur waktu lebih lama lagi jangan2 Pa-Gak
Teh-Khek cianpwee akan kehabisan tenaga dan terluka
ditangan siluman tersebut.
Aku lihat ilmu pukulan yang bagaimana lihaypun sukar
untuk menjebolkan kekebalan badannya yang tahan ditendang
maupun digebuk kecuali ilmu jari Kan-Koen-Ciemu ".
Hoo Thian Heng mengangguk, ia segera ambil keluar
seruling kumala serta kipas emasnya, kemudian kepada jago
minum teh dari gunung Pa-Gak yang masih berada ditengah
udara serunya:
"cianpwee seandainya kau sudah tiada kegembiraan untuk
bermain bola lagi, mari turunlah kebawah untuk minum
beberapa cawan air teh, serahkan saja siluman bola daging itu
kepadaku agar boanpweepun bisaikut bermain sepak bola ". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Menggunakan kesempatan dikala makhluk bola daging itu
sedang bergelinding datang .... sreeet seruling kumalanya
dibabat keluar dengan jurus "Kang-shia-Lok-Bwee" atau bunga
Bwee berguguran dikota sungai.
Pedang lemas lawan segera tertotok telak. diikuti
pergelangan kanannya menekan kebawah, serentetan cahaya
emas bagaikan gulungan ombak ditengah hembusan taupan
menghantar kedepan membuat tubuh bola daging itu
tergulung dan mencelat sejauh beberapa tombak.
Hoo Thian Heng tidak berhenti sampai disitu saja, kembali
tubuhnya berkelebat ke muka menyongsong datangnya
serangan pedang lawan yang aneh, maka berlangsunglah
suatu pertempuran sengit antara dua orang jago lihay ini.
Kioe Ek tidak menyangka kalau pemuda sastrawan yang
berada dihadapannya telah dididik oleh sipedagang kosen dari
Lam-hay sehingga begitu lihay dan kosen, diam2 alisnya
berkerut, pikirnya:
"Muridnya saja sudah begini lihay, bisa dibayangkan betapa
sulitnya memusuhi sang guru. Aaai... rupanya selama hidup
aku tak akan berhasil lagi untuk membalas sakit hatikupada
masa silam ".
Runtuhlah semangat makhluk aneh ini karena kecewa
danputus asa.
Kendati begitu, pedang lemas berwarna peraknya tidak
berhenti menyerang bahkan jurus2 serangan yang dilontarkan
semakin dahsyat, pikirnya didalam hati:
"Apabila pada malam-ini aku tak bisa meringkus seorang
bocah macam ini, sehingga kejadian ini sampai tersiar didalam
dunia persilatan, apakah aku masih punya muka untuk
berjumpa dengan orang ???".
Berpikir sampai disitu, gerakan pedang ditangannya
berputar semakin gencar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tampaklah seluruh angkasa penuh dengan kibaran bunga2
pedang serta cahaya emas yang berkilauan, pertarungan kian
lama kian bertambah sengit.
Diam2 siauw-Bin-Loo-sat melirik sekejap kesekeliling
kalangan, ia lihat Pa-Gak-Teh-Khek sedang ber-cakap2 dengan
soat-san sin-Nie serta Thian-Hoe Cioe-sian sedang para iblis
lainnya pusatkan seluruh perhatian ketengah kalangan, diam2
hatinya jadi gelisah sehingga men-depak2kan kakinya
ketanah.
"Sungguh tolol manusia ini" pikirnya didalam hati "Kenapa
ilmu jari sakti Kan-Goan-cienya belum juga dipergunakan".
Rupanya sikakek huncwee dari gunung Bong san dapat ikut
merasakan kegelisahan orang, dengan suara lirih segera
hiburnya:
"Janganiah ribut atau berisik sehingga memecahkan
perhatiannya, Thian Heng Hian-tit bukanlah seorang manusia
tolol, dia tentu sudah punya-rencana masuk dalam hatinya,
hanya kekejutan saja yang akan dialami tanpa menjumpai
bahaya".
sementara itu sisastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng
telah mengeluarkan ilmu langkah Chiet-Ciat-Thay Na-It untuk
melayani musuh nya.
Ia berputar mengelilingi tubuh Jiak- Kioe Kiam Khek dari
laut Timur ini sembari setiap saat menyerang dengan kipas
emas serta seruling kumalanya, serangkaian ilmu seruling
serta ilmu kipas ajaran si Pedagang Kosen dari Lam- Hay
dimainkan sedemikian rupa sampai menunjukkan kehebatan
yang tak terhingga.
Meskipun demikian ia belum berhasil juga menembusi
benteng pertahanan hawa pedang lawan.
sianak muda ini tahu bahwa makhluk berbentuk bola
daging ini adalah bekas panglima yang kalah ditangan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

suhunya, dengan kemunculannya kembali dalam dunia
persilatan bisa diduga bahwa ilmu pedangnya pasti sudah
peroleh kemajuan yang amat pesat.
Dengan wataknya yang sombong dan tinggi hati ia tidak
mau segera keluarkan ilmu jari sakti Koan-Goan-Cienya untuk
merobohkan musuh, dalam hati sianak muda itu tetap
berharap agar bisa mengalahkan lawannya hanya dengan
mengandalkan ilmu seruling serta ilmu kipasnya.
siapa sangka ilmu pedang aliran Laut Timur ini betul2 aneh
dan sakti, kendati ia sadah kerahkan segenap kemampuan
yang dimilikinya belum juga mendapatkan hasil yang
diinginkan. Maka ia lantas berpikir:
"seandainya makhluk aneh ini tidak bergebrak lebih dahulu
melawan jago minum teh dari gunung Pa- Gak-san sehingga
banyak sekali tenaga murninya terbuang, belum tentu aku
pribadi bisa melayani serangannya sampai ratusan jurus. Aai...
buat apa aku harus menuruti adat yang sama sekali tidak
menguntungkan ?".
setelah ingatan tersebut berkelebat dalam benaknya,
ambisi yang semula menyelimuti dadanya pun berangsur
menghilang, ia bisa bertempur lebih mantap dan seksama
sehingga dalam sekejap mata dua ratus jurus telah lewat.
makin bertarung Kioe Ek sijago pedang bola daging dari
laut Timur ini semakin terperanjat, ia tercengang bilamana
kenyataan membuktikan bahwa tenaga lweekang dari bocah
muda ini jauh lebih dahsyat daripada Pa- Gak-Teh Khek.
Air muka tiga orang manusia "Hiong-Hoen" dibalik
kerudung hitamnya pun berangsur berubah jadi hijau
membesi, mereka menduga serbuannya malam ini bakal
menderita kekalahan total lagi.
Mendadak tampak "Hiong-Hoen" nomor satu ber-bisik2
disisi telinga "Hlong Hoen" nomor dua serta "Hiong Hoen"
nomor tiga, diikuti ke dua orang itu mengangguk, dari balik Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

matanya memancar keluar cahaya buas yang menggidikkan
hati.
siauw-Bin Loo-sat cukup waspada, sejak pengalaman
pahitnya tempo dulu perempuan ini jauh lebih cerdik dan
hati2, mengaksikan ketiga orang gembong iblis itu berbisik2
merencanakan siasat busuk. dengan cepat ia kirim kisikan
kepada oe Lwee sam Khie.
Mendapat laporan, sepasang mata Pa Gak Teh Khek segera
mengincer ketiga manusia laknat itu dan mengawasi set iap
gerak geriknya tanpa berkedip.
sementara itu pertarungan yang berlangsung ditengah
kalangan telah mencari pada taraf penentuan antara mati dan
hidup. suatu ketika Jiak Kioe Kiam Khek manusia berbentuk
bola daging itu kerutkan dahinya mendadak tergetar dan
sentilan pedang lemas berwarna keperak2an itu sehingga
berbunyi aneh, cahaya perak tersebar keempat penjuru,
bagaikan gulungan ombak dahsyat ditengah samudra dengan
ganasnya menerjang datang dan membobol pertahanan kipas
serta seruling sastrawan berbaju biru.
Hoo Thian Heng cepat mengegos kesamping diikuti seruling
kumalanya meluncur keluar.
"Kena" Tiba2 ia membentak keras.
Ilmu jari Kun Goan cie dengan berubah jadi desiran angin
tajam laksana kilat menyerang tubuh Jiak Kioe Kiam Khek.
Dikala desiran angin tajam itu menderu ke muka, babatan
pedang lemas lawan telah tiba didepan mata, buru2 pemuda
she Hoo mengegos namun sayang kendati gerakannya cepat
tak urung lengan kirinya kena tersambar juga sehingga terluka
dan darah segur muncrat membasahi tubuh nya.
Cepat2 ia tutup jalan darah diseluruh tubuhnya, lalu
melayang mundur kebelakang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada saat yang bersamaan tadi Jiak Kioe Kiam Khek sedang
menyerang dengan jurus mematikan "Hay Kouw seksan" atau
samudra mengering batu menembusi pertahanan lawannya,
tiba-tiba mereka melihat datangnya sesosok bayangan putih
dengan cepat dia melepaskan satu babatan kemuka.
seruling kumaia tersebut dengan sebat kena dipukul pental
namun dengan adanya hadangan tadi maka babatan
pedangnya yang mengancam bagian penting musuhpun
meleset.
Ia tidak mau membuang kesempatan dengan percuma
untuk melukai musuh, sang pergelangan segera menekan
kebawah dan pedangnya langsung didorong kemuka.
Baru saja ujung pedangnya menempel di atas lengan kiri
musuh, serentetan desiran angin tajam telah menembusi
dadanya.
Kendati gembong iblis ini memiliki tenaga lweekang yang
amat sempurna, tak urung separuh badannya jadi kaku juga
termakan serangan tadi, ia terkesiap. sambil bersuit nyaring
badannya segera melayang pergi dari situ.
Dalam pada itutampak bayangan manusia berkelebat dalam
kalangan, suara suitan berkumandang saling susul menyusul,
dalam sekejap mata tiga puluhan orang berkerudung hitam itu
telah mengundurkan diri semua dari sana.
Kiranya tiga manusia yang menyebut dirinya sebagai
"Hiong Hoen" itu telah menyadari bahwa usahanya untuk
membalas dendam pada malam itu kembali akan menemui
kegagalan, maka direncanakaniah suatu siasat busuk.
Ia titahkan Hiong Hoen nomor satu dengan melindungi
anak buahnya mengundurkan diri lebih dahulu dari sana,
kemudian oleh "Hiong Hoen" nomor dua serta "Hiong Hoen"
nomor tiga secara serentak loncat ketengah udara dan
menyebarkan obat bubuk beracun "sam-Poh Toan-Hoen" atau
tiga langkah Pencabut nyawa keseluruh angkasa. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seandainya rencana busuk ini bisa berjalan dengan lancar,
maka sekalipun para jago memiliki ilmu silat yang bagaimana
tinggipun tak akan lolos dari bahaya maut.
Untung siauw-Bin Loo-sat Posi Hong berhasil memecahkan
siasat busuk lawan, baru saja "Hiong Hoen" nomor dua dan
"Hiong Hoen" nomor tiga mumbul ketengah udara, laksana
kilat Pa-Gak-Teh-Khek telah mencelat ke angkasa dan
mengirim dua buah tendangan kilat.
Dukk Dukk dengan telak kedua orang gembong iblis itu
kena tertendang hingga mencelat dua tombak jauhnya dari
tempat semula.
"Hiong Hoen" nomor dua dan "Hiong Hoen" nomor tiga
menjerit kesakitan, darah panas bergolak dalam rongga
dadanya, hampir saja mereka muntah darah segar, dengan
hati terkesiap kedua orang iblis ini buru2 melarikan diri
suara siutan bergema kian lama kian menjauh dan akhirnya
lenyap dari pandangan, dalam waktu yangamat singkat
kawanan iblis itu sudah mengundurkan diri semua.
Rembulan memancarkan cahayanya ditengah awan, para
jago yang hadir dalam perkampungan Peks In-san-cung
dengan hati lega sama2 masuk kedalam ruangan.
"siauw-Bin Loo-sa tPoei Hong segera menitahkan
pelayannya siauw-Coei untuk mengambil dua stel jubah luar,
satu diberikan kepada sijago minum teh dari gunung Pa-Gak
san dan yang lain untuk Hoo Thian Heng.
seraya membalutkan luka dilengan sianak muda itu, Poei
Hong mengomel terus tiada hentinya dengan wajah kheki:
"Hm penyakit jumawamu kembali kau perlihatkan,
bukankah pepatah kuno sering mengatakan: Tahu keadaan
sendiri tahu keadaan lawan, maka seratus kali bertempur
seratus kali akan menang, kenapa kau layani terus gembong
iblis itu bertarung ?? tanpa mengeluarkan ilmu simpanan ?? Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seandainya kau kurang cermat hingga babatan pedang itu
berganti tempat, coba katakan, bagaimanakah
pertanggunganjawabmu terhadap aku, adik Coe serta
anak2mu."
Hoo Thian Heng menginsyafi betapa cinta dan sayangnya
sang istri terhadap dirinya, timbul rasa menyesal dalam hati
kecilnya, buru2 ia berbisik lirih:
"Ucapan hujlen sedikitpun tidak salah, lain kali siauw-seng
tidak berani berbuat gegabah lagi "
Habis berkata ia perlihatkan muka setan sehingga membuat
isterinya siauw-Bin Loo-sat tertawa cekikikan.
Keesokan harinya soat-san sin-nie, Thian Hoe Cioe-sian
serta Pa-Gak Teh-Khek sama2 berangkat menuju kearah
selatan sedang si kakek huncwee dari gunung Bong-san
dengan membawa dua pucuk surat rahasia dari Hoo Thian
Heng serta Poei Hong berangkat ke lembah Leng-fn-Kok yang
terletak digunung Tay Liang-san untuk melaporkan situasi
dalam Bu lim dewasa ini kepada Boe-Lim jie-seng.
setelan para jago berangkat semua, Hoo-Thian Heng yang
masih menguatirkan terus mati hidupnya "cian Liong Poocu"
Lie Kie Hwie, segera berangkat sendiri menuju kehutan bunga
To untuk melakukan pemeriksaan yang seksama, dari hasil
penyelidikan yang diperoleh ia menganggap bahwa
kemungkinan Lie Kie Hwie ditawan musuh jauh lebih besar
dari pada dibunuh.
Maka setelah berunding dengan kedua orang isterinya, ia
mengambil keputusan untuk terjunkan diri kedalam dunia
persilatan sambil secara diam2 mencari tahu jejak To-Bin
Yauw-Hoo atau siluman Rase berwajah bunga To Hoan so-so
dan berusaha menolong Lie Kie Hwie sang Poocu dari benteng
cian Liong Po lolos dari mara bahaya.
Untuk berjaga2 dan menghindarkan diri dari segala hal
yang tidak diinginkan terutama sekali atas kembalinya para Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

iblis untuk bikin keonaran, Tonghong Beng Coe dengan
membawa putranya pindah ke gedung sebelah Timur dimana
Poei Hong mendapat tugas mtuk menjaga serta melindungi
keselamatannya.
Beberapa hari kemudian para jago menemukan
bahwasanya perkampungan Pek-In-san cung yang pernah
dibuat kumpulpara orang gagah berada dalam keadaan sunyi
senyap. pintu besar tertutup rapat dan tiada sesosok
bayangan manusiapun terlihat berlalu lalang di sana kecuali
tiga lima orang pelayan yang mendapat tugas untuk menjaga
keamanan perka mpungan tersebut.
Apa sebenarnya yang terjadi ?? tiada seorang manusiapun
yang tahu, mereka hanya men-duga2 saja apa yang telah
menimpa di perkampungan itu.
-000O000-
BULAN empat telah tiba, ditengah musim panas yang
hangat tumbuhan tampak rimbun dan menghijau dimana2.
pohon Liu bergoyang tertiup angin, bunga beraneka warna
menyiarkan bau harum yang semerbak.
Saat itu lohor telah menjelang, diatas jalan raya yang
menghubungkan propinsi ouw-lam dengan Kioe-cioe tampak
muncul dua orang penunggang kuda, diatas kuda duduklah
sepasang muda-mudi yang ganteng dan cantik jelita, usia
mereka sangat muda dan kuda tunggangan merekapun
merupakan sepasang kuda jempolan yang jarang ditemui
dikoiong langit.
Gadis cantik, pemuda gagah ditambah pula dengan
sepasang kuda jempolan, sepanjang
JILID 11 HAL. 54 S/D 55 HfLANG
ouw- Lam merupakan bukit yang membujur sampai be-
ratus-2 kilometer panjangnya, bukit yang membentang
disebelah Barat merupakan yang tertinggi dan berhubungan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dengan dataran tinggi In Lam serta Koei-cioe. sedangkan
sebelah utara berhubungan dengan dataran rendah yang
mana terdapat telaga Tong-Teng ouw, pemandangan alamnya
indah sedang tanahnya subur. Arah yang dituju kedua orang
muda mudi ini bukan lain adalah telaga Tong Teng ouw.
Dari suhunya bukan saja mereka memperoleh sepasang
kuda Giok Say -Goe yang dapat melakukan perjalanan seribu li
dalam sehari, merekapun dapatkan dua macam benda mustika
yang jauh lebih berharga, yakni selembar ikat pinggang
kumala serta sebilah pedang pendek.
Pedang itu panjangnya ada satu depa lebih empat coen,
warnanya merah darah dan cahaya pedang akan mencapai
dua depa jauhnya apabila diputar diangkasa, karena
merupakan senjata penakluk iblis dari sakyamuni pada masa
yang silam maka pedang itu dinamakan pedang Muni Kiam.
Sebaliknya ikat pinggang kumala tersebut walaupun cuma
sepertiga dari ikat pinggang milik Siauw Bin Loo sat namun
memancarkan cahaya yang cemerlang bahkan secara lapat2
menyiarkan bau harum yang semerbak.
Menurut kabar yang tersiar katanya ikat pinggang itu bisa
digunakan uutuk memunahkan pelbagai macam racun, sebab
ikat pinggang tadi telah direndam dengan kayu harum liur
naga serta Lan si berusia ribuan tahun selama enam puluh
tahun lebih oleh pouwsat tua tadi tidak aneh kalau benda ini
merupakan benda mustika.
Menurut keadaan yang umum. pedang mustika harus
dihadiahkan untuk pendekar dan ikat pinggang untuk gadis
cantik, tetapi berhubung nona Wan Hiang begitu menyukai
pedang Muni Kiam sedang Gong Yu tidak ingin menampik
permintaannya maka akhirnya pedang itu didapatkan wan
Hiang sedang Gong Yu membawa ikat pinggang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Begitulah perjalanan dilakukan dengan penuh riang
gembira, tiada kegentaran atau rasa takut menyelimuti wajah
mereka.
Hari ini mereka telah memasuki kota Siang Hiang, kendati
sang surya belum condong ke barat, namun berhubung Gong
Yu takut adik Wan Hiang-nya lelah maka ia usulkan untuk
berist irahat disebuah rumah penginapan.
Tatkala sang pelayan menjumpai kehadiran dua orang
tamu agung itu, buru2 ia maju menarik tali les sambil
bongkokkan badan berseru: "silahkan khek-koan berist irahat
dalam penginapan kami".
Menyaksikan lagak tengik jongos itu kontan Lie Wan Hiang
kerutkan alisnya, Teeer... pergelangannya bergetar dan
cambuk tadi langsung membabat tubuh pelayan tersebut.
Pelayan itu jadi terperanjat, buru2 ia lepaskan tali les kuda
itu sambil merangkak bangUn dari atas tanah, pikirnya dalam
hati sambil menatap wajah nona itu dengan sinar mata
mendelong:
"Kenapa orang2 yang menginap dalam rumah penginapan
ini pada hari belakang selalu saja manusia buas ?? sehingga
gadis cantik macam diapun begitu galak".
Belum habis ia berpikir, sang pemuda yang mendampingi
gadis itu telah melayang turun dari kudanya.
"Kenapa berdiri mendelong terus disitu??? ayoh cepat bawa
kuda ini kekandang dan kasih makan sampai kenyang,"
serentetan suara yang merdu bagaikan kicauan burung nuri
berkumandang memecahkan kesunyian, begitu empuk dan
enak suaranya sampai membuat badan jadi syurr-syuuran.
Dengan rasa takut pelayan itu buru2 maju dengar, badan
sempoyongan, melihat pelayan itu takut kembali nona manis
itu tertawa cekikikan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sang pelayan tidak berani tinggal lebih lama lagi disitu,
buru2 ia tuntun kedua ekor kuda tadi dan segera berlalu.
"Aaaa adik Wan terlalu dimanjakan suhunya sehingga
tabiatnya jadi jelek" pikir Gong Yu dalam hatinya. "Dengan
watak seperti ini mana ia dapat melakukan perjalanan dalam
dunia persilatan?" Maka ia lantas berseru: "Adik Wan-.."
Lie Wan Hiang berpaling sambil melotot, Gong Yu jadi
keder dan segera telan kembali perkataan yang hendak
meluncur keluar itu.
Akhirnya dengan mulut membungkam kedua orang itu
berjalan menuju keruang dalam, di mana sipengusaha
penginapan sedang asyik membaca buku cerita "see-Yoe"",
saking tegangnya dia membaca sampai suara ribut2 diluar tak
terdengar olehnya.
Melihat sikap pengurus rumah perginapan itu, Lie Wan
Hiang semakin dongkol, tidak tanggung2 lagi cambuknva
segera diayun kemuka.
Teeer Teeer... dua cambukan dahsyat merobek buku tamu
yang ada diatas meja hingga berhamburan keangkasa.
Pengurus itu jadi kaget, buru2 ia bangun bercjiri seraya
menjura:
"ooouw... kiranya Lie-hiap telah berkunjung kerumah
penginapan kami, tempat kami merupakan rumah penginapan
kelas satu, kamarnya paling bersih dan harganya murah ".
senang hati Wan Hiang melihat sikap ramah pengurus
rumah penginapan ini, timbul rasa simpatik dalam hatinya
maka ia lantas tersenyum dan mengangguk, cambukpun tidak
diayun kembali.
Dengan dipimpin pengurus rumah penginapan itu masuklah
mereka menuju kekamar sebelah utara, ruangan itu bersih
cuma kurang menyenangkan maka Gong Yu kembali berpikir:
"Wan-moay pasti tak akan senang dengan kamar ini ". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

siapa tahu dugaannya ternyata meleset, bukankah
menampik nona itu malah berseru memuji, dengan sendirinya
Gong Yu tidak berani komentar lagi.
Demikianiah setelah cuci muka dengan air panas masing2
lantas naik kepembaringan untuk berist irahat.
Dikala Gong Yu hampir terlelap dalam tidurnya, mendadak
Wan Hiang loncat bangun sambil menghantam dada pemuda
itu berulang kali, serunya manja:
"Engkoh jahat, apa kau sudah lupa dengan pesan suhu???
bukankah beliau suruh kau baik2 merawat diriku??? kenapa
kau bikin aku saban hari harus marah, dongkol dan menahan
lapar"
"Aduuh... hampir saja aku lupa..." seru Gong Yu tertahan,
belum selesai ia berseru, suara gerutu gadis itu sudah datang
ber-tubi2.
Gong Yu tak bisa berbuat lain kecuali tertawa kemudian
merangkul pinggangnya, ditarik dan dipeluk erat2, sepasang
bibirnya langsung ditempelkan keatas bibir gadis itu.
"Ehmm..." Lie Wan Hiang menggeliat kegirangan- mulutpun
lantas membungkam dalam seribu bahasa.
Ketika kedua orang itu keluar dari kamarnya, malam telah
tiba, sang pelayan jauh2 segera menyingkir ketika melihat
gadis itu menampakkan diri
Lie Wan Hiang berdua langsung menuju ke hadapan
pengurus penginapan, terdengar nona itu berseru:
"Hey...rumah makan mana yang terbaik dalam kota siang-
Hiang ini ?..".
"ooh...soal ini ??..." sambil garuk2 kepala untuk beberapa
saat la manya pengurus rumah penginapan itu tak sanggup
menjawab. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Gong Yu tahu kesulitan orang, maka dari samping dia
cepat2 kasih kisikan: "Nah, katakanlah rumah makan dari
propinsi manakah yang paling bagus ??...".
Wan Hiang gemas karena pemuda itu banyak usil mulut, ia
kerling sekejap kearahnya dengan mata melotot.
Gong Yu tersenyum, ia tidak berbicara lagi.
Dalam pada itu sang pengurus berpikir se-bentar lalu
menjawab:
"Banyak orang menyukai masakan dari propinsi su-Chwan,
bagaimana menurut pendapat nona ?".
Lie Wan Hiang memang belum pernah mencicipi masakan
su-Chwan maka mendengar perkataan tersebut ia segera
bersorak kegirangan, sedikit ujung kakinya menutul
permukaan tanah bagaikan seekor burung walet ia sudah
loncat keluar dari ruangan tersebut.
Melihat kelihayan orang, sang pelayan menjulurkan
lidahnya seraya berseru didalam hati:
"Aduuh mak, untung aku tidak sampai bikin onar
dihadapannya....".
Dengan membawa Lie Wan Hiang, berangkatlah Gong Yu
menuju kerumah makan "siokJie", dimana ia pesan lima
macam sayur dan satu macam kuah.
sayur2 itu semuanya pakai merica, sudah tentu Lie Wan
Hiang dibikin kepedasan sampai air matapun ikut meleleh
keluar.
"Ehm...sayur su-chwan benar2 paling sedap dikolong
langit" Terdengar ia me muji tiada hentinya.
"Dimana letak kesedapannya ?"
"sebab mengandung lima macam sari yang lezat." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Gong Yu mengangguk perlahan, kemudian berpaling kelain
arah, mendadak ia saksikan sepasang mata sedang mengintip
mereka berdua, rupanya orang itu sedang memperhatikan
gerak gerik mereka dan raut wajah orang tadi terasa sangat
dikenal olehnya, cuma untuk beberapa saat ia tak dapat
memperoleh jawaban siapakah dla, tanpa terasa pemuda kita
mendengus dingin.
Lie Wan Hiang yang mendengar dengusan tersebut segera
menyalahkan artinya, dia mengira Gong Yu sedang mangkel
terhadap dirinya, air mukanya kontan berubah, sambil bangkit
berdiri segera lari turun kebawah loteng.
-00000000-

Jilid 12
GONG YU salah mengartikan sikap sigadis itu. dikiranya Lie
Wan Hiang telah menemukan suatu kejadian yang
mencurigakan hati, buru2 ia bereskan rekening dan menyusul
keluar, namun tatkala ia tiba diluar bayangan nona itu sudah
lenyap tak berbekas.
Hatinya jadi gelisah, dengan kecepatan paling tinggi ia
kembali kerumah penginapan namun disitu tak dijumpai
seorang manusiapun hal ini membuat Gong Yu semakin
gelisah.
Sekarang dia baru mengerti apa sebabnya gadis itu berlalu,
tentu Wan Hiang mendongkol terhadap dirinya.
Ia lantas mendepakkan kakinya keatas tanah dan
bergumam tiada hentinya.
"Wan-moay, kau telah salah paham tadi Sewaktu ada
dirumah makan aku bukan lagi mendengus karena marah
terhadap dirimu, aku mendengus karena menemukan ada
orang seda mengawasi gerak gerik kita berdua ..." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Baru saja ia menyelesaikan kata katanya, mendadak
terdengar gelak tertawa berkumandang dari atas tiang
penglari, begitu mendadak munculnya suara itu membuat
Gong Yu jadi amat terperanjat.
Namun dengan cepat ia dapat kenali suara siapakah gelak
tertawa barusan, segera ia bersorak kegirangan.
"Adik Wan " serunya. "Bagaikan selembar daun kering Lie
Wan Hiang melayang turun keatas tanah tanpa mengeluarkan
sedikit suarapun.
Dengan cepat Gang Yu menyongsong kedatangan dara itu
dan iapun segera menccritakan apa yang dilihatnya sewaktu
ada dirumah makan "SiokJie " tadi.
Mendengar, penuturan tersebut sepasang alis Lie Wan
Hiang kontan melentik, dengan mata melotot dan bibir
mencibir ia cabut keluar pedang pendeknya dari sarung,
cahaya merah yang tajam segera berkilauan menerangi
seluruh ruangan.
"Hmmm barang siapa yang berani menoari gara2 dengan
kita berdua, silahkan dia rasakan bagaimana tajamnya pedang
Muni Kiam ini..."
"Budak ingusan, jangan omong besar".
serentetan suara yang amat dingin berkumandang masuk
dari luar jendela kamar.
Mendengar suara itu, sepasang muda mudi ini membentak
berbareng kemudian dengan kerahkan ilmu meringankan
tubuh "Cia Hong Leng Im" atau menunggang angin
membonceng awan laksana kilat mereka melayang keluar dari
ruangan kamar.
siapa sangka pihak lawanpun bukan manusia sembarangan,
dalam sekejap mata itu pula jejak2nya telah lenyap tak
berbekas, ia tidak pergi jauh sebaliknya Cuma bersembunyi
ditempai kegelapan saja. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Melihat jejak musuhnya lenyap. Lie Wan Hiang semakin
naik pitam, dalam hati ia bersumpah akan membacok tubuh
orang itu sebanyak tiga kali bila keCandak nanti.
Bibirnya dicibirkan tinggi2, sekali enjot badan ia loncat
keatas atap dan dari situ dia periksa keadaan disekelilingaya
tampak sesosok bayangan manusia bagaikan gulungan asap
sedang berlari menuju kearah pagoda Jie It Teng dibawah
sorotan sinar rembulan.
Jarak orang itu-sudah mencapai ratusan tombak dari
mereka berdua, namun Lie Wan Hiang tidak mau menyudahi
begitu saja ia bersuit nyaring, disusul berkelebatnya sesosok
bayangan hijau menuju kearah depan.
sebenarnya Gong Yu ingin menghalangi niat dara tersebut
namun tidak sempat lagi karena gadis itu sudah keburu pergi.
Ia sadar betapa licik dan berbahanya dunia persilatan,
diatas manusia masih ada manusia takut sampai terjadi apa2
atas diri dara itu. maka buru2 ia mengejar.
Dalam pada itu orang yang berlari didepan tidak langsung
bersembunyi dibalik hutan yang membentang dihadapan
mereka, sebalinya malah sengaja ambil jalan besar untuk
berlari tiada hentinya, kendati Wan Hiang tiada
berpengalaman segera sadarlah dia bahwa dibalik perbuatan
orang itu pasti terselip siasat licik.
Dasarnya ia memang memiliki ilmu meringankan tubuh
yang amat sempurna, begitu ingatan tadi berkelebat dalam
benaknya sang badan lantas bergerak makin cepat hingga
jaraknya tinggal lima puluh tombak.
Mendadak orang yang berada didepan itu menoleh, tatkala
dijumpainya sang nona mengejar laksana titiran bintang
dilangit, ia jadi terperanjat, tenaganya dikempos dan gerak
larinya semakin cepat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tampaklah jarak diatara kedua orang itu makin lama
semakin dekat,alis orang itu berkerut semakin kencang.
Mendadak ia loncat ke samping, seraya putar badan sepasang
telapaknya didorong kemuka berbareng memakai jurus "sian-
Coan-Kan-Koen" atau Memutar balik dunia.
Angin pukulan men-deru2 bagaikan gulungan ombak
ditengah samudra, tidak ampun lagi segera melanda bayangan
tubuh sang gadis yang sedang mengejar dari belakang.
Lie Wan Hiang membentak ngaring, sepasang kakinya
menjejak tanah dan segera loncat lima depa ketengah
angkasa, setelah membiarkan angin pukulan menyambar
lewat dari bawah
kakinya pedang Muni-Kiam yang memancarkan cahaya
tajam segera membelah angkasa mengancam tubuh lawan.
Merasakan datangnya ancaman, orang itu tertegun diikuti
ia berseru kaget. cepat2 badannya dibuang kebelakang
kemudian dengan gerakan "Yan chin Cap-Pwee-Hoan" atau
Yan-Chin bersalto delapan belas kalii....Pluuung.". badannya
tercebur kedalam sungai. Memandang air sungai yang
mengalir deras Lie Wan Hiang meludah ketanah dan berderu:
"Hemm sekarang buktinya, siapa yang tekebur dan omong
besar?..." Belum habis ia berseru, Gong Yu telah menyusul
datang seraya mempcringatkan. "Adik Wan-kita terkena s iasat
memancing harimau turun gunung..,."
Pada saat itulah dari tempat kejauhan terdengar suara
ringkikkan kuda berkumandang datang.
Lie Wan Hiang jadi kheki bercampur mendongkol, dengan
gemas ia melotot sekejap ke arah Gong Yu kemudian tanpa
mengucapkan sepatah katapun ia putar badan dan lari balik
melalui jalan semula.
Jarak antara telaga Jiet-It-Teng sampai kota siang- Hiang
paling sediklt ada tiga puluh liejauhnya, sekalipun mereka Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

berdua memiliki sayappun tak mungkin bisa sampai ditempat
tujuan dalam sekejap mata.
Mendengar kedua ekor kuda jempolannya meringkik tiada
hentinya, Lie Wan Hiang merasa sangat gelisah, lebih-lebih
Gong Yu- yang bertanggung jawab atas keselamatan adiknya
serta kedua ekor kuda tadi, ilmu meringankan tubuh
menunggang angin membonceng mega dikerahkan sampai
pada puncaknya hingga hanya nampak dua titik cahaya kilat
meluncur ditengah jalan.
Belum sempat mereka masuk kedalam kota, terdengar
suara ringkikan kuda mereka telah berkumandang-lagi dari
tempat kejauhan, kali ini suara itu berasal dari arah Barat-
daya.
Mendengar itu sepasang muda-mudi inipun berputar arah,
dengan memecahkan diri jadi dua bagian mereka mengapung
dari dua arah yang berlawanan.
Kiranya orang yang mencuri kuda jempolan milik Gong Yu
berdua bukan lain adalah Kiong-Lay sam Kiat atau tiga
manusia gagah dari partai Kiong Lang yang sudah tersohor
dalam dunia persilatan.
orang munculkan diri untuk memancing pergi Gong Yu
berdua bukan lain adalah Kun-Keon-Ciang si telapak jagad
Poei seng, sedang kan orang yang turun tangan mencuri
kedua ekor kuda jempolan itu sudah tentu bukan lain adalah
Boe-Tek-sin-Koen atau si kepalan sakti tanpa tandingan Tie
Kong cuan serta In-Tiong-Gan atau "si walet ditengah mega
Khong It Hoei.
seperti diketahui Kiong-Lay samKiat bukanlah manusia
bangsa kurcaci yang suka mencuri barang milik orang lain,
tapi apa sebabnya untuk kali ini mereka telah melakukan
perbuatan yang sangat memalukan itu??
Dibalik perist iwa itu sebenarnya terselip suatu kejadian
yang maha besar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

In-Tiong-Gau atau siburung walet ditengah mega Khong It
Hoei adalah keponakan dan it Bok cinjien itu ciangbunjien dari
partai Kiong- Lay-Pay bukan saja punya tabiat yang jelek dan
licik, diapun gemar sekali akan pipi licin alias perempuan.
Nasehat dari suhengnya sin- Keen Bu-Tek-Tie Keng cuan
serta Kan Keen-Ciang Poei-seng sama sekali tidak digubris,
sebaliknya mereka yang jadi suhengnya tidak berani bertindak
terlalu berlebihan mengingat betapa sayangnya suhu mereka
pada masa yang lampau. sekalipun begitu, belum pernah sute
mereka ini melakukan pcrbuatan jahat yang menyolok mata.
suatu ketika kedua orang suhengnya menemukan
bahwasanya Khong It Hoei telah mempolesi ujung senjata
Poan-Kean-Pitnya dengan racun, mereka anggap perbuatan
itu bukanlah tindakan seorang pendekar sejati.
sudah tentu Khong it Hoei lantas mengajukan alasan2nya
yang dirasakan masuk diakal untuk menangkis semua tuduhan
suhengnya. sin-Keen-Bu-Tek maupun Kan Keen ciang tidak
pandai berbicara, kendati dalam hati merasa ada sesuatu yang
tidak beres dibalik kejadian itu namun merekapun tak dapat
mengutarakan-dimanakah letak ketidak benaran perbuatan
sutenya ini maka terpaksa mereka biarkan kejadian itu lewat
dengan begitu saja.
Beberapa tahun kemudian, karena suatu urusan Khong it
Hoei siburung walet ditengah mega ini harus berangkat ka-
Propinsi siam-say utara, pada suatu kesempatan ia berkenalan
dengan Mo Yoe Yauw isteri Im-Yang-sioe su dan jatuh cinta,
secara diam2 maka dilangsungkannya suatu hubungan cinta
gelap tanpa sepengetahuan siapapun juga.
Akhirnya atas bujukan Mo Yoe Yauw yang setiap hari
merayu dan melelehkan hati pemuda itu, masuklah Khong It
Hoei jadi anggota perkumpulan Im-Yang-Kauw.
Im-Yang siusu In Tlong Kian sendiri adalah seorang
manusia yang berambisi besar, sekalipun isterinya main Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

serong dengan manusia dari partai Kiong-Lay Pay ini, namun
ia tetap berlagak pilon, namun secara diam2 ia berusaha
untuk menarik Kiong-lay sam-kiat masukjadi anggota
perkumpulannya.
Dan terakhir dalam suatu pertempuran sengit diatas tebing
Pek Yan Gay, sang ketua dari perkumpulan Im- yang Kauw ini
kena dihantam siauw Bin Loo-sat hingga terjungkel ke dalam
jurang yang sangat dalam.
Janda Im- yang Kauwcu, Mo You Yauw lah yang pegang
tumpuk pimpinan atas seluruh anggota perkumpulan lm Yang
Kauw, menggunakan kesempatan yang sangat baik ini Khong
It Hoei segera berangkat kegunung im-san, dimana secara
bebas dan tanpa takut apapun melanjutkan hubungan cinta
dengan Mo Yen- Yauw.
Kejadian ini berlangsung dua tahun lamanya tanpa
mengalami sesuatu apapun mendadak suatu malam in Tiong
Kian munculkan diri dalam kamar mereka, kemunculannya
yang secara mendadak ini bukan saja mengejutkan sepasang
kekasih yang sedang menikmati sorganya dunia bahkan yang
lebih mengejutkan lagi adalah kemunculannya yang lain
daripada yang lain, bukan saja hanya dia memakai sebuah
mantel hitam yaug memancarkan cahaya gemerlapan, dari
sepasang matanya pun menyorot keluar sinar hijau yang
menggidikkan hati.
Dalam kesempatan itu in Tiong Kian sama sekali tidak
membinasakan Khong It Hoei yang "Melalap" istrinya itu,
sebagai gantinya dia ajukan syarat yaitu memerintahkan dia
untuk berusaha menarik kedua orang suhengnya, sikepalan
sakti tanpa bayangan Tio Keng Cuan serta sitelapak jagat Poei
Seng masukjadi anggota perkumpulan.
Dalam keadaan demikian tentu saja Khong it Hoei
menyanggupi syarat tadi, malam itu juga dia pulang kegunung
Kiong Lay, dimana dengan gertak sambal ia paksa Tie Keng Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

cuan serta Poei Seng untuk menyanggupi masuk jadi anggota
perkumpulan im Yang Kauw.
Dengan kembalinya in Tiong Kian maka semua kekuasaan
atas perkumpulan im yang Kauw punjatuh kembali
ketangannya, dari markas besarnya digunung Imsan dipindah
semua, kekuatannya kedalam gua setan Yoe Leng Keei Hoe
ditengah tebing Pek Yan Gay berada digunung Im Boe san
dalam bilangan propinsi Keei- cioe, perkumpulan lm-yang
Kauw
JILID 12 HAL. 14 S/D 15 HILANG
maka secara diam2 ia campurkan racun jahat yang
dibawanya itu kedalam air minum mereka.
Menanti Tie Keng cuan serta Poe seng menyadari dirinya
kena diracuni oleh sutenya yang keji, keadaan sudah
terlambat.
Dalam keadaan begitu, sekali lagi Khong it Hoei
bersandiwara dengan alasan2 yang dirasakannya masuk
diakal, ia berkata:
"suheng berdua harap maapkan perbuatan siauwte, aku
berbuat demikian adalah disebabkan dirikupun kena diracuni
mereka. Asal suheng berdua mau berangkat mendiri
keperkumpulan Yoe- Leng- Kauw dan menjelaskan sendiri
didepan Kauwcu, aku rasa dia tidak nanti akan paksa kalian
untuk menuruti kemauannya dengan berbuat begitu bukan
saja racun yang mengeram dalam tubuh kalian bisa
dipunahkan akupun bisa ikut selamat pula dari bencana
kematian."
setelah mendengar perkataan tersebut Tie- Keng cuan
serta Poei seng dua orang tak bisa berkata lagi kecuali
menghela napas dan mengikuti sutenya berangkat keselatan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ditengah perjalanan Tie Keng cuan telah bersinggah
dirumah seorang sahabat lamanya, itu Khong it Hoei tidak
senang hati namun dalam hati ia lantas berpikir:
"Dengan susah payah aku baru berhasil memancing dua
orang tua bangka ini turun gunung, kenapa aku tidak bersabar
beberapa hari daripada "karena urusan kecil mengakibatkan
kegagalan dari rencana ini?..."
Maka ia pun bersabar diri dan mengikuti terus kemauan
suheng2nya. Ketika mereka memasuki wilayah ouw lam, jejak
Gong Yu serta Lie Wan Hingga yang menunggang kuda
jempolan segera ditemukan mereka.
suatu ingatan berkelebat dalam benak Khong it Hoei,
pikirnya didalam hati.
"Kenapa aku tidak berusaha merampas kedua ekor dua
jempolan itu untuk dihadiahkan kepada Yoe- Leng -sin- Keen
In Tiong Kian serta kekasih Pia uw- Biauw- Hujien Yn
Yau???....
Ketika ia sampaikan maksud hatinya ini kepada kedua
orang suhengnya, mula2 Tie Keng Guan serta-Poei Seng t idak
setuju, maka Khong- it Hoei segera membentangkan rencana-
nya.
Dia bilang seandainya kedua orang suhengnya mau
membantu dia untuk merampas kedua kuda jempolan tadi
sebagai kado, maka dihadapan Yoe Leng siu-Keeh nanti bisa
berbicara lebih leluasa, dikatakan perbuatan macam itupun
bukan pekerjaan membakar api membunuh orang, lagi pula
binatang ajaib semacam itu tidak pantes ditunggangi bocah
umur belasan, dari pada mereka kehilangan jiwa lebih baik
kedua ekor kudanya dirampas saja. bukan saja perbuatan ini
sama artinya menyelamatkan jiwa kedua orang muda mudi itu
bahkan sekali panah dapat dua burung.
Mendengar penjelasan itu dan dirasakan masuk diakal,
maka kedua orang itu tidak menampik setelah tiba dikota Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

siang Hiang, dengan susah payah akhirnya ditemukan juga
rumah penginapan yang dihuni Gong Yu serta Lie Wan Hiang.
siapa tahu ilmu meringankan tubuh yang diperlihatkan Lie
Wan Hiang tanpa sengaja tadi telah mempertingkat
kewaspadaan Kiong-Lay sam Kiat, sebagai jagoan lihay tentu
saja mereka mengerti sampai dimanakah taraf kepandaian
yang dimiliki pihak lawan
Karena itu maka akhirnya dibuatlah satu siasat, yaitu Kan-
Keen- Ciang Poei-seng mendapat tugas memancing perginya
musuh dan Khong it Hoei serta Tie Keng cuan mendapat tugas
mencuri kuda.
seperti telah diketahui dalam kejar mengejar tersebut
hampir saja Poei seng sitelapak jagad modar diujung pedang
Lie Wan Hiang kalau bukan dia secara kebetulan tercebur ke
dalam sungai, sedang kedua ekor kuda tadi adalah kuda
mustika, Khong it Hoei serta Tie Kean cuan harus
mengeluarkan banyak tenaga baru berhasil melarikan kedua
ekor kuda itu menuju To-Hoa Peng.
siapa tahu kuda itu meringkik terus sepanjang perjalanan,
hal ini menggusarkan Khong It Hoei yang segera mencambuki
kuda itu se-jadi2nya, atas kejadian itu sang kuda bukannya
lari menuruti jalan yang benar sebaliknya malah lari menuju
kearah jembatan baru.
Pada ketika itulah secara lapat2 terdengar suara suitan
nyaring berkumandang datang dari kejauhan, begitu
mendengar suitan tadi sang kuda meringkik panjang tiada
hentinya.
Dengan hati kaget buru2 Khong It Hoei berpaling kearah
berasalnya suara tadi, dibawah sorot sinar rembulan
tampaklah sesosok bayangan manusia laksana sambaran kilat
sedang meluncur datang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Buru2 ia cambuk kuda itu sikeras-kerasnya bukan jalan
lurus yang diambil sebaliknya di larikan kuda2 itu kebawah
kaki gunung Hong san
sin Keen Bu-Tek sikepalan sakti tanpa bayangan Tie Keng
cuan merasa amat bersedih hati, ia t idak mengira kalau nama
besarnya yang dipupuk dengan susah payah selama ini harus
hancur berantakan ditangan sutenya.
Belum habis ia berpikir, tampak sesosok bayangan manusia
laksana sambaran kilat melayang turun dihadapan kedua ekor
kuda tersebut, orang itu adalah seorang pemuda berbaju
hijau.
Dengan pandangan tajam itu menyapu sekejap wajah
kedua orang itu kemudian berseru:
"oouw..... aku kira siapa yang sedang mengajak bergurau
kami berdua, tak tahunya adalah Kiong Lay sam Kiat
cianpwee"
Merah jengah selembar wajah Tie Keng cuan, dengan cepat
ia melayang turun dari kudanya, lalu dengan pandangan gusar
ia melototi Khong It Hoei sekejap tegurnya: "sute kenapa kau
belum juga menyerahkan kembali kuda itu kepada diri sauw-
hiap?"
Menyaksikan kelihayan orang, diam2 si setan gantung putih
Khong it Hoei pun merasa terperanjat, ia terkenal dalam dunia
persilatan sebagai jago yang lihay dalam ilmu meringankan
tubuh, namun bila haus dibandingkan dengan pemuda ini jelas
dia masih ketinggalan satu tingkatan-
Bagaimanapun juga dia adalah manusia licik yang banyak
akal, mendengar teguran suhengnya dia lantas tertawa ter-
bahak2.
"Haaah....haa....toako, bukankah tadi kita sudah berjanji
hanya hendak menjajal kepandaian silat yang dimiliki
sauwhiap ini saja?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kapan aku pernah mengucapkan kata2 seperti itu?" Pikir
Tie Keng cuan dalam hati.
sebelum benaknya sempat berputar lebih jauh, siadik
seperguruan yang licik dan banyak akal itu telah berkata lebih
jauh.
"Tak usah diragukan lagi ilmu kepalan yang dimiliki
sauwhiap ini pasti lihaynya luar biasa Toako aku rasa kaupun
tak perlu berlagak sungkan lagi"
sin Roen Boe Tek menyadari bahwasanya sang sute
kembali sedang mengatur permainan namun dihadapan orang
luar dia merasa kurang leluasa untuk menegur, lagi pula
dalam situasi yang serba kikuk ini memang hanya bertanding
ilmu silat saja yang dapai menolong dia lepaskan diri dari rasa
malu.
Jagoan yang berhati jujur ini terpaksa harus keraskan
kepala pura2 berlagak pilon, ia tersenyum hambar.
Gong Yu bukanlah anak muda yang goblok dengan otaknya
yang encer dia lantas mengerti apa yang sebenarnya telah
terjadi didepan matanya, dengan tanpa sadar timbul pula rasa
ant ipatiknya terhadap sikepalan sakti tanpa bayangan dan
membenci sisetan gantung putih Khong it Hoei.
la tersenyum manis, kemudian menyahut:
"Cianpwee kau tak usah berlaku sungkan2 lagi, Cayhe Gong
Yu bisa memperoleh beberapa petunjuk ilmu kepalan sakti
dari cianpwe sepanjang hidup akan selalu merasa bangga,
Nah siiahkan-"
sembari berkata ia pusatkan seluruh tenaganya keatas
pusar, kemudian berdiri tegak bagaikan batu karang ditengah,
diantara berkibarnya, ujung baju pemuda ini kelihatan keren
dan gagah.
Sebaliknya Tie Keng Cuan sendirian menaruh rasa simpatik
terhadap pemuda itu, namun berada dalam keadaan yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

serba suli t bagaikan menunggang diatas punggung harimau,
terpaksa ia elus jenggotnya yang terurai sepanjang dada dan
mengangguk. "Kalau begitu loolappun tidak akan berlaku
sungkan2 lagi "
Kepalannya didorong kemuka, desiran angin tajam segera
memancar keempat penjuru.
Karena takut pemuda she Gong ini tidak sanggup
menyambut datangnya serangannya, maka dalam
penyerangannya barusan dia cuma menggunakan lima bagian
tenaga saja.
siapa sangka pihak lawan sama sekali tidak mengeluarkan
kepalannya untuk melawas, tampak ia cuma mengebaskan
telapaknya kedepan angin pukulannya sendiri yang begitu
dahsyat seketika lenyap tak berbekas.
sekarang Tie Keng Cuan, baru mengerti bahwasanya
pemuda tersebut memiliki ilmu silat yang maha dahsyat, tanpa
terasa memancing pula kegembiraannya untuk melayani
musuh, ia tertawa ter-bahak2, angin pukulan semakin dahsyat
mengurung tubuh musuh, bagaikan hembusan taupan
menggulung dan menghantam tiada hentinya.
JILID 12 HAL. 24 S/D 25 HILANG
"Sekalipun kepandaian silat yang dimiliki keparat cilik itu
sangat lihay, akhirnya kecundang juga ditangan aku siorang
tua haaah ... baaah .... haaah ...."
Belum habis ia berbangga diri, mendadak terdengar gelak
tertawa yang nyaring berkumandang datang dari atas pohon
besar dihadapannya.
Gemetar seluruh tubuh Khong it Hoei begitu mendengar
suara gelak tertawa tadi, sukma terasa telah melayang dari
raganya. Buru2 ia putar kudanya dan lari balik melalui jalan
semula dengan kecepatan yang luar biasa, namun gelak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tertawa tersebut berkumandang tiada hentinya dari arah
belakang.
setelah melewati Yong-Hong serta Gie-Tong, akhirnya
Khong it Hoei tiba kembali diluar kota siang- Hiang, sisetan
gantung putih ini mulai sangsi harus masuk kedalam kota??
ataukah berputar menuju kejalan raya ouwlam dan Keei-cioe
???
Belum sempat dia ambil keputusan, mendadak gelak
tertawa merdu tadi telah bergema dari belakang tubuhnya.
Lemas sekujur badan Khong it Hoei mendengar suara
tertawa itu, dia tidak mengira kalau kecepatan lari orang itu
bisa menyamai larinya seekor kuda jempolan Cian- Li- Kiang-
Keuw dan diapun tak paham jagoan Bulim dari manakah yang
memiliki kepandaian sehebat itu.
Dengan hati kebat-kebit cepat2 ia menoleh kebelakang,
tampaklah kurang lebih beberapa tombak dibelakang
tubuhnya berdiri seorang dara berbaju hijau, walaupun
dibawah sorotan cahaya rembulau yang redup hingga susah
melihat jelas raut wajahnya, namun dia yakin bawah gadis itu
adalah pemilik kuda jempolan yang dicurinya ini.
Sebagai pencuri yang telah mencuri barang orang lain,
setelah tertangkap basah sedikit banyak berubah juga air
muka orang itu sekalipun Khong it Hoei punya muka yang
tebal.
Dengan wajah dingin kaku Lie Wan Hiang mencibirkan
bibirnya yang kecil, pedang Muni Kiam diputar sehingga
memancarkan selapis cahaya merah lalu tegurnya:
"Anjing bajingan rupanya kau sudah makan hati beruang
nyali macan hingga berani mencuri kuda Cay-Ya-Giok-say-Cu
milik nona mu, dimana yang seekor lagi?"
JILID 12 HAL.30 S/D 31 HILANG Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dalam pada itu Lie Wan Hiang telah mendengus dingin,
denganalis berkerut mendadak ia maju selangkah kedepan.
pedang pendeknya diayun keluar segera terlihatlah serentetan
cahaya pedang berwarna merah memancar sejauh dua depa.
Merasakan hebatnya babatan pedang musuh, nenek tua itu
tak berani bertindak gegabah, buru2 ia meloncat kebelakang
untuk menghindarkan diri...
"Hiiii hiiii ... .," Lie Wan Hiang segera tertawa cekikikan,
"Manusia macam gentong nasi seperti kaupun ingin merampas
pedang ku, apakah tidak takut ditertawakan orang hingga
giginya pada terlepas semua? ayoh cepat enyah dari sini kalau
sampai urusan nonamu terganggu, awas,akan kugunakan kau
perempuan bungkuk sebagai tumbal?"
Hinaan ini seketika merubah air muka si nenek bungkuk
jadi merah pa dam, dengan penuh kegusaran ia menghardik:
"Budak sialan, rupanya kau Sudah bosan hidup didunia., ",
"Weeees,.... tanpa banyak cakap lagi tongkat berkepala
burungnya segera dikemplang kedepan, ang in sera ngan
sebera men-deru2, bayangan hitam menyelimuti sekujur
badan gadis itu dan keadaannya benar2 ganas luar biasa.
Pedang Muni Kiam memang sebilah pedang mustika yang
sangat tajam, walaupun begitu Lie Wan Hiang tidak mengadu
senjatanya dengan tongkat kepala burung lawan.
Kakinya segera melayang kesamping menggunakan ilmu
gerakan tubuh Tay-Nah It-Chiet Cit Sinhoat ia berputar
kebelakang punggung nenek itu lalu membenturnya keras2.
Dasar Lie Wan Hiang masih muda usia, sifat ke-
kanak2annya belum hilang, menggunakan kesempatan dikala
badannya menumbuk bungkuk lawan, jari tangan kirinya
segera menutul keatas gundukan punggung tersebut.
Sekujur badannya Loe Peng Sim gemetar keras saking
kagetnya, bagaikan seekor rase yang ketakutan mendadak ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

putar badan lalu perdengarkan tertawa anehnya yang seram
mengandung rasa gusar bercampur malu.
Rambut putihnya dikebas kemuka, tongkat kepala
burungnya dengan memakai jurus IHeng Sauw Cian Kim atau
Menyapu Rata selaksa Prajurit, dengan diiringi desiran angin
tajam langsung menyapu kearah pinggang nona Lie Wan
Hiang.
Seandainya gebukan ini mengenai sasaran, niscaya gadis
itu akan hancur berantakan jadi beberapa bagian.
Lie Wan Miang bukanlah manusia lemah, sebelum tongkat
musuh menyambar tiba dia sudah enjotkan badannya
melayang ketengah udara, kemudian menggunakan
kesempatan dikala nenek bungkuk itu tidak sempat memutar
balik tongkatnya, dengan tangannya, ia cengkeram rambut
putih orang.
sekali lagi nenek bungkuk itu menjerit kaget, terasa
kepalanya amat sakit seperti di tusuk2 dengan be-ribu2
batang jarum, tahu-tahu belasan lembar rambut putihnya
sampai ke-akar2nya telah dicabut Lie Wan Hiang dan
berkibaran ditengah angkasa terhembus angin.
Nenek bungkuk ini memang sedang apes, sejak
menginjakkan kakinya di daratan Tiong goan dia telah
menderita kekalahan total ditangan sijago minum Teh dari
gunung Pak-Gak san sewaktu ada diperkampungan Pek-In-
san- Cung.
Harus menelan pil pahit ditangan lima manusia aneh dari
kolong langit, bagi nenek tua ini tidak begitu memalukan,
sebab bagaimana pun juga mereka adalah golongan tua yang
sudah punya nama dan terkenal akan kelihayannya, tapi
sekarang dia harus menelan pil lagi ditangan seorang budak
ingusan, sedikit banyak dalam hati ia merasa tidak puas, malu
bercampur gusar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Maka ilmu silat aliran Hoe song (Jepang) yang dimiliki pun
segera dikerahkan hingga mencapai pada puncaknya,
Weeee.... Weeeess angin pukulan bagaikan hembusan taupan
menyapu menggulung dan melanda tiada hentinya keseluruh
tubuh lawan, bayangan tombak menyelimuti seluruh angkasa
membuat suasana jadi seram dan menegangkan. Menyaksikan
kehebatan lawan, dalam hati Lie Wan Hiang segera berpikir:
"Kau sinenek tua sialan benar2 tidak tahu diri, seandainya
tadi aku bermaksud memenggal batok kepalamu, sudah
kulakukannya sejak tadi tak mengalami kesulitan apapun
Hmm benar2 tak tahu gelagat..."
Berpikir demikian timbul rasa gusar dalam hati kecilnya,
ilmu pedang Muni-Kiam-Hoat-nyapun lantas dimainkan dengan
hebat.
setelah ilmu pedang Muni-Kiam-Hoat dikerahkan tampaklah
cahaya merah menyelimuti seluruh jagad, cahaya pedang
memancar hingga mencapai lingkungan seluas dua depa,
sungguh tidak malu disebut ilmu pedang mustika yang
digunakan untuk menundukan iblis.
sementara itu bayangan tombak berseliweran dengan
hebatnya hingga suasana berubah makin terang, hawa sedang
membumbung tinggi keangkasa mengimbangi desakan lawan,
kedua belah pihak sama2 kerahkan segenap perhatian serta
tenaganya untuk melangsungkan suatu pertempuran yang
maha dahsyat dan seru.
Khong It Hoei si setan gantung putih yang menyaksikan
jalannya pertarungan dari sisi kalangan makin lama merasa
hatinya semakin bergidik, diam2 pikirnya.
"Jikalau aku harus menunggu sampai salah satu diantara
mereka memperoleh kemenangan, mungkin sulit bagiku untuk
meloloskan diri dari pada nanti kenapa2 aku tidak ngeloyor
pergi sekarang juga?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Maka diam2 ia putar kudanya kemudian melarikannya
kearah jalan raya Guw lam Keei-cie.
Cay-Ya-Giok-say Cu tidak malu disebut seekor kuda
jempolan, walaupun dia berada dibawah kekuasaan seorang
jago Bu-lim yang sangat lihay, namun tidak lupa untuk
mengirim kabar kepada majikannya guna mohon bantuan.
Ia mendongak lalu meringkik panjang, suaranya nyaring
dan membumbung tinggi keangkasa.
Mendengar ringkikan kuda kesayangannya, Lie Wan Hiang
jadi gelisah. Ia bersuit nyaring . . . sreeeet sreeeet sreeeet
secara beruntun ia lepaskan tiga buah tusukan hebat.
Tiga tusukan sembilan susulan menggetarkan dua puluh
tujuh buah jalur cahaya merah yang menyilaukan mata,
keseluruhan serangan itu mengancam jalan darah penting
disekujur badan lawan.
"Dalam keadaan yang serba membingungkan ini sulit, bagi
si- nenek bungkuk untuk menentukan jalur pedang manakah
merupakan tusukan pedang yang sebenarnya, ditengah
kekagetan serta kebingungannya mendadak terdengar suara
kain robek tersambar pedang, tahu2 sepasang ujung bajunya
telah terbabat putus oleh pedang, Muni-kiam lawan.
Gemetar sekujur badan si nenek bungkuk. sukmanya terasa
melayang keluar dan raganya sambil membuang tongkat
kepala burungnya keatas tanah ia berdiri termangu-mangu di-
tempat semula.
sekalipun Lie Wan Hiang memiliki tabiat yang kasar,
berangasan dan gampang naik darah tapi dasar hatinya halus
dan penuh welas kasih, dia t idak ingin melukai nenek bungkuk
tersebut tanpa alasan yang kuat, maka setelah dilihatnya
pihak lawan berdiri menjublak ditempat semula tanpa
mengucapkan sepatah katapun, diapun lantas tarik kembali
pedangnya . Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sambi l jejakkan kakinya keatas udara, dia berseru:
"Nonamu harus berangkat selangkah lebih dulU karena
masih ada Urusan lain yang harus segera diselesaikan, untuk
kali ini nyawamu kuampuni. Nah cepat2lah enyah dari daratan
Tiong goan dan kembali kenegerimu sendiri"
Ucapan itu berkumandang datang makin lama makin lirih,
jelas Lie Wan Hiang sudah pergi jauh.
Menyaksikan hal tersebut nenek bungkuk berambut putih
ini cuma bisa menghela napas sedih, dengan rasa kecewa
bercampur putus asa ia seret tongkat berkepala burungnya
yang berat selangkah demi selangkah memasuki kota siang-
Hiang.
0000000000
UNTUK sementara kita tinggalkan dahulu nona Lie Wan
Hiang yang mengerahkan ilmu meringankan tubuh
menunggang angin membonceng awannya berlarian dijalan
raya antara ouwlam dan Kioe-cioe untuk mencari kuda
kesayanganrya Cay-Ya-Giok-say-Cu.
sementara itu Gong Yu yang berada dikaki gunung Heng-
san untuk menolong jiwa mereka Keng cuan yang keracunan
telah mendapatkan ucapan kata terima kasih yang tak
terhingga dari siorang tua itu, bahkan sikepalan sakti ini
sampai jatuhkan diri berlutut dihadapannya.
sudah tentu saja Gong Yu tidak berani menerima
penghormatan besar dari siorang tua itu, buru2 ia
membimbingnya bangun.
sikap Goog Yu yang merendah dan amat simpatik ini
segera menambah rasa kagum Tie Keng Cuan sikepala sakti
tanpa tandingan ini terhadap dirinya, ia merasa bukan saja
pemuda tersebut memiliki ilmu silat yang maha sakti bahkan
berbudi luhur dan halus terpelajar, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Atas bujukan Gong Yu, maka akhirnya naiklah Tie Keng
cuan diitas punggung kuda Cau Ya Giok cay yu untuk kembali
kedalam kota.
Ditenguh perjalanan, orang tua itupun lantas menceritakan
secara bagaimana ia beserta sute-nya sitelapakjagat Poei seng
diancam oleh Khong it Hoei untuk menjadi anggota Yoe- Leng
Kauw kemudian bagaimana mereka sampai diracuni dan
akhirnya apa sebabnya pula mereka sampai mencuri kuda
jempolan tersebut.
Mendengar penuturan tersebut Gong Yu segera
kerutkan.sepasang alisnya rapat2, serunya
"oooouw sungguh tak nyana hati manusia memang benar-
benar sukar diukur, cianpwee tak usah terlalu menyesali diri
sendiri karena persoalan tersebut. Haruslah diketahui bahwa
tiada manusia di kolong langit ini yang tak pernah berbuat
salah, yang penting adalah bisakah dia menyadari akan
kesalahan yang pernah dilakukan untuk kemudian disesali?
apalagi cianpwee bertindak begitu salah disebabkan oleh
karena keadaan yang memaksa "
Ketika mereka berdua tiba diluar kota siang Hiang,
kebetulan belum lama berselang Lie Wan Hiang telah
berangkat mengejar Khong it Hoei.
siapa tahu justru karena kesalahan ini dikemudian hari akan
terjadi suatu perist iwa yang tragis.
Tiga hari lamanya Gong Yu berdiam dirumah penginapan
Hoat-Iay dalam kota siang- Hiang untuk menunggu
kedatangan Lie Wan Hiang, namun tiada kabar berita apapun
yang berhasil ia dapatkan.
Kejadian ini membuat Tie Keng cuan si kepalan sakti tanpa
tandingan merasa semakin malu.
Akhirnya Gong Yu meninggalkan pesan kepada pengurus
rumah penginapan itu sekalian dibeberkan rencana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

perjalanannya, apabila Lie Wan Hiang telah kembali dia
diminta untuk menyampaikannya .
Dengan senang hati pengurus rumah penginapan itupun
menyanggupi.
Begitulah set ibanya dikota Gak Yan, si kepalan sakti tanpa
tandingan segera terpisah dengan pemuda kita untuk
berangkat ke gunung Keen-san guna mengunjungi
sahabatnya.
sebenarnya Gong Yu punya rencana untuk mengajak Lie
Wan Hiang berpesiar keselat Tong-Wu-shia disebelah utara,
siauw siang di sebelah selatan kemudian kegunung Wan-san-
menyeberangi sungai Tiang-kang, telaga Tong Ting dan
tempat2 lain yang indah.
Tetapi sekarang, dalam keadaan seperti ini ia sudah tiada
minat lagi untuk menikmatinya .
Maka diapun melarikan kudanya, per-lahan2 dijalan raya
antara ouwlam dan Keei-cioe, dan berharap setelah Lie Wie
Hiang berhasil mendapatkan kembali kudanya lantas bisa.
menyusulnya dengan cepat.
Begitulah diluar Gak-yang dia berputar melalui Pouw-kie
serta Ham-leng dan akhirnya tiba dikota Boe-ciang.
Dikota tersebut ber-turut2 dia menginap dua hari
dimanapun ia berada tanda2 rahasia, segera ditinggalkan tapi
bayangan Lie Wan Hiang belum kelihatan juga, akhirnya
pemuda kita menyeberangi sungai Tiangkang dan meneruskan
perjalanannya keutara dengan hati tidak gembira.
selama dalam perjalanan pelbagai kejadian yang
menjengkelkan hati sering kali dijumpai dan karena kuda
jempolannya sering kali pula muncul manusia2 rakus yang
mengincar serta hendak merampasnya.
Lama kelamaan kejadian ini menjengkelkan hatinya juga,
walaupun dasarnya dia adalah seorang pemuda yang berhati Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

luhur namun menyaksikan betapa rakus dan rakus dan rendah
martabat orang2 kangouw itu naik pitam juga sianak muda ini.
Ditambah pula dia sedang uring2an karena Lie Wan Hiang
belum berhasil juga ditemukan, setiap serangannya tentu
hebat dan akibatnya banyak sekali jago2 lihay dari kalangan
hitam terjungkal ditangannya.
Dengan wajahnya yang ganteng, gagah dan seringkali
memakai baju warna hijau, dalam waktu singkat dalam dunia
persilatan segera berdengung santar gelar sijago ganteng ber
baju hijau.
seluruh propinsi Hoolam telah dijelajahi semuanya. namun
sipendekar berbaju hijau Gong Yu belum juga menemukan Lie
Wan Hiang.
JILID 12 HAL. 44 S/D 45 HILANG
sementara itu dalam benak Gong Yupun terbayang sekali
wajah Lie Wan Hiang yang cantik, hatinya terasa gembira
sebab sebentar lagi bakal berjumpa dengan kekasihnya yang
sudah lama dirindukan ini.
Banyak persoalan terasa mengganjel dalam dadanya, ia
ingin mencurahkan semua persoalan itu kepadanya setelah
berjumpa nanti, tapi... secara tiba2 ia bertemu dengan satu
masalah yang mencurigakan hatinya, hal ini membuat ia
kelihatan tidak tenang.
Masalah itu adalah: Kenapa ia tidak berangkat ke utara
untuk mencari dirinya?
sebaliknya malah ambil arah yang berlawanan? apakah
selama ini dia merasa gusar terhadap diri ku???
suara ringkikkan kuda disebelah depan kedengaran
semakin nyata hal ini membuktikan apabila jarak antara kedua
ekor kuda tunggangannya itu kian lama kian bertambah dekat.
Dalam dadanya segara bermunculan pelbagai perasaan
aneh, dia merasa heran, dirinya yang berada dipunggung kuda Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Giok Liong pun bisa mendengar ringkikan dari kuda Giok-
Cong mengapa sebaliknya dia tidak mendengar akan suara
ringkikan itu???
Apa sebabnya ia berlagak pilon t iap kali dia sengaja hendak
menghindari perjumpaan dengan dirinya ???
Kejadian2 lampau semasa masih berada di dalam lembah
Leng Im Kek pun segera terbayang kembali dalam benaknya,
dia merasa walaupun tabiat Lie Wan Hiang radaan berangasan
dan seringkali mengumbar amarahnya terhadap dia, namun
tidak sampai seperminum teh la manyahawa gusarnya telah
lenyap tak berbekas, bahkan mereka segera rujuk kembali.
Dalampada itu jarak antara kedua ekor kuda itu sudah
tinggal setengah lie, ketika dia angkat kepalanya memandang
kearah depan, tampaklah seekor kuda putih laksana angin
sedang lari kencang kemuka, jelas kuda itu adalah kuda Giok
Cong sedang orang yang ada diatas pelana bukan lain adalah
Lie Wan Hiang.
Cambuknya segera dikebaskan ketengah udara sehingga
berbunyi nyaring. Giok Liong meringkik panjang kemudian lari
sekencangnya kearah muka. Dalam sekecap mata kedua ekor
kuda itu telah berlari saling susul menyusul.
"Adik Wan " tanpa bisa dicegah lagi sipendekar ganteng
berbaju hijau berseru lantang.
Mendengar seruan itu gadis yang berada di atas cunggung
kuda sebelah depan itu menoleh kebelakang dan melotot
sekejap kearah Gong Yu.
Alisnya, matanya, hidungnya serta raut wajahnya yang
bulat telur jelas merupakan ciri khas dari Lie Wan Hiang,
namun nona itu sama sekali t idak menunjukkan reaksi.
Bukan begitu saja, dari sorot matanya jelas dia
menunjukkan suatu perasaan asing yang aneh.. se-akan2 dia
sama sekali t idak kenal dengan pemuda kita. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sebelum sianak muda itu sempat berpikir lebih jauh, sang
kuda telah tiba disuatu persimpangan jalan, disitu sang kuda
Giok Ciong segera mengambil jalan kearah Eng-Kee-Wan yang
langsung menuju ke sin-Kio ketika tiba dijalan Tiang-Lok
kembali kuda tadi membelok kearah sungai Loo-kang dimana
dengan mengikuti teci sungai berlari terus menuju ke arah
Timur...
"Adik Wan Adik Wan..." Teriak Gong Yu tiada hentinya
sepanjang jalan.
Dara cantik yang berada didepan tetap berlagak pilon dan
sama sekali t idak memperdulikan teriakan orang.
Untung orang yang berlalu lalang diatas jalan raya itu
sangat jarang, kalau tidak tentu banyak orang yang akan
cedera tertumbuk kuda yang berlari dengan kencangnya ini.
Menyaksikan Lie Wan Hiang sama sekali tidak menggubris
teriakan2nya. bisa dibayangkan betapa sedihnya hati Gong Yu
ketika itu. segera pikirnya didalam hati:
"Apakah aku seorang lelaki sejati selamanya harus tunduk
terus dibawah telapak kakinya?"
Ingin sekali ia putar les kudanya untuk mengambil jalan
lain, tapi sebelum niatnya itu dilaksanakan kembali pikirnya.
"Bagaimanapun juga dia masih kecil, lagi pula sebelum
turun gunung suhu telah berpesan wanti2 kepadaku agar
menjaga dirinya baik2, baiklah aku akan mengalah terus
kepada-siapa suruh aku harus menjadi engkohnya"
Karena berpikir begitu hawa gusar yang telah membara
dalam dadanya pun segera lenyap ia berpikir lebih jauh:
"Akan kubuntuti terus dirimu secara begini akan kutunggu
sampai rasa gusarmu hilang."
Sementara sianak muda ini putar otak membayangkan hal
yang bukan2, gadis yang berada didepan mendadak lenyap Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tak berbekas begitu memasuki daerah Peng-Kung.
"Bagus....bagus sekali, rupanya dia hendak mengajak aku
bermain petaka.." batinnya.
Maka sipendekar ganteng berbaju hijau inipun berputar2
diseluruh kota Peng Kang sambil setiap kali mencari kabar
berita dari orang disekitar sana mengenai jejak adik
kesayangannya ini.
Sungguh kasihan pemuda kita, ini tapi pun tidak
menyangka kalau gadis yang ada di depannya tadi telah
menggunakan siasat licin untuk menipu dirinya, menggunakan
kesempatan tatkala Gong Yu sedang melamun, mendadak ia
larikan kuda Glok cong nya masuk kedalam semak belukar
yang lebat.
Menunggu sianak muda itu sudah memasuki kota, sambil
tertawa geli dara itu munculkan diri kembali dan larikan
kudanya cepat2 menjauhi daerah tersebut.
Peng Kang walaupun merupakan sebuah kota keresidenan
namun jalan raya yang terdapat dalam kota amat terbatas
sekali tak selang beberapa saat kemudian Gong Yu telah
berhasil mendapatkan keterangan bahwasanya tiada seorang
gadis berkuda putih pernah memasuki kota itu.
"Mungkinkah dia naik ke langit atau turun kebumi?" pikir
Gong Yu dengan hati tercengang.
Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya, ia
segera berseru tertahan, sambil menghantam batok kepala
sendiri gumamnya.
"Kurang ajar budak ingusan itu tentu sudah main gila
dengan diriku, kenapa sejak tadi tidak kupikirkan sampai
kesitu."
Bagaimanapun juga sebagai seorang pemuda yang cerdik
ia hanya tertipu sebentar saja. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sekeluarnya dari kota sianak muda itu segera mencari
berita dari seorang petani yung ada disawahnya, sedikit pun
tidak salah ia berhasil mendapatkan keterangan yang
menyatakan bahwa nona itu sudah berangkat menuju kekota
Tiang Iok.
Cepat2 kudanya dilarikan se-kencang2nya, ketika senja
telah menjelang dia baru tiba di kota Tiang Lok.
Begitu masuk kota cepat2 sianak muda ini mencari berita
lagi mengenai jejak adiknya.
Yang dipikirkan sekarang hanyalah menemukan kembali Lie
Wan Hiang, tentu saja rasa laparnya terlupakan olehnya.
Menanti keluar dari kota lagi tengah malam telah tiba, suasana
sunyi senyap bagaikan dikuburan.
Untung malam itu adalah malam bulan lima belas disaat
bulan purnama, cahaya terang rembulan menerangi seluruh
jagad membuat suasana yang sunyi kelihatan lebih semarak.
Tengah pemuda itu berjalan dengan hati duka, mendadak
dari tempat kejauhan terdengar suara ringkikan kuda
berkumandang datang, jelas suara tadi berasal dari tepi
sungai Bie LOO.
Dari ringkikan kuda yang mengenaskan, sianak muda ini
dapat mengambil kesimpulan bahwasanya majikan kuda tadi
telah menemui perist iwa yang ada diluar dugaan.
Teringat akan keselamatan dari Lie Wan Hiang. Gong Yu
segera melarikan kudanya cepat2 menuju kearah mana
berasalnya suara ringkikan tadi.
Ditengah kegelapan malam yang sunyi terdengar suara
derap kaki kuda Giok Liong melaju dengan cepatnya kedepan.
JILID 12 HAL. 53 S/D 56 HILANG
Gong Yu segera gertak giginya kencang2, dengan mata
yang terpejam rapat pusatkan seluruh perhatiannya jadi satu, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

hawa sinkang Thay si Hiat Thian pun disalurkan tiada
hentinya, sedikit demi sedikit... dengan susah payah akhirnya
jarum lembut yang mengeram dalam tubuh gadis itu berasal
dihisapnya keluar.
Melihat pertolongannya telah berhasil, dengan cepat ia
lepaskan tempelannya pada dada gadis itu, dan menggunakan
kain selimut yang telah dipersiapkan sejak semula ia tutup
tubuh sang gadis yang polos.
Perlahan2 ia menghembuskan napas panjang, seraya
menyeka keringat yang membasahi tubuh nya ia berdiri
termangu mangu, suatu perasaan nyaman seolah-olah dari
neraka menyelimuti hatinya.
Benar memang manusia menolong merupakan suatu tugas
yang berat, apalagi orang yang harus ditolong adalah seorang
gadis muda yang cantik dan berada dalam keadaan polos
tanpa busana, bagi seorang pemuda berdarah panas macam
Gong Yu bukan saja dirasakan berat bahkan amat menyiksa
batinnya, sebab sedikit salah bertindak bisa mengakibatkan
dia mengalami jalan api menuju neraka.
sementara itu setelah jarum lembut yang bersarang dalam
tubuhnya telah dihisap keluar aliran darah dalam tubuh gadis
itupun berjalan lancar kembali, semua rasa sakit segera
tersapu lenyap dan diapun sadar dari pingsannya.
Menjumpai pemuda ganteng yang mengejar dirinya terus
menerus tadi sekarang sedang duduk ditepi pembaringan
bahkan seluruh badannya basah oleh keringat, dara itu
berseru kaget, ia membentak keras diikuti . . Ploook , . . .
ploook beberapa buah gaplokan keras dengan telak bersarang
diatas pipi sianak muda itu.
Gong Yu sendiri mimpipun t idak menyangka kalau gadis itu
bisa cepat mendusin, semakin tidak mengira kalau dia bakal
digaplok keras, kendati ilmu Thay-si-Hian Thian-sinkang nya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mempunyai suatu daya pental yang kuat, tak urung pipinya
terasa panas pedas dan sakit juga.
Belum sempat dia berseru kesakitan, kembali terdengar
gadis manis itu berteriak kaget, tangannya cepat menyambar
selimut dan menyusupkan badannya keujung pembaringan.
Kiranya secara tiba2 dia baru menyadari bahwa badannya
telanjang bulat tanpa busana.
Melihat tingkah laku sang gadis, Gong Yupun lantas paham
apa sebenarnya yang telah terjadi, ia menggerutu terhadap
diri sendiri kemudian membuka pintu dan berjalan keluar,
matanya tak berani menarik lagi kearah tubuh gadis itu
kendati hanya sekejappun.
Ketika ia tiba diluar kamar, waktu telah menunjukkan
kentongan ketiga tengah malam. Tidak lama kemudian
terdengar pintu kamar terbuka dan muncullah seraut wajah
yang cantik jelita.
Kepada Gong Yu ia tersenyum manis lalu menggape sianak
muda itu agar masuk kedalam. Dengan hati ragu2 dan penuh
kesangsian Gong-Yu berjalan masuk kedalam, ia saksikan
gadis ayu itu sedang duduk di atas pembaringan dengan
wajah penuh air mata. Ia tiada kegembiraan untuk menikmati
tangisan sang dara sapaya lirih. "Adik wan".
Bukannya berhenti menangis, gadis itu malah menangis
semakin sedih hingga terdengar senggukan yang
mengenaskan.
Cepat2 GongYu meraih tubuhnya dan dipeluk kencang2. ia
cium bibir dara itu lalu panggilnya lagi dengan suara penuh
kasih sayang: "Adik Wan ..."
Belum habis ia berseru, mendadak gadis iiu meronta keras
dan melepaskan diri dari pelukan anak muda itu, sekali
melayang tahu2 ia sudah duduk diatas sebuah kursi. "siapakah
yang kesudian jadi adik Wan-mu ?" teriaknya penuh
kegusaran. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Perbuatan dara manis yang luar dugaan ini kontan
membuat Gong Yu jadi tidak habis mengerti, dengan ter-
mangu2 dipandangnya wajah gadis itu tanpa mengucapkan
sepatah kata pun.
Pandang punya . . .pandang lama sekali ..... akhirnya dia
berhasil membuktikan bahwa gadis cantik yang berada,
dihadapannya sekarang benar2 bukan Lie Wan Hiang yang di-
idam2kan, kiranya diantara alis adik kesayangannya sama
sekali t idak terdapat tahi lalat merah yang begitu besar.
Rasa kaget yang menyelimuti hatinya saat ini benar2 sukar
dilukiskan dengan kata2, matanya terbelalak besar mulutnya.
melongo dan ia jadi gelagapan setengah mati, untuk beberapa
saat sianak muda ini tidak mengerti apa yang harus
dilakukannya.
Melihat anak muda itu kaget, tercengang bercampur
bingung, nona berbaju putih itu tidak dapat menahan rasa
gelinya-lagi, ia-segera tertawa cekikikan.
"Bagaimana? sudah kau lihat lebih jelas lagi bahwa aku
bukanlah adik Wan yang kau idam2kan?"
Merah jengah selembar wajah pendekar ganteng berbaju
hijau ini. dia tahu bahwa dirinya sudah melihat orang
bagaimanakah diriku dan jengahnya pemuda tersebut tak
usah disebutpun sudah lah jelas.
Namun, bagaimanapun juga dia merasa perist iwa ini rada
aneh dan mengherankan tanpa terasa pikirnya dalam hati.
"Benarkah dikolong langit terdapat kejadian yang demikian
aneh ??? bukan saja mereka berdua memiliki raut waiah yang
tak berbeda, bentuk badan maupun usianya pun persis sama,
benarkah didunia ini terdapat manusia kembar yang bagaikan
pinang dibelah dua...?"
sementara ia masih berpikir dengan pikiran kacau, tampak
nona berbaju putih itu telah mengeluarkan sapu tangan untuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menyeka air mata yang mengalir keluar dengan derasnya, per-
lahan2 ia berjalan kehadapannya lalu berkata lirih:
JILID 12 HAL. 62 S/D 64 HILANG

Jilid 13
NADA suaranya walaupun jauh lebih berpengalaman
daripada Lie Wan Hiang, tetapi kehalusan serta kemerduannya
tiada berbeda sama sekali.
Kalau bukan karena ada persamaan yang begini banyak
mana mungkin Gong Yu sampai salah melihat orang ?? maka
sekali lagi ia terjerumus dalam lamunan yang mendalam.
Tiba2 nona berbaju putih itu berseru:
"Hey, kenapa sih kau ?? urusan hati melulu yang dipikirkan,
masa kau tidak sudi menjawab pertanyaanku ??".
"oouw..." dengan kaget Gong Yu tersentak bangun dari
lamunannya, sekarang dia baru ingat akan pertanyaan yang
diajukan gadis tersebut.
Maka diapun lantas memberikan sedikit perkenalan
mengenai dirinya pribadi, tentu saja ia kesampingkan masalah
ikatan perkawinan antara dia dengan Lie Wan Hiang sejak
masih ada dalam perguruan.
Ia tidak ingin mengatakannya adalah disebabkan sebagai
seorang pemuda, Gong Yu merasa sungkan dan malu untuk
mengutarakan nya keluar.
Denga tenang dan kalem nona berbaju putih itu
mendengarkan semua penuturan sianak muda itu, alisnya
kadang2 nampak berketut sedang biji matanya mengerling
bening, wajah nya ber-seri2 dan senyuman menghiasi
bibirnya.
Menanti Gong Yu selesai bercerita, ia lantas berseru sambil
tertawa manis: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"oooh betapa beruntungnya aku Hoan Pek Giok. ternyata
bisa berkenalan dengan pendekar ganteng berbaju hijau yang
menjadi ahli waris dari Bu- lim Jie seng ".
Gong Yupun lantas memuji tiada henti- nya akan
kecantikan wajah nona Hoan yang di katakan bagaikan
bidadari yang baru turun dari kahyangan, namanya yang
indah serta pakaiannya yang serasi dan menambah
keagungannya itu.
Pujian2 setinggi langit tersebut tentu saja menggembirakan
hati Hoan Pek Giok. suara tertawa cekikikan yang merdu
berkumandang tiada hentinya, sepasang sujen yang menghiasi
pipi pun menambah kecantikan wajahnya.
Tentu saja, mencari manusia yang berwajah tampan,
berkepandaian silat lihay serta berbudi luhur macam Gong Yu
bukanlah suatu urusan gampang, sekarang dirinya dipuji
setinggi langit oleh pemuda tampan itu, mana mungkin dia
tidak merasa kegirangan ??
Apalagi gadis itu sedang berada dalam usia remaja, di-puji2
oleh lawan jenisnya yang menarik sudah tentu tidak
mengherankan kalau ia kesenangan-
Hoan Pek Giok merasakan jantungnya ber-debar2 keras,
dengan wajah jengah dan ke-malu2an ia berbisik,
"Aku... mungkin aku tidak ada seperseribu dari adik Wan
mu itu ??...".
Dibalik ucapan tersebut kedengaran begitu mengenaskan
dan mengandung rasa cemburu yang besar. Namun Gong Yu
yang berhati jujur sama sekali t idak merasakan hal itu, bahkan
ia menyahut lagi dengan nada bersungguh2:
"Nona, ucapanmu tadi terlalu memuji dan merendahkan
dirimu sendiri, terus terang saja kukatakan bahwa kecantikan
wajahmu kalau dibandingkan dengan adik Wan ku boleh Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dibilang seimbang, bahkan tiada bedanya bagaikan kakak
beradik yang kembar ".
Dengan wajah sangsi Hoan Pek Giok Sinona berbaju putih
itu meraba raut wajah sendiri, lalu pikirnya dalam hati:
"seringkali ibu berkata bahwa kecantikan wajahku tiada
tandingannya dikolong langit, kenapa sekarang muncul pula
seseorang yang bukan saja mempunyai kecantikan yang sama
dengan diriku, bahkan kembar seperti pinang di belah dua,
benarkah itu? aneh...aneh...". Maka dengan alis berkerut
segera tegurnya: "sauw-hiap. bukankah apa yang kau
ucapkan tidak sejujurnya ??".
si pendekar ganteng berbaju hijau ini dasar nya memang
seorang pemuda yang cerdik, namun ia tidak dapat
memahami perasaan hati seorang gadis, maka mendapat
pertanyaan itu dengan jujur ia segera menjawab:
"Apabila dalam ucapanku barusan ada hal2 yang bohong,
biarlah sekarang juga aku ber sumpah dihadapanmu ".
selesai berkata benar2 dia lantas angkat sumpah.
Menggunakan kesempatan itu Hoan Pek Giok menubruk
kedalam pelukan sianak muda itu, dengan tangannya yang
halus laksana kilat ia tutupi bibir lawan, pinggangnya meliuk
dan dengan manja serunya:
"Hmm. siapa suruh kau sungguh2 angkat sumpah?? aku
percaya sudah akan perkataan mu...".
Dengan manja dan aleman ia makin menggeliat dalam
pelukan Gong Yu, serentetan bau harum gadis perawan
bagaikan arak yang memabokkan segera menyerang kedalam
tubuh si anak muda itu
Terangsang oleh bau aneh tadi, Gong Yu tak dapat
menguasai diri lagi. ia segera tarik pinggang HoanPek Giok
dan dipeluknya kencang2. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bagaikan kena aliran listrik, dengan lemas dan pasrah
HoanPek Giok rebahkan diri dalam pelukan lawan, bibirnya
yang basah diangkat keatas siap menerima bibir lawan
sementara sepasang matanya terpejam rapat2. Gong Yu
merasakan sekujur darah panas dalam tubuhnya bergolak
kencang, suatu perasaan untuk melakukan ha12 yang
melanggar susila menyelimuti seluruh benaknya, tangan yang
kosong per- la han2 mulai bergeser keatas gundukan daging
montok yang ada didepan dada nona itu kemudian di-
remas2nya dengan penuh kenikmatan.
Dikala kesadarannya hampir hilang tertelan oleh napsu
birahi itulah...tiba2 .satu ingatan berkelebat dalam benaknya,
dengan cepat ia mendusin dari rangsangan napsu dan serunya
d idalam hati:
"oooh Gong Yu Gong Yu macam begitukah murid dari Bu
lim Jie-seng??? dimanakah akal budimu ????? pantaskan kau
lakukan perbuatan mesum yang terkutuk dan melalukan itu
????.....".
Begitu ingatan tadi berkelebat dalam benaknya, golakan
napsu dalam dadanya pun seketika tertekan kembali, ia jadi
tenang dan sadar seratus persen-
Hoan Pek Giok yang telah menyerahkan dirinya bulat2
kedalam pelukan sang pemuda untuk diperlakukan apapun
jua, tatkala lama sekali menunggu belum nampak juga sianak
muda itu melakukan suatu gerak gerik yang diinginkan dia jadi
tercengang, maka ia lantas buka mata dan menatap wajah
Gong Yu tajam2.
Si anak muda itu tersenyum melihat gadis mana
memandang kearahnya, justru karena senyuman inilah tiba2
Hoan Pek Giok tak dapat menguasai diri, ia peluk sianak muda
itu kencang2 kemudian menghantarkan bibirnya yang kecil
mungil dan panas membara tadi ke atas bibir lawan- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sentuhan bibir yang halus dan merangsang tadi tak bisa
ditolak oleh Gong Yu dengan begitu saja, se-olah2 bendungan
yang bobol si-anak muda itu balas memeluk lawan jenisnya
lalu menciumnya ber-tubi2.....
Angin taupan men-deru2 dan melanda seluruh jagad....
lama sekali baru kedengaran suara dengusan napas yang
memburu per-lahan2 reda kembali... suasanapun jadi tenang
kembali.
Dibawah sorotan cahaya lampu yang redup, nampak Hoan
Pek Giok bersandar dalam pelukan Gong Yu dengan wajah ter-
sipu2.
"Adik Giok" bisik sianak muda itu dengan nada lirih. Hoan
Pek Giok menyahut.
" Engkoh Yu, perutku sudah lapar, bagaimana kalau kita
mencari makan dulu untuk menangsal perut ???"
Demikianlah sambil bergandengan tangan keluarlah mereka
berdua dari rumah penginapan itu untuk menangsal perut
disuatu rumah makan, setelah itu barulah kembali lagi
kerumah penginapan-
Karena menyaksikan sikap Hoan Pek Giok yang begitu Hot
dan bernapsu besar, Gong Yu tidak berani tidur sekamar
dengan gadis itu sebaliknya malah minta sebuah kamar yang
tersendiri untuk berist irahat.
Keesokan harinya, sebelum Gong Yu mendusin dari
tidurnya Hoan Pek Giok telah muncul d idalam kamarnya,
sambil duduk disisi pembaringan la berseru lirih:
"Engkoh Yu hari sudah siang... coba lihat sang surya telah
berada di-awang2. ayoh cepat bangun. Apa semalam kau
telah mimpi bertemu dengan nona Wan Hiang mu itu ???".
Gong Yu menggeliat bangun, menanti si anak muda itu
telah cuci muka dan membersihkan badan. Hoan Pek Giok
menyandarkan diri kembali dalam pelukan orang, dia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

merasakan bahu pria ganteng ini mengeluarkan suatu
perasaan yang aneh dan menggoncangkan imannya. Nona itu
tak dapat menahan diri lagi.
ia lantas peluk tubuh sang pemuda kencang2, bibirnya
kembali dihantar keatas bibir orang dan menciumnya dengan
penuh napsu.
Gong Yu tidak ingin sia2kan kesempatan baik ini dengan
begitu saja, apalagi terangsang oleh tingkah laku sang dara
yang "Hot", merasakan ciuman yang panas dan penuh daya
rangsang ia lantas peluk pinggang orang, bibirnya balas
dikecup dan dadanya yang montok dan menonjol besar itu
ditekankan keatas dada sendiri
seketika itu juga dia merasakan suatu kenikmatan yang
sukar dilukiskan dengan kata2...badai kembali mengamuk
dalam kamar itu...
Lama sekali...akhirnya terdengar Gong Yu berkata
memecahkan kesunyian yang mencekam ruangan tersebut:
"Nona Hoan, bukankah kau menunggang seekor kuda
jempolan Cay-Ya-Giok-say-Cu ?? darimana kau dapatkan kuda
hebat semacam itu ??..."
Hoan Pek Giok tersenyum manja, ia bersandar dalam
pelukan orang dan sambil mempermainkan jari tangan sianak
muda itu. sahutnya: "Aku berlalu dari rumah secara diam-diam
JILID 13 HAL. 12 S/D 13 HILANG
ataukah lari kuda itu terlalu kencang, setelah saling kejar
mengejar beberapa saat lamanya aku masih juga tertinggal
dalam suatu jarak yang cukup jauh dibelakang ". Dia bereskan
rambutnya yang kalut terhembus angin, kemudian
melanjutkan-
"Setelah melewati siang-Tek orang itu menuju ke ouw-Han,
rupanya dia sangat hapal dengan jalanan didaerah sekitar
sana. Pada suatu ketika mendadak perjalanannya dihadang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

orang, seseorang muncul dari tempat kegelapan seraya
memutar pedangnya yang memancarkan cahaya kuning,
kepada pencuri kuda tadi bentaknya: "sahabat, tinggalkan
kudamu itu kalau pingin selamat".
Mendengar bentakan tadi, dengan hati mendongkol
sipenunggang kuda tersebut tertawa dingin, balasnya:
"Bangsat keparat yang bermata picik, tahu kah kau siapa
aku ???".
"Hmm perduli amat siapakah d irimu" jawab sipembegal
dengan suara bengis, tingkah lakunya garang dan buas.
Kembali sipenunggang kuda itu tertawa dingin- "Hmm.
segala macam bangsat tak bermodal pun berani cari gara2
dengan diriku tahukah kau bahwa aku adalah sisetan gantung
putih dari perkumpulan Yoe-Leng-Kauw ? Hm kalau tidak
kuhabisi jiwa anjingmu, kau tentu tidak akan mengerti
tingginya langit dan tebal nya bumi ".
Habis mengucapkan kata2 tersebut sipenunggang kuda itu
loncat turun dari kudanya dan segera mencabut keluar
sepasang Poan-Koan-Pit yang diselipkan dipunggungnya.
Ternyata sang pembegal sedikitpun tidak jeri, bukan saja
tidak gentar malahan mendongak dan tertawa ter-bahak2.
meminjam sorotan sinar rembulan aku temukan wajah orang
itu suram dan matanya ber-api2 seperti menahan dendam.
sesudah tertawa seram beberapa saat lamanya, orang itu
lantas bergumam seorang diri:
"Yoe Leng Kauw Yoe Leng Kauw Him Toako saksikanlah
kau dari akhirat bahwa ini hari adikmu akan menuntut balas
bagi kematian mu yang mengenaskan itu ".
selesai bergumam orang itu membentak keras, badannya
segera menubruk kedepan sambil melancarkan serangan
mematikan, pedangnya diputar sedemikian rupa sehingga
membentuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

JILID 13 HAL. 16 S/D 17 HILANG
"Huuu.....enaknya kalau ngomong kalau bukan gara2
dikejar dirimu terus menerus hingga aku terdesak. tidak nanti
aku sampai berjumpa dengan iblis terkutuk itu Kalau kudanya
yang hilang sih masih mendingan, hampir saja selembar
jiwaku yang berhargapun ikut melayang. Coba katakan apakah
kau bisa mengganti j iwaku?"
Mendadak pendekar ganteng berbaju hijau itu teringat
akan sebuah kata untuk menggoda maka ia lantas berseru:
"Dan sekarang..... "
Sengaja ia tarik nada suaranya panjang2 sementara
matanya melirik penuh arti:
"Sekarang kenapa?? ayoh cepat jawab" karena tidak
mengerti apa yang sedang ditertawakan oleh Gong Yu, maka
Hoan Pek Giok segera menjewer telinga pemuda itu.
"Aduuuh, ampun-,... adikku sayang ampun-" Teriak Gong
Yu kesakitan- "Baiklah biar aku Jawab.. biar aku Jawab"
Melihat Si anak muda itu sudah menyerah, dengan wajah
berseri2 Hoan Pek Giok pun segera melepaskan jewerannya.
"Aduuh mak" goda sang pemuda seraya menjulurkan
lidahnya. "Sungguh lihay, siapa yang sudi jadi suamimu kalau
kau begitu galak....."
Kembali Hoan Pek Giok ayun telapaknya memperlihatkan
gerakan mau memukul, cepat2 Gong Yu ayun tangan kirinya,
dengan jurus "Naga sakti mengaduk Lam-Hay" ia cengkeram
pergelangan gadis tersebut.
"Adikku sayang, jangan marah jangan marah.....dengarkan
dulu perkataanku..."
Hoan Pek Giok tidak mau menyerah begitu saja, walaupun
tangan kanannya dicekal Gong Yu secara mendadak tangan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ki rinya mencubit paha sianak muda tersebut membuat
pemuda kita kesakitan dan menierit.
Begitulah, setelah saling bergurau dan bermesraan
beberapa saat lamanya mereka baru keluar dari kamar untuk
mencari sarapan-
Baru saja sarapan selesai dihidangkan, mendadak dari
depan pintu ruangan berhenti sebuah kereta kuda.
Menjumpai kereta tersebut, air muka Hoan Pek Giok segera
berubah hebat. cepat2 ia tarik tangan sianak muda itu untuk
diajak kabur dari sana dan menyingkir jauh2.
siapa sangka belumjauh ia menyingkir, mendadak dari balik
kereta berkumandang keluar suara panggilan yang nyaring
dan lantang: "Giok-jie, ayoh kembali".
Hoan Pek Giok tidak berani berkutik, terpaksa ia putar
badan dan lari kedalam pelukan seorang nyonya cantik yang
sedang melangkah keluar dari keretanya. "lbu " serunya.
Dengan penuh kasih sayang nyonya cantik itu memeluk
putrinya kedalam pelukan, setelah melototi diri Gong Yu
sekejap ia dorong tubuh gadis itu masuk kedalam kereta.
Taar... diiringi suara cambuk berderai, dengan
meninggalkan debu yang beterbangan diangkasa kereta itu
meluncur kedepan meninggaikan kota Bie-Loo....
000000
LAMA sekali si pendekar ganteng berbajuh hijau berdiri ter-
mangu2 disisijalan, kemudian ia baru mendusin dan tersentak
kaget.
Ketika matanya melirik sekejap kesekeliling tubuhnya, ia
jumpai banyak pasang mata sedang memandang kearahnya
dengan sinar mata tercengang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hal ini adalah jamak, seorang kongcu-ya yang tampan dan
gagah semacam dia berdiri ter-mangu2 ditengah jalan raya,
tentu saja segera akan menarik perhatian banyak orang.
Apa yang masih tertinggal dalam hati Gong Yu saat ini
hanyalah kemurungan dan kesedihan, ia menghela napas
panjang.
"Aaai... ternyata mereka, mereka begitu mirip satu sama
lainnya..."
Yang ia maksudkan dengan "Mereka" bukan lain adalah Lie
Wan Hiang serta Hoan Pek Giok.
Dengan membawa perasaan berduka Gong Yu balik
kembali kekamarnya, ia segera perintahkan pelayan untuk
persiapkan pelana diatas kuda Giok- Liong, setelah
membereskan rekening berangkatlah dia menuju kearah
Tiang-sah.
selama dalam perjalanan walaupun ia t idak larikan kudanya
cepat2, namun bagi "Giok Liong" seekor kuda jempolan yang
biasa menempuh seribu li dalam sehari tentu saja lari nya jauh
lebih cepat daripada lari kuda2 biasa.
Ketika tengah hari sudah menjelang tiba dan jaraknya
dengan Kiauw-Tauw tinggal belasan li, kudanya telah berhasil
menyusul kereta berkerudung yang ditumpangi Hoan Pek Giok
beserta ibunya.
Dengan seksama diperhatikannya sekejap kereta tersebut,
ia jumpai kereta ini tiada bedanya dengan kereta2 kuda biasa,
tidak aneh kalau larinya begitu lambat.
Dia merasakan suatu ketidak serasian antara kereta
berkerudung serta sang nyonya cantik yang jadi saisnya,
tanpa terasa dalam hati dia berpikir:
JILID 13 HAL. 23 s/D 24 HILANG Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mengintip sedikit saja isi karena tadi, maka keadaannya
tentu akan berubah sama sekali.
Namun dia tidak bertindak begitu, dia telah membuang
suatu kesempatan baik dengan sia2.
Pendekar ganteng berbaju hijau yang jujur dan berbudi
luhur ini bukan saja tidak jadi menyingkap penutup kereta
tersebut, bahkan untuk menghindari segala kecurigaan orang,
sengaja ia larikan kudanya lima tombak dibelakang kereta
tersebut.
Tidak lama kemudian sampailah kereta itu diluar kota
Kiauw-Tauw, menggunakan kesempatan tatkala melewati
jalan yang ramai dengan lalu lintas, diam2 sianak muda itu
membedal kudanya melampaui kereta tersebut.
Dia tidak ingin memancing rasa sedih dalam hati Hoan Pek
Giok serta kesalahan paham ibunya, maka selama ini dia tak
berani berpaling barang sekejappun-
Rupanya "Qiok Liong" sang kuda jempolan mengerti akan
maksud hati majikannya, dengan suatu gerakan yang cepat
namun tanpa mengeluarkan sedikit suarapun ia berlari
melampaui kereta dan berlari cepat kemuka.
Walaupun begitu Hoan Pek Giok yang duduk diujung kereta
berhasil melihat juga Gong Yu yang sedang melampaui
keretanya, maka ia berseru kaget dan teriaknya: "Engkoh Yu
".
Gong Yu adalah seorang lelaki yang romantis, mendengar
teriakan itu dengan cepat dia berpaling, dari kejauhan ia
saksikan Hoan Pek Giok sedang memandang kearahnya
dengan wajah sedih bercampur murung.
sebenarnya dia hendak hampiri dara itu untuk dihibur
dengan beberapa patah kata,
namun ingatan lain segera berkelebat dalam benaknya, dia
merasa seandainya dirinya bertindak begitu bukan saja telah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menghianati cinta kasih Lie Wan Hiang terhadap dirinya
bahkan kemungkinan besar akan semakin menyeret gadis itu
semakin salah paham terhadap dirinya.
Maka dia menghela napas panjang dan meneruskan
perjalanannya menuju kedepan.
setelah melewati Tiang-sah, ditengah senja yang sudah
menjelang tiba ia sampai dikota siang Hiang.
Pelayan rumah penginapan Hoat Lay yang telah mengenali
keloyoran Gong Yu situan muda yang ganteng ini segera
menyambut kedatangannya dengan penuh rasa hormat. Ia
maju menyambut tali les siauak muda dan serunya
"Kongcu-ya, selama dalam perjalanan kau tentu sangat
lelah bukan, kemarin malam nona Lie telah datang kemari dan
menginap semalam disini, dia bertanya juga tentang diri
kongcuuya serta kapan berangkat meninggalkan tempat ini,
keesokan harinya dia telah berangkat ke- Utara."
"oooouw...." seru Gong Yu, ia serahkan kudanya kepada
pelayan dan segera beristirahat dalam kamarnya.
semalaman tak terjadi sesuatu apapun, keesokan harinya-
ia melanjutkan kembali perjalanannya menuju keutara.
Kali ini dia melakukan perjalanan siang malam tiada
hentinya, setelah keluar dari Han- Kouw dikota Cam Keesie ia
berhasil peroleh keterangan yang mengatakan belum
seharian- lamanya lie Wan Hiang melewati kota tersebut.
Kembali si pendekar tampan berbaju hijau Gong Yu
melakukan perjalanan cepat menuju kedepan, akhirnya di
Uoe-seng-Koan ia berhasil menyusul Lie Wah Hiang.
Perjumpaan yang sangat diharap2kan ini menggirangkan
hati kedua belah pihak, bahkan kuda Giok Liong serta Giok-
Cong pun meringkik t iada hentinya tanda kegirangan.
JILID 13 HAL. 28 S/D 29 HfLANG Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ke arah jalan raya diluar hutan pohon Liu, mendengar
suara derap kaki kuda sudah menjauh Lie Wan Hiang segera
munculkan diri dari tempat persembunyiannya sambil tertawa
ia tarik kudanya untuk berjalan keluar dari balik pepohonan
bambu.
siapa tahu belum habis dia tertawa, mendadak tampak
sesosok bayangan hitam meluncur keatas Giok Cong dengan
kecepatan laksana kilat.
Perubahan yang terjadi sangat mendadak ini seketika
mengejutkan hati Lie Wan Hiang, ia berseru kaget Kembali
putar telapaknya melancarkan sebuah babatan-
Terhadap jurus serangannya ternyata orang itu sangat
hapal, sebelum bahunya bergerak dan lengan diayun,
sepasang tangannya yang kuat bagaikan jepitan baja telah
memeluk tubuhnya kencang2.
Dengan penuh kegusaran Lie Wan Hiang membentak.
sekuat tenaga ia coba meronta dan melepaskan diri dari
pelukan orang, siapa tahu orang itu mempunyai tenaga sakti
yang luar biasa besarnya, kendati ia sudah meronta dengan
sekuat tenaga belum berhasil juga melepaskan diri
Sekarang dia baru merasa menyesal kenapa telah
mempermainkan Gong Yu hingga mengakibatkan dia
digerayangi orang tanpa bisa melawan dalam keputus asaan
dia lantas menjerit "Engkoh Yu..."
Pada saat itulah serentetan suara yang sangat dikenali
olehnya berkumandang dari sisi telinganya.
"Adik Wan adik Wan. ..aku berada disini "
setelah mendengar suara itu Lie Wan Hiang baru tahu
kalau Gong Yu lah yang sedang menggoda dirinya, hatinya
jadi lega dan ia segera pejamkan mata sambil merebahkan diri
kedalam sang pelukan kekasih. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dengan memuat dua orang, kuda Giok-Cong per-lahan2
berjalan kedepan, sementara Giok Liong telah menanti kurang
lebih dua puluh tombak dikejauhan, ekornya bergoyang tiada
hentinya menandakan diapun ikut kegirangan.
Rupanya kuda itu merasa bangga dan senang karena kerja
samanya dengan sang majikan berhasil peroleh kemenangan
mutlak.
Dengan gemas Lie Wan Hiang mencibir ke arah kuda Giok
Liong, diikuti cambuknya segera menyambar ketengah udara.
Melihat perbuatan dara itu Gong Yu enjotkan badannya
melayang balik keatas punggung Giok Liong, kemudian dia
tujukan muka setan kearah Lie Wan Hiang dan kaburkan
kudanya kemuka.
Mimpipun Lie Wan Hiang tak pernah menyangka engko Yu
nya yang jujur dan polos, hanya terpisah dalam beberapa hari
saja telah berubah jadi makin cerdik hingga diri sendiri
terjatuh kedalam perangkapnya.
Hati gadis memang selamanya susah diduga, kalau
mengikuti adatnya pada hari2 biasa dia tentu sudah kalap.
namun keadaan singa betina yang kalah bertarung hari ini
bukan saja tidak marah sebaliknya malahan merasakan
sesuatu yang aneh pada diri engkoh Yu-nya, dia merasa
sesuatu yang baru, merangsang dan menyenangkan.
Tanpa sadar suatu senyuman yang amat manis tertera
diatas wajahnya, dibawah sorotan cahaya sang surya gadis itu
semakin menawan hati.
Gong Yu membedal kudanya cepat2, dia mengira Lie Wan
Hiang tentu akan mengampuni dirinya dengan begitu saja.
siapa tahu, sekalipun Giok Liong sudah lari sejauh dua li
belum kelihatan juga ada kuda lain yang melewati dirinya,
maka terpaksa ia tahan tali les. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Gong Yu kuatir Lie Wau Hiang main setan lagi, cepat dia
berpaling kebelakang. setelah dilihatnya gadis itu membuntut
dibelakang barulah hatinya jadi lega.
sementara itu tampak serombongan burung gagak terbang
melintasi kepala mereka dan kembali kesarang, Gong Yu
segera berseru sambil menuding keatas:
"Adik Wan, hari hampir malam, ayoh cepat sedikit
berangkat ke Siauw-Lim, kisah pengalaman kita masing2 nanti
saja baru dituturkan".
Lie Wan Hiang mengangguk tanda setuju, maka diapun
lantas mencemplak kudanya mendahului sianak muda itu.
Gong Yu diam2 merasa tercengang, heran dan tidak habis
mengerti melihat gadis itu begitu menurut dan lain daripada
biasanya.
Padahal tiada yang perlu diherankan, goda menggoda
sudah merupakan bumbu dan suatu cinta asmara yang bisa
menggembirakan hati kaum gadis.
Begitulah kendati dalam hati sianak muda itu tercengang
dan tidak habis mengerti namun ia tak berpikir panjang,
kudanya segera dilarikan untuk menyusul sang dara yang
telah menjauh.
Ketika rembulan sudah berada di-awang2, mereka
berduapun telah memasuki kota Liauw- Lim-Tin-
Disebuah rumah penginapan mereka pesan satu kamar
untuk berist irahat, apa yang kemudian dilakukan oleh
sepasang kekasih yang telah lama berpisah ini kiranya tak
usah diterangkan pun sudah jelas, mereka diliputi oleh
kemesraan, rindu dan kehangatan-
Beberapa saat kemudian Lie Wan Hiang mulai ber-kaok2
karena lapar, ia paksa Gong Yu untuk ajak dia bersantap
disebuah rumah makan, disitu mereka pesan beberapa macam Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sayur dan arak. kemudian sambil ber-cakap2 mereka
menikmati santapan-
Mula2 Gong Yu lah yang harus memberikan laporannya
lebih dulu, dimana tentu saja ia rahasiakan sebagian dari
pengalamannya yang berhubungan dengan Hoan Pek Giok
yang harus disembuhkan olehnya dalam keadaan telanjang
bulat.
Gong Yu bertindak demikian bukanlah disebabkan karena
dia punya maksud tertentu, hal ini dilakukan karena dia sadar
bagaimanakah reaksi yang akan diperlihatkan sang nona
setelah mendengar hal tersebut, maka untuk menghindari
sebala kemungkinan untuk sementara peristiwa itu tetap
dirahasiakan dulu.
Setelah Gong Yu menyelesaikan penuturannya, maka
sekarang tibalah giliran Lie Wan Hiang untuk mengisahkan
pengalaman.
Tampak gadis itu membasahi dahulu bibirnya dengan arak.
kemudian berkata.
"sejak kita berpisah untuk mencari sepasang kuda
kesayangan kita pada malam itu aku berlari disepanjang
perjalanan dengan menggunakan ilmu ginkang Menunggang
angin membonceng mega. akhirnya di Pek Ma Boe aku
berhasil menghadang jalan pergi sisetan gantung putih Khong
it Hoe, siapa kira bajingan itu cukup licik, melihat keadaan
tidak menguntungkan dia segera putar kudanya balik kearah
desa sing Hiang.
sebetulnya dia sudah tak mampu untuk melarikan diri lebih
jauh, tapi justru pada saat itulah aku telah bertemu dengan
nenek bongkok berambut putih dari Hoe seng yang pingin
merampas pedang Muni kiam milikku hingga terjadi
pertarungan, menggunakan kesempatan itulah kembali dia
melarikan diri Menanti aku menyadari akan hal ini, sayang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

JILID 13 HAL. 36 S/D 37 HILANG
"setelah aku berhasil mendapatkan kabar berita mengenai
dirimu maka sedikit banyak rasa cemas dan kuatirku terhadap
dirimu bakalnya berkurang.
Maka dengan melalui To G wan, siang Tek. Hati sioe, Goan
Kang, siang- Hiang kemudian lewat sim swie kembali lagi
kerumah penginapan Hoat Lay dikoca sing Hiang. disana aku
mendapat kabar dari pemilik rumah penginapan yang
mengatakan engkau sudah berangkat keutara, maka aku
segera menyusul kekota Gak Yang."
Ia mengerling dalam2 kearah Gong Yu dengan sinar mata
penuh rasa cinta dan sayang, setelah merandek sejenak
terusnya.
"Bukankah kita sudah berjanji akan berpesiar kegunung
Keen san serta telaga Tong Ting? tetapi pada saat itu aku
sudah tidak bergairah lagi untuk memikirkan persoalan itu,
malam itu juga aku berangkat menuju keutara".
Gong Yu merasa sangat terharu setelah menyaksikan
betapa suci murninya cinta kasih Lie Wan Hiang terhadap
dirinya, ia tangkap tangannya yang halus dan digenggamnya
keras-keras.
"Wan Moay " serunya lirih.
sang Nona berpaling dan tersenyum manis.
"Belum sampai sepuluh li aku tinggalkai kota Gak-yang"
terusnya lebih jauh. "Mendadak kudengar suara ringkikan
kuda berkumandang diangkasa, suara itu merupakan suara
ringkikan yang kucari dan kukejar selama beberapa waktu ini,
tentu saja sekali didengar lantas kukenali dengan cepat, dalam
hati aku segera berpikir:
"Bagus sekali kiranya bajingan anjing itu berada disini,
malam ini juga akan ku tangkap dirimu, aku tidak percaya
kalau kau berhasil melarikan diri lagi dari genggamanku". ^ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Karena berpikir demikian maka aku segera menyusul
kemuka, siapa sangka ketika itulah, mendadak tampak
sesosok bayangan putih laksana kilat menyambar datang. Bisa
dibayangkan betapa gusarnya aku ketika itu, segera aku
membentak dengan suara yang keras bagaikan geledek:
"Bajingan anjing berhenti ".
Rupanya kuda "Giok-Chong" dapat kenali suara bentakan
majikannya, begitu aku menghardik dia lantas meringkik
panjang dan angkat kedua kaki depannya keatas.
Lihay juga ilmu menunggang kuda yang dimiliki orang itu,
meskipun kuda itu berdiri namun dia tidak sampai terlempar
dari atas pelana, dicambuknya kuda "Giok-Chong" itu berulang
kali dengan maksud menerjang kearah muka.
Tapi pada saat ini kuda "Giok-Chong" sudah susah
dikendalikan lagi, bukannya lari ke depan sebaliknya dia malah
angkat kaki depan nya berulang kali.
sementara itu meminjam cahaya rembulan yang menyoroti
jagad aku dapat melihat jelas wajah orang itu, dia adalah
seorang kakek yang kurus kecil tinggal kulit pembungkus
tulang, matanya sipit dan alisnya tipis, mulutnya menjorok
kemuka sehingga tampak prongos. pakaian yang dikenakan
berwarna kuning telur dan sebuah kantung kulit terbuat dari
kulit macan tergantung di pinggangnya.
Tatkala kakek itu menyaksikan aku menghadang jalan
perginya, napsu membunuh segera memancar keluar dari
matanya, sambil tertawa seram teriaknya:
"Budak ingusan, sewaktu ada ditepi sungai Pek-Loo-Kiang
ternyata kau tidak sampai modar terhajar jarum sakti
pencabut sukma milikku. ..Hmm hitung2 nasibmu memang
bagus sekali tapi malam ini Loohu akan hantar sendiri
sukmamu kembali keakhirat". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ucapan ini membuat hatiku tercengang, segera pikirku:
"Aaah. bujingan tua ini tentu sudah salah melihat orang...".
Maka segera tanyaku:
"Anjing tua begal kuda sebut namamu untuk terima
kematian ".
Kakek tua kurus kering itu kelihatan rada tertegun, namun
dengan cepat dia sudah tertawa seram lagi.
"Budak ingusan, bukankah malam itu sudah kukatakan
kepadamu ?? Loohu adalah "ciang-Bie-Sioe" sikakek beralis
eodet Tong Yong yang berasal dari propinsi Soe-coan ??"
rupanya kau adalah seorang pelupa".
Sewaktu masih kecil aku pernah dengar ayahku
menceritakan akan kelihayan dari jarum sakti pencabut sukma
dari sikakek beralis codet, mendengar ucapan itu diam2 aku
jadi terperanjat, hawa sakti "Koe-Lie-Sinkang" segera
kusalurkan melindungi seluruh badan, kemudian sambil
tertawa nyaring jengekku:
"Haah...haah...haah...sungguh tak kusangka s ikakek beralis
codet yang punya nama besar dalam dunia persilatan ternyata
bukan lain adalah bajingan pembegal kuda yang memalukan,
hmm. sungguh bikin orang jadi kecewa dan menggelikan ".
JILID 13 HAL42 S/D 43 HILANG
tua i tu kena kukecundangi, bisa dibayangkan betapa
gusarnya dia waktu itu hingga berulang kali kakek tadi ber-
kaok2 aneh."
sepasang lengannya mendadak mulur semakin panjang,
dari antara persendian tulangnya terdengar suara
gemerutukan serta ledakan2 yang keras dan nyaring, dalam
keadaan gusar dia sudah kerahkan hawa murninya hingga
mencapai dua belas bagian, alisnya yang codet melentik, dari
balik matanya yang sipit memancar keluar sorot mata yang
tajam dan dingin, mulutnya yang prongos mengkeret Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kebelakang, wajahnya berubah jadi hijau membesi.
keadaannya betul2 mengerikan, selangkah demi selangkah ia
maju mendekati diriku.
Meskipun dalam hati aku tidak takut menyaksikan
wajahnya, namun rasa tegang membuat hatiku jadi bergidik
dan bulu roma sama2 bangun berdiri. Pikirku d idalam hati: "
Kenapa aku tidak menyerangnya lebih dulu".
Belum habis ingatan tersebut berkelebat dalam benakku,
bajingan tua tadi telah memutar sepasang telapaknya didepan
dada masing2 membentuk gerakan setengah lingkaran, lalu
bentaknya:
"Budak ingusan, serahkan nyawamu".
sungguh dahsyat serangan yang dilancarkan bajingan tua
ini, segulung angin pukulan yang maha dahsyat bagaikan
gulungan ombak ditengah samudra menghantam dadaku,
sebelum angin serangan tiba desiran tajam telah menderu2
lebih dahulu.
Mungkin dia menganggap aku pasti tak akan berhasil lolos
dari serangan mautnya, siapa sangka aku tertawa nyaring,
dengan ilmu gerakan "chiet-Ciat-Tay-Nah-it" aku menyusup ke
belakang punggungnya lalu meniupkan segulung hawa panas
diatas tengkuknya, perbuatan ini tentu saja membuat hatinya
jadi terperanjat dan hampir saja sukmanya terasa terbang
melayang dari raganya.
Pada saat yang berbarengan, serangan dahsyat yang ia
lancarkan telah mengenai sasaran kosong dan menghantam
diatas tanah.
Bluuum... pasir dan tanah beterbangan hingga mencapai
empat lima tombak tingginya ditengah udara, sebuah liang
yang besar dan dalam muncul diatas permukaan tanah.
Ditinjau dari hasil hantamannya ini bisa kubayangkan
sampai dimanakah taraf kepandaian silat yang dimiliki Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bajingan tua itu, aku tak berani pandang enteng dirinya dan
kuanggap dia sebagai jagoan kelas wahid dalam dunia
persilatan.
setelah dua serangan mautnya menemui sasaran kosong
apalagi tengkuknya kena kutiup dengan hawa panas,
keberanian sikakek beralis codet itu kontan jadi hancur dan
buyar, buru2 ujung kakinya menutul tanah dan segera loncat
delapan depa kemuka.
Baru saja kakinya menempel diatas tanah, aku telah
menyusul kebelakang tubuhnya, sekali lagi kutiup tengkuknya
dengan hawa panas. Rasa kaget dan takutnya kali ini benari
tercermin diatas wajahnya, hampir saja ia jadi semaput.
Namun bagaimanapun juga dia adalah manusia yang sudah
lama tersohor dalam Bu-lim, ketenangan batinnya jauh
melebihi orang lain. sekalipun nyalinya sudah pecah namun
dia masih sanggup mengeluarkan ilmu ginkang Yan-Ching-
Cap-Pwee-Hoan nya untuk bergelinding sejauh tiga tombak
dari tempat semula.
Bajingan tua ini boleh dikata siluman tua yang sudah punya
umur, meskipun telah bergelinding sejauh t iga tombak namun
dia tidak lantas bangkit berdiri, bagaikan roda kereta ia
berputar kencang hingga akhirnya berdiri dengan bersandar
disisi dinding tebing.
Dengan sikap berdirinya ini maka ilmu Chiti Ciat-Tay-Nah-It
ku kehilangan kemanjurannya aku tak bisa mempermainkan
dirinya lebih jauh. saat itulah dia telah berkata kembali:
"Walaupun loohu tahu bahwasanya nona memiliki ilmu silat
yang maha sakti dan lihay namun loohu masih belum puas.
kau harus tahu bahwa aku angkat nama karena senjata
rahasiaku yang lihay, entah maukah nona memberi petunjuk
dalam hal ilmu melepaskan senjata rahasia ??". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Gong Yu yang mendengar kisah tersebut hingga sampai
disini tak bisa menahan diri lagi, dengan alis berkerut ia
menimbrung:
"Wan-moay, kau tentu tak sanggupi permintaannya
bukan??? jarum sakti pencabut sukmanya lembut bagaikan
bulu kerbau, siapa yang terkena dalam tiga hari pasti mati "
Menggunakan kesempatan itu Lie Wan Hiang menghirup
kuah ayam dalam mangkuknya, tatkala menyaksikan betapa
kuatir dan cemasnya Gong Yu atas keselamatan jiwanya, ia
jadi kegirangan setengah mati.
"Engkoh Yu "sahutnya. "Apa kau sudah lupa ?? bukankah
aku mempunyai ilmu sakti Ku Lie sin-kang yang melindungi
badan terhadap serangan senjata rahasia ?".
"oooh .." Gong Yu berseru tertahan dan garuk2 kepalanya
yang tidak gatal, gumamnya lebih jauh:
"Kenapa aku jadi begitu tolol dan goblok ???...". Lie Wan
Hiang tersenyum, sambungnya kembali:
"sikakek beralis codet Tong Yong betul2 manusia yang
sangat licik, begitu selesai dia berkata sepasang tangannya
diayun berulang kali, dalam sekejap mata belasan bilah golok
terbang diiringi pula dengan Tok Ci-Lie yang durinya sangat
berbisa menyambar datang bagaikan hujan gerimis.
Kau tahu, cara melepaskan golok terbang serta Tok Ci-Lie
yang ia gunakan betul2 keji. Golok terbang tipis bagaikan
daun sedang Tok Ci-Lie beratnya mencapai setengah kati, dua
macam senjata rahasia yang berbeda bobotnya ini meluncur
datang dengan getaran yang berbeda, membuat orang sukar
untuk berjaga2.
Ditambah pula cara melepaskan senjata rahasia dari kakek
beralis codet sudah begitu mahir dan lihay, datangnya laksana
sambaran kilat hingga membuat akujadi tertegun dan
melongo, diantaranya ada yang menyambar datang dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

gerakan lurus dan kelihatan lambat, namun setelah ada
ditengah jalan mendadak berubah jadi cepat dan miring
kesamping.
Aaai seandainya bukan jago lihay Bu-lim yang dihadapi
mungkin segera akan roboh binasa ditangannya. tetapi aku..."
Bicara sampai disitu ia merandek. kegembiraannya
memuncak. sambil angkat cawan arak segera diteguknya
sampai habis, kemudian terusnya:
"Kusalurkan hawa sakti Koe-Lie sin Kang menyelimuti
seluruh badan, begitu senjata rahasia itu menyambar tiba
kurang lebih satu tombak didepan badan, tanpa keluar sedikit
suarapun segera rontok semua keatas tanah.
Melihat kelihayanku kakek bajingan itu putar biji matanya
yang sipit, mendadak badannya kedepan sejauh lima depa,
bayangan hitam berkelebat lewat dan.... sreeet berpuluh
puluh desiran tajam membanjir datang, bagaikan hujan
gerimis entah berapa jumlahnya jarum lembut bagaikan bulu
kerbau menyelimuti sekitar badanku.
Benda-benda halus itu dilepaskan dari sebuah tabung yang
diberi per kuat, meski kecil bentuknya namun mempunyai
daya serang yang aneh dan dahsyat, dalam keadaan begini
hampir saja hawa khiekang pelindung badanku tertembusi.
Pada saat itulah mendadak ia loncat ke tengah udara
kemudaan melayang keatas pelana kuda Giok Chong.
Aku jadi dongkol bercampur kheki, sambil membentak
keras pedang Muni Kiam yang kusembunyikan dibalik baju
diluncurkan kedepan, ilmu pedang terbang yang baru saja
kuyakinkan segera kugunakan. Tampak cahaya merah
meluncur keluar bagaikan bianglala, dikelilingi hawa pedang
yang menggidikkan hati pedang tadi berputar diatas batok
kepala kakek beralis codet, diikuti suara jeritan ngeri
berkumandang memecahkan kesunyian....". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Bagus tepat sekali caramu untuk membunuh bajingan tua
tadi " teriak Gong Yu sambil mendeprak meja keras2.
saking kerasnya dia hantam permukaan meja sampai meja
yang kuat itu ambrol dan muncul sebuah lubang besar.
Untung tenaga serangannya, sebagian besar telah ditarik
balik begitu tangannya menghantam meja tadi, sehingga
meskipun kepalannya mencium permukaan meja namun sama
sekali tidak menimbulkan suara apapun, bahkan mangkuk
serta cawan yang ada dimejapun tidak sampai tergetar.
"Engkoh Yu, kenapa sih kau begitu benci dan mendendam
terhadap bajingan tua itu ? ?" mendadak Lie Wan Hiang
menegur.
Merah jengah selembar wajah Gong Yu, untung pada saat
ini dia sudah dipengaruhi oleh air kata2 sehingga kejengahan
tersebut tidak sampai diketahui orang. Diluar ia tak berbicara,
dalam hati pikirnya:
"Bajingan tua itu sangat keji dan telengas bukan saja dia
sudah lukai nona Hoan Pek Giok sehingga selembar jiwanya
hampir saja melayang, bahkan letak serangan pada tubuh
nyapun sangat terkutuk".
Namun satu ingatan aneh segera berkelebat dalam
benaknya, pikirnya lebih jauh:
"Sungguh aneh sekali bukankah jarum sakti pencabut
sukma itu dipancarkan lewat tabung yang diberi per, kenapa
justru letak luka dari nona Pek Giok adalah diatas kedua tetek
serta dibawah pusar antara kedua belah pahanya ????".
Padahal kejadian itu tidak aneh, sebab dalam tabung besi
itu terdapat dua macam penutup tabung, yang satu bisa
digunakan untuk menembakkan jarum dalam jumlah satu per
satu, sedangkan pada penutup tabung yang lain bisa
ditembakkan jarum dalam jumlah yang banyak sekaligus.
Dan Hoan Pek Giok terkena oleh tembakan yang pertama. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dalam pada itu ketika Lie Wan Hiang melihat kekasihnya
tak dapat mengemukakan alasan apa sebabnya dia begitu
membenci kakek beralis codet. dalam hati segera pikirnya:
"Aaah, benar, engkoh Yu amat mencintai dan menyayangi
diriku, tentu saja karena hati bajingan tua itu terlalu kejam
dan telengas terhadap diriku maka dia begitu mendendam dan
membenci dirinya "
setelah berpikir demikian rasa cinta dan kasih sayang nona
ini terhadap Gong Yupun tanpa terasa semakin mendalam,
tanpa terasa dicekalnya tangan pemuda itu dengan hangat
lalu berkata:
" Karena aku tak mau terlalu banyak terbitkan pembunuhan
yang tak berguna maka hanya sebuah telinga kiri kakek beralis
codet Tong Yong saja yang kutebas kutung, kalau kau tahu
betapa benci dan mendendamnya engkoh Yu terhadap dirinya,
sebutir batok kepalanya tentu akan kutebas sekalian hingga
kutung.
Namun tak apalah, untuk sementara waktu biarlah
kutitipkan dahulu diatas lehernya, suatu hari pasti akan
kuambil kembali batok kepala itu bila dia masih meneruskan
perbuatan jahat serta terkutuknya " .
Berbicara sampai disitu tak tahan lagi dia tertawa cekikikan.
Terhadap sikakek beralis codet ini sebetul- nya Gong Yu
mendendam dan membencinya hingga ingin sekali
membinasakan dirinya, namun bagi orang yang berbudi luhur
macam dia tentu saja lebih suka mengampuni jiwanya bila
orang itu memang ada niat untuk bertobat.
Pada saat itulah, tiba2...Tok Tok Tok dari balik anak tangga
muncul dua orang manusia, seorang tinggi kurus dan yang
lain gemuk pendek. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yang tinggi kurus memakai jubah warna hitam dengan
sebilah pedang tersoren dipunggungnya, dia sudah berusia
lima puluh tahunan.
Sedang yang gemuk pendek punya dandanan yang sama
dengan rekannya, sedang diatas punggung menggembel
sebuah buntalan panjang, mungkin isinya adalah sepasang
senjata aneh, usianya pun diantara lima puluh tahunan.
Setibanya diatas loteng mereka berdua segera memilih
tempat duduk dekat dinding tembok, sesudah memesan arak
dan sayur segera melahapnya dengan bernapsu.
Karena dandanannya yang menyolok, tanpa terasa Gong Yu
menaruh perhatian terhadap mereka.
Terdengar sikakek gemuk pendek itu berkata dengan suara
yang serak dan kasar:
"Toako bajingan itu masih muda belia, kenapa Jiak-Cioe-
Kiam-Khek loocianpwee dari laut Timur pun mengalami
kerugian besar ditangannya ?? apakah dia benar2 ahli waris
dari Bu-limJie-Seng ??" .
"Siapa yang bilang bukan ???" jawab sikakek kurus tinggi
sambil mengelus jenggotnya yang putih. "Ilmu jari Kian-Goan
eie merupakan ilmu rahasia dari Lam-Hay ".
Mendengar percakapan itu Lie Wan Hiang gerakkan
bibirnya mau bicara namun dengan cepat Gong Yu menyikut
lengannya sambil mengerdip. nona itu mengerti apa yang
dimaksud kan, maksudnya untuk berbicarapun segera
diurungkan. Terdengar kakek gemuk pedek itu bicara lagi.
"Bajingan itu dari perkampungan Pa In-San-Cung menuju
ke propinsi Ouw Pak, kemudian memeriksa dan menyelidiki
kesana kemari seakan-akan sedang mencari sesuatu, gerak-
geriknya amat mencurigakan sekali, bahkan aku dengan lima
manusia aneh dari kolong langit telah menulu ke selatan-
jangan2 mereka mau bikin kacau markas besar kita". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Mungkin saja memang demikian keadaannya" jawab kakek
tinggi kurus itu setelah meneguk araknya. "oleh sebab itulah
dari pihak markas besar telah kirim surat perintah ular terbang
untuk panggil pulang Tiga Roh-Bengis, enam sukma ganas
serta dua puluh empat sukma gentayangan untuk perlahan-
lahan mengundurkan diri, mereka diwajibkan menemukan
orang itu diwilayah selatan dan berusaha membasmi atau
menawannya". kakek gemuk pendek angkat cawannya
meneguk araknya berulang kali, sesudah cukup puas seraya
menyeka mulutnya yang basah ujarnya kembali:
"Rombongan pertama serta rombongan kedua yang kita
kirim telah berkunpul semua digunung Kee-Kong-san, kalau
rombongan ketiga tak bisa keburu pulang dari propinsi Ciat-
kang, aku lihat rencana kita malam nanti bakal gagal total."
Kakek tinggi kurus itu tidak langsung menjawab, dengan
matanya yang tajam bagaikan burung elang dia sapu sekejap
para tetamu yang ada diatas loteng, setelah dirasakan
disekitar tempat itu tidak ditemukan orang kangouw, dia
lantas menyahut:
"Aaaah hal itu belum tentu, asalkan sin-koen berhasil
menahan Jiak loocianpwee agar jangan berlalu dan malam ini
juga bisa tiba disini, sekalipun rombongan ketiga belum
sempat kembali, sama saja kita masih sanggup untuk turun
tangan, bahkan kemungkinan besar usaha kita malam nanti
bakal memperoleh kesuksesan besar ". Mendengar perkataan
itu sikakek gemuk pendek tertawa.
Rupanya sikakek tinggi kurus itu tahu kalau rekannya
kurang percaya, kembali katanya:
"Jangan kau anggap dalam pertarungan tempo dulu,
bangsat muda itu yang menang, kejadian yang sebenarnya
adalah Pa-Gak Teh-Khek dari lima manusia aneh telah bikin
lelah lebih dulu Jiak Loocianpwee sehingga tenaga murninya
banyak berkurang. Dalam kenyataan pertarungan itu hanya
bisa dianggap seri, sebab meskipun jalan darah Jiak cianpwee Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tertotok namun bangsat keparat she-Hoo itupun tidak berhasil
peroleh kebanggaan apa2. Dan kini keadaan situasi telah
berubah, keparat itu tinggal seorang diri tanpa teman, cukup
melihat jumlah kita yang banyakpun dia bakal keder lebih
dahulu, tenaga Iweekangnya tentu mengalami kemunduran
dan kekalahan pasti ada ditangannya" Kakek gemuk pendek
itu mendongak dan tertawa ter-bahak2.
"Toako jadi maksudmu dengan meminjam kesempatan
yang sangat baik ini kita bunuh saja harimau itu. bukan
begitu??". Berbicara sampai disini, segera, teriaknya lantang:
"Pelayan- ambil dua kati arak Kao-Liang"
sementara itu Lie Wan Hiang yang mendengar kedua orang
manusia itu sedang merencanakan siasat busuk untuk
mencelakai suhengnya si sastrawan berbaju biru Hoo Thian
Heng, hatinya jadi mendongkol dan tanpa terasa dia
mendengus dingin.
Gong Yu takut kedua orang penjahat itu menaruh curiga,
mendengar dengusan tadi buru2 ia tunjukkan sikap se-olah2
sedang mohon maaf karena kurang hati2.
sedikitpun tidak salah, mendengar dengusan dingin itu
kakek kurus tinggi itu segera berpaling kearah sudut loteng,
namun setelah dilihatnya dua orang muda-mudi sedang
bercekcok. rasa curiga pun seketika lenyap tak berbekas.
sementara itu pelayan telah datang menghidangkan dua
poci arak serta beberapa macam sayur.
Kedua orang kakek tua itupun tidak bicara lagi, masing2
sibuk dengan pekerjaannya sendiri untuk menyikat sayuran
serta arak tersebut.
Dari keadaan itu Gong Yu bisa menebak bahwasanya kedua
orang kakek itu sebentar lagi tentu akan berlalu, maka
dipanggilnya pelayan untuk bereskan rekening, kemudian
menarik tangan sigadis untuk diajak turun ke-bawah loteng
dan bersembunyi ditempat kegelapan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Belum lama setelah kedua orang muda mudi itu
menyembunyikan diri, turunlah kedua orang kakek tinggi
pendek itu. tanpa sangsi ataupun curiga barang sedikitpun
langsing menuju kearah Timur, gerakan tubuh mereka cepat
dan enteng.
Gong Yu cepat2 menarik tangan Lie Wan- Hiang untuk
menguntit dari tempat kejauhan, tampaklah disuatu tempat
yang sunyi kedua orang kakek tadi ambil keluar sebuah
mantel hitam serta sebuah kain kerudung hitam dari-
buntalannya kemudian dikenakan dibadan masing- masing .
setelah itu bagaikan dua ekor burung elang dalam dua tiga
kali loncatan tubuh mareka sudah berada dua puluh tombak
lebih dari tempat semula, jelas mereka jago jago lihay dari
dunia pesilatan.
sekalipun Gong Yu serta Lie Wan Hiang memiliki ilmu
meringankan tubuh yang amat sempurna, dalam keadaan
begini tak berani bertindak gegabah, dengan sangat hati2 dan
waspada mereka meluncur dari belakang menguntit mereka
berdua.
Terlihatlah empat sosok bayangan manusia laksana bintang
yang menyambar dilangit berlarian d iba wah sinar rembulan-
Jarak dari Liuw-Lim menuju ke Kioe-Li-Kwan hanya dua
puluh li, dalam sekejap mata mereka telah tiba ditempat itu
Dari tempat kejauhan sipendekar ganteng berbaju hijau
Gong Yu serta Lie Wan Hiang telah dapat menangkap suara
pembicaran orang serta bentrokan senjata yang
berkumandang datang secara lapat2, hati mereka jadi cemas
bercampur gelisah.
Dalam keadaan begitu tanpa menghiraukan akibatnya lagi,
sepasang muda mudi itu bersuit nyaring, badan mereka
berkelebat keangkasa bagaikan dua gulung asap hitam segera
melayang lewati batok kepala dua orang berkerudung itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mimpipun sikakek gemuk serta sikakek kurus tak pernah
menyangka kalau pembicaraan mereka sewaktu ada dirumah
makan Liuw-Lim bakal mengundang bencana besar bagi pihak
mereka.
Dalam sekejap mata kedua orang itu sudah melewati
belasan pos penjagaan dan tiba didalam kota.
Memandang kearah depan tampaklah diatas sebuah bukit
yang ada didalam kota tadi telah penuh dengan bayangan
manusia yang ber jejal2, bayangan kipas cahaya pedang
menggulung dan menyambar dengan hebatnya.
Gong Yu sipendekar ganteng berbaju hijau amat
menguatirkan keselamatan suhengnya, ia tak mau buang
tempo lebih banyak lagi. sepasang lengan dipentangkan
dengan ilmu meringankan tubuh Menunggang Angin
Membonceng mega yang dikerahkan hingga mencapai pada
puncaknya ia melayang ke muka lalu bagaikan seekor burung
elang meluncur kearah kalangan pertempuran.
Dalampada itu dari tengah kalangan tiba2 berkumandang
suara jeritan kaget.
Dari tengah udara Gong Yu dapat disaksikan dengan jelas
betapa kaki suhengnya Hoo Thian Heng telah tertusuk oleh
pedang jiak-Kioe-Khek sipendekar bola daging dari Tang Hay
dengan jurusnya "Hoan Toan-Bong-In" atau Nyawa Putus
dipulau dewata, dimana suhengnya mundur sempoyongan dan
roboh keatas tanah.
Melihat lawannya roboh makhluk aneh berbentuk bulat
seperti bola itu kebaskan jenggot nya dan tertawa dingin
pedangnya digetarkan dan kembali menyerang dengan jurus
"Ci-To-Hu ang-Liong" atau Naga Kuning Membabi buta"
serangannya ganas dan langsung mengancam dada Hoo Thian
Heng.
-0000- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

GONG YU terperanjat menyaksikan suheng nya terancam
mara bahaya, dengan gusar dia membentak keras, tangan
kirinya didorong kemuka melancarkan sebuah serangan
dengan hawa sakti Tay-si-Hian-Thian sinkang.
sreet..... diiringi deruan angin pukulan yang maha dahsyat,
tubuh makhluk aneh bulat bola itu seketika tergulung dan
mencelat sampai sejauh empat lima tombak.
Bersamaan dengan itu tangan kanannya menghisap keluar,
tubuh Hoo Thian Heng yang- hampir mencium tanah itu
seketika terhisap oleh segulung tenaga yang maha dahsyat
dan tertahan ditengah angkasa, ambil kesempatan itu Gong
Yu putar tangannya menyambar pinggang sang suheng
kemudian dibawanya turun keatas permukaan
--ooo00ooo-

Jild 14
LIE WAN HIANG sendiri setelah melihat suhengnya Hoo
Thian Heng berhasil ditolong Gong Yu, pedang pendek Muni-
Kiamnya langsung disapu keluar.
sreeet... menyongsong datangnya tubuh Jiak-Kioe Kiam-
Khek yang mental balik pedangnya segera menebas kemuka
mengancam batok kepalanya.
Ketika itu puluhan orang berkerudung hitam yang hadir
dikalangan sedang ber-siap2 menyambut kemenangan yang
bakal jatuh di tangan mereka, sungguh tak nyana secara tiba2
muncul panglima langit dari angkasa, tampak bayangan
manusia berkelebat lewat, cahaya pedang serta hawa
serangan dengan cepat memenuhi angkasa.
Jiak Kiot Kiam Kfaek menarikan sekilas cahaya ke-
perak2an, menggunakan daya pental tubuhnya yang mencelat
balik secara mendadak ia lancarkan serangan mematikan
kearah musuhnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

siapa sangka sebelum serangannya mencapai pada
sasarannya mendadak muncul sekilas bianglala berwarna
merah, diikuti tangan kanannya jadi sangat ringan, kejadian
ini membuat hatinya kaget dan terkesiap.
Makhluk tua ini jadi amat terperanjat, sambil meraung
gusar buru2 badannya bergelinding sejauh dua tombak dari
tempat semula dan segera loncat bangun.
Menanti ia berpaling kearah kalangan, tampaklah sepasang
muda mudi dengan gagah nya telah berdiri keren disana.
sang pemuda mengenakan baju berwarna hijau, dadanya
lebar dan punggungnya berotot, wajahnya sangat ganteng
sekali, pada saat itu dia sedang membalut luka ditubuh Hoo
Thiaa Heng, sikapnya hambar dan jumawa sama sekali tidak
pandang sebelah matapun terhadap orang disekelilingnya.
Sedangkan sang nona cantik jelita bagaikan bidadari dari
kahyangan, ditangannya mencekal sebilah pedang pendek
sepanjang satu depa, cahaya merah memancar keluar dari
senjata tersebut.
Ketika diperiksanya kembali pedang lemas yang dimilikinya.
ia bertambah kaget sebab senjatanya tahu2 sudah terpapas
kutung separuh bagian.
Tiba tiba ... ia teringat akan sesuatu, dia teringat
bahwasanya pada beberapa ratus tahun berselang dalam
dunia persilatan pernah muncul sebilah mustika penakluk iblis
dari kalangan Budha. Pedang sakti Muni Kiam, ia lantas sadar
bahwa senjata yang ada ditangan gadis itu pasti pedang
mustika itu.
Lalu iapun teringat akan hantaman sang pemuda yang
membuat badannya mencelat jauh hatinya bergidik dan
tercengang.
Dia merasa heran darimana pemuda itu bisa memiliki
kepandaian sedahsyat itu ?? sian Thian Khiekang apakah yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dimiliki pemuda tersebut ???... Mungkinkah Tay sie Hiat Thian
sing kang??
Wajahnya yang gemuk dan penuh dengan daging itu
bekerut kencang, susah bagi orang untuk mengetahui
perasaan hatinya saat itu, entah sedang gusar atau
terkesiap??
seketika itu juga suasana diatas tebing ciat Liong sia jadi
sunyi senyap tak kedengaran sedikit suara, semua orang
dibikin tertegun dan kaget oleh ilmu sakti serta kecantikan
wajah Gong Yu serta Lie Wan Hiang.
Dikala para jago sedang berdiri tertegun itulah, angin tajam
menyambar lewat, sikakek kurus kering serta sikakek gemuk
pendek tadi laksana kilat telah melayang, turun ditengah
kalangan-
Begitu berjumpa dengan sepalang muda mudi yang saat ini
sedang berdiri ditengah kalangan, hati mereka kontan
terkesiap, pikirnya hampir, berbareng:
"Eeeeh... rupanya pembicaraan kami sewaktu ada diloteng
rumah makan Liuw lim tadi secara tidak sengaja telah
kedengaran mereka... aduuuh... celaka sekarang bukan sukses
malahan memancing hadirnya musuh tangguh..."
Kendati didalam hati mereka berpikir demikian namun
perasaan tersebut tak berani di utarakan keluar, sementara
keringat dingin mengucur keluar tiada hentinya membasahi
baju mereka.
Lie Wan Hiang pun dapat menangkap kehadiran dua orang
Lee Pok nomor lima dan dan enam ini, dia tersenyum, biji
matanya berputar memancarkan cahaya tajam.
"Siang Pek Siang Hiong dua jagoan gunung Pek-san
merupakan gembong2 iblis yang membunuh orang tak
berkedip^ dalam keadaan begini hati mereka bergidik juga
sampai bulu roma pada bangun berdiri. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Apa sebabnya kedua orang iblis itu secara tiba2 merasa
begitu jeri terhadap Lie Wan Hiang ? ?
Alasannya pertama karena kehadiran nona gagah ini adalah
keteledoran mereka berdua.
Dan kedua mereka takut nona itu buka suara hingga
rahasianya terbongkar dihadapan rekan-rekannya .
Seandainya sampai begini keadaannya dan rahasia mereka
terbongkar, maka tak ampun lagi mereka tentu akan disiksa
sampai mati oleh pembakaran api Yoe-Hoe dari
perkumpulannya .
Untung Lie Wan Hiang hanya tersenyum hambar dan tidak
mengucapkan apapun, untuk sementara waktu mereka dapat
berlega hati.
Dalam pada itu dengan gerakan yang tercepat si pendekar
ganteng berbaju hijau Gong Yu telan selesai membalut luka
suhengnya Hoo Thian Heng, kemudian dia lantas bangkit
berdiri
sebetulnya paras muka Hoo Thian Heng si sastrawan
berbaju biru ini boleh dikata ganteng dan tampan, namun kini
setelah berdiri dihadapan suteenya ia jadi tersingkir,
ketampanannya bagaikan cahaya kunang2 dibandingkan
dengan cahaya rembulan.
Tampak biji matanya berputar tajam, setelah menyapu
sekejap wajah semua orang yang hadir dikalangan, ujarnya
dengan suara lantang:
"Aku lihat cuwi sekalian merupakan jago2 pilihan dalam
kalangan Hek-to, ditinjau dari kehadiran kalian dalam jumlah
yang besar serta tak berani menemui orang dengan wajah
sebenarnya terutama sekali ber-cita2 menangkap suheng
kami, aku duga persoalan ini pasti bukanlah disebabkan
persoalan dendam atau sakit hati pribadi, bukankah begitu
?...". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Berbicara sampai disitu dia merandek sejenak, sepasang
matanya per-lahan2 beralih dari satu wajah kewajah lain.
kemudian sambung nya lebih jauh.
"Terlepas dari persoalan bagaimanakah tingkah laku serta
perbuatan cuwi sekalian dimasa yang lampau. Berbicara
mengenai perist iwa yang telah terjadi pada malam ini dimana
kalian mengerubuti suhengku dengan jumlah yang lebih
banyak hingga dia terluka, aku berharap kalian semua segera
pulang kemarkas dan katakan kepada pemimpin kalian, bahwa
didalam satu bulan kemudian perkumpulan yang
diselenggarakan harus dibubarkan, kalau tidak...... Hmm inilah
contohnya...".
Berbicara sampai disitu sepasang lengannya segera
menggape dan menarik kearah belakang, seketika itu juga
tubuh Jiak-Kioe Kian Khek sibola daging dari Tang-Hay yang
bulat dan padat berisi itu tanpa terasa telah bergelinding
kearah depan-
Gong Yu tekuk kaki kanannya kebelakang, setelah
mengincar tepat pada arahnya dan salurkan hawa sakti Tay-
sie-Hian Thian sinkang kearah kaki, tiba2 ia lantas
melancarkan sebuah tendangan kilat.
Bluuuk..: diiringi suara yang amat keras Jiak Kioe Kiam-
Khek dari laut Tang-hay menjerit ngeri, tubuhnya mencelat
ketengah udara dan bergelindingan hingga sejauh dua puluh
tombak lebih, dengan keras badannya terbanting dibawah
tebing Cian-Liong-Nia dan menggelinding terus sampai
kedasar tanah.
Tendangan maut ini bukan saja telah melumpuhkan tenaga
daya pental yang terpancar ke luar dari tubuhnya yang bulat,
bahkan membuat tulang serta tubuhnya jadi sakit sekali se-
akan2 tulang belulangnya telah patah semua, untuk
sementara waktu ia tak sanggup berkutik dan sukmanya se-
olah2 melayang dari raganya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sepanjang hidup belum pernah tiga Roh Bengis, tujuh
sukma ganas serta dua puluh empat orang sukma
gentayangan menyaksikan ilmu silat yang demikian sakti serta
anehnya, saking kaget dan takutnya mereka sampai menjerit
dan kabur ter-birit2 dari situ.
Menyaksikan musuh2nya pada kabur setelah melihat
betapa lihaynya tendangan Gong Yu, Lie Wan Hiang
kegirangan setengah mati, sambil acungkanjempoinya ia
berseru memuji.
Hoo Thian Heng sendiri setelah lukanya dibubuhi obat, rasa
sakit yang merasuk ketulangpun sudah banyak berkurang,
menjumpai sute nya Gong Yu serta sumoaynya Lie Wan Hiang
telah berhasil mengusir mara bahaya yang mengancam
jiwanya serta melihat pula tenaga dalam yang mereka miliki
jauh melebihi keberhasilan dirinya, dalam hati merasa malu
bercampur menyesal, katanya:
"Gong sute, Lie sumoay. dari mana kalian bisa tahu kalau
Hoo- heng sedang terkurung dikota Kloe-Li Kwan??"
"Sewaktu ada dirumah makan Liuw Lim secara tidak
sengaja kami telah mendengar kabar yang mengatakan
suheng terjebak disini, maka sepanjang perjalanan kami
menguntit sampai kesini "jawab Gong Yu dengan alis melentik.
"Hoo subeng " ujar Lie wan Hiang pula." Ada urusan apa
kau datang kekoka Kioe Li Kwan ini ???".
Hoo Thian Heng sisastrawan berbaju biru berseruling
kumala serta berkipas emas ini menghela napas panjang,
dihadapan sumoay-nya yang selalu riang gembira dan polos
ini dia merasa tidak tega untuk menceritakan perist iwa tragis
yang telah menimpa keluarga nya.
Tetapi diapun sadar bahwa rahasia ini tak bisa disimpan
lama2, maka dengan alis berkerut katanya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Aaaai .... kalau dibicarakan kisah ini panjang sekali
ceritanya, lebih baik kita kembali dulu kekota Liuw Lim Ceng,
disana akan kuceritakan perlahan lahan-"
"Suheng luka dikakimu belum sembuh, tidak leluasa
bagimu untuk melakukan perjalanan, lebih baik biarlah
siauwte yang membopong dirimu untuk melanjutkan
perjalanan ini ".
"Aaaah, cuma luka sekecil ini apa artinya." tampik Hoo
Thian Heng sambil gelengkan kepalanya dan tertawa.
"Lagipula sudah dibubuhi obat mustajab bikinan suhu, dalam
waktu singkat lukanya tentu akan menutup dan sembuh
kembali, ayoh berangkat".
Bersama dengan selesainya ucapan itu tampak cahaya biru
berkelebat lewat, tanpa menanti jawaban dari sute serta
sumoaynya lagi ia lari turun lebih dahulu dari tebing Ciat-Liong
Nia.
Melihat kakak seperguruannya telah berangkat terpaksa
sipendekar Ganteng berbaju hijau Gong Yu dengan
menggandeng tangan Lie Wan Hiang diajaknya menyusul dari
belakang, bayangan hijau segera berkelebat lewat turun dari
tebing itu.
Ditengah jalan beberapa kali Hoo Thian Heng berpaling
kebelakang, menjumpai sate serta sumoaynya sanggup
menyusul dibelakangnya tanpa ngotot dan mengeluarkan
banyak tenaga, dalam hati segera pikirnya:
"Sungguh lihay tenaga dalam yang dimiliki sute serta
sumoay, rupanya kesempurnaan tenaga Iweekangnya jauh
berada diatas diriku "
sebagai orang yang mempunyai sifat ingin menang, ia tak
mau unjukan kelemahannya di hadapan orang, maka segenap.
tenaganya segera disalurkan untuk bisa berlari jauh lebih
cepat lagi. bagaikan segulung asap tipis laksana kilat
badannya meluncur kemuka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Karena suhengnya secara tiba2 percepat larinya terpaksa
Gong Yu berduapun harus kerahkan tenaganya yang lebih
besar untuk menyusul dibelakangnya.
Jarak antara Kioe Li Koan dengan kota Liuw Lim terpaut
hampir dua puluh li, namun bagi t iga orang yang memiliki ilmu
meringankan tubuh amat sempurna ini, dalam sekejap mata
jarak yang demikian jauhnya telah tertempuh. setibanya
dalam penginapan Liuw Lim mereka loncat balik kekamarnya
lewat tembok pekarangan, kemudian setelah memasang
lampu dan meneguk air teh kata Lie-Wan Hiang denjian nada
bergurau:
"Hoo suheng, apakah kau diusir oleh suci serta Tonghong
cici? kalau tidak kenapa ngeluyur seorang diri ditempat
luaran?" Berbicara sampai disitu tak tahan lagi ia tertawa
sendiri
Hoo Thian Heng menghirup seteguk air panas, kemudian
kepada Gong Yu ujarnya dengan memberi nasehat.
"Maka dari itu suteku kau harus menggunakan sunengmu
sebagai contoh dan janganlah sekali2 main2 perempuan
ditempat luaran, daripada mencari penyakit buat diri sendiri"
Air muka Gong Yu kontan berubah hebat, rupanya ucapan
yang diutarakan tanpa mengandung maksud apa2 ini dengan
tepat telah mengena dilubuk hatinya.
Dalam pada itu Lie Wan Hiang sedang memungut cambuk
kuda yang terletak diatas meja mendengar perkataan tadi
pergelangan tangannya kontan digetarkan ketengah udara,
Tar diiringi suara ledakan cambuk yang nyaring serunya.
"Hmmm dia berani ?"
suara ledakan cambuk yang amat nyaring ini seketika
mengejutkan Gong Yu yang sedang memikirkan Hoan Pek
Giok, hatinya terkesiap dan tanpa sadar serunya berulang kali:
" Hamba tidak berani,.,. hamba tidak berani" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Menjumpai kekasihnya ketakutan setengah mati, Lie Wan
Hiang jadi senang dan tertawa cekikikan.
Terutama sekali Hoo Thian Heng si sastrawan berbaju biru,
ia tertawa terbahak2 sampai sakit perutnya .
Merah jengah selembar wajah Gong Yu, dia jadi kikuk dan
malu sekali, katanya.
"Suheng, lebih baik bicarakan persoalan pokok yang
penting, sebenarnya karena persoalan apa sampai kau tiba di
kota Kioe-Li Kwan ini.."
senyuman yang menghiasi sastrawan bersuling kumala
berkipas emas ini seketika lenyap tak berbekas, wajahnya jadi
suram dan kesal. Dengan alis berkerut pikirnya:
"Eeeh, tak mungkin aku bisa ceritakan semua perist iwa
yang telah terjadi secara demikian langsung dan blak2an,
lebih baik ku pertimbangkan lebih dahulu masak " Berpikir
demikian ia lantas pura2 unjukkan senyumannya dan berkata.
"Aku rasa lebih baik kalian yang menceritakan lebih dulu
kisah perjalanan kamu berdua sejak keluar dari lembah Leng
im Kok."
Lie Wan Hiang cibirkan bibirnya kearah Gong Yu dengan
maksud agar sianak muda itulah yang menceritakan
pengalaman mereka.
Tentu saja pemuda ganteng ini tak berani menolak. diapun
lantas menceritakan kisah perjalanan mereka selama ini
terkecuali kisah perjumpaan serta perkenalannya dengan
Hoan Pek Giok,
selama beberapa hari ini Hoo Thian Hongpun telah
memperoleh cara untuk mengatasi kesulitannya, maka begitu
Gong Yu menyelesaikan ceritanya dia lantas menghirup air teh
untuk membasahi kerongkongannya dan berkata: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Maksud tujuanku meninggalkan Pa In San Cung kali ini
sama sekali bukan disebabkan karena diusir oleh sucimu
ataupun Tong-hong Moay Moay, tapi yang terutama adalah
untuk mengejar dan mencari tahu jejak dari ayahmu si Cian
Liong Poocu Lie-cianpwee ..."
Begitu ucapan ini diutarakan keluar, baik Lie Wan Hiang
maupun Gong Yu sama2 terperanjat dan berseru tertahan-
Tidak menunggu pertanyaan dari kedua orang muda mudi
itu, Hoo Thian Heng berkata lebih jauh:
"Kemungkinan besar sebab lenyapnya Lie-cianpwee adalah
dikarenakan diculik oleh To Bin Yauw Hoe si siluman rase
berwajah buah To, Hoan soh soh "
Diapun lantas menceritakan secara bagaimana Bong-san
Yen shu bersama Lie Kie Hoe minum arak dirumah makan coei
siao Loo lalu berjumpa dengan Hoan soh soh dan bagaimana
kemudian orang tua she Lie itu lenyap tak berbekas...
"suheng, dari mana kau bisa merasa begitu yakin kalau
empek Lie telah ditangkap musuh dan bukan sebaliknya
sedang mengejar siluman rase itu ?" tanya Gong Yu.
"Coba bayangkan saja" jawab Hoo Thian Heng sambil
membelai luka diatas kakinya.
"Pedang pusaka milik Lie cianpwee telah tertinggal didalam
hutan bunga To diluar kota Kay Hong, itu jelas berarti kalau
dia telah kehilangan daya bertahan nya, kalau bukan
ditangkap lalu kenapa ?"
"Mungkinkah Empek Lie telah dibunuh ?" Dengan cepat
Hoo Thian Heng menggeleng.
"soal ini telah kupikirkan dengan teliti dan seksama, kami
rasa hal ini tak mungkin terjadi. sebab pertama, disekitar
tempat itu tak dijumpai jenazah Lie cianpwee yang terbunuh.
Kedua seandainya dia sedang mencari balas, tidak mungkin
Lie cianpwee menyembunyikan diri karena itulah aku rasa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

beliau pasti sudah terjebak di dalam perangkap musuh hingga
terluka dan tertangkap ".
Mau tak mau Gong Yu harus mengakui akan kemungkinan
hal tersebut, untuk beberapa saat lamanya dia bungkam
dalam seribu bahasa.
Mimpipun Lie Wan Hiang tak pernah menyangka kalau
secara tiba2 ayahnya bisa temui kejadian seperti ini, ia jadi
gelisah dan tidak tenteram, tiba2 timbrungnya:
"Hoo suheng, apakah kau telah mendapatkan titik terang
atau tanda2 yang menunjukkan di manakah ayahku berada
??".
"Aaai...l" sastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng menghela
napas panjang. "sudah hampir dua puluh tahun lamanya To-
Bin Yauw-Hoe tak pernah munculkan diri didalam dunia
persilatan, bukan saja licik bagaikan seekor rase diapun lihay.
jangan dikata banyak orang kangouw tidak kenali dirinya,
sekalipun mereka yang pernah kenal setelah lewat sekian
banyak tahun wajahnya tentu sudah banyak berubah, dan
siapa yang akan memperhatikan dirinya lagi ?? lagipula siapa
yang tahu letak sarang rasenya ??...".
"Kalau begitu, bukankah ayahku sukar untuk ditemukan
kembali..." bisik Lie Wan HHvang dengan suara lirih, titik air
mata mulai jatuh berlinang membasahi wajahnya.
"Persoalannya bukan begitu dan jalanpun belum buntu,
contohnya saja perjalananku kekota Kioe Li Kwan kali ini,
tanpa sengaja aku telah memperoleh kabar yang dapat
dipercaya dari jago kangouw aku mendapat tahu bahwasanya
dua hari berselang dikota Kioe Li Kwan telah muncul seorang
nyonya muda yang amat cantik ditemani oleh suaminya yang
ganteng, mereka berdiam selama beberapa hari disitu.
Menurut kata orang itu rupanya suami dari nyonya cantik tadi
sedang menderita sakit yang parah, tak pernah orang itu
meninggalkan kamarnya barang satu langkahpun" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Berbicara sampai disitu ia melirik sekejap sepasang muda-
mudi itu, lalu sambungnya lebih jauh:
"Maka dari itu tergesa2 aku tinggalkan im Bong menuju
kemari dan menginap dirumah penginapan song-pwan
satu2nya rumah penginapan yang ada dikota Kiok Li Kwan ini,
setelah tanya sana tanya kemari akhirnya aku berhasil
membuktikan bahwa apa yang kudengar bukan berita bohong,
karena itu diam2 aku lantas menyusup ketebing Ciat Liong Nia
untuk bikin penyelidikan. siapa sangka para gembong iblis itu
muncul secara t iba2 ditempat itu, dalam pertarungan tersebut
bukan saja aku terkurung bahkan hampir saja korbankan
selembar jiwaku. Aaai ... kalau bukan sute serta sumoay
muncul serta membantu diriku tepat pada saatnya, entah
bagaimana nasibku sekarang??".
Akhirnya dia menghela napas sedih, nadanya begitu
terbuka dan kosong. Gong Yu termenung sesaat, lalu katanya:
"Suheng, apakah kau telah melakukan penyelidikan yang
cermat dan seksama dirumah penginapan yang pernah didiami
suami istri setengah baya itu ?? misalnya saja tulisan atau
tanda2 pengenal yang ditinggaikan diatas dinding tembok."
"Aduuh.... aku telah melupakan persoalan itu tapi tak apa,
keledai sakti "Hek Jie" ku masih tertinggal di rumah
penginapan "Siong cwan" dikota Kioe-Li kwan, biarlah besok
pagi aku berangkat kesitu untuk melakukan pemeriksaan yang
lebih teliti".
Ketika pembicaraan telah-selesai, tanpa terasa fajar telah
menyingsing dlufuk sebelah Timur.
Selesai bersantap pagi tanpa sungkan lagi Hoo Thian Heng
berangkat kekota Kioe-Li Kwan dengan menunggang kuda
"Giok-Liong" terpaksa Gong Yu harus berangkat dengan
menunggang satu kuda bersama sumoaynya Lie Wan Hiang.
Jarak sejauh dua puluh li dalam waktu singkat telah
ditempuh oleh kuda2 jempolan cau Ya-Giok-Say-cu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setibanya didepan rumah penginapan, pemilik penginapan
"Siong- cwan" mengira tamu nya telah berangkat pagi2 dan
kini baru kembali, mimpipun dia tak pernah menyangka kalau
kemarin malam, diatas tebing ciat-Liong-Nia telah berlangsung
suatu pertarungan sengit yang hampir saja merenggut nyawa
jago muda itu.
Kepada pemilik penginapan itu Hoo Thian Heng segera
tanyakan dimana letak kamar yang pernah dihuni To-Bin
Yauw-Hoe, dan sangat kebetulan sekali kamar tersebut bukan
lain adalah kamar yang ditempati dirinya sendiri
Ketiga orang itu segera masuk kedalam kamar, dalam
suatu pemeriksaan yang seksama dan teliti itu akhirnya dari
suatu sudut tembok yang rahasia dan tertutup sekali letaknya,
Lie Wan Hiang berhasil temukan tulisan "Kie Hwie" disana
serta sebuah tanda panah yang menuding kearah selatan.
Penemuan terbaru yang berhasil mereka temukan ini
semakin membuktikan kalau Cian Liong Poocu Lie Kie Hwie
memang tertawan ditangan musuh, sedikit banyak kenyataan
ini untuk sementara waktu bisa melegakan hati beberapa
orang itu. Dengan alis berkerut kencang dalam hati Gong Yu
berpikir:
"Ditinjau dari kepandaian silat yang dimiliki empek Lie,
ternyata diapun sampai kena tertawan, bukankah hal ini
menunjukkan bila kepandaian silat dari To-Bin Yauw-Hoe
benar benar luar biasa dan jauh melebihi orang lain,
tapi...seandainya ia tertawan, kenapa empek Lie rela berjalan
sendiri ber-sama2nya, kalau begitu jalan darahnya tentu
sudah ditotok dan sukar berjalan sendiri. Ditinjau dari hal ini
bisa dibayangkan bahwa dia pasti menggunakan kereta kuda
sebagai pengganti kaki...
Berpikir begitu dia lantas panggil datang si empunya rumah
penginapan, dan tanyanya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Dengan cara bagaimana sepasang suami istri setengah
baya itu meninggaikan tempat ini?"
Pemilik rumah penginapan itu termenung sejenak kemudian
jawabnya:
" Nyonya muda itu memiliki paras muka yang amat cantik
dengan suara yang lengking dan nyaring, oleh sebab itu aku
masih ingat dengan jelas dirinya mereka berangkat dengan
menunggang kereta kuda, bahkan kereta kuda itupun dibeli
dari ong Loo Chiet dengan harga yang sangat tinggi "
"Nyonya cantik ?... kereta kuda ?..."
Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya, tanpa
sadar Gong Yu berseru tertahan dan menghantam meja
keras2.
"Aaaah, dia... pasti dia... kalau begitu pastilah orang itu... "
gumamnya.
"siapakah dia itu....?" hampir bersamaan waktunya Hoo
Thian Heng serta Lie Wan Hiang bertanya.
Gong Yu tidak memperdulikan pertanyaan kedua orang itu,
sebaliknya kepada pemilik rumah penginapan itu tanyanya
kembali:
"Apakah atap kereta itu ditutup dengan kain terpal
berwarna hitam, apakah kuda yang menghela kereta tersebut
yang satu berwarna kuning dan yang lain berwarna hitam,
apakah nyonya itu berusia antara tiga puluh tahunan, bentuk
bunga To dan memakai gaun berwarna merah darah?..."
"sedikitpun tidak salah" pemilik rumah penginapan itu
mengangguk tiada hentinya. "Apakah khek-koan mempunyai
hubungan tali persaudaraan dengan dirinya?..." sebelum dia
meneruskan kata2nya Gong Yu telah menukas dan ulapkan
tangannya. "Disini tak ada urusanmu lagi, silahkan berlalu" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setelah pemilik rumah penginapan itu berlalu, dengan nada
kesal dan menyesal kata Gong Yu.
" Ketika berada diluar kota Pak-Loe-shia, aku pernah
bertemu dengan kereta serta perempuan cantik itu, saat
tersebut aku sedang balik kekota siang- Hiang untuk mencari
jejak adik Wan. sebenarnya pada ketika itu dalam hatiku
muncul suatu perasaan ingin tahu, aku ingin membuka kerai
kereta tadi dan mengintip isinya, namun aku segera sadar
bahwa mengintip rahasia pribadi orang adalah kurang sopan
dan kurang ajar, maka kubataikan niatku itu. Aaai kenapa aku
jadi orang demikian jujurnya ??...".
"Yang paling kita takuti adalah putusnya kabar berita yang
menunjukkan dimana mereka berada " kata Hoo Thian Heng
dengan alis berkerut. "setelah kita mengetahui bahwasanya
To-Bin Yauw-Hoe dengan membawa Cian-Liong Poocu telah
memasuki Wilayah ouw-lam, urusan bisa kita bereskan lebih
gampang lagi. dengan adanya kita suheng-te bertiga
berangkat ber-sama2, sekalipun harus terjun ketela ganaga
atau sarang harimau Lie Locianpwee harus kita tolong hingga
lolos dari mara bahaya. Mengenai kejadian yang menimpa
dirimu ketika itu, kita tak bisa salahkan dirimu."
JILID 14 HALAMAN HILANG
pokok se-hari2 amat murah, jumlah uang se-besar sepuluh
tahil perak cukup untuk membiayai hidup sebuah keluarga
yang sederhana selama setengah tahun, bisa dibayangkan
betapa terima kasihnya sang pemilik rumah penginapan itu
atas hadiah yang diterimanya.
Demikianlah tiga orang dengan menunggang tiga ekor kuda
jempolan laksana kilat. berangkat melakukan perjalanan,
setelah melewati gunung Kie-Kong-san, mereka langsung
ambiljalan yang menghubungkan antara propinsi ouw-lam
dengan ouw-pak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ditengah jalan pendekar ganteng berbaju hijau Gong-Yu
merasa pikirannya kalut dan dipenuhi dengan pelbagai
masalah yang membingungkan hatinya, dalam hati ia berpikir:
"Mungkinkah antara To Bin Yauw-Hoe siluman rase
berwajah bunga To dengan empek Lie pernah terjalin
hubungan gelap yang luar biasa pada masa yang silam ??..
Aaah benar. bukankah nona Hoan Pek Giok mempunyai raut
wajah, potongan alis, mata serta hidung yang sama persis
dengan adik Wan ?? apakah dia adalah hasil hubungan dari
empek Lie dengan siluman rase itu ???...".
JILID 14 HALAMAN HILANG
pada sama matang2nya seorang perempuan, mula pertama
dia ingin menggunakan kenangan lama untuk mempengaruhi
pikiran Lie Kie Hwie, dalam anggapan sang kekasih tentu akan
teringat kembali akan kehangatan tubuhnya pada masa
lampau dan terjerat kembali dalam pelukannya.
siapa sangka apa yang terjadi jauh diluar dugaannya,
bukan saja Lie Kie Hwie tidak terpengaruh oleh buaian serta
rayuan mautnya, bahkan sama sekali t idak ada niat untuk me-
muaskan napsu setan-nya yang berkobar kobar bagaikan
jilatan api, hal ini membuat dia jadi mendongkol, gemas dan
jengkel, kepingin sekali dia hadiahkan sekuntum bunga To
pencabut sukma kepadanya.
setiap kali Cian Liong Poocu Lie Kie Hwie selalu sengaja
memancing kegusaran, dengan harapan bisa peroleh
kebebasan batin lewat perbuatannya ini.
oleh sikap serta tindak tanduknya yang menjengkelkan hati
ini, siluman rase berwajah bunga To jadi mendongkol dan
bencinya setengah mati, dalam hati dia telah mengambil
keputusan hendak mengurungnya seumur hidup dan
menyiksanya perlahan-lahan sampai mati. sedangkah Hoan
Pek Giok pada saat ini
JIIID 14 HALAMAN HILANG Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Baru saja orang itu menginjakkan kakinya di lembah, suara
bentakan nyaring bergema memecahkan kesunyian :
"siapa disitu? berani benar menyatroni lembah seribu
bunga To kami tanpa permisi, ayoh berhenti dan cepat balik
kalau kau t idak pingin modar turuti saja perintah ini "
siapa sangka bukan saja orang itu tidak berhenti setelah
mendengar bentakan tersebut malahan mendongak dan
tertawa ter-bahak2, begitu nyaring suara tertawanya hingga
membuat jantung siluman rase berwajah bunga To berdebar
keras.
Terutama sekali gerakan tubuhnya yang cepat dan ringan
bagaikan bayangan setan, dalam sekali loncatan badannya
sudah mencapai empat lima tombak jauhnya, semakin
menggetarlah hatinya.
Ilmu langkah sukma gentayangan seperti ini pernah
dikenalinya selama siluman rase ini masih berkelana didalam
dunia kangouw pada masa yang silam, bisa dibayangkan
betapa terperanjatnya dia setelah menjumpai kepandaian sakti
itu dimiliki orang as ing tersebut.
sungguh cepat gerakan tubuhnya sekejap kemudian orang
itu sudah berhenti beberapa tombak di hadapannya, dengan
sorot matanya tajam dan membetot sukma ditatapnya wajah
perempuan itu tajam2.
sepanjang hidup belum pernah siluman rase berwajah
bunga To Hoan son soh jeri atau takut kepada siapapun,
menjumpai orang itu sama sekali t idak memperdulikan dirinya
dan memandang dia dengan pandangan rendah, hawa
gusarnya kontan memuncak. sreeeet... dari punggungnya ia
cabut keluar sebatang ranting bunga To.
Menyongsong datangnya sang surya, tampak cahaya tajam
berkilauan, bayangan bunga To memenuhi angkasa dan jelas
pula menunjukkan bahwa benda itu merupakan sebuah
senjata aneh yang ampuh dan terbuat dari baja murni. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ujung batang tajam lagi runcing dan bisa digunakan
sebagai pedang, sisi kepingan bunga tajam lagi berwarna ke-
biru2a n, jelas senjata tersebut telah dipoles dengan racun keji
yang mematikan barang siapa yang terkena.
Air muka orang itu tetap tenang dan sama sekali tidak
berubah, sambil menatap ranting bunga To tersebut ia
tersenyum mengejek.
sepasang alis To-Bin Yauw-Hoe kontan berkerut, matanya
melotot besar, sambil membentak keras laksana kilat dia
lancarkan sebuah serangan dengan jurus " Toh- Lie- Ceng-
Coen" atau Juara Kelas merebut gadis manis.
Bagaikan bayangan setan saja sambil tertawa ter-bahak2
orang itu gerakan badannya menyingkir kesamping, tampak
bayangan hitam berkelebat lewat, tahu2 tubuhnya sudah
lenyap dari pandangan.
Menghadapi musuh yang tangguh dan kosen semacam ini
kendati dalam hati To-Bin Yauw Hoe merasa terperanjat
sekali, namun sebagai jago kangouw yang sudah banyak
pengalaman dalam menghadapi pelbagai macam lawan, dia
tetap tenang tanpa unjukkan rasa jeri atau kaget.
Menyaksikan bayangan tubuh lawan secara tiba2 lenyap tak
berbekas, dia lantas menduga kalau musuhnya tentu sudah
menyingkir kebelakang, maka secara tiba2 ia melangkah maju
sambil putar badan, tanpa memandang untuk kedua kalinya
batang ranting bunga To ditangannya menyapu keluar
mengikuti geseran kaki kanannya dengan jurus "Toh-Ciang-
Lie-Tay" atau Indah sentosa keturunan Lie, angin segera men-
deru2 bagaikan gulungan taupan.
JILID 14 HAL. 35 S/D 40 HILANG
Lie Kie Hwie si ketua dari benteng cian-Liong Poopun ikut
diboyong kedalam markas mereka, sejak itu dalam dunia
kangouw tidak pernah menjumpai lagi bayangan tubuh dari
jago pedang ini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dalam pada itu Hoo Thian Heng sisastrawan berbaju biru,
Gong Yu sipendekar tampan berbaju hijau serta Lie Wan
Hiang dengan menunggang kuda jempolan telah berangkat
kearah selatan dengan melalui jalan raya yang
menghubungkan propinsi ouw-pak dengan ouwlam,
kemudian mengikuti jejak yang didapatkan dari orang2
disekitar sana mereka berhasil membuntuti hingga tiba
dilembah seribu bunga To.
Namun sayang seribu kali sayang, mereka temukan
bangunan rumah ditengah be-ribu2 batang pohon To itu
berada dalam keadaan kosong, keadaan ini membuat Lie Wan
Hiang jadi sedih hingga mengucurkan air mata.
Gong Yu melakukan pemeriksaan yang seksama disekeliling
sana. mendadak dari suatu sudut rumah ia temukan sebuah
sarung pedang yang telah penuh dengan debu, dengan cepat
benda itu dipungutnya.
Hoo Thian Heng yang ikut menyaksikan benda tadi segera
berseru tertahan, ujarnya:
"Wan sumoay, ternyata sedikitpun tidak salah dugaan kita.
ayahmu benar2 pernah dikurung disini, coba kau lihat
bukankah sarung pedang yang berada ditangan Gong sute
adalah sarung pedang milik pribadinya ??...".
sejak kecil Lie Wan Hiang telah kenali sarung pedang itu,
bahkan sering kali pula digunakannya untuk bermain, sudah
tentu ia segera kenali benda tersebut sebagai benda miliki
ayahnya.
Tapi...kemanakah Lie Kie Hwie telah pergi??? apakah dia
masih hidup atau sudah mati ???
Kembali ketiga orang itu dibikin kebingungan oleh masalah
yang amat rumit ini.
Haruslah diketahui, lembah seribu bunga To yang terletak
di atas gunung soat-Hong-san me rupakan suatu tempat yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

letaknya amat rahasia, dan sekarang siluman rase itu telah
tinggalkan sarangnya untuk pindah ketempat lain, mungkinkah
hal ini disebabkan oleh karena dia mempunyai sarang lain
yang jauh lebih rahasia letaknya??
Dunia jagad demikian luas. setelah titik terang yang mereka
peroleh dengan susah payah mendadak terputus ditengah
jalan, ketiga orang ini jadi bingung setengah mati.
Dilakukannya pemeriksaan yang seksama di sekeliling
tempat itu, namun tak ada sesuatu tanpa apapun yang
berhasil ditemukan, akhirnya dikala sang surya telah condong
keufuk barat, dengan hati berat mereka naik kembali keatas
pelana kudanya masing2 dan menuruni gunung soat Hong-san
tersebut Malam ini, mereka menginap dikota Ciang-Yang.
Karena menguatirkan keselamatan ayahnya wajah Lie Wan
Hiang selalu tampak murung sedih dan tidak senang hati,
sedangkan Hoo Thian Heng serta Gong Yu yang menjadi
suhengnya tentu saja merasa kesal juga menjumpai adik
seperguruan mereka bersedih hati, malam ini suasana diliputi
kekesalan serta kegelisahan. suatu ketika, mendadak
terdengar Lie Wun Hiang bergumam seorang diri:
"sudah begini lama ayahku lenyap tak berbekas, entah
bagaimana sedih hati ibuku? Ai...... dimanakah ibuku sekarang
berada? apakah dia-pun sedang mencari jejak ayahku?"
selama ini Hoo Thian Hong paling takut kalau mendengar
gadis tersebut menanyakan soal ibunya, maka sepanjang jalan
dia selalu berusaha untuk menghindari pertanyaan ini. Dan
sekarang secara tiba2 ia ungkap per-soalan ini, dalam hati
segera pikirnya:
"Aduuuh celaka rupanya persoalan paling sulit yang
kutakuti selama ini bakal kujumpai juga " .
Untung Lie Wan Hiang cuma bergumam sendiri dan tidak
tanyakan persoalan itu langsung dengan Hoo Thian Hong,
maka sementara waktu pemuda itu boleh meraba lega hati. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mendadak.... Gong Yu yang selama ini berdiam diri telah
menimbrung dari samping:
"setelah enpek Lie lenyap tak berbekas entah
bagaimanakah pendapat Pek Bo mengenai perist iwa ini ??? ".
Rupanya dia sedang mencari kabar sampingan yang lebih
banyak sebagai bahan analisanya terhadap diri siluman rase
berwajah bunga To.
Mendengar pertanyaan itu, Kontan Hoo Thian Hong
melototi sutenya dengan hati mendongkol.
"Keadaan burung hong hijau cianpwee juga seperti halnya
kita" sahutnya cepat. "semua persoalan yang berhubungan
dengan Toh Bi Yauw Hoe sama sekali tak diketahui olehnya"
"Hoo suheng, mungkinkah ibu juga munculkan diri kedalam
dunia kangouw untuk mencari ayah ???" tanya Lie Wan Hiang
lirih, air mata nya jatuh berlinang membasahi pipi.
Terhadap pertanyaan ini Hoo Thian Hong sudah bikin
persiapan matang2, sejak semula maka begitu ditanya dengan
lancar dan sama sekali tidak menunjukkan tanda2 berbohong
jawabnya:
"Ibumu paling gelisah dan cemas diantara siapapun juga,
ketika kami lakukan pencarian, kearah selatan, seorang diri dia
telah berangkat keutara untuk bikin pemeriksaan "
Jawaban ini segera membuat Lie Wan Hiang serta Gong Yu
mempercayainya seratus persen, sebab mereka menyangka
toa suheng nya ini tentu bicara jujur dengan mereka.
Dalam pada itu Hoo Thian Hong sendiri diam2 merasa
jengah, merah padam selembar wajahnya, sepanjang
hidupnya dikolong langit baru kali ini dia bicara bohong, maka
tidak aneh kalau dia merasa malu pada dirinya sendiri
"Dikolong langit tak akan ada rahasia yang bisa tersimpan
rapat" hibur Gong Yu kemudian. "Asalkan kita mencari dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seksama dan teliti, mungkin saja dari mulut kawanan
Kangouw yang kita temui akan berhasil didapatkan kabar
mengenai mereka".
"Benar" seru Hoo Thian Heng membenarkan. "Rumah
makan adalah tempat yang paling sering disinggahi orang
Kangouw. sute sumoay, ayoh berangkat kita bersantap makan
dahulu "
Habis bicara tanpa menantikan jawaban kedua orang muda
mudi itu. lagi, ia berlalu lewat dari kamar, diikuti oleh Gong Yu
dan Lie Wan Hiang dari belakang. baru saja mereka tiba, di
pintu depan, dari hadapan mereka muncul seorang tua
berambut putih yang berdandan sebagai seorang nelayan,
kakek itu berjalan dengan langkah ter-gesa2 dan lewat
dihadapannya.
ooooooooo
DALAM sekilas pandang, Hoo Thian Heng segera kenali
kakek tua berdandan nelayan itu sebagai Goan-Kang-Gie-Hu
atau nelayan dari sungai Goan-kang Tong su Kiat adanya, ia
segera percepat langkahnya mengejar kedepan. teriaknya:
"Tong cianpwee, tunggu sebentar" ^
Mendengar suara teguran, si Nelayan dari sungai Goan-
kang ini segera berhenti dan menoleh kebelakang, tatkala
dijumpainya Hoo Thian Heng berdiri disitu dia jadi kegirangan
segera sahutnya:
"Loote, sungguh tak nyana kita bisa berjumpa disini ayoh
berangkat mari kita naiki gunung Bu-tong san, jangan sampai
terlambat".
Perkataannya ini diutarakan tanpa ada ujung ataupun
pangkalnya, bukan saja membuat Lie Wan Hiang serta Gong
Yu yang sedang menyusul tiba jadi kebingungan setengah
mati, sekalipun Hoo Thian Hong sendiripun jadi bingung dan
tak tahu apa yang harus dilakukan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tatkala dijumpainya tiga orang muda mudi itu memandang
kearahnya dengan wajah tertegun, Tong soe Kiat melengak.
namun dengan cepat dia sadar kembali apa yang sudah
terjadi.
"Begini saja " katanya kemudian. "Mari kita mencari suatu
tempat yang sepi untuk membicarakan persoalan ini"
Didepan mereka merupakan sebuah rumah makan Hoo
Thian Hong segera mengajak mereka bertiga menuju kesana,
dan mencari tempat yang agak sepi didekat jendela. sebentar
kemudian sayur dan arak telah dihidangkan.
Mungkin si Nelayan dari sungai Goan Kang ini sudah lama
tak pernah minum arak, begitu arak dihidangkan dia segera
menyambar poci itu dan diteguknya sampai puas, kemudian
dia baru berpaling memandang sekejap kearah Gong Yu serta
Lie Wan Hiang.
Terasalah sepasang muda-mudi itu bukan saja gagah dan
cantik jelita, hawa murninya jelas berada diatas tingkatan Hoo
Thian Hong sendiri, menyaksikan kejadian itu diam2 ia merasa
tercengang dan tidak habis mengerti.
Dengan sepasang alis berkerut kencang Hoo Thian Hong
segera perkenalkan kedua belah pihak, ujarnya:
"cianpwee ini adalah si Nenek nelayan dari sungai Goan
Kang yang bernama Tong soe-Kiat, ilmu jari penggetar nadi
serta tujuh puluh dua jurus ilmu jaring ikannya telah
menggetarkan seluruh dunia persilatan."
Pendekar tampan berbaju hijau Gong Yu serta Lie Wan
Hiang masing2 mengangguk tanpa memberi hormat.
Kemudian sastrawan berbaju biru itu menuding kearah Lie
Wan Hiang dan melanjutkan
"sedang nona itu adalah sumoayku Lie Wan Hiang, dia
bukan lain adalah mutiara kesayangan dari Lie Kie Hwie
cianpwee, poocu dari benteng Cian Liong Poo." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"ooouw...." seru Tong soe Kiat, dia lantas tuding Gong Yu
dan berkata:
" Kalau begitu dia pastilah sutemu yang bernama Gong Yu
dengan julukan sipendekar tampan berbaju hijau
haaa.,.naaa...bagus bagus sekali dengan adanya kalian
suheng-te bertiga, maka bencana yang bakal menimpa partai
Bu tong pun bisa teratasi "
"Bukankah partai Bu-tong adalah partai yang paling besar,
kuat dan paling berkuasa diantara sembilan partai lainnya,
siapa yang berani mencabut kumis harimau? apakah sukma
ganas serta roh2 bengis itu?"
"Dugaanmu tepat sekali, bahkan aku dengar katanya Yoe
Leng sin Keen bakal hadir sendiri dalam penyerbuan tersebut
selama dua hari belakangan ini. partai Butong sudah diobrak-
abrik sampai kacau dan tidak keruan, secara beruntun Boesu
kenamaan dari kota Lok-yang yang bernama Poei Coh,
silengan baja monyet sakti dari kota sian Yang Ang Ceng Kian-
sijari langit soen Pok Kauw dari Gie Pak serta sitabib sakti Yoe
siok Peng dari ci Kang menemui ajalnya dalam keadaan yang
mengenaskan."
Sepasang alis Hoo Thian Hong berkerut, sebelum dia
sempat bertanya terdengar orang tua itu sudah berkata lebih
jauh:
"Didalam sepuluh hari belakangan ini, partai Ciong-Lay
keok, partai Cing shia musnah, partai Go-bie bubar dan partai
Hong-san takluk. diatas gunung2 kenamaan itu semuanya
telah ditancapi panji berwarna abu2 bergambar tengkorak dari
perkumpulan Yoe-Lee Kauw, dan kini mereka sedang
kerahkan segenap tenaga yang dimilikinya untuk menyerbu
partai Bu-tong. Aaai...hampir boleh dikata seluruh dunia
persilatan telah ketimpa bencana seandainya partai Bu-tong
rontok pula ditangan mereka, jelas tujuan mereka yang
berikutnya adalah partai siauw-lim. Asal Butong pay dan
siauw-limpay sudah goncang dan rontok. maka dalam kolong Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

langit akan sulit untuk mendapatkan jago dunia yang bisa
menandingi mereka ".
Ucapan tersebut diutarakan dengan nada sedih dan
murung, tercermin betapa risaunya hati kakek tua ini.
Lie Wan Hiang yang mendengar perkataan tersebut, alisnya
segera berkerut, gerutunya:
"Hmm, kalau dari dulu2 tahu begini, sewaktu ada diatas
bukit ciat-Liong-Nia dikota Kioe-Li Kwan tak nanti kulepaskan
malaikat2 ganas tersebut".
"sudah...sudahlah, urusan telah lewat apa gunanya kau
menggerutu dan sesalkan, persoalan paling penting yang
harus kita kerjakan sekarang adalah bagaimana caranya
menolong partai Bu-tong lepas dari kepungan musuh ".
Hoo Thian Hong mengangguk tanda setuju, mendadak
dengan alis berkerut tanyanya: "T0ng cianpwee, darimana kau
peroleh kabar berita ini???".^
si Nelayan dari sungai Goan-Kang menghela napas
panjang.
"Kemarin, ketika aku sedang berist irahat di sebuah rumah
penginapan dalam kota Ceng- Wan, tiba2 sikepalan sakti
tanpa bayangan Tie Keng cuan melayang masuk lewat jendela
belakang, dia beritahu kepadaku katanya bencana besar telah
mengancam dunia persilatan dewasa ini, Yoe-Leng sin- Keen
telah menetapkan pada bulan lima hari Toan- Yang hendak
menyapu rata partai Bu-tong. dia bertanya kepadaku apakah
aku punya cara untuk menemukan ahli waris dari dua rasul
atau lima manusia aneh guna membantu pihak Bu-tong Pay
menghalau bencana tersebut, ketika ku hitung2, waktunya
ternyata hari Toan- Yang tinggal beberapa hari lagi sedang
akupun tak tahu harus pergi ke mana untuk mencari kalian,
terpaksa ku sanggupi permintaannya dengan catatan
bertindak mengikuti takdir. Waktu itu akupun bertanya
kepadanya darimana dia peroleh kabar tersebut, disisi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

telingaku, bisiknya: "sute ku sitelapak Kian-Kean yang
memberitahukan kepadaku", selesai berkata demikian ter-
gesa2 ia berlalu dari sana. sikapnya amat hati2 se-olah2 takut
kalau dia dikuntit orang dari belakang."
"setelah mendapat kabar itu maka aku lantas berangkat
dengan harapan bisa bertemu dengan loote didaerah sekitar
propinsi ouw-lam serta ouw-pak. Haah.. haah...haah ternyata
Thian telah mempertemukan kita di sini...".
saking girangnya si nelayan dari sungai Goan-kang tak
sanggup mempertahankan diri lagi, ia mendongak dan tertawa
bergelak.
"Tie loocianpwee memang seorang yang baik hati" ujar
Gong Yu dari samping, "sayang namanya telah rusak akibat
tingkah laku serta perbuatan sutenya sisetan gantung putih
Khong It Hoe. Kalau memang kabar ini diperoleh dari
mulutnya, aku rasa tak bakal salah lagi, mari kita segera
berangkat dan lakukan perjalanan siang malam, aku rasa
masih sempat bagi kita untuk tiba dipartai Bu-tong sebelum
tiba saatnya. Cuan... Tong loocianpwe apakah kau punya
kuda..."
"Hoee... heee... heee... dengan adanya sam-wi sauw-hiap
yang berangkat ke gunung Bu-tong untuk membantu mereka,
loohu percaya bencana yang mengancam partai Bu-tong pasti
berhasil dihalau, biarlah loohu menyusul dari belakang saja
sambil menantikan arah kemenangan dari kalian bertiga "
Baru saja dia menyelesaikan kata2nya, mendadak
terdengar desiran angin menyambar lewat, sesosok bayangan
putih laksana kilat telah menyambar kearah dada orang tua
itu.
Lie Wan Hiang membentak nyaring, sumpit ditangannya
bekerja cepat... Trak tahu-tahu bayangan putih tadi telah
dijapitnya dengan sumpit bambu itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ketika diperiksa dengan seksama ternyata bayangan putih
tadi bukan lain adalah secarik kertas.
Menanti mereka turun kebawah loteng untuk mencari
sipelempar kertas tadi. bayangan tersebut telah lenyap tak
berbekas dibalik tetamu lain yang sedang bersantap disitu.
Terpaksa mereka kembali kemejanya sendiri dan membuka
kertas tadi, diatas kertas tersebut terteralah empat bait tulisan
yang berbunyi demikian: "Diluar memperbaiki jalan, diam2
menyeberangi sungai.. Pura2 menyerang Bu tong, yang
sebenarnya menghancurkan sauw lim...."
Dibelakang tulisan tadi terlukis sebuah kepalan, jelas orang
yang memberikan peringatan itu bukan lain adalah si kepalan
sakti tanpa bayangan Tie Keng cuan adanya.
"Aaah. Pastilah pihak Yoe leng Kauw telah mengubah
rencananya ditengah jalan" seru Goan Kang cie Hu memberi
komentar. "Kalau tidak begitu tak nanti Loo Tie jauh2 datang
kemari untuk menghantar surat sayang kita tak sempat
menanyakan persoalan ini lebih jelas lagi "
"Aku pikir loocianpwee itu tentu mempunyai kesulitan
sendiri yang tak bisa disampaikan kepada kita ".
"Ditinjau dari nama Yoe Leng Kauw yang dipergunakan
perkumpulan itu..." Hoo Thian Heng setelah memandang
sekejap keadaan disekelilingnya. Kemungkinan sekali kitab
pusaka Yoe Leng pit Kip yang terdapat di tebing Pek Yan Gay
telah berhasil didapat kan oleh Yoe Leng sin Keen dan
dipelajarinya. Meskipun ilmu silat yang termuat dalam kitab
pusaka itu merupakan ilmu silat yang maha ampuh dari
kalangan sesat, namun selama waktu latihannya masih
pendek. dia tak usah kita takuti. Cuma saja dia berani
menantang sembilan partai besar untuk berduel, di-
belakangnya tentu punya backing yang kuat, aku harap sute
serta sumoay jangan punya perasaan pandang rendah musuh
dikala menghadapi mereka nanti " Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Gong Yu serta Lie Wan Hiang tidak berani membantah
peringatan dari toa suhengnya, mereka tunduk dan percaya
penuh atas setiap perkataan dari pemuda she Hoo ini.
Hoo Thian Heng sendiripun dapat merasakan hal itu dari
sikap serta wajah kedua orang adik seperguruannya, maka dia
berkata lebih jauh:
"Kalau kita tinjau dan bicarakan tindak tanduk serta
perbuatan2 pihak Yoe- Leng Kauw yang bikin bencana dalam
Bu-lim tiga bulan belakangan ini, serta tindakannya merubah
rencana ditengah jalan, aku pikir kauwcu mereka Yoe Leng
sin-Koen pastilah seorang manusia yang licik, lihay dan banyak
akalnya. Aku percaya dengan kepandaian silat yang dimiliki
sute serta sumoay masih sanggup menghadapi setiap
pertarungan macam apapun, namun aku tetap berharap agar
kalian berdua selalu peningkat kewaspadaan jika menghadapi
mereka, agar supaya kalian jangan terjerumus kedalam
perangkap mereka ". Berbicara sampai disitu dia merandek
sejenak. kemudian sambungnya kembali:
"Perjalanan dari kota Cian-Yang menuju kegunung siong-
san hampir mencapai tiga ribu li jauh nya, aku percaya
dengan kecepatan lari kuda Cau-Ya-Giok say-Cu kalian yang
bisa lari seribu li dalam sehari masih sanggup tiba ditempat
tujuan tepat pada saatnya. Demikian saja biarlah I-heng yang
berangkat ke Bu-tong san untuk membantu merekam,
sedangkan kalian boleh berangkat malam ini juga menuju
kegunung siong san untuk membantu pihak siauw lim, baik
partai Bu tong maupun partai siauw lim merupakan tulang
punggung dari dunia persilatan, perduli manapun diantara
kedua tempat ini yang ketimpa bencana, kita wajib menolong
serta membantu mereka."
sipendekar tampan berbaju hitam Gong Yu serta Lie Wan
Hiang mengerti betapa genting dan tegangnya persoalan yang
mereka hadapi, maka detik itu juga mereka berpamitan
kepada suheng nya Hoo Thian Hong serta Goao Kang Gie Hu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

untuk kembali kerumah penginapan guna berkemas kemas,
setelah itu dengan menunggang kuda jempolan mereka
berangkat ke Utara.
Untuk sementara baiklah kita tinggalkan dulu perjalanan
Gong Yu serta Lie Wan Hiang yang berangkat ke utara untuk
menolong pihak sauw lim pay, dalam pada itu Hoo Thian Hong
bersama Tong soe Kiat segera berangkat ke Bu tong san
dengan menunggang keledai Hok jienya yang bisa berlari
cepat.
sedikitpun tidak salah, sepanjang jalan sering kali mereka
bertemu dengan jago2 kango-uw bersama-sama berangkat
menuju kearah yang sama, bahkan mereka awasi kedua orang
ini dengan sorot mata penuh rasa permusuhan.
si Nelayan dari sungai Goan-kang takut Hoo Thian Hong
tidak kuat menahan kesabarannya sehingga menerbitkan
keonaran dan mengganggu perjalanan mereka, berulang kali
dia menasehati pemuda tersebut agar bersabar dan tidak
memperdulikan mereka.
Begitulah mereka berdua segera melewati daerah
pegunungan Bu-Leng san berbelok ke utara menyebrangi
sungai Tiang- kang, melewati Tong- Yang dan mengikuti
lereng pegunungan Bu-tong san menuju kekota sak-Hoa-Kia.
sak-Hoa-Kia merupakan satu2nya kota yang terletak
dibawah gunung Bu-tong san, kearah Timur mereka bisa tiba
dikota Kok-shia dan suasana dikota tersebut boleh dikata tak
begitu ramai.
Ditempat ini mereka sering kali berpapasan dengan para
toosu dari partai Bu-tong yang berlalu lalang kesana kemari.
Diam2 si nelayan dari sungai Goan-kang merasa bahwa
mereka dapat tiba ditempat tujuan tepat pada saatnya, sedikit
banyak iapun merasa lega hati, apalagi setelah menyaksikan
sikap para toosu yang tenang jelas diatas gunung belum
terjadi sesuatu peristiwa diluar dugaan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Menanti Hoo Thian Hong telah menitipkan keledai "Hok Jie"
nya disebuah rumah penginapan, segera ujarnya:
"Loote, bagaimana juga kita tiba disini lebih duluan dari
mereka, bagaimana kalau mencari rumah makan dahulu untuk
meneguk beberapa cawan arak sebelum naik keatas gunung?"
Belum sempat Hoo Thian Heng menjawab, mendadak dari
ujung jalan ditempat kejauhan muncul seorang tootiang tua
yang memakai jubah warna kuning dengan wajah bersih dan
jenggot sepanjang dada.
semua toosu berjubah biru, putih serta hitam yang
berjumpa dengan tootiang tadi segera bongkokkan badan
memberi hormat, hal ini menunjukan bila kedudukan dalam
partai Bu-tong sangat tinggi.
Gerakan badannya sepintas lalu tampak sangat lambat
namun dalam kenyataan cepatnya luar biasa, dalam sekejap
mata ia sudah tiba didepan mereka.
sementara si nelayan dari sungai Goan Kang Tong Soe Kiat
masih berdiri tertegun, toosu tua itu telah menjura dalam2
kearahnya sambil menegur:
"Tong sicu sudah banyak tahun kita tidak bertemu,
tampaknya kau makin lama semakin gagah sungguh
beruntung ini hari Hian Hok bisa berjumpa dengan diri
tayhiap. bagaimana kalau mampir diistana Ci Yang Kiong kami
untuk menginap beberapa hari?"
sekarang Tong Soe Kiat sinelayan dari sungai Goan-kang ini
baru teringat bahwasanya toosu tua yang berada dihadapan
kini bukan lain adalah Hian Hok Toojien sute dari Hia Ciang itu
ciangbunjien dari partai Bu-tong.
Bersama dengan Hian siauw Tootiang, Hia Biauw Tootiang,
Hian Go Tootiang, Hian Ke Tootiang serta Hian Gong Tootiang
mereka di sebut Bu-tong Chiet-kiam atau tujuh jago pedang
dari partai Bu-tong. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bukan saja ilmu pedangnya sangat lihay. imannya kuat dan
punya nama yang cemerlang sebagai kaum yang lemah toosu
inipun ramah dan berbudi luhur. Maka setelah teringat
siapakah toosu itu Tong Soe Kiat segera tertawa ter-bahak2:
"Dari ribuan li jauhnya aku situa bangka she Tong dengan
mengajak Hoo Loo-tee datang kegunung Bu-tong bukan lain
adalah karena ingin bertemu dengan ciangbunjien kalian-
sungguh tak dinyana kita sudah berjumpa muka disini .haaah-
haaah.....haaah bagus. bagus, sangat kebetulan sekali ".
Hian Hok Too tiang tidak tahu apa sebabnya jago tua dari
sungai Goan-kang inijauh2 meluruk partainya, dalam hati
segera pikirnya:
"Persoalan besar apakah yang sedang dia hadapi sehingga
jauh2 dari ribuan li datang kemari ?? jangan2 disebabkan anak
murid partai kami yang telah berlaku kurang ajar
terhadapnya".
Berpikir demikian tanpa terasa sepasang alisnya segera
berkerut kencang.
Rupanya Tong Soe Kiat bisa menebak apa yang sedang
dipikirkan toosu tua itu, kembali ia tertawa terbahak2.
"Hian Hok Too-tiang, kau tak usah menebak hal yang
bukan2, nanti akan kujelaskan maksud tujuan kedatangan
kami kesini ". Berbicara sampai disitu dia lantas
memperkenalkan:
"Dia adalah ahli waris dari Lam- hay, orang kangouw
menyebutnya sebagai sisastrawan berbaju biru berseruling
kumala berkipas emas Hoo Thian Hong, Hoo sauwhiap".
Mendengar disebutnya nama itu diam2 Hiat Hok Tootiang
merasa terperanjat, namun buru2 ia memberi hormat sembari
berkata:
"sudah lamapinto mengenali nama besar sauwhiap. hanya
sayang belum pernah saling berkenalan ". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Belum sempat ia meneruskan kata2nya, sambil mengelus
jenggot dan tertawa sinelayan dari sungai Goan-kang telah
menyela:
"Kita semua adalah orang2 Bu-lim, apa gunanya segala
macam tata cara yang tengik dan busuk itu "
Maka mereka bertiga pun masuk kedalam sebuah rumah
makan, Hian Hok Tootiang memesan masakan berpantang
dan menemani disamping.
-00000000-

Jilid 15
SAMBIL minum arak dan bersantap mulailah Tong Soe Kiat
sinelayan dari sungai Goan-kang ini membeberkan rencana
perkumpulan Yoe Leng Kauw yang hendak menyerang partai
Bu-tong serta partai siauw-limpada saat yang bersamaan,
disamping itu diapun menambahkan: "Karena takut partai
kalian tidak bikin persiapan sama sekali sehingga jatuh
ketangan musuh, maka sengaja aku dagang kemari dengan
membawa Hoo sauhiap untuk membantu kalian".
Mengenai keonaran serta kebrutalan yang dilakukan pihak
Yoe Leng Kauw pada bulan belakangan ini, pihak partai Bu-
tong telah mengetahuinya dengan jelas, bahkan tujuh jago
pedang dari Bu-tong pernah mengusulkan kepada
ciangbunjiennya Hian cing tootiang untuk bekerja sama
dengan para jago dari partai lain guna menanggulangi
bencana besar ini.
Namun disebabkan masalahnya terlalu besar dan
mempengaruhi perbagai partai lainnya, hasil perundingan
tersebut belum berhasil dilaksakan.
siapa sangka sekarang mendapat kabar yang mengatakan
kawanan gembong iblis itu telah berkumpul disekitar gunung
Bu-tong untuk menghancurkan partai tersebut, kendati Hian Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hok Tootiang adalah toosu yang beriman tebal tak urung
hatinya dibikin terkejut bercampur gusar juga.
"Demikianpun boleh juga.." teriaknya.
saking mendongkol dan khekinya sampai ia tak sanggup
bersantap lebih jauh.
selesai berdahar, mereka bertigapun segera kerahkan ilmu
meringankan tubuh untuk merangkak kegunung Bu-tong.
Rupanya toosu tua itu ada maksud menguji sampai
dimanakah kemampuan yang dimiliki Hoo Thian Hong
sisastrawan berbaju biru yang namanya telah menggetarkan
sungai telaga, sepanjang perjalanan ia kerahkan ilmu ginkang
pot Poh Kan sannya hingga mencapai pada puncaknya,
terlihatlah sang badan bagaikan kilat meluncur keatas dengan
dahsyatnya.
Tetapi setelah ia menoleh kebelakang dan menyaksikan
keadaan pemuda tersebut, hatinya jadi sangat kagum.
Karena selama ini Hoo Thian Hong selalu membuntut
dibelakang nya dengan sikap yang tenang, bukan saja dia
tampak lelah atau payah bahkan wajahnya biasa saja se-
akan2 sedang berjalan lambat.
Dia tahu orang lain memiliki kepandaian silat yang lihay dan
tidak ingin dipamerkan, kalau tidak mungkin dia sebagai sang
tuan rumah sudah kehilangan pamor sejak tadi.
Dalam pada itu Tong Soe Kiat yang ketinggalan dibelakang
segera berteriak keras:
"Hey...kenapa kalian lari begitu cepat??? mau apa sih ter-
buru2 naik kegunung ?? rupanya kalian ada maksud hendak
melelahkan aku situa bangka she -Tong agar cepat modar???".
Dalam kenyataan gerakan tubuh Goan-kang Gie-Hoe tidak
bisa dikatakan lambat, tubuhnya selalu menguntil dibelakang
Hoo Thian Heng dengan selisih yang tetap. hanya saja dia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

memang sengaja ber-teriak2 agar pertandingan secara diam2
itu bisa diurungkan.
setelah lewati kolam pelepasan pedang mereka langsung
menuju keruang tamu dalam istana ci-yang Kiong, setelah
Hian Hok Tootiang memerintahkan seorang toojien berjubah
biru untuk melayani tamunya, dia sendiri langsung menuju
kedalam untuk menghadap ciangbun-jiennya dan melaporkan
apa yang didengarnya barusan.
Bisa dibayangkan betapa kagetnya Hian cing cinjien setelah
mendengar laporan itu, dengan cepat dia undang tujuh jago
pedang-nya untuk berkumpul dan secara diam2
memerintahkan mereka untuk perketat penjagaan di sekitar
gunung.
Malam itu bintang bertaburan diangkasa, rembulan
munculjauh di-awang2 memancarkan cahayanya yang redup,
lampu disekeliling kuil diatas gunung Bu-tong telah padam dan
suasana diliputi keheningan serta kesunyian.
Kentongan kedua dengan cepatnya berlalu dan kentongan
ketiga hampir lewat, namun sama sekali tak terlihat adanya
tanda2 mencurigakan yang membuktikan bahwa ada musuh
hendak menyerbu partai mereka, semua orang mulai sangsi
dan ragu2 dengan kabar yang di bawa Goan-kang Gie
Hu,jangan2 berita orang tua itu keliru pikir mereka hampir
serentak.
Mendadak.... tiga jalur anak panah berapi muncul ditengah
udara diikuti suara ledakan keras bergema memecahkan
kesunyian ditengah malam buta itu.
Genta banyak yang ada disegala penjurupun serentak
berbunyi nyaring Taang .... Taang .... ditengah dengungan
suara tersebut jeritan ngeri yang menyayatkan hati muncul
dari mana2.
Bayangan hitam berkelebat keluar dari empat penjuru,
gunung Bu tong san seketika dipenuhi dengan manusia2 tak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dikenal, sebagai kuda liar yang dicambuk mereka menerjang
terus naik kepuncak.
Namun rintang2an ampuhpun muncul dari balik tempat
penyembunyian, menyaksikan pihak lawan sudah bersiap
sedia tiga puluh enam orang manusia berkerudung hitam yang
mendapat tugas untuk membasmi partai Bu tong ini jadi
terperanjat, pikir mereka:
"Sungguh tidak malu partai Bu tong disebut sebagai suatu
partai yang sangat besar, ternyata kewaspadaan serta
penjagaan mereka begitu ketat dan kuat, kita tak boleh
pandang terlalu enteng diri mereka".
Dalam penyerbuan keatas gunung Bu tong san kali ini,
ketiga manusia Roh Bengis, tujuh sukma ganas serta dua
puluh empat sukma gentayangan dipimpin oleh dua orang
perempuan kerudung hitam.
Baru saja mereka tiba ditepi telaga pelepasan pedang,
mendadak.... Sreeet Sreeet secara beruntun muncul t iga puluh
enam orang too-tiang berjubah biru, sambil menghunus
pedang mereka halangi jalan pergi tamu2 tak diundang itu.
Haruslah diketahui didalam partai Bu-tong, anak murid
yang menggunakan hurup "Biauw" sebagai permulaan
namanya merupakan anak murid angkatan kedua, bukan saja
ilmu silatnya lihay terutama sekali ilmu pedangnya luar biasa
sekali, dalam dunia persilatan boleh dibilang sebagai jagoan
kelas wahid.
Terutama sekali ketiga puluh enam orang ini, mereka
merupakan inti daripada anak murid angkatan kedua dan
mahir menggunakan ilmu barisan pedang sah-Cap-Lak-Thian
Kang-Tin.
Barisan pedang Thian-Kang Kiam-Tin dari partai Bu-tong
bisa disejajarkan dengan kelihayan barisan Loo-Han-Tin dari
partai siauwlim, barisan tersebut jarang sekali digunakan
bilamana tidak berjumpa dengan musuh yang sangat tangguh. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Begitu menyaksikan kemunculan tootiang-tootiang
berjubah biru itu, para Roh Bengis sukma Ganas tahu akan
kelihayan orang, sebelum mendapat perintah dari perempuan
berkerudung hitam itu semua orang sama2 menghentikan
langkahnya.
Dalam pada itu tujuh orang toojien berjubah kuning
munculkan diri dari pelbagai arah yang berbeda disisi telaga
pelepas pedang, dalam sekejap mata mereka telah berdiri
didepan ketiga puluh enam orang toojien berjubah biru itu.
Pemimpin dari rombongan toojien itu sambil mencekal
pedang segera menegur kearah Piauw Biauw Hujien yang
memimpin rombongan tersebut:
"Partai kami tak pernah berbuat salah terhadap diri Hujien,
mengapa ditengah malam buta kalian naik kegunung kami dan
membinasakan anak murid kami yang tak berdosa???
disamping itu, maapkan kalau pinto Hiansiuw berpengalaman
cetek. tolong tanya Hujien berasal dari perguruan atau partai
mana???". Perempuan berkerudung hitam itu tertawa nyaring,
"Aku rasa tootiang tentulah pimpinan dari tujuh jago
pedang, aku yang rendah bukan lain adalah Piauw Biauw
Hujien Mo Yoe Yauw dari perkumpulan Yoe Leng Kauw,
adapun maksud dari kedatangan kami adalah untuk
menyampaikan f irman dari suamiku Yoe Leng-sin Keen untuk
mengundang partai kalian masukjadi anggota perkumpulan
kami, sayang kedatangan kami dihalangi oleh anak murid
partai kalian yang tidak tahu diri, maka apabila anak buah
kami sudah turun tangan terlalu berat disini aku Mo Yoe Yauw
minta maaf terlebih dulu."
selesai berkata dia lantas menjura dalam2.
Diantara tujuh orang jagoan pedang dari Bu tong Pay tabiat
Hian Thong Tootiang paling berangasan, mendengar ucapan
tersebut dia lalu mendongak dan tertawa ter-bahak2. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Haaa....haaa....partai kami adalah perguruan agama Too
yang maha suci dan maha Agung, sejarahnya sudah hampir
mencapai beberapa ratus- ribu tahun lamanya. Hm
perkumpulan Yoe Leng Kauw itu perkumpulan apa? berani
benar pentang bacot besar menginginkan yang bukan2.
Kedatangan kalian ditengah malam buta apalagi
membinasakan anak murid kami sudah merupakan dosa yang
besar, apalagi sikap kalian yang diperlihatkan sekarang lebih2
tak boleh diampuni. Hoy perempuan siluman, pinto akan
tangkap dirimu untuk diserahkan kepada ciangbunjien guna
dijatuhi hukuman".
Habis berkata tampak bayangan kuning berkelebat lewat,
tahu2 ia sudah berdiri dihadapan perempuan siluman itu
"Piauw Biauw Hujien" Mo Yoe Yauw tertawa ter-kekeh2.
"Hoy toosu tua hidung kerbau, kau berani bicara gede
apakah tidak takut ditertawakan orang sampai giginya pada
rontok apa yang nyonya mu katakan tadi tidak lebih cuma
ucapan sopan santun saja, Hmm jangan dianggapnya Bu-tong
chiet Kiam benar2 hebat dan tiada tandingannya dikolong
langit sekarang, kalau memangnya kau ada maksud minta
pelajaran, biarlah aku perintahkan "Lee-Pok" nomor tujuh
untuk menemani dirimu bermain beberapa jurus."
Bersamaan dengan selesainya perkataan tadi dari antara
rombongan orang2 berkerudung hitam itu muncul seorang
manusia berkerudung yang mempunyai perawakan tinggi
besar, dibalik kerudungnya tampak sepasang matanya bulat
besar bagaikan kelereng, dengan langkah lebar dia langsung
menghampiri Hian Thong Tootiang.
Perawakan Hian Thong Tootiang pun tinggi kekar, melihat
musuhnya sudah hampir kedepan, dia segera loloskan
pedangnya dari sarung. " Cabut keluar senjatamu " teriaknya:
"Toosu tua hidung kerbau " jengek Lee-Pok nomor tujuh
sambil tertawa dingin, sinar mata buas memancar keluar dari Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

matanya. "Di tepi alam baka sudah ada dua orang menantikan
kedatanganmu, kalau memang kau ingin ter-buru2 berangkat
kesitu, baiklah aku sihweeshio akan menghantarkan dirimu
untuk melakukan perjalanan jauh "
Dari punggungnya orang itu segera ambil keluar sebuah
Hok Hie baja yang beratnya hampir mencapai seratus kati
serta sebuah penangkalnya yang panjang.
Begitu senjata aneh itu dikeluarkan, tujuh jago pedang dari
Bu-tong Pay sama2 terperanjat, terdengar Hian Hok Toojien
yang berdiri disamping berseru memberi peringatan:
"sute. hati2 gembong iblis itu adalah Ang Hoat Tauwto dari
Ceng Hay ".
Hian Thong Tootiang mendengus dingin, pedangnya segera
digetarkan dan melancarkan satu serangan kilat ketubuh
lawan.
Lee-Pok nomor tujuh tertawa seram, pemukul Bok Hie nya
dengan memancarkan sekilas cahaya hitam segera menyapu
keluar mengunci datangnya serangan tersebut, kemudian
dengan jurus "Tiang Poan Ku Hud" atau sampai tua
bersemayam dikuil dia hantam dada Hian Thong Toojien
dengan Boks hie raksasanya, angin tajam laksana guntur
membelah bumi seketika memenuhi angkasa.
Hian Thong Toojien tekuk pinggang nya kebelakang sambil
bergeser kesamping, dengan suatu gerakan yang manis
namun nyaris, ia berhasil lolos dari maut, ilmu pedang Tay
Cing Kiam Hoat perguruannyapun segera dimainkan dengan
hebat.
sementara itu Hian siuw Tootiang yang menyaksikan
jalannya pertarungan dari sisi kalangan ia merasa amat
terperanjat, ia sadar dengan kemampuan Ang Hoat Tauwto
dari Ceng Hay yang demikian dahsyatnya. Hian Thong Toojien
masih bukan tandingannya, dan dia pun sadar bahwa situasi
yang berada didepan mata malam ini sangat gawat, sebagai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

orang yang teliti ia segera kirim tanda bahaya kepada ketua
partainya.
Dalam pada itu Ciangbunjien dari partai Bu-tong, Hian cing
cinjien telah mendapat kabar bahwa musuh tangguh telah
menyerang gunung mereka, namun dia percaya dengan
dihalangi oleh tiga puluh enam orang anak murid angkatan
keduanya serta ketujuh orang sutenya pihak musuh untuk
sementara bisa di halaukan.
sekalipun dibelakang gunung bersemayam pula dua orang
susioknya yang lihay. sebelum keadaan memaksa ia tak ingin
mengganggu ketenteraman mereka.
Dan kini secara tiba2 ia peroleh tanda bahaya yang dikirim
sutenya, ketua partai Bu tong ini tak berani bertindak gegabah
lagi, tanpa banyak bicara dia segera meloncat keluar
daripendopo dan langsung menuju kepuncak Thian coe Hong
dibelakang gunung.
Melihat Hian cing cinjien telah berlalu, dengan alis berkerut
sinelayan dari sungai Goan-kang Tong soe Kiat segera
berkata:
"Hoo lote, bagaimana kalau kita berangkat ketelaga pelepas
pedang untuk me-lihat2 berapa banyak gembong iblis yang
menyerang Bu-tong Pay malam ini ?"
sudah teatu Hoo Thian Hong sisastrawan berbaju biru tidak
menolak. merekapun segera kerahkan ilmu meringankan
tubuhnya berangkat kebawah gunung.
sepanjang perjalanan mereka jumpai para toosu partai Bu-
tong berkeliaran dimana mana menjaga keamanan, karena
mereka sudah tahu bahwa kedua orang ini adalah tamu agung
partai mereka, maka perjalanan mereka tak dihalangi oleh
siapapun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Waktu itu Hian Thong Toojien telah menderita kekalahan
ditangan Ang Hoat Tauwto dari Ceng-hay, untung dia tidak
sampai terluka.
Hian siauw Tootiang sadar bahwa musuh yang menyerang
gunung mereka malam ini sangat tangguh, dia segera
memerintahkan ketiga puluh enam utusan orang toojien
berjubah biru itu untuk mengatur barisan Thian- Kang Kiam-
Tin, sedangkan tujuh jago lainnya dengan mengikuti
kedudukan tujuh bintang masing2 berdiri ditengah barisan
tersebut.
Barisan ini merupakan barisan chiet-Seng-Thian Kang Lian-
Hoa-Tin ciptaan dari Ceng Yang Cinjlen beberapa tahun
berselang, barisan ini belum pernah dipergunakan untuk
menghadapi musuh maka orang kangouw tak ada yang tahu
akan kelihayan dari barisan tersebut.
setelah barisan diatur, Hian siuw Tootiang segera menjura
kearah Piauw Biauw Hujien dan berkata:
"Dari partai kami terdapat sebuah barisan pedang yang
amat kecil, apabila hujien bisa membobol pertahanan barisan
ini, pinto sekalian tentu tak akan menghalangi perjalanan
kalian lebih jauh."
Piauw Biauw Hujien tidak langsung menjawab, kepada
nenek bongkok berkerudung hitam yang berdiri disisinya ia
bertanya:
"Loo Hoat-hoet, bagaimana pendapatmu mengenai barisan
pedang ini.... apakah ada cara pemecahannya?? "
Perempuan bongkok itu tertawa nyaring.
"Para hidung kerbau dari Bu-tong pay memang paling
pandai menggunakan permainan setan ini untuk mengacau
pikiran orang, hmm tidak akan lebih hebat dari apa yang kau
bayangkan, paling banter barisan itu adalah barisan Thian
Kang Kiam Tin yang mereka dengung2kan akan kelihayannya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Haah... haah... haaah... jangan kuatir...biar kubobol barisan
cakar ayam ini ".
selesai berkata sambil putar tongkatnya dia segera
menerjang masuk kedalam barisan. Dengan terjunnya
perempuan bongkok itu, Piauw Biauw Hujien dengan
memimpin tiga orang roh bengis, tujuh orang sukma ganas
serta dua puluh empat orang sukma gentayangan segera
menyusul dari belakang.
Mendadak Hiong Hoen nomor dua maju ke muka lalu
membisikkan sesuatu kesisi telinga Piauw Biauw Hujien
Mendengar bisikan tadi, Hujien itu tersenyum dan
mengangguk. diikuti ketiga orang Hiong Hun itu segera ambil
keluar puluhan butir pil berwarna merah dari sakunya dan
dibagikan kepada semua orang.
Gerak-gerik serta tingkah laku mereka yang aneh dan
misterius itu membuat para toosu jadi tercengang dan tidak
habis mengerti.
Hoo Thian Hong yang sementara itu telah bersembunyi
dibelakang sebuah pohon Pak ditepi telaga pelepas pedang
dapat memperhatikan t ingkah laku mereka, dalam hati segera
pikirnya.
"Jangan2 bajingan itu hendak menggunakan senjata
peledak yang maha dahsyat untuk menghadapi para toosu
itu?"
Belum habis ia berpikir puluhan orang manusia
berkerudung hitam itu telah menerjang masuk kedalam
barisan, seketika bayangan golok cahaya pedang memenuhi
angkasa.
Terutama sekali siperempuan bongkok yang berkerudung
hitam itu, tongkatnya diputar sedemikian rupa sehingga
menimbulkan suara desiran yang amat nyaring. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

senjata dari tiga manusia Roh bengis lebih aneh lagi "
Hiong Hun" nomor satu bersenjatakan sepasang Iaba2
berwajah manusia, Hiong- HHun nomor dua bersenjatakan
seekor ular berantai besi sedangkan HHiong HHun nomor tiga
bersenjatakan seekor ular bersisik emas yang berkepala segi
tiga, lidahnya menjulur kesana kemari sambil perdengarkan
teriakan-teriakan aneh, bentuknya mengerikan sekali.
Melihat musuhnya telah bertindak. Hian siuw Tootiang
segera ayunkan pedangnya, barisan chiet seng Thian Kang
Lian Hoan Tin pun segera mulai bergerak.
Tampak selapis cahaya tajam yang menyilaukan mata
bagaikan gulungan ombak ditengah badai menggulung kearah
puluhan orang berkerudung hitam yang menerjang masuk
kedalam barisan itu.
Gelombang demi gelombang sambung bersambungan tiada
hentinya, betul2 hebat desakan tersebut.
Merasakan adanya hadangan yang kuat, Piauw Biauw
Hujien, perempuan bongkok serta sam Hiong. chiet LeeJie cap
si Yoe Leng sama2 keluarkan segenap kepandaian yang
dimilikinya untuk menerjang kedepan, namun usaha mereka
selalu gagal, tak seorangpun di antara mereka yang berhasil
menempuh tembok cahaya yang kuat dan dahsyat itu.
Keadaan mereka saat ini bagaikan lalat yang terkurung
didalam botol, meskipun diterjang kesana kemari percuma
saja.
Tujuh bayangan kuning serta tiga puluh enam orang toosu
berjubah biru berkelebet ke sana kemari bagaikan gangsingan,
setiap kali ada peluang pedang mereka segera mengirim
tusukan maut .
Tusukan2 itu semuanya mengancam pada arah yang tetap
dan telak. meskipun mereka sendiri sama sakali tidak
memandang barang sekejap matapun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hoo Thian Hong serta Tong soe Kiat sinelayan dari sungai
Goan Kang yang bersembunyi
dibelakang pohon, kian lama kian merasa kagum atas
kelihayan serta ampuhnya barisan pedang ini.
seperminum teh kemudian, ruang lingkup dari belasan
manusia berkerudung hitam itu kian lama kian bertambah
sempit dan kecil, gerak gerik mereka semakin terganggu dan
tidak leluasa, namun tak seorangpun diantara mereka yang
berhasil lolos dari barisan tersebut.
Perempuan bongkok itu mulai tidak sabar, ditengah
kalangan ia ber kaok2 kegusaran.
Pada saat itulah jeritan ngeri berkumandang dari empat
penjuru, sukma gentayangan nomor tiga, nomor empat dan
sebelas tertusuk pedang lawan dan roboh binasa.
Disamping itu terdapat pula banyak manusia yang
berkerudung yang terluka dan mengucurkan darah, situasi
yang mereka hadapi kian lama kian bertambah bahaya.
Melihat situasi yang mereka hadapi, Piauw Biauw Hujien
mengerutkan dahinya, mendadak ia membentak nyaring:
"Berhenti"
Bersamaan dengan suara bentakkan tersebut tampak tiga
sosok bayangan hitam meloncat ke tengah udara, bagaikan
roda kereta tubuh mereka berputar kencang diangkasa, ber-
puluh2 bubuk halus berwarna merah segera menyebar
keempat penjuru
Hoo Thian Hong yang menyaksikan perist iwa itu dari
tempat persembunyiannya jadi kaget, tidak sempat berteriak
lagi, segera ia kerahkan ilmu meringankan tubuhnya
Menunggang angin membonceng mega meloncat keluar dari
balik pohon dan mengirim, dua buah pukulan udara kosong.
Bubuk berwarna merah itu sebagian besar telah menyebar
keempat penjuru dan memenuhi kalangan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sekalipun reaksi dari Hoo Thian Hong cukup hebat dan
sebat, namun sayang kedatangannya masih terlambat satu
tindak. para toosu Bu-tong pay yang mencium bau harum
aneh itu seketika roboh menggeletak keatas tanah dan
menemui ajalnya.
Dengan adanya perist iwa ini barisan chiet seng Thian Kang
Lian Hoa Tin pun seketika hancur berantakan, para manusia
berkerudung hitam tadipun ambil kesempatan ini menerjang
keluar dari kalangan dan bagaikan harimau ganas mulai
menjagal dan membunuh para toosu yang tidak keracunan.
Diantara tujuh jago pedang kini tinggal tiga orang saja
yang masih hidup, sedangkan dari ketiga puluh enam orang
toojien berjubah biru, hampir separuh nya telah mati binasa.
Hoo Thian Hong jadi amat gusar, seruling kumalanya
segera dikeluarkan dan dicekal di tangan kiri sedangan tangan
kanannya ambil keluar kipas emas dan mulai melindungi para
toosu itu untuk mengundurkan diri
Tong soe Kiat sinelayan dari sungai Goan-kang pun tak ada
kesempatan untuk mengeluarkan senjata jaring ikannya,
dengan ilmu meringankan tubuh ia melayang kesana kemari
membinasakan lawan2nya dengan ilmu penghancur nadi.
Hian siauw Tootiang, Hian Hok Tootiang, Hiat Hiauw
Tootiang serta sebelas orang toojien berjubah biru yang nyaris
lolos dari bahaya kini jadi kalap. mata mereka berubah jadi
merah ber api2.
Meskipun punya niat untuk beradu jiwa namun disebabkan
pikiran mereka t idak tenang, tenaga yang terpancar keluarpun
mengalami kerugian yang besar.
Dalam sekejap mata kembali dua orang toojien berjubah
biru menggeletak mati terhantam lawannya.
Bala bantuan yang datang dari atas gunung berupa anak
murid angkatan kedua, ketiga dan keempat yang jumlahnya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mencapai dua puluh orang tak bisa menolong banyak, bahkan
keadaan mereka bagaikan anak kambing yang menghantarkan
diri ke mulut harimau.
seketika itu juga telaga pelepas pedang berubah jadi
medan penjagalan manusia, darah manusia menggenangi
seluruh permukaan, mayat para toosu Bu-tong Pay berserakan
di-mana2, pemandangan waktu itu benar2 mengerikan sekali.
Dalam pada itu seluruh pakaian dari Hoo Thian Hong pun
telah berubah jadi merah karena darah, seandainya pada
malam ini ia tidak hadir isitu mungkin partai Bu-tong telah
musnah saat itu juga.
Keadaan ini tentu saja dapat dimengerti oleh para manusia
berkerudung hitam itu, segera terdengar orang2 itu ber-
teriak2:
"Jangan lepaskan sastrawan berbaju biru itu, bunuh saja
manusia she-Hoo itu". Piauw Biauw Hujien pun berteriak:
"Barang siapa yang sanggup memenggal batok kepala
sastrawan berbaju biru itu, segera kunaikan pangkatnya jadi
wakil Kauwcu disamping hadiah uang sebesar seribu kati
emas".
Dalam sekejap mata Hoo Thian Hong jadi incaran para
gembong iblis itu, semua orang sama2 berebut untuk
memperoleh jasa dan pahala, maka pemuda itu jadi repoi dan
terdesak hebat.
Di-saat2 yang amat kritis itulah mendadak dari balik
gunung muncul tiga sosok bayangan manusia, mereka adalah
Ceng Yang cinjin serta Ci Yang cinjien dua orang paman guru
dari Hian cing Tootiang ketua dari partai Bu-tong.
Begitu terjun kedalam kalangan, kedua orang jago tua ini
segera unjukan kelihaiannya, angin pukulan men-deru2 dan
dalam sekejap mata beberapa orang musuhnya berhasil
dirobohkan- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Namun bagaimanapun juga tangguhnya mereka, pihak
lawan bukanlah manusia sembarangan yang bisa dirobohkan
dengan gampang kian lama desakan terhadap merekapun
semakin hebat sehingga akhirnya kedua orang jago tua itu
mulai keteter hebat.
Dalam keadaan seperti ini tak ada lain jalan lagi daripada
mengundurkan diri, mendadak terdengar Hian cing Tootiang
berseru:
"Semua anak murid partai Bu-tong segera mengundurkan
diri kedalam istana Ci Yang Kiong".
Dengan diserukannya perintah ini, para toosu Bu-tong Pay
yang sudah payah dan hampir musnah itu sama2
mengundurkan diri keatas gunung, sementara Hoo Thian
Hong sekalian dengan segenap kekuatan bertahan dan
menghalau pengejaran pihak musuh.
Menanti semua orang sudah mengundurkan diri, keempat
orang itu baru loncat mundur dan berkelebat masuk kedalam
pendopo, pintu besarpun dengan cepat ditutup rapat2.
Tebal pintu pendopo itu ada beberapa depa, semuanya
berlapiskan baja murni yang kuat, maka untuk beberapa saat
lamanya para gembong iblis itu tak sanggup menerjang masuk
kedalam.
Sementara para toosu beristirahat sambil membalut luka
yang mereka derita, cing Yang cinjlen, ci Yang cinjien serta
Hoo Thian Heng sama2 meronda diatas atap ci Yang Kiong
sambil ber-jaga2 terhadap serangan api dari pihak musuh.
Untuk sementara suasana jadi tenang kembali, "Piauw
Biauw Hujlen" Mo Yoe Yauw segera perintahkan anak buahnya
untuk mengepung istana ci Yang Kiong rapat-rapat sedangkan
tiga manusia "Hiong Hoen", Tujuh "Lee-pok" serta dua puluh
satu orang sukma gentayangan ber-teriak2 diluar istana
sambil mencaci maki dengan ucapan yang kotor. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Hey, Hian cing tootiang dariBu-tong Pay, dengarkan baik2
asal kau suka memimpin anak muridmu untuk bergabung
dengan perkumpulan Yoe Leng Kauw perkumpulan kami, dari
lawan segera akan berubah jadi kawan, dan kau akan kami
beri kedudukan sebagai wakil Kauweu ".
Ada pula yang berteriak:
"Hey, para tootiang dari Bu-tong Pay, dengar baik2
barangsiapa diantara kalian yang sanggup memenggal batok
kepala dari Sastrawan berbaju biru, perkumpulan kami segera
akan membubarkan diri dari gunung Bu-tong san ini ".
Teriak2an itu berkumandang saling susul menyusul
membuat hati jadi jeri dan tak enak didengar.
Beberapa kali sinenek bongkok dari Hu-sang sertaJ iak Kioe
Kiam Khek loncat keatas wuwungan rumah untuk menyerang
dari sana namun setiap kali pula mereka dipaksa untuk loncat
turun kembali oleh serangan maut dari ci Yang cinjin, ci Yang
Cinjin serta Hoo Thian Heng.
Maka untuk sementara pengepungan diperketat dan
mereka menghentikan segala kegiatannya.
Fajar mulai menyingsing dari ufuk sebelah Timur, melihat
usaha penyerangan mereka belum juga mendatangkan hasil,
akhirnya "Hiong Hun" nomor dua mendekati Piauw Biauw
Hujien dan mengajukan siasatnya.
" Hujien- asal kita kumpulkan batang2 pohon serta kayu
yang ada disekeliling istana Ci Yang Kiong kemudian
ditumpukkan diluar istana dan menyerang mereka dengan api,
maka tidak sampai satu hari satu malam istana Ci Yang Kiong
beserta toosu-toosu hidung kerbau itu pasti akan musnah
termakan api "
Mendengar siasat tersebut Piauw Biauw HHjienjadi sangat
girang, segera pujinya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kau benar2 tidak malu jadi penasehat perkumpulan kita,
sekembalinya dari sini pasti akan kulaporkan keluar biasaanmu
ini kepada sin Keen agar pangkatmu dinaikkan".
Buru2 "Hiong Hun" nomor dua mengucapkan terima kasih
kepada perempuan itu, kemudian memerintahkan para iblis
lainnya untuk kumpulkan daun ranting yang ada disekitar sana
untuk ditumpukkan disekitar istana Ci Yang Kiong.
siasat ini betul2 amat keji, seandainya istana Ci Yang Kiong
benar2 mereka bakar, bukan saja para toosu yang sedang
merawat lukanya dalam istana bakal musnah bahkan Hoo
Thian Hong serta kedua orang imam tua itu pun bakal mati
konyol disitu.
Kelihatannya perist iwa yang sangat mengerikan segera
akan berlangsung diatas gunung itu.
sang surya telah memancarkan cahayanya menyinari
seluruh jagad, diluar istana Ci Ying Kiong batang2 pohon telah
ditumpuki hingga set inggi enam tujuh depa, disekeliling kayu
serta bangunan telah disiram pula dengan minyak tanah,
dalam keadaan seperti ini asal seorang saja diantara gembong
iblis itu menyulut api, maka semua nyawa Toosu Toosu Bu-
tong Pay itu akan musnah ber-sama2 dengan hancurnya
istana Ci Yang Kiong jadi puing yang berserakan-
ooooooooo
UNTUK sementara waktu baiklah kita tinggalkan dahulu
partai Bu-tong yang sedang dirundung kemalangan.
Baiklah mari kita tengok suasana diatas gunung siong-san
dimana berdiri dengan angkernya partai sia uw-lim yang telah
berumur ribuan tahun lamanya.
Hari itu udara sangat bersih, karena tepat pada hari Tiong
Yang maka suasana amat ramai, banyak penduduk yang
berdiri berjejer ditepi sungai menonton perlombaan perahu
naga yang saling kejar mengejar.... Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Be-ratus2 orang hwesio dari kuil siauw-limpada hari ini
banyak yang turun kedesa disekitar gunung untuk
menyaksikan keramaian tersebut, hingga suasana diatas
gunung boleh dikata sunyi dan sepi.
Mendadak terdengar suara derap kaki kuda yang sangat
ramai berkumandang memecah kesunyian, diiringi suara
ringkikkan panjang kuda itu berhenti tepat didepan kuil, diikuti
munculnya dua orang pendekar muda dari atas pelana.
Kehadiran sepasang muda mudi yang amat misterius ini,
dengan cepatnya pula sudah di dengar oleh Thian Hong
siangjlen ketua dari partai siauw lim, hweshio tua itu dengan
cepat munculkan diri untuk menyambut sendiri kedatangan
mereka.
Diikuti suara genta dibunyikan ber-talu2, genta kuno yang
didirikan pada tahun kedua puluh pada ahala Geoi ini dapat
menyampaikan suaranya hingga sejauh ratusan li.
satu jam kemudian para hwesio yang berpesiar dikota Kay
Hong, Yan say serta su-swie telah berkumpul kedalam kuil
mereka.
Tatkala senja menjelang tiba, penjagaan disekeliliing kuil
segera diperkuat.
sedikitpun t idak salah, tatkala kentongan pertama baru saja
lewat mendadak dari arah gunung sebelah depan
berkumandang tanda bahaya, gunung siong-san telah
kedatangan enam orang tamu tak diundang yang berkerudung
kain hitam.
Manusia2 berkerudung itu meskipun memiliki ilmu siat yang
sangat lihay, dan datang dengan membawa ambisi untuk
menang, namun setelah menyaksikan penjagaan disekitar kuil
tak urung hati mereka dibikin terkesiap juga. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Apalagi setiap tanda bahaya dibunyikan, semua lampu yang
ada diatas puncak gunung jadi terang benderang bagaikan
disiang hari bolong.
Kiranya malam itu dibawah pimpinan Beng Te Hujien Hoan
soh soh berangkatan" seng soe Poan" atau Hakim mati hidup
shaw Goan Ciang, si setan gantung hitam su Keen seru
sitelapak Jagat Poei seng lima orang dengan tujuan
menghancurkan partai sauw lim, kini setelah jejak mereka
konangan, melalui jalan gunung yang sempit mereka langsung
melayang kearah lapangan didepan kuil.
Tetapi setibanya dikalangan, kembali hati mereka bergidik
sehingga bulu roma pada bangun berdiri
Rupanya ditengah kalangan telah bersiap2 ratusan orang
hweesio dengan senjata lengkap. setiap lima langkah berdiri
satu penjaga, setiap sepuluh langkah satu pos pertahanan,
suasana angker dan mengerikan-
Barisan Loo han Tin yang terdiri dari seratus delapan orang,
dibawah pimpinan Thian sim siansu penanggung jawab dari
Loo Han Tong beserta Thian Kin, Thian ing siansu kedua
sutenya dan Boe Kak tiga empat orang murid angkatan kedua
telah dipersiapkan di-sana. Kelima orang itu tertegun, dalam
hati segera pikirnya.
"Partai saaw lim benar2 tidak malu disebut sebagai
pimpinan dari sembilan partai besar, cukup ditinjau dari
keangkeran serta kewibawaan mereka saat ini sudah lebih dari
cukup untuk menggetarkan seluruh sungai telaga ". Terdengar
Beng Te Hujien tertawa nyaring, lalu berseru:
"Aduuh .... aduuh .... rupanya kalian hweesio2 gede
mempunyai kepandaian untuk mengetahui kejadian yang akan
datang ? rupanya kabar berita cukup lihay dan tajam ."
"omitohud " Thian sim siansu merangkap tangannya
memberi hormat. "Pinceng rasa hujien tentulah nyonya dari
Yoe Leng sin koen bukan ?? malam buta datang kekuil kami, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

entah ada keperluan apa yang hendak kau sampaikan kepada
kami ?? ".
"Soal itu sih Ehmmm lebih baik suruh Thian Hong sangjlen
tampil sendiri kedepan, Pun hujien mau bicara langsung
dengan dirinya ...."
Belum sempat Thian sim siansu menjawab Thian ing siansu
yang ada disisi suhengnya telah menimbrung sambil tertawa
lantang:
"Haaah.. . haaah.... haaa. .. hujien ada keperluan apa??
katakan saja kepada suhengku juga sama saja, apa bedanya
ciangbun suheng dengan suhengku ini ???".
Beng-Te Hujien tertawa merdu, suaranya tinggi melengking
penuh dengan kegenitan dan kecabulan, sambil goyangkan
pinggangnya yang ramping ia berseru: "Kalau begitu suheng
mu ini bisa ambil keputusan???".
"Omintohud orang beribadat pantang untuk bicara bohong,
asalkan Hujien suka utarakan maksud kedatanganmu, selama
loolap sanggup untuk mengambil keparusan tak nanti
kuhiraukan permintaan itu, kalau tidak biarlah kulaporkan
persoalan itu kepada Ciangbun suheng"
"Pun hujien mendapat pirman dari Yoe-Leng sin-koen untuk
mengundang Hong tiang kuil kalian Thian Hong siangjlen
untuk menjabat kedudukan wakil ketua dari perkumpulan
kami harap kau sampaikan pirman ini kepadanya." ujar Hoan
soh soh dengan sikap serius, selesai bicara dari sakunya dia
ambil keluar sebuah sampul dan diletakkan diatas telapaknya
lalu perlahan lahan didorong kemuka.
Bagaikan sekilas bayangan abu2, sampul surat tadi
langsung melayang kehadapan Thian sim siansu.
Dengan cepat hweesio ini hendak menyambutnya dengan
tangan, namun dia rasakan kekuatan lawan tidak lemah, maka
segera pikirnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Sungguh dahsyat dan sempurna tenaga Iwekang yang
dimiliki perempuan ini, aku tidak boleh bertindak gegabah."
Tanpa sadar ia pertinggi kewaspadaannya.
Thian Kie siansu adalah seorang hweesio yang bertabiat
berangasan, mendengar ucapan tersebut hawa gusarnya
memuncak. apalagi menyaksikan siluman perempuan itu
melemparkan surat tanda menyerah kepada pihaknya, dengan
penuh kemarahan segera bentaknya:
"Hm, perkumpulan macam apa Yoe- Leng- kauw itu, berani
benar berbicara besar. Hmmm surat ini lebih baik tak usah
dilihat ..."
Dia sambar sampul tadi kemudian dirobek nya hingga
hancur ber-keping2 dan terbang memenuhi angkasa.
Terhadap tingkah laku Thian Kie siansu yang kasar ini,
Hoan soh soh sama sekali tidak gusar, sebaliknya dia malah
tertawa nyaring dengan bangganya.
"Hiii . . . hiii . . , hiiii. . . keledai gundul, rupanya kau
memang cari mati buat diri sendiri, jangan salahkan kalau
hujien turun tangan terlalu kejam "
Dengan selesainya ucapan tadi, tiba2 terdengar Thian Kie
siansu menjerit ngeri, sekujur badannya dalam waktu singkat
berubah jadi hitam pekat, setelah berkelejet dan meronta
sekarat, hweesio tadi mendengus berat dan roboh binasa.
Thian sim siansu terkejut bercampur gusar menjumpai
sutenya mati dalam keadaan mengenaskan dihadapan
mukanya, meskipun ia gusar dan sedihnya bukan kepalang
namun hweesio ini sadar bahwa musuh tangguh ada didepan
mata, ia tak mau bertindak gegabah sehinga mengacau
keadaan.
Kecuali perintah anak murid diluar barisan untuk
menggotong pergi jenasah dari Thian Kie siansu, dengan
cepat hwesio ini dilancarkan dua pukulan berantai yang maha Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dahsyat untuk menghalau robekan kertas yang tersebar diatas
tanah hingga tergulung keluar dari kalangan-
Pada hari2 biasa, hubungan Thian Ing siansu dengan Thian
Kie siansu paling akrab, menyaksikan rekannya mati binasa
hawa gusar yang berkobar dalam dadanya sukar ditahan lagi,
sambil menyeret tongkat bajanya seberat delapan puluh kati ia
melangkah keluar dari barisan, dengan mata melotot dan alis
berkerut teriaknya keras:
"sungguh tak kunyana kau berhati kejam melebihi
kalajengking, malam ini lolap akan cabut jiwamu untuk
melenyapkan bibit bencana bagi umat manusia serahkan jiwa
anjingmu"
serangan yang dilancarkan dalam keadaan gusar ini, bisa
dibayangkan betapa dahsyatnya.
Nyonya neraka hitam ini menyingkir satu langkah
kesamping, jengeknya dengan nada genit:
"Eeeei hweesio tua, buat apa kau galak2 macam setan
kelaparan"
Melihat kemplangannya mengenai sasaran kosong, Thian
Ing siansu meraung gusar, diiringi desiran angin serangan
yang maha dahsyat dia angkat tongkat bajanya dan
menghantam kembali dari atas dengan jurus "Boesiong Ta
Hauw" atau Boesiong memukul harimau.
Rupanya si nyonya neraka hitam Hoan soh soh mengerti
lihay, dengan sebat badannya mengegos kesamping, bagaikan
bayangan setan tahu2 dia sudah melayang keluar dari ruang
lingkup tersebut, ejeknya lagi sambil tertawa merdu:
"Hweesio gede...coba kau lihat betapa panjang dan
gemuknya senjatamu itu...aduuh.. aduuh, kalau sampai aku
yang rendah kena "Di tusuk" aduuh mak. sakitnya... aku bisa
tidak tahan lhoo...". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Benar2 kotor dan cabul ucapan perempuan itu apalagi
dihadapan be ratus2 orang hweesio, membuat para paderi itu
sama2 kerutkan dahi dan membatin: "Cabul benar perempuan
laknat ini, dia benar2 lonte busuk yang tak tahu malu...".
Dalam pada itu setelah dua buah kemplangan mautnya
tidak mendatangkan hasil, Thian In siansu segera sadar
bahwa perempuan ini tidak gampang untuk dilawan, diam2
serunya:
"Aduhhh celaka. . . rupanya perempuan lonte ini ada
maksud menggusarkan hatiku hingga pikiranku jadi kacau, aku
tak boleh bertin dak menuruti napsu angkara murka ..."
sebagai paderi yang beriman tebal, setelah sadar maka
napsu angkara murkanya segera ditekan, pikiran dipusatkan
jadi satu lalu tarik napas dalam2, dalam sekejap mata
pikirannya jadi tenang danpikiran yang kalut menjadi jernih
kembali.
Dengan tajam ditatapnya wajah perempuan berkerudung
hitam itu, mendadak tongkat bajanya disapu ketengah udara.
Hoan soh soh adalah siluman rase berwajah bunga To yang
sudah tersohor dalam dunia persilatan pada masa yang silam,
pengalamannya dalam menghadapi musuh boleh dibilang
sudah matang sekali, dari gerakan lawannya tentu saja dia
bisa menebak jurus ampuh apakah yang hendak digunakan-
Badannya segera meloncat ketengah udara dan melayang
kemuka, sambil berputar dia songsong datangnya hantaman
tongkat baja lawan-
Tindakannya ini benar2 mengerikan dan berbahaya sekali,
membuat empat orang manusia berkerudung hitam yang ada
disisi kalangan serentak menjerit kaget.
sedikitpun tidak salah, jurus serangan yang digunakan
Thian ing siansu barusan adalah jurus "Wie Ceng Pat Hong"
atau Pengaruh Menggetarkan delapan penjuru, dalam Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kecungan bayangan tongkat yang sangat rapat kendati sang
korban hendak menghindar kemanapun tak mungkin bisa
meloloskan diri, kecuali kalau orang itu mengerti dimanakah
letak keist imewaan dari jurus itu dan memiliki ilmu
meringankan tubuh yang sangat sempurna.
sungguh tak nyana bukan saja Hoan soh soh sudah berhasil
menebak keistimewaan dari serangan itu bahkan sukar
dilawan, diam2 Thian ing siansu sendiri pun mulai merasa
kesal dan gelisah.
Hoan soh soh sendiri, meskipun secara nyaris dia berhasil
meloloskan diri dari ancaman bahaya maut tak urung hatinya
dibikin terkesiap juga sehingga keringat dingin mengucur
keluar membasahi keseluruh tubuhnya, menggunakan
kesempatan dikala badannya melayang turun kebawah dia
segera cabut keluar senjata pedang bunga Toh nya.
Mengikuti bergetarnya sang mangan bayangan segera
terpancar keluar hingga memenuhi angkasa.
Begitu senjata aneh tersebut diloloskan keluar, secara tiba2
Thian mg siansu teringat akan seseorang, hatinya jadi bergidik
dan segera bentaknya:
"Toh Bin Yauw Hoe, setelah kau melenyapkan diri selama
delapan belas tahun, mengapa sekarang muncul kembali
untuk bikin keonaran lagi dalam dunia persilatan ".
Nyonya neraka hitam ini tidak takut jejaknya konangan dan
diketahui orang, dia segera tertawa nyaring.
"Hey hweesio gede, ternyata kau masih belum melupakan
diriku bagus .... bagus . . . . mumcung berbulan masih
bersinar terang dan bintang bertaburan diangkasa mari kita
bermain beberapa jurus untuk menyemarakkan suasana yang
indah ini."
Ucapan ini diutarakan ringan dan seenaknya se-olah2
perkataan orang kawan yang akrab. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seketika membuat anak murid dari angkatan "Kak"
sama2pentangkan matanya bulat2 sambil mengawasi susiok-
couw mereka, sedang dalam hati men-duga2 apa gerangan
hubungan mereka berdua dimasa yang silam.
Thian Ing siansu semakin naik pitam, wajahnya merah
padam dan matanya bersinar tajam, makinya.
"siluman perempuan, kau benar2 perempuan lonte yang
tak tahu malu dan berakhlak bejad"
Diiringi suara desiran tajam tongkat bajanya segera
menyodok kearah perut bagian bawah perempuan itu dengan
jurus "Ti Coe Ti-ong Liuw" atau Air mengalir dibatu pengasah.
"Hiiih... hiiih.-, hiuh hweesio gede rupanya kaupun ingin
main menowel dengan senjatamu" goda Hoan soh soh sambil
tertawa cabul. " Kalau mau menyerang janganlah mengancam
bagian tubuh yang terlarang, kalau kau pingin menowel
bawah pusarku pakai saja tanganmu yang kekar itu..."
Walaupun diluar dia bicara porno, namun tubuhnya sama
sekali tidak berayal, bagaikan segumpal asap perempuan itu
mengigos kesamping kalangan.
Thian Ing siansu gusarnya bukan kepalang, tujuh puluh
dua jurus ilmu toya penakluk iblis dari partai sauw-Lim segera
dimainkan se-dahsyat2nya.
Namun nyonya neraka hitam tetap tertawa mengejek tiada
hentinya, bahkan sering kali pedang bunga Toh nya dengan
menciptakan diri jadi sekilas cahaya tajam membokong dari
punggung hweesio itu.
Menyaksikan sutenya tak sanggup merebut kemenangan,
Thian Sim siansu segera mengangkat tonkatnya tinggi2,
bayangan manusia berkelebat lewat empat orang manusia
berkerudung hitam yang dibawa perempuan cabul itu seketika
terkurung didalam barisan Loo-IHan-Tin. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Haruslah diketahui barisan Loo Han Tin dari partai Sauw-lim
merupakan suatu kepandaian yang maha ampuh, barang
siapa yang telah masuk kedalam barisan itu, tipis sekali
harapannya bisa keluar dalam keadaan selamat.
Kelima orang manusia berkerudung itu semuanya
merupakanjago pilihan dari dunia persilatan, pada hari2 biasa
mereka selalu sombong dan mengunggulkan diri sendiri,
meskipun dari mulut orang mereka pernah mendengar akan
kelihayan barisan Loo Han Tin dari kuil Sauw-lim Sie, namun
dalam hati mereka masih sangsi.
Kini setelah berada didalam barisan, terasalah setiap
tongkat dari hweesio2 itu se-akan2 menyambar datang dari
tiap jengkal tanah yang mereka pijak, kedudukan mereka
tiada hentinya berputar terus hingga tak ada suatu tempat
kedudukan yang pasti.
Sungguh rapat bayangan tongkat yang melanda datang,
bukan begitu saja bahkan menghasilkan suatu tekanan yang
aneh dan sangat kuat, kendati ilmu meringankan tubuh yang
dimiliki bagaimana sempurnanya, setelab berada ditengah
udara tubuh mereka seketika terhisap kembali oleh daya
tekanan yang kuat.
Lama kelamaan kelima orang itu jadi gugup dan terkejut,
mereka bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
sementara itu sitelapak jagad Poei seng berpikir dalam
hatinya:
"Kalau harus mengorbankan selembar jiwaku dengan
percuma dan sama sekali tak berguna ini, bukankah
kematianku sia2 belaka"
Hoan soh soh sendiri wajahnya pun sudah berobah jadi
amat misterius, diapun sadar bahwa dengan andalkan
kekuatan mereka berlima tak nanti sanggup menerjang keluar
dari kepungan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Begitulah dengan susah payah lima orang manusia
berkerudung itu bertahan dan bertarung terus mati2an sambil
berharap2 bala bantuan segera tiba.
Thian Ing siansu segera tertawa ter gelak2 sesudah
dilihatnya pihak lawan terkurung serunya.
"sekarang cuwi sekalian tak mau menyerah mau tunggu
sampai kapan lagi? apakah kalian betul2 mau hantarkan
nyawa ber-sama perempuan siluman ini."
"Ciiis....keledai gundul, tak usah kau pamerkan dahulu
kehebatan kalian" teriak Hoan soh soh. "Pun HHujien masih
punya kemampuan untuk menerjang keluar dari barisan Loo-
Han Tin kalian yang tidak seberapa itu. Hmm kalau tidak
percaya, saksikan saja nanti"
"Baiklah, akan kulihat kalian semut2 yang kepanasan dalam
kuali masih sanggup bertahan sampai berapa lama ?"
Mendadak Thian Sim siansu menggerakkan tongkatnya
menghantam permukaan tanah, mengikuti gerakan tersebut
barisan Loo Han tin pun seketika ikut berubah, ditengah
menyambarnya bayangan toya yang sangat rapat si setan
gantung hitam menjerit kesakitan, lengan kiri mereka masing2
terhajar telak sehingga lumpuh dan terjulur kebawah.
Diikuti si Hakim mati-hidup Shaw Goan ci-ang serta
sitelapak jagad Poei Sengpun menderita luka.
Menyaksikan musuhnya, masih berjuang terus mati2an,
Thian sim siansu mengerutkan dahinya. tongkatnya
digerakkan tanda perketat-nya serangan dalam barisan-
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati menggema diangkasa.
si setan gantung hitam Su Koen menggeletak keatas tanah
dan mati seketika itu juga termakan totokan toya lawan-
Melihat anak buahnya telah mati dan teriuka Hoan Soh Soh
semakin panik, keringat dingin mengucur keluar t iada hentinya
membasahi badan, diam2 makinya didalam hati: "Kenapa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sampai sekarang sisetan tua itu belum juga memunculkan diri
?.... ".
Disaat yang amat kritis itulah mendadak dari bawah puncak
gunung Siong san berkumandang datang suara suitan yang
amat nyaring.
Sungguh cepat gerakan orang itu, baru saja suara sultan
tadi sirap dari tengah udara telah melayang turun dua sosok
manusia.
orang itu berperawakan tinggi besar dengan kepala yang
besar sekali, ia keren juga pakaian berwarna biru dan bersikap
ketolol-tololan.
sedang yang lain berdandan seorang siucay, memakai
mantel berwarna abu2 dan memancarkan cahaya yang amat
tajam.
Begitu tiba ditengah kalangan, sepasang tangannya segera
diayunkan kedepan segulung angin pukulan yang maha
dahsyat diiringi puluhan titik cahaya putih meluncur ketengah
kalangan.
seketika itu juga jeritan ngeri berkumandang saling susul
menyusul dalam sekejap mata dua puluh orang padri siauw
lim Pay telah roboh binasa termakan jarum sakti Pek Kut Yoe
Leng Ciam tersebut.
Menyaksikan kehadiran orang itu, empat orang manusia
berkerudung hitam yang terkepung daiam barisan segera
loncat keluar dan kalangan, teriak mereka hampir berbareng:
"sin Koen-.."
"Bagaimana sikap hweesio2 itu???" tanya Yoe Leng sin
Koen dengan wajah yang adem dan seram.
"Keledai2 gundul itu betul2 tak tahu diri" jawab Hoan soh
soh sambil bergoyang pinggul. "sampai2 undangan yang kita
berikan sebelum dibaca telah dikembalikan ". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ban Tok cianpwee, coba lihat bukankah sudah kukatakan
bahwa orang2 itu terlalu sombong dan t idak pandang sebelah
maupun terhadap orang lain?? coba lihat. bukankah
perkataanku sangat tepat..." ujar Yoe Leng sin-koen sambil
berpaling.
sikakek tinggi besar yang mempunyai kepala raksasa itu
segera goyang2kan badannya.
"Kalau begitu lakukanlah seperti apa yang kau inginkan."
Dalam pada itu wajah Yoe Leng sin Koen yang semula
berwarna putih pucat mendadak berubah jadi hitam pekat,
dari matanya memancar keluar sorot cahaya berwarna hijau,
mukanya jadi buas dan menyeramkan.
sreeeeet... pedangnya segera dicabut ke luar dan
sarungnya, kemudian dengan suara yang dingin dan
menyeramkan serunya:
"Mari kita bunuh habis keledai2 gundul itu, jangan lepaskan
barang seorang pun diantara mereka "
Bersama dengan selesainya ucapan itu pergelangannya
segera digetarkan, diiringi berkelebatnya cahaya perak. batok
kepala bergelindingan keatas tanah bagaikan buah semangka.
Para paderi siauw-lim-pay yang melihat kesadisan orang
jadi kalap. mereka meraung keras dan bagaikan harimau yang
terluka segera menubruk kedepan.
Thian sim siansu serta Thian Ing siansu dengan
menggunakan dua batang toya bajanya bertahan sekuat
tenaga.
Namun sayang kepandaian silat yang dimiliki Yoe Leng sin
Koen benar2 sangat lihay, di tambah pula senjata yang
digunakan adalah sebilah pedang mustika, keadaannya boleh
dibilang bagaikan harimau tumbuh sayap. mana mungkin
kedua orang itu sanggup mempertahankan diri. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dalam sekejap mata, dari jumlah ratusan orang padri yang
berjaga didalam kalangan sudah ada separuh banyaknya mati
binasa, suara jeritan ngeri yang menyayatkan hati bergema di-
mana2 membuat bumi bergoncang dan udara jadi suram.
Tiing,...tiiiing....tiiiing..., genta tanda bahaya dibunyikan
ber-talu2, diikuti suara suitan nyaring menggema diangkasa,
bayangan abu2 kuning, biru serta pelbagai warna lainnya
sama2 menerobos masuk lewat depan kalangan dan
bertempur sengit melawan orang2 berbaju hitam.
Kembali terdengar dua buah jeritan ngeri yang mendirikan
bulu roma Thian sim siansu serta Thian Ing siansu mati konyol
tertebas badannya jadi empat bagian oleh senjata Yoe leng sin
Koen.
Dengan matinya dua orang padri sakti itu, para padri
lainnya jadi keder dan bergidik, Yoe Lang sin Koen tidak
berhenti sampai disitu saja, dengan andalkan sebilah pedang
mustika dia teruskan amukannya membabat ke sana menusuk
kemari, se-akan2 menebang bambu tak seorangpun diantara
hweesio yang ada disitu sanggup menandingi kelihayannya.
Yang paling lihay lagi adalah pedang mustikanya yang
sangat tajam itu, semua toya baja yang tebal dan besar itu
begitu terbentur dengan senjatanya segera putus jadi dua
bagian.
Ilmu silat dari kakek berkepala besar itu lebih2 lihay lagi,
setiap kali telapak tangannya berkelebat, pihak lawan
bagaikan layang2 yang putus benang segera mencelat
ketengah udara dan mati binasa dengan isi perut hancur
berantakan-
Dalam waktu yang singkat para padri dari partai sauw-lim
sudah hampir musnah ditangan beberapa orang gembong iblis
itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kehadiran Thian Hong siangjlen, Gong Yu serta Lie Wan
Hiang terlambat satu tindak, namun dengan keterlambatannya
itulah mengakibatkan banyak korban berjatuhan.
Meskipun Thian Hong sianjien adalah orang paderi yang
beriman tebal, namun setelah menyaksikan kebrutalan lawan
hawa gusarnya sukar dibendung lagi, segera bentaknya keras:
"lblis terkutuk sungguh keji perbuatan kalian, di manakah
perikemanusiaan dalam hati manusia?"
Badannya segera menerjang masuk kedalam kalangan,
toya kumala hijaunya dengan gunakan gerakan "Kim-Kong
Hoek-Mo" atau Malaekat sakti menundukan iblis, dengan
menciptakan selapis kipas cahaya ke-hijau2an dia sapu tubuh
Yoe Leng sin Koen-
sang ketua diri perkumpulan Yoe Leng-kauw ini tertawa
seram,jengeknya dengan nada sinis:
"Thian Hong, apa gunanya kau bersikap wntuk melawan
kami, aku nasehati dirimu lebih baik takluk saja kepada
perkumpulan kami, sebab perbuatanmu itu berarti menolong
jiwa anak muridmu serta mendatangkan keberuntungan
bagimu sendiri"
Meskipun dimulut dia mengoceh terus tapi Yoe Leng Kiam
nya sama sekali tidak berhenti bergerak. dengan jurus "Kiong
Hun Boe Kie" atau sukma ganas tiada kawan ia songsong
datangnya hantaman toya kumala hijau tersebut.
"Traang.." ditengah suara bentrokan nyaring, kedua belah
pihak sama2 merasakan pergelangan tangannya jadi kaku,
masing2 segera loncat mundur beberapa tombak kebelakang,
setelah dilihatnya senjata mereka tidak gumpil atau rusak
kedua orang itu
segera maju kembali untuk meneruskan pertarungan.
Kiranya toya kumala hijau yang digunakan Thian Hong
sangjlen saat ini merupakan pusaka dari partai siauw- lim, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

meskipun pedang Yoe Leng Kiam adalah senjata mustika dan
tajamnya luar biasa namun masih belum sanggup untuk
membabatnya hingga putus.
sipendekar ganteng berbaju hijau Gong Yu serta Lie Wan
Hiang yang merupakan jago2 berhati welas, sesudah
menyaksikan kekejaman serta kebrutalan musuh mereka tak
dapat menahan diri lagi, sambil bersuit nyaring tubuh mereka
segera berkelebat kemuka dan terjunkan diri kedalam
kalangan pertempuran.
Lie Wan Hiang putar pedang Muni Kianmya sehingga
cahaya merah memancar keempat penjuru, cahaya pedang
sepanjang empat depa itu menggulung, menyapu kian kemari,
menggerakkan hati orang yang melihat membuat nona neraka
hitampun jadi terperanjat dan merasakan bulu roma pada
bangun berdiri
Menanti dia mendongak dan melihat siapakah gerakan
gadis kosen itu, rasa kaget yang timbul dalam batinya sukar
dilukiskan lagi dengan kata2. "Giok-jie, kau sudah edan "
bentaknya. Jelas dia sudah salah melihat orang.
Dalam kenyataannya paras muka dari Lie Wan Hiang
memang sama sekali tak berbeda dari Hoan Pek Giok puteri
kesayangannya.
Lie Wan Hiang menoleh, tatkala dilihatnya perempuan
berkerudung hitam itu mencekal pedang bunga To yang
memancarkan cahaya biru, segera bentaknya nyaring:
"Perempuan siluman, berani benar kau datangi gunung
yang tersohor ini untuk menjagal para paderi suci. Hmmm aku
Lie Wan Hiang tidak akan membiarkan kau berbuat brutal
seenaknya "
"Lie Wan Hiang.... Lie Wan Hiang" gumam Hoan soh soh
sambil meloncat mundur beberapa tombakjauhnya :.. Tiba
tiba dia teringat seseorang, segera tegurnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Budak sialan, apakah kau adalah putri dari Lie Hong
manusia rendah itu??.."
sembari berkata dari balik matanya memancar keluar
serentetan cahaya buas yang mengerikan-
Meskipun Lin Wan Hiang merasakan bahwa perempuan
yang berada dihadapannya bernama Lie Hong, dia segera
mendengus sahutnya:
"Jangan banyak bicara, nonamu sama sekali tidak kenal
dengan manusia yang bernama Lie Hong "
Badannya segera berkelebat kemuka, dengan gerakan
tubuh "Chiet-Ciat Tay Na ie" dalam Suatu gerakan yang manis
dan sakti tahu2 dia sudah melayang dioelakang punggung
perempuan berkerudung hitam itu.
Pedang Muni Kiam nya kembali berkelebat, dengan jurus
"Hoei Tauw An" atau berpaling kebelakang adalah te-pian,
dengan kekerasan dia bendung jalan mundur dari nyonya
neraka hitam itu
Hoan soh soh terkesiap. dengan sekuat tenaga ia
menyingkir dengan gunakan ilmu gerak sukma gentayangan,
dia berharap bisa melepaskan diri dari musuh yang sangat
menakutkan ini.
Siapa sangka gadis kosen yang berada dibelakangnya
bagaikan bayangan saja tiada hentinya menempel dan
mengejar terus dibelakang.
sementara itu sipendekar tampan berbaju Hijau Gong Yu
yang menyaksikan hantaman telapak tangan kakek berkepala
besar itu dahsyat laksana gulungan ombak ditengah amukan
badai, dimana para hweesio sauw-lim pay yang tersapu segera
mencelat dan mati dengan isi perut hancur lebur hatinya jadi
sangat terperanjat. Dalam hati segera pikirnya:
" Entah dari manakah pihak perkumpulan Yoe- Leng Kauw
berhasil mengundang manusia super sakti semacam ini, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mungkin aku sendiri pun tidak punya keyakinan untuk
menangkan dia".
Walaupun dalam hati berpikir begitu namun keberanian
serta semangat bertempur sama sekali tidak kendor, selama
hidup tak pernah ia merasa takut ataujeri terhadap siapapun-
Diiringi suitan nyaring yang membumbung tinggi
keangkasa, tubuhnya mencelat keudara dan melayang
ketengah kalangan-
Dengan kerahkan ilmu sakti Tay si Hian-Thian sinkang
menyambut kehadiran angin pukulan dari sikakek berkepala
besar tadi dihantamnya kemuka.
Baru saja kakek berkepala raksasa itu merasakan anehnya
suara suitan yang menggema diangkasa, tahu2 hawa pukulan
yang dia lancarkan se-olah2 tercebur didalam samudra yang
amat luas lenyap tak berbekas, bukan begitu saja bahkan
secara lapat2 terasa munculnya satu daya hisap yang maha
kuat menarik badan nya maju kedepan, kuda2nya seketika
tergempur dan badannya tergetar keras.
Perist iwa ini tentu saja mengejutkan hatinya dalam hati dia
lantas berpikir:
"siapakah jago kosen itu? jangan2 dua rasul sakti dari
dunia persilatan telah muncul disini?"
Dengan cepat dia mendongak tampaklah dihadapan
mereka berdiri seorang pemuda ganteng berbaju hijau,
usianya baru delapan belas tahun, wajahnya putih bersih
dengan alis yang hitam tajam dan mata yang b ulat jernih,
sementara itu pemuda tersebutpun sedang menatap wajahnya
tajam2.
Kakek tua itu segera tertawa ter-bahak2 seraya goyangkan
kepalanya yang besar itu serunya:
"Bocah keparat, apakah kau yang melancarkan serangan
dahsyat barusan ini?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Sediki tpun tidak salah, memang cayhelah yang
melancarkan serangan "
Mendadak sekilas cahaya buas memancar keluar dari
sepasang mata kakek itu serunya.
"Oooouw aku rasa mungkin kaulah yang disebut orang
kangouw sebagai si sastrawan berbaju biru berseruling kumala
berkipas emas Hoo Thian Hong?"
"Loo-tiang. tolong dilihat lebih seksama lagi, pakaian yang
kukenakan berwarna biru atau hijau??"
Kakek ita melengak, setelah goyangkan kepalanya berulang
kali dia manggut2. "Aaaa, betul, kau memang memakai baju
hijau bukan berwarna biru.
Gong Yu tidak tahu hubungan dendam atau sakit hati
apakah yang sudah terikat antara toa suhengnya dengan
kakek tua ini, dengan nada menyelidik segera tanyanya:
"Loo-tiang, ada persoalan apakah kau hen dak mencari Hoo
Thian Hong sisastrawan berbaju biru itu ???".
"Aku mau mencari balas dengan dirinya, dia sudah
membinasakan cucu muridku sikakek kelabang racun Nao
Hiong Hoei ".
Mendengar perkataan itu Gong Yu segera teringat kembali
akan peristiwa yang pernah terjadi tiga tahun berselang
ditanah pekuburan gunung bong-san sebelah utara alisnya
segera berkerut dan ujarnya:
"Mengenai perist iwa itu, dengan mata kepalaku sendiri aku
turut menyaksikan jalannya kejadian tadi, cucu muridmu si Gia
Kang Tok shu hendak merampas kadal kumala berusia seribu
tahun yang telah di-nanti2kan sastrawan berbaju biru
beberapa tahun lamanya, oleh sebab itu kedua belah pihak
segera bertempur, alhasil cucu muridmu menemui ajalnya
terkena ilmu jari Kian-Goan-Ci dari Hoo Thian Hong ". Dia
merandek sejenak. kemudian melanjutkan : Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"setiap persoalan ada sebabnya dan setiap sebab ada
akibatnya, bilamama lootiang hendak menuntut balas
terhadap Hoo Thian Hong disebabkan karena masalah ini,
maka perlakuan loo-tiang merupakan satu t indakan yang tidak
terpuji, lagipula kepalan dan kaki tak bermata, pada waktu itu
seandainya cucu muridmu tidak mati terhajar ilmu jari Kian
Goan ci dan sebaliknya Hoo Thian Honglah yang menemui
ajalnya terhajar ilmu pukulan kelabang beracun- bagaimana
kesudahannya ?? dendam mendendam balas membalas
bukankah akan ber langsung terus ?????"
"Loo-tiang, kau sebagai seorang jago yang lihay dan punya
pengalaman yang luas, semestinya bisa mempertimbangkan
sendiri, mana yang benar dan mana yang salah, janganlah
mendengarkan hasutan orang lain sehingga mencemarkan
nama baik sendiri"
" Karena pikiran yang salah kalian telah mengakibatkan
gunung suci ini berubah jadi tempat penjagalan yang sadis,
brutal dan tidak berperi kemanusiaan, kalau sekarang kau
tidak lepaskan golok penjagal untuk berpaling ketepian, mau
tunggu sampai kapan lagi kalian baru mau bertobat ?? Loo-
tiang cayhe ikut merasa sayang buat kegagahan serta nama
besar Loo-tiang yang begitu mengagumkan "
Ucapan ini bukan saja membuat gembong iblis yang
tersohor akan keganasannya ini jadi geleng kepala, untuk
beberapa saatpun dia sampai tak sanggup untuk
mengucapkan sepatah katapun-
Akhirnya sambil gelengkan kepalanya yang besar, kakek itu
berkata:
"Bocah cilik aku kagum atas keberanianmu yang luar biasa,
namun aku Ban Tok Ci ong siraja diraja dari selaksa racun
tidak akan tunduk, apa lagi digebah pergi hanya dengan dua
tiga patah katamu saja." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Rupanya kau tidak ingin mendengar nasehat dan mau
berbuat keji lebih lanjut ?" tegur Gong Yu dengan alis
berkerut.
"Hoeeh... heeeh... heeee... selamanya loohu berbuat dan
bertindak sekehendak hatiku, siapa yang berani menghalangi
atau mencegah perbuatanku ?".
"Lalu bagaimana menurut pendapatmu?"
"Mari kita beradu dengan tiga buah pukulan, apabila kau
sibocah cilik menderita kalah lebih baik cepat2lah tinggalkan
tempat ini, loohu akan membakar kuil siauw-lim ini hingga
hancur berantakan jadi abu..."
Diam2 Gong Yu merasa bergidik mendengar ucapan
tersebut, dia tahu tak mungkin kakek tua itu bisa dinasehati
atau dicegah perbuatannya hanya dengan andalkan ucapan
belaka, namun sebagai pemuda yang berwatak keras kepala
dan gagah, dia jadi t idak puas. segera teriaknya:
"Bagus sekali, sebaliknya kalau cayhe lah yang berhasil
menangkan pertandingan ini, lalu apa yang hendak kau
lakukan ???".
"Bocah cilik" ujar Ban-Tok Ci-ong si Raja dari selaksa racun
setelah termenung sebentar. "Aku tidak percaya kalau kau
sanggup menerima hantaman dari loohu dengan kekuatan
tenaga Iweekang sebesar seratus delapan puluh tahun hasil
latihan.,.". Meskipun dalam hati Gong Yu merasa bergidik,
namun ujarnya pula dengan suara lantang:
"cayhepun tidak sudi kena digertak hanya dengan beberapa
patah kata saja. bisakah aku menyambut seranganmu atau
tidak. itu urusan pribadiku sendiri silahkan Loo-tiang tetapkan
syarat pertarungan diantara kita ini".
"Baiklah, kalau loohu yang menderita kalah sekarang juga
aku angkat kaki dari sini dan sejak ini tak akan mencampuri
urusan dunia kangouw lagi, bahkan hutang darahku terhadap Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sisastrawan berbaju biru yang telah membinasakan cucu
murid kupun akan kuhapus sama sekali"
sepasang biji mata Gong Yu berputar, pikirnya didalam
hati:
"Tua banaka ini menyebut dirinya sebagai Ban-Tok Ci-ong
atau Raja diraja dari selaksa Racun, kepandaiannya tentu tak
akan terlepas daripada penggunaan racun, didalam ketiga
buah seringainya tadi dia pasti akan selipkan tenaganya yang
luar biasa, aku tak boleh menggusarkan hati orang ini apabila
tidak ingin menemui kesulitan dalam menghadapi nya nanti".
DALAM waktu yang singkat dia telah berhasil mendapatkan
cara untuk menghadapi musuh tangguh ini.
Pada saat itulah terdengar Ban Tok Ci-ong si Raja diraja
dari selaksa racun tertawa ter bahak2.
"Haaa...haaa... bocah cilik. ber-hati21ah seranganku yang
pertama segera akan tiba."
sreeet... bersama dengan selesainya ucapan tadi, dia telah
melancarkan satu pukulan yang maha dahsyat.
Angin pukulannya men-deru2 laksana gulungan angin
taupan, diiringi suara desiran yang tajam laksana kilat
menumbuk kemuka.
Gong Yu tidak berani bertindak gegabah, buru2 ia kerahkan
ilmu sakti "Tay-si-Hian-sinkang" nya untuk melawan.
Buum.." dua kekuatan saling bertemu diengah udara
hingga menimbulkan suara ledakan yang sangat keras, tak
kuasa lagi badan Gong Yu goncang hebat.
si Raja diraja dari selaksa Racun segera tertawa ter-
bahak2, suaranya keras bagaikan geledek, jengeknya :
"Hey, bocah cilik seranganku yang cuma memakai tenaga
lima bagianpun tidak sanggup kau hadapi, aku lihat kau pasti
bakal menderita kalah total ". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sepasang telapaknya kembali berputar didepan dada
membentuk gerakan setengah busur,
sreeet.. diiringi desiran tajam tenaga serangan memancar
keempat penjuru, bagaikan gulungan ombak yang sangat
dahsyat menyapu kedepan.
Buru2 Gong Yu menghadapinya dengan ilmu "Menghisap"
dari hawa sinkangnya, dalam satu sedotan yang dahsyat
seketika itu juga semua tenaga pukulan yang dilancarkan Ban-
Tok Ci-ong lenyap tak berbekas.
si Raja di raja dari selaksa Racun inijadi terperanjat tatkala
dirasakan keadaan rada aneh, berbareng dengan lenyapnya
tenaga serangan itu sang badanpun tanpa sadar ikut maju
setengah langkah kedepan.
Kejadian ini membuat dia jadi tidak senang hati, dengan
paras muka kurang puas serunya:
"Baiklah bocah cilik anggap saja dalam pertarungan babak
kedua ini loohu lah yang menderita kalah ".
Diluar dia bicara demikian sementara dalam hati pikirnya:
"Rupanya bocah cilik ini telah berhasil melatih semacam
tenaga sinkang aneh yang khusus digunakan untuk menghisap
tenaga milik orang lain. Kenapa aku tidak tumpahkan tenaga
dalamnya per-lahan2 dikala permulaan kemudian di tengah
jalan mendorongnya dengan segenap tenaga??
Haah..haah...haah... saat itu dia pasti akan menderita
kekalahan total"
Berpikir demikian tanpa terasa dia jadi bangga dan tertawa
ter-bahak2.
"Keparat tua bangka, jangan keburu gembira dulu " bentak
Gong Yu setelah menyaksikan keadaan lawan. "sampai
waktunya kau bakal tahu sendiri siapakah sebenarnya yang
jauh lebih lihay diantara kita berdua ". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sembari mengerahkan tenaga sinkangnya hingga mencapai
dua belas bagian guna berrjaga2 atas serangan lawan, dengan
wajah penuh senyuman ujarnya lantang:
"Menang atau kalah bakal ditentukan oleh serangan yang
terakhir ini, aku berharap agar too-tiang suka mengalah
kepadaku".
Ban Tok ci ong melirik sekejap kearena pertarungan
sewaktu dijumpainya para jago sedang saling bergebrak
dengan serunya, dia lantas tertawa dan berkata: "Hey bocah
cilik, terimalah seranganku ini".
sedikitpun t idak salah, dalam melancarkan serangannya kali
ini dia lakukan sangat lambat dan perlahan tenaga serangan
yang digunakanpun cuma mencapai delapan bagian belaka.
Kesempatan baik tak boleh dibuang dengan percuma,
laksana kilat Gong Yu mendorong sepasang telapaknya
kemuka.... Duuusss.... hawa sakti segera meluncur kedepan.
Angin pukulan memencar keempat penjuru laksana ber-
laksa2 ekor kuda yang lari berbareng diiringi desiran suara
yang tajam menggetarkan jantung segulung hawa sin- kang
meluncur kemuka menghantam tubuh lawannya.
Tajam dan lengking desiran angin bukan saja
membuatBan-Tok Ci ong terperanjat bahkan para jago yang
sedang bertarung pun sampai menghentikan pertempuran dan
menengok kearah mereka dengan hati terkesiap.
setelah menangkap suara desiran tajam tadi diam2 Raja
diraja dari selaksa racun ini merasa menyesal karena dia
hanya menggunakan tenaga delapan bagian belaka, namun
waktu tidak mengijinkan dirinya untuk berpikir lebih jauh,
secara otomatis sepasang lengannya bergerak keatas sembari
menambahi dua bagian tenaga murninya. Namun sayang
tindakannya ini telah terlambat satu tindak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Brrruuk.... " ledakan dahsyat menimbulkan goncangan
yang maha dahsyat diseluruh permukaan bumi, pasir dan
debu berterbangan memenuhi angkasa, angin pusaran
menderu2 dikalangan oleh segulung tenaga tekanan yang
maha dahsyat tubuh Ban Tok Ci ong siraja diraja dari selaksa
racun tergetar mundur kebelakang hingga sejauh tiga
langkah.
Dadanya dirasakan bagaikan tergodam oleh sebuah martil
besar, seketika itu juga darah panas dalam dadanya bergolak
keras, untung tenaga lweekangnya sangat sempurna, dengan
paksakan diri ia berhasil menekan golakan tersebut.
sebaliknya Gong Yu cuma gontai sedikit saja untuk
kemudian berdiri tegak kembali di tempat semula.
"Aaah, sudah...sudahlah " teriak Ban-Tok Ci-ong dengan
suara lantang. "Hoy bocah cilik kau boleh disebut sebagai
lelaki yang pemberani dan berotak cerdas, loohu mengaku
kalah ditanganmu haah...haah...haah...sampai jumpa lain
saat".
Diiringi gelak tertawa yang amat keras, laksana serentetan
cahaya emas tubuhnya segera meluncur ke tengah udara dan
berlalu dari situ.
Dengan perginya Ban-Tok Ci-ong karena, malu, berarti
"Yoe Leng sin-Koen" ci Tiong Kian telah kehilangan sebuah
lengannya yang paling kosen dan luar biasa.
Haruslah diketahui, didalam rencananya untuk menyapu
bersih partai siauw-lim dari muka bumi, dia terlalu
mengandalkan semua kemampuan serta tenaganya pada
sikakek tua berkepala besar ini, dan kini setelah Raja di-raja
dari selaksa Racun ngeloyor pergi dari situ sambil menahan
malu, impiannya untuk merebut kemenanganpun seketika
buyar dan hilang lenyap dari ingatan.
Apabila dia tidak mengundurkan diri dengan menggunakan
kesempatan yang sangat baik ini, kemungkinan besar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

akibatnya akan semakin runyam, ingatan tersebut laksana
kilat berkelebat dalam benaknya. Dia segera bersuit nyaring
tanda mengundurkan diri dari situ.
Diikuti.... sreet sreet... secara beruntung dan lancarkan tiga
buah serangan mematikan dengan tiga jurus sakti yang
termuat dalam kitab pusaka" Yoe Leng pit Kip" yaitu "Hoen
Yoe Tay si" atau sukma Gentayangan didunia. "Hoen Koei Te
Hoe" sukma bertulang ke alam baka serta "Hiong Hoen si
Jion" atau sukma ganas menggigit orang. Lie Wan Hiang
terdesak hebat, terpaksa ia mundur kebelakang untuk
menghindar.
Menggunakan kesempatan itulah sepasang kakinya
menjejak permukaan tanah, laksana seekor alap2 dia
menerobos tengah udara dan meluncur kearah bawah
gunung.
Mimpipun Yoe Leng sin Koen tidak menyangka kalau
penyerbuannya malam ini bakal menderita kekalahan total,
kalau tidak dia pasti akan kerahkan kekuatannya untuk
menyapu rata seluruh partai siauw-lim, maka bisa
dibayangkan betapa benci dan dendamnya Ci Tiang Kian
terhadap gadis berbaju hijau itu
Disamping itu, keempat orang jago lihay yang dipimpin
Nyonya Neraka Hitam Hoan so soh, kecuali sisetan gantung
putih Khong It Hoei yang telah ngeloyor pergi lebih dahulu,
sisetan gantung Ham soe Koen serta Hakim Mati hidup shaw
Goan Cian saling susul menyusul telah menemui ajalnya.
Kini yang tertinggal hanya si telapak jagad Poei Seng
seorang, namun dalam keadaan seperti ini dia tak sempat
untuk memikirkan nasib anak buahnya lagi, dengan
mengerahkan ilmu meringankan tubuh sukma gentayangan
buru2 badannya berkelebat menyusul kekasih gelapnya untuk
melarikan diri dari puncak Siauw lim sie. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Walaupun musuh tangguh akhirnya berhasil dipukul
mundur, namun Thian Hong Siang-jien sang ketua dari partai
Siauw- lim merasakan hatinya amat pilu, bagaimanapun- juga
kemenangan yang berhasil mereka peroleh saat ini harus
ditebus dengan korban yang sangat banyak.
Dari perkumpulan Yo Leng Kauw, diantara iujuh orang yang
dibawa hanya dua orang yang mati dan satu terluka,
sebaliknya dipihak partai Siauw-lim dari murid angkatan
keempat yang menggunakan tingkatan "Kak" telah mati empat
puluh tujuh orang, sedang dari angkatan yang ketiga dengan
tingkatan "Go" korban yang berjatuhan semakin parah,
mereka yang mati mencapai enam puluh t iga orang.
Terutama sekali yang paling memilukan hatinya adalah
kematian ketujuh orang murid partai siauw-lim anggota dari
Cap Pwee Loo -Han yang amat tersohor dalam dunia
persilatan, sedang mereka semua adalah saudara
seperguruannya.
Dia sendiri sebagai seorang ketua dari partai terbesar
dalam Bu lim bukan saja harus menelan pil pahit ini, bahkan
lengan kirinya pun telah teriuka kena sambaran pedang Yoe
Leng sin-Koen, seandainya Lie Wan Hiang tidak menolong
tepat pada saatnya, emah bagaimana akibatnya ??
Sambil mencekal toya kumala hijaunya padri tinggi dari
Siauw-lim Pay ini jadi berdiri termangu- mangu saja ditengah
kalangan, air mata tanpa terasa jatuh berlinang membasahi
wajahnya, memandang bayangan manusia yang hilir mudik
dikalangan untuk menolong mereka yang terluka, ia pandang
mayat yang bergelimpangan serta darah yang menggenangi
permukaan siauw lim-sie dengan wajah sayu.
Ia benar2 tak tega menyaksikan pemandangan yang
mengenaskan itu, lama sekali akhir nya dia putar badan
mempersilahkan si Pendekar tampan berbaju hijau serta Lie
Wan Hiang untuk masuk kependopo tengah untuk minum air
teh. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mendadak Gong Yu teringat akan sesuatu, segera ujarnya
kepada Thian Hong siang-jien-
"Aku yang rendah Gong Yu selalu merasa curiga dan tak
habis mengerti, sebetulnya markas besar perkumpulan Yoe
Leng Kauw terletak dimana ? mengapa kita tidak gusur
tawanan yang berhasil ditangkap tadi untuk diperiksa ? asal
alamat dari markas besar mereka ketahuan, tidak sulit bagi
kita untuk menyusun siasat pembalasan dikemudian hari".
Thian Hong siang-jien membenarkan pendapat sianak
muda itu. segera ia turunkan titah untuk menggusur tawanan
tersebut kehadapannya.
setelah tawanan itu digusur kedalam ruang pendopo, tiba2
Gong Yu merasa paras muka orang itu se-akan2 pernah
dikenalnya disuatu tempat, tanpa terasa segera tanyanya:
"Bukankah kau adalah sitelapak jagad Peei seng dari ciong-Lay
Pay??" Kakek berbaju hitam itu mengangguk.
"Aaaah.,.." Gong Yu berseru tertahan, dia segera
menceritakan pengalaman pahit yang dialami Poei seng
sitelapak jagad serta Tie Kong cuan sikepalan sakti tanpa
tandingan yang telah terseret kelembah kehancuran akibat
tingkah laku serta perbuatan sutenya
Khong It Hoei, disamping itu diapun menceritakan pula
bagaimana mereka peroleh kabar berita tentang rencana
penyerbuan orang2 Yoe- Leng Tauw terhadap partai siauw
Lim serta Bu-tong dari Poei cianpwee ini." Akhirnya dia,
menambahkan:
"Hong-tiang bagaimanapun juga Poei cian-pwee sama
sekali tidak bersalah ataupun terlibat dalam rencana
penyerbuan terhadap partai siauw-lim pada malam ini, berkat
kabar beritanya itulah kita bisa bersiap sedia. Menurut
pandangan boanpwee tidak sepantasnya kalau kita anggap dia
dan perlakukan dia sebagai seorang tawanan". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Thian Hong sang jien mengangguk tanda setuju bahkan dia
turun tangan sendiri untuk membukakan belenggu ditubuh
Poei seng, setelah itu mempersilahkan dirinya duduk sebagai
tamu agung.
Demikianlah setelah Gong Yupun memperkenalkan dirinya
serta sumoaynyu Lie Wan Hiang, segera tanyanya.
"Poei cianpwee, menurut berita yang kalian kirim untuk
kedua kalinya, dalam surat itu tertulis kata2 sebagai berikut:
"Pura2 menyerang Bu tong, sekuat tenaga menyerang
siauw-lim. apakah pihak Bu-tong sama sekali tidak diserbu
olah kawanan perkumpulan Yoe Leng Kauw?"
"Aaai..., kemungkinan besar pada saat ini partai Bu-tong
sedang berada dalam keadaan yang amat bahaya."
"Apakah Yoe Leng sin koen telah merubah rencananya di
tengah jalan?"
"sedikitpun tidak salah, mula2 dia hendak membawa tiga
Roh Bengis, tujuh sukma ganas, dua puluh empat sukma
gentayangan serta Piauw biauw Hujien dan Beng Te Hujien
ditambah sinehek bongkok dari negeri Hoe sang serta Jiak
Kioe Kiam Khek dari laut Tang Hay untuk menyerbu partai
siauw. lim.
siapa sangka sewaktu kami tiba dikota cia kan, secara
kebetulan telah berjumpa dengan Ban Tok ci ong siraja diraja
dari selaksa racun, gembong iblis ini memiliki tenaga lweekang
sebesar tiga kali enam puluh tahun hasil latihan, kecuali dua
rasul sakti dari kolong langit rasanya tak seorang manusiapun
yang sanggup menandinginya."
setelah diminta dan di rengek2 oleh tiga manusia Hiong
Hoen sambil menangis terisak2 akhirnya gembong iblis ini
suka berangkat ke partai siauw lim guna membantu usaha
mereka, setelah peroleh bantuan ini Yoe Leng sin Koen lantas
merasa bahwa kekuatannya jadi semakin besar, dia percaya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dengan kekuatannya serta kekuatan Bu Tok Ci ong sudah
lebih dari cukup untuk melenyapkan partai siauw lim dari
muka bumi karena itulah dia lantas membagi rombongan jadi
dua bagian, sebagian menyerang partai siauw lim sedangkan
rombongan yang lain berangkat menuju kegunung Butong..."
Mendengar kabar ini Gong Yu lantas berpikir didalam hati:
"Meskipun suheng telah berangkat kegunung Bu tong san
untuk membantu pihak mereka, namun ditinjau dari jago2
yang dikirim tentu aku rasa kekuatan pihak Yoe Leng-Kauw
terlalu ampuh bagi dirinya seorang.
seandainya partai Bu-tong bersikap gegabah dan pandang
rendah musuhnya seperti halnya dengan partai siauw-lim.
bukankah keadaan akan bertambah runyam."
Hatinya jadi cemas bercampur gelisah, ingin sekali
tubuhnya cepat2 berangkat menuju ke- gunung Bu-tong-san.
sementara itu terdengar suara Lie Wan Hiang bertanya:
"Poei cianpwee, sebenarnya markas besar perkumpulan
Yoe Leng Kauw berada dimana?"
"Berada dipropinsi Koei chiu.,..."
Belum habis dia berkata tiba2 tambak cahaya putih
berkelebat lewat dengan cepatnya.
Diikuti terdengar sitelapak jagad Poei seng menjerit ngeri,
tubuhnya seketika roboh binasa keatas tanah termakan oleh
jarum iblis tulang putih dari Yoe Leng sin Koen-
Gong Yu sekalian jadi kaget, sebelum mereka sempat
bertindak sesuatu terdengar sambaran angin tajam
berkelebat, jelas sang pembunuh telah melarikan diri dari
sana.
Perist iwa ini tentu saja semakin membuat Thian Hong
siang-jien jadi bertambuh malu, untuk sesaat lamanya dia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

cuma bi sa berdiri ter-mangu2 tanpa sanggup mengucapkan
sepatah katapun-
setelah mendengar kabar berita dari Poei seng tadi, Gong
Yu serta Lie Wan Hiang jadi amat menguatirkan keselamatan
suhengnya yang berada diatas gunung Bu-tong-san, akhir nya
setelah berunding beberapa saat lamanya mereka ambil
keputusan untuk mohon diri
Terhadap bantuan serta kepandaian sakti yang dimiliki
sepasang muda mudi ini baik Thian Hong siang-jlen maupun
anak muridnya merasa kagum bercampur terima kasih.
Melihat sianak muda itu mau berlalu, maka sang ketua dari
partai siauw-lim ini disertai seluruh anak muridnya yang masih
hidup segera menghantar keberangkatan mereka dengan
segala ucapan yang meriah, bukan mereka kagum terhadap
mereka, terutama sekali bantuannya yang amat besar dimana
telah menyelamatkan be-ratus2 orang padri dari kuil mereka.
Gong Yu serta Lie Wan Hiang tidak am bil pusing terhadap
sikap mereka lagi, dalam keadaan seperti ini yang mereka
pikirkan hanya satu, yaitu keselamatan suhengnya Hoo Thian
Heng yang kemungkinan besar telah menjumpai mara bahaya
dipuncak gunung Bu-tong
Begitu meloncat naik keatas kudanya, mereka segera
melarikan kedua ekor kuda jempolannya menuruti kegunung
siong-san, dalam sekejap mata bayangan mereka berdua telah
lenyap dari pandangan.
Memandang bayangan punggung kedua orang itu Thian
Hong siangjlen menghela napas tiada hentinya.
Demikianlah dia lantas titahkan anak muridnya untuk
membereskan jenasah suheng-te serta anak muridnya yang
binasa dalam pertarungan tersebut, kemudian ia menutup diri
di dalam kamar semedhinya sambil merenungkan kejadian
yang baru saja berlangsung. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

oooooo

Jilid 16
HARI itu cuaca sangat bersih, angin gunung bertiup sepoi2
membuat suasana terasa nyaman.
Diluar istana Ci Yang Kiong digunung Bu tong-san, kayu
serta ranting telah ditumpuk hingga mencapai ketinggian
enam tujuh depa, terkena sorot matahari yang menyengat
kayu2 itu sebagian telah mengering, apa lagi di sekeliling sana
telah disiram dengan minyak setiap saat kemungkinan
kebakaran bisa terjadi.
sang surya kembali sudah condong ke-Barat namun suara
teriakan masih terdengar ber-saut2an-
Teria kan2 itu semuanya mengandung nada mengejek.
menghina dan tidak menguntungkan nama baik Hoo Thian
Hong sisastrawan berbaju biru itu.
se-akan2 semua bencana yang bakal menimpa partai Bu-
tong adalah diakibatkan hadirnya pemuda tersebut.
Walaupun Hian cing Tootiang sendiri adalah seorang toosu
yang berpikiran luas dan bisa membedakan mana yang benar
dan mana yang salah, namun tak urung banyak juga mereka2
yang takut mati mulai tergoyah hatinya mendengar hasutan
serta teriakan2 itu.
sering kali Hoo Thian Hong menemukan berpuluh2 pasang
mata yang aneh sedang melirik dan memandang kearahnya,
hal ini membuat dia kian lama kian bertambah kaget dan
bergidik,
Namun dalam hati kecilnya dia bisa memahami sikap
orang2 itu, bagaimanapun juga seseorang jika berada dalam
keadaan yang amat berbahaya, dia tentu akan ber-harap2 bisa
mendapat kesempatan untuk hidup lebih jauh dan untuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mencapai keinginannya itu kadang kala orang tak akan
memikirkan lagi pelbagai peraturan atau tata kesopanan,
bahkan terhadap orang yang paling disayangipUn kadang kala
tak sayang2nya dijual demi kepentingan diri sendiri
sudah tentu dengan kepandaian silat yang dimilikinya, tidak
susah baginya untuk meloloskan diri dari situ.
Namun mungkinkah Hoo Thian Hong si sastrawan berbaju
biru yang tersohor akan kegagahannya akan berbuat
demikian??? tidak dengan budi pekertinya, nama besarnya,
pendidikannya serta j iwanya, tak nanti dia sudi melakukan hal
itu.
Maka keadaannya serta situasinya semakin terjepit, kian
lama mara bahaya yang mengancam keselamatannya semakin
besar.
setelah berjaga selama-seharian penuh di atas atap istana
Ci-Yang-Kiong ber-sama2 Ci Yang cinjien serta Cing Yang
cinjien dua orang tiang loo dari Bu-tong Pay, kini badannya
terasa mulai jadi lelah dan kehabisan tenaga.
Dalam pada itu Hiong-Hoen nomor dua yang menyaksikan
para toosu dari Bu-tong pay belum juga mau menyerah, dia
segera mendekati atasannya "Piauw biauw Hujien" untuk
mengajukan satu usul.
Perempuan itu mengangguk tanda setuju dan atas perintah
Hiong Hun nomor dua inilah, dua puluh satu orang sukma
gentayangan dengan membawa sebuah batang pohon yang
besar mulai mendobrak pintu istana Ci Yang Kiong yang tebal.
Brukk....Brukk.... diiringi suara yang keras seluruh
bangunan goncang dengan dahsyatnya.
Hian cing Tootiang jadi kuatir dengan perbuatan mereka,
buru2 dia perintahkan tukang panahnya yang bersembunyi
diloteng genta untuk melepaskan anak panah. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seketika itu juga hujan anak panah berhamburan diseluruh
permukaan tanah, dalam hujan panah yang amat dahsyat
inilah dua puluh satu orang sukma gentayangan terpaksa
harus menarik diri.
Mendadak....terdengar suara suitan yang amat nyaring
berkumandang nyaring dari bawah gunung Bu-tong-san,
diikuti berkelebatnya sesosok bayangan hitam muncul dari
balik bukit.
Begitu bayangan manusia itu munculkan diri, segenap
anggota perkumpulan Yoe Leng Kauw bersorak-sorai dengan
gembiranya.
Ditengah tempik sorak yang ramai, menggemalah
serentetan suara diangkasa:
"Hey Hian cing Tootiang dari Bu tong Pay, dengarkanlah
baik2...... Hiancing Tootiang dariButong Pay dengarkan baik2
Pun Kauwcu Yoe Leng sin Koen baru saja pulang dari partai
siauw lim dengan membawa sembilan butir batok kepala dari
Cappwee Loo Han saat ini Thian Hong sang jien beserta
segenap anak muridnya telah takluk dan menyerah, mereka
telah menggabungkan diri dengan perkumpulan kami.
"Kau harus tahu bahwa Sin Koen kami adalah orang yang
berbudi luhur dan bijaksana, atas persetujuannya kami hendak
menawarkan kedudukan wakil kauwcu buat Hiang cing
Tootiang.."
"Akan kami beri waktu setengah perminum teh bagi kalian
untuk mempertimbangkan tawaran kami ini, rejeki atau
bencana serta mati atau hidup dari beberapa ratus jiwa para
toosu yang ada didalam istana ci-Yang Kiong semuanya
tergantung pada keputusan dari ciangbun-jien kalian-"
orang yang berteriak barusan bukan lain adalah "Piauw
Biauw Hujien" Mo Yoe Yauw. Suaranya merdu dan
lengkingnya tinggi bukan saja nyaring bahkan nyata dan bisa
didengar dengan sangat jelas. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Terutama sekali ditengah kesunyian yang mencekam
seluruh jagad, ucapan itu membuat hati para toosu yang ada
didalam istana ci Yang Kiong merasakan hatinya bergidik.
Si Nelayan dari sungai Goan Kang dengan tangan mencekal
jaring ikannya bersiap sedia dengan alis berkerut.
Sedangkan Hoo Thian Heng sisastrawan berbaju biru
merasakan hatinya tidak tentram, pikirnya.
"Apakah sute Gong Yu serta Sumoay Lie Wan Hiang sudah
datang terlambat diatas gunung Siong-san?"
Terdengar teriakan tadi kembali diulanginya beberapa kali,
suaranya makin lama semakin nyaring sehingga berdengung
ditengah udara tiada hentinya.
Hiang Cing Tootiang itu ciangbunjlen dari partai Bu-tong
sama sekali tidak memperdulikan teriakan lawan, dia tahu
bahwa pihak musuh mempunyai banyak akal licik untuk
menjebak mereka, sudah tentu dia tak mau tertipu mentah2.
Dengan cepatnya seperminum teh sudah lewat.
Melihat pihak Bu-tong Pay belum juga mau menyerah, Yoe
Leng sin Koen, CiTiong Kian jadi naik pitam.
Ia segera turunkan perintah untuk menyulut api dan
membakar kayu2 kering yang telah bertumpukan disekeliling
istana Ci Yang- Kiong.
Pada saat yang bersamaan pula dari tempat kejauhan
secara lapat2 berkumandang datang suara ringkikan kuda
yang amat keras ditinjau dari leng kingnya suara ringkikan
tersebut jelas kuda2 itu bukan kuda sembarangan.
Dalam sakejap mata ringkikan kuda itu sudah tiba
dipunggung gunung Bu-tong.
Mendadak satu perasaan yang tidak enak datang dari dasar
hati Yoe Leng sih Koen, dia segera titahkan "Hiong Hun" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

nomor tiga dengan membawa Lee-pok nomor lima dan enam
untuk pergi menghadang kedatangan orang itu.
sedang sisanya telah membuat obor dan siap membakar
kayu2 bakar disekitar istana Ci-Yang Kiong.
Mendadak.....terdengar suara genta diatas loteng istana
berbunyi ber-talu2... anak panah menghujani seluruh
permukaan, diikuti pintu istana Ci-Yang Kiong terpentang
lebar2, dua ratus orang toosu anak murid partai Bu-tong
dengan senjata terhunus telah menyerbu keluar bagaikan
gulungan air bah.
Hawa pedang seketika memenuhi angkasa bagaikan
tumpukan ombak salju melanda dan menggulung seluruh
permukaan bumi.
Bersamaan itu pula Ci Yang cinjien serta Hoo Thian Heng
yang bera di diatas atappun melayang turun kedalam
kalangan pertempuran dan masing2 mencari lawannya.
suitan nyaring, teriakan gusar serta jeritan ngeri
berkumandang tiada hentinya, dalam waktu yang singkat
lapangan luas didepan istana Ci-Yang Kiong telah berubah jadi
medan pertempuran yang amat seru.
Kiranya Hoo Thian Heng sisastrawan berbaju biru yang
mendekam diatas atap bangunan secara lapat2 berhasil
menangkap suara ringkikan dari kuda Cay-Ya-Giok-say-Cu,
berbareng itu pula dia temukan bilamana pihak lawan hendak
menyurut api dan membakar tumpukan kayu bakar disekitar
istana Ci-Yang Kiong.
Pemuda itu jadi terperanjat, dia mengerti bahwa
kesempatan baik bagi mereka untuk maloloskan diri sebentar
lagi akan lenyap. seandainya mereka biarkan pihak lawan
menyulut api dan membakar tumpukan kayu bakar itu, niscaya
korban di pihak Bu tong Pay yang mati akan bertambah
banyak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

oleh sebab, itu dia segera kirim tanda kepada Hian Cing
Tojin agar memberikan reaksi secara tiba2.
sedikitpun tidak salah, serbuan yang dilancarkan tak ter
duga2 ini mendatangkan hasil yang luar biasa, meskipun para
anggota perkumpulan Yoe Leng Kauw yang hadir ditempat itu
rata2 merupakan jago lihay dari dunia persilatan, namun
untuk beberapa saat lama-nya mereka dibikin kelabakan juga
sampai kacau tidak keruan.
Jangan dikata anak murid partai Bu tong memiliki
serangkaian ilmu pedang yang luar-biasa, sekalipun orang2
biasa bilamana menyerbu dalam gelombang yang dahsyat dan
tak disangka pun sukar dibendung dengan cepat.
Dengan cepatnya medan pertempuran telah meluas hingga
ke tengah. Lawan dari Hian Cing Tootiang adalah "Hiong
Hoen" nomor satu, sikakek seratus bangkai Kiang Tiang Koei,
sedangkan lawan dari Hian Hok Tootiang adalah Lee-pok
nomor dua, "Kioe Ci Tok Kay sipengemis racun berjari
sembilan Kouw Im.
Hian siuw Tootiang serta Hian biauw Tootiang bekerja
sama melawan "Piauw biauw Hujien" Mo Yoe Yauw.
cing Yang cinjlen dengan sepasang telapak menghadang si
nenek bongkok dari negeri Hoe sang Jepang Leo Peng sim.
sedangkan ci Yang Cinjien dibikin mengucurkan keringat
dingin oleh desakan serta teteran gencar Jiak Kioe Kiam Khek
sibola daging dari Tang-hay.
Musuh Hoo Thian Heng sisastrawan berbaju biru bukan lain
adalah Ci Tiong Kian yang pernah dijumpai sewaktu berada di
tebing Pek Yan Gay tempo dulu dan kini telah menggetarkan
seluruh dunia persilatan dengan julukannya Yoe Leng sin
Koen.
setelah berpisah tiga tahun, bukan saja tenaga lweekang
yang dimiliki Yoe Leng sin Koen peroleh kemajuan yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sangat pesat, ilmu silat yang dimilikipun luar biasa ampuh
terutama sekali sebilah pedang dan mantelnya yang aneh,
semakin memperkuat kedudukannya bagaikan harimau
tumbuh sayap.
Untuk mempertahankan diri dari teteran musuh, terpaksa
Hoo Thian Heng harus main ilmu2 sakti kipas emas seruling
kumalanya hingga mencapai pada puncaknya, kipas
menyambar silih berganti menimbulkan hembusan taupan,
seruling beterbangan mengiringi suitan nyaring digabungkan
dengan gerakan tubuh "chie Ciat Tay Na Ie" tiada hentinya dia
berkelit kesana mengigos kemari.
sekalipun begitu kedudukannya masih tetap berada dalam
posisi yang sangat berbahaya, jiwanya setiap saat ada
kemungkinan lenyap diujung pedang lawan-
Mimpipun dia tidak menyangka bila panglima yang pernah
menderita kalah ditangan isterinya "siauw Bin Loo-sat" Poei
Hong pada tiga tahun berselang kini telah menjadi seorang
gembong iblis yang luar biasa lihaynya.
Tak usah dipikir lebih dalam lagi, segera dia mengerti
bahwa manusia she Ci ini pasti sudah berhasil mempelajari
dari isi kitab pusaka Yoe Leng pit Kip.
Air muka Yoe Leng sin Koen makin lama berubah semakin
hitam, cahaya berwarna hijau memancar keluar dari sepasang
matanya, sambil tertata seram jengeknya: "Manusia she Hoo,
sampai kapan kau baru sudi takluk dan menyerah kepadaku
???".
Kendati keringat dingin telah membasahi seluruh tubuhnya,
Hoo Thian Heng pantang untuk menyerah, dengan sikap yang
masih gagah, sahutnya:
"sekalipun aku tidak becus, ingin pula kunasehati dirimu
dengan sepatah dua patah kata. Bilamana kau tahu diri saat
inilah merupakan saat yang paling baik bagimu untuk
melarikan diri Kalau tidak, bilamana menunggu hingga Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pendekar tampan berbaju hijau yang baru datang dari gunung
siong san tiba disini, ingin melarikan diripun mungkin sudah
terlambat.. ".
Mendengar ucapan tersebut bati Yoe-Leog sin-Keen
bergidik, segera pikirnya didalam hati:
"Aku datang kemari dengan mengerahkan ilmu
meringankan tubuh "Cia-Hong- Hoei-Heng" atau Membonceng
angin terbang melayang, sekalipun ditengah jalan telah
berhenti beberapa saat lamanya namun kedatanganku pun
belum lama. seandainya keparat cilik itu tidak memilik kuda
jempolan yang luar biasa mana mungkin bisa menyusul diriku
kemari?". Berpikir demikian dia lantas tertawa lega, jengeknya
dengan nada dingin:
"Jangan mimpi disiang hari bolong dikolong langit dewasa
ini tak nanti ada orang yang bisa tiba digunung Bu-tong dari
gunung siong-san hanya dalam sehari saja kecuali aku Yoe-
Leng sin Kun. hmmm..... Hmmm aku lihat lebih baik kau tak
usah mengibul yang bukan2..."
"siapa yang mengibul?? kau atau aku??" mendadak dari
arah belakang berkumandang datang serentetan suara yang
amat nyaring.
sungguh cepat reaksinya, laksana kilat badannya berputar,
kebelakang sambil bersiap sedia, kendati terperanjatnya
bukan kepalang namun sedikitpun dia tak mau unjukan
kelemahan.
siapa tahu belum saja badannya berdiri tegak. dua gulung
benda hitam secara tiba2 meluncur kebadannya.
Yoe- Leng sin Koen mendengus dingin, dengan sebat dia
ayun tangannya kemuka....
Duuus... duuus.. kedua benda tadi berhasil ditangkapnya
dengan tepat namun dengan cepat pula dia berseru kaget
bercampur gusar, ternyata benda yang dipegangnya sekarang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bukan lain adalah batok kepala dari "Lee-pok" nomor lima
serta "Lee-pok" nomor enam. Tiang Pek siang-Hiong atau
sepasang manusia gagah dari Tiang-Pek san.
Disamping itu, diapun dapat melihat jelas wajah pihak
lawannya, dia bukan lain adalah gadis berbaju hijau yang
pernah ditemuinya sewaktu ada didepan kuil siauw-lim sie
malam tadi.
Dalam hati segera pikirnya:
"Setelah nona ini hadir ditempai ini, jelas sipemuda berbaju
hijau yang berhasil memukul mundur Ban Tok Ci-ong si raja
diraja dari selaksa racun dengan sebuah pukulannya pun telah
tiba pula disini".
Ingatan tertebut dengan cepatnya berkelebat dalam
benaknya, sebelum dia sempat angkat kepalanya untuk
memeriksa, terdengar gadis itu telah berkata kembali dengan
nada nyaring:
"Engkoh Yu, gembong iblis ini aku lihat masih mempunyai
sedikit kepandaian kucing kaki tiga, kuberikan saja kepadamu
untuk bermain joget kera, tapi ingat lho...jangan sampai kau
lenyapkan selembar jiwanya..."
Begitu meyakinkan ucapannya, se-akan2 musuh yang
berada dihadapannya bagaikan kura2 didalam keranjang,
hampir saja Yoe Leng sin Koen jatuh pingsan saking gusarnya.
Pada saat ini wajahnya telah berubah semakin hitam, muta
elangnya memancarkan cahaya hijau yang menggidikkan hati.
dia tahu bahwa pertempuran pada malam ini merupakan ujian
yang paling berat dari nasib dirinya dikemudian hari.
Tapi... dapatkah dia utarakan rasa takut yang telah
mencekam hati kecilnya ??
"Tidak tidak boleh " jeritnya didalam hati. "Aku harus
berhasil menaklukkan seluruh dunia persilatan, aku harus
melenyapkan keparat cilik ini dari muka bumi, sebelum dia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

modar aku tidak akan berpeluk tangan..." Berpikir demikian,
tanpa sadar dia angkat kepalanya.
Tampaklah pemuda tampan berbaju hijau itu sedang
mencium pipi gadis cantik disisi tubuhnya, kemudian tertawa
nyaring dan berseru: "Hamba akan jalankan titah dari yang
mulia "
Nona cantik itu tertawa cekikikan, mendadak ia enjotkan
badannya melayang ketengah udara, pedang pendeknya
bergetar keras menciptakan selapis cahaya bianglala berwarna
merah dan langsung menebas batok kepalaJiak Kioe Kiam
Khek Kioe Ek.
Dalam pada itu Yoe Leng sin Koen ci Tong Kian sambil
mencekal pedang Yoe leng Kiam tertawa seram tiada hentinya
dengan sinar mata yang buas dan wajah menyeringai seram di
tatapnya pemuda tersebut dengan penuh kebencian-
Bisa dimaklumi betapa benci dan mendendamnya ketua
dari perkumpulan Yoe Leng Kauw ini terhadap diri Gong Yu.
Penyerbuannya diatas kuil siauw lim sie hampir saja
mencapai hasil seperti apa yang diharapkan, namun secara
tiba2 muncul bocah muda ini hingga usahanya mengalami
kegagalan total.
Dan sekarang kembali dia muncul diatas gunung Bu tong
untuk mencampuri urusannya. siapa yang tidak benci dan
dendam bilamana usaha serta pekerjaannya selalu saja
dikacau?.
Sipendekar tampan berbaju hijau sendiri dapat melihat pula
bahwasanya Yoe Leng sin Koen yang sekarang bukan lain"
adalah Ci Tiong Kian sipelajar Im-yang serta kauwcu dari
perkumpulan Im-yang Kauw pada masa yang silam, dalam
hati dia lantas berpikir:
"Bukankah bajingan ini sudah digulung oleh suci Poei Heng
hingga masuk kedalam jurang Pek Yan Gay dengan jurus "Soh Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Im Ning Hiang" atau bayangan putih membeku wangi? kenapa
sekarang bisa muncul lagi disini dalam keadaan yang hidup
dan bahkan lihaynya luar biasa ??..."
sebagai pemuda yang benci akan kejahatan dan muak
dengan segala kebrutalan, setiap kali teringat akan
pembunuhan berdarah diatas puncak gunung Siong-san, hawa
amarahnya segera berkobar kembali dengan mata bercahaya
tajam serunya lantang:
"Ci Tiang Kian, kejahatanmu sudah ber-tumpuk2 bagaikan
bukit, sebagai umat manusia siauw seng berhak untuk
mewakili Thian membasmi dirimu dari muka bumi. Namun
untuk kali ini kuberi satu kesempatan bagimu untuk merubah
tingkah lakumu yang salah di masa silam.
JILID 16 HAL 36 S/D 37 HILANG
menggantikan kedudukan Ci-Yang Cinjien untuk
menghadapi Jiak-Kioe Kiam- Khek, sibola daging dari Tiang
Hay, pertarungan antara mereka berdua berjalan dengan
seimbang dan serunya, sementara Ci Yang Cinjien sendiri
telah mundur kebelakang membantu Cing Yang Cinjien
mengerubuti sinenek bongkok dari negeri Hoe seng. Maka
untuk sementara waktu situasi berhasil diatasi dan aman.
setelah dirasakan keadaan bisa diandalkan, pemuda kita
baru memandang kembali wajah Yoe Leng sin Koen yang
berubah jadi menyeramkan itu, dia tahu pihak lawan sudah
diliputi oleh kegusaran, maka sambil tertawa dingin
jengeknya: "Buat apa kau bertanya lagi???".
sebelum bertindak mendadak Yoe Leng sin Koen teringat
kembali sesuatu kejadian yang aneh, dia merasa tercengang
dengan kekuatan dari si sastrawan berbaju biru. Didalam
bentrokannya tadi dia merasa bahwa tenaga lweekang yang
dimilikinya jauh lebih tinggi satu tingkat daripada Hoo Thian
Heng.. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sedangkan keparat cilik ini adalah sutenya, kenapa dia bisa
menahan getaran dari hasil pukulan "Ban Tok Ci ong" si Raja
di raja dari selaksa racun? sekalipun dikatakan tenaga
Iweekang sutenya jauh lebih lihay dari suhengnya tak nanti
kelebihan tersebut terpaut begitu besar....lalu apa yang sudah
terjadi
Jangan2 keparat cilik ini sudah bermain setan? sedang Ban
Tok Ci-ong merasa tidak tega melukai dirinya karena melihat
usianya yang masih muda dan mempunyai bakat yang baik
sehingga mengalah buat sianak muda ini?
Berpikir sampai disitu keberaniannya berkobar kembali, dia
segera tertawa seram.
"Keparat cilik, dengan ketajaman mata pun kauwcu sejak
tadi aku sudah tahu kalau kau hanya bisa menggertak sambal
belaka. Hmmm. beranikah kau bertaruh tiga babak dengan
diriku?"
Gong Yu pura2 menunjukkan rasa kaget, namun dengan
cepat ia berhasil menenangkan kembali hatinya.
"Jangan dikatakan tiga babak. sekalipun sepuluh babak
siauw-heng juga tidak jeri untuk menghadapinya." dia
menyahuti. setelah merandek sejenak. tanyanya lebih jauh:
"Entah bagaimanakah pertaruhan kita itu?"
Diam2 Yoe Leng sin Koen memperhatikan perubahan wajah
lawannya, setelah dirasakan bahwa dugaannya sama sekali
tidak meleset dan merasa yakin pertaruhan ini pasti
dimenangkan olehnya dia lantas berkata:
"Tentu saja tidak lain daripada beradu ilmu meringankan
tubuh, ilmu pukulan telapak serta ilmu mempergunakan
senjata, Barang siapa yang berhasil menangkan dua babak.
dialah yang menang." Gong Yu tersenyum.
"Lalu apakah keuntungannya bagi sang pemenang dan apa
pula kewajiban-bagi yang kalah?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yoe Leng sin Koen termenung berpikir sejenak. setelah itu
jawabnya:
"Pihak yang kalah diwajibkan melaksanakan segala perintah
yang diucapkan oleh pihak yang menang."
"Apakah ada batas2nya? umpama saja termasuk
memenggal batok kepala sendiri ataukah memenggal batok
kepala orang lain?
"Perhatikaniah kata "segala" dalam ucapanku tadi, percuma
kau mengatakan yang lebih banyak kalau tak tahu artinya kata
tersebut."
"oooooh...begitu ? lalu apakah ada batas2 waktunya ?
umpama kata cuma beberapa hari atau harus mendengarkan
perintah pihak yang menang sepanjang hidupnya ?"
"sudah tentu sepanjang hidupnya " Tiba2 Gong Yu
mendongak dan tertawa ter-bahak2.
"Heee... heee.. : beee... sejak dulu hingga sekarang, seggla
macam perjanjian hanya berlaku bagi kaum koen-cu dan sama
sekali tak berguna bagi kaum siauw-jien manusia rendah
martabatnya "
"Apa kau bilang ?" teriak Yoe Leng sin Koen dengan wajah
berubah hebat. "Siapakah koen cu dan siapakah siauwjien,
dewasa ini masih terlalu pagi untuk dibicarakan " sipendekar
tampan berbaju hijau Gong Yu tertawa hambar.
"Lebih baik kita bicarakan dulu kebiasaan kaum siauw-jien
sebelum membicarakan kaum koen cu. seandainya beruntung
siauwjien bisa merebut kemenangan tersebut maka aku tidak
ingin memerintahkan kau untuk memenggal batok kepalamu
tapi aku berharap agar kau suka memotong sebuah jari
tanganmu sebagal peringatan agar kau suka bertobat, kaupun
tak usah mendengarkan perintah ku sepanjang masa, cukup
asal kau bubarkan segenap anggota perkumpulan Yoe- Leng
Kauw mu saja, bisakah kau laksanakan hal tersebut diatas??". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ucapan ini membuat Yoe- Leng sin Koen tertegun, dalam
hati segera pikirnya: "Mungkinkah sianak muda inc
mempunyai keyakinan untuk menangkan diriku?" Tanpa terata
hatinya jadi sangsi.
Namun ucapan telah diutarakan keluar, seka lipun
menyesal juga tak ada gunanya, maka dia segera mendengus
dingin.
"Hmmm kau anggap sin-Keen adalah manusia macam
apa?".
"kalau memang demikian, perintahkanlah anak buahmu
yang sedang bertempur untuk menghentikan pertarungan "
kata Gong Yu kemudian setelah melirik sekejap para jago
yang sedang bertempur sengit.
Dari medan pertempuran Yoe Leng sin Koen pun bisa
menyaksikan bahwa pihaknya tidak berhasil mendapatkan
keuntungan apa2 dalam pertarungan ini, maka dia segera
tunjukkan tanda setuju.
Dia lantas bersuit nyaring dan segenap anggota
perkumpulan Yoe Leng Kauw yang sedang bertempur segera
mengundurkan diri ke belakang.
Gong Yupun lantas menyampaikan maksud hatinya kepada
para tosu dari pihak Bu-tong
Menggunakan kesempatan ini Lie Wan Hiang segera
menceritakan keadaan situasi dipartai siauw- lim kepada toa
suhengnya Hoo Thian Heng.
Hian cing Tootiang yang ikut mendengarkan dari samcing
tentu saja merasa sangat girang dia lantas perintahkan anak
muridnya untuk membagi diri jadi dua kelompok dan berdiri
diutara serta selatan-
Disambing itu mengusulkan cing Yang Too tiang serta Jiak
Kioe Kiam Khek sebagai saksi dalam pertaruhan ini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pertandingan babak adalah beradu ilmu meringankan
tubuh.
Jiak- Kioe Kiam Khek tampil ketengah kalangan, dari Ang
Hoat Tauwto dimintanya tiga batang jarum "Ngo Im Keei
Ciam" kemudian ujarnya:
"Setelah jarum ini kusambitkan ketengah udara, kedua
belah pihak harus mencelat ketengah udara, bagi siapa yang
berhasil mencapai ketinggian melebihi lawannya dan bisa
berdiam lebih lama diangkasa dialah yang menang, sebaliknya
bagi yang tak dapat melakukan, hal itu dianggapnya, kalah."
Mendeagar hal tersebut diam2 Yoe Leng sin Koen merasa
kegirangan-
Tentu saja Lie Wan Hiang pun mengetahui kegunaan dari
mantel lawannya, dengan cepat dia memperotes.
"sewaktu bertanding nanti. sin Koen harus melepaskan
mantel yang kau kenakan itu, dengan demikian, kedua belah
pihak baru bisa mengadu kepandaian yang murni dan adil"
Yoe Leng sin Koen tertawa ter-bahak2.
"Haaa...haaa... sungguh keterlaluan sekali ucapanmu itu,
seandainya ada orang memohon kepada nona untuk
melepaskan gaun yang kau kenakan apakah kau juga mau?"
Baru saja dia menyelesaikan kata2nya tiba2 terdengar
suara bentakan keras berkumandang diangkasa, sesosok
bayangan hijau berkelebat lewat dan tahu2 Ploook sebuah
tempelengan keras dengan telak bersarang diatas pipi Yoe
Leng sin Koen yang pucat pias bagaikan mayat itu.
Gaplokan ini bukan saja dilakukan amat cepat bahkan
nyaring sekali sehingga dapat didengar oleh segenap jago
yang hadir ditengah kalangan tersebut.
Yoe Leng sih Keen tertegun dia tak menyangka pihak lawan
bisa memiliki gerakan tubuh yang demikian cepatnya, sampai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kepandaian sakti yang dimilikinya belum sempat di gunakan
tahu2 pipinya sudah mendapat persen.
"Adik Wan, apa gunanya- kau ribut dengan manusia
semacam itu" ujar Gong Yu sambil tertawa. "Biarkanlah dia
menangkan pertandingan babak pertama ini, bukankah kita
masih punya kesempatan dua babak untuk merebut
kemenangan??" Lie Wan Hiang mengerling sekejap kearahnya
dan tidak berbicara lagi..
Yoe Leng sin Koen Ci Tiong Kian sendiri, meskipun didalam
hati sangat gusar, namun karena takut terjadi hal2 yang t idak
diinginkan maka sekalipun pipinya mentah2. kena di gaplok
orang dia tetap diam saja.
Dalampada itu Cing Yang Cinjien telah memperingatkan
kedua belah pihak untuk bersiap sedia Jiak Kioe Kiam Khek
segera ayun kan " Ngo- Ing Loei ciam" tersebut ketengah
udara..
"Bluum..." bersamaan dengan meledaknya suara dentuman
yang keras, dua sosok bayangan manusia meluncur ke
angkasa.
si Pendekar tampan berbaju hijau Gong Yu dengan
mengandalkan ilmu meringankan tubuh Menunggang angin
Membonceng awan meluncur lurus ketengah udara,
sedangkan Yoe Leng sin-Keen dengan andalkan mantelnya
yang ampuh mengejar dari belakang, kedua belah pihak
sama2 berhasil mencapai pada ketinggian beberapa ratus
tombak.
Pemandangan yang luar biasa ini bukan saja membuat para
jago yang ada dikalangan sama2 geleng kepala dan
menjulurkan lidahnya, Yoe-Leng sin Koen yang ada ditengah
udarapun merasa sangat terperanjat, pikirnya.
"satu hari manusia macam ini masih hidup dikolong langit,
aku Yoo Leng sin Kun tidak mungkin bisa merajai seluruh Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dunia persilatan, aku harus berusaha keras melenyapkan bibit
bencana ini dari muka bumi.."
Maka semakin besarlah niatnya untuk melenyapkan
pemuda ini dalam pertandingan tersebut.
Gong Yu tak mau unjukkan kelemahan, ilmu gerakan tubuh
Hong im Cap Pwee Pian- atau Angin dan Mega delapan belas
kali berubah ajaran Loo Pouw sat dari gunung Altai segera
dikerahkan dengan hebatnya, tampaklah tubuh sianak muda
itu bagaikan seekor naga sakti berkelebat kesana kemari
dengan gagah-nya.
Yoe Leng sin Koen sendiri meskipun dia tidak sampai
menderita kalah berkat bantuan mantelnya, namun tubuhnya
yang berada ditengah udara tak dapat bergerak dengan lincah
nya seperti pemuda tersebut, dengan sendiri nya tampak jelas
sekali perbedaannya.
Kurang lebih setengah perminum teh kemudian, tubuh
kedua orang itu baru melayang kembali keatas tanah.
sudah tentu tampak si pendekar berbaju hijau tiba lebih
dahulu diatas tanah, sehingga dalam pertandingan babak
pertama Yoe Leng sin Koen lah yang menang.
sekalipun begitu kedua belah pihak sama2 memahami apa
sebabnya Yoe Leng sin Koen berhasil merebut kemenangan,
bahkan ci Tiong kian sendiripun merasakan wajahnya tak
bersinar.
Pertandingan babak kedua adalah beradu tenaga pukulan.
Jiak Kioe Kiam Khek pernah menyaksikan sendiri betapa
dahsyatnya ilmu pukulan Yoe- Leng sin-Keen dimana ia
pernah menghancurkan batu cadas gunung dari jarak sepuluh
tombak. dia percaya kauwcunya pasti berhasil merebut
kemenangan, maka segera usulnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Pada jarak sepuluh tombak. masing2 membuat sebuah
lingkaran bulat seluas t iga depa, barang siapa yang terhantam
hingga keluar dari lingkaran garis tersebut dialah yang kalah ".
Masing2 pihak tiada usul lain, maka kedua orang itupun
segera membuat garis lingkaran dan masuk kedalam lingkaran
tersebut.
Begitu jarum Ngo-Ing Loei-ciang berdentuman diangkasa,
Yoe-Leng sin Koen laksana kilat segera mengirim satu
serangan lebih dahulu dengan I lmu pukulan "Kioo-lm Hiat sat-
Kang", seketika angin taupan melanda seluruh permukaan
bumi.
Gong Yu rada terlambat melancarkan serangannya maka
dia menderita kerugian dalam serangan tersebut.
Terdengar dua desiran tajam menyambar ke depan
membelah angkasa.
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Silat : Sabuk Kencana 3 dan anda bisa menemukan artikel Cerita Silat : Sabuk Kencana 3 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/09/cerita-silat-sabuk-kencana-3.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Silat : Sabuk Kencana 3 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Silat : Sabuk Kencana 3 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Silat : Sabuk Kencana 3 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/09/cerita-silat-sabuk-kencana-3.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar