Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 5

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Selasa, 20 Desember 2011

"Uaaakh!" Tiba-tiba mulutnya menyemburkan darah segar.
Lu Leng memang telah terluka dalam, terhantam Cambuk
Naga, Tapi dia masih terus bertahan, bahkan ingin mengantar

1740
Toan Bok Ang ke tempat yang agak jauh, setelah itu
maksudnya akan pergi dari istana Ci Cun Kiong lagi,
Namun ketika Toan Bok Ang bertanya begitu, barulah dia
ingat akan luka dalamnya, sehingga tak tertahan lagi dan
langsung muntah darah.
"Adik Leng, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bertiga
berkepandaian amat tinggi, belum tentu mereka akan binasa
di sana. Lebih baik... kau rawat dirimu dulu!"
Usai berkata begitu gadis itu merintih menahan rasa sakit
di bahunya, Melihat hal itu Lu Leng semakin cemas dan
khawatir
"Mari kita meninggalkan tempat ini dulu!" ajaknya kepada
gadis itu.
Toan Bok Ang mengangguk Lu Leng memungut golok
pusaka Su Yang To, kemudian bersama Toan Bok Ang
meninggalkan tempat itu. Mereka berjalan sambil saling
memapah, karena sama-sama sudah terluka parah.
Berjalan kira-kira setengah mil, terdengar suara menderuderu
di belakang raereka, Bukan main terkejutnya hati kedua
rauda-mudi itu. Ketika keduanya menoleh, tampak empat
orang melesat ke arah mereka, Untuk bersembunyi jelas
sudah tidak sempat lagi.
"Bocah busuk itu berada di depan, jangan sampai dia
lolos!" Terdengar teriakan keras dari salah seorang di antara
keempat orang itu.
Sudah tidak keburu bersembunyi Lu Leng dan Toan Bok
Ang terpaksa berhenti, kemudian mereka duduk bersandar

1741
pada sebuah batu, Toan Bok Ang menahan rasa sakit di bahu
sambil mengeluarkan senjata Sian Tian Sin So. Mereka berdua
menarik nafas dalam-dalam, sementara keempat orang itu
sudah sampai di hadapan mereka. Ketika menyaksikan
keadaan Lu Leng dan Toan Bok Ang, keempat orang itu
tertawa gelak,
"Ha ha ha! Bocah busuk itu telah terluka parah!" Salah
seorang menghunus pedangnya kemudian mendadak
menusukkannya ke dada Lu Leng!
Lu Leng memang terluka parah, namun dia masih
memaksa diri mengayunkan golok pusaka Su Yang To
menangkis pedang itu,
Tampaknya keempat orang itu bukan tokoh sembarangan.
Begitu melihat golok Lu Leng segera tahu kalau itu golok
pusaka. Bahkan mereka sempat melihat ayunan golok pusaka
Su Yang To yang tidak begitu bertenaga itu.
Orang itu tertawa, lalu maju selangkah seraya menekan
punggung golok pusaka Su Yang To dengan pedangnya,
Akibatnya golok Lu Leng tertekan ke bawah. ?
Dan sambil tertawa gelak orang itu mendadak
menjulurkan tangannya ke arah lengan Lu Leng, maksudnya
ingin merebut golok pusaka Su Yang To. Melihat orang itu
begitu dekat! Lu Leng tidak menyia-nyiakan kesempatan
tangan kirinya langsung bergerak dengan jurus It Ci Keng
Thian (Satu jari Mengejutkan Langit), menyerang orang itu.
jari telunjuk Lu Leng berhasil menotok jalan darah Hwa Kai
Hiat di bagian dada lawannya,
Walau Lu Leng telah terluka parah, namun ilmu Kim Kong
Sin Ci masih tetap hebat itu terlihat jelas saat orang yang

1742
ditotoknya menjerit lalu roboh. Dan tewas seketika! Kejadian
itu membuat tiga orang lain tertegun Salah seorang
mengeluarkan senjatanya mendekati Lu Leng sambil
membentak
"Kau masih berani membunuh kawanku?" Tadi Lo Leng
terpaksa menyerang orang itu dengan Kim Kong Sin Ci, hingga
telah menguras tenaganya Orang itu mendekatinya dengan
senjata di tangan, bahkan kedua kawannya pun menghunus
senjata masing-masing dan mulai mendekat. Menyaksikan itu,
Lu Leng menghela nafas panjang dalam hati dia membatin.
"Tak disangka setelah Lweekangku bertambah tinggi malah
akan binasa di tangan kaum golongan hitam ini!"
Setelah dekat orang itu mengayunkan senjatanya ke arah
Lu Leng, pemuda itu tahu, dirinya sudah tak bertenaga untuk
menangkis dengan golok pusaka Su Yang To. Dia pasrah.
Namun, ketika baru mau memejamkan mata, mendadak
terdengar suara bentakan Toan Bok Ang. Gadis itu
mengayunkan senjata Sian Tian Sin So, senjata tersebut milik
pendekar Aneh Mo Liong Seh Sih yang dihadiahkan kepada
Toan Bok Ang. seberapa hebat dan anehnya senjata itu tentu
sudah dapat dibayangkan Begitu Toan Bok Ang mengayunkannya,
di depan mata bergemerlapan cahaya putih
bagaikan sambaran kilat
Lelaki itu tertegun Dia sama sekali tidak tahu apa yang
sedang terjadi Yang dapat dirasakannya dadanya sakit bukan
main, Kemudian mendadak saja mulut orang itu
menyemburkan darah segar, lalu roboh dan tak bangkit lagi,
Setelah membunuh lelaki itu dengan Sian Tian Sin So,
Toan Bok Ang menarik kembali senjatanya, Dia benar-benar
telah kehabisan tenaga, sementara dua lelaki lain justru
berjalan selangkah demi selangkah menghampiri mereka,

1743
Lu Leng dan Toan Bok Ang tidak memandang kedua
musuh itu, melainkan saling memandang,
"Adik Leng, beginipun baik, jadi tiada kerisauan lagi!"
Lu Leng menghela nafas panjang sambil menatap Toan
Bok Ang.
"Aku merasa sakit hati, karena dendam kedua orangtuaku
belum terbalas, Kini malah harus mati di tangan manusiamanusia
rendah ini."
Toan Bok Ang berkata lembut
"Adik Leng, kau tidak usah merasa sakit hati atau berduka
perbuatan jahat pasti ada ganjarannya, Bagaimana mungkin
Uok Ci Khira Mo terus malang melintang begitu? Dendam
kedua orangtuamu, pasti ada yang mewakilimu membalasnya.
Ketika Lu Leng ingin berkata lagi, kedua orang itu sudah
berada di hadapan mereka. Namun ada yang aneh, Lu Leng
tercengang melihat mereka yang sudah berdiri dengan
masing-masing mengangkat senjata siap membacok ke arah
Lu Leng dan Toan Bok Ang.
Toan Bok Ang pun tak kalah terkejutnya melihat kedua
orang itu.
"Adik Leng, ini... ini apa yang telah terjadi?" Ternyata
kedua orang itu berdiri mematung di tempat masing-masing.
Wajah mereka memang geram dan diliputi kemarahan hebat
Namun ternyata keduanya tak mampu bergerak sama sekalL
Seperti patung!

1744
Tak lama kemudian baik Lu Leng maupun Toan Bok Ang
mengetahui kalau kedua orang itu telah terbelenggu jalan
darahnya akibat totokan. Maka menyadari hal itu Lu Leng
segera berseru,
"Orang tangguh mana yang menolong kami, harap
beritahukan namanya!"
Lu Leng berseru beberapa kali, tapi tetap tiada sahutan.
"Adik Leng, jangan menyia-nyiakan kesempatan mari kita
cepat pergi!"
Lu Leng bangkit berdiri Karena ingin memapah Toan Bok
Ang dia nyaris terjatuh. Toan Bok Ang tersenyum
"Adik Leng, kau sungguh baik terhadapku."
Lu Leng menyahut
"Kakak Ang, kan yang amat baik terhadapku Aku telah
mengutungkan sebelah lenganmu, tapi kau sama sekali tidak
mempersalahkanku."
Toan Bok Ang menghela nafas panjang. Kemudian sambil
saling memapah keduanya tertatih-tatih meninggalkan tempat
itu. sebenarnya mereka pun menyadari pasti masih ada orang
dari istana Ci Cun Kiong mengejar mereka, ingin keduanya
secepat mungkin meninggalkan tempat itu. Namun apa daya,
mereka telah sama-sama mengalami luka parah.
Dengan bersusah payah mereka berjalan hampir satu mil,
Mereka melihat lelaki dan seorang wanita berada di depan,

1745
Wajah Lu Leng dan Toan Bok Ang langsung berubah
setelah melihat jelas kedua orang itu. Keduanya merasa
girang bukan main karena kedua orang itu ternyata Tam Ek
Hui dan Han Giok Shia,
Tam Ek Hui dan Han Giok Shia tersentak kaget bukan
main menyaksikan keberadaan Lu Leng dan Toan Bok Ang,
"Apa gerangan yang telah terjadi?"
Lu Leng menghela nafas panjang.
"Sulit dijelaskan dengan sepatah dua patah kata."
Tam Ek Hui langsung bertanya kepada Lu Leng,
"Kau pernah melihat Goat Hua?"
Lu Leng tercengang mendengar pertanyaan Tam Ek Hui
itu,
"Tidak!" sahutnya kemudian.
Tam Ek Hui menghempaskan kaki ke tanah seakan merasa
kesal sekali,
"Goat Hua sungguh keterlaluan! Dia membawa kami pergi
dari sungai Tiang Kang, setelah luka kami sembuh, dia pergi
tanpa pamit. Kami terus mengejarnya kemarin kami melihat
dia menuju ke jalan ini, tapi kami tidak berhasil mengejarnya "
Setelah mendengar apa yang dikatakan Tam Ek Hui, Lu
Leng menduga, tadi yang menotok jalan darah kedua orang
itu, bisa jadi Tam Goat Hua.

1746
"Kalian mau ke mana?" tanya Lu Leng kepada kedua orang
itu,
"Liok Ci Khira Mo menyebut diri sebagai Bu Lim Ci Cun,
kami ingin pergi bertarung dengannya!" Han Giok Shia yang
menyahut dengan geram
Mendengar itu, hati Lu Leng seperti tersayat Mulutnya
tampak mengeluarkan darah lagi,
"Tidak usah,., ke sana!"
"Mengapa?" tanya Han Giok Shia kepada Lu Leng.
"Kita bukan lawannya Bahkan guruku dan Cit Sat Sin Kun
suami istri, saat ini entah masih hidup atau sudah mati," tutur
Lu Leng memperingatkan
Tam Ek Hui terkejut
"Kedua orangtuaku berada di dalam istana Ci Cun Kiong?"
Lu Leng segera menceritakan secara ringkas tentang
dirinya yang menyamar sebagai pengemis, menyelinap ke
dalam istana tersebut Dia bertemu Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hua. Dia juga menjelaskan tentang Pat Liong Thian Im
dan lain sebagainya.
Sebelum Lu Leng selesai menceritakan, wajah Han Giok
Shia sudah diliputi kegusaran Tam Ek Hui mengucurkan air
mata.

1747
"Biar bagaimanapun kami harus ke sana melihat!" ajak
keduanya hampir bersamaan.
"Maaf, menurutku, sekarang ke sana juga percuma," tukas
Toan Bok Ang.
Han Giok Shia yang memiliki sifat keras, langsung
berteriak.
"Apakah harus menyudahi begitu saja?"
Toan Bok Ang menghela nafas panjang,
"Kalau sekarang ke sana, tentunya hanya mengantarkan
nyawa, Lebih baik tunggu hari gelap dulu, baru kita pergi
melihat keadaan di sana."
Tam Ek Hui berpikir, memang masuk akal apa yang
dikatakan Toan Bok Ang. Namun kedua orangtuanya dalam
bahaya, bagaimana mungkin menunggu sampai hari gelap
untuk menolongnya?
Han Giok Shia lebih tidak sabaran. Mereka berdua saling
memandang, tanpa mengucapkan apa-pun. sepertinya
keduanya tahu maksud hati masing-masing, Maka mereka
serentak bersiul panjang dan langsung bergerak cepat Han
Giok Shia membopong Toan Bok Ang, sedang Tam Ek Hui
membopong Lu Leng, Keduanya melesat meninggalkan
tempat itu.
Tak seberapa lama mereka sudah menempuh dua puluh
mil lebih. Ternyata mereka membawa Toan Bok Ang dan Lu
Leng menuju sebuah goa. Toan Bok Ang yang terluka
bahunya segera diletakkan untuk diobati

1748
" Kalian berdua tidak mau dengar nasihatku? Kalian akan
menyesal!" ujar Toan Bok Ang yang melihat Tam Ek Hui dan
Han Giok Shia bekerja dengan terburu-buru sekali.
"Walau sangat berbahaya, kami tetap harus
menempuhnya!" ujar Tam Ek Hui.
Sementara itu Lu Leng tak mampu berkata apa-apa.
Hatinya merasa berduka mengetahui kedua orang yang
tengah menolongnya ini akan tetap pergi. Padahal jelas itu
hanya mencari mati saja,
Mendadak saja Tam Ek Hui dan Han Giok Shia berkelebat
menuju mulut goa.
"Adik Leng, Nona Toan! Kalian berdua baik-baik merawat
luka di sini. Kalau hingga malam hari kami tidak kembali ke
sini, berarti... selamanya tidak akan kembali lagi!" ujar Tam Ek
Hui, membalikkan badan memandang ke arah Lu Leng dan
Toan Bok Ang.
Lu Leng dan Toan Bok Ang mengucurkan air mata.
sementara Tam Ek Hui dan Han Giok Shia tak ingin
membuang waktu, langsung melesat pergi.
Lu Leng dan Toan Bok Ang duduk tertegun, perasaan
mereka tercekam. Goa itu tidak begitu dalam, mereka berdua
dapat melihat keluar yang masih tampak terang, Keduanya
terus menunggu dengan hati berdebar-debar tegang,
Tak seberapa lama, hari pun sudah mulai gelap. Lu Leng
dan Toan Bok Ang tetap tidak mengeluarkan suara, Mereka
berdua menipu diri sendiri meyakini bahwa di luar belum
gelap, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia pasti akan kembali!

1749
Padahal sebenarnya di luar sudah gelap, Malam telah turun
dengan hawa dingin dan kegelapan
Toan Bok Ang tak dapat menahan lagi, dengan sedih ia
menangis,
"Mereka berdua pasti sudah celaka," ujarnya dengan
terisak-isak,
Wajah Lu Leng murung sekali, diam tak mengeluarkan
suara. Toan Bok Ang menggeserkan badan mendekatinya
kemudian memeluknya dengan lengan kiri, Lu Leng juga
memeluknya erat-erat. Air mata mereka bercucuran, tak
mampu mengucapkan apapun.
"Kakak Ang, bagaimana luka di bahumu?"
Toan Bok Ang tersenyum getir "Sudah tidak begitu sakit,
hanya saja sekujur badan tak bertenaga."
Lu Leng menghela nafas panjang,
"Aaakh! Kesalahanku telah membuatmu cacat seumur
hidup."
Toan Bok Ang tersenyum
"Adik Leng, jangan berkata begitu lagi, Aku sama sekali
tidak mempersalahkanmu."
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam.
"Kakak Ang, mudah-mudahan kita bisa sembuh dalam
waktu singkat!"

1750
Toan Bok Ang manggut-manggut
"Ya, mudah-mudahan. Tapi setelah luka kita sembuh, kau
mau apa?"
"Biar bagaimanapun, aku harus pergi ke istana Ci Cun
Kiong, menyelidiki keadaan mereka!"
Toan Bok Ang manggut-manggut lagi,
Tidak salah, namun kau harus berjanji padaku, jangan
menimbulkan urusan lagi!"
Lu Leng mengangguk
"Oh ya, guruku bilang, tak lama setelah mendarat di Lam
Hai, sempat bertemu Liat Hwe Cousu, Aku pikir Liat Hwe
Cousu sudah tahu siapa pencuri Panah Bulu Api, maka kita
harus ke Lam Hai juga,"
"Adik Leng, aku ikut."
Lu Leng mengangguk
"ltu sudah pasti!"
"Adik Leng, kau berkata jujur padaku, sebetulnya kau
mencintaiku tidak?"
"ltu sudah tentu," sahut Lu Leng sambil tersenyum,
Toan Bok Ang menghela nafas panjang.

1751
"Adik Leng, aku tahu... sesungguhnya kau amat mencintai
Nona Tam,"
Lu Leng adalah pemuda jujur. Maka mendengar ucapan
Toan Bok Ang itu dia tak mampu menjawabnya
Toan Bok Ang menghela nafas panjang lagi,
"Adik Leng, aku sama sekali tidak cemburu."
Lu Leng menggenggam tangan gadis itu erat-erat,
"Kakak Ang, Nona Tam telah ternoda olehku, Dia sama
sekali tidak mencintai ku."
Mendadak Toan Bok Ang tersenyum.
"Sudahlah! jangan membicarakannya lagi!"
Hari sudah semakin malara, Di dalam goa gelap gulita tak
tampak apa pun. Saat itu Lu Leng mulai menghimpun hawa
murni untuk mengobati luka dalamnya. Mendadak tampak
sosok bayangan berkelebat di depan goa, kemudian terdengar
pula suara langkah.
Itu membuat Lu Leng dan Toan Bok Ang terkejut sekali
Walau luka mereka sudah sembuh sebagian, namun kalau
musuh tangguh muncul, tentu akan kesulitan mengadakan
perlawanan. Lu Leng dan Toan Bok Ang segera menahan
nafas, agar tidak diketahui orang yang baru datang itu.
Suara langkah itu amat ringan sekali, Tak lama sudah
terdengar memasuki goa. Lu Leng dan Toan Bok Ang duduk
berdampingan, Keduanya berusaha melihat rupa orang itu,
namun amat gelap sehingga tidak dapat melihatnya,

1752
Lu Leng dan Toan Bok Ang merasa orang yang memasuki
goa semakin mendekat, bahkan menuju ke arah mereka,
padahal dalam hati, mereka berharap orang itu tidak
mengetahui keberadaan mereka di situ,
Keduanya sama sekali tidak berani bergerak Mereka tentu
khawatir kalau orang yang datang akan mengetahui
keberadaan mereka di situ. Lu Leng dan Toan Bok Ang merasa
orang itu berhenti kira-kira satu depa di hadapan mereka,
tetapi berdiam tak bergerak.
Hening sekali di dalam goa. Toan Bok Ang berpikir, kalau
orang itu musuh, tentunya sudah turun tangan, Apakah yang
datang ini termasuk kawan? Tapi kalau kawan kenapa tidak
bersuara menyapa?
Berpikir sampai di sini, ketika Toan Bok Ang baru mau
bersuara, mendadak terdengar suara helaan nafas panjang.
Walau amat perlahan dan rendah, terdengar jelas hingga
membuat Lu Leng dan Toan Bok Ang tertegun
"Siapa kau?" tanya Lu Leng dan Toan Bok Ang hampir
bersamaan
Namun belum sempat mendengar jawaban, tahu-tahu
mereka terkejut mendengar suara langkah yang melesat
keluar meninggalkan goa itu.
Sungguh misterius kedatangan dan kepergian orang itu,
hanya meninggalkan suara helaan nafas saja.
Lama sekali barulah Toan Bok Ang bersuara,
"Adik Leng, dia sudah pergi!"

1753
"Ya! Entah siapa orang itu?"
Toan Bok Ang menarik nafas lega,
"Entahlah! Adik Leng, apakah Tam Ek Hui dan Han Giok
Shia?"
"Bagaimana mungkin mereka?"
Waktu sudah larut raalam, tapi Tam Ek Hui dan Han Giok
Shia belum kembali. siapa pun dapat menduga, mereka pasti
sudah celaka di istana Ci Cun Kiong, perasaan Toan Bok Ang
tercekam, gadis itu mendekap di dada Lu Leng.
Lu Leng dan Toan Bok Ang terus menunggu hingga hari
mulai pagi, sebelum hari mulai terang, Lu Leng dan Toan Bok
Ang masih punya sedikit harapan. Namun setelah hari mulai
terang, harapan itu pun sirna. Mereka tidak bisa berharap
akan keselamatan Tam Ek Hui dan Han Giok Shia,
Mereka berdua bangkit berdiri ketika sinar mentari pagi
menyorot ke dalam goa. Lu Leng berjalan keluar, Tapi baru
beberapa langkah, Toan Bok Ang sudah berseru.
"Adik Leng, luka kita belum sembuh. jangan keluar dulu!"
"Aku ingin melihat-lihat di luar," ujar Lu Leng sambil
menoleh ke arah Toan Bok Ang.
Toan Bok Ang segera mengikutinya. Sebelum sampai di
mulut goa, mendadak mereka tersentak dengan mata
membelalak.

1754
Ternyata dekat mulut goa terdapat sebuah kotak giok di
atas tanah, Di sisi kotak giok terdapat tulisan berbunyi "Cepat
Lari!"
Lu Leng dan Toan Bok Ang saling memandang,
"Pasti orang misterius semalam!" ujar gadis itu.
Lu Leng merasa dadanya sakit Dia berdiri mematung di
tempat, Toan Bok Ang tercengang melihatnya.
"Kenapa kau?"
Lu Leng tidak mendengar pertanyaan Toan Bok Ang, dia
tetap berdiri mematung, namun air matanya sudah meleleh
Toan Bok Ang perlahan-lahan mendekatinya lalu bertanya
dengan lembut
"Adik Leng, mengapa kau berduka lagi?"
Lu Leng menundukkan kepala, kemudian memandang
gadis itu. Walau telah kehilangan sebelah lengan, gadis itu
masih tampak cantik dan patut dikasihani. Lama sekali Lu
Leng memandangnya, setelah itu perlahan-lahan mencium
keningnya pu!a.
"Aku... aku tidak berduka!"
Usai berkata, Lu Leng menoleh ke tempat lain, tidak berani
beradu pandang lagi dengan Toan Bok Ang yang
memandangnya dengan penuh cinta kasih, Sebab, barusan Lu
Leng telah berbohong, Sesungguhnya hatinya amat berduka,

1755
Ketika melihat kotak giok dan tulisan itu, Lu Leng langsung
teringat akan seseorang. Orang itu adalah Tam Goat Hua yang
amat dicintainya. Akan tetapi, di saat bersamaan, dia pun
ingat dirinya telah mengurungkan lengan Toan Bok Ang, juga
telah mengabulkannya, seumur hidup harus menggembirakan
dan membahagiakan gadis itu.
Berpikir sampai di situ, hatinya jadi kacau dan amat
berduka, sehingga tak tertahan lagi air matanya meleleh.
Toan Bok Ang tidak tahu bagaimana isi hati Lu Leng,
Walau lengannya telah kutung oleh pemuda itu, namun dalam
hatinya sama sekali tidak menyalahkan Lu Leng, Asal Lu Leng
mencintainya, dia sudah merasa bahagia sekali,
Karena itu, Toan Bok Ang mengira Lu Leng sedang
memikirkan Tong Hong Pek dan lainnya,
"Adik Leng, kau sendiri pun harus menjaga diri baik-baik.
Kini orang yang mengetahui rahasia Panah Bulu Api tidak
begitu banyak, Kalau kau tidak mempedulikan dirimu sendiri,
itu amat menguntungkan Liok Ci Khim Mo."
Perlahan-Iahan Lu Leng menoleh pada gadis itu,
"Kakak Ang, benar katamu."
Dengan ujung baju Toan Bok Ang menghapus air mata di
pipi Lu Leng. Kemudian dia memandangi kotak giok itu,
"Adik Leng, mungkin kotak giok itu ditinggalkan tokoh tua
rimba persilatan. Bagaimana kalau kita lihat apa isi nya ?"
Lu Leng mengangguk

1756
"Baik, kau buka saja!"
* * * *
Bab 82
Toan Bok Ang maju beberapa langkah, membungkukkan
badan mengambil kotak giok itu, lalu dibukanya, Lu Leng
mendekatinya, mereka berdua melihat isi kotak giok itu.
Keduanya sama tercengang ketika melihat di dalam kotak giok
itu berisi empat butir obat. Harum sekali obat tersebut. Di sisi
kotak giok terukir beberapa huruf, Tok Liong Cai Sen TarT
(Obat Mujarab Naga Beracun), Keduanya pun kaget membaca
tulisan itu.
Mereka berdua murid perguruan terkenal, tentunya amat
berpengetahuan pula, Maka mereka tahu obat tersebut
merupakan pusaka golongan sesat, yang berasal dari Tok
Liong Pai (partai Naga Beracun), di daerah Miau,
Konon di puncak Tok Liong Hong, terdapat sebuah goa
yang dihuni seekor naga beracun. Setiap empat puluh
sembilan tahun naga beracun itu muncul sekali, Maka pihak
Tok Liong Pai mengambil air liur naga beracun dengan kotak
giok, Ditambah beberapa macam bahan obat, menjadi suatu
ramuan obat mujarab Tok Liong Cai Sen Tan.
Lu Leng dan Toan Bok Ang juga membaca huruf-huruf
yang terukir di atas kotak giok itu. Tulisan itu berbunyi "Kami
mengucapkan selamat kepada Liok Ci Khim Mo, hormat dari
Tok Liong Pai"
Kini Lu Leng dan Toan Bok Ang tahu bahwa obat Tok
Liong Cai Sen Tan merupakan kado dari Tok Liong Pai untuk
Liok Ci Khim Mo. Liok Ci Khim Mo membangun istana Ci Cun

1757
Kiong di gunung Tiong Tiau San, sekaligus menyebut dirinya
Bu Lim Ci Cun, Tentunya banyak golongan sesat yang pergi ke
sana memberi selamat dan menghadiahkan berbagai macam
kado, termasuk Tok Liong Pai.
Toan Bok Ang dan Lu Leng tidak mengerti, bagaimana
kado untuk Liok Ci Khim Mo bisa muncul di situ? Semula Lu
Leng mengira yang menaruh kotak giok dan meninggalkan
tulisan itu adalah Tara Goat Hua. Namun setelah melihat obat
mujarab Tok Liong Cai Sen Tan, barulah dia tahu dugaannya
meleset
Tentunya orang yang membawa kotak giok ini telah
mencurinya dari istana Ci Cun Kiong. Walau kepandaian Tam
Goat Hua amat tinggi, namun tidak mungkin gadis itu dapat
keluar masuk istana Ci Cun Kiong tersebut. Kalau begitu, siapa
yang mengantar kotak giok dan meninggalkan tulisan itu?
Lu Leng dan Toan Bok Ang saling memandang. "Siapa
kira-kira orang yang datang semalam?" Hati Lu Leng sedang
kacau, Maka mendengar pertanyaan itu, dia menyahut
sekenanya saja,
"Tidak usah pedu!i siapa dia. Obat mujarab Tok Liong Cai
Sen Tan berjumlah empat butir Kita masing-masing makan
dua butir, tidak sampai matahari terbenam, luka kita pasti
sudah pulih."
Wajah Toan Bok Ang berseri, tapi kemudian berubah
murung lagi.
"Setelah makan obat mujarab Tok Liong Cai Sen Tan, kita
bisa pulih sebelum matahari terbenam, itu memang baik
sekali, Narmun... kau pasti akan pergi ke istana Ci Cun Kiong.

1758
Terus terang, aku lebih senang kita tetap berada di dalam goa
ini."
Toan Bok Ang berkata dengan memelas, membuat hati Lu
Leng jadi sedih,
"Kakak Ang, jangan cemas dan berduka, kalau aku pergi
ke sana, tidak akan menimbulkan masalah." "Kalau kau tidak
ke sana, bukankah lebih aman?" Lu Leng menghela nafas
panjang. "Guru dan Cit Sat Sin Kun suami istri, Tam Ek Hui
dan Nona Han, semua telah pergi ke sana, Kita sama sekali
tidak tahu bagaimana nasib mereka. Aku harus pergi
menyelidiki keadaan mereka!" Toan Bok Ang mengerutkan
kening. "Adik Leng, aku khawatir... sampai waktunya kau pasti
menimbulkan masalah."
Lu Leng sendiri pun tidak berani memastikan setiba di
istana Ci Cun Kiong, akan melakukan apa. Karena itu dia diam
saja,
Toan Bok Ang menghela nafas panjang sambil
memandangnya,
"Adik Leng, kau berkeras mau ke sana, tentunya aku tidak
akan melarangmu!" Lu Leng tersenyum getir "Kakak Ang, kau
tahu perasaanku" Mereka lalu makan obat mujarab Tok Liong
Cai Sen Tan, masing-masing dua butir, Kemudian keduanya
duduk bersila menghimpun hawa murni
Berselang beberapa saat, luka di bahu Toan Bok Ang
sudah tidak dirasa sakit lagi, hingga ketika hari mulai senja,
mereka berdua sudah pu1ih.

1759
Toan Bok Ang bangkit berdiri, dia mengayun-ayunkan
senjata Sian Tian Sin So beberapa kali dengan sebelah
tangannya. Mulutnya menyunggingkan senyum.
"Adik Leng, rasanya badanku lebih ringan!" Lu Leng tahu,
Toan Bok Ang berkata begitu agar dia tidak membuatnya
cemas. Bagaimana mungkin seorang yang telah cacat dapat
bergerak gesit dan badan jadi ringan?
Lu Leng terharu mendengarnya, bahkan membuatnya tak
mampu mengucapkan apa pun. Toan Bok Ang tersenyum
sedih. "Adik Leng, aku berkata sesungguhnya."
"Kakak Ang, kau... kau...." Tak mampu Lu Leng
melanjutkan Matanya bersimbah air, tak mampu menahan
rasa haru di hatinya,
Toan Bok Ang segera mendekatinya.
"Adik Leng, asal kau tetap bersamaku, aku merasa rela
sekalipun harus kehilangan kedua belah lenganku !"
Lu Leng membelai-belai rambut gadis itu dengan hati
semakin haru.
"Kakak Ang, aku ingin kau menungguku di sini saja,"
Toan Bok Ang kelihatan sudah tahu Lu Leng akan berkata
begitu, maka segera menyahut tanpa berpikir Iagi.
"Tidak!"
Lu Leng tampak terkejut mendengar sahutan gadis itu.

1760
"Kakak Ang, kau dengar perkataanku...." Toan Bok Ang
menjulurkan tangannya, menutup mulut Lu Leng seraya
berkata dengan tegas. "Biar kau katakan apa, aku tetap ikut
kau!" Lu Leng menggenggam tangan gadis itu, berkata
dengan lembut
"Kakak Ang, kalau kita berdua sampai mengalami hal yang
tak kita kehendaki siapa yang mencari Panah Bulu Api?"
"Aku pergi denganmu Kalau sampai terjadi hal yang gawat
aku kan dapat menyadarkanmu agar tidak bertindak ceroboh.
Adik Leng, kau tidak usah banyak bicara lagi, Kalau aku tidak
ikut, aku akan jadi gila menunggumu di sini!"
Lu Leng jadi tertegun. Dia mulai berpikir keras bagaimana
harus membuat Toan Bok Ang tidak ikut dengannya
"Begitu juga baik, tapi kau harus mengabulkan satu
permintaanku!" ujarnya kemudian menatap ke arah Toan Bok
Ang.
"Permintaan apa?"
"Seandainya terjadi sesuatu di istana Ci Cun Kiong, kau
harus berupaya meloloskan diri."
"Tidak, biar bagaimanapun kau yang harus berupaya
meloloskan diri."
Lu Leng berkata dengan gugup.
"Kakak Ang, kalau kau mencintaiku kau harus menuruti
perkataanku"
Toan Bok Ang menaruh kepalanya di bahu Lu Leng,

1761
"Tidak, Adik Leng! Kau sudah bilang seumur hidup akan
menggembirakan dan membahagiakanku. Tanpa kau,
bagaimana mungkin aku akan gembira dan bahagia?"
Lu Leng berkata sambil menghempaskan kaki.
"Kita ke istana Ci Cun Kiong, memang berbahaya tapi
belum tentu akan terjadi sesuatu, kau kok tidak mau
mengabulkan permintaanku?"
Toan Bok Ang menggeleng-gelengkan kepala,
"Kau menghendakiku berbuat apa, aku pasti mengabulkan
hanya yang satu ini jangan disinggung lagi.
Lu Leng menghela nafas, dia tidak banyak bicara lagi
sementara hari sudah mulai malam. Mereka berdua
memandang keluar. Tidak tampak seorang pun berada di luar
goa, namun mereka berdua tetap menunggu dengan sabar,
setelah hari sudah malam, keduanya mulai mengendap-endap
meninggalkan goa itu.
Begitu berada di luar goa, mereka langsung mengerahkan
ilmu Ginkang melesat Tak seberapa lama sudah sampai di
pintu gapura. Lu Leng dan Toan Bok Ang bersembunyi di
belakang pohon, kemudian mengintip ke arah gapura istana
itu. Ternyata mulai dari pintu gapura, setiap setengah rail
dipasang sebuah lentera merah.
Lentera merah itu bergantung di batang bambu yang
cukup tinggi Dan tampaknya tidak jauh dari setiap lentera
terdapat penjaganya. para penjaga itu setiap kali
menggoyang-goyangkan lenteranya, sebagai pertanda bahwa
di situ sang penjaga masih ada. ini merupakan kode isyarat
bagi penjaga yang lainnya, Kalau lentera merah itu tidak

1762
bergoyang, berarti telah terjadi sesuatu bagi penjaganya,
sesungguhnya bagi Lu Leng dan Toan Bok Ang tidak begitu
sulit menyelinap ke dalam istana Ci Cun Kiong, sebab mereka
berdua berkepandaian tinggi.
Namun melihat ketatnya penjagaan itu, apabila ingin
menyelinap ke istana Ci Cun Kiong, mau tidak mau harus
membunuh para penjaga, seandainya para penjaga tahu akan
kehadiran mereka berdua, Liok Ci Khim Mo pasti muncul
Cukup lama mereka melakukan pengintaian dengan hatihati.
"Adik Leng, lebih baik kita jangan pergi menempuh bahaya
ini."
"Kita sudah kemari, bagaimana mungkin batal di tengah
jalan?"
"Lihatlah! Begitu ketat Liok Ci Khim Mo mengatur
penjagaan itu, bagaimana mungkin kita menyelinap ke sana?"
"Kita masuk dari samping pintu gapura," usul Lu Leng
sambil mengawasi ke arah samping,
Toan Bok Ang akhirnya menyetujui juga. Banyak bicarapun
tak ada gunanya, karena Lu Leng tak menghiraukannya.
Keduanya melangkah hati-hati, Tampak ada empat orang
menjaga di pintu gapura, Dalam kegelapan, tak dapat melihat
jelas wajah mereka satu persatu.
Lu Leng dan Toan Bok Ang bersembunyi lagi di tempat
gelap. Dan saat keempat penjaga itu lengah, mereka berdua
maju lagi dua depa dan langsung bersembunyi di belakang
batu,

1763
Keempat penjaga itu sama sekali tidak tahu akan
keberadaan mereka di belakang batu. Lu Leng dan Toan Bok
Ang saling memberi isyarat, lalu mendadak saja mereka
mencelat ke atas dengan cepat setelah bersalto beberapa kali
mereka memasuki gapura dan mendarat dengan ringan di
dalam.
Keduanya sempat menoleh ke arah keempat penjaga
pintu, Tampaknya mereka tidak ada yang tahu kedatangan Lu
Leng dan Toan Bok Ang.
Namun, mendadak lentera merah yang di pintu gapura
bergoyang dua kali, Keempat penjaga pun menggoyangkan
lentera merah dua kali, disusul kemudian oleh goyangan
lentera merah lain dan seterusnya.
Meny aksi kan itu, Lu Leng mengerutkan kening,
sebenarnya mudah baginya turun tangan terhadap keempat
penjaga itu. Namun kalau tiada orang menggoyangkan lentera
merah itu, jejak mereka pasti ketahuan.
Lama sekali Lu Leng dan Toan Bok Ang bersembunyi di
tempat gelap, tak terpikirkan harus menggunakan cara apa,
agar dapat melewati penjaga itu,
Mendadak Toan Bok Ang berbisik di telinga Lu Leng.
"Adik Leng, aku punya akal."
"Akal apa? Beritahukanlah!" tanya Lu Leng dengan suara
berbisik pula,
"Setiap lentera merah pasti ada penjaga, kita bunuh tiga
penjaga sisakan satu.,,."

1764
Lu Leng tersenyum getir
"ltu apa gunanya?"
"Kau dengarkan dulu! Para penjaga itu terdiri dari
golongan hitam, tentunya takut mati. Yang satu itu jika
melihat kita turun tangan langsung membunuh yang lain, pasti
ketakutan setengah mati, Kita menotok jalan darah,
memberitahukannya bahwa itu merupakan ilmu totokan
istimewa. Kalau dalam waktu tiga jam tidak dibebaskan maka
akan menderita selama tujuh hari tujuh malam, lalu binasa
secara mengenaskan. Aku yakin dia percaya!"
Lu Leng berpikir, merasa akal itu agak kurang baik, tapi
masih boleh dicoba, Karena itu, dia pun manggut-manggut.
Perlahan-lahan mereka berdua mendekati para penjaga
gapura,
Langkah mereka amat ringan tak mengeluarkan suara
sedikit pun. jarak keduanya sudah sangat dekat, tapi keempat
penjaga itu sama sekali tidak tahu akan kehadiran mereka,
Dan ketika berjarak dua tiga depa, mendadak Lu Leng
memunculkan diri,
Keempat penjaga pintu itu tersentak kaget Namun belum
juga sempat bersuara, Lu Leng telah menyerang dengan jurus
Siang Hong Cak Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan),
Dua penjaga langsung roboh binasa, Setelah itu Lu Leng
mengayunkan golok pusaka Su Yang To. sekejap saja satu
penjaga telah terbabat dan belah dua oleh golok pusaka itu,
Satu orang penjaga lagi jadi ketakutan setengah mati, Dia
melangkah mundur dengan wajah pucat pasi. Dan belum
sempat orang itu kabur, Toan Bok Ang telah menotok jalan

1765
darah Tay Pay Hiat-nya yang membuat sekujur tubuhnya
berkesemutan,
"Kini kau telah tertotok oleh ilmu totokan istimewa kami,
Selain kami tiada orang yang mampu membebaskan totokan
itu. Dalam waktu tiga jam, kau pasti akan binasa secara
mengenaskan Kalau kau ingin hidup, harus tetap berdiri di sini
menggoyangkan lentera merah itu. Dalam waktu tiga jam, aku
pasti kembali ke sini membebaskan totokan itu!" Dengan
ketakutan sekali penjaga itu hanya bisa manggut-manggut
Melihat hal itu Toan Bok Ang segera mengajak Lu Leng untuk
meneruskan langkahnya
"Adik Leng, mari kita lanjutkan!"
Mereka berdua langsung melesat tanpa menoleh. Kira-kira
belasan depa kemudian, Lu Leng dan Toan Bok Ang
menengok ke belakang, Tampak lentera merah yang pertama
sudah bergoyang, seketika hati Lu Leng dan Toan Bok Ang
berdebar-debar legang, sebab kalau lentera merah kedua
tidak bergoyang, maka semua penjaga akan tahu, pasti telah
terjadi sesuatu.
Mereka terpaksa menunggu sambil menahan na-fas.
Dengan memasang mata tajam keduanya menatap lentera
merah yang kedua, Sesaat kemudian lentera merah yang
kedua pun bergoyang, Melihat hal itu keduanya menarik nafas
lega,
"Kakak Ang, ternyata penjaga itu takut mati, akalmu patut
dipuji!"
Toan Bok Ang menatap ke depan dengan kening berkerut
tajam

1766
"Ya, tapi kalau bertemu seseorang yang tidak takut mati,
kita bisa celaka !"
"Mari kita jalan! Kalau tidak terpaksa jangan
mempergunakan cara itu."
Toan Bok Ang mengangguk mereka berdua lalu mulai
melangkah, Mereka berdua berhasil melewati penjagaan
lentera merah ketiga, Ketika sampai di tempat lentera
keenam, mulai sulit melewatinya, sebab di kedua sisi
merupakan tebing. Apa boleh buat, Lu Leng terpaksa
membunuh tiga penjaga lagi, kemudian menotok jalan darah
yang seorang serta mengancamnya, Wajah penjaga itu pucat
pias mendengarnya tetapi menganggukkan kepala.
Setelah melewati lentera merah yang keenam, tampaklah
sekarang istana Ci Cun Kiong, Maka keduanya langsung
melesat Tak lama kemudian keduanya telah berada di sekitar
istana, suasana tampak gelap dan sepi sekali,
Perlahan dan dengan hati-hati sekali mereka mendekati
tembok, Kemudian mendadak keduanya melompat ke atas
melewati tembok memasuki istana itu.
Di dalam tembok ternyata ada pelataran tanah kosong,
Melewati pelataran kosong itu barulah mereka bertemu ruang
besar istana Ci Cun Kiong, Lu Leng pernah datang ke tempat
itu sekali, maka sudah paham benar tempat itu.
Lu Leng melesat ke sisi ruang besar Lalu memasang
pendengaran dengan penuh perhatian Na-mun tak juga ada
suara. Maka kemudian kedua muda-mudi itu memasuki ruang
besar hingga ke belakang,

1767
Ketika baru mau mulai memeriksa tempat itu, mendadak
tampak dua sosok bayangan berkelebat ke arah mereka. Lu
Leng dan Toan Bok Ang segera bersembunyi Gerakan kedua
sosok bayangan itu amat cepat hingga sekejap sudah
melewati mereka,
Toan Bok Ang segera menggerakkan senjata Sian Tian Sin
So ke arah punggung salah seorang itu, bergemerlapan
senjata Sian Tian Sin So menembus punggung orang itu.
Tanpa menjerit orang itu roboh binasa!
Yang satu ingin melarikan diri, namun Lu Leng bergerak
cepat menyerangnya dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari
Mengejutkan Langit),
Tampaknya yang satu ini berkepandaian cukup tinggi.
Cepat sekali berkelit sambil balas menyerang dengan sebuah
pukulan. Akan tetapi, Kim Kong Sin Ci merupakan ilmu yang
amat hebat, lagipula Lu Leng menggunakan tujuh bagian
tenaganya, Tak mungkin orang itu mampu mengatasinya,
Ketika tubuh itu sempoyongan terkena serangannya Lu Leng
cepat-cepat menyerang lagi. Maka orang itu langsung
menjerit-jerit aneh.
Begitu mendengar orang itu berteriak aneh, Lu Leng dan
Toan Bok Ang amat terkejut! Mereka berdua saling
memandangi kemudian mendadak Lu Leng menotok jalan
darah orang itu, Tapi di saat bersamaan, mendadak terdengar
suara bentakan dari empat penjuru.
"Kakak Ang, mari kita bersembunyi di atas tiang yang
melintang di langit-langit ruang ini!"
Toan Bok Ang tanpa membuang waktu langsung mencelat
ke atas mengikuti Lu Leng. Keduanya bersembunyi di tiang

1768
yang melintang di langit-langit ruangan. Kebetulan berada di
balik sebuah papan, bertulis "Bu Lim Ci Cun Ceh Kiong"
sehingga tak terlihat dari bawah. Sesaat kemudian muncul
belasan orang, semuanya membawa obor Ketika melihat dua
sosok mayat di lantai, mereka terkejut.
"Cepat lapor kepada Liok Ci Khim Mo, ada musuh
menyelinap di dalam istana!" seru salah seorang di antara
mereka.
Lu Leng dan Toan Bok Ang bersembunyi di balik papan itu,
Keduanya merasa tegang sekali. Namun semua orang yang
membawa obor itu tidak menemukan mereka,
Namun begitu keduanya menyadari apabila Liok Ci Khim
Mo muncul, jangan harap bisa selamat! Satu-satunya jalan
bagi mereka cepat-cepat meninggalkan tempat itu. Keduanya
tampak saling memberi isyarat, lalu membongkar kaca yang di
atas kepala mereka, setelah itu sama-sama merayap ke
sebelah melalui lobang itu, kemudian menutupnya kembali.
Ternyata mereka sampai di sebuah aula besar, maka
serentak melayang turun, Mereka berdua memang berhasil
meloloskan diri dari bahaya, Namun suasana sangat gelap di
dalam aula besar itu. SuIit mencari tempat untuk
bersembunyi. Mereka berdua terus berjalan berdampingan
Tanpa diduga sudah berada di sisi panggung batu.
Ketika berada di sisi panggung batu, hati Lu Leng pun
tergerak, Dia ingat hari itu, mendadak Liok Ci Khim Mo dan
putranya muncul di atas panggung batu, Tentunya di tempat
ini terdapat jalan rahasia. Di saat Lu Leng sedang berpikir,
mendadak di dalam panggung batu terdengar suara langkah,
Lu Leng segera menarik Toan Bok Ang bersembunyi di tempat
yang gelap di samping panggung batu. Berselang sesaat,

1769
terdengar suara "Plak" dan suasana terang seketika. Tampak
dua orang membawa obor muncul di situ,
"Ci Cun sudah tahu ada orang menyelinap ke mari, harap
kalian tetap berjaga di tempat, tidak usah panik!" seru salah
seorang dengan tiba-tiba, membuat cemas hati Lu Leng,
Kedua orang itu sama sekali tidak tahu Lu Leng dan Toan
Bok Ang berada di situ, Begitu melihat kedua orang itu
berjalan pergi, Lu Leng dan Toan Bok Ang segera masuk ke
tempat kedua orang itu tadi keluar. Ternyata ruangan dalam
panggung batu itu kosong, Tampak sebuah undakan batu
menuju ke atas. Hari itu Lu Leng sudah melihat, di atas
panggung batu dipasang lempengan besi berbentuk bundar
guna menjaga jika ada serangan dari atas,
Selain undakan batu yang menuju ke atas, juga terdapat
sebuah terowongan rahasia, menembus ke dalam istana Ci
Cun Kiong yang amat rahasia. Lu Leng dan Toan Bok Ang
saling memandang, lalu berjalan ke dalam melewati
terowongan, semakin ke dalam semakin sunyi tidak terdengar
suara apa pun, Berselang sesaat, mereka mendengar sayupsayup
suara petikan harpa. Tentunya itu suara Pat Liong Thian
Im yang dimainkan Liok Ci Khim Mo. Karena Lu Leng dan
Toan Bok Ang berada di dalam terowongan bawah tanah,
maka Pat Liong Thian Im kedengaran amat lirih. Walau tetap
membuat sukma mereka seperti terbetot, namun tidak akan
terluka.
Kedua muda-mudi itu terus berjalan dengan hati-hati,
Setelah melewati puluhan depa, tampak ada tiga jalan di
depan. Di setiap mulut jalan itu terdapat seorang penjaga
dengan senjata tajam di tangan. Ketika melihat ada penjaga
Lu Leng dan Toan Bok Ang ingin bersembunyi tapi sudah
terlambat karena ketiga penjaga itu telah melihat mereka.

1770
"Siapa?" bentak mereka, Lu Leng tahu sudah tidak bisa
bersembunyi lagi, maka dia tetap melangkah ke depan, Lalu
dia menyahut dengan tenang,
"Aku!"
Salah seorang menghampirinya dengan pedang terhunus,
Matanya tajam menatap Lu Leng. "Siapa kau?"
Lu Leng langsung menyerang orang itu dengan golok
pusaka Su Yang To.
"Aku adalah aku!" sahutnya sambil tetap me-nyerang,
Maka hanya sekali terdengar dentangan suara pedang
saling beradu. pedang orang itu patah. sekejap kemudian
lehernya telah putus tersambar golok pusaka milik Lu Leng.
Dua penjaga lainnya tertegun. Toan Bok Ang tidak
menyia-nyiakan kesempatan itu, langsung mengayunkan Sian
Tian Sin So menyerang salah seorang.
"Aaaakh!" Orang itu menjerit dan roboh seketika,
Yang satu lagi langsung menyerang Lu Leng dengan
senjata rahasia, Dengan cepat Lu Leng menangkis
menggunakan Kim Kong Sin Ci jurus Sam Hoan Toh Goat
(Tiga Lingkaran Mengelilingi Bulan), Maka terpukul balik ketiga
senjata rahasia itu, menembus dada pemiliknya hingga tewas
seketika.
Lu Leng membalikkan badannya. Melihat Toan Bok Ang
telah berhasil merobohkan orang itu, Lu Leng mendekati nya.
Ternyata orang itu belum mati Maka Lu Leng cepat
mencengkeram bahunya seraya berkata dengan suara dalam.

1771
"Jangan gugup!"
Orang itu menengok ke sana ke mari kemudian tertawa
dingin,
"Kalian berdua, jangan harap dapat meloloskan diri!"
ancamnya dengan mata melotot
Lu Leng mendengus,
"Hm! Kalaupun kami tidak dapat meloloskan diri kau pasti
tidak dapat hidup!"
Sekujur badan orang itu bergemetar.
"Aku bertanya padamu, apakah Giok Bin Sin Kun dan Cit
Sat Sin Kun suami istri sudah celaka?"
Orang itu tampak terperangah, lalu tertawa gelak. Dengan
gusar sekali Lu Leng melancarkan sebuah pukulan, seketika
orang itu tewas tanpa terdengar jeritannya,
"Adik Leng, bagaimana kita sekarang?"
Lu Leng berkertak gigi kemudian mengerutkan kening. Dia
tampak begitu geram.
"Kenapa orang itu begitu mendengar aku menanyakan
guruku dan Cit Sat Sin Kun suami istri, langsung tertawa
gelak?"
"Aku pun merasa heran, mungkin mereka bertiga masih
hidup."

1772
"Mudah-mudahan begitu. sekarang kita menggeserkan
mayat-mayat itu ke samping."
Mereka berdua lalu menarik ketiga sosok mayat itu ke
samping.
"Kita menuju jalan yang di tengah saja!"
Toan Bok Ang berbisik
"Adik Leng, kita harus berupaya mencari jalan keluar!"
Lu Leng manggut-manggut, lalu melangkah ke jalan yang
di tengah, Toan Bok Ang segera mengikutinya, Ternyata jalan
itu cuma beberapa depa, Tak jauh dari situ sudah terlihat
ujungnya. Lu Leng tertegun. Kenapa jalan ini sedemikian
pendek? Dia menjulurkan tangannya mendorong, terdengar
suara "Krek", Ternyata dia mendorong sebuah pintu rahasia
hingga terbuka, Terasa ada angin berhembus ke dalam. Saat
mereka hendak melesat, terdengar suara orang berteriakteriak.
Ternyata tak jauh dari ujung lorong itu ada sebuah
taman. Maka Lu Leng segera menyadari cepat atau lambat
jejak mereka pasti ketahuan.
Lu Leng mengamati tempat itu, kemudian menarik Toan
Bok Ang ke samping sebuah gunung-gunungan, Tinggi
gunung-gunungan itu hampir empat depa, Lu Leng menyuruh
gadis itu menunggu di bawah. Dia mencelat ke atas gununggunungan
untuk bisa memandang ke seke1i1ing. seketika itu
dia menarik nafas dingin. Ternyata dia melihat begitu banyak
orang membawa obor mencari mereka. Lu Leng cepat-cepat
meloncat turun.
"Bagaimana?" tanya Toan Bok Ang yang langsung
mendekatinya.

1773
Lu Leng menghela nafas panjang.
"Kakak Ang, aku suruh kau jangan ikut, kau malah mau
ikut! Kini...."
Toan Bok Ang tersenyum sedih, "Apakah kita tidak dapat
meloloskan diri?" "ltu belum tentu, hanya saja.,, agak tipis
harapan bisa meloloskan diri, Tadi aku melihat banyak orang
membawa obor mendekati tempat ini, Kemanapun kita kabur,
pasti akan ketahuan."
"Kalaupun jejak kita ketahuan, belum tentu kita tidak
dapat menerjang keluar, kenapa harus putus asa?"
Lu Leng tahu, ilmu Ginkang Liok Ci Khim Mo tidak begitu
tinggi, belum tentu dapat mengejar mereka, lalu kenapa yakin
tidak dapat meloloskan diri? Berpikir sampai di situ, Lu Leng
menggenggam tangan Toan Bok Ang erat-erat,
"Benar katamu."
Ketika mereka berdua hendak menerjang keluar,
mendadak terdengar suara di belakang gunung-gunungan itu.
"Jangan sembarangan menerjang keluar!"
Lu Leng dan Toan Bok Ang terkejut melihat sesosok
bayangan yang tiba-tiba berkelebat keluar, Meskipun tidak
melihat jelas siapa sosok bayangan itu, Lu Leng langsung
menyerang dengan jari telunjuknya. Namun gerakan orang itu
sungguh cepat, bagaikan segulung asap menghindari
serangan yang dilancarkan Lu Leng sambil berseru dengan
keras.
"Saudara Lu, aku!"

1774
Lu Leng tersentak kaget ketika mengetahui kalau sosok
bayangan itu ternyata Oey Sim Tit, putra kesayangan Liok Ci
Khim Mo.
"Kalau kau kenapa?" tanya Lu Leng dengan rasa
penasaran.
"Perbolehkanlah aku mendekatimu, aku akan
menjelaskannya!"
Lu Leng manggut-manggut "Baiklah!"
"Adik Leng, siapa dia?" tanya Toan Bok Ang merasa heran,
Lu Leng menyahut dengan suara rendah. "Dia adalah
putra Liok Ci Khim Mo!" Bukan main terkejutnya Toan Bok Ang
mendengar hal itu. Ketika dia hendak bertanya lagi Oey Sim
Tit sudah berada di hadapan mereka, Dia tampak gugup dan
panik.
"Aaah! Kenapa kalian tidak mau pergi? Malah ke mari
lagi?"
"Saudara Oey, apakah kau yang menghadiahkan keempat
butir obat mujarab Tok Liong Cai Sen Tan?"
Oey Sim Tit menganggukkan kepala,
"Kalau kalian mendengar nasihatku, tentunya tidak akan
menimbulkan kerepotan!"
Lu Leng maju selangkah mendekati Oey Sim Tit

1775
"Saudara Oey, kami berdua tidak akan melupakan budi
baikmu. Tapi bagaimana kau tahu kami bersembunyi di dalam
goa itu?"
Oey Sim Tit tampak gugup untuk menjawab pertanyaan Lu
Leng.
"Apakah Tam Ek Hui dan Nona Han yang memberitahukan
padamu?" desak Lu Leng karena tak sabaran dengan jawaban
Oey Sim Tit
Oey Sim Tit manggut-manggut
"Kini mereka berada di mana?"
Ketika Oey Sim Tit baru mau menjawab, mendadak
terdengar suara orang di dalam terowongan rahasia itu. Wajah
Oey Sim Tit langsung berubah.
"Kalian berdua cepat ikut aku!"
Lu Leng tahu keadaan sudah gawat sekali Maka tanpa
banyak bertanya lagi langsung menarik Toan Bok Ang
mengikuti Oey Sim Tit, Tak lama mereka sudah sampai di
sebuah tempat peristirahatan, Oey Sim Tit mengangkat batu
penutup sebuah lobang,
"Kalian berdua, bersembunyi dulu di dalam 1o-bang itu!"
* * * *

1776
Bab 83
Toan Bok Ang penuh tanda tanya di dalam hati. Namun Lu
Leng sudah menariknya ke dalam lobang yang dalamnya
sekitar lima depa. setelah bersembunyi di dalam lobang itu,
mereka berdua tidak berani bergerak
"Adik Leng, kenapa putra Liok Ci Khim Mo itu sudi
membantu kita?"
"Hari itu di Cing Yun Ling Go Bi San, kalau dia tidak
merebut Pat Liong Khim dari tangan ayahnya, mungkin para
jago tangguh sudah binasa semua!"
"Tak disangka mereka ayah dan anak, berbeda sama
sekali!"
Ketika mereka bercakap-cakap dengan suara rendah,
terdengar suara langkah yang tergesa-gesa, Keduanya
menghentikan percakapan itu, Dan sesaat kemudian terdengar
seseorang bertanya,
“Tuan Muda berada di sini, apakah melihat ada orang
keluar dari terowongan bawah tanah ?"
Yang ditanya ternyata Oey Sim Tit. putra Liok Ci Khim Mo
ini menggelengkan kepala,
"Tidak, kalau ada orang ke mari, aku pasti melihatnya!"
"Tapi mereka memang telah memasuki terowongan bawah
tanah, selain tempat ini, tiada tempat lain yang dapat dilalui!"
ujar orang itu seolah tak mempercayai kata-kata Oey Sim Tit.
Oey Sim Tit mengerutkan kening seraya berkata.

1777
"Kalau begitu, mungkin mereka telah kabur melewati
belakangku maka aku tidak mengetahuinya!"
"Ayahmu amat gusar karena tidak dapat menangkap
kedua orang itu, Terdengar suara seorang lelaki dan seorang
wanita, apakah benar Tuan Muda tidak melihat mereka?"
Oey Sim Tit menyahut agak tergagap, karena dia memang
tidak biasa berbohong.
"Tidak melihat !"
Orang itu melangkah pergi, Lu Leng dan Toan Bok Ang
yang bersembunyi di dalam lobang menarik nafas lega, Akan
tetapi, mendadak terdengar suara dentingan nyaring sekali,
Hati Lu Leng dan Toan Bok Ang seakan ter-guncang hebat
Namun buru-buru mereka berusaha menenangkannya. Sesaat
kemudian terdengar pula suara Liok Ci Khim Mo yang penuh
kegusaran
"Lelaki dan perempuan itu, selain tempat ini tiada tempat
lain untuk kabur! Kau pasti melihat mereka, tapi tidak mau
memberitahukan! Ya, kan?"
Begitu mendengar suara Liok Ci Khim Mo, hati Lu Leng
dan Toan Bok Ang tegang bukan main, karena tidak bisa
keluar dan tidak bisa bersembunyi di tempat lain, Mereka
berdua betul-betul tegang dan panik,
"Ayah, aku... aku sungguh tidak melihat mereka," ujar Oey
Sim Tit menggeragap,
Liok Ci Khim Mo mendengus.

1778
"Hm! Binatang! Urusan besar ayahmu, cepat atau lambat
pasti berantakan di tanganmu!"
Oey Sim Tit seg(tffc berlutut seraya berkata,
"Ayah! Kenapa Ayah berkata begitu?"
"Di mana lelaki dan perempuan tadi! Cepat beritahukan!"
Hati Lu Leng dan Toan Bok Ang berdebar-debar tegang
sekali
"Aku... aku sungguh tidak tahu!" ujar Oey Sim Tit lagi coba
meyakinkan ayahnya, Liok Ci Khim Mo tertawa dingin, "Bagus!
Kau tidak tahu ya sudahlah! Namun kelima orang yang di
dalam penjara, nyawa mereka akan kuhabisi malam ini!"
Oey Sim Tit berkata gugup, "Bukankah Ayah bilang,
tunggu sampai Pek Gwee Cap Go (Tanggal lima belas bulan
delapan), mereka berlima akan dijadikan tumbal?" Liok Ci
Khim Mo tertawa dingin lagi, "Tidak salah ayah memang
pernah mengatakan begitu, Namun, tidak sampai Pek Gwee
Cap Go kau akan melepaskan mereka berlima!"
Bagian 40
Lu Leng yang mendengar itu, merasa terkejut dan
gembira. Gembira karena yakin kelima orang itu pasti Tong
Hong Pek, Tam Sen, Seh Cing Hua, Tam Ek Hui, dan Han Giok
Shia, Ternyata mereka berlima belum binasa, mungkin hanya
terluka parah. Kalau tidak, bagaimana mungkin dapat
dipenjarakan?

1779
Lu Leng merasa terkejut karena kedatangannya di istana
Ci Cun Kiong ini, secara tidak langsung justru akan
mencelakakan mereka berlima. Malam ini mereka berlima
dalam bahaya.
Terdengar Oey Sim Tit berkata.
"Ayah, aku... aku tidak akan melepaskan mereka, Ayah
tidak boleh...."
Liok Ci Khim Mo mendengus.
"Hm! Kalau kau tidak berniat melepaskan mereka, paling
lama mereka dapat hidup dua puluh hari lebih, ada manfaat
apa bagimu? sudahlah! jangan omong kosong!"
Sejenak hening, Bapak dan anak itu saling terdiam, Namun
kemudian terdengar lagi suara Liok Ci Khim Mo.
"Kakak beradik keluarga Sun, pergilah segera ke penjara
menghabiskan kelima tahanan itu! Lalu kita berpencar mencari
lelaki dan perempuan itu lagi!"
Hati Lu Leng berdebar-debar. Telinganya mendengar suara
langkah semakin menjauh. Tangan Lu Leng segera
mendorong ke atas perlahan-lahan batu yang menutupi
lobang itu, Begitu dapat terbuka dia melompat ke atas.
Tampak Oey Sim Tit berdiri termangu-mangu.
"Saudara Oey, cepat! Cepat antar kami ke penjara itu!"
Toan Bok Ang yang juga sudah naik ke atas langsung
berkata.

1780
"Kenapa kau? Kok masih melamun di situ? Ayoh, cepat
pergi!"
Wajah Oey Sim Tit tampak murung sekali
"Kalian berdua, kalau ayahku tahu,.,."
Lu Leng menghempas kaki seraya berkata.
"Saudara Oey! Kalau kau tidak mau membawa kami ke
penjara menyelamatkan mereka berlima, Nona Tam pasti
membencimu sampai ke tulang sumsum!".
Lu Leng tahu dalam hati Oey Sim Tit amat mencintai Tam
Goat Hua. Maka asal menyebut nama gadis itu, dia pasti
bersedia membawa mereka berdua ke penjara tersebut.
Ternyata benar! sepasang mata Oey Sim Tit tampak
berbinar-binar.
"Asal Nona Tam bersedia berterima kasih padaku, apapun
pasti kulakukan! Tapi kalau sekarang ke penjara itu, pasti
akan bertemu orang. Aku khawatir malah akan mencelakai
kalian berdua."
"Kita harus berhati-hati, Meskipun harus menembus
bahaya, tetap harus ke sana?"
Toan Bok Ang menoleh ke arah Lu Leng,
"Adik Leng, menumtku semakin berhati-hati, justru
semakin gampang diketahui orang. Walau banyak orang di
dalam istana Ci Cun Kiong ini, belum tentu. semuanya
mengenali kita, Lebih baik kita juga membawa obor, berjalan
dengan sikap wajar."

1781
Lu Leng berpikir sejenak, Dalam membenarkan juga
gagasan Toan Bok Ang. Lalu kepalanya mengangguk
menyetujui. Mereka bertiga melesat pergi Sampai di sebuah
tembok, ketiganya segera menyambar obor yang ditancapkan
di situ, lalu melesat lagi. Orang lain tidak melihat jelas wajah
Lu Leng dan Toan Bok Ang, Namun melihat Oey Sim Tit,
orang-orang tampaknya tidak bercuriga.
Lu Leng dan Toan Bok Ang terus melesat mengikuti Oey
Sim Tit Walau bertemu banyak penjaga, tiada seorang pun
yang menghadang mereka, Tak lama kemudian mereka
sampai di depan sebuah kamar yang dibikin dari batu,
Tampak dua lelaki bersenjata golok sedang berbicara
kepada seorang penjaga,
"Kami menerima perintah ke mari untuk menghabiskan
nyawa ketiga tahanan itu!"
Lu Leng bertiga berhenti Mereka tadi khawatir akan
terlambat sampai di tempat tersebut Namun ternyata tidak, Lu
Leng merasa lega, Kemudian ketiganya berjalan perlahan
sambil sesekali menyelinap bersembunyi. Penjaga itu
mengangguk kemudian membuka gembok kamar. Ketiga
orang itu berusaha mendorong pintu kamar tersebut.
Di saat pintu mulai terbuka sedikit, Lu Leng sudah melesat
ke arah mereka dengan golok pusaka Su Yang To di tangan.
Dia langsung melancarkan serangan secara bertubi-tubi, yaitu
dengan jurus Thian Hou Sam Sek (Tiga jurus Harimau Langit).
Darah muncrat ke mana-mana. Penjaga dan salah seorang
yang menerima perintah dari Liok Ci Khim Mo telah tewas
seketika, Satu lagi lebih gesit dapat berkelit dari sambaran
golok pusaka Su Yang To, maka terhindar dari maut. Orang itu

1782
ingin berteriak, namun di saat bersamaan Toan Bok Ang dan
Oey Sim Tit telah maju, Ketika melihat Oey Sim Tit, mulut
orang itu jadi ternganga lebar, tak mampu berteriak,
sedangkan Toan Bok Ang segera mengayunkan senjata Sian
Tian Sin So menghantam dadanya. Akan tetapi orang itu
masih dapat berkelip dengan cepat sekali lalu dia menatap
Oey Sim Tit,
“Tuan Muda, apa gerangan ini?"
Oey Sim Tit diam saja, Lu Leng langsung menyabutinya,
"Sun Te hengte (Kakak beradik marga Sun), apa kau ikut
di dalam rencana busuk ini?"
Orang itu terkejut.
"Aku...."
"Bagaimana keadaan kelima tahanan itu, cepat bawa kami
pergi melihat mereka!"
Orang itu merupakan jago tangguh golongan hitam,
berakal dan licik. Maka mendapati keanehan di depan mata,
dia sudah bercuriga, Namun keberadaan Oey Sim Tit di situ,
membuatnya tidak berani melakukan kesalahan.
"Ya! Ya!"
Orang itu membalikkan badannya memasuki kamar Lu
Leng mengikutinya dari belakang, tapi memberi isyarat kepada
Toan Bok Ang. Dia manggut-manggut lalu menendang kedua
mayat itu ke dalam kamar setelah itu, dia pun melambaikan
tangannya ke arah Oey Sim Tit,

1783
Oey Sim Tit mengerutkan kening, kemudian berjalan ke
dalam, Mereka lalu menutup kembali pintu kamar. Lu Leng
mengikuti orang itu ke dalam, Tampak lampu minyak bersinar
remang-remang. Ternyata kamar itu adalah sebuah penjara,
Lima buah pilar besar berdiri tegar Di situlah terikat lima orang
yang tampaknya terluka parah, Lu Leng mengenali mereka
berlima.
Betapa sedihnya Lu Leng ketika melihat keadaan mereka
yang mengenaskan
"Guru!" ucap Lu Leng sambil memberi hormat.
Bagaimana Tong Hong Pek bertiga di penjara di situ?
Ternyata hari itu Liok Ci Khim Mo memetik tali senar harpa Pat
Liong Khim lagi yang membuat Tong Hong Pek dan Tam Sen
suami istri tak mampu melawan.
Mutut mereka mengeluarkan darah. Ketiganya mati di
bawah pengaruh kekuatan Pak Liong Thian Im. Namun ketika
suara itu jadi kacau balau dan berhenti semua orang yang
berada di situ tidak tahu apa yang telah terjadi
"Binatang! Kau berbuat apa?" Tiba-tiba Liok Ci Khim Mo
membentak hebat
Semua orang mendongakkan kepala melihat apa yang
terjadi. Ternyata putra Liok Ci Khim Mo menubruk ke arah Pat
Liong Khim,
"Ayah, lebih baik penjarakan mereka saja!" seru Oey Sim
Tit
Wajah Liok Ci Khim Mo berubah kehijau-hijauan dan
membentak dengan penuh kegeraman.

1784
"Jangan turut campur!"
"Ayah, mereka kini sudah terluka parah. Apakah Ayah
masih takut kalau mereka akan kabur? Bukankah Ayah pernah
bilang, pada hari Pek Gwee Tiong Chiu (Tanggal lima belas
bulan delapan), dari luar Tionggoan yaitu See Hek, Thian Tok
(lndia), dan Persia akan banyak jago tangguh yang akan
datang memberi selamat kepada Ayah? Kalau saat itulah Ayah
menghukum mati ketiga orang itu, pasti akan membuat nama
Ayah lebih terkenal!"
Liok Ci Khim Mo menatap putranya sejenak, kemudian
manggut-manggut.
"Baiklah! Cepat kurung mereka bertiga ke dalam penjara!"
Beberapa orang muncul membawa mereka bertiga ke
dalam penjara. Ketika siuman, mereka bertiga sudah diikat
pada pilar besar yang dalam penjara,
Mereka bertiga tahu sudah terluka parah di bawah Pat
Liong Thian Im. Namun mereka heran apa sebabnya Liok Ci
Khim Mo memenjarakan mereka. Ketiganya berusaha
menghimpun hawa murni, namun luka mereka begitu parah,
tidak mungkin pulih seketika. Malam harinya, pintu penjara itu
terbuka, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia diantar orang ke
dalam. Ternyata mereka pun tertangkap oleh Liok Ci Khim Mo.
Kini di dalam penjara jadi lima orang. Setahu mereka Lu
Leng telah mengalami luka sangat parah saat berhasil
meloloskan diri, Maka sekarang mereka terkejut melihat Lu
Leng diantarkan masuk ke penjara itu, Semua telah mengira
kalau Lu Leng pasti telah tertangkap dan akan dipenjarakan
pula bersama mereka, Namun begitu mendengar Lu Leng

1785
memanggil Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, barulah mereka
terheran-heran.
Lu Leng ternyata tidak tertangkap, Mereka merasa
bergembira sekali mengetahui hal itu. Orang yang
mengantarkan Lu Leng ke kamar penjara itu tampak berusaha
melarikan diri Namun mana mungkin, sebab Lu Leng telah
menyerangnya dengan Kim Kong Sin Ci lewat jurus Cap Bin Li
Cing (Menggali Sepuluh Arah). Orang itu masih berusaha
menangkis, namun justru membuat dirinya terpental seketika
nyawanya putus tanpa sempat menjerit lagi,
Lu Leng segera mendekati Tong Hong Pek,
"Guru, kita harus cepat pergi!"
Wajah Tong Hong Pek berubah lalu membentak dengan
sengit
"Anak Leng! Siapa suruh kau kemari? Cepat pergi!"
Lu Leng terkejut, dia mengira telinganya salah dengar
"Guru bilang apa?"
Tong Hong Pek membentak lagi,
"Aku suruh kalian cepat enyah!"
Toan Bok Ang yang berada di sini jadi tertegun ketika
Tong Hong Pek membentak-bentak Lu Leng.
"Tong Hong Cianpwee, kalian..." ujar Toan Bok Ang
terputus,

1786
Sebelum Toan Bok Ang usai berkata, Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek sudah meludah.
"Phui! jangan banyak omong, cepat enyah!" Lu Leng sama
sekali tidak mengerti Tong Hong Pek dalam bahaya, tapi
kenapa melihat kedatangan dirinya bukannya merasa gembira,
Toan Bok Ang yang tak mampu menahan rasa herannya
segera berkata.
“Tong Hong Cianpwee, aku sudah mengerti maksudmu."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menatap tajam gadis itu.
" Kalau sudah mengerti, kenapa tetap diam, pergi kataku!"
Lu Leng segera bertanya kepada Toan Bok Ang. "Kakak
Ang, apa maksud guruku?" Toan Bok Ang menghela nafas
sebelum menyahut
"Adik Leng, maksud gurumu, kau dapat menerjang ke
dalam sudah luar biasa sekali, Namun bisa meloloskan diri
atau tidak, itu masih jadi masalah Kini mereka telah terluka
parah, apabila membawa mereka serta, tentu tiada harapan
untuk meloloskan diri, maka beliau suruh kau cepat pergi!"
Mendengar penjelasan Toan Bok Ang, Lu Leng jadi
tertegun
"Guru, tidak gampang murid menerjang ke mari, apakah
kalian...."
Berkata sampai di situ, air matanya sudah bercucuran,
sehingga tak mampu melanjutkan.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang

1787
"Anak Leng, gurumu benar, Kalian berdua cepatlah pergi!
Kalau kalian tidak segera meninggalkan tempat ini, berarti
akan hilang dua orang yang berani menentang Liok Ci Khim
Mo!"
Lu Leng menghapus air matanya, kemudian menegaskan
"Tidak! Kalau mau, mari kita pergi bersama!"
Seh Cing Hua langsung membentak.
"Bocah! Kau berani membangkang perintah gurumu?"
“Tidak, Tapi dalam keadaan ini, aku tidak bisa menuruti
perkataannya!"
Usai berkata, Lu Leng segera memutuskan rantai-rantai
yang membelenggu mereka berlima dengan golok pusaka Su
Yang To, lalu menoleh pada Oey Sim Tit.
"Saudara Oey, kau pergi lihat-lihatlah keadaan di luar!"
Oey Sim Tit mengangguk Dia segera pergi ke pintu
penjara dan melongok keluar.
"Di luar tidak ada orang!"
"Guru, paman dan Bibi Tam, mari kita pergi! Kalau bisa
menerjang kemari, harus juga bisa menerjang keluar!"
Tong Hong Pek, Tam Sen, dan Seh Cing Hua saling
memandang.

1788
"Anak Leng, berusahalah keluar! Namun untuk bisa lolos
dari tangan Liok Ci Khim Mo atau tidak belumlah tentu, Kalau
membawa kami berlima yang sudah terluka parah, itu hanya
akan jadi beban yang amat berat baginm Mengapa kau tetap
berkeras?"
Lu Leng menyahut dengan air mata berlinang-linang.
"Guru jangan banyak bicara lagi, anak Leng sudah sampai
di sini. Kalau kalian tidak mau ikut dan anggaplah aku dapat
meloloskan diri, apakah aku masih bisa jadi orang?"
Lu Leng berkata sambil melangkah ke pintu lalu berkata
kepada Oey Sim Tit.
"Saudara Oey, harap kau sudi menunjukkan jalan!" seusai
berkata, Lu Leng memberi isyarat ke belakang, "Cepat ikut
aku!"
Tong Hong Pek dan lainnya semua tokoh tua rimba
persilatan sedangkan Lu Leng adalah muridnya. Namun saat
ini, Lu Leng justru telah menunjukkan kegagahannya, Ketika
dia memberi isyarat mereka bertiga segera bangkit berdiri,
mengikutinya dari belakang, sementara Toan Bok Ang
memapah Han Giok Shia. Namun Han Giok Shia menolaknya.
Oey Sim Tit memimpin di depan. Kedelapan orang itu
mulai meninggalkan penjara setelah menutup kembali
pintunya.
"lblis kecil, kau ke mari!" Seh Cing Hua tiba-tiba
memanggil Oey Sim Tit.
Ketika Seh Cing Hua memanggilnya demikian, Oey Sim Tit
jadi tertawa geli,

1789
"Cianpwee ada pesan apa?"
Kau memang baik, Kalau kali ini kau dapat menyelamatkan
kami, tentunya kami tidak akan melupakanmu, Tapi saat ini,
kalau bertemu ayahmu, aku kira kau tidak bisa apa-apa. ilmu
Ginkangmu amat tinggi, lebih baik kau selidiki di depan, Kalau
bertemu orang, arahkan mereka ke tempat lain. Dengan
begitu kami lebih punya harapan untuk meloloskan diri."
Oey Sim Tit berkata dengan girang,
"Terima kasih atas petunjuk Cianpwee!"
Oey Sim Tit melesat cepat," bagaikan segulung asap,
sementara Lu Leng terus jalan di depan, Toan Bok Ang di
belakang melindungi kelima orang itu. Tak henti-hentinya Oey
Sim Tit bo!ak-balik untuk melapor tentang keadaan di depan,
Tanpa menemui hambatan apa pun kedelapan orang itu
berhasil keluar dari istana Ci Cun Kiong, Tak seorang pun
penjaga yang melihat mereka, Dan ini semua tak lepas dari
bantuan Oey, Sim Tit Kini mereka telah menempuh satu mil
perjalanan meninggalkan istana itu.
"Saudara Oey, bawa kami ke pintu gapura!" pinta Lu Leng
kepada Oey Sim Tit
Oey Sim Tit menundukkan kepala sambil berpikir
kemudian menyahut
"Keluar dari pintu gapura, itu mungkin tidak aman!"
Seh Cing Hua segera berkata,
"Kalau ada jalan lain, itu lebih baik lagi!"

1790
Oey Sim Tit terus berpikir, setelah itu menghela nafas
panjang dan berkata dengan wajah murung,
"Cianpwee-cianpwee yang terhormat, aku tahu ayahku
amat jahat Aku tahu dia pasti memperoleh ganjaran atas
semua tindakannya, Namun, biar bagaimana juga dia tetap
ayahku, Apakah Cianpwee sudi memandang mukaku, agar
kelak jangan membuat ayahku terlampau menderita?"
Apa yang diucapkan Oey Sim Tit, membuat semua orang
tertegun. Ternyata Oey Sim Tit begitu baik dan berpandangan
jauh, sedangkan Liok Ci Khim Mo begitu jahat. Hal itu
membuat mereka sulit menjawabnya. Setelah tertegun
sejenak, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata.
"Kau terlampau khawatir Ayahmu itu memiliki Pat Liong
Thian Im yang amat hebat Siapa yang mampu membasminya?
cepatlah bawa saja kami meninggalkan tempat ini!"
Oey Sim Tit menghela nafas panjang,
"Tam Cianpwee, aku tahu kalian tidak sudi mengabulkan
ini membuat hatiku tidak tenang, Kalau sampai ayahku terluka
di tangan kalian, bukankah secara tidak langsung aku yang
mencelakainya? sebab aku telah berkhianat padanya dengan
menolong kalian."
Wajah Tong Hong Pek langsung berubah.
"Kalau begitu, kau tidak perlu membawa kami pergi!"
Oey Sim Tit menggeleng-gelengkan kepala dengan wajah
diliputi perasaan bingung dan serba salah.

1791
"Namun nuraniku tidak menghendakiku berbuat
demikian!" Oey Sim Tit menghela nafas panjang lagi,
kemudian melanjutkan, "Baik, cepat ikut aku!"
Semua orang saling memandang, Dalam hati masingmasing
tahu, Oey Sim Tit berhati bajik, Mereka semua tidak
banyak bicara lagi, segera mengikuti Oey Sim Tit dari
belakang.
Oey Sim Tit menuju ke arah barat. Tak lama mereka
sampai di sebuah lembah yang amat sempit yang hanya dapat
dilalui satu persatu orang, Tampak bebatuan terjal yang cukup
membuat langkah mereka lamban.
Oey Sim Tit berjalan di depan, yang lain mengikutinya dari
belakang. sembari berjalan, Lu Leng menuturkan kejadian
yang telah dialami dengan Toan Bok Ang. Barulah semua
orang tahu, apa sebabnya lengan Toan Bok Ang buntung.
Seusai Lu Leng menutur, Tong Hong Pek segera
mendekati Lu Leng dan berbisik
"Anak Leng! Kalau begitu, bagaimana kau terhadap Goat
Hua?"
Lu Leng menyahut dengan rasa sedih sekali.
"Guru, aku... aku tidak tahu!"
"Bagaimana tidak tahu? Goat Hua boleh dikatakan sudah
milikmu, apakah kau tidak akan mempedulikannya?" tanya
Tong Hong Pek.
Hati Lu Leng seperti tersayat

1792
"Guru, aku amat mencintai Goat Hua dalam hati!"
Tong Hong Pek berkata lagi.
"Kalau begitu, bagaimana kau terhadap Toan Bok Ang?"
Kening Lu Leng tampak berkerut-kerut, tidak tahu harus
menjawab apa.
"Aaah! Anak Leng, kau harus baik-baik jadi orang!" ujar
Tong Hong Pek lagi,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berada di belakang mereka. Apa
yang dibicarakan dengan suara rendah, masuk ke dalam
teiinganya,
"Tentang urusan itu dibicarakan nanti saja!" katanya
kepada Tong Hong Pek,
Tong Hong Pek menghela nafas panjang lagi, kemudian
membungkam, Mereka terus berjalan, sehingga tak seberapa
lama sudah tiba di sebuah lembah lain,
Oey Sim Tit menghentikan langkahnya. Yang lain pun
mengikuti.
"Sete!ah melewati lembah ini kurasa tak ada urusan lagi
bagi kaitan semua," ujarnya memberitahukan.
"Saudara Oey, kau boleh pulang," kata Lu Leng kepada
anak Liok Ci Khim Mo itu.
Oey Sim Tit menyahut

1793
“Tidak! Aku harus mengantar kalian sampai di ujung mulut
lembah."
Mereka pun melanjutkan perjalanan. Tak lama sudah
sampai di mulut lembah. sementara hari sudah mulai gelap,
sehingga tidak tampak jelas keadaan di sekitar tempat itu.
Hanya Oey Sim Tit seorang yang dapat melihat dengan jelas,
sebab sejak kecil dia minum Sari Air Batu, Dia tetap terus jadi
penunjuk jalan bagi mereka. Namun ketika sampai di mulut
lembah itu tiba-tiba badannya dirasakan bergetar
Lu Leng yang langsung mengetahui adanya sesuatu yang
aneh, bertanya,
"Ada apa?"
Namun belum sempat dijawab oleh Oey Sim Tit mendadak
saja di luar mulut lembah terdengarlah suara tawa bergelak
keras. "Ha ha ha!
Bersamaan itu, tampak pula puluhan obor, sehingga di
depan sana jadi terang benderang. Ternyata di depan adalah
sebidang tanah kosong. Puluhan orang telah berdiri dengan
berbagai macam senjata tajam di tangan,
Terlihat Liok Ci Khim Mo berdiri paling depan membawa
harpa kuno Pat Liong Khim jari tangannya sudah menyentuh
tali senar harpa kuno itu!
Betapa terkejutnya semua orang, itu sungguh diluar
dugaan, menyaksikan itu, Lu Leng ingin menerjang, namun
Seh Cing Hua mencegahnya,
"jangan bergerak dulu!" bentak Liok Ci Khim Mo menatap
tajam ke arah delapan orang itu,

1794
Lu Leng terkejut bukan main mendengar itu, Liok Ci Khim
Mo tampak menatapi anaknya yang berada bersama Lu Leng
dan kawan-kawannya.
"Binatang! Aku sudah duga kau akan bawa mereka pergi
dan pasti melewati jalan ini, maka aku tunggu di sini!"
Sekujur badan Oey Sim Tit bergemetar seperti menggigil
kedinginan
"Ayah, aku... aku,.,." Oey Sim Tit tak mampu melanjutkan
kata-katanya,
Seh Cing Hua segera maju satu langkah dan langsung
menyambar golok pusaka Su Yang To di tangan Lu Leng,
Kemudian dia berbisik pada Oey Sim Tit
"Iblis kecil, menolong orang jangan kepalang tanggung!
Biar aku membekukmu!"
Oey Sim Tit tidak mengerti maksud Seh Cing Hua. Namun
wanita tua itu sudah mencengkeram lehernya. Golok pusaka
Su Yang To pun menempel di lehernya. Sesungguhnya
kepandaian Oey Sim Tit tidak dapat dibandingkan dengan Seh
Cing Hua. Tapi saat ini, Seh Cing Hua telah terluka parah,
sehingga cengkeramannya tak bertenaga sama sekali. Kalau
Oey Sim Tit ingin meronta, pasti dapat melepaskan diri,
Menyaksikan itu, Liok Ci Khim Mo terkejut bukan main.
Padahal dia sudah hampir memetik tali senar harpa Pat Liong
Khim. Seh Cing Hua mendorong Oey Sim Tit ke depan.
"Penjahat Liok Ci, kau cuma punya anak satu-satunya ini,
kan? Kalau kau berani membunyikan Pat Liong Khim, aku pasti
membuatmu putus turunan!"

1795
Wajah Liok Ci Khim Mo berubah hebat, dia tampak
tertegun, tapi setelah itu malah tertawa gelak,
"Ha ha ha! Kau boleh turun tangan terhadapnya! Aku kira
kau tidak berani!"
Seh Cing Hua tergegun, Liok Ci Khim Mo berkata lagi.
"Binatang kecil itu yang membawa kalian pergi, kalau
kalian membunuh nya, nama kalian pasti busuk selamalamanya

Seh Cing Hua tertawa aneh dan menyahut
"Mati ya sudah mati, bagaimana masih pedulikan ? nama
harum atau busuk?"
Usai menyahut Seh Cing Hua menekan golok pusaka Su
Yang To. seketika juga leher Oey Sim Tit tergores dan
berdarah, perbuatan itu, bukan cuma membuat wajah Liok Ci
Khim Mo berubah, bahkan Lu Leng dan lainnya juga terkejut
sekali
Lu Leng segera berkata tersendat-sendat.
"Bibi! Kau... kau...."
Seh Cing Hua langsung membentak.
"Kau jangan banyak omong! Liok Ci Khim Mo, cepat
minggir!"
Liok Ci Khim Mo tidak bergeming. Namun puluhan orang
yang berdiri di belakangnya segera berpencar

1796
Wajah Liok Ci Khim Mo tampak gusar bukan main. Namun
kemudian tersenyum dingin sambil membunyikan Pat Liong
Khim.
"Binatang kecil itu berniat membantu musuh, mati juga
tidak apa-apa!"
Begitu Pat Liong Khim Mo berbunyi, golok pusaka Su Yang
To di tangan Seh Cing Hua nyaris terlepas,
Lu Leng amat kebingungan dan gusar, Tapi ketika akan
menerjang Liok Ci Khim Mo, mendadak Oey Sim Tit berseru,
“Ayah...!"
Suara seruan Oey Sim Tit, penuh mengandung cinta kasih
terhadap orang tua. sehingga membuat jari tangan Liok Ci
Khim Mo tergetar dan suara harpa itu pun berhenti.
Oey Sim Tit segera berkata,
"Ayah, ananda telah bersalah! Tapi apakah Ayah tega
melihat ananda mati di bawah golok ini?"
Sesungguhnya Seh Cing Hua tiada maksud membunuh
Oey Sim Tit, Dia hanya ingin mengancam Liok Ci Khim Mo.
seandainya Liok Ci Khim Mo tidak berhnti, untuk turun tangan
terhadap Oey Sim Tit pun hanya akan sia-sia.
Sebab, Pat Liong Thian Im jika mempengaruhi jiwanya
maka tiada kesempatan baginya untuk turun tangan terhadap
Oey Sim Tit,

1797
Akan tetapi, suara seruan Oey Sim Tit tadi amat
menyentuh hati Liok Ci Khim Mo, sehingga langsung
menghentikan petikan tali senar harpa Pat Liong Khim,
Liok Ci Khim Mo memang amat jahat, tapi Oey Sim Tit
tetaplah darah dagingnya, Meski Oey Sim Tit telah melepaskan
semua orang, tapi suara seruannya tadi benar-benar membuat
Liok Ci Khim Mo tak tega melihatnya,
Tentunya Liok Ci Khim Mo tahu, kalau dia terus
membunyikan Pat Liong Thian Im, Seh Cing Hua pasti tidak
dapat turun tangan jahat terhadap Oey Sim Tit, Namun
hatinya amat tergetar oleh suara seruan anaknya, maka tanpa
sadar langsung berhenti
Begitu suara harpa berhenti, suasana di tempat itu jadi
hening, Tiba-tiba Seh Cing Hua berkata.
"Liok Ci Khim Mo, kalau kau minggir, kami akan
melepaskan anakmu ini!" sepasang matanya berubah garang,
menatap semua orang, sementara itu tampak Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek tertawa,
"Liok Ci Khim Mo, legakanlah hatimu!"
Oey Sim Tit segera menyambung, memanfaatkan
kesempatan itu.
"Ayah berlega hati saja! Aku tidak akan terjadi apa-apa,
kalau terjadi sesuatu, bukankah Ayah masih bisa membalas
dendamku?"
Liok Ci Khim Mo menyahut dengan dingin,

1798
"Binatang kecil, kau bermaksud baik menolong orang, tapi
orang malah berbuat tega terhadapmu maka kau harus
mengerti!"
Ketika Liok Ci Khim Mo berhenti membunyikan harpa Pat
Liong Khim, Oey Sim Tit amat berterima kasih. Kini Liok Ci
Khim Mo bersedia melepaskan mereka semua, pertanda
dirinya amat penting bagi Liok Ci Khim Mo. Tentu saja Oey
Sim Tit terharu sekali Dengan menitikkan air mata dia berkata,
"Ayah, aku tahu!"
Liok Ci Khim Mo diam, lalu minggir ke samping beberapa
langkah.
Betapa gembiranya Tong Hong Pek dan lainnya, Mereka
semua segera berjalan pergL sementara Seh Clng Hua tetap
mengancam Oey Sim Tit dengan golok pusaka Su Yang To.
Namun baru beberapa langkah saja mereka berjalan,
mendadak Liok Ci Khim Mo membentak
"Berhenti!"
Bukan main terkejutnya semua orang, Lu Leng langsung
membalikkan badannya,
"Ada urusan apa?"
Sepasang mata Liok Ci Khim Mo menyorot bengis,
kemudian menyahut sepatah demi sepatah,
"Kalian semua, tak terkecuali harus tunduk kepadaku!
Kalau tidak pasti kalian mati di tanganku. Namun kalau berani
melukai Oey Sim Tit, kalian akan kusiksa hingga mati!"

1799
Lu Leng dengan geram menjawab.
"Asal kau tidak mengejar kami, tentu kami tidak akan
melukai saudara Oey! Mengenai tunduk pad-mu, janganlah
bermimpi di siang hari bolong! Kematian siapa yang berani
memastikannya!"
Liok Ci Khim Mo menatapnya tajam lalu bertanya dengan
suara parau,
"Kapan kalian akan melepaskannya?"
"Asal kau tidak bergerak dari tempat ini, seratus mil
kemudian, kami pasti melepaskannya!" sahut u Leng, tegas,
Liok Ci Khim Mo tertawa dingin, Dia mengibaskan
tangannya maka puluhan orang yang berdiri di belakangnya
langsung mundur setelah itu Liok Ci Khim Mo segera mencelat
mundur
Menyaksikan Liok Ci Khim Mo melompat mundur, semua
orang tahu kepandaiannya sudah maju pesat Ternyata selama
ini, Liok Ci Khim Mo amat giat berlatih.
Maka kedelapan orang itu segera melanjutkan perjalanan.
Enam atau tujuh mil setelah meninggalkan lembah dan
rombongan Liok Ci Khim Mo, mereka berhenti untuk
beristirahat sejenak
"Berjalan dengan cara demikian terlalu membuang banyak
waktu," ujar Lu Leng, "Aku akan berusaha mencari beberapa
ekor kuda, agar kita bisa lebih cepat melakukan perjalanan "
Tong Hong Pek menganggukkan kepala menyetujuinya,

1800
"Betul, tapi kau tidak boleh menimbulkan masalah lagi!"
ujarnya memperingatkan.
Lu Leng mengangguk
"Adik Leng, aku ikut kau!" pinta Toan Bok Ang yang
mendengar Lu Leng akan pergi mencari kuda,
Lu Leng mengerutkan kening,
"Kakak Ang, guru dan lainnya terluka parah. Tak mungkin
kita pergi bersama-sama."
Toan Bok Ang terdiam. Betul juga apa yang dikatakan Lu
Leng,
"Baiklah, cepat pergi dan segera pulang!"
Lu Leng segera melesat meninggalkan mereka yang saat
itu sebenarnya sudah melewati gunung Tiong Tiau San.
setelah Lu Leng pergi Toan Bok Ang berkata,
"Kita cari suatu tempat untuk bersembunyi dulu!"
Seh Cing Hua sudah tidak mencengkeram leher Oey Sim
Tit lagi Mereka memasuki sebuah rimba, lalu duduk
beristirahat. Tiba-tiba Tong Hong Pek memanggil Oey Sim Tit
"Sim Tit, kali ini kau menyelamatkan kami lagi." ujar Tong
Hong Pek.
Oey Sim Tit cuma menundukkan kepala, kelihatan dalam
hatinya terganjel banyak urusan,

1801
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen pun ikut berkata.
"Sim Tit, ketika berada di Cing Yun Ling Go Bi San, kau
merebut harpa Pat Liong Khim dari tangan ayahmu, Semua
kaum rimba persilatan amat berterima kasih padamu!"
Perlahan-lahan Oey Sim Tit mendongakkan kepala, tampak
air matanya bercucuran, membuat semua orang heran.
Ketika Tong Hong Pek baru mau bertanya, mendadak Oey
Sim Tit berlutut di hadapan semua orang,
"Cianpwee sekalian, aku punya satu permohonan," ujarnya
dengan sungguh-sungguh,
Tong Hong Pek maju selangkah, memapahnya bangun
seraya berkata,
"Kau punya permohonan apa, beritahukanlah!"
"Aku mohon pada kalian semua, selanjutnya jangan
bermusuhan dengan ayahku lagi!"
Semua orang diam, hanya saling memandang dengan
perasaan bingung,
Oey Sim Tit memandang mereka dengan gugup, lalu
bertanya,
"Apakah kalian tidak sudi mengabulkannya?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang

1802
"Sim Tit, permohonanmu ini amat menyulitkan kami,
Ayahmu adalah musuh kaum rimba persilatan. Walau kami
tahu tak dapat melawannya, tapi harus tetap menentangnya."
Air mata Oey Sim Tit semakin deras bercucuran.
"Kalian bermusuhan dengan ayahku, sedangkan aku
menyelamatkan kalian beberapa kali, Hal ini tentu sangat
mengecewakan hati ayahku, Dia,., dia begitu mencintaiku
bagaimana mungkin aku jadi anak durhaka?"
Tong Hong Pek dan lainnya diam. Wajar Oey Sim Tit
menyayangi Liok Ci Khim Mo, sedangkan Liok Ci Khim Mo
adalah ayahnya,
Lagi pula Oey Sim Tit berhati bajik dan gagah, Walau tahu
perbuatan ayahnya tidak baik, dia tidak berani menentang,
sehingga membuat hatinya berduka sekali. seandainya dia
berani melawan ayahnya, sudah pasti dianggap sebagai anak
durhaka,
* * * *
Bab 84
Cukup lama mereka semua terdiam, hanyut dalam pikiran
masing- masing. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang mendahului
angkat bicara.
"Sim Tit, aku mengerti bagaimana perasaanmu."

1803
"Kalau begitu, kalian semua tidak akan memusuhi ayahku
lagi? Aku akan segera pulang memberitahukan pada ayahku,
dia pasti gembira mendengarnya..
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menggeleng-gelengkan kepala.
"Tidak!"
Wajah Oey Sim Tit langsung berubah, mulutnya ternganga
lebar, tak tahu harus berkata apa. Kemudian Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen berkata dengan agak lembut
"Sim Tit, kami semua tahu perasaanmu Tapi kami tidak
bisa tidak memusuhi ayahmu, sebab ini menyangkut seluruh
rimba persilatan "
Tong Hong Pek, Seh Cing Hua, dan lainnya manggutmanggut
sedangkan wajah Oey Sim Tit menyiratkan
penderitaan batinnya
"Sim Tit, kau dengarkan dulu! Kau memang sering
menolong kami. Dalam hati, kami amat berterima kasih
padamu. seandainya lain kali kami terjatuh lagi ke tangan
ayahmu, kau memejamkan mata membiarkan kami mati, kami
pun tidak akan menyalahkanmu!"
Usai Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata, airmata Oey Sim Tit
bercucuran lagi,
“Tapi nuraniku tidak mengizinkanku tidak menolong
kalian."
Semua orang terharu mendengar itu. Seh Cing Hua
tertawa seraya berkata,

1804
"Setan iblis kecil, nuranimu harus tenang, sebab kau telah
menyelamatkan kami."
Oey Sim Tit menundukkan kepala, kemudian melangkah
pergi, Dia duduk di bawah pohon.
Semua orang tahu, batin Oey Sim Tit amat menderita
Kalau orang yang tidak paham akan perasaannya, tentunya
akan tertawa, Karena ayahnya kini adalah Bu Lim Ci Cun,
seharusnya dia bisa bertindak sewenang-wenang, Apabila Oey
Sim Tit berhati gagah, dia pun boleh menentang Liok Ci Khim
Mo.
Namun Oey Sim Tit bukan orang semacam itu, Dia
memang berhati bajik, namun juga mencintai ayahnya. itu
memang sudah nasib, sebab dia putra Liok Ci Khim Mo.
Semua orang memandangnya, tiada seorang pun yang
bersuara. Maka suasana menjadi hening, Berselang beberapa
saat, barulah Tong Hong Pek bertanya kepada Toan Bok Ang,
bagaimana gadis itu bisa bertemu Lu Leng.
Toan Bok Ang menceritakan secara singkat tapi jelas,
sementara itu hatinya mencemaskan Lu Leng yang belum
kembali.
Karena sudah begitu lama mereka menunggu dan Lu Leng
belum juga kembali, akhirnya bukan hanya Toan Bok Ang
yang tidak tenang, Bahkan Tong Hong Pek, Tam Sen, Seh
Cing Hua, dan lainnya pun mulai cemas, perasaan semua
orang tercekam, hanya Tong Hong Pek yang masih tertawa
meskipun tampak dipaksakan juga,
Toan Bok Ang mulai tak sabaran. Gadis itu membantingbanting
kaki seraya bergumam.

1805
"Adik Leng kok belum kembali?"
Oey Sim Tit menghampiri mereka seraya berkata,
"Aku akan pergi mencarinya."
"Kau tidak boleh pergi!" sahut Seh Cing Hua, melarang.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen lalu menjelaskan
"Sim Tit, kami bukan takut kau tidak kembali, Tetapi kalau
kau pergi, mendadak Liok Ci Khim Mo ke mari, kami pasti
mati."
Oey Sim Tit membungkam, sedangkan Toan Bok Ang
tampak gugup dan panik sekali,
"Kita tidak bisa terus menerus duduk menunggu di sini,
alangkah baiknya kita berjalan mencari Lu Leng."
"Benar." sahut Tong Hong Pek.
Mereka semua bangkit berdiri, lalu berjalan meninggalkan
rimba itu, ke arah Lu Leng melesat pergi tadi, Tujuh delapan
mil kemudian, mendadak terdengar suara ringkikan kuda,
Giranglah hati Toan Bok Ang, Dia segera melesat ke
depan, tetapi, gadis itu jadi tertegun
Ternyata di depan tampak tujuh ekor kuda, sedang
memakan rumput, namun tidak tampak seorang pun di sana,

1806
Setelah Toan Bok Ang tertegun sejenak, Tong Hong Pek
dan lainnya juga sudah tiba di tempat itu. Ketika melihat kudakuda
tersebut, mereka pun tertegun
Toan Bok Ang menengok ke sana ke mari, lalu bertertakteriak
memanggil Lu Leng,
"Adik Lcng! Adik Leng!"
Suara teriakan gadis itu bergema ke mana-mana, namun
tiada sahutan,
Toan Bok Ang merasa hatinya tenggelam entah ke mana,
seperti tenggelam ke dalam lobang yang amat dalam.
Mendadak dia membalikkan badannya lalu menatap tajam
Oey Sim Tit.
Oey Sim Tit menggeleng-gelengkan kepala, "Nona Toan,
ayahku khawatir aku akan celaka, sudah pasti tidak akan
mencelakai Lu Siauhiap." ujamya,
Tak tertahan lagi Toan Bok Ang langsung menangis.
"Kalau begitu, Adik Leng ke mana?" katanya dengan
terisak-isak.
Siapa yang dapat menjawab? Yang mendengar pertanyaan
tersebut hanya saling memandang,
Toan Bok Ang memandang Oey Sim Tit.
"Saudara Oey, aku mohon bantuanmu!" ujarnya dengan
air mata bercucuran

1807
"Apa yang dapat kubantu? Katakanlah Nona Toan!" tanya
Oey Sim Tit.
Walau air mata Toan Bok Ang terus mengucur, namun
wajahnya tampak serius sekali
"Saudara Oey, ketika Adik Leng mau pergi, dia
menyuruhku menjaga mereka, Kini sudah ada kuda tapi tiada
orangnya, sudah pasti terjadi sesuatu atas dirinya, Aku harus
pergi mencarinya, bersediakah kau melindungi mereka
meninggalkan tempat ini?"
Oey Sim Tit mengangguk
"Aku bersedia."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum getir
"Gadis kecil, bagaimana kau tahu telah terjadi sesuatu atas
diri anak Leng. Tahukah kau dia berada di mana? Lebih baik
kau pergi bersama kami, setelah luka kami sembuh, barulah
kita bersama-sama mencari nya."
Toan Bok Ang berkeras.
"Tidak! Tidak peduli dia berada di mana dan terjadi apa,
pokoknya aku harus pergi mencarinya!
“Cianpwee bertiga, silakan berangkat duluan!"
Tong Hong Pek, Tam Sen dan Seh Cing Hua saling
memandang, kemudian mendadak tertawa gelak.

1808
Begitu melihat mereka bertiga tertawa gelak, Toan Bok
Ang terheran-heran, Ketika dia baru mau bertanya, Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen justru sudah mendahului berkata,
"Kami bertiga sudah puluhan tahun belajar ilmu silat,
maka memperoleh sedikit nama. Tapi kini malah menjadi
orang tak berguna, Memang tidak salah, ombak belakang
mendorong ombak depan, Nona Toan. Kami tidak bisa
menghalangimu hati-hati saja!"
"Cianpwee bertiga cuma terluka parah, Mengenai ilmu
silat, ingin belajar setengahnya dari Cianpwee, entah berhasil
atau tidak dalam hidupku ini."
"Masa depanmu amat cenierlang, jangan sia-siakan dirimu
sendiri!" ujar Seh Cing Hua sungguh-sungguh,
Toan Bok Ang menengok lengan kanannya, lalu tampak
tercenung, Tong Hong Pek tahu maksud hatinya, maka segera
berkata,
"Gadis kecil, sebelah lenganmu buntung, itu tidak jadi
masalah, Dulu dalam rimba persilatan, muncul seorang
pengemis aneh, Tok Ciu Kay (Si pengemis Lengan Tunggal)
Sioh Si, berkepandaian amat tinggi, siapa yang mampu
menandingi kepandaiannya?"
Toan Bok Ang tersenyum getir
"Terima kasih atas kebaikan Cianpwee telah menghiburku,
harap Cianpwee jangan membuang waktu lagi, cepatlah
pergi!"
Seh Cing Hua maju dua langkah, menepuk bahu gadis itu
seraya berkata,

1809
"Kau mau pergi mencari anak Leng, entah akan
menghadapi apa, kami justru tidak dapat membantumu Aku
punya suatu mainan kecil, di saat genting dapat di pergunakan
untuk meloloskan diri. Boleh dikatakan amat bermanfaat
bagimu, maka kuhadiahkan kepadamu."
Sembari berkata, Seh Cing Hua mengeluarkan suatu benda
sebesar telor ayam, warnanya putih bergemerlapan lalu
diberikan kepada Toan Bok Ang. Gadis itu segera
menerimanya. Dirasanya cukup berat tapi tidak tahu benda
apa itu.
"Benda itu hanya dapat dipergunakan sekali. Kalau tidak
dalam keadaan genting, jangan dipergunakan! Cara
mempergunakannya amat gampang, cukup dibanting ke atas
tanah, pasti ada gunanya!" ujar Seh Cing Hua.
Toan Bok Ang tahu dirinya akan pergi mencari Lu Leng,
sudah pasti akan menghadapi berbagai macam bahaya, Kalau
tidak, bagaimana mungkin Seh Cing Hua menghadiahkan
benda itu kepadanya, Karena itu, dengan hati-hati sekali Toan
Bok Ang menyimpan benda itu ke dalam bajunya,
Tong Hong Pek dan lainnya naik ke punggung kuda, Oey
Sim Tit sebagai penunjuk jalan, maka memacukan kudanya di
paling depan.
Semua kuda itu berjumlah tujuh ekor, kini tersisa seekor
Toan Bok Ang menengok ke sana ke mari, jalanan tampak
tidak rata, Di sekitar tempat itupun banyak batu curam.
percuma naik kuda, pikir gadis itu, jalan kecil itu dari arah
selatan ke arah utara, tentunya Lu Leng tidak mungkin
menuju ke arah utara, Kalau dia menuju ke arah utara, pasti
akan bertemu Toan Bok Ang di dalam rimba.

1810
Lu Leng juga tidak mungkin menuju ke arah selatan,
sebab akan kembali ke istana Ci Cun Kiong.
Toan Bok Ang terus berpikir. Maka teringat pula ketika Lu
Leng mau pergi, Tong Hong Pek telah berpesan padanya,
jangan menimbulkan masalah lagi, sementara dirinya sendiri
juga berpesan padanya "Cepat pergi segera pulang". kalau
tiada suatu halangan atau kejadian untuk meninggalkan
tempat itu, sudah pasti Lu Leng tidak akan pergi,
Padahal mesti Lu Leng tahu, Kalau dirinya terlalu lama,
Toan Bok Ang pasti akan menyusu)nya. Toan Bok Ang
berharap Lu Leng berada di sekitar tempat itu. ia terus
berusaha mencari dengan teliti dan hati-hati. Ke sana ke mari
disusun tempat itu, namun tak juga menemukan Lu Leng.
Rasa putus asa mulai menyelimuti hatinya. sementara itu
matahari telah berada di atas kepala, Padahal semalaman
Toan Bok Ang tidak makan dan minum, sehingga merasa lapar
dan haus, Tapi kecemasan hatinya melebihi rasa lapar dan
hausnya, Gadis itu berhenti Menghadap ke arah timur,
memandang ke kejauhan, suasana sepi tiada sesuatu pun
yang mencurigakan.
Toan Bok Ang tahu, kalau dia menuju ke arah yang salah,
mungkin selamanya tidak akan bertemu Lu Leng lagi, Oleh
karena itu, dia mengambil arah ke barat Namun tetap tak ada
tanda-tanda jejak Lu Leng, Dengan sisa semangatnya ia terus
melangkah, hingga akhirnya melihat sebuah pohon. Di sini
hatinya mulai curiga, Ditatapnya pohon itu, Ranting dan
cabangnya tampak patah,
Melihat itu, hatinya pun tergerak Dia segera melesat ke
arah pohon itu, Sampai di dekat pohon itu dia baru melihat
jelas bahwa usia pohon itu sudah tua dan amat keras pula,

1811
Toan Bok Ang memperhatikan bekas-bekas dahan pohon
yang patah itu. Maka mendadak bergembira, Hatinya yakin
patahnya dahan-dahan pohon itu disebabkan Kim Kong Sin Ci
yang dilancarkan Lu Leng, Mengapa Lu Leng mematahkan
dahan-dahan pohon itu? Apakah telah terjadi suatu sehingga
dia meninggalkan tanda di situ?
Toan Bok Ang tanpa berpikir lama, langsung mengambil
keputusan menempuh jalan ke arah barat untuk mengejar Lu
Leng, Gadis itu mengerahkan ilmu Ginkang hingga tak lama
sudah menempuh hampir dua puluh mil, Ternyata dia sampai
di tengah-tengah gunung, sepanjang jalan sepi-sepi saja, tidak
tampak apa pun. Hal itu membuat hati Toan Bok Ang semakin
gugup. Apakah dirinya telah salah arah? Ketika dia baru mau
kembali ke tempat semula, mendadak mendengar suara
bergemeretakan di pingggir jalan,
Toan Bok Ang langsung melesat ke jalan kecil itu.
Dilihatnya seseorang memikul dua buah tong kayu berisi air,
sedang berjalan, Begitu melihat ada orang, Toan Bok Ang
segera menyapanya, Setelah dekat, baru melihat jelas orang
itu, Sungguh besar kedua tong kayu yang dipikulnya dan
beratnya mungkin mencapai empat lima ratus kali, Kedua tong
kayu itu berwarna merah mengkilap. Setelah melihat Toan Bok
Ang jadi tertegun, sebab orang itu ternyata biarawati!
Wajahnya penuh keriput, menunjukkan usianya yang
sudah tua.
"Suthay! Apakah Suthay melihat seorang pemuda
melewati jalan ini?"
Biarawati tua cuma memandang Toan Bok Ang sejenak,
pertanyaan itu seakan tidak didengarnya lalu melangkah pergi.

1812
"Suthay harap berhenti!" seru Toan Bok Ang setelah
tertegun sebentar.
Sembari berseru Toan Bok Ang melesat mendahului
biarawati tua itu. Namun, sebelum Toan Bok Ang berdiri
tegak, biarawati tua itu sudah menggeserkan badannya
kemudian mencelat ke depan beberapa depa, Begitu gesit dan
cepat gerakannya padahal memikul dua tong air yang amat
berat
Tidak gampang Toan Bok Ang menemukan orang di
tempat itu. sehingga tak ingin ia melepaskan begitu saja
meskipun mengetahui kalau orang itu adalah biarawati,
Ketika biarawati tua itu mencelat ke depan, Toan Bok Ang
juga melesat ke depan seraya berkata,
"Orang yang telah menyucikan diri berhati bajik, kenapa
tidak menjawab pertanyaanku ?"
Biarawati tua berhenti, kemudian membuka mulut
mengeluarkan suara "Ah Ah Uh Uh"
Begitu mendengar suara itu, barulah Toan Bok Ang tahu,
ternyata biarawati tua itu gagu dan tuli, kelihatannya tidak
tahu apa yang ditanyakan Toan Boak Ang, Namun meskipun
tak mampu menjawab pertanyaannya, Toan Bok Ang tahu
tempat tinggal biarawati tua ini pasti tidak jauh, seorang
biarawati tua gagu dan tuli seperti ini saja memiliki
kepandaian begitu tinggi, apalagi pemimpinnya, Kemungkinan
besar berkaitan dengan hilangnya Lu Leng yang mendadak
itu,

1813
Setelah berpikir begitu, Toan Bok Ang mengambil
keputusan Dia langsung mendekati biarawati tua yang sudah
melangkah pergi. Toan Bok Ang mengikutinya dari belakang,
Langkah biarawati tua itu makin lama makin cepat,
sehingga Toan Bok Ang pun harus mempercepat !angkahnya.
Tak seberapa lama biarawati tua itu sudah membelok, Toan
Bok Ang terus mengikuti nya. Namun ketika Toan Bok Ang
hendak membelok, mendadak terdengar suara ledakan
menggelegar. Dan mendadak pula di bawah cahaya matahari
yang sudah mulai condong tampak cahaya merah panjang
bagaikan seekor naga meluncur ke arah Toan Bok Ang.
Gadis itu terkejut bukan main. Dia tidak melihat jelas apa
itu, yang diketahuinya ada orang menyerangnya entah dengan
benda apa.
Untung Toan Bok Ang memiliki Ginkang tinggi, Tubuhnya
langsung mencelat ke samping menghindari serangan itu.
Maka cahaya merah itu melewati sisinya. Dan sekejap
kemudian terdengar pula ledakan keras menggelegar seperti
yang pertama tadi. Toan Bok Ang yang sudah mendarat
sempurna tersentak kaget dengan mata membelalak. Betapa
tidak! serangan yang barusan mengancamnya ternyata hanya
berupa air yang berasal dari puncak sebuah batu.
Toan Bok Ang mendongakkan kepala, tampak biarawati
tua itu berdiri di atas batu sedang menatapnya dengan tajam
sekali, Tangan biarawati tua itu memegang sebuah tong air,
namun isinya telah kosong. Dapat diduga, sudah pasti
biarawati tua itu tadi menyerang Toan Bok Ang dengan
siraman air.
Dari tadi Toan Bok Ang sudah tahu, biarawati tua itu
berkepandaian tinggi. Namun sekarang baru jelas bahwa dia

1814
juga memiliki Lweckang sangat tinggi, Biarawati tua itu
menuding Toan Bok Ang, kemudian menunjuk tong air yang
lain. Setelah itu menggerak-gerakkan sepasang tangannya
pula seakan memberi kode.
Toan Bok Ang tahu maksudnya, kode itu menyatakan
apabila Toan Bok Ang masih mengikutinya, maka akan
diserangnya dengan siraman air.
Hilangnya Lu Leng yang amat mendadak apakah berkaitan
dengan biarawati tua inl? Toan Bok Ang tidak bisa
memastikannya! Akan tetapi, tingkah laku biarawati tua ini
justru menimbulkan kecurigaannya!
Toan Bok Ang memandang ke depan. Tampak tembok
warna kuning memanjang. Dia yakin biarawati tua itu tinggal
di kuil tersebut Kalau terus mengikutinya bisa berbahaya dan
sia-sia.
Karena itu, Toan Bok Ang segera melesat pergi, kemudian
bersembunyi di belakang sebuah batu besar, untuk mengintai
biarawati itu. Ternyata biarawati tua itu berjalan menuju ke
kuil tersebut
Toan Bok Ang menunggu sejenak, setelah biarawati tua itu
memasuki rimba yang jauh dari tempat itu, Toan Bok Ang pun
melangkah ke sana, Tak laraa sudah sampai di hadapan
tembok kuning.
Tembok itu tampak sudah tua, begitu pula pintunya.
Setelah mengamati sejenak, Toan Bok Ang mencelat ke atas,
Tangan kanannya meraih pinggiran tembok, lalu menekan
sehingga badannya terangkat sedikit untuk mengintip ke
dalam.

1815
Di dalam tembok terlihat rerumputan liar, seakan tempat
itu tiada penghuninya. Kalau tadi tidak bertemu biarawati tua,
tentu Toan Bok Ang tidak akan membuang waktu memeriksa
tempat ini. Karena rasa penasaran ingin mengetahui lebih
jelas, gadis itu menekankan lagi tangannya, Dan mendadak
dia melayang ke dalam. Tanpa membuang waktu Toan Bok
Ang mengeluarkan senjata Sian Tian Sin So untuk berjagajaga,
Hari sudah mulai senja, Toan Bok Ang berendap-endap
menuju ke pintu kuil, Suasana sepi, tak terdengar suara
apapun, Dengan hati-hati Toan Bok Ang menjulurkan tangan,
mendorong pintu yang tertutup rapat
Setelah pintu itu terbuka gadis itu melongok ke dalam
Sunyi dan sepi, Matanya dapat melihat sebuah patung Dewi
Kwan Im di ruang depan, tiga batang hio menyala
mengepulkan asap,
Tampak seorang biarawati tua duduk bersila di situ,
Matanya terpejam dengan tangan memegang tasbeh sambil
membaca doa, seakan tidak tahu akan keberadaan Toan Bok
Ang di pintu.
Toan Bok Ang mendorong pintu itu agar terbuka lebar, lalu
berjalan ke dalam satu langkah. Biarawati tua itu tetap tak
bergeming dari duduknya, selangkah demi selangkah Toan
Bok Ang mendekati nya. Sampai di sisi biarawati itu Toan Bok
Ang ingin menepuk bahunya, tapi segera diurungkan karena
terdengar suara orang dalam penderitaan
"Jangan tidak mempedu!ikan aku!"
Begitu mendengar suara tersebut sekujur badan Toan Bok
Ang tergetar Sebab pemilik suara itu ternyata Lu Leng.

1816
Toan Bok Ang tertegun Walau suara itu penuh
mengandung penderitaan, namun dia tak bisa memahami
maksud teriakan tadi, Akhirnya karena tidak sabaran, Toan
Bok Ang berseru memanggil
“Adik Leng!"
Suara seruannya amat keras, menggetarkan seluruh
ruangan Akan tetapi, biarawati tua itu kelihatan tidak
mendengarnya sama sekali,
Karena tiada sahutan, Toan Bok Ang tanpa menghiraukan
biarawati tua itu, langsung melesat ke arah pintu samping.
Keluar dari pintu samping, ternyata bertemu sebuah koridor
yang amat panjang menembus ke ruang dalam,
Toan Bok Ang memasuki ruang dalam itu, menengok ke
sana-ke mari, tapi tidak melihat seorang pun berada di situ.
Di ruang dalam itu juga terdapat sebuah patung Dewi
Kwan Im, beberapa batang hio menyala mengepulkan asap,
Namun yang membuat heran Toan Bok Ang, di mana
sebenarnya adanya Lu Leng, Tadi telinganya mendengar suara
Lu Leng dari dalam.
Toan Bok Ang berani memastikan kalau yang berteriak tadi
bukanlah orang lain, Namun di ruang dalam itu dia tak
bertemu seorang pun.
Toan Bok Ang segera mundur Namun baru mundur
selangkah, dia dikejutkan lagi suara orang di belakangnya
Ketika dia membalikkan badan dilihatnya biarawati tua yang
gagu dan tuli, dan masih membawa sebuah tong air. Dia
menatap Toan Bok Ang dengan penuh kemarahan. Setelah

1817
Toan Bok Ang membalikkan badannya, biarawati tua itupun
mengeluarkan suara yang penuh kegusaran
Karena biarawati tua itu gagu, maka Toan Bok Ang tidak
mengerti apa yang diucapkannya Toan Bok Ang berani
memastikan tadi Lu Leng berada di ruang dalam ini,
Tapi Lu Leng menghilang lagi, tentunya para biarawati
yang menyembunyikannya. Karena, tak masuk akal kalau
malah pergi begitu mendengar Toan Bok Ang memanggilnya.
Betapa gusarnya Toan Bok Ang terhadap biarawati tua
gagu itu. Sambil melangkah lebar mendekatinya dia
membentak
"Kalian apakan Lu Siauhiap?" Ketika melihat Toan Bok Ang
mendekat, biarawati tua gagu berteriak aneh sambil mundur
dua langkah, Kemudian dia melepaskan pengikat jubahnya,
diikat pada sebelah lengan nya.
Menyaksikan itu, sadarlah Toan Bok Ang bahwa biarawati
tua gagu itu memang ingin bertarung dengannya, Karena
melihat Toan Bok Ang cuma ada sebelah lengan, maka dia
pun mengikat sebelah lengannya agar sama, itu adalah
perbuatan orang gagah, tapi justru membuat hati Toan Bok
Ang jadi sedih, merasa seperti tersayat Kini dia telah menjadi
gadis cacat, hanya punya sebelah lengan saja.
Tapi lengan kirinya itu, justru diputuskan oleh orang yang
amat dicintainya. sehingga meskipun dalam keadaan cacat
hatinya tetap terhibur, karena sekarang telah memperoleh
cinta dari Lu Leng. Ketika bersama Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek dan lainnya, mereka cuma memandang lengannya
yang telah hilang itu, namun sama sekali tidak
menyinggungnya, Mereka bersikap demikian, tidak lain hanya

1818
agar tidak menyinggung perasaannya dan tidak menimbulkan
kesedihan dalam hatinya,
Akan tetapi, kini biarawati tua gagu itu mengikat lengan
kirinya sendiri, membuat perasaan Toan Bok Ang jadi
tersinggung, sehingga sekujur badannya bergemetar,
Sementara biarawati tua gagu itu terus menatapnya
dengan kening mengucurkan keringat Dia mengangkat
sebelah tangannya untuk menyeka keringat di kening.
Sedangkan Toan Bok Ang sudah tidak dapat bersabar lagi,
Dia maju selangkah sambil mengayunkan senjata Sian Tian
Sin So, menyerang dengan jurus Tian Kong Ciau Ciau (Cahaya
Kilat Bergemerlapan)
Bagian 41
Setelah menyerang dengan jurus tersebut, Toan Bok Ang
sendiri tidak mengerti mengapa dia begitu sadis terhadap
biarawati tua gagu itu. senjata Sian Tian Sin So memancarkan
cahaya putih melesat ke arah biarawati tua gagu, Biarawati
tua gagu menggeram, lalu mengangkat pikulan air untuk
menangkis. Maka terdengar suara yang menderu-deru disusul
kemudian dengan benturan yang menimbulkan suara
berdentang nyaring.
Sian Tian Sin So yang merupakan senjata andalan Mo
liong Seh Sih, ternyata tidak dapat mematahkan pikulan air
itu. Biarawati tua gagu mundur dua langkah, kemudian
melihat pikulan airnya, Terdapat bekas cekung. Biarawati tua
gagu itu menggeram lagi lalu segera memutar-mutar pikulan
airnya menyerang Toan Bok Ang dengan sengit

1819
Begitu melihat serangan itu, Toan Bok Ang tidak
menangkis, melainkan berkelit ke arah koridor. Akan tetapi,
biarawati tua gagu segera mencelat ke hadapan Toan Bok Ang
sambil menyerangnya. Karena tak sempat untuk mengelak
Toan Bok Ang menangkis serangan itu.
Tang!
Pikulan air itu tertangkis hingga miring. Toan Bok Ang
tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, cepat menyerang
dengan jurus Lui Tian Kauw Cak (Kilat Dan Geledek
Menggelcgar), jurus tersebut mengancam jalan darah Leng
Thai Hiat di punggung biarawati tua gagu itu,
Leng Thay Hiat yang di punggung, merupakan jalan darah
amat penting, Dapat dibayangkan betapa hebatnya jurus yang
dilancarkan Toan Bok Ang.
Mendadak badan biarawati tua gagu berputar, sehingga
ujung senjata Toan Bok Ang jadi mengarah pada jalan darah
Hwa Kay Hiat yang di bagian dada biarawati tua gagu itu.
Ketika ujung senjata Sian Tian Sin So hampir mengenai
jalan darah tersebut, Toan Bok Ang tersadar bahwa
serangannya terlampau membahayakan Namun sudah
terlambat Toan Bok Ang terpaksa memejamkan mata untuk
tidak melihat kematian yang mengenaskan biarawati gagu itu,
Di saat Toan Bok Ang memejamkan matanya, mendadak
badan biarawati tua gagu itu doyong ke belakang, sehingga
senjata Sian Tian Sin So melewati bagian dadanya,
Semula Toan Bok Ang mengira biarawati tua gagu itu tidak
dapat menghindar. Maka perubahan itu membuat Toan Bok
Ang tertegun

1820
Di saat bersamaan pikulan air menyapu ke arah pinggang
Toan Bok Ang. Dengan rasa kaget gadis itu langsung menarik
nafas dalam-dalam, kemudian badannya mencelat ke atas
menghindar dari serangan
Tanpa diduga biarawati itu pun mencelat ke atas sambil
mengayunkan pikulan air ke arah kepala Toan Bok Ang.
* * * *
Bab 85
Kali ini Toan Bok Ang tidak dapat berkelit, terpaksa
mengayunkan senjata Sian Tian Sin So untuk menangkis
serangan itu,
Tang!
Terdengar suara benturan keras senjata Sian Tian Sin So
terpental, sedangkan pikulan air itu terus meluncur ke arah
kepala Toan Bok Ang.
Toan Bok Ang jadi gugup, namun masih sempat miringkan
kepalanya sambil meloncat ke belakang,
Namun sebelum Toan Bok Ang berdiri tegak, pikulan air
telah berkelebat ke arah kepalanya lagi, Kali ini Toan Bok Ang
betul-betul tidak dapat menangkis maupun berkelit Gadis itu
kelihatan pasrah sambil menghela nafas panjang,
Namun mendadak saja sesosok bayangan berkelebat ke
tempat pertarungan seuntai tasbeh tahu-tahu menangkis dan
melilit pikulan air, hingga tertahan.

1821
Toan Bok Ang tidak melihat jelas siapa yang muncul. Dia
cepat-cepat mencelat ke samping, kemudian melihat ke arah
sosok bayangan Orang itu ternyata biarawati tua yang berdoa
di ruang depan,
Biarawati gagu tersentak kaget melihat kedatangan
biarawati tua itu. Biarawati tua menatapnya tajam, kemudian
mengibaskan tangannya maka biarawati tua gagu tidak berani
bersuara lagi dan segera mundur
Toan Bok Ang menarik nafas lega, Mendadak biarawati tua
menggerakkan tangannya dan tahu-tahu untai tasbeh itu telah
melayang kembali ke tangannya, Biarawati tua membalikkan
badannya sambil merangkapkan sepasang tangannya,
"Kau ke mari ada petunjuk apa?"
Semula Toan Bok Ang mengira biarawati tua itu juga gagu
dan tuli, tapi setelah mendengar pertanyaannya dia segera
menyahut.
"Aku sedang mencari orang."
"Biarawati gagu memberi tahu kan, bahwa kau terus
mengikutinya pasti tidak berniat baik. Temyata kau sedang
mencari orang?"
Toan Bok Ang melihat wajah biarawati tua itu penuh welas
asih, jelas merupakan biarawati yang berilmu tinggi Hal itu
membuat Toan Bok Ang harus menghormati nya.
"Ya!"
Toan Bok Ang menganggukkan kepala,

1822
"Kau mencari siapa?"
Begitu mendengar pertanyaan itu, Toan Bok Ang jadi
gusar Tadi dia mendengar Lu Leng dari ruang dalam,
bagaimana mungkin biarawati tua itu tidak tahu? sekarang
malah berpura-pura tidak mengetahuinya,
Toan Bok Ang tersenyum dingin sebelum menjawab
pertanyaan biarawati tua itu.
"Cari siapa? Cari Lu Leng Lu Siauhiap!"
Biarawati tua itu memuji kebesaran Sang Buddha,
"Omitohud! Kau pasti keliru, di dalam kuilku ini tidak ada
Lu Siauhiap!"
Tadi aku mendengar suaranya, bagaimana kau katakan
tidak ada? Ketika aku mendengar suaranya, aku berada di
sisimu, apakah kau tidak mendengarnya?"
Biarawati tua itu menyahut
“Tadi aku dalam keadaan bersamedi, sama sekali tidak
mendengar suara apa pun."
Toan Bok Ang tertawa dingin.
“Terus terang saja! Lu siauhiap disembunyikan di mana?"
Biarawati tua itu menggeleng-geleng kepala,
"Kau bilang ada orang di sini, kenapa tidak mencarinya?
Aku sudah bicara sejujurnya tapi kau tidak percayai

1823
Toan Bok Ang menatap biarawati tua itu. Air mukanya
tidak tampak sedang berdusta.
Dia berpikir sejenak kemudian bertanya.
"Sebetulnya siapa kau?"
Biarawati tua itu tertawa hambar
"Aku hidup mengasingkan diri di tempat ini, sudah lama
melupakan nama sendiri Kalau kau tidak berhasil mencari
orang itu, lebih baik meninggalkan kuil ini!"
Badan Toan Bok Ang langsung berkelebat melesat ke arah
ruang dalam, Tadi dia mendengar dengan jelas, suara Lu Leng
berasal dari ruang dalam itu, Barusan biarawati itu
menyuruhnya mencari, mungkin ada suatu rahasia,
Karena itu, Toan Bok Ang segera mencari dengan teliti
sekali Akan tetapi hingga hari mulai malam, Toan Bok Ang
tidak menemukan apapun. Padahal kuil itu tidak begitu besar,
hanya terdiri dari beberapa kamar. Toan Bok Ang mencari
sampai ke ruang dapur, tapi tetap tak menemukan Lu Leng,
Dengan rasa heran dan bingung Toan Bok Ang kembali ke
ruang depan, Tampak biarawati tua itu duduk di situ, Ketika
Toan Bok Ang memasuki ruang depan, biarawati tua cuma
memandangnya sejenak
Toan Bok Ang amat penasaran karena tidak menemukan
Lu Leng, dia mendekati biarawati tua itu seraya membentak
"Kenapa kalian macam-macam, cepat beritahukan!"
Biarawati tua itu tersenyum.

1824
"Kau jangan mengacau di ruang sembahyang ini!"
Toan Bok Ang meludah,
"Phui! Kalau kau tidak beritahukan aku akan segera turun
tangan!"
Biarawati tua itu memandangnya kemudian ber kata
dengan hambar.
"Kau minggir selangkah!"
Toan Bok Ang tidak tahu apa sebabnya biarawati tua itu
menyuruhnya minggir selangkah, namun dia menurut
Biarawati tua menunjuk ke lantai yang terbuat dari balu,
Dan mendadak diayunkan tasbehnya ke arah lantai batu itu,
Serrrt!
Tasbeh itu menghantam lantai batu lalu dengan cepat
biarawati tua kembali menariknya.
Toan Bok Ang memandang ke arah lantai balu, seketika itu
juga hatinya berdebar-debar. Terayata lantai batu itu terdapat
bekas-bekas tasbeh, Hal itu membuat Toan Bok Ang terkejut
sekali, Dapat dibayangkan betapa tingginya Lweekang
biarawati tua itu,
Biarawati tua itu tersenyum dan berkata dengan lembut
"Di sini tidak ada orang yang kau cari itu, aku mau
bersemadi, kau boleh pergi sekarang."

1825
Toan Bok Ang tertegun Kalau bertanding dengan biarawati
tua itu, sudah tentu gadis itu bukan lawannya.
Kalau begitu, betulkah Lu Leng tidak berada di dalam kuil
ini? Atau tadi dia salah dengar?
Toan Bok Ang mengingat kembali akan apa yang
didengarnya tadi, kemudian hatinya tergetar.
Teringat akan teriakan Lu Leng tadi, pasti ditujukan
kepada seseorang, tidak mungkin dia berteriak seorang diri,
Kini di dalam kuil itu hanya terdapat dua biarawati tua, lalu
ke mana orang itu? Walau tahu dirinya bukan lawan biarawati
tua itu, namun Toan Bok Ang tetap bertanya.
"Ada berapa orang di dalam kuil ini?"
"Tiga orang," sahut salah seorang biarawati tua,
"Aku menggeledah ke sana ke mari, mengapa hanya kalian
berdua saja?" kata Toan Bok Ang.
Biarawati tua itu mengeluarkan suara "Oh" dan berkata,
"Gadis muda itu tidak ada?"
Toan Bok Ang tertegun.
"Gadis muda yang bagaimana?"
"Beberapa hari yang lalu, ada seorang gadis muncul di sini
Dia terus memandangku setelah itu mendadak menangis
sambil bertutut, bermohon kepadaku agar dia diterima

1826
menjadi biarawati, Aku melihat dia masih muda, maka
menasihatinya jangan menggunting rambutnya " tutur
biarawati tua itu.
"Bagaimana rupa gadis itu?" tanya Toan Bok Ang.
"Dia memohon kepadaku agar jangan menceritakan
tentang dirinya kepada siapa pun. Aku mengabulkannya maka
aku tidak dapat menceritakannya," sahut biarawati tua itu.
Toan Bok Ang menghempaskan kaki seraya berkata,
"Urusan ini menyangkut orang yang amat kucintai, kau
tidak mau menceritakannya?"
Biarawati tua menggeleng-gelengkan kepala.
"Tidak bisa kuceritakan. Gadis itu tidak tahan, akhirnya
pergi, Kalau kau mau menemuinya, lebih baik pergi
mencarinya, mungkin dia belum pergi jauh, Kau jangan
mengganggu aku lagi." katanya,
Usai berkata, biarawati tua itu memejamkan matanya, lalu
mulai membaca doa. Toan Bok Ang amat cemas dan gugup,
Dia ingin bergebrak tapi bukan lawannya akhirnya dia
meninggalkan kuil itu, Walau belum berhasil mencari Lu Leng,
namun juga tidak sia-sia. Sebab dia tahu Lu Leng pernah
datang di kuil itu. Lu Leng menghilang mendadak kelihatannya
bukan terjadi sesuatu, melainkan dikarenakan seorang gadis,
Dari suara teriakan itu jelas gadis tersebut tidak
menggubrisnya. Lalu siapa gadis itu? Mengapa gadis itu tidak
menggubrisnya dan mengapa Lu Leng begitu menderita?

1827
Berpikir sampai di situ, hati Toan Bok Ang tidak bisa
tenang, Namun dia tetap menghibur diri sendiri bahwa Lu
Leng hanya mencintainya, sebab Lu Leng sendiri yang
menyatakannya,
Akan tetapi, Toan Bok Ang mulai merasa bahwa di antara
dirinya dengan Lu Leng ada yang tidak beres. Walau dia tidak
dapat mengetahui urusan apa itu, namun dapat merasakannya
dalam hati. Di luar kuil sudah gelap, Toan Bok Ang terus
berjalan dengan kepala tertunduk tanpa tujuan. Dia terus
bertanya dalam hati, siapa gadis itu?
Sesungguhnya sudah ada jawaban dalam hatinya, bahwa
gadis itu pasti Tam Goat Hua. Saat itu air mata Toan Bok Ang
telah membasahi pipinya, tapi dia sendiri tidak tahu dari kapan
air matanya mulai meleleh.
Hingga air matanya mengalir ke pipi, dia baru sadar bahwa
air matanya telah bercucuran Dia tidak menyeka air matanya,
hanya terus berjalan dengan kepala tertunduk Namun entah
berapa lama kemudian, mendadak dia berhenti. Ternyata
telinganya mendengar suara seseorang, yang penuh
penderitaan. Dia segera melesat ke arah datangnya suara,
sebab suara itu adalah suara Lu Leng,
Namun keadaan di tempat itu amat gelap, sehingga dia
tidak dapat melihat Lu Leng berada di mana, Maka, dia
berhenti lalu berdiri tak bergerak untuk memperhatikan
keadaan di sekitarnya. Tak seberapa lama, dia mendengar lagi
seorang wanita menghela nafas panjang dan berkata,
"Adik Leng, kau sudah punya kekasih, tapi kenapa masih
tidak mau pergi? Mau apa kau di sini?"

1828
Begitu mendengar suara itu, sekujur badan Toan Bok Ang
tergetar keras, karena dia mengenali suara itu yang tidak lain
suara Tam Goat Hua,
Kemudian terdengar suara Lu Leng yang penuh
kegembiraan.
"Kakak Goat, akhirnya kau berbicara juga! Kau... kau
sudah mulai mempedulikan diriku!"
"Pergilah kau! Aku membuka mulut justru menghendaki
kau pergi, selanjutnya jangan datang menemuiku lagi!" sahut
Tam Goat Hua hambar
"Tidak! Aku tidak mau pergi!" kata Lu Leng,
Mendengar pembicaraan itu, Toan Bok Ang nyaris pingsan
seketika. Badannya langsung sempoyongan, hampir
membuatnya terjatuh. Untung di sisinya terdapat sebuah batu
besar, maka dia segera bersandar di situ, Saat ini, dia merasa
sepasang kakinya lemas sekali, hampir tak kuat berdiri.
"Mau apa kau di sini sedangkan orang yang amat kau
cintai sedang menunggumu?" tanya Tam Goat Hua hambar
"Kakak Goat, kau telah salah paham, Orang yang amat
kucintai adalah kau," sahut Lu Leng,
Mendengar apa yang diucapkan Lu Leng, sepasang kaki
Toan Bok Ang bertambah lemas sehingga kalau tangannya
tidak memegang batu besar itu, dia pasti jatuh.
Bahwa Lu Leng mencintai Tam Goat Hua, Toan Bok Ang
memang sudah mengetahuinya Namun dia tidak menduga

1829
kalau pemuda yang sudah menyatakan cinta kepadanya itu
akan mengatakan begitu terhadap Tam Goat Hua,
Toan Bok Ang merasa dirinya bagaikan segumpal awan,
melayang-layang di udara.
Terdengar lagi Tam Goat Hua berkata,
"Aku tidak akan salah paham. Aku pernah dengar
bagaimana Toan Bok Ang mencintaimu, juga mendengar dari
mulutmu, betapa dalamnya cintamu kepadanya Adik Leng,
anggaplah di dunia ini tiada diriku! pergilah!"
"Kakak Goat, kau tetap salah paham. Aku berkata begitu
kepadanya hanya dikarenakan aku tanpa sengaja telah
mengutungkan sebelah lengannya." kau Lu Leng sambil
menangis,
Hati Toan Bok Ang makin berduka dan air matanya pun
bercucuran dengan deras, Dia menggigit bibirnya sendiri,
hingga nyaris mengeluarkan darah, Di saat bersamaan, awan
yang menutupi bulan melayang lewat, sehingga tempat itu
berubah menjadi agak terang.
Toan Bok Ang memandang ke depan, Dilihatnya Tam Goat
Hua duduk di atas tanah dan Lu Leng berdiri di hadapannya
sambil menatapnya dengan penuh cinta kasih.
Belum pernah Lu Leng menatapnya seperti itu, maka
seketika rongga dadanya seperti terbakar. Kalau dia tidak
dapat menekan api yang membara itu, dia sendiri pun tidak
tahu, entah apa yang akan terjadi,
Mendadak Toan Bok Ang berdiri tegak, lalu melangkah
maju seraya membentak dengan suara mengguntur.

1830
"Aku tidak mau kau menaruh kasihan kepadaku!"
Betapa terkejutnya Lu Leng dan Tam Goat Hua. Mereka
berdua segera membalikkan badan, kemudian Lu Leng
bertanya,
"Kakak Ang, bagaimana kau bisa sampai di sini?"
Toan Bok Ang sama sekali tidak mendengar pertanyaan Lu
Leng, Dengan air mata berderai-derai dia terus berteriakteriak.
"Aku tidak mau kau menaruh kasihan padaku! jangan
karena sebuah lenganku telah buntung, maka kau
menganggap diriku sebagai seekor anjing yang putus kakinya,
sehingga menaruh kasihan padaku!"
"Nona Toan, dengarkan dulu.,." kata Tam Goat Hua,
"Tidak mau dengar! Aku tidak mau dengar! perkataan apa
pun aku tidak mau dengar!" potong Toan Bok Ang,
Saking gusarnya nafas Toan Bok Ang menjadi memburu,
bahkan kemudian terbatuk-batuk,
"Perkataan apa pun aku tidak mau dengar! Di dunia ini
apakah masih ada perkataan yang benar?" lanjutnya,
Berkata sampai di situ, mendadak dadanya terasa sakit
sekali, kemudian mengeluarkan suara "Uaaak", ternyata
mulutnya menyemburkan darah segar.
Kebetulan Lu Leng sedang mendekatinya, maka darah dari
mulut Toan Bok Ang menyembur ke mukanya.

1831
Lu Leng tertegun, lalu berseru dengan penuh penderitaan
"Kakak Ang!"
Saat ini, Lu Leng memang tiada perkataan lagi, Yang dia
cintai dalam hati selama ini adalah Tam Goat Hua, Dia
menyatakan cinta kepada Toan Bok Ang, sama sekali bukan
merupakan rayuan gombal melainkan karena dia
mengutungkan sebelah lengan gadis itu, maka membuatnya
amat menyesal, lalu mengambil keputusan agar
menggembirakan sekaligus membahagiakannya. Namun ketika
itu hatinya amat menderita sekali,
Apa yang diucapkannya kepada Tam Goat Hua itu
berdasarkan suara hatinya, justru tidak boleh terdengar oleh
Toan Bok Ang, Akan tetapi, tidak disangka Toan Bok Ang
berada di tempat itu, mendengar semua perkataan Lu Leng.
Lu Leng tertegun ketika mukanya tersembur darah dari
mulut Toan Bok Ang.
"Kakak Ang, aku.,.!" serunya sambil maju selangkah.
Berkata sampai di situ, Toan Bok Ang sudah mengayunkan
tangannya menampar Lu Leng,
Plak!
Tamparan itu telak mendarat di pipi Lu Leng, Setelah itu
Toan Bok Ang membalikkan badannya dan langsung melesat
pergi,
"Nona Toan, jangan pergi! Kau harus tahu hati Adik
Leng,..!" seru Tam Goat Hua.

1832
Tam Goat Hua berhenti berseru, sebab dilanjutkan juga
percuma sebab Toan Bok Ang sudah tidak kelihatan lagi,
Lu Leng berdiri termangu-mangu di tempat sambil
mengusap pipinya yang ditampar Toan Bok Ang.
"Adik Leng, kau harus tahu bahwa kau telah
mencelakainya!" kata Tam Goat Hua sambil menatapnya.
Usai berkata, Tam Goat Hua melangkah pergi dan tak
lama sudah tidak tampak lagi bayangannya, Kini hanya tinggal
Lu Leng seorang, Dia terus berdiri mematung, Keadaan di
tempat itu berubah menjadi sunyi sepi dan hati Lu Leng pun
terasa hampa,
Toan Bok Ang pergi, Tam Goat Hua pun sudah pergi.
Namun dia kelihatan seperti tidak mengetahuinya, Walau
tamparan itu amat keras, namun Lu Leng sama sekali tidak
merasa sakit
Dia terus berdiri mematung di situ dengan sebelah
tangannya terus memegang pipinya yang ditampar Toan Bok
Ang. Entah berapa Uma kemudian, barulah dia menurunkan
tangannya itu dengan perlahan-lahan.
Telapak tangannya ternoda darah Toan Bok Ang.
Ditatapnya telapak tangannya itu sampai lama sekali. Dia tak
bergerak, tapi tangannya itu bergemetar.
Mendadak dia meraba pinggangnya, Akan tetapi, tidak
meraba apa pun di pinggangnya. sebetulnya dia ingin
mengambil golok pusaka Su Yang To untuk membacok lengan
kirinya, namun golok pusaka Su Yang To itu entah hilang di
mana. Saking tersiksanya dia menghempaskan dirinya ke
tanah, namun kemudian bangkit berdiri lagi

1833
Setelah bangkit berdiri, dia ingin berteriak memanggil Tam
Goat Hua dan Toan Bok Ang, namun kedua gadis itu telah
pergi.
Apakah Lu Leng merupakan pemuda yang tipis perasaan?
Tidak! justru sebaliknya dia adalah pemuda yang penuh
perasaan, bahkan juga memandang amat penting tentang
cinta, Tapi nasib telah mempermainkan dirinya, sehingga dia
harus terjerat oleh cinta, Dia maju beberapa langkah
menghampiri batu besar itu, lalu dipeluknya erat-erat
sepertinya ingin memeluknya sampai hancur
Lu Leng mengerahkan tenaganya tapi mendadak teringat
akan kejadiannya ketika bertemu Tam Goat Hua. Ketika
meninggalkan Tong Hong Pek dan lainnya, dia melesat pergi
belasan mil tiba di sebuah kota kecil. Di kota itu dia membeli
tujuh ekor kuda lalu segera kembali...
Dia tahu bahwa Tong Hong Pek dan lainnya berada di
suatu tempat yang tak jauh dari istana Ci Cun Kiong. Sudah
barang tentu tempat itu sangat membahayakan mereka
semua, maka dia segera kembali
Akan tetapi, apa yang akan terjadi memang di luar
dugaannya, Kira-kira beberapa mil lagi sampai di tempat Tong
Hong Pek, mendadak dia menghentikan kudanya,
Ternyata dia melihat sosok yang ramping sedang berjalan
membelakanginya. Orang itu berjalan tidak begitu cepat
Walau mendengar suara ringkikan kuda, tapi dia tetap tidak
menoleh. Ketika Lu Leng melihat bayangan belakang orang
tersebut, justru tertegun.
Pada saat itu, Lu Leng tidak berpikir lain kecuali
mengejarnya. Sebab kalau tidak, mungkin tidak akan bertemu

1834
orang itu lagi. Ternyata ketika melihat bayangan belakang
orang itu, Lu Leng sudah mengenalmya, yang tidak lain Tam
Goat Hua. Walau rambutnya terurai dan gadis itu mengenakan
pakaian kasar, namun Lu Leng tetap mengenali nya.
Lu Leng tidak menghiraukan apa pun, langsung
mengejarnya Tapi belasan depa kemudian, mendadak dia
teringat akan Tong Hong Pek dan lainnya,
Kalau dia tidak kembali, mereka semua pasti cemas dan
gugup memikirkannya, Oleh karena itu, dia segera
mematahkan dahan pohon menggunakan jurus It Ci Keng
Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit), sebagai tanda bahwa
dia pergi melalui tempat itu, sedangkan Tam Goat Hua terus
berjalan Namun dalam sekejap Lu Leng sudah berhasil
menyusulnya,
"Kakak Goat!" teriaknya.
Begitu Lu Leng berteriak sekujur badan Tam Goat Hua
tergetar lalu dia menoleh kan kepalanya ke belakang. Kini Lu
Leng sudah berada di belakangnya, Dia tertegun ketika
melihat wajah gadis itu, Ternyata wajah gadis itu pucat pias
bagaikan kertas, tiada warna darah sama sekali.
Yang mengejutkan Lu Leng bukan karena wajahnya pucat
pias, melainkan karena tatapan nya yang amat dingin. Belum
pernah Lu Leng menyaksikan wajah Tam Goat Hua seperti itu,
Lu Leng mundur beberapa langkah, setelah itu barulah
berseru.
"Kakak Goat, kenapa kau?"

1835
Tam Goat Hua tidak menyahut malah segera melesat pergi
laksana kilat. Lu Leng sudah menduga bahwa Tam Goat Hua
tidak akan mau bertemu dengan dirinya lagi, Namun tidak
menduga kalau gadis itu akan menatapnya dengan begitu
dingin, seakan terhadap orang yang tak dikenalnya,
Ketika Lu Leng dan Tam Goat Hua tanpa sengaja bertemu
di gunung Tang Ku Sat, gadis itu segera lari, namun wajahnya
tidak begitu dingin, hanya diliputi penderitaan Tapi kini,
wajahnya justru begitu dingin
Sudah barang tentu membuat Lu Leng menjadi tertegun.
Ketika dia baru mau mengejarnya, gadis itu sudah berada di
kejauhan belasan depa, Walau Lu Leng tahu Tam Goat Hua
tidak mau menemuinya, tapi dia tetap mengejarnya.
Sembari mengejar Lu Leng berteriak-teriak memanggilnya,
namun Tam Goat Hua sama sekali tidak menghiraukannya,
Oleh karena itu, Lu Leng terus mengejarnya mati-matian.
Tak seberapa lama kemudian, mereka berdua sampai di
sebuah kuil Tam Goat Hua segera memasuki kuil itu dengan
meloncat tembok.
Lu Leng tertegun, namun kemudian mengejar ke dalam
juga dengan meloncat tembok. Sarapai di dalam, dia melihat
Tam Goat Hua memasuki ruang dalam kemudian langsung
mengejarnya,
Tam Goat Hua duduk bersila di ruang dalam menghadap
patung Dewi Kwan Im dan tiga batang hio menyala
mengepulkan asap,
Lu Leng tertegun, lalu menghampirinya seraya berseru.

1836
"Kakak Goat, kenapa kau menyusahkan diri sendiri?"
Tam Goat Hua tetap duduk bersila tak bergerak, namun
wajahnya sudah tidak begitu dingin lagi.
Lu Leng sudah berada di hadapannya,
"Kakak Goat, kalaupun kau tidak menghiraukanku. Paman
Tam berada di tempat yang tak jauh dari sini Apakah kau juga
tidak mau pergi menemui mereka?" katanya sambil menatap,
Tam Goat Hua mengerutkan kening, tapi sama sekali tidak
mengeluarkan suara, Mata Lu Leng mulai mengucurkan air
mata,
"Kakak Goat, kenapa kau tidak mau bicara? jangan diam
saja!" katanya sambil menjulurkan tangannya untuk
menggenggam tangan Tam Goat Hua.
Namun gadis itu tak bergerak dan tangannya amat dingin
sekali, Maka Lu Leng terpaksa merenggangkan tangannya,
"Kakak Goat, aku tahu hatimu amat berduka, Kau mau
menjadi biarawati, itu adalah urusanmu, tapi tentunya kau
tahu, betapa berdukanya hatiku!" katanya.
Tam Goat Hua duduk bersila bagaikan sebuah patung,
sama sekali tidak bergerak.
Lu Leng termangu-mangu menatapnya dan air mata terus
berlinang-linang tak henti-hentinya,
"Kakak Goat, Liok Ci Khim Mo membangun istana Ci Cun
Kiong di gunung Tiong Tiau San, kau pasti tahu, Guru, Paman

1837
dan Bibi Tam semuanya terluka parah, Kakak Goat, apakah
kau tega membiarkannya?" katanya.
Tam Goat Hua tetap tak bergerak, bahkan matanya pun
sudah dipejamkan dan wajahnya berubah dingin sekali.
Lu Leng tertegun, kemudian menjatuhkan diri berlutut di
hadapan Tam Goat Hua,
"Jangan tidak mempedulikan aku!" katanya dengan penuh
penderitaan
Kebetulan di saat itu Toan Bok Ang berada di ruang
depan, maka dia mendengarkan suara Lu Leng,
"Adik Leng!" teriaknya,
Seharusnya Lu Leng mendengar suara teriakan Toan Bok
Ang, Namun karena di saat itu perhatiannya sedang tercurah
kepada Tam Goat Hua maka dia tidak mendengamya.
Akan tetapi Tam Goat Hua justru mendengar teriakan itu
dengan jelas, begitu pula apa yang diucapkan Lu Leng, Maka,
hatinya menjadi seperti tersayat
Lu Leng memang menderita sekali, tapi Tam Goat Hua
jauh lebih menderita dibandingkan dengan Lu Leng.
* * * *
Bab 86
Tam Goat Hua meninggalkan Tam Ek Hut dan Han Giok
Shia, setelah luka mereka sembuh,

1838
Dia juga mendengar tentang Liok Ci Khim Mo membangun
sebuah istana di gunung Tiong Tiau San dan menyebut dirinya
sebagai Bu Lim Ci Cun. Oleh karena itu, dia pun berangkat ke
gunung tersebut. Sebelum tiba di istana Ci Cun Kiong, dia
justru kebetulan tiba di kuil tersebut.
Sejak mengalami perubahan di Cing Yun Ling Go Bi San,
menggagalkan perjodohannya dengan Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek, membuat perasaannya menjadi kacau balau, Entah
sudah berapa kali dia ingin membunuh diri, namun
dibatalkannya, Maka ketika melihat kuil itu, dia langsung
masuk,
Dilihatnya seorang biarawati tua duduk bersila menghadap
patung Dewi Kwan Im sambil membaca doa dan Tam Goat
Hua termangu-mangu di situ, Maka, akhirnya dia mengambil
suatu keputusan dan langsung menjatuhkan diri berlutut di
hadapan biarawati tua itu,
Biarawati tua itu tetap membaca doa, sama sekali tidak
menghiraukan Tam Goat Hua. Lama sekali gadis itu berlutut,
kemudian mendongakkan kepala seraya berkata,
"Guru, teecu mohon diterima sebagai biarawati!"
Perlahan-lahan biarawati tua itu membuka matanya lalu
menatap Tam Goat Hua dengan lembut sekali. Tatapan itu
membuat hati Tam Goat Hua terasa sejuk, sehingga menjadi
agak tenang.
"cepatlah bangun, jangan terus berlutut!" katanya dengan
tersenyum.
"Guru, teecu mohon diterima menjadi biarawati!" sahut
Tam Goat Hua.

1839
Biarawati tua ku tertawa,
"Pintu Buddha memang luas sekali, tapi tidak gampang
memasukinya."
Tam Goat Hua tertegun ketika mendengar ucapan itu,
"Guru, Teecu sudah bertekad mau menjadi biarawati,"
katanya.
Biarawati tua itu menjulurkan tangannya kemudian
menepuk bahu Tam Goat Hua seraya berkata,
"Kau masih muda harus tabah menghadapi segala macam
cobaan, Pergilah, karena belum waktunya kau menghadap
Sang Buddha!"
Ketika Tam Goat Hua baru masuk, menganggap biarawati
tua itu sebagai biarawati biasa, Namun kini ketika melihat
sorotan matanya, barulah dia tahu bahwa biarawati tua itu
bukan biarawati biasa,
"Guru, luka dalam hati teecu hanya dapat diobati dengan
cara teecu menjadi biarawati di kuil ini," katanya setelah lama
sekali dia tertegun
Biarawati tua itu menggeleng-gelengkan kepala,
"Sulit! Lebih baik kau pergi saja!"
Bagaimana mungkin Tam Goat Hua mau pergi? Dia terus
berlutut di situ,
"Guru, teecu bermohon dengan bersungguh-sungguh!"

1840
Biarawati tua itu menatapnya dalam-dalam, kemudian
mengibaskan lengan jubahnya mengangkat bangun Tam Goat
Hua.
"Rambutmu tidak usah dipotong, kau boleh mencoba
menenangkan hati di kuil ini," katanya.
Tam Goat Hua mengangguk, lalu berjalan keluar. Di saat
itulah dia mendengar biarawati tua itu bergumam,
"Kalau hati resah, tidak gampang memasuki pintu Buddha,
Aaah., puluhan tahun, hati tidak akan bisa tenang!"
Tam Goat Hua tertegun mendengar ucapan itu.
"Guru, hati Teecu sudah bulat," katanya dengan suara
rendah.
Biarawati tua itu manggut-manggut.
"Mudah-mudahan demikian!"
Itu kejadian tiga hari yang lalu, Kini Tam Goat Hua mulai
bersemadi di dalam kuil itu. Hari pertama dia mengosongkan
pikirannya, tidak memikirkan apapun. Hari kedua, muncullah
berbagai macam pikiran, tapi dia berusaha menekan semua
pikiran itu sehingga dapat tenang kembali.
Hari ketiga, pikirannya mulai kacau balau, sehingga
membuatnya pergi keluar. Padahal dia hanya ingin jalan-jalan
sejenak, tapi tak disangka-sangka justru malah bertemu Lu
Leng.
Setelah duduk di ruang dalam, Lu Leng terus berkata,
Mendengar apa yang dikatakan Lu Leng, dia merasa ingin

1841
berteriak dan menerjang keluar. Akan tetapi dia dapat
menekan perasaannya itu, maka dia tetap tak bergfcrak.
Namun meskipun demikian, hatinya semakin kacau,
Hingga ketika mendengar suara teriakan Toan Bok Ang,
hatinya sudah tidak bisa tenang sama sekali, akhirnya dia
melesat keluar melalui jendela,
Begitu melihat Tam Goat Hua melesat keluar, Lu Leng
segera mengejarnya, dan dalam sekejap mereka berdua sudah
meninggalkan kuil itu, Maka, Toan Bok Ang tidak menemukan
Lu Leng di ruang dalam itu,
sementara Tam Goat Hua dan Lu Leng terus melesat
pergi. Tujuh delapan mil kemudian, barulah Tam Goat Hua
berhenti.
"Mengapa kau tidak mempedulikan aku? Mengapa kau
tidak mempedulikan aku? Mengapa?" tanya Lu Leng.
Wajah Tam Goat Hua menyiratkan penderitaannya, namun
hanya sekilas, kemudian berubah dingin.
"Kakak Goat, kau sedang memikirkan apa? Lebih baik kau
curahkan, jangan disimpan dalam hati, sebab itu tiada
gunanya." kata Lu Leng sambil menatapnya,
Tam Goat Hua berteriak-teriak dalam hati,
"Jangan mengeluarkan suara! jangan mengeluarkan
suara!"
Akhirnya dia duduk dan tetap mengingatkan dirinya sendiri
agar tidak mengeluarkan suara, Akan tetapi, dia tidak dapat
bertahan dan akhirnya membuka mulut

1842
Saat itu, hari sudah gelap, kebetulan Toan Bok Ang datang
di tempat itu dan mendengar percakapan mereka,
Sementara Lu Leng masih memeluk batu besar, sesaat
kemudian barulah berteriak-teriak dengan penuh penderitaan.
"Kakak Goat, kau tidak boleh menjadi biarawati!"
Dia diam sejenak, setelah itu berkata lagi.
"Kakak Goat, aku bersalah padamu! Aku telah mencelakai
kalian berdua!"
Dia terus bergumam. Berselang beberapa saat, barulah dia
melesat pergi, Ternyata dia kembali ke kuil itu.
Blam!
Dia menghantam pintu kuil, lalu menerjang ke dalam.
Tampak biarawati tua sedang duduk bersila membaca doa di
ruang depan, tapi Lu Leng tidak menghiraukannya, langsung
menuju ruang dalam.
Akan tetapi, tiada seorang pun berada di sana, Maka, Lu
Leng segera kembali ke ruang depan untuk menghadapi
biarawati tua.
"Nona Tam ke mana?" teriaknya.
Biarawati tua itu membuka matanya,
"Ketika dia ke mari, aku sudah tahu bahwa dia tidak
berjodoh dengan pintu Buddha, Kini aku tidak tahu ke mana
dia pergi," sahutnya,

1843
Mendengar itu, Lu Leng merasa berduka, tapi juga
gembira, Berduka karena berpisah dengan Tam Goat Hua,
entah kapan akan bertemu lagi. Gembira karena Tam Goat
Hua tidak kembali ke kuil itu, jelas dia batal menjadi biarawati,
Dia tidak membuang waktu, maka langsung melesat pergi,
dan tak Jama sudah sampai di jalan besar, Keadaan di jalan
besar itu sunyi sepi, tidak tampak seorang pun kecuali Lu
Leng,
Dia berusaha menenangkan hatinya, Tam Goat Hua sudah
pergi, entah ke mana, tapi Lu Leng akan berusaha
mencarinya,
Namun Toan Bok Ang mengalami pukulan batin yang
begitu hebat, sehingga menyebabkannya muntah darah segar.
Entah bagaimana lukanya dan ke mana gadis itu pergi, Lu
Leng pun tidak mengetahuinya. Namun biar bagaimanapun
dia harus mencarinya juga.
Kalaupun setelah bertemu gadis itu akan memukul nya, itu
tidak apa-apa. Yang penting Lu Leng tidak mau
membiarkannya berkelana seorang diri, karena kini gadis itu
hanya mempunyai sebelah lengan.
Lu Leng terus berpikir, lalu kembali ke tempat di mana
guru dan lainnya berada, Namun tidak tampak seorang pun di
tempat itu, bahkan kuda-kuda mereka pun tidak kelihatan
Legalah hati Lu Leng, sebab dia yakin bahwa Toan Bok Ang
pasti menyusul mereka, Karena itu, dia langsung melesat
meninggalkan tempat itu,
Tiga empat mil kemudian, dilihatnya sosok bayangan
berkelebat ke arahnya dari arah depan, Sungguh cepat

1844
gerakan bayangan itu! Dia bagaikan segulung asap, dalam
sekejap sudah berada di dekatnya,
Akan tetapi, bayangan itu sempoyongan seperti orang
mabuk berat. Lu Leng segera berhenti setelah orang itu
berada di hadapannya. Lu Leng sudah menduga orang itu
pasti Oey Sim Tit, sebab kelihatan dari Ginkangnya, yang amat
tinggi.
" Saudara Oey!" serunya.
Orang itu langsung berhenti, tapi badannya masih
bergoyang-goyang, Lu Leng memandangnya. Tidak salah,
orang itu memang Oey Sim Tit,
Oey Sim Tit mendongakkan kepala, Tampak wajahnya
pucat pias dan tersirat rasa ketakutan
"Saudara Lu, kau,., kau bertemu musuh tang-guh?"
tanyanya gugup,
Lu Leng tahu kenapa Oey Sim Tit bertanya demikian,
karena wajahnya masih bernoda darah,
Tapi Lu Leng juga terkejut, karena Oey Sim Tit bertanya
dengan gugup, mungkin dia bertemu musuh tangguh,
"Di mana guruku dan lainnya?" tanyanya tanpa menjawab
lebih dulu pertanyaan Oey Sim Tit,
Mata Oey Sim Tit terbeliak lebar
"Mereka... mereka...."

1845
Hanya itu yang diucapkannya lalu mendadak tangannya
meraih ke belakang, Kelihatannya dia seperti ingin meraih
sesuatu, namun tidak teraih, dan wajahnya tampak menderita.
Bukan main terkejutnya Lu Leng.
"Saudara Oey, bagaimana kau?" tanyanya,
"Aku.,, aku.,." sahutnya terputus-putus.
Mendadak badannya condong ke depan. Lu Leng cepatcepat
menahannya agar tidak jatuh, sedangkan sebelah
tangan Oey Sim Tit masih meraih ke belakang,
Lu Leng melihat punggungnya dan seketika juga dia
terbelalak Ternyata di punggung Oey Sim Tit menancap
sebuah belati. Lu Leng memperhatikan belati itu. Barulah dia
tahu mengapa Oey Sim Tit tidak mati, ternyata belati itu
menancap di samping jalan darah Leng Tay Hiat, lagi pula
lukanya tidak mengucurkan darah,
Walau tidak mati, tapi Oey Sim Tit sudah terluka parah,
Belati itu tidak boleh dicabut. Sebab kalau dicabut darah
pasti mengucur, mungkin akan membuatnya binasa kehabisan
darah, Lu Leng tahu kepandaian Oey Sim Tit masih rendah,
tapi ilmu Ginkangnya amat tinggi. Kalau bertemu musuh
tangguh, kecuali dia tidak mau kabur, sudah pasti dapat
meloloskan diri.
Kini Lu Leng tidak sempat memikirkan itu, Cepat-cepat dia
menaruh Oey Sim Tit ke bawah, lalu menotok jalan darah Sin
Tong Hiat dan jalan darah lainnya yang di punggung Oey Sim
Tit dengan Kim Kong Sin Ci.

1846
Perlahan-lahan Oey Sim Tit membuka matanya sambil
mengeluarkan suara rintihan.
"Saudara Oey, kau telah terluka parah, jangan
sembarangan bergerak!" kau Lu Leng.
Oey Sim Tit manggut-manggut.
"Aku tahu, saudara Lu, hidupku sudah tidak lama lagi"
Lu Leng berduka sekali mendengar itu, Oey Sim Tit adalah
putra Liok Ci Khim Mo, namun entah sudah berapa kali dia
menyelamatkan Lu Leng,
Lagi pula Lu Leng tahu bahwa hatinya amat baik, Kini
melihat nyawanya sulit diselamatkan bagaimana dia tidak
berduka? Air mau Lu Leng sudah mengucur.
"Jangan omong sembarangan!" katanya.
Oey Sim Tit tersenyum getir,
"Saudara Lu.,, aku membawa Tong Hong Tay-hiap dan
lainnya melanjutkan perjalanan tak diduga... bertemu musuh
tangguh... bertarung mati-matian, aku tak sanggup
melawan... mereka... mereka...."
"Saudara Oey, legakanlah hatimu! Tiada seorang pun
menyalahkanmu Siapa musuh tangguh itu?"
Oey Sim Tit membuka mulutnya ingin menyahut, namun
cuma bibir yang bergerak Dia tak mampu mengeluarkan
suara, Wajah pucat pias, ternyata dia telah pingsan, Lu Leng
tertegun Dia tahu apabila Oey Sim Tit siuman lagi, nyawanya
pasti akan melayang,

1847
Lu Leng memperhatikan punggungnya, ternyata sudah
mulai mengucurkan darah. Menyaksikan Oey Sim Tit sudah
sekarat tapi tidak dapat berbuat apa pun, itu membuatnya
berduka sekali.
Mendadak Lu Leng bangkit berdiri, lalu bertanya pada
dirinya sendiri Betulkah tidak dapat berbuat sesuatu?
Berdasarkan hati nurani, betulkah tidak mampu berbuat apa
pun? Kalau ingin menolong Oey Sim Tit, bukan tiada cara
sama sekali.
Amat gampang sekali. Sebab jarak dari tempat itu ke
istana Ci Cun Kiong hanya dua tiga puluh mil. Dia dapat
menggunakan ilmu Ginkang membawa Oey Sim Tit ke sana,
sudah barang tentu nyawa Oey Sim Tit dapat diselamatkan
Sebab Liok Ci Khim Mo menyimpan begitu banyak obat
mujarab, tentunya dapat mengobatinya, Tapi kalau dia
membawa Oey Sim Tit ke istana Ci Cun Kiong, sudah pasti
harus menghadapi Liok Ci Khim Mo yang amat jahat itu,
Dalam hati Lu Leng mulai muncul pertentangan yakni
antara pergi ke istana Ci Cun Kiong atau tidak, Dia berpikir
sejenak, kemudian bergumam
"Lu Leng, kalau kau takut menghadapi bahaya, janganlah
menolongnya! Tapi.,, apakah kau adalah manusia?"
Usai bergumam, Lu Leng membopong Oey Sim Tit dengan
hati-hati sekali, lalu melesat pergi mengerahkan Ginkangnya.
Ketika berada di pintu gapura, hati Lu Leng pun berdebardebar
tegang. Kalau kini dia meninggalkan Oey Sim Tit, itu
masih keburu. Namun wajahnya memerah seketika, sebab
dirasanya apa yang dipikirkan itu merupakan perbuatan

1848
rendah sekali, Lu Leng berharap akan bertemu penjaga
gapura itu, jadi bisa menyerahkan Oey Sim Tit kepada
mereka,
Akan tetapi, ketika sampai di pintu gapura itu, justru tiada
seorang pun berada di sana.
Dia terpaksa melesat ke dalam seraya berteriak-teriak,
"Ada orang? Cepat ke!uar!"
Seusai Lu Leng berteriak, terdengar suara "Ser Ser Ser
Ser" dan tampak empat sosok bayangan berkelebat ke
arahnya,
Begitu melihat ada orang muncuI, bukan main girangnya
Lu Leng!
"Putra Liok Ci Khim Mo terluka parah, aku mengantarnya
ke mari! Kalian harus hati-hati membopongnya jangan sampai
terlambat!"
Mendengar teriakan Lu Leng itu, keempat orang tersebut
saling memandang, kemudian salah seorang dari mereka
melangkah maju, tapi lalu mundur lagi,
"Yang kau bopong itu memang tuan muda, tapi kau adalah
Lu Leng, kami mengenalmu!" katanya,
“Tidak salah, aku memang Lu Leng, cepat bopong tuan
muda kalian!" sahut Lu Leng,
Keempat orang itu tertawa gelak.

1849
"Ha ha ha! Kau anggap kami anak kecil?"
Lu Leng gusar sekali.
"Apa maksud ucapan kalian?"
"Jelas kau yang melukai tuan muda, tapi kau justru
menghendaki kami mendekatimu, lalu kau akan menyerang
kami dengan Kim Kong Sin Ci! Ya, kan?" sahut salah seorang
dari mereka,
Lu Leng menarik nafas dingin. Dia tidak menyangka kalau
keempat orang itu tidak mempercayainya. Mungkin Liok Ci
Khim Mo akan salah paham, mengira dia yang melukai Oey
Sim Tit, seketika Lu Leng menjadi serba salah. Dia ingin
menaruh Oey Sim Tit, namun hati nuraninya tidak
mengizinkan, lagi pula punggung Oey Sim Tit terus
mengucurkan darah. Kalau ditaruhnya ke bawah, nyawa Oey
Sim Tit pasti melayang,
Dia berkertak gigi seraya berkata dengan d ingin.
"Omong kosong! Kalau aku ingin melukai kalian amat
gampang sekali, tidak perlu menggunakan akal busuk!"
Keempat orang itu saling memandang, kemudian bertanya
serentak
" Kalau kau berniat baik, apakah berani menemui Liok Ci
Khim Mo?"
"Kenapa tidak? Cepat tunjukkan jalan!" sahut Lu Leng,
Dua orang dari mereka langsung berkelebat menuju istana
Ci Cun Kiong, namun Lu Leng berkata,

1850
"Salah seorang harus segera pergi melapor, lukanya amat
parah! Kalau terlambat pasti celaka !"
Salah seorang langsung melesat pergi, yang satu
menunjuk jalan, Lu Leng mengikutinya dari belakang, Saat ini,
Lu Leng tidak berani melesat cepat, karena khawatir
menambah parah luka Oey Sim Tii. Sebelum dia sampai di
istana Ci Cun Kiong, telinganya sudah mendengar suara
1onceng.
Tang! Tang! Tang!
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam sambil terus berjalan
Tak lama keraudian, dia sudah tiba di depan istana itu.
Tampak begitu banyak obor, sehingga tempat itu menjadi
terang benderang. Liok Ci Khim Mo berdiri di situ dengan
membawa harpa kuno Pat Liohg Khim, wajahnya kelihatan
gusar sekali. Di belakangnya berdiri puluhan orang
berkepandaian tinggi.
Lu Leng berusaha menenangkan hati, lalu berseru lantang.
"Liok Ci Khim Mo, putramu terluka parah, cepat ambil obat
mujarab untuk menolongnya!"
Liok Ci Khim Mo tidak menyahut, melainkan mengibaskan
tangannya, kemudian puluhan orang di belakangnya langsung
mengepung Lu Leng, itu membuat Lu Leng gusar bukan main.
"Liok Ci Khim Mo, putramu terluka parah begini, kau tidak
mempedulikannya?" bentaknya,
Liok Ci Khim Mo tertawa aneh,

1851
"He he he! Kau yang melukainya masih ke mari berpurapura
menjadi orang baik? Cepat katakan sejujurnya!"
Lu Leng tertegun Dia tidak menyangka kalau Liok Ci Khim
Mo malah mencurigainya. setelah berpikir sejenak, Lu Leng
tersenyum getir seraya berkata,
"Liok Ci Khim Mo, harap tolong dia du!u!"
Liok Ci Khim Mo melangkah maju sambil jari tangannya
menyentuh tali senar harpa Pat Liong Khim.
"Kalau kau masih mengulur waktu, pasti terlambat!" kata
Lu Leng,
Liok Ci Khim Mo menatap Lu Leng dengan tajam.
"Ling Hong Cu!" serunya
"Ya, hamba di sini!" sahut sescorang,
Tangan Liok Ci Khim Mo bergerak, lalu sebuah kotak kecil
melayang ke arah orang itu. Ling Hong Cu menyambutnya
dengan wajah tampak kebingungan
"Kau majulah ke depan, pil yang ada di dalam kotak kecil
itu masukkanlah ke mulut tuan muda!" perintah Liok Ci Khim
Mo.
Ling Hong Cu tertegun, sebab bagaimana kepandaian Lu
Leng, dia telah menyaksikannya, Kalau dia ke depan, lalu
mendadak Lu Leng menyerangnya dengan Kim Kong Sin Ci,
bukankah dia akan binasa seketika?

1852
Berpikir sampai di situ, Ling Hong Cu tahu bahwa Liok Ci
Khim Mo sendiri tidak berani maju karena takut kepada Lu
Leng.
Ling Hong Cu memegang kotak kecil itu dengan keringat
dingin mulai mengucur keluar dari keningnya.
Betapa gusarnya Liok Ci Khim Mo menyaksikan itu.
"Ling Hong Cu, kau berani membangkang perintahku?"
bentaknya mengguntur, sekujur badan Ling Hong Cu bergetar
Menyaksikan itu Lu Leng amat gusar tapi juga merasa geli.
"Sobat Ling, cepat ke mari! Aku tidak akan melukaimu!"
Ling Hong Cu maju selangkah, kemudian bertanya.
"Kau berani bersumpah?"
Lu Leng tertawa.
"Ha ha! Kalau aku melukaimu anggaplah aku binatang!"
Barulah Ling Hong Cu berlega hati lalu melangkah lebar
menghampiri Lu Leng yang membopong Oey Sim Tit. Ketika
memasukkan obat ke mulut Oey Sim Tit, tangannya tampak
gemetar. Ternyata dia masih takut kalau-kalau Lu Leng
mendadak menyerangnya.
Setelah memasukkan obat itu ke mulut Oey Sim Tit, dia
cepat-cepat melejit ke belakang. Lu Leng terus
memperhatikan Oey Sim Tit, sama sekali tidak menghiraukan
Liok Ci Khim Mo dan puluhan orang itu.

1853
Berselang sesaat, wajah Oey Sim Tit yang pucat pias itu
mulai beruban menjadi ke merah - merahan dan luka di
punggungnya pun tidak mengucurkan darah lagi,
Suasana di tempat itu hening sekali Tiada seorang pun
berani mengeluarkan suara, Saat ini, barulah Lu Leng mulai
memikirkan caranya meloloskan diri, maka dia mencuri
pandang keadaan di sekitarnya,
Diri nya terkurung, Maka, kalaupun Liok Ci Khim Mo tidak
berada di situ, sulit juga baginya meloloskan diri Namun
demikian, dia masih mempunyai harapan,
Lu Leng memandang Oey Sim Tit lagi, Napasnya sudah
tidak memburu seperti tadi, Kelihatannya dia dalam keadaan
tidur nyenyak, tidak tahu keadaan di sekitarnya,
Lu Leng tahu bahwa obat yang dimasukkan ke mulut Oey
Sim Tit tadi merupakan obat mujarab, maka nyawanya sudah
tertolong. Namun kini persoalannya, justru harus bagaimana
cara meloloskan diri!
Setelah berpikir sejenak, dia mendongakkan kepala seraya
berkata dengan tenang sekali kepada Liok Ci Khim Mo,
"Luka putramu sudah tidak menjadi masalah!"
"Taruh dia ke bawah!" sahut Liok Ci Khim Mo dengan
dingin
Lu Leng tertawa dingin
"Setelah aku menaruh putramu ini ke bawah, lalu kau mau
bagaimana?"

1854
Air muka Liok Ci Khim Mo langsung berubah dan jari
tangannya mulai bergerak
Lu Leng sudah menduga sebe1umnya. Maka sebelum Pat
liong Khim berbunyi dia sudah menggenggam gagang belati
itu, Liok Ci Khim Mo tertegun sedangkan Lu Leng tertawa
panjang.
"Ha ha haa! Liok Ci Khim Mo! Walau kau membunyikan Pat
liong Khim itu, aku masih punya waktu menekan belati ini ke
dalam!"
Ketika jari tangan Liok Ci Khim Mo mulai bergerak puluhan
orang yang mengepung Lu Leng mulai berbisik-bisik, Lalu
mendadak terjadi perubahan itu, mereka pun diam seketika.
"Aku mengantar putramu ini ke mari justru berniat baik!
Kalau kau ingin mencelakaiku aku terpaksa mengadu nyawa!
Bagaimana menurutmu?"
Wajah Liok Ci Khim Mo membesi, sama sekali tidak
mengeluarkan suara,
"Cepat suruh mereka yang mengepung diriku mundur!"
Liok Ci Khim Mo tertegun, sedangkan hati Lu Leng
berdebar-debar tegang, Tak seberapa lama kemudian tampak
Liok Ci Khim Mo mengibaskan tangannya dan seketika semua
orang yang mengepung Lu Leng langsung mundur serentak
Saat itii, Lu Leng mengambil keputusan, harus pergi
dengan membawa Oey Sim Tit agar Liok Ci Khim Mo tidak
membunyikan harpa Pat Liong Khim Akan tetapi, Liok Ci Khim
Mo dan lainnya pasti mengejarnya. Saat itu, kalau tidak

1855
mencelakai Oey Sim Tit, sudah pasti sulit baginya untuk
meloloskan diri
Lu Leng juga berpikir, dia akan menyuruh Liok Ci Khim Mo
maju untuk menyambut Oey Sim Tit, lalu menyerangnya
dengan Kim Kong Sin Ci.
Dengan cara itu, tentunya dia dapat merebut Pat Liong
Khim. Tapi cara itu tidak bisa dilaksanakan sebab Liok Ci Khim
Mo pasti berjaga-jaga, Walau dia menyayangi putranya, tapi
pasti mementingkan dirinya juga,
Lu Leng tidak tahu harus bagaimana, justru mendadak
Liok Ci Khim Mo membentak keras,
"Cepat taruh dia ke bawah!"
* * * *
Bab 87
Lu Leng segera menghimpun hawa murninya, kemudian
disalurkan pada jari tangannya, Sebelum Liok Ci Khim Mo usai
berkata, mendadak tangannya bergerak.
Ternyata Lu Leng mencabut belati yang menancap di
punggung Oey Sim tit, dan di saat bersamaan sebelah
tangannya mendorong Oey Sim Tit dengan sepenuh tenaga,
ke arah Liok Ci Khim Mo. setelah belati itu dicabut, punggung
Oey Sim Tit mulai mengucurkan darah lagi.
Menyaksikan itu, Liok Ci Khim Mo langsung menggeram,
"Jahanam !"

1856
Ketika Liok Ci Khim Mo baru mau membunyikan harpa Pat
Liong Khim, justru badan Oey Sim Tit jatuh di hadapannya.
Dia tidak tahu bagaimana keadaan putranya, maka
membungkukkan badannya untuk melihat
Sesungguhnya itu yang diharapkan Lu Leng, Dia benarbenar
menghendaki hal itu, Namun Lu Leng sama sekali tidak
mengetahui kalau Liok Ci Khim Mo akan berbuat itu atau tidak,
Sebab, setelah mendorong Oey Sim Tit ke depan, Lu Leng pun
segera membalikkan badannya, dan secepat kilat melesat
pergi.
Ketika dia baru melesat pergi, sudah ada orang berkelebat
menghadangnya, Lu Leng tidak berhenti, dia terus
mengayunkan belati di tangannya menyerang ke depan.
sehingga setiap orang yang menghadang, tanpa menjerit lagi
langsung roboh.
Tidak cukup hanya dengan senjatanya, Lu Leng juga
melancarkan serangan dengan tangan kiri secara cepat sekali.
Dia mengerahkan jurus Thian Te Kun Tun (Langit Bumi Kacau
Balau) dan jurus Hong Mong Coh Khai (Turun Hujan Gerimis).
Namun kemudian di hadapan Lu Leng bermunculan pula
lima orang yang semuanya merupakan kaum golongan hitam
berkepandaian tinggi. Maka tanpa membuang-buang waktu Lu
Leng terus menyerang dengan Kim Kong Sin Ci. sejurus demi
sejurus dilancarkannya, semakin lama justru semakin hebat
dan dahsyat
Angin telunjuk menyambar ke sana-ke mari mengeluarkan
suara menderu-deru yang amat dahsyat. Dua orang di
hadapan Lu Leng secepat kilat bergerak mengelak, Namun
yang terlambat sekejap saja roboh seketika dan menjerit-jerit.

1857
Salah seorang terpental deras dan melayang, lalu roboh
tak mampu bangkit lagi, Kejadian itu hanya berlangsung
singkat sementara tanpa mempedulikan mereka Lu Leng terus
saja menyerang sambil melesat pergi!
Sementara Liok Ci Khim Mo masih membungkukkan
badannya memeriksa Oey Sim Tit. Dia menarik nafas lega,
Walau luka di punggung mengucurkan darah, tapi tidak
membahayakan nyawa putranya,
Ketika dia berdiri Lu Leng sudah melesat pergi sekitar dua
puluh depa. Dengan gusar Liok Ci Khim Mo langsung memetik
tali senar harpa Pat Liong Khim. Dia tahu Lu Leng sudah jauh,
Namun sepertinya dia tidak peduli, tetap mengerahkan
ilmunya memetik harpa itu, Maka begitu tali-tali senarnya
bergetar terdengarlah suara bagai geledek di udara, Dahsyat
dan seakan mampu menggetarkan muka bumi,
Bagian 42
Semua orang tahu, kalau tidak memusuhi Liok Ci Khim Mo,
tentu tidak akan terluka, Namun sudah terlambat. Hati mereka
tergetar hebat oleh Pat Liong Thian Im.
Mendengar suara harpa itu, Lu Leng langsung
mempercepat langkahnya, Dia baru ingin mengerahkan
Ginkangnya untuk melesat. Namun tanpa diduga, salah
seorang yang roboh di hadapannya, mendadak melancarkan
sebuah pukulan ke arahnya, itu sama sekali di luar dugaan Lu
Leng, Ternyata orang itu berkepandaian amat tinggi, Tadi dia
terpental jatuh, ternyata bukan karena terkena Kim Kong Sin
Ci yang dilancarkan Lu Leng, melainkan mencelat mundur dan
menjatuhkan diri, Lu Leng mengira orang itu telah terluka

1858
parah. Ternyata tidak. ketika melewati sisinya, orang itu
mendadak melancarkan sebuah pukulan amat dahsyat dan
sepenuh tenaga.
Karena serangan itu datang begitu cepat dan secara tibatiba,
Lu Leng tampak kewalahan juga, Namun kepandaian Lu
Leng memang cukup bisa diandalkan Bersamaan dengan itu
dia menyerang dengan jurus Siang Hong Cak Yun (Sepasang
Puncak Menembus Awan), Orang itu bergerak mundur tiga
langkah dan Lu Leng terus merangseknya, meskipun terpaksa
langkah nya untuk pergi jadi terhalang.
Sementara itu, Liok Ci Khim Mo tampak telah maju
mendekat. Nada Pat Liong Thian Im bertambah tinggi dan
cepat, membuat jantung Lu Leng terpukul hebat Dirasakan
darahnya bergolak yang membuatnya tak kuat berdiri. Dia
ingin melancarkan serangan, tapi. dirasakan sudah tak
bertenaga.
Di saat Lu Leng hampir kehilangan kesadarannya, matanya
sempat melihat jelas orang yang membokongnya, Wajah
orang itu kurus, menatap Lu Leng sambil tersenyum licik,
Siapa orang itu? Dia ternyata Hek Sin Kun! Walau dapat
mengenali siapa orang itu, mata Lu Leng sudah berkunangkunang,
Bahkan kemudian roboh di tanah. Sesaat kemudian
tampak Oey Sim Tit siuman,
Melihat dirinya berada di depan istana Ci Cun Kiong,
hatinya terheran-heran. Mendongakkan kepala, terlihat
bayangan punggung Liok Ci Khim Mo.
"Ayah!" serunya, memanggil Liok Ci Khim Mo.
Mendengar suara panggilan Oey Sim Tit, Liok Ci Khim Mo
langsung membalikkan badannya. Maka dia pun menghentikan

1859
petikan tali senar harpa Pat Liong Khim, sementara Hek Sin
Kun maju beberapa langkah, lalu menjulurkan tangannya
menotok jalan darah Tay Pai Hiat dan Cih HaiHiat di tubuh Lu
Leng. Setelah itu diayunkan cepat menendang, tubuh Lu Leng
hingga terpental hampir dua depa. Liok Ci Khim Mo mendekati
putranya yang masih tergeletak
"Kau tidak apa-apa?" Matanya menatap wajah Oey Sim Tit
Darah di punggung Oey Sim Tit sudah berhenti mengucur
perlahan dia bangun, duduk membelakangi Lu Leng yang
tergeletak di tanah.
Oey Sim Tit bertanya dengan penuh keheranan.
"Ayah, bagaimana aku berada di sini?"
Liok Ci Khim Mo menyahut dengan wajah berubah.
"Jangan banyak bicara, kau perlu istirahat!"
Tangannya dikibaskan memberi isyarat para anak buah,
Maka bermunculan empat orang lalu menggotong Oey Sim Tit
ke dalam istana Cin Cun Kiong,
Liok Ci Khim Mo membalikkan badannya sambil tertawa
pada Hek Sin Kun.
"Hek Sin Kun, kalau kau tidak membokong bocah itu,
mungkin dia sudah kabur! Aku dapat mengundangmu ke mari,
sungguh ini merupakan keberuntungan bagiku!"
Walau di dalam istana Ci Cun Kiong terdapat banyak kaum
golongan hitam, namun tiada seorang pun yang dapat
disejajarkan kepandaian mereka dengan Hek Sin Kun, Oleh

1860
karena itu, Liok Ci Khim Mo mengucapkan beberapa patah
kata untuk menyanjungnya,
Hek Sin Kun tertawa, merasa bangga atas pujian Liok Ci
Khim Mo.
"Ha ha! Ci Cun, jangan terlampau menyanjung diriku,
kalau bukan karena Pat Liong Thian Im yang maha hebat,
bagaimana mungkin aku mampu menangkap bocah itu?"
Betapa puasnya hati Liok Ci Khim Mo mendengar itu maka
tertawa bangga.
"Hek Sin Kun, kini rimba persilatan selain diriku, tentunya
adalah kau yang nomor wahid! Kau baru tiba kemarin, aku
belum berunding denganmu bagaimana menghadapi musuh
tangguh. Bagaimana kalau malam ini kita berunding
bersama?"
Semua orang melihat Liok Ci Khim Mo begitu menghargai
Hek Sin Kun. Mereka pun amat kagum pada orang itu,
"Ci Cun, bocah itu sebenarnya juga sedang bertikaL
Bagaimana kalau setelah aku menghukumnya, baru
diserahkan kepada Ci Cun?"
Liok Ci Khim Mo manggut-manggut,
"Baik! Baik! Besok sore undang semua orang, kita akan
berunding di ruang besar!"
Seketika semua orang bertepuk-sorak, Liok Ci Khim Mo
memandang ke sana ke mari dengan dada terangkat,
wajahnya yang buruk itu tampak berseri seri,

1861
Setelah agak reda suara tepuk-sorak itu, Liok Ci Khim Mo
mengibaskan tangan nya. Maka semua orang bergerak
mengelilingnya, lalu semua mengiringinya masuk istana Ci Cun
Kiong,
Hek Sin Kun mendekati Lu Leng, memandang sambil
tertawa panjang,
"Ha ha haaa! Bocah, hari ini kau mau bilang apa lagi?"
Saat ini, Lu Leng sudah siuman, Karena Liok Ci Khim Mo
hanya memetik tali senar harpa Pat Liong Khim dalam waktu
sebentar, maka tadi Lu Leng tidak terlalu parah menderita
luka dalamnya
Namun jalan darah Tay Pai Hiat dan Cih Hai Hiatnya telah
terbelenggu Ketika siuman, diapun mengerahkan hawa
murninya untuk membuka totokan itu, tapi tidak berhasil
Ketika Hek Sin Kun bercakap-cakap dengan Liok Ci Khim
Mo, Lu Leng pun mendengarnya. Maka dia teringat pada Mo
Liong Seh Sih. Dia tidak mengerti dan merasa heran, ternyata
Mo Liong Seh Sih, tokoh yang berjiwa gagah itu, mempunyai
anak yang berlaku jahat seperti Hek Sin Kun ini,
Namun, teringat pada Oey Sim Tit dan Liok Ci Khim Mo, Lu
Leng tidak merasa heran lagi, Di saat Hek Sin Kun berbicara
padanya, dia tidak bersuara, hanya menatap Hek Sin Kun
dengan mata berapi-api. Kali ini dirinya merasa telah gagah
kegagalan yang justru karena munculnya Hek Sin Kun.
Hek Sin Kun tertawa gelak, kemudian menjinjing Lu Leng
menuju ke dalam istana Ci Cun Kiong, Karena Liok Ci Khim Mo
menyambut dengan istimewa terhadap Hek Sin Kun, maka
semua orang pun amat menghormati nya.

1862
Hek Sin Kun menjinjing Lu Leng ke dalam kamarnya, lalu
menaruhnya ke bawah, Lu Leng tidak tahu Hek Sin Kun akan
menghukumnya dengan cara apa. Lu Leng telah pasrah apa
pun yang akan dihadapinya dari anak Mo Liong Seh Sih ini,
Setelah menaruh Lu Leng di lantai, Hek Sin Kun segera
menyobek bajunya bagian punggung. Lu Leng tidak tahu Hek
Sin Kun mau berbuat apa, maka diam saja.
Tampak Hek Sin Kun mengeluarkan sebuah Holou
(Semacam kendi berbentuk seperti angka de-lapan), Holou itu
berwarna merah dan tampak indah sekali. Lu Leng tidak tahu
Holou itu berisi apa, Hek Sin Kun tertawa-tawa sambil
membuka tutup Holou itu, seketika Lu Leng mencium aroma
yang amat harum. Dia tahu itu bau arak.
Aroma arak itu amat keras, sekejap sudah menyebar ke
seluruh kamar, Lu Leng tercengang dalam hati, karena Holou
itu begitu kecil, tapi menyebarkan aroma arak yang begitu
keras, Dia menduga tentu itu arak istimewa,
Akan tetapi, untuk apa Hek Sin Kun mengeluarkan Holou
itu, Apakah Hek Sin Kun akan mengambil jantung hatinya
untuk disantap dengan arak wangi itu? Benar juga! Hek Sin
Kun mendadak mengeluarkan sebilah belati yang amat tajam.
Melihat itu, keringat dingin mengucur membasahi sekujur
badan Lu Leng, Dia tidak menyangka, akhirnya dirinya akan
binasa di dalam istana Ci Cun Kiong, bahkan binasa di tangan
Hek Sin Kun.
Ketika mengambil keputusan untuk mengantar Oey Sim Tit
ke istana Ci Cun Kiong, dia memang telah membayangkan
kejadian buruk akan menimpa dirinya, Namun tak pernah

1863
hatinya menduga akan menghadapi malapetaka di tangan Hek
Sin Kun, bukan oleh Pat Liong Thian Im milik Liok Ci Khim Mo.
Lu Leng terus menatap Hek Sin Kun dengan mata tak
berkedip, sementara Hek Sin Kun mulai menghampirinya
Namun entah kenapa meskipun belati tajam digenggamnya,
Hek Sin Kun tidak segera menusuk Lu Leng,
Dia menaruh belati itu ke atas meja, tapi kemudian
diambilnya lagi, Lalu dengan ibu jarinya, dia mencoba
ketajaman belati itu. Dan tiba-tiba secepat kilat dia memutar
badannya sambil mengayun-ayunkan belati itu ke arah Lu
Leng.
Meskipun hatinya merasa tegang, Lu Leng tampak
terdiam, Dan ternyata Hek Sin Kun tidak segera menusuknya,
Dia tertawa, bergelak mengejek Lu Leng, Tiba-tiba dengan
cepat dia meletakkan pisau belati nya ke atas kepala Lu Leng.
Dan...
Sretts!
Tahu-tahu saja Hek Sin Kun menggerakkan belati nya.
seketika itu juga rambut di kepala Lu Leng telah terpangkas
hampir separuhnya! Kini Lu Leng baru tahu, Hek Sin Kun tidak
akan segera turun tangan, melainkan cuma ingin mencoba
ketajaman belatinya.
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam, tidak mempedulikan
Hek Sin Kun. Dia harus menggenggam kesempatan sebaikbaiknya,
Sebelum Hek Sin Kun sempat turun tangan dia harus
dapat membebaskan totokan yang membelenggu jalan
darahnya.

1864
Akan tetapi, walau telah berusaha mencoba beberapa kali,
Lu Leng tetap tidak mampu membuka totokan itu,
Tampaknya Hek Sin Kun pun telah menduga akan hal
tersebut Maka ketika menotok jalan darah Lu Leng, tadi dia
menggunakan sepenuh tenaga, setelah membabat rambut Lu
Leng, Hek Sin Kun kembali menaruh belati ke atas meja,
Dia mengambil HoIou kemudian menuang beberapa tetes
arak yang kekuning-kuningan di telapak tangannya, Lu Leng
sejauh itu belum juga tahu apa sebenarnya yang akan
diperbuat Hek Sin Kun terhadap dirinya saat itu.
Hek Sin Kun duduk di kursi. Mendadak menggerakkan
telapak tangannya ke arah Lu Leng, tepatnya pada jalan darah
Leng Thay Hiat,
Lu Leng merasa ada serangkum tenaga yang amat kuat
menekan jalan darahnya itu, seketika pemuda itu tergerak,
untuk mengerahkan hawa murninya. Bukan untuk melawan
tekanan lawan, melainkan bermaksud menerima tenaga
tersebut untuk kemudian akan disalurkan ke jalan darahnya
yang tertotok
Benar, Lu Leng berhasil Dia bisa merasakan kedua jalan
darahnya yang tertotok mulai sedikit merenggang, Meskipun
masih dalam keadaan tertotok dia sudah dapat membuka
suara dari mulutnya,
"Hek Sin Kun, kau ingin berbuat apa?"
Bentakan Lu Leng yang keras dan secara tiba-tiba ternyata
sungguh mengejutkan Hek Sin Kun. Tampak badannya
tergoncang, nyaris jatuh bersama kursi yang didudukinya.

1865
Namun ketika melihat Lu Leng hanya dapat bersuara, tidak
bisa bergerak, legalah hatinya, Dia tertawa dingin seraya
menyahut
"Sebentar lagi kau akan mengetahuinya!"
Lu Leng merasa telapak tangan Hek Sin Kun bergerakgerak
di punggungnya, ditujukan pada jalan darah yang di
situ,
Dia tetap belum tahu apa yang akan diperbuat orang itu.
Maka karena rasa penasarannya dia berkata,
"Hek Sin Kun, kau ingin menyiksa diriku, itu hanya mimpi!
Kim" aku ingin membunuh diri. Tak sulit bagiku
melakukannya...,"
Mendengar itu, air muka Hek Sin Kun berubah. Walau
cuma sekilas, Lu Leng dapat melihatnya dengan jelas. Tentu
saja Lu Leng heran. Dia ingin membunuh diri, kenapa Hek Sin
Kun malah jadi gugup? Apakah Hek Sin Kun tidak
menghendakinya mati?
Saat Lu Leng sedang berpikir Hek Sin Kun berkata dengan
dingin.
"Bocah busuk, kalau kau mau bunuh diri, itu urusanmu
sendiri!"
Lu Leng tertegun, sebab nada perkataan Hek Sin Kun
sepertinya memang tidak menghendaki Lu Leng mati, Maka
anak muda itu terus berpikir, karena sungguh menjadi amat
penasaran dengan sikap Hek Sin Kun.

1866
"Hm! Memang harus mati, Lebih baik mati bunuh diri dari
pada mati di tanganmu!" dengusnya dengan dingin dan
menatap Hek Sin Kun.
Karena merasa gusar sekali, Hek Sin Kun mengayunkan
tangan kirinya menampar Lu Leng,
Plak!
Warna merah telapak tangan membekas di pipi Lu Leng,
Namun karena berang dan marah, Lu Leng mencaci-maki.
"Binatang! padahal ayahmu amat gagah!"
Hek Sin Kun tertawa dingin,
"Kau mencaci lagi, itu berarti cari penyakit!"
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam,
"Kau mau apakan diriku, cepat katakan!"
Hek Sin Kun tertawa licik sambil memandang-nya.
"Aku menghendakimu membayar sesuatu padaku!"
Lu Leng tercengang, Kelihatannya Hek Sin Kun memang
tidak bergurau dengan kata-katanya itu,
"Aku harus membayar apa padamu?"
Hek Sin Kun menyahut sepatah demi sepatah. "Cit Sek
Ling Che!"

1867
Mendengar hal itu Lu Leng tercengang kaget, Namun
kemudian tertawa.
"Ha ha ha! Ling Che tujuh warna telah kumakan,
bagaimana caramu agar aku mengembalikan padamu?"
Hek Sin Kun menyahut dengan dingin.
"Ketika aku meninggalkan gunung Tang Ku Sat, aku
bertemu seorang kawan lama, ketika menyinggung tentang Cit
Sek Ling Che, dia terus mengatakan "Sayang sekali", tapi
mengajariku semacam cara, agar kau dapat mengembalikan
Cit Sek Ling Che itu padaku! Bocah busuk, kalau kau ingin
hidup, jangan coba macam-macam!"
Lu Leng tertawa dingin,
"Hek Sin Kun, tidakkah kau sedang bermimpi di siang hari
bolong?"
"Ha ha haa! Tidak. Aku tidak sedang bermimpi, bocah
busuk! sekarang aku menggunakan arak yang sudah berusia
dua ratus tahun. Jika kuoleskan pada jalan darahmu yang di
bagian Jin Tok, kemudian aku akan menekan dengan
Lweekang, maka darahmu mengalir terbalik! Setelah itu..."
Hek Sin Kun menjulurkan tangannya mengambil belati di meja
lalu melanjutkan sambil tertawa-tawa. "Dengan belati tajam
ini, aku akan menusuk urat nadimu untuk mengeluarkan
darahmu yang di bagian Jin Tok! Aku akan menghisap
darahmu. Meskipun tidak dapat dibandingkan dengan Cit Sek
Ling Che, tapi aku tahu akan sangat bermanfaat bagiku!"
Mendengar itu, bukan main terkejutnya Lu Leng. wajahnya
jadi kian memucat

1868
"Kau bilang aku tidak akan mati, bukankah kau
berbohong?"
Hek Sin Kun tertawa dingin,
"Untuk apa aku membohongimu? Memang kau tak akan
mati, tapi Lweekangmu akan lenyap musnah !"
Lu Leng tertawa aneh,
"Bagus sekali perkataanmu, Lweekangku lenyap, padahal
berada di dalam istana Ci Cun Kiong, Kau kira aku bisa
terbang ke langit? Kau jangan bermimpi, kini aku mati,
usahamu pasti sia-sia!"
Lu Leng tahu tidak dapat meloloskan diri. Usai berkata
begitu, hawa murninya bergejolak, Setelah itu sekujur
badannya pun mengeluarkan suara bergemeretekan.
Air muka Hek Sin Kun langsung berubah menyaksikan Lu
Leng itu,
"Bocah busuk! Begitu pukulan Hek Sah Ciang-kun
dilancarkan kau pasti terluka parah! itu hanya akan
mengurangi sedikit khasiat darahmu itu, tapi setelah itu, kau
pasti mampus!"
Wajah Lu Leng tampak memerah ketika hawa murninya
bergejolak,
"Kalaupun terpaksa harus mati, huh, apa yang
kutakutkan?!" ujar Lu Leng menatap Hek Sin Kun.

1869
Hek Sin Kun segera mengangkat sebelah tangannya.
Tampak telapak tangannya hitam mengkilap, tapi kemudian
diturunkan seraya membentak
"Bocah busuk, kau dengarkan dulu!"
"Apa yang ingin kau katakan, katakanlah! Untuk apa
berteriak-teriak seperti setan iblis!"
Hek Sin Kun menatapnya dengan bengis,
"Kalau kau tidak membuat hawa murnimu bergejo!ak, aku
jamin kau dapat meloloskan diri!"
Mendengar itu Lu Leng jadi tertegun diam. Dia mulai
menenangkan hati agar hawa murninya tidak bergejo!ak, Hek
Sin Kun memang sudah menguasainya tapi sudah pasti dia
tidak akan melukainya, Sebab orang ini sangat membutuhkan
darahnya,
Menyadari hal itu Lu Leng pun tertawa,
"Kau berani menjamin aku dapat meloloskan diri dari
istana Ci Cun Kiong ini?" tanyanya kemudian, seakan tidak
percaya ucapan Hek Sin Kun tadi.
“Tidak salah! Meskipun kau akan kehilangan sebagian
besar Lweekangmu, tapi nyawamu pasti selamat!" sahut Hek
Sin Kun meyakinkan. "
Lu Leng langsung me1udah.
"Phui! Kau adalah binatang, bicaramu seperti kentut!
Bagaimana aku mempercayaimu?"

1870
Wajah Hek Sin Kun langsung memerah mendengar cacian
Lu Leng.
"Bocah busuk, betulkah kau ingin cari mati?" "Kau
menghendakiku percaya, itu tidak sulit, asal ada seseorang
jadi saksi saja!" " Siapa yang harus jadi saksi?"
Lu Leng memberitahukan.
"Kau boleh pergi mencari putra Liok Ci Khim Mo untuk
menjadi saksi!"
Lu Leng menghendaki Oey Sim Tit jadi saksL Dia berharap
Hek Sin Kun tidak tahu akan hubungannya dengan Oey Sim
Tit itu. Asal Oey Sim Tit sampai di situ, pasti melarang Hek Sin
Kun turun tangan jahat terhadapnya.
Lu Leng baru usai berkata, Hek Sin Kun sudah tertawa
gelak dan berkata,
"Kau jangan bermimpi, aku bukan anak kecil!"
Mendengar kata-kata Hek Sin Kun itu, Lu Leng menyadari
kalau rencananya telah gagal
"Bocah busuk, kini jalan satu-satunya bagimu, hanya
mempercayaiku!" bentak Hek Sin Kun. sementara itu tiba-tiba
Lu Leng teringat akan sesuatu,
"Hek Sin Kun, tidak sulit membuatku agar mempercayaimu
tapi kau harus mempercayaiku juga!" ujar Lu Leng
memancing.
Hek Sin Kun mengernyitkan kening tajam, menatap Lu
Leng. Lalu bertanya.

1871
"Harus mempercayaimu apa?"
Sembari berkata, telapak tangan Hek Sin Kun terus
menggosok-gosok punggung Lu Leng dengan arak wangi.
"Kalau kau membebaskan totokanku, aku berjanji, jika
dapat lolos dari sini aku akan mengambil sesuatu yang
sebanding dengan Cit Sek Ling Che untukmu!"
Hek Sin Kun tertawa dingin
"Cara ini cukup baik, tapi setelah kau mengambil yang
kuinginkan itu, mungkin aku sudah mati di bawah Kim Kong Si
Cimu itu!"
"Hek Sin Kun, pernahkah kau dengar Empat Puluh
sembilan Lorong Rahasia?"
Hek Sin Kun tertegun, sehingga telapak tangannya yang
bergerak itu langsung berhenti Matanya menyorot tajam
menatap Lu Leng.
"Kau tahu jalan rahasia yang dapat menembus lorong
rahasia itu?"
Sesungguhnya Lu Leng cuma tahu Lorong Rahasia itu, Dia
tak yakin dapat menemukan cara memasukinya, Tapi setelah
berpikir sejenak, dia mengangguk
"Tidak salah, ayahmu telah memberitahukan padaku,
Kalau kau bersedia melepaskan ku, aku akan pergi ke Lorong
Rahasia guna mengambil suatu pusaka untukmu!"

1872
Mata Hek Sin Kun menyorot bengis, terus menatap Lu
Leng tanpa bersuara, sementara hati Lu Leng berdebar-debar
tegang, menunggu jawabannya,
"Bocah busuk, pernahkah kau pergi ke gudang penyimpan
benda pusaka itu?" tanya Hek Sin Kun kemudian.
Begitu mendengar itu, Lu Leng menarik nafas lega,
"Tidak salah!" jawabnya meyakinkan
Hek Sin Kun tertawa aneh,
"Bocah busuk, kau ingin macam-macam di hadapanku ?
jangan coba-coba!"
"Kalau aku membohongimu, biar aku mati tanpa kuburan!"
ujar Lu Leng bersungguh sungguh,
"Kini kau sudah hampir mati tanpa kuburan, masih
bersumpah apa?"
Lu Leng tahu, Hek Sin Kun tidak percaya akan apa yang
dikatakannya, Namun dari perubahan nada suaranya saja Lu
Leng bisa memahami kalau Hek Sin Kun mulai bimbang.
"Hek Sin Kun, di antara kita berdua memang terdapat
dendam yang amat dalam. Namun kalau hari ini kau bersedia
membantu meloloskan diri, aku tidak akan melupakanmu, Aku
akan menempuh bahaya memasuki Empat Puluh sembilan
Lorong Rahasia untuk mengambil suatu pusaka untukmu."
Hek Sin Kun bangkit berdiri Dia berjalan mondar-mandir di
dalam kamar itu, kemudian dengan suara dalam dia berkata
pelan.

1873
"Kalau begitu, coba katakan! Di dalam gudang ayahku itu
terdapat benda apa?"
Lu Leng berpikir sejenak, setelah itu menyahut
"Berjumlah tujuh macam pusaka!"
Mata Hek Sin Kun berbinar-binar aneh mendengar itu,
"Sebutkan satu-persatu!"
"Pusaka yang pertama adalah Jala Hitam...."
Ketika Lu Leng menyebut pusaka tersebut, Hek Sin Kun
bersorak kegirangan Namun Lu Leng langsung melontarkan
pertanyaan
"Jala Hitam itu sebetulnya untuk apa?"
Hek Sin Kun melotot sambil menyahut
"Sebutkan benda pusaka lainnya!"
"Di sisi jala Hitam terdapat sebuah lempengan besi.,." Lu
Leng berkata sambil memperhatikan mimik Hek Sin Kun.
Tersirat keserakahan pada wajahnya.
Lu Leng tahu Hek Sin Kun berpengetahuan luas, maka
tahu kegunaan benda-benda pusaka tersebut. Kalau tidak,
wajahnya tidak akan berubah begitu.
Ketika Lu Leng cuma berhenti sejenak, Hek Sin Kun sudah
mendesaknya untuk melanjutkan keterangannya,

1874
"Cepat katakan! Cepat katakan!"
"Masih terdapat sebilah belati berwarna agak kehijauhijauan...."
Mendengar sampai di situ, Hek Sin Kun tak tertahan
langsung bertanya tak sabaran.
"Belati itu... apakah bergaris-garis?"
Lu Leng mengangguk.
"Betul!"
Hek Sin Kun mendesak lagi.
"Cepat beritahukan empat pusaka lainnya!"
"Masih terdapat sebuah kotak giok, tapi tidak tahu apa
isinya, Ada sebilah pedang yang memancarkan cahaya,
sebuah gelang dan sebuah keranjang warna biru, berisi buah
yang masih memiliki dua lembar daun!"
Setiap mendengar Lu Leng menyebut benda-benda pusaka
itu, wajah Hek Sin Kun bertambah berseri, Berbinar penuh
nafsu, tak sabar seperti ingin segera memilikinya,
"Masih ada benda pusaka lain?"
Padahal masih ada sebuah kotak kayu kosong yang
sebetulnya berisi tujuh batang Panah Bulu Api. Namun kotak
kayu itu telah kosong, maka Lu Leng tidak menyebutkannya,
"Tidak ada lagi!"

1875
Hek Sin Kun berjalan mondar-mandir lagi di dalam kamar
itu, Sesaat kemudian dia berkata,
"Bocah busuk, tidakkah ayahku menunjuk jalan, di dalam
lorong itu terdapat empat puluh sembilan jebakan, setiap
jebakan pasti mematikan orang yang memasukinya, kau yakin
dapat masuk ke dalam?"
Lu Leng berpikir sejenak, sebelum akhirnya menyahut
"Aku telah menyanggupimu, tentunya harus menempuh
bahaya demi kau!"
Hek Sin Kun menatap Lu Leng tajam sekali, seolah hatinya
masih meragukan ucapan Lu Leng,
"Bagaimana aku mempercayaimu?"
Mendengar itu, Lu Leng bergirang dalam hati,
"Kau boleh berlega hati, entah kau menghendaki benda
pusaka yang mana? Asal kau beritahukan, dalam waktu satu
tahun, aku pasti memperolehnya untukmu !"
Hek Sin Kun mendengus, kemudian tertawa.
"Bocah busuk, kau harus ingat satu hal, kini nyawamu
berada di tanganku!"
“Tentunya aku tahu, Kalau tidak, bagaimana mungkin aku
akan menempuh bahaya itu?" sahut Lu Leng yang terus
berupaya meyakinkan Hek Sin Kun.
Hek Sin Kun tertawa dingin,

1876
"Bagus kalau begitu, Kau dengar baik-baik! Aku
menghendaki ke tujuh macam benda pusaka itu, kau harus
mengambil semua itu untukku!"
Lu Leng tertegun. Dia tak menyangka Hek Sin Kun berhati
amat serakah seperti itu,
Hek Sin Kun berkata dengan dingin,
"Bocah busuk, kau tidak mengabulkan?"
Lu Leng menghela nafas panjang,
"Hek Sin Kun, ayahmu telah mengatakan, siapa yang
dapat melewati Empat Puluh sembilan Lorong Rahasia itu,
hanya boleh mengambil satu macam benda pusaka saja, Tidak
boleh mengambil semuanya!"
Hek Sin Kun tertawa licik,
Kalau tetap tak mau mengabulkan, terserah kau saja!"
ujarnya bernada mengancam.
Seketika Lu Leng berpikir, kalau dia tidak
mengabuIkannya, kemungkinan besar Hek Sin Kun akan
membunuhnya, Lu Leng merasa tak berharga sama sekali mati
di tangan Hek Sin Kun.
Mo Liong Seh Sih telah menyatakan, siapa yang dapat
memasuki Lorong Rahasia itu, hanya boleh mengambil satu
macam benda pusaka, itu bukan pernyataan kosong, pasti ada
jebakan lain di situ.
Jebakan tersebut sudah pasti menghadapi orang yang
berhati serakah. Siapa yang berhati serakah, pasti akan mati

1877
di dalam gudang itu, itu berarti apabila Lu Leng
mengabulkannya, tidak akan mati di istana Ci Cun Kiong,
melainkan di dalam gudang rahasia itu,
Lu Leng bukan pemuda yang berakal licik,
mengabulkannya dulu lalu tidak pergi menempuh bahaya itu,
Tapi kalau Hek Sin Kun tidak tahu jelas sifat Lu Leng, sudah
pasti tidak akan mempercayai-nya.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya Lu Leng berkata,
"Hek Sin Kun, kalau kau menghendakiku mengambil
semua benda pusaka itu, mungkin akan mencelakai orang dan
mencelakai dirimu sendiri!"
Hek Sin Kun menyahut dengan dingin,
"Bagaimana akan mencelakai orang dan mencelakai diriku
sendiri?"
"Seh Locianpwee sudah membuat peraturan, siapa yang
memasuki gudang rahasia itu, hanya boleh mengambil satu
macam pusaka! Kalau lebih, jebakan pasti bergerak, aku akan
mati di dalam gudang rahasia itu, sedangkan kau tidak akan
memperoleh apa pun!"
Apa yang dikatakan Lu Leng memang masuk akal, dan
berdasarkan kenyataan
Akan tetapi, dalam hati Hek Sin Kun telah timbul
keserakahan, bagaimana mungkin dia mau mendengar itu?
"ltu bukan urusanmu!" bentak Hek Sin Kun dengan mata
tajam menatap dingin ke arah Lu Leng, "Kalau kau masih ingin
hidup, turuti saja apa perintahku!"

1878
Mengetahui Hek Sin Kun tidak mau mendengar, Lu Leng
diam-diam berpikir lagi, Baginya mati di dalam gudang rahasia
dan mati di dalam istana Ci Cun Kiong, bedanya setahun!
Dalam waktu setahun masih bisa pergi mencari Panah
Bulu Api untuk membasmi Liok Ci Khim Mo, maka dendam
kedua orangtuanya terbalas. Setelah itu baginya mati pun
tidak akan penasaran. Oleh karena itu, dia berkata setelah
berpikir sejenak.
"Baik, aku mengabu!kan, cepatlah kau membebaskan
totokan ilu!"
Dengan wajah berseri Hek Sin Kun segera menjulurkan
tangannya untuk membebaskan totokan itu, tapi mendadak
berhenti.
"Bocah busuk, bagaimana kalau kau ingkar janji"
Lu Leng tersenyum getir
"Hek Sin Kun, kau boleh berlega hati Kalau aku berniat
ingkar janji, untuk apa aku harus mempertimbangkannya
begitu lama? Hanya saja aku masih ingin menyadarkanmu,
Kalau kau menghendaki semua benda pusaka itu, aku mati
tidak apa-apa, namun kau tidak akan memperoleh apa pun!"
Hek Sin Kun tertawa dingin,
"Walau aku tidak akan memperoleh apa pun, tapi dapat
melenyapkanmu dengan jebakan ayahku itu, hatiku merasa
puas!"

1879
Lu Leng menarik nafas berat Hatinya dongkol mendengar
ucapan Hek Sin Kun barusan, Namun dia terlanjur sudah
mengabulkannya, kini tak mungkin menjilat kembali ludatmya,
" Cepatlah kau bebaskan totokan ini!" ujarnya kemudian
setelah berpikir sejenak.
Tapak tangan Hek Sin Kun menepuk punggung Lu Leng,
seketika badan Lu Leng jadi ringan, maka langsung mencelat
ke atas,
Begitu Lu Leng mencelat ke atas, Hek Sin Kun segera
mundur, sikapnya seperti sedang menghadapi musuh besar.
Menyaksikan itu, Lu Leng jadi tertawa geli,
"Hek Sin Kun, legakanlah hatimu! Kau telah membebaskan
totokan bagaimana aku akan mencelakaimu?"
Wajah Hek Sin Kun langsung memerah, sedangkan Lu
Leng langsung membalikkan badan nya, lalu melesat ke arah
jendela, Perlahan-lahan dia mendorong daun jendela, dan
langsung saja melompat keluar, Namun mendadak saja
terdengar suara Hek Sin Kun yang terkejut
"Siapa.,.?"
"Hek Sin Kun, ya? Tuan muda sudah siuman, dia berpesan
tidak boleh mencelakai Lu siauhiap! Tuan muda akan segera
ke mari menengok Lu Siauhiap!" ujar seseorang
memberitahukan.
Begitu mendengar sahutan itu, dalam hati Lu Leng
menyesal sekali dan merasa berduka!

1880
Seharusnya dia menduga, setelah siuman Oey Sim Tit
pasti akan merasa heran bagaimana dirinya berada di dalam
istana Ci Cun Kiong, Dan pelayannya pasti memberitahukan
setelah mengetahuinya tentu Oey Sim Tit akan segera
melarang Hek Sin Kun mencelakai Lu Leng,
Namun sayang, Orang yang disuruh Oey Sim Tit itu datang
terlambat Lu Leng telah menyanggupi permintaan Hek Sin
Kun.
Terdengar suara sahutan Hek Sin Kun,
"Harap lapor kepada tuan muda," terlambat selangkah, Lu
Leng sudah mati ini adalah perintah dari Liok Ci Khim Mo,
jangan mempersalahkanku!"
Orang itu menyahut, lalu melangkah pergi.
Lu Leng tahu Oey Sim Tit pasti berduka sekali. Namun
saat ini, Lu Leng tidak dapat memperlihatkan diri, Walau Oey
Sim Tit akan melindunginya, tapi Liok Ci Khim Mo tetap
menghendaki kematiannya. Karena itu, Lu Leng harus segera
meninggalkan istana Ci Cun Kiong,
Dia cepat-cepat mengerahkan Ginkang, melesat pergi
dengan hati-hati sekali- Beberapa kali dia harus menyelinap
bersembunyi menghindari mata para penjaga.
Tak seberapa lama kemudian, dia sudah keluar melalui
pintu gapura, terus melesat pergi.
* * * *

1881
Bab 88
Lu Leng merasa dapat lolos dari mulut harimau, Dia
bersyukur dalam hati, meskipun harus mengumbar janji, dia
akhirnya bisa lepas dari ancaman maut Hek Sin Kun. Dia terus
berlari, menjauh dari tempat istana Ci Cun Kiong, Hingga
akhirnya dia sampai di sebuah goa, Di dalam goa inilah dia
teringat akan gurunya,
Lu Leng teringat ketika bertemu Oey Sim Tit dalam
keadaan terluka parah, hatinya sudah merasa heran, ilmu
Ginkangnya begitu tinggi, bagaimana bisa dilukai orang
dengan menancap belati di punggungnya?
Tapi pada waktu itu, dia hanya berpikir bagaimana cara
menolong Oey Sim Tit, tidak memikirkan yang lain, Maka dia
langsung membawa Oey Sim Tit ke istana Ci Cun Kiong,
sehingga mengalami kejadian itu dan tiada waktu untuk
berpikir urusan lain,
Kini begitu teringat pada Tong Hong Pek, Tam Sen suami
istri, dan lainnya, barulah dia merasa urusan tidak beres,
Karena Oey Sim Tit bertugas melindungi mereka, namun
dia justru terluka parah. Lalu bagaimana dengan Tong Hong
Pek dan lainnya? Memang Tong Hong Pek dan lainnya
berkepandaian tinggi, tapi luka yang diderita mereka belum
sembuh. Kalau bertemu musuh tangguh, sudah pasti sulit
mereka menghadapinya.
Oey Sim Tit terluka parah, pertanda keadaan Tong Hong
Pek dan lainnya pasti dalam bahaya, Putra Liok Ci Khim Mo itu
memiliki ilmu Ginkang yang amat tinggi, bertemu musuh
tangguh yang manapun, dia pasti dapat meloloskan diri.

1882
Tentu, luka parah yang dideritanya itu akibat dia tidak mau
pergi begitu saja.
Kalau dikatakan Oey Sim Tit demi melindungi kelima orang
itu, sehingga tidak mau kabur, maka terluka parah, itu
memang mungkin,
Lu Leng terus berpikir, sebetulnya Tong Hong Pek, Tam
Sen suami istri dan lainnya bertemu musuh tangguh yang
bagaimana. Hal itu membingungkan Lu Leng, Yang jelas Tong
Hong Pek dan lainnya dalam bahaya,
Oleh karena itu, Lu Leng amat menyesal dalam hati,
karena demi menolong Oey Sim Tit, waktunya habis tersita,
seandainya Tong Hong Pek dan lainnya menghadapi bahaya,
itu akan membuat Lu Leng menyesal seumur hidup.
Berpikir Mnpaji di situ, dia tidak membuang waktu lagi,
badannya bergerak melesat pergi,
Tak seberapa lama sudah sampai di tempat dia bertemu
Oey Sim Tit Lalu dia melanjutkan perjalanan ke arah Oey Sim
Tit muncul
Sekejap mata sudah menempuh empat-lima miI. Namun
tetap sunyi sepi,
Oey Sim TU terluka begitu parah, tentunya tidak dapat
bertahan lama. Namun setelah cukup jauh dia berjalan
ternyata tetap tak menemukan jejak apa pun.
Berselang beberapa saat, dia sudah menempuh beberapa
mil lagi, barulah melihat ada beberapa rumah di depan.

1883
Lu Leng segera melesat ke sana. Setelah dekat matanya
melihat jeias, ternyata sebuah kuil tua.
Semula Lu Leng mengira rumah, berharap ada
penghuninya agar dapat memperoleh sedikit keterangan
Melihat keberadaan kuil yang sudah sangat tua serta
rerumputan liar tumbuh memenuhi pekarangannya, dia yakin
kuil itu tanpa penghuni.
Ketika membalikkan badannya, Lu Leng melihat
seseorang, yang sepasang kakinya tidak menyentuh tanah,
Melihat keberadaan orang itu Lu Leng merasa ngeri. Sekujur
tubuhnya bergetar merinding.
Tanpa sadar dia mundur dua langkah, kemudian
memandang orang itu dengan tegas. Ternyata orang itu
bukan berdiri di udara, melainkan menggantung diri,
Setelah melihat jelas, Lu Leng memungut sebuah batu
kecil, lalu dilemparkan ke arah tali yang mengikat leher orang
itu.
Serrt!
Batu kecil itu meluncur ke arah tali, Lu Leng pun melesat
ke dalam,
Talli itu putus tersambar batu kecil, maka orang yang
menggantung diri merosot ke bawah, Di saat bersamaan, Lu
Leng sudah melesat sampai ke situ. Dengan cepat menyambut
orang itu.
Setelah berhasil menyambut orang itu, Lu Leng tersentak
kaget bukan main, Badan orang itu agak ringan. Dia baru tahu
kalau orang itu wanita, Lengan baju kirinya kosong,

1884
Lu Leng cepat-cepat memandangnya. Wajah wanita itu
pucat pias menyiratkan penderitaannya. Siapa wanita muda
itu? Dia adalah Toan Bok Ang!
Dengan perasaan kalut Lu Leng memeluk Toan Bok Ang.
Namun dia tidak tahu harus berbuat apa. Hanya air matanya
yang terus mengucur!
Dia amat mengerti Toan Bok.Ang mengambil jalan pendek
di dalam kuil tua justru karena dirinya!
Dugaan Lu Leng memang tidak meleset, Toan Bok Ang
menempuh jalan pendek, betul-betul karena dirinya! Dia
teringat, setelah menampar dengan penuh rasa kebencian,
Toan Bok Ang meninggalkannya.
Dengan hati dipenuhi rasa sedih dan merana juga
perasaan sakit dan kecewa gadis itu terus berlari tanpa tujuan,
Tak dapat dibayangkan betapa sedih dan kecewanya hati
Toan Bok Ang. Orang yang sangat dicintainya ternyata tidak
pernah mencintai diri nya.
Ia menganggap orang yang sangat dicintainya hanyalah
selalu berkata manis, Namun hatinya tak punya cinta
untuknya, perasaan hancur di hatinya itulah yang terus
membawanya pergi. Hingga akhirnya tanpa sadar dia sampai
di kuil tua. Dengan langkah tersaruk-saruk dia menuju kuil itu,
Mungkin karena hancur luluhnya perasaan. Beberapa kali
ia telah terjatuh selama berlari Aneh memang, Seorang yang
berkepandaian cukup tinggi macam dirinya, mengalami
beberapa kali terjatuh
Tak seberapa lama, dia sudah sampai di depan kuil tua.
Ketika dia mendorong pintu gerbang kuil tua itu, terdengar

1885
suara deritnya yang menyakitkan telinga, Hatinya merasa
suara deritan pintu itu seakan menertawakan nasib dirinya.
Dia menutup telinganya sambil maju beberapa langkah.
Sekali lagi tubuhnya yang dirasakan lemas, terjatuh. Ketika
kepalanya mendongak, dia melihat sebuah patung Buddha Bie
Lek Hud (Buddha Ter-tawa) yang berperut gendut
Wajah patung Bie Lek Hud tertawa lembut dan welas asih.
Namun dalam penglihatan Toan Bok Ang, patung Buddha Bie
Lek Hud itu justru sedang mentertawakan dirinya, Hal itu
membuat hatinya semakin sedih dan putus asa. Akhirnya dia
mengambil keputusan untuk menggantung diri!
Kebetulan di dalam kuil tua itu terdapat seutas tali, dia
memandang tali itu seraya bergumam.
"Tak disangka aku harus mengakhiri hidup di dalam kuil
tua ini!"
Seusai bergumam dia pun merasa dirinya makin jauh
dengan dunia, Segera diambilnya tali itu, kemudian dilempar
ke atas sebuah tiang yang melintang di atas kepalanya,
setelah itu, dia mengambil sebuah kursi, naik ke atas kursi itu
dan mengikat lehernya dengan tali, Kakinya menendang kursi
sehingga dirinya bergantung di situ.
Semula sepasang kakinya masih bergerak-gerak, tapi
kemudian diam dan tenang, Apapun mulai terasa jauh,
termasuk cinta dan kebencian Semua itu semakin jauh seiring
dengan lenyapnya kesadaran dirinya.
Kini tubuhnya berada dalam pondongan Lu Leng. Dengan
hati kalut pemuda itu terus membawanya ke tempat yang
cukup lega, Kemudian Toan Bok Ang diletakkan di lantai,

1886
kemudian segera dia menyalurkan hawa murni ke dalam
tubuh nya.
Kening Lu Leng mengucurkan keringat Hatinya merasa
tegang, Kalau Toan Bok Ang sampai mati karena dirinya, tentu
Lu Leng akan sangat berduka selama-lamanya.
Namun tiba-tiba saja Lu Leng tersentak girang ketika dari
tenggorokan Toan Bok Ang terdengar suara seperti nafas yang
tertahan. Merasa lega hati Lu Leng mengetahui hal itu, Maka
dia teruskan untuk menyalurkan hawa murninya ke tubuh
gadis itu. Berselang beberapa saat kemudian mulai terdengar
helaan nafas Toan Bok Ang.
"Kakak Ang! Kakak Ang!" Dengan rasa tak sabar Lu Leng
memanggil-manggil gadis itu, Air matanya bercucuran Rasa
haru menyelimuti hatinya,
Saat itu Toan Bok Ang masih dalam keadaan tak sadar
Telinganya samar-samar mendengar orang yang
memanggilnya, setelah itu ia juga merasakan ada tetesan
hangat jatuh ke pipinya, Air mata Lu Leng yang bercucuran
Dan ketika ia membuka mata tampak Lu Leng setengah
berlutut di hadapannya,
Toan Bok Ang segera memejamkan matanya. Dirinya tak
bisa menyaksikan pemuda itu ada di hadapannya, ia sama
sekali tidak tahu kalau Lu Leng telah menyelamatkan dirinya
dari kematian.
Lu Leng tertegun memandangi Toan Bok Ang yang
memejamkan mata tidak ingin memandangnya.
"Kakak Ang, aku...."

1887
Lu Leng tak mampu melanjutkan kata-katanya. sementara
itu Toan Bok Ang sudah mulai sadar, ia mulai tahu Lu Leng
yang menyelamatkannya.
Dia ingin berteriak-teriak menyuruh Lu Leng pergi, tapi tak
mampu mengeluarkan suara. Akhirnya ia berkata dengan
suara lemah,
"Kau... mau apa kau menolongku?"
Air matanya pun mulai bercucuran Perasaan haru dan iba
menyelimuti hati Lu Leng, Digenggamnya tangan Toan Bok
Ang erat-erat. .
"Kakak Ang, kenapa kau...."
Toan Bok Ang membuka matanya, memandang Lu Leng
sejenak, tapi kemudian berpaling ke tempat lain.
"Bagaimana kau tahu isi hatiku?"
Sesungguhnya Lu Leng memahami keadaan Toan Bok
Ang, Namun dia tak tahu harus bagaimana menghiburnya, Dia
ingin mengatakan bahwa dirinya akan mencintai Toan Bok Ang
dengan sungguh-sungguh. Namun Lu Leng justru tak dapat
men-cetuskannya, Sebab, yang dicintainya bukan Toan Bok
Ang, melainkan adalah Tam Goat Hua.
Tak mungkin ia mampu memaksakan diri untuk mencintai
gadis ini. Rasa cinta sejati tidak akan pernah tumbuh dengan
dipaksakan Akhirnya Lu Leng pun tak mampu mengucapkan
kata-kata itu. Dia hanya menghela nafas,
"Pergilah kau! Jangan... jangan berada di sisiku!" ujar
Toan Bok Ang dengan hati pedih sekali

1888
Lu Leng diam saja, badannya tak bergerak sama sekali.
"Kakak Ang," ujar Lu Leng kemudian dengan suara
rendah. "Bisakah kau membantu aku?"
Toan Bok Ang tersenyum getir
"Aku masih bisa membantumu apa?"
"Kakak Ang, kemungkinan guruku, Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen suami istri dan lainnya dalam bahaya, Mungkin kau bisa
membantuku. Kita bersama pergi mencari mereka."
Toan Bok Ang bangun dan duduk, Kemudian ia
menggeleng-gelengkan kepala.
"Tidak! Aku tidak ingin melakukan apapun lagi, kau pergi
seorang diri saja!"
Lu Leng memegang bahu nya. Ditatapnya wajah Toan Bok
Ang,
"Kakak Ang, kenapa dengan cara demikian kau
menghancurkan dirimu sendiri?"
Mendadak Toan Bok Ang tertawa terkekeh-kekeh,
"He he he! Apakah aku ingin menghancurkan diriku
sendiri?"
Mendengar itu, Lu Leng merasa dadanya seperti
terhantam palu, Dia sadar, dirinyalah sebenarnya yang telah
menyebabkan Toan Bok Ang berbuat sekeji itu,

1889
“Tidak salah, Kakang Ang, Memang aku yang telah
mencelakaimu."
"Kau sama sekali keliru, aku tidak bermaksud demikian.
Adik Leng, biar bagaimana pun aku tetap mencintaimu, aku
tidak akan membencimu"
Apa yang dikatakan Toan Bok Ang, membuat hati Lu Leng
jadi pilu,
"Kakak Ang kau harus tahu. Hatiku sungguh
menghendakmu gembira, Tidak ingin kau menderita. Aku ingin
setiap hari wajahmu berseri tidak bermuram durja!"
Toan Bok Ang menghela nafas.
"Aaah! Adik Leng, aku tahu itu, Tapi aku juga tahu kau tak
dapat melaksanakan nya sebab kau tidak mencintaiku"
Lu Leng tersenyum getir mendengar ucapan Toan Bok Ang
itu.
"Kakak Ang, justru karena ini, kau sudah tidak mau jadi
orang lagi?"
"Adik Leng, memang benar katamu!" ujar Toan Bok Ang
sambil menghembuskan nafasnya.
Lu Leng bangkit berdiri, dia merasa dirinya sudah tiada
kemampuan lagi,
Ketika melihat Lu Leng bangkit berdiri, Toan Bok Ang
segera berkata dengan lembut

1890
"Adik Leng, kau pergilah! jangan mempedulikanku! Asal
selanjutnya kau selalu ingat padaku, aku sudah merasa
gembira sekali."
Tidak, aku tidak akan meninggalkannya
Toan Bok Ang tertawa sedih.
"Kau tidak meninggalkanku lalu apa yang kau inginkan?"
Lu Leng berpikir lama sekali. Dia tak bisa mengatakan
sesuatu. Namun biar bagaimanapun dia tidak akan
membiarkan Toan Bok Ang berada di kuil tua itu seorang diri,
Ketika dia baru menjulurkan tangannya, ingin memapah Toan
Bok Ang, mendadak terdengar suara seseorang mencegahnya.
"jangan sentuh dia!"
Begitu mendengar suara itu, hati Lu Leng tertegun. Dia
segera meno!eh. Dilihatnya ada sosok bayangan di luar, Orang
itu ternyata si Walet Hijau-Yok Kun Sih ketua Hui Yan Bun.
Tentu saja Lu Leng tersentak kaget melihat iceberadaan
wanita tua itu, Yok Kun Sih melangkah ke dalam mendekati
Toan Bok Ang,
"Anak Ang, kau tidak apa-apa?" tanyanya dengan menatap
sang murid,
Begitu melihat Yok Kun Sih, Toan Bok Ang langsung
menangis. Dia langsung memeluk guru itu,
Padahal Toan Bok Ang sudah berjanji dalam hati, tidak
mau menangis lagi, Tapi begitu melihat gurunya, rasa
dukanya memuncak, Tak tertahan lagi tangispun meledak,

1891
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih menepuk bahu gadis itu,
"Anak Ang, guru pernah bilang apa padamu?"
Toan Bok Ang terisak-isak.
"Guru, jangan,., jangan menyalahkannya!"
Yok Kun Sih menghela nafas panjang.
"Anak bodoh! Kau masih belum sadar?"
"Guru, aku sangat mencintainya.,." ujar Toan Bok Ang
dengan terisak-isak dipelukan gurunya,
Yok Kun Sih membelai-belai Toan Bok Ang, kemudian
menoleh menatap Lu Leng, Namun tatapan mata Yok Kun Sih
walau terlihat serius tidak sebengis beberapa waktu lalu,
"Anak Ang sedemikian baik terhadapmu apakah hatimu
tidak tersentuh?" tanya perempuan tua ketua Hui Yan Bun itu.
Dengan suara rendah dan menundukkan kepala Lu Leng
menjawab pertanyaan Yok Kun Sih.
"Aku amat berduka dalam hati, sulit diuraikan dengan
kata-kata!"
Yok Kun Sih berkata sepatah demi sepatah,
"Sesungguhnya Anak Ang sudah melanggar peraturan Hui
Yan Bun!"

1892
Berkata sampai di situ, Yok Kun Sih berhenti Dia menatap
lekat pemuda itu.
"Tapi cintanya itu amat mengharukan. Sebagai wanita aku
pun merasa terharu. Kalau hatimu juga tergerak, aku pasti
merestui kalian berdua!" ujar Yok Kun Sih seakan merasa iba
terhadap muridnya itu.
Mendengar itu, Lu Leng cuma tersenyum getir Dia tak bisa
berkata apa-apa ketika Yok Kun Sih memapah Toan Bok Ang.
"Anak Ang, mari kita pergi!"
Mereka berdua berjalan pergi, tapi kemudian Yok Kun Sih
berpaling ke belakang menatap kembali ke arah Lu Leng,
"Gurumu dan lainnya berada di sana, tak jauh dari sini!
Keadaan mereka amat berbahaya, Apa kau tak ingin pergi
melihat mereka?"
Tersentak kaget bukan main hati Lu Leng mendengar
pemberitahuan Yok Kun Sih itu,
"Cianpwee, bagaimana keadaan mereka berlima?"
tanyanya karena tak sabaran ingin segera tahu nasib guru dan
kawan-kawannya semua,
Akan tetapi si Walet Hijau-Yok Kun Sih dan Toan Bok Ang
sudah melesat pergi sebelum selesai pertanyaan Lu Leng.
Keduanya dalam sekejap saja telah berada jauh meninggalkan
pemuda itu.
Lu Leng masih melihat Toan Bok Ang berpaling ke
belakang memandangnya membuat hati Lu Leng tambah
berduka,

1893
Karena telah mendengar kabar mengenai guru dan kawankawannya,
maka tanpa membuang-buang waktu lagi Lu Leng
pun melesat meninggalkannya. Dia terus berlari ke arah yang
ditunjukkan oleh si Walet Hijau-Yok Kun Sih. Namun belum
sampai di tempat yang akan dituju, mendadak terdengar
suara tawa bergelak mengejutkannya.
"Ha ha ha! Kalian masih tidak mau keluar?"
Lu Leng terkejut karena mengetahui kalau pemilik suara
itu adalah Liat Hwe Cousu, ketua Hwa San Pai.
Berdasarkan penuturan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
ketika mereka datang dari Lam Hai, pernah melihat Liat Hwe
Cousu menuju ke sana, Tapi bagaimana dia begitu cepat
kembali ke Tiong-goan? Apakah dia yang mencelakai Oey Sim
Tit?
Sambil terus berpikir Lu Leng terus melesat ke tempat itu,
Tak lama dia sudah melihat Liat Hwe Cousu yang tinggi besar
itu, berdiri di depan sebuah goa. Di hadapannya tampak
terdengar setumpuk ranting kering, Dan sesaat kemudian
orang tua itu kembali berkata lagi,
"Kalau kalian tidak mau keluar, aku akan membakar kayu
ranting kering ini. Asap akan mengepul ke dalam membuat
kalian mati kehabisan nafas!"
Terdengar suara sahutan seseorang dari dalam goa. Lu
Leng tahu, itu suara Seh Cing Hua.
"Liat Hwe Cousu, kau sungguh tak tahu malu!"
Liat Hwe Cousu tertawa ge!ak.

1894
"Ha ha! Siapa pun boleh membuka mulut, hanya kau yang
tak kuperbolehkan!"
ketika Liat Hwe Cousu menyahut, Lu Leng sudah
mendekatinya.
"Liat Hwe Cousu, masih kan kau mengenalku?!" Tiba-tiba
saja Lu Leng berseru.
Liat Hwe Cousu segera membalikkan badannya. Begitu
melihat Lu Leng seketika dia jadi terkejut bukan main. Sebab
menurut dugaannya Lu Leng pasti sudah binasa di dalam
makam Nyonya Mo Liong Seh Sih.
Dan kini pemuda itu muncul di hadapannya, Betapa pun
dirinya adalah seorang yang berkepandaian tinggi, tetap tidak
bisa menyembunyikan rasa terkejutnya,
Di saat dia tertegun, Lu Leng telah mengerahkan
Lweekang, Badannya melesat cepat ke arahnya dengan
mengeluarkan jurus Bwee Hoa Go Cut (Bunga Bwee Memekar
Lima Kali),
Lu Leng tahu Liat Hwe Cousu berkepandaian amat tinggi
sekali, tidak dibawah gurunya maupun Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen. sehingga tidak bisa gegabah untuk bisa mengalah
kannya, Namun dia yakin asal dapat mengulur sedikit waktu,
Tong Hong Pek dan iainnya pasti bisa kabur
Oleh karena itu, Lu Leng menyerangnya dengan sepenuh
tenaga, agar Liat Hwe Cousu tak dapat balas menyerang.
Karena saat itu dirinya masih diliputi rasa heran atas
munculnya Lu Leng, maka kurang menyadari kalau pemuda
itu menyerangnya, Mendadak dia merasa ada serangkum

1895
tenaga meluncur cepat ke arahnya yang diiringi suara
menderu keras dan menggetarkan
Melihat serangan Lu Leng yang begitu dahsyat, tentunya
dia tahu betapa hebatnya ilmu Kim Kong Sin Ci. Walau
Lweekangnya sendiri amat tinggi, namun tidak dapat
dibandingkan dengan Kim Kong Sin Ci.
Oleh karena itu, kalau Liat Hwe Cousu khawatir, jika
menggunakan tenaga keras justru akan mencelakakan dirinya,
itu membuatnya berpikir dua kali untuk mengatasi serangan
Lu Leng, Tiba-tiba saja badannya berputar, jubahnya ikut
mengembung. Dan tahu-tahu dirinya sudah mencelat mundur
beberapa depa.
Lu Leng sudah menduga serangannya tidak gampang
menyentuh badan Liait Hwe Cousu, Ketika melihat Liat Hwe
Cousu mencelat mundur, dia pun cepat melesat memburunya.
Di saat melesat ke depan, jurus Thian Te Kun Tun (Langit
Bumi Kacau Balau) dikeluarkan untuk melancarkan serangan
lebih lanjut serangan itu menimbulkan suara menderu-deru.
Bagaikan sebuah jala meluncur ke arah kepala Liat Hwe
Cousu,
Liat Hwe Cousu belum sempat berdiri tegak ketika
serangan kedua sudah menyusul Hal itu membuat Liat Hwe
Cousu menggeram. Lalu mendadak dia mengibaskan kedua
lengan jubahnya ke depan,
Liat Hwe Cousu tergolong jago kelas satu dalam rimba
persilatan sedangkan Lu Leng masih terlalu muda jika
dibandingkan dirinya, Namun pemuda ini memang berbakat
dan pandai sehingga digolongkan tingkat atas tokoh persilatan

1896
Lu Leng melihat jurusnya hampir berhasil mengenai badan
Liat Hwe Cousu. Dia hampir tak percaya hal itu, karena tahu
tidak terlalu gampang melawan Liat Hwe Cousu, Namun Liat
Hwe Cousu mengibaskan kedua lengan jubahnya ke depan,
Hal ini membuat Lu Leng merasakan ada tenaga amat dahsyat
menerjang ke arahnya, sehingga badannya condong ke
belakang,
Namun sebelum kembali tegak, telunjuk kanannya sudah
menjulur ke depan, menyerang Liat Hwe Cousu dengan jurus
It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit).
Karena Liat Hwe Cousu mengibaskan lengan jubahnya
dengan delapan bagian tenaga, sedangkan Lu Leng
menyerang sepenuh tenaga, maka tenaga Liat Hwe Cousu
terhalau, Hal ini sungguh di luar dugaan,
Ketika Liat Hwe Cousu merasakan itu, tenaga telunjuk Lu
Leng sudah menerjang ke arahnya, ingin dia berkelit tapi
sudah terlambat. Tenaga telunjuk itu telah menghantam telak
perutnya,
Namun orang tua itu memiliki hawa murni yang amat kuat,
melindungi seluruh badannya. sehingga begitu ada tenaga
serangan dari luar, otomatis hawa murninya akan melawan.
Kemungkinan besar akan menggoncangkan lawan bahkan
mampu membuat luka dalam,
Akan tetapi Lu Leng menggunakan tenaga sepenuhnya
dapat dibayangkan betapa dahsyatnya serangannya itu.
Liat Hwe Cousu merasa perutnya sakit, seperti terhantam
palu yang ribuan kati beratnya, sehingga badannya terdorong
mundur tiga langkah. Namun secepat itu juga dalam keadaan

1897
masih terdorong ke belakang, dia sempat melancarkan
serangan ke arah Lu Leng,
Lu Leng hanya merasa ada serangkum tenaga yang amat
kuat menerjang ke arahnya, membuat badannya berputarputar,
Dia ingin menarik diri tapi sudah terlambat Bukan main
terkejutnya Lu Leng, Dia segera menekuk sepasang kakinya,
kemudian mencelat ke atas, Namun badannya masih berputarputar
di udara, Beberapa saat kemudian meluncur turun.
Tampaknya Liat Hwe Cousu yang sudah geram sekali tak
ingin memberi kesempatan lawannya, Maka dia melangkah
sambil melancarkan serangan susulan,
Lu Leng sudah mengambil keputusan dalam hati dia harus
mengadu pukulan Maka segera saja dia mengerahkan
Lweekang, siap untuk menangkis serangan Liat Hwe Cousu.
Akan tetapi, mendadak terdengar suara orang berseru,
"Tahan!"
Lu Leng dan Liat Hwe Cousu menoleh serentak Tampak
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Tam Sen, Seh Cing Hua,
Tam Ek Hui, dan Han Giok Shia sudah berdiri di dekat tempat
pertarungan
Wajah Liat Hwe Cousu kelihatan gusar sekali melihat
mereka telah keluar dari goa,
"Tunggu aku menghajar binatang kecil ini dulu, baru
membuat perhitungan dengan kalian!"
Seh Cing Hua tertawa dingin sambil memperhatikan Liat
Hwe Cousu,

1898
"Sungguh tak tahu malu, berdasarkan apa kau ingin
menghajar siapa? Dirimu ketua partai besar, namun tiga jurus
telah dipecundang oleh seorang bocah! Kalau pun kau
menebalkan muka dan bertarung terus, seluruh kaum rimba
persilatan pasti akan mentertawakanmu!"
Perkataan Seh Cing Hua amat tajam, membuat wajah Liat
Hwe Cousu langsung memerah. Dan belum sempat Liat Hwe
Cousu membuka mulut, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
sudah menyelak dengan mengeluarkan suara tawa panjang,
"Ha ha haaa! Tok Ciu Lo Sat, kau terlampau memandang
rendah diri Liat Hwe tua! Bagaimana mungkin dia dipecundang
bocah itu dalam tiga jurus ? sesungguhnya dia cuma
mengalah saja!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera menyambung.
Bagian 43
“Tidak salah! Apa yang dikatakan saudara Tong Hong
memang benar!"
Ketika Lu Leng mendengar perkataan Tong Hong Pek, dia
ingin berdebat Tapi setelah mendengar Tam Sen berkata
begitu, dalam hati sudah mengerti bahwa Tong Hong Pek dan
Tam Sen mengetahui keadaan seandainya masih bertarung
dengan Liat Hwe Cousu, sudah pasti pihaknya yang bakal
celaka.
Liat Hwe Cousu bersifat angkuh, tapi apabila disanjung
dengan beberapa patah kata, agar dia tidak kehilangan muka,
pasti akan berhenti.

1899
Oleh karena itu, begitu Tam Sen usai berkata, Lu Leng
segera menyambungnya.
"Liat Hwe Cousu, terima kasih atas kemurahan hatimu
yang telah mengalah tadi!"
Keempat orang ku berkata dengan nada menyanjung.
Dalam hati Liat Hwe Cousu sudah mengerti namun justru tidak
mampu mencetuskan apapun. Kalau dia banyak bicara,
tentunya akan kehilangan muka, karena tadi dia memang
terkena serangan Lu Leng.
Liat Hwe Cousu tertegun, kemudian tertawa dingin.
"Sayang! Sungguh sayang sekali ! Giok Bin Sin Kun juga
tertawa, "Liat Hwe tua, apa yang disayangkan?" "Sayang
sekali, dalam rimba persilatan orang yang bersifat gagah
justru sedikit sekali !H ujar Liat Hwe Cousu,
Mendengar itu, wajah Seh Cing Hua langsung berubah.
“Tua bangka, kau sedang kentut apa?" Liat Hwe Cousu
menyahut dengan dingin "Pat liong Thian Im muncul, Liok Ci
Khim Mo menjagoi rimba persilatan Kalian bertiga malah
bertekuk lutut di hadapan Liok Ci Khim Mo itu!"
Tong Hong Pek dan lainnya mendengar itu langsung
tertawa gelak, Lalu terdengar Seh Cing Hua tertawa sambil
mencaci
“Tua bangka, kelihatannya kau begitu terburu-buru
melakukan perjalanan Apakah kau pergi bergabung dengan
Liok Ci Khim Mo?" Wajah Liat Hwe Cousu membesi "Aku ingin
mendengar penjelasan!" "Penjelasan apa?" tanya Tong Hong
Pek. "Kalau kalian tidak bertekuk lutut di hadapan Liok Ci Khim

1900
Mo, bagaimana putra Liok Ci Khim Mo ada bersama kalian?"
sahut Liat Hwe Cousu,
"Kau masih berani omong begitu, Ketika bertemu saja,
tanpa bertanya lagi langsung melukai Oey Sim Tit! Hutang itu,
cepat atau lambat pasti membuat perhitungan denganmu!"
dengus Tong Hong Pek menatap Liat Hwe Cousu,
Liat Hwe Cousu tertawa dingin,
"Nah, itu! Kalian tidak dapat membersihkan diri lagi!"
Padahal sesungguhnya Tong Hong Pek dan lainnya sama
sekali tidak tahu apa sebabnya Liat Hwe Cousu bersikap
demikian terhadap mereka,
Liat Hwe Cousu tak punya dendam dengan mereka, lagi
pula pada dasarnya Liat Hwe Cousu bukan orang jahat Kini
mereka baru mengerti ternyata Liat Hwe Cousu mengira
mereka telah bergabung dengan Liok Ci Khim Mo.
* * * *
Bab 89
Mereka berlima melanjutkan perjalanan. Oey Sim Tit di
depan menunjuk jalan. Sampai di tempat itu mereka melihat
Liat Hwe Cousu muncul dari arah yang berlawanan, Dari jauh
Tong Hong Pek sudah melihatnya, Dia merasa heran karena
Liat Hwe Cousu mendadak muncul di situ, Dan tahu-tahu saja
sudah menghampiri Oey Sim Tit.
"Liat Hwe tua, kau mau ke mana?" Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek langsung bertanya.

1901
Seusai Tong Hong Pek berkata, mendadak Liat Hwe Cousu
menggeram sambil menjulurkan tangannya mencengkeram
Oey Sim Tit. Betapa terkejutnya Oey Sim Tit yang duduk di
punggung kuda. sebelah tangannya menekan punggung kuda,
lalu mencelat ke atas sambil berjungkir balik mengerahkan
Ginkang, Dengan ringan dia mendarat di tanah.
Sesungguhnya begitu kakinya menginjak tanah, dia masih
dapat mengerahkan Ginkang untuk melarikan diri. Akan tetapi
sepasang lengan Liat Hwe Cousu justru diarahkan pada Tong
Hong Pek dan Tam Sen.
Luka kedua orang itu belum pulih, tentunya akan sangat
berbahaya menghadapi Liat Hwe Cousu. Maka Tong Hong
Pek, Tam Sen dan Seh Cing Hua segera meloncat turun dari
kuda. Mereka bertiga bekerja sama menangkis pukulan yang
dilancarkan Liat Hwe Cousu, namun badan mereka tetap
terhuyung-huyung ke belakang,
Menyaksikan itu, tanpa berpikir panjang lagi Oey Sim Tit
langsung mengeluarkan sebilah belati, menerjang ke arah Liat
Hwe Cousu sambil mengerahkan Ginkang,
Di saat bersamaan Liat Hwe Cousu justru sudah siap
bertarung dengan Tong Hong Pek dan lainnya, Begitu melihat
Oey Sim Tit menerjang ke arahnya, dia tertawa gelak,
"Kunang-kunang kecil berani membentur api?"
Berdasarkan kepandaian Oey Sim Tit, tidak terlalu
merendahkan kalau Liat Hwe Cousu berkata begitu, Oey Sim
Tit menyerang dada Liat Hwe Cousu, tapi mendadak ketua
Hwa San Pai itu berkelit
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek segera berseru.

1902
"Sim Tit! jangan pedulikan kami, cepat pergi!"
Oey Sim Tit amat gugup karena serangannya gagal Dia
segera menyerang lagi, Akan tetapi kali ini Liat Hwe Cousu
justru menjulurkan tangannya mencengkeram lengan Oey Sim
Tit. Dengan cepat direbutnya belati yang di tangan Oey Sim
Tit, kemudian ditusukkan ke punggungnya,
Liat Hwe Cousu bergerak begitu cepat sehingga Tong
Hong Pek dan lainnya hanya melihat Oey Sim Tit terluka,
tanpa dapat berbuat apa-apa. Setelah menghujamkan belati
ke punggung Oey Sim Tit, Liat Hwe Cousu mengibaskan
tangannya membuat Oey Sim Tit terpental beberapa depa,
Oey Sim Tit sudah terluka parah, hanya saja luka itu
belum mengucurkan darah. Ketika terpental dia masih bisa
berdiri. Tong Hong Pek dan Tam Sen yang tampak gugup dan
panik saling berteriak.
"Sim Tit! Cepat pulang! Biar bagaimana kau harus sampai
di istana Ci Cun Kiong! Kalau tidak, nyawamu pasti melayang!"
Oey Sim Tit tertegun, lalu membalikkan badannya dan
segera melesat pergi, Di tengah jalan ternyata dia bertemu
dengan Lu Leng, sementara setelah Oey Sim Tit kabur, Liat
Hwe Cousu melancarkan sebuah pukulan ke arah Tong Hong
Pek dan lainnya, Mereka bertiga tetap bekerja sama
menangkis pukulan yang dilancarkan tokoh Ketua Hwa San Pai
itu,
Kalau ketiganya tidak dalam keadaan terluka parah,
tentunya tangkisan mereka akan melukai Liat Hwe Cousu,
Tiga empat jurus kemudian, mereka bertiga sudah
terdesak sampai di sisi sebuah batu besar sehingga tak dapat

1903
mundur lagi, sementara itu pula Han Giok Shia melihat sebuah
goa di belakang. Maka dia segera menarik Tam Ek Hui ke
dalam.
"Desak dia mundur beberapa langkah, lalu masuk ke
dalam goa ini!" Tam Ek Hui menyarankan dengan suara keras
ke arah mereka,
Tong Hong Pek, Tam Sen, dan Seh Cing Hua menoleh ke
belakang. setelah itu, mereka melancarkan pukulan, membuat
Liat Hwe Cousu termundur beberapa langkah, Maka ketiganya
memperoleh kesempatan untuk dapat masuk ke goa itu, Buruburu
mereka memasuki goa.
Liat Hwe Cousu tertawa aneh tak henti-hentinya di luar
goa.
"Bagus! Apakah kalian akan terus bersembunyi tidak mau
keluar lagi?"
"Tua bangkai Kau boleh coba kemari!" seru Seh Cing Hua
sambil tertawa,
Liat Hwe Cousu memang sudah melihat ketiga lawannya
terluka parah, maka berani bertarung melawan mereka.
Namun kini kelima lawannya bersembunyi di dalam goa.
Bagaimana mungkin untuk berani menerjang ke dalam,
Dia tahu jelas Seh Cing Hua telah menguasai semua ilmu
yang tercantum di dalam Kitab iblis peninggalan Mo Liong Seh
Sih. Karena itu tidak mudah menghadapinya, Apalagi kalau
Seh Cing Hua menggunakan racun,

1904
Oleh karena itu, Liat Hwe Cousu cuma berdiri di depan
goa, Kemudian mendadak dia melancarkan sebuah pukulan ke
dalam goa itu.
Namun pada saat yang bersamaan dari dalam goa pun
meluncur keluar suatu benda berwarna kehijau-hijauan. Benda
itu menerobos tenaga pukulan Liat Hwe Cousu,
Liat Hwe Cousu cepat-cepat menarik tenaga pukulannya
sambil meloncat mundur Ketika jatuh di hadapannya benda itu
mengeluarkan suara ledakan kecil dan mengepulkan asap, Tak
lama kemudian rerumputan di sekitar tempat itu berubah
kuning layu.
Bukan main terkejutnya Liat Hwe Cousu mendapati
serangan itu, wajahnya pucat pias.
"Tua bangkai Kalau kau masih berani macam-macam di
luar goa, kau pasti akan merasakan beberapa macam mainan
yang amat menarik lagi!" seru Seh Cing Hua dari dalam goa,
Liat Hwe Cousu tahu Seh Cing Hua tidak omong kosong,
maka dia tidak berani mendekati mulut goa itu. Dia hanya bisa
mencaci-maki karena geram bukan main,
Pada waktu bersamaan, kebetulan si Walet Hijau-Yok Kun
Sih melewati tempat itu. Kalau bukan karena urusan Toan Bok
Ang dengan Lu Leng, dia pasti memunculkan diri.
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih memang berhati sempit,
lantaran membenci Lu Leng, dia membenci Tong Hong Pek
dan lainnya. Maka ketika menyaksikan kejadian itu, dia malah
pergi. setelah bertemu Toan Bok Ang di dalam kuil tua,
akhirnya hatinya tergerak Ketika membawa Toan Bok Ang
pergi, dia memberitahukan tentang keadaan Tong Hong Pek

1905
dan lainnya. Lu Leng segera ke tempat itu, bertemu Liat Hwe
Cousu yang akan membakar ranting kering di depan goa,
Di saat Lu Leng bertarung dengan Liat Hwe Cousu, Tong
Hong Pek dan lainnya berjalan keluar dari dalam goa, Karena
itu, mereka berlima menyaksikan pertarungan tersebut Kini
mereka berlima baru tahu, ternyata Liat Hwe Cousu telah
salah paham, mengira mereka telah bergabung dengan Liok Ci
Khim Mo. Hal itu membuat mereka gusar tapi juga merasa
geli.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menggeleng-gelengkan kepala
seraya berkata.
"Liat Hwe tua, kalau kami tidak terluka oleh kekuatan Pat
Liong Thian Im, cukup salah seorang di antara kami, kau pasti
sudah kelabakan Bagaimana kalau kami bertiga melawanmu?"
"Lalu bagaimana putra Liok Ci Khim Mo bisa bersama
kalian ?" tanya Liat Hwe Cousu.
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek mendengus, kemudian
menyahut
"Liat Hwe tua, apakah kau sudah lupa tentang kejadian di
Cing Yun Ling Go Bi San. Oey Sim Tit merebut harpa Pat Liong
Khim dari tangan ayahnya? Kalau waktu itu dia tidak berbuat
begitu, mungkin kita semua hanya tinggal tutang-belulang
saja!"
Liat Hwe Cousu tertegun mendengar itu. Dia terbungkam,
"Seandainya Oey Sim Tit tidak sampai di istana Ci Cun
Kiong, aku tidak akan menyudahi urusan ini!" lanjut Tong
Hong Pek.

1906
Liat Hwe Cousu tertawa dingin,
"Kau kira aku takut padamu ?"
Lu Leng segera berkata,
"Oey Sim Tit sudah tidak apa-apa!"
Semua tercengang mendengar teriakan Lu Leng.
"Dari mana kau tahu?" tanya Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Lu Leng cepat-cepat menjelaskan tentang dirinya yang
bertemu Oey Sim Tit, juga tentang bagaimana dia menempuh
bahaya maut membawa anak Liok Ci Khim Mo itu ke istana Ci
Cun Kiong,
Mendengar itu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa
gelak
"Saudara Tam, Liat Hwe tua! Kalian lihat bagaimana
muridku ini?"
Liat Hwe Cousu mendengus dingin.
"Hm! sungguh bodoh sekali!"
"Tidak melupakan budi, itu adalah solider! Berani
meloloskan diri, itu gagah! Liat Hwe tua, kau bilang dia bodoh,
bukankah keterlaluan?" tukas Tam Sen.
Apa yang dikatakan Tam Sen membuat wajah Lu Leng
berubah kemerahan

1907
"Paman Tam, jangan berkata begitu!" ujarnya merasa tak
enak hati.
Liat Hwe Cousu jadi membisu mendengar penjelasan Lu
Leng sementara Han Giok Shia melangkah menghampiri Lu
Leng.
"Adik Leng, apa yang dikatakan Paman Tam memang
benar. Oh ya, di mana Nona Toan?"
Begitu Han Giok Shia menyinggung Toan Bok Ang, Lu
Leng langsung menghela nafas panjang. Han Giok Shia
melihat perubahan wajah Lu Leng itu.
"Bagaimana dia?" tanyanya dengan rasa penasaran
Lu Leng berpikir sejenafc, akhirnya dia menceritakannya.
Dengan sedih dia menuturkan pertemuannya dengan Toan
Bok Ang dan Yok Kun Sih di kuil tua,
"Dia dan Yok Cianpwee pergi!" ujarnya mengakhiri
penuturannya,
Semua orang tidak menduga, dalam waktu sehari Lu Leng
mengalami begitu banyak kejadian Karena itu mereka diam
Akan tetapi, mendadak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
bertanya.
"Anak Leng, kenapa kau hilang mendadak?"
Lu Leng diam, kemudian menyahut dengan suara pe!an.
Tong Hong Pek mau bertanya lagi, tapi Liat Hwe Cousu
menyela,

1908
"Apa maksud kalian mengganggu Liok Ci Khim Mo,
bolehlah dijelaskan?"
Sesungguhnya Liat Hwe Cousu amat berkha-watir, Lu Leng
akan menceritakan perbuatannya di gunung Tang Ku Sat.
Kalau kejadian itu tersiar keluar, namanya pasti hancur dalam
rimba persilatan
Lu Leng berhati bajik dan berjiwa lapang, Dia tidak akan
mengungkap tentang kejadian itu. Mengetahui kalau Lu Leng
tidak akan mempermalukan dirinya di hadapan semua orang,
Liat Hwe Cousu berlega hati,
"Dia adalah musuh kita semua, tentunya aku boleh
menjelaskan!" ujar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
menjawab pertanyaan Liat Hwe Cousu.
Mereka semua duduk di sebuah batu besar. Tong Hong
Pek lalu menuturkan tentang kejadian itu, Seusai Tong Hong
Pek bercerita, hari sudah mulai terang.
Setelah mendengar penuturan tersebut, Liat Hwe Cousu
jadi tertegun
"Kalau begitu, aku tidak usah ke istana Ci Cun Kiong lagi!"
ujar Liat Hwe Cousu setelah terdiam cukup lama,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa,
"Liat Hwe tua! Kalau kami menaruh dendam padamu
karena kejadian tadi, kami pasti memanasi hatimu agar kau ke
sana."
Liat Hwe Cousu jadi gusar mendengar itu,

1909
"Pergi ya pergi! Siapa yang takut?"
Seh Cing Hua tertawa,
"Liat Hwe tua! Kita semua sama saja. Tidak perlu gagahgagahan!"
Liat Hwe Cousu diam, namun nafasnya memburu
menahan kegusarannya,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata,
"Liat Hwe tua, kami pernah melihatmu di pinggir laut
Kelihatannya kau ingin menyeberang laut, kenapa mendadak
kembali ke Tionggoan?"
Tidak salah, aku justru ingin bertanya satu hal padamu!"
sahut Liat Hwe Cousu,
“Tentang hal apa?" tanya Tong Hong Pek.
Liat Hwe Cousu menyahut,
"Dulu kematian Beng Tu Lo Jin gurumu...."
Baru berkata sampai di situ, Tong Hong Pek yang
mendengar langsung berubah wajahnya
"Liat Hwe tua, jangan kau teruskan lagi!"
Beng Tu Lo Jin adalah guru Tong Hong Pek. Kematiannya
justru disebabkan oleh perbuatan Tong Hong Pek yang ugalugalan,
Hingga akhirnya Tong Hong Pek diusir dari perguruan
Kalau teringat akan itu, hatinya amat berduka sekali

1910
Oleh karena itu temannya yang tahu bahwa hati Tong
Hong Pek amat menyesal tidak pernah menyinggung tentang
itu, Tapi saat ini, Liat Hwe Cousu justru menyinggungnya,
Ketika Tong Hong Pek memutuskan perkataan Liat Hwe
Cousu, ketua Hwa San Pai itu menjadi tertegun.
"Aku hanya ingin mengetahui jejak seseorang," katanya,
"Siapa?" tanya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
" Ketika itu, Lam Hai Tiat Yeh Tocu-Tiat Sin Ong juga pergi
ke gunung Go Bi San untuk melawat Namun setelah itu,
bersama Pian Liong Sian Po dan Thian Sun Sianjin menghilang
entah ke mana. Kau tahu Tiat Sin Ong pergi ke mana?"
Tong Hong Pek tercengang. Mereka bertiga kehilangan
jejak sudah dua puluh tahun, Kenapa Liat Hwe Cousu
menanyakan jejak Tiat Sin Ong? Pikir-nya.
"Pada waktu itu aku tidak berada di gunung Go Bi San,
bagaimana tahu tentang jejak Tiat Sin Ong?" sahutnya "
Liat Hwe Cousu menghela nafas panjang,
"Kini tingkatan tua Go Bi Pai hanya tinggal kau seorang,
kelihatannya tiada seorang pun tahu jejak Tiat Sin Ong,"
Semua orang diam, sedangkan Lu Leng teringat akan
ayahnya, maka seketika timbul rasa duka dalam hatinya.
"Kenapa kau menanyakan jejak Tiat Sin Ong?" tanya Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen sesaat kemudian.

1911
Liat Hwe Cousu tidak segera menyahut, melainkan
menatap Lu Leng dengan sinar mata aneh. Lu Leng tidak tahu
apa sebabnya Liat Hwe Cousu menatapnya seperti itu.
"Tidak ada apa-apa, hanya sekedar bertanya saja." jawab
Liat Hwe Cousu,
Semua orang tahu bahwa Liat Hwe Cousu tidak mau
berterus terang. Namun mereka sama sekali tidak menduga,
bahwa urusan yang disimpan dalam hati Liat Hwe Cousu
justru berkaitan dengan mereka.
Liat Hwe Cousu bangkit berdiri, kemudian mengusapkan
tangannya ke arah Lu Leng.
"Bocah, kau ke marilah, aku ingin bicara sejenak
denganmu!"
Liat Hwe Cousu melesat tiga empat depa, sedangkan Lu
Leng menjadi ragu untuk mengikutinya atau tidak,
"Anak Leng, kenapa kau tidak ke sana? Apakah masih
takut terhadap Liat Hwe Cousu itu? Jangan khawatir, dia
bukan orang semacam itu!"
Lu Leng berpikir lama sekali, akhirnya melesat ke hadapan
Liat Hwe Cousu, Dia yakin, di hadapan begitu banyak orang,
Liat Hwe Cousu pasti tidak berani mencelakainya,
Setelah Lu Leng berada di hadapannya ketua Hwa San Pai
itu berkata dengan suara rendah.
"Bocah, tentang jejak Panah Bulu Api, apakah kau sudah
tahu?"

1912
Lu Leng menggelengkan kepala,
“Tidak. Setelah Cousu pergi, aku dan Toan Bok Ang
menemukan ruang batu lain. Di ruang itu juga terdapat
sebuah peti mati tembaga, tapi hanya berisi mayat Nyonya Mo
Liong Seh Sih."
"Di dalam peti mati tembaga itu tidak terdapat Panah Bulu
Api?"
Lu Leng menggeleng kepala lagi,
"Tidak. Panah Bulu Api itu memang telah dicuri orang dan
di sana hanya terdapat secarik kertas saja."
Saat itu Liat Hwe Cousu sedang merendahkan suaranya,
namun begitu mendengar perkataan Lu Leng, tanpa sadar
suaranya menjadi tinggi,
"Kertas itu...." Buru-buru Liat Hwe Cousu merendahkan
suaranya lagi, "Di mana kertas itu, cepat perlihatkan
kepadaku!"
Ketika sedang berbicara dengan Lu Leng, Tong Hong Pek
dan lainnya tidak dapat mendengar Namun begitu Liat Hwe
Cousu berseru tentang kertas tadi terdengar jelas, membuat
mereka berlima saling memandang dengan penuh keheranan
"Kertas tersebut telah hancur," sahut Lu Leng,
"Kalau begitu, apa yang tercantum di dalam kertas itu?"
Lu Leng memberitahukan. Setelah mendengar, wajah Liat
Hwe Cousu tampak berseri, dan itu membuat Lu Leng
tercengang,

1913
"Berdasarkan itu, apakah Cousu tahu siapa pencurinya?"
"Omong kosong!" bentak Liat Hwe Cousu, "Bocah, ada
satu hal, kau... kau...."
Ucapannya terhenti, kelihatannya seperti tidak tahu harus
mengatakan apa. “Tentang kejadian di gunung Tang Ku Sat,
kau pernah memberitahukan kepada orang lain?" lanjutnya
setelah berpikir sejenak
Lu Leng tertawa geli, Ternyata Liat Hwe Cousu
memanggilnya hanya karena urusan itu,
"Pernah kuceritakan tapi tidak menyangkut Cousu, "
Liat Hwe Cousu menarik nafas lega,
"Bocah, kau harus ingat! Kejadian di gunung Tang Ku Sat,
tidak boleh kau beritahukan kepada siapa pun, termasuk
gurumu! Kalau kau kabulkan, sudah pasti bermanfaat bagi
dirimu!" pesan nya.
Lu Leng berpikir perbuatan Liat Hwe Cousu yang amat
rendah di gunung Tang Ku Sat, seharusnya dibeberkan
Tapi Lu Leng berhati bajik. Liat Hwe Cousu yang amat
angkuh itu masih mau bermohon ke-padanya. Kalau dia
bersedia menutup mulut, Liat Hwe Cousu pasti berterima kasih
sekali kepadanya dan siapa tahu selanjutnya ketua Hwa San
Pai itu menjaganya.
"Aku menuruti perkataan Cousu," sahutnya,
Liat Hwe Cousu menjulurkan tangannya menepuk bahu Lu
Leng.

1914
"Bagus, Aku pasti tidak akan melupakan kebaikan mu,"
katanya.
Usai berkata begitu, dia melambaikan tangannya ke arah
Tong Hong Pek dan lainnya, kemudian melesat pergi.
Lu Leng kembali ke tempatnya Dia memberitahukan
tentang pembicaraannya dengan Liat Hwe Cousu, tapi banyak
yang dirahasiakannya, Setelah itu, mereka semua melanjutkan
perjalanan.
Hari itu, setelah mereka menempuh tujuh delapan mil, hari
pun sudah malam. Mereka dapat tidur dan beristirahat
Hari berikutnya, Tong Hong Pek dan lainnya sudah mulai
sembuh dari sebagian luka dalam yang mereka derita, Kirakira
tujuh delapan hari lagi, mereka pasti akan pulih,
Sementara itu hati Lu Leng amat berduka karena urusan
Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang. Namun hati semua orang
sedang dilanda urusan masing-masing. Mereka tidak tahu
akan kedukaan Lu Leng saat itu,
Di antara mereka hanya Han Giok Shia yang paling peka,
Dia melihat Lu Leng seperti kehilangan sukma. Han Giok Shia
tahu itu bukan disebabkan urusan Liok Ci Khim Mo, melainkan
risau karena urusan lain.
Malam harinya, mereka bermalam di sebuah desa. Han
Giok Shia mengajak Lu Leng jalan-jalan sejenak
" Adik Leng, hari itu kau hilang secara mendadak, apakah
bertemu Kakak Tam?"

1915
Han Giok Shia bertanya secara tiba-tiba, membuat Lu Leng
tidak bisa mengelak lagi.
"Nona Han, bagaimana kau bisa tahu?" tanya Lu Leng
sambil menghembuskan nafasnya.
Han Giok Shia tersenyum.
"Bagaimana sifatmu, apakah aku tidak mengetahuinya?
Kalau tidak bertemu Kakak Tam, tentunya tidak mungkin kau
membiarkan kami di tempat itu."
Lu Leng menghela nafas panjang lagi
"Aku sendiri pun tidak tahu, begitu melihatnya, aku terus
mengikutinya!" ujar Lu Leng dengan suara rendah,
"Kini tiada seorang pun menyalahkanmu. Oh ya,
bagaimana keadaan Nona Tam?"
"Dia berada di dalam sebuah kuil, ingin jadi biarawati,
setelah bermohon padanya hampir seharian, barulah dia mau
membuka mulut berbicara denganku."
Lu Leng lalu menutur sejelas-jelasnya tentang kejadian
Hu. setelah mendengar, Han Giok Shia merasa ikut berduka,
Dia sebagai orang ketiga, tentunya amat sulit menghibur Lu
Leng.
Han Giok Shia menjadi bimbang, Ketika mau membuka
muIut, mendadak terdengar suara seruan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek.
"Hati-hati! Ada orang ke mari! Anak Leng, cepat kembali!"

1916
Lu Leng dan Han Giok Shia segera kembali. Mereka
berenam berkumpuI. Telinga mereka mendengar suara Tak
Tak Tak" di tempat jauh. Dalam kegelapan, tampak bayanganbayangan
orang, jaraknya kira-kira dua tiga puluh depa,
Bayangan-bayangan orang itu, datangnya amat lamban,
Namun semua orang, tidak mungkin orang biasa melakukan
perjalanan malam! Karenanya setelah melihat bayanganbayangan
orang itu, mereka semua segera bersembunyi di
belakang pohon.
Terdengar suara "Tak Tak Tak" semakin dekat Tak lama
kemudian sudah berada di depan, sekarang mereka melihat
jelas, yang datang itu berjumlah empat orang,
Keempat orang itu berjalan lamban, namun air muka
mereka tampak aneh sekali. Sikap mereka dalam berjalan pun
aneh, seperti orang berbaris, kecuali orang yang berjalan di
depan. Orang kedua memegang bahu orang pertama, orang
ketiga memegang bahu orang kedua, begitu pula orang yang
keempat
Tangan mereka memegang sebuah tongkat bambu cukup
panjang tapi amat kecil, hanya sebesar ibu jari, Keempat
tongkat bambu itu memancarkan cahaya kehijau-hijauan.
Suara Tak Tak Tak" ditimbulkan tongkat bambu tersebut
Dilihat dari air muka dan cara mereka berjalan, dapat
diketahui bahwa keempat orang ini adalah orang-orang buta!
Begitu tahu keempat orang itu buta, semua orang menarik
nafas lega, Orang buta tidak dapat membedakan siang dan
matam. Melakukan perjalanan malam tentunya tidak
mengherankan Han Giok Shia tidak sabaran, ingin buru-buru

1917
melesat keluar. Namun Tong Hong Pek cepat-cepat menahan
nya.
Keempat orang itu semakin dekat Kini jelaslah kalau
mereka semua mengenakan jubah abu-abu. Masing-masing
berwajah pucat dengan mata yang hanya kelihatan putihnya,
Wajah mereka memang kelihatan aneh, Namun karena
keempatnya orang buta, sama sekali tidak mencurigakan Han
Giok Shia yang tertahan oleh Tong Hong Pek, merasa
keheranan kenapa Tong Hong Pek begitu tegang,
Han Giok Shia menoleh. Gadis itu melihat wajah Tong
Hong Pek tampak serius sekali sepasang mata Tong Hong Pek
menatap lekat-lekat pada keempat orang buta itu, hampir tak
berkedip sama sekali
Han Giok Shia bertambah heran dan bingung,
Kemudian segera ia memandang Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
dan lainnya, Mereka pun sedang memandang ke arah Tong
Hong Pek. Kelihatannya mereka juga tidak tahu asal-usul
keempat orang buta itu, namun Tong Hong Pek segera
memberi isyarat, agar semua jangan mengeluarkan suara,
Tak seberapa lama, keempat orang buta sudah berada di
hadapan mereka, hanya berjarak beberapa depa. Tiba-tiba
keempat orang berjubah abu-abu itu menjulurkan tongkat
masing-masing, lalu menotok ke sana ke mari, sehingga nyaris
menotok badan orang-orang itu. Wajah Tong Hong Pek
tampak tegang, maka yang lain pun segera menahan nafas
dan tak bergerak sama sekali setelah melakukan hal aneh itu
keempatnya langsung duduk.

1918
Melihat keempat orang buta itu duduk, Lu Leng tampak
heran. Mereka berempat duduk di situ, entah kapan akan
bangun Apakah semua orang harus menahan nafas menunggu
keempat orang buta itu bangun?
Membatin sampai di situ, Lu Leng menjulurkan tangannya
ingin menyentuh Tong Hong Pek, maksudnya minta
penjelasan. Akan tetapi gerakan itu justru menimbulkan suara
dari lengan bajunya,
Salah seorang buta yang duduk itu, langsung bergerak
laksana kilat sungguh tidak dapat dipercaya sebab semua
tahu, tadi mereka berempat berjalan begitu lamban.
Begitu badannya bergerak, terdengar pula suara berdesir
Ternyata tongkat bambunya juga ikut menusuk ke depan,
Saking cepatnya gerakan itu, membuat Lu Leng tidak
dapat melihat dengan jelas, Entah bagaimana gerakan orang
buta itu, tahu-tahu ujung tongkat bambunya telah menembus
sebuah pohon di belakang Lu Leng.
Lu Leng tercengang, Namun saat dia mau bergerak,
dilihatnya Tong Hong Pek memberi isyarat kepadanya Lu Leng
terpaksa bersabar
Orang buta itu kelihatan tertegun, memasang
pendengarannya dengan seksama, Dan sesaat kemudian
ditarik kembali tongkat bambunya, di saat bersamaan, Lu
Leng menurunkan tangannya,
Setelah kejadian itu, barulah mereka sadar kenapa wajah
Tong Hong Pek begitu serius, Ternyata keempat orang buta
berkepandaian amat tinggi

1919
Tadi Lu Leng cuma mengeluarkan suara lirih. Namun
ternyata tak terlepas dari telinga orang buta itu, bahkan
langsung menyerang pula, sehingga tongkat bambunya
menembus sebuah pohon di belakang Lu Leng.
Tentang asal-usul keempat orang buta itu, tak satu pun
yang mengetahui. Namun agaknya mereka dapat menduga
dalam hati, hanya Tong Hong Pek seorang yang mengetahui
asal-usul keempat orang buta itu,
Orang buta itu duduk kembali, kemudian masing-masing
mengeluarkan makanan kering. Mereka berempat menyantap
perlahan-Iahan, tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.
Tam Ek Hui, Han Giok Shia dan Lu Leng sudah tidak
sabaran, namun mereka tidak berani bergerak,
Beberapa saat kemudian ketika mereka sedang tegang,
mendadak terdengar suara yang mencurigakan di atas sebuah
pohon.
Srraks!
Orang buta itu langsung mencelat sambil menusukkan
tongkatnya, seketika terdengar suara "Kuuk", Orang buta itu
kembali ke tempat dan duduk, Terlihat seekor bajing jatuh ke
tanah mati oleh tongkat bambu.
Menyaksikan itu, hati semua orang jadi semakin tegang,
Bajing dapat meloncat dengan cepat sekali di dahan pohon.
Dapat dibayangkan betapa tinggi ilmu dan kepandaian orang
buta itu, Dan tentu ketiga kawannya juga berkepandaian tidak
rendah.

1920
Setelah menyaksikan itu lagi, barulah Tam Ek Hui, Han
Giok Shia dan Lu Leng tidak berani bergerak sembarangan,
mereka menunggu dengan sabar
Setelah selesai bersantap, keempat orang buta itu bangkit
berdiri lalu melanjutkan perjalanan seperti ketika datang.
Setelah keempat orang buta itu pergi, barulah Tam Ek Hui
dan Han Giok Shia menarik nafas lega, Karena menahan
nafas, mereka jadi tersiksa, Hal itu karena sebenarnya mereka
masih menderita luka dalam, itulah sebabnya kepergian
keempat orang buta membuat mereka merasa lega,
Bab 90
Mereka pikir tidak mungkin keempat orang buta itu akan
mendengar suara nafas mereka. Tetapi belum juga keduanya
selesai menghela nafas yang pertama, mendadak keempat
orang buta membalikkan badan.
Lu Leng yang berada di sisi Han Giok Shia segera
menyadari adanya sesuatu yang tak beres, Karena itu, dia
nekad maju selangkah ke hadapan mereka, Maka saat itulah
tiba-tiba terdengar suara angin mendesir keras meluncur ke
arah Lu Leng, Tampak!ah sesosok bayangan berkelebat
menyusul pula dua batang tongkat bambu menusuk ke arah
dadanya!
Kali ini Lu Leng sudah siap, Maka begitu melihat kedua
batang tongkat bambu mengarah dadanya, tangannya
bergerak mengeluarkan jurus Siang Hong Cak Yun (Sepasang
puncak Menembus Awan), menangkis kedua batang tongkat
bambu itu,
Prak! Prak!

1921
Seketika terdengar suara benturan keras, Ternyata tenaga
yang meluncur dari jari tangan Lu Leng berhasil memapak dan
menghalau kedua tongkat itu. Namun badan pemuda itu
terguncang dan sempat terdorong ke belakang, sebenarnya Lu
Leng telah menggunakan tujuh delapan bagian tenaganya tapi
tenaga dari kedua batang tongkat bambu itu, ternyata mampu
mendorong badannya hingga bergoyang-goyang. Tentu saja
hatinya merasa terkejut mendapati hal itu,
Kini Lu Leng semakin percaya keempat orang buta itu
berkepandaian amat tinggi, Maka sebelum kedua orang buta
itu melancarkan serangan, Lu Leng segera mundur selangkah,
kemudian menyerang dengan jurus Si Siang Pik Sen (Empat
penjuru Pasti Muncul),
Kali ini, kedua orang buta itu memutar-mutarkan tongkat
bambu, sehingga menimbulkan suara menderu-deru, Tongkat
mereka membentuk lingkaran besar, hingga mampu membuat
tenaga Kim Kong Sin Ci tergempur balik.
Lu Leng kaget bukan main, Dia khawatir serangan yang
membalik itu justru akan mengenai Tam Ek Hui dan Han Giok
Shia yang berdiri di belakangnya, Maka dengan cepat dia
mengibaskan tangan kirinya ke belakang, mendorong kedua
kawannya itu mundur beberapa langkah, sementara kedua
orang buta itu sedang memutar-mutarkan tongkat bambu
masing-atasjng, tentunya tidak akan begitu cepat melancarkan
serangan, itulah sebabnya Lu Leng buru-buru berusaha
mendorong Tam Ek Hui dan Han Giok Shia, agar mereka
berdua terhindar dari bahaya !"
Akan tetapi, kedua orang buta itu ternyata bergerak
dengan cepat, ketika Lu Leng mengibaskan tangan kirinya ke
belakang, mendadak saja kedua batang tongkat bambu sudah
melesat ke arah dadanya.

1922
Lu Leng betul-betul tak punya kesempatan untuk
menangkis, Dalam keadaan terjepit, dia mencelat ke atas, lalu
bersalto dua kali menghindari serangan-serangan itu.
Akan tetapi, ketika badannya berada di udara, keadaan di
bawah telah berubah. Semula hanya dua orang buta yang
menyerangnya sedangkan yang lain hanya berdiam diri
dengan wajah tanpa perasaan,
Kini kedua orang buta yang lain mendadak bergerak
laksana kilat Begitu pula tongkat bambu yang di tangan
mereka, bergerak-gerak cepat memburu ke arah Lu Leng,
Keadaan Lu Leng benar-benar dalam bahaya, Tubuhnya
yang masih melayang di udara tentu sangat sulit untuk
mengelakkan serangan itu. Kecuali jika dirinya bisa
melambung lagi lebih tinggi. Namun mana mungkin itu
dilakukan jika mengandalkan ilmu yang belum mencapai taraf
tertinggi. Mendadak saja Lu Leng menarik nafas dalam-dalam
sambil menghimpun hawa murni, sehingga badannya
melambung ke atas setengah depa.
Di saat bersamaan Lu Leng pun melihat jelas posisi
keempat orang buta itu. Kelihatannya apabila musuh tidak
bergerak, mereka berempat pun diam. Oleh karena itu, Lu
Leng segera mengeluarkan golok pusaka Su Yang To.
Namun bersamaan itu, terdengar Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek, Tam Sen dan Seh Cing Hua tertawa dingin seraya
berkata.
"Di sini masih ada orang!"

1923
Belum selesai mereka berkata, dua orang buta sudah
melesat sambil menusuk dengan tongkat bambu.
Sambil meluncur turun, Lu Leng secepat kilat langsung
melancarkan serangan beruntun dengan mengerahkan tiga
jurus. Wah Hou Seh Seng (Hari-mau Mendekam), Go Hou Phu
Yo (Harimau Lapar Menerkam Domba) dan Nuh Hou Eng Cit
(Harimau Marah Meloncat),
Tampak cahaya golok pusaka Su Yang To berkelebatkelebat,
Ketiga jurus itu bersifat menyerang dan bertahan,
maka sekujur badan Lu Leng terlindungi oleh cahaya golok
tersebut
Saat itu, kedua orang buta yang menyerang Tong Hong
Pek bertiga, ternyata juga mendapat tangkisan Kini Lweekang
mereka bertiga sudah pulih tiga empat bagian, maka
tangkisan yang dilakukan jauh lebih dahsyat dibandingkan
ketika melawan Liat Hwe Cousu.
Sementara Lu Leng yang mengerahkan tiga macam jurus,
membuat kedua orang buta terpaksa mundur selangkah
Bahkan golok pusaka Su Yang To telah berhasil membabat
kedua batang tongkat bambu.
Su Yang To merupakan golok pusaka yang dapat
memotong besi dan lainnya, Dalam perkiraan Lu Leng, golok
pusakanya itu pasti mampu mematahkan kedua batang
tongkat bambu, Ternyata tidak.
Walau golok pusaka Su Yang To telah berhasil membabat,
tapi kedua tongkat bambu itu cacat pun tidak,
Dengan rasa terkejut Lu Leng segera bergerak mundur,
sedangkan kedua orang buta itu telah maju, Ujung-ujung

1924
tongkat mereka berkelebat, menusuk ke arah pinggang Lu
Leng,
Apa boleh buat, Lu Leng terpaksa mundur lagi sambil
mengayunkan goloknya untuk melindungi diri, Sesaat dia pun
melirik ke arah Tong Hong Pek bertiga, Ternyata ketiganya
hanya bertahan tak mampu batas menyerang, sedangkan Tam
Ek Hui dan Han Giok Shia hanya menyaksikan pertarungan
dengan cemas, Keduanya sebenarnya ingin membantu, tapi
Lweekang mereka belum pulih,
Kedua pihak berjumlah delapan orang, berpencar jadi dua
kelompok bertarung secara sengit sekali. Tak seberapa lama,
awan yang menutupi bulan sudah buyar, sehingga tempat itu
jadi terang. Tampak empat batang tongkat bambu bergerakgerak
bagaikan empat ekor naga yang sedang berenang di
laut. Sedangkan golok pusaka Su Yang To terus berkelebat
memancarkan cahaya, Memang sebuah pertarungan sengit
yang menegangkan. Hanya dalam waktu tidak terlalu lama,
pertarungan telah berjalan tak kurang dari tiga puluh jurus.
Sementara Tong Hong Pek bertiga terus terdesak
mundur... Namun masih terlihat sesekali Seh Cing Hua
melancarkan serangan balasan dengan berbagai macam
senjata rahasia aneh, membuat mereka bertiga masih dia
dapat bertahan.
Lu Leng yang menghadapi dua lawan tampak mulai
terdesak pula. Dia hanya mampu bertahan, sama sekali tatiak
punya kesempatan untuk balas menyerang.
Kedua orang buta itu menyerangnya dengan sengit,
sehingga tongkat mereka terus mengeluarkan suara menderuderu.

1925
Mendadak salah satu tongkat bambu itu menyerang Lu
Leng. Lu Leng yang bersandar pada sebuah pohon, cepatcepat
menundukkan kepala, Tongkat bambu itu melewat
kepalanya, tapi sambaran angin tongkat bambu itu membuat
muka Lu Leng terasa pedih sekali.
Ces.ces! Tongkat bambu itu menembus pohon di
belakangmg Lu Leng.
Melihat itu, Lu Leng tidak mau menyia-nyiakan
kesempatan, langsung mengayunkan golok pusaka Su Yang
To membabat tongkat bambu, Dan bersamaan n dengan itu
pula tangan kirinya bergerak.
Dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu jari Me-ngejutkan
Langit) ke arah dada orang buta yang lain,
Ketika mengeluarkan jurus tersebut Lu Leng mengeluarkan
sembilan bagian tenaganya. Mendadak angin tenaga yang
keluar dari telunjuknya laksana halilintar. Orang buta itu
mendadak menarik tongkat bambunya. Dan entah bagaimana,
badannya berputar cepat sekali ke belakang tiga depa,
kemudian memutar-mutarkan tongkat bambunya menangkis
angin telunjuk Lu Leng, sehingga terjadi benturan hebat Angin
serangan Lu Leng pun buyar seketika.
Orang buta yang satu, ketika merasa ada sambaran angin
ke arah tongkat bambunya yang menembus pohon, mendadak
dia melengkungkan tongkat bambunya ke bawah, lalu
memantul ke atas menangkis golok pusaka Su Yang To. Lalu
secepat itu pula dicabutnya tongkat bambu dan dia langsung
meloncat mundur!
Orang buta yang mundur duluan, langsung menyerang Lu
Leng lagi dengan tongkatnya,

1926
Selain berkepandaian amat tinggi, keempat orang buta itu
juga dapat bekerja sama dengan baik seka!L Ketika salah
seorang lawan menyerang ke bawah, yang lain segera
menyerang ke atas, Hal itu membuat Lu Leng terpaksa harus
berkelit ke samping.
Namun tongkat bambu terus mengikutinya, bahkan
mengarah jalan darah Thian Tu Hiat di kening Lu Leng,
Bukan main terkejutnya Lu Leng. Dalam keadaan terdesak,
dia segera menghimpun hawa murni, sambil tangannya
menekan batang pohon sekaligus mengeluarkan jurus Piak
Hou Yu Cioh (Harimau Merayap Tembok).
Wuss!
Tubuh Lu Leng melesat ke atas. Di saat bersamaan,
terdengar pula suara,
Ces! Ces!
Kedua tongkat bambu itu menembus pohon, Kalau badan
Lu Leng tidak meluncur ke atas, niscaya tenggorokkannya
akan tertembus kedua tongkat bambu itu!
Walau sudah terhindar dari bahaya, namun sekujur badan
Lu Leng masih mengucurkan keringat dingin, Dia tahu, tidak
bisa lama punggungnya menempel di pohon itu, Maka dia
segera melancarkan serangan ke bawah dengan jurus Siang
Hong Cak Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan), ke arah
ubun-ubun kedua orang buta,
Kedua orang buta itu berlompatan mundur mengelak dari
serangan Lu Leng.

1927
Melihat kedua orang buta itu mundur, Lu Leng cepat-cepat
melayang turun, Namun mendadak badan Lu Leng justru naik
ke atas, ternyata ketika baru mau turun, Lu Leng teringat
akan satu hal Apabila turun kedua orang buta itu pasti
menyerangnya, maka segera menghimpun hawa murni,
sehingga badannya melayang ke atas dan kembali berdiri
pada sebatang dahan di pohon besar itu.
Kedua orang buta itu jadi tertegun Kemudian tiba-tiba
mereka mencelat ke arah Tong Hong Pek bertiga
Sesungguhnya Tong Hong Pek bertiga masih mampu
menghadapi kedua orang buta lawan mereka, Namun kini
dengan datangnya kedua orang buta yang lain, tentu
membahayakan mereka bertiga,
Lu Leng segera meloncat turun. Namun tiba-tiba saja
terdengar suara "Pheng Pheng Pheng Pheng itu pasti suara
busur yang melepas anak panah, Maka empat batang panah
kecil meluncur bagaikan kilat ke arah keempat orang buta itu.
Terlihat pula sosok bayangan berkelebat cepat menuju tempat
itu.
"Paman Tam, saudara Lu.,.!"
Terdengar suara berseru memanggil-manggil. Seruan yang
bernada sedih itu mereka kenal, ternyata suara Oey Sim Tit.
Dialah yang telah melepaskan anak-anak panah dengan busur
yang ada di tangannya.
Walau keempat batang panah kecil meluncur bagaikan
kilat, tapi keempat orang buta bergerak jauh lebih cepat
Mereka mengibaskan tangan menangkap keempat batang
panah kecil itu. Namun agaknya tenaga luncuran panah itu

1928
amat kuat, sehingga lolos dari tangan mereka dan terus
meluncur
Meskipun tidak melihat, keempat orang buta itu sepertinya
tersentak kaget mengetahui anak-anak panah yang meluncur
mengancam mereka,
"Busur Api!"
Mereka berteriak serentak, Baru kini terdengar suara
keempatnya.
sementara itu Lu Leng yang masih di atas pohon sudah
dapat menduga kedatangan Oey Sim Tit pasti untuk
mengabarkan kematian Lu Leng, Sebab Oey Sim Tit pasti
mempercayai omongan Hek Sin Kun yang mengatakan bahwa
Lu Leng sudah mati.
"Saudara Oey, aku berada di sini, belum mati!" teriak Lu
Leng tak sabaran,
Oey Sim Tit ke tempat itu, memang ingin menyampaikan
kabar duka, setelah makan obat mujarab, Oey Sim Tit siuman
dan memperoleh kabar bahwa Lu Leng telah mati, Betapa
sedih hatinya, sebab Lu Lenglah yang membawanya ke istana
Ci Cun Kiong demi menyelamatkannya.
Setelah lukanya sembuh, maka Oey Sim Tit meninggalkan
istana Ci Cun Kiong, maksudnya ingin menyampaikan kabar
duka itu kepada Tong Hong Pek dan lainnya.
Tentu saja Oey Sim Tit terkejut bukan main mendengar
suara orang yang berseru memanggilnya, seketika dia
tertegun seperti tak percaya dengan pendengaran nya,
keempat orang buta itu pun berseru tak tertahan. Melihat

1929
keempat orang buta itu tertegun, Tong Hong Pek bertiga
langsung melancarkan pukulan ke arah mereka,
Akan tetapi orang-orang buta itu dengan cepat melompat
mundur sambil menggerakkan tongkat bambu masing-masing
ke arah Oey Sim Tit.
Keempat orang buta mampu bergerak amat cepat Lu Leng
saja kewalahan menghadapi mereka, apalagi Oey Sim Tit!
Meskipun sempat terkejut Oey Sim Tit segera meloncat ke
belakang. Namun salah satu tongkat bambu berhasil menusuk
paha kirinya. Dan satu batang lagi tampak berkelebat
mengancam mukanya, Apa boleh buat! Dalam keadaan
terjepit, dia terpaksa menangkis dengan Busur Api.
Tapi ujung tongkat bambu itu malah menggaet Busur Api.
Oey Sim Tit merasa tenaga ujung tongkat bambu itu amat
kuat, sehingga jari tangannya jadi renggang, Busur Api pun
terbang ke udara,
Urusan jadi kacau. sekarang semua orang tahu keempat
orang buta itu ingin merebut Busur Api.
Busur Api itu menyangkut urusan besar, seperti halnya
dengan Panah Bulu Api, karena dapat menundukkan Pat Liong
Thian Im. Banyak orang menghendaki Busur Api itu.
sedangkan Oey Sim Tit tidak ingin kehilangan benda tersebut
Karena itu ketika Busur Api terbang ke udara, dia tidak
menghiraukan apa pun, langsung mencelat ke atas ingin
mengejarnya.
Akan tetapi ketika badannya mencelat ke atas, mendadak
terdengar suara berdesir ke atas. sebatang tongkat bambu

1930
sudah meluncur ke arah dadanya, Oey Sim Tit harus
berjungkir balik menghindar Lu Leng yang berada di atas
pohon ketika melihat Busur Api terbang ke udara, segera
melesat ke arah benda itu.
Walau Lu Leng bergerak cepat, namun masih ada orang
bergerak lebih cepat darinya, yakni orang buta yang
menerbangkan Busur Api ke udara,
Orang itu melesat ke atas sambil meluruskan tongkat
bambunya ke arah Busur Api,
Lu Leng yang meluncur dari atas pohon hanya terlambat
beberapa kejap saja, Orang buta itu telah berhasil menyambar
Busur Api,
Menyaksikan itu, guguplah hati Lu Leng, Maka tanpa
banyak pikir lagi langsung menyerang orang buta dengan
jurus Go Hou Phu Yo (Harimau Lapar Menerkam Domba),
cahaya berkelebat dari golok Su Yang To melesat ke arah
orang buta itu.
Begitu berhasil menyambar Busur Api, orang buta itu
langsung meluncur ke bawah, Lu Leng pun terus
memhurunya. Dan tiba-tiba....
Crass!
Ujung golok pusaka Su Yang To berhasil menyabet bahu
orang buta itu. Darah segar pun mengucur
Kalau golok pusaka Su Yang To itu maju sedikit lagi, bahu
orang buta itu pasti kutung.

1931
Akibat dari serangan itu Busur Api yang ada di tangan
orang buta terlepas, Lu Leng segera maju kemudian sebelah
kakinya menginjak Busur Api itu,
Akan tetapi, orang buta itu cepat mengebutkan tongkat
bambunya ke arah kaki Lu Leng. Hal itu membuat Lu Leng
harus menggeserkan kakinya, Namun seketika itu pula tongkat
bambu berubah arah melesat ke perutnya, Apa boleh buat, Lu
Leng terpaksa mundur Saat itulah ujung tongkat bambu
menggaet Busur Api. Dan secepat kilat orang buta itu melesat
pergi sambil bersiul panjang.
Begitu mendengar suara siulan, tiga orang buta yang
sedang bertarung dengan Tong Hong Pek bertiga segera
melesat menyusulnya,
"Kembalikan Busur Apiku!" teriak Oey Sim Tit. "Kembalikan
busur itu...!" Dia hendak mengejarnya, tetapi mendadak
sebatang tongkat bambu menyerang dadanya, Oey Sim Tit
terpaksa berkelit
Tong Hong Pek tahu, Busur Api sudah berada di tangan
salah seorang buta itu. Dilihat dari tingkat kepandaiannya, Oey
Sim Tit tentu tidak mungkin bisa merebut kembali. Maka
segera dia memperingatkan Oey Sim Tit,
"Sim Tit, jangan pergi! Kau hanya akan mengantar
kematian!"
Oey Sim Tit telah kehilangan Busur Api. Bagaimana
mungkin dia akan" mendengar perkataan Tong Hong Pek, Dia
langsung melesat pergi mengejar keempat orang buta itu.
Lu Leng yang khawatir Oey Sim Tit akan celaka di tangan
mereka, segera melesat mengejar Namun belum berapa jauh

1932
meninggalkan tempat pertarungan. Lu Leng melihat Oey Sim
Tit tergeletak di tanah.
Kelihatannya sedang berusaha bangkit namun tiada
tenaga sama sekali, Ternyata kaki yang tertusuk tongkat
bambu terluka cukup parah. Akhirnya dia terkulai karena
merasa sakit sekali.
Lu Leng memapah Oey Sim Tit bangun, Tong Hong Pek
dan lainnya juga sudah sampai di tempat itu.
" Busur Api! Mereka merebut Busur Apiku! Busur Api!" Oey
Sim Tit terus berteriak-teriak. Rupanya dia tetap menyesalkan
Busur Apinya yang direbut orang lain,
"Saudara Oey, Busur Api telah direbut mereka, percuma
kau berteriak-teriak!" ujar Lu Leng yang memapah Oey Sim
Tit.
Busur Api itu menyangkut nyawa Liok Ci Khim Mo
ayahnya. Wajar kalau Oey Sim Tit jadi kalut "Aku tahu, Busur
Apiku telah direbut orang, Kalian pasti merasa gembira!" ujar
Oey Sim Tit sambil menangis.
Lu Leng tertegun mendengar kata-kata Oey Sim Tit itu.
Lalu dia menoleh menatapnya,
"Saudara Oey, kau omong apa itu?"
Oey Sim Tit berhenti menangis, Mulutnya ternganga lebar
dengan wajah tampak panik sekali, Keiihatannya dia sendiri
pun tidak mengerti, kenapa tadi mengatakan begitu,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen maju menghampiri Oey Sim Tit,

1933
"Sim Tit, terus terang saja! Demi membasmi Liok Ci Khim
Mo, meskipun Busur Api itu berada padamu, kami pasti akan
berusaha merebutnya, Tapi kini telah direbut keempat orang
buta itu. Tapi jangan kau kira kami juga merasa gembira."
Oey Sim Tit berkata dengan terisak-isak, "Paman Tam,
tadi... tadi aku salah bicara." Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
tersenyum getir "Sim Tit, bagaimana pun perasaanmu, kami
mengerti. Kau orang baik di kolong langit Biar bagaimana
berubahnya urusan kelak, kami tak akan pernah
menyusahkanmu!"
Oey Sim Tit menghela nafas panjang, "Paman Tam,
bagaimana asal-usul keempat orang buta itu? Aku harus
merebut kembali Busur Api itu. Lebih baik kumusnahkan saja,
Aku rela tidak memiliki nya."
Semua orang tahu Oey Sim Tit bersifat lemah. Akan tetapi,
saat ini ucapannya justru memperlihatkan kebulatan hatinya,
Semua juga tahu, apabila Busur Api itu berada di tangan
orang lain, nyawa ayahnya akan terancam.
Oey Sim Tit boleh dikatakan selalu bekerja sama dengan
semua orang, Hanya bila menyangkut Liok Ci Khim Mo,
sikapnya agak lain,
Apabila Liok Ci Khim Mo tahu Busur Api telah direbut
orang, sudah pasti akan berusaha merebutnya kembali Dan
jika Liok Ci Khim Mo berhasil merebut kembali, tentunya akan
memusnahkan Busur Api tersebut. jangankan untuk mencari
Panah Bulu Api. Kini Busur Api saja sudah menimbulkan
persoalan besar, entah harus mengalami berapa kali
pertarungan sengit

1934
Lagi pula tidak hanya harus menghadapi keempat orang
buta, melainkan juga Liok Ci Khim Mo yang jelas terus
berusaha mencari Panah dan Busur Api itu.
Seketika, semua orang jadi membungkam, sehingga
suasana berubah hening sekali.
"Paman Tam, Tong Hong Tayhiap! Mengenai asal usul
keempat orang buta itu, kalian pasti tahu! Tolong beritahukan
padaku!" Oey Sim Tit penuh harap meminta kepada kedua
orang tua itu.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandang Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek.
"Sim Tit, kau harus percaya bahwa aku tidak berdusta,
Asal-usul keempat orang buta itu, aku sama sekali tidak tahu,"
sahut Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek setelah berpikir
sejenak,
Semua orang mendengar ucapan itu dan mereka
tercengang karena ketika keempat orang buta itu muncul,
wajah Tong Hong Pek tampak tegang, bahkan juga memberi
isyarat agar mereka jangan mengeluarkan suara,
Berdasarkan itu, tentunya Tong Hong Pek tahu asal-usul
keempat orang buta tersebut Namun kini dia malah bilang
tidak tahu, maka orang-orang itu menjadi heran.
Lu Leng yang berhati jujur, langsung berseru.
"Guru...."
Dia berseru demi kian, karena merasa tidak puas akan
jawaban Tong Hong Pek, gurunya.

1935
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum.
"Anak Leng, aku mengerti maksudmu."
Wajah Lu Leng kemerah-merahan.
"Guru, aku kira...."
Sebelum Lu Leng usai berkata, Tong Hong Pek sudah
mengibaskan tangannya.
"Tidak perlu kau jelaskan aku pun sudah tahu, Maksudmu,
seharusnya aku menceritakan asal-usul keempat orang buta
itu bukan? Walau Liok Ci Khim Mo akan pergi mengejar
keempat orang buta, kita tetap berharap kita yang
memperoleh Busur Api itu. Apabila Liok Ci Khim Mo turut
campur, tentunya akan mempersulit kita, tapi tidak
seharusnya kita mengelabui Sim Tit. Begitu kan maksudmu?"
Lu Leng mengangguk
Tong Hong Pek tertawa seraya berkata,
"Anak Leng, kau terlampau mencurigaiku, Bagaimana
mungkin dikarenakan itu, hingga aku harus merahasiakan hal
yang sebenarnya? sesungguhnya asal-usul keempat orang
buta itu, aku tidak tahu,"
Semua orang mendengar ucapan itu, maka mereka tidak
bercuriga !agi, begitu pula Lu Leng,
"Dalam hati kalian pasti merasa heran. Padahal aku tidak
tahu asal-usul keempat orang buta itu, kenapa begitu melihat
mereka berempat muncul, air mukaku langsung tegang, Ya,
kan?" kata Tong Hong Pek lagi,

1936
"Ya." sahut Han Giok Shia dan Lu Leng hampir serentak
"ltu dikarenakan dulu aku pernah bertemu mereka
berempat." kata Tong Hong Pek,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen merasa heran mendengar
perkataan itu,
"Saudara Tong Hong, dulu kau sering bersamaku tapi
kenapa aku tidak pernah bertemu keempat orang buta itu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa.
"Panjang sekali kalau diceritakan sesungguhnya pada
waktu itu aku belum berkenalan denganmu. Ketika itu usiamu
baru sekitar delapan belas, Keempat orang buta itu pernah ke
Cing Yun Ling Go Bi San mencari guruku."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tercengang mendengarnya.
"Oh? Kalau begitu, kepandaian keempat orang buta itu
pasti tinggi sekali."
Tong Hong Pek manggut-manggut,
"Tidak salah, Mereka berempat menemui guruku, justru
merasa tidak tunduk terhadap Thian Ho Si Lo, maka
menghendaki Thian Ho Si Lo bertanding dengan mereka
berempat.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa, "Mereka sungguh tak
tahu diri! Tentunya Beng Tu Lo Jin memukul mundur mereka
bukan?"

1937
Tong Hong Pek mengangguk
"Dugaanmu tidak meleset. Namun guruku tidak bertanding
dengan mereka, hanya memperlihatkan ilmu Khek Ciok Seng
Hun (Menghancur Batu Jadi Tepung), Setelah itu, guruku
bilang, bahwa kepandaiannya paling rendah di antara Thian
Ho Si Lo. Keempat orang buta itu segera meninggalkan Go Bi
San."
"Lalu kenapa selanjutnya tiada kabar berita lagi mengenai
keempat orang buta itu?" tanya Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengerutkan kening,
"Ada satu urusan yang sudah lama kulupakan, namun kini
aku teringat kembali, dan membuatku merasa heran sekali."
Kini Busur Api telah terjatuh ke tangan keempat orang
buta itu, maka semua orang amat menaruh perhatian
terhadap asal-usul mereka berempat
"Urusan apa yang membuatmu merasa heran?" tanya Tam
Sen.
"Ketika itu, setelah keempat orang buta itu pergi, air muka
guruku tampak resah sekali. Dia pernah menyuruh suhengku
turun gunung mencari jejak keempat orang buta itu, Pada
waktu itu, kuanggap guruku terlampau membesarkan urusan
tersebut tapi guruku bilang kepadaku, bahwa kepandaian
keempat orang buta itu amat aneh, kelihatannya berasal dari
satu orang, Tapi guruku tidak mau menceritakan hal lain
kepadaku."
"Kalau begitu, tidak perlu diherankan," kata Tam Sen.

1938
"Justru mengherankan sebab suhengku itu tidak pernah
kembali Guruku pun tidak pernah mengutus orang pergi
mencarinya, sepertinya tiada urusan sama sekali suhengku itu
lebih awal berguru dari padaku, sudah pasti punya suatu
hubungan istimewa dengan guruku, Setelah aku
berkecimpung dalam dunia persilatan aku pun melupakan
urusan itu."
Bagian 44
Oey Sim Tit bertanya mendadak.
"Selanjutnya Tong Hong Tayhiap tidak pernah bertemu
mereka berempat lagi?"
"Memang tidak pernah bertemu mereka berempat lagi,
Tadi ketika mereka berempat muncul, aku nyaris tak ingat Sim
Tit, aku tidak melarangmu pergi mencari mereka, tapi harus
kubentahukan, dulu guruku agak segan terhadap mereka,
sebab kepandaian mereka amat tinggi sekali, kau harus hatihati!"
Oey Sim Tit manggut-manggut.
"Sudah pasti aku akan pergi bersama ayahku."
Mendengar ucapan Oey Sim Tit itu semua orang menjadi
diam.
* * * *

1939
Bab 91
Walau Liok Ci Khim Mo menyebut dirinya Bu Lim Ci Cun,
dalam rimba persilatan tentu tidak akan terluput dari berbagai
macam urusan, Namun kalau dia tidak keluar dari istana Ci
Cun Kiong, itu memang lebih baik,
Kini telah terjadi itu, apabila Liok Ci Khim Mo bergerak lagi
dalam rimba persilatan kaum persilatan golongan lurus yang
masih bersembunyi pasti akan diketahui olehnya dan tentunya
akan terjadi mala-petaka lagi bagi kaum rimba persilatan
golongan lurus,
Kali ini, Oey Sim Tit dapat melihat perasaan semua orang.
"Kalau tidak bersama ayahku aku pasti tidak akan berhasil
merebut kembali Busur Api itu." katanya dengan kepala
tertunduk
Tong Hong Pek menepuk bahunya,
"Legakanlah hatimu, Sim Tit! Kami tidak akan
menyalahkanmu"
Oey Sim Tit tersenyum getir
"Sayang sekali ayahku tidak mau mendengar perkataanku
Kalau ayahku mau dengar perkataanku aku bisa terus
bersama kalian dan amat gembira, Kini... aku harus pergi."
Kemudian dia melesat pergi dan semua orang
melambaikan tangan ke arahnya,
Setelah Oey Sim Tit pergi, orang-orang itu mulai

1940
memperbincangkan asal-usul keempat orang buta itu,
Namun perbincangan mereka tidak menghasilkan apa-apa
sebab seorang pun tak ada yang tahu mengenai keempat
orang buta tersebut.
Keesokan harinya, mereka melanjutkan perjalanan lagi.
Ketika tengah hari, mereka tiba di persimpangan jalan dan
segera bertanya kepada pemilik kedai teh di pinggir jalan.
Setelah mereka baru tahu bahwa kalau terus ke depan akan
sampai di gurun pasir, ke arah barat akan sampai di gunung
Liok Pan San dan ke arah timur akan sampai di Kang Lam.
Mereka semua berunding di dalam kedai teh itu.
"Keempat orang buta itu pasti melewati jalan-jalan di sini
maka kita harus berpencar menjadi tiga kelompok mencari
jejak mereka, jangan sampai Liok Ci Khim Mo mendahului
kita." kata Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Giok Bjn Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut,
"Betul Tapi mungkin juga kita mengejar sampai sejauh
laksaan mil tiada hasilnya."
Tam Sen menghela nafas,
"Kini Busur Api dan Panah Bulu Api sudah kehilangan jejak
dan kita pun harus menghindari Liok Ci Khim Mo. Maka, kalau
kali ini tiada hasilnya, setahun kemudian kita bertemu di sini!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menambahkan .
"Kalau pun tahu jejak Busur Api dan Panah Bulu Api tapi
kalau tidak yakin dapat merebutnya, jangan turun tangan, Kita
berkumpul kembali di sini, lalu berunding bersama."

1941
Tam Sen manggut-manggut.
"BetuL Ek Hui, aku bersamamu ibumu bersama Giok Shia,
sedangkan saudara Tong Hong bersama Lu Leng."
Tam Ek Hui dan Han Giok Shia akan berpisah dan paling
sedikit harus setahun baru bisa berkumpul kembali Dalam hati
mereka merasa berat, namun karena Tam Sen sudah
memutuskan begitu, mereka berdua tidak berani
membangkang. Keduanya hanya saling memandang sambil
rnerabatin, dalam waktu setahun, mereka berdua pasti akan
saling merindukan Ketika Lu Leng mendengar akan bersama
Tong Hong Pek, hatinya menjadi tidak tenang, sebetulnya dia
tidak membenci gurunya, melainkan dikarenakan urusannya
dengan Tam Goat Hua. Walau bukan kesalahannya tapi tetap
dikarenakannya sehingga membuat Tam Goat Hua mengambil
keputusan menjadi biarawati. Kalau masih bersama semua
orang, Lu Leng masih tidak merasa apa-apa.
Namun seandainya bersama Tong Hong Pek, dia pasti
merasa ada duri di punggungnya.
Tapi sebelum Lu Leng membuka mulut, Tong Hong Pek
sudah bangkit berdiri menepuk bahu Lu Leng,
"Anak Leng, mari kita pergi." ajaknya, Lu Leng terpaksa
berdiri juga.
"Dulu aku pernah ke gunung salju, maka sudah faham
jalan yang menuju ke barat Kita menuju ke barat saja." kata
Tong Hong Pek lagi
Itu memang kemauan Lu Leng, sebab dia masih punya
urusan dengan Hek Sin Kun, harus ke gudang rahasia

1942
mengambil benda-benda pusaka itu dan gunung Tang Ku Sat
justru berada di bagian barat
Seh Cing Hua pun bangkit berdiri, kemudian menarik
tangan Han Giok Shia,
"Giok Shia, kita menuju utara!"
Han Giok Shia mengangguk namun sepasang matanya
memandang Tam Ek Hui lekat-lekat
Tam Ek Hui pun memandangnya, sedangkan Lu Leng dan
Tong Hong Pek sudah membalikkan badan,
Tam Sen suami istri tersenyum, kemudian Seh Cing Hua
menatap Han Giok Shia,
"Giok Shia, waktu masih panjang sekali. Hanya berpisah
satu tahun, jangan merasa berat" katanya,
Wajah Han Giok Shia tampak kemerah-merahan,
"Bibi Tam...."
Seh Cing Hua tertawa,
"Ek Hui, kau bersama ayahmu ke selatan, kita berpisah di
sini."
Dia lalu menarik Han Giok Shia menuju ke utara, Walau
sudah jauh, tapi Han Giok Shia masih menoleh ke belakang,
Tong Hong Pek menjura kepada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.

1943
"Saudara Tam, sampai jumpa setahun kemudian!"
katanya.
Kemudian bernama Lu Leng berangkat ke barat,
sedangkan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Tam Ek Hui
berangkat ke selatan, sementara Tong Hong Pek dan Lu Leng
terus melakukan perjalanan ke barat, siapa pun tidak
membuka mulut duluan, Belasan mil kemudian, barulah Tong
Hong Pek membuka mulut
"Anak Leng, ketika kau membawa kuda sampai di tengah
jalan, kenapa mendadak menghilang? Apakah bertemu Goat
Hua?"
Lu Leng takut Tong Hong Pek akan menyinggung itu, tapi
Tong Hong Pek justru malah menyinggungnya.
Lu Leng menghela nafas panjang.
"Ya." sahutnya.
"Bagaimana dia? Apakah hatinya sudah mulai gembira?"
Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala, "Tidak, dia berada
di dalam kuil tua. Kalau biarawati tua itu memotong
rambutnya, dia pasti sudah menjadi biarawati." Tong Hong
Pek tertegun. "Kini dia masih berada di dalam kuil tua itu?"
"Aku pernah ke kuil tua itu mencarinya, tapi dia sudah tidak
berada di sana."
Tong Hong Pek segera menghentikan langkahnya.
"Anak Leng, sementara ini dia pasti menghindarimu, Mari
kita ke sana mencoba mencarinya!"

1944
Lu Leng sama sekali tidak menduga kalau Tong Hong Pek
akan berkata begitu, sehingga membuatnya tertegun.
"Guru, untuk apa kita mencarinya?"
"Aku harus bicara beberapa patah kata kepadanya di
hadapanmu."
Mendengar ucapan gurunya itu, Lu Leng menghela nafas
panjang,
"Guru tidak perlu berbuat begitu, Yang Kakak Goat cintai
justru Guru, percuma Guru bicara kepadanya di hadapanku."
"Kau tidak usah pedulikan aku. Asal kau mau pergi
bersamaku, sudah tiada urusan lagi bagimu."
Lu Leng tidak berani membangkang lagi, hanya manggu tmanggut
Mereka berdua lalu ke gunung Tiong Tiau San untuk
menemui Tam Goat Hua.
"Guru, di dalam kuil tua itu terdapat dua biarawati tua,
mereka amat aneh." kata Lu Leng ketika mereka telah
berjalan beberapa mil,
"Oh?" Tong Hong Pek mengerutkan kening, "Bagaimana
anehnya?"
"Kedua biarawati tua itu berkepandaian amat tinggi, tapi
tidak tahu asal-usul mereka, Salah seorang dari mereka gagu
dan tuli."
Tong Hong Pek tampak tertegun

1945
"Gagu dan tuli? Apakah di antara mereka ada yang di
lengannya terdapat tujuh titik merah ?"
"Aku tidak melihat tanda itu di lengan mereka," sahut Lu
Leng.
"Mungkin dugaanku tidak meleset Bagaimana dia yang
begitu jahat bisa menjadi biarawati?"
"Maksud Guru siapa?" tanya Lu Leng.
"Dulu dalam rimba persilatan terdapat seorang perampok
wanita yang amat jahat dan kejam. julukannya adalah Cit
Seng Li (Wanita Tujuh Bintang). Karena ada tanda tujuh titik
merah di lengannya Kemudian mendadak dia menghilang
entah ke mana, Dia mempunyai seorang pelayan wanita, yang
tenaganya amat kuat."
Lu Leng terperangah mendengar paparan gurunya itu,
"Kalau begitu, sudah pasti dia," tukasnya.
"Kalau benar dia, sampai di sana kita pura-pura tidak
tahu," pesan Tong Hong Pek,
Mereka berdua tidak berbicara lagi, terus melanjutkan
perjalanan. Hari berikutnya mereka sudah tiba di gunung
Tiong Tiau San, Saat ini, luka dalam yang diderita Tong Hong
Pek sudah sembuh tujuh delapan bagian. Ketika hari mulai
gelap, mereka berdua sudah tiba di depan kuil tua tersebut
"Kalau kita masuk dari pintu depan, mungkin Goat Hua
tidak sudi menemui kita, dan pasti kabur," kata Tong Hong
Pek.

1946
"Guru ingin menemuinya, lebih baik aku menghindar saja,"
sahut Lu Leng,
Tong Hong Pek tersenyum.
"Jangan bodoh. Kita datang bersama, masuk pun harus
bersama pula, Kita masuk melalui tembok."
Lu Leng masih ingin mengatakan sesuatu, tapi Tong Hong
Pek sudah menariknya lalu mengerahkan Ginkang meloncat ke
dalam kuil tua itu melewati tembok,
Mereka berendap-endap menuju ruang dalam. Sampai di
jendela, Tong Hong Pek mengintip ke dalam.
Dugaan Tong Hong Pek tidak meleset Tam Goat Hua
sedang duduk bersila di ruangan itu,
Tampak tiga batang hio menyala mengepulkan asap di
hadapan Tam Goat Hua dan sepasang lampu minyak di atas
meja sembahyang, Air muka Tam Goat Hua tampak amat
menderita, sepasang matanya terpejam, tapi di kelopak
matanya justru melekat butiran air mata yang belum menetes.
Tong Hong Pek dan Lu Leng mengintip ke dalam. Ketika
Lu Leng menyaksikan keadaan Tam Goat Hua, hatinya terasa
pilu sekali dan matanya pun mulai bersimbah air.
Tong Hong Pek menarik nafas dalam-dalam lalu tangannya
mendorong daun jendela hingga terbuka.
Sebelum Tam Goat Hua membuka raalanya, Tong Hong
Pek sudah berkelebat ke dalam bagaikan segulung asap lalu
berdiri di sisi gadis itu,

1947
Tam Goat Hua mendongakkan kepala dan begitu melihat
Tong Hong Pek, matanya menjadi terbelalak dan dia tampak
tertegun.
Gadis itu mengeluh, kemudian mendadak mendekap di
dada Tong Hong Pek.
Itu sungguh di luar dugaan Tong Hong Pek. Begitu melihat
kemunculannya, Tam Goat Hua tidak kabur, sebaliknya malah
mendekap di dadanya, seketika Tong Hong Pek pun
memeluknya,
Wajah Tam Goat Hua tampak berseri.
"Kanda! Kanda! Apakah aku berada dalam mimpi?"
bisiknya
Sebetulnya maksud tujuan Tong Hong Pek ke tempat itu,
ingin menasihatinya agar bersama Lu Leng, Dia sendiri rela
menderita demi mereka berdua. Namun begitu melihatnya
gadis itu langsung mendekap di dadanya. Oleh karena itu, apa
yang ingin dikatakannya menjadi tak dapat dicetuskan.
Sedangkan Lu Leng pun tahu maksud tujuan Tong Hong
Pek ke kuil tua bersamanya
Saat ini, dia melihat mereka berdua dan menyaksikan
wajah Tam Goat Hua berseri-seri ketika bertemu Tong Hong
Pek, dalam hatinya sama sekali tidak merasa cemburu
maupun membenci, tapi sebaliknya malah berharap agar
mereka berdua akan saling mencinta lagi,
Hanya saja dia menarik nafas panjang lalu tanpa
mengeluarkan suara meninggalkan tempat itu,

1948
Sementara Tong Hong Pek masih memeluk Tam Goat Hua.
Berselang sesaat barulah dia menyadari bahwa kedatangan itu
demi Lu Leng dan Tam Goat Hua.
Teringat akan hal itu dia segera mendorong Tam Goat Hua
perlahan-lahan, lalu menolehkan kepalanya ke arah jendela,
Saat itu Lu Leng sudah pergi, bagaimana mungkin masih
ada bayangannya di sana?
Tong Hong Pek tertegun, kemudian berseru-seru,
"Anak Leng! Anak Leng!"
Tapi tiada sahutan, Tam Goat Hua pun kelihatan tersentak
sadar dan segera mencelat ke belakang dengan mulut
ternganga lebar
"Goat Hua, kau.,." panggil Tong Hong Pek.
Air mata Tam Goat Hua sudah meleleh membasahi kedua
pipinya yang putih mulus,
"Bukan mimpi! ini bukan mimpi! gumamnya,
"Goat Hua, kenapa kau? Dengarlah perkataanku !" kata
Tong Hong Pek.
"Jangan pedulikanku! Aku tidak mau bertemu kau lagi,
cepat pergi! Cepat pergi!" teriak Tam Goat Hua.
Tong Hong Pek maju selangkah. "Goat Hua.,,."

1949
Ucapannya terputus karena tiba-tiba Tam Goat Hua
membalikkan badannya dan langsung pergi,
Ketika Tong Hong Pek ingin mengejarnya, mendadak
terdengar suara pujian kepada Sang Buddha dan tampak
sosok bayangan berkelebat menghadang di hadapan Tam
Goat Hua.
Tong Hong Pek mendongakkan kepala, Dilihat-nya seorang
biarawati tua menghadang di hadapan Tam Goat Hua.
Dulu Tong Hong Pek pernah bertemu beberapa kali
dengan Cit Seng Li-tim Sok Hua. Ketika itu dia masih muda
dan amat cantik. Tapi kini biarawati itu sudah begitu tua dan
tidak terdapat bekas-bekas kecantikannya.
Begitu biarawati tua itu muncul, Tam Goat Hua segera
bersembunyi di belakangnya,
"Guru, cepat usir dia! Aku... aku tidak mau menemuinya,"
katanya.
Biarawati tua itu menatap Tong Hong Pek seraya berkata.
"Kau sudah mendengar itu?"
"Suthay, ada beberapa patah kata yang harus kukatakan
kepadanya, menyangkut kebahagiaannya seumur hidup."
"Guru, aku sudah tidak punya kebahagiaan lagi, cepat usir
dia!" teriak Tam Goat Hua.
"Hati gadis ini sudah ditujukan kepada Sang Buddha, lebih
baik kau pergi saja," kata biarawati tua.

1950
"Omong kosong! pikirannya hanya belum terbuka, siapa
bilang hatinya sudah ditujukan kepada Sang Buddha?" kata
Tong Hong Pek dengan gusar
Biarawati tua itu menyahut perlahan-lahan,
"Dia sendiri yang berkata begitu, orang lain mana bisa
memaksanya?" sahut biarawati tua itu dengan perlahan-lahan,
"Minggir kau!" bentak Tong Hong Pek.
Sembari membentak, dia menjulurkan tangannya
mencengkeram lengan biarawati tua itu.
Biarawati tua itu berkelit lalu tangannya bergerak sehingga
tasbeh yang di tangannya ikut bergerak ke arah lengan kiri
Tong Hong Pek.
Di saat biarawati itu menggerakkan tangannya, ujung
jubahnya tersingkap dan terlihat tanda tujuh titik merah di
lengannya.
Tong Hong Pek tertawa gelak.
"Ha ha ha! Lim Sok Hua, tak sangka kau bisa menjadi
biarawati! Sungguh menggelikan!"
Biarawati tua itu mundur selangkah, lalu berkata dengan
hambar.
"Kau keliru! pintu Buddha amat luas dan siapa pun boleh
memasukinya. Lagipula Lim Sok Hua sudah lama mati!"
Tong Hong Pek mendengus,

1951
"Hm! Aku tidak peduli Lim Sok Hua sudah mati atau
belum, hanya ingin bicara beberapa patah kata dengan Tam
Goat Hua! Kau masih tidak mau minggir "
Biarawati tua itu menggeleng-gelengkan kepala.
"Sudahlah! Kau jangan mengacau di sini, cepatlah pergi!"
Tong Hong Pek melihat biarawati tua itu tidak
menyiarkannya berbicara dengan Tam Goat Hua, sedangkan
Lu Leng entah ke mana, sehingga membuat hatinya gusar
sekali. Maka dia membentak keras sambil menjulurkan
tangannya, menotok jalan darah Hwa Kim Hiat di bagian dada
biarawati tua itu.
Biarawati tua itu mundur, sekaligus menggerakkan
tasbehnya menyerang tangan Tong Hong Pek.
Ternyata Tong Hong Pek mengeluarkan jurus tipuan,
Ketika tasbeh itu mengarah tangannya mendadak dia menarik
kembali tangannya, lalu dikibas-kannya ke depan,
Kibasan itu penuh mengandung tenaga, Walau badan
biarawati itu tidak bergeming, tapi pintu di belakangnya roboh
terterjang tenaga kibasan Tong Hong Pek.
Di saat bersamaan, Tam Goat Hua yang bersembunyi di
belakang biarawati tua itu, terhuyung-huyung ke belakang
empat langkah,
Maksud Tong Hong Pek memang agar Tam Goat Hua
menjauhi biarawati tua itu, Maka begitu melihat gadis itu
terhuyung-huyung beberapa langkah, dia lalu bersiul panjang,
Tampak badannya mencelat ke atas, lalu melesat ke depan

1952
melewati biarawati tua itu. Dia turun di belakang Tam Goat
Hua lalu menjulurkan tangannya memegang bahu gadis itu.
Akan tetapi, bersamaan itu dia pun merasakan adanya
serangkum tenaga yang amat kuat menerjang ke arah nya.
Dia segera menangkis dengan tangan kirinya, Terdengar suara
"Blam" disusul suara jeritan yang menyayat hati, Biarawati tua
itu terpental keluar lalu jatuh tersungkur Perlahan-lahan dia
bangkit berdiri, tapi tidak berani menyerang lagi,
Ternyata biarawati itu bukan biarawati tua yang tadi,
melainkan biarawati tua yang gagu dan tuU. Dia membokong
Tong Hong Pek, namun tertangkis olehnya sehingga badannya
terpental keluar
Tong Hong Pek yang berhasil memegang bahu Tam Goat
Hua segera berkata,
"Goat Hua, ayo ikut aku, aku ingin bicara sebentar
denganmu!"
Dia hendak menariknya pergi, tapi mendadak tangan kiri
Tam Goat Hua bergerak, tahu-tahu sudah menggenggam
sebilah belati tajam dan langsung menusuk ke
tenggorokannya sendiri.
Saat itu Tong Hong Pek berada di belakangnya, Dia
hendak merebut belati itu tapi ter!ambat, maka tidak berani
menariknya pergi,
Menyaksikan adegan itu, biarawati tua tersebut segera
merangkapkan kedua tangannya di dada,
"Siancay! Siancay! Kau masih tidak mau meninggalkan
tempat ini?"

1953
Tong Hong Pek menarik nafas dalam-dalam, "Lim Sok
Hua, kau jangan banyak omong!" Mendadak Tam Goat Hua
menyela, "Kalau kau tidak mau pergi, aku akan bunuh diri di
hadapanmu!"
"Baik, aku segera pergi dan selamanya tidak akan ke mari
menemuimu lagi! Tapi ada seseorang, kau harus
menemuinya!" sahut Tong Hong Pek, Tam Goat Hua
menggelengkan kepala, "Tidak! Aku tidak mau menemuinya!"
Hati Tong Hong Pek seperti tersayat
"Betulkah kau mau menjadi biarawati? ia mengintip dari
jendela, melihat air mukamu penuh penderitaan. Hatimu tidak
bisa tenang, bagaimana mungkin dapat menemani Sang
Buddha?" katanya dengan suara rendah.
Tam Goat Hua tertegun.
"Aku tidak tahu! Kalau kau masih tidak mau pergi, aku
pasti bunuh diri" katanya kemudian
Tong Hong Pek mengerutkan kening,
Ketika Tong Hong Pek memanggilnya, Tam Goat Hua
menekan belatinya sehingga tenggorokannya mengeluarkan
darah.
Bukan main terkejutnya Tong Hong Pek dan langsung
mundur beberapa langkah seraya berkata.
"Baik! Baik! Aku segera pergi! Tapi aku harap kau akan
mengerti di suatu hari nanti Dirimu sudah menjadi miliknya,
kenapa hatimu masih menentang? Aku pergi sekarang, baikbaiklah
kau menjaga diri"

1954
Kemudian dia melesat pergi, namun sepasang maunya
telah basah. padahal sesungguhnya hati Tam Goat Hua jauh
lebih sedih. Ketika melihat kemunculan Tong Hong Pek, dia
mengira dirinya dalam mimpi, maka langsung mendekap
kepadanya Namun Tong Hong Pek berseru memanggil Lu
Leng, itu membuatnya tersentak sadar ke alam nyata yang
penuh penderitaan. Karena badannya telah dimiliki Lu Leng,
sehingga dia mengancam agar Tong Hong Pek pergi,
Setelah Tong Hong Pek pergi, barulah dia merasa sedih
sekali, luka di tenggorokannya meneteskan darah, namun dia
tidak merasakan sakit Dia berdiri termangu-mangu di tempat
dan sadar belati yang di tangannya terjatuh
Kini barulah dia mendongakkan kepala untuk memandang
biarawati tua itu.
"Guru, aku... aku harus bagaimana?" tanyanya Biarawati
tua itu tersenyum hambar "Aku mana tahu kau harus
bagaimana?" Dia mendekati Tam Goat Hua, lalu memapahnya
ke tempat tidur, sekaligus mengobati luka di tenggorokannya
sementara Tong Hong Pek pergi dengan menahan duka dalam
hatinya. Ketika hari sudah mulai gelap, Dia berputar ke sana
ke mari, tapi tidak menemukan Lu Leng,
Betapa menyesalnya Tong Hong Pek mengajak Lu Leng ke
kuil tua itu karena akhirnya menjadi begini
"Anak Leng! Anak Leng!" serunya
Dia berseru dua kati memanggil Lu Leng, namun tiada
sahutan sama sekali,
Dia khawatir Lu Leng akan salah paham, sehingga
mengambil jalan pendek.

1955
Setelah berpikir sejenak, dia percaya bahwa Lu Leng tidak
akan melakukan itu, sebab dia masih memikul dendam kedua
orang tuanya,
Akan tetapi, kini Lu Leng ke mana, Tong Hong Pek tidak
tahu. Dia menengok ke sana ke mari, selain jato.jttg dilalui
tadi, terdapat sebuah jalan kecil S4ttfcinya Lu Leng pergi,
tentunya tidak akan melalui jalan tadi, pasti melalui jalan kecil
itu, pikirnya.
Setelah berpikir demikian, lalu dia melesat ke arah jalan
kecil itu,
Ternyata ketika Lu Leng menyaksikan Tong Hong Pek dan
Tam Goat Hua berpelukan hatinya terasa hampa, maka
mengambil keputusan meninggalkan tempat itu, Setelah dia
meloncat keluar melalui tembok, keadaan di sekitar tempat itu
mendadak terasa amat aneh,
Saat itu, dia tidak tahu mengapa dirinya merasa begitu,
sehingga membuat langkahnya terhenti
Dia lalu bersandar di tembok, sekaligus menahan nafas,
Setelah itu barulah dia tahu mengapa tadi merasa begitu,
Ternyata di dalam pintu utama kuil tua, terdengar suara Tak
Tak Tak.
Walau suara itu amat perlahan, namun membuat Lu Leng
teringat akan keempat orang buta.
Di saat dia sedang menduga-duga, mendadak terdengar
suara "Krek" dan pintu kuil itu terbuka.
Di bawah sinar bulan, Lu Leng dapat melihat dengan jelas
empat orang berjalan keluar dari kuil tua, Keempat orang itu

1956
masing-masing memegang sebatang tongkat bambu panjang,
Siapa mereka berempat itu? Ternyata empat orang buta yang
sedang dicarinya
Begitu melihat keempat orang buta itu, Lu Leng terkejut
bukan main. sesungguhnya dia ingin pergi memberitahukan
kepada Tong Hong Pek, namun khawatir Tam Goat Hua akan
terpukul hatinya, maka dia membatalkan niatnya.
Karena itu, Lu Leng mengambil keputusan untuk
menguntit keempat orang buta itu, namun tidak berani
terlampau dekat Setelah keempat orang buta itu berjalan tiga
empat depa barulah dia mulai menguntit mereka.
Ketika Lu Leng mengayunkan kakinya, keempat orang
buta itu berhenti serentak, sepertinya tahu ada orang
menguntit mereka.
Begitu mereka berempat berhenti Lu Leng pun ikut
berhenti sambil menahan nafas,
Tempat itu amat sunyi Selain suara jangkerik, tiada suara
lain sama sekali
Keempat orang buta itu tampak tertegun Mereka berdiri
diam di tempat Berselang beberapa saat, barulah mereka
melangkah lagi dan terdengar pula suara Tak Tak Tak.
Lu Leng menghitung tepat langkah mereka. Di saat
terdengar suara Tak", dia pun mengayunkan kakinya, begitu
pula seterusnya,
Dengan cara demikian, keempat orang buta itu tidak
mendengar suara langkahnya, maka amanlah Lu Leng
menguntit mereka,

1957
Keempat orang buta itu berjalan menuju jalan yang dilalui
Lu Leng dan Tong Hong Pek tadi.
Sehingga membuat Lu Leng tidak bisa meninggalkan suatu
tanda untuk Tong Hong Pek, sedangkan Tong Hong Pek malah
menelusuri jalan kecil.
Kini sudah menempuh tiga empat mil tapi keempat orang
buta itu masih tidak tahu ada orang menguntit mereka.
Mendadak melayang turun beberapa helai daun kering di
atas kepala keempat orang buta itu. Salah seorang dari
mereka langsung menggerakkan tongkat bambunya, beberapa
helai daun kuning yang melayang turun itu tertusuk semua di
ujung tongkat bambu tersebut
Menyaksikan itu, Lu Leng bertambah berhati-hati. Apabila
sampai keempat orang buta itu tahu bahwa dirinya menguntit
mereka, Lu Leng pasti celaka,
Empat lima rail kemudian salah satu tongkat bambu
mereka menyentuh sebuah batu, lalu mereka berempat duduk
beristirahat di atas batu itu,
Salah seorang dari mereka mengeluarkan Busur Api, lalu
ditariknya hingga berbunyi "Pheng",
Saat itu Lu Leng berdiri tiga depa di belakang mereka.
Begitu melihat Busur Api, rasanya ingin melesat ke sana untuk
merebutnya.
Akan tetapi, Lu Leng tidak berani berbuat begitu, dia tetap
berdiri diam di tempat sambil menahan nafas.

1958
Lu Leng berharap mereka bercakap-cakap, agar tahu asalusul
mereka Akan tetapi, keempat orang buta itu justru diam
tak bersuara sama sekali
Mereka berempat bergantian menarik Busur Api itu, air
muka mereka seperti mau menangis saking gembira
Maka terdengar suara "Pheng Pheng Pheng Pheng" dalam
kegelapan sedangkan Lu Leng terus berdiri mematung di
tempat tidak berani bergerak sama sekali
Semula Lu Leng berdiri tertegun sambil memandang
keempat orang buta itu, tapi mendadak hatinya tergerak
Dia pikir percuma mengetahui asal-usul mereka berempat
yang terpenting adalah Busur Api tersebut
Kalau Busur Api itu masih berada di tangan keempat orang
buta itu, percuma dia mencari panah Bulu Api
Berarti saat itu Lu Leng harus mencari suatu akal untuk
merebut Busur Api tersebut tidak peduli asal-usul keempat
orang buta itu,
Berpikir sampai di situ, hati Lu Leng menjadi tegang,
Walau sudah ada tujuan, tapi harus bagaimana
melakukannya, itu sungguh memeras otaknya.
Betapa tajamnya pendengaran keempat orang buta itu, Lu
Leng telah menyaksikannya Walau hanya sehelai daun rontok
ke bawah, mereka berempat masih dapat mendengarnya,
bahkan dapat bergerak cepat pula menusuk daun itu.

1959
Saat ini, Lu Leng hanya berada dalam jarak tiga depa dan
menahan nafas kalau dia maju, mereka pasti tahu.
Apabila hal itu terjadi, kiranya sulit bagi Lu Leng untuk
meloloskan diri, sebab kepandaian mereka berempat amat
tinggi.
Lu Leng terus berpikir sambil memandang keempat orang
buta itu dengan mata tak berkedip,
Berselang sesaat, muncul suatu ide dalam hatinya ternyata
dia mendengar suara Busur Api berbunyi amat nyaring di
malam buta, Kalau dia dapat maju mengikuti suara Busur Api,
mungkin keempat orang buta itu tidak akan mendengar suara
langkahnya
Setelah memperoleh ide tersebut, semangat Lu Leng
terbangkit, Di saat terdengar suara "Pheng", dia pun maju
selangkah dengan hati-hati sekali
Busur Api itu berpindah ke tangan orang buta lain lalu
terdengar lagi suara "Pheng" dan Lu Leng maju selangkah lagi
Dengan cara demikian Lu Leng melangkah maju selangkah
demi selangkah sambil menahan nafas dan tak lama sudah
maju tujuh delapan langkah,
Walau bulan tidak bersinar begitu terang, namun Lu Leng
dapat melihat jelas wajah keempat orang buta itu. Tampak
wajah mereka berempat agak kehijau-hijauan dan penuh
keriput, entah berapa usia keempat orang buta itu.
Mereka buta bawaan lahir, karena biji mata mereka
memutih semua, sehingga kelihatan amat menyeramkan.

1960
Terdengar lagi suara "Pheng", Namun ketika Lu Leng baru
mau maju selangkah lagi, mendadak orang buta itu
mengeluarkan helaan nafas panjang,
Oleh karena itu, Lu Leng tidak berani maju, sebab jarak
mereka sudah begitu dekat
Setelah orang buta itu menghela nafas panjang, yang
lainnya juga ikut menghela nafas panjang, Wajah mereka
berempat tampak menderita sekali, membuat Lu Leng
terheran-heran dan tidak habis pikir, mengapa keempat orang
buta itu menghela nafas panjang?
Kini Lu Leng berdiri satu depa lebih di hadapan mereka,
Berarti Busur Api itu hanya berjarak satu depa lebih pula,
Jarak yang begitu dekat, sudah pasti amat gampang bagi
Lu Leng untuk turun tangan merebut Busur Api itu,
Akan tetapi, Lu Leng justru masih tidak berani segera
turun tangan, tetap menunggu kesempatan
Berhasil atau tidaknya merebut Busur Api itu, akan
menyangkut nasib seluruh rimba persilatan. Oleh karena itu,
dia tidak berani gegabah.
Mendadak orang buta yang memegang Busur Api itu
berkata,
"Ada busur tiada panah, sungguh sedih !
"Ada busur tiada panah, sungguh benci!" sambung yang
lainnya,

1961
Keempat orang buta itu mengucapkan beberapa patah
kata, lalu berhenti, sehingga suasana menjadi hening sekali
Setelah itu, terdengar suara "Pheng" dan Lu Leng pun
segera maju selangkah, namun dia tertegun seketika karena
setelah menarik Busur Api itu, orang buta tersebut memegang
talinya secara mendadak, sehingga suaranya langsung
berhenti, sedangkan di saat itu sebelah kaki Lu Leng sedang
menginjak tanah, Walau amat perlahan suaranya, tapi Lu Leng
yakin keempat orang buta itu mendengarnya
Tidak salah, di saat Lu Leng tertegun, terdengar suara
"Ser Ser", ternyata dua batang tongkat bambu sudah
mengarah dirinya.
Lu Leng melihat kedua batang tongkat bambu itu tidak
mengarah dadanya, karena suara tadi amat lirih,
Meskipun pendengaran keempat orang buta itu tajam
sekali, namun suara tadi tidak membuat mereka berani
memastikan tempat Oleh karena itu, Lu Leng berani
menempuh bahaya tetap berdiri diam di situ,
Ser! Ser!
Kedua batang tongkat bambu lewat di sisinya, lalu ditarik
kembali dengan serentak Keempat orang buta itu bangkit
berdiri kemudian yang memegang Busur Api, segera
menyimpan Busur Api itu ke dalam bajunya seraya
membentak
"Siapa?"
Lu Leng tidak bersuara, hanya terus memandang mereka
berempat.

1962
Keempat orang buta itu pasang kuping, mendengarkan
dengan seksama.
"Mungkin hanya daun rontok," kata salah seorang dari
mereka,
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita tidak dapat menusuk
daun rontok itu?" sahut salah seorang lainnya,
Keempat orang buta itu segera berpencar keempat
penjuru, maka sudah barang tentu Lu Leng menjadi terkepung
di tengah-tengah,
* * * *
Bab 92
Begitu melihat keadaan itu, Lu Leng tahu bahwa pada
malam itu tiada kesempatan lagi baginya untuk merebut Busur
Api, harus menunggu kesempatan kedua. Apabila keempat
orang buta itu tahu keberadaannya di situ, sudah pasti
selamanya tiada kesempatan lagi, Oleh karena itulah dia tetap
berdiri tak bergerak di tempat
Badan keempat orang buta itu bergerak Ternyata mereka
sudah maju tiga langkah. sedangkan jarak mereka satu sama
lain hanya satu depa lebih, maka setelah mereka maju dua
tiga langkah, jarak mereka menjadi amat dekat dengan Lu
Leng, Kebetulan yang berdiri di hadapannya justru orang buta
yang menyimpan Busur Api ke dalam bajunya,
Hati Lu Leng menjadi tergerak, seandainya dia menyerang
dengan Kira Kong Sin Ci, orang tua itu pasti roboh, berarti dia
mempunyai kesempatan untuk merebut Busur Api tersebut

1963
Setelah berpikir begitu, Lu Leng mendadak membentak
keras dan langsung menyerang orang buta itu dengan jurus It
Ci Keng Thian (Satu jari Mengejutkan Langit) mengarah
dadanya.
Pendengaran keempat orang buta itu memang tajam
sekali dan gerakan mereka pun amat cepat. sebelum
membentak keras Lu Leng hanya menarik nafas dalam-dalam,
mereka berempat sudah mundur serentak
Akan tetapi serangan yang dilancarkan Lu Leng amat
cepat. Maka, walau orang buta itu sudah mundur selangkah,
angin telunjuk Lu Leng telah menerjang ke arahnya, sehingga
orang tua itu roboh seketika
Lu Leng mendengar suara mendesir di belakangnya. Dia
tahu bahwa tiga orang buta lainnya sudah menyerang
punggungnya dengan tongkat bambu,
Dia tidak berkelit atau memutarkan badannya, melainkan
mengeluarkan golok Su Yang To-nya lalu diayunkannya ke
belakang dengan jurus Khi Hou Seh Seng (Menunggang
Harimau Dengan Tenaga). Kemudian dia melesat ke arah
orang buta yang roboh itu sekaligus mencengkeram dadanya,
Dia mengeluarkan golok pusaka Su Yang To, menangkis,
melesat ke depan dan mencengkeram, Semua itu
dilakukannya hanya dalam satu kali tarikan nafas sehingga
gerakannya amat cepat,
Plak! Plak! Plak!
Golok pusaka Su Yang To berhasil menangkis serangan
ketiga batang tongkat bambu,

1964
Akan tetapi golok Su Yang To-nya terpental dan telapak
tangannya yang menggenggam golok pusaka itu berdarah.
Namun Lu Leng sudah sampai di hadapan orang buta yang
roboh itu.
Dia pun berhasil mencengkeram leher baju orang itu dan
jari telunjuk pun menotok jalan darah Sien Ki Hiat dan Hwa
Kay Hiat di bagian dadanya,
Kemudian Lu Leng berputar ke belakangnya, Dilihatnya
tiga batang tongkat bambu mengarahnya, tapi karena dia
berputar ke belakang orang buta itu, maka ketiga batang
tongkat bambu itu membentur orang tua tersebut dan orang
buta itu mengeluarkan suara "Hah"
Walau suara itu lirih tapi terdengar juga, maka ketiga
orang buta langsung berhenti menyerang,
Meskipun golok pusakanya telah terpental beberapa depa,
namun kini Lu Leng telah berhasil menguasai orang buta itu,
maka ketiga orang buta lain tidak berani melancarkan
terangan lagi
"Locianpwee berempat, tujuanku hanya mendapatkan
Busur Api, tidak berniat jahat sama sekali"
Ketiga orang buta diam di tempat Posisi mereka seperti
semula ketika melakukan penyerangan. Sedangkan orang buta
yang telah dikuasai Lu Leng diam sama sekali tak berkutik
"Busur Api menyangkut nasib seluruh rimba persilatan
maka saat ini aku terpaksa harus bertindak demikian, mohon
Locianpwee berempat maklum!" kata Lu Leng lagi

1965
Sembari berkata, dia merogohkan tangannya ke dalam
baju orang buta itu untuk mengambil Busur Api tersebut
Saat ini, wajah keempat orang buta itu tampak gusar
sekali Tapi mereka tidak berani bergerak, karena salah
seorang dari mereka lelah dikuasai Lu Leng.
Kelihatannya Lu Leng akan berhasil mengambil Busur Api
itu, Ketika merogohkan tangannya ke dalam baju bagian dada
orang buta itu, dia malah tertegun dan keringat dinginnya
mengucur
Dia memang telah memegang Busur Api itu, namun tidak
bisa mengeluarkannya, karena jari jempol dan jari telunjuknya
justru masih menekan jalan darah Sien Ki Hiat dan Hwa Kay
Hiat di bagian dada orang buta itu, sedangkan Busur Api
tersebut berada di tengah-tengah kedua jalan darah itu, Apabila
sebelah tangannya mengeluarkan Busur Api itu, sudah
barang tentu jempol dan jari telunjuk harus diangkat Kalau
tidak, sudah pasti tidak bisa mengeluarkan Busur Api itu,
Seandainya dia menarik jempol dan jari telunjuknya itu,
sudah pasti dapat mengambil Busur Api tersebut Tapi orang
buta itu merupakan jago tangguh, maka walaupun berhasil
mengambil Busur Api itu, dirinya pun tidak akan selamat.
Itu membuat Lu Leng tertegun, sama sekali tidak
menemukan cara untuk mengambil Busur Api tersebut
Di saat itu, orang buta tersebut tertawa.
"Ha ha! Kau tidak dapat mengambil Busur Api itu bukan?"
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam.

1966
"Tidak benar! Aku masih bisa mengambilnya!"
"Walau kau akan berhasil, tapi kau tidak dapat meloloskan
diri!" sahut orang buta itu,
Mendengar itu, Lu Leng diam saja,
Orang buta itu berkata lagi,
" Kalau kau tidak bisa kabur, Busur Api itu tetap menjadi
milik kami!"
Lu Leng terus berpikir memang tidak salah apa yang
dikatakan orang buta itu, namun tidak yakin dirinya tidak
dapat lolos.
Karena itu, Lu Leng menyahut dengan dingin,
"Belum tentu aku tidak dapat meloloskan diri!"
"Kalau begitu, cobalah!" kata orang buta itu,
Lu Leng menoleh untuk memandang golok pusaka Su
Yang To-nya yang tergeletak di tanah, dan mendadak menarik
kedua jari tangannya,
Di saat bersamaan sebelah tangannya pun menyentak,
mengambil Busur Api tersebut. Bersamaan itu pula badannya
melesat ke arah golok pusakanya.
Gerakan Lu Leng amat cepat, tapi keempat orang buta ku
bukan orang sembarangan Ketika Lu Leng menarik kedua jari
tangannya, orang buta itu pun langsung mengayunkan

1967
tangannya dan mengarahkan sepasang jarinya ke mata Lu
Leng.
Karena Lu Leng mencelat ke arah golok pu-sakanya, maka
serangan yang dilancarkan orang buta itu meleset dari
sasarannya dan menusuk bahunya,
Meskipun bahunya terasa sakit, Lu Leng tetap melesat ke
arah golok pusakanya sambil berkertak gigi
Akan tetapi, sebelum dia memungut golok pusaka itu,
sudah tampak dua batang tongkat menusuk ke arahnya.
Lu Leng terpaksa memiringkan badannya untuk berkelit. Di
saat bersamaan, terdengar suara Trang", ternyata ujung
tongkat bambu itu telah berhasil menyentak golok pusaka itu
ke atas setinggi dua depaan,
Lu Leng tahu keempat orang buta itu amat membencinya,
karena merebut Busur Api tersebut. Dia pun tahu bahwa akan
terjadi pertarungan sengit dan pihak musuh tidak akan
menyiarkannya memungut golok pusaka itu,
Oleh karena itu, dia sudah siap ketika pihak musuh
menggerakkan tongkat bambu untuk menghalanginya
mengambil golok pusaka itu.
Ketika golok pusakanya terbang ke atas, segera bersiul
panjang sambit mencelat ke atas. Dia berhasil meraih golok
pusaka tersebut, sekaligus diayunkan nya sehingga
menimbulkan suara "Sert Sert Sert".
Tampak bayangan golok melindungi dirinya, Namun di
saat badannya merosot ke bawah, mendadak berkelebatan
cahaya tongkat bambu ke arahnya.

1968
Maka, ketika sepasang kakinya menginjak tanah, dia
berpikir ingin melarikan diri, tapi mereka telah mengurungnya,
Lu Leng terus memutar golok pusakanya untuk melindungi
dirinya, Kini dia telah berhasil memperoleh Busur Api, namun
kelihatannya sulit baginya untuk menerjang keluar dari
kepungan keempat orang buta tersebut
Cukup lama dia bertahan Keringatnya sudah mengucur
membasahi sekujur badan nya, sebab se-rangan-serangan
keempat orang buta itu semakin gencar, bahkan dia
merasakan adanya tenaga yang amat kuat menekan dirinya,
Tekanan tenaga tersebut membuat gerakannya tidak
segesit semula, lagi pula dia pun merasa golok pusakanya
semakin berat
Betapa terkejutnya Lu Lcng. Dia memaksakan diri untuk
bertahan, tapi gerakannya sudah mulai lamban.
Cess!
Ujung sebatang tongkat bambu telah menusuk
punggungnya. Ketika dia ingin memutar golok pusakanya ke
belakang. sebatang tongkat bambu sudah menusuk dadanya.
Lu Leng terpaksa harus membungkukkan badannya Walau
dia berhasil berkelit, tapi ujung tongkat bambu itu tetap
berhasil menusuk bahunya sehingga darahnya mengucur
seketika,
Setelah terkena dua kali tusukan tongkat bambu, gerakan
Lu Leng semakin lamban.
Cess!

1969
Jalan darah Hoan Tiau Hiat di kedua belah kakinya telah
tertusuk sehingga terasa sakit sekali dan badannya roboh
seketika.
Dia masih sempat berguling, tetapi empat batang tongkat
bambu telah mengarahnya.
Saat itu Lu Leng sudah tahu bahwa usahanya akan sia-sia,
bahkan sudah sulit baginya untuk meloloskan dtri.
Bukan main gugup dan paniknya Lu Leng, tapi sekilas
timbul suatu ide dalam hatinya dan dia segera berseru,
"Panah Bulu Api!"
Sungguh manjur seruan Lu Leng, sebab keempat batang
tongkat bambu itu langsung bernenti.
Ujung keempat tongkat bambu itu hanya berjarak
beberapa inci saja, salah satunya justru berada di atas bahu
Lu Leng,
Lu Leng memandang keempat batang tongkat bambu itu
sambil menarik nafas dalam-dalam dan berseru lagi.
"Panah Bulu Api!"
Salah seorang buta melangkah maju mengambil Busur Api
itu dari tangan Lu Leng. sebetulnya Lu Leng masih dapat
menyerangnya tapi kalau dia menyerang, ketiga batang
tongkat bambu yang masih mengarah dirinya, pasti menusuk
serentak dan tak mungkin dia bisa berkelit
Maka, dia hanya tersenyum getir, membiarkan orang buta
itu mengambil Busur Api dari tangannya.

1970
"Kenapa kau berseru "Panah Bulu Api" dua kali?" bentak
orang buta itu setelah mengambil Busur Api dari tangan Lu
Leng,
“Tarik kembali dulu tongkat-tongkat bambu ini, baru
kukatakan," sahut Lu Leng dengan tenang.
Keempat orang buta itu segera menarik kembali tongkat
bambu masing-masing, namun tetap dalam posisi mengurung
Lu Leng,
Lu Leng menarik nafas lega, Saat itu bukan hanya Busur
Api itu direbut kembali, bahkan dirinya pun telah terluka dan
lukanya masih mengucurkan darah.
Dia segera menotok beberapa jalan darahnya agar darah
tidak terus mengucur
"Bagaimana panah Bulu Api itu?" tanya salah seorang
buta,
"Aku punya beberapa patah kata, entah harus kuucapkan
atau tidak?" sahut Lu Leng.
"Perkataan apa?" tanya orang itu dingin.
"Empat Locianpwee berempat jago tangguh dari mana aku
sama sekali tidak tahu. Namun Locianpwe berempat pasti juga
kaum rimba persilatan Beberapa tahun ini, Liok Ci Khim Mo
membantai kaum rimba persilatan golongan lurus dan kini dia
menyebut dirinya Bu Um Ci Cun...."
Salah seorang buta memotong ucapan Lu Leng,
kelihatannya sudah tidak sabaran.

1971
"Siapa Liok Ci Khim Mo? Kau dua kali berseru Panah Bulu
Api, sebetulnya ada apa?"
Lu Leng berseru dua kali "Panah Bulu Api", disebabkan dia
melihat keempat orang buta itu pun menghendaki panah
tersebut Maka dia berseru begitu agar mereka berempat
berhenti menyerangnya,
"Kini hanya Busur Api dan Panah Bulu Api yang mampu
melawan Liok Ci Khim Mo. Kalau Locianpwee berempat berniat
menggunakan Busur Api dan Panah Bulu Api untuk melawan
Liok Ci Khim Mo, itu memang baik sekali, Tapi Locianpwee
berempat harus mementingkan nasib rimba persilatan.
Ketika Lu Leng berkata begitu, keempat orang buta itu
maju selangkah.
"Kalau begitu, kau sudah memperoleh panah Bulu Api itu?
Kau mampu menerobos Empat puluh sembilan Lorong
rahasia?" tanya salah seorang dari mereka?"
Begitu mendengar pertanyaan orang buta itu, Lu Leng
menjadi tertegun Namun setelah berpikir sejenak, akhirnya dia
mengerti. Keempat orang buta itu tahu Mo Liong Seh Sih
memperoleh Panah Bulu Api, Bahkan mereka pun tahu Panah
Bulu Api itu disimpan dalam gudang rahasia, maka orang buta
itu bertanya demikian.
Namun Panah Bulu Api itu telah dicuri orang dan keempat
orang buta itu tidak mengetahuinya.
Lu Leng adalah pemuda yang berhati jujur, maka dia
menyahut dengan jujur pula.

1972
"Aku tidak pernah menerobos ke dalam Lorong rahasia itu,
tapi aku tahu, Panah Bulu Api sudah tidak ada di sana."
"Di mana?" tanya empat orang buta itu hampir serentak.
Lu Leng tersenyum getir
"Aku justru tidak tahu,"
Keempat orang buta itu diam saja, tapi tongkat bambu
mereka bergerak menusuk ke arah Lu Leng,
Lu Leng terperanjat dan segera meloncat ke belakang.
"Aku memang tidak tahu, kalian memaksa juga percuma!"
katanya.
Keempat orang buta berhenti menggerakkan tongkat
bambu masing-masing, kemudian salah seorang dari mereka
bertanya dengan suara dalam.
" Kalau kau tidak tahu berada di mana Panah Bulu Api, lalu
kenapa merebut Busur Api itu?"
"Kalian berempat juga tidak memiliki panah Bulu Api,
kenapa merebut Busur Api itu juga?" sahut Lu Leng.
Keempat orang buta itu tertegun, kemudian berbisik-bisik
membicarakan sesuatu.
"Kau berani merebut Busur Api dari tangan kami,
sesungguhnya kami tidak dapat melepaskan. Tapi kami
percaya akan omonganmu, Panah Bulu Api sudah tidak berada
di dalam gudang rahasia itu. Kami tidak usah pergi menerobos

1973
Empat puluh sembilan Lorong Rahasia, maka kami pun tidak
usah membunuhmu pergilah!"
Mendadak keempat batang tongkat bambu itu bergerak
dan seketika Lu Leng merasakan adanya tenaga yang amat
kuat menerjang dirinya, membuat badannya terpental
beberapa depa,
Di saat bersamaan, badan keempat orang buta pun
bergerak, tahu-tahu mereka berempat sudah melesat pergi,
Ketika Lu Leng berdiri tegak, keempat orang buta itu pun
sudah tidak kelihatan lagi,
Lu Leng berdiri termangu-mangu, Dia berpikir, untuk apa
mengejar mereka, Kalau pun dapat mengejar juga tidak ada
artinya, Mereka keluar dari kuil itu, mungkin punya hubungan
dengan biarawati tua, Lagi pula gurunya masih ada di dalam
kuil tua itu, kenapa tidak ke sana untuk berunding dengan
gurunya?
Akan tetapi dia tidak tahu bahwa Giok Bi Sin Kun-Tong
Hong Pek telah meninggalkan kuil itu.
Ketika Lu Leng berpikir mau kembali ke kuil tua itu, wajah
Tam Goat Hua muncul di pelupuk matanya, berseri-seri sambil
mendekap ke dada Tong Hong Pek. itu membuatnya tiada
keberanian untuk melangkah maju.
Lama sekali Lu Leng berdiri termangu, Akhirnya dia
membulatkan hati untuk kembali ke kuil tua dan langsung
melesat pergi.

1974
Beberapa mil kemudian, Lu Leng mempercepat
langkahnya, maka tak seberapa lama kemudian tibalah dia di
depan kuil itu,
Dia tertegun karena mendengar suara tangisan di dalam
kuil tua, dan dia mengenali suara tangisan itu, tidak lain
adalah suara tangisan Tam Goat Hua.
Kemudian dia mendorong pintu kuil, namun di saat
bersamaan, dia mendengar Tam Goat Hua berkata sambil
menangis,
"Guru, apa yang kualami sudah kuberitahukan tentunya
Guru tahu kenapa aku mendesaknya pergi. Guru, apakah Guru
masih mau menampungku di sini?"
Terdengar suara tua yang bernada belas kasihan,
“Tidak bisa."
"Kenapa tidak bisa?" tanya Tam Goat Hua,
"Ketika aku seusiamu, juga pernah mengalami pukulan
batin, maka lalu aku menjadi biarawati. Kini kalau kupikirkan
kembali, sungguh menggelikan!"
"Menggelikan?" tanya Tam Goat Hua,
"pintu Buddha memang luas dan siapa pun boleh
memasukinya Tapi cobalah kau pikir, dalam hatimu tidak tetap
pada Buddha, hanya ingin menyendiri saja, Lalu bangka harus
menjadi biarawati menghadap Sang Buddha?" kata biarawati
tua.
Tam Goat Hua menghela nafas panjang.

1975
"Kalau begitu, aku tidak boleh menjadi biarawati?"
"Kira hatimu masih belum tenang, sungguh sulit memasuki
pintu Buddha!" sahut biarawati tua.
Tam Goat Hua menghela nafas panjang lagi,
"Guru, kalau begitu esok pagi aku akan meninggalkan
tempat ini."
"Hatimu masih mencintai Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
kenapa tidak mau pergi sekarang?"
"Walau aku amat mencintainya tapi.,, badanku sudah
dimiliki orang lain.-." sahut Tam Goat Hua.
Mendengar sampai di si(u, hati Lu Leng seperti tersayat,
lalu dia melangkah ke dalam.
Tampak lampu minyak yang remang-remang, Tam Goat
Hua berdiri di hadapan biarawati tua, sedangkan biarawati tua
itu duduk bersila dengan mata setengah terpejam.
Tam Goat Hua mendongakkan kepala, Ketika dia melihat
Lu Leng, wajahnya yang pucat menjadi bertambah pucat,
sekujur badannya bergemetar dan mundur selangkah tanpa
sadar
Lu Leng segera berkata,
"Kakak Goat, kau harus mendengarkan dulu
pembicaraanku sampai habis!"
"Kau cepat pergi!" teriak Tam Goat Hua.

1976
Tetapi Lu Leng tak mau pergi
"Aku tidak akan pergi di mana guru?"
Saat ini hati Tam Gcpt Hua terasa hampa dan dia tidak
tahu harus bagaimana.
"Pergi! Pergi! Pergil" teriaknya Iagi.
Lu Leng menarik nafat, lalu melesat ke hadapan Tam Goat
Hua.
Gadis itu ingin mundur, namun Lu Leng sudah
menjulurkan tangannya menyambar lengannya, Tam Goat Hua
berkelip sehingga tangan Lu Leng hanya dapat menyambar
ujung bajunya,
Brrt!
Ujung lengan baju Tam Goat Hua tersobek. Kemudian Lu
Leng maju selangkah seraya bertanya.
"Kakak Goat, di mana guru?"
Tam Goat Hua membalikkan badannya,
"Dia sudah pergi, kau pun harus segera pergi!"
"Dia ke mana?" tanya Lu Leng,
"Aku tidak tahu!" sahut Tam Goat Hua dengan suara
tergetar-getar.

1977
"Kakak Goat, guru tidak ada, aku pun tidak bisa pergi
mencarinya. Ada satu urusan penting, aku harus minta
bantuanmu!" kata Lu Leng,
Tam Goat Hua menggoyang-goyangkan sepasang
tangannya,
"Pergilah! Aku tidak tidak akan bantu apa pun!"
"Kakak Goat, biar bagaimana pun urusan itu harus kau
bantu. Karena aku tidak dapat melaksanakannya seorang diri
Kau tidak melihat diriku terluka? Meskipun hatimu amat
berduka dan tidak mau menemuiku, tapi kini kau harus
bersamaku menyelesaikan urusan itu!" kata Lu Leng sungguhsungguh,
"Urusan apa?" tanya Tam Goat Hua,
"Kau harus hati-hati! Kakak Goat, cepat menyingkir,
musuh berada di sisi kita!" kata Lu Leng tanpa menjawab
pertanyaan gadis itu. perkataan Lu Leng membuat Tam Goat
Hua membalikkan badannya, Lu Leng memandangnya wajah
Tam Goat Hua tampak pucat pias, namun sikapnya seperti
akan menghadapi musuh,
Lu Leng bergirang dalam hati dan mendadak
mengeluarkan golok pusakanya kemudian diayunkan ke arah
biarawati tua.
Tam Goat Hua terperanjat.
"Mau berbuat apa kau?" bentaknya.
Golok pusaka Su Yang To langsung berhenti Biarawati tua
itu membuka matanya lalu menatap Lu Leng dengan tajam,

1978
Tam Goat Hua tahu jelas bagaimana sifat Lu Leng, Maka
dia dapat memastikan bahwa tindakan Lu Leng itu mempunyai
alasan yang kuat Dia segera melangkah mendekati Lu Leng
lalu berdiri di sampingnya
Lu Leng segera berkata kepada biarawati tua itu.
"Lo Suhu, aku minta petunjuk tentang sebuah urusan!"
Biarawati tua itu tersenyum hambar Terhadap golok
pusaka Su Yang To yang ditudingkan di hadapannya dia
seakan tidak melihat.
"Tentang urusan apa?" tanyanya.
"Tadi ada empat orang buta keluar dari kuil ini Siapa
mereka dan tinggal di mana? Kau harus memberitahukan
kepadaku!" sahut Lu Leng.
Biarawati tua itu tetap tersenyum hambar Kelihatannya
semua urusan dunia tiada kaitan dengan dirinya.
"Mereka berempat memang keluar dari kuilku ini. Tapi
siapa mereka dan tinggal di mana aku tidak bisa
memberitahukan!"
Walau biarawati itu tidak mau memberitahukan, namun Lu
Leng amat girang dalam hati Sebab nada perkataan biarawati
tua itu kedengarannya tahu siapa keempat orang buta itu, dan
tahu pula tempat tinggal mereka, hanya saja biarawati tua itu
tidak mau memberitahukan..
"Lo Suhu harus memberitahukan, sebab urusan itu
menyangkut keselamatan seluruh rimba persilatan!" katanya
sambil menarik kembali golok pusaka-nya.

1979
Biarawati tua itu menggeleng-gelengkan kepala,
"Aku tidak mau beritahukan, tetap tidak akan beritahukan!
Kau jangan lama-lama di sini, bawa pergi Nona ini! Beberapa
hari ini, tempat untuk membersihkan diri ini telah diaduk tidak
karuan oleh kalian!"
Bagian 45
"Apakah berkaitan dengan Liok Ci Khim Mo?" sela Tam
Goat Hua.
“Tidak salah, Busur Api sudah terjatuh ke tangan empat
orang buta itu. Tadi aku hampir berhasil merebutnya, tapi
justru terluka, Mengenai asal-usul keempat orang buta itu,
hanya biarawati tua ini yang tahu, maka aku bertanya
kepadanya."
Tam Goat Hua memandang biarawati tua. Ternyata
biarawati tua itu telah memejamkan matanya untuk
bersemedi.
Sudah beberapa hari Tam Goat Hua tinggal di kuil tua,
tentunya tahu biarawati tua itu berkepandaian tinggi dan tidak
mau mencampuri urusan rimba persilatan Kalau sudah bilang
tidak mau memberitahukan, sudah pasti tidak akan
memberitahukan
Dia berpikir sejenak, kemudian bertanya kepada Lu Leng,
"Bagaimana kau tahu dia tahu asal-usul keempat orang
buta itu?"

1980
“Tadi aku... aku..." sahut Lu Leng tersendat-sendat,
Sebetulnya Lu Leng ingin menceritakan kedatangannya
bersama Tong Hong Pek, namun dibatalkannya.
"Tadi aku melihat keempat orang buta itu keluar dari kuil
ini," katanya,
Tam Goat Hua berpikir lagi, lalu berbisik
"Mari kita pergi ?"
"Kakak Goat, urusan belum beres, bagaimana kita pergi?"
"Kita pergi saja!" kata Tam Goat Hua dengan suara ringan
Sembari berkata, Tam Goat Hua memberi isyarat kepada
Lu Leng dan Lu Leng tahu, dalam hati gadis itu pasti sudah
mempunyai suatu ide Maka Lu Leng manggut-manggut
"Baik, mari kita pergi!"
Tam Goat Hua memberi hormat kepada biarawati tua, lalu
berjalan pergi bersama Lu Leng, Keluar dari kuil tua itu, Tam
Goat Hua langsung melesat ke depan dan Lu Leng buru-buru
mengejarnya, Kira-kira dua tiga puluh depa, barulah gadis itu
berhenti.
"Kakak Goat.,." panggil Lu Leng,
"Urusan ini amat penting, lagi pula kalau hanya kau
seorang diri sulit melaksanakannya, maka aku baru mau
membantumu. Selain urusan ini, jangan membicarakan yang

1981
lain! Apabila kau membuka mulut membicarakan urusan lain,
aku pasti segera pergi!" kata Tam Goat Hua.
Lu Leng mengangguk
"Ya, tapi...."
" Setelah beres urusan itu, kau jangan berpikir hendak
menemuiku lagi “ potong Tam Goat Hua.
Lu Leng menghela nafas panjang,
"Kau tahu asal-usul keempat orang buta itu?"
"Aku tidak tahu, tapi aku punya akal untuk mencari
informasi itu!"
Lu Leng girang bukan main.
"Sungguh?"
Tam Goat Hua manggut-manggut
"Kau tunggu di sini dan balut lukamu itu! Cukup lama aku
pergi, tapi pasti kembali Kau tidak boleh ke mana-mana!"
Lu Leng terkejut mendengar ucapan gadis itu.
"Kakak Goat, kau mau pergi ke mana?" tanya-nya.
"Aku hanya ingin ke kota kecil yang terdekat Legakan
hatimu, aku pasti kembali!"
* * * *

1982
Bab 93
Apa yang dikatakan Tam Goat Hua, tentunya Lu Leng
percaya. Namun dia agak khawatir karena gadis itu pergi
seorang diri
"Kakak Goat, kau harus kembali lho!" pesannya,
Tam Goat Hua memandang ke bawah, seraya menyahut.
"Tentu!"
Kemudian dia melesat pergi dan dalam sekejap sudah
tidak tampak bayangannya,
Lu Leng menarik nafas, lalu merobek ujung bajunya untuk
membalut lukanya, Dia menunggu Tam Goat Hua ditempat itu
dan tidak berani pergi ke mana-mana.
Tam Goat Hua bilang pergi agak lama, Lu Leng justru
merasa lama sekali Entah berapa kali dia nyaris memastikan
bahwa Tam Goat Hua tidak akan kembali lagi.
Akan tetapi, dalam hatinya menentang apa yang
dipikirkannya itu. Dia mempercayai Tam Goat Hua, sebab
gadis itu tidak pernah mengingkari janji
Kini dia teringat akan apa yang dikatakan Tam Goat Hua
tadi, setelah berhasil merebut Busur Api, selanjutnya jangan
berpikir untuk menemuinya lagi. Tam Goat Hua mengatakan
begitu, tentunya sudah membulatkan hati Teringat akan itu,
hati Lu Leng menjadi berduka sekali,

1983
Lu Leng terus menunggu Ketika hari mulai terang, barulah
dia melihat sosok bayangan ramping melesat ke arahnya. Lu
Leng segera menyapa, ternyata Tam Goat Hua,
Lu Leng langsung menarik nafas lega, "Kakak Goat,
akhirnya kau kembali!" katanya, Kemudian dia mencium
aroma arak dan daging, Ternyata tangan Tam Goat Hua
menjinjing sebuah keranjang berisi sekendi arak dan daging
babi panggang
Lu Leng tercengang lalu bertanya, "Kakak Goat, apa
maksudmu ini?"
"Kau ikut aku!" sahut Tam Goat Hua.
Kemudian dia melesat pergi dan Lu Leng mengikutinya
dari belakang, Berselang sesaat, mereka sampai di pinggir
sebuah sungai keciL Tam Goat Hua pun berhenti di situ, lalu
duduk di atas sebuah batu,
"Kakak Goat, apakah kita sedang menunggu orang?" tanya
Lu Leng sambil memandangnya
Tam Goat Hua kelihatan malas berbicara, Dia hanya
manggut-manggut, bahkan memandang ke arah lain.
Lu Leng menghela nafas, kemudian dia pun duduk di
sebuah batu, Mereka berdua terus membungkam, sedangkan
hari pun sudah terang. Mendadak terdengar suara langkah di
tempat yang agak jauh, Tak seberapa lama, terlihat biarawati
tua gagu dan tuli memikul dua buah tong air berjalan ke
pinggir sungai
Biarawati tua gagu dan tuli belum melihat mereka, namun
hidungnya sudah berendus-endus seakan mencium suatu

1984
aroma yang amat disukainya, sehingga wajahnya tampak
gembira sekali.
Ketika melihat Tam Goat Hua dan Lu Leng, dia tertegun
dan segera menaruh kedua tong air yang dipikulnya,
Tam Goat Hua melambaikan tangannya memanggilnya,
Biarawati itu segera menghampirinya dan seketika berseru
kegirangan karena melihat keranjang berisi kendi arak dan
daging babi panggang,
Saat ini Lu Leng baru tahu bahwa biarawati tua gagu dan
tuli itu tidak ciacay (Pantang Makan Daging), melainkan doyan
minum arak dan makan daging, maka Tam Goat Hua ingin
menggunakan cara itu, agar biarawati tersebut mengatakan
sesuatu,
Namun Lu Leng tidak berani terlampau berharap, karena
menurutnya biarawati itu tidak mungkin mau memberitahukan
asal-usuI dan tempat tinggal ke-empat orang buta itu.
Di saat Lu Leng sedang berpikir, terlihat Tam Goat Hua
menunjuk keranjang itu, lalu menunjuk biarawati tua gagu
dan tuli.
Biarawati tua gagu dan tuli kelihatan girang sekali. Dia
langsung melangkah lebar ke arah keranjang itu lalu
menjulurkan tangannya menyambar daging babi panggang
dan menyantapnya dengan lahap sekali Kemudian sebelah
tangannya pun menyambar kendi yang berisi arak dan
langsung diteguknya
Tak seberapa lama kemudian, dia telah menghabiskan
daging babi panggang dan arak itu, tapi kelihatannya masih
merasa kurang puas. setelah itu, dia menghampiri Tam Goat

1985
Hua dan Lu Leng talu menepuk bahu mereka dan
mengeluarkan jari jempolnya memuji mereka berdua,
Lu Leng tertawa geli dalam hati. Biasanya Hwee-shio yang
doyan arak dan daging, tak disangka biarawati pun begitu,
Tam Goat Hua tertenyum, sambil mengambil sebatang
ranting lalu menulis di tanah "Aku ingin bertanya suatu hal!"
Biarawati tua gagu dan tuli manggut-manggut Melihat itu,
bukan main girangnya Lu Leng, karena biarawati tua gagu dan
tuli tidak buta huruf
Tam Goat Hua menulis lagi,
"Semalam ada empat orang buta ke kuil, siapa mereka?"
Begitu membaca, wajah biarawati tua gagu dan tuli
langsung berubah, kemudian dia mundur selangkah sambil
menggeleng-gelengkan kepala.
Tam Goat Hua menulis sambil mengerutkan kening.
"Kau tidak berani memberitahukan asal-usul mereka?"
Biarawati tua gagu dan tuli manggut-manggut,
kelihatannya ketakutan
Tam Goat Hua menulis.
"Kalau begitu, beritahukan di mana tempat tinggal
mereka!"

1986
Biarawati tua gagu dan tuli itu berpikir, lama sekali barulah
dia mengambil ranting dari tangan Tam Goat Hua lalu segera
menulis,
"Mereka tinggal di Lian Hoa Hong (Puncak Teratai) gunung
Liok Pan San. Kalian tidak boleh ke sana, Kalau ke sana..."
Menulis sampai di situ, biarawati tua gagu dan tuli
meleletkan lidahnya bersikap seperti orang mati.
Tam Goat Hua tidak menulis lagi, Setelah membaca tulisan
biarawati itu dia langsung menarik Lu Leng,
"Mari kita pergi!" ajaknya.
Lu Leng mengingat terus akan apa yang ditu!iskan
biarawati tua gagu dan tuli itu, lalu pergi bersama Tam Goat
Hua, Ketika sudah agak jauh, barulah Lu Leng bertanya,
Kakak Goat, bagaimana kau tahu biarawati tua gagu dan
tuli itu tahu jejak keempat orang buta itu?"
" Sudah sekian hari aku tinggal di dalam kuil tua itu, maka
aku tahu biarawati tua gagu dan tuli itu adalah pelayan
biarawati tua yang berkepandaian tinggi sedangkan biarawati
tua yang berkepandaian itu tahu jejak keempat orang buta,
Maka aku yakin, biarawati tua gagu dan tuli itu pun tahu jejak
mereka," sahut Tam Goat Hua,
Lu Leng tertawa,
"Biarawati tua gagu dan tuli sudah minum arak dan makan
daging babi panggang, sudah pasti harus memberitahukan." ,

1987
"Dia memberitahukan kita jangan ke sana, tidak mungkin
tiada alasan, Tapi kita tetap harus ke sana, hanya harus
berhati-hati." sahut Tam Goat Hua lalu menggerakkan kedua
tangannya dan seketika terdengar suara gemerincing,
Ternyata dia mengeluarkan rantai besi yang melekat di
lengannya, "Kukira rantai besi ini sudah tak berguna lagi, tapi
tak disangka sekarang harus keluar juga," lanjutnya,
Lu Leng khawatir Tam Goat Hua akan berduka lagi, maka
segera berkata.
"Kakak Goat, bukankah kau sendiri yang bilang, selain
urutan ini, jangan membicarakan urusan lain?"
Tam Goat Hua menarik nafas dan tidak bicara apa-apa
lagi.
Kuil tua itu berada di gunung Tiong Tiau San, tak seberapa
jauh dengan gunung Uok Pan San. Agar tidak berjumpa Uok Ci
Khim Mo, maka mereka pergi ke gunung Uok Pan San tidak
melalui jalan besar, melainkan melalui jalan gunung yang
amat sempit.
Beberapa hari kemudian, sampailah mereka di gunung Uok
Pan San. Dalam beberapa hari ini, hati mereka tercekam
berbagai macam perasaan, tetapi semuanya membungkam
sama sekali tidak ada yang membuka mulut
Sampai di gunung Liok Pan San, mereka berdua melihat
beberapa gubuk lalu mendekati salah satu dari gubuk-gubuk
itu.
Tampak beberapa lembar kulit binatang dijemur di
pekarangan maka dapat dipastikan bahwa gubuk itu milik
seorang pemburu,

1988
Sampai di pintu gubuk, mereka berdiri lalu berdiri di situ.
Tampak seorang tua berjalan ke luar, tangannya memegang
sebuah tombak bercagak tiga dan matanya menatap mereka
dengan penuh rasa heran.
Lu Leng maju selangkah sambil memberi hormat
"Paman tua, kami ingin bertanya apakah di gunung ini
terdapat Lian Hoa Hong? Kami harus mengambil arah mana?"
Begitu mendengar pertanyaan Lu Leng, air muka orang
tua itu kelihatan berubah.
"Aku tidak tahu, kalian berdua cepat pergi !" sahutnya.
Sembari menyahut orang tua itu pun terus menggoyanggoyangkan
sepasang tangannya dan sikapnya agak aneh.
"Paman tua, kami harus ke Lian Hoa Hong, mohon Paman
tua sudi memberi petunjuk!" kata Lu Leng Iagi.
"Aku tahu kalian pasti kaum rimba persilatan yang gagah
berani Namun kalian masih muda, kenapa harus pergi mencari
mati? Aku tidak bisa memberi petunjuk agar kalian tidak mati!"
Lu Leng baru mau berkata, tapi didahului Tam Goat Hua.
"Paman tua, keempat orang buta itu baru pulang?"
tanyanya sambil tersenyum.
Air muka orang tua itu berubah lagi dan dia tak mampu
mengucapkan apa pun.
Tam Goat Hua tersenyum lagi,

1989
"Paman tua, legakanlah hatimu, keempat orang buta itu
adalah pecundang kami, maka kami mengejar mereka sampai
di sini."
Orang tua itu tidak percaya,
"Nona kecil, jangan omong kosong!" katanya,
Mendengar itu, timbul suatu ide dalam hati Lu Leng. Dia
segera mengeluarkan golok pusakanya lalu diarahkannya ke
arah tombak bercagak tiga di tangan orang tua itu.
Trang,
Tombak bercagak tiga itu terkutung menjadi dua.
"Paman tua, aku memiliki golok pusaka ini, tentunya
keempat orang buta itu bukan lawan kami!" katanya
Orang tua itu menghela nafas panjang,
"Aaah! Aku tinggal di sini sebagai pemburu sudah puluhan
tahun, Dua puluh tahun yang lampau, banyak orang datang ke
sini mencari keempat orang buta itu, hanya bisa masuk tepi
tidak pernah keluar lagi. Apakah kalian berdua juga ingin ke
sana mencari mati?"
"Kami mampu melawan mereka. Kenapa Paman tua tidak
mau memberitahu kan ? Kalau Paman tua tidak mau
memberitahukan kami pun dapat mencari mereka, hanya saja
akan membuang sedikit waktu!"
Orang tua itu memandang mereka berdua, kemudian
manggut-manggut.

1990
"Baiklah kuberitahukan. Lian Hoa Hong berada di tengahtengah
gunung ini. Ketika aku berusia dua puluhan pernah ke
sana beberapa kali. puncak itu tidak begitu tinggi, namun di
sana terdapat sebuah telaga, Air mengalir ke dalam telaga dari
lima jurusan, menyerupai air terjun sehingga air di telaga
muncrat ke atas. Jauh-jauh, muncratan air itu menyerupai
bunga teratai. Asal kalian terus berjalan ke depan, tidak sulit
mencari puncak itu. setelah kalian sampai di sebuah tebing,
harus mengambil arah timur setelah melewati sebuah lembah,
pasti melihat tempat itu."
Tam Goat Hua dan Lu Leng mengucapkan terima kasih
kepada orang tua itu, lalu melangkah pergi. Namun tiba-tiba
mereka mendengar suara helaan nafas orang tua itu.
Walau orang tua itu bukan kaum rimba persilatan, namun
sudah lama tinggal di situ, Dia kelihatan begitu tegang, tentu
ada sebab musababnya maka mereka berdua bertambah hatihati,
Tam Goat Hua dan Lu Leng terus berjalan. setelah
menempuh belasan mil, mereka sampai di sebuah tebing dan
kemudian mengambil arah timur Beberapa mil kemudian,
mereka baru melihat sebuah lembah,
Lembah itu amat sempit Pada dindingnya terdapat batubatu
yang bentuknya amat aneh dan kelihatannya mau jatuh,
Tam Goat Hua dan Lu Leng memasuki lembah itu, Ketika
mereka sampai di tengah jalan, hari sudah mulai gelap,
Saat ini, di luar lembah kemungkinan besar masih terang,
namun di dalam lembah sudah gelap, maka membuat mereka
berdua langsung berhenti

1991
"Kakak Goat, apakah kita harus menempuh perjalanan
malam melewati lembah ini?" tanya Lu Leng.
Tam Goat Hua menengok ke sana ke mari, lalu...
"Kalau kita menempuh perjalanan malam, tentu
berbahaya. Namun bermalam di sini juga tidak aman."
"Kalau begitu, lebih baik kita menempuh perjalanan malam
melewati lembah ini asal kita berhati hati!"
Tam Goat Hua manggut-manggut. Mereka berdua lalu
membuat sebuah obor dan setelah itu barulah melanjutkan
perjalanan.
Lu Leng mengeluarkan golok pusaka untuk berjaga-jaga
menghadapi binatang buat.
Mereka berdua terus berjalan Berselang beberapa saat,
hati masing-masing merasakan adanya gelagat tidak beres,
namun tidak dapat menduga apa yang akan terjadi
Tam Ooat Hua dan Lu Leng terus memikirkan hal itu. Tak
seberapa lama, Lu Leng berhenti seraya bertanya,
"Kakak Goat, apakah kau merasa ada sesuatu yang tak
beres?"
"Aku juga merasakan itu, tapi tidak tahu suatu apa yang
tak beres."
"Kakak Goat, aku merasa amat sepi Di dalam gunung
terutama di malam hari tentunya ada suara binatang, tidak
seharusnya sedemikian sepi."

1992
Begitu mendengar ucapan Lu Leng, barulah Tam Goat Hua
sadar, apa yang dirasakannya memang demikian
Bagaimana mungkin di dalam gunung tiada binatang?
Biasanya di saat matahari mulai tenggelam, binatang mulai
berkeliaran, namun mengapa saat ini sedemikian sepi?
Mereka berdua terus berpikir tapi sama sekali tidak
terpikirkan sebab musababnya,
Hingga tengah malam, barulah mereka melewati lembah
itu, yang panjangnya hampir mencapai enam puluhan mil
Setelah melewati lembah itu, di depan mata mereka
menjadi terang, Ternyata malam itu malam purnama, bulan
bersinar amat terang, sehingga apa pun yang ada di sekitar
tempat itu terlihat dengan jelas.
Tam Goat Hua dan Lu Leng memandang ke depan,
tampak sebuah puncak yang tidak begitu tinggi dan air terjun
mencurah ke bawah memancarkan cahaya keperak-perakan,
Sungguh indah pemandangan itu! Air yang muncrat ke atas
kelihatan indah sekali menyerupai bunga teratai
Walau hati mereka tercekat berbagai macam urusan,
namun pemandangan yang begitu indah membuat mereka
tertarik sekaligus menikmatinya,
"Kakak Goat, bagaimana kalau malam ini juga kita ke sana
melihat-lihat?"
Tam Goat Hua menggeleng kepala,
"Tidak boleh!"

1993
Tercengang Lu Leng,
"Kenapa?"
"Orang buta tidak membedakan siang dan malang Lebih
baik esok pagi saja kita ke sana." Lu Leng manggut-manggut.
Mereka berdua lalu mencelat ke atas dahan pohon,
kelihatannya ingin beristirahat di atas pohon itu.
Setelah mereka duduk, mendadak terdengar suara auman
harimau di sekitar Lian Hoa Hong. Suara auman harimau itu
begitu ramai, pertanda banyak pula harimaunya.
Tam Goat Hua dan Lu Leng terkejut lalu saling
memandang.
Sepeminum teh kemudian, suara auman harimau itu
lenyap dan seketika suasana berubah menjadi sepi. Kemudian
terdengar lolongan srigala yang amat menyeramkan.
Akan tetapi, tak seberapa lama lolongan srigala itu pun
lenyap dan suasana pun berubah menjadi hening,
Tam Goat Hua dan Lu Leng terheran-heran. Di saat
bersamaan terdengar suara langkah yang disertai suara siulan
aneh.
Semula mereka berdua mengira langkah orang, tapi
setelah mendengar dengan seksama, jelas itu adalah suara
langkah binatang yang berlari-lari,
Tadi suasana di gunung itu mereka rasakan amat sepi, tapi
kini berubah menjadi berisik karena munculnya berbagai
macam suara binatang buas, Mereka sama sekali tidak tahu

1994
apa gerangan yang telah terjadi Berselang beberapa saat,
tampak di kejauhan sekelompok monyet berlari-larian.
Sekelompok monyet itu terdiri dari dua ratusan ekor,
semuanya berlari mati-matian dan tiada seekor pun yang
berani memisahkan diri.
Tam Goat Hua dan Lu Leng tidak pernah menyaksikan
kejadian seaneh itu, maka mereka terperangah dengan mulut
ternganga lebar Mereka berdua memandang dengan penuh
perhatian. Di sisi monyet-monyet itu tampak beberapa sosok
bayangan tinggi besar, berlari ke depan dan ke belakang,
Begitu melihat ada monyet yang berpencar, mereka
langsung menyeretnya ke dalam lagi.
Gerakan beberapa sosok bayangan itu amat cepat
bagaikan kilat, setelah agak dekat, barulah terlihat jelas
beberapa sosok bayangan itu ternyata monyet-monyet yang
amat besar.
Di belakang monyet-monyet itu, tampak pula ratusan ekor
kelinci, yang juga dijaga oleh monyet-monyet besar, Mereka
terus berlari melewati Tam Goat Hua dan Lu Leng menuju
puncak Lian Hoa Hong, dan tak lama sudah tidak kelihatan
Berselang beberapa saat, terdengar lagi suara auman
harimau dan lolongan srigala, yang disusul oleh suara-suara
yang amat aneh, Namun tak lama kemudian, suara-suara itu
pun lenyap lagi
Tam Goat Hua dan Lu Leng menarik nafas lega, lalu saling
memandang,
"Kakak Goat, kau tahu kenapa itu?"" tanya Lu Leng.

1995
"Rupanya monyet-monyet besar itu mengurung ratusan
monyet kecil dan ratusan kelinci, untuk santapan harimau dan
srigala."
Lu Leng manggut-manggut.
"Aku pikir juga begitu. Tapi bagaimana belasan monyet
besar itu mengerti memelihara harimau dan srigala?"
Tam Goat Hua tertegun.
"Mungkinkah perbuatan keempat orang buta itu?"
sahutnya kemudian.
Lu Leng mengangguk
"ltu memang mungkin Esok pagi kita ke sana harus
bertambah waspada."
Tam Goat Hua tidak bicara apa-apa lagi, hanya manggutmanggut,
lalu memejamkan matanya untuk beristirahat
Tak seberapa lama, hari sudah mulai terang, Tam Goat
Hua dan Lu Leng sama sekali tidak tidur, namun mereka
berdua pun tidak bercakap-cakap, Berselang beberapa saat,
Sang Surya sudah naik ke atas,
Tam Goat Hua dan Lu Leng meloncat turun, lalu memetik
buah hutan untuk mengisi perut, setelah itu barulah mereka
menuju puncak Lian Hoa Hong,
Semakin dekat dengan puncak itu, pemandangan semakin
indah menakjubkan. setelah Sang Surya bergantung di atas,
membuat tempat itu berwarna keperak-perakan.

1996
Ketika sudah mendekati puncak Lian Hoa Hong, Tam Goat
Hua dan Lu Leng menghentikan langkahnya
Mereka melihat sebuah batu besar berukir beberapa huruf
"Siapa berani masuk lagi pasti mati.”
Di samping batu itu terdapat setumpuk tulang-belulang
manusia,
Tulisan dan setumpuk tulang belulang itu kelihatan amat
mengerikan
Tam Goat Hua dan Lu Leng saling memandang, Walau
mereka tidak berbicara, namun dari sorotan mata masingmasing,
dapat diketahui bahwa mereka sudah tahu akan
maksud pihak lain,
Maju lagi ke depan mungkin akan terjadi hal-hal yang
membahayakan!
Kalau mereka terus maju, mungkin akan terjadi hal-hal
yang membahayakan Keadaan itu mendesak mereka untuk
saling mendekat
Tentunya mereka tidak akan mundur karena tulisan dan
setumpuk tulang belulang itu, bahkan terus maju,
Belasan depa kemudian, di sisi kiri dan kanan terdapat
batu-batu yang berbentuk aneh dan di tengah-tengah
terdapat sebuah jalan
Saat ini, mereka berdua amat tegang, sehingga bertambah
waspada dan hati-hati.
Sampai di jalan itu, Lu Leng menghela nafas dan berkata,

1997
"Kakak Goat, tidak seharusnya aku mengajakmu ke mari "
Tam Goat Hua paham mengapa Lu Leng berkata begitu,
karena tempat tersebut amat bahaya, tidak berbeda dengan
istana Ci Cun Kiong,
"Apakah kau ingin seorang diri ke mari cari mati?" katanya
sambil tersenyum getir,
Lu Leng menarik nafas,
"Setelah aku mati, mungkin hatimu akan menjadi lebih
lega."
Tam Goat Hua tertawa, "Mungkin hanya aku yang mati,
semua urusan akan menjadi beres!"
Walau dia tertawa, namun sepasang matanya kelihatan
bersimbah air, kemudian menambahkan.
"Dalam hati pun tidak akan berduka lagi!"
Hati Lu Leng seperti tersayat mendengar kata-kata gadis
itu,
"Kakak Goat, aku yang tidak baik..." katanya sambil
menundukkan kepala.
Tam Goat Hua tersenyum getir
"Semua itu hanya nasib belaka, tiada yang tidak baik,"

1998
Lu Leng berjalan dengan kepala tertunduk dan
membungkam Badai cinta tersebut, entah kapan akan
mereda?
Apa yang dikatakan Tam Goat Hua memang benar, nasib
telah mempermainkan mereka semua, sehingga muncul
kekacauan yang menyebabkan keberantakan,
Lu Leng teringat kembali akan kejadian di Cing Yun Ling
Go Bi San. Kalau tidak dikarenakan Liok Ci Khim Mo, walau dia
amat berduka, namun masih ada cinta kasih Toan Bok Ang
yang amat dalam, maka dia masih dapat mengisi kehampaan
hatinya,
Namun kini, Toan Bok Ang malah menjadi korban cinta,
bahkan kehilangan sebelah lengannya,
Lu Leng terus berjalan dengan kepala tertunduk sambil
berpikir dan hatinya semakin berduka, Mendadak dia terkejut
karena merasa tangan Tam Goat Hua menggenggam
lengannya erat-erat.
"Lihatlah!" kata gadis itu,
Lu Leng segera mendongakkan kepala memandang ke
depan dan seketika hatinya terkejut bukan kepalang.
Mereka terus berjalan melewati batu-batu berbentuk aneh
yang letaknya sudah mendekati puncak Lian Hoa Hong, Mulai
terdengar pula suara air terjun, Tak jauh dari tempat itu
terhampar tanah kosong cukup luas, Yang sangat
mengejutkan mereka di sana tampak puluhan ekor harimau
sedang mendekam

1999
Tampaknya harimau-harimau itu telah mengetahui akan
kehadiran Tam Goat Hua dan Lu Leng, Sebab di antaranya
ada yang meno!eh, menggoyang-goyangkan kepala dan
mengibaskan ekor sambil menatap ke arah kedua muda-mudi
itu,
"Kakak Goat, kita harus cepat mundur!" bisik Lu Leng yang
menyadari adanya gelagat tak menguntungkan.
Tam Goat Hua masih berdiri di tempat "Kalau kita mundur,
jalanan di belakang kita amat sempit jika mereka mengejar,
kita pasti celaka, Lebih baik kita memberanikan diri, terus
maju."
Lu Leng memandang ke depan lagi sambil memutar
pikirannya bagaimana caranya melewati hari-mau-harimau itu,
Namun apa yang dikatakan Tam Goat Hua memang benar,
kalau terpaksa mundur, tentunya lebih berbahaya, Berpikir
sampai di situ, Lu Leng meluruskan golok pusaka Su Yang To
ke depan, lalu melangkah
Baru saja dia melangkah puluhan ekor harimau itu
langsung mengaum serentak Suara mereka seakan mampu
menggetarkan hati Lu Leng dan Tam Goat Hua.
"Kakak Goat, kita tidak boleh berpencar!"
Tam Goat Hua tahu urusan ini sangat berbahaya,
Meskipun jika mengandalkan kepandaian mereka, menghadapi
beberapa ekor harimau memang tidak masalah, namun kini
jumlah binatang menggiriskan itu puluhan ekor Kalau
bertindak ceroboh, akibatnya pasti dapat dibayangkan
Mereka berdua segera berdampingan kemudian
melangkah dengan hati-hati, Namun yang mengherankan,

2000
harimau-harimau itu cuma mengaum, posisi mereka seperti
semula, sama sekali tidak berubah apalagi bergerak Hanya
mata mereka yang seakan terus mengawasi Lu Leng dan Tam
Goat Hua.
Tam Goat Hua dan Lu Leng tidak tahu apa sebabnya.
Dengan hati-hati sekali mereka berdua terus berjalan
mendekat Tak lama, mereka sudah sampai di tengah-tengah
tanah kosong itu,
Mendadak terdengar suara siulan yang tak sedap didengar
dari tempat yang tidak begitu jauh,
Tam Goat Hua dan Lu Leng mendongakkan kepala
memandang ke tempat itu. Tampak seekor monyet hitam
yang amat besar memekik. Ternyata monyet hitam itulah yang
mengeluarkan suara siulan,
"Hati-hati!" bisik Goat Hua yang tahu Lu Leng merasa
keheranan melihat munculnya monyet itu.
Tam Goat Hua mengeluarkan sepasang rantai yang
melekat di lengannya, sehingga terdengar suara
gemerincingan.
Di saat bersamaan, mendadak terlihat dua ekor harimau
menerkam ke arah Lu Leng! Tentu saja Lu Leng terkejut
bukan kepalang. Namun cepat-cepat dia melompat ke
belakang sambil mengayunkan golok pusaka Su Yang To.
Tampak golok pusaka Su Yang To berkelebat dan tahutahu
satu dari dua harimau telah menggeram keras-keras.
Darah segar muncrat mengenai pakaian Lu Leng, Ternyata
golok Su Yang To telah menyambar kaki binatang buas itu,
sedangkan seekor lagi terus menerkam Lu Leng menundukkan

2001
kepala sambil mengangkat golok pusaka Su Yang To ke atas.
seketika perut harimau itu tersobek.
Kelihatannya gampang sekali Lu Leng mengatasi kedua
harimau itu. Keduanya roboh dan tewas oleh senjata pusaka
miliknya
Setelah kedua harimau itu roboh binasa, yang lain
langsung mengaum serentak. Tampak empat ekor harimau
menerkam ke arah mereka, Lu Leng yang tidak sempat
menengok ke arah Tam Goat Hua, dapat mendengar suara
gemerincingan rantai yang melekat di lengan gadis itu. Maka
dia tahu Tam Goat Hua sudah mulai bertarung melawan
harimau-harimau itu.
"Kakak Goat, kau tidak apa-apa? tanyanya lantang tetap
tanpa menoleh karena harus berwaspada menghadapi
harimau yang menerkamnya.
"Aku tidak apa-apa! Kau tidak usah mencemaskanku!"
sahut Tam Goat Hua sambil sibuk mengerahkan
kemampuannya mengatasi kedua harimau lawannya
Ketika Lu Leng bertanya, dia pun berkelit menghindari
terkaman harimau itu dan melancarkan sebuah pukulan,
pukulannya menghantam bagian kepala harimau yang
menerkam. Maka harimau itu terguling-guling, kemudian tak
bergerak lagi, tewas!
Lu Leng segera memutar-mutarkan golok pusaka Su Yang
To melindungi diri, lalu menengok ke arah Tam Goat Hua.
Di sisi gadis itu terdapat tiga ekor harimau yang telah
mati, sedangkan sepasang rantainya masih terus berputarKANG
ZUSI WEBSITE http://cerita-silat.co.cc/
2002
putar menghantam beberapa ekor harimau yang
menerkamnya.
Lu Leng segera menarik nafas dalam-dalam, kemudian
badannya mencelat ke atas, Ketika badannya mencelat ke
atas, tampak dua ekor harimau menerkam ke arahnya.
Tampaknya Lu Leng memang sengaja menarik perhatian
harimau-harimau itu, agar gampang membunuhnya.
Salah seekor yang menerkam duluan sudah terkena
tendangan Lu Leng, tepat mengena kepalanya,
* * * *
Bab 94
Harimau itu terpental dengan kepala pecah dan roboh,
Nyawanya pun lepas seketika. Namun terkaman harimau
kedua justru membuat Lu Leng sempat kelabakan. Buru-buru
menarik nafas dalam-dalam dan mendadak badannya
melambung ke atas, Beberapa kali dia berjungkir balik sambil
melancarkan sebuah pukulan ke arah kepala harimau itu.
Plak!
Pukulan yang dilancarkan Lu Leng menghantam kepala
harimau, hingga makhluk menggiriskan itu ambruk seketika
dengan kepala pecah,
Melihat lawannya tak berkutik Lu Leng merasa lega,
Namun, perasaan lega itu hanya sekejap karena ketika dia
melihat ke arah bawah hatinya langsung terkejut ternyata di

2003
bawah terdapat belasan ekor harimau sedang menunggunya
dengan mulut terbuka Iebar-!ebar Kalau tubuhnya merosot ke
bawah, pasti belasan harimau itu akan mencabik-cabiknya,
Setelah menyaksikan itu, Lu Leng segera menarik nafas
untuk menghimpun hawa murni, sementara tubuhnya sudah
merosot terus ke bawah, Tiba-tiba begitu dekat dengan
kawanan binatang buas itu kaki kanan Lu Leng menginjak
punggung salah satu harimau. Secepat kilat dia mengerahkan
Gin-kangnya, Maka dengan bertumpu pada kaki kanan yang
menginjak punggung harimau itu tubuhnya mencelat ke atas,
Beberapa kali tubuhnya melakukan salto, berjungkir balik di
udara, kemudian meluncur cepat dan mendarat dengan ringan
di tempat yang cukup jauh dari kawanan harimau itu,
Saat itulah Lu Leng memperoleh kesempatan mencabut
senjatanya, Maka ketika seekor harimau mendadak menerjang
ke arahnya, Lu Leng langsung melompat menaiki
punggungnya dengan kaki menjepit kuat, Maka harimau-hari
mau yang seperti sudah haus darah itu tiba-tiba berlompatan
memburunya, Raungan dan geraman keras terdengar semakin
menggiriskan,
Lu Leng tanpa membuang-buang waktu lagi langsung
membabatkan goloknya. seketika itu juga erangan keras
terdengar seperti bersahutan, Darah muncrat membanjiri
tanah di sekitar tempat pertarungan aneh itu, Beberapa
harimau tampak bergelimpangan dengan tubuh tak utuh lagi,
Berlumuran darah dan tewas!
Merasa girang akan keberhasilannya merobohkan
beberapa lawan sekaligus Lu Leng berseru,
"Kakak Goat, cepat naik ke punggung salah seekor
harimau!"

2004
Tam Goat Hua saat itu masih bertarung dengan harimauharimau
yang menerkam ke arahnya, Ketika Lu Leng berseru,
gadis itu menoleh melihat Lu Leng duduk di atas punggung
harimau sambil membabatkan goloknya ke arah harimauharimau
lain,
Melihat itu, Tam Goat Hua segera meloncat ke arah
punggung harimau yang menerkam ke arahnya, Gadis itu
berhasil duduk di atas punggung harimau itu, lalu
mengayunkan sepasang rantainya ke arah harimau-harimau
lain, Maka beberapa ekor harimau pun terhantam rantai
miliknya. Bergelimpangan jatuh dan tewas.
Ketika hampir mendekati Lu Leng, mendadak harimau
yang dinaikinya itu, menjatuhkan diri berguling-guling di
tanah. perubahan tersebut amat mengejutkan Tam Goat Hua,
Dia langsung meloncat turun, Namun baru saja kedua kaki
gadis itu mendarat di tanah tiba-tiba pula dua ekor harimau
langsung menerkam, Melihat hal itu Tam Goat Hua cepat
mengayunkan sepasang rantainya,
"Praak! Prakk!
Segulung rantai itu menghantam kepala dua ekor harimau.
Darah pun mengalir Kedua harimau mengenai Ambruk dan
tewas seketika!
Akan tetapi saat bersamaan tampak seekor harimau
menerkam ke arahnya. Tam Goat Hua kembali langsung
mengayunkan rantainya sambil sedikit mendoyongkan
tubuhnya,
Wutt! Prak!

2005
Kepala harimau itu pecah, Namun karena tadi tempatnya
cukup tinggi harimau itu roboh menindihi Tam Goat Hua.
Tentu saja hal itu membuatnya kelabakan Sebab, ketika dia
hendak menggeser badannya seekor harimau sudah
mendekatinya sambil membuka mulutnya lebar-Iebar,
Tam Goat Hua sempat terkejut Namun cepat-cepat
dikerahkan ilmu peringan tubuhnya untuk melenting ke atas
dengan mengandalkan kedua telapak tangannya menekan ke
tanah, seketika tubuhnya mencelat ke atas sehingga terhindar
dari serangan harimau itu.
Sambil mencelat ke atas, Tam Goat Hua mengayunkan
rantai besinya menghantam kepala harimau itu, Harimau
besar itu sempoyongan lalu roboh dan tewas dengan kepala
remuk.
Semua kejadian itu tak lepas dari pandangan mata Lu
Leng, Begitu Tam Goat Hua lolos dari bahaya, pemuda itu
segera melesat menghampiri sambil mengayunkan golok
pusaka Su Yong To, melindungi dirinya sendiri dan Tam Goat
Hua,
"Kakak Goat, tadi aku kaget setengah mati!" ujar Lu Leng
sambil terus sibuk mengawasi harimau-harimau itu,
"Mari kita maju bersama ke depan!" ajak Tam Goat Hua,
Tanpa buang-buang waktu Lu Leng mengayun dan
membabatkan golok Su Yang To. sementara Tam Goat Hua
pun terus mengibas-ngibaskan rantainya, Keduanya bergerak
serentak ke depan, puluhan ekor harimau itu tinggal separuh
jumlahnya, Mereka berdua terus menghantam dan bergerak
keluar dari kepungan,

2006
Meskipun harus bekerja keras dan hati-hati, kedua mudamudi
itu akhirnya berhasil menerjang keluar dari kepungan
harimau-harimau itu, Mereka berlari dan terus berlari.
Sampai di sebuah puncak kecil, hampir tidak terdengar
suara auman harimau. Mereka menarik nafas lega, Keduanya
berhenti Saat itu mereka baru menyadari bahwa tubuh
masing-masing telah terluka, tercabik dan tergores kuku-kuku
harimau. Baik Lu Leng maupun Tam Goat Hua tak terhindar
dari luka-luka cakaran harimau, Di beberapa bagian tubuh
mereka tampak mengalir darah. Bahkan wajah Tam Goat Hua
yang cantik jelita itu ternoda oleh darah,
"Kita harus mencari sungai untuk mencuci muka!" ujar Lu
Leng setelah keduanya sama terdiam sesaat
Tam Goat Hua menggeleng kepala,
"Tidak usah. semalam kita mendengar suara harimau dan
srigala, Kita baru saja melewati kepungan harimau, namun
belum menghadapi gerombolan srigala!"
Lu Leng manggut-manggut. Benar juga apa yang
dikhawatirkan Tam Goat Hua, pikirnya semalam mereka
memang mendengar suara harimau dan lolongan srigala, Dia
jadi tercenung, Matanya memandang ke depan Tampak
sebuah jalan setapak yang menuju ke sebuah rimba. Melewati
rimba itu jalan akan sampai di puncak Lian Hoa Hong. Kemudian
pemuda itu menoleh ke arah Tam Goat Hua,
"Kakak Goat, kalau ada gerombolan srigala, tentu mereka
bersembunyi di rimba itu!"
Tam Goat Hua menyahut

2007
"Aku pikir tidak, sebab srigala tidak bisa memanjat pohon,
kurasa tidak akan bersembunyi di dalam rimba itu!"
"Kalau begitu, mari kita memasuki rimba itu!"
Tam Goat Hua tidak menolak, Maka dia segera melesat
mengikuti Lu Leng ke arah rimba itu.
Tak seberapa lama mereka sudah memasuki rimba,
Suasana terasa sunyi dan sepi, Dengan aman mereka
melewati rimba. Kini keduanya harus melewati hamparan
tanah sangat luas yang dipenuhi semak dan rerumputan yang
tingginya melebihi tubuh manusia, setelah melewati tanah
datar itu tampak sebuah jalan kecil menuju ke puncak Lian
Hoa Hong,
Di puncak Lian Hoa Hong terdapat empat buah rumah
batu, Dan di kanan-kiri rumah-rumah batu tampak belasan
buah rumah gubuk yang bentuknya aneh, Atapnya amat tinggi
ttdak selayaknya rumah tempat tinggal manusia,
Tam Goat Hua dan Lu Leng memandang sejenak, Mereka
tidak tahu apa gunanya rumah gubuk tinggi itu.
"Kemungkinan besar gerombolan srigala bersembunyi di
rerumputan itu!" ujar Tam Goat Hua dengan suara rendah
seraya menunjuk ke arah rerumputan itu.
Lu Leng berkata,
"Kalau begitu, mari kita menerjang ke sana! Kita bisa
menerjang keluar dari kepungan harimau, lalu apa yang
ditakutkan!"

2008
"Kelihatannya gerombolan srigala lebih banyak dari
harimau, Lagi pula rerumputan itu amat tinggi dan lebat, aku
pikir sulit bagi kita melewatinya!"
Lu Leng mengerutkan kening,
"Lalu apa akal kita? Kita tetap harus menerjang ke sana
untuk bisa sampai di puncak Lian Hoa Hong, tempat tinggal
keempat orang buta itu!"
Ucapan Lu Leng membuat hati Tam Goat Hua semakin tak
sabaran, Gadis itu memandang ke depan, Rerumputan liar itu
sebagian besar sudah kuning layu, setelah memandang
sejenak, Tam Goat Hua mencabut sebatang rumput, kemudian
dilempar ke atas, Seketika rumput itu terhembus angin ke
arah puncak Lian Hoa Hong.
Menyaksikan itu, girang lah hati Tam Goat Hua.
"Sudah ada akal, bakar rerumputan itu!" ujarnya kemudian
sambil tersenyum.
Begitu mendengar apa yang dikatakan Tam Goat Hua, Lu
Leng pun tersenyum gembira, Mereka pun segera membuat
belasan obor dari rumput kering. Setelah dinyalakan langsung
dilempar ke arah rerumputan. sebelum rerumputan itu
terbakar Tam Goat Hua dan Lu Leng segera melesat pergi
menuju ke puncak kecil, Dari atas puncak bukit itu mereka
memandang ke bawah. Api menyala dari empat penjum Dan
karena saat itu angin berhembus kencang, api yang
membakar begitu cepat menjalar dan berkobar hebat Api dan
kepulan asap tebal bergerak cepat tertiup angin ke arah
puncak Lia Hoa Hong.

2009
Lu Leng tertawa menyaksikan hal itu. Apalagi ketika dari
jauh tiba-tiba terdengar pekikan-pekikan aneh mirip suara
siulan Beberapa ekor monyet berbulu hitam tampak
berhamburan panik dan kebingungan sementara itu juga dari
kepulan asap tebal terlihat puluhan bahkan ratusan ekor
srigala berlari ketakutan dari puncak itu. Mereka melo!ong
menjerit-jerit. Namun mereka terjebak. Terbakar kobaran api
yang menyala hebat,
Tak lama kemudian telah bergelimpangan srigala mati
terbakar Empat ekor monyet hitam masih memeluk ketakutan
Namun tak lama monyet-monyet itu berlarian ke arah puncak
Lia Hoa Hong,
Tam Goat Hua dan Lu Leng menunggu sejenak untuk
meyakinkan kalau gerombolan srigala tidak kembali ke sana,
Ketika tidak melihat srigala-srigala itu lari ke puncak asalnya,
barulah keduanya turun dari bukit tempatnya mengawasi
keadaan
Sampai di tempat yang terbakar itu, Lu Leng menghampiri
srigala yang mati, Ternyata dia mengambil dua potong paha
srigala,
"Kalau terus ke depan kita akan sampai di sungai keciL
Kita cuci sebentar, ini merupakan hidangan yang amat lezat!"
"Benar juga!" sahut Tam Goat Hua tertawa,
"Kakak Goat, dilihat dari keadaan tadi, srigala-srigala itu
berjumlah ratusan lebih. Untung kau mendapatkan gagasan
bagus ini, Kalau tidak, rasanya tak mungkin kita mampu
menghadapi kalau mereka menyerbu kita."

2010
Sejak tadi Lu Leng telah berpikir, kedatangan mereka ke
puncak Lian Hoa Hong, tentunya akan mengalami berbagai
kejadian yang menegangkan Bisa jadi akan membuat Tam
Goat Hua melupakan peristiwa dulu yang menyedihkan
Namun Lu Leng tidak berani berharap Tam Goat Hua akan
berbalik mencintainya. Asa! Tam Goat Hua bisa melupakan
kejadian yang menyedihkan itu, hati Lu Leng sudah merasa
puas sekali
Namun Tam Goat Hua ternyata tidak seperti yang
diharapkan Gadis itu mengucapkan kata-kata hambar,
membuat Lu Leng jadi gelisah.
Setelah Tam Goat Hua menyahut dengan hambar, Lu Leng
tidak banyak bicara lagi. Dia langsung berjalan dengan kepala
tertunduk
Tak seberapa lama, mereka berdua sudah sampai di
pinggir sebuah sungai kecil Walau keadaannya cukup dalam,
namun tampak airnya amat jernih.
Lu Leng mulai mencuci paha srigala ke air sungai Tam
Goat Hua ikut berjongkok untuk membasuh mukanya yang
kotor dan ternoda darah, Lu Leng pun mencuci mukanya,
setelah itu berdiri.
Namun, mendadak saja dia membalikkan badannya
kembali dengan mata membelalak lebar, Dia terkejut bukan
main karena kedua paha srigala tadi hilang!
"Kakak Goat, ada kejadian aneh!" serunya dengan mata
jelalatan,
"Kejadian aneh apa?" sahut Tam Goat Hua balik bertanya,

2011
Lu Leng menunjuk ke tanah tempat tadi dia menaruh paha
srigala,
"Kau lihat, kedua paha srigala entah hilang ke mana?"
Tam Goat Hua segera menoleh, Gadis itu pun terkejut
"Aneh! Apakah ada orang ke mari?" Lu Leng mengerutkan
kening, "Kurasa tidak! Kalau ada orang ke mari, kenapa hanya
mencuri kedua paha srigala saja, tidak membokong kiu?"
Ketika mereka berdua terheran-heran, mendadak
terdengar suara mencurigakan di belakang, seperti suara batu
yang pecah, Keduanya langsung saja menoleh ke belakang.
seketika itu mereka tersentak bukan main.
Ternyata di belakang mereka terdapat dua ekor kepiting
raksasa berwarna hitam mengkilap, sebesar tong air!
Yang benar-benar membuat Lu Leng dan Tam Goat Hua
merasa tak habis pikir, satu dari dua kepiting itu mampu
menghancurkan sebuah batu dengan japitnya, Betapa kuat
tenaga yang dimiliki kepiting itu?
"Kedua paha srigala pasti sudah disantap oleh kedua ekor
kepiting raksasa itu!"
Tam Goat Hua segera menarik Lu Leng,
"Cepat meloncat ke seberang!"
Lu Leng dan Tam Goat Hua meloncat ke se-berang,
Sampai di seberang sungai, barulah mereka berlega hati,
menyaksikan kedua ekor kepiting raksasa itu mulai merayap
pergi

2012
"Kakak Goat, kalau kedua kepiting raksasa itu menyerang
kita, sulit sekali bagi kita melawan!"
Tam Goat Hua mengernyitkan kening, sepertinya dia
memikirkan kejadian aneh ini.
"Heran, dua kepiting raksasa muncul di sini, ini pasti punya
hubungan dengan keempat orang buta itu. Tapi..., kenapa
tidak menyerang kita?" gumam gadis itu.
Lu Leng terdiam. Dalam hati dia pun merasa heran dan tak
mengerti Dua kepiting besar seperti itu tahu-tahu muncul dan
mencuri paha srigala miliknya Namun mendadak saja
terdengar suara siulan aneh berasal dari tempat yang jauh.
Kedua ekor kepiting raksasa yang sudah merayap pergi
tiba-tiba berhenti, kemudian dengan cepat membalik dan
kembali merayap ke arah sungai sepertinya kedua kepiting itu
hendak menyeberang, Tentu saja Tam Goat Hua dan Lu Leng
tersentak bukan main.
Dugaan Tam Goat Hua ternyata benar. Kedua kepiting
raksasa sudah turun ke sungai kecil Tak seberapa lama sudah
muncul di pinggir seberang, tempat Tam Goat Hua dan Lu
Leng berada,
Namun anehnya binatang raksasa itu ternyata hanya
berdiam di pinggir sungai sementara Tam Goat Hua dan Lu
Leng sudah siap waspada ka!au-kalau kedua kepiting itu
menyerang mereka.
Begitu melihat kedua ekor kepiting raksasa diam di pinggir
sungai, mereka berdua tercengang lagi Namun mendadak pula
terdengar suara pekikan monyet hitam. Tampak kedua
kepiting raksasa masih tetap diam.

2013
Tam Goat Hua dan Lu Leng mulai mundur Tiba-tiba kedua
kepiting raksasa itu merayap cepat ke arah mereka,
Lu Leng segera mengeluarkan golok pusaka Su Yang To,
siap membacok kedua kepiting raksasa itu.
"Tunggu!" teriak Tam Goat Hua seraya memegang lengan
Lu Leng, Tentu saja Lu Leng menjadi heran dengan apa yang
dilakukan gadis itu.
"Kakak Goat...,"
Mendadak kedua kepiting raksasa berhenti, sepasang japit
mereka diangkat ke atas,
Lu Leng terheran-heran, mengapa kedua kepiting raksasa
itu berhenti lagi tidak menyerang mereka? Tam Goat Hua
berkata dengan suara rendah.
"Apakah kau tidak melihat? Kedua kepiting itu tidak berani
mendekati kita, Walau monyet hitam terus memekik, kedua
binatang ini justru kelihatannya pantang terhadap kita!"
Lu Leng terpaksa diam, Sudah beberapa kali Tam Goat
Hua memperlihatkan ketajaman pengamatanku Lu Leng tak
bisa membantah. Hanya, dia tetap merasa heran dalam hati
Kedua kepiting raksasa agaknya sudah berusia ratusan
tahun. Kulitnya keras bagaikan batu, sedangkan sepasang
japitnya, tadi disaksikan sendiri oleh Lu Leng dan Tam Goat
Hua, mampu meremukan batu! Betapa kuatnya kedua kepiting
raksasa itu. Yang membuat hati Lu Leng bertanya-tanya,
mengapa mereka kelihatan agak takut pada Tam Goat Hua
dan Lu Leng?

2014
Tam Goat Hua dan Lu Leng tetap mundur Maka kedua
kepiting itu pun bergerak maju, Apabila mereka berdua
berhenti, kedua kepiting raksasa pun tidak berani merayap
maju, ikut berhenti
Akhirnya Tam Goat Hua dan Lu Leng sampai di sebuah
pelataran batu yang berbentuk bundar. Kedua kepiting
raksasa itu pun sampai tak jauh dari Lu Leng dan Tam Goat
Hua.
Hari sudah mulai senja, Cahaya matahari yang kemerahmerahan
membuat pemandangan jadi amat indah
menakjubkan. Terdengar suara air terjun yang memekakkan
telinga, sehingga kalau berbicara sulit untuk dapat didengar
lawan bicaranya,
Kini barulah disadari oleh Lu Leng akan kehebatan
keempat orang buta yang telah merebut Panah Bulu Api itu.
Mereka buta, tetapi memiliki pendengaran yang sangat tajam,
Keempatnya tentu sudah lama tinggal di tempat ini. Secara
tidak langsung telinga mereka terlatih untuk dapat
membedakan suara dalam tempat bising ini.
Tam Goat Hua dan Lu Leng berada di atas pelataran batu.
Mereka berdiri berhadapan dengan kedua kepiting raksasa,
Sama sekali keduanya tidak berani mundur.
Namun dalam hati masing-masing sudah mengambil
keputusan, begitu tiba di depan rumah batu, mereka berdua
akan menyerang ke dalam secara mendadak, agar keempat
orang buta itu tidak punya kesempatan mengelak
Tidak lama kemudian Lu Leng dan Tam Goat Hua mundur
lagi, Kira-kira tujuh-delapan depa, mereka merasa ada hawa

2015
panas di belakang, Keduanya merasa terkejut Dengan cepat
mereka langsung membalikkan tubuh.
Mata mereka membeliak ketika di depan tampak sosok
bayang hitam. Belum juga dapat melihat jelas, tahu-tahu
tubuh mereka sudah dipeluk erat-erat.
Betapa terkejutnya Tam Goat Hua dan Lu Leng karena
mendadak saja tubuh mereka telah terjepit rangkulan sangat
kuat Keduanya meronta sekuat tenaga, tetapi tetap tak
mampu melepaskan diri Cepat-cepat mereka mengerahkan
hawa murni untuk melawan, Dan baru saat itulah terlihat jelas
makhluk yang merangkul mereka hingga tak mampu bergerak
Ternyata dua ekor orang hutan berbulu hitam dan sangat
besar Sekujur badan orang hutan itu menyebarkan bau amis,
Tam Goat Hua dan Lu Leng berusaha melepaskan diri, tapi
pelukan orang hutan itu malah bertambah kuat, Akhimya
keduanya putus asa, tak tahu harus bagaimana caranya
melepaskan diri,
Mendadak kedua orang hutan itu mengangkat badan
mereka dan dibawa menuju ke arah jurang, Tampaknya kedua
orang hutan itu ingin melempar mereka berdua ke dalam
jurang,
Tam Goat Hua dan Lu Leng berusaha tenang, Dan
mendadak secara serentak keduanya berteriak.
"Tendang!"
Secepat itu pula Tam Goat Hua dan Lu Leng melancarkan
tendangan ke perut orang hutan dengan sekuat tenaga,
Tendangan itu membuat orang hutan sama terpekik kesakitan
Sebuah tendangan dahsyat yang sangat kuat. Kepala harimau

2016
saja hancur oleh tendangan mereka. Namun kedua orang
hutan itu memang bukan makhluk sembarangan Kecuali bulubulunya
sangat lebat, kulitnya pun tebal sehingga mendapat
tendangan keras dari Lu Leng dan Tam Goat Hua keduanya
tampak hanya sempoyongan beberapa langkah saja,
Mendapati hal itu, Lu Leng semakin cemas dan khawatir
Dia berseru ke arah Tam Goat Hua,
"Kakak Goat, terus tendang!"
Sambil berteriak Lu Leng terus menendang perut orang
hutan yang mengangkat badannya, Berulang-ulang dia terus
melancarkan tendangan dengan mengerahkan tenaga
dalamnya, sementara orang hutan itu, meskipun dengan
sempoyongan menahan tendangan keras Lu Leng, terus
melangkah menuju ke tepi jurang, Ternyata tidak sia-sia apa
yang dilakukan Lu Leng,
Belum juga sampai di tepi jurang, orang hutan itu terpekik
kesakitan Tubuhnya terkulai jatuh.
Di saat bersamaan, orang hutan yang mengangkat badan
Tam Goat Hua pun sudah jatuh. Lemas dan kesakitan oleh
tendangan bertubi-tubi yang dilancarkan gadis itu.
Meskipun menahan rasa sakit dan sudah terkulai, kedua
binatang mirip manusia itu masih juga merangkul erat-erat
tubuh Lu Leng dan Tam Goat Hua,
Lu Leng meronta sekuat tenaga, namun tetap tidak bisa
melepaskan diri. sementara si orang hutan sendiri tidak
mampu bangun, hanya berguling-gulingan di tanah.

2017
Beberapa kali Lu Leng tertindih tubuh orang hutan itu,
nyaris membuatnya tak bernafas. Makhluk menggiriskan itu
terus berguling hingga mendekati pinggir jurang, Dan saat
itulah tiba-tiba muncul gagasan dalam benak Lu Leng,
Ketika badannya menghadap tanah, cepat-cepat Lu Leng
membuka mulut menggigit sebuah batu kecil, Kemudian
dikerahkan hawa murninya Untuk menyemburkan batu di
mulutnya ke arah tenggorokan si orang hutan
Slakk!
Batu itu menembus tenggorokan orang hutan. Maka
sambil menjerit-jerit kesakitan orang hutan itu melepaskan Lu
Leng, Begitu terlepas, Lu Leng langsung meloncat
menjauhinya,
Dia segera menoleh, melihat Tam Goat Hua dan orang
hutan yang memeluknya sudah berada di pinggir jurang,
Kalau sepasang kaki gadis itu tidak menggaet sebuah
batu, dia pasti sudah jatuh ke dalam jurang bersama orang
hutan yang mendekapnya.
Lu Leng melesat ke sana sambil mengayunkan golok
pusaka Su Yang To ke arah kepala orang hutan itu,
Serrt!
Seketika leher orang hutan itu putus tertebas golok pusaka
milik Lu Leng. Kepalanya entah terlontar ke mana, sementara
tubuhnya yang besar dan berbulu hitam itu berkelojotan beri
umur darah. sementara itu pula Tam Goat Hua sudah lepas
dari rangkulannya.

2018
"Adik Leng, bagaimana kau bisa menghadapi orang hutan
itu?" tanya Tam Goat Hua begitu terlepas dari rangkulan
tangan orang hutan,
Sejak mereka berdua meninggalkan kuil tua, baru pertama
kali Tam Goat Hua memanggilnya "Adik Leng", Tentu saja
membuat Lu Leng kaget bercampur gembira,
"Akalku agak licik,.," sahut Lu Leng sambil tersenyum.
Lu Leng memberitahukan apa yang telah dilakukannya
terhadap orang hutan itu. Lalu dia menunjuk mulut si orang
hutan,
Tuh kan! Bibirnya sudah pecah! ujarnya sambil tertawa.
Tiba-tiba Tam Goat Hua menjulurkan tangannya ingin
membersihkan noda darah di bibir Lu Leng, Namun mendadak
pula tangan itu terhenti sebelum menyentuh bibir Lu Leng,
Lu Leng tahu, gadis itu masih menaruh perhatian padanya.
Dalam hati dia merasa gembira, Namun ketika tangan Tam
Goat Hua berhenti, hatinya pun jadi dingin,
Tam Goat Hua menghela nafas panjang, kemudian
membalikkan badannya
"Kakak Goat...!" panggil Lu Leng yang tak memahami
sikap gadis itu.
Belum juga usai ucapan Lu Leng, Tam Goat Hua sudah
membalikkan badannya dengan mata menatap tajam.
"Jangan banyak bicara lagi!"

2019
Lu Leng sebenarnya ingin mengatakan sesuatu lagi kepada
Tam Goat Hua, Namun, mendadak saja dia tersentak kaget
Telinganya dapat mendengar ada suara tawa dingin di
belakang.
Suara air terjun bergemuruh Namun suara tawa dingin itu
sepertinya menerobos ke dalam telinga mereka berdua, ini
menandakan kalau orang yang mengeluarkan suara tawa
dingin itu memiliki Lwee-kang yang sangat tinggi.
Tam Goat Hua dan Lu Leng segera membalikkan badan.
Tampaklah empat orang buta berdiri di depan rumah batu, Di
sisi mereka masing-masing berdiri pula orang hutan berbulu
hitam mengkilap, memegang sebatang toya besi yang
bergerigi-gerigi.
Bagian 46
Salah seorang dari keempat orang buta tiba-tiba tertawa
lagi.
"Kalian dapat menerjang sampai di sini, sungguh amat luar
biasa!"
"Siapa kalian berdua?" tanya orang buta yang lainnya,
Lu Leng menarik nafas dalam dalam lalu menyahut
"Cianpwee berempat.."
Belum usai Lu Leng menyahut keempat orang buta itu
sudah tertawa gelak,

2020
"Ternyata adalah kau, bocah yang tak tahu diri!"
Lu Leng menyahut dengan suara dalam,
"Tidak salah, memang aku! Untuk apa kalian menghendaki
Busur Api? Lebih baik berikan padaku!"
Keempat orang buta itu tertawa aneh, Dan mendadak saja
mereka menggerakkan tongkat bambu ke atas hingga
mengeluarkan suara berdecit,
Keempat ekor orang hutan yang berdiri di sisi mereka,
langsung memekik sambil mendekati Lu Leng dan Tam Goat
Hua.
Menyaksikan itu, Tam Goat Hua jadi tercengang.
"Eh? Kenapa mereka berempat tidak mau turun tangan
sendiri?"
"ltu pasti karena suara gemuruh air terjun yang
mengganggu pendengaran mereka, Maka mereka tidak mau
turun tangan!"
Keduanya hanya berbicara beberapa patah kata sebab
keempat ekor orang hutan sudah berada di hadapan mereka,
Tam Goat Hua dan Lu Leng segera mundur, sedangkan
keempat ekor orang hutan berpencar mengambil posisi
mengepung keduanya.
Lu Leng berbisik,
"Kakak Goat, kita tidak boleh berpencar!"

2021
Usai berkata, Lu Leng segera memutar badannya dengan
punggung menempel di punggung gadis itu,
Saat bersamaan, salah satu orang hutan memekik keras,
lalu mengayunkan toya besi bergerigi ke arah kepala Lu Leng!
Ketika melihat toya besi bergerigi meluncur ke kepalanya,
Lu Leng terkejut sekali. Dia tahu orang hutan ini tidak
sembarangan dalam mengayun toya besinya, Sebab tentu dia
sudah sangat terlatih.
Kalau tidak berhati-hati menghadapi orang hutan itu,
dirinya pasti celaka, Apalagi jika terhantam oleh toya besi
bergerigi itu, nyawanya akan melayang .
Semula Lu Leng ingin menghadapi keempat ekor orang
hutan itu bersama Tam Goat Hua, dengan cara saling
membelakangi seperti itu, Namun dari keadaan barusan Lu
Leng menyadari kalau keinginan itu tak mungkin dilakukan
Toya besi bergerigi itu amat panjang, tidak hanya mengarah
kepalanya, melainkan juga ke arah kepala Tam Goat Hua.
Maka kalau punggungnya tetap menempel pada punggung
Tam Goat Hua pasti akan celaka.
Oleh karena itu, dia segera berkelit ke samping, Belum
juga dia berdiri tegak, salah satu orang hutan sudah
menyerangnya dari belakang,
Lu Leng cepat-cepat berputar ke belakang salah satu
orang hutan itu, lalu menyerang dengan jurus Go Hou Phu Yo
(Harimau Lapar Menerkam Domba).
Orang hutan itu memang telah digembleng dengan ilmu
silat, lagi pula bertenaga besar, namun tetap saja tak dapat
disejajarkan dengan orang yang berkepandaian tinggi,

2022
serangan yang dilancarkan Lu Leng amat cepat, Hal itu
membuat si orang hutan tidak dapat berkelit Mafca tak ampun
lagi golok Su Yang To yang dibabatkan Lu Leng menyambar
pinggangnya
Orang hutan itu memekik kesakitan Namun dia langsung
memutar-mutarkan toya besi bergerigi ke arah Lu Leng.
Lu Leng mencelat ke belakang, tapi salah seekor orang
hutan menyerangnya dari samping, Maka diputarkan
badannya dan langsung melompat hingga serangan orang
hutan itu jatuh di tempat kosong. Karena serangan gagal,
orang hutan itu menggeram.
Lu Leng menengok ke arah Tam Goat Hua. Gadis itu
ternyata telah berhasil melukai salah satu orang hutan,
sementara orang hutan yang tersabet golok pusaka Su Yang
To, terus mengucurkan darah dari lukanya, sehingga akhirnya
terkulai lemas di tanah. sedangkan Tam Goat Hua terus
bertarung dengan dua ekor orang hutan, Tampak sepasang
rantai besinya berkelebat ke sana ke mari menyerang kedua
lawannya yang menggiriskan itu.
* * * *
Bab 95
Lu Leng tahu luka orang hutan itu cukup parah, Darah
tampak terus mengucur dari pinggangnya yang terluka parah,
Dia yakin orang hutan itu pasti mati karena kehabisan darah,
Namun sementara itu Tam Goat Hua tampak dalam bahaya,
sebab senjata miliknya agak kurang leluasa melawan kedua
orang hutan itu.

2023
Tentu hal itu mencemaskan Lu Leng. Dia harus segera
menghabiskan orang hutan yang masih menyerangnya, untuk
kemudian cepat membantu Tam Goat Hua.
Setelah mengambil keputusan tersebut, badan Lu Leng
terus berputar mengitari orang hutan yang menyerangnya,
Gerakannya itu membuat orang hutan pusing tujuh keliling.
Mungkin karena marah, orang hutan itu memekik dan
menggeram keras.
Ketika Lu Leng berhenti, orang hutan itu langsung
mengayunkan toya besi bergerigi ke arahnya, itu yang
dikehendaki Lu Leng, Ketika orang hutan itu mengayunkan
toya besi bergerigi, Lu Leng juga mengayunkan golok pusaka
Su Yang To ke arah lengan lawannya, Golok pusaka Su Yang
To bergerak lebih cepat, hingga sekejap saja terdengar suara,
Crass!
Seketika pekik kesakitan memecah suasana, Ternyata
lengan kiri orang hutan itu telah buntung,
Darah merah mengucur deras,
Ketika Lu Leng baru mau menusuk perut orang hutan itu,
mendadak terdengar suara berdentang dua kali Apalagi kalau
bukan suara dari benturan senjata? Menyusul terdengar suara
jeritan Tam Goat Hua.
Mendengar suara jeritan itu hati Lu Leng tersentak kaget
Begitu menoleh ke arah Tam Goat Hua, tahulah dia apa yang
telah terjadi.
Ternyata sepasang rantai Tam Goat Hua melingkar pada
kedua batang toya besi bergerigi, sedangkan kedua orang

2024
hutan menyentakkannya sekuat tenaga, Tubuh Tam Goat Hua
melayang ke atas mulut jurang.
Menyaksikan itu, keringat dingin mengucur di sekujur
badan Lu Leng karena cemas dan tegang, Namun dalam
sekejap dia tak tahu harus berbuat apa.
Mendadak saja Lu Leng melesat dengan cepat Namun
seketika dia merasakan bahunya sakit
Kini dia baru ingat, di belakangnya terdapat seekor orang
hutan yang tadi sebelah lengannya sudah kutung. Lu Leng
menoleh ke belakang ternyata bahunya telah dicengkeram
oleh lengan kanan orang hutan itu, Tanpa banyak pikir lagi dia
langsung mengibaskan golok pusaka Su Yang To ke belakang,
lalu melesat ke depan,
Tetapi saat itu badan Tam Goat Hua sudah mulai merosot
ke bawah jurang, Terdengar suara seruannya yang
memilukan.
"Adik Leng...!"
Lu Leng yang mendengar suara seruan itu hanya berdiri
termangu Dia tampak bingung, Bingung, hendak memberi
pertolongan tetapi bahunya masih tercengkeram kuat tangan
orang hutan yang telah buntung oleh goloknya,
Dia meringis kesakitan karena kuku yang amat tajam
menembus bahunya, Lu Leng segera mencabutnya dan
dibuang ke bawah,
Darah mengucur deras, namun tidak dihiraukan-nya
karena hatinya tersayat menyaksikan Tam Goat Hua jatuh ke
dalam jurang.

2025
Rasa sakit yang hebat itu tidak dirasakannya, Dia langsung
menerjang ke arah kedua orang hutan. Bertubi-tubi dia
menyerang kedua orang hutan itu dengan Thian Hou Sam Sek
(Tiga jurus Harimau Langit), Tampak golok pusaka Su Yang To
berkelebat-kelebat ke arah kedua orang hutan itu,
Cess! Crass! Cesss!
Kedua orang hutan itu mati secara mengenaskan.
Kepalanya terbang entah ke mana, sementara badan mereka
terpotong-potong tidak karuan bentuknya,
Lu Leng mundur selangkah Dia menarik nafas dalamdalam
sambil memandangi pakaiannya yang berlumur darah.
Kemudian tanpa menghiraukan keadaan dirinya yang terluka
di sana-sini pada bagian tubuhnya, Lu Leng membentak
dengan sengit
"Orang buta jahanam! Aku akan mengadu nyawa dengan
kalian!"
Lu Leng langsung melesat ke arah keempat orang buta itu.
Keempat orang buta itu berdiri di tempat tak bergerak sama
sekali. Namun begitu Lu Leng menerjang sampai di hadapan
mereka, secepat kilat keempatnya menggerakkan tongkat
bambu masing-masing,
Memang tidak mudah baginya untuk melawan keempat
tokoh buta itu. Namun dengan golok pusaka Su Yang To dia
berhasil memapak telak salah satu tongkat bambu yang
berkelebat ke arahnya, Akibat-nya golok di tangannya hampir
terlepas, Ternyata tenaga lawan begitu tinggi,

2026
Karena gusarnya Lu Leng menggeram sambil mencelat
mundur Namun secepat itu pula dia mengayunkan senjata
andalannya ke arah orang buta yang berada di sisinya,
Orang buta itu mengangkat tongkat bambunya ke atas
tepat menangkis golok pusaka milik Lu Leng, Tak ingin
memberi peluang lawan, orang buta itu menghentakkan
tongkat bambunya, membuat badan Lu Leng terpental dan
jatuh,
Namun dengan cepat Lu Leng melompat bangkit berdiri.
Golok pusakanya tahu-tahu sudah pindah ke tangan kiri,
Kemudian dia melesat menyerang keempat orang buta itu
dengan jurus Kim Kong Sin Ci!
Keempat orang buta itu seakan tahu kehebatan Kim Kong
Sin Ci. Mereka berempat cepat-cepat berkelit Maka angin
serangan Lu Leng melesat ke arah pintu rumah batu, seketika
suara berderak keras pintu rumah batu itu roboh, terhantam
tenaga dalam yang berasal dari pukulan Lu Leng dengan
senjata pusakanya,
Lu Leng gusar sekali karena serangannya tidak berhasil
Dengan cepat dia membalikkan badan dan langsung kembali
melancarkan serangan Kali ini dia mengeluarkan jurus It Ci
Keng Thian (Satu jari Mengejutkan Langit),
Namun baru beberapa langkah saja dia bergerak
merangsek, mulutnya memekik kesakitan Tubuhnya terjungkal
jatuh, membuat serangan yang dilancarkannya terpatahkan,
Ternyata satu dari empat batang tongkat lawan berhasil
menyodok dan menusuk telak paha Lu Leng,
Tanpa menghiraukan rasa sakit, Lu Leng bangkit dan
langsung merangsek ke depan, Namun batang-batang tongkat

2027
lawan langsung menghujani dengan gebukan dan tusukan ke
tubuhnya, Rasa sakit yang hebat mendera sekujur tubuhnya.
Matanya pun mendadak jadi berkunang-kunang, Cepat-cepat
dikerahkan jurus Hong Mong Coh Khai (Turun Hujan Gerimis),
Golok pusakanya bergerak laksana kilat Menusuk dan
membabat ke arah lawan-lawannya, sementara itu pandangan
matanya kian kabur semakin berkunang-kunang, bahkan
akhirnya gelap sama sekali
"Uukh!"
Dan Lu Leng terjatuh. Pingsan!
Sementara Tam Goat Hua telah jatuh ke dalam jurang,
padahal sebenarnya kepandaian gadis itu tak terlalu jauh lebih
rendah dari Lu Leng. Namun ia menghadapi dua orang hutan
yang sudah cukup terlatih
Ketika bertarung dengan kedua orang hutan itu, Tam Goat
Hua mengetahui kalau kedua lawannya sangat kuat Oleh
karena itu dia mengerahkan Gin-kang melompat ke sana-ke
mari. Dengan cara itu dia ingin mengulur waktu hingga Lu
Leng datang membantunya.
Namun hal itu tidak berlangsung lama, Ketika pertarungan
baru saja mulai, Lu Leng dan Tam Goat Hua malah menjauhi
keempat orang hutan, sebab khawatir kalau-kalau keempat
orang buta akan campur tangan.
Hal itulah yang akhirnya justru membuat keduanya saling
berpencar ketika keempat orang hutan terus memburu.
Tanpa disadari Tam Goat Hua ternyata mendekati tempat
di mana dua kepiting raksasa tadi berada, Dan karena saat itu
hari sudah mulai gelap, sedangkan kedua kepiting raksasa

2028
berwarna hitam, Tam Goat Hua tidak melihat kedua binatang
menyeramkan rtu,
Setelah agak lama bertarung dengan kedua lawannya,
barulah dia melihat kedua kepiting raksasa itu,
Tam Goat Hua ingin menyingkir, tapi seketika dia teringat,
kedua ekor kepiting raksasa itu tidak berani mendekatinya,
Maka, Tam Goat Hua tidak menyingkir dari tempat itu,
Di luar dugaan, mendadak kedua ekor orang hutan itu
memekik aneh. Hal itu membuat kepiting-kepiting raksasa
mulai mengangkat-angkat badannya, kemudian merayap
cepat ke arah Tam Goat Hua. Mereka langsung menyerang
dengan japit yang amat besar itu.
Saat itu Tam Goat Hua baru tahu, yang ditakuti kedua
kepiting raksasa itu bukan dirinya, melainkan Lu Leng. Tentu
Lu Leng menyimpan sesuatu sehingga membuat kedua
binatang raksasa itu tidak berani mendekatinya, Kini dirinya
berpencar dengan Lu Leng, membuat kedua kepiting raksasa
itu menyerangnya.
Menyadari hal itu, Tam Goat Hua segera mencelat mundur
Namun mendadak saja kedua orang hutan langsung
menyerangnya dengan toya besi bergerigi, Gadis itu segera
mengayunkan sepasang rantai besi untuk menangkis.
Trang! Trang!
Terdengar suara benturan, Kedua batang toya besi
bergerigi memang tertangkis, tapi terjadi sesuatu yang di luar
dugaan, sepasang rantainya menyangkut pada gerigi-gerigi
toya dan mendadak kedua orang hutan itu menghentakkan ke

2029
atas, Hal itu membuat Tam Goat Hua melayang ke udara, Dia
menjerit kaget,
Ketika itu Lu Leng mendengar suara jeritannya.
Dia membalikkan badan dan melihat Tam Goat Hua yang
melayang ke arah mulut jurang,
Namun sayang tiba-tiba bahunya tercengkeram oleh
tangan orang hutan yang berkuku amat panjang dan tajam,
Maka Lu Leng terpaksa menebas buntung lengan orang hutan
dengan goloknya,
Namun terlambat Tam Goat Hua sudah merosot ke dalam
jurang,
Lu Leng jatuh pingsan, Entah berapa lama ke-mudian,
barulah dia siuman. Dirasakan pikirannya masih agak kabur,
tak ingat apa yang baru saja terjadi Tapi kemudian dia
teringat akan suatu kejadian yang membuat hatinya terasa
sakit sekali. Yaitu tentang Tam Goat Hua yang jatuh ke dalam
jurang, Namun diam-diam dirinya merasa heran dan tak
mengerti. Serasa seperti terbangun dari mimpi buruk, Kedua
orang hutan itu tidak membunuhnya, Perlahan-lahan Lu Leng
membuka matanya, Ge-lap gulita di depan mata tidak terlihat
apa pun. Dirasakan sekujur badannya sakit sekali Terutama
bagian kening, punggung, pinggang dan sepasang kakinya,
Walau demikian, dia masih memaksa diri untuk bangun duduk,
lalu mulai menghimpun hawa murni.
Beberapa saat kemudian, dia mulai merasakan sekujur
badannya agak nyaman,
Karena itu, dia pun sudah dapat melihat tempat itu.
Ternyata dirinya berada di dalam sebuah rumah batu yang

2030
pintunya tampak telah rusak. Lu Leng telah duduk di atas
ranjang batu,
Hatinya terus diliputi rasa heran. Belum sempat dia turun
dari ranjang batu tempatnya duduk, mendadak .
Tak! Tak! Tak! Tak!
Lu Leng merasa terkejut Suara itu ternyata suara langkah
kaki dan tongkat bambu di lantai. Empat orang buta itu
melangkah masuk,
"Kami tahu kau sudah siuman, maka jangan diam saja!"
ujar salah seorang dari keempat tokoh buta dengan nada
rendah,
Lu Leng berpikir, ketika dia pingsan, keempat orang buta
itu tidak membunuhnya, ini pasti ada sebabnya, Lalu kenapa
harus begitu takut pada mereka?
"Kalian telah menimbulkan masalah besar! Tahukah
kalian? Siapa yang terjatuh ke dalam jurang itu?" Lu Leng
mulai membuka mulut,
Salah seorang buta berkata,
"Kami justru ingin bertanya padamu, siapa gadis itu?"
"Kalian sudah menemukan mayatnya?"
"Tidak, sebetulnya siapa gadis itu?" sahut salah satu dari
empat orang buta itu.

2031
"Cianpwee berempat sudah turun ke jurang itu?" Lu Leng
balik bertanya,
Keempat orang buta itu manggut-manggut,
"Ya!"
"Cianpwee berempat menemukan apa di dasar jurang itu?"
Salah seorang buta menyahut.
"Kami tidak menemukan apa-apa, hanya sosok bangkai
orang hutan saja!"
Lu Leng mengerutkan kening,
"Juga tidak menemukan toya besi bergerigi?" . Salah
seorang buta menyahut dengan tidak sabaran
"Sudah kami beritahukan kamu ini terlalu cerewet? Cepat
katakan saja, siapa gadis itu!"
Apakah Tam Goat Hua tidak mati di dasar jurang itu?
Semoga begitu! Begitu batin Lu Leng,
"Gadis itu adalah putri Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, yang berarti juga cucu Mo Liong Seh
Sih, Nah, kalian telah menimbulkan masalah besar!" tukas Lu
Leng,
Mendengar itu, keempat orang buta jadi tertegun
"Ternyata demikian!" gumam salah satu dari empat orang
buta.

2032
Salah seorang buta lain menyambung. "Bocah! BetuIkah
panah Bulu Api sudah tidak berada di dalam gudang rahasia
itu?" Lu Leng tertawa dingin "Aku sungguh menyesal
memberitahukan hal yang sebenarnya. seharusnya aku
bohongi kalian agar kalian mampus di dalam lorong rahasia
itu!"
Keempat orang buta tertegun lagi, Berselang sesaat salah
seorang baru berkata.
"Bocah, kau dengar baik-baik! Kemungkinan besar putri Cit
Sat Sin Kun telah binasa, ini memang merepotkan! Kami pun
tidak akan membiarkan tentang itu diketahui oleh Cit Sat Sin
Kun!"
Mendengar perkataan orang buta itu, hati Lu Leng
tersentak Dia memahami ucapan orang buta itu menghendaki
orang lain tidak boleh tahu tentang kematian Tam Goat Hua,
Berarti dirinya harus mati demi menjaga rahasia ini..
"Kalian kira Cit Sat Sin Kun tidak tahu? padahal semua
orang sudah tahu kepergian kami ke gunung Liok Pan San
ini!"
Apa yang dikatakan Lu Leng itu hanya dusta belaka,
Tentang kepergian Lu Leng bersama Tam Goat Hua ke
gunung Liok Pan San, selain biarawati tua gagu dan tuli itu,
tidak ada yang tahu,
Mendengar kata Lu Leng keempat orang buta tampak
tercengang, Melihat perubahan pada sikap mereka, Lu Leng
langsung melanjutkan kata-katanya,

2033
"Apabila dalam beberapa hari ini kami tidak kembali,
bukan cuma Cit Sat Sin Kun suami istri yang akan ke mari,
bahkan Beng Tu Lo Jin...."
Ketika Lu Leng menyebut nama Beng Tu Lo Jin, wajah
keempat orang buta itu langsung berubah hebat.
"Omong kosong! Beng Tu Lo Jin sudah lama meninggal!"
bentak salah satu dari keempatnya tampak geram sekali,
Lu Leng tertawa gelak.
"Ha ha ha! Nyali galian telah pecah oleh Beng Tu Lo Jin.
Begitu mendengar nama beliau, kalian ketakutan seperti itu.
Aku tidak bilang Beng Tu Lo Jin, melainkan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek, muridnya itu! juga akan ke mari!"
Orang buta itu berkata dengan suara agak bergemetar.
"Dia... mengapa dia mau ke mari?"
Lu Leng tertawa dingin.
"Beliau adalah guruku, tentunya akan datang menyusul
aku!"
Wajah keempat orang buta tampak memucat. Mereka
tertegun dengan mulut membungkam,
Lu Leng berkata dengan dingin,
"Kini sudah tahu keadaan kalian? Dan satu lagi, Tahukah
orang yang kalian rebut Busur Apinya itu adalah putra Liok Ci
Khim Mo yang memiliki ilmu Pat Liong Thian Im? Kalian telah

2034
menimbulkan begitu banyak masalah besar, tentunya sulit
mengelak semua itu!"
Lu Leng tahu, kalau sampai bertarung dengan keempat
orang buta, dirinya pasti terluka. Mereka bukanlah lawan
ringan baginya,
Satu-satunya jalan adalah menakuti mereka berempat
dengan perkataan, agar mereka tidak turun tangan jahat
terhadap dirinya,
Ternyata jitu sekali akal Lu Leng. Keempat orang buta itu
tampak berjalan mondar-mandir di dalam rumah batu.
Menyaksikan itu, Lu Leng tertawa dingin.
"Ketika aku terluka hingga jatuh pingsan, kenapa kalian
tidak menghabiskan nyawaku? Apakah sudah menduga ini?"
Keempat orang buta segera berhenti talu mereka langsung
membentak
"Tutup mulut!"
Walau mereka membentak, tapi nada suaranya sudah
tidak begitu sengit Karena itu Lu Leng melanjutkan dengan
dingin,
"Terus terang! Apabila Nona Tam tidak binasa, itu berarti
nasib kalian masih mujur Begitu Cit Sat Sin Kun dan lainnya ke
mari, mungkin kalian masih diberi ampuni Tentu... Busur Api
itu...."
Ketika Lu Leng menyinggung Busur Api, keempat orang
buta segera menyahut

2035
“Tidak bisa diberikan padamu!"
Lu Leng merasa girang dalam hati, sebab apa yang
dikatakannya sudah mulai mempengaruhi keempat orang buta
itu, Yang membuatnya heran, mengapa begitu menyinggung
tentang Busur Api, keempat orang buta itu kelihatan tegang
sekali? Mereka berempat menghendaki Busur Api, tentunya
bukan untuk menghadapi Liok Ci Khim Mo. Lalu apa gunanya
bagi mereka? seandainya ada kegunaan lain, sudah pasti amat
penting. Setelah berpikir sejenak, Lu Leng berkata,
"Kalian harus berpikir secara matang, Walau Busur Api
berada pada kalian, namun aku berani memastikan kalian
pasti tidak bisa mencari Panah Bulu Api itu!"
Salah seorang buta bertanya dengan dingin.
"Bagaimana kau berani memastikan?"
"Kalau kalian mempercayaiku, aku pasti menjelaskan
tentang Panah Bulu Api!"
"Katakanlah!" desak keempat orang buta itu.
Lu Leng segera menceritakan tentang apa yang dialaminya
di gunung Tang Ku Sat, tapi merahasiakan mengenai secarik
kertas yang di dalam peti mati Nyonya Mo Liong Seh Sih.
"Cobalah kalian pikir, Panah Bulu Api itu kini tanpa jejak!
Entah berapa banyak pesilat tangguh sedang mencari
seandainya ada jejak tentang Panah Bulu Api itu, bagaimana
mungkin kalian akan mempero!ehnya?"
Lu Leng berkata sambil memperhatikan ekspresi muka
keempat orang buta itu. Mereka tampak berubah Ada

2036
gambaran rasa sedih dan menderita pada wajah mereka,
Tentu saja Lu Leng menjadi heran. padahal tadi dia teramat
benci dan marah terhadap mereka, Hal itu karena Lu Leng
telah kehilangan Tam Goat Hua.
Dan kini setelah mendengar mereka tidak menemukan
mayat Tam Goat Hua, Lu Leng yakin gadis itu masih hidup,
Maka kebenciannya terhadap mereka agak berkurang
Menyaksi kan air muka mereka penuh penderitaan Lu Leng
segera berkata.
“Terus terang, guruku dan lainnya pasti berusaha mencari
Panah Bulu Api itu, Aku yakin kami bisa mendapatkannya!"
Lu Leng berhenti. Keempat orang buta itu kelihatan
sedang menunggu Lu Leng melanjutkan
"Kalau Busur Api dan Panah Bulu Api amat penting bagi
kalian, asal kalian serahkan Busur Api itu padaku, setelah kami
menghadapi Liok Ci Khim Mo, kami akan berikan Busur Api
dan Panah Api untuk kalian,"
Keempat orang buta itu terdengar menggumam tidak
jelas, Tampaknya mereka kurtuig percaya apa yang diucapkan
Lu Leng, Tentu saja Lu Leng menjadi tegang,
"Bagaimana kami tahu kau berkata sejujurnya?" berkata
salah satu dari empat buta itu.
Lu Leng tertawa panjang,
"Untuk apa aku membohongi kalian? Kalau guruku dan
lainnya sampai di sini, bukankah dapat merebut Busur Api
itu?" tukas Lu Leng kemudian.

2037
Keempat orang buta tertegun mendengar kata-kata Lu
Leng,
“Tentunya kalian pun harus memberitahukan padaku,
untuk apa kalian menghendaki Busur Api dan Panah Bulu Api
itu?" ujar Lu Leng,
Keempat orang buta menghela nafas panjang. Salah
seorang dari mereka berkata.
"Kami berempat, dilahirkan dalam keadaan buta, Tapi dulu
kami pernah dengar dari seorang aneh, kalau bisa
memperoleh Busur Api dan Panah Bulu Api, maka boleh pergi
ke pantai Lam Hai untuk memanah sejenis burung langka di
sana, Burung langka itu terbang tinggi di udara. jika bukan
Busur Api dan Panah Bulu Api tentunya tidak akan berhasil
memanah burung langka itu. Mata burung langka itu dapat
menyembuhkan mata kami dalam waktu tujuh hari."
Salah seorang buta menambahkan sambil mengeluarkan
Busur Api ilu, kemudian menarik dan melepaskan, sehingga
menimbulkan suara "Pheng”
"Usia kami sudah berkepala tujuh, namun harapan kami
itu tidak pernah sirna, Kami tetap berharap mata kami bisa
melihat Kami mempercayai perkataanmu memang sulit untuk
mencari Panah Bulu Api itu. Kini... kami menuruti
perkataanmu, namun kau tidak boleh ingkar janji!"
Orang buta itu lalu menyerahkan Busur Api kepada Lu
Leng. Betapa girangnya Lu Leng menerima Busur Api tersebut
"Aku pasti tidak akan ingkar janji!" ujarnya meyakinkan.

2038
Bersamaan dengan itu dari gemuruh air terjun mendadak
terdengar menggelegar keras dan menggetarkan
Meskipun suara itu tampaknya berasal dari tempat jauh,
Lu Leng terlonjak bangun karena begitu terkejutnya, Hal itu
ternyata justru membuat keempat orang buta terlongo
bengong,
"Kenapa kau?" tanya mereka yang bingung dan tak
mengerti.
Luleng menyahut
"Cepat menyingkir! Liok Ci Khim Mo datang!" ujar Lu Leng
memberitahukan.
Kelihatannya keempat orang buta itu tidak tahu akan
kehebatan Liok Ci Khim Mo.
"Siapa Liok Ci Khim Mo itu?" tanyanya dengan kening
mengkerut
Lu Leng buru-buru memberitahukan. "Liok Ci Khim Mo
memiliki ilmu Pat Liong Thian Im, tiada seorang pun dapat
melawannya Bagaimana kalian tidak mengetahuinya?"
Keempat orang buta berkata dengan dingin. "Kami
memang tidak pernah dengar, justru ingin tahu seberapa
kehebatan Liok Ci Khim Mo itu!" Mendengar itu, Lu Leng jadi
gugup. "Kalau dia sampai di sini, akan sulit bagi kita
meloloskan diri!"
Keempat orang buta itu berkata, "Kalau kau takut, pergilah
menyingkir! sekalipun Beng Tu Lo Jin yang ke mari, kami tidak
akan menyingkir!"

2039
Karena kesal Lu Leng membanting kaki. Tampaknya
keempat orang buta itu sama sekali tidak tahu akan
kehebatan Pat Liong Thian Im.
Di saat Lu Leng dicekam rasa gugup, terdengarlah suara
Ting Ting Ting tiga kail Suara itu sudah semakin dekat.
"Lweekang orang itu cukup lumayan, dapat membunyikan
harpa hingga suaranya menembus ke mari!" ujar para orang
buta memuji Liok Ci Khim Mo. . Lu Leng justru menarik nafas
dingin. "Cianpwee berempat sudi menyerahkan Busur Api
padaku. Walau binatang piaraan Cianpwee telah membuat
orang yang paling kucintai terjatuh ke jurang. Aku tidak akan
menyalahkan Cianpwee berempat Liok Ci Khim Mo sebentar
lagi akan tiba di sini, kalian harus cepat menyingkir jangan
sampai terlambat!"
Wajah keempat orang buta itu berubah, lalu membentak
serentak.
"Jangan banyak bicara! Kau mau pergi, kami persilakan!"
Melihat keempat orang buta itu sulit dinasihati, hati Lu
Leng semakin panik. Namun apa mau dikata, dia tidak bisa
memaksa mereka.
Kalau tidak dalam keadaan terluka dia tentu akan turun
tangan menotok jalan darah mereka, lalu dibawa pergi,
Namun saat ini lukanya belum sembuh. Dia tidak bisa berbuat
apa-apa! seketika Lu Leng menghela nafas panjang, kemudian
berjalan keluar Sarapai di luar dia melihat bayangan-bayangan
orang berkelebat menuju ke arah puncak Lian Hoa Hoang ini.

2040
Lu Leng tahu kalau dirinya tidak segera pergi, pasti akan
celaka, Tapi dia masih berseru mengingatkan keempat orang.
buta itu.
"Kalau Cianpwee berempat mulai merasa tidak tahan
terhadap Pat Liong Thian Im, harus segera kabur! Apa yang
telah kujanjikan pada Cianpwee berempat, pasti
kulaksanakan!"
Usai berseru, dia melihat empat orang sudah sampai di
pelataran batu, Betapa gugupnya Lu Leng. Dia menengok ke
sana-ke mari, tak menemukan tempat untuk bersembunyi
sebaiknya memang harus cepat kabur, tetapi saat ini dia tak
punya tenaga,
Lu Leng semakin panik, Kebetulan dia melihat air terjun
terletak tak jauh dari situ. Segeralah dia melesat ke sana, Dia
menerjang ke arah air terjun yang mencurah deras dari atas,
Dia berdiri bersandar pada dinding batu, Suara gemuruh
air terjun amat memekakkan telinganya,
Dengan paksa dia membuka matanya, Melihat ada suatu
tempat yang cekung ke dalam, dia segera ke sana, Di
sekelilingnya adalah air terjun. Meskipun harus basah dan
kedinginan serta menahan suara gemuruh menggetarkan, dia
dapat merasa lega berada di tempat ini.
Lu Leng menyeka mukanya yang penuh air, kemudian
menyimpan Busur Api baik-baik, Kini dalam hatinya amat
mencemaskan keempat orang buta itu. Dia membelalakkan
matanya memandang ke depan, samar-samar terlihat belasan
orang berdiri di atas pelataran batu,

2041
Siapa mereka itu, Lu Leng tidak dapat melihat dengan
jelas karena terhalang oleh air terjun, Tapi dia melihat salah
seorang yang berbadan tinggi besar
Orang itu adalah Liok Ci Khim Mo yang berdiri di sisinya
pasti Oey Sim Tit
Lu Leng tidak merasa heran, bagaimana Liok Ci Khim Mo
bisa sampai di puncak Lian Hoa Hong mencari keempat orang
buta itu. Sebab saat ini telah banyak kaum rimba persilatan
yang bergabung dengan Liok Ci Khim MQ. baik dari golongan
putih maupun dari golongan hitam. Di antara mereka pasti
tahu tentang keempat orang buta itu, maka tidak sulit
mengetahui tempat tinggal mereka.
Namun yang tak terduga, begitu cepat Liok Ci Khim Mo
sampai di puncak Lian Hoa Hong.
Kedatangan Liok Ci Khim Mo ini pasti karena Busur Api,
sedangkan Busur Api itu sudah berada padanya, Asal Liok Ci
Khim Mo tidak menemukan dirinya, maka pasti aman. Walau
Pat Liong Thian Im amat dahsyat, kemungkinan besar suara
gemuruh air terjun dapat menghalau suaranya sehingga Lu
Leng lolos dari bahaya. Tetapi bagaimana dengan keempat
orang buta itu?
Lu Leng tidak berani memikirkan itu, sebab keempat orang
buta itu pasti akan sulit untuk meloloskan diri sebenarnya
mereka bukan orang jahat,
Mereka merebut Busur Api hanya karena ingin memanah
burung langka di pantai Lam Hai, agar mata mereka bisa
melihat seperti mata orang biasa,

2042
Sembari berpikir Lu Leng terus memandang ke depan,
Tampak dua sosok bayangan hitam menyerang ke arah Liok Ci
Khim Mo dan lainnya, Mereka adalah sepasang kepiting
raksasa,
Terlihat empat orang segera berpencar mengepung kedua
kepiting raksasa, sedangkan yang lain menuju ke rumah batu.
Bersamaan dengan itu terdengar pula suara TingTing Ting"
yang tak berhenti.
Saat ini, Lu Leng berada di balik air terjun, Kalau orang
biasa, selaput telinga pasti sudah pecah oleh suara gemuruh
air terjun, bahkan akan pingsan pula!
Walau mendengar suara harpa, Lu Leng tidak terpengaruh
karena tertekan oleh suara gemuruh air terjun,
Lu Leng terus memandang ke depan dengan penuh
perhatian Keempat orang yang mengepung kedua ekor
kepiting raksasa tampak sudah mulai bertarung. Lu Leng yakin
keempat orang itu adalah pesilat tangguh dari golongan
hitam.
Lu Leng memandang ke arah rumah batu, tampak empat
sosok bayangan berdiri di depan rumah. Tidak salah mereka
tentu keempat orang buta itu,
Kedua pihak pasti sedang berbicara, tentunya Lu Leng
tidak dapat mendengar pembicaraan mereka, Selain itu
tempat ini sangat jauh,
Lu Leng terus membelalakkan matanya, Walau air terjun
muncrat ke matanya, dia sama sekali tidak peduli, Matanya
terasa pedih sekali maka terpaksa dipejamkan sejenak Ketika
membuka kembali matanya, hatinya kaget

2043
Keempat orang yang bertarung dengan kepiting raksasa,
sudah berhasil membunuh satu kepiting. sedangkan keempat
orang buta sudah duduk berhadapan dengan Liok Ci Khim Mo.
Suara harpanya terus terdengar berdentingan
Lu Leng bukan kaget karena itu, melainkan karena melihat
Oey Sim Tit membopong seseorang,
Meskipun samar-samar, tapi Lu Leng yakin yang dibopong
Oey Sim Tit adalah seorang wanita,
Lu Leng yakin bahwa Oey Sim Tit bukan pemuda hidung
belang, suka main perempuan Tapi dari mana dia membopong
seorang wanita?
Lu Leng tidak habis berpikir, kemudian bertanya dalam
hati,
"Siapa wanita itu?"
sementara Oey Sim Tit tampak membopong wanita itu
mendekati air terjun. seketika juga Lu Leng berseru kaget,
"Haaah!"
Benda panjang yang menjuntai dari tangan wanita dalam
pondongan Oey Sim Tit ternyata sepasang rantai besi.
Lu Leng yakin wanita itu adalah Tam Goat Hua. Dia
teringat akan ucapan keempat orang buta, bahwa mereka
tidak menemukan mayat Tam Goat Hua. Berarti Tam Goat
Hua tidak binasa di dasar jurang.
Jurang itu amat dalam, kalau tidak binasa karena jatuh ke
dasamya, ini sangat tak masuk akal, Namun Lu Leng sudah

2044
yakin gadis itu tidak binasa, Apalagi kini melihat Oey Sim Tit
membopong seorang gadis,
Lu Leng berani memastikan wanita itu adalah Tam Goat
Hua.
Namun dilihat dari keadaannya, sudah jelas gadis itu
terluka parah, sehingga Oey Sim Tit harus membopongnya.
* * * *
Bab 96
Begitu melihat Tam Goat Hua, hati Lu Leng tergetar
perlahan dia berjalan menerobos air terjun.
Saat itu Oey Sim Tit sudah sampai di pinggir air terjun.
Berendap-endap Lu Leng mendekati mereka, Oey Sim Tit
dan Tam Goat Hua sama sekali tidak tahu di belakang
terdapat seseorang,
Lu Leng sudah mendekat sekali, hanya setengah depa di
belakang mereka, pikirannya langsung berputar mencari akal,
Kalau saat ini turun tangan menotok jalan darah Oey Sim
Tit, tentunya dapat membawa Tam Goat Hua ke balik air
terjun itu, tiada seorang pun akan mengetahuinya.
Setelah mengambil keputusan Lu Leng segera menjulurkan
tangannya menotok jalan darah Tay Pai Hiat di pinggang Oey
Sim Tit, seketika tubuh Oey Sim Tit tak dapat bergerak sama
sekali.

2045
Lu Leng cepat-cepat membopong Tam Goat Hua ke balik
air terjun, Gadis itu meronta, tapi ketika melihat Lu Leng,
seketika juga diam.
Tam Goat Hua membuka mulut ingin bicara, tapi tak dapat
mengeluarkan suara, karena mulutnya sudah penuh air
Lu Leng segera memberi isyarat agar Tam Goat Hua diam
saja, Mereka berdua sudah berada di balik air terjun, lalu
duduk di tempat yang cekung ke dalam itu.
Bibir Tam Goat Hua bergerak-gerak, kelihatannya sedang
berbicara, tapi tak terdengar sama sekali, Sama halnya
dengan Lu Leng, dia berteriak sekeras-kerasnya, tetap tidak
terdengar suaranya,
Mereka berdua tahu, itu karena suara gemuruh air terjun.
Maka walau pun mereka berdua duduk begitu dekat, tapi
tetap tak terdengar suara pembicaraan mereka.
Tam Goat Hua segera menunjuk Oey Sim Tit yang ada di
dekat air terjun, kemudian menunjuk Lu Leng dan sekaligus
memberi kode tangan,
Lu Leng mengerti apa yang dimaksudkan gadis itu, Oey
Sim Tit yang tertotok jalan darahnya, pasti akan ditemukan
Liok Ci Khim Mo dan tentunya Liok Ci Khim Mo tidak akan
melepaskan mereka, sama juga tidak bisa bersembunyi di
tempat itu,
Sesungguhnya Lu Leng pun sudah memikirkan hal itu,
maka cepat-cepat menarik Tam Goat Hua menerjang keluar.
Arah yang mereka tuju justru berlawanan dengan tempat
Oey Sim Tit berada, setelah itu mereka menerjang lagi ke balik

2046
air terjun lain, lalu ke yang lainnya lagi, yang tak jauh dari
situ,
Akan tetapi, sebelum mereka mencapai air terjun itu,
suara Pat Ltong Thian Im yang amat dahsyat itu sudah
menerobos ke dalam telinga mereka,
Hati mereka tergoncang keras, seakan mau meloncat
keluar, tapi mereka berusaha tenang, Untung air terjun itu
tidak seberapa jauh, maka mereka masih dapat mencapai ke
balik air terjun itu,
Setelah berada di balik air terjun itu, suara Pat Liong Thian
Im menjadi agak rendah, Mereka menarik nafas dalam-dalam,
lalu memandang dinding batu di balik air terjun itu, dan
ternyata di sana terdapat sebuah goa,
Goa tersebut cukup besar Mereka segera melesat ke
dalam, lalu duduk dan menarik nafas lega,
Saat itu mereka sudah tidak melihat pertarungan antara
keempat orang buta dengan Liok Ci Khim Mo.
Tam Goat Hua dan Lu Leng tahu bahwa bersembunyi di
situ belum tentu aman, namun selain di tempat itu, mereka
tidak bisa bersembunyi di tempat lain.
Banyak yang akan dikatakan Lu Leng, tapi suara gemuruh
air terjun membuatnya tidak bisa membuka mulut untuk
berbicara,
Setelah duduk, Lu Leng mengeluarkan Busur Api untuk
diperlihatkan kepada Tam Goat Hua.

2047
Tam Goat Hua mengambil Busur Api itu lalu di wajahnya
tampak tersirat kegembiraan padahal gadis itu ingin bertanya
kepada Lu Leng cara memperoleh Busur Api itu tapi tidak bisa
karena terganggu oleh suara gemuruh air terjun
Lu Leng melihat wajah Tam Goat Hua menyulitkan
kegembiraan Dia lalu menggeserkan badannya dan
menjulurkan tangannya untuk memegang tangan gadis itu.
Akan tetapi, wajah Tam Goat Hua berubah. Dia
mengibaskan tangannya sambil menaruh Busur Api ke bawah
lalu bangkit berdiri dan langsung menerjang keluar.
Bukan main terkejutnya Lu Leng, Dia segera memegang
rantai besi yang di lengan Tam Goat Hua, tapi gadis itu
meronta-ronta.
Berselang sesaat, barulah Tam Goat Hua duduk kembali,
tapi sama sekali tidak memandang Lu Leng.
Lu Leng menghela nafas, kemudian memungut Busur Api
dan dimasukkan dalam bajunya, Setelah itu dia memandang
Tam Goat Hua dengan hati pilu dan air matanya mulai
meleleh.
Saat itu Tam Goat Hua mengucurkan air mata, Lu Leng
tertegun kemudian menyentuhnya agar gadis itu duduk
mengobati lukanya.
Tam Goat Hua manggut-manggut, lalu mereka berdua
duduk bersila sambil menghimpun hawa murni. Luka dalam Lu
Leng tidak begitu parah, maka cepat pu1ih.
Lu Leng memandang Tam Goat Hua, wajah gadis itu
sudah mulai kemerah-merahan.

2048
Dia tidak memanggilnya melainkan mendongakkan kepala
memandang keluar.
Saat itu hari sudah mulai terang, Mereka berdua berada di
dalam goa di balik air terjun, sepertinya berada di dalam
istana kristal.
Ketika Lu Leng memandang keluar, melihat sosok
bayangan di luar air terjun, kemudian tampak sosok bayangan
lain,
Kelihatannya kedua sosok bayangan itu ingin menerjang
ke balik air terjun, maka betapa terkejutnya hati Lu Leng, Dia
tahu Liok Ci Khim Mo sudah mencelakai keempat orang buta
itu, juga tahu Oey Sim Tit dibokong orang dan Tam Goat Hua
kehilangan jejak, maka menyuruh orang-orangnya mencari
gadis itu,
Tentunya Liok Ci Khim Mo juga tahu bahwa di puncak Lian
Hoa Hong terdapat musuh lain, maka sudah barang tentu
akan segera mencari jejak musuh tersebut,
Lu Leng segera menepuk bahu Tam Goat Hua dan gadis
itu membuka matanya, Semula Tam Goat Hua mengira Lu
Leng ingin mendekatinya, maka tidak heran kalau wajahnya
tampak gusar, Tapi Lu Leng menunjuk ke depan Tam Goat
Hua pun langsung memandang ke sana dan seketika hatinya
tersentak.
Mereka berdua saling memandang, lalu dengan serentak
menggeserkan badan ke dalam goa.
Kedua sosok bayangan itu mengeluarkan senjata masingmasing,
lalu menerjang ke balik air terjun dan berdiri tak jauh
dari goa tempat Tam Goat Hua dan Lu Leng berada.

2049
Lweekang Lu Leng telah pulih, maka kalau dia turun
tangan, kedua orang itu pasti terluka parah.
Akan tetapi, dia justru bersabar tidak turun tangan, Karena
apabila dia turun tangan terhadap kedua orang itu, Liok Ci
Khim Mo pasti akan mengetahui nya.
Walau Pat Liong Thian Im tidak akan mencelakai mereka,
sebab tertekan oleh suara gemuruh air terjun, namun kalau
Liok Ci Khim Mo menjaga di situ belasan hari, sudah pasti Tam
Goat Hua dan Lu Leng akan mati kelaparan di dalam goa.
Karena itu, mereka berdua diam saja, sama sekali tidak
berani bergerak sedikit pun.
Kedua orang itu mendekati mulut goa, kemudian
menggerak-gerakkan senjata masing-masing ke dalam.
Setelah itu, mereka membalikkan badan, kelihatannya sudah
mau pergi.
Tam Goat Hua dan Lu Leng baru mau menarik nafas lega,
namun salah seorang dari kedua orang itu membalikkan
badan nya, lalu menusukkan senjatanya ke dalam goa,
Kalau kedua orang itu tidak memasuki goa, tentunya tidak
akan menemukan Tam Goat Hua dan Lu Leng, Namun kedua
orang itu sudah tahu bahwa di situ ada sebuah goa, maka
bagaimana mungkin tidak masuk untuk memeriksa?
Setelah menusukkan senjatanya, orang itu menjulurkan
lehernya melongok ke dalam. Ketika melihat Tam Goat Hua
dan Lu Leng, dia tertawa dan kelihatan mau mundur.

2050
Kini orang itu sudah menemukan jejak Tam Goat Hua dan
Lu Leng, maka sudah pasti Lu Leng tidak akan melepaskan
orang tersebut
Ketika orang itu baru mau mundur, Lu Leng segera
menggerakkan jari telunjuknya, ke arah jalan darah di kening
orang itu, Betapa dahsyatnya tenaga Kim Kong Sin Ci, lagi
pula orang itu tidak dapat berkelit. serangan Lu Leng tepat
mengenai kening orang itu sehingga melesak dan orang itu
roboh seketika di mulut goa, Orang yang satu lagi terkejut
ketika menyaksikan kejadian itu, Dia memandang ke arah
temannya yang ternyata sudah tak bernyawa lagi,
Orang itu tidak berani memasuki goa, melainkan hanya
menusukkan senjatanya dari luar,
Tam Goat Hua dan Lu Leng menggeserkan badan ke
samping lalu Tam Goat Hua pun mengayunkan rantai besinya
dan berhasil menjerat leher orang itu,
Lu Leng tidak tinggal diam. Dia segera menggerakkan jari
telunjuknya ke arah dada orang itu dan tepat mengenai
sasarannya, sehingga orang itu binasa seketika.
Lu Leng berdiri di depan goa, dengan kedua tangannya
menjinjing mayat-mayat itu. Tak seberapa lama kemudian
tampak dua orang menerjang ke balik air terjun, Lu Leng
segera melemparkan kedua mayat yang dijinjingnya. Mayatmayat
itu menerjang dua orang tersebut sehingga membuat
mereka jatuh ke belakang,
Barulah Lu Leng kembali ke dalam goa kemudian saling
memandang dengan Tam Goat Hua.

2051
Gadis itu menulis di dinding batu, "Mereka sudah
menemukan kita."
Lu Leng juga menulis di dinding batu sebagai jawaban,
"Suara gemuruh air terjun di sini amat dahsyat, kita tidak usah
takut terhadap Pat Liong Thian Im."
Tam Goat Hua tertawa getir Lu Leng menghela nafas
panjang, kemudian mereka berdua memandang keluar
Tampak sosok bayangan tinggi besar berdiri di hadapan air
terjun, tidak lain adalah Liok Ci Khim Mo, Di saat bersamaan,
terdengarlah suara harpa yang bernada tinggi,
Thian Liong Pat Im memang hebat, namun masih tertekan
oleh suara gemuruh air terjun, maka Tam Goat Hua dan Lu
Leng masih dapat bertahan
Berselang beberapa saat, barulah suara harpa itu berhenti,
namun Tam Goat Hua dan Lu Leng tidak terluka,
Mereka berdua tahu, Liok Ci Khim Mo tidak bisa berbuat
apa-apa, kalau mereka berdua tidak keluar sebaliknya apabila
Liok Ci Khim Mo berani menerjang ke balik air terjun, justru
dia yang akan celaka.
Begitu suara harpa berhenti, tampak dua orang menerjang
ke balik air terjun, Tam Goat Hua dan Lu Leng terus
menunggu.
Lu Leng menggunakan jurus It Ci Keng Thian (Satu jari
Mengejutkan Langit), sedangkan Tam Goat Hua menggunakan
Cit Sat Sin Ciang, jurus Thian Peng Te Liak (Langit Runtuh
Bumi Retak),

2052
Kedua orang ku tidak dapat menangkis, Maka pukulan
yang dilancarkan Tam Goat Hua dan Lu Leng tepat mengenai
sasaran, sehingga kedua orang itu terpental lalu roboh dan tak
bernyawa lagi.
Begitu kedua orang itu roboh binasa, terdengar lagi suara
harpa, Lu Leng berusaha bertahan sambil memandang keluar
Tampak Liok Ci Khim Mo berdiri belasan depa di dekat air
terjun, Kalau Lu Leng menggunakan Kim Kong Sin Ci
menyerangnya sulit tercapai, karena jaraknya begitu jauh.
seandainya menerjang keluar menyerangnya, kemungkinan
akan berhasil, namun sebelum dia turun tangan, dirinya pasti
sudah celaka di bawah Pat Liong Thian Im.
Lu Leng berpikir sejenak, mendadak muncul suatu ide
dalam hatinya dan segera mengeluarkan Busur Api.
Tam Goat Hua sudah tahu akan maksudnya, maka cepatcepat
mengambil dua buah batu kecil lalu diberikan kepada Lu
Leng.
Lu Leng mengambil batu-batu kecil itu, mengarahkan
Busur Api pada Liok Ci Khim Mo. Tak laraa tampak dua buah
batu kecil meluncur laksana kilat ke arah Liok Ci Khim Mo.
Tam Goat Hua dan Lu Leng melihat dengan jelas, kedua
buah batu kecil itu mengenai perut Liok Ci Khim Mo bagian
yang amat penting, tetapi semuanya terpental
Menyaksikan itu, Tam Goat Hua dan Lu Leng menjadi
tertegun.
Betapa dahsyatnya Busur Api, mereka berdua sudah tahu,
seharusnya Liok Ci Khim Mo terluka parah. Namun justru
sungguh di luar dugaan, kedua buah batu itu malah terpental

2053
Setelah tertegun beberapa saat, Tam Goat Hua menulis di
dinding goa. "Dia pasti memakai semacam baju pusaka
melindungi dirinya."
Lu Leng tahu, pada hari peresmian istana Ci Cun Kiong,
Liok Ci Khim Mo menerima entah berapa banyak kado yang
merupakan benda pusaka, maka seandainya menerima kado
berupa baju pusaka pelindung badan, memang tidak
mengherankan
Lu Leng penasaran sekali, dan segera mengeluarkan golok
pusakanya, Ternyata dia ingin memanah Liok Ci Khim Mo
dengan golok pusaka itu.
Golok pusaka Su Yang To amat tajam dan dapat
memotong segala macam besi Maka, kalaupun Liok Ci Khim
Mo memakai semacam baju pelindung badan, juga akan
tertembus oleh golok pusaka itu,
Akan tetapi ketika Lu Leng mengeluarkan golok
pusakanya, tiba-tiba suara harpa itu berhenti dan Liok Ci Khim
Mo sudah tidak kelihatan lagi
Lu Leng tercengang, tapi tetap bersiap-siap,
Walau sudah lewat beberapa saat, namun di luar goa
tetap sunyi, tiada suara maupun gerakan apa pun.
Lu Leng dan Tam Goat Hua saling memandang, Kalaupun
Liok Ci Khim Mo pergi, mereka berdua masih tidak berani
keluar.
Berselang beberapa saat kemudian, tampak seseorang
menerjang ke balik air terjun itu.

2054
Lu Leng segera mengarahkan Busur Api ke arah orang itu,
siap memanah dengan golok pusakanya,
Akan tetapi orang itu bukan Liok Ci Khim Mo, maka Lu
Leng tidak jadi memanahnya. Orang itu membawa sebuah
papan bertulisan "jangan turun tangan, aku mau berbicara."
Tam Goat Hua dan Lu Leng tidak menyerangnya meskipun
orang itu sudah sampai di mulut goa.
Mereka berdua memandangnya, Orang itu gesit, berbadan
agak pendek dan sepasang matanya menyorot tajam,
pertanda dia berkepandaian tinggi dan berpengetahuan luas,
Orang itu masuk ke goa lalu duduk, Papan yang
dibawanya ditaruh di atas pangkuannya, kemudian dia
mengeluarkan sepotong arang untuk menulis di atas papan
itu.
"Aku bernama Sien Put Pah. Aku datang ke sini tidak
berniat jahat, hanya ingin memberi sedikit nasihat saja!"
Lu Leng menatapnya, lalu mengambil arang itu dan
menulis juga di papan tersebut
"Mau mengatakan apa, cepat katakan!"
Sien Put Pah menulis lagi,
"Orang gagah pasti tahu situasi, kenapa kalian berdua
tidak menggunakan akal sehat?"
Membaca tulisan Sien Put Pah itu, air muka Tam Goat Hua
dan Lu Leng langsung berubah, gadis itu segera mengayunkan

2055
tangannya melancarkan sebuah pukulan, Sien Put Pah
mengangkat tangannya untuk menangkis.
Plak!
Terdengar suara benturan dan tampak badan masingmasing
tergetar Tam Goat Hua terkejut, karena orang itu
memiliki Lweekang yang amat tinggi
Begitu melihat mereka sudah bergebrak, Lu Leng pun
menjulurkan tangannya siap menyerang Sien Put Pah dengan
Kim Kong Sin Ci.
Sien Put Pah tertawa, kemudian menulis.
"Kalian berdua berada di dalam goa. Walau kalian tidak
gentar terhadap Pat Liong Thian Im, tapi tetap tidak bisa
bertahan lama!"
Lu Leng dan Tam Goat Hua saling memandangi kemudian
Lu Leng menulis,
"Apa maksud Anda?"
Sien Put Pah menulis dengan cepat
Asal kalian berdua bersedia menyerahkan Busur Api,
dengan nyawa aku berani menjamin kalian berdua
meninggalkan tempat ini tanpa ada gangguan apa pun."
Tam Goat Hua segera mengambil arang itu, lalu menulis,
"Kau suruh Liok Ci Khim Mo, biar Sim Tit yang ke mari!"

2056
Sien Put Pah tersenyum lalu menulis lagi.
"Kalau tuan muda ke mari, bukankah kalian akan
menggunakan cara yang sama seperti ketika meloloskan diri
dari istana Ci Cun Kiong?"
Tam Goat Hua memang bermaksud demikian, tapi ditebak
dengan jitu oleh Sien Put Pah, sehingga wajahnya tampak
agak kemerah-merahan.
Lu Leng mengambil arang itu dan menulis,
"Sien Tayhiap, apa hubunganmu dengan Sien Thian Lok
Tayhiap?"
Sien Put Pah menulis memberitahukan.
"Dia adalah kakakku."
Seketika wajah Lu Leng berubah sinis, kemudian dia
menulis,
"Aku mewakili Sien Thian Lok Tayhiap merasa malu."
Sien Put Pah malah tertawa gelak, lalu menunjuk
tulisannya tadi, yang menyuruh Lu Leng menyerahkan Busur
Api,
Tanpa pertimbangan lagi Lu Leng segera menulis.
"Tidak bisa."
Bahu Sien Put Pah terangkat sedikit dan kemudian
menulis.

2057
"Dalam waktu tiga hari, apabila kalian berdua bersedia,
boleh berikan isyarat Tiga hari kemudian, Busur Api tetap akan
menjadi milik Liok Ci Khim Mo!"
Usai menulis, sebelah tangannya langsung menekan tanah
dan seketika juga badannya melesat keluar dalam posisi
duduk.
Tam Goat Hua segera mengayunkan rantai besinya
menyerang Sien Put Pah, namun orang itu sungguh gesit
sekali Dia berkelit sambil mencelat pergi dan dalam sekejap
sudah tidak kelihatan bayangannya,
Akan tetapi dia meninggalkan papan itu di dalam goa. Lu
Leng memandang semua tulisan itu, kemudian mengambil
arang dan menulis,
"Kakak Goat, kita harus bagaimana?"
Tam Goat Hua mengerutkan kening, lalu mendadak
membalikkan badannya dan meraba ke sana ke mari
Lu Leng tahu bahwa Tam Goat Hua ingin mencari apakah
di dalam goa itu terdapat jalan lain. Namun goa itu kecil, maka
tidak mungkin ada jalan lain,
Tak seberapa lama, Tam Goat Hua membalikkan
badannya, wajahnya tampak kecewa, lalu dia menuIis,
Aku tidak percaya omongan orang itu, biar kita menunggu
saja. Dalam tiga hari, Liok Ci Khim Mo pasti akan tidur!"
Lu Leng manggut-manggut, sebab mereka hanya takut
terhadap Liok Ci Khim Mo, tidak takut terhadap yang lain.

2058
Apabila Liok Ci Khim Mo terus menjaga di luar sana, tidak
mungkin selama tiga hari dia tidak akan tidur
Tam Goat Hua menulis lagi
"Bukan hanya memanfaatkan kesempatan ketika Liok Ci
Khim Mo tidur, bahkan...."
Menulis sampai di situ, Tam Goat Hua menunjuk ke atas,
setelah itu menulis lagi.
"Kita pun boleh merayap ke atas melalui dinding batu."
Lu Leng mengangguk dengan wajah berseri, sebab apa
yang dikatakan gadis itu merupakan jalan terbaik bagi mereka
agar dapat meloloskan diri.
Lu Leng menulis,
"Aku akan ke depan melihat-lihat. Kalau kita bisa merayap
ke atas, harus cepat, jangan membuang waktu!"
Tam Goat Hua manggut-manggut,
Lu Leng segera berjalan keluar Ketika sampai di mulut goa
dia memandang ke atas dan melihat sebuah batu menonjol
keluar dari dinding tebing,
Dia segera mencelat ke atas,
Biasanya dia bisa meloncat ke atas sampai kira-kira dua
depa, Akan tetapi, saat ini hanya bisa mencapai satu depa, Hal
itu disebabkan oleh curah air terjun yang amat deras.

2059
Tangannya meraih batu yang menonjol itu, namun tidak
bisa bertahan lama, maka badannya kembali merosot ke
bawah,
Lu Leng segera menghimpun hawa murni, lalu mencelat ke
atas lagi,
Kali ini dia menggunakan tenaga sepenuhnya, dan berhasil
mencapai batu yang menonjol itu,
Betapa gembiranya hati Lu Leng, Setelah sepasang
kakinya menginjak batu itu, dia lalu mendongakkan kepala ke
atas,
Akan tetapi, ketika dia mendongakkan kepala, mukanya
terkena curahan air terjun, Akhirnya dia merosot ke bawah
dan kemudian kembali ke dalam goa.
Tam Goat Kua segera menyeka air di muka Lu Leng,
setelah itu Lu Leng menulis,
"Bukan tidak bisa, tapi amat sulit."
Tam Goat Hua membaca tulisan Lu Leng itu, lalu menulis.
"Biar bagaimanapun kita harus mencobanya."
Lu Leng manggut-manggut, kemudian bersama Tam Goat
Hua berjalan keluar, Sampai di mulut goa, mereka menengok
ke sana ke mari, tapi tidak melihat seorang pun. Mungkin
karena tadi Lu Leng memanah Liok Ci Khim Mo dengan batu
kecil, maka walau tidak melukai Liok Ci Khim Mo, namun
cukup membuat mereka tidak berani mendekati air terjun itu
lagi,

2060
Tam Goat Hua dan Lu Leng terus berjalan, Sampai di
bawah air terjun, Lu Leng segera menghimpun hawa murninya
untuk meloncat ke batu yang menonjol tadi,
Dia berhasil mencapai batu itu, kemudian meloncat lagi ke
batu yang lain dan berhasil pula,
Lu Leng memandang ke bawah, Dilihatnya Tam Goat Hua
sudah meloncat ke atas batu yang menonjol. Lu Leng segera
menghimpun hawa murninya untuk meloncat ke batu di
atasnya, Tangannya berhasil meraih pinggiran batu itu, lalu
dia merayap ke atas.
Dia memandang ke bawah, melihat Tam Goat Hua
mengikutinya, Dengan cara demikian mereka terus menaiki
tebing itu,
Berselang beberapa saat, mereka baru mencapai
ketinggian enam depa,
Bagian 47
Semakin ke atas, curahan air terjun itu semakin deras,
sehingga membuat mereka merasa susah bernafas.
Namun mereka tahu, hanya itu jalan satu-satunya
meloloskan diri, maka mereka terus merayap ke atas dengan
hati-hati sekali!
Tak seberapa lama, Lu Leng merasa telinganya mau
pecah, bahkan pandangannya pun mulai gelap, Betapa
derasnya curahan air terjun itu pada dirinya, sehingga
membuat Lu Leng menjadi susah bernafas. sedangkan Tam

2061
Goat Hua tidak begitu parah, sebab dia berada di bawah Lu
Leng,
Entah sudah berapa kali Lu Leng nyaris jatuh, tapi dia
masih bisa bertahan, sekaligus mengingatkan diri sendiri.
Tidak boleh jatuh! Tidak boleh jatuh!" Apabila dia jatuh,
kandaslah niatnya menuntut balas terhadap Liok Ci Khim Mo.
Dia pun teringat akan kematian para Bhiksu Go Bi Pai, para
murid Hui Yan Bun dan lain-lainnya.
Semua itu memberi kekuatan kepadanya, sehingga
membuat dirinya masih mampu merayap ke atas,
Entah berapa lama kemudian, tangan Lu Leng sudah tidak
meraih pinggiran batu lagi, Hati Lu Leng girang bukan main,
Sebab dia tahu sebentar lagi akan sampai di atas, Apalagi
ketika dia memandang ke bawah, tampak bayangan gadis itu
berada di bawah-nya.
Lu Leng berlaku hati-hati sekali, Dia menghimpun hawa
murninya, lalu mencelat ke atas,
Akan tetapi, begitu sampai di atas, dirinya terdorong arus
air yang mengalir ke bawah,
Betapa terkejutnya Lu Leng, karena dia nyaris jatuh ke
bawah karena terdorong arus air itu. Lu Leng segera
menengok ke sana ke mari, Ternyata di situ terdapat sebuah
pilar batu, maka Lu Leng cepat-cepat memeluk pilar itu.
Ketika dia berhasil memeluk pilar batu itu, sepasang
kakinya terasa dipegang Tam Goat Hua, Lu Leng segera
menjulurkan tangannya ke bawah meraih tangan gadis itu,
sekaligus menariknya ke atas.

2062
Tam Goat Hua pun cepat-cepat memeluk pilar batu itu. Lu
Leng mulai memanjat ke atas, begitu pula Tam Goat Hua,
Ketika sampai di atas Lu Leng menengok ke sekitar,
ternyata ada sebidang tanah di sebelah kanan, yang jaraknya
hanya tiga depaan.
Lu Leng segera menghimpun hawa murni, kemudian
melesat ke arah tanah kosong itu, dan berhasil mencapai
tempat tersebut
Ketika dia baru mau menoleh, Tam Goat Hua sudah jatuh
di sisinya, Mereka berdua saling memandang dan sama-sama
menarik nafas lega,
"Kakak Gout, kita sudah berhasil meloloskan diri," kata Lu
Leng.
Walau Lu Leng berkata dengan suara keras, namun
terdengar lirih sekali oleh Tam Goat Hua, karena masih
terdengar suara gemuruh air terjun.
"Kita tidak boleh lama-lama di sini, harus cepat-cepat
meninggalkan tempat ini!" sahut Tam Goat Hua dengan suara
keras pula.
Lu Leng mengangguk
"Ya!"
Mereka berdua berjalan lalu memandang ke bawah,
Tampak Liok Ci Khim Mo sedang duduk bersila di dekat air
terjun memangku harpa Pat Liong Khim. Terlihat pula
beberapa orang berjalan mondar-mandir di dekat air terjun,
tapi tidak tampak Oey Sim Tit.

2063
Kemudian Lu Leng mengalihkan pandangannya ke arah
rumah batu, Tampak keempat orang buta tergeletak di depan
rumah batu itu.
Setelah memandang sejenak, Lu Leng mengeluarkan
Busur Api dan golok pusakanya,
"Kau mau berbuat apa?" tanya Tam Goat Hua,
"lngin memanah Liok Ci Khim Mo dengan Su Yang To ini."
sahut Lu Leng,
"Kau yakin dapat mengenainya?"
Lu Leng tertegun lalu menggeleng-gelengkan kepala,
Walau Busur Api itu amat hebat tenaganya, tapi golok
pusaka Su Yang To bukan sejenis panah, lagi pula jaraknya
begitu jauh, Maka tidak dapat dipastikan Lu Leng dapat
memanahnya.
Oleh karena itu, Tam Goat Hua berkata.
"Kalau tidak yakin, lebih baik jangan melakukannya, sebab
malah akan mengejutkannya. Kita harus cepat-cepat
meninggalkan tempat ini."
Lu Leng manggut-manggut, Mereka berdua membalikkan
badan lalu segera meninggalkan tempat itu, Berselang
beberapa saat, mereka sudah berada di bawah puncak Lian
Hoa Hong,
* * * *

2064
Bab 97
Begitu sampai di bawah puncak Lian Hoa Hong, tanpa
memandang Lu Leng lagi, Tam Goat Hua langsung melesat
pergi.
Betapa gugupnya Lu Leng melihat sikap gadis itu,
"Kakak Goat, kau mau ke mana?"
"Kau tidak usah mempedulikanku. Ketika kita mau ke mari,
bukankah aku sudah berkata sejelas-jelasnya? setelah urusan
di sini beres, kau jangan berpikir menemuiku lagi! Kini kau
telah memperoleh Busur Api, masih mau apa?" sahutnya
sambil lari,
Lu Leng terus mengejarnya. Ketika mendengar kata-kata
Tam Goat Hua tadi, hatinya merasa berduka sekali
Kini dia merasa lebih baik tetap berada di dalam goa itu,
sebab akan terus berdampingan dengan Tam Goat Hua, dari
pada dapat meloloskan diri tapi harus berpisah dengan gadis
itu.
Air mata Lu Leng langsung meleleh,
"Kakak Goat, aku memang tak dapat menahan
kepergianmu namun masih ada satu hal yang perlu
kutanyakan kepadamu." katanya terisak-isak,
Tam Goat Hua berhenti seraya bertanya,
"Tentang apa?"

2065
Lu Leng juga berhenti dan segera menjawab
"Kakak Goat, bagaimana kau bisa terjatuh ke tangan Liok
Ci Khim Mo?"
"Ketika aku jatuh, sepasang rantai yang melekat di
lenganku menyangkut sebuah pohon, maka aku tidak mati
Aku kembali ke mari, tapi di tengah jalan bertemu mereka,
Hanya begitu saja." tutur Tam Goat Hua.
sebetulnya Lu Leng berharap Tam Goat Hua mau menutur
jauh lebih panjang, jadi bisa lebih lama bersamanya
Akan tetapi, Tam Goat Hua justru menutur secara singkat,
maka membuat Lu Leng tertegun
"Kakak Goat, setelah kau bertemu mereka, lalu
bagaimana?" tanyanya kemudian.
“Tentunya aku terluka, Oey Sim Tit memohon kepada
ayahnya, agar aku ditolong, Nah, cuma begitu." sahut Tam
Goat Hua lalu melesat pergi.
"Kakak Goat! Kakak Goat...!" panggil Lu Leng.
"Masih ada urusan apa?" tanya Tam Goat Hua dingin.
"Kakak Goat, kau tidak mau bertanya kepadaku
bagaimana aku memperoleh Busur Api?" sahut Lu Leng,
Tam Goat Hua tersenyum getir,
"Busur Api, Liok Ci Khim Mo dan urusan lain sudah tiada
hubungan dengan diriku, mengapa aku harus bertanya

2066
kepadamu tentang itti?" katanya dengan nada sedih dan di
wajahnya tersirat penderitaan hatinya.
Lu Leng menghela nafas panjang. Dia tidak tahu apa yang
harus diucapkannya untuk menahan Tam Goat Hua,
"Kakak Goat, kau.., sungguh tidak mau bertemu denganku
lagi?" tanyanya dengan melelehkan air mata,
Tam Goat Hua berusaha mengendalikan diri. “Tentunya
aku mau pergi." tegasnya lalu melesat pergi,
Sejak tadi Tam Goat Hua sama sekali tidak mau beradu
pandang dengan Lu Leng. Seusai berkata, dia langsung
melesat pergi. Maka, Lu Leng tahu tiada gunanya mengejar
gadis itu. Dia hanya mendongakkan kepala memandang
punggungnya
Namun mendadak, Lu Leng terbelalak seakan tak percaya
akan penglihatannya. Ternyata dia melihat Tam Goat Hua
membalikkan badannya melesat ke arah Lu Leng,
Tentunya membuat Lu Leng tertegun dan gembira lalu
langsung menyapanya dengan hati berdebar-debar.
"Kakak Goat, apakah kau...."
“Tidak! Hanya ada beberapa patah kata yang harus
kusampaikan kepadamu!" potong Tam Goat Hoa.
Lu Leng menarik nafas dingin.
"Kakak Goat mau menyampaikan kata-kata apa kepadaku
?"

2067
Tam Goat Hua berpikir sejenak
"Aku sama sekali tidak menyalahkanmu karena bukan kau
yang bersalah Tapi kalau membuat Toan Bok Ang menderita
seumur hidup, itu adalah kesalahanmu. Apa yang akan
kukatakan sudah kukatakan kau harus ingat selalu, tidak boleh
lupa!" katanya kemudian
"Kakak Goat, aku...."
Ketika Lu Leng berkata sampai di situ, mendadak Tam
Goat Hua melesat pergi.
Lu Leng mengejar beberapa langkah lalu berhenti Dia
tahu, kali ini Tam Goat Hua betul-betul pergi.selanjutnya bisa
berjumpa lagi atau tidak, tidak dapat dipastikan seandainya
bisa berjumpa, lalu mau apa? Siapa yang dapat mengobati
luka-luka di hati Tam Goat Hua?
Lu Leng terus berpikir dengan air mata berderai-derai.
sedangkan bayangan gadis itu semakin jauh, akhirnya lenyap
dari pandangan Lu Leng,
Entah berapa puluh kali Lu Leng berteriak-teriak
memanggilnya, namun bagaimana mungkin gadis itu
mendengarnya?
Teringat akan kata-kata Tam Goat Hua, itu membuatnya
teringat pula pada Toan Bok Ang. Apa yang dikatakan Tam
Goat Hua memang benar, apabila dia membuat Toan Bok Ang
menderita, itu adalah kesalahannya,
Nada perkataan Tam Goat Hua, menyuruhnya pergi
menebus kesalahannya itu. Kedengarannya amat gampang,

2068
asal Lu Leng bersedia mencintai Toan Bok Ang, maka Toan
Bok Ang akan hidup bahagia,
Akan tetapi, untuk melaksanakannya, sungguh sulit dan
tidak memungkinkan
Kalau cinta bisa dipaksa atau bisa dialihkan tentunya Tam
Goat Hua tidak akan begitu terluka hatinya,
Lu Leng berdiri mematung di tempat, kemudian tersenyum
getir
Berselang beberapa saat, barulah dia berjalan Kini dia
telah memiliki Busur Api. Asalkan bisa memperoleh panah Bulu
Api, sudah pasti dapat membasmi Liok Ci Khim Mo.
Lu Leng terus berjalan sambil berpikir dengan kepala
tertunduk Kira-kira tiga empat mil, mendadak terdengar suara
seruan dari arah depan.
"Saudara Lu! saudara Lu!"
Bukan main terkejutnya Lu Leng, Dia langsung berhenti
lalu mendongakkan kepala,
Tampak seseorang berdiri tak seberapa jauh di depannya,
ternyata Oey Sim Tit.
Lu Leng terkejut lalu menengok ke sana ke mari,
sesungguhnya dia tidak takut kepadanya melainkan khawatir
kalau-kalau Liok Ci Khim Mo juga berada di sekitar tempat
tersebut
Oey Sim Tit segera berkata dengan suara rendah,

2069
"Saudara Lu, hanya aku seorang berada di sini."
Lu Leng tahu Oey Sim Tit tidak berdusta, maka dia
menarik nafas 1ega.
"Sedang apa kau di sini?" tanyanya,
"Ayahku tidak mengizinkanku tinggal di puncak Lian Hoa
Hong dan aku diusir ke bawah, maka aku jalan-jalan ke sana
ke mari!"
"Ng!" Lu Leng manggut-manggut, "Masih ada urusan yang
harus kuselesaikan, sampai jumpa!"
"Saudara Lu, aku... aku ingin bicara!" kata Oey Sim Tit
Lu Leng menggoyang-goyangkan sepasang tangannya.
"Lain kali saja, tidak perlu dibicarakan sekarang!"
Lu Leng ingin cepat-cepat menghindari Oey Sim Tit,
karena Busur Api berada padanya maka ingin cepat-cepat
menjauhinya.
Wajah Oey Sim Tit tampak gugup.
"Saudara Lu, kau boleh melanjutkan perjalanan sambil
mendengarkan pembicaraanku”
Lu Leng tertegun mendengar ucapan itu.
Dia tahu Oey Sim Tit memiliki Ginkang yang amat tinggi,
Kalau dia mau mengikuti Lu Lcng, tentunya Lu Leng tak dapat
menghindar

2070
Karena itu, Lu Leng lalu duduk di atas sebuah batu,
"Kau mau bicara apa, bicaralah!" katanya sambil
memandang Oey Sim Tit.
Oey Sim Tit menundukkan kepala sambil berpikir
"Saudara Lu, aku sudah menduga, yang menotok jalan
darahku dan membawa nona Tam pergi adalah kau. Tapi aku
pikir kalian berdua tidak dapat meloloskan diri, itu amat
mencemaskanku." katanya kemudian
Apa yang dikatakan Oey Sim Tit, berdasarkan suara
hatinya, membuat Lu Leng terharu sekali mendengarnya.
Namun dia tahu, apa yang akan dikatakan Oey Sim Tit
bukan hanya itu saja,
"Sim Tit, kau masih mau mengatakan apa, katakanlah”
Oey Sim Tit terus memandang Lu Leng dengan wajah
penuh duka,
"Cepat katakan!" desak Lu Leng.
Oey Sim Tit tetap diam, kemudian mendadak menjatuhkan
diri berlutut di hadapan Lu Leng.
Lu Leng sama sekali tidak menyangka Oey Sim Tit akan
melakukan itu.
"Sim Tit, cepat bangun! Apa maksudmu ini?" katanya,
"Kau telah menyelamatkan nyawaku..." sahut Oey Sim Tit.

2071
"Kalau dihitung, kau lebih banyak menyelamatkan
nyawaku." kata Lu Leng,
Oey Sim Tit tetap berlutut, sehingga Lu Leng menjadi
gugup dan berlutut pula di hadapannya
Wajah Oey Sim Tit tampak berubah.
"Saudara Lu, jangan begini!"
Lu Leng tersenyum getir
"Sim Tit, kenapa kau selalu menganggap dirimu sebagai
orang rendah? Kau berlutut di hadapanku kenapa aku tidak
boleh?" Wajah Oey Sim Tit kelihatan gugup.
"Bagaimana maju bisa dibandingkan dengan Saudara Lu?
Saudara Lu masih muda dan amat tampan, sedangkan aku...
terhitung apa?"
"Baik! Baik! Tidak usah banyak bicara lagi, kita sudah
saling berlutut! Bagaimana?" sahut Lu Leng.
Dia bangkit berdiri lalu membangunkan Oey Sim Tit.
Oey Sim Tit memandangnya seraya berkata, "Saudara Lu,
aku harus bermohon kepadamu," Lu Leng terkejut mendengar
ucapan itu. "Bermohon padaku ? Memangnya ada urusan
apa?"
"Sesungguhnya... tidak seharusnya aku mengajukan
permohonan, tapi.,.,"

2072
Lu Leng menghela nafas panjang, sebelum Oey Sim Tit
usai berkata, dia menatapnya,
"Sim Tit, cepat katakan! jangan berbelil-belit!"
Oey Sim Tit mendongakkan kepala memandang Lu Leng
lalu mendadak menjatuhkan diri berlutut lagi di hadapan Lu
Leng.
Lu Leng tahu, kalau Oey Sim Tit tidak berlutut, tentu sulit
baginya untuk berbicara, maka membiarkan nya berlutut,
"Saudara Lu, aku tahu kau telah memperoleh Busur Api,"
kata Oey Sim Tit.
Lu Leng terkejut sekali mendengar ucapan itu.
"Bagaimana?" tanyanya
"Saudara Lu, aku mohon kau mau mengembalikan Busur
Api itu kepadaku!" sahut Oey Sim Tit dengan air mata
me!e1eh.
Lu Leng menggelengkan kepala.
“Sim Tit, hanya ini yang tak dapat kukabulkan"
Oey Sim Tit gugup.
"Saudara Lu, kalau aku tidak memiliki Busur Api, setiap
saat pasti mencemaskan ayahku, Aku amat mencintainya,
tidak bisa menyiarkannya dibokong orang."

2073
Lu Leng menghela nafas panjang, Dia tahu Oey Sim Tit
berhati lemah, maka harus diberi ketegasan
"Sim Tit! Aku bersusah payah dan mempertaruhkan
nyawaku demi memperoleh Busur Api, justru untuk
menghadapi Liok Ci Khim Mo, ayahmu! Berdasarkan hubungan
kita, apa pun permintaanmu, aku harus mengabulkan! Namun
tentang ini, aku tidak bisa!"
Usai menegaskan, Lu Leng membalikkan badannya
kemudian melesat pergi.
Akan tetapi, setelah melesat beberapa depa jauhnya, dia
menoleh ke belakang dan seketika juga menarik nafas dingin.
Ternyata Oey Sim Tit berada di belakangnya dan ketika Lu
Leng menoleh ke belakang, dia langsung memanggil
"Saudara Lu...."
Lu Leng tidak menyahut, melainkan segera menghimpun
hawa murninya kemudian melesat pergi dengan mengerahkan
Ginkang, Kira-kira tiga mil kemudian barulah dia berhenti.
Akan tetapi, baru saja dia berhenti, mendadak terdengar
suara Oey Sim Tit yang amat lirih.
Dia segera menoleh ke belakang, tampak Oey Sim Tit
berdiri di belakangnya
Lu Leng berpikir berdasarkan Ginkangnya pasti tidak dapat
menghindari Oey Sim Tit
Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala.

2074
"Sim Tit, sebetulnya kau mau apa?" tanyanya
"Saudara Lu, aku mobon... sudilah kiranya kau kembalikan
Busur Api itu kepadaku!" sahut Oey Sim
"Sudah kukatakan tidak bisa kusanggupi kau Lu Leng.”
"Kalau begitu, aku akan terus mengikutimu, hingga kau
mau mengembalikan Busur Api itu pada-ku." kau Oey Sim Tit
Lu Leng tertegun lama sekali baru membuka mulut
"Sim Tit, kau ingin menyulitkanku?"
"Saudara Lu, aku,., aku demi ayahku, kau... harus
memaafkanku!" sahut Oey sim Tit
"Ayahmu adalah seorang penjahat yang harus dibasmi!"
teriak Lu Leng saking gusarnya.
"ltu pandanganmu dan juga pandangan orang lain, namun
menurut pandanganku dia tetap ayahku!" kau Oey Sim Tit
Lu Leng berpikir, Oey Sim Tit amat mencintai ayahnya,
maka percuma banyak bicara dengannya. Kalau dia terusmenerus
mengikutinya, Lu Leng memang kewalahan
Bukankah lebih baik menotok jalan darahnya, agar dia tidak
bisa mengikutinya lagi."
"Sim Tit, kalau kau masih mengikutiku, aku tidak akan
berlaku sungkan kepadamu!" ancamnya kemudian

2075
"Saudara Lu, aku memang bukan tandinganmu. Tapi
sebelum memperoleh Busur Api, aku tidak akan pergi," sahut
Oey Sim Tit dengan wajah muram.
Lu Leng mendengus dingin, kemudian mendadak
menjulurkan tangannya menotok jalan darah di bahu Oey Sim
Tit.
Akan tetapi, Oey Sim Tit berkelit, lalu melesat pergi.
Tubuhnya berkelebat bagaikan segulung asap sehingga dalam
sekejap sudah hilang dari pandangan Lu Leng,
Setelah totokannya membentur tempat kosong, Lu Leng
segera membalikkan badannya lalu melesat pergi
Begitu melesat pergi, Lu Leng merasa Oey Sim Tit
mengikuti di belakangnya, Namun Lu Leng tidak
mempedulikannya dan terus melesat pergi, Kira-kira setengah
mil kemudian mendadak Lu Leng menjulurkan tangannya ke
belakang menotok jalan darah Oey Sim Tit.
Tapi Oey Sim Tit yang sudah siap sebelumnya segera
menghindar sehingga totokan Lu Leng mengenai tempat
kosong,
Lu Leng betul-betul kehabisan akal maka terpaksa dia
terus melesat hingga matahari tenggelam di ufuk barat,
Dia menoleh ke belakang, tampak Oey Sim Tit masih terus
mengikutinya, Lu Leng tahu sebelum memperoleh Busur Api,
Oey Sim Tit pasti tidak akan meninggalkannya. Apa boleh
buat, Lu Leng terpaksa membiarkannya.
Ketika Lu Leng meninggalkan puncak Lian Hoa Hong, dia
sudah mengambil keputusan mencari gurunya, maka dia

2076
menempuh jalan yang ke arah barat Dalam perjalanan ini, Oey
Sim Tit terus mengikutinya, Lu Leng tidur, dia pun tidur Lu
Leng berangkat dia pun segera mengikutinya.
Entah sudah berapa kali Lu Leng turun tangan menotok
jalan darahnya, namun Oey Sim Tit tetap dapat menghindar
menggunakan Ginkang, pernah sekali ketika Oey Sim Tit tidur,
Lu Leng segera melesat pergi, tapi Oey Sim Tit tetap dapat
mengcjar-nya,
Empat hari berturut-turut, Oey Sim Tit boleh dikatakan
merupakan bayangannya.
Lu Leng betul-betuI kewalahan. Hari itu ketika berada di
sekitar gunung salju, mereka berdua memasuki sebuah kota
keciL Lu Leng langsung masuk ke sebuah rumah makan, lalu
duduk.
Oey Sim Tit mengikutinya, kemudian duduk di hadapan Lu
Leng,
Lu Leng menatapnya sambil tersenyum "Sim Tit, kau mau
makan apa?" tanyanya "Apa saja, Aku hanya menghendaki
Busur Api," sahut Oey Sim Tit.
Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala, kemudian
memesan sepiring daging kambing, Ketika dia mulai
bersantap, Oey Sim Tit juga ikut makan sedikit
"Saudara Lu, aku..." katanya.
Lu Leng langsung menggoyang-goyangkan tangannya,
memutuskan ucapan Oey Sim Tit,

2077
"Jangan katakan lagi. Kau menghendaki Busur Api, tapi
aku tidak bisa memberikan Terserah kalau kau mau terus
mengikutiku Aku memang berhutang budi kepadamu, tapi aku
sama sekali tidak bisa memberikan barang itu kepadamu."
Oey Sim Tit menghela nafas panjang, Dia tidak berkata
apa-apa lagi, hanya menundukkan kepala sambil bersantap,
Berselang beberapa saat, mendadak tampak dua lelaki
berpakaian ringkas melongok ke dalam rumah makan, setelah
itu, kedua lelaki itu langsung masuk dan menghampiri Oey
Sim Tit sambil berseru.
“Tuan muda, setengah mati kami mencari, ternyata Tuan
muda berada di sini!"
Oey Sim Tit memandang kedua lelaki itu seraya bertanya,
"Apakah ayahku yang menyuruh kalian mencariku?"
Tidak salah, Setelah tidak melihat Tuan muda, Ci Cun
menyuruh entah berapa orang mencari Tuan muda, maka
Tuan muda harus ikut kami pulang !H sahut salah seorang
dari dua lelaki itu,
Oey Sim Tit menggeleng-gelengkan kepala,
“Aku masih ada urusan, kalian pulanglah, beritahukan
kepada ayahku, bahwa sementara ini aku tidak bisa pulang ke
istana Ci Cun Kiong!"
"Tuan muda, serahkan saja urusan itu kepada kami!" kata
dua laki-laki itu hampir serentak. Oey Sim Tit menggelengkan
kepala lagi, "Kalian tidak bisa membereskan urusanku itu,
lebih baik pergilah!"

2078
Kedua lelaki itu tertegun lalu barulah memandang Lu Leng
yang kebetulan juga sedang memandang mereka. Lu Leng
merasa kenal, mungkin pernah bertemu mereka di dalam
istana Ci Cun Kiong. setelah memandang Lu Leng, kedua lelaki
itu terkejut
"Kami sudah tahu!" katanya serentak lalu pergi. Akan
tetapi, Lu Leng segera bangkit berdiri seraya membentak
"jangan pergi!"
Kedua lelaki itu tidak menghiraukan nya dan terus melesat
pergi, Lu Leng melesat ke arah mereka dan melancarkan
serangan dengan jurus Siang Hong Cak Yun (Sepasang
Puncak Menembus Awan),
Namun Lu Leng terlambat turun tangan, karena kedua
orang itu telah meloncat ke punggung kuda, Lu Leng segera
mencelat dan langsung melancarkan serangan dengan jurus Si
Siang Pit Seng (Empat penjuru Pasti Tumbuh).
"Aaaakh.,.!" Kedua lelaki itu menjerit. Mulut mereka
menyembur darah segar, jelas mereka berdua telah terluka
parah. Namun di saat bersamaan, kuda tunggangan mereka
meluncur bagaikan terbang meninggalkan tempat itu.
Lu Leng tahu, kedua lelaki itu pasti pergi melapor
sedangkan jejaknya sudah ketahuan, maka kalau tidak segera
pergi, pasti akan menemui kerepotan.
Dia membalikkan badan, justru melihat Oey Sim Tit berdiri
di belakangnya,
"Kau masih belum mau pergi?" bentaknya,

2079
"Saudara Lu, aku tidak menyuruh mereka melakukan apa
pun bukan?" sahut Oey Sim Tit
Lu Leng menghela nafas panjang, kemudian melesat pergi,
namun Oey Sim Tit tetap mengikutinya.
Setelah menempuh tujuh delapan mil, mendadak
terdengar suara derap kaki kuda yang amat ramah. Ternyata
dari depan dan belakang muncul puluhan ekor kuda,
Terdengar pula suara siulan panjang, kemudian tampak dua
puluh orang lebih meloncat turun dan langsung
mengepungnya,
Lu Leng terpaksa berhenti sambil memandang mereka,
Ternyata mereka para jago tangguh dari golongan hitam,
Salah seorang berbadan pendek yang berdiri di paling
depan segera menjura pada Lu Leng seraya berkata.
"Saudara Lu, kita berjumpa di sini!"
Lu Leng memperhatikan orang itu, ternyata Sien Put Pah.
Seketika Lu Leng menoleh dengan wajah dingin ke arah
Oey Sim Tit, wajahnya kelihatan gugup.
Dia tahu, mereka semua rata-rata berkepandaian tinggi,
maka tidak mungkin dapat dihadapinya seorang diri. Oleh
karena itu, mendadak dia bergerak, ternyata ingin
mencengkeram Oey Sim Tit.
Maksudnya ingin menangkap Oey Sim Tit agar yang lain
tidak berani turun tangan apabila dia meninggalkan tempat
itu,

2080
Akan tetapi, ketika Lu Leng baru bergerak, Oey Sim Tit
mencelat ke belakang sehingga cengkeraman Lu Leng
mengenai tempat kosong. Di saat bersamaan terdengar
seruan Sien Put Pah.
"Hai Sim Si Lo (Empat Orang Tua Hai Sim), silakan maju
selangkah!"
Terdengar suara sahutan lalu muncul empat orang tua
berjubah abu-abu. Di leher masing-masing bergantung sebuah
gelang emas yang bergemerlapan Lu Leng memandang
keempat orang tua itu dan seketika tersentak hatinya,
sungguh di luar dugaannya di antara mereka terdapat orang
yang berkepandaian tinggi,
Ketika Lu Leng masih kecil, pernah mendengar penuturan
dari beberapa Piausu, bahwa di tengah-tengah laut Cing Hai
terdapat sebuah pulau, yang dihuni kaum rimba persilatan
Mereka rata-rata berkepandaian amat tinggi, namun jarang
berkecimpung dalam rimba persilatan Tionggoan
Kini keempat orang tua berada di depan matanya, bahkan
Sien Put Pah pun memanggil mereka berempat Hai Sim Si Lo.
Apakah mereka berempat berasal dari Hai Sim Pai (Partai Hai
Sim)?
Berpikir sampai di situ, Lu Leng tidak berani bertindak
gegabah, Dia menarik nafas dalam-dalam siap menghadapi
pertarungan
Sien Put Pah tertawa gelak.
"Ha ha ha! Lu Siauhiap, kau dapat meloloskan diri dari
puncak Lian Hoa Hong, secara pribadi aku amat kagum
kepadamu!"

2081
Lu Leng hanya mendengus, namun dalam hati sedang
mencari akal bagaimana cara meloloskan diri
Sien Put Pah tertawa lagi,
"Ha ha! saudara Lu, kali ini kau tidak mungkin dapat
meloloskan diri seperti di puncak Lian Hoa Hong!"
Lu Leng juga ikut tertawa.
"jangan banyak omong kosong! Aku dapat meloloskan diri
atau tidak, sebentar lagi kau akan tahu! Tidak perlu banyak
omong!"
Sien Put Pah tertawa panjang,
"Ha ha haa! Saudara Lu, kau memang gagah! Hai Sim Si
Lo, jangan sampai rusak nama partai kalian!"
Keempat orang tua itu menyahut serentak Dari tadi baru
kali ini mereka mengeluarkan suara. Begitu nyaring dan tajam
suara mereka, sehingga membuat hati semua orang yang
mendengarnya menjadi tergetar keras.
Saat ini Lweekang Lu Leng sudah tergolong tingkat tinggi,
namun ketika mendengar suara me-reka, hatinya pun
berdebar-debar.
Dia segera menatap keempat orang tua itu, jarak antara
mereka dengan Lu Leng hanya setengah depa. Wajah mereka
tampak dingin.
Kelihatannya mereka tidak akan turun tangan duluan,
Apabila Lu Leng menerjang, barulah mereka menyerang,

2082
Lu Leng terus menatap mereka, Ketika dia baru mau
menyerang, mendadak terdengar suara seruan. Tunggu!"
Tampak sosok bayangan berkelebat, tahu-tahu sudah
berada di hadapan Sien Put Pah.
Lu Leng memandang ke sana, ternyata orang itu Oey Sim
Tit. Sien Put Pah segera memberi hormat
"Ada petunjuk apa, Tuan muda?" tanyanya,
Oey Sim Tit menoleh memandang Lu Leng, lalu tersenyum
getir
"Tuan Sien, kau jangan menyulitkan Saudara Lu, biar dia
pergi!" katanya kepada Sien Put Pah.
Apa yang dikatakan Oey Sim Tit, membuat semua orang
tertegun, termasuk Sien Put Pah.
Hanya satu orang tidak merasa di luar dugaan, yaitu Lu
Leng, Dia sudah menduga bahwa Oey Sim Tit tidak akan
menyiarkannya jatuh ke tangan orang-orang itu, Lu Leng pun
yakin bahwa Sien Put Pah pasti tidak berani membangkang,
maka dia tidak mulai menyerang,
Wajah Sien Put Pah tampak berubah.
“Tuan muda, kami tidak bisa menurut," katanya sungguhsungguh
sambil menggeleng-gelengkan ke-pala,
Oey Sim Tit tertegun mendengar ucapan itu, Dia tidak
tahu harus berbuat apa,

2083
“Tuan Sien, kau tidak mau mendengar perkataanku?"
tanyanya kemudian
Lu Leng yang terkepung di tengah-tengah juga tidak
menduga Sien Put Pah akan berkata seperti itu. seketika dia
mengerahkan tenaga Kim Kong Sin Ci pada jari telunjuk
kanannya,
" sebetulnya aku tidak berani membangkang perintah
Tuan muda, Tapi Ci Cun telah menurunkan perintah, harus
menangkap orang itu dan mengambil Busur Api. Harap Tuan
muda maklum!M kata Sien Put Pah,
"Oh! Ternyata begitu!" kata Oey Sim Tit, Kemudian dia
membalikkan badannya ke arah Lu Leng,
"Saudara Lu, lebih baik kau kembalikan saja Busur Api itu
kepadaku! sedemikian banyak orang mengepungmu, apakah
kau dapat menerjang keluar?" katanya pula,
"Sim Tit, kau tidak usah mempedulikanku!" sahut Lu Leng,
Oey Sim Tit menghela nafas panjang, "Kalian tiada yang
mau mendengarkan perkataanku?"
"Perintah dari Ci Cun, siapa berani membangkang!" jawab
Sien Put Pah.
Lu Leng langsung meludah.
"Phui! Kecuali aku sudah jadi mayat, kalau tidak, kalian
jangan harap akan memperoleh Busur Api!"
Hai Sim Si Lo menyahut serentak dengan dingin sekali.

2084
"Sungguh bermulut besar!" sahut Hai Sim Si Lo serentak
dengan dingin,
Keempat orang tua itu maju selangkah Lu Leng memang
sudah siap dari tadi, Ketika melihat mereka berempat maju,
dia langsung membentak sambil menyerang dengan jurus Si
Siang Pit Seng (Empat Penjuru Pasti Tumbuh),
Tampak bayangannya berkelebatan dan terdengar suara
menderu-deru mengarah pada dada Hai Sim Si Lo.
Lu Leng tahu bahwa Hai Sim Si Lo berkepandaian amat
tinggi, maka begitu turun tangan, dia menggunakan tenaga
sepenuhnya,
Keempat orang tua itu tidak berkelit, maka tak lama
terdengarlah suara "Blam Blam Blam Blam!" Badan keempat
orang tua itu bergoyang-goyang, lalu roboh, Kejadian itu di
luar dugaan Lu Leng, karena Sien Put Pah menyuruh mereka
berempat mengepung Lu Leng, tentunya keempat orang tua
itu berkepandaian paling tinggi di antara mereka.
Akan tetapi hanya dalam satu jurus, Lu Leng telah berhasil
merobohkan mereka berempat Karena itu, Lu Leng menjadi
tertegun. sejenak kemudian ketika Lu Leng hendak menerjang
keluar, mendadak terdengar suara tertawa dingin, Ternyata
Hai Sim Si Lo yang roboh itu sudah bangkit berdiri sambil
tertawa dingin.
Dari tawa dingin itu, dapat diketahui bahwa mereka
berempat sama sekali tidak terluka, itu membuat Lu Leng
tertegun lagi. Namun kemudian dia sadar, bahwa Hai Sim Si
Lo hanya pura-pura roboh.

2085
Lu Leng segera membalikkan badannya hendak
menyerang. Namun Hai Sim Si Lo sudah lebih dulu
menggerakkan tangan dan terdengar suara "Ser Ser!"
Tampak empat buah cambuk meliuk-liuk bagaikan ular
aneh ke arah sepasang kaki Lu Leng, Betapa terkejutnya Lu
Leng, Dia langsung mencelat ke atas, sehingga keempat
cambuk itu melewati kakinya,
Di saat badannya merosot ke bawah, Lu Leng menyerang
dua orang di antara mereka dengan jurus Siang Hong Cak Yun
(Sepasang Puncak Menembus Awan).
Kedua orang itu segera menjatuhkan diri lalu berguling
untuk menghindari serangan tersebut, sehingga tenaga kedua
jari Lu Leng menghantam tanah dan membuat tanah itu
ber1obang.
Sambil berguling, kedua orang tua itu menggerakkan
cambuk masing-masing ke atas,
Yang lain pun menggerakkan cambuk masing-masing ke
atas, sehingga menimbulkan suara "Tar Tar Tar Tar" empat
kali!
Keempat cambuk itu membentuk huruf X dan bagaikan
sebuah jala menekan ke arah kepala Lu Leng,
Begitu menyaksikan itu, hati Lu Leng tersentak. Sejak dia
berkecimpung dalam rimba persilatan entah sudah berapa
banyak jago tangguh yang dijumpai nya, namun tidak pernah
menghadapi ilmu silat yang seaneh itu,
Keempat cambuk itu menekan ke bawah dengan cepat
sekali, maka tiada waktu bagi Lu Leng untuk berpikir Dia

2086
langsung mengeluarkan golok pusaka-nya lalu diayunkan ke
atas.
* * * *
Bab 98
Ternyata Lu Leng mengeluarkan jurus Go Hou Phu Yo
(Harimau Lapar Menerkam Domba). Betapa cepat dan
dahsyatnya serangan tersebut namun Hai Sim Si Lo bergerak
lebih cepat
Mendadak keempat cambuk itu berpencar, masing-masing
mengarah jalan darah Tay Pai Hiat, Khi Hai Hiat, Sien Lung
Hiat dan Leng Tay Hiat di tubuh Lu Leng,
Golok pusaka Lu Leng ternyata menyerang tempat kosong.
Di saat bersamaan terdengar suara menderu-deru mengarah
dirinya. Bukan main terkejutnya Lu Leng. Kini dia baru tahu
bahwa dirinya sedang menghadapi musuh yang amat
tangguh. Kelihatannya Hai Sim Si Lo berkepandaian lebih
tinggi dibandingkan dengan keempat orang buta yang di
puncak Lian Hoa Hong,
Dalam keadaan terjepit, Lu Leng terpaksa mengayunkan
golok pusakanya dan menyentilkan jari telunjuk kirinya,
Golok pusakanya berhasil menangkis dua cambuk dan
sentilan jari telunjuknya, berhasil membuat cambuk lain
terpental
Walau Lu Leng sudah lolos dari bahaya, namun sekujur
badan masih mengucurkan keringat dingin, Dia segera
melesat keluar, akan tetapi Hai Sim Si Lo telah mendahuluinya
menggerakkan cambuk masing-masing.

2087
Terdengar suara menderu-deru, ternyata keempat cambuk
itu menyerang Lu Leng dari empat penjuru.
Lu Leng tahu, kalau tidak membunuh Hai Sim Si Lo,
dirinya sudah pasti sukar meloloskan diri dari kepungan
mereka.
Oleh karena itu, mendadak dia berdiri tegak, lalu
memutar-mutarkan golok pusakanya untuk melindungi diri
Sedangkan Hai Sim Si Lo terus menyerangnya dengan
cambuk. Kian lama serangan mereka bertambah gencar dan
tampak bayangan cambuk berkelebatan mengurung Lu Leng.
Tak terasa mereka bertarung sudah melewati dua puluh
jurus. Hai Sim Si Lo terus mendesak Lu Leng dengan
serangan-serangan gencar
Lu Leng sudah merasa, makin lama tenaga tekanan
cambuk-cambuk itu makin dahsyat
Walau ilmu goloknya tidak terdapat kelemahan, tapi
membuatnya amat memeras tenaga, karena golok pusakanya
yang di tangannya terasa semakin berat Lu Leng mulai gugup
dan panik, karena akan kehilangan Busur Api, bahkan
kemungkinan besar nyawanya pun akan melayang,
Hai Sim Si Lo ketika baru maju jelas-jelas telah terkena
serangan yang dilancarkan Lu Leng dengan jurus Si Siang Pit
Seng (Empat penjuru Pasti Tum-buh), Tetapi kenapa mereka
sama sekali tidak ter-luka?
Di saat Lu Leng sedang berpikir, tenaga tekanan keempat
cambuk itu pun semakin dahsyat Dia tahu kalau terus begini,

2088
pasti celaka. Dari pada hanya bertahan, bukankah lebih baik
balas menyerang juga?
Lu Leng segera mengambil suatu keputusan untuk tetap
memutarkan golok pusaka Su Yang To guna melindungi diri.
Saat itulah, tiba-tiba dia membentak keras sambil
menggerakkan lengan kirinya, mengeluarkan jurus Hong Mong
Coh Khai (Turun Hujan Gerimis) dan jurus Thian Te Kun Tun
(Langit Bumi Kacau Balau),
Keduanya merupakan jurus kesebelas dan jurus kedua
belas dari ilmu Kim Kong Sin Ci, Selain itu keduanya adalah
jurus yang paling hebat dan dahsyat Tak tanggung-tanggung
lagi Lu Leng pun mengerahkan seluruh tenaga dalamnya ke
dalam kedua jurus itu. Akibatnya keempat cambuk itu
terpental
Menyaksikan keberhasilan itu, Lu Leng langsung bersiul
panjang. Diayunkan cepat sekali goloknya sambil melesat
menerjang keluar Kecepatan gerakan yang dilakukannya
membuat golok di tangannya seakan lenyap, tinggal
kelebatan-kelebatan bayang keperakan,
Meskipun sebenarnya Sien Put Pah berkepandaian sangat
tinggi, melihat terjangan Lu Leng yang begitu cepat dan
menggiriskan, membuatnya tak berani menangkis. Cepatcepat
dia menyingkir. Beberapa orang yang di belakangnya
yang melihatnya menyingkir langsung saja berlompatan
mundur
Lu Leng hampir berhasil menerjang keluar dari kepungan
ketika mendadak salah seorang Hai Sim Si Lo mencelat ke
atas, Begitu cepatnya orang itu mengayunkan cambuknya ke
arah punggung Lu Leng,

2089
Meskipun orang itu tak mengeluarkan suara bentakan, Lu
Leng yang sedang melesat itu sempat mendengar desir angin
keras di belakangnya, Namun sayang, dia terlambat
melihatnya, hingga....
Taar!
Lu Leng terpekik kesakitan ketika dirasakan punggungnya
terhantam cambuk itu, Lecutan cambuk itu ternyata begitu
dahsyat Bahkan seketika itu juga Lu Leng merasakan matanya
jadi berkunang-kunang, Setelah terhuyung-huyung beberapa
langkah akhirnya dia jatuh ke tanah.
Lu Leng tahu dirinya telah terluka. Namun ketika roboh,
tangan kirinya segera menekan tanah. Dengan meminjam
tenaga ini Lu Leng berhasil melesat ke depan beberapa depa
jauhnya,
Hal itu sungguh di luar dugaan Hai Sim Si Lo. Dia heran
melihat Lu Leng tidak binasa terhantam cambuknya,
sebaliknya malah masih dapat melesat pergi, Tentu saja
orang-orang heran melihat kejadian itu. Semua terbelalak
menyaksikan kemampuan Lu Leng menahan hantaman
cambuk itu,
Kini Lu Leng sudah berada di luar kepungan lawan, Namun
karena baru saja mengerahkan tenaga dalam, sehingga
lukanya bertambah parah,
"Uaaakh!" Mulut Lu Leng menyemburkan darah segar, lalu
terkulai tak dapat bangun lagi,
Betapa girangnya Hai Sim Si Lo melihat Lu Leng terkulai
tak bangun lagi, Mereka serentak menghampirinya.

2090
Akan tetapi, mendadak saja terdengar suara bentakan
bagaikan geledek membelah bumi, Semua orang tersentak
Ada yang menjerit karena telinga mereka jadi pekak dan
kesakitan Bahkan seakan menjadi tuli seketika,
Bersamaan dengan bentakan keras dan menggetarkan itu,
tampak sesosok bayangan berkelebat begitu cepat menuju
tempat Lu Leng. Maka karena begitu gusamya, Sien Put Pah
membentak
"Kurang ajar kau...!"
Hampir bersamaan dengan bentakannya orang bertubuh
tinggi besar yang baru datang itu melancarkan sebuah
pukulan. Bukan main dahsyatnya pukulan itu, menimbulkan
angin yang menderu-deru.
Menyaksikan itu, Hai Sim Si Lo segera menyadari adanya
bahaya. Mereka berempat segera menggerakkan cambuk
masing-masing ke arah orang itu,
Namun secepat kilat tubuh orang itu berputar Secepat itu
pula tangan kirinya menyambar Lu Leng seraya mengibaskan
ujung lengan jubah kanannya ke arah Hai Sim Si Lo. Tampak
keempat orang tua itu saling terdorong mundur tiga langkah.
Maka melihat keempat lawan terdorong mundur Orang
berjubah itu tak membuang-buang waktu, langsung melesat
pergi,
Kemunculan orang itu tanpa menimbulkan suara, hanya
memperdengarkan suara bentakan yang menggelegar
Melancarkan pukulan dan lain sebagainya dengan cepat sekali.
Bahkan hanya dengan kibasan ujung lengan jubah dia dapat

2091
memundurkan Hai Sim Si Lo dan Sien Put Pah, lalu menjinjing
Lu Leng melesat pergi,
Betapa hebatnya orang itu, membuat semua orang jadi
tertegun dan terkesima,
Mendadak Oey Sim Tit mengeluarkan seruan dan langsung
melesat pergi mengejar
Melihat Oey Sim Tit pergi mengejar, Hai Sim Si Lo berseru,
"Naik kuda! Kejar!"
Seketika semua orang meloncat ke punggung kuda,
Terdengarlah derap kaki kuda yang amat ramai sekali berpacu
memburu ke arah larinya Oey Sim Tit
Semua kejadian yang berlangsung begitu singkat itu tak
diketahui dengan jelas oleh Lu Leng. Dia hanya sempat
mendengar suara bentakan yang mengguntur, lalu merasa
dirinya dibawa pergi. Dia tak dapat membayangkan seberapa
tingginya kepandaian orang yang meno1ongnya. Namun Lu
Leng justru tidak tahu, siapa sebenarnya orang yang bertindak
sebagai dewa penolong ini. Sebab ketika terkulai posisinya
tengkurap, sedangkan orang itu menyambar baju bagian
punggungnya, Maka muka Lu Leng tetap menghadap ke
bawah, tidak dapat melihat wajah orang tersebut Selain itu,
entah sengaja atau tidak, jempol tangan orang itu terus
menekan jalan darah Leng Tay Hiat di punggung Lu Leng,
Hal itu membuatnya tidak dapat menghimpun hawa murni
guna mengobati Iukanya, bahkan juga tidak dapat
memalingkan kepala untuk melihat orang itu, Lu Leng hanya
merasa Ginkang orang itu amat tinggi, Apakah orang ini Yok
Kun Sih ketua Hui Yan Bun? Tanya Lu Leng dalam hati,

2092
Teringat akan Yok Kun Sih, Lu Leng merasa tidak mau
diselamatkannya. Sebab jika Yok Kun Sih muncul, Toan Bok
Ang pasti bersamanya, Dia tak tahu harus bagaimana jika
bertemu gadis itu,
Namun kemudian Lu Leng melepaskan dugaan tersebut,
karena bentakan mengguntur tadi jelas bukan suara bentakan
wanita,
Mendadak orang itu melesat ke samping. Lu Leng merasa
orang itu membungkukkan badannya memungut seraup batu
kecil, lalu dilempar ke depan hingga menimbulkan suara
menderu-deru.
Bukan main tingginya Lweekang orang itu, Batu-batu
kerikil yang dilemparkan meluncur laksana kilat Saat itu
terlihat olehnya seperti ada orang berlari kencang ke arahnya.
Orang tersebut cepat membungkukkan badan dan
bersembunyi di dalam rerumputan.
Lu Leng tahu apa sebabnya orang itu berbuat begitu, tidak
lain untuk mengalihkan perhatian orang-orang yang
mengejarnya,
Memang benar, tampak Oey Sim Tit terus mengejar orang
itu, Ketika melihat Oey Sim Tit tertipu sehingga terus
mengejar Lu Leng jadi terperangah,
Oey Sim Tit memiliki Ginkang yang amat tinggi hal itu
tidak perlu diragukan lagi, Namun kenapa Oey Sim Tit tak
mampu juga menyusulnya? Dari kenyataan inilah Lu Leng tahu
kalau orang yang membawanya pergi ini memiliki Ginkang
yang tak alang kepalang tingginya.

2093
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam. Ketika berniat ingin
bersuara, mendadak terdengar suara derap kaki kuda, Tak
lama terlihat lebih dari dua puluh ekor kuda melewati mereka,
Orang itu menjinjing Lu Leng lagi, kemudian melesat
pergi, Dia tidak melalui jalan besar, melainkan melewati sisi
jalan yang penuh batu. Setelah menempuh kira-kira sekitar
delapan mil barulah berhenti.
Lu Leng segera mengungkapkan perasaan yang sejak tadi
ditahannya dalam hati,
"Terima kasih atas pertolongan Cianpwee!"
Orang itu tidak bersuara, Dia masih menjinjing Lu Leng.
Namun kemudian menaruh Lu Leng di bawah sebuah pohon,
Karena ingin tahu siapa orang itu, maka begitu diturunkan
ke tanah Lu Leng segera membalikkan badan.
Orang itu berdiri di hadapannya. Kini Lu Leng yang
tergeletak di tanah, dapat melihat dengan jelas. Orang itu
berbadan tinggi besar, mengenakan jubah abu-abu. wajahnya
mengandung wibawa dengan sepasang mata menyorot tajam.
Siapa orang itu? Dia tidak lain Liat Hwe Cousu, ketua Hwa
San Pai.
Seketika hati Lu Leng langsung berubah dingin, Dia
terdiam. seharusnya dari tadi aku sudah menduganya Begitu
pikir Lu Leng yang seakan menyesali dirinya, Sebab, selain
gurunya dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, siapa lagi orangnya
yang punya kepandaian setinggi itu.

2094
Lu Leng mestinya merasa gembira, karena dirinya telah
diselamatkan Tapi setelah tahu siapa yang
menyelamatkannya, rasa girang itu pupus,
Sebab bagaimana sifat Liat Hwe Cousu di rimba persilatan,
Lu Leng sudah pernah menerima pelajaran nya. Boleh
dikatakan terlepas dari mulut harimau justru masuk ke mulut
serigala.
Liat Hwe Cousu menatapnya dengan dingin lama sekali
"Bocah, sudah lama kita tidak berjumpa!" ujarnya
kemudian dengan suara rendah,
Lu Leng memaksa diri untuk menghimpun hawa murni,
lalu duduk.
"Terima kasih atas pertolongan Cianpwee."
Liat Hwe Cousu berkata dengan dingin.
"ltu tidak terhitung apa-apa! Hanya karena kau tidak
banyak mulut !"
Lu Leng tahu apa yang dimaksudkan Liat Hwe Cousu,
Sebab dia tidak menceritakan tentang kejadian di gunung
Tang Ku Sat. Dia pun terpaksa menyunggingkan senyum,
"ltu juga tidak terhitung apa-apa." ujarnya pula.
Liat Hwe Cousu tertawa aneh.
"Kau tahu sebenarnya tak hanya suatu kebetulan aku
melewati tempat itu?"

2095
Lu Leng menggeleng-geleng kepala, Liat Hwe Cousu
tertawa aneh lagi,
"Terus terang, sudah tiga empat hari aku mencari mu. jadi
pertemuan ini bukan merupakan suatu kebetulan!"
Tersentak hati Lu Leng ketika mendengar itu. Namun dia
berusaha tenang,
"Ada urusan apa Cousu mencariku?" tanyanya kemudian
Liat Hwe Cousu mendengus,
"Hra! Kau pandai berpura-pura, Mana Busur Api itu, cepat
berikan padaku!”
Lu Leng tersentak mendengar ucapan orang tua itu.
"Busur Api itu tidak berada padaku, telah kusembunyikan
di suatu tempat."
Liat Hwe Cousu tertawa gelak,
"Ha! Ha! Ha! Bocah, kau ingin mempermainkan ku ? itu
masih jauh!"
Sembari berkata, Liat Hwe Cousu pun kembali menjinjing
Lu Leng dan diangkat tinggi-tinggi Karena tengah terluka
parah Lu Leng sama sekali tidak bisa melawan
Setelah menjinjing Lu Leng ke atas Liat Hwe Cousu
merogoh ke dalam baju nya. Maka Busur Api itu berpindah ke
tangannya, Liat Hwe Cousu tertawa dingin sambil
menjatuhkan tubuh Lu Leng ke tanah,

2096
Melihat Liat Hwe Cousu mengambil Busur Api itu, guguplah
Lu Leng. Dia tahu Liat Hwe Cousu berhati culas, Walau
menghendaki Busur Api untuk menghadapi Liok Ci Khim Mo,
namun bisa jadi dia bertujuan lain, Tidak seperti tujuan Lu
Leng, Tong Hong Pek dan lainnya yang ingin menyelamatkan
rimba persilatan Liat Hwe Cousu biasa mementingkan diri
sendiri ini sudah banyak diketahui orang.
Lu Leng segera membentak
"Kalau kau tidak mengembalikan Busur Api itu, aku akan
menyiarkan kebusukanmu kepada kaum persilatan!"
Wajah Liat Hwe Cousu langsung berubah. sepasang
matanya menyorot aneh menatap Lu Leng,
Lu Leng tahu Liat Hwe Cousu sedang mengerahkan ilmu
Hian Sin Hoat, maka dia tidak berani beradu pandang dengan
mata ketua Hwa San Pai itu.
"Bocah, kau yang mencari mati sendiri!" dengus Liat Hwe
Cousu, lalu tertawa dingin
Mendengar Liat Hwe Cousu berkata begitu, tergoncanglah
hati Lu Leng,
Liat Hwe Cousu terus tertawa dingin Lalu tiba-tiba
mengangkat sebelah tangannya siap memukul ubun-ubun Lu
Leng,
Lu Leng tahu, saat ini Liat Hwe Cousu ber-sungguhsungguh
ingin membunuhnya, Sadar kalau tidak mungkin
meloloskan diri, maka Lu Leng memejamkan mata, merasa
tegang,

2097
Belum sampai hal itu terjadi, mendadak dari atas sebuah
pohon melayang turun seseorang tanpa mengeluarkan suara,
Namun agaknya Liat Hwe Cousu sudah merasakan itu, Dia
cepat membalikkan badan Orang yang melayang turun dari
pohon langsung saja meluncurkan serangan sebelum sempat
memuakkan kakinya di tanah,
Lu Leng sudah melihat jelas orang itu yang ternyata Giok
Bi Sin Kun-Tong Hong Pek, gurunya, Liat Hwe Cousu yang tak
sempat melihat jelas orang itu cepat menggerakkan
tangannya untuk menangkis, Sebab dia dapat menduga orang
itu pasti menyerangnya, Maka tak terelakkan terjadilah
benturan hebat hingga memperdengarkan suara keras,
Baik Liat Hwe Cousu maupun Tong Hong Pek sama-sama
terdorong mundur beberapa langkah.
Walau Liat Hwe Cousu bergerak cepat, tapi kemunculan
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek amat mendadak. Lagi pula
ketika melancarkan serangan, Tong Hong Pek menggunakan
sepasang tangannya, Sebab maksudnya ingin merebut Busur
Api dari tangan Liat Hwe Cousu.
Ketika Liat Hwe Cousu merasa ada yang tidak beres, Giok
Bi Sin Kun-Tong Hong Pek sudah mencelat mundur, bahkan
telah berhasil merebut Busur Api itu,
Liat Hwe Cousu berkepandaian amat tinggi, tapi ternyata
dengan mudah bagi Tong Hong Pek merebut Busur Api dari
tangannya. Mungkin hal itu karena keadaan Liat Hwe Cousu
yang kurang siap.
Mendapati Busur Api berpindah tangan, hati Liat Hwe
Cousu amat terkejut dan gusar. Dia bersiul aneh sambil
memutarkan badannya,

2098
Namun sejauh itu pun Liat Hwe Cousu belum dapat
melihat jelas siapa yang merebut Busur Api itu, Sebab begitu
cepat orang itu melancarkan tiga kali pukulan dan tendangan
"Ha! Ha! Ha! Liat Hwe tua, kenapa kau menyerang hingga
begitu sengit?"
Barulah Liat Hwe Cousu tahu siapa yang merebut Busur
Api itu, begitu Tong Hong Pek berhasil menghindari serangan
dan berhenti sejenak
Pada dasarnya Liat Hwe Cousu memang agak segan
terhadap Tong Hong Pek, namun saat ini justru bertemu
orang itu,
"Kembalikan Busur Apiku!" bentak Liat Hwe Cousu dengan
wajah kemerahan karena geram.
Tong Hong Pek menjura sambil tersenyum
"Maaf! Maaf! Temyata Busur Api ini milikmu!" ujarnya
berseloroh.
Liat Hwe Cousu tahu, kalaupun terus menyerang Tong
Hong Pek dia tetap tidak dapat memenang-kannya, Maka
mendengar Tong Hong Pek berkata begitu, mendadak dia
membalikkan badannya dan langsung melesat ke arah Lu Leng
yang tergeletak di tanah.
Maksud Liat Hwe Cousu ingin menangkap Lu Leng, Apabila
Lu Leng sudah berada di tangannya, tentu Tong Hong Pek
akan menyerahkan Busur Api kepadanya.
Akan tetapi Tong Hong Pek sudah menduga itu, Ketika Liat
Hwe Cousu melesat ke arah Lu Leng, dia pun melesat

2099
bagaikan kilat mengikuti Liat Hwe Cousu. sekejap Liat Hwe
Cousu sudah berada di sisi Lu Leng, namun sebelum
menjulurkan tangannya mencengkeram Lu Leng, Tong Hong
Pek sudah menyerang punggungnya,
Liat Hwe Cousu mengurungkan niatnya menyambar tubuh
Lu Leng, Dia bergerak cepat mengelak dari serangan Tong
Hong Pek. Namun mendadak saja terdengar suara "Krek".
Ternyata lengan Tong Hong Pek bertambah panjang, sehingga
berhasil memukul pantat Liat Hwe Cousu,
Plak!
Bukan main nyaringnya meskipun tidak mengandung
tenaga, Tong Hong Pek tertawa gelak,
"Ha! Ha! Ha! sebagai ketua suatu partai besar kau tidak
tahu malu! Maka kau harus dipukul!"
Setelah berkelit beberapa depa jauh, barulah Liat Hwe
Cousu membalikkan badannya, Berkecimpung dalam rimba
persilatan sudah puluhan tahun, entah sudah berapa banyak
jago tangguh yang dihadapinya, Sebelum Liok Ci Khim Mo
muncul, Thian Ho Si Lo, Tong Hong Pek, dan Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen tak pernah ditemuinya, Kini Liat Hwe Cousu boleh
dikatakan jago nomor wahid dalam rimba persilatan.
Semua orang tahu sifatnya yang angkuh. Kaum rimba
persilatan, kalau bertemu dia pasti memberi hormat Kapan dia
pernah menerima penghinaan seperti ini? itu membuatnya
nyaris pingsan seketika,
Tong Hong Pek melihat wajah Liat Hwe Cousu menghijau,
sepasang matanya mendelik dan sekujur badan terus
bergetar. Dalam hati dia tahu gurauannya tadi agak kelewat

2100
batas, Meskipun punya sifat angkuh, Liat Hwe Cousu
merupakan pesilat tangguh, amat berguna untuk menghadapi
Liok Ci Khim Mo.
"Liat Hwe tua, kenapa kau menganggap ini sungguhan.,.?"
ujar Tong Hong Pek sambil tersenyum,
Liat Hwe Cousu menggeram. Mendadak sepasang telapak
tangannya didorong ke depan disertai pengerahan tenaga
dalam tinggi. Mengetahui adanya bahaya yang mengancam,
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek cepat-cepat mundur
selangkah, Dia segera mengibaskan lengan baju kirinya ke
arah Lu Leng, membuat tubuh pemuda itu terpental beberapa
depa. sedangkan Liat Hwe Cousu segera maju selangkah,
Tenaga di telapak tangannya terus menekan Giok Bi Sin Kun-
Tong Hong Pek, sesungguhnya Tong Hong Pek ingin
menghindar tak ingin berniat mengadu tenaga dengan ketua
Hwa San Pai itu, Sebab dalam keadaan demikian, , apabila
beradu tenaga, tentunya akan sama-sama terluka,
Namun Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek telah terlambat
selangkah, Karena, tenaga tekanan itu semakin dahsyat.
sehingga tak mungkin lagi baginya untuk menghindarkannya,
Apa boleh buat! Tong Hong Pek bergerak cepat
menyimpan Busur Api ke dalam bajunya, lalu menangkis
dengan sepasang telapak tangannya,
Sungguh dahsyat tenaga telapak tangan mereka.
Batu-batu di sekitar tempat itu tampak berpentalan jauh
terkena sasaran kedua tenaga sakti itu. Ledakan-ledakan
keras dan menggetarkan pun terdengar memekakkan telinga,
Tak terelakkan lagi, benturan-benturan hebat terjadi ketika

2101
kedua tokoh tua ini sama-sama tak mampu menahan diri
Mereka saling mengadu tenaga masing-masing.
Begitu beradu mereka tidak bisa mundur lagi. Karena
pihak mana pun yang mundur, tentu akan tertekan oleh
tenaga lawan, Dan jelas pasti akan celaka bagi yang mundur,
Karena itu mereka maju selangkah sehingga terdengar
suara benturan lagi yang amat dahsyat pakaian kedua orang
tua itu yang berupa jubah-jubah longgar seperti jadi melekat
pada tubuh masing-masing. Begitu juga dengan rambut
mereka yang jadi awut-awutan tidak karuan.
Bagian 48
Mereka berdua adalah tokoh-tokoh tangguh rimba
persilatan pukulan mereka mengandung tenaga ratusan kati,
Ketika maju selangkah, wajah masing-masing berubah merah
padam. sedangkan saat ini jarak keduanya hanya sekitar dua
depa. Misalnya saja di tengah-tengah mereka terdapat batu
besar, tak ayal lagi, pasti akan hancur lebur oleh Lweekang
mereka yang begitu tinggi dan dahsyat itu. sebenarnya bagi
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek ini merupakan hal yang
terpaksa, Dia harus mengadu Lweekang dengan Liat Hwe
Cousu, Dia menyadari pertarungan ini tak akan berhenti tanpa
masing-masing mengalami luka parah,
Namun jika Lweekangnya dapat memenangkan pihak
lawan, maka tidak akan mengalami luka parah, Karena itu, dia
tadi maju selangkah,
Liat Hwe Cousu juga tidak bodoh, Apa yang dipikirkan
Tong Hong Pek, sudah dia pikirkan Maka ketika lawannya itu

2102
maju selangkah, dia segera melakukan hal yang sama untuk
mendesaknya pula,
Karena mereka maju selangkah lagi maka Lweekang
masing-masing menyebar keempat penjuru. Lu Leng yang
berada beberapa depa dari situ merasakan sulit untuk
bernafas, Maka dia berguling-gulingan menjauhi tempat
pertarungan itu,
Tak lama kemudian Lu Leng mendengar suara benturan
yang amat dahsyat, bagaikan gunung berapi meletus,
Dia segera menengok ke arah mereka. sekujur badan
keduanya mengepulkan uap putih, pertanda mereka
mengerahkan Lweekang masing-masing sampai pada
puncaknya,
Kini sepasang telapak tangan mereka sudah saling
menempel, sulit dipisahkan lagi, Namun hal itu hanya
berlangsung sebentar Tampak keduanya lalu sama-sama
terdorong mundur
Liat Hwe Cousu jatuh duduk lalu bersila di tanah,
sedangkan badan Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek doyong ke
belakang, Ketika nyaris roboh mendadak bersiul panjang,
sehingga badannya berdiri tegak kembali, lalu duduk bersila di
tanah!
Setelah uap putih yang keluar sekujur badan mereka
berdua sirna, wajah keduanya pucat pias bagaikan kertas,
seperti tak teraliri setetes darah pun.
Begitu menyaksikan wajah Liat Hwe Cousu dan Giok Bi Sin
Kun-Tong Hong Pek, hati Lu Leng jadi kebat kebit Dia tahu
kedua jago tangguh itu telah terluka dalam, sebab banyak

2103
kehilangan hawa murni. Mungkin membutuhkan waktu
belasan hari untuk memu1ihkannya.
Mereka duduk bersila sambil memejamkan mata, sama
sekali tidak mengeluarkan suara, Beberapa saat kemudian,
Tong Hong Pek membuka matanya dan berkata dengan suara
rendah.
"Liat Hwe tua, sungguh hebat tenaga pukulanmu."
Liat Hwe Cousu mendengus, lalu membuka matanya,
"Tenaga pukulanmu pun amat hebat."
Dalam pertarungan tadi, masing-masing ingin
menjatuhkan lawan dengan pukulan yang dilancarkan.
Keduanya saling memuji. pemandangan yang lucu bagi Lu
Leng, Mereka seperti dua orang bocah saja.
Mereka sama-sama pesilat tangguh yang belum bertemu
lawan setimpal Baru kini mereka dapat saling mengadu,
kemampuan Lweekang masing-ma-sing. Keduanya seakan
sadar, harus kagum dan mengakui ketangguhan satu sama
lain,
"Liat Hwe tua, pukulanmu akan menyebabkan diriku sulit
memulihkannya kembali luka dalam ini. Mungkin tak cukup
dalam tujuh atau delapan hari saja...."
Liat Hwe Cousu tertawa getir
"Sama-sama!"
Tong Hong Pek lalu menoleh ke arah Lu Leng.

2104
"Anak Leng, bagaimana lukamu, apakah bisa jalan?"
Lu Leng menyahut dengan wajah murung.
"Tidak bisa!"
"Baik, kau ke mari! Kita bertiga sama-sama tak bisa
bergerak, Duduk bersama di sini agar mudah bila menghadapi
binatang buas!"
Lu Leng menatap Liat Hwe Cousu, kemudian berkata,
"Dia...?"
* * * *
Bab 99
Sebelum Lu Leng usai berkata, mendadak Tong Hong Pek
memutuskannya.
"Aku lupa mengatakan padamu, Liat Hwe tua pernah
melakukan kesalahan apa saja terhadapmu, kau tidak boleh
menceritakan pada siapa pun."
Begitu Tong Hong Pek mengatakan hal itu, Lu Leng dan
Liat Hwe Cousu berdua jadi tertegun
"Guru, kenapa begitu ?" tanya Lu Leng yang tampak
keheranan
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa,

2105
"Ha! Ha! Tidak ada apa-apa! Maksudku hanya agar dia
tidak meninggalkan nama busuk di kalangan rimba persilatan."
Lu Leng menganggukkan kepala, Dia paham, ucapan
gurunya itu merupakan cetusan dari sikap orang gagah yang
tak berniat menjatuhkan nama lawan.
"Murid terima perintah!" ucap Lu Leng kepada Tong Hong
Pek.
Diam-diam Liat Hwe Cousu pun sangat kagum pada Tong
Hong Pek. Namun tetap saja dia tak mengungkapkan rasa
kagum itu. Bahkan kemudian dia membalikkan tubuh agar
membelakangi kedua orang guru dan murid itu.
Meskipun begitu, Liat Hwe Cousu harus mengakui dengan
cara itu mereka dapat bersama-sama jika ada ancaman dari
binatang buas, sehingga bisa memulai menghimpun hawa
murni untuk memulihkan lukanya,
Setelah duduk bersila dengan cara begitu, mereka bertiga
mulai menghimpun hawa murni Masing-masing hanyut dalam
usahanya untuk memulihkan kembali luka dalam mereka yang
sangat parah itu. jadi tak satu pun yang berbicara. Samasama
membisu Cukup lama hal itu mereka lakukan, sehingga
Sedikit demi sedikit luka mereka berkurang, Akan tetapi
belum juga luka itu dapat pulih, mendadak mereka dikejutkan
oleh suara derap kaki kuda yang terdengar di kejauhan
Suara itu semakin lama semakin mendekat Me-nyadari hal
itu, ketiganya mau tak mau terganggu oleh kedatangan kudakuda
itu, Mereka makin terperanjat ketika rombongan kuda
berhenti tak jauh dari tempat itu, Apalagi ketika terdengar
suara orang berseru.

2106
"Di sana ada orang!"
Selanjutnya, terdengar lagi suara derap kaki kuda,
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek tahu, bahwa jejak mereka
telah diketahui orang,
"Liat Hwe tua, kau punya suatu akal?"
"Ilmu Hian Sian Hoatku masih bisa digunakan," sahut Liat
Hwe Cousu dengan tenang.
Tong Hong Pek manggut-manggut
"Bagus! Asalkan saja yang datang itu bukan Liok Ci Khim
Mo, kita pura-pura tidak ada urusan, Berdasarkan nama kita
berdua, mungkin tiada seorang pun berani turun tangan
terhadap kita!"
Liat Hwe Cousu tertawa,
"Tong Hong Pek, tak disangka kita berdua masih harus
dengan siasat kota kosong."
"Selain siasat ini, sudah tiada akal lain. sekarang mari kita
duduk bersandar pada pohon!"
Ketiganya bangkit berdiri, kemudian duduk bersandar pada
pohon yang besarnya tiga pelukan orang. Mata mereka
mengawasi dengan hati-hati ke sekitar tempat itu. Dan karena
khawatir kalau-kalau ada musuh yang membokong, maka
ketiganya menghadap ketiga penjuru.

2107
Sementara suara derap kaki kuda sudah dekat sekali. Tak
lama kemudian terdengar orang-orang itu mulai berlompatan
turun dari punggung kuda, Hali Lu Leng mulai berdebar-debar
ketika matanya melihat lima orang sudah berdiri tak jauh dari
mereka bertiga, Ternyata kelimanya adalah Sien Put Pah dan
Hai Sim Si Lo.
Lu Leng segera berbisik.
" Yang muda bernama Sien Put Pah, dan keempat orang
tua itu adalah Hai Sim Si Lo!"
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan suara
rendah,
"Sien Put Pah adalah adik Sien Thian Lok, itu gampang
diurus, Kita jangan pedulikan mereka!"
Melihat Liok Ci KhimMo tidak bersama mereka, Liat Hwe
Cousu segera melepaskan jubah abu-abunya, Di dalam
ternyata dia mengenakan jubah merah bagaikan api menyala.
Setelah meloncat dari punggung kuda, Sien Put Pah dan
Hai Sim Si Lo sebenarnya ingin langsung menerjang ke tempat
ketiga orang itu. Namun begitu melihat jubah merah menyala
itu air muka Sien Put Pah langsung berubah. Buru-buru dia
memberi isyarat agar Hai Sim Si Lo berhenti.
Sien Put Pah memandang Liat Hwe Cousu lama sekali
Kemudian maju selangkah sambil memberi hormat
"Kalau tidak salah, Cianpwee pasti adalah Liat Hwe Cousu
ketua Hwa San yang amat kesohor itu?"

2108
Liat Hwe Cousu tertawa dingin sambil menatap Sien Put
Pah dengan sorotan aneh, Ternyata dia telah mengerahkan
ilmu Hian Sin Hoat.
Sien Put Pah dan Hai Sim Si Lo merasa sukmanya seperti
terbetot Mereka terkejut bukan main sehingga langsung
mundur beberapa langkah. sesungguhnya siapa pun yang
terkena ilmu Hian Sin Hoat sulit untuk melepaskan diri. Namun
saat ini Liat Hwe Cousu dalam keadaan terluka parah, maka
Sien Put Pah dan Hai Sim Si Lo bisa mundur setelah mundur,
barulah mereka merasa agak tenang,
Padahal, dalam keadaan seperti sekarang ini, cukup Sien
Put Pah saja yang turun tangan maka Tong Hong Pek bertiga
tak akan mampu menghadapi nya. Namun nama Liat Hwe
Cousu memang sangat kesohor di kalangan rimba persilatan
Meskipun Hwa San Pai sudah kocar-kacir dikejar Liok Ci Khim
Mo dan banyak anggotanya yang mati, namun kebesaran
nama sang ketua masih disegani orang,
Liat Hwe Cousu tertawa dingin seraya menatap orang di
depannya,
"Bangsat kecil juga tahu nama Cousu!" ujarnya dengan
suara mendengus,
Mendengar itu, Sien Put Pah tahu dugaannya tidak
meleset Maka ketiganya bertambah terkejut dan mundur lagi,
Liat Hwe Cousu sedikit merasa lega karena mereka
mundur lagi, Kalau saat ini menambah nama Tong Heng Pek,
kemungkinan besar mereka berlima akan pergi karena
ketakutan
Karena itu, Liat Hwe Cousu segera memberitahukannya

2109
"Bangsat kecil, kau memang beruntung hari ini. Kalian
tidak hanya bisa bertemu Cousu, melainkan juga bisa bertemu
seorang pesilat tangguh lain."
Walau Liat Hwe Cousu terus memanggil Sien Put Pah
sebagai "Bangsat Kecil". Tapi orang itu sama sekali tidak
berani marah, sebaliknya malah menarik nafas dingin,
"Cousu bilang masih ada seorang pesilat tangguh lain,
siapa yang Cousu maksudkan itu?"
"Ha! Ha! Ha!" Liat Hwe Cousu lalu menunjuk Tong Hong
Pek, "Yang ini adalah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
bagaimana kau tidak mengenalnya?"
Mendengar nama tersebut, wajah Sien Put Pah langsung
berubah kelabu, Dia dan kawan- kawannya terperanjat
Kemudian cepat-cepat mundur beberapa langkah, Sien Put
Pah kelihatan terkejut sekali. Lelaki berwajah tampan dan
kelihatan baru berusia tiga puluhan itu, ketika baru melihat
memang merasa kenal, tapi tidak berpikir kalau orang itu
adalah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Dalam benak Sien Put Pah terbayang kembali, dua puluh
lima tahun lalu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek pergi ke Cing
Cou seorang diri membunuh Go Pak Liok Hiong, Go Lam Sam
Pang, dan membunuh Go Lam Sam Pang pangcu. Karena
Tong Hong Pek membunuh mereka semua, maka Sien Thian
Lok kakaknya tidak binasa di tangan mereka. Secara tidak
langsung Tong Hong Pek telah menyelamatkan kakaknya.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa dingin,
"Sudah lama tidak berjumpa, bagaimana kabarnya
kakakmu itu?"

2110
Keringat dingin tampak mengucur di sekujur badan Sien
Put Pah. Dia memberi hormat sebelum menyahut
"Baik! Baik! Terima kasih Tong Hong Tayhiap!"
Tong Hong Pek tertawa dingin lagi,
" Jangan sungkan-sungkan, kini kalian kakak beradik
sudah tumbuh sayap, apakah ingin menyulitkanku?"
Wajah Sien Put Pah tampak gugup.
"Tidak! Aku... tidak berani!"
Tong Hong Pek berkata dengan sikap dingin,
"Kau tidak berani? Kalau begitu mengapa kau melukai
muridku?"
Sien Put Pah menjawab dengan suara bergemetar.
"Aku memang harus mampus! Aku memang harus
mampus! perintah dari atasan sulit dibangkang, mohon Tong
Hong Tayhiap maklum!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa.
"Busur Api berada padaku, kau masih ingin
memperolehnya?"
"Aku tidak berani!" sahut Sien Put Pah dengan wajah
semakin gugup,

2111
"Meskinya kau tahu diri sekarang untuk apa kalau tak
segera pergi?"
Sien Put Pah menarik nafas lega,
"Ya! Ya!"
Melihat Sien Put Pah langsung membalikkan badannya, Hai
Sim Si Lo bertanya serentak dengan penuh keheranan
“Tuan Sien, siapa kedua orang itu?"
"Cepat pergi, jangan tanya!" bentak Sien Put Pah gusar
terhadap para anak buahnya itu.
Orang-orang Hai Sim Pai, jarang berkelana dalam rimba
persilatan maka Hai Sim Si Lo tidak kenal Liat Hwe Cousu dan
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Mungkin kalau tanpa Sien
Put Pah bisa jadi mereka langsung turun tangan dari tadi,
Naraun keempat orang itu tahu, kedudukan Sien Put Pah amat
tinggi dalam istana Ci Cun Kiong, Kini melihatnya begitu
ketakutan, mereka tahu kedua orang itu pasti berkepandaian
amat tinggi
Akan tetapi mendengar jawaban Sien Put Pah, mereka
berempat tampak tidak puas,
"Tuan Sien, apakah kepandaian mereka berdua begitu
hebat? perintah dari Ci Cun, haruslah kita sudahi begitu saja?"
Sien Put Pah masih berdiri membelakangi Liat Hwe Cousu
dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Dia merasa ada duri di
punggungnya rasanya ingin sekali segera meninggalkan
tempat itu, Maka mendengar pertanyaan Hai Sim Si Lo,
hatinya jadi gusar sekali

2112
"Kalau Tong Hong Tayhiap tak pernah ada hubungan
dengan saudaraku, saat ini kita berlima pasti sudah jadi
mayat," ujar Sien Put Pah menjelaskan "Apa kalian masih ingin
melawan mereka?"
Walau kedudukan Hai Sim Si Lo cukup tinggi dalam istana
Ci Cun Kiong, namun masih dibawah Sien Put Pah, Maka
mendengar perkataannya bernada gusar, mereka berempat
tidak berani banyak bicara lagi, Mereka meloncat ke punggung
kuda dan segera meninggalkan tempat itu, Mereka melarikan
kuda dengan kencang, hingga sebentar kemudian sudah jauh
sekali
Menyaksikan itu, Lu Leng merasa lega dan gembira.
"Guru, hanya karena nama kalian berdua, sudah membuat
mereka kabur ketakutan, Sungguh menggelikan!"
Akan tetapi, wajah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan
Liat Hwe Cousu tidak tampak berseri. Lu Leng tercengang
memandang kedua orang tua itu,
"Guru, apa masih ada yang tak beres ?"
Tong Hong Pek diam saja, Liat Hwe Cousu yang menyahut
"Kemungkinan besar mereka akan datang ke mari lagi."
"Mereka kabur ketakutan, bagaimana mungkin balik ke
mari lagi?" tanya Lu Leng heran,
Liat Hwe Cousu mendengus.
"Hm! Bocah, kau tahu apa? Cepat tutup mulutmu!"

2113
Timbul rasa gusar dalam hati Lu Leng, dia memandang
Tong Hong Pek seraya bertanya,
"Guru, betulkah mereka akan kembali ke sini?"
Tong Hong Pek berpikir sejenak, sebelum akhirnya
menjawab
"Sulit dikatakan!"
"Kalau begitu, mengapa kita tidak pergi saja?"
"Kalau pun dapat pergi, kita tidak bisa pergi jauh.
sebaliknya malah akan memperlihatkan kelemahan kita, Maka
lebih baik kita tetap di sini, berusaha agar bisa pulih dua tiga
bagian."
Lu Leng terkejut dalam hati,
"Semua ini gara-gara Liat Hwe Cousu. Kalau tidak
menyerang guruku tak akan mengalami luka parah seperti
ini!"
Wajah Liat Hwe Cousu langsung berubah.
"Omong kosong!" dengusnya,
Tong Hong Pek segera menatap Lu Leng,
"Anak Leng, jangan bicara sembarangan! Guru yang
keterlaluan sehingga membuat Liat Hwe tua jadi marah
besar."

2114
Mereka lalu diam, Semua memejamkan mata lagi, mulai
menghimpun hawa mumi. Mereka harus berupaya, untuk
segera memulihkan luka dalam masing-masing. Namun apa
yang diduga Liat Hwe Cousu rupanya benar, Tidak lama
mereka bisa menghimpun hawa murni, Sebab kemudian
telinga mereka kembali menangkap suara derap kaki kuda,
"Liat Hwe tua, bagaimana kau tadi yakin mereka akan
balik ke mari lagi?" bertanya Tong Hong Pek yang juga
tampak cemas begitu mendengar suara derap kaki kuda,
"Mereka berjumlah dua puluh orang lebih, Aku melihat
mereka. Salah seorang di antaranya Lam Thian It Ho Kiong Bu
Hong. Orang itu amat terkenal karena cukup aneh.
Kecerdasannya melebihi orang lain, maka aku tahu tidak dapat
mengelabuinya!"
Tong Hong Pek mengeluarkan suara menggumam tak
jelas.
"Aku duga memang mereka balik ke mari. Melihat kita
belum juga pergi, mungkin mereka tidak berani sembarangan
turun tangan."
Liat Hwe Cousu tertawa gelak,
"Ha! Ha! Ha! Kalau begitu, mudah-mudahan Beng Tu Lo
Jin yang di alam baka akan melindungimu!"
Wajah Tong Hong Pek berubah serius,
"Liat Hwe tua, kini bukan waktunya bergurau, kita harus
menggunakan siasat tadi!"

2115
Liat Hwe Cousu cuma mengangguk, tidak berkata apalagi.
sementara suara derap kaki kuda pun makin dekat
Tak lama kemudian tampak dua puluh ekor kuda berhenti
tak jauh dari tempat mereka bertiga, Namun Sien Put Pah
berada jauh di belakang, Tampaknya dia tidak berani
mendekati mereka bertiga,
Ternyata ketika berada di puncak Lian Hoa Hong, Liok Ci
Khim Mo murka bukan main, Sebab Lu Leng dan Tam Goat
Hua lolos, sementara putranya tak diketahui berada di mana,
Maka dengan membawa kegusaran dia langsung pulang ke
istana Ci Cun Kiong, Dia lalu mengerahkan seratus orang
berkepandaian tinggi. Mereka dibagi empat kelompok
berpencar mencari Oey Sim Tit dan mengejar Lu Leng serta
Tam Goat Hua untuk merebut Busur Api.
Setiap kelompok terdapat dua orang yang memiliki ilmu
Ginkang tinggi, agar dapat segera kembali ke istana Ci Cun
Kiong untuk melapor
Kebetulan yang menuju ke barat adalah kelompok
dibawah pimpinan Tancu Sien Put Pah. setelah mendirikan
istana Ci Cun Kiong, Liok Ci Khim Mo memang memberi
jabatan kepada para pengikut setia, Empat pelindung dan
Empat Tancu, pelindung Timur, pelindung Barat, pelindung
Utara, dan pelindung Selatan, Kali ini Liok Ci Khim Mo juga
mengutus keempat pelindung tersebut untuk mengejar Lu
Leng dan Tam Goat Hua. pelindung Timur adalah Hek Sin Kun.
Bersama seorang Tancu, dia berangkat ke arah timur,
sedangkan pelindung Barat adalah Lam Thian It Ho-Kiong Bu
Hong yang amat cerdik itu. Bersama Tancu Sien Put Pah dia
berangkat ke barat Yang mengikuti mereka adalah Hai Sim Si
Lo. Mereka terus mengejar ke arah barat, hingga menemukan

2116
Lu Leng, Namun ketika Lu Leng terluka muncul seseorang
menyelamatkannya,
Karena itu, mereka semua terus mengejar Lu Leng, Walau
sudah begitu jauh, mereka terus mengejar Mereka tidak
menemukan jejak Lu Leng, bahkan Oey Sim Tit pun tak
ketahuan jejaknya, Hai itu membuat Lam Thian It Ho-Kiong Bu
Hong jadi curiga, Maka dia berunding dengan Sien Put Pah.
Akhirnya Sien Put Pah membawa Hai Sim Si Lo kembali ke
tempat semula,
Ternyata Sien Put Pah ketakutan ketika bertemu Liat Hwe
Cousu dan Tong Hong Pek, sehingga langsung kabur bersama
Hai Sim Si Lo. Setelah berkumpul kembali dengan Lam Thian
It Ho-Kiong Bu Hong, barulah menarik nafas lega,
Kiong Bu Hong sudah berusia enam puluh lebih, wajahnya
kemerah-merahan dan tampak gagah, persis seperti seorang
tingkatan tua dalam rimba persilatan Hanya dia berhati amat
jahat Kalau membunuh orang tak pernah meninggalkan jejak,
bahkan diperhitungkan dengan matang sekali. Dia memang
cerdik, tapi juga licik.
Melihat ada ketidak beresan pada diri Sien Put Pah, Kiong
Bu Hong pun merasa curiga,
"Sien Tancu, apakah sudah menemukan jejak musuh?"
Walau sudah berada di tempat yang begitu jauh, Sien Put
Pah tetap masih merasa takut terhadap Tong Hong Pek dan
Liat Hwe Cousu,
"Jangan dikatakan lagi!"

2117
Kedudukan mereka boleh dikatakan setingkat tapi di
antara keduanya saling bertentangan dalam hati, Apabila Sien
Put Pah tidak menceritakan hal yang sebenarnya, dia khawatir
Kiong Bu Hong akan melapor kepada Liok Ci Khim Mo. Karena
itu dia segera memberitahu kannya,
"Bocah Lu itu memang ada, tapi ada dua orang yang
mendampinginya."
Kiong Bu Hong tertawa dingin,
"Siapa kedua orang itu? Kenapa Sien Tancu kembali
dengan tangan kosong?"
Pertanyaan tersebut membuat air muka Sien Put Pah
berubah.
"Pelindung Kiong, kedua orang itu merupakan orang luar
biasa, Yaitu Liat Hwe Cousu dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek!"
Tadi sikap Kiong Bu Hong amat angkuh, Namun
mendengar nama kedua orang tersebut air mukanya langsung
berubah.
Yang lain pun terkejut mendengar keterangan Sien Put
Pah.
"Pelindung Kiong, Sien Tancu! Lebih baik kita cepat-cepat
pergi melapor pada Ci Cun!" usul salah seorang anak buah.
Kiong Bu Hong berpikir sejenak, kemudian mendadak
mengangkat sebelah tangannya,
"Kalian jangan ketakutan dulu!"

2118
Seketika semua orang jadi diam Kiong Bu Hong bertanya
kepada Sien Put Pah.
"Sien Tancu, kalian bertarung dengan mereka?"
Sien Put Pah menyahut dengan dingin.
"Kalau bertarung, mana mungkin kami masih bisa kembali
ke sini?"
Kiong Bu Hong mengerutkan kening,
"lni sungguh mengherankan! Sien Tancu, ceritakanlah
keadaan itu!"
Sien Put Pah segera menceritakan keadaan Liat Hwe
Cousu dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. setelah
mendengar itu, sepasang biji mata Kiong Bu Hong berputarputar,
"Heran! Setahuku, Liat Hwe Cousu dan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek pernah bertikai, mereka berdua tidak akan
saling mengalah. Lagi pula mereka berdua bersifat keras,
Bagaimana mereka membiarkan kalian berlima kembali dalam
keadaan selamat?"
Sien Put Pah gusar dalam hati.
"Menurutmu, kami berlima harus jadi mayat di tempat
itu?"
Kiong Bu Hong tertawa terkekeh.

2119
"He! He! He! Sien Tancu jangan menganggapku banyak
urusan! Kita semua harus berbuat jasa terhadap Ci Cun."
Karena Kiong Bu Hong menyebut Bu Lim Ci Cun-Liok Ci
Khim Mo, maka Sien Put Pah tidak berani banyak bicara lagi.
"Menurutmu harus bagaimana?" tanyanya kemudian .
Kiong Bu Hong menyahut
"Menurutku, kita semua harus ke sana lagi melihat-lihat!"
Ketika mendengar itu, wajah semua orang langsung
berubah.
" perintah dari Ci Cun, harus merebut kembali Busur Api.
Kalian pasti memperoleh imbalan, mengapa kalian jadi takut
mati?"
Setelah Kiong Bu Hong membentak, semua orang tidak
berani bersuara Iagi. Mereka saling memandang, Masingmasing
telah mengambil ke-putusan, apabila Kiong Bu Hong
memaksa mereka ke sana, maka mereka akan bubar
Pergi menghadapi Liat Hwe Cousu dan Giok Bi Sin Kun-
Tong Hong Pek, sama juga pergi mencari mati Dari pada mati
sia-sia, maka lebih baik kabur
Terdengar Kiong Bu Hong berkata lagi.
"Tadi Sien Tancu dan Hai Sim Si Lo bisa kembali dengan
selamat, itu pasti ada sebabnya, Tidak apa-apa kita pergi ke
sana. Kalau mereka sudah pergi, tentu ada jejaknya, Kita
boleh menguntit mereka!"

2120
"Seandainya mereka masih berada di tempat itu, belum
pergi? Lalu kita harus bagaimana?" tanya Sien Put Pah.
Kiong Bu Hong tertawa dingin,
"Bagi yang takut mati, boleh berdiri agak jauh! Biar aku
yang menghadapinya!"
Mendengar Kiong Bu Hong berkata begitu, legalah hati
mereka. Siapa yang tidak takut mati? Kalau tidak takut mati,
mengapa harus bergabung dengan istana Ci Cun Kiong,
bersedia diperintah orang? Kini Kiong Bu Hong mau tampiL
Kalau sampai terjadi sesuatu bisa melarikan diri Karena itu
semua orang mengiyakan, Mereka segera memacukan kuda
masing-masing ke tempat yang dituju,
Akhirnya rombongan tiba di tempat itu, Dari jauh mereka
melihat tiga orang itu masih tetap duduk di bawah pohon.
Sien Put Pah paling cepat berhenti
Begitu melihat Liat Hwe Cousu dan Giok Bi Sin Kun-Tpng
Hong Pek, hati Kiong Bu Hong kebat-kebit Dalam jarak sekitar
dua puluh langkah dia menghentikan kudanya, Maka lainnya
ikut berhenti
Liat Hwe Cousu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Lu
Leng melihat kedatangan rombongan itu, Mereka terkejut
bukan main, karena menyadari kali ini tak mungkin
mengelabui mereka,
Namun wajah ketiganya sama sekali tidak berubah Tong
Hong Pek dan Liat Hwe Cousu menatap mereka dengan sikap
dingin dan tenang sekali Kiong Bu Hong memberanikan diri,
perlahan-lahan turun dari punggung kuda, Setelah itu dia
menatap Liat Hwe Cousu dan Tong Hong Pek.

2121
Mereka berdua tahu Kiong Bu Hong amat cerdik dan licik,
jarak begitu jauh seperti itu harus menghimpun hawa murni
untuk berbicara, Kalau begitu, asal membuka mulut, Kiong Bu
Hong akan segera tahu bahwa mereka berdua telah banyak
kehilangan tenaga,
Karena itu, perlahan-lahan Tong Hong Pek menyentuh Lu
Leng, kemudian berbisik
"Anak Leng, kau bertanya kepada mereka, mau apa
mereka ke mari?"
Lu Leng mengangguk lalu berseru sekeras-keras-nya.
"Kalian para penjahat, kalian mau cari mampus?"
Kiong Bu Hong masih terdiam sambil menatap Lu Leng,
Namun akhirnya membuka mulut,
"Maaf! Karena tahu Giok Bi Sin Kun dan Liat Hwe Cousu
berada di sini, maka kami datang untuk memberi salam!"
Ketika berkata begitu Kiong Bu Hong mengerahkan hawa
murni, agar Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu membuka
mulut,
Dia sudah menduga, kalau ada suatu sebab sehingga
mereka tidak bisa turun tangan, asal mereka membuka mulut,
dia sudah dapat memastikannya,
Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu sudah tahu akan
maksudnya, Maka dalam hati keduanya mencaci maki. Tibatiba
timbul suatu ide dalam benak Tong Hong Pek. Dia
merogoh ke dalam bajunya, mengeluarkan Busur Api.

2122
Ditaruhnya benda itu dua langkah di depannya, lalu memberi
isyarat pada Lu Leng dengan tatapan mata.
Lu Leng mengerti akan maksud gurunya, maka langsung
saja dia tertawa,
"Ha! Ha! penjahat tua jangan berbasa-basi, kalian datang
dengan menempuh bahaya, tentunya demi Busur Api ini. Kini
sudah berada di tanah, yang punya nyali boleh ke mari
mengambilnya!"
Kiong Bu Hong melihat Tong Hong Pek dan Liat Hwe
Cousu tetap tidak membuka mulut, Hatinya kian merasa
curiga, Namun biar bagaimana pun curiganya, dia tetap tidak
berani maju mengambil Busur Api itu,
"Ha! Ha! Apa yang dikatakan Lu siauhiap memang benar,
Kami datang hanya demi Busur Api!"
Lu Leng menghimpun hawa murni, lalu tertawa gelak,
"Ha! Ha! Ha! Kalau begitu, kenapa tidak mengambil Busur
Api itu?"
Ketika Lu Leng menghimpun hawa murni untuk tertawa
gelak, hati Kiong Bu Hong tergerak Dia tahu luka yang diderita
Lu Leng belum sembuh, Apakah Liat Hwe Cousu dan Tong
Hong Pek tidak bisa menyembuhkannya? Kalau begitu, sudah
pasti ada sebabnya,
Setelah berpikir demikian, nyalinya jadi besar.
Dia maju dua langkah. Begitu melihat Kiong Bu Hong
maju, Lu Leng terkejut sekali Namun dia tetap berlaku tenang.

2123
"Guru, ada orang ke mari cari mati!" ujarnya pada Tong
Hong Pek.
Mendengar kata-kata Lu Leng, Kiong Bu Hong langsung
berhenti, tidak berani maju lagi. sementara itu Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek tetap menatapnya lekat-lekat
"Anak Leng, kau berseru sekeras-kerasnya bahwa kami
tidak akan bergerak, Suruh mereka ke mari mengambil Busur
Api, Biar Liat Hwe tua nanti menghadapinya dengan Hian Sin
Hoat!"
Suara Tong Hong Pek amat lirih, hanya dapat didengar
oleh Lu Leng dan Liat Hwe Cousu, sesungguhnya Kiong Bu
Hong juga ingin dengar, tapi tidak dapat karena masih terlalu
jauh,
Dia cuma melihat bibir Tong Hong Pek bergerak-gerak,
sepertinya sedang berbicara pada Liat Hwe Cousu dengan ilmu
Coan ini Jip Pit (llmu Menyam-paikan Suara), itu merupakan
ilmu yang amat tinggi. Hanya mereka yang punya Lweekang
pada taraf sempurna mampu menggunakan ilmu tersebut
Karena itu Kiong Bu Hong semakin tidak berani maju, Dia
berdiri di tempat
Lu Leng berseru sekeras-kerasnya.
"Kalian para penjahat, dengarkan baik-baik! Busur Api
berada di hadapan kami. Siapa di antara kalian yang punya
nyali, boleh ke mari mengambilnya! Guruku dan Liat Hwe
Cousu tidak akan bergerak Siapa yang punya nyali silakan
ambil Busur Api itu!"

2124
Setelah Lu Leng berkata begitu, semua orang mulai
berkasak-kusuk mendiskusikan itu.
Walau Liat Hwe Cousu dan Tong Hong Pek berkepandaian
amat tinggi, namun pasti sutit membunuh orang tanpa
bergerak sama sekali Mereka berdua adalah tokoh pesilat
tangguh yang amat terkenal tentunya tidak akan ingkar janji
Apabila berhasil memperoleh Busur Api itu, mereka akan dapat
imbalan dari Liok Ci Khim Mo, kedudukan pun akan dinaikkan
Maka seketika ada beberapa orang yang tergerak hatinya,
Sesungguhnya Kiong Bu Hong juga ingin turun tangan
sendiri. Namun dia berhati licik, sudah pasti tidak akan pergi
menempuh bahaya, Karena itu dia berkata dengan suara
dalam.
"Saudara-saudara! Siapa di antara kalian yang ingin ke
sana mengambil Busur Api itu?"
Seketika juga salah seorang menyahut. "Aku!"
Orang itu maju beberapa langkah, tapi berhenti tak
bergerak lagi Orang itu agak kurus berusia tiga puluhan, Di
saat melangkah maju dia tampak gagah. Setelah mendekati
Liat Hwe Cousu dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, teringat
akan kepandaian mereka berdua yang amat tinggi, membuat
nyalinya jadi ciut Bahkan sekujur badannya bergemetaran.
Kiong Bu Hong segera berseru.
"Saudara, kenapa kau tidak maju lagi? Apakah ingin
mundur kembali?"
Lu Leng juga berseru.

2125
"Hei! Kau ingin jadi orang gagah, ayo! Cepat ke mari!"
Orang itu salah tingkah, akhirnya nekat melangkah maju
lagi dengan hati deg-degan. Ketika berada di hadapan Busur
Api, kira-kira lima langkah, gigi orang itu terus berbunyi
gemertukan. sepasang kakinya terasa lemas, sulit baginya
untuk maju lagi, sejenak kemudian melangkah lagi,
Semua orang yang berdiri sekitar dua puluh langkah
tampak tegang sekali, Bahkan bernafas pun tidak berani.
Begitu pula Liat Hwe Cousu, Tong Hong Pek, dan Lu Leng,
Mereka tegang. Liat Hwe Cousu sudah siap dari tadi, sepasang
matanya terus menyorot aneh. Namun orang itu justru terus
menundukkan kepala, tidak berani menatap kedua tokoh tua
di depannya. itu membuat Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu
jadi gugup. Sebab, ilmu Hian Sin Hoat bisa digunakan dengan
cara beradu pandang pada mata lawan,
Orang yang maju itu ternyata bernyali kecil, sehingga tidak
berani mendongakkan kepala, Maka Liat Hwe Cousu tidak
dapat menggunakan ilmunya itu. Apakah orang itu akan
berhasil mengambil Busur Api tersebut?
Sepasang kaki orang itu bergemetar, namun akhirnya
berhasil juga maju selangkah. sehingga kini dia sudah berada
di hadapan Busur ApL Asal membungkukkan badan, dia pasti
berhasil mengambil Busur Api itu. Tapi dia tetap menundukkan
kepala, tidak berani memandang mereka,
Betapa paniknya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek melihat
orang itu mulai membungkukkan badannya, siap mengambil
Busur Api.

2126
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengeluarkan suara
batuk dan berkata.
"Kau...!"
Sebetulnya dia ingin menyuruh orang itu mendongakkan
kepala, agar Liat Hwe Cousu dapat menggunakan ilmu Hian
Sin Hoat
Akan tetapi, setelah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
mengeluarkan suara batuk dan sepatah kata, orang itu
langsung berteriak-teriak aneh,
“Tong Hong Tayhiap, ampuniku!"
Orang itu membalikkan badan, dan langsung berlari pergi.
Baru sekitar tiga langkah dia terjatuh. Dari mulutnya tampak
mengalir cairan berwarna hijau, celananya basah dan
sepasang matanya mendelik Saking ketakutan, nyali orang itu
pecah dan nyawanya melayang seketika,
Kejadian itu, justru sungguh diluar dugaan Tong Hong Pek
dan Liat Hwe Cousu, Mereka berdua menahan tawa dan saling
memandang, sedangkan Lu Leng tertawa terbahak-bahak.
"Ha! Ha! Ha! Baru kali ini aku menyaksikan orang mati
ketakutan, siapa mau ke mari lagi?"
Namun orang yang mati karena mendengar batuk Tong
Hong Pek, dalam rimba persilatan memperoleh sedikit nama,
ilmu silatnya cukup lumayan, namun nyalinya amat kecil,
Ketika Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengeluarkan suara
batuk, orang itu mengira Tong Hong Pek turun tangan
terhadapnya. sehingga karena begitu takut nyalinya sampai
pecah. Bahkan nyawanya melayang seketika,

2127
Setelah orang itu binasa yang lain segera mundur,
termasuk Kiong Bu Hong. Mereka saling pandang-memandang
dengan air muka berubah tak menentu. Lama sekali tiada
seorang pun yang berani maju mengambil Busur Api itu.
"Tiada yang berani ke mari lagi? Liat Hwe Cousu dan
guruku berbelas kasihan terhadap kalian, masih belum mau
enyah dari sini?" seru Lu Leng yang bergembira.
Tampak beberapa orang melangkah mundur lagi, Namun
tidak begitu jauh, hanya berdiri di sisi Sien Put Pah.
Kiong Bu Hong menarik nafas dalam-dalam, kemudian
mengerutkan kening seraya membatin jelas orang itu binasa
karena saking ketakutan.
Berdasarkan nama besar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
masuk akal kalau orang mati ketakutan, Kini keadaan Tong
Hong Pek dan Liat Hwe Cousu, memang sulit diraba,
seandainya Kiong Bu Hong mengajak semua orang pergi,
kemungkinan besar Liok Ci Khim Mo akan menyalahkannya,
bahkan kedudukannya akan dicopot, Lagi pula kalau urusan ini
tersiar keluar, betapa malunya terhadap orang-orang
persilatan Akan disembunyikan ke mana mukanya yang dicap
sebagai pengecut besar
Walau Kiong Bu Hong berpikir demikian, tapi dia amat
licik, sama sekali tidak berani maju untuk mengambil Busur
Api itu.
Setelah berpikir lama sekali, akhirnya dia tertawa gelak
membangkitkan semangatnya.
"Ha! Ha! Ha! Tong Hong Tayhiap memang hebat, tanpa
bergerak sudah membuat orang mati ketakutan!"

2128
Lu Leng segera menyahut
"Guruku telah bilang, beliau sama sekali tidak akan turun
tangan! Busur Api berada di depan, silakan ambil!"
"Tentunya kami percaya bahwa Tong Hong Tayhiap dan
Liat Hwe Cousu tidak akan turun tangan, sebab kalian berdua
hanya ingin mencoba nyali seseorang di antara kami! Ya,
kan?"
Kiong Bu Hong memang licik, Saat ini dirinya sendiri tidak
akan turun tangan mengambil Busur Api itu. Sedang kalau
menyuruh bawahannya, sudah pasti tiada seorang pun yang
mau, Karena itu, dia berkata begitu agar Liat Hwe Cousu dan
Giok Bin Sin Kun tidak akan turun tangan,
Secara tidak langsung, dia juga memberitahukan pada
semua orang, bahwa siapa pun boleh untuk mengambil Busur
Api itu, Orang yang binasa tadi, hanya karena begitu
ketakutan sehingga nyalinya pecah menyebabkan
kematiannya.
Begitu Kiong Bu Hong usai berbicara, suasana mulai
berubah. Para anak buahnya berbisik-bisik merundingkan
sesuatu.
Mereka tahu, siapa yang dapat mengambil Busur Api itu,
tentunya berjasa besar bagi Liok Ci Khim Mo.
Namun semua orang termasuk Sien Put Pah, sama sekali
tidak tahu Kiong Bu Hong punya suatu rencana lain dalam
hati,
Berselang beberapa saat kemudian, terdengar seseorang
berseru lantang.

2129
"Biar aku yang coba!"
Semua orang langsung menoleh padanya. seseorang
berbadan cukup tinggi besar dan brewokan melangkah ke
depan, Kalau dilihat dari bentuk tubuhnya dapat diketahui dia
memiliki tenaga yang amat besar jelas seorang ahli Gwakang
(Tenaga Luar)!
Tadi Tong Hong Pek melihat semua orang sudah mundur
Tapi gara-gara perkataan Kiong Bu Hong barusan, semua.
orang terpengaruh kembali Kini muncul lagi seseorang untuk
maju mengambil Busur Api.
Hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek jadi gugup, Dia
menoleh memandang Liat Hwe Cousu. Tampak wajah ketua
Hwa San Pai itu berseri sambil manggut-manggut pada Tong
Hong Pek. itu membuat Tong Hong Pek tertegun Sudah ada
orang maju lagi kenapa Liat Hwe Cousu tampak begitu
tenang?
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek akhirnya mengerti juga,
Ternyata Liat Hwe Cousu begitu tenang, karena orang yang
maju itu ahli tenaga luar sedangkan saat ini, Liat Hwe Cousu
sudah banyak kehilangan hawa murni,
Apabila yang maju itu memiliki Lweekang tinggi maka
orang tersebut tidak akan terpengaruh oleh ilmunya,
Di saat Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu saling
memandangi orang itu sudah berjalan lebar mendekati Busur
Api.
Dia tidak sama dengan orang yang binasa tadi, Orang ini
berjalan sambil menatap Liat Hwe Cousu dan Tong Hong Pek,
setelah dekat mendadak sekujur badannya mulai merinding,

2130
Agar dapat membangkitkan keberanian nya, maka dia
berteriak
"Aku tidak takut pada kalian! Tidak takut!"
Liat Hwe Cousu menyahut sambil tersenyum senyum,
"Siapa yang suruh kau takut pada kami?"
Suara Liat Hwe Cousu amat rendah, yang jauh tentu tidak
akan mendengarnya,
Orang itu sudah berada di hadapan Busur Api.
Begitu mendengar ucapan Liat Hwe Cousu, dia menoleh ke
arahnya, Maka matanya saling beradu tatap dengan mata Liat
Hwe Cousu, sehingga Liat Hwe Cousu punya kesempatan
untuk mengerahkan ilmu Hian Sin Hoat,
Melihat mata Liat Hwe Cousu menyorot aneh, orang itu
tertegun Kalau saja, orang itu berlaku tenang dan mengambil
Busur Api, tentu Liat Hwe Cousu dan Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi nampaknya
orang ini kurang pandai mengamati
Ketika melihat sepasang mata Liat Hwe Cousu bersinar
aneh, dia seperti tergetar dan berpikir, mainan apa itu?
Karena pikirannya terganggu dan terus menatap Liat Hwe
Cousu hingga akhirnya orang itu mulai terpengaruh oleh ilmu
Hian Sin Hoat, suatu ilmu rahasia dari Hwa San Pai.
Akibat dari merasuknya pengaruh itu, dia harus menuruti
perintah Liat Hwe Cousu,

2131
Pihak orang-orang Ci Cun Kiong tegang bukan main,
sedangkan Kiong Bu Hong terus memperhatikan dengan mata
tak berkedip. Dari tempat yang agak jauh dia hanya melihat
bibir Liat Hwe Cousu bergerak-gerak, Karena tidak tahu apa
yang dikatakannya justru membuatnya resah.
Semua melihat orang itu telah berada di hadapan Busur
Api. Hanya dengan membungkukkan badan sudah bisa
mengambil Busur Api itu, Namun dia tidak melakukan hal itu,
melainkan hanya berdiri termangu-mangu. Menyaksikan
kejadian itu semua orang jadi heran dan tidak paham
sebenarnya yang telah terjadi
Sementara itu Liat Hwe Cousu yakin kalau ilmunya telah
berhasil mempengaruhi orang itu. Dengan perasaan gembira
dia berbisik pada Lu Leng,
"Lu Leng, sekarang tanyakan padanya siapa namanya,
kemudian kau suruh dia mencaci maki Liok Ci Khim Mo!
setelah itu, suruh bunuh diri! ini akan membuat mereka semua
kabur ketakutan!"
Selama ini Lu Leng belum pernah menyaksikan ilmu Hian
Sin Hoat, Maka mendengar perintah dari Liat Hwe Cousu,
tampaknya dia belum percaya.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berbisik
"Anak Leng, turuti saja apa yang dikatakan Liat Hwe tua!"
Lu Leng mengangguk, lalu berseru
"Katakan siapa namamu?!"

2132
"Namaku Oey Pah!" sahut orang itu dengan suara lantang,
Namun sedikit pun dia tidak bergerak, bahkan matanya terus
mendelik suaranya yang lantang itu didengar semua orang,
membuat mereka terperangah.
* * * *
Bab 100
Lu Leng memandang ke arah orang mengaku bernama
Oey Pah itu.
"Oey Pah! Kau harus mencaci maki Liok Ci Khim Mo!"
ujarnya memerintah kan.
Oey Pah manggut-manggut, lalu mencaci maki sekeraskerasnya.
"Liok Ci Khim Mo adalah penjahat besar, bangsat jahanam!
Dia tak ubahnya binatang! Aku tidak akan mengakuinya lagi
sebagai Bu Lim Ci Cun!"
Ketika Oey Pah mencetuskan cacian itu, air muka Kiong Bu
Hong langsung berubah. Dia cukup berpengetahuan, hingga
tahu kalau Oey Pah telah kehilangan kedasarannya, Dia yakin
Oey Pah telah terpengaruh ilmu Hian Sin Hoat yang
dikerahkan Liat Hwe Cousu.
"Oey Pah, cepat kembali!" bentak Kiong Bu Hong tampak
geram sekali.
Akan tetapi, Lu Leng juga cepat berteriak lebih keras dari
suara Kiong Bu Hong,

2133
"Oey Pah! Kau adalah manusia busuk, percuma kau hidup
di dunia, lebih baik bunuh diri saja!"
"Ya!"
Tanpa ragu Oey Pah langsung menyahut seperti itu.
Segera diangkat tangan kanannya menghantam ubun-ubun
sendiri.
Tanpa mengeluh dia menghancurkan ubun-ubun-nya
sendiri. Darah berceceran membasahi sekujur tubuhnya. Oey
Pah ambruk dan langsung tewas.
Menyaksikan itu, Kiong Bu Hong menyurut mundur
beberapa langkah,
Semua orang pun ikut mundur sehingga jadi kacau balau.
Sien Put Pah berseru.
"Aku bilang apa?"
Dia langsung meloncat ke atas punggung kuda, Dan tanpa
menoleh lagi langsung menghentak kudanya, melesat
meninggalkan tempat itu.
Yang lain pun berebutan meloncat ke punggung kuda,
Terdengar ringkikan kuda yang amat ramai, semua kabur
dengan ketakutan, termasuk Kiong Bu Hong,
Setelah mereka pergi jauh, Liat Hwe Cousu, Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek dan Lu Leng tertawa terbahak-bahak
Liat Hwe Cousu berkata,

2134
"Tuan Tong Hong, kau memang hebat! Hanya dengan
suara batuk saja sudah dapat membuat orang mati
ketakutan!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa.
"Liat Hwe tua, janganlah kau menggunakan ilmu Hian Sin
Hoat terhadap ku, sebab aku belum mau bunuh diri, Iho!"
Walau Tong Hong Pek tidak secara langsung memuji Liat
Hwe Cousu, itu jelas dari ucapannya yang terakhir. Tentu saja
Liat Hwe Cousu merasa bangga dan senang, sebab yang
memuji dirinya bukan tokoh sembarangan Maka orang tua ini
tertawa, tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya,
"Tuan Tong Hong, kalau dari tadi kau sudi berkata
demikian, kita berdua tidak perlu bertarung hingga kehilangan
banyak hawa murni!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum.
"Liat Hwe tua, kau pun kenapa tadi tidak mau berkata
seperti barusan ?"
Mereka berdua saling memandangi lalu tertawa terbahakbahak.
Dengan tawa itu, maka lenyaplah unek-unek dalam
hati masing-masing.
Perlahan-lahan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bangkit
berdiri. Dia hendak segera mengambil Busur Api di depannya.
Namun ketika hendak membungkukkan badan, mendadak
terdengar suara tawa dari atas pohon, Bersamaan dengan itu
berkelebat sosok bayangan ke arahnya,

2135
Tong Hong Pek, Liat Hwe Cousu dan Lu Leng terkejut
sekali. Dalam sekejap sosok bayangan tersebut sudah berada
di hadapan Tong Hong Pek, dan secepat itu pula Busur Api
tahu-tahu saja telah disambarnya,
Bukan main terkejutnya Tong Hong Pek, mendapat Busur
Api sudah berpindah ke tangan orang itu, Begitu menyadari
hal itu dia langsung melancarkan pukulan keras ke arah orang
tak dikenal itu, sebenarnya pukulan yang dilancarkan Tong
Hong Pek sangat hebat sebuah kekuatan yang mampu
menghancurkan batu besar Namun aneh, saat itu pukulannya
seakan tak mengandung tenaga ketika mendarat pada
sasarannya.
Plak!
Pukulan Tong Hong Pek mendarat di punggung orang itu,
Namun orang tak dikenal itu malah tertawa gelak sambil
mencelat ke samping,
Liat Hwe Cousu dan Lu Leng segera maju, Namun orang
itu langsung melancarkan dua buah pukulan, sehingga
membuat keduanya terdesak mundur
Melihat Lu Leng dan Liat Hwe Cousu terdesak, orang itu
menghentikan serangan dan mencelat ke tempat yang agak
jauh, Dia mengenakan jubah berwarna keperakan dan
bersulam gambar tengkorak, Usianya sekitar empat puluhan,
tapi masih tampak gagah. Orang itu tertawa bergelak,
"Tuan Tong Hong, Liat Hwe Cousu! Hari ini aku terpaksa
bertindak kasar terhadap kalian, karena terlampau berani
merebut Busur Api ini, Harap kalian jangan menyalahkanku!
Ha ha haaa.,.!"

2136
Air muka Tong Hong Pek, Liat Hwe Cousu dan Lu Leng
terkejut begitu tahu orang itu. Mereka memang sangat
terkejut dengan kejadian yang sungguh di luar dugaan ini,
Bersusah payah menghalau Kiong Bu Hong dan lainnya, tetapi
tak disangka tiba-tiba muncul Kim Kut Lau merebut Busur Api
tersebut
Kalau mereka bertiga tidak terluka parah, cukup Lu Leng
seorang diri sudah dapat mengalahkannya
Namun keadaan saat ini Kim Kut Lau yang berada di atas
angin,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa mendengar
ucapan lelaki separuh baya itu,
"Kami tidak menyalahkanmu! Tapi untuk apa kau merebut
Busur Api itu?"
Kim Kut Lau pun ikut tertawa,
"Tentunya untuk dibawa ke istana Ci Cun Kiong, Akan
kuserahkan busur ini kepada Liok Ci Khim Mo, maka aku
berhak menerima kedudukan tinggi!"
"Tidak salah!" ujar Tong Hong Pek dengan tatapan mata
dingin, "ltu memang cara terbaik untuk bergabung dengan
istana Ci Cun Kiong!"
Kim Kut Lau tertawa lagi,
"Ha! Ha! perkataanmu memang benar, tapi
kedengarannya kau menyindirku!"
Tong Hong Pek tersenyum dingin,

2137
"Oh, ya?"
Kim Kut Lau terus tertawa, kemudian membusungkan
dada angkuh,
"Aku bersembunyi di atas pohon, Bagaimana keadaan
kalian bertiga, aku sudah tahu dengan jelas. sekarang kalian
masih berani mencetuskan perkataan yang menyindir?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek terdiam begitu
mendengar ucapan Kim Kut Lau. Kenyataannya dirinya dan Lu
Leng serta Liat Hwe Cousu memang sedang mengalami luka
dalam. sementara itu Lu Leng yang begitu gusar langsung
membentak
"Kau berani merebut Busur Api dan berlaku kasar pada
guruku?"
Kim Kut Lau menyimpan Busur Api ke dalam bajunya
sambil tertawa-tawa,
"Bocah busuk, ajalmu telah tiba!" dengus Kim Kut Lau.
“Tampaknya kau belum juga menyadarinya!"
Ketika mendengar Kim Kut Lau berkata begitu, terkejutlah
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Dia dapat melihat jelas
sepasang mata Kim Kut Lau memang memancarkan hawa
membunuh
Walau pihaknya berjumlah tiga orang, namun mereka
telah terluka parah. Lagi pula Kim Kut Lau berkepandaian
tinggi. Kalau dia berniat membunuh, kemungkinan besar
mereka bertiga akan mati di tangannya,

2138
Karena itu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek segera
menoleh ke arah Lu Leng,
"Anak Leng, jangan banyak bicara, biar dia pergi!"
Tong Hong Pek terpaksa mengucapkan hal itu demi
keselamatan mereka bertiga, Dia inginkan Kim Kut Lau segera
pergi, meskipun telah kehilangan Busur Api. Lain waktu masih
bisa berusaha merebut kembali busur itu,
Akan tetapi, Kim Kut Lau amat licik. Diam-diam dia sudah
mengambil keputusan untuk menghabisi ketiga orang itu.
Karena itu, dia menyahut sambil tersenyum sinis,
"Tuan Tong Hong, urusan tidak segampang itu!" Tong
Hong Pek tertawa. "Ha! Ha! Baik, baik! Oh ya, Liat Hwe
Cousu, kau mau bicara apa?"
Wajah Liat Hwe Cousu kehijau-hijauan, Dia sama sekali
tidak bersuara. sementara itu Lu Leng tahu saat ini dirinya
bukan tandingan Kim Kut Lau. Namun kekerasan hatinya
mendorong niatnya untuk mengadu nyawa dengan Kim Kut
Lau, Maka tiba-tiba saja dia mengayunkan golok pusaka Su
Yang To, merangsek ke arah Kim Kut Lau,
Kim Kut Lau tertawa panjang sambil mencelat
menghindarkan serangan Lu Leng. Sambil bergerak tangannya
mengibas ke arah pinggang Lu Leng. Plak!
Lu Leng terpental jatuh. Karena melihat Lu Leng terpental
oleh serangannya,
"Kim Kut Lau, beranikah kau memandangku?" bentak Liat
Hwe Cousu yang berang sekali.

2139
Kim Kut Lau maju beberapa langkah, kemudian
menendang Lu Leng, Golok pusaka Su Yang To terpental.
Sambil tertawa Kim Kut Lau membalikkan badannya ke arah
Liat Hwe Cousu,
"Liat Hwe tua, saat ini ilmu Hian Sin Hoat hanya dapat
mempengaruhi orang semacam Oey Pah! Takkan mungkin
dapat mempengaruhi diriku?"
Melihat kesombongan Kim Kut Lau, Liat Hwe Cousu geram
bukan main, Maka dia segera, mengerahkan Hian Sin Hoatnya,
Namun Kim Kut Lau memiliki Lweekang tinggi, maka Liat Hwe
Cousu tak dapat mempengaruhinya dengan ilmu itu,
"Ha! Ha! Ha! Liat Hwe tua, Tuan Tong Hong! Tems terang
saja, kalau hanya mengantar Busur Api ke istana Ci Cun Kiong,
mungkin kedudukanku tidak bisa di atas Empat Pelindung, tapi
kalau aku membawa serta kepala kalian...."
Meskipun kalimat terakhir itu tidak dilanjutkan Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek langsung tercengang dengan wajah
berubah hebat Begitu juga yang terjadi pada Liat Hwe Cousu,
Keduanya memahami maksud Kim Kut Lau yang menghendaki
kematian mereka bertiga,
Namun anehnya, belum sempat Liat Hwe Cousu menyahut
mereka melihat wajah Kim Kut Lau berubah.
Tong Hong Pek, Liat Hwe Cousu dan Lu Leng terheranheran.
Ketiganya yakin, bahwa Kim Kut Lau melihat sesuatu di
belakang mereka, sehingga air mukanya berubatr begitu.
Karena itu, mereka langsung menoleh dengan serentak
Ketika mereka menoleh, tampak sosok bayangan melesat
ke arah merekai

2140
Sesosok bayangan tampak berkelebat cepat bagaikan
segulung asap, Namun begitu melihat mereka segera tahu
siapa orangnya, Siapa lagi kalau bukan Oey Sim Tit, sebab
selain dia tak seorang pun memiliki Ginkang setinggi itu,
Kemunculan Oey Sim Tit di tempat ini, tentunya karena
berjumpa dengan Kiong Bu Hong dan lainnya sehingga tahu
mereka bertiga berada di situ!
Sekejap Oey Sim Tit sudah berdiri di hadapan Tong Hong
Pek, Kedatangan Oey Sim Tit membuat ketiga orang itu
merasa girang, namun juga berduka,
Mereka tahu, Hek Sin Kun saudaranya Kim Kut Lau telah
bergabung dengan istana Ci Cun Kiong, Tentunya mereka
tidak berani berbuat seenaknya terhadap Oey Sim Tit Namun
sebaliknya Oey Sim Tit pun pasti tidak akan membiarkan Kim
Kut Lau mencelakai mereka bertiga, inilah yang membuat
mereka bergirang dalam hati
Selain dari itu, mereka bertiga juga tahu, kedatangan Oey
Sim Tit akan merebut kembali Busur Api yang sudah susah
payah dibawa Lu Leng,
Meskipun Panah Api sekarang masih entah di mana
adanya, namun memperoleh Busur Api saja berarti masih
punya harapan, Tapi kini Busur Api pun harus lepas kembali
selanjutnya akan sulit merebutnya kembali inilah yang
menyebabkan hati mereka jadi berduka,
Ketika melihat Oey Sim Tit berdiri di hadapan, mereka
bertiga diam saja. sebaliknya Oey Sim Tit malah segera
memberi hormat

2141
"Tuan Tong Hong, aku mohon Busur Api itu dikembalikan
padaku!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum getir
"Sim Tit, Busur Api sudah tidak berada padaku!"
"Di mana?" tanya Oey Sim Tit tak sabaran, wajahnya
menyiratkan kecewa yang dalam.
Lu Leng menunjuk Kim Kut Lau.
"Berada padanya!"
Oey Sim Tit tahu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Lu
Leng tidak akan bohong, Maka segera dia tatap Kim Kut Lau.
Namun ternyata dia sama sekali tidak mengenalnya,
Sejak diusir Cit Sat Sin Kun-Tam Sen di Cing Yun Ling di
Go Bi San, Kim Kut Lau berpisah dengan Hek Sin Kun. Selama
ini dirinya bersembunyi di suatu tempat yang terpencil
persembunyian itu justru berada di sekitar tempat sekarang
dirinya bertemu orang-orang ini. Tadi dia sedang mengejar
seekor rusa yang berlari ke tempat itu. Ketika mendapati Tong
Hong Pek sedang bertarung dengan Liat Hwe Cousu, dia
segera meloncat ke atas pohon untuk menyaksikan mereka
dari tempat tersembunyi
Kini Hek Sin Kun saudaranya sudah bergabung dengan
istana Ci Cun Kiong, kedudukannya sebagai kepala pemimpin
wilayah timur, barat, utara dan selatan, Tentunya Kim Kut Lau
pun ingin pergi ke sana, Namun dia amat cerdik, kalau pergi
dengan tangan kosong, sudah pasti hanya memperoleh
kedudukan rendahan.

2142
Ketika melihat Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu
bertarung, timbullah suatu rencana dalam hatinya, Kebetulan
muncul Sien Put Pah dan Hai Sim Si Lo, kemudian Kiong Bu
Hong dan lainnya.
Setelah mereka pergi, dia pun langsung turun tangan
merebut Busur Api itu, Bahkan dia bermaksud memenggal
kepala ketiga orang itu untuk dipersembahkan kepada Liok Ci
Khim Mo.
Karena itu kedatangan Oey Sim Tit yang tak dikenalnya
membuat hatinya gusar Oey Sim Tit tampak masih menatap
orang di depannya!
“Tuan, bolehkah aku meminta busur itu kembali.,.?" Oey
Sim Tit meminta dengan penuh harap.
"Siapa kau?" dengus Kim Kut Lau menatap penuh selidik
pada Oey Sim Tit,
Lu Leng tertawa lalu menye!ak,
Bagian 49
"Mungkin kau harus memberi hormat kepadanya, karena
dia adalah putra Bu Lim Ci Cun-Liok Ci KhinrMo!"
Mendengar itu, diam-diam Kim Kut Lau terkejut dalam
hati,

2143
Walau dia tidak pernah berjumpa dengan Oey Sim Tit,
pernah didengarnya nama itu, Dia bahkan juga tahu Liok Ci
Khim Mo punya seorang putra yang berwajah buruk dan
memiliki Ginkang yang amat tinggi, Maka begitu melihat Oey
Sim Tit, Kim Kut Lau mempercayai omongan Lu Leng.
"Oh,., kau ternyata Tuan Muda Oey Sim Tit, terimalah
hormatku!" ujar Kim Kut Lau kemudian memberi hormat
"Apakah Busur Api berada padamu?" tanya Sim Tit.
Kim Kut Lau manggut-manggut.
"Tidak salah!"
Oey Sim Tit seketika merasa gembira sekali,
"Cepat berikan padaku! Cepat! Cepat!"
Kim Kut Lau tampak ragu. Susah payah merebut Busur Api
maksudnya ingin diserahkan kepada Liok Ci Khim Mo, agar
mendapat kedudukan tinggi dalam istana Ci Cun Kiong, Tapi
setelah berpikir sejenak, diserahkan kepada Oey Sim Tit juga
sama saja,
Tuan muda, aku menempuh bahaya untuk memperoleh
Busur Api ini. Aku memang ingin bergabung dengan ayahmu,
agar mendapat kedudukanku
Kim Kut Lau tak melanjutkan kata-katanya. Namun
rupanya Oey Sim Tit segera dapat memaklumi kata-kata orang
itu.

2144
"Oh, aku mengerti maksudmu Kau ingin mendapat
kedudukan tinggi, ayahku pasti menghargaimu, Aku pun amat
berterima kasih padamu."
Wajah Kim Kut Lau langsung berubah. Girang sekali
hatinya mendapat sambutan dari putra Liok Ci Khim Mo itu,
Tuan muda, lebih baik kujaga Busur Api ini sebelum tiba di
istana Ci Cun Kiong, Aku jamin lebih aman di tanganku !
Oey Sim Tit cepat menggelengkan kepala,
“Tidak! Tidak! cepatlah kau serahkan padaku! Aku tidak
menghendaki Busur Api itu jatuh ke tangan orang lain lagi!"
Kim Kut Lau jadi berpikir dan berpikir lagi, Dia ragu
kembali
"Kalau begitu, Tuan muda jangan melupakanku!" ujarnya
kemudian penuh harap,
Oey Sim Tit mengangguk
“Tentu!"
Kim Kut Lau memandang Tong Hong Pek bertiga lalu
be”rkata pada Oey Sim Tit
Tuan muda, mari kita ke sana! Aku akan serahkan Busur
Api padamu!"
Usai berkata, Kim Kut Lau melesat pergi. Kira-kira lima
puluh depa dari tempat itu dia berhenti Oey Sim Tit segera
mengikutinya,

2145
Tong Hong Pek bertiga melihat Kim Kut Lau mengeluarkan
Busur Api, diserahkan kepada Oey Sim Tit. Kemudian dia
menunjuk mereka bertiga sambil berbisik-bisik Tampak Oey
Sim Tit menggeleng-gelengkan kepala,
Meskipun tidak tahu apa yang dibisikkan Kim Kut Lau pada
Oey Sim Tit, mereka dapat menduga, pasti Kim Kut Lau ingin
membunuh mereka bertiga dan Oey Sim Tit justru
melarangnya,
Tampak mereka berdua bercakap-cakap sejenak Tak lama
kemudian Oey Sim Tit memberi hormat kepada Tong Hong
Pek, lalu melesat pergi bersama Kim Kut Lau. Sekejap mereka
berdua sudah tidak kelihatan
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa getir sambil
menggeleng-gelengkan kepala,
"Ke sana ke mari, akhirnya Busur Api itu tetap kembali
pada Liok Ci Khim Mo!" gumamnya kepada Lu Leng dan Liat
Hwe Cousu.
"Guru, asal Liok Ci Khim Mo tidak memusnahkan Busur Api
itu, kita pasti punya kesempatan merebut kembali!" ujar Lu
Leng meyakinkan
Tong Hong Pek menghela nafas panjang.
"Yaaah! Kini kita hanya berpikir begitu saja, Kita harus
segera menyingkir sebab Kim Kut Lau amat licik. Kemungkinan
besar dia akan balik ke mari lagi mencelakai kita."
Liat Hwe Cousu berkata dengan sengit

2146
"Kalau mereka jatuh ke tanganku, aku akan menyiksa
mereka habis-habisan!"
Tong Hong Pek cuma tersenyum getir Lu Leng memungut
golok pusaka Su Yang To. sementara Liat Hwe Cousu dan
Tong Hong Pek mengambil kayu, lalu keduanya melangkah
meninggalkan tempat itu. Kedua orang itu berjalan dengan
bantuan dahan kayu sebagai tongkat
Ketiganya terus berjalan meskipun mengidap luka dalam
cukup parah. Akhirnya sampailah mereka di suatu tempat
yang terjal dan berbatu-batu, Tak jauh dari tempat itu mereka
menemukan sebuah lobang yang bisa dijadikan tempat
beristirahat
Selama delapan hari mereka sama sekali tidak saling
berbicara, hanya duduk bersila menghimpun hawa murni,
Di antara mereka bertiga, Lu Leng yang mengalami luka
paling ringan. Malam itu dia sudah mulai membaik. Maka
selama beberapa hari ini dialah yang mencari air, buahbuahan
dan kelinci untuk makan, Hingga ketika hari
kesepuluh, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Liat Hwe
Cousu sudah pulih hampir sembilan bagian. Barulah hari itu
mereka menikmati sinar matahari
"Bocah, beberapa hari ini kami telah menyusahkanmu!"
ujar Liat Hwe Cousu sambil memegang bahu Lu Leng,
Lu Leng tahu, ucapan Liat Hwe Cousu barusan
berdasarkan ketulusan hatinya, juga pertanda adanya kesan
baik bagi dirinya.
"ltu memang harus kulakukan!"

2147
Liat Hwe Cousu mendongakkan kepala sambil tertawa
gelak,
"Saudara Tong Hong, setelah Liok Ci Khim Mo dibasmi,
partaimu punya seorang generasi penerus ini, masih pantas
dimeriahkan. Bagi Hwa San Pai untuk mencari pewaris
sungguh sulit sekali!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tahu akan maksud Liat
Hwe Cousu,
"Bagaimana? Apakah ingin berebutan murid denganku?"
tanyanya sambil menoleh.
Liat Hwe Cousu memandang Lu Leng lalu menghela nafas.
"Memang aku bermaksud demikian!" sahutnya kemudian
Mendengar pembicaraan mereka, Lu Leng merasa terkejut
Apakah setelah pulih dari luka mereka akan bertarung demi
memperebutkan dirinya? Begitu pikir Lu Leng.
Akan tetapi, wajah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sama
sekali tidak memperlihatkan kegusaran Lu Leng sempat
memperhatikan keduanya, Ketika mau membuka mulut, Tong
Hong Pek telah mendahuluinya
"Anak ini memang amat berbakat dan bertulang bagus.
Liat Hwe tua. Bukan aku ingin melecehkan, Hwa San Pai
terlalu ceroboh dalam memilih murid. Lihat sekarang banyak
murid Hwa San Pai yang telah bergabung dengan Liok Ci Khim
Mo, partai lain boleh dikatakan sudah tiada!"
Liat Hwe Cousu tertawa.

2148
"Ha! Ha! Kau mengatakan demikian ketika aku merasa
tidak akan punya murid lagi!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum,
"Liat Hwe tua, apabila kamu berminat, aku bersedia
menyuruhnya berguru padamu!"
Liat Hwe Cousu terbelalak
"Sungguh?"
Lu Leng segera berseru
"Guru, ini...."
Tong Hong Pek memutuskan perkataannya,
"Anak Leng, kau jangan memandang rendah Hwa San Pai
dan memandang rendah Liat Hwe Cousu, Dia memiliki
beberapa macam kepandaian yang amat hebat!"
"Guru, aku tetap orang Go Bi Pai!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa,
"Kalau begitu, apa salahnya kau mempelajari ilmu silat
Hwa San Pai?"
Liat Hwe Cousu tahu akan maksud tujuan Tong Hong Pek,
yakni menghendaki Lu Leng berguru padanya, agar jadi murid
Hwa San Pai juga. Kelak dia akan menjabat sebagai ketua Go
Bi Pai dan Hwa San Pai. ini memang belum pernah terjadi
dalam rimba persilatan, hanya saja harus orang yang berbakat

2149
dan bertulang bagus untuk bisa menjadi seorang ketua partai
macam itu.
Dan tampaknya baik Liat Hwe Cousu maupun Tong Hong
Pek, sama-sama mengetahui ketinggian bakat dan
kemampuan anak muda ini. Maka belum sempat Lu Leng
mengungkapkan perasaannya Liat Hwe Cousu telah
mendahuIuinya.
"Aku setuju!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memandang Lu Leng
sambil tersenyum. Maka Lu Leng tahu gurunya ternyata
memang punya maksud begitu, Berdebarlah hati Lu Leng
jadinya, sesungguhnya dalam rimba persilatan, semua partai
besar amat ketat. Tentang hal seperti itu jarang terjadi jadi
sebenarnya suatu kesempatan istimewa bagi Lu Leng. Apalagi
dia tahu gurunya sendiri yang menghendakinya Maka Lu Leng
tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini,
Rasa gembira itu membuat Lu Leng tertegun. Liat Hwe
Cousu yang berdiri di sisinya tidak tahu apa yang
dipikirkannya, Dia masih mengira Lu Leng tidak setuju, TimbuI
sedikit rasa gusar dalam hati hingga dia mengeluarkan suara
dengusan
"Hm!" Lalu berkata, "Benarkah kau memandang rendah
ilmu silat Hwa San Pai? Benarkah begitu ?
Lu Leng agak terkejut mendengar ucapan Liat Hwe Cousu,
"Aku tidak bermaksud demikian," sahutnya sambil
menoleh ke orang tua di sampingnya itu.
Liat Hwe Cousu tertawa gelak,

2150
"Ha! Ha! Ha! Kalau begitu, apakah kau tidak tahu maksud
gurumu?"
Lu Leng memandang Tong Hong Pek. Gurunya itu
manggut-manggut sambil tersenyum. Maka serta merta
pemuda itu bangkit dan bergerak ke depan Liat Hwe Cousu,
Dia langsung bersujud tiga kali di hadapan orang nomor satu
bagi Hwa San Pai itu,
"Teecu mengerti!" ucapnya sambil terus memberi
penghormatan.
Liat Hwe Cousu berdiri tegak di tempat, menerima
penghormatan Setelah itu, maju selangkah untuk
membangunkan Lu Leng, wajahnya tampak berseri-seri
diwarnai senyum gembira,
"Anak Leng. Kalau ketua Hwa San Pai menerima murid,
sesungguhnya merupakan urusan besar Mestinya
mengundang kaum rimba persilatan untuk menyaksikan serta
melaksanakan peresmian dengan upacara pula, Tapi, kini Liok
Ci Khim Mo berkuasa dalam rimba persilatan, maka terimalah
dengan cara sederhana ini aku menerima jadi muridku!"
Tong Hong Pek tertawa mendengar kata-kata Liat Hwe
Cousu,
"Liat Hwe tua, kau sungguh banyak tata tertib! Padahal
hanya menerima seorang murid saja!"
Wajah Liat Hwe Cousu terdiam. wajahnya tetap serius,
"Anak Leng, kau pasti berpikir, guru berkepandaian amat
tinggi, namun terhadap orang selalu berlaku sewenangwenang,
Ya, kan?"

2151
Mendengar kata-kata Liat Hwe Cousu, Lu Leng tersentak
Dia memang teringat akan perbuatan Liat Hwe Cousu di
gunung Tang Ku Sat. Naraun niat berguru pada Uat Hwe
Cousu ini memang karena Liat Hwe Cousu berkepandaian
amat tinggi, Dan ternyata guru barunya ini seperti dapat
membaca pikirannya.
Lu Leng segera berkata,
"Guru, teecu tidak berani!"
"Perbuatanku terhadapmu di gunung Tang Ku Sat, itu
memang keterlaluan Namun kini kita sudah jadi guru dan
murid, semua itu tidak perlu diungkit lagi, Ya, kan?"
Dari ungkapan kata-katanya yang tulus itu jelas kalau Liat
Hwe Cousu mengaku salah terhadapnya Dan ini merupakan
hal yang luar biasa, mengingat kedudukan ketua Hwa San Pai
ini di rimba persilatan Tanpa sungkan-sungkan dia
menyatakan hal itu kepada Lu Leng.
"Teecu terima perintah Suhu!" berkata Lu Leng dengan
penuh rasa hormat
Liat Hwe Cousu tersenyum memandang Lu Leng, "Baik!
Kau memang anak yang baik!" Lu Leng cuma tersenyum, tidak
bicara apa-apa. Gtok Bin Sin Kun-Tong Hbng Pek lalu bertanya
kepada Lu Leng, tentang bagaimana dia memperoleh Busur
Api itu.
Lu Leng segera menceritakannya. Tentang pengejarannya
terhadap empat orang buta bersama Tam Goat Hua, sampai
datangnya Liok Ci Khim Mo dan para anak buahnya.

2152
"Kini Busur Api itu lepas lagi dari tanganmu Tapi kurasa
tidak terlalu sulit untuk merebut kembali, meskipun kurasa
Liok Ci Khim Mo akan terus berada dalam istananya."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa, "Liat Hwe tua,
Liok Ci Khim Mo telah kehilangan Busur Api itu satu kali, kini
pasti berhati-hati sekali, Bagaimana kau katakan tidak begitu
sulit?"
Liat Hwe Cousu tersenyum.
"Busur Api merupakan benda pusaka dalam rimba
persilatan Tentunya Liok Ci Khim Mo tidak akan
memusnahkannya, Karena itu, kita punya kesempatan untuk
mengambimya. Yang paling sulit justru mencari panah Bulu
Api."
"Guru tahu panah Bulu Api itu berada di mana?" tanya Lu
Leng kepada Liat Hwe Cousu,
Liat Hwe Cousu menyahut
"Saudara Tong Hong, kau tahu tentang Mo Liong Seb Sih
yang bunuh diri?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut
"Walau Mo Liong Seh Sih mati sia-sia, tapi justru membuat
panah Bulu Api itu ada jejaknya," cetus Liat Hwe Cousu.
Betapa girangnya Tong Hong Pek dan Lu Leng mendengar
keterangan Liat Hwe Cousu itu,
"Jejak panah Bulu Api? Di mana?" tanya Lu Leng dan Tong
Hong Pek tak sabaran.

2153
Sesungguhnya mengenai hal itu, Liat Hwe Cousu tidak
akan memberitahukan kepada siapa pun, Namun kini boleh
dikatakan dia telah bekerjasama dengan Tong Hong Pek. Lagi
pula telah menerima Lu Leng sebagai murid, Maka dia harus
memberitahukan tentang rahasia jejak panah Bulu Api itu.
"Anak Leng, apakah kau masih ingat akan sepotong ujung
lengan baju yang terjepit di lempengan besi penutup makam
Nyonya Mo Liong Seh Sih?"
Lu Leng mengangguk
"lngat!"
"Jejak panah Bulu Api berkaitan dengan ujung lengan baju
itu." ujar Liat Hwe Cousu memberitahukan.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata sambil tertawa,
"Liat Hwe tua, janganlah kau jual mahal!" Liat Hwe Cousu
tersenyum.
"Siapa yang jual mahal? Hanya saja semua itu harus
dibicarakan secara jelas."
Tong Hong Pek manggut-manggut
"Baik! Baik! Kau boleh ceritakan perlahan-lahan saja."
Liat Hwe Cousu mengangguk.
Tentu! Ketika melihat ujung lengan baju itu, aku tahu pasti
ada orang memasuki makam Nyonya Mo Liong Seh Sih

2154
mencuri panah Bulu Api. Tapi untuk mengetahui siapa orang
itu...."
"Tidak salah. Kalau hanya berdasarkan ujung lengan baju,
bukankah sulit sekali untuk mengenali orang itu?"
Liat Hwe Cousu tertawa,
"Saudara Tong Hong, kau dicap sebagai orang cerdik dan
pintar! Kini aku harus pertimbangkan itu!"
Usai berkata, Liat Hwe Cousu mengeluarkan sepotong
ujung lengan baju yang telah hancur Ke-mudian diberikan
kepada Tong Hong Pek.
"Lihatlah ujung lengan baju ini, apakah kau dapat menerka
siapa yang telah memasuki makam Nyonya Mo Liong Seh Sih
di masa la!u?"
Tong Hong Pek melototi Liat Hwe Cousu, lalu menjulurkan
tangannya mengambil ujung lengan baju yang sudah hancur
itu, Diperhatikannya dengan sek-sama, Lama sekali barulah
dia mendongakkan kepala seraya berkata,
"Liat Hwe tua, pantas kau ke Lam Hai!"
Ucapan itu membuat Lu Leng terheran-heran. Sebaliknya,
Liat Hwe Cousu malah tertawa gelak.
"Ha! Ha! Ha! Salut! Salut!"
Lu Leng segera bertanya,

2155
"Guru berdua, sebetulnya Guru berdua sedang bertekateki
apa sih?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengibaskan tangannya,
maka ujung lengan baju itu beterbangan.
"Ujung lengan baju itu dibikin dari sabuk kelapa, Liat Hwe
tua! Apakah yang mencuri Panah Bulu Api itu adalah salah
seorang Thian Ho Si Lo, Tiat Yeh Tocu-Tiat Sin Ong?"
* * * *
Bab 101
Liat Hwe Cousu manggut-manggut mendengar pertanyaan
itu.
"Tidak salah, aku pun dengar Lu Leng mengatakan bahwa
di dalam peti mati terdapat secarik kertas. Tiat Sin Ong
memang selalu bertindak misterius, maka kuduga pasti dia
yang melakukannya!"
Tong Hong Pek tampak gembira.
"Kalau begitu, kepergianmu ke Lam Hai pasti sudah
memperoleh hasilnya kan?"
Liat Hwe Cousu menghela nafas panjang.
"Ketika aku menduga Tiat Sin Ong yang melakukannya,
aku pun segera berangkat ke pulau Tiat Yeh To. Namun
ternyata amat mengecewakan"

2156
“Apakah Tiat Sin Ong masih hidup, maka dia tidak sudi
memberikanmu Panah Bulu Api itu? Ataukah... kau tak
sanggup melawannya?" sentak Tong Hong Pek penasaran
Sesungguhnya Tiat Sin Ong memang masih hidup, Bahkan
Tam Goat Hua pernah bertemu beliau, hanya gadis itu tidak
pernah menceritakan kepada siapa pun. sehingga sampai kini
tak seorang pun yang tahu tentang itu.
Liat Hwe Cousu menghela nafas lagi,
"Seandainya Tiat Sin Ong masih hidup, urusan ini pasti
akan beres!"
"Kalau begitu," sahut Tong Hong Pek. "Apakah para
muridnya tidak bersedia menyerahkan Panah Bulu Api itu
kepadamu?"
Liat Hwe Cousu menggeleng kepala,
"Juga bukan!"
Lu Leng kelihatan tidak sabaran maka segera berkata,
"Guru, cepat beritahukan!"
"Setelah Beng Tu Lojin meninggal, Tiat Sin Ong pun pergi
dari pulau Tiat Yeh To untuk melawat. Para penghuni pulau itu
yang berkepandaian tinggi sudah tidak begitu banyak."
Tong Hong Pek dan Lu Leng diam saja, Mereka berdua
hanya mendengar tidak ingin menyela.

2157
"Aku duga, peristiwa pencurian panah Bulu Api itu setelah
dia melawat, Hanya yang membuatku heran, sekarang sudah
hampir dua puluh tahun tak pernah terdengar jejaknya,
Entahlah dia menghilang ke mana?" Uat Hwe Cousu
menggeleng-gelengkan kepala,
Kemudian Tong Hong Pek pun berkata, "Tiat Sin Ong,
Thian Sun Sianjin dan Pian Liong Sian Po pernah berjumpa di
Cing Yun Ling Go Bi San. setelah itu mereka bertiga tak
pernah meninggalkan jejak, Aku tahu dari Lu Leng, bahwa
Thian Sun Sianjin dan Pian Liong Sian Po meninggal di pulau
Hek Ciok To. Tapi mengenai Tiat Sin Ong sama sekali tiada
kabar beritanya. Berada di mana, sudah mati, atau masih
hidup, masih merupakan sebuah teka-teki!" setelah terdiam
sesaat, Liat Hwe Cousu kembali berkata,
"Benar, Aliran ilmu silat pulau Tiat Yeh To tentunya tidak
akan lenyap begitu saja. Berhubung Tiat Sin Ong tidak kembali
ke pulau itu. Maka para muridnya berangkat ke Tionggoan
mencari nya. Ke-mungkinan besar para muridnya telah
meninggal di Tionggoan. Aaaah! Kini harus ke mana mencari
Tiat Sin Ong? Lagi pula sudah sekian lama, mungkin dia telah
meninggal!"
Seusai Liat Hwe Cousu berkata begitu, mereka lalu diara,
Ketiganya seakan dilanda rasa bingung. Kini mengenai Panah
Bulu Api memang ditemukan jejaknya, Namun kembali buntu,
karena Tiat Sin Ong tiada kabar beritanya bahkan tiada
jejaknya, Berselang beberapa saat Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek membuka mulut,
"Biar bagaimanapun kita harus berupaya!"
Liat Hwe Cousu tersenyum getir

2158
"Tentunya hanya begitu saja!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berpikir dengan kening
berkerut-kerut Kemudian dia menoleh kepada muridnya,
"Anak Leng, Thian Sun Sianjin, Pian Liong Sian Po dan Tiat
Sin Ong, setelah berjumpa di Cing Yun Ling Go Bi San, mereka
bertiga lalu menghilang, Mungkin mereka ada kaitannya satu
sama lain, Di pulau Hek Ciok To, apakah kau menemukan
suatu jejak sebagai petunjuk ke mana perginya Tiat Sin Ong?"
Lu Leng menggeleng.
"Tidak ada!"
Tong Hong Pek menghela nafas panjang,
"Manusia memang harus berupaya, maka kini kita tidak
boleh putus asa!"
Usai berkata begitu, Tong Hong Pek berjalan mondarmandir
beberapa langkah, lalu berkata lagi,
"Anak Leng, kita bertiga tidak perlu bersama-sama, Kau
ikut Liat Hwe tua mempelajari ilmu kepandaiannya, sedangkan
aku akan pergi mencari Tiat Sin Ong, Dengan cara ini mungkin
ada harapan!"
Walau Lu Leng tidak mau berpisah dengan gurunya itu,
namun Tong Hong Pek sudah berkata begitu, maka harus
menurut
"Guru, kalau begitu, kita akan berjumpa kembali di
persimpangan jalan itu!"

2159
Tong Hong Pek manggut-manggut
"Baik!"
Menjawab begitu tahu-tahu Tong Hong Pek telah melesat
Sekejap saja orang itu telah jauh, Lu Leng memandang
punggungnya, Hatinya merasa berat sekali berpisah dengan
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Liat Hwe Cousu tersenyum lembut "Anak Leng, saudara
Tong Hong menghendaki agar kau bersama denganku.
Maksudnya agar kau belajar sedikit ilmu silat Hwa San Pai.
Kuharap kau memahaminya."
"Teecu paham!" kata Lu Leng sambil mengangguk
"Kita tidak perlu mengikuti arah yang ditempuh saudara
Tong Hong, juga tidak perlu ada tujuan, Yang penting harus
berhasil mencari Tiat Sin Ong, bagaimana menurutmu?"
Lu Leng tidak segera menjawab, melainkan berpikir
sejenak,
"Guru, menurutku lebih baik kita pergi ke istana Ci Cun
Kiong!" ujar Lu Leng kemudian. Liat Hwe Cousu terbelalak
"Mau apa ke istana Ci Cun Kiong?"
"Cepat atau lambat kita harus pergi ke sana untuk
merebut Busur Api itu, sekarang kita pergi. Liok Ci Khim Mo
pasti tidak berjaga-jaga, Kalau bisa bertemu Oey Sim Tit dan
Kim Kut Lau di tengah jalan, bukankah kita dapat membekuk
mereka, sekaligus merebut Busur Api itu?"
Apa yang dikatakan Lu Leng memang masuk akal. Liat
Hwe Cousu manggut-manggut.

2160
"Baik! Tapi dalam perjalanan, kita jangan menimbulkan
urusan! Aku akan mewariskan ilmu silat Hwa San Pai padamu
dalam waktu sesingkat-singkatnya."
Wajah Lu Leng berseri.
"Terima kasih, Guru!"
Mereka berdua mengambil arah timur, menuju ke istana Ci
Cun Kiong....
Kini mari kita mengikuti perjalanan Tam Goat Hua, Setelah
berpisah dengan Lu Leng di bawah puncak Lian Hoa Hong,
hatinya mulai terasa hampa lagi, Dia seorang diri terus
berjalan tanpa tujuan, sepanjang jalan dia selalu teringat pada
Tong Hong Pek dan Lu Leng, Di antara mereka bertiga, terjalin
hubungan yang kacau dan kusut. Tanpa sadar, air matanya
pun meleleh. Setelah menempuh kira-kira dua puluh mil, Tam
Goat Hua beristirahat di bawah pohon. ia termenung Matanya
menatap lurus ke depan. Kosong, Ada gambaran kekacauan
hatinya. Saat seperti inilah dirinya merasakan betapa
sempitnya dunia ini
Dia ingin mencari suatu tempat yang sepi dan terpencil
hidup mengasingkan diri untuk selama-lamanya tidak bertemu
dengan siapa pun. Tapi harus ke mana mencari tempat yang
diinginkannya itu? Dia bukan tidak pernah mencoba, kuil
biarawati yang sudah tua itu, sebenarnya sudah berada di
tempat yang sepi dan terpencil. Namun ternyata tidak sampai
satu bulan, muncul Lu Leng dan Tong Hong Pek. Rasanya
semakin besar keinginan untuk menyingkir tapi justru semakin
sulit melakukan nya.
Setelah termenung beberapa saat, dia menyeka air
matanya, kemudian bangkit berdiri dan berjalan, Dia tidak

2161
berjalan keluar dari rimba itu, sebaliknya malah berjalan makin
ke dalam, perlahan sekali sambil pikirannya melayang-layang,
kaki Tam Goat Hua terus melangkah Hatinya ingin
menghindarkan diri dari kehidupan nyata ini. Tak seberapa
lama, hari sudah mulai gelap, Tam Goat Hua mencari sebuah
goa untuk berlindung dan beristirahat Akhirnya tak lama
kemudian dia menemukan tempat beristirahat Tidurlah gadis
itu dengan pulas di dalam sebuah goa,
Apa yang diimpikannya hanya kejadian di Cing Yun Ling
Go Bi San, sembahyang langit dan bumi bersama Tong Hong
Pek. Akhirnya dia tidak melihat apa-apa, rasanya gelap dan
dirinya terus tenggelam, sepertinya tenggelam ke dalam
sebuah lobang. Dia ingin meraih sesuatu agar bisa naik ke
atas, tapi tiada berdaya, Ternyata seperti lenyap, dan
tubuhnya terus tenggelam makin dalam, Gelap gulita di dalam
lobang itu hingga tak tampak apa pun. suasana begitu sunyi
dan sepi Terasa sangat mencekam, ingin Tam Goat Hua
berteriak tapi tak mampu mengeluarkan suara. Akhirnya Tam
Goat Hua terjaga, Sekujur badannya penuh keringat
Dia membelalakkan mata dalam suasana gelap tak terlihat
apa pun. Gelapnya seperti di dalam lobang di mimpi nya tadi.
Walau sudah terjaga, tapi dia tetap seperti berada di dalam
lobang yang gelap gulita itu, Tam Goat Hua berusaha tenang,
kemudian bangun duduk. Teringat dia mengalah seorang diri
di tempat asing dan sunyi ini Dia memang ingin menyendiri
dari khalayak ramai tak mau bertemu siapa pun, selamanya
hanya seorang diri Dalam hati timbullah rasa sedih, tak
tertahan hingga akhirnya sesenggukan menangis, Ingin
rasanya membunuh diri di dalam goa itu, namun ucapan Tiat
Sin Ong terus terngiang-ngiang di dalam telinganya,

2162
"Kau harus tahu, yang hidup di dunia bukan cuma kau
seorang, Walau nyawa adalah milikmu, tapi kau tidak berhak
menghabiskannya."
Teringat akan ucapan Tiat Sin Ong, hatinya pun terasa
gugup, Dia terus memikirkan ucapan Tiat Sin Ong, Cukup
lama gadis itu duduk termenung di kegelapan goa, Hingga
akhirnya tiba-tiba terdengar suara seseorang dari luar. Dia
tahu itu suara wanita meskipun sangat rendah. Tentu saja
Tam Goat Hua terkejut Di tempat yang sedemikian sunyi,
ternyata ada juga suara orang, sepertinya suara itu bertanya
padanya.
"Kau ingin mencari jalan mati?" Tam Goat Hua nyaris
menyahut
"Ya" Namun di saat bersamaan, terdengar helaan nafas
seorang gadis. Terdengar lagi suara wanita tua.
"Bunuh diri itu merupakan tindakan yang tak berguna!"
Sesaat kemudian yang seorang gadis menyahut "Guru,
dia... dia sama sekali tidak mencintaiku Kalau aku tidak mati
lalu apa gunanya hidup di dunia?"
Suasana di dalam rimba amat sunyi, maka percakapan
mereka dapat terdengar jelas, Tapi siapa mereka, Tam Goat
Hua tidak tahu.
"Ternyata orang yang bernasib malang di kolong langit,
tidak cuma aku seorang!" gumam Tam Goat Hua dalam hati,
Dia bangkit berdiri lalu perlahan-lahan berjalan keluar,
sementara itu terdengar wanita tua berkata lagi,

2163
"Dia tidak mencintaimu kau harus sadari itu! Kau tahu
sesungguhnya kau telah melanggar peraturan perguruan Tapi
aku tidak menghukummu. Aku hanya berharap, mulai
sekarang kau dapat menenangkan hati, dan berharap dapat
membasmi Liok Ci Khim Mo, agar dapat mengembangkan
perguruan kita lagi, itu merupakan tugasmu,"
Saat itu Tam Goat Hua sudah berjalan keluar dari goa
beberapa depa. Ketika mendengar perkataan wanita tua itu,
tergetarlah hatinya.
"Hah? Ternyata mereka!" katanya.
Dari percakapan mereka, Tam Goat Hua tahu bahwa
mereka adalah si Walet Hijau-Yok Kun Sih ketua Hui Yan Bun
dan Toan Bok Ang. Tentunya gadis itu pun tahu, mengapa
Toan Bok Ang bersedih hati, karena yang dicintai Lu Leng
justru dirinya, bukan Toan Bok Ang. Setelah mengetahui siapa
mereka, Tam Goat Hua tidak melanjutkan langkahnya lalu
bersandar di sebuah batu,
Terdengar Toan Bok Ang menghela nafas panjang.
"Aaaah!" Kemudian berkata. "Guru, aku khawatir sudah
tidak bisa."
Begitu Toan Bok Ang usai berkata, Yok Kun Sih langsung
membentak gusar dan dingin,
"Omong kosong!"
"Dia,., dia sama sekali tidak mencintaiku..." kata Toan Bok
Ang sambil terisak-isak,

2164
"Dia tidak mencintaimu lalu gara-gara gagal dalam
bercinta, kau tidak ingin hidup lagi? ini sungguh merupakan
tindakan yang amat memalukan! perguruan Hui Yan Bun
hanya menerima murid wanita, dan melarang para muridnya
menikah itu disebabkan dulu pendiri perguruan Hui Yan Bun
mengalamai kegagalan dalam hal bercinta, Kalau pendiri Hui
Yan Bun putus asa, bagaimana masih ada Hui Yan Bun?"
Apa yang dikatakan Yok Kun Sih, semuanya masuk ke
telinga Tam Goat Hua, sehingga membuatnya tersentak sadar
"Benar, Orang hidup di dunia, tidak terlepas dari masalah,"
katanya dalam hati,
Di saat Tam Goat Hua sedang berpikir, terdengar lagi Yok
Kun Sih berkata dengan suara dalam.
"Apabila pikiranmu tidak terbuka, ingin sekali mati, lalu
mengapa harus bunuh diri?"
"Kalau begitu harus bagaimana?" tanya Toan Bok Ang
dengan suara hambar Yok Kun Sih tertawa dingin, "Selama ini
kubawa kau menyingkir ke sana ke mari, tidak lain karena Hui
Yan Bun hanya tersisa aku dan kau berdua, tidak boleh ada
yang mati, Namun kalau kau tak sadar, tetap tidak mau
menjadi orang, apa boleh buat! Aku pun terpaksa harus
menganggap kehilangan seorang murid...."
Berkata sampai di sini, nada suara Yok Kun Sih berubah
menjadi penuh kedukaan,
Terdengar Toan Bok Ang berkata.
"Guru, aku yang tidak baik, namun aku sudah tiada akal
lagi."

2165
"Urusan sudah jadi begini, percuma kau sesali! Kalau
memang kau ingin mati, haruslah mati secara berguna!"
"Guru, bagaimana mati secara berguna?" tanya Toan Bok
Ang dengan sedih,
"Kulihat kau memang sudah bertekad untuk mati, kenapa
tidak pergi bertempur melawan Liok Ci Khim Mo? Bukankah
kalau tak sanggup melawannya kau akan mati? itulah yang
disebut mati secara berguna." sahut Yok Kun Sih sambil
menatapnya,
Mendengar kata-kata Yok Kun Sih itu, Tam Goat Hua lalu
berkata dalam hati,
"Tidak salah. Kalaupun ingin mati, haruslah mati secara
berguna...."
Terdengar Toan Bok Ang berkata,
"Guru, aku,., aku pasti menuruti perkataan Guru."
Usai berkata, dia lalu menangis terisak-isak, Tam Goat Hua
maju beberapa langkah, Dilihatnya Yok Kun Sih dan Toan Bok
Ang saling memeluk dengan air mata bercucuran. Berselang
sesaat, terdengar Yok Kun Sih menghela nafas panjang,
kemudian berkata,
"Anak Ang, sejak kecil kau tidak mempunyai orang tua.
Walau kita adalah guru dan murid, namun sesungguhnya
hubungan kita bagaikan ibu dan anak, Kalau kau ingin pergi
untuk mati, apakah kau sama sekali tidak memikirkan diriku,
dan bagaimana dukaku nanti?"

2166
Dulu Tam Goat Hua menganggap Yok Kun Sih sebagai
wanita tua yang tak berperasaan Akan tetapi, kini setelah
mendengar apa yang dikatakan wanita tua itu, barulah dia
tahu bahwa sesungguhnya Yok Kun Sih merupakan wanita tua
yang amat berperasaan .
Terdengar Toan Bok Ang menyahut dengan tersendatsendat
"Guru, aku... aku sudah... memikirkan itu."
"Anak Ang, aku tahu kau bukan gadis yang tak
berperasaan, Kau sudah memikirkan itu, tapi tetap ingin mati,
tentunya aku tidak akan menasihatimu lagi, kau pergilah!"
kata wanita tua itu lalu membalikkan badannya sekaligus
melesat pergi.
Toan Bok Ang berseru dengan air mata berderai-derai,
"Guru! Guru...."
Tampak Yok Kun Sih berhenti, tapi tidak menoleh.
"Kecuali kau membatalkan niatmu untuk mati, kalau tidak,
untuk apa kau memanggilku lagi? Apakah kau masih merasa
tidak cukup membuat hatiku berduka?"
Toan Bok Ang tertegun, kemudian menjatuhkan diri
berlutut ke arah Yok Kun Sih.
"Guru, begitu aku tahu dia tidak mencintaiku aku sudah
tiada gairah hidup lagi, Akupun tahu akan membuat hati Guru
berduka, namun aku sungguh tak sanggup hidup terus dengan
penuh derita!"

2167
Yok Kun Sih menghela nafas panjang,
"Anak Ang, aku tidak menyalahkanmu! Hanya berharap
setelah kau mati, tidak akan menderita lagi! Aku... aku sudah
merasa girang!" katanya lalu melesat pergi lagi,
Toan Bok Ang masih berlutut setelah bayangan Yok Kun
Sih tidak kelihatan barulah gadis itu bangkit berdiri perlahanlahan,
sedangkan Tam Goat Hua tak henti-hentinya menghela
nafas, Dia tidak menyangka Toan Bok Ang akan bernasib
malang sepertinya, Berdasarkan apa yang disaksikannya itu,
sudah jelas Toan Bok Ang akan pergi bertarung dengan Liok
Ci Khim Mo. Namun apabila hal itu benar-benar terjadi, Toan
Bok Ang pasti akan celaka, Mendadak Tam Goat Hua teringat
akan apa yang dikatakan Yok Kun Sih, yakni dari pada mati
sia-sia, bukankah lebih baik pergi bertarung dengan Liok Ci
Khim Mo?
Kemudian dia berjalan menghampiri Toan Bok Ang.
"Nona Toan! Nona Toan!" serunya.
Toan Bok Ang segera membalikkan badannya, Mereka
berdua saling memandangi kemudian gadis itu bertanya
dengan dingin,
"Mau apa kau ke mari?" pertanyaan tersebut membuat
hati Tam Goat Hua terasa pilu dan matanya langsung
bersimbah air.
"Nona Toan, nasibku lebih malang darimu. Kau hanya
menghendaki orang yang amat kau cintai itu...."
Toan Bok Ang membentak memutuskan ucapan Tam Goat
Hua.

2168
"Diam! jangan banyak bicara!"
Tam Goat Hua tersenyum getir
"Nona Toan, kita berdua sama-sama bernasib malang,
mengapa kau bersikap demikian terhadapku
"Kau punya kekasih yang mencintaimu bagaimana kau
bernasib malang?" sahut Toan Bok Ang dingin.
"Nona Toan, apabila orang yang amat kau cintai itu
mencintaimu tentunya kau akan hidup bahagia. Namun aku.,,
tidak bisa berkumpul dengan orang yang kucintai, Bukankah
nasibku lebih malang darimu ?"
Toan Bok Ang tertegun mendengar itu.
"Benar katamu. Ada urusan apa kau ke mari menemuiku?"
tanyanya kemudian.
Tam Goat Hua maju ke hadapan Toan Bok Ang, lalu
menggenggam tangan gadis erat-erat
"Kini kita berdua sudah tiada gairah hidup, memang lebih
baik mati saja, Bukankah kita tidak akan menderita lagi?"
Toan Bok Ang manggut-manggut.
"Tadi aku sudah mendengar percakapanmu dengan
gurumu, Adik Toan, alangkah baiknya kita pergi ke istana Ci
Cun Kiong."
"Baiklah," sahut Toan Bok Ang sambil tersenyum getir

2169
Tam Goat Hua malah tertawa,
"Adik Toan, seandainya kita berhasil membasmi Liok Ci
Khim Mo, tentunya kita tidak akan mati sia-sia, Tapi kalau
tidak berhasil, niat kita itu tercapai, jadi tidak usah bunuh diri.
Ya, kan?"
Toan Bok Ang manggut-manggut
"Tentu, Kakak Tam, entah sudah berapa kali aku ingin
bunuh diri, hingga guruku pun sudah putus asa terhadapku,
maka tekadku untuk mati sudah tidak dapat dibatalkan lagi."
Tam Goat Hua menghela nafas, kemudian mendadak
bertanya,
"Apakah Lu Leng tahu kalau hatimu amat berduka ?"
Toan Bok Ang manggut-manggut
"Dia memang tahu. Ketika pertama kali aku mau bunuh
diri, justru dia yang menyelamatkanku."
"Apa katanya pada waktu itu?" tanya Tam Goat Hua.
Toan Bok Ang tertawa.
"Ha! Ha! Dia bilang apa boleh buat, karena dia tidak
mencintaiku" Kemudian usai berkata, Toan Bok Ang tertawa
lagi dan memandang Tam Goat Hua seraya me lanjut kan.
"Kakak Tam, aku bilang kau amat bodoh. Dia begitu
mencintaimu, mengapa kau harus menolak cintanya?"

2170
Tam Goat Hua tersenyum getir
"Nona Toan, apabila kini ada seorang pemuda lain
mencintaimu, sedangkan kau sudah punya kekasih, apakah
kau akan menerima cinta dari pemuda itu?"
"Tentu tidak," sahut Toan Bok Ang,
"Nah! Begitu pula aku. Karena dalam hatiku sudah
terdapat orang lain...."
Toan Bok Ang manggut-manggut, Mereka berdua saling
memandang, lalu meninggalkan tempat itu, sepanjang jalan,
mereka tidak bercakap-cakap lagi. Kctika hari mulai terang,
mereka berdua sudah sampai di sebuah jalan,
Mendadak jauh di depan tampak debu mengepul. Mereka
berdua cepat-cepat bersembunyi di pinggir jalan, Tampak
puluhan orang menunggang kuda memacu ke depan,
semuanya adalah kaum rimba persilatan. Tam Goat Hua dan
Toan Bok Ang mengenali orang-orang itu, semuanya adalah
orang-orang dari istana Ci Cun Kiong,
Hanya saja mereka berdua tidak tahu bahwa orang-orang
itu diutus Liok Ci Khim Mo untuk mencari Oey Sim Tit dan
Busur Api, setelah semua orang itu lewat, barulah Tam Goat
Hua dan Toan Bok Ang melanjutkan perjalanan menuju istana
Ci Cun Kiong. Keesokan harinya, mereka berdua sudah sampai
di kaki gunung Tiong Tiau San,
"Adik Toan, walau kita ke mari dengan niat mati, tapi tidak
perlu menerjang ke dalam mencari mati bukan?" kata Tam
Goat Hua.
Toan Bok Ang manggut-manggut,

2171
"Kita harus bersabar hingga malam, barulah ke istana Ci
Cun Kiong." kata Tam Goat Hua lagi,
Toan Bok Ang menyahut
"Padahal sama saja. Menunggu satu hari akan menderita
satu hari lagi,"
Tam Goat Hua tahu, penderitaan Toan Bok Ang melebihi
penderitaannya, namun gadis itu sama sekali tidak pernah
menyalahkan Lu Leng. Mereka berdua beristirahat di tengah
gunung satu hari lamanya, setelah hari mulai gelap, barulah
menuju istana Ci Cun Kiong, Berselang beberapa saat, mereka
sampai di pintu gapura istana, Tampak dua orang penjaga di
sana, maka mereka berdua memperlambat langkahnya,
Mereka berdua melewati sisi jalan yang dipenuhi rumputrumput
tinggi dan tak lama sudah sampai di depan pintu
gapura, Akan tetapi dua penjaga itu tidak tahu akan
keberadaan mereka berdua, Toan Bok Ang dan Tam Goat Hua
tercengang, karena pintu gapura itu merupakan jalan utama
menuju istana Ci Cun Kiong, Tentunya penjaga di situ juga
berkepandaian tinggi Akan tetapi, mereka berdua sudah
begitu dekat, bagaimana kedua penjaga itu tidak
mengetahuinya? Tam Goat Hua khawatir kedua penjaga itu
sudah tahu tapi berpura-pura tidak tahu, Oleh karena itu, dia
memberi isyarat kepada Toan Bok Ang dengan gerakan
tangan, lalu berhenti
Tampak salah seorang penjaga itu bersin beberapa kali,
kemudian berkata kepada temannya,
"Siapa masih berani ke mari cari gara-gara, tiada artinya
kita menjaga di sini."

2172
"Tidak salah, lebih baik kita duduk saja," sahut temannya,
Kedua penjaga itu duduk, lalu bercakap-cakap sejenak. Di
saat itulah Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang maju beberapa
langkah sehingga bertambah dekat dengan kedua penjaga itu.
Kini mereka berdua melihat jelas kedua penjaga tersebut
Berdasarkan sorot mata kedua penjaga, dapat diketahui
mereka berkepandaian rendah.
Akan tetapi, Tam Goat Hua masih bercuriga, tidak
mungkin kedua penjaga itu berkepandaian rendah. Janganjangan
kedua penjaga itu memiliki Lwee-kang yang amat
tinggi, sehingga tidak terlihat dari sorotan mata mereka,
Namun pembicaraan mereka tadi, membuktikan mereka
merupakan penjahat rendahan. Toan Bok Ang dan Tam Goat
Hua memperhatikan sejenak, kemudian Toan Bok Ang berkata
dengan suara rendah.
"Kakak Tam, bagaimana kepandaian kedua penjaga itu?"
Aku justru merasa heran, Kalau dikatakan mereka
berkepandaian tinggi, sungguh tidak mirip! Namun para anak
buah Liok Ci Khim Mo, rata-rata memiliki kepandaian tinggi,
maka tidak masuk akal dia menyuruh kedua orang itu untuk
menjaga di sini!" sahut Tam Goat Hua dengan berbisik,
"Kita tidak memunculkan diri, juga tidak bisa, Biar aku
munculkan diri dulu melihat-lihat!" kata Toan Bok Ang,
Tam Goat Hua manggut-manggut
"Baik, Aku akan menjagamu."
Toan Bok Ang bangkit berdiri, tapi kedua penjaga itu
masih tidak tahu,

2173
Gadis itu maju beberapa Iangkah, kemudian berseru,
"Hei! Siapa kalian berdua?"
Kedua penjaga itu langsung meloncat bangun yang
seorang saking terburu-buru, sehingga nyaris terjatuh itu
membuat Toan Bok Ang tertawa geli, lalu bertanya dalam hati,
Para jago tangguh istana Ci Cun Kiong, sedang pergi ke
mana? Setelah berdiri, kedua penjaga itu memperhatikan
Toan Bok Ang, barulah membusungkan dada seraya balik
bertanya.
"Siapa kau?"
Toan Bok Ang maju dua langkah lalu menyahut.
"Aku bertanya kepada kalian, sebetulnya siapa kalian
berdua?"
"Aku bernama Mo Yong, dia bernama Ciu Hou!" jawab
penjaga yang bernama Mo Yong sambil menepuk dada,
Toan Bok Ang tertawa,
"Apa kedudukan kalian berdua dalam istana Ci Cun Kiong,
Tancu atau Pelindung?"
Ciu Hou tampak terkejut ketika mendengar pertanyaan
gadis itu.
"Bagaimana kami berkedudukan begitu tinggi?"
Saat ini, Toan Bok Ang sudah yakin, bahwa kedua penjaga
itu hanya merupakan penjahat kecil. Mendadak Toan Bok Ang

2174
bergerak menerjang ke arah kedua penjaga itu. Betapa
terkejutnya mereka berdua, ingin berkelit tapi sudah terlambat
Sebab Toan Bok Ang bergerak cepat sekali, tangannya yang
tinggal sebelah itu menghantam ubun-ubun mereka,
Plak! Plak!
Mata, hidung, telinga dan mulut mereka berdua
mengeluarkan darah, kemudian menjerit mereka berdua
sudah binasa, Di saat itu lah, Tam Goat Hua memunculkan
diri,
"Kakak Tam, apakah kedua orang itu sudah binasa?"
tanyanya,
Tam Goat Hua memandang kedua penjaga yang tergeletak
di tanah itu, kemudian menyahut
" Sudah pasti binasa,"
"Apakah di dalam istana Ci Cun Kiong telah terjadi
sesuatu?" kata Toan Bok Ang dengan heran.
"Mari kita masuk ke sana melihat-lihat dulu!" sahut Tam
Goat Hua dengan heran pula,
Toan Bok Ang mengangguk. Mereka berdua menendang
kedua mayat itu ke arah rerumputan kemudian melesat ke
istana, Akan tetapi di sepanjang jalan mereka tidak bertemu
siapa pun. Semula mereka berdua melesat sambil
bersembunyi namun kemudian tidak bersembunyi lagi dan
terus melesat. Berselang beberapa saat, istana Ci Cun Kiong
sudah berada di depan mata mereka,

2175
Tiada seorang penjaga pun berada di depan pintu istana,
Di sana kelihatan sepi-sepi saja dan pintu itu tertutup rapat
Tam Goat Hua tertegun
"Apakah Liok Ci Khim Mo masih belum kembali?" katanya
kemudian.
* * * *
Bab 102
Toan Bok Ang sudah mendengar penuturan Tam Goat Hua
tentang dirinya berada di puncak Lian Hoa Hong dan di
tempat itu bertemu Liok Ci Khim Mo.
"Kalaupun Liok Ci Khim Mo belum pulang, juga tidak harus
sedemikian sepi dan tiada suara orang."
"Lebih baik tiada orang, jadi kita bisa memusnahkan
sarang ini, untuk mengurangi keangkuhan Liok Ci Khim Mo."
kata Tam Goat Hua.
Mereka berdua berunding sejenak, lalu mendekati pintu itu
dan menjulurkan tangan untuk men-dorongnya, Namun pintu
itu tidak terbuka karena dikunci dari dalam, Mereka berdua
mundur beberapa langkah, kemudian meloncat ke dalam
melalui tembok. Sampai di dalam, mereka melihat semua
pintu tertutup rapat, kelihatannya seperti tidak ada orang,
Mereka berdua berjalan berputar ke sana ke mari, tapi
tidak bertemu seorang pun. Tak lama mereka sampai di
sebuah ruangan besar Ruangan itu tampak agak gelap karena
semua jendela tertutup rapat Ketika mereka baru mau
mengambil obor yang menyala untuk membakar tempat itu,

2176
mendadak terdengar suara yang amat dingin di atas
panggung batu,
"Sungguh berani kalian berdua!"
Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang terkejut bukan main dan
langsung mundur beberapa depa dan mendongakkan kepala
memandang ke atas, Tampak seorang lelaki dan seorang
wanita berdiri di atas panggung batu, Wajah mereka amat
menakutkan Tam Goat Hua mengenali mereka, sebab pernah
bertemu mereka di dalam istana Setan, ketika dia ke istana
Setan menyelamatkan Lu Leng, Lelaki itu adalah Kui Bin Thay
Swee Liu Tok dan wanita itu adalah Mo Thai Po. Mereka
berdua berasal dari golongan sesat yang berkepandaian amat
tinggi.
Ketika memasuki istana Ci Cun Kiong, Tam Goat Hua dan
Toan Bok Ang tidak bertemu seorang pun, maka mengira Liok
Ci Khim Mo belum pulang, Oleh karena itu, nyali mereka
menjadi besar Mereka yakin tidak akan bertemu seorang
musuh pun di dalam itu, Kini mendadak muncul Kui Bin Thay
Swee dan Mo Thay Po, tentunya membuat Tam Goat Hua dan
Toan Bok Ang terkejut sekali, dan mengira Liok Ci Khim Mo
mengatur semua itu untuk menjebak mereka berdua, Karena
itu, Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang mundur lagi beberapa
langkah sambil menengok ke sana ke mari, namun tidak
tampak orang lain berada di tempat itu,
Hanya terdengar Mo Thay Po tertawa dingin,
"Apakah kalian berdua ke mari untuk mampus?"
Kemudian terdengar suara dentangan, ternyata Mo Thay
Po menekan tongkatnya ke lantai panggung batu, lalu
meloncat turun. Pada saat bersamaan, Kui Bin Thay Swee pun

2177
mengambil sebatang kayu, kemudian memukul sebuah tambur
yang bergantung di atas panggung batu,
Tung! Tung! Tung.,.!
Seusai memukul tambur, dia segera meloncat turun lalu
berdiri di sisi Mo Thay Po. jarak mereka dengan Tam Goat Hua
berdua hanya satu depa, Tam Goat Hua pernah bertemu
mereka di dalam istana Setan, maka tidak merasa takut
menyaksikan wajah mereka yang begitu menyeramkan. Lain
halnya dengan Toan Bok Ang, begitu menyaksikan wajah
mereka, sekujur badannya menjadi merinding, bahkan merasa
seram dan ketakutan. sementara Kui Bin Thay Swee dan Mo
Thay Po terus menatap mereka dengan sorot mata yang
menakutkan.
Setelah si Nabi Setan-Seng Ling binasa, Kui Bin Thay Swee
dan Mo Thay Po mengangkat diri mereka sebagai majikan
istana Setan, Belum lama ini, mereka berdua bergabung
dengan Liok Ci Khim Mo. Saat ini, semua jago tangguh di
dalam istana Ci Cun Kiong sedang pergi mencari Oey Sim Tit
dan Busur Api. Kini hanya tinggal mereka berdua yang
menjaga istana, tapi kepandaian mereka berdua amat tinggi,
Ketika menyaksikan kedua orang yang amat menyeramkan
itu, Toan Bok Ang bertanya kepada Tam Goat Hua dengan
suara rendah.
"Kakak Tam, siapa kedua orang itu?"
"Cepat keluarkan senjata, kedua orang itu selalu
menggunakan racun, kita harus berhati-hati!" kata Tam Goat
Hua tanpa menjawab pertanyaan Toan Bok Ang,

2178
Toan Bok Ang cepat-cepat mengeluarkan senjata Sian Tian
Sin So, kelihatannya sudah siap untuk bertarung.
Mo Thay Po tertawa dingin.
"Cukup bagus senjatamu untuk dijadikan kado!"
Toan Bok Ang amat gusar dan segera maju selangkah
Namun ketika dia mau melancarkan serangan Tam Goat Hua
segera menahannya,
"jangan gegabah!" katanya kemudian bertanya kepada
kedua orang itu. "Apakah Liok Ci Khim Mo berada di dalam
istana?"
"Tentu ada!" sahut Kui Bin Thay Swee dengan suara
parau.
Tam Goat Hua segera memberi isyarat kepada Toan Bok
Ang, lalu memandang Kui Bin Thay Swee.
"Kami ada urusan ingin menemuinya, cepat laporkan!"
katanya,
Kui Bin Thay Swee tertawa gelak,
"Ha! Ha! Ha!" Ketika tertawa, wajahnya bertambah
menyeramkan "Kalian tidak begitu gampang menemui Bu Lim
Ci Cun!"
" Apa harus ada saratnya agar bisa menemuinya?" tanya
Tam Goat Hua sambil menahan rasa gusarnya,

2179
"Letakkan senjata kalian, lalu kalian berjalan sambil
menyembah sampai di tempat, barulah bisa menemui beliau!"
sahut Kui Bin Thay Swee,
Toan Bok Ang sudah tidak sabar lagi dan langsung tertawa
dingin.
"Ketika kalian hendak menemuinya, apakah harus
merangkak dari depan sampai di tempatnya seperti kurakura?"
Mata Mo Thay Po menyorot bengis ke arah Toan Bok Ang
lalu dia mendadak tertawa melengking sambil menjulurkan
tangannya untuk menyerang gadis itu. Tampak kukunya yang
panjang-panjang dan kehijau-hijauan, yang mengandung
racun. Ternyata Mo Thay Po mencengkeram bahu kiri Toan
Bok Ang. Karena lengan kirinya telah buntung, maka gadis itu
tidak dapat menangkis.
Ketika mendatangi istana Ci Cun Kiong, Tam Goat Hua dan
Toan Bok Ang sudah tidak menghiraukan nyawanya. Namun
ketika melihat Kui Bin Thay Swee dan Mo Thay Po, hati
mereka tidak terluput dari rasa kaget. Namun setelah
berselang beberapa saat, mereka sudah tidak merasa kaget
maupun takut lagi,
Maka, di saat Mo Thay Po menyerang, Toan Bok Ang sama
sekali tidak mundur, sebaliknya malah maju selangkah sambil
mengayunkan senjata Sian Tian Sin So, mengeluarkan jurus
Tian Kong Ciau Ciau (Kilat Bergemerlapan) sehingga tampak
cahaya putih meluncur ke arah Mo Thay Po. Jurus tersebut
amat aneh, hebat dan lihay. Walau Toan Bok Ang tidak
berkelit, jurus itu telah mematahkan serangan Mo Thay Po.

2180
Dari tadi Mo Thay Po sudah tahu bahwa senjata yang di
tangan Toan Bok Ang bukan merupakan senjata sembarangan
melainkan senjata pusaka. Kini ketika menyaksikan serangan
yang dilancarkan gadis itu begitu dahsyat, dia sangat terkejut.
Dia cepat-cepat mundur sekaligus mengayunkan toyanya,
mengeluarkan dua jurus serangan Ciok Phua Keng Thian (Batu
Pecah Mengejutkan Langit) dan jurus San Pang Hai Liak
(Gunung Runtuh Laut Retak). Kedua jurus serangan itu
menimbulkan angin yang menderu-deru, mengarah Toan Bok
Ang, sehingga membuat badan gadis itu berputar dua kali.
Betapa terkejutnya Tam Goat Hua menyaksikan itu,
Namun ketika dia baru mau turun tangan membantu Toan Bok
Ang, mendadak merasa ada desiran angin di belakangnya,
Tam Goat Hua tahu, Kui Bin Thay Swee sudah
membokongnya. Tanpa membalikkan badan gadis itu
langsung menggunakan ilmu Hian Bu Go Na (llmu
Mencengkeram Hian Bu), mengeluarkan jurus Tok Liong Lu
Jiau (Naga Beracun Menjulurkan Cakar), Di saat itulah ramai
besi yang melekat di lengannya ikut menyerang ke arah Kui
Bin Thay Swee
Kui Bin Thay Swee segera membungkukkan badannya
sekaligus berkelit ke samping, Di saat Kui Bin Thay Swee
berkelit, Tam Goat Hua berpikir ingin mendekati Toan Bok Ang
untuk membantu nya. Akan tetapi, mendadak terdengar suara
"Ser, Ser" dua kali di belakangnya Tam Goat Hua segera
membalikkan badannya, Tampak dua benda meluncur
mengarah matanya, ternyata dua buah senjata rahasia,
Gadis itu mendengus sambil menggerakkan ta-ngannya,
Maka rantai besi yang melekat di lengannya bergerak cepat
menangkis kedua buah senjata rahasia itu hingga terpental

2181
Namun di saat bersamaan, Kui Bin Thay Swee pun
melancarkan sebuah pukulan ke arah dada Tam Goat Hua,
pukulan tersebut mengeluarkan suara aneh, membuat Tam
Goat Hua menoleh. Dilihatnya sepasang tangan Kui Bin Thay
Swee memakai semacam sarung tangan berduri yang amat
aneh, Begitu menyaksikan sarung tangan itu, Tam Goat Hua
yakin bahwa sarung tangan itu mengandung racun, maka
tidak berani bertindak ceroboh. Cepat-cepat dia mundur
sambil mengayunkan sepasang rantai besi yang melekat di
lengannya sehingga rantai besi itu meliuk cepat menyerang
Kui Bin Thay Swee,
Kui Bin Thay Swee segera berkelit, kemudian balas
menyerang, maka terjadilah pertarungan yang amat sengit
sementara Toan Bok Ang yang berputar, mendadak
melancarkan sebuah serangan dengan mengeluarkan jurus Lui
Thian Kauw Cak (Kilat dan Ge-ledek MenggeIegar),setelah
melancarkan serangan itu, Toan Bok Ang cepat-cepat
meloncat ke belakang, maka senjata Sian Tian Sin So
melewati muka Mo Thay Po dan membuat mata orang itu
menjadi silau dan langsung terpejam.
Betapa terkejutnya Mo Thay Po. Dia cepat-cepat mencelat
ke belakang dan tidak berani menyerang lagi. Akan tetapi,
dalam hatinya ingin sekali memiliki senjata Sian Tian Sin So
itu, Toan Bok Ang berdiri beberapa depa di hadapan Mo Thay
Po. Setelah berhasil meloloskan diri dari serangan orang itu
barulah dia menarik nafas lega. Namun sepasang mata Mo
Thay Po justru menyorot bengis, bahkan penuh diliputi hawa
membunuh .
Menyaksikan itu, tersentak juga hati Toan Bok Ang, Oleh
karena itu, dia langsung melancarkan serangan, agar Mo Thay
Po tiada kesempatan menyerang duluan, Toan Bok Ang
mengeluarkan jurus Liu Sing Hua Khong (Meteor Menembus

2182
Angkasa) dan senjatanya memancarkan cahaya putih ke arah
muka Mo Thay Po.
Bagian 50
Di saat bersamaan, Mo Thay Po maju selangkah karena
ingin melancarkan serangan, bahkan juga ingin merebut
senjata gadis itu, maka toyanya diayunkan untuk menangkis
Sian Tian Sin So, itu membuat Toan Bok Ang bergirang dalam
hati, Mendadak dia menyentakkan senjatanya sehingga ujung
senjata itu tersentak ke samping, kemudian berputar ke arah
kepala Mo Thay Po.
Betapa terkejutnya Mo Thay Po. Dia sama sekali tidak
menyangka kalau Toan Bok Ang akan menyerangnya dengan
jurus yang amat aneh itu, Untung dia berkepandaian tinggi.
Maka walau panik dia masih dapat menundukkan kepala,
sekaligus mencelat ke belakang sehingga ujung senjata Sian
Tian Sin So melewati kepalanya, Namun Toan Bok Ang tidak
menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia langsung maju sambil
menyerang pula.
Mendadak Mo Thay Po tertawa aneh, lalu membuka
mulutnya meniup ke arah gadis itu. Toan Bok Ang tertegun
dan merasa geli, dan kemudian mencium bau yang amat
busuk, seketika Toan Bok Ang teringat akan apa yang
dikatakan Tam Goat Hua, bahwa Mo Thay Po dan Kui Bin Thay
Swee mahir menggunakan racun, Bukan main terkejutnya
Toan Bok Ang, karena setelah mencium bau busuk, kepalanya
menjadi terasa pusing,
Gadis itu cepat-cepat mundur, namun Mo Thay Po segera
maju sambil membuka mulut meniup lagi ke arah nya. Apa

2183
boleh buat, Toan Bok Ang terpaksa mengayunkan senjatanya
untuk menyerang. Mo Thay Po tertawa aneh dan langsung
mengayunkan toyanya untuk menangkis, sehingga senjata
Sian Tian Sin So melingkar di toya itu.
Toan Bok Ang menyentak, tapi toya itu tak bergerak sama
sekali, sedangkan Mo Thay Po sudah membuka mulutnya
meniup lagi. Betapa terkejutnya Toan Bok Ang, maka terpaksa
melepaskan senjatanya dan cepat-cepat mencelat ke
belakang. Gadis itu memang berhasil menyelamatkan diri,
namun kehilangan senjatanya,
Di saat dia mencelat ke belakang Mo Thay Po justru
melesat ke arahnya, Kini Toan Bok Ang tidak bersenjata,
bagaimana mungkin melawannya? Ketika Toan Bok Ang
mencelat ke belakang, melewati Tam Goat Hua yang sedang
bertarung dengan Kui Bin Thay Swee dan kebetulan Tam Goat
Hua berhasil mengundurkan lawannya,
Melihat Toan Bok Ang telah kehilangan senjatanya, bahkan
Mo Thay Po melesat ke arah gadis itu, Tam Goat Hua terkejut
dan langsung membalikkan badannya, sekaligus menerjang ke
arah Mo Thay Po, sedangkan Kui Bin Thay Swee mendadak
melesat ke arah Tam Goat Hua sambil melancarkan sebuah
pukulan,
Tam Goat Hua terkejut karena mendengar suara menderu
ke arah punggungnya, Dia segera menundukkan kepala
sekaligus balas menyerang ke belakang dengan jurus Hai Kou
Ciok Lan (Laut Lapuk Batu Berlubang), jurus tersebut berhasil
mendesak Kui Bin Thay Swee, namun Mo Thay Po sudah
melesat ke hadapan Toan Bok Ang, sedangkan punggung
gadis itu membentur tembok, jadi tidak bisa mundur lagi, Mo
Thay Po mengayunkan toyanya, sehingga senjata Sian Tian
Sin So yang melingkar di toyanya itu berputar-putar

2184
memancarkan cahaya putih ke arah Toan Bok Ang,
Kelihatannya Toan Bok Ang sudah tidak bisa berkelit, Tam
Goat Hua pun yakin bahwa gadis itu akan binasa tersambar
toya dan senjata Sian Tian Sin So.
Akan tetapi, mendadak terlihat Toan Bok Ang bergerak
cepat merogohkan tangan ke dalam bajunya, Ternyata dia
mengeluarkan suatu benda, sekaligus di sambitkannya ke arah
lawannya, Mo Thay Po menggerakkan toyanya membentur
benda itu. Toan Bok Ang menggunakan kesempatan itu untuk
menyingkir ke samping beberapa depa, Setelah toya di tangan
Mo Thay Po membentur benda itu, terdengarlah suara ledakan
dahsyat
Bum!
Sungguh mengejutkan suara ledakan itu, bahkan
memekakkan telinga, Kejadian tersebut di luar dugaan Toan
Bok Ang. Ternyata ketika dirinya dalam bahaya, tiba-tiba dia
teringat akan benda pemberian Seh Cing Hua. Apa-bila dalam
keadaan bahaya, benda tersebut boleh digunakan untuk
menghadapi musuh, padahal Toan Bok Ang sama sekali tidak
tahu benda apa itu, Kini setelah digunakannya, benda sekecil
itu justru memiliki kekuatan yang sangat dahsyat, itu sungguh
di luar dugaannya! setelah terjadi ledakan, lalu tampak
segulung cahaya yang amat menyilaukan mata,
Berselang sesaat, sirnalah cahaya itu, sehingga membuat
ruang itu menjadi gelap gulita, karena cahaya tadi amat
menyilaukan mata. Tak seberapa lama, penglihatan Tam Goat
Hua normal kembali duluan. Dia melihat Kui Bin Thay Swee
berdiri di sampingnya, sepasang mata orang itu terbelalak
lebar, namun tidak dapat melihat apa-apa. Ketika melihat
kesempatan itu, Tam Goat Hua tidak menyia-nyiakannya, Dia

2185
segera maju selangkah sambil melancarkan sebuah pukulan
ke arahnya,
Di saat merasakan adanya sambaran angin, Kui Bin Swee
ingin berkelit, tapi terlambat, karena telapak tangan Tam Goat
Hua telah menghantam ubun-ubunnya. Kui Bin Thay Swee
roboh dan nyawanya pun melayang seketika. Sebelum Kui Bin
Thay Swee roboh, Tam Goat Hua sudah menendangnya
terpental beberapa depa. Saat ini, penglihatan Toan Bok Ang
sudah normal kembali. Mereka berdua memandang ke arah
Mo Thay Po. Tampak toyanya menancap di lantai dan senjata
Sian Tian Sin So masih melingkar di toya itu, sedangkan Mo
Thay Po tampak mengerikan BoIeh dikatakan dia tidak
menyerupai manusia karena daging di tubuhnya telah hancur
berantakan.
Betapa terkejutnya Tam Goat Hua menyaksikan itu.
"Adik Toan, benda apa itu, kok begitu hebat?" tanyanya.
"Entahlah? Aku pun tidak tahu. Benda itu pemberian
ibuku." sahut Toan Bok Ang.
Tam Goat Hua manggut-manggut, kemudian menengok ke
sana ke mari
"Suara ledakan tadi pasti mengejutkan Liok Ci Khim Mo,
lebih baik kita menyingkir dulu!" katanya,
Toan Bok Ang mengangguk lalu cepat-cepat mengambil
senjatanya yang masih melilit di toya Kui Bin Thay Swee,
Namun ketika mereka berdua mau meninggalkan tempat itu,
mendadak terdengar suara dentingan di atas panggung batu.

2186
Ternyata suara itu suara harpa, Suara itu tidak begitu
nyaring, namun begitu mendengar suara harpa itu, hati
mereka berdua lalu tergoncang, bahkan mereka tak kuat
mengayunkan kaki untuk meninggalkan tempat itu, Mereka
berdua memaksakan diri untuk menoleh ke arah datangnya
suara, tampak Liok Ci Khim Mo duduk di atas panggung batu.
Harpa Pat Liong Khim terlihat di atas pangkuannya dan jari
tangannya bergerak memetik tali senar harpa tersebut. Tam
Goat Hua dan Toan Bok Ang merasa tak kuat berdiri dan
kemudian keduanya jatuh di atas lantai
Liok Ci Khim Mo tertawa gelak.
"Ha! Ha! Ha! Nona Tam, ternyata kau!"
Tam Goat Hua merasa darahnya bergolak, kemudian
memaksakan diri untuk membentak
"jangan banyak omong!"
Ketika gadis itu membentak, nada suara harpa itu
meninggi, sehingga membuat dada Tam Goat Hua terasa
sakit, akhirnya dia memuntahkan darah segan Begitu pula
Toan Bok Ang, gadis itu condong ke kiri menindih Tam Goat
Hua. Liok Ci Khim Mo tertawa gelak lagi,
"Ha! Ha! Ha! Nona Tam, kau tahu anakku berada di
mana?"
Tam Goat Hua menarik nafas dalam-dalam.
"Orang semacam kau, harus putus turunan!" Liok Ci Khim
Mo tertawa panjang,

2187
"Ha! Ha! Haaa! Bukan cuma tidak akan putus turunan,
bahkan darimu akan memperoleh cucu!"
Tam Goat Hua tersentak mendengar ucapan itu, Apa
maksud ucapannya itu? Apakah Liok Ci Khim Mo akan berlaku
tidak senonoh terhadap dirinya? Pikir Tam Goat Hua dengan
hati berdebar-debar.Kalau benar demikian, saat ini ingin
bunuh diri pun sudah tiada tenaga untuk melakukannya.
Terdengar lagi suara tawa Liok Ci Khim Mo, kemudian
mendadak dia menghilang di atas panggung batu itu,
Tam Goat Hua terkejut karena Liok Ci Khim Mo tidak
membunuhnya dengan suara Pat Liong Thian Im. Berselang
sesaat, Toan Bok Ang bertanya.
"Kakak Tam, Liok Ci Khim Mo akan berbuat apa pada diri
kita?"
Tam Goat Hua menghela nafas panjang.
"Kini aku pun tidak tahu, tapi... yang jelas sudah pasti
tiada urusan yang baik."
Toan Bok Ang menghela nafas panjang seraya berkata,
"Aaaah! Kakak Tam. Nyawa kita sudah sampai pada
batasnya!"
Tam Goat Hua memejamkan mata, tidak menyahut sama
sekali. Tak seberapa lama kemudian, terdengar suara langkah
mendekati mereka berdua, Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang
segera menoleh, tampak dua gadis berpakaian pelayan
sedang menghampiri mereka,

2188
Semula mereka berdua mengira yang muncul itu adalah
Liok Ci Khim Mo, namun ternyata bukan, melainkan dua
pelayan, sehingga membuat hati mereka menjadi terheranheran.
Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang saling memandangi
sedangkan kedua pelayan itu tertawa-tawa sambil memberi
hormat
"Nona berdua sudah bisa berjalan sendiri?"
"Kalian berdua mau apa kalau kami sudah bisa berjalan
sendiri ?" Tam Goat Hua balik bertanya,
"Harap Nona berdua ikut kami!" kata kedua pelayan itu.
"Ke mana?" tanya Toan Bok Ang. Kedua pelayan itu
tertawa cekikikan, "Pokoknya Nona berdua ikut kami saja!"
Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang masih tak bertenaga,
namun sudah bisa bangkit berdiri,
Akan tetapi, kedua pelayan itu tidak mau memberitahukan
kepada mereka mau diajak ke mana, maka mereka berdua
tidak mau berdiri
"Apa yang akan Liok Ci Khim Mo lakukan terhadap kami?"
tanya Tam Goat Hua.
"Kami tidak tahu, hanya saja Ci Cun berpesan kepada
kami, harus membawa Nona berdua ke kamar mewah, dan
harus baik-baik melayani Nona berdua pula!"
Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang saling memandang
dengan penuh keheranan. Mendadak Tam Goat Hua teringat
akan ucapan Liok Ci Khim Mo tadi, apakah Liok Ci Khim Mo
berniat yang bukan-bukan terhadap diri mereka?

2189
Ketika Tam Goat Hua baru mau membuka muiut, kedua
pelayan itu justru berkata.
"Kalau Nona berdua tidak bisa berjalan, biar kami yang
memapah kalian."
Kedua pelayan itu mendekati Tam Goat Hua dan Toan Bok
Ang. Langkah mereka ringan sekali, pertanda mereka
berkepandaian cukup tinggi. Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang
tidak bisa berbuat apa-apa, sebab masih tak bertenaga, Kedua
pelayan itu memapah mereka dan langsung membawa mereka
pergi. Mereka berdua tahu kali ini pasti celaka, namun justru
tiada tenaga untuk melepaskan diri. Tak seberapa lama, kedua
pelayan itu sudah memapah mereka berdua ke dalam sebuah
kamar yang amat indah dan mewah, lalu membaringkan
mereka ke atas sebuah ranjang.
Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang diam saja, sedangkan
kedua pelayan itu tertawa-tawa, kemudian mengundurkan diri
dari kamar tersebut
Tam Goat Hua menarik nafas dalam-dalam,
"Adik Toan, cepat menghimpun hawa murni dan obati
lukamu! Kalau nanti Liok Ci Khim Mo ke mari, kita masih bisa
mengadu nyawa dengannya."
Toan Bok Ang mengerutkan kening.
"Kakak Tam, apa yang akan dilakukannya terhadap diri
kita?"
Tam Goat Hua tersenyum getir
"Entahlah! Kita sudah berniat mati, masih takut apa?"

2190
Toan Bok Ang manggut-manggut. Mereka berdua
memejamkan mata, mulai menghimpun hawa murni untuk
mengobati luka. Berselang beberapa saat kemudian, terdengar
suara pintu terbuka, Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang segera
membuka mata lalu saling memandang dan berseru dalam
hati,
"Sudah datang!"
Namun yang masuk itu bukan Liok Ci Khim Mo, melainkan
kedua pelayan tadi. Kedua pelayan itu membawa keranjang.
Mereka tertawa-tawa sambil melangkah ke dalam, lalu
mengeluarkan apa yang ada di dalam keranjang, yang
ternyata beberapa mangkok hidangan dan dua mangkok nasi
putih, Setelah menaruh mangkok-mangkok itu di atas meja,
kedua pelayan tersebut berkata, "Nona berdua, silakan
makan!" Padahal Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang
merupakan gadis yang cerdas, namun saat ini, mereka berdua
justru menjadi bodoh, karena tidak tahu Liok Ci Khim Mo
sedang mengadakan permainan apa.
Mereka berdua berpikir kini sudah terjatuh ke tangan Liok
Ci Khim Mo, tidak makan pun pasti mati, lebih baik makan saja
agar bertenaga untuk mengadu nyawa dengan Liok Ci Khim
Mo. Oleh karena itu, mereka berdua segera bersantap, tak
lama semua hidangan itu sudah disantap habis.
* * * *
Bab 103
Kedua pelayan itu cepat-cepat memberesi semua mangkok
kosong, Toan Bok Ang memandang mereka seraya bertanya.

2191
"Hei! iblis tua itu punya rencana apa?" Ketika mendengar
gadis itu menyebut Liok Ci Khim Mo sebagai iblis tua, wajah
kedua pelayan itu langsung berubah,
Tam Goat Hua tertawa dengan terpaksa lalu berkata.
"Katakanlah! Majikan kalian punya rencana apa?" Kedua
pelayan itu menyahut sambil tertawa, "Nona berdua, tak lama
kalian pasti akan mengetahui nya."
Tam Goat Hua mendengus, Kalau luka mereka berdua
sudah sembuh, pasti dapat memaksa kedua pelayan itu
membuka mulut. Ketika dia sedang berpikir demikian,
mendadak merasa matanya berat sekali serasa ingin tidur
Tam Goat Hua tertegun, lalu mendongakkan kepala
memandang Toan Bok Ang. Gadis itu pun kelihatan seperti
dirinya, sulit membuka mata,
"Adik Toan!" serunya.
Bibir Toan Bok Ang bergerak.
"Kakak Tam, kita... kita sudah terkena... racun."
Usai menyahut, gadis itu lalu roboh di lantai,
Tam Goat Hua ingin membangunkannya namun merasa
mengantuk sekali, akhirnya roboh juga di sisi Toan Bok Ang,
kemudian tertidur pulas. Entah berapa tama kemudian,
barulah mereka berdua mendusin. Ketika membuka mata,
mereka merasa amat tertusuk oleh cahaya matahari Tam Goat
Hua terkejut dan cepat-cepat bangun duduk, Tampak Toan
Bok Ang di sisinya masih dalam keadaan pulas,

2192
Tam Goat Hua tidak segera menghimpun hawa murni,
melainkan cepat-cepat menggoyang-goyangkan bahu Toan
Bok Ang.
"Adik Toan, cepat bangun!"
Berselang sesaat barulah Toan Bok Ang membuka
matanya, sekaligus bangun duduk,
"Eh! Kakak Tam, bukankah kita sudah terkena racun
setelah bersantap? Apakah kita sudah mati?"
"Bodoh kau! Kalau kita sudah mati, bagaimana mungkin
melihat cahaya matahari?" sahut Tam Goat Hua.
Toan Bok Ang manggut-manggut, kemudian bangkit
berdiri dan berjalan beberapa langkah.
"Kakak Tam, kepandaianku telah musnah," katanya
dengan air mata berlinang,
Bukan main terkejutnya Tam Goat Hua. Dia segera bangkit
berdiri dan mencoba menghimpun hawa murni, namun hawa
murninya telah buyar, tak dapat disatukan, sehingga
membuatnya tak bertenaga sama sekali. Mereka berdua tahu,
pasti telah terjadi sesuatu atas diri mereka, tapi tidak
menduga ketika mendusin, kepandaian mereka justru akan
musnah. Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang berdiri termangumangu,
kemudian menjatuhkan diri duduk di kursi.
Sudah jelas bahwa semuanya itu adalah perbuatan Liok Ci
Khim Mo, kini bagaimana mungkin mereka dapat meloloskan
diri? Liok Ci Khim Mo memusnahkan kepandaian mereka, tapi
tidak membunuh. Lalu apa yang dikehendakinya?

2193
Mereka tertegun dan muncul pula banyak urusan dalam
benak masing-masing, akhirnya air mata mereka berderaiderai.
Berselang beberapa saat, Tam Goat Hua menyeka air
matanya.
"Adik Toan, walau kita telah kehilangan kepandaian tapi
ingin mati masih gampang, Dari pada dihina, bukankah lebih
baik kita mati saja?"
Wajah Toan Bok Ang pucat pias,
"Kakak Tam, benar juga perkataanmu!" sahutnya,
Toan Bok Ang bangkit berdiri, kemudian mengeluarkan
senjatanya dan diangkatnya ujung senjata itu sehingga
mengarah tenggorokannya. Asal dia menusuk, ujung senjata
itu pasti menembus tenggorokannya. Akan tetapi, di saat
bersamaan terdengar pintu kamar itu terbuka, Tampak kedua
pelayan menerobos ke dalam dan langsung merebut senjata
yang di tangan Toan Bok Ang.
"Walau kehilangan senjata, tapi aku masih bisa bunuh
diri!" bentak Toan Bok Ang,
Kedua pelayan itu tertawa,
"Mulai saat mi, kami berdua akan tetap menjaga di sini."
Tam Goat Hua mendengus dan berkata, "Aku justru tidak
percaya kalian bisa memaksa kami makan!"
Kedua pelayan itu tertawa.
"Tahukah kalian, bahwa kalian tidur sudah tiga hari tiga
malam. Apakah perut kalian tidak lapar? Apabila kalian tidak

2194
mau makan, juga tidak apa-apa. Kami akan segera tidak
punya tugas lagi."
Tam Goat Hua terkejut mendengar ucapan pelayan itu.
"Apa maksud kalian itu?"
Kedua pelayan itu tidak menyahut maka Tam Goat Hua
dan Toan Bok Ang terpaksa duduk kembali. Kedua pelayan itu
segera berdiri di sisi mereka dengan tak bergerak sama sekali,
Berselang beberapa saat, terdengar suara langkah berat
dari luar Tam Goat Hua langsung bangkit berdiri lalu mau
berjalan ke arah pintu. Namun salah seorang dari kedua
pelayan itu telah menekan bahunya. Padahal sesungguhnya
berdasarkan kepandaian Tam Goat Hua, jangankan hanya
seorang pelayan ditambah sepuluh lagi juga tidak akan
mampu menekan Tam Goat Hua duduk kembali.
Akan tetapi, saat ini dia telah kehilangan kepandaiannya.
Ketika pelayan itu menjulurkan tangan menekan bahunya,
Tam Goat Hua segera menyerang dengan jurus Ciok Phua
Keng Thian (Batu pecah Mengejutkan Langit), Namun pelayan
itu cepat-cepat menangkap tangannya, sekaligus
menyentakkannya, sehingga Tam Goat Hua terpaksa duduk
kembali.
Gadis itu menarik nafas dalam-dalam. Percuma melawan
karena tak bertenaga sama sekali, maka dia duduk diam saja,
Tak seberapa lama, terdengar suara Liok Ci Khim Mo di
luar.
"Kenapa kau tidak berjalan lagi?"

2195
Di saat bersamaan, terdengar pula suara seseorang yang
amat rendah, entah siapa orang itu. Terdengar Liok Ci Khim
Mo tertawa gelak. "Ha! Ha! Ha! Kau sungguh bodoh!
Bukankah kau pernah bilang kepadaku, walau banyak sekali
anak gadis di kolong langit, namun kau cuma mencintainya
kan? Kini dia masih berada di dalam kamar, kenapa kau tidak
mau masuk menengoknya? Kepandaiannya telah musnah, apa
yang kau takutkan lagi?"
Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang tidak dapat menerka
Liok Ci Khim Mo sedang berbicara dengan siapa, namun
mereka berdua tahu, yang dimaksudkan "Dia" adalah salah
seorang di antara mereka, itu membuat hati mereka menjadi
tegang karena meskipun mereka berdua sudah berniat mati,
namun dilihat dari keadaan se karang, mereka berdua pasti
akan diperlakukan yang bukan-bukan,
Mulut mereka tertutup rapat-rapat, sama sekali tidak
mengeluarkan suara sedikit pun. Terdengar lagi seseorang
berbicara dengan suara rendah, kemudian terdengar sahutan
Liok Ci Khim Mo bernada gusar
"Kau sungguh tak berguna, hanya membuatku gusar
saja!"
Hening sejenak, setelah itu terdengar seseorang berbicara
setengah berbisik, lalu terdengar suara sahutan Liok Ci Khim
Mo bernada agak lembut Baiklah." Setelah itu, terdengar suara
langkah menjauh, itu mencengangkan Tam Goat Hua dan
Toan Bok Ang. Mereka berdua sama sekali tidak tahu siapa
yang berbicara dengan Liok Ci Khim Mo.
Berselang beberapa saat kemudian, terdengar suara
langkah yang tergesa-gesa. Berdasarkan suara langkah itu,
dapat diketahui pendatang itu memiliki ilmu Ginkang tinggi,

2196
Kemudian pintu kamar itu terbuka, Tam Goat Hua dan
Toan Bok Ang langsung memandang ke sana dan seketika
mereka berdua tertegun. Tampak seseorang berdiri dekat
pintu, yang wajahnya berseri-seri. Siapa orang itu? Tidak lain
adalah Kim Kut Lau Seh Ciang.
Ternyata Kim Kut Lau bernama Seh Ciang, Hek Sin Kun
bernama Seh Cih, sedangkan Seh Cing Hua dipanggil Seh
Giok, Meskipun Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun amat terkenal,
namun tiada seorang pun mengetahui nama mereka.
Ketika melihat yang muncul itu adalah Kim Kut Lau, Tam
Goat Hua langsung membuang muka. Kim Kut Lau berjalan ke
dalam dengan wajah tetap berseri-seri.
"Goat Hua, setelah bertemu paman, kenapa kau tidak
menyapa?" katanya,
Mendengar pertanyaan pamannya itu, Tam Goat Hua
merasa muak, Kini Kim Kut Lau bisa bebas berkeliaran di
dalam istana Ci Cun Kiong, dapat dibayangkan betapa
tingginya kedudukan laki-laki itu.
Tam Goat Hua justru merasa heran, bagaimana bisa punya
paman seperti itu.
"Kau sudah bergabung dengan Liok Ci Khim Mo, tapi
masih punya muka ke mari menengok ku ?" sahutnya,
Perasaan Kim Kut Lau tidak tersinggung, tapi sebaliknya
dia malah tertawa gelak,
"Ha! Ha! Ha! Goat Hua, paman harus memberi selamat
kepadamu!"

2197
Tam Goat Hua tertegun mendengar ucapan itu.
"Kau omong apa?" tanyanya kemudian
"Nona Toan, keponakanku ini, memang cantik dan cerdas,
hanya saja sifatnya agak kasar, kau jangan
mentertawakannya!" kata Kim Kut Lau kepada Toan Bok Ang,
tanpa menyahut pertanyaan Tam Goat Hua.
Toan Bok Ang cuma tertawa dingin, sama sekali tidak
meladeninya, Kim Kut Lau berkata lagi,
"Goat Hua, kau masih tidak tahu, dirimu akan menghadapi
sesuatu yang amat menggembirakan"
Tam Goat Hua hanya menatapnya dengan dingin, Kim Kut
Lau tersenyum kemudian berkata.
"Goat Hua, kali ini kau harus berterima kasih pada
paman!"
"Kau omong apa silakan, tidak usah berbelit-belit!" sahut
Tam Goat Hua dengan dingin sekali.
Kim Kut Lau maju dua langkah. Lalu memandang Tam
Goat Hua seraya berkata.
"Goat Hua, Liok Ci Khim Mo berniat mengangkatmu
sebagai menantu. Bukankah itu merupakan hal yang amat
menggembirakan?"
Mendengar ucapan itu, Tam Goat Hua merasa dirinya
disambar geledek, Kini dia baru sadar, tadi Liok Ci Khim Mo
berbicara dengan seseorang, ternyata orang itu adalah Oey
Sim Tit,

2198
Beberapa tahun lalu, ketika bertemu Oey Sim Tit yang
masih berstatus sebagai Budak Setan, gadis itu sudah merasa
tatapan mata Oey Sim Tit amat aneh terhadapnya, Pada
waktu itu, Tam Goat Hua menganggap Oey Sim Tit merasa
minder terhadap dirinya sendiri yang berwajah begitu buruk.
Justru tidak menyangka, Oey Sim Tit amat mencintainya.
Walau kini sudah terjatuh ke tangan Liok Ci Khim Mo, tapi Oey
Sim Tit masih tidak berani ke kamar menemuinya, Tam Goat
Hua tertegun lama sekali, setelah itu mendadak dia tertawa
besar.
Ketika melihat gadis itu tertawa besar, Kim Kut Lau pun
ikut tertawa gembira sambil maju selangkah
"Goat Hua, apakah hatimu amat gembira? Jangan lupa
paman yang menjadi penghubung kalian lho!"
Tam Goat Hua segera berhenti tertawa dan menyahut
dengan nyaring.
"Paman, julurkan kepalamu ke mari, aku ingin
membisikkan sesuatu!"
Kim Kut Lau mengira Tam Goat Hua sudah setuju, maka
membuat hatinya girang bukan kepalang dan langsung
menjulurkan kepalanya ke arah gadis itu. justru sungguh di
luar dugaan, mendadak Tam Goat Hua mengayunkan
tangannya,
Plak!
Muka Kim Kut Lau terkena tamparan keras, membuat
pipinya membengkak seketika, Dia sama sekali tidak
menyangka kalau Tam Goat Hua akan menamparnya, maka

2199
dia mundur dengan gusar sekali. Akan tetapi, walau amat
gusar, dia tidak berani melampiaskannya, karena Liok Ci Khim
Mo menghendaki Tam Goat Hua menjadi menantunya.
Kim Kut Lau tertawa dengan terpaksa, lalu berkata,
"Goat Hua, sungguh bagus tamparanmu!"
Tam Goat Hua juga tertawa,
"Ha! Ha! Ayo, ke mari lagi, aku akan menamparmu lebih
keras!"
Nafas Kim Kut Lau memburu karena menahan
kegusarannya,
"Baik! Kau sungguh tak tahu kebaikan orang!"
Tam Goat Hua tertawa dingin,
"Kau sungguh tak tahu malu, merendahkan diri menjadi
budak Liok Ci Khim Mo! Apakah kau masih berderajat
berbicara denganku?"
Wajah Kim Kut Lau berubah kehijau-hijauan, Dia
membalikkan badannya dan langsung berjalan lagi,
Blam! Dia menghempas daun pintu kamar "Kakak Tam,
cacianmu sungguh jitu!" kata Toan Bok Ang.
Tam Goat Hua menghela nafas panjang.
"Aku punya paman yang sungguh memalukan!"

2200
"Kakak Tam, kalau kau tidak setuju, kemungkinan besar
Liok Ci Khim Mo akan marah besar."
Tam Goat Hua mengerutkan kening sambil berpikir
"Tidak apa-apa. Asal aku bertemu Oey Sim Tit, pasti ada
akal." sahutnya lalu menoleh ke arah salah seorang pelayan,
"Tolong undang tuan muda kemari!" pelayan itu tampak ragu,
"Cepat pergi!" bentak Tam Goat Hua, pelayan itu
tersentak, lalu segera mengangguk
"Ya!" katanya lalu cepat-cepat pergi,
Tam Goat Hua menghela nafas panjang,
"Aaaah! Adik Toan, sebentar lagi kau akan tahu,
Oey Sim Tit merupakan orang yang amat baik.
Diam-diam dia mencintaiku, tapi aku baru tahu sekarang,
Selama ini dia sama sekali tidak berani mengutarakannya
kepadaku."
"Kakak Tam, urusan kali ini bukan dia yang mengusulkan?"
tanya Toan Bok Ang sambil menatapnya.
"Tentu bukan. Hanya saja dia pernah memberitahukan
kepada Liok Ci Khim Mo, bahwa dia mencintai ku, maka Liok
Ci Khim Mo ingin menjodohkan kami, aku yakin itu." sahut
Tam Goat Hua,
Toan Bok Ang mengerutkan kening.

2201
"Kalau begitu, akan tinggal aku seorang diri, lalu aku harus
bagaimana?"
Tam Goat Hua tertawa getir
"Siapa tahu, mungkin... kau akan dijadikan sebagai
pendamping mempelai wanita."
Toan Bok Ang menghela nafas panjang lalu diam tak
berbicara lagi. Mengenai urusan ini, Oey Sim Tit memang tidak
tahu, Dia kembali ke istana Ci Cun Kiong bersama Kim Kut
Lau. Begitu bertemu Liok Ci Khim Mo, dia langsung menutur
tentang Busur Api yang telah direbut kembali oleh Kim Kut
Lau. Liok Ci Khim Mo tertawa gembira, kemudian
memberitahukan bahwa Tam Goat Hua berada di dalam
istana, dan menghendakinya menikah dengan Oey Sim Tit.
Mendengar itu, hati Oey Sim Tit berdebar-debar tidak
karuan, ketika pertama kali bertemu gadis itu, Oey Sim Tit
memang telah jatuh cinta kepadanya, Akan tetapi, dia merasa
dirinya sendiri amat buruk, maka tidak berani mencurahkan isi
hatinya itu, Namun terhadap Liok Ci Khim Mo, dia justru
mencurahkan sehingga ayahnya itu tahu bahwa Oey Sim Tit
cuma mencintai Tam Goat Hua, sedangkan gadis tersebut
sama sekali tidak mengetahuinya,
Dalam mata Oey Sim Tit, Tam Goat Hua merupakan
seorang bidadari yang tidak boleh didekati. Namun kini Tam
Goat Hua sudah berada di dalam istana dalam keadaan tak
berdaya, karena kepandaiannya telah musnah. Kalau Liok Ci
Khim Mo memaksanya harus menikah dengan Oey Sim Tit,
gadis itu pun tidak dapat melawan
Berpikir sampai di situ, hati Oey Sim Tit menjadi kebatkebit
tidak karuan, Dapat memperistri Tam Goat Hua, apa

2202
yang lebih berharga dari itu? Tentu tidak ada. Kemudian Oey
Sim Tit berpikir lagi, tidak mungkin Tam Goat Hua
mencintainya, Apabila gadis itu memaksakan diri untuk
menikah dengannya, sudah pasti akan merana seumur hidup,
seandainya Oey Sim Tit mencintainya dengan sungguhsungguh,
ia tidak boleh memperisterinya, karena hal itu akan
mencelakakan Tam Goat Hua.
Oleh karena itu, setelah berpikir sejenak timbul berbagai
macam pertentangan di dalam hatinya, sehingga dia tidak
mampu mengucapkan sepatah katapun Liok Ci Khim Mo
tertawa gelak melihat sikapnya, kemudian berkata.
"Anak bodoh! Lelaki dan wanita kalau sudah besar
memang harus menikah, mengapa kau diam saja?"
Oey Sim Tit memandangnya dengan ragu-ragu serta
menyahut dengan tergagap-gagap,
"Ayah, aku... aku... aku tidak mau menikah!"
Mendengar itu wajah Liok Ci Khim Mo langsung berubah,
membentak dengan gusar
"Omong kosong! Aku cuma punya seorang anak, kalau kau
tidak mau menikah kita akan putus turunan!"
Oey Sim Tit menghela nafas panjang, berkata terputusputus,
"Aku... aku...."
Liok Ci Khim Mo segera berkata,

2203
"Sudahlah! jangan banyak omong! Aku akan ajak kau
pergi menemui nona Tam!"
Usai berkata, Liok Ci Khim Mo langsung menarik Oey Sim
Tit ke kamar Tam Goat Hua. Akan tetapi, ketika hampir
sampai di pintu kamar itu, Oey Sim Tit sudah tidak berani
untuk maju, Liok Ci Khim Mo terus mendesak, akhirnya Oey
Sim Tit mengusulkan pada ayahnya agar Kim Kut Lau bicara
dengan Tam Goat Hua dulu,
Mereka berdua lalu kembali ke aula besar untuk
memberitahukan urusan tersebut, bukan main girangnya Kim
Kut Lau mendengar itu. Apabila Tam Goat Hua menikah
dengan Oey Sim Tit, otomatis kedudukan Kim Kut Lau menjadi
tinggi sekali Dia segera ke kamar Tam Goat Hua, untuk
membujuknya Sayang sekali ini dia kena batunya!
Ketika Kim Kut Lau ke kamar Tam Goat Hua, Oey Sim Tit
masih berada di aula besar itu menunggu dengan gelisah,
duduk dan berdiri tak bisa tenang, bagaikan semut berada di
dalam kuali panas! Berselang beberapa saat, Kim Kut Lau
kembali kesana dengan wajah kehijau-hijauan.
Liok Ci Khim Mo segera bertanya.
"Bagaimana?"
Kim Kut Lau menghela nafas sambil menggelenggelengkan
kepala seraya menyahut
"Budak itu memang tidak tahu diri, sungguh tak tahu diri!"
Dari semula Oey Sim Tit sudah menduga Tam Goat Hua
tidak akan mau, dan bila kekhawatirannya terbukti maka
selanjutnya mungkin tiada kesempatan untuk bertemu

2204
dengannya. Ketika mendengar perkataan Kim Kut Lau, Liok Ci
Khim Mo jadi gusar sekali
"Dia tidak mengabulkannya?" Tanyanya dengan kening
berkerut-kerut
Kim Kut Lau manggut-manggut, Liok Ci Khim Mo
mendengus dingin, kemudian berkata pada anaknya.
"Sim Tit, kau jangan putus harapan! Biar ayah memainkan
sebuah musik Pat Liong Thian Im, agar dia kehitangan
kesadarannya, lihat dia masih bisa menolak tidak?"
Betapa terkejutnya Oey Sim Tit mendengar itu, buru-buru
dia berkata,
"Ayah! jangan berbuat begitu!"
Liok Ci Khim Mo menyahut
"Kalau begitu, biar ayah membunuhnya, Kau cari gadis lain
saja!"
Oey Sim Tit menundukkan kepala seraya berkata
perlahan-lahan,
"Ayah, ananda hanya... hanya mencintainya seorang!"
Liok Ci Khim Mo memandangnya seraya bertanya .
"Kalau begitu, mengapa kau tidak setuju ayah memainkan
Pat Liong Thian Im?"
Kim kut Lau menye!ak.

2205
"Mungkin Tuan Muda menghendakinya secara rela dan
iklas?"
Oey Sim Tit cuma menghela nafas, tidak bersuara sama
sekali. Di saat bersamaan, muncul seorang pelayan
memberitahukan.
"Tuan muda, Nona Tam mengundang Tuan Muda untuk
datang!"
Oey Sim Tit terkejut
"Apa?!" serunya
Pelayan itu menegaskan sekali lagi, namun Oey Sim Tit
menggelengkan kepala.
"Aku... aku tidak mau kesana!"
Liok Ci Khim Mo membentak gusar
"Dasar bodoh! Kau takut apa?"
Oey Sim Tit tergagap-gagap,
"Aku.,., Aku...."
Sifat Oey Sim Tit amat lemah lembut, kalau orang lain
yang menjadi anak Liok Ci Khim Mo pasti sudah berlaku se
wenang- wenang! Namun dia tidak begitu, tetap seperti ketika
masih menjadi budak setan.

2206
Begitu mendengar Tam Goat Hua menyuruh pelayan
mengundang Oey Sim Tit timbullah harapan dalam hati Kim
kut Lau, segera ia berkata.
"Sebaiknya Tuan Muda segera datang. Kalau Tuan Muda
tidak kesana, orang lain pasti pusing memikirkan perjodohan
ini!"
Oey Sim Tit tahu kalau Tam Goat Hua tidak akan
mengabulkan perjodohan tersebut Namun di-bawah desakan
Kim kut Lau dan Liok Ci Khim Mo, akhirnya dia memberanikan
diri mendatangi kamar Tam Goat Hua.
Tak berapa lama, dia sudah sampai di depan pintu kamar
itu. Ketika pelayan membuka pintu karaar, Oey Sim Tit hampir
saja membalikkan badannya pergi dari situ! Di saat
bersamaan, pintu kamar sudah terbuka dan terdengar suara
Tam Goat Hua.
"Sim Tit, kemarilah!"
Sambil menundukkan kepalanya karena tidak berani
memandang Tam Goat Hoa, Oey Sim Tit memasuki kamar itu,
Kedua pelayan yang ada hanya tertawa kecil sambil
meninggalkan kamar dan sekaligus menutup pintunya,
Tam Goat Hua tertawa sambil bertanya,
"Sim Tit, kau ingin memperisteriku?"
Wajah Oey 5im Tit yang buruk itu tampak memerah,
menyahut tergagap-gagap,
"Aku... aku... aku...."

2207
Oey Sim Tit tak mampu melanjutkan Tam Goat Hua
berkata dengan dingin,
"Saat ini aku akan mati duluan ditanganmu, kau boleh
terus mendesakku untuk menikah denganmu, kenapa kau
malah diam saja?"
Mendengar itu kening Oey Sim Tit langsung mengucurkan
keringat dingin, ia berkata terputus-putus,
"Nona Tam, aku... aku tidak bermaksud demikian !"
Tam Goat Hua memandang Toan Bok Ang sejenak,
kemudian berkata lagi,
"Kalau begitu, semua adalah atas kemauan ayahmu?"
Oey Sim Tit menarik nafas dalam-dalam, memberanikan
diri berkata,
"Aku memang amat mencintaimu... tapi aku... aku tidak
berani...."
Tam Goat Hua memotong kata-katanya dengan tidak
saban
"Sudahlah! Kau tidak usah bicara lagi!" selang sesaat ia
melanjutkan. "Sim Tit, selama ini aku sama sekali tidak tahu
urusan dalam hatimu !”
Oey Sim Tit berkata dengan suara rendah.
"Aku,., aku tidak berani memberitahukan."

2208
Tam Goat Hua menghela nafas, berkata perlahan-lahan.
"Sim Tit, musibah yang kualami tidak mungkin kau tidak
mengetahuinya, semua gara-gara perbuatan ayahmu! Kini aku
tidak bisa menikah, bahkan orang yang amat kucintai juga
tidak bisa menikahiku. Di bawah pengaruh suara harpa
ayahmu aku kehilangan kesucianku, menyebabkanku tidak
bisa menikah dengan orang yang amat kucintai...."
Berkata sampai di sini, air matanya sudah ber-derai-derai.
Oey Sim Tit segera berkata,
"Nona Tam, aku tahu itu, kau... kau jangan berduka!"
Tam Goat Hua berkata.
"Sim Tit, aku dan nona Toan percaya kau adalah orang
baik apakah kau mau melakukan sesuatu untuk kami?"
Tanpa sadar Oey Sim Tit langsung merogoh ke dalam
bajunya seraya berkata sungguh-sungguh,
"Nona Tam, apapun boleh, kecuali kau minta Busur
Apiku!"
Tam Goat Hua bertanya dengan terkejut
"Apa? Busur Api itu berada padamu lagi?"
Oey Sim Tit manggut-manggut,
"Ya! Kim Kut Lau yang merebut kembali Busur Api itu!"
iapun menuturkan kejadiannya,

2209
Tam Goat Hua diam, berselang sesaat barulah ia
membuka mulut
"Aku bukan ingin minta Busur Api itu."
Oey Sim Tit menarik nafas lega,
"Nona Tam, kalau begitu kau menghendaki aku melakukan
apa?"
Tam Goat Hua menyahut
"Kami berdua entah terkena racun apa, sehingga
memusnahkan seluruh kungfu kami, dapatkah kau mengambil
obat penawarnya untuk kami?"
Oey Sim Tit berkata.
"Aku tahu kalian terkena racun Can Meh Khie Hoa (Bunga
Aneh Pemutus Nadi)! Memang ada obat penawarnya namun
ayah tidak mempercayai ku, semua benda mustika dan obat
penawar itu disimpan di tempat yang amat rahasia!"
Tam Goat Hua segera bertanya,
"Kau sama sekali tidak tahu tempat rahasia itu?"
Oey Sim Tit menyahut
"Aku tahu, namun... tempat itu ada penjaganya!"
Tam Goat Hua menghela nafas panjang dan berkata
sambil menggeleng-gelengkan kepala.

2210
"Kalau kau tidak sudi memberikan obat penawar itu untuk
kami, sudahlah!"
Oey Sim Tit cepat-cepat berkata,
"Sudah tentu aku sudi, tapi...."
Tam Goat Hua bertanya,
"Tapi kenapa?"
Oey Sim Tit memberitahukan
"Ayah tahu kau tidak mau menikah denganku,
kemungkinan besar ayah akan turun tangan jahat mencelakai
kalian!"
Tam Goat Hua tertegun mendengar itu, kemudian Toan
Bok Ang berkata.
"Begini, kau beritahukan kepada ayahmu bahwa nona Tam
akan mempertimbangkannya dalam waktu dua hari! Tetapi
kau harus memperoleh obat penawar itu! Kami tidak akan
menyuruhmu mengantar kami meninggalkan istana ini karena
setelah kungfu kami pulih, kamipun akan berusaha keluar dari
sini!"
Oey Sim Tit mendongakkan kepala, memandang Tam Goat
Hua seraya bertanya,
"Nona Tam, kau,., kau tidak mempersalahkanku?"
Tam Goat Hua tersenyum sedih,

2211
"Mengapa aku harus mempersalahkanmu?" .
Oey Sim Tit manggut-manggut.
"Baiklah! Aku akan melakukan sesuai dengan pesan
kalian!"
Usai berkata, Oey Sim Tit memandang Tam Goat Hua lama
sekali, lalu meninggalkan kamar itu, setelah Oey Sim Tit tidak
ada di dalam kamar tersebut, Toan Bok Ang segera bertanya,
"Kakak Tam, kau bilang dia akan mengambil obat penawar
kemari?"
Tam Goat Hua mengangguk
"Aku pikir begitu!"
Toan Bok Ang kelihatan kurang percaya,
"Dia begitu mencintaimu dan setelah mengetahui bila
kungfumu sudah pulih, kau pasti akan meninggalkan istana Ci
Cun Kiong, apakah mungkin dia akan membawa obat penawar
itu kemari?"
Tam Goat Hua berkata.
"Orang lain memang tidak akan berbuat begitu, tapi Oey
Sim Tit justru akan melakukannya!"
Toan Bok Ang menarik nafas lega,

2212
"Mudah-mudahan begitu!" Kemudian menam-bahkan.
"Kakak Tam, beberapa hari ini aku berpikir bahwa kita pasti
mati tapi sungguh tak disangka malahan jadi begini!"
Tam Goat Hua menyahut
"Akupun berpikir demikian, kedatangan kita tidak bisa
mencelakai Liok Ci Khim Mo dan sebaliknya nyawa kita nyaris
melayang, namun kita masih hidup! Oleh karena itu, kita
harus membuat Liok Ci Khim Mo cidera atau paling tidak harus
mati bersama!"
Toan Bok Ang berkata.
"Kalau begitu, setelah kungfu kita pulih nanti, apa yang
harus kita lakukan?"
Tam Goat Hua berpikir lama sekali, baru membuka mulut
menyahut
"Sampai waktunya baru kita bicara lagi!"
Mereka berdua menghela nafas panjang, tidak
membicarakan apa-apa lagi, sementara Oey Sim Tit kembali
ke aula besar dengan perasaan tercekam, kemudian
memberitahukan pada Liok Ci Khim Mo tentang apa yang
dikatakan Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang. Liok Ci Khim Mo
tidak memberi tanggapan apapun, hanya berpesan pada Kim
Kut Lau agar tidak meninggalkan Oey Sim Tit selangkahpun
Walau tiada jabatan yang tetap, namun dengan adanya
kejadian ini otomatis kedudukan Kim kut Lau menjadi lebih
tinggi dari keempat Tancu istana Ci Cun Kiong, dan hal itu
membuatnya girang walau dalam hati.

2213
Sore itu Kiong Bu Hong dan Sien Put Pah sudah kembali,
Liok Ci Khim Mo menyuruh utusan dan memerintahkan para
jago yang lain untuk pulang, di aula besar itu Liok Ci Khim Mo
memberi perintah pada para anak buahnya, Oey Sim Tit
memanfaatkan kesempatan untuk meninggalkan aula besar,
menuju ke ruang belakang istana Ci Cun Kiong, tak lama ia
sudah sampai di depan sebuah rumah batu,
Di rumah batu tersebut tidak ada jendela dan hanya
terdapat sebuah pintu batu, tampak empat orang menjaga
disitu, Begitu melihat kemunculan Oey Sim Tit, keempat
penjaga itu langsung bangkit berdiri.
Ternyata rumah batu itu menyimpan berbagai macam
benda mustika hadiah dari golongan hitam. Penjaga disitu
berjumlah delapan orang, dibagi jadi dua kelompok yang
menjaga siang dan malam, Kalau-pun ada suatu kejadian di
istana Ci Cun Kiong, mereka berdelapan tidak boleh
meninggalkan tempat itu selangkahpun! Lagi pula merekapun
sudah menerima instruksi langsung dari Liok Ci Khim Mo,
siapapun dilarang mendekati tempat tersebut kecuali Liok Ci
Khim Mo sendiri!
Oleh karena itu, ketika melihat Oey Sim Tit mendekati
tempat itu, keempat penjaga itu segera berseiu
"Harap Tuan Muda berhenti!"
Oey Sim Tit segera berhenti. Keempat penjaga itu
menyapanya seraya bertanya .
"Ada urusan apa Tuan Muda kemari ?"
Wajah keempat penjaga itu tampak angker, namun tidak
begitu berhawa sesat Keempat orang itu berasal dari keluarga

2214
Siauw di Han Yang, dan mendapat julukan Siauw Sie Si Kiam
(Empat pedang Marga Siauw), Mereka berempat memiliki ilmu
pedang yang amat dahsyat, terutama ilmu pedang Thian Te
Hong Lui (Angin Gelede"k Langit Dan Bumi), empat pedang
bergabung, entah sudah mengalahkan berapa banyak para
pendekar didunia persilatan!
Oey Sim Tit tertawa, kemudian menyahut
"Aku ingin ke dalam melihat-lihat!"
Empat Pedang Marga Siauw saling memandangi setelah itu
berkata.
“Tuan Muda, tentunya Tuan Muda mengetahui perintah
dari Ci Cun mengapa Tuan Muda hendak menyulitkan kami?"
Oey Sim Tit tertegun sehingga membuatnya
membungkam. Keempat orang itu berkata.
"Harap Tuan Muda segera kembali!"
Oey Sim Tit membatin, Tam Goat Hua sedang
menunggunya membawa obat penawar, apabila kembali
kesana dengan tangan kosong, ia harus berlaku bagaimana?
Dia memang amat mencintai Tam Goat Hua, bahkan tahu
bila gadis itu memperoleh obat penawar, maka kungfunya
pasti pulih dan akan meninggalkan dirinya, akibatnya ia
mungkin tidak dapat bertemu kembali
Akan tetapi Oey Sim Tit justru menghendaki demikian,
agar tertanam kesan yang baik dan dalam di hati Tam Goat
Hua! sebaliknya apabila Oey Sim Tit memanfaatkan
kesempatan di saat Tam Goat Hua kehilangan kungfunya serta

2215
memaksa memperisteri-nya, Tam Goat Hua pasti
membencinya seumur hidup! Oey Sim Tit berpikir dan berpikir
lagi, sesudah itu bukannya mundur ia justru maju dua
langkah.
Ketika dia baru maju dua langkah, sudah terdengar suara
Trang! Trang! Trang! Trang!" Tampak empat bilah pedang
sudah terhunus melintang di hadapannya, menghalanginya
maju ke depan lagi.
Oey Sim Tit terkejut
"Kalian,., kalian juga melarangku masuk ke dalam?"
Keempat orang itu menyahut serentak
"Tuan Muda, kami hanya menjalankan perintah! Kecuali Ci
Cun, siapapun dilarang mendekati tempat ini, termasuk Tuan
Muda! Mohon maaf kami telah berlaku kurang ajari"
Oey Sim Tit menghela nafas, memandang mereka
berempat seraya berkata,
"Walau ayahku memberi perintah demikian jangan cobacoba
kalian melukaiku karena bagaimanapun hubungan kami
adalah ayah dan anak, justru kalian yang akan celaka nanti!"
Sifat Oey Sim Tit biasanya lemah dan takut urusan, Tapi
saat ini, demi Tam Goat Hua, maka timbul kebulatan tekadnya
Keempat orang itu jadi tertegun, padahal ujung pedang
mereka diarahkan pada jalan darah Oey Sim Tit Begitu
mendengar perkataannya, pedang merekapun segera
diturunkan sambil saling memandang dan berpikir Tidak salah
apa yang dikatakan Oey Sim Tit, biar bagaimanapun mereka

2216
berdua tetap adalah ayah dan anak. sedangkan mereka
berempat, meskipun diperintahkan menjaga di tempat ini,
melarang siapapun yang ingin masuk termasuk Oey Sim Tit
Namun kalau pemuda itu berkeras ingin masuk, sehingga
mereka berempat terpaksa turun tangan melukai nya, itu
merupakan tanggung jawab yang amat besar! Apabila hal itu
terjadi tentunya mereka berempatpun akan dihukum berat!
Akan tetapi, kalau mereka berempat membiarkan Oey Sim Tit
masuk pasti juga akan menerima hukuman!
Mereka berempat betul-betul merasa serba salah, tidak
tahu harus berbuat apa hanya diam saja tanpa bersuara.
Berselang sesaat, salah seorang di antara mereka yang
lebih cerdik tertawa kering seraya berkata,
"Apa sebabnya Tuan Muda ingin memasuki gudang batu
ini?"
Oey Sim Tit yang tidak biasa berbohong menjawab
sejujurnya.
"Aku,., aku mau mengambil sesuatu di dalam!"
Salah seorang kembali bertanya.
"Tuan Muda ingin mengambil apa?"
Oey Sim Tit menyahut
"Harap kalian berempat jangan bertanya, perbolehkanlah
aku masuki Kalau ayahku marah, aku pasti bertanggung
jawab!"

2217
Keempat orang itu berpikir kalau menuruti Oey Sim Tit
sungguh amat berbahaya! Walau Oey Sim Tit mengatakan
akan bertanggung jawab, tapi apabila Liok Ci Khim Mo sudah
marah besar, yang celaka pasti mereka berempat! 0 Oleh
karena itu, keempat orang itu mengge1eng-gelengkan
kepalanya seraya berkata.
"Kami harap Tuan Muda pulang saja!"
Oey Sim Tit menghela nafas panjang.
"Kalian berempat... berkeras melarangku masuk ke
dalam?"
Keempat orang itu menjawab
"Tuan Muda mau mengambil sesuatu, mengapa tidak
mohon pada ayahmu untuk datang kemari mengambilnya?"
Oey Sim Tit menyahut
"Kalau ayahku tahu, bagaimana mungkin ayahku akan
menemaniku kemari mengambil barang itu?"
Ketika Oey Sim Tit berkata begitu, keempat bilah pedang
itupun langsung melintang di hadapannya lagi. Oey Sim Tit
akhirnya menyadari bahwa ia salah kata sehingga urusan jadi
semakin sulit. Dia berdiri termanggu-manggu di tempat, tidak
tahu harus berkata apa lagi! Keempat orang itu saling
memberi isyarat dan salah seorang segera membentak keras,
"Tuan Muda, kami sudah melanggar peraturan karena
bercakap-cakap denganmu, kalau Tuan Muda masih belum
mau pergi, kami terpaksa harus turun tangan!"

2218
Oey Sim Tit mendongakkan kepala, diwajahnya tersirat
akan kebulatan hatinya, ia pun berkata dengan perlahanlahan.
"Kalian berani melukaiku?"
Keempat orang itu tidak menghiraukan perkata-annya,
melainkan berpencar sekaligus menggerakkan pedang masingmasing,
Mereka adalah ahli ilmu pedang, maka begitu pedang
bergerak, sudah tentu hebat sekali. Tampak pedang itu
berkelebat-kelebat mengurung Oey Sim Tit, dengan maksud
agar Oey Sim Tit mundur Namun pemuda itu sudah
membulatkaa hati untuk mengambil obat penawar Begitu
melihat pedang berkelebat-kelebat, diapun bergerak cepat,
badannya mencelat ke atas! Walau ilmu silatnya masih jauh di
bawah keempat orang itu, namun ilmu ginkangnya amat
tinggi, sekali mencelat ke atas tingginya hampir lima enam
depa!
* * * *
Bab 104
Sesungguhnya jurus ilmu pedang itu hanya merupakan
jurus tipuan, setelah menggerakkan pedang, secepat itu pula
mereka menarik kembali Namun mendadak mata mereka tibatiba
menjadi kabur dan tahu-tahu Oey Sim Tit sudah tidak
kelihatan lagi. Ketika mereka berempat mendongakkan kepala,
mereka melihat Oey Sim Tit bersalto di udara dan melayang
turun di pintu gudang batu,
Menyaksikan itu, keempat orang itu bertambah terkejut
Tampak dua orang membalikkan badan, sekaligus
melancarkan dua jurus serangan, Khuang Hong Hu Hu (Angin
Badai Bergemuruh) dan jurus Lui Meng Long Long (Geledek

2219
Menggelenggar), Kedua jurus ilmu pedang itu amat dahsyat
serta langsung mengarah pada Oey Sim Tit yang baru berdiri
tegak, Oey Sim Tit yang tidak menduga mereka berdua berani
menyerangnya dengan sengit dan dahsyat menjadi tertegun
Ketika Oey Sim Tit baru mau mengerahkan ilmu
ginkangnya, di saat bersamaan, kedua bilah pedang itu telah
menyambarnya Baju Oey Sim Tit tersobek karena sambaran
pedang. Kalau kedua orang itu tidak memandang Liok Ci Khim
Mo, dada Oey Sim Tit pasti sudah tertembus pedang, Oey Sim
Tit berdiri di tempat dengan wajah pucat pias, menuding
mereka seraya berkata.
"Kalian... kalian berani turun tangan terhadapku ?"
Salah seorang menyahut dengan suara dalam.
"Kami tidak berani membangkang perintah dari Ci Cun,
mohon Tuan Muda sudi memaafkan kami!"
Oey Sim Tit menarik nafas dalam-dalam.
"Aku tidak mau pergi!"
Usai berkata begitu, Oey Sim Titpun segera mengerahkan
ginkangnya, Akan tetapi, di saat bersamaan, tampak dua
orang bergerak dengan cepat untuk menyerangnya dengan
jurus Yun Can Sim Sim (Awan Berlapis-Lapis Dalam) dan jurus
Te Tong San Yau (Bumi Bergetar Gunung Bergoyang), Kedua
jurus itu berhasil melukai kedua bahu Oey Sim Tit, sehingga
membuatnya mengeluarkan suara keluhan, bahkan harus
bersalto turun.

2220
Keempat orang itu langsung mengurungnya, sedangkan
Oey Sim Tit melihat luka dibahunya, hanya tergores, tidak
begitu berat kelihatannya, Oey Sim Tit lalu menatap mereka,
"Kalian tetap melarangku ke sana?"
Keempat orang itu mengangguk serentak. Mendadak Oey
Sim Tit mengeluarkan Busur Api dalam bajunya, Terdengar
suara bunyi empat kali, tampak empat batang panah meluncur
ke arah ke-empat orang itu laksana kilat!
Betapa terkejutnya keempat orang itu, mereka cepat-cepat
berkelit! Tapi dua orang terlambat, sehingga bahu mereka
tertancap panah, Oey Sim Tit menggunakan kesempatan itu
untuk melesat keempat orang itu berseru serentak
"Tuan Muda, cepat berhenti!"
Usai berseru, salah seorang melancarkan sebuah serangan
dengan jurus Hong Yun Pian Sek (Angin Dan Awan Berubah
Warna) untuk menyerang Oey Sim Tit. Dari mereka berempat
dua orang sudah terluka, otomatis membuat mereka amat
gusar, sehingga ketika menyerang, merekapun menggunakan
enam tujuh bagian tenaganya, pedang itu berke1ebat-ke lebat
mengarah Oey Sim Tit, tampak pula darah bermuncratan.
Orang itu mundur beberapa langkah, ternyata bahu Oey Sim
Tit sudah terluka berat
Wajah Oey Sim Tit yang buruk itu amat tak sedap
dipandang, badannya sempoyongan dan dengan nafas
memburu ia berkata,
"Kalian... bagus! Bagus sekali!"

2221
Sedangkan kedua orang yang terluka oleh panah kecil,
sudah mencabut kedua batang panah yang menancap di bahu
masing-masing, luka di bahu mereka tidak begitu berat Ketika
melihat Oey Sim Tit sudah terluka berat, guguplah mereka
dalam hati, Oey Sim Tit menarik nafas dalam-dalam, kemudian
berkata,
"Asal kalian membiarkanku masuk, akupun tidak akan
bilang apa-apa!"
Keempat orang itu saling memandangi lalu berkasak kusuk
berunding. Oey Sim Tit menggunakan kesempatan itu untuk
membalut luka di bahunya, berselang sesaat, keempat orang
itupun telah usai berunding.
“Tuan Muda, kami tidak sengaja...."
Oey Sim Tit segera memutuskan perkataan mereka.
"Kalian tidak perlu banyak bicara, asal kalian
memperbolehkanku masuk, aku pasti tidak akan mengungkat
tentang kejadian ini pada siapapun!"
Bagian 51
Keempat orang itu mengangguk
"Baik Tuan Muda cepat masuk tapi harus cepat keluar!"
Bukan main girangnya Oey Sim Tit, akan tetapi ketika dia
baru mau melesat ke dalam gudang batu itu, mendadak
terdengar suara langkah menyusul terdengar pula suara
seruan.

2222
"Marga Siauw bersaudara ada perintah dari Ci Cun!"
Tertegun Oey Sim Tit dan keempat orang itu, serentak
mereka berpaling, ternyata yang muncul adalah Kiong Bu
Hong! Kedudukan Kiong Bu Hong cukup tinggi di istana Ci Cun
Kiong, walaupun keempat orang itu jarang bergaul
dengannya, namun juga tidak berani menentangnya.
Salah seorang segera bertanya, "Ada perintah apa dari Ci
Cun?" Kiong Bu Hong tidak segera menyahut, melainkan
memandang Oey Sim Tit seraya berkata,
"Eh! Ternyata Tuan Muda juga berada disini!" Oey Sim Tit
cuma manggut-manggut, Kiong Bu Hong kelihatan terkejut,
ketika melihat luka di bahu Oey Sim Tit.
"Eh? Bahu Tuan Muda terluka parah, apa gerangan yang
telah terjadi?"
Mendengar itu, Siauw Sie Si Kiam tersentak, wajah
merekapun berubah seketika. Oey Sim Tit menyahut,
"Tidak ada apa-apa! Kau kemari ada urusan apa, cepat
katakan!"
Kiong Bu Hong tertawa licik seraya berkata, "Ci Cun
khawatir Siaw Sie Si Kiam tidak mentaati instruksi Ci Cun,
maka ia mengutusku kemari untuk menyampaikan
perintahnya, seandainya Tuan Muda ingin mendekati gudang
batu, juga harus diperlakukan seperti orang biasa!"
Tersentak hati Oey Sim Tit mendengar itu, segera ia
bertanya.
"Betuikah... ayahku bilang begitu?"

2223
Kiong Bu Hong menyahut
"Kalaupun hamba bernyali juga tidak berani memalsukan
perintah Ci Cun!"
Oey Sim Tit tertegun, sedangkan Kiong Bu Hong menjura
kepada Siauw Sie Si Kiam, lalu meninggalkan tempat itu,
Keempat orang itu berkata pada Oey Sim Tit.
"Tuan Muda sudah mendengar sendiri kan ? Siapa yang
berani membangkang perintah ayahmu, Kalau Tuan Muda
tidak segera kembali, terpaksa kami turun tangan jahat!"
Oey Sim Tit masih berdiri tertegun dengan wajah tidak
mengerti, sebab dia amat menyayangi ayahnya sehingga tidak
menyangka ayahnya akan turunkan perintah demikian,
Kalau dia berkeras memasuki gudang batu itu, sudah pasti
akan mati di bawah pedang Siauw Sie Si Kiam! ini membuat
Oey Sim Tit tidak habis pikir, sehingga mulutnya tak mampu
mengeluarkan suara,
Di saat bersamaan, terdengar suara yang amat mendadak
"Kau sudah mengerti?"
Suara amat mendadak itu membuat Oey Sim Tit tersentak
sadar, sedangkan Siauw Sie Si Kiam tampak tertegun. Mereka
segera mem hal ikan badannya, ternyata sudah ada dua orang
yang berdiri disitu tanpa sepengetahuan mereka. Salah
seorang masih muda dan tampan, seorang lagi mengenakan
jubah merah bagaikan api!

2224
Siauw Sie Si Kiam cukup berpengalaman di dunia
persilatan, begitu melihat orang tua yang mengenakan jubah
merah, mereka langsung mengenali bahwa orang tua itu
adalah Liat Hwe Cousu!
Mereka berempatpun tahu betapa lihay dan tingginya
kepandaian Liat Hwe Cousu, kemunculan ketua Hwa San itu,
sungguh mengejutkan keempat orang tersebut, hingga wajah
mereka berubah tak menentu. padahal di badan mereka
masing-masing terdapat sebatang alat, asal mengibaskan alat
itu ke atas sekuat tenaga, maka akan terlihat semacam
kembang api meluncur ke atas, Begitu melihat kembang api
itu, Liok Ci Khim Mo pasti segera datang ke tempat itu!
Akan tetapi, saat ini begitu melihat kemunculan Liat Hwe
Cousu, mereka berempat jadi tertegun, jangankan melepaskan
tanda itu, bahkan mundurpun tidak dilakukannya, Mereka
hanya berdiri terbelalak di tempat tidak tahu harus berbuat
apa! Siapa pemuda yang bersama Liat Hwe Cousu? Ternyata
dia adalah Lu Leng, dia pula yang mengeluarkan seruan itu.
Mereka berdua melakukan perjalanan siang dan malam
menuju ke istana Ci Cun Kiong maka begitu cepat sudah tiba
di istana tersebut, Mereka berdua masuk ke dalam melalui
belakang, kebetulan para jago tangguh istana Ci Cun Kiong
belum pulang, karena itu, mereka berdua tidak mendapat
halangan apapun ketika berada di dalam istana Ci Cun Kiong.
Mereka berduapun tidak tahu Tam Goat Hua dan Toan Bok
Ang berada di dalam istana tersebut, di saat mereka sampai di
sekitar gudang batu, kebetulan Oey Sim Tit berada disitu ingin
mengambil obat penawar. Begitu melihat Oey Sit Tit
bertengkar dengan Siauw Sie Si Kiam, mereka berdua segera
bersembunyi Siauw Sie Si Kiam sedang berhati-hati

2225
menghadapi Oey Sim Tit, sehingga tidak mengetahui
keberadaan mereka berdua,
Ketika Oey Sim Tit bergebrak dengan Siauw Sie Si Kiam,
entah berapa kali Lu Leng ingin menerjang keluar, namun
dicegah oleh Liat Hwe Cousu, sampai saat kemunculan Kiong
Bu Hong untuk menyampaikan perintah dari Liok Ci Khim Mo.
Lu Leng sudah tidak dapat bersabar lagi, dia yang
mengeluarkan suara bertanya kepada Oey Sim Tit
Akan tetapi, pertanyaan itu justru membuat Oey Sim Tit
terheran-heran! Dia hanya memanggil Lu Leng, tapi tetap
berdiri tak bergerak di tempati, sedangkan Liat Hwe Cousu,
menengok kesana kemari dengan sorot mata tajam, tidak
terlihat adanya orang lain disitu, karena tempat itu merupakan
tempat terlarang,
Liat Hwe Cousu tertawa, kemudian bertanya.
"Lu Leng, kau kenal keempat orang itu?"
Sebelum Lu Leng menjawab, Liat Hwe Cousu sudah
memberitahukan.
"Keempat orang itu merupakan orang gagah di daerah Ho
Pak, mereka berempat adalah Siauw Sie Si Kiam dari Han
Yang. Mereka berempat merupakan pendekar yang cukup
terkenal!"
Liat Hwe Cousu tidak mencaci keempat orang itu,
sebaliknya malah memuji, sehingga membuat wajah keempat
orang itu berubah kemerah-merahan. Siauw Lo Si mendehem,
lalu berkata,

2226
"Lial Hwe Cousu, walau kau berkepandaian tinggi, tapi
harus tahu diri karena saat ini berada di dalam istana Ci Cun
Kiong!"
Liat Hwe Cousu menyahut
"Betul! Lalu kalian berempat untuk apa berada disini?
Hanya sebagai anjing penjaga pintu?"
Wajah Siauw Sie Si Kiam bertambah merah, Siauw Lo Toa
segera berseru,
"Cepat lepaskan tanda bahaya!"
Mereka berempat segera merogoh keluar suatu benda dari
dalam baju, sebelum dikibaskan ke atas, Lu Leng sudah
mendengus dingin, sekaligus maju selangkah, Ketika
melangkah maju, Lu Lengpun menyerang mereka dengan
jurus Si Siang Pik Seng (Empat penjuru Pasti Tumbuh)!
Empat rangkum angin yang menderu-deru mengarah pada
lengan keempat orang itu, Betapa dahsyatnya tenaga Kim
Kong Sin Ci, walau kepandaian Siauw Sie Si Kiam amat tinggi,
namun karena mereka sama sekali tidak mengenal Lu Leng,
bahkan tidak menduga bahwa pemuda yang berada di
hadapan mereka itu memiliki ilmu Kim Kong Sin Ci yang telah
lenyap dari dunia persilatan! Karenanya perhatian mereka
berempat justru dicurahkan pada Liat Hwe Cousu,
Setelah Lu Leng melancarkan serangan, barulah keempat
orang itu merasakan kedahsyatannya, Tapi sudah terlambat!
Terdengar suara jeritan saling susul, ternyata lengan mereka
sudah terkena sambaran angin serangan itu!

2227
Mereka merasakan sakit yang luar biasa pada lengan,
bahkan sekujur badan merekapun menjadi kesemutan,
otomatis benda yang mereka pegang itu terlepas dari tangan.
"Plok! Plok! Plok! Plok!"
Keempat benda yang menyerupai tabung jatuh ke tanah,
di saat bersamaan, Liat Hwe Cousupun mengibaskan lengan
jubahnya ke arah mereka. Mereka berempat tak sempat
menjerit, karena jalan darah mereka sudah tertotok oleh
kibasan lengan jubah Liat Hwe Cousu!
Ketika Lu Leng mencabut golok pusaka, dan baru mau
mengayunkan nya ke arah Siauw Sie Si Kiam, mendadak Liat
Hwe Cousu mengibaskan lengan jubahnya mencegah Lu Leng,
Lu Leng tercengang,
"Suhu, mereka adalah sampah dunia persilatan! Apa
gunanya membiarkan mereka hidup?"
Liat Hwe Cousu menyahut
"Karena mereka bergabung dengan Liok Ci Khim Mo,
justru kita harus membuat mereka mati di tangan Liok Ci Khim
Mo!"
Mendengar itu barulah Lu Leng paham akan maksud Liat
Hwe Cousu, sebab keempat orang itu telah melalaikan tugas
menjaga tempat itu, sudah pasti Liok Ci Khim Mo tidak akan
melepaskan mereka, Lu Leng memandang keempat orang itu
sejenak, kemudian membalikkan badannya menghadap Oey
Sim Tit seraya bertanya.
" Saudara Oey, kini kau sudah mengerti ?"

2228
Ditanya demikian, Oey Sim Tit justru bertambah tidak
mengerti.
" Saudara Lu, aku harus mengerti apa?"
Lu Leng menghela nafas.
"Aaaakh..." keluhnya sambil mengge1eng-ge-lengkan
kepala, "Saudara Oey, apakah kau masih belum mengerti? Kau
bersungguh hati untuk menjadi anak berbakti namun ayahmu
itu memperlakukanmu seperti itu, maka kau harus mengerti
dan tahu itu!"
Oey Sim Tit memandang Lu Leng dengan tertegun
kelihatannya masih belum mengerti akan maksud Lu Leng,
Berselang beberapa saat, barulah Oey Sim Tit membuka
mulut
"Tapi dia... dia adalah ayahku!"
Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala sambil menghela
nafas. Oey Sim Tit menatapnya.
"Saudara Lu, tadi Kiong Bu Hong melihatku disini, kalau
dia memberitahukan pada ayah pasti ayah akan segera
menuju kemari! Kalian berdua, lebih baik cepat-cepat pergi!"
Mendengar perkataan Oey Sim Tit, Liat Hwe Cousu dan Lu
Leng tersentak. Karena mereka tahu Oey Sim Tit tidak berkata
bohong, Bila Kiong Bu Hong memberitahukan pada Liok Ci
Khim Mo, bahwa Oey Sim Tit berada disini, tentunya Liok Ci
Khim Mo akan datang, lantaran khawatir Siauw Sie Si Kiam
tidak dapat menghalangi Oey Sim Tit yang ingin memasuki
gudang batu,

2229
Mendadak badan Liat Hwe Cousu bergerak, tahu-tahu
sudah berada di hadapan Oey Sim Tit, Liat Hwe Cousu
membentak dengan suara dalam,
"Jangan banyak bicara, cepat serahkan Busur Api itu!"
Air muka Oey Sim Tit langsung berubah, sahut-nya.
Tidak bisa!"
Tadi Liat Hwe Cousu melihat Busur Api itu berada di badan
Oey Sim Tit, bagaimana cara melepaskannya?
Begitu Oey Sim Tit menyahut "Tidak bisa!" Liat Hwe
Cousupun merentangkan sepasang tangannya, langsung
memeluknya, Gerakan Liat Hwe Cousu amat aneh, tampak
seolah-olah ia menubruk ke arah Oey Sim Tit!
Bukan main terkejutnya Oey Sim Tit Dia ingin
mengerahkan ginkangnya untuk meloloskan diri, namun ia
merasa dirinya ditekan oleh tenaga yang amat kuat di empat
penjuru, sehingga membuatnya tak mampu mengerahkan
ginkang.
Oey Sim Tit berteriak-teriak keras,
"Kalau melukaiku, nona Tam pasti celakai"
Sesungguhnya Lu Leng tidak setuju merebut Busur Api
dengan cara kekerasan, ketika mendengar Oey Sim Tit
berkata begitu, hatinya terkejut sekali!
Lu Leng segera berseru.

2230
"Suhu! Tunggu!"
Liat Hwe Cousu segera menarik kembali Lwee-kangnya,
namun Oey Sim Tit terdorong ke samping bersandar pada
tembok, Lu Leng segera bertanya.
"Saudara Oey, barusan kau bilang nona Tam kenapa?"
Oey Sim Tit menyahut "Nona Tam dan Nona Toan berada
di dalam istana ini, kungfu mereka telah musnah!"
Lu Leng tahu Oey Sim Tit tidak pernah berbo-hong, Ketika
mendengar itu, bukan main terkejutnya dan keringat
dinginpun mengucur dengan tiba-tiba.
"Mereka... tidak apa-apa?"
Oey Sim Tit menjawab.
"Sementara ini tidak apa-apa, hanya terkena semacam
racun sehingga membuat mereka kehilangan kungfu! Aku
kemari justru ingin mengambil obat penawar!"
Lu Leng segera memandang Liat Hwe Cousu seraya
berkata,
"Suhu cepat lepaskan dia!"
Liat Hwe Cousu menyahut
" Suruh dia serahkan dulu Busur Apinya!"
Oey Sim Tit menggigit bibir, sama sekali tidak bersuara,
berselang sesaat barulah berkata,

2231
"Kalau memaksaku menyerahkan Busur Api, aku tidak
akan perduli apa-apa lagi!" Usai berkata, Oey Sim Titpun
mengucurkan air mata.
Lu Leng tahu pemuda buruk rupa itu amat jujur, dan tidak
bisa terus menerus mendesak dia. Oleh karena itu, Lu Leng
segera berkata pada Liat Hwe Cousu,
"Suhu, tentang Busur Api lebih baik jangan dibicarakan
sekarang, kita harus mengambil obat penawar dulu! Setelan
menolong nona Tam dan nona Toan keluar dari istana Ci Cun
Kiong, barulah dirundingkan!"
Liat Hwe Cousu tidak setuju, langsung menyahut
"Anak Leng, kesempatan sulit didapatkan lagi!"
Lu Leng segera menjatuhkan diri di hadapan Liat Hwe
Cousu, katanya,
"Suhu, teecu bermohon pada suhu agar "sudi
mengabulkannya! Karena teecu banyak berhutang pada
mereka berdua, biar bagaimanapun harus menyelamatkan
mereka!"
Liat Hwe Cousu menghela nafas panjang, lalu menurunkan
sepasang lengannya, Di saat bersamaan, Oey Sim Titpun
segera mengerahkan ginkangnya melesat pergi. Begitu
melesat sudah sampai di depan pintu gudang batu, dia
berkata pada Lu Leng.
"Saudara Lu, pintu gudang batu ini amat berat, bantulah
aku mendorongnya!"

2232
Lu Leng melesat ke depan pintu gudang batu itu,
mengerahkan Lweekang dan mendorongnya sehingga
perlahan-lahan pintu itu terbuka, sebelum mereka berdua
masuk ke dalam, mendadak terdengar suara Ting! Ting!" itu
adalah suara harpa! Pada bunyi yang ke dua, nyata bahwa
suara itu semakin dekat. Dugaan mereka tidak meleset, Kiong
Bu Hong telah melapor pada Liok Ci Khim Mo bahwa Oey Sim
Tit berada disitu, maka Liok Ci Khim Mo segera datang,
Liat Hwe Cousu yang berkepandaian tinggi juga tidak
terhindar dari rasa kaget, dia berdiri tertegun di tempat!
Ting!1 Suara harpa ke tiga kalinya mendengung ke dalam
telinga, amat tajam dan nyaring. Liat Hwe Cousu memandang
Siauw Sie Si Kiam yang tergeletak di lantai, mendadak
bergerak cepat ke arah mereka sekaligus membebaskan
totokan mereka. Keempat orang itu langsung meloncat
bangun, wajah mereka tampak berseri-seri.
Hal ini membuat Lu Leng terheran-heran, sebab di saat
yang menegangkan Liat Hwe Cousu malah membebaskan
totokan keempat orang itu, entah ada ide apa di dalam
hatinya,
Ketika Lu Leng ingin bertanya, sudah terdengar suara Liat
Hwe Cousu berkata pada Siauw Sie Si Kiam,
"Liok Ci Khim Mo sudah hampir tiba di sini, kami akan
bersembunyi di dalam gudang batu! cepatlah kalian
memungut alat yang di lantai, lalu berpura-pura seakan tidak
terjadi sesuatu, mungkin nyawa kalian masih dapat
dipertahankan!"
Seusai berkata, tanpa menunggu keempat orang itu
mengiyakan, Liat Hwe Cousu sudah melesat kearah pintu
gudang batu itu sambil menjulurkan tangannya, mendorong

2233
Oey Sim Tit dan Lu Leng ke dalam, Setelah berada di dalam,
Liat Hwe Cousupun menutup kembali pintu gudang batu itu,
Kini Lu Leng baru tahu maksud Liat Hwe Cousu, kalaupun
mereka keburu meloloskan diri, juga tidak bisa
menyelamatkan Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang. Oleh
karena itu, timbul ide dalam hati Liat Hwe Cousu untuk
bersembunyi di dalam gudang batu! sedangkan Siauw Sie Ki
Kiam sudah pasti takut dihukum Liok Ci Khim Mo, maka
mereka akan berpura-pura tidak terjadi apa-apa disitu,
Akan tetapi, bagaimana bila Siauw Sie Si Kiam
menceritakan hal yang sebenarnya? Berpikir sampai disitu, Lu
Leng menjadi ngeri sendiri. Akhirnya dia bertanya pada Liat
Hwe Cousu dengan suara rendah.
"Suhu, apakah Siauw Sie Si Kiam akan menuruti perkataan
suhu?"
Wajah Liat Hwe Cousu tampak serius.
"ltu tergantung pada keberuntungan!"
Termasuk Oey Sim Tit, mereka bertiga amat tegang dalam
hati, Mereka pasang kuping pada pintu gudang batu,
mendengar dengan penuh perhatian bagaimana gerak-gerik di
luar. Terdengar lagi dua kali suara harpa, persis berada di
depan pintu gudang batu itu.
Di saat bersamaan, terdengar pula suara Siauw Sie Si
Kiam,
"Hamba sekalian menyambut kedatangan Bu Lim Ci Cun!"

2234
Liat Hwe Cousu, Lu Leng dan Oey Sim Tit dapat
mendengar suara keempat orang itu agak tidak w wajar,
karena masih gemetar. Namun Siauw Si Sie Kiam tidak
memberitahukan bahwa mereka bertiga berada di dalam
gudang batu, yang membuat mereka agak berlega hati,
Terdengar suara Liok Ci Khim Mo .
"Tadi Kiong Bu Hong memberitahukan, bahwa Tuan Muda
berada disini! Tapi dia kok tidak kelihatan disini?"
Mendengar itu, Liat Hwe Cousu, Lu Leng dan Oey Sim Tit
langsung merasa tegang kembali. Terdengar suara batuk
Siauw Sie Si Kiam, kemudian salah seorang menyahut
perlahan,
"Tadi Tuan Muda memang berada disini, namun sudah
diusir oleh hamba berempat!"
Liok Ci Khim Mo manggut-manggut.
"Ng! Kalian berempat menjaga disini, Tanggung jawab
kalian amat berat sekali! Apabila terjadi sesuatu, itu
merupakan tanggung jawab kalian!"
Siauw Sie Si Kiam menyahut serentak
"Ya!"
Menyusul terdengar lagi suara harpa “Ting! Ting! Ting!
Ting!" Makin lama makin jauh, pertanda Uok Ci Khim Mo
meninggalkan tempat itu.
Liat Hwe Cousu, Lu Leng dan Oey Sim Tit menarik nafas
lega, Di saat bersamaan, tampak pintu gudang batu itu

2235
terbuka perlahan-lahan, Siauw Sie Sie Kiam menerobos ke
dalam, lalu menutup kembali pintu gudang batu itu. Wajah
mereka berempat pucat pias, badanpun masih gemetaran!
Liat Hwe Cousu memandang mereka berempat seraya
berkata.
"Terimakasih atas ucapan kalian tadi kepada Liok Ci Khim
Mo! Kalian berempat memang cerdik!"
Dengan tertawa getir Siauw Lo Si menyahut
"Cepat atau lambat Liok Ci Khim Mo pasti akan tahu
kehilangan di dalam gudang batu ini, mohon Cousu memberi
petunj uk pada kami, bagaimana caranya agar kami dapat
meloloskan diri!"
Liat Hwe Cousu tertawa.
"Di dalam gudang batu ini terdapat begitu banyak benda
mustika rimba persilatan kalian berempat boleh mengambil
suatu benda lalu cepat-cepat ka-bur!"
Siauw Lo Si berkata,
"Walau kami kabur kemana saja tetap tidak akan selamat!"
Liat Hwe Cousu berkata,
"Kalian boleh menuju ke pantai, kabur ke seberang lautan!
Liok Ci Khim Mo tidak akan mengejar kalian sampai ke
seberang lautan, hanya saja saat kalian menuju ke pantai,
harus berhati-hati!"

2236
Siauw Lo Si menghela nafas panjang,
"Terimakasih atas petunjuk Cousu!"
Siauw Lo Si Kiam mengambil beberapa macam benda
mustika, Menyaksikan itu, Liat Hwe Cousu dan Lu Leng
tertawa dalam hati. penjaga yang mencuri benda mustika,
apabila hal ini diketahui Liok Chi Khim Mo, entah bagaimana
Liok Ci Khim Mo melampiaskan kemarahannya!
Mereka bertiga mulai memperhatikan gudang batu itu, di
atas sebuah meja terdapat belasan kotak besar dan kecil, Oey
Sim Tit terus memperhatikan kotak-kotak itu, kemudian
mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah. sementara
Siauw Sie Si Kiam juga telah mengambil beberapa macam
benda mustika yang ada di dalam gudang batu itu, mereka
berempat segera meninggalkan gudang batu tersebut Oey Sim
Tit berkata,
"Saudara Lu, aku akan berikan obat penawar ini kepada
nona Tam dan nona Toan! Maukah kalian menunggu mereka
berdua di belakang istana?"
Lu Leng berpikir kalau dia juga ikut, itu sangat berbahaya
sekali! Ketika dia baru mau mengangguk mendadak Liat Hwe
Cousu berkata.
"Tunggu! Bagaimana dengan Busur Api itu?"
Mendengar itu, badan Oey Sim Tit segera bergerak cepat
laksana kilat melesat pergi bagaikan segulung asap, Liat Hwe
Cousu juga bergerak cepat namun tetap tidak berhasil
menyambarnya! sekejap Oey Sim Tit sudah tidak kelihatan
bayanganya, Lu Leng segera berkata.

2237
"Suhu, setelah Goat Hua dan Toan Bok Ang lolos dari
bahaya, barulah membicarakan tentang Busur Api itu!"
Liat Hwe Cousu menatap Lu Leng, kemudian berkata
perlahan.
"Anak Leng, selama ini aku tidak pernah mendengar
perkataan orang lain, kini entah apa sebabnya, aku merasa
tidak tega menolak perkataanmu itu!" Liat Hwe Cousu berhenti
sejenak, lalu menambahkan "Kelak dirimu akan menjadi ketua
Gobi dan Hwa San, asal tidak mengentengkan Hwa San, aku
sudah merasa puas sekali!"
Lu Leng segera menyahut
"Teecu juga adalah murid Hwa San Pay, sudah pasti tidak
akan pilih kasih, teecu berjanji!"
Liat Hwe Cousu manggut-manggut tidak bicara apa-apa
lagi, mereka berdua lalu melesat pergi menuju ke belakang
istana, Setelah meninggalkan gudang batu Oey Sim Tit
langsung menuju ke kamar Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang,
sebelum sampai di kamar itu, mendadak terdengar suara
orang memanggilnya dari belakang,
"Tuan Muda, harap berhenti!"
Oey Sim Tit menoleh, ternyata orang yang memanggilnya
adalah Kiong Bu Hong! Oey Sim Tit tersentak sebab dia tahu
Kiong Bu Hong amat licik dan licin, urusan apapun dapat
dilaksanakannya! Oey Sim Tit segera berkata,
"Aku masih punya urusan lain!"

2238
Kiong Bu Hong menghampirinya, memberi hormat seraya
berkata,
"Selamat bahagia, Tuan Muda!"
Oey Sim Tit tahu maksud dan tujuan ucapan itu, yaitu
tentang pernikahannya dengan Tam Goat Hua, ia tertawa
paksa sambil manggut-manggut. Kiong Bu Hong berkata lagi,
"Bahu Tuan Muda terluka parah, apakah itu perbuatan
Siauw Sie Si Kiam?"
Oey Sim Tit menyahut ketus tanpa berlaku sungkansungkan
lagi,
"Aku sudah bilang urusanku, apakah kau tidak dengar?"
Kiong Bu Hong tertawa licik, tawa yang amat menjijikkan,
"Maaf, Ci Cun mengutusku mencari Tuan Muda, Tuan
Muda harus segera pergi menemui beliau."
Mendengar itu, hati Oey Sim Tit langsung ber-debar-debar
tegang, tanyanya dengan kening berkerut
"Ada urusan apa ayah mencariku ? Beri tahu kan padanya
sebentar lagi aku akan pergi menemuinya!"
Kiong Bu Hong berkata,
"Ada urusan apa Ci Cun mencari Tuan Muda, hamba sama
sekali tidak tahu! Ci Cun hanya berpesan begitu bertemu
harus langsung ajak Tuan Muda pergi menemui beliau, tidak
boleh membuang waktu sedikitpun!"

2239
Kiong Bu Hong tahu Oey Sim Tit bersifat lemah, maka
nada perkataannya agak menekan pemuda itu. Oey Sim Tit
tertegun beberapa saat, di dalam bajunya ia menyimpan obat
penawar, apabila ayahnya tahu dirinya pasti celaka! Oleh
karena ituj dia berdiri ^ termangu-mangu di tempat tidak tahu
harus bagaimana cara menolak ajakan Kiong Bu Hong! Dia
Menundukkan kepala perlahan-tahan, setelah melihat -
pakaiannya tersobek sana sini, langsung berkata,
"Kalau harus segera pergi menemui ayahku tunggulah aku
ganti pakaian dulu!"
Kiong Bu Hong tetap tersenyum licik,
"ltu tidak perlu!"
Sambil menyahut Kiong Bu Hongpun melepaskan jubah
luarnya, sekaligus dipakaikannya pada badan Oey Sim Tit. Apa
boleh buat Oey Sim Tit terpaksa mengikutinya ke aula besar
Tak berapa lama mereka sudah sampai di pintu aula,
tampak Kim Kut Lau berdiri disitu, Begitu melihat Oey Sim Tit,
Kim Kut Lau segera memberi hormat seraya berkata,
"Silakan Tuan Muda!"
Kim Kut Lau membuka pintu aula, Kiong Bu Hong juga
ingin ikut masuk, namun Kim Kut Lau segera menjulurkan
tangannya menghalangi Kiong Bu Hong masuk, ia berkata
dingin.
" Kiong Bu Hong, apakah kau tidak tahu peraturan ?
sebelum ada perintah dari Ci Cun, bagaimana kau boleh
masuk ke dalam?"

2240
Diam-diam Kiong Bu Hong mencaci dalam hati, namun
tidak tersirat pada wajahnya,
"Ya! Ya!"
Kiong Bu Hong membalikkan badan, langsung berjalan
pergi!
Beberapa langkah kemudian, Kiong Bu Hong tampak
semakin gusar, katanya dalam hati, "Padahal di dalam istana
Ci Cun Kiong, walau kedudukan Empat Aula dan Empat Tancu
sederajat, namun dengan suatu akal licik aku bisa berada di
atas mereka, bahkan merekapun harus mendengar
perkataanku! Tapi sejak kedatangan Kim Kut Lau, justru
kedudukannya berada diatasku! Lagi pula kepandaiannya
amat tinggi, kalau ingin merebut kedudukan tinggi, terlebih
dahulu harus melenyapkan Kim Kut Lau!"
Kiong Bu Hong berjalan pergi sambil berpikir, sebaliknya
Kim Kut Lau justru tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya,
* * * *
Bab 105
Sementara itu Oey Sim Tit sudah memasuki aula besar, dia
berjalan menuju ke arah sebuah pintu. Ketika Oey Sim Tit
baru sampai di depan pintu itu sudah terdengar suara dari
dalam.
"Sim Tit ya?"
Oey Sim Tit menyahut.
"Ya, ayah!"

2241
Liok Ci Khim Mo berkata.
"Masuklah!"
Oey Sim Tit mendengar suara Liok Ci Khim Mo bernada
gusar yang membuat hatinya berdebar-debar. Perlahan-lahan
ia mendorong pintu itu lalu masuk ke dalam, tampak Liok Ci
Khim Mo duduk bersila di dalam ruang itu. Oey Sim Tit
memanggil
"Ayah!"
Liok Ci Khim Mo mendengus, kemudian menyahut
"Sim Tit, mau apa kau ke gudang batu?"
Ditanya secara langsung Oey Sim Tit jadi gugup, ia
berkata tergagap-gagap.
"Aku... aku...."
Liok Ci Khim Mo menatapnya dengan dingin,
"Kau ke sana ingin mengambil obat penawar untuk Tam
Goat Hua dan Toan Bok Ang! Ya, kan?"
Mendengar pertanyaan ayahnya Oey Sim Tit semakin
tegang, dan berkeringat dingin,
"Aku...."
Namun Liok Ci Khim Mo langsung menyela.

2242
"Sim Tit, kini dia masih belum memberi jawaban yang
positif mengenai perjodohan itu, setelah kalian jadi suami
isteri pasti aku akan memberikan obat penawar, agar
kungfunya pulih seperti semula! sekarang kau tidak boleh
mendekati gudang batu itu, sebab aku sudah turunkan
perintah ke sana!"
Oey Sim Tit manggut-manggut seraya tangannya
memegang erat-erat jubah luar pemberian Kiong Bu Hong,
agar Liok Ci Khim Mo tidak melihat luka di bahunya, Kalau Liok
Ci Khim Mo menanyakan keadaannya, ia pasti mengalami
kesulitan untuk memberikan penjelasan. Liok Ci Khim Mo
berkata lagi.
" Setelah kau menikah, kita masih harus meninggalkan
istana ke berbagai tempati Siapa yang tidak tunduk padaku,
harus mampus di bawah Pat Liong Thian Imku!"
Oey Sim Tit diam saja. Berselang sesaat, Liok Ci Khim Mo
mengibaskan tangannya,
"Pergilah!"
Oey Sim Tit tidak berani mengucapkan apapun, buru-buru
ia meninggalkan ruangan itu. Sesampai di luar baru dia
merogoh ke dalam bajunya, ternyata kotak kecil yang berisi
obat penawar masih berada di dalam bajunya, ia menarik
nafas lega dan segera menuju ke kamar Tam Goat Hua.
Tak lama kemudian ia sudah sampai di depan pintu kamar
itu, tampak Kiong Bu Hong melesat melewatinya, namun Oey
Sim Tit sama sekali tidak memperdu1ikannya. Dia menjulurkan
tangannya mengetuk pintu kamar

2243
Terdengar suara sahutan Tam Goat Hua yang amat dingin
dari dalam,
"Siapa?"
Oey Sim Tit segera menyahut
"Aku!"
Lama sekali baru terdengar suara sahutan,
"Masuklah!"
Oey Sim Tit mendorong pintu masuk ke dalam, Tam Goat
Hua dan Toan Bong Ang duduk dekat meja. Wajah Tam Goat
Hua tampak dingin, tanyanya,
"Sudah memperoleh obat penawar itu?"
Oey Sim Tit segera berkata.
"Jangan bicara keras-keras, nona Tam!"
Toan Bok Ang tertawa dingin,
"Kau adalah putra Bu Lim Ci Cun, masih takut pada siapa?"
Oey Sim Tit menghela nafas panjang, kemudian
memberitahukan.
"Aku sudah memperoleh obat penawar!" Tam Goat Hua
menjulurkan tangannya,
"Masih belum mau memberikannya kepadaku?"

2244
Oey Sim Tit merogoh ke dalam bajunya, seketika mulutnya
ternganga lebar, wajahpun pucat pias dan tampak keringat
sebesar kacang hijau merembes keluar dari keningnya, Ketika
Oey Sim Tit meninggalkan ruang ayah-nya, kotak kecil yang
berisi obat penawar masih berada di dalam bajunya, Tapi
sekarang kotak itu hilang entah kemana! Betapa terkejutnya
Oey Sim Tit. Ketika melihat perubahan pada air muka Oey Sim
Tit, Tam Goat Hua segera bertanya,
"Ada apa?"
Saking gugupnya, Oey Sim Tit nyaris menangis dan
menyahut terputus-putus,
"Obat penawar itu,., telah hilang!"
Tam Goat Hua juga terkejut Dia tahu Oey Sim Tit tidak
akan membohonginya, bila dia bilang hilang pasti sudah
hilang, hal ini membuat Tam Goat Hua jadi ikut gugup dan
panik.
"Aaaah! Mengapa kau tidak berhati-hati?"
Oey Sim Tit diam, namun keringat dingin terus mengucur
Toan Bok Ang berkata,
"Kakak Tam, mungkinkah dia mempermainkan kita?"
Tam Goat Hua menggeleng-ge!engkan kepala,
"ltu tidak mungkin!"

2245
Di saat bersamaan mendadak terdengar suara ketukan di
pintu, Mereka bertiga tersentak, Tam Goat Hua segera
bertanya,
"Siapa?"
Terdengar suara tawa licik, menyusul terdengar suara
orang menyahut
"Nona Tam, aku mencari Tuan Muda!"
Tam Goat Hua bertanya pada Oey Sim Tit.
"Siapa yang di luar itu?"
Oey Sim Tit mengenali suara itu, yang tidak lain adalah
suara Kiong Bu Hong! Mendadak dia teringat ketika dirinya
berada di depan pintu kamar ini Kong Bu Hong melesat
melewati dirinya, pasti dia yang mencuri kotak kecil tersebut!
Oey Sim Tit tidak menyahut, cepat-cepat ia membalikkan
badannya untuk membuka pintu seraya membentak
"Cepat kembalikan padaku!"
Kiong Bu Hong tertawa, ia segera masuk ke dalam dan
sekaligus menutup kembali pintu kamar itu, ia berkata dengan
suara setengah berbisik
"Tuan Muda jangan berteriak keras-keras, kalau terdengar
orang lain, bisa celaka lho!"
Oey Sim Tit bertanya

2246
"Obat penawar yang di dalam kotak kecil itu apakah ada
padamu? Cepat kembalikan padaku!"
King Bu Hong pura-pura tercengang, ia mengeluarkan
suara "lh" lalu menyahut
"Aku memang memungut sebuah kotak kecil dan aku ingin
memberikannya kepada Ci Cun...."
Oey Sim Tit segera berkata,
"Jangan serahkan kepada ayahku!"
Kiong Bu Hong mengge1eng- gelengkan kepalanya sambil
berkata.
"Tuan Muda kalau sampai hal ini diketahui oleh Ci Cun
bukankah tidak baik?"
Oey Sim Tit tampak gugup sekali, tidak tahu harus berbuat
apa! Lain sekali dengan Tam Goat Hua yang begitu melihat
Kiong Bu Hong, sudah tahu bila orang itu amat licik dan
banyak akal busuk. Tindakannya pasti mengandung suatu
maksud tertentu
Tam Goat Hua bertanya dengan dingin,
"Kau mau apa?"
Kiong Bu Hong buru-buru memberi hormat pada Tam Goat
Hua seraya berkata,
"Nona Tam adalah gadis yang penuh pengertian, aku
hanya menghendaki Tuan Muda melakukan sesuatu!"

2247
Tam Goat Hua bertanya dengan kening berkerut
"Melakukan apa?"
Kiong Bu Hong nyaris memberitahu kan, kemudian dia
berpikir Urusan ini sama sekali tidak boleh diberitahukan pada
Tam Goat Hua, apabila gadis itu tahu maka urusan bisa
menjadi kacau, Oleh karena itu cepat-cepat ia berkata,
"Maaf, tentang itu hanya boleh kuberitahukan kepada
Tuan Muda!"
Tam Goat Hua mengerutkan kening, orang itu
berkepandaian tinggi dan amat licik, harus dihabiskan !
Namun sementara ini Tam Goat Hua tidak mampu
melakukannya, dia cuma berkata dengan dingin.
"Kalau begttu, silakan memberitahukan pada Tuan Muda
saja!"
Kiong Bu Hong tertawa-tawa, kemudian berkata pada Oey
Sim Tit
"Harap Tuan Muda ikut aku ke luar sebentar, aku ingin
bicara!"
Oey Sim Tit sedang memburu waktu, maka cepat-cepat ia
mengikuti Kiong Bu Hong keluar. Di dalam kamar, hati Tam
Goat Hua dan Toan Bok Ang berdebar-debar tegang, karena
tidak tahu Kiong Bu Hong bicara apa pada Oey Sim Tit.
Berselang beberapa saat tampak Oey Sim Tit berjalan ke
dalam kamar dengan kepala tertunduk, sedangkan tangannya
membawa sebuah kotak kecil. Toan Bok Ang yang tidak
sabaran, segera bertanya,

2248
"Tuan Muda Oey, dia menghendakimu melakukan apa?"
Oey Sim Tit tidak menyahut karena Kiong Bu Hong sudah
berpesan ia tidak boleh memberitahukan pada Tam Goat Hua
dan Toan Bok Ang. ia hanya dapat berkata apa adanya
dengan perlahan-lahan.
"Dia... dia melarangku memberitahukan pada kalian!"
Tam Goat Hua menatap Oey Sim Tit sambil menggelenggelengkan
kepalanya dan berpikir ternyata di dunia ini masih
ada orang yang sedemikian lemah dan bajik! Walau berada di
dalam istana Ci Cun Kiong, namun masih tetap dihina dan
ditindas orang! Tam Goat Hua balik berpikir lagi, seandainya
Oey Sim Tit tidak sedemikian lemah dan bajik, mungkin
mereka semua sudah mati di bawah Pat Liong Thian Im!
Gadis itu tahu, apabila terus bertanya pasti akan
menyulitkan Oey Sim Tit. Dia menjulurkan tangannya untuk
mengambil kotak kecil itu, membuka penutupnya sekaligus
menuang ke luar beberapa butir obat. Oey Sim Tit segera
memberitahu kan.
"Satu orang cukup sebutir saja!"
Tam Goat Hua mengangguk dia segera memberi Toan Bok
Ang sebutir obat penawar Mereka berdua talu menelan obat
penawar tersebut. Oey Sim Tit berkata lagi,
"Setengah jam kemudian, kungfu kalian pasti pulih!
Saudara Lu berada di belakang istana menunggu kalian!"
Tersentak hati Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang
mendengar itu, tanpa sadar Tam Goat Hua melepaskan kotak
kecil yang digenggamnya sehingga terjatuh ke bawah.

2249
Oey Sim Tit tertegun, lalu menambahkan
"Saudara Lu bersama Liat Hwe Cousu, sedang menunggu
kalian berdua di belakang istana! Kalian ke sana, pasti
bertemu mereka!"
Badan Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang tampak gemetar,
hati mereka amat risau, justru karena kedatangan Lu Leng!
ternyata mereka berdua sudah mengambil keputusan biar
bagaimanapun tidak mau bertemu Lu Leng selama-lamanya!
Sudah lama Tam Goat Hua mengambil keputusan tersebut.
sedangkan Toan Bok Ang sejak mengetahui Lu Leng tidak
mencintainya, barulah ia mengambil keputusan tersebut!
seandainya bertemu lagi dengan Lu Leng, entah apa pula
yang akan terjadi! Setelah tertegun beberapa saat, barulah
Tam Goat Hua berkata,
"Kami sudah tahu itu, cepatlah kau pergi!"
Oey Sim Tit terus menatap Tam Goat Hua lekat-lekat,
setelah itu menghela nafas panjang dan berjalan pergi
meninggalkan kamar itu dengan kepala tertunduk. Tam Goat
Hua dan Toan Bok Ang duduk bersila menghimpun hawa
murni, setengah jam kemudian, terhimpunlah hawa murni
mereka sehingga kungfu merekapun pulih kembali seperti
sediakala!
Tam Goat Hua bangkit duluan, dia membuka sedikit pintu
kamar sambil menengok keluar, tidak tampak siapapun di
koridor, Sunyi sepi. Dia segera melambaikan tangannya pada
Toan Bok Ang seraya berkata dengan suara rendah.
"Adik Toan, mari kita pergi!"
Toan Bok Ang bertanya dengan suara agak bergetar

2250
"Kakak Tam, apakah kita., akan ke belakang istana?"
Tam Goat Hua balik bertanya.
"Bagaimana menurutmu?"
Toan Bok Ang menghela nafas perlahan.
"Kakak Tam, aku tidak mau menemuinya! Se-lamalamanya
aku tidak mau menemuinya!"
Tam Goat Hua juga menghela nafas panjang,
"Kalau begitu, kita harus berusaha menerjang keluar dari
depan!"
Toan Bok Ang manggut-manggut
Mereka berdua hanya berpikir agar tidak bertemu Lu Leng,
sehingga tidak memikirkan kesulitan yang akan dihadapi bila
menerjang keluar dari depan, sedangkan Oey Sim Tit tetap
mengira mereka akan ke belakang istana untuk menemui Lu
Leng, maka ia segera mengatur agar para penjaga di belakang
meninggalkan tempat masing-masing.
Apabila Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang menuju ke
belakang istana, niscaya mereka akan sampai dengan selamat
tanpa kesulitan apapun. Akan tetapi, mereka berdua justru
ingin menerjang ke luar dari depan! Setelah mengambil
keputusan mereka berdua lalu berjalan keluar meninggalkan
kamar itu.
Mereka melewati sebuah koridor, kemudian membelok ke
arah kiri langsung menuju ke arah selatan. Berselang
beberapa saat, mereka berdua sudah sampai di sebidang

2251
tanah kosong. Ketika mereka baru mau menuju ke depan,
mendadak berkelebat sesosok bayangan kehadapan mereka
seraya membentak.
"Mau kemana, Goat Hua?"
Tam Goat Hua menatap orang itu, ternyata Hek Sin Kun
adanya.
Gadis itupun menengok kesana kemari, terlihat sekitar dua
puluh orang bersembunyi di sudut rumah. Tam Goat Hua
berusaha berlaku setenang mungkin dengan menjawab
perlahan lahan.
"Aku ingin jalan-jalan sebentar, apakah tidak boleh?"
Hek Sin Kun berkata.
"Goat Hua, kau sudah hampir jadi pengantin, tidak baik
berkeluyuran!"
Ketika mendengar Hek Sin Kun berkata begitu, sepasang
mata Tam Goat Hua langsung berapi-api. Rasanya ingin sekali
membunuh Hek Sin Kun dengan sekali pukul! Namun ia tidak
berani berlaku aya1-ayalan, karena tahu kepandaian Hek Sin
Kun amat tinggi, maka dia menekan hawa kegusarannya
seraya berkata,
"Kalau aku jadi pengantin, bukankah kau akan jadi paman
pula?"
Hek Sin Kun tertawa puas,
"Ha ha ha! itu berkat kau lho!"

2252
Tam Goat Hua berkata,
"Kalau begitu, mengapa sekarang kau menghadang di
sini? Tentunya kau tahu kungfuku telah musnah, apakah
masih takut aku akan kabur?"
Hek Sin Kun menyahut terputus-putus,
"Ini... lebih baik dilaporkan dulu pada Ci Cun, barulah
kalian boleh jalan-jalan!"
Diam-diam Tam Goat Hua melirik Toan Bok Ang, sekaligus
menyentuh lengannya perlahan-lahan. Toan Bok Ang segera
melirik ke arahnya, tampak jari tangan Tam Goat Hua
menunjuk ke depan, Toan Bok Ang tahu Tam Goat Hua
menyuruhnya menerjang keluar duluan, karena itu, tangan
gadis itupun diarahkan pada senjata Sian Tian Sin So, lalu
mendadak melesat ke depan!
Betapa terkejutnya Hek Sin Kun, ia segera membalikkan
badannya seraya berseru sekeras-kerasnya,
"Nona Toan! Mau ke mana.,.?"
Saking terkejut melihat Toan Bok Ang melesat pergi, Hek
Sin Kun melupakan keberadaan Tam Goat Hua di sisinya,
Ketika melihat Hek Sin Kun membalikkan badannya, gadis
itupun tidak menyia-nyia-kan kesempatan tersebut, langsung
membokongnya dengan sebuah pukulan yang dahsyat dengan
menggunakan hampir sembilan bagian tenaga,
Mendadak ia teringat bahwa biar bagaimanapun Hek Sin
Kun adalah pamannya maka buru-buru ia menarik kembali dua
bagian tenaganya, Walau begitu pukulan yang dilancarkan
Tam Goat Hua tetap dahsyat. pendengaran Hek Sin Kun amat

2253
tajam, ketika Tam Goat Hua melancarkan pukulan tersebut,
dia sudah tahu ada ketidakberesan di belakangnya!
Akan tetapi, pukulan yang dilancarkan Tam Goat Hua amat
cepat, sehingga membuat Hek Sin Kun tidak bisa berkelit dan
membuat Hek Sin Kun terpaksa menangkis dengan telapak
tangannya yang mendadak menjadi mengkilap mengarah
pada dada gadis itu dengan pukulan ilmu Hek Sah Ciang
(Telapak Pasir Hitam)nya yang sama-sama dahsyat.
"Blam!"
Pukulan yang dilancarkan Tam Goat Hua berhasil
menghantam punggung Hek Sin Kun! sedangkan pukulan
yang dilancarkan Hek Sin Kunpun mendarat di dada Tam Goat
Hua, hanya saja Hek Sin Kun terkena pukulan du!uan,
membuat hawa murninya tak terhimpun Dengan mulut yang
mengeluarkan darah pertanda bahwa ia sudah terluka, Karena
itu, pukulannya yang mendarat di dada Tam Goat Hua sudah
tak bertenaga sama sekali!
Setelah berhasil menghantam punggung Hek Sin Kun, Tam
Goat Huapun tidak berhenti, langsung menerjang ke arah Hek
Sin Kun! Terjangan itu membuat hek Sin Kun terpental
beberapa depa, lalu roboh tak bangun lagi. Semua itu terjadi
beberapa saat setelah Toan Bok Ang menerjang keluar, begitu
menerjang ke luar, di sudut rumah meloncat keluar dua orang,
Toan
Bok Ang langsung menyerang dengan senjata Sian Tian
Sin So menggunakan jurus Tian Kong Ciau Ciau (Kilat
Bergemerlapan). Di saat bersamaan, Tam Goat Huapun sudah
tiba disitu, Tanpa banyak bicara diapun menyerang kedua
orang itu dengan jurus Thian Pheng Te Liak (Langit Runtuh

2254
Bumi Retak), terdengar suara rantainya menderu-deru
mengarah kedua orang itu,
Kedua orang itu sedang bertarung seimbang dengan Toan
Bok Ang, namun diserang mendadak oleh Tam Goat Hua,
membuat mereka jadi sibuk sekali dan kacau, Salah seorang
tidak keburu berkelit terhantam oleh rantai, Badannya
terpental membentur tembok, roboh dengan mulut
mengeluarkan darah dan nyawapun melayang seketika,
Seorang lagi ingin melarikan diri, namun Toan Bok Ang
sudah menggerakkan senjatanya ke arah kepala orang itu,
ujung senjata Sian Tian Sin So menancap di kepala orang
tersebut, Toan Bok Ang langsung menyentak senjatanya,
badan orang itu tersentak beberapa depa jauhnya dengan
nafas yang seketika putus,
Walau mereka berhasil melukai Hek Sin Kun dan kedua
orang itu, namun di saat bersamaan, telah muncul dua puluh
orang lebih mengurung mereka, Tam Goat Hua segera
berkata,
"Cepat! Kalau Liok Ci Khim Mo muncul, sudah tidak
keburu!"
Mereka berdua lalu menerjang. Tam Goat Hua
menggunakan ilmu pukulan Cit San Sit Ciang membuka jalan,
sedangkan sepasang rantai di lengannya meliuk-liuk kesana
kemari bagaikan sepasang naga hitam! Toan Bok Ang juga
menggerakkan senjata Sian Tian Sin So, tampak cahaya putih
bergemerlapan bagaikan kilat yang menyambar-nyambar ke
sana ke mari!
Mereka berdua terus menerjang keluar, terdengar suara
jeritan disana sini, siapa yang berani menghadang, pasti mati

2255
diujung senjata mereka! Berselang beberapa saat, mereka
berdua sudah berada di sekitar pintu besar istana Ci Cun
Kiong! Ternyata yang menghadang semakin banyak, bahkan
di depan pintu besar sudah berbaris delapan orang menjaga
dtsitu,
Tam Goat Hua tahu, saat ini Liok Ci Khim Mo pasti sudah
tahu akan kejadian ini dan sewaktu-waktu dapat muncul untuk
menangkap mereka kembali. Oleh karena itu, tanpa banyak
berpikir lagi, mereka berdua langsung menerjang ke arah para
penjaga itu sekaligus melancarkan tiga buah pukulan, Tapi
orang-orang itu justru mundur selangkah, membentak
serentak sambil mengibaskan tangan. Tampak suatu benda
melayang ke atas dari tangan mereka, warnanya agak
kehitam-hitaman.
Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang mendongakkan kepala
memandang ke atas, barulah mereka melihat jelas, bendabenda
hitam itu ternyata adalah jala besar yang merosot ke
arah mereka! Mereka berdua ingin menghindar namun
terjangan mereka tadi amat kencang, sehingga sulit untuk
menghenti-kannya, Mereka berduapun jadi nekat, terus
menerjang ke depan! Apa boleh buat, delapan orang itu
terpaksa mundur selangkah, jala yang seharusnya merosot ke
atas kepala mereka berdua, kini malah merosot ke bawah di
hadapan mereka!
Begitu menubruk jala itu, Tam Goat Hua cepat-cepat
menggerakkan sepasang rantainya! Akan tetapi, betapa
kagetnya dia, karena tenaganya seolah-olah musnah apalagi
ketika ia pun melihat Toan Bok Angpun mengalami nasib yang
sama, Di saat bersamaan jala lain sudah merosot ke bawah
menutupi badan mereka! Mereka masih ingin mencelat ke
atas, tapi tidak berhasil

2256
Tam Goat Hua menghela nafas panjang seraya berkata.
"Adik Toan, kita sulit meloloskan diri!" Ketika Toan Bok
Ang baru mau menyahut,
Mendadak terdengar suara bentakan yang mengguntur!
Betapa dahsyatnya suara bentakan itu walau Tam Goat
Hua dan Toan Bok Ang memiliki Lweekang tinggi, tapi mereka
berdua masih tidak tahan akan suara bentakan itu.
Menyusul terdengar pula suara "Bum! Bum!" sepertinya
suara tembok roboh ke bawah!
Bersamaan itu, Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang merasa
diri mereka terangkat ke atas bersama jala yang menutupi
badan mereka. Mereka berdua sama sekali tidak tahu apa
yang telah terjadi, juga tidak tahu siapa yang membawa
mereka pergi. Mereka tidak dapat bergerak lantaran tertutup
oleh jala itu, bahkan juga tidak bisa meronta, membuat
mereka pasrah diri! Orang yang membawa jala itu, larinya
amat cepat sekali.
Pada waktu bersamaan, terdengar pula suara harpa terus
berbunyi Ting! Tung! Ting! Tung!" Barulah Tam Goat Hua
menyadari bahwa suara bentakan tadi adalah suara Liat Hwe
Cousu yang masih mendengung di dalam telinganya.
Kini merekapun semakin jauh, suara bentakan itu sudah
tidak begitu menyakitkan telinga mereka lagi, Akan tetapi,
suara harpa itu justru amat mengejutkan menggetarkan hati
mereka berdua! Dan merekapun merasa bahwa langkah orang
yang membawa mereka pergi makin lama makin perlahan

2257
Suara harpa itupun kian menjauh, kemudian tak terdengar
sama sekali, Barulah mereka berdua merasa berhenti, lalu
ditaruh ke bawah, Toan Bok Ang segera menggunakan senjata
Sian Tian Sin So merobek jala yang menutupi badan mereka.
Berselang sesaat, barulah jalan itu berlubang, Mereka berdua
segera meloncat keluar, seketika juga mereka berdua
terbelalak
Di hadapan mereka berdiri seorang pemuda yang tidak lain
adalah Lu Leng, dia berdiri tertegun di tempat Lu Leng berdiri
membelakangi mereka, menghadap ke arah istana Ci Cun
Kiong, Kini mereka sudah berada di luar gunung Tiong Tian
San, berjarak tujuh delapan mil dari istana itu, Lu Leng terus
berdiri disitu, sama sekali tidak bergerak
Hari sudah mulai senja, matahari senja menyorot
wajahnya. Tampak di wajahnya tersirat akan kepedihan hati
nya. Tangannya memegang sebuah kantong sutera, bibirnya
bergetar dan mata terus mengucurkan air mata, namun
badannya sama sekali tidak bergerak!
Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang sudah keluar dari jala,
tapi Lu Leng seolah-olah tidak menyadarinya. Kedua gadis itu
menatapnya sejenak, berbagai perasaan membaur dalam hati.
Berselang sesaat, Tam Goat Hua menghela nafas lalu berkata.
"Mari kita pergi!"
Sepasang mata Toan Bok Ang telah basah, Ketika
mendengar itu, dia hanya manggut-manggut Mereka berdua
tidak mau mengganggu Lu Leng. Dengan perlahan-lahan
mereka melangkah pergi
Akan tetapi, beberapa langkah kemudian, mendadak Tam
Goat Hua menghentikan langkahnya, wajahnya tampak

2258
berubah pucat pias, Ternyata ketika mereka baru berjalan
beberapa langkah, terdengar Lu Leng bergumam.
"Suhu! Suhu! Aku., aku pasti... menuntut balas
dendammu!"
Mengenai Lu Leng berguru pada Liat Hwe Cousu, Tam
Goat Hua tidak mengetahuinya. Ketika Lu Leng bergumam
menyebut "Suhu, Gadis itupun menganggap Lu Leng
menyebut Tong Hong Pek, yang mana Lu Leng ingin menuntut
balas dendamnya!
Tadi di istana Ci Cun Kiong terdengar suara bentakan yang
mengguntur tidak dapat dibedakan suara bentakan siapa itu.
Walau Tam Goat Hua menduga itu adalah suara bentakan Liat
Hwe Cousu, tapi tidak begitu berani memastikannya. Karena
mendengar dari Oey Sim Tit bahwa Liat Hwe Cousu bersama
Lu Leng, maka Tam Goat Hua menduga itu adalah suara
bentakan Liat Hwe Cousu, Tetapi tadi Lu Leng bergumam
memanggil "Suhu! Karena panggilan itu, Tam Goat Hua
teringat pada Tong Hong Pek!
Tam Goat Hua berdiri termangu-mangu di tempati
beberapa saat kemudian, barulah dia membalikkan badannya.
Melihat Tam Goat Hua membalikkan badan, Toan Bok Angpun
ikut membalikkan badannya. Tampak Lu Leng masih berdiri
disitu menghadap ke arah istana Ci Cun Kiong, tidak bergerak
sama sekali, Dada Tam Goat Hua turun naik dengan air mata
berderai-derai, lama sekali barulah ia bertanya,
"Adik Leng, dia... dia sudah mati?"
Lu Leng menundukkan kepala, menyahut pertanyaan.

2259
"Dia... dia menggunakan Lweekang puluhan tahun,
mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur...
merobohkan kedua tembok di istana Ci Cun Kiong! Kalau tidak
bertemu Pat Liong Thian Im, dia.,, diapun akan binasa
kehabisan hawa murni, sekarang... dia... dia pasti sudah
mati!"
Mendengar itu, Tam Goat Hua tetap menganggap orang
itu adalah Tong Hong Pek, dia menangis terisak-isak seraya
berteriak-teriak,
"Kanda Pek! Kanda Pek! Aku datang, kau jangan mati
dulu! Tunggu! Aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kali!"
Usai berteriak, Tam Goat Hua langsung melesat pergi! Lu
Leng tertegun dia segera menjulurkan tangannya menyambar,
namun ia hanya menyambar tempat kosong, Lu Leng segera
mengerahkan ginkangnya melesat ke hadapan Tam Goat Hua,
seraya bertanya,
"Kakak Goat, barusan kau bilang apa?"
Tam Goat Hua mendongakkan kepala, tampak air matanya
berderai-derai, ia menyahut perlahan-lahan,
"Adik Leng, dia,., dia sudah mati, aku., aku mau jadi apa?"
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam, kemudian
memberitahukan dengan air mata berlinang-linang,
"Tadi yang menyelamatkan kita tanpa memperdulikan
nyawanya sendiri, adalah insu (Guru Yang Budiman) Liat Hwe
Cousu!"

2260
Tam Goat Hua tertegun mendengar itu, tanyanya dengan
mata terbelalak
"Ading Leng, apa katamu ?"
Lu Leng menghela nafas panjang sahutnya.
"Aku sudah berguru pada Liat Hwe Cousu! Aaaah! Setelah
Liok Ci Khim Mo dibasmi, aku akan tinggal selamanya di
gunung Hwa San untuk membalas budi pertolongan guru!"
Tam Goat Hua terbelalak mendengar itu, lama sekali baru
ia bertanya,
"Kalau begitu, bagaimana dia?"
Yang dimaksudkan "Dia" adalah Tong Hong Pek!
Lu Leng memberitahukan.
“Tong Hong Suhu, pergi mencari jejak Tiat Sin Ong!"
Sesungguhnya Tam Goat Hua sudah ingin melesat pergi,
namun ketika mendengar nama Tiat Sin Ong disebut-sebut, ia
langsung berhenti, sementara air mata Lu Leng terus berderai,
membasahi kantong sutera yang masih ada dalam
genggamannya. Tam Goat Hua melirik ke arah kantong sutera
itu. Tampak beberapa huruf tertera disitu, yakni "llmu Silat
Rahasia Hwa San, Berjumlah Tujuh Macam"
Saat ini, Toan Bok Ang juga sudah mendekatinya, ia
menundukkan kepala seraya bertanya,
"Yang menyelamatkan kita... adalah Liat Hwe Cousu?"

2261
Lu Leng manggut-manggut
"Ya! Dia yang menyelamatkan kita, namun dia sendiri...
akhirnya celaka!"
Sambil berkata air mata Lu Lengpun terus bercucuran
hatinya pedih sekali teringat akan kejadian tudi, Ternyata
setelah Liat Hwe Cousu dan Lu Leng berhasil meninggalkan
gudang batu, mereka berdua tiba di belakang istana. mereka
menunggu Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang di belakang
sebuah batu besar Akan tetapi, setelah menunggu beberapa
lama yang ditunggu-tunggu tidak muncul juga. Akhirnya Lu
Leng yang sudah mulai tidak sabar ingin segera memasuki
istana Ci Cun Kiong, tetapi keburu dicegah oleh Liat Hwe
Cousu. Berselang beberapa saat kemudian terdengar suara
yang riuh gemuruh, suara itu amat mengejutkan Liat Hwe
Cousu dan Lu Leng, dan mereka segera berjaga-jaga serta
waspada,
Di saat bersamaan tampak sesosok bayangan melesat
kearah mereka. Ternyata Oey Sim Tit adanya. Begitu melihat
kemunculan pemuda itu, Lu Leng segera maju selangkah
seraya bertanya,
"Ada urusan apa?"
Ketika bertanya demikian, sekujur badan Lu Leng sudah
bergetar, karena melihat nafas Oey Sim Tit yang memburu
serta wajah pucat pias, pertanda telah terjadi sesuatu yang
tak diinginkan
Bagian 52

2262
Oey Sim Tit tidak menyahut, sebaliknya malah menangis.
Lu Leng bertanya lagi,
"Ada urusan apa? Mengapa kau menangis ?"
Oey Sim Tit menangis seraya menyahut dengan air mata
yang masih berlinang,
"Mereka berdua... entah apa sebabnya malah menerjang
ke luar lewat depan, mereka sudah dihalangi orang-orang."
Mendengar itu, seketika Lu leng melesat menuju ke depan,
diikuti oleh Oey Sim Tit yang merasa sangat cemas. Tanyanya,
" Saudara Lu, bagaimana baiknya?"
Lu Leng tidak menyahut tanpa memperdulikan Oey Sim Tit
ia terus melesat ke depan. Mendadak dia merasa ada desiran
angin di belakangnya, ternyata Liat Hwe Cousu sudah
menyusulnya seraya berseru.
"Anak Leng!"
* * * *
Bab 106
Saat ini hati Lu Leng sudah sampai pada puncak
kegelisahannya, maka ia tidak menyahut seruan Liat Hwe
Cousu, Tiba-tiba dia merasa Liat Hwe Cousu menyelipkan
sesuatu ke tangannya, Setelah dilihat, itu adalah sebuah
kantong sutera, Dengan keheranan ia bertanya.

2263
"Suhu, apa ini?" Liat Hwe Cousu menyahut "Jangan
banyak bertanya, simpan dulu!" Lu Leng segera menyimpan
kantong sutera itu ke dalam bajunya, tanpa bertanya apapun,
Liat Hwe Cousu berkata, "Anak Leng, begitu bertemu mereka
berdua, kau harus cepat-cepat menolong mereka, jangan kau
perdulikan diriku!"
Hati Lu Leng amat resah, ia sama sekali tidak menyelami
arti ucapan Liat Hwe Cousu, Akhirnya dia cuma menyahut.
"Ya, suhu!"
Tak lama mereka berdua sudah sampai di sekitar pintu
besar itu, persis pada saat Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang
terjala! Liat Hwe Cousu berkata dengan suara dalam, "Cepat
bawa mereka pergi!" Ketika berkata demikian, Liat Hwe Cousu
masih khawatir bila Lu Leng tidak mau menurut perintah-nya,
maka ia menjulurkan tangannya mendorong Lu Leng.
Lu Leng terdorong enam tujuh depa jauhnya mengarah
pada jala tersebut, ketika tampak beberapa orang
mengepungnya, Tiba-tiba terdengar suara bentakan keras,
bagaikan geledek membelah bumi! Suara bentakan yang
mengguntur itu membuat semua orang tertegun, termasuk Lu
Leng.
Tapi Lu Leng cuma tertegun sekejap, ia segera menoleh
ke belakang, tampak Liat Hwe Cousu berdiri disitu, jubah
merahnya mengembung besar seperti sebuah balon, bahkan
juga mirip segulung api yang menyala, Saat ini, Lu Leng masih
belum menyadari apa maksud Liat Hwe Cousu, ternyata Liat
Hwe Cousu sudah siap bertarung mati-matian dengan Liok Ci
Khim Mo agar Lu Leng, Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang bisa
selamat meninggalkan istana Ci Cun Kiong!

2264
Setelah mendorong Lu Leng ke arah Tam Goat Hua dan
Toan Bok Ang yang terjala, Liat Hwe Cousupun mengerahkan
Lweekangnya yang puluhan tahun, lalu mengeluarkan suara
bentakan yang amat dahsyat memekakkan telinga,
Pada waktu bersamaan, Lu Lengpun bergerak cepat
menggunakan jurus Thian Te Kun Tun (Langit Bumi Kacau
Balau) dan jurus Hong Moh Coh Khai (Turun Hujan Gerimis)
menyerang beberapa orang, orang-orang itu masih dalam
keadaan tertegun, Mereka tersentak sadar oleh angin pukulan,
namun sudah terlambat untuk berkelit Setelah terkena angin
pukulan tersebut, mereka roboh serentak!
Lu Leng segera menyambar jala berikut Tam Goat Hua
dan Toan Bok Ang yang ada di dalam jala itu, langsung
dibawa pergi. Saat itu Liat Hwe Cousu sudah mengeluarkan
suara bentakan untuk yang kedua kalinya, sekaligus
menggerakkan sepasang tangannya yang penuh mengandung
Lweekang hasil latihan puluhan tahun.
Lu Leng sudah melesat keluar melalui pintu besar, dia
masih sempat menengok ke belakang, Tampak dua tiga puluh
orang terpental bagaikan layangan putus tersambar oleh angin
pukulan Liat Hwe Cousu, membentur tembok yang ada disitu.
"Bum! Bum!"
Tembok itu roboh seketika, sekaligus mengubur mereka
yang terkena! Menyaksikan pukulan yang begitu dahsyat, hati
Lu Leng amat terkejut dan kagum terhadap Liat Hwe Cousu,
yakin gurunya itu pasti menyusul, maka dia segera melesat
pergi!
Sayang sekali Lu Leng tidak mengetahui bahwa Liat Hwe
Cousu telah mengerahkan seluruh Lweekangnya hasil latihan

2265
selama puluhan tahun, Setelah mengeluarkan dua kali
bentakan dahsyat, Lweekangnyapun musnah hampir separuh
bagian! Walau saat ini Liat Hwe Cousu masih dapat melarikan
diri, namun dalam hatinya sama sekali tidak berniat demikian!
Sebaliknya, dia terus menghimpun hawa murninya,
mengeluarkan suara bentakan dahsyat dan sekaligus
menggerakkan sepasang tangannya kesana kemari!
Yang mati di tangannya berjumlah lima puluh orang lebih,
semuanya berasal dari golongan hitam. Mereka binasa tanpa
mengeluarkan suara jeritan! Sedangkan orang-orang yang
masih tersisa menjadi ketakutan, mereka segera kabur,
Namun di saat bersamaan, muncullah Kim Kut Lau seraya
berseru.
"Bu Lim Ci Cun sudah datang...."
Belum lagi suara seruannya berhenti, mendadak Liat Hwe
Cousu membalik sambil berputar putar bagikan angin puyuh
menuju ke arahnya disertai dengan sebuah pukulan! Betapa
terkejutnya Kim Kut Lau, ingin berkelit sudah terlambat! Dia
terpaksa mengerahkan lweekangnya untuk menangkis,
"Blam!"
Terdengar suara benturan, Kim Kut Lau menjerit dengan
mulut menyemburkan darah segar, dia terpental beberapa
depa jauhnya, ia sudah terluka parah! Ketika Kim Kut Lau
muncul, Liat Hwe Cousu sudah tahu bila Liok Ci Khim Mo juga
akan segera menyusul Di saat Kim Kut Lau terpental,
terdengar suara harpa yang amat nyaring.
"Ting! Tung! Ting! Tung!"

2266
Ketika Liat Hwe Cousu menggerakkan sepasang tangannya
ia juga mengeluarkan suara bentakan dahsyat. Tetapi begitu
mendengar suara harpa itu hatinya menjadi tergoncang, ia
menghimpun hawa murninya agar tetap tenang, lalu
mengeluarkan bentakan yang lebih dahsyat agar dapat
menekan suara harpa itu.
Akan tetapi, Pat Liong Thian Im merupakan ilmu yang
amat hebat, selama ini belum pernah ada ilmu lain yang dapat
menandingi ilmu tersebut! Maka walau Liat Hwe Cousu
memiliki Lweekang yang amat tinggi, akhirnya ia pun tak
dapat bertahan.
Berselang sesaat, Liat Hwe Cousu sudah mulai merasa
darahnya bergolak. Saking tak tahan, dia terus menerus
menyemburkan darah segar dari mu!ut-nya! Meskipun
demikian, dia tetap bertahan dan maju ke depan sambil
mendongakkan kepala, ia melihat Liok Ci Khim Mo berdiri di
depan pintu aula besar, tangannya memegang harpa Pat
Liong Khim, sambil jari tangan kanannya terus memetik tali
senar harpa itu.
Liat Hwe Cousu terus menghimpun hawa murninya untuk
melawan, mendadak dia menerjang ke depan sambil
melancarkan sebuah pukulan! pukulan yang dilancarkan
menggunakan tenaganya yang terakhir! Kalaupun pukulan itu
berhasil menghantam Liok Ci Khim Mo, dirinyapun ibarat pelita
yang sudah kehabisan minyak, akan mati kehabisan tenaga!
Beberapa tahun lalu di gunung Bu Yi San puncak-Sian Jin
Hong, Giok Bin Sin Kun Tong Hong Pek juga pernah bertarung
seperti Liat Hwe Cousu, Di saat amat kritis, Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek melancarkan sebuah pukulan dahsyat ke arah
Liok Ci Khim Mo. Ketika itu pukulan yang dilancarkan Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek, tidak hanya berhasil melukai Liok Ci

2267
Khim Mo, bahkan berhasil membunuh Ki Hok. sedangkan Liok
Ci Khim Mo harus merawat lukanya hingga tiga tahun, barulah
muncul kembali di dunia persilatan!
Akan tetapi empat lima tahun ini Liok Ci Khim Mo terus
makan obat mujarab, sehingga lweekangnya bertambah
tinggi, serta ilmu Pat Liong Thian Im yang dimilikinya juga
bertambah maju pesat! Di saat Liat Hwe Cousu melancarkan
pukulan itu, tampak mata Liok Ci Khim Mo menyorotkan sinar
membunuh, ia langsung memetik tali senar yang terakhir itu
tiga kali dan membuat Liat Hwe Cousu roboh bergulingan!
Saat ini, Liat Hwe Cousu hanya terpisah tiga empat meter
dari Liok Ci Khim Mo. sedangkan pukulan yang dilancarkan
tetap mengarah pada Liok Ci Khim Mo. Tapi suara harpa tadi
merupakan yang terlihay dari Pat Liong Thian Im, sehingga
membuyarkan hawa murni Liat Hwe Cousu! Walau pukulan
yang dilancarkan Liat Hwe Cousu mengarah pada dada Liok Ci
Khim Mo, namun sudah tiada tenaga sama sekali, bahkan
tangannyapun diturunkan perlahan-lahan.
Liok Ci Khim Mo tertawa terkekeh-kekeh, jari tangannya
terus memetik tali senar harpa semakin dahsyat bagaikan
ombak menderu-deru atau angin badai yang memporak
porandakan segala apa yang ada di bumi! Meskipun badan
Liat Hwe Cousu sudah tidak dapat bergerak, namun sepasang
matanya tetap menatap Liok Ci Khim Mo dengan tajam.
Ternyata ketika Liat Hwe Cousu roboh bergulingan tiga
kali, dia masih mampu bangkit berdiri, untuk melanjutkan
pukulan yang dilancarkannya tadi, Hanya karena hawa
murninya telah buyar, maka pukulannya itu jadi tak bertenaga
sama sekali!

2268
Ketika Liok Ci Khim Mo menyaksikan itu bukan main
terkejutnya, Dalam hati ia membatin, bagaimana dia tidak
roboh? Tanpa sadar Liok Ci Khim Mo mundur beberapa
langkah. Di saat bersamaan, muncul Kiong Bu Hong, Sien Put
Pah dan lainnya di belakang Liok Ci Khim Mo. Kiong Bu Hong
maju ke sisi Liok Ci Khim Mo, berkata dengan suara rendah.
"Ci Cun, dia sudah mati!"
Liok Ci Khim Mo langsung berhenti memetik tali senar
harpa, namun Liat Hwe Cousu tetap berdiri tak bergerak di
tempati Hal ini membuat Liok Ci Khim Mo mengerutkan
kening, bertanya perlahan pada Kiong Bu Hong,
"Betulkah dia sudah mati?"
Kiong Bu Hong mengangguk.
"Dia pasti sudah mati!"
Kiong Bu Hong maju ke depan Liat Hwe Cousu,
menjulurkan tangannya dan mendorong dada Liat Hwe Cousu,
Tetapi ternyata Liat Hwe Cousu masih dapat menghimpun
sedikit hawa murninya, sehingga berhasil memberatkan
badannya, sepasang kakinya tertanam ke dalam lantai, maka
badannya tidak roboh.
Ketika Kiong Bu Hong menjulurkan tangannya untuk
mendorong, ia justru mendorong bagian dadanya, sehingga
membuat hawar murni yang tersimpan di rongga dada,
langsung menerjang keiuar! Bukan main terkejutnya Kiong Bu
Hong ia ingin menarik kembali tangannya, tapi sudah
terlambat! Terdengar suara "Krek", Ternyata tulang lengan
Kiong Bu Hong telah patah, saking sakitnya keringat Kiong Bu
Hong mengucur dengan derasnya, Di saat bersamaan, mayat

2269
Liat Hwe Cousupun roboh mengeluarkan suara "BIam" yang
amat keras tergeletak di lantai!
Setelah mati, Liat Hwe Cousu masih dapat mematahkan
tulang lengan Kiong Bu Hong yang berasal dari golongan
hitam! Tentang itu, kelak siapa yang mengungkit kejadian
tersebut pasti memuji dan menaruh hormat padanya!
Semasa hidup Liat Hwe Cousu amat angkuh dan
memandang rendah pada siapapun, tidak heran kaum rimba
persilatan amat membencinya, Bahkan ketika berada di
gunung Altai, diapun pernah mencelakakan Lu Leng dan Toan
Bok Ang, ini merupakan perbuatan rendah, setelah dia mati
pandangan kaum rimba persilatan kepadanya menjadi
berubah, mereka mencap dirinya sebagai orang gagah atau
pendekar aneh dunia persilatan!
Bukan main terkejutnya Liok Ci Khim Mo ketika melihat
tulang lengan Kiong Bu Hong patah, maka walaupun mayat
Liat Hwe Cousu sudah roboh tergeletak di lantai, tapi Liok Ci
Khim Mo masih memetik tali senar, sehingga menimbulan
suara yang amat dahsyat! Ternyata dengan cara itu, Liok Ci
Khim Mo ingin memastikan apakah Liat Hwe Cousu sudah mati
atau belum? Setelah mengetahui Liat Hwe Cousu memang
sudah mati, barulah Liok Ci Khim Mo menarik nafas legu,
kemudian tertawa gelak.,.,
Ketika Lu Leng membawa pergi jala besar berikut Tam
Goat Hua dan Toan Bok Ang, dia masih tidak menyadari
bahwa Liat Hwe Cousu berniat untuk mati! Setelah mendengar
suara bentakan Liat Hwe Cousu makin lama makin rendah,
barulah mengerti. Tiba-tiba Lu Leng teringat sesuatu, ia
segera merogoh ke dalam bajunya untuk mengambil kantong
sutera pemberian Liat Hwe Cousu, Setelah membaca tulisan di
kantong sutera barulah ia tahu ketika Liat Hwe Cousu

2270
menerjang keluar, Liat Hwe Cousu sudah bertekad untuk mati,
Maka diserahkannya kitab pelajaran ilmu silat rahasia partai
Hwa San kepadanya, agar kelak Lu Leng dapat mengangkat
nama partai tersebut! Karena itu hati Lu Leng amat sedih
hingga air mata terus bercucuran tak henti-hentinya!
Berselang beberapa saat, Tam Goat Hua bertanya dengan
suara rendah,
"Tadi kau menyinggung Tiat Sin Ong, mengapa?"
Lu Leng menghela nafas,
"Liat Hwe Cousu tahu jejak Panah Bulu Api dan itu ada
hubungannya dengan Tiat Sin Ong!"
Tam Goat Hua tertegun mendengarnya,
"Bagaimana bisa ada hubungannya dengan Tiat Sin Ong?"
Lu Leng menyahut
"Kakak Ang juga tahu. Ternyata Panah Bulu Api sudah
dicuri orang di dalam makam nyonya Seh! Kakak Ang masih
ingat itu?"
Sementara air mata Toan Bok Ang sudah ber-derai-derai,
dia membalikkan badannya seraya berkata .
"Tentunya aku masih ingat, segala sesuatu yang terjadi di
dalam makam nyonya Seh, aku... aku takkan lupa selamalamanya!"

2271
Lu Leng tertegun kemudian menghela nafas panjang
seraya berkata.
"Kakak Ang, aku memang tidak baik."
Air mata Toan Bok Ang mengucur lebih deras, katanya,
"Bagaimana kau tidak baik? Kau mencintai kakak Tam dan
tidak mencintaiku, mana bisa aku menyalahkanmu? Kau...
lebih baik kau jangan... mengatakan itu lagi!"
Usai berkata, Toan Bok Ang lalu duduk di atas batu,
menangis terisak-isak disitu!
Tam Goat Hua mendekatinya. Menjulurkan tangannya
memegang bahu Toan Bok Ang seraya berkta,
"Adik Toan anggaplah kita tidak pernah bertemu
dengannya, bukankah beres? Aku akan bicara sebentar
padanya, lalu kita pergi!"
Toan Bok Ang mendongakkan kepala, tampak pipinya
telah dibasahi oleh air mata,
"Kakak Tam harus mengerti, biar bagaimanapun hatiku...
tetap berduka, itu... itu tak dapat dihindarkan!"
Apa yang dikatakan Toan Bok Ang memang dapat
dirasakan Tam Goat Hua, begitu pula Lu Leng.
Tam Goat Hua berpaling memandang Lu Leng sejenak,
kemudian mengarah ke tempat lain seraya berkata,

2272
"Lihatlah! Bagaimana dalamnya kesedihan adik Toan demi
dirimu!"
Lu Leng membuka mulut ingin mengatakan sesuatu,
namun tidak mampu mengeluarkan suara, Apa yang ingin
disampaikannya, justru dikatakan oleh Toan Bok Ang.
"Kakak Tam, kau jangan menyalahkannya! cobalah kau
pikir, bagaimana dalamnya kesedihan Lu Leng demi dirimu?
Kakak Tam, kau dan dia sebenarnya sangat serasi untuk
menjadi suami istri!"
Tam Goat Hua segera berkata,
"Adik Toan...."
Sebelum Tam Goat Hua menyelesaikan ucap-annya, Toan
Bok Ang sudah bangkit berdiri dan berkata,
"Kakak Tam, jangan mengira aku berkata sebaliknya!
Berhubung aku amat mencintainya, maka berharap dia
gembira! Aku... aku sendiri bersedih tidak jadi masalah, asal...
dia bahagia sudah cukup bagiku!"
Ucapan Toan Bok Ang itu amat memilukan, membuat hati
Lu Leng terasa berduka sekali.
"Kakak Ang, kau... kau sungguh baik!"
Toan Bok Ang memandangnya lama sekali, kemudian
menghela nafas sambil membalikkan badannya sekaligus
berjalan pergi. Tam Goat Hua segera berseru,
"Adik Toan, tunggu aku!"

2273
Toan Bok Ang tidak membalikkan badannya, hanya
menggeleng-gelengkan kepala seraya berkata.
"Kau mau bicara apa, bicaralah! Aku mau pergi, dalam
hatiku aku tidak membenci siapapun, aku... aku mau pergi!"
Sambil berkata diapun berjalan pergi, Tam Goat Hua
langsung melesat ke depan meng-hadangnya, menatapnya
seraya berkata,
"Adik Toan, seusai aku bicara, barulah kita pergi
bersama!"
Toan Bok Ang menyahut dengan sedih,
"Cepat atau lambat harus pergi, mengapa harus
membuang waktu lagi?"
Tam Goat Hua berkata,
"Dia bilang Panah Bulu Api itu ada kaitannya dengan Tiat
Sin Ong, aku justru tahu Tiat Sin Ong berada dimana!"
Begitu mendengar itu, Lu Leng cepat-cepat bertanya,
"Apakah beliau masih hidup?"
Tam Goat Hua menganguk,
"Ya! Bahkan beliaupun pernah mengajarkanku tiga jurus
ilmu silat!"
Lu Leng girang bukan main, ia langsung bertanya,

2274
"Beliau berada di mana?"
Tam Goat Hua menyahut.
"Beliau berada di...."
Di saat bersamaan, mendadak terdengar suara derap kaki
kuda yang amat kencang. Mereka bertiga segera menoleh,
mereka melihat tiga empat ekor kuda berlari amat kencang ke
arah mereka, Kira-kira berjarak empat lima depa, tiba-tiba
para penunggang kuda menarik tali les kuda masing-masing,
Terdengar pula suara seruan.
"Di sini!"
Kemudian tampak tiga orang mengibaskan tangannya ke
atas, terlihat tiga buah benda melayang ke atas disertai suara
ledakan di udara,
"Bum!"
Kejadian itu hanya berlangsung sekejap, Tam Goat Hua,
Lu Leng dan Toan Bok Ang yang melihat hal tersebut sudah
menduga bahwa mereka adalah orang Liok Ci Khim Mo. Kini
sejak mereka sudah ketahuan, maka orang-orang itu segera
memberi isyarat ke atas dengan semacam kembang api!
Setelah melepaskan kembang api, ketiga orang itupun
membalikkan kuda masing-masing bersiap-siap untuk pergi,
Akan tetapi, Lu Leng langsung membentak keras,
"Mau kabur ke mana!"

2275
Lu Leng segera melesat ke arah mereka. Bukan main
cepatnya gerakan Lu Leng, sehingga ketiga orang itu tidak
sempat melarikan kuda tunggangan mereka, Lu Leng
menjulurkan tangannya menyambar dua orang, lalu
dihempaskan ke bawah, sedangkan yang satu masih sempat
melarikan kudanya, namun Lu Leng sudah bergerak laksana
kilat, meloncat ke punggung kuda itu!
Akan tetapi, kuda itupun meloncat pergi sehingga Lu Leng
merosot ke bawah! Namun Lu Leng masih berhasil meraih
ekornya, dia membentak keras sambil mengerahkan ilmu
memberatkan badan! sepasang kaki Lu Leng seperti terpaku di
tanah, sehingga kuda itu tidak dapat lari, Kuda itu meringkik
keras sambil mengangkat sepasang kaki depannya, sehingga
orang yang ada di atasnya jatuh ke bawah!
Ternyata kepandaian orang itu cukup tinggi. Ketika
terpeleset ke bawah, dia masih sempat bersalto sehingga
mencabut goloknya serta menyerang Lu Leng dengan jurus
Ciau Hoa Kay Ting (Bunga Mekar Menutupi Atap), golok itu
menyambar kepala Lu Leng!
Lu Leng segera melompat mundur, di saat dia baru mau
balas menyerang, mendadak terdengar suara bentakan
nyaring dan tampak pula cahaya menyambar tenggorokan
orang itu. Tanpa mengeluarkan jeritan, orang itu roboh
seketika. Lu Leng menoleh, ternyata Toan Bok Ang yang
menggerakkan senjata Sian Tian Sin So sudah langsung
menghabisi nyawanya.
Lu Leng segera berkata,
"Kembang api isyarat itu telah dilepaskan sebentar lagi
Liok Ci Khim Mo pasti kemari. Mari kita cepat-cepat pergi!"

2276
Tam Goat Hua menunjuk ke depan
"Kita pergi menuju arah itu!"
Arah yang ditunjuk Tam Goat Hua, justru menuju ke istana
Ci Cun Kiong, Hal ini amat mengejutkan Lu Leng.
"Kita balik menuju ke istana Ci Cun Kiong?! Apakah tidak
membahayakan?"
Tam Goat Hua menyahut.
"Begitu mendengar suara kuda, kita segera bersembunyi!
Kiong Bu Hong sudah terluka, tentunya tidak berani mengejar
kita. Yang lain pasti tidak menduga kita berada di sekitar
sana!"
Lu Leng berpikir sejenak, memang masuk akal apa yang
dikatakan Tam Goat Hua, Mereka bertiga segera melesat ke
arah istana Ci Cu Kiong, Kira-kira tiga mil, mendadak
terdengar suara derap kaki kuda di depan. Mereka bertiga
langsung berhenti, menengok kesana kemari. Tampak
beberapa pohon besar dengan daun-daun yang amat lebat,
mereka bertiga meloncat ke atas pohon bersembunyi disitu,
Tak lama kemudian, tampak tujuh delapan ekor kuda
berlari kencang melewati tempat itu, Setelah itu, tampak
sebuah kereta mewah yang ditarik beberapa ekor kuda
melewati, menyusul terlihat lagi beberapa ekor kuda, kuda
yang terakhir ditunggangi Kiong Bu Hong, yang lengannya
dibalut dengan kain putih!
Berselang beberapa saat setelah kuda-kuda dan kereta
mewah itu pergi jauh, barulah Tam Goat Hua berkata dengan
suara rendah.

2277
"Kiong Bu Hong juga berada di antara mereka!"
Lu Leng bertanya.
"Mengapa kalau dia juga ada bersama mereka?"
Tam Goat Hua menyahut.
"Dia pasti menduga kita bersembunyi di sekitar tempat
ini!"
Lu Leng mengerutkan kening, kemudian berkata,
"Kalau begitu sebelum terlambat, mari kita meninggalkan
tempat ini!"
Tam Goat Hua mengeluarkan suara dengusan, lalu
menyahut
"Waiau Kiong Bu Hong amat cerdik dan licik, pasti tidak
akan menduga kita sedemikian berani bersembunyi dekat
istana Ci Cun Kiong!"
Lu Leng menjadi terkejut
"Kakak Goat, apa maksudmu?!"
Tam Goat Hua berkata.
"Orang yang berada di dalam kereta mewah yang lewat
tadi pasti adalah Liok Ci Khim Mo! Kini di dalam istana Ci Cun
Kiong sudah jelas kosong, bila kita bersembunyi di sana pasti
aman!"

2278
Toan Bok Ang segera berkata,
"Kalian berdua pergilah! Aku di sini akan memancing
musuh!" Sahut Lu Leng,
"Jangan bodoh!"
Lu Leng segera menarik Toan Bok Ang, lalu bersama Tam
Goat Hua meloncat turun dari pohon, cepat-cepat mereka
melesat ke arah istana Ci Cun Kiong!
Berselang beberapa saat mereka bertiga sudah mendekati
pintu masuk istana Ci Cun Kiong, mereka bersembunyi. Di
pintu masuk itu, tampak seseorang berdiri termangu-mangu di
situ, Tam Goat Hua, Toan Bok Ang dan Lu Leng yang
bersembunyi dapat mengenali orang yang berdiri itu, dia
adalah Oey Sim Tit. Lu Leng ingin pergi menyapanya, namun
Tam Goat Hua segera mencegah nya.
"Berhenti! Lebih baik kita tetap bersembunyi di sini!"
Lu Leng mengangguk, mereka tetap bersembunyi di
rumput alang-alang yang lebat dan panjang itu, Tak berapa
lama, terdengar suara derap kuda! Kali ini Kiong Bu Hong
yang di depan, kereta mewah di belakang, iring-iringan itu
menuju ke istana Ci Cun Kiong! Tam Goat Hua menarik nafas
dalam-dalam.
"Kiong Bu Hong Sungguh cerdas kelihatannya dia dapat
menduga kita menuju ke istana Ci Cun Kiong, Untung kita
bersembunyi di sini!"
Berselang sesaat, tampak seseorang keluar memanggil
Oey Sim Tit. Setelah Oey Sim Tit dan orang itu masuk,
kemudian tampak keluar pula dua orang lain yang tetap

2279
berdiri di sana untuk berjaga, sementara hari mulai gelap,
Tam Goat Hua, Toan Bok Ang dan Lu Leng terus bersembunyi
disitu, Berselang beberapa saat, barulah mereka bertiga
mundur perlahan-lahan, Setelah mundur hampir setengah mil
dan tidak melihat siapapun, barulah mereka bertiga melesat
pergi Setelah kira-kira lima enam mil, barulah mereka berhenti
Lu Leng segera bertanya.
"Kakak Goat, Tiat Sin Ong berada di mana? Liat Hwe
Cousu yakin dia yang mencuri Panah Bulu Api itu!"
Tam Goat Hua memberitahukan.
"Beliau berada di tengah-tengah gunung Gobi San!"
Usai memberitahukan, Tam Goat Hua pun menutur
tentang apa yang dialaminya di gunung tersebut. Lu Leng
berkata,
"Kakak Goat, bagaimana sekarang, apakah kalian juga
akan pergi bersama aku?"
Tam Goat Hua menggelengkan kepala,
"Aku tidak mau kesana, kalau kau membutuhkan orang
menemanimu ajaklah adik Toan saja!"
Lu Leng belum bersuara, Toan Bok Ang sudah menyahut
duluan,
"Kakak Tam, mengapa begitu?"
Tanpa berjanji, mereka menarik nafas serentak

2280
Tam Goat Hua berkata,
"Busur Api telah hilang lagi, itupun harus direbut
kembali...."
Berkata sampai disini, Tam Goat Hua tidak melanjutkan Lu
Leng cepal-cepat berkata,
"Kakak Goat, kau tidak pergi bersamaku ke gunung Gobi
San tidak jadi masalah, namun kau tidak boleh seorang diri
pergi merebut Busur Api itu! Kami semua sudah berjanji,
setahun kemudian akan bertemu di persimpangan jalan yang
tak jauh dari sini, Kini masih sepuluh bulan lagi! Sampai
waktunya aku harap kalian berdua juga datang untuk
berunding bersama!"
Tam Goat Hua cuma tersenyum getir tidak menyahut,
Toan Bok Ang yang menyahut
"Lihat saja nanti Adik Leng, jaga dirimu baik-baik!"
Lu Leng berkata terputus-putus.
"Kakak Ang, aku...."
Toan Bok Ang menyahut dengan sedih,
"Kau jangan banyak bicara lagi, aku,.,."
Sebelum menyelesaikan ucapannya, Toan Bok Ang sudah
melesat pergi. Tam Goat Hua juga pergi menyusulnya, tak
lama kedua gadis itu sudah tidak terlihat di tempat yang
gelap,

2281
Lu Leng berdiri termangu-mangu di tempat, dan hatipun
jadi merana dan amat berduka sekali! Kedua gadis itu
sungguh baik terhadap Lu Leng. Salah satu diantaranya justru
amat mencintainya, namun Lu Leng malah tidak dapat
menggembirakannya!
Setelah berdiri termangu-mangu di situ, barulah Lu Leng
melesat ke arah barat, Teringat akan jejak Tiat Sin Ong dan
tidak lama lagi akan memperoleh panah Bulu Api, dalam
hatinya merasa agak gembira,
Lu Leng terus menuju ke gunung Gobi San. Di dalam
perjalanan ia menyamar agar identitasnya tidak diketahui
siapapun. Dalam perjalanan Lu Leng sering bertemu kaum
golongan hitam yang merajalela atas nama istana Ci Cun
Kiong, Entah berapa kali Lu Leng ingin turun tangan
memberantas mereka, namun akhirnya dia tetap dapat
bersabar agar tidak menimbulkan masalah. Dua puluh hari
kemudian, dia sudah memasuki gunung Gobi San. Tak lama
sampailah dia di bawah Cing Yun Ling.
Dia berdiri termenung hampir setengah harian,
mengenang kembali kejadian bersama Tam Goat Hua. Tanpa
sadar air matapun meleleh, Berselang sesaat, dia
mendongakkan kepala memandang Tong Thian Hong (Puncak
Langit Timur) dan See Thian Hong (Puncak Langit Barat), itu
membuatnya menghela nafas panjang,
Dia berpikir bahwa kini sudah berada di gunung Gobi San,
Tam Goat Hua pun telah memberitahukan tentang tempat
tinggal Tiat Sin Ong, Dia dapat mencarinya dalam waktu
sehari, Waktu masih begitu banyak, dia ingin naik ke atas Cing
Yun Ling berjalan-jalan disana,

2282
Oleh karena itu, dia langsung melesat ke atas Cing Yun
Ling, Akan tetapi, berselang sesaat mendadak terdengar suara
bentakan.
"Siapa berani memasuki tempat terlarang Gobi Pay?!"
Lu Leng tertegun mendengar suara bentakan itu, namun
bersamaan dengan itu diapun merasa girang dalam hati,
apakah ada anggota Gobi Pay yang sudah kembali?
ooooooo
Bab 107
Lu Leng segera berhenti, mendongakkan kepala untuk
melihat, tapi pemandangan yang ada di depannya membuat ia
tertegun. Ternyata dihadapannya berdiri empat orang, dua
pendeta dan dua orang biasa, Kedua pendeta itu berwajah
kasar, sama sekali tidak mirip orang yang menyucikan diri
sedangkan kedua orang biasa itu bermata tikus, sekali
pandang sudah dapat diketahui bahwa kedua orang itu berhati
licik dan bukan orang baik-baik.
Sete!ah tertegun sejenak, barulah Lu Leng membuka
mulut bertanya, "Siapa kalian?"
Keempat orang itu mendengus, kemudian menyahut.
"Pendeta dari Gobi Pay dan murid Gobi Pay yang tak
menyucikan diri! sebetulnya siapa kau?"
Mendengar itu, Lu Leng tampak tercengang, Saat itu dia
menyamar sebagai tukang cari kayu, maka diapun berpurapura
bodoh.

2283
"Dengar-dengar para pendeta murid-murid Sui Cing
Siansu, semuanya telah mati di tangan Liok Ci Khim Mo!
Bagaimana kalian berdua bisa hidup?"
Kedua pendeta berwajah bengis tertawa dingin.
"Sui Cing siansu memang tak tahu diri, berani-beraninya
menentang Bu Lim Ci Cun, maka dia harus mati! Kini partai
Gobi Pay aliran menyucikan diri dan tidak menyucikan diri,
telah dikuasai Bu Lirn Ci Cun!"
Begitu mendengar itu, bukan main gusarnya Lu Leng!
Akan tetapi, Lu Leng masih dapat mengendalikan diri,
"Kalau begitu, partai lain juga sama seperti itu?" Keempat
orang itu menyahut serentak, "Tentunya sama!" Lu Leng
bertanya,
"Sekarang siapa yang menjadi ketua kedua aliran Gobi
Pay?"
Salah seorang itu menyahut
"Ketua Gobi Pay aliran menyucikan diri adalah Thian Hang
Taysu!"
Mendengar itu, diam-diam Lu Leng berkata bagus!
Pendeta yang bengis itu kini malah menjadi ketua Gobi Pay!
Lu Leng menekan hawa kegusarannya, ia bertanya lagi.
"Siapa ketua Gobi Pay aliran tidak menyucikan diri?"
Keempat orang itu menyahut

2284
"Beliau amat terkenal, tidak lain adalah Tay Lik Sin
(Malaikat Tenaga Besar) Hoan Bu!"
Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala,
"Belum pernah mendengar nama orang itu!"
Keempat orang itu langsung melotot berkata dengan
penuh kegusaran
"Kau ini siapa? Berani menghina ketua kami?"
Lu Leng merasa marah tapi juga merasa geli, berdasarkan
cerita kedua orang itu, kelihatannya Tay Lik Sin Hoan Bu tidak
hebat sama sekali, tapi bagaimana ia begitu berani menduduki
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek? Nyali orang itu sungguh
besar sekali! Lu Leng menyahut perlahan-lahan.
"Aku? Aku memang anggota Gobi Pay, Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek adalah guruku!"
Begitu mendengar sahutan Lu Leng, wajah keempat orang
itu langsung berubah pucat pias, bahkan bibirpun gemetaran
"Apa....?! Giok Bin Sin Kun?!" Diam-diam Lu Leng
menghela nafas dalam hati, Liok Ci Khim Mo muncul di dunia
persilatan, hingga kini baru empat lima tahun, Penjahat kecil
macam begini sudah berani menjejakkan kakinya di gunung
Gobi San! Bagaimana beberapa tahun lagi? Bukankah rimba
persilatan akan diselimuti awan gelap?!" Lu Leng menyahut
dengan dingin, "Tidak salah, Giok Bin Sin Kun!" Keempat
orang itu mundur beberapa Iangkah, Akhirnya salah seorang
dari mereka memberanikan diri untuk bertanya,

2285
"Giok Bin Sin Kun adalah buronan Bu Lim Ci Cun. Kini Gobi
Pay sudah dikuasai Bu Lim Ci Cun, mau apa kau kemari?!"
Yang lain segera menyambung. "ltu benar! Berhubung kau
masih muda dan tidak tahu apa-apa, cepatlah kau pergi dari
sini!" Lu Leng tersenyum. "Oh, ya?"
Begitu mengucapkan "Oh, ya?" jurus Siang Hok Cak Yun
(Sepasang puncak Menembus Awan) pun sudah
dikeluarkannya, Terdengar dua kali jeritan, Ternyata dada
kedua pendeta berwajah bengis itu telah terserang oleh
tenaga Kim Kong Sin Ci, seketika mereka berdua roboh
dengan mulut menyemburkan darah segar, nafaspun amat
lemah. Terlihat bahwa mereka tidak mungkin hidup lagi,
Menyaksikan itu, wajah dua orang lainnya langsung
berubah kelabu, namun mulut mereka masih berani menegur
dengan suara terbata-bata karena gugup dan takut
"Bocah! Kau... kau berani bertingkah di tempat terlarang
Gobi Pay?!"
Lu Leng tertawa gelak, menyahut
"Kini aku masih belum mau menemui Thian Hang Taysu,
aku hanya ingin menemui Tay Lik Sin Hoan Bu! Oleh karena
itu, aku membunuh kedua pendeta itu, Aku membiarkan kalian
berdua hidup untuk menunjuk jalan! Kalau kalian masih berani
banyak omong, aku sendiripun masih bisa ke atas gunung!"
Kedua orang itu tidak berani banyak bicara lagi, Mendadak
Lu Leng maju ke depan, sekaligus menjulurkan tangannya
menyambar kedua orang itu, kemudian membentak.
"Ayo jalan!"

2286
Ketika merasakan jari tangan Lu Leng yang keras bagaikan
kaitan besi, seketika kedua orang itu mengucurkan keringat
dingin, Mereka segera berjalan ke atas gunung dengan kepala
tertunduk. Tak lama kemudian, sampailah mereka di atas Cing
Yun Ling, lalu membelok ke arah See Thian Hong, Di sana
tampak delapan orang yang berdiri sebagai penjaga.
Melihat ada yang datang salah seorang membentak
dengan suara keras. "Siapa yang datang ?"
Lu Leng segera menggerakan sepasang lengannya,
mendorong kedua orang itu ke arah orang-orang yang
berbaris disitu, Begitu dahsyatnya dorongan Lu Leng,
membuat kedua orang itu menerjang teman-teman nya
sehingga mereka terjatuh saling tindih tidak karuan serta kaki
dan tangan mereka menjadi patah.
Lu Leng tertawa dingin, Tanpa memandang orang-orang
itu, ia langsung melesat ke depan. Berselang beberapa saat,
aula pertemuan Gobi Pay aliran tidak menyucikan diri sudah
kelihatan, sesungguhnya aula itu telah dilalap api, namun kini
sudah dibangun kembali dan tampak lebih mentereng dari
sebelumnya,
Menyaksikan itu, Lu Lengpun membatin Ada baiknya juga
begitu, setelah membasmi Liok Ci Khim Mo, tidak usah repotrepot
membangun tempat ini lagi! Sesampainya di depan pintu
aula, Lu Leng langsung membentak
"Ada orang di dalam?"
Sembari membentak, diapun melancarkan sebuah pukulan
ke arah pintu itu, Terdengar suara "Bmam”. Pintu itu terbuka,
terlihat empat lima puluh orang di dalam, mereka serentak

2287
bangkit berdiri. Hanya seorang yang masih duduk di kursi
tengah, badannya gemuk dan kelihatan agak berwibawa.
Begitu melihat orang gemuk itu, Lu Leng sudah menduga
dia pasti adalah Tay Lik Sin Hoan Bu. Kelihatannya memang
pernah belajar gwakang beberapa tuhun, tetapi sama sekali
tidak mirip seorang jago yang tangguh, Lu Leng berjalan ke
dalam perlahan-lahan, seketika terdengar suara bentakan
"Siapa kau?"
Lu Leng sama sekali tidak menghiraukan seruan itu, ia
langsung berjalan ke hadapan Tay Lik Sin Hoan Bu, kemudian
menarik sebuah kursi sekaligus duduk di kursi itu, Setelah
duduk, barulah Lu Leng bertanya.
"Kaukah Tay Lik Sin Hoan Bu?"
Air muka orang itu berubah, ia balik bertanya,
"Mau apa kau kemari?"
Lu Leng tertawa gelak, sahutnya,
"Aku adalah murid Gobi Pay aliran tidak menyucikan diri,
apakah aku tidak boleh datang di Cing Yun Ling ini?"
Tay Lik Sin Hoan Bu membentak
"Ternyata kau adalah buronan yang belum mampus. Ayo!
Cepat tangkap dia!"
Seketika tampak tujuh delapan orang mendekati Lu Leng,
namun Lu Leng tetap duduk tak bergerak di kursi. Mendadak

2288
tangan Lu Leng bergerak cepat, dia sudah mengeluarkan jurus
Pat Hong Hong Ih (Hujan Angin Delapan Penjuru), Angin
pukulan itu mengarah pada delapan orang itu, tepatnya pada
jalan darah Tay Pai Hiat,
"Kreak...."
Delapan orang itu tak mampu bergerak seketika,
sedangkan semua orang yang menyaksikan itu, terbelalak
seraya berteriak-teriak.
"Dia... dia bisa ilmu sihir!"
Lu Leng hanya tertawa dingin, katanya.
"Hm Pik Kong Tah Hoat saja tidak tahu, masih berani
mengaku sebagai murid Gobi Pay! Tay Lik Sin Hoan Bu,
cepatlah menggelinding turun!"
Tay Lik Sin Hoan Bu gusar sekali, dia membentak seraya
menyerang ke arah kepala Lu Leng. Kini kungfu Lu Leng
sudah amat tinggi sekali, di matanya orang yang
berkepandaian sepeti Tay Lik Sin Hoan Bu bukanlah apa-apa.
Ketika orang itu menyerang, Lu Leng sama sekali tidak
berkelip ia malahan menjulurkan tangannya untuk menotok
jalan darah di kaki orang tersebut
"Tok! Tok!"
Begitu jalan darah di kaki Tay Lik Sin Hoan Bu tertotok, ia
segera jatuh berlutut di hadapan Lu Leng, sedangkan pukulan
yang dilancarkannya ke arah kepala Lu Leng, hanya
disanggapi Lu Leng sambil lalu saja dengan hanya
menggerakkan sedikit Lwee-kang untuk menggempur balik

2289
serangan itu, tetapi ternyata mampu membuat tangan Tay Lik
Sin Hoan Bu nyaris patah!
Wajah Tay Lik Sin Hoan Bu tampak menghijau, ia ingin
bangkit berdiri tapi tangan Lu Leng telah memegang bahunya,
sehingga Tay Lik Sin Hoan Bu tak mampu bergerak dan tetap
berlutut di hadapan Lu Leng! Kini Tay Lik Sin Hoan Bu baru
tahu betapa tingginya kepandaian Lu Leng, ia segera berteriak
"Kalian masih belum mau menyerangnya?"
Lu Leng menengok kesana kemari seraya membentak .
"Siapa berani mati?"
Puluhan orang itu saling memandangi tiada seorangpun
berani maju menyerang Lu Leng, sementara tangan Lu Leng
masih memegang bahu Tay Lik Sin Hoan Bu, mendadak ia
mengerahkan Lweekangnya, membuat keringat orang itu
terus mengucur serta berteriak-teriak terputus-putus,
"Cepat! Cepat pergi panggil Thian Hang Taysu! Cepat...!!"
Lu Leng berkata dengan dingin.
"Dengar-dengar keledai gundul itu masih memiliki sedikit
kepandaian, tidak seperti kalian hanya merupakan gentong
nasi! Cepat panggil dia kemari! Agar aku tidak usah ke Tong
Thian Hong mencarinya!"
Begitu Lu Leng usai berkata, puluhan orang itupun segera
berlari ke luar serentak, Akan tetapi, mendadak Lu Leng
membentak keras.
"Hanya boleh seorang yang ke sana!"

2290
Badan Lu Leng mencelat ke atas kemudian melayang
turun di tengah-tengah orang-orang itu, sekaligus
menggerakkan sepasang tangannya sehingga puluhan orang
itu roboh saling tindih! setelah itu, Lu Leng menendang
seseorang hingga terpental ke luar pintu aula, orang itu
bergu1ing-guling lalu bangkit berdiri dan langsung kabur ke
Tong Thian Hong.
Badan Lu Leng berkelebat tahu-tahu sudah kembali ke
tempat semu ia. Kebetulan Tay Lik Sin sedang berusaha
bangkit berdiri, namun Lu Leng sudah menekan bahunya,
orang itu terpaksa berlutut kembali di hadapan Lu Leng!
Lu Leng mendengus dingin,
"Hm! Gobi Pay sejak didirikan Thian Kou Sucou, hingga
kini sudah ratusan tahun! Setiap generasi pasti muncul ketua
yang berkepandaian tinggi dan amat gagah, bagaimana
mungkin membiarkan kalian bertingkah di tempat ini?"
Ketika berkata, wajah Lu Leng tampak bengis sehingga
membuat semua orang tak berani bersuara, namun ada
seorang bernyali dan berani menyahut
"Tay Lik Sin yang menyuruh kami kemari!"
Tay Lik Sin Hoan Bu segera berkata,
"Bu Lim Ci Cun...."
Belum juga orang itu menyelesaikan ucapannya, Lu Leng
sudah mengayunkan tangan menampar mukanya.
"Plaak!"

2291
Muka Tay Lik Sin Hoan Bu langsung membengkak Saat ia
membuka mulut, menyemburlah delapan belas buah gigi,
disertai darah yang terus mengalir. Semakin berpikir Lu Leng
semakin gusar, mendadak ia mengayunkan kakinya
menendang dada Tay Lik Sin Hoan Bu.
"Kreeek...."
Tay Lik Sin Hoan Bu terpental beberapa depa jauhnya,
tulang di sekujur badannya telah remuk! Ketika roboh di lantai
dia sudah tidak menyerupai manusia lagi, tampak seperti
segumpal daging gemuk yang tak bertulang sama sekali!
Lu Leng berkata lantang,
"Kalian semua sudah kuberi peringatan, lain kali kalau
bertemu, aku pasti tidak akan melepaskan kalian, apakah
kalian masih belum enyah dari sini?"
Mendengar itu, semua orang yang berada di situ langsung
kabur terbirit-birit! Kini di dalam aula besar itu hanya tinggal
Lu Leng seorang, Dia tahu walaupun sudah mengusir orangorang
itu, tapi tidak lama lagi pasti akan muncul orang lain
yang menggunakan nama Gobi Pay untuk menetap di situ!
Oleh karena itu, terlebih dahulu ia harus membasmi Liok Ci
Khim Mo! Lu Leng masih tetap duduk di situ sampai berselang
beberapa saat, terdengar suara pujian pada Sang Buddha,
"Omitohud!"
Lu Leng mendongakkan kepala, tampak seorang padri
berjalan ke dalam. Keningnya penuh kerutan, sepasang
matanyapun menyorot tajam dengan seuntai tasbeh melingkar
di lehernya. Sebelah tangannya memegang sebuah senjata
yang ujungnya berbentuk seperti bulan sabit,

2292
Lu Leng pernah dengar dari orang tentang padri bengis
itu, dia berasal dari daerah See Hek (daerah Barat Luar
Tionggoan), padri tersebut bergelar Thian Hang Taysu!
Senjata bulan sabit dan tasbehnya amat lihay dan hebat,
tentunya tidak dapat disamakan dengan Tay Lik Sin Hoan Bu!
Karenanya begitu melihat kemunculan padri itu, Lu
Lengpun bersiap-siap menghadapinya, Begitu berjalan ke
dalam, Thian Hang Taysupun menengok kesana kemari, lalu
bertanya.
"Apakah sicu adalah Lu Leng?"
Lu Leng mendengus dingin,
"Hmm! Kau memang sudah tahu namaku!"
Thian Hang Taysu berkata,
"Orang yang menyucikan diri selalu berwelas asih,
Mengingat dulu kau juga adalah murid Gobt Pay, maka
akupun berbaik hati melepaskanmu meninggalkan tempat ini!
Kalau tidak, aku pasti menangkapmu untuk diserahkan kepada
Bu Lim Ci Cun!"
Mendengar itu, kegusaran Lu Leng langsung memuncak
Akan tetapi, dia tidak segera melampiaskan kegusarannya, ia
kemudian mengerahkan tenaga Kim Kong Sin Ci dan bersiapsiap
untuk menyerang, kemudian berkata dengan dingin,
"Kau sungguh tak tahu malu, berdasarkan derajat apa kau
berani menyebut dirimu adalah ketua kaum padri Gobi Pay?
Orang lain akan melepaskanmu, tapi kau justru tidak bisa lolos
dari tanganku!"

2293
Thian Hang Taysu tertawa gelak,
"Ha ha ha! sungguh besar mulutmu, dengar-dengar kau
memiliki ilmu Kim Kong Sin Ci, hingga Si Setan Seng Lingpun
terluka di tanganmu! Baik, kau boleh coba!"
Lu Leng sudah mengerahkan tenaga Kim Kong Sin Ci
sampai sembilan bagian, ketika Thian Hang Taysu usai
berkata, diapun berkata membentak
" Kalau begitu, sambutlah seranganku!"
Badan Lu Leng terangkat sedikit, lalu menyerang dengan
jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit),
"Bum!"
Tenaga jarinya mengarah Thian Hang Taysu, badan padri
itu berkelebat mengelak Akan tetapi angin serangan itu amat
cepat, walau Thian Hang Taysu berhasil berke!it, namun
bahunya tidak terluput dari angin serangan itu, Badan Thian
Hang Taysu tampak sempoyongan mundur setengah langkah,
angin serangan itu terus menerjang ke depan dan terdengar
suara yang amat dahsyat "Blam!"
Tembok yang berada di depannya telah ber1u-bang, Dapat
dibayangkan, betapa hebatnya Kim Kong Sin Ci itu! Semula
Thian Hang Taysu menganggap Lu Leng masih muda, sudah
pasti bukan lawan nya! Namun ketika menyaksikan serangan
tersebut, hatinyapun jadi tersentak kaget!
Kini padri itu tidak berani meremehkan Lu Leng lagi,
badannya berkelebat sekaligus mengayunkan senjata bulan
sabitnya. Tampak senjata itu ber-kelebat-kelebat

2294
memancarkan cahaya, ternyata Thian Hang Taysu telah
menyerang tiga jurus,
"Sreng!"
Mendadak Lu Leng mencabut golok pusakanya, terlihat
cahaya kehijau-hijauan menyambar-nyambar balas menyerang
dengan tiga jurus pula!
Lu Leng mengeluarkan ilmu Thian Hou Sam sek (Tiga
jurus Harimau Langit), Terdengar suara,
"Trang! Trang! Trang!"
Kedua senjata itu beradu tiga kali, menimbulkan suara
benturan yang memekakkan telinga, Di saat bersamaan, Thian
Hang Taysu merasa tangannya mendadak jadi ringan, cepatcepat
ia mencelat mundur dan terlihat ujung senjatanya yang
berbentuk bulan sabit telah terpapas kutung oleh golok
pusaka itu.
Bukan main terkejutnya Thian Hang Taysu, ia segera
mengambil tiga butir tasbeh yang melingkar di lehernya,
sekaligus disambitkan ke arah Lu Leng! Ketiga butir tasbeh itu
bergemerlapan kemerah-merahan, meluncur laksana kilat
mengarah Lu Leng! Lu Lengpun bergerak cepat untuk
mengelit serangan, golok pusaka di tangannya pun diayunkan
ke arah salah sebutir tasbeh itu.
"Trang!"
Tampak percikan bunga api, biji tasbeh itu telah terbelah
dua! Namun terdengar Thian Hang Taysu bersiul aneh,
tampak empat butir tasbeh meluncur lagi menyerang Lu Leng,
Bukan main cepatnya luncuran keempat butir tasbeh itu! Apa

2295
boleh buat, Lu Leng terpaksa mencelat ke atas, keempat butir
tasbeh itu meluncur melewati kakinya,
Lu Leng tidak menunggu Thian Hang Taysu menyerangnya
lagi dengan senjata rahasia itu, ia langsung menggeram
sambil menyerang dengan jurus Go Hou Phu Yo (Harimau
Lapar Menerkam Domba), orang berikut golok pusaka itu
menerjang ke arah Thian Hang Taysu. Pada waktu
bersamaan, Thian Hang Taysupun menyerang Lu Leng dengan
dua butir tasbeh,
Setiap jurus Thian Hou Sam Sek dapat menyerang dan
bertahan terhadap serangan yang mendadak oleh karena itu
Lu Leng tidak berkelit lagi, namun terus melancarkan
serangan tersebut Kedua butir tasbeh terpental terkena
sambaran golok pusaka, sedangkan Lu Leng terus menerjang
ke arah Thian Hang Taysu.
Hal ini sungguh diluar dugaan padri tersebut, sehingga
membuatnya tertegun, di saat itulah golok pusaka tersebut
sudah menyambar bahunya. Tanpa banyak pikir lagi, Thian
Hang Taysu langsung mengangkat senjatanya untuk
menangkis! Padri itu lupa, golok di tangan Lu Leng merupakan
golok pusaka yang amat tajam,
"Trang!"
Terdengar suara benturan, senjata di tangan Thian Hang
Taysu terbabat kutung, sedangkan golok pusaka di tangan Lu
Leng terus menyambar bahu padri itu. Thian Hang Taysu
berteriak aneh, ia cepat-cepat mencelat mundur Kini Lu Leng
sudah berada di atas angin dan ia bertekad tidak akan
melepaskan padri itu, dia maju ke depan sambil menyerang
dengan jurus Wa Hou Seh Seng (Harimau Mendekam),

2296
Padri itu sudah tidak keburu berkelit maupun meloncat ke
belakang, maka perutnya tertusuk oleh golok pusaka itu.
Terdengar suara jeritan Thian Hang Taysu, ia mundur
beberapa langkah, sekujur badannya sudah berlumuran darah
serta perut robek terkena golok pusaka, Setelah menjerit
Thian Hang Taysu masih ingin menyerang, dia mengangkat
tangannya, namun mendadak badannya sempoyongan lalu
roboh di lantai,
"Buuuuk!"
Sejak bertarung dengan orang, Lu Leng tidak pernah turun
tangan sadis, Tapi setelah Liat Hwe Cousu mati, diapun amat
membenci para anak buah Lipk Ci Khim Mo, sehingga begitu
turun tangan, tidak memberi ampun lagi! Ketika melihat Thian
Hang Taysu roboh, Lu Leng memandangnya seraya tertawa
dingin dan berkata .
"Orang macam kau, apakah berderajat jadi ketua para
padri Gobi Pay?!"
Usai berkata Lu Leng lalu berjalan pergi, membiarkan
Thian Hang Taysu terus merintih-rintih di lantai, Baru
meninggalkan aula besar, ia sudah melihat dua padri kabur
saking ketakutan. Lu Leng segera membentak sengit
"Berhenti!"
Kedua padri itu telah menyaksikan kekalahan Thian Hang
Taysu yang begitu mengenaskan, mana mungkin mereka
berdua berani mengabulkan seruan Lu Leng. Kedua padri itu
langsung berhenti dengan kaki gemetar. Lu Leng maju ke
hadapan mereka, dengan tiba-tiba ia mengayunkan golok
pusaka di tangannya, seketika tampak empat buah daun
telinga melayang turun,

2297
Kedua padri itu tidak berani menjerit, hanya menutup
telinga masing-masing yang berlumuran darah dengan
sepasang tangan, wajah mereka meringis kesakitan. Lu Leng
berkata dengan dingin
"Sekarang aku masih ada urusan namun aku akan segera
kembali! Setelah aku kembali nanti, kalau masih ada orang di
Tong Thian Hong, satupun tidak akan kulepaskan!"
Kedua padri itu manggut-manggut, lalu berjalan pergi
dengan penuh ketakutan. Lu Leng memandang punggung
mereka, kemudian mengeluarkan tawa gelak yang bergemagema.
Ternyata rasa dongkolnya dalam hati sejak kematian
Liat Hwe Cousu, saat ini sedikit terlampiaskan
Setelah tertawa gelak, Lu Lengpun segera meninggalkan
Cing Yun Ling, menuju atas sesuai dengan petunjuk Tam Goat
Hua. Tak terasa haripun sudah mulai gelap, untung bulan
yang bergantung di langit bersinar terang, Lu Leng masih
dapat melanjutkan perjalanan
Hingga tengah malam Lu Leng sudah berada di tengahtengah
gunung, suasananya amat sunyi. Lu Leng berhenti,
memperhatikan keadaan di seke1i!ing-nya. Sesuai dengan apa
yang diceritakan Tam Goat Hua, gadis itu bertemu monyet
berbulu perak di tempat ini,
Kedua ekor monyet berbulu perak itu pasti sering muncul
ditempat ini, sebaiknya menunggu munculnya kedua ekor
binatang itu, lalu menguntitnya agar dapat sampai ke tempat
tinggal Tiat Sin Ong! pikir Lu Leng, Kalau tidak, walau berhasil
mencari tempat tinggal orang tua itu, belum tentu ia bersedia
menemuinya,

2298
Setelah berpikir begitu, Lu Leng segera berbaring di
sebuah batu besar Karena ia melakukan perjalanan terus
menerus agar sampai dengan cepat, maka ia menjadi sangat
lelah dan tak lama kemudian ia telah tertidur dengan pulas,
Entah pulas berapa lama, mendadak ia dikejutkan oleh
suara yang amat lirih. Lu Leng membuka matanya, suara lirih
itu mirip suara langkah, Lu Leng yakin, itu pasti suara langkah
monyet berbulu perak. Dia tidak bergerak, hanya melirik ke
arah suara ilu.
Di bawah sorotan sinar rembulan, tampak dua sosok
bayangan panjang, Lu Leng berpikir, apakah kedua ekor
monyet berbulu perak akan membawanya ke tempat tinggal
Tiat Sin Ong, ataukah sebaliknya akan membawa Tiat Sin Ong
ke tempat ini? Di saat Lu Leng sedang berpikir, tampak kedua
sosok bayangan panjang itu mulai mendekatinya,
Saat itu pula mendadak Lu Leng melihat adanya
keganjilan, sebab kedua sosok bayangan itu tidak memiliki
lengan yang panjang menyentuh tanah, bahkan gerakgeriknya
juga tidak menyerupai monyet! Pasti itu bukan
bayangan monyet melainkan manusia! Betapa terkejutnya Lu
Leng, ketika dia baru mau membalikkan badannya, karena
terlambat sudah!
Tampak sehelai kain sudah menutupi mukanya, Lu Leng
tidak sempat menjulurkan tangannya karena hidungnya sudah
mencium bau wangi yang amat aneh! Lu Leng masih ingin
menutup pernafasannya, namun matanya sudah merasa
gelap, dia segera pingsan tak sadarkan diri!
Entah berapa lama kemudian, Lu Leng siuman perlahanlahan.
samar-samar ia melihat bayangan merah dan bayangan
hijau, entah apa itu! Di saat bersamaan, diapun merasa

2299
badannya tidak bisa bergerak, Setelah melihat dengan penuh
perhatian, barulah dia terkejut setengah mati,
Ternyata sepasang tangan dan kakinya telah dirantai,
bahkan rantai itupun dipantek pada sebuah balok yang amat
besar sehingga sekujur badannya tidak bisa bergerak sama
sekali! Dirinya berada di atas punggung kuda. sedangkan
bayangan merah dan hijau didepannya, tidak lain adalah dua
orang yang mengenakan jubah merah dan jubah hijau,
Lu Leng coba meronta, tapi ia merasa tenaganya masih
belum pulih sehingga tidak bisa bergerak sama sekali, Lu Leng
menarik nafas dalam-dalam kemudian bertanya dengan
sengit,
"Siapa kalian?"
Begitu Lu Leng bersuara, kedua orang yang menunggang
kuda di depan segera menoleh ke belakang. Ternyata mereka
berdua adalah seorang lelaki dan wanita, ia merasa belum
pernah bertemu dengan mereka, usia mereka sekitar lima
puluhan, Di pinggang lelaki itu terselip sebuah golok yang
tidak lain adalah golok pusaka milik Lu Leng, Ketika mereka
berdua menoleh ke belakang, Lu Lengpun bertanya lagi.
"Sebetulnya siapa kalian berdua, mengapa merantail diriku
di sini?"
Lelaki itu tertawa terkekeh, sahutnya,
"Tuan muda Lu, kau sudah siuman? Lebih baik jangan
bergerak, agar kau tidak mengalami siksaan dalam
perjalanan!"
Lu Leng membentak gusar.

2300
"Kalian akan membawaku ke mana?"
Lelaki itu memperdengarkan suara tawa yang tak sedap
didengar, setelah itu barulah menyahut
"Kami berdua adalah suami istri, ingin pergi ke istana Ci
Cun Kiong! Kebetulan kami bertemu denganmu, maka kau
akan kujadikan hadiah agar kami bisa masuk ke dalam istana
Ci Cun Kiong!"
Bagian 53
Mendengar itu betapa gusarnya Lu Leng tak terkatakan
lagi, akhirnya ia membentak dengan sengit
"Kalian berdua amat tak tahu malu!"
Wajah wanita berpakaian merah langsung berubah ia
balas membentak.
"Bocah busuk! Rupanya kau benar-benar sudah bosan
hidup! Apakah ingin lebih cepat pergi menghadap Giam Lo
Ong (Raja Akhirat)?"
Kelihatannya wanita itu jauh lebih bengis dari suaminya,
sebetulnya Lu Leng ingin mencacinya, namun perjalanan
menuju ke istana Ci Cun Kiong masih membutuhkan waktu
kira-kira dua puluh hari! Dalam waktu dua puluh hari, ia masih
punya kesempatan untuk meloloskan diri! Kalau sekarang
mencari mereka, pasti dirinya akan disiksa! Oleh karena itu Lu
Leng berusaha menekan hawa kegusarannya dan tidak
bersuara lagi,

2301
Wanita tua itu mendengus dingin "Hmm! Bagus! Rupanya
kau tahu diri juga!" Lu Leng bertanya,
"Bagaiman kalian tahu diriku adalah Lu Leng?" Wanita tua
itu tertawa terkekeh-kekeh, ia menyahut
"Ketika kami sampai di Cing Yun Ling, kau baru
meninggalkan tempat itu, maka kami terus menguntitmu! Kau
sendiri yang tertidur seperti orang mati, kau mau salahkan
siapa, hah?!"
Diam-diam Lu Leng menghela nafas, ia menyesal karena
salah mengenali dua sosok bayangan yang dikira adalah kedua
ekor monyet berbulu perak itu, sehingga ia diam saja tak mau
bergerak! Kalau tidak, bagaimana mungkin begitu gampang
kedua orang itu menangkapnya? Mendadak Lu Leng tertawa
seraya berkata,
"Meskipun kalian membawaku ke istana Ci Cun Kiong,
kalianpun tidak akan memperoleh pahala apa-apa!"
Wanita tua itu tertawa aneh,
"Jangan pura-pura bodoh! Kaum rimba persilatan di kolong
langit tahu siapa kalian. Kalian adalah orang-orang buronan,
apabila membawa salah seorang di antara kalian ke istana Ci
Cun Kiong baik masih hidup maupun sudah mati sudah pasti
akan memperoleh suatu pahala di sana!"
Lu Leng segera bertanya,
"Siapa beberapa orang itu?"
Wanita tua itu menyahut

2302
"Salah seorang diantaranya adalah kau!"
Lu Leng bertanya lagi,
"Yang lain?"
Wanita tua itu memberitahukan.
"Tong Hong Pek, Liat Hwe Cousu, Cit Sat Sin Kun suami
istri, anak-anaknya, cucu Si Pecut Emas Han Sun, Yok Kun Sih
dan beberapa jago tangguh dari partai besar yang berhasil
meloloskan diri!"
Lu Leng tertawa gelak,
"Ha ha ha! kalau begitu, imbalan kalian berdua pasti besar
sekali!"
Kedua suami istri itu saling memandang, lalu bertanya,
"Apa maksud ucapanmu itu?"
Lu Leng memandang mereka serta menyahut sambil
tersenyum-senyum.
"Kalian berdua dengan cara licik telah berhasil
menangkapku, Apabila kalian terus berjalan ke depan, pasti
akan bertemu guruku dan Cit Sat Sin Kun suami istri! Apabila
kalian berhasil pula menangkap mereka bertiga lalu
melanjutkan perjalanan menuju ke istana Ci Cun Kiong,
bukankah kalian akan memperoleh imbalan yang amat besar?"
Ketika mendengar Lu Leng berkata begitu, air muka
wanita dan lelaki tua itu tampak berubah.

2303
Wanita tua itu bertanya dengan sengit
"Mereka bertiga menunggu di mana?"
Lu Leng menyahut
"Dari sini menuju ke gunung Tiong Tiau San paling banyak
melewati tiga buah jalan, juga masih ada dua jalan yang
berliku-liku! Nah, mereka bertiga menunggu di sana, kalianpun
bisa menangkap mereka!"
Padahal sesungguhnya, saat ini Tong Hong Pek dan Cit Sat
Sin Kun suami istri berada di mana, Lu Leng sama sekali tidak
tahu, Dia mengatakan demikian semata-mata hanya untuk
menakuti mereka berdua,
Kedua orang itu tidak tahu bahwa Lu Leng berdusta,
mereka berdua kelihatan bimbang. Lama sekali barulah wanita
tua itu berkata dengan suara rendah.
"Tua bangka, di antara mereka bertiga, tiada seorangpun
yang dapat kita lawan lho!"
Lelaki tua itu mengerutkan kening, tidak menyahut.
Lu Leng bahkan tertawa.
"Kalian berdua ingin bergabung ke sana, tentunya harus
memeras tenaga, mengapa kini malah ingin mundur?"
Betapa gusarnya wanita tua itu, mendadak ia mengangkat
sebelah tangannya yang kehitam-hitaman, kelihatannya ingin
menyerang Lu Leng,

2304
Bukan main terkejutnya Lu Leng ketika melihat tangan
yang kehitam-hitaman itu, entah ilmu pukulan apa yang dilatih
wanita tua itu! pikirnya. Akan tetapi mendadak wanita tua itu
menurunkan tangannya ia batal menyerang Lu Leng bahkan
tertawa terkekeh seraya berkata.
"Aku sudah punya akal!"
Lelaki tua itu bertanya dengan girang,
"Akal apa?"
Wanita tua itu menunjuk Lu Leng serta menyahut
"Akal itu berada pada diri bocah ini!"
Lelaki tua itu tampak tidak mengerti. Wanita tua itu
memberitahukan.
"Cit Sat Sin Kun dan teman-temannya mempunyai
pandangan yang berbeda terhadap bocah ini, kalau bertemu
mereka, hanya...."
Berkata sampai di situ, mendadak wanita tua itu mencabut
golok pusaka yang ada di pinggang lelaki tua, kemudian
diayunkan ke arah muka Lu Leng! Ketika hampir mengenai
muka Lu Leng, golok pusaka itupun berhenti. Lu Leng tahu
wanita tua itu tidak akan mencelakai dirinya, namun
menyaksikan Lweekang wanita tua itu, semangat Lu Leng
sempat gentar juga. Terdengar wanita tua itu berkata,
"Dengan golok pusaka mengancam leher bocah ini, mana
mungkin mereka tidak akan memberi jalan?"
Lelaki tua itu tertawa gelak,

2305
"Ha ha ha! Tidak salah! Tidak salah!"
Mendadak pada wajah wanita tua itu tersirat kebencian,
kemudian ia berkata dengan sengit
"Kalau bertemu Tong Hong Pek, harus menuntut balas
atas kekalahan tempo hari di tangan Beng Tu Lojin, agar
dapat melampiaskan rasa benci selama dua puluh tahun ini!"
Ketika mendengar ucapan itu, Lu Leng terkejut sekali
dalam hati! Dia pernah dengar dari Cit Sat Sin Kun, dulu
banyak kaum rimba persilatan dari golongan sesat yang roboh
di tangan Beng Tu Lojin! Namun yang kehilangan jejak
mereka dapat dihitung dengan jari Diantaranya terdapat dua
orang, yang berasal dari daerah Miau yaitu Cang Cit Mo
(Tujuh iblis daerah Miau), mereka pernah melakukan
penyerangan ke gunung Gobi San.
Ketika itu, Beng Tu Lojin memimpin para muridnya untuk
membunuh lima iblis dari daerah Miau tersebut, yang dua
masih muda bernama Liok Mo (iblis Hijau) Ban Khong dan Ang
Mo (lblis Merah) Yo Sai Hoan, mereka berhasil melarikan diri!
Para murid Gobi Pay terus mengejar sampai ke daerah Miau,
namun begitu berada di daerah Miau, kedua orang itupun
hilang entah ke mana.
Sejak itu, kedua orang tersebut tiada kabar beritanya.
Ketika Cit Sat Sin Kun mengungkit tentang kedua orang itu, ia
yakin bahwa kedua orang itu masih hidup dan bersembunyi di
suatu tempati Cit Sat Sin Kun pernah berpesan pada Lu Leng,
apabila bertemu lelaki dan wanita yang berpakaian merah
serta hijau ia harus berhati-hati karena mereka berdua mahir
menggunakan racun!

2306
Kini Lu Leng tertangkap lantaran kurang berhati-hati, yang
menangkapnya justru adalah dua iblis daerah Miau yang amat
jahat! Teringat akan itu, Lu Leng pun tertawa dingin seraya
berkata.
"Aku kira kalian berdua siapa, tidak tahunya adalah dua
ekor ikan yang terlepas dari jala, yaitu iblis Merah dan iblis
Hijau!"
Air muka wanita tua itu berubah, langsung mengayunkan
golok pusaka yang ada di tangannya menggores muka Lu
Leng dua kali,
"Sret! Sret!"
Lu Leng tetap diam, wajahpun tidak berubah sama sekali,
iblis Merah Yo Sia Hoan berkata dengan sengit
"Bagaimana kalau memang kami berdua?"
Lu Leng menyahut
"Begitu bertemu guruku, kalian berdua harus girang!"
iblis Merah Yo Sia Hoan segera bertanya....
"Girang kenapa?"
Lu Leng tertawa gelak,
"Pada dasarnya kalian berdua bergelar Miau Cang Cit Mo,
berpisah selama dua puluh tahun lebih dengan mereka, Kini
kalian akan bertemu kembali, bukankah itu amat
menggembirakan?"

2307
Saat ini badan Lu Leng terikat di balok besar, mati
hidupnya berada di tangan kedua orang itu. Tetapi dia masih
dapat berbicara sambil tertawa-tawa tanpa ada rasa takut
sama sekali! sebaliknya Yo Sai Hoan dan Ban Khong tampak
gusar bukan main, sedangkan Lu Leng malah tertawa terus.
Mereka berdua saling memandang sejenak, kemudian
membentak.
"Bocah busuk! Sampai di istana Ci Cun Kiong, lihat apakah
kau masih bisa tertawa tidak?"
Lu Leng menyahut
"Pada saat itu aku akan tertawa lebih besar! Lihat kalian
berdua pasti akan membungkuk-bungkukkan badan dihadapan
Liok Ci Khim Mo, memanggilnya Ci Cun, bukankah itu sangat
menggelikan?"
iblis Hijau Ban Khong dan iblis Merah Yo Sai Hoan
langsung melotot, wajah merekapun berubah kehijau-hijauan
saking gusar tetapi tidak dapat melampiaskan. Mereka berdua
tidak turun tangan menyerang Lu Leng, setelah melotot
mereka berduapun berkasak kusuk merundingkan sesuatu. Lu
Leng tidak bisa mendengar pembicaraan mereka, Berselang
sesaat, barulah mereka menunggang kuda ke depan.
Lu Leng tetap berada di punggung kuda itu, melaju
mengikuti mereka, Malam harinya ketika sampai di sebuah
rimba, barulah mereka berhenti Ban Khong mendekati Lu
Leng, lalu memasukkan sedikit makanan ke dalam mulutnya,
setelah itu berjalan pergi.

2308
Lu Leng menekan kegusarannya dengan menelan
makanan yang ada dalam mulutnya, kemudian ia coba
menghimpun hawa murni namun masih tetap merasa lemah.
Ban Khong dan Yo Sai Hoan bermalam di rimba itu,
keesokan harinya melanjutkan perjalanan lagi, Belasan hari
kemudian mereka sudah mendekati gunung Tiong Tiau San,
hanya kira-kira berjarak empat lima ratus mil perjalanan
jalanan disitu agak rata, mungkin dua tiga hari lagi akan tiba
di istana Ci Cun Kiong,
Dalam belasan hari ini Lu Leng selalu berusaha
menghimpun hawa murninya, tapi badannya tetap lemas tak
bertenaga, Petang harinya ketika sedang melakukan
perjalanan mendadak terdengar suara derap kaki kuda di
belakang mengejar mereka, tak lama terdengar pula suara
bentakan.
"Siapa kalian? Mau kemana?"
Ban Khong segera menyahut
"Mau pergi menemui Bu Lim Ci Cun!"
Pemimpin rombongan itu berkata,
"Kami akan ke istana Ci Cun duluan untuk melapor,
cianpwe berdua melanjutkan perjalanan perlahan-lahan saja!"
Usai berkata, kuda-kuda itupun berlari laksana kilat,
sedangkan Ban Khong dan Yo Sai Hoan tampak puas sekali,
Yo Sai Hoan menoleh ke belakang seraya berkata.

2309
"Binatang kecil, dimana adanya gurumu?" Lu Leng
mengeluh dalam hati, sudah mengetahui jejak Panah Bulu Api
dan segera akan memperolehnya, namun dirinya justru jatuh
ke tangan kedua orang itu! Sampai di istana Ci Cun Kiong, ia
pasti akan celakai
Dia menyesal sekali, tidak seharusnya singgah di Cing Yun
Ling, akhirnya ditangkap oleh kedua iblis itu! Ketika hari mulai
malam, dari depan muncul beberapa penunggang kuda, Lu
Leng yang terikat di balok dapat melihat dengan jelas para
pendatang itu, yang paling depan adalah Kiong Bu Hong!
Begitu melihat orang tersebut Lu Lengpun menghela nafas
dalam hati. padahal Lu Leng masih berharap bisa meloloskan
diri pada kesempatan terakhir! Maka begitu melihat Kiong Bu
Hong, han-curlah harapannya!
Karena sudah dekat dengan istana Ci Cun Kiong, lagi pula
Kiong Bu Hong sangat licik dan banyak akalnya, berarti tiada
harapan lagi baginya untuk meloloskan diri! Setelah
kemunculan Kiong Bu Hong, Ban Khong dan Yo Sai Hoanpun
segera menghentikan kuda masing-masing, Kiong Bu Hong
sudah berada di hadapan kedua orang itu, ia memandang
mereka berdua seraya bertanya.
"Yang datang sobat dari mana?"
* * * *

ALWAYS Link cerita silat : Cerita silat Terbaru , cersil terbaru Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 5, Cerita Dewasa, cerita mandarin,Cerita Dewasa terbaru Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 5,Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Pemerkosaan Terbaru Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 5
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 5 dan anda bisa menemukan artikel Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 5 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/12/cerita-silat-favorit-harpa-iblis-jari_2609.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 5 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 5 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 5 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/12/cerita-silat-favorit-harpa-iblis-jari_2609.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 1 komentar... read them below or add one }

poker mengatakan...

poker online terpercaya
poker online
Agen Domino
Agen Poker
Kumpulan Poker
bandar poker
Judi Poker
Judi online terpercaya

Posting Komentar