Cerita Silat : Sabuk Kencana 2

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Jumat, 23 September 2011

"Baik" bentaknya kemudian, "Kalau begitu, bersiap21ah
dirimu untuk menerima seranganku."
Ditengah bentakan keras. Peng Pok sin-mo telah salurkan
ilmu sakti Peng Pok Mo kang-nya.
seandainya iblis tua itu melancarkan serangannya, maka
Hoo Thian Hong pun tentu akan menerima datangnya
serangan dengan kerahkan tenaga sakti "kiai-Goan Ceng Khie"
andalannya, siapa menang siapa kalah segera akan ditentukan
dalam bentrokan kekerasan ini
Disaat yang amat kritis itulah, tiba2 terdengar bentakan
keras bergema memecahkan kesunyian-
Bersamaan dengan suara itu melayang datang dari tengah
udara sesosok bayangan merah, dialah pemimpin dari Liauw-
tong sam Koay, siluman pertama Toan Liong adanya.
Begitu melayang turun ia lantas meloncat ke-sisi Peng Pok
sin-mo dan berkata kepada iblis tua itu.
"Untuk membunuh seekor ayam buat apa harus
menggunakan golok penjagal kerbau??? untuk membereskan
seorang setan cilik yang tak tahu diri dan masih bau ketek,
kenapa Tocu harus susah turun tangan sendiri ?? baiklah
serahkan saja kepada aku Toan Loo-toa untuk bereskan".
Mendapat tawaran ini pikiran Peng Pek sin mo rada
bergerak, segera pikirnya:
"Kenapa aku tidak ijinkan Toan Loa-toa untuk turun tangan
menjajal dulu kekuatan setan cilik ini? ambil kesempatan ini
aku bisa mencari tahu asal usulnya dari beberapa jurus
serangan yang ia gunakan".
Karena dalam hati berpikir demikian, ia lantas tertawa
seram dan menyetujui tawaran tadi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Baiklah" ia berkata. "Jikalau memang Toan Loote ada
maksud untuk memberi pelajaran kepada setan cilik ini, hal ini
malah kebetulan sekali buat diriku"
Badannya bergerak dan ia segera melayang mundur
beberapa tombak kebelakang, di mana ia berdiri berbareng
dengan Toan Hauw sekalian-
Menanti Peng Pok sin mo telah mengundurkan diri, Toan
Liong siluman pertama segera melototkan matanya, dengan
sinar mata buas ia awasi Wajah Hoo Thian Heng lalu tertawa
seram.
"setan cilik yang tak tahu diri, siapa namamu? berasal dari
perguruan mana?" hardiknya. "Ayoooh cepat sebutkan dengan
jelas, biar lohupun bisa cepat2 memberi pelajaran kepadamu."
"siluman sialan, siaw-yamu bernama Hoo Thian Heng"
jawab sianak muda sambil tertawa dingin, "Tentang siapakah
guruku dan dari mana perguruanku, Hmmm si iblis tua itupun
sudah tidak pantas untuk bertanya, apalagi kau seorang
kurcaci penjilat pantat orang.. lebih baik kurangi saja bacotmu
itu."
Toan Liong benar2 dibuat naik pitam oleh penghinaan ini.
ia membentak gusar.
"Anjing cilik kau tak usah banyak lagak dan jual tingkah
dihadapanku, terima dahulu sebuah pukulan loohu ini."
Ditengah bentakan gusar, telapak tangannya tiba2 berputar
membentuk satu lingkaran kemudian didorong ke muka,
segulung angin pukulan yang maha dahsyat dan penuh
dengan hawa tekanan bergulung keluar menumbuk dada Hoo
Thian Hong.
sianak muda ini mendengus dingin sang badan bergerak
sebat, tahu2 ia sudah menyingkir delapan depa kesamping
dan meloloskan diri dari datangnya ancaman serangan itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Melihat sianak muda itu hanya berkelit menghindarkan diri
saja dari serangannya dan tidak berani menyambut pukulan
tadi, dalam anggapan Toan Liong pastilah Hoo Thian Hong
sudah di buat jeri oleh kedahsyatan ilmu pukulannya sehingga
tak berani menyambut. Ia jadi bangga dan perdengarkan
gelak tertawanya yang nyaring dan keras.
"Hmmm - aku kira kau sianjing cilik mempunyai kepandaian
yang sangat lihay sehingga berani bicara sesumbar, sombong
dan jumawa. Hoee... heee... ternyata dalam kenyataan tidak
lebih cuma seorang manusia yang suka bicara besar dan
seorang kurcaci yang tak berani menerima seranganku barang
satu juruspun " sepasang alis Hoo Thian Hong kontan
menjungkat, ia tertawa dingin tiada hentinya.
"Toan Liong " bentaknya. "Kau anggap siauw-yamu takut
kepadamu ?????"
"Kalau tidak takut, kenapa tak berani menerima datangnya
seranganku ini ?????..."
"Haaa... haa..." sianak muda mendongak tertawa ter-
bahak2. "Kau harus tahu setiap hutang tentu ada pemiliknya,
yang siauw-ya cari malam ini adalah Peng Pok Loo mo,
persoalan ini sama sekali tiada sangkut paut maupun
hubungannya dengan kalian Liauw Tong sam Koay, oleh
karena itu sengaja aku berkelit dari datangnya serangan dan
tidak menerima pukulan tadi, sebab kalau tidak asalkan siauw-
ya terima pukulan tadi dengan keras lawan keras, cuma
andalkan sedikit tenaga Iweekang yang kau miliki jangan
harap bisa peroleh keuntungan yang di harapkan, bahkan aku
takut kau. bakal menderita luka dalam yang tidak ringan "
Suatu penghinaan yang diutarakan secara halus sebagai
seorang jago kawakan tentu saja Toan Liong mengerti makna
dan kata2 tadi. Hawa gusar yang berkobar dalam rongga
dadanya seketika memuncak. ia meraung keras dan
membentak: "Setan cilik kau tak usah terlalu jumawa, terima
dahulu sebuah seranganku ini" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bersamaan dengan selesainya ucapan tadi, segulung angin
pukulan yang dahsyat telah menggulung keluar mengikuti
dorongan telapak tangannya, hawa murni bagaikan angin
puyuh dengan dahsyatnya langsung menghantam dada Hoo
Thian Heng jago muda kita. Hoo Thian Heng masih
menyabarkan diri, sekali lagi ia berkelit kesamping.
"Siluman tua, benarkah Kau hendak tantang aku berduel
????" bentaknya.
"Siapa yang kesudian mengajak kau bergurau"
Ditengah pembicaraan itu mendadak ia mengirim sebuah
pukulan lagi.
Sepasang alis Hoo Thian Hong seketika menjungkat, Ujung
baju lengan kanannya di kebas dengan hawa murni "Kian
Goan Ceng Khie" ia sambut datangnya serangan yang
dilancarkan oleh Toan Liong tadi.
"Bluuummm.-" ditengah bentrokan keras yang berlangsung
ditengah udara terjadilah suatu ledakan yang maha dahsyat
bagaikan guntur membelah bumi, pasir debu ranting dan
dedaunan beterbangan memenuhi udara, gulungan angin
puyuh membuyar menyambar seluruh penjuru, suatu kejadian
yang mengerikan dan menakutkan.
Ditengah bentrokan maha dahsyat inilah, masing-masing
pihak tampak bergetar keras untuk kemudian jadi tenang
kembali, se akan2 tenaga dalam yang dimiliki masing2 pihak
berada dalam keadaan seimbang.
Padahal dalam kenyataan apa yang terlihat di luar tidak
sama sekali benar, sebab didalam kebasan ujung baju Hoo
Thian Hong tadi, ia cuma menggunakan enam bagian
tenaganya belaka sementara dalam pukulannya tadi Toan
Liong telah menggunakan segenap tenaga lweekang yang ia
miliki. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dalam keadaan seperti ini meski Toan Liong tidak tahu
tenaga murni yang barusan digunakan Hoo Thian Hong adalah
kepandaian sakti Bu-lim "Kian Goan Ceng Khie" dan tidak tahu
sianak muda itu hanya menggunakan enam bagian tenaganya
cukup memandang dari usia Hoo-Thian Hong yang masih
muda ternyata sanggup menerima datangnya serangan
dengan tenaga hampir mencapai sembilan bagian ini tanpa
cidera sudah cukup membuat ia kaget, terperanjat, takut, dan
ngeri.
"sebenarnya siapakah keparat cilik ini?" berasal dari
perguruan manakah pikir Toan Liong didalam hati,
"Memandang usianya yang masih muda ternyata memiliki
tenaga lwekang yang begitu sempurna, secara bagaimana ia
melatih diri sendiri.."
Belum habis ia berpikir, mendadak terdengar Hoo Thian
Heng tertawa dingin dan berseru:
"Bagaimana? eeeei--- iblis tua, apakah kau mempunyai
keyakinan bisa menangkan siauw-ya mu?"
sepasang mata Toan Liong kontan melotot buas, dengan
sinar mata berkilat ia awasi sianak muda itu dan tertawa
seram.
"setan cilik, walaupun tenaga lwekang mu luar biasa, tapi
loohu tak akan jeri kepadamu, kalau tidak percaya, bagaimana
kalau terima lagi sebuah seringan dari loohu" serunya.
Ditengah pembicaraan itu, diam2 kumpulkan segenap
tenaga lweekang yang dimiliki, sepasang lengan berputar dan
dorong sang telapak ke muka.
segulung hawa pukulan bagaikan amukan ombak ditengah
samudera luas, mengiringi deruan angin puyuh dan sambaran
geledek langsung menghantam dada Hoo Thian Heng: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Terlihat sianak muda she Hoo kerutkan alis. sinar mata
berkilat tajam dengan dinginnya, seraya mendengus
bentaknya.
"Siluman tua, kalau memang kau cari mati. jangan salahkan
kalau siauw-ya mu terpaksa akan turun tangan telengas"
Ditengah bentakan keras, lengan kanan didorong kemuka,
telapak berputar lalu memuntahkan Hawa sakti "Kian Goan
CengKhie sin Kang" dengan cepat meluncur keluar
menyambut datangnya deruan angin pukulan dari Toan Liong.
"Braaaak bluuummm....." sekali lagi terjadi bentrokan
dahsyat menimbulkan goncangan bumi bagaikan bumi mau
kiamat, pasir, batu beterbangan memenuhi angkasa, tanah
sekeliling sepuluh tombak persegi penuh dengan desiran angin
puyuh, suasana pada saat itu amat mengerikan dan membuat
orang jadi bergidik.
Haruslah diketahui ilmu sakti, "Kian Goan Ceng Khie sin
Kang" merupakan kepandaian aneh yang mengutamakan
kekerasan, dewasa ini jarang sekali ada orang Bu lim yang
sanggup menerima datangnya serangan itu
Dalam pada itu, meski dalam serangannya barusan Toan
Liong telah menggunakan segenap tenaga yang ia miliki, tapi
sanggupkah ia melawan ilmu sakti Bu- lim yang amat luar
biasa ini??
Apalagi dalam serangannya barusan Hoo Thian Hong telah
menggunakan tenaga saktinya hingga mencapai delapan
bagian-
oleh karena itu, sewaktu sepasang telapak saling
berbentrok satu sama lainnya Toan Liong seketika merasakan
dadanya menggetar keras. seakan2 digodam dengan martil
besar seberat ribuan kati, darah panas kontan bergolak dan
dengan cepat menerjang keatas, sang badan dipukul mundur
sempoyongan sejauh lima depa lebih. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bersamaan itu pula sepasang lengannya terasa amat sakit
hingga merasuk ketulang sumsum, se olah2 telah terkilir patah
dalam bentrokan barusan-
sungguh tidak malu Toan Liong disebut tokoh silat
kalangan Hok to diantara sebuluh manusia sesat rimba
persilatan, tenaga Iweekangnya betul2 hebat dan terpuji.
Berada dalam keadaan seperti ini ia tidak dibikin bingung
ataupun gugup, setelah berhasil menguasahi keseimbangan
badan- la segera kertak gigi menahan rasa sakit pada
sepasang pergelangannya, diam2 hawa murni dsalurkan
mengelilingi badan dan menekan golakan darah di rongga
dada, setelah itu barulah sinar matanya dialihkan keatas
wajah Hoo Thian Heng.
Dalam perkiraan siluman pertama ini, meski dalam
bentrokan barusan ia tidak mendapat untung, sedikit banyak
pihak lawanpun tidak akan jauh lebih baik daripada dirinya,
meski tidak muntah darah, anak muda itu tentu roboh
terlentang.
siapa sangka setelah ia berpaling, ternyata apa yang
terbentang didepan mata jauh berada di-luar dugaan-
Tampak ujung baju Hoo Thian Heng berkibar tertiup angin,
ia tetap berdiri dengan angker dan gagahnya, bahkan sama
sekali t idak tergetar atau bergoyang.
Ditinjau dari keadaannya jelas ia tidak terluka, bahkan
terhuyung mundur barang setengah langkahpun tidak.
sampai detik ini Toan Liong siluman pertama baru sadar,
walaupun usia pihak lawan masih muda, tetapi kehebatan
tenaga lweekangnya telah mencapai puncak kesempurnaan
yang sukar dilukiskan dengan kata2.
Berada dalam keadaan seperti ini, kendati siluman pertama
dari Liauw Tong sam Koay gagah dan terlalu pandang tinggi
diri sendiripun, tak urung di buat pecah nyali dan bergidik. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ketika itulah, siluman kedua Toan Hauw, siluman ketiga
Toan Pa telah melayang datang, kemudian secara terpisah
berdiri dikiri kanan toakonya, sembari diam2 mereka salurkan
hawa murninya bersiap sedia atas serangan dari Hoo Thian
Hong, kepada toako mereka kedua orang tua itu bertanya:
"Bagaimana dengan luka itu??? apakah sangat parah ?????"
"Masih untung baikan" jawab Toan Liong sambil tertawa
getir dan gelengkan kepala.
setelah melihat toakonya selamat, siluman kedua dan
ketiga sama2 berpaling, empat buah mata melotot buas
kearah sianak muda, kemudian mendengarkan gelak tertawa
yang menyeramkan.
"setan cilik " bentak Toan Hauw siluman...
JILID 05 HAL. 32/33 HILANG
ia merupakan bakat alam yang sukar dijumpai dalam Bulim
selama ratusan tahun mendatang, seumpama ia tidak yakin
menang, tentu saja tak akan berani bicara besar apa lagi
jumawa...
Mendengar ucapan itu, air muka Toan Hauw serta Toan-Pa
berubah hebat, diam2 makinya di dalam hati.
"Anjing cilik berani benar memandang enteng loohu
bersaudara, bilamana malam ini kami tak bisa membereskan
dirimu dan kasi sedikit hajaran, Liauw Tong sam Hiong tak
akan bisa tancapkan kaki dan menjagoi dunia persilatan lagi"
Tiba2 Toan Pa siluman nomor tiga maju lebih kedepan-
sambil tertawa dingin bentaknya:
"Anjing cilik yang tak tahu diri melulu bicara kosong terus
apa gunanya, lebih baik kita jajal dulu kepandaian silat
masing2 orang" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seraya berkata sang badan mendadak meluruk kedepan,
sepasang kepalan dibentangkan dan teriaknya. "sambutlah
seranganku ini"
Bersamaan itu pula, jurus serangan telah di lancarkan,
tangan kiri dengan gerakan "Tjhiu Hwce Piepa" atau tangan
sakti mementil piepa, sedangkan tangan kanan dengan
gerakan "Ceng Im Jut siauw" atau Mega Hijau muncul dari
gunung berbareng meluruk kemuka.
sepasang telapak dengan disertai desiran angin tajam,
laksana sambaran kilat cepatnya mengancam titik kelemahan
diatas dada serta lambung Hoo Thian Heng.
Begitu Toan Pa siluman nomor tiga turun tangan, Toan
Hauw siluman nomor duapun menggerakkan badannya
meluruk kemuka, telapak serta jari tangan digunakan
berbareng, telapak kanan membabat bahu sedangkan jari
tangan kiri menotok "Khie hay hiat" sebuah jalan darah
mematikan-
Tidak malu mereka disebut tokoh maha sakti dalam
kalangan Hek to, serangan2 yang dilancarkan bukan saja
aanat cepat sukar dilukiskan, bahkan mantap dan telengas.
Hoo Thian Heng belum lama tinggalkan perguruannya,
dalam dunia persilatan ia t idak lebih cuma seorang prajurit tak
bernama, justru perist iwa yang terjadi pada malam ini diatas
tebing Pek Yan Gay di mana jago2 lihay baik dari golongan
Pek to sama2 berkumpul, merupakan kesempatan yang paling
bagus baginya untuk angkat nama.
Dalam hati kecil sianak muda ini secara diam2 sudah ambil
keputusan, ia hendak menggunakan kesempatan yang begitu
baik pada malam ini untuk perlihatkan seluruh kepandaian
maha sakti yang dimilikinya, agar para jago dari golongan
sesat keder dan jeri kepadanya, dengan begitu maka nama
besarnya akan tersohor dikolong langit. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

oleh karena itu, meski ia melihat sangat jelas bahwasanya
serangan telapak serta jari tangan Toan Hauw dan Toan Pa
telah mencapai di depan mata, namun sianak muda ini masih
tetap berdiri tenang2 saja seolah2 tak pernah terjadi sesuatu
apapun bukan saja tidak bergerak maupun bergoyang, bahkan
memandang sekejap pun tidak.
Menanti sang telapak serta jari tangan kedua orang siluman
itu telah menempel dibadan, dan jaraknya tinggal dua, tiga
coen dari permukaan kulit, ia baru mendengus dingin, sang
badan bergeser kesamping meloloskan diri dari ancaman
kemudian secepat kilat melancarkan serangan balasan-
sepasang telapak berkelebat lewat, dengan mengeluarkan
gerakan " Han ci Hua Liuw" atau Memisah cabang menolak
daun Liuw sebuah jurus serangan yang maha dahsyat secara
terpisah ia mengancam jalan darah penting ditubuh kedua
orang siluman itu.
Toan Hoauw, Toan Pa, turun tangan berbareng dalam
perkiraan mereka meskipun tak berhasil melukai Hoo Thian
Hong dibawah serangan telapak serta jari tangan mereka,
sedikit banyak mereka akan berhasil memaksa sianak muda
itu terdesak murdur sejauh tiga depa.
sebab menurut perhitungan mereka, seumpama sianak
muda she Hoo ini tidak mundur, maka ia akan terhajar oleh
serangan gabungan mereka.
sementara kedua orang silumap itu masih merasa
berbangga dalam hati kecilnya, sebab mereka lihat Hoo Thian
Heng tidak bergeser maupun bergerak. tiba2 pandangan mata
terasa silau diikuti bayangan lawan entah dengan
menggunakan gerakan apa telah lenyapkan diri, dengan
begitu dua jurus serangan mereka lancarkan telah mengenai
sasaran kosong.
Merasakan jejak lawan lenyap tak berbekas, ke dua orang
siluman itu sadar keadaan tidak menguntungkan, sementara Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mereka siap berubah jurus berganti posisi, sepasang telapak
Hoo Thian Heng laksana sambaran kilat secara terpisah telah
menyerang datang.
JILID 05 HAL.38/39 HILANG
Jikalau sianak muda itu ada maksud membinasakan Toan
Hauw serta Toan Pa ketika itu, cukup asalkan ia salurkan
hawa sakti "Kian-goan-tji-kang"nya dalam jurus "Hun-ci-hud
siauw" tersebut, seperti halnya sikakek kelabang beracun
sewaktu ada di gunung Pak- bong-san, dalam sekali jurus saja
niscaya telah mati konyol.
Karena tak ada maksud berbuat demikian inilah, ketika
Toan Houw serta Toan Pa memisahkan diri kekanan dan
kekiri, Hoo Thian Heng segera tarik kembali serangannya dan
tertawa ter-bahak2 dengan lagak sombong.
"Ha ha ha orang2 rimba persilatan mengatakan ilmu silat
serta tenaga lweekang yang dimiliki Liauw-tong sam Koay
amat dahsyat dan tak ada tandingan, siapa sangka cuma
begitu saja. kalian tidak lebih hanya manusia bernama kosong
yang tak sanggup menerima serangan barang sejuruspun-"
Habis berkata kembali ia mendongak dan tertawa ter-
bahak2.
Merah padam selembar wajah Toan Pa, saking jengahnya
hampir boleh dikata wajah mereka mirip babi panggang,
saking mendongkolnya hampir-hampir marah mereka mau
meledak rasanya.
Dengan penuh kegusaran Toan Hauw siluman nomor dua
berteriak marah:
"Anjing busuk yang tak tahu diri kau tak usah jual lagak
didepan kami. hmm kau kira kami benar2 tak sanggup
mengalahkan diri mu ??? justru lohu berdua mengingat kau
masih muda dan merupakan generasi belakangan, maka
sengaja kami mengalah dua jurus untukmu. Hmm dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

andalkan kepandaian silat yang loohu bersaudara miliki, tidak
mungkin kalau sampai takuti seorang setan cilik yang belum
hilang bau teteknya seperti kau. Tak usah kaujual lagak dan
jumawa lagi "
Ditengah raungan keras, sang badan mencelat kemuka,
kembali ia melancarkan rangsakan ke arah Hoo Thian Hong.
sepasang telapak berderak berbareng, tangan kanan
dengan jurus "Clauw Kew Thian Bun" atau Bersembah sujud
Pintu Langit, menotok jalan darah "Sua-keng-hiat" di tubuh
lawan-
sementara itu tangan kirinya dengan gerakan "Kiem Thau
Cau" atau Macan Tutul pentang Cakar kelima jari tangannya
dipentangkan lebar2 mencengkeram jalan darah "Gian-cing
hiat" diatas bahu.
Dalam pada itu kebetulan Toan Liong siluman pertama
telah selesai mengatur pernapasan, menjumpai Toan Hauw
turun tangan seorang diri, ia lantas sadar kalau saudaranya
bukan tandingan Hoo Thian Hong, buru-2 teriaknya:
"Gunakan sam Cay"
sembari berteriak. la sendiripun segera mencelat kedalam
kalangan-
Mendengar teriakan itu, buru2 Toan pa mengerem gerakan
tubuhnya dan berdiri dihadapan Hoo Thian Hong.
Dalam sekejap mata tampaklah enam buah bayangan
telapak berputar, menyambar tiada hentinya mengikuti
kedudukan sam Cay yang terdiri dari Langit, Bumi dan
Manusia.
Jurus serangan amat ganas, tiap gerakan telengas, dengan
hebat dan dahsyatnya merangsek tempat2 mematikan
disekeliling tubuh Hoo Thian Hong. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Haruslah diketahui rangkaian barisan sam-Cay Giang Tin ini
telah membuang banyak pikiran serta keringat Liauw-tong
sam Koay, mereka melatih, mempelajari dan mencari selama
banyak tahun, hingga tahun permulaan mereka baru berhasil
ciptakan kepandaian ini, jadi secara resmi baru malam ini ilmu
tersebut muncul dalam dunia persilatan-
Barisan telapak sam Cay Ciang Tin ini bukan saja memiliki
perubahan sangat banyak, bahkan kelihayannya tiada
terhingga, setiap jurus serangan setiap gerakan tentu aneh,
sakti dan telengas.
Begitu barisan sam Cay Ciang Tin dibentangkan, seketika
itu juga Hoo Thian Hong terkurung dalam lapisan bayangan
telapak. tiga sosok bayangan manusia berputar, bergerak
maju, mundur dengan suatu gerakan yang manis dan tepat.
Bagian 07
Kendati Hoo Thian Heng adalah ahli waris seorang tokoh
sakti dunia persilatan, kepandaian silat yang ia miliki amat
sakti dan luar biasa, setelah menjumpai barisan Telapak Sam
cay clang Tin yang dipergunakan Liauw-tong Sam Koay, tak
urung hatinya dibikin terperanjat juga segera pikirnya:
"Ilmu silat yang dimiliki Liauw tong Sam Koay betul2 luar
biasa, aku tak boleh terlalu pandang enteng diri mereka "
Karena punya pikiran demikian, ia tak berani berayal lagi,
hawa murninya buru2 disalurkan dari pusar "Tan Thian"
mengelilingi seluruh badannya, setelah itu badannya bergerak
serasa mega yang berjalan diatas angkasa, enteng, ringan,
Cepat dan gesit, berada ditengah kurungan bayangan telapak
Tiga manusia aneh yang menggetarkan rimba persilatan, ia
terobos kesana berkelit kemari, disamping itu, telapak t iap kali
mengirim serangan balasan bilamana menjumpai titik2
kelemahan-Dalam sekejap mata dua puluh jurus telah berlalu
Walaupun Liauw-tong Sam Koay pada saat ini sudah
kerahkan segenap kehebatan serta kedahsyatan barisan Sam Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

cay ciang Tin nya, bukan saja gagal mencari kemenangan,
bahkan untuk menowel ujung baju sianak muda itupun tak
bisa.
Haruslah diketahui Hoo Thian Heng adalah seorang jago
muda berbakat alam, bukan saja ia memiliki tulang bagus
untuk berlatih silat, otak nyapun encer, keCerdasan otaknya
lebih t inggi setingkat daripada orang lain.
selama dua puluh jurus terkurung dalam barisan sam Cay
Ciang Lin, ia selalu hadapi tiap gerakan dengan sikap tenang,
dalam pada itu semua keistimewaan serta perubahan2
dahsyat dari barisan tadi mulai dipelajari, diselami kemudian
dipahami.
Dan kini ia berhasil nemahami keistimewaan serta kunci2
kehebatan dari barisan sam Cay Ciang Tin tersebut, dia mulai
tidak sabaran dan tak mau buang waktu lebih lama lagi untuk
bertarung melawan ketiga orang itu.
Mendadak ia mendongak dan perdengarkan suitan nyaring,
dan lantang....
suitan itu keras bagaikan pekikan naga sakti keras
menggema seluruh angkasa memantul kese-luruh lembah dan
menusuk pendengaran tiap manusia.
Ditengah suitan itulah, mendadak gerakan tubuhnya
berubah, sang badan mulai melayang sebentar ketimur,
sebentar kebarat cepatnya laksana kilat, sepasang lengan
menari kian kemari diiringi tenaga desiran, babatan yang luar
biasa.
Ternyata pada saat ini Hoo Thian Hong telah mengeluarkan
ilmu pukulan andalannya, "Hian-thian Ciang".
Begitu rangkaian ilmu telapak Hian Tian ciang
dibentangkan, belum sampai berjalan sepuluh jurus Toan
Liong, Toan Hauw serta Toan Pa sudah dipaksa hingga kalang
kabut dan terpaksa harus kerahkan segenap tenaganya untuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pertahankan posisi masing2 jelas perubahan barisan sudah
menunjukkan tanda tanda kekacauan
JILID 5 HAL46 s/d 47 HILANG
Kelihatan jelas serangan tersebut bakal bersarang telak.
tiba2 ia buang badannya kesamping. dengan suatu gerakan
yang manis sianak muda she Hoo itu berkelit dari datangnya
serangan sementara sebuah serangan balasanpun telah
dilepaskan.
sepasang telapak diputar kemudian membalik dengan
gerakan "Ya Ma Han Cong" atau Kuda Liar membiak suri
secara terpisah satu ke kiri yang lain ke kanan menyodok
lambung Toan Liong serta Toan pa.
Jurus serangan ini bukan saja digunakan amat kritis bahkan
jauh diluar dugaan kedua orang siluman itu.
Pada saat ini, asalkan telapak kedua orang itu diteruskan
membabat kebawah, niscaya Hoo Thian Hong tak bakal lolos
dari ancaman maut.
Tetapi Toan Liong serta Thoan Pa tidak berbuat demikian,
sebab seandainya telapak mereka ditekan kebawah
meneruskan serangannya, meskipun Hoo Thian Hong berhasil
mereka bunuh namun mereka berduapun bakal terhajar telak
oleh serangan balasan simak muda itu dalam keadaan seperti
itu merekapun tak mungkin bisa hidup lebih jauh.
Maka dari itu, walaupun boleh dikata jurus serangan ini
digunakan Hoo Tian Hong dengan menempuh bahaya, tapi
dalam ist ilah kaum persilatan inilah yang dibuat: Membeli
serangan lawan untuk menolong diri sendiri
Dalam keadaan seperti ini, walaupun Toan Liong, Toan Pa
sedang amat gusar dan mendendam sebab kematian saudara
mereka Toan Hauw ditangan Hoo Thian Hong, dan mereka
berniat untuk membinasakan pemuda itu, namun merekapun Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tak ingin ikut berkorban, mereka tak sudi adu jiwa dengan
musuh besarnya.
Karena punya pikiran demikian, sewaktu Toan Liong serta
Toan Pa melihat sepasang telapak Hoo Thian Hong menyodok
datang dan secara terpisah mengancam lambung, hati mereka
terperanjat, buru2 mereka enjot badan masing2 orang
melayang mundur tujuh delapan depa ke belakang.
setelah kedua orang siluman itu mengundurkan diri, Hoo
Thian Hong pun segera meloncat bangun, diam2 bisiknya
dalam bati. "sungguh memalukan, sungguh mengecewakan"
Agaknya Toan Liong serta Toan Pa sangat tidak puas
dengan keadaan yang mereka terima saat ini, melihat sianak
muda itu meloncat bangun, mereka berdua kembali
merangsek maju, empat telapak menari, berputar silih
berganti, dengan angin puyuh menyapu seluruh jagad
melanda datang dengan hebatnya.
Terhadap datangnya serangan, Hoo Tnian Heng tidak
menangkis ataupun balas menyerang, ia hanya berkelit dan
melayang kesamping sejauh delapan depa kemudian
perdengarkan suara tertawa dinginnya yang amat sinis.
"siluman tua " bentaknya. "Masih bisa terhitungkan ucapan
yang kau utarakan tadi ???"
"Kenapa tidak berlaku ???" seru Toan Liong penuh
kegusaran-
"Kalau memang masih berlaku, ayoh cepat sipat telinga
simpan ekor dan enyah kembali ke-wilayah Liauw Tong hm .
hee...heee . . . mungkin kalian masih ingin melanjutkan
pertarungan ini "
Toan Liong tertawa seram, suaranya tinggi melengking
bagaikan tangisan kuntilanak ditengab malam buta, begitu
mengerikan sampai2 mendirikan bulu roma semua orang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"setan cilik " teriaknya penuh rasa dendam. "seandainya
kau tidak membinasakan Jie-te kami tentu saja ucapan itu
masih berlaku, tapi sekarang, jie-te kami telah menemui
ajalnya di tangan kau setan cilik, dendam berdarah sedalam
lautan ini harus kami tuntut balas"
"oooouw...jadi kalian mau membalas dendam?" Dengan
wajah sinis dan pandang remeh Hoo Thian Hong mendongak
tertawa ter-bahak2
"Haaa.... haaaa... bahkan kalian bertiga turun tangan
bergabungpun masih bukan tandingan siauw ya mu, apalagi
sekarang kalian tinggal berdua, kalau benar2 ingin membalas
dendam, aku lihat lebih baik kalian pulang lalu ke Liauw tong,
disana berlatihlah rajin selama sepuluh tahun, setelah itu baru
cari siauw ya kembali untuk menuntut balas"
Mendengar ucapan itu pikiran Toan Liong rada bergerak.
segera pikirnya:
"Ilmu silat yang dimiliki anjing cilik ini memang lihay dan
luar biasa, sampai2 barisan sam Cay Tin yang kami bertiga
latih dengan susah payah selama banyak tahunpun tak
berhasil menangkan dirinya, lagipula sekarang Loo jie sudah
mati, tinggal aku serta Loo-sam berdua, kami berdua mana
bisa menangkan dirinya lagi?? lebih baik sudahi saja
kesempatan yang ini
JILID 5 Hal 53 s/d 54 HILANG
BERBICARA sampai disitu, ia merandek sejenak untuk tukar
napas, setelah itu terusnya.
"Aku rasa toocu tentu memahami bukan akan kata2 yang
berbunyi gunung nan hijau, air tetap mengalir, seorang
Koencu ingin membalas dendam, sepuluh tahunpun masih
belum terlambat, perjanjan kami lima tahun kemudian akan
segera berlangsung dalam sekejap mata, biarkan anjing cilik
ini hidup lima tahun lebih lama pun tiada halangan" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dari kata2 itu Pan Pok sin mo dapat memahami maksud
Toan Liong, disebabkan lihaynya ilmu silat yang dimiliki pihak
lawan, dan menyadari bahwa dirinya bukan tandingan, Liauw
tong Jie koay hendak pinjam alasan janji lima tahun untuk
mengundurkan diri, mereka hendak gunakan waktu selama
lima tahun ini untuk mendalami ilmu silat dalam usahanya
balaskan dendam Jie-koay dikemudian hari.
Menurut cengli, cara berpikir dari Toan Liong ini sangat
tepat dan tidak salah, sebab dalam kenyataan ia cuma berbuat
demikian saja untuk kemudian mempersiapkan diri dalam
pembalasan dendam kemudian hari. kalau tidak mengikuti
emosi belaka bisa jadi balas dendam tak berhasil, dua lembar
jiwa sendiri ikut melayang.
Tetapi, Peng Pok sin mo punya cara pikir yang berbeda, ia
punya maksud2 tertentu. Dalam anggapannya dengan usia
Hoo Thian Hong yang begitu muda terbukti sudah memiliki
ilmu silat amat lihay, lima tahun kemudian ilmu silatnya tentu
peroleh kemajuan pula bahkan kemungkinan besar
dikemudian hari kepandaiannya jauh lebih dahsyat. Bila
sampai terjadi keadaan ini, siapa yang bisa melawan dan
menandingi dirinya??
Masih ada lagi, para tokoh silat yang ikut menghadiri
pertemuan diatas tebing Pek yan-Gay ma lam ini, walaupun
dewasa ini belum pada munculkan diri tetapi dalam hatinya ia
sudah ada perhitungan mereka pasti jago2 lihay yang sukar
dilawan dan berkepandaian lihay.
seumpama kedia orang siluman itu tak mengundurkan diri,
andalkan kekuatan mereka berenam kira2 masih bisa berdiri
seimbang dengan kekuatan para tokoh silat dari pelbagai
perguruan atau partai, kalau tidak pihaknya akan tinggal dia
beserta tiga manusia beracun dari wilayah Biauw kendati
belum tentu mereka akan kalah dari kekuatan pihak lain,
tetapi jelas dalam hal kekuatan pihaknya bertambah lemah. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

oleh karena itu baru saja Toan Liong menyelesaikan
kata2nya, Peng Pok sin- mo telah tertawa seram.
"Toan lootoa, kau terlalu jujur..." serunya.
Mendadak sepasang matanya melolot buas dan
memancarkan serentetan cahaya dingin ya tajam, ujarnya
lebih jauh:
"Loohu tidak percaya, dengan andalkan kekuatan kita
berenam tak bisa bereskan seorang keparat cilik, kalau betul
demikian, buat apa di kemudian hari kita cari nama dan
berkelana lagi dalam dunia persilatan ?"
Hoo Thian Hong yang mendengar ucapan itu jadi sangat
terperanjat, segera pikirnya.
"Aduuuh celaka kalau keenam orang gembong iblis ini betul
tak perduli akan gengsi lagi dan meluruk aku berbareng,
sekalipun ilmu silatku lebih lihay pun tak akan sanggup aku
seorang menahan mereka berenam "
Hoo Thian Hong memang sadar seandainya keenam orang
gembong iblis itu turun tangan berbareng, bukan saja ia tak
akan kuat menahan bahkan bisa binasa di tangan mereka, tapi
urusan sudah jadi begini, mana boleh ia perlihatkan rasa jeri
??
Lagipula malam ini merupakan suatu kesempatan baik
baginya untuk getarkan seluruh dunia persilatan, bahkan kitab
pusaka "YOE LlNG PU KIP" sangat mempengaruhi jatuh
bangunnya umat Bu-lim.
Jikalau kitab pusaka "YOE LING PIT KIP" ini sampai kena
direbut keenam orang gembong iblis ini, kemudian tiga lima
tahun lagi mereka muncul dengan bekal ilmu sakti, waktu itu
siapa yang bisa melawan mereka ? bukankah suatu badai
darah akan melanda seluruh umat persilatan ??
Karena punya pikiran demikian, sepasang alisnya langsung
menjungkat, dari sepasang matanya memancarkan cahaya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

berkilat, perlahan2 tapi mantap menyapu keenam orang
gembong iblis itu satu persatu.
"Maju " pada saat itulah. tiba2 Peng Pok sin- mo
membentak keras.
Bersamaan dengan suara bentakan, tubuhnya bergerak
lebih dahulu kedepan, sepasang telapak diayun berbareng
merangsek tubuh Hoo Thian Hong.
Melihat pemimpin mereka sudah maju,Biauw Kiang sam
Tok atau manusia beracun dari wilayah Biauwpun buru2 maju
kedepan ikut melancarkan serangan gencar.
Toan Liong, Toan pa ragu2 sejenak, akhirnya merekapun
ikut menubruk sambil mengirim pukulan.
Enam gembong iblis yang rata2 merupakan tokoh sakti
kalangan Hok to dewasa ini, sekarang turun tangan
bergabung, kekuatan serta kehebatannya benar2 luar biasa
sukar dibayangkan dengan kata2.
Seketika itu juga dua belas buah bayangan telapak
berkelebat, menyambar dan menari memenuhi seluruh
angkasa, angin pukulan menderu2 hawa serangan bagaikan
ombak dahsyat ditengah2 samudra menggulung tiada
habisnya,jurus serangan gerak pukulan semuanya mengarah
jalan darah serta bagian tubuh penting dari sianak muda she
Hoo itu.
Berada ditengah kurungan para tokoh persilatan yang lihay,
Hoo Thian Hong tak berani berlaku ayal, ia segera mendongak
perdengarkan suitan nyaring.
Ditengah suitan nyaring itulah, sang badan laksana kilat
meluncur kedepan menyongsong datang nya serangan, ilmu
telapak maha sakti Hian Thian-ciang-hoatpun segera
dimainkan dengan hebat.
sinelayan dari sungai Goan kung Tong soei Kiat serta
sipedang tunggal dari sian-hee san, Yauw Kie yang selama ini Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bersembunyi dibelakang batu karang, walaupun tak bisa
menebak asal usul dari Hoo Thian Hong, namun karena
mereka dapat lihat secara bagaimana ia melawan barisan sam
Cay-tin dari Liauw tong sam- Kong kemudian membinasakan
Toan Hauw, kemudian melihat pula s ianak muda itu jalan ber-
sama2 Bong-san Yen-ho, kedua tokoh silat ini berani
memastikan kalau ia adalah jagoan dari kalangan lurus.
Kini melihat enam orang gembong iblis menggabungkan
diri untuk meluruk dia seorang diri, hati mereka jadi sangat
terperanjat.
Mengetahui ilmu silat keenam orang gembong ilbis ini
sangat lihay, terutama ilmu sakti Peng-Pok sin Kang dari Peng
Pok sin- mo, serta ilmu beracun dari Biauw-kiang sam Tok,
kendatipun Hoo Thian Hong memiliki ilmu silat lebih lihaypun
jangan harap bisa menangkan keenam orang iblis itu.
Sementara si nelayan dari sungai Goan kang serta sipedang
tunggal dari Sian Hee-san siap
JILID 5 HAL 60 S/D 61 HILANG
kedua, manusia racun ketiga melihat kejadian itu dengan
mata kepala sendiri, mereka sadar pemuda sastrawan yang
ganteng dan kelihatan lemah lembut ini sebenarnya
merupakan musuh tangguh yang susah dilayani.
Walaupun nama besar Biauw Kiang Sam Tok terderet
diantara Bu lim Sip Shia sepuluh manusia sesat dari Rimba
Persilatan, sepanjang hidup malang melintang dalam Bu lim
dengan segala perbuatan kejinya, tetapi setelah malam ini
berjumpa dengan Poei Hong, mereka merasa jeri dan tak
berani turun tangan secara gegabah berdiri ter-mangu2
beberapa tombak dari sisi kalangan, tak seorang msnusiapun
berani berkutik.
Dalam pada itu pertarungannya yang berlangsung antara
Hoo Thian Heng melawan Peng Pok Sin mo beserta Toan
Liong, Toan Pa berjalan semakin seru. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tampak tubuh sianak muda itu melayang ke sana kemari
dengan ringannya, sebentar ke Timur sebentar lagi keBarat,
berada ditengah kurungan bayangan telapak Peng Pok Sin-mo
serta Toan Liong, Toan Pa yang memenuhi angkasa, ia selalu
berkelebat secepat kilat, membuat orang jadi kebingungan
dan kelabakan sendiri...
Sepasang telapak berputar silih berganti, jurus2 serangan
terdahsyat dari ilmu telapak IHianThian ciang meluncur keluar
tiada habisnya, makin lama pukulannya makin gencar dan
semakin mendahsyat.
Dalam sekejap mata tiga puluh jurus telah lewat, walaupun
Peng Pok sin mo serta Toan Liong, Toan Pa telah
mengerahkan segenap kekuatan serta kepandaian yang
dimiliki, tetap tak berhasil memaksa Hoo Thian Hong berdiri
seimbang dengan mereka.
selewatnya tiga puluh jurus, Hoo Thian Hong mulai tidak
sabaran, mendadak ia bersuit nyaring, suaranya keras dan
nyaring bagaikan pekikan naga sakti, membuat hati orang
tergetar keras.
Ditengah suitan nyaring itu, telapak kirinya mendadak
mengeluarkanjurus Koen Tuen Jut Kay atau Jagad Bumi Baru
Terbuka, hawa pukulan yang maha dahsyat bagaikan
gulungan ombak di tengah samudra langsung membabat
kearah Toan Liong serta Toan Pa.
Merasakan datangnya serangan ini amat dahsyat dan
sangat luar biasa, Toan Liong, Toan Pa tak berani menerima
dengan keras, buru2 mereka berpisahan satu kekanan yang
lain kekiri dan melayang mundur dua depa kebelakang.
Melihat Toan Liong, Toan Pa berkelit kesamping. Hoo Thian
Hong segera buyarkan serangan telapak kirinya, lalu berubah
gerakan dan langsung mengancam lima buah jalan darah
penting diatas dada Peng Pok sin mo. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Peng Pok sin-mo sangat terperanjat, ia lihat dari ujung
kelima jari tangan Hoo Thian Hong memancar keluar lima
gulung asap putih yang tebal, ia kenali kepandaian ini sebagi
"Kian Goan Tji Kang".
Buru2 badannya menjatuhkan diri kebelakang, sepasang
kaki dengan cepat mental permukaan tanah kemudian dengan
badan hampir menempel diatas tanah meleset beberapa
tombak kebelakang.
Hoo Thian Hong mendengus dingin, ia siap menyusul
kedepan atau secara tiba2 desiran angin tajam menyerang
datang dari belakang, Toan Liong. Toan Pa secara terpisah
dari kiri kanan telah nyelonong masuk.
-ooo00ooo-

Jilid 6
SEPASANG alis sianak muda itu menjungkat kaki bergeser
cepat, laksana sambaran kilat cepatnya ia sudah memutar diri
sebesar seratus delapan puluh derajat. "Siluman tua kau cari
mati" hardiknya lantang.
Ditengah bentakan yang nyaring, sepasang telapak bekerja
cepat, tenaga pukulan Kian Goan-Cie Kang telah meluncur
keluar dari ujung jarinya sepuluh gulung asap putih yang tebal
dan tajam secara terpisah menyodok kearah jalan darah
penting didada Toan Liong serta Toan Pa.
Dua orang siluman dari Liaow-tong ini jadi kaget, mereka
sadar keadaan tidak menguntungkan, sementara sang badan
sedang melayang ke samping untuk menghindar, tiba2
beberapa buah jalan darah penting didadanya terasa sesah
amat sakit, napasnya jadi sesak dan tak ampun lagi mereka
menjerit kesakitan.
Ditengah jeritan ngeri yang menyayatkan hati itulah, tubuh
mereka roboh keatas tanah, darah segar muncrat keluar dari Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mulut, jantung serta urat nadi pada putus dan binasalah
kedua orang siluman itu seketika itu juga.
Mimpipun Peng Pok Sin mo tidak menyangka pemuda
sastrawan yang berdiri dihadapannya saat ini telah berhasil
menguasahi ilmu jari "Kian Goan cie Kang" yang luar biasa
saktinya itu.
sementara Biauw-kiang sam Tok pun dibuat pecah nyali,
mereka berdiri menjublak dan termangu oleh kehebatan ilmu
sakti lawan, dengan pandangan bodoh diawasinya wajah Hoo
Thian Hong tak berkedip.
Bagaimanapun juga Peng Pok sin-mo tidak malu disebut
pemimpin dari seluruh manusia sesat rimba persilatan,
walaupun hatinya sedang terperanjat dan ketakutan setengah
mati, namun air mukanya tetap tenang2 saja sambil menatap
wajah anak muda itu, ia tertawa seram.
"Setan cilik, apa hubunganmu dengan Lam-hay Hiap Kee ?"
tegurnya.
Ternyata ilmu jari Kian Goan cie Kang ini sudah pernah
menggemparkan dunia persilatan pada seratus tahun
berselang, kepandaian tersebut merupakan ilmu andalan Lam
hay Hiap Kee si saudagar kosen dari Lam-hay, salah satu
diantara Ngo Lwee Ngo Khie. Lima manusia aneh dari kolong
langit.
Delapan puluh tahun berselang, ketika Peng-Pok sin- mo
untuk pertama kalinya munculkan diri dalam dunia persilatan,
ia pernah menyaksikan sendiri secara bagaimana Lam-hay
Hiap Kee membinasakan tujuh orang tokoh silat dari kalangan
Hek to yang tersohor akan kekejiannya pada waktu itu dengan
ilmu jari Kian Goan- Cie kang.
oleh karena itu, sewaktu ia melihat dari kelima jari Hoo
Thian Hong yang direntangkan meluncur keluar lima gulung
asap putih yang tebal dan tajam, si iblis sakti Bayangan es ini Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

segera kenali sebagai ilmu jari Kian Goan cie Kang. Terdengar
Hoo Thian Hong mendongak tertawa ter bahak2.
"Haaa...haaa - buat kami bangsa kaum pedagang, yang
dibicarakan adalah untung ruginya suatu pekerjaan, selama
nya tak pernah mengungkap soal hubungan asal-usul, kalau
tidak secara bagaimana suatu perdagangan bisa diselesaikan
dengan memuaskan? kalau rugi misalnya siapa yang mau
ganti?"
Ia merandek sejenak wajah yang ganteng segera berubah
membesi, bentaknya lebih jauh dengan suara lantang:
"Eeei iblis tua kalau malam ini tidak kau bereskan dahulu
hutang2 yang telah kau buat atas diri sipeluru sakti Tong-hong
Keen beserta sepasang malaikat dari Gurun Pasir, jangan
harap kau bisa berlalu dari tebing Pek Yan Gay dalam keadaan
selamat"
Walaupun Hoo Thian Hong tidak menerangkan apa
hubungannya dengan Lam hay Hiap Kee si saudagar kosen
dari Lam-hay, tetapi bagi orang2 yang sudah kenal akan
kebiasaan si saudagar kosen tersebut tentu bisa meraba asal
usul sianak muda ini dari ucapannya barusan.
Walaupun pada delapan puluh tahun berselang ketika
untuk pertama kalinya terjun kedalam Bu lim, Peng Pok sin-
mo pernah berjumpa satu kali dengan Lam-hay Hiapkee,
tetapi ia sudah banyak mendengar akan keist imewaan sijago
tua itu dalam penbicaraan, tokoh silat dari Lamhay itu selalu
masukkan unsur2 perdagangan setiap ucapannya.
Dengan ucapan Hoo Thian Hong barusan tentu saja Peng
Pok sin- mo mengerti amat jelas siapakah sianak muda itu
Jelas dia adalah ahli waris dari si saudagar kosen dari lautan -
selatan-
iblis tua itu mulai mempertimbangkan diri, Liauw tong sam
kay telah binasa semua, sedang Biauw-kiang sam Tok mati
kutunya sejak kemunculan si sastrawan tampan berbaju putih, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dari sikap tiga manusia beracun itu gembong iblis tua inipun
bisa menduga pastilah anak muda berbaju putih itu bukan
manusia yang gampang diganggu.
Kalau tidak dengan kepandaian beracun yang dimiliki Biauw
Kang sam Tok kenapa mereka begitu ketakutan dan mati
kutu?"
Selesai mempertimbangkan keadaan, si iblis tua itu mulai
mendapat gambaran, ia tahu keadaannya pada malam ini jauh
lebih banyak bahaya daripada rejeki, kemungkinan besar
tebing Pek Yan Gay, ini merupakan tempat kubur tulang
belulangnya.
Jangan dipandang Peng Pok sin- mo malang melintang
dalam Bu- lim tanpa tandingan, pada saat ini ia mengeluh,
takut dan merasa ngeri, rasa bergidik mulai menyelimuti
seluruh benak nya.
Ia cuma bisa berdiri menjublek dan menatap wajah si anak
muda itu dengan ter-mangu2. semut, binatang terkecilpun
tidak ingin mati apalagi manusia.
Peng Pok sin- mo sadar, dengan andaikan kepandaian silat
yang dimilikinya ia masih bukan tandingan Hoo Thian Hong,
namun iapun tak mau terima kematian begitu saja. setelah
tertegun beberapa saat, mulai bulatkan tekad, sambil gertak
gigi pikirnya:
"Kenapa aku tidak kerahkan segenap kepandaian yang
kumiliki untuk adu jiwa dengan setan cilik ini ?"
Karena berpikir demikian, sepasang matanya langsung
melotot buas, dengan wajah penuh hawa napsu membunuh ia
awasi Hoo Thian Hong tajam2. setelah itu perdengarkan gelak
tertawanya yang amat menyeramkan.
Suara tertawanya begitu mengerikan bagaikan jeritan
kuntilanak di tengah malam buta, bukan saja amat menusuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pendengaran bahkan membuat hati orang bergidik dan
ketakutan.
"setan cilik terimalah seranganku ini" teriaknya keras.
Ditengah bentakan sang badan bergerak ke-depan,
sepasang telapak dengan disertai hawa pukulan yang maha
dahsyat langsung menghantam diri Hoo Thian Hong.
Jago muda kita mengerti, dalam keadaan seperti ini iblis
tua itu sudah punya maksud untuk mengadu jiwa, meski ia
tidak jeri Hoo Thian Hong tak ingin berlaku gegabah, ia
tertawa dingin, badannya berkelebat kesamping meloloskan
diri dari datang nya ancaman.
"Tahan" mendadak dari samping kanan kedua orang itu
berkumandang datang suara bentakan seseorang.
Bentakan itu sangat keras menggetarkan telinga, jelas
suara tadi dipancarkan oleh seorang tokoh silat yang memiliki
tenaga Iweekang amat sempurna.
Hoo Thian Hong maupun Peng Pok sin- mo tertegun,
kemudian masing2 menarik kembali serangannya dan
melayang mundur beberapa langkah kebelakang, setelah itu
berbareng menengok kearah mana berasalnya suara tadi.
Terlihatlah dari belakang sebuah batu karang besar kira2
dua tombak disisi kanan berkelebat keluar bayangan manusia
tiga lelaki dan satu perempuan-
Gerakan mereka sangat cepat, terasa angin dingin
berkelebat lewat, tahu2 ketiga orang lelaki dan seorang wanita
itu sudah berdiri disisi Peng Pok sin- mo. siapakah keempat
orang itu ?
Mereka adalah kauw cu serta Hu Kauw cu dari
perkumpulan im Yang Kauw, Im- yang siauw su atau sipelajar
im Yang, Go Tiong Kian, in Tong sian cu atau Dewi In Tong,
Mo Yauw beserta Hu hoat atau pelindung mereka Keen Hay
Kiau Go atau Ikan Hiu Emas dari laut Keen hay soe Keen dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ketua ruangan bagian hukuman perkumpulan "Thiat Bian
Giam Loo" atau si raja akhirat berwajah besi Shaw Goan ciang.
Menjumpai keempat orang itu berdiri disini Peng Pok sin-
mo, Hoo Thian Hong lantas mengira mereka datang untuk
membantu iblis tua itu, tak terasa ia perdengarkan dengusan
dinginnya
"saudara2 sekalian munculkan diri menghalangi
pertarungan kami, apakah kalian ada maksud membantu iblis
tua itu ???" tegurnya dingin.
"Kemungkinan memang ada maksud berbuat demikian,
hanya saja untuk sementara waktu masih belum bisa
diputuskan" jawab lm yang siuw -su tertawa. Hoo Thian Hong
tertegun ia segera awasi wajah orang tajam2.
"siapakah anda ??? apa maksudmu dengan perkataan
barusan??" tanyanya.
"Loohu adalah Im yang Kauw cu, Ci Tiong Kian dengan
gelar sipelajar lm Yang, Hoo sauw hiap sebagai ahli waris dari
Lam hay Hiap-kee salah seorang diantara lima manusia aneh
dari kolong langit tentu pernah mendengar nama kecil ku
bukan ".
"ooooauw". mendadak Hoo Thian Hong mendongak dan
tertawa ter bahak2 "Haaaaa . . haaaaa . . haaaa . . . aku kira
manusia mana yang begitu berani-berani menghalangi
maksudku, tak tahu kiranya Im- Yang Kauw cu yang nama
besarnya telah menggemparkan sungai telaga"
"Bocah cilik kalau bicara sedikitlah tahu akan rasa sungkan-
" tegur Im- Yang siuw-su dengan wajah membesi. "Hmm, kau
kira loohu punya banyak waktu senggang untuk ikut
mencampuri urusan orang lain? aku cuma ada beberapa
perkataan hendak dibicarakan dengan Thian bun Toocu"
"Hoeee . . . heeee . . .kalau memang demikian, silahkan
kauwcu berbicara dengan dirinya". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Im Yang siuwsu mengangguk. tiba2 ia berpaling kearah
Peng Pok sin- mo dan bertanya dengan suara dingin-
"Apakah peta petunjuk mustika itu benar2 telah dirampas
orang?"
Mendapat pertanyaan ini. pikiran Peng Poksinmo rada
bergerak, sebuah rencana bagus segera berkelebat dalam
benaknya, ia berpikir:
"situasi yang terbentang pada saat ini sangat tidak
menguntungkan diriku, kenapa aku tidak menggunakan peta
petunjuk mustika itu sebagai umpan untuk menarik Im Yang
siuwsu kepihak ku?, setelah menghadapi setan cilik itu urusan
baru dibicarakan lagi ..." Karena berpikir demikian, ia lantas
tertawa seram dan mengangguk.
"Tidak salah peta petunjuk mustika itu memang sudah
dirampas oleh seorang gadis ingusan sewaktu aku tidak
bersiap sedia, meski demikian-.."
"Kenapa?"
Peng Pok sin mo tertawa seram.
"Dimana letak tersimpannya kitab pusaka itu sudah
kuhapalkan didalam benak, asalkan-.."
Berbicara sampai di situ mendadak ia membungkam.
Im Yang Siuuw-su bukan manusia sembarangan, walaupun
Peng Pok Sin- mo tidak meneruskan kata2nya, tetapi apa
maksud sebenarnya dari iblis tua itu sudah diketahui olehnya.
segera ia tersenyum, katanya.
"Asalkan aku suka bekerja sama dengan dirimu untuk pukul
mundur musuh tanggUh, bukankah kau akan serahkan kitab
pusaka itu untuk dipelajari ber-sama2?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"sungguh tak malu Ci-heng disebut ketua sebuah
perkumpulan besar, perkataanmu tepat sekali" puji Peng Pok
sin- mo tertawa.
"Tak usah Toosu terlalu memuji diriku tetapi...ucapan dari
toosu barusan tak bisa membuat aku orang she Ci percaya
seratus persen bagaimana baiknya?" Air muka Peng Pok sin
mo segera berubah jadi amat serius.
"Tentang soal ini harap kauwcu boleh berlega hati, loohu
tak akan berani membohongi diri kauw cu" katanya.
Im Yang siuw cu termenung beberapa saat, akhirnya ia
mengangguk.
"Baiklah tiada halangan bagiku untuk sementara
mempercayai perkataanmu, tetapi ..."
Mendadak wajahnya berubah amat serius, ia
menambahkan-
"Kalau kau berani tidak jujur, jangan harap kau bisa lolos
dari cengkeraman perkumpulan kami"
Bicara sampai disitu, ia lantas berpaling ke-arah Hoo Thian
Hong dan menjura penuh hormat.
"Hoo sauw-hiap." katanya. "sebenarnya tidak patut bagi
aku orang she Ci untuk mencampuri persoalan diantara kalian
berdua, tetapi memandang diatas kitab pusaka itu mau tak
mau terpaksa aku orang she ci harus ikut campur tangan,
Siauw hiap mau bukan untuk sementara waktu kau beri muka
buat diriku? memandang diatas wajah aku orang she ci,
hutang piutang ini batu ditagih dikemudian hari ?"
"Haaaa-haaaa..," Hoo Thian Heng mend ongak tertawa
terbahak2 "Apakah kau benar percaya bahwa set iap ucapan
dari iblis tua itu bisa dipercaya" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Meskipun orang she ci tak berani mempercayai ucapannya
seratus persen, tapi aku rasa ia belum punya keberanian
untuk membohongi diri ku"
"Kauwcu. kau terialu percaya pada kekuatanmu sendiri "
seru Hoo Thian Heng sambil tertawa dingin.
"Aku mau percaya pada kekuatanku sendiri atau tidak, apa
sangkut pautnya dengan diriku?" balas Im Yang siuw-su
dengan air muka berubah hebat.
"cayhe sedang bikin perhitungan dengan iblis tua ini, lalu
apa sangkut pautnya pula antara persoalan ini dengan diri
Kauw cu?"
"Bocah ingusan, kau mau apa?" Tiba2 Im Yang siuw-su
membentak.
"Aku minta kau cepat enyah dari sini dan tak usah
mencampuri urusan orang lain"
"Kalau lohu sengaja mau ikut campur? kau mau apa?"
"Sanggupkah kau mencampuri urusan ini?"
"Ooouw... jadi kau anggap aku Im Yang Siuw Su adalah
seorang manusia kurcaci yang bernyali kecil dan takut mati ?"
"Hmm, meski punya nyali dan berani menghadapi urusan,
apa gunanya ?"
"Bocah cilik?" seru lm Yang Siuwsu sambil tertawa dingin.
"Jadi kau hendak menantang loohu untuk beradu kekuatan?"
"Kalau kau punya kegembiraan untuk berbuat demikian,
tentu saja akan cayhe iringi dengan senang hati"
Dalam pada itu mendadak dari sekeliling tempat itu
bermunculan bayangan manusia, dalam sekejap mata secara
beruntun disekeliling kalangan bertambah dengan empat lima
puluh sosok bayangan manusia, mereka segera mengelilingi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kalangan pertempuran itu rapat2" Darimana datangnya orang
sebegitu banyak dalam waktu singkat?
Tak usah diterangkan, orang2 itu adalah para jago Bu lim
yang mendapat kabar dan sama2 berdatangan ke tebing Pek
Yan Gay untuk ikut serta dalam perebutan kitab pusaka "YOE
LING PlT KIP".
sepasang mata Im Yang siuw su yang tajam perlahan2
menyapu sekejap wajah para jago yang barusan munculkan
diri itu, mendadak ia mendongak tertawa terbahak2.
"Keparat cilik " serunya. "Kau lihat bukan ? semua orang
berdatangan kemari untuk saling memperebutkan kitab
pusaka Yoe Ling pit Kip. aku lihat lebih baik kau suka
mendengarkan nasehat dari aku orang she Ci, untuk
sementara waktu tunggulah dengan hati sabar, menanti kitab
pusaka tersebut telah munculkan diri, kau pun boleh
mendapatkan satu bagian, kita masing2 andalkan kepandaian
silat yang dimiliki untuk memperebutkan kitab pusaka
tersebut".
Barusan saja Im Yang siuw su menyelesaikan kata2nya,
mendadak. terdengar seseorang berseru memuji:
"Ucapan dari Im Yang Kauw-su sangat tepat dan cengli
sekali, baiklah kita tetapkan demikian saja, sebelum kitab
pusaka itu munculkan diri, perduli siapapun asal berani
mengganggu Thian Bun Toocu barang seujung rambutpun,
kami semua tak akan mengampuni dirinya "
Bersamaan dengan suara itu, sesosok bayangan manusia
melayang masuk kedalam kalangan-
Mengikuti berasalnya suara tadi, Im Yang siuw-su
berpaling, ia segera kenali orang tadi sebagai ciangbunjien
partai Kiong Lay Pay, si "sin KeenBoe Tek" atau Kepalan sakti
tanpa tandingan Tie Keng adanya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sejak munculkan diri ditempat itu, Poei Hong tidak
bicarapun tidak turun tangan, pada saat ini hatinya tiba2
merasa sangat gelisah, pikirnya :
"Aduuuh celaka. Jikalau iblis ini benar2 telah menghapalkan
tempat rahasia disimpannya kitab pusaka itu, lalu apa
gunanya aku merampas peta petunjuk mustika itu dari
tangannya ??? ditinjau dari situasi yang terbentang pada saat
ini aku harus berusaha untuk membinasakan Iblis tua itu ..."
Karena berpikir demikian, kakinya segera bergeser dan
melayang tiga depa kehadapan Peng Pok sin- mo, diam2 ilmu
sakti "Kee Lie sin Kang" atau kura2 merekahnya disalurkan
keseluruh badan-
Mendadak sang telapak didorong kedepan, segulung
tenaga lunak yang dingin dan tak berwujud langsung
menghajar kearah dada Peng Pok sin mo.
sewaktu melihat si sastrawan berbaju putih itu mendekati
dirinya, Peng Pok sin mo berdiri tertegun, menanti ia lihat Poei
Hong mulai menggerakkan telapak tangannya menghajar
datang, iblis tua ini baru kaget.
Buru2 badannya bergeser meloloskan diri ke samping,
tetapi ia cepat, pihak lawan jauh lebih cepat sebelum sampai
mengerti apa yang terjadi segulung tenaga pukulan yang
lunak tak berwujud telah bersarang diatas badannya dengan
telak.
Dada terasa amat sesak dan sumpek. diikuti ia mendengus
berat, jantung serta urat nadinya tergetar putus semua,
mengikuti semburan darah segar dari mulut, badannya
terjungkal keatas tanah dan roboh binasa seketika itujuga.
serangan yang dilancarkan dengan kecepatan luar biasa,
apalagi merupakan sebuah bokongan diluar dugaan, kendati ia
memiliki ilmu silat yang bagaimana lihay pun sulit untuk
meloloskan diri Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Apalagi pada saat ini seluruh perhatian para jago baik dari
golongan Hok to maupun Pek to dicurahkan keatas tubuh Hoo
Thian Hong, siapa pun tidak akan menyangka sipemuda
sastrawan berbaju putih itu bisa melancarkan sebuah
serangan bokongan kearah Peng Pok sin- mo tanpa
mengeluarkan sedikit suarapun-
Baru saja tubuh Peng Pok sin- mo terhuyung jatuh keatas
tanah, seluruh jago yang hadir dalam kalangan jadi gempar,
per-tama2 Im Yang siuw su perdengarkan raungan gusarnya.
sang badan bergerak ke depan, telapak tangan dengan di
sertai angin pukulan yang amat tajam langsung menghantam
dada Poei Hong si gadis yang menyaru sebagai pria.
Im Yang siuw-su sebagai kauw-cu dari perkumpulan Im
Yang Kauw, ilmu silat serta tenaga lwekang yang dimilikinya
sangat lihay sekali tetapi Poei Hong pun bukan manusia
sembarangan, ilmu silat yang ia milikipun luar biasa.
Barusan saja Im Yang Siuw-su melancarkan serangan,
sepasang alis Poei Hong telah melentik, bentaknya gusar:
"Bajingan terkutuk. kau cari mati "
Ditengah bentakan gusar, telapak tangannya telah didorong
keluar, segulung tenaga lunak tak berwujud segera
menyambut datangnya serangan dari Im Yang siuw su.
sepasang telapak saling berbentrok satu sama lain,
terdengarlah ledakan keras yang bergema memecahkan
kesunyian, seketika itu juga Im Yang siuw-su terpukul mundur
lima langkah ke belakang dengan sempoyongan tenggorokan
terasa amis, dan tak tertahan lagi ia muntahkan darah segar.
Melihat kejadian itu si "Dewi In tong" Un Yoi Yauw, si ikan
Hiu emas dari laut Keen hay, soe Keen beserta siraja akhirat
berwajah besi shaw Goan ciang sekalian jadi kaget, tubuh
mereka bergerak berbareng, enam buah telapak diayun
bersama, segulung hawa pukulan yang luar biasa dahsyatnya
kontan menghantam kearah diri Poei Hong. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ketiga orang ini rata2 termasuk tokoh lihay nomor wahid
dalam kolong langit dewasa ini, meskipun Poei Hong
sendiripun bukan manusia biasa, ia adalah ahli waris dari Kee
sian-sincoo dan baru ini menelan pula pil sakti Cecak putih
berusia ribuan tahun, namun untuk menerima datangnya
serangan gabungan ini, ia akan lebih banyak menemui
bencana daripada rejeki.
Poei Hong adalah manusia cerdik, otaknya encer, tentu saja
ia tak mau menerima kerugian yang ada didepan mata, sambil
tertawa ia segera meloncat kesamping untuk menghindarkan
diri
Ilmu meringankan tubuh "Tjhiet ciat-Thay-Kah-fn-Sin-hoat"
yang dimiliki betul2 luar biasa, dalam sekali berkelebatan saja
gadis itu sudah loloskan diri dari kurungan angin pukulan yang
dahsyat dan men-deru2 laksana gulungan ombak ditengah
samudera.
0000
"KRAAAAK... " Diiringi suara bentrokan keras, sebatang
pohon siong yang besar telah patah jadi dua bagian, diiringi
percikan serbuk yang halus pohon tadi tumbang keatas tanah.
Diam2 Poei Hong menjulurkan lidahnya, dalam hati ia
berpikir:
suatu serangan gabungan yang-amat lihay, untung yang
diserang adalah aku kalau berganti orang lain sekalipun tidak
mati paling sedikit akan menderita luka parah...."
Kendati dalam hati ia berpikir demikian, tetapi langkah
kakinya sama sekali tidak mengendor, dengan sebat ia kitari
ketiga orang itu.
Ditengah sorotan cahaya yang lapat2 serta berada diatas
permukaan salju nan putih, semua orang meras akan adanya
sesosok bayangan putih dengan menciptakan diri jadi beribu
bayangan mengelilingi sekitar tubuh mereka dengan cepatnya, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

saking silaunya sampai- mata terasa berkunang, sebelum
mereka tahu apa yang terjadi, gelak tertawa ringan telah
bergema dari belakang tubuh mereka bertiga.
Mo Yoe Yauw bertiga amat terperanjat, srett senjata tajam
yang tersoren dipinggang telah di cabut keluar, tiga bilah
pedang lunak yang memancarkan cahaya putih ber sama2
menggetar dari arah yang berlawanan menciptakan puluhan
jalur sinar ke-perak2an.
Dalam sekejap mata puluhan tombak sekeliling kalangan
pertarungan telah terbungkus dalam cahaya perak yang
menyilaukan mata.
Ternyata didalam sengitnya ketiga orang itu telah
mengeluarkan ilmu pedang Im-Yang Kiam Hoat kepandaian
andalan perkumpulan mereka.
selama ini Bong-san Yen hu hanya berdiri tenang saja disisi
kalangan sambil menghisap Huncweenya yang hitam pekat,
sepasang mata dan seluruh perhatiannya dicurahkan kedalam
kalangan pertarungan.
Bukan dia saja, bahkan beratus2 pasang mata pada saat ini
berbareng dipusatkan kedalam kalangan untuk menyaksikan
jalannya pertarungan sengit itu tak seorangpun yang
bersuara, tak seorangpun berkutik, semua orang se akan2
sudah terpesona dibuatnya.
Nelayan dari sungai Goan Kiang, Tong se Kiat tanpa terasa
mulai meraba senjata ist imewanya berupa Jala kawat yang
digembol dipundak, ujarnya kepada YaUw Ke
"Yauw heng, tenaga pukulan yang dimiliki sastrawan
berbaju putih itu bukan saja amat dahsyat diluar dugaan,
bahkan langkah kakinya cermat dan tepat. Semuanya
merupakan ilmu silat maha sakti yang sudah lama lenyap dari
peredaran dunia persilatan," Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Benar." sipedang tunggal dari gunung Sian Hee San
membenarkan. "Ilmu silat yang dimiliki pemuda ini benar2
sangat lihay sukar dilukiskan dengan kata2, tetapi ketiga jago
lihay dari perkumpulan Im Yang Kauw pun tidak kalah
dahsyatnya, tidak aneh kalau ambisi perkumpulan ini untuk
menguasahi jagad sangat besar."
"In Tiong Goan" atau burung belibis ditengah awan Khong
In Hwee dari partai Kiong Lay Pay sejak semula telah
mengikat hubungan rahasia dengan sidewi In Tiong bahkan ia
mendapat perhatian yang istimewa dari perempuan Im Yang
Kauw ini. Seumpama disitu tak ada ciangbunjien nya" Sin
Koen Boe Tek" atau kepalan sakti tanpa tandingan Tie Kang
coan serta suhengnya "Kau Koen ciang " atau Si Telapak
Jagad Poei Seng, mungkin sejak semula ia sudah terjunkan
diri kedalan kalangan untuk membantu pihak perkumpulan Im
Yang Kauw.
Sekarang, ia dengar ucapan dari sipedang tunggal dari
gunung Sian-Hee-san bernadakan ketidak puasan terhadap
perkumpulan Im Yang- Kauw, seketika timbul perasaan
antipatik dalam hatinya.
Ia segera mendengus dingin dan berkata:
"Hmm keparat cilik itu hanya andalkan sedikit ilmu
meringankan tubuh belaka, apanya yang patut
dibanggakan???".
Maksud dari ucapan ini amat jelas sekali, ia merasa sangat
tidak puas dengan sastrawan berbaju putih itu
Dalam pada itu sikakek seratus bangkai Kiang Tiang- Koei
merasa putus asa dan kecewa, ia lihat diantara gabungan
tujuh jago lihai, kini sudah ada empat menemui ajalnya,
sementara ia bertiga pun pernah merasakan kelihayan dari
ilmu silat sastrawan berbaju putih itu, ia mulai sadar
harapannya untuk mendapatkan kitab pusaka " YOE LING PIT
KIP" semakin tipis. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Walaupun hubungannya dengan Peng Pek sin mo serta
Liauw tong sam Koay hanya terbatas, pada cari untung dan
sama sekali tak ada rasa kesetia kawanan, tetapi melihat
kematian orang2 itu ia merasa sedih juga.
sekarang, mendengar ucapan dari siburung Belibis ditengah
awan Khong It Hwee, hatinya jadi rada bergerak. dengan
wajah penuh kebencian segera ujarnya:
"Jikalau bukan keparat cilik berbaju putih itu turun tangan
membinasakan diri sin-mo, saat ini Toocu pasti sudah
umumkan dimanakah letak tersimpannya kitab pusaka itu, dan
kita semua sama2 punya harapan untuk memperoleh kitab
pusaka tersebut".
"Tapi sekarang setelah ia berbuat demikian, berarti pula
kalau satu2nya harapan kitapun ikut musnah".
"Ilmu silat dari keparat cilik ini memang tidak lemah, tapi
kalau dibandingkan dengan si burung belibis ditengah mega
Khong Thay-hiap yang sudah ternama, aku pikir ia masih
kalah satu tingkat"
Pada dasarnya para jago memang punya perasaan yang
sama, hanya tak seorang pun berani mengutarakan, sekarang
kena dipanasi oleh ucapan sikakek seratus bangkai, timbul
golakan hebat dalam hati para jago.
Ada diantara mereka yang tak dapat menahan diri segera
berteriak keras:
"Kita bunuh saja keparat cilik ini, agar siapapun jangan
harap bisa menelan peta mustika itu seorang diri ".
Disanjung oleh sikakek seratus bangkai dihadapan para
jago, siburung belibis ditengah mega Khong it Hwee merasa
amat senang hati, bersamaan itu pula ia ada minat untuk tarik
kedua orang suhengnya terjun kedalam kancah ini, segera
ujarnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"setelah kita memasuki gunung must ika, apakah ingin
pulang dengan jangan kosong belaka?".
Habis bicara, sepasang kaki menutul permukaan tanah,
dengan gerakan "Ku Gan Gong Thiao " atau Belibis sakti
meluncur keangkasa ia menubruk kedalam kalangan
pertarungan.
Tiba2 dari hadapannya meluncur datang pula sesosok
bayangan manusia merintangi jalan perginya dengan
membabatkan sebuah pukulan.
"Lebih baik anda kurangi saja campur tangan yang tak
berguna" seru orang itu lantang.
si burung belibis ditengah awan Khong It Hwee tidak
menyangka ditengah jalan bisa muncul musuh tangguh, ia
segera merasakan segulung angin tajam yang dingin dan
hebat menghantam datang
Ia kaget dan berlaku waspada, untung ilmu meringankan
tubuhnya memang luar biasa, berada di tengah udara
badannya berjumpalitan dan bersalto beberapa kali. dengan
pinggang menekuk kaki menjejak sebuah gerakan "Lam Gan
Pak Hwee" atau Belibis selatan Terbang keutara ia melayang
kearah sisi kanan.
Ketika ia sudah melayang turun keatas tanah, air mukanya
berubah hebat, sepasang senjata Poan Koan Pit yang
digembol dibelakang punggung segera dicabut keluar dan siap
menusuk kedepan.
Bagaikan angin puyuh sikepalan sakti tanpa tandingan Tie
Kong Cian segera menghadang di hadapan adik
seperguruannya sambil berkata:
"sute, kau boleh mengundurkan diri dan jaga kan
keselamatanku disamping kalangan, lebih baik biarkan loohu
yang nrohonpetunjuk beberapa jurus serangan sakti dari
sauw-hiap " Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dua patah kata permulaan jelas ditujukan kepada siburung
belibis ditengah mega. sedangkan kata terakhir ditujukan
kepada "sastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng.
sepasang alis sianak muda she Hoo segera mengerut
kencang setelah melihat siapa yang munculkan diri, air
mukanya berubah amat serius.
"Tie Loocianpwee apakah kau ada maksud untuk adu
kepandaian dengan diri Cayhe..." ia bertanya.
sikepalan sakti tanpa tandingan mendongak dan tertawa
ter-bahak2.
"Haaa. . . haaa. . . sauw hiap adalah ahli waris dari Lamhay
Hiap Kee, cianpwee dua patah kata tak berani aku terima,
menjumpai ilmu sakti yang dimiliki sauwiap begitu hebat
sehingga dalam sekejap mata berhasil membinasa kan
Liauwtong sam Koay, loohu jadi punya minat besar untuk
mohon petunjuk beberapa jurus sakti dari Lamhay. . ."
Sementara Hoo Thian Heng masih dibuat serba salah,
siburung belibis ditengah mega Khong it Hwee yang berdiri
disisi kalangan telah menimbrung.
"ciangbun suheng apa gunanya banyak bicara dengan
dirinya? tak berguna tarik urat terus dengan manusia macam
itu, lebih baik dikasi pelajaran juga agar iapun tahu bahwa
silat partai Kiong-laypay bukan sembarangan, agar kemudian
hari ia jangan terlalu pandang enteng orang lain".
Tie Kong cian mendehem ringan, akhirnya sambil mengelus
jenggotnya yang panjang terurai ia berkata:
"Hoo sauwhiap. maaf terpaksa loohu harus menyalahi diri
mu "
Ucapan ini diakhiri dengan sebuah pukulan dahsyat yang
dikirim dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hoo Thian Heng sisastrawan berbaju biru itu sadar, kakek
tua ini bisa menjagoi dunia persilatan dengan julukan kepalan
sakti tanpa tandingan ilmu silatnya tentu sangat dahsyat sukar
dilukiskan, walaupun ia tak berani berlaku gegabah namun
sikapnya tetap tenang dan mantap.
Bahunya ditekan kebawah, badan berputar, langkah
bergeser dengan sebat dan cepat iapun balas mengirim
sebuah pukulan.
Haruslah diketahui tenaga sakti "Kian Goan-Ceng Khie" bisa
digunakan keras maupun lunak dalam serangannya barusan
pukulan sianak muda itu kelihatan lemah seakan2 tak
bertenaga, namun ketika dua gulung angin pukulan saling
berbentrok ditengah udara segera terjadilah suatu ledakan
yang amat dahsyat bagaikan letusan gunung berapi.
oleh tenaga pantulan akibat bentrokan barusan, tubuh si
kepalan sakti tanpa tandingan Tie Kong dan tergetar keras
sampai2 mundur setengah langkah kebelakang dengan
sempoyongan.
Untung ia punya pengalaman luas. badannya segera
bergeser kesamping untuk buang datangnya tekanan, hawa
murni segera dikumpulkan di lengan kanan dan sekali lagi
disodok kedepan-
segulung angin pukulan dengan membawa desingan tajam
serta angin menderu2 langsung menumbuk dada Hoo Thian
Heng.
Melihat kehebatan lawan Hoo Thian Heng kerutkan
dahinya, sungguh tidak malu kakek tua ini menggunakan
sebutan "sin koen" atau kepalan Sakti didepan namanya,
nyata ia memang betul2 bebat.
Jago kita tak berani berayal, telapak segera meluncur
keluar dengan jurus "Koen Tuen Jut-say" atau Bumi Jagad
Baru terbuka menyambut datangnya serangan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dimana telapaknya berkelebat lewat, ditengah udara
segera menggema suara getaran amat keras sampai
menggetarkan telinga dan mendebarkan jantung, batang
ranting pohon disekeliling kalangan pada patah dan rontok
ketanah, keadaannya amat mengerikan.
Sementara itu si Telapak Jagad Poei sing yang ada
disamping kalangan merasa terkesiap setelah dilihatnya dua
buah serangan dilancarkan ciangbun suhengaya tidak berhasil
mencapai hasil. ia sadar kalau dirinya tidak ikut terjun ke
dalam kalangan, niscaya nama besar partai Kiong Lay Pay
akan hancur luluh diatas tebing Pek Yan Gay pada malam ini
juga.
Mendadak sepasang kepalan melintang sambil menutul
permukaan tanah ia meleset kedalam kalangan, mengitari
kebelakang punggung Hoo thian Heng, kemudian sepasang
telapak membuat gerakan lingkaran didepan dada, dan
laksana kilat melancarkan sebuah serangan dahsyat kearah
lawan dengan jurus "sian Kan coan Koen " atau Memutar
Jagad Mengelilingi Bumi.
Gong Yu murid kesayangan si kakek Huncwee dari gunung
Bong-san dapat melihat kejadian itu, merasakan keadaan
HHoo Thian Hong amat berbahaya karena terancam oleh
serangan bokongan dari Poei seng ia jadi kaget dan segera
berteriak keras: "Engkoh Hoo, hati2 dengan serangan
bokongan yang datang dari belakang..."
Barusan ia selesai bicara, tubuh Hoo Thian Hong sudah
berkelit kesamping, dengan gerakan "Tiong Biauw CiBun" atau
Pujian Khalayak Pintu Sorga, telapak kanan menerobos ketiak
kiri langsung menghantam keluar.
"BruuukJ" seketika itu juga si telapak Jagad Poei seng
merasakan adanya segulungan angin puyuh melanda datang
dan menekan dada nya berat2. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ia tak kuat menahan diri, akhirnya dengan sempoyongan
tubuhnya mundur tiga langkah ke belakang ia berusaha
menahan golakan darah panas dalam rongga dada sementara
sepasang telapak diayun kedepan berulang kali.
siburung belibis ditengah mega Khong It Hwee tertawa
dingin, t iba2 senjata Poan Koan Pit yang ada ditangannya dan
berwarna biru bercahaya itu ditusukkan kearah jalan darah
penting di tubuh Hoo Thian Hong.
Melihat orang she Khong maju menyerang, si anak muda
she Hoo merasa mendongkol pikirnya:
" Keparat ini mengandung maksud jahat yang terkutuk, apa
lagi ujung senjatanya telah dipolesi racun keji, beginikah cara
tindak tanduk jago dari kalangan lurus ?" Karena berpikir
demikian, timbullah napsu membunuh diatas wajahnya .
Ilmu pukulan Hian Thian sio Giang dengan menggunakan
delapan bagian tenaga sakti dipersiapkan ditangan, asalkan
orang itu tak tahu diri dan menyerang terus maka ia akan
memberikan peringatan tajam kepadanya.
Dalam pada itu pertarungan berlangsung antara Poei Hong
melawan tiga jago lihay dari perkumpulan im Yang Kauw pun
berjalan dengan serunya, berada didalam kurungan tiga bilah
pedang tajam, gadis itu melayang berkelebat kesana kemari
bagaikan segulung angin ringan, kalau bukan mendengarkan
gelak tertawanya yang ringan dan merdu, ia tentu meniupkan
udara panas kebelakang leher tiga orang lawannya.
Kejadian ini tentu membuat si Dewi In Tong Mo Yoe Yauw
beserta si ikan hiu emas dari laut Koen-hay, soe Koen dan
siraja akhirat berwajah besi siaw Coao Giang jadi ketakutan
setengah mau, hampir2 mereka kehilangan sukma saking
ngerinya.
Dikala Poei Hong mempermainkan ketiga orang itulah si
pelajar im Yang. Gi Tiong Kian telah selesai bersemedhi, luka Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dalam yang ia derita pun sudah sembuh kembali seperti sedia
kala.
setelah memeriksa sejenak keadaan situasi yang
terbentang didepan mata dalam hati ia berpikir.
"Hoeeee . . heee . .justru aku tak percaya keparat cilik itu
benar2 memiliki t iga kepala enam lengan, malam ini kalau aku
sipelajar Im Yang gagal memaksa kau bermain sebentar
diakhirat, sia2 aku menjabat sebagai ketua perkumpulan im
Yang Kauw ".
Apalagi setelah ia teringat akan dendam sebuah
pukulannya im Yang siuw su makin bernapsu untuk membalas
dendam.
senjata kipas Im Yang san nya segera dikibaskan hingga
terbuka, senjata ini benar2 hebat, warnanya hitam pekat dan
kuat tahan terhadap segala bacokan senjata mustika.
Permukaan kipas sebelah berwarna hitam, sebelah lain
berwarna merah dan terbuat dari serat yang sangat kuat.
dengan andalkan senjata aneh yang amat lihay inilah sudah
banyak tokoh2 silat dunia kangouw yang menderita kalah di-
tangannya.
Dengan majunya Im Yang maka keadaan dalam
kalanganpun mengalami perubahan, tampak awan hitam
menutupi seluruh jagad, cahaya merah berterbangan
menguasai bumi, gelak tertawa Poei Hong tak kedengaran
lagi, bahkan ilmu langkah "Tjhiet hiat-Thay Na- H Hoat" pun
tidak selincah dan segesit seperti tadi lagi.
Tentu saja dalam keadaan seperti ini bukan saja ia tak ada
waktu untuk mengumbar kenakalannya dengan meniup leher,
bahkan posisinya mulai terancam dan ia terkurung oleh mara
bahaya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sepasang alis Poei Hong langsung menjungkat sambil
cibirkan bibirnya ia depak kakinya keatas permukaan salju,
pikirnya:
"Bagus sekali coba libat saja, malam ini juga nonamu akan
bereskan kalian manusiai iblis ".
Ditengah jeritan kaget para jago disisi kalangan seuntai ikat
pinggang kumala yang panjangnya dua tombak telah
berkelebat menyambar keangkasa. Meskipun hanya disentak
perlahan, ikat pinggang kumala itu bagaikan seekor naga sakti
meluncur kedalam gulungan bayangan kipas ditangan im Yang
siuw su kemudian langsung menotok kearah jalan darah Kie
hoat-hiat didadanya, suatu serangan yang benar2 luar biasa.
Tidak percuma Ci Tiong Kian menjadi ketua perkumpulan
im Yang Kauw, menghadapi situasi yang amat kritis dan
membahayakan jiwanya ia tidak gugup, kaki kiri segera
melangkah silang tangan kanan dengan gerakan "wu lu Too
Gwat" atau Awan Hitam menghalangi rembulan, disertai
segulung tenaga kuat menghalau datangnya ikat pinggang
kumala Poei Hong.
sang nona tertawa ringan, pergelangan ditekan kebawah,
dengan "Giok Kauw sam Hiao" atau Naga kumala tiga kali
menguak ia serang jalan darah Thian Teng hiat ditubuh Dewi
In Tong Mo Yoi Yauw, si ikan hiu emas dari laut Koen-hay soe
Koen serta siraja akhirat berwajah besi shaw Goan ciang.
Menyaksikan kehebatan serangan sang nona, Bong-san Yen
shu yang ada disisi kalangan berpikir sambil menghembus
keluar segulung asap Huncwee:
"Ahli waris dari sin-Po benar2 hebat, ilmu silatnya tiada tara
dikolongan langit dewasa ini."
Sementara itu Dewi In-Tong, Mo Yoe Yauw mendengus
dingin dan melayang mundur kebelakang, sedangkan si ikan
hiu emas dari laut Koen-hay serta siraja akhirat berwajah besi
dengan gerakan "Tiang Kiauw WucPoo" atau ombak Besar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Menyapu Jembatan, nyaris berhasil pula meloloskan diri dari
bahaya.
Setelah ketiga orang itu mundur kebelakang, mereka maju
kembali. Tiga bilah pedang tajam menusuk kedepan
menciptakan berkuntum kuntum bunga pedang yang
memenuhi angkasa, suatu serangan nekad yang amat
dahsyat.
Im Yang siuw-su tak mau ketinggalan dengan ilmu langkah
"Yoe Hun Biauw Ca Po" atau ilmu langkah sukma
gelandangan, senjata kipasnya menotok. membabat,
mengebas, membentur, menusuk menghantam, menebas
serta menyapu dengan hebatnya.
Demikianlah, dua rombongan pertarungan berjalan dengan
serunya, sementara kedua orang sastrawan muda itu melayani
setiap serangan dengan jurus yang hebat dan sakti, dengan
demikian memancing perhatian para jago lainnya, seluruh
perhatian hadirin di curahkan kedalam kalangan.
sejak terjunkan diri kedalam kalangan pertarungan,
sebenarnya Poei Hong tidak ingin menciptakan banyak
pembunuhan yang tak berguna, maksudnya ia hanya ingin
memberi peringatan kepada keempat orang jago lihay dari
perkumpulan im Yang Kau ini agar mereka tahu diri dan
segera mengundurkan diri.
Tidak disangka keempat orang itu bukan tidak
mengundurkan diri, malahan mengerubut dirinya dengan
serangan2 mematikan, hal ini membangkitkan hawa
amarahnya, napsu membunuh mulai melintas.
sementara itu pertarungan telah berlangsung hingga
mencapai ratusan jurus, dari sepasang mata Poei Hong mulai
memancarkan cahaya tajam.
Tiba2 pergelangarnya, disentak. ikat pinggang kumala
dengan membawa desiran tajam secara beruntun memainkan
jurus "seng Kauw Li Hiat" atau Naga sakti tinggalkan sarang, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Pek Ang-Kwan Jiet" atau Biang lala putih mengalingi sang
surya, "Thian Way HweeAng" atau Bianglala terbang Keluar
Langit serta "Lok Im Hwee-Hong" atau Menyapu rontok
tersapu puyuh memaksa keempat orang itu terdesak mundur
sampai beberapa tombak jauhnya.
Im Yang siuw-su tak mau unjukan kelemahan meski
terdesak hebat dengan andalkan ilmu langkah sukma
gelandangannya ia berkelebat kesana-kemari sambil
melancarkan serangan balasan,
Menyaksikan keadaan itu poei Hong tertawa nyaring,
pikirnya "Im Yang Kauw-cu yang tebal muka, agaknya kau
sudah bosan hidup?,
suaranya nyaring dan merdu bagaikan nyanyian burung
nuri, ikat pinggang kumala berkelebat gencar dengan gerakan
"so Hiang Ceng Im" atau bayangan Harum Menutup Badan ia
serang lawannya dan membelenggu tubuh Im Yeng siuw su
yang kebetulan sedang menubruk datang erat2.
Menanti lengan kanannya disendal dengan sekuat tenaga.
mengiringi jeritan ngeri yang menyayatkan hati tubuh Im Yang
siauw-su berubah jadi set itik hitam diikuti badannya meluncur
jatuh kedalam jurang yang dalamnya ada laksaan tombak.
dalam sekejap mata bayangannya telah lenyap tertelan kabut
lembah.
Perubahan yang terjadi secara mendadak ini membuat para
jago dalam kalangan jadi terkesiap. terutama sekali si dewi In-
Tong Mo Yoe Yauw. air mukanya berubah pucat pias, dibawah
sorotan sinar rembulan tampak betapa sedih duka. benci dan
mendendamnya perempuan itu.
si raja akhirat berwajah besi sha Goan ciang mengerutkan
sepasang alisnya yang tebal, lalu menghela napas sedih,
katanya:
"saat ini Kauw cu sudah mendapat bencana, dendam sakit
hati kita lebih baik dituntut balas dikemudian hari saja." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

selesai bicara ia bersuit nyaring kemudian berlari
meninggalkan tebing itu disusul oleh Dewi In tong, Ma Yoe
Yauw serta siikan hiu emas dari laut Koen Ha y soe Koen dari
belakang.
Dalam sekejap mata mereka sudah lenyap di balik
kegelapan.
Dari dalam sakunya Poei Hong ambil keluar sapu tangan
untuk membesut keringat yang mengucur keluar membasahi
wajahnya. kemudian ia berpaling kearah kalangan
pertarungan disisi nya.
siapa nyana pertarungan yang tadi sedang berlangsung
dengan serunya itu, saat ini pun telah berakhir.
Ternyata sementara Kiong lay sam Kiat sedang
melangsungkan pertarungan sengit melawan Hoy Thian Hong,
tiba2 mereka nampak Im Yang Kauwcu tergulung jatuh
kedalam jurang oleh ikat pinggang Poei Hong, ketiga orang itu
jadi ngeri dan sesaat meloncat mundur dari kalangan.
Menyaksikan musuh cintanya Im Yang Kauw-cu jatuh
kedalam jurang, siburung belibis ditengah awan Khong it
Hwee merasa amat gembira tetapi mengingat peta rahasia
petunjuk kitab pusaka itu sudah, terjatuh ketangan Poei Hong
yang liehay, iapun merasa kecewa.
sementara ia merasa serba salah, terdengarlah sikepalan
sakti tanpa tandingan Tie Kong cian tertawa ter bahak2 sambil
berkata.
"Ilmu telapak Hian-Thian ciang dari Hoo sauw hiap benar2
hebat sekali, loohu sekalian merasa kagum dan takluk, apabila
kemudian hari ada jodoh harap sauwhiap suka mampir
sebentar digunung Kiong Lay kami sekalian titip salam buat
gurumu Lam Hay Hiap-Kee cianpwee."
sebaliknya si telapak Jagad Poei seng pun merasa amat
berterima kasih sekali kepada sianak muda ini, karena Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Thian Heng sampai detik terakhir tidak pernah mengeluarkan
ilmu sakti nya. dengan demikian nama baik partai Kiong Lay
Pay masih bisa dipertahankan.
Hanya si Walet Ditengah Mega Khong it Hwie seorang
memancarkan sinar mata buas, melihat mana Hoo Thian Heng
merasa amat jemu.
sementara itu para jago yang hadir diatas puncak termasuk
pula tiga manusia beracun dari wilayah Biauw sudah melihat
bahwasanya sepasang muda-mudi ini memiliki ilmu silat amat
lihay, dalam keadaan seperti ini siapa lagi yang berani
mempersoalkan Peta mustika kitab pusaka Yoe Leng pit Kit ?
Dalam sekejap mata lima puluhan jago Kang-ouw yang
hadir disana diam2 tanpa mengeluarkan sedikit suarapun pada
berlalu turun gunung.
Menyaksikan para jago sudah mengundurkan diri si kepalan
sakti tanpa Tandingan Tie Kong Koan tak berani berdiam lebih
lama lagi disitu kepada Poei seng serta Khong it Hwie kedua
orang sutenya ia berseru: "soete, ayoh berangkat"
Mengiringi ucapan tersebut, ketiga orang itu sama2
kerahkan ilmu meringankan tubuhnya, dalam dua tiga
lompatan lenyap ditengah kegelapan malam yang mencekam.
Dalam pada itu Tonghong Beng Coe telah selesai
memulihkan tenaga murninya, ketika membuka mata
tampaklah olehnya kecuali Leng, tan coei serta Giok keempat
orang dayangnya, masih ada siBong-san Yenshu Yoe Boe.
siauw-hiap Gong Yu, nona Poei Hong serta Hoo Thian Hong
delapan orang berdiri di hadapannya.
Diatas permukaan salju menggeletak jenasah dari Peng Pok
sin mo beserta Liauw-Tong-sam Kong.
Musuh besar pembunuh ayahnya telan mati, sakit hati telah
terbalas. Tonghong Beng Coe merasakan hatinya lega dan
tenteram, akhirnya apa yang di harap2kan terkabul juga. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Demikianlah, semua orang lalu menggali sebuah liang besar
diatas permukaan salju dengan menggunakan senjata
masing2 kemudian melemparkan keempat sosok mayat itu
kedalam liang dan menguburnya.
setelah semuanya selesai, menggunakan kesempatan
malam masih mencekam semua orang bergerak turun dari
puncak.
Diatas gunung Im Boe san angin utara bertiup menderu
deru, pertarungan sengit telah selesai, suasana pulih kembali
di tengah kesunyian, keadaan seperti sedia kala. hanya kali ini
diatas permukaan bertambah dengan sebuah gundukan tanah
baru........
Langit diliputi awan mega yang gelap berwarna abu abu,
bunga salju telah berhenti turun, namun seluruh permukaan
tanah telah berubah memutih laksana sebidang kertas nan
putih.
Rembulan muncul diupuk sebelah Barat, memancarkan
cahayanya keseluruh jagad dengan sinar yang berwarna
keperak perakan. kadang2 awan hitam bergerak menutupi
cahayanya,
untuk kemudian setelah awan berlalu, cahaya yang adem
dan bening muncul kemudian di seluruh permukaan bumi.
Kabut halus laksana sutera mengelilingi puncak Pek Yan-
Gay yang sunyi dan sepi, sinar sang putri malam lambat2
menyorot makin ke bawah, menyinari dasar tebing yang landai
dan curam.
Beberapa saat kemudian, cahaya rembulan bergeser makin
kebawah, akhirnya menyoroti sebuah pohon yang tumbuh
dilambung jurang, itulah sebuah pohon Bwee tua yang penuh
dengan cabang2 ranting yang lebat, dan harum semerbak
tersiar amat menusuk hidung. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sekeliling ranting penuh tumbuh akar2 rotan yang
melingkar kian kemari laksana sebuah sarang laba2 yang
besar lagi kuat, dalam sarang akar rotan tadi melingkar
sesosok makhluk hidup, lambung yang mengembing
mengempis menunjukkan bahwa makhluk tersebut masih
hidup dan tetap bernapas.
Beberapa saat kembali telah lewat, kali ini cahaya rembulan
menembusi ranting pohon Bwee melewati akar rotan dan
menyoroti diatas wajah seseorang berdandan siucay yang
pucat pias bagaikan mayat.
Dialah Im Yang Kauw-Cu yang menggetarkan dunia
persilatan dan ditakuti jagoan baik dari golongan Hok-to
maupun dari golongan Pekto, "Im Yang-siuw su" Cie Tiong
Kian adanya.
Dua jam berselang ia dipukul jatuh kedalam jurang oleh
nona Poei Hong murid kesayangan dari Koe Sian sinpo dengan
selembar ikat pinggang kumala.
Entah gemborg iblis ini masih dilindungi dewa peruntungan
? dengan tepat dan sama sekali tidak meleset, tubuhnya
terlempar jatuh ke dalam kurungan akar2 rotan yang banyak
tumbuh diatas pohon Bwee tua itu, sehingga selembar j iwanya
nyaris tercabut dari rongga badannya.
Walaupun dikatakan jaring rotan tersebut menimbulkan
daya pental yang kuat, coba dibayangkan saja jatuh dari
sebuah tempat setinggi ratusan tombak tanpa salurkan hawa
sin kang untuk melindungi badan getaran yang terjadi akibat
bantingan tersebut amat dahsyat sekali, tidak ampun im Yang
siuw su terbanting hingga jatuh tidak sadarkan diri
Untung sekali tenaga lweekangnya amat sempurna, dua
jam kemudian napasnya mulai normal kembali, badanpun
mulai menggeliat dan bergerak.
saat ini kesadarannya lambat2 mulai pulih kembali seperti
sedia kala, terasa seluruh badan dingin kaku bagaikan berada Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

didalam gudang es, keempat buah anggota badannya kaku
sukar digerakan kembali, perasaan yang terjelos membuat ia
merasa ngeri dan seram
Ia mengira dirinya benar-2 berada di alam baka dimana ia
disiksa dalam neraka yang diinginnya luar biasa.
Tiba tiba angin sepoi2 berhembus lewat membawa bau
harum yang menyerbak. timbul perasaan curiga dan ragu
dalam hati kecilnya.
Benarkah dialam baka dalam neraka pun penuh dengan
tumbuhan bunga Bwee???
Ingin sekali ia gerakan kelopak matanya membuka mata
dan melihat, sebenarnya ia berada dimana???
Tapi iapun takut apabila ia benar2 berada dalam neraka, d
engan perbuatan serta tingkah lakunya selama masih hidup,
mungkin ia akan disiksa, dianiaya dan harus kerja paksa dalam
neraka yang kekal ini
Siapa yang punya keberanian untuk menghadapi kenyataan
yang begitu mengerikan, begitu mengenaskan ?? maka niat
untuk buka mata melihat sekelilingnya dibatalkan kembali, ia
membatin:
"Eeehmm.. Kenapa aku tidak periksa keadaan disekelilingku
dengan memakai ketajaman pendengaranku"
Pemusatan pikiran memberikan hasil yang diharapkan,
empat penjuru sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun,
tak ada pekikan burung, tak ada jeritan jengkerik. semuanya
hening, sunyi, kecuali hembusan angin yang lembut dan
sepoi2.
Ia mulai sadar, dirinya masih hidup dikolong langit, untuk
membuktikan dirinya manusia atau setan, ia gigit ujung lidah
sendiri, terasa amat sakit...hatinya amat gembira, hal ini
menunjukkan bahwa ia masih hidup, dia masih jadi manusia.. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Hatinya tak ragu2 lagi, dengan cepat2 kelopak matanya
dipentangkan lebar2, pinjam sorotan cahaya rembulan
tampaklah sekeliling tempat itu adalah bukit serta tebing nan
curam, sekarang ia berada dalam sebuah jala diatas pohon
Bwee tua yang terdiri dari akar2 rotan-
Per-lahan2 ingatannya pulih kembali bagaimana la
dikalahkan oleh seorang nona yang menyaru sebagai seorang
sastrawan berbaju putih kemudian secara bagaimana ia
terguling masuk kedalam jurang oleh sebuah ikat pinggang
kumala.
0ooooo0
WALAUPUN hatinya gusar. Mendendam, tapi apa gunanya
??? yang harus dipikirkan sekarang adalah pulihkan kembali
keempat buah anggota badannya dari kekakuan, loloskan diri
dari mara bahaya, giat berlatih ilmu silat dan mencuci bersih
penghinaan yang diterima malam ini.
Matanya segera dipejamkan kembali, hawa murni
disalurkan mengelilingi seluruh badan untuk pulihkan kembali
tenaganya seperti sedia kala.
Entah lewat berapa saat lamanya, hawa murni telah
menembusi seluruh anggota badan serta jalan darahnya, per-
lahan2 tangan maupun kakinya mulai dapat bergerak. hawa
hangat menyusup keseluruh lubang pori-pori memberikan
kehangatan serta kenikmatan yang tak terhingga.
Dalam pemeriksaan yang teliti, ia tegukan dirinya sama
sekali t idak terluka. ia sehat tanpa membawa penyakit.
sepasang matanya kembali terbentang lebar, kabut putih
tebal menutupi seluruh jagad, ditengah hembusan cahaya
yang menyorot masuk. ia tahu saat ini fajar tentu sudah
menyingsing. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Menengok kebawah melalui celah2 rotan, tebing yang
curam dengan dasar yang tak terhingga menanti dibawah siap
menelan.
setiap benda yang jatuh kebawah kabut begitu tebal,
pemandangan sangat mengerikan, membuat bulu kuduk pada
bangun berdiri
Meski ia pernah berlatih I lmu "Yoe Hun-Biauw Ca Gi sut"
Atau ilmu langkah sukma Gentanyangan, tapi berada dalam
keadaan seperti ini tak mungkin baginya untuk meloncat naik
keatas puncak tebing, tiada tenaga pula untuk melayang turun
kedasar jurang tanpa hancur lebur termakan cadas2 yang
tajam dan runcing itu...
"Kumohon hidup tak bisa, mohon mati tak dikasih ooooh
Thian apakah kau hendak menggunakan cara yang demikian
keji... demikian kejam untuk menghukum hambamu yang
telah banyak melakukan kejahatan serta pembunuhan ini".
Rasa sedih, kecewa dan putus asa membuat hatinya
mangkel, mendongkol, jeritan lengking yang tajam,
menyayatkan hati segera berkumandang keangkasa,
mengalun diempat penjuru dan sirap tertelan kabut.
Cahaya menembus masuk lewat awan yang tebal, makin
lama sinar tersebut kian tajam, bisa di duga betapa cerah
sinar mentari ketika itu betapa indahnya pemandangan
sekeiling tempat itu.
Mengerahkan sepasang matanya yang tajam laksana
burung elang, ditelitinya setiap tebing curam yang terbentang
didepan mata, ia merasa alam semesta begitu keji, begitu
kejam mengurung makluk Bumi yang tak berdaya ini.
Ia tarik kembali sinar matanya dengan penuh kekecewaan,
putus asa, rasa lapar mulai menyerang badan, dahaga lapar
membuat perutnya sakit seperti di-lilit2 Ia merasa begitu
tersiksa begitu menderita.. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sepanjang hidup tak pernah ia kenal kata2 " Lapar"
maupun-.Dahaga", teringat sayur dan makanan yang lezat tiap
hari dihidangkan didepan meja, bau harum yang semerbak
membuat perutnya semakin lapar. Tenggorokannya semakin
haus dahaga..
Tak ada burung tak ada binatang, sungguh sialan pohon
bweetua inipun hanya ada bunga yang harum. Mengapa tak
ada buah apel? buah pear? atau binatang kecil lain yang dapat
digunakan untuk menangsal perut?...
Makin dipikir ia merasa makin mendongkol, mungkinkah
Thian pilih kasih?
Mungkin dia sudah melupakan hambanya? mengasingkan
dia?
Dalam keadaan putus asa, ia tak tahan terpaksa sambil
duduk bersemedi diatas jaring rotan mulai salurkan hawa
murninya mengelilingi badan.
setelah lewat tiga lingkaran badan, semangatnya pulih
kembali seperti sedia kala. badannya terasa segar bahkan
lapar maupun dahagapun sudah terlupakan ...
Kabut putih yang melayang diatas puncak mulai berkurang,
cahaya sang surya menembus ke dasar jurang menyoroti
sekeliling tebing dimana ia tergantung saat ini.
Ketika itu merupakan saat yang paling bagus sayang ia
tidak pergunakan secara baik, ketika ia memeriksa keadaan
disekelilingnya dengan sinar mata, tak dijumpai sebuah
jalanpun untuk meloloskan diri putus asa membuat hatinya
kembali mendongkol, Thianlah sebagai sasaran pertama dari
caci makinya itu.
Bayangan sang surya makin bergeser, hatinya makin
terjelos. rasa lapar kembali menyerang datang, rasa haus
membuat tenggorokannya terasa sakit, ia mulai menderita
kembali, tersiksa lahir maupun batin- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Im Yang siuw-sutak kuat menahan diri ia cekal perutnya
kencang2 sepasang mata terbentang lebar-lebar, manusia
yang bernama Cie Tiong Kian ini mulai mencari, mulai
berharap bisa temukan sebuah benda, seekor makhluk yang
dapat dimakan sebagai nangsal perut. Meski ada seekor ular
beracun pun bolehlah ia akan rangkap binatang berbisa itu
dan ditelan dengan lahap.
Tapi tak ada makhluk apapun, binatang berbisa pun tak
ada sekelilingnya cuma ada bunga Bwee, tumpukan salju,
rumput, lumut dan batu cadas bagaimana ia bisa telan benda
seperti itu.
Akhirnya, dalam keadaaan apa boleh buat ia harus memilih
salah satu diantara benda-benda itu, ia harus pilih salah satu
diantaranya untuk menangsal perut, ia memilih tumpukan
salju yang berceceran disekelilingnya.
Ketika bunga salju menggelinding masuk lewat
kerongkongan- hawa dingin yang menusuk badan menembus
hingga keujung kaki dan tiap atas rambut seluruh badan
gemetar tiada hentinya.
sepanjang hidup ia cuma tahu menyusun rencana berakal
licik, kekuasaan serta ilmu silat. Kini ia baru tahu apa arti dan
makna sebenarnya dari lapar, dahaga dan menderita.
Akhirnya ia patahkan ujung rotan yang masih muda,
dimasukkan kedalam mulut, mengunyah dan
mengganyangnya guna mengatasi rasa lapar yang menyerang
makin hebat.
Dengan berbuat demikian, keadaan jauh lebih baikan,
meskipun tiap kali ia menggigit terasa amat sulit untuk
menelannya kedalam perut, bahkan kadang kala batuk2 keras,
ia teruskan juga mengunyah, bagaikan seekor kerbau makan
rumput, seluruh bibir penuh dengan basa putih.
Menanti rasa mual menyerang perut dipetiknya beberapa
kuntum bunga Bwee sebagai bahan penangsal perut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

susah payah, sehari lewat dengan lambatnya.
Keesokan hari, sang sarya muncul kembali di-tengah udara,
menembusi kabut yang tebal bergeser ketebing dan menyoroti
kembali pohon bwee tua itu.
"Im Yang Siuw-su" Cie Tiong Kian mulai berpikir, ia harus
berdaya untuk cari jalan keluar, tak dapat ia mati diatas pohon
tanpa berusaha tanpa menempuh bahaya
Mengikuti akar rotan dengan hati2 dan perlahan ia
merambat ketepi tebing, menyingkap akar serta rotan meraba
diatas tebing yang terjal dan tegak lurus, dimana jari
tangannya bergerak. tersentuh batu2 cadas yang keras, dingin
lagi licin.
Puluhan tombak sekeliling tebing telah digerayangi, namun
tak ditemukan tempat yang dirasakan dapat menembusi
tempat itu, rasa lapar dahaga, kecewa, putus asa membuat
tenaganya mengendor. badan mulai menjadi lemas, ingin
sekali sepasang tangannya mengendor, melepaskan diri dari
cekalan akar rotan dan jatuhkan diri kedala m jurang,
menghancur lumatkan badan nya didasar jurang yang
dalamnya ratusan tombak itu.
Tapi sepasang tangannya tidak mengendor, malahan ia
cekal akan rotan itu semakin kencang, makin erat. inilah daya
upaya yang bisa diberikan manusia disaat jiwanya terancam
mara bahaya.
Mata dipejamkan rapat2, membiarkan rasa pening dan
mulai bergelora di badan bergerak lewat, setelah itu mulai
teruskan kembali usahanya mencari dan berusaha melepaskan
diri dari cengkeraman maut.
Menanti Im Yang siauw-su tiba disebuah tebing yang
terakhir, mendadak jari tangannya meraba sebuah permukaan
yang membusung kedalam, ternyata disitulah terdapat sebuah
gua. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ia tak berani percaya apa yang ditemukan adalah suatu
kenyataan, dikiranya lekukan tadi hanya sebuah celah2 belaka
-antara tebing yang datar lagi curam.
Namun setelah diperiksa lebih seksama, maka ditemukan
olehnya enam depa disekeliling tempat itu merupakan tempat
yang berlubang, saat inilah ia baru yakin bahwa ia telah tiba di
sebuah gua yang cukup besar dan dapat digunakan untuk
menyembunyikan badan.
Mengikuti celah2 tebing, mengukur letak lubang kemudian
meminjam akar rotan tadi ia merangkak turun dan menerobos
masuk kedalam gua tersebut.
Meminjam cahaya sang surya yang menerobos awan
menyinari tempat itu, sang pemimpin dari perkumpulan Im-
Yang- Kauw ini memperhatikan keadaan disekitarnya, ia yakin
tempat dimana ia berada saat ini merupakan sebuah gua batu
yang dalam tak terhingga.
Dari pemeriksaan selanjutnya, iapuntahu bahwa gua itu
bukan gua alam, empat penjuru dinding masih tertinggal
bekas cangkul yang tajam disana sini, tak perlu dipikir lebih
jauh bisa di ambil kesimpulan, gua tersebut tentu tembus di
suatu tempat lain, mungkin menghubungkan tempat itu
dengan sebuah tempat yang digunakan tokoh silat sakti untuk
melatih ilmu silatnya.
Dalam keadan kritis mendadak peroleh harapan untuk
hidup, Im- Yang siuwsu amat girang. Tak kuasa ia mendongak
dan tertawa terbahak-bahak. setelah tertawa, ia pasang
telinga, ternyata tak ada suara pantulan yang muncul, hal ini
semakin meyakinkan hatinya bahwa gua itu amat dalam dan
menghubungkan tempat itu dengan suatu tempat lain.
Dari dalam saku, ia ambil keluar batu api, menyulut dan
memeriksa keadaan disana. Dasar gua datar lagi bersih
dinding tebing licin bersinar, apa yang dilihat semakin Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menambah keyakinannya bahwa apa yang diduga semula tak
bakal salah lagi.
obor disorot kearah bawah, dialas debu yang tebal seakan
akan tertinggal sebuah bekas binatang merangkak yang
menuju kedalam bahkan baunya busuk, apek, amis dan
sangat memuakkan.
Meniti jalan likuan serta tikungan dalam gua kemudian
mencocokkan pula dengan arah angin, Im Yang Kauw cu
menduga bahwa ujung gua sebelan depan ada kemungkinan
berada diatas tebing Pek-Yan Gay.
Rasa girang membuat semangatnya berkobar, apalagi dia
adalah seorang jagoan kelas satu dalam dunia persilatan, ilmu
meringankan tubuhnya segera disalurkan dengan gerakan
yang cepat bergerak kedalam gua.
Dalam sekejap mata kurang lebih setengah lie telah lewat,
mendadak medan gua dihadapannya membentang lebar,
muncullah sebuah keraton yang luas, indah dan terbuat dari
batu marmer, begitu megah keraton tersebut sehingga
menyaingi keindahan istana kaisar.
Diatas pintu besar bertaburkan mutiara dan intan permata
yang memancarkan cahaya cemerlang berwarna hijau.
Diatas pintu melintang sebuah papan nama yang
bertuliskan kata kata:
Istana setan "Yoe Ling Koei Hu" empat huruf emas, gaya
tulisan kuat lagi indah sekali.
Menyaksikan betapa luas dan megahnya keraton setan ini,
im Yang siuw su merasa kagum akan arsitek serta
pembangunan yang begini hebat itu.
Jalan yang malang melintang, ruang batu yang berderet
deret, mungkin bisa ditempati dan ditinggali oleh puluhan
orang sekaligus, diam2 ia merasa girang, suatu saat bisa lolos Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dari tempat itu ia pasti akan menggunakan istana setan ini
sebagai markas besar perkumpulannya .
Tengah hatinya kegirangan, mendadak Im- Yang siuw-su
tersentak kaget, suara jeritan aneh berkumandang dari empat
penjuru, dalam sekejap diatas permukaan gua tersebut telah
bermunculan ratusan bahkan ribuan ekor kalajengking
berwarna merah darah begitu banjak binatang tersebut
sehingga seluruh permukaan seakan akan tergenang oleh
permadani merah.
Laksana kilat ia cabut keluar senjata kipasnya, denganjurus
"Hay Tau-Hung Laa" atau ombak Menggulung Gelombang
Menyambar ia sapu ratusan bahkan ribuan ekor kalajengking
itu sehingga terpental sejauh beberapa tombak. jeritan aneh
bergemah makin berisik, banyak diantara binatang2 itu roboh
binasa ataupun terluka, suasana hiruk pikuk dan kacau tidak
karuan-
Untung sekali, setelah menderita kerugian besar itu
binatang2 beracun tadi tak berani mendesak lebih dekat lagi.
mereka sama sama jauh menyingkir. segera ia padamkan
obor, masukkan kedalam saku dan berpikir didalam hati:
"Aaaaaa mungkin didalam keraton setan tak akan ada lagi
binatang2 yang membosankan "
Ia tidak ragu2 lagi, hawa murni disalurkan mengelilingi
badan kemudian memegang gelang pintu dan ditariknya
kedepan- sementara pintu bergerak kesamping dengan
membawa suara mencicit yang keras, Im Yang siuw-su
meloncat kesamping untuk bersiap siaga terhadap segala
serangan yang muncul secara tiba2.
Walaupun kesiap-siagaannya cukup teliti, setelah pintu batu
terbentang lebar dari balik ruangan sama sekali tak terjadi
sesuatu gerakanpun, tak ada senjata rahasia beracun yang
berhamburan, tak ada pula tombak2 tajam yang saling
menyambar, melihat hal tersebut ia jadi tertawa geli sendiri, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menertawakan diri sendiri yang keliwat hati2 sehingga macam
orang ketakutan-
Walaupun begitu. Im Yang Siauw-su yang tersohor akan
kelicikan, keganasan, kekejian serta kekejamannya ini tak
berani bertindak gegabah ilmu sakti Hian Lat Im Kang segera
disalurkan melindungi badan, dengan langkah yang sangat
ber-hati2 selangkah ia masuk kedalam.
Diatas dinding ruangan kembali dijumpai mutiara serta
intan yang berhamburan dimana2 membuat suasana dalam
ruangan terang benderang.
Sekilas pandang ia merasakan ruang tersebut mirip dengan
sebuah ruangan yang biasa digunakan untuk perkumpulannya
para anak buah, begitu luas dan dibelakang ruangan menonjol
ke atas sebuah panggung batu yang datar, diatas panggung
tertera sebuah meja besar indah dan megah, dibelakang meja
tersusun sebuah kursi Thay-su le yang berlapiskan kulit
harimau.
Sekali pandang, siapapun akan menduga ditempat inilah
Yoe Leng Kauwcu memimpin Tahta kekuasaannya keseluruh
dunia persilatan beberapa puluh tahun berselang.
Rasa girang tak dapat ditahan lagi, sambil tertawa ter-
bahak2 pikirnya:
"Dikemudian hari aku pasti akan menggantikan
kedudukannya " tak kuasa lagi semangatnya ber-kobar2
kembali.
Dari sisi pintu ruang tengah ia menerobos masuk kedalam,
berbelok kekiri kemudian menikung kekanan, ditemuinya
sepanjang jalan keraton setan itu sudah dipenuhi dengan
sarang laba2 serta debu yang tebal, perabot rumah tangga
yang ada disitu sudah lapuk dan rusak semua, kalau dihitung
mungkin sudah ada ratusan tahun lamanya keraton setan ini
tak berpenghuni. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Akhirnya tiba disebuah ruangan, benda2 serta perabot yang
teratur rapi dalam ruangan, bisa diduga disinilah Yoe Leng
Kauwcu bersemayam selama ini.
Dugaannya sedikitpun tidak meleset, diatas pembaringan
yang terbuat dari batu marmer duduk bersila seperangkat
tengkorak manusia yang masih utuh.
Walau "Im Yang siuw-su" Cie Tiong Kian tinggi hati dan
sombong, setelah berada dihadapan kerangka manusia dari
seorang tokoh maha sakti ini, ia merasa dirinya begitu kecil
dan bukan apa2nya, tak kuasa ia jatuhkan diri berlutut dan
menghunjuk hormat kearah tengkorak tadi.
Namun setelah menjura ia rada menyesal pikirnya:
"Bagaimana jeleknya akupun seorang Kauwcu dari sebuah
perkumpulan besar kenapa aku bertekuk lutut dan
menghunjuk hormat terhadap seperangkat kerangka manusia
yang tak berguna ini"
Ingatan tersebut cuma sebentar berkelebat dalam
benaknya, rasa ingin tahu segera menarik seluruh
perhatiannya untuk meneliti dan memeriksa keadaan setiap
ruangan tersebut.
Menanti sinar matanya terbentur dengan barang yang
berada diatas meja terbuat dari pualam putih, rasa girang
mendadak bergelora dalam hati.
Ia menjerit kegirangan lalu bagaikan sesosok bayangan
setan tubuhnya menubruk kedepan dengan cepatnya.
Ternyata diatas meja pualam putih itu terletak sebuah
kotak besi, sebilah pedang mustika lengkap dengan sarungnya
serta sebuah botol obat berwarna hijau. Disamping itu
terdapat pula sebuah mantel berwarna hitam pekat yang
berbentuk aneh sekali.
Ia tak kuat menahan diri, kotak besi tadi segera dibuka
dan... dihadapan matanya muncullah tiga jilid kitab yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tersusun jadi satu pada kitab paling atas tertulislah empat
huruf besar dari tinta emas: "YOE LING PIT KIP".
Inilah kitab mustika yang di cari2 dan diperebutkan oleh
setiap jago dunia persilatan, tak nyana semua orang berebut
tanpa hasil, dirinya karena bencana mendapat keuntungan
yang besar. Teringat kesemuanya ini Im Yang siuw-su tak
kuasa menahan diri lagi, ia mendongak dan tertawa ter
bahak2.
ooo o 000
KOEI Chiu terletak didaratan tinggi dalam musim salju yang
amat dingin udara disekeliling propinsi tersebut ist imewa
bekunya, dan angin berhembus jauh lebih ganas dari daerah2
di Barat maupun selatan-
Sekalipun dingin, bagi Bongsan Yen Shu atau si kakek
Huncwee dari gunung Bong-san yang tersohor dalam dunia
persilatan, hawa dingin sama sekali tidak mempengaruhi
kondisi badannya, pagi2 benar ia sudah bangun dari t idurnya.
sewaktu ia berpaling memandang kearah pembaringan
seberangnya, ditemui tempat itu telah kosong, bayangan
Gong Yu si murid kesayangan nya sudah lenyap tak berbekas.
Menyaksikan kejadian itu, sikakek tua ini lantas
menggerutu: "Hmm pagi benar sisetan cilik itu sudah bangun
"
Meski diluaran ia menggerutu dalam hati merasa sangat
girang, sebab bocah itu bukan saja memiliki tabiat yang jujur,
polos dan rajin, ia-pun memiliki bakat bagus untuk berlatih
ilmu silat, asalkan bertemu dengan guru kenamaan tidak sulit
untuk menciptakan bocah ini sebagai jagoan Bu-lim
dikemudian hari.
Dengan tenang dan lambat Bong-san Yen shu mengisi
Huncwee nya dengan daun tembakau lalu membuka pintu dan
bertindak keluar. Huncwee nya yang hitam mengkilap segera Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dijejalkan kedalam mulut, menyulut dan menyedotnya dengan
asyik, setelah itu selangkah berjalan lewat beranda, melewati
kebun dengan bunga yang indah semerbak dan bertindak
terus kearah depan-
Ia berjalan perlahan, namun tetap. sikapnya ringan dan
diliputi kegembiraan-
-00000000-

Jilid 7
SEWAKTU kaki depan sedang melangkah kedalam kebun
bunga itulah, dari kedua belah samping berkumandang datang
suara sapaan yang merdu dan halus: "Selamat pagi suhu "
"Selamat pagi Loocianpwee ".
Teguran yang mendadak dan diluar dugaan ini hampir saja
membuat Bong-san Yen shu menjerit kaget, sinar matanya
segera menyapu kearah mana berasalnya suara tersebut.
Tampaklah semua anak muda hampir boleh dikata telah
berkumpul semua disana.
Tidak terasa lagi ia menyemburkan segulung asap
Huncweenya yang hitam dan tebal lalu tertawa ter-bahak2.
"Haa...haa...benar2 gelombang belakang sungai Tiang-
kang mendorong gelombang didepannya " ia berseru. "Bukan
saja ilmu silat aku siorang tua ketinggalan jauh, bahkan dalam
acara bangun pagipun aku masih tak bisa menangkan diri
kalian. Yaaa.... yaaa agaknya sudah pantas bagiku untuk
mendaftarkan diri pada perkumpulan orang2 tak berguna"
Kepulan asap huncweenya menggulung sekelompok demi
sekelompok tiada berputusan di-tengah udara, asap hitam
mana segera mengumpul jadi satu dan melayang kesana
kemari-terhembus angin, lagaknya bagaikan naga sakti yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bergerak sambil pentangkan cakarnya, lama sekali tidak mau
juga buyar.
Bagi Gong Yu. pemandangan semacam itu sudah terbiasa
baginya dan ia t idak merasa heran, tapi buat Hoo Thian Heng,
Poei Hong, Tonghong Beng Coe, Ling, Lan, Coei, Giok empat
dayang beserta Lie Wan Hiang perist iwa ini mencengangkan
hati mereka sampai2 beberapa orang itu berdiri me-longo2.
Nona Wan Hiang tahun ini baru berusia empat belas tahun,
meski masih muda wajahnya sudah kelihatan begitu cantik,
manis dan menawan hati.
Dialah putri tunggal dari cian-Liong-Poocu Lie Kie Hwie
sang ketua benteng dari benteng cien-Liong. sejak kecil gadis
ini sudah disayang dimanja orang tuanya, tidak aneh kalau
semenjak kecil pula ia sudah dididik dasari ilmu silat aliran
Kun-lun-pay.
Bocah perempuan ini dasarnya cerdik, rajin dan berbakat,
apa yang diajarkan sebentar saja sudah dikuasai dengan hapal
hampir seluruh ilmu silat yang dimiliki Lie Kie-Hwie telah
diwariskan semua kepadanya, apa yang kurang baginya ialah
latihan yang lebih giat serta pengalaman dalam menghadapi
musuh.
Nona cilik ini belum pernah menyaksikan pemandangan
seaneh ini, dasar usianya masih muda, sifat ke-kanak2annya
belum hilang, tak tertahan lagi ia bertepuk tangan sambil
berteriak:
"Bagus, bagus sungguh menyenangkan Yu Loocianpwee.
ayoh sekali lagi ayoh sekali lagi" Permintaan ini seketika
membuat sikakek hunewee dari gunung Bong-san jadi merasa
serba salah, bukannya ia tak bisa mengepulkan asap huncwee
lagi, melainkan bila ia berbuat demikian maka martabatnya
bakal turun dimata kawanan muda-mudi ini. Maka dari itu ia
cuma tersenyum dan tidak ambil perduli seruan tersebut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Menjumpai si kakek huncwee dari gunung Bong-san
menampik permintaannya, nona Lie Wan Hiang segera
cemberut wajahnya yang bulat telur memancarkan rasa
kecewa yang bukan kepalang.
Gong Yu yang berada disisi gadis itu jadi t idak tega, segera
ia memohon-
"suhu, memandang diatas wajah Wan Hiang moay-moay,
bermainlah sekali lagi."
Menyaksikan murid kesayangannya begitu akur dan sayang
terhadap Lie Wan Hian, hati Bong-san Yen shu rada bergerak,
iapun segera berobah pikiran katanya:
"Baiklah harap kalian suka menyaksikan aku orang tua
bermain kepulan asap sekali"
sembari bicara ia cekal huncweenya lantas dihisap
beberapa kali. setelah itu menutup bibirnya kemudian secara
tiba2 dipantang dan menyembur keluar dua gulung asap
lingkaran yang melayang secara berantai.
Terhempas oleh goncangan udara, lingkaran asap tadi
lambat2 berubah bentuk sehingga akhirnya terwujudlah dua
gulung asap berbentuk jantung hati yang mengalun, melayang
dan berserak ditengah udara.
Gong Yu dan Lie Wan Hiang saling berpandangan sekejap,
air muka mereka berdua berubah merah padam menahan
jengah, kepala tertunduk rendah2 se-akan2 takut dijumpai
orang.
Padahal dalam kenyataan merekapun tak usah kuatir,
sebab pada saat ini air muka si sastrawan berbaju biru Hoo
Thian Heng. Poei Hong maupun nona Tonghong Beng Coepun
telah berubah merah jengah, mereka merasa malu dan kikuk
sekali.
Menjumpai tindak tanduk anak muda itu, si kakek huncwee
dari gunung Bong-san merasa geli didalam hati, pikirnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Aaai kalian anak2 muda agaknya sudah terjaring semua
dalam soal cinta asmara ".
Terbayang kembali kisah sedih yang menimpa dirinya
dalam soal asmara, kakek tua ini menghela napas panjang.
se-konyong2...
Dari luar pintu kebun bunga berkumandang datang suara
seruan seseorang dengan suara yang serak lagi tua:
"Yu thay-hiap. sepanjang masa kau selalu riang gembira,
persoalan apa yang membuat kau menghela napas ? apakah
disebabkan aku yang jadi tuan rumah tak bisa melayani
tetamunya dengan baik????".
sungguh luar biasa baru saja suara tersebut
berkumandang, manusianya telah sampai, tampaklah sesosok
bayangan manusia yang tinggi, besar dalam sekejap mata
telah berdiri dihadapannya.
Tonghong Beng Coe merasa kagum, walaupun ia tahu
Cian-Liong-Poocu Lie Kie Hwie adalah salah satu diantara tiga
jago pedang Bu-lim-sam-Toa-Kiam-Hiap yang menjagoi Bu-
lim dewasa ini, tak disangka kecuali dalam ilmu pedang, ilmu
meringankan tubuhnya pun sangat luar biasa, ia bersorak
dalam hati dan memandang tertegun-Dalam pada itu si Kakek
Huncwee dari gunung Bong-san telah tertawa terbahak-bahak.
"Haaha ha haaa Poocu, menurut aku, kaulah yang terlalu
sungkan barusan siauw-te menghela napas, hal ini
disebabkan-..."
Bicara sampai disitu ia lantas menuding ke arah Gong Yu
seraya melanjutkan-
"Yaaaa, tidak bukan tidak lain memikirkan bocah cilik yang
sama sekali tak berbakat ini".
Cian-Liong Poocu sadar bahwasanya si kakek huncwee dari
gunung Bong-san ini sudah terbiasa berkelakar serta bicara
seenak sendiri, meski berada dihadapan anak muridnya sendiri Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tak pernah ia membedakan mana yang tua dan mana yang
muda maka terhadap ucapannya ia tidak ambil gubris.
Sebaliknya dalam pendengaran sepasang muda mudi itu,
ucapan tersebut mendapatkan tanggapan lain, mereka masih
mengira siorang tua ini sudah berhasil mengetahui rahasia hati
mereka, merah padamlah selembar wajah kedua orang itu.
Lain halnya dengan nona Poei Hong, ia merasa tabiat Gong
Yu amat jujur, polos dan rajin ia tak tahu dalam bagian
manakah dari pemuda tersebut yang tidak memuaskan
gurunya, dari samping ia lantas menghibur:
"Yu cianpwee, tabiat maupun bakat Gong siuw-hiap amat
bagus, murid sebagus ini kenapa kau katakan tidak baik???"
Baru saja ucapan tersebut diutarakan keluar, kembali
terdengar suara yang serak tua bergema datang:
"siapa bilang bocah itu tidak berbakat??? serahkan saja
kepadaku...."
suara itu meski kedengaran sangat halus lagi lembut,
namun nyata dan jelas sekali, agaknya suara tersebut
dipancarkan datang dari suatu tempat beberapa li jauh nya
dari situ.
sementara semua orang yang hadir dalam kalangan merasa
kaget bercampur heran, sambil kerutkan sepasang alisnya si
sastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng sudah berkata: "Aaah
suhu dia orang tua telah datang"
Belum sirap suara itu, dari arah yang berlawanan kembali
bergema datang suara pembicaraan yang halus tapi nyaring,
agaknya suara tersebut jauh lebih tinggi nadanya daripada
suara pertama tadi, sambil tertawa terdengar orang itu
berkata:
"Hey, pedagang perut gede, barang itu siang2 sudah
kupesan duluan kau tak boleh berebutan barang dagangan
dengan diriku lho ". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Poei Hong merasa suara orang itu sangat dikenal olehnya,
dengan alis melentik dan nada kegirangan ia lantas berseru:
"Engko Hoo, gurukupun telah datang ".
Bong-san Yen shu atau sikakek huncwee dari gunung
Bong-san merasa tidak puas dengan tingkah laku para anak
muda yang begitu cepat terlibat dalam soal asmara, tapi
mendapat kunjungan dari dua orang tokoh sakti dunia
persilatan yang sudah puluhan tahun lamanya tak pernah
munculkan diri, ia tak ada niat lagi untuk ajak anak muda itu
bergurau.
Kiranya selama dua tiga hari ini Hoo Thian Heng bergaul
dan berkumpul dengan akrabnya dengan Poei Hong serta
Tonghong Beng coe, bahkan diantara mereka bertiga sudah
saling menyebut pihak masing2 sebagai Heng-moay atau
kakak beradik.
Dalam sekejap mata itulah semua orang merasakan
pandangannya jadi kabur, terasa ada dua gulung asap ringan
dengan tanpa mengeluarkan sedikit suarapun telah melayang
masuk kedalam kebun bunga.
Menanti semua orang alihkan perhatiannya ketengah
kalangan, maka disana telah bertambah dengan seorang
nyonya berwajah setengah tua yang memakai sebuah mantel
terbuat dari kulit Tiauw serta seorang saudagar berusia
pertengahan yang yang memiliki perut gendut.
Begitu menjumpai kehadiran dua orang tokoh sakti itu.
sisastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng serta nona Poei
Hong buru2 bangun berdiri untuk menghunjuk hormat kepada
gurunya masing2.
cian-Liong Poocu Lie Kie Hwiepun segera menghunjuk
hormat kepada kedua manusia sakti dari dunia persilatan yang
disebut Koe sian sin-poo serta Lam Hay Hiap-Kee ini, ujarnya:
"Tempat ini tidak layak untuk digunakan menyambut
kehadiran Loo sin-sian berdua, silahkan masuk kedalam ruang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tamu agar boanpwee sekalian bisa menghunjuk hormat
sebagai mestinya kepada kalian berdua".
Bu-lim Jie-seng atau sepasang Rasul Rimba Persilatan ini
mengangguk. demikianlah di bawah pimpinan cian-Liong Pocu
mereka berjalan menuju keruang tamu.
Menanti semua orang sudah hadir dalam ruang tengah,
tuan rumah perempuan Ceng-Hong Li-hiap atau sipendekar
wanita burung Hong hijau Thiosee pun segera munculkan diri
untuk bertemu dengan dua orang tokoh sakti dari dunia
persilatan ini.
Menanti semua orang sudah selesai menghunjuk hormat.
Koe sian sin-Poo sambil membereskan rambutnya yang terurai
berkata:
"Aku sinenek tua serta saudagar berperut gendut sudah
ada seratus tahun lamanya tak pernah menginjakkan kaki
dalam dunia persilatan lagi, ini hari kami buru2 mendatangi
benteng Cian-Liong-Poo, tahukah kalian apa sebabnya ?". Para
jago sama2 membungkam.
Per-lahan2 sinar mata Koe sian sin-poo menyapu sekejap
wajah semua orang, setelah itu sambungnya:
"sebabnya...bukan lain untuk menanggulangi bencana yang
bakal menimpa seluruh rimba persilatan pada tiga tahun
mendatang".
Perkataan ini membuat para jago sama2 terperanjat, Poei
Hong paling tercengang, ia berseru:
"suhu, Peng Pok sin-mo sudah mati, dari sepuluh manusia
sesat dunia persilatan ada tujuh orang sudah binasa,
sedangkan peta mustika kitab pusaka Yoe Ling pit Kip pun
tidak hilang, sampai sekarang masih berada ditangan tecu,
entah siapa lagi yang begitu bernyali berani menciptakan
malapetaka bagi dunia persilatan ?". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Apa yang bakal terjadi tepatnya aku tidak begitu jelas"
sahut Koe sian sin-poo dengan sepasang alis berkerut. "Hanya
saja kau harus ingat, segala persoalan kadang2 bisa terjadi
jauh diluar dugaan orang ".
Hoo Thian Heng kebingungan, ia merasa amat sukar untuk
memahami apa yang diucapkan Koe sian sin-poo cianpwee
barusan, tak kuasa lagi ia lantas berpikir dalam hatinya:
"Kau sendiripun tidak begitu jelas dengan apa yang bakal
terjadi, kenapa begitu berani kau katakan bahwa tiga tahun
mendatang dunia persilatan bakal dilanda malapetaka"
Hampir saja pemuda ini buka mulut menegur siorang tua
itu, syukur ia masih sadar Koe sian sin-poo yang berada
dihadapannya adalah seorang tokoh mana sakti yang luar
biasa, iapun angkatan tua dari padanya.
"Tiga hari berselang" ujar wanita setengah tua itu kembali.
"Loo Pouw-sat dari gunung Altai telah meramalkan bahwa t iga
tahun kemudian dalam dunia persilatan pasti akan terjadi
suatu bencana, suatu malapetaka yang maha dahsyat, karena
itu dengan ilmu Ban-Lie-Coan-Im beliau menitahkan aku
sinenek tua serta si saudagar berperut gendut untuk sama2
mendatangi benteng Cian-Liong-Poo guna mencari orang2
atau bakat2 baru yang bisa menahan, membendung serta
menyingkirkan malapetaka tersebut tiga tahun kemudian.
Disamping itu Beliau pun menitahkan kami berdua untuk
mewariskan seluruh kepandaian silatku serta ilmu silat aliran
Lam-hay kepada orang itu dalam tiga tahun ini ".
Bicara sampai disitu sepasang matanya dengan tajam
menyapu sekejap wajah semua orang, ketika si Dewi tua ini
menemukan bahwasanya Gong Yu adalah sebatang bahan
kumala yang indah serta belum diasah, ia mengangguk tiada
hentinya. "Bocah, kemarilah ." ia berseru.
Dewasa ini Gong Yu baru berusia lima belas tahun, meski
demikian ia sudah memiliki tingkah laku seorang dewasa yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

telah matang dalam pengalaman, mendengar sapaan itu
dengan langkah tegak dan lebar ia berjalan ke-depan
menghampiri perempuan setengah tua itu.
Dalam pada itu si Lam-Hay siang In atau saudagar Kosen
dari Lam-hay dengan sepasang matanya yang jeli mengawasi
terus Gong Yu tajam2, menyaksikan bakat sang bocah amat
bagus, tak kuasa lagi sembari mengelus perutnya yang gendut
ia tertawa ter-bahak2.
"Haaa haaa haaa toa-cie, sungguh lihay ketajaman
matamu, bocah ini halus penuh kesopanan tapi gagah
bagaikan panglima perang, bakatnya memang benar2 bagus,
aku rasa jual beli kita kali ini tak bakal menderita rugi ".
Dengan mata kepala sendiri Lie Wan Hiang, menyaksikan
Gong Yu kekasih yang dicintai telah dipandang begitu tinggi
oleh dua orang tokoh maha sakti, tentu saja hatinya merasa
sangat girang, tapi iapun merasa murung karena gadis ini
sadar bakalan lama sekali ia tak bisa berjumpa dengan engkoh
kesayangannya ini.
Gong Yu yang ada disitu segera menyadari apa yang
menyebabkan Lie Wan Hiang merasa murung dan tidak
senang hati, buru2 ia kerdipkan matanya berulang kali.
Jendela dari sukma ini kadang kala dapat mengutarakan isi
hati yang hendak disampaikan kepada pihak lawan, terutama
sekali dalam pandangan kekasih dari kerdipan mata tadi
agaknya Lie Wan Hiang berhasil mendapatkan jaminan serta
kepercayaan dari kekasihnya, rasa murung kontan tersapu
lenyap berganti dengan senyuman manis yang
mempersonakan.
Koe sian si-poo tahu sepasang muda mudi ini sudah
terjerumus dalam jaring cinta, pikirannya mendadak rada
bergerak pikirnya:
" Kenapa aku tidak bawa serta nona ini untuk kuwarisi
sekalian seluruh kepandaian silatku??? bukankah dikemudian Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

hari ia dapat banyak membantu Gong Yu dalam melaksanakan
tugas sucinya ???".
Ka dang2 perhitungan manusia tak dapat menangkan
perhitungan takdir, apa yang dipikirkan Koe sian sin-poo
sekarang memang tepat dan tidak salah, siapa sangka justru
Bencana yang bakal melanda dunia persilatan di kemudian
hari terjadi karena gadis ini, karena dia banyak tokoh2 silat
dunia persilatan mati membuat Gong Yu merasa tidak
tenteram bahkan hampir menemui ajalnya.
sekalipun susah payah Koe sian sin-poo serta Lam-Hay
sang In untuk kedua kalinya turun gunung, siapa bisa
menyangka dikemudian hari bakal timbul bencana karena
kesalahan hitung mereka sendiri ???
Bagaimanapun perist iwa ini bakal terjadi di kemudian hari
untuk sementara tidak kita ungkap lagi disini.
Dalam pada itu Koe sian si-poo punya perhitungan sendiri,
sambil menggape kearah Lie Wan Hiang serunya:
"Bocah manis, kaupun kemarilah, aku si nenek tua ingin
mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu "
Lie Wan Hiang adalah seorang gadis cerdik, ia segera maju
menghampiri Koe sian sin-poo dan langsung menghunjuk
hormat kepada orang tua ini.
Dengan pandangan yang tajam serta teliti Rasul rimba
persilatan ini mengawasi gadis itu dari atas hingga kebawah,
segera ia merasa bahwa gadis ini benar2 amat berbakat untuk
berlatih ilmu silat maha sakti. Maka ia lantas bertanya
kembali: "Bocah, apakah kau benar2 mencintai engko Yu mu
ini ?".
Meski baru berusia empat belas tahun, di-mana masa
remaja baru saja berkembang, namun Lie Wan Hiang sudah
tahu malu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mendengar pertanyaan itu ia jengah, buru2 mengangguk
lalu tundukkan kepalanya rendah2.
"Maukah kau ikut aku sinenek tua pergi belajar ilmu silat ?"
kembali Koe sian sin-Poo bertanya.
sekali lagi Lie Wan Hiang mengangguk.
"Toa-ci, sudah cukup " tiba-tiba si saudagar kosen dari Laut
selatan menyela. "Untuk mensukseskan jual beli ini,
seharusnya kau mulai rundingkan dengan Cian-Liong Poocu
suami isteri apabila mereka semua setuju, maka jual beli ini
baru bisa dianggap berhasil"
cian Liong Poocu, Lie Kie Hwie serta isterinya burung Hong
hijau Thio see mendengar bahwa puteri kesayangan mereka
mendapat perhatian dari Koe san sin-po dan diterima sebagai
muridnya untuk diwarisi ilmu silat maha sakti, dengan hati
girang segera memberikan persetujuannya.
setelah Lie Wan Hiang mendapat persetujuannya dari
kedua orang tuanya untuk angkat Koe sian sin-poo sebagai
guru, persoalan Gong Yu jauh lebih gampang diselesaikan.
Terpaksa sikakek huncwee dari gunung Bong san harus
menahan rasa sayangnya untuk serahkan murid
kesayangannya kepada kedua orang tokoh maha sakti
tersebut. Lambat2 Koe sian sin-poo alihkan sinar matanya
kearah Tonghong Beng Boe ia berkata: "Nona tahukah kau
apa hubunganmu dengan muridku Poei Hong?"
"Boanpweee tidak tahu, harap Loo sin sian suka memberi
petunjuk."
"Kalian asal sebenarnya kalian berdua adalah sepasang
saudara kembar" ujar si nyonya setengah tua sambil
menghela napas rendah.
Poei Hong tersenyum, Tonghong Beng Coe pun sejak
semula punya prasangka ini. sebab sewaktu pertama kali
mereka berdua saling berjumpa, gadis ini telah temukan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bahwa masing-masing orang memiliki topeng kulit manusia
yang mirip dan tak berbeda sama lain nya.
sisastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng membelalakkan
sepasang matanya lebar2, sejak tadi ia pasang telinga
mendengarkan ucapan nyonya tua itu dengan seksama, kini
setelah mengetahui bahwasanya kedua orang itu adalah
saudara kembar, meledaklah rasa girang yang me-luap2.
Diantara para jago yang hadir dalam kalangan saat ini, boleh
dibilang ia paling merasa gembira dengan berita tersebut.
Kiranya pendekar muda ini meski berwatak angkuh serta
tinggi hati, salama hidup tak pernah pandang tinggi kaum
wanita, tapi setelah beruntun berkenalan dengan Tonghong
Beng Coe serta Poei Hong, ia merasa begitu tertarik dengan
sepasang gadis cantik itu. sehingga tanpa terasa timbullah tali
asmara dalam hati kecilnya.
seorang lelaki sejati mencintai kaum gadis cantik
sebetulnya bukan terhitung suatu kejadian aneh, justeru
celakanya baik Tonghong-Beng Coe maupun Poei Hong sama2
merupakan gadis cantik yang rupawan dan bersamaan pula
telah jatuh cinta kepadanya.
Kejadian ini membuat pemuda she Hoo jadi bimbang,
haruskah ia tinggalkan ikan untuk mendapatkan telapak
beruang, ataukah tinggalkan telapak beruang untuk
mendapatkan ikan-
sementara ia masih kesal dan murung, mendadak
didapatinya berita bahwa kedua orang itu ternyata adalah
sepasang saudara kembar timbullah suatu niat untuk
mendapatkan ikan serta telapak beruang dalam waktu yang
bersamaan-
Belum habis ingatan tersebut berkelebat dalam benaknya,
terdengar Koe sian sin-poo dengan suaranya yang nyaring
telah berkata kembali: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Delapan belas tahun berselang, ketika aku sinenek tua
lewat di see Gak Hoa-san mendadak bertemu dengan dua
orang tokoh sakti dari aliran hitam yang sedang mencoba
memperkosa seorang nyonya muda berwajah cantik dengan
kekerasan, diatas punggung nyonya cantik itu menggendong
seorang bayi kecil yang belum genap berusia satu tahun,
ketika bayi itu tadi menangis tiada hentinya.
"Menyaksikan apa yang hendak dilakukan kedua orang
bajingan itu, aku sinenek tua jadi amat gusar, dalam suatu
pertarungan sengit aku berhasil membinasakan salah satu di
antaranya, sementara orang kedua rada licik, mengambil
suatu kesempatan bagus ternyata ia melarikan diri"
"Aku sinenek tua masih ingat, orang yang berhasil
melarikan diri itu memiliki perawakan badan tinggi besar lagi
kekar, diatas keningnya terdapat sebuah codet bekas babatan
senjata".
"Aaah dia adalah Peng Pok sin-Mo " teriak Poei Hong
dengan nada terperanjat.
" Tepat sekali " sambung Tonghong Beng Coe dengan alis
melentik. " Kemarin malam, berada dibawah sorotan sinar
rembulan aku melihat jelas sekali, diatas kening jahanam
tersebut benar2 terdapat sebuah codet bekas babatan
senjata".
Koe sian sin-Poo menyapu sekejap kearah sepasang kakak
beradik itu, lalu sambungnya lebih jauh:
"setelah kejadian itu aku baru tahu, kiranya bajingan yang
berhasil meloloskan diri itu bernama Loe Thian Ciang. itulah
nama asli kecil Peng Pok sin-Mo" Nyonya tua ini merandek
sejenak lalu terusnya lagi:
"Beruntung nyonya itu belum diperkosa, karena kasihan
maka aku sinenek tua lantas membawa ibu dan anak ini
pulang kegunung Koei-san dan sementara berdiam disana. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dis itulah nyonya muda itu menceritakan kisah asal-
usulnya, ternyata ia she Poei bernama oen Hoa puteri dari
Poei To seorang guru silat kenamaan dikota Loksyang, setelah
dewasa ia dikawinkan dengan Tonghong Koen putra dari
Tonghong Leng yang berdiam dikota Kay-hong."
"sejak kecil Tonghong Koen amat dimanja karena itu
setelah dewasa ini jadi jumawa lagi amat cemburuan.
suatu hari datanglah Go Lee saudara misan kerabat jauh
dari Tonghong Koen untuk tinggal selama beberapa saat
dirumah mereka tabiat orang itu sangat buruk dan gemar
sekali dengan paras elok. menemukan iparnya Poei ong Hoa
berparas sangat cantik lagi menarik. la tidak memperdulikan
apakah iparnya sudah punya bayi kembar atau tidak, selalu
dicobanya untuk menggoda, maupun menjawil kesana kemari
dengan maksud di ajak main cinta.
Mula2 Poei oen Hoa selalu menyingkir atau menjauhi
saudara misan yang berperangai jelek ini, lama kelamaan ia
tak tahan dan mulai menegur dengan kata2 pedas, namun Go
Lee tetap membandel dan tebal muka, bukan nya berhenti
menggoda ia malah semakin nekad.
suatu hari sewaktu Go Lee kembali menggoda iparnya yang
cantik itu, mereka kepergok oleh Tonghong Koen,
menyaksikan kejadian itu Tonghong Koen jadi naik pitam,
tanpa menyelidiki dahulu duduknya perkara ia tuduh istrinya
main serong dan antara kedua orang itu sudah melakukan
perbuatan2 terkutuk yang menodai nama baiknya, disamping
segera mengusir Go Lee si bajingan tengik itu dari rumah,
iapun mengusir Poei oen Hoa untuk segera pulang kerumah
orang tuanya.
sia2 belaka penjelasan yang diberikan oen Hoa kepada
suaminya. Tonghong Koen tetap berkeras kepala tak mau tahu
atas semua penjelasan tersebut, ia tetap dalam tuduhan
semula. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mengikuti adat ist iadat ketika itu bilamana sang bini tidak
melanggar salah satu diantara tujuh pasal sang suami yang
dapat memulangkan isterinya.
oen Hoa malu pulang kerumah orang tuanya, dalam
keadaan putus asa ia t inggalkan sehelai topeng kulit manusia,
habis mencium dahi bayinya yang satu, dengan membawa
bayinya yang lain tinggalkan kota Kay-hong menuju keutara
kekota Tiang-an untuk sementara mondok dirumah bibinya
Hong sip Kioe-Nio."
Koe sian sin-poo merandek sejenak untuk tukar napas,
setelah berhenti sejenak ia meneruskan kembali.
"Dalam perjalanan ini penderitaan oen Hoa belum selesai,
sepanjang jalan Go Lee menguntit terus di belakangnya sambil
menggoda dan mengucapkan kata cabul, semua dibiarkan
saja oleh oen Hoa, tapi akhirnya nyonya muda ini jadi naik
pitam juga, pedangnya segera meloloskan dan menerjang
sang misan hidung bangor itu habis2an, sebagai puteri
seorang guru silat kenamaan ilmu silatnya tentu saja tidak
lemah."
"Mana mungkin bajingan cabul itu bisa menandingi dirinya?
menurut bisikan hatinya ingin sekali ia cabut jiwa orang itu
apa lacur oen Hoa adalah seorang gadis berbelas kasihan,
selama hidup tak pernah ia bunuh selembar j iwa manusiapun,
maka itu ia cuma mengutungi telinga kiri Go Lee saja sebagai
peringatan bagi manusia bangor tersebut."
"semenjak itu perjalanannya keutara tidak mendapat
rintangan ataupun gangguan lagi, baru saja ia bisa
menghembuskan napas lega, siapa sangka bajingan itu belum
juga jera, diam2 ia sudah bersekongkol dengan Peng Pok sin-
mo, Loe Thian ciang untuk sama2 melakukan perbuatan
terkutuk itu".
"Aaai.. kalau bukannya waktu itu secara kebetulan aku
sinenek tua lewat digunung Hoa san-...". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bicara sampai disitu, sinyonya tua itu berpaling kearah
murid kesayangannya Poei Hong.
"Budak cilik, apakah kau anggap kau bisa hidup sampai
sekarang ?" serunya.
sepasang alis Poei Hong melentik, biji matanya yang bening
memancarkan cahaya duka.
"oouw suhu. tentunya kau orang tua telah menerima diriku
sebagai murid, lalu dimanakah ibu ? sekarang ia berada
dimana ?".
Dipandangnya wajah gadis itu, kemudian Koe sian sin-poo
menghela napas panjang. "Aaii... ibumu tentu saja masih
hidup ".
sementara itu Tonghong Beng Coe yang berada disisi
kalangan tak dapat menahan rasa sedihnya lagi, titik2 air mata
jatuh berlinang dengan derasnya membasahi seluruh
wajahnya.
"Tidak aneh kalau selama banyak tahun ayah tak pernah
memberitahukan persoalan tentang ibu kepadaku, siapa
sangka ternyata beginilah kejadiannya ooouw ibu. kau
sungguh kasihan sekali " keluhnya.
Begitu sedih hatinya, bicara sampai disitu gadis Tonghong
tak bisa menahan diri lagi, ia menangis ter-sedu2.
Menemukan adiknya menangis begitu sedih, Poei Hong
ambil keluar sepucuk sapu tangan berwarna hijau dan diam2
membesut air mata yang jatuh membasahi pipi gadis itu.
katanya:
"ooouw .... suhu, kalau benar ibu masih hidup, entah
sekarang ia berada dimana???".
Perist iwa menyedihkan macam ini paling mudah
mempengaruhi orang lain untuk ikut berduka, mengetahui
betapa menderitanya oen Hoa serta betapa jeleknya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

peruntungan Tong hong Beng Coe serta Poei Hong, semua
orang merasa sedih, seketika itu juga seluruh ruangan dilicuti
oleh kabut kemurungan-
Bukan begitu saja, bahkan Lam-Hay siang In sang
saudagar kosen dari laut selatan yang punya pandangan lebih
luaspun tak dapat menahan rasa sedih tersebut, kelihatan
jelas betapa murung dan kesalnya wajah sang jago berperut
gendut ini.
"sekarang ibumu tinggal didusun Wie-Kiok Tin yang
letaknya diluar kota Tiang-an, didusun itulah bibimu Hong sip
Kioe Nio berada ..." kata Koe sian sin-poo sedih. Ia melirik
sekejap keatas wajah murid kesayangannya, setelah itu
menambahkan-
"Bocah, dalam hati kecilmu pasti kau sesal kan gurumu
kenapa selama banyak tahun tak kuceritakan kejadian ini
kepadamu dan terus mengelabuhi dirimu bukan ?".
"oouw,suhu..." Poei Hong mengeluh sedih.
"Pantangan terberat bagi seseorang yang sedang belajar
silat adalah pikiran yang cabang serta perhatian yang tak
dapat dipusatkan jadi satu" ujar Koe sian sin-poo dengan
wajah serius. "seandainya kabar berita ini kuberitahukan sejak
semula, maka tindakanku ini hanya mendatangkan keburukan
bukan keuntungan bagimu, tentang soal ini apakah kau masih
belum jelas ?".
Poei Hong bungkam dalam seribu bahasa, sepasang
saudara kembar ini cuma bisa saling berangkulan dengan
eratnya sambil melelehkan air mata.
Tiba2 Koe Sian Sin-poo mendehem ringan, mendengar
suara itu Poei Hong segera lepaskan rangkulannya pada
Tonghong Beng Coe dau mengundurkan diri kesisi nyonya tua
itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Bukankah kau berhasil merampas selembar peta mustika
petunjuk kitab pusaka Yoe Leng Pit Kip dari tangan Peng Pok
sin-mo?" tanya Loo sin-sian itu kemudian-
"Benar " Poei Hong mengangguk.
"Menurut petunjuk yang tertera diatas peta, dimanakah
letak tersimpannya kitab pusaka itu ?".
"Ditebing Pek-Yan-Gay "
"sudah ditemukan ?".
"Belum selama beberapa hari beruntun aku dengan engkoh
Hoo mendatangi tebing Pek Yan-Gay dan melakukan
pencarian dengan teliti mengikuti petunjuk peta tersebut,
namun sama sekali tidak ditemukan sedikit tanda2 yang
mencurigakanpun, karena itu dengan putus asa dan kecewa
kami pulang...".
Koe sian sin-poo mengerutkan dahinya rapat2, setelah
termenung beberapa saat lamanya dia berkata:
"Kitab pusaka YOE LONG PIT KIP bukanlah kitab pusaka
berisi ilmu silat mana sakti seperti yang disiarkan dalam dunia
persilatan, menurut apa yang kuketahui isi kitab itu tidak lebih
merupakan ilmu silat beraliran kiri yang sesat, keji dan ganas.
Beberapa ratus tahun berselang kepandaian silat ini pernah
muncul dalam Bu-lim tapi dalam waktu singkat telah punah
kembali.
sejak aku lahir dikolong langit tak pernah perkumpulan
yang menyebut diri sebagai perkumpulan Yoe Leng Kauw itu
munculkan diri kembali dalam dunia persilatan-
" Kitab ilmu silat macam begini tidak akan mendatangkan
manfaat apabila terjatuh ditangan kaum pendekar dan
kalangan lurus, tapi seandainya benda tersebut didapatkan
oleh para gembong iblis dari aliran sesat maka paling mudah
menimbulkan malapetaka dalam dunia persilatan, iblis2 itu
bisa menggunakan ilmu sesat tadi untuk mencelakai serta Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

memusnahkan umat manusia, daripada mendatangkan
bencana, keluarkanlah peta tadi, agar aku bisa
memusnahkannya dari muka bumi "
Dengan cepat Poei Hong ambil keluar peta mustika
tersebut dari dalam saku kemudian dipersembahkan ketangan
gurunya.
Koe sian Sin-poo memperhatikan sekejap peta mustika tadi,
kemudian di-lipat2nya benda tadi jadi segumpal kecil, setelah
itu diletakannya benda itu keatas telapak tangan-Dalam
sekejap mata, peta mustika tadi bergemerisik lalu punah dan
hancur jadi abu.
Menyaksikan perist iwa itu, semua jago yang ada didalam
ruangan sama2 dibikin terkesiap.
"llmu silat apakah itu?" pikir mereka hampir berbareng.
setelah memusnahkan kertas yang berisi peta mustika tadi,
lambat2 Koe sian sin-poo berpaling, memandang kearah
sikakek hun-cwee dari gunung Bong-san serta Cian Liong
Poocu Lie Kie Hwie dengan sinar mata minta maaf, ujarnya:
"Aku serta si saudagar berkerut gendut segera akan
berangkat tinggalkan tempat ini dengan membawa serta Gong
Yu dan wan Hiang, kalianpun boleh mengundurkan diri untuk
teruskan percakapan diantara kalian"
Kedua orang tua itu mengiakan- setelah memberi hormat
mereka segera mengundurkan diri dari ruang tengah.
sepeninggalnya kedua orang tua itu, air muka Koe sian-poo
berubah jadi amat serius, ia berpaling kearah Hoo Thian Heng
dan berkata:
"Bocah, tahukah kau apa hubunganmu dengan diriku???
kalau dibicarakan dari soal tingkatan sulit bagiku untuk
menjelaskan sampai terang, pokoknya kau adalah keturunan
dari keluarga Hoo kami yang ada dikota siang-yang dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

akulah yang serahkan dirimu ketangan si saudagar berperut
gendut ini untuk dirawat serta dididik ilmu silat.
" Gurumu cuma pandai dan gemar akan ilmu berdagang,
yang dibicarakan melulu soal jual beli belaka sehingga
akhirnya mendidik kau jadi angkuh, dingin- kaku dan tinggi
hati. syukur meski begitu kau masih belum tinggalkan tingkah
laku seorang diri kalangan lurus, itulah bagus sekali ".
Ucapan ini membuat Hoo Thian Heng jadi terperanjat,
peluh dingin segera mengucur keluar membasahi seluruh
tubuhnya.
Perlahan-lahan air muka Koe sian sin-poo pulih kembali
seperti sediakala, seraya menuding kearah Poei Hong serta
Tonghong Beng Coa katanya dengan nada menyayang:
"Jikalau mata tuaku belum melamur, kalian bertiga
tentunya sudah jatuh cinta satu sama lainnya bukan??
demikianpun bagus juga, aku sinenek tuapun akan segera
mewujudkan apa yang kalian harapkan dan cita-citakan
selama ini."
Bicara sampai disitu ia merandek dan berpaling kearah Lam
hay siang In si saudagar kosen dari Laut selatan-
"Eee.... saudagar perut gendut, setuju kah kau???"
Wajah saudagar perut gendut yang dasarnya jenuh dengan
daging segera dikerutkan sehingga tinggal sepasang matanya
yang kecil sipit, ia tertawa terbahak-bahak.
"Haaa... ..haaa. ...haaa inilah suatu dagang bermodal besar
yang pasti bakalan datangkan keuntungan berlipat ganda,
tentu saja perusahaan kami menerimanya dengan hati
girang".
Meskipun Poei Hong dan Tonghong Beng Coe samai
merupakan pendekar wanita yang berpandangan maupun
berjiwa besar, membicarakan soal pernikahan, tak urung Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dibikin jengah juga sehingga kelihatan sekali gerak geriknya
penuh perasaan kikuk.
Sekarang digoda pula oleh Lam-hay Siang In, mereka
semakin likat sampai2 tak berani angkat kepalanya, sambil
tundukan kepalanya rendah2 dan cibirkan bibir mereka
berbisik: "Hmmm sungguh menyebalkan"
Lam-hay Siang In atau si Saudagar kosen dari laut Selatan
meng-usap2 perutnya yang gendut, sekali lagi mendongak
tertawa ter-bahak2.
"Haaa,..haaa...bagus, bagus sekali belum saja jadi menantu
kalian sudah berani memaki yang jadi gurunya?"
"Eeeei.... kau betul2 tak tahu diri" tegur Koe Sian Sie-poo
dengan mata melotot. "Sudah tua bangka masih juga ajak
kaum boan-pwee bergurau..."
"Apa salahnya?" goda sang saudagar kosen dari Lam-hay
ini sambil memperlihatkan muka setan.
Tingkah laku yang lucu dari tokoh maha sakti
mendatangkan rasa geli bagi semua orang yang ada didalam
ruangan, namun mereka tak berani tertawa kecuali tutup
mulut-sambil menahan suara cekikikan yang serasa meloncat
keluar dari ujung bibir.
Koe Sian Sin-Poo tidak menggubris si saudagar perut
gendut lagi, air mukanya kembali berubah serius kepada Hoe
Thian Heng katanya:
"Kaupun tak usah pulang ke Lam-hay lagi, sekarang juga
hantariah Tonghong kakak beradik berangkat kekota Tiang-an
untuk mencari ibunya, setelah bertemu sampaikan maksud
hatiku kepadanya, katakan bahwa aku setuju apabila mereka
dua bersaudara sama2 dikawinkan dengan dirimu, setelah
nikah mau tinggal dikota kay-hong juga boleh, mau dikota
siang-yang pun terserah pada kalian sendiri" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sembari bicara dari dalam sakunya ia ambil keluar
sekantong mutiara yang memancarkan cahaya gemerlapan,
tak usah dibilang lagi harganya tentu melebihi sebuah kota.
setelah itu sambungnya lebih jauh:
"Ambil dan bawalah barang2 ini, yang separuh boleh kalian
gunakan untuk keperluan nikah sedang yang separuh lagi
gunakanlah untuk membeli sawah, kerbau dan rumah".
Dengan penuh rasa hormat dan berterima kasih Hoo Thian
Heng menerima pemberian tersebut, sembari menjura dalam2
katanya:
"Budi kebaikan serta pemberian yang Loo Couw-cong
berikan, Cucu sepanjang hidup tak nanti melupakannya
dikemudian hari apabila Loo Couw-cong serta suhu turun
gunung, kami mohon dengan sangat agar suka memerlukan
singgah sebentar dikota Kay-hong, dengan begini aku yang
jadi cucu bisa berbakti dan melayani Loo Couw-cung serta
suhu sebisanya" Lam-hay siang in atau si saudagar kosen dari
Laut selatan tertawa ter-bahak2.
"Haaa....haaa bocah kalau mau masih punya liang-sim,
semestinya sediakan beberapa guci arak berusia banyak tahun
serta Ham-Kang-hoa yang paling kudoyani untuk melayani aku
siorang tua"
"Aaai.... aku lihat, makin tua kau semakin tak tahu diri."
gerutu Koe siau sin-poo dengan alis melentik:. "Tak aneh
kalau muridmupun kau bawa jadi rusak macam kau.. aku baru
tahu kiranya kau adalah seorang rakus yang pikiran isi
perutmu yang gendut belaka, kau bukan pedagang sejati yang
lebih utamakan membicarakan soal jual beli"
Tiba2 nyonya tua itu merasa ucapannya rada sedikit
keterlaluan, ia lantas tertawa dan menambahkan:
"Loote, tentunya kau tidak akan merasa gusar karena
ucapan dari toa-ci rada sedikit kasar bukan?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"ooouw ...... tentu saja tidak. tentu saja tidak" jawab si
saudagar Kosen dari Laut selatan sambil mengelus perutnya
yang gendut, ia benar2 berjiwa besar dan tidak pikirkan
sindiran tersebut kedalam hati.
sementara itu Koe sian sin-poo telah berpaling kembali,
sembari menatap wajah Hoo Thian Heng bertiga pesannya:
"setelah menikah, kalian tak boleh abaikan latihan ilmu
silatmu, kalian harus mulai bersiap siaga menghadapi
malapetaka yang bakal melanda dunia persilatan dikemudian
hari. Di samping itu kalianpun harus pasang mata baik2
mengawasi sepak terjang serta tingkah laku perkumpulan2
rahasia dalam dunia persilatan, seandainya keadaan sangat
gawat. segeralah kirim kabar kelembah Leng-im-Kok di-
gunung Thay-Liang-san untuk laporkan kejadian itu kepadaku"
sementara Hoo Thian Heng mengiakan, Gong Yu serta Lie
Wan Hiang yang ada diluar ruangan telah siap dengan
buntalan masing2, demikianiah Koe sian sin-poo serta Lam-
Hay siang In masing2 orang menggandeng seorang bocah
segera tinggalkan tempat itu dengan suatu gerakan yang
cepat laksana sambaran kilat, dalam sekejap mata mereka
telah lenyap dari pandangan.
Bong-san Yen Shu si kakek huncwee dari gunung Bong-san
menghisap huncweenya berulang kali, kemudian mengepulkan
asapnya segumpal demi segumpal sehingga menutupi hampir
seluruh jagad.
"Akupun sudah semestinya kembali ke gunung Bong-san "
katanya.
Ucapan si kakek ini kedengaran sekali membawa nada
kesepian, murung, kesal dan sedih.
Cian Liong Poocu Lie Kie Hwie serta isterinya burung hong
Hijau Thio see meskipun merasa girang hati karena putrinya
diterima seorang tokoh sakti sebagai muridnya, tak urung
merekapun merasa sedih hati atas perpisahan ini, mendengar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pula ucapan si kakek huncwee dari gunung Bong-san yang
membawa nada sedih dan murung, tak terasa muncul pula
perasaan semacam itu dalam hati kecil mereka, suami istri
berdua lantas menahan si kakek tua itu sebisanya.
Melihat maksud baik tuan rumah tak bisa ditampik lagi, si
kakek huncwee dari gunung Bong-san inipun terpaksa
batalkan niatnya untuk berdiam beberapa hari lagi dalam
benteng.
sementara itu Hoo Thian Heng dengan membawa Poei
Hong, Tonghong Beng Coe serta empat orang dayang segera
berpamit kepada tuan rumah dan berangkat ke utara menuju
kota Tiang an.
Cian- Liong Poocu tahu kedua orang gadis itu keburu ingin
menemukan kembali ibunya, maksud kepergian mereka tak
dapat ditahan lagi, sedangkan Hoo Thian Heng pun harus
melindungi keselamatan mereka sepanjang jalan, oleh karena
itu ia t idak menahan lebih jauh.
sambil tertawa s i burung hong hijau Thio see berkata:
"Eeei.... kalian bertiga jangan lupa beritahu hari besar
pernikahan kalian kepada kami suami isteri berdua yang
bodoh looo... kami berdua pasti akan berangkat kekota Kay-
hong atau siang-yang untuk menghadiri pesta perkawinan
kalian sekalian mencicipi arak kegirangan".
Poei Hong serta Tonghong Beng Coe merasa amat girang
sekali, meski demikian wajah mereka telah berubah merah
dadu saking jengahnya menahan rasa malu.
Hoo Thian Heng buru2 menjura,janjinya: "Begitu ada kabar
tentang hari pernikahan kami, kartu undangan pasti akan kami
kirim kemari guna mengundang cianpwe sekalian datang
kekota Kay-hong untuk ikut serta bergembira dengan kami." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Selesai berkata ia lantas meloncat naik ke atas kuda
tunggangannya untuk menyusul beberapa orang gadis yang
telah berangkat duluan.
Kuda "Hwee-Lioe-kie" dari Poei Hong serta keledai "Hek-jie"
dari Hoo Thian Heng meskipun merupakan kuda2 jempolan
yang dapat lari cepat, apa lacur kuda2 yang ditunggangi
Tonghong Beng Coe beserta keempat orang dayangnya
merupakan kuda2 biasa yang tak bisa mengimbangi kecepatan
kuda2 tersebut, maka dari itu perjalanan tak bisa dilakukan
seperti apa yang diharapkan.
Pada waktu itu sudah mendekati pertengahan bulan dua
belas,jarak dengan tutupan tahun sudah tidak terlalu jauh lagi.
Pikiran kedua orang gadis itu semakin gelisah lagi, mereka
berharap bisa temukan kembali ibunya Poei oen Hoa dalam
waktu singkat, sedangkan Hoo Thian Heng sendiripun
mengharapkan pula bisa berjumpa dengan ibu mertuanya
sebelum akhir tahun, dengan demikian pada tahun baru
mendatang, seluruh keluarga dapat berkumpul dan
bergembira bersama.
siapa tahu, kuda2 dari dayang2 tersebut tak bisa lari cepat,
mereka selalu ketinggalan jauh, maka dengan hati mangkel
dan perasaan apa boleh buat mereka kendorkan kembali
kecepatan kuda masing2.
Hari itu mereka sudah memasuki Propinsi Auw Pak.
sewaktu berist irahat disebuah rumah penginapan Hoo Thian
Heng menyampaikan usulnya kepada Tonghong Beng Coe
untuk mengutus keempat orang dayangnya pulang kekota
Kay-hong lebih dahulu setelah itu mereka bertiga melanjutkan
perjalanan siang malam, dengan berbuat demikian mungkin
sebelum tutupan tahun nanti mereka sudah tiba dikota Tiang-
an.
Tonghong Beng Coe sendiripun merasakan pula membawa
serta keempat orang dayang itu hanya menyusahkan mereka
serta membuang waktu dengan percuma saja, maka dari itu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

usul dari Hoo Thian Heng disetujui dengan suara bulat, Leng
Lam, Coei Giok empat orang dayang segera dipanggil, setelah
disampaikan pesan2 penting mereka diutus pulang lebih
dahulu kekota Kay-hong.
Keesokan harinya tiga ekor kuda berlari dengan cepatnya
meninggalkan rumah penginapan melanjutkan perjalanan ke
utara. tidak sampai empat lima hari mereka telah keluar kota
Tong Kwan.
Dalam pada itu bulan dua belas tanggal dua puluh lima
telah menjelang datang, kalau dihitung waktunya satu dua
hari lagi mereka bisa tiba didusun Wie-Kiok-Tin luar kota
Tiang-an. karena itu perjalanan tidak dilakukan secepat
semula lagi, mereka lanjutkan perjalanan dengan riang
gembira dan penuh gelak tertawa.
Tampaklah Poei Hong sambil mengelus bulu merah dari
kuda Hwee-Lioe-Kie nya berkata:
"Liong-jie selama beberapa hari ini aku selalu menyusahkan
dirimu saja kau tentu merasa amat lelah bukan ???".
Kuda Hwee-Lioe-Kie meringkik panjang, se-akan2 ia merasa
amat berterima kasih atas hiburan serta perhatian dari
majikannya.
Hoo Thian Heng serta Tonghong Beng Coe yang melihat
kecerdikan kuda tersebut, mereka sama2 memuji kuda Hwee
Lioe-Kie benar2 merupakan kuda mustika yang jempolan.
Kuda itu benar2 cerdik, mendengar semua orang memuji
akan kehebatannya, sepasang telinga segera dipentangkan
lebar2, empat anggota kaki bergerak semakin cepat, dengan
di pimpin olehnya mereka lari laksana sambaran kilat
membelah bumi.
Agaknya keledai Hek Jie dari Hoo Thian Heng tak mau
kalah, binatang itupun membedal cepat2 kakinya menyusul
kuda dihadapan nya, dengan demikian maka tertinggalah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tonghong Beng Coe seorang diri yang harus berusaha keras
menyusul dua orang lainnya.
setelah melewati Hoa-Im dan Lam-Thian. sewaktu sang
surya lenyap dibalik gunung mereka telah tiba didusun Wie-
Kiok-Tinluar kota Tiang-an.
Hong sip Kioe Nio adalah salah satu di antara keluarga kaya
yang ada dalam dusua itu, tentu saja dengan gampang sekali
rumah nya berhasil ditemukan.
Demikianiah, ketiga orang muda itu dengan cepat telah tiba
didepan perkampungan Liok Yang-san-Cung dan segera
melayang turun dari atas kuda.
sang penjaga pintu menjumpai tetamu yang datang
berdandan keren danperlente, dimana yang lelaki ganteng
rupawan, sedang yang perempuan cantik mempesonakan.
segera lari masuk kedalam perkampungan untuk melaporkan
kehadiran tiga orang itu.
Dalam waktu singkat, dari dalam kampung muncul seorang
Koan-Kee atau pengurus rumah rangga yang segera
membawa tetamu nya masuk kedalam kampung.
setelah berada dalam ruang tamu, sisastrawan berbaju biru
Hoo Thian Heng mengutarakan maksud kedatangannya
sembari mengajukan harapannya agar bisa berjumpa dengan
Tonghong Hujien.
Tengah mereka bercakap cakap. dari luar pintu ruangan
tamu munculah dua orang wanita, seorang adalah nenek tua
yang rambutnya telah berubah semua, sedang perempuan
kedua masih berusia pertengahan, bajunya sederhana sekali
dengan roman muka agung, baik potongan badan maupun
raut wajahnya persis mirip Poei Hong serta Tonghong Beng
Coe berdua.
Tentu saja perempuan inipun dapat melihat jelas bahwa
raut muka sepasang gadis yang berada didalam ruangan tamu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

persis satu sama lainnya dengan wajah sendiri, atau dengan
perkataan lain wajah kedua orang gadis itu merupakan
penjelmaan dari wajah semasa masih muda dulu.
Hatinya sangat terperanjat, dua orang kakak beradik ini
satu di utara yang lain di selatan secara bagaimana bisa
berkumpul jadi satu???
Enam buah mata saling berbentur satu sama lain, masing2
orang merasakan hatinya tergetar keras.
Poei Hong serta Tonghong Beng Coe tak kuasa menahan
diri lagi, mereka sama2 berseru: "oouw ibu...."
Tubuh mereka berdua bagaikan burung walet terbang
diangkasa segera berkelebat menubruk kedalam pangkuan
Tonghong Hujien Poei oen Hoa.
Melihat sepasang putri kesayangannya sudah menginjak
dewasa, lagi pula berwajah amat cantik bagaikan bidadari.
Nyonya tua itu merasa hatinya kejut bercampur sedih,
disamping rasa girang yang me-luap2.
sepasang anak kembar ini sejak bayi telah berpisah dari
kasih sayang ibu kandung mereka, kini mendapat cinta kasih
itu kembali, saking girangnya bagaikan lebah dalam sarang,
mendengung dan mengoceh tiada hentinya, hal ini malahan
membuat Hoo Thian Heng merasa bagaikan diasingkan.
sisastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng bukan manusia
bodoh, ia tahU diri dam tak ingin perlihatkan sikap kurang
hormat dihadapan mertUanya, setelah merapikan bajU ia
lantas majU kedepan dan menghunjuk hormat dalam2 kepada
nyonya tua itu, kemudian berlutut pula didepan Hong sip Kioe
Nio.
Menjumpai Hoo Thian Heng berwajah ganteng, gagah, dan
penuh sopan santun, si nenek tua itu jadi simpatik dan amat
senang sekali, terutama sewaktu diajukannya beberapa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pertanyaan ternyata dijawab semua oleh pemuda itu dengan
lancar, hatinya makin senang.
Begitu gembiranya Hong sip Kioe Nio, sampai2 akhirnya ia
hela napas panjang dan mengeluh:
"seandainya cucuku yang bodoh sun in Liong bisa
mendapatkan separuhnya darimu Wahh... aku akan merasa
amat bangga sekali"
Keesokan harinya, Tonghong Hujien mengundang Hoo
Thian Heng untuk menghadap ke hadapannya, setelah
meneliti seluruh badan sastrawan berbaju biru ini dari atas
hingga ke bawah, ia mengangguk tiada hentinya.
"Ehmm.. kau memang naga diantara manusia, sebagai
keturunan dari Koe sian sin-poo serta anak murid dari Lam-
hay siang In, si saudagar Kosen dari Laut selatan, aku rasa
tidak bakal salah lagi Kemarin malam siauw-li telah
menuturkan seluruh kejadian serta duduknya perkara
kepadaku. Bocah aku amat setuju apabila mereka kakak
beradik bisa dikawinkan dengan dirimu, dan menjadi istrimu
yang setia, semoga kau bisa mencintai mereka berdua dengan
segenap hati dan menjadi seorang suami yang baik dan terpuji
"
Mendengar Poei oen Hoa, sang Tonghong Hujien ini setuju
untuk mengawinkan kedua orang putrinya kepada dia
seorang, sisastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng jadi amat
girang, dengan amat hormat ia lantas menjura kearah nyonya
itu dalam2.
"Gak-boe " sapa nya. (Gak-Boe artinya lbu mertua).
00000000

Jilid 8 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

UNTUK sementara waktu kita tinggalkan sisatrawan berbaju
biru Hoo Thian Heng yang berhasil mengawini dua orang gadis
cantik sekaligus. Mari kita balik pada Tiga manusia beracun
dari propinsi Biauw.
sewaktu berada ditebing Pek Yan Gay gui - Bung Im Boe-
san yang termasuk dalam propinsi Koei Chiu dimana mereka
saksikan tujuh orang saudara angkatnya ada empat orang
telah menemui ajalnya, bahkan Im-yang siauw su, Cie Tiong
Kian sebagai ketua perkumpulan Im Yang Kauwpun kena
terguling jatuh kedalam jurang oleh ikat pinggang Poei Hong,
yang menyaru sebagai sastrawan berbaju putih, mereka lalu
sadar dengan kekuatan beberapa orang tidaklah mungkin bisa
mendapat harapan untuk peroleh peta mustika kitab pusaka
Yoe Leng pit Kip tersebut.
Pek si-Tok-shu atau si kakek seratus bangkai Kiang Tiang
Koei sebagai pemimpin diantara tiga manusia beracun itu
cukup cerdik dan sigap. ditengah terlemparnya tubuh Im Yang
siuw-su kedalam jurang yang dalamnya tak terhingga itu, ia
lantas berpaling kearah Looe-jie serta Loo sini sambil berseru
lirih:
"Hei. kalian mau tunggu apa lagi? sekarang kita t idak pergi
?? nanti apa bisa lolos dari sini ???".
Berbicara sampai disitu tanpa menunggu jawaban lagi,
bajunya yang berwarna biru dikibaskan kemudian bagaikan
seekor burung bangau melejit ketengah udara dan meluncur
turun kebawah tebing, disusul oleh manusia beracun, kedua
Hiam-Im-Tok-shu atau si kakek bisa dingin cia Ie Chong sana
si manusia beracun ketiga Han-Peng-Tok-shu atau si kakek
racun si Chin Tin san-
Menanti tubuh mereka bertiga sudah meluncur dua puluh
tombak jauhnya, sewaktu berpaling maka tampaklah pada
waktu itu para jago yang berada diatas tebing Pek-Yan-Gay
pun sama2 melayang turun kebawah. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tiga manusia beracun pernah melakukan kejahatan, hati
mereka kuatir apabila gadis yang menyaru sebagai sastrawan
berbaju putih itu mendendam kepada mereka atas
perbuatannya dimana dengan paksa akan merampas kuda
jempolannya, mereka sudah jera terhadap pemuda tetiruan
tersebut. Karena ketiga orang itu sadar bila mereka sampai
bertemu kembali dengan orang itu niscaya tiga lembar jiwa
mereka bakal melayang.
Mengingat betapa lihaynya pihak lawan, pecahlah nyali t iga
manusia beracun itu, mereka melarikan diri se-kuat2nya dari
tempat itu.
Gunung In Boe-san meskipun sepanjang tahun tertutup
oleh kabut yang tebal, sekalipun malam ini rembulan
memancarkan cahayanya keempat penjuru bintang bertaburan
diangkasa. cukup permukaan salju yang putih sudah
memantulkan sinar yang cemerlang.
Tiga manusia beracun mengerahkan ilmu meringankan
tubuh mereka hingga mencapai pada puncaknya, walaupun
diantara sepuluh manusia sesat kepandaian mereka terhitung
paling lemah, tapi cukup sebanding kalau dibandingkan
dengan tokoh2 kelas wahid lainnya tentu saja selihay dan
secepatnya mereka tak bisa dikatakan luar biasa.
Tampaklah tiga sosok bayangan manusia melayang dengan
cepatnya diatas permukaan salju, menanti mereka sudah tiba
dikaki gunung Im Boe-san fajarpun telah menyingsing,
kokokan ayam bergema diempat penjuru.
Pek si Tok shu yang lari didepan tiba2 dikejutkan oleh
teguran Hian im Tok shu, Cia le chong:
"Loo-toa, kita akan pergi kemana ? apakah kau punya
rencana lain?"
Pada saat itu Pek si Tok-shu atau si Kakek seratus bangkai
keadaannya bagaikan ikan yang terperangkap didalam jaring,
ia cuma tahu menyingkir jauh2 dari gunung Im-Boe-san dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

jangan sampai kena disusul oleh dua ekor anjing kecil
tersebut, otaknya kosong melompong dan bingung, tentu saja
ia tak punya rencana apapun. Kini setelah ditegur oleh Hian im
Tok-shu, ia baru mendusin, pikirnya:
"Aah, benar, bukan tindakan yang tepat kalau lari terus
menerus tanpa tujuan, kita harus berunding dan menyusun
rencana lebih dahulu ". Im Tok-shu serta Han-Peng-Tok-shu
pun lantas berhenti.
Membicarakan dari watak maupun tabiat tiga manusia
beracun dari wilayah Biauw ini, maka Kiang Tiang Koei adalah
orang yang paling cerdik dalam menghadapi segala perubahan
maupun segala situasi, Cia le Chong adalah orang yang paling
licik, banyak akal, sedangkan orang yang paling kejam, ganas
dan kasar adalah simanusia beracun ketiga Chin Teng san-
Ketiga orang ini saling berunding dan saling bertukar
pendapat, akhirnya didapatilah sebuah kesimpulan yang
menyatakan bahwa musuh tangguh bermunculan di-mana2
sementara komplotan mereka makin hari makin menipis,
banyak diantaranya sudah menemui ajalnya.
Dalam keadaan ter-lunta2 tanpa rekan, tanpa sahabat
mereka rasa satu2nya jalan yang paling tepat adalah pulang
dulu kegunung Kho-Lee Kong-san dan sementara waktu
bersembunyi didalam sarang mereka.
Selesai berunding tiga manusia beracun itu lantas kabur
kearah Barat, sementara itu jalan raya masih sepi dan tak
nampak sesosok bayangan manusiapun yang berlalu lalang,
tiga orang membentuk satu garis lurus berkelebat dengan
cepatnya kearah depan, menanti siang hari telah tiba mereka
sudah tiba dikota Hoei swie.
setelah mengalami pertarungan sengit, sekarang harus pula
melakukan perjalanan cepat, ketiga orang kakek tua ini
merasa amat lapar, haus dan letih sekali, tanpa banyak bicara Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

lagi begitu sampai dikota mereka langsung mencari sebuah
rumah makan untuk berist irahat sambil menangsal perut.
Warung makan kecil kebanyakan pada saat seperti ini
hanya menjual bakpao, pia, serta kue2 kecil lainnya, untuk
bersantap kenyang bukannya saatnya.
Mengenai keadaan tersebut Kiang Tiang-Keei maupun cia
In chong mengerti sangat jelas, maka dari itu setibanya dikota
Hoei-swie mereka lantas mencari rumah makan yang rada
besar dan mencari tempat duduk dekat jendela.
Pelayan segera menghidangkan tiga mangkuk Bakmie kuah
serta semangkuk besar kukusan daging, dasar perut sudah
lapar tanpa sungkan2 lagi ketiga orang kakek itu dengan
lahapnya menyikat seluruh makanan yang ada, keadaan
mereka persis dengan angin puyuh yang menyapu daun
kering, dalam sekejap mata telah tersapu bersih tanpa sisa.
Begitu habis, mereka meneriaki sang pelayan untuk
menambahi lagi dengan hidangan lain sampai akhirnya tiga
orang kakek itu menghabiskan empat puluh mangkuk
banyaknya.
Kejadian yang luar biasa ini seketika memancing perhatian
dari tetamu2 lain, dengan sinar mata tercengang mereka
saling berpandangan-
Menyaksikan mereka bertiga diawasi banyak orang, Han
Peng Tok shu Chin Teng san jadi naikpitam, dasar wataknya
yang buas dengan sinar mata galak dipelototinya orang2 di
sekitarnya.
"Maknya.... mau apa kalian awasi terus kakek moyangmu?"
makinya keras2.
Didepan jendela duduk seorang pemuda berperawakan
tinggi besar lagi kekar, wataknya agak berangasan- melihat
tiga orang kakak tua berbaju biru yang kasar main kasar dan
main maki seenaknya, ia jadi amat tidak puas, mendengar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

makian tersebut alisnya langsung dikerutkan dan balas
memaki:
"Hmm Tuan kau sudah bukan nona manis yang berusia
delapan belas, kenapa takut ditonton orang? takut nggak laku
kawin atau takut lama dilamar orang??"
Sebenarnya waktu itu Hian-Im-Tok-Shu Cie Ie Chong ada
maksud mencegah adiknya yang nomor tiga ini bikln onar, tapi
setelah mendengar diantara makian pemuda itu membawa
nada sindiran yang pedas, ia segera mendengus, ucapan yang
hendak diutarakan pun di telan kembali ditengah jalan.
Diantara tiga manusia beracun Han-Peng Tok-Shu Chin
Teng san paling ganas dan kejam, kalau orang lain tidak
mengganggu dia mungkin ia akan berdiam diri, sekarang
mendengar sindiran pedas dari pemuda tersebut hawa
gusarnya langsung meledak, ia membentak keras badannya
bagaikan seekor burung elang segera melayang ketengah
udara dan menyambar kedepan, sepasang telapak
dibentangkan bagaikan cakar setan langsung mencengkeram
batok kepala pemuda itu.
Perist iwa ini terjadi sangat mendadak. bagaikan menjumpai
bayangan setan disiang hari belong, para tetamu yang
kebetulan hadir dalam rumah makan itu jadi panik dan gaduh,
jeritan kaget bergema memenuhi seluruh ruangan,
Walaupun pemuda itupun mengerti sedikit banyak ilmu silat
kasaran, mimpipun ia tidak mengira si kakek tua yang
memakai baju kasar sebetulnya memiliki ilmu silat sangat
lihay, hatinya amat terkesiap.
Ingin sekali ia menyingkir tapi tidak sempat lagi, diiringi
jeritan ngeri yang menyayatkan hati, batok kepalanya kena
dicengkeram telak, otak segera berhamburan diatas lantai,
jiwapun melayang seketika itu juga.
Han-Peng-Tok-shu Chin Teng san masih merasa belum
puas, ketika tubuhnya melayang turun keatas tanah, sekali Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sepak ia tendang mayat pemuda itu ketengah jalan, lalu
masukkan sepasang tangannya yang berlopotan darah
kedalam mulut dan dihisapnya dengan nikmat, sehingga
keadaannya waktu itu mirip dengan iblis penghisap darah.
Beberapa orang tetamu yang bernyali kecil tak kuat melihat
adegan yang mengerikan itu. mereka pada jatuh tidak
sadarkan diri, sampai-sampai para pelayan serta pemilik kedai
pun gemetar keras saking takutnya.
Chin Teng san belum juga puas, sinar mata nya yang buas
menyapu wajah para tetamu lainnya, mendadak ia bergerak
cepat, telapak tangannya kembali bekerja mengancam
seorang kakek tua berbadan gemuk yang duduk disekitar
sana, tapi sebelum ia sempat melancarkan serangan
mematikan tiba2 dari luar kedai menggema datang dua
bentakan nyaring.
Mengikuti bentakan tersebut melayang datang dua sosok
bayangan manusia, Cahaya pedang berkilauan menembus
udara, dengan dahsyat langsung menusuk jalan darah "Im
Tok-Hiat" pada pergelangan Han-Peng Tok shu.
"Binatang keji yang baru lolos dari jaring, kalian masih
berani mengganas dihadapan umum sambil membunuh orang
seenaknya?" bentak bayangan manusia tadi nyaring.
Chin Teng san terperanjat, buru2 ia tarik, kembali
telapaknya sambil melayang mundur kebelakang, ia sadar
jagoan yang barusan datang adalah seorang tokoh Bu-lim
yang memiliki ilmu silat sangat lihay.
sementara itu si manusia racun pertama, si kakek seratus
bangkai Kiang Tiang Koei telah bangkit berdiri, sambil tertawa
dingin serunya:
"Aku kira tokoh mana sakti dari mana yang telah datang
dan berani mencampuri urusan pribadi kami tiga bersaudara,
tidak tahunya adalah Goan Kiang Gie-Hu atau si Nelayan dari
sungai Goan Kiang serta sian Hee-It-Kiam atau si pedang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tunggal dari sian Hoe-san Hee.....heee.....kalau kalian benar2
bernyali, ayoh mari kita bereskan persoalan ini ditepi sungai
Liang- Kiang sebelah selatan kota"
"Hmm sungguh kecewa nama kalian tercantum diantara
sepuluh manusia sesat dari kolong langit, setelah membunuh
orang hendak ngeloyor pergi. Hukum Negara memang tak bisa
berbuat apa2 terhadap kalian bertiga, tapi kau kira jalan dari
loohu sudi melepaskan ikan2 yang sudah terperangkap
didalam jaring???", jengek si Nelayan dari sungai Goan Kiang
Tong soe Kiat sambil mendengus dingin.
Manusia beracun kedua Hian-Im-Tok-shu Cia Ie Chong
merasa amat mendongkol, sepasang mata nya memancarkan
cahaya berkilat, ia tertawa seram.
"Loo-tua, Loo-sam buat apa banyak usil dan bersilat lidah
lebih jauh dengan keledai tua ini??? sungguh menyebalkan
kalau sebentar lagi hamba negeri pada berdatangan. HHmmm
ayoh kita pergi" serunya.
Besamaan dengan ucapan tersebut, ujung baju
dikebebaskan dan meluncurkan tiga sosok bayangan biru
kearah depan, begitu cepat lari mereka dalam sekejap mata
telah berada ditepi sungai.
Menjumpai ketiga manusia beracun itu melarikan diri,
sipedang tunggal dari sian-Hee san serta si Nelayan dari
sungai Goan-Kiang segera mengejar dari belakang, gerakan
tubuh merekapun tidak kalah cepatnya.
sambil lari Pek-si-Tok-shu Kiang Tiang Keei berputar tiada
hentinya, manusia beracun ini tersohor karena akalnya yang
cerdik, tentu saja banyak akal yang bisa muncul dari
benaknya, ia berpikir:
"Meskipun ilmu silat dari Goan-Kiang-Gie Hu serta sian-Hee
It-Kiam sangat luar biasa rasanya kami bertiga masih sanggup
untuk melayani kemauan mereka, hanya bagaimana
kesudahannya apabila para jago yang baru turun dari bukit Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pek-Yan-Gay sama2 menyusul kemari dan mengerubuti kami
bertiga????"
"Aaai waktu itu menyesalpun tak berguna, aku lihat lebih
baik untuk sementara waktu kita harus menyingkir dahulu dari
dua setan alas ini"
sementara otaknya baru berputar, mendadak terdengar
simanusia beracun ketiga Han-Peng-Tok-shu-chin-Teng san
berseru:
"Loo-toa, bukankah kita berjanji akan melakukan duel
sengit ditempat ini??"
Manusia beracun kedua Hian-Im-Tok-shu-Cia Ie Chong jauh
lebih cerdik, menjumpai Pek-si-Tok-shu berkelebat masuk
kedalam hutan yang ada ditepi sungai, ia lantas mengerti
kehendak saudara tuanya ini.
"Tutup mulut ayoh ikuti saja dirinya" segera hardiknya.
sang tubuh dengan cepat menyusul ke depan diikuti Loo-
sam dari belakang.
Pada hari2 biasa Chin Teng san simanusia beracun ketiga
paling kagum atas tingkah laku dari Loo-toa serta Loo-jie,
walaupun ia tak tahu permainan setan apa yang sedang
dilakukan kedua orang itu, tapi ia jakin bahwa tindakan
saudara2nya tentu tak bakal salah.
Barusan saja tiga bersaudara itu menyusup kedalam hutan,
mendadak terdengar suara yang serak tapi nyaring
berkumandang datang dari tepi sungai:
"Yauw-heng, sungguh licik dan lihay ketiga ekor ikan
tersebut, aku lihat selembar jalaku ini agaknya tidak berdaya
untuk menjaring mereka..."
suara yang lain serak tapi nyaring pula segera menjawab
ucapan tersebut, terdengar orang itu menyahut: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Apa kau menyangka ikan2 itu benar2 sudah menyingkir
jaUh ? kalau kau menduga demikian maka kelirulah
sangkaanmu itu, padahal mereka justru belum pergi jauh, saat
ini mereka lagi pasang telinga dan buka mata untuk
mengawasi gerak gerik kita berdua ".
Mendengar ucapan itu simanusia beracun ke tiga Chin Teng
san jadi amat terperanjat, pikirnya:
"Sungguh lihay ketajaman mata orang she-Yauw itu dari
mana ia bisa tahu kalau kami sedang bersembunyi sambil
mengawasi gerak gerik mereka ??".
Ia tidak menyangka kalau ocehan dari si pedang tunggal
sian-Hee-It-Kiam Yauw Kie itu hanya akal licik yang hendak
digunakan untuk memperdayai mereka.
Baru saja dadanya ingin bergerak. simanusia racun kedua
telah menekan pundaknya sambil tertawa.
" Kalau kau bergerak, bukankah dengan tepat malah masuk
kedalam perangkap mereka ???" bisiknya lirih.
setelah mendengar ucapan itu, simanusia racun ketiga baru
sadar, kiranya pihak lawan sedang menggunakan akal untuk
memperdayai mereka, ia jadi sadar dan mengangguk.
"oooouw kira nya begitu " pikirnya.
Dalam pada itu orang yang buka suara pertama kali tadi,
kembali berkata dengan suara nyaring:
"Apakah kau maksudkan ketiga ekor ikan yang lolos dari
jaring sedang bersembunyi di-dalam hutan tersebut ???".
"Kenapa tidak " sahut orang kedua. "Rupanya tiga manusia
beracun dari wilayah Biauw tidak lebih hanya pencoleng2
kurcaci yang bisanya curi ayam, tangkap anjing belaka,
manusia macam begini mana sesuai dicantumkan diantara
sepuluh manusia sesat dari kolong langit ? hai...haa...Tong-
heng, aku lihat lebih baik kita lepaskan saja mereka satu kali Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ini, coba lihat ketiga ekor cucu kura2 itu hanya berani
bersembunyi belaka. oouw sungguh patut dikasihani..."
Betapa gusar dan murkanya Han-Peng-Tok Shu atau si
kakek Racun es Chin Teng san setelah mendengar penghinaan
tersebut, begitu marahnya sampai rambut dan jenggot sama2
berdiri, mata melotot bulat dan mulutnya mendesis buas. ia
ingin menubruk keluar dan adu jiwa dengan kedua orang itu:
Pek-si-Tok-shu si kakek seratus bangkai yang menyaksikan
keadaan saudaranya, buru2 cekal lengannya erat2 dan
mengirim beberapa kerlingan mata kearahnya, dicegah oleh
sang Loo toa, simanusia racun ketiga tak bisa berbuat lain
kecuali menghela napas panjang dalam hatinya.
sementara ia menghela napas, suara yang serak dan
nyaring tadi kembali berkumandang keluar dari luar hutan,
terdengar ia berseru: "Yauw-heng, tahukah kau??? seandainya
tiga manusia beracun dari wilayah Biauw benar2 adalah tiga
ekor ikan, orang lain suka buka jaring melepaskan mereka,
jaring aku si Loo-Tong yang lebih besar dan lebih kuat pun
akan melepaskan mereka pula untuk loloskan diri. Justru yang
kutakuti adalah setelah ketiga ekor kura2 ini berhasil tapa jadi
siluman kura".
"Waaah mereka akan ciptakan gelombang terbitkan
bencana, membunuh orang seenaknya inilah bahaya dan patut
diatasi mulai sekarang ".
Mengikuti ucapan tersebut teriringlah helaan napas masgul,
meski tiga manusia beracun tak dapat melihat jelas
bagaimanakah perubahan air muka kedua orang itu, mereka
bisa menduga kedua tokoh silat tersebut tentu sedang murung
dan kesal.
Lewat beberapa saat kemudian, barulah terdengar orang
kedua bicara dengan suara lirih:
"Bukankah sastrawan berbaju biru Hoo Thian Hong serta
nona yang bersenjata ikat pinggang kumala itu telah masuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kedalam kota ?? mari kita kesana dan undang mereka datang
untuk sama2 melakukan pencarian??? Hmmm aku tidak takut
mereka berhasil terba kelangit".
"Benar, kita berbuat demikian saja" seru orang pertama
tadi dengan suara yang lirih, begitu lirih se-akan2 bisikan
nyamuk.
Selesai bicara terdengarlah ujung baju tersampok angin,
beruntun kedua orang itu sama2 tinggalkan tempat itu dan
dalam sekejap mata telah lenyap dari pendengaran.
Tidak lama setelah Goan Kiang Gie Hu atau si nelayan dari
sungai Goan Kang, serta sian Hoe It Kiam atau si pedang
tunggal dari sian-Hoe-san meninggalkan tepi sungai, tiga
manusia beracun dari wilayah Biauw sama2 meloncat keluar
dari dalam hutan.
"Mari kita cepat pergi dari sini" seru Pek si Tok shu, Kiang
Tiang Kei dengan air muka terkejut serta ketakutan. "Menanti
musuh tangguh pada berdatangan, bukankah kita bakal
kerepotan dan mati konyol?"
-00000000-
MELIHAT saudara tuanya gugup serta ketakutan, Hian im
Tok shu si Kakek bisa Dingin cia le chong segera tertawa ter-
bahak2.
"Haaa.. .haaa...,Loo-toa, kali ini dugaanmu meleset sama
sekali. Menurut pendapatku kedua orang tua bangka itu tidak
bakal kembali lagi."
"Bagaimana kau bisa tahu??" tanya Pek-si Tek-shu,
agaknya orang she-Kiang ini rada kurang percaya.
Hian-Im Tok-shu Gia le Chong mengelus2 jenggotnya yang
terurai dijanggut, memandang sang surya yang baru muncul
dari balik awan ia termenung berpikir sebentar setelah itu
katanya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

" Kalau apa yang dikatakan kedua orang itu benar, mereka
tidak akan berbuat misterius dan sok rahasia tapi sengaja
membiarkan kita ikut mendengar kedua orang setan tua itu
tidak lebih hanya takut kita tiga saudara bikin onar lagi
didusun serta kota2 kecil sekeliling tempat ini. disamping itu
merekapun harus mentaati pula pantangan bagi orang Bu-lim
untuk mengejar musuh kedalam hutan, maka dari itu
digunakannya siasat ini untuk memperdayai kita?"
Pek-Sie-Tok-Shu Kiang Tiang Koei merasa pendapat ini
sedikitpun t idak salah, ia lantas manggut2. Mendadak...
Gelak tertawa aneh berkumandang dari belakang tubuh
mereka, suara ituamat dingin, kaku dan menyeramkan begitu
mengerikan sampai bulu roma pada bangun berdiri. Mereka
bertiga jadi sangat terperanjat.
Dengan gerakan cepat, tiga manusia beracun dari Wilayah
Biauw ini meloncat mundur beberapa tombak kebelakang,
sinar mata dengan tajam menyapu sekeliling tempat itu.
Tapi suasana amat sunyi, hening dan tidak nampak sesosok
bayangan manusiapun kecuali alang2 yang bergoyang
terhembus angin sungai.
Terang2an mereka dengar suara tertawa seram itu muncul
dari belakang tubuh mereka, sekarang kenapa tak nampak
sesosok bayangan manusiapun? ketiga orang itu jadi tertegun
dan melengak. hati mereka tercengang, heran dan merasa
ngeri....
"Heeeeee..... heeeee....."
sekali lagi gelak tertawa aneh tadi bergema menusuk
pendengaran, suaranya seram membuat jantung berdetak
keras. Kali ini ke tiga orang manusia beracun itu mendengar
jelas, suara tadi muncul dari lima depa disisi tubuh mereka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tiga manusia beracun dari wilayah Biauw semakin
ketakutan lagi, sukma mereka seraya telah melayang dari
raganya.
Haruslah diketahui ilmu silat yang dimiliki tiga manusia
beracun ini meski tidak bisa menandingi kelihayan Peng Pok
sin- mo. tapi merekapun masih terhitung jagoan nomor wahid
dalam dunia, persilatan hembusan angin maupun gugurnya
dedaun disekeliling beberapa tombak tak akan berhasil
mengelabuhi pendengaran mereka.
Kini suara tertawa itu muncul dari lima depa dibelakang
tubuh nya namun mereka bertiga tak seorangpun yang
merasa. seandainya pihak lawan ada maksud mencabut jiwa
mereka bertiga, bukankah sangat gampang bagaikan
membalik telapak sendiri?
Tanpa ragu2 lagi tiga saudara bagaikan telah sepakat
sama2 putar badan dan lari dari situ, t iga sosok bayangan biru
laksana kilat telah meluncur dua tombak kedepan dalam hati
mereka berpikir
"Aaaai kali ini, mungkin kami sudah lolos dari tangannya."
siapa sangka kejadian kembali berlangsung diluar dugaan
mereka, baru saja ketiga orang itu menghentikan gerakannya
seraya menyapu sekeliling tempat itu, tertawa seram tadi
kembali berkumandang dari belakang mereka bertiga.
Meski manusia racun pertama cerdas, manusia racun kedua
licik dan manusia racun ketiga buas, terhadap musuh yang
mengeluarkan suara tanpa kelihatan wujud dibelakang mereka
ini, ketiga orang itu tak bisa berkutik.
Begitu mendengar suara tersebut, ketiga orang kembali
berkelebat kedepan melarikan diri tapi tertawa seram tadi se-
akan2 melekat dibelakang mereka kemana saja ketiga orang
itu pergi dan sebagaimana cepatnya mereka lari, suara
tersebut selalu muncul di belakang tubuh mereka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

simanusia racun perta ma Pek-si-Tok-shu membentak
keras, badannya langsung kabur kearah Barat diikuti manusia
racun kedua dan ketiga, mereka sama2 lari ter-birit2 seperti di
uber setan.
Perduli bagaimana cepat tiga manusia beracun dari wilayah
Biauw melarikan diri, tertawa seram tersebut tiada berputusan
menggema datang terus.
Tidak lama kemudian ketiga orang itu sudah memasuki
daerah pegunungan Pek-In-san.
Pek-In-san masih termasuk rentetan pegunungan Biauw
yang tingginya dua ribu dua ratus meter dari permukaan air
laut, letaknya tepat saling ber-hadap2an dengan gunung Im-
Boe-san.
Diatas gunung pepohonan tumbuh dengan subur dan
rimbunnya, awan putih melayang dekat dengan permukaan,
jalan pegunungan ber-liku2 penuh dengan tikungan tajam,
tebing curam lagi terjal, jurang yang dalam menganga siap
menantikan korbannya, bukan begitu saja, binatang buaspun
banyak berkeliaran disana-sini dengan ular2 berbisa malang
melintang di-mana2, diantara kesemuanya ini kabut
beracunlah terhitung paling lihay.
Begitu berbahaya dan mengerikannya gunung Pek-In-san
ini, sehingga gunung tersebut dijuluki gunung angker
siapapun tak berani menerobos masuk kedalam secara
gegabah.
Tiga manusia beracun dari wilayah Biauw bukannya tidak
mengerti akan mara bahaya, tapi mereka terpaksa harus
melarikan diri ke-sana, dalam keadaan seperti ini tidak lain
yang bisa dilakukan kecuali mengikuti suratan Takdir.
Kiranya si manusia racun pertama Pekssi Tok shu Kiang
Tiang Koei sembari melarikan diri ter-birit2 otaknya berputar
keras pikirnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kendati ilmu silatmu sangat lihay, tidak nanti berani
memasuki daerah pegunungan Pek-In-san ini. HHmm kalau
bajingan keparat ini masih juga mengejar terus tanpa pikirkan
untung ruginya, akan kupancing dia memasuki daerah lembah
gunung yang penuh dengan kabut beracun.
Hmmm....hmmm.....sampai saatnya, kalau bukan mati
terpagut ular berbisa, kau akan mati karena menghirup hawa
beracun"
Apa yang dipikirkan memang bagus sekali tapi tertawa
seram yang berkumandang dari belakang menggema tiada
hentinya, se-akan2 orang itu sama sekali tidak tahu akan
keseraman serta kengerian gunung Pek In san.
Dengan napas ngos2an ketiga orang itu lari terus kedepan,
seperminum teh kemudian tiga puluh li sudah dilewati,
menurut dugaan mereka asalkan telah memasuki daerah
pegunungan maka mereka bertiga bisa berist irahat dengan
lega hati, siapa sangka musuh yang ada dibelakang tidak mau
juga melepaskan mangsanya, ia selalu membayangi bagaikan
kutu dalam rambut.
Makin lari tiga manusia beracun itu semakin terperanjat
bercampur ngeri, bagaikan tiga ekor kelinci yang diancam
pemburu, mereka ngaCir kekiri kekanan dengan hebatnya
hampir boleh dikata seluruh punggung gunung Pek-In-san
telah dijelajahi.
Entah sudah berapa lama mereka lari dan berapa jauh
dilalui, keringat telah mengucur keluar membasahi tubuh
mereka, napas ter-sengkal2 bagaikan kerbau, baju biru yang
mereka kenakan basah kuyup bagaikan diguyur air segentong,
celana pada robek tersangkut duri dan rotan bahkan tangan
merekapun lecet dan sehingga mengucurkan darah tersangkut
duri yang tajam.
Selama hidup belum pernah tiga manusia beracun dari
wilayah Biauw mengalami pengalaman yang begitu
memalukan, sungguh mengenaskan keadaan orang2 itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Meskipun demikian, suara tertawa seram yang bergema
dari belakang tubuh mereka masih belum- juga berhenti,
bagaikan bayangan setan mengikuti terus kemana mereka
pergi.
Sejak semula simanusia racun ketiga, Han-Peng-Tok-Shu
chin Teng San sudah tidak sabaran, seandainya ia tidak
kagum terhadap Loo-toa serta Loo-jie, Tadi ia sudah
kehabisan sabar, Sekarang. Setelah ia tahu Loo-toa tak bisa
mengetahui Loo-jie tak bisa memperhas ketenangan hati. ia
jadi mendongkol, sambil meraung keras mendadak tubuhnya
berhenti berlari, sepasang alis berkerut dan putar badan
dengan sebat. Teriaknya keras2:
"Maknya setan alas jangan rneng gertak. orang orang
belaka dengan permainan setaramu, kalau punya kepandaian
ayoh tunjukan diri, aku Han-Peng-Tok-shu chiu Teng San
berada disini, berani kau layani diriku bertarung sebanyak tiga
ratus gebrakan?"
Menjumpai Loo-sam berhenti dan menantang perang, mau
tak mau Pek-Si-Tok-Shu-Kiang Tiang Koei serta Hian In-Tok-
shu-cia ie ciong ikut berhenti berlari, mereka sama2
menggabungkan diri jadi satu.
"Heeee....heeee.....lebih baik jangan banyak tingkah jangan
dikata bertarung sebanyak tiga ratus gebrakan, untuk
menghadapi sebuah jari kelingkingku pun kau sudah tak
sanggup, "
sewaktu pihak lawan mengucapkan kata2 itu, dengan sebat
tiga bersaudara itu putar badan, sekarang mereka dapat
saksikan kurang lebih lima depa dihadapannya berdirilah
searang kakek tua yang tinggi besar dan gemuk.
Wajah orang itu sangat dikenal oleh tiga manusia beracun,
begitu menjumpai bahwasanya pihak lawan bukan lain adalah
sikakek gemuk mereka sama2 menjerit kaget, bagaikan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

terpagut ular beracun air muka mereka bertiga, sama2
berubah hebat.
Kiranya orang itu bukan lain adalah si kakek gemuk yang
hendak dicengkeram Han Peng-tok-shu sewaktu berada
dirumah makan dalam kota Hoei-swie siang tadi.
orang itu menyusul datang dengan kencangnya, tak usah
ditanya bisa diduga maksud kedatangannya tentu hendak
mencari balas.
"Mengherankan kalau benar orang ini memiliki ilmu silat
yang sangat lihay, kenapa ia sama sekali tidak menunjukan
tanda2 hendak berkelit ataupun menghindar sewaktu aku
hendak mencengkeram batok kepalanya??" pikir Han-Peng
Tok-shu Chin Teng san dengan hati tercengang. "Aku tidak
percaya kalau batok kepalanya lebih keras daripada baja."
Karena punya pikiran demikian, tak tahan lagi dengan
perasaan ingin tahu ia lirik sekejap batok kepala sikakek
gemuk yang gede dan aneh itu.
Agaknya orang itu bisa menebak apa yang sedang
dipikirkan chin Teng san, kembali ia tertawa seram, sembari
gelengkan kepalanya ia berkata:
"Bocah keparat dengan andaikan ilmu silat kucing kaki tiga
mu, kau anggap bisa mengganggu atau merusak seujung
rambut loohu?? Hmm jangan bermimpi disiang hari bolong.
Terus terang kuberitahu kepadamu, pagi tadi kalau bukan
Sian-Hen-It-Kiam keparat cilik she-Tauw itu menolong
selembar jiwamu Hmm Hmm saat ini mungkin tulang
kerangkamu pun sudah punah sama sekali"
Biauw-Kiang sam-Tok atau tiga manusia beracun dari
wilayah Biauwjadi merasa geli habis mendengar ucapan itu.
mereka merasa sikakek gemuk ini telah membalikan
kenyataan, tidak lebih ia hanya main gertak sambal sembari
mengibul. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bagaimana dalam kenyataannya? seperti apa yang
diucapkan sikakek gemuk itu. jikalau waktu itu sian-Hee-It-
Kiam Yauw Kie tidak melancarkan serangan memaksa Han-
Peng Tok shu mundur ke belakang, asal jari tangan chin Teng
san menempel sedikit saja diatas rambutnya, maka bagaikan
kena listrik bertegangan tinggi ia akan mati binasa dalam
keadaan mengerikan, dalam sekejap mata tubuhnya akan
punah tinggal segumpal darah kental.
Bagaimana bisa begini? dan apa alasannya? dalam cerita
selanjutnya akan diterangkan lebih jauh.
Dalam pada itu rasa takut yang menyerang hati tiga
manusia beracun sudah lenyap bebefapa bagian, teringat
mereka tiga bersaudara terdiri dari jago-jago lihay, bahkan
tercantum pula sebagai anggota sepuluh manusia sesat dari
kolong langit yang disegani tokoh silat baik dari golongan
hitam maupun dari golongan lurus, sekarang apabila harus
merasa ketakutan bagaikan tikus ketemu kucing Bukankah
keadaan itu sangat memalukan ??
Lagi pula walaupun dikatakan sikakek gemuk ini memiliki
kepandaian silat yang sangat lihay, dengan gabungan mereka
bertiga apa yang perlu ditakuti lagi.
Kemungkinan besar bangsat ini cuma andaikan ilmu
langkah serta ilmu meringankan tubuhnya yang rada aneh
hendak menggertak mereka, kalau tidak kenapa ia t idak turun
tangan terhadap mereka bertiga ? tentu ia punya rencana
hendak menakut-nakuti mereka bertiga sampai kehabisan
tenaga, setelah itu baru menggunakan kesempatan itu turun
tangan membereskan mereka.
seandainya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki benar-
benar dahsyat, kenapa ia tidak meloncat melampaui mereka
kemudian menghadang perjalanan mereka ?? kenapa ia selalu
hanya menguntit saja dari belakang ?? Berpikir sampai disitu
Pek-si-Tok-shu Kiang Tiang Koei merasa apa yang diduga tak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bakal salah lagi, semangat, kemantapan serta keberaniannya
pulih kembali seperti tempo dulu, ia segera tertawa seram.
"siapakah anda??" ia menegur. "Kami tiga bersaudara sama
sekali tidak bermusuhan dengan dirimu, hubungan kita
bagaikan air sungai yang tidak mengganggu air sumur apa
sebabnya kau menguntil terus tiada habisnya? haruslah kau
ketahui kami tiga manusia beracun dari wilayah Biauw bukan
manusia yang bisa diganggu dan diremehkan seenaknya" si
kakek gemuk itu sama sekali tidak naik pitam, ia malah
tertawa tergelak.
"Nah begitulah baru mirip seorang jagoan kangouw, ketika
kujumpai keadaan kalian macam cucu kura2 yang tak berani
nongolkan kepala serta macam kijang yang lari ketakutan,
hatiku jadi ikut dongkol Hmmm, masa seorang jagoan
kenamaan kok nyalinya sekecil nyali tikus sungguh
memalukan"
Bicara sampai disitu ia lantas geleng2kan kepalanya dan
melanjutkan:
"Mengenai nama besar dari aku siorang tua jangan dikata
kalian, meskipun sucouw mu yang sudah modar Pek-Tok-
Tong-cu atau si-jejaka seratus racun Lie In muh masih harus
sebut aku sebagai Lo-Couw Cong, coba katakan kalau sesuai
tidak untuk tanya namaku?",
Ia merandek sejenak. kemudian terusnya: "Membicarakan
saal hutang piutang yang kalian buat tadi pagi, yang kalian
bunuhkan orang lain, sedang akupun bukan hamba negeri,
apa perlunya aku ikut campur sama saja" seraya menuding
kearah Han-Peng-Tok-shu Chin Teng san serunya:
"Keparat cilik ini hendak bikin sebuah jendela diatas batok
kepalaku, secara bagaimana kau bisa katakan kalau hubungan
kita bagaikan air sungai yang tidak mengganggu air sumur??" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sewaktu berbicara, sikakek gemuk itu geleng2kan
kepalanya, sehingga ludah muncrat kesana kemari persis
hujan gerimis disiang hari bolong.
semula Pek-si-Tok-shu Kiang Tiang Koei serta Hian-Im-Tok-
shu Cia le Chong merasa terperanjat sewaktu mendengar
pihak lawan mengetahui asal usul perguruannya, tapi dengan-
cepat merekapun berpikir:
"Aaaah benar, tadi kami sudah sebutkan gelar kami sebagai
Tiga manusia beracun dan Wilayah Biauw, sebagai jago-jago
kenamaan dalam dunia persilatan sudah sepantasnya kalau
kakek gemuk ini bisa menduga siapakah nama kakek guru
kami dan berasal dari perguruan manakah kami ini".
Karena punya pikiran demikian, kedua orang itupun tidak
pikirkan persoalan ini lebih mendalam lagi.
Kan-Peng Tok-Shu chin Teng san hatinya panas, sebagai
orang yang berhati kejam dan buas, ia tak tahan dihina terus-
terusan, sambil tertawa seram badannya meluruk kedepan,
sepasang lengan dengan salurkan hawa beracun, Han-Peng
Tok-Kang segera didorong kedepan.
orang ini berniat membinasakan sikakek gemuk itu dalam
sekali gebrakan, maka dari itu tenaga beracunnya dikerahkan
hingga mencapai delapan bagian, kehebatannya benar-benar
laksana angin puyuh membelah bumi, begitu dahsyat sampai
daun, debu dan pasir beterbangan di angkasa.
Dengan cepat sikakek gemuk itu menyingkir kebelakang,
sambil gelengkan kepalanya yang-gede dan aneh itu
gumamnya:
"Waaah..... waaah....bahaya, bahaya sekali kalau sampai
dibiarkan pukulan Racun es ini bersarang dibadan, seluruh
cairan darah dalam badan akan membeku. Eeeee....bukan
main tersiksanya kalau sampai begitu....Hiiiii ngeri." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sambi l berteriak ia lantas angkat kaki lari dari situ. ilmu
meringankan tubuhnya benar2 hebat, dalam sekejap mata ia
sudah berada dua puluh tombak jauhnya dari tempat semula.
Menyaksikan sikakek gemuk itu kabur ter-birit2, tiga orang
manusia beracun itu jadi kecewa segera pikirnya.
"Sialan.... makinya, ternyata si tua bangka celaka itu tidak
lebih cuma macan2an dari kertas, bisanya cuma main gertak
sambal belaka ....Huuu.,..sialan benar"
Tanpa terasa lagi kejadian barusan terbentang kembali
didepan mata, teringat betap angenesnya sewaktu melarikan
diri ter-birit2 tadi, dari malu mereka jadi gusar, begitu sakit
hati ketiga orang ini sampai ingin menguliti kakek sialan itu
kemudian menggigit dagingnya keras2.
Mereka bertiga sama2 membentak keras bagaikan anak
panah yang terlepas dari busur segera melesat kedepan
mengejar sikakek gemuk yang sudah ngacir lebih duluan.
Kakek gemuk itu lihay juga, meskipun tiga manusia
beracun dari wilayah Biauw telah kerahkan segenap tenaga
yang dimiliki-nya, ilmu meringankan tubuh sudah digunakan
mencapai puncaknya, namun jarak diantara mereka masih
tetap seperti sedia kala.
Beberapa tebing telah dilewati, beberapa puncak sudah
dilampaui tapi yang paling menjengkelkan adalah sikakek
gemuk itu tetap bergerak dengan ringannya mengikuti
hembusan angin, mereka bertiga cuma bisa melihat tak bisa
menyusul orang. Diam2 mereka bertiga jadi mendongkol,
pikirnya. "Hmm aku tidak percaya kalau tak dapat menyusul
dirimu"
Mereka segera kerahkan ilmu meringankan tubuh Pat-Poh-
Kan-san yang jarang sekali digunakan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Para pengejar laksana sambaran kilat berkelebat kedepan,
orang yang dikejar masih tetap seperti sedia kala bergerak
lenggang2 kangkung seenaknya saja.
Tidak lama kemudian sikakek gemuk itu telah menerobos
masuk kedalam sebuah lembah hingga dilihatnya tiga manusia
beracun itu masih mengejar tiada hentinya ia lantas berpaling
dan tertawa nyengir.
Melihat diri mereka diejek, ketiga orang itu jadi naik pitam.
"Hmm, akan kulihat kau hendak lari ke mana?" pikir mereka
didalam hati.
Dalam sekejap mata tiga manusia beracun secara beruntun
telah meloncat masuk kedalam lembah, tapi secara mendadak
bayangan sikakek gemuk itu telah lenyap tak berbekas.
Tidak temukan jejak musuhnya ada disana Hian-Peng Tok-
Shu Chin Teng San betul2 sangat murka, ia tak tahan dan
mulai berkaok2 memaki kalang kabut:
Dalam pada itu Pek-si-Tok-shu-Kiang-Tiaag Koei
mengawasi keadaan disekelilingnya. tiga penjuru merupakan
dinding tebing yang tinggi menjulang keangkasa, tegak lurus
dan curam sekali, kiranya lembah tersebut merupakan sebuah
lembah buntu.
Belum berhasil ditemukan apa sebabnya bayangan sikakek
gemuk itu bisa lenyap secara tiba-tiba, Hian-Im-Tok-Shu-cia le
chong telah kerutkan sepasang alisnya seraya berkata:
"Loo-toa, bajingan itu pancing kita masuk kedalam lembah,
apakah ia mempunyai rencana keji terhadap kita orang??"
"Loo-jie, kau tak usah ragu-ragu dan menduga yang bukan-
bukan, digeledah saja " dengus Han-Peng-Tok-Shu Chin Teng
san tidak sabaran- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bersamaan dengan selesainya ucapan tersebut, tubuhnya
segera berkelebat kearah lembah untuk melakukan
penggeladahan.
Pek-Si-Tok-Shu serta Hian-Im-Tok-Shu sama sama merasa
tindakan Loo-sam rada gegabah, meski demikian mereka ikuti
juga tindakan saudaranya, masing-masing berpisah pada dua
arah yang berhadapan untuk mulai dengan penggeledahan
mereka.
Ketiga orang itu sudah menjelajahi hampir seluruh lembah,
namun belum juga menemukan bayangan dari sikakek gemuk
itu, dalam keadaan putus asa akhirnya mereka bertiga kumpul
diatas sebuah batu cadas.
Pada saat itulah mendadak terdengar suara gelak tertawa
berkumandang keluar dari celah celah tebing kemudian
menggema dan memantul dalam seluruh lembah, sehingga
dalam waktu singkat seluruh angkasa telah dipenuhi oleh
gelak tertawa sikakek gemuk itu.
"Keparat itu sedang main setan, kita jangan sampai
terperangkap " seru Siracun ketiga dengan alis berkerut.
Pek-Si-Tok-Shu mengelus jenggotnya, setelah berbatuk ia
berteriak:
"Hey sahabat. Tadi kau mentertawakan kami tiga
bersaudara, sekarang bukankah kau sendiri pun main
sembunyi macam cucu kura- kura ??"
"Bukankah aku si orang tua berada sama-sama kalian tiga
orang keparat cilik telur busuk??......"
Kembali suara itu muncul dari belakang tubuh mereka,
ketika ketiga- orang manusia beracun itu berpaling maka
tampaklah sikakek gemuk yang punya kepala besar, aneh lagi
licin sehingga memantulkan sinar tajam itu sudah berdiri di
belakang mereka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setengah harian dipermainkan terus oleh sikakek gemuk
itu, lama kelamaan tiga manusia beracun dari wilayah Biauw
tidak kuat menahan diri, perut mereka terasa hampir meledak
bertemu dengan musuh bebuyutan sepasang mata kontan
merah membara.
Ketiga orang itu sama-sama membentak keras, enam buah
telapak berbareng melancarkan pukulan yang dahsyat
bagaikan gulungan angin puyuh menyapu jagad, dengan
disertai desiran tajam serta bau busuk bangkai segera
menerjang kearah dada lawan.
Tenaga serangan itu datangnya memang sangat dahsyat,
tetapi cukup sikakek gemuk itu kebaskan tangannya kedepan,
serangan yang begitu dahsyat tadi seketika lenyap tanpa
bekas.
"Haa haaa....,haaa keparat cilik, ayoh tambah tenaga lagi,
kalau curra begini mana bisa mengapa apakah diri Loohu ??"
jengek nya sambil tertawa tergelak.
Menyaksikan kehebatan lawan, ketiga orang manusia
beracun itu jadi amat terperanjat. Pek-Si-Tok-Shu melirik
sekejap kearah rekan rekannya kemudian pada saat yang
bersamaan ketiga orang itu sama sama membuat gerakan
setengah lingkaran busur didepan dada......
Braak enam buah bayangan telapak serempak didorong
kedepan, tiga macam hawa pukulan beracun yang maha
dahsyat dengan bergabung jadi satu garis lurus laksana
gulungan ombak ditengah samudra serta mengiringi sambaran
geledek sekali lagi menggasak keluar. "Aduuuh...." jerit
sikakek gemuk sambil sipitkan matanya.
"Braaak.. diiringi getaran keras tubuhnya yang besar lagi
gemuk itu segera tergulung angin pukulan tersebut dan
mencelat ke tengah angkasa.
Melihat lawannya terpental, tiga manusia beracun sama2
tertawa tergelak, suara mereka keras dan seram, seluruh rasa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mangkel. dongkol dan marah yang selama ini berkumpul
dalam dada segera tersalurkan semua.
Dalam perkiraan ketiga orang itu... sikakel gemuk itu tentu
bakal menemui ajalnya termakan serangan beracun itu.
Sebab mereka sadar tiga macam ilmu pukulan beracun
yang mereka gunakan merupakan pukulan beracun yang
maha dahsyat, siapapun tokoh sakti dalam dunia persilatan
dewasa ini tak ada yang sanggup menahannya, jangan dikata
pukulan beracun itu sendiri, cukup tenaga gabungan tiga
orang pun sudah mencapai empat lima ribu kati, tenaga
sebesar itu cukup untuk menggetar hancur isi perut
seseorang.
Sungguh tak nyana seorang tokoh sakti dunia persilatan
yang memiliki ilmu silat maha lihay harus menemui ajalnya
ditangan mereka tiga bersaudara tanpa mengerti duduknya
perkara, kejadian ini sedikit banyak patut disayangkan.
Tapi ingatan lain segera berkelebat memenuhi benak
mereka, siapa suruh orang itu tidak tahu diri dan mengganggu
terus sampai menggusarkan kami....
Walaupun dalam hati tiga manusia beracun dari wilayah
Biauw berpikir demikian, sepasang matanya sama sekali tidak
berhenti memandang arah jatuhnya korban mereka.
Tampak tubuh sikakek gemuk itu berjumpalitan dan
berguling tiada hentinya ditengah udara, rambutnya yang
putih berkibar ditiup angin, dengan kaki diatas kepala dibawah
tubuhnya terbanting jatuh keatas tanah, keadaannya persis
dengan sebiji labu masak..... Kekejaman tiga manusia beracun
ini sungguh melebihi harimau lapar, karena takut si kakek
gendut itu belum putus nyawa, sewaktu tubuh korban mereka
terbanting keatas tanah, secara serentak enam buah
bayangan telapak kembali berkelebat menambahi dengan
sebuah pukulan dahsyat lagi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kejadian aneh tiba2 berlangsung didepan mata, sikakek
gemuk yang diduga pasti akan menemui ajalnya itu mendadak
berteriak keras: "Aduuuh mak, mati aku....."
sepasang lengan dikebaskan ditengah udara tenaga
serangan yang menggulung kearahnya mendadak lenyap tak
berbekas.
Tiga orang manusia beracun itu jadi terkesiap. sukma
mereka terasa bagaikan melayang dari badan- Pek-si-Tok-Shu-
Kiang-Tiang Koei segera menghardik lirih.
"Angin kencang berhenti"
Tiga sosok bayangan biru laksana anak panah lepas dari
busur segera berkelebat kete-ngah lembah.
Terdengar sikakek gemuk bersuit nyaring, suaranya tinggi
melengking bagaikan jeritan kuntilanak ditengah malam buta.
Bersamaan dengan jeritan tersebut bayangan hitam segera
beterbangan dari seluruh penjuru lembah, suara cicit serta
raungan aneh bergema amat ramai, suasana ketika itu sangat
hiruk-pikuk dan menusuk pendengaran.
Empat, lima belas tombak sekeliling mulut lembah, secara
mendadak muncul ular beracun, tokek beracun, cicak beracun,
laba2 beracun, kelabang terbang serta tawon hitam sekalian
ber-juta2 macam binatang beracun mengerumuni seluruh
permukaan tanah, begitu dahsyat sehingga permukaan
langsung menghitam bagaikan permadani alam. suatu
pertemuan pelbagai binatang beracun yang paling dahsyat
selama ratusan tahun belakangan.
Tiga manusia beracun dari Wilayah Biauw adalah seorang
ahli dalam ilmu beracun, mereka sadar binatang-binatang itu
sangat berbisa, asalkan kena ditempeli niscaya akan mati
binasa.
Mereka jadi terperanjat dan pecah nyali, dengan hati kebat
kebit segera mengundurkan diri dari situ. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

" Keparat keparat cilik, setelah kalian datang kelembah
Cian-Cang-Kek ku kenapa buru buru hendak pergi?? bukankah
kalian disebut orang tiga manusia beracun dari Wilayah Biauw,
kenapa musti takut dengan binatang binatang cilik yang tak
berarti itu ??.."
Bicara sampai disitu, ia lantas mengelus jenggotnya yang
terurai sepanjang dada. sambil goyang kepala terusnya:
"sekarang siang hari telah tiba, eeeei keparat cilik sekalian,
kemarin kalian sudah berlarian sepanjang malam, pagi inipun
belum sarapan, apakah perut kalian tidak merasa lapar?? aku
telah mempersiapkan perjamuan selaksa racun untuk
menghormati kalian tamu tamu agung kalau dikatakan,
bukankah santapan lezat ini merupakan hidangan ist imewa
buat dirimu ?? "
Tidak menanti orang itu menyelesaikan kata-katanya tiga
manusia berbisa segera putar badan menghadap kearah
sikakek gemuk itu mereka sadar telah bertemu dengan
seorang tokoh silat maha sakti, tiada harapan lagi buat
mereka bertiga untuk loloskan diri, karena itu tak rasa lagi air
muka mereka berubah hebat, perasaan jeri,ngeri dan berduka
meliputi seluruh wajahnya.
Walaupun Tiga manusia beracun dari Wilayah Biauw
tersohor dalam dunia persilatan karena ilmu berbisanya, tetapi
kepandaian yang mereka kuasai terbatas sekali. Alasannya
sewaktu belum lama mereka masuk perguruan dan belajar
ilmu dari gurunya, Tok Nio-cu suhu mereka secara tiba tiba
mati dibunuh musuh bebuyutannya, oleh karena itu
kepandaian yang mereka dapatkan terutama dalam ilmu racun
mereka belum menguasai terlalu mendalam.
Dalam keadaan ilmu yang terbatas, jangan dikata
mendahar binatang2 beracun, untuk menangkap makhluk
makhluk berbisa inipun mereka masih ragu ragu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Melihat keadaan terkepung, merasakan pula kepandaiannya
tidak ungguli orang. Terpaksa Peks si-Tok-shu Kiang
merasakan pula kepandaiannya tidak ungguli orang, terpaksa
Pek-si-Tok-shu Kiang Tiang Koei maju kedepan sembari
menjura, katanya:
"Tak nyana cianpwee seorang tokoh maha sakti dari dunia
persilatan, boanpwee sekalian punya mata tak berbiji, apabila
perbuatan perbuatan kami sebelumnya telah melanggar serta
berbuat dosa kepada cianpwee, harap cianpwee sudi kiranya
untuk memafkan."
si Kakek gemuk itu t idak menggubris atas ucapan tersebut,
kembali ia tertawa terkekeh kekeh.
"Pepatah kuno mengatakan : Tuan Rumah tidak dahar,
tetamu tak akan minum haa ....haa....haa....agaknya aku yang
menjadi tuan rumah harus bergerak dahulu baru tetamu
tetamuku mau ikut mencicipi perjamuan selaksa Racun ini ".
Bicara sampai disitu ia lantas merogo ke-dalam sakunya
dan ambil keluar sebuah botol arak yang terbuat dari porselen
serta sebuah cawan yang menyiarkan cahaya tajam, katanya
kembali:
" Keparat cilik sekalian, arak ini merupakan arak simpanan
Bunga Merah Ciang-Hong-I-Hua yang dibuat setelah dicampuri
rumput pemutus usus serta pelbagai jenis bisa bisa yang
hebat. siapa saja yang meneguk arak ini maka dia akan selalu
awet muda, tidak mempan terhadap serangan beracun
badannya bertambah gemuk dan pikirannya bertambah
terbuka, mari mari, mari kita keringkan secawan."
sembari gelengkan kepalanya berulang kali ia buka tutup
botol arak tadi dan menuangnya kedalam cawan, arak tadi
warnanya hijau gelap dan baunya amis sekali.
seandainya sikakek gemuk itu tidak mengatakan dari bahan
apa saja arak tersebut dibuat, tiga manusia beracun dari
wiiayah Biauw tentu akan sambuti pemberian arak itu dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

senang hati . tapi kini setelah mengetahui arak itu terdiri dari
pelbagai macam jenis racun yang lihay, mereka tak berani
menyambutnya.
Kembali sikakek genuk itu angsurkan cawan araknya
kepada tiga orang itu, tiga manusia beracun dari wilayah
Biauw mundur berulang kali kebelakang dengan ketakutan.
"Boanpwee sadar bahwa rejeki kami tipis sekali, lebih baik
arak kehormatan itu menikmati sendiri saja buat Loocianpwee"
katanya.
Memandang tiga orang tetamunya yang berdiri dengan
wajah likat, sikakek gemuk itu kembali tertawa tergelak.
"Tiga sahabat cilikku yang terhormat kalau kalian tidak
doyan minum arak. silahkan mencicipi sayur serta hidangan
lezat ini"
saat ini keempat orang itu sudah saling berubah sebutan
bagi lawannya, rasa permusuhanpun makin lama semakin
hilang.
Bersamaan dengan selesainya ucapan sikakek gemuk itu,
sepasang tangannya menyambar kedepan menangkap seekor
ular berbisa yang bentuk badannya kecil dan bersisik kuning
emas serta seekor labal beracun.
Bagaikan makan bak-pao saja orang tua gemuk itu
masukkan laba2 beracun tadi kedalam mulut lantas dikunyah
dengan penuh rasa nikmat, pemandangan yang sangat
mengerikan ini membuat tiga bersaudara tersebut jadi
bergidik dan merasa hatinya tidak tenteram.
selesai mengunyah laba2 beracun, kembali ia robek robek
badan ular racun bersisik emas itu, lalu sepotong demi
sepotong dimasukkan kedalam mulut, dikunyah dan ditelan
dengan lezatnya, darah amis segera muncrat menodai seluruh
mulutnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Begitu nikmat siorang tua gemuk itu mengunyah santapan
ist imewanya, membuat Pek si-Tok-shu Kiang Tiang Koei serta
Hian-Im Tok-Shu Cia le Chong berdua yang menyaksikan jadi
muak hampir2 saja mereka muntah, sepasang alis dikerut
kencang.
Han-Peng-Tok-Shu chin Teng-san adalah seorang bodoh
yang tak pernah menggunakan akalnya, sejak tadi perutnya
sudah keroncongan minta diisi. sekarang melihat sikakek
gemuk itu menikmati santapannya dengan begitu lezat, dalam
hati ia lantas berpikir:
"Begitu nikmat ia sikat hidangan ist imewa tersebut se-
akan2 masakan yang lezat. Ehmm.... mungkin binatang jelek
itu memang rasanya nikmat, daripada menanggung rasa lapar
yang menyiksa badan, kenapa aku tidak ikut mencicipi? taruh
kata akhirnya aku mati keracunan rasanya jauh lebih baik
daripada mati jadi setan gentayangan"
Karena punya pikiran demikian, ia lantas maju kedepan dan
menyambar seekor kadal beracun yang panjangnya satu depa,
kemudian sambil pejam mata dimasukkan kedalam mulut dan
mulai dikunyah. Ternyata rasanya segar, gurih dan nikmat
sekali. Tak tahan lagi segera ia mendongak dan tertawa ter-
bahak2.
"Haaa haaaa....bagus bagus sekali, Loo-toa, Loo-jie, ayoh
cepat sikat binatang2 jelek itu Waaah....rasanya sungguh
segar, gurih dan nikmat."
Dalam menghadapi masalah apapun, yang paling ditakuti
adalah tak adanya orang yang sudi buka jalan. setelah Loo-
sam berkaok-kaok dengan penuh kegirangan, Pek-si-Tok shu
serta Hian-Im-Tok-shu segera ikut berebut maju, menyambar
binatang-binatang berbisa itu dan dikunyah dengan penuh
kenikmatan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

setelah dilihatnya ketiga orang itu saling berebut mendahar
binatang-binatang beracun yang dihidangkan, kembali sikakek
gemuk itu gelengkan kepalanya berulang kali.
"Nah beginilah baru bisa disebut sebagai anak murid
perguruan Ciat-Tok-Bun yang tersohor itu Ehmmm.
Keberanian serta kenekatan kalian memang masih patut
dipuji".
Mendengar mereka dipuji-puji oleh sikakek gemuk itu, tiga
manusia beracun-dari Wilayah Biauw ini jadi kegirangan
setengah mati.
Tengah mereka sedang bergembira, mendadak dari tengah
lembah berhembus datang angin keras yang membawa bau
amis, disusul segulung bau harum semerbak menyambar
datang menusuk hidung, dari balik lembah Cian-Ciang-Kok
muncullah kabut yang segera membentuk jadi segumpal awan
tebal.
Dibawah sorotan sinar matahari, kabut tersebut
memancarkan cahaya keemas emasan tiba tiba meluncur
turun dari tengah udara bagaikan sebutir peluru, lalu
menyebar ke empat penjuru lambat-lambat, diantaranya ada
yang menggumpal laksana sebuah roda kereta yang secara
tiba-tiba merekah dan memancarkan lima buah warna warni
bagaikan bianglala, bau harum semakin tebal dan menyebar
ke seluruh penjuru lembah.
"Aaah kabut beracun Huang-Mao-Ciang" teriak Pek-si-Tok-
Shu Kiang Tiang Koei dengan hati terperanjat.
Mendengar seruan itu air muka Hian-Im-Tok-Shu Cia Ie
Chong berubah hebat, sementara Han-Peng-Tok-shu-Chin
Teng san sembari mengusap kering darah amis yang ber-
pelepotan diujung bibir bertanya:
"Loo-toa, apa sih yang disebut kabut beracun Huang-Mao-
Ciang itu?? kenapa membuat Loo-jie jadi ketakutan setengah
mati?". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Menyaksikan kebodohan Loo-sam mereka yang sama sekali
tak paham apa yang disebut kabut beracun Huang-Mao-Ciang,
Pek-Si-Tok Shu menghela napas lirih.
"Habislah sudah Aaaaaai tak nyana lembah Cian-Ciang-Kok
merupakan tanah kubur bagi kita tiga bersaudara. Loo-sam
selamanya kau tak pernah pikirkan masalah apapun kedalam
hati, sekarang akan kuberitahukan kepadamu dan lain kali tak
usah tanya lagi. Menurut ilmu pengetahuan kabut beracun
adalah suatu gas jahat yang sering muncul didalam hutan,
dipuncak gunung ataupun didalam lembah. Kabut macam
begini banyak sekali terdapat dipropinsi In-Lam serta Koei-
Cioe.
Sepanjang tahun semuanya ada empat macam kabut,
Dimusim semi kabut itu disebut kabut Rumput hijau atau Cing
Cau Ciang. Dimusim panas kabut itu disebut kabut bunga
Hwee kuning atau Huang Bwee Ciang, dimusim gugur kabut
itu disebut kabut Padi Baru atau Sim Hoo Ciang disamping itu
masih ada pula kabut-kabut beracun yang bernama kabut
bunga Tauw atau Tauw- Hoa- Ciang, kabut bunga seruni atau
Kiok- Hoa-Ciang, kabut bunga Koei atau Koei- Hoa-Ciang serta
nama-nama lain yang aneh ".
Pek Si-Tok-Shu masih ingin meneruskan kata-katanya,
namun dengan cepat Hiaa-Im Tok-Shu menarik ujung baju
loo-toa nya sembari berbisik: "Cepat lihat "
Tampak sikakek gemuk itu sedang pentangkan mulutnya
lebar2, kabut beracun lima warna yang sedang me-layang2
diudara dengan cepat terhisap dan meluncur masuk kedalam
mulut nya semua, dengan tenang kakek gemuk itu menelan
asap beracun tadi dan dinikmati dengan penuh kenikmatan-
Tiga manusia beracun yang menyaksikan peristiwa itu jadi
terbelalak dan berdiri melongo, pikir mereka. "Kepandaian
apakah ini?"
Tak tahan lagi diatas tiga lembar wajah mereka yang jelek
terlintaslah rasa kagum dan salut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tidak selang seperminum teh kemudian, si kakek gemuk itu
sudah habis menghisap seluruh kabut beracun yang melayang
diatas lembah itu kedalam perutnya, menjumpai wajah tiga
manusia beracun yang demikian mengenaskan, ia jadi geli dan
tertawa ter-kekeh2.
Bersamaan dengan melebarnya mulut sikakek gemuk itu,
serentetan cahaya emas mendadak meluncur keluar bagaikan
anak panah terlepas dari busur, pohon serta tumbuhan yang
ada dua tombak dihadapannya mendadak jadi layu, daun
ranting berguguran kemudian matilah pohon tersebut.
Apa yang barusan didemontrasikan benar2 merupakan
suatu kepandaian yang tak pernah dijumpai selada hidup
ketiga orang beracun ini, meski merekapun ahli dalam ilmu
pukulan beracun, namun tak ada yang mengira bahwa
dikolong langit ada orang yang bisa melancarkan serangan
mautnya lewat tiupan mulut.
Tiga manusia beracun dari Wilayah Biauwjadi sangat
kagum dan takluk benar-benar, mereka anggap sikakek
gemuk ini sebagai malaikat yang baru turun dari nirwana.
Bukan begitu saja, saking kagumnya ketiga orang itu,
mereka sama-sama berlutut diatas tanah, menjalankan
penghormatan besar dan mohon sikakek gemuk itu sudi
kiranya mewariskan kepandaian maha saktinya kepada
mereka.
Mendengar permintaan ketiga orang itu, air muka sikakek
gemuk itu mendadak berubah jadi serius. Katanya:
"Loohu adalah ciangbunjien keturunan ketiga dari
perguruan Ciat-Tok-Bun. tempo dulu orang-orang sebut aku
sebagai Ban-Tok-Ci-ong atau Maha Raja Laksa Racun. Karena
tiap hari terjerumus dalam menyelidiki ilmu racun dan pukulan
racun maka selama seratus tahun ini tak pernah munculkan
diri kembali dalam dunia persilatan menanti ilmu silat Ban-tok
Koei-Tiong yang loohu latih telah mencapai puncak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kesempurnaan, anak murid dari perguruan Cian-Tok-Bun telah
punah dan tiada jejaknya lagi."
"Beberapa waktu berselang aku baru berhasil temukan
kembali jejak dari kalian tiga ekor binatang tolol, ternyata
kepandaiai mau pun pengetahuanmu dalam hal ilmu beracun
sangat cetek sekali, bukan saja amat cetek bahkan sama
sekali tiada berarti, kalian tidak lebih cuma bikin malu nama
besarku saja. Hmmm mulai ini hari kalian harus berdiam
dilembah selaksa kabut ini dan berlatih lebih giat, pelbagai
ilmu beracun akan kuwariskan kepada kalian. Tapi kalian
harus perhatikan selama berlatih kepandaian kalian dilarang
keluar dari mulut lembahku ini barang setengah langkahpun,
apakah kalian sanggup melakukannya???"
Tiga manusia beracun dari wilayah Biauw segera jatuhkan
diri berlutut diatas tanah, sahutnya serentak:
"Anak murid keturunan kesepuluh menjunjung tinggi semua
titah yang diucapkan Couw su tecu sekalian akan mentaati
dengan setia."
00000000

Jilid 9
SEMENJAK pertempuran dipuncak Pek-Yan-Gay yang
terletak digunung in-Boe San dalam propinsi Koei-chiu untuk
memperebutkan peta mustika dari kitab pusaka Yoe Leng pit
Kip. dalam sekejap mata dua tahun telah lewat.
selama dua tahun ini dunia persilatan benar2 merasakan
ketenangan yang luar biasa, meski ada terjadi bentrokan2
kecil namun semuanya merupakan pertarungan tak berarti,
sepanjang masa keheningan tak sekalipun muncul perist iwa
hebat yang menggemparkan.
Tentu saja selama beberapa waktu ini banyak jagoan dari
kaum Liok-lim yang bermunculan, tidak ketinggalan pula jago2 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

muda dari kaum pendekar bermunculan disana-sini bagaikan
jamur dimusim hujan.
Antara golongan Hek-to serta golongan Pek-to sepanjang
jaman memang selalu bermusuhan bagaikan air ketemu api,
walaupun tak bisa dihindari pertarungan2 yang menimbulkan
bencana kematian, boleh dikata perist iwa tersebut bagaikan
riak gelombang kecil ditengah samudra luas, tidak berharga
untuk diungkap.
setahun kembali sudah lewat, perkumpulan Im-Yang-Kauw
yang terkenal akan kekuatan serta pengaruh besarpun tiada
kabar beritanya, se-akan2 mereka punah tanpa sebab hilang
lenyap dari muka bumi bagaikan uap di-siang hari...
Bukan begitu saja, bahkan para tokoh silat dari kalangan
Hek-to yang punya nama tersohor seperti: Tiang-Pek-Siang-
Hiong atau sepasang orang gagah dari gunung Tiang-Pek-san,
cin-Nia-su-Cay atau Empat srigala dari bukit Chin-Nia, Boe-san
sam-sioe atau Tiga manusia-jelek dari gunung Boe-san, Hian-
Auw Tjhiet-Yan atau Tujuh Walet dari telaga Hian Auw, Bin-
Lam-Liok-Pa atau Enam Raja ganas dari Hokkian selatan, say-
Pak-Nao-Hiong atau lima manusia bengis diri gunung Lauw-
san serta Cenghay-Ang-Hoa-Touw too atau sipendeta
berambut merah dari Ceng hay pun tiada kabar beritanya,
mereka semua hilang dari peredaran Bulim.
Masih hidupkah manusia-manusia ganas serta iblis-iblis
bengis ini?? ataukah mereka sudah mati semua ?? tak
seorangpun yang tahu jelas. Atau mungkin mereka berkumpul
di suatu tempat dan sedang mempersiapkan suatu rencana
baru yang maha besar? siapapun tak berani menduga.
Ketenangan serta keheningan yang meliputi seluruh dunia
persilatan membuat Bu- lim Jie seng atau ada Rasul rimba
persilatan ikut lenyap dari keramaian oe-Lwee-Ngo-Khie atau
lima manusia aneh dari kolong langitcun bisa menggunakan
waktu senggang ini untuk berpesiar menikmati pemandangan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

indah serta bersenang-senang minum arak, main catur atau
cuma kongkouw-kongkouw belaka.
Dari pihak sembilan partai besar, seperti Siauw-lim-pay, Bu-
tong-pay, Hoa-san-Pay, Kun-lun-pay, Go-bie-pay, Khong-tong-
Pay, Thian-Cong-pay serta Heng-san-pay sama2 mengawasi
gerak gerik anak muridnya dengan ketat, mereka berusaha
untuk menghindari pelbagai bentrokan2 yang tak berguna.
sedangkan dari partai Im-san-Pay, Kiong-Lay-Pay, Pek-Hoo-
pay, Thian-Tay-pay, Hin-An pay, Tiang-pek-Pay karena
kekurangan anggota serta manusia2 berbakat, menggunakan
kesempatan ini mereka memupuk kader2 baru serta
memperlihay jago2 mereka yang bisa diandalkan untuk
menjaga keutuhan partai mereka masing2.
Makin tahun dunia persilatan berubah semakin hening
semakin sunyi dari tahun sebelumnya, begitu hening, begitu
sepi sehingga mendatangkan perasaan sumpek dan kesal
dihati setiap orang.
Pada mulanya si sastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng
masih tiada hentinya mengawasi gerak-gerik dari tokoh2 silat
kalangan, hitam, sejak para gembong iblis itu secara beruntun
mengundurkan diri dari dunia persilatan dan hilang lenyap dari
keramaian, iapun dapat hidup dengan bahagia dirumah
bersama kedua orang istrinya.
selama ini dari pihak Poei Hong walaupun belum
melahirkan seorang putrapun, dari Tonghong Beng Coe secara
beruntun telah melahirkan sepasang anak kembar, dengan
demikian iapun telah memberikan bibit menyambung
keturunan buat keluarga Hoo.
Pada waktu Hoo Thian Heng tinggal diluar kota Kay-hong
disana ia bangun sebuah perkampungan yang dinamakan
perkampungan pa In-san- cung letaknya tidak lebih dari satu li
dari induk rumah keluarga Tonghong. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Loo Hujien, Poei oeti Hoa amat menyayangi cucu luarnya,
maka ia lantas utus siauw Leng, siauw Lan, siauw Coei serta
siauw-Giok empat orang dayang untuk pindah kedalam
perkampungan Pa- In-san- cung, dimana mereka melayani
nonanya dengan seksama.
semua orang dibikin repot oleh empat orang bayi kembar
tersebut, sedangkan keempat orang bayi kembar tadipun
makin tumbuh makin menarik hati, membuat orang yang lihat
jadi ketarik dan menyenangkannya.
Keempat bocah itu semuanya lelaki, yang sulung diberi
nama In Boen dan In Boe sedang yang kecil diberi nama In
Jien serta In Gie. Hoo Thian Heng yang kini sudah jadi ayah
jadi kegirangan luar biasa, sebentar ia meraba yang ini
sebentar lagi membopong yang itu. sepanjang hari tersenyum
simpul terus, watak sombong, dingin, kaku serta tinggi hati
yang pernah diperlihatkan tiga tahun berselang kini sudah
lenyap tak berbekas.
Gian Liong Poocu Lie Kie Hwie serta isterinya siburung hong
Hijau Thio See sejak putri kesayangan mereka Lie Wan Hiang
bersama-sama dengan pendekar cilik Gong Yu mengikuti
sepasang Rasul Rimba Persilatan berangkat kelembah Leng-in-
Kok untuk belajar silat, setiap hari mereka merasa kesepian,
oleh karena itu set iap tahun mereka tentu mengunjungi
perkampungan Pa-In san-cung dan mertamu disana sampai
beberapa bulan lamanya.
Sikakek huncwee dari gunung Bong-san Yu Boepun merasa
kesepian, tapi ia pandai menghibur diri, sebagai seorang yang
suka merantau, ia selalu berkelana kesana kemari disamping
untuk hilangkan segala kemurungan-Boleh dikata diantara
jago2 lihay hanya dia seorang yang masih mengembara tiada
putusnya dalam rimba persilatan.
Suatu hari, ketika itu magrib telah menjelang datang
ditengah musim semi yang berhawa sejuk. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sang surya telah bersembunyi dibalik gunung, senja telah
menjelang datang. Ketua kampung perkampungan Pa-In-san-
cung, Ho Thian Hong ber-sama2 Cian-Liang Poocu- Lie- Kie-
Hwie yang kebetulan mertamu disana sedang berrjalan2 ditepi
sungai yang letaknya diluar perkampungan.
Air jernih mengalir dengan tenangnya rerumput nan hijau
tumbuh subur bagaikan permadani, bunga2 tumbuh semerbak
menyiarkan bau harum, pepohonan membuat suasana
bertambah rindang, menyambut sinar lembayung dari sang
surya yang bersembunyi di-balik bukit, pemandangan ketika
itu benar2 indah dan mempesonakan.
Lie Kie Hwie benar2 dibikin terpesona sampai ia berdiri ter-
mangu2, atau secara tiba2 ia dikejutkan oleh sampokan ujung
baju yang membelah angkasa, tampaklah Hoo Thian-- Heng
sedang berdiri ditepi sungai sambil pasang telinga
memperhatikan sesuatu.
"Keponakan Thian Heng, apakah kau telah menemukan
suatu perist iwa yang mencurigakan ??" segera ia bertanya
dengan nada tercengang. Hoo Thian Heng mengangguk.
"secara lapat2 boanpwe mendengar ada seekor kuda
sedang berlarian dari jalan raya berbelok menuju kearah
perkampungan kita dengan kecepatan laksana kilat."
sahutnya. "Aku rasa kehadiran orang ini tentu dengan
membawa berita yang penting."
Mendengar perkataan itu cian-Liong-PooCit segera ikut
pasang telinga untuk mendengar, sedikitpun tidak salah
terdengarlah suara keliningan serta derap kaki kuda yang
santar secara lapat2 berkumandang datang kira2 lima li dari
tempat ini. Hatinya jadi terperanjat. Pikirnya:
"Tenaga lweekang dari Thian Heng-te benar benar luar
biasa, tak kusangka dalam waktu singkat ia berhasil mencapai
kemajuan yang amat pesat. Agaknya berlatih ilmu silat yang
paling penting adalah bakat yang paling baik aku sudah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

banyak tahun berlatih giat, tapi sia2 belaka. Kepandaianku tak
dapat mengungguli kemampuan pemuda ini....."
sementara ia masih menghela napas dalam hatinya suara
keleningan tadi makin lama ber gerak semakin dekat, Dalam
sekejap mata penunggang kuda itu sudah mulai nampak
didepan mata.
Ketika kedua orang itu menjumpai siapakah penunggang
kuda tersebut, mereka sama2 perdengarkan jeritan kaget.
Kiranya orang itu adalah seorang kakek tua berusia enam
puluh tahunan, wajahnya persegi empat warna merah padam-
jenggot pendek menghiasi janggutnya dan memakai baju
warna abu-abu, ditangan kakek itu mencekal sebuah benda
yang panjangnya kira-kira tiga depa. Benda itu bukan cambuk
kulit melainkan sebuah pipa huncwee yang panjang lagi
berwarna hitam pekat.
Tak usah dipandang untuk kedua kalinya, siapapun akan
tahu bahwa orang itu bulan lain adalah sikakek huncwee dari
gunung Bong san, Yu Boe adanya.
Sepanjang hidup Bong-san-Yen-Shu paling gemar
berkelana dengan jalan kaki, jarang sekali ia menunggang
kuda, ini hari ia datang dengan terburu-buru bahkan
membedal kudanya secepat itu. kalau bukan menjumpai
perist iwa penting yang maha besar, tak bakalan ia berbuat
demikian-
"Ayoh cepat pulang " tak kuasa lagi kedua orang itu
berseru hampir berbareng.
Laksana anak panah teriepas dari busur, mereka enjotkan
badan dan melayang kearah perkampungan, menanti si kakek
Huncwee dari gunung Bong-san biru saja meloncat turun dari
atas pelana, Hoo Thian Heng serta Lie Kie Hwie telah tiba
didepan perkampungan dan menyambut kedatangannya
dengan hormat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Si kakek huncwee dari gunung Bong-san segera
menyerahkan kuda itu ketangan seorang pelayan, sebagai
seorang tetamu yang sering datang berkunjung, iapun tidak
memakai segala peradatan. Begitu turun dari kuda langsung
berjalan masuk kedalam kampung dan menuju keruang tamu.
Dalam pada itu ruang tamu terang benderang bermandikan
cahaya, ketika mereka bertiga melangkah masuk kedalam,
serentetan suara teguran yang merdu menggema
memecahkan kesunyian, kedua orang nyonya Hoo yaitu Poei
Hong serta Tonghong Beng Coe sambil menarik si burung
hong hijau Thio see telah muncul menyambut kedatangan
mereka.
Diantara sesama pendekar, tak pernah mereka bicarakan
tentang segala tetek bengek kesopanan maupun adat ist iadat.
Begitu ambil tempat duduk Hoo Thian Heng siketua kampung
perkampungan Pa-In-san-Cung segera menanyakan maksud
kedatangan siorang tua itu. "Yu Loocianpwe, apa sebabnya
kau datang kemari dengan ter-gesa2 macam diuber setan?"
Bong-san Yen-shu tidak langsung menjawab pertanyaan
tuan rumah, bagaikan sepanjang perjalanan tak pernah
menghisap huncweenya saat ini ia hisap asap huccwee
tersebut dalam-dalam, bergumpal gumpal asap putih segera
menyebar memenuhi seluruh ruang tamu.
Air muka sikakek huncwee dari gunung Bong-san yang
tegang membuat suasana dalam ruangan jadi sunyi-senyap
tak kedengaran sedikit suarapun, beberapa saat kemudian
barulah terdengar orang tua itu berkata:
"Malapetaka mulai melanda seluruh dunia persilatan, aku
lihat cuwi sekalian belum mendapat kabar berita dari tempat
luaran, aku lihat mulai sekarang kalian semua tak bakal bisa
hidup tenteram lagi dirumah masing2, ketenangan serta
kebahagian sudah lewat, bibit bencana mulai menentang
dihadapan kita." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Ucapan ini bagaikan guntur membelah bumi disiang hari
bolong, semua orang pada melengak dan berdiri menjublek.
"Cianpwee, kenapa tidak kau utarakan sejelas2nya kabar
berita ini" seru Tonghong Beng Coe dengan gagah, meski saat
ini perempuan tersebut kembali hamil, namun kegagahannya
sama sekali t idak berkurang.
"Akan kulihat kurcaci dan badut dari mana yang begitu
bernyali berani terbitkan malapetaka"
sikakek Huncwee dari gunung Bong-san menghirup seteguk
air teh yang dihidangkan pelayan, memandang kearah
Tonghong Beng Coe yang dipengaruhi emosi dalam hati ia
merasa geli. Tapi sebagai seorang angkatan tua tentu saja ia
tak mau tertawa dihadapan perempuan itu.
"Kalau cuma beberapa kurcaci cilik serta badut2 gentong
nasi, tentu saja aku tak perlu repot2 melakukan perjalanan
ribuan li untuk datang kemari minta bantuan" katanya sambil
tersenyum.
"Coba bayangkan saja, tempo dulu apakah loohu jeri
terhadap sepuluh manusia iblis dari kolong langit yang
tersohor akan keganasan serta kelihayannya itu ???".
Maksud dari ucapan tersebut jelas sekali, malapetaka yang
timbul kali ini jauh lebih lihay dan ber-lipat2 ganda lebih
mengerikan dari pada malapetaka yang diterbitkan sepuluh
manusia sesat tempo dulu.
si burung hong hijau Thio see kerutkan sepasang alisnya
rapat2, agaknya ia merasa tidak sabaran sebab sikakek
huncwee dari gunung Bong-san ini bicara putar kayun belaka,
sementara pokok persoalan sama sekali t idak di-singgung2.
"Toako cepat katakan sebenarnya apa yang telah terjadi
??" serunya keras2 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

cian- Liong-Poocu Lie Kie Hwie segera melotot sekejap
kearah istrinya, agaknya ia menegur bininya tidak pantas
kehilangan tata sopan di hadapan sikakek itu.
Tentu saja sikakek huncwee dari gunung Bong-san dapat
menyaksikan seluruh kejadian itu, tak terasa ia lantas tertawa
ter-bahak2.
"Haa...haa...hia... teguran dari Te-hoe sedikitpun tidak
salah. makin tua aku memang bertambah pikun, tidak
kusampaikan kabar berita yang amat penting dan amat serius
ini kepada kalian sebaliknya malah mengucapkan kata2 yang
tidak berguna...".
sinar matanya per-lahan2 menyapu sekejap para jago yang
berkumpul didalam ruangan, air mukanya mendadak berobah
amat keren dan serius, setelah ter-batuk2 terusnya:
"sejak pertarungan diatas tebing Pek-Yan-Gay, kawanan
iblis makin lama makin berkurang, boleh dikata hampir selama
tiga tahun ini, dunia persilatan benar2 diliputi keheningan,
tenang dan damai, siapa tahu pada tujuh hari berselang,
dipropinsi selatan maupun Barat telah terjadi perist iwa
pembunuhan berdarah yang sangat menggemparkan dunia
persilatan-"
"Para korban dari pembunuhan biadab itu kebanyakan
merupakan pemuda-pemuda Bu-lim yang punya pamor hebat
serta pemimpin2 kaum patriot yang menjagoi suatu daerah
tertentu."
"Ditinjau dari perist iwa tersebut, pembunuhan biadab ini
pasti bukan terjadi karena kebetulan, menurut perkiraan loohu
dibalik perist iwa ini tentu sudah tersusun suatu rencana besar
yang keji dan buas. Bahkan termasuk pula ambisi untuk
merajai seluruh dunia persilatan, mendatangkan malapetaka
serta bencana bagi umat Bu-lim". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Yu Cianpwee, tahukah kau orang tua siapa-siapa saja yang
menjadi korban dalam pembunuhan biadab itu ??" sela Poei
Hong tiba-tiba.
Menggunakan kesempatan itu sikakek hun cwee dari
gunung Bong-san menghisap huncweenya, setelah
menghembuskan segulung asap hitam terusnya:
"Korban-korban dalam pembunuhan biadab itu kebanyakan
sudah dikenal oleh kalian semua, meski tidak kenal tentu
pernah mendengar nama besar mereka. orang-orang itu
adalah siok-Tiong-It- Liong atau sinaga sakti dari su-Buan-
Glen Kie. Tiga bersaudara In yang dijuluki Tian-Lam-sam-Kiat
atau tiga manusia perkasa dari Tian-lam, Kang-sek Pay-coe,
see Ceng dari Anhoei Barat, Ci-Kiong-Kiem-Tan atau busur
merah peluru emas Him Liang Pek. sang Cong Piauw-tauw
perusahaan ekspedisi Cin-Wie Piauw-Kiok dari ouw-lm selatan,
Kheng-sen-Ciauw-Coe atau sipenebang kayu dari gunung
Kheng-san di ouw-pak. Tio Geng Ko, serta Kang-Lam-Pu-In-
Tuo-Nong atau si petani bongkok dari Kangsee selatan Tian
Cim Ceng. Dalam satu malam yang sama bukan saja mereka
menemui ajalnya dalam keadaan mengerikan, bahkan bini,
anak sampai pelayanpun dibabat habis semua, tidak selembar
jiwapun dibiarkan hidup".
Para enghiong serta Bu-lim cianpwee ini rata-rata dikenal
oleh jago-jago kita, mendengar berita duka itu mereka sama2
naik pitam air muka mereka berubah hebat, napsu membunuh
mulai meliputi seluruh wajah, agaknya timbul niat membalas
dendam dalam hati orang2 itu.
sikakek huncwee dari gunung Bong-san merandek sejenak.
Ia ketuk-ketukkan pipa huncwee nya yang berwarna hitam
pekat itu diatas lantai ruangan, kemudian ujarnya kembali
dengan suara berat:
"saat ini bayangan kaum iblis agaknya mulai bergeser
kesebelah Utara, dua hari berselang gembong iblis itu sudah
kelihatan bermunculan di perkampungan Kiok-It-san-Cung dari Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sian-Hee-It-Kiam Yauw Kie yang ada di Lam-yang. Atas
kejadian itu sinelayan dari sungai Goan-Kang, Tong su Kiat
telah mengadakan perundingan rahasia dengan loohu, ia
bersependapat denganku, gembong2 iblis itu berani malang
melintang tanpa pandang sebelah matapun kepada kita
semua, dibelakang layar mereka pasti ada tulang punggung
yang menunjang gerakan tersebut.
oleh karena itu ambil kesempatan ini kita harus
mengundang beberapa orang tokoh lihay untuk membendung
perbuatan mereka serta mencari tahu siapakah otak yang
memimpin gerakan tersebut dari belakang layar, kita harus
berusaha untuk membalaskan dendam sakit hati daripara
korban pembunuhan biadab itu."
" Karena kejadian inilah mau tak mau loohu harus
melakukan perjalanan siang malam untuk datang kemari
minta bantuan dari keponakan Thian Hong agar suka turun
tangan membantu atasi kejadian ini".
Dengan mata melotot dan alis melentik Poei Hong serta
Hoo Thian Hong sebera menyetujui permintaan itu, mereka
lantas titahkan pelayan untuk siapkan keledai jempolan "Hek
Jie" serta kuda jempolan "Liong jie".
si burung hong hijau Thio see melirik sekejap kearah
Tonghong Beng Coe yang lagi bunting, tiba2 ia berkata:
"Hian-tit, tepatkah tindakanmu itu ? sekarang kawanan iblis
sudah menyebar diseluruh penjuru tempat, mereka bisa
munculkan diri dikota Lam- yang, apakah tidak mungkin bisa
muncul pula dikota Kay-hong ini untuk terbitkan keonaran?
menurut pendapatku yang bodoh, lebih baik Poei Hong tetap
tinggal dirumah saja menjaga keselamatan dari Tonghong
Beng Coe, sedangkan perjalanan menuju ke kota Lam- yang,
kenapa tidak suruh suamiku menemani Thian Hong pergi ke
sana ? aku rasa setelah perkampungan Kiok-lt-san-cung
dibelai dan dijaga begini banyak tokoh2 sakti, keselamatannya
tanggung bisa dijamin ". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Untung sekali si burung Hong hijau mengusulkan
pendapatnya, kalau tidak entah bagai mana jadinya dengan
perkampungan Pa-In-san Cung ???
Para jago merasakan apa yang diucapkan nyonya Lie
sangat beralasan sekali, maka diputuskan Poei Hong tetap
tinggal dirumah sementara Lie Kie Hwie sang Poocu dari
benteng Cian-Liong-Poo menggantikan kedudukan nya.
Thian Hong lantas mempersilahkan sikakek huncwee dari
gunung Bong-san menunggang kuda jempolan Hwee-Lioe-Kie
untuk menggantikan kudanya yang sudah kecapaian
sementara ia sendiri tetap menunggang keledai jempolannya,
cambuk bergeletar ditengah malam yang sunyi, mengiringi
ringkikan panjang dari HekJie, empat kaki bergerak cepat
dengan dipimpin dahulu oleh pemuda itu mereka segera
berangkat ke Lam- yang.
sementara itu Lie Kie Hwie sang Poocu dari benteng Cian-
Liong-Poo menunggang kedua oei-Piauw-nya sendiri menyusul
dibelakang kuda Hwee-Lioe-Kie, dalam sekejap mata mereka
bertiga sudah lenyap dari pandangan mata.
suara derap kuda makin lama makin menjauh sehingga
akhirnya tak kedengaran lagi,
saat itulah dibawah sorotan sinar rembulan ketiga orang
jago perempuan itu saling berpandangan sekejap lalu
bergumam:
"Semoga selamat sepanjang jalan dan pulang dengan
membawa apa yang diharapkan." sambil menggandeng
tangan adiknya, dengan perasaan penuh perhatian Poei Hong
berkata:
"Adikku sayang, udara malam dimusim semi yang dingin ini
tidak baik bagi kesehatanmu yang lagi bunting jabang bayi,
mari kita segera masuk kedalam dan beristirahat ". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mengikuti dibelakang kedua orang itu, si burung hong hijau
Thio see pun masuk kedalam perkampungan Pa-In-san- Cung,
ia lantas memerintahkan para pelayan menutup pintu
kampung, memperketat penjagaan dan mempersiapkan ronda
malam untuk menghadapi segala kemungkinan.
sekembalinya kedalam kamar, baik si burung hong hijau
Thio see maupun Poei Hong merasa betapa beratnya tugas
mereka untuk melindungi keselamatan perkampungan.
pikirnya didalam hati:
"Jangan sampai terjadi perist iwa apapun dalam
perkampungan sementara suamiku pergi, kalau tidak
dikemudian hari tentu akan ditertawakan olehnya betapa tidak
mampunya aku ".
Hasil dari pertandingan itu menetapkan si burung hong
hijau Thio see dengan membawa siauw Leng, siauw Lan dua
orang dayang meronda pada tengah malam pertama,
sedangkan Poei Hong dengan membawa siauw Coei serta
siauw Giok meronda pada tengah malam berikutnya.
Demikian, ketika tiba gilirannya untuk meronda, dengan
kerahkan ilmu Ciet-Ciat-Thay-Nan-fe. Poei Hong mengelilingi
perkampungan Pa-In-san-cung tersebut untuk melakukan
pengontrolan.
Ketika itu sang rembulan memancarkan cahayanya
keseluruh jagad, pepohonan bergoyang meninggalkan
bayangan, perkampungan Pa-In-san-Cung diliputi kesunyian
yang luar biasa. sekonyong- konyong . . .
Jeritan setan bergema dari empat penjuru disusul meloncat
masuknya berpuluh-puluh sosok bayangan hitam dari luar
perkampungan, gerakan mereka sebat dan gesit laksana
burung elang, seketika itu juga Poei Hong ter kurung rapat2.
Pendengaran Poei Hong sangat tajam, merasakan desiran
angin rada berbeda dan aneh ia lantas sadar, malam itu telah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

hadir tokoh2 silat yang tak diundang mencari satroni dengan
perkampungan mereka.
segera ia mendongak. tampaklah dua belas orang manusia
berkerudung telah berdiri angker dihadapannya.
orang2 berkerudung itu memakai baju hitam ditangan
mencekal sebilah pedang dan memancarkan dua rentetan
cahaya mata yang tajam lagi dingin dari balik kain kerudung,
tak seorangpun yang buka suara, semuanya bungkam dalam
seribu bahasa, gerak-gerik kaku dan mengerikan persis seperti
dua belas sosok sukma gentayangan-
Poei Hong sebagai anak murid dari Koe sian-sin-Poo salah
satu diantara sepasang Rasul Rimba Persilatan, tentu saja
tidak anggap sebelah matapun terhadap manusia2 macam
sukma gentayangan ini, diam2 ia kerahkan ilmu sakti "Koe Lie
sin-kang" atau kura2 merekah siap menghadapi segala
kemungkinan, dengan tenang ia menanti serangan musuh, di
samping itu sinar mata yang tajam lagi dingin pun ditarik
kembali.
"siapakah kalian ? dengan alasan apa kalian begitu lancang
menyatroni perkampungan Pa-in-san-Cung ? ayoh cepat
utarakan maksud kedatangan kalian " tegurnya dingin.
Bagaikan kena penyakit bisu kedua belas orang manusia
berkerudung itu tetap membungkam dalam seribu bahasa,
setelah saling mengerling sekejap tiba2 senjata pedang
ditangan mereka bergerak cepat. sreet sreet serentetan
desiran angin tajam mengiringi bunga2 pedang yang
menyilaukan mata menyerbu datang dari empat arah delapan
penjuru, langsung menggencet Poei Hong yang ada di tengah
kalangan habis2an.
Bukannya menjawab, orang berkerudung itu malah
melancarkan serangan mematikan Poei Hong jadi naik pitam,
ia gusar bercampur mendongkol. "Berhenti" Bentaknya
nyaring. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bentakan itu membuat kedua belas orang ma nusia
berkerudung itu merasakan hatinya tergetar keras, air muka
dibalik kain kerudung-pun berubah hebat, pikirnya:
"Tak nyana tenaga lweekang yang dimiliki orang itu begitu
dahsyat, tak pernah kujumpai manusia sehebat ini"
Tanpa pikir lagi mereka telah tarik kembali pedangnya
sambil mundur ketempat semula "Hmmm kalian semua tak
dapat mengutarakan apa alasannya mencari satroni dengan
perkampungan kami, tapi aku tahu kalian pasti punya
hubungan yang erat sekali dengan pembunuhan2 biadab yang
terjadi di propinsi selatan maupun Barat. Bukankah begitu?"
Rengek Poei Hong sinis, air mukanya kontan berubah jadi
kaku, dan adem bagaikan es.
Begitu tajam teguran tersebut, dua belas manusia
berkerudung itu tetap membungkam dalam seribu bahasa.
sepasang mata Poei Hong amat tajam dan pandai melihat
gelagat, dari bentrokan mata dengan orang-orang
berkerudung itu, ia lantas tahu bahwa apa yang diduga
semula sedikitpun tidak meleset. Tak tertahan ia lantas
mendongak tertawa lantang.
Tempo dulu sewaktu berada dipuncak Pek-Yan-Gay, jago
wanita ini pernah mengeluarkan jurus-jurus saktinya untuk
mengobrak abrik kawanan iblis, kemudian gelak tertawa tiada
hentinya, atas kelihayan tersebut orang kangouw lantas
menjuluki dia sebagai siauw-Bin-Loo-sat atau siiblis wanita
berwajah riang.
semula kedua belas orang manusia berkerudung ini tidak
kenal siapakah Poei Hong, sebab setelah gadis ini
menunjukkan kesaktian nya beberapa tahun berselang, ia
lantas mengundurkan diri dan tidak berkelana kembali dalam
rimba persilatan, tetapi setelah gelak tertawa nyaring bergema
berulang kali, mereka mulai teringat akan siiblis wanita
berwajah riang yang dilukiskan dengan memakai baju apa. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bagaimana raut mukanya serta berapa usianya, mencocokan
kesemuanya itu ternyata tepat, hati mereka jadi sangat
terperanjat, mereka terkesiap hebat.
Tak kuasa lagi, kedua belas orang itu sama2 mundur tiga
langkah kebelakang.
siauw-Bin-Loo-sat Poei Hong tarik kembali gelak
tertawanya, sepasang mata segera melotot bulat, hardiknya:
"Aku rasa sekarang kalian tentu bisa menduga bukan
siapakah aku, asalkan kalian suka mengaku siapakah dalang
dari pembunuhan biadab ini, akan kuampuni selembar jiwa
kalian semua, kecuali meninggalkan telinga sebelah kiri
sebagai peringatan ".
Walaupun Poei Hong bertindak cukup bijaksana, namun
kedua belas orang manusia berkerudung inipun merasa serba
susah, sebab maju celaka mundurpun bakal celaka pula,
taruh kata mereka lari dari hadapan musuh tangguh ini,
sekembalinya kemarkas peraturan perkumpulan telah siap
menerima tubuh mereka, bahkan kemungkinan sebelum
binasa mereka akan merasakan dahulu bagaimana tersiksanya
terbakar oleh api belerang.
Karena sadar bukan tandingan, mereka segera bersuit
nyaring, suitan itu menandakan keadaan yang terdesak dan
mohon bantuan.
Begitu nyaring suitan tadi, ditengah malam buta yang sunyi
suara mengalun hingga mencapai puluhan li jauhnya.
sebenarnya siauw-Bin-Loo-sat Poei Hong tidak ingin
mengejutkan anggota perkampungan lainnya, kini dengan
menggemanya suara suitan nyaring tersebut, semua orang
jadi terjaga dari tidurnya, genta bahaya yang berada dalam
perkampungan segera dibunyikan bertalu2 suasana ramai dan
hiruk pikuk. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bayangan manusia berkelebat silih berganti, bahaya lampu
menerangi seluruh jagad, si burung hong hijau Thioo see
dengan mencekal gedang berlarian datang disusul siauw Leng
siauw Lan, siauw Goei serta siauw Giok yang melindungi
keselamatan Tong hong Beng coe.
Menyaksikan semua orang telah bermunculan, Poei Hong
kerutkan sepasang alisnya, air muka menunjukan masgul dan
murung, tapi dengan cepat ia bisa menguasabi keadaan,
aturnya.
"cianpwee, harap kau suka membawa siauw Ling, siauw
Lan dua orang dayang melindungi keselamatan anggota
perkampungan serta isi kampung, sedangkan Adik Coe ber-
sama2 siau Coei serta siauw Giok pergilah melindungi anak2
kita, perduli bagaimanapun keadaannya kalian jangan sekali2
keluar dari rumah dan tak usah pula kuatirkan keselamatanku,
ingatlah baik2 Ingatlah baik2"
Sementara mereka masih bicara, kurang lebih dua puluh
lijauhnya dari perkampungan menggema datang pula suara
sultan yang tak kalah nyaringnya, gadis itu segera sadar
peluang baik dengan cepat akan hilang, kalau ia tidak
bereskan dahulu kedua belas orang manusia berkerudung ini
mungkin posisi akan tidak menguntungkan dirinya.
Apalagi gembong2 iblis yang berada dibelakang memiliki
kepandaian silat jauh lebih lihay, ia tak dapat sangsi lagi,
sedikit berayal dalam melakukan tindakan berarti ancaman
malapetaka buat diri sendiri. Berpikir demikian, ia lantas
gertak gigi, bentaknya nyaring: "Lihat serangan"
-oooooooo-
ILMU Koe Lie Sin-kang atau ilmu sakti kura merendah tidak
malu disebut kepandaian maha sakti, selama tiga tahun ini
Poei Hong telah memanfaatkan kemujaraban dari pil kadal
raksasa putih yang didapatkan digunung Bong-san tempo dulu
dan berhasil menembusi kedua buah nadi penting Jien serta Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tok yang ada didalam tubuhnya, tenaga lwee kang kontan
berlipat ganda dan jauh lebih dahsyat dari keadaan tiga tahun
berselang.
Tempo dulu, didalam sekali gebrakan ia masih sanggup
membinasakan Peng Pok Sin-mo, coba bayangkan saja kedua
belas orang manusia berkerudung ini, meski mereka terhitung
jagoan kelas wahid dalam dunia persilatan, namun
sanggupkah orang2 itu menahan datangnya serangan dahsyat
ini ??.
"Braaak " ditengah getaran yang sangat keras, dua sosok
bayangan hitam sambil menjerit ngeri mencelat kearah
belakang, mayat mereka terlempar tiga tombak dari
permukaan dan roboh menerjang dinding pekarangan.
sepuluh orang manusia berkerudung lainnya, setelah
menyaksikan bagaimana rekan mereka binasa dalam
mengerikan, jadi gusar berkobarkan sifat ganas serta buas
mereka.
sambil meraung keras, pedang panjang berkelebat
memenuhi angkasa, disertai desiran bunga2 pedang yang
menyilaukan mata, mereka serang gadis itu dengan serangan
yang paling ganas, paling keji.
siauw-Bin-Loo-sat Poei Hong tertawa nyaring, ujung baju
putihnya berkelebat menyambar kesana kemari, dalam
beberapa saat kemudian kembali beberapa orang manusia
berkerudung pada berjatuhan mati.
sehingga akhirnya tinggal lima orang belaka, pecahlah nyali
mereka. Masih untung ilmu meringankan tubuh yang mereka
miliki lumayan sehingga berulang kali berhasil lolos dari jarum,
meski demikian mereka sudah ketakutan setengah mati,
sukma serasa telah melayang keluar t inggalkan raganya.
Dari gerak gerik serta serangan kelima orang ini, dengan
cepat Poei Hong dapat kenali asal usulnya, tiba-tiba ia
membentak keras: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"oouw..., kiranya kalian adalah Hian-Auw Chiet-Yan tujuh
walet dari Telaga Hian-Auw. Hmmm mengingat pada hari-hari
biasa jarang sekali kalian melakukan kejahatan, pun Hujien
suka membuka sebuah jalan hidup dan melepaskan kalian dari
cengkeraman kematian. Cepat- cepatlah lepaskan diri dari
ikatan organisasi kaum iblis terkutuk itu. Kalau tidak Hmm jika
terjatuh kembali ketanganku, kalian akan kubinasakan tanpa
ampun. Nah sekarang pergilah".
Lima manusia berkerubung itu tidak mengucapkan sepatah
katapun, setelah mengepit dua sosok mayat saudaranya,
mereka menjura dalam-dalam kearah siauw-Bin-Loo-sat
setelah itu ujung baju hitam berkibar ditengah malam buta,
bagaikan sukma-sukma gentayangan mereka lenyap dibilik
kegelapan.
Baru saja kelima orang manusia berkerudung itu berlalu,
suitan nyaring telah tiba di luar perkampungan, begitu nyaring
dan tajam nya jeritan tersebut sehingga sangat menusuk
pendengaran.
siauw Bin Loo sat Poei Hong langsung mendengus dingin-
"Hmmm setelah kalian berani mencari satroni dengan
perkampungan kami, kenapa tidak cepat2 unjukan diri untuk
terima kematian? aku lihat lebih baik cepat2lah kalian ikut
mendaftarkan diri didepan pintu neraka menyusul rekan2mu
sebelumnya?"
"Hmmm....Hmmmm.... budak busuk sombong benar kau.
berani bicara besar dihadapan kami"
Bersamaan dengan suara tersebut munculkan tiga sosok
bayangan hitam bagaikan hembusan angin malam. tahu2
mereka telah melesat, lewati pagar pekarangan dan melayang
turun keatas permukaan tanah.
suara dari orang yang barusan bicara, Poei Hong merasa
se-akan2 pernah mendengarnya disuatu tempat, hanya saja
pada saat ini ia tiada waktu untuk berpikir lebih jauh, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sepasang matanya yang tajam bulat menatap orang2 itu
dengan bengis.
Pemimpin dari gembong iblis inipun mengenakan baju
hitam kerudung hitam, hanya saja disisi mantelnya yang
berwarna hitam bersulamkan benang perak. sementara diatas
dadanya bersulaman empat huruf yang berbunyi
"Hiong-Hun Nomor t iga," sedangkan dua orang lainnya pun
mempunyai sulaman yang serupa diatas dadanya, hanya saja
tulisan mereka berbunyi: "Lee-Pok Nomor lima" dan "Lee-Pok
nomor enam."
Hiong Hun artinya Roh Bengis, sedangkan Lee-Pok artinya
sukma ganas.
Melihat tulisan2 itu Poei Hong terkesiap sementara si
burung Hong Hijau Thio hee serta seluruh penjaga kampung
yang hadir dalam kalanganpun merasa terjelos hatinya setelah
membaca tulisan yang mengerikan itu, air muka mereka
berubah hebat, hati merasa sangat tidak tenteram.
Dalam pada itu tiga gembong iblis tersebut telah tiba diluar
tembok pekarangan kampung dan temukan lima sosok mayat
yang bergelimpangan diatas tanah menjumpai mayat2 itu
mereka segera berpikir:
"Aaai meski disini menggeletak lima sosok mayat tidak
mungkin kedua belas orang sukma gentayangan yang dikirim
datang jatuh di tangan musuh semua" Ia bisa berpikir
demikian bukannya tanpa alasan yang kuat.
Haruslah diketahui dua belas orang Yoe-Leng atau sukma
gentayangan yang dikirim datang keperkampunganpa In-san-
Cung malam ini terdiri dari Hian-Auw- Chiet Yan tujuh walet
dari telaga Hian-Auw serta "say-Pak-Nao-Hiong Lima Manusia
Bengis dari Perbatasan Utara" yang tempo hari berselang
merupakan tokoh2 aliran iblis yang disegani orang, mereka
masing2 memiliki ilmu silat maha sakti, meski lima orang
manusia aneh dari kolong langit dewasa inipun belum tentu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bisa membereskan orang2 itu didalam satu gebrakan belaka,
kecuali orang itu benar2 memiliki ilmu silat maha sakti yang
tiada tandingan nya dikolong langit.
Ingatan tersebut laksana sambaran kilat berkelebat dalam
benak tiga gembong iblis itu, tiga pasang mata dengan buas
dan bengis mengawasi nyonya berbaju putih dihadapan nya
tajam2.
Udara malam cerah bagaikan air, cahaya rembulan
menyoroti seluruh permukaan jagad Poei Hong berdiri dengan
angker serta agung nya dalam kalangan- wajahnya yang
cantik serta potongan badannya yang menggiurkan
menambahkan kesema raknya pemandangan ketika itu.
Lee-Pok nomor lima yang tinggi kurus serta Lee-Pok nomor
enam yang gemuk kate merasa heran dan tidak percaya,
mereka tidak percaya kalau perempuan cantik laksana bidadari
yang lemah lembut ini memiliki ilmu silat maha sakti yang
tiada tandingannya dikolong langit.
Tanpa terasa mereka berpaling keempat penjuru,
tampaklah si burung hong hijau Thio see dengan mengenakan
baju warna abu-abu serta gaun hitam berdiri penuh kegusaran
di sana senjata pedangnya telah dipersiapkan da lam
genggaman. "Hmmm Hmm........ kembali seorang nyonya ??"
"Apakah dalam perkampungan ini tak ada seorang lelakipun
yang bisa bermain silat??" pikir mereka. "Kalau begitu, kedua
belas sosok sukma gentayangan yang dikirim datang tentu
sudah roboh binasa semua ditangan dua orang nyonya ini".
sementara mereka berdua hendak menghardik, tiba-tiba
terdengar Hiong-Hun nomor Tiga tertawa seram.
"Hmmm .Hmm aku kira siapakah yang begitu bernyali
berani turun tangan keji terhadap dua belas sosok sukma
gentayangan dari perkumpulan Yoe Leng Kauw, kiranya
semua korban adalah hasil karya dari kau siauw-Bin-Loo-sat.
Hmm Hmm tidak heran sampai jadi begini, tidak heran kalau Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sampai jadi begini". Ucapannya dingin, kaku, seram dan kasar
sekali.
Mengetahui Nyonya cantik berbaju patih yang ada
dihadapannya ternyata bukan lain adalah siauw-Bin-Loo-sat
yang telah membinasakan Peng Pok sin-mo dalam sekali
gebrakan serta melempar tubuh Im-Yang-Kauwcu kedalam
jurang, Lee-Pok nomor Lima serta Lee-Pok nomor enam
menjadi amat terperanjat, dengan air muka berubah bebat
mereka mundur beberapa langkah kebelakang.
Dengan tangan kiri membereskan rambutnya yang awut-
awutan, siauw-Bin-Loo-sat Poei Hong tertawa lantang,
serunya:
"Mau sukma Gentayangan juga boleh, roh Bengis sukma
Ganas juga sesuka pokoknya barang siapa yang berani
mencari satroni dengan perkampungan pa In-san-Cung kami,
hati-hati saja dengan batok lepalanya, jangan2 bisa pulang
tinggal namanya belaka ":
Habis bicara, bibirnya yang kecil mungil kembali
dipentangkan memperdengarkan gelak tertawa yang keras,
lantang dan nyaring.
Walaupun gelak tertawa itu sangat mempersonakan hati
orang, namun nada ucapan yang diutarakan membuat tiga
orang manusia berkerudung itu merasakan hatinya bergidik,
tanpa sadar bulu kuduk pada bangun berdiri
Hiong-Hun Nomor Tiga tidak malu diangkat sebagai
pemimpin rombongan, sepasang alis yang tersembunyi dibalik
kain kerudung segera dikerutkan rapat2 lalu tertawa dingin
tiada hentinya.
"siauw-BinLoo-sat " tegurnya kasar. " Walaupun kau
membunuh orang tanpa berubah air muka, haruslah diketahui
aku Hiong-Hun si Roh Bengis Nomor Tiga pun mempunyai
nama jelek yang bisa mendirikan bulu roma, batok kepala Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

siapa yang akhirnya dipenggal.... heee heeee rasanya saat ini
masih terlalu pagi untuk dikatakan ".
"ooouw.... jadi kau yakin bisa menangkan diriku ??" jengek
siiblis wanita berwajah Riang ini dengan alis melentik, ia
tersenyum sampai dekiknya kelihatan nyata. Bersamaan
dengan selesainya ucapan tersebut ia maju beberapa langkah
kedepan.
selama tiga tahun ini, Hiong-HHun si Roh Bengis Nomor
Tiga mengasingkan diri dalam Cian-Ciang-Kok atau Lembah
selaksa Kabut untuk meyakini ilmu pukulan Han-Pek-Tok-ciang
nya lebih mendalam, cairan darah binatang berbisa yang
disantapnya tiap hari sangat membantu dalam menambah
tenaga lweekangnya, keberhasilannya saat ini sudah melebihi
keadaan tempo dulu, meskipun demikian ia masih belum
dapat menangkan keyakinan diri terhadap kepandaian sakti
yang dimiliki seperti halnya dengan siauw-bin-Loo-sat Poei
Hong Tanpa sadar lagi tubuhnya mundur empat, lima langkah
ke belakang dengan rasa jeri.
siauw-Bin- Loo-sat terlalu licik dan pintar, pada saat itulah
mendadak telapak tangannya diayun kedepan melancarkan
sebuah serangan.
Air muka Hiong Hun si Roh Bengis Nomor Tiga berubah
hebat, buru2 dengan memakai ilmu langkah "Hua-In-sing-
Hong-sut" atau Menciptakan Bayangan Membuyarkan wujud
meloncat mundur delapan depa kebelakang.
Kiranya dalam serangan barusan, nyonya muda itu sama
sekali tidak menyertaikan hawa pukulan barang sedikitpun,
dengan wajah mengejek serta menghina ia tertawa nyengir.
"Jangan takut, jangan takut" godanya "Asalkan malam ini
juga kalian suka mengutarakan apa tujuan kalian mencari
satroni dengan pekampungan kami serta rencana keji apa
yang telah susun dibalik pembunuhan biadab terhadap Siok-
Tiong-It- Liong sinaga sakti dari Su cuan serta Tian-Lam-Sam-Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kiat tiga manusia perkasa dari It-Lam sekalian ma sing2
berada d -propinsi Barat dan Selatan-
Tentang batok kepala kalian itu...,...Hmmm... .untuk
sementara waktu pun Hujien akan t itipkan dahulu diatas leher
masing2."
Siauw-Bin-Loo-Sat ada niat untuk menggoda serta
mempermainkan mereka berdua, jelas dan keji, saat ini tak
pandang sebelah matapun terhadap orang2 itu.
Hiong Hun si Roh Bengis nomor Tiga yang dasarnya sudah
buas, kasar, berangasan dan keji, saat ini tak dapat
mengendalikan hawa amarahnya lagi, ia meraung keras,
sepasang lengan tiba2 berputar membentuk satu lingkaran
kemudian didorong kearah depan-
"Budak rendah, budak sialan, kau anggap loohu benar2 jeri
kepadamu?..." dampratnya keras.
Angin pukulan menderu-deru, hawa dingin laksana
gulungan ombak menyapu keluar dengan dahsyatnya.
Merasakan datangnya serangan sangat lihay. Siauw-Bin-
Loo-sat kerutkan dahinya, diam2 hawa sin-kang "Koe-Lien-Sin-
Kang" disalurkan melindungi seluruh badan- Sebagai seorang
manusia berwatak angkuh, tinggi hati dan sombong ia
bermaksud menjajal sampai dimanakah kehebatan tenaga
lweekang yang dimiliki siorang berkurudung ini, disamping
hendak menilai sampai dimana pesatnya kemajuan yang
dicapai orang ini setelah berlatih giat selama tiga tahun-
Ketika angin serangan berhembus menyambar badannya,
hawa dingin serasa menusuk tulang sumsum segera
merembes masuk kedalam tubuhnya, seluruh badan jadi
menggigil kedinginan. Diam-diam Poei Hong lantas berpikir:
"Luar biasa bangsat ini betul2 luar biasa, masih untung
yang diserang adalah aku yang sudah salurkan hawa s in-kang
untuk melindungi badan- kalau diganti orang lain-bukankah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dia bakal mati kaku saking kedinginan nya ??". Tanpa terasa ia
tertawa nyaring, serunya:
"Eeeeei.... Han Peng-Tok-sha, sejak kapan kau sudah
mengubah dirimu menjadi Hiong-Hun si Roh Bengis nomor
tiga??"
Han-Peng-Tok-shu Chin Teng san merasa amat terperanjat,
per-tama2 ia sudah dibikin kaget ketika melihat serangan Han-
Peng-Tok-Kang nya yang telah dilancarkan dengan memakai
tenaga delapan bagian bukan saja tak berhasil melukai pihak
lawan bahkan tubuh orang pun tidak bergeming barang
sedikitpun-
Begitu dahsyat tenaga lweekang pihak lawan cukup
membuat hatinya jeri.
Apalagi sekarang, berada dihadapan umum asal-usulnya
berhasil dibongkar pihak lawan, ia semakin jeri lagi hatinya
terasa terjelos.
si kakek Racun Es Chin Teng san salah satu dari tiga
manusia beracun Biauw Kiang sam Tok mulai menyesal, ia
menyesal tidak seharusnya menguntit sikakek huncwee dari
gunung Bong-san datang keperkampungan pa in san cung ini
untuk mencari gara2. bukankah sekarang sama artinya
mencari penyakit buat diri sendiri?
Lee Pok si sukma Ganas nomor enam meski sudah
mendengar akan kehebatan siauw Bin Loo-sat, dalam hati ia
masih tidak puas. Apa lagi dia bersaudara selama berada
diuUnung Tiang-Pek-san tak pernah bertemu dengan musuh
tandingan, ia tidak puas terhadap siapa pun sebelum dijajal
kepandaiannya.
"Budak hina " segera bentaknya sambil tertawa dingin.
"Jangan kau bertingkah macam maknya, nih. Lihat serangan ".
Bersamaan dengan bentakan itu, sepasang telapak dengan
kerahkan tenaga sepuluh bagian segera didorong kedepan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dengan berbuat demikian, ia sudah melanggar peraturan
Bu-lim, meski mereka berdiri berhadap-hadapan, namun
serangannya dikala Poei Hong tidak siap terhitung pula
sebagai suatu serangan bokongan.
Apa yang dipikirkan memang tepat dan hebat, siapa sangka
bukan kebanggaan yang di dapat, sebaliknya penghinaan
serta rasa malu yang diperoleh dari kecurangan ini.
Ketika sepasang telapaknya didorong kedepan, siauw-Bin-
Loa-sat cuma tertawa nyaring, lengannya yang putih bersih
dikebaskan lambat-lambat.
sungguh aneh sekali, ketika kebasan itu menyambar lewat,
angin pukulan yang dahsyat laksana ambruknya gunung Thay-
san itu lenyap tak berbekas, sebaliknya segulung desiran
tajam dari pihak lawan, laksana gulungan ombak menghantam
tepian pantai dengan ganas dan dahsyat menyapu datang.
sekarang ia baru sadar, nama besar jagoan wanita ini
bukan nama kosong belaka, hatinya terjelos kaget dan jeri.
Masih untung pengalamannya dalam menghadapi musuh
amat luas, segera pikirnya:
"Kalau kubiarkan angin pukulan ini bersarang telak
dibadanku, apakah aku bisa hidup..."
Dengan sekuat tenaga kakinya dijejakkan ke atas tanah,
mengikuti datangnya hembusan angin pukulan ia meluncur
keluar.
Tindakan tersebut memang merupakan suatu tindakan
yang tepat, tapi sayang walaupun gerakkannya cukup cepat,
badannya masih kena tergulung juga sehingga terpental
sejauh dua tombak lebih dari tempat semula.
"Brak....." badannya menumbuk diatas dinding, membuat
kepala jadi pening pandangan kabur dan berkunang2 kendati
begitu selembar jiwanya berhasil diselamatkan juga dari
ancaman maut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sewaktu menjumpai adiknya bikin gara2 tadi, Lee-Pok si
sukma Ganas nomor lima sadar, ia tentu celaka. Belum
sempat ia turun tangan menghalangi saudaranya itu, sang
tubuh sudah terpental jauh hingga menumbuk dinding
pekarangan, ia jadi terkejut bercampur gusar.
Takut siauw-Bin-Loo-sat memburu kedepan seraya
melancarkan serangan mematikan kepada saudaranya,
pedang panjang segera dicabut keluar. Pergelangannya
menggetar dan terciptalah serentetan bunga-bunga pedang
menghadang jalan perginya.
Padahal tindakan tersebut sebenaknya tidak perlu dan tak
berguna, sebab sebagai seorang jagoan terkenal, tentu saja
Poei Hong tak sudi melakukan serangan dikala orang berada
dalam bahaya.
Justru tindakan tersebut malah menggusarkan hati si
burung hong hijau Thlo See yang sedari tadi berdiri disisi
kalangan, air muka nyonya itu berubah mendingin- Hardiknya:
"Bangsat tempat ini bukan tempatmu untuk main cabut
golok gerakan prdang kau tak usah banyak bertingkah ".
Bayangan tubuh berwarna abu-abu bergerak lewat, sreeeet
dengan jurus "Can- Liong cay Ya" atau Panglima Naga Meluruk
Rimba ia tusuk tubuh Lee Pok si sukma Ganas nomor lima
dengan suatu serangan gencar.
Pedang panjang Lee Pok sisukma ganas nomor lima segera
digetarkan menciptakan selapis pelangi, dengan gerakan
"Leng ln Jut-siuw" atau Mega Tebal Menggulung Bukit ia
tangkis datangnya ancaman itu.
"Traang...." terdengar suara bentrokan nyaring yang gegap
gempita disusul percikan bunga api muncrat memenuhi
angkasa, kedua orang itu sama2 tergetar keras dan meloncat
mundur kebelakang untuk memeriksa senjata masing2 apakah
gompel atau rusak oleh bentrokan itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sepasang alis si burung hong hijau Thio see berkerut
kencang, pergelangannya tergetar ampai terasa kaku, ia sadar
tenaga lweekang yang dimiliki pihak lawan jauh lebih lihay
etengah tingkat daripadanya, tindakanya semakin berhati2.
Lee Pok si sukma ganas nomor lima benar2 penasaran, ia
tidak memberi kesempatan bagi lawannya untuk berkelit,
sambil tertawa dingin jengeknya: "Budak hina, kiranya kau
adalah anak murid dari partai Kun-lun-".
sembari bicara sepasang mata memandang lawannya
dengan buas, napsu membunuh meliputi seluruh benaknya, ia
melangkah maju. pergelangan menekan kebawah dan
pedangnya sekali lagi digetarkan kedepan-
sreeet sreeeet Isreeeet....... secara beruntun ia
melancarkan tiga buah serangan berantai masing2 dengan
jurus "Pek-Hong-Ceng ci" atau Bangau Putih Pentang sayap
"Poo-Cau-seng-Coa" atau Menyingkap Rumput Mencari Ular
serta "Yu-Hong-si-soei" atau Lebah Bermain Diputik Bunga.
sib urung hong hijau Thioo see adalah seorang nyonya
sudah punya umur, ia tak terhitung gadis muda lagi. Namun
setelah menyaksikan si manusia berkerudung itu melancarkan
jurus2 serangan yang mengarah bagian2 terlarang tubuhnya,
tak urung merah padam pula selembar wajahnya karena
jengah.
Dari malu ia jadi gusar, beruntun tiga jurus serangan
mematikan dari ilmu Im- Liong Pat-sin suatu ilmu pedang
aliran Kun-lun-Pay segera dilancarkan dengan gencar. Masing2
"Liong CuJut seng" atau Anak Naga Menampakkan diri, " Liong
Hwie Cay Thian- atau Naga sakti terbang diangkasa serta
Liong Leng Hay Lien atau Pekikan Naga Meretakkan samudra.
Dengan serangan itu untuk sementara desakan lawan berhasil
dibendung.
sebenarnya ilmu pedang "Im Liong Pat-sin ini merupakan
suatu ilmu pedang maha sakti yang telah menggemparkan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seluruh dunia persilatan, sayang tenaga dalam yang dimiliki si
burung hong hijau Thio see belum sempurna, dengan begitu
kehebatannya tak dapat di pancarkan sebagaimana mestinya,
jikalau ilmu itu digunakan sendiri oleh suaminya sang Poocu
dari benteng cian Liong-Poo. Lie Kie Hwie, keadaannya tentu
jauh lebih dahsyat.
siauw Bin Loo sat yaig memiliki ketajaman mata luar biasa,
tentu saja dapat menyaksikan keadaan itu dengan jelas,
rambutnya segera tersingkap kebelakang, ujung baju berkibar
tertiup angin, sambil tertawa nyaring t iba2 ujarnya.
"Untuk menghadapi kawanan kurcaci yang t iada berarti ini,
tak perlu ciau pocu susah2 turun tangan sendiri, biarlah
boanpwee yang bereskan gentong2 nasi tak berguna ini."
Bersamaan dengan selesainya ucapan tersebut,
pergelangan tangan diayun cepat kedepan, secara terpisah
namun dahsyat ia mengirim sebuah serangan gencar kearah
Hiong-HHun si Roh bengis nomor tiga serta Lee Pok si sukma
ganas nomor lima.
Dua orang gembong iblis ini sadar, betapa dahsyatnya
tenaga sin-kang yang dimiliki pihak lawan, mereka tak berani
menerima datangnya serangan itu dengan keras buru2 ilmu
meringankan tubuhnya disalurkan untuk berkelit kesamping.
Mengambil kesempatan tersebut Lee Pok si-sukma ganas
nomor enam salurkan hawa murninya untuk mengobati luka
yang diderita, dalam pada itu darah panas yang bergelora
didalam dadanya dengan paksa berhasil diletakan kebawah,
menanti ia buka mata dan menyaksikan kedua orang rekannya
kena dipaksa Siauw Bin Loo-sat berada dibawah angin, ia
amat gusar, senjata roda emas Siang Jiet Goat Kiem Loen-nya
segera dilepaskan dari punggung dan bagaikan kalap menusuk
kedepan-
Ia meraung dahsyat, dengan gerakan "ciang Hay Lok Jiet"
atau Matahari rontok Mengaduk laut, sepasang roda tersebut Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dibabat kearah bawah, cahaya emas berkilauan menusuk
mata, desiran angin dahsyat menderu menggulung debu dan
pasir.
"Nah begitu baru tepat." teriak Siauw Bin Loo-Sat sambil
tertawa nyaring. "Semestinya sejak tadi kalian bertiga harus
turun tangan berbareng.
Ujung baju berkibar kesana kemari, langkah kaki berkelebat
ringan laksana awan yang melayang diangkasa, gerak
geriknya sama sekali tidak mirip seseorang yang sedang
melangsungkan suatu pertarungan sengit antara hidup dan
mati.
Watak Han-Peng-Tok-Shu chin Teng San memang ganas,
kasar dan berangasan. Tapi ia masih ingat sekali dengan
perist iwa yang terjadi diatas puncak Pek-Yan-Gay tiga tahun
berselang, menjumpai ilmu langkah pihak lawan begitu aneh,
lincah dan sakti, ia lantas sadar meski dirinya memperoleh
penemuan aneh yang tak terduga, tapi membicarakan
kepandaian sebenarnya ia masih belum bisa menandingi
kehebatan lawannya, tak kuasa lagi diam2 ia menghela napas
panjang.
Ketika itulah, mendadak dalam sakunya terasa ada sesuatu
makhluk sedang bergerak-gerak. alisnya langsung melentik,
hawa girang meluap luap. Tangannya bergerak cepat merogoh
ke dalam sakunya dan mengambil keluar suatu benda, kiranya
makhluk tersebut adalah seekor ular bersisik emas.
Binatang berbisa ini banyak terdapat dilembah selaksa
Kabut yang letaknya digunung Pek-In-san, racunnya sangat
ganas dan mematikan- cukup tergores luka oleh sisiknya yang
tajampun sukar diobati apalagi kalau sampai digigit, racun
segera akan menyerang jantung dan didalam sekejap mata
sang korban akan roboh dan mati dengan badan layu.
setelah Hiong-Hun si roh bengis nomor tiga mengambil
keluar ular bersisik emas yang berkepala tiga itu, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kegembiraannya kembali terbayang diatas wajah, watak
sombong angkuh serta tinggi hatinya kelihatan nyata tertera di
depan mata, sambil menggerakkan ular bersisik emas yang
memiliki tiga buah kepala itu disambar kesana kemari, leletan
lidah yang merah membara menambah kengerian serta
keseraman ditengah malam buta yang gelap itu.
sebagaimana kebiasaan kaum wanita paling takut dengan
ular, begitu makhluk jelek ini munculkan diri, siauw Bin Loosat
merasa hatinya bergidik bulu kuduk pada bangun berdiri.
Tiba2 ia membentak gusar, pergelangan tangannya
bergeletar dan sebuah ikat pinggang kumala sepanjang satu
tombak telah mencekal dalam genggamannya.
Walaupun Poei Hong berada dalam keadaan gusar, namun
ia tetap tertawa keras, suaranya nyaring, lantang dan merdu
bagaikan paluan genta ditengah malam yang sunyi.
Hiong Hun si Roh bengis nomor tiga dengan andaikan
binatang berbisa ditangannya menubruk lebih dahulu
kedepan, pergelangan ditekan kebawah lantas menggetar
keras, dengan jurus "Yu Liong sin-Hong" atau Naga Romantis
menggoda burung hong, laksana kilat menerobos kedepan
mengancam tiga buah jalan darah mematikan didada Poei
Hong.
Makhluk berbisa seperti ini merupakan senjata aneh yang
paling sulit dihindari lagipula masih ada sebilah pedang serta
sepasang roda emas Jiet-Gwat Kiem Loen membokong datang
dengan menggunakan kesempatan itu, posisi nyonya tersebut
amat bahaya dan kritis sekali.
siauw-Bin-Loo-sat tetap tertawa nyaring, kakinya
melangkah sempoyongan kesana kemari meloloskan diri dari
ancaman tiga macam senjata tajam pihak lawan, setelah itu
pergelangan tangannya dengan lincah dan sebat menekan,
menggeletar. Menggunakan jurus "Giok-Ciauw-sam-seng" atau
Naga Kumala tiga kali mencuak disertai deruan angin tajam, ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

erang jalan darah "Thian-Teng-hiat" serta "Thay-yang-hiat"
ditubuh t iga manusia berkerudung hitam itu.
Hiong- hun si Roh Bengis nomor tiga, Leepok si sukma
Ganas nomor lima serta Lee-kok si sukma Ganas nomor enam
sama2 meraung gusar, mereka keteter dan terpaksa buyarkan
serangan sambil meloncat kebelakang.
Dalam satu jurus siauw-Bin-Loo-sat berhasil paksa tiga
orang musuhnya ngacir kebelakang, langkahnya semakin
lincah, dengan ringan dan sebat ia miringkan badan kemudian
berputar kencang, ikat pinggang kumala mengimbangi
gerakan langkah kaki disertai gelak tawa nyaring secara
beruntun melancarkan lima serangan dengan lima belas
gerakan masing2 memakai gerakan "Lok In Hwee Hong" atau
Mega Buyar Tersapu Taupan, "Pek An Kwan Jie" atau Biang
lala putih mengalingi sang surya, "Gioksu Yauw Hong" atau
Pohon pualam Datangkan Angin, serta "ciau Ciauw Li Hiat"
atau Naga sakti t inggalkan sarang.
Tiga orang manusia berkerudung hitam itu terdesak makin
hebat, mereka jadi repot dan meloncat kesana kemari untuk
menghindarkan diri dari ancaman bahaya maut, jangan dikata
membalas, mendekati tubuh nyonya muda ini-pun tidak
sanggup,
Dalam hal senjata tajam, pepatah ada mengatakan satu
Coen lebih panjang, satu Coen pula lebih hebat, ikat pinggang
kumala itu panjangnya ada satu tombak lebih dua depa,
sementara senjata tajam yang digunakan tiga orang manusia
berkerudung hitam itu tidak lebih cuma empat depa, coba
bayangkan saja. mana mungkin mereka sanggup mendekati
tubuh lawannya.
Hiong Hun isi Roh bengis nomor tiga, sejak munculkan diri
kembali dalam dunia persilatan, dengan andalkan ular berbisa
sisik emas berkepala tiga ini berulang kali ia mendapat hasil
yang diharapkan tanpa meleset, keganasan serta Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kekejamannya telah mendatangkan rasa ngeri dan seram bagi
jago2 yang berkelana dalam rimba persilatan.
siapa sangka malam ini ia telah berjumpa dengan musuh
bebuyutannya, bukan saja ia gagal menunjukkan kehebatan
dari senjata andalannya itu, bahkan untuk mendekati pun
gagal saking mendongkol dan gemasnya tiga orang gembong
iblis ini sama2 berteriak aneh, jeritan lengking mereka
bergema memecahkan kesunyian ditengah malam buta itu.
Pada waktu itu para penjaga kampung yang menonton
jalannya pertarungan dan sisi kalangan, menjumpai Nyonya
majikan mereka gagah perkasa, dimana dalam sejurus
serangan telah paksa musuhnya mundur dalam keadaan
mengenaskan, mereka bersorak sorai dengan gembiranya,
gelak tertawa serta teriakan mengejek menggema memenuhi
angkasa.
Perist iwa ini segera membangkitkan hawa gusar dalam hati
tiga orang gembong iblis itu, dari malu mereka jadi marah,
timbullah niat jahat dalam hatinya, dari dalam kantong terbuat
dari kulit macan diraupnya segenggam senjata rahasia
kemudian tiada hentinya di sambit kearah siauw-Bin-Loo-sat.
Dalam sekejap mata be-ratus2 batang senjata rahasia
menyambar kian-kemari dibawah sorotan sinar rembulan,
cahaya biru diujung senjata menunjukan betapa beracunnya
benda tadi, desiran tajam menggidikkan hati setiap orang.
Menjumpai ketiga gembong iblis ini bukan saja tidak
mengikuti aturan Bu-lim dan main kerubut saja, bahkan
menggunakan pula senjata rahasia beracun, hatinya makin
lama semakin gusar, gelak tertawa pun semakin nyaring.
Ikat pinggang kumala ditangannya berputar dan menari
semakin rapat, ketika itu mesti hujan anginpun tak bakal
menembusi pertahanannya.
Ditengah suara berdentingan yang sangat ramai, seluruh
golok beracun, panah beracun piauw beracun jarum beracun Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

serta kelelawar beracun kena tersampok jatuh semua keatas-
tanah.
Menyaksikan senjata rahasia beracunnya tidak mempan
terhadap lawan tangguhnya ini, Hiong Hun si Roh bengis
nomar tiga menggerutuk giginya dengan gemas, tiba2
bentaknya lantang:
"Cepat mundur "
sejak tadi Lee Pok si sukma Ganas nomor lima serta Lee
Pok si sukma ganas nomor enam sudah bikin persiapan,
mendengar seruan tersebut laksana kilat mereka loncat
mundur dua tombak kebelakang, pedang serta sepasang
senjata roda emas Jiet Gwat Kiem Loen dilintangkan didepan
dada siap menghadapi segala perubahan.
semula siauw Bin Loo sat menduga pihak lawan telah
mengucapkan kode rahasia untuk ajak kedua rekannya
melarikan diri, baru saja badannya melintang siap
menghadang jalan pergi mereka, tiba2 dilihatnya dari
sepasang mata Hiong Hun si Roh bengis nomor tiga
memancarkan cahaya buas, hatinya kaget dan kewaspadaan
segera ditingkat lipat gandakan.
sedikitpun tidak salah, ketika gembong iblis itu meloncat
ketengah udara, kain mantel berwarna hitamnya segera
digelembungkan sehingga mirip roda kereta, setelah itu
berputar satu lingkaran dari ujung kain mantel tadi
menyambarlah pelbagai macam bubuk halus berwarna merah
yang segera menyebar keempat penjuru.
Angin malam berhembus lewat, dalam sekejap mata bau
harum yang aneh telah menyebar rata diseluruh pelosok
tempat, belasan penjaga kampung Pa-In-san-Cung masih
belum sadar datangnya malapetaka bagi keselamatan jiwanya,
waktu itu mereka masih mengawasi ketengah kalangan
dengan pandangan keheranan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

siburung hong hijau Thioo see adalah seorang pendekar
berpengalaman, menyaksikan kejadian itu hatinya jadi cemas.
Buru-buru teriaknya:
"Awas. Hati hati bubuk beracun, ayoh cepat menyingkir ".
Belum habis ia berteriak, kepalanya terasa amat pening,
mengikuti robohnya siauw Ling, siauw Lan serta belasan orang
penjaga kampung. Perempuan gagah ini roboh, binasa ke atas
tanah.
siauw-Bin-Loo-sat Poei Hong pernah menelan pil sakti dari
kadal berusia ratusan tahun sekarang iapun tutup seluruh
pernapasannya. Maka dari itu tubuhnya sama sekali tidak
terpengaruh oleh racun keji tadi.
Menjumpai semua orang roboh menggeletak termakan oleh
bubuk beracun yang disebar lawan, hatinya terasa amat
gusar, sepasang mata melotot bulat2, tenaga murni segera di
salurkan kesepasang tangan dan dengan gemas nya didorong
kearah tubuh Hiong- Hun si Roh Bengis nomor tiga yang baru
melayang turun keatas permukaan keras2.
sementara tubuhnya masih melayang turun ke atas
permukaan tanah tadi, menggunakan kesempatan itu Hiong-
Hun si Roh Bengis nomor tiga melirik sekejap kearah siauw-
Bin-Loo-sat, menjumpai nyonya muda itu tetap berdiri tegak
tak gemilang, bahkan sinar matanya melotot kearah nya
dengan penuh napsu membunuh, hatinya bukan saja amat
terkesiap dan ngeri, bahkan ia mulai gugup. Gelagapan
terhadap kenyataan yang dihadapinya.
Melihat pula datangnya serangan yang begitu dahsyat
mengancam dia dikala sang tubuh masih berada ditengah
udara, ia sadar dirinya tak luput dari bencana, tak kuasa lagi
gembong iblis ini mengeluh: "Aduuuuh. Celaka, habislah sudah
diriku" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Buru-buru tenaga murni yang dimilikinya dikerahkan semua
kearah dada, lambung serta perut untuk melindungi jantung
serta isi perut lainnya.
serangan yang dilancarkan Poei Hong kali ini merupakan
suatu serangan yang dilancarkan dalam keadaan gusar,
kehebatannya sangat luar biasa laksana ambruknya gunung
Thay-san, mirip pula mengaduknya ombak besar di tengah
samudra luas.
Begitu hebat datangnya desiran tajam itu, perawakan
tubuh Hiong- Hun si Roh Bengis nomor tiga yang tinggi besar
sampai mencelat sejauh lima tombak ketengah udara
kemudian
"Braaak" menghantam dinding tembok pekarangan keras2
sampai jebol dan mencelat keluar perkampungan.
Menyaksikan bahwasanya Poei Hong musuh mereka sangat
lihay, Lee-Pok si sukma Ganas nomor lima serta Lee-Pok si
sukma Ganas nomor enam ketakutan setengah mati, mereka
merasa sukma serasa telah melayang tinggalkan badannya,
diiringi jeritan lengking yang tajam dan lantang buru2 mereka
lari keluar kampung menyambar tubuh Hiong- Hun si Roh
bengis nomor tiga yang hampir putus napas, kemudian
bagaikan ikan yang baru lepas dari jaring buru2 melarikan diri
terbirit-birit dari situ.
Dalam keadaan seperti ini, siauw-Bin-Loo-sat tidak sempat
untuk mengejar kedua orang gembong iblis itu lagi, buru buru
ia larikesisi tubuh siburung hong hijau Thio see dan
memeriksa napasnya.
Tapi badan si jago perempuan ini sudah mulai mendingin,
napasnya telah berhenti dan sukmanya telah melayang
tinggalkan raga untuk melapor kehadapan raja akhirat.
sedangkan siauw Ling, siauw Lan beserta belasan orang
penjaga perkampungan Pa-In-san-Cung lainnyapun telah mati
binasa semua dalam keadaan mengerikan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

siauw-Bin-Loo-sat benar2 merasa sedih, air mata jatuh
berlinang membasahi seluruh wajahnya, dari sedih, duka dan
kecewa ia jadi kalap. Gusar dan tak dapat menahan emosi.
sambil mendongak Poei Hong tertawa tergelak dengan
lantangnya.
suara gelak tertawa tersebut penuh diliputi rasa sedih,
berduka yang bukan kepalang, nyonya muda ini hendak
menggunakan suara gelak tertawa yang nyaring ini untuk
mengusir segala kesumpekan yang mengganjal dalam hatinya.
sementara itu Tonghong Beng Coe, siauw Coe serta siauw
Giok dengan membawa putra-putra dari Hoo Thian Heng telah
keluar dari tempat persembunyian, menjumpai perist iwa
berdarah yang tragis ini mereka cuma bisa menangis dan ikut
bersedih hati.
-0000000-
TEMPAT ini merupakan sebuah selat-sempit yang terletak
amat rahasia dibukit Hoe Goe san, tak ada bayangan manusia
tampak disekeliling tempat ini.
Batu cadas berserakan di-mana2, semak belukar hampir
memenuhi seluruh permukaan walaupun t idak dapat dikatakan
sangat luas, tetapi cukup digunakan untuk berkumpulnya
ratusan orang Liok Lim-eng hiong.
Diatas langit biru yang cerah, rembulan baru saja
munculkan diri menyinari seluruh jagad, belasan ekor kuda
jempolan yang tinggi besar serta berbulu warna-warni
mengunyam rumput hijau dengan tenangnya disebuah tanah
lapang yang luas, sebagian besar kuda2 itu sudah
dipersiapkan pelananya, se-akan2 binatang tadi telah siap
diberangkatkan.
Mengikuti keadaan pada umumnya, dengan hadirnya
manusia2 kasar ditempat itu, suasana tentu hiruk pikuk dan
kacau balau. Namun suasana dalam selat ketika itu sunyi, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

hening dan tak kedengaran sedikit suarapun. Begitu sepi
sehingga cuma terdengar suara hembusan angin serta
gemerisikan daun2.
Belasan sosok bayangan manusia, berkelebat laksana
sukma gentayangan ditengah tanah yang sunyi dan sepi,
kemudian mereka berdiri berbaring dan suasana tetap tenang.
Pada saat itulah, tiba2 dari luar selat berkumandang datang
suitan nyaring yang sangat memekikan telinga, begitu suitan
tadi menggema datang, air muka manusia2 yang hadir disana
sama2 berubah hebat, rata2 mereka tunjukkan suatu sikap
yang sangat aneh. Dalam sekejap mata, dari luar selat telah
melayang datang dua sosok bayangan manusia.
serentak para jago berloncatan bangun dari atas tanah
setelah menyaksikan kehadiran dua orang itu, sikap serta
gerak gerik mereka menunjukkan rasa hormat yang
mendalam.
seorang kakek tua berperawakan kecil pendek segera b
erbatu- batuku dengan nada suara yang parau ujarnya:
"sejak cu-wi sekalian berbakti kepada perkumpulan kami,
hanya dalam beberapa hari saja telah berhasil membuat
banyak jasa buat kejayaan perkumpulan Yoe-Leng-Kauw kita,
bukan saja tiap rintangan serta hadangan berhasil
disingkirkan, bahkan setiap tugas berhasil dilaksanakan
dengan memuaskan".
"Kejadian ini bukan saja membuat Kauw-cu kita merasa
sangat gembira, bahkan loohu sendiripun ikut merasa
berbangga. Hanya saja..."
Berbicara sampai disitu, sepasang matanya yang tajam
bagaikan mata burung elang itu menyapu sekejap kearah
semua orang. Lalu terusnya:
"Tugas yang harus kita pikul mulai saat ini akan bertambah
berat, setiap tokoh silat serta jago2 Bu-lim yang menganggap Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dirinya dari golongan putih harus dibasmi dan disingkirkan
satu persatu dari muka bumi ".
Pada saat itulah dari antara gerombolan manusia
berkumandang suara seseorang yang besar, kasar dan parau.
ia berkata:
"Tokoh-tokoh maha sakti dari kalangan Hok to yang
menunjang perkumpulan kita banyak laksana awan dan hujan,
jikalau kita benar2 hendak menaklukan seluruh dunia
persilatan dan berkuasa penuh diatas kolong langit, kenapa
tidak secara langsung kita basmi manusia2 dari sembilan
partai besar? dengan berbuat demikian bukankah keadaan kita
sama hal nya membunuh ayam dan anjing dengan
menggunakan golok penjagal kerbau? Suatu persoalan kecil
yang di-besar2kan ?"
sikakek kecil pendek yang berdiri ditengah kalangan sama
sekali tidak dibikin jadi gusar dengan timbrungan orang ini, ia
mengelus beberapa lembar kumis tikusnya, setelah itu
lambat2 sahutnya:
"Pertanyaan yang diajukan Yoe Leng si-sukma gentayangan
nomor dua puluh empat rasanya merupakan pertanyaan yang
ingin kalian ajukan pula bukan?? sekalian loohutempo dulupun
setuju dengan tindakan seperti ini Tetapi setelah mengalami
perundingan tingkat tinggi yang berulang kali ia susah payah
akhirnya dapat kita tarik kesimpulan bahwa rencana tersebut
apabila kita jalankan terus, niscaya akan berakhir dengan
keadaan seperti tokoh2 kita tempo dulu.
Coba bayangkan saja selama ratusan tahun ini beberapa
banyak tokoh lihay, manusia cerdik yang mempunyai cita2
tersebut, tapi siapakah diantaranya yang berhasil? mengapa
mereka selalu gagal total? tahukah kalian apa sebabnya?"
"Mungkin kekuatan sembilan partai besar terlalu tangguh
??".
"Bukan ". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Mungkin kekuatan, serta kemampuan sendiri kurang
sempurna ??".
"juga bukan ".
"Lalu apa sebabnya ??".
sikakek berperawakan katai kecil itu tersenyum, kepada si
kakek berperawakan jangkung dan kurus itu katanya:
"Loo-jie, kaupun ikut serta didalam melakukan perundingan
tingkat atas ini, tiada halangan bukan kalau kau yang beri
penjelasan kepada Cu-wi sekalian ?".
sikakek kurus tinggi mengelus jenggot kambingnya, lalu
memandang rembulan yang tergantung diawang-awang,
setelah itu sahutnya:
"Menurut keputusan dari perundingan tingkat tinggi
perkumpulan kita, sebab utama dari kegagalan yang dialami
dalam tiap pertempuran Bu lim adalah dikarenakan hidup
terpisahnya para jago serta para pemimpin dunia persilatan
dipelbagai tempat. orang-orang ini bertempat tinggal tak
menentu, sering kali membuat orang yang menyusun rencana
jadi gagal untuk menilai sampai dimanakah kekuatan
sebenarnya yang dimiliki, karena salah tafsiran inilah sering
kali kita menderita kerugian besar.
Kesalahan paling besar ini selama ratusan tahun berselang
hingga kini tak pernah ditemukan orang.
"Dalam ilmu berperang, Sun-zoe berkata: Banyak dihitung
akan menang, kurang dihitung tidak menang, hitung yang
diartikan di sini menunjukan rencana serta perhitungan kita
akan kekuatan sendiri serta kekuatan yang dimiliki musuh."
"Coba kalian bayangkan saja, mereka2 yang tidak
tergabung dalam sembilan Partai Besar bukan saja sikap serta
tindak-tanduknya tak menentu, jejaknya pun sulit ditemukan,
meski Coe Kat Liang hidup kembali pun tak bakal bisa
mendapatkan akal yang tepat, dalam keadaan seperti ini tak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bisa disalahkan lagi kalau berulang kali kita menderita
kerugian."
"Perkumpulan kita ada perintah melakukan pembersihan
lebih dahulu terhadap para perintang2 yang hidup terpencar,
setelah penghalang2 dipelpagai tempat berhasil disapu bersih,
kita baru- menyusun kembali rencana penyerangan yang lebih
jauh lagi.
"Dari sembilan partai besar, sepanjang masa mereka
memiliki pendapat sendiri yang berbeda satu sama lain, meski
diluar mereka kerja sama dalam hati mereka saling menaruh
curiga dan tidak cocok satu dengan lainnya, asalkan kita bisa
menggunakan kesempatan yang sangat baik ini dengan tepat,
jangan di kata setahun.
Dalam setengah tahunpun kita bisa menjagoi seluruh dunia
persilatan. Para tokoh silat yang berkuasa sekarang akan jadi
anak buah kita, mereka akan turut perintah dan menurut
kepada kita. Hal ini bukankah sangat menggembirakan ??".
Bicara sampai disitu tak kuasa lagi ia mendongak dan tertawa
ter-bahak2.
sebagian besar jago yang hadir dalam kalangan ketika itu
tertarik dan jadi bersemangat kembali oleh bayangan indah
dimasa mendatang, diatas wajah mereka terlintaslah rasa
girang yang bukan kepalang.
suara berisik serta ribut yang agak gaduh seketika
memecahkan kesunyian serta keheningan yang mencekam
selat tersebut sejak tadi.
Dikala semua orang sedang saling membicarakan persoalan
itu dengan gaduh, mendadak si kakek tua berperawakan
pendek kecil itu bertepuk tangan keras2, lalu bersuit nyaring
dan menghardik berat: "Ada perintah".
Begitu ucapan tersebut diutarakan, suasana seketika pulih
kembali dalam keheningan tak kedengaran sedkit suara pun
juga. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

" Hiong Hun si Roh bengis nomor dua" seru kakek itu
dengan wajah kaku dan menyeramkan. sikakek tua kurus
tinggi yang berdiri bersanding dengan dirinya sebera menjura
dalam. "Ada" serunya mengiakan.
"Bawa Lee Pok si sukma ganas nomor tiga, nomor empat,
nomor tujuh dan serta Yoe-Leng si sukma gentayangan nomor
tiga belas sampai nomor dua puluh empat, malam ini juga
pada kentongan ketiga berangkat perkampungan Kiok-It san-
Cung. Basmi dan bunuh semua delapan belas jiwa dari
keluarga sian-Hee-It Kiam Tauw Lie serta sinelayan dari
sungai Goan Kang Tong su Kiat, sikakek huncwee dari gunung
Bong-san YuBoe dan seluruh pembantu yang diundang datang
jangan sampai ada diantara mereka yang berhasil loloskan diri
dalam keadaan hidup2, basmi dan hancurkan mereka."
"Terima perintah" sahut sikakek tinggi kurus itu.
"Lee Pok si sukma ganas nomor satu, nomor dua serta Yoe-
Leng si sukma gentayangan nomor satu sampai nomor dua-
belas sekarang juga mengikuti aku berangkat keutara kekota
Ham- yang" titahnya kembali.
semua orang mengiakan, mereka sebera mengenakan kain
kerudung muka serta kain mantelnya, setelah itu meloncat
naik keatas kuda.
Beberapa langkah sikakek pendek kecil itu berjalan
kedepan, sepasang alis tikusnya mendadak berkerut, ia
berhenti dan berseru kembali:
"Loo-jie, kalau Loo-sam dengan membawa anak buahnya
telah kembali semua, mereka segera diperintahkan untuk
berangkat ke puncak gunung Biauw Hong san di Propinsi
Hoopak utara untuk menantikan tugas serta perintah baru
lainnya." sikakek tinggi kurus itu mengangguk tanpa mengerti.
sikakek pendek kecil itu menunduk memandang tulisan
"Hiong Hun si Roh bengis nomor satu" yang bersulam diatas
dada mantel hitamnya, kemudian dengan rasa puas dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sombong ia tertawa tergelak. meloncat naik ke atas kuda
kemudian membawa anak buahnya berlalu dari situ.
sepeninggalnya Hiong Hun si Roh bengis nomor satu, Hiong
Hun si Rojh bengis nomor duapun membentak lirih: " Cepat
ikuti diriku"
Tampak bayangan manusia berkelebat dengan cepatnya
menuju keluar selat, dalam sekejap mata mereka telah lenyap
tak berbekas.
Dalam selat sempit digunung Hok Gouw san hanya
tertinggal enam belas ekor kuda jempolan dimana sambil
goyang2kan ekornya dengan merdeka menikmati rerumput
hijau.
XXXoXXX

Jilid 10
SAAT ini merupakan saat yang paling menyeramkan-
Perkampungan Kiok ln San cung yang terletak diluar kota
Lam-yang terbenam dibalik kegelapan malam yang luar biasa,
meski demikian dalam sebuah ruangan duduklah lima orang
sedang berbicara dengan asyiknya.
Diantara beberapa orang itu kegembiraan sinelayan dari
sungai Goan- Kang, Tong-Su-Kiat paling besar, sambil
mencekal cawan- kumala yang penuh berisikan arak warna
hijau ujar nya kepada sikakek huncwee dari gunung Bong san
sambil tertawa ter-bahak2.
"Aku masih mengira Yap-heng hanya bisa memainkan
akrobatik dalam mengepulkan asap2 huncwee yang tebal,
tidak kusangka kau sudah menjelajahi hampir seluruh pelosok
dikolong langit, bahkan berjiwa pendekar dan merupakan
seorang kesatria yang patut dipuji tidak kesalnya kau telah
melakukan perjalanan ribuan li untuk mencarikan bala Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bantuan buat Tauw Loo-te ku ini, bagaimanapun juga jerih
payahmu ini harus dihormati dengan arak wangi, bagaimana
kalau kita teguk tiga cawan arak?"
Wajah persegi empat dari Si- kakek huncwee dari gunung
Bong-san yang dasarnya berwarna merah, saat ini telah
berubah jadi merah padam bagaikan raut muka Kwan-Kong.
sambil meng-elus2 jenggotnya ia menjawab:
"Tong-heng, bukannya kau tidak tahu siapakah siauwte,
dalam merokok huncwee aku punya kegemaran yang sangat
luar biasa, namun dalam hal minum arak aku sama sekali t idak
tertarik dan tiada kebiasaan untuk meneguk terlalu banyak,
lagipula kawanan iblis sebentar lagi akan menyerang kemari.
Kalau sampai aku dibuat mabok. Kehilangan selembar jiwa
tuaku dalam keadaan tidak sadar sih tidak mengapa, tapi
kalau sampai dijebloskan kedalam neraka tingkat kesembilan,
si Raja Akhirat akan kebingungan seharusnya memasukkan
siauw-te kejenis yang mana ??"
"Kalau dikatakan sisetan arak ? bicara dalam soal keahlian
sama sekali tidak berpengalaman. Kalau dikatakan si setan
Huncwee? kok bau araknya begitu tebal waah.. ..ini bisa
berabe, ini bisa berabe..."
Selama beberapa hari ini sipedang tunggal dari sian-Hee-
san selalu bermuram durja memikirkan ancaman yang bakal
menimpa dirinya, meskipun begitu setelah mendengar
gurauan dari sikakek huncwee dari gunung Bong san barusan,
tak urung la dibikin geli juga sehingga tertawa tergelak.
si nelayan dari sungai Goan-Kang melihat ia tak berhasil
paksa sikakek hun-cwee dari gunung Bong-san memasuki
lingkungannya, sinar mata lantas dialihkan kearah Hoo Thian
Heng.
"Tiga tahun berselang, sewaktu berada di puncak Pek-Yan-
Gay beruntung sekali ia dapat menyaksikan kehebatan serta
kesaktian sauw-hiap. Dalam hati aku merasa amat kagum Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sekali" serunya."sungguh tak disangka tiga tahun kemudian
kita bisa duduk dalam satu meja perjamuan yang sama sambil
minum arak. Bukankah hal ini yang dikatakan sebagai jodoh ?
maaf aku meski usianya sudah amat tua namun hendak
menyebut dirimu sebagai Loote. Eeei Loo-te malam ini kita
akan bersama-sama bekerja keras menghadapi kawanan iblis
kurcaci. Kalau tidak meneguk tiga cawan arak, mana bisa
kobarkan semangat kita untuk bertempur, mari kita teguk
arak. Agar dalam pertarungan nanti bisa membunuh musuh
se-puas2nya."
Mendengar ucapan itu sepasang alis Hoo Thian Heng
berkerut, sebenarnya ia memang doyan minum arak. Maka
dengan tanpa ragu2 diterimanya tawaran tersebut.
"Pemberian dari angkatan tua, mana boleh ditolak oleh aku
dari angkatan muda ??" serunya sambil angkat cawan.
"Boanpwee terima hadiah tiga cawan arak dari cianpwee".
selesai bicara ia memenuhi t iga cawan arak dan berkali-kali
diteguk masuk kedalam perutnya.
si nelayan dari Goan-Kang Tong su Kiat amat doyan
minum, tapi ia tak akan berani meneguk dengan begitu kasar
macam Hoo Thian Heng sebab arak tersebut merupakan arak
jempolan yang berkadar alkohol sangat besar, diam-diam ia
puji akan kepolosan dari pemuda tersebut.
"Bagus bagus bagus sekali. Kau patut dipuji" tak terasa lagi
ia berteriak sambil bertepuk tangan memuji.
si pedang tunggal dari sai-Hee-san yang bertindak sebagai
tuan rumah, tentu saja tak boleh berpeluk tangan saja untuk
tidak menghormati tamunya dengan arak.
Maka iapun mencari pasangannya, sambil angkat cawan
arak ujarnya kepada Cian-Liong Poocu Lie Kie Hwie sambil
tertawa terbahak-bahak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Nama besar thay-hiap sudah lama kami dengar dan kami
kagumi, hanya sayang selama ini tak ada kesempatan untuk
saling berjumpa, pertemuan ini hari benar2 membanggakan
hatiku. Nama besar thay-hiap bukan nama kosong belaka.
Untuk menghormati dan mengucapkan rasa terima kasihku
atas kesediaan thay-hiap untuk melakukan perjalanan ribuan li
datang kemari untuk memberi bantuan cayhe, ingin
menghormati dirimu dengan tiga cawan arak sebagai tanda
hormatku kepadamu".
selesai bicara ia lantas meneguk habis arak nya, begitu
terbuka dan polos sikap sang tuan rumah.
"Kita sebagai orang2 dari dunia persilatan, sudah
sepantasnya saling membantu dikala kawan ada kesulitan, tak
usah Tauw-heng pikirkan didalam hati" sahut Cian-Liong
Poocu Lie Kie Hwie dengan wajah serius.
Bicara sampai disitu ia merandek sejenak. lalu angkat
cawan araknya dan berkata kembali:
"Kalau memang Tauw-heng bertindak demikian sungkan
kepadaku, siauw-tee akan terima penghormatanmu ini dengan
hati bangga".
selesai bicara iapun meneguk habis isi arak tersebut dalam
sekali tegukan.
suasana dalam perjamuan dalam ruangan itu berjalan
semakin meriah, keterbukaan sikap para jago menambah
keakraban diantara mereka, gelak tertawa serta senda gurau
tiada hentinya berkumandang memecaakan kesepian.
Tiba2.... dari luar jendela berkumandang datang suara
tertawa dingin yang amat sinis dan menyeramkan.
Mendengar suara itu sipedang tunggal dari sian-Hee-san
Tauw Khie, sinelayan dari sungai Goan-kang Tong su Kiat,
sikakek huncwee dari gunung Bong-san YoeBoe serta Cian-
Liong-Poocu sama2 berubah air mukanya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Batas waktu yang ditetapkan musuh ada kentongan kedua,
tak disangka kehadiran musuh begini cepat dan sama sekali
berada diluar dugaan.
semua orang sama2 meloncat bangun dari tempat duduk.
dalam beberapa kelebatan keempat orang itu telah melayang
turun ditengah lapangan berlatih silat.
Ujung baju biru Hoo Thian Hong berkelebat tertiup angin,
dalam beberapa langkah iapun sudah berdiri disisi kanan para
jago, sinar matanya dengan tajam menyapu sekejap keliling
tempat itu.
Tampaklah dihadapannya telah berdiri dua baris manusia2
berkerudung hitam, ditangan mereka sama2 mencekal senjata
tajam, jumlahnya tidak lebih tidak kurang enam belas orang
banyaknya.
Diantara orang2 itu berdirilah seorang manusia
berperawakan tinggi kurus, wajahnya tertutup oleh kain
kerudung hitam sehingga tak dapat dilihat bagaimanakah raut
mukanya, hanya sepasang mata yang dingin dan tajam
muncul dibalik kerudung, meski demikian bentuk serta
potongan tubuhnya terasa amat dikenal sekali.
orang itu memiliki dandanan pakaian yang aneh dan
kukoay, diatas kain mantelnya yang berwarna hitam tersulam
benang perak disisinya, disamping itu tertera pula tulisan
"Hiong-Hun si-Roh Bengis nomor dua" didepan dada nya,
keadaan serta sikapnya amat menyeramkan.
Di samping kiri serta disamping kanannya masing2 berdiri
manusia berkerudung hitam yang memiliki tulisan Lee-Pok si-
sukma ganas nomor tiga, nomor empat, serta nomor tujuh,
sedangkan sisanya dua belas orang masing2 bertuliskan Yoe-
Leng si-sukma gentayangan nomor tiga belas sampai nomor
dua puluh empat.
Dari dandanan orang2 itu, Hoo Thian Heng berpikir dalam
hatinya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ditinjau dari huruf 2 serta nomor urut yang ada didepan
dada manusia2 berkerudung hitam ini, mereka tentu
merupakan komplotan serta anak buah dari sebuah
perkumpulan sesat yang baru didirikan serta memiliki gerak
kerja yang teramat rahasia, kemudian ditinjau pula dari
pandangan matanya yang terasa sangat dikenal..."
Belum selesai ia melanjutkan lamunannya, tuan rumah dari
perkampungan Kiok-It-san-Cung sipedang tunggal dari sian-
Hee-san Tauw Kie telah menegur dengan suara berat:
"sahabat, malam2 buta kalian membawa anak buah
menyatroni perkampungan kami, sebenarnya ada urusan apa
? dapatkah kalian memberikan alasan2 yang tepat ?".
Diatas air muka Hiong-Hun si Roh Bengis nomor dua yang
kurus kering dibalik kain kerudung terlintas hawa napsu
membunuh yang tebal, pikirnya:
"Hmm kalian dua orang setan tua, apakah sudah lupa akan
perist iwa pengejaran serta penggeledahan terhadap kami
bersaudara diluar kota Hoei-swie t iga tahun berselang ?"
Teringat akan perist iwa yang sangat memalukan itu, diatas
sinar matanya yang dingin dan tajam kembali terlintas napsu
membunuh semakin tebal, ia mendengus dingin lalu tertawa
seram.
"oouw.. .tentang soal ini ? siraja Akhirat telah menetapkan
kalian mati pada kentongan ketiga, siapa yang bisa menahan
kalian hidup sampai kentongan lima ? Pun Hiong- Hun datang
kemari atas perintah dari "Yoe-Leng-sin-Koen", kemungkinan
besar nasib anda untuk hidup dikolong langit sudah
ditakdirkan telah selesai, maka sengaja aku datang kemari
untuk mengundang kau agar suka melanjutkan perbuatan2
ksatriamu dialam baka... sebab didunia sana sudah
kekurangan manusia2 gagah macam kalian...".
sepasang alis sipedang tunggal dari sian-Hoe san Tauw Kie
berkerut kencang, meskipun dia adalah seorang pendekar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

berjiwa kesatria dan berwatak welas kasih, setelah diejek dan
diper-olok2 oleh musuhnya dengan kata2 tidak senonoh, tak
urung hatinya mendongkol juga.
sementara ia hendak buka suara untuk menegur, terdengar
sinelayan dari sungai Goan Kang Tong su Kiat sambil meraba
jaring ikan nya telah tertawa ter-bahak2.
"Haa...haa...haa....sebenarnya antara dunia yang nyata
serta alam baka terpisahkan oleh suatu perbatasan yang tak
bisa dilampaui oleh siapapun sebelum takdir tiba. Rupanya
telah terjadi kebakaran hebat dalam neraka t ingkat kedelapan
belas sehingga kalian roh2 bengis serta sukma2 ganas berhasil
ngeloyor datang kemari untuk bikin onar lagi dikolong langit.
Bagus, bagus sekali, selama banyak tahun selembar jaring
ikanku yang bobrok ini belum pernah mendapat hasil lagi. Dari
suara yang kau perdengarkan tadi, aku rasa kau mirip dengan
kawanan ikan yang lolos dari sungai Lian-Kang, kini kalian
antarkan sendiri kedalam perangkap.
Nah, tak usahlah kamu salahkan diri Loohu dan merasa
penasaran dalam keberangkatanmu kembali keneraka tingkat
ke delapan belas".
seraya berkata per-lahan2 ia turunkan jaring ikannya dari
atas punggung.
Beberapa patah perkataan yang diucapkan si nelayan dari
sungai Goan-Kang barusan, bukan saja telah membuat air
muka Hiong- Hun si Roh Bengis nomor dua berubah hebat,
semua orang jago yang hadir disanapun merasa bahwa dibalik
ucapan itu tentu ada maksud menunjukkan sesuatu, tak
mungkin sinelayan ini bicara hanya untuk mengejek belaka.
Terutama sekali sipedang tunggal dari sian-Hee-san Tauw
Kie, dia adalah salah satu diantaranya yang ikut mengejar
serta penggeledahan tiga manusia beracun dari Wilayah Biauw
diluar kota Hoei-swie t iga tahun berselang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Meskipun kejadian itu sudah lewat tapi ia masih teringat
dengan nyata sekali, tak kuasa lagi ia berseru tertahan-
seruan tertahan itu sendiri tidak penting, dengan adanya
kejadian ini si Hiong- Hun Roh Bengis nomor dua jadi sangat
gelisah.
Alasannya ia tidak ingin perist iwa yang sangat memalukan
itu dibeberkan oleh kedua orang itu dihadapan umum,
meskipun saat ini ia sudah jadi Hiong- Hun si Roh Bengis
nomor dua, dan tidak mirip dengan Hian-Im-Tok-shu cia Ie
chong tempo dulu, sedikit banyak peristiwa ini akan merusak
nama baik serta martabatnya.
sepasang alis yang tebal dibalik kain kerudung langsung
dikerutkan kencang2, tiba2 ia membentak:
"Tangkap kedua orang bajingan tua ini jangan biarkan
mereka lolos dari tangan kita."
Bersamaan dengan itu, dari antara dua belas orang sukma
gentayangan melayang keluar dua sosok bayangan manusia,
satu langsung menubruk kearah sipedang tunggal dari sian-
Hee-san sedang yang lain menubruk kearah si nelayan dari
sungai Goa n- Kang, jeritan laksana pekikan srigala,
cengkeraman disambar keluar bagaikan hembusan angin
taupan-
Sipedang tunggal diri sian-Hes-San sama sekali tidak
menyangka pihak lawan bisa melancarkan serangan sesaat
setelah tidak akur dalam pembicaraan, tindakan mereka sama
sekali t idak mengikuti peraturan Bu- lim.
Tanpa banyak bicara sepasang telapaknya segera didorong
kedepan menyambut datangnya serangan itu.
Cakar simanusia berkerudung hitam, itu berkelebat kesana
kemari membawa derungan angin dahsyat, desiran angin
serangan tiap kali mengancam bagian tubuh yang mematikan, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

keganasan serta kekejian jurus serangannya benar2jarang
ditemui dalam kolong langit.
Meskipun nama besar sipedang tunggal dari sian-Hoe-san
Tauw Khie terkenal dalam dunia persilatan karena ilmu
pedangnya yang dahsyat, namun serangkaian ilmu telapak
Lok-soat-Ciang dari perguruannya pun merupakan kepandaian
silat maha sakti yang jarang ditemui dalam Bu-lim, berhubung
wataknya yang pendiam dan tak suka menonjolkan diri,
bahkan seluruh perhatian dicurahkan dalam satu hal, maka
setelah berlatih giat selama puluhan tahun lamanya,
kehebatan ilmu telapaknya ini boleh dibandingkan dengan
keampuhan ilmu pedangnya .
Maka dari itu meskipun ilmu cakar Tok-Pa op-san-Jiauw
atau tiga belas cakar macan tutul beracun yang diandalkan
manusia berkerudung itu sangat luar biasa dan
kedahsyatannya serta keganasannya bukan kepalang, namun
ia tak berhasil peroleh keuntungan apapun dari pihak
lawannya.
Untuk sementara waktu kedua orang itu saling serang
menyerang dengan serunya, susah untuk menentukan siapa
menang siapa kalah. Masing-masing pihak sama2 gagah dan
sama2 kosen- seluruh kepandaian yang diandalkan di
kerahkan keluar untuk berusaha merobohkan lawannya dalam
waktu singkat.
Dilain pihak. simanusia berkerudung hitam yang menubruk
kearah sinelayan dari sungai Goan-Kang keadaannya jauh
lebih mengenaskan.
sinelayan dari sungai Goan-Kang Tong su Kiat. manusia
aneh yang gemar bergurau ini rasa sedikit susah dilayani,
bukan saja ia kenali sekali ilmu cakar "Tek-Pa-Cap-san Jiauw"
yang digunakan lawan, bahkan dari potongan badannya ia
bisa menebak bahwa orang ini adalah "Hoa-Bin-Pa" atau
simacan tutul berwajah kembang chin Hoan, walaupun ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sama sekali tidak menyingkap kain kerudung yang dikenakan
pihak lawan.
Chin-Nia-su Pa menjagoi diwilayah pegunungan chin Nia
sampai propinsi su Cuan serta propinsi siam say pelbagai
kejahatan yang terjadi disana, membunuh, merampok.
memperkosa gadis serta istri orang semuanya dilakukan oleh
manusia2 ini, hal ini membuat para kesatria yang bercokol
didaerah sana merasa amat tidak tenteram.
sementara itu empat saudara tersebut dengan andalkan
ilmu cakarnya malang melintang tiada hentinya disana-sini.
entah sejak kapan mendadak jejak mereka lenyap tak
berbekas, sejak itu keempat manusia terkutuk tadi tidak
pernah munculkan diri kembali dalam dunia persilatan-
sinelayan dari sungai Goan Kang bukan saja mempunyai
tabiat suka mengucapkan kata2 yang lucu dan bersenda-
gurau, iapun memiliki ketajaman ingatan yang luar biasa,
sejak semula ia sudah dengar dari sahabat2 Bu-lim, tentang
raut muka serta potongan badan bajingan2 itu, bahkan
sampai kepandaian andalan mereka pun dapat dikenali
dengan jelas.
Memang sejak semula ia ada maksud membinasakan
bajingan ini dari muka bumi, sekarang setelah mengetahui
asal-usul lawan, iapun tidak bertindak sungkan lagi.
Jaring ikannya dengan cepat disimpan kembali diatas
pundak. dan ilmu "Cheng-Men Chie" atau ilmu jari
penggempur nadi yang tak pernah digunakanpun segera
dilancarkan dengan hebat.
Ilmu jari penggempur nadi ini merupakan suatu kepandaian
tingkat atas dari kalangan beragama, terutama sekali terhadap
para jago yang khusus menggunakan ilmu cakar,
kehebatannya semakin berlipat ganda. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dengan digunakannya kepandaian sakti tersebut, seorang
berkerudung itu mulai mengeluh, Ia keteter hebat belum
sampai t iga lima jurus posisinya sudah sangat berbahaya.
Menyaksikan kehebatan lawan, orang berkerudung ini mulai
jeri dan ketakutan, ia tidak mengira pihak musuh mempunyai
kehebatan diluar dugaan-
Hiong-Hun si Roh Bengis nomor dua dalam menyaksikan
pula bagaimana terdesaknya anak buah yang ia perintahkan
turun kegelanggang sepasang alis yang tebal dibalik kain
kerudung segera dikerutkan rapat2, pikirnya:
"Agaknya untuk membereskan persoalan yang ditugaskan
malam ini, aku harus mengeluarkan banyak pikiran dan tenaga
...."
Belum habis ia berpikir, Yoe Leng si Sukma gentayangan
nomor tujuh belas tiba menjerit ngeri yang menyayatkan hati
diikuti sambil mencekal lengan kanan dan air muka pucat pias
bagaikan mayat meloncat mundur kebelakang, sebuah lengan
kanannya telah di pukul hancur hingga cacad oleh serangan
lawan-
Pada saat itulah dua sosok bayangan hitam melayang
masuk kedalam kalangan, diiringi jeritan keras yang
memekikan telinga mereka langsung menubruk kearah
sinelayan dari sungai Goan Kang
Jurus silat yang digunakan kedua orang manusia
berkerudung ini tiada berbeda sekali dengan kepandaian yang
digunakan simacan tutul berwajah kembang chin Hoan-
Tenaga lweekang yang dimiliki sinelayan dari sungai Goan-
Kang amat sempurna, ilmu jari penggempur nadipun
merupakan lawan dari ilmu tiga belas cakar macan tutul
beracun, namun kedua orang itupun merupakan tokoh2 sakti
dari kalangan hitam, mereka dapat bekerja sama dengan erat,
apalagi serangan menubruk kearahnya dengan cara mengadu
jiwa untuk sesaat sikakek tua itu tak bisa bergerak banyak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Menghadapi cara bertempur yarg tidak menghiraukan
keselamatan sendiri ini, si nelayan dari sungai Goan-kang tidak
berani memandang remeh, ilmu gerakan "Yoe-In-Cian Cong"
atau Ikan ikan bermain petak segera di gunakan bekerja sama
dengan ilmu jari penggempur nadi menghadapi dua orang
lawan sekaligus.
sementara itu simanusia berkerudung yang bertempur
melawan sipedang tunggal dari sian Hee-san pada mulanya ia
benar2 berhasil memaksa musuh kalang kabut dan kacau
dengan sendirinya. Tapi lama kelamaan mengikuti beredarnya
waktu yang berlalu dengan cepat, akhirnya ia bertarung dalam
keadaan seimbang. Tidak lama kemudian, ia malah dipaksa
jatuh dibawah angin.
Hal ini bukan disebabkan ilmu silat yang dimiliki sipedang
tunggal dari sian-Hee-san secara tiba2 memperoleh kemajuan
pesat, sebaliknya dia yang harus melawan jurus2 serangan
aneh yang digunakan musuh jadi kaget, gugup dan kelabakan
sendiri
Untung ilmu Lok-soat-Ciang tersebut belum digunakan
segenap tenaga, maka untuk sementara iapun masih bisa
menjaga diri diri bahaya maut.
sipedang tunggal dari siin-Hee-sanpun bermain tenang, ia
pusatkan segenap perhatian serta tenaganya untuk mainkan
ilmu telapak Lok soat Ciang tersebut sehebat2nya, makin lama
kehebatannya semakin nampak dan akhirnya tampaklah
sampai dimana sebenarnya keganasan ilmu telapak itu.
Dengan kejadian ini simanusia berkerudung hitam itu
semakin terdesak. makin bertarung, hatinya makin
terperanjat, peluh dingin mulai mengucur keluar membasahi
badannya.
Disaat yang amat kritis itulah, mendadak ia dengar Loo-
sam simacan tutul berwajah kembang chin Hoan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

perdengarkan jeritan ngeri yang memekikkan telinga ditengah
malam buta.
la kaget tapi dengan cepat memperingatkan diri agar
bertindak tenang, wajah yang hijau dibalik kain kerudung per-
lahan2 berubah memerah kembali, ia berusaha membendung
golakan dalam hatinya.
sipedang tunggal dari sian-Hee-san Tauw Kie melirik
sekejap kesamping, ia dapat melihat sinelayan dari sungai
Goan Kang Tong-su Kiat telah berhasil memukul lawannya
sampai terluka, sedang dia, ia masih belum berhasil meringkus
simanusia berkerudung itu, tak terasa alisnya meng kerut ke
atas.
Dengan jurus "Lok-soat-Hwie-Bok" atau Bebek terbang
disinar lembayung ia pukul Yoe-Leng si sukma gentayangan
nomor delapan belas hingga mencelat sejauh dua tombak dari
kalangan-
Hajaran yang bersarang ditubuh manusia berkerudung
hitam Yoe-Leng - si sukma Gentayangan nomor delapan belas
ini sungguh dahsyat sekali, terdengar ia mendengus berat.
Badannya yang roboh keatas tanah tak sanggup bangun
kembali. Pada saat itulah...
Sreeet Sreeet Sreeet secara beruntun meloncat keluar
empat, lima sosok bayangan manusia ketengah kalangan.
Kecuali dua orang manusia berkerudung yang membimbing
bangun Yoe-Leng -si sukma Gentayangan nomor delapan
belas kesisi kalangan guna diobati, tiga orang lainnya dengan
mencekal pedang dan menggetarkan senjata tersebut
sehingga memancarkan cahaya berkilat langsung menusuk
tubuh sipedang tunggal dari sian-Hee-san Tauw Kie dari
pelbagai jurusan yang berbeda.
Cian- Liong Poocu Lie Kie Hwie siap meloncat masuk untuk
membantu sahabatnya, namun sikakek huncwee dari gunung Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bong-san yang menghisap huncweenya telah mengulangi
niatnya.
"Jangan keburu napsu" katanya. " Kurcaci ini tidak lebih
hanya manusia kelas tiga, pertunjukan bagus masih berada
dibelakang, lebih baik kita nikmati dahulu keindahan serta
kehebatan ilmu pedang dari Tauw- heng. seandainya ia benar
menemui bahaya, saat itu rasanya belum terlambat kalau kita
turun tangan menyelamatkan jiwanya."
"Eeeehmm berbuat demikianpun rasanya tidak salah" pikir
Cian Liong Poocu.
Ia lantas berpaling melirik sekejap kearah siseruling kumala
kipas emas Hoo-Thian- Hong
Tampak pemuda itu sambil tersenyum memandang awan
putih yang bergerak diangkasa, se-akan2 terhadap
pertarungan sengit antara hidup mati yang sedang
berlangsung di hadapannya sama sekali tidak mendengar,
ketenangan hatinya benar2 luar biasa sekali.
-00000000-
DALAM pada itu empat bilah pedang telah menciptakan
beribu2 datang bayangan tajam serta berrjuta2 kuntum bunga
pedang yang menyilaukan mata, ditengah bentrokan nyaring
yang sering terjadi, percikan bunga api menambah keseraman
suasana ketika itu, desiran angin tajam menusuk tulang,
begitu dahsyat pertarungan tersebut sampai ujung baju para
penonton disisi kalangan sama-sama berkibar.
Lie Kie Hwie adalah seorang ahli dalam ilmu pedang,
dengan cepat ia dapat menangkap kehebatan dalam
pertarungan itu, diam2 ia kagum dan memuji akan
kesempurnaan serta kesaktian ilmu yang dimiliki sipedang
tunggal dari sian Hoe san. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Memandang pula jurus2 serangan aneh yang digunakan
tiga manusia berkerudung itu hatinya merasa amat
terperanjat.
Kiranya jurus pedang yang digunakan ketiga orang itu
bukan berasal dari dunia persilatan, tapi termasuk aliran Laut
Timur, Menurut cerita seratus tahun berselang dari partai laut
timur telah muncul seorang pendekar aneh yang disebut Jiak-
Kioe-Kiam-Khek atau si pendekar pedang bola daging Kioe Ek,
orang ini punya badan yang aneh yaitu pendek dan gemuk
seperti bola daging.
selama berada didaratan Tionggoan banyak kejahatan yang
dilakukannya, sehingga akhirnya ia diusir pulang kepulaunya
oleh Lam- Hay siang In dari Bu- lim Jie seng sepasang Rasul
dari Rimba Persilatan-
siapapun tidak mengira kalau tiga manusia berkerudung
yang hadir pada saat ini mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan makhluk aneh tersebut, tanpa sadar semua orang
mulai merasakan kuatir bagi keselamatan dunia kangouw.
Mendadak terdengar jeritan ngeri yang menyayatkan hati
kembali berkumandang dari arah sebelah kiri kalangan.
Dengan cepat ia berpaling, tampak sesosok bayangan
hitam mencelat ketengah udara lalu terbanting ketanah dan
tidak berkutik lagi, tak usah ditanya itulah hasil karya dari
Goan-Kang-Gie-Hu atau si Nelayan dari sungai Goaa Kang,
Tong soe Kiat.
setelah sang nelayan Tong soe Kiat berhasil menghajar
roboh Yoe-Leng nomor enam belas, manusia berkerudung
hitam lainnya tentu saja bukan tandingan dari jago tua ini.
Rupanya dia tahu gelagat jelek. ilmu cengkeraman Tok-Pa
Cap sah Jiauw atau tiga belas cakar macan tutul beracunnya
segera ditarik pulang....sreeet pedang yang tersoren di-
punggung laksana kilat diloloskan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Menyaksikan hal tersebut, sang nelayan sakti dari sungai
Goan-Kang segera tertawa ter bahak2.
"Hahaha....Hey manusia yang menyebut dirinya sebagai
Chin Nia su Cay atau empat srigala dari bukit Chin-Nia
kejahatan yang kalian lakukan sudah ber-tumpuk2, diantara
tiga srigala tinggal kau si srigala berhidung belang saja yang
masih utuh, jangan kau anggap ini hari bisa lolos dari sini
dalam keadaan hidup2"
Meskipun mulutnya berkicau tiada hentinya gerakan
tubuhnya sama sekali tidak kendor, langkah kakinya tetap
dengan andalkan ilmu "Yu-Ih-Cian-Cong" (ikan gabus main
petak) kesana kemari, suatu saat tatkala pihak lawan
mengeluarkan gerakan "Yap-Teh-Ciang-Hoa" atau
sembunyikan bunga didasar daun, kaki kirinya segera
melangkah kemuka, dua jari tangan kanannya ditegangkan
kemudian menerobos kemuka coba merampas senjata lawan.
Menyaksikan datangnya sodokan jari lawan begitu dahsyat
dan cepat, air muka manusia berkerudung hitam itu berubah
hebat, belum sempat ia ganti jurus mengubah gerakan jalan
darah Hian-Kie-Hiat diatas dadanya sudah kena tersodok
telak. la mendengus berat kemudian roboh keatas tanah mati
seketika itu juga.
Melihat anak buahnya pada mati dan roboh terluka, air
muka Hiong-Hun atau "Roh Bengis" nomor dua dibalik kain
kerudung hitam nya berubah hebat, dia kaget berbareng
gusar.
Yoe Leng nomor sembilan belas dan Yoe Leng nomor dua
puluh segera enjotkan badannya mau meluruk kemuka,
namun niat tersebut segera dihalangi oleh "Lee-Pok" atau
sukma ganas nomor tujuh, dengan sorot mata memancarkan
cahaya bengis selangkah demi selangkah ia maju mendekati
sang nelayan darisuagai Goan-Kang itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Perawakan tubuh "Lee-Pok" nomor tujuh yang tinggi kekar
serta sepasang matanya yang bulat besar bagaikan genta itu
segera mengingatkan kakek tua itu akan seseorang, hatinya
bergetar keras.
"Mungkinkah dia adalah gembong iblis itu?" ingatan ini
berkelebat dalam benaknya disusul munculnya bayangan
tubuh Ang-Hoat-Touw-To atau si Touw-to berambut merah.
Baru saja ingatan tersebut berkelebat lewat dalam
benaknya, bayangan tubuh "Lee-Pok" nomor tujuh yang tinggi
besar dan kekar itu sudah tiba dihadapan mukanya.
Tanpa sadar sang Nelayan dari sungai Goan Kang, Tong
soe Kiat mundur satu langkah kebelakang, pikirnya dalam
hati:
Kalau dugaanku tidak salah waah. Bahaya sekali
keadaanku, bajingan ini berhasil melatih seluruh tubuhnya jadi
kebal dan tidak mempan senjata tajam, apabila ilmu "cin-Meh-
cie" ku tidak berhasil menundukkan dirinya, apa dayaku ??
jangan2 pamorku akan merosot ditangannya".
Meskipun berpikir begitu namun sebagai jago kawakan
yang punya pengalaman luas dalam dunia kangouw hatinya
sama sekali tidak jadi gentar, jaring ikan yang berada
dipunggungnya segera diloloskan kemudian mendongak dan
tertawa ter-bahak2.
"Haah...haah...haah...sungguh tak nyana Ang Hoat-Tauwto
yang pernah malang melintang di sekitar wilayah cing-Hay dan
menjagoi daerah tersebut, sekarang telah jadi pengawal setan
orang lain. oooh Kiong-hie...kiong.-hie atas kehebatanmu itu ".
"Tajam amat sepasang mata rase tua ini" diam2 "LeePok"
nomor tujuh membatin dengan hati terperanjat. "Aku dengar
tujuh puluh dua jurus ilmu jaring saktinya pernah malang
melintang dalam Bu- lim tanpa tandingan, ingin kucoba
bagaimana sih kelihayannya ". Karena berpikir demikian maka
dia lantas tertawa dingin seraya menjengek: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Hey tua bangka bangkotan percuma kalau kita bersilat
lidah saja dengan kata2 kosong, kau tak usah urusi siapakah
aku orang tua, lebih baik cari saja keputusan siapa yang lebih
kuat diantara kita berdua "
Bersamaan dengan selesainya ucapan itu, tangannya
langsung diayun kemuka, maka dalam sekejap mata sebuah
Boks Hie besar serta pukulannya yang panjang dan berwarna
hitam berkilauan sudah disiapkan dalam genggaman.
Ia membentak keras, kaki kirinya melangkah satu tindak
kemuka. pemukul Boks Hie yang ada ditangan kanan dengan
jurus "Ceng-Long Khe-Koei" atau menolong situli membantu si
buta segera ditotok kemuka, sedangkan Boks Hie yang ada
ditangan kiri dengan disertai desiran angin tajam membabat
kemuka memakai jurus "swan-saks-Tiam-Tauw" atau
Mengangguk kepada batu, satu jurus dengan dua gerakan
yang berbeda kehebatannya luar biasa.
Tak usah diragukan lagi kedua macam senjata tersebut
terbuat dari baja murni, beratnya pun jauh melebihi ratusan
kati sehingga bagi orang biasa sukar untuk menggunakannya .
Tatkala Goan-Kang-Gie-Hu atau nelayan sakti dari sungai
Goan-Kang menyaksikan serangan dari "Lee-Pok" nomor tujuh
atau tepat nya Ang-Hoat Tauwto dari Ceng Hay amat cepat,
dahsyat dan luar biasa, diam2 hatinya terkesiap juga.
Untung dia telah bersiap sedia sejak semula, dengan begitu
serangan kilat dari gembong iblis tersebut tidak sampai
mengenai sasaran.
Dengan ilmu langkah "Yoe-Hie-Cian-Cong" atau Ikan main
petak se-olah2 seekor ikan belut, nelayan she-Tong ini loncat
kesana kemari meloloskan diri dari ancaman lawan, suatu saat
ia tertawa ter-bahaks^ kemudian dalam sekali kelebatan
badannya sudah melayang delapan tombak dari tempat
semula. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sreet... jala ikannya ditebarkan kemuka dengan suatu
gerakan yang manis, dalam sekejap mata daerah sekitar satu
setengah tombak di-sekeliling tubuhnya terkurung dalam
bayangan jalanya.
Menyaksikan betapa serunya pertarungan yang sedang
berlangsung, Giok-Tek-Kim-sie suseng atau sang pelajar yang
bersenjata seruling kumala kipas emas Hoo Thian Keng
merasa amat kagum, batinnya didalam hati:
"Senjata Boks-Hie bertemu dengan senjata jala ikan,
pertempuran yang sedang berlangsung saat ini betul2
merupakan suatu pertarungan yang seru dan jarang ditemui
dalam kolong langit".
Kedua macam senjata tersebut, yang satu merupakan
perlambang daripada senjata tajam jenis keras, sedang yang
lain merupakan lambang dari senjata bersifat lembek, yang
pertama lebih menguntungkan kalau digunakan dalam
pertempuran jarak dekat sedang yang terakhir lebih cocok
untuk mengiringi pertarungan jarak jauh.
Ditambah pula kedua orang itu merupakan tokoh2 dari dua
golongan yang saling bertentangan yakni golongan putih dan
golongan hitam, tentu saja pertarungan yang terjadi kali ini
betul2 luar biasa.
Dalam pada itu suasana dikalangan pertempuran sebelah
kananpun telah meningkat lebih tegang dan sengit.
Tiga pucuk pedang dari Yoe Leng nomor dua puluh dua,"
Yoe-Leng" nomor dua puluh tiga dan " Yoe- Leng" dua puluh
empat kendati ganas dan telengas, namun untuk beberapa
saat lamanya tak sanggup meng-apa2kan pihak lawannya.
sebaliknya sian-Hee-It-Kiam atau sipedang tunggal dari
sian-Hee-san, Ya uw- Kie melayani serangan musuhnya
dengan hati tenang dan ilmu pedang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Chiet-Ciat-Liuw-Hee-Kiam-Hoatnya dimainkan sebegitu rupa
sehingga seluruh tubuh pedang tersebut mengeluarkan suara
mencicit yang amat memekikkan telinga, mengikuti
berkembangnya cahaya pedang yang memancar keluar
kekuatan daya tekannya kian lama kian bertambah dahsyat,
seketika itu juga tiga orang manusia berkerudung itu keteter
hebat dan terjerumus pada posisi dibawah angin, namun
ketiga orang itu belum juga kapok, mereka masih bertahan
terus dengan sekuat tenaga.
Melihat kekerasan kepala pihak musuhnya, sepasang alis
Yauw Kie kontan berkerut, diam2 ia gelisah pula mengingat
setelah melangsungkan pertempuran beberapa babak, badan
nya mulai terasa lelah, apalagi sekarang harus mengerahkan
segenap kekuatannya untuk berjuang dan bertahan, keringat
sebesar kacang kedelai mengucur keluar t iada hentinya.
Melihat kesempatan baik yang selama ini dinantikan telah
tiba, tiga manusia berkerudung itu membentak keras,
pedangnya berkelebat kedepan dengan memakai jurus ampuh
dari ilmu pedang Lautan Timur yang disebut "Hoen Toan Bong
In" atau Nyawa putus dipulau dewata, seketika itu juga
cahaya pedang berkilauan memenuhi seluruh angkasa.
Menyaksikan kejadian itu sang Poocu dari benteng cian-
Liong-Poo, Lie Kie Hwiejadi amat terperanjat, ia bersuit
nyaring, dengan suatu gerakan yang cepat laksana sambaran
kilat meloncat kedalam kalangan pertempuran, namun sayang
kehadirannya masih tetap terlambat satu tindak.
Terdengar dua kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang memecahkan kesunyian, Yoe-Leng nomor
duapuluh empat kena tersambar pedang lawan, seketika
segenap pergelangan kanannya yang mencekal pedang
terbabat putus jadi dua bagian, sementara lengan kiri "Sian-
Hee-It-Kiam" Yauw Kie pun kena tersambar senjata musuh
sehingga muncul sebuah mulut luka yang amat panjang, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

darah segar segera mengucur keluar membasahi seluruh
tubuhnya.
Lie Kie Hwie mengerem tubuhnya ditengah udara, belum
sempat ia bertindak sesuatu mendadak terdengar gelak
tertawa yang amat menyeramkan berkumandang datang,
disusul munculnya dua sosok bayangan manusia persis di
depan wajahnya, kedua orang itu bukan lain adalah "Lee-Pek"
nomor tiga dan "Lee-Pok" nomor empat.
Mereka mempunyai badan yang kurus dan tinggi, sedang
yang lain punya perawakan yang pendek lagi kecil seperti
seorang bocah cilik.
Disamping perbedaan yang amat menyolok itu, kedua
orang tadipun mempunyai keist imewaan lain yaitu simanusia
kate itu mempunyai kepala yang sangat gede sedangkan si
jangkung kurus punya sepasang mata yang sipit sehingga
kalau tidak diperhatikan dengan cermat sukar untuk
menemukan mata orang itu.
Manusia aneh semacam ini akan mendatangkan kesan yang
mendalam bagi siapapun yang melihat, sekilas pandang
sepanjang masa sukar untuk melupakannya kembali.
Maka itu si Kakek Huncwee dari gunung Bong-san yang
selama ini berdiri disisi kalangan segera tertawa ter-bahak2
setelah menyaksikan kemunculan dua manusia aneh itu, ia
maju kedepan dengan langkah lebar kemudian menyapa:
"selamat berjumpa.. selamat berjumpa sungguh tak nyana
sianak jadah berwajah singa dari gunung Lau-san serta si
Hakim kejam bermata sipit dari gunung Kouw-Lauw-san telah
ber-sama2 datang mengunjungi perkampungan ciok-It-san-
Cung kami Ha h haah..." berbicara sampai disitu, dia lantas
berpaling kepada Lie Kie Hwie sang pocu cari benteng Cian-
Liong-Poo dan melanjutkan:
"Malam ini kita dapat berjumpa dengan orang2 berilmu
seperti mereka, hal itu menandakan betapa beruntungnya kita Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

berdua. saudaraku bagaimana kehendakmu ?? kau mau seret
sihakim kejam kedalam pengadilan?? ataukah hendak
mempermainkan si raja singa yang sudah naik pitam ??
katakanlah terus terang, tak usah sungkan2 ".
Diam2 Lie Kie Hwie merasa kagum bercampur kuatir
terhadap sikap saudara angkatnya yang masih sempat
bercanda walaupun berhadapan dengan musuh tangguh
didepan mata.
sebelum ingatan kedua berkelebat dalam benaknya, si
Hakim Kejam bermata sipit yang memakai simbul "Lee-pok"
nomor tiga sambil memicingkan matanya telah berjalan
menuju kehadapan Bong-san Yen-shu, sebaliknya say-Bin
Toojien dari gunung Lauw-san yang memakai simbul "Lee-
pok" nomor empat seraya gelengkan kepalanya yang gededan
tertawa dingin tiada hentinya menyusup datang.
sreet...... sekilas cahaya merah yang memanjang meluncur
keluar dari balik mantelnya yang berwarna hitam, dan tahu2 ia
sudah mengirim satu babatan kilat.
Ilmu pedang yang dimiliki gembong iblis dari kalangan
hitam ini benar2 luar biasa, cukup babatan pedangnya
barusan sudah menggetarkan hati siapapun yang melihat,
membuat "sian-Hee-It-Kiam" Yauw Kie yang sedang merawat
lukanya disisi kalanganpun ikut mengerutkan dahinya.
Dalam pada itu Lie Kie Hwie si Poocu dari benteng Cian-
Liong-Poo telah bereaksi, hawa pedangnya membumbung
keangkasa, dengan jurus " Liong- cu Cu seng" atau Anak Naga
menampakkan diri ia balas mengirim satu- babatan ganas
kearah say-Bin-Toojien-
Tidak malu dia disebut sebagai seorang jagoan pedang
yang besar, berbicara dari sikap maupun balasan serangan
yang dilancarkan cukup dipuji dan dikagumi. Maka dari pihak
perkampungan Kiok-It-san-cung pun untuk sementara waktu
bisa berlega hati atas keselamatannya . Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dipihak lain, pertarungan antara Bong-san Yen-Shu
melawan si Hakim Jahat bermata sipit berjalan dengan lucu
dan penuh gurauan yang menimbulkan gelak tertawaan
orang.
Kendati sepasang Poan-Koan-Pit yang diandalkan sang
Hakim jahat bermata sipit diputar sedemikian rupa ditengah
udara sehingga menimbulkan beratus-ratus cahaya tajam
berwarna biru mengurung tubuh lawan rapat2 namun setiap
kali pihak musuh berhasil meloloskan diri dengan suatu
gerakan manis.
Bukan begitu saja, bahkan setiap kali berhasil melepaskan
diri dari ancaman kalau bukan menyusup ke belakang
punggung lawan untuk menowel pantatnya sambil tertawa
haha hihi, tentu ia menerobos lewat bawah ketiak si Hakim
jahat bagaikan seekor burung walet untuk me-ngitik2
musuhnya.
Kalau cuma meraba-raba atau menowel-nowel belaka sih
masih mendingan, yang paling memusingkan kepala mulutnya
nyerocos terus ngoceh tidak karuan, sebentar memuji tulang
pay-kut nya yang empuk. sebentar lagi meneriakkan: Pantat
yang montok membuat si Hakim jahat bermata sipit jadi
gusarnya bukan kepalang, matanya melotot gede dan otot-
otot hijau pada menonjol keluar semua.
sayang matanya terlalu sipit, sekalipun ia sudah pentang
dan melotot sebesar2nya juga percuma.
Untuk wajahnya memakai kain kerudung berwarna hitam,
sehingga orang lain tak perlu menyaksikan wajahnya yang
lucu itu.
Hatinya benar2 gemas bercampur mendongkol, diam2 ia
bersumpah apabila si kakek hun cwee dari gunung Bong-san
berhasil diringkus, bukan saja sekujur badannya akan dicecah
dengan senjata Poan-koan-pitnya, lidah sikakek yang jahil pun
akan dicabut keluar." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tetapi, sanggupkah dia berbuat begitu???- meskipun ia
telah kerahkan segenap kemampuan dan kekuatan yang
dimilikinya untuk merangsek dan meneter musuhnya, namun
setiap kali pihak lawan berhasil meloloskan diri bagaikan
segumpal asap. kemana dia tusuk kesitu pula kakek itu
menghilang.
Pemandangan semacam ini tidak lolos dari pengamatan
sipedang tunggal dari sian-Hee san, Yauw Kie serta sastrawan
berbaju biru berkipas emas tentu saja tak terlewat pula dari
pandangan "Hiong Hoen" nomer dua, dibawah sorot sinar
rembulan yang remang2 tampak wajahnya menyeringai buas
sehingga nampak lebih bengis dan mengerikan. Pikirnya di
dalam hati:
"sungguh tak kusangka didalam sebuah perkampungan
yang kecil ternyata bersembunyi begitu banyak jago2 Bu-lim
yang berkepandaian tinggi, kalau dibiarkan begini terus dan
aku belum juga mau turun tangan, bisa jadi seluruh
pasukanku akan musnah disini dan aku bakal menderita
kekalahan total yang memalukan "
Berpikir demikian, sinar matanya lantas di alihkan kearah
pihak musuh dimana hanya tertinggal sang pelajar berbaju
biru serta sian Hee-It-Kiam yang sedang merawat lukanya.
suatu ingatan segera berkelebat dalam benaknya, ia
merasa raut wajah sastrawan itu seperti pernah dikenalnya
disuatu tempat, cuma ia lupa dimanakah pernah bertemu
dengan orang itu.
Meski "Hiong-Hoen" nomer dua bertabiat kejam dan licik,
namun sejak memperdalam ilmunya dilembah selaksa kabut
dan munculkan diri kembali kedalam kalangan Bu-lim,
dimana ia segera diberi kedudukan tinggi oleh Yoe-Leng
sin-koen, apalagi sesudah siok-Tiong-ft-Liong, ouw-pak
Kheng-san ciauw- coe sekalian jago Bu- lim tidak dapat
loloskan diri dari tangan jahatnya, ia semakin kepala besar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dan jumawa, dianggapnya dalam kolong langit ini kepandaian
silatnya yang paling lihay, maka dari itu meski hatinya sangsi
namun sama sekali t idak jeri.
Dia tertawa dingin, bagaikan segulung asap hitam
badannya berkelebat kehadapan sastrawan berbaju biru itu,
tegurnya.
"Hey keparat cilik, tidak baik kalau nganggur terus, ayoh
ikutilah diriku melepaskan otot-otot yang kaku."
sembari berseru sreet sebuah pukulan telah dilepaskan,
terasa gulungan angin pukulan berhawa dingin yang dahsyat
dan mengerikan menghantam ketubuh Hoo Thian Heng.
Rupanya dia punya niat untuk membereskan sianak muda
ini lebih dahulu kemudian baru meringkus sian-Hee-It-Kiam.
setelah dua orang jago tadi dibikin tak berkutik maka dengan
leluasa dia bisa terjunkan diri kedalam kalangan pertempuran.
Dengan bantuan yang diberikan, tidak mustahil dalam
sekejap mata seluruh musuh2nya bisa dipukul roboh.
Begitulah dikala ia melancarkan satu babatan dahsyat
kearah Hoo Thian Heng itulah, dipihak lain "Yoe Leng" nomor
tiga belas, empat belas, sembilan belas, dua puluh serta dua
puluh satu, lima sosok bayangan manusia serentak terjunkan
diri pula kedalam kalangan pertempuran, tak terhindarkan lagi
suatu pertempuran massal yang sengit pun segera
berlangsung.
Dalampada itu sisastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng
yang diserang secara mendadak. tidak sampai keder
dibuatnya, dengan kalem dan tenang ia berkelit kesamping
kemudian meloncat kebelakang punggung "Hiong Hoen"
nomer dua, telapak tangannya yang putih halus segera
ditekan lambat2 kebawah.
Meskipun dikatakan lambat, padahal bagi orang yang
berkepandaian silat amat lihay seperti dia justru hal itu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

merupakan suatu ancaman besar, jangan dibilang kena
terhantam cukup kesenggol saja sudah dapat merontokkan
tulang2 tubuhnya.
"Hiong-Hoen" nomer dua bukan anak kemarin sore,
sewaktu menyaksikan serangannya mengenai sasaran kosong
dan ia kehilangan jejak musuhnya, dengan pengalamannya
yang luas dia lantas menduga kalau pihak lawan pasti telah
menyingkir kebelakang.
Ilmu beracun Hian-Im-Tok-kangnya segera dikerahkan,
sang telapak dikibaskan kebelakang dibarengi badannya
berputar cepat, dalam dugaannya sang anak muda itu pasti
terhajar pental oleh hantaman itu
siapa sangka bentrokan keras dari dua gulung angin
pukulan itu hanya mengakibatkan sepasang bahu Hoo Thian
Heng bergetar sedikit, diikuti badannya telah melayang
mundur kebelakang dalam keadaan selamat.
Dalam serangannya barusan- gembong iblis tua ini telah
menggunakan tenaga dalamnya mencapai lima bagian, namun
badannya terpukul mundur juga kebelakang hal ini membuat
darah panasnya meluap. dengan wajah penuh kegusaran ia
mendengus dingin.
" Keparat cilik, hebat sekali ilmu silatmu, coba rasain lagi
sebuah pukulanku ini" teriaknya.
Dua lengan dipentangkan kemuka, sambil mengerahkan
sepuluh bagian hawa sakti "Hian-Im Tok-Kang"nya kembali ia
kirim satu pukulan maut.
Hoo Thian Hong tertawa nyaring, menggunakan jurus
"Thian-Wong-Loo-Mo" atau Jala langit menjaring iblis ia
sambut datangnya ancaman itu.
Blumm... dengan cepat dua gulung angin serangan yang
maha dahsyat itu saling membentur ditengah udara sehingga
menimbulkan suara ledakan yang gegap gempita, batang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pohon sama2 patah dan roboh keta nah, pasir debu
beterbangan keangkasa membuat suasana berubah jadi
mengerikan-
Hoo Thian Hong mengerutkan dahinya, ia tetap berdiri
tegak ditempai semula tanpa bergeming barang sedikitpun
juga, sebaliknya "Hiong-Hoen" nomor dua kena dihantam
sampai mundur tiga langkah kebelakang, hatinya kontan
terkesiap.
Haruslah diketahui tenaga pukulan "Hian Im-Tok-shu" atau
si- Kakek bisa dingin Cia Ie Chong dalam urutan Biauw-Kiang
su-Tok empat manusia beracun dari wilayah Biauw telah
berhasil melampaui kemampuan sang loo-toa, "Pek-si-Tok-
shu" atau sikakek seratus bangkai Kiang Tiang Koei, apalagi
sekarang bukan saja setelah berlatih giat dalam lembah
selaksa kabut bahkan menelan pula pelbagai makhluk berbisa
berusia ratusan tahun, tenaga dalamnya telah memperoleh
kemajuan pesat.
Dengan kemampuannya sekarang jangan dibilang tubuh
manusia yang terdiri dari darah daging, sekalipun sebuah batu
karangpun akan hancur lebur termakan serangannya.
Tidak aneh kalau hatinya kontan jadi terkesiap setelah
dilihatnya pihak lawan bukan saja tidak bergeming sama sekali
oleh pukulannya bahkan dia sendiri malahan merasakan
darahnya bergolak kencang dalam rongga dadanya, hal ini
membuat dia jadi sadar bahwa pihak. lawan adalah seorang
musuh yang sangat tangguh.
"Siapakah orarg ini ?" dalam keadaan terkesiap bercampur
kaget suatu ingatan berkelebat dalam benaknya, ia t ingkatkan
kewaspadaannya kemudian dari pinggangnya ia lepaskan
seekor ular berbisa Thiat-sian-Tok-Coa, sambil tertawa dingin
serunya:
"Aku rasa kau bukan lain adalah sisastrawan berbaju biru
berseruling kumala dan berkipas emas yang kesohor lihay, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

malam ini kita bisa saling bertemu muka disini, hal ini
merupakan suatu kebetulan- Mumpung sudah ketemu dendam
sakit hati yang pernah kau lakukan terhadap Siauw-Tang-sam
Yoe sewaktu ada ditebing Pek-Yan-Gay tiga tahun berselang
sudah seharusnya dibikin beres ?"
Padahal, sesungguhnya antara dia dengan Liauw-tang sam-
Koay sama sekali tidak terjalin ikatan maupun hubungan
apapunjuga, hanya saja sengaja dia berkata demikian agar
bisa menutupi maksud tujuan yang sebenarnya daripada
kehadirannya malam itu.
sejak diperingatkan oleh Koe-sian sin-Poo, watak jumawa
dan t inggi hati dari Hoo Thian Heng sudah banyak berkurang,
mendengar ucapan itu dari dalam sakunya dia lantas ambil
keluar seruling kumala serta kipas emasnya siap menantikan
serangan musuh, kemudian sambil tertawa lantang sahutnya:
"Kalau dugaanku tidak meleset, aku rasa saudara tentulah
Hian-Im-Tok-shu Cia Ie Chong dari empat manusia berbisa
asal Wilayah Biauw yang sudah terkenal dalam dunia
persilatan, bukankah begitu ?".
"Hiong-Hoen" nomer dua bungkam dalam seribu bahasa
tanda membenarkan.
Sekilas senyuman menjengek dan pandang hina terlintas
diujung bibir HHoo Thian Hong, ujarnya lebih lanjut:
"Menurut apa yang kuketahui, sejak dulu hingga sekarang
sepuluh manusia sesat dari kolong langit adalah manusia2
kurcaci yang selalu mementingkan diri sendiri. Hmm sejak
kapan sih timbul rasa persahabatan dan rasa setia kawan
dalam hati kalian ?...Hoy, tahukah kau akan kabar berita
adikmu "Gia-Kang Tok-shu" atau sikakek kelabang beracun
Ngo Hiong Hoei ?".
"Apakah siauw-hiap pernah berjumpa dengan dirinya??" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sambi l menahan rasa geli didalam hati, Hoo Thian Hong
menjawab dengan wajah serius:
"Bukan saja telah berjumpa, bahkan siauw heng telah
menghantarkan dia melakukan perjalanan"
"Dia pergi kemana?"
"Menuju kealam baka"
"Apa?" Hian Im Tok-shu menjerit kalap. saking
mendongkolnya ia merasakan kepalanya sakit seperti mau
meledak dengan mata melotot buas dan wajah menyeringai
seram ia meraung aneh, pergelangan tangannya digetarkan
kemuka, ruyung lemas Thian suan-Juan-Pian nya segera
menciptakan diri jadi sekilas bayangan hitam yang
menghantam kemuka. Bau amis yang memuakan segera
terselebar ke-mana2 membuat keadaan tambah mengerikan.
Ujung baju Hoo Thian Hong berkibar ter-sampok angin,
sambil mencekal seruling kumala dia bersuit nyaring, kipasnya
dikebaskan kemuka mengirim deruan angin puyuh, begitu
turun tangan jurus mematikan segera di lontarkan tanpa
sungkan2.
"Hiong Hoen" nomer dua bukanlah manusia lemah yang
gampang dikecundangi, serangkaian ilmu ruyung "Leng Coa
Pian Hoat" ajaran "Ban Tok Ci ong" segera dimainkan
sedemikian rupa sehingga hujan dan angin sukar tembus.
sambil melayani lawannya bertarung sengit, diam2 Hoo
Thian Heng melirik kearah kalangan lain, dijumpainya siin Hee
It Kiam Yauw Kie yang menderita luka sekarang telah
terjunkan diri kembali kedalam kalangan pertempuran
melayani musuh yang berjumlah banyak.
sang nelayan sakti dari sungai Goan Kang mulai
menunjukkan tanda2 kekalahan, situasi yang dihadapi Bong-
san Yen-shupun amat kritis, sedangkan Cian-Liong Poocu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kendati untuk sementara waktu masih bisa bertahan
keadaannya pun mulai payah, alisnya segera berkerut.
Mendadak kipasnya dilipat dan ditarik kembali, diikuti ilmu
totokan Kan Goan-cie yang lihay pun meluncur kemuka tiada
hentinya.
Dalam pada itu "Hiong-Hoen" nomer dua sedang ber-siap2
melepaskan bisa racunnya, belum sempat ia bertindak
sesuatu, mendadak terasalah segulung desiran angin tajam
meluncur datang mengancam jalan darah "Khie-Lay hiat", ia
jadi terkejut, sadar bahwa serangan tadi tak bisa dihindari lagi
badannya segera menjongkok kebawah.
Dengan gerakan tersebut kendati jalan darahnya terhindar
dari totokan musuh, tak urung lengan kanannya kena
tersampok juga oleh desiran angin totokan lawan sehingga
jadi kaku dan linu.
Ia sadar dalam keadaan seperti ini tak mungkin lagi
baginya untuk meneruskan pertarungan ini, dengan gerakan
keledai malas ber-guling2, ia jatuhkan diri keatas tanah
kemudian bergelinding menjauhi kalangan-
Lengan kiri ditekuk. meminjam kekuatan tersebut buru2
badannya mencelat bangun, suitan tanda bahaya pun
diperdengarkan berulang kali.
Mengikuti suitan tersebut segenap "Lee-Pek" serta "Yoe-
Leng" yang sedang bertempur sama2 menarik diri dan
mengundurkan diri kesisi Hiong Hoen nomor dua.
Rasa gusar yang bergelora dalam dada gembong iblis ini
benar2 susah dilukiskan dengan kata2, dengan sorot mata
bengis disapunya sekejap wajah para jago kemudian ia
berseru dingin:
"Kejadian malam ini kita tunda dulu sampai lain hari, Hmm
tunggu saja pembalasan kami yang lebih kejam sampai jumpa
". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Diikuti bentakan nyaring, ia kerahkan ilmu meringankan
tubuh Hoa-Im-san-Hong-sut nya berkelebat lebih dahulu
meninggalkan tempat itu disusul para iblis lainnya, dalam
sekejap mata seluruh bayangan tubuh mereka telah lenyap
dari pandangan mata.
0oo0
BULAN TIGA Telah berakhir, namun musim semi masih
nampak indah menyelimuti jagad. Bunga2 indah bersemi,
pemandangan sangat indah. Hawa terasa hangat menambah
kegembiraan setiap insan manusia.
Tapi suasana dalam perkampungan pa-In-san-cung diluar
kota Kay-Hong berbeda jauh dengan keadaan disekitarnya,
semua penghuni nya berada dalam keadaan duka nestapa, tak
kedengaran orang bernyanyi riang, tak ada orang tertawa
riang, tak terdengar suara pembicaraan yang
menggembirakan-
Yang terdengar hanya keluh kesah, helaan napas sedih,
suara gerutu penuh kemangkelan serta pelampiasan rasa
dongkol yang meluap-luap.
Jangankan orang lain, sekalipun sikakek huncwee dari
gunung Bong-san yang paling lapang dada dan pada hari2
biasa paling suka bergurau kini bungkam dalam seribu bahasa
dengan muka murung.
JILID 10 HAL. 32 S/D 33 HILANG
"Coba dengar burung kucica mulai berkicau merdu,
mungkin ini hari kiia akan kedatangan tamu agung ???".
gumam siauw-Bin-Loo-sat Poei Hong seorang diri
"semoga saja bukan tamu2 jahat yang tak diundang "
sambung Ho Thian Hong dari samping.
Poei Hong mengerling sekejap kearah suaminya, lalu
menggerutu: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Eeei... apa yang terjadipada dirimu?? semua persoalan
yang dihadapi segera dihubungkan dengan gembong2 iblis itu,
rupanya nyalimu sudah dibikin pecah oleh keangkeran mereka
??".
"Hmm kau anggap aku jeri terhadap mereka ???".
orang yang berada dalam keadaan pikiran kalut dan hati
mangkel, sering kali tabiatnya memang berubah jadi kasar dan
seram, demikianpula keadaan Hoo Thian Hongpa saat ini.
Mendengar ucapan yang dirasakan sebagai ejekan tadi kontan
meluncurlah kata2 yang bernada keras dan ketus.
Jangan dibilang orang lain, meskipun diri nya sendiri
setelah mendengar seruan tadi hatinya jadi tercengang
apalagi Poei Hong sebagai seorang gadis berhati halus.
Mimpipun siauw-Bin-Loo-sat tak pernah menyangka kalau
suaminya yang pada hari2 biasa selalu menyayangi dirinya,
menuruti kemauannya sekarang bisa berubah sikap dan bicara
kasar dengan dirinya.
sebagai seorang gadis yang tinggi hati, tentu saja ia tak
dapat menahan rasa dongkol dalam hatinya, air mata tak
terbendung lagi mengucur keluar dengan derasnya, bahu
bergetar keras dan isak tangis yang menyedihkan pun
berkumandang memecahkan kesunyian-
Melihat istrinya menangis, Hoo Thian Heng jadi gelisah, ia
gugup dan tak tahu apa yang harus dilakukan-
sementara itu Cian-Liong Poocu Lie Kie Hwie serta Bongsan
Yen-shu yang berada dalam ruangan itu saling bertukar
pandangan sekejap. siapapun bungkam dalam seribu bahasa.
Lie Kie Hwie yang lebih berpengalaman dalam soal rumah
tangga mengerti jelas bahwasanya sebagai orang luar lebih
baik jangan ikut mencampuri urusan rumah tangga orang lain,
ia segera mengerling sekejap kearah Bong-san Yen-shu seraya
berseru: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

" Yoe- heng, setelah air hujan membasahi seluruh jagad
kemarin malam udara ditempat luar tentu rindang dan
nyaman- Bagaimana kalau kita jalan2 keluar ??"
si Kakek huncwee dari gunung Bong-san menyemburkan
asap huncweenya kearah tengah udara, sambil mengetuk sisa
tembakau keatas lantai ia mengangguk dan melangkah keluar
dari ruangan itu.
"Apabila hian-te ada kegembiraan untuk menghirup udara
segar, tentu saja aku si Lao koko dengan senang hati akan
mengiringinya"
Cian- Liong Poocu tersenyum kearah Hoo Thian Hong,
tanpa mengucapkan kata-kata lagi segera bertindak keluar.
setibanya diluar pintu perkampungan, sikakek huncwee dari
gunung Bong-san menarik napas dalam2, sambil mengelus
jenggotnya yahg terurai kebawah ujarnya lantang:
"Manusia mana yang bisa luput dari kedukaan ? loo-te,
kobarkan semangatmu kau harus tahu penjagalan besar
besaran dalam Bu-lim baru mencapai taraf permulaan, kita tak
boleh cepat putus asa,bangkit dan kobarkan semangat Jantan
kita untuk melakukan perlawanan gigih "
Dengan sinar mata sedih bercampur murung " cian- Liong
Poocu" Lie Kie Hojie melirik sekejap kearah kakak tuanya,
menjumpai kegagahan serta keteguhan hatinya yang keras
laksana batu karang, tanpa terasa hatinya jadi terharu, segera
sahutnya:
"Pikiran siauwte pada saat inipun rada sedikit terbuka, aku
sadar seandainya kami sepasang suami istri masih tetap
berdiam dalam benteng Cian-Liong-Poo, niscaya seluruh
keluarga kami telah terbasmi habis."
"Aaai....kematian memang melepaskan manusia dari
penderitaan dan kemurungan " Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Gumpalan asap putih yang disembur dari mulut Bong-san
Yenshu melayang ditengah udara kemudian buyar, mendengar
keluhan adik angkatnya ini, hati langsung terasa masgul dan
sangat tidak enak
" Kau tentu masih ingat bukan akan peringatan dari Bu-lim
Jie-seng tatkala berkunjung ke rumahmu tiga tahun berselang
?" akhirnya ia berseru.
"Aku masih ingat bukankah dia bilang bahwa Loo Pouw-sat
dari gunung Altai telah meramalkan bahwa dunia persilatan
akan
JILID 10 HAL. 38 s/D 39 HILANG
Dalam seperminum teh kemudian, kedua orang jago tua
dalam dunia persilatan inipun telah meneguk beberapa cawan
arak dalam rumah makan Goei sian Law.
sekalipun selama ini Bong-san Yenshu menikmati araknya,
namun huncweenya yang berwarna hitam pekat itu tiada
hentinya mengepulkan asap hitam yang tebal.
Bagian 15
Sedangkan cian-Liong-Poocu telah meneguk kering tiga
cawan arak, ketika sumpitnya hendak menjepit sepotong
daging kedalam mulutnya, mendadak terasa desiran angin
berhembus lewat, sesosok bayangan merah berkelebat lewat
dari arah depan-
Walaupun kaget, Poocu dari benteng cian Liong-Poo ini
tidak sampai jadi gugup, dengan cepat ia tunjukan gerakan
refteks yang manis dan mengagumkan- Badannya bergeser
sedikit kesamping membiarkan bayangan merah tadi dengan
membawa desiran angin tajam menyambar lewat dari sisi
telinganya.
Traak diiringi suara nyaring, benda itu menancap diatas
tiang loteng hingga tembus tiga coen dalamnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pada saat yang bersamaan Bong-san Yen shu
mengenjotkan badannya melayang ketengah udara, tampak
bayangan abu-abu berkelebat lewat seolah-olah seperti seekor
burung burung Walet menembusi awan dia terobos ke luar
dari jendela, kemudian dengan jurus "Toa Bong-ceng-ci" atau
Rajawali Raksasa pentang Sayap mumbul lima depa tingginya
keatas atap rumah makan-
Dengan gerakan tubuhnya yang cepat laksana kilat itu,
semestinya dia berhasil menyandak pembokong tersebut,
siapa tahu tatkala tubuhnya telah berdiri diatas atap rumah,
tak terlihat sesosok bayangan manusiapun disitu, suasana
tetap sunyi senyap.
Jago tua ini berseru tertahan, ia tercengang dan tidak habis
mengerti akan kecepatan gerakan musuh. Akhirnya dengan
hati berat ia menerobos kembali keruangan menggunakan
gerakan burung walet pulang sarang.
Dalam pada itu cian Liong Poocu Lie Kie-Hwee telah
mencabut keluar senjata rahasia tadi dari atas tiang, benda
tadi dibungkus dengan sapu tangan, sedang matanya melototi
senjata tadi- dengan wajah ter-mangu2.
si kakek huncwee dari gunung Bong-san segera ikut
memandang senjata rahasia itu dengan seksama, teriihatlah
bahwa senjata itu kecil mungil terbuat dari emas dan
berbentuk bunga-To merah, air mukanya kontan berubah
hebat serunya.
"Bukankah senjata rahasia itu adalah senjata rahasia
beracun milik To-Bin-Yauw-Hoo atau si siluman Rase berwajah
buah To? entah disebabkan persoalan apa sehingga hian-te
mengikat tali permusuhan dengan perempuan itu ?". Lie Kie
Hwie menghela napas sedih.
"Aaaai kalau dibicarakan sangat panjang ceritanya. Toako
Rupanya malam ini siauw-te tak bisa loloskan diri dari
kematian lagi seandainya aku mati, aku berharap toako suka Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menjaga Wan-jie ku bagaikan terhadap putri kandung sendiri.
Agar sukmaku yang berada dialam baka bisa tenteram dan
berlega hati".
Mimpipun Bong-san Yen-shu tidak mengira kalau para
gembong iblis yang lihay sama2 sedang bergolak. Diam2
pikirnya dalam hati:
"sebenarnya apa yang hendak dilakukan iblis-iblis keparat
itu ? hendak mereka ubah dunia kangouw yang telah lama
berada dalam ketenangan serta ketentraman ini jadi apa? ".
Meskipun pada hari2 biasa dia hadapi setiap masalah
dengan wajah riang, tak urung saat ini alisnya berkerut juga.
"Hiante" ujarnya kemudian- " Kau tak usah murung dan
bersedih hati, sekalipun To Bin Yauw-Hoo adalah manusia
yang sangat lihay, tidak nanti dia berani mendatangi
perkampungan Pa- In-san- cung kita untuk bikin onar"
Lie Kie Hwie tersenyum sedih, per- la han2 ia bungkus
senjata rahasia "Toan Hun To Hoa" atau bunga To pencabut
nyawa itu dengan sebungkus kertas, setelah itu dimasukan
kedalam kantung senjata rahasianya.
Dengan adanya perist iwa tersebut, kedua orang itu tiada
napsu untuk melanjutkan santapannya, setelah meneguk
beberapa cawan arak lagi mereka segera bereskan rekening
dan berlalu dari rumah makan Coei-sian-Loo tersebut.
Dalam perjalanan kembali kedalam perkampungan, tiada
hentinya sikakek huncwee dari gunung Bong-san menanyakan
asal mula terikatnya dendam permusuhan dengan To Bin-Hoo,
namun cian Liong Poocu cuma menghela napas panjang
belaka, sepatah katapun tidak diucapkan keluar.
Begitulah akhirnya kedua orang itu kembali
keperkampungan Pa-In-san-cung dengan mulut membungkam
tatkala masuk kedalam ruang tamu secara mendadak mereka
temukan disitu telah bertambah dengan dua orang tamu, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seorang adalah nikoaw tua sedang yang lain adalah kakek
berwajah gagah.
Nikouw tua itu memakai baju rahib berwarna hijau, kakinya
memakai kaus putih dan sepatu terbuat dari kain, sebuah
tasbeh terkalung diatas lehernya.
Dipandang dari raut wajahnya yang alim dan penuh welas
kasih, siapapun akan segera mengenali si Nikouw itu sebagai
soat-san sin-nie yang menduduki urutan kedua dalam oe-
Lwee-Ngo-Khie atau lima manusia aneh dari kolong- langit,
atau bukan lain adalah guru dari Tonghong Beng Coe, nyonya
perkampungan tersebut.
sebaliknya sikakek tua yang hadir disamping rahib tadi
memakai jubah yang sangat lebar, wajahnya berwarna merah
padam, sikapnya ayal2an dan sebuah cupu2 kuno terbuat dari
tembaga tergantung pada pinggangnya, dia adalah" Thian-
Hoe-Cioe sian" atau sidewa mabok dari istana langit, orang
keempat dalam oe-Lwee-Ngo-Khie.
Kedua orang tokoh sakti dari dunia persilatan ini sudah
banyak tahun tidak munculkan diri didepan keramaian,
sungguh tak nyana ini hari mereka telah muncul secara
berbareng, tidak aneh burung kucicak berkicau tiada hentinya
pagi tadi.
Kedua orang tokoh sakti tersebut duduk di atas kursi
kebesaran, sementara sisastrawan berbaju biru HHoo Thian
Hong serta siauw-Bin Loo-sat Poei Hong mendampingi dikedua
belah sisinya.
Buru-buru Bong-san Yen-shu tarik kembali sikap
ugal2annya, dengan penuh rasa hormat ber-sama2 "Cian-
Liong Poocu"" Lie Kie Hwie maju kedepan menjura seraya
membahasakan diri sebagai Boa npwee.
sudah tentu pembicaraan yang kemudian berlangsung
hanya berkisar mengenai iblis2 berkerudung hitam belaka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

setelah menganalisa dari sebutan "Hiong Hoen", "Lee-Pek"
serta "Yoe-Leng" yang tertera diatas dada tiap gembong iblis
itu, mereka semua sama2 berpendapat bahwasanya iblis-iblis
itu semua tentu dikendalikan oleh suatu perkumpulan
beraliran sesat.
Tapi perkumpulan sesat apakah yang mengendalikan
mereka ? siapapun tidak tahu. Cuma saja mereka semua
berpendapat ada ke
JILID 10 HAL. 46 S/D 47 HfLANG
sedangkan Kakek huncwee dari gunung Bong san tetap
tinggal diruang tengah bermain catur dengan Hoo Thian Hong.
Dalam kepandaian bermain catur, kedua orang itu
sebenarnya seimbang tetapi malam ini pikiran Bong-san Yen-
shu sedang kalut, dalam tiga babak ia menderita kekalahan
terus.
Siauw-Bin Loo-sat Poei Hong yang mengikuti jalannya
permainan catur itu disamping dengan cepat dapat
menemukan ketidak beresan pada diri jago tua itu. Maka
sambil tersenyum segera serunya:
"cianpwee kalau dalam hatimu masih ada urusan lebih baik
permainan catur ini disudahi saja, pergilah berist irahat ".
"cianpwee persoalan apakah yang mengganjel hatimu?"
Hoo Thian Hong ikut menimbrung dari samping sambil
menggulung kertas papan catur. "Dapatkah kau utarakan
keluar agar boanpwee sekalian bisa ikut menyumbangkan
sedikit tenaga kami ".
seraya mengelus jenggotnya yang terurai ke bawah, Bong-
san Yen Shu termenung sejenak. akhirnya diapun
menceritakan kejadian siang tadi dirumah makan Coei-sian-
Loo, dimana Lie Kie Howie telah diserang oleh senjata Toan
Hun-To-Hoa dari To-Bin Yauw-Hoo... selesai mendengar kisah
itu, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"siauw-Bin- Loo-sat" Poei Hong berseru tertahan.
"Aduuuh celaka engkoh Hong, cepat tengok kekamar Lie
Thay hiap. mungkin pada saat ini dia sudah tidak berada
didalam kamarnya".
Hoo Thian Hong terkesiap. ia berseru tertahan kemudian
berkelebat menuju kekamar tamu yang ada disebelah
belakang.
Pintu kamar masih terkunci rapat, maka pemuda itu
berputar kejendela belakang, disitu ia temukan "cian-Liong
Poocu" Lie Kie Howie sudah tak berada ditempatnya, bahkan
ia sudah pergi sambil menggembel senjata tajam.
Buru-buru ia loncat masuk kedalam ruangan kemudian
bukakan pintu kamar, dimana Bong-san Yen-Shu serta Siauw-
Bin Loo-sat telah menunggu.
"Hujien- Dugaanmu tepat sekali" puj i Hoo Thian Hong
dengan penuh rasa kagum.
"Hmm siapa yang sudi mendengarkan rayuanmu" sela Poei
Hong sambil mendepak kakinya keatas tanah. "Ayoh cepat
berangkat mencari jejaknya, jangan sampai terlambat
daripada Lie Thayhiap keburu menjumpai bahaya maut".
"Mari kita tentukan tiga puluh li disekeliling kota Kay-Hong
sebagai daerah pencarian, aku akan lari kearah Timur sedang
tiga arah lainnya kuserahkan kepada kamu berdua siapa yang
lebih dahulu ketemu jejaknya segera beritahu yang lain. Akur
?".
Begitu selesai berkata, badannya laksana kilat telah
meluncur keluar dari ruangan dan berkelebat pergi.
sastrawan berbaju biru Hoo Thian Hong serta wanita iblis
berwajah riang Poei Hong tak berani bertindak ayal lagi,
segera mereka enjotkan badan bagaikan burung walet yang
terbang keangkasa dengan gesit dan ringan memulai
pencariannya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Untuk sementara waktu kita tinggalkan dahulu Bong-san
Yen-Shu bertiga dengan pencariannya. Mari kita balik
menceritakan keadaan "cian-Liong Poocu" Lie Kie Howie.
sejak diserang oleh senjata rahasia Bunga To pencabut
nyawa siang tadi dirumah makan "Coei-sian-Loo", kendati
hatinya keras bagaikan baja, tak urung dalam hati merasa
kaget campur bergidik juga.
Menggunakan kesempatan dikala Bong-san Yen-shu pergi
mengejar musuh, dengan menggunakan ilmu sinkang "Thay-
Ching-sin-kang" aliran Kun-Lun Pay ia hisap senjata rahasia itu
kedalam genggaman.
siapa sangka begitu senjata rahasia tadi tertera didepan
matanya, bagaikan terpagut kala berbisa seketika itu juga air
mukanya berubah hebat, seluruh tubuh gemetar keras.
Delapan belas tahun berselang, setiap jago Bu-lim dalam
dunia persilatan tentu akan bergidik set iap kali bertemu
dengan senjata rahasia "Toan-Hun To-Hoa" atau bunga To
pencabut nyawa ini sebab tak pernah ada seorangjugopun
berhasil lolos dari ujung senjata rahasia itu dalam keadaan
selamat, senjata rahasia "Toan-Hoen-To-Hoa" sudah
dipandangnya sebagai lencana atau tanda perintah
pencabutan nyawa. Namun bukan karena alasan ini Lie Kie
Howie merasa ngeri dan bergidik.
Yang membuat dia gelisah dan tidak tenteram adalah
pemilik dari senjata rahasia itu sendiri, setelah ini hari jejaknya
ditemukan, Lie Kie Howie sadar, bahwa keselamatan serta
keamanannya mulai terancam setiap saat
JILID 10 HAL. 52 s/D 53 HILANG
gunung ia telah berjumpa dengan siluman Rase berwajah
bunga To, Hoan so so.
Pada waktu itu bukan saja Lie Hong punya roman yang
ganteng dan menawan hati, dia pun gagah dan kosen, tentu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

saja siluman Rase yang sudah tersohor akan kecabulannya itu
tidak mau melepaskan dirinya dengan begitu saja.
Hoan so so sadar, menggaet pemuda dari kalangan lurus
adalah jauh lebih sukar dari pada merayu jago2 dari kalangan
Liok-lim, maka dibuatnya satu rencana yang licik dan licin.
Mula-mula ia bersihkan dahulu wajahnya dari make-up
yang tebal serta tangalkan pakaian yang mentereng,
kemudian memakai baju sederhana dan menggeletak ditepi
jalan pura-pura menderita luka.
sebelumnya ia telah menyelidiki dahulu jalan mana yang
akan dilewati Lie Hong dalam kelananya, dan ternyata siasat
menyiksa diri ini berhasil mengelabuhi Lie Hong sipemuda
ingusan.
Coba bayangkan saja, seorang pemuda ingusan yang baru
turun gunung dan belum punya pengalaman, mana ia tahu
akan kelicikan orang lain ?.
Tidak sampai berapa lama, dengan suatu tindakan yang
lembut penuh kehalusan To Bin Yauw Hoo berhasil
menjerumuskan si burung angsa ini kedalam kualinya dan
perlahan-lahan menikmati keperjakaan pemuda itu.
Mungkin inilah yang dinamakan takdir? perempuan itu
benar2 pandai main cinta, sehingga membuat pendekar muda
ini mencintai dirinya sampai mendekati setengah gila.
Seandainya dalam keadaan seperti ini, dia dapat
melepaskan diri dari jalan yang sesat dan kembali kejalan
yang benar, tidak berbuat jahat tidak berbuat cabul lagi,
perist iwa ini tentu merupakan suatu kejadian yang indah dan
berharga.
Pepatah kuno mengatakan- sungai dan gunung bisa
dirubah, watak manusia susah dirubah, lama kelamaan
siluman Rase berwajah bunga To inipun mulai memperlihatkan
ekor rasenya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

selama ini Lie Hong betul2 berhasil dikelabuhi, tapi tidak
lama kemudian rahasia penyamaran perempuan yang
dicintainya ini terbongkar dan diapun berhasil mengetahui raut
wajah sebenarnya siluman rase ini.
Betapa hancur lebur hatinya ketika itu, ia tidak mengira
perempuan yang digaulinya selama ini sebenarnya adalah
perempuan cabul. Tapi dengan wataknya yang luhur dan
berbudi Lie Hong tidak tega membalas dendam, terpaksa
segala penderitaannya ditekan didalam hati, bahkan seringkali,
dia berusaha menasehati Hoan so so agar bertobat dan
kembali ke-jalan yang benar.
siapa tahu To-Bin Ya uwlloo tidak pernah menggubris
nasehatnya, ia masih tetap berbuat menurut kehendak
hatinya.
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Silat : Sabuk Kencana 2 dan anda bisa menemukan artikel Cerita Silat : Sabuk Kencana 2 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/09/cerita-silat-sabuk-kencana-2.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Silat : Sabuk Kencana 2 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Silat : Sabuk Kencana 2 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Silat : Sabuk Kencana 2 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/09/cerita-silat-sabuk-kencana-2.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar