Bentrok Para Pendekar 5 [Cersil Anyar] Tamat

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Rabu, 28 September 2011

Boen Ching mengerutkan alisnya, dalam hati pikirnya.
"Kau berkata secara demikian bukankah terlalu sombong,
didalam seratus jurus ? sekalipun ribuan jurus aku juga belum
tentu akan memperlihatkan kekalahan."
Dalam hatinya dia berpikir demikian, tetapi Pada mulutnya
ujarnya kePada diri Lieh Yu.
"Kalau demikian aku harus mengucapkan terima kasih
kePada cianpwee."
Lieh Yu tertawa dingin, sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cuaca hampir menjadi gelap, janganlah membuang waktu
dengan percuma, cepatlah kau maju menyerang !"
Sehabis berkata dia mengulapkan tangan nya bangau
raksasa yang berada dibelakang tubuhnya itu segera
mengikuti bertiupnya angin melayang keatas udara.
Boen Ching diam-diam menarik napas panjang-panjang, dia
tahu bahwa Pada saat melancarkan serangan adalah
merupakan waktu yang sangat berbahaya sekali, tidak perduli
siapapun Pada saat melancarkan serangan pastilah akan
menampilkan tempat kelemahannya, apabila pengalaman
pihak lawan telah sangat luas sekali, dirinya pastilah akan
menemui kekalahan.
Kecuali apabila didalam satu jurus telah berhasil mendesak
pihak lawan, kalau tidak tentu akan mendapat kesulitan yang
tidak kecil.
Dia termenung berpikir keras beberapa saat lamanya,
dengan sembarangan dia melancarkan serangannya yang
pertama menerjang kening dari Kioe Thian Ie Sin, LiehYu,
jurus ini adalah merupakan jurus pembukaan dari ilmu pedang
Thian San Kiam Hoat. "Than Way Lay Hong'
Lieh Yu tertawa besar, ujarnya.
'Kiranya kan pun mempunyai hubungan yang erat dengan
pihak Thian San Pay !"
Sambil tertawa telapak tangannya didorong secara
mendatar ke arah depan dan menerjang ke tubuh Boen Ching.
Dalam hati Boen Ching telah mempunyai perhitungan yang
masak, dengan cepat dia berputar menghindari serangan
tersebut, sebenarnya dia bermaksud hendak menggu-nakan
serangan-serangan yang grencar menghadantg ratusan jurusq
dari serangan rLieh Yu ini, untuk mencari dirinya, tetapi ketika
terpikir akan Bwee Giok yang berdiri disamping, pikiran
tersebut dengan cepat berubah, dia tidak dapat memberikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lieh Yu berbuat sesuatu gerakan yang tidak menguntungkan
diri Bwee Giok, mau tak mau dia terpaksa harus mengurung
rapat diri Lieh Yu.
Sepasang telapak tangan dari Lieh Yu baru saja didorong
sampai ditengah jalan, gerakan pedang dari Boen Ching
mendadak berubah, sedang ilmu pedang "Ngo Heng Kiam
Hoat' pun dikerahkan keluar.
Kaki Boen Ching berturut-turut menginjak kedudukan
menuruti kedudukan Ngo Heng, sedang pedangnya
melancarkan jurus-jurus, dari "Ngo Heng Kiam Hoat'? yang
digabungkan dengan tenaga khiekang "Chiet Kong-Kang Khie"
jurus pedangnya sebentar tegak lurus, sebentar lagi
membalik, mendadak nyata dan mendadak hanya bayangan
saja, sehingga membuat segulung sinar pedang yang sangat
rapat sekali mengurung sekeliling tubuh Lieh Yu.
Sinar mata Lieh Yu memancarkan sinarnya dengan tajam,
sepasang telapak tangannya bergerak tak henti-hentinya,
dengan sekuat tenaga menahan jurus serangan pedang dari
Boen Ching itu.
Dia tahu apabila dia menggunakan tangan kosong untuk
menghadapi serangan pedang dari Boen Ching ini tak mungkin
bagi dirinya untuk merebut kemenangan, apalagi Pada saat ini
perhatian Boen Ching belum terpecah, dia tak berani
melawannya dengan keras lawan keras, terpaksa dia
membiarkan dirinya terkurung rapat-rapat oleh serangan-
serangan Boen Ching itu, apabila Pada saat ini Boen Ching
menerjang ke arahnya dengan menggunakan sekuat tenaga,
kiranya dirinya tak mungkin akan dapat sanggup menerima
sepuluh jurus lagi.
Kedua orang itu dengan cepat saling serang menyerang,
dalam sekejap saja telah lewat limapuluh jurus lebih.
Dalam hati Boen Ching merasa sengat girang sekali, apabila
demikian seterusnya, kiranya ratusan jurus dengan cepat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat dilalui dengan mudahnya, tetapi entah Lieh Yu ini telah
menggunakan senjata tajam apakah, mengapa masih tak
berani untuk digunakan!
Tubuh Boen Ching dengan cepat dari kedudukan "Lieh
Hwee" berpindah kedalam kedudukan "Ie Bok", sedang jurus
serangannya pun telah menggunakan jurus "Kiam Coan Thian
Hwee"
Lieh Yu yang menduduki salah satu dari Kioe Thian Swang
Sin terhadap jurus pedang yang diciptakan oleh Tan Coe Coen
ini tak mungkin kalau tidak memahainya, dia terta wa dingin,
berturut-turut mundur dua langkah kebelakang.
Boen Ching mempunyai maksud untuk melihat senjata
tajam yang digunakan oleh Lieh Yu ini, sebenarnya dia harus
beralih segera kedalam kedudukan "Swie" kemudian
menggunakan jurus "Hek Swie Yu-Yu" atau air hitam mengalir
perlahan menghalangi jalan mundur dari Lieh Yu tetapi dia
mendadak membungkukkan tubuhnya maju menyerang
mendesak kearah diri Lieh Yu.
Lieh Yu yang selalu mencari tempat kelemahan tetapi
tetap tak mendapatkannya, pada saat ini tampak pada tubuh
Boen Ching terdapat lubang kelemahan, dalam hatinya
menjadi sangat girang sekali dia bersuit panjang, tubuhnya
dengan cepat melayang mundur kebelakang.
Boen Ching tahu pada saat ini Lieh Yu siap hendak
menggunakan senjata tajamnya, ujung kaki kanannya dengan
cepat menutul ke atas tanah, sedang tubuhnya dengan cepat
meluncur kebawah mengejar, jurus serangan nya pun
dirangkap kedepan siap dilancarkan kembali, agaknya dia
mempunyai maksud untuk melihat maksud sebenarnya dari
diri Lieh Yu.
Sebenarnya Lieh Yu mengira bahwa kepandaian yang
dimiliki Boen Ching jika dibandingkan dengan dirinya hanyalah
terpaut sedikit saja, tetapi sama sekali tak diduga olehnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa dilihat pada saat ini ternyata kepandaian yang dimiliki
Boen Ching ini jauh lebih tinggi satu tingkat dari dirinya.
Dia menggigit kencang bibirnya, pada saat ini dia merasa
sangat benci sekali sehingga menyusup kedalam tulang
sumsumnya terhadap diri Boen Ching, tubuhnya dengan cepat
meluncur mundur ke belakang, tangan kanannya diayunkan,
terlihat sebuah jarum emas yang panjangnya beberapa coen
dengan sangat cepat sekali menyerang kearah Boen Ching.
Been Ching tidak mengetahui jarum sepanjang beberapa
coen itu mempunyai kegunaan apa, tetapi terpikir olehnya
bahwa pastilah bukan merupakan benda yang biasa, ia
menarik napas panjang- panjang, dan bersuit nyaring, dengan
cepat tubuhnya mundur kebelakang.
Jarum emas yang panjangnya beberapa coen itu bagaikan
terkena hawa murni yang mengalir keluar pada saat Boen
Ching mengundurkan dirinya itu, daya meluncur dari jarum
emas tersebut semakin bertambah cepat, bagaikan kilat
cepatnya mendesak terus kearah Boen Ching.
Pedang Cing Hong Kiam ditangan Boen Ching dengan cepat
disentilkan kedepan, didalam sekejap mata saja ditengah
kalangan itu telah penuh diliputi oleh suara angin serta
menggelegarnya guntur, sekumpulan sinar pedang yang
berwarna hijau balik menggulung kearah jarum emas itu
dengan hebatnya.
Begitu pedang dengan jarum emas beradu satu sama
lainnya, jarum emas tersebut dibawah tekanan yang hebat
dari sinar pedang dengan cepat merendah kebawah dan
meneruskan luncurannya menerjang ke tubuh Boen Ching.
Boen Ching tampak dirinya dengan menggunakan jurus
"Hong Chie Loei Cie" atau anti timbul petir menyerang masih
tetap tidak bisa menahan daya luncur dari jarum emas
tersebut, dalam hatinya tak terasa lagi menjadi terkejut sekali,
hawa Khiekangnya yang melindungi seluruh tubuhnya dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak tertahan lagi mengalir keluar menerjang kearah jarum
emas tersebut.
Jarum emas itu dengan cepat jatuh ke bawah, tetapi
mendadak menembus tenaga khie kang yang melindungi
tubuhnya itu meluncur masuk kedalam jalan darah "Cie Cing
Hiat'' dikaki kanan Boen Ching.
Boen Ching hanya merasakan hawa murni yang melindungi
kakinya menjadi buyar sedang tubuhnya dengan cepat
berlutut ke atas tanah, dia merasa sekalipun jarum emas itu
sekalipun panjangnya ada beberapa coon, tetapi ternyata
bagaikan tak mempunyai bobot sedikit pun juga.
Pada saat pikirannya berkelebat, secara mendadak teringat
akan sesuatu benda, bukankah ini dimaksudkan sebagai "Chiet
Hay Mo Kut Tin?"
Berita yang disiarkan didalam dunia kangouw mengatakan
bahwa jarum ini dibuat dari tulang jenazah iblis nomor wahid
pada waktu itu Chiet Hay Mo Ceng, benda tersebut
merupakan suatu benda yang sangat ringan sekali, bahkan
begitu terkena segera akan menemui ajalnya.
Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, pedang Cing
Hong Kiamnya dengan cepat digurat kebawah merobek urat
nadi pada kakinya'
Darah segar dengan cepat mengucur keluar dengan cepat,
bersamaan pula jarum Mo Kut Tin itu mengalir keluar, wajah
dari Boen Ching berubah menjadi sangat pucat sekali, dia
mendongakkan kepalanya memandang kearah Lieh Yu yang
pada saat ini agaknya merasa sangat terkejut sekali.
Dia tahu apabila dirinya terlambat satu tindak, Jarum Mo
Kut Tin terseiut akan mengikuti mengalirnya darah masuk
kedalam jantungnya sehingga kemungkinan sekali dirinya
segera menemui ajalnya.'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching sambil menutup lubang lukanya, sebelah
tangannya mencekal pedang Cing Hong Kiamnya, dengan
setengah berlutut diatas tanah, dia memandang kearah Lieh
Yu dengan sangat gusar sekali.
Lieh Yu dengan tertawa dingin ujarnya.
"Ternyata kau benar-benar seorang yang memiliki
kepandaian yang sangat tinggi"
Sehabis berkata dengan dingin dia mendengus, sambil
menoleh ujarnya.
"Kau berhasil menghindarkan diri dari bencana ini, bolehlah
dihitung sangat beruntung sekali, tetapi dapat pula dihitung
kesialanmu, aku telah bersumpah sekalipun kau tidak
menemui ajalnya, juga akan membuat kau menderita untuk
selamanya."
Boen Ching mementangkan sepasang matanya lebar-lebar,
dia akan melihat Lieh Yu masih mempunyai cara apakah
membuat dirinya menderita untuk selama hidupnya.
Lieh Yu dengan tajam memandang kearah Boen Ching,
dengan dingin dia tertawa panjang, tubuhnya berputar
setengah lingkaran ditengah udara dan tangan kanannya
diayun kan, segulung asap berwarna hijau meluncur dengan
cepatnya kearah Bwee Giok yang berdiri disamping Boen
Ching.
Dalam hati Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali,
dengan tidak memperdulikan lukanya yang diderita dikakinya
itu, tubuhnya dengan cepat melayang meluncur ke arah Bwee
Giok.
Tetapi kaki kanannya yang terluka itu membuat gerakan
tubuhnya agak terlambat asap berwarna hijau itu telah
menerjang keatas tubuh Bwee Giok, sedang Bwee Giok yang
siap hendak menghindarpun telah terlambat, segera dia rubuh
keatas tanah tak sadarkan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lieh Yu sambil tertawa tergelak memutar tubuhnya,
bangau raksasapun dengan cepat meluncur kebawah,
Boen Ching dengan gusar bersiut nyaring pedang Cing
Hong Kiamnya dilepaskan dari tangannya, ujung pedang
tersebut dengan cepat meluncur keatas membuat kepala
bangau raksasa itu terbabat menjadi dua bagian.
Lieh Yu dengan gusar membalikkan tubuhnya Boen
Chingpun melayang menubruk kedepan, sepasang telapak
tangan masing-masing segera bertemu menjadi satu dan
kemudian mundur kembali kebelakang.
Kedua orang itu dengan gusar saling berhadap-hadapan.
Lieh Yu tertawa dingin ujarnya.
"Aku telah menolong kau menyembuhkan seorang gila, kini
sekalipun dia telah menjadi sadar kembali tapi aku akan
membuat dia menjadi gila pula !"
Sehabis berkata dengan dingin dia memandang kearah
Boen Ching dan tertawa dingin tak henti-hentinya.
Boen Ching yang mendengar perkataan tersebut, hatinya
menjadi sangat kacau, dengan gusar bentaknya.
"Jika kau tidak meninggalkan obat penawarnya, aku segera
akan menghancurkan seluruh tubuhnya."
Ketika Lieh Yu memandang kearah Boen Ching yang
sedang mengucapkan perkataan tersebut dengan sepasang
matanya yang melotot hampir keluar, dalam hatinya ia
menjadi sanpat terkejut sekali.
Segera dia tertawa dingin, ujarnya:
"Aku kira kau tak akan berhasil melakukan nya"
Boen Ching dengan gusar bersuit kalap, sepasang telapak
tangannya dengan menggunakan seluruh tenaganya
menghantam tubub Lieh Yu, segulung hawa murni yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mempu-nyai tujuh warna yang berlainan itu dengan cepat
berubah menjadi suatu hawa murni yang mempunyai warna
putih yang dengan sangat dahsyat menggulung kearah Lieh
Yu.
Lieh Yu tertawa menghina, sambil balas melancarkan
serangan, dia mengundurkan dirinya kebelakang, tubuhnya
bagaikan sambaran kilat cepatnya mundur kearah belakang.
Boen Ching yang melihat hal ini mana mau melepaskan
dengan demikian saja, segera diapun melayangkan tubthnya
mengejar kearah Lieh Yu.
Lieh Yu sama sekali tidak menggubrisnya sambil tertawa
dingin dia lari kedepan. Boen Ching yang kaki kanannya sudah
terluka, dan baru saja mengejar sampai ditengah jalanan.
segera tertinggal sangat jauh sekali, dengan kalap dia
berteriak nyaring.
"Lieh Yu! apabila kau tidak meninggalkan obat penawarnya,
sekalipun sampai keujung langitpun aku tetap tak akan
melapaskan dirimu`..
Lieh Yu hanya tertawa terus dan melanjut kan larinya
kedepan.
Boen Ching merasa sangat kecewa sekali, sambil mendekap
diatas permukaan salju teringat olehnya akan segala gerak
gerik sifat dari diri Sek Giok Siang, tak tertahan lagi, hatinya
menjadi sangat sedih sekali, hampir-hampir air matanya
menetes keluar dari kelopak matanya !.
Dia bangkit berdiri siap hendak balik kembali, tetapi
mendadak terasa kaki kanannlya sangat sakit sekali, sehingga
sukar untuk bergerak, dia menundukkan kepala nya
memandang, tampak darah segar masih mengucur keluar dari
luka kaki kanan nya, membuat seluruh jubah panjangnya
basah oleh darah tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching mengigit kencang bibirrya, dan bangkit berdiri,
sambil menarik napas panjang-panjang, dengan cepat dia lari
kearah jalan semula.
Tak sampai beberapa waktu sampailah ke tempat semula,
tampak Bwee Giok masih terbaring diatas tanah, agaknya dia
masih belum sadar kembali dari pingsannya.
Dia menarik napas lega sambil berjalan mendekati dan
kemudian berjongkok di samping tubuh Bwee Giok, setelah
memandang beberapa saat lamanya, dengan perlahan dia
mengangkat tubuh Bwee Giok dari atas permukaan salju dan
diletakan keatas pangkuannya.
Dengan termangu Boen Ching memandang kearah Bwee
Giok, didalam benaknya pada saat ini entah sedang
memikirkan apa!
Sejenak kemudian, tampak Bwee Giok dengan perlahan
mementangkan matanya, dalam hati Boen Ching merasa
sangat tegang sekali, dengan tajam dia memandangnya ke
arahnya tanpa bergerak.
Bwee Giok mementangkan sepasanbg mata nya dengdan
termangu-managu dia meman-dabng kearahnya Boen Ching,
lama sekali tak mengucapkan sepatah katapun juga, Boen
Chingyang melihat sinar mata Bwee Giok seperti seorang
bodoh, tak terasa lagi air matanya meleleh ke luar membasahi
wajahnya.
Dia membuka mulut hendak berbicara, tetapi untuk sesaat
menjadi ragu-ragu, lama kemudian barulah ujarnya.
"Giok ! kau sedikit baik bukan??".
Bwee Giok dengan termangu-mangu memandang kearah
Boen Ching, sejenak kemudian diapun mengucurkan air
matanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching menarik napas panjang dan tersenyum, baru
saja dia akan membuka mulut untuk berbicara, tampak Bwee
Giok telah bangkit berdiri dan tertawa dengan nyaring.
Boen Ching tampak hal ini menjadi sangat terkejut sekali,
dengan cepat dia bangkit berdiri.
Bwee Giok begitu tampak kaki Boen Ching sedikit bergerak,
segera dia menggerakkan kakinya lari dengan cepat kearah
depan.
Boen Ching dengan cepat mengejar, sedang Bwee Giok
berlari tambah cepat lagi, kedua orang itu satu didepan yang
lain di belakang berlari terus kearah depan.
Begitu Boen Ching membuka mulutnya memanggil, Bwee
Giokpun ikut membuka mulutnya berteriak, segera Boen Ching
menjadi sadar, kiranya Bwee Giok sedang meniru segala gerak
gerik dirinya, sepasang kakinya menjadi lemas dan rubuh
keatas tanah.
Bwee Giokpun dengan perlahan lahan meniru gerak dari
Boen Ching dan tidur diatas tanah. .
Boen Ching memejamkan matanya dalam hatinya entah
sedang memikirkan tentang apa, sejenak kemudian dia
mementangkan matanya kembali tampak Bwee Giok pada saat
ini telah tertidur dengan sangat nyenyaknya pada permukaan
salju tidak jauh dari tempat dirinya.
Dengar perlahan-lahan dia berjalan mendekati diri Bwee
Giok, tampak wajahnya pucat kehijau-hijauan, bibirnya
berubah menjadi hijau gelap, napasnyapun sangat cepat
sekali, seluruh tubuhnya gemetar dengan hebat" sedang
bibirnyapun sering membuka bagaikan sedang berteriak.
Tak terasa lagi air matanya mengalir keluar membasahi
seluruh wajah Boen Ching, dengan perlahan dia membimbing
bangunb tubuh Bwee Giodk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia mendongaakkan kepalanya bmemandang ke angkasa,
terpikir olehnya bahwa dia Bwee Giok telah merasakan
bermacam-macam penderitaan, kinipun dikarenakan dia juga
sehingga membuat gadis itu menjadi gila oleh Lieh Yu.
Dalam hatinyapun dia tak dapat berbuat apa-apa, Lieh Yu
telah turun tangan keterlaluan, sekalipun dia mengakui bahwa
dirinya telah berbuat salah, tetapi dengan nama besar dari
Lieh Yu sebagai Kioe Thian Ie Sin bukan saja berlapang dada
memberi kan pertolongannya, bahkan sebaliknya membuat
seorang gadis yang suci bersih menjadi menderita seperti ini
merupakan urusan yang tak dapat diampuni untuk selamanya.
Tak perduli bagaimana juga dia tak akan melepaskan diri
Lieh Yu dengan demikian saja.
Tetapi deugan keadaan situasi dihadapan nya sekarang ini,
Bwee Giok telah menjadi demikian rupa, tak mungkin dia akan
melepaskan gadis itu dengan begitu saja?.
Boen Ching mendongakkan kepalanya memandang keatas
angkasa yang telah menggelap itu, dia akan membawa Bwee
Giok menuju kesuatu tempat yang tak pernah di kunjungi
orang, agar dia tak akan mendapat kan ejekan dari orang lain.
Dia termenung berpikir keras, dengan perlahan lahan ia
membopong tubuh Bwee Giok dan melanjutkan perjalanannya
menuju kearah utara.
ooo0ooo
DAERAH SALJU TAK ADA PANGKALNYA
BOEN CHING membopong tubuh Bwee Giok, terus berlari
kearah Utara.
Bwee Giok yang berturut turut berada dalam perjalanan
pada saat ini telah sangat lelah sekali dan tertidur dengan
nyenyaknya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat ini cuaca mendekati magrib, kaki kanan Boen
Ching pun saking kakunya hingga sukar sekali untuk
digerakkan kembali, tetapi dia tak perduli apapun tetap
melanjutkan perjalanannya kearah depan.
Lambat laun dari ujung langit tampak sana memancar
keluar sinar matahari yang terang, saking lelahnya hampir-
hampir Boen Ching tak sanggup melanjutkan perjalanannya
lagi, dia menghembuskan nrapas panjang datn memandang
ke qsekeliling temprat itu.
Disebelah tenggara sana tampak gundukan salju yang
sangat tinggi sekali, Boen Chin dengan langkah yang perlahan
berjalan menuju kearah tersebut.
Setelah memutari gundukan salju tersebut, tampak
dibawah gundukan itu terdapat sebuah gua salju, agaknya gua
yang telah lama ter tutup salju, diluar gua itu masih tampak
sebuah batang pohon tua yang telah mengering dan pada saat
ini tertimbun oleh salju.
Boen Ching berdiri tenang beberapa saat diluar gua itu,
kemudian sambil membopong tubuh Bwee Giok dengan
pelahan dia berjalan masuk kedalam gua.
Didalam gua, itu tampak terdapat sebuah balai yang
terbuat dari batu, sedang diatas balai yang terbuat dari batu
itu terdapat tulang manusia yang telah terlepas dan hancur.
Boen Ching dengan sembarangan meman-dang sekejap,
dia berjalan kedepan, dengan menggunakan tangannya
menyapu bersih kemudian dirinya naik keatas balai batu itu
dan duduk bersila, sedang tubuh Bwee Giokpun disandarkan
disamping tubuh nya.
Beberapa saat kemudian, tampak tubuh nya Bwee Giok
bergerak, bagaikan hendak bangkit berdiri, Boen Ching
dengan perlahan membuka matanva, tampak Bwee Giok yang
berada didalam pelukannya itu sedang mementangkan
matanya dan memandang dirinya dengan penuh keheranan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia telah merasakan sangat lelah sekali, terpikir olehnya
bahwa Bwee Giok tentunya meniru kan segala gerak-geriknya.
Kiranya jauh lebih baik Bwee Giok berbuat demikian dari
pada harus berlari kesana kemari tanpa tujuan.
Boen Ching segera memejamkan matanya tak terasa lagi
dia jatuh pulas dengan nyenyaknya. Ketika dia mendusin dari
tidurnya tampak Bwee Giok masih berada didalam
pangkuannya dan memejamkan matanya pula, sering pula dia
mementangkan matanya memandang kearahnya dengan sinar
mata penuh keheranan.
Boen Ching mengalihkan pandangannya ke sekeliling
tempat itu, tampak cuacapun hampir mendekati magrib lagi,
tak terasa lagi dia menjadi sangat terkejut sekali. dalam hati
pikirnya.
"Aku sekalipun seharian penuh melakukan perjalanan
dengan susah payah, tetapi selamanya belum pernah tertidur
hingga demikian lamanya."
Baru saja dia bersiap hendak bangkit berdiri, tampak Bwee
Giok masih berada didalam pangkuannya, dengan perlahan
dia menghela napas dan mendongakkan kepala nya
memandang kearah luar gua.
Bwee Giok memperhatikan gerak Boen Ching yang hendak
dilakukan tetapi kemudian dibatalkan itu rasa aneh sekali,
dengan menggunakan seluruh pikirannya dia memandang
kearah Boen Ching agaknya dia tak mengetahui sebenarnya
Boen Ching hendak berbuat apa.
Dalam hati Boen Ching merasa sangat berduka sekali, Bwee
Giok kini telah dibuat bagaikan seorang yang sangat bodoh
sekali oleh Kioe Thian Ie Sin, sehingga dia hanya dapat
melakukan gerakan-gerakan yang mudah saja.
Dengan perlahan dia memejamkan sepa-sang matanya, dia
berpikir keras beberapa saat lamanya, dia tidak menginginkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bwee Giok menderita tetapi kini dia tak mempunyai cara
lainnya lagi, dengan terpaksa dia menotok jalan darah
ngantuk dari tubuh Bwee Giok.
Bwee Giok dengan cepat tidur dengan nyenyaknya, Boen
Ching memandang terpesona ketubuh Bwee Giok, sejenak
kemudian barulah dia meletakkan tubuh Bwee Giok keatas
tanah, dan berjalan keluar dari gua.
Sekeliling gua itu hampir tak tampak apapun juga,
sekalipun sebatang rumput pun, Setelah memandang
beberapa saat lamanya, dia menghela napas, dalam hati
pikirnya.
"Tempat seperti ini tak dapat ditinggali lebih lama lagi,
sebelum cuaca menjadi terang, aku harus berangkat menuju
ke arah Barat, dan mencari suatu tempat yang dapat
digunakan untuk melanjutkan hidup, dimana aku dapat
melanjutkan hidupku dengan tenang sekali dengan diri Bwee
Giok."
Baru saja dia berpikir sampai disitu, di tengah udara
terdengar suara burung berpekik dengan nyaringnya, tampak
sekelompok burung-burung berterbangan dari arah Utara
menuju ke daerah Selatan.
Dalam hati Boen Chingb merasa tergeradk, terpikir
oleahnya seharian pbenuh dia belum berdabar, sekali pun
dirinya masih tidak merasakannya, tetapi Bwee Giok tak dapat
menyamai dirinya dan tidak makan sama sekali.
Tangannya segera menvambar beberapa potongan salju
dan diayunkan kearah kelompok burung-burung yang sedang
beter-bangan di angkasa itu.
Dimana potongan salju itu meluncur, tiga ekor burung yang
terbang bagaikan jatuhnya bintang dilangit paling depan
segera meluncur ke bawah dengan cepat, sedang kawanan
burung lainnya pun menjadi kacau balau tak karuan dan
terbang lebih meninggi lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam bati Boen Ching merasa sangat menyesal sekali,
dalam hati pikirtiya seharusnya tidak boleh dirinya menimpuk
kawanan burung yang terbang dipaling depan, bukankah ,jauh
lebih baik menimpuk yang terbang dibelakang ?
Dengan perlahan dia menghela napas, menanti setelah
kawanan burung itu terbang jauh dari tempat tersebut, dia
barulah mengambil ketiga ekor burung yang telah ditimpuk
jatuh tersebut.
Boen Ching pun mematahkan batang-batang kayu dari
pohon tua yang berada didepan gua itu, membuat kayu-kayu
tersebut menjadi terpotong kecil-kecil siap untuk digunakan
membakar daging burung-burung tersebut, disamping itu
dapat pula digunakan untuk menghangatkan tubuhnya.
Membuat api unggun tersebut didepan tubuh Bwee Giok,
setelah selesai memang-gang daging burung itu barulah dia
membe-baskan jalan darah yang ditotoknya itu.
Bwee Giok yang darahnya telah dibebaskan dari totokan,
begitu tampak api unggun tersebut wajahnya segera timbul
perasaannya yang sangat terkejut sekali, bagaikan dia siap
hendak melarikan diri, Boen Ching dengan tergesa-gesa
memeluk tubuhnya dengan sangat kencang sekali.
Bwee Giok pun dengan cepat balik mencekal diri Boen
Ching dengan kencang, Boen Ching dengan perlahan
membelai rambut Bwee Giok yang panjang terurai itu, tak
terasa lagi air matanya meleleh keluar membasahi wajahnya,
lama kemudian dia barulah melepaskan pelukannya dengan
perlahan,
Sejenak kemudian Bwee Giok punb melepas kan
pedlukannya terhadaap diri Boen Chbing, dengan sinar mata
yang penuh keheranan dia memandang keatas tumpukan api
unggun, setelah memandang beberapa saat lamanya, dia
mengulurkan tangannya siap hendak mengambil api unggun
itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching dengan tergesa-gesa menang-kap tangan Bwee
Giok, air muka Bwee Giok segera menampilkan suatu
perasaan yang sangat gusar sekali, sepasang matanya melotot
keluar memandang tajam wajan Boen Ching.
Boen Ching mengambil daging burung, yang telah matang
dan diberikan kepada Bwee Giok, air muka Bwee Giok dengan
cepat pula berubah menjadi bimbang dan ragu, setelah
menerima daging tersebut dia memandangnya dengan tajam
kemudian memandang pula kearah Boen Ching.
Boen Ching tersenyum, dia merobek daging burung itu dan
dimasukkan kedalam mulutnya.
Bwee Giok begitu tampak pada wajah Boen Ching
menampilkan senyum yang manis, segera dia tertawa nyaring,
ia pun menirukan diri Boen Ching itu merobek daging burung
dan dimasukkan kedalam mulutnya dan mulai makan dengan
lahapnya !
Wajah Boen Ching segera berubah menjadi serius kembali,
pada wajahnya dia tak berani lagi menampilkan berbagai
perasaan.
Senyuman yang menghiasi dibibir Bwee Giok pun lenyap,
dengan termenung dia melahap daging burung itu, Boen
Ching merobek dengan perlahan Bwee Giok pun mendaharnya
dengan perlahan, sepasang matanya dengan tajam
memandang Boen Ching.
Setelah lewat beberapa saat, Boen Ching tampak Bwee
Giok agaknya telah cukup mendahar, dia barulah meletakkan
kembali daging burungnya keatas tanah.
Bwee Giok pun meniru meletakkan sisa daging burungnya
keatas tanah dan duduk termenung tak bergerak sedikit pun
juga.
Boen Ching dengan perlahan memejamkan matanya, hari
kedua pada saat sebelum fajar dia harus melanjutkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perjalanannya lagi, terpikir olehnya Bwee Giok harus banyak
beristirahat, untuk menghindarkan dirinya terlalu lelah
ditengah jalanan.
Baru saja ia memejamkan matanya, segera terasa suara
yang sangat ringan sekali berkumandang datang, dalam hrati
diam-diam dtia merasa sangaqt terkejut, padra saat dan
tempat seperti ini, entah masih ada siapa lagi yang datang
kemari?? Dia sama sekali sukar untuk menduganya.
Sepasang matanya dengan cepat diben-tangkan, tampak
didalam gua itu bertambah dengan sebuah genta besar,
sedang di belakang api unggun berdiri seseorang, orang itu
tak lain adalah wanita berbaju merah yang membunyikan
suara genta tersebut.
Dalam hati Boen Ching merasa semakin terkejut, segera dia
sadar peristiwa apakah yang akan terjadi.
Dengan cepat dia menotok jalan darah di atas tubuh Bwee
Giok, dan mengempit dibawah ketiaknya, dengan perlahan dia
bangkit berdiri.
Wanita berbaju merah itu begitu tampak gerak gerik yang
sangat aneh dari diri Boen Ching, dengan ragu-ragu dia
memandang ke arahnya.
Kedua orang itu saling berhadap-hadapan ditengahnya
hanya terpaut setumpuk api unggun saja, dengan sangat
tenang sekali berdiri disana, wanita berbaju merah itu tak
mengucap sepatah katapun, Boen Ching pun tak mau pula
mendahului mengucapkan sepatah kata.
Lama kemudian wanita berbaju merah itu dengan dingin
berkata.
"Kau mengira kau dapat melarikan diri dari tanganku?"
Sehabis berkata dia tertawa dengan dinginnya, sepasang
matanya menyapu sekejap ke sekeliling tempat itu, lanjutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan dikata kau belum melarikan diri sejauh ratusan lie,
sekalipun kau melarikan diri keujung langitpun aku juga tak
akan me lepaskan dirimu !"
Boen Ching mengerutkan alisnya, dia selama hidupnya
belum pernah mengemis terhadap diri seseorang, dan tak
pernah pula mohon pengampunan dari orang lain, dengan
sangat dingin sekali dia memandang ke arah wanita berbaju
merah itu, sepatah kata pun tak diucapkan keluar.
Wanita berbaju merah itu tertawa dingin, sambil maju satu
tindak ke depan, ujarnya kepada Boen Ching.
"Kau masih menginginkan aku yang turun tangan ?"
Sekalipun Boen Ching tidak menginginkan untuk memohon
kehidupan dari wanita berbaju merah itu, tetapi ingatan untuk
melarikan diri bukannya tak ada didalam benaknya, sitar
matanya berkelebat tak henti-hentinya, telapak tangannya
diayunkan memukul kearah api unggun tersebut, sedang
tubuhnya dengan cepat melayang mundur ke belakang.
Api unggun yang menyinari seluruh ruangan gua itu segera
menjadi padam, tubuh Boen Ching dengan cepat melayang
mundur ke belakang, dan berdiri menempel pada dinding gua.
Tubuh wanita berbaju merah itu bergerak sedikitpun tidak,
dia tetap berdiri ditempat, dengan dingin ujarnya:
'?Janganlah kau kira dengan demikian kau hendak menarik
keuntungan, janganlah kau menganggap diriku tak dapat
melihat dengan jelas dirimu didalam kegelapan ini".
Dalam hati Boen Ching makin merasa sangat terkejut,
tetapi dia masih tetap berdiri tegak tak bergerak sedikitpun
juga.
Dengan dingin ujar wanita berbaju merah itu.
"Aku melihat mungkin kau masih tidak mempercayai
perkataanku, aku akan memberitahukan kepada mu, sekarang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kau berdiri di sebelah kiri, dan menempel pada dinding gua,
sedang kakimu kurang lebih setengah coen di depan dinding
gua, benarkah??"
Boen Ching mengerutkan alisnya, dia tahu wanita berbaju
merah itu secara diam-diam telah mengawasi segala gerak-
geriknya, dan tidak kalah dari dirinya, dalam hatinya pun tak
terasa lagi dia merasa sangat kecewa sekali, dan berdiri
tertegun disana.
Dengan dingin ujar wanita berbaju merah itu .
"Aku lihat lebih baik ada api unggun yang bisa
menghangatkan badan, ditengah udara yang demikian
dinginnya, kemungkinan sekali kau akan dapat tahan, tetapi
gadis kecil itu takkan dapat tahan lama"
Sehabis berkata dia menyulut api diatas api unggun
tersebut.
Pada saat ini dalam hati Boen bChing merasa sadngat
kecewa sekaali, dalam hatib pikirnya sekalipun demikian,
terpaksa hanya lah dengan mengadu jiwa dengannya, sedang
menang kalahnya tergantung putusan Thian, dengan per
lahan dia maju setindak kedepan, dan berdiri tertegun disana.
Wanita berbaju merah itu tertawa dingin, ujarnya.
"Ini hari kau tak akan dapat meloloskan dirimu lagi,
sebelum kau menemui ajalnya aku akan memberitahukan
kepadamu siapa kah aku sebenarnya sehingga setelah binasa
kau tak akan menjadi setan yang tak tahu menahu."
Boen Ching dengan perlahan menunduk kan kepalanya,
pada saat ini dia mendengar atau tidak mendengar juga tak
ada sangkut pautnya, tapi dia hanya memikirkan mengapa
wanita berbaju merah itu sebentar sebagai kawan dengan
dirinya tetapi sehentar pula jadi musuh bagi dirinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika dibilang aku dengan sucouwmu Tan Coe Coen masih
mempunyai hubungan perguruan, aku bernama Thian Jan Lie,
Jien Muh Nio."
Boen Ching mendongakkan kepalanya memandang sekejap
ke arah wanita berbaju merah ini, dalam hati pikirnya.
"Kiranya dia adalah Jien Muh Nio adanya!'
Dia masih teringat ketika untuk pertama kalinya dia
mendengar suara genta tersebut, segera dia merasa bahwa
orang yang membunyikan suara genta itu mempunyai
hubungan yang amat erat sekali dengan perguruannya, kalau
tidak mengapa dia dapat mengetahui dengan sangat jelas
sekali cara-cara melatih tenaga dalam dari perguruannya.
Jien Muh Nio adalah putri kesayangan dari suhu Tan Coe
Coen, pada usia belasan tahun dia telah menggetarkan
seluruh dunia kangouw, usianya jika dibandingkan dengan Tan
Cce Coen jauh lebih kecil, pada saat suhu dari Tan Coe Coen
sebelum binasa dia telah memberikan pesan-pesannya untuk
menjadi putri kesayangannya ini.
Tetapi ketika Jien Muh Nio pada suatu hari pergi keluar,
sejak itu tak kembali lagi ke gunung, dan sejak itu pula tak
ada kabar berita lagi mengenai jejaknya.
Been Ching memandang kearah wajah Jien Muh Nio, untuk
sesaat diapun tidak mengetahui harus berbuat bagaimana
baiknyba, Jien Muh Niod juga dapat dihaitung sebagai
cbianpwee dari perguruannya, tetapi pada saat ini dia telah
merupakan satu-satunya ahli waris ilmu "Hiat Mo Kang" dari
partai sesat didaerah Timur laut.
Jien Muh Nio tertawa dingin, dia sedikit merasa heran,
Boen Ching agaknya mengeta-hui namanya, tetapi ketika dia
memandang sekejap ke arahnya, tampak pada air mukanya
tak menampilkan sedikit pun perasaan.
Tanyanya kemudian kepada diri Boen Ching:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa boleh dikata kau belum pernah mendengar namaku? '
Sahut Boen Ching dengan perlahan.
"Pada saat sucouw ku sebelum meninggal telah memberi
pesan terakhir kepada suhu serta supekku agar mereka pergi
mendapatkan kembali diri cianpwee !"
Sinar mata Jien Muh Nio berkelebat tak henti-hentinya,
Boen Ching kalau memang nya sudah mengetahui dirinya,
mengapa dia tak memberikan hormatnya kepada diri nya???
Apakah boleh dikata Boen Ching tidak takut mati ? Tetapi baru
saja dia memadamkam api sambil mengundurkan dirinya, hal
ini membuktikan kalau dia masih menginginkan kehidupan
bagi dirinya, hanyalah tidak mengetahui mengapa dia dapat
berubah dengan cepatnya pada saat ini???
Dengan bingung dia memandang ke arah Boen Ching,
keudian dengan perlahan ujarnya.
"Aku melenyapkan diriku adalah dikarenakan aku telah
menikah dengan Ie Lam Thiat Ling Khek !"
Sambil berkata dia memandang tajam ke arah Boen Ching.
Boen Ching agaknya sedang mendengarkan dengan
cermat, padahal dia pada saat ini sedang memikirkan hal yang
lain, air mukanya tetap tak berubah sedikitpun juga, juga tak
dapat diterka apakah dia benar-benar sedang mendengarkan
dengan cermat.
Thian Jan Lie, Jien Muh Nio mengerutkan alisnya, dalam
hatinya diam-diam pikirnya:
"Ini adalah kesempatan yang paling bagus, aku
mengkhawatirkan dirimu malah kau tidak mau ambil perduli,
pada saat kau turun tangan membuat aku menjadi tidak ragu
lagi'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada bibirnya segera tersungging suatu senyuman yang
sangat dingin sekali, dan melanjutkan perkataannya yarng
belum selesati itu.
"Goei Laqm Yu adalah murrid dari Thiat Ling Khek, setelah
Thiat Ling Khek meninggal, dia telah menggunakan berbagai
macam cara untuk memancing diriku, tujuannya yang utama
hanyalah ingin mempelajari ilmu "Hiat Mo Kang".
Air muka Boen Ching tetap tak berubah sedikitpun juga,
Jien Muh Nio menjadi termenung berpikir keras, pada saat itu
didaerah Thian Lam masih tidak mengapa, tetapi dia adalah
orang dari daerah Tionggoan, Boen Ching pun juga orang
Tionggoan, dimata kedua belah pihak pastilah merupakan
suatu urusan yang sangat jelek sekali untuk didengar, tetapi
ternyata Boen Ching bagaikan tak mempunyai perasaan
sedikit pun juga.
Bahkan apabila dia memandang kearahnya, Boen Ching
agaknya memang sedang memusatkan seluruh perhatiannya
untuk mendengarkan seluruh perkataannya.
Jien Muh Nio menghembuskan napasnya, ujarnya lagi.
"Tetapi pada waktu itu aku masih menganggap dirinya
sebaga seorang yang baik hati, karena. . ."
Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.
"Goei Lam Yu mempunyai seorang kakak perempuan,
dengan gadis yang berada didalam pelukanmu itu sangat mirip
sekali, Goei Lam Yu adalah diajarkan oleh kakak
perempuannya, pada saat kakak perempuan nya meninggal
dia telah menangis selama tiga hari tiga malam, sampai darah
pun telah mengalir keluar !"
Dalam hati Boen Ching pada saat ini barulah paham, Goei
Lam Yu dengan menggunakan ilmu hitam pembingung nyawa
menguasai kesadaran serta ingatan dari Bwee Giok ini sangat
mirip sekali dengan wajah kakak perempuannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar Jien Muh Nio berkata lagi.
"Kakak perempuannya terhadap dirinya sangat baik sekali,
tetapi dia hanya berbuat dihadapan kakaknya saja."
Sehabis berkata dia mendengus dengan dinginnya.
Dan lanjutnya pula.
"Setelah dia berhasil mempelajari sebagian dari ilmu Hiat
Mo Kang, segera dia meninggal kan diriku, aku mencari
dirinya, dia bersembunyi, akhirnya ...”
Sehabis berkata dia termenung berpikir keras, alisnya
dikerutkan, sepasang matanya memancarkan sinar yang
sangat tajam sekali memandang kearah tubuh Boen Ching
ujarnya.
"Kau bilang. aku harus membunuh dirimu tidak !"
Boen Ching sejak tadi telah mengetahui kalau berebut
dengan dia tak ada gunanya, dia tetap tak mengucapkan
sepatah katapun dan tetap berdiri tegak ditempat.
Tubuh Jien Muh Nio dengan cepat berkelebat, sepasang
tangannya mencengkeram tubuh Boen Ching.
Dengan cepat Boen China pun menggerak kan tubuhnya,
tangan kanannya dengan menggunakan sebelah telapak
tangannya balas melancarkan serangan, tenaga khie- kang
"Chiet Kong Kang Khie" nyapun memancar keluar dengan
dahsyatnya, tujuh buah gulungan hawa yang mempunyai
tujuh warna menggulung menyambut datangnya serangan
dari Jien Muh Nio itu.
Jien Mub Nio dengan mendengus dia segera berubah
serangan cakaran menjadi serangan telapak tangan, telapak
tangan kedua belah pihak segera bertemu dengan hebatnya,
Boen Ching terhuyung-huyung mundur beberapa langkah
kebelakang, dan bersandar di dinding gua.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia menggunakan sebelah telapak tangan dari Jien Muh
Nio, sudah tentu masih terpaut sangat jauh sekali.
Jien Muh Nio dengan dingin mendengus, ujarnya. .
"Kuijinkan melepaskan gadis kecil itu barulah menyambut
seranganku lagi."
Boen Ching menyadari bahwa kaki kanannya telah
kehilangan darah sangat banyak sekali, pada saat ini sudah
tentu tak mungkin dapat beradu jiwa dengan Jien Muh Nio,
kalau memangnya akan binasa, menga-pa tidak mau bergaul
lebih lama lagi dengan diri Bwee Giok ?
Sinar matanya memancarkan sinabr yang sangat tdajam
sekali diaa tidak ingin mebletakkan tubuh Bwee Giok keatas
tanah, dia tetap berdiri tegak tak bergerak sedikitpun juga.
Jien Nuh Nio tertawa dingin, ujarnya.
"Kematian telah berada dihadapanmu, kau masih belum
mau sadar."
Sambil berkata, tubuhnya melayang, berturut-turut dia
melancarkan serangannya telapak kirinya menyerang tubuh
Boen Ching sedang telapak tangan kanannya menyerang
tubuh Bwee Giok.
Boen Ching dengan gusar mendengus.
Jien Muh Nio ternyata juga menyerang seorang padis yang
tak mempunyai tenaga untuk melawan, dia tak
memperdulikan keselamatan dirinya lagi, berturut-turut
melancar kan belasan kali serangan untuk melindungi tubuh
Bwee Giok.
Jien Muh Nio begitu melancarkan seluruh serangannya
tubuhnyapun melayang keatas sepasang telapak tangannya
menekan ke bawah, ilmu Hiat Mo Kang' nyapun mengikuti
gerakan tersebut menerjang keluar, tampak segulung hawa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
murni yang berwarna kemerah-merahan menekan dengan
hebatnya ke tubuh Boen Ching.
Boen Ching terdesak, kakinya tak dapat berdiri tegak, tak
tertahan lagi dia jatuh berlutut diatas tanah.
Jien Muh Nio yang tampak hal ini mengeluarkan suara
tertahan, pada saat dia menggerakan telapak tangannya itu
dengan sangat cepat sekali dia telah berhasil merebut diri
Bwee Giok.
Boen Ching untuk sesaat tak siap sedia, Bwee Giok telah
berhasil direbut pihak musuh, dia merasa sangat terkejut
sekali, dengan gusar dia mendengus pada saat suitan nyaring
berkumandang dari mulutnya, dengan cepat dia menubruk
kearah tubuh Jien Muh Nio, sepasang telapak tangannya
dengan mengerahkan seluruh tenaga 'Chiet Kong Kang Kie'
nya mendesak kearahnya.
Jien Muh Nio dengan dingin mendengus dengan perlahan
dia meletakkan tubuh Bwee Giok keatas tanah, sedang
sepasang telapak tangannya balas melancarkan serangan
menyambut datangnya serangan dari Boen Ching.
Hawa murni yang berwarna kemerah-merahan segera
memancarkan ke angkasa, begitu hawa murni kedua belah
pihak bertembu satu dengan ydang lainnya, dianding gua
saljub tersebut segera rontok keatas tanah Boen Chingpun
terlempar jauh, punggungnya menerjang dinding gua, tak
tahan lagi dari mulutnya dia muntahkan darah segar.
Jie Muh Nio memandang Boen Ching dengan perlahan
bangkit berdiri, ujarnya.
"Melihat luka diatas kaki kananmu yang demikian beratnya,
aku mengampuni jiwamu."
Boen Ching dengan perlahan memejamkan matanya sambil
menggelengkan kepalanya ujarnya.
"'Tidak ! Aku ingin mati bersama dirinya.'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jien Mu Nio menjadi tertegun, dia menggira dengan
demikian kemungkinan Boen Ching malah akan merasa
berterima kasih kepadanya, tetapi sama sekali tak terduga
olehnya kalau Boei Ching ternyata dapat berbuat demikian, tak
terasa lagi wajahnya berubah dengan hebat.
Dengan perlahan sahut Boen Ching lagi.
"Selama hidupku aku tak pernah memohon kepada orang
lain, tetapi kali ini aku memohon padamu biarlah dia ikut mati
bersama dengan diriku !"
Wajah dari Jien Muh Nio berubah menjadi pucat kehijau-
hijauan, tanyanya:
"Kau menginginkan dia binasa bersama dengan dirimu ?"
Boen Ching mementangkan matanya, dengan tak
bertenaga sedikitpun, sahutnya.
"Dia telah menjadi gila, kalau dibiarkan hidup tak ada orang
yang akan mengurusi dirinya, dia sangat kasihan sekali,
biarlah dia mengikuti diriku, agar aku dapat menjaga dirinya .
....'
S E L U R U H tubuh Jien Muh Nio tergetar dengan
hebatnya, dia memandang kearah Boen Ching, lama kemudian
barulah dia membalikkan tubuhnya membebaskan jalan darah
dari Bwee Giok.
Boen Ching segera bangkit berdiri dan berjalan kearah
Bwee Giok, Bwee Giok yang baru saja bangkit berdiri dengan
termangu-mangu dia memandang kearah Boen Ching, tampak
pada mata Boan Ching penuh dengan air mata, mendadak
diapun menangis dengan kerasnya.
Tak terasa lagi Boen Ching pun mengucurkan air matanya
dengan deras, dengan perlahan dia memeluk tubuh Bwee
Giok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jien Muh Nio memandang kearah diri Bwe Giok, dia tak
percaya kalau Bwee Giok benar-benar telah menjadi gila, hal
ini merupakan suatu hal yang tak mungkin bisa terjadi.
Dia tertawa dinrgin, Bwee Giok tyang sedang menqangis
dengan kerrasnya itu begitu mendengar suara tertawa dingin
tersebut, mendadak dia tertawa tergelak dengan nyaringnya.
Begitu Bwee Giok tertawa, seluruh tubuh Jien Muh Nio
bagaikan secara mendadak mendapatkan pukulan martil yang
sangat besar sekali, hati terasa sangat berat sekali, hal ini
sungguh-sungguh telah terjadi, Bwe Giok benar-benar telah
menjadi gila, dia tak berani lagi memperlihatkan tertawanya
lagi.
Boen Ching dengan sangat halus membelai tubuh Bwee
Giok, sepasang matanya dipejam kan, sepatah katapun tak
diucapkan keluar.
Jien Muh Nio dengan termangu-mangu memandang kedua
orang itu, dalam hatinya pada saat ini entah bagaimana
rasanya, teringat olehnya segala-gerak geriknya Boen Ching
terhadap diri Bwee Giok, semuanya itu membuat dirinya
menjadi terpesona.
Semula dia menikah dengan Ciat Ling Khek yang telah
berusia agak tua, ditambah lagi dia bukanlah merupakan
orang-orang dari golongan murni, diikuti dengan Goei Lam Yu
yang hanya memikirkan hendak mendapat kan ilmu Hiat Mo
Kang saja.
Kini Boen Ching terhadap Bwee Giok berbuat demikian,
bahkan Bwee Giok kini telah menjadi gila seperti ini.
Teringat kembali pada saat dia dipancing oleh diri Goei Lam
Yu ketika dia membicara kan diri Boen Ching, ternyata air
mukanya masih tenang-tenang saja, sama sekali tak
mempunyai maksud untuk mengejek dirinya, bahkan agaknya
pada sinar mata Boen Ching memancarkan perasaannya yang
sangat simpatik terhadap dirinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan per lahan dia mengundurkan dirinya keluar gua,
dia memejamkan mata nya, pada saat ini sama sekali dia tak
mempunyai niat kini untuk turun tangan terhadap mereka, ini
kali tak takut dia untuk tak dapat mendapatkan Boen Ching
kembali, demikian pikirnya.
Boen Ching yang memeluk tubuh Bwee Giok lama
kemudian ketika dia mendongak kan kepalanya Jien Muh Nio
telah meninggal kan tempat tersebut, dalam hatinya merasa
sangat heran sekali, ternyata Jien Muh Nio mau melepaskan
dirinya, sama sekali tak pernah terpikir olehnya.
Dia melepaskan tubuh Bwee Giok, untuk sesaat didalam
hatinya merasa sedih haruskah ia meninggalkan tempat
tersebut, kemungkinan sekali segera Jien Muh Nio akan balik
kembali lagi, dia menjadi berdiri mematung disana.
Tiba-tiba dia merasa bahwa pada saat ini Bwee Giok telah
tertidur dengan nyenyaknya di dalam pangkuannya, dia
membimbing tubuh Bwee Giok dan tersenyum kearahnya,
pikirannya, kalau demikian terus bukankah sangat baik
sekali??
Sekalipun Bwee Giok telah menjadi gila, tetapi dapat
bersama dengan dirinya, jauh lebih baik dari pada harus
berpisah dengannya, bahkan jika dilihat bukankah Bwee Giok
masih suci bersih ? pada saat dia tidur pulas dapat demikian
tenangnya, mana ada orang yang dapat melihat kalau dirinya
sebenarnya seorang yang telah menjadi gila?"
Berpikir sampai tak terasa lagi dia tertawa, dan meletakkan
tubuh Bwee Giok keatas balai batu itu, kemudian menambah
lagi kayu pada api unggun yang sedang membakar dengan
hebatnya itu.
Mendadak pada telinganya dia mendengar suara yang
sangat ringan sekali, segera dia bangkit berdiri.
Terpikir olehnya pastilah Jien Muh Nio yang telah pergi
balik kembali, kalau memangnya dia telah balik, sudah tentu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak akan dapat berbuat sesuatu yang baik, dia pasti telah
menyesal karena telah melepas kan dirinya.
Dari dalam hati Boen Ching segera timbul suatu perasaan
yang sangat menyesal sekali, dia menyesal mengapa dirinya
tidak dengan cepat pergi dengan Bwee Giok dari tempat itu,
bukankah dengan demikian malah membuat Bwee Giok pun
ikut menderita?
Pikiran ini dengan cepat berkelebat didalam benaknya,
tetapi menyesal pada saat ini apa gunanya??
Dia membalikkan tubuhnya memandang ke arah Bwee
Giok, dibawah sorotan sinar api unggun itu tampak Bwee Giok
tidur dengan nyenyaknya, wajahnya pada saat ini cantik
sekali.
Rasa menyesal yang mendekam hati Boen Ching dengan
cepat lenyap pula, pikirnya:
"Hawa udara yang demikian dinginnya ini mungkin akan
membuat Bwee Giok menjadi kedinginan, lebih baik aku
menanti dia disini saja, kalau dia memangnya telah mengejar
datang, sekalipun aku akan melarikan diri juga tak mungkin
dapat meloloskan diri"
Pada saat ini sebaliknya didalam hatinya menjadi sangat
tenang sekali, dengan tajam dia memandang ke arah diri
Bwee Giok, dalam hatinya merasa sangat heran sekali,
seorang gadis yang sedemikian cantiknya, bagaimana dapat
berubah menjadi gila?
Kioe Thian Ie Sin, Lieh Yu mengapa bisa demikian teganya
untuk membuat seseorang gadis yang demikian cantiknya ini
menjadi gila?
Terdengar dari belakang tubuhnya mulai berkumandang
datang suara tindakan kaki manusia yang sangat ringan sekali.
Orang itu bukannya melayangkan tubuhnya masuk kedalam
gua tersebut, sebalik nya dengan langkah yang sangat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perlahan sekali berjalan masuk kedalam gua, jika didengar
dari suara tindakan kaki itu agaknya orang itu sengaja
membuatnya sehingga dapat didengar oleh dirinya, Boen
Ching sama sekali tak membalikkan tubuh nya, dalam hati
pikirnya.
"Kini hanya dapat mendengar putusan dari Thian saja !"
Tetapi mendadak hatinya menjadi sadar kembali,
pikirannya dengan cepat berkelebat, tindakan kaki manusia
yang berada di belakang tubuhnya itu bukanlah merupakan
tindakan kaki seorang perempuan, bahkan sebaliknya adalah
suara dari tindakan kaki seorang lelaki.
Jika demikian adanya orang yang berada dibelakang
tubuhnya pada saat ini adalah seorang lelaki, dan bukanlah
diri Jien Muh Nio.
"Berpikir sampai disini, tububnya dengan cepat berputar,
pada saat matanya memandang kearah orang itu, dalam
hatinya mcnjadi sangat terkejut, ujarnya.
"Kau . . . . !"
Orang yang baru saja datang itu ternyata adalah Kioe Thian
Bu sin, Jen Cen adanya, Boen Ching sama sekali tidak pernah
menyangka kalau Jen Cen dapat munculkan dirinya ditempat
ini, Kioe Thian Bu Sin mengangkat nama bersama-sama
dengan diri Kioe Thian Ie Sin sehingga mereka berdua disebut
orang sebagai Kioe Thian Swang Sin, selamanya diantara
kedua orang itu mempunyai hubungan yang sangat erat
sekali, segala perbuatan yang diperbuat oleh Kioe Thian Ie
Sin, dia pasti mengetahuinya, entah pada saat ini dia datang
kemari mempunyai tujuan yang baik atau jahat ????
ooxoo ( !i x !i ) oOxoo
LAM HAY SIN NIE
BOEN CHING sama sekali tidak pernah menyangka kalau
Kioe Thian Bu Sin dapat munculkan dirinya ditempat itu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saking kagetnya dia sampai berteriak. "Kau, segera dia
menarik napas panjang-panjang, terpikir olehnya dia hendak
menggunakan tenaga "Chiet Kong Kang Khie" nya menguasai
diri Jen Cen, bahkan Jen Cen pernah mengata kan wajahnya
berkerut, bakal mendapatkan bencana, sedang dirinya karena
melakukan sesuatu kurang berhati-hati sehingga menjadi
demikian.
Berpikir sampai disini, dalam hati tak terasa lagi menjadi
sangat malu, sekalipun dia tak mengetahui kedatangan dari
Jen Cen ini mengandung maksud maik atau jahat, tetapi dia
membungkukkan tubuhnya memberi hormat, ujarnya.
"Jen cianpwee, waktu itu boanpwee telah berbuat salah,
aku masih belum meminta maaf kepada dirimu".
Jen Con tertawa tawar, sinar matanya memandang terus
keatas wajah Boen Ching.
Boen Ching berpikir bahwa Jen Cen mempunyai hubungan
erat sekali dengan diri Lieh Yu, kiranya dia tentunya
mengetahui tempat tinggal dari diri Lieh Yu.
Sekalipun dalam hatinya dia mengetahui kalau Jen Cen
pasti tak akan memberitahu kan kepadanya, tetapi dia tetap
membung-kuk kan tubuhnya sambil berkata.
"Boanpwee menginginkan cianpwee mau meluluskan suatu
permintaan dari boenpwee, entah cianpwee maukah memberi
jawaban nya ??"
Jen Cen tersenyum, sahutnya.
"Coba kau katakan"
Ujar Boen Ching lagi.
"Boanpwee mengira cianpwee tentunya mengetahui,
tempat tinggal dari diri Kioe Thian Ie Sin, Lieh Yu entah
apakah cianpwee memberitahu kepadaku?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jen Cen termenung berpikir keras sejenak kemudian
barulah sahutnya.
'Urusanmu dengan dirinya aku telah mengetahui dengan
jelas, tetapi entah setelah kau berhasil menemui dirinya lalu
bersiap hendak berbuat apa ??"
Boen Ching memandang sekejap kearah Jen Cen dengan
perlahan dia menundukkan kepalanya, ujarnya.
"Aku ingin menyuruh dia menyembuhkan penyakit dari
nona Bwee ini, kalau tidak."
Dia berpikir sejenak matanya memancar kan sinar yang
sangat tajam sebenarnya dia ingin berkata.
"Kalau tidak aku akan menghancurkan tubuhnya menjadi
berkeping-keping, atau pokok nya tak akan melepaskan
dirinya.."
Tetapi pada saat pikirannya berkelebat itu dia merasakan
bahwa kesemuanya itu tak ada gunanya terhadap diri Bwee
Giok sekali pun membakar tubuh Kioe Thian Ie Sin Lieh Yu
sampai menjadi abu pun, terhadap diri Bwee Giok juga tak
ada gunanya sedikitpun.
Dia mengerutkan alisnya, dari memandang tajam kearah
Jen Cen, dia berhenti sejenak, kemudian ujarnya lagi:
"Urusan ini semuanya adalah aku Boen Ching yang
melakukannya, dia tak dapat berbuat secara demikian
terhadap diri nona Bwee, dia pun merupakan orang dari
golongan murni, aku kira dia pun mengetahui nya juga."
Sehabis berkata dia memandang sekejap ke arah Bwee
Giok, kemudian menghela napas panjang dan menundukkan
kepalanya, Jen Cen pun berdiam diri tak mengucap sepatah
katapun memandang wajah Boen Ching lama sekali dia tak
mengucap sepatah katapun.
Boen Ching berkata lagi dengan perlahan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa pun mengetahui kalau Goei Lam Yu bukanlah
merupakan seorang dari golongan murni, sekalipun aku telah
berbuat salah, tetapi kematian yang dialami oleh diri Goei Lam
Yu sedikitpun tak perlu disesalkan."
Jen Cen termenung beberapa saat, dengan perlahan
sahutnya.
'Hanya kau telah membuat salah didalam suatu pekerjaan,
sekalipun Goei Lam Yu patut dibunuh, tetapi Thian Jan Li
pastilah hendak menuntut balas baginya, dia tak patut bila
mati terbunuh dibawah tangan Lieh Yu."
Dalam hati Boen Ching mprasa sangat terkejut sekali, dia
mendongakkan kepalanya memandang kearah Jen Cen.
Jen Cen tartawa tawar, ujarnya.
"Urusan ini telah lewat sangat lama sekali, wakru itu kami
berdua merupakan kawan yang akrab sekali, banyak sekali
urusan tak usah kukatakan kau pun tentunya mengeta-hui
bukan?"
Dalam hati Boen Ching agaknya menjadi sadar, dia
menghembuskan napas panjang dan tak mengucapkan
sepatah kata pun.
Dengan perlahan ujar Jen Cen.
"Aku lihat lebih baik kau tak usah pergi mencari diri Lieh Yu
lagi."
Sinar mata Boen Ching berkelebat, dengan tegas sahutnya.
"Tidak !'
Jen Cen tertawa tawar, ujarnya.
'Kau pergi mencari dirinya, sekali pun telah menemuinya
juga tak ada gunanya, selama nya dia melakukan pekerjaan
hanya mengetahui berjalan kedepan saja, sekali pun telah
berbuat salah juga tak akan menyesal."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching termenung, dia tahu Jen Cen terhadap diri Lieh
Yu sudah tentu jauh lebih mengerti dari dirinya, apa yang
diucapkan tak mungkin akan salah.
Tetapi, mana dia dapat berhenti sampai di situ, dengan
perlahan ujarnya:
"Aku pasti akan pergi, sekali pun tidak berhasil aku pun
akan pergi mencobanya"
Jen Cen dengan perlahan-lahan ujarnya:
"Kau serahkanlah Bwee Giok kepadaku, biarlah aku yang
pergi mencari dirinya !"
Boen Ching menjadi tertegun, dia sama sekali tak pernah
menyangka kalau Jen Cen secara mendadak mau memberikan
bantuan kepadanya.
Tetapi untuk sesaat sebaliknya malah membuat dia entah
harus berkata bagaimana baiknya.
Jen Cen tersenyum, ujarnya lagi.
"Aku percaya aku mempunyai cara untuk memaksa dia
merubah niatnya itu. hanya tidak kuketahui dia akan
menggunakan cara apa lagi untuk menghadapi dirimu,
terhadap dirimu dia masih tetap tak mau melepaskan"
Dalam hati Boen Ching merasa sbangat girang sedkali, dia
bertuarut-turut membebri hormat sahutnya.
"Terima kasih atas bantuan cianpwee."
Jen Cen maju membelai rambut Boen Ching, dengan
perlahan dia tertawa ujarnya.
Untuk selanjutnya apabila hendak melaku kan pekerjaan
haruslah dipikirkan masak terlebih dahulu sehingga janganlah
sampai salah menunjuk orang lain, ingatlah selalu perkataan
ini !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sehabis berkata dia membopong tubuh Bwee Giok,
tubuhnya berkelebat keluar dari dalam gua dan berlari arah
depan.
Boen Ching dengan perlahan mendongak kan kepalanya,
selain suhunya, belum pernah dia menemui orang lain yang
demikian baik terhadap dirinya, pada saat ini dia baru menjadi
sadar mengapa nama dari Kioe Thian Bu Sin, Jen Cen dapat di
jajarkan dengan nama dari Lieh Yu.
Kepandaian yang dimiliki oleh Jen Cen bukan saja tak dapat
menandingi kepandaian Thian Jan Shu, sekalipan
dibandingkan dengan diri Kioe Thian Ie Sin, Lieh Yu pun masih
kalah setengah tingkat, sebaliknya dia sangat paham akan
ilmu meramal, dimana anggapan orang sama pentingnya
dengan ilmu ketabiban.
Mendadak dia menjadi sadar orang-orang ternama didalam
Bulim bukan saja harus memiliki kepandaian yang sangat
tinggi, bahwa kepandaian lainnyapun harus jauh lebih lihay
dari pada kepandaian silatnya.
Kepandaian silat sekalipun lebih tinggi juga tak lebih hanya
mendapatkan nama besar saja sedang didalam ilmu
kepandaian lainnya sedikitpun tak mempunyai kegunaan apa-
apa.
Boen Ching yang berpikir sampai disana, dalam hatinya
merasa sangat berterimakasih sekali, tak terasa lagi air mata
pun jatuh bercucuran membasahi pipinya, dia sangat
berterima kasih sekali terhadap diri Jen Cen bahkan masih ada
Bwee Giok, kalau memang nya Jen Cen telah menyetujui
kiranya sudah tentu tak ada persoalan kembali.
Dengan perlahan dia bangkit berdiri, pada wajahnya mulai
tampak senyuman, bagaikan dia telah menjadi sadar terhadap
suatu persoalan yang sebelumnya dianggap sangat rumit.
Pada saat ini cuaca mendekati fajar, Boen Ching
menghembuskan napas panjang, dalam hati pikirnya, kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memangnya Kioe Thian Bu Sin Jen Cen mau memberikan
bantuan nya dengan demikian dirinya boleh dihitunbg telah
menyeledsaikan suatu urausan yang sangabt mengganjal
dalam hatinya.
Pertemuan terhadap diri Mo Pak Sam Ceng It Sia dirinya
harus pergi menghadirinya.
Berpikir sampai disini dia bersiap hendak berangkat, tetapi
pada saat dia membalikkan tubuhnya itu, tak terasa lagi dia
berdiri termangu-mangu disana.
Dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau Sek Giok
Siang ternyata dapat muncul kan dirinya dihadapan matanya.
Wajah dari Sek Giok Sung menampilkan suatu senyuman
yang sangat manis sekali, tubuhnya memakai baju berwarna
putih bersih dan berdiri tegak didepan mulut gua.
Boen Ching dengan termangu-mangu memandang tajam
kearahnya, pada saat ini sepasang mata Sek Giok Siang
tampak sangat jeli sekali, pada saat dia tersenyum, wajahnya
sangat mirip sekali dengan gambar gadis pada cermim, tak
terasa lagi hatinya berdebar dengan kerasnya.
Sek Giok Siang nampak Boen Ching membalikkan
tubuhnya, dia tertawa kecil dengan nyaringnya dan berjalan
mendekati ke arahnya, ujarnya:
"Boen Toako! Kau sedang memikirkan apa ? Demikian
asyiknya !"
Air muka Boen Ching segera berubah menjadi merah dadu,
sambil tersenyum sahutnya.
"Kiranya nona Sek datang, entah nona datang kemari
mempunyai urusan apa?" Sek Giok Siang tersenyum, ujarnya:
"Aku datang untuk mencari dirimu. ."
Boen Ching menjadi tertegun tanyanya. ' Mencari aku . . .
.?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sek Giok Siang melanjutkan.
"Benar ! Janganlah kau mengira orang lain tak dapat
mendapatkan dirimu, kau lihatlah, Sambil berkata dia
mengangkat tangan kanannya, dan mengambil suatu benda
yang di perlihatkan kepada diri Boen Ching.
Boen Ching menjadi tertegun, ujarnya. "Pedangku ?"
Segera teringat olehnya, pada saat pedang Cing Hong
Kiamnya dilepaskan untuk membunuh bangau raksasa yang
ditumpangi oleh Kioe Than Ie Sin Lieh Yu itu, dia sama sekali
belum mengambilnya kembali.
Sek Giok Siang meletakkan pedang Cing Hong Kiam
tersebut ke atas tanah, ketika dia membungkukkan trubuhnya
dengan tsangat terkejutq sekali ujarnyar:
"Aduh ! Kakimu bagaimana dapat terluka demikian
parahnya sehingga banyak darah yang mengalir keluar?"
Boen Ching mundur satu langkah ke belakang, sahutnya.
'Tak mengapa !"
Sudah tentu Sek Giok Siang maju setindak kedepan, sambil
tertawa ujirnya.
"Bagaimana ? Darah yang mengalir keluar demikian
banyaknya kau masih berkata tak mengapa?"
Dengan paksa Boen Ching tersenyum, ujarnya:
"Luka itu adalah yang kuderita pada waktu itu, pada saat
ini bekas lukanya telah menutup kembali, sejak tadi telah tak
mengapa? tak perlulah kau kuatirkan."
Sek Giok Sang menghembuskan napas lega, sambil bangkit
berdiri dia tersenyum, ujarnya:
'Kalau begitu aku dapat berlega hati"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching ragu-ragu sejenak, kemudian tanyanya kepada
Sek Giok Siang.
"Nona Sek datang kemari mencari aku, entah mempunyai
urusan penting apa ?"
Sek Giok Siang memandang tajam kearah diri Boen Ching,
sejenak kemudian sambil menundukkan kepalanya dengan
perlahan sahutnya.
"Aku hanya ingin melihat dirimu, apa harus dikata
mempunyai urusan pentingkah"
Dalam hati Boen Ching merasa berdebar, sekalipun Sek
Giok Siang telah menunduk kan kepalanya, tetapi sinar
matanya bagai kan masih tertinggal dihadapannya, dan ber-
kelebat tak henti-hentinya didepan matanya.
Tak terasa lagi dia mengulurkan tangannya memegang
bahu dari Sek Giok Siang, bibirnya sedikit tergerak agaknya
siap untuk berbicara.
Tetapi mendadak terasa suatu bayangan ramping lainnya
berkelebat dengan cepatnya didalam hatinya, dengan cepat
dia menarik kembali tangannya, sedang wajahnya berubah
menjadi kemerah-merahan.
Dia teringat kembali akan diri Bwee Giok, dalam hatinya
segera merasa menyesal, dia sendiri pun tidak paham,
mengapa dirinya?, mengapa dapat berbuat demikian setelah
bertemu dengan Sek Giok Siang.
Hal yang sebenarnya, kecantikan wajah Sek Giok Siang ini
merupakan suatu kecantikan yang selamanya belum pernah
ditemui, bahkan pada waktu sebelum dia bertemu muka
dengan diri Sek Giok Siang, dia telah terpengaruh dan diam-
diam telah menyenangi gambar diri gadis pada cermin
tersebut.
Dia sendiri pun tidak mengetahui kekuatan gaib apakah ini,
tetapi hal ini selamanya membuat hatinya, selalu tidak tenang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching yang menarik kembali tangannya, baru saja
akan membuka mulut untuk berbicara, tetapi dia merasakan
tidak ada persoalan yang dapat memaksa dia untuk membuka
mulut.
Sek Giok Siang dengan bimbang mendongak kan kepalanya
keatas, dengan bingung dia memandang kearah Boen Ching.
Boen Ching tak berani memandang dirinya, dia melengos,
ujarnya:
"Nona Sek, terima kasih sekali kau mau datang kemari
melihat diriku."
Sek Giok Siang dengan perlahan memejam kan matanya,
dia tertawa tawar, ujarnya.
"'Aku tahu kau sangat baik sekali terdapat diri Bwee Giok,
tetapi aku?".
Selesai berkata dia menutup mulutnya tak berbicara lagi,
pada wajahnya berubah warna kemerah-merahan. dengan
perlahan dia menundukkan kepalanya.
Boen Ching bagaikan telah terpengaruh oleh diri Sek Giok
Siang, hampir-hampir saja dia tak berhasil menguasai dirinya
lagi, Sek Giok Sang ternyata telah mengungkat nama Bwee
Giok pula.
Sedang nama Bwee Giok ketika disebut ke luar dari mulut
Sek Giok Siang, dua buah kata itu diucapkan demikian
nyaringnya, tetapi ternyata demikian lemah tak bertenaga
sama sekali.
Dia berusaha keras hendak menimbulkan bayangan dari
Bwee Giok didalam benaknya, biasanya Bwee Giok mempunyai
bagian yang sangat kuat sekali didalam hatinya tetapi pada
saat ini, dia hendak mengangkat bayangan dari Bwee Giok
ternyata sangat sukar malah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Segala gerak gerik dari Sek Giok Siang, semuanya berputar
tak henti-hentinya didalam benaknya.
Sekali lagi dia mengangkat tangannya dan diletakkan diatas
bahu dari Sek Giok Siang.
Sek Giok Siang dengan perlahan mendongak keadtas,
wajahnya taampak berubah menjadi kemerah-merahan.
sepasang mata nya dengan tajam memandang kearah Boen
Ching.
Mendadak Boen Ching merasakan bahwa Sek Giok Siang
ternyata demikian baiknya terhadap dirinya bagaimana dapat
berlagak keterlaluan, bahwa kekuatannya yang mempengaruhi
dirinya demikian besarnya, bahkan....
Pada saat ini mendadak dia teringat kembali akan Bwee
Giok, bayangan Bwee Giok, yang sedang memakai pakaian
kaum pria berkelebat didalam benaknya, dalam hati terus
menjadi tergetar dengan hebatnya, sinar matanya dengan
perlahan-lahan ditunduk kan kebawah.
Dia tidak berani memandang Sek Giok Siang lagi, dia
mempunyai niat untuk menarik kembali tangannya, tetapi tak
dapat berbuat demikian lagi, apabila dia sekali lagi menarik
tangannya, hal ini akan dianggap keterlaluan terhadap diri Sek
Giok Siang.
Boen Ching mengalihkan sinar matanya ke bawah, dia
mempunyai niat untuk berkata bahwa dia terhadap diri Bwee
Giok telah sangat baik sekali, tetapi Sek Giok Siang telah
berkata, dia tak dapat lagi untuk sekali lagi mengulangi
perkataan itu.
Mendadak, dia merasakan demikian bingung nya, apabila
pada suatu hari dia terhadap seorang gadis demikian cintanya,
sedang orang lain berada jauh ribuan li dari dirinya entah dia
akan berbuat bagaimana, apabila dipihak lain adalah seorang
gadis, bahkan selama beberapa waktu lamanya dirinya pernah
terpengaruhi dan diam-diam mencintai bayangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Entah dia harus berbuat bagaimana baiknya.
Sek Giok Siang menghembuskan napas panjang, tubuhnya
menjadi lemas, Boen Ching yang sedang berpikir dengan keras
itu mendadak menjadi terkejut dan agar kembali dari
lamunannya, sepasang tangannya menarik, tubuh Sek Giok
Siang segera terjatuh kedalam rangkulannya.
Pada saat ini hatinya menjali sangat bingung sekali, dia
mendorong tubuh Sek Giok Siang sambil berkata.
"Nona Sek, kau mengapa??? '.
Sek Giok Siang melepaskan pedang Cing Hong Kiam
tersebut keatas tanah, dengan tak bertenaga sedikitpun juga
dia menyandarkan dirinya kaatas bahu Boen Ching, dengan
perlahan ujarnya.
"Sejak aku meninggalkan diri Lieh cianpwee, aku terus
menerus mencari dirimu dan sampai kini barulah berhasil
mendapatkan dbirimu".
Dalam hdati Boen Ching amenjadi tergerabk, dia menghela
napas panjang, mendadak terpikir olehnya.
"Apabila tak ada diri Bwee Giok atau tak ada Sek Giok
Siang, pada saat itu sungguh sangat baik sekali.
Dengan perlahan dia mendongak meman-dang keatas
wajah Sek Giok Siang.
Sek Giok Siting dengan wajahnya yang telah berubah
menjadi merah dadu itupun mendongakkan kepalanya,
memandang dengan tajam wajah Boen Ching..
Mendadak Boen Ching merasakan bahwa semua adegan
yang muncul dihadapannya itu tak lain hanyalah khayalan
belaka didalam dunia ini mana mungkin muncul gadis yang
demikian sempurnanya dan dapat demikian cantiknya, tak
terasa lagi dia memeluk lebih kencang lagi tubuh Sek Giok
Siang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sek Giok Siang dengan malu-malu menyusupkan kepalanya
kedada Boen Ching, namun sepatah katapun tak diucapkan
keluar.
Boen Ching merasakan bahwa Sek Giok Siang
dipandangnya tak lebih hanyalah khayalan didalam sekejap
saja, dengan perlahan ia memejamkan matanya dengan
kencang dia memeluk tubuh Sek Giok Siang.
Entah telah lewat beberapa lamanya mendadak terdengar
suara dengusan yang sangat dingin sekali, dalam hati Boen
Ching merasa sangat terkejut, dengan cepat ia mendorong
tubuh Sek Giok Siang ke belakang, dan mementangkan
matanya memandang tajam keluar gua.
Sek Giok Siangpun agaknya merasa sangat terkejut,
dengan cepat dia memutarkan tubuhnya dan berdiri disamping
tubuh Boen Ching.
Boen Ching yang memandang tajam keatas mulut gua itu
tampak orang yang berdiri didepan gua itu tak lain adalah
wanita berbaju merah itu dan kemarin malam baru saja
meninggalkan tempat itu, Thian Jan Lie, Jien Muh Nio adanya.
Teringat olehnya apa yang diperbuat baru saja ini tak
terasa lagi dalam hatinya merasa sangat malu sekali.
Dengan nada yang halus ujar Sek Giok Siang pada diri Boen
Ching.
"Boen Toako siapakah orang ini?.
Dalam hati Boenr Ching merasa mtenyesal atas peqrbuatan
tolol yrang baru saja dilaku kan itu, dengan demikian, kiranya
malah akan menyusahkan Sek Giok Siang pula.
Dalam hatinya menjadi gemas, mendengar Sek Giok Siang
membuka mulut, dengan seenaknya sahutnya:
"Dia disebut orang sebagai Thian Jan Lie, Jien Muh Nio
adanya".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil berkata sinar matanya memandang tajam
kesekeliling tempat itu.
Dengan dingin ujar Jien Muh Nio.
"Tak usah dilihat lagi, disini hanyalah aku seorang saja, tak
ada orang lain lagi".
Dalam hati Boei Ching merasa sangat sedih, urusan ini
sama sekali sukar untuk diberi penjelasan, bahkan apabila
dirinya sebelum itu mempunyai perasaan kagum terhadap diri
Sek Giok Siang diapun tak mungkin dapat berbuat demikian.
Jien Muh Nio dengan dingin memandang sekejap kearah
Sek Giok Siang, kepada Boen Ching ujarnya.
"Aku tak akan mengurus segala urusanmu itu, tetapi aku
ingin bertanya dimanakah Bwee Giok itu dan sekarang berada
dimana?"
Dengan menundukkan kepala sahut Boen Ching:
"Dia telah dibawa pergi oleh diri Kioe Thian Bu Sin, Jen
Cianpwe".
Jien Muh Nio tertawa dingin, ujarnya.
"Itulah sangat bagus sekali, kemarin adalah karena aku
kasihan terhadapnya, barulah mau melepaskan dirimu, kini
kau pikirlah sendiri harus bagaimana?".
Boen Ching tak dapat memberikan jawaban nya, terpaksa
dia hanya berdiam diri tak mengucapkan kata-kata lagi.
Sek Giok Siang yang berdiri disamping, tampak hal ini
setelah ragu-ragu sejenak ujarnya kepada diri Jien Muh Nio.
"Kau mengapa demikian galaknya??".
Jien Muh Nio dengan dingin tertawa panjang, sejenak
kemudian ujarnya kepada Boen Ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku kira aku tak perlu untuk turun tangan sendiri, diatas
tanah terdapat pedang, aku lihat lebih baik kau bereskan
dirimu sendiri saja"
Dalam hati sekalipun Boen Ching merasa menyesal, tetapi
bagaimanapun juga, terpikir olehnya bahwa dosa semacam ini
tak perlu ditebus dengan kematian, mana dia mau dengan
kematian, mana dia mau dengan demikian saja bunuh diri
????
Tetapi apa yang dikatakan oleh Jien Muh Nio juga tak lebih
hanya urusan tadi saja, urusan semacam ini sekalipun dia
ingin untuk memberikan penjelasan juga tak mempunyai cara
sama sekali untuk memberikan penjelasannya.
Dia berdiri mematung tak bergerak, sedang Sek Giok Siang
yang berdiri disamping pun berdiri termangu-mangu.
Setelah lewat beberapa waktu lamanya, Jien Muh Nio
mendengus dengan dingin, tanyanya.
"Apakah boleh dikata harus menyuruh aku yang turun
tangan ?"
Sambil berkata matanya berkelebat tak hentinya
memandang ke arah Boen Ching.
Sek Giok Siang memandang tajam ke arah diri Jien Muh
Nio, dan dengan sekonyong-konyong dia bungkukkan
badannya mengam-bil pedang Cing Hong Kiam tersebut dan
diangsurkan kepada Boen Ching, ujarnya.
"Boen Toako ! tak perlu takut terhadap dirinya."
Sinar mata Jien Muh Nio berkelebat memandang sekejap
kearah Sek Giok Siang, mendadak dia mendongakkan
kepalanya tertawa terbahak-bahak.
Boen Ching menarik napas panjang, tangan nya dengan
cepat menyambut pedang Cing Hong Kiam itu, dia percaya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa begitu dirinya mencekal pedang tak perlu lagi dia takut
terhadap Jien Muh Nio.
Dalam hati sebenarnya Jien Muh Nio telah merasa sangat
gusar sekali pada saat ini tampak Boen Ching menyambut
pedang Cing Hong Kiamnya, dalam hatinya merasa tambah
gusar lagi.
Dia tertawa dingin, ujarrya.
"Sekalipun kau mencekal pedang ditangan mu, lalu apa
yang dapat kau berbuat ?"
Sambil berkata dengan perlahanb dia mengangkatd genta
besar yaang berada disambping tubuhnya dengan tajam dia
memandang ke arah dua orang itu.
Boen Ching selama belum pernah melihat Jien Muh Nio
menggunakan alat senjatanya, pada saat ini tampak dia
mempergunakan alat genta raksasa itu sebagai alat senjata
nya, tak terasa lagi dalam hatinya merasa sangat terkejut
sekali, diam-diam dia menga-dakan persiapan yang lebih
cermat lagi.
Dengan perlahan-lahan dia mendorong tubuh Sek Giok
Siang kebelakang tubuhnya, sedang sinar matanya dengan
tajam memandang genta raksasa tersebut.
Jien Muh Nio dengan dingin mendengus, bahu kanannya
digetarkan, genta raksasa itu segera didorong kedepan diri
tangannya, dengan perlahan-lahan meluncur di tengah udara
dan menekan dengan hebatnya keatas tubuh Boen Ching.
Boen Ching yang tampak datangnya serangan genta
raksasa itu, dia segera tahu bahwa genta itu membawa suatu
tenaga murni yang sangat dahsyat sekali.
Dia menarik napas panjang-panjang, tangan kirinya dengan
perlahan melepaskan cekalan tangan Sek Giok Siang,
tubuhnya melayang kedepan bagaikan meluncurkan anak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
panah dari busurnya menubruk ke arah datangnya serangan
genta tersebut.
Pedang Cing Hong Kiamnya segera disabetkan kedepan,
sinar pedang memenuhi angkasa, terdengar suara yang
sangat berat dari genta itu, terlihat genta tersebut telah
berhasil dipukul balik serangan dari Boen Ching itu.
Jien Muh Nio dengan gusar mendengus, lima jari dari
tangan kanannya segera dikerahkan ke depan, sedang ilmu '
Hiat Mo Kang" nyapun disalurkan ketangannya, terlihat pada
saat hawa murni yang berwarna merah darah itu menggulung
ditengah angkasa, genta raksasa itu sekali lagi berhasil
digulung balik kembali lagi.
Dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut sekali, dia
berdiri tak mengucapkan sepatah kata pun.
Rasa terkejut dalam hati Jien Muh Nio jauh melebihi dari
rasa terkejut diri Boen Ching, dia tak mengetahui Boen Ching
telah mengguna kan kepandaian apa sehingga dapat memukul
menceng dari arah serangan genta
raksasa itu, tetapi dia tahu Boen Ching tentunya telah
menggunakan ilmu yang sangat tinggi sekali dari tenaga
khiekangnyab.
Boen Ching padda saat menggunaakan pedangnya
bmenempel pada genta itu, berturut-turut dengan
menggunakan tubuh pedang serta gagang pedang
melancarkan sembilan kali serangan ke arah genta itu,
mengerahkan pula jurus "Thien Cian Ie San" dari ilmu "Thay
Thien Kioe Sih" nya.
Kedua orang itu merasa terkejut terhadap kesempurnaan
serta kehebatan dari kepan-daian lawannya, untuk sesaat
kedua orang itu tidak saling menyerang kembali, hanya saling
berdiam diri dan berdiri berhadap- hadapan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lewat beberapa saat kemudian, terdengar Jien Muh Nio
tertawa dingin, bahu kanannya digetarkan, genta raksasa itu
sekali lagi dilemparkan kedepan.
Tubuh genta itu terlihat bergetar tak henti-hertinya,
sehingga mengeluarkan suara sebentar tinggi sebentar
rendah, dan dengan perlahan-lahan mendesak tuhuh Boen
Ching, Boen Ching menarik napas panjang, dia yang telah satu
kali menahan datangnya serangan genta itu pada saat ini rasa
percaya pada diri sendiri jauh bertambah tebal lagi dia
mempunyai maksud untuk sekali lagi menggunakan ilmu
"Thay Thien Kioe Sih yang di salurkan kedalam ilmu
pedangnya serta disertai oleh tenaga khiekang yang hebat
untuk mendorong kesamping serangan genta dari Jien Muh
Nio ini.
Tetapi ketika dia melihat dengan jelas datangnya serangan
genta kali ini, dalam hatinya tak terasa lagi menjadi sangat
terkejut, gerakan dari genta itu pada saat ini jauh berbeda dan
jauh lebih aneh lagi dari serangan tadi, genta itu makin lama
makin mendekat suaranyapun makin lama makin besar,
bahwa getaran dari genta itu membuat dirinya sangat sukar
sekali untuk melihat dengan jelas datangnya gerakan genta
tersebut. tampak hal ini terpaksa dia mengambil keputusan
untuk menghindarkan diri kesamping.
Jika dilihat jaraknya agaknya kedudukan Sek Giok Siang
sekarang ini tak mungkin akan terkena serangan dari genta
raksasa itu.
Pikirannya menjadi berkelebat dengan cepatnya dia
mempunyai niat untuk segera mengundurkan dirinya tetapi
mendadak terasa suatu tangan yang sangat halus sekali
dengan perlahan memegang dirinya.
Boan Cning dengan cepat menoleh kebelakang memandang
tak terasa lagi wajahnya berubah dengan hebatnyar entah
pada saatt kapan, secarqa diam-diam Sekr Giok Siang telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersembunyi dibelakang tubuhnya, sedang sepasang matanya
dengan tajam memandang kearah genta besar itu.
Ketika Boen Ching membalikkan kepala lagi, tampak genta
tersebut telah mendesak mendekati tubuhnya tak lebih hanya
tiga kaki saja sedang suara genta itu bergetar memekakkan
telinga.
Sinar matanya berkelebat tak hentinya beberapa ingatan
dengan cepat berkelebat didalam benaknya, apabila pada saat
ini dia hendak menghindarkan hal ini tak mungkin akan dapat
terjadi, tetapi Sek Giok Siang yang berada dibelakang
tubuhnya pastilah akan tertimpuk oleh serangan dari genta
tersebut.
Didalam keadaan yang sangat kritis itu, dengan cepat dia
mengambil keputusan, dia bersuit nyaring pedang Cing Hong
Kiamnya dengan sekuat tenaganya mendorong dengan
mendatar dada, tujuh sinar pedang yang sangat menyilaukan
mata segera memancar ke luar dari pedang Cing Hong
Kiamnya.
Pedang dan genta itu dengan cepat berbentur satu sama
lainnya, wajah Boen Ching berubah menjadi sangat serius
sekali, sedang sepasang matanya dengan tajam memandang
kearah genta raksasa tersebut.
Genta raksasa itu bagaikan menempel dengan tubuh dari
pedang Cing Hong Kiam itu, suara getaran yang sebenarnya
memekakkan telinga itu pada saat ini telah berubah menjadi
sunyi senyap dan tenang sekali tak terdengar suara sedikitpun
yang timbul dari bentrokan tersebut.
Sepasang mata jien Muh Nio dengan perlahan-lahan
dipejamkan.
Sinar mata Boen Ching berkelebat dengan tajamnya,
sejenak kemudian diapun dengan perlahan-lahan
memejamkan matanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sek Giok Siang dengan sangat terkejut memandang kearah
kedua orang itu, dia tampak Boen Ching menggetarkan pergi
genta raksasa itu, dia mengira telah tak dapat persoalan
lainnya lagi, tetapi sama sekali dia tak pernah menyangka
kalau hal ini dapat berubah menjadi situasi seperti ini.
Dengan termangu-mangu dia memandang ke arah dua
orang itu, sedang tubuhnya dengan kencang ditempelkan
ketubuh Boen Ching.
Wajah Boen Ching makin lama berubah menjadi pucat pasi,
sedang genta raksasa itupun mengeluarkan suara dengungan
yang sangat rendah sekali.
Makin lama tangan kanan Boen Ching terlihat mulai
gemetar dengan kerasnya, pedang Cing Hong Kiam ditubuh
genta itupuh mulai melompat dan bergerak, sinar pedang
yang dipancarkan keluar dari pedang Cing Hong Kiamnya
itupun memancar memenuhi seluruh angkasa. Mendadak,
suara genta itu mengeluarkan suara yang sangat keras sekali,
pedang Cing Hong Kiamnya ditangan Boen Chingpun dengan
diikuti suara jeritan kaget dari mulut Sek Giok Siang terlepas
dari tangannya dan melayang keangkasa. Genta raksasa itu
sedikit berhenti, kemudian dengan cepat menekan kembali
ketubuh Boen Ching, kehebatan dari gerak ini sangat sulit
sekali untuk dihindari. Wajah Boen Ching makin menjadi
pucat, tangan kanannya menjadi sangat kaku sekali, hampir-
hampir tak dapat digerakkan kembali tetapi dia harus
berusaha untuk menyingkirkan serangan genta tersebut, kalau
tidak Sek Giok Siang yang berada dibelakang tubuhnya ini tak
akan dapat menahannya. Pikirannya menjadi tergerak, bahu
kirinya dengan cepat mendorong pergi tubuh Sek Giok Siang,
sedang pada saat itu pula genta raksasa tersebut telah
datang, dan menekan dengan hebatnya kedepan tubuhnya,
dia bersuit nyaring, bahu kanannya segera menyambut
datangnya serangan genta raksasa itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia menggunakan jurus "Cien Cian Ie San," dari ilmu "Thay
Thien Kioe Sih" dengan sekuat tenaga berusaha untuk
menghindar kan diri dari datangnya serangan genta yang
sangat sulit untuk dihindarkan itu, guna menyalamakan
dirinya.
Pada saat genta tersebut ketemu dengan bahu kanan Boen
Ching, dengan cepat tubuh genta itu serta diri Boan Ching
berpisah dan jatuh kesamping.
Seluruh bahu Boen Ching menjadi robek terkena pinggiran
genta itu, sedang tubuhnya terkena getaran ilmu Hiat Mo
Kang yang sangat hebat itu, segera dia muntahkan darah
segar dan jatuh tak sadarkan dirinya diatas permukaan tanah.
Sek Giok Siang dengan sangat terkejut menjerit nyaring
dan lari kearah diri Boen Ching.
Wajah dari Boen Ching berubah menjadi pucat pasi,
sedikitpun tak tampak darah mulutnya tampak bekas darah
segar yang bmengucur keluard dengan derasnyaa itu.
Sek Giokb Siang dengan perlahan menundukkan kepalanya,
dan mendekap dada Boen Ching, tak terasa lagi dia mengucur
kan air matanya dengan deras apabila dia maju kedepan,
Boen Ching tak mungkin dapat menjadi demikian rupa.
Mendadak teringat olehnya akan Jien Muh Nio yang masih
berdiri disampingnya itu, dengan perlahan dia mendongak,
tampak Jien-Muh Nio dengan tenang-tenang berdiri
disamping, wajahnya sangat dingin sekali, dengan tak
berperasaan sedikitpun meman-dang ke arahnya.
Sek Giok Siang memejamkan sepasang matanya, sejenak
kemudian barulah dengan perlahan-lahan dia bangkit berdiri.
Jien Muh Nio dengan dingin memandang kedua orang itu,
dalam hati dia merasa sangat heran sekali, Boen Ching
ternyata berani melawan keras dengan keras terhadap
serangannya, dia mengira bahwa apabila Boen Ching berani
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyambut dengan keras serangannya itu pastilah akan
tergetar dan menemui ajalnya.
Tetapi ternyata bukan saja Boen Ching tak binasa, bahkan
dia berhasil mendorong kesamping serangan gentanya.
Sekalipun dia telah mengetahui kalau Boen Ching telah
menderita luka dalam yang sangat parah, tetapi jika terhadap
dirinya dia masih merasa belum luas.
Sek Giok Siang setelah bangkit berdiri dengan dingin sekali
dia memandang tajam kearah Jien Muh Nio.
Jien Muh Nio pun segera balas memandang tajam kearah
Sek Giok Siang, sekalipun dirinya merupakan seorang
perempuan tetapi selamanya diapun belum pernah bertemu
dengan seorang gadis yang demikian cantiknya itu.
Tetapi, didalam sekejap saja suatu ingatan, segera
berkelebat didalam benaknya, dengan mendengus:
Teringat dia akan diri Bwee Giok, pada saat dia bertemu
dengan diri Bwee Giok itu dia telah menjadi gila, sedang Sek
Giok Siang ini sama sekali tidak memperdulikan padanya
bahkan dengan meminjam kesempatan itu berbuat demikian
mesranya terhadap diri Boen Ching.
Berpikir sampai disini, hampir-hampir dia menganggap
dirinya telah berubah menjadi diri Bwee Giok, teringat pula
ketika Sek Giok Siang memungut pedang Cing Hong Kiam itu
dan diangsurkan kepaaa Boen Ching, dalam hatinbya segera
timbudl hawa nafsu unatuk membunuhnyab.
Sek Giok Siang dengan dingin memandang kearah Jien Muh
Nio, dia tahu Jien Muh Nio pastilah tak akan melepaskan diri
Boen Ching, Boen Ching tak dapat tetap hidup diapun ingin
binasa ber-sama-sama dengan diri Boen Ching.
Tampak pada bibir Jien Muh Nio tersungging suatu
senyuman yang sangat dingin sekali, dia telah tahu rencana
dari Sek Giok Siang ini, dalam hati pikirnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sungguh sangat kebetulan sekali, dengan demikian aku
tak perlu mencari alasan lain nya lagi untuk membunuh
dirinya.
Sepasang alisuya dikerutkan, dia tertawa dingin, ujarnya
kepada diri Sek Giok Siang.
'"Kau cepat meninggalkan tempat ini, kalau tidak janganlah
menyalahkan diriku kalau akupan tak akan melepaskan
dirimu".
Sambil berkata dari sepasang matanya tampak berkelebat
sinar matanya yang mengandung nafsu untuk membunuh
yang sangat hebat.
Sudah tentu Sek Giok Siang sendiri juga mengetahui
maksud dari perkataan dari Jien Muh Nio ini, dengan dingin
ujarnya,
"Kau telah berbuat keterlaluan".
Dalam hati Jien Muh Nio terasa tergetar, tetapi dia tetap
tertawa dingin sepatah katapun tak diucapkan.
Sek Giok Siang dengan tajam memandang Jien Muh Nio,
sepasang tangannya dengan perlahan diangkat dan
disilangkan didepan dadanya melindungi tubuhnya, sedang
sinar matanya dengan sangat tawar sekali memandang kearah
diri Jien Muh Nio.
Sekalipun dia memikirkan untuk menggu-nakan segala cara
guna mendapatkan diri Boen Ching, tapi sebagian besar
perasaan tersebut adalah dikarenakan perasaan terima
kasihnya terhadap diri Boen Ching. Dia sangat baik terhadap
dirinya, sudah tentu dirinya pun harus berbuat baik terhadap
Boen Ching.
Kini urusan telah menjidi demikian, dia tak dapat melihat
hal ini terjadi dengan duduk tenang, bahkan dia menganggap
bahwa didalam hidupnya selama ini, selain ibunya, hanyalah
Boen Ching seorang yang sangat baik terhadap dirinya, ibunya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kini telah meninggal, dia pun tak dapat membiarkan Boenr
Ching binasa stebelum dirinya.q
Jien Mah Nio mrenjadi ragu-ragu sejenak, dia mengira
bahwa situasi pada saat ini seperti dia telah menunggang
diatas punggung harimau, dan tak mempunyai cara lain lagi,
Boen Ching ternyata berani menghianati Bwee Giok, kedua
orang ini sudah tentu harus dihukum mati.
Sepasang telapak tangannya dengin perlahan didorong ke
depan, terlihat sekumpulan hawa murni berwarna merah yang
bagaikan menggulungnya ombak di tengah samudra
menerjang dengan hebatnya ke tubuh Sek Giok Siang.
Terdengar suara dengusan yang sangat berat sekali dari
diri Sek Giok Siang, tubuhnya melayang dengan mendatar ke
depan, sehingga menubruk dinding dan dengan perlahan jatuh
kebawah.
Jien Muh Nio tampak wajah Sek Giok Siang yang putih itu
telah berubah menjadi merah padam, dengan tak bertenaga
sama sekali dia menengok sekejap kearah Boen Ching, pada
bibirnya terlihat tersunggrng suatu senyuman manis, dengan
perlahan dia memejamkan matanya.
Dalam hatinya pada saat ini dia merasa sangat bingung
sekali, untuk sesaat dia berdiri termangu-mangu kalau dia
turun tangan memang keterlaluan, dia dengan Sek Giok Siarg
sama-sama merupakan seorang wanita, hanya dikarenakan
urusan kecil dia telah membunuh dirinya, bukanlah hal ini
keterlaluan ?
Tetapi masih ada Boen Ching, semua kesalahan ini haruslah
Boen Ching seorang yang memikul barulah benar, dengan
dingin dia menarik kembali sinar mata yang mengandung rasa
simpatik itu dan memandang kearah Bcen Ching.
Terhadap diri Boen Ching, hal ini tidaklah keterlaluan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jien Muh Nio dengan perlahan berjalan mendekati Boen
Ching, dalam hatinya dia berpikir barulah berbuat bagaimana
agar Boen Ching jauh lebih merasakan penderi-taan yang
hebat.
Mendadak --- --dari belakang tubuhnya berkumandang
datang suara helaan napas panjang.
Jien Muh Nio menjadi sangat terkejut, entah siapa yang
datang kedalam gua itu tanpa dia ketahui sama sekali, sekali
pun dirinya tidak memperhatikan, tetapi juga tak mungkin
dapat menjadi demikian.
Dengan cepat dia menoleh, air mukanya dengan cepat
berubah hebat.
Dibelakang tubuhnya berdirilah seorana Nikouw berusia
pertengahan itu memakai pakaian pendeta berwarna keabu-
abuan, tangan kanannya mencekal tasbeh.
Sinar matanya sangat tajam sekali, wajah nya samar,
dengan tajam dia memandang ke arah Jien Muh Nio.
Jien Muh Nio ketika melihat orang itu dia menjadi
termangu-mangu, sama sekali tak terduga olehnya waktu tiga
puluh tahun lamanya telah berlalu, dirinya pada saat ini
menjadi sedikit bingung.
Dia mulai merasakan pandangannya menjadi sedikit kabur,
dihadapannya terasa bagaikan muncul asap putih sedang
tubuh dari nikoaw berusia pertengahan itu sedang melayang
dengan tenangnya ditengah kabut putih tersebut.
Segera dia mengusap matanya, tetapi pandangannya masih
tetap sangat kabur sekali, dalam hatinya bagaikan sedang
teringat kembali akan peristiwa yang telah silam, tak terasa
lagi dengan perlahan dia berlutut dihadapan nikouw tersebut.
Peristiwa silam yang hampir lupa dari dalam benaknya kini
sekali lagi bergolak didalam hatinya, pada tiga puluh tahun
yang lalu Lam Hay Sin Nio, Sek Liong Suthay yang pernah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggetarkan seluruh dunia kangouw pernah meminta dirinya
masuk ke dalam agama Buddha, tetapi pada saat itu mana dia
mau, dengan sembarangan dia mau, dengan sembarangan dia
berkata bahwa apabila Sek Liong Suthay dapat bersemedi
menghadap dinding selama tiga puluh tahun lamanya, dia
akan menyukur rambutnya menjadi pendeta dan mengangkat
Sek Liong Suthay sebagai suhunya.
Ucapan tersebut dikatakan pada waktu itu dengan
sembarangan, tetapi sama sekali tak terduga Sek Liong Suthay
ternyata menyetujuinya.
Pada waktu itu Jien Muh Nio hanya tersenyum saja, dia
mengira waktu selama tiga puluh tahun sangat lama sekali,
sekali pun Sek Liong Suthay mau bermedi menghadap dinding
selama itu, entah harus lewat berapa lamanya lagi.
Tetapi tiga puluh tahun berlalu dalam sekejap saja, kini Sek
Liong Suthay telah muncul kembali dihadapannya.
Sek Liong Suthay di hadapannya ini jika dibandingkan
dengan tiga puluh tahun yang lalu ternyata sedikit pun tak
berbeda, sedang dirinya apabila mengingat kembali segala
peristiwa yang terjadi selama tiga puluh tahun ini terasa
bagaikan baru saja terjadi pada kemarin hari'
Entah telah lewat beberapa saat lamanya dengan perlahan
dia mendongakkan kepalanya.
Sek Liong Suthay yang berada dihadapan nya pada saat ini
sedang memejamkan matanya, dengan tenang dia berdiri.
Jien Muh Nio yang memandang tajam kearah Sek Liong
Suthay, dalam hatinya tak terasa lagi menjadi sangat
menyesal, dia menyembah lagi dihadapan Sek Liong Suthay
sambil ucapannya.
"Sebelum Tecu masuk menjadi anak murid Buddha, harap
Su thay mengijinkan tecu untuk mengerjakan suatu urusan
yang belum selesai dikerjakan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sepasang mata Sek Liong Suthay dengan perlahan
dipentangkan, dengan berdiam diri dia memandang tajam Jien
Muh Nio.
Jien Muh Nio yang dipandang sedemikian tajamnya oleh
Sek Liong Suthay, dalam hatinya terasa tergetar sebenarnya
dia ingin membunuh Boen Ching terlebih dahulu, tetapi pada
saat ini dia telah dibikin sadar oleh sinar mata dari Sek Liong
Suthay yang tajam itu, dengan berbuat yang dilakukan selama
hidupnya ini mana dia mempunyai hak untuk membunuh diri
Boen Ching.
Teringat kembali segala perbuatan yang kulakukan pada
waktu yang telah silam apabila ada orang yang seperti dirinya
mendesak terus menerus seperti yang dialami Boen Ching ini
entah dirinya telah harus mati beberapa kali banyaknya, cukup
dengan perbuatannya terhadap diri Sek Giok Siang. Boen
Ching setelah menjadi sadar kembali mana dia mau
melepaskan dirinya dengan demikian saja.
Berpikir sampai disini tak terasa hatinya menjadi berdesir,
apabila teringat kembali akan diri Sek Giok Siang tak terasa
lagi keringat dingin mengucur keluar membasahi bajunya'
Alasan bagi dirinya yang terusan didalam membunuh diri
Sek Giok Siong ini juga tak lebih hanyalah rasa iri yang
berlebihan. Sek Giok Siang terlalu cantik bagi dirinya, saking
cantiknya membuat matanya menjadi merah dia tidak
menginginkan Sek Giok Siang dapat hidup terus dalam dunia
ini.
Jien Muh Nio yang berpikir sampai disini, dalam hatinya
terasa bergetar dengan hebatnya, sekali lagi dia berlutut
memberi hormat, sepatah katapun tak di ucapkan lagi.
Air muka dari Sek Liong Suthay masih tetap sangat ramah
sekali, pada wajahnya sedikit pun tak terlihat perasaan
gusarnya, dengan perlahan ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Muh Nio selama tiga puluh tahun ini, apakah baik-baik
saja???"
Jien Muh Nio yang merasa menyesal, dengan napas yang
rendah sahutnya.
"Tecu mengharap Suthay mau menerima diriku sebagai
murid, selama hidupku tecu akan merawat diri Suthay."
Sek Liong Suthay dengan perlahan memejamkan matanya,
sejenak kemudian barulah ujarnya lagi.
"Perjanjian selama tigapuluh tahun yang lalu, ini hari telah
habis waktunya, aku bersemedi menghadap dinding selama
tiga puluh tahun ini bukan mempunyai maksud untuk
menerima dirimu sebagai murid saja, tetapi aku
mengharapkan batin yang lebih kuat lagi selama ini."
Dengan sedih ujar Jien Muh Nio.
"Suthay ! tecu bukanlah dikarenakan janjiku yang lalu
sehingga berbuat demikian."
Diatas wajah Sok Liong Suthay dengan perlahan tampillah
suatu senyuman yang ramah, dia mendongak sambil ujarnya.
"Kau lihatlah !! Boen Ching telah sadar kembali."
Jien Muh Nio dengan perlahan memejam kan matanya,
segera dia duduk diatas tanah dan duduk bersila untuk
bersemedi.
Boen Ching dengan perlahan mementangkan matanya,
hampir-hampir dia tak mengetahui kini dirinya berada dimana,
dia menyapu sekejap keseluruh kalangan, sinar matanya
menyapu punggung dari Jien Muh Nio, Sek Liong Suthay dan
terakhir berhenti diatas mayat Sek Giok Siang.
Tubuhnya terasa tergetar dengan hebatnya, Sek Giok Siang
telah binasa ????? Dia sedikit tak percaya, tetapi kejadian
yang terjadi dihadapannya adalah hal yang sungguh-sungguh
terjadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching dengan termangu-mangu memandang kearah
Sek Giok Siang, wajah dari Sek Giok Siang didalam
pandangannya mendadak berubah menjadi suatu bentuk
gambaran yang sangat aneh sekali dan terbayang didepan
matanya.
Mendadak dia merasakan bahwa mulutnya terasa asin,
dengan tak mengucapkan sepatah katapun dia mengusap air
mata yang meleleh keluar itu, dengan perlahan dia mengambil
keluar cermin "Thian Tuen" yang berada didalam sakunya,
gambar gadis didalam cermin itu masih tetap tersenyum
dengan demikian manisnya.
Pikiran Boen Ching terasa mulai agak kaku, gadis didalam
cermin itu muncul dihadapan matanya, tetapi tubuh dari Sek
Giok Siang sebaliknya makin lama makin berpisah makin jauh.
Dengan susah payah dia berpikir bagaikan hal ini semuanya
dapat berubah menjadi sedemikian rupa, Sek Giok Siang
bagaimana dapat binasa ?
Sinar mata Boen Citing berhenti diatas bayangan punggung
Jien Muh Nio, dia mulai teringat kembali akan hal-hal yang dia
perlukan untuk mengetahuinya, didalam sekejap saja, dengan
cepat dia bangkit berdiri.
Sekalipun didalam tubuhnya menderita luka dalam yang
sangat parah, tetapi pada saat ini dia merasakan bagaikan
sedikitpun tidak menderita luka apapun.
Jien Muh Nio dengan tak merasa sama sekali dia tetap
duduk bersila diatas tanah.
Selangkah demi selangkah Boen Ching berjalan mendesak
kearah Jien Muh Nio, didalam hatinya dia merasa sangat gusar
sekali, hal ini tidak adil, Sek Giok Siang hanyalah seorang
gadis yang tak tahu apa-apa, selama nya dia tak pernah
berbuat salah, mengapa Jien Muh Nio dapat turun tangan
hingga sedemikian rupa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rasa gusar didalam hatinya semakin lama semakin
berkobar dengan hebatnya.
Kematian dari Sek Giok Siang ini adalah gara-gara dirinya,
tak perduli bagaimana pun juga dia tak dapat menahan lagi
rasa gusar nya tersebut.
Mendadak, matanya tertumbuk pada sebuah jubah pendeta
berwarna ke abu- abuan yang muncul dihadapan matanya,
dengan cepat dia mendongakkan kepalanya, didalam sekali
pandang saja dia telah dapat melihat seorang nikouw berusia
pertengahan yang sedang memejamkan matanya dan berdiri
dengan tenangnya disana.
Dalam hati Boen Ching terasa sedikit terkejut, didalam
ingatannya dia merasa agak nya tak pernah ada seorang
nikouw di tempat itu.
Dia tetap melanjutkan langkahnya mendesak ke arah tubuh
Jien Muh Nio, sinar matanya penuh diliputi oleh hawa
membunuh yang sangat hebat sekali.
Jien Muh Nio masih tetap duduk dengan tegaknya,
bagaikan sedikitpun tak merasakan bahaya yang sedang
mengancam dirinya, sedang Boen Ching dengan tak hentinya
menggerakkan kakinya berjalan makin mendekat ke arahnya.
Mendadak dia menghentikan langkahnya, dengan dingin
teriaknya:
"Jien Muh Nio, cepat kau bangun, kalau tidak janganlah
menyalahkan aku kalau akan membunuh dirimu sekalipun kau
tidak memberikan perlawanan"
Jien Muh Nio masih tetap duduk berdiam diri tak bergerak
sedikitpun juga, Boen Ching menjadi ragu-ragu sejenak, suatu
perasaan yang sangat gusar sekali menjalar dari dalam lubuk
hatinya dan dengan perlahan-lahan merembet naik keatas,
matanya memancar kan sinar yang sangat tajam sekali,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera ia mengangkat telapak tangannya siap untuk
dilancarkan kedepan.
Sekonyong-konyong terdengar suara bentakan keras dari
Sek Liong Suthay.
"Boen Ching !"
Boen Ching menjadi tertegun, segera dia menahan
tangannya.
ooxoo ( ii x ii ) ooxoo
"CENG IT SHIA"
BOEN CHING mendadak teringat akan diri seseorang, orang
yang berada dihadapannya saat ini bukankah manusia aneh
nomor wahid pada saat ini, Lam Hay Sin Nie, Sek Liong
Suthay? Bagaimana dia dapat munculkan dirinya ditempat ini ?
Dia memandang tajam kearahnya, sepatah katapun tak
diucapkan. Sekalipun Sek Liong Suthay merupakan seorang
pendeta beribadat tinggi dan merupakan manusia aneh pada
saat ini, tetapi dia tak dapat menahan pergolakan hatinya
dengan demikian saja.
Sek Liong Suthay dengan tajam memandang kearah Boen
Ching, sejenak kemudian barulah ujarnya:
"Aku bukannya melaranbg kau membalas ddendam
terhadapa diri Jien Muh bNio, tetapi ada suatu urusan yang
harus kau pikirkan terlebih dahulu, Jien Muh Nio sekarang
telah mengakui semua perbuatan salah yang telah dilakukan
dan mau menerima seluruh hukumannya, apalagi kematian
dari Sek Giok Siang, sebagian besar juga dikarenakan dirimu
sendiri."
Dalam hati Boen Ching merasa tertegun, kemudian
tanyanya.
“Aku ?”.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan perlahan sahut Sek Liong Suthay.
'Sicu juga merupakan seorang yang cerdas, aku kira
kaupun telah memahami sendiri bukan ?"
Sehabis berkata dengan perlahan dia memejamkan
matanya, dan tak bergerak lagi.
Pikiran Boen Ching menjadi bergerak, dengan perlahan dia
menundukkan kepalanya, dalam hatinya agaknya dia mulai
merasa, tetapi dia tidak mengetahui berada dimana dan dia
percaya bahwa sebagian besar dari tanggung jawab ini
haruslah dipikul sendiri oleh Jien Muh Nio seorang.
Mendadak ujar Sek Liong Suthay.
“Apabila dia tidak binasa, lalu bagaimana kau hendak
menghadapi dirinya."
Dalam hati Boen Ching terasa tergetar dengan keras,
segera dia tak mempunjai perkataan lagi untuk diucapkan,
Sek Giok Siang memang benar-benar binasa dikarenakan
dirinya, sekalipun dia mencintai diri Bwee Giok, tetapi
sebaliknya terhadap Sek Giok Siang pun dia tak dapat
melupakannya, bahkan baru saja dia bermesraan denugan
dirinya.
Kalau tidak, Sek Giok Siang tak mungkin dapat menjadi
demikian.
Ketika dia berpikir sampai disini, dalam hatinya terasa
bagaikan diiris-iris oleh golok dihadapan matanya sekali lagi
muncul bayangan tubuh dari Sek Giok Siang, dengan cepat dia
memejamkan matanya, air matanya tak terasa lagi mengalir
keluar dengan deras nya.
Terdengar Sek Liong Suthay berkata lagi.
"Pada saat ini kau sebagai seorang pemuda haruslah
mengambil keputusan dengan menggunakan akalmu, untuk
menghindarkan diri dari penyesalan di kemudian hari,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekalipun Jien Muh Nio salah, tetapi diab telah menyesaldi
perbuatan nyaa, aku kira lebibh baik kau ampuni dirinya saja "
Pada saat ini dalam hati Boen Ching merasa sangat
berduka sekali, karena dia telah mengetahui dengan tubuhnya
yang terluka demikian parahnya, sekalipun seluruh orang,
Boen Ching juga tak dapat berbuat apa-apa terhadap diri Jien
Muh Nio.
Sedang dia pada saat ini masih tetap duduk bersila tak
bergerak, bagai tak mendengar sesuatu apapun.
JIEN MUH NIO dapat menyesali perbuatannya, Boen Ching
telah memuji sikapnya tersebut, sedang pada saat ini dia pun
menggunakan semangat serta kemajuan nya untuk
memberikan tubuhnya untuk dijatuhi hukuman, didalam hati
Boen Ching makin merasakan menyesalnya.
Banyak orang mengaku salah disebabkan terdesak keadaan
situasi, sedang ada pula sebagian yang menginginkan
dimaafkan pihak sana, tetapi hampir-hampir tak pernah
menemui seseorang yang mau mengakui kesalahan dari
seluruh perbuatannya yang telah dilakukan.
Dengan perlahan dia berlutut di hadapan Jien Muh Nio,
kemudian diapun berlutut memberi hormat kepada diri Sek
Liong Suthay.
Sek Liong Suthay dengan perlahan mementangkan
matanya, dia mendongakkan kepalanya memandang dinding
gua, lama kemudian barulah ujarnya.
"Orang yang berbuat salah segera dapat mengetahui,
bertobatlah dengan cepat agar dapat diampuni oleh Thian."
Boen Ching yang didalam sekejap mata saja dapat
merobah rasa gemasnya terhadap Jien Muh Nio menjadi rasa
hormat, semangat seperti ini, didalam hatinya tak terasa lagi
menjadi sangat girang dan berterima kasih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah dia habis mengucap kata-kata itu, dengan perlahan
dia memuji nama Buddha, dengan Jien Muh Nio dua orang
segera bangkit dan berjalan keluar dari gua itu.
Boen Ching dengan perlahan bangkit berdiri, dia
memejamkan matanya beristirahat sejenak, lama kemudian
barulah mementangkan matanya kembali.
Dia memandang sekejap keatas mayat Sek Giok Siang, dan
merghela napas panjang, kesemuanya itu rhanyalah bagaiktan
impian yang qberlalu dengan rcepatnya, tubuh Sek Giok Siang
pun dengan perlahan lenyap dari pandangannya.
Dia membuat sebuah lobang besar dan mengubur mayat
dari Sek Giok Siang itu, kemudian mengambil keluar pula
cermin Thian Tuen itu yang kemudian diletakkan disamping
tubuhnya, teringat kembali ketika dia diselamatkan oleh
cermin itu dari serangan Kiem Cang Thiat Cie, Chang Soen
Loei serta Ouw Yang Bu Kie, beberapa macam bayangan
berkelebat dengan cepatnya didalam benaknya, dia menjadi
terjerumus kembali kedalam lamunan.
Mendadak beberapa perkataan dari Sek Liong Suthay
berkelebat kembali didalam benaknya. "Janganlah terlalu
banyak bermain cinta untuk menghindarkan diri dari
penyesalan dihari kemudian.
Dalam hatinya menjadi tertegun, segera dia membuang
jauh-jauh segala lamunan yang menguasai benaknya itu.
Kini dia harus berangkat menuju ke kuil Pie Lu Si dan
memenuhi janjinya dengan diri Sam Ceng It Shia. Berpikir
sampai disini dia menghela napas panjang, dan memungut
kembali pedang Cing Hong Kiamnya dengan langkah yang
perlahan berjalan keluar dari gua itu.
Matahari hampir turun gunung, diujung langit tampilkan
suatu sinar berwarna kemerah-merahan yang memenuhi
angkasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Didepan kuil 'Pie Lu Sie tampak muncul seorang pemuda
berbaju hijau, pada pinggang nya tersoren sebilah pedang
panjang dengan perlahan dia berjalan memasuki kuil 'Pie Lu Si
itu.
Seorang pendeta kecil segera merangkap tangannya maju
kedepan, pemuda berbaju hijau itu cepat membungkukkan
tubuhnya memberi hormat, sambil tertawa ujarnya.
"Cayhe Boen Ching, karena perjanjiannya dengan Sin Hoat
Thaysu maka kini sengaja datang menyambanginya."
Pendeta kecil itu dengan wajah yang sangat terkejut
memandang sekejap ke arah Boen Ching, ujarnya.
"Siauwceng segera pergi melaporkan kedatangan sicu."
Sehabis berkata segera dia membalikkan tubuhnya dengan
langkah yang cepat berjalian masuk kedalam ruangan kuil.
Pada bibir Boen Cning tampak tersungging suatu
senyuman, dia memandang sejenak keatas papan nama dari
kuil 'Pie Lu Si' yang telah menggetarkan dunia kangouw itu.
Kuil Pie Lu Si itu dibawah sorotan sinar matahari sore,
terlihat tertutup oleh suatu awan yang sangat gelap sekali,
didalam ruangan kuil itu sangat sunyi seakan-akan jumlah
hweesio yang berada didalam kuil itu sangat sedikit sekali.
Pada saat dia berpikir itu mendadak dari dalam ruangan
kuil yang sangat sunyi- senyap itu berkumandang datang
suara genta yang dibunyikan bertalu-talu.
Boen Ching dengan sangat tenang sekali mendengar suara
tersebut, dia tahu kalau memangnya Sin Hoat Thaysu telah
mengadakan perjanjian dengan dirinya, sudah tentu 'Mo Pak
Sam Ceng' serta 'le Way It Sia' pastilah telah berada didalam
ruangan kuil itu.
Pintu kuil itu dengan perlahan-lahan terbuka, seorang
pendeta berjubah warna kuning dengan langkah yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perlahan berjalan keluar, dibelakang pendeta berjubah kuning
itu berjalanlah berpuluh-puluh hweesio kecil yang berjalan
mendekati kearah Boen Cning.
Boen Ching dengan sangat tenang sekali menanti
kedatangan rombongan para hweesio itu, sejak semula dia
telah dapat melihat kalau hweesio berjubah kuning itu
bukanlah diri Sin Hoat Thaysu sendiri.
Hweesio berjubah kuning itu dengan perlahan berjalan ke
depan tubuh Boen Ching sambil merangkap tangannya,
ujarnya.
"Pinceng Sin Tek, tidak mengetahui Boen Siauwhiap datang
sehingga tak mengadakan penyambutan dari jauh, harap Boen
Siauw hiap mau memaafkan !"
Boen Ching tampak Sin Tek Thaysu demikian hormatnya,
dia tersenyum, sambil membungkukkan tubuhnya memberi
hormat lalu ujarnya.:
"Thaysu terlalu sungkan, boanpwee datang kemari
masihmengharapkan bantuan dari Thaysu."
Sin Tek Thaysu seolah-olah tidak memahami ucapan dari
Boen Ching ini, dia memandang sekejap ke arahnya, dan
tersenyum kemubdian memberi tadnda kepada Boena Ching
agar diab berjalan lebih dahulu.
Boen Ching setelah memberi hormat, segera dia bangkit
dan berjalan kedalam ruangan kuil itu.
Sin Tek Thaysu mengikuti dari belakang nya, jarak diantara
mereka tak lebih hanyalah setengah tindak saja, dan berjalan
masuk ke dalam ruangan kuil itu, mendadak Sin-Tek Thaysu
menghentikan langkahnya, ujarnya:
"Boen siauhiap datang kemari apakah hendak mencari
berita mengenai jejak suhumu?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Boen Ching tampak Sin Tek Thaysu menghentikan
langkahnya, dia pun ikut menghentikan langkahnya, sambil
tersenyum sahutnya.
"Benar, entah Thaysu apakah mau memberitahukan
kepadaku ?"
Sepasang mata Sin Tek Thaysu memancar sinar yang
sangat tajam, sambil tersenyum ujarnya pula.
'Sudah tentu jejak dari suhumu aku mengetahuinya dengan
jelas, tetapi . . . ."
Boen Ching telah dapat menebak maksud tujuan dari Sin
Tek Thaysu itu, dia mengetahui kemungkinan sekali suhunya
telah di kurung ditempat ini, Sin Tek Thaysu ini pastilah tidak
mempunyai maksud yang baik terhadap dirinya.
Dia tertawa sahutnya.
"Thaysu silahkan untuk mengucapkannya." Sin Tek Thaysu
tertawa pula, ujarnya.
"Kuil Pie Lu Si ini sekalipun bukanlah merupakan suatu kuil
yang besar, tetapi juga bukanlah kuil kecil, oleh sebab itu
didalam kuil kami ini mempunyai suatu urusan, barang siapa
yang masuk ke dalam kuil ini haruslah menuruti aturan
tersebut."
Sinar mata Boen Ching menjadi sayu, sambil tersenyum
sahutnya.
"Coba Thaysu sebutkan."
Sin Tek Thaysu mundur dua langkah ke belakang,
sepasang tangannya berturut-turut melancarkan serangan,
sedang disekitar tempat itu pun segera bermunculan berpuluh
puluh pendeta kecil.
Boen Ching memandang sekejap ke sekelilingnya, tampak
pendeta-pendeta kecil itu berjumlah kurang lebih ratusan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
banyaknya dan mengepung dengan rapatnya di sekitar tempat
itu.
Tubuh Sin Tek Thaysu dengan cebpat mundur
kebdelakang, sambila tertawa mengejbek, ujarnya.
"Kepandaian silat didalam dunia ini banyak macamnya dan
banyak yang telah mencapai pada kesempurnaan, didalam kuil
Pie Lu Si kami ini hanya terdapat sedikit permainan kecil,
silahkan Boen Siauwhiap untuk mencobanya.'
Sinar mata Boen Ching berkedip tak hentinya, dia segera
mengetahui maksud dari perkataan Sin Tek Thaysu itu, dia
tersenyum dan tidak mengucapkan kata-kata lagi.
Sin Tek Thaysu melanjutkan perkataannya lagi.
"Sejak dari jaman dahulu kala, dari kuil Pie Lu Si kami
hanyalah diwariskan sebuah barisan semacam ini saja, barang
siapa yang berhasil memecahkan barisan ini barulah dapat
masuk kedalam kuil ini."
Pada saat ini Sin Tek Thaysu telah mengundurkan diri
keluar dari ruangan kuil tersebut, tampak para hweesio kecil
itu berdiri tegak ditempatnya masing-masing, dengan perlahan
memejamkan matanya tak mengucapkan kata-kata lagi.
Boen Ching memandang sekejap kesekeliling tempat itu,
dan berdiri tegak diatas tangga dari ruangan kuil itu.
Pikirannya dengan cepat bergerak, entah dimanakah
terletak keistimewaan dari barisan ini, dengan perlahan dia
menarik napas panjang, dan berdiri dengan tenangnya. Sin
Tek Thaysu juga berdiri diatas tangga pintu kuil, kedua orang
itu saling berhadapan beberapa saat lamanya, terlihat Sin Tek
Thaysu tersenyum, ujarnya.
"Setelah berhasil memecahkan barisan ini, jejak dari
suhumu pun dapat kau ketahui."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching memandang sekejap ke sekeliling tempat
tersebut, dia tetap tak bergerak sedikit pun juga.
Kedua belah pihak tak ada yang mulai bergerak terlebih
dulu, sedang cuacapun semakin lama makin gelap, didalam
gedung itu mulai bertiup angin malam dengan perlahan.
Sekeliling tempat itu mulai bermunculan obor yang
menerangi disekitar tempat itu, sinar api ditengah malam yang
mulai menggelap itu bergerak tak henti-hentinya.
Ujar Sin Tek Thaysu lagi kepada Boen Ching.
"Jejak dari suhrumu dapatlah katu lihat dengan qjelas
setelah krau berhasil memecah kan barisan ini dan melewati
ruangan besar ini, suhumu telah terkurung sangat lama sekali.
Sehabis berkata dia tersenyum.
Boen Ching pun tertawa, mendadak tubuhnya bagaikan
ular gesitnya berkelebat ditengah kalangan tersebut.
Hweesio-hweesio kecil disekitarnya dengan cepat
mengangkat sepasang telapak tangan nya menyambut, Boen
Ching segera siap memunahkan serangan tersebut, tetapi
baru saja dia mengerahkan tenaganya, dalam hati nya tak
terasa lagi menjadi sangat terkejut sekali, kehebatan serta
kedahsyatan dari tenaga pukulan hweesio-hweesio kecil itu
ternyata sangat sempurna sekali dan selama nya dia belum
pernah menemuinya.
Bersamaan pula dari belakang tubuhnya terasa segulung
angin pukulan yang sangat keras dan hebat menekan
tubuhnya.
Dalam hati Boen Ching menjadi sadar kembali, berita yang
tersebar didalam dunia kangouw mengatakan bahwa kuil Pie
Lu Si sangat sukar sekali untuk diterobos, kiranya Hweesio-
hweesio didalam kuil Pie Lu Si ini semuanya telah paham akan
ilmu meminjam tenaga untuk menyerang musuh yang
merupakan ilmu tingkat paling atas dari ilmu tenaga dalam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Barisan ini seluruhnya mempergunakan orang sebanyak
seratus dua puluh delapan orang banyaknya yang dibagi
menjadi dua rombongan, satu rombongan berjumlah enam
puluh empat orang bersama-sama menahan serangan musuh,
dengan demikian sekalipun orangnya berjumlah ratusan,
tetapi jika dirasakan seolah-olah sedang bertempur dengan
dua jago berkepandaian tinggi saja.
Pikiran ini dengan sangat cepat sekali berkelebat didalam
benaknya, dalam hatinya segera mengambil keputusan cara
untuk menghadapi serangan dari pihak musuh ini.
Satu didepan yang lain dibelakang, pikiran ini segera
bergerak didalam benaknya, sepasang telapak tangannya
dengan cepat dilancarkan kedepan dengan masing-masing
menyerang kesebelah kanan serta ke sebelah kiri.
Begitu telapak tangan masing-masing terbentur satu
dengan yang lainnya, dua buah rombongan manusia naga
yang berada disebelah depan dan disebelah belakang itu
dengan cepat terlempar ketengah udara.
Pada saat ini Boen Ching telah mengguna kan ilmu yang
paling tinggi didalam ilmu tenaga dalam yaitu meminjam
tenaga untuk menyerang musuh, pada saat telapak tangan
kanan serta kirinya berbareng dilancarkan keluar itu, segera
dia berhasil mendesak kembali gerangan yang sedang
menerjang tubuhnya itu.
Tubuhnya segera berkelebat dengan cepatnya keluar dari
dalam kepungan barisan tersebut.
Hweesio-hweesio yang berada didalam barisan ini
semuanya melekatkan satu telapak tangannya dipinggang
kawannya, pada saat tubuhnya tergetar dengan hebatnya itu,
bagai seutas tali saja, yang ujung terlempar pergi, sedang
yang ujung lainnya masih berada di atas tanah.
Ketika tubuh Boen Ching yang sedang melayang itu, tiga
orang hweesio yang bereda didalam barisan itu dengan cepat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melancar kan serangannya secara berbareng membabat tubuh
Boen Ching.
Dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut sekali, jika
dilihat keadaannya yang seperti ini, kehebatan dari barisan ini
sungguh diluar dugaannya, ternyata mereka dapat
melancarkan serangan dengan sekehendak hatinya, dengan
demikian bukankah ke seratus dua puluh delapan orang itu
berubah menjadi seratus dua puluh delapan orang jago-jago
berkepandaian tinggi ?
Tubuhnya yang masih berada ditengah udara itu, ketika
diserang secara demikian, dia tak dapat menggunakan cara
meminjam tenaga untuk nenerjang musuh seperti yang biasa
nya digunakan, sudah tentu dia tak akan berhasil
menggetarkan tubuh musuh.
Sepasang telapak tangan Boen Ching segera di gerakkan ke
depan secara berbareng sedang tenaga khiekang "Chiet Kong
Kang Khie" nyapun mengikuti serangan tersebut menerjang
kedepan.
Dimana serangan telapak tangan itu tiba, barisan naga
yang berada disebelah tengah segera berhasil dipukul mundur,
sedang tubuh Boen Ching segera tertahan dan jatuh kembali
keatas permukaan tanah.
Sin Tek Thaysu yang berdiri dibluar garis dan dmelihat hal
itua, sinar matanyab berkelebat, ketinggian serta
kesempurnaan kepandaian yang dimiliki Boen Ching ini sama
sekali berada diluar dugaan Sin Tek Thaysu, bahkan selama
hidupnya dia pun belum pernah melihat kepandaian silat yang
demikian sempurnanya.
Ketika tubuh Boen Ching yang sedang melayang turun itu,
didalam hatinya dia tahu bahwa pada saat ini apabila
tubuhnya mencapai tanah, kemungkinan sekali, sekali lagi dia
akan berhasil dikepung dengan rapatnya, dia tak berani
menempuh bahaya tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Saat tubuhnya yang masih berada ditengah udara itu,
dengan cepat dia menarik napas panjang-panjang, tubuhnya
sekali lagi melayang naik keatas dan berkelebat kedepan.
Ditengah barisan manusia naga itu tampak seorang
melancarkan serangan kearah tubuh nya, sedang dibelakang
tubuhnya diantara orang-orang didalam barisan itupun melan-
carkan serangan ketubuhnya, dan mengan-cam bahu kanan
dari tubuh Boen Ching.
Sin Tek Thaysu tertawa dingin, asalkan ke dua belah pihak
tidak mengerahkan tenaganya didalam satu garis yang
bersamaan Boen Chin bagaimana dapat menggunakan siasat
meminjam tenaga untuk memukul musuh yang digunakan
selama pertempuran ini.
Dengan demikian, Boen Ching segera dapat terjerumus
kembali kedalam kepungan barisan tersebut pikir Sin Tek
Thaysu.
Pada saat ini didalam hati Boen Ching saja sebelumnya
telah mengadakan persiapan bagaimana cara menghadapinya,
dia terha-dap serangan yang mengancam belakang tubuh itu
sama sekali tidak menggubrisnya, sepasang telapak tangannya
menerima serangan yang mengancam tubuhnya dibagian
depan itu dengan menggunakan seluruh tenaga dan segera
dia melancarkan pula jurus 'Lian Coa Thien Siang' dari ilmn
Thay Thien Kioe Sih' dengan cepat dia berhasil melemparkan
barisan naga itu kearah belakang.
Tetapi tenaga lemparannya kali ini baru saja dikarenakan
segera dia merasakan bahwa dengan menggunakan tenaga
yang dimilikinya sekarang ini mungkin sekali tak dapat dengan
mudahnya berhasil mencapai sasaran nya, keantepan dari
barisan manusia naga itu ternyata jauh diluar dugaannya
semula.
Pada saat itu pula serangan teblapak tangan yadng
mengancam bealakang tubuhnyab itu telah tiba, Boen Ching
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera bersuit nyaring tenaga khiekang ' Tjiet Kong Kang Khie'
dia ditarik kembali, tubuhnya berputar "setengah lingkaran
ditengah udara, sedang jurus 'Shia Thien Song Gwat" dari ilmu
"Thay Thien Kioe Sih" pun dikerahkan keluar.
Tubuhnya dengan cepat berkelebat menghindarkan diri dari
serangan yang mengancam dari sebelah samping itu,
rombongan barisan naga tersebut segera berhasil dilemparkan
ke depan yang dengan sangat cepat sekali menerjang tubuh
orang yang berada di samping itu.
Didalam sekejap saja barisan tersebut menjadi kacau balau,
sedang Boen Ching meminjam kesempatan ini pula
melayangkan tubuhnya menuju ke depan pintu ruangan.
Sin Tek Thaysu yang tampak hal ini, air mukanya berubah
dengan hebatnya, dia sama sekali tidak pernah menyangka
kalau kepandaian yang dimiliki Boen Cning dapat demikian
sempurnanya, hanya di dalam sekejap
mata saja dia telah berhasil meloloskan diri dari kepungan
barisan yang sangat aneh ini.
Segera timbul suatu siasat di dalam ingatannya, dia ingin
menggunakan kesem-patan pada saat tubuh Boen Ching
belum mencapai diatas tanah segera melukai tubuh Boen
Ching dihawah serangan telapak tangannya, tapi ...
Apabila satu kali serangannya ini tidak mencapai pada
sasarannya, entah bagaimana selanjutnya ?
Dia sama sekali tak berpikir lebih mendalam lagi, setelah
ragu-ragu sejenak, dia mendongakkan kepalanya memandang,
tampak pada saat ini tubuh Boen Ching telah melayang
mendekat.
Pikiran Sin Tek Thaysu dengan cepat berputar, sekalipun
dia tak berhasil melukai tubuh Boen Ching, sedikit-dikitnya
juga dapat mendesak tubuh Boen Ching masuk kembali ke
dalam satu barisan. Kehebatan dari barisan ini masih belum
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dilancarkan keluar tetapi ternyata hasilnya hanya begitu,
sebenarnya di dalam hatinya dia sangat merasa tidak puas.
Pada saat pikiran tersebut berkelebat di dalam benaknya,
dengan gusar dia memben-tak, sepasang telapak tangannya
dengan menggunakan sekuat tenaga menyerang tubuh Boen
Ching.
Angin pukulan yang sangat santar segera berkelebat
memenuhi seluruh ruangan, Boen Ching menjadi sangat
rterkejut, sebentarnya dia hendaqk melayangkan trubuh
dihadapan tubuh Sin Tek Thaysu, tetapi sama sekali tak
terduga olehnya kalau Sin Tek Thaysu ternyata tak
memperdulikan kedudukannya sebagai angkatan tua telah
melancarkan serangan membokong dirinya.
Dia yang telah mengerahkan tenaga berkali-kali, pada saat
ini tenaga dalam yang mengalir didalam tubuhnya dimana
telah digunakan untuk melayangkan tubuhnya di tengah udara
masih belum buyar, apa bila sekali lagi harus mengerahkan
tenaga dia sendiri sadar bahwa hal ini tak mungkin dapat
terjadi, satu-satunya yang dihadapkan dirinya adalah jangan
sampai tubuhnya sekali lagi terdesak masuk kedalam barisan
lagi.
Boen Ching menarik napas panjang- panjang, tenaga
khiekang "Chiet Kong Kang Khie" nya segera dipancarkan
keluar mengelilingi tubuhnya.
Baru saja tubuhnya melayang turun diatas tanah, serangan
telapak dari Sin Tek Thaysu telah tiba, Boen Ching dengan
menggunakan seluruh tenaganya menahan, tetapi kekuatan
serangan itu memaksa tubuhnya berturut-turut mundur lima
langkah kebelakang, barulah berhasil berdiri tegak kembali.
Dia menghembuskan napas lega, tampak dirinya belum
sampai terdesak masuk kembali kedalam barisan. Dan segera
membungkuk kan tubuhnya memberi hormat dihadapan Sin
Tek Thaysu, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih cianpwee telah tidak menurunkan tangan
berat kepada diriku !"
Sin Tek Thaysu tampak serangannya tidak mencapai pada
sasarannya, dia tak dapat berbuat apa-apa lagi, segera
mendepakkan kakinya ke atas tanah dia segera membalik kan
tubuhnya lagi kedalam ruangan kuil.
Boen Ching membalikkan tubuhnya dan merangkap
tangannya memberi hormat pada kawanan hweesio itu,
tubuhnya dengan cepat berkelebat dan menyerbu masuk ke
dalam ruangan kuil itu.
Baru saja memasuki ruangan kuil itu, tampa:k
dihadapannya duduk bersila tiga orang hweesio serta seorang
berpakaian biasa, sinar mata Boen Ching dengan sangat tajam
berkelebat, Sin Tek Thaysu serta Sin Hoat Thaysu dia telah
pernah menemuinya, sisanya seorang hweesio itu pastilah
merupa kan pimpinan dari "Mo Pak San Ceng" Sin Eng Thaysu
adanya.
Sedang orang yang memakai pakaian biasa itu tak lain
pastilah "le Way It Shia," Cioe Kioe Gwat adanya.
Boen Ching dengan tenang berdiri didepan pintu kuil itu,
dan menyapu sekejap kearah empat orang itu, dengan
perlahan dia berjalan ke depan, sambil membungkukkan
dirinya memberi hormat ujarnya.
"Cayhe Boen Ching ! memberi hormat kepada cianpwee
berempat."
Ke empat orang itu sebenarnya sedang memejamkan
matanya duduk bersila, pada saat ini tampak Sin Eng Thaysu
membuka sedikit matanya, kemudian dipejamkan lagi.
Boen Ching tersenyum masam, dia memandang sekejap
kesekeliling tempat tersebut, tampak ruangan kecil itu
terdapat dua buah jalan kecil yang menghubungkan ruangan
itu dengan ruangan belakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching tersenyum lagi, sambil memberi hormat
ujarnya:
"Cianpwee berempat apabila tidak mempunyai minat untuk
menemui diriku, boanpwee disini mohon bertindak setindak
terlebih jaurh".
Sehabis berkata dia tersenyum dan siap meninggalkan
tempat itu.
"Ie Way It Shia" Cioe Kioe Gwat mendadak membuka
matanya, dia mendengus dingin ujarnya.
"Boen Ching ! Apabila kau berani melewati kami berempat,
aku segera akan menyuruh kau binasa ditempat ini juga."
Boen Ching tersenyum, dia mempunyai niat untuk bertaruh
dengan "Sam Ceng It Shia" ini, dia tidak percaya kalau dirinya
setelah berhasil melintasi keempat orang itu dapat
mendapatkan bahaya yang lebih besar.
Segera dia mengangkat bahunya, dengan langkah yang
perlahan dia berjalan maju ke depan.
Cioe Kioe Gwat dengan perlahan memejam kan kembali
matanya, terhadap gerak gerik dari Boen Ching itu sama sekali
dia tak menggubrisnya, seakan-akan perkataan yang telah
diucapkan terhadap diri Boen Ching itu ia merasa sangat
menyesal.
Boen Ching setelah melewati belakang tubuh kedua orang
itu, mendadak di dalam ruangan besar kuil itu terdengar suara
yang sangat aneh sekali berkumandang datang.
Ruangan tengah dari kuil tersebbut dengan cepadt berpisah
menjaadi dua bagian bdan berputar dengan cepatnya, Boen
Ching yang mengalami hal itu menjadi sangat terkejut sekali
tubuhnya dengan cepat melayang naik ketengah udara.
Tempat duduk dari "Sam Ceng It Shia" itu tampak dengan
perlahan bergerak keruangan belakang, keempat orang itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera duduk secara terpencar, dua orang memenuhi
disebuah lorong kecil di samping ruangan itu, agaknya mereka
mempunyai maksud untuk tidak membiarkan Boen Ching
masuk ke belakang ruangan dengan melewati lorong itu.
Sinar mata Boen Ching dengan cepat berkelebat, tampak di
samping ruangan kuil itu tak terlihat ikut berputar, tubuhnya
dengan kecepatan bagaikan kilat melayang ke samping
ruangan tersebut.
Pada dinding ruangan kuil itu tampak dengan cepat muncul
tiga buah gelang yang melayang dengan cepatnya mengitari
dinding ruangan itu.
Boen Ching menarik napas panjang- panjang tubuhnya
melayang turun ke tengah ruangan itu, ujung kakinya sedikit
menutul tanah, tubuhnya segera melayang dengan cepatnya
menubruk ke arah lorong di sebelah kiri.
Orang yang menjaga dilorong di sebelah kiri itu ternyata
adalah Sin Eng Thaysu dua orang.
Sin Eng Thaysu serta Sin Hoat Thaysu tampak Boen Ching
menubruk mendekat ke arahnya, kedua orang itu segera
mengayun kan telapak tangannya, tampak berpuluh puluh
jarum "Toh Ming Sin Cin" meluncur ke tubuh Boen Ching
diikuti tubuhnya dari dua orang itu dengan cepat melayang
kedepan, satu dari kanan dan yang lain dari kiri menyerang
tubuh Boen Ching.
Sinar mata Boen Ching berkelebat tak henti-hentinya,
tangan kanannya digerakkan, pedang Cing Hong Kiamnya
telah dicabut keliuar cari dalam sarungnya.
Dimana pedang Cing Hong Kiam itu berkelebat, jarum "Toh
Ming- Sin Cin" itu segera terpukul runtuh keatas tanah.
Boen Ching setelah berhasil memukul jatuh jarum-jarum
itu, segera dia melancarkan jurus pedangnya menyambut
datangnya serangan dari kedua orang hweesio tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi ketika sinar matanya berkelebat, dia tampak
diantara serangan hawa pukulan yang dilancarkan dua orang
itu tampbak didalamnya tdernyata berkeleabat pula bebe-
rbapa batang jarum Toh Ming Sin Cin itu, tampak hal ini dia
menjadi sangat terkejut sekali, segera ia menarik kembali
serangan nya.
Kedua orang yang melancarkan serangan dengan mengikut
sertakan jarum Toh Ming Sin Cin itu dengan cepatnya telah
menerjang mendekat, Boen Chiap segera mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya dan melayang ke udara berguling
kesebelah kanan sejauh enam kaki lebih.
Jarum "Toh Ming Sin Cin" tersebut dengan mengikuti
gerakannya dengan kecepatan bagaikan kilat meluncur ke
arahnya, Boen Ching segera menggerakkan pedang Cing Hong
Kiamnya diobat-abitkan dengan hebat nya memukul jatuh
jarum tersebut, sedang sepasang kakinya melancarkan
tendangan berantai mengancam tubuh kedua orang hweesio
itu.
Sin Eng Thaysu serta Sin Hoat Thaysu tampak serangannya
tidak mencapai pada sasaran, segera dia kembali ketenpat
asalnya.
Karena ruangan kuil yang terus menerus berputar itu, Boen
Ching mana berani melayang turun ketepi ruangan, pada saat
ini hampir-hampir dia tak mempunyai tempat untuk
menginjakkan kakinya, dalam hatinya tak terasa lagi menjadi
sangat bingung dan kacau.
Air muka Sin Hoat Thaysu tampak menampilkan perasaan
yang sangat bangga sekali, tak henti-hentinya dia tertawa
dingin.
Boen Ching mengerutkan alisnya, pikirannya menjadi
bergerak, dalam hati pikirnya:
"Apakah dengan kepandaian yang kau miliki sekarang ini
tak dapat menahan perputaran dari ruangan kuil ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jika dilihat dari sikap Sin Hoat Thaysu ini agaknya dirinya
harus dan pasti akan menemui ajalnya ditempat ini.
Dengan situasi dihadapannya saat ini terpaksa dia hanyalah
dapat mengumpulkan hawa murninya sekali lagi menerjang
keluar, atau dengan menempuh bahaya melayang turun
ketengah ruangan dari kuil ini.
Setelah berpikir beberapa kali, dia segera mengambil
keputusan dan dengan menem-puh bahaya melangkah
tubuhnya turun ke bawah dan berdiri dengan tenangnya di
tengah ruangan kuil tersebut.
rSam Ceng It Shita menjadi sangaqt terkejut, keermpat
orang itu tak ada yang berani mencapai kalau Boen Ching
ternyata demikian beraninya melayang turun kedalam ruangan
kuil itu.
Tetapi dalam sekejap saja mereka saling bertukar
pandangan, dari matanya meman-carkan sinar yang sangat
bangga sekali, dengan perbuatan dari Boen Ching ini,
sekaliuan dapat mempertahankan hidupnya untuk sementara
waktu, tetapi dia pun akan menemui ajalnya ditempat ini juga.
Dengan tenaga putaran yang demikian cepatnya dari
ruangan kuil itu, sekalipun Boen Ching berhasil melayang
turun didalam ruangan tersebut, tapi dia tak mungkin dapat
melenyapkan tenaga yang menekan didalam tubuhnya itu,
dengan demikian dia pun sangat sukar untuk meloloskan diri
dari ruangan kuil ini, coba lihat dia dapat bertahan beberapa
lamanya didalam ruangan kuil tersebut. Bukan ! Apabila Boen
Ching sekali lagi berputar menuju kehadapan keempat orang
itu, mereka pastilah dapat menggunakan jarum "Toh Ming Sin
Cin" untuk menghadapi Boen Chirg, sampai saat ini mereka
akan melihat Boen Ching dengan menggunakan cara apa
untuk menghadapi nya.
Tetapi Boen Ching sendiri mana tidak mengetahui urusan
ini, tubuhnya baru saja melayang turun, menanti setelah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ruangan kuil itu berputar seperempat dari putaran, segera dia
bersuit nyaring dan melompat keatas.
Tubuhnya bagaikan anak panah yang terlepas dari busur
dengan sangat cepat sekali menerjang naik ke atas membobol
atas dari ruangan kuil itu.
Dibawah lindungan tenaga khiekang "Ciet Kong Kang Khie",
atas ruangan kuil itu dengan mengeluarkan suara yang sangat
keras telah terbobol sebuah lubang besar, sedang tubuhnya
masih melanjutkan meluncur kearah depan.
Boen Ching yang telah terdesak sedemikian rupa itu,
segera dia mencabut keluar pedang Cing Hong Kiamnya, dan
melancarkan jurus "Shia Thien Song Gwat", setelah menenang
kan tubuhnya, dia melayang turun diatas atap ruangan kuil.
"Sam Ceng It Shia" yang tampak hal ini dalam hati merasa
terkejut sekali, merekapun dengan cepat menguntit
dibelakangnya mengejar keluar.
Boen Ching sekali melirik tampak pedang Cing Hong
Kiamnya terpaku diatas sebuah pohon besar dengan
kencangnya, sedang pada saat itu empat orang musuh
tangguh telah mengepung dirinya, mana dia berani pergi
mencabut kembali pedang panjangnya.
Sin Eng Thaysu tertawa dingin, ujarnya.
"Boen Ching ! Selama sepuluh tahun ini boleh dihitung
kaulah yang pertama-tama berhasil meloloskan diri dari dalam
ruangan kuil ini, kau sungguh sangat untung."
Boan Ching mundur satu langkah ke belakang dan
tersenyum, segera dia menengok kebelakang ruangan kuil itu.
Ditengah antara dua lorong kecil itu tampak sebuah kebun
yang besar dan luas, kebun bunga yang demikian besarnya
itu, hampir-hampir dia tak pernah menemuinya, dia sama
sekali tidak pernah menyangka kalau dengan tenaga manusia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat membuat sebuah kebun bunga yang demikian besar
serta luasnya ini.
"Ie Way It Shia." Cioe Kioe Gwat tertawa terbahak-bahak,
segera dia mendesak maju kedepan sambil melancarkan
serangannya mengancam dada Boen Ching.
Boen Ching yang telah berhasil keluar dari dalam ruangan
kuil itu, mana dia masih takut pula terhadap empat orang itu,
hanyalah dia mempunyai niat untuk bertanya kepada empat
orang itu sebenarnva bagai mana kah berita daripada jejak
suhunya Ie Bok Tocu.
Tubuhnya dengan cepat melayang mundur ke belakang,
sambil membungkukkan diri memberi hormat, ujarnya.
"Boen Ching kini berhasil lolos dari ruangan kuil itu, harap
Cianpwee sekalian mau memberi tahu berita mengenai jejak
suhuku le Bok Tocu !"
Cioe Kioe Gwat tertawa dingin, sahutnya.
"Tetapi kita belum mencoba kekuatannya masing-masing ?'
Boen Ching menyapu sekejap kearah empat orang itu,
sambil tertawa, ujarnya.
"Dengan nama serta kedudukan dari cian pwee berempat,
bagaimana mau mengurusi seorang angkatan muda seperti
boanpwee ini, berita mengenai suhu ku apa bila tak
diberitahukan kepada diri boanpwee sekalipun dari cianpwae
sekalipun cianpee sekalian mendapatkan kemenangan juga
bukanlah kemenangan yang gemilang, kare-na dalam hatiku
sedang risau dan bingung didalam melawan cianpwee
sekalian."
Cioe Kioe Gwat dengan dingin tertawa besar sahutnya.
"Tak kusangka kau ternyata menggunakan siasat untuk
memancing kami !"
Boen Ching pun tertawa, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sekalipun boanpwee mempunyai maksud untuk
memancing diri ciaipwee sekalian, tetapi didalam pikiran
cianpwep sekalian, apakah boleh dikata segala perkataan yang
diucapkan oleh boanpvee ini adalah ucapan yang palsu ?"
Cioe Kioe Gwat dengan dingin mendengus, dengan ucapan
Boen Ching sekarang ini, hal ini membuktikan kalau dia
mengatakan bahwa segala ucapannya itu adalah siasat yang
dipasang olehnya, sedang kau mau memberi tahu atau tidak
?"
Dia mengerutkan alisnya, ujarnya.
"Memberitahukan kepadamu, buat dirimu pun tak ada
gunanya, suhumu terkurung didalam kebun yang besar
tersebut, hanyalah kau tidak mudah untuk memasukinya."
Sepasang mata Boen Ching menyapu sekejap kedalam
kebun yang sangat luas itu, dalam hatinya diam-diam merasa
sangat terkejut, jika dilihat dari perkataan yang diucap kan
Cioe Kioe Gwat ini, kebun bunga ini pastilah merupakan
sebuah barisan yang aneh.
Baru saja dia berpikir sampai disana. tubuh Cioe Kioe Gwat
telah melayang datang, sepasang telapak tangannya dengan
sekuat tenaga menerjang tubuh Boen Ching.
Sepasang mata Boen Ching berkelebat dengan tak henti-
hentinya, dia tidak ingin untuk bergebrak mati- matian
melawan Sam Ceng It Shia ini, tubuhnya sekali lagi mundur
kearah belakang.
Pedang Cing Hong Kiamnya terpaku dengan kencangnya
disebuah pohon kurang lebih lima puluh kaki dari tempat
dimana dia sekarang berdiri, tetapi hanya terpaut kurang lebih
dua puluh kaki saja dari tubuh Sin Tek Thaysu, dia tak dapat
membiarkan pedang Cing Hong Kiam tersebut jatuh ke tengah
pihak musuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia mundur dua langkah lagi kebelakang, sedang Cioe Kioe
Gwat makin mendesak mendekat, ujarnya.
"Kau terus menurus mundur kebelakang apa gunanya ?
apakah kau tidak mengetahui kalau suhumu terkurung
didalam kebun di hadapanmu itu ?
Sambil berkata dia mendesak maju lagi ke arah depan
mendekati tubuh Boen Ching.
Boen-Boen kembali mundur lagi satu langkah kebelakang,
segera dia melancarkan serangan menyambut serangan yang
dilancar kan oleh Ie Way It Shia tersebut sinar matanya
berkelebat tak henti-hentinya, ujarnya.
"Suhuku tak pernah berbuat salah terhadap kalian,
mengapa kalian malah mengurung dia orang tua ?"
Dengan dingin sahut Cioe Kioe Gwat.
'Sumoaymu mengacau kuil Pie Lu Si kami, berturut-turut
melukai sebelas orang, apakah boleh dikata ini bukanlah
merupakan alasan yang cukup kuat ?"
Sambil berkata sekali lagi dia melancarkan serangan hebat
ke depan.
Boen Ching merasa kesempatannya telah tiba, dia tak ragu-
ragu lagi, segera ia menarik napas panjang-panjang, tenaga
khiekang Chiet Kong Kang Khie" nya dikerahkan melindungi
seluruh tubuh, pada saat tubuh nya berkelebat dengan
cepatnya itu, tangan nya dengan cepat menyambut tubuh
Cioe Kioe Gwat dan melemparkannya kesebuah pohon besar
yang berada disebelah kiri.
Sin Eng Thaysu, Sin Tek Thaysu serta Sin Hoat Thaysu
yang tampak hal ini menjadi sangat terkejut sekali, tak terasa
lagi tubuh mereka bersama-sama melayang ke depan, dan
mengejar tubuh Cioe Kioe Gwat, siap untuk menerima
tubuhnya yang meluncur dengan cepatnya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika tubuh Cioe Kioe Gwat yang meluncur dengan
cepatnya di tengah udara tersebut, dengan cepat dia bersalto
beberapa kali dan cepat melayang turun dihadapan pohon
besar itu.
Ketiga orang hweesio itupun bersamaan waktunya
melayang turun ke atas tanah, empat orang bersama-sama
berdiri tepat di depan pohon besar, sepasang matanya dengan
sangat gusar sekali memandang kearah Boen Ching.
Pada saat ini Boen Ching telah berhasil mencekal pedang
Cing Hong Kiamnya di tangan, sambil tersenyum dia
memandang tajam ke arah empat orang tersebut.
Dia yang selalu tak pernah melancarkan serangan balasan
itu, didalam satu kali balas menyerang saja telah mencapai
pada sasarannya, oleh sebab itu pada saat tubuh Cioe Kioe
Gwat berhasil dilempar ke depan dengan hebatnya itu, ketiga
orang hweesio itu bersama-sama menjadi sangat terkejut
sekali, dengan tenaga dalam yang sedemikian sempurnanya
itu sudah tentu tenaga lemparan dari Boen Ching juga sama
dahsyat, sehingga tak terasa lagi dalam hati mereka pada saat
ini telah timbul rasa jeri.
Boen Ching tersenyum, sambil memasuk kan kembali
pedangnya kedalam sarung ujarnya:
"Boanpwee mohon diri terlebih dahulu".
Sehabis berkata tubuhnya berkelebat dan melayang turun
ke dalam halaman dalam dari ruangan kuil itu.
Tubuhnya belum saja melayang turun keatas permukaan
tanah, terdengar suara dari Sin Eng Thaysu telah
berkumandang datang dari belakang tubuhnya, ujarnya.
'Boen Ching! Kau kira hanya dengan demikian mudahnya
dapat menerjang masuk kedalam ruangan kuil kami??'.
Pada saat Boen Ching mengalihkan pandangannya untuk
melihat, tampak dalam kebun itu telah tampak ratusan orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hweesio yang menyekal pedang dengan sangat cepat sekali
mengepung tempat dimana dia melayang turun ketanah.
Dia menjadi sangat terkejut, kelihatannya "Sam Ceng It
Shia "itu mempunyai maksud untuk menggunakan barisan
aneh dari kuil "Pi Lu Si" untuk mengurung dirinya lagi.
Baru saja pikiran Boen Ching bergerak Sin Eng Thaysu telab
berkata lagi.
"Sedikitnya kau harus berhasil menerjang barisan ini
terlebih dahulu barulah dapat memasuki barisan didalam
kebun bunga itu".
Sehabis berkata dia tertawa dingin tak henti-hentinya.
Boen Ching yang masih berada ditengah udara segera dia
menarik napas panjang- panjang, tubuhnya sekali lagi
melayang dan menerjang ke arah depan.
Tetapi dengan barisan yang terdiri dari beratus-ratus orang
ini mana dia dapat meloloskan dirinya hanya dengan satu kali
lompatan saja, pada saat tubuhnya melayang turun keatas
tanah itu, pedang panjang dari sebelah kanan dan sebelah
kirinya telah bersamaan waktu menerjang kearah tubuh nya.
Boen Ching tidak ingin dengan keras lawan keras,
pedangnya sedikit digetarkan kedepan menahan seluruh
serangan yang mengancam tubuhnya itu.
Tetapi tenaga serangan pedang yang dilancarkan dari
samping kiri dan kanan sangat berbeda sekali, tak terasa lagi
dia terdesak mundur satu langkah kebelakang dan masuk
kedalam kepungan barisan tersebut.
Baru saja kedua bilah pedang panjang itu dipunahkan,
mendadak terlihat dua buah serangannya lagi mengancam
tubuhnya.
Sinar mata Boen Ching berkelebat tak henti-hentinya, dia
sama sekali tak pernah menyangka kalau perubahan dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
barisan ini dapat demikian banyaknya, tak dapat disalahkan
lagi kalau orang-orang dari kuil Piu Lu Si berani
menyombongkan barisannya ini, dan tak memandang sebelah
matapun kepada seluruh jago-jago dari Bu lim.
Jika demikian seterusnya, bukankah dirinya seperti
melawan seratus dua puluh delapan orang jago pedang secara
bergilir ? Jika demikian suasananya malah sebaliknya lebih
baik melawan dengan menggunakan kekerasan, tetapi apakah
dia akan berhasil menahannya dengan menggunakan keke-
rasan?
Beberapa ingatan ini dengan cepat berkelebat didalam
benaknya, bersamaan pula seriangan pedangnya terdesak,
sekali lagi dia bergeser dua langkah ketengah barisan.
Sam Ceng It Shia yang tampak hal ini, tak henti-hentinya
mereka tertawa dingin.
Boen Ching kalau memangnya dengan resmi telah
terjerumus kedalam kepungan barisan itu, keempat orang
tersebut mengira bahwa Boen Ching tak mungkin akan
berhasil mencapai kemenangan dari dalam barisan tersebut.
Sekalipun keempat orang itu sudah menduga kalau Boen
Ching yang memasuki barisan aneh didalam kebun bunga itu
pasti-lah akan kehilangan arah tujuannya tetapi keempat
orang itu sebenarnya mengharap kan kalau Boen Ching
menemui kekalahan nya sebelum menginjakkan kaki nya
kedalam barisan didalbam kebun bunga ditu.
Boen Chinga yang terdesak bhingga menggeserkan
tubuhnya masuk kedalam barisan tersebut, mulutnya ditutup
rapat- rapat, sedang dalam hatinya diam-diam memikirkan
cara untuk memecahkan barisan ini.
Makin lama dia makin terdesak masuk ke tengah barisan
itu, sedang dalam hati Sam Ceng It Shia tersebut makin
merasa sangat girang sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam hati diam-diam Boen Ching berpikir, apabila dirinya
hendak berhasil memenang kan barisan ini, pertama-tama
dirinya harus berhasil membabat dan menghancurkan kerja
sama yang sangat erat diantara mereka itu, kemudian barulah
dapat mencari cara yang lain untuk memecahkan keampuhan
dari barisan ini.
Mendadak hatinya menjadi terang, dia bersuit panjang
dengan nyaringnya, pada saat dua buah pedang yang
menyerang dirinya dari sebelah kiri dan kanan itu menerjang
ketubuhnya, pedang Cing Hong Kiamnya mengikuti arah yang
dituju menyerang kedepan, ke tiga buah pedang panjang itu
dengan cepat menempel menjadi satu dengan kuatnya.
Sam Ceng It Shia yang tampak hal ini menjadi sangat
terkejut sekali, dengan tenaga dalam yang dimiliki oleh Boen
Ching saat ini apabila hendak mengadu tenaga dalam dengan
keseratus dua puluh delapan orang yang bergabung menjadi
satu itu, hal itu bukankah sedang bermimpi.
Apakah boleh dikata kalau dia hendak menggunakan
'Melekat' dari ilmu tenaga dalamnya menghadapi barisan ini ?
Jika dilihat dari keadaan pedang yang saling melekat satu
dengan lainnya dari pedang masing-masing itu, dia tak takut
kalau Boen Ching hendak berbuat demikian.
Tetapi apakah boleh dikata kalau Boen Ching hendak
bunuh diri ?
Suara suitan panjang dari Boen Ching belum selesai
dikeluarkan, ilmu memantul tenaga dari tenaga khiekang 'Ciet
Kong Kang Khie' nya telah dikerahkan keluar, pada tubuh
pedang Cing Hong Kiam itu segera terlihat sebuah sinar
pedang yang berwarna putih memancarkan keluar memenuhi
sekeliling tempat itu.
Kakinya sedikit diangkat, pedang Cing Hong Kiam ditangan
kanannya mendadak di getarkan, telapak tangan dari orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terakhir didalam barisan itu segera terasa tangannya menjadi
panas dan tergetar lepas dari pegangan kawan-kawan lainnya.
Boen Ching dengan menggunakan cara 'menempel' dari
ilmu tenaga dalamnya melenyapkan tenaga getaran tersebut,
pedanbg Cing Hong Kiadmnya berturut-taurut digetar kabn,
satu demi satu dari orang-orang dalam barisan itu segera
tergetar-hingga mundur ke samping, sedang abu serta pasir
yang berkelebat memenuhi angkaia itu, makin lama makin
tinggi dan makin luas.
Pedang Cing Hong Kiamnya makin menggetar makin
bertambah cepat, Sam Ceng It Shia yang tampak hal yang tak
terduga itu menjadi sangat terkejut sekali.
Suitan nyaring dari Boen Ching itu makin lama makin sirap,
sedang pedang Cing Hong Kiamnya dari menggetar berubah
menjadi menyontek, dimana pedangnya menyambar segera
terlihat sinar pedang berkilauan memenuhi angkasa, dimana
tubuhnya berkelebat, terlihat pedang panjang disekelilingnya
segera berhasil disontek kesamping.
Barisan aneh itu dengan cepat menerjang keluar dari
kepungan barisan pedang itu.
Wajah dari ketiga orang hweesio serta Cioe Kioe Gwat
berubah dengan hebatnya, tak terasa lagi mereka bersama-
sama melayangkan tubuhnya kedepan tubuh Boen Ching.
Agaknya mereka mempunyai maksud untuk bertarung
menahan terjangan dari Boen Ching ini.
Boen Ching tersenyum kearah empat orang itu sambil
memasukkan pedangnya kedalam sarungnya, dia
membungkukkan tubuhnya memberi hormat.
"Setelah boanpwee berhasil melampaui barisan ini,
cianpwee berempat masih mempunyai perintah apa lagi ?"
Wajah dari Sin Eng Thaysu berubah menjadi masam, untuk
sesaat dia tak dapat mengucapkan sepatah katapun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diam-diam dia berpikir, dirinya berempat apabila
bergabung belum tentu dapat berhasil menahan terjangan dari
Boen Ching ini, apabila dirinya sekali lagi dikalahkannya,
bukankah hal ini malah memalukan nama baik dirinya saja.
Apabila demikian adanya. lebih baik melepaskan diri Boen
Ching ini masuk kedalam barisan didalam kebun bunga itu
saja, berpikir sampai disini, ia tertawa tawar ujarnya.
"Tak mengapa, hanyalah kau haruslah sedikit berhati-hati
didalam perjalananmu memasuki barisan tersebut."
Sehabis berkata tubuhnya berkelebat ke samping
memberikan jalan kepadanya.
Wajah Sin Hoat rThaysu berubah tdengan hebatnyaq, dia
mengira arpabila dengan demikian saja melepaskan diri Boen
Ching, bukanlah hal ini sangat memalukan sekali, apalagi
setelah Boen Ching memasuki barisan tersebut juga belum
tentu akan menemui ajalnya.
Wajahnya baru saja berubah dengan hebat, Sin Eng Thaysu
telah mengetahuinya, segera dia mengedipkan matanya,
ujarnya kepada diri Boen Ching.
'Setelah kau memasuki barisan ini sudah tak akan binasa,
didalam barisan tersebut sangat banyak sekali bunga serta
tumbuh- tumbuhan yang sangat aneh, ditambah lagi kami
berempat pun akan menempatkan diri didalam barisan
tersebut, aku kira lebih baik kau berhati-hatilah sedikit"
Dalam hati Sin Hoat Thaysu menjadi sadar kembali. Kiranya
Sin Eng Thaysu akan membiarkan Boen Cning memasuki
barisan itu terlebih dahulu, barulah menghadapi dirinya, jika
dilihat cara demikian ini, hal ini bukanlah suatu siasat yang
bagus sekali.
Boen Ching tersenyum, dia mendongakkan kepala
memandang keadaan cuaca, ditengah udara tak tampak
bintang-bintang maupun bulan, dalam hati diam-diam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pikirnya. tak perduli bagaimanapun juga, dirinya harus
mencoba masuk kedalam barisan itu, tidak perduli dia akan
mendapat rintangan- rintangan yang lebih hebat lagipun.
Dia menundukkan kepalanya, baru saja dia hendak berjalan
masukr kedalam barisan tersebut, mendadak sinar matanya
tertumbuk sesuatu, tak terasa lagi dia menjadi termangu-
mangu.
Ketiga hweesio dan Cioe Kioe Gwat pun turut memandang,
tak terasa lagi saking kagetnya merekapun mengeluarkan
suara tertahan.
Tidak jauh dari barisan tersebut, tampak Ie Bok Tocu, Shie
Yun Ku, serta diri Shie Siauw In berdiri tegak disana, sedang
seorang lagi adalah diri Lie Hwee Yu She, Lam Kong Hun
adanya.
ooxoo ( !i !I ) ooxoo
"TABIB SAKTI RAJA RACUN?
BOEN CHING tampak secara mendadak Ie Bok Tocu
muncul ditempat itu, saking terkejut dan girangnya dia
menjadi termangu-mangu disana. Mo Pak Sam Ceng serta Ie
Way It Shia pun saking terkejutnya berdiri termangu-mangu
ditempat. Ie Bok Tocu telah terkurung beberapa lamanya,
bagaimana secara mendadak kini dia dapat berjalan keluar
dari dalam barisan tersebut.
Sesaat kemudian tampak muncul kembali dua orang, orang
itu tak lain adalah Kioe Thian Bu Sin, Jen Cen, serta Bwee
Giok, Boen Ching dengan termangu-mangu memandang
kelima orang itu, saking girangnya jantungnya berdebar
dengan kerasnya.
Kioe Thian Bu Sin selamanya adalah terkenal dikarenakan
ilmu meramalnya, kalau memangnya dia mau munculkan
dirinya, janganlah dikata hanya sebuah barisan kecil saja
mana dia memandang dengan sebelah mata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kelima orang itu dengan perlahan berjalan keluar dari
barisan itu, Boen Ching dengan cepat berlutut memberi
hormat kepada diri Ie Bok Tocu.
Shie Yun Ku menghela napas dengan perlahan, dia
mengusap rambut Boen Ching, sambil ujarnya.
"Nak ! Beberapa waktu itu aku selalu melelahkan dirimu
saja.''
Sehabis berkata dengan perlahan memejamkan matanya.
Boen Ching dengan perlahan mengangkat kepalanya
memandang diri Ie Bok Tocu, tampak dia telah menjadi kurus
sekali, teringat kembali olehnya segala peristiwa yang telah
terjadi selama setelah berpisah dengan Ie Bok Tocu.
Ketiga orang hweesio itu ditambah dengan Cioe Kioe Gwat
yang tampak hal itu menjadi tertegun dan berdiri mematung
disana, kuil Pie Lu Si adalah tempat mereka tetapi Boen Ching
sekalian sekarang telah demikian kuatnya, apakah diri mereka
masih dapat menahan sekarang serempak dari diri mereka?
Keempat orang itu tak dapat pergi, tetapi mereka tak dapat
tinggal lebin lama lagi di tempat itu, untuk sesaat masing-
masing mereka berpikir keras, entah bagaimana harus
mengambil keputusan ?
Setelah lewat beberapa saat lamanya, ujar Shie Yun Ku
kepada diri Boen Ching.
"Nak kau bangunlah"
Boen Ching segera bangkit berdbiri, ujarnya kedpada Shie
Yun Kau.
"Suhu, Yuan bsusiok telah. . . !"
Shie Yun Ku mengangguk dengan perlahan, sahutnya.
"Urusan ini aku telah mengetahuinya !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sehabis berkata dia mengangkat kepalanya, di dalam
pikirannya merasa bahwa nyawanya serta nyawa dari Boen
Ching hampir sama bergantung selalu dan tak menentu.
Kepandaian yang dimiliki Yuan Cong Chie tidaklah rendah,
tetapi didalam sekejap mata saja telah lenyap dari dalam
dunia ini, sebenarnya diapun mengira bahwa dirinya sangat
sukar sekali untuk meloloskan diri dari kurungan barisan
tersebut, dan hanya menanti saat putus napas saja.
Ternyata tak disangka sama sekali dengan demikian
mudahnya dia berhasil meloloskan dirinya dari kurungan
tersebut, kesemuanya ini hampir-hampir bukanlah merupakan
hal yang pernah diduga oleh orang lain.
Sinar mata Boen Ching berhenti diatas wajah Bwee Giok,
tampak wajahnya pada saat ini telah berubah menjadi ke
merah- merahan, dan menunduk kebawah, dalam hati Boen
Ching merasa geli, tetapi hal ini tak berani di tampilkan diatas
wajahnya.
Dia membalikkan tubuhnya dan memberi hormat kepada
Lam Kong Hun serta diri Jen Ceng.
Sejak Shie Siau In lolos dari dalam barisan itu dia terus
menerus memandang tajam ke arah Boen Ching.
Boen Ching sctelah selesai memberi hormat kepada Jen
Cen, dia mengangkat kepalanya, tampak Shie Siauw In
sedang memandang tajam kearahnya, dalam hatinya terasa
tergetar dengan hebatnya, teringat olehnya perkataan yang
diucapkan oleh Sek Liong Suthay.
"Janganlah kau banyak menanamkan rasa cinta pada setiap
orang, hal ini malah akan mencelakai dirimu sendiri. '
Dalam hati dia menjadi sangat terkejut sekali, dengan
perlahan dia menundukkan kepalanya, pada Shie Siauw In
ujarnya.
"Sumoay selama berpisah ini apakah baik-baik saja."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Shie Siauw In yang tampak Boen Ching demikian dingin
terhadap dirinya, dalam hatinya dia terasa sangat berduka
sekali, setelah tertegun beberapa saat barulah sahut nya
sambil menundukkan kepalanya.
"Terima kasih atas perhatian sbuheng."
Ie Bok dTocu yang tampaak hal ini sinarb matanya
berkelebat tak henti-hentinya, dalam hati diam-diam pikirnya.
"Jika dibandingkan dengan dahulu, sekarang Boen Ching
jauh lebih mengerti banyak urusan, pada saat ini berbuat
demikianlah yang paling baik, apabila dia tak mengambil
keputusan yang pasti, kiranya pada hari-hari kemudian dia
akan mengaki-batkan keruwetan-keruwetan yang tak
terhingga oleh karena Siauw In ini.
Dia yang berpikir demikian itu tetapi didalam hatinya dia
pun tak dapat menghilangkan rasa kecewanya.
Pada saat ini juga, menyangka Ie Way It Shia, Cioe Kioe
Gwat yang berada dibelakang tubuhnya telah berkata dengan
dinginnya.
"Ini hari kalian mau tak mau haruslah menerobos barisan
ini barulah dapat keluar dari dalam kuil ini."
Boen Ching membalikkan tubuhnya, tampak tiga orang
hweesio serta Cioe Kioe Gwat itu telah menggerakkan
tubuhnya, memasuki barisan tersebut, bersiap hendak
bergabung dengan seratus dua puluh delapan orang hweesio
itu membentuk barisan sekali lagi guna menahan keenam
orang tersebut.
Boen Ching mengerutkan alisnya dia tahu barisan ini
sebenarnya sangat sukar sekali untuk diterobos, tadi dia
berusaha urtuk meloloskan diri dari kepungan barisan itu saja
telah menggunakan seluruh tenaganya, kini ditambah lagi
dengan empat orang, dirinya tidak mempunyai pegangan yang
kuat untuk memenangkan pertempuran ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketiga orang hweesio beserta Cioe Kioe Gwat itu
memandang dengan tajam ke arah ke enam orang itu,
sepatah katapun tak diucapkan keluar.
Tetapi keempat orang itu telah menaruh tiga bagian rasa
jerinya terhadan Jen Cen. Jen Cen telah memahami seluruh
ajaran kuno yang terdapat didalam dunia ini, barisan macam
apakah yang dia tidak mengetahuinya, apabila dia turun
tangan memecankan barisan ini, kiranya sangat sulit sekali
untuk dipertahankan.
Kioe Thian Bu Sin tersenyum ujarnya kepada Bwee Giok.
"Anak, kau pergilah bersama Boen Ching memecahkan
barisan ini."
Bwee Giok menjardi tertegun, sahutnya.
"Gi hu?q? Kau orang tuar menyuruh aku pergi memecahkan
barisan itu ?"
Boen Ching yang mendengar perkataan tersebut, dengan
cepatnya dia menoleh, dalam hati pikirnya.
"Gi hu????"
Kiranya Bwee Giok telah mengangkat Kioe Thian Bu Sin,
Jen Cen sebagai ayah angkatnya, tak dapat disangka lagi
kalau dia bilang mempunyai cara untuk memaksa Lieh Yu
menyembuhkan penyakit Bwee Giok tersebut.
Jen Cen tersenyum, kemudian ujarnya.
"Kau pergilah aku sebagai Gi-hu mu sudah tentu tak akan
mencelakai dirimu, apabila mempunyai persoalan, aku sendiri
juga berada di sini, apakah kalian takut rugi???"
Bwee Giok tersenyum, dia menggerakkan bibirnya hendak
berbicara, tetapi kemudian membatalkan niatnya tersebut,
dengan perlahan dia mencabut pedang panjangnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketiga orang hweesio serta Cioe Kioe Gwat nampak hal ini
dalam hati merasa tak tenteram, jika didengar dari perkataan
Jen Cen ini, telah mempunyai pegangan yang sangat kuat
dalam memecahkan barisan ini, tetapi entah dia hendak
menggunakan cara apakah untuk memecahkan barisan ini. .
Bwee Giok berjalan mendekati tubuh Boen Ching, sepasang
mata Boen Ching dengan sangat tajam memandang
kearahnya, Bwee Giok yang membelakangi orang-orang lain
dia tersenyum manis kearah Boen Ching, dan menggelengkan
kepalanya dengan perlahan.
Boen Ching dengan cepat menarik kembali sinar matanya,
dibawah pandangan orang yang demikian banyaknya, ternyata
dia demikian lupa diri, tak terasa lagi dia merasa wajahnya
sedikit panas.
Ujar Jen Cen pada diri Bwee Giok.
"Giok Jie, kau masuklah terlebih dahulu!"
Boen-Ching menjadi tertegun, dengan cemas, ujarnya.
"Bagaimana dapat membiarkan dia seorang diri menerjang
masuk kedalam barisan ?"
Bwee Giok yang melihat sikap Boen Ching demikian,
sahutnya.
"Perkataan yang diucapkan oleh Gi hu ku tak akan salah."
Sehabis berkata dia tertawa, sambil mencekal erat pedang
panjangnya dia berjalan memasuki kedalairn barisan pedang
itu.
Boen Ching pun dengan cepat melepaskan pedang Cing
Hong Kiam dari sarungnya, sambil memutarkan tubuhnya dia
meman-dang tajam ke wajah Bwee Giok.
Mo Pak Sam Ceng serta Ie Way Shia yang tampak Bwee
Giok memasuki barisan terse-but, untuk sesaat mereka tak
mengetahui bagaimana seharusnya, menyerangkah ? Atau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak menyerang ? Mereka takut tertipu, tetapi juga takut
kehilangan kesempatan baik itu..
Keempat orang itu saling bertukar pandangan sekejap,
barisan pedang itu segera mulai bergerak dengan perlahan
menyambut diri Bwee Giok.
Dalam hati keempat orang itu berpikir bahwa dengan
demikian disamping dapat menahban serangan Boen Ching,
dapat juga mereka menahan diri Bwee Giok.
Kioe Thian Bu Sin tertawa besar, ujarnya kepada Boen
Ching.
"Boen Siauw hiap, seranglah samping kedepan mereka."
Boen Ching yang mendengar perkataan tersebut, tubuhnya
dengan cepat melayang ke depan pedang Cing Hong Kiamnya
berkelebat tak henti-hentinya hingga sinar pedang memancar
keluar memenuhi angkasa, sedang tubuhnya dengan cepat
menerjang kesampng depan menyerang orang yang berdiri
disamping depan.
Ketiga orang hweesio serta Cioe Kioe Gwat baru saja siap
hendak mengurung tubuh Bwee Giok, mendadak mendapat
serangan yang demikian hebatnya, dalam hati merasa sangat
terkejut sekali, di dalam sekejap mata saja, tenaga pukalannya
dirubah dan dialirkan menuju ke dalam tubuh orang yang di
serang oleh Boen Ching itu.
Tubuh Bwee Giok yang terjerumus ditengah barisan itu,
pada saat ini dia tersenyum, tubuhnya dengan cepat bergeser
ke arah Boen Ching, pedang panjangnya menyerang orang
yang sedang di desak oleh Boen Ching itu.
bBoen Ching yangd melihat hal inai dalam hatinyab segera
menjadi sadar kembali.
Barisan "Swan Liong Ho Pie" ini keistimewaannya adalah
meminjam benda untuk menyerang musuh serta mengandal
kan kecepatan perubahan di dalam mengerahkan tenaga, hal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini dapat memaksa seorang sukar sekali untuk
mempertahankan serangannya, tenaga gabungan yang
disalurkan dan dikumpulkan di dalam tubuh satu orang itu
sebenarnya sangat lihay sekali, hanya sayang di dalam
mengubah arah, gerakan sangat lambat sekali.
Pikiran Boen Ching menjadi tergerak, telapak tangannya
segera melancarkan serangan ke depan, orang yang diserang
itu adalah orang ketiga dari orang yang diserang dengan
menggunakan pedang Cing Hong Kiam nya itu.
Tampak hal ini ke empat orang itu menjadi sangat terkejut
sekali, sama sekali tak pernah mereka sangka kalau hanya
didalam satu kali pandang sja Kioe Thian Bu Sin, Jen Cen
ternyata telah berhasil menemukan titik kelemahan dari
barisan pedang "Swan Liong Ho Pie" nya ini. .
Boen Ching dan Bwee Giok bersama-sama menyerang
sebuah rombongan orang-orang itu saja, sedang rombongan
lainnya untuk sesaat tak berhasil menggeser mendekati, tak
terasa lagi diantara mereka sendiri menjadi gagup dan kacau
balau.
Dimana serangan pedang serta pukulam yang di lancarkan
Boen Ching sera Bwee Giok berkelebat, barisan tersebut
segera terputus menjadi beberapa bagian, sedang barisan
"Swang Liong Ho Pie Tie" itupun menjadi kacau balau dan
hancur.
Dalam hati Boen Ching merasa sangat girang sekali,
gerakan pedangnya berubah tak hentinya, segera dia berhasil
membuat berpuluh-puluh bilah pedang menjadi beter-bangan
memenuhi angkasa.
Ratusan orang hweesio itu dengan cepat berhasil didesak
buyar, sedang wajah dari Sam Ceng It Shia itu berubah
menjadi pucat kehijau-hijauan, berturut-turut mereka mundur
puluhan langkah kebelakang baru lah berhasil berdiri tegak, ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
empat orang itu selamanya belum pernah merasakan keka-
lahan yang demikian mengenaskan.
Boen Ching serta Bwee Giok dengan cepat mundur
kebelakang, dan berdiri di samping tubuh Ie Bok Tocu.
Jen Cen tersenyum, kepada Sam Ceng It Shia itu, ujarnya.
"Bagaimana ? kalian masih mempbunyai niat untudk
mencobanya laagi ?".
Dia berhbenti sejenak kemudian sambil tertawa terbahak-
bahak, lanjutnya lagi.
"Apabila hendak mencobanya kita akan menanti, tetapi
apabila tak berani lagi, kita pun harus berangkat."
Ketiga orang hweesio serta Cioe Kioe Gwat berdiam diri tak
mengucapkan sepatah katapun.
Mendadak dari atas ruangan kuil itu berkumandang datang
suaranya yang sangat dingin sekali berkumandang datang.
"Kalian mau pergi silahkan cepat pergi, asalkan tinggalkan
Boen Ching ditempat ini."
Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, dia
mendongakkan kepalanya memandang, tampak diatas atap
ruangan kuil itu berdiri seseorang memakai jubah panjang,
dengan sangat dingin sekali dia memandang kearah nya orang
itu tak lain adalah Kioe Thian Ie Sin, Lieh Yu adanya.
Lieh Yu yang berdiri diatas ruangan kuil itu, sedikit pun tak
bergerak.
Kioe Thian Bu Sin, Jen Cen baru saia hendak membuka
mulut, terdengar Lieh Yu dengan sangat dingin sekali berkata.
"Jen Cen, apabila kau masih menganggap antara kita
belum terjadi bentrokan, aku harap kau janganlah ikut campur
dalam urusan ini."
Jen Cen mengerutkan alisnya, ujarnya kepada Boen Ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Syaratku untuk meminta dia menyembuhkan diri Bwee
Giok adalah melarang diriki ikut campur dalam urusan ini, aku
lihat urusan ini lebih baik kau selesaikan sendiri"
BOEN CHIENG tersenyum ia membungkuk kan tubuhnya
memberi hormat kepada Jen Cen, sahutnya.
"Terima kasih cianpwee !"
Ie Bok Tocu yang berdiri disamping memandang sekejap ke
arah Boen Ching, ujarnya kemudian kepada Lieh Yu:
"Lieh cianpwee mencari muridku entah mempunyai urusan
apa ?? Dapatkah aku mengetahuinya ?"
Lieh Yu memandang sekejap ke arah Ie Bok Tocu, dia
tertawa tawar, tanyanya.
"Apakah kau putri dari Shie So Pek ?"
Air muka Ie Bok Tocu tak menampilkan sedikit
perasaannyapun, sahutnya.
"Tidak salah, erntah cianpwee mtempunyai maksudq
apakah ?"
Liehr Yu menarik napas panjang-panjang, kepada Ie Bok
Tocu dengan dingin ujarnya:
"Kau kalau memangnya suhu dari Boen Ching, tahukah kau
Boen Ching telah melakukan pekerjaan-pekerjaan apa ? '
Dengan perlahan sahut Ie Bok Tocu:
'Aku telah mengetahui semuanya, tetapi dihadapan
cianpwee masih mengharapkan cianpwee mau membicarakan
sedikit lebih jelas kepada diriku"
Lieh Yu tertawa besar, ujarnya:
"Boen Ching telah melakukan pekerjaan apa, kau sendiri
yang mengucapkan atau aku yang mengucapkan adalah sama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja, aku harap di dalam urusan ini kau tak perlu ikut
campur."
Sehabis berkata dia tertawa dingin tak hentinya.
Suara tertawanya secara sangat mengan-dung nada yang
sangat mengejek sekali, bagaikan terhadap diri Tan Coe Coen
pun dia tak memandang sebelah mata pun, kau adalah
muridnya, sudah tentu didalam mata nya masih terpaut
sangat jauh sekali.
Mendadak dari tempat kejauhan terdengar suara suitan
yang sangat nyaring sekali berkumandang datang, dan
terlihatlah dua bayangan manusia dengan kecepatan yang luar
biasa berkelebat lewat mendekati ruangan kuil itu.
Dalam hati Lieh Yu diam-diam merasa sangat terkejut
sekali, pikirnya:
"Entah siapakah yang datang, ternyata memiliki kepandaian
yang demikian tingginya" Sedang Boen Ching sekali pun diam-
diam dalam hatinya merasa terkejut sekali.
Terlihat bayangan tersebut makin lama makin mendekat,
dan akhirnya dapatlah dilihat dengan jelas wajah orang itu
yang tak lain dan tak bukan adalah Tok Thian Choen atau si
Raja Racun, Liauw Hoa Liong beserta putri dari Thian Jan Shu,
Han Cing Yu adanya.
Tampak hal itu Lieh Yu tertawa dingin, ujarnya.
"Hm kiranya adalah murid buangan dari Thian Jan Shu."
Sekalipun Liauw Hoa Liong adalab murid buangan dari
Thian Jan Shu, kecuali tenaga khiekang 'Chiet Kong Kang Khie'
kebanyakan telah dikuasai seluruhnya oleh dia, tampak Lieh
Yu tertawa dingin dalam mengucapkan kata-kata tersebut
tadi, Liauw Hoa Liong menoleh memandang Han Cing Yu,
sambil tertawa ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Orang-orang kenamaan sekarang ini kebanyakan hanyalah
mempunyai nama kosong belaka, tak dapat disalahkan kalau
subu tak memandang sebelah matapun kepada orang-orang
ini"
Wajah Lieh Yu berubah dengan hebatnja, dia membalikkan
tangannya mencabut ke luar pedang panjangnya, ujarnya.
"Sejak aku berkelana didunia kangouw, sangat jarang aku
menggunakan pedang, ini hari aku hendak mengubah
kebiasaanku ini akan kulihat bagaimana kelihayan murid
buangan Thian Jan Shu"
Liauw Hoa Liong tersenyum, ujarnya.
"Kau sedang menggunakan telapak tangan ku ini
menyambut seranganmu itu, cepatlah kau mulai membuka
serangan"
Sehabis berkata dia tersenyum lagi.
Lieh Yu menyapu sekejap kesekeliling tem-pat itu, dengan
dingin dia mendengus, pedang panjang ditangan kanannya
mendadak disambitkan ke depan sehingga terpaku dalam
sekali pada sebuah pohon besar, sedang tubuhnya dengan
cepat bergerak, sepasang telapak tangannya dengan
kecepatan yang luar biasa menerjang tubuh Liauw Hoa Liong.
Liauw Hoa Liong tertawa lebar, tubuhnya melayang keatas,
dan melancarkan sembilan kali serangan gencar sekaligus
mengancam tubuh Lieh Yu.
Air muka Lieh Yu berubah dengan hebatnya, dia terus
menerus menghindarkan dirinya ke belakang.
Liauw Hoa Liong sambil tertawa terus menerus
menghajarnya, sepasang telapak tangannya dengan perlahan-
lahan ditekan kebawah dari tengah udara, dan melancar kan
satu serangan yang sangat aneh sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam hati Boen Ching ketika melihat hal ini pikirannya
menjadi tergerak, dengan cepat dia mengalihkan matanya
memandang bdengan cara bagdaimana Liauw Hoaa Liong
melancbarkan serangannya, agaknya dia mempunyai maksud
untuk menurunkan ilmu nya yang paling lihay ini kepada
dirinya.
Pada saat ini Liauw Hoa Liong telah melancarkan ilmu "Jien
Sia Ciang yang sangat lihay dari merupakan ilmu andalan dari
Thian Jan Shu, ketika dia mencoba menyerang Ie Bok Tocu
didalam rimba bambu pada waktu itupun juga mengguna kan
ilmu telapak ini.
Pada waktu Thian Jan Shu bertanding melawan Tan Coe
Coen, sekalipun Thian Jan Shu telah menduduki diatas angin,
tetapi ilmu meringankan tubuh "Hwie Sio Yu She' dari Tan Coe
Coen sangat lihay sekali, sehingga Thian Jan Shu tak dapat
berbuat apa-apa terhadap dirinya.
Terakhir setelah Thian Jan Shu berpikir dan berjuang mati-
matian barulah dia berhasil menciptakan ilmu "lien Sin Ciang"
dan berhasil mendesak Tan Coe Coen melepaskan pedangnya.
Sekalipun Liuw Hoa Liong belum pernah mempelajari
tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie." tetapi pada saat itu
Thian Jan shu telah mewariskan kepandaian perguruan nya
yang lihay "She Liong Sin Kang" kepadanya.
Ilmu "She Liong Sin Kang" ini sekali pun tak dapat
menandingi kehebatan dari ilmu tenaga khiekang "Chiet Kong
Kang Khie" tetapi apabila dibandingkan dengan ilmu tenaga
khiekang biasanya, kehebatannya jauh melebihi bahkan jauh
lebih dahsyat.
Lieh Yu yang terdesak menerus, dalam hatinya merasa
sangat gusar sekali, dia tak mengetahui kalau ilmu "lien Sin
Ciang" ini hanya pernah digunakan satu kali saja oleh Thian
Jan Shu, sedang Liuw Hoa Liong pun baru menggunakan
pertama kali ini juga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Napsu untuk membunuh didalam hatinya mulai berkobar,
tubuhnya dengan cepat berkelebat, terpikir olehnya hendak
mencari suatu sudut yang baik guna menghadapi serangan
dari Liauw Hoa Liong serta Ie Bok Tocu sekalian.
Liauw Hoa Liong sambil tergelak dia mengundurkan dirinya
kebelakang.
Lieh Yu menjadi tertegun, dengan termangu-mangu dia
berdiri mematung disana.
Liuw Hoa Liong tertawa, ujarnya.
"Orang lain menyebut dirimu sebagai Kioe Thian Ie Sin,
mungkin ilmu ketabiban sangat tinggi sekali, tetapi aku pun
pernah mendengar orang berkata bahwa kau pun sangat
banyak sekali menyelediki ilmu mengenal racun bukan ?'
Lieh Yu dengan dingin mendengubs, kegusaran diddalam
hatinya maakin lama makinb memuncak, dia tahu Liuw Hoa
Liong telah mengetahui kalau dirinya hendak menggunakan
senjata rahasia beracun, tubuh nya dengan cepat melayang ke
ujung atap ruangan kuil.
Liauw Hoa Liong tertawa tawar, ujarnya lagi.
"Suhuku pada waktu itu sudah tentu juga telah mengetahui
kalau memangnya dia orang tua berani mencari kau, sudah
tentu dia pun mempunyai asalan serta pegangan yang cukup
kuat untuk mengalahkan dirimu."
Sinar mata Lieh Yu berkelebat memandang sekeliling
tempat itu, tampak kedudukan dirinya pada saat ini baik
sekali, dalam hatinya diam-diam berpikir.
"Tidak perduli kau mengatakan apa saja, lebih baik aku
turun tangan terlebih dahulu barulah berbicara lagi, selamanya
aku belum pernah menemui kegagalan, ini hari aku akan
melihat kau dapat berbuat bagaimana?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sinar matanya dengan perlahan menyapu sekejap ke arah
lima orang itu, terdengar Liuw Hoa Liong dengan dingin
mendengus, bentaknya.
"Tahan ! coba kau lihatlah ini terlebih dahulu."
Sehabis berkata tangan kanannya diayunkan, terlihat
sebuah benda dengan cepat meluncur ke arah tubuh Lieh Yu.
ooo0ooo
"ADA SEBAB ADA AKIBAT"
LIEH YU menjadi sangat terkejut, tubuhnya dengan cepat
mundur kebelakang, dan mengulurkan tangannya menyambut
benda yang dilempar ke arahnya oleh Liuw Hoa Liong itu,
ternyata benda tersebut adalah sejilid kitab, dia menjadi
tertegun, sekali lagi dia memandang halaman muka dari kitab
tersebut.
Tampak didepan kitab itu tertera empat buah huruf yang
sangat jelas sekali. "Pak Tok Chian Kiem" atau kitab rahasia
beracun, dengan perlahan dia membalik selembar demi
selembar, tak terasa lagi dalam hatinya diam-diam merasa
sangat terkejut sekali, kesempurnaannya di dalam pembuatan
racun, penggunaannya serta obat penawarnya semuanya
membuat dirinya sukar-sekali unrtuk mempercayait, tak
disangka qkitab "Pak Tok rChian Kiem' ini dapat demikian
sempurna nya.
Dia yang disebut orang sebagai Kioe Thian Ie Sin, sudah
tentu didalam hal ilmu ketabiban dia telah sangat
memahaminya, didalam satu kali pandang saja terhadap kitab
"Pak Tok Chian Kiem" ini ada telah dapat memahaminya
sebagian besar.
Air muka Lieh Yu sedikit berubah menjadi kepucat pucatan,
pada saat ini dia barulah mengetahui mengapa pada waktu itu
Thian Jan Shu berani mencari dirinya, pada saat itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebenarnya dia sedikit tidak memandang sebelah matapun
kepada diri Thian Jan Shu, jika dipikir sekarang ini, apabila
waktu berjumpa dirinya, kiranya untuk mendapat kan
kemenangan masih sangat sulit sekali.
Thian Jan Shu yang disebut sebagai jagoan nomor wahid
didalam dunia kangouw selama puluhan tahun lamanya ini,
kiranya masih mempunyai alasan-alasan lain yang kuat.
Liuw Hoa Lioag tertawa-tawa, ujarnya.
"Aku kira kaupun mengetahui kalau orang-orang menyebut
diriku sebagai Tok Thian Coen !"
Sinar mata Lieh Yu berkelebat tak henti-hentinya dalam
hati diam-diam pikirnya.
'Aku merasa diriku sebagai jago nomor wahid didalam Bu-
lim, bagaimana dengan demikian saja harus mengundurkan
diri, sekalipun situasi serta keadaan bagiku jauh lebih buruk
pun juga tak dapat diselesaikan dengan demikian saja"
Berpikir sampai disitu, napsu untuk membunuh didalam
hatinya mulai timbul kembali, sinar matanya tampak dengan
dingin nya memandang kearah Liuw Hoa Liong.
Liuw Hoa Liong dengan dingin mendengus, kaki kirinya
digeserkan kesebelah kiri, dengan tajam dia memandang diri
Lieh Yu.
Lieh Yu yang mempunyai niat untuk siap mengadu jiwa
sudah tentu dia tak mungkin tidak mengetahui.
Boen Ching yang berada disamping, segera ujarnya.
"Liaw Cianpwee, urusan ini merupakan urusan boanpwee
dengan dirinya, bagaimana kalau boanpwee sendiri yang
membereskan dengan dirinya?"
"Liuw Hoa Liong dengan tajam memandang diri Lieh Yu,
dengan perlahan dia me noleh dan memandang tajam pala
kearah Boen Ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Didalam hatinya dia tahu bahwa dengan kepandaian yang
dimiliki Boen Ching saat ini, jika dibandingkan dengan dia
sudah tentu jauh lebih tinggi satu tingkat, didalam ilmu
pedangpun dia jauh lebih lihay lagi, Liauw Hoa Liong yang
mengikuti Thian Jan Shu selama beberapa waktu lamanya,
kehebatan dari tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie"
hanyalah dia sendiri yang mengetahuinya dengan jelas, dia
tertawa dan mengangguk.
Ie Bok Tocu menggerakkan bibirnya siap hendak berbicara
tetapi dibatalkan, dia tahu selamanya Liauw Hoa Liong
melakukan pekerjaan selalu sangat teliti dan dipikir masak-
masak terlebih dahulu, kalau memang nya dia berbuat
demikian, sudah tentu tak dapat salah lagi.
Lieh Yu dengan sangat dingin sekali memandang ke arah
Boeng Ching, sebenarnya dia mempunyai niat untuk menahan
ucapan Liauw Hoa Long itu, tetapi pikirannya mendadak
menjadi bergerak, didalam hal obat-obat racun sudah tentu
Liaw Hoa Liong telah mencapai pada taraf kesempurnaan dan
jauh lebih tinggi dari pada dirinya, dirinya mengapa berbuat
demikian, mengapa tidak memenuhi niatnya terlebih dulu,
yaitu membunuh Boen Ching kemudian barulah menghadapi
Liauw Hoa Liong sekalian??`
Berpikir sampai disini, dia berdiri tegak tak bergerak lagi,
dengan sangat dingin sekali dia memandang Boen ChLng serta
Liuw Hoa Liong sekalian.
Boen Ching tampak Liauw Hoa Liong menganggukkan
kepalanya, dia dengan perlahan membungkukkan badannya
mem-beri hormat kepada diri Liuw Hoa Liong, kemudian
barulah berjalan mendesak ke tubuh Lieh Yu.
Tangan kanan Lieh Yu dengan perlahan dikendorkan, dan
melemparkan kitab 'Pek Tok Chian Kiem' keatap ruangan kuil,
dengan sangat dingin sekali ia memandang ke arah Boen
Ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching denran seenaknya menggerak kan pedang Cing
Hong Kiam nya ke tengah udara, kemudian sambil tersenyum
ujarnya.
"Silahkan cianpwee mencabut pedang !"
Lieh Yu tertawa dingin, sahutnya.
"Menghadapi dirimu mengapa harus menggunakan pedang
!" Boen Ching mengerutkan alisnya, sambil
tertawt ujarnya lagi:
"Kalau begitu harap cianpwee memaafkan boanpwea akan
berlaku kurang hormat lagi." Perkataannya baru saja selesai
diucapkan, segera dia melipat pedangnya memberi hormat,
setelah itu pedang Cing Hong Kiam nya ditusukkan kedepan
dengan hebatnya.
Tubuhnya dengan sangat ringan sekali bagaikan bertiupnya
angin berkelebat diatas ruangan kuil mendesak ke arah Lieh
Yu, pedang Cing Hong Kiam nya dengan sangat cepat sekali
menusuk ke arah dada Lieh Yu, Lieh Yu dengan gusar
mendengus, jari tengah dan telunjuk dari tangan kanannya
dikeraskan membentur tubuh pedang di tangan Boen Ching,
sedang kaki kirinya maju kedepan, tangan kirinya dengan
kecepatan bagaikan kilat menepuk dada Boen Ching.
Sinar mata Boen Ching berkelebat, jurus pedangnya tidak
berubah, menanti dua jari tangan kanan Lieh Yu membentur
tubuh pedangnya, tubuhnya barulah dengan cepat mendesak
maju kedepan, pedang Cing Hong Kiamnya diputar sedemikian
rupa ditengah udara, sedang gagang pedangnya menghan-
tam jalan darah "Chie Ce Hiat" dipergelangan tangan Lieh Yu.
Kegesitan serta kecepatan gerak tubuh Boen Ching sama
sekali diluar dugaan Lieh Yu, dalam hatinya diam-diam dia
merasa sangat terkejut sekali, dengan serangan yang
dilancarkan oleh Boen Ching ini. apabila jalan darah "Chie Ce
Hiat" nya benar-benar terkena benturan gagang pedang Cing
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hong Kiam tersebut, tubuhnya segera akan berhasil di pukul
rubuh keatas tanah.
Lieh Yu yang melihat keadaan seperti ini, dia tak berani
lama bertahan lagi tubuhnya, dengan cepat mundur
kebelakang.
Boen Ching yang tampak Lieh Yu mundur kebelakang,
segera menubruk maju kedepan berturut-turut melancarkan
beberapa kali serangan pedang, setiap serangan pedang itu
semuanya mengancam jalan darah terpenting bagian depan
tubuh Lieh Yu.
Serangan pedang tersebut belum mencapai sasarannya,
hawa pedang dengan dahsyat sekali telah menekan tubuhnya,
dalam hati Lieh Yu menjadi sangat terperanjat, dengan tenaga
dalam yang dimiliki Boen Ching saat ini, tak mungkin dia akan
berbasil melawan Boen Ching dengan menggunakan tangan
kosong.
Sinar matanya berkelebat tak henti-hentinya, dalam hati
diam-diam pikirnya apabila dirinya dengan menggunakan
tangan kosong mundur kebelakang, sedang Boen Ching tak
henti-hentinya melancarkan serangan pedang nya, sama sekali
tak terpikir kan olehnya bagaimana akibatnya ??
Tubuh Lieh Yu terus menerus melayang mundur
kebelakang bagaikan sebuah daun kering yang tertiup angin
kencang, tubuhnya dengan cepat melayang tiga kali lebih
kebelakang.
Sinar pedang Boen Ching berubah bagai kan pelangi yang
memenuhi angkasa, tubuh pedangnya dengan cepat
dilancarkan ke depan, segera terlihatlah sinar kehijau-hijauan
yang menyilaukan meliputi sekeliling tempat iersebut dan
mengitari tengah udara dengan kencangnya, dari arah atas
menerjang ke bawah tak henti-hentinya menumbuk tubuh
Lieh Yu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tangan kanan Lieh Yu mendadak di getarkan dengan
hebatnya, "Crinngg .. " diantara berkelebatnya sinar putih,
pedang panjangnya telah dicabut keluar dari sarungnya,
dengan cepat pedangnya diputar balik dari atas ke bawah
balas menyerang tubuh Boen Ching.
Boen Ching mengerutkan alisnya, dia menarik napas
panjang-panjang, pada saat tangan kanannya digetarkan,
gerakan pedang nya telah berubah.
Gerakan pedangnya dari serentetan sinar ke hijau-hijauan
yang berputar dengan hebatnya itu berubah menjadi suatu
gunung pedang yang sangat kokoh sekali, ditengah
menyambarnya pedang tersebut samar- samar terdengar
suara menyambarnya angin taupan serta menggeletar
menyerupai suatu guntur sekitar gunung pedang itu terlihat
sinar pedang berkelebat membuat orang yang melihatnya
menjadi silau dan jeri.
Lieh Yu yang tampak hal ini menjadi sangat terkejut,
dengan gerakan Boen Ching saat ini kiranya dia telah
memahami seluruh rahasia tenaga khiekang "Chiet Kong Kang
khie" dan bukanlah dapat dihadapi dengan demikian
mudahnya seperti dahulu.
Pada saat ini pikiran pasti menang telah lenyap dari dalam
hatinya, perasaan ragu-ragu memancar keluar meliputi
seluruh tubuhnya, dalam hatinya dia mempunyai niat untuk
sekali lagi mundur kearah belakang.
Tetapi sebelum dia sempat mengambil keputusan terakhir,
mendadak dia merasa kan bahwa gerakan pedang Boen Ching
yang seperti dinding pedang itu secara samar- samar terasa
mempunyai suatu tenaga menyedot yang sangat dahsyat
sekali.
Pikirannya dengan cepat berputar, untuk menarik kembali
pedangnya sudah tentu tak akan mungkin bisa terjadi,
terpaksa dia menggigit kencang bibirnya, dengan sekuat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaga balas melancarkan serangan mengancam seluruh
tubuh Boen Ching.
Ditengah berkelebatnya sinar pedang yang sangat
menyilaukan mata itu, terlihatlah sebelah pedang panjang
melayang keatas udara.
Tubuh Lieh Yu terus menerus mundur ke arah belakang,
wajahnya berubah menjadi pucat pasi, dengan termangu-
mangu dia berdiri mematung disana.
Tubuh Boen Ching dengan sangat ringan sekali melayang
turun keatas atap ruangan kuil tersebut, air mukanya
sedikitpun tak memperlihatkan perasaan hatinya, dengan
tegak dia berdiri disana.
Lieh Yu menjadi sangat malu sekali dengan gusar dia
mendengus, tangan kanannya dikibaskan. terlihat segulung
asap berwarna kemerah-merahan bertiup menyebar ke
seluruh penjuru tempat tersebut, dan melayang menerjang
kearah Boen Ching sekalian.
Liuw Hoa Liong menjadi sangat terkejut, sama sekali dia
tidak pernah menyangka kalau Lieh Yu ternyata masih tidak
memikirkan tentang mati hidup bagi dirinya.
Dengan keras teriaknya.
`Asap ini adalah Ban Nien Touw Hoa Uh, kalian berhati-
hatilah !"
Sambil berkata dia siap melayangkan tubuhnya menerjang
ke arah depan, tetapi untuk sesaat dia menjadi termangu-
mangu dan berdiri mematung ditempat.
Sekarang telapak tangan Boen Ching didorong sejajar
dengan dada, dari ternyata dia telah menahan majunya asap
"Ban Nien Touw Hoa Uh' tersebut.
Liauw Hoa Liong untuk beberapa saat lamanya berdiri
tertegun ditempat, selama nya dia belum pernah melihat ilmu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sakti yang demikian aneh dan hebatnya, jika dilihat secara
demikian, kesempurnaan Boen Ching didalam ilmu tenaga
khiekang "Chiet Kong Kang Khie" ini telah mencapai pada taraf
sejajar dengan Thian Jan Shu waktu itu.
Sepasang telapak tangan Boen Ching dengan mendatar
didorong ke arah depan pada kurang lebih lima kaki dari
tubuhnya segera terbentuklah suatu tembok hawa murni yang
sangat kuat sekali, asap "Ban Nien Touw Hoa Uh" itupun
dengan cepat dapat ditahan gerakan selanjutnya.
Terlihatlah segulung asap berwarna merah terus menerus
mendorong kearah atas dan sekeliling tempat itu.
Asap berwarna merah itu makin bertumpuk dan makin
berat, tumpukan asap berwarna merah itu telah memenuhi
seluruh udara disekitar tempat itu hingga mencapai kurang
lebih sepuluh kaki persegi.
Liauw Hoa Liong setelah berdiri termangu-mangu untuk
beberapa saat lamanya itu, mendadak menjadi sadar kembali,
ketika memandang Boen Ching lagi, tampak sepasang telapak
tangannya dengan perlahan lahan didorong kearah depan,
sedang kening Boen Chingpun tampak telah mengucurkan
keringat dingin sehingga membasahi tubuh nya.
Liauw Hoa Liong menjadi cemas bercampur gusar, dengan
sangat cepat sekali dia mengambil berpuluh-puluh butir pil
dari dalam tubuhnya dan dilemparkan seorang sebutir, dengan
keras teriaknya.
'Cepat masukkan kedalam mulutmu !''
Pada saat ini asap berwarna merah itu telah bertumpuk
mencapai beberapa puluh kaki tingginya, disekeliling puluhan
kaki itu terlihat asap berwarna merah bergerak tak henti-
hentinya, bagaikan hendak melampaui batas daerah yang
dikelilingi oleh tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie" itu.
Liuw Hoa Liong dengan keras berteriak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Boen Ching, tak usah kau tahan lagi, cepat kau pukul
buyar asap yang demikian tebalnya itu, asalkan dengan
menggunakan tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie"
melindungi tubuhnya saja sudahlah cukup"
Boen Ching berpikir dengan cepat, dibawah ruangan kuil itu
masih terdapat banyak manusia, apabila asap "Ban Nien Touw
Hoa Uh" ini buyar, bukankah orang yang berada dibawah
ruangan kuil itu akan menemui bencana???
Sepasang telapak tangannya terasa makin lama makin
berat dan sukar sekali untuk dipertahankan lagi.
Tetapi apabila dia tak dapat mempertahan kan dirinya lagi,
akhirnya bukan saja dia tidak mungkin akan berhasil
menahannya, pada saat itu apabila dirinya sangat lelah,
kiranya jiwanya pun sukar sekali untuk dipertabhankan.
Pikiradn Boen Ching seagera bergerak, bsepasang matanya
dipejamkan, dan menarik napas panjang dia siap hendak
menggunakan seluruh tenaga dalamnya untuk memukul buyar
asap "Ban Nien Tou Hoa-Hoa Uh" itu.
Pada saat itu juga, mendadak terdengar suara pujian
kepada Budha berkumandang datang, suara pujian tersebut
baru saja lenyap dari pendengaran terbuatlah suara asap dupa
yang sangat harum sekali tersebar masuk ke dalam tengah
kalangan, sedang asap "Ban Men Touw Hoa. Uh" itupun
dengan perlahan lahan berubah menjadi angin yang bertiup
berlalu dari tempat itu.
Ditengah menyebarkan asap berwarna merah itu, tampak
seorang nikouw berbaju putih dengan sangat tenang sekali
berdiri ditempat itu.
Begitu Boen Ching melihat nikouw berbaju putih itu tak
terasa lagi dia menjadi termangu-mangu, nikouw berbaju
putih itu ternyata adalah Thian Jan Lie, Jien Muh Nio adanya,
sama sekali tak terduga olehnya kalau Jien Muh Nio dapat
menjadi demikian rupa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat ini seluruh tubuh Jien Muh Nio memakai jubah
berwarna putih, wajahnya sangat ramah sekali, kelihatannya
bukan saja membuat orang lain mengagumi kecantikan
wajahnya, bahkan membuat dalam hati setiap orang timbul
perasaan menghormatinya.
Lieh Yu pun dengan termangu-mangu memandang ke arah
diri Jien Muh Nio, dia berdiri mematung disana, sepatah kata
pun tak diucapkan keluar.
Terlihat Jien Muh Nio mengangkat tangannya memberi
hormat kepada seluruh orang yang berada didalam kalangan
itu, ujarnya.
"Pinnie Thiat Shu, menerima pesan terakhir dari suhuku,
untuk datang mengakhiri percekcokkan ini."
Boen Ching merasakan sangat kaget diluar dugaan, kiranya
didalam waktu yang demikian pendeknya ini ternyata Sek
Liong Suthay telah wafat, sedang Jien Muh Nio pun telah
masuk menjadi nikouw dengan gelar Thiat Shu.
Jien Muh Nio tampak memutarkan tubuhnya dan ujarnya
kepada diri Lieh Yu.
''Lieh sicu, perpisahan yang telah lewat puluhan tahun
lamanya, entah Lieh sicu selama ini baik-baik saja dan masih
ingatkah terhadap diri pinnie ?"
Lieh Yu rrenjadi termangu-mangu, untuk sesaat dia lupa
untuk memberikan jawabannya, sejenak kemudian barulah
sahutnya.
'Mubh Nio --- ---apdakah kau tidak amengetahui ?
bbagaimana aku dapat melupakan diri mu ?'
Jien Muh Nio tertawa tawar, sahutnya.
'Lieh sicu, lepaskanlah golok penjagalmu, dan masuklah
menjadi murid Buddha, kali ini dapatkah Lieh sicu dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memandang wajah suhu serta wajah dari pinnie untuk
menghabiskan persoalan ini ?"
Lieh Yu dengan sangat tajam sekali memandang ke arah
diri Jien Muh Nio, peristiwa puluhan tahun yang lalu sekali lagi
berkelebat diaalam benaknya, tak terasa lagi air matanya
bercucuran membasahi seluruh wajahnya, setelah menghela
napas panjang dan memandang ujung langit yang sangat jauh
itu.
Jien Muh Nio tersenyum, ujarnya lagi.
"Waktu selama puluhan tahun lamanya hanya dalam
sekejap mata saja telah lewat, segala urusan yang terdapat
didalam dunia ini tak lebih hanyalah khayalan belaka, apakah
sicu masih belum jelas ?"
Lieh Yu yang mendengar perkataan tersebut, didalam
hatinya bagaikan mendapat pukulan yang sangat keras sekali,
peristiwa yang telah lewat segera terbayang kembali, tetapi
mendadak teringat olehnya perkataan yang diucapkan oleh
Jien Muh Nio, peristiwa yang telah silam tak lebih hanyalah
khayalan belaka, dia menghela napas lagi pikir nya.
'Urusan yang telah lewat biarkanlah lewat, urusan yang
sekarang pun dengan cepat akan berlalu, urusan yang akan
datang pun dengan cepat pula akan melewati."
Tak mengucapkan sepatah kata pun segera dia memutar
tubuhnya dam lari dengan cepatnya kearah depan.
Jien Muh Nio memandang tajam ke arah bayangan
punggung Lieh Yu hingga lenyap dari pandangan, kemudian
sambil merang-kap kedua tangannya memberi hormat kepada
semua orang,
"Pinnie mohon diri terlebih dahulu!
Sehabis berkata dia mengangkat kepalanya memandang
sekejap kearah Boen Ching kemudian barulah memutarkan
tubuhnya meninggalkan tempat itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Chingpun mremandang tajam tkearah diri Jieqn Muh
Nio, didarlam sekejap saja dia sudah melihat sinar mata yang
dipancarkan oleh Jien Muh Nio itu penuh diliputi oleh ramah
tamah dan cinta dari seorang ibu, dalam hatinya tak terasa
lagi timbullah suatu perasaan menghormat yang tak pernah
timbul selamanya dari dalam hatinya.
Pada saat Jien Muh Nio sebelum meninggalkan tempat itu
dia telah memandang beberapa saat lamanya kepada dirinya,
hal tersebut terasa olehnya merupakan suatu hawa segar
sekali bertiup didalam hatinya, dia merasa bahwa dengan
mengampuni orang lain ternyata adalah demikian
mengagumkan, sekali pun orang yang lebih jahatpun apabila
telah sadar kembali dari salahnya, pastilah akan menebus
dosanya dengan perbuatan- perbuatan mulia.
Boen Ching lama sekali baru menghembus kan napasnya,
dia menoleh ke belakang tampak sinar mata semua orang
sedang memandang tajam kearahnya, Jien Muh Nio sejak tadi
telah meninggalken tempat itu, dia merasa bahwa dirinya
telah kurang sopan, segera ia tersenyum.
Liuw Hoa Liong menghela napas. ujarnya.
''Aku rasanya mengetahui cara mencegah nya saja, tetapi
tak kusangka didalam dunia ini ternyata terdapat orang yang
dapat mengubah asap Ban Nien Touw Hoa Uh tersebut
menjadi hilang tanpa bekas".
Ujar Pula Ie Bok Tocu terhadap diri Boen Ching.
"Anak Ching! agaknya dia kenal dirimu?'
Boen Ching tersenyum, sahutnya.
"Dia adalah Thian Jan Lie !"
Ie Bok Tocu menjadi sangat terkejut sekali, kiranya dia
adalah Thian Jan Lie, dia seharusnya mengetahuinya, orang
yang harus dicari atas pesan terakhir ayahnya Tan Coe Coen
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baru saja muncul didepannya ternyata dia sama sekali tak
mengenalnya.
Boen Ching menghembuskan napas lega, dalam hati
pikirnya urusan ini dapatlah diselesaikan, dan kini dia dapat
pergi dari tempat ini.
Baru saja dia berpikir sampai disitu, mendadak dari ujung
langit terdengar suara yang sangat menderu-deru
berkumandang datang, Boen Ching menjadi sangat terkejut
sekali, segera dia mendongakkan kepalanya memandang.
Diujung langit tampak segulung angin yang berputar
dengan sangat cepatnya dengan kecepatan bagaikan kilat
makin mendesak mendekat kearah kuil Pie Lu Si itu.
Orang yang berada diujung atap ruangan kuil menjadi
sangat terkejut sekali, sekalipun kuil Pie Lu Si ini didirikan
dipinggiran gurun pasir, tetapi dikarenakan perbedaan cuaca
ditempat tersebut sehingga selamanya tak terlihat adanya
angin, pada saat ini ternyata terdapat angin yang bertiup
mendatang, sudah tentu hal ini membuat mereka menjadi
bingung dan gugup.
Tetapi pada saat ini gerakan angin itu, agaknya telah
malampaui tengah gurun pasir beberapa puluh orang itu
dengan cepat melayang turun masuk kedalam ruangan kuil.
Sin Eng Thaysu melihat wajah beberapa orang itu
kelihatannya sangat aneh sekali, segera tanyanya.
"Ada urusan apa?"
Sahut Liuw Hoa Liong dengan cepat.
''Angin taufan telah datang".
Air mukanya Sam Ceng It Shia itu dengan cepat berubah
hebat, dengan cemas sahut nya.
"Tak mungkin bisa terjadi".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekalipun keempat orang itu berbicara secara demikian,
tapi suara menderunya angin secara samar-samar telah dapat
didengar, tetapi suara angin itu kedengarannya sangat aneh
sekali, dalam hati keempat orang itu berpikir kemungkinan
terjadinya perubahan secara mendadak, dengan cepat
ujarnya.
"Kita lebih baik bersembunyi kedalam ruangan saja".
Dengan dingin mendadak teriak Kioe Thian Bu Sin, Jen
Cen.
"Tahan!"
Semua orang segera menghentikan langkah kakinya, tetapi
hwesio sekalian telah berturut-turut menerjang masuk ke
dalam ruangban kuil.
Jen Cedn mengerutkan aalisnya, dia terbtawa tawar,
ujarnya.
"Kalian jangan pergi, bukan angin taufan, aku kira ada
kawan yang sedang menuju ke tempat ini."
Sehabis berkata dia tersenyum.
Perkataan ini begitu keluar dari mulutnya Liuw Hoa Liong
segera menjadi sadar kembali, dia membalik tubuhnya dan
ujarnya kepada Han Cing Yu.
"Benar, aku kira tentunya kawan-kawan dari partai Mie
Cong Bun yang datang berkunjung !"
Perkataan Liuw Hoa Liong baru saja selesai diucapkan,
suara angin itu mendadak menjadi lenyap, sedang diatas
permukaan tanah pun terdengar terinjaknya batu kerikil
terkena kaki manusia.
Dalam hati Boen Chirg segera menjadi sadar, teringat
olehnya ketika pemuda berbaju putih yang disebut sebagai
Cap Sah Lang itu ketika muncul untuk pertama kalinya pun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga terlihat pasir dan debu melayang memenuhi angkasa,
orang yang datang ini pasti sedang mencari dirinya.
Suara angin dan pasir segera berhenti, terlihat seorang
lelaki berusia pertengahan yang memakai baju berwarna
hitam telah berdiri diatas atap ruangan kuil dan dengan sangat
dinginnya memandang kearah semua orang yang hadir
ditempat itu, Liuw Hoa Liong tertawa dingin ujarnya.
"Partai Mi Cong Bun kiranya juga hanya demikiar saja,
hanya dapat bermain ilmu siluman saja."
Lelaki berbaju hitam itu dengan sangat dingin sekali
memandang sekejap ke arah orang itu kemudian ujarnya.
"Siapakah Boen Ching ?"
Boen Chinga maju satu langkah kedepan, dia tertawa
tawar, ujarnya.
'Cianpwee mencari diriku entah mempunyai urusan penting
apakah?"
Lelaki berbaju hitam itu dengan dingin mendengus,
sepasang matanya memperhati kan seluruh tubuh Boen Ching
sejenak kemudian barulah dia tertawa dingin, ujarnya.
"Kiranya yang disebut sebagai BoenChing adalah kau ".
Suara ucapannya terdengar mengandung nada yang sangat
memandang rendah terhadap diri Boen Ching.
"Liuw Hoa Liong mengerutkan albisnya. tanyanyad.
"Aku akan beratanya kepadamu,b siapakah kau ?"
Lelaki berbaju hitam itu memandang sekejap kearah Liuw
Hoa Liong, air mukanya sedikitpun tidak menampilkan
perasaan apa-apa.
Liuw Hoa Liong tertawa tawar sahutnya lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar ! Aku lupa untuk memberitahukan namaku
kepadamu, aku adalah Liuw Hoa Liong anak murid dari Thian
Jan Shu"
Dengan dingin lelaki berbaju hitam itu memandang kearah
Liuw Hoa Liong, agaknya dia sedang menimbang berharga
atau tidak memberitahukan namanya kemulian kepada diri
Liuw Hoa Liong ?
Sejenak kemudian barulah sahutnya dengan sangat tawar
sekali.
Aku adalah Pek In Khek, Shu Kiam Hoan, kau kalau
memangnya anak murid dari Thian Jan Shu sudah tentu
mengetahui namaku bukan ?"
Liuw Hoa Liong begitu mendengar orang yang baru saja
datang adalah jago yang paling diandalkan dari partai Mi Cong
Bun Pek In Khek. Shu Kiam Hoan ini masih merupakan suheng
dari Nie Han Yu Sheng, Siang Yang Seng. waktu ini ketika
Siang Yang Seng memasuki daerah Tiongoan, dia barulah
dapat dibawa pulang kembali setelah Shu Kiam Hoan itu turun
sendiri.
Dia tersenyum, diam-diam pikirnya dengan orang yang
demikian banyaknya mengapa harus takut pada Pek In Khek
seorang, segera dengan tawar sahutnya.
"Sungguh maaf sekati, aku tidak pernah mendengar nama
besarmu"
Pek In Khek, Shu Kiam Hoan begitu mendengar perkataan
tersebut, dalam hatinya merasa sangat terkejut sekali, dia
mengerutkan alisnya, tetapi diapun tahu bahwa sangat sukar
sekali dia melawan musuh yang demikian banyaknya apabila
dirinya mengalami kekalahan, nama dari partai Mie Cong Bun
pun akan segera jatuh dimata jago-jao Bulim.
Orang-orang yang hadir ditempat itu sebagian besar
merupakan jago-jago nomor wahid didalam Bu-lim, dia tahu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa dirinya seorang tak mungkin dapat menahan serangan
gabungan demikian banyak orang.
Dengan sangat dingin sekali dia memandang sekejap
kearah Liuw Hoa Liong, kemudian Boen Ching sambil tertawa
dingin ujarnya.
"Kau telah memarpas putus pedantg anak muridku qCap
Sah Lang, dran merebut pula kitab rahasia Hay Thian Kiam
Boh, bagai mana harus memberikan hukuman terhadap dirimu
aku kira kaupun tentunya juga mengetahui",
Sehabis berkata dia tertawa dingin tak henti-hentinya dan
melirik sekejap kearah Liuw Hoa Liong ini.
Boen Ching menjadi tertegun dia memapas putus pedang di
tangan Cap Sah Lang adalah peristiwa yang benar-benar
terjadi, tetapi merusak kitab Hay Thian Kiam Boh bukanlah dia
yang melakukannya.
Pada saat pikirannya berputar itu, segera terpikir olehnya
akal seseorang, Lok Yang Hong, kalau dia memang dapat
menguasai Cap Sah Lang serta Law Cing Ce, sudah tentu dia
dapat pula menakuti mereka didalam urusan ini.
Lelaki berbaju hitam itu tertawa dingin, dia menyapu
sekejap ke tengah kalangan, dan ujarnya:
"Kalian mempunyai hubungan apa dengan Boen Ching ?
Kawan atau lawan ? Lekas beri jawaban:
Liuw Hoa Liong tertawa dingin, ujarnya:
"Dengan kepandaianmu itu kau mengingin kan melawan
berapa orang sekaligus ?"
Pek In Lhek, Shu Kiam Moan tertawa dingin, dia
mengerutkan alisnya.
Sahutnya kemudian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kawan Boen Ching adalah merupakan lawan partai Mie
Cong Bun, sedang kalau lawan Boen Ching merupakan kawan
partai Mie Cong Bun kami, harap yang merupakan lawan dari
Boen Ching segera berdiri kesamping." -
Sehabis berkata dia menyapu sekejap ke arah orang-orang
itu, tampak orang-orang yang hadir ditempat tersebut,
sampaipun Mo Pak Sam Ceng serta le Way It Shia juga tidak
ada yang menggerakkan tubuhnya.
Liuw Hoa Liong tertawa besar, sahutnya.
"Kalau memangnya lawan partai Mie Cong Bun lalu
bagaimana ? Apakah boleh dikata partai Mie Cong Bun kalian
berani melawan kawan-kawan Bu lim secara berbareng?"
Pek In Khek, Shu Kiam Hoan yang tampak hal ini
mengerutkan alisnya, sambil tertawa besar ujarnya.
'Dari tempat ini berjalan kearah Tenggara sejauh seratus
duapuluh lie terdapat sebuah puncak gunung yang disebut
sebagai Ban Liong Ling, cayhe Pek Khek akan menanti
kedatangan saudara sekalian."
Sehabis berkata dia membalikkan tubuh nya berlari kearah
depan.
Boen Ching dengan sangat tajam sekali memandang Pek In
Khek yang berlari meninggalkan tempat itu,
Puncak gunung Ban Liong Ling adalah merupakan tempat
kediaman dari para jago pedang dari partai Mie Cong Bun,
selamanya jago-jago pedang dari daerah Tionggoan di larang
memasuki daerah mereka, tak disangka ini hari Shu Kiam
Hoan sendiri secara resmi telah mengundang mereka untuk
mengunjungi tempat kediaman mereka itu'
Ditengah gurun pasir yang sangat luas itu, di empat
penjurunya hanya terlihat pasir yang berwarna kuning saja,
sedang panas matahari dengan hebatnya menyinari empat
penjuru tempat tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampak berpuluh puluh gundukan pasir menghubungkan
yang satu dengan gunduk-kan lainnya.
Seorang pemuda berbaju hijau dengan tenangnya
menunggang seekor kuda berjalan mendatang, ditangan
satunya lagi tampak pula membawa seekor kuda dengan
sangat perlahan sekali melintasi permukaan gurun yang
sangat panas serta kering itu.
Pemuda itu adalah Boen Ching, dia baru saja berpisah
dengan Ie Bok Tocu sekalian. seorang diri lebih dahulu
berangkat menuju kepuncak gunung Ban Liong Ling, sedang
Ie Bok Tccu sekalian tinggal didalam kuil Pie Lu Si menanti
beberapa orang suhengnya untuk kemudian bersama-sama
berangkat menuju keatas puncak gunung Ban Liong Ling
memenuhi janji.
Boen Ching mengerutkan alisnya, dia memandang sekeliling
tempat tersebut, tampak di empat penjuru hanyalah pasir
berwarna kuning saja, sedikit pun tak tampak adanya jejak
seorarg manusia pun.
Didalam hati diamb-diam pikirnya,d bila urusan puancak
gunung "Babn Liong Ling ini dapat diselesaikan dengan
mudah, dengan demikian dapat pula menyelesaikan urusan
yang mengganjel didalam hatinya, Shie Siauw In telah
memahami perasaan hatinya, sudah tentu pada hari-hari
kemudian tak akan terjadi persoalan-persoalan lagi.
Matahari dengan cepat berpindah ke arah Barat, di ujung
langit hanya tampak warna merah memenuhi angkasa, yang
tertinggal hanyalah beberapa jalur sinar matahari yang sedang
tenggelam saja.
Boen Ching dengan membawa kudanya berjalan menuju
kesebuah gundukan pasir untuk menghindarkan diri dari
tiupan angin dan kemudian berhenti dari perjalanannya.
Melakukan perjalanan ditengah gurun pasir yarg demikian
luasnya dalam satu hari tak lebih hanyalah mencapai kurang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih tiga puluh lie saja, kelihatannya untuk melakukan
perjalanan selebihnya, jugalah harus menanti matahari lagi
barulah tiba dipuncak gunung Ban Liong Ling tersebut.
Tetapi Ie Bok Tocu telah memesan wanti-wanti kepadanya
untuk melakukan perjalanan dengan perlahan didalam tiga
hari lagi Cu Kek Ci Yun sekalipun juga telah tiba di dalam kuil
Pie Lu Si, pada saat itu pula barulah dapat menggunakan
barisan "Ngo Heng Kiam Tin' menghadapi jago-jago pedang
dari partai Mie Cong Bun.
Boen Ching sendiri juga mengetahui kalau ilmu pedang
orang-orang partai Mie Cong Bun telah mencapai pada taraf
kesempur-naan, dan bukanlah dapat dilawan dengan mudah.
Segera dia turun dari kuda dan sekalian menurunkan
barang-barang yang terdapat pada punggung kudanya,
agaknya dia siap untuk beristirahat ditempat tersebut.
Mendadak telinganya menangkap suara tergelincirnva batu-
batu kerikil serta pasir di tempat itu.
Sinar mata Boen Ching dengan cepat berkelebat, dia
memandang kesekeliling tempat itu, dalam hatinya dia sadar
bahwa pasti ada orang yang telah datang, sekali lagi dia
memandang sekejap kesekeliling tempat itu, tetapi tetap tak
terlihat gerakan apa-apa lagi.
Dia tak dapat memikirkan siapakah orang itu, yang pada
saat ini seperti ini dapat munculkan dirinya ditengah gurun
pasir yang demikian luasnya ini, apakah diri Bwee Giok? Bwee
Giok mengikuti diri Kioe Thian Bu Sin, dan tak dapat
dibandingkan pula dengan gadis-gadis lainnya, dia jauh lebih
maju dari pandabngan orang leladki, tak mungkina
dikarenakan sboal cinta dia mau mengejar sampai disini.
Kalau begitu siapakah dia ? untuk sesaat dia sangat sukar
sekali untuk menduga orang tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekonyong-konyong disamping gundakan pasir itu tempak
muncul sebuah wajah yang sedang menyengir, Boen Ching
yang didalam sekali pandang itu segera dia dapat melihat jelas
wajahnya, tak terasa lagi dia menjadi tertegun, kiranya orang
yang baru saja datang itu adalah Cong Lam Lok Yang Hong
adanya.
Lok Yang Hong masih tetap memakai baju berwarna
kuning, sedang pada bibirnya terlihat tersungging suatu
senyuman yang sangat aneh sekali.
Boen Ching dengan tajam memandang ke arah diri Lok
Yang Hong, dia tak mengetahui kedatangan Lok Yang Hong di
tempat ini mempunyai maksud baik atau jahat, Lok Yang Hong
ini jika dibandingkan diri Goei Lam Yu kelicikannya memang
berimbang, tetapi Lok Yang Hong jadi orang sangat licik
apabila dia mengetahui tak akan sanggup segera tak sampai
melawan telah melarikan diri, sedang Goei Lam Yu jadi orang
suka menang sendiri dan tak mau mengalah, sehingga
akibatnya dia harus menemui ajalnya dengan sangat
mengenaskan.
Kedua orang itu jika dibandingkan, memang hanyalah
terpaut sedikit saja, Lok Yang Hong jauh lebih licik sedikit dari
Goei Lam Yu, dia telah berhasil mendapatkan kitab rahasia
Hay Thian Kiam Boh, entah pada saat ini mengapa dengan
sendirinya munculkan dirinya ditempat tersebut.
Lok Yang Hong sambil tersenyum memandang tajam
kearah Boen Ching, sedikitpun dia tak bergerak.
Boen Chingpun tersenyum kepada Lok Yang Hong, ujarnya.
''Aku tidak mengetahui mengapakah kau setelah mendapat
kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh masih juga munculkan diri
ditempat ini".
Sambil tersenyum sahut Lok Yang Hong
"Aku juga tidak mengetahui, tetapi. . .".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia berhenti sejenak, kemudian sambil tersenyum lanjutnya
lagi.
"Sekalipun aku mengatakan kalau kitab rahasia Hay Thian
Kiam Boh itu telah kau musnahkan, setelah tiba diatas puncak
gunung Liong Ling sudah tentu dapat kau pikir benar tidak ?"
"Dalam hati Boern Ching menjadit sadar kembali,q dia
tersenyum rujarnya.
"Maksudmu ? kau hendak membabat rumput sampai
keakar-akarnya bukan ? kau ingin membunuh diriku. supaya
urusan ini selamanya menjadi sebuah teka teki bukan?"
Lok Yang Hong tertawa terbahak bahak, tak mengucapkan
sepatah kata pun.
Boen Ching tertawa, ujarnya lagi.
'Dapatkah kau melakukannya ?'
Sambil rersenyum sahut Lok Yang Hong.
?Selama beberapa hari ini semua kepan-daian yang berada
dalam rahasia Hay Thian Kiam Boh ini aku telah memahami
sebagian besar, tetapi aku pun mengetahui kepan-daian
silatmu pun telah mengalami kemajuan yang sangat pesat
sekali, aku kira kepandaian silat yang kumiliki sekarang ini
masih terpaut satu tingkat dari dirimu, bukankah begitu ?'
Boen Ching tersenyum, diam-diam dalam hati pikirnya:
"Aku akan mencoba mendengar, Lok Yang Hong ini hendak
menggunakan cara apakah hendak menghadapi diriku'
"Tetapi kepandaian silat yang sangat tinggi belum tentu
mesti mendapat kemenangan, bukankah demikian ? selain
kepandaian silat kitapun harus beradu dalam kecerdasan."
Selesai berkata tampak pada bibirnya tersunggiug suatu
senyuman agaknya dia sangat bangga sekali, dan
menganggap kemenangan pasti berada didalam cekalan nya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia berhenti sejenak lalu ujarnya kemudian.
"Bahkan kau lihatlah!"
Sambil berkata dia menunjuk kearah langit.
Boen Ching mendongakhan kepalanya, tampak matahari
sore masih belum tenggelam seluruhnya telah sangat gelap
sekali, didalam hatinya segera dia tahu bahwa mungkin tak
lama lagi akan terjadi angin taufan yang akan bertiup
mendatang entah apakah arti dari Lok Yang Hong ini?
Lok Yang Hong tersenyum, ujarnya.
"Maksudku adalah bahwa pada saat terjadinya angin taufan
itu, jalan mundur bagi diriku telah ada".
Boen Chingpun tersenyum. sahutnya.
"Kau memang sangat teliti sekali didalam berpikir, hanyalah
sayang kau telah ditetap kan untuk selamanya akan menemui
kekalahan, bagai mana dapat menemui kemenangan?"
Lok Yang Hong tertawa tergelak, ujarnya.
'Mengapa pasti kalah, aku menangpun juga akan
mengundurkan diri dari tempat ini'.
Boen Chirg berpikir dengan keras beberapa saat lamanya,
entah Lok Yang Hong hendak membuat perhitungan secara
bagaimana.
Terdengar Lok Yang Hong berbicara lagi,ujarnya.
'Tetapi apabila sebelum terjadinya angin taufan kau telah
berhasil menawan diriku terlebih dahulu---- .
Dia berhenti berbicara dan tersenyum.
Tubuh Boen Ching dengan cepat bergerak maju kedepan
menubruk kearah tubuh Lok Yang Hong, sedang pada
mulutnya ujarnya.
"Akupun memang mempunyai maksud demikian".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lok Yang Hong mendadak tertawa besar, tangan kanannya
diayunkan, terlihat sebelah pedang dengan sangat cepat sekali
meluncur menerjang tubuh Boen Ching.
Boen Ching segera mencabut keluar pedangnya diobat-
abitkannya itu, pedang yang meluncur dengan cepatnya
tersebut telah berhasil dipukul jatuh, tetapi ketika dia melirik
tampak tiga belah pedang pendek dengan sangat cepat sekali
telah menyerang kantong air yang dibawanya dibelakang
tubuhnya.
Dalam hati Boen Ching merasa terkejut sekali, tampak
didalam sekejap mata saja kantong airnya telah terpapas oleh
sambaran pedang pendek itu.
Hatinya terasa menjadi berat, ditengah gurun pasir yang
sangat kering ini kantongan air adalah benda yang paling
penting bahkan apabila terjadi angin taufan kemungkinan
sekali selama satu dua hari tak dapat melanjutkan perjalanan,
manusia masih mungkin dapat mempertahankan dirinya,
tetapi kedua ekor kudba itu bagaimanad?
Rencana sertaa siasat yang dibsusun oleh Lok Yang Hong
ternyata sangat kejam.
Ketika berpikir sampai disini segera dia menoleh, tampak
pada saat ini Lok Yang Hong telah berada pada jarak tiga
puluh kali lebih, sambil tertawa besar dengan cepat dan lari
meninggalkan tempat itu.
Pikiran Boen Ching segera berputar, terpikir olehnya, satu-
satunya jalan hanyalah menangkap Lok Yang Hong sebelum
terjadi angin taufan ini. dengan airnya telah terpapas sedang
dua ekor kuda itu telah menjada benda yang melelahkan saja,
lebih baik berjalan seorang diri, berpikir sampai disini
tubuhnya segera melayang mengejar ke arah di mana Lok
Yang Hong melenyapkan dirinya.
Lok Yang Hong yang berdiri sambil tertawa bergelak tak
henti-hentinya terus menerus lari ke depan, awan diudara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan cepat berubah, didalam sekejap mata saja ditengah
gurus pasir yang sangat luas itu angin bertiup dengan
kencangnya membuat pasir dan kerikil berterbangan
memenuhi angkasa, bagaikan jutaan ekor kuda yang sedang
menerjang datang dengan dahsyatnya.
Boen Ching dengan cepat melihat keempat penjuru,
tampak disekelilingnya hanya terlihat pasir dan kerikil
berterbangan memenuhi angkasa, suara menyambarnya angin
taufan itu sejak tadi telah menelan suara tertawa tergelak dari
Lok Yang Hong.
Bayangan kuning dari Lok Yang Hong pun dengan
mengikuti bertiupnya angin taufan dengan perlahan lenyap
dari pandangan.
Pasir yang berterbangan menyambar ke tubuh dan wajah
Boen Ching dengan tajamnya, membuat seluruh tubuhnya
terasa sangat sakit dan perih, kerikil-kerikil pasir dengan
sangat keras sekali memukul diatas jubah yang dipakai Boen
Ching, bagaikan hendak membuat jubah berwarna hijau ini
berlubang-lubang.
Boen Ching terus menerus lari kearah depan, terdengar
seluruh penjuru hanya lapat suara bertiup angin serta
menyambar nya kerikil tajam, pikirannya dengan cepat
berputar, dalam hati pikirannya jika demikian terus tak
mungkin untuk berbuat sesuatu, terlebih dahulu haruslah
mencari sebuah tempat untuk berteduh barulah bertindak lagi.
Dengan mengintip-intip dia menyapu sekejap kesekeliling
tempat itu, tubuhnya dengan cepat segera melayang menuju
dimana sinar matanya terbenturb pada sebuah gudndukan
pasir yaang paling besarb disebelah kiri.
Tubuh Boen Chmg dengan cepat melayang masuk kedalam
gundukan pasir yang terkena sambaran angin tetap
menerjang masuk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja dia menghembus napas lega, mendadak sinar
matanya terbentur pada sesuatu benda, tak terasa lagi dia
menjadi termangu-mangu.
Tidak jauh dari tempat persembunyian dirinya, tampak
seorang berbaju kuning yang sedang membelakangi dirinya
tidur telentang diatas gundukan pasir tersebut, orang itu
menggunakan pakaiannya menyelubungi selu-ruh kepalanya,
yang ternyata tak lain tak bukan adalah Lok Yang Hong yang
sedang dicari.
Pada saat ini sebaliknya Boen Ching menjadi termangu-
mangu, dikarenakan angin dan pasir bertiup agak besar,
apalagi langkah kakinya sangat ringan sekali, oleh karena itu
Lok Yang Hong tak mengetahui sama sekali atas
kedatangannya, bahkan menggunakan pakaiannya
menyelubungi seluruh tubuhnya dan tidur telentang diatas
pasir dengan membelakangi diri Boen Ching.
Sungguh sangat untung sekali aku akhirnya dapat mencari
dirinya juga, angin taufan ini ternyata bertiup tidak sesuai
dengan keinginannya"
Pasir dan angin berturut-turut bertiup hampir-hampir satu
harian penuh, menanti setelah tiupan angin itu agak reda,
Boen Ching dengan perlahan-lahan barulah bangkit berdiri dan
berjalan ke arah Lok Yang Hong.
Pada saat setelah gerakan langkah kaki Boen Ching
terdengar, tampak Lok Yang Hong agak sedikit tegang,
mendadak tubuhnya meloncat ke atas dan membalikkan
tubuhnya.
Boen Ching dengan tersenyum berdiri tegak disana.
Lok Yang Hong menjadi termangu-mangu, sebilah pedang
panjang dengan cepat ditarik keluar dari pinggangnya,
tubuhnya dengan cepat bergerak mengikuti gerakan pedang
nya, dengan sangat sebat sekali menusuk dada Boen Ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sinar mata Boen Ching berkelebat, dia mempunyai niat
untuk melukakan Lok Yang Hong ini dibawah tangannya,
tubuhnya segera berdiri tegak tak bergerak menanti serangan
pedang Lok Yang Hong ini mrenusuk datang.
tMenanti setelahq pedang panjangr itu mendekati
tubuhnya, dengan cepat tubuhnya bergerak dan berputar
kesisi kiri.
Pada bibir Lok Yang Hong tampak tersungging suatu
senyuman yang sangat dingin sekali, pedangnya didatarkan
dan melancarkan serangan lebih ganas lagi, pada saat
berkelebatnya sinar pedang itu, ujung pedangnya secepat kilat
menekan dada Boen Ching.
Boen Ching tertawa tergelak jari tengah dan jari telunjuk
dari tangan kanannya menekan pinggiran pedang Lok Yang
Hong, sedang ilmu meringankan tubuh "Hui Sie YuShe" nya
pun dikerahkan, tubuhnya dengan cepat melayang mundur
kebelakang.
Pada saat pikirannya berkelebat itu, sejak sebelumnya dia
telah mengambil keputusan untuk menguasai langkah kaki
dari Lok-Yang Hong.
Jari tengah serta jari telunjuk dari tangan Boen Ching
bagaikan kilat cepatnya saling bergantian, pada saat dua jari
tersebut menekan kebawah, pedang panjang ditangan Lok
Yang Hong telah berhasil dilempar keluar oleh kedua jari
tangan Boen Ching tersebut.
Boen Ching tidak menanti pedang panjang itu terlempar
jauh, tangan kanannya diulur, pada saat tangannya
menyambar pedang panjang itu seolah-olah pada saat dia
menggunakan dua jari merebut pedang panjang Lok Yang
Hong tadi.
Air muka Lok Yang Hong berubah menjadi demikian
hebatnya, tubuhnya dengan cepat melayang mundur
kebelakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching tersenyum, tubuhnya bagaikan kilat cepatnya
melayang kedepan mendesak tubuh Lok Yang Hong.
Sinar mata Lok Yang Hong sedikit berkelebat, tubuhnya
tetap berdiri tegak tak bergerak sedikitpun, dengan sangat
tawar sekali dia memandang Boen Ching.
Pedang panjang ditangan Boen Ching cepat didorong ke
arah leher dari Lok Yang Hong, akan tetapi pada saat pedang
tersebut hampir menempel pada lehernya itulah, didalam
sekejap saja telah ditarik kembali lagi, sedang tubuh Boen
Ching segera melayang mundur kebelakang.
Lok Yang Hong membelakangi tubuh Boen Ching, pada
bibirnya tersungging suatu senyuman tawar yang sangat
percaya pada diri sendiri, bagaikan sebelumnya dia telah
menduga kalau demikian, pada saat Boen Ching tersenyum
padanya itu diam-diam dia telah mengetahui kalau Boen Ching
tak akan berbuat apa-apa terhadap dirinya.
Sedang Boen Ching pada saat menarik kembali pedangnya
itu didalam hatinyapun sedang memikirkan suatu urusan yang
lalu, didalam hatinya dia sudah tentu telah mengambil
keputusan lainnya.
Lok Yang Hong setelah kejadian itu, segera tertawa dingin,
ujarnya.
"Kali ini dapat dikatakan kau sangat beruntung sekali dan
berhasil mendapatkan kemenangan, tetapi sekalipun menang
juga bukanlah dikarenakan mengandalkan kepan-daian
sejatimu"
Boen China tersenyum, sahutnya.
Kalau begitu kau telah salah, hal ini memberi tahukan
kepadamu bahwa semua urusan hanyalah menggantungkan
pada diri sendiri, apa bila hendak menggantungkan pada
rejeki, tak mungkin dapat disadari".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lok Yang Hong dengan dingin membalik kan tubuhnya,
sepasang alisnya dikerutkan, ujarnya.
"Dua orang beradu kecerdasan sudah tentu selain
menggantungkan pada dirinya masih harus bergantung pada
Thian serta rejeki, apabila kau tidak bersembunyi untuk
menghindari diri dari tiupan angin juga tak mungkin dapat
berhasil mencari diriku '.
Boen Ching tertawa besar sahutnya.
"Tidak perduli bagaimanapun, kau harus lah mengakui
bahwa kali ini cuaca, rejeki serta manusia bergabung menjadi
satu bukankah demikian adanya?".
Pedang panjang Lok Yang Hong berhasil di rebut, sudah
tentu dia tak mempunyai alasan yang dapat diucapkan lagi,
terpaksa hanyalah berdiam diri.
Boen Chirtg tersenyum, ujarnya lagi.
"Sekarang kau haruslah menyerahkan kitab rahasia Hay
Thian Kiam Boh tersebut kepadaku."
Pada bibir Lok Yang Hong terlihat tersungging suatu
senyuman, dalam hati pikirnya.
"Apa yang kau pikirkan ternyata tidak salah, Boen Ching
ternyata menghendaki kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh
tersebut, aku kini harus berbuat bagaimana?"
Berpikir sampai disini ujarnya kemudian.
Kitab Hay Thian Kiam Bob itu aku dapatkan dengan susah
payah, sudah tentu tak mungkin akan diserahkan kepadamu
dengan demikian mudahnya, apalagi aku masih mempunyai
kebutuhan terhadap benda tersebut?"
Boen Ching tersenyum dia tahu Lok Yang Hong sedang
membicarakan tentang soal apa.
Dia tersenyum ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau tak usah ragu-ragu untuk melihat, aku akan memohon
kepadamu atau tidak, kali ini aku melepaskan dirimu pada saat
aku sekali lagi bertemu dangan dirimu aku hendak berbuat
bagaimana, aku kira kaupun tentunya telah memikirkan".
Sehabis berkata dia tersenyum, dia melemparkan pedang
panjang tersebut ke arah Lok Yang Hong.
Lok Yang Hong sebenarnya dapat menyam-but pedang itu,
dia menjadi termangu-mangu Boen Ching menyuruh dia pergi
dari sini??
"Apakah itu benar-benar? Urusan ini sama sekali tak pernah
terduga olehnya.
Dia menjadi termangu-mangu untuk sesaat, terpikir
olehnya entah Boen Ching sebenarnya siap hendak berbuat
apa.
Ujar Boen Ching lagi.
"Kau pergilah, janganlah mengira aku hendak menguntit
dirimu, kau pergilah dengan bebas"
Lok Yang Hong setelah ragu-ragu sejenak, mendadak dia
tersenyum, sahutnya.
"Setelah aku pergi dari sini, aku harap kau tak akan
menyesal kembali."
Sehabis berkata dia tersenyum dengan sangat aneh sekali
dan menyimpan kembali pedangnya sambil meninggalkan
tempat tersebut.
Dia tahu pada saat ini didalam hati Lok Yang Hong sedang
memikirkan tentang apa, selama satu hari satu malam, dia
pun mulai merasakan mulutnya sedikit menjadi kering.
Mendadak teringat olehnya pesan yang diberikan oleh Sin
Eng Thaysu yang mengatakan bahwa ditengah perjalanan
menuju kepuncak gunung Ban Liong Ling ini akan terdapat
sumber air.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebenarnya perjalanan ini dapat dihitung tidak jauh
sehingga tak perlu pergi cari sumber air, apabila dia tidak lupa
kemungkinan sekali dia tak akan menggerakkan tubuhnya
pergi mengejar diri Lok Yang Hong.
Diapun mengetahui bahwa Lok Yang Hong tak mungkin
akan percaya Sin Eng Thaysu akan memberitahukan tempat
sumber air yang sesungguhnya kepadanya, tak dapat
disalahkan lagi dia mempunyai sikap seperti itu.
Boen Ching memandang tajam bayangan Lok Yang Hong
lari menjauh, dia tersenyum dan memandang sekeliling
tempat itu, setelah membedakan arah dan menentukan arah
yang ditempuh oleh Lok Yang Hong, dia barulah melanjutkan
perjalanannya lari ke arah depan.
Sin Eng Thaysu pernah memberitahukan kepadanya bahwa
sumber air itu sangat mudah sekali untuk didapatkan,
disekeliling sumber air itu tumhuh-tumbuhan kaktus, tetapi
sumber air itu barulah muncul airnya dimalam hari saja.
Sin Eng Thaysu pernah mengatakan bahwa sumber air itu
merupakan satu satunya sumber air yang disekitar tempat ini,
dia percaya Lok Yang Hong pun pasti mengetahui tempat
sumber air ini, bahkan kemungkinan sekali dia pun telah
berada ditempat tersebut?
Cuaca makin lama makin gelap, ditengah pasir itu pun
mulai tampak air yang memancar keluar.
Boen Ching segera maju mengambil air secukupnya dan
kemudian mengundurkan diri ke belakang sebuah tumbuhan
kaktus untuk mulai memakan rangsum yang dibawanya.
Setelah lewat beberapa saat lamanya. Masih juga belum
nampak Lok Yang Hong muncul ditempat itu, didalam hati
Boen Ching merasa sangat heran sekali, dia mengerutkan
alisnya, entah mengapa Lok Yang Hong belum juga sampai
ditempat ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apakah boleh dikata dia telah mengetahui ditempat lain
pun juga terdapat sumber air?? Kuil Pie Lu Si sangat dekat
dengan gurun pasir ini, dia percaya tak ada orang lain lagi
yang jauh lebih tahu keadaan gurun pasir ini daripada orang-
orang kuil Pie Lu Si itu.
Waktu telah mendekati kentongan ke tiga, tetapi masih
juga tak tampak Lok Yang Hong muncul ditempat itu.
Baru saja Boon Ching merasa sangat heran, mendadak dari
sebelah depan terlihat lah sebuah bayangan manusia
berkelebat, memandang orang itu tak lain dan tak bukan
adalah Lok Yang Hong.
Tubuh Lok Yang Hong berkelebat dengan cepatnya, dan
tak henti-hentinya pula dia menengok kebelakang, Boen Ching
yang tampak hal itu menjadi tersenyum, kiranya Lok Yang
Hong sedang menghindarkan diri dari pertemuan dengan
dirinya, tak dapat disalahkan lagi pada saat ini baru muncul.
Pada saat ini permukaan air amat tenang sekali, Lok Yang
Hong setelah memandang sekeliling tempat itu, dia
menghembuskan napas lega, dengan tersenyum ia berjalan
menuju kearah sumber air itu.
Baru saja dia mengambil air hendak diminum, mendadak
dia menjadi tertegun dan berdiri termangu-mangu disana.
Terlihat beberapa sisa roti mengikuti mengalirnya air
mendekati kearahnya.
Dalam hati Lok Yang Hong menjadi termangu-mangu,
mendadak dia bangkit berdiri dan mencabut pedangnya,
sedang tubuhnya melayang mundur?? Beberapa langkah ke
belakang.
Dibawah sorotan sinar bulan, Boen Ching dengan
tersenyum berdiri dengan sangat tenangnya dibawah sebuah
pohon.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada kening Lok Yang Hong segera terasa keringat dingin
mengucur keluar, keperca-yaan pada diri sendiri yang telah
tertanam di dalam dirinya hanya dalam sekejap saja telah
lenyap dari dalam hatinya.
Boen Ching dengan langkah yang sangat perlanan berjalan
keluar dari belakang pohon tersebut.
Lok Yang Hong pada saat ini sungguh- sungguh merasa
terperanjat sekali, pikiran nya dengan bergerak memikirkan
cara untuk menghadapi diri Boen Ching.
Dia mengerutkan alisnya, dan bertindak satu langkah
kedepan, ujarnya.
"Waktu itu kau memperoleh kemenangan dikarenakan aku
pada saat itu tidak bersiap, kali ini mengapa kita tidak
sungguh-sungguh bertempur satu kali untuk menentukan
siapakah yang menang dan siapa yang kalah.".
Boen Ching tersenyum, dengan perlahan-lahan dia
mencabut keluar pedang Cing Hong Kiamnya.
Lok Yang Hong menghembuskan napas panjang, pedang
panjangnya digerakkan ke depan, terlihatlah sinar pedang
berkelebat sehingga membentuk suatu jaringan pedang yang
sangat rapat, dengan menggunakan jurus 'Hwiee Kiam Dho
Lim" atau pedang terbang masuk hutan menerjang tubuh
Boen Ching dari arah atas menuju kebawah.
Dalam hati pikirnya apabila dia hendak mendapatkan
kemenangan, kiranya hal itu sukar sekali untuk didapatkan,
terpaksa dia harus menyerang terlebih dahulu barulah dapat
melancarkan ilmu dari Hay Thian Kiam Boh yang baru saja
berhasil dipelajarinya itu.
Boen Ching tertawa bergerak, tubuhnya melayang, pedang
Cing Hong Kiamnya segera membentuk suatu sinar yang
sangat menyilaukan mata, sedang hawa pedangnya pun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengikuti gerakan tersebut menyerang kedepan dan
menggulung serangan pedang Lok Yang Hong.
Pedang dari kedua belah pihak begitu terbentur satu
dengan lainnya, segera terlihat melekat satu dengan lainnya.
Pada saat pedang dari kedua belah pihak itu melekat satu
dengan lainnya, segera terlihat sinar pedang sekali lagi tak
henti- hentinya, hawa pedang bagaikan meluncur nya bintang
dilangit menyambar keseluruh penjuru dan meletus dengan
hebatnya.
Terdengar suara benturan besi yang berdentang terus
menerus, diantara suara tertawa besar yang berkumandang
itu, Boen Ching telah berhasil melayang kembali ke tempat
asalnya.
Lok Yang Hong dengan keras membentak, sejilid kitab telah
terjatuh keatas tanah dari dalam dadanya
pada saat pedang masing-masing terbentur satu dengan
lainnya itu, pedang ditangan Lok Yang Hong telah berhasil
disontek pergi, sedang jubah didalamnya pun telah terbabat
sehingga robek sepanjang lima Coen lebih oleh sambaran
pedang Cing Hong Kiam, dengan demikian kitab Hay Thian
Kiam Boh itu barulah dapat terjatuh dari dalam sakunya.
Sudah tentu Lok Yang Hong pertama-tama yang
mengetahuinya, pada situasi yang demikian bahayanya ini,
pikiran jahat segera timbul dari dalam hatinya, terpikir olehnya
bahwa kitab Hay Thian Kiam Bob ini pastilah akan terjatuh
ketangan Boen Ching, dari pada demikian lebih baik
dimusnahkan saja.
Dia menanti tubuhnya melayang turun ke atas tanah,
pedang panjangnya mendadak di gulung dan didalam satu kali
gerakan saja dia telah berhasil membuat kitab Hay Thian-
Kiam Boh itu menjadi hancur lebur.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Chins begitu tampak sejilid kitab segera dia
mengetahui apakah kitab tersebut, tubuhnya segera maju
kedepan, sedang pebdang Cing Hong dKlimnya menusuka
keleher Lok Yabng Hong, maksudnya siapa hendak mencegah
gerakannya ini.
Tubuh Lok Yang Hong dengan cepat melayang turun ke
atas tanah, dia telah merasakan angin pedang itu telah tiba,
tetapi pedang panjang ditangannya tak berhasil menarik
kembali sedang angin pedang itu telah menyambar mendekati
lehernya.
Dengan perlahan lahan dia memejamkan sepasang
matanya, dia percaya bahwa Boen Ching kali ini peristiwa akan
membunuh dirinya, terpaksa ia hanyalah memejamkan mata
menanti saat ajalnya, dalam hatinya dia sadar bahwa kali ini
dia tak mungkin dapat menghindarkan dirinya.
Mendadak angin pedang itu lenyap sedang pedang
panjangnya itupun sama sekali tak ditusukkan kearah
lehernya.
Tak tertahan Lok Yang Hong membuka matanya, tampak
Boen Ching dengan sangat tenang sekali berdiri disamping.
Dia mengerutkan alisnya, tanyanya.
"Mengapa kau tidak membunuh aku?"
Dengan perlahan Boen Ching memasukkan kembali
pedangnya kedalam sarung, kemudian tanyanya.
"Mengapa aku harus membunuh kau?'
Lok Yang Hong menjadi tertegun, dia sama sekali tak
pernah menyangka kalau Boen Ching ternyata dapat balas
bertanya secara demikian kepadanya, untuk sesaat malah
membuat dia entah harus bagaimana baiknya dan berdiri
mematung disana.
Ujar Boen Ching lagi:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau sekarang boleh pergi !"
Lok Yang Hong untuk sesaat munjadi ragu-ragu, kemudian
setelah tertawa dingin sahutnya.
"Aku rela mati dibawah sambaran pedangmu"
Boen Ching mengerutkan alisnya, mendadak dia tersenyum
ujarnya:
'Kau ingin minum, minumlah terlebih dahulu baru pergi dari
sini'
Sinar mata Lok Yang Hong berkelebat, tanyanya pada diri
Boen Ching.
"Bagaimana kau dapat mengetahui sumber air ini, aku
percaya Sin Eng Thaysu tak mungkin dapat memberitahukan
hal ini kbepada dirimu"
dBoen Ching tertaawa tawar, sahubtnya:
"Dialah yang memberitahukan kepada diriku, tak ada orang
lain yang mengetahui akan hal ini.
Lok Yang Hong dengan tajam memandang Boen Ching,
pada saat berbicara air muka Boen Ching sedikitpun tak dapat
menimbul kan perasaan curiga bagi dirinya, dengan perlahan
dia berjalan kepinggir sumbei air itu, kemudian
membungkukkan tubuhnya dengaa perlahan minum air.
Setelah merasa kenyang barulah dia bangkit berdiri dan
berdiri tak bergerak sedikit pun juga.
Boen Ching tertawa, ujarnya:
"Bagaimana? mengapa tidak pergi?"
Lok Yang Hong menjadi ragu-ragu untuk sesaat, ujarnya
kemudian:
"Aku tak akan pergi lagi, aku akan mengikuti dirimu pergi
keatas puncak gunung Ban Liong Ling".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching dengan ragu-ragu memandang sekejap kearah
Lok Yang Hong, dia terlalu percaya atas perkataan Lok Yang
Hong ini, tetapi terpaksa dia tersenyum sambil
menganggukkan kepalanya, sahutnya:
"Mengapa tidak boleh".
Pada bibir Lok Yang Hong tampak tersungging suatu
senyuman yang mengandung arti yang sangat mendalam
sekali.
Dia tahu apabila melepaskan Boen Ching keluar dari gurun
pasir dengan selamat, peristiwa mengenai kitab Hay Thian
Kiam Boh ini pasti akan tersebar luas, Boen Ching tak
melepaskan dirinya sebanyak dua kali, dia tak akan
memberikan kesempatan bagi Boen Ching untuk sekali lagi
melepaskan dirinya.
Sejak dahulu kala ada pepatah yang mengatakan serangan
secara terang-terangan dapat dihindarkan, serangan gelap
sukar untuk diduga, sejak dahulu kala entah terdapat berapa
banyak jago-jago serta para pendekar yang menemui
kematiannya dikarenakan bokongan'' apalagi dia percaya
bahkan kepandaian yang dimiliki sekarang ini tidak dibawah
kepandaian yang dimiliki Boen Ching.
Apabila secara mendadak dia melancarkan serangan
didalam jarak tiga kaki dia percaya Boen Ching tak mungkin
akan berhasil menghindarkan diri dari serangannya itu.
DIA BERJALAN merndekati Boen Chting, tampak Boeqn
Ching tersenyrum, ujarnya:
"Cuaca hampir fajar, kita beristirahat sebentar setelah lewat
semalam lagi kita pun telah dapat keluar dari gurun pasir ini."
Lok Yang Hong mengangguk, dua orang itu mulailah duduk
bersemedi mengatur pernapasan dibawah tumbuhan kaktus
tersebut!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak lama kemudian, fajar pun menyingsing setelah
mengatur pernapasan selama setengah malam Lok Yang Hong
sedikitpun tidak bergerak.
Dia tahu bahwa Boen Ching tak mungkin akan
mempercayai dirinya dengan begitu saja, oleh sebab itu lebih
baik bagi dirinya untuk tidak bergerak.
Boen Ching meloncat bangkit terlebih dahulu, segera ia
mengisi kantong airnya dengan air dari sumber tersebut.
Beberapa saat kemudian mataharipun telah mulai
menyingsing, begitu sinar mata hari muncul, sumber air itupun
mulai susut dan hilang, didalam sekejap saja diatas pasir
hanya terlihat sisa dari air saja, kemudian diikuti pula bekas air
itu lenyap.
Boen Ching tersenyum, ujarnya kepada diri Lok Yang Hong.
"Mari kita berangkat"
Lok Yang Hong pun tersenyum, dia tak dapat melihat air
muka Boen Ching mengandung perasaan was-wasnya
terhadap dirinya, dia percaya bahwa Boen Ching tentunya
telah mengira dirinya telah takluk benar-benar.
Dengan menapak dia mengikuti terus di samping tubuh
Boen Ching, dua orang itu sambil berjalan berbareng
melanjutkan perjalanan nya kearah depan.
Didalam satu harian penuh, Lok Yang hong telah menyusun
rencana secara diam-diam, tak sering pula dia memandang
tajam kearah Boen Ching, tampak dia sama-sekali tidak
menaruh perasaan was-wasnya terhadap dirinya, tak terasa
lagi dalam hatinya diam-diam merasa sangat girang.
Cuaca makin lama makin gelap, kedua orang itu memilih
sebuah gundukan pasir yang agak besar untuk menghindarkan
diri dari tiupan angin dan mulai tidur telentang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lok Yang Hong setelah merebahkan tubuhnya, dia
tersenyum ujarnya kepada Boen Ching.
"Besok kita telah dapat keluar dari gurun pasir ini, ini hari
kita dapat beristirahat dengan senyenyak-nyenyaknya'.
Sehabis berkata tidak menanti Boen Ching, memberikan
jawabannya, dengan perlaha- lahan dia memejamkan
matanya tidur.
Dalam hati Lok Yang Hong telah mengambil keputusan
yang mantap, dia sendiri adalah seorang yang memiliki ilmu
silat sudah tentu, sangat mudah sekali untuk menguasai
perasaan dirinya. apabila dia tidak tidur, benar-benar atau
berpura-pura tidur sejenak.
Bulan dengan perlahan-lahan munculkan dirinya ditengah
udara, sekali lagi Lok Yang Hong membuka matanya.
Dibawah sorotan sinar rembulan tampak Boen Ching
dengan membelakangi tubuhnya tertidur dengan sangat
nyenyaknya. Lok Yang Hong sedikit pun tak bergerak,
sepasang matanya dengan tajam memperhatikan diri Boen
Ching, sejenak kemudian dengan perla-han menggulungkan
tubuhnya mendekati tubuh Boen Ching sedang sepasang
matanya dengan tajam memandang ke arahnya. Seseorang
apabila terus tertidur dengan nyenyaknya, panca-indranya
tentu kurang ketajamannya, demikian pula menghindar kan
diri dari keadaan ini.
Tubuh Boen Ching tampak sedikit bergerak, sedikit pun dia
tidak menampilkan perasaan curiganya.
Lok Yang Hong diam-diam mengehembus kan napas,
dengan perlahan dia merebahkan tubuhnya, sepasang
matanya dengan tajam memandang keatas angkasa.
Sejenak kemudian, tangannya dengan per-lahan diulur dan
siap mencabut pedangnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekonyong-konyong, dia merasa perasaan dalam hatinya
sedikit tidak tenang, apabila dia mencabut keluar pedang
tersebut dari sarungnya, tak dapat dihindarkan lagi tentunya
agak terdengar suara gesekan benda logam yang mungkin
akan mengejutkan Boen Ching yang sedang tidur dengan
nyenyaknya, dia tidak menginginkan menempuh bahaya ini,
bahkan tidak merasakan perlu untuk menempuhb bahaya
sepertid ini.
Pada bibiarnya tampak terbsungging suatu senyuman yang
memaki dirinya sendiri, dalam hati pikirnya.
"Bagaimana ini bisa terjadi, dengan kepan-daianku yang
demikian tingginya, apakah boleh dikata untuk membunuh
seseorang harus menggunakan pedang baru dapat
terlaksana?'?
Lok Yang Hong berpikir sampai disitu, sepasang matanya
dengan tajam memandang ke arah rembulan yang bersinar
dengan terang nya itu.
Sinar matanya berkelebat, pikirnya lagi.
"Untuk mengerjakan pekerjaan ini harus lah mempunyai
niat yang teguh, dan harus lah sekali pukul menemui
sasarannya, kira nya akibatnya sukar sekali untuk diduga."
Sekonyong-konyong suatu pikiran berkele-bat didalam
benaknya, dengan cepat tubuh nya berputar, jari tengah dan
jari telunjuk dari tangan kanannya menotok jalan darah "Hu
Sim Hiat" dipunggung Boen Ching.
Gerakannya ini hampir-hampir diluar dugaan dari dirinya
sendiri, didalam jarak yang demikian dekatnya itu ditambah
lagi dengan gerakan yang demikian cepatnya, dia percaya
sekalipun Boen Ching mendusin dari tidurnya juga sukar sekali
untuk menghindar kan diri dari serangan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu jari tengah serta jari telunjuknya melancarkan
serangan ke depan, tubuhnya bersamaan waktunya pula
melompat dengan tingginya.
Tetapi pada saat dia melompatkan tubuhnya ke depan
itulah, mendadak hatinya merasa sangat terkejut, dua jari
tangannya yang melancarkan serangan ke tubuh Boen Ching
itu ternyata tidak mencapai pada sasaran, sedang tubuh Boen
Ching pun telah lenyap dari pandangan.
Dia menarik napas panjang-panjang, tubuh nya segera
berhenti bergerak dan berdiri mematung disana.
Tampak Boen Ching sambil menggendong tangannya telah
berdiri dengan tenangnya di belakang tubuhnya, sambil
tertawa tawar ujarnya.
"Jalan darah Hu Sim hiat merupakan salah satu jalan darah
terpenting diantara tiga jalan darah penting dalam tubuh
manusia, apa bila totokan jarimu ini mencapai sasaran kiranya
aku akan binasa dengan sangat mengerikabn sekali.'
Lok dYang Hong sama asekali tidak pebrnah menyangka
kalau gerakan tubuh Boen Ching dapat secepat kilat, untuk
sesaat dia menjadi berdiri termangu-mangu disana.
Boen Ching tersenyum, ujarnya.
Pedang panjang dipinggangmu apakah masih ada ? '
Air muka Lok Yang Hong menjadi semakin pucat, dia tahu
apabila dirinya hendak secara berhadap-hadapan melawan diri
Boen Ching seratus persen dia akan menemui kekalahan,
untuk sesaat membuat dia menjadi bingung, entah bagaimana
baiknya.
Senyuman yang menghiasi di bibir Boen Ching dengan
perlahan lenyap.
Dengan wajah yang serius ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau haruslah mengetahui, bukannya dikarenakan dosamu
kau patut dihukum mati, sebaliknya adalah dikarenakan
kecerdasan mu apabila binasa dengan demikian saja sedikit
merasa sayang, setiap manusia tentunya akan berbuat salah,
apabila dapat segera menyadari dan mengaku kesalahan
itulah sifat seorang laki-laki sejati, dengan kecerdasan yang
kau miliki sekarang ini mengapa kau harus terjerumus
kedalam kancah seperti ini?"
Dalam hati Lok Yang Hong terasa agak tertegun, dia
selamanya mengira bahwa Boen Ching melepaskan dirinya
oleh karena ini mempunyai kebutuhan lain untuk memohon
pada dirinya, pertama dia mengira karena kitab Hay Thian
Kiam Boh sedang kedua kalinya pastilah dia menginginkan
dirinya hidup untuk digunakan sebagai saksi.
Tetapi sekarang ini apakah dia masih membutuhkan dirinya
sebagai saksi ?
Been Ching dengan tajam memandang ke arah Lok Yang
Hong, dengan perlahan ujar nya.
"Kau boleh pergi sendiri?, jarak tempat ini dengan tepi
gurun pasir tidak jauh lagi."
Lok Yang Hong yang mendengar perkataan tersebut, dalam
hatinya terasa tergetar dengan hebatnya, dengan perlahan dia
menundukkan kepalanya.
Boen Ching untuk pertama kali melepas kan dirinya, tak
mungkin dikarenakan kitab Hay Thian Kiam Boh dengan
kepandaian yang dimiliki Boen Ching sekarang ini, dia telah
cukup untuk menjagoi seluruh Bu lim, dan tak mempunyai
alasan yang kuat bagi nya untuk menuduh ia mempunyai niat
terhadap kitab Hay Thian Kiam Boh tersebut.
Untuk kedua kalrinya, ketika dita melepaskan dqirinya, juga
tark mempunyai alasan yang kuat baginya untuk menuduh
Boen Ching mempunyai niat menahan dirinya sebagai bukti,
Boen Ching sendiri, dengan Cap Sah Lang serta Liuw Cing Ce
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah cukup untuk sebagai saksi bahkan dengan kepandaian
yang dimiliki Boen Ching juga tak perlu untuk berbuat
demikian.
Dengan perlahan dia membungkukkan tubuhnya memberi
hormat kepada diri Boen Ching ujarnya.
"Cayhe Lok Yang Hong sejak kini tak akan berbuat
pekerjaan yang merugikan orang lain lagi guna membalas budi
yang diberikan Boen Siauw-hiap kepadaku yang telah tiga kali
melepaskan diriku.*
Boen Ching memandang ke arah Lok Yang Hong,
mendadak pada wajahnya tampaklah timbul suatu perasaan
yang sangat girang sekali, ujarnya:
"Sebenarnya aku telah mengambil suatu keputusan bahwa
apabila sekali lagi kau terjatuh kedalam tanganku, aku tak
akan melepaskan kau lagi, kini setelah mendengar
perkataanmu itu sungguh membuat aku sangat girang sekali."
Dalam hati Lok Yang Hong merasakan suasu perasaan yang
selamanya belum pernah dirasakan, seolah-olah saat ini dia
benar-benar baru saja lolos dari kematian, tubuhnya segera
bergerak dan berlari kearah kanan.
Boen Ching memandang bayangan Lok Yang Hong ttu
hingga lenyap dari pandangan, pada bibirnva jelas
tersungginglah suatu senyuman yang sangat puas sekali.
Tadi hampir-hampir saja dia hendak turun tangan hendak
membunuh Lok Yang Hong, ketika dia melihat Lok Yang Hong
membalik kan tubuhnya melancarkan serangan totokan
apalagi sepasang telunjuknya ternyata mengancam jalan
darah 'Hui Sim Hiat' nya, pada saat itu mau untuk
membunuhnya telah timbul dalam hati pikirnya apabila diri
nya tetap merebahkan diri diatas tanah, entah bagaimana
akibatnya, dirinya juga tak berani mengambil resiko terlalu
banyak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sinar mata yang ditinggalkan Jien Muh Nio pada saat
hendak meninggalkan dirinya masih terus terbayang
dihadapannya, membuat dia dapat menahan napsu
membunuh di dalam dirinya dan melepakan diri Lok Yang
Hong, dia membiarkan Lok Yang Hong pergi seorang diri.
Boen Ching tidak mengetahui dia berbuat demikian itu
benar atau tidak, terhadap akibat dari urusan ini diapun tidak
berani untuk memastikannya.
Tapi sekarang dia telah mempercayai sepenuhnya kalau
perbuatan yang dilakukan nya itu sama sekali tidak salah,
apabila dia membunuh diri Lok Yang Hong kiranya pada saat
itu dia akan merasa menyesal untuk selamanya.
Dia memandang hingga bayangan punggung Lok Yang
Hong lenyap dari pandangan setelah itu dia menghembuskan
napas, ketika mendongakkan kepalanya tampak sinar mata
hari munculkan diri diufuk timur.
Boen Ching sekali lagi melanjutkan perjalanannya menuju
kearah depan.
Pada saat bayangan matahari hendak muncul itulah dari
kejauhan tampak muncul nya padang rumput yang luas,
dalam hati Boen Ching merasa sangat girang sekali, kalau
memangnya telah keluar dari daerah Gurun pasir, perjalanan
yang akan ditempuh tak akan jauh dan segera akan tampak di
puncak gunung Pan Liong Ling.
Setelah berjalan keluar dari gurun pasir, pemandangan
diatas padang rumput pun mempunyai keistimewaan yang lain
dari pada yang lain.
Angin kencang bertiup membuat rumput bergoyang tak
henti-hentinya, bau lembah nan harum disertai dengan hawa
yang segar segera menghentikan perasaan panas dan kering
yang terdapat ditengah gurun pasir membuat perasaan orang
yang berada disana sangat nyaman sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching menarik napas panjang- panjang, dan
melanjutkan perjalanannya ke arah depan.
Setelah lewat setengah jam kemudian tampak sebuah
bayangan berwarna hijau dengan sangat cepat sekali
berkelebat dihadapan matanya.
Dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut sekali, jarak
tempat itu dengan puncak Ban Liong Ling telah sangat dekat,
bukankah orang ini adalah orang-orang partai Mie Cing bun?
Bayangan hijau yang muncul secara mendadak itu nampak
berlari menuju ke arah tujuan yang berlawanan dengan diri
Boen Chbing, agaknya dida tak tahu kalaau ditempat itu
bterdapat seorang yang sedang mengintip kearahnya.
Boen Ching mengerutkan alisnya, dalamn hati diam-diam
pikirnya, dengan jarak demikian jauhnya, kecuali seorang yang
telah sangat hapal dengan keadaan ditempat ini, tak mungkin
orang itu dapat muncul dengan seenaknya ditempat tersebut.
Tapi apabila orang ini adalah anak murid dari partai Mie Cong
Bun tak mungkin juga akan memunculkan dirinya dengan
begitu saja.
Anak murid perempuan dari partai Mie Cong Bun dia hanya
mengenal orang Liauw Cing Ce saja, tetapi bayangan wanita
itu tak mungkin adalah bayangan dari diri Liauw Cing Ce, lalu
siapakah orang itu? dalam
hatinya tak terasa lagi timbul perasaan curiganya.
Sekonyong-konyong bayangan berwarna kuning yang
sangat dikenal olehnya berkelebat dihadapan matanya.
Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, orang itu
ternyata bukan orang partai Mie Cong Bun, sebaliknya adalah
Toa supeknya, Wu Tuh Sin Coen, Cu Khek Ci Yun adanya,
sama sekali tak pernah diduga olehnya kalau Cu Khek Ci Yun
dapat muncul ditempat ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cu Khek Ci Yun terus menerus tampak mengejar dimana
wanita berbaju hijau itu berkelebat.
Boen Ching menjadi tertegun, segera dia melayangkan
tubuhnya, bagaikan terbang cepatnya mengejar ke arah di
mana Cu Khek Ci Yun lari, sambil mengejar tak hentinya dia
berteriak dengan keras:
"Toa Supek !"
Cu Khek Ci Yun yang secara mendadak mendengar ada
orang yang sedang memang-gil namanya, tubuhnya sedikit
terhenti kemudian membalikkan tubuhnya memandang ke
arah Boen Ching.
Boen Ching dengan cepat bertari kearah depan, sambil
membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada diri Cu-
Khek Ci Yun panggilnya:
"Toa Supek!"
Dia mendongakkan kepalanya, tampak pada saat ini Cu
Khek Ci Yun jatuh lebih kurusan dari pada waktu dulu, bahkan
wajahnya agak hitam karena terbakar, sedang air mukanya
penuh diliputi oleh kemurungan.
Cu Khek Ci Yun tampak Boen Chibng munculkan ddirinya
ditempata itu, dia tertabwa dengan paksa, ujarnya.
"Kiranya adalah kau, kita telah berpisah lama sekali."
Sambil berkata dia mendongakkan kepala nya memandang
sekeliling tempat itu.
Ujar Boen Ching kepada diri Cu Khek Ci Yun.
"Toa supek apakah sedang mencari seorang wanita berbaju
hijau?"
Cu Khek Ci Yun menganggukkan kepalanya, Boen Ching
tersenyum, ujarnya lagi.
"Dia berlari dari arah situ".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil berkata tangannya menunjuk kearah dimana wanita
berbaju hijau itu melenyap kan dirinya.
Cu Khek Ci Yun memandang sekejap kearah dimana wanita
berbaju hijau itu melenyapkan dirinya, agaknya dia sedang
siap untuk mengadakan pengejaran, tetapi mendadak dia
menghela napas panjang, sahutnya.
"Sekalipun berhasil mengejar dia juga tak mungkin akan
mau keluar menemui diriku".
Pada saat pikiran Boen Ching bergerak itu, segera dia telah
mengetahui siapakah sebenarnya wanita berbaju hijau itu.
Dia menudukkan kepalanya, kepada Cu Khek Ci Yun,
ujarnya.
"Toa supek, aku pergi menemui sukouw bagaimana?"
Cu Khek Ci Yun menjadi tertegun, tanyanya:
'Kau"
Boen Ching mendongakkan kepalanya memandang tajam
kearah Cu Khek Ci Yun, kemudian tersenyum dengan
manisnya.
Cu Khek Ci Yin memandang kearah Boen Ching, tetapi Boen
Ching ternyata demikian kukuhnya pada waktu dia tersenyum
itu membuat perasaan didalam hatinya bergolak dangan
hebatnya, dengan perlahan dia menggelengkan kepalanya.
Boen Ching tersenyum lagi, tubuhnya bergerak, kedua
orang itu bersamaan waktunya pula berlari mengejar dimana
Suma Ing melenyapkan dirinya.
Tak lama kemudiran, sampailah mtereka disebuahq
pegunungan, kerdua orang itu melanjutkan perjalanannya
memasuki lembah dari pegunungan itu.
Cu Khek Ci Yun melihat gerakan Boen Ching demikian
gesitnya, tak terasa lagi dalam hatinya merasa sedikit terkejut,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemajuan yang dicapai Boen Ching dalam kepandaiannya,
sungguh sangat luar biasa sekali, mana dia bisa menyusulnya.
Ketika ujung matanya melirik, kedua orang itu segera dapat
melihat sebuah bayangan hijau dengan cepatnya berkelebat
menuju kesebuah ujung pada lembah pegunungan tersebut.
Dengan suara yang perlahan ujar Boen Ching kepada diri
Cu Kek Ci Yun.
'Toa supek aku berangkat terlebih dulu !"
Cu Khek Ci Yun mengangguk, tubuh Boen Ching segera
berkelebat bagaikan kilat cepatnya melayang menuju kearah
dimana bayangan hijau tadi melenyapkan dirinya.
Cu Khek Cilun melihat hal ini dia cuma menghela napas
dengan perlahan, pada saat kesempurnaan ilmu meringankan
tubuh yang dimiliki Boen Ching dapat diduga jauh berada
diatasnya, sekalipun Shie Yun Ku yang di sebut sebagai jago
nomor wahid didalam ilmu meringankan tubuhpun kiranya
juga harus mengakui kelihayannya.
Berpikir sampai disini, tubuhnya segera bergerak dengan
perlahan menuju kelembah pegunungan tersebut.
Tubuh Boen Ching bagaikan bertiupnya angin saja, dengan
sangat cepat sekali berkelebat menuju ke arah belakang
lembah tersebut.
Terlihat bayangan hijau itu berkelebat dengan cepat
didepannya dan terlihat pula bayangan itu menerobos masuk
kedalam sebuah gua yang terdapat dihadapannya.
Boen Ching menarik napas panjang-panjang, setelah berdiri
termenung beberapa saat lamanya, segera ia berlari menuju
kearah gua tersebut, tanpa ragu-ragu lagi setelah tubuhnya
mencapai didepan gua itu, tubuhnya segera berkelebat
memasukinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengarlah dari dalam gua berkumandang keluar suara
bentakan yang amat nyaring.
"Siapa ?"
Boen Ching telah memasuki gua itu, tak berani dia
mendongakkan kepalanya, segera dia menjatuhkan diri
berlutut dihadapan wanita berbaju hijau itu, ujarnya:
"Sutit Boen Ching, memberi hormat kepada Sukouw ! "
Sehabis memberi hormat, dengan perlahan dia
mendongakkan kepalarya, dibawah pantulan sinar matahari
tampak seorang wanita berubia pertengahan yang mempunyai
wajah putih bersih, cantik dan sangat tenang sekali duduk
bersila diatas sebuah batu gunung.
Air muka dari wanita berbaju hijau itu sedikitpun tak
memperlihatkan perasaan gusarnya, setelah memandang
tajam ke arah Boen Ching, kemudian barulah sahutnya.
Kau anak murid dari siapa?? mengapa menyebut diri
sebagai Sukouw?
'Tahukah kau siapakah aku sebenarnya??"
Sahut Boen Ching dengan cepat.
"Sutit Boen Ching, suhuku adalah Ie Bok Tocu Shie Yun Ku!
".
Dari mata wanita berusia pertengahan itu tampak
memancar keluar suatu sinar mata yang sangat sukar sekali
untuk diduga artinya, dengan perlahan ujarnya.
'Bagaimana kau dapat mengetahui kalau aku adalah Suma
Ing? apakah Cu Khek Ci Yun yang memberi tahukan
kepadamu?".
Suma Ing tertawa tawar, sahutnya lagi.
"Aku tidak menginginkan untuk menemui dirinya kau
datang kemaripun juga tak ada gunanya".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan perlahan sahut Boen Ching.
"Urusan diantara Sukouw serta diri Toa supek, Toa supek
pernah menceritakan kepada diri sutit, pada beberapa tahun
waktu itu dia menyesali dirinya sendiri sehingga tak berani
menemui diri sukouw, tetapi ketika waktu itu bertemu dengan
Suma Te Loocianpwee, dia barulah mulai mencari jejak dari
sukouw, pada saat mengatur barisan pedang waktu itu diapun
hampir-hampir kehilangan nyawanya karena terpecahnya
pikiran karena memikirkan diri sukouw".
Suma Ing tetap duduk tak bergerak sedikitpun juga,
dengan perlahan dia tertawa tawar, ujarnya.
"Dia masih mempunyai pesan apab lagi, lebih badik kau
mewakilia dirinya untuk bmemberi tahu kepadaku, sehabis
berpesan biarlah dia merasa puas".
Boen Ching mengangkat kepalanya memandang kewajah
Suma Ing, sahutnya.
"Kesemuanya ini bukanlah Toa supek yang menyuruh diriku
memberitahukan kepada Su kouw, diapun tak mungkin akan
menyuruh diriku untuk menyampaikan beberapa perkataan,
apa Sukouw ingin mendengarkannya?".
Suma Ing tertawa tawar, ujarnya.
'Tidak perduli pesan ini adalah hasil suruhan dirinya, atau
perkataanmu sendiri, lebih baik kau bicaralah terlebih dahulu".
Boen Ching menundukkan kepalanya, dengan perlahan ia
memejamkan matanya setelah lewat beberapa saat kemudian
barulah ujarnya.
"Sutit mempunyai kawan wanita yang sangat akrab sekali,
kali ini sutit pergi keatas puncak gunung Ban Liong Ling dulu
setelah urusan ini selesai, apabila dia menyetujui aku mau
mengawininya untuk pergi ke penjuru dunia manapun".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil berkata dia mendongakkan kepala nya memandang
kearah Suma Ing.
Suma Ing dengan tenang saja memandang kearah Boen
Ching, sepatah katapun tak di ucapkannya keluar.
Dalam hati Boen Ching segera merasakan bahwa sekalipun
diluarannya kelihatan Suma Ing ini agak kukuh pada
pendiriannya sendiri, tetapi pada hakekatnya sebenarnya dia
sangat halus dan penurut, dia berbuat demikian kemungkinan
sekali dikarenakan suatu pikiran masih mengganggu seluruh
jalan pikirannya.
Boen Ching berpikir beberapa saat, kemudian ujarnya
kembali:
'Aku sungguh mencintai dirimu!"
Sambil berkata dia mengingat kembali wajah dari Bwee
Giok, tak terasa lagi pada wajahnya tampak suatu senyuman
manis.
Suma Ing yang melihat sikap Boen Ching waktu berbicara
ternyata demikian serius dan penuh dengan rasa cinta, tak
terasa lagi dia menundukkan kepalanya.
Boen Ching se olah-olah sama sekali tidak memperhatikan
sikap serta perubahan air muka yang terjadi pada diri Suma
Ing, dcbngan perlahan ldanjutnya lagi:
a"Tetapi ketika baku jatuh cinta untuk pertama kalinya
ternyata telah mencintai seorang gadis lainnya, seorang gadis
yang tertera pada gambar sebuah cermin"
Selesai berkata dia berhenti sejenak dan terbayang kembali
wajah dari Sek Giok Siang didalam benaknya.
Mendadak Suma Ing dengan ragu-ragu bertanya.
Apakah cermin Thian Tuen?".
Sahut Boen Ching dengan bimbang pula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Didalam suatu kejadian yang sangat kebetulan Suma Ing
pernah melihat cermin Thian Tuen itu satu kali sehingga
kedua orang itu pada saat ini segera terjerumus kedalam
lamunannya masing-masing, sedang bayangan dari gambar
gadis cermin itu terbayang kembali didalam benak mereka
masing-masing.
Dengan perlahan Boen Ching melanjutkan ucapannya.
"Cermin Thian Tuen itu telah beberapa kali menolong
nyawaku, pertama kali menolong diriku dari tangan Chang Sun
Loei, sedang yang kedua kalinya dari tangan Ouw Yang Bu
Kie, oleh karena itu secara tidak sadar aku telah menyintai
gadis yang tertera pada cermin tersebut".
Suma Ing pun dengan tak sadar terjerumus kedalam
lamunannya, gambar dari gadis yang tertera pada cermin itu
sangat cantik sekali dan sukar dibandingkan dengan
kecantikan gadis lainnya, sekalipun dirinya sendiri adalah
seorang wanita juga, tetapi diapun suka padanya.
Boen Ching berhenti sejenak, kemudian ujarnya.
"Tetapi gadis itu mendadak telah berubah menjadi seorang
gadis sungguh-sungguh".
Dengan bingung tanya Suma Ing:
"Sungguhkah?? ".
Boen Ching mengangguk, sahutnya:
"Sungguh dia bernama Sek Giok Siang, dan wajahnya mirip
sekali dengan gadis pada cermin itu.
Boen Ching dan diri Suma Ing dikarenakan cermin Thian
Tuen itu, sekali lagi mereka terjerumus kedalam lamunannya
masing2.
Kedua orang itu dengan tak berbicara lagi saling
menundukkan kepalanya berpikir, setelah lewat beberapa saat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kremudian mendadatk Boen Ching meqngangkat kepalar nya
kembali, ujarnya.
"Tetapi didalam kenyataannya, aku sama sekali tidak
menyintainya''.
Suma Ing bagaikan merasa sangat terkejut sekali,
mendadak dia mengangkat kepalanya tanyanya kepada Boen
Ching.
'Mengapa?".
Boen Ching dengan tajam memandang ke arah Suma Ing
beberapa saat lamanya, kemudian barulah sahutnya.
"Berbicara sesungguhnya, didalam kenya-taan nya aku
tidak menyintai dirinya, tetapi didalam pikiranku aku memaksa
diriku sendiri untuk menyintai dirinya".
Suma Ing dengan sinar mata yang tidak percaya
memandang kearah Boen Ching.
Boen Ching melanjutkan lagi.
"Didalam kenyataannya kecantikannya jika dibandingkan
dengan kawan gadisku jauh lebih cantik, kecantikannya ini
hampir- ham-pir membuat setiap pemuda yang bertemu
dengan dia menginginkan untuk mendapat kannya, tetapi
kesemuanya itu hanyalah palsu belaka".
Suma Ing mengeluarkan suara tertahan, tetapi tetap tak
mengucapkan sepatah katapun.
Ujar Boen Ching lagi.
"Apabila kau menganggap aku masih menyintai dirinya,
kiranya peristiwa yang menyedihkan segera akan timbul,
karena didalam kenyataan sebenarnya aku tidak menyintai
dirinya!'.
Suma Ing dengan termangu-mangu mendengar kan
seluruh perkataan yang diucapkan oleh Boen Ching itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Toa supek terhadap suhu pun demikian juga. Toa supek
mengira dia benar-benar mencintai suhuku, karena suhuku
dijodohkan kepada supekku ,yang kemudian barulah dia dapat
berpikir demikian, tetapi setelah dia kehilangan diri Sukouw
barulah dia mengetahui kalau dia mencintai suhuku itu
hanyalah terbatas didalam lamunannya saja, yang sebenarnya
dia sungguh-sungguh mencintai diri sukouw !"
Suma Ing dergan termangu-mangu duduk ditempat,
hampir-hampir dia tak mengetahui pada saat ini apa yang
sedang dia pikirkan.
Selama beberapa tahun ini dia selalu memikirkan, bahwa
mungkin Cu Khek Ci Yun mencintai dirinya adalah dikarenakan
wajahnya sedikit mirip diri Yun Ku, dan menganggap dirinya
sebagar jelmaan dari diri Shie Yun Ku.
Tetapi didalam kenyataannya dalam urusan ini tak mungkin
dapat menggunakan tubuh jelmaan segala.
Dia sendiripun mengetahui, tetapi dia sendiri menekan
pemikiran secara demikian, apabila berpikir secara demikian,
dia dapat memperoleh kegembiraan dikala berduka.
Perkataan yang diucapkan oleh Boen Ching ini tidak
terbatas pada urusan dirinya serta dari Cu Khek Ci Yun, ia pun
juga demikian adanya.
Didalam hati setiap orang lelaki tentunya mempunyai
seorang gadis kecintaannya didalam khayalannya, ketika
mencapai suatu waktu dia akan mengalihkan apa yang
dilamunkan itu ke dalam tubuh seseorang, sehingga dengan
demikian dapat memenuhi keinginan yang di harapkan.
Boen Ching mendongakkan kepalanya, tampak pada saat
ini Suma Ing sedang duduk termangu-mangu tak
mengucapkan sepatah kata pun.
Segera bangkit berdiri, tampak Suma Ing seolah-olah tidak
melihat dirinya sama sekali. Boea Ching segera berjalan keluar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari gua. Tampak Cu Khek Ci Yun berdiri tegak di mulut gua
dari alam, mendongakkan kepala nya memandang ke
angkasa, air mukanya penuh di liputi oleh kemurungan.
Boen Ching segera berjalan mendekati, ujarnya.
"Toa supek sekarang masuklah ke dalam gua untuk
menemui diri Sukouw."
Cu Khek Ci Yun menjadi tertegun, dia berjalan masuk
kedalam gua, sedang Boen Ching yang berdiri dengan
tenangnya didepan gua, setelah menanti beberapa saat
lamanya tetap tak mendengar suara yang terdengar keluar
dari dalam gua itu, segera ia tersenyum dan melanjutkan
perjalanannya menuju kepuncak gunung Ban Liong Ling.
ooo0ooo
BOEN CHING yang berlari dengan cepat menuju ke puncak
gunung Ban Liong Ling, lama kemudian sampailah mereka
dibawah puncak gunung itu.
Dia mendongakkan kepalanya memandang puncak Ban
Liong Ling yang menembus awan itu, disekeliling tebing itu
tampaklah batu-batu tajam yang tidak merata tersebar
diseluruh pelosok, sehingga bentuknya mirip sekali dengan
sebuah naga yang sedang melingkar.
Sekeliling puncak gunung Ban Liong- Ling ini penuh
dikelilingi oleh kabut yang sangat tebal, sebenarnya partai Mie
Cong Bun ini sudah sangat jarang orang yang mengetahui
namanya, ditambah lagi dengan diselimutinya markas mereka
dengan kabut yang demikian tebalnya ini, menambah
keseraman serta kemisteriusannya saja.
Baru saja Boen Ching memandang puncak itu dengan
terpesona ? mendadak terdengar suara panggilan yang
berkumandang datang. 'Ching Toako !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching segera tertegun, ketika dia menoleh tampak
dibelakang sebuah batu raksasa muncullah sebuah wajah
yang sedang tersenyum, orang itu tak lain adalah Bwee Giok
adanya, dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut
bercampur girang, ujarnya:
"Bagaimana kau bisa berada ditempat ini"
Bwee Giok segera keluar dari tempat persembunyiannya,
setelah memandang sekejap pada puncak gunung itu, sambil
tersenyum ujarnya:
"Aku pikir kau tentunya telah datang kemari, maka aku
juga dapat kemari menanti kedatanganmu."
Dalam hati Boen Ching benar-benar merasa sangat girang
sekali, pada saat ini didalam hatinya sedang memikirkan
tentang keadaan Bwee Giok, sedang bayangan dari Bwee Giok
pun terbayang terus didalam benaknya, saking girangnya
hampir-hampir dia tak dapat mengucapkan sepatah kata pun.
Bwee Giok sambil tersenyum memandang sekejap ke arah
Boen Ching, kemudian memandang pula keatas puncak
gunung, ujarnya.
"Gihu ku berkata bahwa orang-orang dari Partai Mie Cong
Bun selamanya membenci setiap orang yang menaiki puncak
Ban Long Ling mereka ini, dia bilang bahwa waktu naik keatas
puncak itu kau harus sedikit berhati-hati."
Boen Ching berjalan mendekati tubuh Bwee Giok dan
memandang sambil tersenyum, setelah memandang sekilas
keatas puncak gunung Ban Liong Ling itu sekejap, dengan
perlahan ujarnya.
"Kita sekarang pergi, bagaimana menurut kau ?."
Sambil berkata dia miringkan kepalanya memandang ke
arah Bwee Giok.
Bwee Giok sambil tersenyum sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'Aku memang sedqng berpikir untuk berkata demikian
kepadanya."
Boen Ching tersenyum, tangan kanannya menggandeng
sebelah tangan Bwee Giok, dan berjalan menuju keatas
puncak Ban Liong Ling.
Tubuh kedua orang itu dengan cepat telah masuk didalam
lingkungan kabut yang amat tebal itu, pemandangan
dihadapannya pun segera berubah, ditengah kabut yang
sangat tebal ini sangat sukar sekali untuk meman-dang lebih
jauh, lagi, setelah memasuki daerah yang tertutup dengan
kabut itu barulah dapat melihat bahwa kabut tersebut tidaklah
begitu tebal, ditengah kabut tampaklah berjajar tumbuhan
pohon siong yang tumbuh dengan suburnya.
Bwee Giok setelah berdiri tegak, segera dia memandang
kesekeliling tempat itu, sambil tersenyum ujarnya.
"Kabut ini kelihatannya tedak begitu tebal, sungguh tak
terkira pemandangan diatas puncak gunung Ban Liong Ling ins
dapat demiktan indahnya.
Boen Ching tersenyum, ujarnya.
"Pada saat seperti ini bagaimana mendadak kau
mempunyai niat untuk melihat pemandangan? kalau begitu
lebih baik kita berjalan dengan perlahan-lahan saja".
Bwee Giok menjadi tertegun, diapun merasa sangat heran,
mengapa dirinya secara mendadak dapat mempunyai niat
untuk menikmati pemandangan sambil bermesra-mesraan
dengan diri Boen Ching, dia merasakan apabila Boen Ching
berada disisinya, dia merasakan seolah-olah tak mau
mengurusi lagi apa yang terjadi disekitar tempat tersebut.
Kedua orang itu dengan berdampingan dengan perlahan
melanjutkan perjalanannya ke arah depan.
Kabut putih yang mengelilingi sekitar tempat itu dengan
perlahan mulai mengepul makin berat kearah atas, sedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari tempat kejauhan berkumandang datang suara tiupan
seruling yang sangat nyaring.
Boen Ching segera manghentikan langkah kakinya,
tangannya menarik tubuh Bwee Giok ke belakang. setelah
mengerutkan alisnya, sambil tersenyum ujarnya kearah Bwee
Giok.
"Orang-orang dari partai Mie Cong Bun mulai menghalangi
perjalanan kita ke atas puncak"
Bwee Giok menoleh memandang kesekeliling tempat itu,
tampak diantara suara bertiupnya suara seruling itu, daun-
daun pohon siong berguguran ke atas tanah, dengan tergesa-
gesa segera didorongnya tubuh Boen -Ching ujarnya.
"Coba kau lihat !"
Boen Ching yang melihat keadaan itu dalam batinya merasa
sangat terkejut sekali, dihadapannya secara samar-samar
telah terlihat segulung haws murni yang sangat hebat dengan
perlahan-lahan menekan ketubuh mereka berdua.
Didalam hatinya segera sadar bahwa orang-orang dari
partai Mie Cong Bun telah mulai melancarkan serangannya
untuk mendesak dirinya berdua turun kembali dari atas
puncak gunung Ban Liong Ling ini.
Tetapi sama sekall tak terduga olehnya kalau tenaga
tekanan tersebut dapat demikian hebatnya.
Angin kencang membuat pohon-pohon siong yang tumbuh
disekitar tempat itu bergoyang tak henti-hentinya, pikirannya
baru saja bergerak, tapi tenaga pukulan yang bagaikan
menggulungnya ombak ditengah samudra tersebut telah
mendesak kearah dirinya berdua tak kurang dari satu kaki.
Boen Ching dengan cepat mendorong tubuh Bwee Giok
kebelakang tubuhnya, sambil bersuit yaring sepasang telapak
tangannya dengan sekuat tenaga melancarkan serangan ke
depan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dimana sepasang telapak tangan Boen Ching menerjang,
segera terlihatlah tujuh buah hawa murni yang berlainan
warnanya bergabung membentuk sebuah dinding hawa murni
yang sangat kuat menahan didepan tubuh kedua orang itu.
Hawa murni kedua belah pihak dengan cepat terbentur
menjadi satu, terdengar suara berbunyinya seruling itu
mendadak berubah menjadi tinggi melengking menusuk
telinga, Boen Ching segera merasa didepan tubuhnya didesak
oleh segulung hawa dahsyat tak tertahan lagi tubuhnya
terdesak mundur dua langkah ke belakang.
Dalam hatinya merasa sangat terkejut sekali, lututnya
dengan cepat diluruskan kuat-kuat dengan paksa dia menahan
tubuhnya yang terhuyung kebelakang.
Suara seruling sekali lagi, berkumandang menembus awan,
sedang tekanan hawa murni yang mencekam tubuhnyapun
makin lama makin bertambah besar.
Bon Ching dengan cepat menarik napas panjang, dia tidak
mengetahui siapakah sebenarnya orang yang memiliki tenaga
dalam demikian tingginya, tetapi didalam hatinya dia sadar
bahwa apabila suara seruling itu sekali lagi berkumandang
menekankan kearah tubuhnya, dia tak akan sanggup bertahan
lebih lama lagi.
Pada saat ini dia telah mengerahkan seluruh tenaga
dalamnya untuk menghadapi tekanan hawa murni yang
berada dihadapannya, apabila dia tak sanggup untuk bertahan
lebih lama lagi, tubuhnya bukannya mundur kebawah puncak,
sebaliknya tubuh mereka berdua akan tergetar dan terpental
jatuh kedalam jurang.
Pikiran Boen Ching dengan cepat bergerak, sekali lagi dia
menarik napas panjang-panjang dan melancarkan serangan.
Pada saat tujuh buah hawa murni yang menghalangi
didepan tubuhnya telah terdesak hingga terpukul buyar
kurang lebih sejauh tiga kaki.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tangan kanan Boen Ching dengan cepat dibalik, pedang
Cing Hong Kiamnya bagaikan kilat cepatnya telah mental
keluar dari pinggangnya, dengan suara gemerincingan yang
sangat nyaring, dinding hawa murni itu bagaikan kilat
cepatnya telah dapat ditekan kembali.
Bersamaan itu pula ditengah menyambar nya sinar pedang
Cing Hong Kiam yang menyilaukan mata, tubuh pedang itu
mem-bobol dengan hebatnya kedepan, membuat dinding
hawa murni itu terbobol sebuah lubang ber bentuk segi tiga.
Hawa murni yang sangat hebat itu dengan cepat
menyambar lewat sisi tubuh kedua orang itu.
Dengan halus bisik Boen Ching ke arah Bwee Giok.
"Giok Moay ! Kita cepat pergi."
Sambil berkata dengan cepat menarik tangan Bwee Giok,
ditengah menyambarnya sinar pedang Cing Hong Kiam, tubuh
kedua orang itu dengan sangat cepatnya berkelebat naik
keatas puncak gunung.
Dinding hawa murni yang sangatb kuat didepan dtubuhnya
mendadaak hilang lenyabp tanpa bekas, sedang dihadapan
mereka berdua muncullah tiga orang.
Boen Ching dengan cepat menahan tubuhnya, didepannya
tampak tiga orang yang duduk bersila disebuah batu raksasa
berwarna hijau, dua orang diantaranya adalah Lie Hun Yu She,
Siang Yang Seng sera Pek In Khek, Shu Kiam Hoan sedang
disisi nya seorang kakek berbaju putih dia tak mengenalnya.
Dihadapan tubuh ketiga orang itu, tampak sebuah seruling
raksasa yang digantungkan di atas sebuah pohon besar.
Didalam hati Boen Ching telah mempunyai perhitungan, dia
menarik napas panjang, dengan sangat tenang sekali berdiri
ditempat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketiga orang itu dengan tajam memandang kearah Boen
Ching, terlihat kakek berbaju putih itu tersenyum, ujarnya.
"Boen Ching! Kau ternyata tidak memalukan sehagai ahli
waris dari ilmu khiekang Chiet Kong Kang Khie, dan kini dapat
berhasil menaiki puncak gunung Ban Liong Ling ini."
Boen Ching tersenyum, sambil mendongak sahutnya.
"Masih belum apa-apa ! bukankah kini kita masih berada
dipinggang puncak gunung ? untuk sampai diatas puncak
gunung masih kurarg lebih setengah jalanan lagi !"
Kakek berbaju putih itu mengerutkan alisnya, dan tak
mengucapkan kata-kata lagi.
Lie Hun Ya She Siang Yang Seng tertawa dingin, ujarnya.
"Kau masih ingin naik keatas puncak ? sekali pun berhasil
menerobos sampai disini, tetapi kau telah menderita luka
dalam yang sangat parah, apakah kau sendiri tidak
merasakannya ? '
Boen Ching segera menarik napas panjarg panjang, dia
sama sekali tidak merasakan di dalam tubuhnya terdapat
perasaan yang aneh, dia hanya tersenyum saja.
Lie Hun Yu Sne tertawa dingin lagi, ujarnya.
"Coba kau lihatlah kawanmu itu.'
Boen Ching merasa sangat terkejut, dia menoleh
memandang sekejap kearah Bwee Giok, begitu dia melirik
dalam hatinya segera terasa sangat terkejut sekali, tampak
wajah dari Bwee Giok pucat pasi, dan sedang berdiri
mematung disana.
Pikirannya segera bergerak danb mengingat sesduatu hal,
suaraa seruling !
Benbar, tentu karena suara seruling itu, suara seruling
inipun mempunyai kekuatan untuk melukai orang, karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sesaat kurang memperhatikan akan hal itu membuat Bwee
Giok mungkin menderita luka dalam yang sangat berat sekali.
Siang Yang Seng tersenyum, ujarnya.
"Luka dalam yang kau derita tak dapat kau rasakan dengan
cepat dikarenakan tenaga dalammu yang sangat tinggi, tapi
pada saat ini berada disini, bagaimana dapat mengijin kan kau
untuk memulihkan tenagamu ?"
Air muka Boen Ching segera berubah, telinganya mendadak
mendengar suara yang sangat halus sekali berkumandang
datang, ketika dia menoleh untuk memandang, tampak jalan
perginya telah dihalangi oleh diri Cap Sah Lang serta Liauw
Cing Ce dua orang.
Boen Ching mengerutkan alisnya, dengan perlahan-lahan
duduk diatas tanah, kemu-dian dia membimbing Bwee Giok
duduk ke atas tanah pula, telapak kirinya dengan perlahan
ditempelkan ke punggung Bwee Giok, dan mulailah dia
mengerahkan tenaga nya untuk menyembuhkan lukanya.
Dalam telinganya lamat-lamat dia mendenagar Shu Kiam
Hoan tertawa dingin dan ujarnya.
"Siauwcut ini sungguh tidak mengetahui mati hidupnya,
urusan telah menjadi seperti ini, ternyata masih mempunyai
niat untuk menyembuhkan luka yang diderita orang lain!"
Tetapi kakek tua berbaju putih yang memandang keadaan
Boen Ching itu melihat dari mata Boen Ching memancarkan
sinar yang sangat tajam, didalam hatinya dia merasa sangat
terkejut, keteguhan serta kehebatan tenaga dalam yang
dimiliki Boen Ching ternyata demikian tingginya, hampir-
hampir dia tidak berani untuk mempercayainya.
Terdengar Shu Kiam Hoat bertanya lagi, ujarnya.
"Luka dalam yang diderita sendiripun belum sembuh, masih
hendak menyembuh kan luka yang diderita orang lain !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sehabis berkata dengan dingin dia mendengus.
Sinar mata kakek tua berbaju putih itu dengan perlahan
ditarik kembali dari wajah Boen Ching, dan beralih keatas
tubuh pemuda berbaju putih itu, dengan perlahan ujarnya.
"Cap Sah Lang, kau menyerang dia dengan menggunakan
pedangmu."
Pemuda berbaju rputih itu menjatdi tertegun, dqengan
ragu-ragur tanyanya.
"Apa ??? ,
Shu Kiam Hoan dengan Siang Yang Seng pun bersama-
sama merasa amat terkejut, kedua orang itu dengan perlahan
mendongak kan kepalanya memandang kakek berbaju putih
tersebut, dalam hati kedua orang itu diam-diam berpikir, bila
memangnya Boen Ching mau menambah luka dalam dirinya
makin bertambah parah, mengapa dirinya tidak melihat
perubahan selanjutnya !
Apabila Cap Sah Lang dengan mengguna kan pedangnya
maju menyerang, kiranya Boen Ching dapat bangkit berdiri
memberikan perlawanannya. tenaga dalam yang dimiliki Boen
Ching sangat tinggi sekali, luka yang dideritapun tidak begitu
berat, pada saat ini mungkin sebaliknya malah akan sedikit
merepotkan.
Kakek berbaju putih itu dengan sangat dingin sekali
memandang sekejap kearah ke dua orang itu, sepatah
katapun tak diucapkan ke luar.
Cap Sah Lang dengan perlahan segera membungkukkan
tubuhnya memberi hormat pada kakek tua berbaju putih itu,
tangan kanannya mendadak diayunkan jubah panjang nya
telah dilepaskan sehingga terlihatlah kedua belas bilah pedang
pendek yang tergantung pads tubuhnya dimana setelah
pedang nya berhasil dimusnahkan Boen Ching dia mencabut
lagi pedang- pedangnya yang baru.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tangan kanan Cap Sah Lang segera digerakkan, kedua
belas bilah pedang pendek itu berubah menjadi suatu
lingkaran sinar yang sangat besar sekali meluncur kearah
tubuh Boen Ching.
Telapak tangan kanan Boen Ching sedang menyembuhkan
luka dalam yang diderita oleh Bwee Giok, tetapi didalam
lingkaran serangan musuh tangguh, mana berani dia bertindak
gegabah, pedang Cing Hong Kiam ditangan kanannya
digerakkan, sambil menahan serangan musuh, dia
meneruskan usahanya menyembuhkan luka yang dideritanya
oleh Bwee Giok.
Gerakan pedang yang dilancarkan Cap Sah Lang itu makin
lama makin bertambah santar, tetapi Boen Ching telah
menyalurkan ilmu 'Thay Thien Kioe Sih" kedalam jurus
pedangnya, dengan gerakan yang sangat mudcah sekali dia
telah berhasil memunah kan dan mematahkan seluruh
serangan yang dilancarkan oieh Cap Sah Lang tersebut.
Tampak hal ini sepasang mata kakek berba ju putih, Shu
Kiam Hoan serta Siang Yang Song memancarkan sinar yang
sangat tajam sekali.
Tak disangka sama sekali Boen Ching ternyata memiliki
kepandaian silat yang demikian tinggi serta nyali yang
demikian tebalnya, sehingga dia berani melawan serangan
musuh sambil menyembuhkan luka dalam orang lain.
Kepandaian silat yang dimiliki Cap Sah Lang bukanlah dapat
dipandang rendah, tetapi sama sekali tak pernah diduga kalau
Boen Ching ternyata berani berbuat demikian.
Gerakan pedang Cap Sah Lang segera berubah, sebentar
pedangnya ditarik dan kemudian dilancarkan kembali,
sehingga membentuk dua buah lingkaran sinar yang maha
dahsyat, satu dari depan dan yang lain dari samping
menerjang dengan hebatnya ketubuh Boen Ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pedang Cing Hong Kiam ditangan kanan Boen Ching segera
digetarkan dan diobat-abitkan kesekeliling tubuhnya, didalam
sekejap saja dia telah melancarkan lima kali serangan hebat.
Cap Sah Lang tertawa dingin, sepasang telapak tangannya
ditekan kebawah, di tengah berkelebatnya sinar pedang
lingkaran sinar yang menyerang samping tubuh Boen Ching
segera menjadi buyar dan terbentuk kembali kedua belas bilah
pedang pendek itu dan meluncur dengan cepatnya ketubuh
Boen Ching.
Gerakan pedang Cing Hong Kiam di tangan Boen Ching
yang diobat-abitkan itu dengan cepat dapat dipunahkan oleh
serangan musuh ini, sekalipun keenam bilah pedang pendek
yang menyerang depan tubuhnya berhasil dipunahkan, tapi
keenam bilah pedang pendek yang menerjang samping
tubuhnya bagaikan kilal cepatnya telah menerjang dekat
ketubuh Boen Ching tak lebih tiga kaki didepannya.
Tampak hal ini, kakek tua berbaju putih itu mengerutkan
alisnya, sedang dari bibirnya segera tersungging suatu
senyuman yang sangat girang.
Pada saat ini mendadak Boen Ching melototkan sepasang
matanya, pedang Cing Hong Kiamnya dibalik, menggunakan
gagang pebdangnya dia memdatahkan ke enama bilah pedang
pbendek yang menerjang tubuhnya itu.
Begitu gerakan dari keenam bilah pedang pendek itu
terhalang, Boen Ching dengan cepat menggerakkan ujung
pedangnya dari dalam didorong kearah luar, didalam sekejap
mata saja dia telah berhasil mematahkan ke enam pedang
pendek tersebut.
Air muka kakek tua berbaju putih itu segera berubah hebat,
mendadak bentaknya.
"Cap Sah Lang cepat mundur ? '
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cap Sah Lang dengan segera menarik kembali pedangnya
dan mengundurkan dirirya kebelakang, sedang air muka dari
Siang Yang Seng serta Shu Kian Hoan pun dengan perlahan
berubah hebat.
Kakek tua berbaju putih itu dengan sangat dingin sekali
memandang kearah Boen Chtng tampak sepasang mata Boen
Ching dipejam kan, dengan memusatkan seluruh perhatiannya
berusaha untuk menyembuhkan luka dalam yang diderita oleh
Bwee Giok.
Diam-diam pikirnya.
"Dengan tenaga dalam yang dimiliki Boen Ching saat ini,
apabila dia mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk
menyembuh kan luka dalam yang diderita oleh Bwee Giok,
agaknya luka dari Bwee Giok itu segera bisa disembuhkan
kembali seperti sedia kala !"
Berpikir sampai disitu, tampak kakek tua berbaju putih itu
dengan perlahan bangkit berdiri.
Siang Yang Seng serta Shu Kiam Hoanpun bersama sama
bangkit berdiri, merekapun dalam hatinya paham bahwa
dengan keadaan situasi seperti ini, apabila mereka bertiga
bekerja sama bukankah dengan sangat mudah sekali mereka
akan berhasil melenyap kan Boen Ching dari atas permukaan
bumi? Kepandaian yang dimiliki Boen Ching sekalipun sangat
tinggi, tapi apabila hendak melawan mereka bertiga sekaligus,
maka akan jauh ketinggalan kebelakang, apalagi luka yang
diderita Bwee Giok masih belum sembuh benar-benar,
ditambah pula luka dalam yang diderita Boen Ching sendiripun
belum disembuhkan.
Sekalipun pada saat ini Boen Ching tetap mengerahkan
seluruh tenaga dalamnya untuk menyembuhkan luka dalam
yang diderita oleh Bwee Giok, tapi terhadap segala gerak gerik
yang bagaimanapun perlahannya di luar dia dapat
mengetahuinya dengan sangat jelas sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu kakek tua berbaju putih, Siang Yang Seng serta Shu
Kiam Hoan bangkit berdiri dia telah mengetahuinya dengan
sangat jelas, sekalipun dia masih tetap melanjutkan usahanya
untuk menyembuh kan luka dalam yang bdiderita oleh Bdwee
Giok, tetapai didalam hatinbya dia telah memikirkan cara
untuk meloloskan diri dari kepungan tersebut.
Kakek tua berbaju pu(ih itu setelah bangkit berdiri,
matanya berkedip kedip, dia jago sebagai nomor wahid dari
partai Mie Cong Bun, mana mau dengan demikian saja terus
bergerak melawan Boen Ching? dia tak ingin merendahkan
kedudukannya yang sangat tinggi itu.
Dengan perlahan tanyanya pada Boen Ching.
"Boen Ching, kau telah memperhatikan diriku ??"
Air muka Boen Ching segera menampilkan senyuman yang
manis, dia tahu luka dalam yang diderita Bwee Giok pada saat
ini telah sembuh benar-benar, dia dapat menahan serangan
gabungan dari lima orang itu sekaligus, dan membiarkan Bwee
Giok seorang diri turun dari puncak itu terlebih dahulu.
Dan tentu kakek tua berbaju putih itu pun mengetahuinya,
dia tertawa dingin, dalam hati pikirnya:
"Sekalipun luka dalam yang diderita gadis itu telah sembuh
benar-benar, kau pun tidak mungkin akan berhasil pergi dari
sini dengan demikian mudahnya.
Telapak tangan kiri Boen Ching segera di tarik kembali,
sedang air mukanya pun berubah menjadi dingin sekali.
Sekalipun didalam hatinya dia berpikir secara demikian,
tetapi dengan keadaan situasi dihadapannya pada saat ini,
Bwee Giok mana mau meninggalkan dia seorang diri disana
untuk turun gunung terlebih dahulu?? Sekali pun waktu diatas
gunung Siong San Bwee Giok pernah meninggalkan dia tetapi
situasi pada saat ini tidaklah sama dengan situasi pada waktu
itu, apalagi menang kalahnya pun belum bisa ditentu kan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kiranya Bwee Giok tidak mungkin mau meninggalkan dia
seorang diri disana, lalu harus bertindak bagaimana??
Boen Ching berpikir sampai disini, perasaan hatinya pun
segera berubah menjadi dingin kembali.
Dengan perlahan lahan dia bangkit berdiri.
Bwee Giok pun membuka sepasang matanya, dia
memandang sekejap ke arah kakek tua berbaju putih itu,
sepatah katapun tak diucapkan dan berdiri disamping tubuh
Boen Ching, setelah itu dia mendongakkan kepala dan
tersenyum kearahnya.
Boen Ching menarrik napas panjatng- panjang danq
merasakan didarlam dadanya agak sesak, rasanya sinar
matanya segera berkelebat dan tersenyum masam.
Dengan tangan kirinya dia membimbing tubuh Bwee Giok,
sedang tangan kanannya dengan kencang menyekal pedang
Cing Hong Kiam yang telah sejak tadi dicabut keluar itu, dalam
hati pada saat ini dia hanya mengharapkan bahwa ketiga
orang itu jangan lah mengandalkan jumlah yang banyak untuk
merebut kemenangan.
Tetapi apabila dilihat sikap ketiga orang itu agaknya
harapannya itu sama sekali tak mungkin dapat terjadi.
Kakek tua berbaju putih itu dengan mengerutkan alisnya
memandang kearah Siang Yang Seng serta Su Kiam Hoan.
Boen Ching dengan sangat dingin sekali memandang ketiga
orang itu, kemudian sambil tersenyum dia memandang Bwee
Giok.
Tampak pada saat ini kakek tua berbaju putih itu dengan
perlahan mencabut keluar pedang panjang yang tersoren
diatas punggung nya itu, bersamaan waktunya pula Siang
Yang Seng serta Shu Kiam Hoan mencabut keluar pedang
panjangnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bertepatan dengan waktu itu pula, mendadak tampak
sebuah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali
melayang naik keatas puncak gunung itu, ditengah suara
tertawa keras yang sangat keras itu, Cap Sah Lang serta
Liauw Cing Ce dengan cepat membalikkan tubuhnya, tetapi
baru saja mereka menggerakkan tubuhnya, segera terasa
suatu tenaga dorongan yang maha dahsyat menerjang
ketubuhnya membuat mereka terdesak mundur kebelakang.
Semua orang yang berada didalam kalangan itu menjadi
sangat terkejut sekali, ketika Boan Ching menoleh
memandang, tampak orang yang baru saja datang itu adalah
Tok Thian Coen, Liuw Hoa Liong serta Han Cing Yu dan orang
yang bersama-sama bergerak mendatang.
Begitu Liuw Hoa Liong munculkan dirinya, tampak sebuah
bayangan hijau melayang turun dari arah Timur, sedang suara
yang sangat menggetarkan hati berkumandang datang
memasuki telinga semua orang yang berada dikalangan itu.
'Thian Hong ce Piat !'
Boen Ching yang mendengar perkataan tersebut, didalam
hatinya merasa sangat girang sekali, dengan cepat dia
menolehkan kepalanya, tampak orang yang baru saja datang
itu ternyata adalah suhunya, Ie Bok Tocu Shie Yun Ku adanya,
tampak pedang le Bok Kiam ditangannya menunjukkan kearah
langit.
Suara "Thian Hong Ce Piat" baru saja lenyap dari angkasa,
mendadak terdengar lagi suara yang menusuk telinga
berkuman-dang datang.
"Tee Siang Huan Fen!".
Lie Hwee Yu She, Lam Kong Hun dengan memakai jubah
berwarna merah membara munculkan dirinya dihadapan
semua orang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam hati Boen Ching makin merasa girang, matanya
berkedip tak henti-hentinya, barisan pedang "Ngo Heng Kiam
Tin" pada saat dan waktu semacam ini sekali lagi diatur,
sekalipun tentara langit yang menyerbu pun belum tentu akan
berhasil membobolkannya.
Tong Fang Hek tak lama kemudian munculkan dirinya pula
sedang "Hong Seng Yuen Ie` empat buah kata bersamaan
waktunya pula mendengung didalam telinga semua orang.
"Yun Shen Put Tong! ".
Baru saja suara itu bergema, tampak seorang sastrawan
berbaju putih telah melayangkan tubuhnya masuk ketengah
kalangan.
Orang yang baru saja datang ini ternyata adalah Han In
Coen, Seh Tu Hon adanya, pada saat ini jenggot serta
kumisnya yang awut-awutan telah lenyap, sehingga ketika
Boen Ching untuk pertama kali memandang nya hampir tak
dapat mengenalinya kembali, wajah asli dari Han In Khek tak
disangka sekali lagi dapat muncul pada saat seperti ini.
Mendadak terdengar suara yang sangat nyaring sekali
berkumandang datang memenuhi seluruh kalangan.
"Mie Ho Kan Koen! ".
Suaranya belum saja lenyap, Cu Khek Ci Yun telah
munculkan dirinya ditengah kalangan, segera dia
menempatkan dirinya ditengbah barisan mengdambil
kedudukana "Wu Tu?. Boen bChing yang tampak keadaan
seperti ini, sepasang matanya dipejamkan, dengan perlahan-
lahan dia menjatuhkan dirinya duduk bersila diatas tanah.
Kakek tua berbaji putih itu melihat lima orang murid kepala
dari Tan Coe Coen waktu itu bersama-sama munculkan
dirinya, matanya berkelebat tak henti-hentinya waktu
munculnya saja pengaruh dari kelima orang demikian
hebatnya, kiranya barisan' Ngo Heng Kiam Tin" ini sukar sekali
untuk di terjang begitu saja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia memandang sekejap kearah gerakan pedang kelima
orang itu, kemudian sambil tertawa ujarnya.
'Kalian berlima bukankah anak murid dari Tan Coe Coen?".
Tok Thian Coen, Liuw Hoa Liong yang berdiri diluar barisan
tertawa keras, sahutnya.
"Kau mengapa harus bertanya-tanya lagi barisan Ngo Heng
Kiam Tin tak ada kedua nya didalam dunia pada saat ini,
sekalipun ada orang lain, kiranya juga tak berani untuk
mencoba-cobanya".
Kakek tua berbaju putih itu tersenyum, dengan tawar
ujarnya lagi.
"Loohu Chie Siauw Cie, Shia Yu adanya, apakah kau pernah
mendengar?".
Liuw Hoa L ong tertawa besar ujarnya.
Biasanya orang-orang partai Mie Cong Bun sangat jarang
diketahui orang luar, kalau mengetahui hal ini merupakan
suatu keistimewaan, ini hari bagaimana kau dapat
menanyakan padaku tahu tidak namamu.
Shia Yu tersenyum dengan sombongnya, dia memandang
sekejap kearah sekeliling tempat itu, ujarnya kemudian. "Ini
hari Loohu sungguh sangat beruntung datang berkenalan
dengan barisan Ngo Heng Kiam Tin yang di tinggalkan Tan
Coe Coen waktu itu'
Pada saat ini diatas puncak gunung tampak Suma Ie sarta
Suma Ing bersama-sama munculkan dirinya.
Shia Yu sambil tertawa keras melancarkan serangannya,
ketiga orang lainnyapun segera bersama-sama menggerakkan
pedangnya dengan membagi menjadi tiga jurusan bersama-
sama menyerang kedalam barisan Ngo Heng Kiam Tin
tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cu Khek Ci Yun tampak Suma Ing munculkan dirinya, dia
tersenyum, pedang panjang sedikit digerakkan dibabat kearah
depan ke lima bilah pedang lainnya segera sama-sama
bergerak.
Di dalam sekejap saja ditengahb kalangan itu pdenuh
dengan hawaa pedang yang tbelah memenuhi seluruh
angkasa, pada saat kelima bilah pelang itu saling menyambar,
serangan pedang yang dilancarkan oleh ketiga orang itu
segera dapat dipatahkan seluruhnya.
Ditengah kalangan yang penuh dengan sinar pedang yang
sangat menyilaukan mata tersebut, pedang panjang ditangan
Cu Khek Ci Yun bergerak tak henti-hentinya, barisan Ngo
Heng Kiam Tin pun mulai bergerak secara sungguh-sungguh
sejak diwariskan oleh Tan Coe Coen.
Gerakan pedang Cu Khek Ci Yun makin lama makin
bertambah cepat, terlihat lima buah bayangan pedang yang
berada bagaikan sebuah gunung raksasa saja menekan tak
henti-hentinya ke tengah kalangan.
Keringat dingin sejak tadi telah mulai membasahi seluruh
wajah Shia Yu, Siang Yang Seng serta Shu Kiam Hoan,
sekalipun barisan Ngo Heng Kiam Tin ini tak dapat berbuat
yang lebih hebat lagi terhadap ketiga orang itu tetapi tenaga
pantulan dari hawa pedangnya cukup membuat mereka
terdesak ke belakang dan hanya menggerakan pedang nya
untuk melindungi tubuhnya sendiri, dalam hati mereka sadar
bahwa apabila harus bertempur secara demikian terus
menerus, mereka tentu akan muntah darah dan menemui
ajalnya.
Pada saat pertemuan diatas loteng Oei Hok Lo, apabila
bukannya perhatian Cu Khek Ci Yun bercabang, kiranya Jien
Muh Nio pun juga tak akan sanggup untuk melawan tenaga
pantulan dari hawa pedang barisan Ngo Heng Kiam Tin ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hawa pedang berkelebat tak henti- hentinya, mendadak
terdengar beberapa suara gemerincingan, terlihat pedang
panjang di tangan Shia Yu, Siang Yang Seng serta Shu Kiam
Hoan bersama-sama terpental ke tengah udara.
Begitu barisan Ngo Heng Kiam Tin ini maju lagi, air muka
ketiga orang itu segera berubah menjadi pucat pasi dan
berdiri mematung ditempat.
Selamanya partai Mie Cong Bun mengandalkan ilmu
pedangnya yang tiada bandingan untuk menjagoi seluruh Bu
lim, tetapi kini dibawah kepungan barisan Ngo Heng Kiam Tin
ternyata sedikit pun tak dapat dilancarkan keluar.
Barisan Ngo Heng Kiam Tin masih tetap berdiri ditempat
dengan angkernya.
Shia Yu, Siang Yang Seng serta Shu Kiam Hoan masing-
masing menundukkan kepala nya tak mengatakan sepatah
katapun.
Liauw Hoa Liongr tertawa tergeltak, ujarnya.
"Kqitab rahasia Hary Thian Kiam Boh bukanlah benda dari
partai dari Mie Cong Bun kalian, apabila hendak berkata
bahwa kitab tersebut harus dimiliki oleh partai Mie Cong Bun
kalian, aku kira hal itu bukankah sedikit keterlaluan ?"
Ketiga orang belum saja membuka mulut memberikan
jawabannya, mendadak terde-ngar suara yang sangat berat
sekali berkumandang datang, ujarnya.
'Perkataan yang diucapkan oleh Liauw sicu barusan ini
bukankah juga sedikit keterlaluan ?"
Boen Ching mementangkan sepasang mata nya, tampak
seorang pendeta tua yang rambut dan jenggotnya telah
memutih seluruhnya dengan sangat tenang sekali berdiri
dibawah sebuah pohon siong"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Shia Yu begitu tampak pendeta tua itu, air mukanya segera
berubah dengan hebatnya, ketiga orang itu dengan cepat
bersama-sama membungkukkan tubuhnya memberi hormat
sambil ujarnya.
'Supek ! kau orang tua bagaimana dapat turun dari puncak
gunung?".
Pendeta tua itu sedikitpun tidak menggu-bris orang itu,
dengan perlahan ujarnya.
"Hay Thian Shu adalah suheng dari pinceng, sedang
pinceng sendiri adalah Kiem Kiam !".
Liauw Hoa Liong menjadi terkejut sekali, orang yang baru
datang ini ternyata adalah Kiem Kiam Thaysu adanya, yang
merupakan orang aneh pada ratusan tahun yang lalu, dia
masih juga belum binasa, sungguh membuat orang sukar
untuk mempercayainya.
Tubuh Cu Khek Ci Yun dengan cepat berkelebat maju
kedepan, sedang barisan Ngo Heng Kiam Tin itupun segera
disusun kemba-li menghalangi perjalanan pergi dari Shia Yu
bertiga dengan diri Kiem Kiam Thaysu Kiem Kiam Thaysu
tersenyum, ujarnya:
"Tak kusangka ini hari aku terpaksa harus menggerakkan
pedangku kembali. Tan Coe Coen sendiri pun juga merupakan
seorang sakti yang mempunyai tabiat aneh, baru saja aku
telah dapat melihat kehebatan dari barisan Ngo Heng Kiam
Tin, ternyata sungguh mengagumkan sekali !"
Tubuh Boen Ching dengan perlahan-lahan bangkit berdiri,
ujarnya.
"Suhu, Supek ! Urusan ini aku kira lebih baik aku sendiri
yang membereskan, tentang kitab rahasia Hay Thian Kiam
Boh itu aku sendiri sampai kini masih belum pernah melihat
sekalipun juga, kitab Hay Thian Kiam Boh itu berada ditangan
Lok Yang Hong dan dimusnahkan olehnya, sedang Liauw Cing
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ce dikarenakan telah membunuh cucu dari Lieh Yu, Lieh
Loocianpwee tak berani mengatakan hal yang sesungguhnya"
Perkataan dari Boen Ching begitu keluar dari mulutnya,
orang-orang yang berada di tengah kalangan itu menjadi
ramai semua.
Kiem Kiam Thaysu dengan tajam memandang ke arah
Liauw Cing Ce, kemu-dian dengan perlahan-lahan tanyanya:
"Urusan ini apakah benar demikian adanya?"
Liauw Cing Ce tak berani berkata berbohong, dengan wajah
yang pucat pasi dia mengangguk.
Air muka Shia Yu segera berubah hebat, tubuhnya
bergerak, sepasang telapak tangan nya dengan berpisah
melancarkan serangan mengancam tubuh Liauw Cing Ce serta
diri pemuda berbaju putih itu.
Boen Ching yang tampak hal ini segera membentak dengan
kerasnya:
'Cianpwee tahan !"
Sambil berkata tubuhnya segera bergerak menghalangi
jalan pergi dari diri Shia Yu, sedang tenaga khiekang Chiet
Kong Kang Khie nyapun mengikuti gerakan tersebut
dilancarkan keluar.
Sepasang telapak tangan Shia Yu dengan sekuat tenaga
balas melancarkan serangan, ternyata dia siap hendak sekali
pukul membinasakan kedua orang itu, tetapi dengan halangan
Boen Ching kali ini, saking tergetarnya dia terpaksa mundur
dua langkah ke belakang.
"Setiap orang tak dapat menghindarkan diri dari kesalahan,
Nona Liauw tak lebih hanyalah dikarenakan pikiran sesaat,
hatinya merasa sangat sedih dan gusar sehingga melakukan
pekerjaan tersebut, dia selalu ingin mengaku kesalahan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersebut, tetapi selalu tak berani, aku kira cianpwee lebih baik
melepaskan dirinya sekali ini saja"
Air muka Shia Yu berubah makin berat, dengan sangat
dingin sekali dia memandang kearah diri Boen Ching.
Tiba-tiba air mukanya berubah bmakin hebat, seddang
Boen Chinga sendiri pun mebrasakan dibelakang tubuhnya
terdapat gerakan yang sangat aneh, pads saat dia
membalikkan tubuhnya, dia merasa sangat terkejut sekali,
tampak Liauw Cing Ce tak mengucapkan sepatah katapun,
dan meloncatkan tubuhnya kedalam jurang yang berada
disamping tubuhnya.
Ditengah suara jeritan ngeri yang amat menyayatkan hati,
tubuh Liauw Cing Ce dengan cepatnya melenyapkan diri lari
ditengah kabut yang sangat tebal itu.
Pemuda berbaju putih itu pun berdiri mematung dibawah
sebuah pohon siong, air mukanya berubah menjadi hijau
pucat, sepasang matanya dengan tajam memandang ke arah
kabut yang sangat tebal itu, air matanya tak tertahan lagi
meleleh keluar dengan derasnya.
Tubuhnya dengan perlahan-lahan berlutut keatas tanah.
Boen Ching menarik rapas panjang- panjang, dengan
perlahan dia membalikkan tubuhnya.
Sepasang mata Kiem Kiam Thaysu dengan sangat tajam
sekali memandang ke arah Boen Ching, lama kemudian
barulah ujarnya dengan perlahan.
"Selamanya partai Mie Cong Bun kami tak mengijinkan
orang lain untuk ikut campur di dalam segala urusan partai
Mie Cong Bun kami, tahukah kau ?"
Boen Ching dengan tajam balas memandang ke aran Kiem
Kiam Thaysu, kemudian tanyanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tetapi apakah aku telah berbuat salah?" Sahut Kiem Kiam
Thaysu.
"Apabila kau tidak turun tangan, aku pun dapat melarang
dirinya.
Sedang . . . didalam perguruan kami pun terdapat
peraturan-peraturan yang tersendiri, apakah kau berbuat
demikian itu dapat dibenarkan ?"
Boen Ching tertawa tawar, dan tak mengucapkan kata-kata
lagi.
Liauw Hoa Liong mendadak dengan dingin berkata:
"Siapa tahu kau dapat tidak turun tangan mencegahnya ?"
Sinar mata Kiem Kiam Thavsu berkelebat dengan tajamnya
kemudian dengan dipejam kan, ujarnya.
"Aku mencela orang telah keterlaluan, tetapi peraturan
perguruan tetap harus berlaku, dia telah binasa sekarang,
apakah kau ingin menerima tiga kali serangan pedangku ?'
Boen Ching menggangguk sahutnya.
"Boanpwee sanggup !"
Cu Khek Cbi Yun memandangd sekejap kearaha Boen
Ching, labma kemudian dia barulah membubarkan barisan
pedang Ngo Heng Kiam Tin tersebut ??
Kiem Kiam Thaysu memandang sekejap ke arah Boen
Ching, kemudian barulah ujarnya.
"Semua orang bilang Thian Jan Shu merupakan seorang
manusia aneh nomor wahid didalam dunia kangouw, sedang
Hay Thian Khek tak ada bandingannya didalam ilmu pedang,
tetapi jika aku melihat wajahmu, kau sedikit pun tidak memiliki
sifat-sifat mereka itu."
Boen Ching membungkukkan tubuhnya memberi hormat,
kemudian sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih atas pujian dari cianpwe'
Kiem Kiam Thaysu dengan perlahan mencabut keluar
sebuah pedang emas yang panjangnya kurang lebih tiga kaki
dari dalam sakunya, kepada Boen Ching ujarnya.
"Kau berhati-hatilah, sekali pun kau memiliki hawa
khiekang yang melindungi tubuh mu, tetapi kau harus tetap
berhati- hati.
Sambil berkata tangan kanannya digerakkan, pedang emas
itu segera berkelebat dan memutar setengah lingkaran
ditengah udara, kemudian dengan kecepatan yang luar biasa
menyerang tubuh Boen Ching.
Semua orang yang hadir ditempat itu menjadi sangat
terkejut sekali, kepandaian yang dimiliki Kiem Kiam Thaysu
ternyata telah mencapai pada tingkat yang paling atas dari
ilmu hawa pedangnya, entah Boen Ching hendak
meiyggunakan cara apa untuk menghadapi dirinya.
Boen Ching yang tampak akan hal ini di dalam hatinya
diam-diam dia makin bersiap siaga, pedang Cing Hong Kiam
ditangan kanannya mendadak ditekan kebawah dan dengan
sangat cepat sekali menyambar ke atas menutul tubuh pedang
emas tersebut.
Pedang emas itu dengan cepat melekat kebawah dan balik
meluncur mengancam pelipis Boen Ching.
Boen Ching segera mengangkat sepasang pundaknya ke
atas, pedangnya balik memba-bat dengan menggurakan jurus
"Hong Cen Loei Tong' atau angin menggulung petir
menyambar. Didalam sekejap saja suara angin dan guntur
menggelegar memenuhi seluruh angkasa, dan dengan cepat
pula berhasil melempar pergi pedang emas tersebut.
Ilmu pedang "Hong Loei Chiet Kiam" sebenarnya
merupakan suatu ilmu pedang tingkat atas yang digunakan
untukr menundukkan iltmu pedang golonqgan hitam, sedarng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pada saat ini Lweekang yang dimiliki Boen Ching pun telah
mencapai pada taraf kesempurnaan sehingga kehebatan dari
ilmu pedang "Hong Loei Chiet Kiam" ini bukanlah
sembarangan orang yang bisa menahannya.
Sinar mata Kiem Kiam Thaysu berkelebat tak henti-
hentinya, sedang dari bibirnya tersungging suatu senyuman,
pedang emas yang berputar ditengah udara itu mendadak
terlihat sinar pedangnya makin lama makin bertambah terang
dan makin bertambah menyilaukan mata, dengan kecepatan
yang luar biasa menekan keatas kepala Boen Ching.
Dalam satu jurus Boen Ching berhasil mencapai
sasarannya, didalam hatinya pada saat ini makin bertambah
mantap, ilmu pedang 'Hong Loei Chiet Kiam" nya dengan
cepat berturut-turut dilancarkan keluar.
Jurus "Hong Loei Coen Tong" segera dikerahkan keluar,
pedang Cing Hong Kiam di tangannya mendadak berputar
berturut-turut kekiri dan kekanan sebanyak puluhan kali
banyaknya, pada saat dia mengerahkan tenaganya, pedang
Cing Hong Kiam tersebut mendadak terlepas dari tangannya
dan meluncur keatas.
Sinar pedang yang melindungi tubuh pedang Cing Hong
Kiam itu makin menjadi tebal, sekali lagi dia berhasil memukul
mundur pedang emas tersebut.
Kiem Kiam Thaysu segera menarik kembali pedangnya,
sambil merangkapkan sepasang tangannya didepan dada
ujarnya.
"Boen Sicu dengan memiliki kepandaian yang demikian
tingginya, masa depan tentu nya akan selalu cemerlang,
pinceng disini mohon diri terlebih dahulu, semoga saja Boen
sicu dimasa yang akan datang selalu berbuat kebajikan."
Selesai berkata dia membalikkan tubuhnya, dengan
membawa She Yu sekalian berlari menuju keatas puncak
gunung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching sambil menyimpan kembali pedangnya, dengan
tajam memandang bayangan punggung Kiem Kiam Thaysu
sekalian hingga lenyap dari pandangan.
Ketika dia menoleh kebelakang, tampak Bwee Giok dengan
tersenyum sedang memandang ke arahnya, tak terasa lagi
Boen Ching pun tersenyum manis, didalam hatinya terpikir
kembali semua perkataan yang pernah diucapkan olehnya
kepada diri Suma Ing, terpikir pula peristiwa diatas puncak
gunung Hwee Ing pada dua puluh tahun yang lalu, dimana
pada saat untuk pertama kali dia bertemu muka dengan diri
Thian Jan Shu beserta ke tujuh buah hioloo kuno
peninggalannya..
TAMAT
Anda sedang membaca artikel tentang Bentrok Para Pendekar 5 [Cersil Anyar] Tamat dan anda bisa menemukan artikel Bentrok Para Pendekar 5 [Cersil Anyar] Tamat ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/09/bentrok-para-pendekar-5-cersil-anyar.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Bentrok Para Pendekar 5 [Cersil Anyar] Tamat ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Bentrok Para Pendekar 5 [Cersil Anyar] Tamat sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Bentrok Para Pendekar 5 [Cersil Anyar] Tamat with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/09/bentrok-para-pendekar-5-cersil-anyar.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar