Tindakan yang dilakukan lelaki itu sama sekali diluar
dugaan Huan Cu Im tapi kemampuan yang dimilikinya
sekarang jauh berbeda dengan dulu, disaat dia melihat lelaki
bermuka kuning itu menghentikan gerakan tubuhnya,
bagaikan hembusan angin dia sudah menyelinap kebelakang
sebatang pohon disisi jalan.
Dengan gerakan tubuh yang dimilikinya sekarang, sudah
barang tentu manusia bermuka kuning itu tak bakal mengira
kalau jejaknya sudah dikuntit orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika lelaki bermuka kuning itu yakin kalau disekeliling
sana tiada orang lain kembali dia percepat langkahnya
membelok kesebuah jalan setapal disisi bukit.
Huan Cu Im tak berani mengikuti dibelakangnya kelewat
dekat maka diapun berjalan pada jarak belasan kakijauhnya
dari orang tersebut
Ternyata dikaki bukit itu benar benar terdapat sebuah kuil
dilihat dari kejauhan bangunan tersebut gelap gulita, tak
nampak cahaya lentera namun secara lamat lamat dapat
terlihat kalau bangunan itu adalah sebuah kuil kecil yang tidak
kelewat luas disitu cuma terdapat sebuah ruangan pemujaan
jelas merupakan sebuah kuil dewa tanah
Dilihat dari sini dapatlah disimpulkan kalau lelaki bermuka
kuning itu tak lain adalah orang yang menerima perintah lewat
burung merpati untuk memohon ciamsi
Secara diam diam Huan Cu Im menyelinap kesisi kanan kuil
itu lebih kurang tujuh delapan kaki didepan kuil merupakan
sebuah hutan pohon siong yang lebat, disitulah dia
menyembunyikan diri.
Waktu itu lelaki bermuka kuning tersebut sudah tiba
dimuka pintu kuil sekali lagi dia berpaling dan memeriksa
sekejap sekeliling tempat itu, kemudian ia baru meneruskan
langkahnya memasuki ruangan kuil
Didepan pintu tergantung sebuah papan nama yang
bertuliskan: Kuil dewa tanah.
Ini berarti mereka tak salah alamat.
Dengan pandangan matanya yang tajam Huan Cu Im
memperhatikan sekejap keadaan didalamnya, dibalik pintu
ternyata merupakan meja altar ruangan tidak terlalu besar
Sesudah memasuki ruangan kuil lelaki bermuka kuning itu
segera menghentikan gerakan tubuhnya, dilihat dari caranya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melakukan perjalanan sudah jelas dia merupakan seseorang
yang amat teliti
Setelah masuk kekuil kembali dia melakukan pemeriksaan
yang amat seksama disekeliilng tempati itu dia harus tahu
dulu apakah disitu ada orang yang bersembunyi di balik
kegelapan atau tidak.
Ketika sorot matanya selesai melakukan pemeriksaan
disekitar tempat sana alhasil tidak dijumpai sesuatu yang
mencurigakan.
Gerak geriknya kembali menjadi lincah dan cekatan, dia
langsung menuju kemuka altar dan mengambil tabung ciamsi
yang tersedia, sayang sekali tubuhnya telah menghadang
pandangan mata Huan Cu Im sehingga tidak diketahui
olehnya apa yang sedang dilakukan
Menyusul kemudian tampak ia membungkukkan badan
serta meletakkan sesuatu di bawah meja altar, lalu dia
mengembalikan tabung ciamsi itu keatas meja
Huan Cu Im menjadi amat keheranan setelah menyaksikan
kesemuanya itu, pikirnya : "jangan-jangan dia bukan datang
kemari untuk mengambil ciamsi?"
Dalam pada itu lelaki bermuka kuning tersebut sudah
membalikkan badan menuju kedinding sebelah kiri, agaknya
dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan dimasukkan
kedinding sebelah kiri, kemudian dengan cepat dia melejit
keluar, naik keatap rumah dan meloncat ke wuwunganooooodwooooo
Huan Cu Im tak tahu apa yang hendak diperbuatnya,
dengan mengerahkan ketajaman matanya dia mencoba untuk
memperhatikan, terlihat olehnya orang itu menuju keantara
wuwungan rumah dimana terdapat ukiran sepasang naga
yang sedang berebut mutiara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak dari sakunya dia mengambil sebuah benda dan
segera dimasukkan kedalam mulut naga yang berada
disebelah kiri. kemudian melayang turun ke atas tanah,
memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu baru kemudian
menyelinap ke dalam hutan dan menyembunyikan diri
dibelakang sebatang pohon siong.
Di saat orang itu menyelinap masuk ke hutan tadi, diam
diam Huan Cu Im telah mundur sejauh berapa kaki dari
tempat semula, ia menjadi semakin keheranan dan tak habis
mengerti setelah menemui orang itu menyembunyikan diri
juga disana
Waktu itu kentongan pertama sudah hampir tiba, dari sini
terbukti sudah bahwa lelaki bermuka kuning itu bukan orang
yang bertugas mengambil ciamsi, melainkan orang yang
mendapat perintah untuk mengatur segala sesuatunya
Huan Cu Im segera mengambil keputusan disaat orang
yang mendapat perintah untuk mengambil ciamsi itu belum
tiba, dia harus memeriksa dulu "persiapan" apa saja yang
telah dilakukan lelaki berwajah kuning itu.
Yang lebih hebat lagi adalah lelaki bermuka kuning itu
seakan akan sengaja mengantar dirinya sendiri, ternyata dia
bersembunyi didepannya dengan selisih jarak diantara kedua
belah pihak hanya satu kaki saja ini berarti cukup dalam sekali
ayunan tangan saja ia sudah dapat membekuk lawannya
Untuk membekuknya bukan suatu kerjaan yang sulit tapi
dia belum menguasahi penuh terhadap keadaan yang
terbentang di hadapannya, tentu saja paling baik kalau tak
sampai membiarkan lawannya merasakan akan hal tersebut.
Andaikata peristiwa ini terjadi pada satu bulan berselang
tentu saja Huan Cu Im tak bisa melakukannya, tapi sekarang
dia sudah berhasil menguasahi ilmu Hong lui im, itu berarti
menyergap musuhya tanpa dirasakan oleh pihak lawan bisa
dilakukan secara mudah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tangan kirinya segera dikebaskan pelan kedepan,
memancarkan segulung tenaga murni yang tak berwujud
menghantam jalan darah dibelakang tubuh lelaki bermuka
kuning itu,
Bagaikan terhembus angin sejuk, dalam keadaan tanpa
sadar lelaki bermuka kuning itu segera terlelap tidur
Huan Cu Im tak berani berayal lagi, cepat cepat dia
menyelinap keluar dari tempat persembunyiannya lalu
menerobos masuk kedalam kuil diambilnya tabung ciam si dan
diperiksanya, tapi dia segera tertawa geli.
Rupanya dalam tabung ciamsi itu hanya terdapat sebatang
ciamsi saja, itu berarti memang sudah disiapkan untuk diambil
oleh sipemohon ciamsi tersebut sedangkan batang ciamsi
lainnya telah diambil oleh lelaki bermuka kuning itu serta
diletakkan dibawah meja
Dengan ketajaman mata Huan Cu im, dalam sekilas
pandangan saja ia sudah dengan jelas bahwa ciamsi itu
bertuliskan nomor tujuh belas
Pemuda itu segera mengerti, d isaat lelaki bermuka kuning
itu menuju ke dinding sebelah kiri tadi bisa jadi ia telah
meletakkan sesuatu pesan di dalam kotak surat ciamsi
Maka diapun berjalan menuju kedinding sebelah kiri dimana
terdapat sebuah almari kayu yang dibagi bagi menjadi kotak
kotak yang kecil pemuda itu langsung menuju ke kotak
bernomor tujuh belas serta mengambil kertas yang berada
disitu. Ketika dibaca, ternyata kertas itu berisi pesan yang
berbunyi demikian : Periksa mulut naga yang disisi kiri
wuwungan rumah
Berhubung waktu yang tersedia tidak terlalu banyak, cepat
cepat dia mengembalikan surat itu kedalam kotak lalu
melompat ke luar dari kuil dan melayang keatas wuwungan,
dimana terdapat naga dari ukiran batu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari mulut naga sebelah kiri ia mendapatkan sebuah
bungkusan kain kecil sewaktu bungkusan itu dibuka ternyata
isinya banyak sekali, disamping sebuah tabung besi kecil
berbentuk bulat, selembar topeng kulit manusia yang tipis,
sebuah bungkusan kertas serta selembar kertas surat yang
dilipat lipat
Dengan cepat Huan Cu Im membuka lipatan surat itu dan
membaca isinya:
"Kuberi sebatang penyembur jarum yang mematikan,
selembar topeng kulit manusia bubuk pelenyap tenaga
sebungkus, tengah hari tanggal tiga masukkan bubuk
pelenyap tenaga dalam air teh. bubuk itu tak berwarna tak
berbau setelah bersantap, Hui san akan kehilangan tenaga
dalamnya untuk menjaga sesuatu gunakan alat penyembur
jarum. Kau boleh mewakili Hui san dengan kedudukan ketua
ruang Lo han tong dari Siau lim untuk menghadiri pertemuan.
Selesai membaca surat dimusnahkan"
Ketika selesai membaca surat itu, Huan Cu Im merasa
terkejut sekali, pikirnya:
"Ternyata kejadian ini benar benar mengandung suatu
rencana besar yang amat keji rupanya mereka hendak
mencelakai Hui san taysu dari siauw limpay. Mujur sekali
rahasia ini berhasil kuketahui. kalau tidak entah bagaimana
jadinya?"
Berpikir sampai disitu cepat cepat dia masukkan kembali
bungkusan itu kedalam mulut naga
Semua peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat,
ketika pemuda itu mendongakkan kepalanya lagi, darijalan
setapak dikaki bukit sudah kelihatan sesosok bayangan tubuh
yang tinggi besar sedang bergerak mendekat
cepat cepat Huan Cu Im melayang turun kebawah lalu
tergesa gesa menyelinap ke dalam hutan pohon siong,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengebaskan tangan kirinya serta membebaskan jalan darah
lelaki bermuka kuning itu dari pengaruh totokan
Bagi lelaki bermuka kuning itu, sejak jalan darahnya
tertotok sampai dibebaskan kembali sekarang, dalam
perasaannya dia hanya merasakan matanya sedikit penat dan
tanpa terasa terpejam sejenak. oleh karena itu sama sekali
tidak menaruh kecurigaan apa apa.
Ketika dilihatnya ada seseorang telah munculkan diri, serta
merta dia menghimpun semua perhatiannya untuk mengawasi
pendatang tersebut.
Tentu saja Huan Cu Im memperhatikan juga orang itu,
dimana matanya memandang ia saksikan sesosok bayangan
tubuh yang tinggi besar dengan mengenakan sebuah topi
berwarna hitam yang dipakai rendah rendah dan memakai
jubah hitam yang lebar sedang bergerak mendekat dengan
langkah tubuh yang ringan, dalam sekilas pandangan saja
dapat diketahui bahwa dia memiliki ilmu silat yang sangat
hebat.
Tatkala sampai dimuka kuil dia kelihatan berhenti sejenak
lalu memalingkan kepalanya, dengan sorot matanya yang
tajam menggidikkan hati ia perhatikan sekejap hutan siong itu.
Sebab diantara bangunan kuil disekeliling sana, hanya
hutan pohon siong itu yang dapat dipergunakan sebagai
tempat persembunyian
Memandang sorot matanya yang begitu dingin
menggidikkan hati, diam diam Huan Cu Im terkesiap juga
dibuatnya, segera pikirannya :
"Betapa keji dan menyeramkannya sorot mata orang ini
agaknya dia lebih licik bengis dan buas ketimbang lelaki
bermuka kuning itu..."
Manusia berbaju hitam itu berhenti sejenak didepan kuil
kemudian baru melengak masuk ke dalam ruangan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
langkahnya amat berhati hati dan kewaspadaannya amat
tinggi.
Sesampainya dimuka meja altar dan yakin kalau dalam kuil
tersebut tidak hadir seseorang yang lain, dia baru mengambil
tabung ciamsi yang terletak dimeja, berlutut dengan sujud
serta membaca doa, lalu mengangkat tinggi tabung ciamsi
serta menggoyangkannya berulang kali.
Menyaksikan adegan ini, kembali Huan Cu Im berpikir.
"Sudah jelas isi ciamsi didalam tabung tersebut hanya
sebatang begitu diambil nomor ciamsinya sudah ketahuan,
mengapa ia tak berbuat begitu malahan tetap berlutut,
bersembahyang serta menggoyangkan tabung ciamsinya?
Agaknya peraturan dari atasan meraka amat ketat sekali,
sehingga ketika atasannya memberi perintah agar berlutut dan
mohon ciamsi dari dewa tanah, ia benar benar melakukannya
dengan penuh sujud tanpa membangkang, disamping itu
rupanya diapun kuatir bila gerak geriknya diawasi orang
sehingga mau tak mau harus berbuat demikianoleh
karena isi tabung hanya ada sebatang ciamsi, dengan
sendirinya dengan cepat pula nomor ciamsinya sudah
ketahuan-
Dari atas tanah manusia berbaju hitam itu mengambil
batang ciamsinya, kemudian bangkit berdiri, menyulut api
serta memperhatikan nomornya lalu setelah dikembalikan
kedalam tabung, dia menuju dinding sebelah kiri, membuka
kotak laci dan mengambil syairnya.
Tulisan itu dibaca sekejap. begitu selesai segera disulut
diatas api dan membakarnya sampai menjadi debu, kemudian
baru memadamkan api yang disulutnya.
Keluar dari ruangan, dia melompat naik keatas atap rumah,
dicarinya patung naga sebelah kiri diwuwungan rumah,
mengeluarkan sebuah bungkusan hitam dari balik mulut naga
itu kemudian dengan cepat melayang turun keatas tanah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia kembali kedalam ruangan kuil dan sekali lagi menyulut
api membuka buntalan dan membaca pesan yang tertulis
disana, sesudah membakar surat itu, dia membereskan
bungkusannya, memadamkan api dan mengundurkan diri dari
kuil itu.
Dengan mengerahkan ilmu mengentengkan tubuhnya yang
sempurna, secepat kilat orang itu meluncur kembali kearah
kota Sa cap liphu.
Begitu orang berbaju hitam itu berlalu, lelaki bermuka
kuning itupun turut menyelinap keluar dari hutan siong serta
menyusulnya dari belakang. Kembali tindakan ini sama sekali
diluar dugaan Huan Cu im, segera pikirnya:
"Manusia berbaju hitam itu datang untuk menjalankan
perintah, segala sesuatunya juga dilakukan olehnya sesuai
dengan petunjuk. lantas apa sebabnya lelaki berwajah kuning
itu harus menguntilnya pula? Yaa, tindakan penguntilan yang
dilakukan olehnya ini tentu ada sebab sebabnya"
Berpikir sampai disitu, secara diam diam Huan Cu Im
segera menguntil pula di belakang lelaki bermuka kuning itu
setelah menempuh perjalanan sekian jauh, akhirnya ia
sampai dikota Sa cap liphu.
Manusia berbaju hitam yang berada di depan langsung saja
berjalan menuju ke ujung jalan, tempat itu berupa sebuah
gedung yang amat tinggi, dalam sekilas pandangan saja dapat
diketahui bahwa gedung itu milik seorang saudagar kaya atau
paling tidak seseorang yang berkedudukan.
Lelaki berbaju hitam itu tidak langsung memasuki gedung
tersebut melalui pintu gerbang, melainkan berputar kesisi kiri
gedung lalu masuk dengan melompat pagar pekarangan
rumah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lelaki bermuka kuning itu segera mengikuti pula
dibelakangnya dan melompat masuk ke dalam gedung melalui
pekarangan rumah.
Huan Cu Im tahu, kedua orang itu adalah manusia manusia
berotak yang teliti dan licik, ia tak berani mengambil tindakan
gegabah sehingga menyebabkan "memukul rumput
mengejutkan sang ular".
Diam diam ia meyelinap sejauh tiga sampai lima kaki
jauhnya dari situ, kemudian baru melompat naik keatas
pekarangan rumah dan mendekam disitu.
Hanya selisih waktu begitu singkat, ternyata bayangan
tubuh manusia berbaju hitam itu sudah lenyap tak berbekas,
sedangkan lelaki bermuka kuning itu masih bersembunyi
diundak undakan batu, lalu menelusuri serambi samping
menyusup lebih kedalam lagi.
Dengan sendirinya ia sedang menguntil di belakang
manusia berbaju hitam itu, berarti asal dia diikuti maka tak
akan sampai kehilangan jejak.
Tiga sosok bayangan manusia pun berjalan menelusuri
serambi yang berliku liku dan dengan cepat memasuki sebuah
halaman lain-
Tempat itu merupakan sebuah pesanggrahan yang amat
hening dan segar, Didepan gedung tumbuh pelbagai macam
bunga yang beraneka ragam, ditengah kegelapan tampak
bayangan pepohonan bergoyang terhembus angin dan
menyebarkan bau harum yang semerbak.
Diatas gedung berjajar tiga buah ruangan, pada ruangan
sebelah timur tampak cahaya lentera lamat lamat memancar
keluar dari balik jendela
Setibanya disitu lelaki berbaju hitam itu baru melepaskan
topinya serta mendehem pelanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Dari balik ruangan segera terdengar seseorang menegur
dengan suara parau:
"Siapa disitu?"
"Si congkoan, pinceng yang datang" sahut manusia berbaju
hitam itu cepat. Gelak tertawa keras segera berkumandang
dari balik ruangan-
"Haaah... haaah... haaah... rupanya Bu tim taysu yang
datang, silahkan masuk... silahkan masuk"
Pintu ruangan dibuka dan muncul seorang lelaki berjubah
biru yang mempersilahkan manusia berbaju hitam itu masuk.
Disaat kedua orang itu melangkah masuk kedalam
ruangan, lelaki bermuka kuning serta Huan Cu Im serentak
bergerak kemuka serta menyembunyikan diri dibalik
bebungahan diluar ruangan-
Diam diam Huan Cu Im berpikir didalam hati^
"Rupanya manusia berbaju hitam itu adalah seorang
hweesio yang bernama Bu tim. entah siapa pula Si congkoan
itu?"
Setelah masuk kedalam ruangan, dibawah sinar lentera
terlihatlah dengan jelas bahwa lelaki berbaju hitam itu
berkepala gundul nyata dia adalah seorang hweesio yang
bertubuh tinggi besar.
Terdengar Si congkoan bertanya dengan lirih:
"Kepergian taysu kekuil Kim Sin siang tentunya untuk
memohon ciamsi bukan?"
Sekarang Huan Cu Im baru mengerti, tentunya burung
merpati itu terbang kegedung kediamam Si congkoan
diserahkan kepada Bu tim Hwesio ini.
Ditinjau dari sini dapat disimpulkan bahwa si congkoan
adalah penghubung mereka, sedangkan Bu tim Hwesio adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang Hwesio dari salah satu kuil dikota Sa cap liphu ini
sehingga bila mendapat berita harus ada orang yang
menyampaikan-
Bagi seorang kaya dengan gedung yang begitu megah,
tentu saja munculnya burung merpati bukan sesuatu yang
aneh atau mudah menarik perhatian orang, berbeda sekali bila
langsung terbang kesebuah kuil, sedangkan penerimanya
bukan ketua kuil itu, tentu saja hal ini kurang leluasa rasanya.
Sementara itu terdengar Bu tim Hwesio telah menyahut
sambil tertawa dengan suara rendah dan dalam,
"Dapat sih sudah dapat, tapi berhubung atasan
memerintahkan pinceng untuk melaksanakan suatu tugas
yang besar dan maha penting maka pinceng harus berangkat
sekarang juga, itulah sebabnya sengaja pinceng datang
kemari untuk memohon diri kepada Si congkoan"
Bersusah payah menempuh perjalanan sejauh lima enam
puluh li hanya bertujuan minta diri, agaknya hubungan kedua
orang ini akrab sekali. Sambil tertawa Si congkoan segera
berkata^
"Taysu tak usah bicara begitu, sebagai sesama saudara
buat apa kau mesti bersungkan sungkan?"
"Tidak- selama satu tahun pinceng berdiam dikuil Toa kwan
si, sudah terlalu banyak jasa baik yang Si congkoan berikan
untukku, lagi pula rahasia pinceng pun hanya si congkoan
seorang saja yang tahu."
"Taysu, buat apa kau mengucapkan kata kata semacam
itu?" kembali Si congkoan menukas.
"Bagaimana pun juga, pinceng harus mengutarakannya
kepadamu sebab tugas yang dibebankan kepada pinceng kali
ini teramat rahasia dan tak boleh sampai bocor..." Si congkoan
segera tertawa terbahak bahak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haaah... haah... haah... haah... soal ini tak usah taysu
kuatirkan, siaute dan taysu boleh dibilang mempunyai ikatan
persaudaraan yang akrab sekali, dalam setahun belakangan
inipun siaute bertugas sebagai penyampai berita kepadamu,
kapankah tugas itu pernah kulakukan secara keliru?"
"Ehmm, benar juga perkataanmu itu..." Bu tim hweesio
tertawa seram, "itulah sebabnya dengan bersusah payah
pinceng menempuh perjalanan sejauh puluhan li datang
kemari dengan maksud hendak berpesan kepada Si congkoan,
janganlah sampai pihak ketiga mengetahui akan rahasiaku
ini..."
"Aaah"
Mendadak terdengar Si congkoan menjerit kaget, kemudian
dengan suara gemetar serunya lagi:
"Kau... kau..."
Agaknya secara tiba tiba ia peroleh serangan yang amat
berat dan maha dahsyat. Menyusul kemudian terdengar Bu
tim hweesio berkata sambil tertawa seram
"Walaupun pinceng mempunyai ikatan persaudaraan
dengan congkoan yang telah berlangsung puluhan tahun
lamanya, namun jejak pinceng kali ini hanya boleh diketahui
seorang saja, itulah sebabnya terpaksa aku mesti berbuat
begini. Loko, kau sudah terkena jarum pemunah darah, satu
jam kemudian tubuhmu bakal hancur dan berubah menjadi
gumpalan darah kental, rambut dan tulang pun akan ikut
hancur pula, tapi kau tak perlu menyesal, dikemudian hari
pinceng tentu akan mendoakan arwahmu agar cepat cepat
masuk surga"
"Kau... kau sungguh kejam..."
Dengan susah payah sambil menahan rasa sakit yang tak
terhingga Si congkoan memegang ujung meja dengan kedua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belah tangannya, tubuhnya sangat gontai, tapi secara tiba tiba
ia menarik seutas tali yang berada disebelah kanan meja itu.
Begitu tali ditarik... "Kliing... kliing... kliing..." bunyi
keleningan bergema tiada hentinya.
Tak disangkal lagi menjelang saat ajalnya Si congkoan telah
menarik keleningan tanda bahaya dari gedungnya untuk
memberitahukan kejadian tersebut kepada semua
penghuninya.
Bu tim hweesio tampak amat terkejut, cepat cepat ia
kenakan topinya kembali lalu
Blaamm
menendang daun jendela sampai hancur dan menerobos
keluar dari situ.
Semua tindakan yang dilakukan dalam sekejap mata ini
boleh dibilang cepat sekali, tapi begitu tanda bahaya berbunyi,
dari balik gedung telah muncul pula empat lima sosok
bayangan hitam yang menerobos masuk lewat pagar
pekarangan.
Gerak gerik orang orang itu amat gesit dan cekatan
bagaikan monyet, tindak tanduknya mantap dan cekatan,
sudah jelas mereka adalah manusia yang berilmu silat tinggi.
Tatkala Bu tim hweesio menerjang keluar lewat jendela,
kelima sosok bayangan manusia itu sudah memapaki
kedatangannya. Terdengar seorang diantaranya segera
membentak keras:
"Siapa disitu, berani memasuki perkampungan ditengah
malam buta, ayoh cepat berhenti"
Ditengah bentakan, lima orang lelaki berpakaian ringkas
dengan golok terhunus telah melakukan pengepungan.
Menanti ia sadar akan datangnya ancaman, segulung
tenaga pukulan yang sangat kuat telah menyapu tiba, untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sesaat dia jadi terdesak hingga mundur terus ke belakang.
Huan Cu Im yang menyaksikan kejadian ini segera berpikir
dalam hati:
"Ehmm, tampaknya ilmu silat yang dimiliki hweesio ini
sangat hebat, tenaga dalamnya juga amat sempurna "
Sementara itu, Bu tim hweesio yang berhasil mendesak
mundur kedua orang lawannya dengan dua serangan tak
membuang waktu lebih lama lagi, sepasang kakinya segera
dijejakkan ke tanah, bagai seekor bangau abu abu yang
melambung diangkasa, dia melesat keluar pagar pekarangan
rumah.
Tiga orang lelaki lainnya tidak ambil diam, begitu dilihatnya
Bu tim hweesio yang berhasil mendesak mundur rekannya
berusaha untuk melarikan diri, serentak mereka membentak
keras kemudian menerjang maju kedepan.
Dua orang lelaki yang terdesak mundur tadi segera ikut
memburu pula ke depan, bentaknya keras keras
"Bajingan keparat, kau berniat melarikan diri ?"
Lima sosok bayangan manusia bagaikan halilintar mengejar
rembulan, langsung meluncur kedepan melakukan
pengejaran-
Tak lama setelah kelima orang itu memburu kemuka,
mendadak terdengar berapa kali dengusan tertahan bergema
memecahkan keheningan, menyusul kemudian-..
Bluuk, bluuk,.."
Kelima orang lelaki kekar yang mengejar kearah pagar
pekarangan itu tahu tahu bergelimpangan jatuh keatas tanah.
Memanfaatkan kesempatan itu Bu tim Hwesio melompat
pagar pekarangan serta melarikan diri.
Pada saat itulah terdengar suara langkah kaki bergema
datang dari kejauhan, menyusul kemudian terdengar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seseorang menegur dengan suara dalam. "Si congkoan, teman
dari manakah yang telah berkunjung datang..." Mengikuti
teguran itu, muncul tiga orang lelaki dari balik pintu berbentuk
rembulan.
orang yang berada dipaling depan adalah seorang lelaki
berusia lima puluh tahunan yang berwajah putih bertubuh
gemuk. alis mata tebal dan bermata kecil
Gerak gerik maupun tingkah lakunya amat santai tapi
mencerminkan suatu wibawa, hingga dalam sekilas
pandagnan saja dapat diketahui bahwa dia adalah tuan rumah
pemilik gedung itu.
orang kedua adalah seorang kakek berjubah hijau yang
membawa sebuah huncwee sepanjang tiga depa, usianya
antara enam puluh tahunan, alis matanya tajam dengan mata
cekung kedalam, sinar tajam yang menggidikkan hati
mencorong dari balik matanya itu.
Sedangkan orang ketiga adalah seorang lelaki setengah
umur berjubah hijau yang memakai ikat pinggang kemala
dengan sebuah pedang tersoren dipinggangnya, dia berusia
antara empat puluh tahunan, wajahnya putih bersih dan
nampak amat halus.
Begitu melihat kemunculan ketiga orang itu, kelima orang
lelaki yang tergeletak diatas tanah itu segera melompat
bangun seraya menjura: "Hamba menjumpai cengcu"
Melihat kelima orang lelaki itu meski sudah merangkak
bangun namun gerak geriknya nampak kesakitan, dengan rasa
heran cengcu yang bertubuh gemuk itu segera bertanya:
"Kenapa dengan kalian?"
Seorang diantaranya segera membungkukkan badan dan
memberi hormat seraya menyahut:
"Lapor cengcu, sekujur badan hamba linu dan kaku, tak
setitik tenagapun yang dapat dipergunakan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jite, kakek berhuncwee yang berada disisinya segera
menyela sambil tersenyum, "mereka sudah terkena sergapan
musuh"
Sambil berkata dia berjalan menuju kesisi centeng tersebut
lalu menekan pinggangnya sambil melakukan gerakan
menghisap. setelah itu sambil membuka telapak tangannya ia
berkata.
"Ehmm, ternyata dugaanku memang tidak meleset"
Rupanya dalam telapak tangannya sekarang telah
bertambah dengan sebatang jarum pendek yang halus seperti
bulu kerbau sepanjang satu inci. Dengan rasa kaget
bercampur keheranan cengcu itu berseru. "ciangbunjin,jarum
emas itu berasal dari perguruan mana?"
Huan Cu Im yang menyembunyikan diri dibalik semak
belukar menjadi tertegun sehabis mendengar ucapan mana,
pikirnya.
"ciangbunjin? Tak nyana kalau kakek berhuncwee itu
adalah seorang ciangbunjin dari suatu partai besar"
Secara beruntun kakek berhuncwee itu menghisap juga
jarum jarum perak yang bersarang ditubuh keempat orang
lainnya setelah itu dia baru berkata sambil tersenyum.
"cara menggunakan jarum perak ini amat keji dan tak
berperi kemanusiaan, caranya berbeda sekali dengan
penggunaan jarum bwe coa ciam yang sering digunakan umat
persilatan"
Kemudian setelah berpaling kearah lelaki setengah umur
yang berikat pinggang kemala itu, ujarnya lagi:
"ciangbunjin mempunyai pengetahuan yang luas sekali,
apakah kau dapat mengenali asal usul darijarum tersebut?"
Sekali lagi Huan Cu Im dibuat tertegun, dia tak mengira
dalam kota Sa cap liphu yang kecil bisa bersua dengan dua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang ciangbunjin, tanpa terasa timbul keraguan didalam
hatinya, ia berpikir.
"Kehadiranku dibalik semak belukar hanya bisa
mengelabuhi kaum centeng tersebut tapi jelas tak dapat
mengelabuhi mereka, apa yang mesti kulakukan sekarang?"
Dalam pada itu lelaki setengah umur berikat pinggang
kemala itu sudah menerima jarum perak tadi serta dilihatnya
dengan seksama, lalu sahutnya agak ragu:
"Aku rasa jarum ini mirip sekali dengan senjata tiup yang
biasanya digunakan orang orang suku Biau"
Mendadak terdengar cengcu berseru heran:
"Heey kemana perginya Si congkoan? Apakah ia sudah
terkena serangan lawan? Mari kita tengok ke dalam "
Belum lagi melangkah, seorang centeng sudah muncul
dengan langkah tergesa gesa, kemudian dengan wajah ngeri
bercampur ketakutan serunya terbata bata:
"Lapor cengcu... Si... si congkoan-.. dia... mayatnya telah
membusuk dengan cepat, sudah sebagian besar tubuhnya
yang hancur dan lenyap menjadi cairan darah " Huan Cu Im
terkejut sekali mendengar laporan itu, pikirnya dengan cepat:
"Sudah pasti Bu tim Hwesio telah mempergunakan jarum
penghancur darahnya "
Sementara itu paras muka si kepala kampung itupun
berubah hebat, kemudian seruan kaget,
"Aaah, mana ada kejadian seperti ini?"
Sambil berkata ia membalikkan badan dan siap berlalu dari
situ dengan langkah cepat. "Jite, tunggu sebentar" tiba tiba
kakek berhuncwee itu mencegah. cungcu itu segera berhenti
lalu balik bertanya: "ciangbunjin ada pesan apa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku rasa yang pada malam ini bukan cuma seorang saja,
bisa jadi masih ada komplotannya bersembunyi disini, apakah
jite mengarapkan kemunculan mereka?"
"Aduh celaka" Huan Cu Im segera berpekik dalam hatinya,
"agaknya dia sudah mengetahuinya akan kehadiran serta
lelaki bermuka kuning itu, kalau tidak mengapa mengatakan
mereka ?"
Sementara itu si cengcu itu sudah mengiakan, lalu dengan
mata bersinar tajam ia membentak dalam dalam-
"Kawanan penyamun yang masih menyembunyikan diri,
dengarkan baik baik.
Kalian telah menyelundup masuk kedalam gedung kami,
untuk itu jangan harap kalau bisa melarikan diri lagi dari
hadapan cia ciangbunjin dari Tiam cong pay serta Ki
ciangbunjin dari Lak hak bun, menurut anjuranku, alangkah
baiknya jika kalian munculkan diri sendiri saja tanpa dipaksa,
dengan begitu mungkin hukuman yang diperoleh punjauh
lebih ringan"
Beberapa patah kata yang diutarakan itu segera membuat
Huan Cu Im berkerut kening.
Sesungguhnya dia adalah seorang yang baru terjun
kedalam dunia persilatan, terhadap orang orang persilatan
pun masih terasa asing, tapi tatkala masih berada dalam
perusahaan pengangkutan barang Seng kipiau kiok dikota Kim
leng tempo hari, ia pernah mendengar tentang nama nama
para jago sembilan partai besar serta berbagai aliran lain di
saat Siang ciangbunjin dari Hoa sanpay sedang membicarakan
tentang soal pertemuan dibukit Hong san dengan empek
sengnya, dan nama nama tersebut telah diingatnya baik baik.
Itu berarti kakek berhuncwee tersebut adalah ketua Lak
hak bun yang bernama Ki Cu ho, lelaki berikat pinggang
kemala adalah ketua Tiam cong pay cia YU jin sedangkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cengcu gedung ini adalah saudara dari Ki Cu ho yang bernama
Ki Ci luan
Bu tim Hwesio yang membunuh si congkoan dengan jarum
penghancur darahnya kini telah melarikan diri, sedangkan ia
dan lelai bermuka kuning itu masih bersembunyi di situ,
andaikata jejak mereka sampai ketahuan, membantah pun tak
ada gunanya. Padahal untuk melarikan diripun sudah
terlambat sekarang
Selain itu dia bukan sekomplotan dengan lelaki bermuka
kuning itu, andaikata terjadi pertarungan nanti, haruskah dia...
Melihat tiada orang yang menjawab sesaat kemudian Ki Cu
lua n segera membentak pula:
"Hey, bila kalian belum mau juga menampakkan diri dari
tempat persembunyian, jangan salahkan kalau aku tak akan
bersungkan sungkan lagi..."
"Yaa betul" sambung Ki Cu hoo sambil tertawa dingin, "bila
kalian enggan menampilkan diri dari tempat persembunyian,
berarti kalian tidak memandang sebelah mata pun terhadap
orang orang Lak hap bun kami..."
-oo0dw0oo-
Jilid: 29
Selesai berkata demikian, dia segera memberi tanda
kerdipan mata kepada adiknya, kemudian cepat cepat
menjejakkan badan dan bersama sama menerjang kekiri
kanan dimana Huan Cu Im menyembunyikan diri, kemudian
seorang dari sisi yang berbeda serentak melancarkan
serangan dahsyat untuk menggencet tubuh Huan Cu im
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu pula ketua Tiam cong pay Cia Yujin ikut
mendesak kebelakang tubuh si lelaki bermuka kuning itu serta
melepaskan sebuah serangan dahsyat.
Huan Cu Im sama sekali tidak menyangka kalau pihak
lawan sesungguhnya sudah mengetahui tempat tempat
persembunyian mereka berdua bahkan begitu bicara
menyerang lantas menyerang serangan yang digunakan juga
begitu cepat dan dahsyat.
Dalam waktu singkat kedua gulung angin pukulan itu telah
menyambar tiba, daya tekanan yang dihasilkan hampir saja
membuat orang menjadi sesak napas Kenyataan ini segera
mengejutkan si anak muda itu, tanpa terasa pikirnya:
"Waaah, kenyataannya tenaga serangan gabungan dari dua
bersaudara ciangbunjin Lak hap bun memang luar biasa
sekali, aku tak boleh memandang enteng kemampuan
mereka."
Berada dalam keadaan begini, kecuali dia menggunakan
teknik "menggiring" untuk membuang tenaga serangan
tersebut ke arah lain, sudah jelas ia bukan tandingan dari
kedua orang itu apabila terjadi bentrokan secara kekerasan-
Berpikir demikian, sepasang telapak tangannya segera
melakukan gerakan aneh dan menggiring kedua gulung angin
pukulan itu menuju kebelakang
Gerakannya hanya melulu menggiring serta membuang
tenaga serangan lawan kebelakang, ia tak berani melancarkan
serangan balasan, apalagi bertarung dengan kedua orang itu
Sementara itu Ki Cu huan dan Ki Cu bo yang sedang
melancarkan serangan, tiba tiba saja merasakan kedua gulung
angin pukulan yang dilontarkan kemuka telah tergelincir
kesamping dan berubah arah dengan meluncur kearah lain,
tak kuasa serangan mana terbuan percuma kebelakang tubuh
orang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kenyataan mana segera mengejutkan mereka berdua
sehingga tanpa sadar mereka mengerahkan tenaga dalamnya
sembari menggapai dengan kelima jari yang terpentang lebar
untuk menarik kembali kekuatan serangannya itu.
Berbicara menurut kemampuan tenaga dalam yang mereka
miliki dihari hari biasa, tenaga serangan yang mereka
lancarkan dapat digunakan dan ditarik kembali dengan
leluasa, tapi kali ini, entah apa sebabnya ternyata tak mampu
ditarik kembali
Malahan Ki Cu luan yang tenaga dalamnya lebih Cetek.
tertarik oleh kekuatan serangan yang dilancarkan sendiri
sehingga tubuhnya ikut terhuyung maju satu langkah
Huan Cu Im tak berani berayal, menggunakan kesempatan
disaat tenaga serangan lawan berhasil digiring kebelakang
tubuhnya, dengan suatu gerakan yang amat cepat dia
meluncur maju kedepan
Tempat dimana lelaki bermuka kuning itu menyembunyikan
diri hanya berjarak lima depa saja dari hadapan Huan Cu im,
ketika Cia Yujin melancarkan pukulannya menghajar belakang
tubuhnya, dan ia merasa ada angin pukulan yang sangat kuat
mengancam dari belakang, dia menjadi terperanjat.
Lelaki bermuka kuning itu sadar, apabila serangan tersebut
harus disambut dengan kekerasan dengan tenaga dalam yang
jauh ketinggalan dari lawannya, jelas ia tak akan mampu
mempertahankan diri.
Dalam gelisah dan cemasnya, terpaksa dia menjatuhkan
diri menggelinding diatas tanah sejauh enam tujuh depa lebih
untuk menghindarkan diri dari ancaman serangan tersebut,
kemudian dengan cepat dia melompat bangun dan siap
melarikan diri dari situ
Ketika dia melompat bangun tadi, kebetulan Huan Cu Im
juga sedang melompat keluar dari tempat persembunyiannya,
menanti pemuda itu menyusup ketempat bekas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
persembunyiannya tadi, lelaki bermuka kuning itu telah melejit
keudara
Dengan gerakan yang sama sama dilakukan dengan
kecepatan luar biasa, tanpa terasa kedua orang itu bertindak
seolah olah satu orang yang sama.
Sepintas lalu orang mengira Huan Cu Im yang baru saja
meloloskan diri dari serangan gabungan Ki Cu ho bersaudara
telah melesat kedepan serta bangkit berdiri.
Berhubung gerakan tubuh kedua belah pihak sama sama
cepat, dan lagi ditengah kegelapan malam gerakan demi
gerakan tersebut tak terlihat oleh mereka secara jelas.
Ki Cu luan dan Ki Cu hoo segera menjengek dingin, lalu
secepat kilat menghadap dihadapan lelaki bermuka kuning itu
dan masing masing melepaskan sebuah pukulan dahsy untuk
menghalangi jalan perginya.
Sementara itu Cia Yujin yang serangannya berhasil
dihindari lawan, sudah barang tentu tidak membiarkan
musuhnya melarikan diri ketika melihat orang itu berusaha
untuk kabur dari situ.
Dengan suatu gerakan yang luar biasa cepatnya dia
mendesak maju kedepan- kemudian telapak tangan kanannya
diayunkan kedepan mengancam belakang punggungnya
Sesungguhnya antara Huan Cu Im dengan silelaki bermuka
kuning itu sama sekali tidak saling mengenal dan tak punya
hubungan apa apa, sebenarnya dia memang tidak bermaksud
menolongnya, tapi kemudian dia merasa persoalan ini
menyangkut suatu keadaan yang amat gawat dan tak bisa
membiarkan dia mati diujung telapak tangan ketiga orang itu,
maka setelah berpikir sejenak. cepat cepat dia bangkit berdiri
seraya berteriak keras: "Saudara bertiga, harap jangan
bertindak kelewat keji, beri kehidupan kepadanya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil berseru dengan suatu gerakan cepat dia menyelinap
kesamping badan lelaki bermuka kuning itu.
Dalam pada itu silelaki bermuka kuning tersebut baru saja
akan melejit keudara ketika sepasang pukulan yang dilepaskan
dua bersaudara Ki telah menggencet tiba dengan kekuatan
yang luar biasa.
Dia sadar kalau identitas dirinya tak boleh sampai bocor,
apalagi dalam menghadapi keadaan demikian kecuali beradu
rasanya memang tiada jalan pilihan ke maka sambil
menghimpun segenap tenaga yang dimilikinya dia
melontarkan sepasang telapak tangannya kedepan untuk
menyambut datangnya ancaman tersebut dengan kekerasan,
lalu menurut rencananya dia akan menyelinap keluar dengan
melalui sisi dua orang itu
Akan tetapi belum sempat sepasang telapak tangannya
saling beradu dengan dua orang lawannya, telapak tangan Cia
Yujin yang muncul dari belakang tubuhnya telah menempel
diatas punggungnya.
Bayangkan saja dengan kekuatannya orang bagaimana
mungkin dia mampu menghadapi kerubutan tiga orang jago
lihay dunia persilatan sekaligus? Bukankah keadaan itu
ibaratnya telur yang diadu dengan batu cadas?
Untung saja disaat ketiga gulung angin pukulan tersebut
hampir menggencet tubuhnya Huan Cu Im telah membentak
tepat pada saatnya.
Kendatipun demikian lelaki berwajah kuning itu sudah tak
mampu mempertahankan diri, dia mendengus tertahan,
kakinya menjadi lemas dan segera roboh terjungkal ke atas
tanah.
Pada waktu itulah Huan Cu Im menyelinap datang tepat
pada saatnya, dengan cepat dia menyambar tubuh lelaki
tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa anda ?" dengan sorot mata tajam Ki Cu hoo
menegur.
Disaat teguran itu menggema, Ki Cu hoo dan Cia Yujin
telah membalikkan badannya bersama sama dan mengurung
Huan Cu Im dalam posisi segi tiga.
Huan Cu Im yang terkepung ditengah arena sama sekali
tidak menguatirkan kepungan itu, sahutnya dengan cepat:
"Sayang sekali aku masih ada urusan lain sehingga tak
sempat lagi memberi penjelasan kepada kalian bertiga tapi
perlu diketahui bahwa orang ini mempunyai arti yang sangat
penting, kalau bisa dibiarkan hidup jauh lebih berharga lagi,
untuk itu harap kalian sudi memakluminya"
"Apakah kau bukan satu komplotan dengan mereka ?"
tegur Ki Cu luan sambil tertawa dingin-
"Bukan, aku tidak berkomplot dengan mereka" sahut
pemuda itu tegas tegas
"Heeeh... heeeh... heeeh.. tapi siapa yang percaya dengan
perkataanmu itu?"
"Dikemudian hari kalian bertiga kan bakal mengetahui
dengan sendirinya"
"Hmm, ditengah malam buta kau telah memasuki
perkampungan kami sudah jelas kau sekomplotan dengan
mereka. Aku tak perlu mengetahui urusan dikemudian hari
pokoknya bila kau tidak memberi penjelasan kepadaku malam
ini, jangan harap bisa meninggalkan perkampungan keluarga
Ki kami barang selangkah pun"
"Tapi semua perkataanku kuutarakan dengan sejujurnya,
harap cengcuj angan salah paham" kata Huan Cu Im gelisah.
Sekali lagi Ki Cu luan tertawa dingin :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm... hm... baiklah, kalau memang anda segan berbicara
terus terang terpaksa aku akan menahanmu dengan
kekerasan"
"cengcu, kalau toh kau mendesakku terus menerus
terpaksa aku tidak bisa melayani lebih lama lagi"
"Haah... haah... kau anggap bisa pergi dari sini dengan
begitu saja?" jengek Ki Cu luan sambil tertawa terbahak bahak
Belum habis gelak tawanya berkumandang, tangan
kanannya telah diayunkan ke depan dan secara beruntunan
melepaskan enam buah serangan yang semuanya ditujukan
kearah Huan Cu im.
"Maaf..." seru Huan Cu Im kemudian
Sementara pembicaraan masih berlangsung, dia merangkul
pinggang lelaki bermuka kuning itu dengan tangan kanannya,
lalu dengan suatu gerakan yang lincah ia melejit keudara, dari
situ telapak tangannya diayunkan pula melancarkan sebuah
pukulan
Semua peristiwa ini berlangsung dalam sekejap mata Huan
Cu Im yang didesak oleh keadaan terpaksa memutar tangan
kirinya satu lingkaran, lalu dengan menggunakan teknik
"menggiring" dia menggiring tenaga pukulan yang dilepaskan
Ki Cu luan itu kearah lain-
"Aaah..."
Baik Cia Yujin maupun Ki Cu hoo sama sama berseru
tertahan saking kagetnya setelah menyaksikan adegan itu.
Perlu diketahui, berhubung Ki Cu luan dapat melihat kalau
Huan Cu Im memiliki kepandaian silat yang amat tangguh,
maka didalam melancarkan serangannya barusan, dia telah
mengeluarkan ilmu silat andalannya selama ini, yakni ilmu
pukulan Lak hap ciang yang merupakan ilmu silat paling hebat
dalam perguruan Lak hap bun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang dimaksudkan sebagai Lak hap elang adalah sebuah
pukulan yang sekali menyerang enam serangan dilancarkan
sekaligus enam pukulan yang bergabung jadi satu akan
mewujudkan suatu tenaga serangan yang maha dahsyat.
Atau dengan perkataan lain, keenam buah serangan yang
dilancarkan olehnya barusan dapat menyumbat enam arah
yang berbeda, baik bagian atas, bawah, depan belakang, kiri
maupun kanan semuanya dapat dibendungnya sekaligus
sehingga membuat kau tak mampu menghindarkan diri.
Siapa tahu, Huan Cu Im cukup membuat gerakan melingkar
dengan tangan kirinya saja tahu tahu keenam pukulan yang
tergabung dalam Lak hap ciang telah digiring kearah lain
Tak heran kalau Cia Yujin maupun Ki Cu hoo menjadi kaget
bercampur keheranan setelah menyaksikan kejadian ini.
Pada saat serangan gabungan Lak hap ciang yang
dilancarkan Ki Cu luan tergiring kearah yang lain itulah Ki Cu
hoo telah berseru sambil tertawa seram: "Heeh heeh heeeh...
bagus sekali, rupanya kau berasal dari partai Siauw lim..."
"Weeesss..."
Kembali sebuah pukulan dahsyat dilancarkan dari belakang
tubuhnya...
Cia Yujin sebagai ketua Tiam cong pay sebetulnya malam
itu hanya kebetulan lewat disana dan bertemu dalam
perkampungan tersebut.
Kini setelah melihat Huan Cu Im berhasil berbuat semena
mena dihadapan Ki Cu hoo serta dirinya diam diam hatinya
menjadi kaget, dia tahu andaikata orang itu sampai berhasil
dibawa pergi oleh Huan Cu Im sehingga berita tersebut tersiar
dalam dunia persilatan, kejadian ini pasti akan mempengaruhi
pamor kedua partai mereka di mata masyarakat ramai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena itulah disaat Ki Cu hoo melancarkan serangannya,
diapun segera membentak dengan suara dalam : "Tinggalkan
orang itu"
sebuah pukulan udara kosong segera dilancarkan dari sisi
samping arena.
Bisa dibayangkan betapa dahsyat dan hebatnya daya
serangan yang dilancarkan oleh kedua orang ciangbunjin itu
setelah mereka menyerang bersama sama.
Terutama sekali serangan dari Ki Cu ho serangan yang jelas
terlihat mengancam belakang tubuh lawan namun ketika
sampai ditengah jalan mendadak berubah mejadi serangan
miring, arah yang diancam pun berubah menjadi aneh sekali.
Mula mula Huan Cu Im tertegun, tapi ia segera menyadari
apa gerangan yang terjadi
Sudah jelas serangan yang dilancarkan Ki Cu hoo bukan
ditujukan kebelakang tubuhnya, melainkan mengancam tubuh
lelaki bermuka kuning yang berada dikempitan tangan
kanannya.
Kejadian tersebut kontan saja menimbulkan perasaan
mendongkol dalam hati kecilnya, ia segera berpikir :
"Bagaimana sih orang ini ? Barusan toh sudah kujelaskan
betapa pentingnya orang ini dan lebih baik dibiarkan hidup.
Hmm, benar benar tak kunyana seorang ciangbunjin dari Lak
hap bun yang menganggap dirinya sebagai partai lurus pun
dapat melakukan tindakan selicik dan sebusuk ini"
Ingatan itu melintas, secara kebetulan serangan udara
kosong yang dilancarkan Cia Yujin telah menyergap sisi
kirinya, maka setelah sangsi sejenak diapun berseru dengan
lantang:
"ciangbunjin berdua, maaf kalau aku akan berbuat kasar"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tangan kirinya segera melakukan gerakan melingkar
dengan teknik menggiring digiringnya tenaga pukulan Cia
Yujin yang maha dahsyat itu kearah datangnya angin
serangan dari Ki Cu hoo, sementara dia sendiri segera
menjejakkan kakinya keatas tanah dan melompat naik keatas
dinding pekarangan
Padahal di dalam serangannya barusan, Cia Yujin telah
menggunakan enam sampai tujuh bagian tenaga pukulannya,
ketika kemudian dia merasakan bahwa angin serangan yang
dilancarkan tiba tiba seperti tersedot oleh suatu kekuatan
maha dahsyat hingga kehilangan kontrol dan berbalik
menyerang kearah Ki Cu hoo bagaikan bendungan yang jebol
dihantam air bah hatinya mejadi terkesiap sekali.
"Saudara Ki, hati hati" dengan cemas bercampur gelisah ia
berteriak
Tapi sayang teriakan tersebut sudah terlambat, dua gulung
tenaga pukulan yang maha dahsyat itu telah saling
bertumbukan satu sama lain-
"Blaamm”
Diiringi suara benturan dahsyat yang amat memekikkan
telinga, pusaran angin tajam memancar keempat penjuru dan
membuat ujung baju yang dikenakan kedua orang ciangbunjin
itu berkibar kencang, akibatnya masing masing pihak
terdorong mundur sejauh satu langkah
Dalam pada itu Ki Cu luan masih tertegun ketika
menyaksikan pukulan Lak hap ciangnya kena digiring pergi
oleh Huan Cu Im (disaat dia masih tertegun itulah, Ki Cu hoo
serta Cia Yujin telah melancarkan serangannya) dia semakin
tercengang setelah melihat pemuda itu berhasil pula
menggiring pukulan Cia Yujin untuk diadukan dengan tenaga
serangan kakaknya.
Maka betapa gusarnya dia telah melihat lawannya
menggunakan kesempatan tersebut melarikan diri dari situ
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan mengepit tubuh silelaki bermuka kuning, sambil
membentak keras teriaknya:
"Bocah keparat, hendak kabur kemana kau?"
Dengan mengeluarkan ilmu meringankan tubuh Patpoh kan
cian, dia melakukan pengejaran secara ketat bahkan berada
ditengah udara dia melepaskan kembali sebuah pukulan
kepunggung Huan Cu im.
Waktu itu Huan Cu Im sudah melompat pagar pekarangan
ketika merasakan datangnya sergapan dari arah punggung,
tanpa berpaling lagi ia berseru sambil tertawa terbahak bahak
"Haaa, haaa... Ki Cengcu tak usah menghantar lagi,
silahkan kembali"
Tangan kirinya diayunkan kebelakang, sementara tubuhnya
bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya melesat
kemuka dengan lebih cepat lagi
Ayunan tangannya ini kendatipun tidak berniat melukai
lawan, tapi bisa dibayangkan betapa dahsyatnya ilmu Hwee
hong pat ciang tersebut ? (padahal ilmu itu merupakan Sian
hong ciang dari perguruan Hong lui bun di Lam hay).
Tahu tahu angin pukulan yang dilancarkan oleh Ki Cu luan
itu seakan akan menjumpai gulungan angin berpusing yang
maha dahsyat tak ampun lagi tubuhnya tergulung hinggga
terlempar sejauh dua kaki lebih d ari posisi semula.
"Blaaamm "
Tubuhnya segera terbanting keras keras menyebabkan
napasnya terasa menjadi sesak sekali
Sebaliknya dalam peristiwa bentrokan antara Ki Cu hoo
dengan Cia Yujin tadi meski dalam serangan tersebut kedua
belah pihak tidak menggunakan seluruh tenaganya, namun
pukulan udara kosong dari Cia Yujin yang kena digiring oleh
Hong lui ing dari Huan Cu Im menyebabkan tenaga serangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu hampir boleh dibilang satu kali lipat lebih dahsyat dari
kekuatan semula.
Untuk menghadapi ancaman tersebut paling tidak Ki Cu
hoo pun mesti mengerahkan seluruh tenaga yang dimilikinya
oleh sebab itulah terjadi bentrokan tadi bukan saja kedua
belah pihak sama sama terdorong mundur satu langkah,
disamping itupun mereka rasakan telinganya berdenging dan
hatinya berdebar sangat keras.
Pada saat itulah, tiba tiba terdengar suara benturan yang
amat keras bergema memecahkan keheningan-Blaaammm..."
Ternyata tubuh Ki Cu luan terlempat jatuh dari tengah
udara dan jatuh tak sadarkan diri
Tak terlukiskan rasa kaget Ki Cu hoo menghadapi kejadian
semacam ini cepat cepat dia maju mendekat dan secara
beruntun menepuk beberapa kali diatas tubuh adiknya.
Selang berapa saat kemudian Ki Cu luan baru dapat
meludahkan segumpal riak kental serta membuka matanya
kembali sambil melompat bangun ia berseru : "Toako malam
ini kita betul betul sudah dipecundangi orang"
Dengan wajah serius Ki Cu hoo menghembuskan napas
panjang, kemudian berkata:
"Jite cepat mengatur napas dan coba lakukan pemeriksaan
apa ada sesuatu bagian tubuhmu yang menderita luka?"
Ki Cu luan manggut manggut dan segera memejamkan
mata sambil mengatur pernapasan dia memeriksa seluruh
tubuhnya dengan seksama
Sementara itu Cia Yujin telah berkata sambil menghela
napas panjang :
"Saudara Ki... aku lihat kepandaian silat yang dimiliki orang
itu masih berada jauh diatas kemampuan kita berdua,
andaikata dia mengandaikan kemampuan tersebut untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menteror dunia persilatan, dapat dibayangkan betapa
besarnya kemelut serta yang menimpa dunia persilatan
dimasa mendatang" Ki Cu hoo manggut manggut.
"Perkataan Cia ciangbunjin memang benar sudah jelas
kepandaian silat yang digunakan orang itu adalah ilmu coat
ing Sin kang tapi mungkinkah dia murid SiaUw limpay? Untuk
pertemuan puncak dibukit Hong san telah berada didepan
mata. Hul su taysu dari ruang Lo han tong kuil Siau lim si pasti
turut datang tak ada salahnya kita tanyakan dulu persoalan ini
kepadanya kemudian baru membuat pertimbangan lain"
ooooDWoooo
Setelah lolos dari perkampungan keluarga Ki, sepanjang
jalan Huan Cu Im menempuh perjalanannya dengan amat
cepat, sekalipun harus membopong tubuh si lelaki bermuka
kuning itu, namun dirasakan tubuh orang itu sangat ringan
sehingga tidak menimbulkan rasa lelah baginya.
Tak selang berapa saat kemudian sampailah dia dibawah
sebuah kaki bukit dibelakang kota, ketika dilihatnya tiada
orang yang mengejar, dia pun menurunkan lelaki bermuka
kuning itu ke atas tanah sambil membentak :
"Berdiri baik baik, aku ingin bertanya kepadamu, dan
kuperingatkan jangan sekali kali kau mencoba untuk melarikan
diri"
Siapa tahu begitu dia mengendorkan tangan kirinya, tahu
tahu lelaki bermuka kuning itu jatuh terduduk kembali keatas
tanah
Huan Cu Im menjadi tertegun setelah menghadapi kejadian
tersebut dengan cepat dia menundukkan kepalanya sambil
melakukan pemeriksaan ternyata orang itu telah memejamkan
matanya dan jatuh tak sadarkan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menjumpai keadaan tersebut, cepat cepat dia mencoba
untuk memeriksa dengusan napasnya terasa napas orang itu
amat lemah sudah jelas luka yang dideritanya amat parah.
"Waah, orang in itak boleh dibiarkan mati dengan begitu
saja" dia segera berpikir dalam hati, "apalagi persoalan ini
menyangkut suatu masalah yang sangat besar"
Dengan pikiran tersebut maka diapun meraba kedada lelaki
bermuka kuning itu dengan maksud hendak memeriksa
bagaimanakah detak jantungnya?
Siapa tahu, begitu tangannya meraba diatas dada orang
itu, ternyata jari tangannya telah menyentuh dua gumpal
daging bulat yang montok dan terasa amat kenyal manatahu
ujung jarinya persis meraba diatas putingan kecil yang
mengeras diujung bola tadi
Sekalipun sentuhan tersebut tidak langsung mengenai kulit
badannya tapi kejadian ini cukup membuatnya terkejut
bercampur keheranan, cepat cepat dia menarik kembali
tangannya sambil berpikir didalam hati.
"Aaah... Betul betul tidak kusangka kalau lelaki bermuka
kuning ini sesungguhnya adalah dandanan dari seorang
wanita"
Ingatan lain dengan cepat melintas pula didalam benaknya,
dia teringat bahwa di atas tabung tembaga yang diikatkan
pada kaki burung merpati itu tertera tulisan yang berbunyi "Lo
Cu san" padahal Lo Cu san adalah tempat dimana empek Hee
nya mendirikan pesanggrahan dan diurus oleh Sim hujin?
Setelah berpendapat demikian, tentu saja dia semakin tak
bisa berpeluk tangan saja membiarkan perempuan itu mati
karena luka dalamnya yang parah.
Pemuda itu segera membungkuk dan melakukan
pemeriksaan dengan seksama, akhirnya menemukan adanya
perbedaan warna kulit dari wajah, dagu serta leher
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perempuan itu, malah bedanya menyolok sekali. Dengan cepat
pemuda itupun berpikir:
"Ya a, sudah pasti dia mengenakan topeng kulit manusia
diatas wajahnya..."
Dengan gerakan yang berhati hati sekali dia mencoba
untuk menekan kulit muka perempuan itu, lalu menekan pula
kulit di bawah lehernya, ternyata pada kulit dibagian wajah
terasa ada sesuatu yang keras, dilapisi oleh selapis kulit tipis
karena itu dengan hati hati sekali kulit itu disingkapnya secara
pelan pelan.
Dalam keadaan begini, Huan Cu Im tak berani berayal lagi
dia menyingkap kulit wajah perempuan itu semakin berhati
hati lagi, tak selang berapa saat kemudian muncullan
selembar kulit wajah lain yang putih dan halus apalagi setelah
topeng tersebut tersingkap sama sekali dibawah sorot cahaya
rembulan, ia saksikan selembar wajah seorang nona yang
cantik dan menarik.
Hanya saja waktu itu matanya terpejam rapat rapat,
keningnya berkerut dan wajahnya pucat pias seperti mayat,
napasnya sudah melemah sekali... "Waah agaknya luka yang
diderita olehnya parah sekali..."
Diam diam Huan Cu Im berkerut kening lalu berpikir lebih
jauh :
"Agaknya aku mesti menyalurkan hawa murniku lebih dulu
kedalam tubuhnya untuk mempertahankan selembar jiwanya
sementara waktu"
Dia segera menempelkan telapak tangan kanannya diatas
punggung orang itu, kemudian pelan pelan menyalurkan hawa
murninya kedalam tubuh...
Semula dia cuma berharap bisa mempertahankan jiwa
orang itu sementara waktu siapa tahu dengan kesempurnaan
tenaga dalam yang dimilikinya sekarang, dengan hawa murni
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ya begitu sempurna saluran hawa dalam itu justru merupakan
obat paling mujarab untuk menyembuhkan luka dalam akibat
terpukul oleh serangan tersebut.
Begitu hawa murni mengalir masuk ke dalam tubuh,
denyutan nadi orang itu bertambah kuat, lambat laun
napasnya juga normal kembali malahan paras mukanya yang
pucat pias kini semakin bersemu merah dan segar kembali
sementara penyaluran hawa murni sedang mencapai pada
puncaknya, tiba tiba kedengaran gadis itu merintih pelan
kemudian tersadar kembali dari pingsannya. cepat cepat Huan
Cu Im membentak :
"Kau baru sembuh dari luka dalam yang parah, ikutilah
hawa murniku yang mengalir ketubuhmu dan coba atur
pernapasan untuk mengikuti aliran tersebut"
"Terima kasih banyak aku ucapkan atas bantuan dari
saudara..." gadis itu segera menjawab dengan sengaja
merubah nada suaranya menjadi berat, dalam dan kasar.
Kalau pada saat baru mendusin dari pingsannya tadi, dia
merintih dengan suara yang lembut lagi merdu, maka kali ini
dia berbicara dengan suara yang kasar menirukan suara lelaki.
Huan Cu Im menjadi geli sekali sesudah mendengar hal
tersebut, segera katanya lagi :
"Kau tak usah berbicara dulu, yang penting cepat atur
pernapasan dan gabungkan hawa murnimu dengan tenaga
dalamku."
Gadis itu tidak berani berbicara banyak lagi, dengan mulut
membungkam dia segera mengatur pernapasannya dan
mengimbangi hawa murni yang mengalir masuk ketubuhnya.
Lebih kurang seperminum teh kemudian, Huan Cu Im telah
membantunya mengalirkan hawa murni itu mengelilingi
seluruh badan sambil menarik kembali tangannya dia pun
berkata kemudian :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, sudah beres sekarang kita boleh berbincang bincang"
Gadis itu membalikkan badan lalu berkata seraya menjura :
"Budi pertolongan saudara tak pernah akan kulupakan
untuk selamanya, entah saudara masih ada petunjuk apa lagi
?"
Dari sikap maupun gerak geriknya, Huan Cu Im tahu kalau
gadis tersebut masih belum sadar bila topeng kulit manusia
yang dikenakan olehnya telah dicopot. Maka sambil sengaja
memandang sekejap ke arahnya, dia balik menegur suara
dingin "Sebenarnya kau laki laki atau perempuan?"
Mula mula gadis itu nampak tertegun dan memperlihatkan
rasa kaget dan gugup, tapi sebentar saja telah menjadi tenang
kembali, sambil tertawa dalam sahutnya :
"Saudara memang gemar bergurau, aku toh seorang lelaki
sejati masa kau menganggapku sebagai seorang wanita?"
"Baiklah..." kata Huan Cu Im kemudian sambil
mengangguk, "kalau toh kau enggan berbicara sejujurnya,
terpaksa aku harus menelanjangimu agar bisa diketahui
dengan lebih jelas lagi."
Sambil berkata dia sengaja menggerakkan sepasang
tangannya berlagak hendak melepaskan pakaian yang
dikenakan gadis itu.
Si nona menjadi amat gelisah dan segera mundur
melangkah ketakutan tangan kirinya segera dimasukkan
kedalam saku, ujarnya sambil tertawa dingin .
"Walaupun saudara telah melepaskan budi pertolongan
kepadaku, mengapa kau justru mencemoohku dengan kata
kata yang tidak senonoh? Baiklah untuk menghindar segala
hal yang tidak diinginkan, lebih baik aku mohon diri lebih
dulu." Habis berkata dia segera menjura dan siap
meninggalkan tempat tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pengalaman yang dimiliki Huan Cu Im sekarang boleh
dibilang amat luas dan bertambah matang setelah mengalami
pelbagai kejadian selama ini, dari sikap si nona yang
masukkan tangan kirinya kedalam saku di saat sedang
berCakap cakap tadi, ia segera tahu kalau lawannya tidak
bermaksud baik.
Maka sebelum nona itu menjura dia telah bertindak cepat
dengan mencengkeram pergelangan tangan kirinya, lalu
tertawa dingin katanya :
"Bukankah baru saja kau bilang, budi pertolonganmu tak
akan kulupakan untuk selamanya mengapa sekarang justru
akan membalas air susu dengan air tuba."
"Aaah Harap saudara lepaskan tanganku, mana mungkin
aku,"
Dengan sekuat tenaga dia berusaha meronta dan
melepaskan diri dari cengkeraman lawan, sayang sekali,
kelima jari tangan Huan Cu Im yang mencengkeram
pergelangan tangannya justru amat kuat bagaikan jepitan
besi, sudah barang tentu usaha itu segera mengalami
kegagalan total.
Sambil tertawa dingin kembali Huan Cu Im berkata :
"coba kau rentangkan telapak tanganmu itu dan biar
kuperiksa, apa yang terlihat kemudian akan merupakan bukti
yang paling baik untuk perbuatanmu itu Hmm, bila kau
menampik jangan salahkan kalau aku tak akan berlaku
sungkan sungkan" Merah padam selembar wajah nona itu,
cepat ia berkata^
"Baik, baiklah akan kubuka telapak tanganku, akan kubuka
segera, tapi kau tak usah mencengkeramku kelewat keras,
ayoh cepat kendorkan dulu cengkeramanmu itu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebagai seorang pemuda yang berpengalaman, Huan Cu
Im tak sudi tertipu dengan begitu saja, bukan mengendor dia
malahan mencengkeram lebih keras lagi
Kontan saja nona itu menjerit kesakitan dan hampir saja
jatuh berlutut saking sakitnya, tanpa sadar dia membuka
telapak tangannya lebar lebar.
Benar juga, dimana Huan Cu Im mengalihkan sorot
matanya, disitu tampaklah tiga batang jarum perak yang
lembut seperti bulu kerbau tergeletak diatas telapak tangan
ujung jarum itu hitam pekat, jelas telah direndam dalam obat
beracun. melihat hal ini, Huan Cu Im segera berseru sambil
tertawa seram:
"Heeehh... heeehh... nyatanya kau memang kejam dan tak
berperikemanusiaan, dengan susah payah kuselamatkan
jiwamu dari cengkeraman orang orang Ki keh ceng, kemudian
tak segan segan menghambur tenaga dalam untuk
menyembuhkan lukamu, tapi sekarang kau justru hendak
membunuhku dengan senjata rahasia beracun."
"Tidak oooh... tidak" seru sinona itu berulang kali kemudian
terusnya:
"Aku sama sekali tak bermaksud begitu, aku hanya berniat
menggertak saudara serta bergurau saja"
"oooh jadi kau ingin menggurau dengan menggunakan
jarum beracun ini ?"
Huan Cu Im segera mengambil ketiga batang jarum
beracun itu dari telapak tangannya, kemudian sambil tertawa
ia berkata :
"Kalau begitu tentu menyenangkan sekali baiklah
biarakupun pergunakan ketiga batang jarum beracun ini untuk
bergurau denganmu"
Dengan mengambil sebatang jarum beracun diantaranya, ia
siap menusuk telapak tangan nona itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba tiba gadis itu gemetar keras, sambil menjerit kaget
dengan suara ketakutan teriaknya keras keras ^
"Tunggu sebentar, kau jangan menusukku dengan jarum
tersebut"
"Kenapa ?" tanya Huan Cu Im sambil berpaling.
Gadis itu menundukkan kepalanya rendah rendah dengan
wajah bersemu merah sahutnya tergagap :
"Sebab aku tidak mempunyai obat pemunahnya"
"Ehmmm tampaknya kau merasa ketakutan sekali, apakah
racun yang berada diujung jarum itu sangat lihay ?"
"Benar"
"Inikah yang dinamakan jarum penghancur darah ?"
Gadis itu segera mengangkat kepalanya dan memandang
pemuda itu sekejap dia berbisik bertanya :
"Jadi kau sudah tahu ?"
Huan Cu Im tetap mencengkeram urat nadi pada
pergelangan tangan kirinya meski cengkeraman itu sedikit
agak mengencor setelah itu baru katanya :
"Ayoh segera menjawab mengapa kau hendak
membunuhku dengan menggunakan jarum penghancur darah
itu ?"
Si nona menundukkan kepalanya makin rendah : "Aku...
aku tii... tidak..."
"Kau enggan menjawab ?" tanya Huan Cu Im sambil
tersenyum ke arahnya.
Selembar wajah nona itu makin merah padam : "Aku... aku
benar benar tidak... tidak..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tak usah kaujelaskan pun aku tahu apa yang
mendorongmu untuk membunuhku..." Gadis itu tak berani
menjawab, dia menundukkan kepalanya semakin rendah.
"Bukankah kau membunuhku karena ingin melenyapkan
saksi hidup ?"
