Bentrok Para Pendekar 1 [Cersil Anyar]

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Rabu, 28 September 2011

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian Kiam Coat To
Karya : Khu Lung
Ebook oleh : Dewi KZ
Tiraikasih Website
http://kangzusi.com/ http://dewikz.byethost22.com/
http://ebook-dewikz.com/ http://cerita-silat.co.cc/
HARI BARU TERANG, matahari yang baru terbit itu
menyinari puncak "Hwe Ing" yang sangat curam dan diliputi
oleh kabut. Seorang anak laki-laki yang berusia 8-9 tahun
tampak mendekati puncak tersebut, sepasang tangannya yang
bulat memandang terpesona pada kuil kuno yang terdapat di
atas puncak gunung itu, ia menghela napas lega. Pada paras
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mukanya tampak rasa terkejut dan gembira. Setelah berhenti
sejenak, ia mulai mendaki tebing itu kembali. Kuil kuno itu
tampak berdiri tegak di bawah sinar matahari sunyi senyap tak
terdengar suara sedikitpunjua, se-akan2 tak terdapat
seorangpun di dalam kuil itu, ia berhenti sejenak sambil
memejamkan matanya, Kemudian menaiki tangga batu dan
masuk ke dalam ruangan Kuil dengan perlahan- lahan.
Ditengah-tengah ruangan kuil yang besar itu duduklah
seorang tua yang rambutnya sudah putih semuanya dengan
muka menghadap pada pintu masuk kuil. Ketika melihat anak
laki-laki itu memasuki ruangan kuil, ia memandang dengan
sinar mata yang dingin, paras mukanya tak mengunjukkan
perasaan sedikitpun jua. Anak laki-laki itu mengangkat
kepalanya and dengan mata penuh air mata dipandangnya
orang itu, kemudian berlututlah ia dengan perlahan-lahan.
orang tua itu memandangnya dengan dingin sambil
berkata: "Apakah engkau datang untuk belajar ilmu silat?"
Tiap-tiap kata yang diucapkannya itu sangat jelas dan
suaranya menggema di dalam ruangan kuil itu sehingga
suasana di tempat itu diliputi oleh napsu pembunuhan-
Anak laki-1aki itu menundukkan kepalanya dengar tidak
mengeluarkan sepatah katapun juga, dengan diam-diam ia
telah mengakuinya. orang tua itu tertawa dengan suara yang
tak wajar, dia berkata.
"Apakah kedua orang tuamu telah dibunuh orang dan
engkau akan belajar ilmu silat untuk menuntut balas?" setelah
berkata ia mendengus.
Anak laki-laki itu mengangkat kepalanya dan dengan
bercucuran air mata, berkatalah ia. "Boanpwe Boen ching
mohon sudilah locianpwe melepas budi untuk menerima
boanpwe sebagai murid."
orang tua itu memandang anak laki-laki yang bernama
Boen ching, mukanya yang halus mungil itu telah penuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan air mata, kemudian mendengus dengan dingin dan
berkata. "Apakah engkau tidak mengetahui sifat-sifatku? Kalau
engkau tidak segera pergi, akan kubunuh di bawah telapak
tanganku.."
Anak laki2 itu tertawa sedih dan berkata:
"Boanpwe sudah tahu semuanya. Tetapi kalau loelanpwe
tak mau menerima boanpwe sebagai murid boanpwe juga
akan mengalami kematian, lebih baik mati di bawah telapak
loelanpwe masih lebih berharga", ia berkata dengan mantap
dan airmata membasahi pipinya.
orang tua itu mendengus dan berkata: "Mengapa engkau
hanya mempunyai jalan kematian? Siapa yang membunuh
kedua orang tuamu?"
Boen ching mengangkat kepalanya dan berkata. "Pat
Huang Sin Mo".
orang tua itu tersenyum mengejek, di matanya Pat Huang
Sin Mo bukan merupakan apa-apa, tetapi pada waktu itu yang
dapat mengalahkan Pat Huang Sin Mo cie Uh Chan ada berapa
orang? Kiranya hanya dia seorang.
Berpikir sampai di sini tanpa terasa terlintaslah di wajahnya
senyum penuh kebanggaan- Dia memandang Boen ching
sejenak dan berkata dalam hatinya. "Meskipun anak ini sangat
menyenangkan tetapi aku telah membuat peraturan yang tak
dapat ku langgar sendiri, aku harus membunuh mati dia".
Boen ching memandang orang tua itu dalam hati kecilnya ia
sudah dapat menerka apa yang akan dikerjakan oleh orang
tua itu. ia mengangkat badannya pelahan-lahan dan berdiri
mematung di sana dengan tidak merasa gentar sedikitpun-
orang tua itu mengerutkan alisnya, anak di depan matanya
itu ternyata dapat menebak apa yang dipikirkan olehnya. Hal
ini membuat sangat terkejut. Dalam hatinya timbul rasa iri,
maksud untuk membunuh Boen ching menjadi lebih teguh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu hendak mengangkat tangannya tiba2 telinganya
menangkap suara lain yang menarik perhatiannya. Hal ini
membuatnya mau tak mau harus melepaskan segala gerak
gerik Boen ching dan memandang pada pintu kuil.
Terdengar suara yang sangat perlahan dan dalam ruangan
kuil itu telah bertambah dengan tujuh orang sastrawan yang
masing2 menyoren sebilah pedang pada pundaknya.
Boen ching sangat terkejut, dia segera mengerti apa yang
akan dikerjakan oleh tujuh orang itu dan dengan perlahan-
lahan ia mengundurkan diri ke ujung kuil itu.
Ke tujuh orang itu memandang sejenak ke seluruh kuil.
Boen ching tak dipandang sebelah matapun oleh mereka.
Tetapi demi melihat didalam kuil itu selain si orang tua dan
Boen ching tidak terdapat orang lain lagi, pada muka ke tujuh
orang itu tampak rasa terkejut:
orang tua itu tertawa dingin, matanya memandang ke tujuh
orang itu dan berkata. :Thian San ciet Kiam hari ini datang
kemari apakah ingin membereskan aku si orang tua?" selesai
berkata ia senyum mengejek.
Ke tujuh orang yang dijuluki Thian San ciet Kiam itu
memiliki ilmu silat yang tinggi. Kali ini mereka bertujuh
diundang oleh tujuh partai besar untuk menghadapi orang
yang memiliki ilmu silat tertinggi pada waktu itu yakni Thian
Jan shu. Mereka sengaja datang terlambat tetapi masih tetap
tak tampak tujuh partai besar hadir di situ. Mereka merasa
tertipu, tetapi ketika mendengar Thian Jan Shu begitu
memandang rendah mereka menjadi gusar.
Ketua dari Thian San chiet Kiam mendengus dan berkata.
"Thian Jan Shu, engkau tidak jelas dari golongan murni atau
dari golongan sesat, orang2 dunia kangouw sudah lama
berniat untuk menyingkirkanmu".
Thian Jan Shu tertawa terbahak-bahak, sejenak kemudian
dia berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"orang-orang dunia kangouw mempunyai niat buruk
menyingkirkan aku? Kalau begini kamu tujuh orang tertipu dan
datang kemari untuk menahan pos yang pertama". Sebelum
Thian San chiet Kiam sempat menjawab, Thian Jan Shu
tertawa lagi dan berkata:
"Katanya Thian San Pay telah dapat menandingi partai
besar sejak munculnya kamu bertujuh, Hari ini aku ingin
melihat sampai dimanakah kepandaian kalian".
Dalam hati tujuh orang itu sebenarnya merasa jeri terhadap
Thian Jan Shu yang telah menggetarkan sungai telaga, tetapi
demi mendengar Thian Jan Shu menyinggung nama Thian San
pay yang dapat menandingi 7 partai besar semangat mereka
menjadi berkobar dan mereka membatin- "Kamu 7 partai
besar sebenarnya iri terhadap Thian San pay kami. ini hari
kami bertujuh akan membereskan Thian Jan Shu, akan kami
lihat kamu dapat berbuat apa" Berpikir sampai di sini
semangat mereka menjadi terbangun dan berkata:
"Thian Jan Sun kami dengar kau merupakan seorang yang
terkuat dalam puluhan tahun-ini hari kami bertujuh saudara
ingin mendapatkan pengajaran darimu," sehabis berkata
begitu mereka meloloskan pedangnya masing-masing hingga
ruangan kuil itu dipenuhi dengan sinar pedang yang
gemerlapan-
Thian Jan Sun menatap ke langit dan tertawa terbahak-
bahak sehingga menggetarkan seluruh ruangan kemudian
berkatalah ia dengan keras. "Telah lama aku tak bergerak,
sungguh tak kusangka kamu bertujuh mempunyai semangat
yang menyala-nyala". sehabis berkata demikian ia bangun
berdiri dengan perlahan.
Thian San chit Kiam yang berhadapan dengan tokoh tinggi
tersebut tidak berani memandang ringan- Kaki mereka segera
bergerak mengurung Thian Jan Shu ditengah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian Jan Shu memandang ketujuh orang itu dan pada
wajahnya tersungging senyuman mengejek. Begitu badannya
bergerak dalam sekejap mata telah melancarkan tujuh kali
pukulan- Ketujuh orang itu menangkis dengan pedangnya,
tetapi segera mereka terhuyung mundur setindak, mereka
menjadi terkejut, ketika melihat Thian Jan Shu berdiri di sana
seolah-olah tak terjadi suatu apapun, dan berkata dalam
hatinya. Thian Jan shu benar-benar bukan nama kosong, pada
saat ini kiranya tiada orang kedua yang dapat mengundurkan
kami bertujuh dengan mudah", Ketua dari Thian San chiet
Kiam lalu mengangkat pedangnya dan ketujuh orang itu
segera bergerak dengan cepat mengerahkan ilmu pedang
Thian San pay yang paling lihay yaitu Tui Yun Toan Jiet cap
Sah Sih" atau tiga belas jurus ilmu pedang mengejar mega
memotong matahari untuk menyerang Thian Jan Shu. Thian
Jan Shu tertawa dingin, kakinya segera bergerak dan dengan
sepasang kepalannya ia melawan tujuh batang pedang.
Pada saat itu, kuil yang tadinya sunyi senyap segera diliputi
oleh suara angin pukulan yang kencang dan sinar pedang
yang menyilaukan mata.
Boen ching yang berdiri di pinggir memandang mereka
yang sedang bertempur dengan terpesona.
Thian Jan Shu disamping menggunakan pukulannya untuk
mendesak serangan tujuh batang pedang itu diam-diam
berpikir. Dengan ilmu pedang mereka yang demikian lihay.
tidak heran kalau Thian San Pay dapat meliputi tujuh partai
besar. Berpikir sampai di sini, di mulutnya terlihat lagi
senyuman mengejek
Tujuh batang pedang bersama-sama mengerubuti Thian
Jan Shu, tetapi belum sampai jurus pedang digunakan
seluruhnya, jalannya telah tertutup, Melihat hal ini ke tujuh
orang itu menjadi terkejut, karena sejak turun gunung belum
pernah mereka mengalami hal yang demikian- Thian Jan shu
memandang ke tujuh orang itu dan melancarkan pukulan ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
arah mereka dengan tiba-tiba, tetapi ternyata pukulan Thian
Jan Shu itu hanya pukulan kosong belaka.
Ke tujuh orang itu segera mengambil tempat di sudut
utara. Thian Jan Shu mengerutkan alisnya dan dia paham
kalau ke tujuh orang itu segera akan mengerahkan seluruh
jurus dari "Tui Yun Toan Jiet cap Sah Sih".
Pedang bergerak secepat kilat dan menyerang dengan
ganasnya, tetapi tetap tak dapat mengenai Thian Jan Shu
seujung rambutpun.
Thian Jan Shu tersenyum dan mendorongkan kedua
tangannya ke depan, Thian San chiet Kiam segera menangkis
dengan pedangnya, tetapi tiba-tiba pukulan Thian Jan Shu
berubah arah sehingga badan Thian San chiet Kiam menjadi
miring, letak kakinya berubah arah dan saling bertubrukan.
Sungguh tidak terkira satu pukulan dari Thian Jan Shu
ternyata dapat membuat diri ke tujuh orang itu salah
menginjak tempat dan bertubrukan.
Se jurus kemudian barisan pedang menjadi kacau balau
dan membuat Thian San chiet kiam dalam sekejap saja berada
di bawah angin-
Ketika Thian Jan Shu akan memukul mati ke tujuh orang
itu, terlintaslah suara pikiran dalam otaknya. Telah banyak
tahun ia tidak menggerakan otot-ototnya. Meskipun tujuh
orang itu tidak dipandangnya sebelah mata, tetapi dalam
dunia kangouw juga dapat dihitung sebagai tokoh yang tinggi
ilmunya. Mereka bertujuh dapat juga membuat dia
melemaskan otot-otot yang telah kaku. Berpikir sampai di sini
dia lalu berdiri diam tidak melanjutkan pukulannya.
Thian San chiet Kiam mengira mereka pasti mati tetapi
ternyata Thian Jan Shu tidak melanjutkan pukulannya. Dalam
hati mereka timbul rasa heran, apakah iblis ini tiba-tiba
mempunyai rasa belas kasihan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketua dari Thian San chiet Kiam mengangkat pedangnya,
tujuh orang maju selangkah ke depan dan mengeluarkan jurus
Thian San Kiam atau tujuh pedang hawa sakti. Begitu
dikerahkan jurus pedang yang tadinya cepat dan ganas segera
berubah menjadi sangat lembut. ini adalah ilmu pedang yang
sangat lihay yang disertai dengan lwekang.
Thian Jan Shu tertawa keras dan berkata. "Yang ini
mungkin masih berarti" Tenaganya segera di kerahkan
sehingga tiap pukulannya mengeluarkan angin yang kencang.
Makin lama Thian San chiet Kiam makin gugup, Kalau pada
pertempuran yang tadi Thian Jan Shu kebanyakan menjaga
diri daripada menyerang maka kali ini ia membalas dengan
serangannya sehingga tujuh orang itu tak dapat bertahan lagi.
Makin lama bertempur Thian Jan Shu menjadi makin
bersemangat. Tampak badannya berkelebat disertai dengan
tertawanya. Meskipun Than San chiet Kiam memiliki ilmu
pedang yang tinggi, tetapi dalam mata Thian Jan Shu, orang
aneh dalam dunia kangouw selama puluhan tahun ini,
bukanlah merupakan apa-apa.
Sekejap kemudian Thian Jan Shu telah menotok jalan darah
ke tujuh orang itu dan bersama suara tertawanya ia telah
kembali ke tempatnya semula. Menurut suara hatinya, segera
ia akan membunuh tujuh orang itu tetapi pikirannya segera
berubah. Tujuh orang bersama-sama menjagoi Tionggoan,
mungkin masih ada ilmu-ilmu lain yang belum sempat
dikeluarkan- Aku akan lihat Thian san chiet Kiam masih
mempunyai ilmu-ilmu yang lain atau tidak. Di bawah
pandangan mataku ilmu silat di dunia persilatan sudah tidak
ada artinya. Berpikir sampai di sini, Thian Jan Shu
memandang tujuh orang itu dan tersenyum. Badannya segera
berkelebat membebaskan totokan Thian San chiet Kiam.
Thian San chiet Kiam tidak mengira kalau ilmu silat Thian
Jan Shu sedemikian tingginya, ternyata melebihi dari apa yang
telah mereka dengar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian Jan Shu yang melihat tujuh orang itu memandangnya
dengan sinar mata terkejut, tertawa dengan senang. Dalam
hati berpikir: Tujuh orang ini sudah kukalahkan- Di tinggal
juga tak ada gunanya. Lebih baik kubunuh saja.
Siapa tahu, belum sampai tertawanya berhenti, dibelakang
desiran angin yang menyerang ke badannya. Dalam hati Thian
Jan Shu berkata: "Segala macam senjata rahasia akan
menyerang aku? Kalau tidak kutunjukkan ilmu simpananku,
mungkin kamu matipun tidak meram".
Dia masih menghadap ke langit sambil tertawa tidak henti-
hentinya. Tiga desiran angin yang menyerangnya telah
menyentuh belakang bajunya dan mengancam tiga jalan
darah penting dipunggungnya yaitu, "Tjle Tong To", "Beng
Bun To" dan "Ling Tay To". Dia segera berhenti tertawa dan
mengerahkan tenaga Khie-kangnya untuk mementalkan
senjata rahasia yang menyerangnya.
Mendadak muka Thian Jan Shu berubah dan menunjukkan
rasa ngeri dan jeri. Senjata rahasia itu ternyata dapat
menembus hawa Khi-kang yang melindungi badannya. Dia tak
mengira kalau bisa terjadi peristiwa demikian mendadak.
Ternyata tenaga Khi-kang yang melindunginya menjadi tak
berguna. Badannya menggigil karena tiga jalan darah penting
punggungnya telah terkena senjata rahasia.
Mukanya menjadi pucat, lalu ia membalikkan tangannya
untuk mencabut satu senjata rahasia tersebut, senjata rahasia
itu memancarkan sinar yang gemerlapan, panjangnya lima
inci. Ternyata itu adalah pusaka "Thian Liong Suo" yang telah
lama lenyap dari dunia kangouw.
Sungguh tak dinyana dapat muncul ditangan Thian San
chie Kiam dan karena terlalu memandang ringan lawannya
sehingga dirinya menjadi korban-
Thian San chiet Kiam juga terkejut, sungguh tak mereka
sangka-sangka setelah terkena senjata rahasia "Thian Liong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suo" pada tiga jalan darah yang terpenting. Thian Jan Shu
masih berdiri teguh. Mereka tak berani banyak berpikir, segera
mengangkat pedang dan maju menyerang.
Thian Jan Shu yang mengalami luka parah ketika melihat
tujuh orang itu menyerang lagi, menjadi gusar sekali.
Badannya meleset ke angkasa "Tan Ciang Hoat" atau ilmu
pukulan Thian Jan- Terdengar suara jeritan ngeri, tubuh Thian
San ciet Kiam terpental keluar kuil dan binasa disaat itu juga.
Thian Jan Shu yang sekali pukul telah membinasakan ke
tujuh orang itu, pada mulutnya tersungging senyuman, dalam
hati dia berpikir: " Kiranya ilmu silat sekarang ini hanya sampai
di situ saja, aku satu kali pukulan ternyata dapat membunuh
tujuh orang".
Tetapi sewaktu berpikir itu, punggungnya terasa sangat
nyeri, suatu perasaan yang sukar dilukiskan terlintas di
wajahnya dan dalam hati ia berpikir pula. "Apakah kiranya aku
Thian Jan Shu harus mati secara demikian .... tanpa suara dan
tanpa apa2 ? . . . dan semua ilmu silat yang kumiliki . . . harus
turut aku masuk ke liang kubur begitu saja . . ."
Matanya menyapu ke seluruh ruangan kuil, Boen ching
yang berdiri di sudut kuil itu masih tegak berdiri mematung
dengan diliputi rasa terkejut oleh peristiwa yang baru saja
berlalu.
Ternyata Thian Jan Su tidak melihat padanya, matanya
memandang lurus pada hiolo kuno yang terdapat di sebelah
kiri kuil, . . . tujuh buah hiolo kuno . . . mulutnya tersungging
senyuman . . . sebelum mati dia akan meninggalkan seluruh
ilmu yang dimilikinya, agar generasi yang akan datang
mengetahui bahwa di dunia tak ada seorangpun yang dapat
menandingi ilmu Thian Jan Shu sepersepuluhnyapun-
Berpikir sampai di sini, punggungnya terasa sangat sakit
dan bertambah nyeri, dia mengerutkan dahinya menahan
sakit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching tertegun di pinggir, lama baru ia menghela
napas, dia memandang pada Thian Jan Shu. Tampak pada
punggungnya tertancap dua buah senjata rahasia dari emas,
disamping itu masih ada sebuah luka lagi yang darahnya
masih mengalir terus.
Tetapi Thian Jan Shu terhadap semua ini seolah2 tidak
menggubris, matanya memandang terpesona pada tujuh buah
hiolo kuno yang terdapat di pinggir kuil itu.
Sesaat kemudian Thian Jan Shu melayangkan tubuhnya
bagaikan angin, dan melewati pinggir ke tujuh buah hiolo
kuno itu, kemudian kembali ke tempat semula dan duduk
bersila.
Ke tujuh hiolo kuno itu mengeluarkan tujuh buah suara
yang tak sama satu sama lain dan menggema ke seluruh
tebing tersebut. Pada hiolo kuno itu tertera tujuh buah telapak
tangan yang tidak sama dalamnya, tiap2 hiolo tertera sebuah
telapak tangan-
Thian Jan Shu yang telah kembali ke tempat semula,
matanya memandang terpesona pada ketujuh buah telapak
tangan itu, mulutnya tersungging senyuman penuh
kebanggaan mukanya menjadi lebih pucat.
Dalam hati ia berkata. Pada saat ini siapakah yang memiliki
ilmu yang demikian tinggi Yang memiliki kecerdasan seperti
aku? Siapakah yang dapat memahami ilmu silat yang tertera
dalam tujuh buah telapak tangan itu? Siapa... siapa yang
dapat memahami dan mengetahui rahasia tujuh buah hiolo
kuno tersebut, itulah yang dapat menjagoi dunia ini tanpa
tandingan-
Berpikir sampai di sini, tersenyumlah ia dan berpikir lagi.
"Aku kira tak dapat melampauinya. "
Mendadak ia teringat pada Boen ching, anak kecil itu yang
dapat menebak sebelumnya apa yang akan dilakukan olehnya,
pandangan matanya beralih dan jatuh pada badan Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika Boen ching nampak Thian Jan Shu begitu
memandangnya, perlahan-lahan ia menggeserkan kakinya dan
jalan menuju kehadapan Thian Jan Shu.
Dalam hati Thian Jan Shu diam2 terkejut, pikirnya. "Apakah
kiranya anak kecil yang bernama Boen ching ini telah dapat
menebak kehendakku?" Dalam hatinya segera timbul rasa
geram terhadap anak itu.
setelah Boen ching sampai dihadapan Thian Jan Shu
kemudian berlututlah dia.
Mata Thian Jan Shu memancarkan sinar dalam hati dia
mendusin. " Kecerdasan anak ini tidak di bawahku, dan aku
akan segera meninggalkan dunia yang fana ini, apa lagi ia
masih anak-anak apakah sungguh di dunia ini ada orang yang
kecerdasannya melebihi diriku? Berpikir sampai di sini dalam
hatinya timbul rasa tidak puas.
Dia memandang pada Boen ching, mulutnya tersungging
senyuman, dia berkata: "Apakah engkau ingin belajar ilmu
silat?"
Boen ching angkat kepalanya memandang Thian Jan Shu
kemudian tunduk kembali.
Thian Jan Shu memandang Boen ching, dia dapat menebak
apa yang dipikirkan oleh Boen ching, pikirnya. Anak ini
ternyata juga mempunyai rasa belas kasih. Begitu menyebut
soal ilmu silat ia teringat pada Thian san ciet Kiam lalu berkata
"Anak, engkau bisa bertemu dengan aku dan tidak dihukum
mati, ini merupakan pengecualian dalam sepuluh tahun ini,
sekarang Lohu tidak saja tidak akan memberi hukuman
padamu, malah aku hadiahkan ketujuh hiolo kuno itu, dapat
kau selidiki secara perlahan-lahan-"
Boen ching berlutut sambil berkata: "Terima kasih atas
pemberian locianpwe"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian Jan shu termenung sejenak dan berkata. "Pada hiolo
kuno itu tertera ilmu silat yang tinggi, jika engkau dapat
mempelajarinya tidak saja dapat menuntut balas, malah dapat
menjadi jago nomor wahid di Bu Lim"
Selesai bicara ia angkat tangannya dan menekankan
tangannya ke atas ubun2 Boen ching, Boen ching merasa
seluruh badannya bergetar dan segera suatu arus panas
mengalir seluruh tubuhnya.
Boen ching merasa bahwa arus panas itu menyebabkan
seluruh badannya menjadi segar dan nyaman yang belum
pernah dialami olehnya, pada mukanya timbul rasa terima
kasih dan ia berkata.
" Locianpwe, boanpwe setelah meyakinkan ilmu silat itu,
tentu akan menuntut balas bagi Locianpwe." Habis berkata ia
lihat jidat Thian Jan Shu penuh keringat dingin, dan napaspun
telah berhenti. Ternyata orang aneh yang disegani oleh orang-
orang Bu Lim selama puluhan tahun dia telah meninggalkan
dunia yang fana dan hanya meninggalkan tujuh buah hiolo
kuno.
Boen ching perlahan-lahan berdiri, ketika ia akan
melangkah menuju ke tujuh buah hiolo kuno itu, dalam kuil
nampak berkelebat tujuh buah bayangan.
Boan ching menjadi terkejut, kemudian ia memandangnya,
tampak tujuh orang itu terdiri dari dua orang Tosu, tiga orang
berpakaian biasa seorang Hweslo dan seorang Nikou.
Ternyata mereka adalah para ciangbunjin dari tujuh partai
besar persilatan, Tujuh orang itu segera duduk bersila,
bagaikan tak melihat Boen elang.
Orang yang paling kanan, seorang Hweslo yang telah putih
kumis dan alisnya menghela napas dan berkata. "Kita tujuh
orang ternyata datang terlambat, sehingga Thian san chit
kiam mati ditangan Thian Jan shu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang yang membuka suara tadi adalah ciangbunjin dari
Siauw lim pay, Hay Goattaysu, baru saja ia selesai bicara,
yang duduk paling pojok kiri ciangbunjin dari Khong tong pay.
Bu Kie cie dengan dingin berkata. "Benar, kita tujuh orang
berjanji dengan mereka, tapi telah tiba terlambat satu jam."
Hay Goat terkejut dan berkata. "Apa? kita telah mengajak
mereka datang lebih pagi satu jam?"
Bu Kie cie menjawab. "Benar" Dia melihat mayat Thian Jan
shu sejenak. sungguh tak terkira olehnya kalau Thian Jan shu
ternyata dapat gugur bersama-sama dengan Thian san chiet
kiam, sebenarnya ia hanya mengharap Thian Jan shu terluka
parah, kemudian tujuh orang bersama-sama turun tangan
membunuhnya, bukankah hal itu suatu pahala yang besar?
Tetapi sungguh tak terkira olehnya, pusaka yang telah lama
lenyap dari bulim yaitu senjata rahasia "Thian Liong Suo"
ternyata berada dalam tangan Thian san chiet Kiam.
Hay Goat Taysu merasa urusan ini sedikit tidak beres,
matanya menyapu pada lima orang ciangbunjin lainnya, wajah
lima orang itu sedikitpun tidak menampakkan perubahan, ia
menjadi tertegun, kiranya Adalah demikian pikirnya.
ciangbunjin dari Go biepay, Gong Yun Suthay perlahan-
lahan berkata. "Kini Thian Jan shu telah binasa, tetapi ia
malah meninggalkan ilmu silatnya pada tujuh buah hiolo Kuno
itu"
Sambil berkata ia melayangkan pandangannya kepada
enam orang lainnya. tampak Hay Gwat Taysu yang sedang
tunduk berpikir keras, lima orang lainnya ternyata tak lepas-
lepasnya memandang tujuh hiolo kuno itu. Begitu ia berteriak
tujuh orang yang hadir di situ jadi terperanjat.
Ketua Khong tong pay Bu Kie chie yang duduk paling dekat
dengan Boen- ching badannya segera bergerak sekali tangkap
ia membawa Boen ching ke sampingnya, dengan tenang Boen
ching menangkapnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu Ke chie dalam hatinya terperanjat, dia tertawa dingin,
terhadap enam orang lainnya dia berkata, "Urusan ini hanya
kita orang yang boleh tahu." sambil berkata ia menyapu enam
orang yang lain-
Tujuh orang itu merupakan ciangbunjin dari suatu partai
besar di daerah Tionggoan, mereka tahu akibat apa yang akan
terjadi jika urusan ini diketahui oleh orang lain-Tujuh orang
bersama-sama memandang Boen ching, muka mereka diliputi
oleh suasana yang tegang, Khong tong pay, Bu tong, Siauw
lim, Go bie, Kun lun, Hoasan, Thiam cong. Partai mana yang
tidak mau mempertahankan nama baiknya dalam Bulim?
Hay Goat Thaysu sekalipun untuk menjaga nama baik
Siauw lim, diapun harus mengorbankan Boen ching .
Kedua mata Boen ching memandang bergantian pada tujuh
orang ciangbunjin itu. Ketua Khong tong pay, Bu Kie chie, Bu
tong pay, Siong Ko Too, Go bie pay Gong Yun Siucay, atau si
Sastrawan berpedang emas chiang-Thian Yu, Thian cong pay.
"chiet po Tiu Hun Kiam, atau sijago pedang tujuh tindak
pencabut nyawa cie Koen tie. Ketua Hoa sanpay "Sui Goat
Ciang" atau sijago pukulan penghancur bulan Shiu cui suat
dan terakhir ketua Siauw lim pay Hay Goat Thaysu.
Mereka itu telah mempunyai nama yang cemerlang di dunia
kangouw sebagai seorang ciangbunjin ternyata dapat
melakukan pekerjaan yang demikian rendahnya.
Tujuh orang yang dipandang oleh Boen ching sedemikian
rupa, dalam hati mereka timbul perasaan yang tak enak.
Bu Kie chie tertawa dingin, setelah memandang sejenak
pada Boen ching, ia berkata. Senjata rahasia "Thian Liong
Suo" sudah tentu harus dikembalikan kepada Thian san pay"
kemudian tertawa serak, terusnya.
"Mereka tujuh orang mengira setelah membawa senjata
rahasia "Thian Liong Suo" tentu dapat menang lebih pagi satu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jam, ternyata menjadi demikian akhirnya, sungguh harus kita
hargai." selesai bicara ia tertawa dingin.
Enam orang lainnyapun dalam hatinya telah paham, Bu Kie
chie berkata demikian adalah dengan maksud memberi tahu
kepada mereka bahwa nanti pada orang-orang dunia kangouw
mereka harus berbicara demikian juga, kalau tidak nama baik
tujuh partai tak dapat dipertahankan-
Boen chin memandang tujuh orang itu, dia hanya tahu
diantara tujuh orang itu, Seorangpun tidak mengijinkan dia
turun gunung hidup, hidup, dia mengetahui urusan ini cepat
pun tak ada gunanya.
Diantara tujuh orang itu, setiap orang dapat dihitung
sebagai tokoh yang lihay dalam Bulim dan dia? Seorang anak
berusia 8 -9 tahun setiap orang hanya perlu membalikkan
tangannya saja telah dapat mencabut nyawanya.
Bu Kie chi nampak enam orang berdiam diri, dia tertawa
dingin dan berkata: "Pada ke tujuh buah hiolo kuno itu tertera
ilmu silat peninggalan Thian Jan Shu, sudah tentu kita tidak
dapat membiarkan bocah ini yang mendapatkan, lebih baik
kita tujuh partai masing-masing menyimpan satu hiolo, kiranya
engkau enam orang berpendapat bagaimana?"
Boen ching tahu bahwa dia pasti mati, dengan gusar ia
membentak: "Kamu semua kawanan perampok",
Mendengar hal itu, hati tujuh orang bergetar, Bu Kie chie
mendengus, tangan kirinya segera mengerahkan tenaga,
membuat Boen ching kesakitan dan keringatnya menetes
keluar.
Bu Kie chie tertawa dingin, katanya. "Bocah ini bilang
bahwa Thian Jan Shu telah menghadiahkan tujuh buah hiolo
kuno itu kepada nya, sudah tentu dia anak muridnya Thian
Jan Shu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen chiang menahan sakit, dengan gusarnya dia
memaki... "Kamu kawanan perampok, tidak saja ingin
merampok barangku, bahkan ingin membunuhku secara
menggelap." Hati tujuh orang sekali lagi mendesir,
"membunuh secara menggelap?"
ciangbunjin dari tujuh partai besar semuanya mengetahui
bahwa mereka berbuat pekerjaan yang rendah ini jika tersebar
sampai ke dunia kangouw, apakah orang-orang tujuh partai
besar masih dapat tancapkan kaki mereka ke dunia kangouw?
Bu Kie chi mendorong tubuh Boen ching ke tengah
ruangan, sedang tangannya segera menotok jalan darah di
dagunya.
Terhadap enam orang lainnya ia hanya berkata.. "Kalau
enam orang belum dapat berpikir suatu cara, tetapi aku
mempunyai suatu cara yang sangat bagus."
Boen ching yang berdiri di tengah ruangan, matanya
memandang tujuh orang itu berganti-ganti, perlahan-lahan ia
menutup matanya, setetes air matanya mengalir melalui
wajahnya, mati baginya tidaklah mengapa tetapi terhadap Pat
Huang Sin Mo yang telah membunuh orang tuanya. bukankah
selamanya ia tidak dapat menuntut balas terhadapnya?"
Ketua Bu tong pay, Siong Ko Tosu berkata "Too-heng
mungkin akan memberi petunjuk, silahkan berbicara"
Bu Kie chie tersenyum, katanya. .. "Kita tujuh partai
masing-masing mengambil sebuah hiolo kuno, tapi siapa
dahulu dan siapa belakang sukar ditentukan, tidak lebih baik
kita tujuh orang bersama-sama melancarkan pukulan, pukulan
siapa yang terkena anak itu lebih dahulu, itulah yang
mengambil pertama. Saudara apakah kiranya caraku ini dapat
diterima?"
Enam orang berdiam tidak menjawab.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu Kie cie tertawa terbahak-bahak sambil berkata. "Kalau
begitu baiklah kita tentukan demikian"
Dalam hatinya telah mempunyai perhitungan, ia tertarik
dari sebuah hiolo kuno, dalam hati dia berpikir aku akan
melancarkan pukulan yang pertama, bukankah dengan
demikian Khong tong pay akan menjadi pimpinan pada Bu
lim?
Habis berpikir badannya berkelebat, telapak tangannya
segera melancarkan serangan kearah Boen ching, kemudian
memungut tiga buah senjata rahasia. "Thian Liong Suo,"
terhadap enam orang lainnya ia berkata.
"Pinto jalan lebih dahulu, ini tiga buah senjata rahasia
"Thian Liong Suo," akan kubawa untuk dikembalikan kepada
Thian Sanpay."
Selesai berbicara, tangan kanannya segera diangkat,
sebuah hiolo kuno seberat lima enam ratus kati dengan
mudah diangkat olehnya, badannya berkelebat dan segera
meninggalkan tempat tersebut.
Boen ching yang terkena serangan tangan Bu Kie cie
segera terasa badannya gemetar, bagaikan dimasukkan ke
dalam gudang es, dingin nya luar biasa sehingga hampir2 tak
tahan dia telah terkena pukulan hawa dingin atau "cien Hang
chiang" dari Khong tong pay. Kalau bukannya Thian Jan Shu
sebelum meninggal telah memberikan lweekangnya yang
dilatih selama puluhan tahun itu ke dalam tubuhnya, mungkin
saat ini ia telah tewas karena pukulan tersebut.
Ketua Go biepay Gong Yu Suthay yang selamanya tak akur
dengan Bu Kie chie nampak bahwa Bu Kie chie mengambil
diantara ke tujuh buah hiolo kuno telah memilih dimana
telapak tangan yang paling jelas dan paling dalam tertera
pada hiolo itu, segera ia mendengus.
Segera mereka memandang sekali lagi kepada Boen ching,
dengan semacam pukulan Bu Kie chie itu, sekali pukul sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat dengan mudah mencabut nyawa Boen ching sungguh
suatu perbuatan yang sangat kejam, ia mengerti, Bu Kie chie
ingin membebankan dosa membunuh Boen ching pada
masing2 partai besar, tetapi demikianpun baik pikir sampai di
sini, dia tak ragu-ragu lagi, badannya segera bergerak dan
melancarkan suatu pukulan kearah Boen ching kemudian
mengambil salah sebuah hiolo kuno dan melayang
meninggalkan kuil.
Sisanya lima orang nampak dua orang telah berlalu, ketua
Bu tong pay Siong Ko Tosu paling dulu tak sabar Bu tong pay
salah satu pimpinan Bu lim, bagaimana harus jatuh dibelakang
partai lain? Diapun segera bangun berdiri dan melancarkan
pukulannya kearah Boen ching dan mengambil hiolo kuno
yang ketiga.
Badan Boen ching sempoyongan dia sudah merasa tak
tahan tetapi dia tetap mementangkan matanya jika dia masih
dapat hidup maka setiap saat tentu dia akan menuntut balas
pada tiap2 partai, meskipun dia mengerti, semuanya ini tidak
mungkin terjadi, tetapi hanya dengan demikian dia baru dapat
mempertahankan kesadarannya.
Ketua Thiam cong pay sijago pedang tujuh tindak pencabut
nyawa cie Koen Tie pun segara berdiri, Thiam cong pay
sebagai suatu partai yang mengutamakan dalam ilmu pedang,
kalau ini hari bisa mendapatkan ilmu silat peninggalan Thian
Jan Shu bukankah dengan demikian dapat pula sebagai
pimpinan bu- lim dan inipun merupakan hal yang diinginkan
siang malam, segera dia melancarkan satu pukulan kearah
Boen ching dan mengambil hiolo yang ke empat.
Sepasang mata Boen ching menjadi kabur dalam
tenggorokannya merasa amis dan segera ia muntah darah.
Ketika Kun lunpay, si Sastrawan berpedang emas chiang
Thian Yu, dan Ketua Hoa san pay, si jago pukulan penghancur
bulan Shia cuiSuat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bersama-sama bangun berdiri tetapi ternyata si Sastrawan
berpedang emas lebih cepat setindak. dua orang berturut-
turut mengambil pergi hiolo yang kelima dan ke enam.
Boen ching berturut-turut kena dua kali pukulan, dadanya
terasa tergetar dan ia tak tahan.
Hay Goat Thaysu termenung duduk di sana, ia memandang
pada hiolo kuno yang terakhir dan anak kecil pingsan di atas
tanah pikirannya menjadi melamun.
Nama baik Siau lim pay tak dapat dirusak oleh siapapun,
meskipun dia harus mengerjakan pekerjaan yang menakutkan
sekalipun, asal dapat mempertahankan nama baik Siau lim
pay, apa saja ia mau lakukan-
Mendadak suatu ingatan terlintas pada benaknya. Seolah-
olah Boen ching sedang berteriak "lni adalah suatu
pembunuhan gelap." suatu bayangan yang mengerikan
terbayang dalam hatinya ia segera menarik kembali pukulan
yang telah dilancarkan tetapi terlambat pukulannya sebagian
telah mengenai tubuh Boen ching, Tubuh Boen ching tergetar
meskipun dia telah mendapatkan hawa murni Thian Jan Shu
yang dilatih selama puluhan tahun tetapi tetap dia tak kuat
menahan tujuh pukulan dari tujuh partai besar, sehingga
badannya tak dapat bergerak.
Keringat dingin telah membasahi muka Hay Goat Thaysu,
mendadak terpikir olehnya. "aku adalah murid Buddha
mengapa dapat berbuat pekerjaan dengan bermain? Nama
baik Sau lim pay meskipun harus rusak masih dapat dihadapi,
tetapi apakah hati nuraninya dapat menerima?
Perbuatan yang jahat telah dilakukannya, perbuatan yang
telah salah tak dapat ditambah lagi dengan suatu kesalahan,
ia harus banyak berbuat pekerjaan mulia untuk menebus
dosanya itu.
Berpikir sampai di sini, ia segera membungkukkan
badannya nampak wajah Boen ching sangat pucat, waktu itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diperiksa nadinya dia mengetahui bahwa tak ada harapan
untuk ditolong lagi.
Dia menghela napas, dari sakunya segera mengeluarkan pil
"Tze Kim Tan" dan memasukkannya ke dalam mulut Boen
ching, hatinya berpikir dengan demikian, dapat dipertahankan
hidupnya selama tiga jam, jika ada orang pandai yang datang
kemari mungkin masih dapat dipertahankan nyawanya,
meskipun harapan ini sia-sia belaka tetapi juga
memperlihatkan sedikit harapan-
Dia memalingkan wajahnya memandang hiolo kuno itu,
pada hiolo kuno itu tertera ilmu silat peninggalan Thian Jan
Shu. Jika ini jatuh ke tangan golongan sesat, akibatnya tak
dapat dibayangkan, badannya segera melayang mengangkat
hiolo kuno itu dan meninggalkan kuil.
Dalam kuil kuno itu kembali sunyi senyap tetapi dimuka kuil
terlentang tujuh buah mayat dan didalam kuil seorang tua
mati dalam bentuk duduk bersila dan seorang anak setengah
mati terlentang ditengah ruangan kuil.
Dalam suasana yang mengerikan itu, sebuah bayangan
bergerak mendekati puncak gunung, seorang Siucay
pertengahan dengan pakaian serba hijau muncul di depan kuil
kuno itu.
Muka Siucay itu sangat tampan pada punggungnya
menyoren sebilah pedang. Dia hanya memandang sejenak
pada mayat Thian San chit Kiam bagaikan matinya tujuh
orang itu sedikit pun tidak aneh baginya, dia berjalan terus
menuju ke tengah ruangan-
Setelah masuk ke dalam ruangan, matanya tertumbuk pada
mayat Thian Jan Shu pada mulanya terlintas satu perasaan
kaget, dalam hatinya diam-diam berpikir "Apakah dengan
kepandaian yang dimiliki Thian San chiet Kiam dapat
membunuh mati Thian Jan Shu?" Berpikir sampai di sini mau
tak mau ia harus memperhatikan keadaan sekelilingnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam ruangan kuil itu selain Boen ching tak nampak
seorangpun juga.
Matanya memandang Boon ching sekejap. ia berjalan
mendekati mayat Thian Jan Shu pada punggungnya tampak
tiga buah luka yang darahnya mulai mengering.
Nampak tiga buah luka itu, siucay pertengahan baru itu
mendengus. Setelah Thian Jan Shu mati tentu masih ada
orang yang datang dan senjata rahasia yang menancap pada
punggung Thian Jan Shu tentulah suatu pusaka, dan telah
membawa pergi benda pusaka tersebut olehnya.
Mendadak ia berpikir, Thian Jan Shu Thian San chiet Kiam
semuanya telah mempunyai nama yang cemerlang di dunia
kangouw sehingga mati disinipun masih dapat dipercaya,
tetapi anak kecil itu siapa? Ternyata juga mati ditempat ini.
Lalu ia menoleh memandang Boen ching, tiba2 ia melihat
tubuh Boen ching bergerak, Siucay pertengahan itu dalam
hatinya menjadi heran- anak kecil itu ternyata belum mati, ini
sungguh aneh. Apa yang di inginkannya mungkin dari mulut
anak kecil ini dapat diketahuinya.
Dia berjalan mendekati Boen ching tubuhnya dibalik baju di
punggung Boen ching telah hancur semuanya, sedang pada
punggung yang telah yang hancur itu tertera tujuh buah
telapak tangan yang kacau.
siucay pertengahan itu terkejut, telapak tangan itu
semuanya dia kenal, ilmu pukulan tunggal dari Khong tong
pay. "chieh Han ciang". Dari Butong pay, "Thay Shie ciang,"
Siauw lim pay, "Kiem Kong ciang," dari Go bie pay, "Thay shie
Mi ciang" dari Kun lun pay,Jan Jang ciang dari Thian cong pay.
chiet Seng ciang dan terakhir dari Hoa san pay, ilmu "Sui Goat
ciang".
Ternyata pukulan tunggal dari tujuh partai besar bersama-
sama muncul di tubuh seorang anak kecil, bukankah ini
merupakan suatu hal yang sangat mengejutkan? Dan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih aneh lagi ternyata anak itu masih dapat hidup, Entah
karena apa?
Tubuh Boen ching segera dibalik kembali, kemudian ia
memeriksa nadinya, mau tak mau ia mengerutkan alisnya.
Dengan luka dalam Boen ching yang demikian parahnya,
tubuhnya terkena tujuh pukulan dari tujuh partai besar, kalau
ditolong dengan lweekangnya sendiripun bukannya tidak
mungkin, tetapi paling sedikit harus makan waktu lima tahun
baru dapat sembuh seluruhnya.
Dia berdiri dan jalan mondar-mandir dalam ruangan itu,
demikian kecil anak itu, harus di sembuhkan dengan bantuan
lweekangnya selama lima tahun, sesungguhnya tidak
berharga, tetapi badannya terkena pukulan dari tujuh partai
besar, membuat tak tentram, dalam hatinya sebenarnya ia
ingin mengetahui sebenarnya apa yang terjadi jika hal ini
ditanyakan kepada tujuh partai, tentunya seorangpun tak ada
yang mau memberi tahu.
Pukulan "Kiem Kong ciang" dari Siau lim pay pun tertera
pada punggung anak itu, dapat dibuktikan urusan ini sangat
besar hubungannya.
Siau lim pay jarang sekali mencampuri urusan dunia
kangouw, tetapi dalam hal inipun ternyata tersangkut juga.
Lama ia melamun, melihat sejenak pada Boen ching, wajah
yang mungil dari Boen ching itu berubah menjadi wajah
mungil dari seseorang.
Ia menghela napas, segera ia mengangkat bangun Boen
ching, telapak kirinya ditempelkan ke punggung Boen ching
dan mengerahkan Lweekangnya untuk menyembuhkan luka
dalam Boen ching.
Setengah jam kemudian, wajah tampan dari siucay
pertengahan itu berubah menjadi pucat, sebaliknya Boen
chingpun mulai merintih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah istirahat sejenak. dari sakunya Siucay pertengahan
itu mengeluarkan sebutir pil dan akan memasukkannya ke
mulut Boen ching.
Tetapi dia ternyata dalam mulut Boen ching masih terdapat
pil "Tze Kiem Tan" dari Siauw lim pay yang belum lumer.
Dalam hatinya segera diliputi oleh teka teki, pil itu
kemudian dimasukkan ke dalam mulut Boen ching. Begitu
kena air liur, pil itu segera larut dan masuk ke tenggorokan
Boen ching.
Boen ching merintih, dengan perlahan-lahan ia membuka
kedua matanya, ia menjadi heran mengapa ia masih dapat
hidup ? Peristiwa tadi segera terbayang lagi dalam benaknya,
dengan sangat perlahan ia berkata. "Apakah aku masih hidup
?"
Siucay pertengahan itu tersenyum dan berkata. " Engkau
takkan dapat mati".
Boen ching segera mengerti, ia telah ditolong oleh orang,
air matanya segera mengalir keluar. Siucay pertengahan itu
memandang Boen ching, dalam hatinyapun segera timbul
perasaan yang tak enak. ia menghibur Boen ching, katanya.
"Anak baik, jangan menangis, penderitaan yang kau alami
tentu terlalu banyak".
Hati Boen ching segera timbul rasa berterima kasih,
selamanya belum ada orang sedemikian baik terhadapnya,
selain ibunya, bahkan ayahnya pun juga tidak pernah. Berpikir
tentang ayahnya sebuah wajah yang keren segera terbayang
olehnya, mendadak berubah menjadi wajah yang penuh
dengan darah sambil berteriak. "Anak ching lekas lari"
Bayangan Pat Huang Sin Mo pun muncul dalam benaknya,
ia tambah sedih, air matanya mengalir keluar tak henti2-nya.
siucay pertengahan itu nampak Boen ching menangis
begitu sedihnya, ia pun tak tahan ingin menangis, segera ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menoleh ke tempat lain, matanya menyapu ke seluruh
ruangan menahan menetesnya air mata.
Boen ching nampak Siucay pertengahan itu menoleh
kearah lain, dia mengetahui siucay pertengahan itu tak suka ia
menangis, ia merangkak bangun dan berlutut dihadapan
Siucay itu.
Katanya: "Boanpwe Boen ching mengucapkan terima kasih
atas pertolongan cianpwe yang telah menolong jiwa
boanpwe".
siucay itu menoleh memandang Boen ching sambil berkata.
"Engkau bernama Boen ching kah ? Mengapa engkau dipukul
orang sehingga luka dalam sedemikian parahnya ?"Boen ching
pun segera menceritakan asal usulnya dan peristiwa apa yang
telah terjadi setelah ia berada didalam kuil tersebut.
setelah mendengar cerita tersebut, siucay pertengahan itu
menghela napas dan berkata. " Engkau sungguh sangat
kasihan, maukah jika engkau kuterima sebagai murid?"
Sambil berlutut Boen ching berkata. "cianpwe telah
menolong jiwa ku, suruh aku menjadi anjing atau kuda
sekalipun boanpwe tak akan menolak."
siucay itu mengerutkan alisnya katanya^ "Apakah engkau
ingin membalas sakit hati orang tuamu?"
Sambil meneteskan air matanya Boen ching menjawab.
"Murid tidak berani melupakan sakit hati kedua orang tuaku."
"Tetapi bila aku tak sanggup mengajar cukup ilmu silat
untuk menuntut balas, apakah engkaupun masih ingin
mengikuti aku?"
Boen ching pikir nyawanyapun didapatkan secara tak
disangka, dia telah melepaskan budi padaku, mana boleh tidak
membalasnya? Dia menundukkan kepalanya dan berkata.
"Murid mau"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siucay itu tersenyum, katanya. "Jika engkau menyesal,
sekarang masih sempat." sambil berkata ia melepaskan kain
pengikat kepalanya. Suatu rambut yang panjang hitam segera
terurai. Ternyata siucay pertengahan itu adalah seorang
wanita.
Dalam hati Boen ching diam2 sangat kecewa tetapi ia tetap
berkata. "Murid selamanya tak akan menyesal."
siucay itu meskipun seorang wanita, tidak saja telah
menolong jiwanya bahkan sangat baik terhadapnya, meskipun
tidak dapat dengan cepat menuntut balas sakit hati kedua
orang tuanya. tetapi akhirnya pada suatu saatpun ia tentu
berhasil.
siucay itu menghela napas sambil berkata. "Baiklah, aku
akan memberi tahu siapakah aku ini, Aku adalah "Ie Bok
Tocu" atau pemilik pulau Ie Bok To, Ie Bok Sincoen-" Boen
ching diam-diam terkejut, Pemilik pulau Ie Bok To di laut
Timur.
Ie Bok Sincoen namanya telah menggetarkan sungai
telaga. waktu ia merantau ke daerah Tionggoan, dengan
pedangnya telah mengalahkan " Low San Ngo cho" atau Lima
setan dari gunung Low san, dan d engan pukulan telapaknya
membunuh "Ngo Hengpek Kuay sehingga menggetarkan
seluruh Bu- lim. Tetapi setelah Sin Liong muncul, ia tak pernah
muncul lagi di daerah Tionggoan. Sungguh tak terkira ini hari
Boen ching dapat bertemu dengannya, bahkan satu-satunya
orang yang mengetahui bahwa pemilik pulau IeBok To adalah
seorang wanita.
Ie Bok Tocu menghela napas, tangannya membereskan
rambutnya dan memakai kembali ikat kepalanya.
Boan ching sungguh tak menduga kalau yang
dihadapannya itu adalah Ie Bok Tocu yang telah
menggetarkan Bu-lim, saking gembiranya ia sampai tak dapat
berkata apa-apa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kepada Boan ching, Ie Bok Tocu berkata. "Anak ching, mari
kita pulang", habis berkata ia mengempit tubuh Boan ching,
dan lari turun gunung.
Dalam kuil kuno itu, suasana menjadi sunyi senyap kembali
dan sangat menyeramkan
-ooo0dw0ooo-
ELANG EMAS DARI GURUN PASIR
WAKTU berjalan sangat cepatnya, tahun berganti dengan
tahun, tak terasa sepuluh tahun telah berlalu,
Seorang pemuda berusia delapan sembilan belas tahun
berdiri di tepi pantai, sebuah kapal dengan perlahan-lahan
menjauhi pantai berlayar ke tengah lautan, matanya terasa
sedikit guram.
Perahu layar itu perlahan-lahan menghilang ditengah
lautan, ia menoleh memandang ke daratan, bisiknya. "Sudah
sepuluh tahun, akhirnya aku datang pula ke sini."
Mulutnya tersungging suatu senyuman, tangannya meraba
pedang yang tergantung di pinggangnya, sedang tangan
lainnya menjinjing buntalannya dan berjalan menuju ke
daratan-
Ia adalah Boan ching yang sepuluh tahun yang lalu telah
ditolong oleh orang aneh dari luar lautan Ie Bok Tocu.
Setelah melalui sawah yang kering, Boan ching masuk ke
dalam suatu kota.
Sepuluh tahun terakhir ini, dalam perawatan yang cermat
dan mendapat bimbingan dari Ie Bok Tocu, sekali lagi ia
datang ke daerah Tionggoan dengan tujuan merebut kembali
tujuh hiolo kuno yang sekarang disimpan oleh tujuh partai
besar, dan tak lupa dendam atas pukulan-pukulan yang
diterimanya dari para ketua tujuh besar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berjalan sejenak didalam kota, ia mengangkat
kepalanya, kiranya ia telah berdiri dimuka rumah makan yang
memakai merk "chih Eng Lo."
Hati Boan ching bergerak. pikirnya perutnya mulai merasa
lapar, lebih baik naik loteng, makan dahulu baru melanjutkan
perjalanannya.
Begitu ia sampai di atas loteng, nampak semua orang
dengan sinar yang penuh keheranan memandang padanya,
dalam hatinya dia berpikir, mungkin dirinya terlalu asing bagi
mereka dan ia tak mau ambil perduli urusan itu, segera ia
mencari tempat duduk yang dekat dengan jendela.
Baru saja Boan ching duduk, seorang laki-laki kasar berbaju
kuning membentak Boan ching "Hm kawan, aku kira kau baru
pertama kali ini datang kemari. Apakah karena engkau
memangnya tak mengerti aturan di sini ataukah memangnya
sengaja mencari setori?"
Boan ching memandangnya penuh keheranan ia
mengangkat kepalanya memperhatikan orang itu dan
bertanya. "Entah ada peraturan apa, sudikah saudara
memberi tahu?"
orang itu tertawa dingin katanya, "Tiga ratus lie sekitar
perkampungan Sie Shia Ling, kawan2 Bu-lim dilarang
membawa senjata apapun jua."
Boan ching tertawa tawar, didalam hatinya berpikir, entah
belakang ini daerah Sie shia Ling ini telah kedatangan siluman
macam apa yang lihaynya sehingga sekitar tiga ratus lie di
tempat ini orang tak boleh membawa senjata.
Tetapi nampak seorang itu rendah sekali ilmu silatnya, tak
ada perlunya mencari urusan, ia juga tak mau menurunkan
derajatnya, segera ia lepaskan pedangnya dan ditaruh di atas
meja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang itu nampak Boan ching melepaskan pedangnya, dan
melihat pedang itu adalah suatu pedang kuno yang sangat
antik, tahu bahwa pedang itu bukan barang sembarangan,
nampak pula Boan ching seperti tak dapat ilmu silat
sedikitpun, hatinya menduga mungkin hanyalah seorang
Siucay yang membawa pedang untuk hiasan belaka.
Segera ia membentak. "Serahkan pedang itu padaku,"
sambil berkata tangannya menyambar pedang itu.
Boan ching melihat orang itu akan merampas pedang
pemberian suhunya, mana mau mengalah terhadap segala
keroco yang ingin merebut pedangnya. Ia menarik muka,
tangan kirinya segera mencengkeram urat nadi pergelangan
tangan orang itu sambil membentak "Kau mau berbuat apa?"
Baru saja orang itu akan mencapai pedang tersebut, urat
nadi pergelangan tangannya telah dicengkeram dan ia jadi
terkejut, dalam hatinya dia mengetahui telah bertemu dengan
orang yang berilmu tinggi .
Boan ching melepaskan cengkeramannya sambil berkata.
"Siapa pemilik perkampungan Sie Shia Ling ini? Mengapa
demikian tak tahu aturan?"
Hati orang itu sebenarnya sudah keder begitu mendengar
Boan ching berkata demikian, ia segera memaki: "Manusia
rendah, kau berani memaki Thian San Thay-hiap Pek Hong
Siang, dia orang tua sungguh kau tak menginginkan nyawa
mu lagi."
Boan ching mendengar nama yang disebut orang ternyata
adalah Pek Hong siang Sute dari Thin San chiet Kiam,
marahnya segera mereda, pikirnya "Boleh dikata Thian San
chet Kiam juga dibunuh oleh tujuh partai besar, dengan
akupun sama menjadi musuh dari tujuh partai besar,
janganlah karena soal kecil menyebabkan urusan menjadi
besar."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berpikir sampai di sini, dia ingin menyuruh pergi orang tadi,
tapi orang ini begitu melihat perubahan di wajah Boan ching,
disangkanya Boan ching menjadi takut, maka berteriaklah ia.
"Hai kunyuk, lebih baik kau lekas melepaskan tuan besarmu
dan mengangguk-anggukkan kepala tiga kali, mungkin tuan
besarmu masih bisa bicarakan hal ini dengan tuan besar Pek
untuk mengampuni jiwamu."
Mendengar orang itu mengoceh tak keruan, dalam hati
Boan ching menjadi gusar ia mendengus sedang tangan
kirinya diayunkan membuat orang itu terlontar dan berguling
jatuh ke bawah loteng, karena sakitnya ia menjadi berkaok-
kaok.
Boan ching tidak perduli, ia menyapa pelayan minta
beberapa macam sayur, wajah pelayan itu masih nampak rasa
terkejut, tapi ia tak berani membangkang panggilan Boan
ching.
Boan ching bagaikan tak pernah terjadi apa2 dengan
perlahan melahap santapannya, padahal dalam hatinya ia
sedang berpikir dengan cara apa ia harus menghadapi kalau
ada orang yang datang mencari gara-gara.
Pada waktu peristiwa dipuncak Hwee Ing itu terjadi, pihak
Thian San Pay mungkin belum tahu hal yang sebenarnya.
Apa yang harus diperbuat untuk memberitahukan peristiwa
yang sebenarnya telah terjadi hingga Pek Hong Siang mau
percaya?.
Baru saja ia selesai makan, telinganya mendengar derapan
kuda yang sangat ramai, ia menduga tentu orang tadi telah
mengundang datang pembantu-pembantunya. Tampak dua
orang pemuda yang menyoren pedang naik ke atas loteng.
orang tadi itupun mengikuti dua orang pemuda tersebut,
sambil menuju kepada Boan ching ia berkata. " Itulah
orangnya yang telah memaki Pek Tayhiap dan mengatakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek Tayhiap tak dapat mendidik anak buahnya sehingga
mereka berbuat tidak keruan-" Boan ching mengangkat
kepalanya dan memperhatikan dua pemuda itu.
Pemuda yang seorang memakai pakaian ringkas berwarna
hitam dan yang lain memakai pakaian ringkas berwarna putih.
Sepasang mata memancarkan sinar yang sangat tajam,
hingga sekali lihat Boan ching telah mengetahui kalau pemuda
itu memiliki ilmu silat yang tidak rendah.
Kedua orang pemuda itupun memperhatikan Boan ching,
melihat tampak Boan ching yang seperti tampang pelajar dan
tak dapat diraba biasa dari partai mana, mereka tak berani
berbuat gegabah.
Pemuda berpakaian putih itu membentak Boan ching.
"Saudara anak murid dari partai mana ? Apakah tak tahu kalau
perkampungan Sie Shia Ling ini adalah tempat tinggal Thian
San Tayhiap Pek Hong Siang? Mengapa kau berani memaki
beliau seenaknya?"
Mendengar dua orang pemuda itu ternyata bukan anak
murid Thian San Pay, Boan ching menduga mereka mungkin
adalah bawahan dari Pek Hong Siang. Sambil berdiri ia
berkata. "Siaute Boan ching. mengharap dengan sangat dapat
bertemu dengan Pek Tayhiap."
Pemuda berpakaian hitam itu berkata kepada kawannya.
"Suheng, tak usah banyak bicara dengannya."
Kemudian ia membentak Boan ching. "Tahukah kau bahwa
kami adalah Khong tong Siang-kiam (Sepasang jago pedang
dari Khong tong pay ) cou Tiong Ku dan Lu cie ?"
Begitu mendengar nama Khong tong Siang-kiam, wajah
Boan ching segera berubah, Khong-tong Siang-kiam? Ternyata
mereka berasal dari Khong tong pay. Di antara tujuh partai
besar pandangannya terhadap Khong tong pay adalah paling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
buruk. Suara Bu Kie chie pada waktu itu menjadi terbayang
kembali dalam ingatannya.
Melihat wajah Boan ching berubah, Lu cie menjadi bangga.
Memang pada waktu itu pengaruh dari Khong tong pay telah
dapat melampaui enam partai besar lainnya, sehingga tidaklah
heran jika pemuda ini menjadi ber-ubah2 wajahnya begitu
mendengar nama Khong tong pay.
Boan ching menahan hawa amarahnya dan bertanya.
"Apakah kamu dua orang benar2 berasal dari Khong tong pay"
Dengan dingin Lu cie menjawab. "Benar"
Boan ching tertawa terbahak-bahak. katanya "Kalau begitu
aku ingin minta pelajaran satu dua jurus dari kamu berdua."
cou Tiong Ku sebagai murid kepala dari Bu cie Khie ketika
mendengar ucapan Boan ching yang seperti mempunyai sakit
hati dengan Khong tong pay segera bertanya. "Saudara
mempunyai sakit hati apa terhadap partai kami?"
Boan ching tak mau banyak bicara, dengan gusar ia
membentak. " cabut pedangmu "
Dua pemuda itu terpengaruh oleh suara Boan ching,
sehingga tanpa sadar mereka mencabut pedangnya .
Sambil bertukar pandangan, Lu cie berkata kepada cou
Tiong Ku. "Suheng, biarlah aku sendiri yang membereskan
manusia yang tak tahu tingginya langit dan tebalnya bumi ini."
SEHABIS BERKATA, ia membentak kepada Boan ching.
"cabut pedangmu "
Dengan sombong Boan ching menjawab. " Untuk
menghadapi segala manusia rendah semacam engkau, tak
perlu aku sampai mencabut pedangku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar ucapan itu, Lu cie menjadi amat gusar, sambil
tertawa dingin ia berkata. "Bangsat, aku tidak percaya kalau
aku tidak dapat membuat tiga lubang di badanmu," sambil
berkata ia mengangkat pedangnya dan menyerang Boan
ching.
Selama sepuluh tahun Boan ching mendapat bimbingan
dari Ie Bok tocu, kini ia berani bicara demikian sudah tentu
telah mempunyai pegangan, ia melihat Lu chie demikian
memandang musuh dan membuka serangan dengan tusukan-
Boan ching mendengus, secepat kilat dua jari tangan
kanannya menjepit pedang Lu chie dan kaki kanannya
menendang mengarah kejalan darah "Kwan-juan-to", sambil
membentak " Lepaskan"
Lu chie terdesak mundur, pedang ditangan kanannya
terlepas. Ia sadar karena terlalu memandang rendah musuh,
sehingga mengalami kekalahan- Dalam satu gerakan saja
Boan ching telah dapat merebut pedangnya, membuatnya
berdiri tertegun sejenak.
Boan ching tersenyum. Sambil melontarkan pedang kepada
Lu cie, ia berkata. "Tangkap "
Lu cie terkejut, tangan kanannya cepat bergerak
menangkap gagang pedang itu. Tetapi tenaga yang
dikerahkan Boan ching lebih hebat dari yang dibayangkan,
badannya tak bisa menahan tenaga lemparan tersebut dan
terhuyung-huyung mundur dua tindak.
cou Tiong Ku yang menonton disamping diam-diam merasa
terkejut. Lwekang pemuda dihadapannya itu ternyata
demikian tingginya, hanya dalam satu gerakan saja ia telah
dapat mengalahkan Sutenya sedang dirinya tak mengetahui
pemuda yang bernama Boan ching ini menggunakan jurus dari
partai mana.
Ia mengedipkan matanya kepada Lu cie, kemudian
bertanya kepada Boan ching. "Saudara anak murid dari partai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mana? Harap lekas memberi tahu, supaya jangan menyalahi
kawan sendiri."
Dengan dingin Boan ching menjawab. "Engkau masih tak
mempunyai hak untuk bertanya aku dari partai mana.
Mengenai hubunganku dengan Khong tong pay, selamanya
kami tak dapat hidup bersama, sehingga kau tak usah kuatir
kalau sampai menyalahi kawan sendiri."
Mendengar Boan ching berkata demikian, cou Tiong Ku
tahu kalau ia tak dapat lagi menghindari pertempuran ini.
Dengan seorang diri sudah tentu ia bukan tandingannya, tapi
jika dua orang ber-sama2 mengerubuti meskipun belum tentu
menang tapi juga belum tentu kalah.
Sambil mengerdipkan matanya kepada Lu cie, Ia berkata.
"Kalau begitu kita tak perlu sungkan2 lagi."
Boan ching mengetahui maksud dari perkataan itu, ia
tertawa tawar dan berkata. "Jika kalian maju satu persatu
tentu tak dapat menahan seranganku sebanyak lima jurus,
ber-sama2 pun tidak lebih dari dua puluh jurus."
cou Tiong Ku menjadi gusar, ia tertawa dingin dan berkata.
"Sungguh aku ingin berkenalan dengan ilmu saudara yang
tinggi itu." Sehabis berkata, ia mengangkat pedang dan
menyerang Boan ching.
Boan ching tertawa panjang, badannya melayang dan
berdiri di atas meja, pada waktu itu Lu ciepun telah berdiri
dibelakang Boan ching dan bersama-sama membuka
serangan-
Sekarang mereka tak berani lagi memandang rendah,
mereka segera mengeluarkan ilmu yang didapatkan langsung
dari Bu Kie che yaitu "Hong cau Kiam Hoat" atau ilmu padang
mencakar angin untuk mendesak Boan ching.
Dengan berdiri di atas meja Boan ching mengeluarkan
Ginkang nya yang tinggi untuk menghindari tiap serangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang ditujukan kepadanya, sedang kakinya melancarkan
tendangan berantai untuk mendesak mereka.
Makin bertempur mereka merasa tekanannya makin berat.
Sepasang mata Boan ching memandang dengan tajam dan
memperhatikan gerakan pedang dua orang itu.
cou Tiong Ku menusukkan pedangnya, Boan segera
mengangkat kaki kirinya dan menginjak ujung pedang cou
Tiong Ku, sedangkan kaki kanannya bagaikan kilat menyapu
dan dengan tepat mengenai pergelangan tangan Lu cie
sehingga pedang nya terpental dan menancap pada atap
loteng.
Boan ching tidak berhenti sampai di situ, badannya segera
berputar dan menendang ke arah dagu cou Tiong Ku.
ciong Tiong Ku tidak mengira kalau gerakan Boan ching
demikian cepat pun sukar sekali dirubah arahnya, dia terdesak
mundur dan terpaksa melepaskan pedangnya, kalau tidak
ingin kepalanya kena tendangan yang dilancarkan oleh Boan
ching. Kaki kiri Boan ching segera mencongkel pedang cou
Tiong Ku dan dilemparkan ke arahnya
Kedua orang itu memandang Boan ching dengan
terpesona, dengan dingin Boan ching berkata. "Jika kamu
merasa tidak puas boleh mencoba sekali lagi."
Meskipun dalam hati cou Tiong Ku telah tahu bahwa
mereka berdua bukan tandingan nya Boan ching, tetapi
sebagai murid kepala dari Bu Kie chie bagaimana mulutnya
dapat mengeluarkan kata-kata mengaku kalah? Lu cepun
mengetahui maksud dari cou Tiong Ku.
Badannya segera melayang ke atas dan mencabut kembali
pedangnya yang tertancap di atas loteng itu.
Boan ching memandang dua orang itu sambil mengejek.
Dalam hatinya kini mempunyai niat untuk mempermainkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka, hingga Bu Kie chie mau keluar mencarinya. sekali lagi
cou Tiong Ku dan Lu cie menyerang Boan ching.
Boan ching tertawa panjang, badannya bergerak dan
melancarkan sepuluh kali tendangan sekaligus mengancam
seluruh tubuh cou Tiong Ku.
cou Tiong Ku yang didesak sedemikian rupa terus mundur
ke belakang, keringat dingin membasahi bajunya.
Lu cie yang berdiri dibelakang Boan ching segera
melancarkan serangan kearah punggungnya.
Baru saja tubuh Boan ching mencapai tanah, pedang Lu cie
telah mengancam belakang tubuhnya, badannya segera
berputar dan kaki kanannya melancarkan serangan tendangan
ke arah pedang ditangan Lu cie, sedang kaki kirinya
melancarkan suatu serangan kilat dan menendang terbang
pedang ditangan cou Tiong ku.
Itu adalah ilmu tendangan tunggal dari Ie Bok Tocu yang
bernama "cing po chiet Yao" atau ilmu tendangan ikan paus
melompat tujuh kali, dua kakinya dapat melancarkan tujuh kali
tendangan tanpa menginjak tanah terlebih dahulu.
cou Tiong Ku dan Lu cie selamanya belum pernah melihat
ilmu tendangan yang demikian anehnya, kini melihat Boan
ching menggunakan ilmu tendangan yang aneh membuat
wajah mereka pun menjadi pucat.
Tubuh Boan ching yang hampir menyentuh tanah segera
melayang lagi dan merampas dua bilah pedang itu, dan
dengan perlahan dipatahkannya sambil berkata kepada dua
orang itu, "Lekas kamu pulang ke Khong tong untuk memberi
tahukan kepada Bu Kie chie, suruh membuat persiapan, dalam
satu tahun aku pasti mencarinya".
Dia tidak mau mengungkat peristiwa sepuluh tahun yang
lalu, dengan seorang diri ia hendak menghadapi tujuh partai
besar, itu merupakan suatu pekerjaan yang amat sulit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wajah cou Tiong Ku dan Lu cie menjadi bertambah pucat
karena terkejut, dengan tergesa-gesa mereka meninggaikan
loteng itu.
Hati Boon ching menjadi lega, setelah meletakkan sepotong
perak di atas meja, ia turun dari loteng, orang di sekitarnya
menjadi tertegun, sungguh tak terduga oleh mereka pemuda
yang kelihatannya lemah lembut itu hanya dengan sepasang
kakinya telah dapat membuat kocar-kacir murid kepala dari
Ketua Khong tong pay yang telah menggetarkan dunia
kangouw.
Setelah turun dari rumah makan "chieh Eng Lo", dalam
hatinya ia berpikir: "Entah Thian San Tayhiap Pek Hong Siang
berada di perkampungan Sie Shia Ling atau tidak. jika dia
berada di sana, aku akan bertemu dengannya, berpikir sampai
di sini, ia segera berjalan menuju ke perkampungan Sie Shia
Ling.
Baru saja sampai di pintu kota, dari arah muka tampak
seekor kuda dengan kencang, lari menghampirinya dan
berhenti tepat dihadapan Boan ching.
Dalam hati Boan ching mereka orang ini tentu datang dari
Thian San pay, ketika ia mendongakkan kepalanya, yang
datang itu ternyata adalah seorang pemuda yang sangat
tampan, usianya tidak lebih dari dua puluh tahun.
Pemuda itu memandang sejenak kepada Boan ching,
segera turun dari kudanya dan bertanya "Apakah Saudara
betul bernama Boan ching?"
Boan ching tidak mengetahui siapakah sebenarnya pemuda
ini, mendengar ucapan yang tidak bermaksud baik, ia
mengangguk kan kepalanya sambil berkata: "cayhe adalah
Boan ching, apakah saudara betul orang Thian San pay? Aku
ingin menjumpai Thian San Tayhiap Pek Hong Siang".
Pemuda itu dengan dingin menjawab: "Sungguh besar
omongan saudara, apakah kau kira Thian San Tayhiap dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mudah dapat kau temui? Aku Pek Haw ingin mendapatkan
pelajaran dari saudara."
Boan ching tersenyum, katanya. "cayhe ada urusan penting
ingin bertemu dengan Pek Cianpwe."
Pek Haw tidak perduli, segera ia turun dari kuda dan
mencabut pedangnya, dengan dingin ia berkata.
"kawan, engkau salah terka, sepuluh tahun yang lalu tujuh
orang Supekku telah mengorbankan jiwanya untuk membunuh
mati Thian Jan shu, karena hal itu tujuh partai besar telah
menyetujui kalau tiga ratus lie antara Gunung Thiansan dan
perkampungan Sie Shia Ling, kawan-kawan Bu Lim dilarang
membawa senjata, ini hari ternyata engkau telah memaki
ayahku dan membuat malu Khong tong Siang Kiam, di
samping juga akan merusak perkampungan Sie Shia Ling
jangankan ayahku tak ada, meskipun ada, juga tak akan
menemuimu. "
"ooh ... " seru Boan ching dalam hati ia berpikir, Pek How
ini adalah putra Pek Hong Siang dan kini Pek Hong Siang
ternyata tak ada di sini.
Sambil tertawa dia berkata. " Entah Pek cianpwe berada
dimana? bolehkah kiranya saudara memberi tahu?"
Tangan Pek How memegang pedang, menanti Boan ching
mencabut pedangnya, demi melihat Boan ching tak ada
maksud untuk mencabut pedang, ia menjadi gusar,
dengusnya.
"Jika ini hari kau tidak mematahkan pedang untuk meminta
maaf, jangan harap dapat meninggalkan tempat ini."
Sesudah berkata pedangnya melancarkan serangan kearah
Boan ching, sedang dalam hatinya ia berpikir. "Meskipun
engkau tidak mau mencabut pedang, kini mau tidak mau
engkau harus juga mencabut pedangmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba dari arah belakang terdengar derapan kuda dan
tampak tiga penunggang lari mendatangi ternyata yang
datang adalah seorang tua bersama dua arang pelayannya.
Boan ching melihat Pek How telah melancarkan
serangannya dan mengancam jalan darah "cie bun to" di dada
kirinya, melihat serangan ini, ia diam-diam dapat menilai
ilmunya masih di atas Khong tong Siang Kiam.
Tubuh Boan ching segera bergerak dan dengan ringannya
ia mengelakkan serangan itu.
Ketika melihat Boan ching tetap masih belum mencabut
pedangnya, Pek How menjadi bertambah gusar.
Ketika mendengar cerita Khong tong Siang Kiam yang
begitu memuji tinggi ilmu silat Boan ching dan kini melihat
bahwa Boan ching lebih kecil darinya, pikirnya menjadi
berobah, dalam hatinya diam-diam ia berpikir, mungkin karena
dua orang itu pernah dikalahkan sehingga pecah nyalinya, dan
memuji kepandaian lawan untuk menutupi malu atas
kekalahannya .
Memang sejak dulu Khong tong Siang Kiam tidak
dipandang sebelah mata olehnya.
Melihat Boan ching selalu menghindar, dengan gemas Pek
How memperhebat serangan, Boan ching segera mundur dua
tindak dan berkata: "Tahan"
Pek How menarik pedangnya dan berkata. "Apakah engkau
mengaku kalah?"
Boan ching yang mendengar Pek Hong siang tak ada di
situ, tak mau mencari ribut lagi, sambil tersenyum dia
berkata.. "Syarat yang kau minta terlalu berat untukku, dan
tak dapat kuterima"
orang tua yang berdiri dibelakang Pek How mendengus,
katanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keponakan Pek Biarlah aku saja yang maju
menghadapinya, aku ingin memaksa dia berlutut mengaku
kalah."
Boan ching memandang orang tua itu sekejap. entah siapa
orang tua itu pikirnya.
Pek How membalikkan tubuhnya, dengan sangat hormat ia
berkata.
"Kong Sun Lopek, urusan ini biarlah keponakanmu saja
yang membereskan."
Boan ching mendengar Pek How memanggil orang tua itu
sebagaipaman Kong Sun, diam2 ia merasa terkejut, sekali lagi
ia memandang orang itu pikirnya. "Kiranya orang itu adalah
"Thay Mo Kiem ong" atau si Elang Emas dari Gurun Pasir,
Kong Sun Sek. katanya kepandaian yang dimilikinya sangat
tinggi dan tidak di bawah ciangbunjin dari partai manapun jua,
terutama dalam hal Ginkang. Sungguh tak terkira ini hari
dapat bertemu dengannya". .
Kong sun Sek pun memperhatikan Boan ching, dalam
hatinya diam2 ia terkejut, pemuda itu-itu entah anak dari
mana, kalau dilihat dari cara menghindari serangan dari Pek
How tadi, dapat dipastikan Pek How bukan tandingnya, entah
pemuda itu datang kemari ada urusan apa ?
Setelah Boan ching melirik sejenak pada Kong Sun sek,
berkatalah ia kepada Pek How. "Aku dengan pihak Thian San
Pay tak ada ganjalan apa2, tetapi sebaliknya dengan pihak
Khong tong pay ada sedikit urusan- Aku kira Pek How tidaklah
dengan mudah akan melepaskan aku pergi, jika dalam tiga
jurus aku bisa merebut pedang Pek-heng, Pek-heng harus
membereskan urusan hari ini dan tak mendendam padaku
lagi".
Mendengar perkataan itu, bukan saja membuat Pek How
menjadi gusar. Kong Sun Sekpun tidak dapat menahan
amarahnya, pikirnya. "Pemuda ini sungguh takabur, dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiga jurus akan merebut pedang Pak How dengan tangan
kosong? Thian San Kiam Hoat bukanlah dengan mudah dapat
dihadapi. Sekalipun aku sendiri tak berani memandang
rendah, pemuda itu ternyata berani omong besar".
Pek How tertawa besar, katanya. "Jika dalam tiga jurus aku
kehilangan pedangku, bukan saja tidak akan membuat susah
kau, sejak hari ini pula aku mengundurkan diri dari dunia
Kangouw"
Boan ching mendengar Pek How berkata demikian, ia
mengerutkan alisnya, pikirnya. " orang ini mengapa begitu
serius ?Jika demikian hal nya malah membuat aku tak enak
memaksa dia melepaskan pedangnya, tetapi perkataan telah
diucapkan, menyesalpun tak berguna," kemudian katanya.
"Pek-heng tak usah berbuat demikian, jika begitu malah
membuat aku serba susah"..
Mendengar ucapan itu, hati Pek How bertambah gusar, se-
olah2 Boan ching tidak memandang sebelah mata, bahkan
seperti sudah pasti ia tentu kalah di tangannya.
Sebelum ia buka mulut, Boan ching telah mengetahui apa
yang telah dipikirkan olehnya, dengan tertawa ia berkata.
"Kalau begitu lebih baik kita bertanding secara lisan terlebih
dahulu".
Hati Pek How dan Kong Sun Kok menjadi heran, pikirnya.
Bagaimana caranya bertanding secara lisan ?-?
Sambil tertawa Boan ching berkata. "Ilmu pedang yang
lihay dari Thian San Kiam IHoat adalah "Tui Yun Toan ciet cap
Sah Sih" atau tiga belas jurus ilmu mengejar mega memotong
matahari, kukira engkau tentu akan menggunakan ilmu ini,
untuk menghadapi aku bukan?"
Dalam hati Pek How berpikir. "Memang meskipun
kehebatan "chieh San ciet Kiam" atau tujuh pedang Dewa
Sakti jika dibandingkan dengan "Tui Yun Toan Jiet cap Sah
Sih" lebih hebat, tetapi keganasan dan kegesitannya tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menandingi, lagi pula dengan lwekang yang dimilikinya
sekarang ini masih belum dapat melancarkan "chieh sian chiet
Kiam" dengan sempurna. Meskipun Boan ching dapat
menebak tepat kalau dia tentu akan menggunakan "Tui Yun
ToanJiet cap Sah Sih" ia belum kagum, ilmu pedang ini telah
menggetarkan dunia kangouw, sekalipun Boan ching dapat
menyebutkan juga bukan merupakan hal yang aneh.
Boan ching sambil tertawa meneruskan, "benarkah jurus
pertama dari Tui Yun ToanJiet cap Sah Sih, adalah jurus Thian
Way Lay Hong atau di luar langit ada langit?"
Diam2 Pek How terkejut. Yang mengetahui ilmu pedang
"Tui Yun Toan Jiet cap Sah Sih" tidak banyak. tetapi yang
mengetahui jurus2 itu dengan sangat mudah, apakah mungkin
ia masih ada hubungan dengan Thian San pay?
Hal yang sebenarnya Suhu Boan ching Ie Bok Tocu
mempunyai pengetahuan yang sangat luas tentang ilmu silat
yang ada di dunia ini kebanyakan ia mengetahui, selama
sepuluh tahun Boan ching mendapat bimbingan yang
langsung dari suhunya, ditambah bakatnya sangat baik, pun
sepuluh tahun yang lalu waktu Thian Jan Shu bertempur
dengan Thien San ciet Kiam Boan ching hadir disana dan
melihat setiap jurus yang digunakan oleh dua pihak yang
bertempur itu sehingga terhadap Thian San Kiam Hoat ini
sangat fatal.
Hati Pek How belum saja tenang kembali. Boan ching telah
melanjutkan kata-katanya itu memang untuk mencoba
kekuatan lawan-
Jurus itu baru saja dilancarkan setengah jalan, tubuh Boan
ching telah mendesak maju. dua jari tangan kanannya telah
menotok jalan darah "cie bun to" dibadan Boan ching, Pek
How terdesak maju, terpaksa Pek How mengangkat pedang
melancarkan serangan untuk mendesak Boan ching keluar
lingkaran pertempuran, jurus yang digunakan barusan ini
adalah jurus "Lui Tian Rao Tong" atau kilat geledek mengitari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hiolo. Boan ching putarkan tubuh, menghindar serangan
pedang Pek How.
Tidak menunggu sampai ia mengganti jurus, Boan ching
telah melancarkan serangan tendangan dan mengarah ke
pergelangan tangan Pek How.
Pek How sangat terkejut, sungguh tak terkira olehnya kalau
dengan jurus "Sin Kiam Thim Yuan- atau pedang sakti
melancarkan serangan, dengan demikian aku sudah dapat
memaksa engkau melepaskan pedangmu.
Pek How dan Kong Sun Sek terkejut, Kong Sun sek kaget
karena gerakan aneh yang dikatakan Boan ching itu belum
pernah ia dengar, sedang Pek How terkejut karena Boan ching
demikian jelas mengetahui tentang ilmu "Tul Yun Toan Jiet
cap Sah Sih" daripartai nya, bahkan lebih jelas dari dirinya,
pikirnya tentu dia mempunyai hubungan dengan Thian San
Pay.
Boan ching tersenyum, katanya." Engkau tentu masih
belum mau percaya bolehkah maju coba-coba."
Dalam hati Pek How merasa tidak puas, pikirnya. "Apakah
aku harus melancarkan serangan sesuai dengan apa yang kau
ucapkan?"
Berpikir sampai di situ, segera ia melancarkan serangannya
kearah Boan ching dengan menggunakan jurus "Thian Way
Lay Hong atau di luar langit ada langit, jurus ini adalah jurus
pertama dari "Tui Yun Toan Jiet Sah Sih" dan satu-satunya
jurus yang dapat merubah keadaannya yang kepepet itu
menjadi pihak penyerang.
Apa boleh buat, segera Pek How melancarkan serangan
dan mengancam pinggang Boan ching, jurus yang digunakan
ini adalah jurus "Sin Kiam Tui Yun" atau pedang sakti
mengejar mega, dalam hatinya berpikir," jurus ini meskipun
telah kau tebak tepat, tetapi akan kulihat dengan cara apa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
engkau akan menjepit pedangku kemudian memaksa aku
melepaskan pedang".
Berpikir sampai di sini, ia mengerahkan seluruh tenaganya
dan di pusatkan pada gagang pedang itu.
Boan ching meloncat ke udara dan memutar tubuhnya,
kedua tangannya dengan jurus "Tong cie Pay Kwan im" atau
anak kecil menyembah Dewi Kwan im menjepit pedang Pek
How, sedang kedua kakinya melancarkan tiga kali tendangan
berturut-turut, ini adalah tendangan "Liau Huan Tui" atau
tendangan berantai, semuanya terarah pada jalan darah di
dada Pek How.
Pek How sudah ada persiapan, begitu ia melihat Boan ching
menjepit pedangnya, tangan kirinya segera mengerahkan
lwekang nya menahan jepitan pedang tersebut, pedang
ditangan Pek How segera berubah keras sekali, sehingga tak
bergeming sedikitpun-
Baru saja ia tertegun, serangan tendangan berantai Boan
ching telah tiba, mau tak mau dia harus melepaskan
pedangnya dan meloncat mundur. Mukanya segera berubah
menjadi pucat pasi dan berdiri mematung di sana.
Kong Sun Sek nampak kepandaian Boan ching sangat
tinggi, dalam hatinya sangat terkejut. Membalik tubuh
melancarkan tendangan, menjepit pedang, beberapa jurus ini
hanya dilakukan dalam sekejap mata saja, serangan yang
demikian hebatnya ini, dalam tiga jurus telah memaksa Pek
How untuk melepaskan pedangnya, biar dia dapat
melakukannya, entah pemuda ini anak murid siapa.
Pek How menghela napas, Boan ching membungkukkan
badannya mengambil kembali peda itu dan diangsurkan
kepada Pek How sambil berkata. "Peng Heng, sungguh maaf
atas segala perbuatanku yang lancang tadi."
Dengan rasa malu Pek How menerima kembali pedangnya,
pemuda dihadapannya ini ternyata memiliki kepandaian yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
demikian tingginya, sambil menerima pedangnya ia berkata.
"Entah Boan heng anak murid daripartai mana, ternyata
begitu hapal dengan Thian San Kiam Hoat"
Boan ching tersenyum, jawabnya "suhu telah berpesan
untuk sementara waktu tak boleh menyebut nama beliau,
mengenai Thian San Kiam Hoat . .. ." dia berdiam sejenak.
pikirannya terbayang kembali peristiwa di puncak Hwee Ing,
terusnya "Karena Thian San chiet Kiam pernah melepas budi
padaku."
Sepuluh tahun yang lalu, ketika di kuil kuno itu waktu Thian
Jan Shu akan membunuhnya, kalau bukannya tiba-tiba muncul
Thian San chiet Kiam ditempat itu, maka jiwanya tentu sudah
melayang.
Ketika mendengar bahwa Boan ching ada hubungannya
dengan tujuh orang Supeknya yang telah meninggal, dengan
segera sikap Pek How berubah menjadi sangat menghormat,
katanya "Kiranya begitu? jadi aku telah salah paham"
Setelah berkata demikian, ia berhenti untuk berpikir
sebentar, kemudian baru melanjutkan- "Partai kami sangat
baik hubungannya dengan Kong tong pay Entah karena
urusan apa sehingga Boan heng bentrok dengan mereka?
Mungkin aku dapat membantu mendamaikan urusan itu."
Dalam hati Boan ching berpikir "Bu Kie chie adalah
merupakan pemimpin dari pembunuhan Thian San chiet Kiam.
Jika engkau tahu pasti segera akan mendendam nya,
sekarang masih dapat mengatakan hubungan dengan Khong
tong pay sangat baik segala." Katanya. "Urusan ini harus
diselesaikan dengan mereka. Terima kasih atas perhatian Pek
heng."
Di pinggir Kong Sun Sek mendengar semuanya itu dan
dalam hatinya segera timbul rasa simpatik terhadap Boan
ching. Selama dia selalu tak cocok dengan Bu Kie chi, tetapi
selama ini hubungan Bu Ki chie dengan Thian San Pay sangat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baik hingga ia tidak enak banyak bicara, untuk mencegah
orang mengatakan ia ingin merenggangkan hubungan itu,
juga meskipun ia tidak cocok dengan Bu Kie chie, ia juga tidak
dapat menerka apa tujuan Bu Kie chie mendekati Thian San
pay. Hal ini lebih-2 membuat dia sukar untuk membuka mulut.
Setelah Pek How mendengar Boan ching berkata demikian,
terpaksa ia hanya dapat berkata.. "Boan heng, mencari ayah
entah ada urusan apa? Nanti akan kusampaikan-"
Boan ching termenung sejenak. kemudian berkata:
"Tentang urusan ini tak dapat aku memberitahukan, mohon
Pek heng suka memaafkan"
Kong Sun sek tertawa besar dan berkata. "Kamu anak kecil
ada urusan begitu saja berbelit-belit, sedikitnya tak ada
semangat, aku si orang tua paling benci dengan orang
semacam itu".
Pek How dan Boan ching tertegun mendengar perkataan
itu, Boan ching mengangkat kepalanya memandang Kong Sun
Sek. dan sambil menjura pada Pek How ia berkata. "Tadi Pek
heng tidak menurunkan tangan jahat, itu akan selalu kuingat
didalam hati. karena Pek Tayhiap tidak ada, maka aku juga
tidak akan tinggal lebih lama lagi. Jika ada kesempatan, dilain
waktu kita akan bertemu lagi". Kong sun sek melihat Boan
ching akan pergi, dalam hatinya berkata.
"Mana dapat melepas dia pergi dengan mudah? Aku harus
mengetahui dulu dia anak murid dari partai mana". Teriaknya.
"Anak kurang ajar Ternyata kau ingin menghindari aku dan
mengangkat kaki ? Tidak memperdulikan aku si orang tua lagi
?"
Mendengar Kong sun sek berkata demikian, Boan ching jadi
mengerutkan alisnya. Pek How yang mengerti kalau Kong Sun
Sek tak ingin melepaskan Boan ching, dan pura-2 gila untuk
menahannya, dalam hati tertawa dan mundur ke samping.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boan ching tersenyum kepada Kong Sun sek dan berkata. "
Entah ada pesan apa locianpwe?"
Kong Sun sek yang melihat Boan ching demikian merendah
menjadi tertegun dan berpikir. "Anak muda ini sungguh cerdik,
kini malah aku yang tak dapat menghindarinya lagi. Jika aku
meneruskan berpura-pura gila, hal ini akan menurunkan
derajatku dan akan dikatakan yang tua menghina yang muda.
ilmu silatnya tidak berada di bawahku tetapi dia begitu
menghormat pada diriku." Dia berdiam sejenak, begitu
mendongakkan kepalanya nampak sepasang mata Boan ching
memandang seperti sedang menertawakan dirinya, hatinya
menjadi mendelu dan membentak. "Anak kurang ajar, aku
ingin tanya siapakah suhumu ?"
Boan ching tertawa dan berkata dalam hati. "Kong Sun Sek
ini memang ingin bergebrak denganku, sudah mengerti masih
sengaja bertanya".
Dengan tawar ia berkata, "Meskipun kau orang tua
memaksa aku bergebrak dengan mu, belum tentu kau dapat
mengetahui asal perguruanku. Bicara apa harus berputar-
putar? Lebih baik katakanlah secara blak-blakan".
Kong Sun Sek mendengar ucapan itu menjadi serba susah,
sebenarnya ia ingin gusar tetapi dia tak dapat berbuat
demikian, kepalanya di dongakkan dan tertawalah terbahak-
bahak.
Sebenarnya hanya ingin mencoba kepandaian Boan ching
untuk mengetahui dia berasal dari partai mana. Dia tak
percaya kalau dirinya yang mencoba sendiri tak dapat meraba
ilmu silatnya itu berasal dari perguruan mana.
Boan ching tak menunggu sampai Kong Sun sek berhenti
tertawa, tambahnya. "cayhe bukannya tak mau melayani satu
dua jurus dengan Locianpwe, tetapi bukankah dengan
demikian malah akan merusak nama baik Locianpwe?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kong Sun Sek menjadi melongo, mukanya berubah merah
padam bagaikan kepiting rebus, sepatah katapun tak dapat
diucapkan, sedang dalam hatinya timbul perasaan yang sukar
dikatakan. Ucapan Boan ching itu telah membuat dirinya mati
kutu, keinginan untuk menjajal kepandaian Boan ching pun
segera lenyap tanpa bekas.
Pek How yang melihat keadaan Kong Sun sek sedemikian
rupa itu, teringat pada sikapnya tadi yang ke-gila2an itu,
ternyata ada juga hari ini.. Tak tertahan tertawalah dia hingga
mengeluarkan air mata.
Dua orang pelayan itupun tak dapat menahan gelinya,
sedang dalam hatinya mereka berpikir, kali ini Kong sun Loya
telah ketemu batunya.
Kong Sun Sek tertegun, sambil menghela napas dia
berkata. "Engkoh cilik, kau sungguh hebat, Hari ini aku Kong
Sun Sek terpaksa harus mengaku kalah, tetapi perguruanmu
akan tetap kuselidiki."
Boan ching sambil tersenyum membungkukkan badannya
memberi hormat dan katanya.
"Terima kasih kepada Locianpwe yang tak menurunkan
tangan jahat kepadaku. Aku Boan ching dengan ini mohon
diri."
Kong Sun Sek tersenyum, katanya " Khong tong pay
bukanlah lawan yang empuk. Engkau harus banyak berhati-
hati. Melihat sikapmu yang sangat menyenangkan hati itu, lain
hari kalau kau ada urusan, jangan lupa padaku."
Dalam hati Pek How diam-diam merasa heran. "Thay Mo
Klem Song" atau Si elang emas dari gurun pasir, Kong Sun
Sek ternyata dapat bersikap demikian baik terhadap Boan
ching, sehingga dia tak segan-segan turun tangan membantu
pemuda itu untuk bentrok dengan pihak Khong tong pay. Dari
dulu hubungan antara Thian-san-pay dengan Khong tong pay
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sangat baik, agaknya urusan ini akan sedikit mengalami
kesulitan-
Boan ching tersenyum kepada Kong Sun Sek. setelah
mengucapkan terima kasih, lalu berpisahlah dia dengan dua
orang itu dan melanjutkan perjalanannya.
Kong Sun Sek dan Pek How memandang sampai bayangan
Boan ching lenyap dari pandangan, diantara dua orang itu tak
ada seorangpun yang mengetahui asal-usul Boan ching,
mereka hanya merasa ilmu silat yang dimilikinya itu sangat
aneh, juga sepertinya dia menyimpan banyak rahasia pada
dirinya. Untung dalam hati dua orang itu telah timbul rasa
simpatik mereka terhadap Boan ching.
-ooo0dow0ooo-
DENDAM KESUMAT UMAT PERSILATAN
TIGA HARI telah berlalu, kini Boan ching telah sampai di
kota cu-jen, dalam hatinya dia bermaksud untuk segera
menuju Khong tong pay, untuk menjajal tingginya ilmu silat
yang dimiliki ciangbunjin dari Khong tong pay, Bu Kie chie itu.
Dengan langkah yang perlahan, dia memasuki cu-jen, tiba2
seekor kuda hitam lewat disampingnya dengan sangat cepat,
di atas kuda itu duduk seorang pria berpakaian ringkas
berwarna hitam, pemuda itu menoleh memandang cepat Boan
ching sejenak dan kaburkan terus kudanya.
Boan ching mengerutkan alisnya. Dalam tiga hari ini,
pemuda berpakaian hitam itu selalu menguntit dibelakangnya,
agaknya ada urusan yang ingin dibicarakan dengannya, tetapi
tidak berani menyapa.
Ketika itu sampailah Boan ching di sebuah rumah makan-
Baru saja dia duduk. nampak pemuda berpakaian hitam itupun
memasuki rumah makan itu, hal ini membuat dia mengerutkan
alisnya kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pemuda berpakaian hitam itu mencari tempat duduk tepat
dihadapannya, dengan perlahan-lahan Boan ching
menghabiskan santapannya. tampak pemuda berpakaian
hitam itupun agaknya tidak terburu- buru, dia menundukkan
kepalanya sambil minum teh, sedang matanya beberapa kali
melirik ke arah Boan ching.
Baru saja Boan ching selesai dengan santapannya, tampak
pemuda berpakaian hitam itu mengajukan tangan kanannya,
cangkir teh yang ada di tangannya itu segera melayang
kearah tubuh Boan ching, sedang badannya berkelebat keluar
dari rumah itu, sesampainya di luar pintu dia menoleh ke
belakang dan menggapai kearah Boan ching, kemudian
melompat naik ke atas kudanya dan melarikannya dengan
sangat cepat.
Sambil tangannya menerima cangkir teh, tersenyumlah
Boan ching, cangkir teh itu di letakkannya ke atas meja
beserta sepotong uang untuk membayar santapannya itu, dan
iapun lari mengejar kearah pemuda berpakaian hitam itu tadi
menghilang.
Waktu menerima cangkir teh tadi, dia telah mengetahui
kekuatan lwekang yang dimiliki pemuda2 berpakaian hitam
itu, kini tampak menggapai kearah dirinya, entah ada urusan
apa dia merasa ilmu silatnya itu, maka ia tak takut akan
terjadi apa-apa terhadap dirinya dan lari mengejar pemuda
itu.
Setelah keluar dari pintu kota, nampak pemuda berpakaian
hitam telah menantinya di depan pintu kota, maka
dihampirilah pemuda itu.
Pemuda berpakaian hitam itu sambil tertawa berkata. "Aku
bernama Hoa Suan, tadi telah mempermainkan Boan Toako
harap suka dimaafkan-"
Boan ching nampak usia pemuda itu hampir sebaya dengan
dirinya, baru pertama kali bertemu telah begitu ramah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sikapnya, lalu katanya. "Siaute Boan ching, entah Toa Heng
mencari aku ada urusan apa?"
Hoa Suan memandang sekelilingnya, sejenak kemudian
baru dengan tertawa katanya. "Tempat ini tidak sesuai, lebih
baik kita cari tempat yang lebih aman untuk berbicara."
Dalam hati Boan ching berpikir, tampaknya Hoa Suan ini
tidak mengandung maksud jahat maka ia menganggukkan
kepalanya.
Hoa Suan menuntun kudanya, sambil berjalan ia berkata.
"Boan heng tiga hari yang lalu kau telah mengalahkan Khong
Tong Siang Kiam dengan tendangan geledekmu, sungguh
suatu pekerjaan yang sangat menggembirakan- Dengan
kepandaian Boan heng yang demikian tingginya itu agar
orang2 Khong Tong Pay mengetahui kalau orang Bu Lim tidak
mengganggu mereka adalah karena mereka mengalah,
bukannya takut terhadap pihak Khong Tong Pay, pekerjaan
Boan heng kali ini sangat menggembirakan hati."
Dalam hati diam-diam Boan ching berpikir "Kiranya adalah
orang yang merasa tidak puas terhadap Khong Tong Pay,"
tetapi pada mulut nya sambil tertawa dia berkata," Mana2,
berita Dunia Kangouw tak dapat dipercaya, kepandaian Siaute
tak ada harganya untuk dibanggakan-"
Sambil berbicara kedua orang itu sampai di suatu kuil
bobrok.
Hoa Suan menambatkan kudanya di depan pintu kuil,
kemudian bersama-sama Boan ching memasuki kuil itu.
Hoa Suan tidak menunggu sampai Boen ching membuka
suara telah berkata^ "Siaute telah lama mengagumi
kepandaian Boen heng, ini hari datang kemari ingin mendapat
pengajaran barang satu dua jurus."
Boen ching tidak mengira kalau Hoa Suan dapat berbuat
demikian, ia menjadi melongo, dengan tertawa ia berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kepandaian Hoa heng lebih tinggi dari kepandaianku, aku kira
lebih baik kita tak usah bertanding."
Dengan dingin Hoa Suan berkata. "Apakah Boen heng tidak
memandang sebelah mata kepada ku?"
Boen ching tidak mengetahui Hoa Suan itu berasal dari
aliran mana, jika didengar dari ucapannya, agaknya
mempunyai ganjalan dengan pihak Khong Tong Pay, entah dia
anak murid dari partai mana diantara enam partai besar itu?
Mengapa ia berbuat demikian?
Belum habis dia berpikir, Hoa Suan telah mulai
melancarkan serangannya sambil mulutnya membentak.
"Siaute tidak akan sungkan-sungkan lagi." Tangannya
melepaskan piaw terbang ke atas Boen ching.
Boen ching tertawa tawar, ketika tadi dirumah makan dia
melihat cara Hoa Suan melemparkan cangkir teh ke arahnya
itu telah mengetahui kalau pemuda itu adalah seorang yang
ahli didalam senjata rahasia. Ternyata dugaannya tepat.
Segera tangan kanannya diangkat dengan menggunakan
jari telunjuknya ia menangkap piaw terbang tersebut.
Serangan Hoa Suan tadi sebenarnya hanya untuk memberi
tanda kepada pihak lawan saja, begitu piauw terbang itu
dilepaskan, segera disusul dengan bermacam macam senjata
rahasia lainnya yang meliputi berpuluh-puluh macam
menyerang kearah Boen ching.
Dalam hati Boen ching merasa terkejut melihat keahlian
Hoa Suan didalam melepaskan senjata rahasia, segera timbul
niatnya untuk membuat Hoa Suan terbuka matanya dan
kagum terhadap kepandaiannya. Tangan kanannya dengan
menggunakan piau terbang tadi memukul jatuh senjata
rahasia yang menyerang tubuh bagian atasnya sedang kedua
kakinya melancarkan ilmu "Po chiet-yao" atau ikan paus
melompat tujuh kali menghalau senjata rahasia yang
menyerang tubuh bagian bawahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat gerakan Boen ching ini, Hoa Suan segera
membentak. "Bagus Hati2 lah".
Tubuhnya merendah, kedua belah tangan nya segera
melontarkan berpuluh-puluh plat baja, plat baja itu tebalnya
seperti kertas dari bawah kian ke atas mengikuti gaya
lemparan nya dan mengurung seluruh tubuh Boen ching.
Nampak keadaan demikian itu Boen ching menjadi terkejut,
sedang dalam hatinya ia berpikir, bukankah ini adalah ilmu,
"Han Po Shie jiet" atau ombak dingin melanda matahari? tak
dapat diragukan lagi Hoa Suan tentu adalah murid dari Hwe
Liong Su, atau si naga melingkar Liauw Pek Ko yang telah
menggetarkan sungai telaga. Berpikir sampai di sini
tersenyumlah dia, segera badannya melayang mengeluarkan
ginkang ajaran suhunya Ie bok Tocu yaitu : "Hai Si Ju Shie"
atau terbang melayang mengitari selat.
Badannya melayang mengikuti datangnya plat-plat baja,
dengan secepat kilat plat-plat baja itu menyambar lewat di
bawah kakinya dan tak dapat ditahan lagi semuanya
menancap pada tembok kuil itu.
Hoa Suan menjadi sangat terkejut melihat ilmu
meringankan tubuh Boen ching yang demikian sempurnanya
itu ia berdiri tertegun.
Sungguh tak terkira olehnya kalau ilmu meringankan tubuh
Boen ching dapat demikian tingginya pun tak terduga olehnya
kalau ilmu melepaskan senjata rahasia yang paling diandaikan
dan tidak ada tandingannya itu yaitu "Han Po Shieejut," atau
ombak dingin melanda matahari ternyata masih juga terdapat
lubang kelemahannya. ini merupakan hal yang tak pernah
dibayangkan sebelumnya, lebih-lebih gerakan Boen ching
cepat seperti kilat, dimana ia dapat terapung ditengah udara.
Boen ching tersenyum dan dalam hatinya ia berpikir ilmu
silat aneh ini mungkin engkau dengarpun belum pernah.
Kemudian ia berjalan meninggaikan kuil itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja ia sampai di depan kuil, Hoa Suan telah sadar
kembali dan cepat berteriak: " Boen heng harap tunggu
sebentar"
Boan ching menghentikan langkahnya dan sambil
membalikkan tubuhnya ia berkata. "Apakah Hoa heng masih
tidak mau melepaskan aku?"
Wajah Hoa Suan berubah menjadi merah, jawabnya. "Mana
aku berani? Siaute berbuat demikian adalah karena terpaksa.
Siaute mendapat perintah dari seseorang untuk melakukan hal
ini. ilmu silat Boen heng sungguh tak dapat diukur tingginya,
Siaute sangat kagum sekali".
Boen ching berdiam sejenak kemudian katanya, "Entah
dengan maksud apa Hoa heng tadi mencoba kepandaian
Siaute? Harap Hoa heng suka menjelaskan"
Hoa Suan berkata sambil tersenyum. "Mungkin baru
pertama kali ini Boen heng menginjak dunia kangouw
sehingga tidak mengenal namaku"
"Siaute adalah "Siauw Hek Liong" atau si naga hitam Hoa
Suan- Didalam Ngo Liong Hwee selamanya membantu yang
lemah dan menghancurkan yang kuat, tetapi baru-baru ini
telah terjadi suatu peristiwa dan ingin mohon bantuan Boen
heng,"
Boen ching berdiam sejenak kemudian katanya: "Urusan
apakah itu? Mohon Hoa heng suka memberi penjelasan" .
Hoa Suan berpikir sebentar, kelihatannya seperti tak
tenteram hatinya kemudian berkata. "Aku telah berjanji
dengan Toako untuk bertemu ditempat ini, mengapa hingga
saat ini masih belum muncul juga".
Baru saja ia selesai berkata tampak seekor kuda putih
berjalan mendekati. Diatasnya duduk seorang lelaki berusia
pertengahan, alisnya tebal dan mempunyai sepasang mata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang besar wajahnya tampak gagah. Melihat orang itu Hoa
Suan berteriak. "Toako engkau baru datang"
orang laki-laki berusia pertengahan itu tersenyum dan
berkata kepada Boen ching.
"Yang ini mungkin adalah Boen Siauw-hiap?"
Dengan cepat Boen ching menjawab "Siaute adalah Boen
ching.."
orang laki-laki berusia pertengahan itu menghela napas dan
berkata kepada Hoa Suan-"Perjanjian itu masih empat hari lagi
engkau juga boleh turut".
Hoa Suan menjawab dengan cepat, " ilmu silat Boen heng
sangat lihay, tadi dengan mudah ia telah dapat menghindari
ilmu, "Han Po Shie Jiet," tidaklah lebih baik minta dia untuk
membantu kita?"
Melihat keadaan kedua orang itu, Boen ching segera
berkata, "Jika saudara memerlukan bantuanku tentu akan
kubantu dengan sekuat tenaga".
orang laki-laki berumur pertengahan itu memperhatikan
Boen ching dan berkata:
"cayhe adalah chin Liong Su", atau si tangan penyambar
naga, Ong Kang, Ngo-te ku ini tidak mengetahui siapakah
pihak lawan hingga telah mengundang Boen heng, Harap
Boen heng suka memaafkan". Hoa Suan bertanya kepada ong
Kang.
"Toako, apakah engkau sudah mengetahui siapa pihak
lawan?"
ong Kang segera membalikkan tubuh kuda putihnya. Pada
tubuh kuda putih itu tampak suatu cap telapak tangan yang
telah menghitam.
Melihat cap tangan yang telah menghitam itu, maka Hoa
Suan segera berubah pucat pasi. Dia berdiri mematung dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak dapat mengeluarkan sepatah katapun. ong Kang menghela
napas dan berkata kepada Hoa Suan-
"Alasanku menyuruh engkau jangan mencari pembantu
tentunya sekarang telah engkau ketahui. Kita juga harus
pergi."
Hoa Suan diam dan tak berkata sepatah katapun- Boen-
ching yang melihat Hoa Suan menjadi ketakutan sedemikian
rupa setelah melihat telapak tangan yang berwarna hitam itu
menjadi heran
"Entah siapakah orang itu.?" Tanyanya pada Ong Kang.
"ong heng mungkin dapat memberitahu kepada cayhe,
telapak tangan itu melambangkan siapa?"
Baru saja Boen ching selesai berkata, kuda putih itu telah
jatuh mati dan mengerang segera. Sambil melihat kepada
kuda putih itu ong Kang berkata.
" Boen heng tentunya baru pertama kali berkelana di dunia
kangouw, sehingga tidak heran kalau engkau tidak
mengenalnya. Dia adalah Tok Thian coen- atau si Raja racun.
Siapa yang bertemu dengannya, tentu dibunuh mati olehnya."
Mendengar nama itupun Boen ching belum pernah
mendengar, ia menganggukkan kepalanya dan berpikir
didalam hati. Dalam dunia ini apa ada orang yang demikian
menakutkan? Meskipun ilmu silat Thian Jan shu waktu itu
masih terhitung nomor wahid, juga tidak sampai demikian
menakutkan-
Tak lama kemudian datang pula tiga orang penunggang
kuda, dua orang lelaki dan seorang perempuan- Boen ching
memperhatikan tiga orang itu. Dua orang laki2 itu yang satu
kecil kurus dan yang seorang lagi tinggi besar, sedang yang
perempuan berusia kira-kira 27 - 29 tahun, meskipun
wabahnya sudah mulai berkerut tetapi masih terlihat nyata
kecantikan wajahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ong Kang memandang sejenak kepada tiga orang itu dan
kemudian berkata.
"Samte semua juga sudah datang." ia menghela napas
kemudian memperkenalkan mereka itu kepada Boen ching.
orang yang kurus itu adalah "Lu Yun Liong" atau Si Naga
menembus mega cie chen, yang tinggi besar adalah "Thiat
Liong" atau Si Naga besi oeipauw, sedang yang perempuan
adalah kakak dari "Siauw Hek Liong" Hoa Suan yang bernama
"Glok Liong" atau si Naga kumala, Hoa Goat Ku.
Sebenarnya Boen ching ingin mengetahui apakah sebabnya
hingga mereka menaruh dendam kepada Tok Thian coen, tapi
ia tak dapat membuka mulut. Setelah berpikir sejenak, ong
Kang berkata kepada Boen ching.
"Kami berlima bukannya tak mengharapkan bantuanmu, ini
disebabkan oleh karena kepandaian Tok Thian coen sangat
lihat, sehingga lebih banyak seorangpun juga tak ada
gunanya"
Diam2 Boen ching membatin, "Apakah Tok-Thian coen itu
sungguh demikian lihaynya?"
Hoan Gwat Ku mengerti kalau Boen ching tak puas "Jika
engkau mau, empat hari kemudian datanglah ke puncak Pak
sek di gunung Yi san, tapi sedikitpun kau tak boleh ikut turun
tangan juga tak boleh muncul sebab jika dia melihatmu tentu
kau pun akan dibunuh olehnya."
Boen ching menganggukkan kepala dan berkata: "Terima
kasih Hoan Liehiap."
Si naga besi oei Pauw berteriak dengan tiba-tiba.
"Aku tak percaya kalau kita semua tentu akan terbunuh
mati, Ngo Liong Tin atau barisan Lima naga kita selamanya
belum pernah mengalami kekalahan- Mengapa harus takut
kepada seorang Tok coen saja?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ong Kang melihat tiga orang yang lainpun bermuram durja,
dia tertawa terbahak-bahak dan berkata.
"omongan Sam te memang benar, Kitapunjangan terlalu
takut kepada Tok Thian coen-"
Semangat kelima orang itu lalu terbangun kembali dan
masing2 berpamitan dengan Boen ching.
Sesudah kelima orang itu pergi Boen ching memandang
bangkai kuda putih yang menggeletak pikirnya.
"Pukulan Tok Thian coen ini sungguh sangat beracun-
Mengapa sudah setengah harian ini aku belum juga
mengetahui sebab-sebab kematiannya? Aku harus datang ke
puncak Pak Sek. akan kulihat bagaimana tingginya kepandaian
Tok Thian coen itu.. Setelah berpikir demikian, ia mengambil
buntalannya dan meneruskan perjalanannya.
Setelah berjalan setengah harian, telinganya mendengar
suara tertawa yang sangat ramai. Tampak dua ekor kuda yang
berjalan berdampingan datang mendekati. Diatasnya duduk
seorang gadis cantik dan seorang lelaki yang berusia 40
tahun. Mereka berjalan sambil bergurau.
Gadis cantik itu melihat pedang Boen ching yang
tergantung di pinggangnya itu, ia mengeluarkan suara
tertahan dan berkata pada lelaki itu:
"Tia engkau lihat, bukankah orang ini menyerupai dengan
apa yang dikatakan oleh couw Suheng ?"
orang lelaki itu mengerutkan alisnya dan bertanya kepada
Boen ching. "Tolong tanya, apakah saudara ini she Boen?"
Mendengar orang lelaki itu bertanya kepadanya, hati Boen
ching menjadi tertegun. Dalam hati ia berpikir.
"cou Suheng? Bukankah itu adalah Khong Tong Siang Kiam
cou Tiong Ku ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia memandang kedua orang itu, tampak orang lelaki itu
meskipun tersenyum, kedua mulutnya memancarkan sinar
yang sangat berwibawa. Pikirnya, kedua orang ini tentunya
orang2 Kong Tong pay.
Berpikir sampai di sini, dengan tenang dia menganggukkan
kepalanya.
Ketika melihat Boen ching menganggukkan kepalanya,
gadis itu segera membentak.
"Engkau ternyata sangat lihay, lihat nona- mu akan
memberi pelajaran".
Ia mencabut pedangnya dan menyerang Boen ching.
Boen ching menduga dua orang itu adalah orang-orang
Keng Tong Pay, pikirnya. "Bagus, aku akan membikin malu
kamu berdua. Aku mau lihat ciangbunjin mu, Bu Kie chie akan
keluar atau tidak".
Ia juga tidak banyak bicara lagi, tangan kanannya diangkat
dan menyambar pedang gadis itu. Gadis itu segera menarik
kembali pedangnya. Tak menunggu sampai gadis itu
melancarkan tendangan berantai.
Gadis itu terkejut dan segera menghindar, dua tendangan
yang mengancam dirinya, tetapi tendangan ketiga tepat
mengenai pergelangan tangannya, yang menyebabkan peda n
ditangan gadis itu terlepas.
orang laki-laki yang berusia pertengahan itu akan
menolong, tetapi sudah terlambat, ketika melihat pedangnya
terlepas, mata gadis itu menjadi merah, air matanya jatuh
berlinang sedang mulutnya segera berteriak. "Tia . . . "
Sambil berbicara ia menangis, tetapi melihat Boen ching
berada di situ ia menjadi malu lalu membalikkan tubuhnya dan
menangis terisak-isak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika nampak putri kesayangannya terhina, wajah orang
laki-laki itu berubah menjadi merah padam, sambil mendengus
ia berkata.
"Sungguh suatu kepandaian yang sangat hebat, aku Pek
Hong Siang ingin minta pelajaran dari mu".
Belum selesai ia berkata, badannya telah menubruk maju,
kedua belah telapak tangannya menyerang ke tubuh Boen
ching dengan disertai angin yang kencang.
Ketika mendengar kalau orang laki2 itu adalah Pek Hong
Siang. Boen ching menjadi terkejut bukan buatan, bagaikan
disambar petir disiang hari bolong. Sungguh tak dia sangka
bila orang laki2 itu ternyata ciangbunjin dari Thian San Pay,
Thian San Thay-hiap Pek Hong Siang.
Tadi ketika mendengar gadis itu menyebut cou Tiong Ku
sebagai cou Suheng, tak dapat diragukan lagi kalau dua orang
itu adalah orang-orang Kong tong pay.
Dia tidak mengetahui kalau pada waktu itu Boe Kie chie
sendiri yang mengembalikan senjata rahasia Thian Liong Suo"
kepada pihak Thian San Pay, juga mengusulkan agar 300 lie
antara gunung Thian San dengan perkampungan Sie Shia
Liang kawan2Bulim dilarang membawa senjata dan iapun
mendapat persetujuan dari enam partai besar yang lain, Pek
Hong Siang sangat berterima kasih pada Bu Kie chie sehingga
anak murid Thian Sanpay pun sangat baik sekali hubungannya
dengan anak murid Khong Tong pay. Boe Kie chie juga tak
segan-segan menurunkan ilmu silatnya kepada anak murid
Thian San pay dengan demikian anak murid kedua belah pihak
saling memanggil sebagai Suhengte.
Boen ching ingin bicara tapi tak dapat karena Pek Hong
Siang terus menerus melancarkan serangan dengan gencar,
Boen ching mana berani memandang ringan pada Pek Hong
Siang yang menjabat sebagai ciangbunjin suatu partai besar?
Tapi urusan ini harus dijelaskan terlebih dulu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia tak berani bertempur berhadap-hadapan dengan Pek
Hong Siang. Ia segera mengeluarkan ilmu pukulan ajaran Ie
Bok Tocu yaitu "Sie Liu Eng Hong" atau pohon Liu menahan
angin, ilmu pukulan ini sengaja diciptakan untuk menghadapi
pertarungan keras kedua tangannya dengan sangat ringan
melancarkan pukulan, satu demi satu, hal ini menyebabkan
semua pukulan Pek Hong Siang satupun tiada yang mengenai
tubuh Boen ching dan semuanya melewati di samping
tubuhnya.
Pek Hong Siang menjadi sangat terkejut, ketika ia
memperhatikan maka tampak kaki Boen ching menggunakan
langkah Kioe Keng Pat Kwa, setiap pukulan yang dikerahkan
meskipun kelihatannya sangat ringan tapi ketika dipadukan
dengan langkah kakinya, ternyata merupakan jurus-jurus yang
sangat sempurna kerja sama antara tiap pukulan dan tiap
langkah itu sungguh tak dapat dikira sebelumnya.
Ketika melihat serangan Pek Hong Siang makin lama makin
perlahan, Boen ching mengangkat kedua kakinya dan segera
melancarkan ilmu tendangan "cing Po chiet Yau" atau ikan
paus melompat tujuh kali, begitu kakinya melancarkan
serangan tujuh kali, Pek Hong Siang terdesak mundur tujuh
tindak.
Boen ching segera mundur sesaat. Pek Hong Siang
memikirkan ilmu pukulan "Sie Lu Eng Hong" atau pohon Liu
menahan angin dan ilmu langkahnya Boen ching sehingga
pikirannya bercabang tak terkira ia telah didesak mundur
sebanyak tujuh tindak, hatinya jadi gusar.
Waktu ia akan mulai menyerang lagi. Tiba2 Boen ching
berteriak.
"Tahan"
Dengan dingin Pek Hong Siang memandang pada Boen
ching. Kemudian dengan gusar ia berkata.
"Engkau ingin bicara apa ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat ini meskipun dalam hatinya panas, tapi dia juga
harus bersabar sejenak untuk mendengarkan apa yang akan
dikatakan oleh Boen ching. Sejak sepuluh tahun yang lalu
orang Bulim sangat menghormati kematian Thian San chiet
Kiam, tiada seorangpun yang mau bentrok dengannya tapi ini
hari ternyata dipaksa berada di bawah angin oleh seorang
pemuda yang masih hijau, mana mungkin tak membuatnya
menjadi gusar ? Tapi mau tak mau dia harus menjaga harga
diri dan bersabar untuk mendengarkan Boen ching. Gadis
yang berdiri di samping itu berteriak.
"Tia, buat apa banyak bicara dengan orang ini ? bunuh saja
beres."
Boen ching memandang sekejap pada gadis itu, kemudian
berkata pada Pek Hong Siang dengan sikap hormat.
"cayhe tadi telah salah menganggap kamu berdua sebagai
orang2 Khong Tong Pay, sehingga bergebrak dengan kamu
berdua, mohon kalian suka memaafkan". Pek Hong Siang
mendengus, katanya.
"Tak usah banyak bicara, engkau juga pernah berkata
kalau aku tak bisa mengajar dan mendidik anak muridku
sehingga mereka berbuat tak karuan dan berbuat jahat
diluaran. Betulkah hal itu ?"
Boen ching tersenyum, katanya.
"Boanpwe ada urusan penting yang akan dibicarakan
dengan Pek cianpwe".
Pek Hong Siang tertawa dingin, tetapi dalam hatinya ia
berpikir.
"Pemuda ini berasal dari partai manakah ? Mengapa aku
tak dapat menerkanya ?"
Boen ching mengetahui bahwa hati Pek Hong Siang hingga
kini masih tidak senang, dalam hati ia berpikir.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pek Hong siang ini sungguh sangat licik, hanya karena
urusan kecil begitu saja sudah demikian gusarnya, jika ia
mengetahui sebab-sebab kematian Thian San ciet Kiam yang
sebenarnya, bukankah akan mati saking gusarnya?" Dia
tertawa dan berkata.
"Tetapi urusan ini menyangkut mati hidupnya orang2 Bu-
lim, pihak ketiga tak boleh mendengar".
Gadis itu mendengar Boen ching berbicara selamanya
setengah harian, tetapi ia tak boleh ikut mendengar, hatinya
menjadi tak senang dan berkata kepada Pek Hong Siang. "Tia,
orang ini sangat licik, kita jangan mau mendengar
perkataannya".
Pek Hong Siang mengerti apa ang dipikirkan putri
kesayangan itu, kemudian ia berkata kepada Boen ching.
"Selama hidupku belum pernah berbuat sesuatu yang tak
boleh diketahui oleh orang lain, kalau ada urusan lebih baik
terus terang saja dan dibicarakan di sini". Gadis itu
mencibirkan bibirnya dan berkata.
"Benar, mengapa harus bersembunyi2 ?" Boen ching
tertawa pahit, pikirnya:
"Setelah urusan ini diketahui mungkin tujuh partai akan
bersama-sama mencari aku, Thian Sanpay pun akan
disingkirkan, bahwa tujuh partai besar dapat membunuh
orang untuk menutup mulut. Bukannya kamu merasa
khawatir, malahan aku yang mewakili kalian khawatir" Pikirnya
menjadi melayang-layang, Pek Hong Siang berkata. "Jika
memang tak ada urusan, aku tak akan sungkan-sungkan lagi"
Boen ching mengangkat kepalanya, kini dia terdesak dan
berkata.
"Pek cianpwe, sepuluh tahun yang lalu telah terjadi
peristiwa yang menggetarkan Bu lim, apakah cianpwe
mengetahui sebab-sebab kematian Thian San ciet Kiam ?" Pek
Hong Siang menjadi tertegun, katanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tujuh orang Suhengku mati ditangan Thian Jan shu,
semua itu adalah orang sudah mengetahui hal ini, buat apa
kau kini membicarakan lagi ?" Boen ching tersenyum, sambil
menggoyangkan kepalanya ia berkata.
"Salah Sebab2 kematian Thian San ciet Kiam hanya kami
delapan orang yang mengetahuinya, ciangbunjin dari Tujuh
partai besar dan aku sendiri".
-oo0dw0oo-
MATA Pek Hong Siang bersinar, sebab2 kematian Than San
ciet Kiam sudah sangat jelas, setiap orang terkena pukulan
Thian Jan Shu. Di dunia ini hanya Thian Jan Shu yang memiliki
pukulan yang demikian dahsyat.
Meskipun sebab kematian tujuh orang itu tak dapat
diragukan lagi, tetapi ciangbunjin tujuh partai besar
mengatakan kalau masih ada seorang murid Thian Jan Shu
yang telah dibunuh oleh mereka. Tetapi waktu dirinya pergi
sendiri ke puncak Hwee Ing hanya tinggal mayat dari Thian
San ciet Kiam dan mayat Thian Jan Shu saja yang terdapat,
sedang mayat murid Thian Jan Shu itu telah lenyap tanpa
bekas.
Setelah dia menanyakan ciangbunjin dari Siau limpay baru
diketahuinya bila anak laki-laki itu belum putus napasnya.
Berpikir sampai di sini dia tidak ragu2 lagi kalau Boen ching
yang berdiri dihadapannya itu adalah anak kecil yang lolos dari
kematian pada sepuluh tahun yang lalu. Murid Thian Jan Shu.
Hawa amarah Pek Hong Siang tak dapat ditahan lagi,
dengan sangat gusar dia melancarkan serangan ke arah Boen
ching.
Tubuh Boen ching bergerak dan mengelak ke samping,
kemudian dia berkata. "Pek cianpwejangan turun tangan"
Pek Hong Siang teringat akan dendam kematian tujuh
orang suhengnya, mana dia mau mendengar perkataan Boen
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ching, Boen ching adalah murid Thian Jan Shu, dengan
demikian maka semua perkataannya adalah bohong.
Berpikir sampai di situ, segera dia mencabut pedangnya
dan melancarkan serangannya dengan menggunakan ilmu
pedang "Tui Yun Toan Jiet cap Sah Sih" atau Tiga belas jurus
ilmu mengejar mega memotong matahari, bagaikan harimau
terluka ia menyerang Boen cing, ilmu "Tui Yun Toan Jiet cap
Sah Sih" yang dimainkan di tangannya kehebatannya jauh
melebihi ketika dimainkan oleh Pek How. Tampak suatu sinar
pedang yang menyilaukan mata menyerang Boen ching.
Boen ching tak menyangka kalau sifat Pek Hong Siang
demikian berangasan, perkataannya belum habis diucapkan ia
telah menyerang dengan pedang sehingga ia tak dapat
berbuat apa-apa.
Dengan menggunakan ilmu pukulan "Sie Liu Beng Hong"
atau pohon liu menahan angin ia menerima setiap serangan
lawan, terhadap ilmu "Tui Yun Toan Jiet cap Sah Sih" ia telah
hapal betul-betul sehingga tidak berbahaya lagi baginya.
Setelah menerima beberapa jurus tiba-tiba Boen ching
berteriak.
"Pek cianpwe, Thian San chiet Kiam dibunuh oleh
ciangbunjin dari tujuh partai besar."
Pek Hong Siang bagaikan tak mendengar perkataan itu,
serangannya makin lama makin bertambah hebat, tetapi
gerakan dan ilmu pukulan Boen ching pun sangat aneh,
sehingga dalam waktu singkat dia tak dapat berbuat apa-apa.
Ketika melihat Pek Hong Siang tidak mau
memperdulikannya dalam hati Boen ching menjadi jengkel,
pikirnya.
" Dengan maksud baik aku akan memberitahukan padamu,
apa kau kira aku harus minta bantuan dari pihak Thian San
pay."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan tiba-tiba tangan kanannya dibalik untuk
menghindari serangan Pek Hong Siang sedang tangan kirinya
menyambar kearah Pek Hong Siang. Pek Hok Siang menjadi
sangat terkejut, dia dipaksa mundur setindak.
Ketika melihat ayahnya dalam keadaan bahaya, gadis itu
segera membentak dan melancarkan serangan sehingga Boen
ching dikerubuti oleh dua orang.
Sebenarnya Pek Hong Siang adalah Sute dari Thian San
chiet Kiam, tetapi kepandaiannya jika dibandingkan dengan
tujuh suhengnya itu tertinggal jauh sekali, kepandaian tiap
orang dari Thian San chiet Kiam tidak di bawah kepandaian
ciangbunjin dari partai manapun, apalagi tujuh orang itu
bergabung menjadi satu sehingga mereka disegani oleh
semua orang. Tetapi setelah Thian San chiet Kiam tewas,
maka kedudukan ciangbunjin jatuh ke tangan Pek Hong Siang
sampai sekarang ini kepandaian Pek Hong Siang jika
dibandingkan dengan kepandaian ciangbunjin lainnya, maka
kepandaiannya masih lebih rendah setingkat.
Dan kini menghadapi Boen ching sudah tentu bukan
tandingannya.
Demi nampak gadis itupun ikut mengambil bagian, dalam
hatiBoen-ching berpikir.
"Jika demikian banyak bicarapun tak ada gunanya."
Kedua tangannya segera melancarkan ilmu sakti ajaran
gurunya, Ie Bok tocu yaitu. "Na yun cao Hoat" atau ilmu cakar
menurut mega untuk mengimbangi ilmu tendangan nya.
Tampak ilmu cakarnya dikerahkan bagai kan angin topan
dan kedua kakinya menendang kiri kanan bagaikan kilat.
Pek Hong Siang ayah dan anak terdesak sehingga mundur
terus menerus, pedang hampir2 tertendang lepas oleh Boen
ching. Dengan lantang Boen ching berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"cayhe selamanya tak pernah berbohong, ini hari tak dapat
lama-lama melayani kamu berdua, jika ada jodoh dilain
kesempatan kita bertemu kembali.
Habis bicara ia mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya
"Sen Au Ban Lie" atau suara meraung selaksa lie. Bagaikan
seekor Rajawali raksasa tubuhnya melayang sejauh sepuluh
kaki lebih, kemudian lari pergi.
Pek Hong Siang menjadi berdiri terpaku, Boen ching yang
memiliki ilmu meringankan tubuh yang demikian tingginya itu,
bukan saja orang-orang dari tujuh partai tak dapat
menandingi nya bahkan pada waktu itu sukar sekali untuk
mencari tandingannya.
Mana dia tahu kalau ilmu meringankan tubuh dari Ie Bok
Tocu adalah nomor satu. Boen ching telah mendapat pelajaran
langsung dari Ie Bok Tocu, pada waktu ini selain Ie Bok Tocu
seorang yang telah dapat menandinginya, kiranya hanya Thian
Jan Shu yang telah tewas dipuncak Hwee Ing pada sepuluh
tahun yang lalu itu saja yang dapat mengalahkannya.
Pek Hong Siang memandang tubuh Boen ching hingga
lenyap dari pandangan mata, ia menghela napas kemudian
tangan kanannya melemparkan pandangannya kesuatu pohon
besar.
"crinnnng - . .."pedang tersebut patah menjadi dua potong.
Melihat hal tersebut, gadis itu menjadi terkejut, teriaknya: "Tia
mengapa engkau ini hari begitu murah hati.?"
Mana dia tahu Pek Hong Siang sebagai seorang ciangbunjin
dari suatu partai hari ini ternyata dapat dikalahkan dengan
tangan kosong oleh Boen ching. Bagaimana hal ini tidak
membuatnya menjadi malu.
Dengan mempergunakan ilmu "Shen Au Ban Lie " suara
meraung selaksa lie, Boen ching telah dapat lolos dari tangan
Pek Hong Siang, hatinya menjadi mendelu, pikirnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pek Hong Siang ini sungguh sangat aneh, mengapa
terhadap kematian Thian San chiet Kiam di atas Puncak Hwee
Ing, ia tidak menaruh curiga sedikitpun, Kepandaian Thian San
chiet Kiam jika dibandingkan dengan kepandaian Thian Jan
Shu bagaikan langit dan bumi, meskipun nyali mereka
bertambah besar sekalipun belum tentu berani melawan Thian
Jan Shu sendirian"
Mana dia tahu kalau Pek Hong Siang sangat menghormati
ke tujuh orang Suhengnya, ternyata Thian Jan Shu pun telah
tewas, ini membuktikan kalau kematian Thian San chiet Kiam
juga ada harganya hingga tidak menaruh curiga apa-apa. .
Dengan perlahan2 Boen ching melanjutkan perjalanannya,
tak terasa dia telah tiba di gunung Yi San- Tiba-tiba hidungnya
mencium bau wangi yang sangat aneh, dalam hatinya ia
merasa sangat heran dan tanpa terasa ia berjalan menuju
kearah asal dari bau wangi itu.
Setelah berjalan sejenak. tampak bau wangi itu ternyata
berasal dari suatu goa yang tingginya tidak lebih dari tiga
depa. dalam hatinya timbul rasa ingin tahu dan ia mendekati
goa itu.
Baru saja dia merendahkan tubuhnya untuk melihat
keadaan didalam goa itu, tiba-tiba sebuah tangan menjulur
keluar dari goa dan mencengkeram punggungnya, Boen ching
menjadi sangat terkejut.
Ia tak sempat melawan lagi, terasa punggungnya menjadi
kaku dan dirinya telah dibawa masuk ke dalam goa itu.
Setelah berada didalam goa, tangan orang itu segera
melepaskan cengkeramannya. Goa itu luasnya tak lebih dari
tiga depa dan sangat gelap. Boen ching memandang
sekelilingnya, dengan samar-samar dia melihat seseorang
yang sedang memperhatikan dirinya dengan ter-tawa2
Di atas tanah tampak tumbuh2an aneh yang sedang
dibakar dan mengepulkan asap. Bau harum tadi ternyata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berasal dari barang itu, orang aneh itu menggoyangkan
tangannya dan asap putih itu segera tersebar.
Asap putih itu sebenarnya sangat tipis, setelah tersebar,
dengan sendirinya Boen ching dapat melihat keadaan
sekitarnya.
Dalam keadaan yang remang-remang itu, ingin sekali dia
melihat wajah orang aneh itu, tetapi biar bagaimanapun juga
tak dapat melihatnya dengan terang. Dalam hati Boen ching
berpikir.
"orang aneh ini entah siapa, kepandaiannya sungguh
sangat tinggi, meskipun kepandaianku sendiri tak dapat
dihitung rendah, tapi ternyata dapat juga ditangkap oleh
orang aneh itu dengan sangat mudah meskipun boleh dikata
dirinya tidak siap tetapi kepandaian orang aneh itupun tak
dapat dipandang ringan"
Baru saja Boen ching akan membuka mulut untuk bertanya,
orang aneh itu telah menggoyang-goyangkan tangannya
melarang Boen ching bertanya, hati Boen ching menjadi
mendelu, terpaksa dia berdiam diri, kedua tangan orang aneh
itu tetap bergerak membubarkan asap putih itu, melihat ilmu
pukulan orang aneh itu Boen ching diam-diam merasa sangat
terkejut.
Pukulan itu seperti memukul benda yang sangat berat,
tetapi ditengah goa segera berhenti. Ilmu pukulan yang
dilancarkan sesuai dengan kehendak hatinya itu, belum
pernah dilihat sebelumnya.
Sejenak kemudian dari luar gua tiba-tiba terdengar suara
mengerikan- Boen ching terkejut dalam hati dia berpikir.
"Bukankah itu suara dari ular?"
Baru saja dia berpikir sempat di situ, tampak seekor ular
menerobos masuk ke dalam goa. Begitu melihat ular tangan
kanan orang itu segera menjambret dan tepat mengenai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tempat kelemahan dari ular itu. Kedua jarinya segera
menekan dan kepala ular itu telah hancur terkena tekanan
orang aneh itu, badan ular itu segera dibuang keluar goa.
Kemudian menyusul belasan ular yang masuk ke dalam goa
itu dan semuanya dibunuh dengan cara yang sama oleh orang
aneh itu.
Melihat hal ini Boen ching diam2 merasa heran, ular-ular itu
semuanya berbisa tetapi orang aneh itu ternyata dengan
mudah dapat membunuhnya, kepandaiannya sungguh sukar
diukur.
Tetapi apakah dia hanya membunuh ular-ular itu saja?
Ataukah masih ada tujuan lain-
Sejenak kemudian terdengar lagi suara mengerikan, orang
aneh itu memperhatikan dan gerakan pukulannyapun
bertambah cepat.
Sesaat kemudian, seekor ular berwarna merah mengkilat
muncul didalam gua itu.
Gerakan pukula n orang aneh itu banyak ditarik kembali,
sepasang matanya memandang tajam pada ular berwarna
merah itu. Setelah ragu-ragu sejenak. ular merah itu akhirnya
menerjang masuk ke dalam goa, sepanjang tubuhnya
berwarna merah darah, sepasang matanyapun berwarna
merah bagaikan dua buah intan yang memancarkan sinar
berkilauan-
Setelah nampak ular merah itu berada di dalam goa,
telunjuk tangan si orang aneh itu segera diangkat, asap putih
itu segera mengikuti arah tempat yang ditunjuk dan
menerjang kearah ular itu.
Ular merah itu menentang mulutnya untuk menerima asap
itu, lidahnya yang seperti api diletakkan keluar, asap putih itu
dengan kencang memasuki ke dalam mulut ular merah itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ular merah itu mengangkat tubuhnya dengan ujung ekor
untuk menahan berat badannya ia menyedot asap itu.
Tidak sampai seperminuman teh, ular merah itu tak tahan
lagi, mulutnya tertutup dan jatuh ke atas tanah dengan lemas.
orang aneh itupun kelihatannya sangat lelah setelah
menghembuskan napas lega, ia memadamkan tumbuhan aneh
itu dan dimasukkan ke dalam saku, kemudian mengambil ular
merah itu dan dimasukkan nya ke dalam kantong yang
terdapat dibelakang punggungnya. Setelah itu ia memejamkan
matanya untuk bersemedi.
Seperempat jam kemudian, ia membuka kedua matanya,
melihat Boen ching masih duduk di sana, dan memperhatikan
dirinya, ia mengeluarkan suara tertahan dan berkata. "orok
kecil, engkau masih belum pergi?" Tanpa menunggu jawaban
Boen ching tambahnya.
"ooh? dalam hatimu engkau tentu merasa heran bukan?
ular itu namanya Raja Ular dan merupakan raja dari segala
raja ular, bisanya tanpa tandingan, hanya dengan asap kayu
Gigi Naga ini saja sangat mudah aku seorang tua yang
mengerjakannya, sungguh merasa sangat repot."
Boen ching tertawa, katanya.
"Boanpwe ingin mengetahui nama dari Locianpwe."
orang aneh itu melototkan matanya sambil berkata:
"Bagaimana? Apakah setelah melihat ilmu silatku yang
sangat baik engkau anak kecil ini lalu ingin mengangkat aku
sebagai guru?" Sambil tertawa Boen cheng menjawab:
"Boanpwe telah punya guru, bagaimana dapat mengangkat
Locianpwe sebagai suhu? Aku hanya ingin mengetahui nama
besar dari Locianpwe"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"oh," kata orang aneh itu. "Aku lupa kalau engkau telah
mempunyai guru, coba bandingkan dengan kepandaianku
mana yang lebih tinggi ?" Boen ching tertegun, pikirnya.
"Engkau juga tidak mengetahui siapa suhuku, bagaimana
dapat membanding- bandingkan?" Sambil tertawa Boen ching
berkata.
"Boanpwe tak dapat membandingkannya"
Orang aneh itu tertawa ter-bahak2, katanya.
"Aku kira kepandaian suhumu tak dapat menandingi
kepandaianku sehingga kau malu untuk mengatakannya"
Kedua alis Boen ching berdiri, budi dari Ie Bok Tocu bukan
saja telah menolong jiwanya tetapi dia juga telah menurunkan
ilmu silatnya, kasih sayang pada dirinya bagaikan kasih sayang
dari dua orang tuanya sendiri, kini mendengar orang aneh itu
berkata demikian, hati Boen ching jadi tak senang, dengan
gusar dia berkata. "Ilmu silat suhuku lebih tinggi itu dari
kepandaianmu"
orang itu segera berhenti tertawa tangan nya segera
mencengkeram tangan Boen ching. Dalam gua yang hanya
seluas tiga depa itu mana Boen ching dapat menghindari
serangan itu. Sambil mencengkeram tangan Boen ching, orang
aneh itu berkata.
"Engkau bilang apa ? coba ulangi sekali lagi ?"
Sambil menahan rasa sakit, dengan gusar Boen ching
berkata.
"Aku bilang kepandaian suhuku ratusan kali lipat lebih
tinggi dari kepandaianmu."
orang aneh itu dengan geram mendengus, katanya.
"Mengapa tak kau katakan sejak tadi"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching juga mendengus, dengan sekuat tenaga ia coba
untuk meronta, tetapi tak berhasil melepaskan diri dari
cekalan orang aneh itu, hatinya menjadi bertambah gusar.
katanya.
"Tadi aku takut engkau menjadi merasa malu sehingga tak
aku katakan"
Tangan kanan orang aneh itu sedikit bergetar, ia
melepaskan cekalannya, pandangan nya mendelong atap goa,
sejenak kemudian, tiba2 kedua tangannya mencengkeram
kedua tangan Boen ching lagi. sambil teriaknya: "Engkau
sedang menipu aku, siapakah suhumu?"
cengkeramannya kali ini lebih keras dari tadi Boen ching
merasa sakitnya sampai terasa ke dalam tulang sumsum. Dia
mendengus dan katanya. "Engkau menanyakan siapakah
Suhuku lalu siapa kau ini?"
orang aneh itu melepaskan cengkeraman nya mulutnya
kemak- kemik perkataan yang diucapkan Boen ching itu
seperti tidak didengar semua olehnya, sedang apa yang
diucapkannya Boen ching tak paham. Sejenak kemudian orang
aneh itu berkata.
"Aku tidak perduli siapakah suhumu, pokoknya
kepandaiannya tak dapat menandingi kepandaianku"
Dengan dingin Boen ching menjawab. "Dari mana kau
dapat tahu?" orang aneh itu berkata.
"Apakah kau sedang berbohong? Kau tentu sedang
membohongi aku"
Hati Boen ching tergetar ia tak mengerti mengapa orang
aneh ini tetap akan merebut kedudukan sebagai jagoan nomor
satu. Tapi segera suara dari Ie Bok Tocu terlintas di benaknya.
Dengan sembarangan ia men-jawab. "Aku tidak berbohong"
orang aneh itu mendengus katanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau hanya berbicara tak ada gunanya lebih baik kita
berdua coba-coba kepandaian kita"
Boen ching tertawa tawar, kemudian katanya:
"Meskipun orang tua dapat mengalahkan aku juga tidak
ada gunanya, kepandaian suhuku lebih tinggi beribu-ribu kali
lipat dari aku, meskipun engkau dapat mengalahkan aku juga
belum bisa mengalahkan suhuku".
orang aneh itu pikir benar juga perkataan itu, dapat
menangkan anak kecil dihadapannya itupun tak ada gunanya,
tetapi dia tetap tidak percaya kalau Suhu dari anak kecil ini
kepandaiannya lebih tinggi dari kepandaian dirinya. Dalam hati
Boen ching diam-diam merasa geli pikirnya.
"Aku bilang kepandaian suhuku lebih tinggi dari
kepandaianmu. Sekarangpun suhuku tidak berada di sini,
engkau mau berbuat bagaimanapun tak ada gunanya".
Kemudian dia menjauhkan badannya dan bersandar pada
dinding gua itu.
orang aneh itu setelah berpikir setengah harian tiba2
bertepuk tangan katanya. "sudah ada"
Boen ching terkejut. Dia segera bangunkan tubuhnya,
dalam hatinya diam-diam berpikir.
"Orang ini juga sangat aneh entah dia telah mendapatkan
cara aneh yang bagaimana, asal saja jangan memaksa aku
untuk pergi mencari suhuku saja." Berpikir sampai di situ, dia
membuka mulutnya dan berkata.
"Boanpwe masih ada urusan tak dapat lama tinggal di sini..
Suhuku bertempat tinggal jauh laksa lie . . ."
Orang aneh itu menggoyangkan tangannya dan berkata:
"Bukan, bukan" kemudian ia tertawa terbahak-bahak
lanjutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku mana dapat sebodoh kau, memaksa untuk membawa
aku menemui suhumu, aku orang tua juga tak ada sedemikian
banyak waktu" Habis berkata dia tertawa terbahak-bahak
katanya.
"Aku ada suatu cara suhumu tentu telah mewariskan
seluruh kepandaiannya kepadamu, kita hanya perlu mengaku
kelihaian dari jurus-jurus itu saja, engkau menyebut satu jurus
aku akan mengembalikan satu jurus, dengan demikian dapat
diketahui siapa yang menang engkau kira bagaimana?"
Selesai bicara ia mempersilahkan sikapnya yang seolah-olah
sangat bangga atas usulnya yang baru saja diutarakan itu.
Boen ching menjadi sangat terkejut pikirnya:
"Kalau begini terus aku bisa runyam" pikirannya segera
berputar dengan tertawa dia berkata:
"Engkau orang tua juga jagoan dariBulim, tentu
mengetahui ada jurus2 ilmu silat yang tidak terlihat
kelihaiannya jika tidak dimainkan, Lwekang suhuku jauh lebih
hebat dari aku, pun jurus-jurus ilmu silatnya tak dapat aku
pergunakan seluruhnya" orang aneh termenung sejenak
pikirnya.
"Itu juga benar" kemudian katanya. "Kalau begitu, engkau
menyebutkan saja akan kudengar satu persatu".
Boen ching menjadi tertegun, orang aneh itu berkata pula.
"Kalau engkau tidak dapat menangkan aku, engkau tidak
boleh meninggalkan gua ini." Mendengar hal ini, dalam hati
Boen ching diam-diam merasa mendelu.
---ooo0dw0ooo---
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ORANG ANEH DAERAH TANDUS
DALAM hati Boen ching merasa berat, gerakan aneh dari
orang itu belum pernah ia lihat. Ilmu silat Ie Bok Tocu jika
dikatakan lebih lihay daripadanya masih mungkin, tetapi jika
dikatakan lebih hebat berlaksa kali hal itu tidaklah mungkin
terjadi karena ilmu silat Ie Bok Tocu lebih mengutamakan
dalam hal Ginkang, dan tadi dia melihat gerakan pukulan-
pukulan orang aneh itu sangat aneh sekali, mungkin ia dapat
salah melancarkan serangan jika sampai kalah dan tidak
diijinkan untuk meninggalkan gua itu. Bukankah itu akan
bertambah runyam.
orang aneh itu meskipun berada ditempat yang agak
remang2, tetapi dia dapat melihat dengan jelas, sambil
tertawa terbahak-bahak ia berkata: "sekali ini engkau tak
dapat menolak lagi." Mata Boen ching berputar, katanya.
"Aku baru saja tiga hari meninggalkan perguruan,
pengalaman menghadapi musuh masih sangat dangkal,
mungkin dapat salah melancarkan serangan, tetapi untuk
mengalahkan engkau juga masih dapat."
orang aneh itu tertawa besar dan tidak menjawab,
bagaikan tidak mendengar apa yang di ucapkan oleh Boen
ching.
Tanya Boen ching. "Apakah kita bertanding didalam gua ini
?"
Setelah berpikir sejenak orang aneh itu mencengkeram
lengan baju Boen ching dan dibawa keluar dari gua, lalu lari
naik ke atas gunung.
Boen ching sangat terkejut, tangan yang dicengkeram
orang aneh itu menjadi kaku, tapi dalam hati ia ingin
mengetahui apa yang akan dikerjakan oleh orang aneh itu,
matanya memperhatikan orang aneh itu, rambutnya tidak
karuan, wajahnya penuh dengan kerutan dan bajunya
compang camping.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang aneh itu terus lari ke atas dan tak lama kemudian
tibalah mereka di sebuah gua yang besar yang tingginya dua
kaki.
Sambil melepaskan tubuh Boen ching orang aneh, itu
berkata. "Kalau di sini bagaimana ?"
Boen ching melemaskan tangan kirinya sambil meletakkan
buntalan dan pedangnya di atas tanah. Kemudian ia
menganggukkan kepalanya.
orang aneh itu begitu nampak Boen ching menganggukkan
kepalanya, tanpa banyak bicara lagi tangan kanannya
melancarkan serangan ke arah Boen ching.
Boen ching terkejut, buru2 kaki kanannya mundur
selangkah ke belakang dan tangan kirinya melancarkan satu
jurus Liu Siu cuen Hong atau dengan tertawa melawan angin,
jurus ini adalah salah satu jurus dari ilmu pukulan "Sin Liu Eng
Hong" atau pohon liu menahan angin.
Belum habis orang aneh itu melancarkan serangannya tiba-
tiba mulutnya mengeluarkan suara tertahan segera dia
mundur selangkah ke belakang matanya memandang pada
Boen ching bagaikan sedang memikirkan sesuatu hal.
Melihat sikap aneh dari orang itu Boen ching menjadi
ragu2, ia menarik kembali serangan nya dan mundur ke
belakang. Sedang dalam hatinya dia berpikir.
"Agaknya otak orang ini sedikit tidak beres, mulut orang
aneh itu berkemak-kemik ketika Boen ching
memperhatikannya terdengar dia berkata.
"jurus ini pernah aku mengenalnya entah pernah melihat
dimana? mengapa aku sekarang tidak ingat lagi."
Hati Boen ching menjadi ragu2 pikirnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"ia bilang pernah mengenal jurus itu? Apakah mungkin dia
adalah sahabat suhu ku?" Tetapi dalam hati ia tetap tidak
percaya.
Setelah lama berpikir, orang aneh itu tiba2 melancarkan
satu kali serangan kearah Boen ching, Boen ching segera
menggunakan jurus "Liu Siau Tong Hong" atau dengan
tersenyum menahan angin Timur untuk mematahkan
serangan orang aneh itu. orang aneh itu dengan tiba2
membuka mulutnya dan berkata.
"Benar, jurus selanjutnya adalah "Liu Sai Sie Yau" atau
pohon Liu dan benang sutera bergoyang."
Sambil berkata dia melanjutkan serangan nya, Boen ching
sangat terkejut, tanpa sadar badannya bergoyang, kaki
kanannya mundur selangkah dan menginjak kedudukan
"Koan", sedang kedua tangannya melancarkan serangan,
inilah jurus " Liu Sai Sie Yau" atau pohon Liu dan benang
sutera bergoyang.
Sehabis melancarkan serangan orang aneh itu berdiri
tertegun di sana, mulutnya dibuka lebar-lebar seperti sedang
memikirkan sesuatu. Tiba2 ia menderita dan menutup
mukanya dengan kedua belah tangannya dan lari pergi. Dan
Boen ching menjadi kaget. Pikirnya.
"Entah siapa orang aneh ini, ternyata ia mengenal ilmu silat
perguruanku, ilmu silat dari Ie Bok To selamanya tak ada
orang dari Tionggoan yang mengenal, mengapa orang ini
dapat mengenalnya".
Makin berpikir dia makin bertambah heran tangannya
mengambil buntalan dan pedang dan segera keluar dari goa
untuk mengejar orang aneh itu tadi menghilang. Dia masih
dapat melihat bayangan orang aneh itu lari menjauh.
Budi yang diterima Boen ching dari Ie Bok Tocu adalah
sangat besar, terhadap urusan Ie Bok Tocu dia lebih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memperhatikan daripada urusannya sendiri, apalagi orang
aneh itu ada hubungannya dengan Ie Bok Tocu.
Setelah mengejar sejenak. tampak orang aneh itu
membelok pada beberapa tikungan di gunung itu dan
kemudian lenyap.
Boen ching tertegun. Belum sempat ia mengejar, dari ujung
tikungan gunung itu tampak mendatangi dua orang
penunggang kuda.
Begitu melihat Boen ching. Dua orang itu segera turun dari
kudanya. Kedua orang itu kiranya adalah Si Elang Emas dari
Gurun Pasir dan Pek-How. Kong Sun Sek tertawa keras dan
katanya.
"Siau-cu, aku menanyakan perguruanmu sampai setengah
harian tapi engkau tak mau menjawab, ternyata engkau
adalah murid Thian Jan Shu"
Boen ching tahu mengajar orang aneh itu tak ada gunanya
lagi, sambil tersenyum dia berkata.
"Aku bukan murid dari Thian Jan Shu segala macam."
Kong Sun Sek kembali tertawa besar dan berkata.
"Ini hari aku akan mencoba kepandaian dari murid Thian
Jan shu."
Pek How yang berdiri disamping juga sudah mencabut
pedangnya, se-akan2 dia takut kalau Boen ching bisa lolos.
Boen ching tertawa ter-bahak2, kemudian berkata.
"Kong Sun cianpwe, aku kira pikiranmu lebih terang,
apakah Locianpwe tidak merasa curiga, apa sebabnya Thian
San Tjiet Kiam dapat binasa ditangan Thian Jan Shu?"
Sebenarnya Kong Sun Sek hendak turun tangan, tapi
setelah mendengar perkataan Boen ching, ia membatalkan
niatnya, kemudian berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anak muda, apakah engkau ingin mengatakan kalau
mereka itu dibunuh oleh ciangbunjin dari tujuh partai besar?"
Boen ching tersenyum, dalam hati dia sudah tahu kalau
Kong Sun Sek tidak akan percaya, tetapi ia tetap berkata
"Tepat..."
Baru saja dia habis berkata, tiba-tiba dari belakang
tubuhnya terdengar suatu suara yang sangat dingin.
"orang she Boen, kini engkau tak dapat lolos lagi, selama
sepuluh tahun orang-orang Bulim mencari engkau ternyata
hari ini engkau datang untuk mengantarkan kematian"
Boen ching menoleh ke belakang, yang baru berbicara itu
ternyata adalah ciangbunjin dari Thian San Pay. Thian San
Tayhiap Pek Hong Siang yang datang bersama putrinya.
Baru saja dia menoleh, Si elang emas dari Gurun Pasir
tertawa keras, tubuhnya meloncat ke udara dan melancarkan
ilmu pukulan tunggalnya yaitu cay Tong cap Pwe San atau
elang raksasa berjungkir delapan belas kali.
Melihat serangan Kong Sun Sek yang demikian hebatnya,
Boen ching tak berani memandang rendah, dia segera saja
melancarkan ilmu pukulan "Sia Liu Eng Hong" atau Pohon Liu
menahan angin untuk menyambut serangan itu.
Kong Sun Sek disebut elang emas dari Gurun pasir, sudah
tentu ia mahir dalam ilmu meringankan tubuh, sedangkan
seluruh kepandaiannya juga dikeluarkan semua melalui ilmu
"Thay Hong cap Pwe San" atau elang raksasa berjungkir
delapan belas kali.
Melihat serangannya tidak mengenai sasaran dengan
meminjam tenaga pukulan Boen ching badannya naik ke atas
dan melancarkan serangannya kembali.
Dua orang itu saling melancarkan serangan, yang satu
jurus serangannya menitik beratkan pada ganasnya serangan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedangkan yang lain lebih menitik beratkan pada ringannya
tubuh.
Sekitar gelanggang pertempuran itu segera diliputi oleh
angin pukulan yang menderu- deru. Si elang emas dari gurun
pasir telah berkali-2 melancarkan serangan, akan tetapi
gerakan Boen ching sangat aneh sehingga tiap serangannya
tidak mencapai sasaran-
Pek Hong siang yang berdiri di luar gelanggang diam-diam
merasa sangat terkejut, gerakan tubuh Boen ching yang
sangat aneh itu belum pernah dilihatnya. Ketika sedang
bertempur dengan Boen ching tempo hari, dia tak dapat
merasakan, tetapi setelah melihat hal ini hatinya menjadi
bertambah terkejut. Kaki Boen ching menggunakan langkah
Kiu Kong Pat Kwa, meskipun kelihatannya tidak karuan tapi
gerakan badan dan langkahnya sangat tepat, sehingga setiap
serangan lawan yang ingin menyerang atau mendesak
kepadanya, dapat digagalkan semuanya bahkan dapat
dibinasakan-
Si elang emas dari gurun pasir sudah melancarkan seluruh
jurus dari ilmu "Thay Hong cap Pwe San" atau elang raksasa
berjungkir delapan belas kali, tetapi tetap tak bisa
mengalahkan Boen ching, hatinya kaget tetapi dia belum
dapat menerka gerakan apa yang digunakan oleh Boen ching.
Meskipun jurus- jurus dari ilmu pukulan "Sie Liu Eng Hong"
atau pohon liu menahan angin sangat hebat, tapi masih ada
kekurangannya, yaitu tidak dapat untuk menyerang musuh,
tetapi hanya dapat untuk bertahan, sekalipun orang yang
berilmu tinggi juga tak dapat menembusinya.
Setelah berkali-kali pukulannya tak dapat mengenai
musuhnya, Kong Sun Sek segera menghentikan serangannya
dan berkata pada Boen ching:
"orang muda, janganlah engkau selalu hanya menghindar
saja, kalau berani terimalah satu kali pukulanku!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching mendengar perkataan ini, sambil tersenyum dia
berkata.
"Mengapa tidak berani," dengan kepandaian yang
dimilikinya itu mengapa dia harus takut kepada Kong Sun Sek.
Kong Sun Sek melihat Boen ching membuka mulut, tidak
menunggu sampai dia habis bicara, sambil tertawa sekaligus
dia melancarkan delapan kali pukulan-
Boen ching tak berani berayal lagi, sebab jika sedikit lengah
saja maka akan terjadi perubahan pada dirinya. Segera dia
membalas dengan melancarkan dua belas kali pukulan, begitu
dua orang mulai bertanding ditengah gelanggang itu segera
diliputi oleh angin yang kencang sehingga menyebabkan pasir
dan batu disekitar tempat itu beterbangan.
Sejenak kemudian angin pukulan mulai mereda, nampak
Kong Sun Sek terdesak mundur sebanyak lima-enam langkah
ke belakang, wajahnya berubah menjadi merah padam.
sebaliknya Boen ching masih kelihatan biasa saja berdiri
ditengah gelanggang sambil tersenyum.
Dengan pertempuran ini maka masing2 pihak dapat
mengetahui tinggi rendahnya Lwekang pihak lawan- Nampak
keadaan begini Pek Hong Siang segera mencabut pedangnya
dan maju menyerang.
Sambil membentak tubuh Kong Sun Sek melayang ke udara
dan sekali lagi melancarkan ilmu "Thay Hong cap pwe san-"
atau Elang raksasa berjungkir delapan belas kali menyerang
ke tubuh Boen ching, Pek Hong Siang pun mengerahkan ilmu
pedang Thay-san-paynya yang terhebat yaitu "chieh Sian chiet
Kiam" atau Tujuh pedang Dewa Sakti. Dengan demikian dua
orang itu bersama-sama mengerubuti Boen ching seorang diri.
Pek How kakak beradik berdiri di pinggir sambil memegang
kencang pedangnya, seolah-olah sedang mengawasi Boen
ching takut kalau dia melarikan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching nampak dua orang itu mengerubuti dirinya
seorang, dalam hatinya menjadi terkejut, pikirnya.
"Lama tinggal di sini tak ada gunanya, dengan Ginkang
yang kumiliki sekarang ini, kiranya empat orang itu tak dapat
menahan aku di sini"
Segera dia mengeluarkan ilmu meringankan tubuh ajaran
Ie Bok Tocu yakni "Hui Sie Yu Seh" atau terbang melayang
mengitari selat, Ditengah sambaran dua sinar pedang dia
berkelebat kesana kemari, jurus ilmu silat kedua orang itu
meskipun digunakan sangat ganas, tetapi tak dapat berbuat
sesuatu terhadap dirinya.
Tak lama kemudian, seluruh jurus dari ilmu pukulanThay
Hong cap Pwe san- atau elang raksasa berjungkir delapan
belas kali telah dimainkan habis seluruhnya, nampak hal ini
Boen ching tidak menunggu sampai dia mengganti dengan
jurus yang lain, tubuhnya berkelebat secepat kilat menerjang
keluar dan mengerahkan ginkangnya yang paling lihay, "shen
Au Ban Lie" atau suara meraung laksa Lie dan tubuhnya
melayang pergi.
Gadis itu segera membentak. badannya melayang dan
melaburkan satu kali tusukan ke arah tubuh Boen ching.
Kedua kali Boen ching tidak tinggal diam, segera
melakukan serangan tendangan berantai dan menendang
terbang pedang di tangan gadis itu, sedang badannya masih
tetap melayang dan lari turun gunung.
Si Elang emas dari Gurun Pasir berdiri tertegun melihat
bayangan Boen ching yang mulai menghilang dari
pandangannya, Selama hidupnya belum pernah dia dikalahkan
secara demikian mengenaskan seperti hari ini. Ilmu silat yang
dimiliki pemuda ini dengan usia yang demikian mudanya itu
sungguh merupakan suatu hal yang sangat mengejutkan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis itupun berdiri tertegun di sana, dalam hatinya dia
ingin menangis, tetapi tak enak kalau ditangiskan hingga
mengeluarkan suara, pikirnya.
"Kalaupada hari-hari yang akan datang dapat bertemu lagi
dengannya, tentu akan kuberi hajaran hingga dia tak dapat
bangun berdiri lagi".
Pek Hong Siang menghela napas, sedang Kong Sun Sek
malah tertawa ter-bahak2 sambil berkata.
"Pek Lote, tak usahlah menghela napas, pemuda ini juga
sangat aneh, mungkin kejadian pada sepuluh tahun yang lalu
memang ada sedikit tidak beres". Pek Hong Siang dengan
dingin mendengus, katanya.
"Diantara tujuh partai besar, partai mana yang bukan
merupakan suatu partai dari golongan murni. Sedangkan tujuh
orang Suhengku adalah dikarenakan terkena pukulan Thian
Jan Shu sehingga mereka mengalami kematian, apakah hal ini
masih ada yang diragukan lagi?".
Kong Sun Sek tahu kalau Pek Hong Siang itu keras kepala.
Dia tertawa besar dan tak ambil bicara lagi.
Pek Hong Siang sekali lagi mendengus, kemudian katanya.
"Sayang senjata rahasia "Thian Liong Suo" tidak kubawa,
kalau tidak. Hm......Hm....sekalipun- Boen ching mempunyai
tiga kaki enam tanganpun tak dapat meloloskan diri".
Sementara itu Boen ching setelah lolos dari empat orang
itu, dalam hatinya dia berpikir.
"Aku kira kalau keadaan demikian terus, perjalananku
selanjutnya diBulim akan menjadi bertambah sulit. Dari tujuh
partai besar itu, partai manakah yang tidak menginginkan aku
dibunuh mati ?"
Baru berpikir sampai di sini, matanya tiba2 nampak pada
jarak kira-kira sepuluh kaki dari dirinya berkelebat sebuah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bayangan merah, dengan cepat dia bersembunyi dibalik suatu
batu yang besar, sedang dalam hatinya dia berpikir. "Di
daerah yang tandus seperti ini, siapa lagi yang datang
kemari?"
Bayangan merah itu bagaikan kilat berkelebat menuju ke
belakang bukit itu, ternyata bayangan tadi adalah bayangan
dari seorang wanita, dalam hati Boen ching jadi terkejut,
gerakan wanita itu ternyata demikian gesitnya. Dalam hatinya
diam2 menggerutu, pikirnya.
"Mengapa aku selalu bertemu dengan orang-orang yang
berilmu tinggi? Baru saja tadi lolos dari orang aneh itu,
ternyata sekarang di sini bertemu lagi dengan seorang wanita
berbaju merah juga memiliki kepandaian yang demikian
tingginya. Entah diantara dua orang itu mempunyai hubungan
apa ?^
Berpikir sampai di sini, dia segera akan lari menguntitnya,
tiba-tiba punggungnya dicengkeram oleh seorang, hatinya
menjadi sangat terkejut, terasa badannya menjadi kaku
seluruhnya, Sedikitpun tak ada tenaga, dengan kepandaian
yang dimilikinya itu dengan mudah dibekuk oleh orang lain
tanpa bisa berkutik, hal ini membuktikan kalau orang ini
memiliki ilmu silat yang sangat tinggi. orang itu sambil
mengangkat tubuhnya, dia berteriak.
"orang kecil, baru saja aku orang tua pergi, ternyata kau
dapat lolos dengan demikian cepatnya, kitakan belum
menyelesaikan pertandingan kita tadi?"
Hati Boen ching menjadi lega, ternyata yang datang orang
aneh berkumis lebat itu, orang ini itu ternyata telah lari
mengitari bukit dan berhenti di sini menanti dirinya, sehingga
sekali tangkap dia telah dapat ditangkap olehnya dengan
mudah dan dibawa kembali ke gua tadi.
Sesampainya didalam gua, orang aneh itu, melepaskan
Boen ching ke atas tanah dan memperhatikannya, dia hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersenyum-senyum saja kepada Boen ching tanpa
mengeluarkan sepatah katapun-
Hati Boen ching menjadi bertambah heran, pikirnya segera
diliputi oleh bermacam- macam pertanyaan, siapakah
sebenarnya orang aneh itu.
Entah apa tujuan sebenarnya, ternyata setelah pergi dia
kembali lagi dan kini tak henti-hentinya memperhatikan
dirinya, semuanya ini sungguh sangat mengherankan dan
membingungkan pikiran Boen ching .
Setelah termenung sejenak. tetap juga dia tak dapat
menemukan sebab2nya, dia tak mau banyak berpikir lagi,
segera dia meletakkan buntalan dan pedangnya ke atas tanah.
orang aneh itu memandang dirinya sambil tertawa, tiba-
tiba dia menggerakkan dua tangan kakinya memainkan suatu
jurus serangan, kepada Boen cing dia berkata.
"coba engkau lihat jurusku ini bagaimana? lebih hebat dari
suhumu atau tidak?"
Boen ching setelah memperhatikan setengah harian, dia
hanya tahu letak kaki dan tangan orang aneh itu sangat aneh
sekali, kelihatannya bagaikan untuk menahan tubuhnyapun
tak kuat, jika dikatakan mau jatuh tetapi tidak jatuh, tak ada
dapat dilihat dimana terletak keistimewaan dari jurus ini.
Setelah melihat sejenak lagi sambil menggoyang-
goyangkan kepala dia berkata.
"Locianpwe entah jurus ini apa namanya? Aku tak dapat
melihat keistimewaan dari jurus ini terletak dimana."
orang aneh ini nampaknya seperti sangat marah dia
mendengus dan berkata: "Tak ada keistimewaan apa? engkau
boleh coba-coba."
Habis berkata dia meng gerakan tangan dan kakinya
menerjang Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja Boen ching akan menghindar, dia melihat tangan
dan kaki diajukan sedemikian anehnya sehingga membuatnya
tak tahu harus menghindar kearah mana.
"Plak....." tanpa terasa dia telah melemparkan ke atas
tanah oleh orang aneh itu, masih untung orang aneh itu tidak
menggunakan tenaga penuh, kalau tidak dia tentu akan
terjungkal lebih hebat lagi dari sekarang ini.
Orang aneh itu setelah menjungkalkan Boen ching ke atas
tanah dalam hatinya merasa sangat bangga, sambil tertawa
dia berkata.
"Bagaimana? coba, kau lihat kepandaianku, jika
dibandingkan dengan kepandaian suhumu, siapa yang lebih
lihay?"
Boen ching berdiri tertegun di sana, didalam hatinya dia
berpikir. "Sungguh sangat aneh sekali, jurus dari orang aneh
itu"
Sesaat dia menjadi bingung, entah harus menggunakan
cara apa untuk menghindari dari jurus itu. Tanpa terasa dia
menirukan jurus tadi tapi setelah dicoba berkali-kali tetap tak
dapat menirukannya.
Orang aneh itu nampak Boen ching coba menirukan jurus
itu, pada matanya terlintas suatu pandangan yang sangat
aneh, lalu dia berkata. "Salah bukan demikian"
Sambil berkata ia memainkan jurus tadi sekali lagi dan
lanjutnya. "ini adalah jurus yang hebat di dunia ini, apakah
jurus ilmu silat yang dilancarkan dari suhumu dapat lebih lihay
dari jurus- jurus ini?"
Boen ching melihat orang itu memainkan dia lihat hatinya
menjadi tergetar pikirnya. "Ternyata orang aneh itu akan
mewariskan suatu ilmu silat yang aneh kepadaku"
Berpikir sampai di sini hatinya sangat gembira, tetapi dalam
hatinya pun segera timbul keragu-raguan mengapa orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aneh itu akan mewariskan suatu ilmu silat aneh itu
kepadanya?
Setelah beberapa kali dia menirukan orang aneh itu, tiba-
tiba orang aneh itu berkata Sambil tertawa.
"Benar, benar demikian Bagaimana? Apa jurus dari ilmu
silat suhumu ada yang dapat memecahkan jurusku ini?"
Hati Boen ching segera berputar, dia tertawa sambil
berkata.
"Tentu saja ada, suhuku adalah jagoan nomor satu di dunia
ini, mana mau mengurusi jurusmu yang tak karuan itu" Dia
berhenti sejenak kemudian lanjutnya.
"Coba kau lihat dengan cara begini maka jurus mu itu
sudah dapat kupecahkan"
Sambil berkata kaki kirinya melakukan tendangan
sedangkan tangan kanannya melakukan gerakan memotong
kemudian katanya.
" Kepandaian dari suhuku sangat tinggi sebelum engkau
melancarkan serangan tadi maka suhuku akan melancarkan
serangan dengan cara ini maka jurusmu tadi apa ada
gunanya?"
selesai dia berbicara dia tertawa terbahak-bahak.
Padahal mana dapat sedemikian mudah untuk
memecahkan jurus tersebut, tetapi Boen ching berkata
demikian, orang aneh itu hanya tersenyum saja, kemudian
lakukan lagi satu jurus sekarang pada Boen ching dia berkata.
"jurus tadi boleh dihitung dapat kau pecahkan, tetapi jurus
ini aku mau lihat dengan cara bagaimana suhumu akan
memecahkannya lagi".
Boen ching setelah memperhatikan sejenak. jurus inipun ia
merasa sangat aneh, segera dia menirukannya. Setelah itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan sembarangan dia menjemput salah satu jurus untuk
memecahkan jurus itu.
orang aneh itu seperti sungguh-sungguh ingin menurunkan
ilmu tersebut kepada Boen ching, diapun tak mau
memperdulikan hal itu, satu jurus demi satu jurus diturunkan
kepada Boen ching.
Ber-turut2 dia menirukan sebanyak sembilan jurus pada
saat itupun mulai gelap.. Setelah tertawa besar orang aneh itu
berkata kepada Boen ching.
"Aku hanya mempunyai sembilan jurus itu saja, tetapi
semuanya dapat kau pecahkan dengan mudah, lain kali kita
bertanding lagi"
selesai bicara dia berjungkir balik keluar dari gua dan
lenyap dari pandangan-
Boen ching melihat orang aneh itu pergi, dalam hatinya
sedikit terkejut, orang itu jika dilihat sepertinya ada yang tidak
beres otaknya, entah karena apa dia menurunkan suatu ilmu
yang aneh itu kepadanya, sungguh orang itu merupakan suatu
manusia yang sangat aneh.
Setelah sendirian berada didalam gua itu, segera ia
mengulangi lagi sembilan jurus tadi, semakin berlatih dia
merasa sembilan jurus itu mempunyai pecahan yang sangat
dalam artinya bukanlah dapat dipahami dalam waktu yang
sangat singkat, bagaimanapun juga dia berusaha tetap tak
berhasil menyatukan sembilan jurus itu menjadi satu.
Berhubung hari semakin larut malam, diapun berhenti
berlatih dan tertidur didalam gua itu.
Begitu dia sadar tampak sang matahari telah jauh
meninggi, dengan cepat dia keluar dari gua dan turun gunung,
sehari tidak mengisi perut, dia sangat lapar, segera dia
memetik buah2an yang ada di gunung itu untuk menangsal
perutnya yang terus berbunyi, kemudian berjalanlah dia ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suatu sungai, baru saja akan minum tiba2 telinganya
menangkap suara beradunya senjata tajam.
Hati Boen ching diam2 merasa terkejut, di tempat yang
demikian liarnya itu bagaimana ada orang yang bertempur?
hatinya merasa sangat heran dengan diam2 dia pergi
mengintip untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Tampak seorang pemuda sedang bertempur dengan putri
dari Pek Hong Siang, kelihatannya mereka bertempur dengan
serunya.
Pemuda itu tampak sangat ceriwis dengan tangan kosong
dia bertempur melawan gadis itu dan memaksa gadis itu
mundur berulang kali.
Dalam hati Boen ching diam-diam merasa terkejut dalam
hati dia berpikir. "Siapakah pemuda itu? kalau dilihat
kepandaian pemuda itu tak berada di bawahnya, entah anak
murid dari partai mana, sungguh tak disangka ditempat yang
demikian liarnya itu ternyata terdapat banyak sekali orang2
aneh."
Tampak pemuda berpakaian putih itu dengan sangat
ceriwis sedang menggoda gadis itu, katanya:
"Nona kecil, jangan bertempur lagi, dengan kepandaianmu
yang demikian itu masih tertinggal jauh sekali, bukannya aku
tak dapat menangkan kau, adalah takut kalau sampai melukai
badanmu yang sangat halus itu, lebih baik eng kau turut
padaku saja, tanggung kau tak salah memilih, dalam tiga
tahun saja, kepandaianmu akan lebih tinggi dari suhumu
sekarang."
Gadis itu mencibirkan bibirnya, dengan gusar ia
membentak. "Tak tahu malu, bila kau bicara sekali lagi, akan
kuhajar kau."
Tangan pemuda berpakaian putih itu menangkis pedang
gadis itu, sambil tertawa dia mengeluarkan kepalanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendekat ke muka gadis itu sambil berkata. "Nona baik,
pukullah aku sampai mati."
Dengan sangat gusar gadis itu melancarkan serangan
kearah kepala pemuda berpakaian putih itu.
Pemuda itu tertawa besar tangan kirinya menyambar dan
menangkap tangan gadis itu sambil godanya.
"Sungguh halus sekali tanganmu ini "
Gadis itu meronta tapi tak berhasil melepaskan diri dari
cekalan itu, segera dia melancarkan tendangan tangan kanan
pemuda berpakaian putih itu menyambar lagi sambil mulutnya
memperdengarkan suara memuji katanya:
"Tangan dan kaki yang demikian halus, sungguh sangat
sayang kalau dipergunakan untuk berlatih ilmu silat."
Gadis itu sungguh gusar dia mengetahui dirinya tak dapat
melawan pemuda itu dan kini ternyata tangan dan kakinya
tertangkap pula, dengan menahan rasa malu dan menetesnya
air mata dia membentak.
"Lekas kau lepaskan aku, jika kau tak mau lekas
melepaskan diriku, aku akan segera teriak"
Pemuda berpakaian putih itu memejamkan matanya sambil
tertawa dia berkata:
"Engkau mau berteriak ? Itu sangat kebetulan sekali. ibuku
sekarang berada disekitar tempat ini jika kau teriak tentu
ibuku akan datang dan sekalian untuk melihat istriku yang
baru."
Sambil berkata dia mendekatkan mukanya ke wajah gadis
itu.
Boen ching nampak hal ini segera membentak, pemuda
berpakaian putih itu sangat terkejut, ke dua tangannya segera
melepaskan gadis itu, wajahnya berubah menjadi merah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menahan rasa gusarnya dan berkata: "Siapa yang teriak tidak
karuan"
Dengan tersenyum Been cing berjalan mendekat.
Gadis itu nampak yang datang adalah Boen ching, semula
hatinya masih gusar terhadap nya tapi waktu itu dia merasa
tak ada orang lain yang melindunginya kecuali Boen ching,
segera larilah dia ke arahnya.
Pemuda berbaju putih itu yang melihat gadis itu lari kearah
Boen ching, menjadi amat gusar bentaknya.
"BERHENTI" Sambil berbicara ia lari mengejar ke arahnya.
Badan Boen ching segera berkelebat, kedua tangannya
melancarkan serangan ke arah pemuda itu. Melihat dirinya
diserang, pemuda itu pun melancarkan satu serangan-
Kedua tangan itu dengan cepat bertemu dan
mengakibatkan kedua orang itu jatuh ke tanah dengan
kerasnya.
Pemuda berpakaian putih itu dengan gusar mendengus,
nampak kepandaian Boen ching tidak di bawah dirinya, dalam
hatinya segera timbul rasa jeri. Tatkala gadis itu lari ke arah
Boen ching, dia mengira gadis itu tentu adalah kekasih Boen
ching, kepada Boen ching dia membentak.
"cepat kau serahkan nona kecil itu kepada ku, kalau tidak
jika ibuku datang engkau jangan harap engkau dapat
meloloskan dari sini"
Gadis itu begitu nampak Boen ching muncul, segera
melupakan peristiwa tadi dengan tertawa dia berkata.
"Sungguh tidak tahu malu, sudah sedemikian besarnya
masih seperti bayi saja yang ingin menyusu dan selalu
memanggil-manggil ibu" Dalam hati Boen ching pun diam-
diam ingin tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar hal itu, pemuda berpakaian serba putih itu
menjadi sangat gusar, segera ia membentak dan menubruk ke
arah gadis itu.
Melihat pemuda itu mulai menyerang, Boen ching segera
menarik gadis itu ke belakang tubuhnya, sedang tangannya
melancarkan ilmu pukulan "Sie Liu Eng Hong" atau pohon Liu
menahan angin, dan kakinya menggunakan langkah Kioe Kong
pat Kwa untuk menahan serangan pemuda berpakaian putih
itu.
Pemuda berpakaian putih itu berturut-turut melancarkan
tiga kali serangan, tetapi satupun tak ada yang berhasil, tiba-
tiba ia mengeluarkan suara tertahan, badannya segera
mundur ke belakang sedang mulutnya memaki. "Aku kira
siapa, tak tahunya adalah murid dari perempuan hina itu."
Boen ching menjadi tertegun, pemuda berpakaian putih itu
ternyata memaki gurunya sebagai perempuan hina. Sampai
saat ini ia menerima budi dari Ie Bok Tocu yang sangat besar
sekali. Kini mendapat perkataan yang demikian menghina
gurunya, amarahnya tak tertahan lagi, badannya melayang ke
samping pemuda itu dan tanpa sadar ia telah menggunakan
jurus aneh yang baru saja dipelajarinya itu.
Ia mengajukan tangan dan kakinya ke depan sangat lincah.
Tiba-tiba terdengar suara, "Bluk...."
Ternyata pemuda itu telah terpelanting di atas tanah, hati
Boen ching sangat gusar, jurus itu telah digunakan dengan
tenaga yang besar sehingga menyebabkan pemuda yang
berpakaian putih itu jatuh ke atas tanah dengan kerasnya,
sedang dari hidungnya keluar banyak darah.
Gadis yang berdiri disamping itu saking gembiranya sampai
bertepuk tangan-
Pemuda berpakaian putih itu setelah terjungkir jatuh, ia
menjadi termangu-mangu, mulutnya memaki kalang kabut,
katanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bangsat ternyata murid perempuan hina itu dapat
menggunakan ilmu hitam"
Sambil memaki dia bangun berdiri, Boen ching mendengar
pemuda berpakaian putih itu masih memaki suhunya sebagai
perempuan hina, amarahnya memuncak lagi, tidak menunggu
sampai pemuda itu berdiri tegak. segera ia melancarkan lagi
jurus aneh itu yang mengakibatkan pemuda itu terjungkir balik
lagi, kali ini ia menggunakan tenaga yang lebih besar lagi.
Pemuda itu terbanting jatuh hingga menyebabkan mukanya
menjadi matang biru seluruhnya Boen ching membentak,
katanya. "Engkau masih memaki tidak?"
Pemuda berpakaian putih itu sejak kecil selalu disayang dan
dimanjakan, mana ia tahan untuk menerima penderitaan
semacam ini, dia ber-teriak2 dan men-jerit2 seperti anak kecil.
katanya.
"Perempuan hina aku akan terus memaki, jika ibuku telah
datang kalian jangan menyesal."
Perkataannya belum selesai, Boen ching telah maju dan
melanjutkan tendangan lagi, sehingga mengakibatkan pemuda
itu babak-belur tak karuan-
Gadis yang berdiri disamping itu nampak keadaan yang
lucu ini, tertawa ter-pingkal2 hingga susah bernapas dan
bertepuk tangan saking gembiranya.
Pemuda berpakaian putih itu menjadi takut dijungkir lagi,
saking takutnya hingga ia duduk di atas tanah tak berani
berkutik. Dalam hati Boen ching diam2 berpikir.
"Siapakah sebenarnya pemuda itu? serta kenal akan ilmu
silat Ie Bok To, kalau hanya demikian masih tidak
mengherankan ternyata ia masih mengetahui kalau suhuku
adalah seorang perempuan, malah memaki suhuku sebagai
perempuan hina, didalamnya tentu masih ada sebab2 nya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berpikir sampai di sini, ia segera berjalan mendekati
pemuda berpakaian putih itu, hatinya ingin bertanya
kepadanya, mengapa ia mengetahui akan hal itu.
Siapa tahu pemuda berpakaian putih itu setelah tadi
melihat jurus aneh yang digunakan Boen ching, kini menjadi
sangat takut kepadanya, nampak Boen ching datang
mendekat, pikirnya tentu Boen ching akan memberi
hajarannya lagi, saking takutnya dia menjadi ber-teriak2. "Ibu
. . . Tolong?"
Boen ching menjadi tertegun, sedang gadis tadi tertawa
ter-pingkal2 dibuatnya.
Tiba-tiba dari samping gunung itu muncul suatu baangan
merah, bagaikan terbang datang mendekat.
Boen ching menjadi sangat terkejut, pikirnya.
"Kira nya wanita berbaju merah itu adalah ibunya, jika
dilihatnya dari gerakan tubuh nya, kepandaianku masih jauh di
bawahnya dan bukan tandingannya, tak disangka pemuda
berpakaian putih itu ternyata demikian tak punya nyali,
sehingga berteriak minta tolong kepada ibunya."
Dalam hatinya diam2 menggerutu saking mangkelnya, ia
dengan keras mendamprat ke arah pemuda itu hingga
menyebabkan tubuhnya ter-guling2 di tanah.
Nampak wanita berpakaian merah itu makin mendekat,
dengan terburu-buru ia menarik tangan gadis itu dan lari ke
atas gunung.
Wanita berpakaian merah itu mengeluarkan siulan yang
sangat nyaring dan terus datang mengejar.
Boen ching yang harus menarik tangan gadis itu tak dapat
lari cepat, dalam hatinya ia berpikir.
"Tentu wanita berbaju merah itu akan menolong anaknya
dahulu baru akan mengejar aku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi sungguh tak disangka ia mengejar ke arah Boen
ching tanpa memperdulikan putranya yang babak-belur itu,
hatinya menjadi terperanjat, segera ia menarik tangan gadis
itu dan terus lari dengan kencangnya.
Suara siulan itu, makin lama makin mendekat, hati Boen
ching makin terperanjat. ia tahu kalau sampai tersusul wanita
berbaju merah itu, sudah jelas dirinya bukanlah tandingannya,
tetapi iapun tak dapat meninggalkan gadis itu sendirian di
sana.
Setelah berbelok pada suatu tikungan, di hadapannya
terbentuk suatu celah yang sangat sempit, dimuka celah itu
terdapat sarang laba-laba, segera ia menarik gadis itu masuk
ke dalam celah tersebut dan bersembunyi didalamnya, celah
sempit itu luasnya tidak lebih tiga depa, sehingga terpaksa
dua orang itu hanya dapat berdiri berhadap-hadapan-
Gadis itu memegangi lengan kirinya yang sakit, karena
terlalu lama dicekal kencang oleh Boen ching. Ia mengerutkan
alisnya, sedang matanya melirik ke arah Boen ching, diapun
berdiam diri tak berani membuka mulut.
Siulan itu dengan cepat berlalu dari mulut celah itu, gadis
itu melotot ke arah Boen ching dan membuka mulut akan
memaki, melihat hal ini hati Boen ching menjadi terkejut,
buru2 dengan tangannya ia menutupi mulut gadis itu.
Gadis itu melihat Boen ching menutupi mulutnya, segera
tangannya memukul ke arah punggung Boen ching.
Pukulan ini membuat Boen ching kesakitan, dia
mengerutkan alisnya, tetapi tak dapat berbuat apa-apa.
Siulan itu tiba2 berhenti dan kemudian balik kembali, Boen
ching tahu tentu wanita berbaju merah itu telah mengetahui
kalau mereka telah bersembunyi, lalu kembali mencari lagi.
segera dia melepaskan tangannya dari mulut gadis itu dan
tersenyum ke arah gadis itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis itu mendengar siulan itu balik kembali ia menjadi
tertegun, kini nampak Boen ching tersenyum kepadanya,
matanya menjadi melotot dan kakinya menginjak kaki Boen
ching.
Boen ching menjadi kesakitan tetapi sekali lagi ia tak dapat
berbuat apa2, terpaksa hanya menggigit bibir menahan sakit.
Gadis itu melihat keadaan Boen ching yang demikian
lucunya itu, tak dapat tahan lagi ia tertawa cekikikan. Melihat
gadis itu tertawa Boen ching dengan cepat menutupi mulut
gadis itu lagi.
Tiba2 siulan itu berhenti dengan celah itu, gadis itu tak
berani berkutik lagi, segera ia melepaskan tangannya, tetapi
pada telapak nya itu timbul rasa gatal2, dalam hatinya segera
timbul perasaan yang sangat aneh.
Di luar celah, terdengar suara wanita berbaju merah itu
mendengus, katanya. "Aku tak percaya kalau dua setan kecil
itu bisa lolos".
Terdengar suara dengusan yang lain, ternyata suara dari
pemuda berpakaian putih itu, kemudian tanyanya.
"lbu, apakah engkau berhasil menangkap dua orang itu ?"
Wanita berbaju merah itu melihat pemuda itu demikian
mengenaskan, dalam hati timbul perasaan gusar dan ia
merasa sakit hatinya, dengan gusar katanya:
"Mengapa engkau demikian bodoh, usiamu telah tak kecil
lagi, kepandaian yang kau pelajari selama sembilan belas
tahun itu kau taruh dimana, mengapa dapat dihajar orang
sampai sedemikian rupa ? Sungguh kau membuat aku
kehilangan muka". Pemuda berpakaian putih itu mendengus,
katanya. "Yang laki itu adalah murid dari perempuan hina itu"
. Wanita berbaju merah itu mendengar hal ini, lalu katanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa? Kiranya adalah murid dari perempuan hina itu, dia
ternyata berani mencari aku, kalau sampai tertangkap pasti
takkan diampuni".
Boen ching yang berada didalam celah, mendengar dua
orang itu terus memaki suhunya sebagai perempuan hina,
ingin sekali ia keluar untuk mengadu jiwa dengan mereka,
tetapi kepandaiannya tak dapat menandinginya, membuat dia
hampir menangis saking mendongkolnya, tetapi nampak gadis
itu sedang memperhatikannya terpaksa dia menarik alisnya
dan berdiam diri.
Terdengar pemuda berpakaian putih itu berkata lagi.
"lbu, cepat engkau pergi menangkapnya, bila tidak. mereka
akan lari jauh, jika sampai waktu itu kita tak dapat
menangkapnya lagi".
Wanita berbaju merah itu mendengus, katanya:
"Kedua setan cilik yang licin itu tak dapat lari jauh dari sini,
tadi ketika aku mengejarnya tetapi pada suatu ketika ternyata
mereka telah lenyap. tentu mereka bersembunyi dibalik
karang-karang ini, mari kita mencari mereka." Habis berkata
dia mendengus kemudian lanjutnya.
Boen ching saking mendongkolnya hingga terasa pening
kepalanya, sedang dalam hatinya ia berpikir.
"Aku Boen ching pada suatu hari tentu akan memberi
hajaran setengah mati pada kamu orang, kemudian
memotong lidah kalian, aku mau melihat apakah kamu masih
dapat memaki lagi atau tidak."
Selesai bicara, wanita berbaju merah itupun lari mencari,
dengan cepat pemuda itu berkata.
"ibu, jangan demikian bodoh, mana mereka mau tinggal
diam di dalam gua sekitar tempat ini untuk menunggu engkau
pergi menangkap mereka, waktu engkau mengajarnya tadi
mungkin mereka telah pergi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wanita berbaju merah itu berpikir sebenak. kemudian
katanya.
"Tidak mungkin, aku pergi datang hanya dalam sekejap
saja, mereka mana dapat pergi dengan demikian cepatnya,
pasti mereka berada di sekitar tempat ini."
Pemuda berpakaian putih itu sebenarnya hanya
sembarangan berkata, tetapi setelah perkataannya diucapkan
keluar, dipikir kembali ucapannya itu juga beralasan, dan kini
mendengar wanita berbaju merah itu tidak dapat memastikan
kalau ada orang itu masih bersembunyi di sekitar tempat ini,
dengan cepat ia berkata.
"Ibu, Pemuda itu memiliki ilmu meringankan tubuh yang
sangat tinggi, dalam sekejap mata saja mereka tentu telah
pergi jauh2 meninggalkan tempat ini." Wanita berpakaian
merah itu mendengus, pikirnya.
"Suhu pemuda itu memiliki ginkang yang sangat tinggi,
mungkin pada saat ini mereka telah melarikan diri. Ketika
dirinya sedang lewat mereka tentu segera sembunyi di
belakang batu dan kemudian melarikan diri."
Berpikir sampai di situ matanya menyapu tempat itu,
nampak sarang laba-laba yang ada di depan celah didekatnya
itu masih tetap utuh, sambil berpikir dia mendengus, segera ia
menarik tangan pemuda berpakaian putih itu dan berkata:
"Mari kita kejar"
Dua orang itu segera kembali ke jalan semula dan lari
mengejar Boen ching dan gadis itu.
Setelah tidak mendengar suara dari dua orang itu lagi,
Boen ching baru dapat bernapas lega matanya melirik ke arah
gadis itu, nampak gadis itu sedang melototkan matanya ke
arahnya.
Suatu bau harum yang aneh menusuk hidungnya, dia
sebenarnya ingin menghindar, tetapi juga merasa sangat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sayang, ingin sekali dia membaui sekali lagi. Tiba-tiba gadis itu
membuka mulut pelan berkata. " Hei. . . mereka telah pergi. "
Jarak antara dua orang itu tidak lebih dari sedepa saja,
begitu gadis itu mengembus ke arahnya membuat dia
mengangguk kepalanya. Gadis itu berkata lagi:
"Bagaimana? Siapa sebenarnya suhumu? mengapa mereka
memaki suhumu sebagai wanita hina?^
Boen ching mendengar gadis itu mengatakan suhunya
sebagai perempuan hina, hatinya menjadi tidak senang, tanpa
menjawab ia segera membalikkan tubuhnya dan keluar dari
celah-celah sempit itu.
Gadis itupun mengikuti dari belakangnya, dengan nada
yang tidak senang ia berkata.
"Engkau ini bagaimana toh? apakah engkau tidak
mendengar apa yang sedang diucapkan?" Boen ching tidak
perduli, setelah sampai di luar celah, dengan tawarnya dia
berkata.
"Mereka berdua telah pergi dan kini sudah tidak ada urusan
lagi, engkaupun boleh meninggalkan tempat ini."
Gadis itu menjadi tertegun, sejak kemudian katanya.
"Apa?" Baru saja dia membuka mulut nampak Boen ching
telah memutarkan tubuhnya dan berjalan pergi, hatinya
menjadi kaget. Tiba-tiba ia tersadar mengapa Boen ching tak
senang hati, segera ia berkata.
"Hey, apakah engkau akan pergi? engkau ini tahu aturan
atau tidak?"
Boen ching menjadi melongo, hatinya merasa heran, sambil
balikkan tubuh dia berkata:
"Engkau bilang apa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis itu mencibirkan bibirnya yang mungil itu sambil
berkata. "Aku bilang kau tahu aturan atau tidak?"
Pada saat ini hari Boen ching sedang memikirkan usaha
lain, dengan sembarangan dia berkata.
"Engkau bilang aturan apa?" Sedang dalam hatinya dia
berpikir.
"Wanita baju merah dengan putranya tadi itu entah berasal
dari mana, sepertinya ada dendam terhadap suhuku,
sedangkan suhu sudah lama sekali tidak menginjakkan
kakinya di Tionggoan lagi, urusan beliau seharusnyalah kalau
aku yang mewakili beliau untuk membereskannya . "
Sejak kecil gadis itu selalu disayang dan dimanjakan oleh
ayahnya dan kini Boen ching tidak memperhatikan padanya,
bagaimana ia dapat tahan terhadap hal ini, berpikir sampai di
situ tak tertahan lagi hatinya menjadi sedih, sambil menangis
terisak dia berkata.
"Jika engkau pergi dan meninggalkan aku seorang diri di
sini, nanti kalau aku bertemu dengan mereka lagi, apa yang
harus ku perbuat?^
Habis berkata hatinya semakin bertambah sedih, tak
tertahan lagi air matanya jatuh berlinang.
Boen ching yang nampak hal ini segera mengerutkan
alisnya, sejak kecil dia selalu berada disamping Ie Bok tocu,
sehingga dia diberi pelajaran untuk tahan segala ujian, tetapi
demi melihat air mata ia menjadi bingung, sekalipun menurut
anggapannya gadis itu tak tahu aturan, tapi hatinya menjadi
lunak juga katanya.
"Kalau begitu lalu, aku harus berbuat apa?" Gadis itu
melihat sikap Boen ching berubah hatinya menjadi gembira
pikirnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tak percaya kalau kau tak menurut aku" Sambil
mendengus dia berkata.
"Kalau kau tak mau tinggal di sini, pergilah aku tak
membutuhkanmu."
Boen ching mana tahu kalau gadis itu sedang berpura-pura,
mendengar perkataan itu dalam hatinya segera berpikir.
"Kalau aku tinggal di sini terus tentu dia tak kan senang,
apa lagi ayahnya mencari aku untuk dibunuh." Berpikir sampai
di sini lalu katanya. "Kalau begitu aku lebih baik pergi saja."
"Pergi kau, pergi kau dari sini, aku selamanya takkan mau
bertemu dengan kau lagi."
Boen ching melihat gadis itu menangis saja jadi bingung
sekali, dengan cepat ia berkata.
"Nona, engkau mau aku berbuat bagaimana?"
Gadis itu melihat Boen ching menjadi bingung tak dapat
tertahan lagi tertawalah ia, dengan tertawanya ini maka ia tak
dapat meneruskan untuk berpura-pura lagi maka dengan
pura2 gusar ia berkata.
"Kau harus mengantarkan aku ke rumah ayahku."
Boen ching dengan kaget berteriak.
"Nona ayahmu akan membunuh aku."
Gadis itu tertawa cekikikan, kemudian katanya.
"Kalau mengenai hal itu, aku tak mau mengurus."
Boen ching menjadi melongo, ia tak mengetahui mengapa
gadis itu sebentar menangis sebentar kemudian tertawa lagi,
biasanya ia adalah seorang yang cerdas, entah mengapa ini
hari dapat menjadi demikian bodohnya. Gadis itu telah
mengetahui kalau ayahnya akan membunuh dia tapi dia malah
menyuruh dia mengantar dirinya pulang ke rumah, entah ia
akan berbuat apa lagi ?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis itu melihat Boen ching jadi kebingungan dibuatnya
tak tertahan tertawalah dia sambil berkata.
"Apakah ayahku tak boleh melihat kau ?"
Boen ching tanpa sadar menggelengkan kepalanya, ia juga
tak tahu ia sekarang ini sedang memikirkan apa, dia hanya
merasa gadis itu sangat menarik hatinya, tetapi juga kadang-
kadang sangat nakal sehingga menjengkelkan hatinya.
---oooo0dw0ooo---
ILMU SEMBILAN JURUS JUNGKIR BALIK
GADIS itu berkata lagi. "Aku bernama Pek Hian Liang,
sebenarnya aku sangat benci padamu. Telah dua kali engkau
menendang terbang pedangku, tetapi sekarang engkau telah
menolong aku. Kini aku tidak akan membenci padamu lagi."
Sambil tersenyum Boen ching berkata.
"Mari cepat kita pergi dari sini, kalau wanita berbaju merah
itu datang lagi, kita bisa runyam."
Hati Pek Hian Ling sebenarnya juga sedikit merasa
khawatir, tetapi pada mulutnya dia berkata.
"Bukankah ilmu silatmu sangat tinggi? Mengapa kita harus
takut kepada mereka ?" sambil berkata, dua orang itupun
turun gunung.
Setelah melakukan perjalanan kira-kira satujam, Boen ching
bertanya kepada Pek Hian ling.
"Ayahmu sekarang berada dimana ?"
Pek Hian Ling sejak tadi berdiri berdempetan dan
berhadap-hadapan di celah yang sempit itu, dalam hatinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera timbul suatu perasaan yang aneh terhadap Boen ching
yang dia sendiri tak tahu bagaimana rasanya, pikirnya.
"Aku harus mengetahui rahasia yang sebenarnya
terkandung pada Boen ching ini." Sambil tersenyum dengan
cepat dia berkata: "Aku sendiri juga tidak mengetahui kini ia
berada dimana."
Boen ching menjadi tertegun, dia menghentikan
langkahnya sambil berkata. "Nona, aku sendiri masih
mempunyai banyak urusan"
Pek Hian Ling tahu kalau hati Boen ching kini sangat lunak.
dalam hatinya ia ingin tertawa tetapi pada wabahnya dia
menampilkan sikap yang minta dikasihani, katanya.
"Aku telah terpencar dengan ayahku, engkau tentu tak tega
bukan, kalau aku sampai tertangkap lagi oleh wanita berbaju
merah itu"
Boen ching tak dapat berbuat apa-apa, dia hanya
menganggukkan kepalanya kemudian katanya.
"Kalau begitu aku akan mengantarkan kau turun gunung,
setelah keluar dari gunung itu, wanita berbaju merah itu tentu
tak dapat menangkapmu lagi"
Pada saat itu, diam2 dalam hati Pek Hian Ling telah
mengatur siasat, kini mendengar perkataan Boen ching
dengan cepat ia menganggukkan kepalanya. Setelah keluar
dari gunung Yi San Pek Hian Ling berkata lagi:
"Aku sudah lama tak makan dan kini perutku mulai merasa
lapar, mari kita makan dulu, maukah kau?"
Dalam hati Boen ching diam-diam berpikir.
"Peristiwa sepuluh tahun yang lalu di puncak Hwee Ing, jika
aku ceritakan kepada Pek Hong siang sudah tentu mereka tak
mau percaya. lebih baik aku ceritakan saja pada Pek Hian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling, agar dia yang menyampaikan hal ini kepada Pek Hong
Siang." Setelah berpikir sampai di sini, lalu ia berkata.
"Akupun sudah merasa lapar, setelah makan kenyang aku
akan kembali ke atas gunung, aku kira usulmu itupun sangat
baik."
Pek Hian Ling berkata. "Engkau bersembunyipun tak ada
gunanya, semua orang mau membunuhmu. "
Boen ching tertawa tawar, pikirnya.
"Mana aku mau bersembunyi, aku kembali ke atas gunung
hanya ingin mengetahui orang aneh dan wanita berbaju
merah serta putra nya itu mempunyai hubungan apa dengan
suhuku, lagipula ada perjanjian dipuncak Pak Sek tiga hari
lagi, lima orang jago Liong Hwee atau perkumpulan lima naga
itu kelihatannya bukan orang-orang jahat, aku ingin pergi lihat
yang disebut , Tok Thian coen" atau Si raja racun itu
sebenarnya orang macam apa sehingga menyebabkan banyak
orang jeri terhadapnya."
Pek Hian Liang melihat Boen ching tidak menjawab, lalu
tambahnya.
"Hei, bolehkah engkau beritahu padaku siapa kau
sebenarnya suhumu itu?"
Sambil tersenyum Boen ching berkata .
"Suhuku telah berpesan tak memperkenankan aku
memberitahukan nama beliau kepada siapa saja, sebab
setelah tahu akan namanya maka akan mendatangkan banyak
kesulitan bagiku, kau telah mengetahui kalau suhuku itu
adalah seorang wanita, itu sudahlah cukup," Pek Hian Ling
telah berpikir sejenak lalu katanya:
"Tetapi kepandaian begitu tingginya, kalau begitu aku kira
kepandaian suhumu tentu jauh lebih tinggi dari kau, aku tak
dapat menerka siapakah dia, engkau beri tahu saja padaku
tentu aku tak akan memberitahukan kepada orang lain,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maukah?" Boen ching memandang Pek Hian Ling sejenak
pikirnya. "Anak perempuan ini mengapa demikian senang
mengurusi urusan orang lain?" Kemudian sambil tersenyum ia
berkata.
"Hal itu tak berguna bagimu, akan kuberitahukan padamu
suatu rahasia yang amat besar, maukah engkau untuk
mendengarkan nya?"
Pek Hian Ling mencibirkan bibirnya yang kecil mungil itu,
kemudian katanya dengan nada tidak senang.
"Kau tidak mau memberitahukan padaku juga tidak
mengapa, siapa yang sudi mendengarkan segala macaw
rahasia, sedikit pun aku tidak menginginkan untuk mendengar
kan"
Boen ching tak dapat berbuat apa-apa lagi, nampak di
depan jalan itu ada sebuah rumah makan, segera ia berkata.
"Mari kita masuk kesana"
Pek Hian Ling sebenarnya tak mau masuk. ketika dia
dongakkan kepalanya nampak di atas loteng dekat di jendela
itu duduk dua orang Tosu tua, hatinya menjadi tergerak, lalu
katanya. "Mari kita ke loteng saja"
Sesampainya di atas loteng. Pek Hian Ling segera lari ke
arah dua orang Tosu tua itu sambil berteriak.
"Paman Boe Loei ci, paman Boe cing ci, mengapa kau dua
orang dapat berada di sini?"
Dua orang Tosu tua itu nampak yang berteriak adalah Pek
Hian Ling, sambil tertawa dia berkata.
"Kau? apakah ayahmu baik-baik saja?"
Pek Hian Ling tidak menjawab, ia menarik tangan Boen
ching dan berkata padanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dua orang ini adalah Sutenya ciangbunjin dari Khong Tong
Pay, teman baik ayahku, Paman Ben Loei ci dan Paman Bu
cing ci"
"Aku mau lihat engkau sekarang akan berbuat apa?.
Boen ching memandang sekejap pada dua orang Tosu tua
itu, kepada Pek Hian Ling ia berkata:
"Kini kau telah bertemu dengan kedua pamanmu, kau
suruh mereka saja yang mengantarkan kau pulang ke tempat
ayahmu." Habis berkata ia membalikkan tubuhnya dan pergi.
Ben Loei ci menjadi gusar, segera dia mendengus mereka
sungguh tak nyana kalau Boen ching memberi hormat kepada
mereka pun tidak. lalu tinggal pergi kalau menurut wataknya,
ia akan memberi hajaran kepada Boen ching, tetapi melihat ia
datang bersama dengan Pek Hian Ling pikirnya tentu ia masih
ada hubungannya dengan Thian San Pay terpaksa dia hanya
mendengus saja. Kepada Bu cing ci ia berkata.: " Kawanan
tikus ini sungguh tidak tahu aturan"
Pek Hian Ling nampak Boen ching akan pergi, hatinya
menjadi marah. Sebenarnya dia mau menyuruh Boen ching
pura-pura menjadi kawan karibnya dan menemui dua orang
pamannya itu dan pada waktu Boen ching telah berhadapan
dengan Ben loei ci dan Bu cing ci, dia akan menyuruh dua
orang pamannya itu mengeroyok Boen ching seorang. Siapa
tahu sikapnya yang lemah lembut waktu di atas gunung,
setelah turun gunung menjadi demikian ketusnya, dia teringat
kembali waktu Boen ching dua kali menendang terbang
pedangnya, hingga kini ia masih belum minta maaf
kepadanya. Kepada Ben Loei ci, Bu cing ci segera ia berteriak.
"Dia adalah Boen ching"
Ben Loei ci dan Bu cing ci sebenarnya akan pergi ke
gunung Thay San, ditengah jalan mereka sudah mendengar
berita tentang Boen ching dan kini mendengar Pek Hian Ling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berteriak bahwa pemuda itu adalah Boen ching. Mereka
bersama-sama menjadi kaget, dan tanyanya. "Apa?"
Ternyata Boen ching dapat datang bersama-sama dengan
Pek Hian Ling, mana mungkin bisa terjadi?
Pek Hian Ling ingin melihat keramaian, sambil tertawa ia
berkata. "Dia adalah Boen ching."
Pada waktu itu Boen ching telah sampai di tangga loteng.
Kini dia telah berkenalan dengan Pek Hian Ling, sudah tentu
dia tak mau mencari banyak urusan dengan mereka lagi.
Bu cing ci mendengar perkataan Pek Hian Ling tadi segera
membentak. "orang she Boen tunggu sebentar"
Begitu ia membentak. membuat tamu-tamu yang sedang
berada di atas loteng itu menjadi terperanjat dan lari
ketakutan, sedang dua orang segera bangun berdiri.
Boen ching melihat dirinya tak mau mencari urusan,
ternyata ada juga orang yang mencari gara-gara padanya,
sambil tersenyum ia membalikkan tubuhnya memandang dua
orang itu.
Pek Hian Ling nampak Boen Ching membalikkan tubuhnya,
ia tahu bakal ada tontonan yang sangat menarik untuk dilihat
terhadap Boen ching sambil tersenyum dia berkata.
"Ilmu barisan "im Yang Liang Ie Tin" atau barisan Im dan
Yang dari dua paman ku ini tanpa tandingan di dunia ini,"
habis berkata dia tertawa dan duduk disamping.
Bu ching ci dengan dingin mendengus, kepada Boen chin ia
berkata. "Apakah dua orang murid keponakanku itu
dikalahkan di tanganmu?"
Pikir Boen ching. "Aku kini membalikkan tubuhku, akan
kulihat kepandaian dari Khong Tong Pay itu macam apa ?"
Berpikir sampai di sini, sambil tertawa dia berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mereka berdua tak dapat menahan satu pukulanku, dan
kini kau dua orang, aku kira sama."
Boen Loei ci tertawa dingin, pada saat ini dua orang itu
belum mendengar kalau ketua Thian Shan pay pun juga
dikalahkan ditangan pemuda ini bahkan bersama-sama si
elang emas dari gurun pasir, Kong Sun Sek
mengeroyoknyapun tak ada gunanya, mereka hanya
mendengar kalau Boen ching adalah murid dari Thian Jan Shu
sehingga mereka tak berani berayal lagi.
Dua orang Tosu tua itu bersama-sama mencabut
pedangnya, mata Boen ching menyapu dua orang Toosu tua
itu pikirnya.
"Tidak leluasa kalau bergebrak dengan dua orang tosu tua
itu di atas loteng ini".
Dua tangannya segera mengangkat sebuah kursi dan
dilemparkannya ke arah dua orang tosu tua itu.
Bu cing ci dan Ben Loei ci segera menghindar.
"Bruk....." kursi itu telah jatuh di sebuah meja yang
menyebabkan cangkir dan mangkok yang berada di atas meja
itu menjadi hancur berantakan, dua orang tosu tua itu segera
mengangkat senjata bersama pedangnya dan mengejar ke
arah Boen ching sambil membentak. "Bangsat, jangan
mencoba untuk mengangkat kaki dari sini."
Pek Hian Ling mengerti kalau Boen ching ingin pergi dari
loteng itu, ia tidak ingin kalau Boen ching meninggalkan
tempat ini sebab kalau bertempur di atas loteng itu
kesempatan baginya untuk menonton masih ada, ia segera
melemparkan dua buah kursi untuk menghalangi jalan mundur
Boen ching.
Boen ching sebenarnya ingin turun dari loteng, tapi jalan
mundurnya kini tertutup hal ini membuatnya mengerutkan
alisnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu Ben Loie cie dan Bu cing cle telah datang
menubruk ke arahnya, segera tangannya menyambar sebuah
meja dan dilemparkan ke arah Boen ching.
Kedua orang Tosu tua itu dengan cepat mengangkat
pedangnya untuk menangkis datang nya meja itu, tubuh Boen
ching segera berkelebat ke arah luar loteng sambil mulutnya
berkata.
"Mari kita bertempur di luar saja".
Pek Hian Ling nampak Boen ching ingin meninggalkan
tempat itu, hatinya mendongkol, pikirnya. "Aku tak percaya
kalau aku tak dapat menahannya".
Tangannya segera menyambar sebuah mangkok yang ada
di atas meja dan di lemparkan ke arah Boen ching.
Boen ching tidak mengira kalau Pek Hian Ling dapat turun
tangan untuk mencegah dirinya keluar dari loteng, badannya
yang masih ditengah udara itu segera melayang turun, baru
saja ia akan menggerakkan tubuhnya lagi pedang kedua tosu
tua itu telah datang menyambar, nampak Boen ching tak
berhasil keluar dari loteng itu, Pek Hian Ling menjadi amat
gembira katanya:
"jangan lepaskan dia, nanti dilemparkan saja dari atas
loteng ini".
Boen ching nampak serangan kedua tosu itu datangnya
sangat ganas dan mengancam ke sembilan hiat to, di
tubuhnya ia tak berani memandang rendah, kakinya mundur
ke belakang satu tindak sedang kaki dan tangannya
melancarkan satu rangkaian serangan untuk menangkis
datangnya serangan pedang itu, jurus yang baru digunakan
itu adalah salah satu jurus dari ilmu pukulan "Sie Liu Eng
Hong" atau pohon Liu menahan, angin Ben Loei ci dan Bu cing
ci segera memisahkan diri, mereka tahu bahwa hari ini mereka
telah bertemu dengan lawan tangguh sehingga membuat
mereka tak berani berayal lagi, segera mereka mengeluarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ilmu barisan yang paling diandalkan yakni, "im Yang Liang to
Tin atau barisan Im dan Yang untuk mengurung Boen ching.
Berturut-turut Boen ching mematahkan beberapa jurus,
dengan tersenyum mengejek ia bertanya.
"Apakah ini yang disebut barisan im Yang Lian to Tin?"
Dua orang tosu tua itu sangat terkejut melihat gerakan
Boen ching yang demikian anehnya, sekalipun mereka telah
melancarkan jurus-jurus mereka yang paling lihay tetapi tetap
tak dapat memaksa Boen ching untuk mundur ke belakang
setindakpun.
Tiba2 Boen ching tertawa panjang, badannya melayang ke
tengah udara dengan indahnya membuat kedua tosu tua itu
menjadi kagum dan ter-heran2, Yang ditangan Boen ching
telah memegang sebilah pedang yang memancarkan sinar
yang kehijau-hijauan sehingga menyilaukan mata.
Begitu kakinya menginjak tanah sambil tersenyum
mengejek Boen ching melancarkan suatu serangan kilat
dengan menggunakan jurus "cang Siang ThianSuat," atau
pohon Siong menutul salju, terlihat suatu sinar yang
menyilaukan mata berkelebat mengurung tubuh dua orang
tosu tua itu, yang menyebabkan kedua orang tosu tua itu
terhuyung-huyung mundur ke belakang dengan wajah pucat.
Pedang yang berada ditangan Boen ching itu adalah Ie Bok
Kiam milik suhunya, kali ini adalah untuk pertama kali keluar
dari sarungnya sejak suhunya mengundurkan diri dari dunia
kangouw, begitu melihat pedang Ie Bok Kiam, ia teringat
kembali waktu suhunya malang melintang di dunia kangouw,
tanpa terasa semangatnya menjadi berkobar-kobar.
Ben Loei ci dan Bu cing ci yang dipaksa mundur oleh
serangan kilat dari Boen ching, hatinya menjadi sangat
terperanjat dan saling memandang, mereka sebagai seorang
jagoan silat yang telah lama berkelana di dunia kangouw,
selamanya belum pernah melihat jurus yang aneh ini, mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak mengetahui kalau jurus yang digunakan Boen ching baru
ini adalah salah satu jurus dari "ieBok Kiam Hoat" yang telah
lama hilang dari Bu Lim.
Belum habis heran mereka, tubuh Boen ching telah
berkelebat dan melancarkan serangannya ke arah dua orang
tosu itu.
Hati Ben Loei ci dan Bu cing ci sebenarnya sudah jeri, kini
nampak dirinya diserang, segera mengangkat pedang mereka
untuk menangkis, Boen ching menggunakan ginkangnya "Hui
lie Ya Seh" atau terbang melayang mengitari selat untuk
mengimbangi permainan Ie Bok Kiam Hoatnya.
Kedua orang tua tosu itu segera menangkis tetapi tetap
meleset, Boen ching memutarkan pedang ie Bok Kiamnya
sedemikian rupa sehingga sekeliling tempat itu terasa amat
dingin sedang kedua kakinya melancarkan tendangan berantai
sebanyak tujuh kali yang menyebabkan dua tosu tua itu
terhuyung mundur.
Tahu2 nampak Boen ching dengan pedangnya telah berdiri
di atas meja sambil tertawa mengejek memandang pada
mereka.
Pek Hian Ling yang berdiri disamping tak dapat menahan
gelinya, kiranya baju yang dipakai kedua tosu tua itu telah
robek berkeping keping terkena sambaran pedang Boen ching.
Mereka merasa sangat malu dan gusar tetapi tak dapat
berbuat apa2, baru Boen ching akan memberi hajaran lagi
pada dua orang tosu itu tiba-tiba berkelebat suatu bayangan
merah di atas loteng itu. Hati Boen ching menjadi sangat
terkejut, kiranya bayangan merah itu adalah wanita berbaju
merah yang datang bersama dengan pemuda berbaju putih.
Begitu sampai di loteng, pemuda berpakaian putih itu
segera menunjuk padaboen ching sambil berkata "Itu --- dia
orangnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching memperhatikan wanita berbaju merah itu,
nampak dia mempunyai alis dan mata yang mirip sekali
dengan milik suhunya, dalam hati segera timbul suatu rasa
yang aneh.
Begitu nampak pemuda berpakaian putih itu Pek Hian Ling
menjadi sangat terkejut, saking takutnya hingga tubuhnya
gemetar.
Wanita berbaju merah itu memperhatikan Boen ching dari
kepala hingga ujung kakinya dengan dingin ia mendengus dan
berkata. " Dimana perempuan hina itu?"
Boen ching mendengar wanita berbaju merah memaki
suhunya, hatinya menjadi sangat gusar, ia pura2 tidak
mendengar apa yang dikatakan oleh wanita berbaju merah itu
dengan per-lahan2 dia memasukkan pedang ke dalam
sarungnya dan balikkan tubuh untuk bersiap-siap
meninggalkan loteng itu.
Wanita berbaju merah itu nampak pertanyaannya tidak
digubris oleh Boen ching menjadi sangat gusar.
Tiba-tiba Boen ching merasa berdesirnya angin disamping
tubuhnya, ia mengetahui bahwa wanita berbaju merah itu
telah mendekatinya. Baru saja ia akan membalikkan tubuhnya
tangan wanita itu telah datang menyambar dan
mencengkeram pergelangan tangan kanannya.
Boen ching menjadi sangat terkejut, sungguh tak disangka
gerakan dari wanita berbaju merah itu demikian gesit
Kedua kakinya segera melancarkan tendangannya dengan
ilmu "ching Po chiet Yau" atau Ikan paus meloncat tujuh kali
yang semuanya mengancam hiat-to terpenting di tubuh
wanita berbaju merah itu. Wanita itu terdesak mundur sedang
tangannya dikibaskan ke belakang sehingga tubuh Boen ching
terbawa maju sebanyak dua langkah, tetapi cekalannyapun
menjadi terlepas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching merasa bekas cengkeraman tadi sangat nyeri,
ketika ia memandang tangannya itu, nampakpada tempat itu
tertera bekas telapak tangan yang berwarna ke-abu2-an. Boen
ching menjadi sangat terkejut, pikirnya. Sungguh kejam
wanita berbaju merah itu.
Wanita berbaju merah itu nampak Boen ching telah terkena
racunnya, dia tidak melanjutkan serangannya dan mundur ke
belakang, dengan dingin ia memandang pada Boen ching,
kemudian katanya.
"Tanganmu telah terkena racunku, sekarang aku mau lihat
engkau mau bicara atau tidak!!"
Tangan kanan Boen ching terasa mulai kaku, telapak
tangan tadi telah berubah menjadi hitam dan menimbulkan
rasa yang amat sakit.
Sejak naik ke atas loteng, kedua mata pemuda berpakaian
putih itu terus mencari Pek Hian Ling, meskipun Pek Hian Ling
telah membalikkan tubuhnya, tetapi mana dapat lolos dari
matanya.
Begitu dia nampak Pek Hian Ling, sambil tertawa Cengar
Cengir dia berkata: "ibu, gadis itu juga berada di sini"
Wanita berbaju merah tidak menjawab, dengan dingin ia
memandang Boen ching.
Pek Hian Ling mendengar pemuda berpakaian putih itu
berkata demikian menjadi sangat terkejut, segera ia mencabut
pedangnya. Kepada Ben Loei ci dan Bu cing ci ia berteriak.
"Paman, lekas datang kemari, orang ini akan
mempermainkan aku"
Bu cing ci dan Ben Loei Ci telah mengenal siapakah
sebenarnya wanita berbaju merah itu, kini mana mereka
berani maju tetapi Pek Hian Ling telah membuka mulut
meminta bantuan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mau tak mau mereka terpaksa maju, kepada wanita
berbaju merah itu mereka berkata.
"Gadis itu adalah putri kesayangan dari Ketua Thian San
Pay, cianpwe adalah seorang jagoan yang berkepandaian
tinggi, kami harap cianpwe mau melepaskan dia pergi dari
sini".
Wanita berbaju merah itu dengan dingin mendengus, sama
sekali dia tidak ambil perduli pada dua orang itu.
Pek Hian ling nampak Bu cing ci ternyata memohon pada
wanita berbaju merah itu, dalam hatinya menjadi tak senang,
katanya. "Siapakah dia ????"
Pemuda berpakaian putih itu maju setindak. dengusnya. ,
"Sekarang ibuku berada di sini, kalau engkau mau
mendengarkan perkataanku tentu tak akan terjadi apa2, tetapi
kalau tidak ? Hmm - ibuku tentu takkan mengampuni kau".
Pada waktu itu tangan kanan Boen ching telah mulai
membengkak, sungguh tak diduga kalau tangan wanita
berbaju merah yang sangat berbisa, dengan melihat tingkah
lakunya Boen ching telah mengetahui kalau wanita itu sangat
sombong. Sambil tertawa besar, dia berkata.
"Jika kau ingin mencari kemenangan dengan menggunakan
cara ini tak ada gunanya".
Wanita berbaju merah itu mengerutkan alisnya, sambil
tertawa dingin ia berkata. "Engkau ingin mencari mati ????"
Jawab Boen ching, "diwaktu aku tak berjaga-jaga, engkau
telah menggunakan racun untuk menyerang aku, ini dapat
dihitung merupakan kepandaian apa ? Beranikah engkau
menghilangkan racun di tanganku ini terlebih dahulu
kemudian kita baru bertempur sebanyak lima ratus jurus".
Dengan tertawa panjang wanita berbaju merah itu berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku ingin melihat, selama sepuluh tahun ini perempuan
hina itu telah mendidik murid yang bagaimana ?"
Sambil berkata tangan kanannya melemparkan pil ke arah
Boen ching.
Boen ching mendengar wanita berbaju merah itu memaki
suhunya sebagai perempuan hina, wajahnya segera berubah,
pikirnya.
"Kini tubuhnya telah terkena racunnya, lebih baik telan
dahulu obat penawar ini baru berbicara".
segera dia menerima obat penawar itu dan segera
ditelannya.
Ben Loei ci dan Bu cin ci mundur ke samping, mereka
sungguh tak menyangka kalau Boen ching berani bertempur
dengan wanita berbaju merah itu, sungguh nyalinya sangat
besar.
Pemuda berpakaian putih itupun ingin melihat ibunya
bertempur melawan Boen ching, dalam hati Pek Hian Ling pun
masih mengharapkan Boen ching yang memiliki kepandaian
yang sangat tinggi itu jangan sampai kalah.
Setelah Boen ching menelan obat penawar itu, tak lama
kemudian cap yang tertera di telapak tangannya itupun mulai
menghilang, dalam hatinya ia berpikir.
"Kepandaian wanita berbaju merah ini lebih tinggi daripada
kepandaianku, agaknya tidak di bawah suhuku Ie Bok Tocu,
jika sampai bentrok dengan dia, sudah tentu aku bukan
tandingannya, lebih baik mencari siasat untuk meloloskan
diri."
Wanita berbaju merah itu tertawa dingin, katanya. "Sudah
siapkah kau?"
Boen ching menyapu keadaan di sekitar nya, kemudian
tertawa terbahak-bahak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua kakinya melancarkan tendangan, sebuah meja
beserta mangkok yang ada di atas meja itu melayang ke arah
wanita berbaju merah itu dengan sangat keras, kemudian
badannya berkelebat dengan menggunakan ginkangnya "Hui
Sie Yu Seh" atau terbang melayang bermain serat dia
melayang turun ke bawah loteng.
Wanita berbaju merah itu bersuit nyaring, sedang kedua
tangannya melancarkan satu kali pukulan untuk memukul
jatuh meja yang sedang melayang ke arahnya itu, sedang
badannya segera berkelebat turun ke bawah loteng untuk
mengejar Boen ching. Tetapi sesampainya di bawah loteng,
ternyata dia tak mendapatkan, buronannya di sana, dengan
dingin dia mendengus, pikirnya. "Boen ching tentu
bersembunyi disekitar sini"
Waktu dia sedang mencari Boen ching disekitar tempat itu,
tiba-tiba di atas loteng terdengar suara jeritan, dia menjadi
terkejut.
Ternyata ketika Boen ching turun ke bawah loteng, dia tahu
kalau tempat itu tidak aman segera dia kembali naik ke atas
loteng.
Pemuda berpakaian putih itu masih berada di sana, begitu
Boen ching naik ke atas lagi dia menjadi teringat kembali jurus
aneh yang digunakan Boen ching untuk membanting nya
waktu di gunung Yi San tanpa merasa dia menjerit.
Boen ching maju ke depan, dengan menggunakan jurus
aneh yang ia dapatkan di gunung Yi San dari orang aneh itu
segera ia menotok jalan darah pemuda berpakaian putih itu
dan kemudian dicengkeramnya.
Wanita berbaju merah itu segera melompat naik ke atas
loteng, begitu nampak pemuda berpakaian putih telah
tertawan oleh Boen ching, mukanya berubah menjadi merah
padam saking gusarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching segera mencabut pedangnya dan dipalangkan
ke leher pemuda itu, sambil berkata.
"Engkau jangan terlalu mendesak. jika engkau berani
bergerak sedikitpun, akan kuhabisi jiwanya . "
Wanita berbaju merah itu tertawa dingin ia tidak
memperdulikan ancaman Boen ching malah memajukan
tubuhnya dan menubruk ke arah Pek Hian Ling dan
mencengkeramnya, kemudian dengan dingin memandang
Boen ching. Boen ching menjadi terkejut, mana berani ia turun
tangan-
Dua orang itu berdiri berhadapan tanpa mengeluarkan
sepatah kata, sehingga untuk sesaat loteng itu menjadi sunyi
senyap.
Wanita berbaju merah itu tahu kalau Boen ching tak berani
bergerak. matanya memancarkan sinar yang tajam, tiba-tiba
tangan kanannya bergerak dan mendorong Pek Hian Ling ke
arah Boen ching. Karena pengalaman Boen ching masih
sangat rendah, ia tertipu. Ketika tadi ia terkejut, tangan
kirinya yang mencengkeram pemuda itu menjadi kendur,
sehingga pemuda berpakaian putih itu berhasil direbut kembali
oleh wanita berbaju merah itu.
Boen ching menjadi berdiri ter-mangu2 dengan cepat
memegang tangan Pek Hian Ling, sedang wanita berbaju
merah itupun segera membebaskan totokan pemuda
berpakaian putih itu, kemudian dengan dingin memandang
pada Boen ching.
Setelah totokannya dibebaskan oleh wanita berbaju merah
itu, Pemuda berpakaian putih itu berkata.
"lbu, hati-hati bangsat ini dapat menggunakan ilmu hitam".
Boen ching memandang pada Pek Hian Ling sejenak.
kemudian pikirnya. "Kelihatannya kali ini agak sedikit
merepotkan, ternyata wanita berbaju merah itu telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggunakan siasat yang amat licin untuk menipu aku,
agaknya dia mempunyai dendam yang sangat mendalam
kepada suhu ku, sudah tentu dia tak mau melepaskan aku
dalam keadaan hidup,hidup,."
Terdengar wanita berbaju merah itu dengan dingin, berkata
lagi. "Apakah suhumu hanya mengajar kau untuk berbuat
demikian?"
"sekarang boleh coba sekali lagi untuk meloloskan diri ".
Habis berkata tubuhnya melayang menubruk ke tubuh Boen
ching.
Tangan kanan Boen ching segera membuat setengah
lingkaran ditengah udara dan melancarkan serangan
memotong ke arah lambung wanita berbaju merah itu dengan
menggunakan ilmu Ie Bok Kiam Hoat, sedang tangan kirinya
melancarkan pukulan lurus untuk mencegah tubrukan dari
wanita itu..
Tetapi bertempur dengan wanita berbaju merah itu yang
telah memiliki kepandaian yang sangat tinggi kepandaiannya
bukan merupakan apa2 di matanya, apalagi agaknya wanita
berbaju merah itu telah hapal benar dengan jurus ilmu
pedangnya, tangan kanannya dengan secepat kilat di ulurkan
ke depan dan menyambar ke dada Boen ching, sedang tangan
kirinya merebut pedang IeBok Kiam.
Boen ching menjadi sangat terkejut, jurus pedangnya yang
dikerahkan itu belum dilancarkan sampai setengah jalan, telah
dipaksa untuk berganti dengan jurus yang lain, ditambah lagi
dalam hatinya telah diliputi oleh rasa takut terhadap kedua
tangan wanita itu yang beracun, ia didesak mundur selangkah
demi selangkah.
Wanita berbaju merah itu tiba2 memperdengarkan suara
tertawanya yang tak enak didengar, badannya berkelebat
bagaikan kilat, tangan kanannya yang sedang menyambar ke
dada Boen- ching segera ditarik kembali dan mengancam ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pelipisnya, sedang tangan kirinya dengan tetap
mencengkeram tubuh IeBok Kiam ditangan Boen ching.
Boen ching yang nampak pedangnya dicengkeram menjadi
terperanjat, ia tak berani beradu dengan tangan wanita
berbaju merah yang beracun itu, mau tak mau terpaksa dia
melepaskan pedangnya dan mundur ke belakang,
Wanita berbaju merah melihat dalam beberapa jurus saja
telah berhasil merebut pedang Boen ching, tak mau berhenti
sampai di situ saja, segera ia mengerahkan lwekang nya
kedua belah telapaknya bagaikan angin puyuh menyambar ke
tubuh Boen ching. Pemuda itu kini benar-benar terdesak.
kelihatannya dia akan terkena serangan telapak tangan wanita
berbaju merah itu.
Tiba-tiba dia teringat kembali sembilan jurus aneh yang
diwariskan oleh orang aneh itu kepadanya, secepat kilat dia
mengulurkan kaki tangannya ke depan dengan gaya orang
mabuk dan balas melancarkan serangan-
Wanita berbaju merah itu tidak berjaga-jaga, ia tidak
menyangka kalau dengan tiba-tiba Boen ching dapat
menggunakan jurus aneh itu untuk menyerang tangan kirinya
yang melancarkan serangan itu belum sampai menyentuh
tubuh Boen ching tahu-tahu dia telah dilontarkan oleh Boen
ching sejauh tiga kaki lebih dan terjungkir balik di tanah
sebanyak sembilan kali.
Sambil menahan sakit dengan cepat ia bangun berdiri,
dengan gusar ia membentak..
"Bangsat, ternyata engkau dapat menggunakan ilmu "Thay
Then Kloe Sih" atau Sembilan jurus jungkir balik"
BOEN CHING MENJADI TERTEGUN, dia hingga kini masih
belum mengetahui apakah nama dari jurus2 aneh itu, kini
mendengar wanita berbaju merah itu berkata demikian, dia
baru mengetahui, ternyata jurus-jurus aneh itu bernama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Thay Thien Kioe shia" atau sembilau jurus jungkir balik, entah
wanita berbaju merah itu mengapa dapat mengenainya.
Pek Hian Ling nampak Boen ching dapat membuat wanita
berbaju merah itu berjungkir balik di tanah sebanyak sembilan
kali, hatinya menjadi kaget dan gembira.
Terdengar wanita berbaju merah itu mendengus berulang
kali, matanya berputar dan memandang atap loteng, agaknya
ia sedang memikirkan sesuatu hal yang sangat rumit.
Tiba2...... wanita berbaju merah itu mengeluarkan suara
bentakan dan sepasang bayangan berpencar dan jatuh
kebawah.
Seorang kakek tua yang sangat gemuk dan pendek muncul
diatas loteng itu, sedang pada tangannya memegang pedang
Ie Bok Kiam milik Boen ching, sedang pada bibirnya
tersungging senyuman mengejek.
Sambil memandang pada pedang itu mulutnya tak henti-
hentinya memuji ketajaman pedang itu katanya.
"Sungguh tidak mudah dapat kurebut pedang dari tangan
Ang He ci atau Si Kelabang merah, itu membuktikan kalau aku
si orang tua masih mempunyai rejeki dan panjang umur kalau
tidak. jika tersengat oleh Kelabang merah itu, Wah --- --bisa
runyam".
Wanita berbaju merah yang disebut Ang He ci atau Si
Kelabang merah itu dengan gusar berkata,
"Tua bangka She Tong Hong, ternyata ini hari engkau mau
mencari setori dengan aku. Jauh-jauh kau datang dari daerah
utara kemari ini apakah khusus untuk ikut campur urusanku?".
si Kakek cebol itu membuka tutup matanya memandang
pada Boen ching, terhadap perkataan yang diucapkan wanita
berbaju merah itu seolah-olah tidak mendengar, agaknya
terhadap wanita berbaju merah itu dia mempunyai sedikit
ganjalan, wanita berbaju merah itu rupa rupanya jeri terhadap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sikakek cebol itu, ia tak berani maju ataupun menegor,
walaupun perkataannya tak digubris.
Boen ching menjadi berdiri termangu-mangu disana, dia
sendiri juga tidak mengetahui siapakah si Kakek cebol itu,
dalam hatinya diam2 merasa heran, mengapa ini hari dia
dapat bertemu dengan orang-orang aneh yang berkepandaian
tinggi demikian banyaknya.
si Kakek cebol itu setelah memperhatikan Boen ching dari
kepala hingga ujung kaki, dengan lambat-lambat dia
membuka mulut.
"Pedang ini masih sangat tajam, aku si orang tua akan
membawanya pergi Hey, Ang He ci, lain hari saja aku akan
mengucapkan terima kasihnya kepadamu".
Wanita berbaju merah itu dengan gusar berkata:
"Tua bangka She Tong Hong, engkau mendesak aku
keterlaluan, aku Shie chiau nlo bukannya dapat kau
permainkan seenaknya".
si Kakek cebol itu masih tidak mengambil peduli, sambli
mengangkat kepalanya dan tersenyum kepada Boen ching,
kemudian berjalan menuruni loteng itu.
si Kelabang merah itu sudah biasa melakukan pekerjaan
dari kalangan hek-to, kalau hanya mengenai sebilah pedang
saja memang urusan kecil, tetapi mukanya harus dibuang
kemana?
Ia menjadi amat gusar, segera badannya melayang dan
menerkam ketubuh sikakek cebol itu dan mengancam ubun2
nya.
si kakek cebol itu menancapkan pedang itu ke atas lantai
kemudian miringkan kepalanya untuk menghindari serangan
yang ditujukan ke ubun2 nya itu sedang telunjuk tangannya
balas menyerang mengancam teng gorokan si Kelabang
merah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat serangannya gagal, sikelabang mengerahkan
ginkangnya untuk mumbul keatas lagi kemudian menjulurkan
telapak tangannya dan melancarkan satu pukulan yang hebat.
Dua orang itu makin bertempur makin menjadi sengit, dan
makin bertambah cepat Boen ching yang berdiri disamping
matanya menjadi berkunang-kunang, sedang dalam hatinya
diam-diam memuji kepandaian dua orang itu.
Tiba-tiba dua orang itu berpisah dan masing-masing
terhuyung mundur sebanyak tiga tindak. bibir kakek cebol itu
masih tersungging senyuman dan seolah-olah tak menjadi
apa-apa, sebaliknya wajah si kelabang merah itu berubah
menjadi pucat pasi, kedua matanya melotot ke luar, dengan
gusarnya dia memandang si kakek cebol itu.
Kiranya tadi mereka telah terjadi saling adu tenaga dalam,
tetapi karena Lweekang dari sikelabang merah itu masih kalah
setingkat dari kakek cebol itu sehingga kini dia terluka dalam.
Terdengar si kakek cebol itu sambil tertawa berkata:
"Sudah belasan tahun kita tak bertemu, ternyata si
kelabang merah makin lama makin beracun, untung aku si
orang tua masih ada sedikit ilmu simpanan, kalau tidak
bukankah tulangku akan kau hancurkan semuanya?"
Mendengar perkataan itu si kelabang merah mendengus,
katanya:
"Tua bangka She Tong Hong, engkau tak usah banyak
bicara, pada suatu hari tentu aku akan merasakan
kelihayanku."
Kakek cebol tertawa terbahak-bahak belum habis
tertawanya, berkelebat suatu bayangan di atas loteng itu dan
bertambahlah dengan seorang yang rambutnya tak karuan,
sambil bernyanyi berjalan memasuki loteng itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat orang yang baru saja datang itu, hati Boen ching
menjadi sangat terkejut, kiranya orang itu adalah orang aneh
yang menurunkan jurus-jurus aneh kepadanya.
Diam-diam dalam hatinya mengharapkan orang aneh itu
mau membantunya untuk mengusir si Kelabang merah itu.
Kakek cebol itu begitu nampak munculnya orang aneh itu,
wajahnya segera berubah kemudian sambil tertawa besar ia
berkata.
"Sungguh heran mengapa kamu dua orang tidak muncul
bersama-sama? Belasan tahun tidak bertemu engkau Kongcu
Ya ternyata telah berubah menjadi sedemikian rupa"
Habis berkata ia tertawa dingin, tampaknya ia tidak
memandang sebelah matapun kepadanya.
orang aneh itu berjungkir balik berkali-kali dilantai loteng
itu, terhadap perkataan yang diucapkau sikakek cebol itu
sepertinya tidak mendengar, setelah berdiri tegak tertawalah
dia terbahak-bahak.
Dalam hati diam2 sikakek cebol itu merasa heran, selama
belasan tahun tak bertemu dengan nya, mengapa kini telah
berubah menjadi gila.
Dalam hati Boen ching merasa sangsi kalau didengar dari
perkataan si kakek cebol itu agaknya orang aneh itu dengan
wanita berbaju merah itu berasal dari satu jalan, mengapa
sikap dua orang itu terhadapnya sangat berbeda? jika dilihat
dari sikap orang aneh itu waktu digunung Yi San, kelihatannya
dia sangat hafal terhadap ilmu silatnya, mengapa suhunya
belum pernah menyinggung tentang orang ini? sungguh
sangat aneh Wanita berbaju merah itu nampak orang aneh itu
berbuat demikian, dengan gusar ia mendengus dan berkata.
"Engkau jangan berpura-pura gila atau jual lagak lagi, anak
dan isteri sendiri dipermainkan orang, engkau juga tak mau
mengurus nya." orang aneh itu menjadi tertegun, senyuman
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di bibirnya segera hilang, ia berdiri mematung disana dan
memandang seluruh orang yang berada diatas loteng itu
dengan sikap keheran-heranan-si kakek cebol itu dengan
dingin mendengus katanya. "Anak Isteri"
Wanita berbaju merah atau sikelabang merah itu bertanya
lagi kepada si orang aneh:
"HHmm--- --"Thay Thien Kiem Sih" bocah ini apakah kau
yang ajarkan?" Boen ching sekarang baru sadar, pikirnya:
Jadi orang aneh itu ternyata adalah suami dari si kelabang
merah Shie chiau Nio itu.
Hatinya jadi mendesir, keinginan semula untuk minta
bantuan dari orang aneh itu untuk mengusir Shie chiau nio
telah lenyap tanpa bekas.
Kelihatannya otak orang aneh itu mulai jadi terang kembali,
ia berkemak kemik.
"Thay Thie Kioe Sih? Aku selamanya tak pernah memberi
pelajaran ilmu silat kepada siapapun juga, aku telah mengajar
Thay Thien Kioe Sih itu kepada siapa?"
Dalam hati sikelabang marah, Shie chiau Nio diam-diam
menjadi gusar, tapi kemudian pikirnya:
"Selamanya dia belum pernah berbohong di hadapan putra
sendiri, mungkin kali inipun tidak berbohong,".
Tetapi hatinya masih setengah percaya setengah tidak.
terbukti Boen ching dapat menggunakan Thay Thie Kioe Sih
itu, hal ini tak dapat diragu-ragukan lagi.
orang aneh itu setelah memandang si kakek cebol itu
sejenak. sambil tertawa dia berkata.
"Agaknya kita pernah kenal bukan?" sikakek cebol itu
menjadi tertegun pikirnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang ini telah sungguh-sungguh telah menjadi gila
ataukah hanya berpura-pura gila?" Ia tertawa terbahak-bahak.
kemudian balikkan tubuh dan turun dari loteng itu.
Si kelabang merah, Shie chiao Nio nampak orang aneh itu
telah mulai menjadi sadar, hatinya menjadi bertambah berani,
bentaknya:
"Tua bangka Sha Tong hong, engkau jangan pikir untuk
meloloskan dari sini, ini hari engkau tidak mengembalikan
pedang itu dan berturut-turut mengangguk-anggukkan kepala
kepadaku sebanyak tiga kali dan jangan harap keluar dari
loteng ini" sikakek cebol itu tertawa besar, ia tidak mau ambil
perduli.
Pada saat itu tubuh sikelabang merah itu melayang dan
turun tepat dihadapan kakek cebol itu, sekali lagi dua orang
itu mengadu kepandaianya, nampak dua bayangan berkelebat
kesana kemari, telapak tangan menyambar kesana kemari
membuat kursi dan meja yang ada diatas loteng itu hancur
berantakan, sedang dua orang itu masih ngotot adu kekuatan-
Sejenak kemudian kekek cebol itu membentak:
"Engkau mencari mati"
Dua bayangan segera berpisah, sikakek cebol itu tanpa
menoleh lagi terus turun kebawah loteng, sedang sikelabang
merah, Shi chiau Nio tangannya memegangi kepalanya,
wajahnya menjadi pucat pasi. orang aneh itu memandang
sikelabang merah itu sejenak, kemudian bersuit nyaring dan
lari turun dari loteng dan mengejar kearah kakek cebol itu
menghilang.
Sikelabang merah, Shie chiau Nio tertawa dingin, kepada
pemuda yang berpakaian putih itu ia berkata.
" Kita juga harus pergi"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Habis berkata dia tidak perduli lagi kepada Boen ching dan
orang-orang yang ada diloteng itu, segera terus lari mengejar
suaminya.
Boen ching yang nampak pedangnya dibawa pergi oleh
sikakek cebol itu, mana dia mau terima, badannya berkelebat
ikut lari mengejar.
Pek Hian Ling sebenarnya juga ingin pergi menonton
keramaian, sebab ia belum pernah menonton jago-jago yang
memiliki ilmu yang tinggi itu bertempur teriaknya.
"Hei tunggu aku, jangan kau pergi seorang diri, kau masih
belum mengantarkan aku pulang kerumah ayahku"
Pada saat ini Boen ching mana ada niat untuk mengurus
dia, ia terus lari mengejar, dikejauhan ia hanya nampak
sikelabang meah Shie chiau Nio mengepit pemuda berpakaian
putih itu dan lari menuju kedepan mengejar suaminya.
Kepandaian dari Ie Bok To adalah mengutamakan dalam
hal ginkang,jika dibandingkan ginkang Boen ching sekarang ini
tidak dibawah tiga orang itu, dan tidak lama kemudian ia telah
dapat mengejar si kelabang merah shie chiau Nio dan terus
lari mengejar kearah orang aneh dan kakek cebol itu.
Setelah mengejar sejenak. dari kejauhan ia nampak dua
orang itu telah berhenti berlari, orang aneh itu segera
membuka serangan menyarang kakek cebol itu.
Ketika Boen ching sampai disana, orang aneh itu dan si
kakek cebol itu telah mulai bertempur, pertempuran kali ini
jika dibandingkan dengan pertempuran antara sikakek cebol
dengan si kelabang merah di loteng rumah makan lebih hebat.
Kedua orang itu telah mengerahkan seluruh
kepandaiannya, nampak batu dan pasir berhamburan,
sedangkan bayangan dua orang itu sukar dikenal yang mana
orang aneh itu dan yang mana sikakek cebol itu karena saking
cepatnya mereka bergerak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak sampai sepeminum teh, sikelabang merah dengan
putranyapun telah tiba ditempat itu, kelihatannya si kelabang
merah pada waktu itu tak ada niat untuk mencari gara-gara
terhadap Boen ching, ia hanya melototkan matanya kearah
Boen ching yang membuat hatinya menjadi berdebar pikirnya.
Jika dua orang itu mengakhiri pertempuran mereka, dan
ternyata orang aneh itu berada di atas angin, si kelabang
merah itu tentu tak akan mau dengan mudah melepaskan
aku.
Tak lama berselang dua orang itu memisahkan diri, nampak
si kakek cebol itu bersalto di tengah udara dan turun ketanah
dengan indahnya, mukanya nampak sangat pucat sedang
orang aneh itu wajahnya berubah menjadi merah padam,
pertempuran kali ini masih belum dapat menentukan siapa
yang kalah, kelihatannya kepandaian dua orang itu seimbang.
Sikelabang merah, Shie chiau Nio tertawa dingin ia tahu
pada pertempuran kali ini dua orang itu telah mengadu tenaga
dalam sehingga banyak hawa murni yang telah hilang,
keduanya kelihatan sangat payah sekali.
Dengan kalemnya ia berjalan mendekati si kakek cebol itu
sambil berkata. "Kini engkau boleh coba-coba merasakan
kelihayan dari Si kelabang merah."
si kakek cebol itu dengan gusar mendengus, ia cepat
balikkan tubuh dan tinggal pergi dari tempat itu. Si kelabang
merah, Shie chiau Nio memandang pada si kakek cebol itu
sejenak. ia tahu kalau dia tak akan dapat mengejarnya, diam-
diam merasa terkejut, pikirnya.
"Situa bangka She Tong Hong ini, sudah belasan tahun tak
bertemu ternyata kepandaiannya makin lama semakin
sempurna, sungguh tak disangka setelah beradu tenaga
dalam, dia masih dapat mengerahkan ginkang nya. orang ini
sangat berbahaya, lain hari aku tentu akan mencarinya untuk
dibasmi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching melihat sikakek cebol itu telah pergi, mana dia
mau melepaskannya, teriaknya.
"cianpwee harap menunggu sejenak "
Sambil berteriak ia lari mengejar kearah si kakek cebol itu.
Sikelabang merah, Shie chiau Nio melihat orang aneh itu
sedang bersemadi untuk memulihkan kembali tenaga
dalamnya, ia mendengus seorang diri dia lari mengejar Boen
ching.
Boen ching yang sedang mengejar sikakek cebol itu semula
masih dapat menjaga suatu jarak yang tertentu, tetapi makin
mengejar makin tertinggal jauh dibelakang, sejenak keaaudian
dia telah kehilangan jejak dari kakek cebol itu. Sedang suitan
nyaring dibelakang tubuhnya belum berhenti, ia tahu kalau si
kelabang merah itu masih selalu mengikutinya .
Boen ching segera mengerahkan ginkang dari Ie Bok To
yang paling lihay yakni "Shen Au Ban Lie" atau suara meraung
selaksa lie, badannya melayang bagaikan elang raksasa, ia
tahu si kelabang merah telah menderita luka dalam yang
cukup berat, tentu dia tak akan mengejar terus, maka segera
menghentikan langkahnya.
Bunyi suitan itu berhenti Boen ching pun memperlambat
langkahnya, setelah melihat keadaan sekelilingnya sejenak.
dalam hatinya timbul perasaan yang tak enak. pedang yang
dihadiahkan suhunya kepada dia ternyata telah lenyap. tanpa
terasa dia menghela napas.
--ooo0dw0ooo-
PENDEKAR SUAN MING DAN PENDEKAR HAN ING
BOEN CHING yang kehilangan pedangnya dalam hatinya
merasa tidak gembira, ia juga tidak mengetahui kini dirinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah berada di mana, tanpa berpikir lagi dia terus jalan maju
ke depan-
Entah sudah berjalan berapa waktu, tiba2 dihadapannya
berdiri sikakek cebol tadi, dengan wajah yang ber-seri2 dia
memperhatikan dirinya.
Boen ching yang nampak munculnya sikakek cebol itu,
hatinya menjadi sangat gembira, dengan cepat dia maju
kedepan memberi hormat dan berkata.
"cianpwee baik2 sajakah engkau? Pedang itu adalah
pemberian suhuku, mohon cianpwee suka mengembalikan
kepadaku." Sikakek cebol itu sambil tertawa berkata.
"Tetapi pedang ini aku dapatkan dengan jalan merebut dari
tangan sikelabang merah itu, bahkan kurang sedikit jiwaku
melayang, bagai mana dapat diberikan kepadamu dengan
begitu mudah ?"
Boen ching menjadi tertegun, semula dia pikir orang tua ini
tentu akan mengembalikan pedang itu kepadanya, siapa tahu
sikakek cebol ini pun mempersulit dirinya, sambil tersenyum
dipaksa ia membuka mulut dan berkata.
" cianpwee mungkin mempunyai syarat-syarat, boanpwe
tentu akan mengerjakannya."
si kakek cebol itu memandang sejenak padanya, kemudian
tanyanya.
" Engkau sungguh2 tak mengenal aku orang tua?" Boen
ching jadi melongo dibuatnya pikirnya:
"Aku belum pernah bertemu dengan kakek cebol ini,
mengapa dia dapat berbicara demikian?, bagaikan dirinya
seharusnya sudah mengenal padanya." Ia memandang pada
kakek cebol itu dan menggeleng-gelengkan kepala. si kakek
cebol itu bertanya lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah selamanya suhumu belum pernah
memberitahukan kepadamu?"
Boen ching sekali lagi menggelengkan kepalanya, katanya:
"Apakah cianpwee mengenal suhuku?" si kakek, cebol itu
menghela napas katanya.
"Suhumu adalah seorang yang sangat baik, hanya sayang
dia terlalu mengalah pada mereka?"
Sambil berkata, dia mengembalikan pedang nya itu kepada
Boen ching.
Boen ching menghormati suhunya bagai kan menghormati
orang tuanya sendiri, mendengar perkataan itu segera ia
berkata.
"Si kelabang merah, Shie chiau Nio itu ada hubungannya
apa dengan suhuku? mengapa dia selalu memaki suhuku
sebagai perempuan hina?" si kakek cebol itu dengan dingin
mendengus jawabnya.
"Jika aku menjadi suhumu, sejak dulu aku telah membunuh
semua orang itu," Dia berhenti sejenak kemudian terusnya. "
Karena suhumu tak memberitahukan kepadamu, aku juga tak
enak untuk memberitahukan hal ini kepadamu, hanya akan
kuberitahukan kepadamu siapakah sikelabang merah, Shie
chiau Nio itu, dia adalah adik kandung suhumu sendiri" Boen
ching menjadi sangat terkejut setelah tenangkan pikirannya
baru berkata..
"Adik kandung suhuku???"
Wajah sikelabang merah Shie chiau Nio segera terbayang
kembali, memang alis dan mukanya seperti milik suhunya,
tetapi jika si kelabang merah Shie chiau Nio itu adalah adik
kandung sendiri, mengapa dia selalu memaki suhuku dengan
perkataan yang demikian rendahnya? ini tak mungkin bisa
terjadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bagaimana juga dia berpikir tetap tak dapat mendapat
jawaban yang tepat. Si kakek yang cebol itu nampak Boen
ching menjadi termangu- mangu, sambil tersenyum dia
berkata.
"siapapun tidak percaya adik kandung semacam ini kalau
tidak ada malah kebetulan," ia menghela napas, kemudian
lanjutnya, "hanya kasihan suhumu telah banyak menderita
oleh karena mereka itu."
Boen ching setelah termenung sejenak. kemudian
tanyanya. "Tolong tanya siapa nama dari cianpwee?" Kakek
cebol itu tersenyum, katanya.
"Aku mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
suhumu, dikatakan kepadamu juga tidak mengapa, aku adalah
pendekar Suan Ming, Tong Hong Hek, seorang gila itu adalah
Pendekar Han Ing sheh Tu Hoa"
Boen ching setelah berpikir sejenak, tanyanya: "Apakah dia
mengenal suhu?"
Tong Hong hek tertawa, dia tak menjawab pertanyaan
Boen ching ini, setelah berdiam sejenak ia balik bertanya.
"Benarkah dia telah menurunkan jurus2 aneh dari ilmu
"Thay Thien Kioe Sih" itu kepadamu?"
Jawab Boen ching dengan cepat.
"Dia bilang mau bertanding ilmu silat dengan aku, tetapi
nyatanya dia telah mewariskan jurus-jurus aneh itu kepadaku"
Tong Hong Hek menganggukkan kepalanya, tanyanya.
"Jika dibandingkan dengan belasan tahun yang lalu, kini dia
telah banyak berubah, dia telah mewariskan ilmu yang aneh
itu kepadamu, boleh di hitung masih ada belas kasih
kepadamu, jurus2 ini meskipun kelihatannya sangat
sederhana, tetapi jika digunakan kehebatannya tanpa
tandingan, ternyata engkau mempunyai jodoh unttuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mempelajarinya, sering2lah kau berlatih ilmu itu, kalau tidak
maka akan terbuang sia-sia."
Boen ching menundukkan kepala tidak menjawag, Boleh
masih dihitung masih ada belas kasih? perkataan ini dia tidak
mengerti apakah artinya, tetapi pikirnya tentu ada hubungan
dengan urusan mereka yang lalu sehingga dia tudak berani
banyak bertanya. Tong Hong Hek bertanya lagi.
"Apakah suhumu pernah berpesan padamu untuk
mengerjakan suatu pekerjaan?" Boen ching setelah berpikir
sejenakan, katanya.
"Sebelum aku berpisah dengan suhuku, beliau pernah
berpesan padaku untuk mencari berita tentang seorang gadis
yang katanya adalah puteri suhuku yang telah lama
menghilang."
Tong Hong Hek sambil tersenyum berkata.
"Aku tahu kalau mengenai urusan ini suhumu tentu tak
dapat melupakannya, beberapa tahun ini aku telah
mendapatkan sedikit berita tentang hal ini, kalau tidak aku
juga tak akan jauh jauh dari daerah utara datang kemari"
Mendengar parkataan itu Boon ching segera bertanya.
"Apakah putri sahuku itu berada didalam gunung Yi San ini?"
Tong Hong Hek menggelengkan kepalanya, katanya:
"Apakah berada digunung Yi San, aku juga tidak dapat
memastikannya, tetapi orang yang membawanya pergi mulai
pada waktu itu, sekarang berada digunung Yi San ini, hal ini
tidak dapat diragukan lagi."
Dalam hati Boen ching diam2 merasa sangat gembira, jika
dilihat dari ucapan2 Ie Bok Tocu tiap harinya, dapat dipastikan
kalau Ie Bok Tocu sangat sayang kepada puterinya itu, pada
sepuluh tahun yang lalu dia naik kepuncak Hwee Ing pUn juga
karena ingin mencari berita tentang puterinya itu, tetapi
sungguh tak dinyana Thian Jan Shu telah binasa, kini Tong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hong Hek ternyata ada berita tentang putri suhunya itu, hal
mana tidak membuatnya menjadi sangat gembira. Dengan
sangat gembira, Boen ching bertanya. "Siapakah orang itu ?-?"
Tong Hong Hek mendengus, tidak menjawab sejenak
kemudian dia berkata. " orang itu kepandaiannya sangat tinggi
akupun belum tentu dapat menandinginya walaupun engkau
mengetahuinyapun juga tak ada gunanya, aku hanya akan
pergi kesana untuk menanyakan berita diri gadis itu saja, aku
kira diapun tak akan membuat susah kepadaku, sekalipun
untuk menangkan dia aku tidak mempunyai kemampuan
tetapi untuk mengalahkan akupun tidak begitu mudah."
Dalam hati Boen ching berpikiri
"Mengapa hanya digunung Yi San ini saja dapat bertemu
dengan begitu banyak jago2 silat yang berilmu tinggi? tentu
didalamnya banyak terkandung apa2-nya".
Terdengar Tonga Hong Hek berkata lagi.
"Hanya tadi aku telah mengadu tenaga dalam dengan tiga
orang itu, kemudian harus mengerahkan seluruh tenaga untuk
berlari lagi, kini telah menderita luka dalam yang cukup parah,
untuk menyembuhkannya harus ada seseorang yang menjaga,
dapatkah engkau membatu aku untuk menjaga kalau ada
orang yang datang menganggu ketika aku sedang
menyembuhkan lukaku?"
Boen ching menganggukkan kepalanya, sedang dalam
hatinya dia memikir. "Soal ini sudah tentu harus aku lakukan".
Tong Hong Hek menjadi sangat gembira, ia tertawa
terbahak-bahak dan katanya.
"Hanya satu hari satu malam saja. Dua belas jam kemudian
luka dalamku akan sembuh kembali. tempat inipun merupakan
pedalaman dari gunung Yi San, jarang sekali ada orang yang
sampai disini, engkau menjaga disampingku saja untuk
mencegah segala kemungkinan yang akan terjadi".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Habis berkata, dua orang itu mencari suata gua yang bersih
dan Tong Hong Hek mulai duduk bersemedi untuk
menyembuhkan luka dalamnya itu.
Boen ching segera berjalan keluar dan menjaga diluar gua,
tak lama haripun mulai menjadi gelap. selama ini tidak pernah
terjadi apa-apa, ternyata Tong Hong Hek telah menyediakan
rangsum secukupnya dan air didalam gua itu untuk dirinya,
sehingga dia tak perlu meninggalkan gua itu untuk mencari
makan-
Malam itu udara sangat bersih, bulan yang bulat
memancarkan sinarnya. Boen ching yang duduk sendirian
dipintu gua itu menjadi terbayang kembali kejadian-kejadian
yang telah lalu.
Tiba-tiba terdengar suara tindakan kaki yang datang
mendekat Boen ching menjadi tertegun, pikirnya. " Waktu ini
entah masih ada siapa lagi yang ternyata berada dipedalaman
gunung Yi San ini, lebih baik aku bersembunyi dahulu"
Berpikir sampai disini, dengan cepat ia bersembunyi
didalam gua itu. Dengan meminjam sinar bulan yang sedang
memancarkan sinarnya itu Boen ching nampak Tong Hong
Hek sedang duduk bersemedi untuk menyembuhkan lukanya.
Tindakan kaki itu makin lama makin mendekat, mendengar
dari suara tindakan itu agaknya yang datang tidak hanya satu
orang saja. Terdengar suara seorang berkata.
"Toako pemamdangan malam ini sungguh sangat
indahnya".
Habis berkata dan berdiam sejenak. tiba2 ia mengeluarkan
suara tertahan katanya dengan keras.
"Disitu masih ada suatu gua, mari kita masuk kedalam
untuk beristirahat lebih dahulu baru melanjutkan perjalanan
kita".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar hal itu Boen ching menjadi sangat terkejut,
kalau mendengar dari suara orang itu agaknya mereka itu
sedang mencari dirinya jika sampai sungguh masuk kedalam
gua itu, bukankah akan membahayakan jiwa Tong Hong
cianpwee yang sedang bersemedi itu?
Terdengar salah satu dari mereka itu dengan suara heran ia
berkata, "Hati2lah sedikit mungkin didalam gua itu ada
binatangnya." orang yang semula berbicara itu sekarang
tertawa besar katanya.
"Mana kita dapat takut terhadap kucing hutan segala".
Kemudian terdengarlah suara tindakan kaki yang sangat
ramai mendekati gua itu, jumlah mereka tidak sedikit kurang
lebih lima enam banyaknya.
Boen ching melihat mereka berjalan makin mendekat,
badannya segera melesat keluar dari gua dan berdiri dimuka
gua dengan angkernya. Baru saja ia akan membuka mulut
untuk menegur mereka ia dibuat tertegun oleh dandanan
mereka itu.
Yang datang ternyata berjumlah delapan orang, semuanya
memakai pakaian ringkas berwarna hitam, sedang pada
punggung mereka masing-masing menggembol senjata tajam,
kalau hanya itu saja masih tak mengherankan, yang
mengherankan hatinya adalah tiap-tiap orang memakai kain
kerudung yang menutupi seluruh wajahnya.
orang-orang itu nampak dari dalam gua muncul satu orang
menjadi terkajut dan menghentikan langkahnya.
Satu diantara mereka itu mengeluarkan suara tertahan,
katanya.
"Sungguh cepat sekali, bukankah orang ini adalah Boen
ching. Kita telah mencarinya setengah harian, ternyata dapat
bertemu disini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching jadi terkejut, ternyata orang-orang ini sedang
mencarinya, kalau dilihat orang-orang itu bukanlah berasal
dari tujuh partai besar manapun entah karena urusan apa
datang mencari-cari dirinya. Boen ching maju ke depan dan
bertanya.
"Saudara-saudara mencari cayhe entah karena urusan
apa?"
Pemimpin dari orang-orang itu tertawa terbahak-bahak
sambil membalas hormat pada Boen ching ia berkata.
"Boen Siauw hiap. beberapa hari ini nama Siauw hiap telah
menggetarkan dunia Kangouw, cayhe beberapa orang
mendapat perintah dari majikan kami untuk mengundang
saudara."
Boen ching tertawa besar, katanya.
"cayhe tak mengenal siapakah majikanmu itu, selamanya
tak saling mengenal apa lagi saudara-saudara menggunakan
kain mengerudungi wajah asli saudara, mengapa tidak saja
datang dengan wajah aslimu? maaf kalau aku Boen ching tak
dapat menurut perintah." orang itu dengan berkata.
"Boen Siauw hiap jangan salah paham, kami delapan
bersaudara menutupi wajah asli kami karena mempunyai
kesulitan kami sendiri dan kini datang kemari dengan maksud
baik, harap Boen Siauw hiap jangan banyak curiga dan sudi
bertemu dengan majikan kami."
Boen ching yang mendengar perkataan itu, kelihatannya
lunak. tetapi sebenarnya mengandung sifat memaksa
bagaikan dirinya harus pergi untuk menemui majikannya,
selama hidupnya dia paling benci kalau diundang secara
paksa. kini mendengar hal itu ia mendengus, katanya. .
"Kalau aku tidak mau pergi, apakah saudara hendak
menggunakan kekerasan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang itu menoleh kebelakang dan memandang pada
kawan2 nya kemudian tertawa terbahak-bahak katanya.
"Jangan kau katakan menggunakan kekerasan, majikan
kami sungguh2 sangat menghormati Boen Siauw hiap tetap
tak mau pergi bukan aaja kami delapan saudara tak dapat
memenuhi kewajiban kami juga akan membuat majikap kami
menjadi sedih karena itu".
Boen ching setelah mendengar semuanya itu, tetapi masih
tetap hendak menggunakan kekerasan, ia memandang
beberapa orang itu dengan tajamnya, tak dapat diraba mereka
itu berasal dari aliran mana, sambil tertawa ia berkata.
"cayhe kira mengenai urusan ini aku Boen ching tak dapat
menuruti perintah" orang itu tertawa besar lagi, katanya.
"Boen Siaw hiap masih muda dan gagah, kalau tidak mau
menurut perintah, terpaksa kami delapan saudara akan minta
pengajaran dari Boen siauw hiap yang memiliki kepandaian
tinggi itu"
Boen ching tertawa dingin, dengan memegang kencang
pedangnya ia berdiri didepan pintu gua dengan gagahnya,
sedang matanya memandang kedelapan orang itu tanpa
berkedip.
Pemimpin dari delapan orang itu nampak Boen ching
bersikap demikian, dalam hatinya memuji pemuda ini
mempunyai nyali yang besar.
Segera ia memberi isyarat pada kawan-kawannya, delapan
bilah pedang bersama-sama ke luar dari sarungnya dan
membentuk barisan setengah lingkaran mengepung Boen
ching.
Boen ching diam-diam terkejut, jika ia kini seorang diri
tidaklah mengapa, tetapi didalam gua masih ada Tong Hong
Hek yang sedang bersemedi untuk menyembuhkan luka dalam
nya. Ternyata dugaan Boen ching dan Tong Hong Hek
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meleset, mereka tidak menyangka kalau di sini masih ada
orang mencari setori padanya:
Terdengar pemimpin dari delapan orang itu tertawa besar
sambil berkata:
"Boen Siauw hiap. sekali lagi kami harap engkau mau turut
kami untuk menghadap pada majikan kami."
Boen ching nampak pemimpin dari delapan bersaudara itu
sudah mengambil kepastian yang tak dapat dirubah lagi,
dengan dingin ia berkata. "Itu harus dilihat kamu berdelapan
dapat mengundang aku pergi atau tidak"
Pemimpin dari delapan orang itu tertawa panjang
tangannya memberi isyarat, delapan bilah pedang itu
bersama-sama menusuk kearah Boen ching.
Boen ching nampak delapan orang itu telah turun tangan
dia telah mengetahui dengan kekuatannya sendiri sudah pasti
tidak dapat melawan orang-orang itu yang maju bersama-
sama, bahkan dilihat dari gerakan delapan bilah pedang itu
nampaknya mereka itu telah mendapatkan latihan yang cukup
lama serta mempunyai pengalaman yang lama dalam
bertempur bersama.
Pikirannya segera bergerak. karena terus berada ditempat
ini bukan merupakan suatu cara yang baik, lebih baik
tinggalkan tempat ini mereka tentu tidak tahu kalau didalam
gua itu masih ada beberapa orang, seorang ialah Tong Hong
Hek yang sedang besemedi untuk menyembuhkan luka
dalamnya, jika dapat memancing mereka pergi dari tempat ini
bukankah Tong Hong Hek tak ada yang datang
mengganggunya lagi?
Pikiran ini segera terlintas didalam benaknya, segera ia
bersiul panjang, kedua kakinya melancarkan ilmu tendangan
"cing Po ciet Yau" atau ikan paus melompat tujuh kali. sedang
di tangan kanannya melancarkan serangan mematikan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Delapan orang itu sungguh tidak mengira kalau mereka
dapat diserang ber-sama2 meskipun Boen ching karena harus
menyerang delapan orang itu ber-sama2 tenaganya menjadi
terganggu, tetapi hal ini adalah merupakan kejadian yang
sebelumnya belum pernah mereka alami, sehingga membuat
mereka menjadi terkejut.
Boen ching setelah mendesak mundur delapan orang itu,
badannya segera berkelebat dengan menggunakan ilmu
ginkang nya "Shen Au Ban-lie atau suara meraung laksa lie ia
melayang pergi dari tempat itu.
Sebenarnya dia dapat meloloskan dirinya tetapi kalau dia
pergi delapan orang itu tentu akan masuk kedalam gua
sehingga semedi Tong Hong hek yang dilakukan selama
setengah harian itupun akan berantakan-
Segera setelah ia meloncat keluar dari gelanggang dan
tidak melarikan diri bahkan berdiri disana menanti datangnya
delapan orang itu. Pemimpin dari delapan orang mendengus,
katanya. "Bagus kepandaian Boen Siauw hiap ternyata tidak
mengecewakan." Habis berkata delapan orang itu
mengurungnya ditengah lagi.
Boen ching memusatkan pikiran menanti serangan musuh
yang datang, pikirnya.
"Aku harus memancing pergi delapan orang itu selangkah
demi selangkah sehingga tidak mengganggu Tong Hong Hek.
jika ke delapan orang itu mendesak mendekati, aku akan
mundur kebelakang".
Delapan orang itu nampak Boen ching mundur terus, badan
mereka segera berkelebat dan mengambil kedudukan pat Kwa
untuk mengurung Boen ching.
Boen ching nampak begitu pikirannya sedikit bercabang,
segera terkurung oleh mereka ditengah gelanggang diam2
hatinya memuji cara delapan orang itu merebut tempat
kedudukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jika bertempur secara demikian terus menerus, dirinya
tenta akanjatuh dibawah angin, tiba2 dia teringat pada
langkah Kloe Khong Pat Kwa, tidak menunggu sampai delapan
orang itu berdiri tegak dengan cepat ia membalikkan pedang
nya dan mendesak orang yang berdiri dibelakang tubuhnya
dengan beberapa kawan sisanya tujuh orang segera turun
tangan bersama-sama, Boen ching tidak menggubris,
badannya segera mundur kebelakang dengan sikutnya ia
menyikut pinggang orang itu sedang kaki kanannya mundur
setindak lagi dengan demikian dia telah menduduki tempat
"Kan"
Dengan direbutnya tempat kedudukan itu, maka hanya
pedang dari kanan dan kirinya saja yang dapat menyerang
padanya, sedangkan lima pedang lainnya tidak dapat
mencapai kesempatannya, karena terhalang oleh tubuh
kawannya sendiri.
Ketika itu pedang dari kanan dan kirinya itu datang
menyerang ke tubuhnya, pedang Boen ching dengan cepat
menangkis kemudian ia balik membalas menyerang dengan
gencarnya, seketika itu juga barisan pedang itu menjadi kacau
balau, sedang ke delapan orang itu terperosok dalam keadaan
saling berhadapan-
Pemimpin dari delapan saudara itu menjadi terkejut,
sungguh tak disangka Boen ching ternyata demikian hafalnya
terhadap barisan Pat Kwa, pedang ditangan kanannya segera
di sabetkan, delapan orang itu segera mundur kebelakang dan
berganti dengan barisan pedang yang lain, mereka hanya
mengurung Boen ching saja dan berdiam diri tak bergerak.
Boen ching nampak delapan orang itu membagi dirinya
menjadi lima di depan dan tiga di belakang, baik diatas
maupun dibawah tampaknya tak karuan tak dapat dilihat
keistimewaan dari barisan itu terletak dimana.
Ia ingin memancing delapan orang itu lebih jauh lagi sedikit
dari tempat itu, cepat ia balikkan tubuhnya dan melancarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangan dengan menusuk salah satu orang dari mereka,
siapa tahu delapan orang itu telah menggunakan senjata "Pat
Sian Kiam Tin" atau barisan pedang delapan dewa, begitu
Boen ching balikkan badannya melancarkan serangannya itu,
dia telah melakukan suatu kesalahan yang besar, sebenarnya
kunci dari barisan ini adalah kamu tidak bergerak kamipun tak
bergerak. tetapi begitu engkau bergerak maka akan terkurung
di dalam barisan itu.
Tampak delapan orang itu segera bergerak. dengan
demikian barisan "Pat Sian Kiam Tin" itu telah mulai
memperlihatkan kelihayan nya, delapan pedang itu bagaikan
kilat bergilir melancarkan serangannya mereka bagaikan telah
menjadi satu sehingga kekuatan mereka kini delapan kali lebih
hebat dari tadi sedangkan gerakkan pedangnyapun delapan
kali lebih cepat.
Serangan pedang Boen ching belum saja di gunakan habis
delapan orang itu telah bersama-sama maju menyerang
kearahnya. ia merasakan gerakan delapan bilah pedang itu
cepat bagaikan dia sedang bertempur dengan seorang saja,
berturut-turut ia menangkis beberapa kali sambaran pedang,
sebentar menangkis ke atas dan sebentar lagi menangkis
kebawah tak henti-hentinya, dalam hatinya diam-diam merasa
terkejut, sekarang ia terdesak, dua kakinya ber-turut2
melancarkan beberapa kali serangan untuk mendesak musuh,
dan merubah kedudukan dari pihak menyerang menjadi pihak
bertahan.
Delapan orang itu saling bergantian melancarkan serangan
pedang mereka, serangan pertama lebih cepat dari serangan
berikutnya dan lebih hebat pula dari serangan selanjutnya.
Boen ching makin bertempur makin terkejut hatinya,
barisan delapan orang itu sungguh-sungguh sangat hebat
sekali sehingga tidak ada lubang kelemahan sedikit pun juga,
sungguh tak disangka setelah delapan orang itu bergerak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirinya ternyata tak mempunyai kekuatan untuk membalas
sekalipun-
Delapan orang itu dengan ganasnya melancarkan jurus-
jurus mereka, nampak Boen ching masih juga dapat
menerimanya, hatinyapun menjadi sangat terperanjat, barisan
delapan orang kini mulai bergerak dan memaksa Boen ching
setindak demi setindak bergeser kesebelah kiri.
Boen ching waktu itu hanya dapat dengan sekuat tenaga
menjaga diri, kini nampak delapan orang itu memaksa dirinya
bergeser kesamping kiri, dia juga tak mau banyak berpikir lagi
karena apa, dalam hatinya ia hanya memikirkan dengan cara
bagaimana dapat memecahkan barisan pedang itu.
Baru saja dia berpikir sampai disitu, nampak delapan orang
itu telah bergerak maju lagi bergantian untuk menyerangnya,
segera terpikir olehnya untuk menggunakan ilmu "Si Liu Eng
Hong" - Pohon Liu menahan angin balas menyerang musuh.
Baru saja ia akan bergerak maju untuk membalas
menyerang, nampak delapan orang itu telah membubarkan
barisannya dan bersembunyi dibelakang batu besar, hatinya
menjadi sangat heran, dan berdiri tertegun disana..
Tiba-tiba diatas kepalanya berhembus angin yang sangat
perlahan, dengan cepatnya ia menggunakan pedangnya
menyambut datang yasambaran itu ujung pedangnya
menyentuh benda itu, dalam hatinya merasa ketidak beresan,
dia segera berusaha untuk meloloskan diri, tetapi delapan
orang telah mendesak dengan pedangnya, sebuah jala yang
sangat halus telah jatuh dan menjala badannya dengan
kencang, jala halus itu entah dibuat dari bahan apa, ditarik
juga tak dapat putus. seketika itu juga dia telah tertawan
hidup, hidup,
Pemimpin dari delapan orang itu tertawa besar, dia berjalan
mendekat sambil memasukkan kembali pedang Boen ching
kedalam sarungnya dan berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sungguh, maaf saudara,aku jika tak menggunakan cara
ini, Boen sauw hiap tentu tak mau pergi"
Begitu tubuh Boen ching sedikit bergerak. jala itu merapat
lebih kencang lagi, dalam hatinya dia tahu banyak
bergerakpun tak ada gunanya, diam2 dia menghela napas.
Delapan orang itu memasukkan kembali pedangnya
kedalam sarungnya, salah satu dari mereka itu segera
mengangkat tubuh Boen ching dan bersama-sama lari kearah
barat. Boen ching kini baru tahu, ternyata delapan orang itu
sejak tadi telah memasang jala aneh itu menunggu dirinya
terpancing, kemudian menangkapnya, tiba tiba terpikir
olehnya:
" Entah jala dilontarkan dengan alat atau oleh orang, jika
dilakukan oleh orang, maka luka dalam Tong Hong Hek sudah
pasti sukar disembuhkan-"
Setelah berlari setengah harian, sampailah mereka disuatu
lembah itu baru saja mereka memasuki lembah itu, pada
mulut lembah itu tiba2 muncul seorang yang bertopeng, orang
itu berkata pada delapan orang itu, katanya:
"Majikan tak ada didalam lembah, serahkan saja Boen
ching itu kepadaku." Delapan orang itu menjadi tertegun, pikir
mereka.
"Siapakah orang ini? majikan telah memerintahkan kami
untuk mengundang Boen ching datang kedalam lembah,
mengapa kini bisa pergi?"
Badan orang bertopeng itu segera berkelebat dan telah
berhasil menotok jalan darah tiga orang dari delapan orang
itu, sekali sambar tubuh Boen ching telah dapat direbutnya
dan dibawa lari keluar lembah.
Sisanya lima orang itu segera membentak dan ber-sama2
lari mengejar^
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Meskipun orang bertopeng itu sambil me-ngempit Boen
ching, tetapi geraknya ternyata masih secepat kilat, tak lama
kemudian lima orang itu telah tertinggal jauh sekali.
Pada waktu itu hati Boen china sangat terkejut dan merasa
heran meskipun kaki dan tangannya tidak dapat bergerak.
tetapi telinga dan matanya masih normal. Pikirnya. "Siapa lagi
orang ini? orang2 ini memperebutkan aku entah dengan
tujuan apa?"
Setelah berlari setengah harian, fajarpun hampir
menyingsing, orang bertopeng itu segera meletakkan tubuh
Boen ching keatas tanah, kemudian membuka topengnya,
sambil tersenyum ia berkata:
"Sungguh beruntung aku dapat menolong kau keluar."
Boen ching nampat orang itu membuka topengnya menjadi
ter-mangu2, orang itu ternyata adalah seorang gadis yang
sangat cantik, lebih2 jika dia sedang tertawa: Gadis itu
nampak Boen ching memperhatikan dirinya, sambil tertawa ia
berkata:
"Sungguh sangat beruntung dapat bertemu dengan kau,
kalau tidak engkau tentu akan disiksa oleh mereka".
Boen ching tidak tahu gadis itu berkata demikian itu apa
artinya, pikirnya tentu
majikan dari delapan orang itu sangat kejam sehingga
gadis itu berkata demikian, berpikir sampai disitu lalu katanya.
"Terima kasih atas budi nona yang telah menolong aku
lolos dari cengkeraman delapan orang itu, dapatkah nona
membantu aku membukakan jala ini ?" "Gadis itu tersenyum,
ia menggelengkan kepalanya kemudian berkata.
"Jala ini dapat aku membukanya, tetapi itu tak dapat aku
lakukan karena begitu jala itu kubuka, jika engkau mau pergi
aku tidak bisa mencegah engkau"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching tertegun, entah karena apa ia berbuat
demikian, ia tertawa pahit, dan berkata.
" Nona jika ada urusan harap berbicaralah terus terang,
mengapa harus berbuat demikian, apalagi aku berhutang budi
pada nona"
Perkataanya belum selesai, gadis itu telah menggoyangkan
tangannya dan berkata:
"Sudah......sudahlah, jangan berbicara sembarangan,
engkau telah berhutang budi padaku, jika aku menanyaimu
sesuatu hal maukah kau berterus terang menjawabnya?" Boen
ching ragu-ragu berkata.
"Nona coba katakan dahulu, aku lihat itu urusan hal
mengenai apa?" Jawab Boen ching dengan perlahan-lahan-
"Kecuali jika kau mau berterus terang memberitahukan
kepadaku, kalau tidak aku tak akan membuka mulut, agar
jangan sampai setelah aku membuka mulut engkau tak mau
menjawabnya bukankah hal itu akan sia-sia belaka?" Diam-
diam Boen ching berpikir.
"Ada beberapa soal aku telah berjanji dengan suhu untuk
tidak menjawab, memang benar perkataan nona itu walaupun
engkau bertanyapun akan sia-sia belaka" Setelah menghela
napas, kemudian katanya.
"cayhe Boen ching sebenarnya tak dapat berbuat apa-apa,
nona lebih baik tak usah bertanya."
Gadis itu mengira setelah Boen ching berada ditangannya
tentu dia akan menyanggupi untuk menjawabnya, siapa tahu
dia tetap tak mau menjawab, membuatnya dengan diam-diam
menjadi gusar katanya.
"Kalau engkau tak mau menyanggupi untuk menjawab
pertanyaanku, akupun tak akan membukakan jala ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching nampak gadis itu mengancam padanya,
membuat dia menjadi mengerutkan alisnya, pikirnya.
"Aku tidak mau bicara aku lihat engkau dapat berbuat apa-
apa." Habis berpikir segera ia menutup matanya tak berbicara
lagi
Gadis itu nampak Boen ching menutup mulut tak
menjawab, dia mendengus sedang hatinya menjadi mangkel.
Sesaat dua orang itu tak berkata apa-apa, gadis itu tak
sabar lagi, katanya pada Boen ching:
"Engkau ini bagaimana, mengapa tidak berkata sepatah
katapun? jika bukannya aku telah menolongmu, sejak tadi
engkau telah jatuh ketangan orang-orang itu, mereka sudah
tentu tak sesabar aku"
Boen ching dengan perlahan menghela napas, katanya.
"Nona, hari ini telah menolong aku, lain hari tentu akan
kubalas budi ini"
Gadis itu mendengus, katanya.
"Lain hari ? Aku kira kita berdua tidak akan bertema muka
lagi, engkau bilang lain hari, aku tak tahu itu kapan akan
terjadinya". Boen ching mendengar perkataan itu, diam-diam
berpikir.
"Gadis ini entah menginginkan persoalan apa dariku, dia
bilang lain hari selamanya tak akan bertemu denganku lagi,
bukankah setelah mendapatkan keterangan dariku dia akan
membunuh aku untuk menutup mulut ?"
Dia sebenarnya seorang yang sangat pintar, kini otaknya
segera bekerja supaya dapat menebak nona itu akan bertanya
tentang apa, segera ia tertawa dan berkata.
"Nona tak mau berbicara akupun sudah tahu nona ingin
bertanya tentang apa, tetapi persoalan ini selamanya nona tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan mendapatkannya dari mulutku ". Gadis itu termangu-
mangu, katanya.
"Engkau sudah tahu tentang urusan ini, itulah lebih baik,
aku kira orang2 aneh dari seluruh persoalan akan datang
kemari, pokoknya tak bisa meloloskan diri, aku kini telah
menolong satu kali, lebilh baik kau beritahu aku saja". Boen
ching tertawa tawar, pikirnya. "Perkataan tadi agaknya
mencurigakan sekali". Segera ia membuka mulutnya dan
berkata pada gadis itu. "Aku kira kali ini engkau akan sia-sia".
Gadis itu tertawa, ia tak dapat menangkap arti dari
perkataan Boen ching itu, kemudian katanya.
"Aku sungguh menyesal telah menolongmu tadi"
Habis berkata ia memandang tajampada Boen ching,
melihat perubahan apa yang akan terjadi pada diri Boen ching.
Boen ching dengan tertawa berkata.
" Delapan orang yang memakai kain kerudung itu apakah
anak buahmu ?"
Gadis itu tertegun, sungguh dia tak mengira bila Boen
ching ternyata dapat menebak bahwa dia yang menolong
Boen ching adalah berpura-pura saja, padahal gerak-gerik
orang itu sangat rapat dan rahasia sekali. Mana mungkin pada
saat2 terpenting dapat ditolong olehnya dan kini gadis itu
dengan tenangnya duduk disana tidak takut ada orang datang
kemari untuk mencarinya, sudah tentu hal ini membuat hati
Boen ching menjadi curiga. Gadis itu menjadi ter-mangu2,
katanya. "Sungguh tak terkira semuanya capat kau pecahkan".
Boen ching tersenyun dan tidak menjawab, seolah-olah
memang tidak seharusnya dia menjawab pertanyaan itu. Gadis
itu berkata pula.
"Lebih baik engkau katakan sekarang saja, aku tak dapat
memaksamu untuk membuka mulut, tetapi kalau ayahku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
datang, aku kira engkau tentu akan mengalami banyak
penderitaan".
otak Boen ching segera bekerja, suhunya telah berpesan
kepadnya untuk tidak memberitahukan persoalan ini kepada
siapapun juga. entah siapakah ayah dari gadis itu.
Baru saja ia berpikir sampai disitu, dari dalam hutan
terdengar dengusan yang sangat berat, seorang tua yang
berbadan tinggi besar berjalan keluar dari hutan-
Begitu nampak orang tua itu, gadis itu segera bangun
berdiri, panggilnya. "Ayah mengapa engkau juga datang
kemari ?"
orang tua itu memandang pada dua orang itu sejenak,
kemudian berkata dengan suara perlahan-
"Aku telah tiba sejak tadi "
Boen ching diam2 membatin, "siapakah orang tua ini ?"
kalau dilihat dari gerak-geriknya seperti pernah aku ketahui
entah dimana tetapi saat ini aku tak dapat mengingatnya
kembali.
orang tua itu memperhatikan Boen ching sejenak lalu
berkata pada gadis itu. "Anak Hwie, lepaskan dia ."
Gadis itu tertegun dan bertanya. " Lepaskan dia ???"
Orang tua itu menganggukkan kepalanya, dalam hati gadis
itu menjadi bingung, ia berjalan mendekati Boen ching
kemudian menarik seutas tali yang ada pada jala tersebut,
dengan demikian maka terbukalah jala itu.
Boen ching segera bangun berdiri dan memberi hormat
pada orang tua itu, katanya. "Kiranya cianpwe adalah
ciangbunjin dari Tiang Pek Pay, cing Siauw Hong cianpwee".
Begitu melihat cara membuka jala itu, dia segera teringat
kalau Tiang Pek Pay mempunyai senjata tunggal yang disebut
"Loe Ie Wang" yang persis seperti ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
can Siauw Hong menganggukkan kepala nya dan berkata.
"Kiranya engkau masih ingat padaku"
Boen ching tahu kalau orang tua itu banyak akalnya, sudah
tentu dia tidak akan melepaskan dirinya dengan demikian
mudahnya, dan telah membuang banyak tenaga untuk
menangkap dirinya, kini dengan melepaskan dirinya itu sudah
tentu mempunyai tujuan lain-
can Siauw Hong memperhatikan Boen ching sejenak.
kemudian berkata. Sepuluh tahun yang lalu delapan partai
besar telah mengerubuti jago nomor wahid, Thian Jan Shu
sehingga akhirnya Thian San ciet Kiam tewas semuanya,
kabarnya waktu itu Thian Jan Shu meninggalkan ilmu silatnya
dan hanya engkau seorang yang mengetahuinya, selama
sepuluh tahun ini ciangbunjin dari tujuh partai besar partai
besar terus mencarimu juga karena ilmu silat peninggalan
Thian Jan Shu itu. Entah urusan ini benar atau tidak ?"
Pikir Boen ching. "Sungguh aku tak salah menduga ternyata
adalah karena urusan tujuh hioloo kuno itu, tentu karena tujuh
partai besar ingin mencari aku maka baru urusan ini
dikatakan".
Pikir Boen ching lagi, Ie Bok Tocu pernah berpesan,
"jangan sekali-sekali menyebut tentang tujuh buah Hioloo
pusaka itu sebab jika berita itu sampai tersiar luas, maka
dalam bulim tentu akan terjadi banjir darah, anak murid tujuh
partai besar tersebar diseluruh pelosok, kekuatannya tak boleh
dipandang ringan, ditambah lagi dengan tokoh-tokoh aneh
didunia kangouw, aku harus berusaha merahasiakan urusan
ini.
Sambil tertawa ia berkata kepada can Siauw Hong. "Aku
kira cianpwee tak usah mengetahui urusan ini."
cang Siauw Hong tertawa besar, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu urusan ini memang benar-benar ada dan
berita- berita- berita yang disiarkan didunia kangouwpun tak
salah bukan ?"
Boen ching tahu kalau can Siauw Hong sangat hati-hati
waktu bicara, lagipula sangat licik tidak mudah dihadapi,
segera ia tertawa terbahak-bahak ujarnya.
"Urusan ini sungguh atau tidak, engkau tak perlu
mengetahui jika memang cianpwee ingin mengetahuinya,
harap mengadakan penyelidikan sendiri, boanpwee sendiri tak
dapat mengantakan. "
Gadis yang berdiri disamping segera serunya:
"Kami kalau tak bertanya kepada kau lantas disuruh tanya
siapa lagi.?" Sambil tertawa Boen ching berkata.
"Jika jadi cianpwee melepaskan aku dengan tujuan agar
aku memberitahukan urusan itu, lebih baik jangan dilepaskan
saja aku dari kurungan jala itu." cang Siauw Hok dengan
seenaknya berkata,
"Aku melepaskan kau? Kapan? delapan orang itu sekarang
masih menanti disamping mu, setiap saat masih sanggup
untuk menangkap kau lagi "
Kelihatannya tentang hal ini tak membuat dia jadi bingung.
Baru saja selesai berbicara terlihat berkelebatnya bayangan
satu demi satu melayang setengah kalangan, ternyata mereka
itu adalah delapan orang yang berkerudung itu.
Nampak hal ini can Siauw Hong menjadi sangat terkejut
ternyata delapan orang itu tanpa menimbulkan suara
sedikitpun telah di bunuh mati oleh orang, dapat dibayangkan
betapa tingginya kepandaian orang itu. Boen ching menjadi
tertegun pikirnya:
"Kalau yang datang adalah Tong Hong Hek itu sangat
bagus sekali"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terlihat sebuah bayangan merah berkelebat dan berdiri
ditengah kalangan, yang datang ternyata adalah si Kelabang
merah Shie chiau Nio.
Begitu muncul dengan dinginnya ia menyapu orang-orang
itu, kepada Boen ching ia berkata.
"Kini kau telah dapat kucari tidak saja akan
memperhitungkan hutang2 diantara kita ternyata engkaupun
mengtahui ilmu silat peninggalan Thian Jan Shu."
Habis berkata dia mendengus Boen ching segera
memandang sekelilingnya saja, ia menggerakkan kepalanya,
terdengar Shie chiau Nio telah membentak dengan bengisnya.
"Engkau jangan mencoba melarikan diri lagi"
cang Siauw Hong begitu nampak munculnya si Kelabang
merah, Shie chiau Nio menjadi berdiri termangu- mangu dia
sudah tahu kalau tindakan si Kelabang merah itu sangat kejam
dan beracun sehingga dapat menandingi kekejaman "Tok
Thian coen" atau si Raja racun yang terkenal itu kini ternyata
dia muncul ditempat ini boleh dikata lebih banyak bahaya dari
pada selamat
Shie chiau Nio berjalan mendekati Boen ching dengan
dingin ia berkata.
"Kepandaianmu yang tidak seberapa itu aku sudah tahu
jelas semuanya, waktu itu karena aku sedang menderita luka
dalam, sehingga kau dapat meloloskan diri dari tanganku
kalau tidak....... Hai tanggung tak dapat hidup lebih lama lagi"
Boen ching juga tahu meskipun ginkang nya mendapat
bimbingan langsung dari Ie Bok tocu tetapi karena
Lweekangnya masih sangat rendah maka masih lebih rendah
setingkat dari kepandaian sikelabang merah itu, niatnya untuk
meloloskan diri telah diketahui olehnya, kiranya keinginan itu
tak mungkin dapat dilaksanakan-Shie chiau Nio tertawa dingin,
kepada Boen ching ujarnya. "Ilmu silat peninggalan Thian Jan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Shu itu sekarang berada dimana?" Diam-diam dalam hati Boen
ching membatin:
Tentu tadi si kelabang merah ini telah mencuri dengar
tentang hal itu, kali ini agaknya susah untuk menghindari.?
Terpikir sampai disini, lalu katanya.
"Bagaimana engkau bisa tahu kalau Thian Jan Shu
meninggalkan ilmu silatnya??"
Jawab shie ciau Nio dengannya.
"Aku tidak takut engkau tak mau bicara terus terang."
Tubuhnya segera berkelebat, sedangkan tangannya
melancarkan lima kali serangan kearah Boen ching.
Boen ching segera menyingkir kesamping dengan
menggunakan ilmu "Shie Liu Eng Hong" ia menangkis
serangan dari si kelabang merah itu, Shie chiau Gic tertawa
dingin, kedua tangannya tak henti-hentinya melancarkan
serangan, Boen ching nampakjurus-jurus nya yang digunakan
Shle chiau Nio itu sangat aneh sekali, bahkan setiap
pukulannya bagaikan merupakan lawan dari pukulannya,
hatinya menjadi sangat terkejut.
Tidak sampai lima jurus, Shie chiau Nio telah berhasil
mencengkeram pergelangan tangannya, dengan cepat ia
mundur ke belakang untuk menghindar dari cengkeraman
tersebut, tetapi terlambat, pergelangan tangannya telah
terkena cengkeraman itu dan segera berubah menjadi hijau
kehitam-hitaman, hatinya menjadi terkejut tak terhingga. Shie
chiau Nio tertawa dingin, ujarnya:
"Bagaimana? kau mau bicara atau tidak? racun yang aku
gunakan itu hanya aku seorang yang dapat mengobati, orang
lain tak akan dapat melakukannya, jika engkau tak mau
berbicara secara terus terang dua belas jam kemudian engkau
harus binasa oleh racunku itu."
Jawab Shie chiau Nio sambil tertawa-tawa:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika Thian Jan Shu memang meninggal kan ilmu silatnya,
bukankah pada sepuluh tahun yang lalu telah diambil oleh
tujuh partai besar, buat apa harus menunggu hingga kini."
Perkataannya baru saja selesai diucapkan, si kelabang
merah dengan dingin mendengus, badannya dengan cepat
membalik, tahu-tahu nampak Tong Hong Hek muncul disana,
dua orang itu segera saling menyerang sebanyak sepuluh kali,
setiap serangan itu disertai dengan tenaga yang sangat besar
agaknya mereka sedang mengadakan pertempuran mati-
matian-
Tiba-tiba terdengar si kelabang merah itu membentak.
"Berhenti" sedang badannya segera melayang mundur
kebelakang.
Ketika Tong Hong hek sedang bersemedi, ia merasa luka
dalamnya tidak seberat yang semula diduga, sehingga lukanya
dapat disembuhkan tiga jam lebih pagi, waktu ia bersemedi itu
ia tak tahu kalau Boen ching dan pedangnya berada ditempat
itu hanya tinggal buntalannya saja, ia segera tahu setelah
terjadi sesuatu hal pada diri Boen ching dengan ter-buru2 ia
pergi mencari.
Begitu shie chiau Nio berteriak. Tong Hong Hek segera
berhenti menyerang dan bertanya.
"Engkau masih ada perkataan apa yang akan kau katakan?"
Shie chiau Nio dengan dingin mendengus, ujarnya:
"Itu yarg bernama Boen ching telah terkena racun
pukulanku, selain aku sendiri yang turun tangan menolongnya,
h mm .. ia akan binasa tanpa tertolong lagi, kalau kau tidak
percaya coba tengoklah "
Tong Hong Hek tertawa tawar, katanya. " Kira nya inilah
yang hendak kau sampaikan"
Si kelabang merah Shie chiau Nlo, nampak Tong Hong Hek
mengandung maksud tak baik, tidak menunggu sampai dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
habis berkata, segera ujarnya dengan nada keras. "Dia akan
segera datang, engkau berani berbuat apa terhadapku?"
Sudah tentu Tong Hong Hek tahu siapa yang dikatakan dia
oleh Shie chiau Nio itu, tentulah dia adalah seorang gila atau
Pendekar Han Ing She TU Hoa. ia sudah tahu selamanya Shie
chiau Nio selalu mempunyai akal yang licik dan kejam, ia
tertawa dingin, tubuhnya segera menubruk kearah Shia chiau
Nio.
Shie chiau Nio menjadi terkejut, dia tahu kalau dirinya
bukan tandingan dari Tong Hong Hek, kini hanya melawannya
dengan mati2an. Sekali lagi kedua orang itu saling menyerang
dengan serunya.
Pukulan Tong Hong Hek bagaikan air bah yang datang
menerjang terus menerus tanpa henti2nya, sedang pukulan si
kelabang merah, panas dan mengandung hawa Yang sangat
dingin dapat dibayangkan jika diantara dua orang itu terkena
pukulan pihak lawan, apa yang akan terjadi pada dirinya tak
akan dapat dibayangkan.
Shie chiau Nio yang menanti datangnya she TU Hoa,
dengan sekuat tenaga ia menjaga setiap serangan yang
ditujukan kepadanya, sehingga untuk sesaat tak dapat
menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah.
Dalam hati Tong Hong Hek juga merasa kuatir kalau She
Tu Hoa datang, pukulannya dikerahkan bagaikan datangnya
air bah, tak henti-hentinya melancarkan serangan-
Sekejap mata saja ratusan jurus telah berlalu, tiba-tiba
serangan Tong Hong IHek berubah, ia mengeluarkan ilmu
simpanannya yang paling ampuh Jiet Goei hu ceng" atau
bayangan matahari baru terbit, serangan tangannya lurus
kedepan dan mengancam bagian bawah tubuh lawan,
kemudian secepai kilat berubah mengancam kebagian tubuh
atasnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jurus yang baru saja digunakan itu selamanya belum
pernah ia keluarkan, Baru saja Shie chiau Nio akan membuka
serangan untuk menghalau datangnya serangan dari Tong
Hong Hek, ia menjadi terkejut, ternyata serangan dari Tong
Hong Hek itu hampir-hampir mengenai tubuhnya, kalau ia
tidak dengan cepat melompat ke samping.
Tong Hong Hek tertawa dingin, ia menarik napas panjang-
panjang, kedua telapak tangan segera beradu, tetapi ternyata
tak mengeluarkan suara sedikitpun.
Kedua telapak tangan Shie chiau Nio telah berhasil ditempel
oleh Tong Hong Hek dengan rumus yang "Melekat" kini
baiknya kedua orang itu menjadi adu tenaga dalam.
Dalam hati Shie chian Nio menjadi terkejut, dengan
lweekang yang dimilikinya sekarang ini jika dibandingkan
dengan lweekang milik Tong Hong Hek. ia masih kalah
setingkat, tetapi kini dia bagaikan telah menunggangi
punggung macan, kecuali jika ia dapat mementalkan tubuh
Tong Hong Hek, kalau tidak entah bagaimana akhirnya dia
sendiri juga tidak dapat membayangkan-
Dua orang itu saling mengadu tenaga dalam, Shie chiau Nio
merasa tenaga dalam lawan makin lama makin hebat, ia
sudah merasa tak kuat lagi, keringat didahinya telah berubah
menjadi asap putih dan mengepul keatas, sedang kedua
kakinya melesak masuk kedalam tanah sedalam tiga dim.
Tong Hong Hek dengan sekuat tenaga menekan Shie chiau
Nio, iapun mulai sangat berat, dalam hati diam-diam merasa
terkejut.
Belasan tahun ini kemajuan ilmu silat Shie chiau Nio jika
dibandingkan dengan belasan tahun yang lalu sungguh sangat
besar perbedaannya, jika lagi beberapa tahun, bukankah dia
akan lebih hebat dari pada dirinya?
Pada saat itu racun dari pukulan beracun Shie chiau Nio
yang terdapat ditangannya, bukannya membantu dan malah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ada kemungkinan racun itu malah menyerang ketubuhnya
sendiri.
Kini Tong Hong Hek benar-benar mengerahkan seluruh
tenaga dalam yang dimilikinya untuk menekan Shie chiau Nio,
sehingga ia tak kuat untuk menahannya lagi. Pada saat yang
kritis itu tiba-tiba muncul Pendekar Han Ing, She TU Hoa
ditempat itu, matanya memancarkan sinar yang kaget
memandang pada tengah kalangan, hal ini sangat aneh dan
mengherankan baginya.
Boen ching nampak Pendekar Han Ing Seh Tu Hoa muncul
pada saat-saat untuk mengakhiri pertempuran itu, hatinya
diam-diam merasa terkejut, pikirnya.
"Seh Tu Hoa ini agaknya tidak akur dengan Tong Hong
hek. lagipula ia adalah suami Shie chiau Nio, kini ia telah
muncun di tempat ini, agaknya urusan hari ini sulit untuk
diselesaikan-"
Pada waktu itum sebetulnya Shie chiau Nio telah mulai
merasa bahwa racun ditelapak tangannya mulai naik ke atas
dan balik menyerang tubuhnya, tetapi begitu nampak
munculnya She Tu Hoa, semangat nya menjadi terbangun,
sebaliknya Tong Hong Hek menjadi terkejut, kesempatan ini
tidak di sia-siakan oleh Shie chiau Nio dengan sekuat tenaga
dia balik menyerang sehingga dua orang itu bertempur dalam
keadaan seimbang.
seh Tu Hoa selangkah demi selangkah jalan mendekati
Tong Hong Hek. nampak hal ini Boen ching menjadi
terperanjat, teriaknya.
"Loocianpwee, tunggu sebentar"
Seh Tu Hoa yang nampak Boan ching juga berada ditempat
itu, tiba2 tertawa terbahak2.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi begitu mendengar suara tertawanya berhenti ia
bagaikan belum kenal pada Boen ching dan melanjutkan
langkahnya menuju ke tubuh Tong Hong Hek.
Boen ching mana memperbolehkan, Seh Tu-Hoa masih
menghampiri Tong Hong Hek. ia tidak mengurus lagi
tangannya yang telah mulai membengkak kerena terkena
racun, badannya berkelebat dan berdiri tepat dihadapan Seh-
Tu Hoa, ujarnya. "cianpwee tidak dapat melukai Tong Hong-
Hek cianpwee"
Seh Tu Hoa seperti tertegun mendengar perkataan Boen
ching itu setelah termenung sejenak tangannnya secepat kilat
mendorong Boen ching kesamping sedang tangan kanannya
mencengkeram kearah punggung Tong Hong Pek.
Boen ching menjadi sangat terkejut, tangan kanannya telah
terluka sehingga tak dapat digunakan lagi terpaksa dengan
tangan kirinya ia mencabut pedang dan ditusukkan kearah
Seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa segera balikkan tangannya mementalkan
pedang Boen ching sedangkan tangan kanannya melakukan
gerakkan memotong ke arah tubuh Boen ching, tetapi baru
saja tangannya diangkat, ia seperti termenung sejenak
gerakannya segera dirubah ia mengulurkan kakinya ke muka,
tahu-tahu Boen ching telah dilemparkan sejauh tiga kaki lebih.
Begitu tubuhnya, terbanting diatas tanah, Boen ching
segera sadar bahwa ilmu yang baru saja digunakan itu adalah
ilmu "Thay Thien Kice Sih" atau ilmu Sembilan jurus jungkir
balik, ilmu ini sungguh sangat hebat jika digunakan ditangan
Seh Thu Hoa sendiri.
Tangan Seh Tu Hoa melanjutkan mencengkeram punggung
"Tok Hong Hek, begitu punggungnya terkena cengkeraman
Tong Hong Hek meraung kesakitan, kedua tangan nya ditarik
kembali dan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk
mengadu jiwa dengan Shie chiau Nio.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Snle chiau Nio begitu nampak seh Tu Hoa turun tangan
membantunya, hatinya menjadi sangat gembira, tiba-tiba
terasa suatu tenaga yang maha dahsyat menyerang
ketubuhnya, ia tidak sempat mengerahkan tenaganya lagi,
terasa dadanya sangat mual dan dari mulutnya muntah darah
segar.
Baru saja dia menghantam setengah jalan, terasa
punggungnya telah dicengkeram oleh Seh Tu Hoa sehingga
badannya terasa menjadi kaku, sedang tenaga yang
dikerahkan itupun balik menghantam dirinya sendiri, dadanya
menjadi sangat panas, tak tertahan lagi iapun muntah darah
segar.
Tangan Seh Tu Hoa segera melemparkan tubuh Tong Hong
Hek ke tengah udara dan terbanting jatuh kira-kira dua kaki
dari tempatnya tadi.
Pada saat ini wajah kedua orang itu menjadi pucat pasi,
kiranya mereka berdua telah menderita luka dalam yang
cukup parah.
Baru saja Seh Tu Hoa akan menarik pergi Shie chian Nio,
dengan gusar ia menggelengkan kepala, ia tak berani buka
mulutnya sebab luka dalamnya parah, setelah berhenti
sejenak:
Seh Tu Hoa menariknya lagi untuk diajak pergi.
Tong Hong Hek melihat dua orang itu akan pergi menjadi
kaget, tanpa hiraukan lukanya lagi segera ia berteriak.
"Tinggalkan obat penawarnya lebih dahulu baru pergi "
habis berkata tak tahan ia muntahkan darah segar lagi.
Seh Tu Hoa memandangnya sekejap. tetapi ia tidak ambil
perduli tangannya menarik Shie chiau Nio lagi untuk diajak
pergi. Shie chiau Nio menarik napas panjang, dengan perlahan
ia berkata pada Seh Tu Hoa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bunuh mati Tong Hong Hek Itu yang bernama Boen ching
mengetahui rahasia ilmu silat peninggalan Thian Jan Shu,
bawa dia pergi"
Seh Tu Hoa menyapu pada Tong Hong Hek dan Boen
ching, ia bagaikan tak mau berbuat pekerjaan itu, Shie chiau
Nio melototkan matanya dan membentak.
Seh Tu Hoa bagaikan sangat jeri terhadap shie chiau Nio,
tetapi pekerjaan ini sungguh- sungguh tak dapat
mengerjakan, ia hanya menundukkan kepalanya tak berkata.
Shie chiau Nio membentak lagi. "Engkau sudah dengar,
belum ?"
Seh Tu Hoa per- lahan2 dongakkan kepalanya ia menyapu
dua orang itu, dengan sangat perlahan dia berjalan mendekati
Tong Hong Hek.
Meskipun jarak Tong Hong Hek dengan dua orang itujauh,
tetapi semua perkataannya dapat ditangkap olehnya dengan
sangat jelas, ia tertawa dingin, dengan pandangan yang
menghina ia memandang Seh Tu Hoa. Belasan tahun telah
lewat ternyata Seh Tu Hoa masih tetap tidak menyesal, tetapi
kini badannya telah menderita luka dalam yang cukup parah,
apalagi dendam Seh Tu Hoa padanya adalah paling
mendalam, dapat diduga hari ini tentu dia tidak akan dapat
meloloskan diri dari maut.
-ooo0dw0ooo-
PERJANJIAN DIPUNCAK PAK SEK
BOEN CHING nampak Seh Tu Hoa mendesak Tong Hong
Hek. hatinya menjadi bingung, ia sendiri juga tidak
mempunyai akal untuk menolongnya.
Pada saat itu, dari dalam hutan tiba-tiba terdengar suara
bentakan yang sangat halus. "Tahan "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seh Tu Hoa tertegun dan menghentikan tindakannya,
dalam hati Boen ching sangat terkejut dan gembira, segera ia
menoleh memandang yang datang ternyata adalah suhunya
yang telah melepaskan budi padanya, Ie Bok Tocu.
Ie Bok Tocu tetap memakai jubah panjang berwarna hijau,
dengan wajah yang keren dia berdiri disana.
Boen ching dengan cepat berlari dan menghampirinya
sambil memanggil: "Suhu "
Selama sepuluh tahun ini Ie Bok Tocu sangat sayang pada
Boan ching, ia tidak sampai hati melepaskan Boen ching
merantau seorang diri didunia kangouw, maka setelah
pemuda itu pergi, iapun lantas menyusulnya.
Sambil memegang pundak Boen ching dia
memperhatikannya sejenak. pada wajahnya timbul perasaan
yang sangat gembira.
Tong Hong Hek nampak Ie Bok Tocu muncul dengan tiba-
tiba, dalam hatinya juga gembira
meskipun wajah Ie Bok Tocu agak kurusan, karena terlalu
banyak merasakan penderitaan, tetapi masih tetap nampak
kecantikannya. Dia ter-mangu2 sajenak kemudian ujarnya.
"Sumoay. anak ini telah terkena racun."
Wajah Ie Bok Tocu segera berubah, matanya memandang
tangan kanan Boen ching kemudian memegangnya, secepat
kilat tangan kanannya mencabut pedang yang tergantung
dipinggang Boen ching, kepada Shie chiau Nio bentaknya.
"Serahkan obat penawar itu" ketika berbicara wajahnya
berubah menjadi sangat dingin, pada sinar matanya terpancar
suatu pengaruh yang tak dapat dilawan-
Seh Tu Hoa yang berdiri dipinggir termangu- mangu
memandang Ie Bok Tocu, ia tak bergerak sedikitpun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching pun berdiri ter-mangu2, kiranya Tong Hong Hek
dengan suhunya adalah Suheng-moay.
Si kelabang merah, Shie chiau Nio meskipun sangat kejam
tetapi dia tahu bahwa selamanya kakaknya itu sangat lemah
lembut, belum pernah ia membentak-bentak dihadapan orang
lain-
Kini mendengar kakaknya membentak dirinya dengan suara
keras. hatinya tergetar, hampir saja ia menurut perintah yang
diucapkan kakaknya itu dan mengeluarkan obat penawar
tersebut, tetapi mana mau dia berbuat demikian,
pandangannya segera menoleh memandang Seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa berdiri mematung disana, terhadap pandangan
Shie chiau Nio seolah-olah tak melihatnya sama sekali.
Pandangan Shie chiau Nio berhenti sejenak ditubuh Seh Tu
Hoa, ia mengetahui kalau dia kini sudah mempunyai rasa
menyesal, dan kini sedang mengenang kembali masa2 yang
telah lalu, sudah tentu ia tak dapat membantunya dan dirinya
kini sedang menderita luka dalam, dengan perlahan ia
merogoh sakunya dan mengeluarkan obat penawar, dengan
dingin ia berkata.
"Kakak, sudah belasan tahun kita tidak bertemu, kini aku
sedang terluka parah, kalau tidak ......"
Dia dongakkan kepalanya memandang Ie Bok Tocu tampak
matanya memancarkan sinar ya sangat tajam sedang
memandang kearahnya.
Hatinya menjadi jeri, perkataan selanjut nya ia tak berani
melanjutkan, kemudian mengambil obat penawar itu dan
dilemparkan kearah Ie Bok Tocu, segera Ie Bok Tocu
menerima bungkusan obat itu dan palingkan kepalanya
dengan lembut berkata. "Anak ching, lekas telan obat itu".
Hati Boen ching saking terharunya sampai meneteskan air
matanya, ie look Tocu yang menampak sikap Boen ching yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
demikian itu ia tahu apa yang sedang dipikirkan olehnya,
dengan tersenyum ia berkata.
"Anak ching, engkau sekarang sudah besar jangan
menangis lagi."
Boen ching terasa singat terharu dengan menundukkan
kepalanya ia menelan obat penawar tersebut.
Tong Hong Hek nampak sikap Ie Bok Tocu yang demikian
lemah lembut terhadap Boen ching, wajahnya pada belasan
tahun yang lalu terbayang lagi dihadapannya, dia
menundukkan kepala membayangkan kembali peristiwa yang
telah lalu.
Shie chiau Nio berjalan mendekati Seh Tu Hoa dan
menariknya pergi tapi Seh Tu Hoa bagaikan orang gila ia
melepaskan tangannya dari cekalan Shie chiau Nio kemudian
tertawa terbahak-bahak dan lari masuk kedalam hutan, Shie
chiau Nio termangu- mangu sejenak kemudian lari mengejar
suaminya.
Ie Bok Tocu memandang dua orang itu sejenak kemudian
kepada Tong Hong Hek ia berkata:
"Anak ching telah mendapat bantuan dari Suheng, aku kini
akan membawanya pergi, lain waktu kalau ada jodoh kita
dapat bertemu lagi."
Tong Hong Hek nampak Ie Bok Tocu akan pergi menjadi
terkejut, dengan cepat katanya. "Sumoay, tunggu aku
sebentar."
Sebenarnya Ie Bok Tocu tak menginginkan Boen ching
terlalu lama bergaul dengan suhengnya, ia tahu Tong Hong
Hekpun jika turun tangan sangat ganas dan tak senang kalau
Boen chingpun demikian, tetapi Tong Hong Hek telah
membuka mulut memanggil nya, terpaksa ia berhenti
bertindak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ujar Tong Hong Hek. "Sumoay, anak Yun sudah ada
kabarnya."
Ie Bok tocu termangu- mangu sejenak. kemudian dengan
gembiranya ia bertanya.
"Kini ia berada dimana??"
Tong Hong Hek dengan tertawa menjawab, "Aku juga
karena urusan ini datang ke gunung Yi san ini. orang yang
membawa pergi anak Yun waktu itu, sekarang berada di
gunung Yi san ini."
Ie Bok tocu mengeluarkan suara tertahan, kemudian
menundukkan kepalanya berpikir sejenak sambil
mendongakkan kepalanya dia berkata pada Tong Hong hek.
"Aku sekarang masih ada urusan untuk diselesaikan,
dapatkah suheng setengah hari lagi bertemu ditempat ini?"
Sambil tertawa ujar Tong Hong hek. "Kalau begitu sampai
jumpa lagi." ,
Ia tahu tentu Ie Bok tocu ada urusanpenting yang hendak
disampaikan kepada Boen ching, habis berkata ia
meninggaikan tempat itu. Sejenak kemudian ujar Ie Bok tocu.
"Anak ching, mari ikut aku" kedua orang itupun
meninggalkan tempat itu.
cang Siauw Hong dengan puterinya nampak tokoh-tokoh
Bulim yang telah lama mengasingkan diri ternyata muncul
kembali dalam dunia kangouw, diam-diam menghela napas,
delapan orang pembantunya ternyata telah dibunuh mati Shie
chiau Nio dengan kejamnya, hati mereka menjadi putus asa,
merekapun berangkat meninggaikan tempat itu.
Boen ching mengikuti Ie bok tocu berjalan menuju kearah
timur, setelah mencari sesuatu tempat yang bersih dan
rindang duduklah mereka diatas tanah. Ie bok tocu
memandang kesekeliling tempat itu dan ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anak ching, banyak urusan aku tidak ingin engkau tahu,
juga tidak ingin kau bertemu dengan mereka, maka aku tidak
memberitahukan kepadamu, tapi sungguh tak disangka
akhirnya engkaupun bertemu dengan mereka, sehingga
membuat kau sangat bingung, kini aku akan menceritakan hal
yang sebenarnya kepadamu."
"Dua puluh tahun yang lalu didalam Bu lim selain Thian Jan
Shu yang memiliki ilmu silat yang paling tinggi sehingga
mendapat julukan jagoan nomor wahid. Didaerah Sie Pak
masih ada orang yang bernama "Tan coe coen" shie so Pak
yaitu ayah dari Shie chiau Nio dan ie bok tocu, shie Yun Ku.
Ilmu kepandaiannya sangat tinggi orang aneh itu dari timur
dan barat itu akhirnya bertemu juga dua orang itu siapapun
tak mau mengalah kepada pihak lawannya mulai terjadi suatu
Pibu ( Pertandingan persahabatan ) yang sangat dahsyat, Tan
coe coen pada jurus yang keseribu telah melepaskan
pedangnya mengaku kalah, Thian Jan Shu pun tertawa besar,
ia menganggap Tan coe coen sebagai lawannya yang paling
tangguh, kepandaian Tan coe coen sebenarnya hanya sedikit
dibawah kepandaian Thian Jan Shu, ia berjanji akan mendidik
beberapa anak muridnya untuk mengalahkan Thian Jan Shu,
diapun menerima tantangan ini, dengan demikian dua orang
itu lalu berpisah.
Tan coe coen tahu bahwa dengan kepandaian seorang saja
sukar untuk mengalahkan Thian Jan Shu, tetapi ia tak mau
begitu saja menyerah, pikirnya segera bekerja mencari akal.
Pada waktu itu Shie chiau Nio masih sangat kecil, berturut-
turut ia menerima empat orang murid ditambah dengan Shie
Yun Ku atau Ie Bok Tocu menjadi lima orang, kepada lima
orang masing2 dilatih semacam ilmu silat, kemudian lima
orang itu digabungkan menjadi satu dan membentuk barisan
"Ngo Hong", sehingga kepandaian dari lima orang itu masing2
mempunyai keistimewaan sendiri, tetapi merupakan lawan
pula dari ilmu silat yang lain.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia meskipun berpikir demikian, tapi kenyataan tak sama
dengan apa yang diharapkannya, selama hidupnya ia paling
sayang Shie Yun Ku, ia menyuruh ia memegang kedudukan
"Ie Bok" atau kayu, tetapi "Sie Kiem" emas merupakan lawan
dari kedudukan "Ie Bok" tersebut, ia berusaha keras agar
muridnya yang keempat Pendekar Han Ing, Seh Tu Hoa
menduga tempat kedudukan "She Kiem" itu, Seh Tu Hoa
adalah seorang pemuda yang sangat tampan, jika dapat
dengan Yun Ku melangsungkan pernikahan menjadi suami
isteri hidupnya pasti akan bahagia, demikian pikir Tan coe
coen-
Seh Tu Hoa sejak kecil dibesarkan oleh Tan coe coen,
dalam hatinya juga suka kepada Yun Ku, pada saat menjelang
kematian Tan coe coen ia memerintahkan dua orang itu
menikah.
Setelah kawin dua orang itu hidupnya sangat bahagia,
karena pesan dari Tan coe coen sebelun meninggal, lima
orang itu bersama-sama akan mencari Thian Jan Shu untuk
menggunakan barisan "Ngo Heng Tin- mengalahkan nya.
Tetapi pada saat itu Shie Yun Ku sedang mengandung,
sehingga niatnya gagal.
Pada waktu itupun Seh Tu Hoa mengalami pengalaman
yang aneh sehingga berhasil mempelajari ilmu silat yang telah
lama lenyap dari bu-lim yaitu "Thay Thien Kiee Sih", sedang
tahun itu pula adik Yun Ku, Shia chiau Nio menginjak
kedewasaannya, tetapi sifatnya sangat berbeda dengan sifat
adik Yun Ku, Tan coe coen sewaktu masih hidup pun telah
mengetahui akan hal ini, sehingga tidak mewariskan ilmu silat
kepadanya. setelah ayahnya meninggal, ia melihat Seh Tu Hoa
sangat tampan apa lagi setelah mendapatkan ilmu "Thay
Thien Kice Sih", kepandaiannya melampaui kapandaian tiga
orang suhengnya, ia menjadi sangat iri kepada Yun Ku karena
ia sangat disayang oleh ayahnya, sehingga ia selalu mencari
urusan untuk bentrok dengan kakaknya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seh Tu Hoa setelah mendapatkan ilmu "Thay Thien Kice
Sih" kepandaiannya menjadi sangat lihay, bukan saja tiga
orang suhengnya bahkan semua orang Kangouw tak ada yang
di pandang sebelah mata olehnya, darah mudanya selalu
bergolak. sehingga sering menimbulkan urusan-
Ketika Ie Bok Tocu melahirkan ternyata adalah seorang
puteri, Seh Tu Hoa menjadi kecewa, kemudian ia kawin lagi
dengan adiknya Yun Ku, Shia chiau Nio, tiga orang suhengnya
mengetahui hal ini menjadi sangat gusar, apalagi Tong Hong
Hek. sejak dahulu dia telah menaruh cinta pada Yun Ku, tetapi
Tan coe coen telah menjodokan Yun Ku dengan she Tu Hoa
sehingga ia tak dapat berbuat apa-apa. Kini mendengar hal ini
mana dia dapat menahan marahnya, tetapi niatnya dapat
dicegah oleh Yun Ku.
Seh Tu Hoa menjadi lebih sombong, ia kira tiga orang
suhengnya tak bisa berbuat apa2 terhadap dirinya, setahun
kemudian, Shie chiau Nio melahirkan seorang putera yaitu
pemuda berpakaian putih itu, sedang puteri Yun Ku telah
lenyap. Seh Tu Hoa menjadi lebih gusar, ia menyiksa Yun Ku
setengah mati. Tiga orang suhengnya menjadi tidak tahan dan
keluar mencegah, tapi Seh Tu Hoa tak mengambil perduli
Tong Hong Hek tak dapat menahan amarahnya yang telah
lama disimpannya terus itu, segera ia turun tangan, tetapi
dapat dikalahkan Seh Tu Hoa dengan menggunakan ilmu
"Thay Thien Kice Sih" sehingga dia lebih tidak memandang
sebelah mata kepada tiga orang suhengnya itu.
Akhirnya hal ini menggusarkan Toa suheng nya "Wu
Sincoen-, cu chek ci Yun, tiga orang turun tangan ber-sama2
dan berhasil mengalahkan Seh Tu Hoa, sebenarnya dia akan
membunuh mati, tetapi karena Yun Ku mohonkan maaf maka
ia dilepaskan kembali.
Wu fu Sin cun dan Jie Suhengnya Lie Huc Yu Tu setelah
menghela napas lalu tinggal pergi, sedangkan Tong Hong Hok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan gusar menusuk sekali pada tubuh Seh Tu Hoa baru
pergi.
Shie Yun Ku pun pergi, karena akan mencari puterinya
yang lenyap itu ia merantau kedaratan Tionggoa n dengan
menggunakan nama Ie Bok Sincoen dan menggetarkan dunia
Kangouw, tetapi tak ada hasilnya, kemudian dia dengar bahwa
lenyapnya puterinya itu ada hubungan dengan Thian Jan Shu,
sehingga dia naik kepuncak Hwee Ing untuk menemui Thian
Jan Shu, tetapi ia datang terlambat, Thian Jan Shu telah
binasa bersama-sama Thian San ciet Kiam, dan hanya tinggal
Boen ching seorang.
Boen ching mendengar ceritera suhunya itu diam2 merasa
gusar, kiranya adalah demikian, itu Seh Tu Hoa juga sangat
keterlaluan, tetapi dia telah mewarisi dirinya ilmu "Thay Thien
Kice Sih" itu, berpikir sampai disini hatinya agak menyesal. Ie
Bok Tocu setelah bercerita, sambil tertawa katanya.
"Peristiwa ini sudah lewat lama sekali, engkau cukup untuk
mengetahuinya saja dan tidak perlu banyak pikir."
Ia berhenti dan berpikir sejenak. kemudian lanjutnya.
"Seh Tu Hoa menduduki tempat kedudukan "Sie
Kiem",jurus2 yang dipelajarinya semuanya adalah lawan dari
Ie Bok Kiam Hoat, tetapi sewaktu ayahku masih hidup, ia
pernah berkata bahwa "Kiem" meskipun menjadi lawan dari
"Bok." Dulu aku tidak mengira kalau kau sampai bertemu
dengan mereka, sehingga tidak mewariskan padamu ilmu"
Huan ie Bok Kiam Hoat" ini hari aku akan mewariskan ilmu itu
padamu."
Boen ching menjadi terperanjat, segera ia pusatkan
pikirannya memandang Ie Bok Tocu, pedang ditangan Ie Bok
Tocu sedikit bergerak dan ia memainkan "Huan ie bok Kiam
Hoat,"
jurus demi jurus dihadapan Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching melihat bahwa "Huan Ie Bok Kiam Hoat" ini jika
dibandingkan dengan "Ie Bok Kiam Hoat" jauh lebih aneh lagi,
setiap gerakan dari tiap jurusnya berlawanan dengan Ie Bok
Kiam Hoat, karena dia telah mempunyai dasar yang kuat
dalam ilmu "Ie Bok Kiam Hoat" maka kini mempelajari "Huan
Ie Bok Kiam Hoat" sekali lihat saja ia telah paham, setelah dua
kali dimainkan oleh Ie Bok Tocu maka iapun telah memahami
seluruhnya.
Ie Bok Tocu menyerahkan pedang itu kepada Boan ching,
ia segera menirukan satu kali, ternyata tak ada salahnya,
melihat hal itu.
Ie Bok Tocu menjadi sangat gembira tangannya sanbil
memegang pundak Boen ching ia berkata.
"Jika engkau latih ilmu pedang ini hingga masak, tentu kau
tak akan mengalami kesukaran lagi."
Sambil berkata ia memeluk Boen ching didalam
rangkulannya sambil berkata.
"Anak ching, aku akan pergi, engkau harus selalu berhati-
hati, jangan membuat suhumu tak tenteram" habis berkata ia
melepaskan rangkulannya dan melayang pergi. Saking
terharunya Boen ching hampir2 meneteskan air matanya.
Tiba2 ia teringat perkataan Ie Bok Tocu yang mengatakan
dan telah pesan, "jangan menangis lagi," ia mengedip-
ngedipkan mata nya dan tertawa. Ditempat ini pula ia giat
berlatih "Huan Ie Bok Kiam Hoat."
Dua hari telah berlalu Boen ching karena teringat janjinya
kepada Hoa Suan dan saudara2nya dipuncak Pak Sek. selama
dua hari ini ia bersembunyi digunung Yi San untuk berlatih
ilmu pedangnya.
Hari baru saja gelap. dilangit sebelah Timur tampak bulan
memancarkan sinarnya dan berjuta2 bintang yang berkelap-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelip di angkasa. Setelah membetulkan letak pedang nya lalu
berangkatlah dia menuju kepuncak Pek sek.
Ia seorang diri dengan diam-diam menaiki pucak Pak Sek.
nampak diatas puncak itu penuh dengan batu karang yang
sangat tajam, pikirnya:
"Giok liong, Hoa Goat Ku tidak menginginkan aku muncul,
kalau aku paksa untuk munculpun malah menjadi tak enak,
lebih baik menanti saat yang bagus baru bergerak, entah Tok
Thian coen itu orang yang macam bagaimana, aku tentu akan
tambah pengalaman dengan bertempur bersama dia."
Berpikir sampai disini, dia segera bersembunyi dibelakang
suatu batu yang sangat besar.
Dua jam kemudian, bulanpun telah berada diatas kepalanya
nampak dari kejauhan Ngo liong menaiki puncak itu ber-
sama2, dia lihat wajah lima orang itu diliputi suasana yang
tegang setelah memperhatikan keadaan batu-batu liar
disekitar tempat itu, masing2 memeriksa senjatanya sendiri-
sendiri
Senjata yang digunakan lima orang itu berbeda-beda, "chin
Liong Su" atau Sitangan penyambar naga, ong Kong adalah
seorang yang melatih ilmu pukulan, sehingga senjatanya
adalah kedua belah telapak tangannya. "Lu Yun Liong" atau
sinaga menembus mega, cie chen menggunakan dua bilah
golok lengkung yang satu panjang dan yang satu lagi pendek.
"Thiat Liong" atau si naga besi oei Pauw karena tubuhnya
tinggi besar ia menggunakan sebilah pedang panjang sedang
Siauw Hek Liong atau sinaga hitam, Hoa Suan menggunakan
sebuah senjata cakar terbang.
Lima orang itu setelah memeriksa senjata masing2,
kemudian memandang sekeliling tempat itu.
Angin gunung sepoi2 dan membawa suara siutan yang
sangat tinggi dan tajam, wajah lima orang itu segera berubah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebuah bayangan melayang naik kepuncak terdengar
secepat kilat, begitu suitan berhenti di bawah sinar bulan yang
redup2 Boen ching melihat orang itu memakai pakaian kasar
dari kain blacu, rambutnya digulung seperti seorang toosu
sedang wajahnya sangat pucat, dingin menyeramkan
membuat orang yang melihatnya menjadi merasa ngeri dan
takut.
chin Liong Su atau si tangan penyambar naga. Ong Kang
maju kedepan selangkah sambil memberi hormat ia berkata.
"Tok Thian coen cianpwee, kami lima orang bersaudara kini
telah berada disini. Kalau hanya karena cianpwee menghisap
darah manusia hingga terlihat oleh kami lima orang
bersaudara, maka kalau disuruh mati kan itu namanya
keterlaluan-" Dengan dingin orang itu berkata^
"Tok Thian coen adalah suhuku, kalian masih belum
mempunyai hak untuk menemuinya, kini ternyata kalian telah
mengetahui rahasiaku, minta aku tak membunuh kalian juga
bisa, tapi aku minta kalian bunuh diri dihadapanku sekarang
juga"
"chin Liong Su" atau si tangan penyambar naga Ong Kang
mendengar perkataannya menjadi tertawa besar, menyuruh
mereka bunuh diri? meskipun Tok Thian coen yang datang
sendiripun mereka tak akan mau berbuat demikian, apalagi
yang datang hanya muridnya saja, rasa takut yang tadi
mencekam hatinya kini telah hilang sebagian, habis tertawa
ujarnya,
"Jika menginginkan kami, lima orang bersaudara
bersumpah untuk tidak membicarakan hal ini kita masih dapat
menerimanya, tetapi menginginkan kami lima orang
bersaudara bunuh diri, aku kira itu tak dapat kami lakukan"
orang aneh itu wajahnya pucat bagaikan mayat dengan
sangat dingin dia berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kamu sudah pernah mendengarkan tidak nama "Thian Peh
Tok ciu" atau sipunggung baja cakar beracun Mo cing? aku
kira kalian akan mati lebih mengerikan jika tak mau menuruti
perintahku"
Sitangan penyambar naga ong Kang mendengus yang
datang ternyata adalab muridnya Tok Thian coen
kepandaiannya tentu lebih rendah dari Tok Thian coen
sehingga rasa jeri lima orang itupun makin berkurang mana
bisa mengurus dia bernama siapa. Tubuh lima orang segera
bergerak dan mengurung Mo cing ditengah kalangan.
"Thiat Peh To cau" Mo cing meskipun murid dari Si raja
racun" tetapi kekejamannya jika dibandingkan kekejaman
siraja beracun bagaikan tiap pohon lainnya buahnya, kini
nampak lima orang itu tidak mau menurut perintahnya,
tangan kirinya segera diangkat, dengan menggunakan
kukunya yang panjang ia menyerang kearah ong Kang.
ong Kang nampak lima jari kuku Mo cing itu berwarna hijau
ke hitam2an, hatinya menjadi jeri ia tahu tentu mengandung
bisa yang sangat lihay, ia tak berani menerima, segera
mengundurkan diri sinaga hitam Hoa Suan mengeluarkan
suara bentakan, senjata cakar terbang yang ada ditangannya
dilempar kan keluar mengarah jalan darah cie Tang To"
dipunggung Mo cing.
Mo cing selain darah terpenting dipunggungnya karena
racun yang dilatihnya balik menyerang dibadannnya maka
mem- buat kulitnya makin kebal terbadap senjata tajam
macam apapun, dengan dingin ia tertawa. badannya sedikit
miring tangan kanannya mencakar ke ubun2 Ong Kang.
Kedua kapak oie Pauw disertai dengan kain yang keras
membabat kearah punggung Mo cing.
Senjata cakar terbang Hoa Suan mengenai punggung Mo
cing tetapi dia tak merasakan apa2, Ong Kang yang diserang
ubun2nya dengan sekuat tenaga melompat kesamping tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bajunya sebelah kiri bagian atas telah sobek terkena cakaran
Mo cing itu.
Kapak oie Pauw dengan tepat mengenai Mo cing, dia hanya
mendengus, badannya tak bergerak sedikitpunjua, dia tetap
mengejar kearah ong Kang.
Ho Goat Ku terkejut, membentak pedang di tangan
kanannya dengan disertai angin sambaran yang tajam
mengancam jalan darah " Liang Tai To" dipunggung Mo ching.
Serangan pedang ini memaksa Mo cing untuk balikkan
tubuh menangkis serangan pedang itu, sepasang golok cie
chen bersama-sama menyerang, yang satu mengancam mata
Mo cing sedang yang lain mengancam bawah tubuhnya
memaksa dia untuk menarik kembali serangan dengan
menggunakan cakarnya itu.
ong Kang segera berteriak. "lblis ini tak takut terhadap
senjata tajam, serang jalan darahnya"
Hanya dalam segebrakan ini, lima orang bersama-sama
menjadi terkejut, si punggung baja cakar beracun ini ternyata
kepandaian nya sangat tinggi, sehingga tak mempan terhadap
segala senjata tajam.
Boen ching yang menonton disamping juga merasa
terkejut, kegesitan dari Mo cing itu bukanlah tandingan dari
lima orang itu, ini hari ternyata lima orang itu telah menemui
batunya.
Mo cing menjerit melengking sambil tertawa dingin, dia
karena racun yang dilatihnya membalik menyerang tubuhnya
membuatnya tak mempan terhadap segala macam senjata,
tetapi waktu racun itu menyerang tubuhnya, dia harus
menghisap darah manusia untuk menahan penderitaan itu,
persoalan ini se-kali2 tak boleh sampai tersiar didunia
kangouw, karena kalau tidak meskipun kepandaiannya tinggi
sekalipun, tentu tak dapat menahan kerubutan dari jago2
aliran murni, maka dia harus membunuh mati lima orang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sepasang cakarnya bagaikan angin kencang menyerang
kearah lima orang itu, lima orang itupun segera membentuk
barisan "Ngo Liong Tin" atau barisan lima naga sedangkan
seluruh jurus serangannya yang dilancarkan semuanya
mengancam kejalan darah penting ketubuh Mo cing. badan
Mo cing bergerak secepat kilat bergilir menyerang kearah
kelima orang itu sehingga Hoa Suan yang didesak Mo cing
menjadi sangat gusar, dengan gusar ia membentak tangannya
berturut-turut melepaskan lima buah plat baja dengan jurus
"Han Po SheeJiet" atau ombak dingin melawan matahari, dari
bawah terus mengancam atas tubuh Mo cing
Mo cing tertawa dingin dengan kepandaian yang dimilikinya
sekarang ini mana ia takut terhadap beberapa plat baja itu.
Tetapi dalam hati ong Kang dan kawan-kawan nya menjadi
gembira, empat orang bersama-sama maju menyerang Mo
cing, pikirnya kali ini meskipun tak dapat melukaimu paling
sedikit juga dapat memaksa engkau berada di bawah angin.
Mo cing segera balikkan tubuh dengan pungungnya ia
menerima lima buah plat baja itu, meskipun seluruh plat itu
mengenai tubuhnya tetapi dia tak merasa apa-apa, sepasang
Cakarmya melancarkan serangan mencakar pedang ditangan
Hoa Goat Ku, sedang cakarnya yang lain memaksa mundur
tiga orang lainnya, Hoa Sua n terkejut senjatanya
melancarkan serangan mengan-camjalan darah dipunggung
Mo cing.
Mo cing membalikkan tangannya merebut pedang Hoa Goat
Ku kemudian dilemparkan kearah Hoa suan, sedang cakarnya
menyerang lagi dan mencengkeram tangan Hoa Goat Ku.
Hati Hoa Suan menjadi kaget, serangan pedang ini
dilakukan dengan sangat cepat dan kencang, dia mau tak mau
harus menghindar dengan cepat ia miringkan tubuhnya dan
menghindari serangan pedang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ong Kang tampak Hoa Goat Ku dalam keadaan bahaya,
hatinya menjadi terpera n-j at, tanpa perduli akibatnya lagi,
tangannya mencengkeram pergelangan tangan Mo cing.
Wajah Hoa Goat Ku menjadi sangat pucat dengan
sempoyongan ia menghindari cakaran ini tetapi meskipun
karena serangan ong Kang itu. Mo cing dipaksa mundur
selangkah kebelakang, tetapi cakarnya yang menyarang
dirinya tak sempat ia menghindarinya, apalagi waktu itu tiap
orang sedang menolong dirinya sendiri-sendiri hingga tak
dapat turun tangan menolongnya, tangan kanannya segera
terkena cakaran Mo cing hingga robek. darah mengalir keluar
membasahi bajunya sedang tempat luka itu segera berubah
menjadi hijau kehitam-kehitaman.
Mo cing sekali lagi mencakar empat orang lainnya tak
sempat menolong membuat mereka sangat terkejut
kelihatannya kali ini ong Kang akan binasa ditangan Mo cing
yang melihat hal itu menjadi tak tega ia bersuit panjang,
pedangnya bagaikan kilat menyerang Mo cing dan
mengancam jalan darah "Nan Hu To" dibelakang batok
kepalanya.
Mo cing merasa ada musuh tangguh yang menyerang
dirinya dengan terburu-buru balikkan badan dan melakukan
serangan pedang Boen cing berputar diudara kemudian di
tarik kembali, sedang badannya pun melayang turun ke tanah.
Wajah ong Kang mundur dengan sempoyongan, ia mundur
kebelakang Hoa Goat Ku memungut pedangnya kembali dan
berdiri berjaga-jaga, lima orang itu melihat oug Kang mundur
dengan sempoyongan tetapi tak seorangoun yang berani
memayang nya, musuh tangguh didepan mata, mana dapat
memecahkan perhatiannya.
Boen cing nampak kepandaian Mo cing tidak dibawah Shie
chiau Nio, ia mana berani memandang ringan segera
memusatkan perhatiannya menghadapi musuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoa Goat Ku nampak Boen ching muncul pada saat yang
kritis dan menolong jiwa ong Kang dalam hatinya menjadi
terkejut.
Kepandaian Mo cing yang sangat tinggi itu sebelumnya
belum pernah ia lihat dan kini Boen ching tiba-tiba muncul
disana belum tentu ia dapat membereskan urusan ini malah
mungkin jiwanyapun akan melayang.
Mo cing sejak tadi menerima serangan pedang dari Boen
ching, ia sudah mengetahui bahwa kepandaian Boen ching
jauh lebih tinggi dari lima orang bersaudara itu, dia tertawa
dingin, dengan cakar beracunnya itu ia menerjang Boen ching.
Kaki kiri Boen ching mundur selangkah kebelakang, pedang
ditangannya diputar dan ditusuk kearah dua mata Mo cing,
empat naga lainnya juga bersama-sama melancarkan
serangan dengan demikian lima orang itu kembali
mengerubuti Mo cing lagi.
Mo cing melancarkan serangan bagaikan kilat, tangannya
mencengkeram pedang ditangan Boen ching. Diserang secara
demikian Boen ching menjadi terkejut, kedua kakinya
melancarkan serangan berantai mengancam tujuh buah jalan
darah terpenting dibadan Mo cing, pada saat itu serangan
empat nagapun telah sampai, karena terdesak Mo cing
menjadi gusar, badannya berkelebat menghindari serangan
gabungan dari lima orang itu, setelah badannya mencapai
tanah dengan sekuat tenaga ia menerjang kearah lima orang
itu.
Ketika mata Boen ching melirik ke samping, nampak ong
Kang sedang duduk semedi, hatinya menjadi lega, segera
maju kedepan dan mengerubuti Mo cing.
Mo cing nampak jurus pedang yang digunakan Boen ching
sangat aneh, lagi pula sangat hebat, membuatnya diam2
sangat terkejut dan gusar, tangan kanannya merogoh
kedalam pinggangnya, terdengar suara nyaring, sebuah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bayangan hitam melompat keluar memaksa lima orang itu
mundur kebelakang sampai lima meter jauhnya.
Ketika mata lima orang itu memperhatikan, hatinya menjadi
terkejut, ditangan Mo cing terdapat sebuah pedang lemas
berwarna hitam gelap yang panjangnya kira-kira lima meter.
Tangan kanan Mo cing sedikit bergetar, pedang hitam itu
menjadi lurus dan menyapu ke arah lima orang itu.
Suatu angin yang sangat keras dan tajam menyambar
datang, lima orang itu, satupun tak ada yang berani
menangkis dengan keras, dengan demikian bagaikan kilat Mo
cing segera mengincar Ho Goat ku yang kepandaiannya paling
rendah pedangnya mengancam kearah tubuh Hoa Goat ku.
Boen ching nampak Mo cing telah mengeluarkan pedang
anehnya itu, pikirnya tentu hari ini tak dapat terhindar dari
suatu pertempuran yang amat seru, kini nampak Hoa Goat ku
dalam keadaan berbahaya, empat orang segera maju untuk
menolong.
Mo cing melancarkan serangan pedangnya mendesak
majunya empat orang itu, sedangkan tangannya yang satu
mencengkeram pedang ditangan Hoa Goat ku.
ong Kang yang duduk bersemedi dipinggir, merasa
darahnya yang mengandung racun itu tak dapat ditahan lagi,
sungguh racun dari cakar beracun bukanlah nama yang
kosong, dia tahu kalau dirinya tak ada harapan untuk ditolong
lagi, mati sekarang lebih baik daripada mati nanti badannya
melayang dan menubruk kearah Mo cing ini sebenarnya akan
ditujukan pada Hoa Goat ku, tapi nampak ong Kang menubruk
ke arahnya, cakar kirinya segera melancarkan serangan, lima
jari tangannya dengan cepat menancap keperut ong Kang.
ong Kong meraung kesakitan, kedua matanya melotot
keluar sedang kedua tangannya melancarkan serangan
terakhir ke dada Mo cing. Tangan Mo cing segera ditarik
keluar dan menarik seluruh isi perut ong Kang, tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diapuntak dapat menghindari serangan terakhir dari ong Kang
itu, serangan itu menggetarkan seluruh tubuhnya dan
memaksa dia mundur sempoyongan sebanyak dua tindak.
segera ia melemparkan mayat ong Kang sejauh dua kaki lebih.
Lima orang lainnya menjadi terkejut, kesemuanya itu hanya
berlangsung dalam sekejap mata saja, seorangpun tak ada
yang dapat turun tangan memberi bantuan-
Si naga besi oei Pauw biasanya adalah paling baik
hubungannya dengan ong Kang nampak toakonya mati
dengan sangat mengenaskan, kedua matanya menjadi merah,
dengan gusar ia meraung, kedua kapaknya diangkat dan
menubruk ke arah Mo cing untuk mengadu jiwa dengannya.
Dua telapak tangan cakar beracun Mo cing begitu bertemu
dengan darah panas membuat seluruh tubuhnya menjadi
panas sekali, keinginan untuk menghisap darah membayangi
lagi dalam hatinya, meskipun pukulan ong Kang tepat
mengenainya, tapi luka tidak begitu parah, nampak oei Pauw
menubruk padanya, ia segera bersuit keras dan
menggoyangkan pedangnya keatas tanah, sedang
tubuhnyapun turut menubruk maju memapaki tubuh Oei
Pauw..
Sisanya empat orang nampak Oei Pauw menubruk maju
kearah Mo cing, mereka juga mengikuti maju kedepan-
Mo cing merendahkan sedikit tubuhnya, kedua kapak Oei
Pauw dengan tepat mengenai punggungnya, kedua tangannya
segera menyambar dan mencengkeram kedua tangan oei
Pauw, sedang mulut mereka menggigit leher Oei Pauw
kemudian mulai menghisap darahnya.
chie chen dengan goloknya menyambar ketubuh Mo ching,
tetapi Mo ching telah memutarkan tubuhnya sehingga
sepasang goloknya malah menancap ditubuh Oei Pauw
seluruhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoa Suan kakak beradik meskipun pukulannya tetap
mengenai tubuh Mo ching, tetapi semuanya bukan merupakan
tempat yang penting, Boen ching melayangkan tubuhnya,
dengan pedangnya dia mengancam sepasang mata Mo cing,
melihat dirinya diserang oleh Boen ching, dalam hatinya
merasa agak jeri, satu tangannya segera melepaskan tubuh
Oei Pauw dan menangkis tusukan pedang Boen ching itu.
Boen ching segera menarik kembali pedangnya, sepasang
kakinya melancarkan tendangan berantai, baru saja Mo ching
akan menghindari tetapi sungguh tak disangka oei Pauw yang
dicengkeramnya itu masih belum putus napasnya, ia
mempunyai badan yang tinggi kekar, gigitan Mo ching
dileheroya hanya mengenai nadinya saja dan belum sampai
memutuskan jalan pernapasannya, ia meronta sekuat tenaga
dan membacok kearah Mo ching yang tepat mengenai tangan
kirinya, Mo ching yang terkena bacokan, giginya segera
dirapatkan sehingga membuat Oei Pauw tergigit mati, tetapi
serangan tendangan berantai Boen ching telah tiba, tiga kali
serangan tendangan berantai Boen ching dengan tepat
mengenai tubuh Mo ching sehingga membuatnya mundur
sempoyongan sebanyak tiga tindak dan membuang ma oei
Pauw ketanah.
cie chen, Hoa Goat Ku dan Aoa San nampak 0ei Pauw mati
demikian mengerikan, hatinya menjadi sedih bercampur
gusar, mereka semua bersama-sama menubruk kearah Mo
ching.
Mo ching yang luka parahpun menjadi kalap. ia memungut
kembali pedang hitamnya dari tanah, dan disabetkan kearah
empat orang tersebut. Tubuh Boen ching melayang bagaikan
elang raksasa menyambar kearah Mo ching, sedang cie chen
Hoa Goat Ku dan Hoa Suan bagaikan macan yang terluka
menubruk maju. Pedang Boen ching segera disabetkan
melintang ketubuh Mo cing sedang cie chen melompat
menubruk kedepan, golok lengkung diatas tangan kanannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang mengenai tubuh Mo cing segera terpental balik, cepat2
ia menghindar, tapi tangan kanannya tetap mengenai bacokan
pedang pihak lawan, luka pedang itu dalam sekali hingga
mengenai tulangnya, ia merasa tangan kanannya menjadi
kaku dan gatal-2 mukanya menjadi berubah, ia tahu pedang
Mo cingpun dipolesi racun, ia tak banyak berpikir tiada
gunanya, tangan kirinya segera diputar, golok lengkung itu
bagaikan kitiran membacok kearah Mo cing.
SETELAH pedang Mo cing berhasil membacok dan melukai
tangan kanan cie chen, sungguh tak terkira olehnya kalau
serangan Boen ching datangnya sangat hebat, ia tak dapat
membacok Boen ching cepat menarik pedangnya dan mundur
kebelakang.
Boen ching segera mengerahkan ginkangnya "Hai Sie Yu
Soh" atau terbang melayang bermain serat mendekati tubuh
Mo cing dan melancarkan serangan jarak dekat.
Mo cing yang nampak gerakan Boen cing ini menjadi
terkejut pikirnya, orang ini dapat menggunakan ginkang
semacam ini, sudah tentu mempunyai hubungan yang sangat
erat denkan Tan coe coen, orang tua itu buka nian merupakan
makanan yang empuk. ia tak tahu kalau Tan coe coen sudah
lama meninggal. Segera tangan kirinya menyambar dan
mencengkeram pedang Boen ching.
Si naga menembus mega, cie chen segera mengangkat
goloknya, badannya melayang dan menubruk kearah Mo cing.
Hoa Suan dan Hoa Goat Ku karena melihat Mo cing menarik
kembali pedangnya tapi tak mengalami luka parah, pula
melihat Boen ching mendesak mendekat, dua orang itupun
menubruk maju.
Dengan gusar Mo cing bersuit dan pedang ditangan
kanannya segera ditusukkan keluar sehingga mementalkan
golok lengkung cie chen-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jurus ini ternyata sangat hebat dengan sekali tusukkan
pedang saja telah membuat tubuh cie chen tertancap
padasebuah batu besar dan binasa seketika itu juga.
Sedang tamgan kanan Mo cing diteruskan menyambar
kearah Hoa Goat Ku kakak beradik. Melihat hal ini Boen ching
menjadi terperanjat pikirnya. Jika terus menerus begini, kita
berenam pasti akan terbunuh ditempat ini."
Pedangnya segera diputar dan melancar kan serangan
untuk menyambut cakaran tangan Mo cing yang telah tiba dan
mengancam dirinya, sedang tubuhnya mendesak mendekati
lawan dan tangan kirinva menotok jalan darah. "cie hun
To"dibawah dada Mo cing.
Hoa Suan juga tak tinggal diam, sambil membentak ia
menggerakkan tangan kanannya untuk menyambar sepasang
mata Mo cing.
Tangan kiri Mo cing mencengkeram kearah pedang Hoa
Goat Ku dan mendorongnya ke arah Hoa Suan sambil
melepaskan pedang itu tangannya berganti menyambar
pundak Hoa Goat Ku.
Melihat datangnya serangan, Mo cing segera menggeser
badannya kesamping sedang tangan kanannya digerakkan
untuk merampas pedang ditangan Boen ching. Tetapi
meskipun tangannya berhasil merampas pedang itu, tetapi
jalan darah "cie hoen to" nya juga telah terkena totokan Boen
ching. jalan darah itu sekalipun bukan jalan darah yang
penting, tetapi totokan itu cukup membuat badan Mo ching
gemetar saking sakitnya.
Dengan sekuat tenaga Hoa Goat ku menghindar, tetapi
pundaknya urung saja terkena pula serangan tangan Mo cing
sehingga pedang ditangannya berganti arah dan melukai
tangan kiri Hoa Suan-
Tanpa menghiraukan tangan kiri yang terluka Hoa Suan
meneruskan serangannya dan melukai wajah Mo cing.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat pedang ditangan dapat dirampas oleh Mo cing
dengan mudah, Boen ching menjadi terkejut bercampur gusar,
segera ia menggerakan tangan dan kakinya dengan
menggunakan satu jurus dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
ternyata dengan satu jurus saja ia dapat membuat Mo cing
terlempar sejauh satu kaki lebih dan pedang yang baru
dirampasnya itu terlempar jatuh.
Boen ching tidak berani berlaku lambat, kesempatan ini
tidak dibuangnya dengan percuma ia segera mengejar dan
melancarkan tujuh kali tendangan- Pada waktu melancar kan
tendangannya itu, ia hanya tahu kalau Mo cing sudah terluka
parah, dalam hatinya ia masih diliputi oleh perasaan gugup
danjeri, sehingga diantara tujuh tendangan yang dilancarkan
itu hanya lima tendangan saja yang berhasil mengenai sasaran
dengan tepat.
Lima kali tendangan dari Boen ching membuat darah Mo
cing bergolak, luka yang sudah parah makin bertambah para
h.Jika ia tidak memiliki Lweekang yang tinggi sudah dapat
dibayangkan ia tak akan lolos dari kematian.
Melihat serangannya mendapat hasil Boen ching jadi
berbesar hati ia melancarkan serangan nya sekali lagi, Mo
ching menjadi gusar sambil meraung dia melancarkan
serangan dengan dua belah tangan nya, Boen ching tahu
kalau lawannya itu telah terluka parah sehingga dengan tidak
ragu-ragu lagi ia mengangkat kedua tangan nya untuk
menyambut serangan itu.
Empat buah telapak tangan bertemu, terdengar suara yang
menulikan telinga nampak dua orang itu masing-masing
mundur sebanyak dua tindak.
Mo cing sadar kalau ini hari ia tak berdaya untuk mendapat
kemenangan, terpaksa ia memungut kembali pedangnya dan
melarikan diri kebawah gunung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebenainya Boen ching masih kalah setingkat jika
dibandingkan dengan Mo cing tadi telah membuat dia tergetar
sehingga pusing kepalanya dan tak mampu untuk
mengadakan pengejaran, terpaksa ia hanya melihat Mo cing
melarikan dirinya dengan bebas.
Dengan perlahan Boen cing pertindak menghampiri Hoa
Goat Ku kakak beradik yang berdiri dengan muka yang sangat
pucat dan penuh air mata, matanya memandang sekeliling
tempat itu, teringat olehnya pertempuran yang baru saja
dilakukannya itu, dengan diam-diam ia menghela napas, air
matanya menetes keluar, sejak meninggalkan leBokTo belum
pernah ia mengalami pertempuran yang demikian mengerikan
itu.
Sekonyong-konyong tubuh Hoa Goat Ku menjadi limbung
dan jatuh keatas tanah, nampak hal ini dengan cepat Hoa
Suan memeluk tubuh kakaknya itu dan membaringkannya
keatas tanah, kiranya Hoa Goat Ku telah terkena racun yang
sangat hebat, racun dari Si raja racun itu bukan saja cepat
bekerjanya, bahkan tak ada obat untuk memunahkannya
selain obat penawar dari Siraja racun itu sendiri, untung Hoa
Suan hanya terluka pundaknya saja, sehingga tidak
membahayakan jiwanya.
Melihat wajah Hoa Goat Ku yang diliputi oleh warna hitam,
Boen cing tahu kalau dia telah terkena racun yang sangat
lihay, membuat hatinya menjadi sangat berduka, sebenarnya
dia memiliki sikap yang jantan dan tak mudah mengeluarkan
air mata, tetapi kini demi nampak nasib Ngo Liong yang telah
binasa tiga orang satu terkena racun dan yang satunya lagi
terluka parah, mau tak mau membuat dirinya menjadi sangat
berduka dan mengucurkan air mata.
Ia mendekati tubuh Hoa Goat Ku dan berjongkok
disampingnya katanya.
"Nona Hoa, hari ini aku tak berhasil menyelamatkan kalian
berlima, hingga membuat kamu sekalian mengalami nasib
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang demikian menyedihkan" Dengan tersenyum jawab Hoa
Goat Ku.
"Boen Siauw hiap janganlah kau bersedih hati, hari ini kau
telah sudi membantu kami membuat kami merasa sangat
berterima kasih.Jika bukannya ada Boen Siauw hiap disini,
mungkin kami berlima telah binasa semuanya. Ini hari adikku
dapat lolos dari kematian bahkan hanya terluka ringan saja,
hal itu membuat aku sangat bersyukur"
Ia berhenti untuk memandang sekejap pada Hoa Suan,
kemudian lanjutnya.
"Adikku sifatnya masih ke kanak2an, sebelum aku mati aku
sangat mengharap Boen siauwhiap mau menerimanya dan
menjaga dirinya"
Mendengar perkataan kakaknya itu, Hoa Suan menjadi
sedih dan menangis tersedu-sedu hingga wajahnya penuh
dengan air mata, sedang pada mulutnya tak dapat
mengucapkan sepatah katapun-
Melihat Hoa Goat Ku sebelum meninggal telah menitipkan
adiknya kepada dirinya, hati Boen ching menjadi terharu dan
menerima baik pesan terakhirnya itu.
Mendengar Boen ching telah menerima permintaan itu, Hoa
Goat Ku menjadi sangat girang, sambil tertawa ujarnya.
"Didalam dunia kangouw saat ini tak ada seorangpun yang
dapat menyamai kebaikan hati Boen Siauwhiap. meskipun
dalam hidupku sekarang ini tak dapat membalas budimu, pada
penitisan yang akan datang pasti akan kubalas."
Sambil menahan air matanya Boen ching menyahut.
"Aku dan saudara Hoa pasti akan berusaha untuk
membalaskan dendam kalian berempat." Hoa Goat Ku tertawa
lagi, kepada Hoa Suan ia berpesan .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adik, untuk selanjutnya kau harus mendengar kata-kata
dari Boen Siauwhiap. aku telah menitipkan dirimu kepadanya,
jadi kau harus menganggap Boen Siauwhiap seperti aku pula."
Hoa Sun hanya dapat menganggukkan kepalanya, sambil
mendekap tubuh Hoa Goat Ku ia menangis sedih.
Sambil menghela napas dengan perlahan Boen ching berdiri
dari memandang disekitar tempat itu, tampak mayat ong Kang
cie chen dan oei Pauw menggeletak dipinggiran, sedang darah
berceceran disekeliling tempat itu, belum lagi mengering. Di
antara ketiga orang itu kematian oei Pauwlah yang paling
mengerikan karena tulang lehernya tergigit putus, sedang
yang lain terkena racun-
Racun dari Mo cing itujika dibandingkan dengan racunnya
Si kelabang merah, Shie chiau Nio masih jauh lebih lihay
beberapa kali lipat.
Pikirnya. "Jika tadi aku tidak menggunakan jurus Thay
Thien Kioe Sih, mungkin akupun mengalami nasib seperti
mereka itu."
Sesaat Boen ching sedang membayangkan kejadian yang
mengerikan itu. Hoa Goat Ku telah menghembuskan napasnya
yang terakhir. Wajahnya telah berubah menjadi hijau kehitam-
hitaman seperti halnya dengan ketiga naga yang lain-
Melihat kakaknya telah meninggal, Hoa Suan segera
menangis menggerung- gerung, Boen ching pun tak dapat
menahan air matanya.
Tak lama fajarpun telah mulai menyingsing ternyata
keenam orang itu telah bertempur melawan Mo cing selama
setengah malaman- selesai mengubur jenazah keempat
kawannya itu Boen ching dan Hoa Suan mulai mencari jejak
Mo cing disekitar gunung Yi San itu. Dua hari telah lewat akan
tetapi mereka tetap tidak dapat menemukan jejaknya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena takut jago2 dari tujuh partai besar datang untuk
menangkapnya, Boen ching menyuruh Hoa Suan untuk turun
gunung seorang diri terlebih dahulu, tetapi Hoa Suan
menolaknya dan ingin tetap bersamanya, terpaksa Boen ching
mengajaknya ber sama2 turun dari gunung Yi San dan
melanjutkan perjalanannya menuju ke daerah Tionggoan.
-oo0dw0oo-
IBLIS WANITA BERWAJAH CANTIK
SETELAH keluar dari gunung Yi San, ternyata Boen ching
dan Hoa Suan tidak menemui orang-orang Thian San Pay
maupun orang-orang dari tujuh partai besar, sebelumnya
Boen ching memang telah menyusun suatu rencana, dahulu
yang memukulnya pertama kali adalah Bu Kie chie,
Ciangbunjin dari Khong tong pay, dan kini untuk pertama
kalinya pula dia akan naik ke gunung Khong-tong untuk
mengacau disana. ia berbuat demikian agar Bu Kie chie tahu
rasa, sekalipun dia memiliki ilmu silat yang lihay. Karena
rencananya itu perjalanannyapun berubah menuju kearah
barat.
Sementara itu, Hoa Suan telah membubarkan perkumpulan
Ngo Liong Hweenya karena ia tak dapat memimpinnya
seorang diri dan kemudian pergi mengikuti Boen ching
kemana saja untuk melaksanakan pesan terakhir dari
kakaknya itu. Melihat hal itu, Boen ching juga tidak berbuat
apa2, ia membiarkan saja Hoa Sun pergi mengikutinya.
setelah berjalan selama satu hari, tak tampak seorangpun
yang menghalangi perjalanan kedua orang itu.
Pada hari kedua mereka telah sampai dikota Thay An,
secara tak disengaja mereka telah bertemu lagi dengan Kong
Sun Sek dan Pek Hian Ling. Kedua orang itu pun merasa
heran dapat bertemu dengan Boen ching ditempat itu, Pek
Hian Ling yang nampak Boen ching segera menegurnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hei, ternyata kau juga berani datang kemari."
Melihat dua orang itu tidak bermaksud jahat, Boen ching
menjawab sambil tertawa. "Memangnya aku akan pergi ke
Khong tong mengapa tak berani datang kemari." Sementara
itu Hoa Suan telah bersiap-siap untuk turun tangan apabila
terjadi sesuatu. sembari tertawa Kong Sun Sek berkata.
"Sungguh besar nyalimu, aku siorang tua sangat kagum
atas keberanianmu itu. Tetapi engkau harus tahu, orang-orang
tujuh partai besar telah tahu bahwa engkau telah muncul
didunia kangouw dan memiliki kepandaian yang sangat tinggi,
kini mereka sedang mengatur sebuah rencana untuk
menjebak mu." Boen ching tertawa tawar, ujarnya
"Dahulu sewaktu aku masih belum memiliki sesuatu
kepandaian, mereka tujuh orang Ciangbunjin dari tujuh partai
besar telah mengerubuti dan berusaha untuk membinasakan
diriku karena mereka takut kalau-kalau aku membocorkan
rahasia mereka"
"ooh, kiranya demikian, semula aku juga merasa heran,
meskipun engkau adalah murid dari Thian Jan Shu, tetapi
mereka adalah ketua dari partai aliran murni, perlu apa harus
memcabut rumput sampai keakar-akarnya, tak tahunya
engkau mengetahui rahasia ilmu silat peninggalan Thiau Jan
Shu tapi itu bukanlah salahmu" Boen ching mengerutkan
alisnya dan berpikir.
"Ternyata orang-orang dunia kangouw semuanya telah
mengetahui urusan ini, kini aku harus mengganti siasat,
sekalipun suhu mengetahuinya kiranya juga tak akan
menyalahkan diriku."
Kemudian sambil mendengus katanya.
"Ilmu silat peninggalan Thian Jan Shu terdapat pada tujuh
buah Hioloo kuno itu dan ketujuh Hioloo kuno itu semuanya
kini sudah di bagi rata oleh tujuh orang ketua partai besar."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar pernyataan Boen ching itu. Kong Sun Sek
menjadi terkejut segera tanya nya. "Engkau tadi bilang apa?"
Sehabis berkata tadi sebenarnya dalam hati Boen ching
juga meraga agak menyesal karena telah berkata demikian,
kini ditanya oleh Kong Sun sek. ia tidak menjawab, hanya
sambil tertawa ia menambahkan.
"Terima kasih atas kebaikan locianpwe yang sudah tidak
membikin susah diriku, jika ada jodoh dilain kesempatan kita,
akan bertemu lagi."
Sehabis berkata demikian kedua kakinya mengempit perut
kudanya dan melarikannya kedalam kota dengan diikuti oleh
Hoa Suan.
Kong sun Sek masih berdiri ter bayang2 disana dan
berkemak kemik seorang diri.
"Apakah semua perkataannya itu benar?"
Ia tidak mengetahui urusan itu sungguh2 terjadi atau tidak.
Kalau dikatakan sungguh terjadi, ia tidak percaya kalau ketua
tujuh partai besar begitu tidak mengindahkan peraturan dunia
kangouw, tetapi jika dikatakan tidak terjadi sungguh2, ia juga
masih merasa sangsi karena kelihatannya Boen ching itu
bukanlah seorang pembohong, karenanya ia lalu mengambil
keputusan untuk bertanya sendiri kepada salah satu partai
mengenai urusan tujuh buah Hioloo itu mungkin dari sana ia
akan dapat mengetahui hal yang sebenarnya.
Kalau hal itu memang benar terjadi, dapat diramalkan kalau
tujuh partai besar akan sukar untuk menghindarkan diri dari
pertumpahan darah. Kepandaian Thian Jan Shu pada masa ini
di anggap sebagai yang nomor wahid tak ada seorangpun
diantara orang2 Bulim dewasa ini yang dapat melebihi
sepersepuluh dari kepandaiannya. Dan kini jika dia telah
meninggaikan kepandaiannya pada tujuh buah Hioloo kuno itu
dunia kangouw pasti akan menjadi kacau balau karena tiap-
tiap orang tentu akan berusaha untuk mendapatkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
peninggalan dari Thian Jan Shu itu,Jikalau jago2 dari
Tionggoan dengan diikuti oleh orang-orang aneh dari luar
lautan mengadakan serbuan untuk mendapatkan ketujuh buah
Hioloo kuno itu dapatkah ketujuh partai besar menahan
serangan gabungan mereka itu.
Pek Hian Ling yang melihat Boen ching telah pergi
meninggaikan tempat itu menjadi teringat pada waktu
ditinggal pergi seorang diri, olehnya kini sebenarnya ia berniat
untuk memberi teguran tetapi dihadapan orang banyak dia
merasa malu untuk mengungkit kembali kejadian itu.
Begitu masuk kedalam kota Boen ching dan Hoa Suan
segera mencari rumah makan dan sesampainya pada suatu
kedai makan mereka segera turun dari kuda mereka itu dan
masuk kedalam, baru saja mereka mau bertindak kedalam
rumah, pemilik kedai itu dengan terburu-buru lari keluar
sambil berkata.
"Maaf tuan-tuan muda, tadi telah ada orang yang datang
kemari untuk melarang kami menerima kalian, kedai kami
sungguh2 tak berani menerima kalian berdua".
Boen cing mengerutkan alisnya, sedang Hoa Suan sambil
bertolak pinggang telah membentak pemilik kedai itu
"Siapa yang berani melarang kedai ini menerima kami
berdua?"
Pemilik kedai itu dengan wajah yang masam menjawab.
"Jika tuan muda masuk kedalam kedai kami. maka kedai
kamipun tidak mempunyai harapan lagi untuk dapat dibuka
terus"
Boen cing mendengus dengan perlahan, "kiranya tujuh
partai besar telah mengirimkan orang-orangnya keluar dan
sebagian mestinya berada didalam kota Tai An ini, entah
partai mana diantara tujuh partai besar yang telah
mengajukan usul yang semacam ini, ternyata dengan kejam
mereka telah menguasai dua kedai kecil, tetapi apakah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka juga menguasai sebuah rumah yang besar." Kemudian
kepada Hoa Suan ia berkata.
"Sudahlah adik Suan, Tak usah kau ribut2 dengan mereka,
mari kita cari kedai yang lain"
Dalam hatinya sebenarnya Hoa Suan tidak mau, tetapi
mengingat pesan terakhir kakaknya yang minta agar dia mau
mendengar perkataan Boen ching terpaksa dia menurut dan
naik keatas kudanya, kemudian katanya.
"Jika terus menerus begini, aku kira hari ini kita tak akan
dapat bersantap"
Melihat kedua orang ini mau menurut dan berlalu, pemilik
kedai itu segera mengucapkan beribu-ribu terima kasih.
Tak lama kemudian sampailah mereka disebuah rumah
makan yang besar dan memakai merk "Lay Hong Lo"
Boen ching dan Hoa Suan segera turun dari kudanya dan
bertindak masuk kedalam rumah makan itu, mereka segera
disambut oleh seorang pelayan yang dengan hati2 melayani
mereka dan mengantarkannya langsung keatas loteng.
Roen ching tidak merasa sesuatu yang aneh dalam rumah
makan itu? lain halnya dengan Hoa Suan yang sejak berusia
lima belas tahun telah mengikuti kakaknya mengembara
didunia kangouw, dalam hati nya ia merasa ada sesuatu yang
tidak beres tingkah laku pelayan itu sangat mencurigakan dan
agaknya tidak mempunyai maksud baik, setelah termenung
sejenak ia berkata kepada Boen ching.
"ching toako, aku merasakan sesuatu yang agak tidak
beres, apakah mungkin tujuh partai besar telah mengadakan
persiapan untuk bertempur dengan kita?" jawab Boen ching
sambil tertawa.
"Jika hal itu memang benar juga tidak mungkin akan terjadi
disini. jika bertempur disini dan setelah itu mereka
menggunakan orang banyak untuk mengerubuti kita, bukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kali hal ini akan membuat nama mereka jatuh? Mengapa
mereka tidak mau mengundang kita ketempat lain yang lebih
sepi?"
Hoa Suan merasa perkataan Boen ching itu benar juga,
kemudian katanya.
"Tetapi aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres"
Mata Boen ching menyapu kesekeliling tempat itu dan
berkata.
"Memang agaknya sedikit tidak beres. Diloteng yang
demikian besarnya juga disiang hari, mengapa tidak terdapat
lain-lain tamu selain kita berdua, semua ini memang agak
aneh"
Hoa Suan juga memperhatikan keadaan yang tidak
sewajarnya itu, setelah melihat kekanan dan kekiri ia berkata.
"Sungguh sangat aneh"
Sesaat kemudian pelayan itu datang kembali untuk
menyajikan beberapa macam sayur-sayuran- Ketika pelayan
itu hendak turun, Hoa Suan segera ia menahannya, dia
berkata . "Mengapa ditempatmu ini demikian sepinya dan tak
ada tamu lain?" Setelah ragu-ragu sejenak. pelayan itu
menjawab.
"Tentang ini hamba tidak mengetahui dengan jelas bila
tidak ada tamu yang datang kemari, kita juga tidak dapat
berbuat apa-apa"
Mendengar jawaban itu, Hoa Suan menjadi heran dan
kembali bertanya. "Apakah biasanya juga demikian?"
Jawab pelayan dengan ragu-ragu.
"Kadang-kadang . . . ." habis berkata begini ia turun dari
loteng dengan buru-buru.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoa Soan masih merasa tidak puas dengan keterangan
pelayan itu, melihat hal ini sambil tersenyum Boen ching
berkata.
"Adik suan, marilah kita cepat-cepat bersantap dan sehabis
itu kita juga harus pergi meninggalkan tempat ini. Tak perlu
kita ikut campur dengan urusan orang lain"
Hoa Suan menyetujui pendapat itu, memang benar, jika
lekas dapat meninggal kan tempat itu dengan terlebih cepat
adalah lebih baik.
Baru saja mereka bersantap. tiba-tiba bermunculan tiga
orang gadis ditempat itu. Kedatangannya yang sangat tiba-
tiba itu sungguh mengejutkan kedua orang pemuda itu.
Kepandaian orang yang baru datang itu dapat dihitung
tidaklah rendah, tetapi ada orang yang datang mereka
ternyata tak merasa, membuat kedua orang pemuda itu
terkejut bukan main-
Gadis yang satu berjalan didepan dan dua gadis yang lain
yang badannya menyerupai pelayan berjalan dibelakangnya.
Salah seorang dari pelayan itu tertegun sejenak demi nampak
diatas loteng itu ternyata ada orangnya, tetapi dengan cepat
kemudian berjalan mengikuti yang lainnya.
Wajah ketiga gadis itu sangat cantik, tetapi sesuatu hal
yang membikin Boen ching merasa sangat heran adalah gadis
yang pertama itu, jika dipandang dari samping wajahnya mirip
dengan wajah suhunya, Ie Bok Tocu.. Gadis itu duduk dengan
tenang dan tidak menghiraukan kedua orang lainnya yang
berada di atas loteng itu.
Boen ching memandang wajah gadis itu dengan terpesona,
semakin dilihat adalah semakin mirip dengan wajah gurunya,
hal itu membuatnya duduk termangu-mangu. Melihat keadaan
Boen ching yang seperti orang kehilangan semangat itu, Hoa
Suan menjadi bingung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis itu jika dilihat caranya naik keatas loteng itu,
dapatlah dilihat kepandaiannya yang tinggi dan sukar diukur,
ia menjadi kuatir, karena sikap Boen ching itu bukankah
berarti mencari penyakit sendiri?
Baru saja ia membuka mulut untuk menyadarkan Boen
ching, gadis itu mendahuluinya dan berkata kepada kedua
pelayan-"Bunuh kedua orang itu"
Mendengar perintah sigadis disitu, saking terkejutnya Boen
ching menjadi tersadar dengan sendirinya. Hoa Suan juga tak
kurang terkejutnya, gadis itu ternyata memiliki sifat-sifat yang
kejam, baru saja membuka mulut sudah akan membunuh
orang, entah siapakah gadis itu, Tiba-tiba ia menjadi bingung
dan teringat sesuatu, jangan-jangan gadis ini adalah yang
didunia kangouw terkenal dengan nama ^en Bian Lo Sat atau
iblis wanita yang berwajah cantik. Dia juga pernah mendengar
berita dunia kangouw yang katanya telah muncul seorang
gadis yang cantik, kepandaiannya tak ada yang melawannya,
sedang kekejamannya juga belum ada yang menandinginya.
Mengingat hal itu, ia menjadi sadar dan tiba-tiba, kiranya
tujuh partai besar tahu kalau iblis wanita cantik ini akan
singgah disini, lalu menggunakan siasat meminjam tangan
orang lain untuk membunuh orang.
Setelah menerima perintah dua orang pelayan itu bangun
berdiri, kemudian bersama-sama melancarkan serangan
kearah dua orang itu. Boen ching jadi mengerutkan alisnya,
mana dia mengetahui kalau seorang gadis itu berjulukan iblis
wanita berwajah cantik, dia hanya berpikir mengapa orang ini
demikian tak tahu aturan, hanya memandang wajahnya saja
lantas akan dibunuhnya.
Sementara itu salah seorang dari pelayan itu telah
melayangkan tubuhnya dan melancarkan serangan kearah
nya. Melihat gerakan dari pelayan itu, Boen ching segera tahu
kalau kepandaiannya tak rendah, badannya segera bergerak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersama-sama kursinya yang didudukinya itu, ia menghindar
kesamping hingga serangan itu tak mengenai sasarannya.
Hoa Suan juga sudah bangun berdiri dan menghindari
serangan yang ditujukan kepadanya oleh pelayannya yang
satunya lagi.
Melihat serangannya tak mencapai sasaran, kedua pelayan
itu berniat untuk melancarkan serangan yang berikutnya.
Tapi baru saja mereka mengerahkan tenaganya, gadis itu
tiba-tiba membentak dengan nada keras. "Kembali"
Kedua pelayan itu segera meluruskan tangannya kebawah
dan mundur kebelakang.
Kini Hoa Suan telah dapat memastikan, kalau gadis itu
adalah yang disebut oleh orang2 kangow sebagai iblis wanita
berwajah cantik.
Diam2 ia merasa khawatir meskipun Boen ching memiliki
kepandaian yang tinggi, tapi mungkin masih belum dapat
menandingi iblis wanita cantik itu. Nampak si iblis wanita
berwajah cantik itu berdiri dengan perlahan2.
Kini telah tahu kepandaian dua orang pemuda itu dan ia
juga tahu kalau kepandaian Boen ching tidaklah rendah.
Kedua orang pelayannya pastilah bukan merupakan
tandingannya, maka dari itu ia membuka mulut untuk
mencegah kedua orang pelayan itu melanjutkan serangannya.
Si iblis wanita berwajah cantik itu membalikkan tubuhnya
dan memandandang Boen ching dengan dingin.
Boen ching yang melihat dia membalikkan tubuh menjadi
berdebar-debar jantungnya, seolah-olah mau melompat
keluar.
Wajah gadis itu ternyata seperti pinang di belah dua
dengan Ie Bok Tocu, jika bukannya gadis itu masih berusia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belasan tahun, tentu ia akan salah menganggapnya sebagai Ie
bok Tocu.
Apakah gadis itu adalah puteri Ie bok Tocu yang telah
lenyap pada tahun yang berselang? Si iblis wanita berwajah
cantik yang dipandang sedemikian rupa oleh Boen ching,
menjadi ragu-ragu untuk turun tangan, dalam hatinyapun ia
merasa sedikit tegang.
"Dapatkah nona memberitahukan nama nona kepadaku?
cayhe sedang mencari seorang yang wajahnya sangat mirip
dengan wajah nona sehingga terpaksa aku mengajukan
pertanyaan ini."
iblis wanita berwajah cantik itu malah balik bertanya
kepada Boen ching. "Aku tanya siapa namamu ?"
Suaranya sangat dingin sehingga membuat hati Boen ching
menjadi berdesir bagaikan berada didalam sebuah gudang es.
Boen ching menjadi berdiri ter-mangu2, pikirnya:
"Suhuku Ie Bok Tocu selamanya lemah lembut, tetapi
sipatnya gadis ini ternyata sangat berlawanan sekali dengan
sipat suhuku, dalam hatinya ia mulai merasa sedikit kecewa."
Kedua orang pelayan itu juga merasa heran biasanya kalau
ada jago Bulim ditempat yang disinggahi nonanya, hanya
dengan bangun kan tubuhnya lawannya pasti akan segera
mati di tangannya. tetapi kini ternyata nonanya telah
melanggar kebiasaannya, malah menanyakan nama pihak
lawannya itu.
Rasanya kalau iblis wanita berwajah cantik itu sudah
bangun berdiri, lawannya tentu akan menjadi pucat pasi
wajahnya karena ketakutan, mana ada orang yang seperti
Boen ching berani memandangnya dengan cara demikian,
apalagi sepasang mata Boen ching memancarkan sinar yang
penuh dengan kegembiraan- Dia yang belum pernah
dipandang orang sampai sedemikian rupa, tanpa merasa telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membiarkan Boen ching untuk hidup sebentar lagi dan
memandang nya hingga puas.
Hoa Suan yang berdiri disisi Boen ching berbisik dengan
perlahan-" ching toako, dia adalah iblis wanita ayo kita cepat-
cepat lari"
"iblis wanita berwajah cantik?" Boen ching belum pernah
mendengar nama semacam itu.
Hoa Suan menyuruh dia lari tentunya kepandaian gadis itu
sangat tinggi, tetapi ia masih ingin memastikan gadis itu
benar-benar putri Ie Bok Tocu yang telah lenyap pada dua
puluh tahun berselang atau bukan-
Kemudian sambil tertawa ia menjawab pertanyaan gadis
itu.
"cayhe adalah Boen ching"
Dengan dingin gadis itu menyapu wajah kedua orang itu,
sebenarnya dia juga tidak mempunyai keinginan untuk
menanyakan nama Boen ching. Kini dia sudah tidak
mempunyai bahan percakapan lagi dan jalan satu-satunya
baginya hanyalah membunuh Boen ching.
Tubuhnya segera bekelebat, sedang kedua tangannya
melancarkan serangan ke arah Boen ching.
Boen ching mengira setelah mendengar namanya gadis itu
tentu akan menyebutkan namanya juga, sungguh tak terkira
dia malah melancarkan serangan kearahnya. Melihat pukulan
yang diarahkan kepadanya itu, Boen ching sudah dapat
mengetahui kalau kepandaian gadis itu berada diatasnya,
bahkan masih lebih tinggi beberapa kali lipat. Dia juga tak
berani ber laku ayal-ayalan, pedangnya segera dicabut keluar
dari sarungnya, sambil menarik tangan Hoa Suan ia balas
mendesak gadis itu. Melihat jurus ilmu pedang Boen ching
yang sangat aneh itu, iblis wanita berwajah cantik itu segera
mendorongkan tangan kanannya dengan mendatar kearah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang Boen ching sedang tangan kirinya menotok jalan
darah "cie chieh To" di dadanya.
Begitu iblis wanita berwajah cantik datang mendekat,
sepasang mata Boen ching segera dapaC melihat sebuah tahi
lalat yang terdapat pada dahinya. Dia adalah orang yang
harus diperhatikan olehnya, demikian pesan Ie Bok tocu dan ia
tidak meragukan lagi kalau gadis dihadapannya itu adalah
putri dari suhunya Ie bok Tocu.
Boen ching menjadi sangat gembira, sambil bergerak
mundur ia berseru. "Tahan"
Melihat dua kali pukulannya tidak mengenai sasaran dan
melihat pula ginkang Boen ching yang sangat lihay, iblis
wanita berwajah cantik itu mendengus dan melanjutkan
serangannya tanpa memperdulikan seruan Boen ching, sambil
menghindar serangan itu Boen ching berkata kepada Hoa
Suan-
"Adik Suan, jalanlah terlebih dahulu"
Mana mau Hoa Suan pergi dengan begitu saja, tangannya
segera merogoh kedalam sakunya untuk mengambil panah
terbangnya dan dengan berturut-turut melakukan serangan
sebanyak tujuh kali dengan senjata rahasia itu.
Seketika itu juga diatas rumah makan "Lay Hong Lo" penuh
dengan senjata yang beterbangan.
Melihat dirinya diserang dengan senjata rahasia, iblis
wanita berwajah cantik itu menjadi gusar, kemudian tubuhnya
berkelebat secepat kilat untuk mendesak kedekat Boen ching
dan dengan tangan kosong ia mencengkeram pedang
ditangan Boen ching.
Boen ching menjadi terkejut, kini ia telah tahu kalau gadis
itu adalah putri dari suhunya, Ie bok Tocu, tentu ia tak dapat
melawannya dengan menggunakan kekerasan, segera ia
menggeserkan pedangnya kesamping untuk memghindari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cengkeraman itu, tetapi terlambat pedangnya telah berhasil
dicengkeram oleh iblis berwajah cantik itu.
Sebenarnya iblis berwajah cantik itu juga sudah tahu kalau
kepandaian Boen ching tidak rendah, maka ia tidak berani
menggunakan kekerasan untuk merebut pedang lawannya,
Tetapi kini setelah dibikin marah oleh kelakuan Hoa Suan, ia
segera mengerahkan tenaganya dan dengan mudah dapat
merebut pedang Boen ching.
Nampak keadaan yang tidak menguntungkan itu,
sebenarnya Hoa Suan akan menghamburkan senjata
rahasianya dengan jurus "Ha n Po Shie Jiet" atau ombak
dingin melanda matahari, tetapi kini setelah melihat Boen
ching dan iblis wanita berwajah cantik itu bertempur dalam
jarak yang dekat, ia membatalkan niatnya itu karena takut
kalau2 senjata rahasianya nanti mengenai sasaran yang salah.
Kelima jari tangan iblis berwajah cantik itu mencengkeram
pedang Boen ching dengan kencangnya, sambil mengerahkan
tenaga ia mencoba untuk merebut pedang itu, tetapi
usahanya itu tidak berhasil sementara itu kedua kaki Boen
ching telah melancarkan tendangan-tendangan cepat, tetapi
dengan sedikit miringkan tubuhnya iblis berwajah cantik itu
berhasil menghindari serangan itu kemudian dengan datar
tangannya disabet kan kedada Boen ching.
Melihat jurus yang sangat berbahaya dan ganas itu, dengan
terpaksa Boen ching membuang pedangnya dan meloncat
kebelakang.
iblis wanita berwajah cantik itu tidak berhenti sampai disitu,
sambil membentak ia menubruk kearah Boen ching,
tangannya melontarkan pedang yang baru saja direbutnya itu
kearah Hoa Suan, Boen ching jadi sangat terkejut, pedang
yang dilontarkan kearah Hoa suan itu sedemikian cepatnya,
belum pasti Hoa suan dapat menghindarinya, tangan kirinya
segera memukul miring pedang itu, tetapi serangan iblis
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wanita berwajah cantik itupun sudah tiba, maka ia terpaksa
menggunakan tangan kanannya untuk menangkis.
Diluar dugaannya, serangan iblis wanita berwajah cantik itu
dilakukan sangat cepat sekali sehingga matanya menjadi
kabur dan tahu2 tangan kanannya telah kena dicengkeram
olehnya. Sambil mengerahkan tanganya dengan tangan kiri
Boen ching melancarkan serangan ke arah iblis wanita
berwajah cantik itu. Tetapi bila ia melihat wajahnya yang
sangat mirip dengan suhunya, Ie Bok Tocu, hatinya menjadi
lunak kembali dan serangan itupun dirubah arahnya, sehingga
hanya mengancam pergelangan tangannya saja.
Melihat Boen ching ragu2 untuk melancarkan serangan,
dalam hati gadis itu merasa heran dan ragu2, segera
tangannya disentakkan hingga Boen ching tersertak maju dua
tiga langkah kedepan-
Hoa Suan yang melihat Boen ching dengan mudah dikuasai
lawan karena harus memusatkan perhatiannya untuk
menyelamatkan dirinya, segera majukan badannya uutuk
melancarkan serangan kearah punggung iblis wanita itu. Gadis
itu tidak menjadi gugup, tangannya segera menarik Boen
ching untuk menahan serangan Hoa Suan itu. Ketika tubuhnya
ditarik menahan serangan itu, dengan secepat kilat Boen ching
melancar kan tujuh kali tendangan- iblis wanita berwajah
cantik itu yang kini menghadapi dua oraug lawan segera
menggerakkan tangan kanannya untuk melemparkan tubuh
Boen ching sehingga terlempar kesebuah tiang yang berada
didekatnya. Tubuh Boen ching segera melengkung dan
kemudian menegak untuk menghindarkan dirinya dari
tubrukan dengan tiang itu, sementara itu iblis wanita berwajah
cantik itu juga sudah mengundurkan diri kebelakang.
Hoa Suan yang melihat Boen ching selamat dan tidak
kurang suatu apapun, menjadi lega dan tidak berani maju
mengejar iblis wanita itu lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
iblis wanita berwajah cantik itu heran, mengapa Boen ching
tidak berani melancar kan serangan dengan sungguh2,
padahal jika dilihat dari tingkat kepandaiannya, meskipun
belum dapat menandingi dirinya, tetapi dengan dua orang
maju bersama juga belum tentu dirinya dapat mengalahkan
mereka dalam waktu singkat. Tetapi kenyataannya dia telah
berhasil menawan Boen ching hanya dalam tiga gerakan saja.
Setelah berhasil berdiri tegak. Boen ching merasa
pergelangan tangan kanannya sangat kaku dan linu, ketika ia
menundukkan kepalanya untuk melihai tampaklah
pergelangan tangannya terdapat bekas lima jari tangan yang
berwarna merah, ia merasa bersyukur karena tangan si-iblis
wanita berwajah cantik itu tidak mengandung racun.
Sambil tersenyum manis iblis wanita berwajah cantik itu
melancarkan serangan lagi kearah Boen ching, kaki kiri Boen
ching segera mundur kebelakang selangkah dan sambil
melancarkan ilmu pukulan "Sie Liu Eng Hong" atau pohon liu
menahan angin untuk menahan serangan lawan, ia berseru
kepada Hoa Suan-"Adik suan lekas pergi"
Sambil tertawa dingin iblis wanita berwajah cantik itu
membentak:
"Hm. . .jangan kamu kira dapat meninggalkan tempat ini
dengan mudah"
Tubuhnya bergerak maju dan mendesak ke arah Hoa Suan,
sedangkan angin pukulannya mengancam sekeliling dua orang
pemuda itu. sehingga tidak memberikan kesempatan sedikit
pun kepada Hoa Suan untuk melarikan diri.
Walaupun dua orang pemuda itu telah bersama-sama
mengerubuti iblis wanita berwajah cantik itu, tetapi mereka
tetap dipaksa untuk berada dibawah angin.
Selama ini Boen ching tidak pernah memikirkan dengan
cara bagaimana ia harus berusaha untuk mendapatkan
kemenangan, matanya dengan tajam memperhatikan setiap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pukulan yang dilancarkan iblis wanita berwajah cantik itu,
sedang dalam hatinya ia berpikir, dengan cara bagaimana ia
berusaha agar gadis itu mengerti akan asal usul yang
sebenarnya.
Dalam sekejap mata ratusan jurus telah berlalu, iblis wanita
berwajah cantik itu nampak jurus yang dilancarkan Boen ching
itu sangat aneh, untuk sejenak ia tak dapat memunahkannya,
tanpa terasa tubuhnya mundur maksudnya akan berganti
dengan ilmu pukulan
Boen ching yang nampak ia mundur ke belakang, hatinya
menjadi bergerak dengan keras teriaknya. "Siauw Ing."
Mendengar teriakan itu iblis wanita berwajah cantik itu jadi
termangu- mangu dan berdiri mematung disana, selamanya
tak seorangpun yang tahu akan namanya, tak terduga ini hari
pemuda aneh itu yang belum pernah ia jumpai sebelumnya,
ternyata dapat mengetahui dan memanggil namanya.
Boen ching nampak ibis wanita berwajah cantik itu bersikap
demikian, dalam hatinya ia tahu bahwa kali ini dia tak salah
terka, sambil tersenyum ujarnya. "Nona Siauw Ing, ibumu
sedang mencari mu"
Hoa Suan nampak dua orang itu berbuat demikian jadi
terperanjat, pikirnya, kiranya Boen toako telah mengetahui
nama sebenar nya dari iblis wanita berwajah cantik ini bahkan
agaknya punya hubungan sesuatu yang luar biasa.
Biasanya ditempat mana saja, setiap orang yang bertemu
dengan iblis berwajah cantik ini tak seorangpun yang
wajahnya tak diliputi oleh rasa takut dan terkejut, kini ternyata
pemuda aneh itu malah tersenyum terhadapnya, teringat
olehnya ketika tadi Boen ching memandangnya dengan sinar
mata yang aneh, hatinya menjadi berdebar, waktu bertempur
tadipun Boen ching agaknya bertempur sungguh-sungguh
tetapi hanya memandang kedua tangannya yang putih mulus
itu sambil melamun, semua sikapnya ini sebelumnya tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pernah ia rasakan, bahkan ia sendiripun merasa agak heran
mengapa segala gerak gerik Boen ching itu ternyata tertera
diotaknya sedemikian jelasnya.
Dia menjadi termangu- mangu berdiri disana sesaat
kemudian tiba-tiba ia teringat akan perkataan yang diucapkan
Boen ching "lbumu mencari kau?" dalam hatinya diam-diam
merasa heran, hal ini mana mungkin bisa terjadi tapi pada
mulutnya ia tetap bertanda: "Dimana ?"
Boen ching yang melihat ia bertanya demikian, hatinya
menjadi gembira, dengan tertawa sahutnya:
"Suhuku telah berusaha mencari kau selama belasan tahun
lamanya, sekarang kalau tak salah masih berada digunung Yi
San, tentulah berada disekitar tempat ini."
iblis wanita berwajah cantik itu memandang wajah kedua
orang pemuda itu sekejap. pada saat ini se-akan2 ia sudah tak
dapat menurunkan tangan jahat lagi terhadap Boen ching,
dengan tawar ujarnya.
"Selamanya orang yang sudah berada ditanganku, tiada
seorangpun yang dapat hidup lebih lama lagi tapi kau ternyata
mengetahui namaku untuk kali ini akan kulepaskan kau
berdoa tapi lain kali kalau bertemu lagi, aku takkan sungkan-
sungkan lagi terhadap kalian-"
Mendengar perkataan ini Boen ching menjadi tertegun,
pikirnya.
"Entah selama belasan tahun lamanya ini ia dibesarkan oleh
siapa, ternyata sikapnya sangat bertentangan dengan sikap Ie
Bok tocu, apa yang harus aku perbuat sekarang ini?". Tanpak
iblis wanita berwajah cantik itu sambil mendelikkan matanya
membentak.
"Masihkah kalian tidak lekas pergi dari tempat ini?" Boen
ching dengan perlahan menghela napas, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona tentu tidak percaya akan perkataanku itu. tetapi jika
suhuku datang kemari sendiri, nona tentu akan paham, terima
kasih pada nona hari ini tidak menurunkan tangan jahat
terhadap kami, lain hari kalau bertemu lagi tentu akan kubalas
budimu ini".
Sehabis mengucapkan kata2 ini memungut kembali
pedangnya. dengan menarik tangan Hoa Suan mereka turun
dari loteng rumah makan itu.
iblis wanita berwajah cantik itu memandang bayangan
Boen ching sehingga yang lenyap, dalam hatinya ia tak dapat
dikatakan bagaimana rasanya pada saat itu sekonyong-
konyong teringat olehnya pesan dari ibunya tiap hari, tetapi
senyuman dan pandangan mata Boen ching yang
mempersonakan itu terbayang kembali pada benaknya,
pikirannya menjadi kacau, sedang tangannya memukul keatas
meja hingga menyebabkan ujung meja itu menjadi patah.
Dua orang pelayannya itupun berdiri termangu- mangu
selamanya mereka belum pernah melihat sikap majikannya itu
seperti hari ini, mereka segera bertukar pandangan dan tak
berkata-kata lagi.
Boen ching dan Hoa Suan yang turun dari loteng dalam
keadaan tak kurang sesuatu apapun menyebabkan pelayan-
pelayan dari rumah makan itu memandang mereka dengan
sinar mata yang terkejut dan keheran-heranan. pikir mereka,
sungguh sangat heran dua orang pemuda ini mengapa dapat
turun dari atas loteng dalam keadaan hidup-hidup? sungguh
sangat mujarab.
Sepasang mata Hoa Suan memandang pelayan-pelayan
rumah makan itu dengan sinar mata yang dingin, ia
mendengus, sedang Boen ching tak mau memperhatikan hal-
hal yang remeh, dalam hatinya ia masih memikirkan gadis
yang baru saja dijumpainya itu, tak dapat diragukan lagi
adalah putri suhunya yang telah lenyap belasan tahun
berselang, tetapi kepandaiannya ternyata sangat tinggi, entah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selama ini ia dibesarkan oleh siapa, pikirnya kemudian- "Aku
kini telah mengetahui kabar berita dari Siauw Ing sumoay, aku
harus cepat pulang untuk memberitahukan hal ini kepada
suhu"
Setelah membayar rekening makanan ia mengajak Hoa
Suan keluar dari kedai, tetapi baru saja mereka akan naik
keatas kuda, nampak dari depan jalan mendatang dua orang
pemuda, mereka adalah anak murid dari ketua Khong tong
Pay yaitu cou Tiong Ku dan Lu cie.
Dua orang pemuda itu berhenti tepat dihadapan mereka,
sepasang mata cou Tiong Ku memandang sekejap mata Boen
ching dan Hoa Suan kemudian katanya.
"Boen Siauwhiap. karena tujuh partai besar mendengar kau
di mana-mana menyiarkan berita bohong, maka beranikah kau
kini baik ke panggung cay San untuk mengadakan
pembicaraan?"
Boen ching dengan dingin memandang dua orang pemuda
itu, pikirnya.
"Dalam waktu yang demikian mendesaknya, jago dari tujuh
partai besar tak mungkin dapat terkumpul dalam waktu
sekejap matapun juga.
Tetapi dari murid tujuh partai besar itu tersebar diseluruh
pelosok Bulim, pada hal dirinyapun telah memberitahukan
sebagian besar dari peristiwa yang terjadi pada sepuluh tahun
berselang, jika demikian terus, orang-orang dari seluruh Bulim
tentu akan mengetahui semuanya dan pada saat itu
Ciangbunjin dari tujuh partai besar tentu tak akan melepaskan
aku lagi, mereka mempunyai jumlah orang yang sangat
banyak dan pengaruhnya besar, jika mereka bersatu padu
mengerubuti aku seorang diri kiranya aku bukanlah tandingan
mereka"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lu cie mengerutkan alisnya, tanyanya dengan dingin.
"Bagaimana? Apa sudah jera, tak berani pergi-Hoa Suan?"
dengan gusar membentak. .
"Meskipun engkau ada seratus orangpun aku punya ching
Toako juga tak akan memandang sebelah matapun"
cou Tiong Ku kenal akan Hoa Suan, dengan nada dingin
katanya
"Kau lima orang bersaudarapun boleh bersama-sama
datang juga"
Habis berkata ia memberi tanda kepada Lu cie dan balikkan
tubuhnya berjalan pergi..
Hoa Suan mendengus, kepada Boan ching ia berkata.
"ching Toako, pengaruh dari tujuh partai sangat besar, kita
tak usah memperdulikan mereka itu, lebih baik kita langsung
pergi berkunjung kegunung mereka, aku kira pada waktu itu
ketua partai mereka mau tak mau harus keluar sendiri"
Boen ching setelah termenung sejenak, pikirnya ucapan
itupun ada benarnya, orang ini dengan sendirinya tak
mempunyai ganjelan apa-apa, perlu apa bentrok dengan
mereka, jika ada yang luka atau binasa juga tak mendapatkan
kebaikan bagi dirinya.
Tetapi waktu itu sekonyong-konyong dari belakang dua
orang pemuda itu terdengar suara orang yang sedang
berkata:
"Kedua orang tak mau menghindari pertemuan itukah? aku
kira tak begitu mudah. jika memangnya kau Boen ching telah
menjadi takut untuk menghadiri pertemuan tersebut, lebih
baik bunuh diri saja sekarang ini."
Boen ching menoleh kebelakang memandang ternyata
mereka itu adalah sute dari ketua Kong tong pay yaitu Ben
Loei ci dan Bun cing ci dua orang Toosu itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia sadar ditempat ini, disekelilingnya penuh dengan orang-
orang tujuh partai yang mengawasi segala gerak geriknya,
pikirnya.
"Meskipun engkau mempunyai banyak orang, kalian mau
apa, aku tak takut kalau tak dapat meloloskan dari kepungan
kalian" Lalu katanya pada Hoa Suan.
"Adik suan, engkau berangkatlah terlebih dahulu kegUnung
Yi San, aku akan mencoba-coba melihat seberapa besar dari
tujuh partai, kemudian akan menyusul padamu"
Hoa Suan mengangukkan kepalanya, ia tahu ginkang Boen
ching sangat tinggi, jika Boen ching berkata demikian berarti
ia tak melawan mereka secara kekerasan. jika ia memaksa
akan ikut, malah mungkin akan merepotkan Boen ching saja,
berpikir sampai disini maka berangkatlah ia menuju kepintu
kota sebelah timur. Boen ching tertawa kepada Ben Loie ci
dan Bu cing ci ia berkata. "Harap kau dua orang suka
membuka jalan"
Perkataan ini meskipun kelihatannya bermaksudkan bahwa
ia tidak akan melarikan diri, tetapi sebenarnya adalah untuk
mencegah dua orang toosu tua itu melakukan pengejaran
terhadap Hoa Suan-Bu cing ci dan Ben Loei ci tertawa
tergelak. ujarnya.
"Sungguh tak mengecewakan sebaagai murid dari Thian
Jan Shu" Dengan dingin jawab Boen ching.
"Dua orang toatiang telah salah menerka, suhuku adalah Ie
Bok Tocu dari pulau Ie Bok To" Boen Loie ci dan Bu cing ci
menjadi tertegun ketika mendengar suhunya bukan Thian Jan
Shu melainkan Ie Bok Tocu, dua orang toosu tua itu menjadi
terkejut, jika Thian Jan Shu masih tidak mengapa, karena ia
telah binasa, sehingga dirinya tak usah menghawatirkan,
tetapi jika Ie Bok Tocu, ia masih hidup, terhadap urusan ini
tentu ia akan ikut campur tangan-Terdengar Boen ching
berkata: "Buka jalan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua orang toosu tua itu tertawa dingin, pikirnya.
"Kalau Ie Bok Tocu lalu mau apa? pengaruh dari tujuh
partai sangat besar, bukanlah dapat diganggu semaunya
saja."
Tubuh Boen Loie ci dan Bu cing ci berkelebat mendahului
berjalan dimuka setelah keluar dari kota Tay An mereka berlari
menuju kegunung Thay San, Boen ching segera mengempit
perut kudanya dan mengikuti berjalan dibelakang dua orang
tosutua itu menuju kegunung Thay san-
Setelah sampai disuatu lembah yang sempit nampak
didepannya telah tak ada jalan lagi. ternyata lembah itu
adalah suatu lembah buntu, membuat hatinya menjadi
kecewa. Tampak Bu cing ci sambil membalikkan tubuhnya
dengan tertawa berkata.
"Didunia kangouw kau telah menyiarkan khabar bohong,
sehingga merusak pandangan baik orang2 dunia kangouw
terhadap kami tujuh partai besar ini, terpaksa kami akan
menyuruh kau terkubur ditempat ini untuk selamanya"
Boen ching balikkan tubuhnya memandang kebelakang
terlibat dibelakang tubuh nya telah berkerumun ratusan orang
banyaknya jago-jago dari Bu lim semuanya itu telah memutus
jalan mundur dirinya, dalam hatinya diam-diam merasa
terkejut, pikirnya.
"Kiranya mereka sejak tadi telah mengadakan persiapan
ditempat ini menunggu aku, tak terkira karena aku tak kenal
akan keadaan tempat ini sehingga terjebak oleh perangkap
mereka".
Ratusan orang jago2 Bulim yang berada di situ telah
mencabut keluar senjata mereka, Bu cing cie dan Ben Loei
ceipun mencabut keluar pedangnya sambil tertawa dingin
ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Menurut pandanganku lebih baik kau bunuh diri saja, yang
pasti hari ini kau tak akan dapat keluar dari tempat ini dalam
keadaan hidup".
Boen ching memandang sekeliling tempat itu, tanpa
mengeluarkan sepatah kata pun ia segera turun dari kudanya,
sambil mencabut pedangnya ke luar, Boen ching lari menuju
kedinding tebing dihadapannya.
Boen Loie cie dan Bu cing cie segera menghindar
kesamping sambil tertawa terbahak-bahak katanya. "Diatas
dinding itupun telah siap orang-orang dari pihak kami, lebih
baik kau jangan memikirkan yang bukan2 untuk melarikan diri
melalui tebing itu"
Ketika Boen ching dongakkan kepalanya, tampak berpuluh-
puluh jago Bulim muncul di atas tebing dinding itu, hatinya
diam-diam merasa terkejut, tak terkira pengaruh dari tujuh
partai demikian besarnya hanya dalam waktu yang singkat itu
telah dapat mengumpulkan sedemikian banyak jago-jago dari
Bu lim ketempat ini, jika dilihat kepandaian dari orang2 itu
tidaklah rendah, mungkin mereka adalah anak murid dari
tujuh partai besar.
Ia memandang sekejap pada orang-orang itu kemudian
dengan nada yang sangat dingin ujarnya:
"Tak kusangka yang disebut tujuh partai besar dari daerah
Tionggoan tak lain dan tak bukan adalah kawanan cecunguk
semuanya". Boen ching cie tertawa dingin, ujarnya.
"Terhadap murid Thian Jan Shu tak ada yang dapat
dibicarakan lagi, jika kau akan mengadukan urusan ini nanti
setelah sampai diakhirat, adukaniah urusan ini seluruhnya
pada Giam Lo ong.
Boen ching membalikan tubuhnya dan melancarkan
serangan hebat, Boen cing ci dan Ben Loei ci segera
menangkis dengan pedangnya, sedang anak murid dari tujuh
partai besar yang berada dikanan kiri semuanya maju
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengerubut, berpuluh macam senjata dari empat penjuru
menyerang kearahnya.
Boen ching dengan gusar membentak dengan keras, ia
melancarkan tujuh kali tendangan sekaligus, tendangannya
yang secepat kilat itu membuat tujuh buah senjata terlempar
lepas, tetapi saking banyaknya jago-jago Bulim yang
mengerubutinya dengan kekuatannya seorang diri, mana ia
dapat menahannya, meskipun ia berhasil menendang terbang
tujuh buah senjata, tetapi tetap tidak dapat menghindarkan
diri dari kerubutan jago-jago Bulim sebanyak itu, bajunya
telah robek satu lubang besar terkena sambaran pedang pihak
lawan tujuh orang.
Ben Loei ci mendengus, tak disangka Boen ching yang
dikepung oleh demikian banyak jago-jago Bu lim itu ternyata
masih berani melancarkan tendangan untuk balas menyerang
musuh, tetapi meskipun demikian, kiranya Boen ching juga tak
dapat lolos dari kematian dalam sepuluh jurus mendatang.
Pedang Boen ching menekan dengan keras kebawah,
membuat pedang seorang lawannya di tekan, tangannya
segera menyambar dan melemparkannya tubuh itu
kebelakang.
Ia tahu jika dengan kekuatan sendiri, untuk lolos dari
kepungan musuh adalah tidak mungkin akan terjadi. satu-
satunya jalan baginya untuk meloloskan diri adalah menawan
musuh untuk dijadikan tameng terhadap serangah pihak
lawan-
Setelah ia melontarkan tubuh orang itu segera menyambar
pula seorang lagi diputar sedemikian rupa disekeliling
tubuhnya kemudian melemparkannya kebelakang untuk
kemudian menerjang maju.
Ben Loei ci dan Bu ching ci nampak hal itu menjadi
terkejut, tubuhnya segara berkelebat sambil bersama-sama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengerang kearah Boen ching untuk menutup jalan mundur
baginya.
Ketika Boen ching nampak dua orang toosu tua itu
memutar kedepan tubuhnya sambil melancarkan serangan,
tangan kirinya yang baru saja akan diulurkan keluar terpaksa
ditarik kembali, sedang ditangan kanannya dengan sekuat
tenaga menyabet, menyapu jatuh lima bilah pedang, sedang
badannya membungkuk menghindar, tetapi tangan kirinya
tidak tinggal diam dan melancarkan tusukan kearah pihak
lawan, tetapi malang baginya. tahu-tahu seorang lawan
disisinya telah membacokkan senjata nya yang menyebabkan
tangan kirinya terluka.
Boen ching mendengus, sebaliknya Bu cing ci dengan
kawan-kawannya menjadi girang teriaknya.
" Lekas serbu dan kepung rapat-2"
Boen ching dengan gusar membentak, tubuhnya berkelebat
secepat kilat dan melayang turun diluar kalangan.
Semua orang yang nampak hal ini dengan cepat maju
kedepan dan mengepung rapat2 Boen ching lagi tetapi karena
orangnya yang terlalu banyak itu menyebabkan sebagian yang
sebenarnya berada dideret paling depan dan mempunyai
kepandaian yang agak tinggi ini malah menjadi sukar untuk
maju.
Boen ching tidak mau memperdulikan luka yang diderita
dilengan kirinya itu, dia membentak keras pedangnya
melancarkan serangan gencar dengan paksa ia mendesak
mundur delapan buah senjata, sedang kedua kakinya
melancarkan tendangan berantai memaksa orang-orang yang
berdiri dibelakangnya, tangan kirinya menyambar lagi seorang
dan menggunakannya sebagai senjata menyapu keempat
penjuru, nampak hal ini semua orang tak berani menangkis
takut kena kawan sendiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching memutar tenang tubuh orang itu sambil
menerjang keluar, tetapi baru saja dia menerjang setengah
jalan, Bu cing ci dan Ben Loei ci telah datang menyerbu,
tangan nya terpaksa melepaskan dan melemparkan tubuh
orang itu, kemudian dengan menggunakan ginkangnya "Shen
Au Ban Li" atau suara meraung laksa li, melayang kearah luar
kalangan-
BARISAN Jago-jago Bu-lim itu menjadi terdesak. dengan
melayangkan tubuhnya kali ini ia berhasil menerjang maju
sepuluh langkah lagi, sedang orang-orang yang berada
dihadapannyapun makin berkurang, pedangnya ber-turut2
menyontek membuat senjata lima orang yang menerjang
disisinya terlepas, sedangkan tubuhnya melanjutkan
menerjang melayang keluar lembah.
Bu cing ci dan Ben Loei ci menjadi sangat gusar, tetapi
mereka juga tidak dapat berbuat apa2, sebenarnya dua orang
toosu tua itu mengira Boon ching tentu akan mati dilembah itu
tak dinyana ia berhasil meloloskan diri dari kepungan yang
rapat Itu.
Se-konyong2 muncul seseorang dihadapan Boen ching
yang sedang menerjang, tubuhnya tertahan oleh Kebutan baju
orang itu.
Boen ching nampak jalan keluarnya tertutup lagi, menjadi
sangat terkejut dan gusar, ketika ia mendongakkan kepalanya
tampak orang yang baru datang itu ternyata seorang pendeta
tua, ia tak dapat mengingat diantara orang partai besar itu
siapakah yang mempunyai kepandaian yang sedemikian
tingginya, sekalipun dia dalam keadaan terluka, ketua tujuh
partai besar manapun kalau turun tangan sendiri juga belum
tentu memaksanya untuk mundur.
Bu cing ci dan Ben Loei ci ketika nampak pendeta yang
baru datang itu hatinya menjadi sangat girang, kiranya
pendeta yang baru datang itu adalah suheng dari ketua Kun
lunpay Jian ciuthaysu. Dan yang tidak menginginkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedudukan sebagai ciangbunjin dari partai Kun lunpay. ia
mengalah dan menyerahkan kedudukan ketua itu kepada
Kiem Kiam-siucay atau Sastrawan berpedang emas, chiang
Thian Yu. Selama hidupnya ia hanya gemar untuk
mengunjungi tempat-tempat kenamaan- selamanya tak
pernah ia mau ikut campur dunia kangouw, ternyata tak
disangka ini hari dapat muncul ditempat ini.
Dua orang tosu tua itu dengan tergesa-gesa maju kedepan
dan memberi hormat kepada Jian ciu thaysu sambil berkata.
"Thaysu, apakah selama ini baik2 saja."
Jian ciu thaysu membalas hormat dua orang toosu tua itu
dan memandang sejenak pada wajah mereka, lalu katanya.
"Dua orang toaheng berbuat demikian- mungkin tak dapat
diterima dalam peraturan dunia kangouw."
Boen ching yang nampak Jian ciu Thaysu demikian
dihormati tiap2 orang yang hadir di tempat itu, ia malah ingin
melihat dengan cara bagaimanakah ia akan mengambil
tindakan selanjutnya.
Terdengar Ben Loei ci berkata.
"Thaysu, harus mengetahui, aku dua orang berbuat
demikian, bukannya untuk kepentingan Khong tong Pay kami
saja, adalah tujuh partai besar bersama-sama memutuskan
untuk berbuat demikian"
Dalam ucapan ini ia telah memperlihatkan rasa tidak
puasnya, bagaikan ucapan Jian ciu Thaysu yang menyatakan
tindakannya itu tidaklah seharusnya diucapkan keluar.
Sepasang alis Jian ciu Thaysu menjadi berdiri, ia menyapu
sejenak orang-orang yang hadir ditempat itu, nampak anak
murid tujuh partai besar semuanya hadir, lalu tanyanya.
"Dua orang tooheng berbuat demikian, apakah ciangbunjin-
ciangbunjin dari tujuh partai besar telah menyetujui
semuanya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu cing ci nampak Boen ching telah terhalang jalan
perginya, tetapi juga takut Jian ciu Thaysu tak mau memberi
bantuannya. lalu berkata.
"Pokoknya ciangbujin dari partai Kun-lunPay si Sastrawan
berpedang emas, chiang Thian Yu juga telah menyetujuinya"
Dalam perkataannya ini mengandung arti bahwa engkau
adalah orang Kun lunPay, dan Kum lun Pay telah menyetujui
untuk berbuat demikian, sekalipun kau Jian ciu Thaysu adalah
suheng dari si Sastrawan berpedang emas, tetapi juga tak
dapat menghalang-halangi urusan ini.
Dalam hati dalam2 Jian ciu Thaysu menjadi gusar, tak
disangka si Satrawan berpedang emas chiang Thian Yu
tambah lama bertambah tidak keruan tindakannya. Bu Kie chie
orangnya sangat lincah dan kejam ternyata chiang Thian Yu
malah sering berkumpul dengannya dan kini menyuruh anak
murid Kun lun Pay mengerubuti seorang pemuda yang baru
berusia dua puluh tahunan ini, sekalipun orang ini besar
dosanya. Kun lun Pay sebagai suatu partai murni juga tak
dapat berbuat demikian-Dengan perlahan-lahan ia mengulangi
pertanyaannya lagi.
"Entah apakah ciang bunjin2 dari tujuh partai besar telah
menyetujui untuk berbuat demikian?"
Bu cing ci tak berarti berbohong, katanya.
"Ketua Siauw limpay, Hay Goat Thaysu tidak menginginkan
Siauw limpay terlibat dalam perbuatan didunia kangouw, apa
lagi pemuda ini dahulu telah lolos dari pukulannya, sehingga
anak murid Siauwlimpay tidak ikut ambil bagian hari ini."
Jian ciu Thaysu mendengus, selamanya ia paling
menghargai dan hormati, sikap serta kepandaian Hay Goat
Thaysu, terhadap partai-partai yang lain sekalipun terhadap
Sing Ko Toosu yang menjabat sebagai ketua Butong Pay, ia
masih menganggap mereka terlalu mementingkan diri sendiri
dan mencari nama, kini setelah mendengar Siauw limpay tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ikut serta, ia merasa lebih tidak puas lagi terhadap sutenya
Kiem Kiam Siucay" ching Thian Yu.
Ia palingkan kepalanya dan bertanya kepada Boen ching.
"Engkau sebagai anak murid dari Thian Jan Shu, apakah
kini hendak mencari orang-orang dari tujuh partai besar untuk
menuntut balas atas kematian suhumu Thian Jan Shu?"
Boen ching tertawa-tawa, sahutnya.
"Menuntut balas memang perlu, tetapi aku bukan murid
dari Thian Jan Shu" juga bukan karena kematiannya lalu aku
datang menuntut balas, Thian San chiet Kiam waktu itu telah
menolong aku, kini akupun ingin menuntut balas kepada
mereka-mereka itu karena mereka telah membunuh mati
Thian San chiet Kiam, bahkan memukul aku hingga hampir
mati, jika bukannya suhuku Ie Bok Tocu telah menolongku,
sejak dahulu aku telah tewas".
Setelah mengucapkan kata-kata ini, seluruh jago-jago Bu
lim yang hadir ditempat itu menjadi gempar Jian ciu They
sudah berubah wajahnya, dengan gusarnya ia berkata.
"Engkau bilang ciangbunjin dari tujuh partai besar telah
membunuh mati Thian San chiet Kiam?"
Dengan dingin jawab Boen ching.
"Benar, waktu itu ketua Siauw limpay, Hay Goat Thaysu tak
tahu akan hal yang sebenar nya, tetapi setelah terjadinya
peristiwa itu iapun telah mengetahui hal yang sebenarnya
telah terjadi".
Jian ciu Thaysu agak tidak percaya terhadap ucapan itu,
Boen ching nampak ratusan orang yang berada disana
tertegun semuanya, dengan lantang lanjutnya:
"Mereka ingin membunuhku juga karena aku mengetahui
rahasia ini, bahkan ilmu silat peninggalan Thian Jan Shu yang
tertera pada tujuh buah Hioloo kuno itu juga telah di bagi2kan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
oleh ciangbunjin dari tujuh partai besar itu, masing-masing
orang mendapat satu buah Hioloo".
Setelah Boen ching berkata demikian, mau tak mau Jian ciu
thaysu pun menjadi percaya, ia termangu- mangu, sepuluh
tahun berselang memang benar "Kiem Kiam Siucay", ching
Thian Yu membawa pulang sebuah Hioloo kuno, sejak itu pula
ketua tujuh partai besar telah menutup diri tak berkelana lagi
didunia kangouw, tak disangka semuanya itu ternyata
mempunyai hubungan dengan peristiwa sepuluh tahun
berselang dipuncak IHwee Ing. Wajah Bu cing ci menjadi
pucat pasi, kepada Jian ciu thaysu ia berkata. " Boen ching ini
tak dapat dibiarkan pergi."
Jian ciu thaysu yang sedang ragu-ragu, pedang Boen ching
telah melancarkan serangan hebat kearahnya, sebenarnya dia
dapat melancarkan pukulan untuk menahannya, tetapi dia
tidak ber buat demikian-
Ben Loei ci dan Bu cing ci segera bersama-sama maju
menyerang Boen ching.
Boen ching menarik kembali pedangnya dan melancarkan
serangan dengan menggunakan ilmu "Huan Ie Bok Kiamhoat”
ilmu pedang "Ie Bok Kiam Koat" saja sudah sangat aneh,
apalagi ilmu pedang "Huan Ie Bok Kiam Hoat ini jauh lebih
aneh lagi bahkan sangat berlawanan dari kebiasaan orang
menggunakan pedang. tiap jurus yang dilancarkan pun sangat
aneh sekali.
Dalam sekejap mata saja ia telah melancarkan lima kali
serangan Jian ciu thaysu, Bu cing ci dan Ben Loei ci terdesak
mundur terus, tahu-tahu tubuh Boen Ching bagaikan elang
raksasa melayang ketengah udara dan lari turun gunung.
Jian Ciu-thaysu memandang bayangan Boen Ching hingga
lenyap dari pandangan, ia menghela napas, ia tahu jika dia
sebagai Boen Ching tentu akan berusaha untuk menyapu
bersih orang2 dari Kun lunpay.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tubuhnya segera berkelebat turun gunung dan kembali
kegunung Kun lun san, urusan ini dia pasti akan
menanyakannya lebih jelas lagi kepada "Kiem Kiam siu-cay"
Chiang Thian Yu,jika memangnya ia berbuat demikian,
terhadap kemajuan Kun lunpay pada masa yang akan datang
tentu akan mengalami kesulitan- Siauwlimpay berbuat
bagaimana, Kunlunpay harus pula berbuat bagaimana.
Bu Cing Ci dan Ben Loei Cipun ter-mangu2 dengan lolosnya
Boen Ching kali ini, berarti pula runtuhnya nama baik tujuh
partai besar.
-oo0dw0oo-
DENDAM KESUMAT SELAMA 10 TAHUN.
BOEN CHING yang nampak sikap Jian Ciu thaysu demikian,
ia menjadi beranggapan mungkin dengan sikapnya itu ia
berusaha untuk menjaga nama baik Kunlunpay dan
mengulangi kembali peristiwa sepuluh tahun yang lalu
dipuncak Hwee Ing, maka tidak menunggu sampai Jian ciu
thaysu mengambil keputusan, ia sudah melancarkan serangan
dan menerjang keluar dari lembah itu. Setelah keluar dari
lembah sempit itu, pikirnya.
"Jika aku langsung turun gunung, tentulah di bawah sana
telah penuh dengan orang-orang tujuh partai besar yang
mencegat jalan keluar lebih baik aku lari keatas gunung dan
sementara menghindarkan diri dari orang-orang tujuh partai
besar, baru kemudian turun gunung pergi mencari jejak dari
Hoa Suan"
Dia berputar-putar diatas gunung beberapa waktu, tetapi
malang baginya ia malah tersesat dan tak menemukan
kembali jalan keluar untuk turun gunung, dalam keadaan yang
cemas itu, tiba-tiba nampak olehnya didepannya terbentang
suatu hutan bambu yang sangat lebat, dengan perlahan ia
berjalan menuju kehutan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika berjalan sepuluh langkah kehutan bambu itu, suatu
angin berhembus datang yang menyebabkan daun-daun
bambu membuka sebuah bayangan sangat dikenalnya
terbentang dihadapannya, hatinya terasa akan melompat
keluar diatas batu besar didalam hutan bambu itu duduklah
seorang siucay, orang itu tak lain dan tak bukan adalah
suhunya yang belum berselang lama berpisah dengannya, Ie
Bok tocu, Shie Yun Ku.
Baru saja Boen ching akan berjalan menuju kesana, dari
jauh terdengar suitan nyaring yang makin lama makin
mendekat dan telah memasuki hutan bambu itu, diam-diam
hatinya merasa terkejut orang yang baru datang itu sudah
dapat diketahui tingginya kepandaian yang dimiliki hanya dari
suara suitan nyaring itu saja.
Suitan nyaring itu secepat kilat makin lama makin
mendekat, sebuah bayangan abu-abu berkelebat masuk
kehutan bambu itu.
Boen ching menjadi tertegun, dengan per-lahan2 mengintip
kedalam hutan bambu itu, ginkangnya adalah ajaran langsung
dari Ie bok Tocu sehingga ia dapat dihitung sebagai jago yang
berilmu tinggi didalam dunia kangouw, ditambah lagi d angan
suara angin yang keras dari suara daun bambu membuat dua
jago Bu Lim yang duduk didalam hutan bambu itu sedikitpun
tidak merasakan kalau ada seorang yang lagi mengintip gerak
gerik mereka itu.
Ketika ia makin mendekat dan mulai mengintip. begitu
tampak orang yang duduk dihadapan ie bok Tocu, hatinya
merasa sangat terkejut, Pakaian dan wajah orang itu persis
"Thiat Peh Tok Cau" Mo Cing bagaikan pinang dibelah dua,
hanya orang ini jauh lebih tua usianya.
Dua orang itu berdiam diri sejenak, kemudian terdengar
dengan dingin orang itu berkata kepada Ie bok Tocu.
"Engkau mencari aku entah mempunyai urusan apa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ternyata tak salah dugaanku, kalau begitu kau tentunya
murid Thian Jan Shu Cianpwee waktu itu, dan kini membuat
namamu membuat orang berubah wajahnya jika
mendengarnya Tok Thian Cun"
Boen Ching yang berada diluar hutan ketika mendengar hal
ini, hatinya saking terkejutnya hampir saja melompat keluar,
pikirnya.
"Kiranya orang ini adalah Tok Thian choen si-raja racun, tak
kusangka di adalah murid dari Thian Jan Shu. tak heran kalau
kepandaiannya sangat tinggi" Tok Thian cun dengan dingin
berkata..
"Aku adalah Tok Thian cun, tetapi dari dahulu aku tidak
mengakui Thian Jan Shu sebagai suhuku, jika aku tidak salah
ingat engkau tentu adalah puteri Tan coe Coen Shi Yun Ku"
Ie Bok Tocu tersenyum jawabnya.
"Engkau juga tidak salah menerka, aku adalah putri Tan
coe Coen Shie Yun Ku, peristiwa dua puluh tahun yang lalu
apakah kau masih mengingatnya?"
Tok Thian cun tertawa dingin, sahutnya: "Apakah ingin
tahu jejak dari puterimu?"
Ie Bok tocu menganggukkan kepalanya, jawabnya. "Sudah
hampir sepuluh tahun, aku masih tetap mencari jejak
puteriku"
"ooh..." pada matanya memancarkan sinar yang aneh,
kemudian dia lanjutnya.
"Sudah dua puluh tahun, aku ingin mencoba bagaimana
hebatnya kepandaian dari puteri Tan Coe Coen"
Sehabis berkata tangannya melancarkan tiga kali serangan
kearah Ie Bok tocu.
Ie Bok tocu yang nampak Tok Thian Coen ingin menjajal
kepandaiannya, ia tertawa tawar, tubuhnya melayang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketengah udara, dengan seenaknya ia menghindarkan diri dari
pukulan yang dilancarkan Tok Thian Coen itu.
Mata Tok Thian Toen memancarkan sinar tajam, sedang
pada mulutnya ia berkata. "Bagus sambutlah seranganku ini"
Tangannya melancarkan lagi lima kali serangan berturut-
turut, lima buah serangan ini semuanya ditujukan keseluruh
tubuh Ie Bok tocu.
Tubuh Ie Bok Tocu berkelebat lagi dan ternyata dengan
cepat dapat menghindarkan diri dari seluruh pukulan itu.
Boen ching yang berada disampingnya, nampak yang
terkena pukulan Tok Thian coen yang ke tiga kaki dibelakang
Ie Bok tocu, semuanya tertera delapun buah telapak tangan
yang berwarna hitam gelap. dan melesek tiga dim dalamnya
pada bambu itu, diam-diam ia merasa terkejut, kepandaian
dari Tok Thian coen ini tak terkira tingginya hingga sukar
diukur.
Tok Thian coen yang nampak ginkang Ie Bok tocu demikian
hebatnya, ia membentak nya lagi.
"Bagus, sambut sekali lagi"
Tubuhnya berkelebat dan sekaligus melancarkan delapan
belas kali pukulan ke arah Ie Bok Tocu.
Ginkang Ie Bok tocu adalah nomor wahid didunia Kangouw,
tubuhnya melayang keudara dan mengeluarkan ilmu "Hui Sie
Yu Seh" atau terbang melayang bermain serat, tubuhnya
lantas saja segera melayang-layang ditengah udara.
Dengan tanpa gentar sedikitpun, ketika angin pukulan
sampai, ia baru melayang menghindar, delapan belas pukulan
Tok Thian coen tak satupun yang dapat mencapai sasarannya.
Tubuh Tok Thian coen bergerak mundur dengan tanpa
perubahan sedikitpun wajah nya, ia berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Puteri Tan Coe Thoen sungguh-sungguh hebat
kepandaiannya" Ie Bok Tocu tertawa tawar, sahutnya.
"Tingginya kepandaian Tok Thian cun ternyata dapat
memadai kepandaian Thian Jan Shu waktu itu, aku hanya
mengandalkan ginkangku untuk menghindar, tak dapat
dikatakan kepandaian yang sangat hebat"
Tok Thian Coen seperti tidak ingin melihat senyum dibibir
Ie Bok Tocu, sinar matanya menajam, katanya.
"Waktu itu Thian Jan Shu karena Tan Coe Coen belum juga
memenuhi janjinya, telah memerintahkan aku untuk
membawa pergi puterimu dan meninggalkan surat minta kamu
sekalian datang bertempur, apakah kamu tidak mengetahui
semuanya itu?"
Mata Ie Bok Tocu agak merasa pedih, sejenak kemudian
katanya.
"Kiranya demikian, entah puteriku sekarang berada dimana,
dapatkah kau memberitahukannya kepadaku?"
Dengan dingin jawab Tok Thian Coen.
"Puteri Thian Jan Shu telah membawanya pergi, berita dan
jejak selanjutnya aku tak tahu"
Ie Bok Tocu menjadi tertegun, ia ter-mangu2 dan duduk
mematung disana, ia mengira jika dapat mencari Tok-Thian-
Coen tentu dapat mencari kembali puterinya, tetapi tak
disangka ternyata tetap tidak dapat menemukannya.
Tok Thian Coen nampak keadaan Ie Bok Tocu yang sangat
menyedihkan itu, matanya memancarkan sinar yang aneh,
kemudian ujarnya.
"Nona Shie sampai jumpa lagi dilain waktu"
Sehabis berkata tubuhnya berkelebat menghilang ditengah
hutan bambu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ie Bok Tocu nampak Tok Thian coen telah pergi, dengan
perlahan ia menghela napas tak tertahan ia meneteskan air
matanya.
Dengan cepat Boen ching bangun berdiri. Ie Bok Tocu
segera memalingkan kepalanya baru akan membuka suara,
nampak yang datang ternyata adalah Boen ching, bibirnya
hanya sedikit bergerak. kemudian katanya: "Kiranya adalah
anak ching yang datang"
Boen ching segera berteriak dengan keras. "Suhu "
Ie Bok tocu merangkul Boen ching dengan mesranya, air
matanya meleleh keluar dari kelopak matanya. Boen ching
tahu ia sedang memikirkan putrinya, teriaknya. "Suhu engkau
jangan menangis, jejak Siauw In sumoay aku telah
mengetahuinya"
Tubuh Ie Bok tocu menjadi gemetar, ia mendorong tubuh
Boen ching dan bertanya. "Anak ching, engkau bilang apa?"
Sahut Boen ching dengan cepat.
"Siang tadi aku baru bertemu dengan Siauw In sumoay,
tetapi dia telah tidak mengingat semuanya, aku terpaksa
datang mencari suhu, tak disangka secara kebetulan dapat
bertemu ditempat ini"
Ie Bok Tocu menjadi sangat girang, ia segera menghapus
air matanya, Boen ching tidak menanti sampai Ie Bak Tocu
membuka mulut bertanya, telah mulai menceritakan
pengalamannya ketika bertemu dengan si iblis wanita
berwajah cantik diloteng rumah makan "Lay Hong to"
Selesai mendengar cerita Boen ching itu, Ie Bok tocu
merasa entah ia harus bergirang atau harus berduka, ia takut
untuk pergi mencari si iblis wanita berwajah cantik itu, takut ia
tak mau mengenalinya lagi, tetapi tak pergipun tak dapat,
kemudian ia dongakkan kepalanya memandang keadaan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cuaca, waktu itu haripun telah hampir gelap. setelah ragu-
ragu sejenak kemudian katanya.
"Anak ching, cepat kau bawa aku pergi kesana, coba lihat
apakah Siauw In masih berada disana"
Boen ching d angan cepat menganggukkan kepalanya, dua
orang itu segera lari turun gunung Thay An, dan lari menuju
kota Thay An.
Sesampainya dikota Thay An, dua orang itu langsung
menuju ke loteng rumah makan "Lay Hong Lo"
Ketika mereka telah tiba dirumah makan itu, Ie Bok tocu
menahan tubuh Boen ching. ia tidak diperkenankan Boe ching
langsung masuk kedalam, sambil menarik tangan Boen ching
dengan riangnya Ie Bok Tocu melompat naik ke atap loteng
itu, kemudian mengintip kedalam.
Ketika Boen ching menundukkan kepalanya memandang,
ternyata iblis wanita berwajah cantik dengan dua orang
pelayannya itu masih belum pergi dari rumah makan itu.
Tiga orang gadis itu duduk menjadi satu, diatas meja masih
terdapat sisa2 dari sayur dan arak. tak berapa jauh dari tiga
orang gadis itu berdiri enam orang laki2, keenam orang itu
agaknya baru saja naik ke atas loteng, tampak dengan wajah
gusar mereka memandang si iblis wanita berwajah cantik itu.
Boen Ching palingkan wajahnya meman-dang Ie Bok Tocu,
tampak dia bagaikan sedang termangu- mangu memandang
ke dalam, sedang matanya telah penuh dengan air mata.
Ie Bok Tocu menarik tangan Boen Ching, dengan bersama-
sama mereka melayang turun ke belakang tiga orang gadis
itu, baru Boen Ching mau membuka suara tetapi Ie Bok Tocu
telah menggelengkan kepalanya. Boen Ching melibat mata
suhunya itu sedang memandang terpesona pada bayangan
iblis wanita berwajah cantik itu, tubuhnya tak bergerak
sedikitpun, ia bagaikan tidak menginginkan iblis wanita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berwajah cantik itu tahu akan kehadirannya, pandangan
pertama ia telah mengenal gadis ini adalah puterinya, tetapi
jika misalnya iblis wanita berwajah cantik ini tak mau
mengenalinya ? lalu bagaimana ? lebih baik sekarang juga ia
memandang hingga puas bayangan itu.
Enam orang lelaki itu seperti tidak melihat atas kehadiran
dua orang itu, hanya dengan gusar mereka memandang iblis
wanita berwajah cantik itu. Terdengar iblis wanita berwajah
cantik itu dengan dingin mendengus, ujarnya. "Kamu enam
orang telah datang terlambat" Salah satu dari keenam orang
lelaki itu membentak: " Kembalikan jiwa Toako kami "
Sehabis berkata ia menubruk maju dengan hebatnya.
iblis wanita berwajah cantik itu membalikkan tangannya
dan melemparkan dua batang sumpit yang melayang secepat
kilat kearah orang itu dan menancap dikedua mata laki-laki
itu, ia menjerit ngeri dan jatuh di atas tanah, sedang kedua
tangannya dengan serabutan mencakar dahinya.
Seorang lelaki lagi maju menubruk. iblis wanita berwajah
cantik itu tertawa dingin, tangannya menyambar cangkir arak
yang berada diatas meja dan dilemparkan kearah orang itu,
cangkir arak itu dengan keras melesak masuk kedalam
dahinya, orang itu mati seketika itu juga.
Sisanya empat orang, wajahnya berubah menjadi pucat
pasi, dan bersama-sama menubruk ke arah iblis wanita
berwajah cantik, ia tertawa dingin, badannya berkelebat,
tahu2 tubuh keempat orang itu terpental jatuh kebawah
loteng terkena serangan pukulan telapak tangannya, dengan
diiringi suara jeritan ngeri.
Saking kagetnya Boen ching menjadi berdiri tertegun
disana, untuk pertama kalinya ia melihat iblis wanita berwajah
cantik itu turun tangan dengan demikian ganas dan kejamnya,
tadi siang dirinya masih memandang terpesona padanya,
tetapi kini iblis wanita berwajah cantik itu tertawa dingin lagi,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ia membalikkan tubuhnya, tetapi begitu nampak dua orang
yang sedang berdiri tertegun disana, wajahnya tiba2 berubah
menjadi pucat, setelah memandang terpesona pada dua orang
itu, segera ia membalikkan tubuhnya, ia lari turun loteng,
sedang dua orang pelawan itu menoleh kebelakang, tetapi
begitu memandang merekapun segera balikkan tubuhnya dan
melarikan diri.
Boen ching sebenarnya akan mengejar ke arah mereka,
tetapi tampak Ie Bok Tocu tetap tidak bergerak. ia lalu
menoleh memandang, ia tampak Ie Bok Tocu sedang
termangu- mangu berdiri mematung disana, air matanya
menetes membasahi pipinya, sedang sepasang matanya masih
memandang kursi di mana iblis wanita berwajah cantik itu tadi
duduk.
Boen Ching nampak Ie Bok Tocu menjadi bersedih hati,
dengan halus dia memanggil.
Tetapi Ie Bok Tocu bagaikan tak mendengarnya, ia tetap
masih berdiri ter-mangu2 disana.
Sejenak kemudian, dengan perlahan Ie Bok Tocu
menggumam: "Ia telah pergi . . ."
Selama belasan tahun ia merindukan puterinya, tetapi ini
untuk pertama kalinya dia bertemu, ia melihat puterinya
ternyata adalah seorang gadis yang sangat kejam, hampir saja
ia tak percaya pada matanya sendiri, tetapi semuanya ini
benar2 terjadi, masih ada dua orang yang penuh dengan
darah menggeletak mati di hadapannya.
Tubuh Ie Bok Tocu menjadi ter-huyung2, dengan cepat
Boen Ching memegangnya, dalam hatinyapun ia merasa
bersedih hati, tetapi kemudian katanya.
"Suhu, mungkin Siauw Ing Sumoay hanya satu waktu
berbuat demikian, akhirnya ia tentu akan berubah"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ie Bok Tocu denganperlahan menghela napas, dia melirik
pada Boen ching, selama hidupnya dia hanya menerima
seorang murid saja, sebenarnya dia ingin mencari kembali
puterinya tidak sesuai kalau dijodohkan pada Boen ching,
sejak kecil Boen ching adalah dia yang membesarkan, dia tak
dapat berbuat demikian sehingga menyusahkan muridnya.
setelah termenung sejenak. ia tertawa tawar, katanya.
"Anak Ching, aku ingin pulang kepulau Ie Bok To, engkau
seorang diri berkelana didunia kangouw haruslah banyak
berhati-hati".
Boen ching dengan perlahan menundukkan kepalanya, Ie
Bok Tocu bagaikan terhadap segala sesuatu sudah menjadi
kecewa, ia juga tak dapat menghiburnya, agak lama baru ia
dapat dengan perlahan memanggil. "Suhu . . ."
Belum Boen ching berkata, Ie Bok Tocu telah
memotongnya. "Anak ching, masih ingin berkata apa lagi?"
Boen ching dongakkan kepalanya, kata nya.
"Suhu anak ching tentu akan membawa Siauw In Sumoay
kembali kepulau Ie Bok To, dia --- sifatnya yang sebenarnya
bukanlah demikian".
Ie Bok Tocu tahu Boen ching dengan perkataannya ini
hanya ingin menghibur dirinya, tetapi dalam hatinyapun ia
merasa sangat berterima kasih padanya, pikirnya
"Mempunyai murid yang demikian baiknya ini, tak kalah
dengan putra sendiri, sungguh tidak mengecewakan jerih
payahku selama bertahun-tahun mendidik dan membesarkan
dia" Sedang dia melamun Boen ching berkata lagi.
"Suhu apakah kau tidak melihat adanya perubahan pada
wajah Siauw In Sumoay? dia tentu telah mengenali suhu,
tetapi takut suhu memakinya, hingga dia lari pergi" Ie Bok
Tocu menjadi tenggelam dengan tertawa ia berkata. "Anak
ching, semoga apa yang kau katakan itu memang benar"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sehabis berkata ia termenung sejenak kemudian tambahnya.
"Anak ching, aku akan pulang"
Tubuhnya melayang dan turun kebawah loteng dengan
cepatnya.
Boen ching menjadi tertegun, sungguh tak di sangka Ie Bok
Tocu, mengatakan akan pergi dengan cepat iapun pergi dari
loteng itu, segera ia mengejar ke bawah untuk menahan
suhunya, tetapi mana dia dapat mengejar Ie Bok Tocu, ia tak
melihatnya hatinya menjadi agak berduka.
Ia dongakkan kepalanya memandang dilangit nampak bulat
yang melengkung itu memancarkan sinar yang redup2 dia
berdiri berpikir sejenak, pikirnya:
"Kalau begitu lebih baik aku melanjutkan perjalananku
kearah Timur, malam ini juga untuk mencari Hoa Suan,
sebelum meninggal kakak nya telah menitipkan dia kepadaku,
bagaimana aku tidak menjaga keselamatannya?"
Setelah berpikir sedemikian segera Boen ching melanjutkan
perjalanannya menuju kegunung Yi San.
setengah malaman berjalan dengan cepatnya, sekejap
mata fajarpun mulai.
Boen ching sudah merasa sangat lelah, karena telah
melakukan perjalanan semalaman kini fajarpun sudah mulai
menyingsing, ia mulai bersembunyi kedalam hutan, untuk
beristirahat pada siang hari seperti ini ia tak dapat melakukan
perjalanan cepat oleh sebab itu pada siang harinya ia
beristirahat dan bersiap untuk pada petangnya melanjutkan
perjalanan guna mencari jejak Hoa Suan-
Ia berkelebat masuk kedalam hutan dan mulai duduk
bersemedi untuk mengatur pernapasan, tiba2 terdengar suatu
jeritan ngeri dari dalam hutan itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching mendengar suara jeritan itu berasal dari arah
sebelah kirinya, tubuhnya segera berkelebat dan menuju
kearah suara jeritan itu berasal.
Sekali pandang saja pada orang itu ia telah dapat
mengenalinya, hatinya jadi sangat terkejut. orang itu ternyata
adalah Thian Pek Tok cau, atau sipunggung baja cakar
beracun, Mo cing yang baru saja berpisah beberapa hari
dengannya.
Tampak kedua tangannya memegang anak kecil dan
sedang menghisap darahnya dengan lahapnya, jeritan ngeri
itu ternyata datang dari mulut anak kecil itu. Melihat keadaan
yang mengerikan itu tanpa terasa hatinya jadi merasa ngeri
dan keder.
Segera ia memusatkan pikirannya, pada saat ini ia berada
ditempat itu dan melihat kejadian yang mengerikan itu mana
dapat ia hanya berpeluk tangan saja membiarkan hal ini
terjadi dengan leluasa tanpa ada yang merintanginya
pedangnya segera dicabut.
Baru saja akan menerjang keluar, tahu2 sebuah bayangan
berkelebat memasuki hutan, begitu melihat orang yang baru
datang itu hati Boen ching sekali lagi menjadi terkejut. orang
itu ternyata adalah si iblis wanita berwajah cantik yang baru
saja berpisah kemarin malam, begitu ia muncul kedua
pelayannya pun ikut muncul pula ditempat itu.
"Thian Peh Tok Tian" Mo cing nampak kehadiran tiga orang
gadis itu bagaikan tak mengetahui atas kehadiran tiga orang
gadis itu, dengan lahap tetap menghisap darah anak itu.
Si iblis wanita berwajah cantik itu sekalipun adalah seorang
yang ganas dan kejam, tapi selama hidupnya belum pernah ia
melihat orang yang menghisap darah manusia dengan cara
demikian, dia segera membentak sedang kedua tangannya
melancarkan serangan kearah Mo cing.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mo cing yang nampak datangnya serangan dari si iblis
wanita berwajah cantik itu menjadi sangat terkejut, tingginya
lweekang yang dimiliki orang itu sungguh tak disangka
sebelumnya tangannya melemparkan mayat itu kearah iblis
wanita berwajah cantik, sedang tubuhnya melayang secepat
kilat dengan menggunakan cakar beracunnya ia melancarkan
serangan kearah iblis Wanita berwajah cantik.
Pek bian Lo Sat atau iblis wanita berwajah cantik sedikit
memiringkan tubuhnya menghindar, ketika ia melihat jurus
yang digunakan Mo cing itu, tanpa sengaja setelah
mengeluarkan suara tertahan-
Dua orang saling balas menyerang sebanyak satu jurus,
sayang dalam serangan ini tiada satupun yang dapat
mengenai sasaran kedua belah pihak telah mengetahui kalau
lawannya adalah berasal dari satu perguruan dengan dirinya
karena jurus2 yang digunakannya itu semuanya telah mereka
kenal.
Pek bian Lo Sat dengan dingin mendengus berturut-turut
melancarkan lima kali serangan gencar, lima serangan ini
semuanya dilakukan dengan sangat cepat dan ganas, MO cing
pun mempunyai niat akan memperlihatkan kelihayannya,
sebenarnya dia dapat menghindari dari serangan ini, tapi ia
tak mau melakukannya bahkan menyambut dengan
punggungnya.
Serangannya dengan cepat mengenai pihak lawan tapi dia
tak menderita sedikitpun bahkan balas melancarkan serangan
bertubi-tubi kearah Pek bin Lo Sat.
Pek bian Lo Sat nampak serangan dengan tepat mengenai
sasarannya tapi Mo cing sepertinya tak merasakan sedikitpun,
diam2 merasa terperanjat, dia tak tahu kalau Mo cing karena
racun yang dilatihnya membalik menyerang tubuhnya sendiri,
menyebabkan punggungnya malah berubah menjadi keras,
saking kagetnya keringat dinginpun telah membasahi bajunya,
dengan terburu-buru ia menghindari serangan Mo cing itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mo cing dengan dingin tertawa panjang, ia turut
melancarkan serangannya sedang Pek bian Lo Sat terus
mundur kebelakang sedang tangan kanannya diluar dan tahu2
pada tangannya telah menyambar dan bertambah dengan
sebilah pedang dari pelayannya.
Setelah Pek bian Lo Sat berhasil mencabut keluar
pedangnya segera kedudukannyapun menjadi berubah, dari
sikap bertahan menjadi sikap menyerang, pedangnya segera
melancarkan serangan hebat, tiap jurus yang dilancarkan
semuanya diarahkan kepada jalan darah penting ditubuh Mo
cing, serangan pedangnya makin lama makin kencang dan
makin menghebat, memaksa Mo cing berkali-kali terdesak
mundur ke belakang.
Mana pernah Mo cing didesak sedemikian rupa, dengan
gusar ia bersuit nyaring tangannya merogoh kedalam
pinggangnya, sebilah pedang panjang yang berwarna hitam
gelap telah ada ditangannya, segera pula ia balas mendesak
dan memaksa Pek Bian Lo Sat mundur sejauh tiga depa lebih.
Dua orang yang bergebrak secara demikian itu pihak Pek
bian Lo Sat mengalami kerugian karena pedangnya terlalu
pendek. sedangkan Mo cing karena luka parah yang
dideritanya belum sembuh seluruhnya menyebabkan dia sukar
untuk mengerahkan seluruh tenaganya.
Setelah lewat seratus jurus lebih, sudah dapat dilihat siapa
yang menang dan siapa yang kalah.
Karena Pek bian Lo Sat tak dapat memusatkan pikirannya,
disebabkan pikiran nya sedang kacau telah dipaksa berada
dibawah angin.
Kedua orang pelayannya nampak hal ini segera mencabut
keluar pedangnya, tiga orang bersama-sama mengerubuti Mo
cing seorang.
Mo cing menjadi sangat gusar, jurus serangannya makin
lama makin ganas, dua orang itu sekalipun berasal dari satu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perguruan, tapi dalam hati masing-masing telah mempunyai
perhitungan yang masak. pokoknya mereka tak dapat hidup
bersama bagaikan api dengan air,
sedang jurus-jurus serangannya itupun sedikit-sedikit
terselip jurus-jurus aneh yang pernah dilihat oleh Pek bian Lo
Sat, tiga gadis itu nampak jurus-jurus yang aneh itu terpaksa
hanya dapat menghindar dan berkelit saja. Sekejap mata saja
ratusan jurus telah berlalu, Mo cing bagaikan tidak sabar lagi,
tangan kirinya melancarkan serangan dengan menggunakan
cakar beracun nya, sedang tangan kanannya menyerang
dengan pedangnya, Pek bian Lo Sat pun merasa tak sabar
lagi, beberapa kali ia menerjang masuk kedalam lingkaran
pedang Mo cing.
Tiba2 pada tubuh Mo cing terlihat adanya suatu lubang
kelemahan, Pek bian Lo Sat tidak mau membuang kesempatan
ini, ia segera membentak dengan nyaring dan mendesak
maju, pedangnya mengancam dahi dengan sangat cepat dan
lincah, diam-diam pikirnya.
"Sekali seranganku ini meskipun tak dapat mengenai kau
juga, sedikit-sedikitnya dapat memaksa kau berada dibawah
angin."
Tapi dia mana tahu kalau hal ini adalah siasat dari Mo cing
untuk memancing musuh, begitu Pek bian Lo Sat itu
mendesak mendekat kelihatannya serangan pedang ini takkan
dapat dihindarkan lagi oleh Mo cing tapi siapa tahu, tubuh Mo
cing dengan cepat telah berputar dan menahan serangan
pedang itu dengan menggunakan punggung nya, Pek bian Lo
Sat segera mengerahkan segenap tenaganya, pedangnya
ditusukkan dengan keras sehingga menancap setengah bagian
kedalam punggung Mo cing.
Pedang Mo cing segera mendesk mundur kedua orang
pelayan itu, tangan kirinya menyambar dan mencekam
dengan keras pergelangan tangan Pek bian Lo Sat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hati Pek bian Lo Sat terasa berdesir dengan cepat ia
mengerahkan seluruh tenaganya ketangan kirinya, dengan
sekuat tanaga ia menyerang belakang kepala Mo cing.
Kedua orang pelayan itu nampak majikannya dalam
keadaan bahaya, dua orang ber-sama2 membentak keras dan
menubruk maju kedepan-
Mo cing tertawa seram, tangan kirinya melontarkan tubuh
Pek bian Lo Sat hingga sejauh tiga kaki, diikuti dengan
melancarkan serangan yang begitu gesit dengan pedang dan
cakar beracunnya dengan berbareng bagaikan harimau terluka
ia menubruk kearah kedua pelayan itu.
Kedua pelayan itu nampak Mo cing balas menubruk kearah
mereka, wajah dua orang itu sangat berubah, mereka tak
berani menyambut serangan tersebut, tetapi pedang Mo cing
telah tiba dan menyontek terbang pedang ditangan mereka,
ketika tangan kirinya menyambar, terdengar suatu jeritan
ngeri, seorang pelayan telah kena cakar beracun tepat
diwajahnya dan mati seketika itu juga.
Ketika tubuh Pek bian Lo Sat tadi dilontarkan ketengah
udara, ia segera mengerah kan tenaganya dan memegang
kencang pedangnya, kini nampak pelayannya dibunuh dengan
sangat kejam, tangan kanannya segera disabetkan,
pedangnya secepat kilat mengancam jalan darah "Ling Tay
To" dipunggung Mo cing.
Sungguh tak disangka oleh Boen ching hanya dalam
sekejap mata saja keadaan bisa berubah demikian cepatnya,
tubuhnya segera berkelebat, sambil membentak ketas pedang
nya melancarkan serangan gencar mengancam belakang
kepala Mo cing.
Sekalipun kepandaian Mo cing sangat tinggi, tetapi kedua
tempat itu merupakan tempat yang sangat penting dan
bahaya, ia tak berani berlaku ayal meskipun dari suara
bentakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching itu tak tahu yang datang adalah Boen ching,
tetapi iapun mengetahui bila ia telah kedatangan seorang jago
yang berilmu tinggi jika bukannya tadi ia telah berhasil
membunuh mati seorang pelayan yang paling lemah ilmunya,
tiba-tiba terasa kaki kanannya sangat sakit, ternyata pedang
Boen ching berhasil dengan tepat mengenai sasarannya dan
menusuk sekali pada kakinya. Jurus pedang yang digunakan
Boen ching baru ini adalah salah satu jurus dari ilmu pedang
"Huan Ie Bok Kiam Hoat" jurus pedangnya ini jika
dibandingkan dengan jurus pedang yang biasanya
penggunaannya ternyata sangat berbeda, selama hidupnya ia
belum pernah melihat jurus aneh semacam ini dan pada saat
ini Boen ching berhasil berdiri dibelakang tubuhnya, dengan
sendirinya sukar baginya untuk menghindarkan diri dari
serangan ilmu pedang tersebut.
Meskipun serangan Boan ching dengan tepat mengenai
sasarannya, tetapi tampak pelayan itupun mati ditangan Mo
cing, diam2 ia merasa sangat terkejut bercampur gusar,
berturut-turut ia melancarkan tiga kali serangan, Mo cing
nampak jurus pedang yang digunakan Boen ching itu sangat
aneh, ia tak berani menyambutnya, berturut-turut mundur
kebelakang sebanyak dua tindak.
Pek bian Lo Sat membentak nyaring, tubuhnya menubruk
maju, sedang tangan kiri melancarkan pukulan ketubuh Mo
cing.
Kaki kanan Mo cing telah terluka oleh tusukan pedang, hal
ini menjadikan kegesitannya darinya pun menjadi tidak seperti
semula, dia balikkan tubuhnya dan melancarkan serangan
pedang panjang berwarna hitam gelapnya itu disertai angin
yang tajam menyapu kearah dua orang itu.
Boen ching nampak serangan itu sangat ganas, ia tak
berani menyambutnya, tubuhnya mundur kebelakang.
Tetapi baru saja ia mundur selangkah tampak Pek bian Lo
Sat dengan kalap telah menerjang maju dan menubruk kearah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mo cing, dia menjadi sangat terkejut, pada saat itu tangan
kanannya Pek bian Lo Sat telah terluka ditambah lagi dia pun
puteri kesayangan suhunya Ie Bok Tocu, mana ia bisa
membiarkan dia seorang diri menghadapi maut, dengan
disertai bentakan yang nyaring, tubuhnya menjadi maju lagi
kearah Mo cing. Mo cing tahu kalau tangan kanan Pek Bian Lo
Sat itu baru saja terkena cengkeramannya.
sekalipun dia telah mengerahkan tenaga untuk melawan-
tetapi lukanya yang diderita pun tak ringan, apalagi setelah
terluka ia masih mencabut pedang dan melancarkan serangan,
dua kali dengan paksa ia harus menggunakan tenaga, kiranya
pada saat ini iapun sukar untuk bergerak. tangan kirinya
bagaikan angin cepatnya menyambar tangan kanan Pek bian
Lo Sat.
Pek bian Lo Sat tidak mau ambil perduli atas datangnya
serangan, tangan kirinya tetap melancarkan serangan
kedepan wajah Mo cing.
Mo cing nampak Pek Dia n Lo Sat hendak mengadu jiwa
dengannya. mana dia mau berbuat demikian, pedang ditangan
kanan nya sambil menangkis setiap serangan dari Boen ching,
tubuhnya melayang ketengah udara, dalam keadaan yang
sangat repot itu ia masih tidak lupa berusaha untuk melukai
lawannya, dia sadar jika ini hari dia tak berhasil membunuh
gadis itu, selamanya dia akan tak enak makan dan tidak enak
tidur, dengan serangan cakar beracunnya segera dirubah
menjadi pukulan telapak tangan yang dengan cepat mengenai
tangan kanan Pek bian Lo Sat, tetapi begitu timbul
keinginannya untuk melukai diapun tidak dapat lolos diri
pukulan yang dilancarkan Pek bian Lo Sat, pukulan ini dengan
tepat mengenai dadanya.
Kedua orang itu didalamBulim dapat dihitung sebagai
Tokoh kelas tinggi, kini kedua orang itu ber sama2 telah
terkena situ kali pukulan dan masing2 terhuyung mundur dua
langkah kebelakang, tetapi luka yang diderita Pek bian Lo Sat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jauh lebih berat, setelah mundur dua langkah kebelakang ia
jatuh pingsan diatas tanah.
Boen ching menjadi sangat terkejut, nampak Mo cing telah
mengangkat pedangnya menyerang Pek bian Lo Sat yang
keadaan dalam pingsan itu, dengan cepat dia menangkis
serangan itu sekalipun pada waktu ini Mo cing menderita luka
parah, tetapi kekuatan pedangnya itu tetap membuat pedang
Boen ching mencelat, tidak menanti Mo cing melancarkan
semua serangannya untuk kedua kalinya dengan cepat, ia
memungut kembali pedangnya sambil menggendong Pek bian-
Lo Sat lari masuk kedalam hutan.
Mo cing dengan gusar bersuit nyaring segera ia
mengenjotkan tubuhnya lari mengejar, sekalipun Boen ching
membawa seorang pada pundaknya, tetapi Pek bian Lo Sat
adalah seorang wanita sehingga tak seberapa beratnya,
apalagi ginkangnya adalah ajaran langsung dari Ie Bok Tocu,
ditambah lagi Mo Cing sedang terluka parah, dan kaki
kanannya pun terluka akibat tusukan pedang Boen ching,
setelah mengejar melewati dua buah bukit, Mo cing telah
kehilangan jejak bayangan dari Boen ching.
Boen ching yang menggendong tubuh Pek bian Lo Sat, ber-
turut2 lari sejauh sepuluh li lebih, setelah sampai disuatu
tempat yang sempit ia baru mencari tempat yang bersih dan
meletakkan tubuh gadis itu keatas tanah.
Baru saja ia meletakkan tubuh Pek bian Lo Sat, keatas
tanah tiba2 ia teringat sesuatu hal tangan Mo cing
mengandung racun yang sangat ganas, siapa saja yang
terkena tentu akan mati, sedang Pek Bien Lo Sat kini telah
kena pukulan beracun, ternyata dirinya dengan tanpa berpikir
panjang telah menolong nya, jika tidak mempunyai daya
untuk memunahkan racunnya lalu apa gunanya???
Dipandangnya wajah Pek bian Lo Sat dengan tajam, pada
saat ini dia mau menangispun tak akan dapat mengeluarkan
air matanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba2 dia menjadi tertegun wajah Pek bian Lo Sat tetap
memancarkan sinar seperti tak pernah terkena racun yang
ganas, hatinya terasa sangat heran, dengan cepat dia
mengangkat tangan kanan Pek bian Lo Sat, tampak pada
pergelangannya meskipun berwarna hijau kehitam-hitaman
tetapi tak menyebar keatas, hatinya menjadi terkejut dengan
gemetar bercampur girang, pikirnya:
"Mungkin karena suhu dua orang itu adalah Suheng moay
sehingga Mo cing tak berani turun tangan jahat".
Boen ching nampak Pek bian Lo Sat tak mempan terhadap
racun, ia baru mendapat menghela napas lega, dengan
terburu-buru diangkatnya tangan kanannya dengan
menggunakan pedangnya perlahan2 ia membuat luka kecil
pada daerah yang berubah menjadi hijau kehitam- hitamam
itu, darah hitam segera memancar ke luar, dia menanti supaya
darah hitam segera berubah menjadi merah lagi, baru
mengunyah sebutir pil "Liong HiatSinTan" pemberian suhunya
dan dibubuhkan keatas luka itu, kemudian dengan robekan
bajunya ia membalut luka tersebut.
Setelah selesai membalut luka ditangannya itu, ia baru
menggunakan pedangnya merobek pakaian dipundak Pek bian
Lo Sat, tampak pada pundak itupun terdapat sebuah telapak
tangan yang berwarna hijau kehitam2an seperti halnya
dengan luka pada pergelangannya itu, maka mula-mula
mengeluarkan darah hitam dari luka itu, akhirnya ia menutup
kembali pakaian dipundak Pek bian Lo Sat dan mengambil
sebutir pil "Long Hian Sin Tan" yang dimasukkan kedalam
mulut Pek bian Lo Sat setelah selesai semuanya ia baru dapat
menghela napas lega dengan perlahan ia duduk disamping
tubuhnya.
Wajah Pek bian Lo Sat ini jika dibandingkan dengan wajah
dari ie Bok Tocu boleh dikata bagaikan pinang di belah dua,
tetapi tindakan dari Pek bian Lo Sat ini ternyata dapat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
demikian ganas dan kejam nya, berpikir sampai disini tanpa
merasa dia menghela napas.
Pek bian Lo Sat dengan perlahan-lahan membuka kedua
matanya, Boen ching melihat dia telah siuman kembali dengan
sangat girang teriaknya "Siaw in Sumoay kau telah siuman
kembali."
Padahal Pek bian Lo Sat telah siuman dari pingsannya sejak
Boen ching mengeluarkan darah hitam dipundaknya tetapi
karena sangat malu ia tak berani membuka kedua matanya
setelah nampak Boen ching merawatnya dengan penuh rasa
sayang pun mendengar dia menghela napas, ia baru
membuka matanya, tampak pada wajah Boen ching
menampilkan rasa terkejut bercampur girang, sebenarnya ia
akan membuka mulutnya untuk memaki padanya, tetapi kini
tak tahu mengapa dia menjadi tak tega untuk memakinya,
setelah berkemak kemik sebentar barulah ia membuka
mulutnya dan berkata. "Mengapa kau menolong aku ?"
Boen ching menjadi tertegun dengan tertawa sahutnya.
"Sekalipun kau bukan putri kesayangan suhuku, kalau
bertemu kau ditengah jalan dengan menderita luka, aku juga
harus menolongnya."
Pek bian Lo Sat menjadi melamun kemarin malam dirumah
makan "Lay Hong Lo" ia bertemu dengan ie Bok Tocu, pada
saat itu dia juga tak tahu apa yang harus dilakukannya,
ternyata hatinya dapat berobah menjadi demikian jerinya dan
tak berani mengucapkan sepatah katapun, tetapi setelah pergi
ia ingin pula kembali lagi untuk melihat orang itu, tetapi
akhirnya dia tetap tak kembali.
Kini mendengar Boen ching mengungkap kembali ke adian
itu, setelah termemung sejenak lalu katanya:
"Apakah orang itu adalah suhumu?" Jawab Boen ching
sambil tersenyum:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, suhuku telah mencarimu selama belasan tahun
lamanya, setelah aku menjumpai kau dirumah makan itu,
segera aku kembali untuk mencari suhuku dan mengajaknya
kesana".
Terdengar Pek bian Lo Sat bertanya lagi. "Kau bilang dia
apaku?"
Dengan tertawa sahut Boen ching. "Dia adalah ibumu^
la berhenti sejenak setelah tertawa, lanjutnya:
"Suhuku selamanya menyaru sebagai seorang pria, aku
ternyata telah lupa untuk memberitahukan hal itu kepadamu"
Pek bian lo Sat menjadi tertegun, dengan suara tawar
ujarnya:
"Aku tak senang engkau mengungkap hal ini dihadapanku,
aku masih mempunyai ibu, engkau sangat baik terhadapku,
lain kali jika aku bertemu lagi denganmu, tentu aku tak akan
membunuhmu."
Boen ching menjadi tertegun pikirnya, ini apa artinya.
Setelah termenung sejenak kemudian katanya.
"Aku kira kau tentu belum mau percaya pada omonganku,
engkau tentu mengira puteri dari Thuan Jan Shu itu adalah
ibumu, benarkah?"
"ia sebenarnya bukanlah ibumu, ibumu yang sebenarnya
telah mengalami banyak penderitaan karena kau"
Pek bian Lo Sat sebenarnya akan membuka mulut, tetapi
mendengar ucapan Boen ching yang terakhir ini, perkataan
yang diucapkan itu ditelannya kembali, sedang dalam
hatinyapun sedikit bergerak. wajah dari ie Bok Tocu terbayang
kembali pada benaknya, dengan perlahan-lahan ia menutup
matanya, katanya:
"Aku sudah sangat lelah dan ingin beristirahat, engkau
menyingkirlah kesana sedikit"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching sambil tersenyum, katanya. "Kau beristirahatlah
baik-baik,"
Sehabis berkata tubuhnya, menggeser sedikit kesamping
matanya memandang kearah air sungai yang sedang
mengalir, sedangkan pikirannya melayang entah sampai
dimana.
Sebenarnya Pek bian Lo sat tidak ingin beristirahat, banyak
urusan terbayang kembali dibenaknya, mau tak mau dengan
perlahan ia membuka matanya kembali, dipandangnya
bayangan punggung Boen ching, didalam ingatannya belum
pernah ada orang yang demikian baiknya terhadap dirinya,
dengan diam-diam ia menghela napas tetapi pikirannya lagi.
"Tetapi itu, semua apa gunanya?"
Dengan perlahan-lahan ia bangun berdiri, maksudnya akan
dengan diam-diam meninggalkan tempat itu. tetapi sekalipun
racun dari pukulan itu telah lenyap tetapi pukulan yang
dilancarkan Mo cing itu telah menggunakan tenaga yang besar
sekali, sehingga luka dalamnya yang diderita itu cukup parah
baru saja ia berdiri, matanya berkunang-kunang dan jatuh
ketanah lagi.
Boen ching yang sedang melamun, tiba-tiba terdengar
suara yang sangat aneh dan ketika ia menoleh kebelakang
tampak tubuh Pek bian Lo Sat rubuh keatas tanah, dengan
terburu-buru ia memandangnya sambil berkata.
"Siauw in kau jangan mau cepat-cepat berdiri, jika ada
keperluan panggillah aku saja, luka dalam mu masih belum
sembuh"
Pek bian Lo Sat yang bersandar dibahu Boen ching, terasa
tubuhnya menjadi hangat, ia juga tak tahu mengapa dapat
menjadi demikian, tetapi Boen ching yang menganggap
karena dia adalah puteri kesayangan dari suhunya pun pula ia
menganggap ie Bok Tocu sebagai ibunya sendiri, maka
terhadap Pek bian Lo Sat pun ia merawat dan mengasihinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seperti halnya terhadap adiknya sendiri, tetapi ia tidak
menduga dengan sikapnya yang seperti itu pada akhirnya
telah menimbulkan kerusakan bagi dirinya.
Boen ching dengan tersenyum memandang tubuh Pek bian
Lo Sat, katanya. "Duduklah dengan baik2 jangan bergerak"
Pek bian Lo Sat menuudukkan kepala dan berdiam diri,
sekalipun biasanya dia sangat kejam, tetapi itu hanya
terhadap orang lain, terhadap Boen ching ia tak sanggup lagi
berhadapan dengan wajah yang keren. Boen ching
memandang wajahnya, kemudian tanyanya. "Maukah engkau
mendengarkan cerita mengenai suhuku"
Memang dalam hati Pek bian To Sat ingin mengetahui
cerita mengenai Ie Bok Tocu, kini mendengar Boen ching
bertanya demikian, ia tidak menjawab.
Boen ching tersenyum, dengan perlahan ia menceriterakan
hal-hal mengenai Ie Bok Tocu kepada Pek bian Lo Sat, ia
mendengarkannya dengan menundukkan kepalanya, sedang
tubuhnya kadang-kadang terlihat agak gemetar.
Boen ching setelah selesai menceritakan kisah itu, dalam
hatinyapun terasa sedikit keras sejenak. kemudian dengan
perlahan ia menghela napas, lalu katanya. "Siauw In, apakah
engkau masih tidak percaya?"
Pek bian Lo Sat termenung sejenak. kemudian jawabnya.
"Menurut kau seharusnya aku bernama Shie Siauw In?"
Boen ching yang mendengar perkataan ini ia berpikir
sejenak. la tahu diapun tak puas terhadap Seh TU Hoa dengan
tersenyum jawabnya. "Benar..."
Pek Bian Lo Sat dongakan kepalanya memandang mega
yang melayang diudara, semua urusan ini tak dapat pulih,
tetapi apakah dia mempunyai hak untuk menjadi putri Ie Bok
Tocu?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ibunya lemah lembut, dan dia....? Seorang yang
mempunyai julukan sebagai iblis wanita berwajah cantik yang
ditakuti oleh setiap orang.
Berpikir sampai disini dengan tawar katanya:
"Kalau begitu engkau mengambil aku sebagai Shie Siauw in
saja."
Mendengar perkataan ini Boen cing menjadi tercengang,
dia masih belum mau mengakui Ie Bok Tocu sebagai ibunya,
diapun berdiam diri. Pek bian Lo Sat nampak Boen ching
berdiam diri, matanya memancarkan sinar tanpa terasa
katanya.: "Hal ini aku katakan dengan sungguh-sungguh"
Boen ching tertawa, diapun merasa apa arti dari pada
perkataan itu, setelah termenung sejenak sahutnya.
"Siauw In jangan kbawatir engkau masih mempunyai
semangat seperti ibumu."
Shie Siauw In menundukan kepalanya dan berdiam diri.
Sejak itu diantara dua orang itu tak ada yang bercakap-
cakap lagi, dengan berdiam diri mereka duduk disana, tak
lamapun hari mulai berganti malam, dengan berpisah tempat
mereka mulai beristirahat..
Tengah malam tiba-tiba telinga Boen ching menangkap
suara tindakan yang sangat perlahan ia segera membuka
matanya, tampak shie Siauw in seorang diri sedang bangkit
berdiri, dan berjalan menuju ketepi sungai kemudian duduk
sedang matanya memandang terpesona pada air sungai yang
sedang mengalir dengan tenang itu.
Dalam hati Boen ching merasa heran, dengan perlahan-
lahan iapun berjalan menuju kesana. tetapi Shie siaw In
seperti tidak merasa ada yang datang mendekat kearah nya,
dia berhenti dibelakang tubuh Shie Siauw In, pada waktu
itulah Shie Siauw In baru menoleh memandang setelah dalam
air sungai ia tampak adanya bayangan Boen ching. Boen ching
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersenyum kemudian duduk di sampingnya. Shie Siauw In
sambil memandang wajah Boen ching katanya.
"ching Toako, besok pagi kau temani aku berpesiar dahulu
kearah Kang Lam, kemudian, baru kita bersama-sama pulang
kepulau Ie Bok To, maukah kau mengantar aku? "
BOEN CHING menjadi sangat girang, sungguh tak terpikir
olehnya kalau Shie Siauw In maupergi kepulau Ie Bok To,
menemani dia berpesiar ke daerah Kang Lam tidaklah
merupakan suatu tugas yang berat, dia tentu tak mau segera
pulang, berpikir sampai disini dia menganggukkan kepalanya
tanda menyetujui usul tersebut.
Shie Siauw In tertawa dan menghela napas lega, dia sendiri
juga merasa sangat heran, mengapa kalau berada disamping
Boen ching dia dapat berubah menjadi demikian lemah
lembut, pikirnya, inipun juga ada baiknya, cepat atau lambat
dia tentu akan bertemu dengan Ie Bok Tocu dan sebelumnya
dia harus berusaha untuk merubah sifat2nya, mungkin jika ia
selalu bersama-sama dengan Boen ching sifat2nya dapat
berubah menjadi baik dan lemah lembut.
Kedua orang itu berdiam diri hingga fajar menyingsing,
mereka bersama-sama meman-dang mengalirnya air sungai,
sedang dalam hatinya memikirkan urusan mereka masing2.
Boen ching teringat kembali pada Hoa Suan, dirinya telan
menerima pesan terakhir dari kakaknya, tetapi ternyata ia tak
dapat menjaganya.
Haripun telah mulai menjadi terang, Boen ching segera
bebenah sebentar dan memayang tubuh Shie Siauw In turun
gunung, setelah membeli dua ekor kuda berjalanlah mereka
menuju kedaerah Kang Lam.
Setelah mereka berjalan seharian penuh, entah karena ada
apa tujuh partai besar ternyata tidak mengirimkan orang2nya
untuk mencegat perjalanan mereka itu, tetapi dalam hati,
Boen ching mengerti, ini hanyalah saat2 tenang di kala hujan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
badai, mungkin tak sampai tiga hari lagi kalau jago-jago dari
tujuh partai besar telah tiba semuanya maka pada saat itulah
tak dapat dihindarkan lagi harus mengadakan pertempuran
mati- matian-
Tetapi setelah hari ketiga keadaan tetap tenang-tenang
saja, seperti tak akan terjadi sesuatu apapun juga.
Dalam hati Boen ching merasa agak heran, tetapi dalam
hatinya pun menjadi agak lega, beberapa hari lagi luka dalam
Shie Siauw in akan sembuh seluruhnya, dia tak usah kuatir
lagi akan kerubutan dari mereka2 itu.
Hari keempat. Dua orang itu tetap meneruskan
perjalanannya ke Selatan, jalan gunung mulai menjadi sempit
dan ber-liku2, Shie Slauw in yang bersama-sama dengan Boen
ching selama beberapa hari ini sifatnya berubah menjadi
lemah lembut, dalam hati Boen ching pun telah timbul suatu
perasaan yang sangat aneh, tetapi perasaan ini tetap
tersimpan didalam hatinya dia tak berani untuk mengutarakan
keluar.
Hari telah mulai gelap. ditengah jalan gunung yang sunyi
senyap itu tiba2 .... tertancap delapan buah hio. Tiap hio itu
panjangnya tiga cun dan semuanya disulut ditengah jalan
dengan kedudukan Pat Kwa.
Boen ching yang nampak delapan batang hio itu wajahnya
segera berubah menjadi pucat.
Shie siauw In belum pernah melihat wajah pemuda itu
berubah menjadi sedemikian rupa, dia menjadi termangu-
mangu, tanya nya.
"ching Toako, engkau kenapa? Delapan batang hio ini apa
artinya ?"
Boen ching setelah berhasil menguasai perasaannya dan
menenangkan diri barulah berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Musuh besar pembunuh kedua orang tuaku Pat Huang Sin
Mo telah tiba. Delapan buah hio ini adalah tandanya yang
melambangkan dia telah menggetarkan daerah Pat Huang."
"ooh .... " sahut Shie Siauw In, dia juga baru saja terjun
didalam dunia kangouw, sedang Pat Huang Sin Mo sejak Boen
ching pada sepuluh tahun yang lalu berhasil meloloskan diri
dari tangannya, dia menganggap hal ini merupakan tanda
yang tak baik bagi dirinya, sehingga Shie Siauw In tak pernah
mendengar selama ini.
Boen ching segera turun dari kudanya dan melihat
kedelapan batang hio itu, ia tahu begitu hio dari Pat Huang Sin
Mo itu muncul, jika belum berhasil membunuh musuhnya ia
takkan berhenti, sedangkan kepandaian yang dimilikinya pada
saat ini belum cukup untuk melawannya, sedang Shie Siauw
Inpun masih terluka dalam, setelah berpikir bolak balik tetap
dia tak dapat mengambil keputusan-
Shie Siauw In yang nampak sikap Boen ching demikian, lalu
berkata. " ching toako, apakah kepandaiannya sangat tinggi ?"
Boen ching menganggukkan kepalanya, dia nampak Shie
Siauw in bukan bertanya mengenai hal ini, lalu diceritakannya
sebab2 hingga ia bermusuhan dengan Pat Huang Sin Mo.
Ayah Boen ching waktu itu adalah seorang jagoan didunia
kangouw, ia mengangkat nama diBulim dengan julukan "Pek
Houw Kiam atau sijago pedang macan putih, Boen ci Pek
Houw Kiam Hoat yang diandalkan itu sebenarnya berasal dari
partai cing chen, sedang pada saat itu anak murid dari partai
tersebut hampir punah seluruhnya, padahal ilmu silatnya jauh
lebih tinggi dari ilmu silat tujuh partai besar.
Pat Huang Sin Mo, cie Un chan adalah salah satu murid dari
partai cing chen ini, jadi antara Boen cie dengan ci Uh chan
masih merupakan Suheng-te dengan Boen ching, tetapi ketika
mengadakan pertandingan pedang Boen cie telah menang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setingkat dan berhasil melukai cie un chan, sejak itu pula cie
un chan lenyap dari dunia kangouw.
Waktu itu Boen ching baru berusia sembilan tahun, nama
Pat Huang Sin Mo telah mengetarkan sungai telaga dan Boen
cie pun pada waktu itu telah mengasingkan diri, mereka tidak
tahu kalau Pat Huang Sin Mo sebenarnya adalah cie un chan,
sampai delapan batang hic itu disulut daripada tengah
malamnya cie uh chan muncul, ia baru tahu kalau Pat Huang
Sin Mo itu adalah suhengnya sendiri, tetapi kepandaian cie un
chan waktu itu sangat tinggi, Boen cie suami isteri tewas
ditangan cie uh chan, hanyalah Boen ching seorang yang bisa
meloloskan diri.
Shie Siauw in diam tak berbicara, terhadap Pat Huang Sin
Mo dia tidak menganggap apa2 tetapi luka dalamnya kini
belum sembuh seluruhnya, jika ingin memaksa untuk
mengerahkan tenaga hanya juga tak akan dapat membantu
banyak pada boen ching.
Sepuluh tahun yang lalu Boen ching pernah melihat Pat
Huang sin Mo, bayangannya hingga kini belum lenyap dari
benaknya, sepuluh tahun sekejap mata saja telah berlalu,
kepandaian Pat Huang Sin Mo tentulah mendapat kemajuan
yang sangat pesat, dan kini sekali lagi dia menyadari dirinya,
entah nanti siapa yang akan binasa.
Shie siauw in turun dari kudanya, tanyanya. "Apakah dia
tentu pada tengah malam baru datang?"
Boen ching memandang ke langit kemudian, jawabnya.
"Kebiasaannya selalu demikian, jika delapan batang hio
telah disulut kecuali dia tak dapat mencari aku, kalau tidak
sampaipun keujung langit dia juga akan datang mambunuh
aku"
Shie Siauw in tertawa, ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia tentu dapat mengejar kita, Tiga hari kemudian luka
dalamkupun akan sembuh dan pada waktu dia kalau datang
lagi adalah ia yang mencari penyakit sendiri, pada waktu itu
aku akan membantu kau untuk membunuh dia."
Boen ching menjadi tertegun, pikirnya.
"Benar, mengapa aku tidak berpikir sampai kesitu, begitu
luka Shie Siauw in sembuh, aku tak perlu takut lagi kepada Pat
Huang Sin Mo."
Berpikir sampai disitu dengan mendadak Shie Siauw in
mereka naik keatas kuda dan melarikan kedepan dengan
kencang.
Luka dalam Shie siauw in masih belum sembuh benar, kini
kudanya melarikan dengan kencang, mau tak mau membuat
dia mengerutkan alisnya, tetapi dia tak mau membuka mulut
untuk mencegah dengan Boen ching ia tetap melarikan
kudanya dengan lebih kencang.
Sekejap mata tengah malam telah tiba, dua ekor kuda itu
baru saja membelok di suatu tikungan, Shie Siauw in telah tak
tahan lagi dan terjatuh dari atas kudanya. Boen ching yang
nampak hal ini menjadi sangat terkejut, tubuhnya segera
melayang dan menyambar tubuh Shie Siauw in sembari
tangannya menyambar menahan tali les dari dua ekor kuda
itu, baru dia mendongakkan kepalanya, tampak delapan
batang hio yang telah disulut itu kembali terbentang
dihadapannya dan ber-goyang2 tertiup angin malam, ditengah
malam seperti ini, hal itu hanya menambah kengerian dan
keseraman dan suasana ditempat itu saja.
0oo0dw0ooo0
ANGIN REDA HUJAN BERHENTI
BOEN CHING yang kembali nampak munculnya delapan hio
itu menjadi sangat terkejut, tak dapat diragukan lagi kali ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pat Huang Sin Mo telah sejak tadi menguntitnya. bahkan
memilih tempat ditengah pegunungan yang sangat sunyi,
sekalipun dirinya berdua mempunyai kuda juga tak ada
gunanya.
Kini hio ini muncul lagi, tetapi Shie siauw in malah pingsan
didalam pelukannya, tetapi jika dilihat dari keadaan ini, Pat
Huang Sin Mo tentu akan datang kemari dengan berjalan kaki,
kalau begitu dirinya masih mempunyai kesempatan untuk
meloloskan diri. Asal dapat lolos dari jalanan pegunungan ini
dan mencapai jalan raya, dengan ginkangnya yang sedemikian
tinggi itu belum tentu ia dapat menyusul.
Ingatan ini terlintas dalam benaknya, tangan nya dengan
kencang memegang pada tali les kudanya.
Suatu tertawa nyaring yang sangat dingin berkumandang
ditengah malam buta yang sun itu, Boen ching yang
memandang wajah Pat Huang Sin Mo, tampak wajahnya
meskipun jauh bertambah tua, tetapi suara dan wajahnya
sedikitpun tak ada perubahan, tetap seperti dahulu.
Boen ching merasa kedua tangannya menjadi panas sekali,
baru saja ingin maju menubruk kearah Pat Huang Sin Mo
untuk mengadu jiwa, merasa tubuh Shie Siauw in masih
tersandar di bahunya, dengan perlahan ia mengangkat Shie
Siauw in keatas kuda, sedang dalam hatinya memikirkan
dengan cara apa ia harus melakukan untuk meloloskan diri.
Pat Huang sin Mo tertawa dingin, ia telah tahu bahwa Boen
ching memiliki kepandaian yang tinggi, dia tak dapat menanti
Boen ching yang datang mencari padanya, dia harus
membunuhnya sebelum kepandaiannya bertambah tinggi, dia
percaya Boen ching masih belum dapat menandinginya pada
saat ini, maka dia datang untuk mendahului membereskannya.
Boen ching segera mencabut pedangnya, Pat Huang Sin Mo
dengan dingin mendengus, tubuhnya melayang menubruk
kearah Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maksud Pat Huang Sin Mo adalah ingin dengan gerakan
yang cepat untuk melawan gerakan yang lambat, sekaligus ia
melancarkan delapan kali serangan. Boen ching nampak
pukulan Pat Huang Sin Mo datangnya cepat, dia tak mau
menangkis dengan kekerasan, kakinya menggunakan langkah
"Kioe Kong Pat Kwa" berturut-turut tiga langkah mundur
kebelakang, sedang pedangnya ditusukkan kedepan dengan
menggunakan ilmu "Sie Liu Eng Hong" atau pohon Liu
menahan angin.
Pat Huang Sin Mo yang sekaligus melancar kan delapan kali
serangan, meskipun tidak satupun yang mengenai tubuh Boen
ching, pukulan tersebut tetap membuat pohon yang berada
dibelakang tubuh Boen ching mengeluarkan suara gemuruh,
dan mengakibatkan dua ekor kuda itu menjadi kaget, sambil
meringkik larinya dua ekor kuda itu kedepan-
Tampak hal ini, Boen ching menjadi terkejut Pat Huang Sin
Mo setelah melancarkan delapan kali serangan itu nampak
Boen ching berturut-turut mundur tiga langkah kebelakang,
dalam hatinya merasa tidak tenteram, meskipun dia tidak
memperhatikan gerakan kaki Boen ching yang menggunakan
langkah "Kioe Kong Pat Kwa"
tetapi dia merasa tubuh Boen ching yang mundur
kebelakang itu bukanlah karena terdesak oleh pukulannya, kini
nampak dua ekor kuda itu telah lari pergi, hatinya menjadi
girang segera ia melancarkan sepuluh kali serangan berturut-
turut, pikirnya.
"Akan kudesak Boen cing ini hingga dia tak sempat untuk
mengejar dua ekor kudanya itu."
Boen ching adalah murid kesayangan dari ie Bok Tocu, dan
untuk pertama kali terjun ke dunia kangouw, sehingga
pengalaman tidak cukup dan kepandaiannya yang
dimilikinyapun baru dapat dipergunakan dengan baik
sebanyak lima enam bagian saja sampai kini ia berkelana
didunia kangouw baru belasan hari saja tetapi berturut-turut ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengalami pertempuran yang dahsyat, dengan kecerdasan
yang dimilikinya, ia telah mendapatkan kemajuan yang sangat
berharga sekali. .
Kini nampak dua ekor kudanya lari dari sana dan Pat Huang
sin Mo cie uh chan mendesak mendekat, meskipun dalam
hatinya merasa agak gugup, tetapi nampak cie Uh can
demikian memandang rendah musuhnya, sehingga ia
melakukan serangan tanpa mengadakan persiapan terhadap
diri sendiri, hatinya menjadi bergerak. ingatan untuk balas
menyerang timbul, kakinya berturut-turut menggeser
kesamping sebanyak tiga empat tindak. dari kedudukan
"Koen" dengan cepat menggeser kedudukan "Khan" sedang
pedangnya dimainkan secara terbalik dan melancarkan ilmu
pedang "IHuan leBok Kiam Hoat" jurus-jurus pedangnya itu
dimainkan secepat kilat, sekaligus ia melancarkan tiga kali
serangan.
Dahulu Tan coe coen juga memiliki Lweekang yang
sempurna, keCerdasanpun tak ada yang dapat
menandinginya, leBok Tocu Shie Yun Ku adalah puterinya
yang paling disayangi, sehingga ia menurunkan ilmu pedang
"IwBok Kiam Hoat yang paling lihay kepandaiannya, jika "Ie
Bok Kiam Hoat" itu dipadukan dengan ilmu langkah Sie Liau
Eng Hong, diantara lima orang itu ia dapat menduduki
kedudukan yang tak terkalah kan, sedang jurus2 dari "Huan Ie
Bok Kiam Hoat" jika dipadukan dengan Sie Liu Eng Hong"
maka jurus pedang yang mempunyai jurus penjagaan yang
sempurna berubah menjadi jurus seraangan yang sempurna,
tetapi hanya sayang tak ada penjagaan terhadan dirinya
sendiri. tetapi tehnik penyerangannya ini, tak dapat ditandingi
oleh ilmu pedang manapun juga.
Hati Boen ching diam-diam menjadi bergerak, bagaimana ia
harus menundukkannya sehingga dapat sesuai dengan
maksud dari Tan Coe coen tempo hari, pedangnya dimainkan
bagaikan angin badai, serangan cie Uh chan segera
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terbendung, dengan serangan pedang Boen ching yang
pertama ini, ia telah memaksa dia terpaksa menarik kembali
tangannya untuk menjaga diri, sedang serangan pedang yang
kedua telah dilancarkan, membuat dia mau tak mau harus
mundur kebelakang.
Serangan yang ketiga dilancarkan, sebenarnya jurus
pedang ini harus dilancarkan dengan lemah lembut, segera
akan dapat memaksa Pat Huang Sin Mo, cie Uh can jatuh
dibawah angin, tetapi pikirannya belum sampai disitu, setelah
serangan pedang yang ketiga dilancarkan, tubuhnya segera
melayang untuk mengejar kearah dua ekor kudanya itu.
cie Uh chan yang didesak mundur dua langkah oleh jurus
pedang Boen ching ini, dalam hatinya merasa berdesir, tak
disangka jurus ilmu pedang Boen ching dapat demikian
anehnya, karena terlalu memandang rendah terhadap pihbak
musuh sehingga dirinya hampir saja jatuh di bawah angin, tapi
setelah tiga kali serangan pedang Boen ching itu, dia malah
dapat lari mengejarnya, dia melihat jurus2 ilmu pedang Boen
ching ini meskipun sangat aneh, tetapi kepandaiannya masih
belum dapat menandingi dirinya. Waktu ini dia masih dapat
mengalahkan Boen ching, tetapi jika menanti beberapa waktu
lagi, mungkin kepandaian Boen ching akan jauh melebihinya,
pikiran ini segera berkelebat didalam benaknya, dia segera
mengerahkan tubuhnya mengejar kearah Boen ching.
Ginkang Boen ching di dapat langsung dari Ie Bok Tocu,
begitu tubuhnya menginjak tanah dia telah berada didekat
kudanya tetapi pikirannya tiba2 bergerak pikirnya.
"Aku berhasil menangkap kuda itu juga tak ada gunanya,
Pat Huang Sin Mo segera akan mengejar sampai disini".
Dia percaya ginkangnya lebih tinggi setingkat dirinya, kalau
bertempur dengannya mungkin masih ada kesempatan
baginya untuk berusaha melarikan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berpikir sampai disini dia hanya mengejar hingga sisi
kudanya, tetapi tak jadi menarik tali les kudanya, saat itu Pat
Huang Sin Mopun telah mengejar sampai dibelakang
tubuhnya, Pat Huan Sin Mo tahu kepandaian Boen ching tak
rendah dan tak dapat dipandang ringan, segera ia
mengeluarkan senjata yaitu Pecut geledek yang telah lama tak
dipergunakan olehnya.
-oo0dw0oo-
UNDANGAN DARI ENG HONG PANG
Pecut geledek ini panjangnya delapan depa, di atas pecut
itu penuh dengan kaitan yang tajam, ketika tubuh pecut itu
saling menggesek satu sama lain, segera terdengar suara
letusan.
Meskipun Boen Ching lari kedepan, Cie Uh Chan yang
dibelakang tubuhnya bukannya dia tidak tahu, suara letusan
membuat dia paham kalau dia telah mengeluarkan senjata
tunggalnya, waktu Boen Ching bertempur dengan Mo Cing,
panjangnya pedang Mo Cing tiga kaki lebih, sehingga dia tahu
kelemahan dari senjata yang panjang, tetapi pecut geledek Cie
uh chan ini meskipun panjangnya hanya delapan depa, tetapi
karena pecut itu penuh dengan kaitan yang tajam,
menyebabkan pedangnya tak dapat bersentuh dengan pecut
tersebut,jika dibandingkan dengan racun dipedang Mo Cing,
senjata mempunyai
boleh dibilang masing-masing
kelihayannya masing-masing pula.
Boen Ching tak berani menyambut pedang, dengan cepat
dia berkelit kesamping, akan tetapi Cie uh chan telah tahu
kalau Boen Ching tentu tak berani menyambut pecutnya itu
dengan pedangnya, terlihat pecutnya sedikit digetarkan.
Boen Ching menjadi sangat terkejut, senjatanya yang
dipergunakan Cie uh chan itu terlalu ganas,jika demikian
halnya masih lumayan kalau melawannya dengan tangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kosong saja, serangan Cie uh chan dilancarkan demikian hebat
dan ganasnya, mau tak mau ia harus mencoba menangkis
dengan pedangnya.
Pedang danpecut dengan cepat bertemu, Cie uh chan
tertawa dingin, tangannya dibentangkan keatas dan dengan
paksa menarik pedang ditangan Boen Ching tetapi Boen Ching
yang menangkis dengan pedangnya itu, dia juga telah
memperhitungkan akibatnya, Cie uh chan baru saja
mengerahkan tenaganya, tubuhnya telah melayang menglkuti
tarikan itu, sedang kakinya melancarkan tendangan berantai
sebanyak tujuh kali mengancam seluruh tubuh Cie uh chan-
Cie uh chan yang nampak hal demikian, ia mengetahui
karena lagi-lagi ia telah memandang rend ah musuhnya
sehingga ia terdesak, tangannya segera menarik kembali
pecutnya sambil tubuhnya mundur ke belakang, pecut
geledeknya itu kembali menyapu lagi kearah Boen Ching.
Sungguh tak disangka oleh Boen Ching, serangan Cie Un
Chan ini dapat dilancarkan demikian cepatnya belum ia
mengambil keputusan apakah yang harus dilakukan untuk
menyambut serangan pecut ini. Tahu-tahu dalam sekejap saja
pecut itu telah tiba, dengan tergesa-gesa ia menyingkir, tetapi
tak urung pundak kirinya tetap terkena serangan pecut itu,
saking sakitnya tubuhnya menjadi menggigil, pecut geledek itu
bukan sembarangan senjata yang dapat dilawan dan tempat
yang terkenapun bukannya hanya satu luka saja, Boen Ching
meskipun hanya terkena sedikit sambaran pecut itu saja,
tetapi pada tubuhnya telah terdapat tiga tempat luka akibat
kaitan yang ada pada tubuh pecut itu.
Cie Uh Chan nampak hal ini ia tertawa bergelak, pecutnya
kembali melancarkan serangan gencar.
Meskipun Boen Ching telah terkena serangan pecut itu,
tetapi dia tetap tidak mundur, pada saat ia terkena serangan
pecut itu, terbayang kembali peristiwa sepuluh tahun yang lalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketika ayahnya terkena serangan pecut itu, tetapi dia tetap
tidak mundur, bahkan menyuruh dia melarikan diri.
Boen Ching bagaikan harimau terluka, pedangnya menusuk
kedada Cie Uh chan dengan keras Cie Uh Chan yang nampak
hal ini menjadi terkejut, dia tak mau mengadu jiwa dengan
Boen Ching, ternyata sangat hebat, meskipun ia dalam
keadaan bahaya tetapi serangannya tetap tak menjadi kacau
balau.
Dengan memainkan ilmu "Ie Bok Kiam Hoat" selangkah
demi selangkah ia mendesak maju dan memakea dia terdesak
mundur tiga langkah. Cie Uh Chan dengan gusar mendengus,
pecutnya ditarik kembali yang mengakibatkan pedang Ie Bok
Kiam ditangan Boen Ching terlepas. Ketika pedang dan pecut
itu beradu, Boen Ching segera tersadar, tetapi pedangnya
telah teriepas, dia teringat kemhali pada Shie Siauw In dan
suhunya Ie Bok Tocu, pikirnya.
"Aku tak dapat mengadu jiwa dengannya" Dengan keadaan
yang ter-gesa2 itu, ia segera mengeluarkan ilmu "Thay Thien
Kio- Sih" atau sembilan jurus jungkir balik.
pada saat ia mengeluarkan tangan dan kakinya, tubuh Cie
Uh Chan telah terlontar sejauh satu kaki lebih dan jatuh ke
tanah dengan keras.
Tubuh Boen Ching melayang turun sambil menerima
kembali pedangnya, dia takut Shia Siauw In belum teriepas
dari bahaya, sehingga tak berani lari kearahnya, dia malah lari
kearah jalan gunung.
Cie Uh Chan menjadi terkejut karena jurus aneh yang
digunakan Boen Ching ini, dia menjadi tertegun dan berdiri
mematung, ia baru sadar kembali ketika melihat Boen Ching
melarikan diri dengan ia meraung keras dan lari mengejar.
Boen Cing segera mengerahkan ginkangnya "Shen Au Ban
Li" atau suara meraung laksa li, dengan cepat Cie Uh Chan
tertinggal jauh sekali, tetapi sakit didada kirinya tak dapat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditahan lagi, dari tiga tempat luka itu setiap lukanya panjang
sampai beberapa inci, saking sakitnya keringatnya mengalir
membasahi seluruh tubuhnya. pada saat itu diufuk timur sinar
matahari mulai terbit, sakitnya Boen Ching tak kuat lagi untuk
berjalan, tetapi untung dalam sakunya masih terdapat pil
"Liong Hiat Sin Tan" dengan perlahan-lahan dia maju
kedepan, kerena terlalu banyak darah yang hilang, kepalanya
terasa agak pening sedang matanyapun mulai berkunang-
kunang. Didepan matanya terbentang sebuah sungai kecil,
menjadi girang, pikirnya.
"Aku akan mencuci lukaku disungai itu baru kemudian
membalut lukaku ini." Segera ia mempercepat langkahnya
menuju kesungai kecil itu, baru saja Boee Ching sampai
didekat tempat itu, tiba2 didekatnya terdengar suara yang
perlahan. dan terdengar seperti suara orang yang sedang
mencabut pedangnya, tangan kanannya mengencang,
diantara kabut yang tebal itu terdengar suara yang tertahan:
"Siapa ..."
Dua buah bayangan berkelebat didepan matanya, ternyata
orang itu adalah si elang emas dari gurun pasir, Kong Sun Sek
dan Pek Hian Ling.
Pek Hian Ling nampak dia dalam keadaan demikian
menjerit tertahan Kong Sun Sek juga menampilkan wajah
yang keheranan, Boen Ching yang nampak dua orang itu tak
mengandung maksud jahat, hatinya menjadi lega, karena tak
tahan terlalu banyak darah yang mengalir keluar ia jatuh
pingsan ketanah.
Ketika siuman kembali nampak dirinya telah bersandar
dipinggir satu pohon besar dekat sungai itu.
Wajah Kong Sun Sek dan Pek Hian Ling menunjukan rasa
yang gembira, dia tak tahu mengapa mereka berbuat
demikian pada saat ini tampak sungai kecil itu ia teringat
kembali ketika ia merawat luka shia Siauw In.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba teringat kembali kini ia berada ditempat mana,
tanpa terasa dia menghela napas. Kepada Kong Sun sek dan
Pek Hian Ling ia mengucapkan terima kasih atas budi
pertolongannya yang telah menolong jiwanya. Mendengar
ucapan itu Kong Sun sek tertawa besar dan katanya.
"Boen Siauwhiap, tak usahlah kau sungkan-sungkan.
Didalam bu lim saling menolong adalah soal yang jamak, pada
kemudian hari aku orang tua mungkin malah akan minta
bantuan darimu."
Pek Hian Ling memandang tajam pada Boen Ching sejenak,
kemudian katanya.
"Mengapa kau menghela napas? darahmu telah banyak
mengalir keluar, aku saja yang melihat jadi sedikit takut,
siapakah sebenarnya yang telah melukaimu ?"
dalam hati Kong Sun sek juga ingin cepat mengetahui hal
ini, dia tak dapat menebak di antara tujuh partai besar
siapakah yang dapat melukainya dan menurunkan tangan
sedemikian ganas dan kejamnya. Mata Boen Ching melirik
kesamping, tampak pundak kirinya telah dibalut rapi sedang
pakaian sebelah atasnya telah penuh dengan bekas darah
yang kini telah mengering semuanya.
Dengan pelan ia menghela napas dan ujar nya: "Pat Huang
Sin Mo"
Dengan terkejut Kong Sun sek menegaskan. "Iblis itu "
Dia tak dapat mengetahui mengapa Boen Ching dapat
bentrok dengan Pat Huang Sin Mo, Cie Uh Chan selama
sepuluh tahun dia tak terjun dalam dunia kangouw tak nyana
ternyata dia dapat bentrok dengannya. Boen Ching tertawa
tawar katanya. "Dia adalah musuh besar pembunuh kedua
orang tuaku."
Kong Sun sek menjadi tertegun dia menggeleng-gelengkan
kepala, pikirnya. "Tak nyana pemuda ini dapat mempunyai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
demikian banyak dendam permusuhan" Pek Hian Ling
bertanya lagi kepada Boen Ching. "Lalu mengapa engkau
menghela napas??" Boen Ching teringat kembali pada Shie
Siauw In, lalu katanya. "Aku masih ada seorang kawan yang
terluka, tapi entah dimana dia sekarang berada dimana."
Pek Hian Ling memandang Boen Ching dengan tajam
ujarnya.
"Apakah dia seorang gadis??"
Boen Ching menjadi tertegun, pikirnya mengapa dia tak
menebak pada Hoa Suan melainkan menebak pada seorang
gadis? dengan cepat sahutnya. "Mengapa, kau dapat
mengetahuinya apakah kau melihatnya ?" Pek Hian Ling
mengeluarkan suara dihidung, lalu katanya. "Aku belom
pernah melihatnya."
Boen Ching menjadi sangat heran tanya nya. "Lalu
mengapa kau dapat mengetahui. . ."
Tidak menanti sampai Boen Ching selesai berbicara Pek
Hian Ling telah mencibirkan bibirnya dan katanya.
"Mengapa heran melihatnya, melihat wajahmu yang sedih
dan lemah itu, aku sudah dapat mengetahuinya"
Boen Cing terpaksa tertawa pahit, Kong Sun sek yang
berada dipinggir sejak tadi telah mengetahui apa yang sedang
dipikirkan oleh Pek Hian Ling, dia tersenyum kepada Boen
Ching lalu katanya.
"Boen Siauwhiap, waktu terjadi peristiwa dipuncak Hwee
Ing, hanya delapan orang yang hadir melihat dengan kepala
mata sendiri, selain ciangbunjin2 dari tujuh partai besar,
hanyalah kau seorang hadir ketika Thian Jan Shu bertempur
dengan Thian San Chiet Kiam, kau pun hadir disana, Dapatkah
Boen Siauwhiap menceritakan peristiwa yang terjadi waktu itu
kepada kami, untuk menghindari tuduhan2 yang bukan2
terhadap Boen siauwhiap" Setelah berpikir sejenak, katanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sebenarnya suhuku melarang aku untuk menceritakan
tentang urusan ini,jika urusan tujuh hioloo kuno itu diceritakan
maka tak dapat di hindarkan lagi tentu banyak iblis2 dari luar
lautan yang sekali lagi turun gunung dan teejun kedalam
dunia kangouw, pada waktu itu Thian Jan Shu pernah berkata
bahwa siapa saja yang dapat memahami ilmu silat yang
tertera pada tujuh buah hioloo kuno itu, maka dia akan
mendapatkan seluruh ilmu silat yang dimilikinya itu."
Kong Sun Sek diam2 juga berpikir, selama puluhan tahun
ini kepandaian Thian Jan Shu adalah nomor wahid, kini dia
meninggalkan ilmu silatnya, sudah tentu banyak orang yang
mengincarnya
Sebenarnya dalam hati Peh Hian Ling merasa hal ini, tanpa
terasa semangatnya pun bangun kembali untuk
mendengarkan.
Boen Ching tertawa, setelah memandang dua orang itu
sejenak, katanya. "Sekarang aku akan menceritakan hal ini
kepada kalian, tetapi aku kini diantara tujuh partai besar tak
ada satu partaipun yang akan mengakuinya"
Setelah itu berbicaralah ia akan peristiwa-peristiwa yang
terjadi ketika ia naik gunung untuk mohon belajar ilmu silat
hingga ciangbunjin dari tujuh partai memukul padanya dan
merampas tujuh buah hioloo tersebut.
Dua orang itu memperhatikannya dengan sungguh2,
sampai Boen Ching selesai bercerita dua orang itu baru
menghela napas lega.
Setelah selesai mendengarkan cerita itu, tanpa terasa Pek
Hian Ling telah bertanya kepada Boen Ching.
"Mengapa suhumu tidak turun gunung untuk
membantumu" Setelah selesai ia menjadi menyesal, pikirnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baru saja aku marah kepadanya, kini malah aku yang lebih
dahulu mengajak dia untuk berbicara" Boen Ching sambil
tertawa berkata.
"Suhuku karena masih mempunyai urusan yang lain telah
kembali teriebih dahulu kepulau Ie Bok To."
Dia tak mau menceritakan kalau suhunya karena sedih
terhadap Shie Siauw In baru pulang kepulau Ie Bok To. Pek
Hian Ling nampak Boen Ching tidak berbicara sesungguhnya,
dia mendengus, katanya.
"Omong kosong, suhumu demikian baik dan sayangnya
terhadap kau, mana sampai hati meninggalkan kau seorang
diri berkelana didunia kangouw".
Pada saat itu dalam hati Boen Ching sedang memikirkan
Shie Siauw Ini ternyata dirinya tak dapat pergi mencarinya, dia
menjadi menghela napas.
Pek Hian Ling yang mendengar Boen Ching menghela
napas lagi, dengan nada yang tidak senang katanya:
"Hey, apakah engkau teringat kembali akan kawanmu yang
telah berpisah dengan kau itu hingga bersedih hati?"
Kong Sun Sek yang mendengar soal ini mengerutkan
alisnya, dia nampak Pek Hian Ling bertanya secara demikian,
dalam hatinya diam2 membatin.
"Keponakan perempuanku ini sungguh taksungkan2, aku
kira pandangan Boen Ching terhadapnya malah akan menjadi
buruk."
Boen Ching mendengar Pek Hian Ling bertanya demikian, ia
menjadi tertegun, kemudian dengan tertawa sahutnya: "Dia
adalah peteri suhuku dan telah terluka berat, apalagi dalam
keadaan pingsan" Meskipun dia berkata sambil tertawa, tetapi
tetap tak dapat menutupi wajahnya yang sedang muram itu.
Pek Hian Ling berkata lagi-"Kalau begitu dia adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sumoaymu, tentunya kalian menjadi satu sejak kecil
benarkah?"
"Mengapa dahulu aku tak pernah melihatnya?"
Boen Ching berpikir sejenak kemudian baru berkata: "Dia
sejak kecil telah diculik orang, baru saja aku bertemu muka
dengannya"
"Ooh --- -- "Kata Pek Hian Ling, dia sendiri tak dapat
mencari tahu apa sebabnya dia sampai demikian
memperhatikan pada Shie Siauw Ini mungkinkah hal ini
disebabkan waktu mereka berdua berdiri berhadapan dicelah
yang sempit itu. Dari sakunya Boen Ching mengeluarkan
sebuti rpil "Liong Hiat Sin Tan" dan ditelannya, kemudian
mulai menjalankan semedinya. Kong Sun Sek tahu dia telah
kehilangan darahnya terlalu banyak, dalam waktu singkat tak
mungkin dapat sembuh kembali, ditambah lagi ia telah
mengeluarkan banyak tenaga untuk berbicara, tentu sangat
berat baginya, yang banyak membuang tenaga dengan
percuma. Hati Pek Hian Ling pun mendelu, sambil duduk
dipinggiran ia berpikir dengan menundukkan kepalanya.
Setelah beberapa waktu, disekitar tempat itu tiba2
terdengar mengalunnya genta yang mendatang dari tempat
jauh, Kong Sun Sen mengerutkan alisnya, dia tak dapat
menerka suara apakah itu, dia hanya merasa suara genta itu
kedengarannya agak aneh.
Ketika pertama kali mendengar suara2 genta itu, Boen
Ching segera membuka kedua matanya, pada wajahnya
menampilkan rasa yang sangat terkejut, tetapi ketika suara
genta itu terdengar lagi untuk kedua kalinya, wajahnya segera
berubah menjadi sangat serius, kedua matanya dipejamkan
dan segera menenangkan pikirannya.
Pek Hian Ling mementangkan matanya besar2 memandang
pada Boen Ching, baru saja ingin membuka suara pada Kong
Sun Sek, Kong Sun Sek nampak wajah Boen Ching berubah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi agak aneh, segera menggoyangkan tangannya
mencegah Pek Hian Ling untuk berbicara, dalam hati Pek Hian
Ling menjadi mendelu dan duduk disana tak berbicara lagi-
Boen Ching yang sedang bersemedi menenangkan pikirannya
merasakan setiap suara genta itu timbul ia segera merasa
seluruh darahnya bergolak, agaknya orang yang membunyikan
genta itu sedang menyerangnya dengan menggunakan suara
genta itu, dia tak berani berayal lagi, segera ia memusatkan
pikirannya, dengan lweekang nya ia melawan suara genta itu.
Pek Hian Ling yang hatinya sedang mendelu tiba2 melihat
pada jidat Boan Ching penuh dengan keringat yang menetes
keluar, dia menjadi ter-menung2 dengan cepat ia
mengeluarkan sapu tangannya dan diusapkan pada jidat Boen
Ching yang penuh dengan keringat itu.
Sebenarnya Boen Ching yang sedang melawan suara genta
itu, dengan lwekangnya sudah merasa sangat berat, ditambah
lagi Pek Hian Ling mengusapkan sapu tangannya pada
jidatnya segera ia merasa ada suatu perasaan yang sangat
aneh yang meliputi seluruh tubuhnya, tanpa terasa tubuhnya
menjadi tergetar, suara genta itu segera menyerang kedalam
tubuhnya.
dalam sekejap mata saja telah menyerang hati dan
jantungnya, Boen Ching menjadi sangat terkejut, segera ia
berusaha memusatkan seluruh lweekangnya untuk menooba
melawan suara genta itu, tetapi suara genta itu dengan tiba-
tiba telah berhenti.
Dengan terkejut Boen Ching segera membuka matanya
nampak Pek Hian Ling bagaikan mau tertawa tetapi tak dapat
tertawa memandangnya, kini dia nampak membuka matanya
lalu menegornya. "Hey, kenapa engkau?"
Tetapi suara genta itu timbul lagi Boen Ching tak sempat
untuk berbicara dengan Pek Hian Ling, dengan cepat dia
menutup kedua matanya tetapi suara genta kali ini datangnya
ternyata sangat lunak dan halus, dengan perlahan membantu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan menjalankan hawa murninya keseluruh tubuh Boen Ching
segera sadar dengan cepat ia menjalankan hawa murninya
keseluruh tubuh mengikuti irama dari genta itu.
Tempat-tempat yang biasanya tidak dapat dilalui oleh hawa
murninya itu telah terbuka semuanya, atas bantuan dari suara
genta itu, hanya anehnya orang yang membunyikan genta itu
se-olah2 sangat hapal terhadap ilmu silat perguruannya,
sebenarnya untuk melatih ilmu tenaga dalam, setiap partai
dan perguruan mempunyai cara yang ter-sendiri2 meskipun
garis besarnya adalah sama, tetapi bagian-bagian kecilnya
adalah sangat berbeda, tetapi kini tempat yang ditunjuk oleh
suara genta itu, ternyata dapat mengetahui ilmu dari partai
atau perguruan manakah yang dia pelajari.
Setelah menjalankan hawa murninya tiga putaran, Boen
Ching merasa seluruh tubuhnya sangat ringan dan nyaman,
sedang suara genta itupun berhenti. Tanpa terasa wajahnya
menampilkan senyuman dia tak tahu siapakah orang yang
telah menyembunyikan suara genta itu, sepertinya dia sangat
baik terhadap dirinya. Pek Hian Ling yang berada disisinya itu
segera menegurnya.
"Hey kali ini kau sedang menertawakan apa?" Kata Kong
Sun Sek.
"Anak Ling, biariah tunggu dia sampai membuka matanya
baru kita tanyai padanya."
Boen Ching menjalankan hawa murninya sekali lagi- terasa
tenaga dalamnya mendapatkan kemajuan yang pesat, baru
saja akan membuka matanya, suara genta itu kembali timbul
lagi- Boen Ching segera memusatkan pikirannya untuk
mendengarkan-Kali ini suara genta itu ternyata tidak
membimbing hawa murninya keseluruh tubuhnya melainkan
menambah rumus-rumus ilmu tenaga dalam yang sebenarnya
belum pernah dia terima dan rumus-rumus itu sangat
membantu dalam melatih ilmu tenaga dalamnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah itu suara genta itu membantu hawa murninya
berputar keseluruh tubuhnya sebanyak tiga kali putaran dan
kemudian berhenti- Boen Ching segera membuka kedua
matanya, setelah duduk tenang sebentar kemudian pikirnya..
"Mungkin orang ini tak mau bertemu dengan aku, baru
berbuat demikian- kalau tidak, tak mungkin ia memberi
pelajaran dan petunjuknya melalui suara genta itu." berasaL
Boen Ching segera bangkit berdiri dan menyembah tiga kali
kearah suara genta itu berasaL
Kong Sun Sek dan Pek Hian Ling yang nampak wajah Boen
Ching menampilkan kegembiraan, bahkan bagaikan
lukanyapun telah sembuh dan telah segar kembali- diam2
kedua orang itu merasa sangat terkejut pikirnya. "Entah
siapakah orang yang telah membunyikan genta itu,
kepandaiannya ternyata demikian tingginya, entah jika
dibandingkan dengan Thian Jan Shu waktu itu, bagaimana?"
Pek Hian Ling segera berkata kepada Boen Ching. "Hey,
tahukah kau siapakah orang yang telah membunyikan genta
itu?"
Boen Ching sambil tertawa menggeleng-gelengkan kepala,
sahutnya. "Mana aku dapat mengetahuinya"
Pek Hian Ling bertanya lagi-"Aku lihat kau agaknya sangat
gembira, mungkin ada kebaikan bagimu benarkah?"
Boen Ching menganggukkan kepala, katanya. "Ciaspwee ini
telah mewariskan aku rumus-rumus ilmu tenaga dalam
kepadaku, bahkan membantu aku membuka seluruh jalan
darah terpenting ditubuhku, tapi aku tak tahu siapakah dia
sebenarnya."
Kong Sun sek menghela napas katanya. " Boen siauwhiap
sungguh sangat beruntung, pada saat ini orang yang dapat
membuka seluruh jalan darahnya hanya ada beberapa orang,
sedang orang2 yang berusia seperti Boen siauw hiap jarang
sekali terdapat." Boen Ching termenung sejenak, kemudian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
katanya. "Orang itu mungkin angkatan tua dari perguruanku,
dia sangat hafal terhadap cara melatih tenaga dalam dari
perguruanku."
Dia teringat pada Toa supeknya Wu Tu sincoen dan Jie
supeknya, Lie Hwee Yu She, tapi sekejap saja terpikir olehnya.
"Lweekang orang itu sangat tinggi melebihi Seh Tu Hoa, tak
mungkin dia adalah supek-supekku itu tapi lalu siapakah
dia??" Dia tak mengetahui dalam perguruannya masih ada
siapa yang demikian tinggi ilmu silatnya. Terdengar Pek Hian
Ling bertanya. "Apakah lukamu kini telah sembuh ??" Boen
Ching sambil tertawa anggukkan kepalanya, katanya.
"Masih harus mengucapkan banyak terima kasih atas budi
pertolongan kalian berdua." Pek Hiang Ling mendengus
dengan tidak wajar katanya lagi-"Eagkau berterima kasih
padaku, tapi aku takkan berterima kasih kepadmu atas
pertolongan padaku dahulu, karena setelah menolong aku
akhirnya kau juga meninggalkan aku seorang diri."
Boen Ching nampak Pek Hian Ling berkata demikian, tanpa
sadar ia membantah katanya. "Nona Pek, kakek cebol waktu
itu adalah Supekku, aku bagaimana tak pergi- ditambah lagi
pedang pemberian suhuku. . ."
Pek Hian Ling memotong katanya. "Sudah, sudahlah tak
usah kau teruskan. pokoknya selamanya kau yang benar."
Kong Sun sek nampak Pek Hiang Ling ngambek, dia takut
Boen Ching tak dapat menghindari. sambil tertawa tergelak
ujarnya .
"Boen Siauwhiap, kaponakanku ini sejak kecil telah
dimanjakan oleh ayahnya, harap Boen Siauwhiap jangan
menyalahkannya."
Sambil tertawa jawab Boen Ching: "Tak mengapa, tak
mengapa"
Pek Hian Ling memandang pada Boen Ching, dalam hatinya
dia juga tak dapat mengatakan apa sebabnya, hanya ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merasa agak canggung, pikirnya. "Engkau tentu tak akan
menyenangi aku, karena kau telah mempunyai Sumoay, jika
kau tak senang biariah kau tak senang padaku saja"
Dalam hati Boen Ching sebenarnya agak takut pada Pek
Hian Ling yang kalau berbicara tak pernah melihat gelagat,
apalagi ia seorang gadis, dirinya juga tak baik berlaku kasar
padanya, lalu katanya . "Sumoayku sedang terluka parah,
boanpwee akan berangkat lebih dahulu, budi kalian berdua
lain kali tentu akan kubalas"
Hati Pek Hian Ling menjadi mendelu, ia tak menjawab.
Kong Sun Sek sambil tertawa terbahak, sahutnya: " Boen
Siauwhiap tak usah sungkan-sungkan, semoga dalam
peejalanan selanjutnya tak akan terjadi sesuatu hal atas
dirimu" Boen Ching segera berpamitan pada dua orang itu dan
melanjutkan perjalanannya.
Kong Sun Sek memandang pada Pek Hian Ling, sambil
tertawa katanya. "Keponakanku yang baik,janganlah
ngambek, orang ini sangatlah mudah untuk dikuasai asal saja
kau tak galak terhadapnya, lihatlah cara-cara dari kau punya
Kong Sun loopek."
"Paman Kong dan engkau bicara apa, aku tidak mengerti"
Sambil tertawa Kong Sun Sek berkata.
"Tak usah malu-malu, ini adalah urusan penting, hanya
ayahmu masih menganggapnya sebagai murid Thian Jan Shu,
tak baik jalan bersama dengannya, coba engkau bilang mau
atau tidak bantuan dari paman Kong Sun mu ini,jika kau
bilang tak mau, aku akan segera pergi- pasti tidak menambah
lagi sepatah katapun juga"
Sebenarnya Pek Hian Ling sudah kecewa kini dan diam tak
menjawab. Kong Sun Sek menjadi tertawa besar, sambil
membangkitkan kakinya, teriak Pek Hian Ling. "Paman Kong
Sun, jika kau berbuat demikian lagi, aku marah lho" Kong Sun
Sek memandang sekejap padanya, ia tak takut kalau dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi marah tak tertahan ia menjadi tertawa terbahak-
bahak.
Boen Ching setelah berpisah dari dua orang itu merasa
menjadi bingung, dia sesungguhnya juga tidak mengetahui
Shia Siauw In sekarang ini berada dimana. Setelah berjalan
setengah harian, ia merasa sangat berduka, tiba-tiba dari jauh
nampak dua ekor kuda lari mendatang, hatinya menjadi
sangat gembira, segera ia memapak maju, tak salah, dua ekor
kuda itu adalah miliknya, tetapi ternyata Shie Siauw In telah
tidak berada diatas kuda itu lagi- Boen Ching menjadi
termangu-mangu, Shie Siauw In telah menderita luka dalam
meskipun hanya pingsan saja. Kalau hanya terjatuh dari atas
kuda saja masih tak mengapa, karena tak akan
mengakibatkan lukanya bertambah pa rah, tetapi didunia
kangouw dia mempunyai banyak sekali musuh, seandainya
jika ia bertemu dengan musuhnya, entah bagaimana harus
diperbuatnya.
Dia tak dapat berbuat apa-apa, segera naik keatas kudanya
sendiri dan menuntun kuda yang satunya melanjutkan
perjalanannya .
Tetapi setelah mengelilingi gunung itu selama sehari
penuh, belum juga ia mendapatkan jejak dari shie Siauw In.
Pat Huang Sin Mo agaknya juga pernah mengejar sampai
ditempat itu. tetapi tak mendapatkan jejaknya. Segera ia turun
dari kuda dan duduk beristirahat.
Semalam telah lewat dengan cepatnya, Boen Ching segera
berganti pakaian, sedang hatinya diam-diam berpikir.
"Sebenarnya aku dan Shie Siauw In akan pergi kedaerah
Kang-lam, meskipun kini tidak berhasil mencarinya, setelah
luka nya sembuh tentu ia juga akan pergi kesana. Disamping
mencari Siauw In juga aku datang melatih Iweekang terlebih
dahulu sebelum menyatroni ke Khong tong."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja ia sampai dijalan raya, nampak dua orang
hweesio tua datang menghampirinya.
Sebenarnya Boen Ching juga tidak mengambil perhatian
apa-apa terhadap mereka, nampak dua orang hweesio tua itu
ternyata berhenti di hadapannya, mau tak mau ia harus turun
dari kudanya.
Terdengar hweesio tua yang berdiri disebelah kiri berkata.
"Apakah sicu ini bernama Boen Ching, Boen sicu ?"
Boen Ching diam-diam berpikir, mungkin Siauw lim pay
telah mengirimkan orangnya untuk menangkap dirinya dengan
diam-diam, dia mengadakan persiapan, kemudian dengan
perlahan ia menganggukkan kepalanya.
Terdengar hweesio tua itu berkata lagi-"Pinceng Hay Hoat
Thaysu mendapat perintah dari ciangbunjin untuk
mengundang Boen Ching untuk naik kegunung Siong San.
ciangbunjin ada sesuatu hal yang akan disampaikan"
Boen Ching menjadi tertegun, dia mengetahui bahwa dua
orang hweesio tua itu adalah hweesio dari angkatan "Hay"
yang merupakan angkatan tertinggi didalam Siauw lim si-
kelihatannya dua orang hweesio tua ini tidak mengandung
maksud jahat, lalu katanya: "Cayhe Boen Ching masih
mempunyai urusan hendak pergi ke daerah Kanglam,
kebaikan dari Hay Gwat Thaysu lain hari tentu akan kupenuhi"
Hay Hoat Thaysu dan Hay Gong Thaysu saling tukar
pandangan, kata Hay Hoat Thaysu dengan nada perlahan-
"Ciangbunjin ada urusan untuk dibicarakan dengan Boen
sicu, katanya mengenai peristiwa sepuluh tahun yang lalu
dipuncak Hwee Ing, apalagi. . . Ia berhenti sejenak, kemudian
dengan suara yang sangat perlahan sekali lanjutnya.
"Ciangbunjin telah bersiap untuk meninggalkan dunia yang
fana ini- tapi harus bertemu dulu dengan Boen sicu. jika Boen
sicu dapat tak bercuriga harap sudi mengikuti kami pergi ke
Siauwlim si untuk menemuinya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching setelah menunggu-nunggu sejenak kemudian,
kemudian mengangguk kan kepalanya, ujarnya. "Kalau begitu
aku Boen Ching hanya mengikuti perintah kalian-"
Jika ciangbunjin dari tujuh partai besar mau dia pergi untuk
menemui mereka, dia tentu takkan mau pergi tapi peristiwa
sepuluh tahun yang lalu dipuncak Hwee Ing terbayang
kembali di benaknya di antara tujuh orang ciangbunjin itu
hanyalah Hay Gwat Thaysu yang paling suci- sedang Ie Bok
Tocupun memberitahukan padanya, diantara tujuh orang
ciangbunjin dari tujuh partai besar, hanyalah pukulan Hay
Gwat thaysu yang telah dikurangi tiga bagian tenaganya,jika
tidak dia tentu telah tewas, apalagi pada mulutnya masih
terdapat sebutir pil, "Cie Kiam Tan" dari Siauw Lim pay yang
telah menyelamatkan jiwanya.
Meskipun Hay Gwat Thaysu juga melancarkan serangan
sekali pada tubuhnya dan mengambil pergi sebuah hioloo
kuno, tapi terbukti jika dibandingkan dengan ciangbunjin
enam partai yang lainnya adalah jauh lebih baik. pun di dalam
dunia Kangouw nama Hay Gwat Thaysu paling tersohor.
Diantara tujuh partai itu Ie Bok Tocu hanya memandang
hormat pada Hay Gwat Thaysu seorang, sehingga
mengharapkan padanya jangan menurunkan tangan kejam
terhadap Siauw limpay.
Lima hari kemudian, tiga orang itu telah tiba digunung
Siong San Hay Hoat Thaysu dan Hay Cong Thaysu langsung
membawa Boen Ching ke dalam Siauw lim sie.
Bangunan Siauw lim sie ini sangat kokoh dan angker, Boen
Ching nampak hweesio2 yang berada didalam kelenteng itu
semuanya memakai pakaian yang sangat ketat, dalam hatinya
diam-diam membatin.
"Nama tujuh partai besar ternyata bukanlah nama kosong,
dengan kekuatan yang demikian hebat dan kokoh nya, kiranya
dirinya kalau berani bermusuhan dengan mereka itu agaknya
juga sedikit tak tahu kekuatan sendiri".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hay Hoat dan Hay Cong Thaysu membawa Boen Ching
masuk kedalam setelah mengitari sebuah ruangan yang
sangat megah, langsung menuju kependopo tempat pinjaman
kitab.
Setelah sampai dipendopo tempat pinjaman kitab tersebut,
dua orang hweesio tua itu naik ke atas loteng melaporkan diri,
baru kemudian mengundang Boen Ching naik keatas.
Boen Ching dengan perlahan naik ke loteng pendopo itu,
tampak diatas loteng itu hanya terhadap Hay Gwat Thaysu
seorang yang sedang duduk bersila disana, setelah berpisah
selama sepuluh tahuni meskipun wajahnya masih seperti
sediakala, tetapi jika dibandingkan dengan sepuluh tahun yang
lalu, kini kelihatannya jauh lebih tua.
Boen Ching nampak Hay Gwat Thaysu telah berubah
menjadi seperti ini, mendengar pula dari Hay Hoat Thaysu
bahwa dia akan wafat, tanpa terasa dia maju kedepan dan
memberi hormat sambil berkata. "Boanpwee Boen Ching
memberi hormat pada Thaysu" pada wajah Hay Gwat Taysu
terlintas suatu senyuman, katanya.
"Pinceng tak dapat menerima penghormatan demikian
tinggi dari Siauw sicu, cepatlah Siauw sicu bangun berdiri".
Boen Ching dengan perlahan-lahan bangkit berdiri. Hay
Gwat Thaysu mempersilahkan dia untuk duduk, setelah
memperhatikan sekejap pada Boen Ching, ia baru berkata.
"Kita telah berpisah selama sepuluh tahuni apakah Siauw sicu
selama ini baik-baik saja, selama sepuluh tahun ini pinceng
selalu menunggu saat seperti hari ini".
"Terima kasih banyak kepada Thaysu telah tidak
menurunkan tangan jahat kepadaku pada sepuluh tahun yang
lalu". Sahut Boen Ching. Hay Gwat Thaysu tanpa terasa
menghela napas katanya.
"Sungguh menyesal- sepuluh tahun yang lalu karena suatu
saat tak dapat menahan napsu sendiri, sehingga ikut serta
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam pembunuhan itu, pada waktu itu Siauw sicu tak sampai
menjadi tewas, hal ini telah membuat pinceng berlega hati".
Boen Ching nampak Hay Gwat Thaysu berkata dengan
sungguh-sungguh, sambil tertawa sahutnya.
"Sepuluh tahun telah lewat, aku mendengar katanya
Thaysu tidak menyetujui tujuh partai besar bersama-sama
mengerubuti aku seorang, asal Siauw limpay tak ikut serta,
aku Boen Ching juga tidak akan menurut balas dendam satu
kali pukulan yang dilancarkan Thaysu tempo hari. Hay Hwat
Thaysu termenung sejenak, kemudian ujarnya: "Aku dengar
Siauw sicu telah mengangkat Ie Bok Tocu sebagai suhu, entah
benarkah urusan ini ?"
Boen Ching menganggukkan kepalanya tanda
membenarkan. Hay Gwat Thaysu berdiam sejenak kemudian
terusnya.
"Berita tentang tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian
Jan Shu telah tersiar didunia kangouw. Tujuh partai besar
masing2 telah menyusun rencana, sementara ini tak mungkin
akan ada terjadi persoalan, tetapi jika orang2 aneh dari luar
lautan datang kembali ke daerah Tionggoan, itu sukar
dibicarakan" Ia berhenti sejenak kemudian lanjutnya. "Selama
sepuluh tahuni Pinceng telah menyesali perbuatan gegabah
yang aku lakukan tempo hari sedang, hiloo kuno itu setelah
aku bawa pulang kedalam kuil segera pula aku buang kedalam
Telaga Naga Dingin dibelakang gunung Siong San ini- aku kira
selamanya tak akan dapat diambil kembali. Thian Jan Shu
sebelum meninggal telah menghadiahkannya kepadamu,
kiranya Pinceng tak mungkin akan dapat mengembalikannya
kepada Boen Sicu."
Sambil tertawa jawab Boen Ching. "Terima kasih atas
pemberitahuan Thaysu,jika ada waktu boanpwee tentu akan
datang kemari untuk mencoba mengambilnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar Hay Gwat Thaysu berkata lagi-"Tiga hari yang
lalu Ciangbunjin dari Butong pay telah mengirimkan orang
kemari, mereka akan mempersiapkan diri untuk
mengumpulkan tujuh orang Ciangbunjin dari tujuh partai
besar untuk ber-sama2 keluar membereskan urusan ini, aku
kira sementara mungkin tidaklah akan berbuat apa-apa
terhadapmu, tetapi urusan ini telah berialu sepuluh tahun,
enam partai lainnya mungkin masih akan muncul bersama-
sama lagi untuk membereskan dirimu"
"Boanpwee telah berani muncul kembali- sudah tentu tidak
akan takut bersama mereka" Jawab Boen Ching.
Dengan tertawa ujar Hay Gwat Thaysu. "Sejak tadi aku
memperhatikan dirimu, telah mengetahui kalau lweekangmu
pun telah mencapai tingkat tertinggi- bahkan kecerdasanmu
aku percaya tidak dibawah Thian Jan Shu waktu itu, kalau
tidak tak mungkin dia akan menghadiahkan tujuh buah hiolo
kuno itu kepadamu, meskipun demikian, kau harus rajin
beriatih tenaga dalammu sehingga bisa melebihi ciangbunjin2
dari enam partai besar, sampai saat itu aku harap Boen Siauw
sicu dapat mengingat kebaikan dan keagungan Thian,
janganlah terlalu banyak turun tangan jahat.
Boen Ching termenung sejenak, kemudian sahutnya. "
Boen Ching akan berusaha keras untuk memenuhi permintaan
dari Thaysu ini" Hay Gwat tersenyum dalam hatinya ia
berpikir. "Kiranya waktu ini boleh dikata aku telah tidak
berbuat salah, hati Boen Ching ini ternyata demikian welas
kasih.jika lain orang tentu ia akan mengadu jiwa dengan aku,
mana mau mendengar perkataanku sedemikian banyaknya"
Dari dalam sakunya ia mengambil keluar sebuah bungkusan
berwarna kuning dan diserahkan pada Boen Ching sambil
berkata. "Pinceng tak mempunyai barang untuk diberikan
padamu, barang-barang ini anggaplah sebagai hadiah Pinceng
kepada Boen sicu, harap Boen sicu mau menerimanya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching menjadi tertegun, dia menerimanya, sambil
tersenyum Hay Gwat Thsysu meminta dia membuka
bungkusan kuning tersebut, tampak didalamnya terdapat
sejilid kitab dan sebuah tanda pengenal yang terbuat dari batu
giok putih.
Kata Hay Gway Thaysu: "Kitab itu adalah kitab "Tat Mo
Kiem Ceng" seluruh ilmu silat dari Siauwlim Pay tertera di
dalamnya, selamanya semua orang tak boleh membacanya
selain Ciangbunjin, ilmu silat yang terhebat yang tertera
didalam kitab tersebut ciangbunjin- ciangbunjin yang
terdahulu belum ada seorangpun yang berhasil
mempelajarinya,jika kau benar-benar dapat memahami isinya
maka aku kira kepandaian mu tak akan dibawah kepandaian
Thian Jan Shu waktu itu, aku telah menghilangkan hioloo kuno
milikmu itu, maka sebagai gantinya aku berikan kitab ini
kepadamu sebagai hadiah dan sebagai balas ganti.
Boen CHING mencoba untuk menolak pemberian yang itu.
Tetapi terdengar Hay Gwat Thaysu telah berkata lagi-"Engkau
tak dapat menolak, kitab ini hanya salinannya saja yang
pinceng tulis sendiri,jika engkau menginginkan pinceng
menjadi tenteram engkau harus mau menerimanya." Boen
Ching berdiam diri, terdengar Hay Gwat Thaysu melanjutkan
ucapannya: "Tanda pengenal dari batu Giok putih itu adalah
tanda kepercayaan dari Siauw lim Si Kami- Pinceng sungguh
sangat menyesal pada waktu itu tak dapat mencegah
perbuatan dari enam partai lainnya, malah dirinya sendiri juga
ikut serta, setelah satu kali berbuat salah tak dapat lagi
pinceng berbuat kesalahan yang lain, sejak hari ini Siauw lim
Pay harus melindungi kau dimanapun juga."
Dalam hati Boen Ching merasa sangat berterima kasih,
sambil memberi hormat ujarnya: "Terima kasih atas
pemberian dari Thaysu." Hay Gwat Thaysu sambil tertwa
sahutnya. "Beban berat sejak sepuluh tahun yang lalu kini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah dapat dihilangkan, pinceng juga sudah merasa tenteram
kini-"
Sehabis berkata ia menundukkan kepalanya tak berbicara
lagi- Boen Ching menanti sesaat, tampak dia masih juga tidak
mengadakan gerakan-gerakan lain, sedang dia menjadi
bingung dibuatnya, tampak Hay Hoat Thaysu dan Hay Gong
Thaysu telah naik keatas loteng sambil merangkapkan kedua
tangannya, ujarnya: "Ciangbunjin telah wafat, Boen Siaw sicu
dapat meninggalkan tempat ini"
Boen Ching menjadi tertegun, ternyata Hay Gwat Thaysu
telah wafat, tanpa terasa dengan perlahan ia bangkit berdiri,
tampak Hay Hoat Thaysu dan Hay Gong Thaysu telah
memberi hormat yang penghabisan pada jenazah
Ciangbunjinnya, sedang didalam ruangan penyimpanan kitab
itu mulai terdengar nyanyian Pujian kepada buddha yang
maha kasih, dalam hatinya diam2 terasa sedikit bimbang. Baru
saja Hay Gwat Thaysu berbicara sangat baik dengannya
dengan wajah yang penuh senyuman, ternyata ia hanya
menundukkan kepalanya saja telah menghembuskan napas
nya yang terakhir.
Seorang hwesio kecil berjalan menghampirinya, tangannya
dirangkapkan kedepan dadanya kemudian, membalikkan
tubuhnya membimbing Boen Ching berjalan keluar dari Siauw
lim Sie, Hweesio kecil itu terus menghantar sampai dibawah
gunung baru berpamitan kembali ke dalam kuiL
Boen Ching segera naik keatas kudanya, dengan perlahan
ia menjalankan kudanya menuju ke daerah Kang Lam.
Kematian Hay Gwat Thaysu ini membuat sikapnya terhadap
Ciangbunjin dari enam partai lainnya di kemudian hari banyak
memberi kelonggaran.
Boen Ching berjalan menuju kedaerah Kang Lam, selama
peejalanan ini ia selalu mencari kabar serta mengenai diri Shie
Siauw Ini disamping itu juga memperdalam ilmu silatnya tetapi
jejak dari Shie Siauw In selamanya tak pernah dijumpai-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedang diapun tak dapat menanyakan kepada orang lain,
karena Shie siauw In telah menanam banyak permusuhan
didalam dunia kangouw.
Sepuluh hari kemudian, dia telah tiba ditepi danau Thay
ouw tetapi belum juga menemukan jejak dari Shie-siauw In.
Tiba2 ia teringat pada tanda pengenal dari batu giok putih
pemberian Hay Gwat Thaysu, pikirnya. "Entah dapatkah aku
menggunakan tanda pengenal ini untuk mencari jejaknya?"
Sedang ia berpikir, seekor kuda putih telah berhenti
dihadapannya, dia segera dongakkan kepalanya memandang,
tampak yang datang ternyata adalah orang lelaki pertengahan
yang berusia kira2 empat puluh tahun, sekilas pandang saja ia
telah mengetahui bahwa orang itu adalah seorang jagoan dari
Bu Lim, entah orang ini mengandung maksud apa,
mungkinkah ia adalah satu orang dari enam partai lainnya.
pada saat itu ia perbuat terhadap orang ini-Orang lelaki
berusia pertengahan itu dengan tertawa berkata. "Saudara
mungkin adalah Boen Ching, Boen siauwhiap yang
menggentarkan sungai telaga." Boen Ching tersenyum,
sahutnya.
"Tidak berani, Cayhe benar adalah Boen Ching, entah
saudara mencari diriku mempunyai urusan apa?"
Orang lelaki berusia pertengahan itu tertawa katanya.
"Cayhe adalah Hwee Ci Ling atau Si Trenggiling api, Cahye
dari Eng Hong Pang atau perkumpulan Elang Sakti didaerah
sungai Tiangkang yang mendapat perintah dari Siauw Touwcu
untuk mengundang Boen Siauwhiap berpesiar ditelaga Thay
ouw."
Boen Ching diam-diam merasa terkejut, dia pernah
mendengar nama "Eng Hong Pang" sebagai suatu
perkumpulan yang paling besar disaat ini, sepanjang pantai
sungai Tiang Kang seluruhnya merupakan daerah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekuasaannya, kini mereka mengundang dirinya entah dengan
maksud tujuan apa.
Si Trenggiling api, dengan tertawa, ujarnya.
"Cahye tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Boen Ching,
Boen Siauwhiap tak usah banyak bercuriga, Siauw Touwcu
kami sangat kagum terhadap diri Boen Siauwhiap, maka
sengaja perintahkan aku datang kemari untuk mengundang
saudara, tidak ada tujuan lain selain itu."
Boen ching menganggukkan kepalanya, pikirnya.
"Ini hari tidak mengikuti dia sudah tentu tidak mungkin,
lebih baik aku ikut pergi lihat orang macam apakah Siauw
Touwcu dari perkumpulan Elang Sakti ini, aku dengar Pangcu
dari perkumpulan ini adalah Siauw Siang Kiam Khek atau si
jago pedang dari daerah Siauw Siang, Bwee Hong. orang ini
adalah seoraog yang jujur, bahkan kepandaiannya sangat
tinggi dan menguasai tujuh puluh dua perkumpulan di
sepanjang sungai Tiang kang. Siauw Touwcu itu tentu nya
adalah puteranya, aku dengar Bwee Hong hanya berusia
sekitar empat puluhan tahun, kiranya usia puteranya juga
tidak akan lebih besar dari belasan tahun, tidak ada salahnya
kalau aku pergi melihat-lihat." Ia segera menganggukkan
kepalanya menyetujui.
---ooo0dw0ooo---
TUJUH TINDAK PENCABUT NYAWA
BOEN CHING mengikuti Si Trenggiling api cah We menuju
ketepi telaga Thay-ouw, dua orang itu baru saja sampai ditepi
telaga, tampak sebuah perahu dengan sangat cepat datang
mendekati mereka. cah We dan Boen ching segera naik keatas
perahu itu. Setelah cah We memberi tanda pada orang-orang
di perahu itu, perahu tersebut segera putar haluan dan
berlayar menuju ke tengah telaga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching memandang terpesona ke tengah telaga,
selama sepuluh tahun ia dibesarkan dipulau Ie Bok To. tiap
hari yang nampak hanyalah ombak yang besar, jika
dibandingkan dengan telaga yang tenang seperti kaca ini
sungguh sangat berbeda. cah We dengan tersenyum berkata
kepada Boen ching:
"Kami dengar Boen Siaw hiap dibesarkan dipulau Ie Bok To
dilautan Timur, entah benarkah berita itu ?"
Dengan tertawa jawab Boen ching. "Suhuku memang benar
adalah Ie Bok Tocu dari lautan Timur"
cah We tertawa, setelah termenung sejenak. ujarnya:
"Siauw Toweu kami dengar katanya semangat dan
kejantanan Boen Siawhiap sangat jarang yang dapat
menandingi didalam Bulim, dia sangat kagum dengan Boen
Siauwhiap. waktu ini yang berani melawan tujuh partai besar
berbareng, kiranya hanyalah Boen Siauwhiap seorang"
Boen ching tertawa tawar dan tidak menjawab, sedang
dalam hatinya diam2 membatin-
"Pengaruh dari tujuh partai besar sungguh tak dapat
dipandang rendah, cah We ini kelihatannya tidak rendah di
dalam perkumpulan Elang Sakti, ternyata juga masih
mempunyai rasa jeri terhadap Tujuh Partai besar"
Sementara itu perahu tersebut masih melintasi diatas
telaga yang tenang itu, tampak dari jauh sebuah perahu besar
menghampiri mereka dengan perlahan-
Seorang pemuda yang sangat tampan wajahnya dan
memakai pakaian berwarna abu-abu muncul diujung perah
sambil memberi hormat kepada Boen ching, ujarnya.
"Tak tahu kalau Boen Heng datang berkunjung, sehingga
aku tak menyambut dari jauh, harap suka dimaafkan"
Boen ching sambil tertawa membalas hormat, sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku kira saudara tentunya adalah Siaw Tocu, aku Boen
ching ini hari dapat bertemu dengan saudara, sungguh merasa
sangat beruntung."
Hwee cie Ling atau Trenggiling api, cah We segera
meloncat keperahu besar itu disusul Boen ching
dibelakangnya, sesampainya diatas perahu besar itu, cah We
segera memberi hormat kepada pemuda itu sambil berkata.
"Ketua cabang dari perkumpulan Elang Sakti menunggu
perintah selanjutnya dari Siauw Touwcu"
Pemuda itu sambil tersenyum ujarnya. "cah Touwcu itu
silahkan beristirahat "
Boen ching setelah berada diatas perahu itu, segera dapat
memandang dengan jelas wajah pemuda itu, dia
memperhatikan pemuda itu sejenak. sedang dalam hatinya
diam2 berpikir.
"Sungguh tampan pemuda ini, jika dia seorang gadis aku
kira kecantikannya juga tidak kalah dari kecantikannya Siauw
In sumoay" Berpikir sampai disitu dia menjadi tertawa sendiri,
pikirnya lagi. "orang itu adalah seorang pria, mengapa aku
harus memikirkan yang bukan-bukan" Terdengar pemuda itu
sambil tersenyum memperkenalkan diri pada Boen ching,
ujarnya.
"cayhe Bwee Giok, sungguh sangat bangga dapat
mengundang Boen heng datang kemari, siauw-te telah lama
mengagumi kejantanan dari Boen- heng, ini hari dapat
bertemu muka dengan saudara membuat aku sangat puas"
Boen ching sambil tertawa tanyanya.
"Bwee heng mengundang aku, entah ada urusan penting
apa ?"
Sedang mata Bwee Giok memancarkan sinar tajam, sambil
menunjuk ketengah telaga katanya lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Boen dibesarkan dilautan Timur, entah pandangan
dilautan Timur jika dibandingkan dengan pandangan ditelaga
ini mana yang lebih indah ?"
Boen ching nampak Bwee Giok menghindarkan diri tak mau
mengatakan urusan yang sebenarnya, sambil tersenyum
jawabnya.
"ombak dilautan Timur lebih besar dan lebih hebat daripada
telaga ini" Bwee Giok menjadi tertawa, ujarnya.
"Apakah sungguh ? jika lain kali ada kesempatan tentu aku
akan berpesiar ke lautan Timur, entah Boen hong mau
membawaku tidak?"
"Bwee heng kalau sungguh datang kelautan Timur, Siauw
te tentu akan berusaha melayani dengan sebaik mungkin"
Jawab Boen ching.
Pada saat itu perahu telah membelok kearah gunung cun
San dan berlayar maju dengan pesatnya.
Bwee Giok memandang terpesona pada telaga itu,
sepertinya sedang memikirkan sesuatu urusan yang rumit,
Boen ching yang berdiri berdekatan dengan dia juga tak mau
banyak berbicara, kedua orang itu bersama-sama memandang
ketengah telaga. Tak lama kemudian sampailah mereka dikaki
gunung coen San-
Sambil tertawa ujar Bwee Giok.
"Jika Boen heng tidak menolak. silahkan bersama-sama
Siaw te mengunjungi markas kami digunung cung san untuk
membicara kan sesuatu hal."
Begitu dua orang itu turun dari perahu, ditepi pantai itu
sudah ada orang yang datang menyambut, yang berdiri
disamping depan adalah seorang kakek tua yang rambutnya
telah beruban menjadi putih seluruhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bwee Giok setelah turun dari perahu segera
memperkenalkan kepada Boen ching kakek tua itu, ujarnya.
"Ini adalah kawan akrab ayahku, "Wu San Weu Pauw" atau Si
macan tutul dari gunung Wu San, Tong Yun Siauw"
Boen ching ketika mendengar orang yang berdiri
dihadapannya itu adalah si macan tutul dari gunung Wu San,
diam-diam dia merasa sangat terkejut, pada waktu dulu
pernah Tong Yun Siauw digunung Wu San dengan sepasang
cakarnya telah membunuh mati "Wu San ciet Koay" atau tujuh
manusia aneh dari gunung Wu-san sehingga namanya
menggetarkan sungai telaga, kini ternyata dia adalah tamu
terhormat dari perkumpulan Elang sakti, hal ini merupakan
suatu hal yang tak diduga olehnya. Dengan cepat ia memberi
hormat, sambil tersenyum ujarnya.
"Nama besar dari Tong cianpwee, boanpwee telah sejak
dahulu mendengarnya, ini hari dapat bertemu dengan
cianpwee sungguh membuat aku sangat gembira."
Wu san Wen pauw atau si Macau tutul dari gunung Wu
san, Tong Yun siauw tertawa besar, sahutnya.
"Loote, tak usah sungkan2 pada saat ini orang-orang Bulim
yang masih memuji aku selain Bwee Hong, dapat dihitung
adalah kau."
Boen ching segera mengucapkan kata2 merendah, tiga
orang itu kemudian bersama-sama memasuki ruangan tengah.
Pada ruangan itu telah disediakan sayur dan arak, Boen
ching dipersilahkan menduduki tempat atas dengan Tong Yun
siauw mengapit Bwee Giok di tengah.
Pada perjalanan tadi dia telah nampak sikap ramah tamah
dari Bwee Giok membuat dalam hatinya diam2 memuji tingkah
laku serta sikapnya yang sangat simpatik itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah semua menduduki pada tempatnya masing2, Bwee
Giok sambil tersenyum mengangkat cawan araknya ujarnya
kepada Boen ching.
"Boen heng, ini hari kita berdua dapat bertemu muka, aku
menghormati kau satu cawan"
Boen ching segera mengangkat cawannya, sekali teguk
menghabiskan isinya, tetapi segera dia nampak sinar mata
Tong Yun Siauw yang memandang pada Bwee Giok dengan
sinar mata yang sangat mencurigakan.
Ketika ia memandang kearah Bwee Giok, tampak dia baru
saja minum araknya satu tegukan, wajahnya telah berubah
menjadi merah padam, agaknya dia tak tahan terhadap
kekerasan arak itu. Sambil tertawa kata Tong Yun siauw.
"Keponakanku ini selamanya tak dapat minum arak, ini hari
entah mengapa ternyata timbul keinginannya untuk minum
arak"
Dalam hati Boen ching diam-diam juga merasa curiga tetapi
tak enak untuk di utarakannya.
Hwee cie Ling atau si Trenggiling api cah We segera
bangun dan berkata pada Boen ching.
"Kami dengar kepandaian Boen siauw hiap sangat hebat, ini
hari dapat bertemu muka, kami mengharapkan Boen siauw
hiap mau mendemonstrasikan kepandaiannya kepada kami."
Ruangan itu segera menjadi ramai oleh sorakan para
penonton dan menyetujui usul itu, Bwee Giok segera menoleh
sambil tertawa, iapun berkata pada Boen ching dengan nada
halus:
"Saudara2 itu semuanya sungguh tak tahu aturan, harap
Boen heng jangan merasa tersinggung"
Boan ching segera bangun berdiri, sambil tersenyum
sahutnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"chayhe Boen ching baru saja pertama kali berkelana
didunia kangouw, saudara-saudara yang berada disini
kebanyakan adalah cianpwee- cianpwee, aku mana berani
memamerkan kejelekanku dihadapan saudara-saudara, tetapi
cay Toauweu telah membuka mulut, aku Boen ching terpaksa
turut perintah saja"
Dia tahu Bwee Giok ingin mencoba kepandaiannya, jika dia
tak memamerkan sedikit kepandaiannya juga tak mungkin,
sejak dia terjun kedalam dunia kangouw selamanya belum
pernah menggunakan senjata rahasia, tetapi dia tahu jika
membicarakan tentang senjata rahasia, Suhunya Ie Bok Tocu
dapat dihitung sebagai nomor satu, waktu berlatih Ie Bok
Kiam Hoat, banyak jurus yang harus menggantungkan
kekuatan jari tangan, sehingga kalau dilihat, maka kehebatan
menggunakan kekuatan jari dapat dihitung Ie Bok Tocu lah
paling lihay.
Pada waktu itu Tan coe coen sangat sayang pada Shie Yun
Ku tetapi Shie Yun Ku adalah seorang gadis sehingga sangat
lemah, Tan coe coen tak dapat berbuat apa2, maka dia
menurunkan kepandaian- kepandaian yang lihay kepadanya,
diantara lima orang itu, Lweekang Shie Yun Ku adalah yang
paling lemah, tetapi kelihayan dari jurus-jurus ilmu silatnya
lebih tinggi dari empat orang suhengnya itu.
Hati Boen ching menjadi tergerak. teringat olehnya waktu
beriatih pedang, didalam Ie Bok Kiam Hoat ada satu jurus
yang bernama "Kiam Hwie Thian coan" atau pedang kembali
langit berputar, jurus ini ia selalu tak dapat melatih nya
dengan baik kini lweekangnya telah mendapatkan kemajuan,
entah apakah dapat digunakan sesuka hatinya.
Tangannya segera mengambil sebuah cawan arak yang ada
diatas meja dan disentilkan perlahan olehnya.
cawan arak itu bagaikan terkena ilmu hitam, meleset
ketengah udara sambil berputar membuat lingkaran,
kemudian mengitari diatas kepala Boan ching dan kembali lagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketangannya, sedang arak yang berada didalam cawan arak
itu setetespun tak ada yang tumpah keluar.
orang2 yang berada diruangan itu dibuat tertegun olehnya,
sejenak kemudian menjadi ramai oleh sorakan riuh rendah
dan tepukan tangan-
Boen ching juga tidak menyangka kalau kali ini ternyata ia
berhasil menggunakan jurus tersebut dengan sempurna,
segera ia bangun berdiri mengucapkan terima kasih, Bwee
Giok juga tertawa ujarnya.
"Kepandaian Boen heng ternyata sangat tinggi sekali, aku
kira didunia ini tak ada orang yang dapat menandinginya"
Si macan tulul dari gunung wu San, Ton Yun siauw pun
diam2 memuji, kekuatan untuk melemparkan cawan itu
semuanya tergantung pada kekuatan jari tengah dan jari
telunjuk untuk melemparkan cawan itu kedua jarinya harus
menggunakan tenaga yang keras kemudian lunak sehingga
baru dapat membawa cawan itu berputar dan membuat
lingkaran ditengah udara. Mengenai hal ini dia kira dirinyapun
belum tentu dapat melakukannya dengan baik.
Tetapi ternyata pemuda dihadapannya itu dapat
menggunakan dengan hebatnya, membuat dia memuji tak
habis-habisnya.
Tiba-tiba seorang lelaki masuk kedalam ruangan itu dan
berkata pada Bwee Giok.
"Lapor pada siauw Touwcu, ciangbunjin dari "chian cong
Pay", Cie Koen Tie telah sampai ditepi telaga dan mohon
bertemu dengan Siauw Touwcu" Bwee Giok mengerutkan
alisnya, ujarnya. "Hantar dia datang kemari"
Si macan tutul dari gunung wu San, Tong Yun Siauw
mendengus, ujarnya. "Ciangbunjin dari Thian Cong Pay
ternyata juga dapat datang kemari" Boen ching juga
mengerutkan alisnya, kemudian sambil tertawa katanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nama Chiet Poh Tui Hun Kiam atau Si jago pedang tujuh
tindak pencabut nyawa telah menggetarkan dunia kangouw,
kali ini dia datang kemari tentulah adalah hendak mencari aku
Boen Ching."
Mendengar perkataan itu, sambil tertawa ujar Bwee Giok.
"Boen heng tak usah khawstir, kini kau berada didalam
markas perkumpulan Elang sakti, aku kira dia juga tak berani
berbuat hal-hal yang keterlaluan terhadap kau" Tong Yun
Siauw juga mengangkat bicara, ujarnya:
"Cie Koen Tie ternyata berani seorang diri datang kemari".
Ia berhenti sejenak dan memandang pada Boen ching,
kemudian lanjutnya.
"Ini hari aku ingin melihat bagaimana kali kehebatan dari
Tujuh tindak pencabut nyawa itu."
Boen ching berdiam diri, ia hanya tertawa tawar.
Tak lama Si Jago pedang tujuh tindak pencabut nyawa
telah sampai disana, dia memakai pakaian yang berwarna
hijau muda, sedang pada punggungnya menyoren sebilah
pedang, dibelakangnya mengikuti dua orang muridnya dan
berjalan memasuki ruangan itu.
Bwee Giok tetap duduk ditempat tak bergerak. Cie Koen Tie
kelihatannya sangat tidak puas atas sikap dan kelakuan Bwee
Giok itu, dengan perlahan dia mendengus, kemudian katanya.
"Yang ini apalah benar adalah putri Bwee Hong, Bwee
Giok" Mendengar hal itu Boen Ching menjadi sangat terkejut,
pikirnya.
"Kiranya Bwee Giok ini adalah seorang gadis makanya aku
selalu merasa sikapnya terlalu lemah lembut, kiranya ia adalah
seorang gadis yang menyamar"
Terpikir lagi olehnya bahwa dirinya kini duduk demikian
dekatnya dengan dia, malah terasa sedikit tak enak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bwee Giok nampak Cie Koen Tie menyebut nama ayahnya
dengan seenaknya bahkan memecahkan rahasia
penyamarannya, dalam hatinya menjadi merasa tak senang,
tetapi dia sejak kecil telah mendapat didikan yang keras dari
ayahnya, sehinga kemantapannya melebihi dari orang lelaki
biasa, mendengar perkataan itu dengan perlahan ia bangun
berdiri sambil berkata:
"Yang datang apakah benar adalah ketua Thiam Cong Pay
SiJago pedang tujuh tindak pencabut nyawa. Cie Koen Tie, Cie
Thay- hiap?" Cie Koen Tie tertawa ter- bahak2, sahutnya:
"Setelah berpisah selama sepuluh tahun ternyata Bwee
Loote mendapatkan seorang gadis yang demikian baiknya, aku
kira dia tentu akan merasa sangat puas."
Bwee Giok masih dapat menahan amarahnya tetapi si
macan tutul dari gunung Wu San mana dapat menahan
amarahnya, melihat sikap congkak dari Cie Koen Tie itu sambil
tertawa tergelak- gelak. katanya.
"Aku tidak bertemu dengan Liong wong Yun selama tiga
puluh tahun ternyata dia dapat mempunyai seorang murid
yang demikian baiknya."
Mendengar perkataan itu wajah Cie Koen Tie segera
berubah. Liong Wong Yun adalah nama suhunya, ternyata
orang ini dihadapannya berani menyebut nama suhunya
dengan seenaknya, apalagi kini dia menjabat sebagai
Ciangbunjin dari Thiam Cong Pay, dengan usia orang ini paling
tidak juga lebih besar sepuluh tahun dari dirinya, ternyata
berani omong besar.
Dengan dingin dia bertanya kepada Bwee- Giok. "Siapakah
orang yang baru berbicara ini?"
Tong Yun Siauw tertawa besar, tangannya menyambar
cawan arak diatas meja dan segera diremasnya sehingga
menjadi hancur berkeping-keping, begitu tangannya
diayunkan, tiang besar yang terdapat didalam ruangan- itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera tertembus oleh pecahan cawan arak. itu dua
membentuk cakar macan tutul.
Boen ching menjadi sangat terkejut, si Macan tutul dari
gunung wu Sau ini ternyata bukanlah nama kosong saja,
kehebatan lweekang nya mungkin dapat melampaui lweekang
dari Shie Siauw In-
Tampak hal ini wajah ciangbunjin dari Thiam cong Pay, cie
Koen Tie segera berobah hebat, sambil tertawa besar katanya.
"Kiranya adalah si Macan tutul dari gunung Wu San, Tong
Yun Siauw"
Sambil tertawa kakinya yang menginjak di atas ubin itu
mengeluarkan suara yang gemuruh.
Wajah Tong Yun Siauw pun berubah, ternyata selama
sepuluh tahun menutup pintu, kekuatan Lweekang ciangbunjin
dari Thiam cong pay ini ternyata mendapatkan kemajuan yang
sangat pesatnya, jika dilihat dari ilmu "Siauw khi cing Yuen
atau dengan tertawa meretakkan ubin yang baru saja
dipamerkan itu, dapat dilihat kekuatan Lweekang nya tidak
berada dibawah dirinya.
Tetapi cie Koen Tiepun tak berani memandang ringan pada
Tong Yun Siauw, diantara dua orang itu yang seorang adalah
manusia aneh dari pegunungan dan yang seorang lagi adalah
ciangbunjin dari Thiam cong pay, sekali saja mereka masing-
masing mencoba kekuatan pihak lawan, siapapun tak ada lagi
yang berani mulai lagi. Terdengar Bwee Giok membuka mulut
bertanya kepada cie Koen Tie.
"cie Thayhiap ini hari datang kemari entah ada urusan
apa?" Mata cie Koen Tie beralih memandang pada Boen ching,
lalu ujarnya.
"Aku dengar sekarang Boen ching berada dalam
perkumpulan saudara, Tujuh partai besar telah mengambil
keputusan untuk mengadakan pertemuan diloteng "oei Hok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lo" untuk merundingkan cara pemberesan urusan Boen Ching
ini, jika kini berada di dalam perkumpulan saudara, kami harap
kau mau menyerahkan kepadaku untuk aku bawa pulang
kegunung."
Bwee Giok tertawa tawar, matanya menyapu pada orang2
yang berada dalam ruangan, serunya:
"Boen Ching adalah sekarang tamu terhormat dari
perkumpulan Elang Sakti kami, jika Cie Koen Thayhiap ingin
minta orang itu, aku kira hal ini sangat sukar untuk
dilaksanakan"
Mendengar perkataan Bwee Giok itu, wajah Cie Koen Tie
berubah menjadi sangat dingin, sahutnya.
"Urusan ini adalah urusan kami tujuh partai besar, dan
menyangkut hubungan yang sangat erat atas mati hidupnya
orang-orang didalam Bulim."
Boen Ching segera bangun berdiri, dia tidak menginginkan
karena urusannya sehingga menyebabkan perkumpulan Elang
Sakti ini berselisih dengan enam partai besar, katanya
kemudian kepada Cie Koen Tie.
"Cie Koen Tie, engkau bicara janganlah seenaknya, aku
baru saja pulang dari Siauw limsie, Hay Goat thaysu telah
menceriterakan seluruh urusan itu kepadaku."
Sambil berkata dia mengeluarkan tanda pengenal dari batu
giok putih hadiah dari Hay Gwat thaysu itu, kemudian
lanjutnya.
"Diantara tujuh partai besar masih ada partai yang mana
lagi?"
Wajah cie Koen tie segera berubah sahutnya. "Kiranya
engkau yang bernama Boen ching"
Boen ching tertawa tawar, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Setelah berpisah selama sepuluh tahun, akhirnya aku juga
tidak jadi mati, pemberian hadiah mu berupa sekali pukulan
itu selamanya aku tak dapat melupakan-"
cie Koen tie palingkan kepalanya dan memberi perintah
kepada dua orang yang berdiri di belakangnya.
"Tangkap pemuda itu" Bwee Giok dengan dinginnya
menggertak.
"Sebentar Didalam pusat perkumpulan Elang Sakti ditelaga
Thay ouw ini tidak mengijinkan engkau untuk berbuat
seenaknya."
cie Koen tie dongakkan kepalanya, tampak wajah Bwee
Giok berubah menjadi sangat dingin dan menakutkan, tanpa
terasa hatinya menjadi terperanjat, pengaruh perkumpulan
Elang Sakti meliputi dua belah tepian sepanjang sungai Tiang
Kang, jika sampai dirinya bentrok dengan mereka, agaknya
juga tidak akan sanggup untuk melawan mereka itu.
Hwee cie Ling atau si Trenggiling api cah We pun telah
bangun dan berdiri, dia adalah kepala cabang dari
perkumpulan Elang Sakti, kepandaiannya tak dapat dipandang
rendah dan menunggu begitu Bwee Giok membuka mulut
memberi perintah, segera akan turun tangan-
cie Koen Tie mendengus, ujarnya kepada Bwee Giok. "Jika
ayahmu ada ....."
Tak menanti dia selesai berbicara, potong Bwee Giok
dengan dingin.
"Sekalipun ayahku berada dirumahpun tidak mungkin akan
mengijinkan engkau untuk membawa pergi Boen Ching dari
sini."
Tampak hal ini, sambil tertawa Boen Ching berkata pada
Bwee Giok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bwee heng, dia telah datang kemari, aku pikir akan men-
coba2 minta pelajaran dari jago pedang tujuh tindak pencabut
nyawa yang berasal dari Thiam Cong Pay ini, apakah benar2
lihay seperti yang disiarkan didunia kangouw ataukah hanya
nama kosong belaka." Bwee Giok tersenyum, ujarnya.
"Boen heng kalau mempunyai niat untuk main-main
dengannya, silahkanlah "
Bwee Giok tahu kalau kepandaian Boen Ching sangat tinggi
sukar diukur, dua orang murid dari Cie Koen Tie itu tentunya
bukan lawannya apalagi si Macan tutul dari gunung Wu San si
Trenggiling api dan lain2nya disana semuanya tak takut kalau
Cie Koen Tie sampai berhasil menurunkan tangan jahat
terhadapnya.
Boen Ching menyapu dua orang pemuda itu, tubuhnya
berkebat dan berdiri ditengah kalangan-
Cie Koen Tie nampak gerakan Boen ching yang demikian
enteng dan gesitnya itu, mengetahui kalau dua orang
muridnya itu tentu tak dapat melawannya, tetapi meskipun
demikian apakah harus dia sebagai seorang ciangbunjin dari
satu partai besar turun tangan sendiri. Dua orang murid dari
Cie Koen Tie itu mencabut keluar pedang mereka dari
sarungnya, satu dikanan dan satu dikiri mengerubuti Boen
Ching seorang.
Meskipun pedang Boen Ching berada di pinggangnya,
tetapi ia tidak mau mencabutnya, dua orang pemuda itu
berpaling memandang pada cie Koen Tie, tampak wajahnya
tidak memperlihatkan perubahan apa-apa, dua orang pemuda
itu segera mengangkat pedangnya dan menyerbu kearah Boen
ching.
Thiam cong Kiam Hoat juga sangat terkenal akan
kelihayannya didunia Kangouw, kini dua orang pemuda itu
bersama-sama mengerubuti Boen ching seorang diri, sudah
tentu bisa dibayangkan betapa dahsyatnya serangan itu, tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
didalam hati Boen ching telah mempunyai perhitungan yang
masak. dan akan menggunakan ginkangnya yang lihay itu
untuk menghadapi dua orang pemuda itu.
Tubuh Boen ching berkelebat menghindar kesamping, lima
jarinya mencengkeram tubuh pedang dari pemuda disebelah
kirinya dan ditarik kearah pemuda yang lainnya, dua belah
pedang itu segera bertemu dan membuat mereka masing-
masing mundur setindak ke belakang.
Boen ching segera kembali ketempat asalnya dengan dingin
ia memandang dua orang pemuda itu.
cie Koen Tie menjadi sangat terkejut, dalam hatinya diam-
diam berpikir.
"Dua orang muridku ini ternyata demikian kacaunya,
sehingga hanya satu gebrakan saja Boen ching telah
menduduki diatas angin"
Dua orang pemuda itu membentak lagi dan ber-sama2
menyerang tubuh Boen ching dengan hebat.
Boen ching dalam satu gebrakan saja telah mengetahui
kalau pengalaman dua orang pemuda ini dalam menghadapi
musuh sangat Cetek.
Tubuh Boen ching segera mendekat mendesak pada dua
orang itu.. dua belah pedang segera ditusuk kearahnya, cepat
ia mengerahkan ilmu "Hui Sie Yun Seh" pada saat yang sangat
kritis ini ia menghindari tusukan dua bilah pedang itu dan
balikkan tubuh melancarkan tendangan, dua bilah pedang Itu
segera tertendang lepas.
Dalam ruangan itu segera terdengar sorak sorai yang
sangat ramai, wajah Cie Koen Tie berobah menjadi membesi
dengan suara dingin ujarnya. "Sungguh suatu ilmu silat yang
sangat tinggi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen Ching memangnya mempunyai niat untuk bergebrak
dengannya. mendengar perkataan ini, ia tertawa tawar
ujarnya.
"Ilmu silatku bila tidak dapat dihitung tinggi, hanyalah dua
orang murid Thiam Cong pay ini tak terpandang sebelah
matapun olehku"
Cie Koen Tie dengan gusar mendengus, ia ingin turun
tangan sendiri, tetapi teringat dirinya sebagai seorang
angkatan tua dari satu partai besar, mana dapat berbuat
demikian, maka dengan dingin sahutnya. .
"Tentu pada suatu hari engkaupun akan tak terpandang
sebelah matapun oleh mereka itu." Boen Ching tersenyum
jumawa, ujarnya.
"sekalipun engkau, aku juga tak memandang sebelah
matapun"
Sebenarnya Cie Koen Tie sudah akan pergi, tetapi kini
mana dia dapat pergi lagi, Boen Ching berkata demikian
bukanlah dengan terang-terangan menantang dia untuk
bergebrak?
Sekalipun si macan tutul dari gunung Wu-San juga merasa
bahwa perkataan Boen Ching ini keterialuan, dia tahu
kepandaian Boen Ching meskipun baik, tetapi hanyalah
dikarenakan gerakannya saja yang gesit, tetapi dalam hal
lweekang masih tertinggal jauh dari dia.
cie Koen Tie dengan tertawa panjang ujarnya:
"Dalam sepuluh tahun ini aku cie Koen Tie belum pernah
mendengar perkataan yang semacam ini."
"Tetapi ini hari ternyata aku telah berbicara demikian
terhadapmu. "Jawab Boen ching dengan tawar.
cie Koen Tie dengan gusar mendengus, selama sepuluh
tahun ia bersemedi menghadap dinding, telapak tangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
peninggalan Thian Jan Shu, yang terdapat pada hioloo kuno
itu meskipun dia belum dapat mempelajari seluruhnya, tetapi
pikir nya tentu adalah suatu rangkaian ciang Hoat.
segera ia dengan menggunakan satu tangannya menekan
kearah Boen ching.
Pukulan ini adalah hasil dari jeri payahnya selama sepuluh
tahun menyelidiki ilmu silat yang tertera pada hiolo kuno itu.
Boen ching tampak pukulan yang dilancarkan cie Koen Tie
ini sangat aneh sekali, ternyata pukulan itu telah menutup
seluruh jalannya untuk melancarkan pukulan, ia menjadi
bingung harus dengan menggunakan cara apa untuk
mematahkan serangan itu. Tubuhnya segera bergerak mundur
kebelakang.
cie Koen Tie yang telah dibuat gusar oleh Boen ching
pukulan ini mana dia mau tarik kembali, tubuhnyapun maju
mengejar serangannya tidak berubah selalu ditujukan kedada
Boen ching.
Boen Ching nampak setiap kali mau berkelit atau
menghindar selalu tak berhasil, hatinya menjadi tertegun,
segera ia melancarkan tiga kali serangan dengan
menggunakan ilmu "Thay Thien Kioe Sih".
Cie Koen Tie menjadi terkejut, ia tak sempat menarik
kembali pukulannya, Boen Ching telah digentarkan oleh
pukulan Cie Koen Tie ini hingga setengah tubuhnya menjadi
kaku sedang Cie Koen Tie sendiri terlempar sejauh tiga kaki
lebih oleh ilmu "Thay thien Kioe sih" dari Boen Ching ini.
Cie Koen tie menjadi sangat terkejut, dirinya dapat
dilemparkan dengan mudah oleh Boen Ching keudara, untung
dia tak sampai menderita luka.
Sedang Boen Ching dengan sempoyongan mundur dua
tindak kebelakang, untung Cie Koen tie dalam keadaan kaget
tadi telah menarik separoh dari tenaganya sehingga dia tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terluka, sedang dia yang dalam keadaan terdesak
melancarkan serangan, meskipun Cie Koen tie juga tak dapat
berkelit dari serangan tersebut tetapi juga tidak sampai
terluka. orang yang berada didalam ruangan itu saking
terperanjatnya sampai berdiri semuanya.
Cie Koen Tie menjadi sangat gusar, dia menyesal tadi telah
menarik separuh dari tangannya, jika tadi sekali pukul ia
berhasil menyebabkan Boen Ching terluka dalam, mungkin
masih tak mengapa baginya tetapi, dia malah kini dipaksa
berada dibawah angin-
Boen Ching, setelah dapat berdiri tegak lalu menarik napas
panjang2, ia merasa pada dadanya terasa sedikit mual, tetapi
tidak sampai terluka dalam, diam2 dalam hatinya merasa
sangat terkejut^
Si Macan tutul dari gunung Wu San, Tong Yun Siauw
dengan perlahan2 duduk kembali dia melihat jurus2 yang
dilancarkan dua orang itu sama-sama sangat aneh sekali,
tanpa terasa dalam hatinya mendesir, jika dia yang disuruh
menerima jurus-jurus aneh itu, agaknya dia juga tak akan
sanggup untuk menerimanya. Terdengar Boen ching berkata
pada cie Koen Tie.
"Nama jago pedang tujuh tindak pencabut nyawa telah
menggetarkan sungai telaga, tetapi aku kira mungkin juga hal
ini tak ada gunanya untuk menghadapi aku seorang diri."
cie Koen Tie mengetahui kalau Boen ching menginginkan
dia untuk menggunakan pedang dalam hatinya sebenarnya ia
juga mempunyai niat untuk berbuat demikian, pikirannya
segera berputar, pikirnya.
"Boen ching kini berada didalam pusat markas perkumpulan
Elang Sakti, jika aku datang untuk meminta orang sudah tentu
mereka tidak akan menyanggupinya, mengapa tida
menggunakan kesempatan ini membunuh mati dia saja, jika
Boen ching telah binasa, Perkumpulau Elang Sakti ini juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak mungkin karena kematian satu orang saja lalu mau
sampai bentrok dengan enam partai besar."
Dengan perlahan ia mencabut keluar pedangnya, sambil
tertawa dingin ujarnya. "Engkau boleh coba2 kelihayan
pedangku"
Dalam hati Boen ching sebenarnya takut kalau cie Koen Tie
menggunakan jurus aneh itu lagi, jika dapat membuat dia
sampai mencabut pedangnya, dirinya tentu akan menjadi agak
aman, kehebatan Ie Bok Kiam Hoat telah diketahui semua
orang, dengan kekuatan lweekang yang dimilikinya sekarang
ini kiranya juga tak usah takut terhadap cie Koen Tie.
Diapun dengan perlahan mencabut pedangnya, tubuh cle
Koen Tie begitu bergerak, secepat kilat telah melancarkan ilmu
"Ti hiet Poh Tui Hun Kiam atau ilmu pedang tujuh tindak
pencabut nyawa" dengan hebatnya. tubuh Boen ching ber-
turut2 mundur kebelakang, dengan mengunakan Ie Bok Kiam
Hoat yang dipadukan dengan gerakan "Sie Liu Eng Hong" ia
menghadapi serangan musuh, tetapi tetap masih terasa
sambaran pedang yang ganas dan dingin diempat penjuru
tubuhnya, serangan pedang cle Koen Tie ini tambah lama
tambah cepat dan bertambah hebat.
Tong Yun Siauw nampak dan orang itu baru saja bergerak
telah demikian serunya, dalam hatinya juga sedikit ikut
merasa tegang, ia nampak ilmu pedang tujuh tindak pencabut
nyawa meskipun ganas, tetapi gerakan dari Boen ching pun
ternyata sangat aneh, ditengah berkelebatan tubuh Boen
ching, pedang cie Koen Tie bagaikan angin saja mengikuti
terus, tetapi tetap tak dapat melukainya seujung rambutpun. .
cie Koen Tie diam2 juga merasa sangat terkejut,
pertahanan Boen ching ternyata demikian ketatnya, sehingga
ilmu pedangnya tak ada gunanya dalam menghadapi Boen
ching ini, jika lweekangnya dapat lebih tinggi setingkat lagi
tentu ia akan dapat mengacaukan gerakan kaki Boen ching ini
bahkan dapat segera mengalahkannya tetapi kini ia tak dapat,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kehebatan dari lweekang yang dimiliki Boen ching sungguh tak
pernah ia duga sebelumnya.
Sekejap mata saja ratusan jurus telah berlalu, kedua kaki
Boen ching hanya maju mundur dalam lingkungan seluas
delapan depa saja, sedang cie Koen Tie pun tak dapat berbuat
apa2 terhadapnya, ia hanya dapat mendesak dan berada
dibawah angin, tetapi tak dapat melukainya.
cie Koen Tie makin menyerang dalam hatinya semakin
merasa berdebar, ilmu pedang Boen Ching kelihatannya
seperti hanya bertahan saja membuat dia menjadi kehilangan
akal.
Sebaliknya Boen Ching semakin bertempur hatinya menjadi
semakin mantap. ia tahu bahwa dia tak mungkin dapat
dikalahkan olehnya, pedangnya segera diputar sedemikian
rupa, niat nya akan balas mendesak musuh.
Cie Koen Tie nampak jurus pedang Boen Ching telah
berubah dari kedudukan bertahan menjadi kedudukan
menyerang, hatinya diam2 merasa girang, ia sengaja
membuka lubang kelemahan pada tubuhnya.
Sebenarnya Boen Ching akan menyerang sekarang,
nampak ada lubang kelemahan pada tubuh Cie Koen Tie,
hatinya menjadi sangat girang, pedangnya segera bergerak
dan mengeluarkan ilmu "Huan Ie Bok Kiam Hoat" gerak ilmu
pedangnya bagaikan harimau buas, sekali berubah dari
kedudukan yang bertahan kini sekuat tenaga menyerang pula.
ci Koen Tie tertawa dingin, pedangnya sedikit bergeser dari
tubuhnya berdiri tegak tak berkutik.
Boen Ching berturut-turut menyerang sampai sepuluh kali,
tapi selama itu dia hanya berhasil mendesak mundur cie Koen
Tie setindak.
Begitu tubuhnya terdesak mundur kebelakang, ia segera
mengeluarkau ilmu andalannya "Ciet Poh Tui Hun" atau tujuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tindak pencabut nyawa, tubuhnya sedikit membungkuk,
Pedangnya bagaikan angin dan menusuk lambung Boen
Ching.
Boen Ching menjadi sangat terkejut, ia tak sempat
menahan serangan tersebut, berturut-turut mundur
kebelakang.
Cie Koen Tie yang mengerahkan jurus pedang dari tujuh
tindak pencabut nyawa, pedangnya berturut-turut berubah
menjadi sepuluh bayangan lebih, sedang tubuhnya maju
kedepan sembilan tindak. selangkah lebih cepat dari langkah
berikutnya mengejar Boen Ching.
Boen Ching menjadi sangat terkejut, tubuhnya melayang
dan melancarkan ilmu tendangan "Cing Po Chiet Yau" tetapi
tetap tak dapat menahan serangan dari Cie Koen Tie tersebut.
tubuh Cie Koen Tie terus mendesak maju dan tahu-tahu
pedang Boen Ching telah dicukil hingga terlepas dari
tangannya.
orang-orang yang ada diruangan itu saking kaget-nya
menjadi berdiri semuanya, tetapi meskipun begitu tak
seorangpun yang dapat menolong Boen Ching.
Pada saat itu jarak pedang Cie Koen Tie telah mencapai
jurus yang terakhir. Chiet Poh Cieu Hiat" atau tujuh tindak
darah berceceran.
Tiba-tiba Boen Ching meraung keras, tubuhnya mendatar,
ternyata dengan tangan kosong ia mencoba merebut pedang
dari tangan Cie Koen Tie.
Cie Koen Ti menjadi terkejut dan gusar, ia dengan cepat
segera mundur kebalakang sedang Boen Ching berdiri
termangu-mangu, wajahnya pucat pasi, pada tangan
kanannya mencekal pedang Cie Koen Tie, sedang darah
menetes keluar dari telapak tangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat yang berbahaya tadi, kiranya Boen Ching tanpa
perduli keselamatannya lagi telah mengeluarkan jurus terakhir
dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih" sungguh tak disangka ternyata
ia berhasil merebut pedang ditangan Cie Koen Tie.
Ilmu "Thay Thien Kio sih" merupakan ilmu silat pusaka
yang telah lama lenyap dari Bulim, pada waktu itu Seh TU Hoa
setelah mendapatkan ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
kepandaiannya jauh melebihi tiga orang suhengnya bahkan
mengira ilmu silatnya merupakan nomor satu didalam dunia
Kangouw. ini semuanya adalah dikarenakan keanehan dan
keajaiba ilmu "Thay Thien Kloe Sih" ini, jarang ada yang dapat
menandinginya.
Seh TU Hoa karena menyesali peristiwa yang terjadi pada
puluhan tahun yang lalu, maka ia menurunkan ilmu "Thay
Thien Kloe Sih" ini kepada Boen ching, tetapi sembilan jurus
ini bukanlah sekali saja dapat dipelajari, Boen ching hanya
baru mendapatkan kulitnya saja sedang Seh TU Hoa sendiri
karena hubungan perguruan saja mau menurunkannya dan
kini ternyata dengan tangan kosong ia merebut pedang cie
Koen Tie yang sedang mengerahkan jurus ilmu pedangnya
yang sangat lihay, membuat ia sekarang harus berpikir
dengan cara bagaimana dia tadi dapat merebutnya.
Semua orang yang hadir diruangan itupun menjadi
tertegun semuanya, kiranya Boen ching tadi teringat kembali
pada waktu Seh TU Hoa menangkap ular di dalam gua,
kiranya tenaga dari telapak tangan haruslah digunakan secara
demikian. Wajah cie Koen Tie berubah menjadi pucat pasi,
ujarnya.
"Ini hari ternyata aku mengalami kekalahan ditanganmu.
pada tanggal lima belas bulan delapan, malam bulai Tiong ciu,
datanglah kerumah makan oei Hok Lo, pada saat itu tujuh
buah hioloo kuno semuanya akan hadir dan muncul disana,
semua urusan dapat diselesaikan pada saat itu juga"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu Boen ching bagaikan baru sadar dari impian,
diam2 ia menghitung dari hari ini sampai malam Tiong ciu
masih ada tiga bulan lebih, dia memungut kembali pedang cie
Koen Tie dia dilemparkan kearah nya. seraya berkata. "Boen
ching pada waktu itu tentu akan hadir dalam rumah makan oei
Hok Lo"
cie Koan Tie yang menutup diri selama sepuluh tahun, baru
pertama kali turun gunung dan bergebrak dengan seorang
pemuda, ternyata dapat dikalahkan dengan mudah oleh Boen
ching, semangat yang berkobar-kobar kini telah dapat
dipadamkan semuanya dan berubah menjadi putus asa,
pikirnya .
"Hanya dengan kekuatan gabungan ciangbunjin dari
enampartai lainnya barulah dapat mengalahkan Boen ching
ini".
Dia menarik kedua tangan orang muridnya dan berjalan
keluar. Bwee Giok segera bangun berdiri dan berteriak.
"Hantar tamu keluar "
Dua orang pengawalnya segera mengikuti tiga orang itu,
berjalan keluar.
Boen ching memungut kembali pedangnya dan kembali
ketempat duduknya. Dengan wajah berseri-seri Bwee Giok
berkata.
"Boen heng, Kiong hie cie Koen Tie sebagai seorang
ciangbunjin dari Tiam cong Pay ternyata dapat Boen heng
kalahkan dengan tangan kosong bahkan merebut pedangnya".
Sambil tersenyum jawab Boen ching. "Ahhh. . . . terlalu
memuji"
Bwee Giok yang rahasianya telah diketahui oleh Boen ching
bahwa dia sebenarnya adalah seorang gadis meskipun
kelihatannya masih gagah perkasa, tetapi tak dapat dihindari
lagi adanya perbedaan antara laki dan perempuan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebenarnya dia akan melihat keadaan luka ditangan Boen
ching, kini terpaksa hanya bertanya, "Bagaimanakah dengan
luka ditelapak tapak tangan Boen heng ?"
Sambil tertawa jawab Boen Ching. "Ah, tak mengapa hanya
luka kecil saja "
si macan tutul dari gunung Wu San, Tong Yun Siauw sambil
tertawa besar ujarnya.
"Selama sepuluh tahun ini aku belum pernah melihat
pertempuran yang demikian ramainya, kepandaian Boen
Siauwhiap ternyata sangat aneh dan lihay, jika bertambah lagi
beberapa tahun, aku kira kau akan menjadi jago nomor satu
didunia kangouw ini". Boen Ching tertawa tawar, ujarnya.
"Didunia ini orang aneh yang berkepandaian tinggi sangat
banyak sekali, Cayhe mana dapat menandingi mereka-mereka
itu" Tong Yun Siauw tertawa tergelak^ sahutnya.
"Boen Siauhiap tak periu merendahkan diri, aku lihat pada
saat ini, diantara jago2 muda selain keponakan ini, aku kira
tiada yang dapat menandingi kau."
Boen Ching memandang Bwee Giok sekejap. dia melihat
pelipis Bwee Giok menonjol keluar, segera ia tahu kalau
kepandaiannya tidaklah rendah tapi entah dia anak murid
siapa.
Tong Yun Siauw sambil tersenyum ujarnya. "Siapapun
takkan yang mau percaya"
Dia nampak Boen Ching memandang Bwee Giok. mengira
kalau dia tak percaya, lalu katanya kepada Bwee Giok.
"Keponakan Giok sekarang seharusnva kau
mempertunjukkan sedikit kepandaian mu kepada kita semua."
Bwee Giok tak dapat menolak lagi sambil tertawa ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Boen heng demikian lihaynya mana dapat menyuruh aku
memperlihatkan kejelekanku." Sambil berkata ia mengambil
cawan araknya kepada dua orang itu ia berkata:
"Paman Tong dan Boen heng telah mempertunjukkan
kelihayannya dengan menggunakan cawan arak. kini akupuh
akan mencoba memperlihatkan sedikit kejelekan ku."
Perkataannya baru saja selesai, dia telah melemparkan
cawan arak itu, cawan arak itu segera meleset dan melayang
ke udara. lalu tangannya mengambil lagi sebuah cawan dan
dilempar keatas, dua buah cawan tersebut membentur satu
sama lain sehingga memisah kesamping dan meleset masuk
kedalam tiang seluruhnya bahkan tanpa memperlihatkan
retakan sedikitpun juga pada tiang tersebut.
Segera semua hadirin bertepuk tangan memuji, Boen ching
menjadi tertegun, lweekang dari Bwee Giok ini ternyata jauh
lebih tinggi dari dirinya bahkan tak dibawah Shie Siauw In, hal
ini membuatnya jadi sangat terkejut. Bwee Giok tersenyum
kepada Boen ching ia berkata. "Tontonan yang jelek, tontonan
yang jelek sekali"
"Keponakan ini jika dibandingkan kau dan aku
kepandaiannya kiranya jauh lebih tinggi" Boen ching juga
tertawa, katanya:
"Kepandaian Bwee heng, aku sungguh tak dapat
menggunggulinya."
Bwee Giok tertawa lagi, Boen ching yang memuji dia,
membuat hatinya merasa sangat nyaman, tiba-tiba dia melihat
luka di tangan Boen ching ternyata darahnya masih belum
berhenti mengalir, dia mengeluarkan suara tertahan, tanpa
terasa dia telah memegang tangan kanan Boen ching itu, tapi
kemudian menjadi sadar, wajahnya berubah menjadi merah
padam, cepat ia melepaskan tangan Boen Ching seraya
berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Luka ditangan Boen heng belum sembuh, cepatlah
menghentikan mengalirnya darah."
Boen Ching tersenyum, padahal dia telah menutup jalan
darahnya, kini yang menglir hanya darah tadi saja, dia
nampak Bwee Giok demikian memperhatikan dirinya, dalam
hatinya timbul suatu perasaan yang sangat nyaman, kemudian
ia mengambil sebutir pil "Liong Hiat Sin Tan" dan ditelannya.
Bertepatan dengan waktu itu, sebuah bayangan turun
ketengah ruangan Boen ching yang nampak baru datang itu
adalah Shie Siau In, hatinya menjadi sangat girang, teriaknya.
"Siauw In sumoay "
Shie siauw In dengan dingin menyapa dua orang itu
sekejap. kemudian balikan tubuhnya dan melayang keluar.
Tubuh Boen ching pun segera melayang dan mengejar
keluar, teriaknya. "Siauw In sumoay, engkau jangan pergi
dulu, tunggu aku "
Nampak hal itu Bwee Giok menjadi tertegun, dengan
termangu-mangu ia memandang bayangan dua orang itu, dia
merasa dalam hatinya timbul suatu perasaan yang sangat tak
enak. ia menundukkan kepalanya tak berkata apapun. Tong
Yun Siauw segera tertawa tergelak ujarnya:
"Keponakanku, aku lihat kau sudah tiba saatnya harus
berkelana didunia kangouw "
Boen ching setelah mengejar dekat pada Shie Siauw In,
nampak dia tak mau berhenti lagi, dia tak tahu telah berbuat
salah apa terhadap Shie Siauw In sehingga membuat dia jadi
marah. Terpaksa dia hanya meminta dia untuk berhenti
berlari.
Shie siauw In lari terus hingga sampai ketepi telaga dan
melompat pada suatu perahu kecil.
Boen ching terburu-buru mengejar teriaknya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siauw In aku datang kedaerah Kang Lam ini, justru karena
ingin mencari kau waktu itu aku telah menderita luka dalam,
kemudian selama seharian mencari dirimu keseluruh gunung,
aku bukannya sengaja hendak meninggalkan kau dan pergi
seorang diri."
Shie siauw In hanya merasa Boen ching sangat baik
terhadapnya, selamanya belum pernah ada orang yang
demikian baiknya terhadap dirinya, tapi kini ia nampak Boen
ching terhadap gadis lain pun demikian sikapnya, hatinya
tanpa terasa timbul rasa cemburu, teringat kembali perkataan
suhunya kepadanya dan kejadian yang dialami Ie Bok Tocu
ternyata tak salah lagi, Boen ching hanya akan menipu dirinya
saja.
Dia mana tahu kalau Boen ching sangat baik terhadapnya
adalah dikarenakan dia adalah putri kesayangan dari Ie Bok
Tocu, Boen ching menganggap dia sebagai adik kandungnya
sendiri dan tak mempunyai perasaan yang istimewa lainnya
terhadap dia
Tampak dia mengangkat dayungnya dan ditutulkan ke atas
air, maksudnya ingin menggunakan dayung itu memaksa Boen
ching jatuh kedalam telaga tapi teringat kembali sikap Boen
ching yang sangat baik terhadapnya, hatinya merasa jadi
merasa tak tega: Shie Siauw In mendayung perahunya
ketengah telaga, ujarnya. "Engkau sungguh2 sangat baik
terhadapku ataukah hanya ini menipu aku saja ?"
Boen ching menjadi tertegun sahutnya. "Sudah tentu
sungguh2 "
Shie Siauw In setelah termenung sejenak. kemudian
katanya lagi.
"Aku nampak kau dengan Bwee Giok demikian mesranya,
tahukah kau kalau aku dengan susah payah baru mendapat
berita yang mengatakan kau berada didaerah telaga Thay ouw
ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar hal ini, hati Boen ching menjadi tergetar, apa
yang dipikirkan oleh Shie siauw In bahkan kini telah diucapkan
keluar semuanya. Dia entah harus berbuat bagaimana
sekarang ini.
Shie siauw In adalah karena dia dan Ie bok Tocu baru mau
menghilangkan sifatnya yang dahulu, jika dia tak berani
melanjutkan berpikir lagi, tapi budi yang diterima dari Ie bok
Tocu sangatlah besar sekali, dia tak dapat membuat susah
pada Ie Bok Tocu..
Dia dongakkan kepalanya, nampak Shie siauw In sedang
memperhatikan dirinya, sinar matanya mirip sekali dengan
sinar mata dari Ie Bok Tocu, ia terpaksa tersenyum, ujarnya.
"Siauw In, mungkin kau telah lama datang ke mari, apakah
kau tak mendengar aku selalu memanggilnya sebagai Bwee
heng?"
Mendengar perkataan itu Shie Siaw In termenung sejenak,
kemudian dengan wajah yang ber-seri2 ujarnya.
"Bukankan kau mengetahui kalau dia adalah seorang gadis?
mengapa masih memanggilnya sebagai Bwee heng?"
Boen ching teringat kembali sikap yang gagah dari Bwee
Giok. sikap yang sangat menarik perhatiannya dengan
perlahan dia tertawa, sahutnya.
"Meskipun aku tahu dia adalah seorang gadis, tapi dia
sendiri tak mengatakannya, kalau tak memanggil dia sebagai
Bwee heng, lalu disuruh memanggil sebagai apa?"
Shie siauw In menghela napas lega, ujarnya kemudian-
"sekarang sudah tiada urusan lagi "
Baru saja perkataannya selesai diucapkan sebuah perahu
dengan sangat cepat datang mendekat orang yang berdiri
diatas perahu itu bukan orang dari perkumpulan Elang Sakti
melainkan adalah orang yang mengejar diri Boen ching
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
walaupun sampai laksa li-pun, Pat Huang Sin Mo Cie Uh chan
adanya.
Pada waktu itu disebabkan karena Shie Siaw in menderita
luka dalam, maka wajah Cie Uh chan yang bagaimanapun dia
tak mengetahui, kini nampak wajah Boen ching berubah
hebat, tanpa terasa tanyanya. "Siapakah orang itu?"
"Pat Huang Sin Mo "Jawab Boen ching singkat. Alis Shie
Siauw In berdiri, ujarnya.
"Sungguh bagus sekali, ini hari kita datang kemari kita ber-
sama2 membereskan diri nya."
Pada saat itu Cie Uh chan telah mendekati dua orang itu
tangannya mencabut senjata pecut geledeknya, sedang
tubuhnya meloncat dan melayang keperahunya yang
ditumpangi oleh Boen ching dan Shie Siauw In.
TANGAN kanan Shie Siauw In segera mengayun dayungnya
disertai dengan butir2 air telaga menyerang kearah Cie Uh
chan.
Cie Uh chan nampak dayung itu datangnya sangat hebat
dan ganas, tubuhnya mundur selangkah kebelakang, tetapi
lwe-kang Shie Siauw In diluar dugaannya, ketika ia menarik
kembali dayungnya, tangan kanan nya secepat kilat mencekal
perg elangan tangan kanan Cie Uh chan-
Cie Uh chan menjadi sangat terkejut, sungguh tak disangka
lweekang dari gadis ini jauh lebih tinggi dari lweekang yang
dimiliki Boen ching, dia didesak melayang kembali ke
perahunya, dengan dingin tanyanya dengan nada nyaring.
"Siapakah kau ini ?"
Kedua alis Shie Siauw In berdiri, ujarnya.
"Siapakah aku ? Fen Bian Lo Sat atau si Iblis wanita
berwajah cantik dimana sajapun tidak ada yang berani
membuka mulut untuk bertanya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cie Uh chan menjadi sangat terkejut, nama Shie siauw In
meskipun ia tidak mengetahuinya tetapi dia selalu
memperhatikan urusan didunia kangouw, nama Iblis wanita
berwajah cantik telah tersebar keseluruh Bulim, selamanya
tidak ada yang lolos dari tangannya.
Kini nampak wajah Shia siauw In dingin menyeramkan,
teringat kembali mengenai berita yang didengar mengenai
kejadian Iblis wanita berwajah cantik itu tanpa terasa hatinya
dia manjadi agak merasa jeri, ini hari ada dia ditempat ini,
ditambah lagi Boen ching, kiranya dirinya takkan mampu
melawannya, ditambah lagi ditangannya mencekal dayung.
Senjata pecut geledek meskipun lihay, tapi tak dapat
melawan senjatanya, senjata pecut geledeknya hanya dapat
digunakan untuk menangkap senjata2 yang ringan saja.
Pecutnya segera bergerak dan mundur kebelakang, tahu2
tubuh Shia siauw In berkelebat dan turun diujung perahunya,
seraya berteriak. "Ini hari engkau ingin pergipun takkan dapat
pergi lagi."
Cie Uh chan bukannya takut kepada Shia Siauw In, nampak
dia selangkah demi selang-kah mendesak mendekat padanya,
pecut ditangannya disabetkan dan menyerang kearah tubuh
Shia Siauw In.
Shia Siauw In begitu nampak senjata yang digunakan Cie
Uh chan adalah sebeah pecut panjang, dia tahu tak dapat
dihadapi dengan menggunakan pedang, dayung ditangannya
perlahan-lahan diangkat dan balas menyabet kepada Cie Uh
chan-
Dua orang dengan menggunakan dayung masing2 berdiri
diujung perahu, serta didepan dan yang lain dibelakang
perahu saling serang menyerang dalam waktu yang singkat
mereka ialah bertempur dalam keadaan seimbang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching yang nampak keadaan demikian segera
mencabut pedang Ie Bok Kiamnya, tubuhnya meloncat dan
pedangnya ditusukkan mengancam punggung Cie Uh chan-
Cie Uh chan yang dari muka dan belakangnya diserang
musuh, tangan kirinya segera di ayunkan, pecut geledeknya
melingkar menyabet kearah Boen ching.
Pedang Boen ching yang ditusukkan kearah pecut geledek
itu dengan cepat membuat pecut dan pedang melingkar jadi
satu, dia dengan gusar membentak kedua kakinya diangkat
dan melancarkan tendangan berantai kearah lambung Cie Uh
chan-
Cie Uh chan yang diserang dari muka dan belakang,
dengan gusar meraung keras, tangannya melepaskan pecut
geledeknya, sehingga membuat tubuh Boen ching menjadi
terjungkal jatuh, ditengah udara ia menarik napas panjang-
panjang dan jatuh kembali keperahunya.
Cie Uh chan segera balikkan tangannya dengan dayungnya
mendesak mundur Shie Siauw In, dan mendahului Boen ching
selangkah melayang turun keatas perahu Boen ching.
Tubuh Boen ching begitu menginjak keatas perahunya, Cie
Uh chan dengan menggunakan dayungnya mendesak mundur
kearah nya.
Shie Siauw In dengan cepat melemparkan dayung
ditangannya kebawah kaki Boen ching, tapi ternyata Cie Uh
chan telah berhasil melarikan diri.
Boen ching naik kembali keatas perahu dan memandang ke
arah dimana Cie Uh chan melarikan dirinya, dengan perlahan
ia menghela napas.
Oooo0dw0ooooO
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
MUNCULNYA KEMBALI IBLIS2 SAKTI
BOEN ching nampak Cie Uh chan telah menjauh,
membuatnya dengan perlahan menghela napas. Dengan halus
Shie Siauw In menghibur. "Lain kali tentu takkan membuat dia
dapat melarikan dirinya lagi."
Boen ching memandangnya sekejap, nampak dia tertawa
manis kepadanya, tanpa terasa dalam hati Boen ching timbul
suatu perasaan yang sangat aneh, Shie Siauw In setelah
mendengarBoen ching bercerita mengenai hal ikhwal ibunya,
Shie Yun Ku, dalam hati pikirnya Boen ching terhadap orang
semacam Ibunya sangat menghormati sekali, meskipun
kadang2 ia mengira Boen ching sedang menipu dia, tapi
begitu berada disampingnya, tanpa terasa dia ingin sekuat
tenaga berusaha lebih mendekati Boen ching. Dua orang itu
segera naik ketepi telaga, kepada Boen ching Shie Siauw In
bertanya: "ching Toako, kita sekarang hendak pergi ke mana
??" .
Boen ching setelah berpikir sejenak, ujar nya "Mari kita
berpesiar kedaerah Kang Lam saja, bukankah engkau ingin
berpesiar kedaerah Kang Lam?"
Dalam hati Shie Siauw In menjadi sangat girang, dua orang
itu menceritakan pengalaman masing2 setelah berpisah,
sambil melanjutkan perjalanannya .
Kiranya Shie siauw In setelah terjatuh dari atas kuda lalu
menyembunyikan dirinya, menunggu setelah lukanya menjadi
sembuh kembali, lalu melanjutkan perjalanannya ke arah
selatan untuk mencari diri Boen ching.
Kedua orang itu bercerita dengan gembiranya, tiba2
dihadapannya berkelebat sebuah bayangan hijau dan berdiri
dihadapan orang itu.
Boen ching nampak orang yang datang itu adalah seorang
wanita yang berusia pertengahan, baru saja akan membentak
untuk menegor Shie Siauw In telah menjadi ketakutan hingga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wajahnya berubah menjadi pucat pasi serunya. "Dia adalah
suhuku"
Dia tak sempat membentak. wanita berusia pertengahan itu
telah menotok jalan darahnya kedua orang itu, gerakkannya
yang secepat itu membuat dua orang itu tak sempat untuk
melawan, kemudian sambil mengempit tubuh kedua orang itu
wanita pertengahan itu melayang pergi dengan cepatnya.
Boen ching hanya merasakan tubuhnya ditotok orang lalu
tak sadarkan diri. Entah lewat berapa waktu, jalan darahnya
baru dibebaskan kembali, dia memandang kesekeliling tempat
itu, nampak kini dia telah berada disebuah gua dari suatu
bukit.
Wanita pertengahan itu duduk bersila diatas tanah, dengan
dingin sedang memandang dirinya, Shie Siauw In
menundukkan kepalanya di sisinya dan sedang menangis
terisak-isak.
Wanita berusia pertengahan itu nampak bahwa Boen ching
telah sadar kembali, dengan nada dingin ujarnya.
"Aku adalah putri dari Thian Jan Shu, Han cing Yu,
benarkah engkau adalah murid dari Yun ku ?"
Boen ching bangun berdiri, ujarnya.
"Boanpwee adalah Boen ching, suhuku memang benar
adalah putrinya Tan coe coen." Han cing Yu dengan dingin
berkata.
"Apakah engkau pernah mengatakan kepada Siauw In,
bahwa ia adalah putrinya Yun Ku?"
"Yaa, benar, suhuku telah bertahun-tahun mencari Siauw
In sumoay. "Jawab Boen ching dengan tenang.
Han cing Yu dengan gusar mendengus, ujarnya. "Kalau
bukan karena Siaw In, aku sejak dulu sudah membunuh mati
kau, siauw In aku peringatkan, jika engkau berani berbicara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang bukan-bukan lagi, hati-hatilah dengan batok kepalamu "
Boen ching tertegun, sahutnya.
"Tetapi Siauw In sumoay memang benar- benar adalah
putri dari suhuku."
Han cing Yu mengangkat tangannya, baru akan dipukulkan
kearah Boen ching, tetapi dengan perlahan tangan itu
diturunkan kembali wajahnyapun berubah menjadi agak
lembut, katanya.
"Aku mempunyai suatu cerita untuk kalian dengarkan,"
Boen cing tidak paham mengapa Han cing Yu akan
menceritakan suatu cerita kepadanya, dalam hatinya diam-
diam timbul rasa curiga.
Han cing Yu setelah termenung sejenak. kemudian
katanya.
"Suhuku didalam Bulim adalah seorang yang berkepandaian
silatnya paling tinggi, dia mempunyai seorang putri
kesayangannya bernama ...."
Kelihatannya dia tidak ingin banyak berbicara, setelah
berhenti sejenak lalu lanjutnya:
"Engkau jangan mengurus dia bernama apa, pokoknya dia
adalah putrinya."
Hati Boen cing diam-diam bergerak. didunia ini orang
mempunyai kepandaian yang paling tinggi, yang dikatakan
Han cing Yu bukankah Thian Jan Shu dan dirinya sendiri?
Terdengar Han cing Yu melanjutkan ceritanya:
"orang aneh ini dengan orang lain mengadakan suatu
pertempuran yang seru, tetapi orang itu telah mati sedang
murid- muridnya tak berani datang menemui janjinya" Dalam
hati Boen cing berpikir, bukankah dia sedang mengatakan Tan
coe coen?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat ini Shie Siauw In pun telah berhenti menangis, ia
dongakkan kepalanya dengan terpesona mendengarkan cerita
dari Han cing Yu. Terdengar Han ching Yu berkata lagi.
"orang aneh ini mempunyai seorang murid, siapa namanya
aku telah lupa, orang ini adalah seorang yang jahat"
Ia berhenti dan termenung sejenak lalu lanjutnya.
"Tetapi pada waktu itu dia masih seorang yang sangat
baik."
Pikir Boen cing, mungkin orang itu adalah Tan Thian coen,
nama sebenarrya adalah Liauw Hoa Llong, cerita ini suhunya
sering menceritakan kepadanya. Han cing Yu meneruskan
ceritanya.
"orang aneh itu memerintahkan muridnya itu memanggil
salah seorang dari lima orang muridnya itu, dia telah pergi,
tetapi tidak memanggil salah satu dari lima orang muridnya
itu, malah membawa kembali cucu perempuan dari orang itu,
katanya dia telah meninggalkan sepucuk surat yang meminta
lima orang itu datang"
Boen ching memandang sekejap pada Shie Siauw In,
pikirnya: "Sudah bercerita pada keadaan yang sebenarnya".
Han ciu Yu nampak Boen ching memandang sekejap pada
Shie siauw In, dia mendengus, ujarnya.
"Tetapi muridnya itu telah berubah menjadi jahat, dia
memancing dan memperkosa putri dari orang aneh itu, orang
aneh itu karena murid dari orang itu tak datang, ditambah lagi
putrinya telah melahirkan seorang bayi perempuan, dalam
keadaan yang gusar itu, dia telah mengusir muridnya dan
putrinya dari perguruan dan membanting hingga mati bayi
perempuan yang dibopong nya itu, muridnya sebelum pergi
telah mencuri sebuah kitab rahasia mengenai racun, sehingga
orang aneh itu bersumpah tak mau menerima murid lagi,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahkan setiap orang yang ingin belajar silat padanya akan
dibunuh mati."
Boen ching menjadi termenung, kiranya demikian halnya
sehingga Thian Jan Shu telah membuat peraturan dimana
setiap orang yang ingin belajar ilmu silat darinya akan dibunuh
mati, untung dirinya pada waktu itu Thian San chiet Kiam
segera muncul, kalau tidak Thian Jan Shu tentu telah
menurunkan tangan jahat padanya. Han cing Yu berkata lagi.
"Muridnya itu terhadap putrinya tidak sungguh-sungguh,
setelah turun gunung lalu lari pergi"
Tiba-tiba Boen ching memotong.
"Yang dibanting hingga mampus oleh orang aneh itu
mungkin bukan bayi perempuan yang di bopong melainkan
cucunya sendiri"
Kedua mata Han ching Yu memancar sinar yang amat
gusar, ujarnya:
"ceritaku telah selesai kuceritakan, engkau sekarang boleh
segera pergi diri sini, kalau tidak maka selamanya engkau tak
akan dapat pergi dari sini lagi" Boen ching tertawa tawar,
ujarnya.
"cianpwee, sebelum aku pergi dari sini aku juga ingin
menceritakan sesuatu kisah, maukah cianpwee
memperkenankan aku sehabis bercerita baru pergi dari sini"
Han cing Yu dengan gusar mendengus setelah termenung
sejenak baru menganggukkan kepalanya .
Boen ching tersenyum ujarnya.
"Dua puluh tahun yang lalu, didalam Bulim ada dua orang
aneh yang seorang bernama Thian Jan Shu, sedang yang lain
bernama Tan coe coen"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perkataan baru habis diucapkan tampak tubuh Han cing Yu
sedikit gemetar, teriak nya: "Engkau jangan berkata lagi "
Boen ching tersenyum, katanya.
"Yang tadi cianpwee katakan adalah urusan yang
menyangkut diri putri Thian Jan Shu, sedang aku sekarang
yang akan kuceritakan adalah urusan yang menyangkut diri
putri Tan coe coen, maukah cianpwee mendengarkannya?"
Han cing Yu diam tak berkata, segera Boen ching
menceritakan segala urusan yang mengenai suhunya Shie Yun
Ku kepada Han cing Yu.
Han cing Yu setelah mendengar cerita itu menjadi
termangu- mangu, tak dapat meng u- capkan apa-apa sejenak
kemudian baru katanya.
"jika aku adalah Shie Yun Ku, tentu akan kubunuh mati Seh
TU Hoa, kalau tidak tentu hatiku tidak akan menerimanya"
Perkataan ini baru saja selesai diucapkan, diluar gua
terdengar suara helaan napas yang sangat perlahan-
Han cing Yu menjadi tertegun, dengan kepandaiannya yang
demikian tingginya itu, ternyata diluar gua kedatangan orang
asing, dia masih tidak mengetahuinya, segera bentaknya,
"Siapakah yang berada diluar itu?"
Seorang yang memakai jubah panjang berwarna hijau
melayang masuk kedalam gua, Boen ching nampak orang
yang baru datang itu dengan terkejut bercampur girang dia
bangun berdiri seraya berteriak. "Suhu kiranya ada engkau
orang tua"
Yang datang ternyata Ie Bok Tocu, Shie Yun Ku baru saja
pulang kepulau Ie Bok To. Shie Siauw In menjadi termangu-
mangu disamping, entah ia harus berbuat bagaimana.
Han cing Yu juga tidak menyangka kalau Shie Yun Ku tiba-
tiba dapat muncul ditempat ini, tanpa terasa ia juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
termangu- mangu. Sambil tertawa kata Shie Yun Ku kepada
Han cing Yu.
"Aku karena tak tentram hari melepaskan Boen Ching
seorang diri, setelah berjalan setengah jalanan lalu balik
kembali dan terus mengejarnya hingga sampai disini, Nona
Han tentu tidak akan gusar terhadapku bukan?"
Boen ching mendengar Ie Bok Tocu berkata demikian
hatinya terasa sangat terharu atas perhatiannya itu.
Han cing Yu barn saja habis mendengar urusan mengenai
Shie Yun Ku, dalam hatinya juga sangat simpatik terhadapnya.
Nampak hal ini dengan tertawa pahit, ujarnya.
"Kita boleh dikata telah bersahabat, adik Yun Ku aku lebih
besar dari kau maka aku akan jadi kakakmu". Shie Yun Ku
tertawa, sahutnya.
"Kakak cing Yu mau demikian menyebutku aku sungguh
merasa sangat beruntung sekali". Han cing Yu setelah berpikir
sejenak. kemudian ujarnya.
"Kita berdua semuanya merupakan orang-orang yang tak
beruntung, aku jika jadi kau sejak dahulu telah membunuh
mati Seh TU- Hoa manusia keparat itu, didunia ini semua
orang lelaki tak ada seorangpun yang merupakan orang yang
baik-baik." Shie Yun Ku tertawa tawar seraya berkata:
"Seh Tu Hoa dia akan menjadi sadar dengan sendirinya,
buat apa aku harus membunuhnya? apalagi ayahku Tan coe
coen selama hidupnya paling mencintai aku, karena aku
sangat mirip dengan ibuku, sedang ibuku sejak aku masih
kecil telah wafat, dia orang tua karena selalu rindu dan
memikirkan padanya sehingga usianya menjadi sangat
pendek, didunia ini orang lelaki tak ada yang baik, mengenai
hal ini aku tak dapat menerimanya".
Han cing Yu termangu- mangu, dia mengira Shie Yun Ku
yang telah mengalami penderitaan yang lebih banyak dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirinya, tentu akan menyetujui perkataannya itu, ternyata dia
tetap tak menyetujuinya, mau tak mau dia harus memikirkan
perkataan Shie Yun Ku ini. Sesaat kemudian berkatalah dia
kepada Shie Yun Ku.
"Kalau begitu sebagian besar bukan orang yang baik-baik
tentunya kaupun mau mengakuinya bukan?"
Shie Yun Ku tertawa ujarnya.
"Aku tak mengerti engkau mengartikan yang bagaimana,
tetapi aku tak mengetahui itu betul atau tidak."
Han cing Yu menghela napas dengan perlahan kepada Shie
Siauw In ia berkata. "Aku tidak sesuai menjadi ibumu, dia
adalah ibumu yang sebenarnya"
Shie Siauw In menjadi tertegun, ia bangun berdiri kedua
mata Shie Yun Ku berputar memandang padanya, Shie Siauw
In tak tahan lagi dan menubruk kedalam pelukan Shie Yun Ku
seraya berteriak:
"ibu engkau dapat memaafkan aku bukan?"
Shie Yun Ku sangat sayang dan cinta kepada putrinya kini
She siauw In membuka mulut mohon ampun, tanpa terasa dia
juga meneteskan air matanya seraya berkata
"Siauw In, anak sayang... jangan menangis lagi, ibumu
yang salah meninggalkan kau demikian lamanya."
Boen ching yang berdiri disamping dalam hatinya juga
merasa terharu bercampur dengan gembira, sedang Han cing
Yu tak dapat menahan meneteskan air mata.
Shie Yun Ku melirik nampak keadaan yang demikian itu
dengan cepat berkata kepada Shie Siauw In-
"Engkau masih tidak memberi hormat kepada Ibu
angkatmu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Shie Siauw In menjadi tertegun, segera ia berlutut memberi
hormat, hati Han cing Yu merasa sangat kaget bercampur
girang ujarnya. "Yun Ku sungguh kau seorang yang baik"
Sehabis barkata suaranya telah tersumbat oleh isaknya, tak
dapat mengeluarkan suara lagi sedang air matanya terus
mengalir keluar.
Shie Yun Ku lalu bertanya kepada Boen ching tentang
pengalamannya setelah berpisah dengannya, Boen ching tak
berani berbohong, semuanya diceritakan kepada Ie Bok Tocu.
Ie Bok Tocu setelah termenung sejenak ternyata tak dapat
mengetahui siapa yang mempunyai lweekang yang demikian
tingginya sehingga dapat mewarisi lweekang kepada Boen
ching dengan melalui suara genta, mengenai perjanjian pada
hari Tiong chiu diloteng oei Hok Lo masih sangat pagi, Cie
Koen Tie ternyata berkata demikian, kiranya pada saat itu
orang dari seluruh pelosok akan datang semuanya mengantar
tujuh buah hiolo kuno peninggalan Thian Jan Shu, enam buah
hioloo sudah pasti akan muncul bersama hal ini sudah tentu
akan menjadi incaran setiap orang didunia Kangouw ini.
Empat orang itu lalu pergi beristirahat, haripun makin lama
makin gelap sedang Boen ching bergeser pindah ke lain gua
untuk beristirahat.
Keesokan harinya begitu Boen ching membuka matanya
ternyata hari telah jauh siang, dengan cepat dia bangun dan
berjalan kedepan gua dimana tiga orang lainnya itu
beristirahat.
Tetapi sesampainya didepan gua tiga orang itu ternyata
telah menghilang tanpa bekas, hati Boen ching menjadi
berdebar, dia tahu tiga orang itu pasti tidak akan
meninggalkan dia seorang diri tanpa alasan- tetapi dalam gua
itu terbukti telan menjadi kosong sudah tentu tiga orang itu
meninggalkan tempat itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia mencari sejenak disekitar gua itu, nampak pada dinding
gua itu tertera beberapa tulisan yang ditinggalkan untuk dia
oleh Ie Bok Tocu. Tulisan itu berbunyi. "Karena urusan penting
meninggalkan tempat ini, tak usah memikirkannya"
Tulisan ini ditulis tak karuan, agaknya ditulis dalam keadaan
terburu-buru, hal ini malah membuat dia menjadi kuatir, Ie
Bok Tocu ternyata pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun
kepadanya, entah telah terjadi urusan apa yang demikian
penting nya.
Dia baru saja termenung memekirkan persoalan ini. tahu2
dari depan gua itu terdengar suara gelak ketawa yang sangat
keras seorang kakek tua berjubah kuning berjalan masuk
dalam gua.
Boen ching segera balikkan tubuhnya, tampak wajah orang
itu merah segar, sedang pelipisnya menonjol keluar, sekali
pandang dapat dilihat bahwa kepandaiannya orang itu tidak
rendah.
Orang tua berjubah merah itu memandang Boen ching
sejenak dia tertawa ujarnya. "Engkaulah yang bernama Boen
ching?"
Boen ching dengan perlahan anggukkan kepalanya
tanyanya. "Siapakah Cianpwee ini?"
Orang tua itu berwajah merah itu tertawa besar, sahutnya.
"Ternyata kau masih mempunyai sopan santun, suhumu
karena ada urusan penting yang harus diselesaikan telah pergi
dari sini, aku datang ke mari mencarimu karena aku
mempunyai urusan yang hendak dibicarakan denganmu pula"
Boen ching mendengar orang tua berjubah merah ini
ternyata mempunyai urusan mencari dia, lalu tanyanya.
"cianpwee, ada urusan apa mencari aku?"
Orang tua berwajah merah itu sambil tertawa ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Begitu aku menyebut namaku engkau tentu sudah
mengetahuinya, aku bernama Yuen Pu"
Boen ching mendengar orang tua itu menyebut namanya,
dalam hati diam2 merasa sangat terkejut, Yuan pu
mempunyai julukkan sebagai Siauw Hui Wan Yuen atau sikera
terbang berwajah girang, dia adalah seorang yang telah
mempunyai nama didalam bulim, Ginkang Ie Bok Tocu boleh
dikata tanpa tandingan, sedang ginkang dari sikera terbang ini
jarang sekali ada tandingannya jika dibandingkan dengan
ginkang, maka Ie Bok Tocu masih lebih tinggi satu tingkat dari
Yuen Pu ini, sedangkan dalam hal bertempur jarak dekat,
gerakan kilat dari Yuen Pu ini dapat melebihi gerakan dari Ie
Bok Tocu.
Telah belasan tahun lamanya dia tak berkelana didunia
kangouw, ini hari mendadak datang mencari dirinya entah ada
urusan apa . Yuan pu sambil tertawa berkata.
"Kau tak usah merasa takut, aku hanya mencari kau untuk
merundingkan sesuatu, pada waktu itu Thian Jan Shu
mewariskan tujuh buah hioloo kuno kepadamu, aku mau
melihat engkau mempunyai keadaan istimewa yang
bagaimana sehingga menyebab kan dia begitu pandang
berharga padamu, jika engkau menang, sudah tentu aka tak
ada perkataan lain selain pergi dari sini. tetapi jika engkau
kalah ditanganku, maka tujuh buah hioloo kuno itu kau harus
serahkan padaku dan bersama-sama aku pergi keloteng oei
Hok lo, tetapi saat itu aku akan dapat dengan sangat lancar
dan mudah mendapatkan tujuh buah hioloo kuno itu
ketanganku."
Boen ching mendengar Siauw Bian Hui Yuen berkata
demikian, dia tertawar tawar, sahutnya.
"Aku kira pada saat itu engkau tak mungkin akan
mendapatkannya dengan mudah." sepasang mata Yuen Pu
memancarkan sinar mata yang sangat aneh, ujarnya dengan
keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Engkau tak perlu mengetahui urusan ini"
Boen ching tersenyum lagi, ujarnya..
"Pertaruhan secara begini tidak seimbang jika engkau kalah
sambil bertepuk tangan dapat pergi dari sini, tetapi jika aku
yang kalah, bukankah aku kalah dengan sia-sia belaka?"
Siauw Bian Hui Yuen- Yuen Pu tertawa tergelak sahutnya.
"Baik kau bilang kalau aku yang kalah harus berbuat
bagaimana?"
Sambil tertawa ujarBoen-ching.
"cianpwee mungkin tahu jejak dari suhuku, jika
kemungkinan cianpwee yang mengalami kekalahan- Boen
ching tak ada permintaan lain, hanya memberitahukan
kepadaku mengenai jejak dari suhuku."
Siauw Bian Hui Yuen menganggukkan kepalanya tanda
menyetujuinya.
Boen ching tarmenung sejenak, ujarnya.
"Bertanding dengan cara bagaimana, adalah cianpwee yang
mengajukan pertanyaan ataukah boanpwee yang mengajukan
pertanyaan?" Siauw Bian Hui Yen tertawa tergelak sejenak
kemudian ujarnya.
"Waktu itu Thian Jan Shu mewariskan tujuh buah hioloo
kuno kepadamu, usiamu baru sepuluh tahun, bahkan tak
memiliki kepandaian sedikitpun, aku pikir engkau tentu
mempunyai keadaan yang melebihi orang lain, engkau saja
yang mengajukan pertanyaan" Boen ching tertawa ujarnya.
"Perintah kau orang tua, mana aku berani membangkang,
tetapi cianpwee tak boleh menyesal."
"bukankah engkau seenaknya mengajukan pertanyaan,
engkau harus minta persetujuan dariku terlebih dahulu." Sahut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauw Bian Hui Yuen- Yuen Pu. Mendengar perkataan itu
jawab Boen ching.
"Begitupun baik, aku hanya ingin cianpwe mengucapkan
sepatah kata saja sudah cukup,"
Yuen Pu termenung sejenak. kemudian sambil tertawa
besar ujarnya.
"Kalau hanya begitu saja masa tidak boleh?"
Boen ching tertawa lagi, kemudian ujar nya:
"Pertama cianpwee harus bersumpah tidak boleh
berbohong."
Yuan Pu tertawa tergelak sahutnya.
"Meskipun aku telah banyak membunuh orang, tetapi
selama hidupku, belum pernah aku berkata bohong, masih
ada satu kata lagi apa yang kau akan katakan?"
Boen ching tersenyum, jawabnya.
"Jika demikian itulah sangat bagus, cianpwee hanya perlu
mengucapkan kalau cianpwee tidak mau tujuh buah hioloo
kuno itu, boanppwee segera akan mengaku kalah."
Yuen Pu menjadi tertegun, dia membuka mulutnya tetapi
tak dapat mengeluarkan suara Sedikitpun, kalau tak mau
mengucap kan juga tak mungkin, otaknya segera berputar,
sejenak kemudian sahutnya.
"Baiklah aku selamanya tidak akan menginginkan tujuh
buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu." Boen ching
tertawa tergelak.
ujarnya: "cianpwee kini telah kalah"
"Aku yang menang, akukan tidak meminta adalah kau yang
memberikan kepadaku, jika engkau telah memberikan
kepadaku sudah tentu aku tak akan bertanya lagi kepadamu"
Jawab Boen ching dengan tenang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Salah, jika engkau mengatakan mengingin kannya, maka
engkau telah berbicara bohong, jika engkau berbicara dengan
sesungguhnya, maka aku tak perlu lagi memberitahukannya
kepadamu."
Yuen Pu menjadi tertegun, setelah termenung sejenak.
ujarnya: "Kalau begitu tak dapat..."
Dia tadi berpikir sekiranya jika ia mengucapkan satu patah
kata saja bahwa dia tidak menginginkan hiolo itu, Boen ching
mau tidak mau harus memberikan kepadanya, sekalipun dia
mengatakan tidak menginginkan hiolo itu-itu, tetapi Boen
ching harus memberikan kepadanya.
Tetapi kini dia harus mengatakan kalau dia tidak
menginginkan hiolo itu, sebab sekali dia berkata demikian
maka berarti dia akan mengalami kekalahan, berpikir sampai
disini dia menghela napas, ujarnya. "Sudahlah aku mengaku
kalah"
Boen ching menjadi sangat girang ujarnya.
"Terima kasih cianpwee, aku harap cianpwee mau
menjelaskan jejak dari pada suhuku" Pikiran Yuen Pu segera
berputar, sambil tersenyum jawabnya.
"Kecuali jika bertaruh sekali lagi, kalau tidak hanya akan
memberitahukan suhumu pergi kemana saja, tetapi tidak akan
kuberi tahukan dia pergi kemana untuk kedua kalinya dia tak
akan dapat berhasil menipunya lagi.”
Mendengar perkataan itu sambil tersenyum, ujarnya "Tak
usah, jika bertaruh sekali lagi, boanpwee tentu akan
mengalami kekalahan-" Mendengar Boen ching berkata
demikian, Yuen Pu menjadi tertegun ujarnya.
"Tak perduli siapa yang menang, aku akan
memberitahukan padamu semua sebab2 sehingga mereka
pergi, bagaimana?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching menggelengkan kepalanya sahutnya. "Terima
kasih cianpwee."
Dia hanya perlu mengetahui mereka pergi kemana, setelah
dia menyusul pergi kesana sudah tentu akan mengetahuinya
dengan sendirinya, sedang untuk menipu Yuen Pu sekali lagi
sudah tentu bukanlah merupakan pekerjaan yang sangat
mudah.
Yuen Pu dengan perlahan menghela napas, pikirnya
"Pemua yang bernama Boen ching ini sungguh sangat
pandai, tidak dapat disalahkan lagi kalau Thian Jan shu
mewariskan tujuh buah hiolo itu kepadanya." Setelah
termenung sejenak kemudian ujarnya: "Suhumu pergi
kegurun pasir"
Boen ching menjadi tertegun, pergi ke gurun pasir? dia
tidak mengetahui suhunya ada urusan apa yang demikian
pentingnya sehingga pergi kegurun pasir. Siauw Bian Hui Yuen
nampak Boen ching tertegun, dia tertawa tergelak. ujarnya.
"Sudah tentu aku tak akan memberi tahukan kepadamu,
mereka pergi untuk melakukan tetapi aku memberi nasehat
kepadamu janganlah kau pergi kesana sebab tempat itu
sangatlah berbahaya sekali?" Boen ching memandang sekejap
pada Siauw Bian Hui Yuen da katanya:
"Aku kira aku harus juga pergi kesana"
Yuen Pu tersenyum, ia balikan tubuhnya dan lalu berjalan
pergi.
Boen ching menjadi termenung, Ie Bok Tocu tergesa-gesa
meninggalkan tempat ini, sudah tentu ada urusan yang sangat
penting, kini mendengar Yuen Pu mengatakan kalau tempat
itu sangat berbahaya, apa lagi jarak sampai peretemuan pada
malam Tiong ciu masih ada tiga bulan lamanya, masih sedikit
berharga kalau pergi ke gurun pasir untuk melihat-lihat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berpikir rampai disini, tubuhnya bergerak dan melayang ke
arah utara.
Boen ching mengerahkan ginkangnya, ia memilih jalan
yang jarang sekali dilalui orang, di hadapannya telah muncul
sesuatu gunung yang sangat tinggi, Boen ching menjadi ragu-
ragu sejenak. kemudian bagai kan terbang ia melayang masuk
ke gunung itu.
Hari mulai menjadi gelap. Boen ching terus berlari
memasuki lembah itu, sebenarnya ia ingin melewati dengan
jalan berputar, tetapi kini ternyata ia sudah jauh memasuki
kedalam gunung, sedang dihadapannyapun terdapat suatu
lembah. Boen ching berlari terus dan baru berhenti dihadapan
mulut lembah itu, nampak pada mulut lembah itu terpancang
sebuah batu nisan yang sangat besar, pada batu nisan itu
berukis tujuh buah tulisan yang berbunyi.
"Lembah Pek Hiat, yang berani masuk mati" Boen ching
menjadi tertegun pikirnya.
"Apakah mungkin tempat ini tempat kediaman dari seorang
aneh?"
Baru saja memandang terpesona pada batu nisan itu
ditengah udara tiba-tiba terdengar pekikan burung. elang
raksasa berputar sebentar ditengah udara dan kemudian
menukik masuk kedalam lembah, tetapi baru menukik
ditengah jalan tampak diluar lembah terdapat seorang asing,
tubuh elang raksasa berputar lagi, bagaikan kilat menubruk
ketubuh Boen ching.
Boen ching yang nampak elang raksasa itu menubruk ke
arahnya, sayap dari elang raksasa itu panjangnya kurang lebih
enam depa, tangan nya segera mencabut pedang nya dari
sarungnya, ie bok kiam dengan cepat menyambar kearah
elang raksasa tersebut.
Elang raksasa itu bagaikan telah mendapat latihan yang
sangat masak dari seseorang, kedua sayapnya sedikit
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bergetar, kedua cakarnya bagaikan kilat mencengkeram
pergelangan tangan Boen ching.
Boen ching menjadi sangat terkejut, tangan kanannya
sedikit merendah, ujung pedangnya menusuk kearah lambung
elang raksasa itu, elang raksasa itupun merasa sedikit diluar
dugaan, setelah memekik panjang ia terbang meninggi lagi.
Begitu elang raksasa memekik panjang, dari dalam lembah
berkelebat sesosok tubuh seorang kakek tua yang rambutnya
telah putih semua dan memakai jubah berwarna merah
secepat kilat muncul dihadapan Boen ching.
Boen ching saking terkejutnya hingga mundur dua langkah
kebelakang, sedang elang raksasa itu tampak majikannya
telah muncul segera mengeluarkan suara pekikan sekali lagi,
dan terbang kedalam lembah.
Kakek tua berjubah merah itu dengan dingin memandang
sekejap pada Boen ching kemudian ujarnya.
"Engkau Celingukkan didepan lembah Pek Hiat ku ini,
apakah sedang mengintai harta kekayaanku itu?"
Boen ching menjadi tertegun ujarnya.
"cianpwee telah salah paham, aku baru melihat batu nisan
itu, elang raksasa itu telah menubruk kearahku, aku tak
mengetahui kalau didalam sana tersimpan harta kekayaan
macam apa."
Kakek tua berjubah merah itu dengan dingin mendengus, ia
memperhatikan Boen ching sekejap. tampak dia sepertinya
tidak sedang berbohong, sinar matanya berputar dan berhenti
pada pedang ditangannya, itu lalu ujarnya.
"Ini hari terhitung engkau tidak berani melanggar masuk
kedalam lembahku ini, sementara itu aku akan mengampuni
jiwamu sekali ini, tetapi pedang yang berada ditanganmu itu
harus kau serahkan kepadaku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boen ching nampak kakek tua berjubah merah itu ternyata
tertarik pada pedang Ie Bok kiam ditangannya ini, dirinya
hanya berhenti sejenak didepan mulut lembah itu, elang
raksasa nya tanpa sebab telah menubruk ke arahnya, dan kini
masih dengan seenaknya tanpa perduli segala urusan
meminta pedang Ie bok kiam yang ada ditangannya ini,
jangan dikata Ie bok kiam itu bukan pemberian suhunya Ie
Bok tocu, sekalipun pedang biasapun tidak akan dengan
demikian mudahnya diserahkan kepadanya. Boen ching
setelah berpikir sampai disini, dengan dingin sahutnya.
"cianpwee berbuat demikian bukankah akan membuat
orang tertawa hingga terlepas giginya dengan usia cianpwe
yang demikian tingginya ternyata memaksa menyuruh
boanpwee menyerahkan pedang ditanganku ini, apakah tidak
takut ditertawai orang banyak?"
Kakek tua berjubah itu memandang terpesona pada Boen
ching, kemudian sambil tertawa besar ujarnya.
"Selama tiga puluh tahun tidak berkelana didunia kangouw,
ternyata telah mendapat perubahan yang demikian banyaknya
di dalam kangouw itu, selama hidupku belum pernah ada
orang yang demikian berani bentrok dengan aku orang tua"
Boen ching dengan tawar menjawab:
"Akupun selamanya belum pernah dengar ada orang tua
yang demikian tak tahu aturannya, seperti kau"
Kakek tua berjubah merah itu menarik napas kembali
senyum dibibirnya, ujarnya.
"Apakah engkau menginginkan aku membunuh kau terlebih
dahulu baru merebut pedangmu itu."
Boen ching yang nampak hal itu pun nampak pula begitu ia
menarik kembali senyumnya pada wajahnya segera diliputi
oleh naps u pembunuhan, setelah mend engar pula perkataan
kakek tua berjubah merah itu, tiba2 ia teringat akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seseorang, dalam hatinya tanpa terasa menjadi terasa
mendesir, tanyanya.
"Apakah benar cianpwee adalah Kiem can ciat Cie atau si
Toya emas berjari baja, cang Sun Leoi ?"
Sahut si kakek tua berjubah merah itu berkata dengan
dingin.
"Sungguh tak disangka, sudah tiga puluh tahun, masih ada
orang yang masih ingat akan diriku."
Semangat Boen cing segera berkobar, tiga puluh tahun
yang lalu didalam Bu-lim Setan arak paras elok, harta dan
kedudukan diantara empat iblis itu, Kiem cang ciat Cie, cang
Sun Loei menduduki tempat ketiga, selama hidupnya dia
gemar akan segala harta kekayaan, mutiara-mutiara dan
berlian, di dunia ini begitu terlihat olehnya, dia tentu akan
berusaha hingga terjatuh ditangannya, tigapuluh tahun
berselang, entah karena urusan apa, empat iblis itu telah
membuat gusar pada Thian Jan Shu, sehingga Thian Jan Shu
mengejar mereka berempat, dan menyebabkan mereka
terdesak hingga tak ada jalan keluar, empat orang itu
bersama-sama berjanji, sejak itu didalam Bu-lim tak nampak
empat orang itu lagi, ternyata kini muncul ditempat ini, hal ini
mana tidak membuat Boen ching jadi sangat terkejut.
Katanya kepandaian keempat orang itu meskipun tak dapat
menandingi kepandaian Thian Jan Shu, tetapi didalam Bu lim
kiranya hanyalah Thian Jan shu seorang saja yang dapat
melawan mereka berempat. .
Boen ching setelah termenung sejenak, terdengar Chang
Sun Loei mendengus dan berkata. "Engkau sudah berpikir
masak- masaklah??"
Boen ching mendongakkan kepalanya memandang sekejap
pada Kiem cang Thiat cie, Chang Sun Loei, dalam hatinya tiba-
tiba terlintas satu pikiran, kemudian ujarnya. "Sudah pikirkan
masak-masak "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Berikanlah pedangmu itu kepadaku atau tidak?" Bentak
Chang Sun Loei dengan dingin. Boen ching tersenyum,
sahutnya.
"Pedang ini meskipun tak dapat digunakan membelah batu
pualam, tetapi adalah pemberian dari suhuku, berikan
kepadamu sih boleh tetapi apakah hanya karena sepatah kata
saja lalu sudah beres?"
Chang Sun Loei mendengar Boen ching telah menyetujui
untuk memberikan pedang itu kepadanya, wajahnya berubah
menjadi lemah lembut kembali, ujarnya. "Engkau ingin
bagaimana baru mau menyerahkan pedang itu kepadaku?"
Dia nampak pedang Ie Bok Kiam ditangan Boen ching itu
sangat kuno dan antik, selamanya barang yang diinginkannya
itu, walaupun dengan cara keji apapun akan dilakukannya
untuk mendapatkan barang tersebut. Boen ching tertawa
sejenak. ujarnya.
"Itu sangat mudah sekali, Cianpwee menginginkan pedang
ditanganku ini, seharusnya pula kau harus taklukkan betul-
betul diriku baru dapat mengambilnya, kepandaian cianpwee
tah usah dibilang sudah tentu sangat lihay, sekarang aku
mempunyai teka-teki, cianpwee harus menebaknya, jika
cianpwee dapat dengan cepat menebaknya, pedang
ditanganku ini akan kupersembahkan dengan kedua
tanganku."
Kiem cang Thiat cie, Chang Sun Loei menjadi tertegun, dia
tak menyangka kalau Boen ching akan mengajukan teka-teki
menyuruh dia menebaknya, dengan tertawa tergelak,
jawabnya.
"Baiklah, akan kudengar apakah teka-tekimu itu" Diam-
diam didalam hatinya dia berpikir.
"Aku orang tua telah tujuh puluh tahun lebih hidup didunia
ini, jika dibandingkan dengan anak kecil semacam kau yang
baru berusia paling banyak dua puluh tahun, maka aku akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jauh lebih tua, sekalipun teka-teki yang paling sukarpun juga
tidak mungkin akan menyulitkan diriku." Sambil tersenyum
sahut Boen ching.
"Jika cianpwee telah menyetujuinya maka janganlah
menyesal dikemudian hari." Chang Sun Loei dengan dingin
mendengus, ujarnya.
"Aku Chang Sun Loei meskipun kalau turun tangan sangat
kejam, tetapi belum pernah menyalahi janji. "
Boen ching menganggukan kepalanya, setelah berpikir
sejenak ujarnya:
"Aku akan mulai berbicara, engkau harus mulai
memperhatikan pula, begitu dilahirkan ia mempunyai dua
buah kaki, waktu mati mempunyai tiga buah kaki, apakah itu,
coba terkalah"
Chang Sun Loei menjadi tertegun, setelah berpikir sekian
lamanya juga tidak dapat memikirkan apakah barang itu,
ternyata dia menggelengkan kepalanya sambil berkata. "Tak
tahu, aku tak tahu apakah benda itu?"
Boen ching tertawa, pedangnya dimasukkan kedalam
sarungnya seraya berkata. "Kalau begitu, selamat tinggal
cianpwee"
Chang Sun Loei nampak Boen ching akan pergi, dengan
terburu-buru teriaknya.
"Tunggu sebentar, coba kau katakan, waktu lahir
mempunyai satu kaki, setelah dewasa mempunyai dua kaki,
waktu mati mempunyai tiga kaki, apakah itu benar ?"
sepasang mata Boen ching berkedip2, jawabnya "Tak ada
barang semacam itu "
Tubuh Chang Sun Loei bagaikan kilat berkelebat kedepan
Boen ching dengan gusar ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Anda sedang membaca artikel tentang Bentrok Para Pendekar 1 [Cersil Anyar] dan anda bisa menemukan artikel Bentrok Para Pendekar 1 [Cersil Anyar] ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/09/bentrok-para-pendekar-1-cersil-anyar.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Bentrok Para Pendekar 1 [Cersil Anyar] ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Bentrok Para Pendekar 1 [Cersil Anyar] sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Bentrok Para Pendekar 1 [Cersil Anyar] with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/09/bentrok-para-pendekar-1-cersil-anyar.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar