Cerita Ngentot Terbaik Silat : Pendekar Bloon 3

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Jumat, 03 Agustus 2012

Cerita Ngentot Terbaik Silat : Pendekar Bloon 3-Cerita Ngentot Terbaik Silat : Pendekar Bloon 3-Cerita Ngentot Terbaik Silat : Pendekar Bloon 3-Cerita Ngentot Terbaik Silat : Pendekar Bloon 3


. Lupa malu. lupa sifatnya sebagai seorang
gadis. Ah, mungkin kekasihku Sun Li hoa juga rusak seperti
nona itu Celaka ..."
Pik-giam terbeliak : "Kekasihmu ?"
"Ya."
"Siapa namanya ?"
"Sun Li-hoa."
"Sun Li-hoa itu kan seorang wanita. Bukan kah engkau juga
seorang bujang perempuan ? Mengapa engkau mempunyai
kekasih wanita ?" Pik giam makin heran.
' Goblok !" teriak kakek Kerbau Putih "aku bukan
perempuan tetapi seorang lelaki. Aku hanya menyaru menjadi
bujang perempuan saja."
'O." desuh Pik-giam. "lalu bagaimana kekasihmu bisa
berada disini ?"
"Itulah yang akan kuselidiki." kata kakek Kerbau Putih, "aku
ketemu dia dijalan. Dia mengendarai kereta dengan seorang
lelaki menuju ke lembah ini".
Pik-giam garuk-gruk kepala. Tak habisnya heran nya
memikirkan keterangan bujang perempuan itu.
"Engkau tentu tak percaya kalau aku seorang lelaki. Nih.
lihatlah sendiri." habis berkata kakek Kerbau Putih terus
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
menyingkap kain hitam yang menutup hidung sampai ke
mulut. Dan tampaklah jenggotnya yang putih.
"Astaga i" seru Pik-giam, "jadi engkau ini seorang kakek
tua?"
“Engkau kira bagaimana ?”
“Tetapi mengapa engkau mernpunyai seorang kekasih
bernama Sun Li-hoa ? Tentu dia seorang nona yang masih
muda, bukan ?" tanya Pik-giam.
"Ya. memang kekasihku ita seorang nona muda yang
cantik, anak tihu juga.” kata kakek Kerbau Putih dengan
bangga.
"Sudahlah paman" kata Pik-giam mari kita cepat bekerja
Bagaimana kita kerjakan nona itu?"
Kakek Kerbau Putih berdiam diri. Rupanya ia sedang cari
akal bagaimana harus menyelesaikan San-hoa. Jika dibunuh,
memang ia tak sampai hati. Tetapi kalau dibiarkan begitu saja,
nona Hu tentu tak kapok dan tentu masih melanjutkan
pekerjaannya menculik pemuda untuk diajak bersenangsenang.
"O. kita buat saja supaya dia jangan cantik Tetapi bagi
mana caranya ?" kata kakek itu,
"Ada !" tiba-tiba pula Pik-giam berseru lalu lari menghampiri
ketempat San-hoa yang masih pingsan. ia mengambil pedang.
lalu dicukurnya rambut itu sampai kelimis,
"Hai. mengapa engkau melakukan begitu ? apakah engkau
menghendaki supaya dia menjadi nikoh ?" seru kakek Kerbau
Putih.
"Kalau dia insyaf dan mau jadi rahib, itu memang bagus
sekali" kala Pik-giam. “tetapi kalau tidak mau sekurang
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
kurangnya dalam waktu beberapa lama Ini dia tentu malu
keluar rnencari korban"
"Ah. tetapi engkau kejam sekali. Masak seorang nona yang
cantik engkau cukur rambutnya begitu rupa ?" gumam kakek
Kerbau Putih.
"Nona seperti dia pantasnya dilenyapkan dari dunia, Kalau
hanya kehilangan rambutnya saja masih murah." jawab Pikgiam.
Kakek Kerbau Putih anggap omongan pemuda itu memang
benar.
"Hayo. sekarang kita keluar mencari kawan ku yang sedang
melayani nona lain." kata kakek Kerbau Putih terus
melangkah keluar dan kamar Tetapi tiba-tiba ia berhenti dan
berpaling : "Hai. tetapi engkau bagaimana ?"
"Apanya yang bagaimana ?" tanva Pik giam
"Aku sih menyaru jadi bujang perempuan! Anak buah Partai
Melati tentu tak curiga. Tetapi engkau . . " sambil berkata
kakek Kerbau Putih masuk, ke dalam kamar.
Keduanya segera, rnerundingkan cara bagaimana akan
keluar untuk mencari si Bloon dan kakek Lo Kun
Biarlah mereka berunding. sekarang marilah kita ikuti
dahulu kakek Lo Kun yang mengantar arak bersama Blo’on.
Ketika tiba disebuah kamar, mereka mendengar suara
seorang nona tertawa dingin.
"Nah, biarlah aku saja yang masuk dan engkau carilah lagi
kamar yang ada nonanya” kata kakek Lo Kun terus dia
mengetuk pintu. Blo’on terkejut, dan bergegas-gegas
melanjutkan perjalanan kesebelah muka.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Siapa ?." seru seorang nona dengan nada geram.
"Bujang Bwe yang akan mengantar arak untuk nona." kata
kakek Lo Kun dengan berusaha untuk memperkecilkan nada
suaranya.
"Masuk !" seru nona itu pula dengau nada galak.
"Tetapi pintunya masih terkunci," kata kakek Lo Kun.
“Goblok” damprat nona itu. "putar saja tombolnya tentu
pintu sudah terbuka !”
Kakek Lo kun heran mengapa nona itu marah-marah.
Namun ia melakukan juga perintah itu, Setelah pintu terbuka,
iapun melangkah masuk.
"Taruh di meja” kembali nona itu berseru ketus
Kakek Lo Kun mengiakan lalu menghampiri rneja dan
menaruhkan penampan hidangan arak di atas meja.
Ternyata didekat meja itu terdapat seorang imam tua yang
duduk di sebuah kursi. Imam itu mengenakan jubah dengan
lukisan pat-kwa, Begitu juga topinya. Walaupun sudah tua
tetapi imam masih gagah. Melihat Lo Kun. imam tua itu
memandangnya dengan terlogong-longong heran Karena di
pandang, kakek Lo Kunpun balas memandang. Ketika beradu
pandang, keduanya sama terbeliak kaget
“Ini si imam tua yang kulihat dalam kuil beberapa hari yang
lalu.” gumam Kakek Lo Kun dalam hati.
"Ih. ini kan seperti patung yang terdapat dalam kuil di
lereng gunung itu ? Aneh. mengapa patung bisa menjadi
manusia hidup dan berganti jadi perempuan ?" diam-diam
imam tua itupun berkata dalam hatinya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Memang imam tua itu bukan lain ialah Soh Hun ki su atau
pertapa Pencabut Nyawa yang bersama-sama Bok Jiang guru
silat di kantor tihu dan pemuda cakap she Liok. hendak
mencari putera tihu yang diculik gerombolan Partai Melati.
Rupanya gerak gerik kedua orang itu diperhatikan sinona
cantik. Nona itu ialah Ong Hun-hun murid angkatan kedua dari
Dewi Melati. Dia sebenarnya vang menculik putera tihu tetapi
San-hoa hanya menghadiahi dia dengan seorang pertapa tua.
Sedang putera tihu itu dimonopoli olen San-hoa sendiri. Sudah
tentu Hun hun tak puas. Apalagi ketika melihat imam itu
sudah tua, bermuka menyeramkan.
"Bibi Bwe,' seru hun hun kepada kakek lo Kun. "mengapa
suaramu-berobah kecil ?"
Lo Kun gelagapan. Ia membuat nada suaranya kecil agar
disangka seorang perempuan, tidak tahunya malah
menimbulkan pertanyaan nona Itu
"Sial" gumam Kakek Lo Kun dalam hati. Lalu memberi
alasan kalau dirinya malam itu agak masuk angin. .
"Tetapi dengan nada besar akupun bisa ju> f>a" kata
kakek Lo Kun dcligan menggunakan nada suaranya sendiri
yang aseli.
"Ih. bibt Bwe, sekarang engkau bertambah [?enit ya ?" kata
Hun-hun.
Kakek Lo Kun menveringai : "Ai, nona ini mengapa suka
mengolok-olok saja ?"
"Kalau tidak, mengapa jalanmu bergoyang kibul seperti
bebek (itik) ?"
"Celaka" keluh kakek Lo Kun dalam rafi, "masakan jalanku
benar-benar seperti bebek berjalan ?'
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ah. telapak kakiku yang kanan memijak api maka aku
terpaksa berjalan setengah pincang" masih kakek itu dapat
mencari alasan.
"O, mengapa sekarang engkau memakai kerudung segala
macam ?" tanya pula Hun-hun.
"Ai, nona. orang sudah tua, aku takut masuk angin maka
kain kerudung ini untuk penutup mulut jangan sampai
kemasukan angin" kata kakek Lo Kun dengan terbawa
terpaksa walaupun hatinya mendongkol sekali.
Kata pula Huo-hun : "Tetapi memang malam ini engkau
tampak beda dengan hari-hari yang lalu. Tambah cantik
tambah genit."
„Ah. jangan suka mengolok-olok orangtua. Nona besok juga
akan jadi tua," kata kakek Lo Kun agak kurang senang.
"Siapa mengolokmu ?” bantah Hun-hun "buktinya, imam
tua itu memandangmu dengan pandang mata yang mesra, hi,
hi . . "
"Dia ?" kakek Lo Kun gelagapan. Hampir saja ia
mengatakan kalau sudah pernah melihat imam itu di dalam
kuil gunun, Tetapi untunglah pikirannya yang terang,
mencegahnya.
"Ya. masa engkau tak merasa ?" kata sinona pula
"Lalu maksud nona ?"
"Kalau orang memandang begitu rupa. tandanya ada hati.
bibi Hwe"
"Masya Allah " seru kakek Lo Kun, "dia suka kepadaku ? Ah,
dunia akan kiamat. Kalau matahari terbit dari sebelah barat,
barulah hal itu kan terjadi'
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Engkau tak percaya ?" seru Hun-hun.
"Sudah tentu tidak sama sekali” bantah Lo Kun. "masakan
rnendapat hidangan seorang nona semuda dan secantik nona,
dia tak mau tetapi malah mau mencari bebek tua yang sudah
alot dagingnva begini !"
"Jangan bilang begitu, bibi Bwe." kata Bau hun pula. "tanda
jodohnya muda yang tua sama tua. Mungkin dia anggap, aku
masih terlalu muda pantas menjadi cucunya maka dia tak
suka. Tetapi engkau, bibi. memang tepat sekali menjadi
isternya. Itulah sebabnya dia lebih memperhatikan engkau
dari pada diriku,"
"Tidak ! Tidak!" teriak kakek Lo Kyn yang sudah Lupa untuk
memperkecil nada suaranya dan menggunakan suaranya
sendiri yang aseli. "setiap lelaki betapapun tuanya tentu lebih
suka mendapat wanita yang masih muda, syukur masih gadis"
"Engkau tak percaya, bibi ?"
"Tidak "
"Hm. mari kita tanya saja kepadanya. Dia suka siapa." kata
Hun-hun. "tetapi kalau dia menyatakan suka kepadamu,
engkau harus mau mengganti tempatku. Engkau harus
menemaninya disini, bibi Hwe."
"Eh. ah . . . tetapi nona hendak kemana ?” Kakek Lo Kun
gelagapan.
“Tidur kekamar sendiri.” sahut Hun-hun. “dan besok pagi
apabila ditanya San-hoa toa-suci Jangan engkau bilang kalau
engkau malam ini menggantikan tempatku menemani imam
itu,"
"Tetapi ..."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Sudahlah, bibi Bwe. Engkau tolongi aku malam ini, besok
kuberikan persen yang banyak."
"Tetapi kalau imam itu tak mau, bagaimana?”
"Mari kita tanya." kata Hun-hun lalu mengajak kakek Lo Kun
menghampiri kehadapan Soh Hun Kisu.
"Totiang." seru Hun-hun, "malam ini sebenarnya totiang
diberi kesempatan untuk bersenang-senang menikmati
keistimewaan sorga lembah Melati, akulah yang ditugaskan
untuk menemani totiang malam ini. Tetapi totiang , . . "
"Tetapi bagaimana ?" seru Soh Hun kisu. Hun-hun
mendekati kesamping pertapa itu lalu membisiki beberapa
patah kata kedekat telinganya.
"Itulah sebabnya, karena malam ini diri kotor, aku tak dapat
menemani totiang. " kata Hun-hun. Tetapi nona itu
menggunakan ilmu menyusup suara Coan-bi-jip-hun. sehingga
hanya bibirnya saja yang bergerak-gerak tetapi tak
terdengaran suaranya. Begitu pula yang dapat menangkap
hanya Soh Hun kisu. sedang kakek Lo Kun tak dapat
mendengar apa-apa.
"Totiang," tiba-tiba Hun-hun berseru dengan suara biasa
iagi, "cobalah totiang memilih siapa yang harus menemani
totiang malam ini. Aku tau bibi Bwe ini ?'
Soh Hun kisu muak dengan sikap nona itu. Sebenarnya ia
bermaksud hendak menangkapnya tetapi kalah dulu. la telah
ditutuk jalan darah lalu ditabur dengan bebauan wangi yang
merangsang nafsu.
Tetapi setelah nona itu mengatakan kalau malam itu dirinya
sedang kotor, lenyaplah nafsu pertapa itu." kemudian ia
memandang kakek Lo kun. Teringatlah seketika ia akan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
patung yang berada dalam kuil. Timbul pikiraanya untuk
menyelidiki diri perempuan tua itu.
"Hm, pokoknya wanita, kalau engkau memang tidak bisa,
diapun boleh saja, Malam ini aku lelah hendak kusuruhnya
memijati kakiku" kata imam tua.
'Terserah," kata Hun-hun. pokoknya malam ini engkau
boleh menyuruhnya apa saja."
Kemudian nona itu berpaling kepada kakek lo Kun dan
membisiknya : "Ingat, jangan bilang pada toa-suci San-hoa
besok kuberimu persen." habis berkata ia terus melangkah
keluar.
Sekarang hanya tinggal kakek Lo Kun bersama pertapa Soh
Hun ki-su Keduanya saling berpandangan mata.
"Hai. bukankah engkau yang jadi patung dalam kuil dilereng
gunung itu ?"' tegur Soh Hun kisu
"Aku manusia bukan patung" sahut kakek Lo kun.
Ya, sekarang ini" kata Soh Hun kisu. tetapi malam itu
engkau jadi patung dalam kuil “
“Mengapa engkau mengatakan begitu ?"
"Karena aku tahu sendiri."
“O, apakah engkau imam yang makan bak pau di kuil
gunung itu ?" tiba-tiba kakek Lo Kunpun teringat juga,
"Benar, kalau begitu engkau ini benar patung itu." seru Soh
Hun kisu "tetapi mengapa engkau jadi manusia ?"
"Ya, aku memang manusia hidup tetapi itu waktu aku
memang harus jadi patung dulu."
"Mengapa ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Karena kalian bertiga dalang, aku kuatir kalau kalian ini
bangsa penjahat maka terpaksa menjadi patung." Lo Kun
menerangkan dengan sejujurnya setelah tahu bahwa imam itu
bukan bukan penjahat.
"Tetapi engkau ini laki atau perempuan!” tanya pula Soh
Hun ki-su.
“Gila. sudah tentu lelaki seperti engkau'
"Mengapa sekarang seperti orang perempuan.?"
"Stt. jangan keras kalau bicara," kata kakek Lo Kun lalu
berjalan keluar kamar. Sejenak kemudian ia masuk kembali
"aku terpaksa menjadi seorang bujang perempum disini agar
dapat menolong orang-orang yang ditawan. Eh. bagaimana
juga ditawan mereka '"
"Kami bertiga dijebak oleh mereka dikepung oleh barisan
nona-nona cantik anak buah Melati. Barisan mereka memang
hebat benar. Kami bertiga tak dapat memecahkan barisan itu
malah akhirnya dirubuhkan”
"Celaka, engkau kalah dengan anak-anak perempuan saja?"
tanya Kakek Lo Kun.
"Ya. karena mereka menggunakan obat asap yang
membikin lemas tenaga. Pada saat pertempuran berlangsung
seru. beberapa nona itu menaburkan bubuk wangi yang
membuat kita pusing terus tubuh tak sadarkan diri. Setelah
sadar, tahu-tahu kita sudah ditawan disini"
"O, di manakah kedua orang kawanmu ?" tanya kakek Lo
Kun pula.
''Itulah yang akan kutanyakan kepadamu barangkali engkau
tahu" jawab imam Soh Hun kisu. "aku sendiri tak tahu
dimanakah mereka ditawan”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ya, memang merekapun mengalami nasib serupa dengan
engkau," kata kakek Lo Kun, "tetapi dua orang kawankupun
sedang mengantarkan arak ke tempat mereka.”
"Bagaimana engkau tahu ?" tanya Soh Hun kisu heran.
Kakek Lo Kun lalu menuturkan pengalaman mereka selama
masuk ke markas Partai Melati.
'O. sungguh tas kukira, manusia-manusia patung seperti
kalian ternyata mampu keluar dari tawanan lalu bahkan
hendak menolong kami." kata Soh Hun ki-su memuji
'Sudahlah jangan banyak bicara," bentak kakek Lo Kun,
"sekarang kita masih berada dalam sarang harimau. Yang
perlu kita harus lekas cari daya bagaimana keluar dari sini"
Soh Hun kisu makin kagum terhadap kakek yang tampak
seperti orang tolol itu. Ia menyetujui
"Sekarang kita harus menolong kedua orang kawanku itu
dulu setelah itu baru kita beramai ramai menolong putera tihu
Kho kongcu," kata Soh Hun kisu.
“Ya." kata kakek Lo Kun.
Tetapi ketika Soh Hun kisu sudah melangkah keluar kakek
Lo Kun masih belum angkat kaki.
"Hai, mengapa engkau masih disitu ?" seru Soh Hun kisu.
"Yang penting aku harus menghabiskan arak ini. Sayang
kalau dibiarkan disini," kata kakek pendek itu seraya
menenggak dengan nikmat.
Beberapa saat kemudian barulah kakek itu melangkah
keluar
"Sebaiknya engkau berjalan di belakangku saja agar jangan
sampai ketahuan mereka" kata ka kek Lo Kun.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Soh Hun kisu terpaksa menurut. Mereka hendak mencari si
Blo'on, Baru beberipa langkah berjalan, mereka melihat
seorang bujang perempuan berjalan mendatangi.
"Celaka. itu bujang perempuan yang memerintah aku
mengantar arak. Hayo lekas kemba masuk kedalam kamar
saja" kata kakek Lo Kun seraya terus mendorong Son Hun Kisu
memasuki kamar lagi.
"Mengapa ini ?" Soh Hun kisu tak habis heran “mengapa
engkau begitu ketakutan?"
"Dia datang kemari !"
"Siapa ?"
Kakek Lo Kun lalu menerangkan bagaimana ia disuruh
bujang itu untuk mengantar arak. Kemudian dia membisiki Soh
Hun kisu bagaimana untuk menyiasati bujang itu nanti
Yang datang itu ternyata memang bujang yang menyuruh
kakek Lo Kun, kakek Kerbau Putih dan blo'on mengantar arak.
Nama bujang perempuan yang masih muda itu ialah Sui
Kiong, Biasanya dipanggil Kiong saja.
Begitu tiba di depan kamar, ia terus mengetuk pintu :
"Hayo. lekas buka pintu "
"Aduh ampun tuan . . “ tiba-tiba terdengar suara orang
mengaduh kesakitan dari dalam kamar, suara seorang wanita.
Bluk. bluk . . “aduh. jangan, jangan tuan, Aku sudah kapok”
. . , terdengar suara pukulan dan rintihan seorang wanita.
Bujang Kiong mengetuk pintu lagi. Dan tak lama pintu
tampak dibuka, wajah kakek Lo Kun menonjol.
"Ci An, engkau di . , “
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kurang ajar engkau" tiba-tiba Kakek Lo Kun menampar pipi
bujang itu. Bujang itu tak mengira akan diserang oleh bujang
perempuan tua itu Ia ter-huyung*.
"Ci Bwe !'" teriak bujang kiong "mengapa engkau
menampar aku?"
"Mengapa tidak ?" bentak kakek Lo Kun “karena engkaulah
maka aku sampai dipukuli imam iblis itu " ,
"Mengapa ?" tanya pula bujang Kiong.
"Nona Hun tak mau meladeni imam tua itu dan suruh aku
yang melayani. Celaka, imam itu marah lalu menempeleng
aku."
"Kenapa tak mau ?"
"Setan engkau !" bentak kakek Lo Kun “karena katanya aku
sudah tua. Dia minta yang muda”
"Ah, ci Bwe maafkan, tetapi aku tak sengaja" kata bujang
Kiong itu, "memang semula rencsnanya nona Hun-hun tidak
disini tetapi entah bagaimana nons Kim-lian telah ganti acara.
Dia tukar kamar dengan nona Hun hun,Tadi aku masuk
kekamar nona Lian dan terus disuruh keluar saja Mestinya
yang kucari adalah tempat nona Hun hun
"Setan." gum »ni kakek Lo Kun, "lain kali engkau harus
hati-hati Kalau salah masuk tentunya engkau harus cepatcepat
keluar dan memberitahu aku. Masa begini, orang tua
suruh mewakili meladeni seorang imam tetapi malah
ditempeleng imam itu,"
'Sudahlah ci Bwc" bujang Kiong menghibur, "besok
kubelikan baju baru, Silahkan engkau kembali aku yang akan
meladeni imam itu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Kakek Lo Kun keluar tetapi dia masih berada diluar kamar
untuk mendengarkan yang terjadi didalam kamar itu.
“Ai, tuan, maafkan nonaku tadi." kata bujang Kiong. dengan
suara genit, "sebenarnya yang disuruh mengantar arak kemari
itu aku, tidak tahunya bujang perempuan itu lancang. Kalau
tuan marah itu memang sudah pantas. Masakan perempuan
se tua itu tak tahu diri mau meladeni tuan"
Soh Hun kisu hanya tertawa hambar.
"Apakah tuan masih marah kalau aku yang meladeni tuan?”
tanya bujang Kiong sembari maju menghampiri kemuka Soh
Hun kisu, "bukankah aku masih muda dan montok? Ah. tuan
belum tahu bagaimana rasanya, kuladeni. Kalau sudah tahu
hm, tuan tentu tak mau dengan nona-nona itu. Mereka hanya
cantik dan muda tetapi tak punya pengalaman. Beda dengan
aku tuan. Tanggung tuan nanti tentu puas betul."
Soh Hun kisu hanya tersenyum. Dan bujang Kiong semakin
berani, la maju merapat kemuka Soh Hun kisu, kemudian
terus berjongkok.
"Ah. tuan tentu letih. Lepaskanlah sepatu mu dan silahkan
tuan tidur dipembaringan. Nanti ku pijati kaki tuan” kata
bujang Kiong seraya hendak melepas sepatu Soh Hun kisu.
"Siapa namamu ?" tanya Soh Hun kisu,
"Panggillah Kiong"
“O, bagus juga nama itu” kata Soh Hun Ki-su "apakah
engkau benar-benar pengalaman ?”
“Tanggung tuan" kata si Kiong makin genit. "buktikan
sendiri nanti, tuan pasti puas"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Coba sekarang engkau lakukan cara bagaimana agar
nafsuku bangkit. Aku sudah tua. sudah tiada nafsu akan
wanita" kata imam tua itu.
"Jangan kuatir tuan" kata bujang Kiong, "tanggung tuan
akan bangkit dan perkasa seperti seekor singa kelaparan
nanti"
"Hm, jangan omong besar dulu. Awas kalau engkau gagal,
engkau tentu kuhajar seperti perempuan tua itu !” bentak Soh
Hun kisu.
Kiong tertawa genit, la lalu membuka bajunya pelahanlahan
setelah itu lalu celananya. Dengan gaya dan ulah yang
genit dan cabul, segera ia mulai melepaskan kancing
kutangnya. Satu demi satu dengan pelahan dan disertai lirikan
mata dan gerak yang cabul.
Bagaikan seorang penari strip-tease atau telanjang,
mulailah bujang Kiong mempertunjukkan keahliannya merayu
dan memikat perhatian Soh Hun kisu dengan gerak tarian
melepaskan pakaiannya.
Beberapa saat kemudian tampaklah bujang itu dalam
keadaan telanjang bugil. Tetapi dilihatnya imam Soh Hun
masih tetap duduk dengan tenang.
'Tuan apakah tuan tak ingin menikmati tubuhku ini ?
Silahkan. tuan, silahkan. Mau yang mana, gigitlah . . kecuplah
. . nikmatilah . . "
Bujang cabul itu makin merapatkan tubuhnya kehapanan
Soh Han ki-su. seolah-olah suatu penyerahan yang paserah.
"Jangan bergerak." Seru Soh Hun ki-su, “Ya tubuhmu
memang hebat. Pejamkanlah matamu biar aku dapat
menikmati dengan bebas, lekas "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Bujang itupun menurut saja. Ketika ia menutup mata, Soh
Hun kisupun lalu menutuk jalan darah di dadanya, Seketika
bujang itupun rubuh tak ingat diri lagi.
Seiring dengan jatuhnya tubuh ke lantai maka masuklah
kakek Lo Kun. Tetapi serentak dengan itu kakek itupun
menjerit : "Petapa cabul!".
Sudah tentu Soh Hun kisu terlongong, "Mengapa engkau
memaki aku ?" tanyanya.
"Engkau memang imam tua yang masih cabul mengapa
engkau suruh dia telanjang bulat ?" tanya kakek Lo Kun pula.
Belum Soh Hun kisu memberi keterangan kakek Lo Kun
sudah menudingnya pula : "Engkau apakan dia tadi. hai imam
gila !"
"Kututuk jalan darahnva supaya pingsan," kata Soh Hun
kisu.
"Tidak bisa" bantah kakek Lo Kun yang kumat angot
linglungnya, "tentu engkau perkosa sehingga dia pingsan."
'Gila cngkaul" akhirnya marah juga imam itu. "masakan aku
sudi dengan seorang bujang perempuan semacam itu '
"Sombongnya!" balas kakek Lo Kun. "buka kah engkau tadi
juga mau dengan aku?' Kalau si orang bujang perempuan
begini tua, engkau niat Tentulah dia yang. lebih muda. engkau
lebih mau lagi “
Soh Hun kisu terlongong. kemudian marahlah ia ," "Engkau
seorang kakek gila ! Siapa sudi dengan engkau ? Aku tadi kan
hanya suatu siasat karena kutahu engkaulah yang jadi patung
dalam kuil gunung itu"
"Ha. apakah benar begitu ?" kakek Lo Kun kerutkan
dahinya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Jangan gila-gilaan begitu" kata Soh Hun kisu pula. "kalau
aku memang mau, murid-murid Partai Melati yang cantikcantik
itupun aku bisa mendapatkan”
"Imam kurang ajar” tiba-tiba kakek Lo Kun berteriak pula
sehingga Soh Hun kisu melongo. “Jangan engkau
mengganggu nona-nona cantik di sini”
“Mengapa ?" Soh Hun kisu makin heran “apakah engkau
orang Partai Melati ?"
"Bukan !" sahut kakek Lo Kun "tetapi diantara nona-nona
cantik Partai Melati itu. salah seorang adalah isteriku Sun Lihoa.
tahu ! Awas. kalau engkau berani mengganggu isteriku,
tentu kuhajar"
"Isterimu disini ?" Soh Hun ki-su makin tereliak heran.
"Ya," jawab kakek Lo Kun "Ingat, namanya Sun Li-hoa,
orangnya cantik sekali '
"Hagatmana isterimu bisa masuk disini ?"
"Itulah yang akan kuselidiki sebabnya." kata kakek Lo Kun
"dia temu ditipu oleh Hu Yang si se-cu atau kemungkinan
tentu dipaksa dibawa kesini.”
"O, kaiau begitu kita harus membebaskan” kata Soh Hun
kisu. Tetapi sesaat kemudian ia bertanya heran, "tetapi
engkau sudah tua bangka mengapa isterimu masih muda ?
Bukankah nona-nona murid Partai Melati itu masih gadis-gadis
yang berumur belasan tahun ?"
Kakek Lo Kun garuk-garuk kepala : "Itu aku sendiri tak
mengerti mengapa dia masih tetap begitu muda dan cantik.
Tetapi sudahlah jangan tanya . Nanti akan kuurus sendiri."
Soh Hun kisu memandang kakek Lo Kun
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Hai mengapa engkau mengawasi aku begitu” tegur kakek
Lo Kun. "apakah engkau kira aku ini seorang perempuan..
Tidak, tidak! Aku lelaki"
"Memang kutahu engkau seorang kakek" jawab Soh Hun
kisu "'hanya akan kuketahui, apakah engkau ini seorang giia
atau linglung “
"Ho, sudah jangan pedulikan diriku. Sekarang kau mau
keluar dan sini atau tidak. Kalau mau menolong kawankawanmu.
lekas carilah bagaimana akan bertindak. Tak perlu
mengetahui aku gila atau tidak !" bentak Lo Kun.
Sementara kedua orang itu berunding bagaimana mengatur
langkah untuk keluar dan menolong kawan-kawannya, adalah
di bagian kamar lain juga si Blo'on mengalami peristiwa yang
mendebarkan.
Setelah tinggalkan kakek Lo Kun. Blo'on berjalan terus
kemuka, Ia tak tahu tempat itu. Pokoknya asal berjalan saja.
Bila mendengar ada orang bicara dalam kamar, itulah kamar
yang harus ia masuki
Tetapi hampir tiba diujung lorong, masih juga ia belum
mendengar suara orang, la mulai bingung.
'”Celaka” kata Blo'on. "bagaimana ini ? Apakah aku harus
kembali mencari bujang perempuan muda itu untuk
menandakan ternpatnya ?”
Hampir ia berputar tubuh terus hendak menuju ke dapur
lagi. Tetapi tiba-tiba ia hentikan langkah. PiKirnya : "Ah. kalau
bertanya kepadanya ia tentu marah. Ya, kalau hanya memaki
saja masih mending. Tetapi kalau dia curiga terhadap diriku,
bukankah penyamaranku bakal ketahuan ? Ah, lebih baik
kupergi kelain tempat saja, mungkin dibagian sini tempatnya”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Blo'on terus berjalan melintasi halaman dan menuju
kesebuah bangunan yang bercat merah. Bangunan itu mirip
dengan sebuah bungalow yang indah. Memiliki sebuah
halaman yang penuh ditanami bunga-bunga warna warni.
Terutama bunga melati, bunga seruni, dahlia. mawar dan lainlain.
Tengah Blo'on celingak celinguk masuk ke halaman
serambi, tiba-tiba muncullah dua orang muda mudi yang
bergandengan tangan. Rupanya, kedua pasangan itu habis
dari kerkeliling taman menikmati pemandang di malam yang
indah.
"Hai. siapa itu ?" tegur yang pemudi, seorang nona cantik,
mengenakan baju biru muda.
"A-moy mengantar arak," sahut Blo'on. Rupanya kali ini dia
benar-benar mengingat namanya si A-moy. agar jangan
sampai ketahuan penyamaran nya.
'O, A-moay. bagus," seru gadis cantik itu dengan suara
merdu, "bawalah masuk ..."
Habis berkata nona itu terus memimpin tangan sipemuda
yang cakap masuk kedalam ruangan
"Taruh di mana nona ?" tanya Blo'on.
"Di meja batu kumala itu." seru sinona, "tetapi hati-hati
jangan sampai tumpah,"
Setelah meletakkan penampan arak. Blo'on pun bertanya
pula : "Apakah masih ada lain pesan yang nona hendak
perintahkan ?"
“Ya. nanti dulu, jangan terburu-buru pergi," kata si nona
cantik "sebenarnya aku masih akan menyuruh engkau
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
mengambilkan apa. ah ... mengapa lupa! Cobalah, kuingat
ingatnya dulu."
Blo’on tegak seperti patung. Ia memandang sinona.
Seorang gadis berumur tujuh-delapan belas tahun, yang amat
jelita. Kemudian ia berganti memandang si pemuda. Ah,
seorang pemuda yang cakap. Ia merasa pernah melihat, tetapi
lupa di mana.
Pemuda itupun balas memandang Blo’on. Di pandanginya
juga Blo'on dengan tajam kemudian tampak ia kerutkan dahi.
"Engkoh Liok. engkau hendak makan apa?” tiba-tiba nona
itu bertanya kepada si pemuda bagus.
"Aku?" sipemuda Liok gelagapan kaget. "ah, terserah apa
saja."
Nona itu tertawa dan lontarkan sebuah lirikan mata yang
tajam, kepada pemuda itu. Kemudian ia berseru kepada Blo'on
"A-moay. ambilkan dendeng rusa di dapur untuk teman arak.”
Blo'on mengiakan. Ia terus melangkah keluar dengan hati
kebingungan. Dendeng rusa ? Dimana kah tempatnya ?
"Tak usahlah adik Lian," tiba-tiba pemuda Liok itu berseru
mencegah, "aku tak lapar. Cukup kita minum arak saja."
"A-moay" tiba-tiba nona yang dipanggil Lian atau
lengkapnya bersama Sui Kim-lian itu berseru memanggil
Blo'on. Blo’onpun berhenti, "tak perlu mengambil dendeng
rusa, tuan Liok tidak mempunyai selera makan dendeng,"
"Engkoh Liok. bagaimana acara kita malam ini ?" tanya Kimlian
dengan suara merdu merayu
"Minum arak sambil membuat syair," kata pemuda Liok
tertawa, "kita adu syair, siapa yang kalah harus minum arak"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"O. mengapa mesti memeras otak membuat syair ?
Bukankah lebih enak setelah puas minum ... kita terus tidur ?"
kata sinona.
Pemuda Liok itu tertawa : "Ah, memang benar lebih enak.
Tetapi sudah menjadi kebiasaanku selama belasan tahun, aku
tak dapat tidur apabila belum membuat syair . . "
"Tetapi engkoh Liok, itu lain. Kita nanti tidak tidur,
melainkan ..." nona itu tertawa la!u mencubit lengan
sipemuda. Gayanya penuh kemanjaan yang merayu.
Pemuda itupun tertawa : "Ya. sudah tentu, tetapi justeru
itulah yang kuusahakan. Habis membuat syair, semangatku
tentu bertambah segar, pikiran terang dan gairahku lebih
merangsang. Percayalah adik Lian, entah bagaimana, memang
begitulah adat kebiasaanku'.
"O, jadi dengan membuat syair itu semangat engkoh akan
lebih menyala dan tenaga engkoh akan bertambah jantan
perkasa ?" tanya Kim-lian.
Pemuda Liok itu tertawa mengangguk.
"Apakah disini tersedia alat tulis dan kertas?" tanya pemuda
Lioh.
"Tentu, sahut Kim-lian, disini sebenarnya tempat yang
sering digunakan suhu untuk bersenang-senang menghibur
diri."
“O,” desah pemuda Liok, "lalu mengaapa engkau pakai?
Bukankah kalau suhumu tahu, engkau akan dimarahi ?"
Nona itu tertawa "Suhu akan marah kepadaku? Oh, jangan
kuatir engkoh Liok. Suhu tak mungkin marah kepadaku ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Pemuda Liok itu heran, serunya : "Mengapa begitu adik
Lian? Apakah suhumu seorang yang sabar dan tak pernah
marah ?”
"Ih, suhu seorang wanita yang bengis dan keras. Semua
anak murid Partai Melati tiada yaq berani membantah
perintahnya. Tetapi terhadap diriku, entah bagaimana, dia
selalu sabar dan sayang ..."
"Aneh," gumarn pemuda Liok. "apakau karena engkau yang
paling cantik dan paling cerdik diantara lain-lain saudara
seperguruanmu?"
"Bagaimana engkoh melihat wajahku ini” Kim-lian balas
bertanya.
"Cantik sekali," seru pemuda itu
Karena dipuji cantik oleh si pemuda, dada nona itu serasa
meledak. Memang demikian sifat dari kaum wanita. Tua muda,
besar kecil, tentu bangga dan gembira apabila dipuji cantik.
"Ah, aku sendiri juga tak tahu. engkoh Liok Mengapa suhu
bersikap begitu kepadaku . . "
"Kalau tak ada sebabnya, tak mungkin dia pilih kasih
begitu," kata pemuda Liok pula.
"Eh, mengapa engkoh begitu menaruh perhatian sekali
kepada diriku ?" tanya Kim-lian.
"Apakah engkau tak senang kuperhatikan” pemuda Liok itu
balas bertanya
Kim-lian tertawa makin manja : "Sudah tentu ergkoh Liok.
Asal engkau sungguh-sungguh cinta padaku dan takkan
menyia-nyiakan diriku".
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Pemuda Liok itu tertawa : "Ah, adik lian. janganiah engkau
menyangsikan janjiku. Tetapi engkau tahu adik Lian. Bahwa
keluargaku itu seorang keluarga yang terhormat. Ayahku
bekas cong tok (gubernur) keras adatnya. Kalau engkau ingin
menjadi ingin menjadi isteriku selama-lamanya, engkau harus
keluar dari tempat ini dan kembali ke jalan yang baik ..."
Kim-lian mendesis perlahan : "Ya, sebenarnya aku juga tak
suka hidup dalam suasana begini. Tapi aku tak berdaya untuk
meloloskan diri. Engkau tahu, engkoh Liok, suhu itu sakti dan
bengis, siapa yang bersalah tak menurut peraturannya, tentu
akan dibunuh."
"Tetapi mengapa dia begitu baik terhadap dirimu ?" tanya
pemuda Liok itu pula.
"Ah, soal itu memang suatu rahasia. Semula aku sendiri
juga tak tahu. Hanya secara kebetulan saja aku dapat
mengetahuinya, tetapi, ah . . " nona itu menghela n:pas.
"Mengapa ?" pemuda Liok makin heran,
"Seorang jiwa telah menjadi korban .. "
“Ha!” pemuda Liok kerutkan dahi “Aku tak mengerti apa
yang engkau katakan, adik Lian, maukah engkau
menceritakan dengan jelas?"
Kim-lian tak lekas menyahut me!ainkan berdiam beberapa
saat. Setelah itu baru ia berpaling kearah Blo'on yang masih
tegak termangu-mangu mendengarkan pembicaraan.
"A-moy, mengapa engkau masih berada disini ? Apakah
engkau hendak mencun pembicaraan?” tiba-tiba Kim-lian
menegur.
Blo'on gelagapan, sahutnva : "Bukankah nona belum
menyuruh aku pergi ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Setan." damprat rona itu, "apakah kalau tak kusuruh,
engkau tetap berada disini ? Kurang ajar . . . "
Bio’on menyeringai : "Aku bukan setan, nona. aku A moay'.
Akupun tidak kurang ajar karena tadi nona suruh aku tungeu
dulu."
"Eh, engkau berani membantah aku?" Kim lian mulai naik
darah. "kapan engkau belajar membantah kata-kataku ? Siapa
yang mengajarkan engkau?”
"Aku sebetulnya tak berani membantah, tapi kupikir kalau
aku diam saja, nanti nona tentu marah dan menganggap aku
tak mempeduli nona. Habis, bagaimana aku harus berbuat ?"
kata Bloon seraya rentangkan kedua tangannya.
"Sudahlah adik Lian." segera pemuda Liok melerai, "tak
perlu ribut-ribut dengan seorang bujang Suruh saja mengambil
air hangat untuk membersihkan muka “
Kim lian menurut lalu suruh Blo’on mengambilkan baskom
berisi air hangat.
Setelah Blo'on pergi barulah Kim-lian merapatkan duduknya
disampmg pemuda Liok. Ia mulai menuturkan sebuah kisah.
"Bermula aku memang tak tahu. Kuanggap Hu Yong siaucu
itu adaiah suhuku yang telah merawat dan mendidik aku
sedari kecil. Dan dia memang memperlakukan sebagai
seorang rnurid, keras dan berdisiplin.
Pada suaiu hari dalam latihan ilmu silat yang diberikan,
suhu mengharuskan aku loncat ke atas ssebuah karang yang
tingginya hampir dua tombak. Beberapa suci dan sumoay ku
ada yang dapat ada juga yang gagal dan jatuh. Aku gemetar.
"Lian, mengapa engkau gemetar ? Takutkah engkau ?"
tegur suhu kala itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Kujawab bahwa hari itu badanku terasa tak enak dan
kepalaku pening. Tetapi dia hanya tertawa dan tetap
menyuruhku melakukan latihan itu.
Karena takut, akupun melakukannya juga. Dengan
mengerahkan seluruh tenagaku, aku berhasil mencapai
puncak karang. Tetapi begitu tegak di puncak itu. kepalanya
terasa pusing sekali, mataku berkunang-kunang dan
rubuhlahaku kebawah . ."
"Ih," pemuda Liok mendesis, "lalu bagamana ?”
"Aku jatuh dari ketinggian dua tombak. Suhu dan beberapa
saudara seperguruanku berhamburan hendak menyanggupi
tetapi terlambat. Aku jatuh terbanting ditanah dan pingsan.
Ketika aku membuka mata ternyata aku berada di kamar
suhuku berbaring diatas pembaringannya yang mewah.
Ternyata tulang punggungku patah sehingga aku harus
dirawat selama beberapa bulan.
Ketika sakitku masih gawat, sadar tak sadar kudengar suara
seorang wanita menangis terisak-isak. Ketika kurentangkan
mataku, kulihat yang menangis itu suhu.
"Kim-lian, puteriku, mamah yang bersalah memaksa
engkau harus berlatih loncat keatas punccak karang yang
tinggi. Ah. anakku. engkau tak tahu betapa perasaan mamah.
Kalau engkau sampai kena apa-apa, hancurlah hati mamah.
Mamah sebenarnya cinta kepada ayahmu tetapi dia seorang
lelaki yang tak kenal budi dan kasih seorarg isteri. Karena tak
tahan menderita siksaan batin. kubawa engkau lari
meninggalkannya. Dan engkau lah Lian, milik mamah satusatunya
di dunia ini. Kalau engkau . . engkau . , sampai kena
apa-apa ah, bagaimana mamah . , dapat hidup . . seorang.
Diri”.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Aku terkejut mendergar ratapan Suhu itu” kata Kim-Iian
kepada pemuda Liok, "apakah dia itu mamahku ?"
.Mengapa engkau meragukannya? Bukankah dia
sudahmenyebut siapa dirinya ?" tanya pemuda Liok
"Tetapi setelah aku sembuh kembali sikap dan perlakuan
Suhu kepadaku tetap tak berohah. bengis dan keras." kata
Kim lian, "itulah yang menimbu!kan keraguanku. Namun aku
tak berani menanyakan."
"Lalu apakah sampai sekarang engkau belum juga tahu ?"
tanya pemuda Liok.
Kam-!ian tidak langsung menyahut melainkan melanjutkan
ceritanya ; "Pada suatu hari nenek Siong yang menjadi inang
pengasuhku sejak aku kecil, sakit. Akupun menjenguknya.
Dalam kesempatan itu aku menanyakan tentang diriku
dengan suhu. Nenek Siong dengan terus terang menerangkan
bahwa sesungguhnya aku ini memang putri suhu.
Aku terkejut mendengar keterangan itu lalu kudesaknya :
"Lalu siapakah ayahku ? Apakah ia masih hidup ?”
“Namanya Sui Kim-san, seorang pemuda yang cakap dan
sakti tetapi tak setia. Pada waktu Mamahmu mengandung,
ayahmu main gila dengan bujang mada. Mamahmu marah lalu
pergi merantau. Ah, kasihan ketika hari itu aku ke hutan
mencari daun, kuketemukaa mamahmu rebah pingsan
dibawah pohon. Dia kubawa pulang. Setelah melahirkan
engkau, dia menitipkan engkau kepadaku lalu melanjutkan
pergi mengembara. Sepuluh tahun kemudian ia muncul lagi
dan mengajak aku tinggal di lembah ini. Aku bukan nenekmu
sesungguhnya, nak. Tetapi suhumu melarang aku
menceritakan hal itu kepadamu. Itulah sebabnya maka aku
mengatakan kepadamu bahwa ayah dan ibumu sudah
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
meninggal dan engkau harus menganggap Hu Yong siancu itu
sebagai ibumu sendiri."
"Aneh," gumam pemuda Liok. "mengapa seorang ibu tak
mau mengaku terang terangan kepada anaknya sendiri.
Apakah dia merasa malu karena mempunyai anak seperti
engkau ?"
"Entafrah." kata Kim-lian."tetapi kuduga dalam peristiwa itu
tentu terselip suatu rahasia Hanya sayang aku tak dapat
memperoleh keterangan tentang rahasia itu dari nenek Siong."
"Mengapa ? Apakah dia tak mau menceritakan kepadamu ?"
tanya pemuda Liok,
"Dia tentu akan menceritakan kepadaku" kata Kim-lian.
"Dan apakah tidak ?" tanya pemuda Lio
"Ya, dia tak menceritakan lagi karena ia tak dapat bercerita
..."
“Mengapa ?” pemuda Liok terkejut.
"Keesokan harinya ketika aku datang ke tempatnya ternyata
nenek Siong sudah meninggal dunia ..." berkata sampai dismi
Kim-lianpun mengucurkan airmata.
""Ah. orang tua yang menderita sakit, sudah jamak kalau
meninggal dunia." pemuda Liok menghiburnya.
"Tetapi aku heran, sorenya ketika kujenguk dia masih
tampak sehat dan bicara dengan tangkas. Tetapi mengapa
keesokan harinya dia sudah meninggal. Tidak mungkin," kata
Kim-lian. "ya, kqrena penasaran aku segera melakukan
penyelidikan. Akhirnya dapat kuketemukan bukti yang
menyebabkan kematian nenekku. Teh yang diminumnya itu
terdapat endapan bubuk putih ..."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Racun ?" seru Pemuda Liok.
Kim lian mengangguk : "Ya, dia telah mati keracunan atau
tepatnya diracuni karena berani, menceritakan rahasia diri
suhu dan diriku . , "
"Ah," pemuda Liok menghela napas, "apakah salah
menceritakan keadaanmu itu? Mengapa suhumu atau ibumu
begitu benci kepada orang yang mengetahui rahasia itu ?"
Kim-lianpun mendesah : "Itulah engkoh Liok hal yang
membuat hatiku dendam dan penasaran. Karena ibu bertindak
begitu, akupun dingin juga kepadanya. Aku ingin lolos dari
tempat ini untuk mencari ayahku. Apakah dia masih hiduo.
aku tak tahu. Dimanakah tempat tinggalnya, akupun tak tahu.
Tetapi aku mendapat firasat bahwa dia masih hidup maka
akupun hendak mencarinya ke seluruh penjuru dunia , "
Pemuda Liok termenung. Ia tak menyangka bahwa Lembah
Melati yang terkenal sebagai sarang wanita-wanita cabul
ternyata terdapat seorang gadis yang ingin melepaskan diri
dari tempat itu. Dan gadis itupun bukan gadis sembarangan
melainkan putri dari pemilik lembah Melati sendiri.
"Nona Lian," kata pemuda itu sesaat kemudian. "maaf. aku
hendak bertanya kepadamu, harap jangan marah"
"Silahkan, engkoh," jawab gadis itu. "Apakah memang
demikian perintah Hu Yong siancu agar anakmurid Partai
Melati itu menculik lelaki dan melakukan perbuatan cabul
dengan orang-orang tawanannya?”
"Ya, memang benar." jawab Kim-lian, "entah bagaimana
suhu memang seperti orang yang penasaran dan membenci
orang lelaki. Dia seperti hendak membalas dendam kepada
setiap orang lelaki tampan. DicuIik lalu dibuat permainan
sepuas puasnya setelah itu dilempar keluar dari lembah.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Apakah ayahmu juga seorang pria yang tampan ?" tanya
pemuda Liok
"Entah," jawab Kim-lian '"karena aku belum pernah melihat
bagaimana wajah ayah. Tetapi menurut kata nenek, memang
ayah itu tampan sekali!”
"O, kalau begitu jelas ibumu itu penasaran terhadap
ayahmu lalu menumpahkan dendam kemarahannya pada
setiap pria tampan”
“Yah kemungkinan begitu” kata Kim-lian, “maka dirusuhnya
anak murid Partai Melati ini untuk mengikuti jejaknya. Tetapi
aneh..”
“Mengapa ?" tanya pemuda Liok pula.
“Berpuluh-puluh suci dan suimoay memang diberi
kebebasan untuk mencari orang lelaki dan bersenang-senang
dengan tawanan itu. Hanya aku yang dilarang"
“Ha” Pemuda Liok terbelalak.
“Ya memang suhu pernah memanggil aku empat mata. Dia
memberi pesan tegas dan keras aku tak boleh main-main
dengan orang lelaki. aku berani melanggar larangan itu. Tentu
akan dihukum. Engkau tahu apa hukuman yang akan
dijatuhkan jika kepadaku apabila aku berani melanggar
larangan itu?"
“Entahlah," sahut pemuda Liok.
“Suhu akan merusak kecantikan wajahku ini, supaya aku
menjadi gadis yang jelek. Kutahu sifat dan perangai suhu.
barang siapa melanggar peraturannya tentu dihukum. Pernah
seorang sumoay telah melanggar lalu dipotong daun teiirga
dan hidungnya. Karena malu. sumoay itu telah membunuh diri
dengan membenturkan kepalanya ketembok"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Dan apakah selama itu engkau tak berani melanggar pesan
suhumu, walaupun secara diam-diam ?" tanya pemuda Liok
pula
"Tak berani”
“Lalu mengapa sekarang engkau berani bergaul rapat
denganku ?” tanya pemuda Liok tengah menyangsikan
keterangan itu.
Kim lian tersipu-sipu menjawabnya “Ah, lain. Pertama kali
aku melihatmu, entah bagaimana hatiku berdebar keras dan
gelisah. Akhirnya aku menghadap Ting San-hoa minta izin
agar aku yang melayani engkau “
“Apakah dia setuju ?”
“Tidak setujupun tentu akan setuju. Kan walaupun dia
murid yang paling tinggi. Akan tetapi dia sungkan-sungkan
terhadapku “
“Mungkin dia sudah tahu kalau engkau puteri dari suhumu”
kata pemuda Liok
“Ya mungkin begitu “ kata Kim-lian “memang bukan melulu
dia, pun para suci dan sumoay disini memang sungkan
kepadaku “
Dalam pembicaraan itu tiba-tiba pintu terdengar diketuk
orang. Ternyata si Amoay Blo’on yang datang dan menyanggul
sebuah ember besar di atas kepala.
“Taruh dihadapan tuan Liok” perintah Kim-lian
Ketika Blo’on meletakkan ember dihadapan pemuda Liok,
tiba-tiba pemuda itu berseru tertahan.
“Ah, airnya begitu panas, masih berkepul”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Memang menggunakan kaki Kim lian merasa memang air
yang di dalam embar itu masih panas sekali, nona itu marah
dan mendamprat : ”Goblok mengapa air untuk cuci tangan
masih begitu panas ? Bukankan aku minta air hangat ?”
“Yang hangat habis nona” Blo’on memberi keterangan.
“Blo’on benar engkau!” bentak si nona itu pula “Kan mudah
sekali mendapatkan air hangat. Asal engkau tambah sedikit
dengan air dingin air panas ini tentu menjadi hangat”
“Blo’on ? siapakah yang nona panggil blo’on ?” Blo’on
terkejut.
“Engkau yang Blo’on” bentak Kim-lian
“Ya benar. Bagaimana nona tahu ?” Blo’on makin heran dan
mengira kalau nona itu sudah tahu bahwa namanya si Blo’on.
Kim-lian deliki mata “Apa maksudmu ?”
“Mengapa nona tahu kalau aku ini Blo’on ?” si Blo’on
mengulang pertanyaannya.
“Suruh mengambil air hangat tetapi mengambil air yang
begitu panas kalau tidak Blo’on lalu apa namanya ?”
“Ya, benar nona, engkau benar memang aku Blo’on. Hanya
aku ingin tahu, bagaimana nona tahu kalau Blo’on”
“Gila” bentak Kim-lian makin marah “apakah engkau tidak
tahu kalau arti Blo’on ialah goblok seperti engkau ini”
“Ah nona ini bagaimana ? bukankah sudah mengaku kalau
ini Blo’on”
“Engkau memang gila ! Apa engkau hendak jual lagak di
depan tuan Liok ini ?”
“Jual lagak ? Biar apa ?” Blo’on heran.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Agar tuan Liok suka kepadamu !" kata Kim-lian, "engkau
hendak meniru nona-nonamu yang lain itu. bukan ?"
"Tidak, tidak." cepat-cepat Blo’on membantah "aku tak ingin
memikat tuan Liok. Pun andaikan tuan Liok suka kepadaku,
belum tentu aku mau “
Plak . . . tiba-tiba Kim Lian menampar pipi Blo’on "Kurang
ajar. Engkau berani menghina tuan Liok ?”
"Tidak, nona." kata Blo'on sambil mendekap pipinya yang
merah “aku tidak menghina, tetapi mengatakan yang
sebenarnya. Apabila tuan Liok menghendaki diriku. Akupun tak
dapat melayani, karena, aku ini.....”
Tiba-Tiba Bio'on teringat kalau dirinya sedang menyaru jadi
bujang perempuan. Maka ia hentikan Kata-katanya.
“Engkau bagaimana ? engkau sangat cantik ?” Kim-lian
marah terus hendak menamparnya lagi.
Tetapi dicegah Pemuda Liok “Sudahlah adik Lian, jangan
mengurusi bujang yang blo’on. Suruh saja ia membawa
kembali air panas itu supaya diberi air dingin sedikit “
Karena yang menengahi pemuda Liok, Kim Lian jadi
menurut : “Engkau bawa kembali ember itu dan tambahkan
sedikit air dingin supaya hangat “
Blo’on mengiakan segera ia menghampiri ke tempat ember
lalu mengambilnya, maka ember itupun disanjungnya diatas
kepala.
Pemuda Liok memperhatikan dengan tajam diri bujang
perempuan itu dan gerak geriknya. Ia mengerutkan dahi agak
terkejut. Serasa ia pernah melihat wajah bujang itu tetapi
entah dimana ia lupa.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Untuk menjaga jangan sampai orang curiga, maka Blo’on
mengolah gerak jalannya. Ia tak berjalan dengan langkah
lebar sebagai biasanya, melainkan dengan langkah yang
bergoyang-goyang. Ia melihat bagaimana berlenggang
lenggoknya seorang gadis apabila berjalan. Dan iapun
mencoba untuk menirukan gaya itu.
Tetapi karena dia seorang anak lelaki dab blo’on maka
gerak geriknya itu malah menimbulkan suatu gerak yang over
acting atau berlebih-lebihan. Gaya jalannya seperti seekor
bebek berjalan bergoyang pinggul...
Melihat itu pemuda Liok hampir tak kuat menahan gelinya.
Tetapi tidak demikian dengan Kim Lian memandang tingkah
laku si Amoay Bloon itu se akan-akan meledek
Ketika Blo’on tepat tiba di ambang pintu tiba-tiba Kim Lian
berteriak “ Amoay berhenti!”
Bloon terkejut lalu berputar tubuh. Pintu itu memang cukup
tinggi tetapi karena menyanjung ember itu di kepala. Blo’on
harus mengendapkan tubuh apabila akan melewati ambang
pintu, supaya ember tidak melanggar palang pintu atas.
Karena mendongkol melihat tingkah laku Ah moay yang
disangka hendak memikat perhatian pemuda Liok. Ketika ia
melirik ke arah pemuda Liok memang dilihatnya pemuda itu
mengawasi Ah moay dengan penuh perhatian. Diam-diam
timbul kemarahan hati Kim Lian. Ia cemburu, maka
dipanggilnya Blo’on dengan bentakan yang keras.
Blo’on sebenarnya sudah tahu kalau harus mengendapkan
tubuh agar ember diatas kepalanya jangan sampai melanggar
palang pintu. Tetapi begitu mendengar bentakan Kim Lian
memangilnya ia terkejut sekali dan lupa untuk mengendapkan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
tubuh terus saja ia berputar tubuh hendak menghadap ke arah
nona itu.
Prak.. ember itu membentur palang atas pintu dan seketika
tumpahlah isinya.
“Aduhhh.....” menjeritlah Blo’on terus mendekap kepalanya.
Air itu mencurah ke kepalanya, karena air panas sudah tentu
Blo’on menjerit ketakutan sekali. Ya bayangkan saja
bagaimana rasanya kalau kepala disiram air panas itu.
Untuk mengurangi rasa kesakitannya. Blo’on berjingkrakjingkrak
dan menjerit-jerit.
Namun rasa sakit itu masih tetap tak berkurang. Dan
karena bingung Blo’on pun segera lari seperti orang gila. Ia
lari mengamuk kian kemari dalam ruangan itu.
“Hai.... Rambutnya copot”teriak Kim Lian demi melihat
rambut palsu yand dipasang di kepala Blo’on itu meluncur
jatuh ke lantai.
“Gila!” kembali nona itu menjerit bahkan kali ini lebih kaget
dari yang tadi. Setelah Blo’on gundul kembali seperti asalnya.
Kim Lian segera mendapat gambaran bahwa bujang itu tak
mirip dengan Ah moay. Dan jelas dia itu seorang lelaki muda
yang berkepala gundul.
“Mengapa ?” pemuda Liok bertanya heran.
“Dia... bukan Ah-moay” seru Kim-lian “dia itu jelas seorang
lelaki yang menyaru jadi Ah-moay “
Blo’on terkejut.....
---000odw0ooo---
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Jilid 13
Berantakan.
Rambut yang menempel di kepala Blo'on itu atas usul kakek
Kerbau Putih, dilekatkan dengan bubur. Memang setelah
bubur itu kering, dapat juga rambut palsu itu melekat di
kepala Blo'on.
Tetapi karena air panas dalam ember itu tumpah. maka
sebagaian ada yang mencurah ke kepala Blo'on. Sebenarnya,
setelah bubur kering itu terkena air, rambut palsu Blo'on
sudah mulai copot dari gundulnya. Apalagi karena kesakitan,
Blo'on berjingkrak-jingkrak dan lari seperti orang gila. Rambut
palsu itupun terus saja meluncur jatuh ke lantai.
Ketika Kim-lian berteriak kaget, Blo’onpun ikut terkejut
juga. Seketika ia menyadari apa yang terjadi. Dirabahnya
kepala, hai. rambutnya sudah hilang, hanya tinggal gundulnya
saja.
"Celaka," Blo'on mengeluh, "aku pasti ketahuan kalau
memalsu jadi bujang Ah-moy".
Cepat ia mencari rambut palsunya. Dan setelah ketemu,
terus dipakainya lagi. Karena ketegangan itu. ia sampai lupa
pada kepalanya yang tersiram air panas.
Kemudian ia mengambil ember yang terguling di lantai,
terus hendak melangkah keluar.
"Tunggu!" sekali ayunkan tubuh, Kim-lian pun sudah
menghadang di ambang pintu.
"Eh, bukankah nona suruh aku memberi sedikit air dingin
pada air panas ini ?"
'Tutup mulutmu !" bentak Kim-lian. Ia benar mendongkol
sekali karena dikira tak tahu akan penyamaran Blo’on. Dan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
juga jawaban Blo'on itu menjengkelkan sekali. Bukankah
ember sudah jatuh dan air panas sudah menumpati ke lantai
Apunya yang akan d.Lambah air dingin ?
"Siapa engkau !" bentak Kim-lian pula dengan deliki mata.
Tetapi Blo'on tak menyahut.
"Bangsat, mengapa engkau tak menyahut” damprat Kim
lian makin marah.
Tetap Blo’on tak menyahut,
Plak . . . tiba-tiba dengan gerakan yang cepat sekali, tangan
nona itu menampar pipi Blo’on lagi. Karena terkejut, Blo'on
goncangkan kepala dan rambut palsunya kembali jatuh ke
lantai.
"Uh, rambut celaka, mengapa engkau jatuh saja ?" gumam
Blo'on seraya menjemput rambut itu terus dipasang di
kepalanya lagi.
"Hayo, engkau mau mengaku atau tidak! Kalau tetap
membisu saja, tentu kubunuh engkau !" gertak Kim-lian
dengan bengis
"Huh, bukankah nona tadi suruh aku tutup mulut ?
Mengapa sekarang suruh aku mengaku ?" balas Blo’on. .
Merah muka Kim-lian. Hatinya seperti digelitik hendak
meledak.
"Bicara ? Siapa engkau ini ?" bentaknya.
"Aku ? Masakan nona tak kenal ? Bukankah aku ini si Ahmoay
?"
"Bangsat, engkau bukan Ah-moay !"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Siapa bangsat itu ? Aku ? Ah, bagaimana seorang bujang
perempuan dapat menjadi bangsat"
Duk . . . karena tak kuat menahan kemarahan Kim-lian
menghantam dada Blo'on. Blo’on tersurut mundur selangkah
tetapi nona itupun terpental mundur selangkah juga.
Nona itu terlongong heran. Ketika tinjunya mengenai dada
Blo’on, ia merasa dada orang itu memancarkan tenagamembal
yang kuat sehingga tangannya terpental kebelakang.
Memang nona itu tak tahu bahwa sebenarnya tubuh Blo'on
itu mengandung tenaga-dalam yang aneh. Makan rumput
Kumis-naga, minum darah Ki-liu dan mendapat saluran
tenaga-dalam panas dingin dari kedua kakek Lo Kun dan
kakek Kerbau Putih, menjadi tubuh Blo'on sebuah tubuh yang
penuh dengan tenaga dalam. Sayang anak itu tak tahu
bagaimana mengembangkan tenaga dalamnya.
Tetapi ada suatu keanehan pada tubuh Blo'on. Walaupun ia
tak dapat mengembangkan tenaga-dalamnya, namun tenagadalam
itu setiap saat akan memancar sendiri manakala
tubuhnya di pukul orang. Itulah sebabnya maka Kim-lian
teribentur oleh suatu pancaran tenaga-dalam yang
mementalkan tinjunya.
'"Engkau bukan Ah-moay, tetapi seorang penjahat yang
menyelundup kedalam lembah ini dan menyaru jadi Ah-moy !"
seru Kim-lian.
"Bukan, aku bukan seorang penjahat!" bantah Blo'on. "aku
orang biasa, aku Ah-moy . . "
"Hm. engkau masih berani mengaku Ah-moay ? Rambutmu
itu jelas rambut palsu. Cobalah engkau copot, tentu engkau
berobah menjadi seorang lelaki yang berkepala gundul !"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Eh, apakah benar begitu ?" masih Blo'on menegas.
Karena dadanya terasa sesak terhimpit kemarahan, Kim-lian
hanya menyahut singkat : "Ya!”
"Celaka, kalau begitu kakek Kerbau Putih itu yang membikin
malu aku" seru Blo’on mengoceh sendiri.
Kim-lian tercengang. Ia tak mengerti apa yang dikatakan
Blo'on tentang kakek Kerbau Putih itu. la tak tahu mengapa
seekor kerbau putih disebui sebut sebagai kakek.
"Hai, apakah engkau ini bangsa siluman ?" teriak Kim-lian.
"Siluman? Apakah siluman itu? " Blo'on balas bertanya.
"Siluman ialah mahluk yang dapat berganti rupa. Ular yang
bertapa sampai ribuan tahun dapat berganti menjadi manusia
atau apa saja yang dikehendaki. Kerbau juga begitu.
Bukankah engkau tadi mengoceh tentang kakek Kerbau Putih
? Kalau seekor kerbau putih bisa menjadi kakek, dia tentu
siluman."
"O," desuh Blo'on, "kalau begitu nanti akan kutanyakan
pada kakek Kerbau Putih, apakah dia itu bangsa siluman atau
bukan."
"Dan engkau tentu juga siluman !" bentak Kim-lian.
"Tidak! Aku bukan siluman, aku manusia biasa. Aku seorang
bujang perempuan yang bernama Ah-moy."
Karena tak kuat menahan kemarahannya, Kim lian terus
loncat menerjang. Blo'on terkejut dan menghindar ke
samping.
Trang . . . ember diatas kepalanya itupun meluncur jatuh
dan kebetulan tepat menjatuhi kepala Kim-lian. Dan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
celakanya, ember itu tepat sekali menelungkupi kepala si nona
sehingga nona itu menjerit jerit kesakitan.
Ternyata dalam ember itu masih ada sedikit sisa air panas.
Dan air panas itu mengucur kemuka si nona. Nona itu
menjerit-jerit kesakitan sekali. Ia berusaha hendak membuka
ember tetapi karena ingin buru-buru dan mukanya seperti
diselomoti api, sesaat nona itu tak dapat membuka ember
yang rnenutup kepalanya itu.
"Celaka, mengapa nona itu tak mau cepat membuka
ember?" seru Blo'on ikut bingung. Cepat ia menghampiri
ketempat Kim-lian lalu membantu untuk melepaskan ember
itu.
Tetapi celaka, karena bingung, bukan membuka
kebalikannya Blo'on malah menekan ember itu kebawah
sehingga makin menutup kencang kepala si nona.
"Hai, mengapa engkau malah memasuk kan ember itu ke
kepalaku ?” teriak Kim-lian menjerit makin keras. Rasa sakit,
gelisah dan ditambah malah ditekan oleh tangan Blo'on,
menyebabkah nona itu mengamuk tak keruan.
"Tidak, nona, aku hendak membantumu melepaskan ember
ini” kata si Blo'on. Dia semakin bingung karena nona itu terus
menerus melonjak-lonjak saja. Tanpa disadar, tangannya
mencekal ember kencang. Kim-lian melonjak ke atas dan
Blo’on menekan ke bawah, sudah tentu ember makin
menyusup kencang ke kepala si nona.
Karena tak kuat menahan kesakitan dan tak dapat
bernapas, Kim lian berontak. Ia menendang perut Blo'on
sekuat-kuatnya, duk . . .
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Aduhhh . . " Blo’on menjerit kesakitan. Perut tertendang
ujung kaki, membuat Blo'on kesakitan dan rubuh. Tetapi
tangannya masih mencekal ember erat-erat sehingga . . .
Bluk . . . Blo'on jatuh tetapi Kim-lianpun dibawanya jatuh
juga. Celakanya malah nona itu yang jatuh lebih dulu dan
Blo’on jatuh menimpah ke tubuh si nona. Duk, gundul si Blo'on
membentur dada Kim lian sekeras-kerasnya . .
"Aduh," Blo’on menjerit lalu bergeliatan bangun. Tetapi
secepat itu ia terus menyambar ember lalu ditariknya keluar
dari kepala Kim-lian.
"Ah," Blo’on menghela napas longgar karena telah berhasil
mencabut ember dari kepala si nona. Tetapi ketika
memandang kearah Kim-lian ternyata nona itu masih rebah di
lantai.
"Nona, mengapa engkau tidur di lantai? Bangunlah,” ia
mengguncang-guncang tubuh nona itu supaya bangun.
Tetapi Kim-lian tetap meram.
Karena beberapa saat tak dapat membangunkan Kim-lian,
Blo’on heran. Dipandangnya muka nona itu. Ah, ia terkejut.
"Mengapa mukanya terdapat bintik-bintik merah?” serunya
heran, "tadi dia cantik sekali, mengapa sekarang banyak
bintik-bintik merahnya ?"
"Hi, hi" tiba-tiba terdengar suara orang tertawa itu
sipemuda Liok.
"Mengapa engkau tertawa." tegur Blo'on.
"Engkau memang tolol," seru pemuda Liok itu "nona itu
pingsan, mana bisa hendak engkau bangunkan."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hai ?" Blo'on berteriak kaget, "pingsan? Mengapa dia
pingsan ? Siapa yang membuatnya pingsan ?"
"Dia pingsan karena kepalanya tertutup ember dan ember
itu masih terdapat sisa air panas yang mengguyur mukanya.
Dia tentu kesakitan sekali. Lalu engkau hendak membantunya
melepas ember itu tetapi engkau malah menekannya sehingga
lebih masuk lagi."
"O,” Blo’on mendesuh, "tetapi dia memang tak kenal budi
Masa aku memberi pertolongan malah perutku ditendang"
Pemuda Liok itu tertawa : "Engkau bukan menolong tetapi
malah mencelakainya Sudah tentu dia marah dan menendang
perutmu. Karena engkau rubuh, engkau bawa dia rubuh sekali
di kepalamu menimpah dadanya. Itulah sebabnya mengapa
dia pingsan."
"O," kembali Rlo'on mendesuh, "lalu bagaimana
menolongnya ?"
"Tak perlu terburu-buru menolongnya. Biarkan dia pingsan
dulu.”
"Ho, apakah engkau tak kasihan ?" tana Blo’on.
"Kasihan sih kasihan, tetapi aku lebih kasihan kepada
engkau" kata pemuda itu.
"Aku ? Mengapa ? Aku tak tak apa-apa mengapa engkau
kasihan kepadaku. Sebaliknya nona itu kesakitan dan pingsan,
engkau tak kasihan. Bagaimana engkau ini ?" seru Blo’on
Pemuda itu tertawa :"Kalau dia kutolong dan sadar dari
pingsan, bukankah engkau yang celaka ? Bukankah dia nanti
akan marah dan memukul engkau lagi ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"O, benar," seru Blo'on, "aku sendiri heran mengapa dia
begitu bengis kepadaku. Lalu bagaimana, apakah engkau
hendak membiarkan saja dia pingsan di lantai ?"'
"Tidak," sahut pemuda Liok lalu menghampiri dan terus
mengangkati tubuh Kim-lian dibaringkan di atas pembaringan.
Ia memijit beberapa bagian dari tubuh nona itu.
"Hai, mengapa engkau hendak menyadarkannya ? Apakah
engkau menghendaki dia supaya menyerang aku ?" teriak
Blo'on.
Pemuda itu hanya tertawa : "Kebalikannya, telah kupijat
jalan darah pelemasnya. Walaupun nanti dia sadar, tetapi dia
tak berkutik."
"O, mengapa ? Apakah engkau tak suka kepadanya ?" seru
Blo'on pula.
Pemuda itu tertawa pula : "Apakah engkau kira aku suka
kepadanya ?"
"O, aneh ..." habis berkata Blo’on terus terputar tubuh dan
ayunkan langkah.
"Hai, hendak kemana engkau?" teriak pemuda itu.
"Kemana lagi kalau tidak balik ke dapur” sahut Blo'on
seenaknya.
"Bodoh !" teriak pemuda itu pula, "mengapa engkau harus
kembali ke dapur lagi ? Mau apa ?. Apakah engkau ini bujang
Ah moy yang aseli ?”
Blo'on seperti disadar. la berdiri tertegun lalu berpaling :
"Apakah engkau lihat aku ini tak menyerupai Ah-moy ?"
"Ih", desis pemuda itu, "sudah sejak engkau masuk
kedalam kamar ini aku curiga. Dan setelah kuawasi benarTiraikasih
website http://kangzusi.com.
benar, makin jelas kalau engkau ini bukan bujang perempuan
sungguh-sungguh tetapi seorang banci”
"Banci ?" ulang Blo'on, "aku tidak banci”"
Kalau tidak banci, engkau ini lelaki atau perempuan?"
"Lelaki !"
Pemuda Liok tertawa mengikik karena desakan telah
berhasil. Katanya pula : "Kalau lelaki mengapa engkau
berpakaian seperti orang perempuan?”
"Bukan kemauanku sendiri tetapi kedua kakek itu yang
memaksa."
"Siapa kedua kakek itu ?"
“Kakek Lo Kun dan kakek Kerbau Putih".
“Kerbau Putih ? O. kalau begitu yang dikata kan nona tadi
memang benar kalau engkau ini bangsa siluman ?"
"Tidak, aku bukan siluman. Kakek Kerbau Putih itu seorang
manusia juga, tua dan bungkuk"
"Tetapi siluman memang bisa menjelma jadi manusia,
engkau harus hati-hati," kata pemuda Liok.
"O, baiklah,” seru Blo'on, "nanti akan kutanya kepadanya,
apakah ia itu siluman atau bukan"
Habis berkata Blo’on terus hendak pergi lagi.
"Hai, hendak kemana engkau?" seru pemuda itu
"Mencari kedua kakek kawanku," sahut Blo'on
"Nanti dulu, jangan terburu-buru pergi. Aku hendak
bertanya kepadamu," kata pemuda Liok.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Huh, ingat aku bukan bujang perempuan, aku orang lelaki,
jangan engkau main gila kepada ku," kata Blo'on.
Merahlah wajah pemuda itu. Wajahnya yang cakap tampak
ayu sekali.
"Aku hendak bertanya, siapakah engkau ini sebenarnya ?"
tanya pemuda itu.
"Aku ? Aku Blo'on."
"Blo'on ?" ulang pemuda itu, "ah, jangan bergurau. Nama
itu kan nona tadi yang jengkel lalu memakimu blo'on. Masakan
engkau benar-benar bernama blo’on."
"Benar," Blo'on menegas, "memang aku ini si Blo'on"
Pemuda itu kerutkan dahi menatap wajah Blo'on lekat-lekat,
serunya: "Siapa yang memberimu nama itu?"
"Seorang nona anakmurid Hoa-sau-pay," sahut Blo'on.
Pemuda Liok makin mengerut : "Anakmurid Hoa-san-pay ?
Siapa namanya?"
"Ah, siapa ya namanya, aku sudah lupa. Tetapi memang
benar dia yang kasih nama itu."
"Mengapa engkau mau ?"
"Mengapa tidak mau?" balas Blo’on, "bukankah nama itu
enak didengar dan mudah diingat. Kalau terlalu sukar, aku tak
dapat mengingat."
“Tetapi kalau tak salah, engkau ini . . "
Baru pemuda Liok hendak berkata, Blo'on sudah menukas :
'"Sudahlah, jangan mengurusi diriku. Aku hendak mencari
kawan-kawanku" Habis berkata ia terus ayunkan langkah.
"Tunggu," seru pemuda itu pula.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Blo'on berhenti : "Tunggu apa lagi ?"
"Akupun hendak mencari kedua kawanku," pemuda Liok
terus menghampiri, "mari kita bersama-sama mencari
mereka."
Demikian keduanya segera keluar dari villa indah itu dan
menuju ke bagian tengah. Tiba-Tiba pula pemuda Liok
menegur : "Hai, ya aku ingat sekarang. Bukankah engkau
yang jadi patung dalam kuil di tengah hutan itu ?"
"O, engkau pemuda yang datang bersama dua orang lelaki
tua dikuil itu ?" Blo'on balas bertanya.
Pemuda Liok mengiakan lalu bertanya lagi "Mengapa
engkau menjadi patung ?"
"Itu sih gara-gara kakek Kerbau Putih yang suruh aku jadi
patung Dia bilang, kalian ini mungkin bangsa penjahat maka
lebih baik jadi patung supaya jangan kalian ganggu," Blo'on
menerangkan.
"Apakah engkau lihat aku ini seorang penjahat ?" tanya
pemuda Liok.
"Kalau melihat wajahmu, tidak,” kata Blo’on "tetapi entah
hatimu, aku tak tahu."
Pemuda Llok tertawa : "Siapa yang tahu hati orang? Seperti
siapakah yang tahu pikiran orang? Kalau melihat wajahmu,
engkau ini pintar. Tetapi ternyata engkau seperti orang
blo’on."
"Tidak seperti tetapi memang namaku Blo'on." kata Blo'on
dengan bangga.
"Ih, aneh, mengapa engkau tampak bangga dengan nama
itu ?" pemuda Liok heran.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Sudah tentu bangga," kata Blo'on, "karena di dunia ini
hanya aku seorang yang bernama Blo'on. Orang tentu pilih
nama yang bagus-bagus dan indah-indah. Tetapi apa
peduliku. Yang penting kan hatinya. pikirannya . . "
Tiba-Tiba Blo'on berhenti. Berbicara tentang pikiran, ia lalu
bertanya : "Apakah yang menyebabkan kita bisa berpikir ?"
"Otak." kata pemuda Liok.
"Hai, benar, benar !" seru Blo'on, "otakku hilang maka aku
tak dapat mengingat apa-apa yang telah lalu."
Pemuda Liok terbeliak : "Otakmu hilang ? Siapa yang bilang
begitu ?"
"Siapa lagi kalau bukan gadis murid Hoa-san pay yang
memberi nama Blo'on kepadaku itu. Dia bilang otakku hilang
dan harus diobati dengan Otak naga."
"Apa ? Otak naga ?" ulang pemuda Liok.
"Ya, otak naga," sahut Blo’on, "apa engkau belum pernah
melihat naga ? Otaknya dapat menyembuhkan orang yang
pikirannya hilang."
"Yang kulihat hanya naga dalam gambaran tetapi naga
yang sesungguhnya belum pernah tahu. Mungkin didunia ini
tiada orang yang pernah melihat naga "
„O. bodoh benar engkau dan orang-orang itu," seru Blo'on,
"naga itu tempatnya di Laut Hitam. Aku memang hendak
kesana untuk menangkap naga ini”
Pemuda Liok makin terbelalak heran. Dipandangnya Blo'on
lekat-lekat lalu bertanya: "engkau tentunva tidak gila, bukan
?'"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ya, aku memang tidak gila," sahut Blo'on "hanya saja
pikiranku kosong tak dapat mengingat peristiwa yang lalu."
"Siapa namamu yang sesungguhnya ?" tanya pemuda Liok
pula.
"Justeru itulah yang akan kucari. Aku sendiri lupa siapa
diriku ini."
"O, aku kenal siapa engkau ini," tiba-tiba pemuda Liok
berkata.
"Benar ?" Blo'on terkejut, "siapa aku ini ?”
"Engkau adalah Yu-yong suko, putera suhuku yang telah
menutup mata," kata pemuda itu.
Blo’on terbeliak lalu berseru : "Siapa nama suhumu ?"
"Jari-sakti Kim Thian cong !"
"Hai, Kim Thian cong ?" teriak Blo'on.
Sudah tentu pemuda Liok itu ikut terkejut juga. Ia
mengatakan Blo'on itu putera Kim Thian-cong, “mengapa anak
itu malah terkejut mendengar , nama ayahnya ?”
"Mengapa ?"
"Kim Thian-cong itu jelas masih hidup !" seru Blo'on.
Pemuda Liok melongo, serunya sesaat kemudian "Jangan
gila, suhuku sudah menutup mata, tetapi...”
"Tetapi bagaimana ?" kali ini Blo'on yang terbeliak.
"Tetapi mayatnya telah dicuri orang ..."
"Hai !" Blo'on menjerit kaget, "mayatnya dicuri orang ?
Siapa pencurinya ? Mengapa engkau memperbolehkan pencuri
itu membawa mayat suhumu
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Gila omonganmu itu." pemuda Liok menggeram, "siapa
yang memperbolehkan ? Kalau tahu tentu kubunuh pencuri
itu. Tetapi kita sama sekali tak tahu siapa pencurinya."
"Celaka !" Blo'on menggumam, "buat apa orang mencuri
mayat suhumu ?"
"Entahlah, tanya saja nanti pada pencurinya kalau sudah
ketemu. Aku memang sedang mencari siapa pencuri itu," kata
pemuda Liok, "eh, engkau mengatakan kalau Kim Thian-cong
suhu hidup lagi. Bagaimana engkau tahu ."
"Ya, memang," jawab Blo’on, "dia tentu mencuri karena
hendak menghidupkan suhumu lagi."
"Sudahlah, jangan linglung," tukas pemuda Liok.
"terangkanlah bagaimana engkau tahu kalau suhuku hidup ?"
"O. itu. Ketika aku bersama kedua kakek datang ke gereja
Siau lim-si, datang juga seorang lelaki berpakaian hitam yang
mengaku sebagai sebagai utusan Kim Thian-cong. Orang itu
menyerahkan surat undangan kepadaSiau-lim-si suruh datang
kegunung Hong-san untuk menghadiri rapat"
"Rapat apa ?" tanya pemuda Liok.
"Kim Thian cong hendak mengadakan rapat dan
mengundang semua orang-orang persilatan. Dia hendak suruh
partai-partai persilatan bubar dan menggabungkan diri pada
perkumpulan yang hendak dibentuknya.
Pemuda Liok terkejut : "Perkumpulan apa ?”
"Perkumpulan baru yang diberinya nama Seng lian-kau atau
Teratai Suci. Barangsiapa tak menurut akan dibunuh. Dengan
begitu jelas kalau suhumu itu memang hidup kembali dan
sekarang tinggal di Hong san. Kalau engkau hendak menemui,
kesanalah saja."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Pemuda Liok memandang Blo'on pula. Dia matanya pemuda
itu dengan tajam. Ingin ia medapat kepastian, apakah Blo'on
itu seorang pemuda normal atau memang otaknya sudah
hilang seperti yang dikatakan sendiri itu.
"Mengapa engkau melihati aku saja " tegur Blo'on, "apakah
engkau tak percaya keteranganku itu ? Kalau tak percaya
silahkan bertanya ke Siau lim-si. Kalau aku bohong, boleh
potong kepalaku!"
"Baiklah, anggap saja kalau hal itu memang sungguhsungguh”
kata pemuda Liok, "tetapi mengapa tampaknya
engkau ayem-ayem saja mendengar berita itu?"
Blo'on kerutkan alis : "Lalu engkau suruh aku bagaimana ?"
"Aneh," pemuda itu membanting-banting kaki pada lantai,
"bukankah Kim Thian-cong itu ayahmu ?"
"Tidak," sahut Blo'on, "aku bukan anak Kim Thian-cong
tetapi putera raja".
"Hah?" pemuda itu ternganga mulutnya, "engkau putera
raja ? Siapa yang bilang ?"
"Somali".
"Siapa Somali itu ?" mata pemuda Liok membelalak makin
lebar.
"Apa engkau belum kenal Somali ? Celaka!"' seru Blo'on.
"Somali itu pengawal dari raja. Karena dia berani main gila
dengan selir raja, dia dihukum dalam sebuah guha. Kakinya
dirantai dan ditaruh dalam kerangkeng besi. Hah, mengerikan
sekali. Karena bertahun-tahun dalam keadaan begitu dia
sampai tak dapat berdiri lagi. Sekarang terpaksa dia harus
tinggal dalam guha menjaga isten kakek Lo Kun dan kekasih
kakek Kerbau Putih. Kakek Lo Kun dan kakek Kerbau Putih
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
sekarang hendak mengantar aku ke kota raja menghadap raja.
Kalau sudah ketemu, baru nanti kedua kakek itu akan kembali
ke guha dan tinggal bersama Somali ..."
"Berhenti !" teriak pemuda Liok sekeras-kerasnya seraya
menutupi kedua telinganya. Rupanya ia muak mendengar
Blo'on mengoceh seperti hujan mencurah.
Saat itu mereka tiba diujung lorong dan hendak melintasi
halaman. Tiba-Tiba dua sosok tubuh berhenti di tengah
halaman itu. Rupanya orang itu hendak menuju ke tengah
markas tetapi karena mendengar suara orang menyuruh
berhenti, mereka berhenti.
Pada hal pemuda Liok itu menghentikan ocehan Blo’on
tetapi orang itu mengira kalau mereka yang disuruh berhenti.
Pemuda Liok dan Blo'on terkejut ketika melihat dua orang
nona berdiri ditengah halaman. Karena sudah kepergok
pemuda Liok dan Blo'on tak dapat bersembunyi lagi. Terpaksa
keduanya menghampiri dua sosok orang itu.
"Siapa engkau !"
"Siapa engkau !"
Pemuda Liok menegur tetapi berbareng dengan itu kedua
orang itupun menegur sehingga kedua saling menegur dalam
waktu yang sama.
"Ci Kwi-hwa, kedua orang itu mencurigakan sekali. Kita
belum pernah tahu !" kata salah seorang yang bertubuh agak
kecil.
Ternyata kedua orang itu adalah Lo Kwi-hoa dan Seng Bikiok,
murid keenam dan ketujuh dari Hu Yong siancu.
Keduanya malam itu bertugas meronda.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ya, siapakah kalian ?" tegur Kwi-hoa seraya maju
menghampiri. Demi melihat pemuda Liok dan seorang pemuda
gundul yang mengenakan pakaian perempuan, ia berteriak :
"Hai, engkau orang banci dari mana, mengapa engkau berani
masuk kedalam markas ini !"
"Nona, akulah pemuda yang ditawan dua hari yang lalu.
Tadi aku habis melayani nona Kim-lian lalu disuruh kembali
ketempatku lagi," cepat pemuda Liok memberi jawaban.
"O," desuh Kwi hoa yang cepat berganti nada ramah karena
melihat pemuda Liok itu bertampang cakap sekali, "tetapi
siapakah si banci ini?"
"Dia . . . dia bujangku" akhirnya pemuda Liok menjawab.
"Aku ..." karena dianggap sebagai bujang dari pemuda itu,
Blo'on hendak memberi penjelasan dan memberitahukan siapa
dirinya. Tetapi cepat-cepat pemuda Liok menginjak kakinya
keras supaya dia diam. Karena cuaca di halaman gelap, jadi
gerakan pemuda Liok itu tak sampai ketahuan kedua nona itu.
Kwi-hoa berpaling kearah sumoaynya Bi-ki dan tersenyum,
matanya bersinar-sinar. Kemudian ia menarik tangan Bi-kiok
diajak menuju ke tepi halaman yang terpisah belasan langkah
dari tempat pemuda Liok.
"Jit-moay," bisik Kwi-hoa. Ia menyebut Bi kiok sebagai Jitmoay
atau adik seperguruan yang ketujuh, "enak-enak saja
Kim-lian sam-suci bersenang diri. Sebaliknya kita berdua
disuruh meronda”
Bi-kiok mengangguk : "Memang, para suci kita itu tak adil.
Lihat tuh toa-suci San-hoa, masakan tiap malam dia
bersenang senang dengan putera tihu. Kita tak pernah diberi
kesempatan untuk menemani putera tihu itu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ya, oleh karena itu kita harus berusaha mencari sendiri,
maukah engkau bantu membantu dengan aku, jit-moay ?"'
tanya Kwi-hoa.
"Bagaimana caranya ?"' tanya Bi-kiok.
"Begini," ia membisiki kedekat telinga Bi-kio "pemuda yang
ini cakap sekali. Maksudku, kita boleh bergilir menemaninya
malam ini. Aku dulu yang menemani dan engkau yang
meronda seorang diri Kira-Kira dua jam lagi, ganti engkau
yang mencmai dan aku yang meronda."
Bi-kiok gembira tetapi tiba-tiba ia bertanya "Tetapi apakah
para suci dan sumoay yang lain takkan mengetahui rencana
kita ?"
"Ah, saat ini sudah lewat tengah malam, mereka tentu
sudah tidur mendengkur. Dan empat jam lagi kita sudah bebas
tugas." kata kwi-hoa
"Baiklah," sahut Bi-kiok. "Apabila ada bahaya atau
gangguan, cepat-cepat engkau memberitahu kepadaku." kata
Kwi-hoa.
Demikian mereka kembali ketempat pemuda Liok dan.
Blo’on lagi.
"Di mana kamarmu “" tanya Kwi-hoa kepada pemuda Liok.
"Aku tinggal di belakang, " sahut pemuda itu sekenanya
saja.
"Ketahuilah, malam ini kami berdua yang meronda. Setiap
orang yang keliaran keluar, akan kutangkap. Berbahaya kalau
kalian berdua berjalan sendiri. Mari kuantarkan" kata Kwi-hoa.
Pemuda Liok bingung juga. Kalau menolak, orang tentu
curiga Kalau mengiakan, ah. ia dapat menduga maksud kedua
nona itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Apakah nona juga murid dari Partai Melati “ tanyanya.
"Ya, aku Lo Kwi hoa murid ke enam dari Ku Yong siancu
dan ini sumoayku yang ke tujuh Seng Bi-kiok."
Akhirnya pemuda Liok terpaksa meluluskan diantar kedua
nona itu. Baru berjalan beberapa langkah tiba-tiba
terdengarlah genta bertalu talu dengan gencar.
"Genta itu sebuah genta raksasa yang ditaruh di paseban
Lian bu-thia ialah paseban untuk berlatih ilmusilat. Genta
raksasa itu dipakai untuk berlatih ilmu tutukan jari, ialah
sebagai sasaran untuk di-tutuk dengan jari. Tetapi selain itu.
apabila markas timbul bahaya, genta itu dipalu sebagai
pertandaan bahaya.
Tengah malam buta genta bertalu-talu nyaring, sudah tentu
seluruh penghuni markas Lembah Melati terperanjat bangun.
Mereka segera keluar dari kamar masing-masing dan cepat
berkumpul kepaseban Lian-bu-thia.
Memang demikianlah perintah Hu Yong siancu Bila terjadi
bahaya, sekalian anakmurid tak boleh gugup dan bertindak
sendiri tetapi harus lekas berkumpul ke paseban Lian bu-thia
untuk menerima perintah.
"Wah. celaka," kata Kwi-hoa, rupanya dalam markas telah
timbul bahaya. Mengapa kita tak tahu
"Ya, liok-suci" kata Bi-kiok, "kitapun harus lekas-lekas
berkumpul ke Lian-bu thia. Lalu bagaimana dengan kedua
orang ini ?"
Kwi hoa merenung diam. Rupanya dia tengah cari akal.
Beberapa saat kemudian ia berkata kepada pemuda Liok :
"Kuantar dulu kalian kekamar-ku dan untuk sementara engkau
tinggal saja disitu"'
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ah. lebih baik aku kembali kekamar sendiri saja,' kata
pemuda Liok.
"Tidak !" seru Kwi-hoa, "aku hanya sebentar dan tentu
segera datang."
Demikian pemuda itu dan Blo'on lalu diajak kesebelah timur
ujung halaman dan masuk ke dalam sebuah villa kecil yang
menjadi tempat kediaman Kwi-hoa.
Kwi-hoa dan Bi-kiok terus bergegas menuju ke paseban
Lian-bu-thia. Ternyata di paseban itu sudah berkumpul
beberapa suci dan Mimoay mereka. Tetapi mereka heran
mengapa tak melihat Ting San-hoa, toa-suci mereka yang
menjadi wakil pimpinan markas.
Tetapi itu masih belum mengherankan. Yang lebih
membuat kedua nona itu terkejut ialah terdapatnya tiga
bujang perempuan, ialah bujang Bwe bujang tua An dan
bujang muda Ah-moy. Ketiga hujang itu menangis. Dan yang
lebih membuat ke dua nona itu terbeliak melongo ialah bujang
muda Ah-moay ternyata gundul kepalanya.
"Ai, liok-sumoay dan jit-sumoay, engkau baru datang." seru
Lim Sian, murid kelima dari Hu Yong siancu. Dia menyebut
Kwi-hoa liok-sumoay atau adik seperguruan keenam Bi kiok
sebagai jit-sumoay atau adik seperguruan ketujuh.
"Ya, ngo suci," kata Kwi-hoa, "apakah yang telah terjadi ini"
"Markas telah dikacau orang," sahut Lian Sian, "apakah
engkau tak melihat musuh yang menyelundup kedalam
markas ?"
"Tidak," sahut Kwi-hoa dan Bi-kiok.
"Aneh," kata Lim Sian, "bukankah malam ini jatuh giliran
kalian yang meronda,?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ya, tetapi diluar lembah tak tampak suatu apa yang
mencurigakan." kata Kwi-hoa lalu bertanya, "sebenarnya
apakah yang telah terjadi, ngo-suci ?"
"Ketiga bujang itulah yang membunyikan genta sehingga
aku bergegas-gegas lari kemari." ka ta Lim Sian.
"Sudahkah ngo-suci menanyai mereka ?" tanya Bi-kiok.
"Mereka hanya menangis gerung-gerung dan tak dapat
menjawab yang jelas," kata Lim Sian.
"Baiklah, kita tanya dulu, agar kalau toa-su ci San-hoa
datang, kita sudah dapat memberi keterangan" kata Bikiok
seraya menghampiri ketempat ketiga bujang itu.
"Hai, bibi Bwe dan bibi An dan engkau juga Ah moay," ia
mulai bertanya, "mengapa kalian' memukul genta ?" Apakah
yang telah terjadi ?"
Bujang perempuan Bwe dan An karena sudah tua, mereka
agak gugup. Ah-moaylah yang menjawab : "Ai, celaka, nona.
Tawanan di guha Kumbang Hitam lolos dan aku, hu. hu, hu “
Ah-moy menangis lagi dengan keras, la jengkel dan marah.
"Mengapa Ah-moay ?" tegur Bi-kiok,
"Mereka telah.. telah mencukur rambutku! sampai begini
kelimis ..."
"Siapakah tawanan itu ? Berapa jumlah yang lolos ?'.
"Tiga orang, dua orang kakek tua dan seorang masih
muda," kata Ah-moy.
Diam-Diam Kwi-hoa membayangkan pemuda itu dan si
Blo'on yang ditemuinya itu. Mereka berdua masih muda tentu
bukan seperti yang dimaksud Ah-moy. Maka ia memutuskan
lebih baik tak mengatakan hal itu kepada Lim Sian. Apalagi
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
kalau mengatakan tentu banyak urusan dan akan
menggagalkan rencananya untuk menemani pemuda itu
"Bagaimana mereka meloloskan diri ?" tanya Bi-kiok pula.
Ah-moay lalu menceritakan bagaimana mereka telah
disiasati oleh ketiga orang itu sehingga akhirnya diringkus dan
diikat. Untung bibi Ho datang ke guha tawanan itu dan dapat
melepaskan mereka kalau tidak mereka tentu akan mati.
"Hm, itulah Ah moy, upahnya orang yang genit dan ingin
mencari kesenangan dengan orang tawanan. Kalau toa-suci
San-hoa tahu, engkau tentu dimaki-maki," kata Bi-kiok.
Mendengar toa-suci San-hoa disebut. bertanyalah Kwi hoa
kepada Lim Sian : "Ngo-suci,aneh, mengapa toa-suci tak
datang ?"
"Hm, mungkin dia keletihan dan tidur pula” sahut Lim Sian.
"Mengapa ?"
"Uh, malam ini dan boleh dikatakan tiap malam dia tentu
tidur bersama putera tihu itu," jawab Lim Sian dengan nada
agak kurang puas.
"Ih ..." Kwi-hoa mendengus pelahan, "tetapi mana yang
lainnya. Mengapa Kim-lian sam suci dan Siu-lan si suci juga
tak kelihatan ? Aneh”
"Ya, kemanakah kedua orang itu ?" Lim sian sendiripun ikut
merasa aneh.
Hu Yong siancu mempunyai 17 murid. Tujuh orang murid
tingkat angkatan pertama. Dan sepuluh orang murid tingkat
kedua. Dari ketujuh murid tingkat kesatu itu, yang satu ialah
Ki Lian hong diajak Hu Yong siancu ke Lamhay.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Saat itu di Lian-bu-thia sudah berkumpul tiga belas orang
murid Partai Melati. Yang tak muncul ialah Ting San-hoa, Sui
Kim-lian, Ho Siu lan.
Oleh karena sampai beberapa saat belum juga keempat
orang itu muncul, akhirnya Lim Sian tak sabar lagi.
"Hayo, kita jenguk mereka" katanya dengan mengajak Kwihoa
dan Bi-kiok. Yang lain-lain disuruh tetap berada di
paseban situ.
Pertama ketiga nona itu menuju ke ruang Biau-him-tong
atau ruang Jiwa-terbuai.
Keadaan dalam ruang itu sunyi senyap dan gelap. Tak ada
lampu penerangannya.
"Aneh, mengapa ruang ini sunyi senyap” kata Lim Sian,
"bukankah disini malam ini dijadikan tempat bersenangsenang
diri ?”
"Mari kita jenguk kedalam," kata Bi-kiok seraya terus
memutar grendel pintu, "hai, mengapa pintu tidak dikancing
dari dalam ?"
Nona itu terus melangkah masuk, menyulut korek dan
nyalakan lilin.
"Celaka !" tiba-tiba Bi-kiok menjerit kaget sehingga Lim Sian
dan Kwi-hoa menerobos masuk. Demi menyaksikan keadaan
dalam ruang itu kedua nona itupun ikut melongo. Mereka
melihat bujang perempuan Kiong tidur diatas pembaringan tak
dapat berkutik. Ketika selimutnya dibuka ternyata bujang itu
telanjang bulat.
"Hai, bangun," Bi-kiok mengguncang-guncang tubuh si
Kiong tetapi bujang itu diam saja.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Liok-sumoy, jangan dipaksa, dia tertutuk jalan darahnya,"
kata Lim Sian.
Bi kiok terkejut lalu memeriksa. Memang apa Yang
dikatakan sucinya itu benar. Bujang Kiong tertutuk jalan
darahnya. Bi-kiok berusaha untuk membuka jalan darah yang
tertutuk itu tetapi tak mampu.
"Aneh, mengapa luar biasa sekali ilmu tutukan orang itu ?"
gumamnya dengan geram.
Lim Sian dan Kwi-hoapun berturut-turut mencoba untuk
membuka jalan darah si Kiong yang tertutuk tetapi gagal.
"Menilik ilmu tutukan ini, jelas orang itu tentu memiliki
kepandaian sakti," kata Kwi hoa.
"Atau mungkin bukan dari Tiong-goan. Menurut suhu,
sumber ilmu kepandaian dari dunia persilatan Tiong-goan itu
pada dasarnya sama. Demikian juga dengan ilmu menutuk
jalan darah. Kalau kita tak mampu membuka jalan darah yang
tertutuk itu, jelas kalau musuh tentu bukan tokoh dari dunia
persilatan Tiong goan," kata Lim Sian.
Kemudian nona itu berkata pula: "Biarlah, kita tinggalkan
dia disini dan memeriksa kelain ruang"
Mereka tiba diruang Hui-hun-tong atau ruang Jiwa-terbangke
Nirwana. Juga ruang itu tampak sunyi dan gelap. Dan
ketika Bi-kiok membuka pintu ternyata pintu tak dikancing.
Ketegangan makin mencengkam ketiga nona itu ketika
mereka melangkah masuk dan menyalakan lilin.
Di ruang Hui-hun-tong itu dijadikan tempat bersenangsenang
oleh Ho Siu-lan murid keempat dari Hu Yong siancu
bersama Bok Kiang, guru silat pada kantor tihu. Sebenarnya
yang disuruh mengantar arak kesitu oleh bujang perempuan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Kiong ialah Ah-moay alias Blo’on. Tetapi karena tak tahu
tempatnya Blo'on telah keliru masuk ke Biau hun-tong atau
villa Jiwa lelap yang dipakai nona Sui Kim-lian bersama
pemuda Liok.
Tetapi karena terlanjur salah masuk, bujang Kiong disuruh
menaruh hidangan arak kedalam kamar oleh Ho Sui lan.
Bok Kiang mencari akal untuk menghadap nona murid
keempat dari Hu Yong siancu itu. Akhirnya ia menggunakan
akal untuk pura-pura melayani rayuan si nona.
Setelah Siu-lan percaya penuh dan siap menyambutnya
ditengah ranjang, tiba-tiba guru silat itu menutuk jalandarah
sinona. Seketika nona itu tak dapat berkutik. Juga jalandarah
pembisunya ditutuk agar jangan dapat berteriak. Setelah
mengikatnya erat-erat, Bok Kiangpun keluar untuk mencari
kawan-kawannya.
Walaupun telah menduga bahwa dalam kamar itu tentu
terjadi seperti dalam ruang Biau-hun tong tadi, namun tak
pernah diduga oleh Lim Sian .Kwi-hoa dan Bi-kiok bahwa yang
akan ditemukan dalam kamar itu adalah Ho Siu-lan, suci
mereka yang nomor empat. Pun keadaan, nona itu seperti
bujang Kiong. Telanjang bulat, hanya ditutupi dengan kain
selimut.
Lim Sian segera mencoba membuka jalandarah Siu lan yang
tertutuk dan berhasil, Dengan kemalu maluan Siu lan terus
hendak mencari pakaiannya tetapi ternyata dibawa oleh Kok
Kiang. Maksudnya agar nona itu untuk beberapa waktu tak
dapat keluar dari kamar itu.
"Keparat benar guru silat itu." Siau-lan memaki panjang
pendek.
"Apakah yang telah terjadi si-suci ?" tanya Lim Sian.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Dengan singkat Siu lan lalu menuturkan ba......
Halaman 34-35 gak ada
Lim Sian tergopoh-gopoh membuka jalandarah Ting Sanhoa,
Beberapa jenak kemudian, San hoa dapat membuka
mata dan mengerang pelahan.
"Toa-Suci . , !" seru Lim Sian dan. Kwi hoa aku Lim Sian
dan liok sumoay Kwi-hoa."
"Ih . . " tiba-tiba San hoa bangun serentak, lekas ambil
pakaianku !"
Kwi hoa mencarikan tetapi tak ketemu: "mana. toa-suci ?"
"Di atas kursi" kata San-hoa,
Tetapi diatas kursi tak ada sepotong pakail pun juga.
"Tidak ada, toa-suci" kata Kwi-hoa, "tentu diambil orang !"
"Keparat !" San-hoa memaki, "orang itu memang harus
kubunuh !"
San-hoa loncat turun dari ranjang dengan masih memakai
selimut untuk membungkus tubuhnya. Ia mencari kian kemari
tetapi pakaiannya memang tak ada. Pada saat ia menghampiri
lemi kaca untuk memeriksa barangkali pakaiannya ditaruh di
dalam situ, tiba-tiba ia menjerit seperti disambar petir.
"Astaga ! Kepalaku . . rambutku kemana” ia melengking dan
meraung seperti seekor singa kelaparan.
Lim Sian dan Kwi hoa sebenarnya sudah tahu tetapi takut
untuk memberitahu, Keduanya hanya diam saja tak berani
buka suara.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Lim Sian. Kwi-hoa, engkau berani menggunduli rambutku
!" serunya seraya maju menghampiri dengan mata merah dan
wajah buas.
"Toa-suci !" teriak kedua nona itu dengan cemas, "bukan
kami yang melakukannya. Aku tidur di kamarku dan lioksumoy
melakukan ronda malam ini."
San-hoa hentikan langkah : "Benarkah bukan kalian ?"
"Wah, bagaimana toa-suci ini," kata Lim Siun kami berdua
yang mencari dan menolong toa suci, bukan yang
menggunduli. Lalu siapakah teman toa suci kemarin malam itu
?"
"Tahukah kalian akan putera tihu itu ? Ke-manakah dia saat
ini ?" tanya Ting San-hoa.
"Entahlah kami tak tahu" sahut Lim Sian kemudian bertanya
apakah Ting San-hoa perlu hendak menyuruh mereka
mengambil pakaian.
Ting Sah-hoa mengiakan.
Lim Sianpuu minta Kwi hoa yang mengambilkan. Kemudian
ia berkata kepada Ting San-hoa "Toa suci, masih ada seorang
yang belum kami ketemukan ialah Sam-suci Kim-lian. Maka
aku hendak mencarinya dan harap toa-suci suka menunggu
kedatangan liok-sumoay,"
"Ya, baiklah." kata San-hoa.
Lim Sianpun segeia tinggalkan ruang Lok-hun tong. Ia
mencari kemana-mana tetapi tak mendapatkan Kim-lian.
Akhirnya ia teringat akan villa tempat suhunya. Kesanalah ia
menuju. Dan dugaannya memang tepat. Disitu ia menemukan
Kim-lian dalam keadaan wajahnya penuh bintik-bintik merah
dan pingsan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Sam-suci, mengapa engkau begini ?" tanya Lim Sian serta
nona itu sudah sadar.
"Bangsat, kemana Ah-moy ?" teriak nona itu dengan marah.
"Ah-moy ? Dia berada di Lian-bu-thia bersama sekalian
sumoay" kata Lim Sian.
"Ah, bukan Ah-moy yang itu tetapi Ah moy palsu !" seru
Kim-lian makin marah karena menganggap Lim Sian tak cepat
dapat menangkap kata-katanya. Pada hal ia belum
menjelaskan sendiri.
Dengan singkat Lim Sian lalu menuturkan apa yang terjadi
malam itu. Kemudian ia menga jak Kim lian keluar.
Kim-lian mengenakan kain kerudung hitam untuk menutupi
mukanya yang masih terluka air panas itu.
Baru kedua nona itu keluar dari villa mewah milik Hu Yong
siancu, tiba-tiba mereka dikejutkan pula oleh suara genta
bertalu-talu. Cepat kedua nona itu berlari menuju ke Lian-bu
thia. Ternyata yang berada disitu hanya ketiga bujang Bwe, An
dan Ah-moy.
"Oh, nona Lian dan nona Sian, para nona sedang menuju
kearah kebakaran, "Ah-moy menerangkan.
Kim lian dan Lim Sian terkejut. Mereka ber paling. Memang
dari penjuru markas tampak api memancarkan cahayanya
merah ke langit sehingga hari yang sudah hampir pagi itu
tampak terang. Asappun bergulung-gulung membubung ke
angkasa.
"Celaka, musuh telah membakar lembah kita," kata Kim lian
seraya mengajak Lim Sian untuk menuju kebagian belakang
markas.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Belum berselang berapa lama dari kepergian gadis-gadis
murid Partai Melati itu, muncullah seorang imam tua bersama
seorang bujang perempuan tua yang memakai bedak tebal,
bertubuh pendek.
Demi melihat perempuan itu, serentak menjeritlah bibi Bwe
: "Bangsat, itulah yang mencelakai aku. Dia memalsu diriku "
Habis berkata bibi Bwe terus lari menyongsong orang yang
menyaru jadi dirinya. Plak . karena marahnya bujang Bwe
terus menampar muka orang yang menyaru jadi dirinya itu.
"Hai . . . !" bujang Bwe menjerit kaget ketika melihat wajah
orang itu. Seorang kakek tua yang berjanggut panjang.
Karena kain penutup mukanya tertampar jatuh, tampaklah
wajah orang itu dengan jelas.
Memang yang datang itu Soh Hun kisu dan kakek Lo Kun si
bujang Bwe palsu, kakek Lo Kun terkejut ketika bujang tua
Bwe menyongsong nya dan terus menampar mukanya.
Kakek Lo Kun terkejut, serunya : "Hai, mengapa engkau
disini ? Bukankah engkau tidur dalam guha tawanan ?"
"Tua keparat!" maki bujang Bwe itu itu seraya hendak maju
menerkam muka kakek Lo Kun tetapi kakek itu sudah cepat
menghindar kesamping
"Hai, jangan gila engkau, perempuan tua,” bentak kakek Lo
Kun, engkau harus berterima kasih kepadaku karena
pekerjaanmu aku yang mewakili ..."
'Tua bangka. engkau mencuri pakaianku Hayo. lepas !"
bujang tua Bwe terus menerjang kakek Lo Kun.. Kakek Lo Kun
lari menghindar tetapi terus diburu. Dengan demikian kedua
orang itu berlari-lari kejar-kejaran di sekeliling paseban Lianbu-
thia.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tengah peristiwa itu berlangsung tiba-tiba dari arah barat
muncul pula seorang pemuda bermuka pucat dengan diiring
oleh seorang bujang perempuan tua.
Demi melihat pemuda itu, berserulah Hun kisu dengan
sangsi-sangsi girang : "Adakah kongcu ini Kho Pik giam
kongcu putera Kho tihu
Belum pemuda bermuka pucat itu menyawab muncul pula
seorang lelaki setengah tua yang lari-lari menuju ke Lian buthia.
terus memeluk muda bermuka pucat itu.
"Ah, Kho kongcu, akhirnya kami berhasil menemukan
kongcu ..."
"O, Bok kausu," pemuda itu yang bukan lain memang Kho
Pik-giam memeluknya dengan girang Kemudian Bok Kiang
memperkenalkan pemuda itu dengan Soh Hun kisu.
Apabila ketiga orang itu tengah bercakap-cakap adalah
bujang perempuan itu yang celaka karena pada saat Soh Hun
kisu menyambut Kho Pik giam, bujang perempuan An pun
terus memaki perempuan yang mengiring Kho Pik-giam itu.
"Hai. bangsat, penipu, engkau berani melucuti pakaianku
dan mengikat tubuhku !" habis memaki bujang An itu terus
menyerbu wanita tua itu.
"Celaka, dia berada disini." diam-diam perempuan tua yang
bukan lain dari penyaruan kakek Kerbau putih mengeluh.
Sebelum bujang tua An sempat menerkamnya, ia sudah
melarikan diri.
"Hai, kembalikan pakaianku, bangsat tua !" teriak bujang
tua An seraya mengejar. Demikian di paseban Lian bu-thia itu
berlangsung adegan yang lucu. Dua kakek yang berpakaian
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
sebagai perempuan tengah dikejar oleh dua orang bujang
perempuan tua. Mereka berlari-larian mengelilingi paseban itu.
"Ho, engkau kakek Kerbau Putih ?" tegur kakek Lo Kun
demi melihat kakek Kerbau Putih disampingnya.
"Ya, aku dikejar oleh perempuan yang kupakai pakaiannya
itu." sahut kakek Lo Kun." dan mengapa engkau juga berlarilari
?"
"Setan pendek, akupun dikejar juga oleh perempuan tua
yang kupakai pakaiannya ini," sahut kakek Kerbau Putih.
"Hayo, engkau harus cari akal bagaimana supaya kita dapat
lolos ! Bukankah engkau yang suruh aku menyaru jadi
perempuan ?"
"Huh. tak usah mengomel, masakan menghadapi dua orang
bujang perempuan tua saja kita tak mampu ?" dengus kakek
Kerbau Putih. Tetapi diam-diam ia memang belum
menemukan akal.
Tengah peristiwa itu masih berlangsung tiba-tiba muncul
lagi seorang pemuda cakap bersama seorang bujang
perempuan muda.
"Hai. saudara Liok," teriak Bok Kiang menyambut Pemuda
itu dengan gembira.
"Siapakah pemuda ini ?" tanya Kho Pik-giam kepada Bok
kausu.
Sudah tentu guru silat itu heran mendengar pertanyaan dari
putera tihu.
"Bukankah saudara Liok ini sute dari kongcu sendiri ?"
serunya heran.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Sute?" Kho Pik-giam mengulang heran, "aneh, mengapa
aku belum kenal ?"
"Maaf, Kho kongcu, aku Liok Sin-Iam seorang pengembara.
Karena mendengar peristiwa kongcu hilang maka aku
memberanikan diri menghadap Kho tihu. Agar dapat
diterima maka aku mengaku sebagai sute kongcu," pemuda
Liok itu memberi penjelasan tentang dirinya.
Karena melihat pemuda Liok itu seorang pemuda yang
cakap dan halus dan pula memang benar-benar telah
mencurahkan tenaga untuk menolong dirinya. Kho Pikgiampun
menghaturkan terima kasih.
"Hai, engkau !" tiba Ah moay berteriak dan terus lari
ketempat Blo'on. "kembalikan rambutku dan pakaianku !"
Blo'on terkejut ketika tahu-tahu seorang perempuan muda
yang kepalanya ditutup dengan kain menyerbu dirinya.
"Nanti dulu !" Blo'on songsongkan kedua tangannya
kemuka untuk mencegah, "siapa engkau? Mengapa engkau
hendak minta rambut dan pakaian dari aku ?"
"Bangsat ! Engkaulah yang menggunduli rambutku dan
memakainya." dengan kalap Ah-moay terus merangsang
dengan kedua tangannya mencakar muka Blo on.
Blo'on terkejut dan menghindar ke samping tetapi
rambutnya kena disamoar oleh Ah-moy terus ditariknya. Uh . .
. berobahlah kini Bloon .menjadi seorang laki yang gundul.
"Hu, hu, hu . , " tiba-tiba Ah-moy menangis, "rambut ini tak
dapat tumbuh dikepalaku lagi.. "
"Jangan kuatir, pakailah bubur atau lem. Tadi akupun juga
menggunakan bubur untuk mlekatkan rambut itu di kepalaku
..."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Jahanam engkau !" sekonyong-konyong Ah moy timpukkan
ikatan rambut itu kemuka Blo'on. Plok . . rambut tepat
menampar muka Blo'on sehingga dia gelagapan dan
berbangkis , . .
Habis menimpuk, Ah-moy terus maju dan memukul Blo’on.
Duk . . aduh, Blo’on menjerit karena hidungnya kena tinju Ahmoy.
Tetapi diluar dugaan Ah moypun menjerit-jerit kesakitan
sembari mendekap tangannya.
Seperti yang telah diterangkan, tubuh Blo'on itu
mengandung tenaga dalam yang luar biasa Blo'on tak
dapat mengembangkan tenaga-dalam itu tetapi apabila dia
dipukul tenaga-dalam itu akan memantul, Itulah sebabnya
maka Ah-moy menjerit kesakitan.
"Hai, Blo’on, mengapa engkau juga disini” teriak Kakek Lo
Kun yang berlari-larian mendatangi bersama kakek Kerbau
Putih.
"Lho, kakek berdua juga . , . " belum selesai Blo'on berkata
tiba-tiba kedua kakek itu disekap belakang oleh bujang tua
Bwe dan bibi An,
Karena terkejut, kakek Lo Kun dan kakek Kerbau Putih
berontak, Kedua bujang perempuan itupun terlempar
beberapa langkah dan terus jatuh.
Kho Pik-giam, pemuda Liok, Bok Kiang Soh Hun kisu yang
tahu duduk perkaranya, sama tertawa gelak-gelak ...
Sesaat kemudian tiba-tiba pemuda Liok berkata: "Lebih baik
kita cepat tinggalkan lembah ini."
"Ya, benar," sahut Kho Pik-giam.
"Tidak," tiba Soh Hun kisu berseru, "bakar dulu lembah ini
baru kita pergi."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tidak !" tiba-tiba pula kakek Lo Kun menyeletuk, "jangan
main-main engkau imam tua. Membakar lembah ini berarti
membakar isteriku !"
Soh Hun kisu melongo.
"Apakah isteri kakek berada disini ?" tegur Kho Pik-giam.
Kakek Lo Kun mengangguk : "Ya." "Siapa namanya dan
yang mana ?"
"Namanya Sun Li-hoa, yang paling cantik sendiri itu."
Kho Pik-giam terbeliak, katanya : "Tetapi murid-murid Partai
Melati disini tak ada yang bernama pun Li hoa."
"Uh, bagaimana engkau tahu ?"
"Ting San-hoa yang menceritakan kepadaku"
"Ya, benar, kakek," kata pemuda Liok pula nona Kim-lian
juga pernah mengatakan begitu padaku."
"Hai, kalian dua orang pemuda tolol. Jelas aku sudah
bertemu sendiri dengan isteriku ketika naik kereta bersama
seorang pemuda, mengapa kau berani mati mengatakan tidak
ada !" kakek Lo Kun marah-marah.
Pemuda Liok terkejut. Bukan karena memikirkan soal isteri
Lo Kun yang bernama Sun li hoa itu tetapi karena kata-kata si
kakek tentang pemuda yang ditawan. Ya, benar, dalam
markas Partai Melati ini memang masih terdapat tawanantawanan
orang lelaki.
"Saudara-Saudara sekalian," segera ia berkata setelah kita
berhasil membebaskan Kho kongcu, sebaiknya jangan
kepalang tanggung. Mari kita tolong pemuda-pemuda yang
ditawan dalam markas ini !”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ternyata maksud pemuda Liok itu didukung sekalian orang.
Hanya guru silat Bok Kiang yang agak membantah : "Aku
setuju tetapi kurasa lebil baik salah seorang dari kita yang
mengantarkat Kho kongcu pulang dahulu. Karena Kho kongci
masih lemah. Yang lain-lain boleh melaksanakan usul saudara
Liok itu."
"Tidak, Bok kausu," Kho Pik-giam menolak "aku cukup kuat.
Aku ingin menolong juga mereka yang menjadi korban
gerombolan wanita cabul di sini."
Akhirnya mulailah rombongan itu menuju k bagian belakang
markas. Mereka hendak mengeluarkan pemuda-pemuda yang
ditawan di situ. Sebelum pergi mereka menutuk jalan darah
Ah-moy supaya pingsan.
Tak berapa lama dari kepergian merek berbondongbondonglah
murid-murid. Partai Melati kembali ke paseban
Lian bu-thia lagi. Alangkah kaget mereka ketika melihat
beberapa tawanan yaitu pengacau tadi sudah lenyap. Yang
ada hanya hanya perempuan tua bibi Bwe, bibi An dan Ahmoy
yang menggeletak di tanah tak sadarkan diri.
Ternyata dibeberapa tempat dari markas Partai Melati telah
timbul kebakaran. Bangunan yang indah dan mewah dari
markas itu telah habis di makan api. Mereka duga kebakaran
itu tentu perbuatan dari rombongan putera tihu dan kedua
kakek linglung itu.
"Hai, kemanakah gerangan lari mereka ?" I tanya San-hoa
dengan geram.
"Kukira mereka tentu belum lari jauh. Kalau kita kejar tentu
masih dapat menangkap mereka," kata Kim-lian dengan
geram sekali.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Memang diantara gadis-gadis murid Partai Melati, yang
paling menderita ialah Ting San hoa karena rambutnya dicukur
dan Sui Kim-lian yang muka nya melepuh merah karena
tersiram air panas.
"Ya, hayo kita kejar dan bunuh mereka!' kata Ting San-hoa.
Ketiga belas murid Partai Melati itu segera menuju ke pintu
gerbang. Ketika pintu dibuka, mereka terkejut melihat seorang
lelaki berpakaian hitam dan mengenakan kerudung muka
warna biru tegak ditengah pintu.
"'Siapa engkau !" tegur Ting San-hoa.
"Adakah aku berhadapan dengan Hu Yong siancu pemimpin
Partai Melati ?" tidak menjawab, orang itu malah balas
bertanya.
"Suhu tak berada dalam markas. Akulah wakilnya." sahut
Ting San-hoa lalu mengulang pertanyaan pula.
"Aku utusan dari Kim Thian-cong tayhiap pemimpin partai
Thian-su-kau yang berpusat di gunung Thaysan untuk
menemui Hu Yong siancu," kata orang itu.
"Apa maksudmu ?"
"Thian-su-kau ialah partai agama utusan Allah. Partai itulah
yang akan mempersatukan dan menenteramkan dunia
persilatan. Maka Kim kaucu telah mengirim surat undangan
kepada semua partai persilatan dan tokoh-tokoh untuk
menghadiri upaca ra peresmian berdirinya partai besar itu."
"Lalu bagaimana partai-partai atau tokoh-tokoh persilatan
yang tak mau ikut dalam partai Thian-si-kau itu ?"
"Hanya ada dua pilihan. Ikut atau mati Partai-Partai
persilatan harus membubarkan diri dan menyerahkan limu
kepandaian partai masing-masing kepada Thian-su-kau
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Pemimpin kami akan mengajak para ketua partai persilatan
untuk membahas dani menciptakan sebuah ilmusilat baru dari
inti ilmu silat berbagai aliran dalam dunia persilatan.
Nantinya didunia persilatan ini hanya ada satu partai persilatan
dan satu aliran ilmusilat. Dengan demikian dunia persilatan
takkan terjadi pertikaian dan pergolakan lagi."
"Alangkah hebatnya !" seru San-hoa sinis.
"Memang," sahut utusan Baju Biru itu dengan bangga.
"Kalau saja semua partai menurut saja seperti anak kecil."
sambut nona itu.
Baju Biru terkesiap. Ditatapnya San-hoa dengan mata
berkilat-kilat : "Lalu menurut anggapanmu, apakah suhumu
juga akan menolak ?"
"Partai Melati sebuah partai yang bebas. Tak ingin
menguasai dunia persilatan dan tak suka terjun dalam
kekeruhan dunia persilatan. Kami hidup tenang dalam lemoah
yang sunyi dan terpencil. Mengapa harus ikut ramai-ramai
dalam partai gabungan dari Kim tayhiap itu ?"
"Itu suatu alasan untuk menghindar dari keharusan yang
ditentukan oleh partai Thian-su-kau Suhumu boleh bersikap
begitu tetapi harus membubarkan partai ini dan hidup seperti
wanita biasa. Pun apabila secara perseorangan dia masih giat
dalam dunia persilatan, berarti diapun harus i-kut dalam
Thian-su-kau. Pendek kata setiap partai ilan tokoh persilatan
harus masuk kedalam partai baru itu. Yang membantah, akan
kehilangan nyawa."
"Wah. garang benar, garang benar !" seru Ting San hoa.
Memang sebelum pergi, Hu Yon siancu sudah menceritakan
tentang kemungkinan datangnya utusan dari dua Kim Thiancong
Kin Thian-cong dari utara dan Kim Tnian-cong da
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
selatan. Pun Hu Yong siancu menerangkan bahw Kim Thiancong
itu sebenarnya sudah meninggal dunia. Tetapi entah
bagaimana dewasa itu dalam dunia persilatan telah muncul
dua tokoh yang menyebut dirinya sebagai Kim Thian-cong.
Dua duanya mendirikan partai baru dan hendak memaksa
semua partai persilatan meleburkan diri pada par tai baru itu.
"Kewajibanmu hanyalah menyampaikan surat undangan ini
kepada suhumu." kata utusan itu seraya mengeluarkan
sepucuk sampul dan menyerah kan kepada San-hoa.
Setelah menerima, timbul pikiran San-hoa untuk menjajal
kepandaian utusan itu. Maka iapun berkata : "Tugasmu
menyerahkan surat sudah selesai. Sekarang mari kita bicara
dalam suasa bebas."
Sejenak utusan baju biru itu memandang gadis-gadis murid
Partai Melati dengan tajam. Sepasang bola matanya
memancarkan sinar berkilat-kilat dari seorang lelaki.
"Ya, lalu apa maksudmu ?" tanya orang itu
"Sudah menjadi peraturan lembah Melati, bahwa lembah
ini pantang diinjak oleh kaki orang lelaki. Setiap lelaki yang
berani menginjakkan kaki ditanah ini, harus tinggal disini dan
menurut perintah kami !"
"O," desis orang itu, "kalau aku berkeras pergi ?"
"Boleh saja," sahut San-hoa, asal engkau mampu lolos dari
.barisan kami."
Orang itu tertawa : "Bagus! Aku merasa gembira sekali
dikepung oleh gadis-gadis cantik dari Lembah Melati ini !"
San hoa tertawa sinis : "Jangan keburu bererang dahulu
sebelum engkau benar-benar sudah lolos dari kepungan
barisan Melati."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Baik," sahut orang itu, "lalu dimanakah kita akan mencoba
kekuatan ?"
"Engkau seorang tetamu, tentu harus kami layani dengan
hormat. Mari silahkan masuk ke paseban Lian bu-thia.
Disanalah kita nanti mempertunjukkan barisan itu kepadamu
!"
Orang itu tertawa lalu mengikuti rombongan anakmurid
Partai Melati masuk kedalam markas, Tan hoa menuju ke
paseban Lian-bu thia.
Ketika mengamati keadaan markas itu, tiba-tiba utusan
Baju Biru itu terkejut : "Hai, mengapa keadaan markas Partai
Melati menjadi tumpukan puing ? Apakah telah terjadi
kebakaran ?"
"Ya, memang ada gerombolan pengacau yang telah
membakar markas kami," sahut San-hoa, "tetapi itu urusan
kami dan akan kami bereskan sendiri."
"Siapakah yang membakar markas ini ?" masih utusan itu
menegas.
San-hoa tertawa dingin : "Telah kukatakan peristiwa itu
bukan urusan orang luar, maka janganlah engkau bertanya
lebih jauh."
"Siapa bilang aku tak berhak mencampuri urusan ini ?" seru
utusan Baju Biru itu, "ingat, dalam surat undangan itu, Thiansu-
kau sudah menganggap bahwa semua partai persilatan di
dunia persilatan ini sudah menjadi anakbuahnya. Thian su-kau
wajib untuk melindungi anakbuahnya !"
San-hoa tertawa mengejek : "Itu anggapan mu sendiri,
bung. Tetapi kami Partai Melati belum tentu mau menjadi
auggauta Thian-su-kau, hal itu masih menunggu keputusan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
suhu. Dan selama belum ada keputusannya, saat ini kami
belum terikat hubungan apa-apa dengan Thian-su-kau !"
"Hm, seorang budak perempuan yang pintar putar lidah,"
damprat utusan Baju Biru itu, “Thian su-kau bermaksud baik
kepada kalian, mengapa kalian malah mengejek. Baik,
rupanya kalau tidak kutunjukkan sedikit kepandaian, kalian
tentu masih keras kepala."
San-hoa tak mau banyak bicara. Segera Ia bertepuk tangan
dan berseru: "Melati-mekar-dipagihari !"
Mendengar itu serentak keduabelas gadis-gadis itu
berhamburan dan berpencaran membentuk sebuah barisan
yang melingkari orang itu.
"Kami sudah siapkan barisan, silahkan engkau menerjang”
seru San hoa kepada orang Thian su-kau itu
Orang itupun mendengus lalu mulai bergerak. Lebih dahulu
ia membuka serangannya dengan jurus-jurus biasa. Setelah
mengetahui bagaimana cara gerak barisan lawan, barulah ia
robah gaya serangannya dengan gerak yang istimewa.
Gerak Baju Biru itu memang aneh. Sebentar ia menerjang
ke timur, sebentar lagi terus menyerang ke barat dan belum
saja anakmurid Partai Melati yang menjaga disebelah barat
bergerak, Baju Birupun sudah melesat ke utara. Kemudian
belum berhantam dengan nona yang menjaga di utara, tibatiba
Baju Biru sudah melenting menerjang ke selatan. Sepintas
pandang gerakan orang itu mirip dengan seekor burung
rajawali yang melayang-layang kian kemari.
Barisan anakmurid Partai Melati terkejut melihat gaya
serangan orang itu. Akhirnya mereka melakukan siasat tetap
tenang. Kalau musuh menyerang disambut, kalau musuh
diam. merekapun diam.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Siasat itu ternyata menggagalkan rencana Baju Biru. Dia
menggunakan siasat menyerang kalang kabut agar barisanpun
ikut kalang kabut. Ternyata siasatnya itu tak menghasilkan.
Tiba-Tiba Baju Biru merobah gerakannya. Kini ia tegak
berdiam diri ditengah barisan kemudian maju menyerang Gaya
serangannya aneh sekali.
Bukan secepat burung rajawali menyambar, melainkan
selambat siput berjalan. Ketika mendekati barisan. ia gerakkan
tangannya untnk memukul tetapi gerakan tangannya itu amat
pelahan sekali di tampaknva seperti tak bertenaga.
Mau tak mau terangsang juga anggauta barisan yang
diserangnya itu. Ko Sui-hoa, seorang murid Partai Melati
tingkatan kedua, yang kebetulan berada ditempat itu, serentak
menyambar Itangan si Baju Biru.
"Sui-hoa, jangan menyerang . . !" San-hl terkejut dan cepat
mencegahnya, tetapi terlambat
Sui-hoa berhasil menerkam tangan lawan. terus hendak
ditariknya. Tetapi demi mendengar teriakan San-hoa, Sui
hoapun hendak menarik pulang tangannya. Tetapi astaga . . .
betapapun ia kerahkan tenaganya untuk melepaskan
tangannya tetapi tak mampu. Tangannya serasa melekat
dengan ta ngan musuh.
Melihat itu San hoa terus memberi isyarat kepada sumoaysumoaynya
untuk segera menjepit mulai dari kanan kiri dan
belakang. Tetapi orang itu cepat bergerak lebih cepat. Secepat
kilat ia menarik tangan Sui-hoa, lalu dicengkeram tubuhnya
terus diangkat dan diputar-putar untuk menghantam barisan
yang hendak menjepitnya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Seketika gemparlah sekalian anakmurid Partai Melati.
Mereka sibuk untuk menyingkir. Karena kalau menyongsong,
tentu akan melukai sumoal sendiri
"Hm," densus San-hoa serava merogoh ke dalam bajunya.
Ia mengambil bubuk Bi cong-hun. obat yang akan membuat
orang pingsan apabila mencium baunya.
Tetapi Baju Biru ternyata tajam sekali matanya. Ia daoat
menguasai setiap gerak gerik dari kedua belas gadis-gadis itu.
Pada saat San hoa merogoh baju, ia sudah curiga. Dan pada
saat tangan San-hoa hendak bergerak menimpuk, lapun
segera mendahului melemparkan tubuh Sui-hoa kearahnya.
San-hoa terkejut. Lontaran itu amat kuat sekali sehingga
tahu-tahu tubuh Sui-hoa sudah melayang tiba. Mau tak mau
terpaksa San hoa harus menyambuti karena kalau ia
menghindar jelas tubuh sumoynya pasti terbanting ke tanah.
Dan tepat dikala San-hoa menyambuti tubuh Sui-hoa,
secepat kilat orang itupun sudah ayunkan tubuh loncat
menutuk jalan darah San-hoa. San-hoa rubuh, terus
disanggapi orang itu lalu diangkat ke atas dan diputar-putar
lagi.
Kali ini barisan anakmurid Partai Melati itu benar-benar
panik, Baju Biru memutar-mutar tubuh San hoa dan Sui-hoa
bagaikan sepasang baling-baling derasnya.
Anakmurid Partai Melati tertegun kesima,
Mereka benar-benar kehilangan faham dan tak tahu i pa
yang akan dilakukan. Pun karena ditutuk jala darahnya, Sanhoa
tak dapat berkutik dan bersel memberi perintah.
"Berhenti !" tiba-tiba Kim-lian, murid nomor tiga dari Hu
Yong siancu, berseru menghentikan orang itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Aku mau berhenti kalau engkau sudah menyatakan
menyerah !" sahut orang itu.
"Ya, hentikanlah perbuatanmu itu dan nanti kita bicara
dengan baik " sahut Kim-lian. Nona ini adalah nona yang
melayani pemuda Liok di berakhir mukanya tersiram airpanas
gara-gara tingkah laku si Blo'on
Baju Biru ternyata mau menghentikan putarannya : "Ho,
untung kalian sudah mau menyerah Kalau tidak, lama
kelamaan, anggauta tubuh dari dua orang kawanmu ini tentu
akan copot dai persambungannya ?"
Sambil meletakkan tubuh kedua nona itu di tanah, ia
berseru : "Bagaimana, apakah kalian sudah menyerah ?”
"Ya ..."
"Tidak ! Tidak' belum selesai Kim-lian berkata, tiba-tiba dari
luar paseban terdengar sebuah suara yang parau dan pada
lain saat seorang kaki berpakaian wanita, menerobos barisan
dan teri tegak menghadapi utusan Thiah-su-kau. Begitu I ba,
kakek itu terus menuding Baju Biru.
Halaman 57, 58, 59, 60 ga ada
"Ah, kemungkinan pemuda cakap dan rombongannya itulah
yang membakar markas ini " diam-diam ia menimang. Dan
cepat ia mendapat akal.
"Hai, pengacau, bukankah kalian yang membakar markas
Partai Melati ini ?" tegurnya.
"Hm, itu bukan urusanmu," pemuda Liok menumpas
dengan kata-kata.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Siapa bilang bukan urusanku ?" sahut orang Thian-su-kau,
"Partai Melati adalah anggauta Thian-su-kau. Aku wajib
melindunginya !"
Pemuda Liok terkesiap lalu berpaling kepada Kim-lian :
"Nona Sui. benarkah Partai Melati ini menjadi anggauta Thiansu-
kau ?"
"Itu bukan urusanmu !" sahut Kim-lian yang rupanya masih
marah marah kepada pemuda itu
Pemuda Liok terkesiap,
"Hai, nona cantik," seru kakek Kerbau Putih '"mengapa
engkau marah kepada rombongan kami"
"Aku tak marah asal pemuda Liok ini dan si Ah-moy palsu
itu mau berlutut minta ampun dengan mencium kakiku !" seru
Kim-lian.
"Ah, nona Kim-lian . . " desah pemuda Liok "Aku seorang
anak laki, masakan sudi mencium kakimu !" teriak Blo'on.
Soh Hun kisu tiba-tiba melesat maju kehadapan utusan
Thian-su kau : "Thian-su-kau hendak menelan dunia
persilatan, tentu sudah mempunyai modal kepandaian yang
hebat bukan main. Dan engkau sebagai utusannya, tentulah
hebat juga kepandaianmu. Aku seorang pertapa tak terkenal,
ingin sekali aku mendapat pelajaran dari kau Thian-su-kau
yang hendak menjagoi dunia persilatan itu !"
Utusan Thian-su-kau itu terkesiap. Dipandangnya pertapa
itu sejenak, lalu berkata : "Siapakah namamu ?"
"Soh Hun kisu."
"Pertapa Pencabut Nyawa ? Uh. Seram” berseru orang
Thian su-kau itu, "baiklah, karena namamu begitu seram tentu
kepandaianmu seram juga. Aku ingin tahu juga sampai
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
bagaimana seramnya pekerjaanmu sebagai tukang cabut
nyawa itu!"
Demikian keduanya segera bersiap. Soh Hu kisu mulai
membuka serangan dengan sebuah jurus Thui-jong-ong-gwe
atau Mendorong-jendela-melihat rembulan Kedua tangannya
menyongsong ke muka untuk mendorong ke dada lawan.
"Hm, betapa sederhana sekali ilmu pertapa ini," dengus
utusan Thian-su-kau dalam hati. Kemudian ia mengisar tubuh
kesamping lalu secepat kilat menabaskan telapak tangannya
ke tangan si pertapa.
Memang jurus Thui-jong-ong-gwe itu jurus yang amat
sederhana. Tetapi bukan itu yang akan dilancarkan oleh Soh
Hun kisu. Jurus itu hanya untuk memancing lawan. Ketika
orang Thian-iu kau itu hendak menabas, segera Soh Hun
kisu menarik mundur tangannya lalu secepat kilat ia
menerkam ulu hati lawan dongan jurus Hek-hou cau-sim atau
Harimau hitam menerkam hati . . .
Orang Thian-su kau itu terkejut melihat gerakan lawan,
yang begitu cepat Karena kedua tangannya terlanjur menabas
kemuka. maka ia tak sempat untuk menangkis. Dalam
ancaman jari maut Suh Hun kisu, utusan berbaju biru itu
segera surutkan dadanya kebelakang terus dilanjutkan me
rebah kan kepalanya kebelakang sehingga sampai ke tanah.
"Hm, hendak lari kemana engkau," dengus Soh Hun kisu
dalam hati. Dan cepat ia maju selangkah lalu ayunkan tinju
menghantam sekuat-kuatnya ke perut orang itu !
Baju Biru itu dalam posisi yang berbahaya, kakinya
memancang, tubuh dan kepalanya melengkung
kebelakang.sampai mencapai tanah. Dan saat itu Soh Hun kisu
sudah berada dekat sekali dihadapannya, menghantam perut.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Huh . . . tiba-tiba Soh Hun kisn mendesuh kejut ketika
pukulannya mengenai angin kosong karena tiba-tiba lawan
rebahkan seluruh tubuhnya ketatlah.
Dengan geram, pertapa itu segera menginjakkan kakinya ke
tubuh orang. Injakan itu disertai dengan tenaga Cian-kin-tui
atau Tindihan-seribu-kati.
"Auhhh . . !"
Terdengar jeritan ngeri. Tetapi bukan dari si Baju Biru
melainkan dari Soh Hun kisu. Tubuh pertapa itu terhuyunghuyung
seraya mendekap dadanya. Setelah beberapa langkah,
iapun rubuh ke tanah.
Sudah tentu sekalian murid-murid Partai Mela dan
rombongan Blo'on terkejut menyaksikan adegan itu, Pemuda
Liok cepat loncat ketempat pertapa itu. Dirabahnya hidung
Soh Hun kisu. ternyaya sudah tak bernapas. Demikianpun
denyut jantungnya juga sudah berhenti. Pertapa itu sudah
meninggal
Pemuda Liok heran mengapa pertapa itu tak meninggalkan
bekas-bekas terluka senjata tajam atau pukulan. la memeriksa
dengan teliti dan akhirnya menemukan sebab dari kematian
pertapa itu.
Sepasang mata, hidung, mulut dan tenggokan serta dada
pertapa Soh Hun tertembus se sebatang jarum emas.
Dicabutinya keenam batang jarum emas itu lalu berbangkitlah
pemuda Liok.
"Hm, manusia ganas." serunya kepada orang Thian-su-kau
yang saat itu sudah berdiri lagi, " begitu kejam engkau
mencabut nyawa orang !"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Itu sebagai contoh untuk siapa yang berani menentang
Thian-su-kau !" sahut orang itu.
"Hm, terimalah jarum maut kepunyaanmu ini !" tiba-tiba
pemuda Liok berseru seraya taburkan keenam jarum maut itu
kepada pemiliknya.
"Ha, ha, ini bukan senjata makan tuan tapi senjata kembali
kepada tuannya " seru orang Thian su-kau itu seraya kebutkan
lengan baju dan tahu-tahu jarum-jarum itu hilang lenyap.
Pemuda Liok terbeliak kaget.
"Hayo, keluarkanlah lagi seluruh kepandaiamu !" seru orang
Thian-su-kau itu dengan ini mengejek.
Melihat itu marahlah kakek Lo Kun. Walaupun hanya
berkenalan dalam waktu singkat, tetapi ia merasa suka
dengan pemuda Liok itu. Maka melihat pemuda Liok diejek,
kakek Lo Kun terus melangkah maju,
"Ho, setan hitam, jangan sumbar-sumbar. Aku yang akan
menghajarmu !" seru kakek Lo Kun terus menerjangnya.
Orang Thian su-kau itu terkejut dan maka keraslah
dugaannya bahwa kakek itu seorang tak waras. Tetapi iapun
terkejut melihat gerakan si kakek yang begitu cepat dan
dahsyat. Terpaksa ia menghindar.
Tetapi kakek Lo Kun tetap membayangi Sedemikian pesat
sekali kakek itu menyambar hingga orang Thian-su-kau itu
hampir tak mempunyai kesempatan untuk bernapas.
"Celaka," diam-diam orang itu mengeluh "kakek limbung ini
ternyata hebat sekali kepandaiannya Kalau tak gunakan
senjata rahasia, aku bisa celaka . . . " '
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Memang Lo Kun telah menggunakan ilmu pe-dang Tui
hong-kiam atau Pedang-pemburu angin. Hanya dia tak
memakai pedang melainkan dengan tangan kosong saja.
Pada saat Lo Kun ayunkan tangannya hendak menabas
leher orang, orang itupun gunakan jurus Thiat-pian kio atau
Jembatan-besi. Menekuk tubuh kebelakang sampai kedua
tangan menjamah tanah Kemudian pada saat tangan Lo Kun
menyambar lewat diatas tubuhnya, tiba-tiba orang itu
menggeliat bangun seraya taburkan sebatang pisau tipis.
Lo Kun yang saat itu sedang miringkan tubuh dan berpaling
kekiri mengikuti gerak tangannya yang menyambar angin tadi,
terkejut sekali karena melihat benda mengkilap putih
menyambar ke dadanya.
"Awas hui-to, kakek !" tiba-tiba pemuda Liok berseru
memberi peringatan kepada Lo Kun,
Lo Kun cepat loncat mundur tetapi ia menjerit kaget ketika
dada bajunya penuh dengan hamburan rambut hitam. Dan
ketika merabah jenggotnya ia makin berjingkrak : "Celaka,
jenggotku hilang ... I"
"Terimalah ini. pengecut !" tiba-tiba kakek kerbau Putih
terus loncat menerjang orang Thian-su-kau.
Orang itu terkejut lagi. Tamparan kakek rambut putih ini
hebat dan berbahaya. Ia cepat-cepat menghindar tetapi agak
terlambat. Plak, kepalanya tertampar dan kain penutup
kepalanya jatuh ke tanah.
"Bagus, kakek Kerbau Putih !" Blo’on berteriak
kegirangan,"hajar saja orang itu !"
Orang Thian-su-kau itu tegak berdiri dengal wajah merah
padam. Sepasang matanya berkilat-kilat memandang kakek
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Kerbau Putih. Ia merasa terhina sekali karena kain kepalanya
tertampar.
"Hm, kakek bungkuk,” serunya dengan mata berapi-api
"jangan kira engkau sudah dapat mengalahkan aku. Tahukah
enckau apa yang kupegang ini?”
Kakek Kerbau Putih memandang kearah benda yang
dipegang orang itu, lalu berseru: "Ho, apakah bukan sebatang
tongkat ?"
"Benar." sahut orang itu, "tahu namanya ?”
"Tongkat orang buta !" seru kakek Kerbau Putih
"Hm, inilah tongkat ajaib Cian-gok-kui"
"Apa artinya ?" seru kakek Kerbau Putih. "Seribu iblis
menangis ..."
---ooo0dw0ooo---
Jilid 14
Suka duka.
Sejenak kakek Kerbau Putih tertegun mendengar nama
tongkat yang aneh itu. Tetapi ia tak gentar.
"Seribu iblis menangis, sejuta iblis meringis aku tak peduli.
Pokok engkau pergi dan jangan mengganggu gadis2 disini !"
teriaknya.
Orang Thian su-kau itu terbeliak: "Mengapa? Apakah
engkau juga anakbuah Partai Melati ?”
"Bukan." sahut kakek Kerbau Putih, "tetapi diantara nona2
cantik itu terdapatlah kekasihku..."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Mendengar ucapannya itu, tertawalah orang Thian-su-kau
gelak2. Kini ia makin mendapat kesan jelas bahwa kakek
rambut putih yang dihadapinya itu seorang kakek linglung.
"Engkau mempunyai kekasih disini ? Ha, ha” seru orang
Thian-su-kau itu bergelak tawa.
"Jangan banyak bicara, engkau mau pergi atau tidak !"
bentak kakek Kerbau Putih dengan keras.
"Hrn, kalau engkau sanggup menampung tangis dari seribu
iblis dalam tongkatku ini, barulah aku mau angkat kaki !"
"Hm baiklah," orang itu segera menutup kata-katanya
dengan memutar tongkatnya ke udara. Seketika terdengarlah
angin menderu-deru dan kilat memekik mekik seperti
merobek-robek angkasa.
Makin lama deru angin dan pekik kilat itu makin
menghebat. Seolah-olah delapan penjuru angin sedang timbul
prahara. Makin lama makin mendekat ketempat kakek Kerbau
Putih.
Kakek Kerbau Putih terkejut sekali menyaksikan
kedahsyatan tongkat Seribu-iblis-menangis yang begitu luar
biasa Demikianpun sekalian orang.
Tetapi sebelum kakek Kerbau Putih sempat berpikir langkah
apa yang hendak diambilnya tahu2 dirinya sudah tertimpah
oleh lingkaran putih tongkat lawan. Buru2 kakek Kerbau Putih
pun melawan. Ia gunakan ilmu tamparan Hang-Liong-sip patciang
untuk menghalau.
Memang untuk beberapa saat, sinar putih dari tongkat
Seribu iblis-menangis itu dapat tertahan oleh tamparan Hangliong-
sip pat-ciang yang hebat. Tetapi lama kelamaan,
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
lingkaran sinar tongkat itu makin merapat lagi untuk
mengurung tubuh kakek Kerbau Putih.
"Hai. jangan melukai sahabatku !" melihat kakek Kerbau
Putih sudah kebingungan, tiba2 kakek Lo Kun terus maju
menerjang.
"Jangan melukai kakekku!" serempak dengan seruan kakek
Lo Kun, Blo'onpun berteriak. Dan hampir serempak pada
waktunya, keduanya sama2 loncat menyerbu orang Thian-su
Kau. Kakek Loi Kun dari samping kanan, Blo'on dari samping
ki-ri.
Lo Kun lepaskan sebuah hantaman yang keras. Pun Bloon,
walaupun tak tahu apakah ada hasilnya atau tidak, pokok dia
terus menghantam juga.
Orang Thian-su-kau itu terkejut karena munculnya kedua
orang itu. Bahkan kejutnya makin meluap ketika mendapatkan
bahwa pukulan yang dilekaskan oleh kedua orang itu
menimbulkan deru angin yang kuat sekait. Terpaksa orang
Thian su-kau itupun mengendorkan serangannya terhadapi
kakek Keibau Putih, lalu songsongkan tangan kiri untuk
menangkis pukulan kakek Lo Kun. Untuk pukulan Blo'on, ia tak
memandang mata dan hanya menggeliatkan tubuh
menghindar.
Plak . . terdengar benturan keras dari tenaga pukulan kakek
Lo Kun dan orang Thian-su kau. Kakek Lo Kun tersurut
setengah langkah kebelakang tetapi orang Thian-su kau
itupun tergetar bahunya.
"Uh . . " terdengar Blo'on mendesuh kaget ketika
pukulannya luput dan lewat dibelakang tubuh orang Thian-su
kau itu. Tetapi karena anak itu terlalu bernafsu sekali untuk
memukul, karena pukulannya luput, tubuhnyapun ikut jorok
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
kemuka dan tanpa disengaja, kepalanya membentur pantat
orang itu, bluk . . .
"Aduh . . " Bloon menjerit kaget dan sakit. Lebih terkejut
lagi adalah orang Thian-su-kau Benturan kepala Bloon itu
membuat tubuhnya terhuyung. Dan celakanya pula, saat itu
karena lingkaran sinar tongkat agak kendor, kakek Kerbau
Putihpun sempat melepaskan tamparannya
Plak . . tongkat Seribu-iblis-menangis tersiak kesamping dan
kakek Kerbau Putihpun terus hendak melanjutkan
tamparannya ke muka lawan
Orang Phian-su-kau itu terkejut. Cepat ia menangkis
dengan tangan kiri. Tetapi betapalah terkejutnya ketika tahu2
pinggangnya telah dipeluk oleh Bloon.
Melihat orang itu terhuyung hendak jatuh Blo'on kasihan
dan cepat menyambar pinggang lalu dipeluknya kencang
sekali. Maksudnya menyangga jangan sampai orang itu jatuh.
Tetapi akibatnya, orang itu meringis kesaktian.
Seperti telah dikatakan, tubuh Bloon itu mengandung
tenaga-dalam yang hebat. Hanya dia tidak tahu bagaimana
untuk mengeluarkannya. Penyaluran tenaga-dalamnya itu
terjadi apabila ia dipukul orang atau apabila ia terkejut.
Dan-karena kepalanya membentur pantat orang, Blo'on
terkejut lalu menyambar pinggang orang itu dan dipeluknya
erat2. Tanpa disadari tenaga dalam Bloon telah mengalir
kearah kedua tangannya Seketika orang Thian-su-kau itu
merasa seperti dicengkeram tangan besi.
Melihat Blo'on berhasil mendekap perut orang kakek Lo
Kunpun maju dan menghantam orang itu lagi. Dan serempak
pada saat itu juga, kakek Kerbau Putihpun lontarkan sebuah
tamparan dahsyat
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Duk . . plak . . .
Dada orang Thian su-kau termakan tinju kakek Lo Kun dan
mukanya terdampar tamparan kakek Kerbau Putih. Perutnya
disekap kencang sekali oleh Blo'on.
Wakil Thian su-kau itu mengerang tertahan. Napasnya
sesak, hidungnya bercucuran darah, perutnya seperti remuk.
Dan pingsanlah ia , . ,
Sebenarnya wakil Thian-su-kauau itu memiliki kepandaian
yang tinggi. Dan tongkat Seribu-iblis menangis itu luar biasa
hebatnya. Tongkat itu dapat mendesingkan bunyi yang keras
dan ngeri, dapat membuat isi-dada orang rontok dari
tempatnya. Dan terakhir, tongkat itu akan memancarkan
ratusan jarum beracun kepada lawan.
Tetapi orang Thian su-kau itu memang sial. Selama
mendatangi kemarkas beberapa partai persilatan, perguruan
silat dan tokoh2 ternama, belum pernah ia mendapat
perlawanan yang berarti Tetapi kali ini, di Lembah Melati ia
benar2 ketemu batunya. Dia dikalahkan oleh tiga orang
linglung secara penasaran sekali. Dia tak sempat
mengembangkan pukulannya dan tak sempat pula
menggunakan tongkatnya yang lihay.
"Hai, dia mati . . !" tiba2 kakek Lo Kun berteriak ketika
melihat orang itu meramkan mata dan terkulai.
Tiba' sesosok tubuh kecil melesat datang dan secercah sinar
menyambar : "Sekarang baru dia mati sungguh . . !'
Cret . , . sebatang pedang menyilam kedada orang itu.
Terdengar jeritan ngeri. Blo-on kaget sehingga lepaskan
tangannya. Utusan Thian-su-kau jatuh ketanah, menggelepargelepar
macam ikan diatas pasir.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Beberapa sosok tubuh berhamburan loncat dan terus
menghujani tubuh orang itu dengan pedang dan badik. Orang
Thian su-kau itupun matilah.
Ternyata yang loncat untuk menusuk dada orang Thian sukau
itu bukan lain ialah Kim-lian, la gemas sekali melihat
perbuatan orang itu yang hendak menganiaya kedua saudara
seperguruannya
Dan yang berhamburan menghujani tubuh orang itu dengan
senjata adalah gadis2 murid Partai Melati.
Setelah beberapa saat kesima melihat tubuh orang Thian
su-kau itu dihujani bacokan, tiba2 Blo'on marah.
"'Hai, kalian anak perempuan, tetapi mengapa begitu kejam
membacok orang ?" teriaknya menegur murid2 Partai Melati.
Melihat wajah Blo’on. seketika meluaplah kemarahan Kim
lian. Segera ia teringat akan mukanya yang ditelungkupi
ember berisi air panas oleh pemuda itu.
"Hm, sekarang giliranmu menjadi seperti orang itu !"
serunya dengan bengis, seraya maju menghampiri Blo'on
dengan masih menghunus pedang.
"Ya, benar sam suci," teriak gadis2 itu, "sekarang kita harus
membunuh pemuda sinting dan kedua kakek gila itu !"
Blo'on terkejut: "Apa? Engkau masih belum puas
membunuh seorang manusia ?" '
"Belum", kala Kim lian dengan wajah memberingas, "aku
belum puas kalau belum minum darahmu ..."
"Mati aku ! Jadi engkau suka minum darah manusia . . "
baru Bloon berkata sampai disitu, Kim-lian sudah loncat
membacoknya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Betapapun blo'onnya si Bloon itu tapi karena hendak
dibacok pedang, iapun berusaha untuk menghindar dengan
loncat kesamping.
Kim lian terkejut ia tak menyangka bahwa anakmuda yang
tampak bloon, ternyata memiliki Ilmu gin-kang yang begitu
hebat. Namun ia tetap panasaran. Dengan sebuah loncatan
lagi, ia memutar pedang dalam jurus Prahara melanda-gurunpasir
untuk memagari lawan dalam lingkungan sinar pedang.
Tetapi Blo'onpun segera gunakan tata langkah Tui-hongkiam
ajaran kakek Lo Kun untuk berlari lari menghindar.
Demikian keduanya segera terlibat dalam kejar mengejar yang
seru.
''Hai, kamu kedua kakek, mengapa kamu diam saja melihat
aku diuber-uber hendak dibunuh gadis ini ?" sambi! berlari,
Blo'on berteriak kepada kedua kakek.
"Itulah upahrya kalau berani mengganggu anak gadis ?"
bukan memberi pertolongan, sebaliknya kakek Lo Kun malah
mendamprat,
"Ya, mengapa engkau menyiram mukanya dengan air
panas? Wajah itu suatu kehormatan bagi seorang gadis.
Berani menyiram dengan air panas, berarti engkau menghina
besar" kakek Kerbau Putihpun ikut menyesali Bloon.
Blo'on menyeringai. Ia hendak balas mendamprat kedua
kakek itu tetapi ia tak sempat mencari kata2 karena dikejar
mati-matian oleh sambaran pedang Kim-lian.
"Hai. kamu sekalian, mengapa menjadi penonton saja?
Hayo, bunuhlah kedua kakek itu juga” tiba2 Kim-lian berteriak
kepada gadis2 Partai Malati yang masih tegak berdiam diri itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Kawanan gadis itu terkesiap dah menyadar seruan samsucinya.
Mereka serentak menghunus senjata lalu menyerbu
kakek Lo Kun dan kakek Kerbau Putih. Kedua kakek itu sibuk
menghindari serangan mereka. Seketika suasanapun tampak
kacau pula.
Karena sekian saat tak berhasil menguber Blo'on, akhirnya
Kim-lian mendapat akal. Ia merogoh kedalam saku baju dan
terus menabur Blo’on dengan segenggam bunga melati. Bunga
melati berhamburan, menyiarkan bau yang harum sekali
Melihat tindakan sam-sucinya, kawanan gadis2 itupun juga
mengambil segenggam bunga melati dari baju masing2 lalu
serentak ditaburkan ke udara. Dari udara berhamburan hujan
bunga mellati yang menyiarkan bau luar biasa harumnya.
Karena tidak dikejar, Blo'onpun berhenti Demikian pula
dengan kedua kakek Lo Kun dan Kerbau Putih.
"Hujan melati, aduh, harumnya . . " teriak Blo'on. Tetapi
habis berteriak, anak itupun rubuh Bluk, bluk, bluk .... berturut
turut kakek Lo Kun, kakek Kerbau Putih, Kho Pik-giam guru
silat Buk Kiang pun ikut rubuh.
Terdengar sorak sorai dari kelima belas gadis cantik murid
Partai Melati ketika melihat musuh mereka telah rubuh.
"Pesta maut, cincang daging !" teriak mereka seraya
berhamburan hendak, menghujani batuan kepada korban2
yang telah tak sadarkan diri.
"Berhenti !" serentak terdengarlah lengking teriakan yang
nyaring.
Anakbuah Partai Melati terkejut dan serempak berpaling.
"Apabila kalian berani membunuh kawan-kawanku, kedua
saudara seperguruanmu ini tentu akan kucincang "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ternyata yang berseru itu ialah pemuda liok. Pada saat
kawanan gadis itu menaburkan bunga melati, ia sudah curiga.
Apalagi setelah mencium bau yang harum ia hendak berteriak
beri peringatan kepada blo'on dan kedua kakek tapi bau
harum itu sedemikian kerasnya sehingga ia terpaksa harus
menutup pernapasan. Dengan demikian ia tak dapat
rnengeluarkan suara.
Apa yang diduganya ternyata benar Bau wangi itu
mengandung obat bius yang membuat orang pingsan. Ketika
rombongan kavan2nya rubuh, ia cepat mendapat pikiran dan
terus menyelinap ke tempat San hua dan Sui hoa rebah. Pada
saat anakmurid Partai Melati hendak membunuh Blo’on dan
kawan-kawannya, ia terus berteriak rnemberi peringatan.
Ketiga belas anak murid Partai Melati tertegun
Mereka tak tahu bagaimana harus bertindak. "Bagaimana
kehendakmu ?" seru Kim-lian
"Kita tukar-menukar orang."
"Tidak !" Kim-lian menolak, "aku setuju untuk tukar
menukar tawanan, tetapi caranya lain.”
"Bagaimana ?"
"Engkau harus mampu mengalahkan aku !”
"O," desah pemuda Liok, "apakah ucapanmu itu dapat
dipercaya ?"
"Aku tak pernah ingkar janji. Tidak seperti pemuda macam
engkau yang telah mengelabuhi aku begitu hina"
Merah muka pemuda Liok itu, serunya: "Baik, harap engkau
jangan menyesal"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kita bertempur dengan senjata atau tangan kosong ?" seru
pemuda Liok pula.
"Dengan senjata. Karena dengan senjata yang tak bermata
itu segeralah dapat diputuskan, mati atau menang," seru Kimlian
dengan geram. Rupanya ia masih penasaran sekali
terhadap pemuda itu
"Baik, silahkan engkau menghunus senjatamu" seru
pemuda Liok.
Kim-lian melolos ikat pinggangnya yang terbuat dari sutera
warna merah muda. Tar . . sekali gentak. sutera yang lemas
itu segera meledakkan bunyi menggelegar yang keras.
Diam2 pemuda Liok terkejut. Baru saat itu ia menyadari
bahwa Kim lian itu memiliki tenaga dalam yang hebat.
"Hai, mengapa engkau tak menghunus senjata?" seru Kim
lian ketika melihat pemuda itu tegak
"Senjataku telah engkau rampas ketika menjadi orang
tawanan," sahut pemuda itu, “memang tak perlu aku harus
memakai senjata hanya menghadapi engkau saja."
Merah wajah Kim-lian. Cepat ia berpaling pada rombongan
sumoaynya : "Sumoay. beri pedang kepadanya."
Seorang nona segera menghampiri pemuda Liok dan
menyerahkan sebatang pedang. Pemuda itu menganggap,
baik juga ia menggunakan untuk menghadapi lawan yang
tentu berkepandian tinggi.
Sesaat pemuda itu mencekal pedang maka berserulah Kimlian
seraya gerakkan kain ikat pinggangnya : "Awas, terimalah
seranganku "
Terdengar bunyi menggelegar gelegar macam cambuk
melecut di udara ketika ikat pinggang mulai bertebaran di
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
udara. Kemudian ikat pinggang yang panjangnya tak kurang
dari 3-4 tombak itu segera meliuk liuk dan melingkar-lingkar
macam ular sedang meluncur di permukaan air
Pemuda Liok acungkan batang pedang kemuka dada.
Pandang matanya mencurah kearah pedang. Selekas ikat
pinggang bertaburan menumpuk kearahnya. iapun serentak
memutar pedangnya. Seketika timbullah sebuah lingkaran
sinar putih berkilat yang menyelubungi tubuh pemuda itu.
Tring, tring, tring.....
Terdengar dering menggemerincing. ketika kain ikat
pinggang beradu dengan pedang. Padahal ikat pinggang itu
sutera yang lemas tetapi ditangan Kim-lian, sutera itu dapat
beroba'h sekeras baja Dapat dibayangkan betapa hebat
tenaga-dalam murid nomor tiga daii Partai Melati itu.
Pertempuranpun berlangsung seru. Sekalian orang terlongo
menyaksikan pemandangan yang mempesonakan. Sepintas
seperti bukan suatu pertandingan adu jiwa. melainkan sebagai
sepasang ular naga yang sedang bercengkerama di laut.
Pemuda Liok itu terkejut melihat permainan I Kim-lian.
Tetapi ia tetap tak gentar dan bahkan bulatkan tekatnya untuk
memenangkan pertandingan itu. Karena kalau kalah, kawankawannya
tentu celaka.
Diam2 Kim lianpun kaget menyaksikan ilmu pedang pemuda
yang tampaknya seorang lemah itu. Akhirnya ia mendapat
akal. Tiba2 ia memutar kain pinggangnya makin seru dan
gentar untuk melibat pemuda itu. Beberapa saat kemudian
tiba2 ia lepasan ujung kain pinggang. Kain pinggang itu tetap
berputar putar untuk melibat tubuh pemuda Liok.
Kemudian ia merogoh kedalam baju dan mengambil
segenggam benda putih sebesar telur burung laluTiraikasih
website http://kangzusi.com.
ditimpukkan kearah lawan yang sedang terlibat kain pinggang.
Begitu terbentur lingkaran kain pinggang, benda kecil2 itupun
pecah, menghamburkan asap putih yang wangi.
Serempak pada saat Kim-lian menimpukkan benda kecil
yang terakhir, tiba2 dari dalam lingkaran ikat pinggang itu
meluncurlah pemuda Liok keudara lalu berjumpalitan dan
bagaikan seekor burung camar menukik ke laut, iapun sudah
melayang kearah Kim lian.
Kim-lian terkejut dan hendak menghindar mundur tetapi
kalah cepat dengan pemuda Liok. Selekas turun kebumi,
dengan tangkas sekali pemuda itu loncat maju menusuk
tenggorokan Kim-lian "Menyerah atau mati ?"'
Ternyata pemuda itu tak mau meneruskan tusukannya
melainkan cukup melekatkan ujung pedang ke tenggorokkan
Kim-lian.
Sekalian murid Partai Melati terkejut dan hendak bergerak
maju menolong tetapi pemuda Liok membentak "Hayo. siapa
yang berani maju selangkah saja nona Kim-lian ini tentu
kubunuh”
"Apa permintaanmu ?" akhirnya Kim lian bertanya
"Sadarkan semua kawan-kawanku itu !" seru pemuda Liok.
Kim lian segera memberi perintah kepada para sumoaynya.
Gadis itupun segera menolong menyadarkan rombongan
Blo'on.
Tetapi selekas sadar dari pingsannya, kakek Lo Kun
melonjak bangun dan meneriaki pemuda Liok : "Hai, jangan
mengganggu nona cantik disini. Bisa keliru dengan isteriku !"
Karena terkejut, pemuda Liok berpaling. Kesempatan itu
digunakan sebaik baiknya oleh Kim-lian. Cepat ia menybiak
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
ujung pedang lalu menyelinap kebawah dan menendang, plak
.... karena tak menyangka-nyangka pemuda itu lengah dan
termakanlah perutnya dengan kaki si nona. Ia terlempar
sampai empat lima langkah jauhnya . .
'"Saudara Liok . . ," Kho Pik-giam dan Bok kausu bergegas
lalu menghampiri. Demikian pula dengan kakek Lo Kun, kakek
Kerbau Putih dan Bio’on.
Tampak pemuda Liok duduk bersila pejamkan mata.
Rupanya dia tengah menjalankan peredaran tenaga-dalam
untuk menyalurkan darah dalam tubuhnya.
Rupanya Kakek Lo Kun menyadari bahwa dialah yang
membikin celaka pemuda Liok. Karena ia berseru maka
pemuda itu berpaling dan akibatnya menerima tendangan.
"Hai kemana nona itu !" kakek Lo Kun terus hendak
memaki Kim lian tetapi alangkah kejutnya ketika nona itu
sudah lenyap. Demikian pula dengan lain2 anakmurid2 Partai
Melati.
Ternyata ketika orang2 itu sibuk menghampiri pemuda Liok,
Kim-lian terus lalu masuk ke dalam markas. Melihat itu gadis2
yang lainnyapun mengikuti.
Kakek Lo Kun penasaran. Ia hendak mengejar gadis2 itu.
"Kakek, jangan ..." tiba2 pemuda Liok berseru mencegah.
Lo Kun terkejut dan berhenti. Ketika melhat yang bicara itu
pemuda Liok. ia gembira 'O. engkau sudah sembuh ?"
Pemuda Liok mengangguk: "Jangan mengejar mereka
Mereka sudah cukup menderita. Markas mereka sudah
terbakar dan beberapa orang pimpinan telah mengalami
peristiwa yang menyiksa hati mereka. Biarlah mereka dapat
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
sadar akan kesesatan dan mau kembali lagi ke jalan yang
benar."
Demikian rombongan itu segera keluar dari lembah Melati.
Bok Kiang dan Kho Pik-giam kembali ke Hong-yong-hu tetapi
pemuda Liok mengatakan hendak meneruskan
pengembaraannya.
"Kalau begitu ikut saja kepada rombongan kita," kata kakek
Lo Kun.
"bolehkah engkau engkoh ..." kata pemuda itu kepada
Blo'on.
"Sudah tentu boleh." sahut bloon, "pokok asal engkau mau
menderita bersama kita bertiga”
Pemuda Liok tertawa girang.
---ooo0dw0ooo---
Musyawarah
Waktu berjalan pesat sekali. Tak terasa sudah tiga bulan
lamanya sejak tokoh2 partai persilatan itu meninggalkan
puncak Giok-li-nia untuk mencari jejak putera Kim Thian cong
yang bernama Kini Yu-yong dan mencari pencuri yang
mengambil jenazah Kim Thian cong.
Maka hari itu. tepat seperti yang telah diputuskan bersama,
berkumpul pula ketua2 tujuh partai persilatan di Wisma
Perdamaian.
Hui Gong taysu dari Siau-lim-pay, Ang Bin tojin ketua Butong
pay. Hong Hong tojin dari Go bi-pay. Ditambah dengan
Pang To-tik wakil, pimpinan Hoa-san-pay, keempat tokoh itu
bertugas untuk mencari pencuri mayat Kim Thian cong. Tetapi
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
yang datang baru tiga orang, Pang To-tik belum tampak
datang.
Dari tiga ketua partai persilatan yang gas mencari jejak Kim
Yu-yong baru dua yang datang yam Ceng Sian suthay rahib
pimpinan Kun-lun pay dan Sugong In ketua Kong-pay.
Pengemis sakti Hoa Sin belum tiba.
Kedatangan tokoh2 itu disambut oleh Goan pa, murid
pertama dari mendiang Kim Thian cong Tetapi ada suatu
keheranan yang menghinggapi perasaan kelima tokoh2 itu
ialah tak nampaknya Liok Sian-li, murid ketiga dari Kim Thian
cong.
"Dimanakah Liok sicu?" akhirnya Hui Goan taysu
menanyakan diri murid perempuan itu.
"Ah," Tio Goan-pa mendesah. Sikapnya agak jengkel dan
putus asa, "Liok sumoay memang keras adatnya Sudah
kucegah tetapi dia tetap tak mau membatalkan niatnya. Dia
telah pergi untuk mencari jejak Kim sute ..."
'O," desuh Hui Gong taysu terkejut, "bukankah soal itu
sudah diambil alih oleh tiga cianpwe yang bertanggung jawab?
Lebih baik kalau Liok sicu tinggal saja di guuung ini, jangan
pergi kemana-mana."
"'Ah. maafkan sam-sumoayku itu, taysu" kata Tio Goan pa
berkabut sesal, "memang dia keras perangainya. Selalu tak
dapat dicegah apa yang telah menjadi kehendaknya."
Rupanya sekalian ketua partai persilatan itu dapat
menerima alasan dari Tio Goan-pa.
Keadaan Wisma Perdamaian tetap seperti tahun2 yang lalu
dimana dahulu mendiang Kim Thian cong sering menerima
kunjungan dari tokoh2 persilatan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Kelima ketua partai persilatan itupun duduk berkumpul di
oaseban Wisma Perdamaian, paseban yang banyak memberi
kenangan kepada mereka
Tiga bulan yang lalu, di paseban itulah mereka menjaga
peti jenazah It-ci-sin-kang Kim Thian cong dalam menerima
kunjungan tokoh silat yang datang ke puncak Giok-li-nia. Ada
yang datang untuk melawat penguburan jenazah bekas
pemim-pm dunia persilatan itu. Ada pula yang sengaja datang
untuk menunaikan hasrat mereka membalas dendam.
Sambil menunggu kedatangan Pengemis-sakti Hoa Sin dan
Pang To-tik, maka Hui Gong taysu ketua Siau lini si memulai
pembicaraan dengan memberi laporan tentang perjalanannya
bersama Hong Hong tojin ketua perguruan Go-bi-pay menu ju
ke Tibet mencari jejak lhama Hong-san-koay-ceng.
"Dari keterangan yang kita peroleh sepanjang jalan
dapatlah kami ketahui bahwa lhama itu menjadi murid biara
Peh-liong-bio di gurun Gumatak” kata ketua Siau-lim-si, "dan
kesanalah aku dan Hong Hong toheng.”
"Gupala, kepala biara Peh-liong bio terkejut ketika
menyambut kedatangan kami," kata Hui Gong pula, "Lhama
itu menerangkan bahwa Hon koayceng, sudah sejak beberapa
tahun telah dan sampai saat itu belum kembali lagi"
"Kemudian atas pertanyaan kami, lhama menerangkan
bahwa Hong-sat-koay ceng itu adalah suhengnya. Namanya
yang sesungguhnya ialah Panda lhama. Sebenarnya sebagai
murid kepala. Panda Ihamalah yang mengganti sebagai kepala
dan biara Peh liong bio Tetapi entah bagaimana, guru mereka
telah mengangkat Gupala. Sejak itulah maka Panda Ihama
pergi dan gurun Gumutak"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
'Kemudian kami meminta keterangan lebih jauh pada
Gupala tentang permusuhan antara Panda lhama dengan Kim
tayhiap." kata Hui Gong tio
"Lalu bagaimana keterangan lhama itu” Tanya Ang Bin tojin
ketua Bu-tong pay.
"Kulihat Gopala seorang lhama yang jujur dan taat
beribadah," kata Hui Gong taysu, 'dia mengatakan bahwa tak
begitu jelas tentang dendam permusuhan itu. Tetapi ia
memang ingat bahwa pada suatu hari Kim tayhiap memang
pernah berkunjung ke biara Peh-iiong bio dan bertemu dengan
Kosala, lhama besar yang menjadi guru dari Gupala dan Panda
lhama.”
"Apa yang dibicarakan oleh kedua orang aku tak tahu," kata
Gopala lhama, "tetapi kulihat guru telah mempersilahkan Kim
tayhiap masuk dalam ruang semedhinya. Guru pesan kepada
seluruh anakmurid bahwa selama tiga hari tiga malam tidak
boleh masuk keruang semedhi. Barangsiapa berani melanggar,
akan dihukum. Apa yang dilakukan lhama besar Kosala
dengan Kim Thian-cong, tak ada orang yang tahu. Yang
kuketahui, selama tiga hari tiga malam itu, keduanya tak
pernah keluar dan ruang semedhi," kata Gopala.
"Tetapi tepat pada hari ketiga tiba2 muncullah Panda
suheng." kata Gopala pula, "ia berkeras hendak minta
menghadap guru. Karena takut akan larangan guru, terpaksa
kucegahnya. Tetapi Panda suheng tetap memaksa dan akupun
tetap merintanginya. Akhirnya ia lupa lalu memukul aku...."
"Terpaksa aku membela diri sehingga terjadilah
pertempuran dengan suheng. Rupanya Panda suheng malu
dan marah karena tak dapat merubuhkan aku. Tiba2 ia
melancarkan sebuah pukulan yang belum pernah kuketahui
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Muka dan dadaku serasa terbakar karena dilanda pukulan
suheng itu. Akupun rubuh pingsan ..."
"Ketika aku sadarkan diri," demikian Gopala melanjutkan
penuturannya, "kulihat guru sedang menyalurkan tenagadalam
untuk menolong aku. Setelah aku sadar, beliau lalu
memberiku minum obat dan suruh aku beristirahat. Kulihat
wajah guru tampak gelap sekali. Jelas dia amat marah kepada
tindakan suheng.”
"Panda" tegur guru kepada suheng, "tahukah engkau akan
kesalahanmu ?"
'Ya, guru," kata suheng dengan khidmat," memang muiid
mengaku bersalah. Tetapi murid hendak menghaturkan
laporan penting tentang sebuah kitab pusaka yang murid
ketemukan dalam sebuah ..."
"Tentang laporan itu, jangan dibicarakan dulu" tukas
Kosala, "sekarang akan kupertimbangkan tentang
kesalahanmu. Panda, engkau tahu apa akibatnya engkau
berani masuk kedalam ruang semedhi ini?"
Panda tersipu-sipu mengatakan tak tahu.
'Hm, perbuatanmu itu Panda, telah menghancurkan nama
baikku. Aku kalah janji dengan Kim taybiap. Dan aku harus
mengaku kalah kepadanya ..."
Panda lhama terkejut. Sejenak iu berpaling, memandang
Kun Thian-cong.
"Dan yang kedua, Panda," kata Kosala pula, "engkau telah
melukai sutemu sendiri. Tahukah! engkau apa hukuman bagi
murid yang melukai saudara seagamanya ?"
"Dikurung dalam ruangan selama tiga tahun" kata Panda.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
'Benar," sahut Kosala, "tetapi masih ada la in soal lagi.
Engkau telah melukai Gopala dengan pukulan yang bukan
ajaran dari perguruan kita. Dengan begitu jelas engkau telah
berguru kepada lain aliran. Siapakah gurumu itu ? Dan
pukulan apakah yang engkau gunakan terhadap Gopala ?"
Panda lhama pucat wajahnya.
"Hong-sat-ciang adalah pukulan ganas dari kaum lhama
kuning di lembah Altai. Jelas engkau tentu berguru kepada
mereka!"
Panda lhama diam saja.
"Panda." aoakah engkau tak dapat bicara?" tegur guru
Kosala dengan tajam.
"Apakah yang murid harus katakan lagi, guru ?" Panda
menjawab.
"Jadi engkau memang sudah mengakui apa yang telah
kukatakau tadi ?"
"Mana titah guru, murid tentu tak berani membantah,"
sahut Panda.
Tiba2 wajah Kosala lhama berobah tegang.
"Panda," serunya dengan nada memberingas, "kami para
lhama dari daerah gurun Gumutak ini menganut dan
menjunjung Dhai Lama. Sedang kaum lhama dari daerah
pegunungan Altai, menjunjung Panchen Lhama. Beda yang
dipuja, beda pula pendiriannya. Oleh karena jelas engkau
telah menggabungkan diri dengan kaum Panchen Lhama maka
kaum dan perguruan Gumutak tak dapat menerima engkau
lagi !"
Panda berobah wajahnya tetapi sesaat kemudian dia
tampak tenang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Apa katamu, Panda” seru Kosala.
"Murid menempuh jalan menggabung dengan kaum
Panchen Lhama adalah demi menyelidiki kitab pusaka itu. Dan
kini murid telah berhasil mendapat keterangan tentang buku
itu . , . "
"Panda' tukas guru besar Kosala Ihama-lhama penganut Dai
Lhama harus menempuh jalan suci dan pendirian yang kokoh.
Untuk memperjuangkan mencari kitab pusaka itu. memang
boleh. Tetapi tidik diperbolehkan untuk merobah pendirian,
menggabungkan diri pada kaum yang beda haluannya. Lebih
baik tak mendapatkan kitab itu kalau kita harus kehilangan
pendirian !"
Panda tetap berdiam diri.
"Sekarang dengarkanlah keputusanku," seru Kosala pula,
"sejak saat ini engkau sudah bukan menjadi murid kaum
penganut Dhai Lhama lagi, Sejak saat ini ergkan tak boleh lagi
menginjak biara Pek liong kut ini "
Panda tertegun
"Adakah keputusan guru itu tak terlalu berat dengan
imbalan jasa yang hendak kupersembahkan ?"' serunya sesaat
kemudian.
"Keputusan itu menurut garis ketentuan pimpinan Dhai
Lama yaug agung !" seru Kosala.
"Baiklah, guru " kata Panda, "karena demikian keputusan
guru, muridpun hendak tinggalkan tempat ini. Atas budi yang
guru limpahkan kepada murid selama ini murid akan tetap
ingat sampai mati dan tentu akan membalasnya."
Panda memberi hormat lalu hendak keluar,
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tunggu dulu. Panda," kata Kosala "masih ada sesuatu
yang penting kepadamu."
Panda berhenti lalu menghadap kearah guru nya : "Silahkan
guru memberi titah "
"Panda, oleh karena engkau sudah bukan murid perguruan
ini lagi, maka engkaupun harus mengembalikan apa yang
engkau peroleh dari sini."
Panda terbelalak.
"Maksud guru ?" tanyanya sesaat kemudian.
"Ilmu kepandaian yang engkau peroleh dari sini, harus
engkau kembalikan."
"Oh," Panda mendesuh, "artinya murid harus menjadi
lhama biasa seperti tatkala murid datang kemari pada pertama
kali ?"
Lhama besar Kosala mengangguk.
"Adakah guru hendak merusakkan tubuh murid ?' tanya
Panda.
"Sesungguhnya memang harus begitu, Panda, kata Kosala,
"tetapi hatiku tak sampai. Maka ku-berimu kelonggaran ..."
Ia merogoh keluar sebuah botol kecil dari batu kumala.
menuangkan dua butir pil warna merah dan putih,
"Yang putih ini, akan menghapus tenaga-dalam bagian Im
(negatip) dan yang merah ini, melenyapkan tenaga dalam
bagiau Yang. Kcdua-duanya harus engkau telan sekarang
juga." kata guru besar dari biara Peh liong-bio.
Panda lhama menyambuti dengan gemetar.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sejenak memindang kedua butir pil itu ia terus menelannya.
Memberi hormat kepada Kosala dan terus hendak pergi.
"Tunggu duiu, Panda, tiba2 Koala berseru
Dan setelah Panda berhenti, guru itupnun berkata “Jangan
Buru-buru pergi dahulu. Coba mengangaan mulutmu ..."
Panda terkesiap. Memandang gurunya dengan mata
berkilat-kilat lalu mengangakan mulut. Kosala menghampiri
memeriksa mulut Panda lalu berkata : "Baiklah, Panda,
silahkan engkau pergi dan mudah-mudahan engkau hidup
bahagia".
Demikian Gopala lhama mengakhiri penuturannya kepada
Hui Gong taysu dan Hong Hong tojin
"Aneh, yang menghukumnya gurunya sendiri, mengapa
Panda lhama si Hong-sat-koay ceng itu mendendam kepada
Kim tayhiap ?" tanya Ang Bin tojin.
Hui Gong taysu mengangguk : "'Memang sepintas
tampaknya janggallah perbuatan Panda si Pasir Kuning itu.
Tetapi kuduga tentulah ada sesuatu yang menyebabkan ia
mendendam kepada Kim tayhiap. Sayang karena waktunya
terbatas, terpaksa kami berdua kembali. Mengingat waktu
perjalanan masih sisa dua tiga hari, maka akupun pulang ke
Kosan dan Hong Hong toheng ke Gobi Ternyata gereja Siau
lim sipun telah mengalami peristiwa yang aneh dan
mengejutkan !"
"Peristiwa bagaimana ?" tanya Ang Bin tojin
"Beberapa waktu yang lalu, gereja Siaulim si telah
kedatangan serombongan oiang aneh terdiri dari seorang
pemuda, dua orang kakek dan tiga ekor binatang piaraannya,
burung rajawali, anjing dan kera"-kata Hui Gong taysu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ketiga orang itu manusia2 limbung. Baik tingkah laku dan
bicaranya seperti orang yang ku rang waras. Mereka datang
ke gereja Siau-lim-si untuk menanyakan tentang seorang
tokoh bernama Bu Bun lojin. Oleh paderi2 yang bertugas
menjaga keamanan gereja, mereka dilarang masuk tetapi me
reka tetap memaksa. Akhirnya terjadi pertempuran .., "
"O, jadi walaupun sinting mereka juga memiliki ilmusilat
tinggi ?". tanya Ang Bin tojin.
Hui Gong taysu mengiakan.
"Patkwa-tin disiapkan untuk menghalau mereka tetapi
mereka mampu melintasi. Lalu disiapkan pula Lo-han-tin; Pun
mereka dapat membubarkannya ..."
"Omitohud," seru Ang Bin tojin, "Lo han-tin adalah barisan
sakti dari gereja Siau-lim-si. Banyak tokoh2 sakti yang harus
kembali dengan menggigit jari apabila berhadapan dengan
barisan sakti itu. Tetapi mengapa mereka mampu
membobolkan- barisan itu ?"
Dengan panjang lebar, Hui Gong taysu menceritakan
mengapa sebabnya barisan Lo han-tin Simpai bubar.
Mendengar itu tertawa gelak2-lah sekalian ketua partai
persilatan. Bobolnya Lo-han-tin ternyata disebabkan oleh
gempuran istimewa dari isi perut salah seorang kakek linglung
itu. "Serempak dengan munculnya rombongan manusia2
linglung itu maka datang pula seorang tetamu vang mengaku
sebagai utusan dari Kim Thiann-cong ..."
"Hai . . . !" beberapa ketua partai persilatan serempak
berteriak kaget, "markas kamipun menerima kedatangan
utusan semacam itu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hui Gong taysu terkejut dan berpaling. Ternyata yang
berseru itu iaiah Ceng Sian suthay ketua Kun-lun-pay dan
Sugong In ketua Kong-tongpay.
"Markas Bu-tong-paypun demikian juga," kata Ang Bin tojin.
"Omitohud !" seru Hui Gong taysu, "jika demikian mereka
tentu mendatangi setiap perguruan Adakah toheng dan sin-ni
juga menerima undangan untuk menghadiri rapat di gunung
Hongsan?"
"Benar," sahut Sugong In, "bahkan tidak hanya ke gunung
Hongsan, pun juga kegunung Thay san."
"Apa ?' Hui Gong taysu terkejut menegas.
Sugong ln memandang ketua Siau-lim-si dengan heran.
"Adakah tidak demikian dengan gereja Siau lim-si ?"
Hui Gong taysu gelengkan kepala; "Ketika aku pulang, Hui
In sute hanya menyampaikan tentang undangan dari Kim
Thian cong untuk meng hadiri rapat peresmian partai baru di
gunung Hong san. Partai itu diberi nama partai Seng-lian-kau
atau Teratai Suci, pendirinya Kim Thian-cong sendiri”
"Benar," sahut Sugong In, "kamipun menerima undangan
semacam itu tetapi disampmg itu kamipun menerima pula
undangan untuk menghadiri rapat pembentukan partai Thiansu-
kau di gunung Thay-san. Partai itu juga didirikanoleh Kim
Thian cong."
'"Omitohud !" Hui Gong taysu berseru kejut, "benarkah
terjadi peristiwa semacam itu ?"
"Benar, taysu," kata rahib Ceng Sian suthay "Kun-Iun-pay
juga menerima dua buah undangan dari Kim Thian-cong
digunung Hongsan dan Kim Thian-cong di gunung Thay-san"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Dan Hong Hong toheng ?" tanya Hui Gong taysu kepada
ketua Partai Go bi-pay.
"Hanya menerima undangan dari Kim Thian cong di gunung
Thaysan."
"Dan tohcng ?' tanya Hui Gong kepada Ang Bin tojin.
Ketua partai Bu-tong-pay itu menjawab: "Kami hanya
menerima undangan dari Kim Thian-cong gunung Hongsan"
"Jelas dia tentu bukan Kim Thian cong !" seru Ceng Sian
suthay.
"Benar, suthay ..." tiba2 terdengar sebuah suara nyaring
dari luar paseban Dan ketika para ketua partai persilatan
berpaling, ternyata yang muncul adalah Pengemis sakti Hoa
Sin.
"'O. Hoa pangcu," seru para ketua partai persilatan
serempak berdiri untuk memberi hormat!
Pengemis sakti itu segera mengambil tempat duduk,
"Maaf, apabila pencemis tua ini terlambat datang." katanya,
"tetapi bukan maksud pengemis hendak sengaja datang
terlambat melainkan karena pengemis tua habis
menyelesaikan suatu peristiwa yang lucu."
"Peristiwa bagaimana ?" tanya Hui Gong taysu "dapatlah
Hoa pangcu memberiahu kepada kami ?"
"Dua orang yang Sama2 membawa anjing Ketika saling
berjumpa, anjing mereka berkelahi Melihat itu kedua orang
itupun ikut berkelahi. lucunya bukan orang lawan orang dan
anjing musuh anjing. Tetapi orang lawan anjing dan yang satu
pun demikian juga, anjing tarung dengan orang Ha, ha, ha . .”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Para ketua pntai persilatan itu tahu bagaimana perangai
Pengemis-sakti Hoa Sin yang suka melucu dalam kata-nya.
Mereka hanya ganda tertawa saja.
“Ternyata kedua anjing itu lebih lihay dapat mengalahkan
orang. Kedua orang pemilik anjing itu lari terbirit-birit. Tetapi
kedua anjing itu tak mau mengikuti tuannya. Mereka
berkumpul dengan kawannya. Anjing tetap sama anjing,
manusia sama manusia ..."
Pengemis-sakti itu lalu tertawa gelak2 dan nyaring
semaunya sendiri.
"Hoa pangcu." sela Hui Gong taysu, ''maaf, aku tak tahu
apa yang pangcu maksudkan dengan cerita itu. Maukah
pangcu memberi penjelasan ?"
Tiba2 wajah Pengemis sakti Hoa Sin mengerut serius,
katanya: "Peristiwa itu suatu pelajaran bahwa, jenis itu
mencari jenis. Manusia tetap akan bersatu dengan manusia
dan kawanan anjing tentu akan menggerombol dengan anjing
..."
"Aku tak mengatakan siapa2," kata Pengemis sakti itu pula,
"melainkan hanya menuturkan tentang kericuhan dalam partai
Kay-pang kami sendiri. Dengan timbulnya dua Kim Thian-cong
itu maka perpecahan antara Partai Pengemis selatan dan
Partai Pengemis utara makin menjadi lebih tajam. Pengemis
Seribu-racun Sin Kay telah menjadi sucia (wakil) dari Kim
Thian cong gunung Thay san Dan Partai Pengemis Selatan
telah menerima undangan untuk menghadiri peresmian partai
baru yang hendak mereka dirikan !"
“Omotuhud” seru Hui Goan taysu
"Hoa pangcu." tiba2 Ceng Sian suthay menyeletuk, jika
partai Kay-pang utara sudah menggabungkan diri pada partai
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Thian-su-kau yang baru. apakah partai Kay-pang selatan juga
tidak menggabungkan diri pada partai Seng-tian-kau di
gunung Hongsan itu ?"
Wajah Hoa Sin memberingas, matanya mendelik. Tetapi
sesaat kemudian ia tertawa: "Ah, sin-ni memandang hina
kepada dinku si pengemis tua ini , . "
"Bukan Hoa pangcu," buru2 Ceng Siau suthay menyusuli
"sama sekali aku tak menghina pangcu. Tetapi aku hanya
ingin mengetahui. Bukan kali dalam sunsana kacau seperti
dewasa ini,kita harus tahu siapa lawan siapa kawan ?"
"Ha, ha," Pengemis-sakti Hoa Sin tertawa, "telah kukatakan,
jenis itu mencari jenis. Manusia dengan manusia, anjing
dengan anjing. Masakan sin-ni tak mengerti apa yang
kumaksudkan itu”
Ceng Sian suthay tertawa walaupun diam2 ia agak malu
hati karena mendamprat sentilan halus dari pengemis sakti itu.
“Disamping undangan dari Thian-su-kau, memang partai
Pengemis selatan, menerima undangan juga dari Seng-liankau."
kata Pengeuus-sakti Hoa lebih lanjut, "dua-duanya
berasal dari dua orang .Kim Thian-cong, ha, ha !"
"Lalu bagaimana pendirian Hoa pangcu” tanya Hui Gong
taysu.
Belum Pe-ngemis-sakti Hoa Sin menyahut. tiba2 muncullah
seorang lelaki tua dengan wajat muram dan kaki lunglai, ia
berjalan masuk kedalam paseban.
"Pang tayhiap ..." seni para ketua partai persilatan serta
melihat pendatang itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Maaf, para totiang dan sin-ni karena Pang To-tik terlambat
datang," kata orang itu seraya menghampiri. Hui Gong taysu
mempersalahkannya duduk.
Sesaat kemudian Hui Gong taysu berkata : "Karena
bertujuh partai persilatan sudah hadir lengkap, maka lonipun
akan membuka rapat ini secara resmi."
Setelah mengucapkan selamat datang, maka Hui Gong
taysu lalu mengulangi lagi memberi laporan tentang hasil
pencariannya kepada orang yang diduga menjadi pencuri
jenazah Kim Thian-cong.
Kemudian ia meminta kepada yang hadir supaya
melaporkan hasil masing2.
Karena Hui Gong taysu melakukan penyelidikan bersama
Hong Hong tojin, maka Hong Hong tojin tak perlu memberi
laporan lagi. Dan kini Ang Bin tojinlah yang membuka suara.
"Bu-ing kui yang hendak kuselidiki itu ternyata benar2
bagaikan bayangan setan." kata Ang Bin tojin, "orang
mengatakan dia berada di Kang-lam, kukejar ke Kang-lam, dia
melesat ke Kangpak. Kuburu ke Kangpak, dia menyelinap ke
Oulam, aku ke Oulam dia ke Oupak. Karena penasaran aku ke
Oupak dan dia sudah ngacir ke Shoa-tang susul ke Shoa-tang,
dia ke Siamsay. Al benar seperti dipermainkan ..."
"Omitohud," seru Hui Gong taysu, "bagaimana setiap kali
toheng tahu dia menuju ke suatu tempat ?"
"Itulah jelas perbuatan Setan-tanpa-bayangan”kata Ang Hiu
tojin. “setiap kali aku menemui tokoh2 daerah, tentulah tokoh
itu memberikan sebuah sampul surat kepadaku. Tiap kali
kubuka, surat itu tentu dari Hu-ing-kui yang meminta ini
kepadaku dan mengatakan kalau dia sudah pidah kelain
daerah."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Malah pada suatu hari aku benar2 telah dibuat main2
olehnya," kata ketua Bu-tongpay itu pula. "ketika aku tiba di
sebuah hutan yang terletak di wilayah Shoatang. tiba2
kudengar orang memanggil namaku. Jelas kuperhatikan suara
itu berasal dan arah barat. Segera aku menghampiri tapi
sesaat kemudian orang itu memanggil namaku lagi dari arah
timur. Aku ke timur orang itu memanggil darii arah utara Dan
ketika aku ke Utara dia memanggil dari selatan. Karena
jengkel, akupun berteriak meminta supaya unjuk diri”
"Dia tertawa dan berseru :"Bukankah aku sudah menjumpai
totiang ?"
"Dimana ?" aku berteriak kaget.
"Ah, pelupa benar totiang ini, "orang itu tertawa, "cobalah
totiang ingat siapa yang totiang jumpai dalam perjalanan tadi
..."
Ang Biu tojin menggali ingatannya. Sesaat kemudian ia
berseru : "Ketika melalui sebuah gunung, Akupun tertimpah
hujan dan terpaksa meneduh di sebuah kuil gunung. Imam
penjaga kuil itu menyambut kedatanganku dengan baik . . "
"Ha, ha, totiang kira siapakah imam penjaga kuil itu ?" seru
orang misterius itu pula.
Seketika berobahlah wajah Ang Bin tojin, serunya tak
lampias : "Apakah imam itu ..."
"Ah, mengapa totiang tak ingat akan wajah imam itu?
Cobalah totiang bayangkan lagi, tentu akan mengetahui
bagaimana wajahku itu."
"Engkau ..."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Belum sempat ketua Bu-tong-pay itu menye lesaikan katakatanya,
orang aneh itupuu sudah menukas : "Dan siapa lagi
yang totiang jumpahi dalam perjalanan tadi ?”
"Seorang sasterawan yang hendak menuju ke kota raja ikut
dalam ujian . . "
"Ha. ha, masih ingatkah totiang akan wajahnya ?'
"Apakah itu engkau ?" teriak Ang Bin tojin seperti dipagut
ular.
"Totiang harus percaya karena hal itu memang kenyataan
dari diriku".
"Bu-ing kui, engkau berani mengolok aku teriak Ang Hin
tojin terus loncat menerjang kearah sebuah gerumbul yang
diperhatikannya menjadi tempat bersembunyi orang aneh itu.
"Ha, ha. totiang mudah memberang," seru orang dari lain
arah. "totiang hendak melihat wajahku, setelah kuberitahu.
mengapa totiang marah?”
Ang Bin tojin hampir tak percaya pada apa yang dialaminya.
Dengan ilmu ginkang yang tinggi ia bergerak laksana petir
menyambar untuk menyergap. Tetapi ternyata hanya
gerumbul kosong yang diterjangnya. Dan jelas tadi ia sudah
memusatkan pendengarannya bahwa orang itu bersembunyi
dibalik gerumbui. Tetapi ah . . . ia hanya menubruk angin.
Sebagai seorang ketua partai persilatan masyhur dan
ternama sejak beratus tahun, sudah tentu Ang Bin tojin
memiliki kepandaian yang tinggi sekali. Ia seorang tokoh
angkatan tua yang banyak pengalaman dan luas pengetahuan,
"Bi-sim pian im-hwat , . " tanpa disadari ia telah
mengucapkan sebuah ilmu yang digunakan ieli B -ing kui.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Bagus, totiang, tak kecewa totiang menjadi ketua dari
sebuah partai persilatan sehebat Bu-tongpay," tiba2 orang
aneh itu berseru “Memang pengalaman dan pandangan
lotiang luas sekali sehingga ilmu pusaka yang sudah ratusan
tahun hilang dari dunia persilatan, lotiang masih dapat
menyebutkan namanya”
Kata kata orang aneh itu mengakui bahwa Ang Bin tojin
memang dapat menyebut dengan tepat.
Ang Bin tojin terkejut dalam hati Bi sim pian im hwat atau
Ilmu Menyesatkan-diri-memindah suara, merupakan ilmu yang
ratusan tahun tak terdengar lagi di dunia Apabila orang itu
dapat menggunakan ilmu tersebut, dapatlah dibayangkan
betapa hebat kesaktian orang itu.
Namun Ang Bin totiang seorang tokoh yang
berpengalaman. Walaupun dalam hati terkejut tetapi kerut
wajahnya tak menampilkan rasa gelisah. Dengan tenang ia
tertawa kecil.
"Belajar ilmu silat tak boleh dimabuk kebanggaan dan
kecongkakan. Ingat, di atas langit ada langit. Orang yang sakti
masih ada sakti lagi. Bahwa sicu telah berhasil mengali lagi
ilmu pusaka lama, tidaklah suatu jaminan bahwa sicu sudah
menjadi tokoh yang paling sakti di dunia. Masih banyak tokoh2
terpendam yang tak mau unjuk diri dan lebih senang hidup
kesunyian dan ketenangan ..."
Ang Bi'i tojin hampir tak percaya pada yang dialaminya.
Dengan ilmu ginkang yang tiin < ia bergerak laksana petir "Setiap orang mempunyai cita2 hidup sendiri Yang tenang sepi, biarlah menyepi, bertapa tak mau mengurus keramaian dunia. Yang senang mengurus dunia, biarlah dia Tiraikasih website http://kangzusi.com. berkecimpung dalam pergolakan dunia yang tak pernah mengenal kesunyian . " "Adakah sicu ini Bu-ing kui ?" cepat Ang Bin tojin menegur. "Ha, ha, aku seorang manusia, bukan setan” 'Tetapi mengapa sicu tak berani mengunjukkan diri ?" seru Ang Bin tojin. "Yang terakhir, apakah yang totiang lihat dalam perjalanan?" orang itu balas bertanya. Sejenak merenung, ketua Bu-tong pay berkata : "Seorang tua yang tengah mengail ikan ditepi sungai." "Dan totiang tentu tak pernah menyangka bahwa orangtua itu sama dengan sasterawan yang hendak ke kota raja dan penjaga kuil gunung” 'Oh” Ang Bin tojin mendesuh kejut. Sekejut orang yang mendengar halilintar meletus di siang bolong. "Tiga kali sudah aku menunjukkan diri tapi totiang tak ambil perhatian. Adakah lotiang masih mengatakan aku tak berani menampakan diri” seru orang itu. "Siapa sicu ini ?" akhirnya karena kehilangan faham, Ang Bin tojin berteriak tegang, "mengapa gerak gerik sicu seperti Bu ing ku si Setan tanpa bayangan ?” "Ya, demikianlah. Tetapi aku bukan Setan-tanpa-bayangan melainkan Kakek tanpa bayangan" "Bu Ing lojin ?" teriak Ang Bin tojin makin kaget. Ketua Bu-tong-pay itu segera membayangkan akan peristiwa pada limapuluh tahun berselang, ketika ia masih muda dan menjadi murid dari perguruan Bu-tong-pay yang didirikan oleh Thia Sam hong. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Ia mendengar bahwa dewasa itu didunia persilatan telah muncul seorang tokoh yang aneh. Gerak gerik dan sepak terjangnya sukar diduga o-rang. Dunia persilatan memberinya gelar nama Bu Ing-jin atuu manusia tanpa bayangan. Sepak terjang Bu Ing-jin itu memang sukar ditentukan pendiriannya. Tidak termasuk aliran Putih, pun tidak aliran Hitam, bertindak menuruf pertimbangan dan kehendaknya sendiri. Menurut cerita, pernah cikal bakal Bu-tong-pay ialah Thio Sam-hong mencari Bu ing-jin. Mereka berjumpa dipuncak gunung Hoa-san, Kedua tokoh itu mengadu kesaktian dalam ilmu pedang Tetapi sampai tiga hari tiga malam, ternyata tak ada yang kalah dan menang. Kemudian mereka hentikan adu kesaktian dan merundingkan tentang sumber ilmupedang. Thio Sam hong kagum sekali kepada pengetahuan orang itu. Kemudian ia menegur mengapa Bu ing-jin tak mau mendukung golongan Putih untuk membersihkan dunia persilatan dan gangguan golongan Hitam. Bu-ingjin hanya ganda tertawa. "Garis antara Baik dan buruk itu hampir tak tampak Yang baik ternyata buruk, yang buruk belum tentu buruk ..." "Apa maksud saudara mengatakan begitu” tanya Thio Sam hong. "Aku hampir putus asa melihat tokoh2 yang dimasyhurkan sebagai jago golongan Putih. Setelah kuselidiki dan menguji pandangan mereka, ternyata apa yang dikata baik oleh mereka itu terlalu kaku. Lebih banyak dipengaruhi oleh kepentingan peribadi. Bahkan ada beberapa jago golongan Tiraikasih website http://kangzusi.com. putih yang sebenarnya berhati jahat. Maka aku tak mau mengikatkan diri pada suatu golongan. Baik golongan Putih maupun Hitam, apabila ia memang jahat, tentu kubasmi" Teringat akan cerita itu, makin besarlah ketegangan hati Ang Bin tojin ketua Bu tong-pay yang sekarang. Apabila orang aneh itu benar Bu ing jin dan karena sudah tua lalu berganti dengan Bu Ing lojin atau Kakek-tanpa-bayangan, Ia runyam juga. "Bu Ing lojin." seru Aig Bin tojin pula, “Benarkah engkau yang mencuri jenazah Kim thian hiap?” "Kim Thian-cong memang seorang jago golongan Pulih yang terbesar dalam jamannya. Adalah karena jasanya maka banyak perkumpulan2 rahasia-yang mengacau negara yang sedang kalut, telah tertumpas. Melihat keberanian dan kesaktiannya tertariklah pangeran Ing Lok untuk mengangkatnya sebagai tayciang (panglima) istimewa. Dia ditugaskan untuk mengamankan kaum persilatan dan mengajak mereka tunduk pada pangeran itu" "Teruskan," seru Ang Bin tojin. "Sejak baginda Beng thaycou wafat. maka timbullah perebutan diantara putera-puteranya. Di antara yang paling kuat dan berpengaiuh ialah pangeran Ing Ho dan pangeran Ing Lok. Karena pangeran Ing Ho itu ibunya puteri dari Mongol, maka rakyat lebih suka kepada pangeran Ing Lok Tetapi pangeran Ing Ho mendapat dukungan dari sisa tentara Mongol dan menteri2 bekas pemerintahan baginda Goan-si cou. Dalam perebutan kekuasaan itu hampir pangeran Ing Ho mendapat kemenangan apabila tak muncul suatu peristiwa yang mengherankan . . . " Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Ah, peristiwa apa ?" tanpa disadari Ang Bin tojin terhanyut dalam pembicaraan dengan orang yang tak tampak bayangannya itu. "Pangeran Ing Lok memanggil Kim Thian-cong dan diberinya tugas untuk menghancurkan kekuatan pangeran Ing Ho dari dalam. Kim Thian-cong ................ Halaman 46-47 ga ada weksss ... si cambuk hitam . . " "O, itukah isteri Kim Thian cong ?" tanya Ang bin tojin. "Ya, salah seorang dari sekian banyak wanita2 yang telah diperisteri Kim Thian-cong. Maka apabila setelah dia meninggal banyak sekali musuh yang datang hendak melakukan pembalasan, Huh sudah jamak. Karena barang siapa menanam dia harus memetik buahnya.” "Apakah lojin yang mencuri mayat Kim tayhiap ?" seru Ang Bin tojin. "Ha. ha. ha" orang tak kelihatan itu tertawa gelak2, "mengapa engkau persamakan Bu-ing kui dengan Bu Ing lojin, lucu, sungguh lucu benar “ "Lalu siapakah Bu ing kui itu ?" tanya Ang Bin tojin tegang. Tetapi tiada penyahutan lagi dari orang itu. "Lojin kalau engkau bukan Bu-ing kui lali siapakah Bu ing kui itu ?" Ang Bin tojin mengulang pertanyaannya. Tetapi tiada penyahutan. Tiraikasih website http://kangzusi.com. 'Tojin., adakah Bu ing-kui itu yang mencuri mayat Kim tayhiap ?' seru Ang Bin tojin dengan nada makin tegang. Namun tetjp tiada jawaban apa2 "Berlakulah ksatrya lojin. siapa yang mencuri mayat Kim tayhiap, engkau atau dia ?" Tetap tiada jawaban. "Kura2 yang tak mau mengunjukkan muka, maaf kalau aku berlaku kurang hormat !" kata Ang Bin tojin yang mulai curiga. Ia mengamati a-rah dan tempat yang diperkirakan tentu menjadi tempat- persembunyian orang aneh itu. Setelah tetap tiada penyahutan. akhirnya Ang Bin tojin terus loncat menerjang kebalik sebuah gerumbul pohon, wut, wut . . . dua buah pukulan ia lancarkan untuk menyergap. Tetapi yang diserbu hanialah angin belaka. Orang aneh tadi sudah tak kelihatan bayangannya. Ang Bin tojin benar2 termangu mangu. Sebagai seorang ketua partai. Bu-tong-pay yang termasyur. ia telah diagungkan sebagai tokoh persi-latau yang cemerlang. Tetapi nyatanya, saat itula benar2 merasa dipermainkan oleh seorang yang menamakan dirinya sebagai Bu Ing lojin. Dan lebih terkejut pula ketika ia melihat pada sebuah batu yang menggunduk didekat gerumbul pohon itu terdapat guratan huruf yang berbunyi : Bu Ing dan Bu Ing sama arti Tetapi Bu ing-kui itu setan mati. Bu Ing lojin itu kakek yang masih doyan arak dan daging sekati "Ah, jika teringat akan peristiwa itu. kecil rasanya diriku. diatas langit masih terdapat langit memang tepat sekali kata2 Tiraikasih website http://kangzusi.com. itu," akhirnya Ang Bin tojin mengakhiri penuturannya dengan nada putus-asa. "Ah, toheng tak perlu memikirkan diri Bu Ing lojin sedemikian rupa." Hui Gong taysu menghiburnya, "setiap manusia memang tak sempurna dan tentu ada kekurangannya Buruk dan baik tergantung dan penilaian masing2. Hanya saja kita lihat dan rasakan, tindakan Kim tayhiap ? telah menghasilkan pulihnya ketenangan dalam dunia persilatan dan terbentuknya sebuah kerajaan yang aman dibawah pimpinan baginda Ing lok kita sebagai salah sebuah partai perguruan yang merasakan pengayoman dari Kim tayhiap wajib membalas budinya. Soal lain2, itulah urusan pribadi Kim tayhiap." "Benar. taysu," kata Ang Bin tojin, ' Bu Ing lojin itu telah membuka mataku tentang dunia persilatan dan ilmu silat." "Andaikata Bu Ing lojin tak setuju akan sepak terjang Kim tayhiap, itulah hak dia untuk buat apa saja terhadap jenazah Kim tayhiap, tetapi hak kita pula untuk menyelamatkan jenazah Kim tayhiap dari gangguan orang." "Tepat, taysu" seru Pengemis-sakti Hoa sin pula, "Bu Ing lojin berhak merusak tetapi kita berhak melindungi. Tetapi menurut hemat sipengemis tua itu, belum tentu Bu Ing lojin yang mencuri jenazah Kim tayhiap. Maka penyelidikan harus tetap kita lanjutkan kepada Bu ing-kui yang jelas telah datang kemari untuk menuntut balas kepada Kim tayhiap." Kemudian Hui Gong taysu mempersilahkan Pang To-tik untuk memberi laporannya. "Yang paling celaka nasibnya ialah aku,"' wakil dari Hoasan- pay itu memulai laporannya dengan nada sedih, "ketika sedang dalam perjalanan menuju ke Thay-san untuk Tiraikasih website http://kangzusi.com. menyelidiki jejak Thian-sat-cu, tiba2 aku bertemu dengan seorang lelaki pertengahan umur. Ketika aku memperkenal kan diriku, orang itu tertawa keras. "Mengapa saudara tertawa ?." tegurku. "Yang diraih setinggi langit, yang dikandung berceceran," seru orang itu. "Apa maksudmu ??' "Bukankah engkau hendak menyelidiki suhuku Thian-sat-cu ?" tanya orang itu. Pang To-tik terkejut. Ia tak mengira kalau orang itu murid dari Thian-sat-cu. Tetapi karena sudah terlanjur memperkenalkan diri. maka iapun tak mau menyangkal. "Benar," sahutku "memang Thian-sat-cu kami curigai sebagai orang yang mencuri jenazah Kim thian-tong tayhiap". "Mencuri mayat?" orang itu terkejut lalu tertawa keras, "buat apa suhu mencuri mayat?” "Entah," sahut Pang To-tik. "justeru hal itu yang hendak kutanyakan kepada suhumu." "Aha daripada engkau membuang waktu dan tenaga menyelidiki suhu, lebih baik engkau pulang saja ke markasmu" "Aku sudah terlanjur tiba dlsini. mengapa harus pulang ?" sahut Pang To-tik. "Karena Hoa-san pay sudah berantakan l' Pang To-tik terkejut. Tetapi sesaat kemudian ia tertawa : "Sahabat, janganlah engkau anggap aku seorang anak kecil yang dapat engkau kibuli Hoa-san pay adalah sarang harimau dan naga, siapa yang berani cari mati ke sana ?" Tiraikasih website http://kangzusi.com. Orang itu tertawa : "Engkau percaya atau tidak, itu terserah. Tetapi kenyataannya memang begitu". "Mana Thian-satcu ?" tegur Pang To tik. Karena nama suhunya dipanggil begitu marahlah orang itu: "Hm, besar nian mulutmu berani menyebut nama suhuku tanpa suatu kehormatan" '"Suhumu membanggakan diri dengan nama Thian sat cu. Mengapa aku harus memanggil dengan nama lain ?" sahut Pang lo-tik mulai marah "Mengapa engkau mencari suhu ?" "Akan kutanya, apa sebabnya ia mencuri jenazah Kim tayhiap ?" "Mencuri mayat Kim tayhiap? Enkau gila” teriak orang itu, "bukan dicuri tetapi memang Kim tayhiap sendiri yang menggunakan ilmu semedi tingkat tinggi menghentikan pernapasan untuk pura2 mati ..." "Ngaco !" bentak Pang To-tik. Tetapi orang itu tak mengacuhkan, katanya pula : "Saat ini Kim tayhiap telah menetap di gunung Thaysan ini sebagai ketua dari sebuah partai baru Thian-su kau ..." "Ngaco !" bentak Pang To-tik, "bukankah yang menguasai Thay san ini suhumu Thian-sat-cu” "Ya " kata orang itu, "itu dulu tetapi sekarang sudah diambil alih oleh Kim tayhiap. Suhuku Thian-sat cu diangkat menjadi salah seorang Su cia (wakil)." Pang To-tik memandang orang itu lekat2, serunya : "Siapakah engkau !" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Aku habis menjalankan perintah Kim tayhiap mengirim undangan ke berbagai partai persilatan dan tokoh2 persilatan untuk menghadiri peresmian dari berdirinya partai baru Thiansu- kau Antara lain akupun datang ke Hoa-san. Tetapi...." "Bagaimana ?" seru Pang To-tik. "Hoa-san-pay hancur berantakan !" Gemetarlah tubuh Pang To tik mendengar keterangan itu. Namun ia tetap tak percaya. "Bohong !" bentak Pang To-tik seraya menghantam. Tetapi orang itu dengan sebuah yang indah dan luar biasa, telah dapat menghindari. Pang To tik penasaran. Ia hendak loncat menerjang lagi tetapi tiba2 orang itu mendahului menaburkan segenggam benda putih. Pang To tik terkejut Jarak amat dekat taburan itu cepat sekali, tak mungkin ia dapat menghindar. Untunglah ia tak sampai kehilangan kesadaran. Cepat ia kebutkan lengan bajunya, Pyur, pyur . . benda2 putih hancur lebur tertampar kebutan lengan bajunya. Sebagai gantinya benda pulih itu segera menghamburkan asap bergulung-gulung tebal membungkus Pang To-tik Pang To-tik makin terkejut. Cepat ia hentikan pernapasannya karena kuatir asap itu mengandung obat bius. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Pang To tik, karena engkau salah seorang dari kaum persilatan yang hendak dijadikan pengawal dari Kim tayhiap. maka kali ini kuberi kelonggaran. Pulanglah ke Hoa-san dan buktikan sendiri kata-kataku tadi . . " Walaupun mendengar orang bicara tetapi saat itu Pan-To tik tengah sibuk menghalau asap dengan kebutan lengan baju. Dan ketika asap menipis, orang itupun Lenyap. "Akupun pulang ke Hoa-san. Dan apa yang kudapati di Hoa san, memang seperti yang dikatakan orang itu. Bahkan lebih hebat lagi. Kam bu sute. ketua Hoa san-pay.telah dibunuh orang beberapa tiang-lopun binasa dan anak murid Hoa sanpay bubar tak keruan. Keadaan markas Hoasan-pay morat marit," kata Pang To-tik mengahiri laporannya, "Hah ... Benarkah hal itu ?" teriak para ketua partai persilatan serempak. Mereka seolah-olah mendengar halilintar berbunyi di siang hari Hoa-san-pay merupakan salah sebuah partai persilatan yang mempunyai sejarah lama dan termasuk menjadi salah sebuah sumber llmusilat yang sakti. Bagaimana mungkin partai itu mendadak sontak dilain waktu yang singkat saja sudah hancur berantakan ? 'Tak mungkin " teriak Hong Hong tojin dari partai Go-bi-pay. "Mustahil !' seru Ang Bin tojin. "Omitohud," seru Hui Gong taysu, "Pang sicu benarkah hal itu terjadi pada Hoa sanpay? "Benar, taysu," sahut Pang To-tik, 'kalau tak terjadi sungguh2 masakan aku harus memberikan keterangan begitu ?' "Jadi Kam pangcu benar telah dibunuh orang ?'' Sugong ln ketua Kong-tong-pay menegas Tiraikasih website http://kangzusi.com. Pang To-tik mengiakan. "Siapa pembunuhnya ?" "Justeru hal itulah yang masih akan kuselidiki. Karena serupa dengan hilangnya jenazah Kim tayhiap, pun pembunuhan atas diri Kam sute ini sangat aneh dan misterius sekali ..." "Apakah sama sekali Pang tayhiap tak berhasil memperoleh keterangan ?" tanya Hong Hong tojin yang rupanya paling ngotot. Memang ia ber-sahabat baik dengan Kam Sian-hong ketua Hoa-san -pay yang terbunuh itu, "Dari seorang murid yang menderita luka parah, aku mendapat keterangan. Bahwa yang membunuh Kam sute itu seorang pemuda tolol. Dan yang mengobrak-abrik markas Hoa-san-pay itu utusan dari Seng-lian-kau." kata Pang To-tik. "Pemuda tolol ? Ah, aneh sekali," gumam Hong Hong tojin. "masakan seorang yang berilmu sakti seperti Kam pangcu dapat dibunuh seorang pemuda tak terkenal apalagi tolol. Lalu apakah para tianglo dan anakmurid Hoa-san-pay tak mampu menangkap pemuda tolol itu ?" "Memang pemuda itu telah ditangkap dan akan dibunuh tetapi ternyata dia masih mampu melarikan diri dengan membawa seorang murid perempuan dari markas Hoa-sanpay.” Sekalian ketua partai persilatan mendesuh penuh keheranan. "Adakah Pang tayhiap belum mengejar jejak pembunuh itu" tanya Hong Hong tojin pula. "Ah. bagaimana aku sempat untuk melakukan hal itu “ kata Pang To-tik, "saat itu keadaan markas Hoa-san-pay. benar2 Tiraikasih website http://kangzusi.com. mengenaskan banyak anakrnuridnya yang terluka dan mati. Ada pula yang melarikan diri. Aku bingung. Memburu jejak pembunuh itu atau mengejar utusan Seng lian-kau dulu. Akhirnya aku teringat akan perjanjian untuk berkumpul disini. Maka akupun segera menuju ke gunung ini untuk memberi laporan meminta pertimbangan dari para totiang sekalian” Hui Gong taysu menghela napas: "Sejak kim tayhiap meninggal, dunia persilatan jelas akan mengalami pergolakan yang hebat lagi. Di utara terdapat seorang Kim Thian-cong dan di selatan muncul seorang yang mengaku sebagai Kim Thian-cong. Pada hal jelas Kim tayhiap itu sudah meninggal. Tetapi ternyata jenazahnya telah dicuri orang. Rasanya saat ini kita berada dalam lautan kabut tebal yang tak tahu arah. Belum tindakan kita untuk mencari jejak pencuri jenazah Thian cong selesai. Belum lagi usaha kita untuk mencari putera Kim tayhiap yang mengembara itu berhasil kini tiba2 muncul pula sebuah hal yang luar biasa anehnya. Dua orang Kim Thian cong serempak muncul dan hendak menguasai persilatan ..." Para ketua partai persilatan itupun ikut tegang dan gelisah. "Pang tayhiap." tiba2 rahib Ceng Sian suthay yang sejak tadi berdiam diri. kini membuka suara, "apakah engkau tahu sendiri Kam pangcu telah mati?" Pang To tik terkesiap, serunya : "Bagaimanakah maksud suthay ?" "Adakah Pang tayhiap melihat sendiri jenazah Kam Sian hong pangcu itu ?" kata Ceng Sian suthay. "Saat itu aku sedang berada digunung ini bersama totiang sekalian untuk mengurus jenazah Kim tayhiap. Waktu aku pulang ke Hoasan, ternyata jenazah Kam sute sudah ditanam." Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Siapa yang memerintahkan penanaman itu?" "Keempat tianglo Hoa-san-pay !" "Tetapi urusan itu amat penting sekali, mengapa mereka tak menunggu sampai Pang tayhiap pulang ? Adakah mereka segera memberi kabar kepada Pang tayhiap ?" Pang To-tik terdiam. Sesaat kemudian ia menjawab : "Sebenarnya ini suatu rahasia dari perguruanku. Tetapi karena kuanggap totiang sekalian adalah kawan sendiri maka akupun akan menerangkan dengan terus terang. Terbunuhnya Kam sute itu merupakan pukulan yang berat bagi nama partai Hoasan pay. Oleh karena itu sedapat mungkin keempat tiang-lo hendak merahasiakan hal itu. Setelah pembunuhnya dapat ditangkap dan diketahui latar belakangnya, barulah Hoasan pay akan mengumumkan tentang kematian itu” "Dimana jenazah Kam pangcu ditanam?” tanya Ceng Sian suthay pula. Pertanyaan itu membuat sekalian ketua partai persilatan terkesiap. Mereka heran mengapa rahib ketua partai Kun-lun pay tiba2 saja bertanya sedemikian melilit. Pang To-tikpun tertegun. Sejenak kemudian ia berkata : "Ditanam dalam makam para ciaiw bun-jin Hoa-san-pay." "Hm," Ceng Sian suthay hanya mendengus "Adakah suthay hendak menanyakan lain lagi ?" tanya Pang To-tik. "Untuk sementara ini tidak." Kemudian Hui Gong berkata : "Dengan demikian kesimpulan daripada laporan untuk mengejar jejak pencuri jenazah Kini tayhiap telah selesai dengan hasil nihil ..." Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Sekarang Ioni minta kepada Hoa pangcu Ceng Sian suthay dan Sugong In toheng untuk memberikan laporan," kata paderi dari Sian lim si pula. "Dalam perjalanan, aku telah mendapat laporan dari seorang ketua daerah partai kaypang bahwa didalam markas Kay-pang telah didatangi seorang tetamu yang mengaku sebagai utusan sebuah partai baru Seng-lian-kau. Bermula kuanggap laporan itu biasa saja, tetapi ketika tho-cu (ketua daerah) mengatakan bahwa partai baru itu didirikan oleh Kim Thian-cong akupun terkejut. Buru2 aku pulang ..." "Keadaan di markas Kay-pang cukup mengerikan. Pengemis tua Hoa Sin ini walaupun menjabat sebagai ketua, tetapi tak mau terikat dengan urusan partai. Boleh dikata dalam setahun penuh, pengemis tua ini selalu pergi. Karena itu pekerjaan dalam partai pengemis, dilakukan oleh Su-koay-sin-git, empat pengemis aneh. Mereka ialah Hoan thong-sin kay atau Pengemis Kantong-nasi Su Sin, Ciu-kui-sin-kau atau Pengemis Pemabuk Ko Hin, Hong-tiansin-kay atau Pengemis Gila Ma Cun dan Sui-kak-sin kau atau Pengemis-doyan-tidur La Bo-gun . . . "Ngo-koay-sin-git !" seru Ceng Sian suthay. "Benar suthay," sahut Hoa Sin, "memang sekarang hanya Ngo-koay-sin-git atau Lima Pengemis aneh. Setelah toasuheng Han-jiat-sin-kay atau Pengemis Panas-dingin Suma Kian hilang tak ketahuan jejaknya, Kay-pang mengadakan rapat dan mengangkut aku si pengemis Jari-enam ini rnenja- , di ketua. Ah sebenarnya aku tak suka. Aku lebih suka bebas mengembara. Baru setelah keempat Sin-kan itu menyanggupi untuk melakukan pekeijaan partai dan aku boleh mengembara sekehendak hatiku, akupun baru mau menerima jabatan itu____" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "O.nitohud," seru Hui Gong taysti, "Han sin kay Suma Kian pangcu seorang tokoh yang sakti dan berbudi. Mengapa dia tak ketahuan beritanya ?.” Pengemis-sakti Hoa Sin melanjutkan pula laporannya : "Ternyata memang orang yang menamakan dirinya sebagai utusan patai Seng lian kau benar telah datang ke markas kami. Dia hendak menerimakan undangan supaya partai Pengemis menghadiri peresmian partai baru itu. Tetapi karena kata-katanva amat jumawa dan sombong Pengemis gila Ma Cuo sute marah dan menggebuknya. Mereka bertempur. Tetapi orang itu teramat lihay sekali. Ma sute dapat dipukul rubuh demikian pula dengan Pengemis doyan tidur La Bo gun sute. Dia juga kalah dan terluka. Pengemis Kantong-nasi Su Sin dan Pengemis Setan arak Ko Hin sute, maju serempak. Orang itu dikepung oleh anakbuah markas Kaypang. Tetapi menggunakan obat peledak yang menebarkan asap beracun, orang itu berhasil meloloskan diri” Berhenti sejenak Pengemis-sakti Hoa Sin melanjutkan lagi : "Peristiwa itu kupandang sombong. Undangan itu menyatakan apabila tak datang Partai Pengemiis akan dihancurkan oleh Seng lian-kau” "Segera aku hendak menyelidiki ke Hoasan” kata Pengemissakti Hoa Sin, "ditengah pedunungan kulihat seorang kakek tengah menyerang seorang anakmuda gundul dengan ketololtololan itu tak mengerti ilmus'lat dan hanya berusaha menghindar sebisanya. Kulemparkan sekerat kayu untuk menghentikan. Tetapi orangtua itu menghindar dan celakanya anak gundul yang hendak kutolong itulah yang terkena dan terlempar kedalam lembah yang curam....." "Mati?' tanya Pang To-tik-"Entah karena aku tak sempat menenngoknya. Kakek itu ternyata salah seorang dari tianglo Tiraikasih website http://kangzusi.com. Hoasan-pay yang bernama Naga besi Pui Kian marah sekali kepadaku dan terus menyerang dengan kalap. Tetapi aku tak mau melayaninya setelah mendapat kesempatan terus meloloskan diri” "Hm, anak gundul itu tentulah pembunuh dari Kam sute, "kata Pang To-tik. "Benar, memang Naga-besi Pui Kian mengatakan begitu," sahut Hoa Sin. Tiba2 wajah Pang To-tik berobah merah serunya : "Kalau sudah tahu anak itu musuh Hoasan-pay, mengapa Hoa pangcu masih tetap hendak campur tangan ? Adakah Hoa pangcu menganggap orang Hoa-san-pay itu boleh dipandang sebelah mata ?" Sekalian ketua partai persilatan terkejut mendengar kata2 Pang To-tik yang amat taiam itu. Demikian pula Pengemis sakti Hoa Sin. Bahkan Ia merasa tatapan mata Pang To-tik kepadanya itu mengandung kemarahan. "Pang tayhiap." kata Hoa Sin, "dari kejauhan kulihat seorang lelaki tua tengah menyerang seorang anakmuda dengan keras sekali. Jelas anak itu tentu akan terlempar jatuh kedalam jurang. Untuk lari menghampiri tentu membutuhkan waktu. Mungkin akan terlambat dan anak itu pasti sudah terlempar kebawah jurang. Akupun tak tahu kalau orangtua itu ternyata salah seorang tiang-lo Hoa-san-pay. Maka untuk menolong seorang anak muda yang terancam bahaya maut dari jauh ku lontarkan sekerat kayu kepada orangtua itu. Maksudku supaya dia hentikan serangannya. Sama sekali aku tak bermaksud hendak membela anak dan memusuhi Hoa san-pay." Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Tetapi bukankah Pui Kian tianglo sudah memberi penjelasan dan engkau tetap melayani serangannya ?" tegur Pang To-tik. "Oho," Pengemis sakti Hoa Sin tertawa “Maaf sudah kuminta, tetapi dia masih ngotot menyerang. Apakah Pang tayhiap suruh aku diam menerima pukulannya ?" "Hoa pangcu" serentak Pang To-tik bangkit dan memandang pengemis tua itu dengan memberingas, "musuh Hoa-san-pay harus Hoa san-pay sendiri yang membereskan. Kalau pembunuh itu tak ketemu, aku pasti akan minta pertanggurij an jawab kepadamu !" Pengemis sakti Hoa Sin tertawa nyaring "Yang tidak tahu, tidak berdosa. Pengemis tua tidak tahu sama sekali bahwa Kain pangcu terbunuh oleh seorang pemuda yang tak terkenal Aku hanya kasihan dan merasa tak adil apabila tiang lo dari Hoa-san pay menyerang seorang anak muda begitu rupa ..." "Pang tayhiap," tiba2 Ceng Sian suthay berseru tajam, "ada suatu keganjilan dalam peristiwa pembunuhan Kam pangcu" "Silahkan suthay menerangkan hal itu," sahut Pang To-tik. "Bila menilik keterangan Hoa pangcu tadi bahwa pemuda itu tentu hancur digempur tiang-lo dari Hoa san-pay, kiranya aneh sekali kalau Kam Sian-hong pangcu sampai dibunuh oleh pemuda itu. Apakah dalam hal itu Hoa-san-pay tak salah menuduh orang yang tak berdosa ?" Ucapan ketua Kun-lun-pay itu membuka pandangan sekalian ketua partai persilatan. "Memang lain perkiraan lain kenyataan." sahut Pang To-tik. "menilik dengan tianglo Hoa-Mu pay dia sudah tak dapat berkutik, tak mungkin dia dapat membunuh Kam sute. Tetapi Tiraikasih website http://kangzusi.com. memang kenyataannya pemuda itulah yang ditangkap oleh anak murid Hoa-san pay yang mendapatkan dia itu berada dalam guha dimana Kam sute terbunuh. Tiang-lo Hoa san pay adalah tokoh yang tahu membedakan mana yang jahat dan baik, yang bersalah dan yang tidak. Kalau tak ada bukti2 jelas, tak mungkin tiang lo Hoa san-pay akan menyerang seorang anakmuda yang tak ngerti silat " "Soal pemuda itu berada dalam guha tempat terbunuhnya Kam pangcu, bukanlah suatu bukti bahwa prmuda itulah pembunuhnya," bantah Ceng San suthay, "apa yang terjadi dalam terakhir ini memang serba aneh. Misalnya, hilangnya jenazah Kim tayhiap. munculnya dua tokoh dari selatan dan utara yang sama mengaku bernama Kim Thian-cong dan terbunuhnya Kam pangcu. Banyak hal2 yang kita sangka. ternyata rneleset. Maka baiklah kita jangan cepat2 manjatuh kan dakwaan sebelum mendapat bukti yang meyakinkan ..." "Bagaimana mungkin mendapat bukti kalau bukti itu sudah mati " Pang To-tik menananggapi 'Pang tayhiap," seru Pengemis-sakti Hoa-sin "pengemis tua takkan ingkar dari tanggung jawab. Akan kucari anakmuda itu. Apabila dia benar2 sudah binasa, pengemis tua akan mewajibkan untuk menyelidiki peristiwa pembunuhan itu sampai mendapat bukti yang terang. Kalau memang dia pembunuhnya, pengemis tua akan menyerahkan dan menerima apapun hukuman yang hendak dijatuhkan Hoa-san pay atas diri pengemis tua. Tapi kalau ternyata bukan dia yang membunuh, Pengemis tuapun akan mewakilinya meminta keadilan kepada Hoa san-pay" Ucapan Pengemis-sakti itu bernada keras ia merasa telah kesalahan menghantam pemuda itu sampai terlempar kedalam Tiraikasih website http://kangzusi.com. jurang. Maka ia hendak menebus dosa. Ia masih tak percaya kalau pemuda itu dapat membunuh Kam Sian-hong. "Omitohud," Hui Gong taysu berseru, "saat ini musuh bermunculan mengancam keselamata dunia persilatan dan partai persilatan. Bersatu teguh, bercerai runtuh. Meninggalnya Kam pangcu menjadi tanggung jawab kita semua untuk menyelidiki dan menangkap pembunuhnya. Mencari hilangnya jenazah Kim tayhiap juga menjadi tanggung jawab kita bersama. Demikianpun dalam menghadapi teka teki munculnya dua orang Kim Thian cong itu. Dunia persilatan terancam kabut hitam dan segera hujan darah pasti akan mencuiah Karena itu kita harus bersatu. Hapuskan perselisihan dan dendam peribadi. Satukan tenaga dan pikiran untuk menghadapi bahaya itu" "Apa yang taysu utarakan itu. memang tepat sekali." sambut Ang Bin tojin. "dengan sasah payah selama berpuluh tahun Kim tayhiap telah berusaha untuk mempersatukan kita. Masakan jerih payah selama berpuluh tahun akan kita hapus dalam sehari saja ?"' Pernyataan kedua ketua partai persilatan yang berpengaruh itu menimbulkan kesadaran pada diri kdua partai. Terutama Pang To-tik dan Pengemis sakti yang hampir saja bertengkar. Kemudian Hui Gong taysu meminta kepada Ceng Sian suthay untuk memberi laporan. Rahib ketua Kun lun pay itu segera memberi laporan Pengalaman yang dialami oleh Sian suthay ternyata tak kurang menarik. "Peristiwa yang kujumpai memang menarik juga." kata suthay itu. "tetapipun akan menambah ruwetnya suasana yang kita hadapi ..." Tiraikasih website http://kangzusi.com. ---o0dw0o--- Jilid 15 Karma. Ceng Sian suthay adalah ketua partai Kun-lun-pay yang merupakan salah sebuah partai besar dalam dunia persilatan dewasa itu. Pernyataan rahib itu tentang pengalamannya cukup menarik perhatian sekalian ketua persilatan yang hadir. Dan mulailah suthay itu bercerita : "Aku menuju ke selatan untuk mencari jejak putera Kim tayhiap yang hilang itu. Sampai tiba i ujung daratan yang berbatasan dengan laut selatan, tetap belum berbasil kuketemukan sesuatu. Tetapi laut Lam-hay itu segera membangkitkan ingatanku akan suatu peristiwa besar yang menyangkut mendiang orangtuaku dan kepentingan partai perguruan Kun lun-pay. Segera kuputuskan untuk menyeberangi laut menuju pulau Hailam. Halaman 6-7 ga ada lebih tampan, lebih pandai bicara. Bimbanglah hati Gwat-ngo menghadapi persembahan cinta diri kedua suhengnya itu. Hendak menerima cinta Hong-kiat. tetapi ia lebih tertarik! kepada Ong Han. Namun kalau menerima cinta Ong Han, iapun kasihan kepada Hong-kiat. Diantara simpang jalan antara Kasihan dan Cinta itu. akhirnya pertimbangan Gwat-ngo lebih condong kepada Cinta. Cinta itu suara hati tetapi kasihan itu hanya getaran hati. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Kalau ia memilih Hong-kiat, ia merasa lebih kasihan lagi kepada pemuda itu Karena bukankah suhengnya kesatu itu nanya menerima cinta yang berdasar rasa kasihan saja ? Cinta yang sesungguh nya bukan keluar dari hati nuraninya yang tulus? Bukankah dengan demikian suhengnya itu akan men derita batin ? Ah, tak mau Gwat ngo memaksa suara hati nya dan menipu Hong-kiat. Lebih baik ia berterus terang menolak cinta Hongkiat. Biarlah suhengnya itu menderita siksaan batin. Tetapi itu tentu hanya untuk sementara waktu. Kelak tentu suhengnya itp akan memperoleh seorang gadis yang mencin» tainya. Dan diam2 Gwat-ngo berjanji dalam hati akan membantu suhengnya mendapatkan jodoh yang sesuai. Dengan pertimbangan itu maka mulailah Gwat ngo membuka hatinya untuk menerima cinta Ong Han, suhengnya yang kedua. Pergaulan antara kedua muda mudi yang menjadi Suheng dan sumoay itu makin hari makin akrab. Walaupun sedapat mungkin Gwat-ngo tak ingin menyakiti hati Hong-kiat karena melihat hubungannya dengan Ong Han, namun Gwat-ngo ta dapat menahan suara hatinya yang mendambakan cinta. Bagaikan sekuntum bunga yang mekar, ia menyambut dengari gembira akan kedatangan sang kumbang berbulu emas. Hong-kiat bukan tak tahu akan perkembangan kedua sute dan sumoaynya itu. Namun ia seorang yang jujur. Ia mencintai Gwat ngo dengan se tulus hati. Apabila Gwat-ngo gembira, ia turut gembira. Kebahagiaan Gwat-ngo, merupakan keba hagiaanya pula. Karena ia selalu ipgih membahagiakan sumoaynya itu. Melihat hubungan Gwat-nyo dengan suhengnya yang kedua makin bertambah erat, ia hanya dapat menghela napas ... Tiraikasih website http://kangzusi.com. Pada suatu hari Pek Thian tojin jatuh sakit "Sudahlah, kalian tak perlu bersedih." kata nya kepada ketiga muridnya yang dengan penuh perihatin siang malam menjaga disampingnya. "setiap awal tentu ada akhir. Apa yang Hidup tentu Mati. Itu sudah kodrat alam. Yang penting bukan lah menjaga dan mempertahankan supaya aku tetap hidup seratus tahun lagi. Karena toh hal itu akan sia2 belaka. Tetapi haruslah menjaga dan mempertahankan apa yang telah kulakukan semasa hidupku" Ketiga anakmurid itu mengangguk. "Aku mati, bukan suatu hal yang aneh dan patut disayangkan. Karena setiap manusia tentu tak lnput dari kematian. Tetapi Pek Thian tojin mati, bukan berarti Kun-lunpay mati juga. Kun-lun-pay harus tetap hidup sampai di akhir jaman. Kun Iuri pay telah menyumbangkan ilmu pusaka dari bang sa kita yang berupa ilmu silat, baik dengan pukul an tangan kosong maupun ilmu permainan pedang Dan hal itu telah diakui oleh dunia persilatan Berhenti sejenak untuk mengambil napas, ke tua Kun-lunpay itu berkata pula : "Kun-lun-pay didirikan oleh kakek moyang kita dengan jerih payah. Maka sudahlah menjadi kewajiban dari anak2 muridnya untuk menjaga dan mempertahankan perguruan kita itu. Maka kalau kalian bertiga benar2 cinta dan sayang kepadaku, kalian harus berlatih keras untuk mencapai tataran kesempurnaan dari berbagai ilmu kepandaian yang telah kuajarkan itu." "Baik suhu" kata ketiga murid itu. Pek Thian tojin tertawa girang. Wajahnv» memancarkan sinar kebahagiaan. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Puaslah sekarang apabila ajalku tiba” katanya pula, "Kun-lun-pay pasti tetap jaya di tangan kalian. Namun lepas dari tanggung jawabku kepada partai perguruan, masih ada sebuah tanggung jawabku sebagai seorang ayah terhadap puterinya “ "Yah, janganlah engkau terlalu mencemaskan diriku,'' buru2 Gwat-ngo berseru, "aku sudah cukup dewasa untuk menjaga diriku, Yang penting ayah harus lepaskan pikiran dan mengasoh secukup-cukupnya agar sakit ayah lekas sembuh" Pek Thian tojin tersenyum : "Sekarang engkau dapat mengatakan begitu kepadaku, Gwat. Tetapi kelak apabila engkau sudah menjadi orang tua. tentu lain lagi bicaramu." Kemudian orangtua itu berpaling memandang Hong-kiat lalu Ong Han. "Hong-kiat." katanya kepada murid pertama "kutahu engkau seorang pemuda yang baik, jujur dan setia. Walaupun engkau agak lamban berpikir tetapi engkau penuh tanggung jawab. Sifat itu amat diperlukan pada pimpinan partai Kun lunpay . . " Lalu Pek Thian memandang Ong Han: '"Han engkau seorang pemuda yang berbakat, cerdas dan tangkas. Sifat2 itu juga dibutuhkan oleh seorang pemimpin partai perguruan. Maka aku agak bingung untuk menentukan, siapakah yang kelak a-kan kuserahi pimpinan perguruan Kun lun-pay." "Suhu," cepat Ong Han berkata, "harap suhu jangan berbanyak pikiran. Toasuhenglah yang harus mengganti kedudukan sebagai pemimpin Kun-lun-pay karena toa suheng adalah murid pertama" Pek Thian tojin mengangguk : "Benar, memang demikianlah naluri pergantian pimpinan pada tiap partai persilatan. Murid Tiraikasih website http://kangzusi.com. pertama harus yang diangkat sebagai pengganti suhunya. Tetapi aku mempunyai pendirian lain. Pengganti pimpinan partai Kun-lun pay takkan didasarkan atas u-rut-urutan kedudukan muridnya tetapi akan berdasar pada kecakapan dan rasa tanggung jawabnya terhadap partai Kun-lun-pay". "Engkau lebih cerdas dan lebih cakap," kata Pek Thian tojin. "Tetapi toa suheng lebih jujur, setia rasa dan besar tanggung jawabnya," tukas Ong Han. "Itulah sebabnya maka aku bingung," Pek Thian tojin cepat merebut pembicaraan. Setelah itu ia merogoh kebawah kasur tempat tidurnya. Sesaat kemudian ia sudah mencekal sebatang pedang dengan kerangkanya. Kerangkanya terbuat dari kayu cendana yang diukir macam bentuk seekor naga. "Inilah pedang pusaka Ceng-lui-kiam." kata Pek Thian tojin". sekarang hendak kupersilahkan kalian untuk memilih : pedang atau kerangkanya." "Hong-kiat, sebagai murid pertama, engkau kuberi kelonggaran untuk memilih lebih dahulu." serunya kepada Hong-kiat. Tetaoi pemuda jujur itu menolak : "Maaf, suhu murid tak mempunyai pilihan Baik pedang maupun kerangkanya, murid tetap akan menerimanya dengan penuh hormat dan tanggung jawab." Diam2 Pek Thian tojin memuji kejujuran muridnya yang pertama itu. Lalu ia suruh Ong Han yang memilih. Bermula Ong Han juga menolak tetapi karena didesak oleh suhu dan toa-suhengnya, akhirnya mau juga ia memilih lebih dulu. "Baiklah, suhu," katanya seraya tampil rneng hampiri pedang, "biarlah murid memilih pedangnya saja." Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Hong-kiat, apakah engkau sudah rela mendapat kerangka pedang ?" tanya Pek Thian. "Murid telah mengatakan, apapun yang akan diterimakan kepada murid, tentu akan murid jaga dan rawat dengan sebaik-baiknya." sahut Hong-kiat. "Jika begitu, ambillah kerangka pedang Ceng Iui-kiam ini" kata Pek Thian. Setelah Oog Han mengambil pedang dan Hong kiat kerangkanya maka berkata pula Pek Thian tojin. "Memang nasib itu sudah digariskan kepada kalian berdua," katanva, "Ong Han, engkau memelih pedang itu berarti engkau memilih isi atau buahnya. Isi atau buah itu yalah ilmu pelajaran dari partai Kun-lun-pay." Berhenti sejenak ketua partai Kun-lun-pay itu berkata pula : "Engkau telah memiliki delapan bagian dari ilmu kepandaian partai kita. Dan apa yaitu; dapat kuajarkan kepadamu memang hanya sampai pada tataran itu. Tetapi sesungguhnya masih ada dua bagian ilmu pusaka partai kita yang lenyap . . " "Oh," Ong Han terkejut. "dapatkah kita menggali lagi ilmu itu. suhu ?" "Adakah engkau mempunyai minat untuk mencari ilmu pusaka kita yang hilang itu ?" Ong Han mengiakan : "Benar suhu. Murid hendak memperlengkapi ilmu kepandaian partai Kun lun-pay agar dapat menambah kejayaan partai kita" "Bagus, muridku." seru Pek Thian tojin, "tetapi hal itu tidak mudah." "Suhu," kata Ong Han. "apapun yang akan terjadi demi kepentingan partai kita. murid sanggup untuk melakukan, Tiraikasih website http://kangzusi.com. sekalipun harus terjun kedalam lautan api. Mohon suhu suka memberi petunjuk." Karena melihat kesungguhan hati muridnya, Pek Toian tojinpun lalu memberi penjelasan : "Sbenarnya kitab pelajaran ilmusilat partai Kun-lun pay terdiri dari 10 buah Yang berada disitu hanya delaoan buah. Masih ada dua buah yang berada di Mongolia. "Di tempat siapa ?" tanya Ong Han. "Seorang pertapa sakti yang tinggal di kota Ulan Bator." “Mengapa suhu tak pernah mencoba kesana” tanya ong Han pula. Pek Thian tojin menghela napas : "Aku sudah berulang kali kesana tetapi senantiasa gagal. Ketahuilah muridku. Orang sakti itu.memang aneh dan berilmu tinggi. Dia memberi tahu kepadaku, bahwa aku tak berjodoh dengannya." Ong Han heran dan menyanakan nama o-rang saksi itu. "Entah siapa namanya. Pokok asal engkau tiba disana, dia tentu akan tahu sendiri. Tanpa engkau cari dia akan datang sendiri kepadamu apa bila engkau memang berjodoh. Tetapi kalau engkau tak mempunyai rejeki, dia akan memberitahu dengan surat." "Suhu, ilmu apakah yang berada padanya?" tanya Ong Han. "Yang satu ilmu tutukan jari dari jarak jauh dan yang satu ilmu pedang terbang." Ong Han tertarik dan menyatakan akan pergi ke Ulan Bator. Kemudian Pek Thian tojin berkata kepada ong-kiat: "Muridku, engkau memang seorang jujur dan penerima. Karena engkau menerima pohonnya maka engkaulah yang Tiraikasih website http://kangzusi.com. menggantikan aku sebagai ketua Kun-lun-pay apabila kelak aku menutup mata." "Suhu ..." "Jangan membantah, Hong-kiat." cepat Pek Thian tojin mencegah Hong-kiat yang hendak ber kata. "itu memang sudah ketentuan nasib. Yang memilih buah, akan mendapat ilmu pelajaran Kun lun-pay. Yang memilih pohon, akan mendapat kedudukan sebagai ketua Kun-lun-pay." Demikian keputusan yang diambil Pek Thian tojin Dan keesokan harinya berangkatlah Ong Han menuju ke Mongolia. Suatu perjalanan yang jauh dan sukar. Beberapa bulan kemudian penyakit Pek Thian tojin makin berat dan akhirnya menutup matalah ketua Kun-lun pay itu. Sebelum meninggal. Pek Thian tojin telah menyerahkan sebuah kim-long atau surat rahasia kepada puterinya Gwatngo. So tahun kemudian, baru kim-long itu boleh dibuka. Li Hong-kiat menjalankan kedudukan sebagai ketua partai dengan hati2 dan bertanggung jawab. Sampai setahun lamanya, belum juga Ong Han pulang. Karena sudah tiba waktunya maka Gwat-ngo pun segera membuka Kim-long dari ayahnya, la nyata surat warisan itu berisi pesan bahwa apabila dalam waktu setahun Ong Han sudah pulangi Gwat ngo boleh menikah dengan dia. Tetapi apa bila sampai setahun tak pulang maka Gwat-ngo supaya menikah dengan Hong-kiat. Gwat Ngo termenung-menung membaca surat peninggalan ayahnya. Sampai beberapa hari ia masih bingung dan bermuram durja. Hong-kiat yang selalu memperhatikan Tiraikasih website http://kangzusi.com. dirinya, segera menanyakan sebab2 kelesuan sumoaynya itu. Gwat-ngo-pun terpaksa menunjukkan surat ayahnya itu. Hong-kiat tak sampai hati memaksa sumoay nya. Ia tahu sumoaynya itu lebih mencintai Ong Han. Maka ia berkata : "Lebih baik kita tunggu setahun lagi. Tentulah sute sudah pulang." Gwat-ngo terharu akan kejujuran toa-Suheng nya. Namun betapapun ia tak dapat memaksa suara hatinya. Tak terasa setahun pun telah habis lagi dan Ong Han tetap belum muncul. "Sumoay, jangan bersedihlah, mari kita menunggunya lagi satu tahun," kata Hong-kiat menghibur sumoaynya. Amat terharu sekali Gwat-ngo dibuatnya atas kecintaan yang tiada taranya dari toa-suheng Itu. Diam2 ia mulai mengagumi peribadi Hong-kiat yang luhur. "Toa-suheng," katanya dengan penuh haru. “kita sudah cukup bersabar menunggu sampai tiga tahun. Apabila tahun yang terakhir ini suheng tetap tak pulang, marilah kita laksanakan perintah ayah . , " Rupanya memang nasib telah menggariskan perjodohan Gwat-ngo dengan Hong-kiat. Sampai tahun yang ketiga, tetap Ong Han tak pulang. Karena merasa telah lebih dari cukup menunggunya, akhirnya Gwat-ngo melangsungkan pernikahan dengan Hong-kiat. Keduanya hidup bahagia dan di-karunia seorang puteri. Pada waktu Ong Han pergi ke Mongolia, kaisar Goan-si cou yang berasal dari Mongol, telah wafat. Terjadilah pemberontakan diseluruh negeri yang hendak menumbangkan kekuasaan pemerintahan Goan. Diantara yang berhasil dalam Tiraikasih website http://kangzusi.com. gerakan itu yalah Cu Goan-ciang yang kemudian mengangkat diri menjadi kaisar Beng. Selama terjadi huru hara pemberontakan2 itu, dunia persilatanpun mengalami pergolakan hebat. Muncullah gerombolan Topeng Hitam yang memaksa partai2 persilatan untuk menentang Cu Goan ciang dan menunjang pemerintahan Goan lagi. Partai persilatan yang menolak, tentu dihancurkan Pemimpin gerombolan Topeug Hitam itu seorang muda yang sakti sekali kepandaiannya entah berapa banyak jago2 silat Tiong-goan yang telah mati dibawah pedang pusakanya. Kesaktian dan keganasan pemimpin gerombolan Topeng Hitam benar2 merontokkan nyali setiap kaum persilatan. Usaha mereka hampir berhasil ketika tiba2 muncullah Kim Thian-cong. Topeng Hitam yang menghancurkan. Kim Thiancong. yang membangun pula. Topeng Hitam mendukung pemerintahan Go-an, Kim Thian-cong menunjang kerajaan Beng. Akhirnya bertemulah kedua tokoh itu dimuara sungai Hekliong- kiang (sungai Naga hitam) Da lam pertempuran dahsyat yang berlangsung sampai sehari semalam itu. akhirnya Kim tayhiap dapat menutuk pedang pusaka Ceng-lui-kiam hingga jatuh kedalam sungai. Tetapi Kim tayhiappun menderita luka sebuah tusukan pada bahunya. Kemudian Kim tayhiap berhasii mencabut topeng kain hitam dari pemimpin gerombolan itu dan tahu siapa sebenarnya dia. Orang itu pucat. "Bunuhlah" katanya dengan gagah. "Siapa engkau ?" tanya Kim tayhiap. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Tak perlu engkau tahu namaku !" "Ha, ha" Kim Thian-cong tertawa, "walaupun engkau tak mau memberitabu tetapi aku dapat mengenali ilmu perguruanmu. Bukankah engkau anak murid . . " 'Tutup mulutmu!" cepat orang itu berteriak "aku mau menyerah tetapi dengan syarat !" Kini Thian-cong menimang Orang yang umur nya sebaya itu ternyata seorang tokoh dunia persilatan Tionggoan. Murid sebuah partai persilatan termasyhur dan menjadi salah satu dari ketujuh partai persilatan besar. "Katakan syaratmu !" seru Kim Thian-cong. "Aku mau menyerah bukan berarti aku kalah kepadamu Tetapi aku hanya mengalah. Aku akan mengundurkan diri dari keaktipan didunia persilat an dan mengasingkan diri. Tetapi engkau tak boleh menyelidiki siapa namaku dan tak boleh menyiarkan diriku kepada dunia persilatan." Kim Thian-cong menimbang bahwa syarat itu tidak berat maka iapun segera menyanggupi. "Tetapi ingat, setiap saat kudengar orang membicarakan siapa sebernarnya diri pemimpin gerombolan Topeng Hitam itu, pasti engkaulah yang menyiarkan. Dan aku tentu akan bergerak lagi untuk menghancurkan seluruh partai2 persilatan dan engkau !" “Baik, ucapan seorang lelaki adalah ibarat seekor kuda yang lepas. Sekali lari takkan dihenti kan lagi." seru Kim Thian-cong, "tetapi engkaupun harus ingat. Begitu kudengar engkau dan gerombolanmu bergerak mengacau dunia persilatan lagi aku tentu akan membuka kedok rahasia dirimu dan akan mengajak Tiraikasih website http://kangzusi.com. seluruh partai persilatan untuk meminta pertanggungan jawab kepada partai perguruanmu !" Demikian keduanya mengakhiri pertempuran dengan sebuah perjanjian yang aneh. Namun karena perjanjian itu telah diucapkan oleh dua tokoh silat yang sakti, keduanyapun sama2 pegang janji. Sejak mulai saat itu, gerombolan Topeng Hitampun menghilang dari dunia persilatan. Lima tahun kemudian pada suatu hari Li Hong-kiat dan isterinya terkejut ketika menerima kedatangan Ong Han. Dengan panjang lebar Ong Han segera menuturkan pengalamannya selama berada di daerah Mongol la berhasil bertemu dengan orang Mongol sakti itu dan diberi ajaran Hoagong- ci atau Jari penggurat-langit dan ilmu Hui-kiam atau Pedang-terbang tetapi dengan syarat, sebelumnya aku harus sanggup melaksanakan sebuah perintah dari orang sakti itu. "Tekadku, aku takkan pulang sebelum membawa kedua ilmu sakti itu." kata Ong Han "maka kuterima permintaannya. Aku diperintah untuk mencarikan Ular katak yang hanya terdapat di danau Balehasj di daerah barat" Ong Han berhasil menemukan danau itu dan menyelam ke dasar danau Ia berhasil menangkap seekor Ular katak, sejenis binatang aneh yang kepalanya seperti ular tetapi badannya katak. Tetapi ketika ia hendak membawa ular-katak itu ia telah dikepung oleh suku Kazak dan ditawan. Ong Han diberi minuman obat yang menghilangkan kesadaran pikirannya lalu diajak oleh suku Kazak berperang melawan lain suku. Dua tahun lamanya ia membantu kepada suku Kazak. Setelah perang selesai dan dianggap berjasa, maka diapun dibebaskan. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Ular-katak diberikan kepadanya lagi begitu pula iapun disembuhkan dari kehilangan kesadaran pikirannya, Kemudian bergegas ia kembali ke U-lan Bator. Tetapi orang sakti itu sudah makin parah sakitnya. Dengan minum ular-katak itu, dapatlah jiwa orang Mongol itu tertolong tetapi dia lumpuh. Tubuhnya tak dapat bergerak. Untung luh sebelumnya orang itu sudah menyiapkan lukisan dalam sebuah buku. Ong Han disuruh melakukan gerakan sesuai dengan lukisan itu. Dua tahun lamanya Ong Han belajar dengan cara itu. walaupun masih kurang sempurna tetapi ia sudah dapat mencapai delapan bagian. Pada suatu hari sepulang dari berbelanja ke kota. Ong Han mendapatkan suhunya itu mati di bunuh orang. Mulut suhunya itu masih menggigit seketat daging kecil. Ternyata ujung jari kelingking orang. Ong Han menduga, ketika hendak dibunuh suhunya masih dapat menggigit jari kelingking mu suh. Ong Han menyimpan bukti itu, Ada lagi sebuah hal yang mengherankan pada mayat suhunya. Telunjuk jari suhunya itu menuding kearah lantai. Ong Han yang berotak cerdas segera merang kai dugaan. Digalinya lantai itu dan ternyata memang terdapat sebuah kotak kecil terbuat dari kulit kerbau. Ketika dibuka isinya sebuah surat yang menyatakan bahwa kedua buah kitab pusaka yang berisi ilmu kesaktian itu tersimpan dalam Kuil Kuning di luar tembok istana kaisar Goan. Dahulu orang Mongol itu diangkat menjadi kepala Kuil Kuning. Tetapi karena dia kesalahan pada kaisar maka dijatuhi hukuman mati, Tetapi ia ditolong oleh It Sian tojin. Untuk membalas budi, kepala Kuil Kuning itu menyerahkan delapan Tiraikasih website http://kangzusi.com. buah kitab pelajaran ilmu sakti. It Sian tojin kemudian menjadi ketua dari partai Kun-lun-pay. "Itulah sebabnya maka aku sampai sekian lama baru pulang," kata Ong Han kepada toa-su hengnya Hong-kiat. Atas pertanyaan Ong Han. Hong-kiat yang telah menjadi ketua Kun-lun pay menhela napas. "Selama lima tahun ini banyak sekali pero-bahan yang telah terjadi." katanya, "suhu telah menutup mata dan akupun terpaksa menerima jabatan sebagai ketua . , . " Ah, sudah selayaknya suheng melakukan tugas itu." kata Ong Han dengan nada lepas. "Gwat-ngo, tulunglah engkau ambilkan surat peninggalan suhu itu," kata Hong-kiat. Tak berapa lama Gwat ngopun keluar lagi dengan menyerahkan sebuah sampul surat. "Sute . . maafkan, aku terpaksa melaksanakan pesan suhu." kata Hong-ktat. Habis membaca, wajah Ong Han tetap tenang, katanya : "Akulah yang bersalah, suheng. Bahkan suheng sudah memberi kelonggaran waktu lebih dari yang dipesan suhu. Semoga suheng dan sumoay dapat hidup bahagia , . “ Sejak itu tinggallah Ong Han di markas Kun lun-pay. Tetapi sikapnya sekarang jauh berbeda dengan dahulu. Dia berobah menjadi seorang pendiam dan suka melamun. "Sute. mengapa engkau sekarang suka bermenung melamun seorang diri ?" tegur Hong-kiat. Ong Han hanya mengatakan tak apa2 Tetapi setelah didesak oleh suhengnya barulah ia menyatakan kalau memikirkan tentang dua buah kitab pusaka yang masih tersimpan dalam Kuil Kuning Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Suheng, kejayaan Kun-lun-pay harus kita bangun dan kembangkan seluas-luasnya. Ilmu yang termaktub dalam kitab pusaka itu tiada ternilai saktinya. Dengan memiliki ilmu Pedang-terbaag yang sudah beratus tahun lenyap. Kun lunpay akan menjagoi dunia persilatan," "Lalu bagaimana kehendakmu'" tanya Hong-kiat. "Aku tetap hendak mencari kitab pusaka itu” sahut Ong Han. "Tetapi penjagaan disana tentu ketat sekali" katr Hong kiat. "Itulah sebabnya aku selalu termenung memikirkah hal itu," sahut Ong Han. Hong-kiat tertarik akan tujuan sutenya yang mulia. Bukankah sutenya itu berjuang keras demi membangun kejayaan Kun-lun-pay. "Ah, dia berjuang begitu gigih dan aku ? Aku hanya enak2 berada dalam markas dan menikah dengan sumoaynya, Belum pernah aku keluar untuk melakukan tugas kepentingan partai" diam2 Hong-kiat menilai dirinya. Dia seorang jujur. Maka segera ia menawarkan tenaganya untuk menemani sutenya menuju ke kota raja. Demikian kedua suheng dan sute itu segera berangkat. Urusan partai diserahkan kepada Gwat ngo. Lebih kurang enam bulan kemudian, pada suatu hari tiba2 muncullah Ong Han dengan membawa luka2 berdarah. Sudah tentu Gwat-ngo terkejut sekali. "Mana suheng ?" tanyanya cemas. Ong Han tak menyahut melainkan bercucur an airmata . . . "Oh." Gwat-ngo menjerit, "benarkah dia . .. dia . . celaka .?" Tiraikasih website http://kangzusi.com. Dengan terbata-bata Ong Han menceritakan bahwa dalam usahanya menyelundup ke dalam Kuil Kuning, ia dan suhengnya telah dipergoki oleh para penjaga disitu. Terjadi pertempuran dengan barisan siwi (pasukan istana) yang lebih besar jumlahnya dan terdiri dari tokoh2 silat sakti. Hong-kiat rubuh dan terluka berat. Bermula Ong Han mengamuk dan hendak adu jiwa untuk membalas kematian suhengnya tetapi dalam detik2 masih dapat bernapas, Hongkiat mencegah dan menyuruhnya pulang. "Sute, biarlah satu yang mati jangan dua-dua. Kita harus tetap menegakkan Kun-lun pay. Dan tolonglah engkau rawat sumoay dan anaknya..." "Bermula aku tak mau," Ong Han melanjut kan keterangannya, "tetapi karena suheng tetap mendesak, akhirnya aku terpaksa membuka jalan-darah dan meloloskan diri ..." Gwat-ngo tersedu-sedu mendengar berita itu. Betapapun, Hong-kiat. itu adalah suaminya yang yang mencintai dan menyayanginya. Sampai beberapa bulan Gwat-ngo tetap bersedih. Untunglah ada Ong Han yang selalu menghiburnya. Waktu berjalan pesat sekali. Musim panas berganti musim rontok lalu musim dingin. Dan setelah mengalami musim yang menggigilkan tubuh dan merawankan hati itu, akhirnya tibalah musim semi, musim yang memberi harapan pada semua mahluk di semesta alam. Sering dengan kedatangan musim semi yang indah gemilang itu. mulai cairlah kabut kesedihan yang menyelubungi hati Gwat-ngo si janda kembang yang masih muda belia itu. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Belaian kata2 yang dirangkai indah oleh mulut Ong Han yang pandai bicara, bagaikan sinar matahari yang memancar di musim semi. Memberikan kegairahan dan menimbulkan harapan hidup dalam hati Gwat-ngo. Kelayuan dan kelesuan hidup janda itu, mulai merekah kegairahan dan harapan. Dan bersemi pulalah benih2 asmara yang pernah menjalin antara ia dengan Ong Han dahulu. Cinta pertama, selalu berkesan. Ketika Ong Han menyatakan isi hatinya maka Gwat-ngopun menyambutnya dengan sepuluh jari. Demikian keduanya segera hidup menjadi suami isteri dengan bahagia. Setahun kemudian pada suatu malam, Ong Han menerima kedatangan seorang tetamu. Secara kebetulan, Gwat ngo dari balik dinding ruangan dapat mendengar pembicaraan mereka. Rupanya orang itu seperti menagih janji kepada Ong Han. Ong Han beibangkit dan masuk kedalam kamar. Rupanya timbul kecurigaan dalam hati Gwat ngo. Ketika Ong Han masuk, ia pura-pura tidur. Ternyata Ong Han mengambil sarung pedang yang tergantung pada tembok. Sarung pedang itu yalah kerangka dari pedang Ceng-lui-kiam. Gwat ngo terkejut. Pada saat itu juga ia hendak menegur tetapi pada lain kilas ia mempunyai lain pemikiran. Untuk apakah Ong Han mengambil kerangka pedang itu ? Ah, baiklah ia membiarkan saja dulu dan ia hendak tahu apa yang a-kan dilakukan Ong Han dengan sarung pedang itu. Setelah mengambil sarung pedang, Ong Han terus keluar dan menyerahkan kepada tetamu itu. Kemudian seielah Tiraikasih website http://kangzusi.com. berbicara sebentar, keduanya tertawa lalu berbangkit dan melangkah keluar. Dengan hati2 Gwat-ngo mengikuti mereka. Tiba di sebuah hutan yang sunyi, sekonyong-konyong Ong Han menghantam orang itu. Karena tak menyangka nyangka, orang itu tak sempat menangkis dan rubuh. "Penghianat Ong Han, engkau menghianati janji . . . sebagai upah untuk mencelakai suheng-mu, engkau memberi balasan begini ..." orang itu berteriak sekuat-kuatnya tetapi ia tak dapat melanjutkan kata-katanya karena saat itu Ong Han menendangnya kedalam jurang . . . Bukan kepalang kejut Gwat-ngo ketika menyaksikan peristiwa itu Setelah Ong Han pergi, ia terus turun ke jurang untuk menolong orang itu. Orang itu menderita luka parah. Tetapi berkat ilmu tenaga dalamnya yang tinggi, ia masih dapat! bernapas. Ternyata dia seorang Mongol murid orang sakti dari kota Ular Bator yang memberi pelajaran ilmu tutukan jari jarak jauh dan ilmu Pcdang-terbang kepada Ong Han. Dengan begitu orang itu masih pernah suheng dari Ong Han Gwat ngo melekatkan telapak tangannya ke punggung orang itu untuk menyalurkan tenaga-dalamhya. Tak berapa saat orang itupun sadarkan diri Ketika mengetahui Gwat ngo itu isteri Hong-kiat, orang itu menangis minta maaf. "Maafkan aku nyonyah" katanya, "aku Tol-tai, telah ditipu Ong Han untuk membunuh suamimu . . dia berjarji . . hendak memberikan kerangka pedang Ceng lui kiam . . tetapi ternyata ta curang dan menghantam aku . . " "Apakah suamiku sudah mati ?" seru Gwat ngo gopoh. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Dia terluka parah dan kubuang dalam jurang. Entah mati entah hidup . . " 'Mengapa engkau menghendaki kerangka pedang itu ?” tanya Gwat ngo pula. Belum Toltai menjawab tiba2 diatas tebing terdengar suara Ong Han berteriak-teriak memanggil Gwat-ngo. Rupanya setelah pulang dan tak mendapatkan Gwat ngo berada di tempat tidur, Ong Han terkejut Ia kuatir terjadi sesuatu dengan Gwat-ngo Ia mencari kemana mana tetapi tetap tak bertemu. Akhirnya timbullah kecurigaan, bukan mustahil Gwat-ngo mengetahui peristiwa kedatangan tetamu dari Mongol tadi. Ia mulai gelisah lalu menuju ke jurang tempat pertempuran tadi. "Hai, mengapa engkau disitu Gwat-moay ?" serunya terkejut ketika matanya yang tajam melihat sesosok tubuh wanita sedang berjongkok menolong seorang lelaki. Buru2 ia lari menuruni jurang 'Celaka . . dia datang lagi," kata Toltai tersendat2, "nyonya . . lekaslah engkau lari . . " 'Tidak," sahut Gwat-ngo tegas, "aku hendak membuat perhitungan dengan manusia serigala itu !" "Jangan . . dia lebih sakti . . engkau tentu menderita . . " "Biarlah aku mati asal penghianat itupun mati !" Gwat ngo tetap menolak. "Nyonyah . . loloslah sabukku dan gunakan untuk menghadapi serangan Gig Han. Sabuk itu terbuat dari Swat coa (ular saljo) yang telah membeku digurun salju Siberia selama ratusan tahun. Selain mampu menahan senjata, pun apabila mengenai tubuh lawan, lawan tentu akan menggigil Tiraikasih website http://kangzusi.com. kedinginan dan lumpuh tenaganya," dengan paksakan diri Toltai memberi keterangan. Gwat-ngo menurut dan saat itu Ong Hanpun sudah tiba dihadapan mereka. "Gwat-moay, mengapa engkau berada disini" tegur Ong Han dengan memberingas. Sebelum Gwat-ngo menyahut, Toltai sudah mendahului: 'Anjing Ong Han perbuatanmu yang durhaka telah kuberi tahu kepada nyonyah ini. Engkau . manusia , . berhati serigala . . " "Tutup mulutmu, anjing !" Ong Han membentak dan lepaskan sebuah hantaman dengan meng gunakan ilmu Hoagong- ci atau Jari-pengguratlangit, Terdengar Toltai menjerit ngeri tetapi menyusul itu, Ong Hanpun menjerit, seram terus melarikan diri. Ternyata serempak pada waktu Ong Han menghancurkan Toltai, Gwat-ngopun segera menyabat dengan sabuk Swat-coa-han-kut-tay, sabuk ular salju, Bahu Ong Han termakan ujung sabuk. Seketika menggigillah dia Tenaganya serasa hilang Menyadari bahaya yang mengancam, Ong Han terus melarikan diri . . . "Jahanam, sampai ke ujung langitpun tetap akan kucarimu !" G vat ngo mengejarnya: Tiraikasih website http://kangzusi.com. Tetapi akhirnya Ong Han dapat meloloskan diri juga. Setelah mengejar beberapa lama, tiba2 Gwat-ngo merasa pusing dan akhirnya jatuh. Ternyata dia sudah mengandung tiga empat bulan. Perasaan marah, gemas dan dendam yang membakar hatinya telah menyebabkan hawa dalam tubuhnya bergejolak keras dan darahnya berhamburan keras Ia malu, menyesal dan menderita guncangan batin yang hebat sehingga setelah sadar dari pingsannya, ia berobah linglung pikirannya, la tak mau kembali ke Kun-lun san tetapi merantau ke pegunungan dan hutan belukar. Bahkan ketika melahirkan bayi, ia membuang bayi itu ditengah hutan Ia malu dan jijik merawat anak dari seorang manusia yang berhati binatang seperti Ong Han. Dan sejak itu ia hilang lenyap tiada beritanya. Partai Kun-lun pay geger karena kehilangan ketuanya yang baru yalah Ong Han serta Gwat-ngo. Demikianpun tak hentihentinya anak perempuan yang baru berumur tiga tahun itu menangis mencari ibunya. Untunglah datang seorang rahib tua yang bernama Giok Im sengbo yang bersedia mengambil anak perempuan itu. Setelah anak perempuan itu besar ia diperbolehkan kembali ke gunung kun lun. Kebetulan tiang-lo yang menjabat sebagai pejabat ketua partai Kun lun-pay telah meninggal maka nona itupuh diangkat sebagai penggantinya. "Demikianlah sekelumit kissah sedih yang pernah melanda partai Kun lun-pay, ''Ceng Siar suthay mengakhiri ceritanya. 'O, nona itu tentu suthay sendiri,"kata An§ Bin-tojin ketua Bu tong pay. Ceng Sian suthay mengangguk. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Tetapi bagaimana suthay tahu akan riwayat! itu ? Bukankah suthay saat itu masih berumur tiga tahun?"' seru Hong Hong tojin ketua Go-bi-pay Ceng Sian suthay tersenyum : "Sudah tentu suhuku yang memberitahu. Demikian pula tentang Lam hay It soh, pun suhu menceritakan juga Dia. bukan lain yalah Ong Han, orang yang telah menganiaya ayahku dan mencelakai ibuku !" "Omitohud" seru Hui Gong taysu, "dendam itu laksana bisul, mudah timbul sukar dilenyapkan Sekalipun sembuh tetapi tetap meninggalkan bekas Mengapa suthay masih mengandung rasa dendam, kepadanya ? Bukankah dia akan menderita sendiri akibat perbuatannya itu ?" Ceng Sian suthay tak menyahut melainkan termenung diam. Rupanya terjadi pertentangan dalam batinnya. "Memang telah kuusahakan hal itu sekuat tenagaku," katanya sesaat kemudian, "dan sudah lama aku tak memikirkan persoalan itu. Tetapi pada saat aku tiba di laut selatan dalam rangka mencari putera Kim tayhiap yang hilang' itu, tiba' saja timbullah hasratku untuk menuju ke pulau Hailam." "Apakah tujuan suthay ke sana ?" tanya Ang Bin tojin. "Bermula hanya ingin menjenguk dan membuktikan apakah Lam-hay It-soh itu benar paman guruku Ong Han." kata Ceng Sian suthay. "Benarkah dia itu ?" seru Hong Hong tojin. "Aku sendiri memang tak ingat lagi bagaimana wajah paman guruku dahulu," kata Ceng Sian suthay, "maka ketika berhadapan muka, iapun menerima kedatanganku dengan ramah. Setelah berbicara beberapa saat, akupun segera Tiraikasih website http://kangzusi.com. memperkenal kan siapa diriku yang sesungguhnya. Dia terkejut sekali dan pucat lesi ..." 'Omitohud," seru Hui Gong taysu pula, "dosa memang tak ubahnya seperti bayangan. Kemanakah orang hendak lari dan bersembunyi, tetapi rasa dalam hati telah berbuat dosa itu, tetap akan membayanginya ..." "Dalam tanya jawab dengan dia, dapatlah ku ketahui bahwa ia membunuh ayahku karena marah melihat ayah telah menikah dengan ibuku. Dia masih mencintai ibuku dan tak rela kalau ibu dipersunting lain orang ..." Beihenti sejenak Ceng Sian suthay melanjutkan : "Sebenarnya aku sudah naik darah mendengar keterangannya itu tapi segera dapat kumaklumi perasaan seorang pemuda yang sedang dimabuk Asmara. Cinta itu memang buta dan dapat membuat orang kalap dan gelap . . " Berhenti sejenak, Ceng Sian suthay melanjut kan ceritanya pula. "Ketika kutanyakan tentang pedang pusaka Ceng-lui-kiam. ia menjawab bahwa pedang itu telah terlepas jatuh kedalam bengawan Hek-liong-kiang ketika ia melangsungkan pertempuran hebat dengan Kim Thian-cong." "Kemudian kutanyakan pula tentang sarung pedang Cengliong- kiam. Kukatakan bahwa pedang Ceng lui-kiam itu menjadi haknya karena o-leh sucou (kakek guru) telah diberikan kepadanya Tetapi sarung pedang itu adalah hak milik ayahku. Maka aku berhak untuk meminta. Mendengar pertanyaau itu, Lam-hay It-soh menghela napas panjang : "Sarung pedang itu telah dicuri oleh muridku". "Siapa namanya ?" tanyaku. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Sui Kim-san," jawab Lam-hay It soh. "Mengapa tak engkau kejar ? Bukankah engkau tahu bahwa sarung pedang itu hak milik su-hengmu yang pada suatu hari kemungkinan dapat mencarimu untuk meminta barang itu ?" kutegur-nya dengan tajam. Kembali Lam hay It soh menghela napas. "Aku tak dapat melakukan hal itu." katanya. "Mengapa ?" "Karena puteriku telah meninggalkan surat apa bila aku mengejar dan membunuh Kim-san, puteriku itupun akan bunuh diri." kata Lam-hay Is-soh "Mengapa begitu ?' tanyaku pula, "apakah hubungan puterimu dengan muridmu Kim San itu" "Puteriku juga kuberi pelajaran ilmusilat bersama Kim san. Hubungan kedua suheng dan su-moay itu erat sekali tak ubah seperti engkoh dan adik. Aku merasa gembira dan membiarkan mereka bergaul bebas. Ternyata pada suatu hari telah terjadi hal yang sama sekali tak pernah kuduga-duga. Kim san dan puteriku minggat dengan membawa sarung pedang Ceng lui kiam. Dan meninggalkan surat itu." "Apakah engkau melarang mereka menjadi suami isteri ?" tanyaku. "Bukan melarang tetapi hanya memperingatkan bahwa saat ini mereka jangan memikirkan lain2 hal tetapi harus menumpahkan seluruh perhatian untuk belajar silat. Kelak setelah selesai baru lah nanti aku akan membicarakan soal perjodoan mereka. Tetapi rupanya mereka telah tergoda oleh nafsu sehingga terjadi peristiwa itu." "Apakah mereka sudah mengadakan hubungan gelap ?" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Begitulah menurut pengakuan dalam surat puteriku itu. Ia mengatakan kalau sudah mengandung” "Mengapa mereka harus melarikan diri? Bukankah Kalau mereka mengaku terus terang akan perbuatan mereka, engkau tentu akan memberi maaf?" "Anakku hanya seorang itu . . . " "Bohong !" kubentaknya keras, "bibit siapakah yang terkandung diperut ibuku kala itu ?" Lam-hay It-soh gemetar mendengar kata kataku. Wajahnya pucat lesi dan tubuhnya lemah lunglai "Tetapi bukan maksudku hendak meninggalkan ibumu. Dialah yang marah dan hendak membunuhku” "Seharusnya memang begitu. Karena engkau seorang manusia berhati serigala .'" kudampratnya. Lam-hay lt soh menundukkan kepala berdiam diri. "Siapa nama anakmu ?" tanyaku pula. "Kui giok" 'Pernahkah engkau mendengar berita tentang mereka ?" Lam-hay It-soh gelengkan kepala : "Sejak peristiwa itu batinku telah menderita pukulan hebat. Aku jemu dengan dunia persilatan. Aku tetap a-kan tinggal disini sampai di akhir hayatku." Kutatapnya orang itu. Berbagai pikiran berkecamuk dalam batinku saat itu. Apakah aku harus melampiaskan dendam darah ayahku atau apa kah kubiarkan saja dia hidup tersiksa batinnya ? '"Suthay," tiba2 ia memanggil namaku dengan sebutan suthay, "bukankah kedatanganmu ini hendak menuntut balas atas kematian ayahmu ?" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Hm," aku hanya mendengus. "Silahkan bunuh aku." katanya dengan nada paserah, "aku takkan balas menyerang ataupun membela diri. Aku sudah merasa berdosa kepada ayahmu atau suhengku sendiri dan ibumu . . " "Dosa selalu membayangi setiap pembunuh!" "Karena itu, bunuhlah aku. Agar aku lekas terbebas dari penderitaan hidup." Aku mendengus : "Yang memberi jiwamu, bukan aku maka akupun tak berhak mencabutnya.- Lam-hay It-soh menghela napas. Tiba2 matanya memberingas. serunya : "Ceng Sian, apakah maksudmu kemari ?'* "Pertama, hendak melihat wajah seorang paman guruku yang katanya tinggal di pulau ini. Ke dua. untuk menyaksikan betapakah wujutnya seorang manusia yang begitu sampai hati untuk men celakai suhengnya sendiri dan begitu longgar dada untuk merebut isteri suhengnya. Dan ketiga, untuk menanyakan perihal sarung pedang yang menjadi hak milik ayahku." "Keinginanmu yang pertama, telah terkabul, Beginilah macamnya manusia yang tak layak menjadi paman gurumu. Keinginanmu yang'kedua, pun telah terkabul. Inilah manusia yang berhati binatang itu. Keinginanmu ketiga, juga telah mendapat jawaban Carilah orang yang bernama Sui Kim san dan mintalah sarung pedang itu kepadanya. Tetapi masih ada sebuah keinginan yang belum engkau utarakan” "Apa ?" tanyaku. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Engkau harus menuntut balas atas kematian ayah bundamu !" seru Lam hay It-soh. "Mengapa aku harus menuntut balas? Bukankah tanpa kutuntut engkaupun sudah dituntut oleh karma dosamu. Kalau engkau kubunuh, engkau tentu segera mati. Suatu hal yang jauh lebih enak apabila kubiarkan engkau hidup dalam cengkeraman karmamu ..." "Ceng Sian, engkau kejam !" teriak Lam-hay It soh terus mencabut sebatang badik dan diangsurkan kemuka. 'Ceng Sian, bunuhlah aku, bunuhlah aku . . " Aku terkejut melihat kekalapan Lam-hay It soh. Kulihat saat itu dia sudah kehilangan kesadarannya. Dengan mata merah memberingas, ia maju memberikan badik itu kepadaku. Aku terpaksa mundur. Namun dia tetap mendesak maju seperti orang gila. Aku ketakutan sendiri lalu berputar tubuh loncat keluar. "Ceng Sian. engkau sungguh kejam . . " ia menjerit panjang untuk kemudian tak bersuara lagi. Saat itu aku sudah lari beberapa tombak. Ketika mendengar teriakannya yang bernada ngeri aku terkejut dan cepat berpaling kebelakang. Ah... Lam-hay It-soh sudah rubuh berlumuran darah. Cepat aku lari kembali untuk menolongnya. Kulihat dadanya tertanam badiknya sendiri. "Mengapa engkau bunuh diri sendiri ?" tegurku rawan. Betapun dia masih paman guruku. Dalam keadaan yang sedemikian mengenaskan, timbullah rasa kasihanku. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Aku memang tak layak hidup. Dosaku ber gelimpangan. Lekas. Ceng Sian, waktu . . hanya tinggal sedikit sekali . . ' ia mulai terengah-engah "dengarkanlah pesanku . . " "Paman, dosamu sudah kumaafkan . . " "Ah. terlambat Ceng Sian," katanya makin lemah. Wajahnya mulai tampak kuning, "badik yang tertanam didadaku ini . . pusaka dari guruku di Ular Bator, disebut badik Hong-cui-tian (badik Air Kuning), sebuah badik yang keramat dan ganas. Barangsiapa terkena badik ini mayatnya akan menjadi cairan air kuning . . " "Paman . . " Ceng Sian berseru kaget. "Dan sebentar lagi, akupun segera akan menjadi cairan juga. Tetapi aku tak menyesal, Ceng Sian. Sekarang dengarkanlah pesanku terakhir . . Pertama, ampunilah kesalahanku terhadap ayah dan ibumu . . " "Paman, telah kumaafkan semua kesalahanmu "Baik, Ceng Sian, dengan begitu dapatlah nanti aku berangkat ke alam baka dengan tenang hati Kedua, sarung pedang Ceng lui-kiam milik ayahmu yang kuambil kemudian dicuri oleh muridku Kim san itu. sebenarnya merupakan sebuah peta tempat simpanan kitab pusaka sakti. Apabila dapat menemukan kitab pusaka itu dan dapat mempelajari isinya, tentu dapat menjadi tokoh silat yang tiada tandingannya didunia . , " Ia berhenti sejenak untuk beristirahat lalu me lanjuikan pula : "Carilah si Kim-san itu dan rebutlah kembali sarung pedang milik Kun-lun-pay yang telah diwariskan kepada ayahmu itu . " "Baik, paman" "Dan pesanku ketiga atau yang terakhir, carilah anakku si Kui-giok itu dan berikanlah suratku kepadanya . surat itu Tiraikasih website http://kangzusi.com. kutaruh dalam almari pakaianku. Dan apabila sebentar lagi tubuhku jadi cairan air kuning, janganlah engkau tanam tetapi masukkanlah tulang kerangkaku dalam sebuah peti dan taruhlah .didalam guaku. Biar kelak si Kui-giok yang menyelesaikannya . . Badik Hong-cui-tian ini, kuberikan kepadamu . . "Paman, benarkah ayahku sudah mati ?" tanyaku gugup karena melihat keadaannya sudah makin payah. "Soal itu aku tak pasti. Kemungkinan besar dia tentu sudah mati. Setelah kurusakkan wajahnya lalu kulempar kedalam lembah. Oh, suheng ampunilah dosaku . . Ceng Sian terkejut dan mengira Ong Han a-tau Lam-hay Itsoh sudah meninggal tetapi ternyata beberapa saat kemudian, dia membuka mata kembali dan berkata dengan makin lemah. "Sebenarnya setelah menamatkan pelajaran dari suhuku Tofara di Ulan Bator itu, akupun diusulkan olehnya menjadi pengawal keraton kaisar Goan atau Kubilai Khan Melihat kesaktian dan kecerdikanku, kaisar telah mengangkat aku menjadi panglima istimewa yang ditugaskan untuk membasmi partai persilatan di Tiong-goan. Agar jangan menyangkut nama baik kerajaan Goan maka kubentuk sebuah gerombolan Topeng Hitam yang mengganas dan membasmi partai2 per silatan yang tak mau tunduk pada pemerintah. Usahaku hampir berhasil seluruhnya andai kata tak muncul seorang jago muda yang bernama Kita Thian cong. Karena kalah, akhirnya aku mengadakan perjanjian kepadanya untuk takkan muncul lagi dalam dunia persilatan . . " "Nah. kiranya sudah cukup. Ceng Sian. Kurasakan kakiku sudah mulai lunglai. Aku tak dapat lama2 lagi bicara Pesanku terakhir . . jagalah tegaknya partai Kun . . lun . , pay . . " Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Paman . . " Ceng Sian berseru tetapi ternyata Lam-hay Itsoh sudah putus jiwanya. "Akupun segera melakukan semua pesannya" Ceng Sian suthay mengakhiri laporannya kepada ketujuh ketua partai persilatan. Para ketua partai persilatan itupun tertarik akan penuturan rahib ketua Kun-lun-pay. "Lalu usaha suthay dalam mencari jejak putera Kira tayhiap itu ?" tanya Hui Gong taysu. Ceng Sian suthay menghela napas. "Hampir tak berhasil kecuali mendengar berita tentang munculnya rombongan yang aneh. Seorang pemuda blo'on dengan pengiringnya dua orang kakek linglung, seekor anjing kuning, burung raiawali dan monyet hitam. Tetapi aku belum sempat menyaksikan rombongan orang aneh itu. Ku jelajahi sepanjang pesisir wilayah selatan sehingga tibalah waktunya aku harus berkumpul lagi. di pun cak Giok-li-nia sini." "O. baiklah suthay," kata Hui Gong taysu lalu berpaling kepada Sugong In ketua Kong-tong pay. Tetapi belum sempat ia membuka mulut, Ceng Sian sudah berkata pula. "Ah, maaf, taysu," kata rahib itu, "ada sebuah peristiwa kecil yang lupa kuceritakan." "O, silahkan menutur," kata Hui Gong taysu. "Ketika aku kembali ke daratan dari pulau Hainan itu pada suatu hari aku berjumpa dengan seorang wanita bersama seorang gadis cantik. Wanita itu agak aneh. Dia mengenakan kerudung kain hitam pada mukanya. Entah bagaimana rupanya merekapun tampaknya heran melihat aku berjalan seorang diri di sepanjang pesisir. "Suhu," tiba2 gadis itu berkata kepada wanita berkerudung itu, "aneh, seorang rahib berjalan seorang diri di tepi pantai. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Dan apakah suhu tak melihat sesuatu yang mencurigakan pada diri rahib itu ?" Saat itu kita sudah berselisih jalan. Kedua wanita itu sudah berada beberada langkah dibelakang Namun masih kudengar juga pembicaraan mereka. "Apa yang engkau lihat pada rahib itu ?" tanya siwanita berkerudung muka. "Jubahnya bagian bawah seperti terdapat noda darah . . " kata gadis itu. "Benar ?" wanita berkerudung menegas. "Benar, suhu" kata si gadis. "Hm. kalau begitu kita tanya pada rahib itu” kata wanita berkerudung pula. "Gadis cantik itu telah mendahului suhunya untuk lari mengejar aku" Ceng Sian suthay bercerita lebih lanjut. "Hai, berhenti dulu suthay" seru si gadis. "Apakah li-sicu perlu dengan aku?" tanyaku. "Ya," sahut gadis cantik itu, "dari manakah suthay ini dan hendak kemanakah ? Mengapa suthay tampak begitu tergopoh ?" "Aku habis dari pulau Hailam dan hendak pulang. Hari begini malam dan awan begitu gelap aku harus lekas2 pnlang." sahut Ceng Sian "Tetapi mengapa pakaian suthay berlumuran noda darah ?" tanya gadis itu pula. Ceng Sian suthay terkejut. Memandang keba wah pakaiannya. Ia kerutkan kening lalu menyahut: Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Ah, aku habis menolong orang yang terluka . . " '"Siapa '" gadis itu masih mendesak. "Soal itu tak ada hubungan dengan Li-sicu Nah, kiranya sudah cukup kita bicara, aku segera melanjutkan perjalanan agar jangan sampai ter timpah hujan," kata Ceng Sian suthay seraya terus gunakan ilmu gin-kang lari pesat menyusur jalan sepanjang pantai. "Hai, suthay. berhentilah . . " gadis itu terkejut dan terus mengejar. Tetapi ia ketinggalan jauh dibelakang dan akhirnya kehilangan jejak Ceng Sian suthay yang sudah melenyapkan diri kedalam gerumbul pohon. "Nah. hanya sekelumit peristiwa itu yang lupa kuceritakan," kata Ceng Sian suthay kepada para tokoh persilatan. Hui Gong taysu mengangguk : "Adakah suthay kenal pada wanita berkerudung dan gadis itu? Ceng Sian suthay gelengkan kepala : "Tidak Hanya ketika dalam perjalanan kemari, tiba2 aku mendapat kesan, kemungkinan wanita berkerudung dan muridnya itu hendak menuju ke Hailam juga.” "Omitohud," seru Hui Gong taysu, "apakah suthay hendak maksudkan bahwa wanita berkerudung itu . . . "Kemungkinan memang dia itu puteri dari Lam-Hay It soh tetapi aku tak berani memastikan. Sebenarnya aku hendak kembali ke Hailam lagi untuk mencarinya tetapi mengingat waktu dari pertemuan kita disini sudah kehwat amat mendesak, a-kupun segera bergegas kemari" Para ketua partai persilatan yang berada menanggapi pernyataan suthay itu. Mereka tak kenal Lam-hay It-soh, apalagi puterinya. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Tetapi sesungguhnva, dugaan Ceng Sian suthay itu memang tepat. Wanita berkerudung kain hitam dan gadis cantik itu bukan lain yalah Hu-Yong sian-cu bersama muridnya nomor dua yalah Ki Lian-hong. Hu Yong Sian cu mendapat kabar bahwa Lam-hay Is-soh meninggal dunia. Maka bergegas-gegaslah ia berangkat ke pulau Hailarn. Di tengah perjalanan keduanya suhu dan murid itu telah bertemu dengan Ceng Sian suthay. Sa yang Ceng Sian suthay tak kenal pada Hu Yong sian-cu, sehingga ia tak dapat memberitahukan tentang peristiwa kematian Lam-hay It-soh dan pe san yang ditinggalkan untnk Hu Yong sian-cu. "Suthay" tiba2 Ang Bin tojin ketua Bu-tong pay membuka suara, "apakah yang suthay katakan bahwa dalam peristiwa yang suthay alami itu, a-kan menambah keruwetan dan ancaman bagi dunia persilatan ?" "Sui Kim San, menantu Lam-hay It sohyang mencuri sarung pedang Ceng-lui-kiam itu." kata Ceng Sian suthay "apabila dia berhasil mencari tempat kitab pusaka itu, tentu dia akan menjadi to koh yang tiada tandingnya. Jika dia seorang pendekar golongan Putih, itu sih tak apa. Tetapi kalau dia berhaluan Hitam, dunia persilatan tentu a-kan bertambah seorang durjana yang sakti " "Soal itu masih belum pasti," kata Hui Gong taysu." tetapi yang jelas, puteri dari Lam-hay It-soh itu tentu akan mencari suthay" "Untuk membuat perhitungan, bukan ?" cepat Ceng Sian suthay menanggapi. Hui Gong taysu mengangguk. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Ya, aku sendiripun mempunyai perasaan begitu. Kemungkinan besar anaknya itu tentu akan salah faham dan menganggap aku yang membunuh ayahnya. Sayang tiada seorangpun yang menyaksikan peristiwa itu . . " "Benar, suthay," sambut Ang Bin tojin pula, "orang tentu takkan percaya kalau tokoh semacam Lam hay It-soh akan bunuh diri. Tentu mereka lebih cenderung untuk menduga, suthaylah yang membunuhnya. Karena suthay hendak menuntut ba las dendam atas perbuatan Lam-hay lt-soh terha dap ayah dan ibu suthay." Ceng Sian suthay menghela napas. "Memang peristiwa didunia ini sukar diduga katanya, "tetapi asal orang berpijak pada kebenar an dan kesucian, aDapun yang akan terjadi biarlah terjadi. Tak perlu kita kuatir." Sekarang diminta Sugong In ketua Kong tong pay memberi laporan. Ternyata tidaklah banyaklah yang dilaporkan oleh ketua Kong-tong-pay itu. Hasil pencariannya untuk menyelidiki iejak putera Kim Thian-cong tidak berhasil. "Hanya pada suatu hari, ketika memasuki wilayah Hokkian, aku mengalami suatu peristiwa yang agak ganjil," kata ketua Kong-tong-pay itu. "Secara tak seneaja ketika malam itu aku sedang berjalan dikota Seng bu-kwan, kulihat sebuah pemandangan yang aneh. Seorang gadis tengah memanggul sesosok tubuh orang lelaki dan bergegas-gegas lari keluar kota. Bermula hendak kutegurnya tetapi pada lain kilas aku mempunyai pikiran lain. Biarlah kuikuti saja kemana pergi gadis itu . . " "Ternyata gadis itu lari menuju kesebuah bukit. Dan setelah mendaki bukit, akhirnya gadis itu lari kesebuah kuil gunung yang sudah tua dan rusak keadaannya. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Keherananku makin besar. Dengan hati2 aku menyelinap mendekati kuil itu untuk menyelidiki apa yang berada didalamnya. "Ternyata dalam kuil itu terdapat seorang pertapa yang berpakaian aneh. Jubahnya warna merah berhias dengan gambar2 sulaman patkwa. Melihat kedatangan si nona, pcrtapa itu berseru girang. "Bagus, Hong-ing, letakkan pemuda itu kemuka sini" serunya. Ternyata pemuda itu pingsan. Ketika direbahkan dihadapan si pertapa, pemuda itupun tetap tertelentang tidur. Seorang pemuda yang gundul, memelihara dua buah kuncir di kanan kiri kepalanya, seperti tanduk dan berwajah ketololtololan. "Bangun . . " seru pertapa itu. Entah bagaimana pemuda itupun seperti menurut perintah sekali. Dia segera menggeliat bangun dan menghadap pertapa itu. "Hai. bukan . . !" tiba2 pertapa itu berseru keras setelah memandang beberapa jenak kepada pemuda itu. Nona itupun ikut terbeliak. "Bukankah engkau suruh aku menculik pemuda yang tinggal di dalam gedung berpintu merah itu ?" seru si gadis. Pertapa itu mengangguk. "Benar," sahutnya "tetapi ternyata bukan ia yang kuicehendaki. Memang wajah dan potongan tubuhnya menyerupai sekali tetapi ternyata bukan." Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Lalu bagaimana dengan pemuda ini? Apakah harus kukembalikan kerumahnya lagi? tanya sinona "Tak perlu," sahut si pertapa seraya mengeluarkan sebuah botol dari dalam bajunya. "Apakah akan dilenyapkan ?" seru si gadis. Pertapa itu mengekeh : "Heh, heh, terlebih dahulu akan kubedah kepalanya untuk mengambil otaknya setelah itu mayatnya baru kulenyapkan dengan cairan obat ini. Kemudian pertapa itu memandang si pemuda lekat2 dan tak berapa lama ia berkemak-kemik : "Hai, jiwamu sudah kukuasai, engkau harus melakukan apa yang kuperintahkan ..." Lalu pertapa itu menyerahkan sebatang pedang kepada si pemuda dan berkata : "Belahlah kepalamu . . " Tanpa banyak bicara pemuda yang sudah seperti kehilangan pikiran itu segera menyambuti pedang lalu dilekatkan kearah kepalanya dan .... Melihat peristiwa yang aneh dan kejam itu, aku tak dapat tinggal diam lagi. Kata Sugong In. Serentak kulepaskan sebiji thi-lian-cu (senjata rahasia bunga teratai) kearah batang pedangnya. Tring . . . Pedang jatuh terlepas dari tangan si pemuda dan serentak dengan itu Sugong Inpun menerobos masuk kedalam kuil. "Sungguh kejam sekali perbuatan to-heng !’ seru ketua Kong tong-pay itu kepada sipertapa aneh Pertapa aneh itu terkejut tetapi pada lain saat ia tertawa keras. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Sugong In tertegun dan terlongong-longong mendengar suara tertawa itu. Beberapa saat kemudian ia menggembor keras dan terus membentak : "Hentikan tertawamu iblis Jtu !" Ternyata ketua Kong-tong pay menyadari bahwa nada tertawa pertapa aneh itu mengandung suatu pancaran tenagadaiam yang aneh. Seraya hati menjadi kecewa, pikiran kosong dan semangatpun lumpuh. Untung ia cepat mengetahui sehingga dapat menghalaunya. Rupanya pertapu itu terkejut karena Sugong ln mampu terlepas dari. cengkeraman nada tertawa nya. Kini dia mulai bersuit-suit. "Hm, jangan mengumbar ilmu sihir." seru Su gong In terus maju menyerang pertapa itu. Krak . terdengar letupan keras ketika pertapa itu songsongkan tangannya untuk menangkis tamparan Sugong In. Tamparan Sugong In itu hanya menggunakan enam bagian tenaganya. Karena ia tak mau membunuh pertapa itu sebelgm mengetahui siapa dirinya itu. Tetapi alangkah kejutnya ketika tamparan nya itu berhamburan lenyap dan bahkan tenaga pukulan pertapa itu masih dapat lanjut melanda kearahnya. Cepat Sugong In menghindar kesamping. Bum . . . dinding kuil yang berada dibclakangnya, hancur berantakan karena tenaga pukulan pertapa itu. 'Siapa engkau !" teriak Sugong In. "Jangan turut campur urusanku, enyahlah !” seru pertapa itu, "kecuali engkau sudah bosan hidup" Tiraikasih website http://kangzusi.com. Sugong In tertawa: "Aku seorang imam, tak mungkin aku berpeluk tangan mengawasi suatu ke jadian yang tak kenal peri kemanusia." Tiba2 pertapa aneh itu bersuit keras lalu me ngeluarkan sebuah alat seruling yang ujungnya besar bundar mirip dengan bentuk sebuah hiolou tempat dupa. Cepat ia meniup seruling aneh itu. Dan serentak berhamburan berpuluh-puluh ekor ular kecil yang terbang menyerbu Sugong In. Sugong In terkejut. Serentak ia gerakkan kebut pertapaannya (hud-tim) untuk menghalau serangan ular itu. Plak. plak, plak . . puluhan ekor ular itupun terlempar jatuh dan menjadi . . . potongan akar pohon yang kecil2. Pertapa itu terkejut juga melihat kesaktian Sugong In. Ia segera meniup serulingnya pula. Dan berhamburanlah berpuluh batang pisau terbang mencurah kearah Sugong In. Juga dengan mainkan hud-tim, Sugong In berhasil menghalau serangan pisau terbang itu. Sebagai ketua partai Kong-tong pay, Sugong In memang tergolong seorang jago angkatan tua yang tinggi ilmu tenaga-dalamnya. Setelah serangan kedua digagalkan, kembali pertapa itu hendak meniup serulingnya ajaib. Tetapi Sugong In tak mau memberi kesempatan lagi. Serentak ia lepaskan sebuah hantaman keras kepadanya. Tetapi aneh sekali Yang jebol hanya dinding kuil sedang pertapa itu sudah lenyap. Segera kukejar keluar. "Hai, imam tua. aku disini menunggu, mengapa engkau tak lekas kemari minta ampun ?” terdengar pertapa itu berseru dari dalam sebuah gerumbul semak. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Setelah kuperhatikan arahnya, segera kuham piri tempat itu dan memang benar, pertapa itu te ngah duduk bersadar pada sebatang pohon dan tertawa. Merasa dipermainkan, segera kuserangnya dengan sebuah pukulan Biat gong ciang (pukulan Membelah-angkasa). Krak . . pohon tumbang dan pertapa itupun hancur lebur. "Aku terkejut sekali dan menyesal mengapa telah menyerang orang begitu ganas sampai tubuh nya hancur berkeping-keping. Segera kuhampiri. Astaga . . . ternyata bukan manusia yang kudapati, melainkan kepingan dahan kayu. "Aku terlongong longong memikirkan peristiwa yang ajaib itu. Jelas kulihat yang duduk itu pertapa aneh tetapi mengapa tiba2 berobah menjadi dahan kayu?" Sugong ln mengakhiri laporannya. "Omitohud", seru Hui Goan taysu. "itulah yang disebut ilmu Sip hun-pian sing, sebuah ilmu untuk mengaburkan pandangan orang. Ilmu itu berasal dari negeri Thian-tiok (India)" "O," desuh Sugong In, "apakah pertapa itu memang berasal dari Thian tiok ? Ya, mungkin. Kalau menilik pakaiannya yang aneh, memang tak pernah kulihat kaum paderi maupun imam di Ti-ong-goan yang mengenakan jubah pertapaan semacam itu." Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Lalu apakah toheng tak mengejarnya?" tanya Hui Gong taysu. "Inilah yang mengejutkan hatiKU lagi. taysu" kata Sugong In. "ternyata aku terkena ilmunya yang hebat. Ilmu Ih seng coan-siang, ilmu memindahkan suara." "Bagaimana toheng tahu hal itu ?" kata Hui Gong taysu pula "Setelah kuselidiki sekitar tempat itu, barulah kudapati secarik kertas berisi tulisan Sampai Jumpa Tempat kertas itu tepat berlawan arah dengan kayu yang disulap menjadi pertapa tadi Dengan begitu, jelas dia mahir juga menggunakan ilmu Memindah suara itu . . " Beberapa ketua partai persilatan yang mendengar penuturan ketua Kong-tong pay, serempak menghela napas. "Aneh, mengapa pertapa itu gemar menculik pemuda, kemudian diambil otaknya ?" kata Ang Bin tojin ketua Bu-tongpay Dan rupanya dia hendak mencari seorang pemuda yang gundu! ?”tanya Hui Gong taysu. "Entahlah," kata Sugong In "karena kuatir pemuda itu akan membelah kepalanya sendiri, saat itu aku segera keluar sehingga' tak sempat mendengar apa maksud pertapa aneh itu. "Ha, ha," tiba2 Pengemis-sakti Hoa Sm tertawa geli. Sehingga sekalian orang terkejut dan mandangnya heran. "Mengapa Hoa pangcu tertawa ?".tegur Hui-gongln. "Sudah tentu karena geli baru aku tertawa," sahut pengemis tua yang memang suka bergurau, "apakah Sugong pangcu tak keliru mendengar kata2 pertapa aneh itu ?" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Keliru bagaimana?" tanya Sugong In heran. "Jangan2 yang dimaksud pertapa itu bukan pemuda gundul tetapi . . orangtua gundul, ha, ha . . . runyam kalau begitu," kata Hoa Sin sembari melirik pada Hui Gong taysu yang berkepala gundul. Tahu kearah mana kata2 pengemis tua itu tertuju, sekalian orangpun terkesiap kaget. Ucapan ketua Partai Pengemis itu memang ada kemungkinannya. "Tidak." bantah Sugong In, "jelas kudengar dia mengatakan pemuda gundul, bukan orang gundul.” "Omitohud" seru Hui Gong taysu yang penuh kesabaran. Ia tak rnarah diperolok Hoa sin Bahkan ia malah berkata : "Terima kasih, Hoa pangcu, kami kaum kepala gundul pasti akan berhati hati menjaga pertapa itu. Siapa tahu kalau sudah kehabisan pemuda gundul, nanti orangtua gundul yang dicarinya " S6kalian orang tertawa mendengar seloroh ketua gereja Siau-lim si itu. "Sugong toheng," tiba2 Ceng Sian suthay berseru. "siapakah gadis yang menemani pertapa aneh itu ?" "Seorang gadis cantik bangsa Han," kata Sugong In. "dan tampaknya nona itu mengerti ilmusilat juga." Hui Gong taysu. menghela napas. "Dewasa ini kita benar2 hidup dalam dunia yang kacau" kata ketua Siau lim-si itu." sejak meninggalnya Kim tayhiap, bermacam-macam peristiwa aneh silih berganti muncul di dunia persilatan" "Bahkan Kim tayhiap itu sendiripun menjadi suatu teka teki yang aneh. Jenazah Kim tayhiap hilang dicuri orang. Kim Tiraikasih website http://kangzusi.com. tayhiap muncul lagi, bahkan dua, di selatan dan di utara," seru Hoa Sin si pengemis sakti. "Dan terbunuhnya Kam Sian-hong pangcu ketua Hoa-san pay yang masih serba misterius itu sambut Ceng Sian suthay, "lalu peristiwa Lam-hay It-soh yang kehilangan sarung pedang pusaka" "Dan kemunculan tokoh yang menyebut diri nya sebagai Bu Ing lojin," kata Hui Gong taysu pula, "juga makin menambah peliknya suasana yang sudah keruh ini." "Taysu," tiba2 Hong Hong tojin dari partai Go-bi-pay berseru, "kurasa ada sesuatu yang aneh tetapi agaknya mempunyai kaitan satu sama lain." "Silahkan toheng mengatakan." "Pertapa aneh yang dijumpahi Sugong kaucu itu mencari seorang pemuda yang gundul. Dan ka wanan manusia aneh yang taysu katakan telah datang mengacau di gereja Siau-limsi itu. diantara-nya terdapat seorang pemuda yang gundul dan blo'on. Adakah . . . apa mungkin pemuda blo'on itu yang hendak dicari si pertapa aneh ?" Jawab Hni Gong taysu : "Ah, hal memang mungkin saja. Tetapi kita masih belum mengetahui siapa sesungguhnya rombongan pemuda dan kakek linglung itu dan siapa pertapa aneh itu. Apabila kita sempat berjumpa dengan mereka, barulah kita dapat menyelidikinya dangan seksama" "Taysu !" tiba2 Pengemis-sakti Hoa Sin berteriak keras sehingga para ketua partai persilatan itu ikut terkejut. 'Hoa pangcu, silahkan berkata terus." kata Hui Gong taysu. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Ah, aku telah menemukan sebuah titik dari ujung rahasia itu. Apabila hal itu benar, tentulah kita segera dapat menemukan pangkalnya ?" Sekalian ketua partai persilatan tercengang' "Wah, kalau dikaitkan, sungguh klop benar," seru Pengemis-sakti Hoa Sin semaunya sendiri tanpa menghiraukan orang2 yang tak mengerti ucapannya itu, "hai . . tetapi mengapa dia mencari pe muda gundul ? Apa hubungannya dengan rencana nya?" Karena tak tahan melihat ulah si pengemis tua yang mengoceh seorang diri dan memberikan teka teki kepada sekalian orang. Ceng Sian suthay pun menyelutuk : "Hoa pangcu, apakah engkau merasa di paseban ini tiada orangnya kecuali engkau seorang ?" "Mengapa suthay ?" Hoa Sin terbeliak. "Adakah engkau tak merasa bahwa engkau omong seorang diri tanpa menghiraukan kita beberapa orang yang mendengarnya ?" "O," desuh Hoa Sin, "adakah para taysu. totiang dan suthay tak tahu maksud kata-kataku itu?” "Kami bukan dewa," sahut Ceng Sian suthay agak sebal. "O, maaf," tersipu-sipu Hoa Sin minta maaf "sangkaku totiang sekalian sudah dapat menerka orang yang kumaksudkan itu. Ya, beginilah. Pertapa aneh itu, kuduga tentulah lhama Panda alias Hong sat-koay ceng dan Tibet itu. Bukankah dia mendendam kepada Kim tayhiap ?" "Hra, memang kemungkinan begitu." kata Hui Gong taysu," menilik kepandaian dari si pertapa aneh agaknya hanya pendeta2 Thian-tiok dan para lhama dari Tibet yang memiliki." Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Tetapi mengapa pertapa aneh itu mencari pemuda gundul bukan mencari Kim tayhiap. Apakah hubungan pemuda gundul itu dengan Kim tayhiap ? Dapatkah taysu menjelaskan ?" tiba Hoa Sin memberondong Hui Gong taysu dengan beberapa pertanyaan. Pada hal dialah yang mengemukakan dugaan bahwa pertapa itu adalah Panda a-lias Hong-sat-koay-ceng. Sudah tentu ketua Siau-lim itu tertegun. "Ya, memang aneh dan rasanya tiada hubungannya," sahutnya sesaat kemudian. "Hai," kembali Pengemis-sakti menjerit keras sehingga para ketua partai persilatan itu terbeliak, "mengapa taysu mengatakan tak ada hubungannya? Apakah taysu sudah memikir masak2?" Andaikata lain orang tentulah sudah marah dikocok pergi datang dengan pertanyaan oleh Hoa Sin begitu rupa. Tetapi Hui Gong taysu cukup fa-ham akan perangai ketua partai Pengemis itu. "Omitohud." ia berseru sabar, "silahkan Hoa pangcu memberi penjelasan" "Pemuda gundul yang dicari pertapa itu, aku cenderung untuk menduga sebagai pemuda gundul rombongan manusia2 aneh yang mengacau gereja Siau lim-si dan markas Hoa san pay !" "Ya, memang ada kemungkinan begitu !" tiba2 Pang To-tik yang sejak tadi diam, ikut bersu ara. Hoa Sin tertawa : "Pang tayhiap, janganlah lekas2 membenarkan pernyataanku itu. Apakah Pang tayhiap sendiri juga mempunyai dugaan begi tu ?" "Ya." Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Lalu apakah alasan pertapa itu mencari si pemuda gundul dalam rombongan manusia aneh ? tanya Hoa Sin. Pang To-tik tertegun tak dapat menjawab. "Bagaimana kalau kita anggap pemuda gundul dalam rombongan kakek linglung itu sebagai putera Kim tayhiap ?" tiba2 Ang Bin tojin ketua Bu-tong-pay berseru. "Hola, totiang engkau menduga tepat !" tiba2 Hoa Sin berteriak gembira, "ya, kalau kita kaitkan pemuda gundul itu sebagai putera Kim layap yang hilang, tentu akan bertemulah kita dengan suatu alasan yang kuat Karena Kim tayhiap sudah meninggal maka pertapa Panda itu tetap melangsungkan dendamnya kepada putera Kim tayhiap. Ah, cocok sekali !" "Jangan keburu2 bergirang dulu, Hoa pangcu Ceng Sian suthay menyelutuk, "bagaimana kalau pertapa aneh itu bukan lhama Panda ? Kalau pemuda gundul dari rombongan kakek linglung I tu bukan putera Kim tayhiap ?" "O. aku kalah," seru Hoa Sin, "tetapi apa alasan suthay untuk menduga pertapa itu bukan lhama Panda dan pemuda gundul itu bukan putera Kim tayhiap ?" Sejenak merenung ketua rahib dari kun lun pay itu berkata: "Pertapa aneh itu menculik pemuda lalu disuruhnya bunuh diri dan diambil olaknya. Jelas pertapa itu, tentu sedang mengumpulkan bahan ramuan semacam obat dari otak manusia. Dapatkah pertapa semacam itu engkau kaitkan pada lhama Panda yang hendak menuntut balas kepada Kim tayhiap?" "Aduh, benar juga." pengemis Hoa Siri garuk2 kepalanya. "Mengenai pemuda gundul dari rombongan kakek linglung. Sekalipun aku belum menyaksikan sendiri bagaimana Tiraikasih website http://kangzusi.com. perwujutannya. tetapi berdasar pada keterangan Hui Gong taysu dan Pangtayhinp tadi, pemuda gundul itu seorang anak yang bloon. Adakah Hoa pangcu dapat memcayai keterangan bahwa putera dari seorang pendekar besar seperti Kim tayhiap,seorang anak yang tolol, yang blo'on begitu rupa ? bapak harimau, anak tentu harimau. Masakan Kim tayhiap berputera seorang pemuda semacam itu ? Dupatkah Hoa pangcu memberi alasan ?" "Ah, celaka lagi," Hoa Sin makin keras menggaruk kepala, "kali ini pengemis tua harus menye rah pada suthay ..." "Omitohud," seru Hui Gong taysu mengakhiri perdebatan mereka, "semuanya itu hanya dugaan. Setiap dugaan mempunyai kemungkinan benar dan salah. Maka biarlah dugaan itu hidup terus sampai nanti kita bertemu pada kenyataannya. Sekalian ketua partai persilatan mengangguk "Ya", kata pula ketua Siau lim-si dengan menghela napas, "memang jejak hidup Kim tayhiap itu luar biasa. Semasa hidupnya ia telah memperlihatkan suatu kemampuan karya besar untuk menenteramkan dunia persilatan. Tetapi setelah m ninggal diapun meninggalkan karya besar yang berupa beberepa peristiwa teka teki mengherankan Jenazahnya telah dicuri orang. Timbulnya dua o-rang wanita yang mengaku telah dipatahkan hatinya oleh Kim tayhiap yani Hiang Hiang niocu dan Hek Bi jin. Beberapa puteranya yang tak ketahuan jejaknya, misalnya Kim yu-yong. putera Hiang Hi ang niocu dan putera dari Hek Bi jin. Mengikat sekian banyak musuh dengan tokoh2 persilatan sakti dari seluruh dunia persilatan Tiong goan sampai ke wilayah Tibet dan Mongolia. Tiraikasih website http://kangzusi.com. ""Dan teka teki yang terbesar yalah munculnya kembali dua orang Kim Thian-cong !" Pengemis sakti Hoa Sin berseru menanggapi. "Benar," kata Hui Gong taysu, "kedua orang yang mengaku sebagai Kim tayhiap itu, sama2 mendirikan partai perkumpulan baru dan sama2 pula hendak memaksa kita bubar.” Rupanya sekalian orangpun memikirkan persoalan itu dengan sungguh2 "Taysu," kata Ceng Sian suthay, "laporan telah kita dengar semua. Dan keadaan yang timbul didunia persilatan, pun telah kita ketahui. Sekarang marilah kita simpulkan suatu rencana bagaimana langkah kita untuk menghadapi kesemuanya itu" "Benar, suthay." kata Hiu Gong liiysu, "menurut pendapatku, ancaman yang jelas sudah berada didepan mata yalah undangan dari kedua Kim Thian-cong itu, Waktu dari rapat yang ditentukan oleh kedua orang itu hampir bersamaan. Kim Thian-cong di gunung Hongsan mengundang kita supaya datang menghadiri upacara peresmian partai Seng-lian-kau pada tanggal 14 bulan delapan. Sedangkan Kim Thian-cong dari gunung Thaysan pada tanggal 15 bulan delapan. Bagaimana mungkin dalam sehari kita dapat mencapai jarak Hongsan-Thaysan yang beribu-ribu li jauhnya itu ?" "Pun andaikata bisa, juga tak mungkin." tiba2 Hoa Sin berseru, "karena apabila kita menghadiri ke Hongsan, tentu kita akan mengalami kesulitan karena dipaksa harus masuk menjadi anggota Seng-lian-kau. Sudah tentu Kim Thian-cong dari Seng-lian-kau itu takkan meluluskan kita datang ke gunung Thaysan*' Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Aku ada usul," kata Ang Bin tojin ketua Bu-tong-pay, "baiklah kita bagi menjadi dua rombongan. Yang satu ke Hong-san yang lain ke Thay-san. Rombongan ke Hong-san harus menunjukkan surat undangan dari Thaysan sehingga sebagian dari ketua partai persilatan terpaksa menuju keThay san. Demikian pula rombongan kita yang ke Thay san juga harus menyerahkan surat undangan dari Kim Thian-cong gunung Hong-san. Lihat saja bagaimana kedua Kim Thiancong itu akan bertindak "Mereka tentu akan marah dan akhirnya bertempur sendiri," seru Sugong In, "aku setuju dengan siasat mengadu domba itu." Hui Gongpun mengangguk. Demikian pula dengan beberapa ketua paitai persilatan yang lain. "Rencana itu memang baik," tiba2 Pang To-tik yang hampir tak pernah buka suara, ikut bicara, "tetapi bukan suatu jaminan tentu akan berhasil." "Bagaimana takkan berhasil ? Bukankah kedua Kim Thiancong itu tentu akan marah lalu saling bertempur ? Bukankah keduanya menganggap dirinya sebagai pemimpin dunia persilatan ?' bantah Ang Bin tojin. "Apakah totiang yakin mereka tentu akan bertindak begitu?" tanya Pang To tik. "Hm, siapakah yang berani menjamin hal itu Semisal. apakah Pang tayhiap dapat menjamin kalau rencana itu akan gagal ?" balas Ang Bin tojin Pang To-tik tersenyum masam : "Tentu saja tidak, seperti kupastikan totiang juga tentu tak berani menjamin kalau berhasil" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Pang sicu." melihat kedua orang saling mengucap kata2 keras. Hui Gong taysupun segera menyelutuk, "harap sicu suka mengatakan alasan mengapa sicu menguatirkan rencana itu akan gagal dan bagaimana bahayanya ?" "Menilik kedua tokoh itu telah mengangkat diri sebagai Kim Thian-cong dan mendirikan partai perkumpulan baru, tentulah mereka berkepandaian sakti. Dan mengapa mereka menggunakan nama Kim Thian-cong. tentulah juga ada sebabnya Walaupun kita tak tahu apa alasannya namun dapatlah kupastikan bahwa kedua orang itu, kalau mereka tergolong dalam kalangan Hitam, tentulah kaum durjana yang licik dan licin." Pang To-tik berhenti sejenak lalu melanjutkan pula : "Mudahlah bangsa durjana licik itu akan cepat2 marah dan dapat diadu domba? Kurasa tidak. Mereka tentu akan menimbang lebih jauh Dan bagaimana kalau mereka tetap memaksa, para ketua dan tokoh2 persilatan yang hadir, Untuk... Halaman 66 ga ada -ooo0dw0ooo- Jilid 16 Heboh. Wisma Perdamaian sunyi senyap. Pada hal di dalam wisma itu sedang berkumpul tujuh tokoh yang menjabat sebagai ketua partai persilatan besar. Hui Gong taysu ketua partai Siau-lim-si, Ang Bin tojin ketua partai Bu-tong-pay, Hong Hong tojin ketua partai Go-bi-pay, Hoa Sin ketua partai Kay-pang atau Pengemis, Ceng Sian Tiraikasih website http://kangzusi.com. suthay ketua partai Kun lun-pay, Sugong In ketua partai Kongtong- pay dan Pang To-tik, wakil dari partai Hoa san pay. Mereka tengah merundingkan rencana untuk menghadapi undangan dari dua orang Kim Thian cong dari gunung Hongsan dan gunung Thay-san. Bahwa Kim Thian-cong itu sudah meninggal memang tak dapat disangsikan. Karena ketujuh ketua partai persilatan itulah yang mengurus penguburannya. Tiba-tiba Ceng Sian suthay berkata : "Taysu dan totiang, kembali pada persoalan Kim tayhiap, adakah totiang sekalian percaya bahwa Kim Thian-cong itu hidup kembali ?" "Tidak," sahut Ang Bin tojin. "Benar, tak mungkin orang mati dapat hidup kembali" seru Hong Hong tojin dari Go-bi-pay. Juga Sugong ln Ketua Kong tong-pay mendukung pemyataan kedua imam itu. Ceng Sian suthay mencurah pandang kearah Hui Gong taysu. Karena selain dianggap sebagai partai persilatan yang tertua, pun Siau-lim-si itu dipandang sebagai sumber dan ilmu silat dunia Tiong-goan. Hui Gong taysu seorang paderi tua yang luas pengetahuan dan tinggi kepandaian. "Omitohud" seru kepala gereja Siau-lim-si itu "ada dua hal yang dapat kita gariskan tentang peristiwa aneh pada diri Kim tayhiap. Pertama, kita kupas dulu sampai dimana luasnya ilmusilat itu. Ilmu silat yang diajarkan guru besar cikal bakal Siau-lim-si yalah Tat Mo cou-su-ya, bertujuan untuk ilmu bela diri dan membangkitkan kegairahan semangat para paderi. Jadi Tal Mo cousu ya benar2 hendak menjalankan apa yang menjadi sari pelajaran agama Hud-kau. Bahwa kecuali Tiraikasih website http://kangzusi.com. membersihkan bathin kita kearah kesucian, pun jasmani kita harus bersih. Bersih dari penyakit. Karena dengan badan yang sehat dan bersih dapatlah pikiran kita lebih terang dan semangat lebih bergairah sehingga memudahkan kita melakukan pelajarun2 dan peraturan2 yang ditentukan oleh gereja. Hui Gong taysu berhenti sejenak lalu melanjutkan pula : "Ilmu bela diri yang diajarkan cousu ya itu selain tata gerak tangan dan kaki, pun juga ilmu untuk mengatur pernapasan dan hawa-murni dalam tubuh. Misalnya semedhi dan menjalankan pernapasan. Perkembangan selanjutnya amat menggembirakan hati cousu ya, sehingga beliau telah mengajarkan ilmu yang lebih tinggi dan makin tinggi. Cousu pun telah menulis berpuluh-puluh kitab tentang imu silat yang sakti. Siau-lim-si mempunyai 72 ilmu pusaka yang sakti. Sedemikian banyak dan hebat ilmu pusaka itu sehingga sejak beratus tahun setelah Tat Mo cousu meninggal, tak ada seorang ciang-bun-jin (ketua) Siau-lim-si yang mampu menguasai seluruh ilmu itu." Kembali Hui Gong taysu berhenti. Para ketua partai persilatan diam mendengarkan dengan penuh perhatian. "Diantara ilmu pusaka yang sukar dipelajari dan jarang terdapat didunia yalah yang disebut ilmu menghentikan pernapasan sampai beberapa hari. Seorang yang dapat menguasai ilmu itu, dapat merobah dirinya seolah-olah seperti orang mati. Tetapi dalam beberapa hari atau setiap waktu yang ….” "Ih taysu hendak maksudkan bahwa tokoh sesakti Kim tayhiap bukan mustahil juga menguasai ilmu menghentikan pernapasan itu ?' cepat Ceng Sian suthay melanjutkan. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Omitohud" seru ketua Siau-lim-si pula, “seringkali peristiwa didunia ini tidak seperti yang kita harap. Banyak peristiwa2 yang terjadi diluar dari persangkaan orang. Kim tayhiap seorang pendekar besar dalam jamannya. Tidaklah mengheran kalau andaikata dia memiliki ilmu pernapasan taraf setinggi itu. Tetapi memang suatu kemustahilan apabila Kim tayhiap berbuat sesuatu yang tak terjangkau oleh pikiran kita. Maka sekarang baik-lah kita tinjau pribadi Kim tayhiap." "Kim tayhiap adalah seorang pendekar besar yang telah menyelamatkan dunia persilatan pada masa itu dari tindakan pemerintah Goan" seru Ceng Sian suthay. "Kim Thian-cong seorang jago sakti yang dapat mengalahkan beberapa tokoh yang hendak mengacau dunia persilatan" seru Ang Bin tojin pu la. Satu demi satu ketua peisilatan itu memuji kesaktian dan keperwiraan Kim Thian-cong semasa hidupnya. “Tetapi dia tetap seorang manusia biasa," tiba-tiba Hoa Sin melantangkan suara sumbang. "Tepat, manusia yang mempunyai kekurangan dan kelemahan. Keburukan dan kepalsuan," sambut Pang To-tik dengan kata2 yang lebih tajam lagi. "Oleh karena itu Pang tayhiap dan Hoa pang cu, anggap bukan suatu kemustahilan kalau Kim tayhiap melakukan hal2 yang semacam itu ?" tanya Ceng Sian suthay. "Aku tak menyangkal," kata Hoa Sin. "Akupun tak menolak”, seru Pang To-tik "Dengan dasar apakah Hoa pangcu dan Pang tayhiap mengatakan demikian ?" tanya ketua Kun lun pay itu pula. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Dasarnya dia itu seorang manusia yang tak lepas dari kekurangan”, sahut Hoa Sin. "misalnya, perbuatannya terhadap Hiang Hiang niocu, Hek Ih jin dan mungkin masih banyak lagi wanita2 yang tak kita ketahui." "Karena menilik bahwa Kim tayhiap membangun kebesaran namanya itu bukan semata-mata didasarkan atas kesaktian ilmu silatnya belaka, pun pada kecerdasan otaknya yang hebat dalam merancang siasat menghadapi musuh" seru Pang To-tik "Dan setelah berhasil mendirikan nama yang harum, apakah perlunya Kim tayhiap berbuat, misalnya pura2 mati lalu hidup kembali dan berganti warna. Bukankah tanpa itu dia sudah diagungkan orang sebagai pemimpin dunia persilatan ? Mengapa dia harus mendirikan perkumpulan baru lagi?" Ceng Shian suthay mencurah pertanyaan2. "Itulah keanehan dari mahluk yang disebut manusia,” sahut Pengemis sakti Hoa Sin "takkan pernah mengenal puas takkan pernah mengenal ketenagan." "Manusia itu pembosan. Selalu menginginkan apa2 yang baru. Mungkin dia menganggap susunan kehidupan dalam dunia persilatan dewasa ini kurang memadai dan perlu dirombak sesuai yang dicita-citakan"' kata Pang To-tik. "Kalau hanya mendinginkan hal itu, bukankah lebih baik dia berterus terang kepada sekalian partai persilatan dan mengutarakan maksudnya ? Perlu apa dia harus melarikan diri ke Hong san atau ke Thay-san ? Dan kalau memang sungkan melakukan hal itu mengapa dia tak berganti nama saja dan tetap memakai nama Kim Thian cong?", desak Ceng Sian suthay. "Suthay." Hoa Sin menangkis, "bahwa Kim Thian cong di Hong-san dan Kim Thian cong di Thay san itu benar pelarian Tiraikasih website http://kangzusi.com. dari Kim tayhiap sungguhnya, barulah dugaan saja. Benar atau keliru, baiklah kita buktikan setelah berhadapan muka dengan mereka." "Dan mengapa suthay memperbincangkan soal itu ? Bukankah saat ini kita tiada lain pilihan kecuali menolak atau menerima undangan mereka" seru Pang To-tik. “Kalau menurut Pang tayhiap, bagaimanakah kita harus bertindak, menerima atau menolak?”, kata Ceng Sian suthay. "Omitohud" cepat Hui Gong taysu mencegah terjadinya perbantahan sengit, "sekarang setelah cukup kira buat penilaian, marilah sekarang kita mengambil keputusan. Kita menerima atau menolak undangan itu ? Dan kalau menerima, kemanakah kila harus pergi ke Hong-san atau ke Thay-san?” Sejenak sunyi, tiba-tiba Ceng Sian suthay membuka suara; "Menurut hematku, baiklah kita bertindak begini. Menolak undangan, berarti mereka akan datang ke markas kita masing2. Ini berbahaya karena kekuatan kita tercerai-berai. Maka terpaksa kita harus datang. Untuk menyelamatkan anak murid perguruan kita dan seluruh kaum persilatan dan bahaya kehancuran…”. "Aha, apakah suthay sudah memastikan bahwa kedua Kim Thian cong sakti sekali sehingga tenaga kita bertujuh ini tak mampu menghadapinya?” seru Pengemis-sakti Hoa Sin. "Itulah yang justeru akan kita selidiki lebih dulu." sahut Ceng Sian suthay. Mata sekalian orang mencurah kearah rahib dari Kun lun itu. "Maksudku begini," katanya pula, "sekarang baru akhir bulan tujuh, jadi kita masih ada waktu setengah bulan dari Tiraikasih website http://kangzusi.com. tanggal undangan itu. Nah, marilah kita pilih salah satu, ke Hong-san atau ke Thian-san. Kita beramai-ramai menyelidiki dulu bagaimana Kim Thian cong disitu. Apabila Kim Thian cong itu memang hanya Kim Thian-cong gadungan dan hanya bangsa cecunguk yang berpetualang, kita ringkus saja." "Bagaimana kalau dia walaupun gadungan tetapi seorang tokoh yang sakti ?" tanya Ang Bin tojin. "Kita jajal dulu kepandaiannya sampai dimana, apabila memang lebih sakti, kita masih ada waktu untuk berunding lagi mengambil keputusan yang terakhir" kata Ceng Sian suthay. Wajah Hui Gong taysu mengerut terang. Kepala gereja Siau-lim si itu serentak berseru : "Rasanya pendapat suthay itu memang yang paling sesuai kita jalankan”. Beberapa ketua partai persilatanpun tarnpaknya mulai menyetujui. Hanya tiba-tiba saja Pengemis sakti Hoa Sin berseru: "Masih kurang lengkap ! perlu ditambah lagi !" Ceng Sian suthay berpaling kearah pengemis Hoa yang banyak mulut tetapi memang sering mempunyai buah pikiran baik. "Api yang perlu ditambah ?" tanyanya. "Kedua-duanya Hong san dan Thay-san harus diselidiki agar kita dapat gambaran jelas siapa sebenarnya mereka itu" seru Pengemis-sakti. “Ah,” Hui Gong taysu menghela napas, memang apabila mungkin hal itu dapat kita jalankan. Tetapi tenaga kita terbatas, aku kuatirkan jika terpecah belah dan kekuatan kita akan lemah." Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Tidak taysu, kekuatan kita tetap kokoh, karena yang akan menyelidiki ke Thay-san itu hanyalah seorang saja," seru Hoa Sin. "Siapa ?" Hui Gong taysu. "Aku !" jawab Pengemis-sakti Hoa Sin. "Aku sendiri yang akan menyelidiki Kim Thian-cong yang seorang itu." “Engkau tidak sendirian, Hoa pangcu. Aku-lah yang menemani engkau" tiba-tiba Pang To-tik berseru. Para ketua partai persilatan terkesiap mendengar kesediaan kedua tokoh itu. Namun mereka menganggap masalahnya amat gawat. Harus lekas mendapat pemecahan yang sesuai. Mereka tahu siapa Pengemis-sakti Hoa Sin. Ketua partai Kaypang itu bukan saja memiliki kepandaian yang luar biasa, pun luar biasa juga perangainya dan kecerdasannya. Apalagi Pang To-tik juga bersedia menemani. "Taysu," kata Ang Bin tojin, "masalah ini amat gawat dan perlu penyelesaian secepatnya. Aku setu|u dengan pandangan dan kesediaan Hoa pang cu. Kita berlima yang menuju ke gunung Hong-san dan Hoa pangcu bersama Pang tayhiap yang menyelidiki ke gunung Thay san. Kita putuskan saja hal ini agar dapat menentukan kapan kita harus berkumpul di paseban Wisma Perdamaian lagi.” Hui Gong taysu termenung. Ia takmau cepat2 mengambil keputusan. Tetapi dalam renungannya itu ia tak berhasil menemukan daya yang lebih baik daripada yang diusulkan Hoa sin. Maka setelah ditawarkan kepada ketua partai persilatan dan mereka memberi persetujuan akhirnya ketua gereja Sau lim itu memutuskan: “Walaupun kita tak tegah hati melepas Hoa pangcudan Pang tayhiap berdua menuju ke Thay-san namun Tiraikasih website http://kangzusi.com. karena masalah yang kita hadapi memang memerlukan suatu penyelesaian yang cepat dan teliti, kami pun setuju usul Hoa pangcu tadi. Kita terpaksa, paling lambat tiga hari sebelum tanggal limabelas bulan delapan,kita harus berkumpul di Wisma ini pula untuk mengatur langkah yang perlu.” Serempak pada pembicaraan meningkat pada keputusan itu masuklah Tio Goan-pa, murid pertama dari Kim Thian cong, masuk ke dalam paseban dengan membawa hidangan minuman. Sedang mereka sibuk menghidangkan minuman itu kepada ketujuh partai persilatan, maka pembicaraan merekapun masih tetap berlangsung. “Apabila pada hari itu, ya kuulang sekali lagi, ialah tiga hari sebelum tanggal limabelas bulan delapan,” kata Hui Gong taysu, “ada fihak yang tidak datang, berarti fihak itu tentu tertimpah bahaya. Dan kita harus lekas-lekas menyusul untuk memberi bantuan" Kemudian diputuskan pula, karena Hong san lebih dekat maka kelima ketua partai persilatanlah yang menuju ke gunung itu. Sedang Pengemis sakti Hoa Sin dan Pang To-tik menuju ke Thay-san. Menjelang keputusan ditetapkan, tiba-tiba Goan pa berkata "Maaf para taysu, totiang dan pangcu sekalian. Gian-pa hendak mohon bicara" Hui Gong taysu berpaling : "Silahkan, sicu" “Menurut pandangan Goan-pa yang picik,” kata pemuda murid kesatu dari almarhum Kim Thian-cong itu, "persoalan menghadapi kedua orang yang mengaku sebagai suhu itu, merupakan persoalan seluruh dunia persilatan. Maka sebaiknya segenap kaum persilatan dan tokoh2 dapat diikutsertakan dalam persatuan kita." Tiraikasih website http://kangzusi.com. Hui Gong taysu dan sekalian ketua partai persilatan mengangguk dan membenarkan. "Oleh karena ini, apabila totiang sekalian dapat menyetujui, aku hendak membantu menjalankan tugas untuk mengundang tokoh2 dan kaum persilatan yang tak tergabung dalam ketujuh partai ini, supaya pada tanggal 12 bulan 8 nanti berkumpul disini guna menentukan langkah bersama”. Usul pemuda itu telah disambut dengan gembira oleh segenap ketua partai persilatan yang hadir. “Bagus tak kecewa sicu menjadi rnurid kesayangan dari Kim tayhiap,'' seru Hui Gong taysu “guru naga, murid tentu harimau." Goan-pa mengucap kata2 merendah. Kemudian ia berkata pula : "Agar perutusan ini berhasil, mohon taysu dan sekalian ketua partai persilatan sudi memberi surat tugas kepada Goan-pa agar Goan-pa mendapat kepercayaan mereka dan tugas itu dapat Goan-pa selesaikan dengan baik." Alasan yang dikemukakan anakmuda itu memang tepat. Tanpa surat yang dibubuhi tanda tangan dari para ketua partai persilatan itu, tentulah sukar bagi Goan-pa untuk mengundang mereka. Memang benar, bahwa banyak sudah tokoh-persilatan luar yang kenal pada Goan-pa sebagai murid dari Kim Thian cong. Tetapi hal itu bukan satu jaminan bahwa mereka akan percaya pada undangan Goan-pa. Hui Gong taysu-pun segera menulis surat undangan. Setelah dibubuhi tanda tangannya dan keenam ketua partai persilatan yang lain, surat itupun diberikan kepada Goan-pa. Demikian setelah semua persiapan telah diselesaikan, berangkatlah rombongan ketua persilatan itu menuju ke Hongsan dan ke Thay-san. Goan-pa pun mulai turun gunung Tiraikasih website http://kangzusi.com. Pengemis - Jembel. Bengawan Yangtse atau Tiangkang, merupakan sungai yang terpanjang didaerah Tiong-goan, panjangnya tak kurang dari 5800 mil. Berasal dari gunung Bayangkara daerah Tibet. Dan jauh bermuara di kota Lamkia (Nanking). Dunia persilatan membagi daerah kaum persilatan yang menetap di utara Sungai Tiangkang, disebut daerah Kangpak. Dan yang disebelah selatan sungai disebut daerah Kanglam. Wilayah Kanglam, merupakan bagian tengah dari bengawan terpanjang itu. Saat itu disebuah gunung diluar wilayah Kang lam tampak kesibukan yang luar biasa. Sejak pagi tidak putus putusnya orang berbondong-bondong naik ke gunung Hok-mo-san. Di sepanjang jalan yang menuju ke puncak gunung penuh dengan orang jualan. Penjual2 makanan dan minuman sama mendirikan kubu2 daerah untuk menjajakan dagangannya. Sepintas keadaan, gunung hampir menyerupai sebuah pasar malam kecil. Diantara sekian banyak orang yang masih berkerumun di kaki gunung, tampak dua orang lelaki ikut menerjunkan diri dalam lautan manusia. Yang seorang, seorang kakek tua yang rambut dan jenggotnya sudah memutih. Membawa sebatang tongkat bambu, sedang yang seorang, pun seorang tua mirip dengan seorang petani. Kedua orangtua itu singgah di sebuah kedai makan dan memesan beberapa hidangan. Ruang kedai makan itu penuh Tiraikasih website http://kangzusi.com. dengan pengunjung. Rupanya mereka pendatang2 dari lain daerah. Pelayan tercengang ketika mendengar pesanan si kakek berjenggot putih yang minta kuah daging anjing. "Tetapi anjingnya yang masih kecil. Potong kakinya, sisakan badannya. Buang isi-dalam badan anjing kecil itu dan isilah dengan isi kapri kasih jahe dan tuang sedikit arak," kata kakek berjenggot putih itu. Pelayan melongo. "Hai, apakah engkau tuli ?" tegur orangtua berjenggot putih itu. "Tidak loya (tuan) kami mendengar jelas pesanan tuan. Tetapi selama ini kami belum pernah masak semacam itu," kata pelayan. "Ho, apa-apaan ini ? Mengapa rumah makan tak mengerti masakan begitu ?" "Sungguh loya," sahut pelayan, kami memang belum pernah menerima pesanan semacam itu !" "Hm," kakek berambut putih itu mendengus "kalau begitu boleh ganti dengan Tok kak-kau-lo-bak. Tahu ?" "Tahu. loya," kata pelayan, "bukankah daging babi dan ayam panggang diiris-iris dan diberi bumbu atasnya ?" "Tolol “ Uh ... bentakan kakek berjenggot putih hampir sekeras geledek sehingga pelayan yang terpisah tiga langkah dihadapannya terkejut, tersurut dua langkah ke belakang dan membentur meja lain. Kebetulan yang duduk di meja itu, Tiraikasih website http://kangzusi.com. seorang telaki setengah tua. Yang seorang bertubuh gemuk dan yang seorang kakinya buntung satu. Siorang kaki buntung kebetulan menghadap ke sebelah muka sehingga membelakangi meja tempat kedua orangtua berjenggot putih itu. Sehingga tetamu berkaki satu itu tak tahu kalau hendak dibentur oleh tubuh si pelayan. Tetapi punggung lelaki berkaki satu itu seperti tumbuh mata. Selekas tubuh si pelayan hendak membenturnya, tibatiba ia tamparkan tangan kanan ke belakang dan pelayan itupun terdorong kemuka lagi. Bahkan keras sekali tubuhnya seperti diayun kembali kearah meja tempat kedua kakek itu. "Berhenti !" tiba-tiba pula kakek berjenggot putih membentaknya. Dan seperti anak kecil yang menurutkan kata, pelayan yang berayun keras itupun berhenti dua langkah di depan meja. Wajah pelayan itu pucat lesi. Tubuhnya gemetar. Tiba-tiba kakek jenggot putih itu tertawa: "Hai, kenapa engkau ini ? Apakah engkau sakit ayan?" "Tidak ... " kala pelayan, "tetapi ..... " “Tetapi bagaimana ?" "Ketika loya membentak, tubuhku seperti terdorong angin keras. Hampir saja aku membentur tetamu yang duduk dibelakang itu. Dan aneh ..... tiba-tiba tubuhkupun didorong oleh angin keras sehingga melayang balik kesini" "Ha, ha" orangtua jenggot putih itu tertawa" itu namanya engkau menderita penyakit ayan kambing !" "Ayan kambing ?" pelayan melongo. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Ya," sahut kakek jenggot putih, "penyakit ayan itu beberapa jenis. Ada ayan kambing, ayan anjing, ayan babi, ayan gila ..." "O." desah pelayan. Tiba-tiba pelayan itu tegang wajahnya dan berseru, "tetapi loya, bagaimana tandanya kalau aku menderita sakit ayan kambing ?" "Ayan kambing itu apabila mendengar suara bentakan yang keras sekali, dia terus terhuyung-huyung dan gemetar tubuhnya. Ayan anjing kalau tahu orang membawa pentung atau senjata, dia terus melolong lolong seperti anjing kaki buntung. Ayan babi kalau kekenyangan makan dan minum berlebih Iebihan tentu akan kumat dan ber-kuik2 seperti babi gemuk hendak disembelih. Kalau ayan gila, sekali kumat terus menggelepar-gelepar di tanah dan mulutnya berbuih". "O," pelayan itu mendesah. "Sekarang dengarkan pesananku," kata kakek berjenggot putih pula, "lok kak-kau-lo-bak yalah anjing berkaki buntung yang dagingnya diiris-iris dipanggang dan diberi bumbu. Selain tok-kak (kaki buntung) pun anjing itu harus gemuk !" Pelayan itu terlongong, serunya sesaat kemudian : "Jika masakan daging anjing, kami bersedia. Yang gemukpun, kami dapat mengusahakan. Tetapi kalau tuan minta yang kaki buntung, wah, sukar" “Tidak anjing, apapun boleh. Pokok asal yang berkaki buntung," seru kakek berjenggot putih, lekaslah carikan, aku sudah lapar !" Pelayan itu tak berani membantah dan terus masuk kedalarn. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Loheng, mengapa engkau hendak mempermainkan pelayan itu ?" tanya kawannya siorangtua berbaju biru Kakek jenggot putih tertawa lalu menjawab dengan bisik2 : "Kedua tetamu disebelah muka kita itu memiliki sepasang mata yang luar biasa tajamnya". Kakek baju biru terkesiap. Kini ia baru menyadari bahwa kawannya, si kakek jenggot putih itu, menaruh perhatian pada kedua tetamu. Lebih terkejut pula ia mengetahui bahwa kedua tetamu itu yang seorang berkaki buntung dan yang seorang lagi bertubuh gemuk. la tersadar. "Loheng, apakah engkau hendak mengolok mereka?”, kakek baju biriu itu gunakan ilmu menyusup suara yang disebut Coan im jip-bi. Bibir bergerak tetapi tak mengeluarkan suara sehingga lain orang tidak dapat mendengarkan. Kakek jenggot putih itu segera mendengar telinganya terngiang oleh suara lengking halus dari kawannya. "Hanya sekedar menyelidiki," sahut kakek jenggot putih dengan ilmu menyusup-suara juga. "O," desuh kakek baju biru, "kenalkah lo-heng pada mereka ?" "Kalau tak salah, yang berkaki buntung itu itu bernama Tokkak- sin-git Hong Lui dan yangi gemuk bernama Poan-git-kay Auyong Hok. Keduanya termasuk kelima tokoh partai Jembel yang di sebut Ngo coat-sin-git atau Lima datuk jembel", kata kakek jenggot putih. "Mengapa loheng hendak mengganggu mereka ?" tanya si kakek baju biru pula. "Mereka tentu akan hadir dalam pertandingan digunung ini. Main2 sedikit dengan mereka, kurasa tak jadi persoalan." Tiraikasih website http://kangzusi.com. Tiba-tiba kakek jenggot putih itu menguap : "Huah ... kurang ajar, mengapa begitu lama tak juga seksai masakan mu. Mataku mulai ngantuk" 'Sabarlah, loheng." kata kakek baju biru. Tetapi kakek baju biru tak dapat melanjutkan kata-katanya lebih panjang karena dilihatnya kakek jenggot putih itu sudah mengulaikah kepalanya ke atas meja dan tidur... "Ai. dia pengantuk benar" seru kakek baju biru seorang diri dengan suara keras. Tiba2 telinga kakek baju biru terngiang suara kakek jenggot pulih . “Lote, harap engkau ke luar pura2 buang air. Coba saja mereka nanti akan berbuait apa." Kakek baju biru itu tahu bahwa kawannya memang berwatak aneh tetapi cerdas pikirannya. Tentu ada sebabnya mengapa dia begitu menaruh perhatian kepada kedua tetamu yang berkaki buntung dan bertubuh gemuk. Tanpa melihat kearah kedua tetamu itu, kakek baju birupun segera berbangkit dan menghampiri seorang pelayan untuk menanyakan tempat buang air. Kini hanya tinggal kakek jenggot putih seorang diri tidur dengan kepala rebah di meja. "Ji ko, aku hendak mengerjakan kakek gila itu" tiba2 siorang gemuk berkata kepada si kaki buntung lalu berbangkit dan terus menghampiri ke tempat kakek jenggot putih. Secepat kilat ia menutuk dua buah jalandarah pada tubuh kukek jenggot putih itu. Kakek itu bergeliatan lalu diam lagi. "Engkau apakan dia, lo-ngo ?" tanya si kaki satu ketika kawannva yang gemuk duduk kembali. Lo ngo artinya saudara yang kelima. Tiraikasih website http://kangzusi.com. “Kalau dia bangun, dia tentu akan berjingkrak-jingkrak seperti orang menari tetapi mulutnya bisa menjadi gemuk. “Si Kaki buntung tertawa : "Ah engkau memang suka mengolok-olok orang. Seorang kakek tua menari-nari tetapi tak bisa omong, tentu akan menimbulkan buah tertawaan orang. "Kita lihat saja, kata sigemuk tertawa. Tak berapa lama kakek baju biru muncul kembali dan mengambil tempat duduk dihadapan kakek jenggot putih. "Ai, mengapa masih mendengkur ?" seru kakek baju biru itu. Pelayanpun muncul dengan membawa hidangan yang dipesan. Setelah meletakkan diatas meja, pelayan itupun pergi. “Loheng, bangunlah, hidangan sudah datang,” seru kakek baju biru seraya menggolek-golekkan tubuh kawannya. Tetapi kakek jenggot putih itu tetap tak bangun. "Loheng, bangun," akhirnya kakek baju biru sedikit menggunakan tenaga untuk mengangkat kepalanya. Kakek jenggot putih itu menggeliat. Tiba-tiba ia berdiri terus berjingkrak-jingkrak menari. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Hai, loheng, kenapa engkau ?" kakek baju biru serentak berdiri. Tetapi kakek jenggot putih itu tak menghiraukan dan tetap menari-nari. Sekalian tetamu terkejut menyaksikan peristiwa itu tetapi tidak seorangpun yang berani mengatakan bahwa tadi si tetamu gemuk yang menghampiri ketempat kakek jenggot putih itu. "Lote," tiba-tiba telinga kakek baju biru itu mendengar ngiang suara si kakek jenggot putih, "aku akan menghampiri kemuka meja kedua orang itu. Dan engkau supaya pura2 hendak memegang aku tetapi nanti kudorong tubuhmu kuat2 hingga engkau terlempar jatuh ke arah meja mereka. Berusahalah untuk menyambar tongkat si kaki buntung kejarlah aku keluar dari rumah makan ini" Kakek baju biru itu heran mengapa kawannya begitu matimatian hendak memusuhi kedua tetamu itu. Tetapi ia tahu, tak nanti kakek jenggot putih itu akan berbuat begitu bila tak ada sebabnya. Dalam ia merenung, dilihatnya kakek jenggot putih sudah menuju kemuka meja kedua tetamu yang dimaksud. Cepat dia memburunya. "Loheng, engkau kenapa ?" kakek baju biru terus memburu seraya hendak mendekap. Tetapi tiba-tiba kakek jenggot putih mendorongnya. Karena tak menyangka-nyangka. kakek baju birupun terhuyunghuyung ke belakang dan tepat menimpah ke meja tempat si kaki buntung dan si gemuk. Brak ..... Tiraikasih website http://kangzusi.com. Meja terbalik dan mangkuk, piringpun menumpah jatuh berhamburan ke lantai. Masakannya tumpah, mangkuknya pecah. Si kaki buntung dan si gemuk tak menyangka kalau akan menderita kejadian semacam itu. Layang tubuh kakek baju biru yang didorong oleh kakek jenggot putih sedemikian derasnya sehingga mereka tak keburu menyingkir atau menghalau. Kedua orang itu cepat loncat mundur sehingga pakaiannya tak tertumpah masakan. Tetapi tangan si kaki buntung dan muka si gemuk kecipratan kuah yang masih panas. Si gemuk berteriak teriak memaki : "Bangsat, kakek gila … " Tetapi kakek baju birupun sudah menyambar tongkat milik si kaki buntung terus lari mengejar kakek jenggot putih : "Hai, kakek bangsat, hendak lari kemana engkau ... !" Ternyata kakek jenggot putih sudah ke luar dari rumah dan kakek baju birupun sambil mengacungkan tongkat terus lari mengejarnya seperti hendak menghajarnya ..... Peristiwa ribut2 itu cukup membuat gaduh tetamu lain. Tetapi untunglah pemilik rumah makan cukup dapat menguasai keadaan. Beberapa pelayan segera mengangkat dan mengatur meja kursi yang terbalik dan mempersilahkan si kaki buntung serta si gemuk duduk lagi. "Lo-ngo" kata si kaki buntung, "gara-garamu sehingga kita harus menderita begini " Si gemuk tertawa : "Andaikata bukan aku cari gara2, tentu kedua kakek gila itu sudah kuhajar setengah mati. Ha, ha, si jenggot putih itu akan terus menerus menari-nari sampai Tiraikasih website http://kangzusi.com. duapuluh jam lamanya. Kalau sudah berhenti menari, ia tentu akan lemas karena kehabisan tenaga". "Lo-ngo, hari sudah petang, mari kita segera naik saja. Mungkin saudara2 kita sudah menunggu-nunggu kedatangan kita," kata si kaki buntung. Si gemuk mengiakan. Dipanggilnya pelayan disuruh menghitung rekening makanan mereka. "Dua tail, tuan," kata pelayan. Si gemuk tak menyahut melainkan merogoh saku bajunya hendak mengambil uang. Tiba-tiba ia menjerit : "Hai, kemana uangku ….!" Ia merogoh kelain saku lalu berganti ke saku celana, muka belakang, kanan kiri, Habis saku2 pada baju dan celananya ditelusuri tetapi tak dapat menemukan sekepingpun juga. "Aneh, kemanakah uangku ?" serunya makin bingung, "jelas aku masih punya lima keping perak hancur, mengapa sekarang tak ada ?” Pelayan memandang kedua tetamu itu dengan kerutkan alis tetapi tak berani buka suara apa2 "Ji ko," seru si gemuk, "jelas uangku hilang dicuri orang." "Siapa yang mencuri ?" tanya si kaki buntung? "Ketika mau masuk kedalam rumah makan ini, masih kuperiksa uang itu dan ternyata masih berada di saku celanaku. Mengapa sekarang hilang ... " "Tetapi disini engkau tak pergi kemana-mana lagi dan tak berjumpah dengan orang lagi. Kecuali tadi engkau menghampiri kakek jenggot putih ..... hai, lo-ngo, apakah tak mungkin uangmu dicuri si kakek jenggot putih tadi ?" Tiraikasih website http://kangzusi.com. Si gemuk merenung sejenak lalu berkata : "Ah, rasanya tak mungkin dia dapat mengambil uang itu. Memang tadi tangannya bergeliat menjamah tubuhku tetapi setelah kututuk jalandarah pelemasnya, dia tak berkutik lagi. Ji ko, apakah engkau tak membawa uang ?" Si kaki buntung gelengkan kepala : "Aku jarang membekal uang. Dan apa perlunya harus membekal uang ? Tiap saat dimanapun saja, apabila aku butuh, aku dapat 'pinjam' pada orang2 itu.” Yang dimaksudkan dengan kata 'pinjam* itu, bukan pinjam sesungguhnya melainkan mengambil. Dengan kepandaiannya yang sakti, apabila perlu pakai uang, ia dapat masuk kesetiap gadung tanpa diketahui pemiliknya. "Ah, pinjam saja kepada pemilik rumah makan ini. Kita tulis bon. Seturunnya dari gunung kita bayar," kata si kaki buntung. Si Gemuk setuju, "Katakan kepada pemilik rumah makan ini, uangku hilang dicopet orang maka terpaksa aku hutang dulu. Nanti setelah turun gunung kubayar." kata si gemuk kepada pelayan. Pelayan itu kerutkan dahi. Ia sudah tak senang melihat tingkah si gemuk yang mencelaki seorang kakek jenggot putih hingga kakek itu menari2, merusakkan beberapa mangkuk piring dan lari tanpa membayar hidangan yang dipesannya. Mendengar ucapan si gemuk hendak pinjam pembayaran makanan, pelayan itu berseru tak senang hati : "Maaf, tuan, kami tak kenal tuan ..apa. Dan tuanpun yang menyebabkan seorang tamu sampai menari-nari dan memecahkan beberapa mangkuk. Itu tak apalah, kami takkan minta ganti rugi. Tetapi untuk hidangan yang tuan makan, kami harap tuan suka membayar rekeningnya.” Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Kurang ajar, engkau tak percaya kepadaku?” sentak si gemuk seraya deliki mata. "Bukan tak percaya, tuan," kata si pelayan, tetapi peraturan rumah makan kami memang harus bayar kontan". "Bangsat," damprat si gemuk, "panggil majikanmu kemari !" "Ah. tuan," kata pelayan itu, "majikan sudah memberi perintah kepadaku, tak boleh memberi pinjam kepada tetamu." "Bangsat !" tiba-tiba si gemuk menampar muka pelayan itu. Pelayan menjerit sembari mendekap mulutnya. Sebuah giginya telah tanggal dan mulutnya mengumur darah. Pelayan itu bertubuh tegap dan kuat. Karena mendapat tamparan, ia marah lalu hendak balas memukul. Tetapi sebelum tinju dilayangkan, dadanya sudah didorong oleh si gemuk. Pelayan itu terhuyung-huyung dan jatuh menimpah meja. Melihat kawannya dianiaya, beberapa pelayan segera mengerumuni si gemuk dan hendak menyerangnya. “Bagus, majulah kalian semua !" seru si gemuk seraya menyambar salah seorang pelayan, menangkap lengannya terus didorong kepada kawah2 pelayan itu. Terdengar hiruk pikuk jerit teriakan dari para pelayan yang jatuh tumpang tindih. Masih si gemuk itu menyambar seorang pelayan lain terus diangkat tubuhnya, diputar-putar lalu dilemparkan ..... Tepat ketika tubuh pelayan melayang ke pintu, tiba-tiba muncul seorang lelaki setengah tua berjalan keluar sambil menghisap pipa huncwe. Ketika tubuh pelayan hendak menimpah kepadanya, sekonyon-konyong lelaki Itu julurkan Tiraikasih website http://kangzusi.com. pipa huncwenya dzn hebat ..... tubuh si pelayanpun tersanggah pipa lalu diturunkan ke lantai. Setelah itu sambil menghisap pipanya pula lelaki setengah tua itu menghampiri ke tempat si gemuk. "Mengapa tuan lemparkan pelayan itu ?” tegurnya. Melihat kepandaian lelaki pendatang itu, terkejutlah si gemuk. Bahkan si kaki satupun juga terbeliak. "Dia kurang ajar !" seru si gemuk. "Bagaimana kurang ajarnya itu ?" tanya lelaki setengah tua. "Dia hendak memaksa aku harus membayar. Padahal telah kuterangkan kalau uangku telah hilang entah dimana. Aku akan menulis hutang nanti selelah turun gunung tentu kubayar." "Tetapi memang peraturan disini, setiap tetamu harus membayar kontan," kata lelaki setengah tua itu sambil menyedot pipanya. "Siapa engkau !" si gemuk mulai tersinggung, “aku perlu bertemu dengan pemilik rumah makan ini tetapi pelayan itu menolak. Engkau tentu seorang tetamu, jangan ikut campur !" "Justeru aku harus ikut campur !" bantah orang berpipa itu. "Siapa engkau !" bentak si gemuk. "Akulah pemilik rumah makan ini." Si gemuk terkejut tetapi cepat ia tenangkan diri: "O, kebetulan sekali. Aku memang hendak bertemu dengan engkau. Uangku benar2 telah hilang maka aku terpaksa berhutang dulu. Setelah keramaian di gunung selesai, tentu kubayar !" Tiraikasih website http://kangzusi.com. Pemilik rumah makan terdiam sejenak lalu bertanya : "Apakah tuan hendak ikut bertanding?" "Tidak, hanya menonton saja," sahut sigemuk teraya berpaling kearah kawannya. Si kaki buntungpun mengangguk. "Apakah tuan anggauta partai Kay-pang ?" "Bukan," sigemuk gelengkan kepala. "Anggauta partai Jiong-pang ?" "Bukan" kata si gemuk. "Hm, kalau begitu tuan harus bayar." tiba-tiba pemilik rumah makan itu berseru. "Kalau aku tak punya uang ?" sigemuk balas bertanya dengan nada agak mengejek. "Boleh," kata pemilik rumah makan itu dengan tenang, "asal engkau mampu menerima tiga jurus pukulan huncwe ini" Tiba-tiba si gemuk tertawa gelak2 : "Ha, ha, ha, jangankan tiga jurus, seratus jurus akupun sanggup menerimanya !" "Bagus," seru pemilik rumah makan," mari kita keluar ke halaman." Habis berkata ia terus mendahului melangkah ke pintu. "Hai ....!" tiba-tiba si kaki satu menjerit keras sehingga si gemuk yang hendak mengikuti keluar daiin pemilik rumah makan itupuni berhenti karena terkejut. "Mengapa ji ko ?" seru gemuk. "Kemana tongkatku ?" teriak si kaki satu seraya berbangkit dan melihat kian-kemari. "Tongkat.... ah, bukankah tadi masih engkau sandarkan di kaki meja" kata si gemuk. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Ya," sahut «i kaki satu, "setelah meja itu dilanda tubuh kakek baju biru sampai terjungkir, ku tak memperhatikan tongkat itu lagi. Tahu2 tongkat itu hilang !" Si gemuk menghampiri ke hadapan pemilik rumah makan dan membentaknya : "Suruh pelayanmu mengembalikan tongkat jiko-ku. Kalau tidak rumah makan ini tentu kuobrak abrik !" ' Tongkat ?" pemilik rumah makan itu tertegun. "Ya, longkat yang dipakai jiko berjalan. Tadi rneja telah ditumpahkan seorang tetamu tua dan pelayanmu yang mengangkatnya lagi. Tentu tongkat itu dibawa mereka kedalam. Lekas suruh mereka mengembalikan." Pemilik rumah makan itu berseru supaya pembantu bantunya keluar semua. Lalu disuruhnya mengembalikan tongkat tetamu kaki satu itu. "Tidak, loya." seru pelayan2 itu serempak, "kami tak mengambil." "Engkau dengar tidak," kata pemilik rumah makan kepada si gemuk, tongkat itu tak diambil pembantuku." "Bohong !" seru si gemuk terus loncat menyambar seorang pelayan. Dicekiknya leher pelayan itu lalu tangan kanannya diangkat hendak dihantamkan ke kepala pelayan itu : "mau mengembalikan tongkat itu atau kepalamu kuhancurkan " Tetapi belum sempat ia melayangkan tinjunya, pemilik rumahmakan sudah loncat menusukkan pipanya ke punggung si gemuk. "Uh ....." pemilik rumah makan itu mendesah kaget ketika tiba2 si gemuk dengan gerakan yang cepat sekali sudah memutar tubuh pelayan dan …disongsongkan ke arah pipa. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Terpaksa pemilik rumah makan itu gelincirkan ujung pipa ke samping sehingga hanya mengenai lengan pelayan. Dan sebelum ia sempat menarik pulang pipanya, si gemuk sudah menyambar batang pipa lalu menyerempaki dengan menendangkan kaki ke perut pemilik rumah makan. Gerakan menyambar dan menendang itu hampir dilakukan dengan serempak. Cepatnya bukan kepalang. Pemilik rumah makan itu terkejut. Lepaskan pipa ia terus loncat ke samping, "Hai, berhenti ... " sekonyong-konyong sesosok tubuh melesat masuk terus loncat ke tempat kedua orang yang bertempur itu. "Ngo-yo, mengapa engkau berkelahi ?" seru orang itu. Seorang lelaki kurus dalam pakaian yang penuh tambalan, rambut kusut masai, brewok dan berjenggot lebat. "Lo Ciam, "ia berpaling kearah pemilik rumah makan, "lupa engkau kepadaku ?” "O, saudara Vi, engkau ... " seru pemilik rumah makan dengan wajah berseri. Tetapi sesaat kemudian tiba-tiba berobah tegang2 pucat, serunya pula, "Siapakah tuan ini ?" Ia menunjuk pada si gemuk. "Itulah Poan-sin-git Auyang Hok, Ngo-sin-git kay yang nomor lima !" sahut lelaki itu. "O, maafkan, aku Ciam-kim-tik punya biji mata tetapi tak dapat melihat orang," buru2 pemilik rumah makan itu menjurah ke arah si gemuk. Si gemuk atau Poan-sin-git si Jembel-gemuk Auyang Hok tak lekas menyahut melainkan memandang kearah lelaki kurus. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Pemilik rumah makan saudara Ciam Kim-tin ini adalah sahabat kita," seru orang itu. Si gemuk tertawa : "Ah, jangan merendah diri saudara Ciam. Memang kalau tak berkelahi tentu tak kenal." "Ah, andai ngo-ya mau menyebut diri, tentu Iah Ciam Kimtik tak berani berlaku kurang adat" kata pemilik rumah makan pula. Ui Hin atau pendatang yang bertubuh kurus itu adalah than-cu atau ketua cabang Jiong-pang atau partai Jembel diwilayah Kiangse. Ui Hin bergelar Cek-bin tok-git atau Jembel beracun-muka-brewok. Tiba-tiba ia berpaling dan bergegas menghampiri dihadapan si kaki buntung lalu memberi hormat : “Ah, ji ya juga datang, maafkan Ui Hin terlambat memberi hormat" "O. engkau juga datang Ui thancu," seru si kaki buntung. Poan-git Auyang Hok dan Ciam Kim-tikpun segera menghampiri. Ui Hinpun memperkenalkan si kaki buntung itu kepada Ciam Kim-tik. "Inilah jiya, Tok-kak sin-git Hong lui, orang nomor dua dari Ngo sin-koay-git partai Jiong pang." kata Ui Hin. 'Oh," Ciam Kim-tik serta merta memberi hormat dan minta maaf atas perlakuannya tadi. Kemudian ia suruh pelayan mempersiapkan sebuah meja dan hidangan baru. Setelah mendengar semua penuturan Jembel-gemuk Auyang Hok tentang peristiwa yang terjadi di rumah makan itu maka Brewok- beracun Ui Hin it terkejut. "Dalam wilayah Kangse, rasanya tak ada kedua kakek yang seaneh itu,” katanya," tentulah mereka berasal dari lain darah yang hendak menyaksikan pertandingan di gunung ini." Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Hmm, kalau menilik gerak geriknya. Kedua kakek itu tentu mengerti ilmusilat.....eh, jelas mereka tentu orang persilatan. Kalau tidak masakan mereka mengoceh kata2 yang aneh dan menyindir aku dan ji-ko?" Belum Ui Hin dan Ciam Kim-tak membuka suara, tokoh partai Jembel yang bertubuh gemuk itu sudah memekik: "Hai , ..... benar tentu dia !" Habis berkata dia terus berbangkit dan hendak melangkah pergi. Tetapi secepat itu Kaki satu Hong Lui menegur: "Kemana engkau ngo-te !" "Mengejar kakek jenggot putih itu," rupanya Poan-sin-git Auvang Hok tersadar dan hentikan langkah, "jelas tentu kakek itu yang mencuri uangku. Sekarang aku ingat, ketika kututuk tengkuknya, dia hendak rubuh mendekap pinggangku." "Ya memang dia," sahut Kaki satu Hon Lui, "karena yang mengambil tongkatku itu tentu si kakek baju biru," "Celaka, jiko, kali ini kita kena dikelabui mentah2," Auyaug Hok menggeram. "Kalau mereka berdua naik gunung, tentu mudahlah nanti kita tangkap," kaia Ui Hin. 'Tidak nanti, tetapi sekarang juga kita harus mengejarnya. Malu dong kalau peristiwa ‘Poan-sin-git Auyang Hok kecopetan uang dan Tok-kak-sin-git Hong Lui kecurian tongkat’ ini " sampai tersiar di dunia persilatan, bukankah nama Nge coatsin- git akan menjadi buah tertawaan orang?" Tanpa berkata suatu apa Tok kak-singit Hong Lui berbangkit dari tempat duduk: "Ngo-te, mari kita kejar mereka !" Tiraikasih website http://kangzusi.com. Ui Hin dan Ciam Kim - tik sipemilik rumah makan terkejut. Bagaimana tokoh nomor dua dari partai Jembel itu akan berjalan apabila kakinya hanya tinggal satu ? Tetapi keheranan kedua orang itu lekas terjawab ketika melihat tokoh berkaki satu itu melonjak - lonjak ke arah pintu. Hanya dua tiga kali melojak, pemimpin jembel itupun sudah melesat keluar dari rumah makan. Dengan cara meloncatloncat itu, tak kalahlah dia dengan orang berlari. "Saudara Ciam terima kasih, Ui thiancu sampai ketemu," habis berkata si gemuk Auyang Hok pun terus loncat ke pintu dan lari menyusul si Jembel kaki satu. Pemilik rumah makan Ciam Kim-tik geleng2 kepala dan si Brevvok- beracunpun menghela napas. Sebagai ketua cabang Partai Jembel diwilayah Kangse, si brevvok Ui Hin itu merupakan tokoh yang paling ditakuti di kawasan Kangse dan perairan sungai Yangtse. Tetapi menyaksikan kepandaian dari kedua tokoh Partai Jembel, terutama Tok-kak-sin-git kini, kedua orang itupun diam2 harus merasa jeri dan merasa masih kalah. Tetapi kedua kakek aneh itu sudah tak berani lagi. Terpaksa Kakisatu Hong Lui dan Jembel Gemuk Auyang Hok melanjutkan perjalanan ke Kangpak untuk menggabungkan diri dengan kawannya. Haripun makin malam para pengunjung yang hendak menyaksikan keramaian di puncak gunung Hok-hou-san itu makin bertambah ramai. Apakah yang akan terjadi di gunung itu ? Ternyata malam itu akan dilangsungkan pertarungan atau adu kepandaian dari dua partai pengemis yang termasyhur. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Partai Kay-pang atau Partai Pengemis dan Partai Jiong-pang atau Jembel. Partai Kay pang telah pecah dua. Yang ting didaerah selatan sungai Yangtse atau Kang-lam tetaip menggunakan nama Kay-pang. Yang a! didaerah utara sungai atau Kangpak, merobah diri menjadi partai Jiong-pang atau Jembel. Dahulu semasa Han-jiat sin-kay atau Pengemis Sakti bertangan-panas-dingin Suma Kiam masih hidup partai Kaypang telah bersatu dan mengalami masa2 kejayaan, Han jiat-sin-kay Suma Kiam seorang tokoh yang selain memiliki kepandaian luar biasa, pun mempunyai kewibawaan dan keperibadian yang kuat. Dia meletakkan batu dasar peraturan partai yang keras dan menjalankan peraturan itu dengan bengis. Setiap anakbuah Kaypang yang bersalah, tanpa pandang bulu tentu akan ditindak. Lawan kawan sangat menaruh perindahan kepada Han-jiat sin-kay Suma Kiam. Suatu peristiwa mengherankan dan menyedihkan telah terjadi pada limabelas tahun yang lalu. Tiba-tiba Suma Kiam Ienyap. Seluruh anakbuah Kay-pang telah dikerahkan untuk mencari ketua mereka yang sangat dicintai dan ditaati itu. Bahkan seluruh partai2 persilatan ikut pula membantu mencari jejaknya. Tetapi tetap tak berhasil. Han-jiat-sin-kay- Suma Kiam seolah hilang ditelan bumi. Tak seorangpun yang tahu dimana beradanya ketua Kay-pang itu. Peristiwa itu benar2 menggemparkan dunia persilatan. Seorang ketua partai besar dan berpengaruh seperti Kay-pang telah hilang lenyap tanpa dapat diketahui. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Berbagai tafsiran dan dugaan timbul dikaIangan kaum persilatan. Tetapi tak ada yang dapat dijadikan dasar untuk menemukan jejak Suma Kiam. Ada yang mengatakan bahwa ketua Kay-pang itu telah diracuni oleh isterinya karena Suma Kiam telah menjatuhi hukuman mati kepada ayah mertuanya sendiri yang telah melanggar kesalahan besar. Ayah mertua dari Suma Kiam menjabat sebagai ketua cabang Kaypang di kota raja tetapi telah berhianat. Karena temaha pangkat dan harta, ayah mertua itu telah dapat 'dibeli' oleh pemerintah Goan. Rahasia dan susunan perkumpulan Kay pang telah jatuh di tangan pemerintah Goan dan mereka segera melakukan pembersihan besar-besaran. Banyak anakbuah dan pimpinan cabang partai Kaypang yang binasa ditangan pemerintah Goan. Akhirnya setelah melalui penyelidikan yang berbelit-belit dan penuh bahaya, dapatlah Han-jiat sin -kay Suma Kiam mengetahui rahasia penghianatan mertuanya. Ayah mertuanya dijatuhi hukuman mati. Setelah itu dengan penuh kehormatan dikuburnya jenazah mertua itu. Han-jiat sin-kay Suma Kiam menunaikan tugasnya sebagai seorang ketua Kay-pang dan sebagai seorang anak menantu. Demikian peristiwa yang dikaitkan dengan lenyapnya Hanjiat sio-kay Suma Kiam. Tetapi ada pula orang yang mengatakan bahwa tokoh Kaypang itu telah ditangkap dan dibunuh oleh kaki tangan pemerintah Goan, mayatnya dilempar ke laut. Di sebuah sebagai Han-jiat-sin-kay atau Pengemis sakti bertangan-panas dingin adalah karena dia memiliki dua Tiraikasih website http://kangzusi.com. macam ilmu pukulan yang luar biasa. Tangan kiri dapat memancarkan pukulan tenaga Yin han sin-kang atau tenaga sakti dingin dari hawa Yin (negatif). Dan tangan kanannya dapat melancarkan pukulan Yat-jiat sin-kang atau tenaga sakti panas dari hawa Yang (positif). Dia merupakan tokoh muda yang cemerlang lekali namanya dalam angkasa persilatan. Hidup sejaman dengan tokoh Kim Thian cong. Keduanya memang bersahabat baik. Baik Han jiat sin kay Suma Kiam maupun Kim Thian cong semasa hidupnya telah membuat sejarah hidup yang menggemparkan. Tindakan mereka telah dikenyam oleh kaum persilatan khususnya dan rakyat umumnya. Dunia persilatan reda dari pergolakan dan rakyatpun hidup dalam ketenteraman. Tetapi keduanya telah mengalami hari2 terakhir yang tragis. Han jiat sin-kay Suma Kiam hi lang tak berbekas. Kim Thian cong mayatnyapun dicuri orang. Setelah tiga tahun tak berhasil menemukan jejak Han jiatsin- kay Suma Kiam, akhirnya tokoh2 pimpinan telah bersepakat untuk mengadakan pemilihan ketua baru. Dengan catatan, apabila Han jiat sin-kay ternyata masih hidup, jabatan itu harus diserahkan kembali kepadanya. Menurut garis besarnya, daerah pengaruh Kay pang itu dibagi dua wilayah, utara dan selatan Golongan Kaypang utara, menghendaki supaya tokoh orang Kangpak yang diangkat sebagai ketua, tapi Kaypang daerah selatan menolak dan menghendaki agar Siau bin-sin-kay Kit Wan-leng yang diangkat sebagai ketua Kay-pang. Kit Wan-leng berasal dan daerah selatan. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Pat-pi sin-git atau Pengemis-sakti-delapan-lengan Oh Sun yang mewakili golongan utara tetap menolak dan menghendaki diadakan pertandingan adu kesaktian untuk menetapkan pemilihan ketua. “Tidak" Pangemis-berwajah riang Kit Wan-eng menolak usul itu Han-jiat-sin kay Suma Kiam almarhum, telah menghabiskan separuh dari usianya uutuk mempersatukan Kay-pang, menyelamatkan bahaya kehancuran dari ancaman pemerintah Goan dan bahaya perpecahan dari dalam. Sekarang usaha beliau telah berhasil. Masakan kita harus menghancurkannya lagi ?" Kit Wan-leng dengan serta merta rela mengundurkan diri demi keutuhan Kaypang. Tetapi para thancu atau ketua cabang daerah selatan tak puas dengan sikap Pat-pi sin-git Oh Sun yang dianggap terlalu angkuh dan congkak. Mereka tetap mendukung pencalonan Kit Wan-leng sebagai ketua. Hampir terjadi pertengkaran besar yang akan disusul dengan pertempuran antara Kaypang golongan selatan lawan golongan utara. Pada saat2 ketegangan memuncak, tiba2 Kit Wan-leng pun berbangkit. Dengan suara menggeledek ia berseru menghentikan ketegangan. Kemudian ia mengusulkan suatu pemecahan. Sambil menunggu hasil pencarian Han-jiat-sin kay Suma Kiam maka baiklah diadakan dua wakil ketua. Satu untuk memimpin Kaypang golongan selatan dan seorang wakil pemimpin untuk Kay pang golongan utara. Setiap tahun kedua wakil pemimpin itu harus memberi laporan pada rapat besar partai Kaypang. Dibentuk sebuah Tiraikasih website http://kangzusi.com. dewan penimbangan yang terdiri lima tokoh tua untuk memberi peradilan apabila sampai terjadi perselisihan. Usul Kit Wan-leng itu disetujui. Untuk wakil ketua Kaypang daerah selatan, diangkat Kit Wan Ieng, dan untuk wakil ketua daerah utara, dipilihlah Pengemis sakti delapan-lengan Oh Sun. Bermula dalam dua tiga tahun, masih terdapat kerukunan antara kedua golongan itu. Tetapi lama kelamaan mulailah terjadi perpecahan. Pat-pi sin-kay Oh Sun telah membentuk lima datuk atau Ngo coat-sin git dan mengumumkan pergantian nama Kay-pang menjadi Jiong-pang. "Kita bukan pengemis, mengapa harus memakai perhimpunan Kay-pang" kata Oh Sun, "lebih tepatlah kalau kita menyebut diri sebagai kaum jembel atau Jiong-pang. Tindakan Oh Sun itu menimbulkan kejut dan kgemparan. Kit Wan-leng segera mengadakan rapat besar kaum Kaypang untuk merundingkan peristiwa itu. Kelima tokoh utara yang menyebut diri sebagai Ngo-coat sin-git atau Lima Datuk Jembel yang tediri dari Pat-pit-sin-git atau Jembel-sakti delapan-lengan Oh Sun, Tok-kat sin-git atau Jembel-sakti- kaki-satu Hong Lui, Kui-siausin-git-atau Iblis tertawa To Hoan, Lun-ha-ma atau Katak-pemalas Na Kok-kong dan Poan-Sin-git atau Jembel gemuk Auyang Hok. Mereka datang dalam rapat besar itu. Secara kebetulan pula Kaypang selatanpun terdapat lima tokoh pucuk pimpinan yang menurut-urutan kedudukannya terdiri dari kesatu Siau-bin-sin-kay atau pengemis berwajah tertawa Kit Wan-leng, Hoan-tong-sin-kay atau Pengemiskantong nasi Su Sin, Ciu put-cui Ko Cay Hong-tian-sin-kay atau Tiraikasih website http://kangzusi.com. Pengemis-sinting Ma Kim-tong dan nomor lima Cui-kak-sin-kay atau Pengemis-tidur Li Pit-seng. Terjadi perbantahan sengit dalam rapat besar itu. Perbantahan yang sukar didamaikan lagi. Kay. pang utara yang merobah nama menjadi Jiong- pang atau Partai Jembel tetap menghendaki supaya nama Kay pang dirobah begitu pula peraturan yang melarang anggauta Kay-pang menjadi pegawai kerajaan. Partai Jembel harus ditingkatkan arah tujuannya untuk membantu negara, agar dapat memberi bantuan yang positif, harus dibuka pintu untuk memberi kesempatan kepada anggautanya menjabat pegawai kerajaan. Demikian pendirian Partai Jembel. Tetapi Kay-pang tetap menghendaki azas tujuan yang semula yalah tidak mengikatkan diri pada urusan pemerintahan tetapi bergerak dalam dunia persilatan khususnya dan berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran demi kesejahteraan rakyat. Untuk yang kedua kalinya Pengemis-berwajah-tawa Kit Wan-leng tampil kembali untuk menguasai kegentingan. Dia tetap menghendaki keutuhan persatuan. Soal perobahan nama, Kay pang dan Jiong-pang itu pada hakekatnya sama. Tetapi tentang perubahan azas tujuan perhimpunan, dia tak setuju kalau dirobah. Untuk membantu negara, banyak lah hal yang dapat disumbangkan. Antara lain menjaga keamanan, membasmi kejahatan dan menindas kekacauan, melindungi kepentingan rakyat. Dalam hal ini kaum persilatan golongan Hiap-gi (ksatrya) dapat memberi sumbangan yang banyak. Tak mesti harus mengikatkan diri pada suatu jabatan pemelintah. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Dan untuk menjaga kesatuan dan persatuan Kay pang maka Kit Wan leng mengusulkan supaya ditetapkan ketua secara bergilir. Tiga tahun ketua dari golongan utara dan tiga tahun berikutnya ketua dari golongan selatan. Semua anggauta harus tunduk pada perintah ketua tanpa membedakan daerah asalnya. Pat pi sin git Oh Sun mau menerima usul itu tetapi dengan sedikit tambahan. Pemilihan, ketua tidak dilakukan secara bergilir tetapi secara adu kepandaian. Pemenang pertama, yang menjadi ketua untuk tiga tahun. Kit Wan-leng menyatakan bahwa adu kepandaian itu dapat menyebabkan dendam permusuhan. Yang kalah tentu akan malu dan mendendam. Pun membawa akibat yang buruk juga. Salah tangan dapat mengakibatkan luka dan cacat pada lawan. Kit Wan-leng yang selalu menjaga keutuhan dan kesatuan Kay-pang itu mengusulkan supaya adu kesaktian itu bersifat pi-bu saja. Yalah adu kepandaian tanpa bertempur. Masing2 mengunjuk tiga macam kepandaian. Ilmu kepandaian, tenaga kekuatan, ilmu tenaga dalam dan ilmu gin-kang atau meringankan tubuh. Tiga tahun yang pertama, pertandingan pibu itu dimenangkan oleh Kit Wan-leng, Tetapi tiga tahun yang kedua, ia mengalah. Pat pi-sin-git Oh un menang dan menjadi ketua. Selama menjabat ketua itu, banyak tindakan Oh Sun yang merugikan Kay pang golongan selatan. Tetapi karena sudah kalah janji bahwa semua, anggauta harus tunduk pada perintah ketua, tokoh kay-pang selatan tak dapat berbuat apaapa. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Menjelang masa pemilihan yang ketiga, terdilah suatu peristiwa yang aneh. Entah bagaimana tiba2 pada suatu hari dikala bangun, Kit Wan leng telah kehilangan suara. Ia menjadi seorang gagu, Dan bukan itu saja, ia rasakan tenaga galamnya hilang. Menurut keterangan seorang tabib sakti, telah menderita keracunan makanan. Racun teramat ganas. Apabila dia tak memiliki ilmu tenaga dalam yang kokoh, kemungkinan tentu sudah mati Sebagai gantinya ia harus kehilangan …. dan tenaga dalam. Keadaan itu ia tuturkan kepada keempat rekannya dan minta supaya dalam pertandingan nanti, keempat orang itu dapat mengajukan ja… nya. Kit Wan-leng pergi mencari obat dan dari itu tiada beritanya lagi. Kehilangan itu memberi akibat besar kepada Kay-pang golongan salatan. Berturut turut setiap kali masa pemilihan ketua, telah dimenangkan oleh golongan utara. Kemudian muncullah Liok ci sin-kay Hoa-sin. Dia sebenarnya berasal dari daerah utara kemudian dia telah bertemu dengan seorang sakti yang mendapat ilmu kepandaian yang hebat. Dia menentang pendirian Pat-pi-sin git Oh Sun yang sewenang-wenang. Kemudian ia pindah ke daerah selatan kemudian karena sepak terjangnya yang menonjol, dia diminta untuk menjabat sebagai ketua Kay-pang selatan. Hoa Sin mau menerima dengan syarat. Ia tak mau maju sebagai jago untuk menghadapi golongan utara. Dengan begitu untuk yang keempat kalinya selama tiga tahun lagi, pimpinan Kaypang telah jatuh di tangan Pat pi-singit Oh Sun lagi. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Dan pada hari itu habislah sudah masa jabatan selama tiga tahun itu. Digunung Hok hou-san akan dilangsungkan pertandingan pi-bu guna menentukan ketua Kay-pang yang baru. Maka berbondong-bondonglah orang mengalir dari segala penjuru, bukan saja anggauta2 Kay pang tetapi pun lain2 tokoh persilatan bahkan rakyat biasa, pun ingin menyaksikan. Demikian malam itu ribuan orang sama berkerumun mengelilingi sebuah lapangan yang cukup luas. Di tengah lapangan didirikan sebuah panggung yang disebut lui-tay atau panggung adu silat. Lampu2 bergantungan menerangi empat penjuru, ditambah pula dengan malam purnama sehingga suasana tak ubahnya seperti siang hari. Di bawah panggung berjajar kursi yang ditempati oleh tokoh2 Kay-pang dan tokoh2 undangan lainnya. Sebenarnya pertandingan itu termasuk urusan partai Kaypang sendiri tetapi sudah menjadi naluri, sejak bertahun tahun tentu diundang juga tokoh2 persilatan lain. Rakyatpun mendengar dan tentu datang menyaksikan. Tak berapa lama terdengar genderang dipukul keras sehingga suaranya berkumandang nyaring dan menelan semua suara berisik dari sekalian penonton. Seketika ditanah lapang itupun sunyi senyap. Seorang lelaki tua dalam pakaian yang bersahaja naik keatas panggung dan mengumumkan bahwa pertandingan pibu segera akan dimulai. Ia mempersilahkan ketua Kay-pang untuk naik panggung. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Seorang lelaki yang berumur lebih kurang 60 tahun, bertubuh kurus dan memelihara jenggot panjang tampak loncat ke atas panggung. Gerakannya amat gesit sehingga orang tak percaya kalau dia seorang tua yang sudah cukup tinggi umurnya. Tidak ada yang luar biasa pada diri orang itu kecuali sepasang tangannya yang luar biasa panjangnya sehingga hampir menyentuh lutut. Wajahnya masih berseri-seri merah dan tubuh segar. Dia membuka pembicaraan dengan memperkenalkan diri sebagai Pat-pi sin kay Oh Sun atau Pengemis-sakli-delapanlengan yang termasyur. Kemudian ia menguraikan secara ringkas peraturan yang telah ditetapkan dalam partai Kay-pang untuk memilih ketua yang baru. Kemudian ia menambahkan : "Aku peribadi dan para auggauta Kaypang golongan utara, berpendapat bahwa cara pemilihan ini, perlu dirobah." Sekalian orang diam. Hanya tokoh2 Kaypang selatan yang terkejut. Mereka saling bertukar pandang tetapi tak paham apa yang dimaksud dengan ucapan ketua Kay-pang itu. "Sudah empat kali Kaypang utara mendapat kehormatan untuk memegang tampuk pimpinan Partai Kay-pang. Dan apabila kali ini menang pula, maka genaplah sudah untuk yang kelima kalinya. Lima kali masa jabatan berarti lima kali tiga tahun atau sama dengan limabelas tahun, Limabelas tahun bagi perkembangan sebuah partai, bukanlah waktu yang singkat. Sudah tentu dalam waktu itu tidak sedikit partai telah mengalami perkembangan yang maju. Apabila terjadi pergantian pimpinan lagi, partai tentu akan mengalami Tiraikasih website http://kangzusi.com. perobahan. Setiap perobahan tentu akan mengadakan penghapusan dan mengadakan pembaharuan Dengan demikian tentu akan menghambat perkembangan......" Berhenti sejenak Pengemis sakti delapan-lengan Oh Sun melanjutkan pula. "Maka kuputuskan, apabila golongan utara kali ini menang lagi, supaya jabatan ketua itu terus dipegang oleh mereka sampai nanti yang menduduki sebagai ketua itu meninggal, jangan ada pergantian orang itu ......." Selagi ucapan ketua Kay-pang itu masih berkumandang, tiba-tiba sesosok tubuh melayang keatas panggung dan berdiri dihadapannya. "Pangcu, aku mohon bicara," seru orang itu. "O, engkau Ko than-cu," seru Oh Sun ketika mengetahui yang datang itu Ciu-put-cui sin-kay atau Pengemis-sakti-kebalmabuk Ko Cay. "Benar, pangcu," sahut Ko Cay yang bertubuh kurus, wajah kumal seperti orang ketagihan arak. "Adakah engkau hendak minta arak ?" seru Pat-pi sin-git Oh Sun agak mengejek. "Ya, begitulah, pangcu," sahut si Kebal-mabuk Ko Cay, "ucapan pangcu tadi laksana arak keras yang membangkitkan seleraku minum." “O, bicaralah," seru Pat-pi sin-kay. "Pangcu, aku hendak mohon keterangan. Siapakah pada saat ini yang menjabat ketua partai kita ?" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Oh, engkau benar2 memang ketagihan arak," Pat pi sin git tertawa, "masakan engkau masih bertanya. Sekarang cobalah engkau jawab, apa maksudmu datang kemari ?”. "Untuk mengadakan pemilihan ketua baru." "Nah, pertanyaanmu tadi sudah engkau jawab sendiri. Justeru sekarang ini kita hendak memilih ketua yang baru," kala Oh Sin. Pengemis kebal mabuk tertawa : "Ah, benar, benar. Jadi kalau begitu tak perlu aku ragu2 lagi. Maaf, pangcu, aku hendak kembali kebawah." Habis berkata ia terus hendak loncat kebawah panggung tetapi secepat itu, Pat-pi sin-git membentak "Tunggu dulu !" Pengemis kebal mabuk Ko Cay berhenti serunya "Apakah pangcu hendak memerlukan aku? "Ya" sahut Oh Sun "apa maksud ucapanmu yang terakhir itu ?" "O, kumaksudkan aku tak perlu meragukan apa yang kudengar tadi," sahut Ko Cay. "Apa yang engkau dengar ?" "Bahwa pangcu telah memutuskan hendak merobah peraturan pemilihan ketua partai kita." "Benar, memang telah kuputuskan begitu”. “Tetapi kan bukan saat ini melainkan nanti apabila ketua yang baru telah terpilih?" Pengemis kebal mabuk Ko Cay menegas. Pat-pi sin git Oh Sun terkesiap. Kini baru ia menyadari apa sesungguhnya maksud Ko cay naik ke panggung. Diam2 ia menggeram. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Siapa bilang harus tunggu ketua baru terpilih. Kan sekarang ini aku masih sebagai ketua," sahutnya dengan nada tak senang. "Maaf, pungcu," Ko Cay masih menahan kesabarannya, “pengertian Ko Cay tidaklah begitu. Saat ini ketua sedang kosong dan akan diperebutkan. Siapa yang akan terpilih sebagai ketua masih belum diketahui. Maka untuk mengeluarkan keputusan, tidaklah tepat. Dapat menggoncangkan suasana. Yang berhak mengeluarkan keputusan adalah ketua baru"" "Ko Cay !" teriak Pat-pi-sin kay dengan bengis, "tahukah engkau apa hukuman anakbuah Kay pang yang berani menghina ketuanya ?" "Hinaan berat, dibunuh, atau dicabut ilmu ke pandaiannya. Yang ringan, dipotong lengan atau salah satu anggauta badannya." "Hm, ternyata engkau masih ingat jelas." seru Oh Sun pula. "dan sekarang kujatuhi hukuman kepadamu karena engkau berani menghina ketua Kaypang !" "Aku tak menghina pangcu!" bantah Ko Cay. "Mengapa tidak menghina? Bukankah engkau mengangga pada saat ini aku sudah bukan pungcu lagi ?" Belum Pengemis kebal-arak menjawab, tiba-tiba sesosok tubuh melayang pula keatas panggung dan langsung tegak dihadapan Pengemis-delapan-lengan Oh Sun. "Pangcu" serunya dengan lantang, "apa yang dikatakan oleh Sam-ko Ko Cay memang benar. Saat ini, kedudukan ketua beku. Dan beku pula semua keputusan yang akan Tiraikasih website http://kangzusi.com. dikeluarkan. Keputusan dan segala perobahan, harus tunggu sampai ketua yang baru" Pat-pi sin-git Oh Sun memandang pendatang itu latam2. Seorang pengemis yang berwajah seperti orang ngantuk karena matanya hanya setengah meram. "Ho, engkau Cui kak-sin-kay Li Pit-seng," seru Oh Sun mengeram," apakah engkau baru bangun atau sedang bermimpi ?” Pendatang itu memang Cui-kak sin kay atau Pengemis gemar-tidur Li Pit-seng. Diberi gelar begini aneh karena pengemis itu memang paling doyan tidur. Kalau kantuknya sudah tiba. di manapun ia tentu tidur. Bahkan sambil berjalanpun ia dapat tidur juga. Pernah ia ditegur oleh kawan-kawannya supaya merobah tingkahnya itu. Kalau memang terkena penyakit tidur, mereka akan berusaha untuk mencarikan obat. “Siapa bilang aku sakit tidur ?" ia membantah,"memang aku paling senang tidur karena tidur itu dapat melepaskan ketegangan urat2 dan menenangkan pikiran Tetapi jangan kira kalau aku ini tak tahu apa2. Yang tidur hanya mataku, pikiranku tetap berkeliaran….. " Memang apa yang dikatakan tokoh nomor empat dari Ngo koay sin kay atau lima pimpinan Kay-pang daerah selatan itu benar. Walaupun matanya terkatup seperti tidur, tetapi dia dapat mendengar suara yang betapapun halusnya. Bahkar kesiur angin lembut dan tebaran daun kering yang gugur ke tanah, ia dapat mendengarkannya. "Tidak pangcu," sahutnya atas teguran Pat -pi-sin git Oh Sun, "aku tidak tidur, pun tidak bermimpi. Apa yang pangcu Tiraikasih website http://kangzusi.com. katakan tadi, aku dapat mendengarkan semua. Dan apa yang dikatakan sam-ko Ko Cay itupun memang benar" "Ho, engkau juga hendak menentang pang-cu?" "Bukan menentang melainkan mengatakan apa yang benar." sahut Cui-kak-sin-kay Li Pit-seng. "Hm," dengus Oh Sun, "kalau aku dapat membuktikan bahwa aku benar dan kamu salah, apakah katamu ?" "Terserah pangcu hendak menjatuhkan hukuman apapun, aku bersedia menerima." kata Cui kuk-sin-kay Li Pit-seng. "Dan engkau juga, setan arak Ko Cay ?" tegur Oh Sin kepada jago nomor tiga dari Kay-ping selatan. "Ya." "Bagus," seru Oh Sun lalu berpaling kearah jajaran kursi yang diduduki oleh para tokoh2 Kay-pang. "Siapa lagi yang mendukung pernyataan Pengemis -kebal-arak Ko Cay dan Pengemis-doyah-tidur Li Pit seng bahwa aku saat ini bukan lagi ketua Kay pang, silahkan tampil keatas panggung" Seketika berhamburanlah dua sosok tubuh melayang ke atas lui-tay. "Pangcu, akupun mendukung mereka!* seru salah seorang pendatang yang bertubuh pendek gemuk "Aku juga !'* seru yang seorang pula. "Hm, bagus Hoan tong sin kay Su Sin dan Hong tian-sin-kay Ma Kim tik" seru Oh Sun gembira, "dengan begitu lengkaplah sudah empat dari kelima tokoh Kaypang selatan yang menentang aku. Hanya kurang seorang yakni Liok-ti sin kay Hoa Sin yang tak berani unjuk batang hidungnya" Tiraikasih website http://kangzusi.com. Berhenti sejenak, ketua Kaypang itu berseru pula : "Apakah masih ada lagi yang mendukung mereka. Kalau masih, silahkan tampil kemuka !" Tetapi sampai beberapa saat belum juga tampak seseorang lagi yang menyambut pernyataan ketua Kay-pang itu. "Baiklah," kata Pat-pi-sin git Oh Sun, "sekarang aku hendak membuktikan kepada mereka bahwa pendapat mereka itu tak benar. Dan sekalian anakmurid Kaypang serta para tetamu undangan harap suka menjadi saksi. Bahwa apabila pendapat mereka itu salah mereka bersedia menerima hukuman partai Kaypang !”. Anakbuah partai Jembel atau Kaypang utara bersorak gemuruh menyambut pernyataan ketuanya. Demikian dengan keempat sin-git atau Jembel-sakti dari Ngo coat-sin-git atau Lima-datuk-jembel-sakti. Walaupun tak terjadi perpecahan, tetapi tokoh2 Kaypang golongan utara sengaja membedakan diri mereka dengan tokoh2 pimpinan Kay-pang selatan. Jika tokoh2 pimpinan Kay-pang selatan menggunakan gelar nama sin-kay atau pengemis-sakti, adalah tokoh2 Kay pang utara sengaja memakai gelar sin-git. Sebenarnya git itu artinya pengemis, dan kay juga pengemis. Tetapi tokoh2 Kay-pang utara itu sengaja memberi arti kata git sebagai Jembel. "Nah, sekarang aku hendak mulai," kata Pat pi sin git Oh Sun, "cobalah kalian berempat menjawab pertanyaanku ini. Siapakah yang paling ditaati dan berkuasa dalam partai Kaypang kita?" "Pangcu !" seru keempat tokoh Kay-pang selatan dengan serempak. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Berdasarkan apa maka pangcu itu harus ditaati ?" "Karena dia telah dipilih oleh rapat besar kaum pengemis dan jembel." sahut Hong-tian-sin-kay atau Pengemis-sinting Ma Kim tong. "Ya, itu tak usah ditanyakan" Oh Sun memberi tanggapan, "semua ketua memang harus diangkat oleh rapat besar partai Kay pang baru sah. Maksud pertanyaanku yalah kekuasaan apakah yang ada pada pangcu sehingga harus ditakuti dan ditaati ?" “Ou-kim-pay !" seru Pengemis doyan-tidur Pit-seng. "Bagus, ternyata engkau memang tidak tidur Pit-seng." seru Pit pi-sin-kay Oh Sun, "tepat sekali jawabanmu. Ou-kim-pay atau Lencana Emas-hitam adalah lambang kekuasaan yang tertinggi dari partai Kay-pang. Barang siapa yang memegang Ou kim-pay, dialah yang harus ditaati. Ketua tanpa lencana Emas-hitam itu tak berarti ketua yang berkuasa lagi. Benarkah begitu ?" tanyanya kepada keempat tokoh Kay-pang selatan. Keempat tokoh pimpinan Kay-pang selatan itupun mengiakan. "Sekarang cobalah jawab terus," kata Oh Sun dengan nada bangga, "siapakah yang saat ini membawa lencana Emas hitam itu ?" "Sudah tentu engkau sendiri, pangcu" kata Pengemis-kebal arak Ko Cay. "Kalau begitu kalian harus tunduk kepada amanatnya, bukan ?" “I ... ya ... ", Ko Cay tersekat sekat menjawab. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Telah kukeluarkan keputusan tadi, mengapa kalian tak tunduk bahkan mengatakan bahwa aku tak mempunyai hak untuk mengeluarkan keputusan" "Memang haruslah ketua baru yang mengeluarkan keputusan baru itu" bantah Ko Cay. Pat pi-sin git Oh Sun tertawa hina. "Ketua baru atau lama pada hakekatnya sama. Akhirnya akulah yang akan menjabatnya” katanya dengan angkuh. "Hm," dengus Pengemis-tidur Li Pit seng, "sering aku mengalami hal2 yang tak sama. Dalam tidur aku bermimpi makan enak, namun arak wangi. Bahkan pernah aku bermimpin menjadi seorang raja yang dikelilingi puteri2 cantik. Aku pun pernah juga bermimpi menjadi jago nomor satu didunia. Tetapi ketika aku bangun, amboi .... aku tetap si Pengemis-tidur Li Pit-seng. Walaupun ayahbundaku sudah memberi nama Pit-seng atau Pasti Menang, tetapi nyatanya aku selalu gagal....” "Hmm, engkau menyindir aku ? "Oh Sun menggeram, “engkau hendak mengatakan bahwa aku hanya bermimpi saja kalau mengatakan tentu dapat menjabat ketua Kaypang yang kelima kalinya?" "Mudah-mudahan pangcu berhasil," seru Pengemis- tidur itu, "tetapi harap pancu jangan memastikan dahulu sebelum menghadapi kenyataan." "Sudahlah, jangan banyak mulut !” bentak Oh Sun. "Aku takkan menyebut-nyebut lagi soal berhasil atau tidaknya meraih jabatan ketua baru. Tetapi yang jelas dan nyata, saat ini akulah pemegang lencana Emas - hitam, lambang kekuasaan tertinggi dari kaum Kay pang !" Tiraikasih website http://kangzusi.com. Habis berkata ia terus merogoh kedalam baju dan mengeluarkan sebuah benda berwarna hitam berkilauan. “Ou kim pay akan memberi amanat!" teriak Oh Sun dengan nyaring. Pengemis kantong nasi Su Sin, Pengemis-Kebal-arak, Pengemis sinting Ma Kim tong segera memberi hormat kearah lencan yang diacungkan oleh Oh Sun. Lencana itu lebar duapuluh senti, panjang dua tigapuluh senti. Ditengah tengahnya terdapat empat huruf yang berbunyi KAY PANG KIM LENG PAY atau Lencana emas partay Kay pang. Dibawahnya dibubuhi dengan cap lima jari tangan. Baik kelima huruf maupun cap tanda tangan lima buah jari itu, tidak ditulis dengan huruf, melainkan digurat dengan jari tangan. Setelah memandang Ou-kim pay itu sejenak, barulah Pengemis doyan tidur Li Pit seng ikut berlutut. "Tecu berempat siap menunggu amanat Ou kim-pay," seru keempat pemimpin Kay-pang itu dengan khidmat. "Kalian berempat adalah pimpinan Kaypang. Sebagai pimpinan seharusnya kalian tahu akan peraturan dan tahu pula untuk menghormati pimpinan yang lebih atas. Apabila pimpinan bertindak tak pegang peraturan, bagaimana dengan sebawahannya ? Bukankah partai Kaypang akan menjadi tak keruan ? Sebuah partai yang sudah tak mempunyai disiplin lagi ?" Keempat tokoh Kay-pang selatan itu tundukkan kepala tak berani memandang kemuka. "Maka demi menegakkan kembali kewibawaan partai dan menjunjung peraturan partai, terpaksa hukuman partai akan Tiraikasih website http://kangzusi.com. kami jatuhkan kepada kalian berempat, sekalipun kalian ini menjabat sebagai pucuk pimpinan partai....." Berhenti sejenak ketua Kay-pang itu melanjutkan pula: "Mengingat bahwa kalian berempat telah menyumbangkan jasa kepada partai selama berpuluh tahun, maka hukuman mati yang akan kami jatuhkan kepada kalian itu, akan kami peringan dengan hukuman potong sebelah lengan. Nah, bersiaplah untuk menerima hukuman itu !" Keempat tokoh Kay-pang selatan memberi hormat dan serempak mengiakan. "Hal, mana hou hwat dari Kay pang, lekaslah naik ke panggung!" seru Oh Sun kearah jajaran anggauta Kay-pang yang berada di bawah panggung. Hou hwat artinya Pelindung, yalah yang bertugas mengawasi dan menilik apakah anakbuah kaypang menjalankan peraturan atau tidak. Yang melanggar, ditangkap dan dihukum. Dua sosok tubuh segera melayang keatas panggung. Tetapi Oh Sun agak terkejut karena kedua orang itu agak berbeda arah datangnya.! Yang seorang dari deretan kursi di bawah panggung tetapi yang seorang dari tempat para penonton di samping kanan panggung. Yang dari deretan kursi orang2 Kay pang, jelas Oh Sun dapat mengetahui sebagai si Kaki satu Hong Lui, tetapi yang dari kalangan penonton, ia tak kenal. Orang itu ternyata seorang yang mengenakan dandanan sebagai seorang petani, pakaiannya dari kain kasar, umurnya sekitar 50-an tahun. "Ji te, siapakah orang itu ?" seru Oh Sun kepada si Kaki satu Hong Lui. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Hong Lui memandang pendatang itu dan kerutkan dahi. "Entahlah, akupun belum mengenalnya." "Hai, siapakah engkau ? Mengapa engkau berani naik ke panggung ini ?" seru Oh Sun. Orang desa itu tertawa. "Aku seorang desa yang tinggal dibagian barat gunung ini. Tetapi aku pernah melihat juga lencana Emas hitam dari partai Kaypang. Mengapa lencana itu beda dengan lencana yang pangcu pegang itu ?' sahut orang desa itu. Pernyataan itu menggemparkan seluruh gelanggang. Tetapi rupanya Oh San malah tenang2 saja; "Bagaimana engkau tahu lencana ini palsu?!” "Karena beda dengan yang kulihat dulu!" Oh Sun nyalangkan mata dan berseru makin bengis : "Dari mana engkau melihatnya ?" "Han jiat sin kay Suma Kiam dahulu pernan singgah dirumahku. Dia menderita sakit dan dirawat oleh ayahku. Karena pakaiannya penuh darah maka ditanggalkan untuk dicuci. Diapun minitipkan sebuah benda hitam yang katanya adalah Lencana Emas hitam dari Kay pang. Saat itulah aku mendapat kesempatan untuk mengamat-amati benda itu ... " Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Ho, apanya yang berbeda ?" seru Oh Sun. "Bentuknya." sahut orang tua desa itu. "cobalah pangcu bacakan bunyi huruf pada lencana itu" "Kay pang kim leng pay ..." "Salah" seru orang desa itu serempak, "yang kulihat pada lencana yang dibawa Han jiat- sin kay Suma Kiam adalah KAY PANG KIM SENG PAY. Jadi bukan Leng tetapi Seng. Leng-pay hanya berarti lencana tetapi Seng-pay artinya Lencana keramat atau suci ... “ "Ngaco !" bentak Kaki satu Hong Lui, "Ou Kim-pay itu tak pernah berpisah dari toa-suhengku. Bagaimana engkau berani mengatakan kalau lencana itu palsu !" "Ho, siapa yang sudi percaya kalau engkau pernah melihat lencana dari Han jiat sin kay Su- ma Kiam ? Mana buktinya?" seru Pat pi-sin-kay Oh Sun. "Hm bukti memang tak ada,” sahut orang desa itu "tetapi memang benar aku pernah melihat jelas lencana itu. Begini, pangcu, bolehkah aku melihat lencana ini barang beberapa saat saja ?" "Untuk apa ?" "Akan kuperiksa apakah lencana itu benar2-terbuat dari emas hitam atau bukan" Pat-pi-sin-kay meragu sejenak lalu mengangsurkan lencana itu : "Kemarilah engkau" Orang desa itupun menghampiri kedekat ketua Kaypang. Ia menerima lencana itu lalu diperiksanya. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Tiba-tiba orang itu menjerit : "Celaka, pangcu. lencana ini bukan dari emas hitam melainkan hanya dari batu hitam belaka !" Secepat kilat Pat-pi-sin-kay Oh Sun dengan tangannya yang amat panjang, telah menyambar kembali lencana itu. "Emas hitam dari lencana Kay-pang itu kerasnya bukan kepalang. Menurut keterangan Han-Jiiit sin-kay Suma Kiam, emas hitam itu berasal dari batu bintang yang jatuh di daerah gurun pasir Mongolia. Kerasnya bukan kepalang. Dan lencana yang berada pada pangcu itu, terbuat dari logam hitam. Kalau tak percaya silahkan pangcu memotongnya." Pat-pi -sin-kay Oh Sun terbelalak bimbang. Diam2 ia terkejut mengapa orang desa itu tahu betul akan lencana itu. Bahkan pernah bertemu dengan Han-jiat-sin-kay Suma Kiam, ketua Kay-pang yang menghilang tanpa bekas itu. Tetapi ia yakin kalau lencana itu tak pernah terpisah dari dirinya, Bagaimana mungkin lencana itu palsu. "Tidak !" tiba-tiba ketua Kaypang itu menggembor keras, "lencana ini adalah pusaka Kay-pang yang keramat dan agung. Tak dapat sembarangan hendak diperiksa dan dicemarkan oleh seorang desa yang tak ada sangkut pautnya." 'Kalau lencana itu tulen, potonglah kepalanya!" seru siorang desa dengan lantang, "jelas lencana itu palsu, mengapa pangcu takut mengakui?" Sekonyong-konyong keempat tokoh Kay-pang selatan serempak berbangkit dan berserulah Pengemis-kantong-nasi Su Sin, tokoh kedua dari Ngo-coay-sin kay : "Pangcu, kami mohon supaya Kay pang kim-leng-pay itu diperiksa !” Pai pi-sin-kay On Sun deliki mata ..... Tiraikasih website http://kangzusi.com. -oo0dw0oo- Jilid 17 Gagal "Hm, kalian juga berani meragukan keaselian Kay-pang-oukim- pay !" teriak Pat-pi-siu kay Oh Sun dengan marahnya. Keempat tokoh Kay-pang selatan tegakkan kepala dan Pengemis-kantong nasi Su Sin, tokoh kedua dari pimpinan Kay-pang selatan serentak menyahut : "Bukan meragukan ataupun menghina Tetapi Ou kim pay itu merupakan lambang kekuasaan tertinggi dari perkumpulan kita. Bahwa saudara yang datang itu…" berkata sampai disitu ia menunjuk pada si orang desa, "berani mempertaruhkan jiwanya untuk Ou kimpay yang dikatakan palsu itu, sebaiknya kitapun harus berani memeriksa.” Pat-pi-sin-kay Oh Sun menggeram : "Huh, ia mendengus penuh geram "jelas lencana itu tak pernah terpisah dari diriku, mengapa orang masih menyangsikannya ? Kalau kita hari meladeni setiap orang yang mengatakan lencana itu palsu, bukankah kita hanya sibuk untuk tiap kali memeriksanya saja ?" "Tidak mudah untuk mengatakan lencana Ou kim-pay itu palsu." sambut Su Sin "tetapi kita harus mempertimbangkan siapa dan bagaimana keterangan orang yang mengatakan itu. Jelas bahwa saudara itu tadi berani mempertaruhkan jiwa dan dapat pula memberikan keterangan tentang perkenalannya dengan sucou Han-jiat-sin-kay Suma Ki am, mengapa kita tak berani memeriksa lencana itu ? Apakah jeleknya apabila kali ini Tiraikasih website http://kangzusi.com. dalam pertemuan besar kaum Kay-pang selatan dan utara, kita buktikan bahwa tuduhan itu tidak benar ?" Oh Sun mendenguskan hidung. "Dan lagi apabila pangcu menolak pembuktian itu, bukankah akan timbul desas desus di dunia persilatan bahwa lencana Ou kim-pay kaum kita, diragukan keasliannya ?" seru Pengemis-kantong-nasi Su Sin pula. "Ho. tidak mudah untuk sembarangan mengutik-utik lambang tertinggi dari kaum Kay-pang itu." kata Oh Sun, "jiwa orang itu masih belum sepadan dengan kehormatan dari lencana kaum kita" "Lalu apakah yang pangcu anggap memadai untuk menyetujui pemeriksaan lencana itu" desak Pengemis-kantong nasi Su Sin. Pat pi-sin-git Oh Sun tak dapat lekas menjawab. Kemudian ia hanya menyerahkan kembali pada penanya "Cobalah kalian ajukan usul sendiri. Mungkin aku dapat menerima" Su Sin dan ketiga pengemis pimpinan Kay pang selatan tertegun mendengar ucapan ketua Kay pang itu. Mereka saling bertukar pandang namun tak ada yang menemukan pendapat. Adalah tiba2 sesosok tubuh telah melayang keatas panggung dan terus menghampiri kehadapan Oh Sun. "O, engkau To samte" seru Oh Sun demi melihat pendatang itu, "apa maksudnya naik ke atas panggung ?" "Harap pangcu suka memaafkan kelancangan Pengemisiblis- tertawa To Hoan, apabila pangcu menganggap aku lancang naik panggung" "Ah, tentulah sam sute akan membawa hal yang penting," kata Oh Sun, "silahkan menerangkan." Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Untuk imbalan dari persetujuan pangcu memeriksa Oukim- pay kita, rasanya tak ada yang lebih memadai daripada maksud rapat besar ini", kata To Hoan. "Bagaimana maksud sam-sute?" "Bukankah rapat besar untuk mengadakan pemilihan ketua Kay-pang yang baru ?” "Ya" "Bukankah fihak Kay-pang selatan akan berusaha untuk memenangkan pemilihan ini ?” "Sudah jelas begitu" "Beranikah mereka mempertaruhkan hasil pemilihan ini untuk memenuhi tuntutan mereka ?” Pat-pi-sin git Oh Sun terkesiap, serunya "Maksud sam-sute suruh mereka mempertaruhkan pemilihan mereka pada hasil pemeriksaan Ou-kim- pay itu "Benar, pangcu" kata To Hoan, "kalau Ou kim-pay itu memang benar2 Ou-kim-pay yang aseli sebagai hukuman dari kelancangan mereka mendesak diadakan pemeriksaan lencana itu, mereka harus mengundurkan diri dari pemilihan dan rnenyerahkan jabatan pangcu itu kepada toako lagi" "Hai," teriak Oh Sun terkejut "tetapi tak mungkin mereka berani menerima hal itu !" Tiba2 Hoan-tong sin-kau atau Pengemis-kantong-nasi Su Sin berseru : "Pangcu kami terima usul itu” Gemparlah sekalian anakbuah Kay-pang yang memenuhi gelanggang lui tay itu. Mereka tak pernah menduga bahwa Su Sin sebagai wakil dari partai Kay pang selatan, berani Tiraikasih website http://kangzusi.com. mempertaruhkan itu untuk tindakan memeriksa keaslian Ou kim pay. "Apakah ucapanmu itu resmi mewakili Kay pang selatan ?" Oh Sun menegas dengan mata ber kilat2. Su Sin berpaling kearah ketiga sutenya. Ketiga tokoh pimpinan Kay-pang selatan memberi anggukan kepala. "Benar, pangcu" seru Su Sin "apabila seorang lelaki dari desa berani mempertaruhkan jiwanya, masakan kami tak berani mempertaruhkan soal pemilihan saja ? Jangan kuatir, pangcu, segala tanggung jawab pada Kay pang selatan akulah yang memikul" Setelah mendapat penegasan itu maka Pat-pi sin git berkata: "Baiklah, hal ini kalian yang menyetujui sendiri ... " Habis berkata ia terus berseru pula kebawah lui tay ; "Hai, mana anggauta Ngo-koay-sin-git? Harap naik keatas panggung !" Seiring dengan seruan itu maka berturut-turut melayanglah dua sosok tubuh keatas panggung Mereka lalu berjajar di sebelah Tok kak-sin-git Hong Lui dan Kui-gok-sin-git atau Pengemis tertawa-iblis To Hoan. Kedua pendatang itu yalah Lan-ha ma atau Jembel-malas Na Kok-kong dan Poan-sin-git atau Jembel gemuk Au yang Hok. Dengan demikian lengkaplah saat itu pimpinan Kay-pang utara dan pimpinan Kaypang selatan. Hanya saja kalau pimpinan Kay-pang lengkap lima orang, adalah Kay-pang selatan hanya empat orang karena Liok ci-sin-kay Hoa Sin tak hadir. Sementara itu si orang desa yang mengatakan kalau Kay-pang kim-Ieng-pay itu palsu, pun masih berada diatas panggung. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Demikian setelah kedua fihak hadir maka Pat pi sin-git Oh Sun segera berseru : "Nah, sekarang aku hendak mulai. Biarlah seluruh anggota Kaypang maupun utara, baik dari lapisan bawah sampai pada pucuk pimpinan menjadi saksi. Benarkah Kay-pang kim-Ieng-pay ini palsu seperti yang dituduhkan oleh orang ini" Habis berkata ia terus mencekal kim-pay dengan tangan kanan, diangkat dan disongsongkan ke muka dada : "Sekarang silahkan pimpinan Kay-pang selatan satu demi satu maju untuk memeriksa". Pengemis-kantong nasi Su Sin segera hendak melangkah maju tetapi baru ia hendak bergerak sekonyong-konyong sesosok tubuh melambung ke udara dan melayang turun diatas panggung lui-tay itu. "Tunggu ..." seru orang itu dengan nyaring. Sekalian tokoh2 pimpinan partai Kay-pang terkejut. Lebih terbelalak pula ketika mereka demi mengetahui siapa pendatang itu. "Hoa toako !" teriak Su Sin serentak dengan kejut2 girang. "Toako ..." serempak ketiga pimpinan Kay pang lainnyapun berseru dan maju menyongsong. Ternyata yang muncul diatas luitay itu memang Hoa Sin si Pengemis-sakti jari-enam. Kemunculan ketua Kay-pang selatan yang tak terduga-duga itu benar2 menimbulkan kekagetan. "Oh, engkau Hoa hu-pangcu" tegur Pat-pi-sin-git Oh Sun sesaat kemudian, "apakah maksudmu” "Pangcu," kata Hoa Sin "Hoa Sin sedang mengembara ketika tiba2 teringat bahwa hari ini adalah hari yang penting bagi partai Kay-pang. Ya pemilihan ketua baru, merupakan Tiraikasih website http://kangzusi.com. lembaran sejarah yang penting untuk partai Kay-pang. Maka bergegas-gegaslah aku datang kemari dan untunglah belum terlambat" "Tentunya engkau sudah mendengar apa yang telah disepakatkan pada saat ini, bukan ?" seru Oh Sun. "Benar" "Dan apakah engkau tak menyetujui keputusan keempat rekanmu tadi ?" "Mengapa tidak, pangcu ?" diluar dugaan Hoa Sin memberi jawaban, "selama aku tak dapat menjalankan tugas pimpinan karena mengembara, hak dan tugas pimpinan kuserahkan kepada ji sute Su Sin dengan dibantu oleh ketiga sute yang lain. Apapun yang telah diputuskan oleh mereka tentu saja sah dan akupun harus setuju" "O, itulah yang benar" kata Oh Sun, "lalu apa kehendakmu untuk menghentikan pelaksana pemeriksaan lencana itu ?" "Ada sesuatu yang masih kurang" kata Ho Sin. "Kurang ? Soal apa yang kurang?" Oh Sin heran. "Perjanjian tadi yalah apabila Ou kim-pay itu aseli maka Su Sin sute sebagai wakil fihak Kay-pang selatan, rela menggugurkan hak pilihnya dan menyerahkan pemilihan itu kepada Kay pang utara. Artinya, kedudukan pimpinan Kaypang masih tetap dijabat oleh Oh pangcu" "Benar dan itu sudah menjadi kehendak fihak Kaypang selatan sendiri" "Ya, fihak Kaypang selatan tak mengingkari janji itu" kata Hoa Sin, "tetapi ingin kubertanya bagaimana kesanggupan janji Oh pangcu dan pimpinan Kay-pang utara apabila Ou-kimpay itu ternyata memang palsu ?" Tiraikasih website http://kangzusi.com. Pertanyaan itu telah menimbulkan kebingungan pada fihak Kay-pang utara. Sesaat mereka tak dapat memberi jawaban. Pat pi-sin-git Oh Sun tertegun. Tiba2 si Kaki-satu Hong Lui melangkah maju dan berseru : "Hoa pangcu, tongkat apakah yang engkau bawa itu ?" Memang saat itu Hoa Sin membawa sebatang tongkat besi. Pada hal selama ini diketahui bahwa Pengemis-sakti-jari-enam itu tak pernah menggunakan tongkat. Karena sedang ditegang oIeh soal Kim pay-ou-kim-pay, maka orang tak sempat menanyakan hal itu kepadanya. "Hai, aku hampir lupa !" teriak Hoa Sin, "ya jika engkau tak menanyakan tentu tongkat ini terus kubawa saja. Seorang kakek minta tolong titip tongkat ini supaya diserahkan kepadamu. "Siapakah kakek itu ?" teriak Hong Lui. "Entahlah, dia tak mau menyebut namanya" kata Hoa Sin "hanya dia mengatakan ketika di rumah makan engkau telah meminjamkan tongkat ini kepadanya karena kasihan dia seorang tua supaya dapat leluasa mendaki puncak gunung ini. Nah, sekarang terimalah tongkatmu !" Merah padam muka Tok kak-sin-git Hong Lui ketika mendengar keterangan ketua Kay-pang selatan itu. Sesaat ia tertegun kehilangan paham. "Hong thancu, mengapa engkau diam saja?" seru Hoa Sin tertawa, "bukankah tongkat ini milikmu ? Mengapa engkau tak lekas menerimanya ?" Melihat ji-konya terlibat dalam kesulitan, buru2 Poan-sin-git atau Jembel-gemuk Auyang Hok melayang keatas panggung. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Walaupun tubuhnya gemuk tetapi pengemis itu memiliki gerak yang amat gesit dan lincah sekali. "Mustahil engkau tak tahu siapa orang itu. Bukankah seorang tua dari desa ?" serunya ketika tegak dihadapan Hoa Sin. "Dia hanya mengatakan bahwa sewaktu dirumah makan terlalu banyak minum, kepalanya agak pening maka ia menerima ketika Hong thancu memberi pinjam tongkat. Eh, hampir lupa sedikit", seru Hoa Sin, "diapun mengatakan bahwa rekeningmu di rumah makan itu telah dibayarnya" Merah wajah pengemis gemuk Auyang Hok "Dengan begitu jelas engkau kenal kepada orangtua itu, bukan ? Siapakah dia?” Hoa Si balas bertanya. "Kedua orang tua itu memang bangsat2 yang hendak mengolok kami," seru Auyang Hok geram "mereka telah menyambar tongkat Hong jiko dan mencopet uangku ... " "Hai !" teriak Hoa Sin kejut dan keras, "Tok kaksin-git Hong Lui dapat disambar tongkatnya dan Poan-sin-git Auyang Hok dapat dicopet uangnya. Hebat, hebat ... apabila orang persilatan mendengar hal itu mereka tentu gempar ... " "Hoa pangcu" bentak Tok-kak-sin-git Hong Lui" mengapa Hoa pangcu mengatakan hal itu sekeras-kerasnya seperti hendak menyiarkan kepada seluruh hadirin ? Apakah memang engkau bermaksud supaya hal itu diketahui orang ?" "Tidak setitikpun aku mengandung maksud begitu " sahut Hoa Sin. "dan orang itupun menyampaikan terima kasih atas kebaikanmu. Nanti lain kali kalau dia perlu, akan meminjam lagi" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Hoa Sin, jangan keliwat mengejek orang !" bentak si Kakibuntung Hong Lui seraya melonjak kehadapan Pengemis sakti Hoa Sin "apabila engkau berniat hendak mengadu kepandaian, akupun bersedia melayanimu" "Eh." Hoa Sin tertawa, "mengapa engkau naik pitam begitu ? Oh pangcu" serunya kepada Pat pi-sin-git Oh Sun, "apakah memang pendirian lui-tay ini untuk mengadu kepandaian ?" Sebelum ketua Kay-pang itu menyahut, Pengemis-gemuk Auyang Hok mendahului berteriak; "Dimana dan bilamana saja yang engkau kehendaki, aku Poan-sin-git Auyong Hok siap akan menghadapimu !" Tiba2 terdengar orang berseru melantang : "Auyong Hok, jangan terlalu menghina toako kami. Toako terlalu sibuk untuk meladeni tantanganmu Jika engkau memang sudah kaku tulang-tulangmu aku suka untuk menemanimu berlatih." Auyong Hok terkejut dan cepat berpaling. “Ah. kiranya Ma Kim-tong si Pengemis-sinting dari Kay-pang selatan.” "Sudahlah Ma ngo te, kita harus menghormati pertemuan besar ini. Baiklah kita menghormati tata tertib. "Auyong ngote". tiba2 telinga Pengemis-gemuk Auyong Hok terngiang oleh sebuah suara semacam nyamuk melengking "harap bersabar. Sebentar lagi setelah pembuktian Ou kim-pay selesai, akan kuberi engkau kesempatan yang luas untuk menyiksa mereka" Ternyata kata2 itu berasal dari Pat-pi-sin-git Oh Sun yang dengan menggunakan ilmu Menyusup suara telah membisiki kata kepada Auyong Hok Dengan ilmu itu, bibir Oh Sun memang tampak berkomat-kamit tetapi tak mengeluarkan suara. Dan yang mendengar hanyalah Pengemis-gemuk Auyong Hok sendiri. Lain orang tak mendengar apa2. "Maaf. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Hong thancu, harap suka menerima tongkatmu ini" kata Pengemis-sakti Hoa Sin seraya menghaturkan tongkat itu kepada pemiliknya. Tetapi Pengemis-kaki satu Hong Lui diam saja. Sebagai tokoh nomor dua dari Kay-pang utara sudah tentu ia merasa malu karena orang mengetahui bahwa ia sampai kehilangan tongkat. Dan kehilangan itu tentulah bukan karena ia meminjamkan pada si kakek desa seperti yang dikatakan Hoa Sin tadi. Melainkan tentu dengan menggunakan ilmu kepandaian barulah kakek desa itu dapat merampasnya. Karena sudah menerima pesan Pat-pi-sin-git, Oh Sun, maka Auyang Hokpun terpaksa harus menekan kemarahannya. "Baiklah, aku yang mewakili menerima tong ji-ko" katanya seraya menyambuti tongkat itu. Tetapi begitu ia mencekal ujung tongkat seketika merahlah wajahnya. Ternyata ujung tongkat telah memancarkan suatu aliran tenaga keras seperti stroom listrik, yang secepat kilat menerjang ke lengan terus menggigit jantung. Hampir saja Auyang Hok menjerit dan lepaskan tangannya. Ia tak menyangka akan menerima serangan Hoa Sin dengan tenaga-dalam. Cepat iapun kerahkan tenaga-dalam untuk bertahan. Tiba2 Hoa Sin lepaskan cekalannya dan terhuyunglah tubuh Auyang Hok setengah langkah ke belakang. Mukanya merah padam seperti kepiting direbus. Adegan itu telah berlangsung cepat sekali, hanya dalam beberapa kejab sehingga orang tak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Tetapi bagi tokoh kedua belah Kay-pang, peristiwa itu tak luput dari perhatian. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Jelas Hoa Sin telah menjajal kekuatan si gemuk Auyang Hok dan tahulah dia sampai dimana kesaktian tenaga dalam yang dimiliki oleh tokoh nomor lima yang bertubuh gemuk dari Kaypang utara itu. Auyang Hok tertegun kehilangan paham. Kalau hendak menyerang, ia takut melanggar pesan Oh Sun. Dan memang tak ada alasan mengapa ia harus mengamuk. Namun untuk diam saja, ia merasa terhina. Sesaat ia termangu tak tahu apa yang harus dilakukan. "Hm.” dengus Pat-pi-sin-git Oh Sun yang tahu juga akan peristiwa itu. "Ngo-te silahkan mundur agar persoalan kita ini lekas selesai" Setelah Pengemis-gemuk mundur, maka Pa pi-sin git Oh Sun berseru : "Hoa pangcu, apakah maksud ucapanmu tadi ?" "Maaf. pangcu, aku pengemis Hoa Sin hanya ingin mohon keadilan" sahut Hoa Sin "sebagai wakil Kay-pang cabang selatan, Ji te Su Sin telah berjanji akan melepaskan hak pilihnya pada rapat besar ini apabila lencana Ou-kim pay itu benar2 aseli. Tetapi bagaimana kalau lencana itu ternyata benar2 palsu ?" "Kalau lencana yang kubawa ini palsu, aku bersedia mundur sebagai ketua Kay pang. Akan kucari dan kuhancurkan manusia yang berani mengambil lencana kita itu !" seru Oh Sun dengan semangat yang menggelora. "Terima kasih pangcu" sambut Hoa Sin, "soal kelanjutannya apabila lencana itu benar palsu baiklah kita serahkan saja kepada sidang rapat untuk memutuskan" Demikian setelah kedua fihak saling memberikan janji, maka merekapun bersiap untuk mulai menguji keaselian lencana Ou kim pay. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Sambil menyongsongkan lencana itu kemuka berkatalah Pat pi-sin git : "Hoa pangcu, silahkan memeriksa lencana kita" Hoa Sin maju menghampiri. Dipandangnya lencana berwarna hitam itu dengan tajam. Beberapa saat kemudian, ia mengangguk. "Bagaimana, Hoa pangcu, apakah benar palsu? tanya Patpi- sin-git Oh Sun. "Lencana berwarna hitam itu memang menyerupai dengan yang aseli. Begitu pula surat2 tulis pada permukaan lencana itu memang dilakukan dengan jari tangan yang memiliki tenaga-dalam yang luar biasa. Tulisannya benar berbunyi Kaypang- kim leng pay ... " "Jika demikian bukan palsu" kata Oh Sun, "Jangan terburu-buru menarik kesimpulan dahulu sebelum pembuktian yang terakhir kita lakukan" cepat Hoa Sin menyusuli kata2 "disamping itu pun masih ada sebuah hal lain yang perlu diselidiki mana yang benar. Menurut saudara itu ia menunjuk ke arah orang desa yang masih berdiri di atas panggung luitay, "lencana yang aseli bertuliskan Kay pang-kim seng pay. Sedang yang berada ditangan pangcu. tulisannya berbunyi Kaypang kim leng-pay. Mengenai tulisan itu saja sudah berbeda dan perlu dibuktikan mana yang benar" "Karena lencana yang berada ditanganku ini aseli. sudah tentu tulisannya pun benar begitu. Bukan Kay-pang-kim-sengpay tetapi seharusnya Kay pang kim-Ieng-pay !" seru Oh Sun. "Ya, mudah-mudahan begitu," sambut Hoa Sin, "tetapi hal itupun masih harus dibuktikan dahulu kebenarannya" "Apalagi yang harus dibuktikan ?" seru Pat-pi sin-git Oh Sun dengan geram. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Sudah tentu tentang bahan daripada lencana itu, pangcu" sahut Hoa Sin tenang2, "menurut Hian jiat-sin-kay Suma Kiam lo cousu, lencana Kay- pang itu terbuat daripada batu bintang yang jatuh digurun pasir Mongolia. Kerasnya bukan kepalang. Kecuali pedang pusaka yang luar biasa tajamnya, tak mungkin pedang dan lain2 senjata tajam dapat membelahnya. Sekarang tinggal membuktikan benarkah lencana itu terbuat daripada batu bintang atau hanya dari logam hitam biasa" "Hm." dengus Oh Sun, "bagaimana engkau hendak membuktikannya ?" "Terpaksa kita harus gunakan senjata tajam untuk memapas ujungnya sedikit" kata Hoa Sin "kalau terpapas, jelas lencana itu bukan dari batu bintang tetapi dari logam biasa" "Kalau tidak mempan ?" tanya Oh Sun. "Berarti lencana itu aseli !” Sejenak berdiam diri barulah Oh Sun menyetujui : “Oleh karena engkau yang mengusulkan, silahkan engkau yang menguji lencana itu" Hoa Sin melangkah maju dan menyambuti lencana Ou kimpay. Dengan sekuat tenaga ia segera memencet ujung lencana itu. Ujung lencana lekuk sedikit tetapi tak sampai hancur. Hoa Sin menyerahkan kembali kepada Oh Sun dan ketua Kay pang itu segera minta keempat pengemis pimpinan Kaypang selatan untuk maju menguji. Tetapi keempat tokoh pengemis daerah selatan itu tak mau. Mereka menyadari bahwa tenaga dalam dari Hoa Sin itu lebih Tiraikasih website http://kangzusi.com. hebat dari mereka. Kalau Hoa Sin tak mampu menghancurkannya, jelas mereka pun tentu tak mampu juga. "Oh pangcu" tiba2 orang desa itu berseru, "boleh aku ikut menguji ?" Oh Sun berpaling menatap wajah orang itu. Orang desa itu berani mempertaruhkan jiwanya untuk mendukung anggapannya bahwa lencana itu palsu. Sudah tentu diapun harus mendapat hak untuk ikut menguji. Dan Oh Sun pun tak kuatir. Karena kalau tokoh sesakti Hoa Sin sudah tak mampu menghancurkan lencana itu, bagaimana mungkin seorang desa akan dapat melakukannya? "Silahkan", serunya seraya memberikan lencana itu. Setelah menyambuti, orang desa itu lalu mencabut sebatang pedang pandak dari dalam bajunya Ketika dilolos keluar, pedang itu memancarkan sinar kehijau-hjauan yang menyilaukan mata. Creiss . , . Pedang berayun dan putuslah ujung lencana. Tring ... kutungan ujung itu berhamburan jatuh keatas panggung, mengeluarkan dering suara yang tajam. Sekalian tokoh2 Kay-pang terbelalak kaget menyaksikan peristiwa luar biasa itu. Lebih2 Pat- pi sin-git Oh Sun. "Pangcu, bukti telah kulakukan. Adakah pang cu masih ada kesangsian lain lagi ?" seru si orang desa. Setelah termenung beberapa jenak, Pat pi-sin git Oh Sun segera berseru : "Apakah nama pedangmu itu? Dari manakah engkau memperolehnya! Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Inilah pedang Naga hijau atau Ceng-liong-kiam," seru orang desa itu" milik Han-jiat-sin-kay Suma Kiam yang diberikan kepadaku sebagai rasa terima kasihnya atas bantuan yang kuberikan padanya" "Pedang Naga Hijau nyata sebuah pedang pusaka. Sudah tentu dapat memapas lencana ini."! kata Oh Sun "bukankah engkau juga mengatakan begitu ?" Orang desa mengiakan. "Dengan begitu, pembuktian dengan pedang pusaka itu tak berlaku !" seru Oh Sun. "Apa? Apakah pangcu hendak mengingkari janji ?" Oh Sun marah sekali; "Siapa yang ingkar janji. Kesimpulan yang kurangkai ini juga berdasar pada keteranganmu sendiri. Bagaimana sekarang engkau menuduh aku ingkar janji ?" Orang desa itu terdiam. "Hm," tiba2 Pengemis-kaki-satu Hong Lui mendengus geram, "dari manakah engkau memperoleh pedang pusaka Naga Hijau itu ?" "Dari Suma Kiam cianpwe," sahut orang desa itu dengan sejujurnya. "Engkau tahu siapakah Suma Kiam lo-cianpwe itu ?" seru Hong Lui pula. "Ketua yang terdahulu dari Kay-pang" "Bagus" seru Hong Lui, "oleh karena dia adalah ketua kami maka pedangnyapun adalah milik partai kami" 'Maksudmu ?" seru orang desa itu. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Berikan pedang Naga Hijau itu kepada Oh pangcu yang menjadi ketua Kay-pang!" seru Hong Lui Orang desa itu tertawa mengejek : "Tidak semudah itu saudara !" "Apa ?" Hong Lui deliki mata, "engkau hendak melalap pedang pusaka milik partai Kaypang”. "Pedang ini adalah pemberian peribadi dari Suma Kiam cianpwe kepadaku. Tidak dikatakan bahwa aku harus mengembalikan pedang ini kepada partai Kay-pang ataupun kepada siapa lainnya”. "Ho, engkau jelas hendak memiliki pedang Itu ...”. "Bagiku seorang desa, tiadalah kepentingannya untuk memiliki sebuah pedang pusaka. Aku tak mempunyai keinginan untuk menjadi pendekar besar atau tokoh persilatan ternama. Aku lebih suka hidup tenang sebagai rakyat desa . , " "Tetapi mengapa engkau enggan menyerahkan pedang itu kepada kami ?" seru Pengemis-kaki satu Hong Lui. "Bukan enggan" jawab orang desa itu, "tetapi aku harus menghormat pusaka dari seorang pendekar besar seperti Hanjiat sin-lay Suma Kiam Hendak kuserahkan pedang itu kepada seorang ksatrya yang benar2 berjiwa luhur dan perwira" "Hm, engkau hendak menghina bahwa tokoh dari Kay-pang itu bukan bangsa yang luhur dan perwira?" Hong Lui menggeram. "Aku belum mengetahui seluruh tokoh2 Kay pang" sahut orang desa itu, "tetapi apa yang kulihat disini memberi kesan bahwa ksatrya yang kudambakan itu memang belum ada" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Lekas kembalikan pedang itu !" tiba2 Pengemis gemuk Auyang Hok membentak dan maju menghampiri kehadapan orang desa itu. "Apakah engkau hendak memaksa aku ?” sahut orang desa itu. "Ya, terpaksa harus begitu apabila engkau masih berkeras kepala tak mau menyerahkan" seru Auyang Hok. Orang desa itu pucat mukanya. "Jika tahu begini kesudahannya, tak perlu aku tampil keatas panggung ini. Padahal dengan menunjukkan bahwa lencana Ou-kim-pay itu palsu, tujuanku agar pimpinan Kaypang segera mengetahui hal itu dan segera bertindak untuk mencari si pencuri. Ha, ha tetapi bukan terima kasih yang kuterima malah pedang yang kuperoleh dari Suma-Kiam cianpwe hendak direbut secara paksa”. Habis berkata orang desa itu terus berputar tubuh : "Cukup tuan2, lebih baik aku pulang saja" Orang desa itu hendak loncat kebawah panggung tetapi secepat itu Pengemis-gemuk sudah loncat menerkam dengan sebuah jurus Harimau lapar menerkam-korban. Hoa Sin terkejut. Ia hendak memberi pertolongan tetapi sudah tak keburu, lagi. Uh ... terdengar mulut Pengemis-gemuk mendesah kejut ketika kedua tangannya menerkam papan panggung, crekkkk .... Nyata terkaman dari Pengemis-gemuk itu menggunakan tenaga-dalam yang hebat sehingga jari2 tangannya sampai masuk kedalam papan. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Sedang orang desa itu ternyata sudah berada di samping dan membelalakkan mata, berseru : *'Hai, mengapa engkau menyusur ketanah? Ah, maaf, aku tak dapat menyerahkan pedang ini walaupun engkau meminta dengan begitu hormat" "Hm, jangan menghina suteku," tiba2 Pengemis-kaki-satu maju tusukkan ujung tongkat ke punggung orang desa itu. Hebat dan cepatnya bukan kepalang. Pengemis-Kaki-satu Hong Lui adalah tokoh kedua dari Kaypang utara. Walaupun kakinya hanya tinggal satu, tetapi kepandaiannya luar biasa saktinya. "Jangan ... " teriak Pengemis-sakti Hoa Sin ketika mengetahui serangan yang berbahaya itu mengancam siorang desa. Namun ia hanya dapat berteriak tetapi tak berdaya untuk menolong karena sudah tak keburu lagi. Tring ..... Tiba2 ketika ujung tongkat si Kaki-satu Hong Lui hampir mengenai punggung, tanpa berpaling kepala dan berputar tubuh, orang desa sabatkan pedang Naga hijau kebelakang dan kutunglah ujung tongkat Hong Lui ... , Karena malu hati maka Hong Lui tetap menggunakan sebuah tongkat lain yang Tiraikasih website http://kangzusi.com. terbuat dari besi. Tongkatnya yang dikembalikan oleh Hoa Sin tadi tetapi menggeletak dilantai panggung. Andaikata dia menggunakan tongkatnya yang aseli mungkin dia takkan menderita malu yang sebesar itu. Tetapi hal yang tak terduga-duga itu telah terjadi dan berpuluh-puluh anakbuah Kay pang dari kedua belah pihak yang menyaksikan di bawah panggung, telah melihat peristiwa itu. Dan merah padamlah wajah Pengemis-kaki satu Hong Lui karena tongkatnya terpapas kutung. "Bangsat, engkau berani menghina jiko-ku !' Pengemisgemuk loncat menerjang orang desa itu Tetapi terpaksa ia menyurut mundur lagi ketika orang desa itu membolangbalingkan pedang Naga hijau untuk menyambut. Pengemis-gemuk Auyang Hok menyambar tongkat yang dikembalikan Hoa Sin lalu diberikan kepada si Kaki satu Hong Lui : "Pakailah jiko dia memiliki pedang Naga-hijau yang sakti" Dalam pada berkata itu, Pengemis gemuk Auyang Hokpun sudah mencabut senjatanya. Sebatang ruyung yang disebut Kiu-ciat-kui-thau-pian atau ruyung sembilan ruas yang berkepala setan. Setiap ruas berbentuk kepala setan sehingga jumlah kepala setan pada ruyung itu, pun sembilan biji. Tring, tring, tring ..... Terdengar dering melengking nyaring ketika Pengemis gemuk Auyang Hok menebarkan ruyung itu. Seketika ruyung itupun bertebaran memantul sembilan sosok bayangan kepala setan. Dan yang mengerikan kepala setan itu berhias dengan gigi caling yang panjang dan runcing. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Menghadapi senjata yang mengerikan itu tampak siorang desa tenang2 saja. Dan dikala ruyung menyerang maka iapun memainkan pedang pusaka Naga-hijau. Segulung sinar warna hijau kemilau segera membungkus tubuh orang desa itu. Dan gulungan sinar hijau itu menaburkan deru angin yang dingin. Badai-menyambar-batang liu demikian jurus yang diserangkan Auyang Hok untuk mengarah pinggang orang,. Tetapi gulungan sinar hijau kemilau itu bagaikan dinding baja yang rapat dan kokoh. Terdengar berulang ulang bunyi berdering dari dua senjata yang beradu. Dan beberapa kali itu pula kesembilan kepala-setan dari ruyung Auyang Hok gagal untuk menerobos lingkaran sinar pedang. Diam2 Hoa Sin memperhatikan permainan pedang orang desa itu. la terkejut. "Suan-hong-kiam," serunya dalam hati setelah jelas akan ilmu pedang orang desa itu. Suan hong kiam berarti ilmu pedang Angin-lesus. Tak mengherankan karena taburan pedang orang itu menghamburkan deru angin yang keras. Pengemis gemuk Auyang Hok penasaran. Segera ia robah gerakan ruyungnya dalam jurus Pah ong-pauting atau raja Pah-ong-membanting-tempat pedupian. Laksana hujan mencurah dari langit, ruyungpun menabur kearah kepala orang desa. Orang desa itu juga hentikan permainan ilmu pedang Angin-Iesus dan berganti dengan jurus It cu-keng thian atau Sebatang-tonggak menyanggah-langit. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Kembali terdengar berpuluh kali dering memekak telinga ketika kepala-setan dari Auyang Hok itu tersanggah dan tertutuk oleh ujung pedang Naga-hijau. Pat-pi-sin-git Oh Sun dan si Kaki-satu Hoj Lui terkejut menyaksikan permainan pedang orang desa itu. Pada hal mereka tahu bahwa sam-te mereka yalah Pengemis-gemuk Auyang Hok telah membenam diri selama berpuluh tahun untuk menciptakan senjata ruyungnya yang aneh dan menciptakan pula ilmu permainannya yang luar biasa . Hoa Sin dan tokoh2 pimpinan Kay pang selatanpun terkesiap kagum. Pengemis-gemuk Auyang Hok merah padam mukanya. Benar2 ia merasa malu sekali karena dihadapan kedua toakonya dan tokoh2 Kay-pang selatan ia tak mampu mengalah seorang desa yang tak bernama. Seketika timbullah hawa pembunuhan pada dahi Pengemisgemuk Auyang Hok. Untuk mengembalikan gengsinya dan kewibawaan Kay-pang utara, ia harus menghancurkan orang desa itu. Rupanya perobahan airmuka Auyang Hok itupun tak lepas dari perhatian siorang desa. Diam2 ia berjaga jaga lebih waspada. "Hm, berkat pedang pusaka Naga-hijau, permainanmu bertambah hebat." seru Auyang Hok, "tetapi jangan engkau buru2 bergirang dulu. Sambutlah seranganku yang ketiga ini…. " Soh jut-cian-kun atau Menyapu-bersih-ribuan tentara, demikian jurus ruyung yang ditaburkan oleh Pengemis-gemuk dalam serangannya yang ketiga itu. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Sembilan benda berbentuk kepala setan berhamburan menabur ke arah siorang desa, Kesembilan senjata aneh itupun menghamburkan suatu bunyi aneh macam setan bersuit tajam sekali. Orang desa itupun segera memutar pedangnya dalam ilmu pedang Boan-thian-hong-u atau Hujan-angin-mencengkamangkasa, Segera ujung pedang Naga hijau dari orang desa itupun berhamburan laksana titik2 hujan yang mencurah dari langit. Hanya titik2 sinar pedang itu tidak mencurah ke bumi melainkan mencurah kearah taburan ruyung kepala-setan dari sembilan penjuru. Tring, tring, tring ... "Saudara, awas senjata rahasia ... !" tiba2 sesosok tubuh melayang keatas panggung. Tetapi tokoh2 diatas panggung itu tak sempat melihat pendatang itu karena saat itu mereka terkejut mendengar siorang desa terhuyung dua tiga langkah sambil mendekap tangan kanannya. Dan lebih terkejut pula mereka ketika melihat Pengemis gemuk Auyang Hok tegak kesima dan ruyung nya terlepas jatuh ketanah ..... Adalah Pengemis sakti Hoa Sin yang lebih dahulu menyadari apa yang telah terjadi. Cepat ia memburu siorang desa dan menegurnya: "Saudara apakah engkau terluka ?" Orang desa itu pucat wajahnya. "Ya," ia mengangguk "dia curang menggunakan jarum beracun" Habis berkata orang itu terus mencabut sebatang jarum yang halusnya seperti bulu roma. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Kepala setan dari ruyungnya itu telah menyemburkan ratusan jarum racun begini," katanya pula. "Kalau begitu saudara tentu terkena banyak sekali ?" Hoa Sin bertanya cemas. "Untung aku sudah berjaga-jaga sebelumnya dan hanya terkena sebatang ini" sahut orang desa itu. Hoa Sin segera mengeluarkan botol obat, menuang beberapa butir pil merah dan diberikan kepada orang desa itu : "Minumlah pil penolak seribu racun ini . , . " "Terima kasih." sahut siorang desa 'aku membekal obat juga" Ia segera mengeluarkan sebungkus pil lalu dituang kedalam mulut. Dalam pada itu Hoa Sinpun berpaling ke arah Pengemis gemuk Auyang Hok. Ia hendak menegurnya atas tindakannya yang begitu memalukan. Tetapi pandang matanya tertumbuk akan kehadiran seorang tua berpakaian serba putih di atas panggung itu, Dan teringatlah ia akan seruan memberi peringatan kepada orang desa tadi. "Adakah lo-jin-ke yang memberi peringatan kepada saudara itu tadi ?" tanyanya kepada orang tua itu. Lo-jin-ke sebutan untuk menghormat siorang tua. Orangtua itu mengiakan kemudian menegur pengemisgemuk Auyang Hok : "Tidak selayaknya kalau engkau sebagai salah seorang ketua Kay-pang bertindak begitu curang terhadap seorang lawan?" Pat-pi-sin-git Oh Sun dan Pengemis-kaki-satu Hong Lui terkejut ketika melihat peristiwa itu. Keduanya mengira sutenya itu (Auyang Hok) tentu akan marah dan meminta Tiraikasih website http://kangzusi.com. pertanggungan jawab kepada orangtua yang lancang naik keatas panggung. Tetapi diluar dugaan Auyang Hok diam saja. Matanya mendelik kepada orang tua itu tetapi tak mengucap sepatah katapun juga. Pat pi-sin-git Oh Sun dan Kaki satu Hong Lui terkejut heran. Tetapi setelah memandang dengan seksama kepada sutenya itu, cepat Pat-pi-sin iit Oh Sun tahu apa yang telah terjadi pada diri jitenya itu. Cepat ia menghampiri Auyang Hok. Dalam pada itu Kaki-satu Hong Luipun mengetahui juga apa yang diderita Auyang Hok. Karena Oh Sun sudah memberi pertolongan maka ia maju menghampiri orangtua yang datang itu "Siapa engkau ?" bentaknya dengan geram. "Namaku ?" ulang orang tua itu. "ah, engkau tentu muak mendengarnya" "Lekas katakan !" Hong Lui makin marah. "Karena engkau minta sendiri, baiklah, "kata orang tua itu, "dengarkan : "Datang tiada terduga, Pergi tiada berbekas Tiada bayangan tapi ada, Ada tetapi tanpa bayangan. "Bu ing-kui!" serentak Hong Lui berseru kaget. Bu ing-kui artinya Setan-tanpa-bayangan. "Bukan!" balas orang tua itu. "aku bukan setan tanpa bayangan" Belum hilang kaget Hong Lui iapun sudah tersambar kaget lagi ketika mendengar jawaban orang tua itu. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Didunia persilatan tiada orang yang menggunakan nama Bu ing kecuali Bu-ing-kui !" serunya kemudian. "Siapa bilang ?" sahut orang tua itu. "aku inilah orangnya. Dan aku bukan setan melainkan orang !" "Bu Ing lojin" tiba2 Hoa Sin berteriak kaget. Ia serentak teringat akan cerita Ang Bin tojin ketua Bu tong-pay dalam laporannya di Wisma Perdamaian yang lalu. Orangtua itu berpaling memandang Hoa Sin tak berkata apa2. Kaki-satu Hong Lui terkejut, Memang ia pernah mendengar bahwa pada waktu akhir2 ini didunia persilatan telah muncul pula seorang kakek aneh yang memakai nama Bu Ing lojin. Namun karena sudah terlanjur menegur, tokoh kedua dari Kay-pang selatan itu tak mau mundur. "Mengapa engkau mencampuri urusan ini ?" serunya. Kakek itu tertawa hambar, "Urusan siapakah ini ?" "Partai Kay-pang !” "Tidak," sahut kakek itu, "dalam soal pemilihan ketua, memang urusan kaum Kay-pang. Orang luar tak berhak mencampuri, tetapi orang yang dicelakai kawanmu tadi, bukan orang Kaypang. Karena itu setiap orang yang memiliki hati keadilan tentu akan ikut campur" . "Engkaupun mencelakai suteku, jangan menepuk dada sebagai orang baik" teriak Hong Lui, "Hmm" dengus kakek itu; "sutemu curang lalu menderita kecurangan dari orang lain. Bukankah itu sudah adil? Mengapa engkau masih penasaran?.” Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Engkau tahu mengapa suteku menyerang oning itu ?" seru Hong Lui makin ngotot. "Ya, soal pedang pusaka Naga-hijau itu" "Itu milik ketua Kay-pang yang terdahulu, Han-jiat-sin-kay Suma Kiam. Seharusnya kembali pada Kay-pang" Kakek itu mendengus pula: "Dalam soal itu harus dipisahkan antara milik peribadi dan milik perkumpulan. Kalau pedang itu milik Suma Kiam pribadi, dia berhak memberikan kepada lain orang. Tetapi kalau pedang itu milik partai Kaypang, dia harus mengembalikan kepada Kaypang" "Han-jiat-sin-kay Suma Kiam adalah ketua Kay pang, Segala yang dilakukan adalah sebagai ketua Kay-pang bukan sebagai peribadi Suma Kiam" seru Kaki satu Hong Lui. Belum Bu Ing lojin menjawab, tiba2 Pat-pi sin-git Oh Sun menghampiri dan berkata: "Bu Ing lojin. adakah engkau benar2 hendak menghina partai Kay-pang ?" "O, sama sekali aku tak mengandung maksud begitu Oh pangcu" kata Bu Ing lojin. "Tetapi mengapa lojin ikut campur dalam urusan disini ?" desak Oh Sun. Bu Ing lojin menerangkan : "Kebetulan aku sedang lewat di gunung ini dan iseng2 akupun menonton rapat besar partai Kay-pang yang hendak mengadakan pemilihan ketua baru. Kay-pang termasuk partai persilatan yang ternama dan berpengaruh dalam dunia persilatan. Sudah tentu pergantian ketua partai itu, menarik perhatian kaum persilatan pada umumnya. Ketua adalah pimpinan partai. Bagaimana ketuanya bagaimana pendirian partai itu. Dan hal itu sudah tentu mempunyai pengaruh langsung pada dunia persilatan" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Dan karena itu maka lojin merasa berhak untuk ikut campur urusan yang terjadi di panggung pemilihan ketua ini dan berhak pula menutuk jalandarah suteku itu ?" tukas ketua Kaypang itu tajam2. "Jangan salah paham" kata Bu Ing lojin, “terpaksa kulepaskan ilmu menutuk dari jarak jauh untuk menghentikan tindakannya hendak membunuh orang itu" Bu Ing lojin melirik kearah Pengemis-gemuk Auyang Hok yang saat itu masih tegak diam. "Bukankah pangcu sudah membuka jalandarahnya" tanya kepada Oh Sun. Merah muka ketua Kay pang demi mendengar pertanyaan itu. Karena betapapun ia hendak membuka jalandarah sutenya, namun tak mampu. Diam2 ia terkejut menyaksikan ilmu tutuk Bu Ing lojin yang luar biasa anehnya itu. "Nah, dia sudah bergerak lagi." kata Bu Ing lojin sembari menuding kearah Pengemis-gemuk Auyang Hok Selama tertutuk jalandarahnya, mata dan telinga Auyang Hok masih dapat melihat dan mendengar apa yang dibicarakan Bu Ing lojin dengan kedua toakonya. Maka begitu dapat bergerak. Auyang Hok terus merogoh kedalam baju, maju, menghampiri Bu Ing lojin dan ..... "Setan tua, enyahlah engkau !" serunya menampar. "Aii, jangan mengusir begitu kasar, bung !" Bu Ing lojin balas berseru dan mengibaskan tangannya macam orang menghalau nyamuk. Dan tahu2 Pengemis gemuk Auyang Hok itupun loncat kesamping. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Memang sepintas gerakan kedua orang itu mirip dengan orang mengusir dan yang satu menolak, tetapi bagi tokoh2 Kay-pang yang berada diatas panggung lui tay itu, tahu apa yang sebenarnya telah berlangsung. Ternyata Pengemis-gemuk telah menaburkan segenggam jarum Soh-hun-mo ciam atau Jarum rambut-pencabut-nyawa. Jarum beracun ganas yang sehalus rambut. Jarum yang begitu halus dan ditaburkan sedemikian cepatnya, sudah tentu mata orang takdapat melihatnya. Jarum itu lemas, terbuat daripda emas murni. Hanya orang yang memiliki tenaga dalam tinggi, barulah dapat menaburkannya. Tetapi Pengemis-gemuk Auyang Hok belum tahu siapa Bu Ing lojin itu. Kakek tua yang sudah hampir mencapai umur seratus tahun tetap wajahnya masih segar itu, memiliki tenaga-dalam Bu-kek-sin-kang yang sakti. Ia sudah menguasai tenaga dalam itu sehingga dari jarak beberapa tombak ia dapat melancarkannya kepada lawan. Curahan hujan jarum halus itu bagaikan awan yang terhembus angin, berhamburan jatuh kesamping. Bahkan Bu kek-sin-kang itu masih mempunyai daya kekuatan untuk melanda Pengemis gemuk Auyang Hok sehingga itulah sebabnya maka pengemis gemuk itu harus menghindar kesamping. Pat-pi-sin-git Oh Sun menyadari akan kelihayan kakek itu. Buru2 ia mencegah sutenya : "Auyang ngote sudahlah. Biar kuselesaikan urusan ini" Kemudian, ketua Kay-pang itu berpaling arah kepada Bu Ing lojin, katanya: "Bagaimana maksud lojin sekarang ? Apakah lojin hendak memperpanjang urusan ini ?" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Sama sekali tidak," kata Bu Ing lojin tertawa "asal pangcupun membebaskan orang itu supaya pergi tanpa diganggu" "Tidak semudah itu," tiba2 Kaki-satu Hong Lui menyelutuk, "asal dia mau mengembalikan pedang Naga-hijau kami tentu akan melepaskannya dengan hormat." Pat pi sin-git Oh Sun seorang yang cerdik dan licin. Ia cepat dapat menguasai setiap situasi dan kondisi. 'Jite", serunya kepada Kaki-satu Hong Lui, "baiklah kita jangan mengungkat soal ini agar kita segera dapat menyelesaikan persoalan pemilihan ketua ini." Kaki-satu Hong Lui terkejut. Tetapi ketika ia memandang wajah toakonya, tahulah kalau ucapan toakonya itu mengandung maksud tersembunyi. "Baik, terserah pada toako," sahut Hong Lui. "Baiklah" kata Oh Sun kepada Bu Ing lojin "karena lojin yang meminta maka kamipun dengan senang hati akan meluluskan" "Pangcu, walaupun lojin telah memintakan kebebasanku, aku tetap tak mau pergi dari panggung ini" tiba2 orang desa itu berbangkit dari semedhinya dan berseru nyaring. Dari nada suaranya jelas kalau tenaga-dalamnya sudah pulih kembali. Diam2 tokoh2 Kay-pang utara itu terkejut. Jarum beracun yang tersimpan dalam kepala-setan senjata ruyung Pengemisgemuk Auyang Hok. bukan olah2 ganasnya. Mengapa dalam waktu yang singkat, orang itu sudah sembuh dari lukanya? "Hm. apa maksudmu ?" tegur Oh Sun. "Soal pedang pusaka Naga hijau sudah selesai. walaupun untuk sementara" kata orang desa itu setengah menyindir, Tiraikasih website http://kangzusi.com. "tetapi masih ada soal Iain lagi yang belum. Yalah mengenai palsu atau aselinya lencana partai Kay-pang tadi. Bukankah untuk itu aku sudah merelakan jiwaku ?" Pat-pi sin-git Oh Sun terkesiap. "Jadi engkau masih hendak menyelesaikah soal itu ?" taryanya menegas. "Soal itu sudah terlanjur diketahui seluruh hadirin. Baik dari kaum Kay-pang sendiri, maupun dari tokoh2 persilatan yang datang kesini. Tidak kah kita akan ditertawakan apabila hal itu kita simpan atau bekukan ?" sahut orang desa itu, "Bagus, bagus." seru Bu Ing lojin memuji, "engkau sungguh seorang ksatrya yang bertanggung jawab. Nyata bukan didesa atau dikota tempatnya bukan kaya atau miskin keadaannya, bukan pula tinggi rendahnya pangkat atau kedudukan penilaiannya. Bukan keturunan jago silat atau orang biasa yang menentukan peribadinya. Jiwa ksatrya tumbuh di mana2 dan dalam keadaan apa saja" "Terima kasih lojin." seru orang desa itu. "tidakkah lojin akan memaksa aku harus pergi dari sini lagi ?" "Tidak bung" seru Bu Ing lojin "silahkan engkau membereskan persoalan yang engkau anggap belum selesai itu sepuas-puasmu" Kini perhatian orang kembali pada persoalan lencana Kaypang- ou-kim-pay lagi. "Apa yang harus diselesaikan lagi ?" tanya Pat-pi-sin-git Oh Sun kepada dang desa itu, "bukankah jelas bahwa lencana Ou-kim-pay itu memang aseli? Memang tadi dapat engkau papas rompang karena engkau menggunakan pedang pusaka Tiraikasih website http://kangzusi.com. yang luar biasa tajamnya. Tetapi dapatkah engkau melakukan hal itu dengan senjata biasa ?" "Berikan aku sebatang pedang biasa." kata orang desa itu "dan aku tentu dapat membuktikannya." Pat-pi-sin-git Oh Sun memberi perintah kepada Auyang Hok supaya meminjam pedang dari seorang anakbuah Kay-pang. Setelah menerima pedang maka Oh Sun lalu menyerahkan kepada siorang desa : “Silahkan, inilah pedang yang engkau minta" Belum orang desa itu menerima, tiba2 Pengemis-sakti Hoa Sin maju : "Pangcu, harap berikan pedang itu kepadaku. Akulah yang akan menguji lencana itu" Orang desa itu terkesiap. "Mengapa harus engkau ?" tegur Oh Sun. "Hoa Sin adalah anggauta Kay-pang bahkan diangkat juga sebagai ketua Kay-pang selatan. Dan lencana itu adalah lencana lambang kebesaran partai Kay pang, Apabila aku, Hoa Sin, yang memapas kutung, nama baik Kay-pang tidaklah sampai tercemar. Tetapi kalau orang luar yang melakukannya, Kay-pang tentu akan menjadi bahan ejekan kaum persilatan" Orang desa itu kerutkan alis. "Bung, jangan kecewa," seru Bu Ing lojin kepada orang desa itu, "memang demikianlah adat kaum persilatan yang masih kemati-matian menjungjung gengsi partainya. Apakah engkau juga menjadi anggauta salah sebuah partai persilatan ?" "Aku?" orang desa itu mengulang, "ah, aku hanya seorang desa. Mana layak diterima menjadi anggota partai persilatan yang manapun juga?" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Bagus." seru Bu Ing lojin tertawa, "kalau begitu masuklah kedalam partai perguruanku saja”. Sekalian orang terkejut mendengar Bu Ing lojin itu mempunyai partai perguruan. "O, lojin juga anggauta partai persilatan ? Apakah nama partai persilatan lojin itu?" rupanya tertarik juga perhatian orang desa itu kepada ucapan Bu Ing lojin. "Bu tong- pay ... " "Astaga, lojin dari partai Bu-tong-pay ?" teriak orang desa itu terkejut. Pun sekalian tokoh2 pimpinan Kay-pang utara maupun selatan terbelalak kejut. "Benar, bung" 'Eh, bukankah ketua Bu-tong-pay itu seorang imam bermuka merah yang disebut Ang Bin tojin ? Apakah lojin ini juga seorang imam ?" seru orang desa itu makin terangsang. "Benar, memang partai Bu-tong-pay itu ketuanya Ang Bin tojin siimam muka merah" kata lu Ing lojin tertawa, "tetapi partai Bu tong-pay yang kuanut ini, tiada ketuanya" Pengemis-sakti Hoa Sin terkenal seorang tokoh yang gemar berolok-olok. Tetapi pada saat mendengar kata2 Bu Ing lojin itu, benar2 ia kebinlgungan. "Lojin, adakah Bu-tong pay itu berjumlah dua?" akhirnya ia tak dapat menahan keheranannya lagi. "Ya, memang ada dua" "Bu-tong pay yang diketuai Ang Bin toj itu markasnya digunung Bu-tong-san," kata Hoa Sin "lalu Bu-tong-pay yang lojin ketuai itu dimana markasnya ?" Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Salah ucapanmu itu," sanggah Bu Ing lojin, "Bu-tong pay yang kukatakan itu tiada ketuanja. Setiap orang yang suka, dapat menjadi anggauta bahkan dapat pula merasa dirinya sebagai ketua. "Ah, harap lojin jangan berolok-olok ... berkata sampai disini, mendadak Hoa Sin berhenti dan tiba2 pula ia berseru tertawa : "Benar, benar, memang Bu tong-pay yang lojin maksudkan itu terdapat di mana2 dan tiada ketuanya, ha. Ha..” Tokoh2 Kay-pang utara tercengang. Bahkan tokoh2 Kaypang selatan sendiri juga heran dan bingung mendengar kata2 Pengemis-sakti Hoa Sin. "Engkau sudah mengerti ? Ah, sungguh cerdas sekali otakmu" seru Bu Ing lojin, "tetapi karena muka kawan kawanmu itu masih mengerut heran, cobalah engkau jelaskan apakah Bu-tong-pay yang kumaksudkan itu " "Bu-tong-pay yang lojin maksudkan itu adalah berarti Partai Tak berpartai Bu artinya tiada, Tong artinya partai dan Pay artinya perkumpulan atau partai persilatan. Benar atau tidak lojin ?" "Ha, ha, baru kali ini aku bertemu dengan orang yang dapat menangkap isi hatiku, "Bu Ing lojin tertawa. "Lojin" kata Pengemis-sakti Hoa Sin "aku hendak membetulkan ucapanmu tadi bahwa orang persilatan selalu mengutamakan soal gengsi. Memang pada umumnya benar demikian. Tetapi aku pengemis-Hoa Sin merasa tak memiliki perasaan begitu. Sudah sejak lama Hoa Sin tak memikirkan soal gengsi" "Bukankah engkau ketua Kay-pang selatan ?” tegur Bu Ing lojin. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Ya, karena menyetujui pendirian dan tujuan Kay-pang" sahut Hoa Sin. "Apakah itu bukan soal gengsi ? Bukankah seorang ketua partai persilatan itu harus memiliki gengsi ?" "Kita harus dapat memisahkan antara jabatan dan peribadi. Karena partai Kay pang mempunyai peraturan2 tertentu maka sebagai ketua aku 'menjalankan semua hal yang sesuai dengan peraturan itu. Tetapi aku Hoa Sin, peribadi bukan manusia yang mengutamakan hal itu. Karena gengsi atau tidak gengsi. Hoa Sin itu tetap seorang pengemis ..." "Orang yang mengikatkan diri kepada sesuatu peraturan, akan terikat pada gengsi. Tidaklah sama dengan diriku, yang bebas laksana burung terbang di udara" kata Bu Ing lojin. "Jika semua burung terbang di udara, lalu bukankah hutan akan kosong dengan penghuni bangsa burung? Bukankah tidak semua burung akan terbang melayang layang diudara saja. Ada pula yang tinggal dibumi ?" Bu Ing Lojin terkesiap. "Di udara raya bebas lepas, tiada peraturannya. Tetapi dibumi walaupun didalam hutan tetap mempunyai peraturan tertentu. Bahkan bukankah kita mendengar perihal hukum rimba ? Siapa kuat menang, siapa lemah kalah. Berdasarkan keadaan itulah maka mahluk2 dalam hutan itu berkelompok dan membentuk himpunan jenisnya. Untuk menjaga diri dan menyelamatkan hutan dari bencana pembunuhan. Aku masuk kedalam Kay pang karena menganggap bahwa masih banyak hal2 didunia ini yang ganjil dan tidak adil ... ". "Adil ? Kalau adil, masakan tikus takut kepada kucing?" seru Bu Ing lojin. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Karena merasa dirinya tak dihiraukan oleh kedua orang itu maka Pat pi-sin git Oh Sun berseru menukas : "Hai, harap kalian berdua ingat pada tempat ini. Panggung luitay didirikan karena hendak mengadakan pemilihan ketua Kay-pang Dan pemilihan itu harus berjalan langsung, tak boleh membicarakan hal2 yang tiada kepentingannya dengan tujuan lui tay ini" "Baiklah, pangcu" sahut Hoa Sin. Karena di atas panggung itu hadir juga Bu Ing lojin, Oh Sunpun tak berani berayal lagi. Ia meletakkan lencana Oukim- pay dilantai panggung. Pengemis Hoa Sinpun segera bersiap-siap. Setelah mengerahkan tenaga-dalam ke tangan kanan, segera ia mengayunkannya. Tring ... Terdengar dering lengking yang dahsyat. Pedang kutung dua tetapi Oh-kim-paypun terpapas ujung bawahnya. "Palsu!" serentak orang desa berteriak. "Ngaco" bentak Pat pi sin git Oh Sun. Hoa Sin pejamkan mata. Rupanya ia telah memancarkan tenagadalam keliwat banyak hingga amat letih. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Habis berkata orang desa itu terus maju hendak menjemput lencana yang ujungnya kutung itu Tetapi secepat itu Kaki-satu Hong Lui, membentaknya : "Jangan menyentuhnya!" Orang desa itu terbeliak, memandang dan batanya : "Mengapa ?" "Itu lencana partai Kay pang, orang luar tak boleh sembarangan menyentuhnya !" Tiba2 orang desa itu tertawa : "Ha. ha ... " "Mengapa engkau tertawa !" bentak Hong Lui pula. “Aku tertawa karena geli melihat orang yang masih matimatian memegang gengsi pada hal gengsi itu jauh tak berada padanya" "Jangan bicara sembarangan !" Hong Lui yang sejak tadi belum sempat melampiaskan kemarahannya kepada orang desa itu, kini mulai cari gara2. "Aku bicara menurut kenyataan, bukan bicara ngelantur" kata orang desa itu. "jelas lencana yang telah kutung itu, terbuat dari pada logam baja hitam. Dan sekali kali bukan dari batu bintang. Sekalipun engkau melarang aku menyentuhnya tetapi hal itu tak mengurangi kenyataan dari keadaan lencana itu" “Bagaimana engkau dapat mengatakan lencana itu terbuat dari besi baja hitam ?" "Tidakkah engkau mendengar dering suara yang melengking tajam ketika pedang beradu dengan lencana ? Nah, hanya logam yang dapat mengeluarkan bunyi yang sedemikian melengking tinggi. Bahan batu tidak dapat" "Benar", seru Bu Ing lojin "memang bedalah bunyi lengking yang berasal dari lencana itu.” Tiraikasih website http://kangzusi.com. Seketika pucatlah wajah Pat-pi-sin-git Oh Sun Ia benar2 kehilangan paham untuk mengatasi persoalan itu. Dan benar2 ia tak mengerti mengapa lencana Ou-kim-kiam yang tak pernah berpisah dari tubuhnya, mengapa telah berganti dengan lencana palsu ? "Oh pangcu" sesaat kemudian berserulah Hoa Sin kepada Oh Sun "sudah hampir sembilan tahun lamanya pangcu menyimpan lencana Kaypang. Bagaimana pangcu tak tahu kalau lencana itu palsu ?" Pat pi-sin-git Oh Sun tertegun tetapi sesaat kemudian ia melantang jawaban. "Lencana itu dahulu kami terima dari Kit Wan leng pangcu ketua dari Kay-pang selatan. Aku sendiripun tak jelas bagaimana ujud dan bahan lencana itu. Bahwa sekarang lencana itu ternyata palsu, tuntutan harus ditujukan pada Kit Wan-leng. Karena jelas selama sembilan tahun menjabat pangcu, lencana itu tak pernah terpisah dari badanku." Mendengar itu marahlah Hoa Sin : "Kit pang cu, seorang ksatrya yang berjiwa luhur. Adalah demi menjaga keutuhan partai Kay-pang maka berulang kali ia mengalah. Tak mungkin ia mengandung pikiran untuk memalsu lencana partai!" Pengemis-kantong nasi Su Sin, Pengemis-kebal-mabuk Ko Cay. Pengemis-sinting Ma Kim tong dan Pengemis-doyan tidur Li Pit-seng tegang wajahnya. Tokoh2 Kay-pang selatan itu gusar karena nama baik Kit Wan leng, ketua yang mereka hormati, disinggung singgung. "Kit pangcu hanya tiga tahun menjabat sebagai ketua partai sedang Oh pangcu hampir sembilan tahun. Sudah tentu Oh pangcu lebih banyak mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan apa saja dengan lencana itu” seru Pengemis-kantong-nasi Su Sin. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Hm, apakah engkau menrduh Oh toako yang melakukan pemalsuan," seru Pengemis kaki satu liong Lui dengan bengis. "Hong thancu," Pengemis-sakti Hoa Sin cepat mendahului Su Sin, “yang menerima lencana Kaypang-kim-leng pay yalah Kit Wan-leng pangcu dan lalu Oh pangcu.. Kalau ternyata lencaya itu palsu, bukankah sudah layak kalau orang menumpahkan pertanyaan dan dugaan kepada kedua pangcu itu? Apakah kalau kami meminta pertanggungan jawab dari Kit pangcu, engkau maksudkan kami menuduhnya ?" Oh Sunpun cepat menyelamatkan muka Hong Lui dari desakan pertanyaan Hoa Sm, serunya : "Memang boleh saja kalian bertanya hal itu kepadaku dan jawabanku yalah seperti tadi." "Oh pangcu, jelas Kit Wan-leng pangcu sudah bertahun tahun menghilang tanpa bekas. Yang ada sekarang itu hanya pangcu sendiri. Bagaimana pangcu hendak menyelesaikan persoalan ini ?" tanya Pengemis sakti Hoa Sin. "Saudara, karena mereka hendak membicarakan urusan partai, marilah kita pergi," tiba2 Bu Ing lojin berseru kepada si orang desa bahkan ia terus melayang turun ke bawah panggung. Orang desa itupun cepat menyusul turun. Ketiga tokoh Kay-pang utara sedang tegang menghadapi pertanyaan Hoa Sm. Dan gerakan keua orang itu cepat sekali sehingga mereka tak sempat mencegah lagi. Pat-pi-sin-git Oh Sun kerutkan dahi. Setelah menghapus rencana untuk mengejar orang desa itu, ia lalu memberi jawaban kepada Hoa Sin. "Betapapun sukar dan berbahaya, namun kita harus mencari hilangnya lencana Ou-kim pay itu. Dalam rangka itu diri Kit pangcu, pun merupakan tugas penting untuk Tiraikasih website http://kangzusi.com. mencarinya. Karena pada dirinyalah kita mungkin akan menemukan jawabannya" katanya. Hoa Sin mengangguk, "Dalam mencari lencana partai Kay-pang, seluruh anakbuah Kay-pang dari lapisan bawah sampai pimpinan atas, wajib harus mencari lencana itu. Akan kukerahkan seluruh anakbuah Kaypang wilayah selatan untuk mencarinya" "Baiklah, pangcu" kata Oh Sun "akupun juga akan memerintahkan seluruh anakbuah Kay pang utara untuk mencari pusaka itu" "Ya, tetapi bagaimana dengan kedudukan kita selama ini ?" tanya Hoa Sin. "Bagaimana maksud pangcu ?" "Selama lencana yang aseli belum diketemukan, sudah tentu Lambang kekuasaan tertinggi dari partai Kay pang tak dapat dilaksanakan. Seiring dengan itu, saat ini seharusnya kedudukan pang-cu harus diadakan pemilihan lagi. Jadi pada saat dan detik ini Kay pang belum mempunyai cong-pangcu atau ketua umum" "Seharusnya selama ketua baru belum dapat dipilih maka ketua lamalah yang akan melanjutkan jabatan itu," sanggah Pengemis-kaki-satu Hong Lui. "Tidak !" sahut Hoa Sin, "tak dapat dilaksanakannya pemilihan ketua ini karena hilangnya lencana Kay-pang-oukim- pay yang aseli oleh karena itu selama lencana partai kita itu belum ketemu maka kedudukan ketua umum belum dapat diresmikan" "Lalu bagaimana dengan maksud Hoa pangcu?" tanya Oh Sun. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Saat ini yang paling tepat yalah suatu pejabat ketua pada kedua belah pihak. Kay-pang selatan seorang pejabat ketua. Kay pang utara juga seorang pejabat ketua. Dalam menentukan keputusan penting yang menyangkut kepentingan Kay-pang harus diadakan rapat bersama. Karena di antara kedua pejabat ketua itu, samalah kedudukannya". "Adakah pejabat ketua itu harus dipilih lagi” tanya Oh Sun. Belum Hoa Sin menjawab, pengemis Kaki-satu Hong Lui sudah mendahului : "Kurasa tidak perlu, Pertama kita menghemat waktu, lebih penting segera mencari jejak lencana Ou-kim-pay dari pada sibuk2 memilih pejabat ketua. Kedua, toh sama saja artinya. Kami, warga Kay pang utara tetap memilih Oh toako sebagai ketua" "Dan kamipun tetap memilih Hoa toako sebagai pimpinan Kay-pang selatan" serempak ke empat tokoh Kay pang selatan itu berseru. Demikian kehebohan diatas arena panggung pemilihan itu telah berakhir tanpa kesudahan yang memuaskan. Hanya ada perobahan juga karena sekarang Kay pang selatan dan Kaypang utara itu sejajar kedudukannya. Tetapi yang menggemparkan yalah hilangnya lencana Kay pang-ou-kimpay. Hoa Sin tak dapat menuntut pada Oh Sun karena Oh Sun mempunyai alasan kuat bahwa lencana itu bermula diterimanya dari Kit Wan-leng. Dan selama Kit Wan leng belum diketemukan jejaknya, sukarlah untuk memadu keterangan kedua tokoh itu. Demikian setelah pertemuan dibubarkan maka kedua belah pihak Kay-pang pulang ke daerah masing2. Dan sejak saat itu mulailah seluruh anak buah Kay pang yang tersebar luas di Tiraikasih website http://kangzusi.com. seluruh wilayah negeri, mencari dan menyelidiki lencana. yang hilang itu. Sementara itu Hoa Sin dan Pang To-tikput segera melanjutkan perjalanan ke Thay-san. Jika Kay-pang selatan telah pulang ke daerah selatan tanpa mengalami suatu peristiwa apa2 tidaklah demikian dengan Kay-pang utara. Ketika Pat pi-sin-git Oh Sun hendak mengajak kedua sutenya, Pengemis-kaki-satu Hong Lu dan Pengemis-gemuk Auyang Hok pulang, tiba2 seorang anakbuah mereka datang menghadap memberi laporan yang mengejutkan. "Pangcu," kata anakbuah itu. "To thancu dan Na thancu bertempur dengan orang desa tadi" "Dimana ?" Oh Sun terkejut. "Di sebuah bukit," kata anakbuah itu, "ketika orang desa itu turun dari panggung, dia terus hendak ngacir turun gunung. Tetapi To thancu dan Na thancu segera mengejarnya," "Lekas, tunjukkan tempat itu!" seru Oh Sun teraya mengajak kedua sutenya menyusul ke bukit itu. Sebuah bukit yang sepi. Di atas sebuah dataran yang dikelilingi pohon, tampak tiga sosok tubuh sedang bertempur seru. Rombongan Oh Sun pun segera tiba ditempat itu. Ternyata walaupun dikroyok dua. Iblis-tertawa To Hoan dan Katak-pemalas Na Kok-kong, namun dengan gagah perkasa orang desa itu telah mainkan pedangnya dengan gencar, sehingga kedua tokoh partai pengemis itu tak dapat berbuat apa2 bahkan malah tampak terdesak oleh lawan. Setelah memperhatikan sinar pedang yang di gunakan orang desa itu jelas pedang pusaka Naga hijau maka Tiraikasih website http://kangzusi.com. berbisiklah Pengemis-kaki satu kepada Oh Sun : "Toako orang desa itu memang mencurigakan sekali. Mengatakan ia pernah bertemu dengan Suma cousu dan bahkan membawa pedang pusaka milik Suma Kiam cousu ya ?" "Ya, memang mencurigakan sekali" sahut Oh Sun. "Toako, kali ini kita tak boleh melepaskannya" kata Hong Lui, "pedang pusaka milik Sun couya itu harus kembali pada kita." Oh Sun mengiakan. "Heran mengapa orang itu memiliki ilmu pedang yang sedemikian hebatnya. Dan ada pula yang serupa dengan ilmupedang Suma cousu" kata Oh Sun. "Mungkin Suma cousu telah mengajarkannja ilmu pedang" jawab Hong Lui. "Bagaimana kedua sute kita itu ? Dapatkah mereka mengatasi orang itu ?" tanya Oh Sun. "Jelas dengan memiliki pedang pusaka, orang itu seperti harimau tumbuh sayap. Rasanya kedua sute kita tentu sukar untuk menundukkannya, kecuali ... " "Kecuali bagaimana ?" "Kecuali kalau kita terjun ke dalam pertempuran, tentulah akan dapat lekas selesai," kati Hong Lui. "Kita bertiga?" Oh Sun menegas. "Rasanya tak perlu, cukup aku seorang saja” kata Hong Lui. "Ya. harap hati2, sute." pesan Oh Sun. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Belum Hong Lui menjawab, tiba2 Pengemis-gemuk berseru : "Biar aku saja, Coako. Tadi pertempuranku dengan dia masih belum selesai" Habis berkata tanpa menunggu persetujuan Oh Sun Pengemis-gemuk itupun sudah loncat ke muka dan menerjang kedalam gelanggang: "Sam-ko, si-ko, harap minggir. Biarlah kulanjutkan lagi pertempuranku yang belum selesai tadi" Tetapi kedua tokoh Kay-pang itu tak dapat melepaskan diri dari kurungan sinar pedang si orang desa. Melihat itu marahlah Pengemis gemuk Auyang Hok. "Hai, orang desa, jangan jual tingkah di hadapanku !" teriaknya terus menerjang dengan golok.. Demikian segera berlangsung pertempuran yang ganjil. Seorang desa telah dikeroyok oleh tiga tokoh pimpinan Kaypang. Adalah karena berkat pedang pusaka Naga-hijau maka dapatlah orang desa itu bertahan. Ketiga tokoh Kay pang itu jerih untuk beradu senjata. Dengan demikian serangan merekapun agak terpancang, Setengah jam kemudian masih juga pertempuran itu tak memberi hasil. Pengemis-kaki-satu ? Hong Lui menggeram. "Minggirlah para sute !" teriak seraya loncat melambung keudara dan melayang turun ke arah orang desa. Ujung tongkatnya dihantamkan ke arah ubun2 kepala siorang desa. Saat itu orang desa tengah menyambut tusukan pedang Pergemis iblis tertawa To Koan dan menghindari babatan golok dari Pengemis- katai pemalas Na Kok-kong, bahkan harus memperhatikan tusukan kearah lambung yang dilancarkan Pengemis gemuk Auyang Hok. Dan saat itu ubun2 kepalanya akan dihajar oleh tongkat Peugemis-kaki-satu Hong Lui. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Dengan kerahkan seluruh tenaga, tiba2 orang itu menggembor sekuat-kuatnya, memutar pedangnya bagai angin lesus yang dahsyat, sembari ber-putar2 tubuh ia menggelincir keluar dari kepungan. Terkejutlah keempat tokoh Kay-pang utara itu. Mereka adalah tokoh2 yang tergolong jago kelas satu dalam dunia persilatan. Berempat melancarkan serangan kepada siorang desa, tetap orang desa itu dapat meloloskan diri. Tepat pada saat orang desa itu berhenti dan tegak berdiri beberapa langkah jauhnya, bayangan Hong Luipun sudah menyambarnya pula. Ternyata tokoh kedua dari Kay-pang utara itu, walaupun kakinya tinggal satu tetapi dia bahkan memiliki suatu ilmu permainan tongkat yang luar biasa. Tanpa turun ke tanah, begitu menukik ke bawah, ia tusukkan ujung tongkat kebumi lalu dengan pinjam tenaga tusukan itu, tubuhnya berayun pula ke udara dan melayang kearah lawan. Orang desa itu terkejut dan kagum menyaksikan permainan ilmu gin-kang (meringankan tubuh) yang sedemikian hebatnya. Namun ia tak dapat diam merenung karena saat itu ujung tongkat Hong Lui pun sudah mengancam mukanya. “Tring ...” Cepat orang itu membabat dengan pedang pusaka Nagahijau tetapi tongkat Hong Lui seperti baja kerasnya. Bahkan yang mengherankan, ujung tongkat itu seperti memancarkan serangkum hawa keras yang menyiak pedang siorang desa. Orang desa itu terkejut. Jelas Pengemis-kaki-satu telah menyalurkan tenaga-dalamnya yang hebat ke batang tongkat, Hingga kesaktian pedang pusaka Naga Hijau dapat tertahan. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Uh . , " orang desa itu mendesah ketika ujung pedang tetap meluncur ke dadanya, Secepat kilat ia enjot tubuhnya mencelat ke belakang sampai beberapa langkah. Tetapi astaga ..... tanpa turun ketanah. dengan tusukkan ujung tongkat ke bumi, Pengemis-kaki-satu itupun melambung pula ke udara dan meluncur membayangi ketempat siorang desa. Dicobanya sekali lagi untuk menabas dengan pedang pusaka, namun tetap tak berhasil, Dan ujung tongkat Pengemis-kaki-buntung itu tetap mengancam dadanya. "Ah, masakan dia mampu terus menerus melayang diudara" pikir orang desa itu. Dan iapun lalu menghindar kelain tempat lagi. Memang tepat seperti yang diperhitungkan orang desa itu. Setelah lima enam kali melayang- layang di udara, tampak gerakan Hong Lui agak berkurang dahsyat. Dan pada lain saat, Pengemis kaki-satu itu pun melayang turun ketanah. Dan secepat kilat tubuh pengemis kaki satu itu berputar-putar deras maju menerjang. Kembali orang desa itu heran menyaksikan ilmu permainan yang aneh dari pengemis satu itu. Karena belum pernah menyaksikan ia tak berani gegabah menyambut dan melainkan loncat menghindar. Demikian untuk yang kedua kalinya, terjadilah kejar mengejar seperti tadi. Hanya bedanya kalau tadi berlangsung di udara dengan darat, sekarang kedua-duanya berada di atas tanah. Memang sesungguhnya kepandaian dari tokoh Kay-pang utara itu hebat semua. Adalah sampai tiga orang tak mampu Tiraikasih website http://kangzusi.com. merubuhkan seorang desa adalah karena orang itu menggunakan pedang pusaka Naga Hijau yang hebat. Kelima tokoh Kay pang utara itu masing2 memiliki kepandaian isitimewa sendiri2 Pat-pi-sin-git Oh Sun. sesuai dengan arti gelarnya "Pengemis-sakti delapan-lengan", memang mempunyai ilmusilat tangan kosong yang istimewa. Pat-hong-jiu atau Tangan-detapan-penjuru merupakan ilmusilat tangan kosong dari Oh Sun yang menyebabkan ia memperoleh gelaran sebagai Pat-pi-sin-git. Musuh seolah-olah diserang oleh delapan buah tangan dari delapan penjuru apabila menghadapinya. Tok-kak-sin-git Hong Lui atau Pengemis-kaki satu, d'takuti lawan karena ilmunya bermain tongkat di udara. Ia telah melatih kehilangan sebuah kakinya itu dalam sebuah ilmu Ingjiau- kang atau Cakar garuda yang hebat. Dia dapat melayang layang di udara dan menyambar lawan laksana burung garuda yang buas. Kui-sian-sin-git atau Pengemis-iblis-tertawa To Hoan tokoh ketiga dari Kay-pang utara, memiliki tenaga-dalam yang tinggi. Dan tenaga-dalam itu ia salurkan pada suara tertawanya yang seram. Apabila ia mengeluarkan Kui sisuikang atau ilmu sakti Iblis tertawa, hati lawan seperti di sayat-sayat. Yang tidak tinggi tenaga dalamnya tentu putus urat2 jantungnya. Tokoh keempat dari Kay pang utara yang telah berganti nama partai Jembel. yakni Na Kok-kong, memiliki ilmu tenaga sakti Ha-ma-kang atau Katak mendengkung yang luar biasa. Apabila mendengkung-dengkung seperti katak, maka lawan pasti akan rubuh. Kemudian yang terakhir yalah Pengemis-gemuk Auyang Hok. Pengemis ini mahir dalam ilmu senjata beracun. Dia Tiraikasih website http://kangzusi.com. menciptakan sebuah senjata Kiu ciat-toh-hun pian atau Ruyung sembilan-ruas pencabut-nyawa dan membenam diri selama bertahun-tahun dalam ilmu bermain ruyung itu. Rata2 kelima tokoh pimpinan Partai Jembel! itu memiliki tenaga-dalam yang tinggi. Mereka berwatak keras dan suka menang sendiri. Licin dan! kejam. Lebih cenderung dikatakan termasuk aliran hitam. Diantara yang berwatak paling bengis dan kejam yalah si Pengemis-kaki-satu Hong Lui. Dia lebih ditakuti anakbuah partai Jembel daripada ketuanya. Pat-pi-sin-git Oh Sun. Terhadap orang desa yang dapat bertahan akan serangannya tadi Kaki satu Hong Lui benar2 marah sekali, Tak mungkin ia mau memberinya ampun lagi. Ia mempersatukan tubuh dengan tongkat dan menerjang lawan dengan beribu tutukan ujung tongkat. Dan tongkatnya itupun bukan sembarang tongkat melainkan sebuah tongkat yang terbuat dari bahan baja murni dari daerah Burma. Lemas, tetapi kerasnya bukan kepalang. Bahkan pedang pusaka sehebat pedang Naga hijaupun tak dapat memapasnya kutung. Orang desa itu tampak agak terdesak. Ia lebih banyak bertahan dan menghindar daripada menyerang. Diam2 ia mengakui kelihayan ilmu tongkat dari pengemis kaki-satu itu. Dalam suatu kesempatan orang desa itupun sempat menyelimpatkan pandang mata kesekeliling ia terkejut. Ternyata Pat pi sin-git Oh Sun dan pengemis gemuk Auyang Hokpun datang. Dengan demikian lengkaplah kelima pimpinan partai Jembel. "Ahh!.. " diam2 orang desa itu mengeluh, tak mungkin hari ini aku lolos dari kematian. Mereka tentu akan merebut Tiraikasih website http://kangzusi.com. pedang pusaka ini, dan tentu akan membunuh aku karena berani membongkar rahasia dari lencana Ou-kim-pay yang palsu ... " Tiba2 terlintas dalam benaknya akan suatu hal. Betapapun ia tak rela kalau pedang.pusaka itu jatuh ketangan mereka, Ia mendapat kesan bahwa tokoh2 Kay-pang utara itu bukan orang baik. Andaikata ia harus mati, pedang itu harus jangan sampai dapat dirampas mereka. Demikian sambil menghindar ia terus mundur kearah sebuah hutan. Rencananya, begitu sudah tak dapat mempertahankan diri, ia hendak melemparkan pedang pusaka itu kedalam hutan. Tetapi rupanya Kaki-satu Hong Lui mengetahui maksud orang. Didesaknya orang itu dengan serangan yang lebih gencar. Orang desa terpaksa tak dapat mencari tempat yang diinginkan, Ia terpancang diatas sebuah karang, tak jauh dari lereng gunung, "Hai, siapakah yang berkelahi itu ? Hai berhenti !" tiba2 terdengar suara orang berteriak nyaring. Orang desa itu terkejut dan berpaling. Trang ... pedangnya terhantam tongkat. Karena perhatiannya sedang lengah dan hantaman tongkat kerasnya bukan kepalang, pedang itupun terlempar jatuh kebawah jalan. "Mampuslah engkau!" bentak Kaki-satu Ho Lui seraya tutukan ujung tongkat ke dada orang desa. Orang itu terkejut dan cepat buang tubuhnya ke bawah. Huh ... tahu2 tubuhnya telah disanggapi oleh seorang kakek tua. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Aduh... kurang ajar, berat juga ... turun” kakek itu terus membanting orang desa ke tanah. Namun orang desa itupun dapat berdiri dengan tegaknya. Seiring dengan itu maka melayanglah tubuh Kaki-satu Hong Lui kebawah dan terus hendak menerjang si orang desa. Tetapi kakek tua itupun menghardiknya : "Setan buntung, jangan meliar!” Dengan sekuat tenaga kakek itupun menghantam. Kakisatu berjumpalitan di udara dan terpaksa melayang turun kebelakang. Tepat pada saat Kaki-satu Hong Lui berdiri tegak maka datanglah keempat pimpinan partai Jembel yang lain. "Ji-te, apakah engkau terluka ?" seru Pat-pi-sin git Oh Sun. "Hm, tidak apa2, toako," sahut Kaki-satu Hong Lui. Kini perhatian kelima tokoh partai Jembel itu tercurah ke muka. Mereka terkejut heran melihat munculnya beberapa orang yang tak dikenal. Dua orang kakek dan dua orang pemuda, seekor anjing kuning, seekor kera hitam dan seekor burung rajawali. Merekapun heran melihat wujudnya rombongan orang2 itu. Seorang kakek pendek berambut hitam. Seorang kakek bungkuk berambut putih. Seorang pemuda cakap dan seorang pemuda gundul. Sipemuda gundul tampak sedang mencekal pedang pusaka Naga-hijau dengan wajah terlongong-longong. "Siapa kalian ini !" Pengemis gemuk Auyang Hok maju menghampiri dan menghardik. Kiranya rombongan kakek dan pemuda itu yalah Blo'on, pemuda Liok, kakek Lo Kun dan kakek Kerbau Putih. Blo’on Tiraikasih website http://kangzusi.com. telah bertemu kembali dengan ketiga ekor binatang piaraannya. Setelah tinggalkan lembah Melati, Blo'on dan rombongannya melanjutkan perjalanan lagi. Dan ketika melalui sebuah gunung, mereka melihat Kaki-satu sedang menyerang si orang desa dengan hebat. Kakek Lo Kun berteriak menghentikan pertempuran. Dan karena teriakan itu maka si orang desa terkejut, pedangnya sampai terhantam jatuh oleh pengemis kaki satu, Pedang itu melayang jatuh kebawah dan kebetulan jatuh didepan Blo'on, Blo'on lalu memungutnya. Ketika Kaki satu Hong Lui hendak menerjang siorang desa, kakek Lo Kunlah yang menghantamnya, Teguran Pengemis- gemuk Auyang Hok, dijawab oleh Blo'on : "Engkau tanya aku ?" "Ya" "Aku orang." sahut Blo'on. "Kurang ajar" bentak Pengemis gemuk marah. "aku sudah tahu kalau engkau orang, bukan binatang, tetapi engkau tentu punya nama !" “O, engkau tanya namaku ?" kata Blo'on, "dua rang kakek itu yalah kakek Lo Kun dan kakek Kerbau Putih. Dan pemuda itu bernama Liok.” Pengemis-gemuk deliki mata: "Dan engkau ?! "Aku tak punya nama !" "Ho, jangan engkau berolok-olok didepanku!” kata Pengemis-gemuk Auyang Hok, "kalau aku sampai marah, gundulmu tentu kupecah." Tiraikasih website http://kangzusi.com. 'Eh, lagakmu seperti tuan besar. Masakan gundul orang hendak engkau pecah !" bentak Lo Kun "kalau engkau berani mengganggu kawanku itu, tentu kuajak adu jiwa" "Maaf, siapakah tuan ini ?" tiba2 pemuda Liok berseru dengan nada lembut. "Ho, anak kambing tentu tak kenal pada harimau" seru Pengemis gemuk Auyang Hok, "tahukah engkau bahwa dalam dunia persilatan terdapat sebuah partai yang disebut Kay pang ?" "O Kay pang ?" ulang pemuda Liok, "sudah tentu tahu" "Pernah mendengar nama Pimpinan Kay-pang”. "Tidak seluruhnya, hanya beberapa saja yang terkenal. Antara lain Liok ci-sin-kay Hoa Sin" "Hm, dia hanya ketua cabang Kay-pang selatan. Ketua yang sesungguhnya, bukan dia" "Entah aku tak tahu" "Lihatlah keempat orang di belakangku itu" kata Pengemisgemuk Auyang Hok, "mereka adalah tokoh2 Kay-pang utara, ketua umum Kay-pang Pat-pi-sin-git Oh Sun, Tok-kak-sin-git Hong Lui Kui-gok-sin-git To Hoan dan Lan-ha-ma Na Kok Kong. Sedang aku ini, Poan-sin-gjt Auyang Hok" 'Aneh ... " tiba2 Blo'on menggumam. "Mengapa aneh ?" seru Pengemis-gemuk Au yang Hok. "Pengemis itu orang yang miskin, tetapi mengapa engkau malah berbadan gemuk seperti bola" seru Blo.on. "Ha, ha. ha" kakek Lo Kun tertawa gembira “sebagai pemimpin, dia tentu menerima pemberian dari anakbuahnya Tiraikasih website http://kangzusi.com. yang berkeliaran mengemis di mana – mana, maka badannya begitu gemuk.” Mendengar dirinya diejek begitu rupa, marahlah Pengemisgemuk Auyang Hok. Segera ia menghantam seraya memaki : "Kakek gila, jangan kurang ajar kepada tuanmu . , " "Kuning, hitam dan merah hajarlah dia !" seru Blo'on. Anjing kuning, kera bulu hitam dan buni rajawali segera berhamburan menyerbu Pengemis gemuk Auyang Hok. Pengemis-gemuk terkejut, Ia menarik pulang pukulannya untuk menghalau ketiga binatang. Tetapi ternyata kakek Lo Kun sudah terlanjur songsongkan kedua tangannya untuk menyambut pukulan Auyang Hok. "Huh ... " Pengemis-gemuk Auyang Hok mendengus kejut ketika dadanya terlanda oleh gelombang angin yang keras sekali. Ia terhuyung-huyung dua tiga langkah ke belakang .... -ooo0dw0ooo- Jilid 18 Kay - pang. Melihat sutenya terhuyung-huyung, cepat Lan ha-ma atau Katak pemalas Na Kok Kong loncat menerjang kakek Lo Kun. Tetapi secepat itu pula kakek Kerbau Putih pun sudah maju dan lepaskan pukulan Hang-liong sip pat-ciang. Na Kok-kong terkejut melihat dahsyatnya tenaga pukulan yang melandanya. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Hang-liong sip-pat ciang ... !" teriaknya seraya loncat menghindar. Kelima tokoh Kay pang utara terbelalak mendengar teriakan Katak-pemalas Na Kok-kong. Hing liong sip pat ciang atau Delapan belas-tamparan-menundukkan-naga, merupakan ilmu pusaka dari Siau lim si yang termasyhur. "Siapa engkau, kakek" bentak Na Kok-kong "apakah engkau orang Siau lim-si ?" "Bukan, aku bukan orang Siau-lim-si. Aku kepala pasukan Gi lim kum di istana ... " "Engkau kepala pasukan Gi-lim-kun ?" teriak Na Kok kong terkejut tetapi pada lain saat ia tertawa gelak2, "ha, ha, ha ... mungkin kerajaan sudah kehabisan orang gagah sehingga memakai engkau sebagai kepala pasukan bhayangkara !" Lo Kun terlongong. "Diam !" bentak Blo'on. Ia marah karena mendengar kakek Lo Kun yang sudah dianggap sebagai kakeknya sendiri. Mata Ni Kok-kong beralih memandang kepada Blo'on. Dan segera pandang matanya terhenti pada pedang pusaka Naga hijau yang berada di tangan anakmuda itu. "Hai, gundul." serunya, "kembalikan pedangku itu, lekas !" Sambil berkata tokoh nomor empat dari Kay-pang utara itupun tiba2 maju menyambar pedang. Tetapi sebelum dapat mendekati Blo'on, dia sudah diterjang oleh anjing kuning. Dan ketika ia hendak menghantam arjrg itu burung rajawali pun sudah menyambar kepalanya. Cepat ia menyurut mundur seraya menampar burung dan menendang anjing. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Tetapi anjing dan burung itu hebat sekali Kedua binatang itu dapat menghindar ke samping, terus hendak menerjang lagi. Melihat si Kuning dan Rajawali agak kewalahan. Blo'on segera membisiki si kera hitam. Seolah2 kera itu tahu akan bahasa manusia, cepat ia menjemput segenggam pasir terus loncat kedada Na Kok-kong. Pengemis itu tengah memusatkan perhatian pada rajawali yang hendak menyambar kepalanya. Ia tak tahu kalau seekor kera kecil berbulu hitam tengah loncat menerkam dadanya. Dan gerakan kera itu memang tangkas dan tak mengeluarkan suara apa2. "Huh ... " tiba2 Katak-pemalas Na Kok-kong menjerit kaget ketika kedua matanya tertabur pasir lembut. Tepat pada saat ia mendekap matanya, tiba2 ia menjerit sekeras kerasnya ketika daun telinganya digigit si kera hitam sekeras-kerasnya. Dan pada saat ia hendak menampar kera yang duduk pada bahunya, tiba2 kakinya digigit pula oleh anjing Kuning. Ni Kok-kong. pengemis yang menduduki tingkat keempat dari pimpinan Kay-pang utara dan yang menguasai ilmu tenaga sakti Ha ma kang au Dergkung-katak, saat itu menjerit-jerit kesakitan dan marah. Betapapun ia hendak merentang mata untuk melihat kedua binatang yang menggigitnya, tetapi tak dapat. Kelopak matanya nyeri dengan butir2 pasir lembut yang ditaburkan oleh kera hitam. Melihat itu beberapa anakbuah Kay-pang segera maju menghalau anjing dan kera. Tetapi kakek Lo Kun dan kakek Kerbau Putih menyambutnya dengan pukulan dan tendangan yang riuh. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Ji-te dan sam-te" bisik Pat-pi sin git Oh Sun kepada Kaki satu Hong Lui dan iblis tertawa To Hoan. "kalian bereskan kedua kakek itu. Aku hendak meringkus pemuda gundul itu" Kaki satu Hong Lui dan Iblis tertawa To Hoan lalu menyerang Kakek Lo Kun dan kakel Kerbau Putih. "Hai, pemuda gundul" seru Pat pi-sin-git Oh Sun, "pedang yang engkau pegang itu adalah milik kami partai Kay pang. Serahkanlah kepadaku!” "Jangan !" cegah si orang desa kepada Blo'on. "Ngo-te, bekuklah orang desa itu!" teriak Oh Sun kepada Pengemis gemuk Auyang Hok. Auyang Hokpun segera menyerang si orang desa. "Siapa engkau ?" tanya Bloon. "Aku Oh Sun bergelar Pat-pi-sin-git, ketua Kay pang" sahut Oh Sun. "Pat-pi ? O, engkau bertangan delapan ?" seru Blo'on heran. “Itu hanya gelar yang diberikan kaum persilatan kepadaku. Sebenarnya tangankupun hanya dua saja" "Engkau ketua partai Pengemis ?" tanya Bio’on pula. Oh Sun mengiakan. "O, jadi pengemis itu juga mempunyai pemimpin ?" tanya Blo'on, "tetapi mengapa pakaianmu begitu indah tidak menyerupai seorang pengemis sama sekali ?" Oh Sun terkejut dan terbeliak. Tak pernah ia menyangka bahwa seorang pemuda gundul yang ketolol-tololan, berani berkata demikian kepadanya. Namun karena harus berusaha Tiraikasih website http://kangzusi.com. merebut pedang pusaka Naga-hijau, terpaksa ia menahan kemarahan. "Ya, karena aku harus menghadiri rapat besar kaum pengemis". "Paman itu mengatakan kalau pedang itu miliknya. Tak boleh diberikan kepadamu, "kata Blo’on. "Jangan percaya kepada orang desa itu. Dia memang yang mengambil pedang itu dari markas Kay-pang" "O, dia pencuri ?" Blo'on menegas. "Benar, jangan percaya omongan seorang pencuri ... " baru Oh Sun berkata begitu tiba2 orang desa itu sehabis menghindari sebuah terjangan dari Kaki-satu Hong Lui, terus berteriak : "Tidak, aku bukan pencuri, jangan percaya kepadanya. Lebih baik kuberikan pedang itu kepadamu dari pada jatuh ditangannya !" teriak siorang desa. "Ji-te. lekas habisi jiwa bangsat itu," teriak Oh Sun gusar sekali "Eh, mengapa engkau hendak membunuh jiwanya ? Apakah salah orang itu ?" seru Blo’on. "Dia mencuri pedang pusaka partai Kay-pang”. "Tidak, dia mengatakan tidak mencuri !" "Apa engkau percaya ?" "Ya" "Gila, masakan engkau lebih percaya seorang desa daripada aku seorang ketua partai Kay-pang" seru Oh Sun. "Suruh orang berkaki buntung itu hentikan serangannya agar aku dapat bertanya lebih jelas kepadanya ... " Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Hai. hendak lari kemana engkau !" tiba2 Kaki-satu Hong Lui berteriak keras ketika orang desa itu berputar tubuh dan loncat melarikan diri. Hong Lui mengejar. Dengan gunakan tongkat setiap kali ia melakukan loncatan sejauh dua tiga tombak. Orang desa itu terus masuk kedalam sebuah hutan dan Kaki-satu Hong Lui tetap mengejarnya. "Dia sudah lari aku tak dapat menyuruhnya berhenti bertempur" kata Oh Sun. “Engkau harus mengejar mereka" seru Blo'on. Oh Sun terbeliak, belum pernah ia menderita diperintah orang. Baru pertama kali itu. Sebagai ketua Kay pang, dia diperintah oleh seorang anak muda yang tak dikenal. Oh Sun memandang pemuda itu dengan tajam2 Ia kerutkan dahi melihat wajah dan potongan rambut si Blo'on yang begitu aneh. "Mengapa engkau melihat aku begitu rupa? Belum pernah lihat orang ?" Blo’on tak senang. "Siapa engkau ?" tegur Oh Sun: "Aku tak ingat siapa namaku tetapi orang memanggilku si Blo'on. “Blo'on ?” ketua Kay pang utara itu terbeliak heran. "Mengapa heran ?" "Engkau tahu apa arti Blo'on ?" "Biar berarti apa saja tetapi karena orang memanggil begitu, apa boleh buat aku terpaksa menerima" Tiraikasih website http://kangzusi.com. Diam2 Oh Sun mendapat kesimpulan bahwa pemuda yang dihadapinya itu memang blo'on. "Blo'on" serunya "kulihat engkau seorang pemuda baik dan jujur" "Maaf aku tak terima pujian" seru Blo'on sabil goyang2 kedua tangannya. "Aku pun sebagai seorang ketua partai Kay-pang yang termasyhur tentu takkan bicara bohong”, Oh Sun lebin lanjut. Blo'on diam saja. "Pedang yang engkau cekal itu memang berasal dari ketua kami yang terdahulu. Entah bagai mana tahu2 telah berada ditangan orang tadi. Oleh karena itu, harap engkau suka mengembalikan kepadaku. Apapun yang engkau minta untuk pengganti kerugian, aku bersedia untuk memberi" Blo'on kerutkan dahi. "Begini" katanya "tadi jelas kudengar kalau orang itu mencegah aku menyerahkan pedang itu kepadamu. Aku bingung. Mana yang harus kuturut”. "Sudah tentu harus menurut keteranganku. Aku ketua partai Kay-pang, masakan berkata bohong !" seru Oh Sun. "Ya, benar," kata Blo'on, "memang seharusnya begitu. Tetapi bagaimana kalau orang itu mencari aku untuk meminta kembali pedangnya ?" “O, suruh saja dia minta kepadaku di markas Kay-pang Kangpak". "Ya, baiklah." kata Blo'on seraya hendak mengangsurkan pedang itu dan Oh Sunpun dengan wajah berseri segera mengulurkan tangan hendak menyambuti. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Nanti dulu" tiba2 Blo'on menarik kembali pedang Nagahijau sehingga Oh Sun melongo. "Mengapa ?" seru Oh Sun. "Tidak boleh begini" kata Blo'on, "paling betul, aku harus mencari orang itu dan membawanya kemari. Akan kuadu dia dengan engkau." "Diadu ? Diadu berkelahi maksudmu ?" Oh Sun menegas. "Bukan", sahut Blo'on "hanya diadu keterangannya, siapa yang lebih betul dan siapa yang bohong !" sahut Blo'on. "Jangan banyak tingkah, engkau !" tiba2 Lan ha-ma atau Katak-malas Na Kok-kong, tokoh nomor empat dari Jiong-pang atau Kay-pang utara membentak, terus maju hendak menyambar pedang dari tangan Blo'on. Tetapi pada saat tangan tokoh Partai Jembel itu bergerak, maka si Kuning anjing kesayangan Blo'onpun cepat loncat menerkam dadanya. "Kurang ajar" teriak Katak-malas Na Kok kong seraya loncat menghindar. Ia tak menyangka sama sekali bahwa untuk kedua kalinya akan disambut oleh anjing kuning. Setelah menghindar ia terus ayunkan kaki menendang. Tetapi serempak dengan itu tengkuknya pun dicemplak oleh kera hitam yang terus menggigit telinganya lagi. "Auh ..." menjeritlah Na Kok-kong karena terkejut dan kesakitan. Dengan marah sekali ia ayunkan tangannya untuk menampar kera itu sekuat kuatnya. Tetapi tamparannya hanya mengenai angin kosong karena kera hitampun sudah loncat turun. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Dengan murka Na Kokkong berputar tubuh hendak menghajar kera tetapi binatang nakal itupun sudah Iari menyelinap kebelakang kedua kakek. Sejak mengadakan perjalanan dengan Blo'on dan ketiga binatang peliharaannya, baik kakek Lo Kun maupun kakek Kerbau Putih dan pemuda Liok akrab sekali dengan ketiga binatang itu. Demikian ketiga binatang itupun juga baik kepada mereka. Telinga Na Kok-kong berdarah. Ia malu dan marah sekali. Melihat kera itu lari ke belakang ke dua kakek, iapun terus hendak mengejarnya tanpa menghiraukan kedua kakek itu. "Eayah !" tiba2 kakek Kerbau Putih mendorong tubuh tokoh Partai Jembel itu. Na Kok-kong tak mengira kalau dirinya akan didorong, Dan sedikitpun ia tak menyangka bahwa kakek bungkuk itu memiliki tenaga yang sedemikian saktinya. "Un ... " Ni Kok-kong terhuyung-huyung kebelakang. Untunglah disambuti oleh Jembel gemuk Auyang Hok. Sesungguhnya Na Kok-kong terkejut sekali karena tenaga kakek Kerbau Putih sedemikian kuatnva. Sewaktu didorong, sebenarnya ia sudah mengerahkan sepertiga bagian Tiraikasih website http://kangzusi.com. tenaganya untuk bertahan. Pikirnya, masakan kakek bungkuk itu mampu mendorong. Tetapi diluar dugaan, ia benar2 kehilangan keseimbangan tubuh dan terlempar beberapa langkah. Betapapun ia mencoba mengerahkan tenaga untuk bertahan, tetapi tak mampu. Dua kali menderita malu, marahlah Na Kok- kong. Digelari Katak pemalas karena ia memiliki tenaga-dalam yang disebut Ha-ma-kang atau tenaga dalam Katak. la menghampiri kemuka kakek Kerbau Putih, lalu menahan napas. Seketika perutnya menjadi gembung besar seperti seekor katak. Ternyata dia tengah mengerahkan ilmu Ha-makang. Tiba2 ia loncat seraya ayunkan tinjunya dan mendengkung sekuat-kuatnya seperti bunyi katak. “Bluk ....!” Terdengar bunyi macam buah kelapa jatuh dari ketinggian pohon kelapa. Kakek Kerbau Putih tersusur jatuh kemuka, Lan-ha-ma Na Kok-kong terpelanting jungkir balik kebelakang. Untung tubuhnya cepat disambut Kui-siau sin-git atau Iblis-tertawa To Hoan. Kakek Kerbau Putihpun cepat melenting bangun. Wajahnya agak pucat. Sedang Na Kok-konl tampak duduk pejamkan mata. Wajahnya lebih pucat lagi. Ternyata ketika Na Kok-kong melancarkan pukulan yang dilarnbari tenaga-dalam Ha-ma-kan, sekonyong-konyong kakek Kerbau Putih membalikkan tubuh dan menyambuti pukulan lawan dengan daging benjol di punggungnya. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Kakek Kerbau Putih mengolah cacat pada punggungnya itu menjadi suatu senjata yang istimewa. Punuk atau daging benjul pada punggung itu merupakan sumber tenaga-dalam yang hebat. Tenaga dalam yang dapat mementalkan pukulan lawan, baik pukulan tenaga luar maupun dengan tenagadalam. Pukulan tenaga-dalam Ha-ma-kang dari Na Kok-kong telah disambut hangat oleh daging benjul punggung kakek Kerbau Putih. Na Kok-kong terkejut karena pukulannya seperti jatuh di dalam gumpalan kapas. Ia buru2 hendak menarik pulang. Tetapi serempak pada saat ia menarik tangan, segulung gelombang tenaga-dalam yang dahsyat telah mendamparnya. Kakek Kerbau Putih meminjam tenaga pukulan Na Kok-kong untuk mengembalikannya tapi, akibatnya tokoh nomor empat dari Partai jembel itu jatuh terjerembab kebelakang. Ia menderita luka-dalam lebih berat dari kakek Kerbau Putih. "Bangsat !" teriak Poan-sin-git atau Jembel gemuk Auyang Hok seraya loncat hendak menghajar kakek Kerbau Putih. "Engkau sendiri yang bangsat !" tiba2 kakek Lo Kun menyambutnya dengan menandukkan kepala. “Prak ....” Pukulan si gemuk menghantam kepala kakek Lo Kun tetapi alangkah kejutnya ketika merasakan tangannya seperti menghantam sekeping baja yang amat keras. Bahkan tidak berhenti sampai disitu saja. Pun perutnya masih tertanduk oleh gundul kakek Lo Kun. Seperti nasib Lsu ha-ma Na Kok-kong pun pengemis gemuk Auyang Hok terlempar seperti layang2 putus tali. Untung Iblis tertawa To Hoan dapat menyambuti tubuhnya. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Dua orang sutenya dapat dijatuhkan oleh serombongan orang2 aneh, marahlah Pengemis-iblis-tertawa To Hoan Tokoh ketiga dari partai Jembel itu segera maju hendak menyerang Lo Kun. "Jangan mengganggu kakekku," teriak pemuda Liok seraya loncat menghadangnya. Dalam pada itu Pat-p:-sin git Oh Sun tak dapat menahan kemarahannya lagi. Sudah terlanjur bertempur, iapun harus ikut juga. Apalagi ia harus merebut pedang pusaka Geng-hong kiam atau pedang Naga hijau dari tangan pemuda blo'on itu. "Serahkan pedang itu kepadaku !" teriaknya seraya bergerak menyambar tangan Bio'on Ia gunakan gerak Ok liong than cu atau Naga jahat-menyambar-mustika. Suatu gerak yang cepat dan dahsyat. "Ih ....," tetapi tiba ketua Partai jembel itu mendesis kaget ketika Blo'on menjujukan ujung pedang Naga hijau ke tangannya. Betapapun ketua partai Jembel itu tahu akan kesaktian pedang pusaka Naga-hijau. Ia tak berani mengambil resiko berbahaya dan cepat menarik pulang tangannya. Ternyata Blo'on tak mau melanjutkan serangannya. Ia memandang ketua partai Jembel itu dan menegurnya : "Eh, engkau hendak merebut pedang ini ?" "Pedang itu milik partai kami!" seru Pat pi-sin git Oh Sun dengan muka merah padam. "Tidak bisa," teriak Blo'on, "sebelum paman yang lari tadi menerangkan bahwa pedang ini benar milikmu, takkan kuserahkan kepadamu." "Hm, engkau berani kepada Oh Sun, ketua partai Jembel?" 'Tidak berani!' teriak Blo'on, "aku bukan jago berkelahi." Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Jika tidak berani, engkau harus menyerahkan pedang itu kepadaku !" 'Tidak bisa !" teriak Blo'on pula, "bukankah aku sudah mengatakan keputusanku? Mengapa engkau masih berkeras hendak mengambil pedang ini?" "Karena pedang itu milik partai perguruan Jnnbel!" "Apa buktinya?'* tanya Bloon. "Pedang itu adalah milik ketua kami yang terdahulu ......." "Mana ketuamu itu ?" tukas Blo'on. "Hilang tiada ketahuan jejaknya." "Aneh," kata Blo'on," mengapa ketuamu bisa hilang. Huh, engkau ini memang manusia tak brilian, masakan mempunyai ketua sampai hilang!” Pat-pi-sin-git Oh Sun melongo. "Kalau menjaga orangnya saja engkau tak mampu, bagaimana mungkin engkau hendak menjaga pedangnya !" teriak Blo'on lebih lanjut, "pokoknya, tidak bisa ! Kalau engkau menghendaki pedang ini, harus memanggil pemiliknya !" Pat-pi-siugit Oh Sun marah sekali. Ia terus memukul Blo'on. Blo'on terkejut Ia loncat menghindar ke samping. Oh Sun makin marah, ia lancarkan serangkai serangan yang gencar dan dahsyat sehingga Blo'on pontang panting. Untunglah anak itu memegang sebatang pedang pusaka. Dengan tak tahu apa nama gerakannya ia memutar pedang melingkar-lingkar untuk melindungi diri. Wut, wut, wut ..... Tiraikasih website http://kangzusi.com. Seiring dengan suara menderu, pedang itupun berobah menjadi segumpal sinar kebiru-biruanl yang memancarkan hawa dingin. Oh Sun terkejut. Ia heran melihat jurus permainan pedang Blo'on Tak tahu ia apa namanya Belum pernah sepanjang hidupnya ia melihat ilmu pedang semacam itu. Sebenarnya Blo'on tak menggunakan jurus ilmupedang. Ia hanya memutar pedang itu asal memutarnya saja dan asal dapat melindungi tubuhnya. Tetapi berkat ia memiliki dasar ilmu tenaga-dalam yang kokoh, gerakan memutar pedang itupun berobah menjadi suatu gerak putaran pedang yang luar biasa sehingga Oh Sun menyangkanya sebagai suatu jurus permainan ilmupedang sakti. Dalam pada itu, pemuda Liokpun diserang oleh To Hoan si Pengemis-tertawa-iblis. Karena kewalahan, pemuda Liok itupun mencabut pedang dan memainkan ilmupedang Tuihong- kiam atau ilmu Pedang-pemburu-angin. Tetapi betapapun juga, karena kalah tinggi kepandaiannya akhirnya pemuda Liokpun terdesak. Setelah menghindar sebuah tabasan dari pemuda Liok, To Hoan merapat maju dan menampar pergelangan tangan pemuda itu. Pemuda Liok tak sempat menghindar. Tangannya kena tamparan, sakitnya bukan kepalang sehingga pemuda itu lepaskan pedangnya. Pedang mencelat ke udara. "Jangan melukai orang !" bentak kakek Kerbau Putih seraya loncat menerjang To Hoan yang hendak menyerang pemuda Liok. “Prak .....” To Hoan menyongsong sebuah pukulan kearah kakek Kerbau Putih. Ketika terjadi benturan antara kedua Tiraikasih website http://kangzusi.com. pukulan, To Hoan tersurut dua langkah kebelakang. Sedang kakek Kerbau Putih hanya terhenti saja. Sementara itu Oh Sun pun berhasil menebas tangan Blo'on sehingga pedang pemuda itu mental ke udara. Oh Sun cepat hendak ayunkan tubuh menyambar pedang pusaka itu. Tetapi burung rajawali sudah mendahuluinya. Dicengkeramannya tangkai pedang dengan kedua cakar lalu dibawanya terbang ke udara. Oh Sun makin marah. Mengeluarkan senjata rahasia (piau) ia segera melontarkan ke udara Sebatang golok yang disebut Liu-yap to, golok kecil dan setipis daun pohon liu terbuat daripada baja murni. Tajamnya luar biasa. Golok setipis daun itu, di tangan ketua Kay-pang utara, telah berobah menjadi semacam senjata terbang yang lihay sekali. Liu-yap-to itu melayang dan membabat leher Rajawali. “Singngng .....” Anjing, kera dan rajawali piaraan Blo'on itu memang istimewa sekali. Sejak berada di gunung, mereka sering menyaksikan Kim Thian-cong memberi pelajaran silat kepada ketiga muridnya,, Thian Goan-pa, Kwik Ing dan Liok Sian-li. Ketiga binatang itu diam2 sering menirukan gerak gerik dalam bermain silat dan tanpa disadari merekapun dapat memainkannya. Sambaran golok daun Liu-yap-to'yang dilontarkan Oh Sun, dengan sebuah gerak menukik kebawah, dapat dihindari oleh Rajawali. Tetapi lontaran golok ketua Kay-pang utara itu memang istimewa. Begitu golok daun memlambung ke udara, tiba2 berhenti dan melayang turun menyambar leher Rajawali. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Rajawali terkejut. Untunglah burung itu dapat menghindar ke samping, kemudian terus hendak terbang kemuka. Tetapi Oh Sun sudah menyusuli lagi dengan taburan golok daun Liuyap- to. “Sring, sring, sring ....” Berturut-turut ketua Kay-pang utara itu telah menyabitkan Liu yap to ke udara. Semua berjumlah delapan batang. Pat-pi sin-git atau Jembel sakti-delapan-lengan demikian gelar dari Oh Sun. Dan gelar itu diperoleh berkat ketangkasan tangannya. Dalam bermain senjata, sekaligus ia dapat memainkan delapan senjata yang berbeda-beda. Pun dalam ilmu melontar senjata rahasia, sekaligus ia dapat melemparkan delapan batang Liu yap-to. Lemparan kedelapan Liu-yap-to dari Oh Sun seketika telah membentuk delapan buah pagar senjata yang melingkari jalan burung Rajawali di udara. Delapan penjuru angkasa seolaholah telah dikurung oleh golok Liu-yap-to yang berkilau-kilauan warnanya. Dan keistimewaan dari ilmu lontaran Oh Sun yalah golok2 Liu-yap-to itu dapat meluncur lurus ke udara lalu tiba2 berhenti dan meluncur ke bawah lagi. Setiap kali meluncur ke bawah maka Oh Sun segera menampar. Tenaga tamparan segera menghalau Liu-yap-to ke udara lagi. Terkurung golok dari delapan penjuru, burung rajawali agak bingung. Kemanapun ia hendak terbang dan menerobos, tetap dihadang oleh sambaran Liu-yap-to. Tiba2 sebatang liu-yap-to meluncur turun menyambar kepala dan sebatang lagi menyambar tubuh. Serempak dengan itu. dua batang liu-yap-to yang sebelumnya meluncur Tiraikasih website http://kangzusi.com. turun, disambuti Oh Sun lalu dilontarkan kearah perut dan kaki rajawali. Rajawali bingung karena diserang dari atas dan bawah Dan dalam pada itu, dari delapan penjuru, golok2 Liu-yap-topun mulai berhamburan menaburnya. Untuk serangan dari atas, dengan suatu gerak yang lincah, burung itu gunakan paruhnya untuk mematuk. Tring, tring, dua batang Liu-yap to dapat dipatuknya jatuh. Tetapi untuk dua serangan Liu-yap-to dari bawah, karena burung itu masih mencengkeram pedang, gerakannya menjadi terhalang. Terpaksa ia lepaskan pedang pusaka dan gunakan cakarnya untuk menampar. “Tring, tring, tring ...” Terdering berdering-dering bunyi lengking yang lemah dan kedelapan golok Liu-yap-to itu dapat ditamparnya jatuh. Hanya ada sebatang yang lolos dan menyambar ekornya sehingga bulu rajawali itu berhamburan rontok dari udara .....! Begitu melihat pedang pusaka Naga-hijau meluncur jatuh diri udara, Oh Sun tak menghiraukan hu yap-to yang juga berhamburan jatuh tertampar cakar burung rajawali, Ketua Kay-pang itu terus berlari hendak menyambuti pedang pusaka. "Hendak kemana engkau !" tetapi Blo'on cepat menghadang dan bahkan terus menyerang, Ia tak suka berkelahi dan jarang menyerang orang kecuali diserang. Tetapi demi melihat burung piaraannya diserang dengan Liu-yap to bahkan ekor burung itu sampai berondol. marahlah Blo'on. Oh Sun terkejut tetapi cepat ia sembarangan saja menghantam dan setelah itu terus menyelinap hendak memburu ke arah jatuhnya pedang. Tiraikasih website http://kangzusi.com. "Hm, jangan harap engkau mampu lolos !" diluar dugaan dengan sebuah gerak loncatan. Blo’on sudah menghadang dihadapannya dan menyelipnya lagi. Oh Sun terkejut melihat ketangkasan gerak anakmuda itu. Lebih terkejut ketika tahu2 tinju anakmuda itu sudah melayang di mukanya. "Enyahlah !" karena jengkel, Oh Sun menangkis sekuatkuatnya. "Aduh , . " Blo'on menjerit kesakitan karena tangannya beradu dengan pukulan Oh Sun. Tetapi Oh Sunpun mencelat sampai beberapa langkah ke belakang Ia terkejut sekali. Dirasakannya tangan anakmuda itu telah memancarkan tenaga-dalam yang aneh, dapat mementalkan pukulannya. Sebagai seorang ketua Kuy pang utara, sudah tentu Pat-pi singit Oh Sun memiliki kepandaian yang tinggi. Tenaga-dalamnya telah mencapai tataran yang mengagumkan. Tetapi setitikpun ia tak pernah mengira bahwa pukulannya, sekalipun hanya dilambari dengan tujuh bagian tenaga dalam tetapi telah dapat dipentalkan balik oleh tangan Blo'on. Dan lebih kaget pula ia ketika melihat Blo'on hanya menjerit kesakitan sebentar, lalu berdiri tegak tak kurang suatu apa lagi. Belum sempat ia melanjutkan penilaiannya terhadap anakmuda itu tiba2 ia terkejut ketika melihat pedang pusaka Naga-hijau jatuh ke tanah Ia hendak ayun tubuh untuk memburu tetapi tiba2 kera hitam sudah melayang kemuka dan cepat menyambar pedang pusaka itu terus dibawa lari..... Tanpa menghiraukan si Blo'on dan lain orang. Oh Sun terus ayun tubuh melayang di udara lalu dengan beberapa kali loncatan ia mengeja si kera yang lari masuk kedalam hutan. Tiraikasih website http://kangzusi.com. Ketika Oh Sun tiba, ternyata kera itu sudah berada di puncak sebatang pohon tua yang lebat daunnya. "Toako”, tiba2 terdengar seseorang berseru kaget, "mengapa engkau di sini ?" Oh Sun pun terkejut dan berpaling. Ah, kiranya si Kaki-satu Hong Lui, sutenya yang nomor dua. “Engkau ji sute," Oh Sunpun balas menegur kaget, "bagaimana dengan orang desa itu ?" "Dia dapat lolos karena loncat ke dalam sungai. Aku tak dapat berenang dan terpaksa kembali," kata Hong Lui dengan geram. "Lalu apa kerja toako disini ?" ia balas bertanya pula. Dengan singkat Oh Sun menceritakan peristiwa tadi: "Sekarang pedang pusaka itu dibawa lari monyet hitam keatas pohon ini." "Kurang ajar," seru Hong Lui, "kita remuk saja monyet itu." Sambil memandang keatas pohon yang daunnya rindang, Oh Sun memaki : "Monyet itu memang keparat sekali. Mengapa tak kelihatan tempat persembunyiannya ?" "Kita panjat saja keatas," kata Hong Lui terus tekankan ujung tongkat ke tanah dan serentak tubuhnyapun melambung beberapa tombak lalu hinggap pada batang dahan yang besar. Oh Sunpun menyusulnya. Dengan dua tiga kali jungkir balik di udara, tokoh kesatu dari partai Jiong pang atau Kay pang utara itu, sudah berdiri dipuncak paling tinggi. "Bangsat !" tiba2 Oh Sun berteriak kaget.'l monyet itu sudah berada di pohon sebelah !" Tiraikasih website http://kangzusi.com. Ternyata mata ketua Jiong-pang itu amat tajam. Serentak ia melihat sebuah benda hitam berkelebat melayang ke lain pohon yang berada dua tombak disebelah pohon tempat ia berada ! Oh Sun melayang turun, hinggap pada batang di sebelah bawah lalu ayunkan tubuh melayang ke pohon yang tumbuh di samping. Kaki-satu Hong Luipun menggeram. Ia enjot tubuh menyusul. Tetapi selekas kedua orang itu hinggap pada pohon sebelah, monyet hitampun sudah pindah ke lain pohon lagi. Demikian terjadi kejar mengejar antara dua tokoh partai Jembel dengan seekor kera hitam yang membawa sebatang pedang pusaka.
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Ngentot Terbaik Silat : Pendekar Bloon 3 dan anda bisa menemukan artikel Cerita Ngentot Terbaik Silat : Pendekar Bloon 3 ini dengan url https://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-ngentot-terbaik-silat-pendekar.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Ngentot Terbaik Silat : Pendekar Bloon 3 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Ngentot Terbaik Silat : Pendekar Bloon 3 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Ngentot Terbaik Silat : Pendekar Bloon 3 with url https://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-ngentot-terbaik-silat-pendekar.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 3 komentar... read them below or add one }

bokep heboh mengatakan...

Download Video Bokep Anak SMP di culik lalu di perkosa di Mobil klik disini

Anonim mengatakan...

KUMPULAN FOTO BUGIL LEBIH HOT



Cewek Cantik Montok Pamer Toge

Cewek Amoy Suka Pamer Meki

Kumpulan Cewek Montok Bugil

Cewek Bali Bugil Sambil Masturbasi

Exe PSG IGO Jakarta 

Kumpulan Foto Cewek Amoy Toge Bugil

Gadis Seksi Bugil Pamer Toket dan Memek Minta Di Entot

Koleksi Foto Ngentot ABG Mulus

Foto Cewek Kimcil Toket Montok

Tante Girang Horny Masturbasi Sama Terong

Indahnya Tubuh Sekretaris Hot Bugil Suka Ngangkang

Ayam Kampus Ngentot Sama Om-Om 

Sekretaris Doyan Nyepong Kontol Bos

Baju Transparan ABG Toge Bikin Mupeng

Foto Seksi Dancer Bugil Telanjang

KUMPULAN FOTO TOGE BASAH

MEMEK BASAH PERAWAN

KUMPULAN FOTO BUGIL ARTIS

KUMPULAN FOTO BUGIL MAJALAH BOKEP TERBARU



============================================

KUMPULAN CERITA DEWASA NGENTOT

KUMPULAN CERITA DEWASA ARTIS

CERITA DEWASA >> NIKMATNYA PAYUDARA AGNES MONICA

KUMPULAN CERITA DEWASA KISAH NYATA

KUMPULAN CERITA DEWASA NGENTOT TANTE GIRANG

============================================



KUMPULAN VIDEO PORNO :



Video Porno Ngentot ABG Perawan 3gp

Video Porno Mesum Ayam Kampus 3gp

Video Porno Amoy Ngentot Sama Om-om 3gp

Video Porno Tante Girang Toge Bercupang Mesum 3gp

Download Video Porno Jepang

VIDEO PORNO XXX

PORN VIDEO XXX TEEN ASIA


Anonim mengatakan...

KOLEKSINYA MANTAB GAN...

KUNJUNGIN JUGA YAA....
_____________

NGENTOT MEMEK JANDA KEMBANG

CEWEK CANTIK NGOCOK MEMEK SAMPAI MUNCRAT

GILA!!! ADIK IPAR DIENTOT JUGA!!!

NGENTOT PEMBOKAT AMOY

NGINTIP MAHASISWI LESBIAN DI WC KAMPUS

TANTE AMOY CANTIK NGENTOT MEMEK MERAH BASAH











Posting Komentar