Gadis itu tetap membungkam dalam seribu bahasa. Huan
Cu Im segera berkata lebih jauh.
"Bukankah kau hendak membungkamkan mulutku karena
aku telah menyelamatkan dirimu dari perkampungan keluarga
Ki ? Padahal apa yang kuketahui justru jauh lebih banyak
daripada apa yang kau duga sebelumnya."
Gadis itu segera tertarik oleh perkataan ini, dengan cepat
dia berpaling sambil bertanya :
"Apa lagi yang kau ketahui ?" Huan Cu Im tertawa hambar,
"Seperti misalnya apa yang telah kau lakukan di Sah cap
liphu, dan apa pula yang hendak dilakukan Bu tim dalam
tugasnya kali ini..."
Dengan perasaan terkejut gadis itu segera mengangkat
kepalanya dan mengawasi pemuda itu lekat lekat, tegurnya :
"Siapakah kau sebenarnya ?"
Sebenarnya Huan Cu Im mempunyai banyak persoalan
yang hendak ditanyakan kepadanya, tapi tiba tiba ia teringat
kembali dengan lencana perak yang diserahkan empek Hee
kepadanya sebelum dia pergi tempo hari, yaitu peranannya
sebagai utusan Gin ciang si ci. Tanpa terasa pikirnya :
"Mengapa aku tidak menggunakan peranan tersebut untuk
menggertaknya...?"
Berpikir demikian, diapun tersenyum dan mengambil keluar
lencana perak itu dari dalam sakunya, lalu sambil disodorkan
ke hadapan nona itu pelan pelan katanya. "Tentunya kau
masih kenali bukan benda apakah ini ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mula mula gadis itu nampak agak tertegun setelah
menyaksikan lencana perak yang berada dalam telapak tangan
Huan Cu Im itu, kemudian sambil membungkukkan badannya
memberi hormat dia berseru :
"Aaaah, rupanya kau adalah utusan Lencana Perak. hamba
Yap Ling menjumpai utusan." Diam diam Huan Cu Im tertawa
gembira apalagi setelah melihat usahanya memberikan hasil,
sambil tersenyum diapun berkata : "Asal nona sudah tahu, ini
lebih baik lagi"
Setelah menyimpan kembali lencana perak itu kedalam
saku, diapun melemparkan topeng kulit manusia tersebut
kedepan nona itu sambil katanya lagi : "sekarang, kenakan
kembali topeng kulit manusiamu itu"
Merah padam selembar wajah Yap Ling, dengan tersipu
segera serunya : "Rupanya utusan telah mencopot topeng
kulit manusiaku..."
"Maaf untuk menelusuri asal nona yang sebenarnya
terpaksa aku harus berbuat demikian harap nona tidak gusar
karenanya"
"Hamba tidak berani"
Memanfaatkan kesempatan disaat masih berbincang
bincang tadi, Yap Ling mengenakan kembali topeng kulit
manusianya, lalu setelah mengerdipkan matanya berulang
kali, dia bertanya lebih lanjut,
"Apakah cengcU yang mengutus Utusan lencana perak
untuk membuntuti hamba?"
Maksud dari perkataan itu sudah jelas, yaitu empek Hee
yang mengutus dirinya untuk mengawasi gerak gerik tersebut.
Berada dalam keadaan seperti ini, terpaksa Huan Cu Im
harus melanjutkan sandiwaranya, maka dia pun mengiakan
seraya menjawab^
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Berhubung Ceng Cu tahu kalau urusan ini maha penting
dan punya pengaruh yang besar terhadap situasi dunia
persilatan, lagi pula Cengcu kuatir kau salah bertindak
sehingga menyebabkan persoalan menjadi berabe, karena itu
secara diam diam beliau mengutusku kemari untuk melindungi
keselamatan jiwamu"
Yap Ling segera mengerdipkan matanya berulang kali
sambil berseru dengan gembira^
"Kalau memang demikian, ini lebih baik lagi, padahal aku
sendiri pun cuma mendapat perintah untuk membantu Bu tim
secara diam diam, jadi tidak usah aku tampilkan diri di
hadapan mereka"
"Tapi kau telah melakukan kecerobohan sewaktu berada
dalam perkampungan keluarga Ki tadi, andaikata aku tidak
turut menampilkan diri untuk menolongmu, bukankah
identitasmu segera akan ketahuan?"
"Aaah, tidak mungkin" dengan wajah merah padam, Yap
Ling menundukkan kepalanya rendah rendah, "seandainya aku
benar benar ditangkap oleh mereka, aku pasti akan
menghabisi jiwaku sendiri, oleh sebab itu... oleh sebab itu kau
tetap merupakan tuan penolong ku"
Huan Cu Im kembali tertawa:
"Barusan saja kau hendak melenyapkan aku dengan
menggunakan jarum penghancur darah masa sekarang telah
berubah menjadi tuan penolong mu...?"
"Tadi aku toh belum tahu siapakah dirimu yang
sebenarnya"
Lalu sambil mendongakkan kepalanya dengan manja, Yap
Ling berkata lebih jauh :
"Berbicara sesungguhnya, kau sama sekali tidak mirip
dengan seorang Utusan lencana perak"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im segera merasakan hatinya berdebar keras,
cepat cepat dia berseru. "Apa maksud perkataanmu itu?"
Bersemu merah selembar pipi Yap Ling, tapi berhubung dia
mengenakan topeng kulit manusia maka orang lain tak dapat
melihat perubahan wajahnya itu dengan jelas, hanya terlihat
dia menundukkan kepalanya secara tiba tiba kemudian
berkata lirih:
"Kau berbeda sekali dengan Utusan lencana perak lainnya,
orang orang itu kebanyakan tinggi hati, bicaranya ketus,
dingin dan sama sekali tak berperasaan, ada pula sementara
orang yang tampaknya seperti pandai bicara, tapi sikapnya
justru cengar cengir tidak tahu sopan santun dan teramat
cabul..."
Mendengar perkataan itu, Huan Cu Im segera berpikir
didalam hati kecilnya.
"Kalau didengar dari nada pembicaraannya itu, tampaknya
orang yang dijadikan sebagai Utusan lencana perak tidak
sedikit jumlahnya"
Tapi berhubung perkataan semacam ini tidak leluasa untuk
ditanyakan, terpaksa dia hanya meraba dagunya sambil
berkata diiringi senyuman. "Lantas manusia macam apakah
diriku ini?"
"Bukankah tadi telah kukatakan, kau berbeda sekali dengan
mereka..."
"Apa perbedaanku dengan mereka?"
Yap Ling menundukkan kepalanya lebih rendah lagi,
jawabnya dengan lirih:
"Kau sangat ramah dan berbudi luhur terhadap orang lain
dan sangat... sangat baik..."
Terutama ketika mengucapkan kata katanya yang paling
akhir, suaranya begitu lembut ibaratnya suara bisikan nyamuk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudahlah" kata Huan Cu Im kemudian- "malam ini waktu
sudah larut sekali, lebih baik kita pulang untuk beristirahat
lebih dulu, bukankah besok pagi kita mesti meneruskan
perjalanan lagi ?"
Yap Ling tertawa ringan.
"Hari ini baru Je It, besok tanggal dua, padahal tanggal tiga
nanti baru ada pekerjaan, apalagi berbicara sesungguhnya kita
sendiri tak punya tugas tertentu kecuali melakukan
pengamatan secara diam diam, asal perkembangannya tidak
menyeleweng dari rel sesungguhnya, buat apa kita mesti buru
buru"
"Tapi kitapun tak boleh kelewat memandang enteng
duduknya persoalan, sebab perkembangan dari peristiwa ini
berpengaruh besar sekali terhadap keadaan dunia persilatan
pada umumnya"
Yap Ling manggut manggut, lalu setelah memutar biji
matanya dia bertanya lagi: "Apakah besok pagi utusan hendak
meneruskan perjalanan bersama sama hamba?"
"Bukankah kita telah saling bersua muka? Tentu saja lebih
baik jika kita menempuh perjalanan bersama sama"
Pancaran sinar gembira segera mencorong keluar dari balik
mata Yap Ling, serunya
"Bagi hamba, bisa menempuh perjalanan bersama utusan
merupakan suatu berkah yang tak pernah kuduga
sebelumnya"
"Dalam perjalanan besok pagi, kau tak boleh menyebutku
sebagai utusan, lebih baik kita saling membahasai sebagai
saudara saja, kau menyebutku saudara Huan dan aku
menyebutmu saudara Yap, dengan begitu orang lain tak akan
menaruh curiga terhadap kita"
"Hamba mengerti," Yap Ling mengangguk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baiklah, mari kita pulang"
Kedua orang itu segera beranjak dari tempat semula dan
kembali ke rumah penginapan lalu masing masing memasuki
kamar sendiri sendiri dengan menerobosi jendela.
Pengalaman yang dimiliki Huan Cu Im sekarang sudah jauh
lebih matang dan luas, tentu saja dia tak akan mempercayai
semua perkataan dari Yap Ling dengan begitu saja, karenanya
secara diam diam dia menyusup keluar lagi dari kamarnya lalu
menyelinap kebawah jendela kamar Yap Ling, disitu dia
menempelkan tubuhnya dengan dinding serta memasang
telinga untuk mengawasi semua gerak geriknya.
Sengan tenaga dalam yang dimilikinya, setiap gerakan yang
terjadi didalam kamar tak ada yang lolos dari
pendengarannya. Pada saat itulah tiba tiba saja dia
mendengar ada suara orang sedang berbicara didalam kamar,
hal mana membuatnya menjadi tertegun.
Ternyata sekembalinya kedalam kamar tadi, baru saja Yap
Ling hendak melepaskan pakaian untuk beristirahat, tiba tiba
terdengar suara seorang perempuan yang dingin dan kaku
menegurnya: "Siau Ling"
"Aai " dengan perasaan terkejut Yap Ling segera berpaling,
tapi setelah mengetahui siapakah orang itu, dia memanggil
dengan suara lirih: "Ooh rupanya... rupanya Hu congkoan"
Huan Cu Im yang bersembunyi diluar jendela jadi tertegun,
pikirnya:
"Wakil congkoan? Siapakah orang itu?" Dalam pada itu dari
balik ruangan sudah terdengar perempuan itu menyahut
dengan suara deheman yang rendah, berat dan dingin.
"Ehmmm..."
"Sejak kapan hu congkoan masuk kemari?" Yap Ling segera
bertanya lagi dengan suara agak gemetar.
"Aku sudah datang sedari tadi "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian setelah berhenti sejenak. perempuan itu berkata
lebih jauh dengan suaranya yang dingin dan kaku:
"Mengapa sampai sekarang kau baru kembali ?"
"Secara diam diam hamba telah mengikuti Lam it sampai
diperkampungan keluarga Ki"
"Lam it?" kembali Huan Cu Im berpikir didalam hati,
"mungkin kah Lam it yang dimaksudkan adalah Bu tim
hweesio?"
Dalam pada itu perempuan yang dingin kaku itu sudah
bertanya lagi: "Apakah semua urusan telah diselesaikan?"
"sudah diselesaikan semua"
"Apa yang dilakukan Lam it di perkampungan keluarga Ki?"
"Sebetulnya Lam it dengan Si congkoan dari perkampungan
keluarga Ki adalah sahabat karib, selama ini dia berdiam di
kuil Tay kwan si, bila ada perintah rahasia tiba selama ini Si
congkoan pula yang menyampaikan pesan rahasia tersebut
kepadanya..." Perempuan yang dingin dan kaku itu segera
tertawa seram.
"Padahal Si Tay ko adalah orang kita juga, kalau tidak.
masa kita akan menyuruh dia yang menyampaikan semua
pesan rahasia tersebut kepada Lam it?"
"Aaah..." Yap Ling tak bisa menahan diri lagi dan segera
menjerit tertahan
Agaknya dari teriakan kaget Yap Ling tadi, perempuan yang
dingin dan kaku itu telah menangkap sesuatu yang tak beres,
segera bertanya^ "Ada apa?"
"Lam itu telah menghabisi nyawa Si congkoan dengan
menggunakan tutup beracun"
"Bagus sekali" puji perempuan yang dingin kaku itu,
"tentunya Lam it belum tahu Si Tay ko sebetulnya juga orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kita sendiri sedang Si Tay ko sendiri pun mungkin belum
pernah memberitahukan persoalan ini kepadanya, tapi dari sini
dapat dibuktikan kalau kedua orang itu memang amat setia"
"Tapi Si congkoan telah mati..."
"Aku tahu..." kata perempuan dingin kaku itu, "agaknya
Lam it kuatir kalau Sie Tay ko sampai membocorkan
identitasnya sehingga memaksa dia harus melenyapkan saksi
hidup tersebut, tapi dari sikapnya yang sedia mengorbankan
sahabat demi kepentingan umum, tidak sia sia hujin telah
mengangkatnya hingga kedudukan sekarang"
"Tapi... bukankah barusan hu congkoan berkata bahwa Sie
Tay ko juga merupakan orang kita sendiri?"
"Betul. dia memang orang kita sendiri" kata perempuan itu,
"tapi tindakan dari Lam it pun tepat sekali. dengan berbuat
demikian, jejaknya baru tak akan ketahuan siapapun"
Kemudian setelah berhenti sejenak^ dia berkata lagi:
"Apakah Lam it tidak menemukan jejakmu? Apakah jejak
kalian juga tidak diketahui lawan?"
"Menjelang ajalnya Sie congkoan sempat membunyikan
lonceng tanda bahaya sehingga berapa orang centeng segera
berdatangan di sana, gara gara harus membantu Lam it untuk
meloloskan diri, secara diam diam hamba telah melepaskan
beberapa batang jarum perak."
"Lantas bagaimana caramu meloloskan diri?"
"Setelah melepaskan jarum perak. hamba segera ikut
mengundurkan diri dari situ."
Mendengar kalau gadis itu tidak menyinggung soal luka
yang dideritanya serta peristiwa pertemuannya dengan dia,
Huan Cu Im merasa lega sekali, karena seandainya kejadian
itu sampai disingkap maka dapat dipastikan jejaknya akan
segera ketahuanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Walaupun demikian diam diam dia pun merasa amat
keheranan, apa sebabnya gadis itu tidak melaporkan apa yang
dialaminya kepada Hu congkoan itu?
"Ehmm.. tindakanmu benar benar amat berbahaya"
kedengaran perempuan yang dingin kaku itu berkata lagi, "Cia
Yujin dari Tiam cong pay serta Ki Cu hoo dari Lak hap bun
keduanya berada diperkampungan keluarga Ki pada malam
ini, andaikata sampai mengejutkan mereka berdua, sudah
dapat dipastikan kau tak akan mampu untuk meloloskan
diri..."
"Darimana hu congkoan bisa mengetahui hal ini?" Yap Ling
sengaja bertanya.
"Heeeh... heeeh... heeeh... tentu saja jejak dari orang
orang itu kuketahui dengan jelas sekali" sahut si perempuan
dingin kaku itu sambil tertawa seram.
"Apakah hu congkoan masih ada petunjuk yang lain?"
"Aku hanya secara kebetulan lewat disini serta menanyakan
keadaanmu diseputar sini, baiklah, besok pagi kau boleh
berangkat menuju ke Hap hui dan berlalu dari penginapan
secara diam diam, andaikata tanda perubahan yang gawat,
kau pun tak usah menampakkan diri. Kau harus mengerti,
walaupun Lam it merupakan seorang utusan lencana perak.
tapi sebetulnya dialah orang kepercayaan dari hujin, jadi
mustahil kalau dia sampai melakukan suatu kesalahan,
menanti dia sudah menyelesaikan tugasnya maka kau pun
harus segera pulang untuk memberi laporan, jangan sampai
salah bertindak kau dalam hal ini..."
"Baik" kembali Yap Ling mengiakan
"Bagus sekali, nah aku harus pergi dulu" ucap perempuan
dingin kaku itu. Selesai berkata, dia segera berjalan menuju
kesisi jendela kamar belakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hamba ucap selamat jalan untuk hu congkoan" cepat
cepat Yap Ling membungkukkan badan memberi hormat.
cepat cepat Huan Cu Im menyelinap ke balik kegelapan
rumah serta menyembunyikan diri disitu, belum lama dia
mendekam, dari balik jendela belakang sudah terlihat sesosok
bayangan hitam melintas lewat dengan kecepatan luar biasa.
Terlihat orang itu menjejakkan ujung kakinya diatas atap
rumah, lalu secepat anak panah yang terlepas dari busurnya
dia menerobos angkasa dan sekejap kemudian sudah lenyap
dari pandangan mata.
Menyaksikan hal ini, diam diam Huan Cu Im berpikir:
"cepat benar gerakan tubuh orang itu, tapi dari situ juga
dapat diketahui kalau dia memiliki kepandaian silat yang luar
biasa, andaikata aku tidak bernasib mujur serta bertemu
dengan kakek Yu, kemungkinan terhadap hu congkoan inipun
kemampuan sudah ketinggalan jauh sekali..."
Berpikir sampai disitu diapun balik kembali kebawah jendela
serta mengawasi dengan seksama.
Dalam pada itu Yap Ling telah menghembuskan napas lega
setelah menghantar kepergian hu congkoan, kemudian tanpa
banyak bertingkah lagi dia melepaskan pakaiannya dan
beristirahat.
Ditinjau dari sikapnya, jelaslah sudah kalau nona itu sama
sekali tidak menaruh kecurigaan apa apa terhadap dirinya,
otomatis besokpun dia akan melakukan perjalanan bersama
samanya, karena itu dia segera kembali kekamarnya,
melepaskan jubah luar dan naik ranjang untuk beristirahat.
Dalam berbaringnya, tanpa terasa pemuda itu berpikir
kembali kejadian yang baru berlalu, sampai sekarang ia tetap
merasa tak habis mengerti apa sebabnya Yap Ling tak
menceritakan kepada hu congkoan tersebut tentang luka yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dideritanya serta pertolongan yang diberikan olehnya kepada
gadis itu?
Tapi dengan cepat dia telah memperoleh sebuah
kesimpulan, mungkin juga pengawasan mereka terhadap
orang sendiri begitu ketat, rasa curiganya terhadap setiap
bawahan begitu keras sehingga andaikata gadis itu
menceritakan keadaan yang sebenarnya kepada sang hu
congkoan, niscaya peristiwa ini akan menimbulkan
serangkaian pemeriksaan dan pertanyaan yang seksama,
salah salah bisa jadi akan mendatangkan musibah bagi
dirinya.
Keesokan harinya ketika fajar baru saja menyingsing, Huan
Cu Im sudah mendusin dari tidurnya, baru saja dia keluar
kamar, terlihat olehnya Yap Ling sedang berdiri diberanda
ruangan sambil bersandar pada pagar, waktu itu si nona
sedang mengawasi aneka bunga ditengah halaman-
Ketika mendengar suara langkah kakinya yang mendekat,
nona itu segera berpaling, lalu sambil tersenyum sapanya:
"Selamat pagi saudara"
Buru buru Huan Cu Im mengangguk seraya menjawab:
"selamat pagi"
Pelayan segera muncul sambil membawa air untuk mencuci
muka, katanya kemudian sambil tertawa.
"Kek koan berdua rupanya kalian saling mengenal satu
dengan lainnya" Huan Cu Im tertawa
"Kalau dibilang memang sangat kebetulan, ketika berada di
An khing tempo hari, kebetulan sekali aku dan saudara inipun
menginap disebuah rumah penginapan yang sama" Sementara
itu Yap Ling sudah menjura sambil bertanya. "Saudara Huan,
kau hendak pergi kemana?"
"Siaute hendak pergi ke Hap hui"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aaah, tak heran kalau kita dapat bersua kembali disini"
Pancaran sinar gembira segera memancar keluar dari balik
mata Yap Ling, kembali katanya^
"Kebetulan sekali akupun bermaksud pergi kekota Hap hui,
kalau begitu kita sejalan lagi"
"Waah, bila saudara Yap mau menemaniku sepanjang jalan
nanti, tentu hal ini lebih baik lagi," sambut Huan Cu Im
dengan wajah gembira pula.
Dengan diutarakannya beberapa patah kata tersebut
sebagai langkah permulaan bagi perjalanan mereka,
seandainya kemudian orang mengetahui kalau mereka berdua
menempuh perjalanan bersama, hal ini tak akan menimbulkan
kecurigaan orang lain-
Yap Ling menengok ke arahnya, tiba tiba sambil
merendahkan suaranya dia berkata:
"Benarkah ini?"
Tiba tiba saja Huan Cu Im menjadi tertegun, sejak
berkenalan dengan beberapa orang nona, dia sudah
mempunyai cukup pengalaman apabila ada seorang nona
yang memandangmu dengan pandangan mesrah dan penuh
pancaran sinar terang, apalagi kalau suara pembicaraannya
nona itu sudah lembut dan manja, hal ini menandakan kalau
dia telah menaruh perasaan cinta kepadamu.
Sekarang, Yap Ling justru memandang ke arahnya dengan
sorot mata semacam itu, suara pembicaraannya pun begitu
lemah lembut dan manja, meski tampangnya sekarang masih
berwujud sebagai seorang lelaki bermuka kuning, tapi
sesungguhnya dia tetap seorang gadis yang masih muda belia.
Berada dalam keadaan seperti ini, bagaimana mungkin ia
dapat mengungkapkan perasaannya?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi diapun sadar bahwa gadis tersebut merupakan orang
yang paling penting dalam kasus dewasa ini, sudah barang
tentu dia tak boleh membuatnya kecewa. Mau tak mau Huan
Cu Im harus berlagakpilon, sambil tertawa tergelak sahutnya.
"Haa... haaa... haa... tentu saja sungguh sungguh"
"semoga saja apa yang kau ucapkan merupakan kata kata
yang sejujurnya" bisik Yap Ling sambil menundukkan
kepalanya rendah rendah.
Sekembalinya kekamar Huan Cu Im membersihkan mulut
dan muka, kemudian pelayan menyiapkan sarapan bagi
mereka berdua
Waktu itu Yap Ling muncul sambil membawa sebuah
bungkusan kecil, setelah bersantap. mereka membereskan
rekening serta memberi hadiah kepada pelayan-
"Kek koan berdua" sang pelayan segera berkata, "Perlukah
hamba carikan sebuah kereta?"
"Baik, pergilah carikan sebuah untuk kami" sahut Yap Ling
sambil manggut manggut.
Pelayan itu segera mengiakan dan berlalu dari situ, tak
selang berapa saat kemudain ia telah muncul dan berkata
sambil tertawa
"Kek koan berdua, keretanya sudah siap di depan pintu,
silahkan naik kereta"
Ketika mereka berdua keluar dari pintu penginapan, sebuah
kereta kuda berwarnya hitam pekat telah parkir disitu, sang
pelayan segera memburu kedepan, menyingkapkan tirai
kereta serta mempersilahkan kedua orang tamunya naik
keatas kereta itu.
Yap Ling segera menundukkan kepala sambil menerobos
masuk kedalam ruangan kereta, serunya:
"Saudara Huan, ayoh cepat naik"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im segera ikut naik kedalam kereta.
Sementara itu sang pelayan telah membungkukkan
tubuhnya dan berkata sambil tertawa,
"Kek koan berdua, bila dikemudian hari lewat sini lagi,
jangan lupa hampir dirumah penginapan kami"
Lalu setelah menurunkan tirai kereta, dia berseru pula
kepada sikusir kereta. "Langsung berangkat ke Hap hui"
Kusir kereta itu mengangguk seraya mengayunkan
cambuknya keudara kedua ekor kuda yang sudah terlatih itu
pelan pelan menggerakkan langkahnya menghela kereta itu
menelusurijalan raya.
Sekali berada dalam ruang kereta, pelan pelan Yap Ling
melepaskan topeng kulit manusia dari atas wajahnya sehingga
nampaklah selembar wajahnya yang cantik jelita. Kepada
pemuda itu katanya kemudian sambil tertawa: "Saudara Huan,
tolong pegang sebentar"
Sambil berkata ia menyodorkan topeng kulit manusia itu ke
tangan Huan Cu im.
"Buat apa kau lepaskan topeng tersebut?" tanya Huan Cu
Im keheranan-
"Tentu saja aku punya maksud tertentu"
Dalam pembicaraan mana dia mengambil bungkusan kecil
itu serta membuka pengikatnya, tapi tiba tiba dia berpaling
lalu dengan wajah bersemu merah bisiknya lirihi "Maukah kau
memejamkan matamu sebentar saja?"
"Mau apa sih kau ini?"
"Aku hendak bertukar pakaian," jawab Yap Ling lirih,
"sebentar saja sudah selesai"
Huan Cu Im menjadi keheranan, pagi tadi, selagi masih
berada di kamar rumah penginapan, gadis itu tidak bertukar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pakaian lebih dulu, mengapa dia justru bertukar pakaian
didalam ruang kereta ini?
Dengan perasaan curiga dan tidak habis mengerti pemuda
itu segera berpikir. "Entah permainan setan apa lagi yang
hendak dilakukan olehnya...?"
Tapi sebagai seorang pemuda yang bernyali besar dan
berilmu silat tinggi hal ini sama sekali tak diacuhkan, malah
sahutnya sambil manggut manggut. "Baiklah"
Dengan wajah bersemu merah kembali Yap Ling berkata.
"Kalau begitu cepatlah pejamkan matamu, bila aku sudah
berkata selesai kau baru boleh membuka matamu kembali"
Huan Cu Im menurut dan segera memejamkan matanya
rapat rapat, namun dalam hatinya justru mempersiapkan diri
dengan sebaik baiknya, dia pergunakan pendengaran sebagai
pengganti penglihatan untuk mengamati setiap gerak gerik
Yap Ling dengan seksama.
Pada mulanya dia masih menaruh curiga kalau nona
tersebut berniat melakukan sesuatu perbuatan terhadapnya,
tapi setelah diamati sekian lama, dia baru percaya bahwa
nona itu tidak berbohong.
segera terdengar olehnya kalau Yap Ling betul betul
sedang melepaskan pakaian luarnya, kemudian menukar
dengan pakaian yang diambil dari dalam bungkusan dan
membungkus kembali pakaian sendiri didalam bungkusan kecil
itu.
-oo0dw0oo-
Jilid: 30
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan tenaga dalamnya yang begitu sempurna, sekalipun
sepasang matanya terpejam rapat namun setiap gerak gerik
dari Yap Ling dapat diikuti dengan amat jelas seakan akan
dipandang secara langsung saja, ketika mengetahui kalau
nona itu selain bertukar pakaian ternyata tidak mempunyai
tujuan lain, hati menjadi sangat keheranan.
Sebab perbuatan yang dilakukan olehnya sama sekali diluar
kebiasaan pada umumnya dan dia masih teringat dengan
pesan gurunya dulu, segala sesuatu yang luar biasa pasti
terdapat sebab sebab tertentu yang perlu diselidiki. Tapi...
apakah sebab dan alasannya dia sampai berbuat demikian-..?
Tiba tiba terdengar Yap Ling berbisik: "sudah selesai"
Huan Cu Im segera membuka matanya, ternyata Yap Ling
telah bertukar pakaian hijau dan berdiri di hadapannya dengan
senyum dikulum.
"Tuan" katanya kemudian, "coba kau lihat apakah
dandananku ini mirip sekali dengan seorang kacung bukumu?"
Dia memang berperawakan kecil, bermuka bersih, mungil
ditambah lagi dengan pakaian serta dandanannya, tak salah
lagi nona ini menjadi mirip sekali dengan seorang kacung
buku.
apa sebenarnya telah terjadi? segera pikirnya :
"Rupanya dia takut jejaknya akan ketahuan orang
setibanya di kota Hap hui nanti, sehingga dia merasa perlu
untuk mendandani diri sebagai seorang kacung buku ditengah
jalan, nyatanya dia memang tidak berniat jahat kalau begitu
aku telah salah menduganya dengan mencurigai dia akan
menyergapku disaat aku sedang memejamkan mata tadi..."
Berpendapat begitu, maka diapun bertanya sambil menatap
nona itu lekat lekat "Mengapa sih kau harus berperan sebagai
seorang kacung buku ?"
Yap Ling segera melemparkan sekulum senyuman
misterius, lalu ujarnya dengan manja :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukankah sudah kukatakan tadi aku mempunyai alasan
yang kuat untuk berbuat begini, maukah kau jangan bertanya
dulu?"
Sambil berkata dia menerima kembali topeng kulit
manusianya dari tangan pemuda itu kemudian duduk kembali
ditempat semula setelah itu diambilnya sebuah kotak tembaga
kecil dari dalam saku, kemudian setelah diletakkan
disampingnya, dia rentangkan topeng kulit manusia itu
diantara bentangan kedua buah lututnya.
Lalu dia membuka kotak tembaga kecil, ternyata isinya
berbentuk enam buak kotak kecil, setiap kotak kecil itu
berisikan bubuk semacam bedak yang beraneka warna.
Huan Cu Im tidak tahu apa yang hendak diperbuat nona
itu, diawasinya semua gerak gerik nona itu dengan tenang
Mula pertama dia menggunakan segumpal kapas yang
telah dicelupkan kekotak bagian tengah yang berisikan
semacam salep berwarna kuning madu lalu dengan seksama
dia gosokkan diatas topeng kulit manusia itu.
Kini Huan Cu Im baru mengerti, rupanya dia hendak
menghapuskan warna kuning yang melekat pada topeng kulit
manusianya itu, tapi berhubung kereta berjalan cepat dan
bergoncang keras, maka dia mesti menggosokkannya secara
berhati hati sekali
Tak selang berapa saat kemudian warna kuning diatas
topeng kulit manusia itu sudah terhapus dan hilang sama
sekali
Yap Ling berpaling dan melemparkan senyuman manis
kearah pemuda itu setelah membuang kapas, kali ini dia
menggunakan ujung jarinya untuk mengambil semacam pupur
lalu digosokkan diatas topeng tadi setelah rata digosok lagi
dengan semacam salep sampai berlapis lapis, kemudian ia
baru meniupnya berulang kali agar kering, agaknya pekerjaan
itu sudah selesai dikerjakanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Selang berapa saat kemudian Yap Ling baru menyimpan
kembali kotak kecilnya ke dalam saku lalu sambil topeng kulit
manusia itu dari bentangan sepasang lututnya, ia berkata
sambil tertawa^
"Saudara Huan, coba kau kenakan topeng ini"
"Kau suruh aku mengenakan topeng ini?" tanya Huan Cu
Im keheranan.
"Yaaa tentu saja" sahut Yap Ling tertawa "aku kan cuma
suruh kau mencoba saja mengenakannya "
Huan Cu Im tak dapat untuk menampik permintaan orang,
terpaksa diapun menyahut, "Baiklah coba berikan padaku"
"Aku tahu kau adalah seorang lelaki sejati yang pasti belum
pernah mengenakan topeng semacam ini, lebih baik aku yang
membantumu untuk mengenakannya, tapi kepalamu jangan
bergerak dan mata mesti dipejamkan dulu, setelah topeng
dikenakan kau baru membuka mata kembali dengan begitu
kelopak matamu baru bisa menyesuaikan diri dengan
mengepresan topeng itu
Tanpa banyak berbicara Huan Cu Im segera memejamkan
matanya rapat rapat.
Yap Ling segera membentangkan topeng kulit manusia itu
dan dikenakan diatas wajah pemuda tersebut, kemudian
dengan sepasang tangannya dia menggosok permukaan
topeng tadi hingga menempel sama sekali.
Sebagai diketahuai semula topeng tersebut dikenakan oleh
gadis itu sehingga diatas permukaannya masih tersisa selapis
bau harum yang semerbak. hal ini membuat Huan Cu Im
segera merasakan hatinya bergolak keras, ditambah lagi
mukanya digosok oleh sepasang tangannya, otomatis mereka
berdua berdekatan amat rapat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengusan napas yang harum, boleh dibilang persis
dihembuskan dihadapannya ia dapat mengendus bau harum
pupur dan bau khas kegadisannya dengan tajam sekali.
Huan Cu Im merasakan hatinya berdebar keras sehingga
hampir saja tak sanggup menahan diri kalau bisa dia ingin
merangkul gadis itu serta memeluknya erat erat, lalu mencium
bibirnya yang kecil mungil itu.
"Nah sudah selesai" tiba tiba terdengar Yap Ling berseru
sambil tertawa merdu. "coba kau bercerminlah sendiri,
ditanggung kau sendiripun akan pangling dengan wajahmu
sendiri"
cepat cepat Huan Cu Im membuka matanya, Yap Ling
masih duduk di sampingnya sambil memegang sebuah cermin
kecil yang disodorkan persis dihadapannya.
Begitu bercermin Huan Cu Im segera menyaksikan
munculnya seraut wajah yang sangat asing dimuka cermin itu,
wajah itu bukan wajahnya tapi wajah seorang pemuda beralis
lentik dan berkulit putih, betapa pun dia meneliti dengan
seksama, ternyata tak ditemukan sedikit pertanda pun yang
mencurigakan, Tanpa sadar anak muda itu berpikir:
"Ternyata ilmu menyaru muka dari budak ini memang
hebat sekali, tapi apakah maksud dan tujuannya dengan
berbuat demikian?" Berpikir sampai disitu, diapun berseru
memuji : "Wah, ilmu menyaru mukamu memang benar benar
sangat hebat dan sempurna"
Ketika ia tersenyum, ternyata wajah pemuda asing yang
muncul dibalik cermin pun ikut menyunggingkan pula sekulum
senyuman-
Padahal Huan Cu Im pernah mendengar orang berkata,
bahwa umat persilatan yang menggunakan topeng biasanya
mempunyai mimik muka yang kaku dan kebodoh bodohan, hal
dikarenakan wajah terhalang oleh selapis topeng kulit manusia
yang kaku dan tidak elastis.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Itulah sebabnya bagi seorang jago kawakan dalam dunia
persilatan, mereka dapat mengenali penyamaran orang dalam
sekilas pandangan saja. Namun kenyataannya sekarang, dia
mengenakan topeng kulit manusia namun senyumannya dapat
dipancarkan pula melalui lapis topeng yang dikenakannya itu
Mendapat pujian dari pemuda tersebut, Yap Ling segera
tertawa bangga, katanya kemudian lirih :
"Kau keliru besar yang dimaksudkan ilmu menyaru adalah
mempoleskan bahan obat obatan diatas wajah seseorang jadi
kepandaian yang kugunakan bukan dinamakan ilmu menyaru"
"Lantas apa namanya ?"
"Kepandaian ini dinamakan ilmu bersalin rupa, karena
wajahmu berubah disebabkan mengenakan topeng yang
dirubah bentuknya"
"Apakah suhumu yang mewariskan kepandaian ini
kepadamu?" tanya Huan Cu Im lagi dengan nada menyelidiki
"Boleh dibilang begitu" jawab Yap Ling binal.
"Waah... ucapanmu ini tidak berlaku, kalau memang
diajarkan gurumu katakan saja diajarkan gurumu, masa kau
mengatakan boleh dibilang begitu ?"
"Bagaimana mungkin dapat kusebut sebagai suhu kalau
diantara kami berdua sesungguhnya tidak terjalin hubungan
resmi sebagai guru dan murid"
"Lantas siapakah yang telah mengajarkan kepandaian itu
kepadamu...?" Yap Ling menatapnya lekat lekat, kemudian
balik bertanya dengan suara lirih : "Apakah kau bersikap ingin
mengetahuinya ?"
ooooDWoooo
"Apa sih salahnya kalau kutanyakan soal ilmu kepandaian
yang diajarkan seorang guru kepada muridnya ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali lagi Yap Ling menatap sekejap, kemudian baru
berkata :
"Sebenarnya persoalan ini merupakan sebuah rahasia
benar, apabila aku sampai membocorkan rahasia ini maka
aku... aku bakal menerima hukuman bahkan siksaan yang
paling keji dan ganas..."
Menangkap soal "rahasia benar", satu ingatan segera
melintas didalam benak Huan Cu im, sayangnya kemudian:
"Mungkinkah orang itu adalah cengcu?"
Tiba tiba Yap Ling menghela napas pelan:
"Aaai kaulah yang telah menyelamatkan selembar jiwaku,
kalau toh kau ingin tahu baiklah kuceritakan kepadamu, tapi
kau mesti berjanji, setelah mengetahui nanti jangan sekali kali
bocorkan keluar, sebab kalau kalau tidak maka selembar
jiwaku bakal melayang"
"Aaah, masa begitu serius? kalau begitu kau tak usah
mengatakannya lagi"
"Tidak" tukas Yap Ling tegas, "setelah aku menyanggupi
permintaanmu itu aku tetap akan menyampaikannya
kepadamu, bukankah kau sangat ingin mengetahuinya?"
Pelan pelan dia menggeser badannya ke pemuda itu, lalu
setelah menempelkan bibirnya disisi telinga sang pemuda,
diapun berbisik:
"Walaupun diatas nama aku merupakan murid dan hujin,
padahal dalam kenyataannya hu congkoan yang mewariskan
semua kepandaian ini kepadaku..."
"oooh, jadi kau adalah murid Sim Hujin?" seru Huan Cu Im
agak termangu kemudian ternyata lagi, "siapa pula manusia
yang bernama hucongkoan itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Entahlah, aku sendiri juga tak tahu, semua orang
menyebutnya Hucongkoan dan dia adalah satu satunya orang
kepercayaan dari hujin..."
Sudah semenjak dulu Huan Cu Im mendapat tahu kalau
Sim hujin mengasai bukit Lo Cu san, bahkan empek Hee pun
seakan akan sangat menuruti perkataannya, maka setelah
mendengar penjelasan dari Yap Ling sekarang rasa curiganya
berlipat ganda, dia yakin Sim hujin pasti mempunyai suatu
rahasia besar yang amat mencurigakan, sehingga tanpa terasa
dia bertanya lagi:
"Apakah Sim hujin mempunyai banyak murid?"
"Kami semua berjumlah dua belas orang"
"Kau menempati urutan keberapat?"
"Aku nomor lima."
Huan Cu Im kurang leluasa untuk bertanya lebih jauh,
maka katanya kemudian sambil tertawa.
"Kalau begitu, kau juga termasuk orang kepercayaan hujin?
Waah, aku benar benar bersikap kurang hormat kepadamu."
"Apakah kau sendiri bukan orang kepercayaan dari
cengcu?" Yap Ling balas berseru sambil mengerling genit
"Aah, tidak Aku tak lebih cuma seorang bawahan cengcu"
Yap Ling segera mencibir serunya cepat
"Haah, semua rahasiaku telah kusampaikan kepadamu
masa kau sendiri enggan mengatakan apa apa?"
"Tapi aku telah berbicara dengan sejujurnya aku cuma
seorang utusan lencana perak seorang manusia yang biasa
biasa saja"
"Dari hu congkoan pernah kudengar bahwa Utusan lencana
emas meski memimpin segolongan manusia, namun yang
dapat diperintah olehnya hanya pasukan pedang lencana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tembaga serta para busu lencana besi, cuma utusan lencana
perak yang diperintah langsung oleh cengcu, kalau kau bukan
orang kepercayaan cengcu, lantas apa namanya?"
Baru sekarang Huan Cu Im mengetahui persoalan yang
sebenarnya, diam diam pikirnya.
"oooh, ternyata begitu, baru sekarang kuketahui semua
duduk persoalan yang sebenarnya..."
Maka diapun berkata dengan suara rendah
"Belum terlalu lama aku menjadi seorang utusan lencana
perak- jadi pengetahuanku terhadap situasi dalam kampung
pun tidak sebanyak apa yang kau ketahui "
Saking asyiknya berbicara dia sampai lupa melepaskan
topeng kulit manusia yang dikenakannya, menanti dia sadar
kalau wajahnya kurang leluasa karena ditempeli selapis benda,
otomatis dia menggerakkan tangannya bermaksud untuk
mencopotnya.
"Aaah, saking asyiknya berbicara, aku sampai lupa
mengembalikan topeng ini kepadamu" serunya kemudian-
"Eeei... jangan dilepas dulu" cepat cepat Yap Ling
mencegah, "sudah bagus bagus dikenakan, mengapa mesti
dilepas kembali? Asal sudah dikenakan lama, lambat laun kau
akan menjadi terbiasa dengan sendirinya"
"Apa? Kau suruh aku mengenakannya terus ?" seru Huan
Cu Im dengan wajah tertegun.
"Benar" Yap Ling tertawa lembut, "kalau tidak buat apa aku
mesti bersusah payah membuang waktu sekian lama untuk
merubah dandanan muka topeng itu?"
"Nona, tentunya kau mempunyai dasar alasan sehingga
menyuruh aku mengenakan topeng ini bukan?" tanya pemuda
itu kemudian-
"Tentu saja"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah mengangkat kepalanya dan mengerdipkan mata
berulang kali, Yap Ling berkata lebih jauh sambil tertawa
rendah.
"Sampai waktunya kau pasti akan menjadi paham sendiri"
Dari sikap berbicaranya yang misterius, timbul perasaan
curiga dalam hati kecil Huan Cu im, segera desaknya:
"Apakah kau tak bisa mengatakan sekarang juga?"
Yap Ling segera membuat sebuah gerakan melingkar
ditengah udara dengan jari tangannya, kemudian, menyahut
sambil menggeleng.
"Rahasia langit tak boleh dibocorkan dengan begitu saja."
Dengan ditemani seorang nona cantik dalam kereta,
pembicaraan pun berlangsung dari ujung timur ke ujung
barat, kekesalan dan kebosanan karena lama duduk dalam
kereta pun ikut menjadi hilang, tanpa terasa kereta mereka
telah sampai dikota Siu sia.
Saat itu waktu menunjukkan tengah hari tapi berhubung
kereta itu dipesan langsung menuju ke kota Hap hui, maka
kusir kereta tidak melarikan kereta menuju kota, tapi
memperlambat larinya diluar kota. Tiba sang kusir berpaling
dan serunya ke dalam kereta : "Kek koan, apakah kalian
hendak turun kereta untuk beristirahat...?" Sebelum Huan Cu
Im sempat menjawab, Yap Ling telah berseru lebih dulu :
"Tidak usah, kongcu kami ingin buru buru menempuh
perjalanan, biar aku membeli makanan dan disantap dalam
kereta saja."
Kusir mengiakan dan segera memparkirkan kereta ditepi
jalan raya Yap Ling sendiripun segera berpaling sambil
katanya:
"Harap kongcu menunggu sebentar didalam kereta, hamba
akan pergi membeli makanan dulu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sejak permulaan, Huan Cu Im sudah menaruh curiga kalau
Yap Ling mempunyai maksud tujuan tertentu dengan
tindakannya menyaru sebagai seorang kacung buku, maka
ketika mendengar dia hendak turun dari kereta, rasa
curiganya segera muncul kembali, cepat cepat dia berkata:
"Aaah, aku juga turun sebentar untuk melancarkan
peredaran darah, setelah duduk dalam kereta setengah
harian, otot ototku terasa kaku semua"
Baru selesai perkataan itu diutarakan tiba tiba dari sisi
kereta sudah kedengaran seseorang berseru keras dengan
suara yang parau seperti suara bambu yang pecah.
"Toaya yang ada dalam kereta, berbuatlah amal, berilah
sedekah buat kami yang sedang susah..."
Begitu suara itu berseru, terdengar suara lain berseru pula
"Membuat amal untuk pengemis, pasti akan dibalas oleh yang
kuasa."
Ternyata ada dua orang pengemis yang sedang mendekati
kereta mereka, bahkan berteriak tiada hentinya didepan pintu
kereta.
Yap Ling sebetulnya sudah bangkit berdiri dan siap turun
dari kereta, tiba tiba dia berpaling dan tersenyum kearah Huan
Cu Im sambil bisiknya: "Nah, yang dinantikan tiba juga"
"Mau apa mereka?" tanya Huan Cu Im keheranan.
"Tentu saja datang untuk mencarimu?"
Mendadak satu ingatan melintas dalam benak sianak muda
itu, segera pikirnya:
"Aai, sudah pasti orang orang Kay pang yang sedang
mencariku, itu berarti mereka memang sengaja datang untuk
mencari gara gara denganku"
Sementara dia masih berpikir, Yap Ling telah menempelkan
bibirnya di sisi telinganya sambil berbisik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau tak usah mencampuri urusan ini, aku percaya masih
mampu untuk mengusir mereka pergi dari sini?"
Dalam pada itu, kedua orang pengemis yang tidak
mendengar suara jawaban dari balik kereta segera berteriak
lagi dengan suara lantang: "Toaya dalam kereta, kasihanilah
kami orang orang yang kelaparan"
Menyusul kemudian, orang kedua berseru dengan suara
lantang:
"orang yang suka berbuat amat tentu diberi banyak rejeki,
orang yang kikir pasti jadi budak uang..."
Dari nada perkataan mereka, sudah jelas kalau kedua
orang pengemis itu memang mengandung maksud tujuan
tertentu, sehingga apa yang dikatakan juga kurang sedap
didengar
Yap Ling segera menyingkap tirai pintu ruangan dan
menerobos keluar, serunya kemudian :
"Hey, apa sih yang sedang kalian lakukan?"
Ketika sorot matanya dialihkan sekejap ke sekeliling tempat
itu, segera terlihat olehnya ada empat orang pengemis, dua
disebelah kiri dan dua lagi disebelah kanan, telah menghadang
dihadapannya
Ketika keempat orang pengemis itu menjumpai orang yang
menerobos keluar dari balik ruang kereta ternyata cuma
seorang kacung buku, serentak merekapun dibuat tertegun
dan berdiri termangu mangu...
Kemudian terdengar pengemis yang bersuara parau seperti
bambu retak itu berkata:
"Siaukoankeh, kami adalah pengemis yang sudah berhari
hari menderita kelaparan, berbuatlah baik, berilah semangkuk
nasi untuk kami berempat..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yap Ling menjumpai pengemis itu membawa mangkuk
gumpil ditangan kiri dan membawa delapan buah karung goni
dipunggungnya, sedangkan ketiga rekannya, seorang
membawa karung goni.
Ia pernah mendapat penjelasan dari hu congkoannya
bahwa orang Kaypang biasanya menggunakan jumlah karung
goni untuk membedakan tingkat kedudukan seseorang
Itu berarti orang yang membawa delapan buah karung goni
itu mempunyai kedudukan yang cukup tinggi.
Berpikir sampai disitu diapun segera berkata:
"Kongcu kami hendak berangkat keibu kota untuk
mengikuti ujian negara, tak banyak sangu yang kami bawa,
nah ambillah sedikit uang ini dan tolong kalian berempat bagi
sendiri"
Sembari berkata dia mengeluarkan belasan buah mata
uang tembaga dan segera diangsurkan ke depan.
Pengemis bersuara parau itu kelihatan agak ragu sejenak
kemudian menerimanya juga sambil berkata:
"Terima kasih banyak"
Pelan pelan Yap Ling turun dari kereta dan segera berjalan
menuju ke kedai ditepi jalan untuk membeli makanan
Menggunakan kesempatan itu, pengemis bersuara parau
tadi segera menyingkap tirai dan melongok ke dalam sambil
serunya: "Terima kasih banyak kongcu"
Sudah jelas dia sengaja hendak menengok keadaan
didalam ruang kereta itu Huan Cu Im segera berseru:
"Bukankah kacung buku ku telah memberi sedekah untuk
kalian?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika pengemis itu melihat bahwa orang yang berada
dalam kereta benar benar adalah seorang siangkong anak
sekolahan, cepat cepat dia berkata sambil tertawa paksa:
"Terima kasih banyak atas sedekahmu terima kasih kongcu,
semoga kongcu dapat lulus ujian-.."
selesai berkata, dia menurunkan kembali tirai kereta dan
melemparkan kerlingan mata kearah tiga orang pengemis
lainnya tanpa berbicara lagi serentak mereka beranjak pergi
dari situ
Tak lama kemudian Yap Ling telah muncul kembali dengan
membawa sebungkusan besar makanan setelah menurunkan
tirai kereta, dia mengetuk ruangan sambil berseru kepada
sang kusir kereta^
"Hey paman kusir, kita berangkat lagi"
Kusir itu mengiakan dan siap menjalankan kereta kudanya,
tapi pada saat itu pula keempat pengemis yang telah berlalu
tadi tiba tiba muncul kembali dengan kecepatan tinggi serta
menghadang dihadapan kereta itu
Sebagai seseorang yang sering kali melalui daerah
tersebut, tentu saja kusir kereta itu tak berani memusuhi
orang orang Kay pang, diam diam ia berkerut kening dan tak
habis mengerti persoalan apakah yang sebenarnya telah
terjalin antara penumpangnya dengan pengemis pengemis
tersebut:
Dalam keadaan begini terpaksa dia berpaling sambil
serunya: "Siau koankeh, ada orang pencegat jalan pergi
kereta"
"Siapakah mereka?"
"Keempat pengemis yang berusan minta derma kepada
kalian itu..."
"Apakah mereka telah mengucapkan sesuatu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak. mereka hanya menghadang didepan kereta kita"
"Baik, akan kutanyai mereka" seru Yap Ling kemudian-
Sambil menyingkap tirai kereta dia pun melongok keluar.
Betul juga keempat orang pengemis tadi telah berdiri
berjajar didepan kereta mereka dan menghalangi perjalanan
Melihat itu, Yap Ling segera melompat turun dari keretanya
dan menegur dengan gusar :
"Bukankah aku telah memberi sedekah seadanya kepada
kalian, sekarang mau apa kalian berempat?"
Pengemis yang bersuara parau seperti bambu retak itu
segera menjawab :
"Setelah mendapat sedekah tadi, kami berempat telah lupa
menanyakan nama besar kongcu kalian, untuk kesalahan ini
sengaja kami balik kemari untuk mohon maaf sekalian mohon
tahu nama besar kongcu kalian-.."
sedang pengemis dengan tujuh buah karung goni itu
berseru pula
"Bersediakah engkoh cilik memberitahukan kepada kami
semua, dari marga apakah kongcu kalian itu?"
Yap Ling tidak mengetahui tentang kesalahanpaham antara
Huan Cu Im dengan pihak Kay pang mendengar pertanyaan
tersebut segera jawabnya :
"Kongcu kami dari keluarga Huan, nah apa yang ditanya
sudah kujawab sekarang kalian boleh pergi dari sini"
Sebenarnya Huan Cu Im ingin menghalangi Yap Ling
menyebutkan nama marganya, tapi sayang keadaan sudah
terlambat, tanpa terasa pekiknya dihati: "Waaah, bisa celaka
kali ini..."
Benar juga, pengemis yang bersuara parau seperti bambu
retak itu segera tertawa terbahak bahak sambil berseru:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haaahhh... haaah... haaah.. kalau begitu tak salah lagi"
"Apa maksudmu?" tegur Yap Ling lagi Sambil tertawa
seramjawab pengemis itu
"Kebetulan sekali orang yang sedang kami cari adalah
pemuda she Huan itu, nah engkoh cilik tolong undanglah
kongcu kalian agar bersedia bertemu sebentar dengan kami..."
Mendengar kalau pengemis pengemis itu sedang mencari
seorang pemuda she Huan, Yap Ling segera sadar kalau dia
telah salah berbicara, maka dengan wajah serius dia berkata:
"Kalian sedang mencari kongcu kami? Benar benar sangat
aneh, kongcu kami hanya seorang anak sekolahan, ada urusan
apa dengan kalian berempat...?"
"Heeeh... heeeh... heeeh... bukankah kau mengatakan
kalau kongcumu she Huan?" seru pengemis dengan tujuh
buah karung goni itu sambil tertawa seram.
"Hmm, orang yang she Huan di kolong langit banyak sekali
sebetulnya siapa sih yang sedang kalian cari?"
"Bukankah kongcu kalian bernama Cu im?"
"Keliru besar" Yap Ling sengaja membelalakkan matanya
lebar lebar "kongcu kami dari marga Huan, Huan Lee hoa
adalah satu marga dengannya, sedang nama kongcu kami
adalah Huan Peng thia siapa sih Huan Cu Im itu? Ayoh kalian
cepat minggir, jangan menghalangi jalan pergi kami lagi"
Pengemis dengan tujuh buah karung goni itu kembali
mendengus berat:
"Hmmm mau bernama Huan Cu Im juga boleh, mau
bernama Huan Peng thia juga tak apa apa pokoknya engkoh
cilik. hari ini dia mesti keluar dari keretanya untuk bertemu
dengan kami, akan kami teliti wajahnya dulu dengan seksama
asal dia bukan Huan Cu Im yang sedang kami cari, tanggung
kami akan membebaskan kalian pergi dari sini" Yap Ling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera menarik mukanya sambil bertolak pinggang, serunya
dengan marah
"Kalian anggap kongcu kami ini manusia apa? Hmmm,
rupanya kalian pengemis pengemis busuk memang sengaja
hendak membuat keonaran disini...?"
"Engkoh cilik" mendadak pengemis bersuara parau itu maju
selangkah kedepan, "kuanjurkan kepadamu, lebih baik
sedikitlah tahu diri, undang saja kongcu kalian agar mau
bertemu dengan kami"
"Kenapa? Apakah ditengah hari bolong begini, kalian mau
menggunakan kekerasan?"
"Hmm kau tak usah ngebacot lagi" tukas pengemis dengan
tujuh buah karung goni itu, "pokoknya kalau kau enggan
menyingkir lagi, jangan salahkan kalau aku si pengemis akan
bertindak kurang ajar."
"Kau berani?" tantang Yap Ling mendongkol.
Kembali pengemis dengan tujuh buah karung goni itu
tertawa menyeringai dengan seramnya :
"Heeh heeh heeh... jangan salahkan aku kalau toh kau
sendiri yang mencari penyakit buat diri sendiri..."
Dengan suatu gerakan yang sangat cepat dia bergerak
maju kedepan dan langsung mencengkeram tubuh Yap Ling
dengan ilmu Tay ki na jiu hoat yang sangat lihay.
Kelima jari tangannya dipentangkan lebar lebar seperti
cakar garuda, d idalam anggapannya, serangannya, serangan
cengkeraman mautnya ini tak bakal bisa dihindari oleh
seorang kacung buku ingusan-
Maka dia berencana, apabila tangan si kacung buku itu
sudah kena dicengkeram maka dia akan melemparkan
tubuhnya sejauh berapa kaki dari tempat semula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yap Ling sendiripun merasa amat mendongkol setelah
melihat datangnya cengkeraman maut itu, sambil mendengus
penuh amarah, serunya lantang:
"Pengemis busuk. bagus sekali perbuatanmu, rupanya kau
benar benar bermaksud bertarung melawanku"
Tangan kanannya segera ditarik kebelakang untuk
menghindari cengkeraman Ki na jiu hoat lawan, kemudian
dengan memutar pergelangan tangannya, dia melakukan
gerakan membabat seperti bacokan sebilah golok ke bawah.
Tindakan tersebut bukan saja dilakukan dengan gerakan
yang sangat cepat, arah serangannya pun tepat sekali.
Baru saja cengkeraman dari si pengemis dengan tujuh
karung goni itu meleset dari sasarannya dan belum sempat
ditarik kembali, mata telapak tangan dari Yap Ling telah
menghajar diatas sendi tulang pergelangan tangannya.
Sesungguhnya si pengemis dengan tujuh karung goni itu
termasuk seorang jago silat berkepandaian tinggi dalam
perkumpulan Kay pang, tapi dia tak menduga sama sekali
kalau serangan yang dilancarkan seorang kacung buku bisa
sedemikian cepatnya.
Tahu tahu saja pergelangan tangannya terasa sakit sekali,
sehingga tak kuasa lagi dia menjerit kesakitan: "Adduh, mak"
Seluruh lengan kirinya menjadi kaku, kesemutan dan tak
berfungsi lagi, dengan cepat lengan itu terkulai lemas
kebawah.
Setelah melompat mundur selangkah, pengemis itu baru
berteiak keras: "Bocah keparat, rupanya kau... kau pun
seorang jago silat yang hebat " Yap Ling tertawa dingin.
"Heeh... heeeh... heeeh... andaikata siauyamu tak pandai
bersilat, bagaimana mungkin lo hujin mengijinkan kepadaku
untuk melindungi kongcu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diam diam si pengemis yang bersuara parau itu pun
tertegun setelah menyaksikan kelincahan dan kegesitan dari
lawannya, dia segera berpikir^
"Sungguh tak kusangka, gerakan silat dari kacung buku ini
begitu hebat dan luar biasa."
Dengan cepat dia maju selangkah ke depan, kemudian
setelah tertawa keras dengan suaranya yang parau, katanya:
"Engkoh cilik, dengan sedikit kepandaian silat yang kau
miliki itu, masa kau mampu melindungi keselamatan
kongcumu?"
Tongkat bambu ditangan kanannya dicukil keatas secara
tiba tiba, kemudian diayunkan keping gang Yap Ling dengan
kecepatan luar biasa.
Sambil tertawa dingin Yap Ling menggerakkan tubuhnya
menghindar kesamping, bukannya mundur dia justru
memapaki datangnya ancaman lawan-
Sembari memutar badan, tangan kirinya berbalik
mencengkeram tongkat bambu pengemis itu, sementara
tangan kanannya diayunkan ke muka menotok jalan darah
penting didada pengemis tersebut
Kejut dan gusar segera menyelimuti perasaan pengemis
parau itu, dia membentak keras, kaki kanannya segera
berayun melancarkan tendangan kilat mengarah lambung Yap
Ling, sementara telapak tangan kirinya melepaskan sebuah
pukulan udara kosong menghantam kearah wajah lawan-
Sebagai pengemis dengan delapan buah kantong goni
dipunggungnya, pengemis itu merupakan seorang Toucu yang
mengepalai sebuah kantor cabang perkumpulan Kay pang,
sudah barang tentu ilmu silat yang dimilikinya hebat sekali.
Begitu dia melancarkan sebuah tendangan kilat Yap Ling
segera didesaknya sehingga tak berani mendekati tubuhnya
lagi, sedangkan pukulan kosong yang dilepaskan juga khusus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
digunakan untuk menghadapi musuh dijarakjauh, angin
serangan yang menderu benar benar menggidikkan hati
Yap Ling dapat merasakan akan kelihayan serangan
tersebut, ia tak berani menyambuti ancaman mana dengan
kekerasan, terpaksa tangan kirinya mengendor dan
melepaskan cengkeramannya atas tongkat bambu lawan, lalu
melompat mundur kebelakang
Sebenarnya Yap Ling melompat mundur ke belakang
karena hendak menghindari serangan udara kosong lawan,
siapa tahu disaat tubuhnya sedang melompat kebelakang
itulah, mendadak terdengar pengemis bersuara parau itu
mendengus tertahan, lalu tubuhnya mencelat sejauh satu kaki
kebelakang dan,
Blaaamm jatuh terduduk diatas tanah.
Semua kejadian ini berlangsung dalam sekejap mata, si
pengemis dengan tujuh buah karung goni yang terhajar ruas
tulang pergelangan tangannya oleh bacokan Yap Ling tadi, kini
menjadi lumpuh sebagian, tapi tangan kanannya masih utuh
dan sama sekali tidak terluka.
Diiringi suara bentakan nyaring, dia menjejakkan kakinya
keatas tanah, lalu sambil mengayunkan tongkat bambunya,
dia melancarkan serangan lagi secara gencar
Menyaksikan pemimpin mereka roboh terjungkal di atas
tanah, tanpa diperintah lagi kedua orang pengemis yang lain
serentak menerjang maju kedepan dari kiri dan kanan-
Waktu itu Yap Ling yang sedang melompat mundur belum
lagi berdiri tegaki tahu tahu ayunan tongkat penggebuk anjing
dari pengemis dengan tujuh buah karung goni itu telah
menyerang datang ditambah pula serangan agbungan kedua
orang pengemis lainnya yang menyerang dari kiri dan kanan,
tiga batang tongkat bambu menerjang datang bersama sama,
dengan sendirinya ancaman itu mengerikan hati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yap Ling dengan tangan telanjang harus menghadapi tiga
orang musuh sekaligus, jelas hal ini amat payah baginya,
berada dalam posisi begini, terpaksa dia kembangkan
permainan telapak tangannya, jurus dipatahkan dengan jurus,
gerakan pun dipatahkan dengan gerakan-
Siapa tahu, setelah dia bertarung hampir tujuh delapan
gebrakan melawan ketiga orang itu, segera dijumpainya
serangan ta koupang dari ketiga orang lawannya meski
berulang kali ditujukan kebagian tubuhnya yang mematikan
tapi setiap kali ketika hampir mengenai tubuhnya, tak usah dia
menangkis pun tahu tahu ujung toya tersebut sudah menceng
dengan sendirinya.
Mula mula dia mengira kejadian tersebut hanya merupakan
suatu kebetulan saja, tapi setelah lewat tujuh delapan jurus
telah menjumpai keadaan yang serupa, nona itu segera
mengerti, pasti ada orang yang sedang membantunya secara
diam diam.
Dengan cepat dia berpaling, tampak olehnya bahwa Huan
Cu Im seorang berdiri di belakangnya sambil menggerakkan
jari tangannya menuding kian kemari, entah apa yang sedang
diperbuat olehnya, hal ini segera menimbulkan perasaan
keheranan dihati kecilnya.
Tapi yang hebat saban kali pemuda itu menggerakkan jari
tangannya, tongkat bambu lawan yang sedang ditujukan
kearahnya, secara otomatis menyingkir sendiri ke arah lain-
Ia tak tahu sampai dimanakah kelihayan ilmu silat yang
dimiliki Huan Cu im, maka secara diam diam diamatinya
dengan lebih seksama, betul juga, ternyata setiap kali
serangan toyaitu menyerang datang, semuanya berhasil
dipunahkan setelah terpengaruh oleh gerakan jari tangan
pemuda itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kenyataan yang terlihat olehnya ini kontan saja membuat si
nona sangat kegirangan, umpatnya kemudian dengan suara
lantang.
"Hey pengemis busuk, pengemis sialan, jika ketiga batang
tongkat bobrok kalian mampu menghantam tubuh siauyamu,
kuanggap kalian memang punya kepandaian, sebaliknya kalau
tidak mampu, lebih baik cepat cepat pulang saja untuk belajar
silat selama tiga tahun lagi dengan ibu gurumu, tak usah
menjual malu lagi bagi Kay pang di mata umat persilatan-.."
Sementara itu, pengemis bersuara parau tadi hanya jatuh
terduduk oleh dorongan segulung tenaga yang maha dahsyat,
tubuhnya sama sekali tidak terluka atau cidera, disaat ketiga
orang rekannya sedang bertarung sengit tadi, dia sudah
bangkit berdiri dari atas tanah...
Sebagai seorang Toucu dari kantor cabang perkumpulan
Kay pang, dia yakin kalau ilmu silat yang dimilikinya cukup
tangguh, dia tak percaya kalau disaat melancarkan pukulan
udara kosong tadi, tubuhnya dapat dihantam oleh seorang
kacung buku sehingga mencelat sejauh satu kaki lebih.
oleh sebab itu setelah bangkit berdiri dari atas tanah, dia
sama sekali tidak melancarkan serangan kembali, tapi tetap
berdiri ditepi arena sambil mengamati jalannya pertarungan
terutama aliran silat dari kacung buku itu.
Sebagai seorang Toucu dari perkumpulan Kay pang, tentu
saja pengetahuan maupun pengalamannya d idalam dunia
persilatan sangat luas dan matang, berapa gebrakan
kemudian dia sudah dapat melihat bahwa serangan gabungan
dari ketiga batang bambu itu benar benar luar biasa, dengan
kepandaian silat yang dimiliki Yap Ling, mustahil dia sanggup
menghadapinya .
Tapi dalam kenyataannya Yap Ling sama sekali tidak
menghindar ataupun berkelit, biarpun begitu tak sebuah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangan tongkat ta koupang pun yang berhasil mengenai
ujung tubuhnya.
Ia segera memperhatikan kejadian tersebut dengan lebih
seksama lagi, segera pula diketahui, saban kali serangan To
kau pang dari ketiga orang itu hampir mengenai tubuhnya,
saban kali pula ketiga orang itu seakan akan sengaja
melepaskan kesempatan yang sangat baik dengan berganti
jurus lain-
Malahan kadang kala sebuah serangan yang jelas dapat
melukai lawannya, tapi dalam kenyataannya jika bukan arah
sasarannya yang menjadi meleset tentu tongkat bambunya
saling beradu dengan senjata tongkat rekannya, hal ini
membuat Yap Ling selalu berhasil lolos dari ancaman-
Setelah menyaksikan keadaan demikian, pengemis
bersuara parau itu segera mengambil kesimpulan tentu ada
seorang tokoh sakti yang secara diam diam telah membantu
kacung buku itu
Bila dilihat dari kemampuan orang itu membuat kalang
kabutnya serangan toya dari ketiga orang rekannya, dapat
pula disimpulkan kalau kehebatan ilmu silat yang dimiliki
orang itu sudah mencapai puncak kesempurnaan-
Perlu diketahui, pengemis bersuara parau ini terhajar
sampai mencelat sejauh satu kaki tadi, kebetulan terjatuh
dibalik kereta kuda sehingga membuat arah pandangannya
menjadi terhalang oleh kereta kuda itu, dalam posisinya
sekarang ia menjadi tak sempat melihat ulah Huan Cu im,
yang sedang menggerak gerakkan tangannya.
Namun sebagai seorang jagoan yang berpengalaman,
begitu tahu kalau ada jago lihay sedang membantu lawannya,
padahal dengan kemampuan mereka berempat sudah jelas
bukan tandingan mereka, dia sadar bila pertarungan tidak
disudahi dengan segera, sudah pasti pihaknya yang bakal
menderita kerugian total.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebagai jago kawakan yang bisa menimbang untung
ruginya, serta merta pengemis itu mendehem sambil berteriak
keras: "Berhenti semua"
Waktu itu, ketiga orang pengemis tersebut sudah habis
kesabarannya setelah bertarung sekian lama tanpa
memberikan hasil apa pun- Maka setelah mendengar suara
bentakan itu terpaksa mereka menarik diri dan melompat
mundur kebelakang. Yap Ling segera bertolak pinggang sambil
mengejek dingin: "Kenapa kau tidak sekalian maju?" Pengemis
bersuara parah itu segera tersenyum^
"Kepandaian silat yang engkoh cilik miliki memang hebat,
kami sadar kalau bukan tandinganmu, karena itu kami tahu
diri dan bermaksud mengundurkan diri. Tapi perintah atasan
kamipun tak bisa dibangkang, dan lagi orang yang kami
caripun bernama Huan Cu im. Kalau memang kongcu dari
engkoh cilik bernama Huan Peng thia dan bukan orang yang
sedang kami cari, apa pula gunanya kita mesti gontok
gontokan sendiri? oleh sebab itu, aku si pengemis ingin
mengajukan sebuah permintaan padamu..."
"Permainan setan apa lagi yang hendak kau keluarkan?"
seru Yap Ling dengan perasaan sangat mendongkol.
"Tidak engkoh cilik telah salah paham, maksud aku si
pengemis hanya ingin bertemu sebentar saja dengan kongcu
kalian agar bisa membuktikan kalau dia memang bukan Huan
Cu im. Setelah itu kami segera akan mengundurkan diri dari
sini, entah berseiakah engkoh cilik untuk menyampaikan
harapan kami ini kepada kongcu kalian?"
"Tidak bisa jadi" tukas Yap Ling cepat, "kongcu kami adalah
seorang yang sangat anggun dan tinggi kedudukannya, dia
tak boleh bertemu dengan manusia macam kalian-Kuanjurkan
kepada kalian lebih baik cepat cepat pergi saja dari sini" Baru
saja dia menyelesaikan perkataannya, tiba tiba terdengar
Huan Cu Im berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mundurlah kau, kalau toh mereka ingin bertemu
dneganku, tak ada salahnya biarkan mereka bertemu muka
denganku"
Dembari berkata, pelan pelan pemuda itu munculkan diri
dari balik kereta. Yap Ling segera berlagak kaget, teriaknya:
"Kongcu, kau..."
"Tidak apa apa" Huan Cu Im tersenyum, "antara aku
dengan mereka toh tidak saling mengenal satu sama lainnya,
lagipula orang yang mereka cari bukan aku, apa salahnya
kalau membiarkan mereka bertemu muka denganku?"
Yap Ling segera mengiakan dan pura pura meluruskan
tangannya kebawah dan mengundurkan diri.
Ketika pengemis bersuara parau itu menjumpai sikap
maupun gerak gerik Huan Cu Im seratus persen adalah lagak
seorang siangkong anak sekolahan, cepat cepat dia menjura
seraya berkata:
"Huan kongcu, maafkanlah kelancangan serta kekurang
ajaran kami semua"
Setelah bersua muka dengan Huan Cu im, dia sengaja
menggunakan kata kata tersebut sebagai umpat padahal
tujuannya adalah untuk menyelidiki apakah wajah pemuda itu
sudah dirubah dengan mengenakan topeng kulit manusia atau
tidak. Sambil tersenyum Huan Cu Im segera menyahut:
"Tak perlu sungkan sungkan, kalau toh kalian berempat
bukan mencari aku she Huan, itu berarti hanya terjadi kesalah
pahaman saja, silahkan kalian berempat pergi dari sini"
Biarpun perkataan itu diucapkan dengan suara yang amat
sungkan namun nadanya jelas sedang mengusir tamunya.
Pengemis bersuara parau itu mengamati wajah lawannya
dengan seksama, namun alhasil dengan pengalaman yang
dimilikinya hingga sekarang, ia belum juga menemukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sesuatu pertanda atau gejala yang mencurigakan atas diri ini.
terpaksa sambil menjura katanya lagi:
"Apabila telah terjadi kesalah pahaman, harap kongcu sudi
memaafkan-"
Lalu dengan mengajak ketiga orang rekannya, mereka
segera mengundurkan diri dari situ.
Ketika Huan Cu Im dan Yap Ling telah naik pula kedalam
kereta, sikusir kereta segera menjalankan kudanya dan
berangkat meninggalkan tempat itu. Ditengah jalan Yap Ling
membuka bungkusan makanannya seraya berkata. "Kongcu,
silahkan bersantap"
Isi bungkusan itu beraneka ragam, ada bakpao tanpa isi,
ada pula daging sapi masak kecap. telur asin, tahu masak
taucu dan lain sebagainya.
"Terima kasih banyak saudara Yap?" kata Huan Cu Im
segera sambil tersenyum
"Tidak betul kalau kau memanggilku saudara Yap usiaku
lebih kecil dari umurmu, kau mesti memanggil adik Yap
kepadaku."
"Baiklah," kata Huan Cu Im kemudian, "adik Yap. ayoh kita
santap bersama sama"
Yap Ling kembali tertawa manis.
"Kau memanggilku adik Yap. maka aku harus
memanggilmu Huan toako, tapi kau mesti ingat, panggilan
semacam ini hanya berlaku selama berada dalam ruang
kereta, begitu keluar dari sini, kau mesti memanggilku Siau
ling, dan aku harus menyebutmu kongcu."
"Aah, buat apa mesti repot repot begitu?" seru Huan Cu Im
sambil tertawa.
"Mengganti sebutan saja merepotkan? Kau tahu, kerepotan
yang lebih banyak lagi masih menantikan kedatangan kita"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitulah, mereka berduapun duduk saling berhadapan dan
mulai bersantap dengan lahap
Selang berapa saat kemudian, tiba tiba Huan Cu Im
mengangkat kepalanya dan memandang gadis itu sekejap. lalu
bertanya.
"Adik Yap. kau menyuruh aku mengenakan topeng kulit
manusia, kemudian memerankan diri sebagai kacung bukuku,
apakah sejak semula kau sudah tahu kalau orang orang Kay
pang bermaksud mencari gara gara dengan kita?" Sambil
berpaling Yap Ling tertawa.
"Kenyataannya bukankah ada orang hendak mencari gara
gara denganmu? Buat apa sih kau masih bersusah payah
untuk mengetahui persoalan ini?"
Huan Cu Im mengira nona itu sudah mengetahui
identitasnya yang sebenarnya, maka dia bertanya lagi.
"Tapi aku ingin tahu, darimana kau bisa mengetahui hal
ini...?" Sambil melalap sebiji bakpao, Yap Ling menjawab
seraya tertawa^
"Pagi tadi, sewaktu aku mau naik keatas kereta, telah
kutemukan sebuah tanda rahasia dengan garis putih
dibelakang kereta kita, jelas tanda rahasia itu ditinggalkan
orang persilatan, padahal aku tidak kenal dengan mereka,
maka kesimpulan, tanda rahasia itu tentu mereka tinggalkan
untukmu."
"Tidak benar" seru Huan Cu Im seraya menggeleng, "pagi
tadi kami belum naik kereta ini, darimana mereka bisa tahu
kalau aku bakal naik kereta tersebut?"
"Kau jangan lupa, bukan cuma kita berdua yang menginap
dirumah penginapan itu" Huan Cu Im segera manggut
manggut.
"Ehmm, kau memang pintar dan cekatan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yap Ling segera memandang sekejap ke arahnya,
kemudian berkata: "Tapi sekarang aku mulai menyesal?"
"Kenapa?" tanya anak muda tersebut keheranan.
"Aku tidak mengetahui kalau kau memiliki kepandaian silat
sehebat ini, itulah sebabnya kusuruh kau mengenakan topeng
kulit manusia itu agar terhindar dari segala macam kesulitan,
coba kalau aku tahu kalau kepandaian silatmu sangat hebat
aku pasti tak menguatirkan dirimu lagi, toh berapa orang
pengemis itu ibaratnya orang orangan dari rumput bagi
pandanganmu"
"Aaah, itu mah berbeda, kita datang kesana sedang
mengemban tugas lain, kalau sampai menimbulkan gara gara
dengan pihak Kay pang, apalagi dikota Hap hui terdapat
banyak sekali anggota Kaypang, sudah pasti persoalan ini
akan menjadi penghalang bagi kita berdua, oleh sebab itu
kupuji tindakanmu yang memberikan topeng kulit manusia itu
kepadaku merupakan tindakan yang sangat pintar"
"Ehmm, sekarang kau baru memuji manfaatnya, padahal
tadi kau masih menolak untuk mengenakannya "
Setelah mencibirnya, dengan sepasang matanya yang jeli
Yap Ling mengawasinya pemuda itu lekat lekat, kemudian
katanya lagi "Huan toako, benarkah kau bernama Huan Cu
im?"
Tiba tiba satu ingatan melintas dalam benak Huan Cu im,
dia balik bertanya: Yap Ling tertawa misterius:
"Dari pembicaraan hujin aku pernah mendengar kalau
cengcu mempunyai seorang keponakan yang bernama Huan
Cu im, dia amat disayang dan dimanja oleh cengcu, bahkan
bermaksud menjodohkan nona kepadanya. Barusan orang
orang Kay pang telah menganggapmu sebagai Huan Cu im,
maka aku merasa perlu untuk bertanya kepadamu. Huan
toako andaikata kau benar benar adalah Huan Cu im, aku tak
berani bersikap sejajar lagi denganmu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa ?"
Merah dadu selembar wajah Yap Ling, ujarnya pelan
"Andaikata persoalan ini sampai ketahuan nona dikemudian
hari, bagaimana mungkin aku bisa hidup tenang ?"
Kemudian setelah tertawa cekikikan lagi dia menambahkan
"Sedang kau sendiri pun pasti tak akan hidup dengan
tenang pula...?"
"Tak usah kuatir, aku bukan Huan Cu im" kata pemuda itu
segera sambil tertawa.
"Lalu siapakah namamu yang sebenarnya?" tanya Yap Ling
memanfaatkan kesempatan itu.
"Aku bernama Huan heng"
Yap Ling segera menghembuskan napas lega, ucapnya
kemudian-"Asalkan kau bukan Huan Cu Im saja, keadaan
masih mendingan-"
"Apa maksudmu berkata demikian?" Sambil merendahkan
suaranya Yap Ling berkata
"Suatu ketika tanpa disengaja aku telah mendengar
permbicaraan dari hujin dengan hu Congkoan, waktu itu
mereka pun menyinggung tentang Huan Cu im"
"Apa yang mereka bicarakan?" tanya Huan Cu Im dengan
perasaan ingin tahu. Yap Ling segera mengerling sekejap ke
arahnya, kemudian berkata. "Kau toh bukan Huan Cu im, buat
apa menaruh perhatian tentang persoalan ini ?"
"Tapi toh kau sendiri yang menyinggungnya lebih dulu,
setiap orang tentu mempunyai perasaan ingin tahu, setelah
kau singgung, dengan sendirinya pun ingin mengetahui
persoalan itu lebih lanjut"
"Padahal tak ada yang dibicarakan, hujin hanya bilang ilmu
silat nona sangat lihay tapi sayang tidak mau menuruti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perkataannya dan selalu hidup mengasingkan diri dalam kuil
Cu Im an yang tak bisa dikunjungi orang lain, karena itu harus
ditunggu sampai dia sudah kawin dengan Huan Cu Im barulah
dijebak masuk perangkap"
"Bagaimana mungkin perempuan itu baru bisa dijebak
masuk perangkap setelah kawin?" Dengan semakin
memperlirih suaranya sahut Yap Ling :
"Sebab Huan Cu Im telah dicekoki bubuk penghilang sukma
oleh congkoan, itu berarti semua perintah congkoan pasti
akan dituruti tanpa membantah, bila dia yang mencampurkan
bubuk penghilang sukma itu kedalam hidangan nona, sebab
dapat dipastikan nona akan terperangkap juga "
Terkesiap sekali hati Huan Cu Im setelah mendengar
keterangan itu, pikirnya : "Benar benar suatu rencana yang
sangat keji dan buas " Tapi diluaran dia sengaja bertanya lagi
:
"Apakah selain Huan Cu im, tak mungkin orang lain bisa
meracuninya...?"
"Selama ini nona berdiam di dalam kuil Cu Im an yang
terletak dikebun belakang siapa pun dilarang memasuki
wilayah tersebut, bayangkan saja siapa pula yang bisa
mencampurkan racun itu ke dalam hidangannya ? Apa lagi
disamping nona masih terdapat Ho Mama yang lihaynya bukan
kepalang sejak Cu hujin meninggal dunia dialah yang
mengurusi semua hidangan bagi nona. Karena itu bila nona
sudah menikah, sudah tentu nona tak bakal curiga kalau
suaminya yang mencampuri racun tersebut didalam
hidangannya. dan lagi, bukankah cara ini yang paling mudah
ditempuh ?"
"Tapi... bagaimana juga nona toh putri tunggal dari
cengcu? Mengapa dia mesti dicekoki pula dengan bubuk
penghilang sukma tersebut?"
"Tentu saja rahasia tersebut tak akan kau ketahui."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika merasa apa yang diketahui olehnya jauh lebih
banyak daripada apa yang diketahui Huan Cu im, Yap Ling
merasa bangga sekali setelah tertawa merdu, lanjutnya.
"Hal ini dikarenakan kepandaian silat yang dimiliki nona
berasal dari Kiu Hoa sinni, tiada manusia dalam dunia
persilatan yang sanggup menandinginya, malah kudengar dia
telah berhasil menguasahi ilmu pedang terbang,jlkalau dia
bisa ditundukkan sehingga menuruti semua perkataan
ayahnya sudah jelas ia akan menjadi pembantu utama dari
cengcu"
Setelah mendengar penjelasan tersebut Huan Cu Im baru
menyadari apa gerangan yang terjadi, rupanya empek Hee
sengaja menjodohkan putrinya kepadanya karena dia hendak
memperalat dirinya untuk meracuni putrinya dengan bubuk
pembingung sukma, dengan begitu dapat melicinkan pula
ambisinya untuk menjagoi dan merajai seluruh dunia
persilatan-
Jadi tujuannya yang utama bukan dlkarenakan dia masih
punya hubungan yang akrab dengannya seperti apa yang
diduganya semula.
Kalau terhadap seorang putri kandungnya sendiripun ia
tega untuk berbuat demikian, apalagi terhadap seorang putra
dari saudara angkatnya, perbuatan apa lagi yang tidak dapat
dilakukan olehnya ?
Tiba tiba saja timbul perasaan mendongkol dan gusar
didalam hati kecilnya, namun ketika melihat Yap Ling sedang
mengawasinya dengan mata terbelalak lebar, tanpa terasa dia
menghela napas panjang, katanya kemudian-
"Aaai... sungguh tak kusangka cengcu begitu tak
berperasaan sehingga putri sendiripun hendak dikerjai
olehnya. Ya a, sebetulnya aku dapat bergabung dengan
mereka lantaran kukagumi nama besar dan jiwa ksatria dari
cengcu, tapi setelah mengetahui keadaan yang sebenarnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekarang, jelaslah sudah bahwa aku telah bergabung ditempat
yang salah..."
Tiba tiba paras muka Yap Ling berubah sangat hebat, tidak
sampai pemuda itu menyelesaikan kata katanya, dengan cepat
dia menutupi mulut pemuda itu dengan tangannya, lalu
berseru dengan suara ketakutan-
"Untung saja perkataanmu itu kau ucapkan dalam kereta
dan cuma didengar olehku seorang, andaikata orang lain
sampai ikut mendengar, kau... kau pasti akan mati konyol."
Huan Cu Im segera merasakan tangan yang dipakai untuk
menutup mulutnya itu lembut, empuk dan harum baunya,
mendatangkan perasaan yang amat nyaman baginya,
terutama sekali sikap gelisah dan cemas yang terpancar keluar
dari wajahnya, jelas dia menaruh perhatian yang amat besar
terhadap keselamatan jiwanya.
Ditambah lagi pada dasarnya Yap Ling memang berparas
cantik, kesemuanya itu mendatangkan gejolak perasaan yang
amat kuat dalam hatinya. Tak tertahankan lagi dia
menggenggam tangan gadis itu erat erat dan ujarnya: "Adik
Yap, terima kasih banyak atas perhatianmu"
"Asal kau mengetahui perkataanku itu sudah cukup"
Walaupun paras mukanya telah berubah menjadi merah
dadu, namun gadis itu membiarkan tangannya tetap
digenggam oleh Huan Cu im, bahkan tidak bermaksud untuk
menariknya kembali.
Kemudian dia berkata pula dengan suara rendah:
"Kalau hendak berbicara lagi lain kali, kau harus bersikap
lebih hati hati, dan ingat, apa yang telah kita bicarakan hari
ini, jangan sekali kali kau singgung kembali dihadapan
siapapun. Betul ilmu silatmu sangat lihay, tapi bila berani
membangkang perintahnya, apalagi jika cengcu berhasil
merebut kursi kebesaran sebagai seorang Bengcu, biarpun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dunia ini sangat lebar, ke manakah kita hendak
menyembunyikan diri?"
"Ehmm, benar juga perkataanmu itu," Huan Cu Im
mengangguk lalu dengan nada menyelidiki kembali ujarnya
"Tapi setelah kuketahui maksud dan tujuan cengcu
ternyata jahat dan tidak benar, bila aku tetap berbakti
kepadanya, bukankah hal ini sama artinya dengan bantu kaum
durjana? oleh sebab itu aku berniat membicarakan persoalan
ini secara baik baik dengannya lalu meletakkan jabatanku
sebagai Utusan lencana perak. dengan begitu aku pun bisa
mengundurkan diri dari situ sambil tetap mempertahankan cita
cita luhurku..."
-oo0dw0oo-
Jilid : 31
"Jangan, jangan sekali kali kau berbuat demikian," seru Yap
Ling dengan perasaan terkejut berCampur Cemas "Cengcu
dapat menaruh kepercayaan kepadamu, mungkin dia melihat
ilmu silat sangat hebat, karenanya dia memberi jabatan
sebagai utusan lencana perak kepadamu, selama kau tetap
membungkam, mungkin kau akan tetap selamat danaman,
tapi sekali kau ungkap persoalan tersebut dapat dipastikan
selembar jiwamu jadi terancam bahaya maut."
"Tapi.... aku tetap bersikap acuh tak acuh terus, bukankah
aku makin tak dapat melepaskan diri? Nona Yap menurut
pendapat nona apa yang harus kulakukan sekarang? "
Yap ling memandang sekejap kearahnya, tanpa terasa dia
menundukkan kepalanya rendah rendah. Selang sejenak
kemudian nona itu baru berkata lagi:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tak lebih Cuma seorang wanita, Cara apa pula yang
bisa kupikirkan keluar? Aaaai, andaikata kita dapat bertemu
dengan Huan Cu im, mungkin persoalannya akan beres."
“Huan Cu im? " anak muda itu terkejut, "bukankah kau
bilang dia sudah terkena bubuk racun penghilang sukma?
Untuk menjaga dirinya sendiripun belum tentu bisa, mana
mungkin dia bisa mencarikan akal bagiku.....? "
"Andaikata kita dapat membebaskan pengaruh bubuk racun
penghilang sukma yang mengeram didalam tubuhnya secara
diam diam berarti diapun tak bakal meracuni hidangan bagi
nona Giok Yang dengan racun keji itu, padahal orang yang
paling ditakuti Cengcu dan hujin dewasa ini hanya nona Giok
Yang seorang, selama nona Giok Yang tidak sampai
terpengaruh, Cengcupun tetap menaruh perasaan was was
terhadap sembilan partai besar, otomatis diapun tak berani
bertindak semena mena terhadap umat persilatan. Dengan
siasat ini pula, besar kemungkinannya kau bisa kabur pula dari
pengaruh mereka...."
Diam diam Huan Cu Im mengangguk setelah mendengar
perkataan itu, katanya kemudia sambil tersenyum:
"Benar juga perkataan nona tapi kemanakah kita harus
mencari Huan Cu im? "
"Dari pembicaraan Hu congkoan, aku mendapat tahu kalau
ia sedang mendapat tugas pergi kekota Kim leng, aku percaya
dia tentu akan menghadiri pula pertemuan puncak dibukit
Hongsan nanti"
"sekalipun aku berhasil menjumpai Huan Cu im, dengan
Cara apa pula aku dapat membebaskan pengaruh bubuk racun
penghilang sukma yang mengeram didalam tubuhnya itu? "
Yap ling berpikir sejenak, kemudian baru ujarnya:
"obat pemunahnya sih tak sulit untuk didapatkan cuma....
aaai, didalam menghadiri pertemuan puncak dibukit Hongsan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nanti, kemungkinan besar aku akan menghadiri pertemuan itu
bersama sama hujin."
"Jadi kau punya akal bagus? " tanya Huan Cu Im
kegirangan.
Yap ling manggut manggut tanpa berbicara.
Menggunakan kesempatan itu, Huan Cu Im segera berkata
lagi:
"Setelah kita mempUnyai suatu rencana yang bagus
bagaimana pula dengan persoalan yang akan terjadi di kuil
Pao koksi besok pagi....? "
Sekujur badan Yap ling segera bergetar keras, ditatapnya
pemuda itu dengan pandangan terkejut, kemudian serunya:
"Maksudmu..... maksudmu....."
Sambil tersenyum Huan Cu Im berkata:
"Maksud Cengcu hendak menjodohkan nona Giok Yang
kepada Huan Cu Im mungkin saja baru dalam taraf usul dan
belum ditetapkan secara resmi sedang untuk memerintahkan
kepada Huan Cu Im agar mencampurkan bubuk pembingung
sukma kedalam hidangan nona Giok Yang aku yakin masalah
ini akan dirundingkan dengan hujin secara pribadi."
"Seandainya kenyataan kemudian membuktikan kalau dia
tak menjodohkan nona Giok Yong kepada Huan Cu im,
melainkan dikawinkan kepada orang lain, dan orang itu justru
merupakan orang kepercayaan dari Cengcu sendiri, bukankah
dia akan melaksanakan semua perintah dari Cengcu? Buat apa
dia mengawinkan putrinya kepada Huan Cu im? oleh karena
itu aku tetap ragu ragu, apakah siasatmu tadi akan
mendatangkan khasiat seperti yang diharapkan atau tidak."
Yap ling tidak segera menjawab, dia hanya mengawasi
pemuda itu tanpa berkedip. Kembali Huan Cu Im berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"sebaliknya Siau limsi merupakan pemimpin daripada
sembilan partai besar, andaikata persoalan yang akan terjadi
besok bisa kita tukar tanpa diketahui pelakunya, ini baru
dinamakan sebuah tindakan yang luar biasa."
Sekali lagi Yap ling membelalakan sepasang matanya lebar
lebar dengan wajah menunjukkan perasaan kaget bercampur
curiga, lalu dengan suara gemetar dia menegur:
"Sebenarnya siapakan kau? Apakah kau bukan diutus oleh
Cengcu sendiri.....? "
"Aku benar benar adalah seorang utusan lencana perak
yang diutus oleh Cengcu, tentang hal ini kau tak perlu ragu
lagi." Kemudian setelah tersenyum, pemuda itu berkata lebih
jauh.
“Hanya saja, setelah kupahami intrik busuk yang sedang
dilakukan orang orang benteng keluarga Hee, aku tak ingin
berbakti lagi kepada Cengcu, dan ini akan menjadi
kenyataan."
Saking cemas dan gelisahnya, selembar wajah Yap Ling
berubah menjadi pucat pasi, cepat cepat serunya lagi:
"Tapi..... didalam persoalan besok pagi, tak mungkin hal
tersebut dapat dihindari atau dicegah lagi sebab bila sampai
terjadi sesuatu yang tak dlinginkan, maka akulah yang bakal
memikul tanggung jawabnya, coba bayangkan, bayangkan...
bagaimana mungkin aku bisa pulang untuk mempertanggung
jawabkannya? "
"Didalam peristiwa besok pagi, yang tahupun hanya kau
dan aku apa lagi semua tugas dan pekerjaan toh dilakukan
oleh Lam It, asalkan kita persiapkan sebuah rencana yang
bagus untuk menggantikan sasaran menjadi lain, kecuali kita
berdua , siapa lagi yang bakal tahu? Kau masih tetap dapat
pulang untuk memberi laporan serta memberi pertanggungan
jawab . "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan perasaan terkejut bercampur curiga Yap Ling
mengawasisi anak muda itu sekejap. kemudian bertanya:
"Jadi kau.... kau pun mengetahui kalau dia bernama Lam
It....? " Huan Cu Im tertawa.
"Semestinya kau juga tahu bahwa kedatanganku kemari
karena sedang melaksanakan tugas? "
"Tidak" Yap Ling segera menggeleng kepalanya berulang
kali lalu sembari menatap pemuda itu lekat lekat, desaknya
lebih jauh: "sebenarnya siapakah kau? "
"Apakah aku telah salah berbicara? " tanya Huan Cu Im
kemudian Yap Ling mendengus.
"Lam it merupakan kode rahasia dari hujin untuk anak
buahnya, jangan lagi kau sebagai anak buah Cengcu, biar
Cengcu sendiripun tidak tahu lantas darimana kau bisa
mengetahui tentang kode rahasia tersebut? Hayo katakan
cepat sebetulnya siapakah kau? "
"ooooh...." diam diam Huan Cu Im mengangguk, "rupanya
antara empek Hee dengan istrinyapun terjadi persaingan tak
sehat, sehingga mereka saling curiga mencurigai dan tidak
mempercayai satu dengan lainnya" Berpikir demikian, diapun
berkata kepada gadis itu. "Aku she Huan, Tapi namaku bukan
Thian Beng."
Yap Ling segera menyembunyikan tangan kirinya dibalik
pakaian lalu dengan wajah sangat tegang dia menegur.
"Lantas siapakah kau? " Huan Cu Im tertawa.
"Kau tak menyiapkan jarum beracun lagi? apakah ingin
membunuhku untuk menghilangkan saksi?
Tiba tiba sepasang mata Yap Ling berubah menadi merah,
ucapnya:
"Apabila apa yang kita bicarakan barusan sampai
kedengaran hujin, berarti aku akan dijatuhi hukuman mati,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bila kau adalah petugas yang dikirim oleh hujin lebih baik aku
bunuh diri saja dihadapanmu, salahku sendiri mengapa tidak
baik baik mengenali orang sebelum membicarakan persoalan
serawan itu." Sekali lagi Huan Cu Im tertawa.
"Kau tak usah kuatir," hiburnya, "aku bukan petugas yang
dikirim oleh hujin"
^ooooodwooooo^
"Kalau begitu cepat katakan kepadaku, bila kau bukan
Huan Thian beng, lalu siapakah kau? " pinta Yap Ling,
wajahnya memelas dan sangat mengibakan hati.
"Aku adalah Huan Cu im"
"Kau benar benar adalah Huan Cu im? " Yap Ling
membelalakan matanya lebar lebar.
"Yaaa, apakah kau masih ragu? " ucap Huan Cu Im sambil
tertawa, "lencana perak inipun asli, benda ini kuperoleh dari
Cengcu sehari menjelang keberangkatanku ke Kim Leng, dan
lagi bukankah orang orang Kay Pang khusus datang mencari
gara gara denganku? Apakah berdasarkan dua hal ini masih
belum cukup untuk membuktikan bahwa aku adalah Huan Cu
im.....? "
Paras muka Yap Ling bersemu merah lantaran jengah, ia
menundukkan kepalanya lalu berkata lirih:
"Kau telah membohongiku habis habisan, padahal aku
seharusnya dapat menduga kesitu, tapi karena...."
"Karena apa? " desak Huan Cu im.
Paras muka Yap Ling berubah semakin merah dan
kepalanya tertunduk makin rendah, dengan tersipu sipu
terusnya:
"Aku dengar orang berkata kau.... kau adalah seorang
pemuda tampan-... oleh sebab itu Cengcu hendak
menjodohkan nona Giok yang kepadamu, dan aku dengar hal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
inipun disebabkan nona Giok yong... nona Giok yang pun
sangat menyukaimu."
Atas perkataan mana paras muka Huan Cu Im turut
berubah menjadi semu merah, untung dia mengenakan
topeng kulit manusia, sehingga orang lain tak dapat melihat
mukanya yang memerah.
Maka sesudah tertawa hambar dan menarik tangannya, ia
berkata:
"Mari kita jangan membicarakan persoalan ini lagi, nona
Yap didalam persoalan besok pagi, terpaksa aku mohon
bantuanmu, apakah kau bersedia? "
Yap Ling merasakan pipinya menjadi panas, sahutnya
kemudian sambil menundukkan kepalanya:
"Kaulah yang telah menyelamatkan jiwaku, apa saja yang
kau inginkan tentu akan kukabulkan dengan segera, paling
banter kuserahkan kembali selembar jiwaku ini kepadamu."
"Aaaah, jangan kau pandang persoalan tersebut sampai
begitu serius...." hibur Huan Cu Im dengan lembut, "apa lagi
aku sudah memperoleh suatu siasat yang amat bagus,
tanggung kau masih dapat melaksanakan tugas secara baik
serta pulang kemarkas untuk memberi laporan."
“Huan siangkong, bersediakah kau membeberkan
rencanamu itu kepadaku? " pinta Yap Ling sambil mengangkat
kepalanya dan berkata penuh kehangatan.
"oooh, tentu saja"
Huan Cu Im segera menempelkan bibirnya disisi telinga
gadis itu lalu membisikkan sesuatu dengan suara lirih,
Kemudian tampak Yap Ling manggut manggut seraya
menyahut: "Baiklah kalau begitu"
ooooodwooooo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hap hui atau nama lainnya Kui cin hu merupakan sebuah
kota propinsi yang sangat besar disebelah utaranya terletak
bukit wasan dengan sebelah selatan menempel ditelaga cau
oh.
Sebagai sebuah kota perniagaan, kota tersebut ramai sekali
dengan orang yang berniaga.
Kuil Pau kok si merupakan sebuah kuil termegah dikota Kui
Ciu hu ini, luasnya mencapai beberapa ratus bau dengan
jumlah pendetanya mencapai seratus dua ratus orang lebih.
Ketuanya Tek Ceng berasal dari kuil Siau lim si, sebagai
angkatan dengan huruf "ceng", ia merupakan murid angkatan
kedua dari Siau Lim pay.
Kuil Pau kok si masih termasuk dalam pengawasan Siau lim
pay, itulah sebabnya ketika Hui san taysu, ketua ruang Lo han
tong dari Siau lim pay yang kebetulan lewat dikota Hap hui
otomatis menginap pula di kuil Pau kok si tersebut.
Waktu itu saat menunjukkan tengah hari ketika dari luar
pintu gerbang kuil Pau kok si muncul seorang siangkong anak
sekolahan yang tampan didampingi seorang kacung buku
yang berwajah cerah taksalah lagi mereka adalah Huan Cu Im
serta Yap Ling.
Baru saja mereka berdua memasuki pintu gerbang, seorang
pendeta berbaju hijau segera menyambut kedatangan mereka
dengan merangkap tangannya didepan dada. "omitohud,
selamat datang sicu" sapanya.
"Terima kasih banyak toa suhu"jawab Huan Cu Im sambil
balas memberi hormat.
"Apakah sicu bermaksud datang kekuil kami untuk berkaul?
Silahkan masuk keruang tamu untuk minum teh"
Yap Ling yang berada disisinya cepat cepat menyela:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Toa suhu, kongcu kamu hendak datang keibu kota untuk
mengikuti ujian, karena itu sekalian berkunjung kekuil ini
untuk menyembah Ji layhud sambil menyampaikan ujar
apabila tahun ini berhasil lulus dalam ujian, maka ditahun
depan kongcu berjanji akan membangunkan area baru, karena
itu dapatkah taysu mengundang keluar petugas penerima
tamu? "
Ketika mendengar siangkong tersebut berniat untuk
menyampaikan ujar, pendeta berbaju hijau itu segera
mengiakan kali kemudian sahutnya "silahkan sicu beristirahat
dulu di kamar, siauceng segera melapor kepada menerima
tamu."
Selesai berkata dia segera memberi tanda mempersilahkan
tamunya mengikuti dibelakangnya.
Dengan mengikuti pendeta tadi, Huan Cu Im serta Yap Ling
berjalan menuju kehalaman gedung sebelah kanan, disana
berjajar tiga buah ruangan, tampaknya merupakan ruang
tamu dari kuil Pau kok si tersebut.
Pendeta berbaju hijau itu segera mempersilahkan Huan Cu
Im untuk duduk, seorang hwesio kecil muncul menghidangkan
air teh kemudian berkata "Silahkan duduk sicu, siauceng
segera mengundang datang petugas penerima tamu.”
“Silahkan toa suhu" sahut Huan Cu Im sambil bangkit
berdiri.
Dengan cepat pendeta berbaju hijau itu mengundurkan diri,
takselang beberapa saat kemudian dia muncul kembali diikuti
seorang pendeta yang berperawakan tinggi besar. Sambil
memberi hormat segera ujar sambil menunjuk kearah Huan
Cu im: "Sicu inilah yang ingin bertemu dengan toa suhu"
Pendeta berperawakan tinggi besar itu segera memberi
hormat kepada pemuda kita dan berkata "Selamat bersua
sicu, siauceng Heng ti bertugas sebagai penerima tamu dari
kuil ini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im segera balas memberi hormat "Aku yang muda
Huan Thian beng sedang dalam perjalanan untuk mengikuti
ujian diibu kota, atas pesan dari ibuku segaja aku kemari
untuk menyampaikan ujar"
“Ooooh, rupanya Huan kongcu, maaf maaf....." Yap Ling
yang berada disisinya kembali menyela:
"Seandainya kongcu kami berhasil lulus ujian tahun tahun
ini kongcu berjanji akan memberi patung area baru"
"Dengan bekal kebajikan kongcu tentu akan berhasil ujian
tahun ini....."
Sebagai petugas penerima tamu tentu saja ia pandai
bermanis muka dan mengucapkan kata kata yang sedap
didengar. Dengan gembira Yap Ling segera berseru "Terima
kasih banyak atas perkataan taysu, setelah bersembayang
nanti, kongcu kami berniat untuk berbuat amal terhadap
seluruh suhu yang menghuni di kuil ini dengan bersantap
bersama. Tolong toa suhu membuatkan perhitungan berapa
banyak suhu yang berdiam dikuil ini dan berapa tahil perak
yang diperlukan untuk baya santapan siang bersama ini...."
"omitohud, siancay, siancay.... seluruh anggota kami
berjumlah seratus enam puluh lima orang, ditambah dengan
saudara yang menumpang jadi keseluruhannya berjumlah
seratus tujuh puluh tiga orang, itu berarti memerlukan dua
puluh dua meja, dengan tiap meja senilai lima rence uang
perak berarti seluruhnya sebelas tahil perak."
Mendengar itu, Huan Cu Im segera memberi tanda dari
sajunya Yap Ling mengeluarkan dua lembar uang kertas yang
tiap lembarnya senilai seratus tahil perak lalu, "Toa suhu, ini
uang sebesar dua ratus tahil perak harap kau terima, kecuali
untuk beaya bersantap bagi kedua puluh dua meja tersebut,
maksud kongcu agar setiap suhu memperoleh juga tambahan
dua biji bakpau, segala sesuatunya tolong toa suhu siapkan,
sedang sisanya anggap saja sebagai sumbangan bagi kas kuil"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hong to taysu segera mengucapkan terima kasih berulang
kali, katanya:
“Huan kongcu benar benar seorang yang berhati amal,
segala sesuatunya akan siau ceng perintahkan orang untuk
siapkan" Kemudian kepada pendeta berbaju hijau itu
perintahnya:
"Wan ceng coba kau perintahkan kepada koki agar
menyiapkan hidangan siang ditambah dua biji bakpao setiap
orang untuk santapan siang ini, suruh mereka persiapkan baik
baik" Pendeta berbaju hijau itu segera mengiakan dan
mengundurkan diri dari situ. Sepeninggal pendeta tadi, Hong
to taysu baru berkata: "Huan kongcu, silahkan pasang hio
didepan sang Buddha"
Huan Cu Im manggut manggut, diiringi Hong to taysu
mereka berjalan keluar dari ruang tamu, kemudian secara
beruntun mereka memasang hic diruang depan, ruang
belakang dan ruang samping.
Untuk kesemuanya ini, mereka harus membuang waktu
hampir sepertanak nasi lamanya sembelum semuanya dapat
diselesaikan. Setelah itu, Hong to taysu berkata:
"Sekarang persilahkan Huan kongcu untuk minum teh
diruang hong tiang"
Sesungguhnya tujuan Huan Cu Im membuang uang
sebesar dua ratus tahil perak tadi tak lain adalah untuk
menjumpai ketua kuil tersebut, sebab bila ia datang dan
secara terang terangan mohon bertemu, bisa jadi tindakan
tersebut akan menimbulkan perhatian dari Bu lim taysu.
Berbeda sekali kalau mereka beramal dengan mengundang
semua hwesio untuk makan bersama, peristiwa besar ini pasti
tak akan dilewatkan oleh seorang ketua kuil, itu berarti
dengan sendirinya ia akan menampakkan diri dengan
sendirinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
oleh sebab itu setelah mendengar perkataan dari petugas
penerima tamu itu, Huan Cu Im segera berkata dengan wajah
serius:
“Hongtiang kalian adalah seorang pendeta saleh, sungguh
suatu keberuntungan bagiku bisa bertemu dengannya."
“Huan kongcu terlalu merendah...." Ucap Hong to taysu
sambil merendah, "Walaupun hongtiang kami sudah tua dan
biasanya amat jarang bertemu orang, tapi untuk menghormati
Huan kongcu yang telah beramal, sudah sewajarnya bila
hongtiang kami menyampaikan Sendiri rasa terima kasihnya
kepada sicu"
Berbicara sampai disitu, dia segera mengangkat tangannya
seraya berkata:
"Biar pinceng membawakan jalan untuk Huan kongcu."
"Silahkan"
Dengan dipimpin oleh Hong to, berangkatlah mereka
memasuki ruangan lapis ketiga.
Didepan mata sekarang terbentang sebuah kolam seluas
sepuluh bau ditengahnya terbentang sebuah jembatan batu
dengan tiga buah tekukan dibagian tengahnya.
Sesudah melewati jembatan batu, mereka menembusi
sebuah hutan bambu, lalu diantara dinding pekarangan yang
mengilari sekeliling hutan tadu muncul sebuah pintu berbentuk
bulat.
Hong to segera berhenti, kemudian katanya: "silahkan"
Dibalik halaman gedung terlihat pelbagai bunga tumbuh
dengan indahnya, sebuah bangunan pesanggrahan yang
mungil berdiri ditengah kerumunan aneka bunga.
Baru saja Hong ti mendampingi Huan Cu Im mendekati
undak undakan batu, terlihat seorang pendeta tua berbaju
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kuning telah muncul dari dalam, begitu muncul ia segera
berseru:
"Siau sicu, maaf bila lolap tak menyambutmu dari
kejauhan"
Hong to yang berdiri disisinya segera berbisik “Huan
kongcu yang datang adalah Hongtiang"
Huan Cu Im segera mengalihkan sorot matanya kedepan,
ternyata ketua dari kuil Pau kok si ini adalah seorang pendeta
yang telah berusia tujuh puluh tahunan, berperawakan tinggi
dan kurus, berwajah ramah dan solah, namun sorot matanya
sangat tajam, ini menandakan kalau tenaga dalam yang
dimilikinya amat sempurna.
Dengan cepat dia maju berapa langkah kedepan setelah
mendengar perkataan itu, serunya seraya menjura "Sudah
lama aku yang muda mendengar akan losuhu sebagai seorang
pendeta agung, benar benar suatu keberuntungan bagi kami
dapat bersua pada hari ini, aku yang muda tak berani
merepotkan losuhu untuk menyambut sendiri"
“Haha... haaah.... haaa. siau sicu terlalu merendah,
silahkan masuk kedalam untuk minum teh".
Didampingi Hong to taysu, Huan Cu Im segera melangkah
masuk kedalam ruang hong tiang, sedangkan Yap Ling
sebagai seorang kacung buku terpaksa hanya berdiri menanti
dibawah undak undakan.
pada saat itulah dari balik pintu tampak sesosok bayangan
manusia berkelebat lewat, kemudian nampak orang orang itu
Celingukkan kedalam. Dengan ketajaman mata Yap Ling, ia
segera mengenali orang itu sebagai Bu tim.
Waktu itu dia muncul sambil membawa sepoci air panas,
rupanya dia bertugas untuk menghantar air untuk hongtiang.
Padahal ia baru saja datang di kuil Pau kok si, namun
dengan cepatnya dia berhasil menjadi petugas penghantar air
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
minum, dari sini dapat diketahui betapa hebatnya cara kerja
orang ini, jelas sudah pendeta mandor yang mengepalai dapur
telah disogok olehnya.
Benar juga , segera terlihat seorang hwesio kecil muncul
dengan langkah tergesa gesa dan menerima poci air panas itu,
kemudian cepat cepat pula masuk kedalam.
Tujuan dari Huan Cu Im untuk mengadakan santapan
bersama para pendeta ditengah hari tadi, tujuannya yang
utama tak lain memberi kesempatan kepada Yap Ling untuk
menemukan Bu tim, kemudian menerangkan identitasnya dan
bertanya kepadanya kapan akan bertindak.
Kini orang yang dicari telah muncul disana, sebagai tempat
kediaman hongtiang, biasanya para pendeta kuil dilarang
memasuki daerah tersebut bila tidak mendapat panggilan.
Dengan sendirinya Yap Ling tidak akan menyia nyiakan
kesempatan tersebut dengan bagitu saja.
Disaat hwesio kecil itu sudah berlalu, dia segera tampil
kedepan dan menunjukkan lencana perak yang diserahkan
Huan Cu Im kepadanya tadi.
Sebenarnya Bu tim sudah bersiap siap untuk
mengundurkan diri namun setelah melihat lencana tadi, tanpa
terasa ia berhenti dan diam diam mengangguk.
Yap Ling segera menyusulnya keluar daripintu bulat,
kemudian dengan suara lirih tanyanya:
"Lam it, aku datang mengikuti kongcu untuk
bersembahyang, apakah cian it belum tiba? "
cian it adalah kode rahasia untuk memperartikan Hui san
taysu, ketua Lohan tong dari Siauw lim pay, kode rahasia ini
tak akan diketahui orang lain yang tidak terlibat dalam
peristiwa ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semula Bu tim masih kelihatan Curiga dan sangsi, tapi
sekarang dia sudah tidak Curiga lagi, sambil menggelengkan
kepalanya dia menjawab "Mungkin sore nanti baru datang”
“Apakah kau menjumpai sesuatu kesulitan? " sekali lagiBu
tim menggeleng.
"Tidak ada, segala sesuatunya telah beres”
“Lantas kapan kau akan melaksanakan tugas itu? "
"Sesudah bersantap malam nanti" jawaban Bu tim rendah
lagi sangat berat.
Yap Ling segera manggut manggut.
"Ehmmm, kalau begitu kau boleh pergi" ia berbisik,
Bu tim tidak banyak berbicara lagi, tergopoh gopoh dia
mengundurkan diri dari situ.
oooODWOooo
Dalam ruang hong tiang, tamu dan tuan rumah telah
mengambil tempat dudk. seorang hwesio kecil datang
menghidangkan air teh. "Siau sicu, silahkan minum teh" kata
Tek ceng taysu kemudian.
"Terima kasih"
Dia segera mengangkat cawan, tapi menggunakan
kesempatan tersebut segera bisiknya kepada hwesio tua itu
dengan menggunakan ilmu menyampaikan suara:
"Lo suhu, aku bernama Huan Cu im, datang dari Hong san
dan ada urusan penting hendak dilaporkan kepadamu"
Karena dia berbicara dengan menggunakan ilmu
menyampaikan suara, maka Hong to taysu sama sekali tidak
mendengar perkataan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tek Ceng taysu kelihatan agak tertegun, lalu ditatapnya
Huan Cu Im sekejap dengan pandangan tajam, pikirnya:
"Siau sicu ini masih muda, tapi memiliki tenaga dalam yang
begitu sempurna, tak nyana dia telah berhasil pula menguasai
ilmu menyampaikan suara" Ia segera berpaling dan
perintahnya kepada Hong to taysu:
"Hong to, tentang maksud siau sicu untuk melakukan
derma, apakah kau telah melakukan persiapan yang matang?
coba keluarlah sebentar loCeng akan menemani sendiri
kehadiran siau sicu di ruang makan.”
“Baik" sahut Hong to taysu dengan hormat.
Ia segera bangkit berdiri, kemudian setelah memberi
hormat segera mengundurkan diri dari situ.
Sepeninggal Hong to taysu, Tek Ceng taysu baru
mengangkat wajahnya serta menatap wajah Huan Cu Im lekat
lekat, ujarnya "siau sicu, apa bila kau ingin menyampaikan
sesuatu, sekarang dapat kau utarakan keluar."
Huan Cu Im menjura lebih dulu, kemudian baru berkata
“Harap lo suhu sudi memaafkan, andaikata aku tidak
beralasan untuk menderma makan bersama, rasanya sulit
sekali untuk dapat bersua dengan lo suhu, sebaliknya bila
kumohon bertemu secara langsung, jelas hal ini akan menarik
perhatian orang"
"Siau sicu mengaku datang dari bukit Hong san, berarti kau
datang atas perintah Ban lo hujin bukan? "
"Bukan,"jawab Huan Cu Im dengan suara lirih, "aku
mendapat perintah dari Siang Ciangbunjin dari bukit Hoa san,
untuk datang menjumpai lo suhu"
Andai kata dia tidak menyinggung soal nama besar Siang
ciangbunjin dari bukit Hoa san, pemuda ini kuatir kalau hwesio
tua itu enggan percaya. Tek ceng taysu segera merangkap
sepasang tangannya didepan dada, serunya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"ooooh, rupanya siau sicu berasal dari Hoa san pay, kalau
begitu lolap telah bersikap kurang hormat, entah pesan
apakah yang hendak disampaikan Siang ciangbunjin padaku? "
Huan Cu Im mendehem pelan, lalu mengatakan bahwa
Siang ciangbunjin telah mendapat laporan rahasia yang
mengatakan bahwa ada sebuah organisasi rahasia yang punya
rencana hendak membunuh Hui san taysu kemudian
bagaimana pihak lawan berencana mengutus seorang murid
murtad untuk berperan sebagai Hui san taysu yang akan
menghadiri pertemuan puncak dibukit Hongsan, selanjutnya
merekapun berniat menguasai ruang Lo han tong di Siau lim
pay.
Berubah paras muka Tek ceng taysu sehabis mendengar
laporan tersebut, katanya kemudian "Berhubung urusan ini
menyangkut hubungan yang kelewat besar, siau sicu, apakah
Siang ciangbunjin telah sertakan pula sesuatu bukti yang
nyata? "
Huan Cu Im yang mendengar perkataan itu segera berpikir
"Seringkali kudengar orang bilang, pihak Siau lim si selalu
memegang prinsip Selama orang lain tidak menggangguku,
akupun tidak akan mengganggu orang lain, selamanya enggan
mencampuri urusan dunia persilatan-Agaknya dalam masalah
mereka sendiripun, mereka lebih mengutamakan soal bukti,
seakan akan tanpa sesuatu bukti maka tak mungkin terjadi
sesuatu persoala. "
Berpikir demikian, tanpa terasa sikap hormatnya terhadap
hwesio tua inipun berkurang, setelah tertawa dingin serunya:
"Apa bila lo suhu mengharapkan bukti yang nyata, silahkan
saja menunggu sampai orang jahat itu berhasil melaksanakan
tugasnya untuk membunuh orang, tapi buktinyapun hanya
akan bertahan sekejap saja, sebab pihak lawan akan
mempergunakan jarum penghancur darah yang tak mungkin
akan terpikirkan oleh para jago dari golongan lurus untuk
melaksanakan tugasnya, barang siapa terkena jarum itu, maka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak sampai seperminum teh kemudian daging tubuhnya akan
hancur lebur sehingga rambutpun tak tersisa, sekalipun waktu
itu lo suhu dapat menyaksikannya, dalam sekejap mata
jenasahnya akan musnah tak berbekas, ini berarti sama
seperti tak pernah terjadi sesuatu peristiwa pun pada
hakekatnya tak akan mendapatkan bukti apa apa juga ...."
Tek ceng taysu menjadi tertegun setelah mendengarkan
perkataan itu, buru buru dia merangkap tangannya didepan
dada seraya berseru:
"Benar juga perkataan dari siau sicu, hanya saja..."
Di atasnya wajah Huan Cu Im dengan tajam, kemudian
berkata lebih jauh "Berhubung persoalan ini mempunyai
hubungan yang terlampau besar, apakah Siang ciangbunjin
telah mengaturkan sesuatu rencana yang bagus sehingga
mengutus siau sicu datang kemari? "
"ciangbunjin minta aku datang kemari serta melaporkan
sendiri kejadian ini kepada lo suhu, hal ini dikarenakan
persoalan ini kelewat rahasia, oleh sebab itu kita berusaha
memberi kesan kepada lawan bahwa persiapannya benar
benar sudah matang tinggal pelaksanaannya nanti, dengan
begitu kita baru bisa memperoleh data lebih lengkap lagi, dari
titik terang yang sudah ada, apa bila rahasia ini sampai bocor,
maka akibatnya pihak lawan akan merubah tindakan
berikutnya, dengan sendirinya kitapun akan semakin
kebingungan untuk menghadapi perbuatannya itu.”
“Lalu bagaimanakah menurut pendapat siau sicu? "
"Aku rasa, didalam peristiwa ini selain lo suhu dan aku,
makin sedikit orang yang mengetahui akan rahasia ini semakin
baik lagi, bahkan kalau bisa kita jangan menyampaikan dulu
rahasia tersebut kepada Hui san taysu sendiripun agar tidak
sampai menunjukkan sesuatu yang mencurigakan-"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tek ceng taysu manggut manggut sambil membelai
jenggotnya yang panjang dia bertanya: "Siau sicu, sebenarnya
manusia jahanam itu bertindak atas perintah dari siapa? "
"Dalam hal ini harap lo suhu sudi memaafkan, tentang asal
usul orang itu aku sendiripun kurang jelas karena belum
mendengar Siang ciangbunjin menyinggungnya, namun aku
rasa ada hubungannya yang erat dengan peristiwa pertemuan
puncak dibukit Hong san kali ini."
"ooooh", dengan perasaan kaget Tek ceng taysu berseru
tertahan.
Belum sempat dia mengucapkan sesuatu, dari luar pintu
sudah kedengaran suara Yap Ling memanggil. "Kongcu..."
"Ada urusan apa? " tanya Huan Cu Im sambil bangkit
berdiri.
Yap Ling segera menggapai kearahnya, kemudian
membisikkan sesuatu disisi telinganya. Menyusul kemudian
Huan Cu Im bertanya dengan suara rendah: "Apakah dapat
dipercaya? "
Huan Cu Im manggut manggut sedangkan Yap Ling
mengundurkan diri kembali keuar pelataran, ia berdiri
dipelataran tentunya bermaksud untuk berjaga jaga agar tiada
orang yang menyadap pembicaraan yang sedang berlangsung
diruang hong tiang tersebut. Setelah kembali kebangkunya,
Huan Cu Im berkata dengan lirih:
"Menurut laporan yang diberikan suteku barusan, konon
Hui san taysu baru akan tiba disini setelah menjelang sore
nanti, sedangkan penjahat itu berniat turun tangan setelah
bersantap malam nanti...."
Makin mendengar Tek ceng taysu keheranan, tak tahan lagi
ia bertanya: "Dari manakah sute siau sicu memperoleh kabar
tersebut? " Huan Cu Im segera tersenyum.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yang penting buat kita sekarang cukup asal berita itu
dapat dipercaya, lo suhu tak usah memperdulikan lagi
darimanakah sumber dari berita itu."
Dengan pandangan dalam Tek ceng taysu segera
mengawasi pemuda itu lekat lekat semua tindak tanduk anak
muda ini memberi kesan serba misterius, maka sembari
menatapnya lekat lekat diapun berkata:
"Kalau memang begitu, lolap siap menerima petunjuk dari
siau sicu....”
“Perkataan lo suhu terlalu serius"
Dengan memperendah suaranya, Huan Cu Im segera
menyampaikan sesuatu kepada hwesio tua itu.
Habis mendengar perkataan itu, Tek ceng taysu segera
manggut manggut seraya menyahut: "Perkataan dari siau sicu
memang benar, lolap akan melaksanakannya dengan
seksama."
Sementara itu Hong to si pendeta penerima tamu telah
muncul kembali dengan langkah tergesa gesa, kepada Tek
ceng taysu segera ujarnya:
"Lapor hongtiang, santapan siang telah siap silahkan
bersama Huan sicu datang keruang makan untuk bersantap"
Tek ceng taysu mengangguk. sambil bangkit berdiri
katanya: "Silahkan sicu? ”
“silahkan losuhu"
Maka diiringi oleh Tek ceng taysu dan berangkatlah mereka
meninggalkan ruang hongtiang menuju ruang makan dengan
menelusuri sebuah beranda yang panjang.
Saat itu, ruang makan sudah berisipenuh dengan cara
pendeta, namun suasananya sangat sepi dan sama sekali tidak
terdengar sedikit suarapun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jumlah seluruh meja adalah dua puluh tiga meja, dan dua
puluh dua meja diantaranya merupakan derma dari Huan Cu
im.
SEdangkan meja yang berada ditengah bagian utama
khusus disediakan pihak kuil untuk menjamu Huan Cu im.
Tatkala semua orang melihat hongtiang mereka diikuti
petugas penerima tamu dan Huan Cu Im berjalan masuk.
mereka serentak bangkit berdiri dan memberi hormat.
Tek ceng taysu dan Huan Cu Im segera balas memberi
hormat kepada semua hadirin, kemudian baru duduk. Huan Cu
Im juga minta kepada Yap Ling untuk duduk bersama, dia
ingin mendengarkan petunjuk dari Yap Ling untuk mengetahui
Ciri khas dari mimik muka Bu tim.
Setelah diperhatikan sebentar, segera ditemukan Butim
juga membaurkan diri diantara para pendeta itu, ia betugas
membawa hidangan untuk dibagikan kemeja demi meja.
Melihat hal ini diapun berpikir:
"Ternyata dia menyaru sebagai pendeta yang bekerja
serabutan didalam kuil ini."
Sesungguhnya tujuannya membuang uang sebesar dua
ratus tahil perak dengan menderma makan, tak lain adalah
ingin memanfaatkan kesempatan tersebut agar Yap Ling
mengadakan kontak dengan Bu tim.
Tapi sekarang, berhubung Yap Ling telah bertemu dengan
Bu tim, dengan sendirinya tidak usah diadakan kontak lagi.
Selesai bersantap. Tek ceng taysu mengundang Huan Cu
Im untuk minum teh diruang hongtiang, menggunakan
kesempatan itu dia memberitahukan kepada Huan Cu Im
bahwa ruangan disebelah timur khusus disediakan untuk Hui
san taysu.
Setelah duduk sejenak. Huan Cu impun bangkit berdiri
serta memohon diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tek ceng taysu menghantar sampai dipintu bulat dan
berhenti disana, kemudian oleh Hong to taysu mereka diantar
keluar dari pintu gerbang kuil sebelum berhenti pula.
Huan Cu Im berdua segera berangkat meninggalkan kuil
Pau kok si, ditengah jalan Yap Ling segera berbisik:
"Apakah kau percaya penuh dengan perkataan hwesio itu?
”
“Seharusnya dia dapat dipercaya"
"Tapi aku justru tidak mempercayainya secara penuh" kata
Yap Ling sambil mengerdipkan matanya.
"Itupun tak menjadi soal, aku telah berjanji dengannya,
aku akan datang kembali setelah hari menjadi gelap nanti."
"Aku rasa diapun mungkin menaruh curiga kepadamu, bisa
jadi dia akan mempersiapkan jago jago lihaynya untuk
mengurung sekeliling ruang Hongtiang tersebut, apabila
kejadian ini sampai diketahui oleh Lam itu, urusan bisa
berabe."
"aku rasa tak mungkin, Tek ceng tayse berasal dari Siau lim
si, semestinya dia mempunyai pengalaman yang luas sehingga
tidak melakukan perbuatan yang dapat menjurus 'memukul
rumput mengejutkan ular'...."
"Kau harus tahu, semakin lurus orang itu semakin banyak
pula tingkahnya, apalagi bagi orang orang dari perguruan
kenamaan mereka tak akan memiliki pengalaman apa apa
dalam dunia persilatan."
Ketika berbicara sampai disitu tiba tiba dia berpaling dan
tanyanya sambil tertawa: "Bagaimana dengan kau sendiri?
Apakah kau pun berasal dari perguruan kenamaan? ”
"ooooh tidak Aku tak punya perguruan juga tak punya
partai" sahut pemuda itu tertawa. Yap Ling turut tertawa pula:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi kau pun tidak memiliki pengalaman didalam dunia
persilatan.....”
“Darimana kau bisa mengatakan begitu? "
"Sebab meski kau sudah dikuntit orang, nyatanya hingga
sekarang masih belum menyadari"
Huan Cu Im menjadi tertegun setelah mendengar
perkataan itu, dengan cepat dia berpaling benar juga tampak
seseorang bayangan manusia sedang mengikutinya dari
kejauhan-Dengan suara lirih dia segera bertanya "Mungkinkah
dia? "
"Kalau bukan dia siapa lagi? Sejak kita berada dijalanan kuil
Pau kok si, dia telah mengikuti terus, kemudian sewaktu kita
keluar dari pintu kuil, kulihat dia sedang bersantai diluar pintu,
maka begitu kita berangkat, diapun kembali mengikuti kita.”
“Menyangkut kau, miripkah dia sebagai anggota Kay pang?
"
"Sulit untuk dikatakan, apa tidak mungkin orang Kay pang
melakukan penyaruan? ”
“Ehmmm, mungkin juga "
Tiba tiba Yap Ling mengangkat kepalanya sambil bertanya:
"sebenarnya permusUhan apa sih yang telah terjadi antara
kau dengan pihak Kay Pang? ”
“Panjang sekali untuk diceritakan-...."
Belum habis perkataan itu diucapkan, kembali muncul dua
orang dari kejauhan sana yang berjalan mendekat.
Padahal jalanan itu paling banter cuma dapat dilewat oleh
dua orang, namun kedua orang itu justru berjalan ditengah
jalan dengan langkah lebar, seakan akan tidak menberi
tempat kepada orang lain, tak disangkal lagi mereka jelas
sedang mencari gara gara dengan dirinya....
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im mencoba untuk memperhatikan kedua orang
itu, sepintas lalu mirip saudagar dan sama sekali tidak
menunjukkan pertanda sebagai anggot Kay pang, hal ini
membuatnya sangat keheranan.
Ia merasa tak pernah mempunyai perselisihan apapun
dengan mereka, lantas darimana asal mereka?
Dalam waktu singkat kedua belah pihak sudah saling
berpapasan ditengah jalan-Melihat kedua orang itu berjalan
semakin dekat, langkah mereka pun semakin diperlambat.
Tiba tiba orang yang berada disebelah kiri menengok
kearah Huan Cu Im lalu menegur.
"Apakah yang datang Huan siangkong? "
"Aku memang orang she Huan, kalian berdua....."
"Bolehkah kami tahu siapakah nama lengkap Huan
siangkong? " kembali orang itu bertanya sambil tersenyum.
"Siapakah kalian berdua? Mengapa bukan kalian yang
menyebutkan dulu siapa nama kalian? "
Lelaki yang berada disebelah kanan itu segera mendengus
dingin. "Hmm, ada urusan apa Huan siangkong datang kekota
Lu ciu ini....? "
Yap Ling segera maju kedepan dan berseru sambil tertawa
dingin "Sebenarnya apa maksud kalian berdua? Apa
urusannya dengan kedatangan kongcu kami di kota Lu ciu ini?
"
“Harap engkoh Cilik jangan salah paham," lelaki yang
berada disebelah kiri segera berkata, "kami hanya ingin
mengundang Huan siangkong mau berkunjung kekantor
Cabang kami"
Huan Cu Im yang mendengar perkataan tersebut, didalam
hati kecilnya ia berpikir Ternyata dia memang orang Kay pang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka dengan berlagak tercengang, serunya "Kalian hendak
mengajakku pergi kemana? "
"Bukankah kalian datang dari kota Sin sia? " tanya lelaki
disebelah kanan.
Huan Cu Im mengerti, rupanya orang Kay pang telah
menguntitnya terus, tapi berhubung dia mengenakan topeng
sehingga wajahnya berubah, maka selama ini mereka tidak
berhasil menemukan dirinya, apa lagi kereta yang datang dari
Sin sia hanya mereka berdua, karena itu mereka mencari
dirinya kembali.
Yap Ling adalah seorang nona yang cerdas, dengan kening
berkerut segera ujarnya dingin "Kalian keliru, kami datang dari
kota Tong sia, ada urusan apa sih kalian berdua? "
"Tidak perduli kalian datang dari Sin sia ataukah datang
dari Tong sia, pokoknya asal bersedia datang kekantor cabang
kami sebentar, tanggung tak bakal ada urusan lagi."
"Kongcu kami sama sekali tidak kenal dengan kalian, buat
apa mesti mengikuti kalian kekantor cabang? "
"Engkoh cilik, bagaimanapun juga kongcu kalian harus
mengikuti kami kesana" tukas lelaki disebelah kiri ketus.
"Betul, lelaki disebelah kanan, bila tahu diri, lebih baik ikuti
saja perkataan kami" Huan Cu Im jadi naik pitam, segera
bentaknya "Sebenarnya kalian mau apa? Tempat ini
merupakan daerah hukum, berarti disinipun berlaku hukum
negara, kalian-..."
“Huan siangkong, lebih baik kau sedikit tahu diri" tukas
lelaki disebelah kanan dengan menggunakan hukum negara,
"kami mah tak akan ambil perduli terhadap hukum negara
tersebut."
"oooh, kalian adalah kawanan begundal yang dicari hamba
negara," seru Huan Cu Im kemudian sambil tersenyum.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Betul, anggap saja kami adalah kawanan begundal yang
sedang dicari hamba negara. Sekarang, tentunya kalian sudah
mengerti bukan, tidak mau mengerti kami pun tidak mungkin
bisa? "
Dengan rasa mendongkol Yap Ling berseru "Kalian sebagai
orang persilatan, seharusnya mengerti juga tantang tata
kesopanan, megnundang orang ditengah jalan dan memaksa
orang lain untuk memenuhi kehendak kalian terhitung
perbuatan dari perguruan manakah ini? "
Lelaki yang berada disebelah kiri segera menjawab "Kami
hanya tahu melaksanakan tugas sesuai dengan perintah,
setibanya dikantor cabang kami nanti, asalkan Huan siangkong
memang terbukti bukan orang yang sedang kami cari, pihak
Kay pang tidak bakal menyusahkan dirimu”
“Tapi, apakah orang yang sedang kalian cari adalah aku? "
"Berhubung pihak kami telah memeriksa secara teliti bahwa
orang yang datang dari Sin sia hanya siangkong berdua, oleh
sebab itu terpaksa kami undang kedatangan Huan siangkong
ke kantor cabang kami"
Ternyata tidak melesat dari dugaan semula oleh karena
secara tiba tiba mereka kehilangan jejak dari Huan Cu Im
maka kecurigaan tersebut segera ditimpakan kepada mereka
berdua.
"Tidak bisa" Huan Cu Im telah menggelengkan kepalanya,
"hanya undangan dari pengusaha yang dapat menggerakkan
langkah ku. Antara diriku dengan perkumpulan kalian sama
sekali tak punya hubungan apa apa, kenalpun tidak.
perbuatan kalian menghadang dijalan sudah merupakan
tindakan yang tak sopan, aku tak bisa menuruti perkataan
orang yang tak tahu sopan dengan begitu saja.”
“Apa kau bilang? " seru lelaki disebelah kanan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kongcu kami bilang, dia tak mau pergi" sela Yap Ling
sambil tertawa.
"Tidak mau pergi? "
Lelaki disebelah kanan itu segera meloloskan sebilah golok
dari pinggangnya, lalu berseru sambil menegur: “Hmm, tak
maupun harus mau"
Huan Cu Im pura pura berlagak kaget, dia berseru
tertahan, lalu sambil menggoyang goyangkan tangannya
berulang kali dan mundur berapa langkah dengan
sempoyongan serunya keras:
"Kaaa.... kalian adalah kaum penyamun...."
Tangan kirinya dikebutkan pelan kesamping tahu tahu
golok yang baru dicabut keluar dari sarungnya oleh lelaki
disebelah kanan itu sudah tergetar keras.
Diiringi pergelangan tangan yang terasa amat sakit, golok
itu segera mencelat ketengah udara.
Akibatnya lelaki yang berada disebelah kanan itu merasa
amat terkejut cepat cepat dia melompat mundur kebelakang.
Lelaki yang berada disebelah kiri itu tidak mengetahui apa
sebabnya golok rekannya terlepas dari genggaman, sambil
membentak keras dia meloloskan goloknya kemudian
disilangkan didepan dada sembari membentak keras:
" Huan siangkong, apa bila kau enggan menuruti perkataan
kami, jangan salahkan kalau tak akan bertindak sungkan
sungkan lagi" Yap Ling tertawa dingin:
“Heeeh.... heeeehhh.... heeehhh... dengan tampangmu
itu^ meloloskan golok hanya bisa menakut nakuti bocah
berusia tiga tahun saja, lebih baik kau simpan kembali
golokmu itu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey engkoh cilik, besar amat bacotmu itu" seru lelaki
disebelah kiri dengan marah. Yap Ling kembali tertawa
bangga.
"Buat apa mesti dikatakan lagi? Barusan tentunya kau
sudah melihat bukan cukup dengan sebuah sentilan jari yang
ringan, golok rekanmu itu sudah mencelat ketengah udara.
Maka bila kusentilkan kembali jari tanganku, niscaya golokmu
itu akan terpental pula keudara, kau tidak percaya bukan? "
Berbicara sampai disini, dia segera berpaling kearah Huan
Cu Im dan tertawa.
Tentu saja lelaki disebelah kiri itu tidak akan percaya
dengan begitu saja, dia segera memperkencang
genggamannya pada gagang golok. lalu sambil berdiri tegak
katanya: "coba kau sentillah"
"Pegang dulu gagang golokmu kencang kencang"
Gadi situ segera berlagak berdiri dalam posisi kuda kuda,
tangan kanannya pelan pelan diangkat serta mempersiapkan
diri, tangannnya yang putih dan lentik itu setelah membentuk
suatu gerakan aneh ditengah udara, tiba tiba ia membentak
keras, keempat jari tangannya serentak disentilkan kedepan-
Huan Cu Im merasa geli juga melihat ulah gadis tersebut
disaat nona itu menyentilkan jari tangannya, diapun
melakukan gerakan menyentil pula secara diam diam.
Sudah barang tentu lelaki yang berada disebelah kiri itu
tidak percaya kalau dengan sentilan jari tangan Yap Ling,
maka goloknya dapat dibuat mencelat dari genggaman-Kelima
jari tangannya segera menggenggam gagang golok itu erat
erat lalu dengan menyilangkan senjatanya didepan dada, ia
berdiri angker dengan sepasang matanya mengawasi jari
tangan Yap Ling yang melakukan sentilan itu tanpa berkedip.
Tiba tiba saja dia merasakan segulung tangan getaran yang
tak berwujud menerjang diatas mata goloknya, kelima jari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangannya yang menggenggam golok tersebut segera
mengalami getaran yang sangat kuat.
Ditambah lagi genggamannya terlalu kencang, akibatnya
hampir saja telapak tangannya itu robek. Dalam keadaan
begitu terpaksa dia mengendorkan tangannya dan golok
itupun segera mencelat ketengah udara.
Lelaki disebelah kirinya sangat terkejut sehingga
membelalakan matanya lebar lebar untuk sesaat ia berdiri
tertegun ditempat, mimpipun dia tak menyangka kalau didunia
ini terdapat kepandaian silat yang begitu cepatnya. Sambil
tertawa cekikian Yap Ling segera berseru "Bagiamana?
Sekarang kau sudah percaya bukan? Apakah kalian masih juga
akan memaksa kongcu kami mengikuti kalian pergi ke kantor
cabang? "
Disaat kedua orang lelaki itu berjalan semakin mendekati
dan berbicara dengan Huan Cu Im serta Yap Ling tadi, orang
yang membuntuti sejak dari kuil Pau kok si tadi pun makin
lama semakin mendekati kedua orang tadi.
Ditinjau dari ini, dapatlah dibuktikan kalau antara dia
dengan kedua orang lelaki tersebut sesungguhnya berasal dari
satu aliran.
Tapi sesudah golok yang digUnakan kedua orang lelaki itu
dibuat tergetar, agaknya orang itu tahu gelagat tidak baik,
serta merta dia membalikkan badan dan segera mencoba
untuk kabur dari situ.
Padahal sedari tadi Huan Cu Im telah memperhatikan gerak
geriknya, ketika melihat orang itu bermaksud hendak
melarikan diri, tak kuasa lagi dia membalikkan badan serta
berseru:
"Kembali saja kamu" Sambil tersenyum dia menggapai pula
kebelakang tubuh orang itu...
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perlu diketahui, walaupun ilmu Hong lui ing yang dipelajari
itu khusus diciptakan untuk menghadapi ilmu Sian hong ciang
serta liu hwee ci, namun orang yang menciptakan Hong lui ing
sinkang waktu itu tak lain adalah Kiang cinjin, seorang tokoh
tersohor dari Kun lunpay.
Waktu itu, Kun lunpay terkenal sebagai gudangnya segala
macam ilmu silat maha sakti, terutama sekali ilmu ciong hok li
liong kang, yang dimaksudkan dalam ilmu tersebut adalah
ilmu mendorong serta ilmu menggapai.
Disaat Kiang cinjin menciptakan Hong lui ing sinkang,
didalam benaknya hanya dipenuhi dengan pemikiran
bagaimana caranya mematahkan serangan Sian hong ciang
dan hwee ci.
Meski dia tak menyertai ilmu ciong hok li liong kangnya
didalam kepandaian Ciptaannya tersebut, tapi sebagai seorang
tokoh yang mahir dalam ilmu ciong hok li liong kang, tanpa
disadari dia menyertakan juga unsur rahasia dari ilmu ciong
hok li liong kangnya didalam ilmu Hong lui ing ciptaannya.
Atau dengan perkataan lain, walaupun ilmu Hong lui ing
merupakan ilmu baru ciptaannya, namun sama sekali tidak
terlepas dari pengaruh ilmu ciong hok li liong kang itu.
Ketika Huan Cu Im melakukan gerakan menggapai
barusan, sebetulnya gerakan itu dilakukan secara wajar saja,
namun berhubung dalam ilmu Hong lui ing terkandung unsur
menggapai dari ilmu ciong hok li liong kang tersebut,
akibatnya dair balik gapaiannya itu, muncullah suatu kekuatan
dayanya menghisap yang sangat kuat dari balik telapak
tangannya itu.
Baru saja orang itu membalikkan badan tiba tiba saja ia
merasa punggungnya bagaikan terhisap oleh suatu kekuatan
yang maha besar membuatnya sama sekali tak mampu
berkutik lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menanti ia berhasil menyadari akan situasi dihadapannya,
tahu tahu saja dia telah berdiri dihadapan Huan Cu im, dapat
dibayangkan betapa terkejut dan terkesiapnya dia tak kuasa
lagi jeritnya: "Kongcu, kau...."
Yap Ling yang ikut menyaksikan kejadian tersebut, diam
diam merasa terperanjat juga , dia tak menyangka kalau Huan
toakonya memiliki kepandaian sehebat itu.
Maka dengan wajah berseri karena gembira, dia menengok
kearah orang itu sambil tegurnya:
"Bukankah kau hendak bertanya kepada kongcu kami mau
apa bukan? Padahal aku sendiripun ingin bertanya kepadamu,
sebetuinya apa maksudmu mengikuti kami sepanjang jalan? "
"Aku... aku tidak...", orang itu nampak sangat kekuatan-
“Hmm, kau masih bilang tidak mengikuti kongcu kami? "
jengek Yap Ling sambil tertawa dingin, "agaknya kau ingin
menunggu sampai kepunahkan dulu ilmu silatmu sebelum
bersedia menjawab? "
Kelima jari tangannya segera dipentangkan dan berlagak
hendak melakukan gerakan menyentiL
Tadi orang itu sudah melihat kelihayan Yap Ling disaat
menyentilkan jari tangannya untuk mementaikan golok dari
kedua orang rekannya.
-oo0dw0oo-
Jilid : 32
Karena itu dia menjadi terkesiap sekali setelah mendengar
ilmu silatnya akan dipunahkan, dengan wajah memucat dia
mundur kebelakang berulang kali, pintanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siau koankeh, aku hanya melaksanakan tugas atas
perintah atasanku soal ini.... soal ini tak ada hubungan diriku"
Yap Ling segera mendesak maju selangkah kedepan
tegurnya:
"Hayo Cepat katakan, kalian mendapat perintah dari siapa
datang kemari? "
"Dari aku" mendadak dari kejauhan sana terdengar suara
seorang tua dan dingin kaku menjawab.
Menyusul perkataan itu, dari arah jalan raya telah muncul
lima sosok bayangan manusia yang meluncur datang dengan
keCepatan luar biasa.
Kelima orang itu semuanya berdandan sebagai pengemis,
dengan demikian persoalannya pun menjadi bertambah jelas.
Sebab dalam sekilas pandangan saja, Huan Cu Im segera
mengenali orang pertama yang bergerak mendekat lebih dulu
tak lain adalah pejabat ketua Kay pang saat ini, sipengemis
penakluk naga Kwa Tiang-tay, sementara dua orang
dibelakangnya adalah tianglo bagian hukuman Song Jin-bin
serta tianglo bagian pelatih Ong Tin hai.
Sedangkan dua orang yang terakhir juga berdandan
sebagai pengemis yang satu berusia lima puluh tahunan
berkepala botak bermuka bulat seperti bligo dan
berperawakan gemuk lagi pendek.
Sebaliknya yang seorang lagi berusia empat puluh tahunan,
berperawakan kekar dan dibawah telinga kanannya tumbuh
sebuah tahi lalat hitam yang berbulu.
Huan Cu Im belum pernah bersua dengan kedua orang itu,
tapi dia tahu mereka tentu jago jago lihay dari Kay pang.
Dengan gerakan yang sangat cepat kelima orang itu
bergerak menuju kehadapan Huan Cu im, ketika ketiga orang
lelaki semula melihat pejabat ketua mereka datang sendiri,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
buru buru mereka memberi hormat seraya berseru: " Hamba
menjumpai pangcu"
Dengan paras muka berubah tak menentu Kwa Tiang tay
mendengus dingin, umpatnya:
“Hmm, kalian betul betul manusia yang tak berguna,
mengapa tak segera menggelinding pergi dari sini? "
Sementara itu Huan Cu Im berlagak tak kenal, sambil
menatap wajah Kwa Tiang tay, ia menjura seraya bertanya:
"Kalian kah yang bermaksud mencari siauseng? "
Dengan sepasang mata yang memancarkan cahaya tajam
Kwa Tiang tay menatap sekejap wajah Huan Cu Im kemudian
sambil tertawa dalam, ia menegur: "Kau kah yang bernama
Huan Peng thia? "
"Betul, aku yang mudalah orangnya" sahut pemuda itu
lantang. "Apakah kau datang kekota Lu Ciu hu ini untuk
mengikuti ujian negara? " Huan Cu Im segera berlagak
terCengang serunya dengan keheranan.
“Hey, nampaknya loko telah menyelidiki tentang aku yang
muda sedemikian jelasnya, apa sebabnya kau berbuat begini?
"
“Heeeehhh..... heeeehhhh..... heeehhh...... benarkah kau
sungguh sungguh kemari untuk mengikuti ujian? "
Yap Ling yang berada disampingnya segera menyela
"Perkataan itu benar benar aneh sekali kalau kongcu kami
bukan datang kemari untuk mengikuti ujian, lantas apa
maunya datang kesini? "
"Siau Ling" dengan suara rendah Huan Cu Im segera
berbisik, "aku dengar tadi, agaknya dia merupakan seorang
ketua dari suatu perkumpulan besar, kau harus berhati hati
kalau berbicara"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kongcu" dengan perasaan tak puas Yap Ling berseru, "Kay
pang adalah sebUah perkumpulan besar didUnia ini aku
dengar para anggotanya paling setia kawan dan dapat
dipercaya, tidak mungkin mereka suka mencari gara gara
semacam kalian, apalagi menghadang jalan pergi orang lain."
"Haaaahhh.... haaaahhh..... haaaahhh....." Kwa Tiang tay
mendongakkan kepalanya dan segera tertawa terbahak bahak,
"kalau toh Huan kongcu adalah anak sekolahan, mengapa
kepandaian silatmu juga hebat? coba kau katakan anak murid
siapa? " Huan Cu Im tersenyum.
"Anak murid Khong hucu harus menguasai enam macam
seni, bila aku yang muda mengerti sedikit ilmu silat, hal ini jadi
aku yang muda sama sekali tidak termasuk dalam perguruan
manapun"
"Bagus sekali" Kwa Tiang tay manggut manggut, "aku
berniat mencoba jurus silatmu, beranikah kau menyambutnya?
"
Tiba tiba tianglo bagian hukum Song Jin bin menyela:
"Kongcu, kalau ini toh orang ini bukan Huan Cu im, lebih
baik kita lepaskan mereka berdua saja"
"Saudara Song, darimana kita tahu kalau ia bukan datang
dengan menyaru wajahnya? Benarkah orang ini adalah Huan
Cu Im atau bukan, setelah kucoba satu gebrakan nanti segera
akan diketahui dengan pasti....."
"Ia pernah bertarung melawan Huan Cu Im otomatis dia
pun mengenali aliran aliran ilmu silat yang dimiliki Huan Cu im,
meski wajah seseorang dapat diubah namun ilmu silatnya
sama sekali tak dapat disembunyikan."
Terpaksa Song Jin bin manggut manggut "Kalau toh
pangCu ingin mencoba ya, silahkan kau lakukan hanya
kuharap jangan turun tangan kelewat berat...." Kwa Tiang tay
segera tertawa tergelak:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
“Haaa haa haaa...... saudara Song tidak usah kuatir, aku
bakal mencabut selembar jiwanya"
Huan Cu Im yang mendengar perkataan tersebut segera
tersenyum, katanya:
"Mati hidup seseorang ditentukan oleh Yang kuasa, miskin
kaya seseorang ditentukan oleh sendiri aku rasa belum tentu
pangCu mampu mencabut selembar jiwaku"
Ketika tianglo bagian pelatih Ong Tin hay mendengar
ucapan Huan Cu Im yang tekabur itu, tanpa terasa dia
membelalakan matanya lebar lebar, sesudah memandang
sekejap kearah pemuda itu, katanya:
"Kongcu ya benar benar anak harimau yang tak takut langit
dan bumi, pangcu biar siaute saja yang mencoba
kemampuannya"
"Tidak usah, lebih baik saudara menonton saja" Kwa Tiang
tay gelengkan kepala berulang kali.
Setelah mengawasi wajah Huan Cu Im dengan seksama ia
berpikir:
"Kalau dilihat sorot matanya dia beberapa bagian mirip
sekali dengan Huan Cu im, tapi sikapnya justru jauh lebih
tenang dan mantap ketimbang pemuda she Huan" Berpikir
sampai disini, pelan-pelan dia mengangkat tangan kanannya
seraya membentak "Nah, berhati hatilah kau"
Baru saja perkataan terakhir diutarakan, telapak tangan
kanannya sudah dilontarkan kemuka dengan sebuah pukulan
udara kosong.
Dengan serangannya ini, dia telah serta tenaga dalamnya
sebesar tujuh bagian dengan kemampuannya sekarang,
apabila Huan Cu Im terbukti tak sanggup menerima ancaman
tersebut maka ia dapat menarik kembali sebagian dari
kekuatan tenaga pukulannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi bila diketahui ilmu silat yang dimiliki Huan Cu Im
sangat hebat dia masih dapat menyalurkan kembali sisa tiga
bagian tenaga dalam yang dimilikinya untuk menggencet
lawan sehingga boleh dibilang ia dapat menyesuaikan keadaan
menurut yang dibutuhkan....
Sebaliknya Huan Cu Im sendiri, berhubung ia sudah tahu
kalau Kwa Tiang tay bukan lain adalah Lengcu emas yang
dijumpainya di kota Kim leng, ia cukup mengetahui akan
kelicikan serta kebusukan hatinya, ditambah pula dari nada
pembicaraannya Ay Ang Tho tambahkan orang ini memang
sengaja mengatur perangkap tersebut untuk memfitnah
dirinya, maka terhadap orang ini, pemuda sudah menaruh
perasaan was was yang amat besar.
Maka ketika ia saksikan orang itu melancarkan sebuah
pukulan udara kosong untuk menghantamnya dan merasakan
pula segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat bagaikan
gulungan ombak disamudra menerjang kedadanya sehingga
membuat napas jadi sesak dan paling tidak ia telah memakai
tenaga dalamnya sebesar tujuh delapan bagian, timbul
kobaran amarah didalam hatinya. Diam diam ia berpikir.
"Bagus sekali, nyata sekali kalau kau berusaha melakukan
pembunuhan secara diam diam dengan serangan ini, dari sini
terbukti kalau kau memang kejam dan berbahaya, apabila aku
benar benar seorang anak sekolahan yang hanya tahu dasar
ilmu silat saja paling tidak aku bakal terluka parah atau
bahkan mati bila menyambut serangan tersebut." Begitu
ingatan tersebut melintas lewat, dengan suara lantang dia
segera berseru:
"Pangcu, dengan menggunakan pukulan udara kosong
sedemikian hebatnya, bukankah sama artinya kau hendak
mencabut selembar jiwaku....? "
Song Jin bin sendiripun nampak amat gelisah ketika
dilihatnya Huan Cu Im sama sekali tak melakukan persiapan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan lagaknya seperti orang yang tak mengerti ilmu silat.
Dengan perasaan Cemas segera serunya: "Pangcu...."
Tapi sebelum perkataan itu sempat diutarakan, Kwa Tiang
tay telah berseru lagi sambil tertawa berat:
"Bila kau tak segera menyambut seranganku ini, keadaan
bakal terlambat"
Sementara berbicara, tenaga pukulannya telah menerjang
persis dihadapan Huan Cu im, terlihat jubah hijaunya berkibar
kencang sehingga seakan akan orangnyapun akan turut
tersapu oleh tenaga pukulan tersebut.
Malah Yap Ling yang berdiri disampingnyapun turut
terpengaruh oleh angin serangan itu segera pelan-pelan
mundur kebelakang. Mendadak Huan Cu Im berpaling dan
ujarnya sambil tersenyum: "Siau Ling, kau tidak usah mundur
lagi."
Menyusul perkataan tersebut, pelan-pelan tangan kirinya
telah dikeluarkan dari balik bajunya.
Semua orang dapat melihat dengan jelas, bahwa tangan
kiri yang dikeluarkan itu telah melakukan suatu gerakan
serangan.
Dalam hati keCilnya Kwa Tiang tay tertawa dingin, pikirnya:
“Hmmm, kalau sekarang baru ingin membendung
datangnya seranganku, jelas keadaannya sudah terlambat"
Tapi mengikuti gerakan tangan kirinya yang pelan-pelan
bergerak keatas itu, angin pukulan maha dahsyat yang sedang
menerjang kehadapan Huan Cu Im itu tahu tahu bertemu
dengan sebuah tanggul raksasa, angin serangan tersebut tak
sanggup lagi menerjang lebih jauh.
Setelah mendengar perkataan dari Huan Cu Im tadi, Yap
Ling benar benar tidak mundur lagi. Bajunya semula berkibar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terhempas anginpun kini sudah jauh berkurang malahan
akhirnya sama sekali tak ada yang berkibar.
Yang menemukan perubahan keadaan tersebut paling dulu
tentu saja sipengemis penakluk naga Kwa Tiang tay yang
melancarkan serangan, hatinya menjadi tertegun ketika ia
merasakan tenaga dalamnya tersumbat kemudian sambil
tertawa nyaring serunya: "Bagus sekali"
Tangan kanannya segera ditekan kedepan mengikuti suara
bentakan keras itu, tenaga pukulannya segera ditingkatkan
mencapai dua belas bagian.
Dengan perubahan ini, angin puyuh yang menderu
ditengah angkasapun tiba tiba saja semakin bertambah kuat,
dengan membawa suara deruan yang memekakkan telinga
meluncur kedepan bagaikan ombak dahsyat ditengah
samudra.
Sekalipun dia cuma menambah tenaga pukulannya dengan
lima bagian saja, tapi kalau tadi hanya menggunakan tenaga
sebesar tujuh bagian, sekarang meningkat menjadi dua belas
bagian, selisih yang begini bayak ini tentu saja mengakibatkan
suatu perubahan yang luar biasa.
Semoga jago yang hadir dalam arena, sama sama dibuat
terkesiap oleh kedahsyatan tenaga pukulan yang dilancarkan
pengemus penakluk naga Kwa Tiang tay ini.
Yap Ling sendiripun tidak mengetahui sampai dimanakah
taraf kepandaian silat yang dimiliki Huan Cu im, dia tak tahu
apakah pemuda tersebut mampu menyambut serangan itu
atau tidak. tanpa terasa dengan wajah serius dan sikap tegang
dia mengawasi perubahan dalam arena...
Kembali Huan Cu Im menggerakkan tangan kirinya keatas,
dia bersikap seakan akan tak merasa akan datangnya daya
tekanan maha dahsyat dari Kwa Tiang tay tersebut malahan
jari tangannya hanya melakukan suatu gerakan melingkar
ditengah udara dengan gerakan sangat lamban-Gerakan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dilakukan olehnya begitu lambat, sehingga semua orang dapat
menyaksikan dengan jelas, diam diam mereka keheranan,
gerakan tangan pemuda itu begitu lamban, bahkan gerakan
melingkarnya ditengah udarapun seperti tidak membawa
kekuatan apapun, bagaimana mungkin ia mampu menghadapi
serangan dahsyat dari ketua Kay pang tersebut?
Tapi kenyataannya situasi segera mengalami perubahan
besar menyusul gerakan melingkar dari Huan Cu Im itu.
Hal mana dapat diras akan oleh semua orang, tenaga
pukulannya yang semula menggulung dahsyat bagaikan
gelombang ditengah samudra setelah termakan oleh gerakan
melingkar itu, segera mengalami perubahan bagaikan
gelombang air yang menyusup kedalam sebuah selat sempit,
gerakan mengalami hambatan sehingga otomatis tenaga
serangannya pun bertambah mengecil dan lemah.
Sementara Huan Cu Im melakukan gerakan melingkar
diatas kepalanya dengan tangan kiri, sorot matanya tertuju
kearah Kwa Tiang tay sambil katanya:
"serangan dari pangcu rasanya sudah kusambut semua
bukan? Sekarang tiba giliranku untuk mengembalikan semua
pukulanmu itu seutuhnya, silahkan pangcu menerimanya
kembali"
Ketika dia mengucapkan kata yang terlahir, persis
gerakannya selesai melakukan satu lingkaran dan langsung
diayunkan kearah Kwa Tiang tay.
Disaat dia melakukan gerakan melingkar tadi, tenaga
pukulan udara kosong itu segera terpengaruh oleh ilmu Hong
Lui ing Sin kang sehingga akibatnya tenaga serangan maupun
angin pukulannya seakan akan jauh berkurang dan lebih
lemah.
Tapi kesemuanya itu bukan benar benar berkurang atau
melemah, hanya kekuatannya saja yang terikat sehingga tak
mampu mengembangkan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menanti Huan Cu Im mengayunkan tangan kirinya ke
depan, tenaga pukulan yang semula terikat itu tiba tiba saja
seperti terlepas dari ikatan, otomatis kekuatannya
mengembang lebar dan berubah menjadi sebuah aliran
kekuatan yang maha dahsyat.
Dalam waktu singkat, tenaga pukulannya menyambar
seperti guntur, deruan angin serangan bagaikan amukan
ombak. bukan saja kekuatannya pulih kembali seperti sedia
kala, bahkan setelah mengalami ikatan tersebut serta dibawa
berputar satu lingkaran, tenaga kemampuannya menjadi lebih
hebat dan kuat dari pada kekuatannya semula.
SEgulung angin puyuh yang maha dahsyat segera
menyambar kemuka dan hampir menyelimuti wilayah seluas
empat lima depa menerjang serta menggulung tubuh Kwa
Tiang tay.
Mimpipun Kwa Tiang tay tidak menyangka kalau siangkong
anak sekolahan yang kelihatannya masih muda dan lemah
lembut itu ternyata memiliki kepandaian silat yang maha
dahsyat.
KEtika dilihatnya angin serangan pukulan udara kosong
yang dilepaskan olehnya tahu tahu dikembalikan lagi
kearahnya setelah dibawa berputar satu lingkaran ditengah
udara, perasaan hatinya jadi amat terkesiap.
Sebagai seorang jago kawakan yang sudah mempunyai
pengalaman cukup banyak dalam dunia persilatan, tentu saja
dia tahu bahwa tenaga pukulan yang telah dibawa berputar
oleh pemuda tersebut tentu akan mengakibatkan
kekuasaannya bertambah dahsyat mengakui dihari hari biasa
ia sanggup mengerahkan atau menarik kembali kekuatannya
sekehendak hati sendiri, tapi sekarang sudah jelas tak akan
mampu berbuat hal yang sama lagi.
Tentu saja diapun tak berani menerima ancaman yang
maha dahsyat itu dengan keras melawan keras, didalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gugupnya cepat cepat dia menghimpun hawa murni lalu
melambung ketengah udara dan meluncur sejauh berapa kaki
kearah samping untuk meloloskan diri dari ancaman tersebut.
Dengan susah payah akhirnya ia berhasil juga melepaskan
diri dari ancaman-Dalam pada itu, kawanan jago lainnya yang
berada disekeliling tempat itupun telah sama sama melompat
kesamping untuk menghindarkan diri.
Menanti tubuhnya telah melayang turun kembali keatas
tanah, selembar wajah Kwa Tiang tay berubah menjadi merah
padam bagaikan babi panggang, katanya kemudian ketus:
"Tak kusangka Huan siangkong memiliki kepandaian sakti
yang luar biasa, aku she Kwa memang tak tahu diri, baiklah
hari ini aku mengaku kalah, heeehhh.... heeehhhh Kay pang
harus mengakui keunggulan ilmu ciat ing Sin kang dari Siau
limpay, hitung hitung hal ini merupakan ketidak mampuannya
Kay pang...." Begitu berbicara sampai disitu, ia segera
berpaling sambil katanya lagi: "Saudara Song, saudara ong,
ayoh kita pergi”
“omitohud....."
Mendadak terdengar suara pujian kepada sang Budha
berkumandang datang dari kejauhan sana disusul kemudian
terdengar seseorang dengan suara yang tua tapi keras: "Kwa
sicu harap tunggu sebentar"
Dari ujung jalan raya muncul seorang pendeta tua berjubah
abu abu yang membawa sebuah tongkat, dibelakang pendeta
itu mengikuti dua orang pendeta berbaju hijau yang
membawa senjata toya pula dengan langkah pelan mereka
berjalan mendekat.
Kwa Tiang tay segera menghentikan langkahnya sambil
berpaling, pada sewaktu dia melayang turun keatas tanah
setelah menghindarkan diri dari angin serangan tadi,
pengemis tersebut melihat kedatangan ketiga orang pendeta
tersebut dari kejauhan-Walaupun begitu, sekarang dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berlagak kaget dan tercengang lalu sambil menjura dan
tertawa ujarnya:
"Ku kira siapa yang telah datang, rupanya Hui san taysu
berada disini, tampaknya kau datang untuk membantu
anggota perguruanmu bukan? Tapi jangan kuatir, aku sudah
bilang tadi, walaupun kami harus mengakui keunggulan dari
kepandaian sakti kuil anda, hal ini hanya bisa disalahkan pada
ketidak mampuan Kay pang, rasanya toa suhupun tak perlu
memberi penjelasan lagi"
KEtika Huan Cu Im mendengar orang yang baru datang
adalah Huisan tay su pemimpin Lo han tong dari Siau lim sie,
tanpa terasa ia berpaling sambil mengamati wajah pendeta
tua itu. Ternyata pendeta agung dari Siau lim sie yang
namanya amat termashur dalam dunia persilatan ini
tampaknya baru berusia lima puluh tahunan, wajahnya amat
saleh dan alim, tubuhnya tinggi besar persis seperti malaikat
penakluk iblis.
Sambil membawa senjata toyanya pelan-pelan Hui san
taysu berjalan mendekat, kemudian setelah memberi hormat
kepada Kwa Tiang tay dan menganggukkan kepala sambil
tersenyum terhadap Huan Cu Im dia berkata "Kwa lo sicu
salah paham, siau sicu ini sama sekali bukan anggota murid
Siau lim pay"
"Kalau begitu ilmu ciat ing Sin kang bukan termasuk satu
diantara tujuh puluh dua macam ilmu silat dari Siau lim sie? "
jengek Kwa Tiang tay sambil tertawa dingin.
"Lagi lagi Kwa lo sicu salah paham. Kepandaian silat yang
digunakan siau sicu barusan juga bukan ilmu ciat ing sinkang
yang menjadi salah satu diantara tujuh puluh dua macam ilmu
simpanan kuil kami"
Kwa Tiang tay segera menarik wajahnya dan berkata
dengan suara sedingin es.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Biarpun aku she Kwa tak becus, sampai sekarang belum
pernah kudengar kalau didalam dunia persilatan terdapat
kepandaian lain yang sama hebatnya seperti ilmu ciau ing
sinkang. Tadi toh sudah aku katakan taysu tak perlu memberi
penjelasan lagi."
Yap Ling yang mengikuti pembicaraan tersebut menjadi
habis kesabarannya, tiba tiba ia berseru dengan jengkel "Kwa
pangcu kau harus tahu, kongcu kami bukan anggota murid
Siau lim pay lagi pula semua ilmu silat yang ada didunia ini
bersumber sama tapi memiliki keistimewaan yang berbeda,
bila Kwa pangcu tak mempu mengenali ilmu apa yang
digunakan kongcu kami, hal ini cuma bisa disalahkan pada
pengetahuanmu yang picik, buat apa sih kau menuduh pihak
Siau lim pay dengan tuduhan yang bukan bukan? Atau jangan
jangan Kwa pangcu merasa dirimu tak mampu menghadapi
kongcu kami maka sekarang kau hendak memperalat lo suhu
ini untuk menghadapi kongcu kami? "
Sesungguhnya Kwa Tiang tay memang ada maksud untuk
mengadu domba mereka berdua sehingga saling gontok
gontokkan sendiri, namun setelah maksud hatinya dibongkar
oleh Yap Ling, dari malunya dia menjadi naik darah, dengan
mata melotot segera berkata:
"Kenapa mesti aku menuduh pihak Siau lim si? Apa lagi
minta bantuan kepada mereka? Kalau toh kongcu kalian yang
mampu menggunakan kepandaian tersebut, dikemudian hari
Kay Pang nanti akan minta petunjuk lagi dari kongcumu itu"
Agaknya Huan Cu Im sendiripun tak sanggup menahan diri
lagi, sambil tertawa nyaring katanya:
"Kwa pangcu, persoalan ini menyangkut urusan pribadi kita
berdua, kau tak usah membawa bawa nama Siau lim si dan
lebih baik lagi jangan membawa bawa pula nama baik Kay
pang, bilamana kau anggap ilmu sakti yang kugunakan adalah
ciat ing Sin kang, akupun berjanji tak akan menggunakan
kepandaian tersebut untuk menghadapimu lagi, mari kita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
andaikan kepandaian silat yang dimiliki untuk menemukan
siapa menang siapa kalah diantara kita, asal Kwa pangcu
menantangku, pasti akan kuiringi keinginanmu itu."
Ketika mendengar kalau pemuda itu berjanji tak akan
menggunakan ilmu ciat ing Sin kang lagi, KWa Tiang tay
menjadi kegirangan, sambil tertawa segera katanya:
"Bagus sekali, kalau begitu tak ada salahnya kalau kita
bertarung sekali lagi untuk menentukan siapa yang lebih
unggul diantara kita berdua" Huan Cu Im segera tersenyum
ujarnya:
"Aku dengar pertemuan puncak dibukit Hong san segera
akan diselenggarakan, aku tebak Kwa pangcu tentu akan
menghadiri pertemuan puncak itu bukan? Kebetulan sekali
akupun hendak melihat keramaian disitu, bagaimana kalau
kita bertemu lagi dibukit Hong san? " Kwa Tiang tay
mengerutkan alis matanya yang tebal, kemudian mengangguk
"Baik, kita bertemu lagi dibukit Hong san"
Selesai berkata, dia segera mengulapkan tangannya dan
mengajak segenap anggota Kay pang untuk beranjak pergi
dari situ.
Hui san taysu segera merangkap tangannya didepan dada
seraya berseru: "Kwa lo sicu, baik baik ditengah jalan, lolap
tak akan menghantarmu"
Setelah menghantar kepergian Kwa Tiang tay sekalian,
pendeta itu memberi hormat kepada Huan Cu Im sambil
katanya:
"Lolap ingin mengajukan sebuah pertanyaan kepada siau
sicu, apakah siau sicu bersedia menjawabnya? "
Buru buru Huan Cu Im balas memberi hormat seraya
menjawab:
"Taysu kelewat merendah, apabil ingin bertanya sesuatu,
harap taysu utarakan saja secara langsung"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"omitohud, bolehkah aku tahu siapakah guru siau sicu yang
telah mengajarkan kepandaian silat sehebat ini kepadamu? "
Huan Cu Im segere berkata dengan ilmu menyampaikan
suara:
"Tempat ini tidak cocok untuk dipakai sebagai tempat
berbicara, harap taysu menunggu sampai malam nanti, kita
bertemu lagi nanti"
Habis berkata, dia menjura seraya berkata "Perguruanku
tak dikenal orang, guruku juga amat jarang berkelana didalam
dunia persilatan, jadi sekalipun diutarakan juga belum tentu
taysu tahu, maaf aku hendak mohon diri lebih dulu"
Perkataan dari si anak muda tersebut kontan saja membuat
hui san taysu menjadi tertegun, diawasi pemuda itu berlalu
dari situ tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Biarpun ia sudah sering melakukan perjalanan dalam dunia
persilatan, namun untuk sesaatpun sukar untuk menduga asal
usul dari Huan Cu im. Diam diam dia berseru memuji
keagungan sang Buddha, kemudian pikirnya:
"Omitohud, ombak belakang sungai Tiangkang mendorong
ombak didepannya, orang baru akan menggantikan generasi
lama, siausicu ini betul betul merupakan jago silat muda yang
paling lihay dan pernah kujumpai selama ini"
Huan Cu Im dan Yap Ling telah kembali kerumah
penginapan dan langsung masuk kedalam kamar.
Setelah menutup pintu kamar, Yap Ling baru berkata:
“Huan toako, sebenarnya kau bersungguh hati kepadaku
atau tidak...? "
"Eeeei.... sungguh aneh, mengapa secara tiba tiba kau
mengajukan pertanyaan semacam ini? "
"Dengan mempertaruhkan seluruh jiwa dan raganya aku
mengikutimu, tapi hingga sekarang kau tetap merahasiakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tentang dirimu sehingga aku sama sekali tidak tahu menahu
tentang mu"
"Lalu apa yang ingin kau ketahui? " tanya Huan Cu Im
kemudian sambil tertawa.
"Pokoknya aku ingin mengetahui semua urusan yang ada
sangkut pautnya denganmu, bila kau enggan mengatakannya
yaaa sudahlah aku tak akan memaksa”
“Baik, akan kuceritakan kepadamu, Cuma kau ingin
mengetahui dari yang mana? ”
“Tentu saja lebih baik terperinci? "
Kemudian setelah berpikir sejenak, nona itu menambahkan
"Lebih baik kau Ceritakan saja semenjak masih kecil dulu dan
mulai belajar silat."
Huan Cu Im tak mampu menghadapi desakan sinona,
terpaksa dia mengisahkan pengalamannya sejak mulai belajar
silat dulu, hanya saja bekal pengalamannya yang amat luas
didalam dunia persilatan, ia mengerti mana yang boleh
diceritakan dan mana yang tidak.
oleh sebab itu dia merahasiakan nama gurunya, dia hanya
berkata bahwa guru yang mewariskan ilmu silat kepadanya
sama sekali tidak memberitahukan namanya, sehingga dia
sendiripun tidak tahu siapa dia orang tua.
Selain itu meski Ci Giok hanya seorang dayang didalam
benteng keluarga Hee namun identitas serta asal usulnya
amat rahasia, bisa jadi dia merupakan anggota suatu
perguruan yang sengaja diselundupkan kesitu, maka diapun
tidak membocorkan soal dirinya.
Kemudian tentang Ay Aang Tho dari Pek hoa pang yang
kemudian besar adalah adiknya seayah lain ibu, apa yang
dialaminya didalam penjara bawah tanah perkampungan San
hoa san Ceng dimana mereka dicekoki obat perangsangpun
tak diutarakan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disamping itu kakek Yu yang mewariskan ilmu Hong lui ing
sinkang berulang kali berpesan kepadanya agar tidak
mempersoalkan ini kepada siapapun, karena itu diapun tetap
merahasiakan sesuatu didalam hati.
Maka dari itu dia menyusun terlebih dulu semua kisah
pengalamannya selama ini, setelah menyisihkan hal hal yang
tak boleh diutarakan itu secara garis besarnya ia mengisahkan
pengalamannya yang lain kepada Yap Ling.
Kisah itu dia khiri sampai dia menderita luka parah
diperkampungan San hoa san ceng lalu ditolong kakek Yu,
merawat lukanya dalam sebuah kuil bobrok dan bertemu
dengan Yap Ling di Sah cap liphu ketika bermaksud akan
berangkat ke bukit Hong san-
Selesai mendengar kisah itu, dengan kening berkerut Yap
Ling segera berseru sambil mendengus “Hmmm, aku sudah
tahu kalau kau adalah seorang lelaki romantis, ternyata selain
nona Hee Giok yang yang telah dijodohkan kepadamu, kau
masih mempunyai seorang nona Ban atau Ban Huijin serta
nona Ay. Waaaah, begitu banyak nona yang senang
kepadamu bagaimana caramu menghadapinya dikemudian
hari? "
Dari paras muka sinona yang merah dan senyumannya
yang dipaksakan, Huan Cu imtahu kalau gadis tersebut sedang
cemburu tanpa terasa ia berkata sambil tertawa.
"Nah, tahu tahu kau berpikir yang tidak tidak. apa sih
salahnya bagi seseorang yang melakukan perjalanan dalam
dunia persilatan mempunyai kenalan berapa orang lelaki dan
beberapa orang perempuan? Apa kah dengan keadaan
tersebut maka aku bisa menjadi seseorang lelaki romantis? "
"Memangnya kau bukan? " jengek Yap Ling sambil
cemburu.
Buru buru Huan Cu Im meng goyangkan tangannya
berulang kali, ujarnya sambil tertawa "Kalau toh kau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersikeras mengatakan begini, yaa, akupun tak dapat berbuat
apa apa." Yap Ling mengangkat kepalanya secara tiba tiba,
lalu bertanya dengan sedih.
“Huan toako, aku ingin mengajukan sebuah pertanyaan
kepadamu dan aku minta... kau dapat menjawabnya dengan
sungguh hati...."
Diam diam Huan Cu Im merasa amat terperanjat tapi
diluarnya dia bertanya sambil tersenyum.
"Apa sih yang ingin kau tanyakan? "
Dengan wajah bersemu merah karena jengah Yap Ling
menunjukkan kepalanya rendah rendah kemudian berkata:
"Setelah kau berkenalan dengan begitu banyak nona, apa
kah dikemudian hari kau, kau tak akan melupakan aku? "
Agaknya untuk menyampaikan beberapa patah kata itu, dia
harus menggunakan tenaga yang paling besar.
Dengan cepat Huan Cu Im menggenggam tangannya yang
halus serta memegangnya kencang kencang, katanya sambil
tersenyum, "Aaaah, mana mungkin? " Kembali Yap Ling
berkata dengan suara rendah:
"Aku Cuma berharap kau selalu mengenakan topeng itu
dan selalu menjadi Huan Peng thia, sehingga akupun
selamanya jadi kacung bukumu Siau Ling"
"Didalam perjalananku menuju ke bukit Hong san kali ini,
akupun akan kesitu dalam peranan sebagai Huan Peng thia"
"Bagus sekali kalau begitu" kata Yap Ling kegirangan,
"dengan berperan sebagai kacung buku, lalu ditambah dengan
sedikit laburan diwajah, tanggung hu congkoan tak akan
mengenali diriku lagi"
"Apakah kau tak akan kembali ke benteng keluarga Hee? "
tanya Huan Cu im. Dengan tegas Yap Ling mengelengkan
kepalanya berulang kali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak!! aku tak akan kembali. Bukankah aku akan
berperan sebagai kacung bukumu? " Setelah termenung
sejenak Huan Cu Im berkata: "Tentang soal ini...."
Tiba tiba terdengar seseorang mengetuk pintu kamar,
kemudian kedengaran suara pelayan sedang berseru.
"Kongcu ya, apakah perlu hamba pesankan sayur dan arak
untuk kalian berdua? " Melihat waktu sudh menunjukkan
magrib, cepat cepat Huan Cu Im menyahut. "Tidak usah, aku
telah berjanji dengan teman akan keluar sebentar." Kemudian
sambil bangkit berdiri, serunya "Mari kita pergi"
"sekarang masih terlalu pagi" kata Yap Ling, "jaraknya
dengan malam masih cukup lama"
"Tapi lebih baik pergi agak awal, jangan sampai membuat
terbengkalainya persoalan besar"
Dengan tergesa gesa kedua orang itu meninggalkan rumah
penginapan menuju kekuil Pau kok si, sementara langit langit
sudah mulai diliputi kegelapan malam.
Berhubung hari sudah hampir malam, dikuil tersebut sudah
tak nampak peziarah lagi, suasana didepan kuil sangat hening
dan tak kelihatan seorang manusiapun.
Berhubung paginya tadi mereka bedua telah berkunjung
kesana, maka semua arah tujuanpun sudah mereka ingat
dengan sebaik baiknya, secara diam diam mereka memutuar
kebelakang kuil Pau kok si kemudian melompati pagar
pekarangan dan menerobos kedalam.
Kebetulan sekali tempat itu terletak dihalaman depan
kamar hongtiang, dibelakangnya terdapat gunung gunungan
serta pepohonan bambu yang rimbun.
Baru saja mereka berdua melayang turun keatas tanah,
terdengar seseorang telah menegur dengan suara yang
rendah dan berat:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"ooooh, rupanya siau sicu telah datang, sudah semenjak
tadi lolap menunggu kedatangan kalian disini"
Huan Cu Im segera mengenali suara tersebut sebagai suara
tersebut sebagai suara dari ketua kuil Pau kok si, Tek Ceng
taysu.
cepat cepat dia mengangkat kepalanya, benar juga tampak
Tek ceng taysu dengan membawa tasbehnya sedang berjalan
keluar dari balik gua gunung gunungan serta merta dia maju
menyongsong sambil berkata:
"Aaah, aku telah menyusahkan lo suhu sehingga harus
menunggu agak lama, apakah lo suu telah membicarakan
sesuatu dengan Hui san taysu? " Tek ceng taysu segera
tersenyum,
"Setelah menghantar susiok masuk kedalam kamar lolap
segera datang kemari untuk menunggu kedatangan siau sicu,
jadi kami belum sempat membicarakan sesuatu."
Walaupun Tek ceng taysu telah berusia tujuh puluh
tahunan, tapi berbicara soal tingkat kedudukan, dia masih
terhitung keponakan murid dari Hui san taysu.
"Ehmm, aku lihat saat untuk bersantap malam bagi kuil ini
sudah hampir tiba" kata Huan Cu Im lagi, disaat Hui san taysu
bersantap nanti, tentunya lo suhu yang akan mendampinginya
bukan? "
"Ya, memang begitu" jawab Tek ceng taysu sambil
manggut manggut.
"Kalau begitu, disaat bersantap nanti tolong lo suhu
memberitahukan kepada Hui san taysu secara diam diam
bahwa dalam pertemuan puncak dibukit Hong san kali ini
agaknya sudah diancam oleh suatu intrik musuh yang licik dan
berbahaya bahkan bisa jadi ada orang hendak membunuh Hui
san taysu pada malam nanti, karenanya selesai bersantap
nanti, harap dia jangan minum teh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lo suhu cukup menyampaikan kepadanya, harap sampai
waktunya nanti silahkan dia melaksanakan semua tindakan
menurut petunjuk dari siau sicu she Huan yang akan
disampaikan dengan ilmu menyampaikan suara, tanggung
sipembunuh gelap itu akan berhasil kita bekuk, disamping itu
kumohon kepada lo suhu agar mengumpulkan beberapa orang
suhu yang berilmu silat paling tinggi didalam kuil ini seusai
bersantap nanti agar bersiap sedia disekeliling tempat ini dan
berjaga-jaga jangan sampai si penjahat itu berhasil melarikan
diri."
Tek ceng taysu segera manggut manggut.
"Yaa, lolap pasti akan mengatur semuanya dengan rapih
dan sempurna...."
Lalu sambil mengawasi Huan Cu Im sekejap dengan
pandangan ragu ragu dan tak percaya,
ia bertanya "Benarkah urusannya separah dan segawat ini?
”
“Sampai waktunya lo suhu bakal tahu sendiri"
Kembali Tek ceng taysu manggut manggut, "kalau begitu
harap siau sicu mengikuti lolap."
Dia membawa Huan Cu Im dan Yap Ling menyebrangi
sebuah tanah lapang berumput dengan langkah cepat
kemudian menelusuri sebuah serambi dan berhenti didepan
sebuah pintu ruangan-Sambil mendorong pintu dan masuk
kedalam bisiknya "Didepan sana adalah kamar yang ditempati
susiok. Dari sini kesitu dihubungkan dengan sebuah pintu
kecil, harap sicu berdua menanti sejenak disini."
Huan Cu Im dan Yap Ling segera mengikuti dibelakangnya
dan masuk kedalam ruangan, ternyata kamar itu jelek dan
gelap.
"Tak jadi apa apa" sahut Huan Cu Im sambil manggut
manggut, "bila lo suhu ada urusan silahkan dulu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tek ceng taysu segera merangkap tangannya didepan dada
sambil memberi hormat, kemudian mengundurkan diri dari
situ sambil merapatkan pintu ruangan tengah. sepeninggal
pendeta itu, Yap Ling berbisik "Jangan jangan hwesiotua itu
tak percaya dengan kita, maka sengaja menyekap kita disini? "
"Aaaah, tidak mungkin", kata Huan Cu im, "justru aku
kawatir dia menaruh Curiga kepada kita, maka kuanjurkan
kepadanya agar mempersiapkan jago jago lihaynya agar
berjaga jaga disekitar sini, dengan demikian dia pasti akan
merasa lega hati."
Antara kamar tersebut dengan kamar sebelah depan hanya
dipisahkan dengan sebuah pintu, lagi pula diantara dinding
papa terlihat banyak celah celah, ditambah pula lentera telah
disulut dalam kamar seberang, hal ini membuat kita bisa
menyaksikan semua gerak gerik dikamar depan dengan amat
jelas seandainya mata kita ditempelkan diatas celah celah
papan dinding itu. "
Huan Cu Im kembali berpikir:
"Tek ceng taysu memang pintar sekali, dengan
menempatkan kami berdua disini, hal tersebut memang amat
tepat"
Berpikir begitu, diapun mendekati dinding kamar dan
mengintip kedalam.
Kamar diseberang mempunyai ruangan yang lebar lebar,
dibawah jendela terletak dua buah bangku kecil, disebelah
tangannya merupakan sebuah meja kecil berbentuk bulat dan
diatas meja terletak sebuah hioloo kecil yang terbuat dari
tembaga.
Gum pulan asap dupa mengepul keluar dari balik hioloo
secara lamat lamat terendus pula bau harum yang semerbak.
Disudut sebelah utara terdapat sebuah pembaringan diatas
pembaringan duduklah seorang pendeta tua berjubah abuabu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diintip dari celah celah dinding hanya nampak bayangan
punggungnya saja, dia bukan lain adalah Hui san taysu, ketua
lo hantong dari Siau lim si.
pada saat itulah terdengar suara genta bergema dengan
nyaringnya membelah keheningan.
Huan Cu Im segera berpikir:
"Suara genta itu tentu dimaksudkan sebagai tanda bahwa
saat makan malam telah tiba"
Tak selang beberapa saat kemudian, terdengar suara Tek
ceng taysu berkumandang datang dari depan pintu kamar:
"susiok, tecu Tek ceng mohon bertemu"
"Apakah Tek ceng disitu? Silahkan masuk" ucap Hui san
taysu sambil mengangkat kepalanya.
Dengan sepasang tangan dirangkapkan didepan dada
pelan-pelan Tek ceng taysu masuk kedalam ruangan, setelah
memberi hormat katanya dengan pelan:
"Lapor susiok. hidangan makan malam telah siap. tecu
khusus datang kemari untuk mengundang susiok bersantap
bersama dalam kamar hongtiang." Sambil tersenyum Hui san
taysu menjawab "Aku tak lebih hanya kebetulan lewat disini,
kau tak usah repot repot harus melayaniku, biarlah kami
makan bersama sama dengan rekan lainnya." Dengan sikap
meng hormat kembali Tek ceng taysu berkata:
"Dalam satu tahun belum tentu susiok berkunjung satu kali
ke kota Lu ciu sebagai tuan rumah sudah sepantasnya bila
tecu berusaha menjadi seorang tuan rumah yang baik."
"Kalau begitu, baiklah" pelan-pelan Hui san taysu bangkit
berdiri dan turun dari pembaringan-"Silahkan susiok " kata Tek
ceng taysu lagi sambil merangkap tangannya didepan dada
dan memberi hormat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hui san taysu segera melangkah keluar dari ruangan itu
diikuti Tek ceng taysu dari belakang.
sepeninggal kedua orang itu, Yap Ling segera berbisik:
“Huan toako mereka telah pergi bersantap. sedang kita
harus menunggu sambil menahan perut yang kosong"
"Sabarlah, bila urusan disini telah usai kita segera mencari
rumah makan yang terbaik dan bersantap hingga sekenyang
kenyangnya.”
“Tapi kita harus menunggu sampai kapan? "
"Ssst.... ada orang datang", mendadak Huan Cu Im berbisik
lirih.
"Siapa? Jangan jangan Bu tim? "
Sementara masih berbicara, tampak seseorang membuka
pintu ruangan dan berjalan masuk kedalam, ternyata yang
datang adalah si hwesio kecil yang bertugas diruang hong
tiang tadi.
Dia langsung berjalan menuju kemeja bulan ditengah
ruangan, membuka penutup hioloo tembaga serta diperiksa
sekejap. kemudian memasukkan beberapa batang dupa
kedalamnya sambil menaburkan bubuk dupa yang harum,
setelah itu menutup kembali penutup hioloo itu.
Kemudian dia menuju kemeja kecil disamping pembaringan
dan membereskan cawan, sebelum mengundurkan diri, pintu
kamar itu segera dirapatkan kembali.
Dengan ditambahnya bubuk dupa didalam hioloo tersebut,
asap hijau yang mengepulpun makin tebal dan bau harum
yang menyelimuti seluruh ruangan juga makin tebal, sampai
ruangan kecil dibagian belakang pun ikut diliputi oleh bau
dupa yang harum.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
SEpertanak nasi kemudian, Tek ceng taysu dengan
mendampingi susioknya Hui san taysu baru kelihatan balik
kembali ke dalam kamar.
hwesio kecil tadi datang menghidangkan airteh, kemudian
mengundurkan diri lagi.
Sementara itu Tek ceng taysu duduk disisi paman gurunya
sambil melaporkan keadaan kuil Pau kok si belakangan ini
kepadanya.
Huan Cu Im dan Yap Ling yang bersembunyi dibelakang
diam diam mulai cemas berCampur gelisah, mereka heran
kenapa hwesio tua itu masih saja berceloteh dan belum
bermaksud mengundurkan diri, padahal waktu itu merupakan
saat bagi Bu tim taysu untuk mulai bertindak...
Tek ceng taysu berbincang bincang lagi seperempat jam
sambil memberi hormat:
"susiok tentu sudah lelah setelah menempuh perjalanan
jauh, silahkan berisitirahat lebih awal, tecu hendak mohon diri
lebih dulu..."
Habis berkata, kembali dia memberi hormat lagi kemudian
baru mengundurkan diri dari sana.
Dipihak lain, sepasang muda mudi yang bersembunyi
didalam kamar gelap sambil menunggu perkembangan situasi
merasa gelisah dan cemas, mereka anggap waktu berjalan
sangat lamban, bagaikan siput yang sedang merangkak saja.
Menurut perhitungan mereka, seharusnya Bu tim taysu
sudah menampakkan dirinya disana, tapi tunggu punya
tunggu, bayangan tubuh dari Bu tim taysu belum juga
kelihatan-
Yap Ling segera menempelkan bibirnya disisi telinga Huan
Cu im, lalu berbisik “Heran, kenapa ia belum juga kelihatan? "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba tiba saja Huan Cu Im teringat dengan si hwesio cilik
yang diutus untuk menghantar air teh ke dalam ruang
Hongtiang, tanpa terasa keningnya berkerut, sambil
menempelkan bibirnya disisi telinga Yap Ling segera katanya
pula:
"Tadi hongtiang taysu mengutus sihwesio kecil untuk
melayani dalam ruangan itu, bagaimana mungkin Butim taysu
bisa menyelundup masuk ke kamar."
"Lantas bagaimana sekarang? " tanya Yap Ling.
"Bila dia gagal untuk mencari kesempatan yang baik
sehingga tak berhasil menyelundup masuk. sudah pasti dia
akan menunggu sampai tengah malam nanti baru
menyelundup kemari dengan meyerempet bahaya"
"Aaaai...." Yap Ling menghela napas panjang," Bu tim
adalah seorang manusia yang licik dan cekatan, andaikata ia
mengetahui kalau ditempat ini sudah mengadakan persiapan
tak nanti dia akan turun tangan disini."
"Kalau bukan turun tangan disini, lalu dia akan turun
tangan dimana? " tanya Huan Cu Im tertegun.
"Kalau malam ini tak berhasil, dia tentu akan menunggu
sampai besok malam." Tiba tiba Huan Cu Im menarik tangan
gadis itu sambil bisiknya: "Diluar ada orang"
"Pasti dia yang datang" cepat Yap Ling berbisik agak emosi.
"Bukan! Bisa jadi mereka adalah orang orang yang diutus
oleh Tek ceng taysu, sebab dari suara langkah kakinya, jelas
mereka berjumlah delapan sampai sembilan orang"
Hal 54 tertukar
wajahnya sudah tidak sehormat makan malam tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hoooh" Hui san taysu manggut manggut, "persoalan
apakah itu, coba katakan saja secara blak blakan."
"Kalau memang begitu akan tecu katakan secara berterus
terang" kata Tek ceng taysu kemudian sambil mengawasi
pendeta tua itu dengan sorot mata yang tajam. SEtelah
berhenti sejenak. pelan-pelan ujarnya "Tecu ingin bertanya
pada susiok. apakah tutiap milik susiok dibawa serta? "
Yang dimaksudkan sebagai Tu tiap adalah semacam surat
keterangan yang dikeluarkan penguasa pada jaman itu yang
menerangkan identitas seorang sebagai pendeta atau rahib.
Sambi tertawa ramah Hui san taysu balik bertanya, "tanpa
sebab musabab mengapa kau menanyakan surat tersebut Tu
tiap milikku? "
"Bila susiok tidak membawa surat keterangan tu tiap. dan
tiba tiba ada orang menyamar sebagai susiok lalu bagaimana
caraku untuk membedakan mana yang asli dan mana yang
palsu? "
"Aaaah, mana ada orang menyaru sebagai lolap? " kata Hui
san sambil tersenyum, "mana mungkin hal ini bisa terjadi? APa
perlunya menyaru sebagai lolap? "
Paras muka Tek ceng taysu makin lama berubah semakin
dingin dan kaku, katanya lagi ketus:
"Andaikata benar benar ada manusia jahanam yang
menyamar sebagai susiok? "
Bagaimanapun juga Hui san taysu adalah seorang jago
kawakan yang sudah lama berkelana didalam dunia persilatan
setelah tertegun sejenak. sorot matanya yang tajam segera
dialihkan kewajah Tek ceng taysu serta memandangnya lekat
lekat, tegurnya:
"Tek ceng, kau bisa mengucapkan kata kata semacam ini
pasti didasarkan pada berita atau kejadian yang telah kau
peroleh, sebetulnya apa yang telah terjadi? "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar", kata Tek ceng taysu bersungguh sungguh,
"tentang adanya seseorang yang menyaru sebagai susiok
telah dilakukan penyelidikan yang seksama, dan terbukti
memang ada kejadian seperti ini"
"Apakah maksud dan tujuan orang itu menyaru sebagai
lolap? " tanya Hui san taysu lagi. Huan Cu Im yang
mendengar pertanyaan itu jadi tertegun, segera pikirnya.
"Jangan jangan Tek ceng taysu belum menyampaikan
persoalan itu kepadanya? " SEmentara itu Tek ceng taysu
telah menjawab sambil tertawa dingin tiada hentinya.
"Apakah maksud tujuannya yang sebetulnya kini lolap
sedang melakukan penyelidikan yang seksama dan aku yakin
dalam waktu singkat duduknya persoalan bisa diungkap."
Mendadak Yap Ling menempelkan bibirnya disisi telinga
Huan Cu Im sambil bisiknya. "Kalau didengar dari nada
pembicaraannya, hwesio tua itu kelihatan kurang beres"
Gadis ini memang teliti, rupanya Tek ceng taysu telah
merubah panggilannya dari tecu menjadi lolap.
"Jikalau persoalannya telah diselidiki, bagaimana duduk
persoalan yang sebenarnya? " tanya Hui san taysu sambil
merangkap sepasang tangannya didepan dada. sEkulum
senyuman licik segera tersungging diujung bibir Tek ceng
taysu katanya "Ada seseorang didepan pintu ingin bertemu
dengan susiok, andaikata kau masih ada pertanyaan yang
kurang jelas, tak ada salahnya bila kau tanyakan secara
langsung kepadanya, tanggung semua urusan akan menjadi
jelas”
“Siapa si orang yang dia maksudkan? " bisik Yap Ling tiba
tiba.
"Sssstt.... jangan berisik dulu"
Terdengar Hui san taysu telah berkata:
"Siapa sih orang itu? cepat kau undang dia masuk kedalam"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tek ceng taysu tidak berbicara lagi, dia membalikkan badan
dan berjalan menuju kedepan pintu, kemudian sambil
memberi hormat katanya: "susiok masuk"
Susiok? Bukankah paman guru Tek ceng taysu adalah
seorang ketua dari suatu ruangan atau seorang tianglo dari
siau lim si? Pendeta agung mana lagi yang telah datang?
Tanpa terasa Huan Cu Im dan Yap Ling mengalihkan sorot
matanya keluar pintu ruangan dengan sepasang mata melotot
lebar.
Hui san taysu sendiripun diam diam merasa terkejut
bercampur curiga sepasang matanya tanpa terasa dialihkan
keluar "omitohud"
Dari luar pintu berkumandang suara pujian kepada sang
Buddha dengan suara yang rendah, besar, disusul kemudian
tampak seorang pendeta tua berjubah abu abu pelan-pelan
masuk kedalam ruangan.
Usia pendeta tua itu tampaknya seperti baru lima puluh
tahunan, perawakan tubuhnya tinggi besar, sepasang
matanya bersinar tajam, baik suara, wajah, gerak gerik
maupun paras persis seperti Hui san taysu.
Ketika Hui san taysu berdiri saling berhadapan dengan
orang itu, maka tak ubahnya dia seperti lagi bercermin saja.
Atas terjadinya peristiwa ini bukan saja Hui san taysu jadi
terkejut, sekalipun Huan Cu Im dan Yap Ling juga sama sama
dibuat tercengang atas terjadinya peristiwa yang sama sekali
tak terduga ini.
Cepat cepat Yap Ling berpaling, kemudian bisiknya disisi
telinga Huan Cu im: "Dapatkah kau bedakan , mana yang asli
dan mana yang palsu? "
Huan Cu Im menggelengkan kepalanya berulang kali,
sahutnya pelan "Susah untuk membedakan tampaknya
permainan ini merupakan permainan busuk dari Bu tim,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
waah... kalau yang asli dan yang palsu susah dibedakan,
urusannya jadi bertambah gawat"
Sementara itu kedua orang Hui san taysu telah berhadapan
dan saling mengawasi satu sama lainnya, kemudian Hui san
taysu yang pertama berkata sambil memuji keagungan
Buddha "omitohud, pinceng tidak lebih hanya ketua ruang Lo
han tong dari kuil Siau lim si, menyaru sebagai diriku tak akan
memberi manfaat yang terlalu besar, bolehkan aku tahu apa
maksud anda berbuat demikian...? "
Ucapan tersebut diutarakan dengan nada suara yang
mantap dan lagi sangat berwibawa
Hui san taysu yang muncul belakangan segera merangkap
sepasang tangannya didepan dada, kemudian katanya pula:
"Anda datang kemari dengan menyaru sebagai pinceng,
justru pincenglah yang ingin bertanya kepadamu, apa maksud
berbuat begini? "
Dalam pada itu Tek ceng taysu telah mengundurkan diri
kebelakang dan mengasih kedua orang itu sambil tertawa
dingin tiada hentinya setelah mempertemukan kedua orang
Hui san taysu, seakan akan dia memutuskan akan berpeluk
tangan kebelakang membiarkan dua orang Hui san taysu itu
menyelesaikan sendiri persoalan tersebut serta menentukan
mana yang asli dan mana yang palsu.
"Siancay siancay..." Hui san taysu yang datang duluan
segera memandang keangkasa sambil mengucapkan kata
'siancay' dua kali, lalu dengan sorot mata yang memancarkan
sinar tajam, ia berkata dengan suara dalam.
“Hidup sebagai murid Buddha, pantang pertama adalah
melakukan kejahatan, kedatangan anda dengan menyaru
sebagai pinceng tentu disertai dengan suatu maksud tertentu,
kebetulan pinceng sebagai ketua Lo hantong dari siau lim pay
memang bertugas melindungi agama Buddha dari rongrongan
iblis serta melenyapkan kaum durjana dari muka bumi, apabila
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kau masih juga tidak tahu diri serta enggan bertobat dengan
melepaskan topengmu secepatnya, jangan salahkan bila aku
bertindak tegas, tapi bila kau tahu salah pincengpun bersedia
membebaskanmu."
Hui san taysu yang datang belakangan tetap berdiri tegak
ditempat semula, diawasinya Hui san taysu yang pertama
dengan pandangan tajam, kemudian katanya:
"Ehmm, bila kulihat tindak tanduk anda, nyata sekali semua
gerak gerikmu berdasarkan suatu perencanaan yang
sempurna, tapi pinceng sudah puluhan tahun lamanya
cerkelana didalam dunia persilatan, kejadian seperti apa saja
telah kujumpai, apa lagi soal saru menyaru, kejadian semacam
ini bukan sesuatu yang aneh, hanya masalahnya sekarang,
cukup mampukah kau berperan terus sebagai pinceng? "
Hui San taysu yang pertama Segera berdiri tertegun
Setelah mendengar ucapan tersebut, katanya dengan Suara
dalam
-oo0dw0oo-
Jilid : 33
"Kalau ku dengar dari pembicaraan anda, agaknya kau
menantang pinceng untuk berduel?" Hui san taysu yang
datang belakangan segera tertawa seram:
"Heeehhhh.... heeeehhh... heeeehhh..., buat kaum
beragama belajar silat dimaksudkan untuk menjaga kesehatan
badan, selama puluhan tahun terakhir pinceng juga belum
pernah melangsungkan pertarungan seru, tapi sebagai umat
persilatan, apabila suatu ketika menghadapi jalan buntu dalam
menangani suatu persoalan yang tak terpeCahkan biasanya
akan menggunakan kepandaian silat untuk dicarikan
penyelesaiannya. Kini anda menyamar sebagai lolap. maka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lolap wajib meneliti kemampuan anda, mampukan kau bersilat
dengan menggunakan kepandaian Siau limpay, bila tak
mampu itu berarti kau adalah gadungan" Yap Ling yang
mengikuti perkembangan tersebut segera berbisik pada Huan
Cu im. "Dia yang dimaksudkan adalah Huisan taysu yang
datang belakangan adalah Butim"
"Darimana kau bisa tahu?"
"Nada bicaranya lebih seram dan keji, tetapi ucapannya
lembut serta berkekuatan penuh, hal ini membuat orang susah
untuk membedakan seCara jelas, tapi setelah ia tertawa tadi
aku dapat mengenali identitasnya dengan segera"
SEmentara itu Hui san taysu yang pertama telah memuji
keagungan sang Budda sambil katanya:
"Baiklah, kalau toh suheng ingin bertarung melawan
pinceng, akan kusambut tiga buah seranganmu, Buddha maha
pengasih, moga moga saja kau segera menyadari
kesalahanmu serta bertobat. Nah, kalau memang ingin
bertarung silahkan kau melancarkan serangan lebih dulu."
Berkilat serentetan sinar aneh dari balik mata Hui san taysu
yang datang kebelakang, serunya kemudian sambil tertawa
nyaring:
"Haaahhh.... haaahhh..... haaahhh.... kau menyuruh
pinceng turun tangan lebih dulu?"
"Sudah pinceng katakan tadi, akan kusambut tiga buah
pukulanmu terlebih dulu, silahkan suheng turun tangan lebih
dulu" jawab Hui san taysu yang pertama dengan nada suara
tetap lembut.
Dengan perasaan tak habis mengerti Yap Ling segera
berbisik:
"Biarpun ilmu silat yang dimiliki Bu tim tidak terhitung
lemah akan tetapi dia bukan tandingan dari Hui san taysu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jangan jangan dibalik tindakannya ini masih terkandung
rencana busuk lainnya?"
"Aku pikir dengan kehadiran Tek ceng taysu disamping
arena, tidak mungkin dia berani menggunakan jarum
penghancur darahnya dalam keadaan demikian" sahut Huan
Cu im. Tiba tiba terdengar Hui san taysu yang datang
belakangan tertawa seram, lalu berseru: "Hmmm, kalau begitu
berhati hatilah kau"
Pelan pelan dia menghembuskan napas panjang tangan
kanannya digetarkan dan segera melepaskan sebuah pukulan
dahsyat kemuka.
Sellsih jarak diantara mereka berdua hanya beberapa depa,
meski gerakan yang sangat lamban, namun begitu serangan
dilepaskan keCepatannya betul betul mengerikan ibarat guntur
yang menggelegar diangkasa...
Disaat lawan mempersiapkan serangan tadi Hui san taysu
yang pertama telah menarik napas panjang dengan pelan
pelan, Tapi begitu hawa murninya dihimpun, tiba tiba saja
paras mukanya berubah hebat.
Semua kejadian ini berlangsung dalam waktu singkat tahu
tahu terdengar suara benturan keras berkumandang
memecahkan keheningan.... "Blaaammm"
Sebuah pukulan yang maha dahsyat dengan cepat
bersarang didada Huisan taysu yang pertama.
Pendeta tua itu segera mendengus tertahan dan tubuhnya
mundur lima enam dengan sempoyong an sebelum akhirnya
roboh terduduk diatas tanah, darah segera menyembur keluar
dari mulutnya...
Sambil membesut darah segar dari bibirnya, dia berseru
dengan mata terbelalak lebar: "Kalian-..."
Huisan taysu yang datang belakangan segera tertawa
terbahak bahak jengeknya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hanya sebuah pukulan dari pinceng saja tak mampu kau
hadapi, berani amat kau datang menyaru sebagai pinceng,
hmmm, betul betul tak tahu diri."
Begitu ia selesai berkata sambil berpaling kearah Tek ceng
taysu segera perintahnya: "Tek ceng, orang ini berani
menyaru sebagai diriku, suruh orang menggusurnya pergi."
"Tecu menerima perintah dari susiok" jawab Tek ceng
taysu sambil memberi hormat. Lalu sambil bangkit berdiri
bentaknya:
"PengawaL...."
Bersamaan dengan suara bentakan itu, empat orang
pendeta berbaju hijau yang membawa senjata lengkap segera
munculkan diri dari luar pintu dan menyahut sambil memberi
hormat. "TEcu siap"
Sambil menunjuk kearah Hui san taysu yang pertama dan
tergeletak lemas diatas tanah itu, Tek ceng taysu berseru:
"orang ini berani menyamar sebagai susiok. kalian segera
menyeretnya pergi."
Keempat orang pendeta berbaju hijau itu segera
mengiakan dan maju kedepan dengan cepat, dua orang
diantaranya segera mengempit tubuh Huisan taysu yang
pertama dari kiri kanan dan menyeretnya dari atas tanah.
Tampaknya akibat pukulan yang bersarang didadanya itu,
Huisan taysu yang pertama telah menderita luka dalam yang
amat parah, diawasinya Tek ceng taysu sekejap. lalu katanya
dengan napas tersengkal sengkal: "Baaa... bagus sekali
renc.... rencana busuk kalian...." Satu ingatan tiba tiba
melintas didalam benak Yap Ling, bisiknya segera:
"Huan toako agaknya hongtiang dari kuil ini adalah
komplotan dari Butim, apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Untuk sesaat lamanya huan Cu Im sendiripun kehilangan
akal, setelah termenung sejenak sahutnya:
"Mari kita keluar dari sini, dengan kedudukanmu sebagai
murid hujin dari Lo Cu san dan kedudukanku sebagai utusan
lencana perak. kita mengikuti perkembangan sesuai dengan
situasi dan kondisi nantinya."
"Yaa. tampaknya kita memang harus berbuat begitu" sahut
Yap Ling sambil manggut manggut.
Dengan suara keras Huan Cu Im segera membentak: "Lo
suhu, tunggu sebentar"
Ia segera mendorong pintu kamar dan berjalan keluar dari
ruangan tersebut.
Melihat kemunculan kedua orang itu, dengan wajah berseri
Tek ceng taysu segera menyambut kedatangan mereka,
ujarnya sambil merangkap sepasang tangannya didepan dada:
"Terima kasih banyak atas peringatan dari siau sicu,
ternyata memang ada orang yang datang kemari sambil
menyaru sebagai paman guru, untung saja orang tersebut
telah berhasil dibekuk sekaran, untuk itu lolap benar benar
merasa berterima kasih sekali"
Kemudian sambil berpaling ke arah Hui san taysu yang
datang belakangan itu, dia berkata lagi sambil memberi
hormat:
"Lapor susiok. dia adalah Huan Siau sicu yang mendapat
perintah dari Siang ciangbunjin dari Hoa san untuk
menyampaikan kabar kepada kita, andaikata tiada peringatan
dari siau sicu ini, belum tentu kita bisa membongkar rencana
busuk lawan, malahan bisa jadi susiok telah dikerjai oleh
komplotan penyamun...."
Ucapan tersebut diutarakan sangat luwes dan enak sekali
didengar, seakan akan mereka betul betul telah berhasil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membekuk seseorang yang telah menyaru sebagai Hui san
taysu.
Mendengar kata kata tersebut, Huan Cu Im segera
meningkatkan kewaspadaannya, dengan pikirnya:
"hwesio tua ini pandai sekali berbicara dan lain dimulut lain
dihati, betul betul seorang manusia yang amat licik dan busuk
hatinya..."
Sementara itu Hui san taysu yang datang belakangan
segera menunjukkan senyum ramah setelah mendengar
penjelasan dari Tek ceng taysu katanya dengan lembut
"omitohud, meskipun soal penyaruan atas diri pinceng
hanya masalah yang kecil, tapi berbicara buat keselamatan
kuil kami serta segenap dunia persilatan, perkara kecil ini bisa
berpengaruh besar andaikata sampai terjadi apa apa dosa
pinceng tentu akan besar sekali...."
"Untung sekali Siang ciangbunjin dari Hoa sanpay telah
mendapat kabar lebih dulu sehingga mengutus siau sicu utnuk
mengabarkan persoalan ini kepada kami sehingga sebuah
bencana besar dapat dihindari, terutama sekali dalam
menghadapi pertemuan puncak di bukit Hong san nanti
agaknya pihak musuh berniat untuk memecah belah kesatuan
dan persatuan dari partai partai besar, oleh sebab itu tindakan
yang telah siau sicu lakukan betul betul merupakan sebuah
jasa yang besar bagi umat persilatan seluruhnya, omitohud"
"DEngan tak susah payah taysu telah melaksanakan tugas
secara baik, sesungguhnya kaulah yang telah mendapat
sebuah jasa amat besar" sela Yap Ling cepat.
Huisan taysu yang datang belakangan ini kelihatan agak
tertegun, keudian sambil merangkap tangannya didepan dada
ia bertanya: "Siapakah siau sicu?"
"Aku adalah Yap Ling dari Lo Cu san"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"ooooooh, rupanya nona Yap. maaf.... maaf..." cepat cepat
Hui san taysu yang datang belakangan memberi hormat.
setelah memperhatikan wajah Yap Ling sekejap. ia
bertanya lagi sambil tertawa paksa: "Apakah nona Yap
mempunyai tanda kepercayaan?"
Dari dalam sakunya Yap Ling mengeluarkan sebuah
lencana bulat yang terbuat dari tembaga dan sambil
diperlihatkan kepada pendeta itu katanya:
"Aku adalah kelima dari dua belas bintang, sekarang
tentunya taysu sudah percaya bukan?"
Dengan kening berkerut kencang Hui san taysu yang
datang belakangan itu termenung beberapa saat lamanya
kemudian ia berkata:
"Kalau ingatan pinceng taksalah, agaknya nona Yap pernah
memperlihatkan lencana perak kepadaku, apakah ada
kejadian semacam ini?" Mendapat pertanyaan tersebut, Yap
Ling segera berpikir didalam hati: "Tampaknya dia benar
benar adalah Bu tim."
Maka sambil berpaling dan memberi tanda kepada Huan Cu
im, katanya lagi: "Huan kongcu, taysu ingin melihat lencana
perakmu"
Huan Cu Im menurut dan segera mengeluarkan lencana
peraknya dari dalam saku, lalu sambil diperlihatkan ia berkata:
"Harap taysu periksa"
HHui san taysu yang datang belakangan itu memperhatikan
sekejap kemudian katanya sambil manggut manggut:
"Ehmmm, tampaknya memang benar"
Tek ceng taysu yang selama ini hanya berdiri
membungkam disamping arena, saat itu membentak keras
secara tiba tiba: "Mana pengawal?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari luar pintu kembali muncul empat orang pendeta
berbaju hijau yang bersenjata lengkap sambil melangkah
masuk kedalam ruangan, seru mereka bersama: "Hongtiang
ada perintah apa?"
Tadi Huan Cu Im mendengar ada delapan orang yang telah
muncul didepan pintu, kini terbukti sudah kalau
pendengarannya memang tepat setelah masuk empat orang,
jadi bersama Tek ceng taysu jumlahnya persis sembilan orang
ini berarti yang tidak terdengar suara langkahnya hanya
Huisan taysu yang datang belakangan.
Sambil menuding kearah Huan Cu Im serta Yap Ling, Tek
ceng taysu segera membentak: "Tangkap mereka berdua"
Keempat orang pendeta berbaju hijau itu segera
mengiakan, dua orang diantaranya mendesak maju kemuka.
Perubahan yang terjadi saat ini benar benar diluar dugaan
siapa saja.
Huan Cu Im menjadi tertegun, segera bentaknya:
"Berhenti"
Lalu sambil berpaling kearah Tek ceng taysu, ia berseru:
"Losuhu, apa apa an kau ini?"
Tek ceng taysu segera tertawa terbahak bahak
"Haaaahhhh..... haaaahhhh...... haaahhh..... sekarang
terbukti sudah kalian berdua adalah komplotan dari kaum
penjahat, tentunya siau sicu tak bisa berkata apa apa lagi
bukan?"
"Kau......" Huan Cu imamat terkejut berCampur terkesiap.
Hui san taysu yang datang belakangan turut tertawa seram
dengan sorot mata memancarkan kelicikan, ia membentak
pula dengan suara yang berat dan dalam "Mengapa kalian
belum juga turun tangan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua orang diantara keempat pendeta berbaju hijau itu
langsung mendekati Huan Cu im, sedangkan dua yang lain
mendekati Yap Ling. Dengan kening berkerut Yap Ling segera
membentak: "Bu tim, kau berani begini takabur?"
"criiiing" ia meloloskan pedangnya dan disilangkan didepan
dada, kemudian bentaknya:
"Siapa diantara kalian berani maju?"
Sambil tertawa hambar Tek ceng taysu berkata:
"Li sicu tidak usah main gertak sambal lagi, ketahuilah dupa
yang dipasang dalam hlolo diruangan ini adalah dupa harum
liur naga beracun dari See Ih, betapapun hebatnya
kepandaian silat yang dimiliki niscaya segenap tenaga
dalamnya akan punah padahal kalian sudah mengendus bau
dupa itu hampir sepertanak nasi lamanya, bayangkan saja
mana mungkin kalian sanggup memberikan perlawanan lagi?"
"Rupanya kalian telah mempersiapkan rencana sebusuk ini
untuk menjebak kami?" seru Huan Cu impenuh amarah.
Hui san taysu yang datang belakangan segera tertawa
seram:
"Heeehhhh.... heeehhh.... heeehhh... bocah keparat she
Huan, budak busuk she Yap, kalian telah menghianati benteng
keluarga IHee... hmm Meskipun pinceng tak akan melakukan
sesuatu terhadap kalian, tapi setelah kubawa kalian pulang
kebenteng keluarga IHee dan diserahkan kepada Cengcu serta
hujin, tanggung banyak kenikmatan yang bakal kalian
rasakan."
Menyaksikan kedua orang pendeta berbaju hijau itu datang
mendekatinya, Huan Cu Im masih saja merasa kurang
perCaya, ia segera membentak keras kemudian mengayunkan
telapak tangannya kedepan sambil melepaskan sebuah
pukulan dahsyat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi begitu telapak tangannya digerakkan pemuda itu
segera merasakan sesuatu hal yang tak beres, betul juga
sekujur badannya terasa lemas dan sekali tak bertenaga
barang sedikitpun juga, dengan kondisi seperti ini sekalipun
serangan berhasil mengenai lawanpun belum tentu akan
melukainya.... dalam keadaan seperti ini, diam diam ia
berpekik didalam hati: "Habis sudah riwayatku kali ini"
Dengan cepat kedua pendeta berbaju hijau itu telah
menghampiri anak muda tersebut, satu dari kiri dan yang lain
dari kanan segera bersiap siap untuk membekuknya.
Tapi disaat yang kritis itulah tiba tiba tubuh Huan Cu Im
melayang ketengah udara lalu melambung naik keatas atap
rumah.
Kedua orang pendeta berbaju hijau itu kontan saja dibuat
tertegun dan berdiri melongo.
"cepat kejar" bentak Tek ceng taysu segera.
Dalam pada itu, Huisan taysu yang belakangan itu sudah
menjejakkan sepasang kakinya keatas tanah dan melayang
keluar dari ruangan untuk melakukan pengejaran-
Kedua orang pendeta berbaju hijau itu tak berayal lagi,
dengan cepat mereka meloloskan golok masing masing lalu
menyusul pula dibelakang Huisan taysu gadungan. Perubahan
yang berlangsung lagi lagi berada diluar dugaan siapa saja.
Bukan hanya Tek ceng taysu serta Hui san taysu gadungan
saja yang tak pernah menyangka sebelumnya, padahal asap
dupa liur naga beracun dari See ih sudah tersohor karena
kemanjurannnya, barang siapa terendus bau harum dupa
tersebut niscaya hawa murninya akan buyar, tenaga dalamnya
punah dan kondisinya tak berbeda seperti manusia biasa. ^
Tapi dalam kenyataannya sekarang, Huan Cu Im yang
nyata sudah kehilangan tenaga dalamnya, mengapa masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sanggup melayang ketengah udara? Kejadian ini benar benar
tidak dipahami oleh mereka semua.
PAdahal kalau dibicarakan sesungguhnya dalam hal inipun
Huan Cu Im tak pernah menyangka sebelumnya, ia sudah
panik ketika mengetahui bahwa tenaga dalamnya telah punah
dan pendeta berbaju hijau itu makin mendekatinya dari sisi kiri
dan kanan.
Tapi pada saat yang sangat kritis itulah mendadak ujung
bajunya terasa mengencang, tahu tahu seperti ikan yang
terkena pancingan, tubuhnya terseret keluar dari ruangan dan
melambung ketengah udara.
Tentu saja semua kejadian ini bukan dilakukan atas
kemampuan sendiri, tapi ada seutas kaitan yang amat lembut
telah mengait bajunya serta menyeretnya keluar dari ruangan,
kemudian setibanya didepan pintu, tubuhnya dikerek lagi naik
keatas wuwungan rumah.
Begitu sepasang kaki Huan Cu Im menempel diatas atap
rumah dan belum sempat berdiri tegak, ia sudah mendengar
seseorang berbisik dengan suaranya yang merdu: "Huan
kongcu, aku berada disini"
Dengan cepat Huan Cu Im berpaling kearah mana
berasalnya suara panggilan itu ternyata pada jarak tiga depa
dihadapannya berdirilah seorang nona kecil berbaju ungu.
Nona itu paling banter baru berusia enam tujuh belas
tahunan, wajahnya mungil, cantik dan masih membawa sifat
kekanak kanakan, sementara ditangannya memegang sebuah
alat pengail yang panjang lagi lembut waktu itu dia sedang
mengawasinya sambil tertawa cekikan.
Nona itu sangat dikenal wajahnya seperti pernah bertemu
disuatu tempat tapi untuk sesaat Huan Cu Im tak dapat
mengingatnya kembali. Setelah lama sekali diperhatikan
akhirnya pemuda itu baru berbisik pelan: "Nona...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil tertawa lirih nona berbaju ungu itu berkata:
"Aku bernama Siang siau hun, sayang tak ada waktu lagi
untuk banyak bicara denganmu, dari beberapa butir pil
pemunah racun ini cepat kau telan sebutir diantaranya
sedangkan sisanya yang dua butir segera kau bagikan untuk
kacung bukumu serta Huisan taysu. Nah, sekarang mereka
telah mengejar kemari, akan ku hantar kau turun kebawah
dengan segera. cepat kau telan pil pemunah racun itu,
seperminum teh kemudian tenaga dalammu baru akan pulih
kembali, sekarang aku mau menggoda orang orang itu lebih
dulu."
Sambil berkata dia mengangsurkan tangan kirinya kedepan
menyerahkan ketiga butir pil dimaksud.
Setelah mendengar penjelasannya itu, dengan cepat Huan
Cu Im teringat kembali bahwa Siang Siau un tidak lain adalah
nona kecil yang pernah memancingnya keluar dari benteng
keluarga Hee di suatu malam serta memberitahukan
kepadanya agar selekasnya meninggalkan benteng keluarga
IHee..
Sementara itu, Hui san taysu gadungan serta kedua orang
pendeta berbaju hijau itu telah mengejar tiba tampak tiga
sosok bayangan manusia, satu didepan dua dibelakang seperti
burung elang saja meluncur kearah atap rumah dengan
kecepatan luar biasa.
Berada dalam kondisi semacam ini, tiada waktu lagi buat
Huan Cu Im untuk banyak berpikir, segera disambutnya pil
penawar racun itu dan menelan sebutir diantaranya dengan
cepat.
Tiba tiba terdengar Siang Siau un berbisik:
"Nah, sekarang kau mesti berhati hati ya, cepat tertawa
tergelak sekeras kerasnya. Aku akan menghantarmu turun
kebawah."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im menurut dan segera tertawa terbahak bahak
mendadak ujung baju bagian belakangnya terasa
mengencang, menyusul gelak tertawa itu tubuhnya sudah
meluncur kebawah serta memapaki tubuh Huisan taysu
gadungan yang sedang menerjang datang itu.
Apa yang terjadi amat mengejutkan Huan Cu im, dia sadar
bahwa tenaga dalamnya telah punah, sekarang saat inipun
tubuhnya cuma bergelantungan ditengah udara dengan
disanggah oleh seutas tali pengaiL. Bagaimana mungkin ia
bisa saling bertubrukan secara kekerasan dengan Hui san
taysu gadungan? Seandainya pendeta tersebut sambil
melancarkan sebuah pukulan bukankah dia akan segera
terluka parah?
Tapi tali pengail dari Siang Siau un telah menyambar lagi
dengan kecepatan tinggi mau tak mau tubuhnya harus
meluncur pula kedepan dengan cepatnya, meskidia tak ingin
bertumbukkan dengan Hui san taysu gadungan, tapi
kondisinya saat ini membuatnya sama sekali tak mampu
menghindarkan diri lagi.
Sementara itu Hui san taysu gadungan baru saja
menerjang keluar dari kamar, menjejakkan kakinya ketanah
dan tubuhnya baru saja melambung ketengah udara ketika
tiba tiba mendengar suara gelak tertawa dari Huan Cu Im
serta melihat sesosok bayangan manusia menerjang
kearahnya dengan disertai deruan angin tajam seperti bukit
Tay san menindih kepala.
Pendeta tua ini orangnya memang licik dan banyak curiga,
sebelum duduknya persoalan menjadi jelas, bagaimana
mungkin dia bersedia menyerempet bahaya?
Telapak tangannya segera diluruskan sambil melepaskan
sebuah pukulan uara kosong kedepan, sementara tubuhnya
memanfaatkan peluang itu untuk berjumpalitan beberapa kali
dan menyingkir kearah samping arena.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im menerjang langsung daritengah udara ketika
melihat Huisan taysu gadungan langsung melepaskan pukulan
kearahnya, diam diam ia berpikir dalam hati: "Aduuuh celaka"
pada saat itulah tiba tiba tubuhnya melambung satu kaki
lagi ketengah udara begitu lolos dari ancaman angin pukulan
tersebut, tubuhnya segera meluncur lagi ke bawah dengan
kecepatan tinggi.
Mendadak terdengar suara Siang Siau un berbisik disisi
telinganya
"Huan kongcu, pergunakan sedikit tenaga pada kakimu lalu
menerobos masuk melalui jendela, siapkan baik baik pil
ditanganmu begitu berada dalam ruang dalam, cepat cepat
kau jejalkan pil tersebut kemulut kacung bukumu itu."
Baru saja perkataan itu masuk kedalam telinganya, tahu
tahu dia sudah tiba didepan daun jendela. Blaaaam
Kedua lembar daun jendela itu segera tertendang sampai
terpentang lebar, dengan kecepatan yang tinggi badannya
segera menerobos masuk kedalam.
Waktu itu Tek ceng taysu yang berada didalam ruangan
kebetulan sedang berdiri membelakangi jendela, ketika
mendengar suara benturan keras disusul menerobos
masuknya sesosok bayangan manusia, dia nampak amat
terkejut dan cepat cepat menghindarkan diri kesisi kanan....
Gerakan tangan dari Siang Siau un memang luar biasa, dia
berhasil menghantar tubuh Huan Cu impersis turun dihadapan
Yap Ling.
oleh karena sebelumnya Siang Siau un telah memberi
pesannya maka Huan Cu Im telah mempersiapkan diri dengan
sebaik baiknya, begitu tubuhnya melayang turun, sebutir pil
pemunah tekah dijejalkan kemulut Yap Ling dengan cepat.
Kedua orang pendeta berbaju hijau yang bertugas menjaga
disamping Yap Ling segera membentak keras ketika dilihatnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im menerobos masuk lewat jendela dan melayang
turun persis didepan kaCung bukunya, mereka mengira anak
muda tersebut bermaksud untuk menyelamatkan rekannya ini.
Sepasang golok yang terhunus langsung diayunkan
kedepan melancarkan serangkaian bacokan kilat.
sayang sekali, Huan Cu Im datang dengan cepat
mundurnya jauh lebih cepat lagi.... "Sreeet....."
Tahu tahu dia sudah meluncur kesebelah kiri, kali ini
tubuhnya persis melayang turun dihadapan Hui san taysu
yang tulen-
Kali ini Huan Cu Im sudah ada pengalaman, ia tak berani
berayal lagi, dengan suatu gerakan tangan yang amat cepat ia
jejalkan pula sebutir pil pemunah kemulut hwesio tua itu.
Menanti pendeta berbaju hijau yang bertugas menjaga Hui
san taysu tulen menyadari kalau musuh mendesak datang
tahu tahu Huan Cu Im telah menyingkir lagi kearah lain-
Kali ini tubuhnya melayang turun disudut ruangan sebelah
kanan sementara kaitan yang mengait ujung baju belakangnya
juga dilepas, alat pancingan itu pelan pelan ditarik naik lewat
jendela tersebut.
Boleh dibilang semua peristiwa ini berlagnsung dalam
wkatu singkat menanti Tek ceng taysu sudah menghindar
kesamping dan bisa memandang keadaan disekeliling tempat
itu, dilihatnya Huan Cu Im telah duduk bersila disudut ruangan
sebelah kanan-Dengan suara menggeledeg dia segera
membentak:
"Tangkap keparat itu, hayo cepat tangkap keparat itu."
Pendeta berbaju hijau yang bertugas menjaga didepan
Huisan taysu asli terdiri dari empat orang, begitu mendengar
perintah dari ketuanya, serentak mereka mengiakan lalu
muncul dua diantara pendeta itu menghampiri Huan Cu im.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu Huisan taysu gadungan berserta kedua
orang pendeta berbaju hijau telah buru buru balik kembali
kedalam ruangan setelah dilihatnya Huan Cu Im melayang
turun kembali dari atas ruangan dan balik kedalam ruangan
dengan menerobos jendela.
Begitu masuk kedalam ruagnan, dia segera menjumpai
Huan Cu Im telah duduk disudut ruangan tersebut sambil
bersemedi, kontan saja dengan napas tersengkal dan penuh
amarah dia membentak.
"Bocah keparat, kau berani mempermalukan hudyamU"
Baru saja dia selesai membentak. tiba tiba saja ujUng bajU
sebelah belakangnya terasa kencang, lalu ditarik orang
ketengah udara, bukan cuma begitu. "Wesss" tahu tahu
badannya telah melayang kehadapan Huan Cu im.
Tek ceng taysu terkejut setelah menyaksikan kejadian ini
dia mengira Hui san taysu gadungan dibuat marah karena
ulah si anak muda tersebut sehingga sekarang berniat
membunuh lawannya itu.
Padahal kalau dilihat dari keadaan Huan Cu Im yang roboh
terkulai dalam keadaan lemas itu jelas membuktikan bahwa
tenaga dalamnya telah punah.
Dia sadar pemuda itu adalah kemenakan dari Cengcunya
(IHee Im hong) dan Cengcunyapun telah menurunkan
perintah kepadanya agar membekuknya serta membawanya
pulang kebenteng, sudah barang tentu dia tak bisa
membiarkan pemuda tersebut menderita luka apapun. Dengan
suara menggeledek bentaknya "Hey, mau apa kau?"
Rupanya pendeta ini meski merupakan murid Siau Lim si
dan menjadi ketua dikuil Pau kok si, sesungguhnya adalah
seorang agen rangkap yang merupakan lengcu lencana emas
pula dari benteng keluarga IHee.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee Im hong pernah bejanji kepadanya, bila pendeta tua
ini bersedia membantunya serta menjadi agen rahasianya,
maka bila ia berhasil menduduki jabatan sebagai Bu lim
bengcu, pendeta inipun akan diberi imbalan sebagai ketua dari
Siau lim pay.
Begitulah, pada saat suara bentakan dari Tek ceng taysu
baru saja bergema, tubuh Hui san taysu gadungan yang
sedang menerjang kearah Huan Cu Im itu mendadak berganti
arah dan Blammm
Tubuhnya langsung menerjang kearah salah seorang
pendeta disebelah kanan dari dua orang pendeta baju hijau
yang mendapat perintah dari Tek ceng taysu untuk membekuk
Huan Cu im.
Tentu saja tubrukan ini terjadi dengan tenaga yang amat
besar, kontan saja pendeta pendeta berbaju hiaju yang
berada disebelah kanan itu terpental keras dan jatuh terguling
sehingga menumbuk diatas dinding ruangan-
Sedemikian kerasnya tumbukan itu, si hwesio segera
merasakan pandangan matanya berkunang kunang, kepalanya
pening dan kakinya sempoyongan tak sanggup berdiri tegak
lagi.
Percuma saja si hui san taysu gadungan memiliki ilmu silat
yang hebat, dengan posisi badannya yang bergelantungan
ditengah udara dan kaki tidak menempel diatas tanah, tentu
saja dia sama sekali tak mampu menggunakan sedikit
tenagapun.
Setelah saling bertabrakan dengan pendeta baju hijau
disebelah kanan itu, dan berputar kali ini menumbuk pendeta
berbaju hijau yang disebelah kiri.
Gerakan tubuhnya yang masih melambung diudara itu betul
betul cepat sekali, dengan sendirinya pendeta berbaju hitam
yang berada disebelah kiri itupun tak sempat untuk
menghindarkan diri..... BLaaaammm....
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali lagi terjadi benturan yang keras sekali, tak ampun
tubuh sihwesio itu mencelat sejauh satu kaki lebih dari posisi
semula.
Tenaga yang dihasilkan dalam tubrukan kali ini jauh lebih
besar lagi karena saat itu Huisan taysu gadungan mulai
meronta dengan sepenuh tenaga dengan menggerak gerakkan
sepasang tangan serta kakinya.
Pendeta berbaju hijau itu mendengus tertahan saking
kerasnya tubrukan tersebut, badannya terjatuh keatas tanah
dan tak mampu bangkit berdiri lagi.
Dalam waktu singkat Tek ceng taysu sudah melihat kalau
keadaan tak beres cepat cepat dia bertanya.
"susiok apa yang telah terjadi?"
Huisan taysu gadungan yang berada ditengah udara sama
sekali mati kutunya, baru saja dia hendak berkata.
Mendadak tubuhnya meluncur lagi kedepan dengan
kecepatan bagaikan anak panah yang terlepas dari busur, kali
ini dia langsung menerjang kearah Tek ceng taysu.
Tek ceng taysu sendiri sama sekali tidak menyangka kalau
pendeta itu akan menerjang kearahnya sebelum perkataannya
selesai diucapkan, melihat kejadian ini hatinya jadi terkejut.
Ia bermaksud hendak menghindarkan diri, namun sayang
keadaan tak sempat lagi, selain itu diapun cukup mengerti
bahwa ilmu silat yang dimiliki Hui san taysu gadungan tidak
berada dibawahnya, sudah barang tentu ia tak berani
menghadapi secara gegabah.
Berada dalam keadaan demikian, terpaksa sepasang
telapak tangannya dipersiapkan dengan mengerahkan tenaga
dalam sebesar enam bagian, kemudian telapak tangannya itu
cepat cepat didorong kemuka menyongsong kedatangan dari
terjangan Hui san taysu gadungan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jurus serangan yang dipergunakan ini merupakan jurus
menghadang dipintu menolak harimau dari ilmu pukulan
penakluk naga penunduk harimau dari Siau lim si, serangan
tersebut merupakan sebuah pukulan bertenaga keras yang
lebih diutamakan untuk melindungi diri.
Sesungguhnya Hui san taysu gadungan bisa menerjang
kearah Tek ceng taysu tak lain karena bajunya kena dikail
orang serta ditarik keatas sehingga bergelantungan, akibatnya
dia tak bebas bergerak lagi, semua gerakkannya melayang
kian kemari didalam ruangan tak lebih hanya mengikuti saja
perintah dari alat pengail yang menggaet badannya.
Ketika tubuhnya siap menerjang kearah Tek ceng taysu kali
ini, sesungguhnya pendeta itu bermaksud memberi peringatan
kepada rekannya itu, semua niat tersebut segera diurungkan
setelah dilihatnya Tek ceng taysu berdiri sambil
mempersiapkan sepasang telapak tangannya untuk
menyambut kedatangannya.
Tentu saja diapun mengerti bahwa dia tak mampu
mengerahkan sedikit tenagapun selama tubuhnya berada
diudara, lagi pula untuk diberi penjelasanpun belum tentu
akan menjernihkan persoalannya dalam waktu singkat.
SElain daripada itu tentu saja diapun mengenali jurus yang
dipergunakan Tek ceng taysu adalah jurus "menghadang
dipintu menolak harimau" meski merupakan jurus serangan
pertahanan namun kekuatannya sanggup membendung
terkaman harimau.
Untuk beberapa saat la manyadia tak sanggup lagi untuk
membuka suara selama tubuhnya berada ditengah udara, dia
hanya mengandalkan hawa murninya untuk melindungi badan,
apa bila sampai berbicara maka dia tak akan mampu
mengerahkan tenaga lagi.
Dalam keadaan demikian, terpaksa diapun harus
menghimpun segenap tenaga dalam yang dimilikinya untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melindungi semua jalan darahnya kemudian menyiapkan
telapak tangannya untuk beradu kekerasan dengan Tek ceng
taysu.
Biarpun kedua orang ini sekomplotan, tapi didalam
bentrokan tersebut kedua belah pihak sama sama
mengerahkan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya.
Gerakan tubuh dari Hui san taysu gadungan benar benar
cepat sekali, dalam waktu singkat dia telah menerjang tubuh
Tek ceng taysu keras keras:
Begitu empat buah telapak tangan saling beradu satu sama
lainnya, segera terjadilah benturan yang amat keras.
Huisan taysu gadungan mengamati posisi yang lebih tak
menguntungkan karena tubuhn melambung diudara,
meskipunya kekuatan sulit baginya untuk dipergunakan-
KArenanya begitu bentakan kekerasan terjadi, seketika itu
juga dia merasakan dadanya sakit sekali seperti ditusuk tusuk
dengan beribu batang pedang tajam, pandangan matanya
menjadi gelap dan tubuhnya tergetar keras sampai mencelat
sejauh dua kaki lebih dari posisi semula.
Ketika badannya terjatuh diatas pembaringan hawa darah
didalam tubuhnya segera bergolak keras, tenggorokannya
terasa anyir dan mulutnya dipenuhi dengan darah.
Masih untung dia sudah cukup berpengalaman dalam
menghadapi situasi demikian ini, serta merta ditekannya
kembali gejolak hawa darah yang sudah naik ketenggorokan
itu, kemudian cepat cepat memejamkan mata serta mengatur
pernapasan.
Sebaliknya Tek ceng taysu sendiripun sama saja merasakan
tubuhnya bergetar keras, hawa darah didalam dadanya
bergolak dan kakiknya limbung sampai mundur sejauh dua
langkah lebih setelah menerima terjangan dari Huisan taysu
gadungan dengan kekerasanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Begitu berhasil berdiri tegak, dengan cepat diapun
menghimpun tenaga dalamnya sambil mengatur napas.
pada saat itulah dari luar jendela terdengar seseorang
berseru sambil tertawa merdu.
"Benar benar menyenangkan, Huan kongcu aku tak punya
waktu lagi, nah sampai ketemu lagi"
Tek ceng taysu segera menenangkan kepalanya sambil
membentak keras.
"Siapa disitu??"
Suasana diluar jendela amat hening, sepi dan tak kelihatan
sesosok bayangan manusiapun.
Dengan mencorongkan sinar buas dari balik matanya, Tek
ceng taysu segera berjalan menghampiri pembaringan.
Huisan taysu gadungan segera membuka matanya lebar
lebar kemudian menegur dengan perasaan terkesiap. "Tek
ceng mau apa kau ?"
Tek ceng taysu mengawasi wajah Hui san taysu gadungan
dengan sorot mata yang tajam, kemudian berkata dengan
nada dalam:
"Bu tim, mengapa kau menyerangku secara tiba tiba?
Apakah setelah keberhasilan menduduki jabatan ketua Lo han
tong, kini kau berusaha naik setingkat lagi dengan mengincar
kursi ketua Siau lim pay...?"
Semenjak terjadi bentrokan secara kekerasan melawan Tek
ceng taysu tadi, isi perut Huisan taysu gadungan telah
menderita luka yang cukup parah, meskipun setelah mengatur
pernapasan sekian waktu hawa darah yang bergolak telah
berhasil diredakan, namun luka itu sama sekali belum sembuh
betul.
Sebagai seorang yang licik dan banyak akal muslihatnya,
dalam sekilas pandangan mata saja ia sudah melihat kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tek ceng taysu berniat tidak menguntungkan terhadapnya.
oleh sebab itu dengan suara rendah dan dalam ia berkata
"Mengapa kau bisa berpendapat begitu? barusan pinceng
tak mau bergerak bebas lantaran tubuh ku telah digantung
orang ketengah udara dengan peralatan pancingan, selain itu
Cengcu memerintahkan pinceng untuk menjabat ketua Lo han
tong tak lebih agar dalam pemilihan dipertemuan puncak bukit
Hong san nanti beliau berhasil menduduki jabatan Bengcu."
"Sudah cukup lama Siau lim si memimpin dunia persilatan,
posisinya cukup berbari dimata masyarakat, oleh karena itu
Bengcu amat berharap bisa memperoleh dukungan yang kuat
dari pihak Siau lim si apabila Cengcu telah berhasil merebut
kursi Bu lim bengcu, paling tidak kedudukan ketua Siau lim si
akan terjatuh pula ketanganmu"
Paras muka Tek ceng taysu kembali berubah dingin, berat
dan menyeramkan, jengeknya
"Hmmm, aku tak lebih hanya seorang ketua Pao kok si
yang berada dibawah perintah Siau lim si, sebaliknya kau yang
menjabat ketua lo han tong justru merupakan satu diantara
lima tianglo dari siau lim pay, kesempatan untuk naik menjadi
ketua Siau lim si tentu saja jauh lebih mudah dan besar
ketimbang kesempatan bagiku, bukankah begitu?"
"Apa maksudmu mengucapkan kata kata macam begini
dalam keadaan demikian?" tegas Hui san taysu gadungan
kemudian, "apakah kau bermaksud membangkan perintah
Cengcu?" Tek ceng taysu segera tertawa seram:
"Heeeehhh... heeehhh... heeehhh... siapa bilang aku berani
menantang perintah Cengcu? Aku hanya berpendapat bahwa
kau memang asalnya bukan anggota Siau lim si, mana boleh
orang luar menduduki jabatan sebagai ketua Lo han tong?"
Hui san taysu gadungan segera tertawa serem pula:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bila kau membunuh pinceng saat ini, bukankah sama
artinya dengan menggagalkan rencana besar Cengcu?
Sudahkah kau pikirkan akibatnya?"
"Haaahhh... haaahhh... haaaahhh.... tentu saja telah
kupikirkan masak masak"jawab Tek ceng taysu sambil tertawa
tergelak, "aku tak bisa memberi laporan bahwa rahasiamu
bocor sehingga tewas ditangan Hui san taysu dari Siau lim
pay, padahal pertemuan puncak dibukit Hong san telah berada
didepan mata, sedang siau lim si jauh berada diwilayah Ho
lam, jelas tak akan sempat bagi mereka untuk mendapat
perintah dari mendiang Hui san susiok untuk mewakilinya
hadir dalam pertemuan puncak itu, nah coba bayangkan
dengan kehadiranku didalam puncak tersebut apakah aku
bakal merusak rencana besar Cengcu?"
Berkilat sepasang mata Huisan taysu gadungan setelah
mendengar perkataan itu, jawabnya kemudian dingin:
"Kalau begitu, kau sudah berencana hendak membunuh
pinceng?"
"Benar" Tek ceng taysu menjawab dengan suara berat,
"sebagai lengcu lencana emas aku berhak membunuh mu, dan
lagi aku percaya bengcu tak akan menyalahkan diriku." Lalu
setelah manggut manggut sejenak. Hui san taysu gadungan
berkata lagi:
"Sayang sekali Cengcu masih mempunyai sebuah perintah
rahasia yang mengharuskan aku untuk menyelesaikannya, bila
aku gagal melakukan tugas tersebut secara baik, hal ini akan
berpengaruh besar pada situasi pada umumnya. Baiklah, agar
kau bisa peroleh jasa besar, pinceng rela menyerahkan
kesempatan baik ini kepadamu.
Tapi pinceng pun mempunyai sebuah syarat yang harus
kupenuhi, bila perintah rahasia itu telah kusampaikan
kepadamu nanti dan aku telah mati, kau tak boleh merusak
jenasahku, tapi mesti menguburkan dengan upacara yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
paling megah sebagai ketua Lo han tong dari Siauw lim pay,
apakah kau bersedia mengabulkan permintaanku ini??"
"Baik, aku bersedia?"
Tek ceng taysu sendiripun merupakan seorang yang licik
dan banyak akalnya sekalipun dia telah memberikan
kesanggupan namun tubuhnya sama sekali tidak maju
mendekat, namun tetap menjaga sells ih jarak diantara
mereka sejauh lima depa.
"Mana perintah rahasia Cengcu?" tegurnya kemudian.
Jarak lima depa merupakan jarak yang paling ldeal bagl
serangan Kim kong ciang andalannya, dalam jarak begini,
biasanya orang yang terkena pukulan tersebut pasti akan
tewas.
Huisan taysu gadungan sengaja berlagak terengah engah
karena sudah kelewat banyak berbicara, dadanya naik turun
tak menentu dan peluh membasahi tubuhnya.
Dengan susah payah tangan kanannya merogoh kedalam
sakunya mengambil sesuatu benda, lalu dengan suara yang
lemah tak bertenaga ia berkata
"Perintah rahasia dari Cengcu adalah mlnta kepada pinceng
untuk membunuh mu"
Ternyata benda yang dlkeluarkan dari dalam sakunya
adalah tabung jarum penghancur darah itu, begitu perkataan
terakhir selesai diucapkan, tiba tiba ia membentak dan jari
tangannya menekan tombol diatas tabung tersebut. "sreet...
sreet... sreet..."
Dalam waktu singkat lima batang jarum penghancur darah
telah melesat kedepan dengan kecepatan luar biasa.
Tampaknya Tek ceng taysu telah mempersiapkan diri sedari
tadi begitu melihat pendeta tersebut mengeluarkan tabung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jarum tersebut, tentu saja dia tak memberi kesempatan
kepada lawannya untuk menggunakan senjata maut itu.
Sambil membentak keras tangan kanannya segera
diayunkan kedepan melepaskan sebuah pukulan dengan ilmu
Kim kong ciang, sementara tubuhnya dengan cepat mengigos
ke samping.
Kedua belah pihak bertindak hampir pada saat yang
bersamaan, disamping selisih jarak diantara mereka
berduapun hanya lima depa, dengan bidikan jarum
penghancur darah yang melesat kedepan tanpa menimbulkan
sedikit suarapun, meski Tek ceng taysu sempat berkelit
dengan kecepatan tinggi, namun sayang jarak mereka kelewat
dekat, ditambah pula jarum itu meluncur dengan kecepatan
tinggi, mana mungkin dapat meloloskan diri. Tahu tahu
dadanya terasa kaku dan kesemutan, segera jeritnya dengan
perasaan kaget: "Racun... racun..."
Ia cuma sempat mengucapkan dua patah kata "racun",
tubuhnya kembali gemetar keras kemudian roboh terduduk
diatas tanah.
Akan tetapi pukulan Kim kong ciang dari Tek ceng taysu
pun telah dipersiapkan semenjak tadi, begitu tenaga
serangannya dilepaskan, secepat sambaran kilat angin
pukulan itu meluncur ke muka
Padahal Huisan taysu gadungan belum sembuh dari luka
dalamnya, bagaimana mungkin ia dapat meloloskan diri dari
ancaman tersebut ?
Diiringi suara dengusan tertahan, dia memuntahkan darah
segar lalu roboh terjengkang ke atas tanah.
Dalam pada itu Huan Cu Im yang telah menelan pil
penawar racun hampir seperminum teh berselang, kini telah
bebas dari ancaman racun jahat, akan tetapi ia tidak berbuat
banyak karena pada saat itulah kedua orang lawannya sedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saling gontok gontokan sendiri memperebutkan kursi ketua
Siau lim pay.
oleh sebab itu dia tetap duduk dilantai sambil menyaksikan
perkembangan peristiwa itu lebih jauh, diapun berniat
memberi tahu sedikit latar belakang dari peristiwa tersebut
lewat pembicaraan kedua orang itu.
Disamping itu, dia juga takut Yap Ling melompat bangun
begitu bebas dari pengaruh racun, sebab andaikata sampai
berbuat begini, bisa jadi Tek ceng taysu serta Hui san taysu
gadungan akan mengurungkan gontok gontokan diantara
mereka sendiri untuk bersama sama menghadapi mereka lebih
dulu.
oleh sebab itu dengan ilmu menyampaikan suara dia
memberi peringatan kepada Yap Ling agar jangan bergerak
secara sembarangan..
Akan tetapi setelah dia saksikan kedua belah pihak sama
sama menderita luka dengan suatu gerakan cepat pemuda itu
melompat bangun dari atas tanah.
Waktu itu, dua orang pendeta berbaju hijau yang menjaga
disampingnya sedang dicekam perasaan kaget dan gugup
(sementara dua orang pendeta berbaju hijau lainnya telah
memburu kehadapan ketuanya), melihat Huan Cu Im
melompat bangun dari atas tanah, serentak mereka
membentak keras dan mengayunkan golok masing masing
untuk melancarkan bacokan maut.
Huan Cu Im mengigos ke samping dengan Cekatan, lalu
secepat kilat tangan kirinya menyambar gagang golok dari
pendeta disebelah kanan yang sedang membacok. disusul
kemudian jari tangan kanannya menyedok kemuka dan secara
beruntun menotok jalan darah clong tay hiat Ki bun hiat dan
ciang bun hiat didada kanannya.
Dengan pergunakan golok habis rampasan dia tangkis
bacokan golok yang datang si pendeta baju hijau yang berada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di sebelah kiri menyusul kemudian tubuh bagian atasnya
berputar kekiri sementara tangan kanannya menerobos maju
kemuka mematok jalan darah Ki bun hiat didada kiri lawan-
Tindakan yang dilakukan Huan Cu Im barusan benar benar
cepat bagaikan sambaran kilat baru saja kedua orang pendeta
berbaju hijau itu mengayunkan goloknya, tahu tahu jalan
darah mereka telah tertotok...
Dalam pada itu disaat Huan Cu Im bang kit berdiri tadi
ternyata Yap Ling mulai melakukan aksinya, tidak seperti IHua
Cu Im yang bertindak setelah lawan melancarkan
serangannya, dia justru melompat ke muka mencari lawannya
secara langsung.
Semenjak melompat bangun tadi, sepasang tangannya
memang sudah dipersiapkan secara diam diam mengincar
jalan darah kedua orang pendeta yang berada disisi kiri dan
kanan maka begitu melejit bangun, serangan pun langsung
dilontarkan ke depan.
Semua tindakan tersebut terjadi amat mendadak dan sama
sekali tak terduga sebelumnya, mimpi pun pendeta disebelah
kanan itu tak mengira akan datangnya ancaman.
Sebelum ingatan kedua sempat melintas lewat jalan
darahnya sudah tertotok dan tubuhnya roboh terjungkal
keatas tanah.
Pendeta yang berada disebelah kiri jadi terkejut dan segera
meningkatkan kewaspadaannya, cepat cepat dia melompat
mundur ke belakang untuk meloloskan diri dari totokan
setelah itu sambil memutar goloknya melancarkan serangan-
Dipihak lain, dua orang pendeta berbaju hijau yang
mendekati Tek ceng taysu memeriksa keadaan lukanya, telah
menemukan bahwa ketua mereka telah tewas, mereka lebih
terperanjat lagi setelah menyaksikan ketiga orang rekan
mereka ditawan lawanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Tanpa diminta lagi kedua orang itu melompat mundur
selangkah sambii meloloskan golok dengan cepat, lalu setelah
bersuit keatas memanggil dua orang pendeta berbaju hijau
yang menjaga Hui san taysu asli, mereka mengayunkan golok
serta bersama sama menyerang kearah Yap Ling.
Dua orang pendeta berbaju hijau yang bertugas menjaga
Huisan taysu asli sebenarnya enggan beranjak dari posisinya
semula, tapi setelah melihat situasi berkembang jadi amat
gawat, padahal Hui san taysu asli yang dijaga sama sekali
tidak menunjukkan sesuatu gerakanpun akhirnya mereka
memutuskan untuk bertindak pula. Sambil meloloskan golok,
serentak mereka menyerang ke arah Huan Cu Im
rupanya Hui san taysu yang asli itu bukan saja terkena
racun dupa liur naga beracun sehingga tenaga dalamnya
punah, dadanya sempat pula dihantam satu kali oleh Hui san
taysu gadungan sehingga menderita luka dalam yang cukup
parah.
oleh sebab itu, kendatipun Huan Cu Im telah menjejalkan
pil pemunah racun ke mulutnya dan seperminum teh telah
lewat, dimana racun dupa seharusnya telah punah, namun
pendeta itu tetap duduk bersila tanpa bergerak agaknya ia
memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengatur napas
dan menyembuhkan luka dalam yang dideritanya.
Setelah berhasil menaklukkan seorang pendeta berbaju
hijau, Yap Ling maju selangkah kedepan sambil memungut
pedang pendek miliknya dari atas tanah ketika ia tak tahu
kalau tubuhnya sudah terkena dupa naga beracun tadi
pedangnya telah dicabut untuk menyerang tapi kemudian
direbut seorang pendeta baju hijau dan dibuang ke tanah.
Setelah itu serunya sambil tertawa dingin
"Apakah kalian masih ingin melawan?"
Sambil memutar pedang pendeknya dia maju menyerang
kearah tiga orang pendeta itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kalau tadi ia berhasil merobohkan seorang pendeta karena
serangan yang dilancarkan amat mendadak dan sama sekali
tak terduga, padahal kedelapan pendeta itu merupakan murid
pilihan dari Siau lim si yang menjadi komplotan Tek ceng
taysu, kepandaian silat yang mereka miliki boleh dibilang amat
tangguh.
Apa lagi Siau lim si memang termashur karena kehebatan
permainan golok. toyaserta pukulan tangan kosongnya,
serangan gabungan dari ketiga bilah golok tersebut benar
benar ibarat sambaran kilat datangnya, deruan angin yang
memekikkan telinga, cahaya golok yang menyilaukan mata
menambah hebatnya ancaman tersebut.
Yap Ling dengan pedang pendeknya segera merasa
kewalahan dan keteter menghadapi kerubutan ketiga orang
pendeta itu
Tujuh delapan jurus kemudian, selain menangkis serangan
lawan, lambat laun dia mulai kehilangan daya kemampuannya
untuk melancarkan serangan balasan-
"Traaanng..."
Mendadak terjadi benturan nyaring yang menimbulkan
percikan bunga api...
Bagaimanapunjua Yap Ling tetap merupakan seorang nona
kecil, bagaimana mungkin tenaga dalamnya dapat menandingi
kehebatan tiga orang murid Siau lim si yang khusus berlatih
ilmu gwa ban itu ?
Beberapa kali bacokan lawan memaksanya harus
menangkis dengan kekerasan, tapi akibatnya lamat lamat
lengan kanannya menjadi kaku dan kesemutan, sementara
langkahnya pun mulai mundur dengan sempoyongan
Ditengah serangkaian bentrokan kekerasan yang
menggetarkan sukma itulah, seorang pendeta berbaju hijau
disebelah kiri yang slap mendesak kemuka tiba tiba saja roboh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terjungkal ke atas tanah tanpa menimbulkan sedikit suarapun.
Dengan wajah berseri Yap Ling segera menangkis kepalanya
sambil berseru^ "Toako, cepat kau bantu aku untuk
membunuh orang yang ini "
Sambil berkata, tangan kirinya segera menuding kearah
pendeta berbaju hijau yang berada ditengah itu.
Si pendeta yang dituding jadi amat terperanjat, dia mengira
ada musuh sedang menyergapnya dari belakang, cepat cepat
dia putar goloknya melindungi dada kemudian berpaling
kebelakang.
pada saat pikirannya sedang bercabang dan tangan kiri Yap
Ling sedang menuding kearah depan itulah, sebatang jarum
penghancur darah telah disambitkan kedepan-
Pendeta itu segera sadar kalau dirinya tertipu ketika ia
berpaling dan tidak menjumpai sesosok bayangan
manusiapun, belum habis ingatan lain melintas, dadanya
sudah terasa kaku dan napasnya sesak^ tak sempat
mengucapkan sepatah katapun ia segera roboh terjungkal
ketanah dan tewas seketika.
Yap Ling segera merasakan semangatnya berkobar
kembali, sambil menuding dengan pedang pendeknya, ia
membentak:
"Sekarang tinggal kau seorang, dalam tiga jurus
mendatang nona akan mencabut selembar jiwa anjingmu"
Sambil melompat dia melancarkan serangan tusukan
dengan gencar.
Sementara itu kedua orang pendeta baju hijau yang
menerjang Huan Cu Im telah berhasil dirobohkan anak muda
tersebut hanya didalam beberapa jurus saja, ini berarti dalam
ruangan tersebut hanya tinggal dia orang
Kenyataan tersebut membuat hatinya bergidik, Cepat Cepat
dia lepaskan dua bacokan berantai yang memaksa Yap Ling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mundur selangkah kebelakang, memanfaatkan kesempatan
tersebut cepat cepat dia membalikkan badan dan lari ke
kamar.
"Kau hendak kabur kemana?" bentak Yap Ling nyaring.
Dengan suatu langkah cepat dia mengejar kedepan,
sebelum tubuhnya tiba tangan kirinya kembali diayunkan
kemuka, sebatang jarum penghancur darah lagi lagi melesat
ke muka tanpa menimbulkan sedikit suarapun.
Baru saja pendeta berbaju hijaU itu melangkah keluar dari
pintu ruangan,jarum beracun tersebut telah bersarang telah
ditubuhnya, tak ampun lagi ia segera roboh terjungkal keatas
tanah dan tewas seketika.
-oo0dw0oo-
Jilid 34
Menanti Yap Ling membalikkan kembali tubuhnya, ia
menyaksikan Huan Cu Im telah menempelkan telapak
tangannya di pinggang Hui san taysu sedang membantunya
mengobati luka dalam yang diderita.
Biasanya keadaan seperti ini merupakan keadaan paling
rawan dantak boleh terganggu Sekalipun juga , maka secara
diam diam ia mendekati jenasah Tek Ceng taysu serta
memeriksa keadaan lukanya, ternyata dada kirinya yang
terbidik jarum penghancur darah, kini sudah mulai membusuk
dan hancur.
Cepat-cepat dia merobek pakaian yang dipakai pendeta itu
dengan ujung pedangnya Triiing....
Sebuah lencana emas berbentuk bulat terjatuh keatas
tanah ketika diamati dan diperiksa, segera dikenalinya benda
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersebut sebagai lencana emas yang diberikan benteng
keluarga Hee kepada seorang Lencu lencana emas.
Ketika saku Tek Ceng taysu diperiksa lebih lanjut, ternyata
selain lencana emas itu tidak nampak sesuatu benda lainnya.
Diapun segera mendekati pembaringan dan membalik
tubuh Bu tim taysu. Ternyata pendeta inipun telah putus
nyawa sedari tadi, dari sakunya ia mendapatkan sebuah
lencana perak. sebuah botol porselen keCil dan beberapa tahil
hancuran uang perak. Menyaksikan benda tersebut, nona
inipun segera berpikir:
"Ternyata kedudukan Butim adalah seorang utusan lencana
perak....."
Topeng kulit manusia yang dikenakan Butim taysu segera
dicopotnya, kemudian membuka tangan kiri Butim yang
menggenggam dan mengambil tabung berisi jarum
penghancur darah itu.
Pada saat itulah tiba tiba terdengar dua kali suara benturan
keras bergema memecahkan keheningan-....
Blammm. ... BLaaammm. . .
Ketika dia berpaling, segera ditemuinya kedua orang
pendeta berbaju hijau yang ditotok jalan darahnya oleh Huan
Cu Im tadi dan sebetulnya masih berdiri kaku bagaikan patung
disitu entah apa sebabnya tahu tahu sudah roboh terjungkal
keatas tanah.
Dengan perasaan keheranan ia segera mendekati kedua
orang itu serta diperiksa keadaaannya dengan seksama.....
Entah sejak kapan, ternyata punggung kedua orang tu
sudah tertancap jarum penghancur darah, malah dari bekas
lukanya telah muncul sebuah lubang yang besar dan mulai
membusuk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aneh, siapa yang telah membidikkan jarum penghancur
darah kearah tubuh mereka? ingatan tersebut segera melintas
dalam benaknya.
Hatinya jadi tergetar, cepat cepat dia memeriksa pula
kedua orang pendeta yang dirobohkan Huan Cu Im serta
pendeta yang ditotok jalan darahnya olehnya tadi.
Begitu diperiksa nona itu terkesiap. ternyata ketiga orang
pendeta yang semula berbaring diatas tanah, kinipun sudah
tewas semua terhajar jarum penghancur darah. Dengan
perasaan terkejut Yap Ling segera berpikir.
"Kalau dilihat dari luka yang diderita kelima orang ini,
sudah jelas peristiwa ini baru saja terjadi..."
Sambil menggenggam pedang pendeknya erat erat ia
bergerak secepat kilat menuju kebelakang ruangan dan
menerjang masuk kebalik sebuah pintu kecil.
Tempat itu merupakan sebuah ruangan kecil dimana ia
bersama Huan Cu Im pernah bersembunyi. Tempatnya kecil
dan terbuka, dalam sekilas pandangan saja dapat terlihat
kalau disitu tak nampak sesosok bayangan manusia pun.
Tapi ia temukan pintu kecil yang tembus dengn bagian
belakang ruangan dalam keadaan terbuka, padahal sewaktu
mereka tinggalkan ruangan tersebut bersama Tek ceng taysu
tadi, pintu itu sudah ditutup rapat rapat.
Dengan terbukanya kembali pintu tersebut, berarti barusan
ada orang benar benar bersembunyi disana.
Sambil menggenggam tabung jarum penghancur darah
ditangan kirinya dan pedang pendek ditangannya Yap Ling
melesat dari ruangan sambil memeriksa sekejap keadaan
disekeliling tempat itu, namun tak sesosok bayangan
manusiapun yang nampak. Tiba tiba satu ingatan melintas
dalam benaknya , segera pikirnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saat ini Huan toako sedang membantu Hui san taysu
untuk mengobati lukanya mengapa aku meninggalkannya
sendiri? jangan jangan musuh menggunakan siasat
memanCing harimau turun gunung untuk memanCing
kepergianku?"
Beg itu ingatan tersebut melintas, cepat cepat dia
membalikkan badan sambil menerjang masuk kedalam
ruangan.
Segera terlihat olehnya Huan Cu Im masih duduk tak
bergerak ditempat semula, sementara telapak tangannya
masih menempel diatas jalan darah Leng tay hiat ditubuh Hui
san taysu.
Nona itu baru bisa menghembuskan napas lega setelat
melihat kedua orang itu tak kekurangan sesuatu apapun,
dengan pedang terhunus dia lakukan penjagaan ketat dalam
ruangan tersebut.
Keadaan ini berlangsung lebih kurang sepertanak nasi
lamanya....
Akhirnya Hui san taysu menghembuskan napas panjang
dan merangkap tangannya didepan dada sambil membuka
matanya dia berbisik: "omitohud, terima kasih banyak siau
sicu atas bantuanmu"
Huan Cu Im yang telah menarik kembali telapak tangannya
segera menyahut sambil tersenyum:
"Taysu kelewat merendah, andaikata taysu tidak memiliki
tenaga dalam yang sempurna, bantuanku juga perCama...."
Yap Ling segera menyimpan kembali pedang pendeknya
dan berseru dengan wajah berseri: "Apakah lo suhu telah
sembuh kembali?"
Pelan pendeta Hui san taysu bangkit berdiri lalu menjawab
sambil merangkap tangannya didepan dada:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sesungguhnya tenaga dalam pinceng telah punah tadi,
luka dalam yang kuderitapun sangat gawat, untung ada
bantuan dari kalian berdua sehingga nyawa pinceng berhasil
lolos dari lubang jarum. Baiklah, akupun takakan berterima
kasih kepada kalian cuma ada satu hal mohon Siau Sicu Suka
memberi penjelasan."
"Taysu kelewat sungkan," cepat cepat Huan Cu Im balas
memberi hormat, "bila taysu ingin menanyakan sesuatu, harap
kau utarakan saja seCara langsung."
"Pinceng masih ingat ketika bersua dengan siau sicu
ditengah jalan siang tadi, siau sicu telah memberitahukan
kepada pinceng bahwa ada persoalan hendak dibicarakan
malam ini, kalau didengar dari nada pembicaraan siau sicu itu
tampaknya kau seperti telah menduga bakal terjadinya
peristiwa malam ini bolehkah aku tahu dari mana kalian bisa
menduga kesitu?" Huan Cu Im segera tersenyum.
"Justru karena persoalan yang akan menimpa taysu pada
malam inilah aku dan nona Yap khusus datang ke Lu ciu,
hanya saja kami tak mengira kalau ketua kuil Pau kok si pun
merupakan komplotan musuh nyaris kita diperCundangi
olehnya dan kehilangan nyawa dengan peCuma, coba kalau
bukan dibantu jago lihay seCara diam diam, entah
bagaimanakah akibatnya...."
Hui san taysu segera memberi hormat kepada Yap ling,
serunya: "Ooooh..... rupanya li sicu, maaf bila pinceng kurang
hormat."
Dengan wajah bersemu merah Yap Ling mengerdipkan
matanya berulang kali, kemudian bertanya:
"Aaaah betul.., Huan toako, dari mana kau dapatkan obat
penawar raCun itu?" Huan Cu Im tersenyum.
"Kau jangan terburu napsu dulu, pertanyaan dari taysu
belum sempat kujawab hingga selesai"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian sambil berpaling kearah Hui san taysu, katanya
lebih lanjut:
"Aku rasa apa yang telah dibicarakan oleh Tek ceng
hongtiang serta Bu tim yang menyaru sebagai taysu tadi tentu
sudah taysu dengar semua bukan?"
"omitohud" Hui san taysu segera memuji keagungan sang
Budha, " sama sekali tak kuduga kalau Tek ceng si binatang
yang sejak kecil hidup dalam kuil Siau lim si ini dapat tersesat
dan terjerumus kedalam cengkeraman iblis. Waktu itu racun
yang pinceng idap baru saja punah, meski luka dalam yang
kuderita amat parah, namun semua pembicaraan mereka
berdua dapat pinceng ikuti dengan jelas."
Kemudian sambil mengawasi Huan Cu Im lekat lekat ia
bertanya lebih jauh: "Dari mana siau sicu bisa mengetahui
tentang rencana keji yang mereka persiapkan itu?"
"Aaaah, sebetulnya kejadian ini hanya kebetulan saja, aku
mengetahui tanpa disengaja" sahut Huan Cu Im tersenyum.
Maka seCara ringkas diapun menceritakan bagaimana
ketika dia hendak berangkat kebukit Hong san, tiba tiba
tersesat dibukit Pak shia san karena terdorong perut yang
lapar maka diapun menangkap seekor burung merpati yang
maksudnya hendak dipakai untuk mengisi perut, siapa tahu
dikaki burung itu ditemukan sebuah tabung yang berisikan
surat dengan tulisan "Malam tanggal satu datang kekuil Kim
Sin teng untuk minta Ciamsi kepada Dewa tanah."
Karena itu diapun berangkat ke Sah cap li bu, disuatu
rumah makan kebetulan didengarnya ada orang menanyakan
arah jalan ke Kim Sin teng, pertanyaan tersebut menimbulkan
perhatiannya, maka malam itu diapun menguntil dibelakang
manusia berbaju hitam tadi sehingga menemukan rahasia
peminta ciam dikuil tersebut, lalu bagaimana Bu tim
membunuh congkoan Sle Tay ko dari perkampungan keluarga
Ki dan bagaimana dia selamatkan jiwa Yap Ling.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar pemuda tersebut menceritakan kembali
kejadian lampau dengan muka bersemu merah Yap Ling
menundukkan kepalanya rendah rendah dan membungkam
diri dalam seribu bahasa.
Selanjutnya Huan Cu impun menceritakan bagaimana dia
membujuk Yap Ling untuk meninggalkan jalan sesat dan
kembali kejalan benar, lalu bagaimana memberi kabar ke kuil
Pao kok si dan seterusnya...
Selesai mendengar keterangan itu, Hui san taysu berseru
memuji keagungan Buddha tiada hentinya, kemudian berkata:
"Padahal Hee poocu mempunyai nama yang tersohor dan
disegani semua umat persilatan didunia ini, betul betul tak
kusangka kalau dia berambisi untuk menduduki kursi Bu lim
bengCu. lebih lebih tak kunyana kalau dia bisa mengatur
rencana sekeji ini untuk mencelakai orang lain- omitohud..,
Peristiwa ini benar benar patut dikutuk" Ia memandang mayat
dari Tek ceng taysu dan Butim, kemudian berkata lebih jauh:
"Kedua orang murid Buddha yang telah murtad ini betul
betul mencari penyakit buat diri sendiri, siapa yang berbuat
jahat dia akan menerima pula akibatnya. Tapi selain kedua
orang itu, apakah mereka masih mempunyai komplotan yang
lain?"
"Bila kulihat dari gerakan tubuh beberapa orang suhu itu,
sudah jelas mereka adalah anak murid kuil ini, tadi akupun
cuma menotok jalan darah mereka saja, bila taysu ingin
mengetahui yang lebih jelasnya silahkan kau tanyai mereka
semua."
"orang orang itu sudah mati semua" tiba tiba Yap Ling
berseru.
"Mana mungkin?" seru Huan Cu Im segera, "tadi aku cuma
menotok jalan darah mereka saja bagaimana mungkin mereka
bisa mati?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mereka telah tewas oleh jarum penghancur darah, satu
jam empat puluh lima menit lagi tubuh mereka akan hancur
dan berubah menjadi segumpal air dan darah."
Dengan wajah berubah Huan Cu Im segera berteriak:
"Apakah kau...."
"Bukan aku" pekik Yap Ling segera, "barusan ada orang
bersembunyi diruang belakang sana membisikkan jarum
penghancur darah itu seCara diam diam" SECara ringkas
diapun menceritakan apa yang telah dilihatnya tadi.
Selesai mendengar keterangan tersebut Huan Cu Im segera
berkata sambil menghela napas:
"Kalau begitu didalam kuil ini pasti masih ada
komplotan....."
"omitohud, siancay siancay" bisik Hui san taysu pelan,
"peristiwa ini benar benar merupakan ketidak beruntungan
bagi Siau lim si sungguh tak nyana diantara murid murid
Buddha pun masih terdapat juga sampah masyarakat, pinceng
benar benar amat menyesal karena di hari hari biasa kurang
pengawasan kearah sana."
Dia adalah ketua ruang lo han tong yang khusus mengurusi
masalah hubungan antar perguruan dalam dunia persilatan,
Pau kok si semestinya berada dibawah pengawasannya juga .
Tapi kenyataannya sekarang meski ketuanya sudah
berkhianat namun ia tidak tahu menahu, tak heran kalau
hatinya menjadi amat pedih.
Dari dalam sakunya Yap ling mengeluarkan topeng kulit
manusia yang diperolehnya dari Bu tim, lalu sambil diserahkan
kepada Hui san taysu katanya:
"Ininlah salah satu bukti kesalahan yang diperlakukan Hee
poocu, tak ada salahnya bila taysu mengungkap rencana
busuk mereka dalam pertemuan puncak dibukit Hong san
nanti, asal dia gagal merebut kursi bengcu kemungkinan besar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
badai pembunuhan yang melanda dalam dunia persilatan bisa
dicegah."
Setelah menerima topeng kulit manusia itu Hui san taysu
menggelengkan kepalanya berulang kali seraya berkata:
"Susah susah nama besar Hee poocu sudah terlanjur
termashur didalam dunia persilatan- Pinceng rasa sulit untuk
membongkar kedok kejahatannya hanya dengan
mengandalkan topeng kulit manusia saja, apa lagi topeng
tersebut memerankan diri pinceng. Bukan saja ia dapat
mencuci tangan sebersih bersihnya, bahkan sebaliknya dia
bisa menuduh kejadian tersebut sebagai perebutan kekuasaan
dalam tubuh kuil kami. Bukankah hal tersebut akan membuat
pinceng mencari penyakit buat diri sendiri....?"
"Taysu mungkin belum tahu" seru Yap ling, "apabila
Heepocu sampai berhasil menduduki kursi bulim bengcu,
maka dunia persilatan tak akan pernah memperoleh hari yang
tenang lagi."
Tentu saja si nona ini tak akan menguatirkan siapa yang
bakal menduduki kursi Bu lim bengcu, yang dikuatirkan
olehnya sekarang hanya satu yakni bila Hee poocu berhasil
menjadi bengcu, meski dunia ini lebar, Huan toako dan dirinya
sudah pasti tak bisa hidup dengan tenang lagi.
"Ucapan nona memang benar" kata Hui san taysu sambil
merangkap tangannya didepan dada. "setiba dibukit Hong san
nanti, akan pinceng runding persoalan ini dengan semua
orang sebelum mengambil suatu keputusan." Ketika berbicara
sampai disitu, tiba tiba saja dia berseru kaget.
Ternyata disaat dia masih mengucapkan beberapa patah
inilah Tek ceng taysu dan delapan pendeta berbaju hijau
lainnya yang semula masih berbaring diatas tanah, kini sudah
hilang lenyap tak berbekas sebagai gantinya diatas tanah
tinggal beberapa gumpal air berwarna kuning saja. Yap Ling
segera menerangkan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Berhubung jarum yang bersarang ditubuh mereka adalah
jarum penghancur darah, maka setelah racun itu akan mulai
menyebar, seluruh tubuh korban akan hancur dan luluh
menjadi cairan berwarna kuning."
"Buddha maha pengasih, siancay siancay" bisik Hui san
taysu berseru berulang kali.
"Seharusnya dunia persilatan melarang penggunaan
senjata rahasia sekeji dan sejahat itu."
"Apa gunanya dilarang? Kau melarang mereka
menggunakannya, tapa orang lain toh sama saja bisa
menggunakannya?" ucap Yap Ling, "dalam beberapa ratus
tahun belakangan ini, larangan tidak pernah bermanfaat apa
apa. cara yang terbaik tentu saja membiarkan mereka
menggunakan senjata rahasia yang sama untuk menghadapi
senjata yang sama pula, inilah sistem dengan racun melawan
racun, dengan gigi dibalas gigi, biar kawanan manusia
jahanam itu jera sendiri...."
Berbicara sampai disitu mendadak ia berseru tertahan,
kemudian katanya lagi:
"Toako, hari sudah siang. Kita harus berangkat, biar taysu
sendiri yang menyelesaikan persoalan disini. "
"Bila sicu berdua hendak pergi, silahkan pergi tanpa
sungkan sungkan" cepat Hui san taysu berseru.
Huan Cu Im dan Yap ling segera menjura kepada hwesio
tua itu lalu mengundurkan diri dari ruangan dan berlalu dari
kuil tersebut dengan jalan melompati pagar pekarangan itu.
Sementara Huan Cu Im sudah meninggalkan kuil tadi, tiba
tiba Yap ling menarik tangannya seraya berbisik:
"Sst, kita harus seCepatnya melompat masuk lagi kedalam
kuil...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey, lucu amat kau ini? Bukankah kau sendiri yang
mengajakku pergi dari sana? Buat apa mesti balik lagi?"
"Sudahlah, kau tak usah banyak bertanya dulu, yang
penting ikuti saja petunjukku. Tanggung tak bakal salah jalan-
"
"Baik, baik, aku akan menuruti perkataanmu."
Yap Ling segera tertawa Cekikikan, dia menggandeng
tangan Huan Cu Im lalu bisiknya lagi:
"SEwaktu masuk lagi kedalam kuil nanti, jangan sekali kali
kita bersuara atau memperlihatkan diri. Pokoknya kemunculan
kita kembali mesti dirahasiakan sebaik baiknya, apa bila nanti
kau mendengar seruanku, cepatlah turun tangan serta
merebut benda yang berada ditangan orang itu. Nah, jangan
sampai lupa."
"Siapa sih yang kau maksudkan?" tanya Huan Cu Im
keheranan-
"Sekarang tak usah kau tanyakan dulu, yang penting
laksanakan saja perintahku itu sebaik baiknya."
"Baiklah"
"Kalau begitu mari kita masuk segera"
Tanpa membuang waktu lagi, dia segera menjejakkan
sepasang kakinya keatas tanah, kemudian bagaikan seekor
burung walet yang menggunting air dia melompati pagar
pekarangan dan menerobos masuk kedalam kuil tanpa
menimbulkan sedikit suarapun.
Huan Cu Im pun tak berani berayal lagi serta merta dia
melompati pula pagar pekarangan dan melayang masuk
kedalam kuil.
Tap Ling segera memberi tanda dengan kode tangan,
kedua orang itu cepat menyembunyikan diri dibalik kegelapanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Pada saat itulah terlihat sesosok bayangan manusia sedang
munculkan diri dari kejauhan dengan tengah bersembunyi
setengah tidak^ meskipun gerak geriknya amat cekatan dan
lincah, namun perbuatannya justru amat mencurigakan.
Makin lama orang itu semakin mendekat setelah jaraknya
tinggal beberapa kaki dari hadapan mereka berdua, Huan Cu
Im baru mengenali orang itu sebagai Hong to taysu, petugas
penerima tamu dari kuil Pau kok si.
Sementara itu, Hong to taysu telah mendekati telah
mendekati kamar yang didiami Hui san taysu setelah berhenti
didepan pintu, ia memberi hormat sambil menyapa: "Apakah
Susiok telah tidur?"
Hui san taysu baru saja menghantar kepergian Huan Cu Im
berdua, tentu saja dia belum tidur segera tegurnya: "Siapa
yang berada didepan pintu?"
"Tecu Hong to ada urusan yang penting hendak
disampaikan kepada Susiok"
"Silahkan masuk"
"Tecu mohon permisi"
Dengan sikap yang munduk munduk dan menaruh hormat,
dia melangkah masuk kedalam ruangan-
Yap Ling segera menarik tangan Huan Cu im, mereka
menyelinap kebawah jendela dengan gerakan cepat lalu
setelah menyembunyikan diri mereka mengintip kedalam.
Begitu masuk kedalam ruangan, Hong to taysu segera
memberi hormat kepada Hui san taysu kemudian baru
berkata: "Tecu menjumpai Susiok"
"Urusan penting apakah yang hendak kau sampaikan
kepadaku?"
Hong to taysu mengangkat kepalanya secara tiba tiba ia
seperti baru melihat ada seseorang berbaring diatas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pembaringan dengan perasaan terkejut segera serunya:
"Susiok apakah disini telah terjadi sesuatu?"
"Kenapa? Apakah kaupun sudah tahu?"
"Benar" sahut Hong to taysu dengan hormat, "tatkala tecu
sedang melakukan perondaan tadi, telah berhasil ditangkap
oleh seorang mata mata dari sakunya tecu berhasil
mendapatkan sebuah tabung jarum menurut
pengakuannya..."
Sambil berkata dari dalam sakunya dia mengeluarkan
tabung jarum berwarna hitam dan dipersembahkan
kehadapan Hui san taysu dengan kedua belah tangannya. Yap
Ling menjadi amat gelisah setelah menyaksikan kejadian itu
buru buru serunya "Toako cepat kau lumpuhkan orang itu?"
Dengan suatu gerakan cepat Huan Cu Im segera
melepaskan sebuah totokan udara kosong yang persis
menghajar jalan darah Thian hu hiat diatas bahu kanan Hong
to taysu. Hui san taysu segera mengangkat kepalanya sambil
membentak: "Siapa yang berada diluar jendela?"
"Aku taysu" sahut Huan Cu im.
Hampir bersamaan waktunya mereka berdua melompat
masuk lewat jendela.
Melihat kemunculan kedua orang itu, kejut berCampur
keheranan Hui san taysu segera bertanya:
"SEtelah pergi mengapa kalian balik kembali? Apakah ada
sesuatu yang akan disampaikan? "
SEtelah tertawa Cekikikan Yap Ling berkata:
"Aku sengaja balik kembali bernama Huan toako, karena
kami hendak membantu taysu untuk membersihkan kuil Hau
kok sie dari komplotan pencoleng"
"Toako coba kau sentuh lengannya pelan saja"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im menurut dan segera menyentuh lengan Hong
to taysu, tiba tiba saja tampak segumpal bayangan jarum
melincur kedepan tanpa menimbulkan sedikit suarapun jarum
jarum itu langsung membidik keatas papan pembaringan
tersebut. Yap Ling kembali berkata:
"Sekarang taysu pasti sudah melihatnya dengan jelas
bukan? Untung saja toako turun tangan dengan cepat
sehingga ibu jarinya belum keburu memencet tombol tabung,
andai kata ia tidak bermaksud membunuh taysu, mengapa jari
tangannya menempel diatas tombol tadi?"
"omitohud" bisik Hui san taysu dengan wajah termangu
mangu, "siancay, siancay..."
Sementara itu Huan Cu Im telah bertanya pula dengan
keberanian: "Adikku, darimana kau bisa mengetahui akan hal
ini?"
"Ditinjau dari tindakannya membunuh beberapa orang
pendeta berbaju hijau yang telah tertotok itu dengan jarum
penghancur darah, terbukti bahwa dia memang berniat
melenyapkan saksi hidup, tapi mengapa ia mesti melenyapkan
saksi hidup? Tentu saja hal ini disebabkan dalam kuil Pau kok
si masih ada komplotannya, ia takut mereka mengakui hal
tersebut kepada kita"
"Perhitungan nona memang tepa sekali, tapi justru karena
itu jiwa pinceng lagi lagi berhasil diselamatkan."
Yap Ling menundukkan kepalanya sambil tertawa, segera
ujarnya lagi:
"Tatkala aku berusaha mengejar keluar tadi, sama sekali
tak kutemukan sesosok bayangan manusiapun, akupun lantas
menduga bahwa orang ini memiliki ilmu meringankan tubuh
yang sempurna, dan pula pikirannya licik dan berbahaya.
Karenanya kuputuskan untuk tidak melakukan pemeriksaan
lebih lanjut."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku pun menduga bahwa orang itu segan turun tangan
karena kehadiran toako dan diriku disitu, tapi yang pasti dia
tentu bersembunyi sambil mengawasi gerak gerik kita"
"Maka aku sengaja mengajak toako pergi dari sini, padahal
secara diam diam balik kembali sembari mengintip. ternyata
dugaanku tak salah, orang itu memang tak sabar menunggu
tak lama setelah kami berpamitan dia telah munculkan diri
mohon bertemu."
"Kecerdasan nona benar benar membuat pinceng merasa
amat kagm" seru Hui san taysu kemudian-
Yap Ling tertawa bangga, ia segera merampas tabung
jarum itu dari tangan Hong to taysu, kemudian sambil
menyerahkan kepada Hui san taysu katanya: "sekarang
penjahatnya sudah tertangkap basah, taysupun boleh
memeriksanya" Sambil berkata, dia segera menepuk bebas
jalan darah Hong to taysu yang tertotok.
Agaknya Hong to taysu sadar kalau dia tak bisa
menyangkal sambil menjatuhkan diri dan menyembah
berulang kali, serunya:
"Susiok. tecu memang bersalah dan pantas mati,
kesemuanya ini merupakan kebodohan tecu sendiri yang
mempercayai perkataan Tek ceng suheng, sehingga
melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Moga moga
Susiok mau berbaik hati dengan memeberi sebuah
kesempatan bagi tecu untuk menempuh hidup baru, untuk itu
tecu merasa berterima kasih sekali...."
"Bedebah..." umpat Hui san taysu sambil menekan
tasbehnya, "cepat katakan, apa yang telah disampaikan Tek
ceng kepadamu?"
"Menurut Tek ceng suheng, dia adalah seorang Lengcu
lencana emas yang tak lama lagi akan menjadi ketua siau lim
si, bila tecu bersedia menuruti perkataannya maka diapun
akan mengangkat tecu menjadi ketua disini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kau kenal dengan orang ini?" tanya Hui san taysu
sambil menuding kearah Bu tim yang masih membujur diatas
pembaringan.
"Menurut apa yang tecu dengar dari Tek ceng suheng
orang ini bernama Bu tim dan diutus oleh atasan guna
menggantikan kedudukan Susiok dalam menghadiri
pertemuan puncak dibukit Hong san-"
"Tahukah kau siapa yang dimaksudkan Tek ceng sebagai
atasannya itu?"
"Entahlah, berhubung Tek ceng suheng adalah seorang
hongtiang, pinceng tak berani banyak bertanya."
"Lalu siapa yang menyerahkan tabung jarum ini
kepadamu?"
"Tek ceng suheng yang menyerahkan kepada pinceng. la
berpesan kepada pinceng agar berjaga jaga diluar bila kedua
orang ini bermaksud kabur dari ruang hongtiang maka
pinceng diperintahkan untuk membunuh mereka."
"Apakah dia telah memberikan sesuatu tanda pengenal
kepadamu?" tiba tiba Yap Ling bertanya.
"Benar" jawab Hong to taysu cepat.
Dari dalam sakunya dia mengeluarkan sebuah lencana
tembaga dan dipersembahkan kepada Hui san taysu ujarnya.
"Tek ceng suheng telah menyerahkan sebuah lencana
tembaga kepada tecu. Benda inilah lencana tersebut."
Hui san taysu segera menerima tabung serta lencana
tembaga itu, kemudian baru berkata:
"Bagi kalangan Budha yang penting adalah penyesalan bila
seseorang mau bertobat dan kembali kejalan yang benar
maka kesalahan kami bisa dimaafkan baiklah memandang
diwajah Budha maha pengasih maafkan perbuatanmu yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lalu moga dikemudian hari kau bisa menjadi orang baik baik
dan tidak melakukan kesalahan lagi."
"Budi kebaikan Susiok tak pernah akan tecu lupakan untuk
selamanya..." sahut Hong to cepat cepat.
"Baik, sekarang kau boleh bangkit berdiri suruh orang
menggotong keluar jenasah Bu tim dan dibakar diluar."
Hong to taysu mengiakan berulang kali, ia segera bangkit
berdiri memberi hormat dan cepat cepat mengundurkan diri
dari situ. Huan Cu Im segera menjura dan berkata pula.
"Taysu saat ini waktu sudah makin berlarut, aku benar
benar hendak memohon diri."
"Terima kasih banyak atas bantuan yang kedua kalinya dari
sicu berdua, pinceng tak berani mengucapkan terima kasih,
hanya mohon bertanya apakah Huan sicu juga akan
menghadiri pertemuan puncak dibukit Hong san?"
"Tentu saja aku akan hadir, hanya saja aku akan muncul
dengan nama samaran Huan Peng hiat"
"Baiklah, akan pinceng ingat baik baik" ucap Hui san taysu
sambil manggut manggut.
Mendadak ia seperti teringat akan sesuatu sgera tanyanya
lagi:
"APakah Huan sicu memperoleh surat undangan untuk
menghadiri pertemuan puncak itu?"
Huan Cu imjadi tertegun mendapat pertanyaan tersebut,
segera sahutnya: "Aaaaah kalau soal ini sih belum pernah
kupikirkan"
"Kalau begitu, tentunya Huan sicu masih belum mengetahui
tentang peraturan yang berlaku dalam pertemuan puncak
dibukit Hong san itu bukan??"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Harap taysu suka memberi petunjuk" cepat cepat Huan Cu
Im memberi hormat.
"Setiap orang yang hendak menghadiri pertemuan puncak
dibukit Hong san, mereka harus membawa surat undangan
yang dikeluarkan keluarga Ban dari bukit Hong san, dengan
begitu mereka baru akan peroleh pelayanan dari keluarga Ban,
bila tidak menerima undangan maka mereka hanya
diperkenankan naik kebukit Si sim bong pada saat pertemuan
itu diselenggarakan. "
Dari dalam sakunya ia mengeluarkan dua lembar surat
undangan, kemudian katanya lagi:
"pertemuan puncak dibukit Hong san diselenggarakan oleh
sembilan partai besar, oleh sebab itu selain surat undangan
yang dikeluarkan keluarga Ban dibukit Hong san, partai partai
besarpun berhak menyebarkan kartu undangan- Kartu
undangan yang dikeluarkan partai kami, jikalau Huan sicu
memang belum mendapat undangan, paling baik bila kau
bawa kartu undangan ini dan ini namanya sesuai dengan yang
kau kehendaki disamping secara diam diam kaupun dapat
mengawasi gerak gerik lawan."
Huan Cu Im segera menerimanya dan dimasukkan kedalam
saku, kemudian setelah menjura katanya:
"Terima kasih atas bantuan taysu, aku hendak memohon
diri lebih dulu."
"Huan sicu, setibanya dibukit Hong san nanti, jangan lupa
untuk megadakan kontek dengan pinceng" pesan Hui san
taysu.
"ooooh, tentu saja"
Setelah berpisah dengan Hui san taysu, berangkatlah kedua
orang itu meninggalkan kuil Pao kok si dengan melompat
pagar pekaranganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
"Toako" kata Yap Ling kemudian ditengah jelas, "sampai
sekarang kita belum makan malam, lapar betul perutku"
"Tidak apa apa, biarpun waktu sudah larut malam, Lu ciu
adalah kota besar, jangan kuatir kalau tidak mendapat
makanan disini"
"Kalau begitu mari kita cepetan sedikit"
Dengan mempercepat langkahnya mereka berdua
memburu kekota, waktu itu sudah larut malam, orang yang
berlalu lalang pun tak banyak jumlahnya kecuali beberapa
rumah pelacuran yang masih terang benderang dihiasi suara
musik. Hampir semua rumah makan sudah tutup,
Tiba tiba Yap Ling berhenti sambil bertanya "Toako tempat
apakah ini?"
"Ayo jalan, tempat itu bukan tempat baik baik."
Kedua orang itu berjalan menuju kesebuah gang kecil
dikedua belah sisi jalan berjajar puluhan orang penjual. Ada
yang menjual makanan kecil, ada yang menjual arak dan
sayur ada pula yang jual bakmi, banyak orang duduk disekitar
sana sambil bersantap dengan nikmatnya.
"Akhirnya berhasil juga kita temukan" seru Yap Ling
kemudian sambil tertawa.
Mereka berdua mencari tempat duduk dan memesan dua
mangkuk bakmi, lalu Huan Cu Im memesan pula lima belas
biji bakpao dari penjual yang lain-
"Hey buat apa kau membeli sebanyak itu?" Yap Ling segera
bertanya dengan keheranan.
"Bukankah kau mengatakan lapar sekali? Mari kita makan
bakpao dulu untuk mengganjal perut."
Sementara itu bakmi yang dipesan telah dihidangkan, Huan
Cu Im segera mengambil sumpit dan mulai bersantap. namun
baru beberapa suap mendadak dari ujung jalan sana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dilihatnya muncul dua orang, seorang nenek bermata buta
yang membawa sebatang tongkat bambu, sedang yang lain
adalah nona berbaju hijau yang punya sepasang kuncir, nona
itu menuntunsi nenek yang buta untuk melakukan perjalanan-
Melihat kemunculan sinona berbaju hijau itu, Huan Cu Im
segera tertegun, bukankah nona itu adalah Siang Siau un yang
belum lama memberi obat penawar racun padanya? Tanpa
terasa dia berpaling dan hampir saja melompat bangun dari
tempat duduknya.
Ketika Yap Ling menjumpai pemUda tersebut termangu
mangu macam orang kehilangan sukma dan mengawasi
sinona berbaju hijau itu tanpa berkedip. tanpa terasa ia
menyikut pinggangnya sambil menegur: "Toako, apa sih yang
kau lihat?"
"ooooh..." Huan Cu Im segera berpaling, kemudian bisiknya
disisi telinga nona itu, "sudah kau lihat nona berbaju hijau itu?
Setibanya dalam rumah penginapan nanti kuberitahukan
kepadamu."
Sambil mencibirkan bibirnya, kontan saja Yap Ling
mendengus:
"Hmmm, aku mah tidak mirip denganmu, begitu melihat
nona cantik, lagaknya jadi persis kuCing kelaparan yang
mengendus ikan asin- Tampangnya persis seperti orang yang
sudah tak dapat mengendalikan diri saja."
"Aaaaah, hiante memang pintar bergurau, aku sedang
bersungguh sungguh denganmu, kemana kau bawa
pembicaraan kita?"
Selesai makan bakmi, Huan Cu Im membereskan
rekeningnya lalu beranjak pergi, sedang Yap Ling hanya
mengikuti saja dibelakangnya tanpa mengucapkan sepatah
katapun. Huan Cu Im tahu si nona sedang mengambek maka
diapun tidak mengubrisnya lebih jauh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba kembali dirumah penginapan, Huan Cu Im langsung
menuju kekamarnya namun ketika hendak melangkah masuk
dan dilihatnya Yap Ling tanpa mengucapkan sepatah katapun
menuju kekamar sebelah cepat cepat dia menarik tangannya
seraya berbisik. "Duduklah dulu dalam kamarku. Ada
persoalan hendak kusampaikan padamu."
Yap Ling membiarkan dirinya ditarik masuk kedalam kamar
setelah itu baru serunya "Bila ingin mengucapkan sesuatu,
segeralah dapat kau sampaikan...."
Sambil tersenyum Huan Cu Im segera berkata, "Bukankah
engkau bertanya kepadaku darimana kuperoleh obat penawar
racun itu?"
"Yang pasti bukan hadiah dari si nona berbaju hijau itu
bukan-...?" tukas Yap Ling sambil cemberut. Huan Cu Im
segera tersenyum:
"Ucapanmu tepat sekali, justru si nona berbaju hijau itulah
yang menghadiahkan kepadaku."
Tampaknya perkataan ini menarik minat Yap Ling untuk
mendengarkan lebih jauh, sambil mengerdipkan matanya
berulang kali segera tanyannya: "Jadi kau kenal dengannya?"
"Dulu kami pernah bersua satu kali, dia bernama Siang Siau
un...."
"cepat Ceritakan kepadaku, bagaimana kalian bisa saling
berkenalan?^
SeCara ringkas Huan Cu Im segera menceritakan
pengalamannya ketika dalam benteng keluarga Hee dulu,
dimana Siang Siau un telah memancingnya keluar dari
benteng, kemudian ia menceritakan pula ulah Siang Siau un
yang telah menolong jiwanya dengan alat pengailnya malam
tadi.
Selesai mendengar kisah itu, dengan mulut Cemberut Yap
Ling tertawa lirih, lalu katanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Didalam hati kecilnya tentu sudah membekas bayangan
dari kekasihnya, maka seCara diam diam dia selalu mengikuti
kemana kekasihnya pergi, asal sang kekasih terancam bahaya,
diapun segera munculkan diri untuk memberi pertolongan,
inilah yang dinamakan garis pengikat jodoh sejauh seribu li"
Merah padam juga selembar wajah Huan Cu Im setelah
mendengar godaan itu, cepat cepat serunya:
"Huuus, kau jangan sembarangan berbicara berani sekali
lagi, jangan salahkan kalau aku tak akan mengampunimu lagi"
"AKu sih tidak berbicara semaunya sendiri. coba bayangkan
saja, bila dihatimu tiada bayangannya, mengapa wajahmu
menjadi merah seCara tiba tiba?" Begitu selesai berkata dia
segera membuka pintu kamar dan melarikan diri keluar.
Tentu saja Huan Cu Im merasa sungkan untuk
menyeretnya kembali. Apa lagi ditengah malam buta begini
memang tak baik lelaki dan perempuan menginap dalam
sebuah kamar yang sama sekalipun tidak terjadi pelanggaran
susila, toh paling baik hal semacam ini dihindari.
Maka diapun hanya tersenyum dan segera merapatkan
pintu kamarnya lagi.
Yap Ling sendiri dengan wajah diliputi senyuman segera
membuka pintu kamarnya kemudian bagaikan segulung
hembusan agin menyusup masuk kedalam. Dia belum sempat
menutup pintu mendadak pintu kamarnya telah menutup
sendiri.
Dengan perasaan tertegun Yap Ling segera membalikkan
dirinya, namun apa yang kemudian terlihat membuat senyum
diwajahnya seketika berubah menjadi kaku, perasaan hatinya
juga ikut tenggelam.
Tanpa menimbulkan sedikit suarapun, dibelakang pintu
kamarnya telah berdiri sesosok bayangan manusia, orang itu
berwajah panjang seperti muka keledai, dingin, kaku dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyeramkan, ternyata dia adalah seorang nenek berbaju
hitam.
Sepasang matanya yang memancarkan Cahaya dingin
mengawasi tajam Yap Ling tanpa berkedip. bagaikan dua bilah
pisau tajam saja yang slap mencabik Cabik perasaan nona
tersebut.
Hampir saja Yap Ling menjerit:
"Hu congkoan...."
Tapi dia cukup mengerti, Huan toako menginap dikamar
sebelah, bila ia sampai berteriak niscaya Huan toako akan
menyusul kesitu karenanya kendatipun hatinya merasa amat
bergidik dan ketakutan setengah mati, sikapnya berubah tetap
tenang dan wajar.
Ditatapnya nenek berbaju hitam itu dengan pandangan
tercengang dan tak habis mengerti, lalu menegut: "Siapakah
kau?"
Nenek berbaju hitam itu tertawa, suara tertawanya jauh
lebih tak sedap daripada tampangnya yang jelek. dengan
suara yang amat menyeramkan dia berseru:
"Yap Ling, bagus sekali perbuatanmu, dengan susah payah
aku sinenek memeliharamU dari kecil hingga dewasa, tak
nyana kau berani pagar makan tanaman, sampai aku si
nenekpun tidak kau kenali lagi?"
Tanpa terasa Yap Ling mundur selangkah kebelakang,
segera serunya: "Aku tidak bernama Yap Ling, kau tentu salah
melihat orang."
Nenek berbaju hitam itu mendesak maju lebih kemuka,
katanya lagi dengan suara dingin:
"Yap Ling, kau perempuan sialan, dihadapan aku
sinenekpun kau hendak berlagak bodoh? Hmmm tampaknya
kau memang sudah bosan hidup didunia ini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali lagi Yap ling mundur selangkah kebelakang, baru
saja dia hendak berteriak 'toako'.
Sayang sekali, baru saja mulutnya dipentang, ternyata
nenek berbaju hitam itu bertindak jauh lebih cepat darinya,
seperti sukma gentayangan saja ia telah menyelinap
kehadapannya, sementara jari tangannya yang kurus dan
kering seperti cakar ayam telah mencekik lehernya.
"Heeeh... heeeh.... heeehh.... perempuan sialan, lebih baik
ikuti saja diriku tanpa membantah" serunya sambil tertawa
seram.
Ketika kelima jari tangannya kembali dikendorkan, tubuh
Yap Ling sudah tergeletak dalam keadaan lemas.
Dengan suatu gerakan yang amat cepat nenek berbaju
hitam itu segera mengempit tubuh Yap Ling mendorong
jendela belakang lalu bagaikan segulung asap ringan dia
menerobos keluar dari ruangan itu dan melayang keatas
wuwungan rumah dengan ringannya.
Sesaat dia baru melewati beberapa rumah penduduk dan
siap melayang turun keatas tanah, mendadak dari belakang
tubuhnya kedengan suara rendah dan berat dari seorang
nenek menegutnya, "Hey siapa sih engkoh cilik yang berada
didalam kempitanmU itu?"
Dengan perasaan terkejut nenek berbaju hitam itu
membalikkan tubuhnya, namun tak sesosok bayangan
manusiapun yang nampak disekitar sana.
"jangan jangan aku telah mendengar?" demikian ia berpikir
didalam hati.
Karena disekeliling tempat itu tidak berhasil ditemukan
seseorangpun nenek berbaju hitam itu segera menjejakkan
kakinya keatas tanah dan siap melanjutkanper jalanan lagi.
Tapipada saat itulah suara nenek tadi kembali berkumandang
dari belakang tubuhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey aku si nenek toh sedang bertanya kepadamu,
mengapa kau tidak menjawab pertanyaanku itu?"
Kali ini si nenek berbaju hitam itu dapat mendengar dengan
amat jelas, sudah terang ada orang sedang berbicara
dibelakang tubuhnya. Tapi sebagai jago kawakan yang telah
berpengalaman luas, ia tahu bahwa orang itu tentu sedang
menguntit dibelakang tubuhnya.
Bila ia segera membalikkan badan, bisa jadi orang itu akan
menyembunyikan diri maka dia sama sekali tidak
menghentikan langkahnya tapi melesat sejauh tiga kaki lebih
kedepan dengan kecepatan luar biasa, kemudian setelah
membuat satu gerakan melingkar, tiba tiba saja dia
membalikkan badan.
Kebetulan sekali tempat itu merupakan sebuah tanah
lapang yang kosong,arah pandanganpun jauh lebih luas dan
lebar. Dalam keadaan semacam ini, betapapun cepatnya
gerakan tubuhmu, jangan harap bisa menyembunyikan diri
dengan cepat.
Siapa tahu setelah membalikkan badannya dengan
kecepatan luar biasa, ternyata dibelakang tubuhnya tetap
kosong melompong dan tak sesosok bayangan manusiapun
yang ditemukan.
Disaat ia menghentikan gerakan tubuhnya inilah suara dari
sinenek tadi kembali bergema dari belakang:
"Hey, bagaimana sih kamu ini? Memangnya kau bisu dan
tak bisa berbicara?"
Sadarlah sinenek berbaju hitam itu bahwa dia telah
berjumpat dengan jago lihay, tanpa terasa katanya sambil
tertawa dingin.
"Siapakah kau? Mengapa main sembunyi terus
dibelakangku? Hmmm, terhitung manusia macam apakah
orang semacam kau ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hmmm, sebetulnya aku yang sedang bertanya kepadamu,
ataukah kau yang sedang bertanya kepadaku?" suara nenek
itu agak berang.
Nenek berbaju hitam itu mencoba untuk meneliti sumber
dari suara pembicaraan tersebut, ternyata jaraknya tidak
melampaui tiga depa dari belakang tubuhnya, hal ini
membuatnya segera berpikir.
"oooh, nampaknya kau sedang mengandalkan
kesempurnaan dari ilmu meringankan tubuhmu dengan main
sembunyi dibelakang tubuhku..." Berpikir sampai disitu, ia
segera menjawab dengan suara dingin. "Semuanya boleh
saja"
"Hmm, sayang aku sinenek mempunyai suatu watak yaitu
disaat aku sedang bertanya kepada seseorang, aku paling tak
senang bila orang itu ganti bertanya kepadaku..."
Nenek berbaju hitam itu dapat menangkap bahwa suara
pembicaraan orang itu masih saja berasal dari tempat yang
sama dan tidak bergeser barang sedikitpun, selisihnya hanya
tiga depa saja.
Diam diam ia tertawa dingin didalam hati, pada saat masih
berbicara inilah tangan kanannya diayunkan kebelakang cepat
sambaran kilat.
Serangan ini dilancarkan olehnya setelah memperhatikan
posisi lawan dengan seteliti dan seksama mungkin, lagi pula
bersamaan dengan dilepaskan serangan tersebut, tubuhnya
ikut pula berputar kencang seperti gangsing.
Dalam anggapannya biarpun lawan bisa menghindar
dengan cepat, tak nanti bisa lolos dari serangannya itu.
Siapa tahu setelah serangan dilancarkan dan tubuhnya ikut
berputar satu lingkaran, namun tak sesosok bayangan
manusiapun yang berhasil terhajar oleh serangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedengaran nenek itu lagi lagi berkata dari belakang
tubuhnya:
"Sebuah pukulan Im lojiu yang luar biasa. Tak nyana
seranganmu betul betul keji dan jahat Padahal aku si nenek
toh menanyai kau secara baik baik, masa kau tetap bersikap
sekasar ini kepadaku?"
Sementara nenek itu masih berbicara dengan suara lembut
dan pelan, nenek berbaju hitam itu dengan mulut
membungkam dalam seribu bahasa telah memutar badannya
secepat sambaran petir, telapak tangannya dalam waktu
singkat telah melepaskan tujuh buah serangan berantai.
Tapi suara pembicaraan dari nenek itu tetap berkumandang
dari belakang badannya, kedengaran ia berkata:
"Masih ketinggalan jauh, ciba lihatlah bila aku sinenek
bermaksud mencabut nyawamu, hal ini bisa kulakukan dengan
gampang sekali bagaikan membalikkan tangan. Nah coba lihat
bukankah ini jalan darah Leng tay hiat, ini Hong gan hiat, ini
hong hong ji tong hiat, ini hong wi hiat, Cing Cu hiat, siau yau
hiat..^. percuma kau mencoba menghindar, jurus serangan
yang manakah dapat menghindarkan diri dari seranganku itu?"
Sementara pembicaraan tersebut masih berlangsUng,
sinenek berbaju hitam itu masih saja menggunakan gerakan
tubuhnya bergerak kian kemari dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat.
Tapi hebatnya, setiap kali nenek itu menyebutkan nama
sebuah jalan darah, diatas jalan darah sinenek berbaju hitam
yang dimaksudkan terasa diketuk pelan oleh seseorang, bukan
saja gerakan yang dilakukan lawan sangat tepat, tenaga yang
dipakaipun persis sekali biarpun diketuk namun tak sampai
membuat jalan darahnya tertotok.
Akibatnya nenek berbaju hitam itu menjadi terkejut dan
ketakutan setengah mati. Peluh dingin jatuh bercucuran
membasahi seluruh tubuhnya. Ia segera menghentikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerakan tubuhnya dan berseru keras. "sebenarnya apa yang
kau kehendaki?" Nenek dibelakang tubuhnya itu tertawa.
"Aku toh sudah mengatakan sedari tadi aku ingin tahu
siapa kah engkoh cilik yang berada didalam kepitanmu itu?"
"Dia adalah murid ku"
"Aaaah, aku rasa tidak mungkin, ketika sedang makan
bakmi tadi aku sudah bertemu dengan engkoh cilik, dia masih
terhitung kacung bukunya seorang angkatan mudaku, buat
apa kau menculiknya?"
Baru sekarang sinenek berbaju hitam itu mengerti rupanya
nenek yang membuntuti dibelakang tubuhnya terus menerus
ini datang dikarenakan urusan Yap Ling padahal ia tahu
musuhnya sangat lihay, buktinya dengan kepandaian silat
yang dimilikinyapun tak berhasil menyaksikan bayangan
tubuhnya.
Ini berarti jika ia tidak membebaskan Yap Ling maka tak
akan ada keuntungan baginya malam ini.
Satu ingatan segera melintas didalam benaknya, tanpa
terasa serunya keras.
"ooooh, rupanya kau mengikuti aku gara gara budak ini,
baik kalau begitu sambutlah"
Ia lepaskan tangan kirinya dan tiba tiba membanting tubuh
Yap Ling kearah belakang.
Dalam pikiran sinenek berbaju hitam itu andaikata nenek
tersebut menyambut tubuh Yap Ling yang ia banting, sudah
pasti diapun akan mengetahui siapakah orang itu.
Maka dari itu, setelah membanting tubuh Yap Ling,
tubuhnya ikut berputar pula dengan cepat:
Sebenarnya perhitungannya ini memang sangat bagus dan
hebat, tapi nyatanya setelah dia membalikkan badannya,
hanya tubuh Yap Ling yang masih melambung ditengah udara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang terlihat. pada hakekatnya tak nampak seorang
manusiapun yang menyambut tubuhnya.
Meski begitu, anehnya tubuh Yap Ling dapat melayang
sendiri keatas tanah dengan enteng dan lembut seperti
selembar daun kering saja. Padahal tak sesosok bayang
manusiapun yang nampak.
Kedengaran nenek yang berada dibelakang tubuhnya itu
berkata lagi.
"Kau ingin bertemu denganku? Sayang sekali, selama aku
tak ingin bertemu denganmu, maka sepanjang masa jangan
harap bisa mlihatku, nah sekarang kau boleh pergi, sekalian
ampaikan kepada majikanmu agar jangan membuat banyak
ulah lagi dalam dunia persilatan-"
"Kalau memang ada pesan yag harus disampaikan kepada
majikanku, tentunya kau harus menyebutkan nama lebih dulu"
seru sinenek berbaju hitam itu.
"Tidak usah, aku paling tak senang kalau ada orang hendak
ribut denganku, jika kau banyak bicara lagi, jangan salahkan
bila ku tinggalkan sebuah tanda diatas tubuhmu."
Nenek berbaju hitam itu ama terkejut cepat cepat dia
berseru, "baik akan kusampaikan kata katamu itu kepada
majikan."
Seusai berkata dia segera menjejakkan kakinya keatas
tanah dan melesat keudara dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat dalam waktu singkat bayangan tubuhnya telah
dari pandangan mata.
Tak lama setelah kepergian nenek berbaju hitam itu, dari
balik kegelapan disisi kiri jalan muncul sosok bayangan
manusia yang meluncur ketengah arena, begitu munculkan
diri segera teriaknya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suhu, tindakan yang kau ambil betul betul hebat, terutama
sekali ilmu yang kau pergunakan tadi kau mesti ajarkan
kepada tecu lho."
Diatas tanah telah bertambah dengan seorang nona
berbaju ungu, ternyata dia tak lain adalah Siang Siau un-
Entah sedari kapan, disisi tubuhnya telah bertambah pula
dengan seseorang nenek pengemis berambut putih, ketika
tersenyum sepasang matanya hanya kelihatan sebuah garis
saja, didalam genggamannya tercekal sebuah senjata Tah kau
pang yang panjangnya delapan depa serta memancarkan sinar
kehijauan-Katanya kemudian dengan ramah.
"Yang terpenting didalam belajar silat adalah kekhususan,
bila caranya belajar macam kau, sebentar belajar ini, sebentar
belajar itu, jangan harap kau bisa mempelajarinya secara baik
selama hidup, sudahlah, hayo cepat kau periksa budak cilik
itu, apakah jalan darahnya sudah ditotok?"
Siang siau un mengiakan dan berkata sambil membalikkan
badan. "Kalau begitu kau orang tua telah menyanggupi
permintaan murid mu ini?"
Sambil membalikkan badan dia sudah mendekati Yap Ling,
berjongkok serta memeriksan keadaannya, namun tiba tiba
saja dia berseru dengan terkejut.
"Aduh celaka suhu... diujung bibirnya terdapat noda
darah... tampaknya... tampaknya dia sudah mati"
Sesungguhnya nenek pengemis itu bukan lain adalah nenek
pengemis bermata sipit yang dimasa lalu pernah
menggetarkan seluruh dunia persilatan dan membuat takut
jago jago golongan putih maupun hitam.
Ketika mendengar seruan Siang Siau un itu, tanpa terasa
sorot matanya memancarkan sinar tajam, setelah mendengus
serunya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kurang ajar benar sinenek busuk itu, dihadapankupun
berani bermain gila?"
Dengan langkah cepat dia mendekati Yap Ling kemudian
memeriksanya dengan seksama, benar juga sepasang mata
Yap Ling telah terpejam rapat rapat, mukanya pucat pasi
seperti mayat dan noda darah masih menempel diujung
bibirnya, dari napasnya yang lirih dapat disimpulkan kalau luka
yang dideritanya memang amat parah. Dengan rambut berdiri
kaku seperti landak. ia segera berseru dengan penuh amarah:
"Betul betul suatu perbuatan yang amat keji dan jahat,
rupanya dia telah menggunakan ilmu Im lojiu untuk melukai isi
perutnya..."
-oo0dw0oo-
Jilid 35
"Suhu, apakah dia masih tertolong ?" tanya Siang Siu un
kemudian dengan kening berkerut.
Nenek pengemis bermata sipit segera mendengus
"Dihadapanku, nenek sialan tak berani melukai orang,
karena itu biarpun harus mengorbankan hawa murniku, aku
akan berusaha untuk menyelamatkannya dari ancaman kalau
tidak. apakah aku bisa berkelana lagi dalam dunia persilatan
?"
Selesai berkata dia pun mengempit senjata Tah kua
pangnya dibawah ketiak, kemudian sambil membopong tubuh
Yap Ling serunya seraya berpaling: "Siau un, ikutilah diriku"
Dalam keadaan setengah sadar setengah tidak Yap Ling
merasakan pada lambungnya lamat lamat sakit sekali tapi
punggungnya mengalir masuk segulung aliran hawa panas
yang menyejukkan tubuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hawa murni itu mengalir masuk kedalam tubuhnya dengan
deras seakan setiap nadi telah dipenuhi oleh hawa murni
tersebut sehingga hampir saja mau meledak.
Nona itu merasa tubuhnya bagaikan berjalan diatas awan
putih kakinya tak mampu menempel di atas permukaan tanah.
Dia mulai berperasaan, tapi apa yang dirasakan hanya
terbatas begini saja.
Keadaan seperti ini berlangsung entah berapa saat
lamanya, dia pun tak mengerti sudah jatuh pingsan ataukah
hanya terlelap tidur
Yang jelas seluruh badannya terasa amat panas, beberapa
kali dia ingin berteriak, namun tak sepotong suara pun yang
bisa dilontarkan keluar.
Mungkinkah sedang memperoleh impian jelek? Tapi dia
merasa segala sesuatunya jelas dan nyata.
Punggungnya terasa bagaikan ditempeli dengan dua
batang besi penjepit yang membara hawa panas itu bergeser
tiada hentinya, kadang kala hawa panas itu dua buah cakar
baja yang mencengkeram pinggangnya, ada kalanya seperti
menggarang punggungnya apa yang telah terjadi? Ternyata ia
tak mampu memikirkannya.
Ia menganggap pikiran dan persaannya sudah jernih,
padahal masih lelap dan kabur.
Lambat laun dia betul betul memperoleh kejernihan
otaknya kembali, mulai menemukan tubuhnya berada dalam
posisi duduk bersila, seseorang yang duduk dibelakangnya
sedang mengobati luka dalam yang dideritanya dengan
mengerahkan tenaga dalamnya yang sempurna.
Segulung aliran hawa murni yang sangat kuat mengalir
masuk kedalam tubuhnya bagaikan air yang tumpah,
kemudian menyusup ke segala bagian badannya, hal ini
membuatnya serasa amat segar dan nyaman.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akhirnya dia bisa mengingat kembali kejadian yang telah
dialaminya semalam, waktu itu dia berhasil ditangkap Hu
congkoan lalu dalam keadaan samar samar isi perutnya terasa
sakit sekali. itu berarti Hu congkoan telah turun tangan keji
terhadapnya.
Kalau begitu orang yang menolongnya sekarang pasti
bukan Huan toako, selain dia, siapa lagi yang memiliki tenaga
dalam begini sempurna...?
Teringat akan dia... Huan toako, timbulperasaan yang
gembira dihati kecilnya, lamat lamat dia merasa hatinya manis
dan hangat...
Akhirnya Huan toako telah menolongnya ia telah menduga
Huan toako pasti akan munculkan diri serta menyelamatkan
selembar jiwanya. Mendadak terdengar suara seorang nenek
berseru dari belakang tubuhnya: "Sudah selesai "
Sepasang telapak tangannya yang ditempelkan pada
punggungnya juga pelan pelan ditarik kembali.
Menyusul kemudian terdengar suara nenek itu berkata lagi:
"Muridku, sekarang kau boleh berikan pil Kiu si it seng kim
wan kepadanya"
Setelah itu dia pun mendengar suara seorang nona yang
merdu mengiakan, lalu ada sebutir pil yang getir bercampur
sedikit manis dijejalkan ke dalam mulutnya.
Pil itu menyiarkan bau harum yang sangat kuat serta rasa
getir yang sangat aneh tapi begitu tercampur liur pil tadi
hancur dan segera mengalir masuk sendiri ke dalam perutnya.
Tiba tiba saja Yap Ling merasa tertegun ternyata orang
yang menolongnya bukan Huan toako, lalu siapakah dia?
Dengan sepenuh tenaga dia berusaha untuk membuka
kelopak matanya dan mementang matanya lebar lebar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar suara nona yang merdu itu berseru lagi: "suhu,
dia telah mendusin "
Akhirnya ia dapat membuka sepasang matanya lebar lebar.
Nona yang berdiri dihadapannya berusia enam tujuh belas
tahunan dia mengenakan pakaian berwarna hijau dan
berwajah lembut serta cantik, tapi dibalik kecantikan masih
tersisa sifat kekanak kanakan, semacam kecantikan yang
masih segar.
Bukankah dia adalah nona berbaju hijau yang lewat ditepi
warung penjual bakmi tadi? Menurut Huan toako dia bernama
Siang Siu un. Lalu tampak pula seorang nenek berambut putih
datang mendekat
Nenek itu sudah berusia delapan sembilan puluh tahunan
rambutnya telah berubah jadi putih keperak perakan, tapi
paras mukanya justru berwarna merah segar persis seperti
bayi cuma saja bentuk mukanya sempit dengan jidat yang
tinggi.
Biasanya perempuan bermuka sempit berjidat tinggi mirip
wajah lelaki ini tentu berwatak buas dan jahat seperti halnya
dengan Hu congkoan tapi nenek tua ini justru sangat lembut
dan peramah, sepasang matanya yang mirip garis yang lurus
itu memancarkan sepasang biji mata yang jeli dan tajam.
Nenek berambut putih ini bukan lain adalah nenek
pengemis bermata sipit yang telah termashur dalam dunia
persilatan dan disegani oleh para jago dari golongan putih
maupun hitam.
Pelan pelan dia berjalan mendekat, lalu ujarnya dengan
ramah:
"Nona cilik, tentunya kau sudah merasa agak baikan bukan
sekarang...?"
"Agaknya nenek yang telah menyelamatkan jiwaku?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yap Ling ingin meronta untuk duduk. tapi begitu bergerak^
seluruh tulang belulangnya terasa sakit seperti pada rontok
semua, dadanya juga terasa amat sakit sehingga tak kuasa
lagi dia berseru tertahan...
Buru buru Siang Siu un menekan badannya seraya berkata:
"Lebih baik kau jangan bergerak dulu, tiga batang tulang
iga didadamu telah patah, baru saja suhu menyambungnya
kembali"
Sambil tersenyum nenek pengemis bermata sipit segera
berkata pula:
"Kau tak usah takut nak keadaanmu sudah bagus dan tidak
membahayakan lagi"
"Terima kasih banyak nenek" bisik Yap Ling sambil
mengangkat kepalanya.
"Kau tak usah berterima kasih" ucap nenek pengemis
bermata sipit "setelah nenek bangsat itu melukai dirimu persis
dimuka aku si nenek, apakah aku si nenek dapat berpeluk
tangan belaka? Sekalipun harus naik ke akhirat untuk
menjumpai raja Giam lo Ong aku tetap akan berangkat juga
untuk mengembalikan selembar jiwamu itu seperti keadaan
semula"
Yap Ling segera berpikir setelah mendengar perkataan itu.
"Entah siapakah nenek ini? Kalau didengar dari
pembicaraannya berlagak besar sekali?" Terdengar nenek
pengemis bermata sipit berkata lebih jauh.
"Kalau dibicarakan memang amat berbahaya, bukan saja
ketiga batang tulang igamu telah dipatahkan oleh nenek jahat
itu, bahkan isi perutmu hampir saja dihantam sampai remuk
andaikata aku tidak mempunyai sebutir pil Kiu si it seng kim
wan dari si nikou tua Kiu hoa san, belum tentu luka yang kau
derita itu akan sembuh kembali sedemikian cepatnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali Yap Ling berpikir setelah mendengar perkataan ini,
"Bukankah nikou tua dari Kiu hoa san yang ia maksudkan
adalah Kiu hoa sinnie gurunya nona Hee Giok yong?Bila
didengar dari logat pembicaraannya, ia serperti merupakan
kenalan lama Kiu hoa sinnie kalau begitu nenek ini tentulah
seorang Bu lim cianpwee yang berkedudukan amat tinggi
dalam dunia persilatan"
Berpikir sampai disitu diapun segera bertanya: "Nenek.
benarkah lukaku akan sembuh dalam waktu singkat ?" Nenek
pengemis bermata sipit segera tertawa:
"Bila berbicara dari luka yang kau derita tadi, biarpun sudah
diberi pengobatan yang tepat, kalau tak ada seratus hari tak
mungkin akan sembuh kembali tapi berhubung kau telah
menelan pil Kiu si it seng kim wan ditambah pula akupun
sudah mengobati lukamu dengan menggunakan tenaga
dalam, keadaan lukamu sekarang telah sembuh dan tidak
membahayakan, namun kau pun harus beristirahat selama
tiga sampai lima hari lagi sebelum dapat bebas pergi
kemanapun."
"Waaah, bagaimana mungkin? Di dalam satu dua hari ini
aku masih ada urusan lain..." seru Yap Ling gelisah.
Ia dibesarkan dibukit Lo Cu san, sudah lama sekali
memperoleh pendidikan yang ketat, sebelum mengetahui asal
usul si nenek secara jelas dia pun enggan berbicara dengan
sejujurnya.
Sambil mengerdipkan matanya dan tertawa Siang Siu un
segera berseru: "Bukankah kau hendak berangkat kebukit
Hong san?"
Yap Ling segera menatap kearahnya, ia berseru:
"Kau..."
Kembali Siang Siu un tertawa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau tidak usah mengelabuhi aku lagi bukankah kau
hendak pergi ke situ bersama Huan kongcu ?"
"Dia bernama Huan Peng thia, satu marga dengan Huan Le
hoa"
Kontan saja Siang Siu un tertawa cekikian lantaran geli:
"Haaah... haaahhh... haaahhh... apa gunanya kau berusaha
mengelabuhi aku. Aku kenal dengan Huan Cu Im jauh
sebelum kau berkenalan dengannya, tapi Ciciku kenal dia lebih
awal lagi dia baik sekali dengan ciciku maka akupun harus
membantunya..."
Sambil tersenyum nenek pengemis bermata sipit segera
menegur:
"Dasar bocah kecil kalau bicara tak tahu aturan. Sudahlah
kalian boleh berbincang dulu aku mau bersemedi lebih dulu"
Selesai berkata dia lantas membalikkan badan dan
meninggalkan tempat tersebut
"Dia sangat baik dengan ciciku" perkataan ini membuat
perasaan Yap Ling bergetar sangat keras sebenarnya berapa
orang gadiskah yang dikenal Huan toako?
Menurut apa yang diketahui, meskipun Hee Giok yang
hendak dijodohkan kepada pemuda itu atas prakarsa dari
Heepocu, tapi jika didengar dari nada pembicaraan Kim hujin
maupun Hu congkoan, tampaknya Hee Giok yong sendiripun
menaruh rasa cinta yang amat dalam terhadap Huan toako
nya.
Disamping itu menurut pengakuan Huan toako kepadanya,
pemuda itu masih kenal juga dengan Ban Huijin, nona
keluarga Ban dari bukit Hong san, lalu Ay Ang Tho dari Pek
Hoa pang.
Kini, Siang Siau un mengatakan hubungan Huan toako
dengan encinya baik sekali Siapakah encinya ?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil mengerdipkan matanya Yap Ling segera bertanya^
"Aaah... Darimana kau bisa tahu ?"
Siang Siau un berseru tertahan. "ooo... tentu Huan kongcu
yang memberitahukan kepadamu, bukankah begitu?"
Yap Ling segera mengangguk berulang kali:
"Ketika kau menolong aku dan Huan toako sewaktu dikuil
Pau kok si, hingga sekarang aku belum berterima kasih
kepadamu"
"ooh, waktu itu suhu yang menyuruh aku bertindak"
"Siapa sih nama cicimu itu ?" tanya Yap Ling kemudian
dengan nada menyelidiki
Siang Siau un yang polos dan sama sekali tak punya pikiran
apa apa segera menjawab: "ciciku bernama Siang Ci un...aa...
kau pasti kenal dengannya"
"Aku toh belum pernah bersua dengan cicimu, bagaimana
mungkin bisa kenal dengannya?"
"Aku bilang kau kenal dengannya, tentu saja kau memang
kenal dengan dirinya"
Lalu setelah tertawa misterius, Siang Siau un berkata lebih
jauh.
"Sebenarnya rahasia ini tidak pantas diceritakan kepadamu
tapi aku rasa perlu memberitahukan sebuah rahasia
kepadamu..."
"Rahasia apa sih yang hendak kau sampaikan ?" tanya Yap
Ling dengan keheranan
"Kalau bilang rahasia, lebih tepat kalau dibilang sebuah
kabar gembira. Kalau aku cuma seorang murid tercatat dari
suhu dia orang tua dan tak bisa memperoleh warisan ilmu
silatnya, tahukah kau mengapa suhu dia orang tua justru tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segan segan mengorbankan tenaga dalamnya untuk
menyelamatkan jiwamu ?"
Satu ingatan melintas dalam benak Yap Ling, sahutnya
dengan cepat:
"Darimana kau tahu ?
Dengan suara yang rendah Siang Siu un segera berkata:
"Tatkala suhu meraba tulangmu tadi, ia mengatakan kau
berbakat sangat bagus, karena ia berminta mau menerima
menjadi muridnya."
Apa yang diduga Yap Ling ternyata benar, ia menjadi
gembira sekali, serunya kegirangan. "Sungguhkah itu ?"
Begitu berteriak. tanpa terasa dadanya kembali terasa sakit
sekali
"Tentu saja sungguh" jawab Siang Siu un. "oleh sebab itu,
tak lama kemudian kau akan menjadi suci (kakak
seperguruan) ku, dan aku pun bisa bercerita denganmu
dengan perasaan lega, sebetulnya ciciku selalu berada dalam
benteng keluarga Hee"
"Selama ini aku berdiam di bukit Lo Cu san, jarang sekali
pergi ke benteng keluarga Hee"
"ciciku sudah dua tahun la manya menyelundup masuk ke
dalam benteng keluarga Hee di benteng keluarga Hee-lah
Huan toako berkenalan dengan ciciku"
Mendadak dia merendahkan suaranya dan berkata lebih
jauh:
"Huan toako baik sekali terhadap ciciku, tentu saja ciciku
tak pernah menceritakan persoalan ini kepadamu, suatu
ketika..."
"suatu ketika kenapa?" cepat cepat Yap Ling bertanya.
Siang Siu un segera tertawa cekikikan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haaahh... haaahhh haaahhh... suatu ketika aku menyusup
masuk ke dalam benteng keluarga Hee secara diam diam
dengan maksud hendak menjenguk cici, siapa tahu aku jumpai
mereka berdua sangat baik... sangat baik sekali..."
Mendadak selembar pipinya berubah jadi merah padam dan
berkata katanya tidak dilanjutkan kembali.
"Kenapa tidak kau lanjutkan perkataanmu itu ?" desak Yap
Ling semakin gelisah, "sebenarnya kenapa sih dengan mereka
berdua ?"
Dengan sepasang wajah berubah jadi merah padam Siang
siu un menjawab agak tersipu sipu:
"Dia... dia mencium ciciku..."
Merah padam juga selembar wajah Yap Ling ia tidak
berbicara lagi. Terdengar Siang Siu un berkata lebih jauh
"Aku tahu kau tentu juga mencintai Huan toako bukan ?
Kalau tidak kau pun tak menyamar sebagai pria untuk
membantu Huan toako..."
Merah dadu seluruh wajah Yap Ling agak tergagap
serunya. "Tidak aku... aku tidak..."
"Kalau tidak yaa sudahlah, mengapa mukamu jadi merah
padam? Aku cuma perlu memberitahukan kepadamu Huan
toako adalah milik ciciku"
oooodwoooo
Keesokan harinya setelah bangun tidur dan membersihkan
muka, Huan Cu Im menunggu Yap Ling untuk sarapan
bersama
Ketika ia tidak melihat Yap Ling muncul dari kamarnya,
dalam anggapan pemuda itu, sinona pasti mengantuk sekali
dan belum bangun dari tidurnya tentu saja dia pun sungkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk mengetuk pintunya karena antara laki dan wanita toh
tetap ada bedanya Karena itu dia pun menanti terus didalam
kamar
Tak lama kemudian, matahari sudah jauh ditengah
angkasa, ketika belum juga nampak Yap ling pemuda itu mulai
tak sabar dan bangkit berdiri dia hendak mengetuk pintunya
tapi ingatan lain kembali melintas, mengapa tidak membiarkan
nona itu tidur berapa waktu lagi?
Karenanya dia balik kembali dan duduk.
Berapa waktu kembali lewat, ketika Yap Ling belum
nampak juga pemuda itu segera bangkit berdiri dan menuju
ke kamar sampai dan mengetuk pintunya berulang kali. "Siau
ling ayoh cepat bangun"
Suasana hening, dalam ruangan tersebut tidak kedengaran
suara jawaban.
Cepat cepat pintu didorong, ternyata tidak berada dalam
keadaan terkunci, begitu didorong pintu pun segera terbuka
Mendadak satu firasat jelek melintas dalam hati Huan Cu
im, cepat cepat dia memburu masuk ke dalam.
Benar juga , dalam ruangan tersebut sudah tidak
ditemukan bayangan tubuh dari Yap Ling, bahkan seprei
diatas pembaringan masih rapi dan sama sekali tak tersebut
jelas kalau semalam ia tidak tidur disitu.
Tapi suasana dalam ruang pun tidak acak acakan, sama
sekali tidak terlihat bekas pertarungan, lalu kemanakah dia
telah pergi jangan ia sudah kembali ke bukit Lo Cu san
Tapi jelas hal ini tak mungkin ia telah berjanji sendiri
kepadanya akan pergi ke bukit Hong san samanya ?
Mungkinkah dia telah diculik orang semalam
Tapi rasanya hal inipun tak mungkin, ia berdiam dikamar
sebelah, andaikata benar benar terjadi sesuatu bila nona itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berteriak sedikit saja niscaya dia akan mendengar. Untuk
berapa saat lamanya pemuda itu berdiri didalam ruang dengan
pikiran yang kalut.
Kini, pertemuan puncak dibukit Hong san sudah tinggal
sehari lagi, saat itu juga mereka harus berangkat dan tiba
ditempat tujuan besok pagi dengan terjadinya peristiwa yang
diluar dugaan ini, mana mungkin mereka bisa tiba ditempat
tujuan tanpa terlambat?
Kini Yap Ling lenyap tanpa sebab, dia pun tak bisa
meninggalkannya dengan begitu saja...
Sementara masih kebingungan mendadak terdengar
pelayan berteriak dari luar pintu.: "Huan kongcu, ada orang
mencarimu "
Buru buru Huan Cu Im membalikkan badan dan berjalan
keluar, segera tanyanya: "Siapa yang datang mencariku ?"
"seorang desa, dia berada didepan pintu rumah
penginapan"
"Apa yang dia katakan?" tanya Huan Cu Im lagi.
"Hamba tidak bertanya, nampaknya dia amat tergesa gesa"
"ooo," dengan langkah cepat Huan Cu Im berjalan keluar
dari rumah penginapan
Benar juga , didepan pintu berdiri seorang lelaki yang
berdandan seperti orang desa sedang menantikan
kedatangannya. Pelayan yang mengikuti dibelakangnya segera
berseru:
"Kongcu ya dialah orangnya, konon ada urusan penting
hendak disampaikan kepada kongcu"
Lalu kepada si orang desa tersebut serunya pula sambil
menggapai: "Hey, orang ini adalah Huan kongcu bila ada
urusan cepat katakan "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang desa itu segera menjura kepada Huan Cu im, lalu
katanya :
"Huan kongcu, hamba sengaja kemari untuk
menyampaikan kabar kepada kongcu, seorang teman
kongcu..."
Belum sampai perkataan itu selesai diucapkan cepat cepat
Huan Cu Im menukas "Kenapa dia?"
"Pagi tadi ketika fajar baru saja menyingsing, hamba baru
saja bangun tidur ketika tiba tiba dari depan pintu rumah
kedengaran ada orang merintih hambapun keluar untuk
menengok ternyata ada seorang tamu yang tergeletak disana
sambil merintih...
Hamba pun segera bertanya apa yang telah terjadi? Tapi
orang itu hanya berseru "air air" hambapun mengambil
semangkuk air setelah minum hamba baru membawanya
masuk kerumah saat itulah orang tersebut baru mengatakan
sahabat kongcu dan minta kepada hamba agar memberi kabar
kepadamu"
"Kongcu ya kapan sih siau koankeh itu keluar kota?" tanya
sipelayan dari samping dengan keheranan
Huan Cu Im balas banyak berbicara dengannya kepada
orang itu segera serunya "Loko, harap tunggu sejenak"
Dengan gerakan cepat dia kembali kekamar lalu setelah
membereskan barang barang bawaannya dia lari keluar lagi
kemudian setelah menyerahkan sekeping uang perak kepada
pelayan itu katanya:
"coba kau bebaskan rekeningku kekasir sisanya tak usah
dikembalikan lagi..."
Lalu kepada orang tersebut katanya pula:
"Loko mari kita berangkat tolong ajak aku kesana"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang desa itu mengiakan dan segera mengajak Huan Cu
Im meninggalkan rumah penginapan sepanjang jalan mereka
menempuh perjalanan dengan cepat dan tak mengucapkan
sepatah katapun. tak lama kemudian kedua orang itu sudah
keluar dari pintu selatan-Huan Cu Im mengikuti terus
dibelakang orang itu dengan ketat mendadak tanyanya: "Loko,
kau berdiam dimana sih?"
"Sudah takjauh lagi" jawab lelaki itu tanpa menghentikan
langkahnya, "tempatnya berada di U keh kang"
Tampaknya ia dia betul betul orang desa yang belum
pernah belajar silat perjalanannya ditempat tidak terlalu cepat,
hampir sepertanak nasi la manya mereka baru tiba di U keh
kang.
Tempat itu merupakan sebuah dusun keci yang letakknya
di kaki bukit, jumlah penduduknya hanya belasan keluarga.
Sambil menuding ke arah sebuah rumah gubuk dikaki bukit
sana lelaki desa itu berseru "Kongcu ya, rumahku disana"
Huan Cu imsama sekali tidak menaruh Curiga kepadanya
dengan cepat mereka berdua menuju ke sana.
Tiba didepan pintu, lelaki itu berpaling seraya berkata:
"Huan kongcu, silahkan masuk. dirumah hamba cuma ada
seorang ibu yang sudah tua harap kongcu mengikuti hamba"
Sambil berkata dia membuka pintu layu dan masuk lebih
dulu kedalam.
Huan Cu Im segera mengikuti pula dibelakangnya bagian
tengah merupakan tuang tamu disitu hanya terdapat sebuah
meja dan dua bangku yang terbuat dari bambu namun
suasana hening tak seorang manusiapun
Oleh karena lelaki dusun itu sudah menerangkan kalau
penghuni rumah tersebut hanya dia bersama ibunya maka
Huan Cu Im sama sekali tidak menaruh curiga apa apa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disebelah kiri dan kanan ruang tamu masing masing
terdapat sebuah pintu didepan pintu tergantung tirai yang
terbuat dari kain
Lelaki dusun itu mengajak Huan Cu Im langsung memasuki
ruangan sebelah kiri mendadak ia melambatkan langkahnya
kemudian sambil menyingkap tirai kain bisiknya pelan: "ibu
ananda telah mengUndang kedatangan Huan kongcu"
Dari dalam ruangan segera terdengar suara seorang nenek
menjawab dengan suara yang parau dan berat:
"Syukur kalau Huan kongcu telah datang, cepat
mengundangnya masuk kedalam, koanjin (tamu) ini pun baru
saja sadar"
Tiba tiba Huan Cu Im merasa nada suara nenek itu rendah
berat dan menyeramkan, kedatangannya seperti amat dikenal,
sepertinya pernah mendengarnya disuatu tempat
Tapi suara perempuan tua memang kebanyakan sama
seperti halnya dengan suara semua gadis didunia ini
kebanyakan lembut dan manis, jadi tiada alasan baginya
untuk menaruh suatu keCurigaan
sementara itu si lelaki dusun itu telah mengiakan mundur
selangkah, kemudian sambil menggapai kearah Huan Cu im,
katanya : "silahkan Huan kongcu"
Huan Cu Im tidak mengetahui dimanakah letak luka yang
diderita Yap Ling, tidak menunggu lama lagi dia segera
melangkah masuk ke dalam ruangan
Dalam ruangan ini, hanya disudut selatan terdapat sebuah
jendela. hal ini membuat suasananya redup dan gelap. ia
segera menyaksikan seorang nenek baju hitam yang jangkung
dan kurus duduk membelakanginYa. karena itu dia hanya
sempat melihat sebuah bayangan punggung yang remang
remang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diatas pembaringan tergeletak seorang manusia berbaju
hijau yang kurus lagi kecil, mukanya pucat pias, kalau bukan
Yap Ling siapa lagi ? Dengan perasaan gelisah ia segera
memburu ke depan, segera serunya lirih: "Siau Ling kenapa
kau ?"
"Kongcu..." Yap Ling menyahut lemah.
Tapi pada detik itu juga Huan Cu Im menemukan bahwa
orang berbaju hijau yang menggeletak diatas pembaringan itu
hanya mirip dengan Yap Ling tapi sesungguhnya bukan Yap
Ling yang sedang dicari
Tapi pada saat itu juga orang berbaju hijau yang berbaring
diatas pembaringan itu sudah melompat bangun sambil
mengebutkan sapu tangannya ke hadapan anak muda
tersebut
Baru saja Huan Cu Im mengendus bau harum yang
semerbak, tujuh buah jalan darah penting dipunggungnya
telah ditotok orang dengan cepat tak ampun lagi pandangan
matanya Jadi gelap dan tubuhnya segera roboh terjengkang
ke atas pembaringan.
ooo00DW00ooo
Pertemuan puncak bukit Hong san tentu saja
diselenggarakan dibukit Hong san padahal banyak bukit
kenamaan dalam dunia ini, apa sebabnya sembilan partai
besar justru memilih bukit Hong san sebagai tempat mereka
berkumpul? Tentu saja hal ini ada sebabnya.
Jauh pada tiga puluh tahun berselang, waktu itu situasi
sangat aman, partai partai besar dalam dunia persilatan sudah
terbiasa hidup bersenang senang hingga jarang sekali
mengadakan kontak satu sama lainnya.
Dalam suasana beginilah muncul sekelompok manusia yang
berambisi hendak menguasai dunia mulai membujuk para
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anggota murid dari pelbagai partai untuk bergabung dan sama
sama mendirikan sebuah perkampungan yang mereka
namakan Thian tee kau tentu saja perbuatan mereka tak lebih
hanya membuat keonaran dan kekalutan disana sini
Berhubung banyak murid pelbagai partai besar yang
terlibat dalam peristiwa ini maka para manusia berambisi itu
pun menggunakan hal ini sebagai modalnya untuk berbuat
makin semena mena hampir saja semua partai besar kena
tertindas.
Keluarga Ban dari bukit Hong san merupakan suatu
keluarga persilatan yang turun temurun mempelajari ilmu silat
keluarga, berhubung tempat tinggal mereka berada dibukit
Hong san maka orang persilatan menyebut mereka sebagai
Hong san pay padahal keluarga Ban dari Hong san tak
membentuk partai apa pun.
Kepala keluarga Ban waktu itu adalah Ban Siau hong,
usianya waktu itu baru mencapai empat puluh tahunan, ketika
melihat Thian tee kau berbuat semena mena dimana mana,
diapun segera mengundang tokoh tokoh semua partai besar
untuk merundingkan persoalan ini. dalam pertemuan inilah
Ban Siau hong dipilih menjadi Bengcu.
Setelah melalui perjuanan yang berat selama tiga tahun,
akhirnya perkumpulan Thian tee kau berhasil ditumpas, maka
saat sembilan partai besar mengadakan pertemuan untuk
kedua kalinya dibukit Hong san, secara resmi mereka pun
mengangkat Ban Siau hong sebagai Bu lim Bengcu.
Waktu itu memang tidak ditetapkan bahwa setiap sepuluh
tahun sekali Bu lim Bengcu harus diganti, tapi Ban Siau hong
merasa bahwa orang pandai dari sembilan partai besar amat
banyak. bila dia mengangkangi terus kursi kebesaran sebagai
Bu lim bengcu, sudah pasti orang lain tak bakal kebagian
kesempatan. oleh sebab itulah pada tahun kelima sekali lagi
dia mengundang sembilan partai besar agar berkumpul dibukit
Hong san dalam pertemuan inilah dia mengemukakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendapatnya serta berharap partai lainnya bisa ikut
mencalonkan pula wakil wakilnya.
Pertemuan itu merupakan pertemuan yang ketiga kalinya,
tapi semua yang hadir dalam pertemuan itu menganggap Ban
Siau hong masih mudadan mampu mengatur urusan dun
persilatan, karena itu mereka tetapkan akan melakukan
pemilihan Bengcu sepuluh tahun kemudian bahkan waktunya
telah ditetapkan pada bulan lima tanggal lima.
Dalam pertemuan tersebut, banyak peraturan yang telah
berhasil juga disusun- selain Bengcu sendiri, dari sembilan
partai besar yang ada dipilih pula wakil dari dua partai untuk
menduduki jabatan sebagai wakil Bengcu.
Tatkala sepuluh tahun kemudian pertemuan puncak
diselenggarakan lagi dibukit Hong san, atas dukungan dari
semua dari semua jago untuk kesekian kalinya Ban Siau hong
dipilih menjadi Bu lim Bengcu.
Dan pada sepuluh tahun berselang, Ban Siau hong telah
menjabat Bengcu untuk ketiga kalinya, sedangkan Hoa san
pay dan Go bi pay terpilih sebagai wakil bengcu.
Tapi sungguh tak beruntung, pada lima tahun berselang,
disaat Ban Siau hong mencapa usia enam puluh lima, tiba tiba
ia terserang penyakit dan meninggal, padahal jaraknya sampai
diselenggarakannya pemilihan Bengcu berikut masih ada lima
tahun lagi, maka akhirnya diputuskan jabatan itu dipangku
bersama oleh Ban lo hujin, ketua Hoa san pay Siang Han hui
serta ketua Go bi pay Cing Im totiang
Berhubung pertemuan sembilan partai sudah lima kali
diselenggarakan dibukit Hong san, dan semua orangpun
sudah terbiasa menyebutkan pertemuan puncak bukit Hong
san otomatis pada pertemuan puncak yang keempat kalinya,
pertemuan itupun diselenggarakan lagi dibukit Hong san
seperti waktu waktu lampau.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setiap kali pertemuan puncak itu diselenggarakan dalam
perkampungan Kui Im san ce dibangun Ban Siau hong
sesudah ia terpilih menjadi Bu lim Bengcu, letaknya diantara
bukit Thian tok hong dengan Lian hoa hong, suatu tempat
yang berpanorama paling indah diseluruh bukit Hong san-
Dari sembilan partai besar, anggota pendeta dan tosu
menduduki setengahnya, meski dalam perkampungan Kui
Imsan ceng terdapat banyak gedung, namun para jago dari
pelbagai partai yang berdatangan disitu bersama murid
muridnya tentu banyak juga , karena itu untuk para pendeta
dan tosu telah disediakan tempat digedung Ban wan yang
jauh terpisah.
Pertemuan puncak Bukit Hong san diselenggarakan pada
bulan lima tanggal lima karena pada hari itu tepat jatuh hari
peh cun. hari pengusir segala pengaruh iblis menurut
kepercayaan rakyatjelata. Maka mereka pun berharap Bu lim
bengcu yang terpilih pada hari itu dapat melakukan tugasnya
pula sebagai pengayom umat persilatan dan membasmi hawa
sesat
Pertemuan puncak yang diselenggarakan kali ini merupakan
pertemuan yang keempat, atau pertemuan puncak keenam
bagi segenap jago dari sembilan partai besar.
Ban lo hujin dari keluarga Ban, dihari hari biasanya amat
jarang mengurusi persoalan dirumah tangganya, semua
masalah selalu diselesaikan oleh congkoan mereka Ban Tiong
tat asal semua urusan dilaporkan kemudian kepada lo hujin,
maka urusanpun jadi beres.
Ban Tiong tat masih terhitung adik Tong dari Ban Siau
hong, sejak kecil orang itu sudah ikut Ban Siau hong,
orangnya cekatan dan pandai bekerja, amat dipercayai oleh
bengcu disaat Ban siau hong masih hidup,
Dengan pengalamannya lima kali mempersiapkan
pertemuan puncak. tentu saja pengalamannya amat luas,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semua persoalan dapat diatur secara sempurna dan setiap
tamu yang kemudian hadir bisa memperoleh kesan seperti
seorang tamu agung.
Hari ini sudah bulan lima tanggal lima tanggal lima empat,
banyak jago jago dari pelbagai partai yang telah tiba disitu,
diantaranya dariButong samcu Go ceng Cu yang mewakili
ketua Go bipay, Dewa berwajah merah. Siang Han hui ketua
Hoa san pay serta kakak seperguruannya Seng Bian tong,
ketua Heng san pay Liok Tiong goan, ketua Pat kwa bun Hong
cing, ketua Lak hap bun Ki Cu ho dan Ki Cu yu, ketua Heng gi
bun ciok Lip sam serta menantunya san Cengcu dari keluarga
Tong di Szuch uan Tong Bun huan seta putrinya ciok Siu go,
wakil pangcu dari Kay pang Kwa Tiang tay serta Ong Tin hay
dan banyak lagi jago jago kenamaan lainnya. Saat itu, ketua
Lo ban tong dari Siauw lim pay Hui dengan membawa dua
orang muridnya tiba pula disana.
Dengan begitu para jago dari sembilan partai telah hadir
semua, tinggal dua orang "tamu agung" yang diundang untuk
menghadiri pertemuan puncak itu masih belum tiba disitu
Kedua orang tamu agung yang diundang adalah Hway lim
tayhiap Hee Im Hong serta Sam siang tayhiap Yo Hoa Liong.
Sejak kematian Bu lim bengcu Ban siau hong pada lima
tahun berselang, pelbagai partai besar sudah mulai mencari
pilihannnya masing masing untuk dicalonkan sebagai Bengcu
pengganti
Berbicara soal jago yang bernama besar dan berkedudukan
terhormat dalam dunia persilatan, kecuali Ban Siau hong
almarhum, tinggal Sam siang tay Hoa Liong dan Hway lam
tayhiap Hee Im hong yang memiliki reputasi hampir sama.
Oleh sebab itu pihak Hoa sanpay, Heng sanpay dan Heng gi
bun bersama sama mencalonkan Sam siang tayhiap Yu Hoa
Liong sebagai calon Bengcu berikut sebaliknya Go bi pay, Bu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tong pay dan Pat kwa bun mencalonkan Hee Im hong sebagai
pengganti Bengcu.
Apabila dalam suatu pemilihan ternyata muncul dua orang
calon yang berbeda, menurut peraturan keputusan akan
diambil menurut pemungutan suara yang kemudian akan
diselenggarakan.
Waktu itu malam sudah tiba, akan tetapi dua orang tamu
agung yang dinantikan belum nampak juga batang hidungnya.
Suasana dalam ruang sebelah barat terang benderang
bermandikan cahaya, waktu itu tiga buah meja perjamuan
telah disiapkan, setiap meja dikelilingi delapan buah bangku.
Pelayan yang melayani pesta perjamuan itu semuanya
terdiri dari centeng pilihan dari perkampungan keluarga Ban,
semuanya mengenakan seragam biru dengan dibagian
dadanya memakai selempang yang bertuliskan "Petugas dari
Kui Im san ceng".
Rupanya perjamuan ini diselenggarakan oleh tuan rumah
Ban Lo hujin untuk menjamu tamu tamunya yang datang
mengikuti pertemuan puncak.
Suasana dalam ruangan pesta ramai sekali, maklumlah
para jago yang dihari hari biasa hidup terpencar diseantero
jagad, kini bertemu lagi setelah berpisah banyak tahun tentu
saja pembicaraan jadi asyik sekali
San Cengcu dari keluarga Ban, Ban cian ceng dan Ban Hui
jin menempati urutan kursi terakhir, maklum mereka adalah
angkatan muda yang sebetulnya tak dapat tempat.
Dari sekian banyak tamu yang hadir, hanya ciok Siu go,
putri ketua Heng gi bun ciok Lip sam merupakan satu satunya
tamu perempuan, dia memang kenal dengan Ban Huijin
setelah pertemuan dibenteng keluarga Hee tempo hari, tak
heran kalau kedua orang itu terlibat pula dalam perbincangan
yang asyik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba tiba congkoan Ban Tiong tat muncul dipintu ruangan
sambil menggapai kearah Ban Siang ceng.
Cepat cepat Ban Siang ceng menghampirinya seraya
bertanya: "Ada urusan apa pangcu Tiong?"
Sambil tersenyum Ban Tiong tat berkata
"Perjamuan segera akan dibuka, pergilah bersama Huijin
untuk menemani ho hujin masuk ruang perjamuan, sedang
orang orang disini biar aku yang melayani" Ban Sian ceng
manggut manggut, bersama adiknya ia segera mengundurkan
diri dari situ. sepeninggal kedua orang itu, Ban Tiong tat baru
berkata dengan suara lantang:
"ciangbunjin, taysu, totiang sekalian, perjamuan malam
telah disiapkan, silahkan pindah keruang sebelah barat"
Maka dipimpin oleh Cing Im totiang dari Go bipay dan
Siang Han hui dari Hoa san pay, berangkatlah para jago
meninggalkan ruang timur menuju keruang barat.
Tiga meja perjamuan telah siap enam dayang berbaju hijau
berdiri disisi ruangan sambil membawa poci perak.
Ban lo hujin berdiri menyambut tamu tamunya didepan
ruangan didampingi Ban Sian ceng disebelah kiri dan Ban
Huijin di sebelah kanan, begitu tamu tamunya muncul, diapun
berkata sambil tersenyum:
"ciangbunjin sekalian, malam ini aku khusus menyiapkan
sedikit arak kasar untuk menyambut kedatangan kalian
semua, silahkan segera masuk ke perjamuan"
"Lo hujin kelewat sungkan" cepat cepat ceng Im totiang
dari Go bipay memberi hormat Siang Hin hui berkata pula
sambil tersenyum:
"Siauwte dan ceng Im totiang adalah wakil ketua periode
ini, kami terhitung pula setengah tuan rumah, nah harap
toheng menempati perjamuan lebih dulu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah saling mengalah, akhirnya Hui san taysu dari Siauw
lim pay ceng Im totiang dari Go bipay, Hong Ci ceng dari Pat
kwa bun menempati meja perjamuan pertama.
Sedang Siang Han hui, Liok Tiong goan dari Heng sanpay,
Ki co ho dari Lek hap bun, Kwa Tiang tay dari Kay pang Dewa
bermuka merah Lou Sin tong, Seng Bian tong dan Ki Cu yu
menempati meja kedua.
Sebaliknya sau Cengcu dari keluarga Tong, Tong Bun Huan,
ciok siu go, Ong Tin hay dan SongJin kin dari Kay pang, Ban lo
hujin, Ban Sian ceng danBan Huijin sekalian menempati meja
perjamuan ketiga
Enam orang dayang berbaju hijau itu segera sibuk
memenuhi cawan tamu tamunya dengan arak.
Perjamuan ini berlangsung sangat meriah dan ramai,
hingga mendekati kentongan pertama perjamuan tersebut
baru bubar.
Menurut peraturan, sehari sebelum pertemuan puncak
diselenggarakan, biasanya sembilan partai besar dan kay peng
akan menyelenggarakan sekali pertemuan lebih dulu.
Berhubung masalah yang dibicarakan amat rahasia, maka
pertemuan itu selalu diselenggarakan diruang rahasia
sedangkan yang boleh hadirpun cuma terbatas pada wakil dari
pelbagai partai, sedang apa yang dibicarakan biasanya mereka
memegang rahasia rapat rapat dan tak pernah dibocorkan
kepada siapapun.
Waktu itu perjamuan telah bubar dan semua hadirin telah
bangkit meninggalkan tempat duduknya. Ban lo hujin ikut
bangkit berdiri sambil ujarnya
"Aku memohon maaf yang sebesar besarnya apabila
hidangan yang bisa kusajikan hanya berupa sayur sederhana
dan arak air bagi para ciang bunjin, taysu dan totiang yang
hendak merundingkan persoalan pertemuan puncak besok,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
silahkan menuju ruang rapat yang telah disediakan sedangkan
bagi para tamu yang tidak ikut menghadiri pertemuan itu,
silahkan beristirahat diruang sebelah timur."
Maka berangkatlah Cing Im totiang dari Go Bi Pay, Sian
Han Hui dari Hoa San Pay Liok Tiong Goan dari Heng San Pay
Hong Ci Cing dari Pat Kwa Bun, Ki Cu Hoo dari Lek HapBun,
ciok Sam Lip dari Heng Gi Boen, Hui San taysu dari Siauw Lim
Pay, Giok Hing totiang dari Bu Tong Pay dan Kwa Tiang Tay
dari Kay Pang dibawah pimpinan Ban Lo hujin menuju keruang
rapat
Sebaliknya si dewa bermuka merah Loo Sin Tong, sipeluru
baja Seng Bian Tong Ki Cu Yu dan lain lainnya dengan
didampingi Ban Sian Cing kembali keruang timur.
Ruang rapat terletak digedung tengah yang letaknya
berada dibelakang ruang tamu, luas ruang utama itu luar
biasa besarnya, kira kira bisa muat tiga puluhan meja
perjamuan-
Sedangkan "ruang rapat" lebih kecil bentuknya, selain di
bagian tengahnya terletak dua meja besar, sepuluh buah
bangku teratur rapi disekelilingnya, sedangkan dibagian
tengah dinding ruangan terletak sebuah meja panjang dan
diatasnya tergantung lukisan Kwan Kong membaca buku,
dikedua belah sisinya terpancang sepasang lian hasil tulisan
Ban Siau Hong almarhum.
Disisi kiri dan kanan masing masing berderet delapan buah
kursi, selain itu tidak tampak sesuatu benda lainnya.
Sementara itu dalam ruang rapat telah disulut empat buah
lentera, cahaya yang lembut menerangi seluruh ruangan
tersebut.
Didampingi sendiri oleh Ban Lo hujin, kesembilan orang
tamu agungnya dipersilahkan memasuki ruang rapat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kursi bagian tengah sebenarnya disediakan untuk bengcu,
kini tempat tersebut diisi oleh Ban Lo hujin, disebelah kirinya
duduk Siang Han Hui dari Hoa San Pay, sedangkan disebelah
kanannya duduk Cing Im totiang dari Go Bi Pay, kedua orang
itu menjabat sebagai wakil bengcu yang lalu. sementara yang
lainnya duduk disamping kedua orang itu.
CBan Tiong Tat memimpin sendiri dua orang dayang
berbaju hijau menghidangkan teh, lalu setelah kedua orang itu
mengundurkan diri, dia baru menurunkan tirai, merapatkan
pintu dan mengundurkan diri dari ruangan untuk menjaga
didepan pintu.
Selama rapat rahasia itu berlangsung, banyak congkoan
perkampungan keluarga Ban, Ban Tiong Tat seorang yang
boleh masuk ke dalam bila diperlukan, tapi jika tiada persoalan
diapun diharuskan menunggu dipintu.
Tatkala Ban Tiong Tat telah mengundurkan, Ban Lo hujin
segera bangkit berdiri seraya berkata,
"Para ciangbunjin taysu dan totiang sekalian, sejak suamiku
wafat pada lima tahun berselang seharusnya jabatan bengcu
ini dipangku oleh satu diantara saudara sekalian, tapi oleh
karena pergantian jabatan telah ditetapkan dan
diselenggarakan setiap sepuluh tahun sekali, sedang saat itu
jaraknya dengan hari pemilihan masih ada lima tahun maka
untuk sementara waktu akulah yang ditugaskan untuk
menjabatnya hingga kini."
"Baiklah, jikalau kau memang bermaksud begitu, pinceng
hanya bisa pasrah kepada nasib. Untung selama lima tahun
memang ku jabatan ini segalanya dapat berjalan dengan
lancar dan aman, dengan begitu akupun bisa memberikan
pertanggung-jawaban kepada saudara sekalian dan
menghibur arwah suamiku dialam baka"
"Sidang yang diselenggarakan malam ini merupakan sidang
persiapan untuk menghadapi pertemuan puncak besok. tiga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bulan berselang akupun telah menerima dua buah daftar
pencalonan, yang satu mencalonkan Hway lam tayhiap, Hee
Im hong dengan seponsornya terjadi pada Bu tong pay, Go bi
pay dan Pat kwa bun sedangkan yang lain mencalonkan Yu
Hua Liong dengan sponsornya tersendiri dari Hoa sanpay,
Heng sanpay dan Heng gi bun."
Setelah berhenti sejenak untuk menarik napas ia berkata
lebih jauh.
"Pemilihan Bengcu adalah persoalan yang akan dikerjakan
dalam pertemuan puncak besok, tapi membicarakan soal
watak serta martabat sehari hari dari calon bengcu adalah
tugas dan kewajiban dari pengikut sidang malam ini lagi pula
persoalan ini menyangkut nasib dari umat persilatan dalam
sepuluh tahun mendatang, oleh sebab itu saudara kuharap
sekalian bisa mengutarakan dan mengungkap semua
persoalan terkecil apapun yang kalian ketahui tentang kedua
orang calon bengcu tersebut agar kita semua dapat menilai
serta mempertimbangkannya. Aku harap kalian
mengemukakan pendapat secara bergilir."
Ketika perkataan tersebut selesai diutarakan, semua orang
segera menyambutnya dengan tepukan tangan yang sangat
meriah.
Sambil tersenyum Ban lo hujin manggut manggut kepada
semua orang seraya mengucapkan terima kasih kemudian
mengambil tempat duduknya kembali. Ketua Hoa sanpay
Siang Han Hui segera bangkit berdiri dan berkata
"To heng sekalian, apa yang akan kita bicarakan dalam
sidang pada malam ini telah disinggung Ban hujin barusan
yaitu mengungkap dan membicarakan watak serta perangai
calon Bengcu serta memberi penilaian serta pertimbangan
yang adil dan benar terhadap tingkah laku serta gerak
geriknya dihari hari biasa, sayang aku kurang begitu tahu soal
Hway lam tayhiap Hee Im hong sehingga tak bisa memberikan
penilaiannya, aku hanya mendengar kalau orang ini jujur dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lurus, nama besarnya cukup termashur diutara maupun
selatan sungai besar...."
"Biarpun calon yang diajukan adalah Sam siang tayhiap Yu
hua Liong akan tetapi didalam sidang tersebut ia justru
memuji Hee Im hong, dari sini dapat dinilai bahwa ketua Hoa
sanpay ini benar benar seorang pendekar yang berjiwa besar
dan berdada lapang."
Penjabat ketua Ka pang Kwa Tiang tay segera menengok
kearahnya dengan pandangan tercengang.
Sorot mata semua hadirin semua bersama sama ditujukan
ke wajah Siang Han hui serta mendengarkan kata kata
berikutnya dengan tenang. Sesudah berhenti sejenak Siang
Han hui berkata lebih jauh.
"Hanya sayang belakang ini siaute mendapat kabar dari
berbagai sumber berita yang mengatakan bahwa Hee Im hong
punya ambisi besar hendak merebut kedudukan Bengcu
tersebut, konon ia berusaha merangkul para jago dari
perbagai wilayah agar bersedia menuruti petunjuknya, bahkan
disetiap wilayah dia tunjuk seorang penanggung jawab yang
disamakan Lengcu lencana emas, berikutnya adalah utusan
lencana perak dan kedudukan dibawahnya adalah jago
pedang lencana tembaga serta busu lencana besi.
organisasinya diatur sangat ketat serta rapih. Hanya apa
sesungguhnya rencana serta intrik yang dilakukan belum
sampai ketahuan secara jelas, tapi aku percaya bila dia sampai
terpilih menjadi Bengcu akibatnya benar benar tak terlukiskan
dengan kata kata."
Begitu perkataan tersebut diungkapkan, paras muka para
hadirin sama sama berubah hebat.
Ketua Kay pang Kwa Tiang tay segera bangkit berdiri
seraya berseru:
"Siang ciangbunjun, biarpun didalam sidang yang
diselenggarakan pada malam ini setiap orang bebas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengemukakan pendapat,pandangan serta kritiknya terhadap
calon bengcu, dan setiap anggota sidang wajib merahasiakan
isi pertemuan ini sehingga tak sampai bocor keluar, namun
aku ingin mengingatkan bahwa apa yang telah diucapkan
seseorang, harus didasarkan pada bukti yang jelas dan
sipembicara bertanggung jawab terhadap isi pembicaraannya.
oleh sebab itu, dalam masalah Hee Im hong telah menyiapkan
orang orangnya dengan mengangkat Lengcu lencana emas
dan sebagainya tadi, aku ingin meminta pertanggung jawaban
Siang ciangbunjin atas perkataannya ini, apakah kau punya
sesuatu bukti yang jelas?"
Seperti diketahui, sesungguhnya KWa Tiang tay merupakan
seorang Lengcu lencana emas dari Hee Im hong, tidak heran
kalau dia berusaha untuk membantah persoalan itu.
Siang Han hui memandang sekejap kearahnya lalu tertawa
hambar, baru saja ia hendak berbicara..
"omitohud" Hui san taysu dari Siau lim pay bangkit berdiri
secar tiba tiba dan merangkap sepasang tangannya didepan
dada, "apa yang dikatakan Siang ciangbunjin, telah pinceng
dengan pula dengan jelas..."
Dia mengulapkan tangannya kepada Siang han hui serta
KWa Tiang tay, kemudian berkata lagi:
"Harap kalian berdua duduk dulu, pinceng akan segera
menuturkan semua pengalaman yang telah pinceng alami
sendiri dalam perjalananku keselatan kali ini, agar kalian bisa
membuat perbandingan serta mempertimbangkan kembali. "
Siang Han hui dan Kwa Tiang tay segera menurut dan duduk
kembali.
Maka secara ringkas Hui san taysu menceritakan kembali
pengalamannya sejak tiba dikota Hap hui, bagaimana
menginap dikuil Pau kok si, bagaimana Bu tim menyaru
sebagai dirinya dan bagaimana bersekongkol dengan ketua
Pau kok si, Tek ceng hwesio
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seperti diketahui Tek ceng taysu adalah seorang Lengcu
lencana emas, sedangkan Bu tim adalah utusan lencana
perak.
Ketika menyinggung soal Huan Cu Im dan Yap Ling, dia
menyebut mereka sebagai Huan Peng thia dan pembantunya,
lalu dia juga mengeluarkan topeng kulit manusia yang
digunakan Bu tim untuk menyaru sebagai dirinya serta sebuah
tabung jarum penghancur darah.
Berhubung peristiwa ini dialami sendiri oleh Hui san taysu,
lagi pula dia sendiri yang mengungkapkan, tentu saja kejadian
itu dapat dipercaya, apa lagi disertai dengan barang bukti.
Berubah hebat paras muka setiap anggota sidang setelah
mendengar penuturan itu, sebab dari sini terungkap sudah
bahwa Hee Im hong memang tak segan segan memakai
pelbagai cara dantipu muslihat dalam usahanya merebut
jabatan Bu lim Bengcu. Giok ceng totiang dari Bu tong pay
segera berkata:
"Harap taysu duduk dulu, pinceng pun ingin mengajukan
satu pertanyaan, harap taysu duduk dulu sebelum menjawab."
Hui san taysu menurut dan segera duduk kembali,
tanyanya kemudian: "Apa yang ingin toheng tanyakan?"
"Dari pembicaraan taysu tadi, aku dengar ada seorang
pemuda she Huan yang datang memberi kabar kekuil Pau kok
si sebelum taysu tiba dikuil tersebut, boleh aku tahu
darimanakah siausicu itu bisa mengetahui peristiwa tersebut
jauh sebalum kejadiannya berlangsung....?"
"Panjang sekali untuk menceritakan kejadian ini...."
Secara ringkas diapun menceritakan kisah Huan Cu Im
yang mendapatkan burung merpat dibukit Tok sia san, dimana
Bu tim kemudian memohon ciamsi dikuil Kim Sin tong dan
bagaimana orang itu membunuh Sie congkoan dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perkampungan keluarga Ki, bagaimana mengirim kabar kekuil
Pau kok si dan seterusnya.
Kemudian kepada Ki Cu ho ketua Lak hap bun, dia berkata
juga sambil tersenyum
"Ki ciangbunjin, gara gara hendak mengejar Bu tim tempo
hari Huan sicu telah melakukan tindakan yang menimbulkan
kesalahpahaman dari adikmu Ki tayhiap sedang dalam
peristiwa pada malam itu keadaanpun kelewat tergesa
sehingga dia tak sempat memberi penjelasan kepada Ki
tayhiap. oleh sebab itulah Huan siau sicu telah berpesan
kepada pinceng agar memberi penjelasan kepada Ki
ciangbunjin, untuk hal itu harap ciangbunjin sudi memaklumi."
Setelah mendengar perkataan tersebut, Ki Cu hoo ketua
dari Lak hap bun segera menjura kepada Hui san taysu seraya
berkata,
"Ternyata dibalik peristiwa ini masih ada lika likunya,
setelah mendapat penjelasan dari taysu tentu saja kesalahan
paham tersebut tak akan kami pikirkan lagi didalam hati."
"Kalau begitu pinceng mewakili Huan siau sicu
mengucapkan banyak terima kasih."
"Taysu kelewat merendah"
Ciu Lip san ketua dari Heng gi bun segera bangkit berdiri
dan berkata pula
"Setelah mendengar penuturan dari Siang ciangbunjin serta
Hui san taysu, siautepun hendak menyampaikan suatu
laporang kepada kalian semua yang pada bulan berselang
ketika menantuku Tong Ban huan mendapat pesan dari
ayahnya untuk menghadiri pertemuan puncak dibukit Hong
san karena pertemuan ini bakal dihadiri pelbagai jago lihay
dari daratan Tionggoan dan sebagai seorang pemuda inilah
kesempatan baik baginya untuk melatih diri maka bersama
siauli berangkat menuju ke bukit Hong san- Ditengah jalan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
secara kebetulan mereka berjumpa dengan sau Cengcu kakak
beradik dari Hong san- Dasar sama sama masih muda, mereka
sangat cocok satu dengan lainnya hingga akhirnya berangkat
bersama menuju kebenteng keluarga Hee, siapa tahu didalam
benteng keluarga Hee itulah telah terjadi suatu peristiwa
aneh."
Maka diapun menceritakan bagaimana putrinya ciok Sin go
membongkar kedok seorang suami gadungan didalam
benteng keluarga Hee, bagaimana melarikan diri lewat jendela
dan bagimana diselamatkan seorang tokoh sakti dari ancaman
maut. Akhirnya diapun menambahkan
"Bila ditinjau dari pelbagai fakta dan kenyataan yang
ada,jelas sudah bahwa Hee Im hong memang berambisi besar
untuk merebut kedudukan Bengcu, bila orang semacam itu
dibiarkan menduduki jabatan itu sudah pasti dunia persilatan
bakal kalut dikemudian hari, karena itu kita wajib mencegah
usahanya hingga rencana busuknya jangan sampai terwujud"
Ketua bu tong pay Giok Cing totiang memandang sekejap
kearah ketua Go bipay Cing Im totiang dan ketua Pat kwa bun
Hong Ci cing, kemudian setelah termenung sejenak, katanya:
"Sebelum ini pinto sama sekali tidak tahu kalau telah terjadi
pelbagai peristiwa semacam ini, kalau begitu usul yang
diajukan kami bertiga dengan mencalonkan Hee Im hong
sebagai bu lim bengcu perlu dipertimbangkan kembali"
"Perkataan toheng benar" ketua Pat kwa bun Hong Ci Cing
bangkit berdiri pula dengan emosi, "menurut pandanganku,
kita bertiga harus membatalkan calon yang telah diajukan
itu...."
Cing Im totiang, ketua dari Go bi pay segera menunjukkan
sikap keberatan, katanya kemudian pelan pelan:
"Berhubung persoalan ini besar sekali pengaruhnya, lebih
baik kalian berdua pertimbangkan kembali secara baik baik..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak Ban lo hujin bangkit berdiri, kemudian berkata:
"Perkataan Cing in totiang memang benar, membatalkan
calon yang telah diajukan memang merupakan suatu
persoalan besar, apalagi dalam penyelidikan ini jika dia gagal
masuk hitungan, dalam pertemuan puncak besokpun susah
baginya untuk terpilih, karena harus membatalkan surat
pencalonan? begini saja, sekarang sidang ditunda lebih dulu
beberapa saat, sedang totiang sekalian bisa manfaatkan
kesempatan yang ada untuk merundingkan kembali persoalan
ini, bukankah hal ini lebih baik?"
Oleh karena tuan rumah sudah mengumumkan sidang
ditunda, semua orang pun bangkit meninggalkan tempat
duduk masing masing
Congkoan Ban Tiong tat segera membuka pintu dan masuk
kedalam diiringi dua orang dayang berbaju hijau yang
membawakan air teh dan empat macam hidangan lezat buat
tamu tamunya.
Maka sambil minum teh dan mencicipi dangan kecil,
mereka pun saling mengemukakan pendapatnya.
Ada yang usul agar surat pencalonan dibatalkan, ada pula
yang beranggapan pendapat dari Ban Lo hujin lebih benar,
asal permilihan pada malam ini tidak lulus. berarti besokpun
tak akan terpilih, apa gunanya harus kelewat merangsang
dirinya?
Sementara perundingan masih berlangsung mendadak
terlihat ketua Lak hap bun Ki Cu hoo berdiri seraya berteriak
keras:
"To heng sekalian, air teh kita telah dicampuri seseorang
dengan sesuatu yang tak beres."
Belum selesai ucapan itu diutarakan, tubuhnya roboh
terjUngkal keatas tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja peristiwa ini sangat mengejutkan para jago
lainnya sehingga sama sama berpaling dengan wajah
terkesiap.
"Yaaa, ada yang tak beres" terdengar ketua Heng gi bun
Cio Lip san bergumam pula, "Ban hujin-..."
Ia mendongakkan kepalanya sambil berpaling kearah Ban
lo hujin, namun sebelum kata katanya dilanjutkan, tubuhnya
turut roboh terjungkal pula keatas tanah.
Ban lo hujin sebagai tuan rumah tentu saja jauh lebih
terkejut dari pada siapapun, dengan wajah pucat pasi seperti
mayat, buru buru ia membentak. "Tiong tat... Tiong..tat.."
Sebelum Ban Tiong tat masuk kedalam nenek itu sudah
keburu jatuh tak sadarkan diri lebih dahulu.
Ketua Heng sanpay Liok Tiong goan yang tersohor karena
berangasan segera membentak pula dengan sorot mata sinar
tajam. "Sudah pasti perbuatan dari Hee..."
Belum habis ia berkata, tubuhnya ikut roboh terjungkal pula
keatas tanah.
Dalam waktu singkat sudah separuh dari yang hadir dalam
sidang itu telah roboh tak sadarkan diri, ketua Pat kwa bun
Hong Ci Cing segera memandang sekejap kesekeliling tempat
itu, kemudian serunya dengan rasa kaget. "To heng sekalian-
.."
Tapi begitu dia membuka suara, orangnya langsung roboh
tak sadarkan diri.
Ketua Hoa sanpay Siang Han hui paling tenang diantara
sekian tokoh yang hadir disana, ia duduk tak bergerak sambil
diam diam mengatur pernapasan dan mencoba untuk
memeriksa keadaan tubuhnya, betul juga dia merasa hawa
murni sedang membuyar secara pelan pelan kepalanya terasa
pening dan matanya berkunang kunang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Biarpun begitu ia cukup jelas dengan kondisi dan situasi
yang sedang dihadapinya maka dengan mulut tetap
membungkam, dia celupkan tangannya kedalam cawan air
teh, lalu menulis diatas meja.
-oo0dw0oo-
Jilid 36
"Kita sudah terkena racun Kay ko san (bubuk racun buka
suara lantas buyar) apabila kita berbicara maka hawa murni
akan segera punah, oleh sebab itu kita tak boleh berbicara,
mungkin dengan cara begini kita masih dapat bertahan sekian
waktu lagi"
Ketua Bu tong pay Giok ceng totiang segera mencelupkan
pula jari tangannya ke dalam cawan air teh dan menulis. "Apa
yang harus kita lakukan sekarang?" Hui san taysu dari Siau
limpay segera menulis.
"Asal bisa bertahan sesaat kita berusaha bertahan sesaat
pula... lihat saja bagaimana perkembangan selanjutnya nanti"
Berhubung mereka bertiga duduk paling berdekatan, maka
semua tulisan yang ditulis diatas meja dapat saling dibaca
dengan jelas.
Ketua Go bipay Cing Im totiang dan pejabat ketua Kaypang
Kwa Tiang tay duduk disebrang mereka bertiga, sudah barang
tentu mereka berdua tak dapat membaca apa yang ditulis
ketiga orang tersebut.
Kwa Tiang tay segera menengok sekejap kearah tiga orang
itu, kemudian serunya sambil tertawa seram.
"Apa yang sedang kalian bertiga tulis ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebagaimana diketahui bagi mereka yang sudah terkena
bubuk racun Kay ko san maka orang itu pantang buka suara,
sebab begitu berbicara maka orang itu akan langsung
pingsan- tapi kenyataannya biarpun Kwa Tiang tay sudah buka
suara, ia masih nampak segar bugar tanpa sesuatu reaksi apa
pun.
Melihat hal ini Siang Han hui segera berpikir, Ternyata
orang ini benar benar adalah Lengcu lencana emas
Cepat cepat dia celupkan jari tangannya ke dalam Cawan
air teh kemudian menulis: "Sudah pasti orang ini adalah
komplotan penjahat"
Giok ceng totiang dari Bu tong pay segera menulis:
"Dengan tenaga gabungan kita bertiga rasanya masih
cukup untuk melenyapkan orang ini dari muka bumi."
"Tapi kitapun hanya memiliki kekuatan untuk sekali pukulan
saja...” tulis Hui san taysu
Sementara itu Kwa Tiang tay telah bangkit berdiri sambil
tertawa seram ketika dilihatnya ketiga orang itu sambil
menutup mulut masing masing menulis diatas meja dengan air
teh.
"Apakah toheng bertiga sudah mendapatkan suatu rencana
yang bagus untuk menghadapi situasi demikian ini?"
Menyaksikan pengemis itu berjalan mendekat, Hui san
taysu segera menggenggam tangan kiri Giok ceng totiang
dengan tangan kanannya, sedang Giok ceng totiang juga
menggerakkan telapak tangannya secara diam diam
ditempelkan dipunggung siang Han hui.
Mendadak Siang Han hui berpaling dan tersenyum kepada
Kwa Tiang tay, tanpa mengeluarkan sedikit suarapun tiba tiba
dia mengayunkan telapak tangan kanannya sambil
melepaskan sebuah bacokan maut kearah depan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebetulnya tujuan Kwa Tiang tay tak lain adalah
memancing agar mereka buka suara ketika dilihatnya Siang
Han hui melepaskan sebuah pukulan tanpa mengucapkan
sepatah katapun, ia segera tertawa terbahak bahak:
"Haaa haaa haaa... saudara Siang, kekuatanmu sudah
hampir musnah, buat apa sih masih mencoba untuk
melancarkan serangan? Baiklah, biar siaute menyambut
seranganmu ini."
Seraya berkata, dia lantas mendorong pula telapak
tangannya kedepan.
Perlu diketahui, tenaga dalam yang dimiliki Siang Han hui
bertiga dihari biasa telah mencapai puncak kesempurnaan,
bila mereka bertiga sampai menggabungkan diri dalam satu
kekuatan mungkin tiada seorang manusiapun didunia ini yang
mampu menghadapinya.
Kini sekalipun mereka sudah terkena racun Kay ko san
sehingga hawa murni di dalam tubuhnya lambat laun makin
membuyar, dan kekuatan yang tersisa pun tinggal dua tiga
bagian saja, tetapi bila tenaga dalam mereka bertiga
digabungkan menjadi satu, toh tetap masih memiliki kekuatan
yang luar biasa.
Ditambah lagi dalam serangan tersebut mereka telah
mempertaruhkan keselamatan jiwa masing masing tentu saja
kekuatannya tak terlukiskan lagi dengan kata kata
Kepandaian andalan Hoa san pay adalah ilmu pukulan Hui
Im ciang serta ilmu jari Juan Im Ci sedang Siang han hui juga
menduga bahwa peristiwa yang berlangsung malam ini bisa
jadi merupakan hasil karya dari Kwa Tiang tay karena itu dia
menjadi gusar sekali.
Begitu memperleh tambahan tenaga dalam dari Hui san
taysu serta Giok ceng totiang dia hanya menyalurkan tiga
bagian tenaga dalamnya ke dalam tangan kanan yang
menggunakan ilmu pukulan Hu tim ciang tersebut sedang sisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekuatannya yang paling besar justru dihimpun kedalam
tangan kirinya begitu pukulan tangan kanan telah dilontarkan
secara diam diam dia pun lepaskan sebuah totokan maut.
Kwa Tiang pay tidak menduga sampai kesitu menanti
tangan kanannya didorong kemuka dan baru merasakan
bahwa tenaga pukulan yang dilontarkan Siang han hui sama
sekali tak mencukupi dalam anggapannya hawa murni lawan
telah buyar dan serangan tersebut pasti dapat disambut
dengan amat mudah tak kuasa lagi ia mendongakkan
kepalanya sambil tertawa seram
Tapi ditengah gelak tertawa itulah mendadak jalan darah
Hian ki hiat diatas dadanya terasa amat sakit bagaikan
terhantam oleh martil yang sangat berat. belum habis suara
tertawa yang bergema ia sudah mendengus tertahan dan
roboh terjungkal keatas tanah.
Sebaliknya Siang Han hui Hui san taysu dan Giok ceng
totiang bertiga yang telah melepaskan serangan tersebut
hawa murninya ikut punah sama sekali, meski mereka masih
tetap duduk memejamkan mata padahal semuanya telah jatuh
tak sadarkan diri
Memandang rekan rekannya sudah pada roboh tak
sadarkan diri dan didalam ruangan rahasia tinggal dia seorang
saja ceng Im totiang dari Go bipay mengerutkan dahinya rapat
rapat, sebentar ia bangkit berdiri kemudian duduk kembali,
dari sini dapat diketahui betapa risau dan kalutnya pikiran
orang ini.
Sementara batinnya masih terjadi pergulatan, tiba tiba
pintu ruangan dibuka orang dan muncullah congkoan ban
Tiong tat dengan langkah lebar, ketika melihat Kwa Tiang tay
turut roboh terjungkal diatas tanah ia segera bertanya dengan
wajah kaget bercampur keheranan:
"Totiang, mengapa dengan Kwa pangcu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia telah saling beradu pukulan dengan Siang ciang
bunjin" sahut ceng Im totiang hambar "Tampaknya luka yang
dideritanya amat parah.."
cepat cepat dia berjalan mendekat dan memeriksa nadi
Kwa Tiang tay namun dengan cepat ia berseru lagi dengan
perasaan lebih terkejut: "Aaah ternyata ada dua kerat tulang
iganya yang patah."
Sambil berkata dia mengeluarkan sebuah botol obat dari
sakunya dan menuang tujuh butir pil Toh mia wan dari
keluarga Ban untuk dijejalkan kemulut Kwa Tiang tay setelah
itu katanya seraya berpaling:
"Harap totiang membantunya dengan menyalurkan hawa
murni. siaute masih ada urusan lain yang harus diselesaikan."
Terpaksa ceng Im totiang berjalan menempelkan telapak
tangannya dipunggung orang itu sambil menyalurkan hawa
murninya
cepat cepat Ban Tiong tat mendekati Ban lo hujin, dari
sakunya dia mengeluarkan sebuah bungkusan kecil dan dalam
bungkusan itu berisikan bubuk obat yang sedikit sekali
jumlahnya, dengan jari telUnjUk dia mengambil sebagian obat
tadi lalu dia oleskan kedalam lubang hidung Ban lo hujin-
Tak selang berapa saat kemudian Ban lo hujin telah
membuka matanya kembali Ban Tiong tat yang berada
disisinya segera menegur.
"Lo hujin, kau tidak apa apa bukan?"
Setelah berhasil menenangkan diri, Ban lo hujin
memperhatikan sekejap sekeliling ruangan tersebut, kemudian
tanyanya kepada Ban Tiong tat: "Tiong tat, apa yang
sebenarnya telah terjadi?"
Sambil tertawa paksa Ban Tiong tat segera menjawab:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lapor lo hujin, air teh tersebut telah dicampuri orang
dengan racun Kay ko san-"
Dengan sorot mata yang tajam Ban lo hujin mengawasi
congkoannya lekat lekat, kemudian ujarnya lagi dengan suara
dalam:
"Aku toh sudah berulang kali mempertegaskan kepadamu
agar berhati hati dalam setiap persoalan terutama dalam
hidangan dan minuman harus diperhatikan secara khusus
mengapa kau biarkan orang lain mengerjai kita? Padahal
sidang ini merupakan sidang terakhir di perkampungan
keluarga Ban kita setelah terjadi kebocoran semacam ini,
bagaimana caraku untuk mempertanggung jawabkan diri
kepada partai partai lain? Kausuruh aku menaruh wajahku ini
dimana?"
"Benar, benar..." Ban Tiong tat mengiakan sambil tertawa
paksa, "harap lo hujin jangan marah."
"Setelah kau tahu bahwa kami semua terkena racun Kay ko
san, berusahalah agar kita semua dapat bebas dari pengaruh
racun tersebut."
"Lapor lo hujin, hamba... hamba tak mempunyai obat
penawar racunnya..." Ban lo hujin segera mendengus dengan
suara berat.
"Hmm barusan akupun sudah terkena racun tersebut, siapa
yang telah menyadarkan kembali diriku?"
"Hamba yang menolong tapi... tapi... hambapun hanya
mempunyai sebungkus" Ban lo hujin memandang sekejap ke
arahnya kemudian bertanya lagi: "Darimana kau dapatkan
obat penawar racun itu?"
Sorot mata yang tajam membuat Ban Tiong tat mulai tak
tenang dan sangat gelisah sahutnya agak tergagap: "Hamba...
hamba..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan paras muka bertambah dan serius Ban lo hujin
berseru lebih jauh
"Tiong tat kau adalah orang yang sudah lama mengikuti
keluarga Ban dan Bengcu pun kau sudah membantu puluhan
tahun mengapa kau tidak menjawab dengan sejujurnya?"
Sambil menyeka peluh yang membasahi jidatnya Ban Tiong
tat melirik sekejap kearah pintu sebelah kiri lalu dengan
kepala tertunduk sahutnya gagap: "Hamba..."
Pada saat itulah pintu sebelah kiri terbuka secara tiba tiba
dan muncullah seorang kakek berjubah panjang.
orang ini berusia lima puluh tahunan berkepala botak muka
kuda yang sempit memanjang dengan sepasang mata yang
kecil, tapi bersinar tajam hidung seperti paruh elang dan
memelihara jenggot didagunya ia berperawakan jangkung tapi
Ceking
Sambil mengangkat bahunya dan mengeluarkan senyuman
yang amat dingin diujung bibirnya orang itu segera menyapa:
"Selamat bersua Ban Lo hujin-
Tampang semacam ini mengingatkan orang pada suya
yang rakus dan licik.
Berubah paras muka Ban Lo hujin sambil berpaling ke arah
Ban Tiong tat segera tegurnya dingin "Siapakah orang ini?"
Kakek jangkung bertubuh ceking itu tertawa licik sambil
menjura lagi sahutnya: "Aku adalah Soh Han sim"
Ternyata orang ini adalah congkoan dari benteng keluarga
Hee si burung berkepala sembilan Soh Han sim
"Belum pernah kedengaran nama tersebut" ucap Ban lo
hujin dengan suara dingin.
Sebagai istri Bu lim Bengcu dia memang sangat jarang
berkelana dalam dunia persilatan, otomatis diapun belum
pernah mendengar nama dari Soh Han sim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata Soh Han sim tidak menjadi gusar karena ucapan
tersebut sambil tertawa seram segera ucapnya:
"Aku tak lebih cuma seorang gelandangan dari dunia
persilatan tentu saja lo hujin belum pernah mendengar
tentang namaku, tapi meski lo hujin masih asing dengan
namaku, rasanya tidak mengganggu pembicaraan yang akan
berlangsUng diantara kita berdua bukan?"
"Apa yang hendak kau bicarakan denganku?"
Jelas pertanyaan ini tak ada artinya karena sudah tahu pura
pura bertanya lagi, sebagai seorang yang pintar tentu saja lo
hujin sudah mengerti sejelasnya
Diatas wajah Soh Han sim yang memanjang segera muncul
banyak guratan dan kerutan, sambil tertawa paksa katanya
lagi.
"Aku mendapat perintah dari atasanku hendak
merundingkan transaksi jual beli dengan lo hujin"
Ban Lo hujin mendengus dingin, "Hmmm siapakah
majikanmu ?"
Soh Han sim maju berapa langkah lebih ke depan, lalu
jawabnya "Atasanku tak lain adalah Hee Pocu, yang disebut
orang Hway Im tay hiap"
Setelah mendengar nama tersebut, Ban lo hujin semakin
mendapat gambaran lagi terhadap situasi yang sedang
dihadapi, namun perkiraan tersebut sama sekali tidak
diperlihatkan diluar wajahnya. Dengan suara yang tetap dingin
katanya
"Dalam menyelenggarakan pertemuan puncak sembilan
partai besar dibukit Hong san kali ini, aku telah mengutus
putraku berangkat kebenteng keluarga Hee untuk
mengundang kehadiran Hee tayhiap dalam pertemuan ini, tapi
hingga sekarang Hee tayhiap belum juga menampakkan diri,
apakh kedatangan Soh sanseng hendak menyampaikan surat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari Hee tayhiap? Kalau memang begitu, sepantasnya bila kau
menanti diruang depan, kenapa kau langsung memasuki
ruang rahasia ini?"
"Tempat ini merupakan ruang sidang yang tertutup bagi
orang lain kecuali ketua ketua sembilan partai, hmm, coba
kalau aku tidak memandang wajah Hee tayhiap sudah pasti
akan kubekuk dirimU. Tiang tat mengapa kau tidak mengantar
Soh sianseng ke ruang depan? Bila persoalan disini telah usai,
aku tentu akan menemuinya nanti"
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... lo huijn tak usah repot
repot" seru Soh Han sim sambil tertawa tergelak "seandainya
tiada kehadiranku disini mungkin Lo hujin pun tak dapat
mengatasi persoalan disini"
Sudah jelas perkataan tersebut mengandung unsur suatu
tantangan-
Mendadak Ban Lo hujin menarik wajahnya sambil
mendengus
"Hmm, rupanya kaulah yang telah mencampuri air teh kami
dengan Kay ko san"
Dengan sikap yang sopan Soh Han sim mendehem pelan
lalu sambil mengelus jenggotnya dan tertawa sinis dia berkata
"Kali ini dugaan Lo hujin keliru besar aku sama sekali tidak
mencampuri air teh kalian dengan racun Kay ko san"
Sementara pembicaraan tersebut diutarakan Ban Tiong tat
yang berdiri disisinya mengerdipkan matanya berulang kali
namun ia berlagak pilon dan seolah olah sama sekali tidak
melihatnya.
Dengan suara dalam Ban Lo hujin segera bertanya: "Lantas
siapa yang telah melakukan perbuatan itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Untuk bisa meracuni air teh yang dikirim kedalam ruang
rahasia perkampungan keluarga Ban tentu saja orang itu
adalah orang paling dipercayai oleh lo hujin"
Pucat pias selembar wajah Ban lo hujin setelah mendengar
jawaban tersebut tiba tiba ia berpaling lalu serunya agak
gemetar. "Tiong tat rupanya benar benar hasil
perbuatanmu..."
Dari ucapan tersebut dapat disimpulkan bahwa Lo hujin
memang sudah menaruh curiga kepada Ban Tiong tat.
Dengan perasaan tak tenang Ban Tiong tat mundur
selangkah kebelakang, kepalanya ditundukkan rendah rendah
dan mulutnya membungkam dalam seribu bahasa. Terdengar
Soh Han sim berkata lebih jauh.
"Persoalan semacam itu sih tidak penting, bukankah aku
mendapat perintah dari atasan untuk menghantar obat
pemunah racun buat lo hujin ?"
Sambil berusaha menahan kobaran hawa amarah didalam
dadanya, Ban lo hujin manggut manggut, katanya
"Bagus sekali kalau begitu, nah harap Soh sianseng
serahkan dulu obat penawar racun itu kepadaku"
Dengan sikap yang tetap sopan Soh Han sim tertawa
dengan suara dalam lagi, berat, lalu tertawa.
"Bukankah sudah kujelaskan kepada Lo hujin tadi, aku
mendapat perintah dari atasanku untuk mengajak lo hujin
membicarakan sebuah transaksi jual beli" Ban lo hujin
mendesis.
"Hmmm, selama ini nama besar Hee tayhiap dikagumi
setiap orang, tentunya dia tak akan memeras diriku habis
habisan hanya dikarenakan obat penawar racun bukan? Baik
berapa tahil perak yang dia maui?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lo hujin pandai amat bergurau, atasanku berdagang obat
obatan sepanjang tahun, apa artinya uang perak baginya?"
"Lantas apa yang dia kehendaki?"
"Atasanku mempunyai suatu persoalan yang hendak
dirundingkan dengan lo hujin, asalkan lo hujin bersedia
mengangguk maka obat penawar racun akan segera
dipersembahkan"
"Apa sih jabatan sianseng didalam benteng keluarga Hee?"
mendadak Ban lo hujin bertanya
"Lapor lo hujin aku hanya menjabat sebagai congkoan dari
Benteng keluarga Hee"
"oooh, rupanya Soh congkoan" ucap Ban lo hujin dingin
"atas nama panitia pertemuan pucak dunia persilatan aku
telah mengundang Hee tayhiap untuk ikut menghadiri
pertemuan ini apabila dia hendak merundingkan sesuatu
denganku, sudah sepantasnya jika Hee tayhiap datang sendiri
untuk merundingkan denganku. Harap Soh congkoan memberi
kabar kepada Hee tayhiap. katakan kalau aku mengundangnya
datang untuk membicarakan sendiri persoalan ini dengannya"
Sudah jelas dengan perkataan ini Ban lo hujin hendak
menjelaskan bahwa Soh Han sim sebagai seorang congkoan
masih belum berhak untuk membicarakan suatu masalah
besar dengannya.
Sambil mengelus jenggot yang hitam Soh Han sim kembali
tertawa seram.
"Lo hujin adalah Bengcu hujin kedudukannya amat tinggi
dan mulia, sepantasnya manusia seperti aku ini seorang
gelandangan dari dunia persilatan memang tak pantas untuk
merundingkan masalah besar dunia persilatan dengan lo hujin
namun atasanku telah memberi mandat dan kuasa penuh
kepadaku untuk menyampaikan semua isi hatinya kepada lo
hujin, aku kuatir bila lo hujin tetap bersikeras hendak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berbicara sendiri dengan atasanku mungkin dalam soat waktu
sudah tidak keburu lagi..."
"Bagaimana tidak keburunya?"
Soh Han sim tertawa licik:
"Sebab paling cepat pun atasanku baru akan tiba dibukit
Hong san sesudah lewat tengah hari"
"Kalau begitu kita bicarakan besok selewatnya tengah hari."
Sekali lagi Soh Han sim tertawa :
"Tampaknya lo hujin sudah dengan kenyataan yang berada
didepan mata ? Ketua dari sembilan partai besar sudah
terkena Kay kosan, rasanya sulit buat mereka untuk bertahan
sampai tengah hari..."
"ooh jadi kau sedang menggertak diriku?" bentak lo hujin
penuh amarah
"Aaah, tidak berani, tidak berani..." kembali Soh Han sim
tertawa seram "aku tak lebih hanya bermaksud
memperingatkan lo hujin, apalagi penyelenggara pertemuan
puncak bukit Hong san kali ini adalah lo hujin sendiri, bila kau
dapat menyelenggarakan pertemuan ini secara sukses paling
tidak kaupun bisa memberi pertanggungjawaban kepada Lo
bengcu yang telah tiada sebaliknya bila terjadi kegagalan pada
pertemuan puncak kali ini, bukan saja nama baik keluarga Ban
di bukit Hong san bakal tercemar selain itu nama baik Lo
bengcu almarhumpun ikut terpengaruh. itulah sebabnya
kuanjurkan kepada lo hujin agar berpikir tiga kali sebelum
mengambil sesuatu tindakan,"
"Soh Han sim" seru Ban lo hujin dengan suara berang
"keluarga Ban dari bukit Hong san bukan keluarga lemah yang
mau digertak orang dengan begitu saja meski kau dapat
memasuki ruangan ini, belum tentu dapat kau tinggalkan
tempat ini secara mudah. Tiong tat Bekuk orang ini!!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan ragu ragu Ban Tiong tat memandang sekejap
kearah Soh Han sim kendatipun dengan ilmu silat yang dimiliki
Ban Tiong tat ia masih sanggup untuk merobohkan Soh Han
sim akan tetapi ia tetap sangsi untuk melakukan sesuatu
tindakan. Dengan penuh amarah Ban lo hujin segera berseru
"Tiong tat kenapa kau?"
"Ban congkoan siaute hendak merundingkan persoalan ini
secara baik baik dengan Lo hujin dan lagi disinipun tak ada
tugasmu lagi tolong keluarlah dulu dari sini."
"Baik" Ban Tiong tat segera mengiakan lalu benar benar
mengundurkan diri dari situ.
Bisa dibayangkan betapa gusar dan mendongkolnya Ban lo
hujin setelah menyaksikan kejadian ini sekujur badannya
sampai gemetar keras saking emosinya. setelah mendengus
mendadak ia lompat bangun lalu bentaknya keras keras, "Soh
Han sim, kau anggap aku sudah tak mampu untuk
membekukmu...?"
Soh Han sim sama sekali tidak panik atau berubah
mukanya setelah mendengar ancaman tersebut, malah
ujarnya sambil tertawa:
"Harap lo hujin jangan marah dulu, seandainya berada
dihari hari biasa, biar ada sepuluh orang Soh Han sim pun
tetap bukan tandingan lo hujin, tapi saat ini lo hujin telah
terkena racun Kay ko san biarpUn orangnya telah sadar
kembali, tenaga dalamnya belum pulih seperti sedia kala, bila
lo hujin kurang percaya, silahkan saja untuk dicoba sendiri"
Ban Lo hujin jadi tertegun, sejak mendusin dari pingsannya
dia memang belum sempat memeriksa tenaga dalam sendiri
sehingga dia pun tidak tahu apakah tenaga dalamnya telah
pulih kembali atau belum.
Karenanya cepat cepat dia mengatur napas untuk
memeriksa tenaga dalamnya setelah mendengar ucapan
tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beg itu diperiksa ia segera menemukan bahwa tenaga
dalamnya memang tetap buyar dan lenyap tak berbekas,
kendatipun orangnya telah sadar kembali, berapa kali ia
mencoba untuk menghimpun kembali hawa murninya dengan
pelbagai cara namun usahanya itu selalu mengalami
kegagalan total
Sadarlah sinenek bahwa perkataan Soh Han sim memang
bukan gertak sambal belaka, maka setelah mendengus dingin
katanya.
"Baiklah, mungkin Hee tayhiap mengutusmu yang datang
karena dia sendiri rikuh untuk mengutarakan maksud hatinya
kepadaku, nah apa syaratnya? Sekarang boleh kau
mengatakan keluar."
Setelah mengangkat bahu dan tertawa seram Soh Han sim
berkata
"Aku percaya Lo hujin bukan seorang yang bodoh, asal lo
hujin bersedia untuk bekerja sama dengan atasan kami, kami
jamin orang orang dari sembilan partai besar pasti bisa
membuka pertemuannya besok tepat pada waktunya dan
pertemuan puncak bukit Hong san dapat diselenggarakan
secara sukses"
"Kerja sama dalam bentuk apakah yang diharapkan Hee
tayhiap dariku...?"
"Soal itu sudah diterangkan atasanku dalam surat ini,
silahkan lo hujin baca sendiri"
Selesai berkata diapun mengeluarkan sepucuk surat dari
sakunya dan dipersembahkan dengan kedua belah tangan-
Ban lo hujin segera menerima surat itu serta membaca
isinya, tapi begitu selesai dibaca, dengan wajah penuh amarah
ia berkata dengan suara dingin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku disuruh menjual sembilan partai besar? Menghianati
pertemuan puncak bukit Hong san? Tidak!! aku tak bisa
melakukannya."
Sambil tertawa paksa Soh Han sim segera berkata lagi:
"Harap Lo hujin jangan emosi dahulu, lagi pula persoalan
ini tidak berarti menghianati sembilan partai besar dan
pertemuan puncak bukit Hong san persoalannya tidak serius
dan segawat apa yang lo hujin bayangkan"
"Hmmm persoalan macam beginipun kau anggap tidak
serius dan gawat?" dengan gemas Ban Lo hujin sambil
membanting surat itu keatas meja
Soh Han sim tertawa tidak sampai Ban lo hujin
menyelesaikan perkataannya dia telah menyambung lebih
jauh.
"Tentunya lo hujin sudah membayangkan bukan
seandainya lo hujin sampai menolak suatu kerja sama dengan
atasanku maka akibatnya bisa lebih gawat lagi."
Dia melirik sekejap kearah Ban lo hujin dengan ujung
matanya kemudian setelah mendehem pelan katanya lagi,
"Dari sembilan partai besar yang menghadiri pertemuan
puncak dibukit Hong san kali ini sudah ada tujuh orang
ciangbunjin yang terkena racun Kay ko san bila racun tersebut
tidak segera dipunahkan, maka jiwa mereka tak bisa bertahan
sampai besok tengah hari..."
Sengaja dia menarik nada suaranya yang terakhir panjangpanjang,
lalu berhenti dengan begitu saja.
"Apakah mereka akan mati akibat beracun? " tanya ban lo
hujin-
"Matinya sih tidak..." kata Soh Han sim dengan nada
menyeramkan, "kay ko san merupakan sejenis obat beracun
yang dibuat dari kombinasi beberapa macam obat penenang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan obat penghilang rasa, sifatnya langsung mempengaruhi
susunan sarap seseorang, jadi seandainya dalam dua belas
jam racun itu tidak dipunahkan dia akan selamanya kehilangan
perasaan, maupun kesadarannya.
Padahal mereka datang untuk menghadiri pertemuan
puncak yang diselenggarakan dibukit Hong san, bagi mereka
yang tidak mengetahui latar belakangnya, orang tentu akan
menaruh curiga bahwa kejadian tersebut merupakan hasil
karya dari keluarga Ban- Sebab diantara mereka yang hadir
dalam sidang rahasia ini, hanya lo hujin seorang yang tetap
segar dan sadar. Nah, kalau sampai begitu, biarpun lo hujin
punya seratus lembar mulutpun jangan harap bisa memberi
penjelasan kepada umat persilatan pada umUmnya."
Hijau membesi selembar wajah Ban lo hujin setelah
mendengar perkataan itu, mulutnya terbungkam dalam seribu
bahasa.
Melihat perkataannya telah mendatangkan reaksi seperti
yang diharapkan, sekulum senyum licik penuh rasa bangga
melintas di atas wajah Soh Han sim yang kurus kering,
kemudian terusnya.
"Apalagi semasa hidupnya Ban Cengcu adalah seorang
yang lurus, jujur dan gagah, selama puluhan tahun dia selalu
disanjung dan dihormati setiap umat persilatan, tapi setelah
lima tahun kematiannya, tiba tiba terjadi suatu peristiwa besar
yang menggemparkan dunia dalam penyelenggaraan
pertemuan puncak bukit Hong san apakah kejadian ini tak
akan mempengaruhi nama baik Ban Bengcu selama ini..."
Ban lo hujin tetap membungkam seribu bahasa.
soh Han sim segera berkata lebih jauh
"Sejak kematian Ban Bengcu lima tahun berselang, bukan
saja lo hujin berhasil mempertahankan kewibawaan keluarga
Ban dalam pandangan masyarakat dunia persilatan sehingga
sama sekali tidak kekurangan dari kewibawaan dimasa Bengcu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih hidup dulu, bahkan aku pun dapat mengatur dunia
persilatan dan mempertahankan martabat serta nama besar
Bengcu dalam pandangan umat persilatan, tapi setelah
kejadian di pertemuan puncak bukit Hong san kali ini, lebih
payah lo hujin selama puluhan tahun serta perjuangan lo hujin
pada lima tahun terakhir khususnya bakal hancur berantakan
dalam sedetik saja."
"sudah selesai perkataanmu itu?" seru Ban lo hujin dengan
penuh amarah. Kembali Soh Han sim tertawa seram:
"Bila lo hujin segan untuk mendengarkan, tentu saja
akupun tak akan membicarakannya lagi, tapi dalam soal
terakhir ini, masalahnya justru berhubungan erat sekali
dengan lo hujin pribadi..."
Berbicara sampai disitu, kembali dia berhenti berbicara,
jelas sudah bahwa dia memang sengaja hendak jual mahaL
Tapi justru karena dia berhenti berbicara setelah
mengungkap erat dengan Lo hujin pribadi, perasaan Ban lo
hujin jadi makin kalut dan risau sekali. Akhirnya dengan suara
dingin dia menegur. "Mengapa tidak kau teruskan
perkataanmu itu?"
Kembali muncul banyak kerutan diatas wajah Soh Han sim
yang keriput itu, sambil tertawa licik katanya
"Ban Bengcu sebagai seorang pendekar besar yang
disegani umat persilatan cuma mempunyai dua orang
keturunan, yang seorang lelaki dan seorang lagi perempuan-"
Belum habis perkataan itu diutarakan, Ban lo hujin sudah
bertanya dengan perasaan terkejut.
"Intrik busuk apa lagi yang kalian persiapkan?"
"Harap lohujin jangan kelewat terburu nafsu"
Setelah menarik napas panjang dan tertawa licik, Soh Han
sim berkata lebih jauh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Padahal juga tak ada yang luar biasa. Ban sauhiap serta
nona Ban hanya mengalami nasib yang tak jauh berbeda
seperti para ketua sembilan partai besar mereka sednag
menantikan obat penawar racun dari bubuk Kay ko san"
Perkataan diutarakan dengan santai dan enteng, seakan
akan peristiwa tersebut bukan sesuatu yang luar biasa
Tapi bagi Ban lo hujin justru merupakan suatu berita yang
membuat hatinya tercekat sambil berusaha untuk menahan
hawa amarahnya ia berseru
"Hmmm, perbuatan kalian benar benar amat keji, buas dan
sama sekali tak berperasaan-"
"Yaa apa boleh buat. terpaksa kami harus berbuat begitu,"
sahut Soh Han sim sambil mengangkat bahu "dari dulu hingga
sekarang orang memang perlu mempergunakan sedikit
tindakan yang keras bila ingin mewujudkan suatu karya besar
atau mensukseskan suatu pekerjaan berat asal pikiran bisa
lebih terbuka, rasanya hal ini sudah lebih dari cukup,"
Itu berarti mati hidup para ketua sembilan partai hanya
tergantung pada anggukan serta gelengan kepalanya
Terutama sekali, keselamatan putra putrinya apabila racun
Kay ko san tidak dipunahkan maka mereka akan jadi orang
bodoh yang kehilangan ingatan dan lumpuh tubuhnya,
andaikata benar benar sampai begini, bagaimanakah
pertanggung jawabannya kepada suaminya yang telah tiada?
Jaya atau musnahnya sembilan partai besar serta nasib dari
banyak orang sama halnya berada dalam genggamannya
sekarang, dan persoalan tersebut telah mencapai pada
puncaknya yang membuat ia tak bisa menghindar atau
menundanya lagi.
Dalam sedetik inilah tiba tiba Ban lo hujin berubah menjadi
begitu lemah dan tak bersemangat sedikitpun, pelan pelan dia
menghela napas panjang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampaknya Soh Han sim mengerti bahwa saatnya sudah
datang, cepat cepat ia maju kedepan sambil desaknya.
"Apakah lo hujin menyetujui?"
"Bagaimana caraku untuk mempercayai perkataanmu itu?"
"Hal itu tidak perlu lo hujin kuatirkan, nama besar atasan
kami sudah termashur dimana mana, sedang tujuannya
merebut kursi Bengcu pun tak lebih dikarenakan soal nama,
jadi sama sekali tidak berambisi apa apa, atasanku itupun
tidak bermaksud memusuhi pelbagai partai besar, otomatis
tidak berniat pula untuk meracuni orang orang itu sampai
mati, asal lo hujin bersedia mengangguk. obat penawar racun
segera kupersembahkan, dengan begitu lo hujin pun pasti
mempercayai bukan?"
Setelah berada dalam keadaan begini, kecuali
menganggukkan kepalanya Ban lo hujin memang tak punya
jalan lain-
Setelah menghela napas panjang, katanya kemudian-
"Baiklah serahkan dulu obat penawar racun itu kepadaku"
Soh Han sim menjadi kegirangan setengah mati, dia
mengiakan berulang kali. kemudian mengambil keluar tiga
buah bungkusan dari sakunya dan diletakkan diatas meja,
setelah itu baru katanya lagi:
"Lo hujin, disini tersedia tiga bungkus obat penawar racun,
satu bungkus buat lo hujin, Ban sauhiap dan Ban slocia, isinya
terdiri dari enam butir obat, hitam dan putih masing masing
tiga biji, asal setiap orang menelan sebutir pil hitam dan
sebutir pil putih maka tidak sampai seperminum teh kemudian,
kekuatan dan kesadarannya akan pulih kembali seperti sedia
kala"
Tidak menunggu Ban lo hujin buka suara, dia berkata lebih
jauh:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sedangkan obat penawar racun dalam kedua bungkusan
ini kusediakan bagi beberapa orang ciangbunjin partai besar,
bungkusan berisi pil hitam itu bisa memunahkan racun Kay ko
san, tapi orangnya tetap berada dalam keadaan tak sadar,
mereka baru mendusin setelah minum pil berwarna putih,
cuma pil berwarna putih ini akan kusimpan dulu untuk
sementara waktu, setelah pertemuan puncak besok pagi, obat
tadi baru akan kuserahkan."
Selesai berkata, dia mengambil kembali bungkusan berisi
pil berwarna putih itu dan dimasukkan kembali kedalam saku.
Melihat kerjanya, yang begitu teliti dan berhati hati tanpa
terasa Ban lo hujin tertawa dingin, katanya kemudian-
"setelah aku menyetujuinya, apakah kau kuatir aku akan
mengenalinya kembali?" soh Han sim segera tertawa paksa
"Aah, lo hujin kelewat banyak curiga, aku hanya
melaksanakan tugas atas perintah, paling tidak aku toh mesti
memberikan pertanggung jawaban kepada atasanku."
Ban lo hujin segera mengambil bungkusan obat yang
diberikan bagi keluarganya dan dimasukkan kedalam saku.
Posisinya saat ini benar benar serba salah, dia sangat
menguatirkan keselamatan putra putrinya, tapi diapun kuatir
terhadap orang orang dari sembilan partai yang masih tak
sadarkan diri dalam ruang sidang tersebut.
Selain itu, diapun tidak percaya lagi dengan Ban Tiong tat
yang sudah banyak tahun mengikuti suaminya itu, ia merasa
tak ada seorang manusiapun yang dapat dipercayai akibatnya
untuk sesaat dia menjadi serba salah dan tak tahu apa yang
mesti dilakukan.
Soh Han sim yang licik dan banyak tipu muslihatnya, tentu
saja dapat meraba isi hati nenek itu, dengan cepat dia
berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Silahkan lo hujin menelan dulu obat pemunah tersebut,
bila menguatirkan keselamatan Ban sauhiap dan nona tak ada
salahnya untuk pulang dulu menengok mereka serta memberi
obat penawar racun kepada putra putrimu itu, biar aku yang
berjaga di sini, paling tidak aku baru bisa pergi setelah lewat
tengah hari besok, bila lo hujin percaya denganku, biar aku
saja yang memberi obat penawar racun kepada beberapa
orang ini,jika terjadi sesuatu yang diluar dugaan, silahkan saja
lo hujin mencari aku untuk dimintai pertanggung jawabannya .
. . "
Ban lo hujin segera berpikir, dia menganggap nasi toh
sudah menjadi bubur dan perkembangan kejadian ini telah
berbicara lain, sekalipun tidak percaya terpaksa juga harus
mempercayainya, karena itu dia mengangguk dan mengambil
sebutir pil putih dan hitam lalu ditelan ke dalam perut,
sedangkan pil berwarna hitam yang berada dalam bungkusan
lain diserahkan kepada Soh Han sim seraya berkata
"Baiklah, aku mempercayai dirimu untuk kali ini saja, tolong
Soh congkoan suka membagikan obat obat penawar racun itu
untuk mereka semua..."
soh Han sim segera menjura seraya berkata:
"Terima kasih banyak atas kepercayaan dari lo hujin
kepadaku, biar aku yang membagikan obat penawar racun itu
untuk mereka semua"
la segera menerima bungkusan obat itu dan dihadapan Ban
lo hujin juga dia membagikan pil penawar racun itu kepada
para ciangbunjin sembilan partai besar.
Sorot mata Ban lo hujin segera dialihkan kewajah ceng Im
totiang dari Go bipay serta Kwa Tiang tay dari Kay pang, lalu
tanyanya dengan suara dingin. "Bagaimana dengan kedua
orang ini?"
Sebetulnya Cing Im totiang duduk bersila sambil
menempelkan telapak tangannya di punggung Kwa Tiang tay
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan menyalurkan hawa murni kedalam tubuh pengemis itu
guna menyembuhkan luka yang dideritanya, tapi setelah Ban
lo hujin mendusin kembali, dengan cepat dia telah menarik
kembali tangannya dan berlagak sedang mengatur napas
untuk mendesak keluar atas racun dari dalam tubuhnya.
oleh sebab itu dia berlagak membisu dan sama sekali tidak
mengucapkan sepatah kata pun
Sudah barang tentu dia telah mendengar semua
pembicaraan dari Soh Han sim serta Ban lo hujin, hanya saja
dia tetap berlagak pilon. Sambil tersenyum Soh Han sim
segera berkata.
"Menjawab pertanyaan dari lo hujin, Cing Im totiang dan
Kwa pang Cu telah menelan pil pemunah racun"
"Bagus sekali kalau sudah minum pil pemunah tersebut,
nah Soh congkoan, aku ingin memberitahukan satu hal
kepadamu, setelah aku menyanggupi permintaan atasanmu,
harap Soh congkoan pun jangan bermain gila dihadapanku,
apa bila kesembilan ketua partai yang berada ditempat ini
sampai kekurangan sesuatupun, aku akan meminta
pertanggung jawabanmu."
"oooh, tentu saja" sahut Soh Han sim sambil tertawa
paksa. "lo hujin tak usah kuatir, jika seorangpun diantara
kesembilan orang ini kekurangan sesuatu apapun dalam
menghadiri pertemuan puncak besok siang akan kukorbankan
batok kepalaku ini sebagai penebus dosa"
"Bagus sekali"
Secara diam diam Ban lo hujin berpikir bahwa seperminum
teh sudah lewat ini berarti daya kerja obat penawar racun itu
telah mulai bereaksi.
Diam diam dia mencoba untuk mengatur pernapasan
ternyata daya pengaruh racun Kay ko san telah hilang lenyap
tak berbekas semua peredaran darahnya lancar kembali dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaga dalam yang dimilikipun pulih seperti sedia kala, ia
mengerti obat penawar racun yang diberikan kepadanya itu
tidak palsu
Ditambah lagi dia melihat cara berbicara Soh Han sim
begitu mantap dan sama sekali tidak main main sedang
diapun amat menguatirkan keselamatan putra putrinya maka
sambil bangkit berdiri katanya kemudian-
"Setelah ada janji dari Soh congkoan aku pun tak usah
kuatir lagi"
Sesudah berkata dia segera beranjak pergi dari situ.
Dengan sikap yang hormat soh Han sim menghantar
kepergian Ban lo hujin kemudian baru membalikkan badan
dan ujarnya kepada Kwa Tiang tay seraya menjura.
"Luka yang diderta Kwa pang Cu tentunya tidak
membahayakan jiwamu bukan?"
Pelan pelan Kwa Tiang tay membuka matanya sambil
menghembuskan napas panjang kemudian baru katanya.
"Serangan dahsyat dari Siang Han hui nyaris merenggut
nyawaku tapi sekarang sudah tidak apa apa. Hmm aku orang
she Kwa tak akan menyudahi persoalan ini sampai disini saja."
Sambil tertawa seram Soh Han sim segera berseru:
"Serangan itu dilancarkan dengan tenaga gabungan dari
mereka bertiga, siapa suruh Kwa pangcu kelewat terburu
napsu sehingga jejakmu sampai bocor? Bila Kwa pangcu
hendak mencari gara gara lagi dengan mereka sehingga
membengkalaikan urusan besar dihari esok, waah... aku benar
benar tak mampu memikul tanggung jawab ini..."
Sekalipun Kwa Tiang tay merupakan pejabat pangcu dari
perkumpulan Kaypang, perkumpulan terbesar didunia ini,
namun dia tak berani berbuat kasar atau menyalagi congkoan
dari benteng keluarga Hee ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah mendengar perkataan tersebut, segera ujarnya
setelah tertawa kering.
"Aaah, tadi siaute hanya mengutarakan kata kata
mendongkol, besok adalah hari besar buat Bengcu, mana
berani siaute membuat gara gara dalam suasana begini?"
Kemudian sambil menyoja kearah ceng Im totiang, katanya
pula. "Terima kasih banyak atas bantuan totiang tadi,
sambutlah rasa terima kasihku."
"Kwa pangcu tak perlu sungkan sungkan" sahut ceng Im
totiang dengan suara hambar. Sementara mereka masih
berbinoang Soh Han sim telah bertepuk tangan dua kali
"Kraaa, kraak..."
Pintu diruang sebelah kanan tiba tiba terbuka dan muncul
tujuh orang manusia.
Dari ketujuh orang itu, seorang memakai jubah berwarna
hijau, berdandan seperti seorang sastrawan, seorang memakai
jubah pendeta berwarna abu abu, dua orang berdandan tosu
dan tiga orang berpakaian preman.
Yang lebih hebat lagi ternyata dandanan dari beberapa
orang itu persis sekali dengan dandanan dari ketujuh orang
yang telah tak sadarkan dalam ruangan itu.
Betapa tidak? ketua Hoa San Pay Siang Han Hui memang
berjubah hijau dan berdandan seperti seorang sastrawan Hui
San taysu dari Siauw Lim si berjubah pendeta warna abu abu
Giok ceng totiang dari Bu Tong Pay dan Hong Ci ceng dari Pat
Kwa Bun berdandan tosu sedangkan Liok Tiong goan dari
Heng sanpay Ki Cu ho dari Lek hap bun dan ciok Sam lip dari
Heng gi bunjustru berdandan preman.
Baik dalam soal pakaian dandanan, potongan maupun
warnanya sama sekali tidak berbeda.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Malah potongan badan dari ketujuh orang inipun tidak jauh
berbeda bila dibandingkan dengan ketujuh orang yang tak
sadarkan diri itu.
Mana mungkin ada kejadian yang begitu kebetulan didunia
ini? tak bisa disangkal lagi kesemuanya ini memang sudah
diatur oleh Soh Han sim jauh sebelumnya
Begitu memasuki ruang sidang ketujuh orang itu segera
menjura kepada Soh Han sim. soh Han sim tidak berbicara dia
cuma memberi kode tangan kepada mereka:
Ketujuh orang itu pun tidak berbicara, setelah memberi
hormat lagi kepada Soh Han sim semuanya bubar dan masing
masing mencari sasarannya sendiri. Yang dimaksudkan
sebagai sasaran tentu saja orang yang berdandan mirip
dengan dia.
Seperti misalnya yang memakai jubah hijau maka
sasarannya adalah Siang Han hui dari Hoa sanpay yang
berjubah pendeta warna abu abu mencari Hui san taysu dari
siauw lim si dua orang yang berdandan tosu mencari Giok
ceng totiang dari Bu tong pay dan Hong Ci ceng dari Pat kwa
bun sebagai sedangkan ketiga orang yang berdandan preman
mencari Liok Tiong goan dari Heng sanpay, Ki Cu ho dari Lak
hap dan ciok Lip sam dari Heng gi bun sebagainya.
Setelah masing masing berhasil menemukan "pasang"
masing masing, serentak orang orang itu duduk bersila di
hadapan pasangan masing masing dan melakukan gerakan
yang sama, yaitu merogoh ke dalam saku, mengeluarkan
sebuah kotak tembaga dan selembar kulit manusia yang tipis
sekali.
Mula mereka bentangkan topeng lalu dengan kelima jari
tangannya sambil diletakkan di atas kedua lutut masing
masing, kemudian baru membuka kotak kecil tembaga dimana
terdapat enam buah kotak kecil yang masing masing berisikan
pelbagai warna untuk merubah muka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka semua mengamati "pasangan" masing masing
dengan seksama dan penuh ketelitian kemudian mereka pun
bekerja keras dengan merubah topeng kulit manusia masing
masing dengan contoh wajah yang berada di hadapannya
Memang kepandaian semacam ini merupakan suatu
kepandaian yang luar biasa, mereka harus memperhatikan
setiap ciri khas yang dimiliki pasangannya, secara teliti, setiap
kerutan maupun tahi lalat tak dilepaskan dengan begitu saja.
Suasana dalam ruangan amat hening dan tak kedengaran
sedikit suara pun ketujuh orang itu memusatkan seluruh
perhatiannya untuk bekerja.
Agaknya Soh Han sim bertindak sebagai pengawas yang
keras, sorot matanya dengan tajam mengawasi terus gerakan
tangan ketujuh orang itu dan mengawasi juga setiap hasil
karyanya.
Padahal congkoan dari benteng keluarga Hee ini tak lebih
hanya seorang pembantu Hee Im hong, mestinya kuasa yang
dimilikinya tidak akan sehebat itu, tapi sekarang, tanpa terasa
kedudukannya justru jauh melebihi kedudukan dari para ketua
sembilan partai besar.
Buktinya tampak Soh Han sim duduk dikursi utamanya
dengan angkuh dan sombong, selama ia tetap membungkam
maka ketua Go bipay ceng Im totiang serta ketua Kay pang
Kwa Tiang tay hanya mendampingi disisinya dengan mulut
membungkam pula.
Tak sampai sepertanak nasi kemudian, ketujuh orang itu
telah menyelesaikan pekerjaan masing masing, kini mereka
sedang meneliti hasil karyanya secara seksama dan
mencocokkan dengan wajah aslinya, seperti takut kalau ada
bagian yang ketinggalan.
Ketika mereka semua telah yakin kalau hasil karyanya
sempurna tanpa sedikit kekurangan pun yang bisa
menyebabkan bocornya rahasia tersebut, maka masing
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masing orangpun menutup kembali kotak tembaga serta
disimpan ke dalam saku.
Kemudian dengan suatu gerakan yang amat terlatih
mengambil topeng kulit manusia itu dan dikenakan diatas
wajah masing masing
Setelah mengenakan topeng kulit manusia itu mereka
bertujuh segera berubah menjadi Siang Han hui dari Hoa
sanpay, Hui san taysu dari Siau limpay Giok ceng Cu dari Bu
tong pay, Hong Ci Cing dari Pay kwa bun, Liok Tiong goan dari
Heng sanpay, Ki Cu ho dari Lek hap bun dan ciok Lip sam dari
Heng gi bun.
Dengan perasaan puas Soh Han sim manggut manggut
katanya
"Bagus sekali coba kalian berlatih sekali lagi, akan dilihat
apakah tindak tanduk serta gerak gerik kalian bisa
menimbulkan keCurigaan orang terhadap kalian semua"
Siang Han hui gadungan segera tertawa nyaring sembari
menjura segera ujarnya:
"Perkataan Soh congkoan memang benar, to heng sekalian
mesti bersikap lebih berhati hati dalam menyaru"
Perkataannya diucapkan lantang nyaring, gerak geriknya
sederhana namun berwibawa, memang tak ada bedanya
dengan ketua Hoa sanpay Siang Han hui yang asli. Hui san
taysu gadungan segera menanggapi sambil menjura memuji
keagungan sang Budha.
"omintohud, pinceng hanya seorang pendeta, siapa sih
yang bersedia menyaru sebagai diriku?"
Liok Tiong goan dari Heng sanpay tertawa tergelak.
"Haa haa haa.. kalau soal ini mah sulit untuk dibicarakan,
setelah menjabat ketua ruang Lo han tong, maka harapan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk diangkat sebagai ketua Siau Lim si menjadi jauh lebih
besar"
Sedangkan Ki Cu hoo gadungan segera menjura kearah
ciok Lip sam gadungan sembari berkata
"Saudara ciok, sudah lama tak bersua muka, andaikata
tiada pertemuan puncak ini mungkin sulit rasanya untuk
berjumpa denganmu"
ciok Lim sam segera menyambut sambil tertawa tergelak.
"Haah.. haa... haa... engkoh tua memang pandai bergurau,
bukankah bulan berselang kita masih belum minum arak
bersama di loteng rumah makan dikota Kim leng? Masa
seCepat itu loko telah melupakannya? Kalau tak perCaya
tanyakan saja pada si hidung kerbau gadungan she Hong, ia
minum arak sampai jubahnya basah kuyup,.."
Buru buru Hong Ci Cing gadungan menjura berulang kali
seraya berkata: "Siancay siancay, ada urusan apa lagi ciok
toheng yang kau limpahkan kepadaku ?"
Giok Cing Cu gadungan yang berdiri paling dekat dengan
Cing Im totiang dari Go bi pay segera maju kemuka dia
menegur sambil menjura: "Toheng, selamat bersua kembali"
Cing Im totiang dari Go bi pay merupakan seorang tosu
yang tinggi hati dan jarang sekali memandang sebelah mata
pun terhadap umat persilatan sebagaimana diketahui ketika ia
sedang bertamu di Benteng keluarga Hee tempo hari, secara
diam diam Soh Han sim telah menaburkan bubuk penghilang
pikiran didalam air minumnya yang mengakibatkan tosu ini
kehilangan pikiran dan kesadaran aslinya.
Tapi bagi seseorang manusia kecuali dia sama sekali
kehilangan kesadarannya, tujuan yang utama dari obat
sebangsa bubuk penghilang pikiran tak lebih hanya
menanamkan sifat "tunduk" pada perintah seseorang, sedang
dalam hal ilmu silat maupun perasaannya sama sekali tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berubah, ini berarti watak angkuh dan tinggi hatinya juga
sama sekali tidak hilang
Dengan mata kepala sendiri Cing Im totiang menyaksikan
orang orang itu mengenakan topeng kulit manusia diatas
wajahnya, tentu saja diapun bahwa mereka adalah gadungan-
Sebagai seorang ketua dari Go bi pay sudah barang tentu
diapun tak sudi untuk berbincang bincang dan main sandiwara
dengan Giok Cing Cu gadungan karenanya dia segera
berpaling kearah lain dan sama sekali tidak menggubris.
Melihat orang itu tak sudi berbincang bincang dengannya,
Giok ceng Cu gadungan segera tertawa ringan kembali
ujarnya
"Apakah Cing Im toheng sudah tak kenal lagi dengan pinto?
Aku toh datang kemari untuk turut menghadiri pertemuan
puncak dibukit Hoa san?"
Pada dasarnya watak ceng Im totiang tetap baik dan belum
kejam setelah mendengar perkataan dari Giok ceng Cu
gadungan itu, seketika itu juga dia merasa seperti disindir,
keningnya kontan saja berkerut, tegurnya kemudian dengan
suara dalam: "Apa kau bilang?"
Biarpun Giok ceng Cu gadungan menyaru sebagai satu
diantara tiga tokoh Bu tong pay, sesungguhnya dia sendiri
terhitung juga sebagai seorang tokoh kenamaan didalam
dunia persilatan, dan sebagai anggota persilatan mereka
memiliki suatu penyakit yang umum yakni tak sudi dipandang
enteng lawan.
Tak heran kalau dia menjadi mendongkol sekali setelah
melihat sikap angkuh dari Cing Im totiang sambil tertawa
dingin segera serunya:
"Toheng kau jangan sok hebat, apakah lantaran kau adalah
ketua Go bipay sedangkan pinto bukan ketua Bu tong pay
sesungguhnya, maka aku tak pantas berbicara denganmu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mencorong sinar tajam dari balik mata Cing Im totiang
setelah mendengar ucapan tersebut, segera bentaknya.
"Kau...?"
Buru buru Kwa Tiang tay melerai seraya berkata:
"Sudah.. sudahlah, kita semua toh merupakan orang
sendiri, buat apa to heng mesti bersungguh hati?"
Selama ini Soh Han sim hanya duduk berdiam diri ditempat
duduknya semula, terhadap perselisihan yang terjadi antara
Cing Im totiang dengan Giok ceng Cu gadungan ia tidak
komentar ataupun mengucapkan sepatah katapun, diapun
tidak berusaha mencegah Giok- ceng Cu gadungan ribut lebih
jauh.
Tentu saja hal ini disebabkan dihari hari biasa Cing Im
totiang sudah tertawa tinggi hati, sehingga dia hendak
menggunakan kesempatan itu untuk kesombongannya.
Disamping itu dalam pandangannya biarpun Cing Im
totiang adalah ketua asli tapi kedudukannya tak berbeda jauh
dengan Giok ceng Cu gadungan sehingga diapun tak perlu
membalasnya .
Menanti Cing Im totiang sudah dilerai oleh Kwa Tiang tay,
Soh Han sim baru mengulapkan tangannya seraya berkata:
"Bagus sekali, sekarang kalian seret dulu mereka yang tak
sadarkan diri itu ke ruang sebelah kanan"
Begitu perintah diturunkan, ketujuh orang itu segera
melaksanakan perintah tersebut dengan masing masing
membopong satu orang membawa korbannya menuju
keruang sebelah kanan, setelah itu mereka muncul kembali
dalam ruangan tadi dan menutup pintu ruangan rapat rapat.
Soh Han sim segera mengangkat tangannya sambil
berkata.
"sekarang harap kalian duduk semua."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang pun duduk kembali mengelilingi meja.
Diantara sekian orang, Cing Im totiang yang merasa paling
susah, sebagai seorang ketua dari Go bipay, ternyata dia
harus duduk bersama dengan sekawanan manusia gadungan
Meski timbul perasaan malu didalam hati kecilnya, tapi
berhubung ia sudah menelan obat pembingung pikiran
sehingga perasaannya terpengaruh oleh daya kerja obat itu,
akibatnya meski dia merasa tak puas tapi reaksinya berbeda
sekali dengan wataknya dihari hari biasa.
oleh sebab itu disaat Soh Han sim memerintahkan kepada
semua orang agar duduk. ia toh tetap menurut dan duduk
juga
Dengan gayanya yang luar biasa Soh Han sim duduk dikursi
utama, kemudian mereka pun merundingkan bersama sikap
dan tindakan yang harus diambil dalam pemilihan Bengcu esok
pagi.
Dengan langkah tergesa gesa, Ban lo hujin berjalan masuk
kehalaman ketiga dlam perkampungan Kui Im san cung,
tempat itu merupakan tempat tinggal keluarga Ban yang
terdiri dari sederetan bangunan berloteng.
dalam halaman tersebut mereka hanya membawa empat
orang dayang dan empat orang pelayan lelaki (para centeng
yang dipimpin oleh Ban Tiong tat sebagai congkoan bertugas
diluar, jadi tidak termasuk di dalamnya, sementara sau Cengcu
Ban Sian ceng dan adiknya Ban Hui jin semuanya tinggal
diatas loteng.
Dengan tergesa gesa Ban Lo hujin naik ke loteng, ia
menengokBan sian ceng lebih dulu, kemudian baru menuju
kekamar tidur putrinya.
Ternyata keadaan mereka memang tak jauh berbeda
dengan kawanan jago yang terkena racun Kay ko san diruang
sidang tadi, semuanya tak sadarkan diri dan memejamkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
matanya rapat rapat, meski kelihatannya seperti tertidur, yang
benar mereka dalam keadaan tak sadar.
Diam diam Ban Lo hujin menggertak giginya kencang
kencang sesudah menyaksikan kejadian tersebut dengan
cepat dia mengambil obat pemunah racunnya dari saku dan
dicekokkan ke mulut mereka berdua kemudian ditunggunya
disisi mereka.
Selang beberapa saat kemudian, Ban Sian ceng baru
mendusin kembali, ketika ia membuka mata dan melihat Ban
lo hujin berada disitu buru buru tanyanya.
-oo0dw0oo-
Jilid 37
"lbu ada urusan apa ?"
Sembari berkata ia sudah bersiap sedia untuk bangkit
berdiri..
Tapi Ban lo hujin segera mendorong tubuhnya kembali
sambil berkata dengan lembut : "Nak, tidur sajalah, baru saja
lbu selesai rapat dan kemari untuk menengokmu"
Ia menarik selimut untuk menutupi badan anaknya setelah
itu baru bangkit berdiri dan meninggalkan ruangan tersebut
Dari sana ia menuju ke kamar tidur Ban Hui jin serta
melangkah masuk ke dalam.
Ternyata Ban Huijin telah mendusin, ketika melihat Ban lo
hujin melangkah masuk kedalam kamarnya, nona itu segera
melompat turun dari atas pembaringan sambil berseru:
"lbu keadaan pada malam ini aneh sekali, ketika kembali
kekamar tadi siauli merasa kepalanya dan haus sekali, baru
saja aku berteriak menyuruh Siau Cian ambilkan air teh tiba
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba saja dunia seperti berputar kencang, lalu jatuh pingsan
dan barusan saja baru mendusin kembali"
"Aaah, mana mungkin terjadi peristiwa semacam ini? Kau
pasti sedang memikirkan yang bukan bukan..."
"Sungguh, malah ketika siau cian datang, aku dengar ia
memanggil manggil "nona, nona disisi telingaku waktu itu
meski aku tak dapat berbicara tapi pikiranku tetap jernih,
akhirnya siau cian pergi memanggil Li ma dan menggotong
aku keatas pembaringan- apa yang kemudian terjadi aku tak
tahu lagi"
Ban lo hujin segera manggut manggut katanya:
"Ehmm akupun mendengar dari Li ma tentang kejadian ini,
mungkin kau pingsan lantaran masuk angin, beristirahatlah
lebih banyak lagi agar kondisi badan segar kembali nah
naiklah kepembaringan untuk beristirahat sejenak"
"Tapi aku tak ingin tidur"
Dengan lembut Ban lo hujin berkata lagi
"Hari sudah larut malam sedang besok adalah hari
pertemuan puncak, semua orang tentu akan sibuk sekali,
sedang akupun hendak beristirahat sejenak turutilah
nasehatku dan beristirahatlah sejenak lagi..."
Seusai berkata ia segera mengundurkan diri dari situ,
sekalian merapatkan pintu ruangan.
Tentu saja nenek ini tak ada waktu untuk beristirahat
setelah putra putrinya segar kembali, dia harus menangani
para ketua dari sembilan partai, sebab hingga sekarang
mereka belum sadar kembali.
Dari langkah tergesa gesa ia berangkat menuju ke ruang
sidang...
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru berapa langkah dia berjalan, mendadak dari belakang
tubuhnya kedengaran seorang perempuan muda menegur:
”Lo hujin"
Ban lo hujin mengira seorang dayang yang sedang
menegurnya tanpa berpaling ia segera berseru:
"Disini sudah tak ada urusan buat kalian lagi, pergilah
beristirahat"
Mendadak terdengar perempuan muda itu berkata lagi
"Lo hujin dapatkah kau berhenti sejenak untuk berbincang
bincang?"
Berhenti sejenak untuk berbincang bincang? sudah jelas
nada pembicaraan semacam ini tak mungkin diucapkan
seorang dayang
Dengan perasaan tertegun Ban lo hujin segera berpaling,
ternyata tak jauh dari belakang tubuhnya berdiri seorang
perempuan berbaju hijau yang berwajah jelek.
Biarpun bajunya sederhana dan mukanya jelek. namun
sepaSang matanya justru amat jeli dan memancarkan cahaya
tajam
Dengan Suara yang amat tenang Ban lo hujin segera
menegur "Siapakah nona ?"
Perempuan berbaju hijau itu melirik sekejap ke sekeliling
tempat itu, lalu berbisiknya.
"Tempat ini tak baik untuk berbicara, bagaimana kalau kita
cari tempat lain ?"
Walaupun Ban lo hujin tidak mengetahui apa maksud
tujuan dari kedatangan nona ini tapi dilihat dari sikap maupun
gerak geriknya ia mengerti bahwa orang itu bukan komplotan
Hee Im hong, maka sahutnya kemudian sambil manggut
manggut : "Baiklah harap nona mengikuti diriku"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia mengajak nona berbaju hijau itu memasuki sebuah
ruang rahasia, setelah menutup pintu rapat rapat dia
membalikkan badan, ia baru berkata lagi: "Nah, bila nona ada
urusan katakanlah sekarang"
Dari atas wajahnya perempuan berbaju hijau itu
melepaskan selembar topeng kulit manusia kemudian sambil
tersenyum katanya "Aku yang rendah Hoa Tin tin menjumpai
lo hujin"
Setelah topeng kulit manusia itu dilepas maka wajahnya
yang semula jelek seketika menjadi cantik menarik bagaikan
bidadari yang baru turun dari kahyangan
Alis matanya hitam lembut, matanya indah, hidungnya
mancung dan bibirnya mungil, dia memang seorang
perempuan yang berwajah cantik sekali. Sesudah termangu
mangu sesaat, Ban lo hujin berkata: "oooh, rupanya Hoa
Cengcu, maaf maaf "
Ban lohujin sebagai seorang istri Bengcu tentu pernah
mendengar tentang Hoa Tin tin dari perguruan Pek hoa bun.
"Lo hujin terlalu memuji" ucap Hoa Tin tin kemudian sambil
membereskan rambutnya yang kusut. "aku terpaksa datang
dengan menyamar oleh karena urusan terlalu gawat dan lagi
waktunya kelewat mendesak untuk itu harap lo hujin tak perlu
bersungkan sungkan lagi denganku"
"Bila Hoa bungcu hendak menyampaikan sesuatu persoalan
harap diutarakan saja secara terus terang"
"Sesungguhnya kedatanganku atas petunjuk dari pengemis
sakti berwajah Yu locianpwee ?"
Sekali lagi Ban lo hujin dibuat tertegun, tapi kemudian
sambil manggut manggut katanya:
"Yu locianpwee adalah sahabat karib kong kong ku dimasa
aku masih muda dulu beberapa kali aku sempat bertemu
dengan dia orang tua kalau dihitung hitung peristiwa itu sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lewat empat puluh tahun berselang apakah dia masih sehat
walafiat?"
Hoa Tin tin tersenyum.
"Benar berapa hari berselang locianpwe ini telah memberi
petunjuk kepadaku yang mengatakan bakal terjadi suatu
perubahan dalam pertemuan puncak dibukit Hong san kali ini
tapi berhubung pihak lawan telah mempersiapkan segala
sesuatunya secara cermat dan seksama maka apabila lo hujin
salah menanggapi akibatnya akan mendatangkan bencana
besar bagi sembilan partai besar oleh sebab itulah aku
diperintahkan datang menemui lo hujin dengan jalan menyaru.
ia berpesan agar lo hujin bisa menahan diri dalam setiap
keadaan dan menerima aib dengan besar dada..."
Kemudian dengan cepat dia mengeluarkan sebuah mainan
batu kemala yang diserahkan ke tangan Ban lo hujin sambil
katanya lebih jauh:
"Yu Locianwe takut Lo hujin tidak kenal denganku lagi pula
perguruan Pek Hoa bun juga bukan terhitung perguruan kaum
lurus sehingga kehadiranku belum tentu dipercaya oleh Lo
hujin maka beliau minta agar kubawa serta mainan batu
kemala ini Yu Locianpwee berpesan batu kemala ini
merupakan benda kepunyaan mertua Ban Bengcu sedang Yu
Locianpwee memang dilahirkan pada tahun monyet sedang
batu kemala itu bergambar monyet sakti berlengan panjang
maka oleh mertua Ban bengcu benda ini dihadiahkan
kepadanya. Yu locianpwee bilang kemungkinan besar Lo hujin
masih dapat kenali benda ini"
Sesungguhnya Ban lo hujin memang masih setengah
percaya setengah tidak tapi setelah menerima mainan batu
kemala itu dan diperiksanya dengan seksama ia segera
mengenali benda itu sebagai milik kong kongnya dan rasa
curiga pun segera lenyap tak berbekas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cepat cepat dia mengembalikan mainan kemala itu kepada
Hoa Tin tin lalu dengan perasaan terkejut bercampur gembira
katanya.
"Apa pesan dari Yu Locianpwee? Saat ini aku memang
berada dalam keadaan terdesak dan apa boleh buat dengan
datangnya bantuan dari Yu Locianpwee niscaya sembilan
partai besar dapat tertolong"
"Kenapa?" sambil menerima kembali batu kemala itu dan
dimasukkan ke dalam saku Hoa Tin tin berseru kaget "Lo hujin
apakah sudah terjadi sesuatu disini?"
Ban lo hujin menghela napas panjang ia segera
menceritakan kembali apa yang baru saja dialaminya dalam
ruang sidang...
"Waah cepat amat tindakan yang mereka lakukan" seru
Hoa Tin tin kemudian "berita yang berhasil diperoleh Yu
Locianpwee adalah soal ambisi Hee Im hong yang berusaha
merebut kedudukan Bengcu dalam pertemuan puncak kali ini
serta niatnya hendak memaksa lo hujin untuk bekerja sama
dengannya justru karena Yu locianpwee memperoleh kabar itu
maka beliau segera menitahkan kepadaku agar segera datang
menjumpai Lo hujin, sebab keadaannya sudah ibarat anak
panah diatas gendewa, bagaimana juga harus dilepaskan oleh
sebab itu jika lo hujin menolak untuk bekerja sama dengan
mereka niscaya akan terjadi kekacauan dalam dunia
persilatan, maka dianjurkan agar lo hujin menerima kenyataan
sambil menahan diri"
Kemudian dari sakunya dia mengeluarkan sepucuk surat
sambil katanya lagi.
"Yu locianpwee telah menulis segala sesuatunya dalam
surat ini harap lo hujin melaksanakannya sesuai petunjuk.
Nah, sekarang aku harus memohon diri lebih dulu karena
masih ada tugas lain, bila ada persoalan, tentu akan kukirim
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang untuk menjumpai Lo hujin dengan batu kemala itu
sebagai tanda pengenal"
"Merepotkan Hoa buncu saja... kata Ban lo hujin sambil
menyimpan surat rahasia itu. Hoa Tin tin tertawa.
"Lo hujin tak usah sungkan sungkan Pek Hoa bun merasa
amat bangga bisa berbakti buat Lo hujin"
Setelah mengenakan kembali topeng kulit manusianya dia
segera melangkah keluar dari ruangan.
Ban lo hujin mengantar tamunya hingga keluar ruangan
kemudian ia masuk kembali sambil menutup pintu diambilnya
surat rahasia tadi serta dibaca isinya selain surat itu ternyata
masih ada sebuah bungkusan kecil lagi.
Ketika isi surat itu selesai dibaca surat tadipun segera
dibakar sampai habis.
Dalam waktu singkat perasaan hatinya yang semula terasa
berat menindih dadaya kini terasa hilang lenyap tak berbekas.
Sebab beban berat yang harus dipikulnya terasa berat
sekali setelah terjadinya ancaman atas terselenggaranya
pemilihan Bengcu dalam pertemuan puncak ini karena bila
terjadi sesuatu yang tak beres niscaya dialah yang menjadi
orang paling berbeda atas keselamatan dari pertemuan
puncak itu.
Untuk saja Yu Locianpwe muncul pada saatnya dengan
memberi banyak petunjuk yang berharga kini dia tinggal
melaksanakannya menurut rencana yang telah ada.
Sambil menghembuskan napas lega Ban lo hujin meniup
lampu dan keluar dari ruangan tersebut langsung menuju ke
ruang sidang.
congkoan Ban Tiong tat masih tetap berdiri didepan undak
undakan ketika melihat kehadiran Ban lo hujin ia segera
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengongsongnya sambil bertanya "Nyonya, Sian Cing dan
Huijin tidak apa apa bukan?"
Dengan wajah hijau membesi Ban lo hujin hanya
mendehem pelan, kemudian melanjutkan langkahnya menaiki
undak undakan
Biarpun Ban Tiong tat telah menghianati pertemuan puncak
bukit Hong san menghianati keluarga Ban dari bukit Hong san,
nyatanya perbuatan tersebut tidak membuat paras mukanya
merah dan tidak pula dibuat gelagapan malah dengan sikap
yang tenang ia bukakan pintu ruangan bagi Ban lo hujin
sambil ujarnya: "silahkan masuk hujin"
Sidang yang dipimpin oleh Soh Han sim dalam ruangan
sudah selesai diselenggarakan sedari tadi, namun mereka
masih tetap duduk mengitari meja.
Agaknya Soh Han sim telah menduga kalau Ban lo hujin
bakal balik kembali, ia sambut kedatangan nenek tersebut
dengan sikap yang menghormat sambil katanya "Silahkan
masuk lo hujin"
Dengan langkah cepat Ban lo hujin masuk ke dalam
ruangan sidang. Ia baru tertegun setelah melihat semua orang
telah sadar kembali segera tanyanya: "soh congkoan apakah
kau telah memakai obat penawar racun kepada mereka?"
Buru buru Soh Han sim tertawa paksa sambil merendahkan
suaranya ia menjawab
"jangan kuatir lo hujin meskipun obat penawar racunnya
belum diberikan namun aku pasti dapat melaksanakannya
secara baik"
Ia membalikan badannya lalu berkata lagi kepada para jago
duduk mengelilingi meja sidang sambil tersenyum:
"Totiang sekalian inilah penyelenggara pertemuan puncak
dibukit Hong san kali ini Ban lo hujin dari keluarga Ban.
Silahkan semua orang berdiri dan bertepuk tangan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sembilan orang yang dipimpin oleh ketua Hoa san pay
Siang Han hui gadungan, serentak mereka bangkit berdiri
sambil bertepuk tangan-..
Ban lo hujin yang tidak mengetahui perubahan peristiwa
disitu, tentu saja tidak tahu juga kalau ketujuh orang itu
adalah barang palsu (hanya Cing Im totiang dari Go bipay dan
Kwa Tiang tay dari Kay pang yang tidak palsu), diam diam ia
terkejut bercampur keheranan juga setelah menyaksikan
kejadian ini.
Bukankah Soh Han sim belum memberi obat penawar racun
kepada mereka?
Mengapa keadaan orang orang itu tak jauh berbeda seperti
orang biasa? Mungkinkah orang she Soh ini mempunyai ilmu
hitam?
Sebagai seorang Bengcu hujin (Nyonya bengcu) sudah
barang tentu Ban lo hujin tak ingin bersikap kurang hormat, ia
segera manggut manggut kepada semua orang sambil
katanya:
"silahkan duduk, silahkan duduk" Serentak para jago duduk
kembali ke tempat semula
Sambil tertawa paksa soh Han sim berkata lagi: "Apakah lo
hujin ada sesuatu petunjuk?"
"Aku hanya merasa kuatir saja sehingga datang kembali
untuk menjenguk mereka, kalau toh mereka semua sudah
segar kembali, akupun tak usah kuatir lagi."
"Legakan saja hatimu lo hujin, pokoknya tengah hari besok
kujamin mereka tetap segar bugar tanpa kekurangan sesuatu
apapun jua."
oleh karena ada janji tersebut terpaksa Ban lo hujin
manggut manggut sambil sahutnya
"Baiklah kalau begitu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buru buru Soh Han sim berseru lagi:
"Totiang sekalian, mari kita hantar kepergian Ban lo hujin-"
Tentu saja dia tak ingin kehadiran Ban lo hujin yang
kelewat lama didalam ruangan sidang tersebut.
Maka dipimpinoleh ketua Hoa san pay Siang Han hui
gadungan, kembali kesembilan orang itu bangkit berdiri, dan
sebelum Soh Han sim menyuruh mereka, kesembilan orang itu
telah bertepuk tangan sendiri dengan ramainya.
Setelah berada dalam keadaan begini mau tak mau Ban lo
hujin harus beranjak juga dari tempat itu, maka dia pun
manggut manggut kepada semua orang sambil katanya:
"Silahkan kalian duduk kembali"
Ia membalikkan badan lalu mengundurkan diri dari situ.
Tengah hari peh cun, pertemuan puncak bukit Hong san
akhirnya diselenggarakan.
Kalau kemarin didepan pintu gerbang perkampungan Kui
Im san ceng tergantung sebuah kain panjang yang
bertuliskan: "Menyambut kehadiran partai partai besar
menghadiri pertemuan puncak di bukit Hong san" maka hari
ini telah diganti dengan tulisan "pertemuan puncak keempat
dari sembilan partai besar"
sembilan partai besar sesungguhnya hanya merupakan
sebutan yang sudah menjadi kebiasaan, sebab dalam
kenyataannya selain sembilan partai juga ditambah dengan
satu perkumpulan yakni Kay pang dalam menyelenggarakan
pertemuan ini tapi berhubung keluarga Ban dan Hong san
tidak termasuk sebuah partai, maka delapan partai ditambah
satu perkumpulan tetap merupakan sembilan partai.
Didepan perkampungan Kui Im san ceng merupakan
sebuah tanah lapang yang luas. setelah memasuki pintu
gerbang, dimuka ruang tengah merupakan pula sebuah
pelataran yang terbuat dari batu cadas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berhubung perkampungan Kui Im san ceng memang
khusus dibangun untuk menyelenggarakan pertemuan puncak
sembilan partai besar oleh sebab itu bentuk ruangan
tengahnya jauh berbeda pula dengan bentuk ruangan tengah
pada umumnya.
Disisi kiri maupun kanan ruang tengah masing masing
terdapat sebuah serambi panjang yang sama lebar dan
langsung berhubungan dengan dinding halaman kedua
Sementara sisi kiri kanan ruang tengah pun bukan terdiri
dari dinding melainkan berupa jendela yang memanjang
hingga mencapai lantai bila pertemuan puncak
diselenggarakan, maka dengan membuka kedua bagian
jendela panjang itu, maka ruang tengah akan berhubungan
langsung dengan serambi panjang disisi kiri dan kanan
ruangan, ini berarti para hadirin yang menempatkan diri
diserambi panjang, seakan akan hadir pula dalam pertemuan
tersebut
Apa lagi pertemuan puncak semacam ini memang
diselenggarakan sepuluh tahun sekali, otomatis setiap umat
persilatan ingin mendapat kesempatan untuk turut menghadiri
pertemuan tersebut, tak heran kalau tamu yang berdatangan
ke bukit Hong san selama berapa hari belakangan ini tak
terhitung lagi jumlahnya
pertemuan puncak bukit Hong san adalah pertemuan
puncak bagi seluruh Umat persilatan, pintu gerbang
perkampungan Kui Im san ceng juga selalu berada dalam
keadaan terbuka, ini berarti slapa saja diperkenankan ikut
menonton jalannya pertemuan-
Hanya bedanya bagi mereka yang tidak memperoleh
undangan maka tempat mereka hanya terbatas dipelataran
serambil kiri dan kanan, jika ingin memasuki ruangan tengah
mereka harus dapat memperlihatkan surat undangan yang
ditulis oleh penyelenggara pertemuan puncak ini atau dari
sembilan partai besar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena diatas undak undakan ruang tengah dan sisi kiri
kanan ruangan masing masing disiapkan meja panjang yang
dilapisi kain berwarna merah.
Dimeja sebelah kiri disediakan sebuah gulungan kain yang
panjang serta alat menulis setiap tamu yang hadir diminta
untuk mengisi nama masing masing diatas kain panjang itu
Sedangkan dimeja sebelah kanan disediakan beberapa
papan nama yang terbagi dalam dua warna merah tua dan
merah muda diatas kain warna merah tua tertulis "tamu
kehormatan", sedangkan pada kain merah muda tertulis "tamu
undangan".
Yang dimaksudkan "tamu kehormatan" adalah wakil dari
sembilan partai besar yang ikut hadir dalam pertemuan
tersebut serta para ketua perguruan dari partaipartai lainnya.
Sedangkan "tamu undangan" ditujukan kepada para jago
kenamaan yang mendapat undangan untuk menghadiri
pertemuan puncak ini.
Dibelakang meja panjang berdiri pula empat orang petugas
berbaju biru setiap tamu kehormatan maupun tamu undangan
yang muncul dipintu gerbang dipersilahkan menulis nama dulu
dimeja sebelah kiri lalu orang petugas dimeja sebelah kanan
akan dipasangkan tanda pengenal tamu kehormatan atau
tamu undangan pada baju masing masing sesudah itulah
mereka baru dipersilahkan memasuki ruangan tengah.
Diruangan bagian tengah terdapat pula sebuah meja
panjang beralaskan kain berwarna ungu disisi kiri kanan
terdapat enam kursi kebesaran yang khusus disediakan untuk
tempat duduk dari wakil wakil sembilan partai besar.
Dibagian bawah merupakan kursi kursi bagi para hadirin
tapi itupun terdapat perbedaannya, pada tiga deret pertama
merupakan kursi bagi "kehormatan" kursi dengan alas kain
merah tua ditambah meja kecil untuk air teh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sedangkan deret dibelakangnya merupakan kursi bagi
"tamu undangan" kursinya beralas kain merah muda, tanpa
meja untuk air teh.
Diserambi panjang disisi kiri dan kanan ruanganpun
disediakan tempat duduk yang berupa bangku panjang bila
bangku yang tersedia sudah penuh, maka tamu lainnya
dipersilahkan untuk berdiri saja
Waktu itu, diserambi sebelah kiri dan kanan ruangan telah
penuh hadirin para jago dipelataranpun sudah penuh dengan
manusia pula hanya pada bagian kursi beralas kain merah tua
tak nampak yang hadir.
Biarpun tidak semua jago persilatan mau menuruti aturan,
tapi berhubung pertemuan ini adalah pertemuan puncak bagi
umat menuruti aturan pun tak akan berani menempatkan diri
diruang "tamu kehormatan" sebab mereka toh harus menjaga
nama baik masing masing untuk kelangsungan hidupnya dihari
hari selanjutnya.
Diantara mereka yang hadir dalam pertemuan itu sebagai
"tamu kehormatan" adalah ketua Tiam cong pay Cia Yujin
serta ketua Sau hoa bun Hoa Siang siang.
Sebagaimana diketahui, perempuan ini memiliki rambut
yang berwarna perak. berhubung ia muncul pada hari ini
dengan mengenakan kain kerudung putih yang menutupi
wajahnya, alhasil semua orang menyangka dia adalah seorang
nenek berusia delapan puluh tahunan.
Tapi yang paling menyolok mata adalah keempat orang
dayangnya itu yakni Sau hoa hoa cui hoa, dan Ti hoa mereka
berempat turut memasuki bagian "tamu kehormatan" meski
hanya berdiri dibelakang majikannya dan tidak duduk namun
berhubung keempat orang itu merupakan gadis gadis berparas
cantik, tak heran kalau banyak orang yang menengok kearah
mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selain itu hadir juga Ki Cu yu dari Lak hap bun, peluru baja
Seng bian tong dari Hoa san pay Dewa bermuka merah Lou su
ceng dari Go bi pay, Tong Bun huan dan istrinya ciok Siu go
dari keluarga Tong di Szuchuan, Ong Tin hay dan Song Jin bin
dari Kay pang.
Sedang dibagian tamu undangan boleh dibilang semua
kursi telah terisi penuh, selain para wakil dari sembilan partai
besar yang membawa serta anak muridnya orang orang
kenamaan di seantero propinsi turut hadir juga dalam bagian
ini.
Tentu saja hanya orang orang yang punya nama atau
kedudukan tinggi saja yang mendapat kursi dibagian tamu
undangan itu berarti sekembalinya dari menghadiri pertemuan
puncak ini , paling tidak mereka dapat mengibul atau
menyombongakan diri dihadapan sanak dan teman-..
Andaikata ada pihak perusahaan ekspedisi yang ikut
menghadiri pertemuan puncak dibukit Hong san ini, berarti
pengawalan barangnya dikemudian hari akan berjalan lebih
lancar, jarang terjadi perkara, karena orang orang yang
berniat mengincar barang kawalan mereka paling tidak akan
berpikir dua kali sebelum bertindak siapa tahu perusahaan
tersebut mempunyai hubungan dengan salah satu perguruan
besar, sebab kalau tidak bagaimana mungkin bisa turut
menghadiri pertemuan puncak tersebut.
Apa bila seseorang sudah dirongrong oleh perasaan jeri,
biasanya merekapun enggan mencari gara gara lagi, siapa sih
ingin mendatangkan kesulitan buat diri sendiri? menghadiri
pertemuan puncak dibukit Hong san ini sering menjadi hiasan
dinding didalam sebuah perusahaan angkutan.
Hampir semua hadirin telah tiba tinggal empat orang saja
yang belum munculkan diri
Sedang tamu khusus yang diundang dalam pertemuan ini
yaitu Sam siang tayhiap Yu Hua long dan Hway lam tayhiap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
IHee Im hong masih belum juga munculkan diri (Menurut
nada pembicaraan Soh Han sim Heepocu baru akan tiba
setelah lewat tengah hari), disamping itu masih ada dua orang
lagi yaitu Huan Cu Im serta Yap Ling yang menyaru sebagai
seorang kacung buku
Dalam pada itu suara mercon telah dibunyikan berarti diluar
pintu gerbang Kui Im sau ceng, pertanda bahwa pertemuan
puncak segera akan dimulai.
Menyusul bunyi mercon yang bertalu talu dari luar pintu
gerbang muncul serombongan manusia yang berjalan masuk
kedalam ruangan dengan langkah lebar
orang yang berjalan di paling depan adalah seorang nenek
berambut putih dia adalah tuan rumah penyelenggara
pertemuan puncak kali ini, yaitu istri Bu lim bengcu angkatan
kesatu, kedua dan ketiga Ban Sian hong yang lebih dikenal
sebagai Ban lo hujin. Disamping kiri dan kanannya menyusul
putra putrinya, Ban Sian ceng serta Ban Huijin
Dengan tenaga dalam Ban lo hujin yang begitu sempurna,
tentu saja ia tak perlu dituntun oleh putra putrinya sebab hal
tersebut itu hanya merupakan adat kesopanan saja.
Menyusul dibelakang Ban lo hujin adalah ketua Go bipay
Cing Im totiang, ketua Heng san pay Lo Tiong goan, ketua Pat
kwa bun Hong Ci cing, ketua Lek hap bun Ki Cu hoo ketua
Heng gi bun ciok Lip sam ketua ruang dari siau lim pay Hui
san taysu ketua Bu tong pay Glng ceng totiang serta pejabat
ketua Kay pang Kwa Tiang tay.
Sebenarnya mereka berdiam didalam perkampungan Kui
imsan ceng tapi berhubung pada saat pertemuan puncak
diselenggarakan maka semua pintu penghubung dikunci rapat
rapat terpaksa mereka harus masuk melalui pintu gerbang.
Baru saja rombongan itu melangkah masuk kedalam pintu
gerbang tempik sorak yang gegap gempita segera bergema
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memeCahkan keheningan mereka langsung menuju
kepelataran lalu dari sana memasuki ruang tengah...
Setelah berada ditengah ruangan Ban lo hujin baru
mengangkat tangannya seraya berkata
"Totiang sekalian silahkan duduk"
Dengan cepat Ban Sian ceng dan Ban Huijin mengundurkan
diri kebelakang
Dengan dipimpin oleh ketua Hoa sanpay Siang Han hui,
para ketua partai lainnya bersama sama mengambil tempat
duduk masing masing.
Menanti semua telah berada pada kedudukan masing
masing, Ban lo hujin baru memberi hormat kepada para
hadirin sambil serunya:
"Terima kasih banyak atas kehadiran para tamu sekalian
kebukit Hong san ini, terima kasih, terima kasih"
jangan dilihat usianya sudah mendekati enam puluh
tahunan, ternyata setiap patah kata yang diucapkan olehnya
dalam ruangan selebar ini, bukan saja dapat didengar secara
jelas oleh setiap hadirin bahkan mereka yang berada diluar
ruangan pun bisa menangkap perkataan tersebut bagaikan
orang yang sedang bercakap cakap saling berhadapan muka.
Biarpun si nenek tersebut tidak bermaksud mempamerkan
kesempurnaan tenaga dalamnya, tapi setiap hadirin toh
merasa kagum juga atas kelihayannya, maka baru saja
beberapa patah kata itu selesai diutarakan tempik sorak yang
gegap gempita kembali bergema memecahkan keheningan.
Ban lo hujin menunggu sampai semua orang berhenti
bertepuk tangan kemudian baru berkata lebih jauh
"Hari ini tanggal lima bUlan lima adalah pertemuan yang
keempat kalinya dari sembilan partai besar dibukit Hong san
ini guna memilih Bu lim Bengcu, tentu saja dunia persilatan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukan hanya terdiri dari sembilan partai saja, namun
berhubung selama tiga puluh tahun terakhir ini pertemuan
puncak selalu diselenggarakan oleh sembilan partai besar,
maka hingga kinipun terdiri tersebut masih menuruh terus,
dalam hal ini, aku sebagai tuan rumah harus memohon maaf
yang Sebesar besarnya kepada partai dan perguruan lainnya"
Sekali lagi tempik sorak memecahkan keheningan. Ban lo
hujin berkata lebih jauh.
"Semasa mendiang suamiku Ban Siau hong masih hidup,
berkat dukungan dari pelbagai partai besar, secara beruntun
sebanyak tiga kali ia menjabat Bu lim Bengcu, sayang pada
lima tahun berselang ia telah berpulang kealam baka. Padahal
jarak waktu itu hingga hari pertemuan masih ada lima tahun,
kemudian atas dukungan dari sembilan partai besar aku
diangkat menjadi pejabat Bengcu untuk tahun tahun berikut
dengan dibantu oleh ketua Hoa san pay dan ketua Go bi.
"Sungguh beruntung lima tahun yang berat dan penuh
tantangan berhasil dilampaui dengan selamat, dan selama ini
pun belum pernah terjadi sesuatu apapun hari ini batas waktu
lima tahun telah penuh, dan akupun dapat memberi
pertanggung jawaban kepada segenap umat persilatan serta
arwah mendiang suamiku... untuk itu, selanjutnya akupun
dapat melepaskan diri dari beban yang berat ini lagi..."
Kembali tempik sorak bergema memenuhi seluruh arena
Setelah menarik napas, Ban lo hujin berkata lagi:
"pertemuan puncak yang diselenggarakan hari ini
merupakan pertemuan puncak yang diselenggarakan sembilan
partai besar untuk memilih Bu lim Bengcu, suatu peristiwa
yang besar dan penting bagi segenap umat persilatan di dunia
ini dan tak mungkin bisa diselesaikan sendiri oleh sembilan
partai, karena sembilan partai tak lebih hanya mewakili
pendapat dari umat persilatan didunia ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentus aja diantara saudara sekalian terdapat banyak jago
diluar sembilan partai besar, misalnya ada ketua Cia dari Tiam
cong pay, Hoa buncu dari Sau hoa bun Tong Cengcu dari
keluarga Tong di Szuchuan dan lain sebagainya, mereka
khusus diundang untuk menyaksikan jalannya pertemuan ini
Mungkin diantara para hadirin masih terdapat juga pelbagai
jago dari perguruan lain yang tidak kukenali, tapi yang jelas
setiap orang punya kesempatan untuk berbicara serta
mengemukakan pendapat masing masing demi kesuksesan
pertemuan ini.
Nah, akupun akan mengakhiri pembicaraan ini sampai disini
saja, kini ku mohon Siang totiang, ketua Hoa sanpay dan Cing
Im totiang, ketua Go bipay tampilkan diri untuk memberi
laporan atas hasil sidang rahasia yang semalam
diselenggarakan"
Selesai berkata, kembali ia mengundurkan diri ketempat
duduknya semula, sementara tepuk tangan yang meriah
kembali bergema diangkasa.
Siang Han hui dari Hoa sanpay dan Cing Im totiang dari Go
bipay segera bangkit berdiri dan berjalan ke muka mimbar.
Mula mula Siang Han hui menjura dulu kepada para
hadirin, kemudian baru ujarnya dengan suara lantang
"Sebagaimana tradisi pertemuan puncak bukit Hong san,
sehari sebelum pertemuan puncak diselenggarakan, sembilan
partai besar selalu mengadakan suatu sidang khusus untuk
membahas Calon Calon yang masuk. tentu saja setiap partai
besar diluar sembilan partai besar boleh juga mengajukan
Calonnya asal ditunjang oleh paling sedikit tiga partai lainnya.
Dan menurut hasil penelitian kami, ternyata dalam
pertemuan kali ini hanya ada dua calon yang diajukan kepada
pihak panitia kedua calon tersebut semuanya berasal dari
sembilan partai besar yaitu Sam siang tayhiap Yu Hua Hong
serta Hway lam tayhiap Hee Im hong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Adapun partai besar yang mendukung Hway lam tayhiap
Hee Im hong terdiri dari Bu tong pay serta Pat kwa bun,
sebaliknya partai yang mendukung Sam siang tayhiap Yu Hoa
Hong adalah Hoa sanpay, Heng sanpay dan Heng gi bun
Kedua orang calon ini semuanya bernama besar dan
merupakan pendekar sejati yang dihormati semua umat
persilatan, oleh sebab itu pihak panitia menyetujui atas
pencalonan mereka."
Baik Hway lam tayhiap Hee Im hong maupun Sam siang
tayhiap Yu Hoa Hong, keduanya merupakan pemimpin dunia
persilatan yang disanjung dan dihormati setiap orang, tak
heran kalau tempik sorak yang gegap gempita segera
mengiringi berakhirnya ucapan dari Siang Han hui itu.
Menyusul kemudian Cing Im totiang dari Go bipay memberi
hormat pula kepada semua orang sambil berkata dengan
suara nyaring
"Sekarang pinto akan melancarkan hasil persidangan yang
semalam diselenggarakan dalam pertemuan tersebut kami
telah menerima sepucuk surat yang dikirim oleh Sam siang
tayhiap Yu Hua Hong
Ia merogoh kedalalm sakunya dan mengeluarkan sepucuk
surat, lalu ujarnya lebih jauh:
Dalam suratnya Yu tayhiap mewartakan bahwa ia sedang
sakit sehingga tak mungkin bisa menghadiri pertemuan
puncak ini, maka iapun menolak pencalonannya sebagai
Bengcu periode ini, bahkan dalam suratnya ia memberikan
dukungannya kepada Hee tayhiap sebagai calon tunggal, surat
pribadinya dan menurut pemeriksaan sidang atas ketua Heng
sanpay Liok Tiong goan toheng yang merupakan sobat
karibnya, diperoleh keterangan bahwa Yu tayhiap memang
kondisinya lemah tak mungkin ikut pencalonan- Atas kejadian
ini sembilan partai besar bersepakat untuk mengajukan Hee
Im hong Heo tayhiap sebagai calon tunggal untuk pemilihan
Bu lim bengcu periode ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keterangan ini segera disambut para hadirin dengan dua
sikap. ada sebagian jago yang bertepuk tangan menyambut
gembira keputusan itu tapi ada pula yang berkasak kusuk
membicarakan persoalan ini dengan suara lirih.
Terutama sekali sipeluru baja Seng Bian tong sau Cengcu
Tong Bun huan dari keluarga Tong serta putri Ban lo hujin Ban
Sian ceng dan Ban Hui jin sekalian mereka betul betul merasa
terkejut bercampur keheranan
Ternyata sebelum pengumuman ini mereka sendiripun tidak
tahu kalau Sam siang tayhiap Hua Hong menolak pencalonan
terhadap dirinya serta mendukung Hee Im hong sebagai calon
tunggal.
Bukankah Siang ciangbunjin, Ban lo hujin dan Giok Lip sam
sekalian telah mengetahui rencana busuk dari Hee Im hong?
Mengapa mereka tidak berusaha untuk menghalanginya.
Paling tidak dari sembilan partai besar, ada lima partai yang
berpihak kepada mereka dan bisa mengajukan keberatannya,
dua setengah ditambah satu suara yang menolak, bukankah
pencalonan terhadap Hee Im Hong bisa digugurkan?
Sementara itu Cing Im totiang telah berkata lebih jauh:
"Bila diantara para hadirin tak ada yang mengajukan usul
atau keberatan atas pencalonan ini, maka secara resmi akan
kami putuskan untuk mengangkat Hwa lam tayhiap Hee Im
hong sebagai Bu lim Bengcu angkatan keempat dan upacara
pengangkatan pun segera akan diselenggarakan-.."
"Tunggu sebentar"
Mendadak dari balik kerumunan hadirin bergema suara
bentakan amat keras
Cing Im totiang segera berpaling kearah mana berasalnya
suara teriakan itu tarnyata dia atalah seorang kakek bungkuk
yang lengan kanannya kutung hingga tinggal ujung bajunya
yang kosong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang itu mengenakan jubah panjang berwarna hitam
pekat jidatnya melekuk ke dalam dengan batang hidungnya
lenyap sepasang keningnya menonjol tinggi serta memelihara
jenggot kambing berwarna merah boleh dibilang wajahnya
jelek dan gerak geriknya misterius:
Ternyata tak seorang pun diantara hadirin yang mengenali
orang tersebut.
"Boleh aku tahu siapa nama toheng?" Cing Im totiang
segera menyapa sambil memberi hormat.
Begitu sikakek bungkuk itu bangkit berdiri tubuhnya
langsung saja miring ke sebelah kanan ternyata kaki
sebelahnya pincang Sambil mendehem dingin kakek itu
berkata
"Totiang, seharusnya yang kau tanyakan adalah
pendapatku, soal nama toh bukan masalah penting?"
Pada dasarnya Cing Im totiang memang seorang tosu yang
angkuh dan tinggi hati, hawa amarahnya segera meluap
setelah ketanggor batunya sambil menarik muka segera
ujarnya ketus.
"Apa pendapat toheng memang menjadi kewajiban pinto
untuk menanyakannya, tapi mengingat toheng adalah tamu
undangan dalam pertemuan puncak ini, paling tidak kau tentu
seorang yang punya nama atau kedudukan dalam dunia
persilatan, apa lagi toheng punya pendapat yang hendak
disampaikan, sudah sepantasnya bila kau sebutkan dulu nama
agar semua orang bisa turut meniiai, pantas atau berhakkah
kau untuk mengutarakan pendapat dalam pertemuan ini, lalu
apa salahnya kalau pinto menanyakan dulu namamu?"
Kakek bungkuk itu segera tertawa seram:
"Heeh... hee... hee... kau anggap hanya ciag Im Cu
seorang yang menjadi ketua partai? Memangnya aku bukan
seorang ketua partai juga ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cing Im totiang makin mendongkol, sahutnya ketus.
"Pinto tak ambil peduli kau adalah seorang ciangbunjin atau
bukan, pokoknya setiap orang yang ingin mengemukakan
pendapatnya dalam pertemuan ini harus mengatakan dulu
namanya, bila kau enggan mengemukakan identitas sendiri ini
berarti kau Cuma seorang manusia Cecunguk yang takut
diketahui orang, manusia macam begini apa gunanya ikut
berbicara dalam pertemuan puncak?
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu kakek
bungkuk itu memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, lalu
bentaknya dengan suara dalam.
"Cing Im Cu kau lewat terus terang saja kukatakan aku
masih belum memandang sebelah mata pun terhadap
beberapa orang hidung kerbau dari Go bi pay kalian
selewatnya pertemuan puncak hari ini, akupun ingin mencoba
sampai dimanakah kehebatan ilmu pedang lua pa hong kiam
hoat yang kau banggakan itu. ingin kulihat kemampuan
macam apa yang kau andalkan untuk bersombong diri dimuka
umum."
Tak disangkal lagi ucapan tersebut jelas merupakan
umpatan dan tantangan secara terbuka: Berubah muka Cing
Im totiang setelah mendengar perkataan itu segera teriaknya
dengan suara keras
"Pinto sebagai ketua Go bi pay sudi bertarung melawan
manusia kurcaci tanpa nama macam kau."
Ketua Hoa san pay Siang Han hui buru buru maju melerai
setelah melihat suasana berkembang makin tegang dan
panas, dihampirinya Cing Im totiang lalu katanya, tanpa
mengucapkan sepatah katapun.
Sementara itu Siang Han hui telah menjura pada kakek
bungkuk itu sambil berkata "Bila Loko hendak mengajukan
sesuatu soal, nah katakanlah sekarang juga "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku Yo Leng kong mengepalai partai Tiang pek pay,
kedudukanku ini Cukup berhak untuk angkat bicara bukan?"
Tiang pek pay jarang sekali melakukan suatu gerakan
kedalam wilayah Tionggan sebab kebanyakan anggota
perguruan Tiang pek pay bekerja sebagai pedagang obat
obatan hingga sepanjang tahun mereka hanya melakukan
pergerakan dibukit Tiang pek pay saja.
Kendatipun mereka tak ada waktu senggang untuk
mengembara didalam dunia persilatan, kepandaian silat aliran
Tiang pek pay justru sangat hebat dan luar biasa
anggotanyapun amat banyak dan diketahui secara umum.
Meskipun ketua Tiang pek pay Yo Leng kong sendiri belum
pernah memasuki perbatasan, namun nama besarnya dikenal
pula oleh setiap umat persilatan didaratan Tionggoan. setelah
tertegun sejenak, buru buru Siang Han hui menjura seraya
berkata:
"oooh rupanya Yo loko sudah lama kukagumi nama
besarmu, selamat berjumpa, selamat berjumpa"
Ban lo hujin merasa terkejut pula, serentak ia bangkit
berdiri sambil berkata:
"Maap bila aku tidak mengetahui akan kehadiran Yo
ciangbunjin dari tempat yang jauh, bila pelayanan kami
kurang memadahi harap dimaklumi, Yo ciangbunjin, silahkan
duduk didepan sini"
"Lo hujin terialu memuji"
Tapi tanpa sungkan sungkan ia segera berjalan menuju ke
bagian tamu kehormatan dan duduk disitu.
Seorang dayang berbaju hijau segera muncul
menghidangkan secawan teh wangi. sekali lagi Siang Han hui
menjura seraya berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"pertemuan puncak sedang diselenggarakan entah
pendapat apa yang akan disampaikan oleh Yo loko? Silahkan
saja diutarakan"
"Meskipun Hee Im hong adalah seorang pendekar besar
yang dikagumi setiap orang, sesungguhnya dia licik dan
munafik, manusia macam begini tak pantas diangkat sebagai
Bu lim Bengcu"
Diam diam sipeluru baja Seng Bian tong bersorak memuji
setelah mendengar perkataan itu, akhirnya perkataan yang tak
berani disingkap oleh para ketua sembilan partai, diutarakan
juga oleh ketua Tiang pek pay yang jarang sekali melakukan
perjalanan di dalam dunia persilatan-
Sambil tertawa hambar Siang Han hui segera berkata.
"Yo loko harus sadar, setiap perkataan yang diutarakan
dalam pertemuan puncak dunia persilatan macam begini harus
disertai dengan bukti yang kuat, atas dasar apa Yo loko
menuduh Hee tayhiap licik dan munafik."
"Tentu saja aku berbicara karena punya bukti yang nyata,
sepuluh tahun berselang gara gara mengincar ilmu Sian hong
ciang Hee Im hong telah memancing adik angkatnya si jago
berbaju hijau Huan Tay seng pergi ke bukit Pek sik san dekat
telaga cae ho dan menjerumuskannya ke dalam jurang,
manusia licik dan berbahaya semacam ini bagaimana mungkin
bisa dicalonkan sebagai Bu lim Bengcu?"
Perkataannya ini benar benar merupakan sebuah berita
kejutan yang menggemparkan seketika itu juga para hadirin
dibuat tertegun setelah mendengar ucapan tersebut.
jago berbaju hijau Huan seng memang sudah sepuluh
tahun hilang lenyap tak berbekas dari dunia persilatan,
mungkinkah apa yang dikatakan merupakan kenyataan?
Tiba tiba dari serambil sebelah timur kedengaran seseorang
berseru dengan suara keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ilmu Sian hong ciang yang dimaksudkan Yo ciangbunjin
adalah ilmu silat andalan Hong lui bun dari Lam hay padahal
siJago berbaju hijau Huan Tay seng bukan anggota perguruan
Hong lui bun, mana mungkin ia menguasai ilmu Sian hong
ciang?"
Ketika semua orang berpaling kearah mana berasalnya
ucapan tersebut, ternyata si pembicara adalah seorang lelaki
kurus kecil yang bermata cekung, mukanya berpenyakitan dan
pucat. tapi nada pembicaraannya justru lantang dan
kedengaran amat nyaring.
"Betul" ucap Yo Leng kong, "Sian hong ciang memang
merupakan ilmu silat aliran Hong lui bun dari Lam hay, tapi
kepandaian tersebut sudah punah dari Hong lui bun sejak
seratus tahun berselang.
Pada lima belas tahun yang lalu secara tak disengaja Hee
Im hong dan Huan Tay seng berhasil menemukan sejilid kitab
pusaka didalam sebuah gua batu dibukit Wan san, ternyata
dalam kitab pusaka itu tercantum dua macam ilmu sakti yaitu
sian hong ciang da Lui hwe ci, sebagai sesama saudara angkat
akhirnya yang seorang mendapat ilmu Lui hwee Ci dan yang
lain mendapat ilmu sian hong ciang"
"Kau maksudkan Huan Tay seng mendapat bagian Sian
hong ciang dan Hee Im hong men Lui hwee ci?" seru lelaki
berwajah penyakitan itu menegaskan.
"Memang demikianlah kenyataannya."
"Dari mana Yo ciangbunjin bisa mengetahui persoalan itu
sedemikian jelasnya?"
"Ketika aku sedang mengembara di daratan Tionggoan
sepuluh tahun berselang, Hee Im hong sendiri yang
menceritakan kejadian tersebut kepadaku, apakah hal ini bisa
salah?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih atas petunjuk anda," lelaki berwajah
penyakitan itu segera menjura.
Tiba mencorong sinar tajam dari balik mata Yo Leng kong,
tegurnya keras. "Sebenarnya loko?
Waktu itu lelaki berwajah penyakitan tersebut sudah duduk
ia segera tertawa setelah mendengar pertanyaan itu, ucapnya.
"Aku cuma seorang prajurit tak bernama, akupun bertanya
lantaran rasa ingin tahu."
Mendadak siang Han hui menyela.
"Perkataan dari Yo loko hanya berdasarkan kata kata
kosong tanpa bukti yang kuat penilaian semacam ini tak bisa
dipercaya dengan begitu saja"
Kemudian sambil menjura kepada Ban lo hujin serta wakil
dari sembilan partai besar, ia berkata lebih jauh
"Ban lo hujin, totiang sekalian, bagaimana menurut
pendapat kalian?"
Diam diam sipeluru baja Seng Bian tongjadi curiga, ia
segera berpikir
"Kalau didengar dari nada pembicaraan ciangbunjin,
agaknya ia seperti membelai Hee Im hong, aneh, apa
gerangan yang telah terjadi disini?"
Tiba tiba terdengar Yo Leng kong membentak keras,
walaupun lengan kanannya telah kutung, namun dalam
bentakan tersebut, ujung bajunya yang kosong mendadak
menggulung jatuh satu
Sebagai umat persilatan yang rata rata berilmu tinggi, para
hadirin boleh dibilang memiliki ketajaman mata yang luar
biasa, mereka telah melihat bahwa diantara gulungan ujung
bajunya, tampak lima batang jarum terbang berwarna biru
telah menancap diujung bajunya itu,jelas sudah ada orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berniat membunuhnya dengan sambitan jarum jarum beracun
itu.
Yo Leng kong sendiripun seorang tokoh silat yang luar
biasa, begitu ujung baju kanannya berhasil menggulung
kelima batang jarum terbang tersebut, dengan sorot mata
yang tajam ia segera menoleh kearah mana datangnya
sambitan jarum tadi.
Tampaklah sesosok bayangan manusia yang kurus dan
jangkung sedang meninggalkan tempat duduknya diserambi
timur sambil melarikan diri terbirit birit. Yo Leng kong segera
membentak keras
"Kurangajar, setelah berani membokongku, hendak kabur
kemana lagi...?"
Tiba-tiba ia melejit ke udara sambil menyambar ke depan
dengan kecepatan luar biasa.
jangan dilihat langkahnya, yang terpincang pincang seperti
sulit sekali untuk berjalan, nyatanya ia bisa bergerak bagaikan
seekor burung rajawali raksasa, sekali lejitan ia telah melewati
dan langsung mengejar kearah bayangan hitam tadi
Bayangan manusia yang kurus lagi jangkung itu sempat
berpaling setelah meninggalkan tempat duduknya, sewaktu
melihat Yo Leng kong menyergap kearahnya, dengan ilmu
meringankan tubuh yang sempurna mendadak ia melompati
pagar pekarangan lalu secepat anak panah yang terlepas dari
busurnya meluncur keluar dengan cepatnya.
Tentu saja Yo Leng kong tidak membiarkan musuhnya
kabur dengan begitu saja, sambil tertawa nyaring ia mengejar
dengan cepatnya.
Dalam waktu singkat bayangan tubuhnya telah berada
puluhan kaki jauhnya dari posisi semula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang
dimiliki Yo Leng kong serta bayangan manusia yang kurus
ceking itu kembali semua
(tiba2 ini bagian yg ga nyambung ke mana2)
menangkan mereka?" tanyanya dan Tiong San merasa
seakan akan ia bermimpi. Benarkah ini suara Siang Cu yang
berada dalam pondongannya?
Telah lama sekali ia tidak mendengarkan suara gadis ini
berbicara kepadanya sehingga ia hampir tidak percaya kepada
telinganya sendiri apa lagi karena gadis ini menyebutnya
"engko" sebutan yang amat merdu dan sedap memasuki
telinganya
"Tentu saja aku berani dan dapat mengalahkan mereka"
jawabnya dengan hati berdebar debar, sehingga Siang Cu
yang menempelkan telinganya kedada pemuda itu dapat
mendengar degupan jantungnya
"Kalau begitu mengapa kau berlari lari seperti orang
ketakutan? Mengapa kau tidak melawan dan memberi ajaran
kepada orang orang kurang ajar itu?"
"Mereka adalah utusan utusan kaisar, bagaimana aku dapat
melawan mereka? Bukankah aku akan dicap pemberontak?"
(habis bagian yg ga nyambungnya)
Hong Ci ceng dari Pat kwa bun Ki Cu ho dari Lak hap bun,
ciok Lip sam dari Heng gi bun dan Kwa Tiang tay dari Kay
pang serentak bangkit berdiri kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bersama sama dengan Siang Han hui dari Hoa san pay dan
ceng Im totiang dari Go bi pay yang berada didepan serentak
mereka angkat tangannya ke atas dengan wajah serius dan
berseru bersama sama.
"Kami setuju Hee Im hong diangkat menjadi Bu lim Bengcu
angkatan keempat"
Seruan ini segera disambut dengan tempik sorak yang
gegap gempita dari para hadirin yang berada dalam ruang
tengah, kedua sisi serambi maupun didepan pelataran, semua
orang berseru memberi selamat atas terpilihnya Bengcu baru
mereka.
Sen Bian tong duduk terbelalak dengan wajah tertegun,
kejadian ini tak pernah tersangka sebelumnya ia tak
menyangka kalau Hee Im hong bisa menangkan dukungan
total dari kesembilan partai besar untuk mengangkat dirinya
sebagai Bu lim Bengcu.
Tapi dengan terjadinya peristiwa ini, rasa curiganya makin
lama semakin mendalam pula tanpa terasa pikirnya
"jangan jangan telah terjadi sesuatu ketidak beresan
terhadap para ketua dari sembilan partai besar?"
Sementara dia masih dicekam oleh pelbagai rasa curiga
yang meluap Ban lo hujin telah berkata lagi
"pertemuan puncak telah menetapkan Hee Im hong, Hee
tayhiap sebagai Bu lim Bengcu yang baru. ini berarti
pertemuan puncak pun telah berakhir, terima kasih banyak
atas kehadiran hadirin sekalian"
Kembali semua orang bertepuk tangan dengan riuh.
Suara mercon bergema amat ramai diluar pintu gerbang
Kui Im san ceng sebagai pertanda berakhirnya pertemuan
puncak, disamping kembali oleh Ban lo hujin, sembilan partai
besar bersama sama mengundurkan diri dari ruang tengah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Para jago persilatan yang turut menghadiri pertemuan
puncak inipun segera membubarkan diri dan kembali ke
rumah masing masing.
Ketika Ban lo hujin beserta rombongan memasuki ruang
sidang dihalaman kedua, Soh Han sim telah menanti didepan
pintu dengan senyum dikulum, segera ujarnya.
"Ban lo hujin, kionghi atas keberhasilanmu
menyelenggarakan pertemuan puncak ini bisa selesai, dengan
begini lo hujin pun telah memberikan pertanggungjawabanmu
kepada seluruh umat persilatan dikolong langit."
ooodowooo
Ban lo hujin segera mendengus dingin.
"Hmm, aku hanya berharap soh congkoan belum lupa
dengan persetujuan yang telah diberikan"
"ooh, tentu saja, masa aku berani mengingkari janji
terhadap lo hujin?"
Sambil tertawa dibuat buat ia berpaling kearah ketua
sembilan partai dan katanya lagi
"sekarang, saudara sekalian boleh beristirahat dulu"
Baru selesai ia berkata, Siang Han hui sekalian bersembilan
benar benar menurut perkataannya dan masuk kedalam
ruangan sebelah kanan-
"Mau apa mereka itu?" Ban lo hujin segera bertanya.
Agaknya dia masih belum tahu kalau kesembilan orang
ketua partai itu, ada tujuh orang diantaranya yang gadungan.
cepat cepat Soh Han sim mengeluarkan sebungkus obat
penawar racun dan berkata sambil tertawa.
"Apabila lo hujin kurang yakin, mari kuantar lo hujin untuk
masuk kedalam ruanganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
"Hmmm..." Ban lo hujin mendehem.
soh Han sim segera melangkah maju ke depan sambil
serunya lagi "Silahkan lo hujin"
Ban lo hujin tidak banyak berbicara lagi, dia segera berjalan
lebih dulu menuju ke ruang sebelah kanan diikuti Soh Han sim
dari belakang.
Ruangan disebelah kanan ini terbagi menjadi ruang muka
dan belakang, ruang bagian depan berbentuk persegi panjang
dan sangat lebar sekali.
Ketika Ban lo hujin melangkah masuk ke dalam ruangan
tersebut, dalam sekilas pandangan saja ia telah jumpai
kesembilan wakil yang baru saja kembali bersamanya, kini
telah tergeletak diatas tanah semua dengan mata terpejam
rapat rapat dan kembali berada dalam keadaan tak sadar.
Kejadian ini diam diam mengejutkan hati, tanpa terasa dia
berpikir:
"Heran, mengapa mereka benar benar membaringkan diri
ketika Soh Han sim menyuruh mereka pergi beristirahat?
jangan jangan ada sesuatu yang tak beres?"
la sama sekali tidak tahu kalau orang yang terkena racun
Kay ko san selamanya berada dalam keadaan tak sadar dan
belum pernah jernih pikirannya, selain itu telah muncul tujuh
orang gadungan yang mengikuti pertemuan puncak tadi,
ketika kembali kesitu secara diam diam pula mereka kabur
lewat pintu ruangan sebelah belakang
-oo0dw0oo-
Jilid 38
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hanya Cing Im totiang dari Go bipay dan Kwa Tiang tay
dari Kay pang saja berada dalam keadaan sadar tanpa
terpengaruh tapi sekarang mereka pun turut membaringkan
diri demi mengelabuhi pandangan orang lain-
Soh Han sim yang masuk ke dalam ruangan mengikuti
dibelakang Ban lo hujin segera maju beberapa langkah lebih
Cepat dan serunya sambil menjura "Lo hujin, sekarang juga
akan kuberikan obat penawar racunnya kepada mereka"
Dengan cepat dia membuka sebuah bungkusan kertas dan
mengambil sebutir pil berwarna putih yang segera dimasukkan
ke dalam mulut Kwa Tiang tay dari Kay pang menyusul
kemudian satu persatu dia memberi pil tadi kepada
kesembilan orang yang berbaring diatas tanah itu.
(Padahal Cing Im dari Go bipay dan Kwa Tiang tay dari Kay
pang hanya pura pura memejamkan matanya berlagak
pingsan, namun Soh Han sim tak bisa tidak untuk
bersandiwara secara sungguh sungguh dengan mencekoki
mereka berdua dengan pil pemunah racun juga )
Dengan seksama Ban lo hujin mengikuti di belakangnya,
sampai semua orang telah diberi obat penawar racun itu, dia
baru menghembuskan napas lega.
Selesai membagikan obat penawar racun itu Soh Han sim
segera mengundurkan diri kedepan pintu kemudian bertepuk
tangan dua kali...
Ban Tiong tat yang berdiri dimuka pintu cepat cepat berlari
masuk kedalam lalu tanyanya sambil tertawa paksa.
"Soh congkoan apakah kau ada suatu persoalan?"
Sambil membungkukkan tubuhnya membopong tubuh Kwa
Tiang tay dari Kay pang Soh Han sim segera berkata.
"Ban congkoan tolong aku boponglah keluar orang orang
tersebut."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sembari berkata dia telah membopong tubuh Kwa Tiang
tay dan segera diletakkan kembali ditempat duduknya semula
ditengah ruangan sidang
Secara bergilir kedua orang itu segera bekerja keras
memindahkan kawanan jago tersebut dari ruang dalam
menuju keruang sidang dalam waktu singkat kesembilan
orang tadi telah ditempatkan pada kedudukannya semula.
selesai bekerja Soh Han sim baru memberi hormat kepada
Ban lo hujin sambil ujarnya:
"Lo hujin, sebentar lagi atasanku bakal tiba disini, sedang
orang orang yang berada disinipun dalam seperminum teh
kemudian akan sadar kembali, lebih baik Lo hujin
mengundurkan diri lebih dulu dari sini, kemudian baru masuk
dengan mendampingi atasanku, dengan demikian tindak
tandukmu baru tak akan mencurigakan orang"
"Jadi Hee tayhiap telah datang?" tanya Ban lo hujin dengan
suara dingin.
"Atasanku mengatakan akan tiba pada tengah hari,
semestinya dia atas tiba tepat pada saatnya"
"Baiklah" sahut Ban lo hujin kemudian setelah termenung
sejenak, ia membalikkan badan dan beranjak keluar dari
ruangan kepada Ban Tiong tat serunya kemudian
"Tiong tat cepat kau undang Siau Cing agar pergi
bersamaku keluar kampung untuk menyambut kedatangan
Hee tayhiap"
"Baik" sambil mengiakan dengan hormat tergesa gesa Ban
Tiong tat mengundurkan diri dari situ
Baru saja Ban lo hujin melangkah keluar dari ruang depan
seorang centeng bagian penerimaan tamu telah berlari masuk
dengan langkah tergesa gesa begitu melihat Ban lo hujin dia
segera menghentikan langkahnya sambil mempersembahkan
sebuah kartu nama besar seraya ujarnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lapor lo hujin Hee Bengcu telah datang"
Sementara pembicaraan berlangsung Ban Sian ceng dan
Ban Huijin berdua telah muncul bersama Ban Tiong tat.
Ban lo hujin segera mengulapkan tangan kepada centeng
itu lalu sambil berpaling ke arah Ban Sian ceng ujarnya.
"Hee tayhiap telah datang kalian berdua ikuti diriku untuk
menyambut kedatangannya."
"lbu..." Ban Sian ceng berbisik dengan suara amat lirih dan
ragu...
Rupanya dia merekam terjadinya banyak keanehan dan
kejanggalan yang sangat mencurigakan didalam pertemuan
puncak barusan oleh sebab itu dia mencoba untuk mencari
kabar dari pembicaraan dengan ibunya.
cepat cepat Ban lo hujin menukas "Hayo cepatjalan"
Sembari berkata cepat cepat dia berlalu dari situ:
Terpaksa Ban Sian ceng dan Ban Huijin harus mengikuti
dibelakang ibunya keluar dari perkampungan.
Kawanan jago dari pelbagai daerah yang berkumpul dibukit
Hong san untuk menghadiri pertemuan puncak belum lagipada
bubar ketika melihat kedatangan Hee Bengcu, tentu saja
mereka semua mengurungkan niatnya untuk pergi dan
bersama sama mengerubungi.
Ada diantara mereka yang ingin mempererat gabungannya
dengan sang Bengcu ada yang ingin berjabatan tangan atau
berbicara beberapa patah kata atau ingin menunjukkan bahwa
dia kenal dengan Bengcu yang baru ini sehingga bisa dijadikan
bahan kesombengan dikemudian waktu.
oleh sebab itu tatkala Hee Bengcu sampai didepan pintu
perkampungan Kui Im ceng ia telah dikerubungi oleh pelbagai
jago dari berbagai aliran diiringi suara tempik sorak yang
gempita suasana ramai sekali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee Im hong disebut orang sebagai Hway lam tayhiap
selama dua puluh tahun terakhir ini diapun mempunyai nama
besar dan kedudukan yang terhormat didalam dunia
persilatan, sehingga disanjung dan dihormati orang banyak.
Tapi dikerubuti begitu banyak orang sambil diiringi tempik
sorak yang gegap gempita, barupertama kali ini dia rasakan,
dan keadaan tersebut benar benar mencerminkan gaya dari
seorang Bengcu.
sebagai manusia munafik yang pura pura berwatak baik,
tentu saja ia manfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik
baiknya untuk menarik simpati orang lain terhadapnya.
Dengan senyum dikulum, ia berjabatan tangan dengan
siapa saja dan menyapa siapa pun yang ditemukan olehnya
dia ingin menanamkan kesan didalam hati semua orang
bahwa Bu lim bengcu kali ini adalah seorang jago yang ramah,
jujur, polos dan sUka bergaul dengan siapa saja.
oleh karena itu sepanjang jalan dimana ia lalu, tepuk
tangan yang meriah bergema dimana mana hal ini
menandakan kalau semua orang merasa amat puas dengan
terpilihnya bu lim Bengcu yang baru terpilih ini.
orang yang mengikuti dibelakang Hee bengcu hanya
seorang saja, yaitu congkoan dari Benteng keluarga Hee, ciu
Kay seng.
ALWAYS Link cerita silat : Cerita silat Terbaru , cersil terbaru, Cerita Dewasa, cerita mandarin,Cerita Dewasa terbaru,Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Pemerkosaan Terbaru
{ 1 komentar... read them below or add one }
Ekiosku.com Jual Beli Online Aman Menyenangkan
Commonwealth Life Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik Indonesia
Posting Komentar