BAB 1 Kang-lam untuk para Pelancong
Semua orang mengatakan kalau Kang-lam sangat indah,
sebutan para pelancong ini cocok untuk orang Kang-lam,
airnya biru seperti langit, dari perahu kita bisa mendengar
suara air hujan yang turun membasahi bumi:
Usiamu belum tua jangan dulu pulang ke desa sebab akan
membuat kita menjadi sedih. Usia belum tua....
Nyanyian ini sudah selesai tapi dua kalimat terakhir diulangi
dua kali, yang menyanyikan lagu ini adalah seorang penyanyi
wanita yang terkenal yang bernama Hun Ki-hoa, terlihat
mulutnya terbuka, tapi dua kalimat terakhir tidak sanggup
dinyanyikan lagi. Wajahnya pucat karena terkejut.
Semua terjadi karena ada seorang pemuda yang duduk di
sebelahnya sudah menodongkan pedang ke tenggorokannya.
Sekarang Sha-gwee (bulan 3), pada bulan-bulan seperti ini
selalu turun hujan, apalagi sekarang sore hari, siapa pun jadi
merasa semakin masygul.
Bu-hong-ki adalah sebuah rumah makan terkenal yang
letaknya di Su-hai, pengurus perusahaan perjalanan Su-hai
yang bernama Souw Thian-sia baru menerima sebuah
transaksi sebesar 400.000 tail perak. Transaksi ini berasal dari
seorang pedagang garam yang sudah lama sukses. Karena
sudah tua dia telah menjual semua usahanya. Harta yang
senilai 400.000 tail perak ini sangat banyak. Jarak dari Kimleng
ke Su-chuan yang ribuan li, membawa uang dengan
jumlah begini banyak membuat pengusaha garam itu khawatir
kalau hartanya akan dirampok di tengah jalan. Maka dia
menyewa tenaga perusahaan perjalanan Su-hai untuk
melindungi serta mengantarkan dia pulang ke kampung
halamannya. Perusahaan perjalanan Su-hai sangat terkenal,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ketua perusahaan perjalanan yang bernama Kie Tiang-lim
berilmu tinggi, 4 anak buahnya adalah orang-orang terkenal
dijuluki 'Kim-leng-su-seng' (Empat ahli dari Kim-leng).
Souw Thian-sia adalah Kiam-seng (Ahli pedang) salah
seorang Kim-leng-su-seng, yang lainnya To-seng (Ahli golok)
bernama Bu Ta-kuang, Kie-seng (Ahli golok yang bergerigi)
bernama Lim Piauw-leng, Pian-seng (Ahli cambuk) Oh Yancauw,
mereka berempat mempunyai keahlian masing-masing,
dan mereka adalah orang yang terkuat di bidang mereka.
Maka saat mereka diundang Kie Tiang-lim untuk
membantunya, ketiga orang ahli ini bersedia membantu, Souw
Thian-sia mempunyai ilmu paling tinggi, ilmu silatnya hanya
sedikit di bawah Kie Tiang-lim.
Memang transaksi kali ini harus dipegang langsung oleh Kie
Tiang-lim, pedagang garam itu memberikan 20% dari jumlah
uang yang dibawanya sebagai upah melindungi di sepanjang
perjalanan. Berarti Su-hai bisa mendapatkan 80.000 tail perak,
nilai sebesar itu sama dengan keuntungan yang diperoleh
perusahaan perjalanan Su-hai selama setengah tahun. Tapi
karena beberapa hari lagi adalah ulang tahun Kie Tiang-lim
yang ke-60, teman-teman dunia persilatannya ingin memakai
kesempatan ini untuk berkumpul. Kalau berkumpul tentu saja
harus ada orang yang melayani, maka dengan terpaksa dia
menyuruh Souw Thian-sia menggantikan dia menjalankan
tugas ini.
Karena besok paginya mereka akan berangkat, maka
sebelumnya Souw Thian-sia menjamu pedagang garam itu
dan memanggil penyanyi wanita terkenal untuk menghibur
mereka, tapi saat mereka sedang bersenang-senang tiba-tiba
ada orang yang datang mengacau, hingga orang-orang
menjadi marah!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Alis Souw Thian-sia juga berkerut, dia melihat yang
melakukan kekacauan adalah seorang pemuda berusia sekitar
20 tahun lebih, walaupun memegang pedang tapi sepertinya
dia bukan orang persilatan, apalagi pedangnya tidak tajam.
Setelah di teliti lagi ternyata dia adalah seorang pelajar yang
sama sekali tidak menunjukkan pengalaman hidup, karena
Souw Thian-sia adalah seorang pesilat terkenal, dia berusaha
menahan diri, dia hanya tertawa lalu bertanya, “Apa maksud
Heng-te melakukan hal ini?”
Pemuda itu menarik pedangnya dan dengan serius
menjawab, “Tidak ada apa-apa, aku hanya tidak suka katakata
terakhir tadi, itu saja!”
Pedagang garam yang bernama Thio Yan-to menjadi marah
karena merasa terganggu sebab dia sedang menikmati
keindahan lagu, apalagi setelah mendengar jawaban pemuda
itu, membuat dia tambah tidak suka, dengan suara berat dia
berkata, “Tuan masih muda, kelihatan seperti seorang pelajar,
mengapa begitu tidak tahu aturan? Kami minum arak sambil
mendengarkan nyanyian, apa hubungannya denganmu? Kalau
kau tidak suka, menjauhlah sedikit!”
“Di sini adalah rumah makan, semua orang boleh datang
dan pergi sesukanya, apa alasanmu menyuruhku pergi?”
Thio Yan-to adalah bekas seorang pejabat, biasanya tidak
ada orang yang berani melawannya, maka dia berteriak, “Kau
sudah tahu semua orang boleh datang, mengapa kau malah
melarangnya bernyanyi? Nona Hun, teruskan nyanyianmu tadi
dan nyanyikan dua kalimat terakhir itu!”
Tapi kata-katanya belum selesai, lehernya terasa dingin
ternyata pedang tumpul itu sudah berada di lehernya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Thio Yan-to memang sudah terbiasa membentak orang tapi
apa yang dia alami sekarang benar-benar membuatnya
terkejut. Rasa terkejut ini membuat tubuhnya yang penuh
dengan daging terus bergoyang-goyang dia tidak sanggup
bicara lagi.
Souw Thian-sia melihat pemuda itu mengancam Thio Yanto
dengan pedang, dia segera berdiri dan berusaha merebut
pedang itu.
Tapi gerakan pemuda itu lebih cepat dibandingkan dia,
begitu pergelangan tangannya diputar, dia sudah menghindar,
Souw Thian-sia dijuluki 'Kiam-seng' tentu saja ilmu pedangnya
sangat tinggi. Walaupun dengan tangan kosong, jurusjurusnya
tetap lihai. Dalam pikirannya pedang pemuda itu
pasti bisa direbutnya, siapa sangka ternyata pemuda itu bisa
menghindar, dia terkejut dan merasa tidak boleh memandang
sebelah mata kepada pemuda itu.
Saat dia melihat pedang lawannya rasa terkejutnya
bertambah lagi, sebab di atas pedang itu sudah menempel
segumpal rambut berwarna putih. Rambut putih itu adalah
rambut dari janggut milik Thio Yan-to.
Dengan pedang tajam memotong rambut atau janggut
rasanya tidak aneh, pedang yang dipegang pemuda itu belum
diasah, pedangnya masih tumpul tapi begitu dia
menggerakkan pedang ternyata bisa memotong janggut
orang, dari sini dapat diketahui kalau tenaga dalam orang ini
tidak lemah, boleh dikatakan pedang tumpul menjadi pedang
hidup.
Thio Yan-to masih tidak, sadar kalau janggutnya sudah
tertebas, dia masih mengira begitu Souw Thian-sia beraksi
maka pemuda itu akan segera melepaskan pedang dari
lehernya, dia masih mengira Souw Thian-sia bisa mengatasi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pemuda itu, maka dia berteriak, “Pengurus Souw, cepat
tangkap bocah ini!”
Pemuda itu tertawa dingin, “Thio Tay-ya, kau sudah
mundur dari posisi sebagai pejabat, kau tidak punya hak lagi
sembarangan menangkap orang.”
Thio Yan-to masih tidak mengerti, dia tetap marah dan
berteriak, “Pengurus Souw, cepat tangkap dia! Semua pejabat
di sini adalah temanku, setelah kau menangkapnya, aku akan
membuat surat pengantar supaya dia di penjara selama 8-10
tahun.”
Sikap pemuda itu masih dingin, “Pengurus Souw,
perusahaan perjalanan Anda sangat terkenal di dunia
persilatan dan ketua perusahaan perjalanan Su-hai adalah
seorang pendekar, kalian Kim-leng-su-seng juga sama
terkenalnya, maka aku masih menghormati kalian, tapi kalau
Tuan lupa pada kebenaran dan ingin menjadi tameng pejabat
korup ini, aku tidak akan sungkan-sungkan lagi kepada
kalian!”
Thio Yan-to sangat terkenal dengan perbuatan korupnya,
kali ini dia pensiun dan ingin pulang kampung, karena laporan
seseorang kepada atasannya, untung dia pintar dalam
pergaulan, dengan segala cara dia masih bisa
mempertahankan kepalanya. Setelah Souw Thian-sia
mendengar kata-kata pemuda ini wajahnya menjadi merah,
dia tetap menahan emosinya, “Kami hanya orang-orang yang
membuka usaha, kalau ada orang yang ingin bertransaksi
dengan kami tentu kami akan menerimanya, masalah lainnya
kami tidak mau turut campur!”
Pemuda itu tertawa, katanya, “Kecuali membuka
perusahaan perjalanan, melindungi barang yang dibawa,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
apakah Pengurus Souw akan menjadi tukang pukul atau
menangkap orang dengan sembarangan?”
Souw Thian-sia tidak bisa membantah, dia hanya berkata,
“Hari ini aku menjamu tamu-tamuku, wajar kalau aku
melindungi tamuku, kalau Tuan bersikap demikian, sepertinya
kau mencari masalah dengan kami.”
Kata pemuda itu, “Bagaimana menurut Pengurus Souw
sendiri?”
Souw Thian-sia adalah orang yang berpengalaman, dengan
nada mengajak bertarung dia segera mempunyai jawaban
yang tepat, dia tersenyum dan berkata, “Tuan tahu sendiri, di
tempat terbuka seperti ini kau sembarangan mengeluarkan
pedang dan mengancam orang, kau sendiri seharusnya tahu
apa yang harus kau lakukan sekarang!”
Pemuda itu dengan sangat enak menjawab, “Pengurus
Souw bisa melihat dengan jelas kalau pedangku ini belum
diasah, dan ujung pedang pun masih tumpul, dengan pedang
seperti ini apakah aku bisa melukai orang dan bisa membuat
orang merasa terancam?”
“Tapi gerakan Tuan tadi termasuk mengancam, aku adalah
orang persilatan, aku tidak mau membuat masalah, asalkan
kau meletakkan senjata dan meminta maaf, itu sudah
cukup....”
Thio Yan-to segera berteriak, “Kau tidak boleh melepaskan
dia begitu saja! Dengan cara apa pun kau harus
menangkapnya, Pengurus Souw!”
Souw Thian-sia mulai marah dia menjawab dengan dingin,
“Thio Tay-ya, kami hanya bertanggung jawab mengantarkan
barang sampai ke tempat tujuan, tapi kami tidak berkewajiban
demi tamu harus berkelahi atau menangkap orang!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Thio Yan-to benar-benar tidak menyangka Souw Thian-sia
akan menjawab demikian, dia terpaku kemudian baru
berteriak, “Tapi aku sudah membayar banyak kepada kalian,
ongkos-ongkos itu termasuk melindungiku dan juga hartaku!”
“Betul, kalau barang yang kami bawa hilang, kami akan
bertanggung jawab mengganti semua kerugian, sedangkan
terhadap keamanan dan keselamatan Tay-ya, kami juga wajib
melindunginya tapi tidak menggantinya karena nyawa orang
sangat berharga. Tapi Tay-ya jangan khawatir, kecuali kalau
kami mati semua, kalau tidak kami tidak akan membiarkan
Anda terluka, tanggung jawab kami hanya sampai di sana, dan
dalam kontrak kita bukankah sudah tertulis dengan jelas?”
“Kontrak baru saja selesai dibuat, barang yang “ kami bawa
belum berangkat, apakah Tay-ya merasa kami tidak
bertanggung jawab? Anda boleh menarik kembali kontrak itu
dan mencari perusahaan perjalanan yang lain!”
Thio Yan-to segera terdiam, dulu dia pernah mengirim
hartanya pulang kampung, tapi selalu saja dirampok, tapi
setelah mengenal perusahaan perjalanan Su-hai, beberapa kali
dia mengirim hartanya dan dengan aman sampai di tempat
tujuan, maka selain perusahaan perjalanan Su-hai tidak ada
perusahaan perjalanan lain yang pekerjaannya rapi, terpaksa
dia menutup mulut dan menekan kemarahannya.
Pemuda itu melihat Souw Thian-sia mengambil sikap tegas,
dia seperti merasa puas, dia menarik kembali pedangnya dan
berkata, “Pengurus Souw, Anda benar-benar seorang
pendekar, aku anggap hal ini sudah selesai!”
Dia akan meninggalkan tempat itu, tapi Souw Thian-sia
sudah berkata, “Heng-te tunggu, kau belum membereskan
masalah denganku!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Sambil menoleh pemuda itu bertanya, “Masalah apa?”
“Tinggalkan senjatamu dan minta maaf!”
“Minta maaf kepada pejabat korup ini?”
“Tidak! Karena perbuatanmu tertuju kepada perusahaan
perjalanan kami, kalau kau tidak mau minta maaf, bagaimana
kami akan menjalankan usaha perjalanan ini?”
“Kalau aku tidak mau mengakui kesalahan?”
“Terpaksa aku akan menghukummu!”
“Baiklah, memang Kim-leng-su-seng sangat terkenal, aku
ingin tahu sampai di mana kehebatan kalian? Hanya saja
tempat ini tidak cocok!”
“Betul, tempat dan waktunya boleh ditentukan olehmu!”
“Sekarang aku masih ada keperluan, aku tidak bisa lamalama
berada di sini, bagaimana kalau tepat pada saat ketua
perusahaan Anda berulang tahun yang ke-60, aku akan
datang untuk memberi selamat, sekalian membereskan
masalah kita.”
“Rasanya saat itu tidak tepat, sebab besok aku akan
berangkat mengantarkan barang-barang Tuan Thio....”
Pemuda itu tersenyum dan berkata, “Lebih baik Tuang
Souw tunggu sampai 1-2 hari, karena masalah kita belum
selesai, barang yang kau bawa juga tidak akan aman.”
“Apakah Heng-te ini sudah lama mengincarku?”
Pemuda itu menggelengkan kepala, “Tidak, aku memang
sudah lama tidak suka dengan pejabat korup ini tapi aku tidak
punya masalah dengan perusahaan perjalanan Anda, hanya
khawatir bila Tuan Souw mengantarkan barang dan terjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
sesuatu, kecurigaan akan diarahkan kepadaku, dan aku akan
jadi kambing hitamnya!”
Mendengar kata-katanya, sepertinya masih ada maksud
lain, Souw Thian-sia benar-benar marah, tapi dia berusaha
menguasai diri, dengan nada datar dia berkata, “Baiklah, kita
akan bertemu esok lusa, apakah Heng-te bisa menyebutkan
she dan nama perguruan, serta tempat lahir....”
Pemuda itu berpikir sebentar dan berkata, “Boleh saja, aku
she (marga) Lim, namaku Hud-kiam, tentang dari mana
perguruanku, maaf aku tidak bisa memberitahu, karena aku
memang tidak masuk perguruan mana pun, tentang tempat
lahirku Anda lebih-lebih tidak perlu tahu.”
Kemudian dia mengeluarkan sepotong uang berwarna
perak, pelan-pelan dia meletakkannya di atas meja, kemudian
mengeluarkan satu tail emas, dia meletakkannya di depan Hun
Ki-hoa, “Nona Hun, maaf tadi membuatmu terkejut, ini ada
sedikit hadiah sebagai permintaan maaf dariku, tapi lain kali
kalau menyanyikan lagu Kang-lam-hoo, lebih baik 2 kalimat
terakhir dihilangkan saja karena tidak enak didengar.”
Diiringi pandangan banyak orang dia turun dari loteng,
begitu sosoknya menghilang, Thio Yan-to dengan marah
berkata, “Pengurus Souw, mengapa kau membiarkan dia
pergi?”
Souw Thian-sia tertawa kecut, “Bagaimana tidak
melepaskan dia, kalau bisa menahannya sudah dari tadi
kulakukan.”
“Apakah dia begitu lihai?” tanya Thio Yan-to.
“Nama Lim Hud-kiam belum pernah kudengar di dunia
persilatan, tapi ilmu silatnya sangat tinggi, untung Tuan hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kehilangan segumpal janggut dan nyawa Anda tidak
melayang, itu sudah beruntung!”
Dengan cepat Thio Yan-to mengelus janggutnya, dia baru
sadar kalau janggutnya yang berbentuk seperti janggut
kambing hanya tersisa 1 inci lagi, dia terkejut dan dengan
sedih berkata, “Pengurus Souw, mengapa tidak dari tadi kau
memberitahuku, janggut ini sudah kupelihara selama puluhan
tahun. Menurut buku ramal, janggut ini bisa memberikan istri
dan anak yang baik, bisa membuat makmur, semua
mengandalkan Hong-sui dari janggut ini, sekarang janggutku
hilang....”
Kata Souw Thian-sia, “Seperti apa wibawa Tuan, aku tidak
tahu, tapi kelihatannya pemuda itu sangat tidak menyukai
Tuan, kalau aku memberitahu kalau janggut Tuan sudah
hilang pasti Tuan akan marah, kalau kata-kata Tuan tidak
berkenan di hatinya dia akan membunuh Tuan, dan aku tidak
bisa mengganti nyawa Tuan!”
“Apakah ilmu silatnya lebih tinggi dari Pengurus Souw?”
“Sulit dikatakan karena kami belum pernah bertarung, tapi
melihat peristiwa tadi dengan sebilah pedang tumpul dia bisa
menebas janggut Tuan, berarti ilmu silatnya tidak berada di
bawahku, aku tidak menyangka akan bentrok dengan orang
ini, sedangkan senjata yang biasa kupakai masih berada di
kantor perusahaan perjalanan, aku bukan lawannya kalau
melawan dengan tangan kosong....”
Thio Yan-to tampak terpaku, setelah itu dia baru bertanya
lagi, “Sepertinya perjalanan kita akan tertunda, tapi
keluargaku sudah bersiap-siap....”
“Terpaksa perjalanan ini harus ditunda, sebab mendengar
perkataannya, selama perjalanan nanti sepertinya sudah ada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
yang mengincar barang yang Tuan bawa, aku tidak sanggup
melawan kalau hanya mengandalkan kekuatanku sendiri, aku
harus mencari orang untuk membantuku, berarti harus
menunggu sampai selesai pesta ulang tahun ketua kami baru
bisa mencari tenaga bantuan....”
“Kalau begitu, berarti harus menunggu selama beberapa
hari lagi?”
“Benar, kontrak telah dibuat, kantor kami harus
bertanggung jawab atas keamanan harta benda Tuan, kalau
Tuan Thio ingin membatalkan kontrak, kantor kami akan
menyambutnya dengan baik, memang kami menerima ongkos
perjalanan dengan harga tinggi, tapi tanggung jawab kami
terhadap perjalanan ini juga sangat berat....”
Dengan serius Souw Thian-sia berpesan, “Aku harap selama
perjalanan nanti, Tuan harus lebih bisa menahan diri, karena
perjalanan kita kali ini ke Su-chuan sangat jauh, sepanjang
perjalanan nanti kita akan bertemu berbagai macam orang,
kalau kita membuat mereka tersinggung, akan timbul masalah
besar, bagi kami sebagai pengawal perusahaan perjalanan
paling-paling hanya gugur karena tugas, tapi bagi Tuan
sepertinya tidak pantas.”
Dengan terpaksa Thio Yan-to terus mengangguk, dia tidak
jadi minum arak dan buru-buru ingin pulang. Sewaktu pelayan
datang untuk menagih pembayaran, mereka baru tahu kalau
uang perak dan uang emas yang ditinggalkan Lim Hud-kiam
tadi menancap ke dalam meja. Souw Thian-sia harus
mencongkelnya baru bisa mengeluarkan uang itu, hal ini
membuat Thio Yan-to semakin takut, sebab Lim Hud-kiam tadi
hanya meletakkan uang itu dengan pelan sampai suara pun
tidak terdengar, ternyata uang itu menancap dengan dalam,
dapat dibayangkan kemampuan ilmu silatnya seperti apa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Bulan 3 tanggal 28 Cuaca masih turun hujan, demi
merayakan ulang tahun ketua yang ke-60, mereka pun mulai
sibuk, teman-teman dari jauh dalam waktu 1-2 hari ini akan
segera tiba, tapi pada malam bulan 3 tanggal 27, orang yang
minum arak merasa semua ini tidak menyenangkan.
Bulan 3 tanggal 28 pagi, di kantor perusahaan perjalanan
mulai dibuat panggung, semua orang sedang menyibukkan
diri, tapi wajah mereka terlihat tegang, senjata terselip di
pinggang mereka, sepertinya mereka sudah siap kalau ada
musuh yang datang menyerang, orang lain yang melihatnya
merasa aneh.
Semua mengira karena malam kemarin Souw Thian-sia dan
pemuda itu sudah berjanji akan bertarung pada hari ini, tapi
sebenarnya Kie Tiang-lim mempunyai kekhawatiran lain, itu
karena teman lamanya... Pendekar Hun-lam yang bernama In
Tiong-ho tiba-tiba datang dan membawa kabar yang membuat
orang bergetar.
Dulu ketika Jit-in-sin-liong Kie Tiang-lim berkelana di dunia
persilatan, dia sangat terkenal dengan sebilah pedang dia
menjelajahi utara dan selatan, dia juga berhasil membunuh
iblis terkenal di Hun-lam, Lo-toa dari Lan-tiang-sam-sat, Angbin-
sat-sin (Elmaut berwajah merah), Yu Ta-tong, melukai
Hek-bin-sat-sin (Elmaut berwajah hitam) Yu Ji-tong, dan Lanbin-
sat-sin (Elmaut berwajah biru) Yu Sam-tong, mereka
masing-masing buntung sebelah tangannya, itu terjadi 20
tahun yang lalu, setelah itu Lan-tiang-sam-sat menghilang dan
tidak pernah muncul lagi.
Tapi sewaktu In Tiong-ho datang untuk memberi ucapan
selamat ulang tahun kepada teman baiknya, di tengah
perjalanan dia melihat jejak mereka, jumlah mereka 6 orang,
kecuali Siang-sat yang sudah buntung sebelah tangannya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
masih ada lagi 2 laki-laki muda dan 2 gadis muda, ke empat
orang muda ini pura-pura membuat sebuah pertunjukan dan
berkelana di dunia persilatan, dan kebetulan mereka satu
perahu dengan In Tiong-ho dalam perjalanan ke arah timur.
Kalau In Tiong-ho melakukan perjalanan selalu berpakaian
rapi, hingga tidak membuat mereka yang satu perahu
dengannya merasa curiga, di perahu mereka juga memainkan
pertunjukan untuk mencari uang, mereka melakukan
demontrasi dengan melemparkan jarum pada benda yang
sedang terbang, yang memperagakannya adalah 2 gadis
muda, mereka membawa sebuah sangkar burung, kemudian
burung dilepaskan sepasang demi sepasang, mereka
mengarah burung itu dengan jarum bajanya.
Terakhir mereka melepaskan semua burung dari
sangkarnya, dan salah satu dari perempuan muda itu
melayangkan tangannya, semua burung yang terbang itu
terkena senjata rahasianya hingga jatuh ke sungai, mereka
mengambil burung yang jatuh ke sungai dan diperlihatkan
kepada para penonton, burung-burung itu ada yang terkena di
matanya, masuk dari mata kiri keluar dari mata kanan.
Dua orang laki-laki mudanya tidak memberikan
pertunjukan, begitu juga dengan Lan-tiang-siang-sat tapi
mereka memegang sebuah senjata, warna senjata itu biru
kehijauan, melihat senjata itu orang pasti langsung tahu kalau
senjata mereka beracun. Kelompok ini tiba di Bu-ouw dan
mereka segera turun, tidak perlu diragukan lagi mereka
datang ke Kim-leng tentu untuk membalas dendam, dulu Lantiang-
sam-sat mempunyai ilmu yang hebat. Sekarang 20 tahun
telah berlalu, mereka pasti sudah mempunyai persiapan yang
cukup, hal inilah yang membuat Kie Tiang-lim khawatir.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Mengenai Lim Hud-kiam itu hanyalah masalah kecil,
untungnya dia malah menghalangi kepergian Souw Thian-sia,
membuat perjalanan mereka diundur. Kalau tidak Souw Thiansia
yang membawa barang milik Thio Yan-to akan bertemu
mereka melalui jalan air, di Kim-leng pasti sudah ada yang
merencanakan merampok barang yang dibawa oleh Souw
Thian-sia.
Siang hari, bos-bos yang tinggal di kota Kim-leng datang
untuk memberikan ucapan selamat, karena Kie Tiang-lim
mempunyai masalah yang gawat, dia tidak terlalu
bersemangat melayani para tamu yang datang ke rumahnya.
Dia hanya mempersilahkan tamunya masuk ke ruangan.
Tiba-tiba To-seng Bu Ta-kuang masuk dengan bersemangat
dan memberi kabar, “Pak-hai-kiam-im Ciam Lo-cianpwee
datang membawa Pi-sia Sumoi.”
Dengan senang Kie Tiang-lim menyambut ke depan, Kie
Tiang-lim hanya mempunyai seorang putri bernama Kie Pi-sia,
dia baru berusia 22 tahun dan berguru kepada Pak-hai-kiamim,
Ciam Giok-beng, sedang Kie Tiang-lim adalah murid
terakhir Kian-kun-it-kiam Siau Pek, Siau Pek dijuluki raja
pedang, selama hidupnya dia hanya menerima 3 murid,
mereka adalah Pak-hai-kiam-im Ciam Giok-beng, Lam-huangkiam-
sou Lok Su-hoan, dan Kie Tiang-lim, di antara ketiga
orang itu Kie Tiang-lim lah yang paling terkenal, tapi kalau
dilihat dari ilmu silat, kedua Suhengnya lebih tinggi, hanya
saja mereka berdua jarang berkelana di dunia persilatan,
maka kehidupan mereka lebih tenang.
Setelah Siau Pek meninggal, Lok Su-hoan pun menghilang
jejaknya, orang hanya tahu namanya saja, Ciam Giok-beng
tinggal di Pak-hai, dia menerima seorang murid, yaitu Kiamseng
Souw Thian-sia, karena Kie Tiang-lim sibuk bekerja dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tidak mempunyai banyak waktu mengurus putrinya, maka 6
tahun yang lalu dia mengantarkan putrinya ke tempat
Suhengnya untuk belajar ilmu pedang, hingga sudah 6 tahun
ayah dan anak ini tidak bertemu.
Kali ini dia berulang tahun yang ke 60th, karena Ciam Giokbeng
adalah Suhengnya, dia tidak berharap Ciam Giok-beng
bisa datang memberi ucapan selamat kepadanya, tapi tidak
disangka Suhengnya tiba-tiba datang mengucapkan selamat,
maka berita ini sungguh menggembirakannya.
Tentu saja bukan saja ayah dan anak bisa bertemu,
kedatangan Suhengnya juga memberi semangat kepadanya
untuk melawan Lan-tiang-siang-sat, sebab Kie Tiang-lim tahu
bila ingin maju dalam bidang ilmu silat maka harus rajin
berlatih, tapi selama beberapa tahun ini dia sibuk berusaha,
ilmu silatnya memang tidak mengalami kemunduran, tapi juga
tidak mengalami kemajuan, Lan-tiang-siang-sat yang kembali
ke dunia persilatan bagaimana kekuatan mereka, tidak ada
seorang pun yang tahu.
Ciam Giok-beng sudah lama tinggal di Pak-hai, setiap hari
selalu memperdalam ilmu silatnya, dan dia adalah murid
pertama dari gurunya, banyak ilmu andalan Kian-kun-kiam
yang hanya diwariskan kepadanya. Maka ilmu silatnya lebih
tinggi dibandingkan Kie Tiang-lim. Sekarang setelah ada orang
yang memiliki ilmu silat lebih tinggi darinya datang membantu,
benar-benar membuatnya senang, begitu tiba di depan pintu
Souw Thian-sia memberi hormat kepada gurunya Kie Tianglim
pun segera berlutut dan berkata, “Merepotkan Toa-suheng
datang di hari ulang tahunku....”
Walaupun Ciam Giok-beng sudah berusia 70 tahun tapi bila
dibandingkan Kie Tiang-lim dia terlihat lebih muda, dia tertawa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dan berkata, “Lo-sam, ayo cepat bangun! Kita bersaudara,
mengapa harus melakukan adat seperti itu?”
Dia memapah Kie Tiang-lim bangun, kemudian Kie Pi-sia
memberi hormat kepada ayahnya, Ciam Giok-beng tertawa
dan mengomel, “Lo-sam, kau menitipkan anak gadismu
kepadaku, aku benar-benar kelelahan, beberapa kali rumahku
hampir dibongkarnya, aku benar-benar tidak tahan, maka
pada kesempatan memberi ucapan selamat ulang tahun
kepadamu, aku kembalikan dia kepadamu, kalau tidak aku
sungguh tidak punya waktu bisa istirahat.”
Kie Tiang-lim melihat putrinya, dia sudah tumbuh dewasa,
hal ini membuatnya senang, dia pun bergurau, “Pi-sia, apakah
di tempat Supek kau telah berbuat nakal?”
“Tidak, hanya saja Toa-supek selalu menyimpan
rahasianya, dia menciptakan ilmu pedang tapi tidak
mengajarkannya kepadaku, terpaksa aku terus mengikutinya,
rumah-rumah itu paman sendiri yang menepisnya dengan
pedang hingga rusak saat berlatih ilmu pedang,” kata Pi-sia.
Ciam Giok-beng tertawa, “Kau bukan berlatih ilmu silat yang
betul, malah seperti mencari masalah denganku, pedangmu
membuat ku tidak bisa berbuat apa-apa....”
“Kalau bukan dengan cara seperti itu apakah Supek akan
mengeluarkan jurus-jurus andalan Supek? Ayah, Toa-supek
licik, Tay-lo-kiam-hoat yang berjumlah 18 jurus, paman hanya
mengajarkan 9 jurus padaku, setengahnya lagi paman tidak
mau mengajarkannya kepadaku, terakhir sewaktu latihan
semua jurus yang kumiliki kukeluarkan semua, demi
menghindari seranganku paman mengeluarkan 6 jurus lagi,
jurus-jurus itu benar-benar lihai, baru saja satu jurus
dikeluarkan, genting rumah jadi terbang semua berikut
dengan kayu-kayunya, sedangkan 3 jurus lagi, paman selalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menolaknya mengajarkan kepadaku, walaupun aku memohon
dengan cara apa pun. Ayah, kali ini kau harus membantuku
agar Supek mengajarkan 3 jurus yang tersisa....”
Kie Tiang-lim sedikit heran dan berkata, “Tay-lo-kiam-hoat
adalah ilmu pedang milik guru yang dirahasiakan dan tidak
diajarkan kepada siapa pun, katanya hanya ada 12 jurus,
apakah Suheng menambahkan 6 jurus lagi?”
“Kepandaian guru sangat tinggi, aku hanya mendapatkan
sedikit ilmunya, setelah sekuat tenaga berusaha, aku hanya
bisa menambahkan 4 jurus, sedangkan 2 lagi bisa diciptakan
tapi tidak bisa menyambung dengan 16 jurus di depannya,
setelah diperagakan aku sendiri pun tidak sanggup
mengendalikannya, kalau tidak masa aku tidak
mengajarkannya kepada Pi-sia?”
Dengan cemberut Pi-sia berkata, “Paman bohong, sewaktu
aku melihat Paman berlatih, 18 jurus itu sangat bagus
diperagarakan, mengapa Paman bilang tidak sanggup
mengendalikannya?”
Dengan serius Ciam Giok-beng berkata, “Benar, sewaktu
aku berlatih kelihatannya bisa menyambung, tapi saat
menghadapi musuh tidak semudah itu! Dengan pengalamanku
selama puluhan tahun, aku hanya bisa mencapai tahap itu,
bagaimana aku bisa mengajarkan kepadamu kalau situasinya
seperti itu, salah-salah mungkin kau bisa terluka sendiri....”
“Pi-sia, dari kecil kau sudah berlatih ilmu pedang,
seharusnya kau tahu aturan ilmu pedang!”
“Aku sudah bosan mendengarnya!” kata Pi-sia.
“Kau bosan mendengar tapi kau tidak mengerti! Aku sendiri
tidak bisa menguasai diri mana mungkin aku mengajarkannya
kepadamu?” kata Ciam Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia masih ingin membantah tapi Kie Tiang-lim sudah
menyela, “Pi-sia, Supek sudah datang ke rumah kita, kau
harus mempersilahkan Supekmu masuk, itu adalah kewajiban
seorang muda!”
Ciam Giok-beng dengan cepat berkata, “Lo-sam, aku sudah
mengucapkan selamat kepadamu, nanti kau akan kedatangan
banyak tamu, kau tahu aku paling tidak suka bertemu banyak
orang, maka lebih baik aku cari tempat sepi, nanti kalau kau
ada waktu luang, baru kita mengobrol....”
Dengan cepat Kie Tiang-lim berkata, “Suheng, kalau hanya
datang demi ulang tahunku, aku tidak berani meminta banyak
kepada Suheng untuk tinggal di sini, kali ini keadaan benarbenar
tidak sama, Suheng harus tinggal di sini, karena hari ini
akan terjadi sesuatu, mungkin aku harus meminta bantuan
Suheng!”
Setelah sedikit terpaku Ciam Giok-beng baru berkata, “Losam,
aku memang jarang berkelana di dunia persilatan, tapi
aku sering mendengar kalau usahamu lancar-lancar saja,
apakah ada orang yang datang untuk membuat keributan?”
Melihat di sisinya sudah berkumpul banyak orang, Kie
Tiang-lim berkata, “Mari kita masuk, kita mengobrol di dalam,
memang bukan masalah besar, tapi cukup merepotkan untuk
ditangani!”
Memang Pak-hai-kiam-im Ciam Giok-beng jarang berkelana
di dunia persilatan, tapi banyak yang tahu kalau dia adalah
murid pertama Kiam-ong, Siau Pek, dan dia juga Toa-suheng
Kie Tiang-lim, maka setelah mereka berada di dalam, temanteman
dari dunia persilatan segera berdiri dan memberi
hormat, Ciam Giok-beng terus menganggukkan kepalanya
untuk membalas penghormatan mereka, Kie Tiang-lim tahu
kalau Suhengnya tidak ingin bertemu dengan banyak orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
maka dia tidak memperkenalkan Suhengnya kepada siapa
pun, sampai di ruang makan, dia baru memperkenalkan
Pendekar Hun-lam, In Tiong-ho kepada Suhengnya dan
berkata, “Suheng, aku tidak punya banyak waktu karena
sudah banyak tamu yang datang, aku juga tidak ada waktu
menceritakan semua ini, biar In Toako yang pelan-pelan
menceritakannya kepadamu.”
Waktu itu dia juga memerintahkan Souw Thian-sia untuk
menemani Suhunya dan melaporkan tentang Lim Hud-kiam,
dia akan melayani para tamu yang telah datang.
Hari telah siang, sayur-sayur dan arak telah disusun di atas
meja makan, teman yang datang pun sangat banyak, hanya
Lim Hud-kiam yang telah berjanji akan datang belum muncul,
Lan-tiang-siang-sat juga tidak terlihat bayangannya, maka Kie
Tiang-lim bsia menghampiri meja Ciam Giok-beng, setelah
duduk dia baru berkata, “Suheng, apakah kau sudah jelas
duduk persoalannya?”
Ciam Giok-beng mengangguk, dengan serius dia berkata,
“Mengenai Lan-tiang-siang-sat yang datang untuk membalas
dendam, aku kira kau tidak perlu takut, memang jangan
memandang remeh musuh, tapi kita berada dalam posisi yang
benar, kalah atau menang tidak jadi masalah, aku malah
mengkhawatirkan pemuda she Lim itu!”
Kie Tiang-lim merasa aneh, “Mengapa masalah seorang
pemuda yang tidak terkenal, Suheng memandang begitu
penting?”
“Hal ini tidak seperti dugaanmu, aku takut pemuda itu
datang karena dirimu!”
“Selama aku berkelana di dunia persilatan mungkin banyak
musuh, tapi semenjak Suhu meninggal, aku belum pernah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
meninggalkan kota Kim-leng, mana mungkin aku membuat
dendam dengan orang lain?”
“Mungkin bukan dendam biasa, tapi dendam antara
perguruan kita, dulu aku tidak berniat membicarakannya
denganmu.”
Mendengar nama perguruannya disebut, Kie Tiang-lim
terpaku, dengan serius Ciam Giok-beng berkata, “Apakah kau
pernah mendapat kabar tentang Lo-ji?”
“Tidak, tidak pernah, semenjak Suhu meninggal, aku belum
pernah mendengar beritanya lagi, apakah Suheng sudah
mendapatkan kabar tentang Lo-ji?”
“Lo-sam, kau yang paling akhir masuk perguruan kita, kau
hanya 5 tahun ikut dengan Suhu, tapi karena bakatmu yang
besar, hampir semua ilmu silat Suhu bisa kau kuasai, kecuali
rumus Tay-lo-kiam-hoat, apakah kau tahu apa sebabnya?”
“Aku tahu, Suhu sedari muda belajar ilmu pedang, di usia
setengah baya menekuni agama, di masa tuanya baru
mengabdikan diri kepada banyak orang, dan beliau bercita-cita
akan mengabdi kepada banyak orang dengan ilmu silatnya,
karena Toa-suheng dan Ji-Suheng bukan orang yang tepat
maka guru menerimaku menjadi muridnya, dengan rasa
tanggung jawab ini guru berpesan supaya aku membuka
perusahaan perjalanan, semua ini adalah pesan terakhir dari
guru....”
“Benar, sebetulnya guru menunjuk Lo-ji untuk
melaksanakan tugas ini, tapi Loji tidak setuju dan hampir
bertengkar dengan guru, maka guru menerimamu menjadi
muridnya, setelah guru meninggal, Lo-ji pernah mencariku, dia
ingin memperdalam Tay-lo-kiam-hoat, Suhu tidak suka Lo-ji
karena tidak mau menuruti keinginannya, Suhu pernah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
melarangnya mempelajari Tay-lo-kiam-hoat, karena alasan ini
aku jadi menolaknya, memang waktu itu dia tidak sampai
bentrok denganku, tapi sikapnya menjadi tidak bersahabat, dia
pernah mengatakan akan menciptakan jurus-jurus pedang
yang baru untuk mengalahkan ilmu pedang guru yang
bernama Tay-lo-kiam-hoat!”
“Mengapa Suheng tidak pernah menceritakan masalah ini
kepadaku?”
“Lo-ji memang pernah berbuat salah, tapi Suhu pun terlalu
keras, semenjak Suhu meninggal, sebenarnya aku bisa
mengambil banyak keputusan tapi aku malah menolaknya,
maka aku merasa menyesal....”
“Perintah Suhu seberat gunung, Suheng tidak bersalah.”
“Aku tahu sifatmu sangat serius, maka aku tidak
memberitahu hal ini kepadamu supaya setelah bertemu
dengan Lo-ji, kalian tidak akan bentrok, Suhu hanya memiliki 3
murid, kalau kita bertiga tidak akur, itu akan membuat Suhu
sedih!”
“Suhu sudah meninggal 20 tahun yang lalu, aku juga sudah
20 tahun tidak bertemu Ji-suheng, mungkin saja dia....”
“Selama 20 tahun ini aku ingin sekali bertemu dengannya
untuk menjelaskan kesalahpahaman ini, tapi aku tidak pernah
bertemu dengannya, aku selalu dengan cara lain
menyampaikan kesalahanku, sebenarnya Suhu menyuruhku
menerima seorang murid dan menyuruhku memperdalam ilmu
pedang tapi tidak terjun ke dunia persilatan. Aku merasa ini
terlalu kaku maka aku menyuruh Thian-sia ke perusahaan
perjalanan ini untuk membantumu dan Tay-lo-kiam-hoat yang
tidak boleh dipelajari, kuajarkan kepada Pi-sia, semua ini
caraku untuk menjelaskan semuanya kepada Lo-ji, kalau dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
datang mencariku aku akan mengajarkan Tay-lo-kiam-hoat
semuanya....”
“Kalau hanya karena hal kecil seperti itu, Ji-supek sampai
marah, itu benar-benar keterlaluan!”
Kie Tiang-lim membentak, “Anak kecil jangan memberi
komentar kepada yang lebih tua!”
“Sebenarnya Lo-ji marah itu pantas, sebab bakatnya
melebihi aku, Suhu memaksanya berjalan di jalan yang tidak
dia inginkan, itu bukan salahnya. Saat Suhu bertengkar
dengannya aku mendukung sekaligus kasihan kepadanya,
begitu Suhu menyuruhku aku langsung menolaknya, maka hal
itu sudah membuatnya memaafkan aku.”
“Apakah Suheng menduga kalau anak muda itu adalah
murid dari Ji-suheng?”
“Aku yakin 80% tapi di lain pihak aku berharap bukan.”
“Suheng belum bertemu orangnya, mengapa bisa
menganggap kalau dia memang murid Ji-suheng?”
“Kakek gurumu di usianya yang setengah abad baru
menganut agama Budha, Cap-pwee-Tay-lo-sek adalah jurus
pedang yang diciptakannya sewaktu beliau belajar agama
Budha. Pemuda itu bernama Lim Hud-kiam, dari namanya saja
bisa dibayangkan, memang mengandung agama Budha, Lo-ji
pernah mengatakan dia akan menciptakan jurus pedang yang
berbeda yang pasti dari kata 'Hud' itu (Hud= Budha).”
Kata In Tiong-ho, “Aku tidak setuju dengan kata-kata Ciam
Tayhiap, karena nama adalah pemberian dari orang tua, kalau
pemuda itu she Lok, apakah kita akan mengira kalau dia
adalah keturunan Pendekar Lok, she tidak sama hanya
menebak dari namanya, aku kira ini tidak mungkin.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tapi aku masih mempunyai satu bukti lagi, pedang
pemuda itu sangat tumpul, ini adalah hal yang jarang terjadi,
Hud-kiam kalau dijelaskan secara agama Budha artinya adalah
tidak boleh membunuh, karena itu namanya sangat tepat
mungkin setelah dia menjadi murid Ji-sute namanya diubah,
apalagi pemuda itu seperti sengaja mencari keributan dengan
muridku Souw Thian-sia, dan dia memilih waktu saat Kie Sute
berulang tahun ke-60 untuk bertarung dengan muridku,
apakah semua ini hanya kebetulan?”
Kie Tiang-lim mengangguk, “Mendengar penjelasan
Suheng, aku merasa semua ini masuk akal, tapi mengapa
Suheng berharap bukan dia?”
Ciam Giok-beng menarik nafas lalu berkata, “Lo-ji tidak
datang sendiri, tapi menyuruh muridnya, apakah karena dia
sudah meninggal? Maka aku berharap pemuda itu tidak ada
hubungannya dengan Lo-ji, supaya aku masih mempunyai
waktu untuk menjelaskan dan meminta maaf kepada Ji-sute,
kalau tidak seumur hidup aku tidak akan tenang!”
Tidak ada seorang pun yang bicara, terakhir Souw Thian-sia
berkata, “Pemuda itu berilmu tinggi, tapi jurus-jurusnya
berbeda denganku, mungkin dia bukan orang yang Guru
perkirakan.”
Kata Ciam Giok-beng, “Ji-susiokmu adalah orang yang
selalu menyatukan teori dan praktek, kalau dia ingin
menciptakan ilmu pedang yang berlawanan dengan Tay-lokiam-
hoat, dia bisa membuang semua ilmu yang telah dia
pelajari dan mencari ilmu baru, semakin berbeda jurus-jurus
pemuda itu berarti semakin besar kemungkinan pemuda itu
muridnya Ji-sute.”
Kata Kie Tiang-lim, “Bila dia adalah murid Ji-suheng, kita
tetap satu perguruan, paling-paling dia hanya marah sejenak,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Toako tidak perlu khawatir, tapi antara Lan-tiang-siang-sat
dan aku tersimpan dendam karena aku telah membunuh Lotoanya,
orang yang datang pasti tidak bermaksud baik, selama
beberapa tahun ini aku sering berkelana di dunia persilatan,
aku sudah mengabaikan ilmu silat, maka aku tidak begitu
yakin bisa menang dari Lan-tiang-siang-sat, maka aku ingin
Suheng bisa membantuku.”
Ciam Giok-beng mengangguk, “Itu sudah pasti, Lo-sam,
karena kau telah membunuh Yu Ta-tong demi membela
kebenaran dan keadilan, jangankan kita Suheng dan Sute,
teman-teman yang ada di pestamu demi membela kebenaran,
mereka juga tidak akan berpangku tangan begitu saja....”
Mendadak ada orang datang melapor, “Tay-ya, Tuan Thio
Yan-to datang memberi selamat.”
Kie Tiang-lim mengerutkan alis, “Aku tidak suka pada orang
ini, dia mengira dengan uang apa pun bisa dia lakukan, dia
juga selalu membawa-bawa jabatan, aku malas melayani dia,
Thian-sia, biar kau saja yang menemani dia, kalau bisa jangan
biarkan dia masuk.”
Setelah Souw Thian-sia mendapat perintah, dia langsung
keluar, tapi tidak lama kemudian dia kembali lagi dan berkata,
“Susiok, ada hadiah dari Thio Yan-to, dia datang bersama
orang pertunjukan.”
“Apakah mereka adalah Lan-tiang-siang-sat?” tanya Kie
Tiang-lim.
“Aku belum sempat bertemu dengan mereka, tapi
kemungkinan besar benar, 2 orang tua dan 4 orang muda, 2
laki-laki 2 perempuan,” kata Souw Thian-sia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Sesuai perhitunganku, tapi dengan cara seperti itu, ini di
luar dugaanku, aku akan menjemput mereka!” kata Kie Tianglim.
“Kie Toako, biarlah Siaute yang ke sana, aku lihat dulu,
apakah itu memang mereka,” kata In Tiong-ho.
“Betul, lebih baik In-heng yang ke sana, kalau bukan Lantiang-
siang-sat ditolak saja, kalau memang mereka, Lo-sam
harus pura-pura tidak mengenali mereka, kita tunggu apa
kemauan mereka,” kata Ciam Giok-beng.
In Tiong-ho mengangguk dan pergi, Souw Thian-sia tidak
tenang dia ikut dari belakang.
Kie Tiang-lim merasa tidak tenang, tidak lama kemudian
Thio Yan-to masuk ditemani In Tiong-ho, dari jauh dia sudah
memberi hormat, “Ketua Kie, aku terlambat datang, maafkan
aku, maaf.”
Kie Tiang-lim melihat wajah Thio Yan-to tidak terang, mata
kecilnya memancarkan ketakutan, pasti ada sesuatu yang
ingin dia sampaikan, maka dia segera berdiri, “Mari, mari,
Tuan Thio, silakan duduk di sini.”
Dia menarik sebuah kursi memaksa Thio Yan-to duduk di
sisinya, kemudian berkata, “Tuan, kantorku sudah menerima
titipan dari Anda, tapi kami tidak dapat tepat waktu berangkat,
aku minta maaf, sekarang hari ulang tahunku, Tuan memberi
hadiah besar, sungguh membuatku merasa tidak enak.”
Dengan ketakutan Thio Yan-to pelan-pelan memberitahu,
“Ketua Kie, aku benar-benar minta maaf, aku diancam oleh
orang-orang dari kelompok itu, aku terpaksa kemari.”
Kie Tiang-lim pura-pura tidak mengerti dan bertanya, “Apa
maksud Tuan?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan suara lebih rendah Thio Yan-to berkata, “Kemarin
malam orang-orang dari kelompok itu datang ke rumahku dan
memaksaku membawa mereka ke pesta ulang tahun Tuan,
kalau tidak mereka akan membunuh keluargaku.”
Kie Tiang-lim tersenyum, “Tenanglah, Tuan Thio, aku sudah
tahu identitas mereka, mereka ada sedikit selisih denganku,
tidak disangka mereka telah merepotkan Tuan!”
“Mereka mengancam aku harus menarik kembali kontrakku
dengan Ketua, mereka yang akan mengantar barangku dan
mereka menjamin barangku akan tiba dengan selamat dan
gratis sampai di tujuan.”
“Mereka dulu adalah perampok terkenal, jaminan mereka
bisa dipercaya,” kata Kie Tiang-lim.
“Tapi aku tidak berdaya kepada mereka, biar ongkos Anda
lebih mahal satu kali lipat, aku merasa lebih mantap
menitipkan barangku kepada Ketua Kie.”
“Mengapa? Kalau Tuan menerima ide mereka, Tuan bisa irit
120 ribu tail perak.”
“Itu adalah harta benda yang kusimpan seumur hidup, aku
tidak berani bertindak gegabah, memang persyaratan mereka
menarik tapi tidak ada jaminannya, mana mungkin aku bisa
percaya kepada mereka begitu saja, lebih baik aku
mengeluarkan uang, dan aku juga berharap Ketua Kie sendiri
yang mengantarkan barang-barangku.”
“Mengapa harus aku yang mengantarkannya?”
“Karena menurut mereka, kalau ingin barangku selamat
sampai di tujuan hanya ada 2 cara, pertama, mereka yang
akan mengantarkannya, kedua, Ketua Kie sendiri yang
mengantarkan barangku, kalau tidak akan terjadi sesuatu.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apa maksud mereka?” tanya Kie Pi-sia.
“Ini adalah rencana Lan-tiang-siang-sat, kalau Tuan Thio
membatalkan kontrak, nama Kie Susiok akan tercemar, kalau
Kie Susiok sendiri yang mengantarkan barang Tuan Thio,
sepanjang jalan mereka akan menggunakan berbagai macam
cara untuk membuat Kie Susiok kerepotan,” jelas Souw Thiansia.
“Itu sangat berbahaya, Ayah, jangan layani mereka!” kata
Kie Pi-sia.
Kie Tiang-lim menarik nafas panjang, “Anak bodoh, mereka
sudah mengajak bertarung, mereka memaksaku harus
menerimanya, Tuan Thio, aku terima barang titipanmu, kau
tidak perlu menambah uang bonus, kita tetap akan jalankan
apa yang telah kita sepakati, sekarang, aku harus bertemu
dengan mereka, Thian-sia, orang-orang yang dibawa oleh
Tuan Thio persilahkan masuk!”
Souw Thian-sia segera pergi, Lan-tiang-siang-sat datang
untuk membalas dendam dan hal ini adalah rahasia, maka Kie
Tiang-lim tidak memberitahukan masalah ini kepada banyak
orang, hanya berpesan kepada orang-orang perusahaan,
mereka harus berhati-hati maka banyak hadirin yang tidak
mengetahuinya, begitu tahu ada sekelompok orang yang
datang memberi pertunjukan tamu-tamu malah senang!
Tidak lama kemudian, Souw Thian-sia membawa 6 orang,
yang paling depan adalah 2 orang pak tua dengan tangan
hanya tinggal sebelah, di belakang mereka ada dua pemuda
bertubuh tegap, wajah mereka terlihat sangat kuat, paling
belakang adalah 2 gadis berumur 18-19 tahun, kecantikan
mereka ada 70%, sedangkan 30% nya adalah genit, begitu
Siang-sat masuk ke dalam ruangan, dua gadis itu dengan 4
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mata genit terus melihat sekeliling, banyak laki-laki muda yang
cabul membuka mata mereka dengan lebar-lebar.
20 tahun yang lalu, Kie Tiang-lim pernah bertarung dengan
Lan-tiang-siang-sat, tapi karena lama tidak bertemu mereka,
maka dia tidak begitu ingat, kalau bukan In Tiong-ho yang
memberitahu dulu, dia tidak akan mengenali mereka, karena
mereka terlihat sangat tua, sebetulnya umur Siang-sat tidak
berbeda jauh dengannya, tapi karena mereka kurus, kering,
juga lesu maka mereka terlihat lebih tua darinya sekitar 10
tahun lebih dan tidak tampak sejahat dulu.
Kie Tiang-lim pura-pura tidak mengenali mereka, dan
bertanya, “Siapa pemimpin kelompok ini?”
Salah satu dari pak tua itu menjawab, “Aku Yu Lo-ji, itu
adalah adikku Yu Lo-sam, kedua gadis ini adalah anak
angkatku, Yu Bwee-nio dan Yu Leng-nio, kami adalah
kelompok keluarga, maka tidak ada pemimpinnya hanya
karena aku lebih tua aku yang bicara di sini, kalau ketua
mempunyai pesan, tinggal beritahu kepadaku.”
Kie Tiang-lim tahu Yu Lo-ji dan Yu Lo-sam adalah Yu Jitong,
Yu Sam-tong, kedua pemuda itu adalah keturunan Yu
Ta-tong, tapi Kie Tiang-lim tetap tersenyum dan bertanya,
“Pertunjukan apa yang kalian kuasai, apakah Yu Lopek bisa
memberitahuku?”
Yu Ji-tong tertawa, katanya, “Aku tahu yang datang hari ini
adalah orang-orang berilmu tinggi di dunia persilatan, kalau
ilmu kami tidak tinggi, kami tidak akan berani datang, kami
sudah menciptakan sebuah pertunjukan, tapi belum diberi
nama, sesudah diperagakan nanti, harap Tuan-Tuan sendiri
yang memberi nama!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Tiang-lim tidak tahu apa rencana mereka, hanya di
dalam hati sudah waspada, dia berkata, “Baiklah, asal semua
orang senang, aku pasti akan berterima kasih kepada kalian.”
Yu Ta-tong berkata, “Senang atau tidak, aku tidak bisa
jamin, hanya saja aku jamin permainan ini belum pernah
kalian lihat!”
Dia segera berpesan kepada 2 gadis itu, “Ta-niu, Ji-niu,
cepat pasang panggung.”
Gadis yang lebih tua bernama Yu Bwee-nio langsung
membuka bungkusan yang mereka bawa, begitu bungkusan
dibuka semua orang merasa terkejut, karena barang yang
tersimpan di dalam bungkusan itu adalah pisau tipis berukuran
10 inci, jumlahnya ada beberapa puluh, dia berdiri dan
mengangkat bungkusan itu dan berkata, “Aku beri hormat
dengan Thian-li-sam-hoa.” (Dewi menaburkan bunga).
Kemudian dia bernyanyi sambil menari tanpa musik, lalu
mengambil pisau tipis dari bungkusan kain itu, satu per satu
pisau dilempar ke bawah, lagunya merdu, tapi tidak ada
seorang pun yang benar-benar mendengarnya, karena
gerakannya terlalu berbahaya, satu per satu pisau dilempar,
tapi pisau tertancap di bawah dengan lurus, begitu lagunya
selesai, 81 pisau sudah terlempar habis, menjadi barisan pisau
berbentuk persegi.
Orang-orang yang ada di sana kebanyakan adalah pesilat
tangguh, sesudah melihat ilmu silat Yu Bwee-nio, semua
menghembuskan nafas, melihat jurus ini saja bisa dikatakan di
dunia jarang ada yang bisa menyaingi, sekarang orang-orang
yang ada di sana baru mengetahui kalau group pertunjukan ini
bukan sembarang pertunjukan, tidak ada seorang pun yang
bertepuk tangan karena terkejut, Kie Tiang-lim dan Ciam Giokbeng
ikut tertegun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tiba-tiba di luar ada yang bertepuk tangan, dan berteriak,
“Bagus! Lagu ini di atas langit baru ada, di dunia ini mana
mungkin bisa didengar untuk kedua kalinya...”
Seorang Kongcu muda berdiri di depan pintu, hanya Souw
Thian-sia dan Thio Yan-to yang mengetahui kalau dia adalah
Lim Hud-kiam yang mereka temui 2 hari lalu di rumah makan.
Dengan tersenyum dia masuk, sambil membawa sebuah
undangan besar, di atas undangan tertulis Lim Hud-kiam yang
menerima, dia memberi hormat kepada Kie Tiang-lim, “Aku
datang untuk memberi selamat, hanya saja orang-orang yang
menjaga pintu sedang tertarik pada lagu dan tarian nona ini,
terpaksa aku masuk sendiri.”
Kie Tiang-lim menerima undangan itu, dia masih
mengucapkan beberapa kata-kata permintaan maaf, dia
melihat Ciam Giok-beng sangat perhatian kepada pemuda itu,
dia sengaja mengenalkan mereka, “Dia adalah Toa-suhengku
Ciam Giok-beng, kami sangat menyukai keluwesanmu....”
Keluarga Yu mendengar nama Ciam Giok-beng mereka
sangat terkejut, hanya Lim Hud-kiam yang berkata dengan
santai, “Apa kabar, Ciam Cianpwee?”
Ciam Giok-beng melihat dia seperti tidak mengenalinya, lalu
dia memancing lagi, “Apakah gurumu baik-baik saja?”
Lim Hud-kiam balik bertanya, “Apakah Tetua mengenali
guruku?”
“Beberapa hari yang lalu, muridku Souw Thian-sia sudah
membuatmu marah, waktu pulang dia memberitahuku kalau
Lim-heng mempunyai ilmu silat yang tinggi, aku kira pasti
diwariskan dari seorang guru yang sangat hebat, mungkin aku
kenal dengan gurumu atau mungkin kami teman lama.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan santai Lim Hud-kiam menjawab, “Ciam Lo-cianpwee
salah, aku tidak pernah punya guru, otomatis aku tidak
mempunyai guru, lebih-lebih guruku bukan teman Cianpwee!”
“Kalau begitu kepandaian Lim-heng apakah warisan dari
keluarga sendiri?”
“Betul! Ilmu silatku kupelajari dari ibuku, waktu ibuku
berumur 19 tahun, dia sudah menjanda dan tidak pernah
bertemu dengan orang lain, tidak mungkin Cianpwee
mengenali ibuku.”
Wajah Ciam Giok-beng menjadi merah, berkata, “Aku
terlalu ceroboh, mari duduk di sini.” Lim Hud-kiam melihat
Thio Yan-to dan berkata, “Ada 3 macam bau yang membuatku
alergi, begitu bau ini tercium olehku, aku jadi ingin muntah
pertama adalah rasa garam, bau tembaga, dan bau tinta, hari
ini adalah hari ulang tahun Kie Lo-enghiong, aku takut berbuat
tidak sopan, maka lebih baik aku duduk agak menjauh.”
Maka dia berdiri di sisi panggung, dia menarik kursi, katakatanya
membuat Thio Yan-to gemetar karena marah,
pemuda itu terang-terangan menyindir kepadanya, rasa
garam, dan bau tembaga masih lumayan, tapi tinta yang
paling dibenci, artinya dia menuduh Thio Yan-to korupsi,
karena orang tidak terang-terangan mengatakannya, meski
marah dia terpaksa diam.
Tapi Kie Pi-sia sudah melotot dan berkata, “Orang ini terlalu
sombong, aku harus memberi pelajaran kepadanya!”
Tapi Souw Thian-sia pelan-pelan berkata, “Dia datang
mencariku untuk bertarung, harap Sumoi bisa menahan diri!”
Yu Bwee-nio mulai tertawa genit kepada Lim Hud-kiam,
“Aku sudah menyanyi dari tadi, hanya Kongcu yang bisa
menikmatinya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Hud-kiam tertawa terbahak-bahak, “Orang lain bukan
tidak menikmati lagu yang Nona nyanyikan, tapi hanya takut
senjata yang ada di tangan Nona, maka mereka diam, apakah
Nona masih mempunyai teknik andalan lain yang belum
dikeluarkan, ayo keluarkanlah, biar aku membuka mata dan
telingaku.”
Sewaktu Yu Bwee-nio akan membuka suara, Yu Leng-nio
dengan cepat berkata, “Cici, jangan kau sendiri yang
memborong menyanyi, aku juga ingin mendapat bagian.”
Sesudah itu dia meloncat dan mendarat di atas sebuah
ujung golok, dengan tertawa dia berkata, “Aku akan memberi
sebuah pertunjukan, namanya berguling di atas papan paku,
harap Tuan-Tuan bisa menikmatinya.”
Sesudah itu dia bersalto ke belakang dan jatuh lurus di atas
ujung golok, tubuhnya masih berputar baru turun, tapi
bajunya sama sekali tidak sobek.
Kalau dilihat sekilas, dia seperti berguling-guling di atas
ujung golok, tapi orang yang berilmu silat tinggi bisa melihat
kalau tubuhnya dan ujung golok masih ada jarak 1 inci, hanya
sepatu kain yang disulam dengan bunga Peoni hitam berada di
atas ujung golok.
Cara ini lebih sulit dibandingkan dia menggunakan tenaga
dalam untuk menahan golok atau pisau, kaki menginjak ujung
golok tapi tidak terluka, mungkin orang-orang yang sedang
menonton itu hanya separuhnya yang sanggup bergulingguling
di ujung golok dan tidak terluka, mungkin separahnya
lagi tidak sanggup melakukannya, dia berbaring di atas ujung
golok dengan jarak 1 inci, semua mengandalkan tenaga kaki,
dia masih bisa berputar, gerakannya tidak kacau, tubuhnya
tidak goyang, ini adalah ilmu meringankan tubuh yang paling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tinggi, Ciam Giok-beng dan Kie Tiang-lim belum tentu bisa
melakukan ini.
Maka begitu dia turun, hanya Lim Hud-kiam yang bertepuk
tangan, “Bagus! Bagus sekali, wangi mengikuti angin datang,
membuat orang menaruh perhatian....”
Yu Leng-nio dengan genit segera berkata, “Di ruangan ini
ada 3.000 oran tamu, tapi yang tahu aku hanya Tuan, Kongcu
benar-benar hebat.”
Lim Hud-kiam tertawa terbahak-bahak, “Ini bukan karena
aku yang tahu, melainkan orang-orang hanya melihat golok di
bawah Nona, hanya aku yang melihat Nona di atas golok,
yang lain melihat bahaya, aku melihat kecantikan Nona.”
Kata-katanya sombong juga bernada tidak senonoh,
berkata tidak senonoh kepada Yu Leng-nio, berkata sombong
kepada para tamu yang berada di sana, kecuali keluarga Yu,
semua orang tidak suka kepadanya, Souw Thian-sia adalah
orang yang diajaknya bertarung maka dia yang lebih tidak
sabar, dia menjawab, “Maksud Heng-te, semua orang buta,
hanya kau sendiri yang punya mata?”
Lim Hud-kiam tidak peduli, dia tersenyum, “Aku tidak
bermaksud begitu, aku hanya ingin menunjukkan
perasaanku!”
Souw Thian-sia bertambah marah lagi, “Hanya kau yang
ada sini, semua orang di sini kau anggap kampungan.”
Lim Hud-kiam tersenyum, “Mata melihat, hati berpikir, apa
maksudnya, Tuan sendiri yang tahu tidak perlu tanya
kepadaku.”
Tangan Souw Thian-sia sudah berada di atas pegangan
pedang yang terselip di pinggang, Ciam Giok-beng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
membentak, “Thian-sia, ada pertunjukan bagus kau tidak
menonton, apakah kau ingin berkelahi?”
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Apakah Toako
mendengar, gurumu sedang memanggilmu, Toako harus
belajar bersabar, kalau tidak kau akan membuat Ciam
Cianpwee malu, 2 gadis ini juga akan menertawakanmu.”
Terpaksa Souw Thian-sia kembali ke tempatnya, Ciam Giokbeng
tertawa kepada Lim Hud-kiam, “Muridku yang tidak
berguna itu sudah diajari olehmu, aku pun mendapat banyak
pengetahuan maka mari kita bersulang untuk menyampaikan
rasa terima kasih kepada Tuan.”
Maka dia mengangkat cangkir yang memang sedang
dipegangnya karena Lim Hud-kiam tidak mempunyai cangkir,
dengan tertawa dia meminta kepada Yu Leng-nio, “Nona, aku
ingin meminjam sebuah benda.”
“Apa yang Kongcu inginkan?”
Lim Hud-kiam menunjuk kaki bawah, “Ciam Cianpwee ingin
bersulang denganku, tapi aku tidak mempunyai cangkir, maka
aku ingin meminjam cangkir sepatu.”
Yu Leng-nio mundur selangkah, dia mengangkat sebelah
kakinya dan berkata, “Kalau Kongcu tidak takut kotor, silahkan
Kongcu sendiri yang membukanya.”
Tamu-tamu melihat kaki Yu Leng-nio sedikit dilipat mereka
tahu Yu Leng-nio ingin menguji ilmu silat Lim Hud-kiam,
karena kalau dia menendang, tenaganya akan sangat besar,
pasti akan ada perubahan-perubahan yang bermacam-macam,
karena itu tamu-tamu menunggu apa yang akan Lim Hud-kiam
lakukan, maka suasana pun menjadi tegang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tapi Lim Hud-kiam seperti tidak peduli, dia melihat sepatu
ukuran kecil itu dan tertawa luwes, “Melantunkan puisi adalah
pekerjaan seorang penyair, minum sambil melihat sepatu
seorang gadis adalah cara yang tidak sopan, apakah Nona
tidak marah bila aku membuka sepatumu?”
Yu Leng-nio tertawa genit, “Aku harus berterima kasih, dari
tadi Tuan tidak memandang remeh kepada kami, jangankan
sebelah sepatu, bila Kongcu meminta nyawaku, aku akan
memberikannya.”
Lim Hud-kiam menjulurkan tangannya, berkata, “Kalau
Nona berkata seperti itu, aku akan meminta nyawa Nona
sekarang!”
Dia mengeluarkan tangan kiri, tangan kanan tiba-tiba
melayang, menotok tenggorokan Yu Leng-nio, dia sama sekali
tidak melihat, tapi jurusnya tepat mengenai sasaran, hal ini
membuat Yu Leng-nio terkejut, dia mendorong tubuhnya
bersalto ke belakang, dia berusaha menghindari serangan Lim
Hud-kiam.
Lim Hud-kiam seperti tahu kalau dia akan bergerak seperti
itu, maka dia pun mengikuti bersalto ke depan, tangan kanan
yang menotok ditarik kembali untuk memegang pinggang Yu
Leng-nio sambil berkata, “Nona, berdirilah yang benar, di
belakangmu ada golok, kalau sampai tertusuk itu bukan hal
yang menyenangkan.”
Yu Leng-nio cepat keluar dari pelukannya, “Kami tiap hari
mencari makan di atas ujung golok, setiap saat nyawa kami
selalu terancam, bukankah tadi Kongcu berkata kalau Kongcu
menginginkan nyawaku?”
“Aku hanya bergurau, mengapa Nona menganggap begini
serius? Nona begitu cantik, orang she Lim ingin menaruhmu di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
rumah, mana mungkin aku tega membunuhmu? Pinggangmu
memang terbuat dari papan, tapi kaki Nona terus berdiri
dengan kaki telanjang akan terasa dingin, lebih baik duduk di
sana untuk beristirahat!”
Yu Leng-nio benar-benar terkejut, sebab dia baru melihat
tangan kiri Lim Hud-kiam sedang memegang sebelah
sepatunya, pasti dengan cara pukul sini pukul sana, kemudian
dia membuka sepatunya, maka dia mulai merasa takut juga
aneh kepada pemuda itu, dia terpikir cara ini, pasti orangnya
mempunyai rencana yang matang, apa lagi dalam keadaan
tergesa-gesa membuatnya kehilangan sepatu, tapi dia sendiri
masih tidak merasakannya berarti ilmu silatnya sangat tinggi.
Dia melihat ke arah Yu Ji-tong, mereka sama-sama merasa
terkejut, terlihat mereka juga kebingungan dan tidak tahu
apakah orang ini adalah kawan atau lawan.
Kalau dia kawan mengapa di tempat umum ini dia membuat
mereka malu, sebab di dalam sepatu kedua gadis ini
tersimpan senjata rahasia, kali ini mereka datang untuk
membalas dendam, mereka tidak yakin dengan ilmu silat
mereka, semua berharap sepatu kedua gadis itu bisa
membuat mereka sukses!
Kalau dia lawan, dia pasti orang Kie Tiang-lim, tapi
mengapa dia membuat keributan di rumah makan dan memilih
hari ini bertarung dengan Souw Thian-sia, dia benar-benar
ingin membuat muka perusahaan perjalanan Su-hai malu,
maka tidak mungkin dia adalah teman mereka.
Yu Ji-tong agak tenang, dia segera mendekat dan memberi
hormat, “Kongcu, anak angkatku masih muda dan tidak
berpengalaman, dia telah membuat Kongcu marah, sekarang
Kongcu sudah memberi pelajaran kepadanya, aku harap Tuan
mau mengembalikan sepatunya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Hud-kiam berkata, “Maksudku bukan seperti itu. Ciam
Cianpwee ingin bersulang denganku, maka aku meminjam
sepatu nona ini untuk dijadikan cangkir kalau dia tidak marah
aku sudah merasa sangat berterima kasih, membuatnya
marah atau memberinya pelajaran, semua itu harus punya
muka tebal untuk memilikinya, tapi sesudah selesai
kupergunakan, aku akan mengembalikan sepatu itu
kepadanya.”
Wajah Yu Ji-tong terus berubah, Yu Bwee-nio dengan
tertawa menghampirinya, “Kongcu, menggunakan sepatu
perempuan sebagai cangkir arak, hanya terpikir oleh Kongcu
dan merasa senang, tapi Kongcu sudah membuat adikku malu
karena membuka sepatunya di depan banyak orang,
bagaimana kalau Tuan mengembalikan sepatu itu kepadanya,
dia akan merasa sangat berterima kasih.”
Lim Hud-kiam tersenyum, “Boleh, suruh dia ambil sendiri.”
“Terima kasih, Lim Kongcu!” Yu Leng-nio datang dengan
cepat.
Lim Hud-kiam tetap tersenyum, “Ucapan terima kasihnya
jangan terlalu awal, begitu sepatu sampai di tanganmu,
berterima kasih pun belum terlambat.”
“Apa maksud Lim Kongcu?” tanya Yu Leng-nio.
“Sewaktu aku ingin meminjam sepatu, kau sendiri yang
menyetujuinya, tapi kau tidak membukanya sendiri lalu
diberikan kepadaku, hanya menjulurkan kaki menyuruhku
membukanya sendiri, semua itu apa maksudnya?”
Yu Leng-nio tidak bisa menjawab, Lim Hud-kiam tertawa
dan berkata lagi, “Kita saling tahu, maka tidak perlu berpurapura
kau ingin mengujiku, kalau aku benar-benar membuka
sepatumu, nyawaku yang akan melayang, kalau tidak bermain
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
taktik dan membuka sepatumu, benar-benar bukan hal yang
mudah kalau sekarang tanpa syarat aku mengembalikan
sepatu ini kepadamu, bukankah aku yang rugi?”
“Syarat apa yang Kongcu inginkan?” tanya Yu Leng-nio.
“Kau harus berusaha merebutnya kembali!”
“Apakah Kongcu sengaja mempersulit kami?”
“Tidak ada maksud seperti itu, karena kita tidak saling
dendam, hanya saja aku adalah orang yang tidak mau
dirugikan begitu saja, lebih-lebih tidak mau dibuat malu,
meminjam sepatu untuk dijadikan cangkir arak, aku sudah
bicara di depan banyak orang, maka aku tidak bisa menarik
kembali ucapanku, biar aku meminjamnya untuk dijadikan
cangkir arak, kalau tidak kalian yang cari gara-gara
denganku!” kata Yu Ji-tong, “Untuk apa Kongcu terus
membuat kami yang sedang mencari sesuap nasi ini jadi
kebingungan?”
Lim Hud-kiam berkata, “Dengan ilmu kedua gadis ini, kalian
bukan orang yang menjual ilmu untuk mencari makan, aku
hanya ingin mengembalikan mukaku, mengapa kalian tidak
memberi kesempatan kepadaku?”
“Kongcu, bagaimana kalau aku berlutut untuk meminta
maaf!” tanya Yu Leng-nio.
“Tidak! Kalau tidak ingin kedua belah pihak kebingungan,
sesudah selesai minum, aku akan segera mengembalikannya,
kalau tidak, rebutlah sendiri sepatumu dari tanganku.”
Yu Ji-tong berpikir sejenak dan berkata, “Kalau ini memang
keinginan Kongcu, kami tidak bisa bilang apa-apa.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku hanya meminjam sepatu ini untuk minum, tidak
bermaksud lain, kalian yang membesar-besarkan masalah!”
kata Lim Hud-kiam.
Yu Leng-nio dengan dingin berkata, “Semenjak aku
memakai sepatu itu, sepatu itu belum pernah kucuci, sepatuku
sangat kotor, kalau sampai membuat perut Kongcu tidak
nyaman, jangan salahkan aku.”
Lim Hud-kiam tertawa terbahak-bahak, “Tidak! Tidak, di
bawah bunga mawar kalau tidak mati jadi setan pun aku rela,
sepatu ini lepas dari kaki Nona, masih ada bau wangi Nona,
walaupun ada racun yang membuat usus berlubang, aku juga
rela!”
Keluarga Yu yang terdiri dari 6 orang dengan marah terus
melihat dia, dan tidak ada seorang pun yang berani
menjawab, Lim Hud-kiam tertawa, dia berjalan ke meja
sebelah untuk mengambil poci arak, kemudian menumpahkan
arak ke dalam sepatu, kemudian dia meminumnya, sesudah
itu dia melempar sepatu itu kepada Yu Leng-nio dan berkata,
“Sepatumu kukembalikan kepada Nona, benar-benar berbeda
rasanya, terima kasih, Nona.”
Yu Leng-nio menyambut sepatunya, dia melihat Lim Hudkiam
baru melihat sepatunya dengan cepat dia memakainya,
dan berkata, “Terima kasih, Kongcu!”
Sesudah itu dia membalikkan tubuh pergi dari sana, Lim
Hud-kiam memberi hormat, “Ciam Cianpwee karena aku tidak
mempunyai cangkir, maka aku tidak bisa bersulang lagi, harap
Cianpwee memakluminya!”
“Oh tidak, tidak! Yang harus meminta maaf adalah Kie Sute
karena kau adalah tamunya, cangkir dan mangkuk pun tidak
disiapkan olehnya.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia berkata pelan-pelan, “Supek, orang begitu cabul
seperti dia untuk apa kita harus bersikap sungkan
kepadanya?”
Meski suara kecil, tapi telinga Lim Hud-kiam sangat tajam,
dia sudah mendengar perkataannya, maka dia tertawa dan
berkata, “Memang sikapku tadi agak sedikit kurang ajar, tapi
tidak cabul.”
Ciam Giok-beng marah kepada Kie Pi-sia, “Hari ini adalah
hari ulang tahun ayahmu, kau adalah tuan rumah di sini,
mengapa kau malah tidak sopan dan sembarangan bicara!”
Apa lagi Kie Tiang-lim, dia ikut memarahi putrinya, “Sia-Ji,
kau benar-benar keterlaluan, cepat minta maaf kepada Lim
Lo-te.”
Kie Pi-sia melihat ayah dan gurunya melotot kepadanya, hal
ini membuatnya malu, dia hampir menangis.
Kie Tiang-lim melihat Pi-sia masih tidak mau meminta maaf,
sikapnya lebih keras lagi, “Cepat minta maaf, kalau tidak kau
bukan putriku lagi.”
Ciam Giok-beng juga menekan, “Dengarkan kata-kata
ayahmu, selama hidupnya ayahmu selalu bersikap sopan
kepada orang lain, di pesta ulang tahunnya kau malah
menghina tamu, aturan dari mana ini, kalau kau tidak
meminta maaf, aku juga tidak mau mengakui kalau kau adalah
muridku.”
Terpaksa Kie Pi-sia berdiri, “Hei orang she Lim, karena kau
adalah tamu di sini, maka aku meminta maaf, tapi aku tetap
menganggap kau cabul, ini adalah pandanganku, kalau kau
tidak bisa menerimanya, kau boleh mencariku untuk membuat
perhitungan.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Tiang-lim dan Ciam Giok-beng benar-benar terkejut,
tapi Lim Hud-kiam dengan santai berkata, “Tidak perlu
meminta maaf, membuat perhitungan juga tidak perlu, lakilaki
sejati tidak boleh bertengkar dengan perempuan, padahal
hari ini aku datang untuk bertarung, tapi bukan denganmu.”
Souw Thian-sia marah, “Kau berjanji bertarung denganku,
kita bisa mulai bertarung sekarang juga!”
Dengan santai Lim Hud-kiam berkata, “Tidak perlu tergesagesa,
pesta baru dimulai kau sudah sibuk ingin berkelahi, kau
tidak dewasa, aku tidak mau melakukan ini, begitu waktunya
tiba aku akan memberitahukannya kepadamu, sekarang
duduklah dulu!”
Souw Thian-sia ingin membantah, tapi Ciam Giok-beng
sudah membentak, “Aku dan Susiokmu belum mati, belum
waktunya kau ikut bicara.”
Melihat gurunya marah, Souw Thian-sia tidak berani
membantah, dengan cepat dia duduk dan menundukkan
kepala, Ciam Giok-beng berkata, “Aku minta maaf kepadamu!”
Lim Hud-kiam tetap tertawa santai, “Tidak apa-apa, anak
muda biasanya lebih keras sifatnya, kalau sudah melewati
banyak masalah, mereka akan menjadi lebih baik, aku tidak
seperti mereka.”
Nadanya benar-benar sombong, dia lupa kalau dia juga
seorang anak muda, tapi kalau bicara seperti seorang tetua,
maka hal ini membuat tamu-tamu yang ada di sana menjadi
tidak suka kepadanya, hanya Ciam Giok-beng dan Kie Tianglim
mendengarnya sambil tertawa, Kie Pi-sia dan Souw Thiansia
sangat marah tapi mereka hanya bisa diam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Hud-kiam melihat Yu Leng-nio dan berkata, “Aku minta
maaf, karena sudah mengganggu Nona selagi memberi
penunjukan, sekarang teruskan pertunjukan ini!”
Yu Leng-nio melihat Lim Hud-kiam tidak akur dengan Souw
Thian-sia dan Kie Pi-sia, juga tidak bersikap sungkan kepada
Kie Tiang-lim maupun Ciam Giok-beng, dia merasa curiga dan
tidak mengerti, siapa orang ini sebenarnya dan datang dari
mana? Tapi dia bisa memastikan kalau dia bukan teman Kie
Tiang-lim, karena senang dia tertawa, lalu berkata, “Apakah
Kongcu masih ada perintah lain?”
“Aku tidak berani mengatur, karena ini adalah tanggung
jawab pemimpin kelompok kalian!”
Yu Ji-tong seperti berusaha mengambil hati anak muda ini,
dia tertawa sambil berkata, “Kongcu ingin menonton apa, aku
akan menyuruh mereka memperagakan seperti yang Kongcu
inginkan!”
“Ilmu kedua nona ini sudah kutonton, benar-benar hebat
aku kira kalau kedua kakak laki-laki itu bisa
memperagakannya, akan lebih seru lagi, apakah bisa aku
menonton akrobat yang mereka mainkan?”
Yu Ji-tong dengan cepat menjawab, “Kedua keponakanku
adalah orang kasar, mereka hanya bisa memperagakan ilmuilmu
kasar, mungkin malah akan membuat Anda tertawa!”
Dia segera panggil pemuda yang lebih tua, “A Liong, Lim
Kongcu ingin melihat ilmu silatmu, berikan sebuah
pertunjukan, tapi ingat di sini semua adalah pesilat tangguh,
kau jangan membuat kesalahan, nanti akan ditertawakan.”
Yu Liong berdiri di pinggir barisan golok, dia memberi
hormat kepada tamu-tamu dan berkata, “Dari kecil ayahku
sudah meninggal, maka aku tidak mendapatkan ilmu yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
bagus, aku hanya bisa memperagakan ilmu menangkap setan
untuk menghibur tamu!”
Yu Ji-tong berkata, “A Liong, menangkap setan adalah
permainan di waktu Pe-cun, sekarang belum waktunya Pe-cun,
bukankah ini terlalu awal?”
Yu Liong berkata sambil tertawa, “Ji-siok, aku hanya bisa
ilmu ini, maka tidak bisa mencocokkannya dengan waktu.”
“Apakah kau tahu kalau memperagakan ilmu ini harus
menggunakan banyak alat?”
“Perusahaan perjalanan Su-hai adalah perusahaan
perjalanan terbesar, semua peralatan yang kupakai, pasti ada
di sini, kita coba pinjam pada Tuan Kie!”
Kie Tiang-lim tahu mereka sengaja seperti itu dia berpurapura
tidak tahu dan bertanya, “Benda apa yang kalian
butuhkan?”
Yu Ji-tong berkata, “Anak ini sedang bergurau, dia ingin
dengan dua koas mengalahkan dua prajurit, namanya Songkui-
jauw-kui (Song-kui adalah seorang pendeta dan seringkali
menangkap setan) alatnya mudah didapatkan hanya saja 4
setannya sulit dicari, apakah Tuan Kie bisa meminjamkan 4
setan untuk ditangkap?”
“Apa nama 4 prajurit?” tanya Lim Hud-kiam.
“4 setan yang menggunakan 4 macam senjata, golok,
pedang, pecut dan golok bergigi.”
“Itu memang susah, Kim-leng-su-seng, mereka selalu
menggunakan 4 macam senjata ini, tapi mereka adalah
Enghiong yang sangat terkenal dan mereka bukan setan.” kata
Lim Hud-kiam tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Liong tertawa terbahak-bahak, “Tidak apa-apa, barisan
golokku adalah barisan pintu masuk dewa kematian, asal ada
yang bisa kemari, aku akan menganggap dia adalah setan dan
menangkapnya seperti menangkap setan.”
Tamu-tamu yang ada di sana terkejut, sewaktu Yu Liong
menyebutkan 4 jenis senjata itu, semua orang tahu kalau dia
mengajak bertarung Kim-leng-su-seng, tapi tidak menyangka
orang ini sampai mengajak bertarung Kim-leng-su-seng dalam
waktu bersamaan.
Kim-leng-su-seng berhubungan erat dengan Kie Tiang-lim,
Kiam-seng Souw Thian-sia adalah sutitnya, sedangkan 3 orang
lainnya lagi adalah keponakan kiri dan kanan, terhadap niat
Lan-tiang-siang-sat yang ingin membalas dendam, mereka
sudah tahu dan sudah mempunyai persiapan, To-seng Bu Takuang
pertama yang bertanya, “Demi meramaikan ulang
tahun ketua Kie, mari kita ikut bermain, bagaimana caranya?”
“Sangat sederhana, masing-masing memegang senjata, kita
bertarung dengan barisan golok, kalian berempat dengan cara
apa saja menyerangku, kalian berempat akan aman, karena
yang aku peragakan adalah ilmu menangkap setan, tapi bukan
setan betulan, paling-paling aku hanya akan menotok kalian,
artinya kalian sudah tertangkap!”
“Apakah Tuan begitu percaya diri bisa melakukannya?” Bu
Ta-kuang tertawa dingin.
“Kalau bukan naga yang kuat, tidak akan bisa
menyeberangi sungai, aku berani bicara, pasti aku punya
keyakinan.”
Pian-seng Oh Yan-cauw berkata, “Aku tidak malu untuk
memberitahu, kalau bertarung di tanah datar kami semua
akan bermain denganmu, tapi kalau bertarung dalam barisan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
golok aku dan Lim Toako akan menggunakan senjata berat,
dan ilmu meringankan tubuh kami kurang bagus!”
“Apakah Kim-leng-su-seng tidak menguasai semua ilmu?”
tanya Yu Liong.
Kie-seng Lim Piauw-leng berkata, “Ilmu silat itu sangat luas,
tidak ada yang berani mengaku kalau seseorang bisa
menguasai semua jurus ilmu silat, tidak bisa ilmu meringankan
tubuh bukan hal yang memalukan. Seperti kau yang
menguasai ilmu 2 pena, aku hanya bisa menggunakan Kie
kalau kau meletakkan penamu dan bertarung menggunakan
Kie denganku, kau juga belum tentu sanggup melakukannya.”
Yu Liong berkata, “Kata-kata Lim Suhu masuk akal, kalau
begitu aku harus merubah barisan golok, dan di tanah datar
aku akan bertarung dengan kalian berempat!”
“Tidak perlu, terus terang saja kau hanya mengandalkan
barisan ini telah berani bicara dengan mulut besar, kalau di
tanah bertarung satu lawan satu, kau pun belum tentu bisa
menang,” kata Lim Piauw-leng.
“Belum tentu, kita bisa mencobanya sekarang,” kata Yu
Liong.
Lim Hud-kiam segera berdiri dan berkata, “Tidak bisa, kau
adalah pemain pertunjukan, tidak bisa sembarangan mengajak
orang berkelahi, aku sudah membuat janji bertarung dengan
mereka, keinginan ini masih belum tercapai, bagaimana
mungkin kau dulu yang bertarung dengan mereka?”
“Sebenarnya siapa kau ini? Apakah semua masalah ingin
kau urus?” Lim Hud-kiam melotot.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku adalah tamu yang diundang, acara yang kau bawakan
ini aku yang pilih, kalau kau tidak mau mengikuti keinginanku,
aku akan mengusirmu!”
Melihat Lim Hud-kiam yang terus mengganggu, Yu Liong
merasa kesal, maka dia membentak, “Coba saja kalau kau
berani!”
Dengan ringan Lim Hud-kiam mendekat, dia tertawa dingin,
“Apakah kau mengira aku tidak berani? Kau boleh coba dulu
kelihaianku, kau mengatakan barisan golokmu sangat lihai,
aku akan berjalan dalam barisan ini, biar kau bisa membuka
matamu!”
Dia meloncat, dan mendarat di sebuah ujung golok, dia
terus bergoyang-goyang, sepertinya tubuhnya tidak bisa
berdiri dengan seimbang, kemudian dia melangkah ke golok
kedua, tubuhnya masih bergoyang, dia melangkah lagi ke
golok ketiga hingga ke golok ke-9, keluarga Yu mulai tidak
sabar, karena golok yang diinjaknya semua melengkung ke
atas, golok-golok itu menjadi tumpul dan menjadi benda yang
tidak berguna.
Akhirnya Yu Liong sudah tidak sabar lagi, dia mencabut 2
pena yang tersimpan di belakang punggungnya dan masuk ke
dalam barisan itu, tiba-tiba Lim Hud-kiam berteriak, dia seperti
akan terjatuh, tapi sewaktu dia akan jatuh pedang yang
terselip di pinggangnya dicabut kemudian terdengar suara
senjata yang berbunyi, ternyata golok yang tertanam di
bawahnya sudah disapu hingga patah!
Hal ini membuat Yu Liong bertambah marah, dia terus
menyerang, Lim Hud-kiam seperti tidak berani bertarung
dengannya, dia hanya berguling-guling di bawah, pedangnya
terus disabetkan kesana-sini, hanya sebentar saja 108 golok
itu sudah disapu hingga bersih, Yu Ji-tong dengan cepat maju
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menghalangi Yu Liong, kemudian berkata kepada Lim Hudkiam,
“Apa maksud Kongcu?”
“Tidak ada maksud apa pun, aku hanya mengurusi hal yang
tidak ada sangkut pautnya denganku, karena dia
membentakku, maka aku ingin memberi pelajaran
kepadanya!”
“Apakah Kongcu tahu siapa kami ini?”
“Tentunya aku tahu, kalian adalah kelompok pertunjukan
yang menjual ilmu kalian!”
Lim Hud-kiam masih bicara terus, “Kalian datang untuk
menjual ilmu ada pesta ulang tahun Tuan Kie, hal ini tentunya
tidak akan kuurus, tapi kalau kalian mencari masalah
denganku, apakah aku harus pura-pura tidak tahu?”
Yu Sam-tong segera datang untuk memisahkan Lim Hudkiam
dengan kakaknya, lalu berkata kepada Lim Hud-kiam,
“Kalau kami datang hanya untuk memberi hormat, apakah
Kongcu tidak akan ikut campur?”
“Itu sudah pasti, kalian datang untuk memberi hormat, aku
pun sama, sebenarnya kita bisa menjadi teman, tapi kalian
salah karena kalian terus mencari gara-gara denganku,
terpaksa aku bersikap seperti tadi.”
“Apakah Kongcu adalah teman kami?” tanya Yu Sam-tong.
“Semua orang di dunia ini adalah teman, apalagi kita tidak
pernah saling berselisih, kita bukan musuh!”
“Kalau begitu, buat keponakanku yang kasar ini, aku
mewakili keluarga Yu meminta maaf,” kata Yu Sam-tong.
“Tidak apa-apa, hari ini entah mengapa selalu saja ada
orang yang meminta maaf kepadaku, dan orang yang
meminta maaf selalu orang yang telah berumur, hal ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
membuatku merasa tidak enak hati, apakah hanya orang yang
berumur baru mau memandangku?”
Yu Liong mengerti apa maksud Lim Hud-kiam, dengan
cepat dia berkata, “Kongcu menganggap kami sebagai teman,
membuatku merasa menyesal atas perbuatanku tadi.”
“Sebenarnya aku tidak bermaksud mempersulitmu, aku
banyak mengurusi hal yang tidak ada sangkut pautnya
denganku, sebab aku hanya ingin kau bisa memperagakan
caramu menangkap setan.”
Yu Liong terpaku, “Apa cara Kongcu?”
“Kim-leng-su-seng menjadi setan, pertunjukan ini pasti
akan ramai, aku pun ingin tahu, tapi di antara mereka ada 2
orang yang tidak bisa ilmu meringankan tubuh, maka acara ini
tidak bisa dijadikan pertunjukan, membuat orang merasa
menyayangkan hal ini. Supaya acara ini bisa dipertunjukkan,
aku ada ide, To-seng dan Kiam-seng yang memiliki ilmu
meringankan tubuh yang bagus, tentu mereka bisa bermain di
atas golok dengan bagus, dua orang lagi bisa berdiri di antara
barisan golok, bukankah dengan cara seperti itu bisa
dilakukan? Kalau yang berdiri di atas golok begitu turun di
bawah golok berarti dia yang kalah, yang di bawah bila
terkena golok dan keluar dari barisan golok, itu pun termasuk
kalah, apakah cara ini bisa dijalankan?”
“Itu ide yang bagus tapi barisan golok ini sudah dirusak
oleh Kongcu....” kata Yu Liong.
“Tidak apa, aku hanya merusak sebelah, kedua ujung golok
ini tajam, kita bisa membalikkannya, barisan ini masih bisa
digunakan, kalau kedua belah pihak setuju aku akan segera
membuat barisan lagi.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Souw Thian-sia yang pertama protes, “Aku tidak setuju,
Kim-leng-su-seng bukan orang biasa, mana mungkin
menyuruh kami 4 orang melawan 1 orang? Kami tidak akan
melakukan hal semacam ini!”
Lim Hud-kiam marah, “Jangan mengira kau kuat, kalau
kalian bisa menang dalam barisan ini, kepalaku jadi
jaminannya!”
Dia memungut golok-golok yang sudah putus itu, sambil
memungut dan menancapkannya kembali, hanya sebentar
barisan golok sudah selesai disusun, barisan ini dengan
barisan tadi tidak berbeda, sampai tinggi golok yang tertancap
di tanah pun sama, hal ini membuat para tamu merasa aneh.
Karena golok sebelumnya telah disapu oleh pedangnya
hingga putus, setiap golok yang terputus sekitar 2-3
sentimeter sekarang tertancap dengan kondisi yang
dibalikkan, seharusnya akan lebih pendek 2-3 sentimeter tapi
mengapa golok itu tetap sama tinggi dengan barisan awal?
Hanya beberapa ahli yang cukup tinggi dalam ilmu silat
mengerti apa yang telah terjadi, ternyata sewaktu dia
menancapkan golok dengan tenaga dalam dia menarik golok
itu hingga memanjang 2-3 sentimeter, dengan tenaga dalam
dia menarik golok hingga panjang itu tidak aneh, yang aneh
adalah tangannya bergerak sangat cepat, mengeluarkan
tenaga dalam secara tidak kentara dam tidak bersuara, begitu
barisan telah selesai, orang-orang baru melihatnya.
Souw Thian-sia seperti terkejut dengan tenaga dalam Lim
Hud-kiam, maka dia hanya diam saja.
“Barisan golok telah selesai, Song Siucay cepatlah naik ke
atas panggung untuk memberi petunjuk menangkap setan!”
kata Lim Hud-kiam sambil tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Piauw-leng melihat Lim Hud-kiam, berkata, “Apakah
Tuan menganggap kami akan kalah?”
“Benar, kepalaku sudah kujadikan taruhan, kalau Toako
tidak terima, kepala Toako juga bisa dijadikan jaminan.”
Tiba-tiba Ciam Giok-beng berdiri, “Tidak perlu, dengan
kemampuan ilmu silat Lim Toako, pasti tidak akan salah dalam
memandang pertarungan ini, kalau kalian merasa tidak
mempermalukan kami, kalian boleh mencobanya, kalau tidak
lebih baik kalian langsung mengaku kalah.”
Pian-seng Oh Yan-cauw berkata, “Menurut Tuan Ciam, kami
pasti akan kalah untuk meramaikan ulang tahun Tuan Kie,
kalau kami kalah para tamu paling-paling hanya tertawa, jadi
tidak apa-apa membuat keramaian.”
Yu Liong sudah meloncat ke atas golok teriaknya, “Silakan!”
Bu Ta-kuang mengumpulkan 3 orang kawan lainnya,
mereka berunding dan memutuskan dengan cara apa
mengatasi hal ini, kemudian mereka berpencar dan setiap
orang mengambil posisi.
Bu Ta-kuang memegang golok, Souw Thian-sia memegang
pedang, mereka meloncat ke ujung golok pecut Oh Yan-cauw
adalah pecut besi dengan berat 30 kati, Lim Piauw-leng
memegang 3 senjata yang bernama Kie (senjata ujungnya
bergerigi). Kie panjang biasanya dipergunakan di atas kuda,
Kie pendek adalah senjata bertarung untuk jarak dekat,
sekarang 3 Kie sudah dibawanya.
Ilmu meringankan tubuh mereka kurang bagus, maka
setelah masuk ke dalam barisan ini kaki mereka berada di
antara golok-golok yang dipasang dan mereka berdiri dengan
cara kuda-kuda supaya tidak mudah bergeser.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tubuh Bu Ta-kuang dan Souw Thian-sia ringan seperti
capung yang bertumpu di atas air. Mereka berjalan di
sekeliling barisan golok itu, kemudian bersamaan waktu
menyerang, tangan Yu Liong memegang dua pena, satu di
depan satu di ke belakang, kedua pena itu dengan cepat
berganti-ganti posisi, karena serangan sangat cepat, tubuh Yu
Liong tampak seperti terbang ke atas, dan turun ke arah Lim
Piauw-leng, Lim Piauw-leng yang sudah siap segera menyapu
dengan Kie panjang nya.
Baru saja Yu Liong turun di atas golok, bayangan Kie
panjang sudah datang seperti gunung yang menekan, tapi
dengan tenang dia menyilangkan kedua penanya mengunci
Kie panjang, kemudian dia melayang mengikuti gerakan Kie
panjang sambil berteriak, “Satu sudah kena!”
Ooo)d*w(ooO
BAB 2 Lidah seperti teratai pedang seperti
pelangi
Diiringi bentakannya, tubuh Yu Liong mengikuti Kie
panjang, meluncur turun. Lim Piauw-leng sama sekali tidak
menyangka lawannya akan menggunakan jurus ini. Maka Kie
yang dipegang segera dilepas. Tadinya dia ingin melemparkan
Kie nya pada Yu Liong, tapi Yu Liong benar-benar sangat
lincah, dia melepas penanya, ujung kaki bertumpu ke
pegangan Kie dan melayang ke tempat lain.
Begitu dia berteriak 'setan pertama tertangkap', mereka
mengira Lim Piauw-leng yang tertangkap, maka Bu Ta-kuang
dengan cepat datang untuk menolong, tapi saat itu Kie
panjang yang dilemparkan menghampiri maka dia
mengangkat goloknya untuk melindungi dirinya sendiri, tenaga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tangan Lim Piauw-leng sangat kuat, biarpun dia bisa bertahan
tapi tetap tergetar mundur dua langkah, saat mendarat Lim
Hud-kiam segera berteriak, “Pengurus Bu, harap mundur!”
Bu Ta-kuang sama sekali tidak menyangka yang dimaksud
setan pertama adalah dirinya, tapi dia sudah mendarat di
tempat yang salah, maka dengan wajah penuh kekesalan dia
mundur, Yu Liong mulai menyerang Oh Yan-cauw yang ada di
sebelah sana, dia tampak sangat tenang, pecut yang
dilayangkan membuat Yu Liong mundur, melihat ada
kesempatan Souw Thian-sia langsung menusuk dengan
pedangnya, tapi baru saja pedangnya menyerang dia sudah
terjatuh di atas golok.
Karena Souw Thian-sia terjatuh dengan sendirinya orang
yang melihat dari jauh masih mengira dia maju terlalu
kencang sehingga membuatnya terjatuh, orang yang melihat
dari dekat mengira dia terkena serangan senjata rahasia kecil
sehingga terjatuh, maka mereka pun menjadi ribut, apa lagi
Kie Pi-sia, dia meninggalkan tempat duduknya dan berdiri di
sisi barisan pedang, melihat Souw Thian-sia terjatuh dengan
wajah menghadap ujung golok, dia takut Souw Thian-sia akan
mati, maka dia menarik baju Souw Thian-sia dan segera
mengangkatnya, sebelah tangannya dengan cepat
mengeluarkan pedang dan dia meloncat masuk ke dalam
barisan golok itu, dia menyerang Yu Liong dengan pedangnya
dan berteriak, “Orang licik, kau berani menyerang Suhengku
dengan senjata rahasia.”
Yu Liong tidak menyangka Kie Pi-sia akan masuk secara
tiba-tiba, untuk menghindari serangannya tubuhnya condong
ke depan lalu menabrak Pian-seng.
Pecut Oh Yan-cauw saat itu tepat sedang diangkat
sebetulnya dia bisa saja menyerang bagian bawah Yu Liong,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tapi dia adalah orang yang berpandangan lurus, dia malu
mengalahkan lawan dengan cara seperti itu maka dengan
tangan kosong dia mendorong Yu Liong, Yu Liong yang licik
malah menarik pergelangan tangan Oh Yan-cauw ke depan.
Oh Yan-cauw tidak menyangka Yu Liong akan
memperlakukan dia seperti itu, maka posisi kakinya menjadi
tidak seimbang, dia menendang roboh 4 golok yang ditancap
di tanah.
Kie Pi-sia melihat serangannya tidak mengenai sasaran
malah Oh Yan-cauw hampir menabraknya terpaksa dia
menghentikan serangannya dan menghindar ke pinggir,
karena para penonton ribut membuat Kie-seng Lim Piauw-leng
tidak bisa berkonsentrasi, Yu Liong seperti setan gentayangan
datang menyerang, senjata koasnya digerakkan menotok ke
arah wajah Lim Piauw-leng, karena Kie panjang sudah
terlempar, sedang dia tidak sempat mengambil sepasang
pedangnya masih terselip di pundak dan serangan koas yang
datang sangat cepat terpaksa dia mundur menghindar.
Tempat di mana dia berdiri memang berada di sisi barisan,
karena mundur maka kedua kaki berada di batas barisan, Lim
Hud-kiam berkata, “Su-seng sudah kalah, peragaan opera
menangkap setan dimenangkan dengan seru, tapi ilmu gaib
pelajar she Song terlalu rendah, untung datang Dewi Kwan-im
membantu, opera ini jadi diselesaikan dengan indah....”
Kie Pi-sia masih berdiri di atas barisan golok siap mengejar
Yu Liong, mendengar kata-kata Lim Hud-kiam, kedua matanya
segera melotot, “Apa yang kau katakan tadi?”
Lim Hud-kiam tersenyum, “Aku berdiri sebagai wasit aku
memberi komentar pada pertarungan tadi.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Wasit macam apa, orang lain menyerang dengan senjata
rahasia kau malah tidak melarangnya?”
Lim Hud-kiam menghentikan tawanya, katanya, “Nona,
kalau bicara harus masuk akal, aku tidak membuat ketentuan
tidak boleh menggunakan senjata rahasia!”
“Apakah harus dibuat peraturannya?”
“Yu Toako memberi petunjuk menangkap setan, barisan
pedang ini adalah lingkungannya, maka dengan cara apa pun
dia bisa bergerak bebas, apa lagi dia tidak menggunakan
senjata rahasia, malah kau yang tanpa alasan masuk ke dalam
barisan ini, menurut peraturan yang ada aku harus
mengusirmu dari sini, tapi aku melihat karena kau baik hati,
kau takut kalau Yu Toako seorang diri tidak sanggup melawan
mereka berempat, maka kau datang untuk membantunya,
karena perusahaan perjalanan kalian berjiwa besar, maka aku
tidak akan mempermasalahkan dan aku buru-buru memberi
komentar....”
Kie Pi-sia marah dan berteriak, “Sembarangan bicara, kalau
dia tidak menggunakan senjata rahasia, mengapa Souw
Suheng bisa terjatuh, dengan kemampuan ilmu silatnya tidak
mungkin dia bisa terjatuh.”
Lim Hud-kiam tertawa, “Itu semua di luar dugaanmu, Souw
Thian-sia menang terpeleset, ilmu silatnya memang tinggi ilmu
pedangnya pun sangat bagus, walaupun terpeleset dia masih
terlihat tenang, tubuhnya kurang seimbang, tapi dia
menggunakan pedang untuk menahan tubuhnya, asal dia
tidak terjatuh dan kaki tidak menyentuh tanah, dia tetap bisa
meneruskan pertandingan, kau yang terlalu mengada-ada dan
menariknya hingga turun, kau adalah Sumoinya dan kau
adalah putri Ketua Kie, maka dia menahan kemarahannya,
kalau kau orang lain, dia pasti sudah memukulmu.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Souw Thian-sia yang berdiri di sisi mengeluh, “Sumoi,
turunlah! Tidak apa kami kalah asal jangan sampai orangorang
terus menertawakanmu.”
Sesudah mendengar kata-kata Lim Hud-kiam, Kie Pi-sia
baru sadar apa yang dikatakan Lim Hud-kiam ada benarnya,
Souw Thian-sia memang kesal dan marah kepadanya karena
terlalu banyak ikut campur, dia merasa aneh dan bertanya,
“Suheng, apa kau terpeleset hingga terjatuh?”
“Betul!
“Mengapa kau bisa terpeleset?”
“Aku tidak menyangka tenaga dari kaki lawan bisa
menggoyangkan golok yang ditancap, karena ujung golok
bergoyang-goyang, maka tubuhku tidak bisa seimbang
sebetulnya aku berusaha untuk mengimbanginya, tapi.... ah
sudahlah jangan terus membicarakan tentang masalah ini lagi,
yang penting sekarang kami berempat tidak ada yang terluka,
hanya saja kejadian ini memalukan.”
Kie Pi-sia sangat sedih, dia malu juga menyesal, “Berarti
aku yang sudah mencelakaimu?”
“Tidak juga, mungkin karena pengalamanmu di dunia
persilatan masih kurang, maka kau tidak tahu kalau orangorang
licik selalu menggunakan cara licik, kau ingin
menolongku dan aku tetap merasa berterima kasih
kepadamu!”
Lim Hud-kiam tertawa, “Nona Kie, apakah kau sudah
mengerti? Jadi kau jangan menyalahkan wasit karena tidak
adil! Ini hanyalah permainan tidak perlu begitu serius, tapi aku
tetap harus memberi nasehat kepadamu, orang yang
memegang pedang tidak boleh cepat marah, mereka sedang
bertarung lalu kau datang tiba-tiba, hal itu akan mencelakai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
orang lain, mungkin kau sendiri juga akan terluka, silakan
turun, aku akan bertanya kepada ketua kelompok pertunjukan
ini apakah dia masih mempunyai petunjuk yang lebih bagus
lagi....”
Karena Kie Pi-sia dimarahi oleh Lim Hud-kiam, dia merasa
marah sekaligus malu, tiba-tiba pedangnya terus berputar,
semua golok yang menancap di tanah tersapu oleh
pedangnya, kemudian dia berteriak, “Lan-tiang-siang-sat,
pertunjukan kalian cukup berakhir sampai di sini, maksud
kedatangan kalian sangat jelas, apa pun rencana kalian lebih
baik kalian jelaskan sekarang!”
Keluarga Yu terdiri dari 6 orang, mereka terkejut
mendengar teriakan Kie Pi-sia, bukan karena Kie Pi-sia sudah
mengetahui identitas mereka karena lambat laun akan
diketahui juga, yang membuat mereka terkejut adalah jurus
Kie Pi-sia saat menyapu golok-golok di bawah, sebab barisan
golok itu seluas 2 tombak persegi, tapi hanya dengan satu
jurus Kie Pi-sia bisa menyapu bersih barisan golok itu,
jurusnya ini benar-benar mengejutkan orang.
Tamu-tamu yang duduk pun terkejut, nama Lan-tiangsiang-
sat membuat mereka terkejut, mereka adalah orangorang
dunia persilatan, apa lagi yang usianya agak tua,
kebanyakan mereka tahu bentrokan antara Lan-tiang-siang-sat
dan Kie Tiang-lim dan tahu kalau mereka berenam datang
untuk membalas dendam, maka mereka mengkhawatirkan
keselamatan Kie Tiang-lim.
Dari pihak Lan-tiang-siang-sat sudah 3 orang yang memberi
pertunjukan, 2 orang gadis berilmu tinggi, Yu Liong sendirian
sudah mengalahkan Su-seng, ilmu silatnya memang hebat, 3
orang muda ini adalah keponakan Lan-tiang-siang-sat, kalau
begitu bagaimana dengan kemampuan 2 orang tua itu?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Ji-tong tertawa, “Lebih baik kami terus terang, Kie
Tiang-lim, aku mengira kau sudah melupakan kami ternyata
kau berpura-pura tidak mengenali kami!”
Kie Tiang-lim berdiri, “Teman lama mana mungkin, aku
melupakan kalian begitu saja? karena kalian berdua menutupi
identitas kalian, terpaksa aku pun pura-pura tidak mengenali
kalian.”
Yu Sam-tong berkata, “Lan-tiang-siang-sat sekarang sudah
berubah menjadi It-sat, tapi kami terus ingat urusan kami di
dalam hati, hutang lama harus kami perhitungkan.”
Kie Tiang-lim sedikit terpaku, “Masalah aku yang telah
membunuh Lo-toa kalian, aku memang mengakuinya kalian
berdua masih hidup mengapa disebut It-sat?”
Yu Ji-tong marah, “Kami kakak beradik karena dirimu sudah
kehilangan sebelah tangan, kami sekarang menjadi setengah
manusia, 2 orang yang hanya mempunyai sebelah tangan
kalau digabung bukankah akan menjadi satu orang yaitu Itsat?
“Ternyata begitu, aku tidak bisa bicara apa-apa lagi, dengan
cara apa kalian ingin memperhitungkan hutangku dulu?” tanya
Kie Tiang-lim.
“Ini bukan hanya satu hutang, harus pisahkan, sebab Toako
kami. Yu Ta-tong mempunyai putra yang sudah dewasa,
hutangmu dengan Yu Ta-tong menjadi tanggung jawab
mereka, kami berdua hanya minta dua tangan yang sudah kau
putuskan, apakah ini adil?”
“Adil! Aku hanya mempunyai dua tangan, aku akan
mengembalikannya kepada kalian, satu orang mendapatkan
satu tangan, kemudian aku akan menyisakan nyawaku untuk
keponakanmu, apakah dengan cara ini kalian merasa puas?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Ji-tong berkata, “Kau benar-benar enak diajak bicara,
tadinya kami ingin menambah dengan sedikit bunganya,
karena kau begitu terbuka kepada kami, jadi kami tidak akan
menambahkan bunga, potong saja tanganmu untuk kami!”
Kie Tiang-lim tersenyum, “Dua puluh tahun yang lalu, orang
she Kie bukan dengan cara seperti itu berhutang kepada
kalian, tangan kalian bukan kalian sendiri yang
memutuskannya.”
“Maksudmu apakah kami harus berusaha dulu?”
“Hutang seperti apa, cara membayarnya pun harus dengan
cara seperti itu, ini wajar!” Kie Tiang-lim tertawa.
“Betul juga, kami tidak ingin kau membayar hutang tanpa
berusaha, kami juga sudah siap dengan cara kami menagih
hutang, kau pasti akan membayarnya, apakah kita akan
melunasinya di sini, atau kita cari tempat lain?”
“Di mana pun boleh!” jawab Kie Tiang-lim.
“Baiklah, ruangan ini lumayan besar, bagaimana kalau di
sini saja! Bawalah pedangmu kemari!” ujar Yu Ji-tong.
Kie Tiang-lim tertawa, katanya, “Hari ini adalah hari ulang
tahunku....”
“Itu lebih baik, kelak hari ulang tahunmu akan menjadi hari
kematianmu juga, bisa diperingati sama-sama supaya
keturunanmu tidak lupa menyembahyangi mu, hari yang
bagus ini, kau jangan mundur lagi!”
Kie Tiang-lim berkata, “Aku tidak akan mundur, aku hanya
ingin memperingatkan kalian, hutang di antara kita jangan
sampai membuat orang lain terkejut, kalian tunggu sebentar,
setelah tamu-tamuku pulang, baru kita membuat perhitungan
di antara kita, bagaimana?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Boleh saja, sebetulnya 20 tahun yang lalu kau bisa
membunuh kami, tapi kau tidak tega melakukannya, hanya
membuat tangan kami buntung, kami merasa sangat
berterima kasih kepadamu untuk hal ini, maka hari ini begitu
datang kami akan diam dulu, biar pesta ulang tahunmu bisa
dilangsungkan dulu, tapi putrimu sudah tidak sabar dan sudah
berteriak dulu, kalau pesta ini dilanjutkan kau pun akan
merasa tidak tenang, lebih baik sekarang kau mengantar para
tamu pulang!”
Kie Tiang-lim mengangguk, dia memberi hormat kepada
para tamu, “Saudara-saudara dan para hadirin, aku minta
maaf kalian sudah datang jauh-jauh, aku tidak bisa
menyajikan makanan yang enak, tapi kalian sudah melihat
keadaan sekarang, aku harap kalian memaafkan kami,
silakan!”
Tamu-tamu yang ada di sana tidak ada seorang pun yang
bergerak, Yu Ji-tong dengan tidak sabar berkata, “Sudah!
Sudah! Bukankah kalian sudah memberi selamat, arak pun
sudah diminum, kalau masih tidak cukup, besok di sini akan
ada upacara pemakaman, kalian boleh membawa uang kertas
untuk orang mati, masih ada makanan yang enak, sekarang
kalian boleh pergi!”
Hun-lam In Tiong-ho dengan marah berkata, “Yu Ji-tong,
kau tampak sangat percaya diri bisa mengalahkan Kie Toako,
padahal mungkin besok adalah upacara pemakamanmu.”
Yu Ji-tong tertawa terbahak-bahak, “Apakah In Tayhiap bisa
meramal, memang besok kami akan mengadakan pesta besar,
pesta untuk memperingati kesuksesan kami membalas
dendam peristiwa 20 tahun yang lalu, besok aku akan
mengundang In Tayhiap menjadi tamu pentingku.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Sebetulnya In Tiong-ho ingin mengatakan, yang akan mati
adalah Lan-tiang-siang-sat sendiri, tapi kata-kata Yu Ji-tong
malah membuatnya tidak bisa menjawab.
Yu Ji-tong berkata, “In Tayhiap, aku tahu kau dan Kie
Tiang-lim adalah teman baik, maka aku sengaja berada dalam
satu perahu bersamamu, aku sengaja menyuruh keponakanku
menunjukkan ilmu silatnya, supaya kau mengatakan pada Kie
Tiang-lim, tadi kami pun masih sempat memperagakan
beberapa jurus, namamu sangat terkenal di dunia persilatan,
pandanganmu juga luas, kau pasti bisa melihat siapa yang
menang dan siapa yang kalah hari ini.”
“Yang kalian tunjukan adalah ilmu rendahan, bukan ilmu
yang benar-benar, nama Kie Toako sangat terkenal, nama
kalian jauh berada di bawah beliau.”
Yu Ji-tong tersenyum, “Betul, mengenai jurus pedang
kecuali Ciam Lo-enghiong, yang kedua adalah Kie Tiang-lim,
kami kalah bersaing dengan mereka, maka terpaksa kami
mencari cara lain!”
“Apa kalian akan memakai senjata rahasia?”
“Senjata rahasia hanyalah salah satu cara kami, masih
banyak permainan lain, yang terpenting kami harus menang,”
jawab Yu Ji-tong.
“Kalian sungguh licik!” Kie Tiang-lim marah.
Yu Ji-tong tertawa sinis, “Kie Tiang-lim, jangan lupa kami
datang untuk membalas dendam, apakah membalas dendam
harus dengan cara sopan?”
Lim Hud-kiam yang tidak mau diam saja, akhirnya ikut
berkata, “Betul, membalas dendam bukan untuk memberi
pertunjukan, cara apa pun bisa dilakukan!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Tiang-lim selalu sungkan kepada Lim Hud-kiam,
sekarang mendengar dia berkata demikian, wajahnya segera
berubah, “Sobat, sebenarnya kau berada di pihak mana?”
“Aku berada di posisi netral, aku tidak memihak pada siapa
pun, kata-kataku tadi juga adil, kalau membalas dendam
hanya menggunakan ilmu silat, orang yang tidak bisa ilmu
silat, apakah bisa membalas dendam?”
“Aku tanya kepadamu kau berdiri di pihak mana, bukan
bertanya kau akan membantu siapa, sebab kau juga orang
dunia persilatan, maka aku bertanya demikian, tujuan berlatih
ilmu silat adalah untuk membela kebenaran juga keadilan,
membasmi yang jahat melindungi yang lemah....”
“Itu sudah pasti!” jawab Lim Hud-kiam.
“Kalau kau sudah tahu, syukurlah! Aku ingin bertanya,
apakah kau tahu mengapa aku dan Lan-tiang-siang-sat bisa
menjadi musuh?”
“Itu adalah kejadian 20 tahun lalu, mana aku tahu!” kata
Lim Hud-kiam.
“Aku bisa memberitahu, 20 tahun yang lalu Lan-tiang-samsat
menguasai wilayah Hun-lam, mereka jahat, Hek-bin-sat-sin
Yu Ta-tong memaksa seorang wanita menjadi istri mudanya
tapi perempuan itu menolaknya, lalu Yu Ta-tong dan kedua
adiknya membunuh keluarga wanita itu dan menculiknya, di
tengah jalan aku bertemu dengan mereka, apakah aku bisa
membiarkannya?”
“Harus!” jawab Lim Hud-kiam.
“Apakah Yu Ta-tong harus dibunuh?”
“Harus!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau begitu mereka mencariku untuk membalas dendam
apakah itu masuk akal?”
“Masuk akal!” Lim Hud-kiam menjawab dengan santai.
Ciam Giok-beng tidak tahan lagi, dia ikut berkata, “Lim Lote,
itu aturan dari mana?”
“Aturanku aturan umum, Yu Ta-tong harus dibunuh karena
melanggar peraturan pemerintah, dia harus dihukum oleh
pemerintah, harus ditangkap lalu diserahkan kepada
pemerintah, dia akan dihukum oleh pemerintah, tidak pantas
kalau Kie Tiang-lim yang membunuh dia.”
“Kekuatan Lan-tiang-sam-sat sangat kuat, pemerintah di
Hun-lam pun sangat takut kepadanya seperti takut pada
harimau, mana mungkin mereka berani mencabut kumis
harimau?” kata Kie Tiang-lim dingin.
“Pemerintah hanya takut kepada mereka, bukan tidak mau
mengurusi hal ini, karena kau mempunyai kekuatan
menangkap mereka, maka kau harus membantu pemerintah
menangkap mereka, ini baru jalan yang benar, tapi kau
mengandalkan ilmu silatmu sendiri dan membunuh dia,
menggunakan kata-kata bagus dengan dalih membela
keadilan, padahal kau hanya ingin mencari nama, tindakanmu
jadi salah.”
Kata-kata Lim Hud-kiam membuat Kie Tiang-lim tidak
sanggup menjawab, setelah lama dia baru berkata, “Mungkin
kau belum lama berkelana di dunia persilatan, jadi tidak tahu
kalau orang-orang dunia persilatan dalam melakukan
pekerjaan tidak pernah berhubungan dengan pemerintahan!”
“Inilah kesalahan besar dari orang dunia persilatan, mereka
menganggap kalau mereka adalah hukum, apakah dengan
adanya orang dunia persilatan maka tidak butuh hukum?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Bukan begitu, orang dunia persilatan mengurusi masalah
dunia persilatan, mereka tidak bisa mengurusi salah atau
benarnya orang-orang di dunia ini, jika Lan-tiang-sam-sat
tidak mempunyai ilmu tinggi mereka tidak akan berani
melakukan semua perbuatan sesuka hati mereka, kalau
mereka melakukan kesalahan lantas dibereskan oleh
pemerintahan, aku pun tidak akan banyak mengurusi hal-hal
yang tidak ada sangkut pautnya denganku!”
“Itu benar, kau sudah membunuh Yu Ta-tong,
keturunannya datang untuk membalas dendam, ini adalah hal
biasa, apakah kau masih mengatakan ini tidak masuk akal?”
Kie Tiang-lim tidak bisa menjawab, Lim Hud-kiam berkata
lagi, “Sekarang banyak orang dunia persilatan yang mengaku
kalau mereka adalah orang yang membela keadilan dan
kebenaran, sering secara sembarangan membunuh orang,
mereka hanyalah orang-orang yang ingin mencari nama,
sebenarnya tindakan mereka bukan demi keadilan dan
kebenaran.”
“Menurut pandanganmu seperti apa keadilan dan
kebenaran itu?” tanya Kie Tiang-lim.
“Kalau menemukan hal yang tidak adil, kita tidak boleh
berpangku tangan tapi juga tidak boleh sembarangan
membunuh orang, lihat! pedangku adalah pedang tumpul, aku
ingin dengan pedang Budha ini mengubah orang-orang jahat
di dunia ini menjadi baik, itu baru disebut menjaga keadilan
dan kebenaran,” jawab Lim Hud-kiam.
“Aku kagum padamu yang punya keinginan hati seperti itu!”
kata Kie Tiang-lim.
“Ketua salah, aku tidak berniat ingin terkenal di dunia
persilatan, aku hanya ingin mempunyai hati seperti Budha!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Betul, aku mengaku salah, tapi dengan hati baikmu, kalau
bertemu orang yang jahat dan licik, kau harus bertindak
bagaimana?”
“Harus dengan kesabaran membuat mereka mengerti!”
“Aku kagum kepadamu, sekarang aku ingin tanya, kalau
mereka ingin membunuhku, aku harus bertindak bagaimana?”
“Kalau kau mempunyai kekuatan untuk melindungi dirimu
sendiri, mereka tidak akan bisa membunuhmu, kalau kau tidak
mempunyai kekuatan melindungi dirimu sendiri, di sini banyak
temanmu, mereka bisa membantumu, yang penting kau tidak
boleh membunuh orang lagi.”
“Orang she Kie sejak membuka perusahaan perjalanan
belum pernah membunuh orang, hari ini aku pun tidak
bermaksud melukai orang!”
“Itu sangat baik, kalau kita terus menerus saling membalas
dendam kapan akan ada habisnya, di dunia persilatan banyak
masalah terjadi karena balas membalas, makanya masalah
tidak ada henti-hentinya timbul!”
“Tapi kalau aku tidak membunuh orang, orang lain yang
akan membunuhku!”
“Tidak, di belakangmu ada Pak-hai-kiam-im, Ciam Cianpwee
yang mendukungmu mereka tidak akan bisa membunuhmu
hari ini!”
Ciam Giok-beng tersenyum, “Lo-te terlalu memuji, aku
sudah tua tenaga pun sudah berkurang, sepertinya aku tidak
bisa mengurusi hal ini!”
“Kalau kau tidak bisa mengurusi hal ini aku yang akan
mengurusnya, asal kau bersedia aku tidak akan membiarkan
pembunuhan terjadi di sini.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Keluarga Yu terdiri dari 6 orang setelah mendengar
perkataan ini mereka terpaku, Yu Ji-tong bertanya, “Kongcu,
apakah dendam kami akan berlalu begitu saja?”
“Aku tidak berkata seperti itu, Kie Tiang-lim sudah
membacok hingga putus tangan kalian, kalau kalian sanggup
kalian boleh membacok kembali tangannya.”
Yu Liong berteriak, “Bagaimana dengan dendam ayahku?”
“Ayahmu mati karena ilmu silatnya lebih rendah dari Kie
Tiang-lim, kalau ilmu silat kalian bisa lebih hebat dari Kie
Tiang-lim, berarti kau sudah bisa membalaskan dendam
ayahmu.”
“Apa begitu sederhana?” kata Yu Liong marah.
“Kalau tidak begitu, lalu apa yang kau inginkan?” tanya Lim
Hud-kiam.
“Hutang darah harus dibayar dengan darah!”
Wajah Lim Hud-kiam segera berubah, “Kau boleh
mencobanya, kalau kau merasa harus membunuh baru merasa
senang, aku akan membuatmu seumur hidup tidak bisa
bersilat lagi!”
Yu Liong terdiam, tapi dia sudah mengeluarkan senjata
koasnya lalu menyerang ke arah jantung Lim Hud-kiam,
dengan sebelah tangannya Lim Hud-kiam menutupi dadanya
dan menahan serangan koasnya, sedangkan satu tangannya
lagi sudah meluncur mencengkeram ikat pinggang Yu Liong,
dan pelan-pelan mengangkat Yu Liong, kemudian melempar
Yu Liong seperti batu besar mendarat ke bawah.
Yu Houw dengan cepat memapahnya bangun, “Kakak,
bagaimana dengan keadaanmu?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Liong mengatur nafas ternyata dia tidak terluka, maka
dia berusaha melepaskan pegangan Yu Houw, dia siap
menyerang lagi, Yu Leng-nio datang menariknya, “Toako,
kata-kata Lim Kongcu betul, kita coba terima aturannya,
paman kita harus membayarnya tapi tidak sampai harus
membunuh orang, Kie Tiang-lim sangat terkenal di dunia
persilatan kalau kita bisa mengalahkan dia itu lebih berarti
dibandingkan harus membunuh dia.”
Yu Ji-tong ikut bicara juga, “Betul, Kie Tiang-lim terkenal di
dunia persilatan selama beberapa puluh tahun, kalau kita bisa
mengalahkan dia namanya akan hancur sekalipun dia masih
hidup dia akan merasa lebih memilih untuk mati, Lo-toa kita
bisa menutup mata dengan tenang.”
Yu Liong melihat mereka berdua terus menasehatinya
dengan alasan yang sama, dia tahu semua ini bukan tanpa
alasan maka dia memilih untuk diam, tapi matanya tetap
melotot kepada Lim Hud-kiam.
Lim Hud-kiam pura-pura tidak melihatnya, dia tertawa
sambil berkata, “Sekarang semua orang setuju untuk tidak
melukai orang, jadi sekarang kita bisa mengunjukkan
kehebatan ilmu silatnya, Ketua tidak perlu buru-buru
mengantar tamu pulang biar semua orang bisa menyaksikan
keramaian ini.”
Kie Tiang-lim tadi melihat Lim Hud-kiam dalam satu jurus
sudah berhasil membuat Yu Liong bertekuk lutut, dia tidak
bisa mengukur ilmu silat pemuda itu maka dia juga memilih
untuk diam, Yu Ji-tong memberi isyarat mata kepada Yu Samtong,
Lo-sam, “Kita berdua siap menagih hutang tangan kita
yang sudah dibuntungkan!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Sam-tong mengangguk dan dia pun keluar, tanya Kie
Tiang-lim, “Apakah kalian berdua ingin bertarung bersamasama?”
“Tadinya kami ingin bertarung dengan dua tangan
menggunakan 2 senjata, karena tangan kami sudah
dibuntungkan oleh Tuan, maka kami tetap ingin dengan 2
tangan memegang 2 senjata, maka kami berdua menciptakan
ilmu silat 2 orang menjadi satu orang, kalau Tuan merasa
akan dirugikan Tuan bisa mencari orang lain untuk
membantu.”
“Aku tidak mempunyai kebiasaan seperti itu,” ujar Kie
Tiang-lim.
“Kalau begitu kami tidak akan bersikap sungkan lagi,” Yu Jitong
berkata dengagn dingin, Yu Ji-tong berpesan, “Bwee-nio,
keluarkan senjataku!”
Yu Bwee-nio membuka bungkusan kain lainnya, dia
mengeluarkan 2 senjata aneh, kemudian melemparkan kepada
Yu Ji-tong dan Yu Sam-tong, tamu-tamu yang duduk pun
menjadi termangu karena tidak tahu 2 senjata itu apa
namanya.
Yu Ji-tong memegang senjata berbentuk seperti pecut
dengan 7 sambungan, tapi kalau dilihat dengan teliti senjata
itu terbuat dari 7 pisau kecil yang diikat menjadi satu, setiap
ujung dan kepala pisau terdapat ring untuk
menyambungkannya, pisau yang pertama dipakai untuk
pegangan dan pisau yang terakhir tidak ada ringnya, karena
panjang senjata itu mencapai satu setengah tombak, maka
senjata itu digerakkan dengan cara ditarik-tarik, sedangkan
sebagian lagi berada di bawah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Senjata Yu Sam-tong berbentuk pentungan bergerigi,
biasanya pentungan bergerigi sangat tajam, tapi
pentungannya berbentuk kaitan.
Lim Hud-kiam pun terpaku melihat senjata mereka, dia
bertanya, “Senjata kalian bentuknya sangat aneh, apakah
senjata itu sudah mempunyai nama?”
“Senjata ini adalah ciptaan kami sendiri, tidak ada nama,
senjataku bisa disebut pecut dengan 7 sambungan!” jawab Yu
Ji-tong.
“Sangat aneh, lalu apa keistimewaannya?” tanya Lim Hudkiam.
“Digunakan seperti pecut dengan 7 sambungan, tapi
senjata ini lebih dahsyat dibandingkan dengan pecut dengan 7
sambungan yang biasa, karena senjata ini terbuat dari pisau
kecil, kalau terkena lecutannya lumayan sakit,” jelas Yu Jitong.
“Aku lihat ring besi itu sangat besar, dari suaranya
menunjukkan kalau ring itu kosong tengahnya, apa benar?”
Yu Ji-tong melotot kepadanya lalu menjawab, “Betul, ring
ini tengahnya kosong, dan aku menyimpan bahan peledak di
dalamnya kalau lawan berani membacok dengan golok atau
pedang, maka bahan yang tidak begitu keras akan putus,
setelah itu bahan peledaknya akan meledak dengan
sendirinya.”
“Apakah peledak itu bisa melukai orang?” tanya Lim Hudkiam.
“Tidak, tapi tenaga ledakannya bisa membuat pisau kecil itu
melesat, pisau itu bisa melukai orang, apakah masih ada yang
ingin Kongcu tanyakan?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tidak ada, aku benar-benar kagum dengan pemikiran
Tuan, bisa membuat senjata begitu aneh,” kata Lim Hud-kiam.
“Tidak juga, hanya saja orang yang bertarung denganku
harus hati-hati, lebih baik jangan mencoba memotong ringnya
dengan benda apapun.”
“Kalau begitu, sewaktu bertarung dengan lawan banyak
jurus jadi tidak bisa digunakan?” tanya Lim Hud-kiam.
Yu Ji-tong tertawa dingin, “Kie Tiang-lim adalah ahli ilmu
pedang, kami sudah cacat terpaksa kami harus memutar otak
untuk membuat senjata ini, aku kira ini tidak berlebihan!”
Lim Hud-kiam mengangguk, “Betul, Ketua Kie mempunyai
ilmu pedang yang tinggi, kukira tidak memotong ring itu,
buatnya tidak akan mengalami kesulitan asal diberitahu dulu
sebelumnya, ini bukan hal yang penting, senjata Tuan ke-tiga
Yu seperti apa? Dan diberi nama apa?”
“Mainanku pun tidak bernama, hanya kaitan yang ada di
atasnya bisa digerakkan, kalau menyenggol senjata dia akan
terbang keluar, kalau arahnya tidak salah dia yang sial, kalau
arahnya salah dia yang beruntung, hanya saja tergantung
pada nasib, bukan aku ingin mengambil keuntungan, apakah
Tuan menganggap ini adil?”
“Adil, tapi lebih baik kau beritahu dulu kepada orang lain,
arah mana yang menguntungkanmu!” kata Lim Hud-kiam.
“Tentang hal ini aku sendiri juga tidak tahu, karena kaitan
ini dimasukkan dengan arah tidak sama, bagian mana yang
tersenggol akan keluar dengan arah tidak tentu, maka cara
yang paling bagus adalah jangan menyenggolnya kalau tidak,
semua tergantung pada nasib.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Sesudah mendengar keunggulan senjata musuhnya masingmasing,
Kie Tiang-lim mulai berpikir jangan sampai bentrok
dengan senjata lawannya, pertarungan ini sangat tidak
menguntungkan baginya.
Tapi nama Kie Tiang-lim sangat terkenal, menghadapi
tantangan musuhnya, tidak mungkin dia mundur, maka dia
pun berpikir sejenak dan langsung berpesan, “Thian-sia, ambil
dan bawa pedangku kemari!”
Pedangnya yang berwarna hijau memang bukan pedang
sakti, tapi terbuat dari baja asli, keras juga tajam, dan pedang
itu adalah pemberian dari gurunya yaitu Kian-kun-it-kiam Siau
Pek.
Siau Pek dijuluki pesilat pedang nomor satu, dia
menurunkan semua ilmunya kepada murid pertamanya yaitu
'Pak-hai-kiam-im Ciam Giok-beng, dia merasa bersalah karena
tidak pernah menyumbangkan sesuatu kepada dunia
persilatan, maka dia memberikan pedang ini untuk murid
terakhirnya, Kie Tiang-lim, supaya dia bisa membela keadilan
dan kebenaran di dunia persilatan untuk meneruskan citacitanya
yang belum tercapai.
Biasanya Kie Tiang-lim sangat menyayangi pedang ini, dia
menganggap pedang itu sama penting dengan nyawanya, hari
ini adalah ulang tahunnya yang ke-60, dengan hormat dia
menggantungkan pedang itu di tengah-tengah ruangan.
Dengan penuh rasa hormat pedang itu dicabut oleh Souw
Thian-sia, kemudian memutar-mutar di udara.
Ciam Giok-beng ikut berdiri, dia menghormati pedang
peninggalan gurunya, tamu-tamu yang tahu sejarah pedang
itu pun segera berdiri untuk memberi hormat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan serius Kie Tiang-lim menerima pedang itu dan
berkata, “Yu-heng berdua, pedangku adalah pemberian
guruku, aku menuruti ajaran guruku yaitu tidak pernah
melakukan hal yang tidak pantas dengan pedang ini, Toako
kalian meninggal oleh pedang ini, terhadap hal yang terjadi di
masa lalu aku memang merasa sedikit menyesal tapi aku tidak
merasa bersalah kepada pedang ini, apakah kalian berdua
mengerti maksudku?”
“Aku tidak mengerti!” jawab Yu Ji-tong dengan dingin.
“Pedang ini hanya tahu benar atau salah, tapi tidak tahu
dendam atau budi, maka setiap kali aku menggunakan pedang
ini, aku selalu bertanya kepada hati nuraniku, apakah aku
telah melanggar ajaran guru atau tidak, kalau aku tidak
merasa bersalah demi menjaga nama baik perguruan, aku
tidak akan sungkan membunuh orang!”
Dua bersaudara Yu tidak bersuara, tapi Lim Hud-kiam
dengan pelan berkata, “Dilarang membunuh, memang jiwa
pendekar harus seperti itu, tapi itu adalah sifat tidak terpuji!”
Nada bicaranya memang menusuk, tapi Kie Tiang-lim tidak
merasa tersinggung, dia berkata, “Sewaktu aku menerima
pedang ini, aku masih muda, mungkin aku kurang sabar
dengan pedang ini aku telah membunuh beberapa penjahat,
tapi selama 10 tahun ini pedang ini belum pernah terkena
darah, hari ini pun demikian, maka Lim Kongcu tidak perlu
merasa khawatir!”
Lim Hud-kiam tersenyum, “Aku tidak mengkhawatirkan apaapa,
dengan ada aku di sini, bila terjadi pembunuhan, akulah
yang akan bertanggung jawab.”
Souw Thian-sia benar-benar tidak tahan, dia berteriak, “Kau
sudah mengurusi terlalu banyak, ilmu pedang Susiokku sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
sampai pada tahap menyatu dengan pikiran, apakah dia akan
membunuh orang atau tidak, dia sanggup menguasai dirinya,
untuk apa kau yang harus bertanggung jawab!”
“Dia bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, aku
bertanggung jawab kepada diriku sendiri, kalau tujuan kita
sama tentu akan lebih baik, aku hanya mengingatkan dia,
jangan sampai tidak bisa menguasai diri, dia bisa melakukan
apa saja, dan masih ada aku yang akan membantu dia
menguasai dirinya sendiri.”
“Kentut, alasanmu apa lagi?” kata Souw Thian-sia marah.
“Demi pedang tumpulku,” kata Lim Hud-kiam sambil
memegang pedangnya.
Souw Thian-sia tidak kuat menahan emosinya lagi, dia
keluar dan berkata, “Biar aku mencoba dulu ilmu pedangmu,
apakah kau bisa membuatku percaya pada kata-kata gilamu.”
Tapi Ciam Giok-beng membentak, “Thian-sia, urusan
Susiokmu masih belum selesai, apakah kau ingin membuat
masalah lagi?”
Souw Thian-sia memberi hormat, “Guru, bukan muridmu
ingin mencari masalah, tapi orang ini terlalu sombong!”
Kie Pi-sia ikut menjawab, “Supek, ayahku bertarung
melawan musuh, tapi orang lain yang mengawasinya, apakah
kita begitu tidak berguna, bersabar pun kita ada batasnya,
orang ini dari awal sudah mengacau....”
Lim Hud-kiam tersenyum, katanya, “Kata-kata Nona tadi
tidak adil, aku hanya berdiri pada posisi sebagai sama-sama
orang persilatan yang menegakkan keadilan, aku tidak
memihak kepada siapa pun!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Menegakan keadilan, belum giliranmu yang bicara!” Kie Pisia
marah.
“Kalau ada orang yang berani keluar untuk mengambil
keputusan yang adil, untuk apa aku harus keluar, disini jagojago
dunia persilatan sangat banyak, tapi mereka hanya duduk
saja tidak membuka mulut....”
In Tiong-ho ikut marah, katanya, “Dari awal Tuan sudah
mengambil alih, mana mungkin ada orang lain yang
mengambil kesempatan ikut bicara?”
Lim Hud-kiam tertawa dingin, “Seharusnya saat kau berkata
seperti itu kau harus merasa malu, aku datang ke pesta ulang
tahun saat pestanya sudah mulai, sebelumnya apakah kalian
pernah mengatakan sesuatu, karena kalian tidak membuka
mulut, maka aku yang mengurusi masalah yang tidak ada
hubungannya denganku.”
“Saat itu keluarga Yu belum membuka identitas mereka tapi
kau sudah tahu, kau sendiri yang datang memberitahu,
apakah kau tidak tahu identitas mereka? Kau sudah tahu, lalu
mengapa tidak lebih awal memberi tahu kami?” kata Lim Hudkiam
lagi.
In Tiong-ho tidak bisa menjawab, lama dia baru berkata,
“Karena kedua belah pihak sudah mengambil keputusan, aku
tidak perlu banyak bicara lagi.”
“Kalau begitu, berarti kau setuju jika terjadi pertarungan
berdarah?” tanya Lim Hud-kiam.
“Sembarangan, aku tahu hati Kie Toako sangat baik, dia
tidak akan membuat orang tersinggung, untuk apa aku harus
ikut campur?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Hud-kiam berkata, “Aku percaya karena hari ini adalah
hari ulang tahunnya, dia tidak akan membunuh orang, tapi
orang tua Yu ingin membalas dendam, mungkin hatinya
berbeda dengan pikirannya, seharusnya kau nasehati mereka
supaya amarah mereka reda....”
“Apakah mereka mau mendengarku?”
“Kau belum mencobanya mana tahu mereka akan
menerimanya atau tidak, aku merasa mereka adalah orang
yang bisa mengerti, paling sedikit ketika aku mengeluarkan
pendapat agar jangan sampai melukai orang, dan mereka
mendukung!”
“Apakah kau yakin?” kata In Tiong-ho tertawa.
“Kalau tidak yakin aku tidak akan keluar untuk bicara!”
jawab Lim Hud-kiam, “Sekarang aku baru mengerti, In
Tayhiap tidak keluar bicara ternyata karena merasa tidak
yakin, aku tidak menyalahkanmu, tapi juga jangan salahkan
aku yang mencari masalah, karena aku ingin dengan adil
membereskan semua masalah!”
Rasa marah membuat In Tiong-ho gemetar, dia berkata
kepada Ciam Giok-beng, “Ciam Tayhiap, aku tidak percaya kau
punya daya tahan begitu kuat melihat kesombongan bocah
ini!”
Alis Ciam Giok-beng berkerut, dia berdiri, “Ilmu silat Lim Lote
cukup tinggi dan pantas untuk dipuji, tapi kalau terlalu
sombong tidak baik bagi dirinya sendiri!”
Lim Hud-kiam tertawa, “Kita tidak membicarakan tentang
ilmu silat, apakah permintaanku pantas, harap Ciam Tayhiap
bisa memberi pendapat.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau kalian bisa akur itu adalah hal yang baik, yang pasti
tidak salah!” jawab Ciam Giok-beng.
“Itu sudah cukup, seharusnya berusaha mencapai jalan
yang benar, akan membuat semua orang berusaha mencapai
tujuan ke sana, ini adalah filsafat juga tujuan pesilat pedang!”
“Kau bicara tentang filsafat seperti air yang mengalir turun,
aku merasa kalah darimu, tapi keinginan yang begitu tinggi
bukan hanya mengandalkan perkataan saja, di dunia
persilatan kalau ingin terkenal tetap harus mempunyai ilmu
silat yang tinggi!”
“Itu sudah pasti, apakah Ciam Tayhiap akan menguji ilmu
silatku?” tanya Lim Hud-kiam.
“Aku tidak berani!” Ciam Giok-beng menggelengkan kepala.
In Tiong-ho berkata, “Tayhiap bisa tahan dengan sifat
anehnya, tapi aku tidak, kalau Kie Toako tidak keberatan, aku
akan menghajarnya!”
“Tidak perlu, suruh saja Souw Thian-sia yang melakukannya
sebab mereka sudah berjanji!” kata Kie Tiang-lim.
Kemudian dia berkata kepada Lim Hud-kiam, “Tuan datang
untuk membela keadilan, supaya dendam antara keluarga Yu
dan aku bisa diselesaikan dengan damai, aku merasa sangat
berterima kasih, aku adalah orang yang berpikiran matang,
aku harus lebih mendukung, tapi generasi muda menganggap
Tuan sudah menghalangi gerakanku dan menganggap semua
ini adalah penghinaan, mereka berada di pihak melindungi
perguruan mereka, itu tidak salah, aku harap Tuan bisa
membuat mereka bertekuk lutut di hadapanmu!”
Yu Leng-nio berkata, “Sesudah mendengar kata-kata Tuan
Lim, kami merasa semua benar dan kami setuju, juga akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengikuti petunjuk Tuan Lim yaitu membereskan masalah
dengan damai, kami sudah kalah dan sudah membuat malu di
depan banyak orang, maka untuk menguji Tuan Lim,
perusahaan perjalanan Su-hai yang harus bertanggung
jawab.”
Terpaksa Kie Tiang-lim berkata, “Thian-sia, ingat kali ini kau
yang minta petunjuk kepada Tuan Lim, bukan menguji dia
apakah dia pantas menjadi pengawas atau tidak, sebetulnya
hati Tuan Lim yang seperti Budha sudah cukup pantas untuk
menjadi penengah!”
Dengan wajah tidak senang Souw Thian-sia memberi
hormat, “Silakan Toako memberi petunjuk!”
“Pengurus Souw, jangan percaya apa yang dikatakan oleh
Ketua Kie, sekarang banyak pesilat tangguh yang menganggap
aku terlalu sombong, mereka ingin memberi pelajaran
kepadaku, di antara mereka ada yang lebih kuat darimu atau
sama kuatnya denganmu, aku ingin tanya apakah ada orang
yang bisa dalam 3 jurus mengalahkanmu?”
Kali ini Souw Thian-sia sangat sulit menjawab, kalau
menjawab tidak ada sepertinya terlalu sombong, kalau
menjawab ada akan membuat wibawa perguruannya turun.
In Tiong-ho tahu kesulitannya, dengan cepat dia mewakili
Souw Thian-sia menjawab, “Souw Toako adalah murid Ciam
Tayhiap, Ciam Tayhiap dan Kie Toako adalah pesilat pedang
yang sangat terkenal, apa lagi Souw Siauhiap dijuluki Kiamseng,
walaupun tamu-tamu yang datang ilmu mereka tidak
lebih rendah darinya, tapi dalam 3 jurus tidak mungkin bisa
mengalahkan dia.”
Sebenarnya para tamu yang datang tidak banyak yang
kepandaiannya lebih tinggi dari Souw Thian-sia, maka kataTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kata In Tiong-ho boleh dikatakan terdengar sangat sungkan,
maka tamu-tamu pun tidak ada yang protes!
Lim Hud-kiam tertawa terbahak-bahak, “Itu lebih baik,
dalam 3 jurus kita bisa menentukan siapa yang kalah dan
siapa yang menang.”
“Maksudmu, dalam 3 jurus kau akan mengalahkan aku?”
kata Souw Thian-sia marah.
“Harus begitu, kalau tidak aku akan sulit jadi wasit!”
“Kalau dalam 3 jurus kau bisa mengalahkanku, aku akan
memenggal kepalaku sendiri!”
Ciam Giok-beng marah dan menggebrak meja, “Thian-sia,
apa maksudmu mengeluarkan kata-kata gila tadi?”
“Guru, muridmu belajar kepada sifat Guru selama 10 tahun,
kalau dalam 3 jurus kalah, apakah aku masih bisa bertemu
muka dengan orang-orang?” mata Souw Thian-sia berkacakaca.
“Sembarangan bicara, apakah setelah kau belajar ilmu
pedang selama 10 tahun, kau menganggap tidak ada yang
bisa mengalahkanmu? Kau bisa memainkan berapa jurus di
depanku?”
“Mana mungkin aku bertarung dengan Guru, apa yang
kukuasai tentu Guru sangat tahu....” Souw Thian-sia
menjawab.
Ciam Giok-beng tetap membentak, “Katakan, dalam berapa
jurus kau bisa bertarung dengan gurumu?”
“Dua jurus!”
“Kau sangat jujur!” kata Ciam Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Bukan jujur, sebab begitu jurus pertama kukeluarkan, Guru
pasti akan tahu apa jurus berikutnya yang akan murid
keluarkan, maka pada jurus ke-2 murid tentu akan kalah!”
Ciam Giok-beng dengan marah berkata lagi, “Kau terlalu
sombong, kalau aku bertarung denganmu, tidak perlu
mencoba-coba, dalam satu jurus aku akan membuatmu
kalah!”
Dengan cepat Souw Thian-sia menjawab, “Murid terlalu
sombong...”
“Kau tidak menyombongkan diri di depanku karena aku
tahu sampai di mana ilmu pedangmu, aku juga tahu kau tidak
akan berbuat tidak sopan kepadaku, maka dalam satu jurus
aku bisa mengalahkanmu, kalau dalam satu jurus kau kalah
dariku, dan dalam 3 jurus kalah dari orang lain, aku kira kau
tidak perlu merasa malu!”
Kie Tiang-lim berkata, “Jangankan 3 jurus, satu jurus sudah
kalah pun tidak perlu merasa malu, sebab bila pesilat
bertarung kalah atau menang hanya berbeda satu garis saja,
begitu bertarung kalau dia tepat menyerang kelemahanmu,
maka kau akan kalah, kecuali kekuatanmu sama dengan
lawanmu dan pantas untuk dipertahankan, kalau tidak pasti
ada yang menang dan ada yang kalah, kalah dalam satu jurus
atau 1.000 jurus tidak perlu malu, menang juga tidak harus
merasa sombong, kalau kau tidak punya pikiran seperti itu,
kau tidak pantas menggunakan pedang.”
“Murid tidak mempunyai pikiran seperti itu, terima kasih
Susiok mau mengingatkanku!”
“Bertarunglah, jangan terlalu mementingkan menang atau
kalah!” kata Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Souw Thian-sia segera memberi hormat kepada Lim Hudkiam,
“Toako, silakan!”
“Memenggal kepala, apakah kau serius?” tanya Lim Hudkiam
tertawa ringan.
Kie Tiang-lim sedikit marah, “Sutitku tidak berpengalaman,
kami sudah mengajari dan memberi nasehat, kami harap Tuan
Lim jangan bersikap keterlaluan.”
“Aku tidak bermaksud menyuruhnya memenggal kepala,
tapi dia bertemu dengan masalah kecil saja ingin langsung
taruhan nyawa, itu benar-benar tidak menyayangi dirinya
sendiri, maka aku tetap memegang katanya, kepala tidak perlu
dipenggal, tapi ekor harus ditebas!”
“Silakan, murid perguruan kami bukan orang penakut, juga
bukan orang yang sudah keluar kata-kata akan menariknya
kembali, bagaimana cara Tuan memotong ekor?” tanya Kie
Tiang-lim.
“Aku tidak mau ekornya, hanya binatang baru berekor,
kalau aku bilang dia binatang, berarti aku juga binatang, kalau
dia kalah julukannya yang paling belakang yaitu 'Seng' harus
dihapus, Kiam-seng (Nabi pedang) kedua kata ini adalah
tingkat tertinggi dalam ilmu pedang, dari jaman dulu sampai
sekarang banyak pesilat terkenal tidak berani menggunakan
kata 'Kiam-seng'!”
Kie Tiang-lim berkata, “Tidak salah, sebetulnya julukan ini
tidak pantas, hanya saja teman-teman dunia persilatan yang
memberi julukan ini, perguruan kami terdiri dari 3 generasi
tidak ada yang berani menggunakan kata 'Seng' ini.”
“Itu lebih baik, aku hanya akan bertarung 3 jurus, kalau dia
kalah dalam 3 jurus, aku akan menjadi penonton di sana!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Itu terlalu mudah untukmu!” teriak Kie Pi-sia.
Lim Hud-kiam berkata, “Aku keluar untuk menjadi wasit
adalah hal yang merugikan diriku sendiri, kita tidak saling
dendam apakah Nona ingin memenggal kepalaku?”
“Aku tidak bermaksud seperti itu, tapi dari tadi kau sangat
sombong, jadi kalau kau kalah, dan dengan cara seperti itu
mundur, apa begitu mudah?”
Lim Hud-kiam dengan serius segera berkata, “Nona, kau
harus mengerti aku tidak ingin melukai orang, ini demi
kebaikan semua orang, mungkin kata-kataku terdengar sedikit
sombong, tapi tamu-tamu yang duduk begitu banyak, ingin
mencari orang seperti diriku tidak mudah, semua orang ingin
mendapat julukan pendekar, tapi mereka penakut, takut
membuat ayahmu marah, takut kepada keluarga Yu, aku
memang goblok kau tidak pantas meminta lebih dariku!”
Begitu kata-katanya keluar, tamu-tamu terdiam, para tamu
tidak suka dengan omongannya yang pedas, tapi juga kagum
kepada Lim Hud-kiam yang berniat membela keadilan dan
kebenaran, Kie Pi-sia pun tidak bisa bicara apa-apa.
Lim Hud-kiam membawa pedang berikut sarungnya, “Aku
sudah siap, kita bertarung sekarang, hanya 3 jurus, kau tidak
usah pedulikan caraku, aku harus melihat jurus pedangmu
dulu, baru bisa mengambil cara yang tepat menghadapimu!”
Karena tadi Souw Thian-sia kalah dari Yu Liong dalam
barisan pedang, dan dalam satu jurus Lim Hud-kiam bisa
mengalahkan Yu Liong, walaupun bukan dengan cara betulbetul
bertarung, tapi dia sudah tahu kalau posisinya berada di
bawah angin, maka tanpa sungkan dia masuk ke arena
pertarungan dan langsung menyerang!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan hati-hati dan teliti pedang diayunkan seperti angin,
jurus-jurus andalannya dikeluarkan, Lim Hud-kiam dengan
tenang menahan dengan pedang yang masih berada dalam
sarungnya, jurus-jurus Souw Thian-sia sangat bagus membuat
para tamu terus bertepuk tangan memuji.
Lim Hud-kiam melenting, angin serangan pedang tepat
melewatinya, Souw Thian-sia maju selangkah lagi,
pergelangannya digerakkan sehingga mengeluarkan bungabunga
pedang menutupi tubuh Lim Hud-kiam.
Jurus ini adalah jurus andalan Kian-kun-it-kiam bernama
'Po-lok-ban-hiang' jurus ini dikerahkan dengan tenaga penuh
dan membentuk 64 posisi 'Pat-kwa'.
Dengan jurus ini Kie Tiang-lim berkelana di dunia persilatan,
tapi dia jarang mengeluarkan jurus ini, karena tidak ingin
membuat malu perguruannya. Souw Thian-sia mengeluarkan
jurus ini secara tidak sengaja, orang-orang tidak pernah
menyaksikan jurus ini, keluarga Yu terdiri dari 6 orang pun
terpaku, setiap orang memperhatikan jurus ini tidak ada yang
memperhatikan cara Lim Hud-kiam mengatasi jurus ini.
Hanya Kie Tiang-lim, Ciam Giok-beng, dan Kie Pi-sia yang
tahu bagaimana dahsyatnya jurus ini, juga hanya 3 orang ini
yang memperhatikan gerakan Lim Hud-kiam.
Terlihat tubuh Lim Hud-kiam merendah, boleh dikatakan
tubuhnya hampir telungkup ke bawah, kemudian pedang yang
dipegang tiba-tiba dikeluarkan, dengan cara berhadapan, dia
menutupi setiap jurus yang datang dari Souw Thian-sia,
seperti layar pedang menahan serangan yang datang dengan
sangat hebat, kemudian tubuhnya tiba-tiba naik, pedang
tumpulnya segera menunjuk ke jantung Souw Thian-sia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Souw Thian-sia pun tertegun, sebab dia tidak tahu
serangan Lim Hud-kiam datang dari mana, sebetulnya 'Po-lokban-
hiang' adalah jurus yang dahsyat, bisa menahan saja
sudah untung, tapi Lim Hud-kiam masih bisa berbalik
menyerang, sepertinya hal ini tidak mungkin!
Tapi dadanya sudah ditunjuk oleh pedang orang lain, apa
yang akan dikatakan lagi? Terpaksa dia menarik nafas
panjang, pedangnya dilempar, dan dia berkata, “Memang kau
mempunyai ilmu silat tinggi, aku terima kekalahan ini!”
“Apakah kau mengaku kalah?” Lim Hud-kiam menarik
kembali pedangnya.
“Betul, aku mengaku kalah!” Souw Thian-sia benar-benar
bersikap jantan.
Lim Hud-kiam benar-benar tidak mempunyai etika, dia
masih memaksa, “Baiklah kalau kau mengaku kalah, tepatilah
janjimu di depan para tamu umumkan 'Seng' yang ada di
belakang kata 'Kiam' dihapus!”
“Bukankah tadi guruku sudah menjelaskannya kalau kata
'Seng' ini aku tidak berani menyandangnya?”
“Tapi orang lain sudah lama memanggilmu 'Kiam-seng' kau
juga belum pernah membantahnya, berarti kau sendiri sudah
memakai kata Kiam-seng untuk menamakan dirimu sendiri.”
“Aku tidak berani menyandang kata 'Seng' karena kata itu
bermakna tinggi, di atasku masih ada guru, paman guru,
mereka pun tidak berani menamakan diri mereka Kiam-seng,
apa lagi aku. Karena aku sendiri tidak berani menggunakan
kata 'Seng' ini, maka aku tidak berani mengumumkan
menghapus nama ini.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kata Seng bukan paling tertinggi dalam dunia manusia,
karena masih ada Sian (Dewa), Sin (Malaikat), dan Hud
(Budha), kalau kau menganggap Seng adalah yang tertinggi,
maka ilmu silatmu tidak akan ada kemajuan, tapi kau sudah
berjanji maka kau harus menerangkannya kepada khalayak
umum!”
Souw Thian-sia memang tidak hafal buku-buku filsafat,
sekarang setelah dipaparkan oleh Lim Hud-kiam tentang
Dewa, Malaikat, Budha, dan sebagainya, dia pun tidak bisa
menjawab, Ciam Giok-beng berkata, “Muridku tidak pandai
bicara, apakah boleh aku yang mewakili dia bicara?”
“Tidak bisa, harus dia sendiri yang mengatakannya, karena
bukan dia yang menamakan dirinya sendiri Kiam-seng, tapi
semua orang sudah tahu nama ini, kalian lebih tua darinya
tapi kalian membiarkan dia bersikap begitu sombong, kalian
melalaikan tugas sebagai guru, sekarang setelah dia
mempermalukan dirinya sendiri kalian baru keluar untuk
memberinya pelajaran, bukankah itu sudah terlambat?”
Ciam Giok-beng tidak bisa menjawab, dia duduk dengan
diam, Kie Tiang-lim dengan cepat berkata, “Suheng, semua
adalah salahku, semenjak Thian-sia berkelana di dunia
persilatan, dia selalu mengikutiku, biar aku yang membereskan
hal ini!”
“Thian-sia, ikut aku bicara.”
Souw Thian-sia mengangguk, Kie Tiang-lim berteriak, “Aku
Souw Thian-sia mengumumkan kepada semua orang, aku
akan menjadikan Kiam-seng menjadi julukan resmiku.”
Souw Thian-sia tidak berpikir panjang Kie Tiang-lim berkata
apa, dia ikut melafalkannya begitu selesai mengucapkannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dia baru mengerti apa yang dia ucapkan tadi maka dia pun
terpaku.
Dengan serius Kie Tiang-lim berkata, “Kau kurang
bersekolah, maka kau menganggap 'Seng' adalah kata yang
serakah, sebenarnya kata Seng ini bermakna indah dan baik,
bukan menggambarkan seberapa tinggi ilmu silat, tapi
melukiskan sifat dan kebaikannya, kau sudah mengumumkan
julukanmu maka julukan ini harus menjadi tujuan untuk
dicapai, kelak kau harus rajin tidak merusak julukan ini,
apakah kau mampu?”
Souw Thian-sia masih kebingungan, tapi dia tetap
menjawab, “Aku mampu!”
“Kau adalah orang yang pantang mundur, aku percaya kau
pasti bisa, kau turunlah beristirahat!”
Di jelaskan bahwa julukan Seng (Ahli) ini tetap di pakai tapi
orang yang menyandangnya harus berusaha untuk mencapai
posisi Seng (Ahli).
Sesudah Souw Thian-sia mundur, Kie Tiang-lim bertanya
kepada Lim Hud-kiam, “Apakah Kongcu puas?”
“Setelah dijelaskan oleh Ketua aku merasa puas juga kagum
kepada Anda,” kata Lim Hud-kiam tersenyum.
Kie Tiang-lim berkata lagi, “Di perusahaan perjalanan Su-hai
ada Su-seng, mereka berempat adalah keponakanku, memang
julukan mereka diberikan oleh orang lain, tapi aku kira mereka
memang pantas menerimanya karena mereka adalah pemuda
yang lurus, jujur, dan baik, maka hari ini aku mewakili mereka
mengumumkan secara resmi, kelak mereka akan memakai
'Seng' (Hidup) menjadi patokan mereka, harap semua orang
memberi dukungan.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
In Tiong-ho tertawa terbahak-bahak, “Kata-kata Kie Toako
benar, sahabat-sahabat di dunia persilatan memanggil mereka
dengan julukan Seng, tujuannya bukan karena kesuksesan
ilmu silat mereka tapi untuk memecut mereka supaya bisa
lebih maju.”
Bu Ta-kuang, Oh Yan-cauw, dan Lim Piauw-leng samasama
setuju dan berkata, “Kami pasti tidak akan
mengecewakan Ketua dan In Cianpwee!”
Lim Hud-kiam tersenyum lalu berkata, “Masalah ini sudah
selesai, perjanjian antara aku dan Pengurus Souw bertarung
dengan pedang sudah terlaksana, sekarang aku ingin tanya
apakah yang menjadi penengah masih perlu diuji lagi?”
“Aku tidak pernah tidak setuju Tuan Lim menjadi penengah,
tapi ide-ide Kongcu untuk tidak melukai orang, aku setuju....”
Yu Leng-nio khawatir Lim Hud-kiam akan ditarik ke pihak
Kie Tiang-lim, dia pun dengan cepat berkata, “Kami juga
mendukung ide-ide Lim Kongcu....”
“Kalau begitu, apakah dendam ayahku sudah di hapus?” Yu
Liong bertanya dengan marah.
Yu Leng-nio berkata, “Apakah Toako tidak mendengar katakata
Lim Kongcu, balas dendam tidak harus dengan cara
membunuh orang, Kie Tiang-lim mempunyai nama di dunia
persilatan selama beberapa puluh tahun, kalau kita bisa
mengalahkan dia berarti kita sudah membunuhnya....”
Yu Ji-tong mengerti apa maksud Yu Leng-nio, dia berkata,
“Betul, dulu Toako mati karena ilmu silatnya kurang tinggi, dia
sampai terbunuh itu adalah musibah, bukan dendam yang
dalam, tangan kami putus karena ilmu silat kami berada di
bawah Kie Tiang-lim, sekarang sekali lagi kami datang kemari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
hanya ingin mengadu ilmu silat, kalau kami beruntung kami
bisa menang....”
Kie Tiang-lim segera menjawab, “Aku akan
menggantikannya dengan sebelah tanganku.”
“Tujuan kami datang kemari adalah untuk mengambil
tanganmu, bila kami menang maka tanganmu tidak akan
bersisa.”
Kie Tiang-lim tertawa terbahak-bahak, “Betul, dari awal aku
sudah tahu maksud kedatangan kalian kemari, kata-kata tadi
sebetulnya percuma saja, silakan.”
Yu Ji-tong memegang pecut dengan 7 sambungan, Yu Samtong
mengangkat tinggi-tinggi pentungan yang dibawanya,
mereka masing-masing mengambil posisi dan berdiri tegak,
kemudian mulai membuka menyerang, Kie Tiang-lim
menyambut musuhnya dengan pedang, dari wajah mereka
bertiga tampak kalau mereka sangat serius.
Karena sebelumnya Lim Hud-kiam sudah menanyakan
dengan jelas perbedaan senjata mereka dengan senjata biasa,
maka Kie Tiang-lim selalu berhati-hati mengeluarkan jurusnya
ujung pedangnya berusaha tidak menyenggol kepala
pentungan, juga tidak menyenggol ring penyambungnya,
tentu saja cara ini sangat merugikan, tapi langkahnya tampak
mantap, karena ilmu silatnya tinggi maka pertarungan tetap
berjalan dengan lancar dan tenang.
Senjata Yu Ji-tong adalah pecut, dia terus membunyikan
pecutnya, tapi semua itu adalah jurus tipuan, yang berbahaya
adalah serangan yang dilakukan pentungan Yu Sam-tong,
walaupun pentungan mengeluarkan angin dan suara keras
tapi titik yang dia serang bukan tubuh manusia melainkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pedang Kie Tiang-lim, mungkin dia berusaha membuat
kaitannya copot supaya bisa menang.
Pedang Kie Tiang-lim tampak sangat ringan, apa lagi setiap
kali menyerang jurusnya tampak aneh, dia bisa menghindari
pentungan Yu Sam-tong, tapi masih bisa menekan tangan Yu
Sam-tong yang memegang pentungan, karena pentung itu
berat tidak gampang menggerakkannya, sering kali Yu Samtong
dipaksa mundur untuk menghindari serangan pedang,
tapi tetap tid ak ada yang kalah atau menang.
Lim Hud-kiam tertawa dan berkata kepada Yu Leng-nio,
“Perjanjianku tidak memihak kepada siapa pun, kalau tidak
dilarang bunuh orang, nyawa pamanmu dari tadi sudah
melayang.”
Yu Liong marah, “Kentut, nyawa pamanku mana mungkin
dengan mudah melayang, kalau orang she Kie ingin melukai
orang, yang mati duluan adalah dirinya.”
Yu Leng-nio mengerutkan alis, “Toako, apa bisa kau jangan
ribut?”
Yu Liong terpaku dia baru sadar kalau tidak berhati-hati dia
akan membocorkan rahasia pamannya, dengan marah dia
melotot kepada Lim Hud-kiam, Lim Hud-kiam tersenyum,
katanya, “Jangan salahkan aku, cara bertarung pamanmu
sudah sama sekali tidak berguna!”
“Apa kesalahan cara pamanku bertarung?” tanya Yu Liong.
“Mereka ingin membalas dendam, tapi ilmu silat mereka
tidak cukup, sering membuka peluang untuk diserang, itu pasti
ada kemauannya, aku saja tidak tertipu, apa lagi Ketua Kie
yang sangat berpengalaman!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Liong ingin mengatakan sesuatu, tapi isyarat mata Yu
Leng-nio melarangnya, terpaksa dia diam sambil menahan
marah, 60 jurus sudah berlalu tetap tidak ada yang menang
atau kalah, pedang Kie Tiang-lim tidak menyerang, dia hanya
bertahan maka lawan tidak bisa melakukan apa-apa, sesudah
lewat beberapa jurus lagi, Yu Sam-tong mulai tidak sabar tibatiba
pentungannya melayang, dia menyapu bersamaan waktu
itu pecut Yu Ji-tong datang menyerang dari arah kepala.
Karena 2 senjata datang begitu cepat, Kie Tiang-lim
merendahkan tubuhnya kemudian menghindar ke samping,
akibatnya 2 senjata saling beradu.
Saat senjata beradu, yang pertama kaitan yang berada di
pentungan Yu Sam-tong terbang keluar, tidak terhitung ada
berapa hanya terlihat titik-titik hitam terus beterbangan
membuat mereka bertiga tertutup oleh bayangan hitam.
Dengan cepat Kie Tiang-lim menggunakan pedangnya
untuk menepis, dia menepis kaitan-kaitan yang terlepas dari
pentungan dan pecut Yu Ji-tong karena tersenggol ringnya
pun meledak, satu pisau kecil terbang ke arah Kie Tiang-lim,
yang satu ke arah Yu Sam-tong, 2 lagi malah melesat pada Yu
Ji-tong sendiri.
Kie Tiang-lim bergerak sangat cepat, dia memukul jatuh
pisau itu dengan pedangnya, Yu Ji-tong dengan cepat
menggunakan pentungannya menahan pisau kecil yang
terbang ke arahnya, pecut Yu Ji-tong yang tersisa 2
sambungan, 2 pisau datang dari kiri dan kanan terpaksa
dengan pecut itu dia memukul pisau kecil itu ke arah Kie
Tiang-lim, yang satu lagi dibiarkan menancap di tubuhnya.
Pisau pertama berhasil dihindari oleh Kie Tiang-lim tapi dia
merasakan pundaknya sakit, ternyata ada kaitan yang terlepas
dan pentungan Yu Ji-tong sudah menancap di pundaknya, hal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ini membuat tubuhnya terasa pegal, dia sadar kaitan itu
ternyata sudah direndam dengan racun, karena itu dia segera
mengatur nafasnya untuk mencegah supaya racun tidak
menyebar.
Ternyata 2 kaitan itu menancap pada saat Yu Sam-tong
memukul pisau yang datang dan keluar dari pentungnya, Kie
Tiang-lim tidak menyangka akan terjadi hal seperti itu maka
dia pun terkena serangan mereka.
Yu Sam-tong tertawa terbahak-bahak, “Nasib! Nasib!
Untung 2 kaitan ini diarahkan keluar, kalau tidak aku yang
kena, Toako, mengapa kau memecut ke arahku?”
“Mana aku tahu, kau dengan tenaga begitu besar datang
dengan 5 pisaumu, aku pun ikut terkena, aku lebih sial dari
mu!”
Dia menunjuk ke tangan kirinya dan terlihat pisau pendek
menancap di lengan bajunya, dia tertawa lagi, “Tapi aku
sungguh bernasib baik, tanganku yang sebelah ini sudah
buntung, hanya tinggal lengan baju yang kosong.”
Semua orang tahu mereka sedang bersandiwara, Kie Pi-sia
dengan marah membentak, “Kalian sudah jelas sengaja
melakukannya, untuk apa masih berpura-pura!”
Dia mencabut pedang dan ingin masuk ke arena
pertarungan, tapi Lim Hud-kiam menghalanginya dengan
pedang, “Pertarungan pedang sudah selesai, kau jangan
membuat keributan lagi!”
“Apakah penengah akan menghalangi aku?” tanya Kie Pisia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku adalah penengah yang tidak menginginkan ada orang
terluka, kedua orang she Yu sangat disiplin, kau jangan
sembarangan melanggarnya!”
Lim Hud-kiam berkata lagi, “Ayahmu sudah terkena racun,
kalau kau membuat keributan lagi, ayahmu akan mati dan kau
jangan salahkan aku.”
Kie Pi-sia dengan cepat memapah Kie Tiang-lim, dan
bertanya, “Ayah, apakah kau terkena racun yang ada di dalam
senjata rahasia?”
“Kalau terkena racun itu benar, tapi aku tidak mengatakan
itu adalah senjata rahasia, sebab sebelumnya dia sudah
memberitahukannya dulu, ini adalah kesalahan ayahmu, kalah
pun apa boleh buat,” kata Lim Hud-kiam.
Kemudian dia berjalan menghampiri Yu Sam-tong
menepuk-nepuk pundaknya lalu berkata, “Tuan Yu, dendam
kalian sudah terbalaskan dan akhirnya aku juga bisa menarik
nafas dengan lega, kalian tidak membunuh orang aku merasa
sangat berterima kasih, mari kita ke rumah makan, aku akan
menjamu kalian minum, hitung-hitung kita berteman, mari!”
Ciam Giok-beng datang memeriksa luka Kie Tiang-lim, tibatiba
dia mencengkeram Yu Sam-tong, tapi Lim Hud-kiam
mengulurkan tangan menghalanginya, tangan Ciam Giok-beng
dipegangnya, dia berkata, “Apa yang Tuan Ciam lakukan?”
Ciam Giok-beng marah, “Tuan pernah menjamin tidak akan
ada yang mati, Suteku terkena racun tidak ada obat penawar
yang bisa mengobatinya!”
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Tidak, tenaga dalam
Ketua Kie sangat dalam, dan racun hanya tersebar di sebelah
tangan, kalau tangannya diputuskan tidak akan terjadi
masalah besar, apa lagi Tuan Ciam sangat menguasai ilmu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pengobatan, mungkin tangan itu tidak perlu sampai harus di
buntungkan.”
Ciam Giok-beng merasa heran dia menarik kembali
tangannya, Kie Pi-sia berlari menghampiri tapi Ciam Giok-beng
memanggil, “Pi-sia, apa yang akan kau perbuat?”
“Apakah kita akan melepaskan mereka begitu aja?” tanya
Kie Pi-sia.
“Ayahmu sudah memutuskan kedua tangan mereka,
sekarang ayahmu membayar tangan sebelah tangannya untuk
mereka, itu sangat adil, hal ini kita anggap beres sampai di
sini.”
Kie Pi-sia tetap tidak bisa menerima alasannya, Ciam Giokbeng
mulai marah, “Kalau kau tidak mau mendengar katakataku,
aku juga tidak mau mengurusi hal ini lagi, biar
ayahmu mati karena keracunan.”
Melihat keringat ayahnya yang terus menetes, Kie Pi-sia
tidak berani membuka mulut lagi, keluarga Yu yang terdiri dari
6 orang juga diam tidak mengeluarkan suara, mereka
mengikuti Lim Hud-kiam keluar dan pergi dari sana, Ciam
Giok-beng masih sempat mengantar mereka sampai di depan
pintu lalu berkata, “Hal yang terjadi hari ini, aku merasa harus
berterima kasih kepadamu.”
Lim Hud-kiam tersenyum, katanya, “Tidak apa, aku hanya
melaksanakan apa yang kukatakan, masalah ini sudah selesai
tapi ada satu lagi yang belum.”
“Tentang apa?” tanya Ciam Giok-beng.
“Barang-barang milik Thio Yan-to, Ketua Kie harus menolak
mengantarkannya, karena barang miliknya didapatkan dari
memeras uang rakyat, mengantarkan barang seperti itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
melanggar semangat kita yang membela keadilan dan
kebenaran,” jelas Lim Hud-kiam.
“Suteku membuka perusahaan perjalanan ada transaksi
yang datang tidak bisa ditolak, ini adalah aturan perusahaan
perjalanan,” jawab Ciam Giok-beng.
“Kalau begitu apakah membuka perusahaan perjalanan
harus mengantarkan barang-barang milik pejabat yang
didapatkan dari hasil korupsi?” Lim Hud-kiam tersenyum.
Wajah Ciam Giok-beng menjadi merah, “Kelak aku akan
memberitahu Sute, lain kali kami akan menerima transaksi
lebih hati-hati, tapi kali ini kami sudah sepakat maka kami
harus bertanggung jawab mengantarkan barang sekaligus
untuk menjaga nama baik perusahaan perjalanan Su-hai.”
Lim Hud-kiam berkata, “Kali ini perjalanan ke Su-chuan
sangat jauh, apa lagi Ketua Kie terluka, sepertinya tugas ini
sulit diselesaikan!”
Kata Ciam Giok-beng, “Aku akan memberitahukan kepada
Suteku, dengan bahu membahu semua orang harus
menyelesaikan tugas ini, bila perlu aku yang akan ikut dengan
mereka!”
Lim Hud-kiam tertawa terbahak-bahak, “Kalau Tuan ikut
mengawal, aku kira tidak akan terjadi masalah, aku ucapkan
selamat jalan!”
Kemudian dia menarik Yu Lo-ji dan Yu Lo-sam pergi dari
sana, Ciam Giok-beng menarik nafas panjang, dia kembali ke
ruangan tadi di sana terlihat orang-orang sedang ribut.
Kie Tiang-lim terbaring di bawah karena terkena racun,
melihat Ciam Giok-beng datang, dengan cepat dia berkata,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Suheng, racun ini terlalu hebat aku tidak kuat lagi, lebih baik
tanganku dipotong saja!”
“Tidak perlu, Thian-sia, Pi-sia, gotong Sute ke belakang,
biar In Tayhiap yang melayani tamu-tamu, tidak akan terjadi
apa-apa.”
“Kie Toako terluka, tamu-tamu tidak tertarik untuk minum
arak lagi....” kata In Tiong-ho.
“Jangan begitu, tamu-tamu sudah datang dari jauh, mana
mungkin pesta belum selesai mereka sudah pergi, kau layani
saja mereka, sesudah sayur datang dan mereka makan, baru
boleh pergi!” kata Ciam Giok-beng.
Thio Yan-to mendekat dan berkata, “Apakah besok....”
Ciam Giok-beng mendengus, “Tenanglah, besok kita pasti
berangkat, biarpun Suteku sudah tidak bernafas, kita tetap
akan berangkat besok!”
“Aku tidak bermaksud seperti itu, aku takut Ketua Kie belum
sembuh betul, jika harus menunggu 1-2 hari pun tidak
masalah.”
“Kepercayaan dan nama lebih penting dari apa pun, besok
kita akan berangkat, kalau kau takut Suteku tidak bisa
mengantarkan barangmu, aku yang akan menggantikan dia
untuk mengantarkannya!”
Melihat wajah Ciam Giok-beng yang merah, Thio Yan-to
tidak berani banyak bicara lagi, dia juga malu tinggal lebih
lama di sana, dia segera pamit!
Ciam Giok-beng ke belakang, melihat Kie Tiang-lim
terbaring di atas ranjang wajahnya terlihat pucat, Souw Thiansia
sudah membuka bajunya, tampak tempat yang terluka
sudah menghitam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia terus menangis, Ciam Giok-beng mengerutkan
alis, “Jangan menangis lagi, luka ayahmu tidak seberat yang
kau kira, ambillah semangkuk arak dan bawalah pisau kecil
kemari!”
Kie Pi-sia pergi dengan cepat, Kie Tiang-lim masih terus
merintih, “Suheng, tidak ada gunanya lagi, lebih baik tanganku
dipotong saja.”
Ciam Giok-beng mengeluarkan sebuah kantong kecil dari
dalam lengan bajunya, dia membuka kantong itu, ternyata
isinya adalah bubuk berwarna kuning, bubuk berwarna kuning
itu dimasukkan separahnya ke dalam mulut Kie Tiang-lim,
kebetulan Kie Pi-sia sudah datang membawa arak, dia
memerintahkan Kie Pi-sia memberi minum seteguk arak ke
mulut ayahnya, kemudian sisa bubuk itu dimasukkan ke dalam
arak.
Kemudian dia mencabut 2 kaitan yang tertancap di pundak
Kie Tiang-lim dengan pisau itu, lalu obat yang dimasukkan ke
dalam arak pelan-pelan disiram pada lukanya, sangat aneh
daging di mana dia terluka dan sudah menghitam setelah
disiram arak pelan-pelan kembali ke warna semula malah arak
yang tadinya berwarna kuning muda sekarang berubah
menjadi hitam, sesudah satu mangkuk arak disiram hingga
habis, bengkaknya pun sudah menghilang, yang tersisa hanya
tinggal 2 luka kecil, Ciam Giok-beng menghembuskan nafas
panjang, “Thian-sia, pakai obat yang paling bagus tempelkan
obat itu ke luka Susiokmu, sepertinya tidak ada masalah besar
lagi.”
Sakit Kie Tiang-lim sudah menghilang, dia bisa duduk
kembali, “Suheng, kau benar-benar hebat, bisa menawarkan
racun yang begitu ganas!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
In Tiong-ho masuk dengan tergesa-gesa, “Semua orang
tidak tenang dan menyuruhku ke sini untuk melihat keadaan
yang terjadi, bagaimana keadaan Kie Toako?”
Kie Tiang-lim turun dari ranjang, “Kecuali tinggal rasa sakit
sedikit, tidak ada masalah lain lagi, tanganku masih bisa
dipertahankan!”
In Tiong-ho melihat Kie Tiang-lim sudah segar bugar
kembali, dengan senang dia berkata, “Ciam Tayhiap benarbenar
hebat, tadi aku mengira Kie Toako akan menjadi cacat,
Lan-tiang-siang-sat tinggal di tempat terpencil setiap hari
berlatih ilmu silat, mereka masih sempat meneliti bermacammacam
benda beracun, kecuali obat penawar yang mereka
miliki tidak ada obat lain yang bisa menawarkan racun
mereka, tidak di sangka Ciam Tayhiap....”
Ciam Giok-beng menarik nafas panjang, “Aku hanya tahu
sedikit mengenai ilmu pengobatan, aku sama sekali tidak
mengerti mengenai racun, aku hanya mengandalkan obat
penawar mereka.”
Mereka terpaku, Ciam Giok-beng menjelaskan, “Obat
penawar ini milik Yu Sam-tong, kalau tidak mana mungkin bisa
begitu manjur?”
“Suheng, mengapa Yu Sam-tong memberi obat penawarnya
padamu? Aku lihat mereka sangat mengharapkan aku mati!”
“Yu Sam-tong tidak akan memberikan obat penawarnya,
obat ini dicuri oleh Lim Hud-kiam dari tubuhnya dan dia
memberikannya padaku!”
Kata-kata ini membuat semua orang jadi terpaku, Ciam
Giok-beng pelan-pelan berkata lagi, “Pemuda itu sungguh
membingungkan semua orang, ilmu pedangnya aneh,
tangannya lebih aneh lagi, dia hanya menepuk-nepuk pundak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Sam-tong, dan obat penawarnya sudah berada di
tangannya, sewaktu dia memegang tanganku, diam-diam dia
menyelipkan obat itu ke dalam tanganku....”
Kata Souw Thian-sia, “Di dunia persilatan memang ada
beberapa pencopet sakti dari golongan hitam, mereka bisa
mengambil barang tanpa diketahui oleh orangnya, gerakannya
tidak bisa menipu mata Guru, berarti dia belum sangat ahli.”
Ciam Giok-beng menggelengkan kepala, “Kau salah, aku
memperhatikan gerakannya, tapi aku tetap tidak dapat melihat
caranya mengambil barang.”
“Mengapa Guru bisa tahu kalau obat penawarnya dia yang
curi?”
“Karena aku terus memperhatikan gerakannya, sewaktu dia
menepuk-nepuk pundak Yu Sam-tong, aku melihat dengan
sangat jelas tangannya kosong begitu dia mencengkeram
tanganku, dia sudah memasukkan sebungkus benda, aku
melihat sekilas ternyata adalah obat bubuk dan aku tahu itu
pasti adalah obat penawarnya, karena di atas bungkusan itu
ada huruf Yu berarti ini adalah benda itu milik Yu Sam-tong,
aku baru memastikan itu benar-benar obat penawar.”
“Dalam pandangan Suheng yang jeli dia masih begitu ahli,
benar-benar tidak gampang.”
“Betul! Aku benar-benar tidak mengerti, dari jurus
pedangnya membuktikan kalau dia dari perguruan lurus, tapi
keahliannya mencopet berasal dari aliran hitam, bagaimana
dia bisa berlatih ilmu ini....”
“Aku tetap tidak percaya dia yang mengambil obat penawar
itu dari tangan Yu Sam-tong, aku kenal beberapa orang yang
ahli mencopet, seperti pencopet tanpa bayangan Lim Sanpian,
katanya dia berlatih ilmu mencopet sampai 40 tahun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
baru bisa menguasainya dengan lancar....” kata Souw Thiansia.
“Aku melihat teknik mencopetnya berada di atas Lim Sanpian,
pertama kali dia mengambil sepatu dari kaki Yu Leng-nio
tidak ada seorang pun yang melihat!” kata Ciam Giok-beng.
“Caranya memang sangat ahli, tapi tidak ada
keistimewaannya, orang itu sangat cabul, dia pasti bukan
orang baik-baik,” kata Kie Pi-sia.
“Tapi begitu dia membuka mulut puisi-puisi indah terlontar
dari mulutnya, dia juga tidak kasar, cara bicaranya sopan,
tampak dia bukan dari keluarga yang tidak berpendidikan!”
kata Ciam Giok-beng.
“Sepatu perempuan dijadikan sebagai cangkir arak, begitu
teringat hal itu membuatku aku ingin muntah, apakah orang
seperti dia adalah orang yang berpendidikan tinggi?” tanya Kie
Pi-sia.
“Pandanganmu terlalu dangkal, dia mempunyai maksud lain
dan dia sudah membantu kita, di dalam sepatu kakak beradik
Yu dipasang senjata rahasia, kalau dia tidak mengambil sepatu
itu, dari pihak kita pasti ada beberapa orang yang mati.”
“Apakah di dalam sepatu perempuan bisa dipasang
perangkap?” tanya Kie Pi-sia.
“Betul, sewaktu dia membuka sepatu, gadis itu, dia
membalikkan sepatu itu ke arahku, dia memperlihatkan sepatu
itu, sepatu itu disulam dengan gambar seekor burung Hong
berwarna hitam, tapi di bagian mulut dan matanya ada lubang
kecil, itu adalah tempat untuk menaruh senjata rahasia.”
“Mungkin juga, sepatu perempuan dan kipas lipat sering kali
dijadikan tempat untuk menaruh senjata rahasia, maka orangTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
orang dunia persilatan sering kali lebih memperhatikan orang
semacam ini, hanya saja aku tidak terpikir kalau 2 bersaudara
Yu juga akan bertindak demikian, Guru berdiri di tempat
begitu jauh tapi mengapa bisa melihat dengan jelas?” tanya
Souw Thian-sia.
“Dulu aku pernah berlatih ilmu pedang, pertama kali yang
dilakukan adalah berlatih kejelian mata, baru berlatih
keterampilan tangan, dalam satu pohon ada berapa lembar
daun, aku harus bisa menghitungnya baru kakek gurumu mau
mengajariku ilmu pedangnya, itu pun butuh waktu sekitar 10
tahun, kalian belum pernah berlatih begitu ketat!” kata Ciam
Giok-beng.
“Sewaktu aku masuk perguruan, aku juga dilatih seperti itu
dari pagi sampai malam aku berdiri di bawah pohon untuk
menghitung ada berapa lembar daun di pohon itu, mataku jadi
silau, leher jadi kaku, waktu itu di malam hari pun saat aku
tidur aku bermimpi menghitung jumlah daun, sekarang kalau
teringat kembali aku masih merasa ketakutan,” kata Kie Tianglim.
“Guru melatih kita dengan cara demikian bukan hal yang
tidak masuk akal, sekarang kita sudah merasakan sedikit hasil,
berarti dasar ilmu silat kita kuat, hanya saja kau menuruti
pesan guru membuka perusahaan perjalanan dan waktu itu
kau membutuhkan orang, maka aku tidak melatih Souw Thiansia
seperti itu sekarang setelah dipikir-pikir, malah mencelakai
dia,” kata Ciam Giok-beng.
“Tapi cara itu sepertinya terlalu kejam, aku dipaksa
menghitung daun, hampir-hampir aku jadi gila, sebetulnya
guru hanya menguji hanya melatih selama 3 tahun sudah
berhenti....” kata Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku meminta guru menghentikan cara ini, karena latihan
dengan cara seperti itu hanya akan mengasah habis cita-cita,
latihan mata merupakan tujuan kedua, yang terpenting aku
ingin belajar ilmu pedang guru, sewaktu kau belajar pada
tahun ke-3, kau sangat kurus, setiap hari hanya
membicarakan jumlah daun, kalau diteruskan kau bisa gila....”
kata Ciam Giok-beng.
“Apakah menghitung daun bisa jadi gila?” tanya Kie Pi-sia.
“Coba selama satu hari penuh kau melihat pohon besar
terus lalu berhitung dan tidak mengerjakan pekerjaan yang
lain, aku yakin satu hari pun kau tidak akan tahan.”
“Bagaimana Supek melewati waktu 10 tahun terus
menghitung daun?” tanya Kie Pi-sia.
“Kakek gurumu mengajari murid melihat bagaimana sifat
murid itu dan baru menentukan bagaimana cara melatihnya,
aku suka sepi, maka aku bisa bertahan menghadapi latihan
yang sama setiap hari, ayahmu senang bergerak, maka dia
tidak tahan disuruh hanya diam menghitung daun, karena itu
permintaanku segera disetujui oleh kakek guru, karena tugas
ayahmu adalah membela keadilan di dunia persilatan, kalau
dia berlatih seperti itu, dia akan kehilangan cita-citanya karena
selama 10 tahun diam saja menghitung daun, siapa yang bisa
melaksanakan cita-cita tinggi kalau berlatih seperti itu?” kata
Ciam Giok-beng.
“Kapan-kapan aku juga ingin mencobanya....” ujar Kie Pisia.
“Tidak perlu repot-repot, kau dan Thian-sia bukan orang
sejenis itu, maka aku tidak melatih kalian dengan cara ini,
obrolan kita terlalu jauh lebih baik kita bicarakan tentang Lim
Hud-kiam.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apa yang bisa kita bicarakan tentang orang seperti itu?”
tanya Kie Pi-sia.
“Aku khawatir dengan anak muda itu sikapnya membuat
orang tidak tahu apakah dia itu kawan atau lawan? Dari
kejadian tadi kelihatannya dia membantu kita tapi dia
membuat kita malu di depan umum, seperti mengolok-ngolok
Thian-sia kemudian membuat ayahmu terluka, aku tidak tahu
apa maksudnya di balik semua ini!”
Ciam Giok-beng menarik nafas.
Kie Tiang-lim tertawa kecut, “Nyawaku bisa tertolong, aku
merasa sangat berterima kasih kepadanya, dan aku tidak
peduli pada olokannya....”
Tiba-tiba In Tiong-ho berkata, “Ciam Tayhiap pernah
menebak kalau dia adalah putra dari Sute Anda, apakah betul
ada hubungannya dengan Sute Anda?”
Ciam Giok-beng menggelengkan kepala, “Mungkin aku
salah menduga, dia bukan keturunan Lok Ji-sute, Lok Ji-sute
berseberangan dengan ku tapi sangat menyayangi Kie Sute,
dan dia tidak akan menyuruh keturunannya mengolok-olok Kie
Sute.”
“Sejak lama Lan-tiang-siang-sat sangat dendam padaku,
hari ini dia datang membantuku, dia tidak
mempermainkanku,” bela Kie Tiang-lim.
“Sebelum pergi, dia berpesan menyuruhmu membatalkan
mengantar barang-barang Thio Yan-to,” kata Ciam Giok-beng.
“Membatalkannya? Tidak bisa, kita sudah menandatangani
kontrak....” kata Kie Tiang-lim dengan terpaku.
“Kalau tidak membatalkan dia akan merampok barang yang
kau bawa!” ucap Ciam Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apakah dia mengatakannya secara terang-terangan?”
tanya Kie Tiang-lim.
“Memang tidak secara terang-terangan, tapi dari katakatanya
tadi mengisyaratkan seperti itu, mungkin juga dia
akan mengajak keluarga Yu membantunya.”
“Aku tahu masalah antara keluarga Yu dan aku belum
selesai, tapi mengapa dia ikut campur?” tanya Kie Tiang-lim.
“Menurutnya, barang-barang yang kita akan bawa nanti
adalah barang yang didapat dari hasil korupsi, dia berpesan
kau tidak boleh membantu pejabat yang korupsi,” kata Ciam
Giok-beng.
Kie Tiang-lim menarik nafas, “Kata-katanya memang masuk
akal, sebetulnya aku pun tidak menaruh perhatian penuh pada
transaksi ini, maka aku menyuruh Thian-sia yang
mengurusnya, dulu aku tidak mengenal Tuan Thio, sudah
beberapa kali aku membantu mengawal barang-barangnya,
dan kali ini kami tidak bisa menolaknya, tapi guru menyuruh
ku membela keadilan dengan ilmu silatku, dengan ilmu silatku
aku malah menjaga harta benda milik seorang pejabat
korupsi, ini memang bertolak belakang dengan aturan
membela keadilan.”
“Kau jangan bicara seperti itu, kau membuka perusahaan
perjalanan tentu saja kau wajib menjaga harta langgananmu,
kau tidak beralasan untuk menolaknya, seperti seorang tabib
bertemu dengan seorang pasien, meski dia tahu kalau
pasiennya seorang penjahat, apakah dia akan menolak untuk
mengobatinya?” tanya Ciam Giok-beng.
“Itu hal yang berbeda, awalnya aku sudah siap untuk
menolaknya, tapi sewaktu Thio Yan-to datang menitipkan
barangnya dia mengajak beberapa pejabat kota ini, katanya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
barang yang dia titipkan kecuali padaku, tidak ada seorang
pun yang berani menerimanya, dia masih mengatakan kalau
terjadi sesuatu pada barangnya asal aku bisa menjamin
keselamatan nyawanya beserta keluarganya, dia tidak akan
meminta ganti rugi untuk barang yang hilang, perusahaan
perjalanan Su-hai semenjak berdiri 20 tahun yang lalu belum
pernah mengalami musibah, demi mereka aku merasa
berterima kasih....”
“Semua orang tahu kau adalah murid Kian-kun-it-kiam,
demi nama baik guru kau tidak bisa menolak mengantarkan
barang ini!” kata Ciam Giok-beng.
“Aku juga memikirkan hal ini, kalau tidak terjadi masalah
dengan keluarga Yu, kali ini sepanjang perjalanan ke Sengtouw
aku kenal semua orang sehingga tidak akan terjadi
sesuatu, tapi sekarang aku merasa sedikit khawatir,” kata Kie
Tiang-lim.
“Kumpulkan semua anggota perusahaan perjalanan Su-hai,
sesudah berhasil mengantar barang ini perusahaan perjalanan
Su-hai lebih baik ditutup saja tapi pekerjaan kali ini jangan
sampai gagal,” kata Ciam Giok-beng.
“Aku mempunyai 4 orang pembantu, ditambah denganku,
kita bisa berangkat tapi menghadapi 6 orang keluarga Yu
mungkin akan terjadi masalah, apa lagi kalau Lim Hud-kiam
ikut campur lagi!” Kie Tiang-lim menarik nafas.
“Aku telah memberitahu Lim Hud-kiam, kalau dia ingin
merampok di tengah perjalanan aku akan ikut rombongan ini!”
kata Ciam Giok-beng.
Kie Tiang-lim merasa aneh, “Tidak, Suheng jangan
berkelana di dunia persilatan!”
“Mengapa?” Ciam Giok-beng berkata sambil tersenyum.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Ini adalah perintah guru!” jawab Kie Tiang-lim.
“Betul, tugas berkelana di dunia persilatan sudah guru
serahkan kepadamu, tugasku adalah memperdalam ilmu
pedang supaya ilmu pedang perguruan kita bisa lebih berjaya
lagi, guru ingin ilmu pedang perguruan kita jadi nomor satu di
dunia persilatan, sebenarnya pola pikir ini salah....” kata Ciam
Giok-beng.
“Memang Siau Lo-cianpwee agak sombong, tapi di dunia ini
memang tidak ada yang bisa mengalahkan beliau....” kata In
Tiong-ho.
“Saat guruku masih hidup, mungkin tidak ada yang bisa
mengalahkan beliau tapi keadaan seperti ini tidak akan
bertahan selamanya, sekarang sudah ada orang yang
kemampuannya melebihi guruku,” kata Ciam Giok-beng.
“Maksud Ciam Tayhiap, dia adalah pemuda she Lim itu?”
tanya In Tiong-ho.
“Lim Hud-kiam memang mengalahkan muridku, tapi
sebenarnya setinggi apa kekuatan ilmu silatnya sampai
sekarang masih belum jelas,” kata Ciam Giok-beng.
“Aku kira ilmu silatnya tidak melebihi Guru!” kata Souw
Thian-sia.
“Susah untuk dikatakan, sebelum dicoba aku tidak merasa
yakin,” kata Ciam Giok-beng.
“Siapa yang Tayhiap maksud?” tanya In Tiong-ho.
“Keadaan sekarang ini tidak bisa dikatakan kalau aku nomor
satu di dunia persilatan, tapi aku yakin kemampuanku sudah
melewati ilmu guruku!” kata Ciam Giok-beng.
Semua orang merasa aneh dengan kata-katanya, Ciam
Giok-beng berkata lagi, “Kata-kataku tadi bukan berarti aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tidak menghormati guruku, ilmu pedangku kudapatkan dari
guru, semua ilmunya beliau sendiri yang menciptakan, guru
menghabiskan waktu 10 tahun untuk membuat beberapa jurus
pedang, aku hanya membutuhkan waktu 2 bulan dan sudah
menguasai semuanya, maka aku lebih pintar dari guru itu
tidak aneh!”
“Kata-kata Suheng tadi pasti tidak akan menjadi masalah,
tapi Suheng....”
“Karena itu aku tetap akan mengikuti rombongan
mengantarkan barang, memang guru sudah berpesan seperti
itu tapi bukan berarti tidak bisa dirobah, sesudah guru
meninggal, kita tidak membuat perguruan lain, tapi orangorang
dunia persilatan menganggap kita adalah perguruan
resmi, aku adalah ketua perguruan ini, maka aku berhak
menentukan semua masalah yang ada.”
“Memang Suheng berhak menentukan semuanya tapi hal
sekecil ini tidak perlu sampai merepotkan Suheng!”
“Sute, ini bukan masalah kecil, kalau terjadi sesuatu di
perjalanan kali ini, bukan saja namamu yang hancur juga
nama perguruan kita akan ikut tercemar, maka aku ingin
berhati-hati menghadapi hal ini,” kata Ciam Giok-beng.
Kie Tiang-lim terpaku, “Kalau di tengah perjalanan terjadi
sesuatu aku akan menebus kerugian itu dengan kematianku,
apakah Suheng belum percaya padaku?”
Ciam Giok-beng menarik nafas dan berkata, “Ini bukan
tentang masalah hidup atau mati, juga bukan tentang percaya
atau tidak, kalau benar terjadi sesuatu apa gunanya
kematianmu?”
“Lan-tiang-siang-sat sudah kembali, memang ilmu mereka
mengalami kemajuan, tapi mereka tetap bukan lawanku, hal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ini mereka sendiri juga sadar maka mereka menggunakan
senjata rahasia, aku tidak takut senjata rahasia beracun
mereka,” kata Kie Tiang-lim.
“Kie Toako jangan berkata demikian, hari ini....” kata In
Tiong-ho.
“Hari ini mereka datang untuk membalas dendam, aku pun
tidak tega melukai mereka karena itu aku terkena senjata
rahasia mereka, kalau mereka ingin merampok, demi
tanggung jawab aku tidak akan segan-segan membunuh
mereka,” kata Kie Tiang-lim.
“Aku tahu kau sanggup menghadapi mereka, tapi aku tetap
akan mengikuti rombongan ini, karena Lim Hud-kiam sudah
mengajak bertarung dan aku sudah setuju, tidak mungkin
kata-kata yang sudah kukeluarkan ditarik kembali,” ucap Ciam
Giok-beng dengan serius.
“Mengapa Guru menyetujuinya?” tanya Souw Thian-sia.
“Kau adalah muridku, pada pertarungan terbuka tadi dia
memang darimu, maka dia pantas mengajakku bertarung!”
jawab Ciam Giok-beng.
“Kalau Suheng sudah setuju, memang tidak mungkin
dibatalkan, kita sudah lama tidak bertemu sulit mencari waktu
untuk berkumpul, aku setuju saja tapi aku takut....” ujar Kie
Tiang-lim. Ciam Giok-beng tertawa, “Kau adalah ketua, yang
membawa barang-barang itu pasti kau, aku hanya ikut, kecuali
dalam keadaan terpaksa, hal lainnya aku tidak akan ikut
campur.”
In Tiong-ho tertawa lalu berkata, “Kalau Ciam Tayhiap ikut
serta dalam rombongan ini aku kira ini adalah hal yang
terbaik, aku juga ingin pulang dan perjalanan kita searah, aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
juga akan ikut, sepanjang perjalanan kita bisa berkumpul dan
mengobrol.”
Kie Tiang-lim tahu In Tiong-ho juga bermaksud pergi
bersama dengannya untuk membantunya di sepanjang jalan
nanti, dia jadi merasa sangat berterima kasih dan berkata,
“Lo-te, demi tanggung jawab, Ciam Suheng juga demi nama
baik perguruan, kau jangan masuk ke dalam masalah ini, Lantiang-
siang-sat sangat dendam kepadaku, sedang rumah In
Lo-te dengan rumah tinggal mereka sangat berdekatan, untuk
apa kau mencari masalah?”
In Tiong-ho berkata, “Toako sekalian jangan curiga kalau
aku akan ikut karena berniat membantu, dengan adanya Ciam
Tayhiap, ilmu silatku yang rendah ini tidak akan ada artinya,
aku ikut karena kalau aku pulang sendiri di sepanjang
perjalanan nanti aku akan kesepian, kalau pergi bersama
kalian jadi akan lebih ramai, apa lagi ongkos-ongkos yang
kubawa untuk perjalanan kali ini tidak cukup, kalau ikut kalian
sepanjang jalan, makan, minum, dan ongkos menginap bisa
ikut numpang, aku kira Toako tidak akan pelit kepadaku!”
In Tiong-ho adalah orang kaya di Hun-lam, tidak akan ada
masalah dengan keuangannya, maka Kie Tiang-lim tahu kalau
dia hanya bergurau, tapi dia begitu bersungguh-sungguh ingin
ikut, kalau ditolak lagi akan terasa tidak enak, apa lagi ada
Ciam Suheng, tentu tidak merepotkan teman akrabnya, maka
dia tidak banyak bicara lagi.
“Sudahlah, rencana kita seperti ini, besok kita akan
berangkat, sekarang Kie Sute istirahat dulu, kita keluar untuk
melayani para tamu!”
“Aku kira sahabat-sahabatku di luar sangat
mengkhawatirkan keadaan lukaku, lebih baik aku keluar juga!”
kata Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Susiok, apakah kau sudah kuat?” tanya Souw Thian-sia.
“Senjata rahasia Lan-tiang-siang-sat memang sangat lihai,
tapi obat penawar mereka juga sangat manjur, racun sudah
ditawarkan maka tidak ada masalah lagi, hanya saja luka yang
ada di dadamu yang terkena kaitan itu....” kata Ciam Giokbeng.
Kie Tiang-lim berkata, “Aku berkelana di dunia persilatan
sudah puluhan tahun, masa hanya luka begitu saja langsung
roboh?”
“Lebih baik Kie Toako keluar dulu supaya teman-teman
yang di luar sana menjadi tenang, dan juga sekalian memberi
ancaman kepada Lan-tiang-siang-sat, kalau senjata rahasia
mereka bukan ancaman bagi kita!” kata In Tiong-ho.
“Maksudku juga demikian!” kata Kie Tiang-lim sambil
tertawa.
“Tapi kalau Lan-tiang-siang-sat tahu, senjata rahasia
beracun, tidak bisa mengancam kepada kita, dia akan
menggunakan cara yang lebih lihai lagi....” kata Souw Thiansia.
Kie Tiang-lim tersenyum, “Itu memang maksudku, kalau
menggunakan cara lain aku rasa masih bisa menghadapinya,
hanya saja senjata rahasia beracun mereka kalau bukan
karena diam-diam Lim Hud-kiam memberikan obat
penawarnya, aku yakin nyawaku belum tentu tertolong karena
itu aku yakin senjata beracun lebih lihai dibandingkan cara
lain.”
Sambil tersenyum dia keluar dari kamar, Ciam Giok-beng
dan In Tiong-ho pun ikut keluar, kemunculan Kie Tiang-lim
benar-benar membuat tamu-tamu terkejut, mereka segera
memberi salam dengan cara terselubung Kie Tiang-lim
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menyatakan kalau semua ini adalah jasa Ciam Giok-beng,
membuat Pak-hai-kiam-im mendapat banyak kehormatan dari
para tamu.
Souw Thian-sia sangat berpengalaman di dunia persilatan
dia meneliti tamu-tamu yang berada di pesta Susioknya, sebab
dia tahu di antara para tamu-tamu pasti ada konco-konco Lantiang-
siang-sat, maka dia selalu meneliti keadaan para tamu,
apa lagi ada yang terlalu masa bodoh atau terlalu aktif, diamdiam
dia mencatat di dalam otaknya.
Setelah di teliti yang paling menonjol adalah 2 pengurus
perusahaan perjalanan lain dari Kim-leng bernama Ma Hionghui
dan Ma Hiong-seng, mereka sangat aktif, mereka selalu
bertanya ini dan itu, tempat di mana mereka bekerja adalah
perusahaan perjalanan bernama Yong-chun, transaksi mereka
lumayan maju hanya tidak setenar Su-hai, 2 saudara Ma itu
katanya pernah membawa barang dan di tengah perjalanan
terjadi sesuatu mereka dirampok oleh beberapa pesilat
tangguh dari golongan hitam, saat 2 bersaudara Ma datang
meminta kembali barang yang mereka bawa, semua barang
itu berhasil diambil kembali dengan tidak kurang satu pun,
kalau mengandalkan kekuatan 2 bersaudara Ma rasanya itu
tidak akan mungkin, pasti ada orang yang menjadi
mendukung mereka.
Kalau dipikir lebih jauh semua akan mengerti apa yang
sudah terjadi.
Souw Thian-sia tidak memberitahukan apa yang sedang dia
pikirkan kepada orang lain, sesudah pesta selesai diam-diam
dia mengajak To-seng Bu Ta-kuang menguntit kedua orang
itu.
Ooo)d*w(ooO
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
BAB 3 Di pinggir sungai masih ada yang belum
tidur
2 bersaudara Ma tidak langsung pulang ke markas
perusahaan perjalanan mereka, tapi mereka pergi ke pinggir
sungai, kemudian diam-diam naik ke sebuah perahu besar,
perahu besar ini berlabuh di tempat yang sangat sepi, Souw
Thian-sia dengan cepat mencari sebuah perahu yang sudah
dikenalnya, lalu meminjam 2 stel baju yang biasa dipakai oleh
pekerja perahu dan dengan minyak serta arang dia
menggosok ke wajahnya dan wajahnya menjadi hitam.
Kemudian dia memanggil sebuah perahu yang biasa
menjual barang jajanan, dan mereka berdua bersembunyi di
bawah perahu, sambil menjalankan perahu menuju perahu di
mana kakak beradik Ma berada.
Karena cuaca mendung, maka belum juga pukul 6 langit
sudah gelap hal ini sangat menguntungkan mereka, di perahu
itu ada 2 orang yang keluar untuk membeli makanan, mereka
berdua mengambil kesempatan ini untuk naik ke perahu besar
itu, sesampainya di atas perahu, mereka melubangi jendela
untuk melihat keadaan di dalam.
Tampak Yu Ji-tong dan Yu Sam-tong saling berhadapan, Yu
Bwee-nio dan Yu Leng-nio duduk berdekatan, di sebelahnya
lagi adalah Yu Liong dan Yu Houw.
Ma Hiong-hui sedang menceritakan tentang kesembuhan
luka Kie Tiang-lim, hal ini membuat 6 keluarga Yu sangat
terpukul, Yu Sam-tong menepuknya, dan berteriak, “Tidak
kusangka ilmu pengobatan Ciam Giok-beng begitu tinggi, dia
bisa menawarkan racun yang ada di kaitku.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Ji-siok, semua gara-garamu, kau menghalangiku membalas
dendam, aku tidak percaya mereka begitu lihai,” kata Yu
Liong.
Yu Ji-tong menarik nafas, “Aku juga ingin membalas
dendam, aku tidak menyangka orang tua she Ciam bisa
datang kemari sebab pedang orang tua itu terlalu lihai!”
“Kita tidak perlu takut dengan ilmu pedangnya yang lihai
sebab kita tidak bertarung pedang, jarum Yu Leng-nio dan Yu
Bwee-nio cukup bisa mengatasi mereka,” kata Yu Liong.
Yu Bwee-nio segera berkata, “Sepatu kami pun tidak bisa
digunakan karena jarum yang ada di dalam sepatu kami
ketahuan oleh Lim Hud-kiam, memang kalau terkena jarum
hitam siapa pun tidak akan tertolong lagi, tapi itu harus
dilakukan dengan tiba-tiba, kalau lawan sudah ada persiapan,
apa lagi terhadap Pak-hai-kiam-im digunakan pun percuma
saja.”
Yu Ji-tong menarik nafas, “Kita berlatih dengan ketat orang
lain pun tidak tinggal diam, apa lagi Kie Tiang-lim dan Souw
Thian-sia tidak bisa dipandang remeh, bukankah kalian bisa
melihat ilmu pedang yang dia gunakan, apakah kalian sanggup
menahannya?”
Yu Leng-nio tersenyum katanya, “Gi-hu, jangan terus
memuji orang lain dan merendahkan diri sendiri, bukankah
jurus Souw Thian-sia bisa dipecahkan oleh Lim Kongcu?”
“Moi-moi, jangan menyebut Lim Kongcu, begitu mendengar
namanya aku masih merasa sebal, kalau bukan karena dia,
kita sudah memenggal kepala orang she Kie!” kata Yu Liong.
“Toako, bukan aku meremehkanmu kau bisanya hanya
menggunakan tenaga tapi otakmu tidak berfungsi, kalau
bukan karena Lim Kongcu, kita belum tentu bisa keluar dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
perusahaan perjalanan Su-hai, pedang Kie Tiang-lim sangat
lihai apa lagi ilmu silat orang she Ciam, mereka bukan takut
kepadamu tapi semua ini demi Lim Kongcu!”
Yu Liong tidak terima perkataan Yu Leng-nio, dia berteriak,
“Jangan sembarangan bicara, aku tidak percaya.”
“Sudahlah, jangan bertengkar terus, tapi kata-kata Leng-nio
tadi memang tidak salah, Ciam Giok-beng tidak mengeluarkan
jurus menyerang, semua itu karena Lim Kongcu dia sendiri
tidak tahu kekuatan Lim Hud-kiam sampai di mana, kalau dia
kalah tentunya dia yang akan malu....” kata Yu Sam-tong.
Ma Hiong-hui terpaku, “Ilmu silat orang she Lim itu
memang lumayan, tapi apakah kemampuannya berada di atas
Pak-hai-kiam-im?”
“Sulit dikatakan, sampai di mana kekuatan sebenarnya Pakhai-
kiam-im kita tidak tahu, tapi ilmu Kie Tiang-lim sudah
pasti, ilmu Lim Hud-kiam di luar dugaan orang, dengan cara
bagaimana dia berlatih ilmunya?” tanya Yu Ji-tong.
“Ji-siok, kau mengatakan dia sangat lihai, tapi aku tidak
melihat kelihaiannya, dia hanya menang dari Souw Thian-sia!”
seru Yu Liong.
“Dia memang berada di atasmu!” kata Yu Leng-nio.
“Yang tadi tidak bisa dihitung, sebab aku belum benarbenar
bertarung dengannya, kalau benar-benar bertarung
dengannya belum tentu aku kalah darinya!” kata Yu Liong
dengan marah.
“Sudahlah, kau membawa senjata orang lain menggunakan
tangan kosong, satu jurus pun kau tidak akan bisa bertahan,
lebih-lebih kalau harus bertarung dengan serius, mungkin
sebelum kau mendekatinya kau yang kalah,” kata Yu Leng-nio.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Mengapa kau terus membela dia?” teriak Yu Liong.
“Memang dia lebih kuat dan lebih hebat darimu!” balas Yu
Leng-nio.
Yu Liong masih ingin berteriak, Yu Tong sudah
memelototinya dan berkata, “Ta-liong, kau hanya bisa
berteriak, apakah hal yang lain kau bisa, hari ini kau merasa
bisa menang dari Kim-leng-su-seng, tapi jangan sombong itu
hanya karena kau menggunakan cara-cara kecil, kalau benarbenar
bertarung dengan salah satu dari mereka, belum tentu
kau yang menang, kau menganggap remeh Lim Hud-kiam,
tapi sebenarnya orang lain lebih kuat dari mu, hari ini dalam
barisan pedang sebelum kau bertarung, dia sudah tahu kau
pasti yang akan menang! Sebaliknya kau tahu berapa banyak
tentang dia?”
Karena dimarahi maka Yu Liong terdiam, Ma Hiong-hui
dengan cepat berkata, “Yu Cianpwee begitu memperhatikan
Lim Hud-kiam, sebenarnya apa keistimewaannya?” Yu Ji-tong
berkata, “Tentang hal ini, putriku Yu Leng-nio sangat
mengetahuinya, biar dia yang menceritakannya!”
“Hari ini dia meminjam sepatuku untuk dijadikan cangkir
arak, aku mengujinya tapi aku tidak tahu dengan cara apa dia
bisa mengambil sepatuku!” seru Yu Leng-nio.
“Itu karena ilmu mencopetnya sangat tinggi, tukang copet
memang lihai dalam mencopet barang!” kata Yu Liong.
Yu Leng-nio tertawa dingin, “Tapi dia menuangkan arak ke
dalam sepatuku, sehabis dia minum arak itu, ternyata
sepatuku sama sekali tidak basah, siapa yang bisa melakukan
pekerjaan seperti ini?”
“Apakah benar seperti itu?” tanya Yu Liong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Leng-nio tertawa dingin, “Sesudah dia mengembalikan
sepatuku, aku memperlihatkan sepatuku pada Ciciku, kalau
kau tidak percaya kau boleh tanya bertanya kepadanya.”
Yu Bwee-nio tertawa, katanya, “Bagian luar dan dalam
sepatu kering, hal ini benar, kalau bukan menuang arak
dengan poci kosong, pasti ilmu tenaga dalamnya sudah sangat
tinggi....”
Yu Leng-nio berteriak, “Cici, bukankah kau tadi melihat dia
menuangkan arak, mana mungkin pocinya kosong?” Yu Bweeniok
berkata, “Aku tahu kau suka kepadanya, dia juga
menyukaimu, kalian tadi di rumah makan terus saling
memandang....”
Wajah Yu Leng-nio menjadi merah dan dia berkata, “Cici,
jangan sembarangan bicara, dia menyukaimu itu
kenyataannya, karena saat dia mengobrol denganku, dia terus
bertanya-tanya tentang kau....”
Wajah Yu Bwee-nio juga menjadi merah dengan malu dia
berkata, “Kentut, dia bertanya apa tentangku? Apa yang dia
tanyakan tentangku?”
“Itu benar-benar terjadi, kalau kau tidak percaya,
tanyakanlah kepada paman ke-3, dia masih sempat bertanya
berapa usiamu dan kau menyukai apa saja?...”
Yu Sam-tong berkata, “Kelihatannya dia menyukai kalian
berdua, aku sudah berunding dengan Ji-ko, kalau dia benarbenar
mau membantu kita, kami akan mengawinkan kalian
berdua kepadanya, bisa mendapatkan menantu seperti dia,
bukan hal yang mudah.”
“Mengapa dia tidak benar-benar membantu kita? Saat dia
pergi dari markas perusahaan perjalanan Su-hai dia masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
sempat mengajak orang tua she Ciam bertarung dan
mengajak kita merampok barang bawaan Su-hai.”
“Mengenai merampok barang, biar dia tidak ikut pun kita
tetap harus melakukannya, sekarang dia ikut campur, aku
malah merasa tidak tenang,” kata Yu Ji-tong beralasan.
Yu Leng-nio bingung, “Gi-hu, apa yang membuatmu tidak
tenang, apakah kau curiga dia bersekongkol dengan Kie Tianglim?”
Yu Ji-tong menjawab, “Gerak-geriknya di pesta ulang tahun
tadi tampak seperti berseberangan dengan perusahaan
perjalanan Su-hai....”
“Betul, muka terang perusahaan perjalanan Su-hai sudah
disapu hingga ke bawah, kemudian dia berterus terang
mengatakan kalau dia ingin merampok barang Su-hai, sangat
jelas mereka berseberangan!” kata Yu Leng-nio.
Dengan dingin Yu Liong berkata, “Mungkin dia sengaja
berbuat seperti itu untuk mencari tahu keadaan kita!” seru Yu
Liong.
Kata Yu Sam-tong, “Itu lebih tidak mungkin, sebab
perusahaan perjalanan Su-hai sangat terkenal, dia tidak
membutuhkan cara seperti itu.”
“Gi-hu, apa yang membuatmu tidak tenang?” tanya Yu
Leng-nio.
“Dia ingin merampok barang, tapi tidak ingin melukai orang,
tujuan kita adalah membalas dendam, bukankah semua ini
seperti disengaja olehnya?”
Yu Leng-nio terus berpikir, 'Orang yang harus kita balas
adalah Kie Tiang-lim maka tidak perlu sampai membunuh
orang lain!'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Liong berkata, “Kie Tiang-lim memiliki seorang putri,
Ciam Giok-beng adalah Suhengnya, Souw Thian-sia adalah
Sutitnya, kalau kita membunuh Kie Tiang-lim, orang-orang
seperti mereka apakah akan tinggal diam?
Mencabut rumput harus sampai akarnya, tidak boleh
dilepaskan satu pun.”
“Apakah itu tidak keterlaluan?” tanya Yu Leng-nio.
“Ji-moi, apa yang terjadi padamu, kita tinggal di gunung
dan berlatih sampai 20 tahun lamanya, semua itu demi apa?
Apakah demi seorang bocah tengik, kau jadi melupakan
dendam yang harus dibalas?” tanya Yu Liong dengan melotot.
“Aku tidak lupa, hari ini demi masalah ini, ayah dan Lim
Kongcu terus berdebat, waktu itu kita mengira Kie Tiang-lim
pasti mati maka kita tidak banyak bercerita tentang hal itu,
Lim Kongcu tidak setuju kalau sampai harus membunuh orang
lain, sebenarnya alasan dia masuk akal,” kata Yu Leng-nio
membela Lim Hud-kiam.
“Masuk akal bagaimana?” tanya Yu Liong.
“Aku malas bicara denganmu,” Yu Leng-nio berkata dengan
dingin.
“Menurut Lim Hud-kiam, membalas dendam itu salah
apalagi menyangkut orang lain hal itu lebih tidak pantas, kalau
dulu Kie Tiang-lim membunuh semuanya, Gi-hu dan Sam-siok
tidak akan hidup sampai sekarang, kau dan Ji-ko tidak akan
hidup sampai sekarang, tapi orang lain berjiwa besar, mereka
melepaskan kita, jadi kita membalas dendam pun jangan
terlalu sadis!” kata Yu Bwee-nio beralasan.
Yu Liong tertawa dingin, “Kie Tiang-lim ingin mendapat
nama baik di dunia persilatan, maka dia pura-pura bersikap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
baik, aku harus membalaskan dendam ayah, kalau orang she
Lim itu terlalu banyak bicara aku akan memenggal dia dulu!”
“Tapi Gi-hu (ayah angkat) sudah setuju dengan apa yang
dikatakan Lim Kongcu!” bela Yu Leng-nio.
“Ji-siok, apakah betul Paman sudah setuju dengan ide
bocah tengik itu?” tanya Yu Liong.
“Saat itu aku tidak menyangka kalau Kie Tiang-lim masih
bisa hidup, supaya tidak ribut dengan Lim Kongcu maka aku
setuju saja, tapi sekarang pendapatku sudah berbeda lagi,”
jawab Yu Ji-tong.
“Kalau begitu, bagaimana kita mengatakannya pada Lim
Kongcu?” tanya Yu Leng-nio.
“Nasehati dia jangan ikut campur, kalau tidak walaupun dia
tidak suka, kita tetap harus membalas dendam,” kata Yu Samtong.
Yu Leng-nio memang cemas, tapi dia tidak mempunyai cara
lain, Ma Hiong-hui tertawa, “Hari ini Kie Tiang-lim sudah
sembuh, dia memberitahukan kalau rombongan perusahaan
perjalanan Su-hai besok tetap akan berangkat, kecuali dia,
Kim-leng-su-seng juga ikut, tidak hanya itu, putrinya dan
orang tua she Ciam juga ikut, kekuatan mereka jangan
dianggap enteng, kalau memang Lim Hud-kiam mempunyai
ilmu tinggi, ada pembantu begitu kuat jangan di sia-siakan,
kita harus menarik dia ke dalam rombongan kita.”
“Masalahnya aku takut bila sampai pada waktunya dia
malah berbuat ulah,” kata Yu Ji-tong.
“Saat bertarung nanti, suruh dia yang menghadapi Ciam
Giok-beng, kalian berenam saat bertarung satu lawan satu,
saat bertarung nanti jangan mengulur waktu, segera bereskan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
musuh kita, maka Lim Kongcu tidak bisa berbuat apa-apa!”
kata Ma Hiong-hui.
Karena ide ini dianggap paling bagus, maka tidak ada yang
menjawab, lama Yu Leng-nio baru bicara, “Bukankah Lim
Kongcu jadi akan bengong saja.”
Kata Ma Hiong-hui, “Asal Lim Kongcu berniat ingin bekerja
sama dengan kita, bukan berarti kita menipunya, dia minta
kalian tidak boleh sembarangan membunuh orang, tapi tidak
mengatakan kalau kalian tidak boleh membela diri bukan!”
“Membunuh orang dan membela diri berbeda sekali!” kata
Yu Leng-nio.
“Merampok barang harus dilakukan, membunuh pun harus
dilakukan, pemerintah menentukan kalau anggota perusahaan
perjalanan sedang mengawal barang, demi melindungi barang
kawalannya membunuh orang pun tidak melanggar hukum,
maka jika kita bertarung, jika tidak membunuh, kita yang akan
terbunuh, maka demi membela diri, kita dulu yang harus
membunuh mereka,” jelas Ma Hiong-hui.
“Memang rencana ini sangat bagus, tapi pelaksanaannya
akan sangat sulit, semua orang-orang Su-hai sangat kuat,
belum tentu kita bisa melawan mereka, apalagi kita tidak
cukup orang....” kata Yu Bwee-nio.
“Kita punya beberapa macam senjata rahasia beracun....”
ujar Yu Liong.
“Senjata rahasia harus tepat mengenai sasaran, mereka
orang-orang berpengalaman, saling berhadapan untuk
bertarung saat itu kesempatan untuk melepaskan senjata
rahasia mungkin tidak ada.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ma Hiong-hui tertawa, berkata, “Aku sudah
memperhitungkan hal ini, besok aku juga akan mengantar
barang ke arah yang sama dengan mereka, kita bisa berjalan
bersama mereka, kalian bisa menggunakan keterampilan
menyamar dan berbaur dalam barisan perjalananku, tapi dua
Lo-cianpwee agak sulit untuk menyamar, kalian berdua harus
mempunyai rencana lain, begitu terjadi perampokan, kedua
Lo-cianpwee bisa membawa beberapa orang untuk menyerang
dulu, perhatian mereka pasti akan tertuju pada dua Locianpwee,
dan saudara-saudara yang lain yang bersembunyi
dalam barisanku bisa diam-diam menyerang.”
“Cara ini sungguh bagus!” kata Yu Ji-tong.
Tapi Yu Sam-tong berkata, “Jangan terlalu banyak orang,
Ji-houw dan Ta-liong boleh ikut barisan Pengurus Ma, Bweenio
dan Leng-nio ikut dengan kami, kita menyerang bersama
Lim Hud-kiam, mungkin Lim Hud-kiam pun bisa kita tipu.”
“Itu lebih baik, Toako dan Ji-ko diam-diam menyerang
supaya tidak berbeda pendapat dengan Lim Kongcu,” kata Yu
Bwee-nio.
“Kalau Lim Kongcu bertanya kemana Toako dan Ji-ko,
bagaimana kami menjawabnya?” tanya Yu Leng-nio.
“Beritahu saja kepadanya kalau kami berdua tidak ingin
bekerja sama dengannya, karena marah kita pergi,
sebenarnya aku juga tidak ingin bertemu dengannya,” kata Yu
Liong.
Ma Hiong-hui berkata, “Kedua Toako jangan berbeda
pendapat dulu, kalau Nona Yu jadi menikah dengannya, kelak
kalian akan menjadi keluarga.”
Yu Ji-tong berkata, “Asal bisa membasmi semua orangorang
Su-hai, dan mempunyai menantu sekuat Lim Hud-kiam,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kami keluarga Yu tidak perlu takut lagi pada siapa pun!” Yu Jitong
berkata sambil tertawa.
Dengan wajah menjilat Ma Hiong-hui berkata, “Itu sudah
pasti, kita tidak perlu takut lagi pada siapa pun, posisi
pemimpin dunia persilatan pasti akan menjadi milik Locianpwee,
selama 20 tahun ini dengan bendera Siau Pek, Kie
Tiang-lim tidak terkalahkan, boleh dikatakan dia adalah orang
terkuat di dunia ini, kalau bisa mengalahkan dia, pasti kalian
berdua akan menjadi yang terhebat.”
“Sampai hari itu, Pengurus Ma pasti juga mendapat
kebaikan walau sedikit dari bendera perusahaan perjalanan
kalian, pasti tidak ada orang yang mencoba menghalangi,”
kata Yu Ji-tong tertawa.
“Ini semua terjadi karena kebaikan Lo-cianpwee, dulu kalau
tidak membantu kami sewaktu aku meminta kembali barang
bawaan yang hilang, kami 2 bersaudara pasti sudah hancur!”
Yu Ji-tong berkata, “Tidak! Tidak! Kami hanya sekalian
pergi ke daerah Su-chuan Hun-lam, orang-orang golongan
hitam adalah sahabat kami, apalagi selama beberapa tahun ini
dari kalian berdua kami bisa mengetahui keadaan perusahaan
perjalanan Su-hai.”
Ma Hiong-hui segera memberi hormat dan berkata, “Kelak
masih banyak hal yang harus kami minta tolong kepada kalian,
besok kami akan berangkat aku harus pulang dulu untuk
bersiap-siap, apakah kedua Toako Yu akan pergi bersamaku
sekarang?”
“Lebih baik pergi sekarang, kalau tidak saat Lim Kongcu
datang, kalian yang tidak akur dengannya akan beradu mulut
lagi!” kata Yu Leng-nio.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ma Hiong-hui berkata, “Kalian berdua sekarang ikut
denganku juga tidak apa-apa, perusahaan perjalanan Su-hai
sedang bersiap-siap untuk berangkat besok, mereka tidak
akan memperhatikan apa yang terjadi di luar, begitu mereka
selesai bersiap-siap dan menyuruh orang berjaga-jaga, kalian
berdua sudah ada di kantorku, kalian jadi lolos dari
pengawasan mereka!”
Yu Ji-tong mengangguk dan berkata, “Baiklah, Ta-liong, Jihouw
pergilah kalian, dengan cara apa menyerang nanti aku
akan memberitahu kalian, kelak kalian harus hati-hati jangan
bertindak ceroboh!”
Mereka berdua ke belakang perahu untuk bersiap-siap,
sewaktu mereka muncul lagi wajah mereka sudah berubah,
kalau bukan sejak tadi sudah tahu, mereka pasti tidak akan
bisa dikenali, Ma Hiong-hui berkata, “Keterampilan kalian
menyamar sungguh hebat, kalau bukan melihat dengan mata
kepala sendiri, aku tidak percaya kalau kalian adalah 2 orang
tadi!”
Dengan bangga Yu Ji-tong berkata, “Kami berada di daerah
Hun-lam tepatnya di daerah suku Biauw, selama 20 tahun ini
kami selalu belajar ilmu ini jadi lumayan berhasil, kalau dipikirpikir
kami harus berterima kasih kepada Kie Tiang-lim, kalau
bukan gara-gara dia kami masih Lan-tiang-siang-sat yang
menguasai sisi sungai, dalam mimpi pun tidak pernah berniat
ingin berkelana di dunia persilatan.”
Ma Hiong-hui berkata, “Kalian berdua sangat terkenal di
dunia hitam, sesudah 20 tahun memperdalam ilmu, hasilnya
lebih hebat lagi, begitu perusahaan perjalanan Su-hai hancur,
kalian berdua pasti akan menjadi pemimpin.”
Yu Ji-tong berkata, “Dalam golongan hitam tidak masalah,
tapi dalam golongan putih keberadaan kami masih susah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dibicarakan, sebab sebagian orang tidak bisa ditaklukkan
dengan ilmu silat, jujur bicara nama kami berdua dulu
bukanlah nama yang pantas untuk dibanggakan, maka aku
ingin menarik Lim Hud-kiam, pendapat pemuda itu bisa
diterima oleh orang-orang golongan putih!”
“Mengapa Ji-siok mengangkat-angkat dia?” tanya Yu Liong.
“Kalau kau bisa lebih kuat darinya, aku akan
mengangkatmu, tapi kalian terlalu parah, ilmu silatmu saja
masih di bawah kedua adikmu, kalau aku mau mengangkat,
kalian seharusnya merasa malu!”
Yu Ji-tong berkata lagi, “Mengandalkan racun dan senjata
rahasia tidak akan membuat kita sukses, senjata rahasia yang
sangat lihai pun hanya bisa dipergunakan satu atau 2 kali,
sebab jika orang-orang sudah tahu tentu mempunyai cara
untuk bersiap-siap, yang paling penting adalah harus berilmu
tinggi, kalau kali ini kita sukses membalas dendam, temanteman
Kie Tiang-lim pasti akan datang mencari masalah, maka
aku harus menarik Lim Hud-kiam masuk ke kelompok kita,
pemuda itu benar-benar berilmu tinggi, dia bisa mengatasi
semua masalah.”
“Tapi apakah dia mau kita peralat?” tanya Yu Liong.
Yu Ji-tong tertawa lalu berkata, “Ada Leng-nio dan Bweenio
mungkin dia tidak akan menjadi masalah, hanya saja
pandangannya berbeda dengan kita, begitu perusahaan
perjalanan Su-hai hancur, kita harus mengubah pembawaan
kita, dulu, kita berada di golongan hitam terpaksa kita harus
bersikap demikian, kalau sudah mempunyai nama, kita punya
pertambangan emas di daerah Biauw-san, itu bisa kita nikmati
maka kita tidak perlu lagi bersikap seperti itu.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Leng-nio berkata, “Ayah angkat, menurutmu dulu
kau....”
Kata Yu Ji-tong, “Dulu tidak sama dengan sekarang, kami
lahir di sungai Lan-tiang, kami adalah orang miskin, untuk
mendapat kehidupan lebih baik, kami masuk golongan hitam
karena dikejar oleh Kie Tiang-lim, kami masuk ke dalam hutan
tidak disangka di hutan itu kami menemukan tambang emas,
kelak kita beli sesuatu bisa dengan emas itu jadi kita tidak
perlu menjadi perampok lagi.”
“Betul, dalam golongan hitam mencari uang memang
mudah, tapi untuk nama tidak baik, apa lagi setelah mendapat
uang, tidak berani secara terang-terangan menggunakannya,
maka banyak orang golongan hitam tidak berani merampok di
daerah mereka sendiri, mereka selalu tampil sebagai orang
baik-baik, semua orang mempunyai keinginan menjadi orang
baik, sekarang Lo-cianpwee sudah mempunyai tambang emas,
maka tidak perlu berada di golongan hitam lagi.”
“Tapi mengapa kita masih berhubungan dengan golongan
hitam?” tanya Yu Leng-nio.
“Kau tidak mengerti, memang tidak perlu bersahabat
dengan orang golongan hitam, tapi juga jangan membuat
mereka benci, karena mereka adalah orang yang tidak
memiliki perasaan, mereka sanggup melakukan sesuatu
dengan cara apa pun, apa lagi sekarang kita sudah
mempunyai harta berlimpah, akan gampang membuat siapa
pun iri, maka bersahabat dengan mereka paling sedikit bisa
mengurangi sedikit kerepotan, apalagi kita ingin menguasai
dunia persilatan, orang-orang seperti mereka mudah
diperalat....” kata Yu Ji-tong.
“Kita berada di dunia persilatan harus licin, Kie Tiang-lim
adalah orang terkenal di dunia persilatan, dia sendiri masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menaruh segan 30% kepada golongan hitam, maka _Nona
harus banyak berkelana di dunia persilatan sehingga Nona
mengerti, sekarang bicara banyak pun percuma, kalau Locianpwee
tidak ada petunjuk lain, aku akan pamit!” kata Ma
Hiong-hui.
“Baik, supaya tidak dicurigai, aku tidak akan mengantar,
kedua keponakanku harap banyak di beri petunjuk, kalau
terjadi sesuatu, kami akan menyuruh orang menghubungimu!”
kata Yu Ji-tong.
Dua bersaudara Ma, Yu Liong, dan Yu Houw segera turun
dari perahu dan pergi dari sana, Souw Thian-sia dan Bu Takuang
yang berada di luar perahu dan mendengar percakapan
mereka, keringat mereka menetes terus, diam-diam mereka
bersyukur bisa mendengar percakapan antara keluarga Yu dan
orang she Ma, kalau tidak Yu Liong dan Yu Houw yang berada
dalam rombongan perusahaan perjalanan akan berhasil
membokong dengan senjata rahasianya, bila semua orang
sedang bertarung, itu benar-benar berbahaya, sebab tidak ada
seorang pun yang akan curiga kalau dari rombongan orang
she Ma akan ada orang yang membokong, sebab hubungan
mereka dengan perusahaan perjalanan Su-hai sangat baik,
kedua perusahaan perjalanan ini mempunyai tujuan yang
sama kalau berangkat bersama-sama, jika perusahaan
perjalanan Su-hai mempunyai teman seperjalanan tentu Kie
Tiang-lim tidak akan menolaknya, apa lagi dulu mereka pernah
kerja sama seperti ini!
Mengambil kesempatan saat orang-orang perahu
mengantarkan tamu, Souw Thian-sia dan Bu Ta-kuang ingin
segera pergi dari sana, kebetulan perahu kecil yang menjual
jajanan sudah datang dan siap menjemput mereka, melihat
jarak perahu mereka sudah tepat mereka siap meloncat, tibaTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tiba ada suara pelan berkata, “Jangan meloncat, kalian harus
berjalan ke sana!”
Mereka berdua benar-benar terkejut, terlihat di bawah
perahu ada seseorang yang sedang berbaring, dia adalah Lim
Hud-kiam yang misterius, wajah Souw Thian-sia berubah, dia
segera ingin mencabut pedangnya, tapi Lim Hud-kiam
menggoyangkan tangannya, “Jangan bertarung, lebih baik
kalian beritahu kepada Kie Tiang-lim supaya jangan
mengantar barang, jangan menolong pejabat korupsi, nanti
akan merusak nama baiknya!”
“Tidak bisa, kontrak sudah dibuat, nama baik perusahaan
perjalanan harus dijaga, kalau tidak nama kami akan hancur!”
kata Souw Thian-sia.
Lim Hud-kiam tertawa dingin, “Kie Tiang-lim terkenal
karena membela keadilan dan kebaikan tapi kalau dia
melindungi harta hasil korupsi, namanya akan rusak.”
“Kau tidak mengerti....” kata Souw Thian-sia.
“Aku mengerti, demi sedikit nama, kalian menutupi hati
nurani kalian, maka aku harus memberi sedikit pelajaran
kepada kalian, aku akan merampok barang yang kalian bawa.”
Souw Thian-sia marah dia menyerang dengan pedang suara
pedang yang dikeluarkan dari sarungnya membuat orangorang
yang ada di dalam perahu mendengarnya, kedua
tangan Lim Hud-kiam menahan serangan pedang membuat
pedang bergeser ke pinggir, kemudian dia mencengkeram
sebelah tangan mereka masing-masing, lalu mendorong
mereka berdua hingga terlempar keluar dan jatuh masuk ke
perahu kecil.
Pintu perahu dibuka, Yu Bwee-nio berteriak, “Siapa di luar?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku!” kata Lim Hud-kiam sambil merentangkan kedua
tangannya.
Yu Bwee-nio terpaku, “Lim Kongcu, bagaimana kau bisa ada
di sini?” Lim Hud-kiam menunjuk sebuah perahu kecil dan
berkata, “Aku baru meloncat dari perahu kecil itu, karena takut
kalian salah paham maka aku sengaja membuat suara
sekaligus memberi isyarat pada kalian!”
“Sepertinya aku mendengar ada yang mencabut senjata!”
kata Yu Bwee-nio.
“Betul, aku memasukkan pedangku ke dalam sarung,
tadinya aku kira kalian akan melakukan penjagaan ketat, atau
akan memasang senjata rahasia, maka aku menyiapkan
pedang sampai di atas perahu, aku tidak melihat apa-apa
maka aku memasukkan pedang ke dalam sarung lagi,” jelas
Lim Hud-kiam.
“Ini sangat aneh, sebelum naik perahu kau mengeluarkan
pedang sesudah sampai di atas perahu pedang malah
disimpan!” kata Yu Bwee-nio.
“Aku melakukan ini bukan tanpa sebab!”
“Apa alasannya, apakah aku boleh tahu?” tanya Yu Bweenio.
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Sebelum naik ke atas
perahu, aku takut terkena senjata rahasia maka aku bersiapsiap
sesudah berada di atas perahu, kalau masih memegang
pedang, kalian tentu akan menyerang orang yang memegang
pedang, kalau kedua tanganku tidak memegang pedang kalian
lebih bisa melihatku dengan jelas.”
Setengah percaya Yu Bwee-nio berkata, “Kau benar-benar
patut dicurigai!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan cepat Yu Ji-tong datang, “Lim Kongcu tidak patut
dicurigai tapi dia sangat berhati-hati, kita benar-benar ceroboh
dan tidak melakukan penjagaan, untung yang datang adalah
Lim Kongcu kalau yang datang musuh, kepala kita pasti sudah
berpindah pun masih belum tahu siapa yang membunuh kita!”
“Betul! Untung yang datang aku, kalau yang datang orang
perusahaan perjalanan Su-hai, kalian akan celaka!” kata Lim
Hud-kiam.
Yu Ji-tong berkata, “Di dalam perahu ini tidak ada rahasia,
jadi kita tidak perlu tegang, kalau orang datang ingin
menyerang diam-diam bukan hal mudah untuk mereka, tapi
kalau yang datang menyerang adalah orang seperti Lim
Kongcu ceritanya beda lagi, tapi musuh kita belum ada yang
sekuat Lim Kongcu.”
“Kemampuan Ciam Giok-beng dan Kie Tiang-lim tidak
berada di bawah aku!” kata Lim Hud-kiam. Yu Bwee-nio
berkata, “Ciam Giok-beng tidak akan menyerang diam-diam,
apa lagi Kie Tiang-lim, mungkin dia akan bertemu dewa
kematian!”
Yu Bwee-nio takut Yu Ji-tong membocorkan rahasia dua
bersaudara Ma yang datang kemari untuk memberitahu kalau
Kie Tiang-lim sudah sembuh dari keracunan, Yu Ji-tong benarbenar
kagum dengan ketelitian Yu Bwee-nio, dia dengan cepat
berkata, “Betul, orang perusahaan perjalanan Su-hai pasti
sedang sibuk mempersiapkan pemakaman Kie Tiang-lim, dan
tidak ada waktu mencari kami, maka kami jadi ceroboh!”
Lim Hud-kiam tersenyum, “Lopek, kau mungkin tidak tahu
kalau racun yang ada di tubuh Kie Tiang-lim sudah dikeluarkan
oleh Ciam Giok-beng dan lukanya pun sudah sembuh!”
Yu Ji-tong pura-pura heran, berkata, “Apakah itu benar?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Betul, sesudah mendengar kabar ini aku diam-diam pergi
ke kantor perusahaan perjalanan Su-hai untuk
membuktikannya, semangat orang tua she Kie memang
sangat baik dia sedang bersiap-siap dengan keberangkatannya
besok, dari awal aku sudah mengatakan ilmu pengobatan
Ciam Giok-beng sangat tinggi, senjata rahasia beracun tidak
akan buat mereka sulit!”
“Kalau begitu kalau kita ingin merampok barang bawaan
mereka, harus membuat rencana baru lagi?” tanya Yu Ji-tong.
“Tidak perlu, sebab aku sudah berpesan kepada Souw
Thian-sia, aku menyuruh mereka membatalkan membawa
barang pejabat korup itu, kalau tidak aku pasti akan
merampoknya.”
“Kalau begitu, hal ini akan membuat kita kesulitan mereka
pasti akan mempersiapkan semua tenaga dan kita tidak cukup
orang!”
Lim Hud-kiam tertawa terbahak-bahak, “Untuk apa harus
takut, kecuali Ciam Giok-beng dan Kie Tiang-lim yang lainnya
mudah diatasi!”
Yu Bwee-nio pura-pura bertanya, “Apakah orang tua she
Ciam juga akan ikut dalam rombongan pembawa barang?”
“Katanya sih begitu, tapi kalian tidak perlu khawatir aku
sendiri yang akan bertanggung jawab terhadap 2 orang itu,
saat itu kalian masing-masing cukup mencari satu orang untuk
ditarik, menurut kabar yang kudapatkan In Tiong-ho pun akan
ikut, Kim-leng-se-seng ditambah putri Kie Tiang-lim semuanya
berjumlah 6 orang, kalian juga berenam, berarti kita melawan
mereka satu lawan satu....”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kongcu terlalu menganggap tinggi kami, ke enam orang itu
tidak mudah dihadapi, apa lagi kedua kakakku sudah pergi
dari sini karena marah.”
Lim Hud-kiam berpikir sejenak dan berkata, “Betul juga,
tapi masih ada cara lain, mari kita berunding dulu!”
Dia masuk ke dalam perahu, Souw Thian-sia dan Bu Takuang
yang berada di dalam perahu kecil mendengar
pembicaraan mereka, mereka terpaku, mereka bertambah
bingung dengan sikap Lim Hud-kiam, tapi mereka tidak berani
berlama-lama di sana, dengan cepat mereka memberi kabar
yang mereka dengar kepada Kie Tiang-lim.
Perusahaan perjalanan Su-hai tetap berangkat sesuai
rencana, barisan yang sangat besar memenuhi 3 perahu
besar, paling depan adalah Kie Tiang-lim dan putrinya, Ciam
Giok-beng, In Tiong-ho, Thio Yan-to, dan keluarganya berada
di tengah perahu, paling belakang adalah Kim-leng-su-seng,
setiap tiang bendera perahu dipasang dengan bendera
perusahaan perjalanan Su-hai dan bendera pribadi Kie Tianglim.
Di belakang perahu mereka adalah perahu barang
perusahaan perjalanan Kim-leng, Pengurus Ma Hiong-hui dan
Ma Hiong-seng juga memasang bendera, hanya tidak
semewah perahu yang ada di depan.
Tadi pagi, Ma Hiong-hui datang berkunjung, meminta
mereka berangkat bersama-sama dengan cepat Kie Tiang-lim
menyetujuinya, tapi dia memberi peringatan kepada Ma
Hiong-hui kalau Lan-tiang-siang-sat sedang siap-siap untuk
membalas dendam, maka sepanjang perjalanan mungkin tidak
akan aman, dan dia menyuruh Ma Hiong-hui untuk berpikirpikir
lagi, tapi dengan tulus Ma Hiong-hui berkata, “Karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
khawatir kepada Lan-tiang-siang-sat, maka kami ingin
bergabung, sebab kalau terjadi sesuatu kita bisa saling bantu.”
Souw Thian-sia tidak setuju karena dia tahu 2 bersaudara
Ma diam-diam bersekongkol dengan Lan-tiang-siang-sat, Yu
Liong, Yu Houw masih bersembunyi di dalam barisan mereka,
dia telah memberitahukan semua ini kepada Kie Tiang-lim,
tapi Kie Tiang-lim hanya tersenyum dan tidak menaruh
perhatian lebih jauh lagi, dia malah berpesan kepada Bu Takuang
dan Souw Thian-sia supaya pura-pura tidak tahu!
Souw Thian-sia tidak tahu apa maksud Susioknya, tapi dia
percaya Susioknya pasti mempunyai rencana yang baik, maka
dia berusaha menahan diri dan menunggu.
Empat perahu yang mengikuti di belakang mereka adalah
perahu Lan-tiang-siang-sat dan putri angkat mereka, Lim Hudkiam
juga ada di sana, perahu ini secara terang-terang
berlayar, Yu Ji-tong dan Yu Sam-tong berada di dalam perahu
mereka sedang mengobrol.
Lim Hud-kiam terus mengikuti Yu Bwee-nio dan Yu Lengnio,
dia benar-benar menikmati keadaan ini, di kiri kanan
diapit oleh 2 gadis cantik, apa lagi Yu Bwee-nio sambil
bermain kecapi dia bernyanyi, Yu Leng-nio menuangkan arak
untuknya, orang-orang yang lewat di atas perahu itu selalu
memandang dengan sorot mata iri kepada Lim Hud-kiam.
Perahu mereka dihadang dari depan dan belakang, Kie Pisia
selalu benci melihat mereka, kalau bukan karena Ciam
Giok-beng dan Kie Tiang-lim terus menasihatinya dari tadi dia
sudah ingin meloncat ke sana untuk membunuh mereka, tapi
ketiga orang tua itu seperti tidak melihat, Kim-leng-su-seng
hampir tidak tahan, mereka selalu melotot melihat ke perahu
itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Perahu pembawa barang selalu berhenti di pinggir, mereka
tidak pernah berlayar di malam hari, sewaktu berlabuh kecuali
beberapa orang yang mengontrol perahu Thio Yan-to
kebanyakan berkumpul di perahu Kie Tiang-lim untuk
beristirahat, sangat jelas harta benda Thio Yan-to berada di
perahu itu, karena setiap malam hari harus berlabuh maka
mereka tidak menyiapkan makanan yang banyak, sering kali
sesudah berlabuh, mereka harus beli sayur dan buah-buahan
segar.
Setiap hari di perahu perusahaan perjalanan selalu ada
yang minum arak, tapi tidak sampai mabuk, berarti mereka
selalu waspada, berbeda dengan Lim Hud-kiam setiap malam
selalu minum sampai mabuk termasuk tukang perahunya.
Berlayar dengan cara seperti itu sangat lambat, sesudah 7-8
hari mereka baru tiba di propinsi Kang-sai kota Ciu-kang, ini
adalah kota besar, maka di sungai banyak perahu yang
berlabuh beberapa hari ini Thio Yan-to selalu terlihat tegang,
begitu sampai di kota itu dia segera pergi ke kota untuk
mencari teman lamanya.
Dua bersaudara Ma datang untuk mengobrol sebentar,
kemudian kembali ke perahu mereka, orang-orang Su-hai
berkumpul di perahu untuk mengobrol, Lim Hud-kiam dengan
senang membawa kedua gadis cantik itu pergi ke rumah
makan untuk minum, Yu Ji-tong, Yu Sam-tong tetap berada di
perahu, sesudah mendapat kabar tentang kedua perahu itu,
Kie Tiang-lim hanya mengangguk tapi tidak memberi komentar
apa pun, tapi yang tidak tahan adalah Kie Pi-sia, dia marahmarah,
katanya, “Ayah, cepat cari akal, apa alasan mereka
terus menguntit kita membuat kita tidak bebas bergerak!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kau sendiri yang merasa seperti itu, anggaplah kau tidak
melihat mereka bukankah selama 7-8 hari ini bisa kita lewati
dengan tenang?” tanya Kie Tiang-lim sambil tertawa.
“Mereka berada di sisi, mana bisa aku tenang, selama
beberapa hari ini aku tidak bisa tidur!” jawab Kie Pi-sia.
“Susiok, kita harus cari akal untuk menghindar dari mereka,
kami berempat setiap malam tidak berani tidur nyenyak!” kata
Souw Thian-sia.
Kie Tiang-lim menarik nafas, “Pengalaman kalian benarbenar
dangkal, itu adalah cara mereka, mereka terus
mengikuti kita supaya kita menjadi tegang dan stres, dengan
cara seperti itu kita akan merasa kelelahan, saat itu mereka
baru menyerang kita, bila saat itu tiba kita pasti tidak ada
tenaga untuk melawan mereka, karena orang kita lebih
banyak dari mereka, maka mereka melakukannya dengan cara
seperti itu menghadapi kita, semua itu untuk menguras
semangat kita.”
“Mereka ingin menyerang kita dengan senjata rahasia untuk
apa melakukannya dengan cara seperti itu?” tanya Souw
Thian-sia.
“Lim Hud-kiam tidak setuju, dia lebih setuju dengan cara
seperti ini untuk menguras habis semangat kita lalu
mengalahkan kita,” jelas Kie Tiang-lim.
“Apa maksudnya?” tanya In Tiong-ho.
Kie Tiang-lim tertawa kecut, “Dia tidak memberitahu kepada
mereka kalau Souw Thian-sia sudah mencuri dengar tentang
pembicaraan Yu Ji-tong dan keluarganya, berarti dia masih
membantu kita menutupi hal ini, dia hanya tidak setuju kalau
keluarga Yu menggunakan senjata rahasia dan menyuruh kita
waspada, tapi dia tetap ingin merampok barang bawaan kita,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
aku tidak mengkhawatirkan keluarga Yu, tapi pemuda itu yang
membuat aku jadi berhati-hati, mungkiri kita akan benar-benar
kalah darinya!”
“Apakah Guru akan kalah di tangannya?” tanya Souw Thiansia.
“Sulit dikatakan, sebab pemuda itu sangat misterius, dia
terang-terangan mengatakan ingin merampok barang berarti
dia sanggup melakukannya, dia tidak ingin mengandalkan
senjata rahasia beracun dari keluarga Yu, ilmunya sangat
tinggi aku tidak tahu apa gurumu sanggup mengalahkan dia
atau tidak!” jawab Kie Tiang-lim.
“Aku merasa aneh, dia ingin merampok barang mengapa
tidak dilakukan secepatnya kalau dia menggunakan taktik
menghabiskan dulu stamina kita, dia harus lihat kita sama
sekali terpancing olehnya, paling-paling yang muda-muda saja
yang terlihat agak tegang, kita bertiga yang tua-tua sama
sekali tidak terpancing olehnya,” kata Ciam Giok-beng.
“Lan-tiang-siang-sat mungkin masih mencari orang untuk
membantu, mereka siap-siap menggunakan senjata rahasia
beracun, tapi di air, mereka tidak bisa menggunakan senjata
ini, kekuatan kita sangat solid menurutku, mereka pasti akan
bergerak, sewaktu perahu memasuki Sam-sia,” kata Kie Tianglim.
In Tiong-ho mengangguk, “Betul, jalanan perahu sangat
sempit, air mengalir dengan deras, Lan-tiang-siang-sat selalu
bersahabat dengan orang dari golongan hitam, mungkin dia
akan mencari beberapa pesilat tangguh untuk menyerang kita,
membuat kita yang berlayar dari depan dan belakang tidak
bisa saling menolong.”
“Itu sangat berbahaya!” kata Souw Thian-sia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tidak apa-apa, aku sudah menyusun rencana, begitu
perahu sampai di Ie-tiang, kita tinggalkan perahu dan berjalan
kaki, supaya mereka tidak ada persiapan!” kata Kie Tiang-lim.
“Susiok tetap lebih berpengalaman, kalau begitu sebelum
tiba di Ie-tiang, kita bisa bersantai sebentar!” kata Souw
Thian-sia.
“Betul, masih ada dua hari lagi, selama 2 hari ini kalian bisa
beristirahat memulihkan semangat dan tentang kita yang akan
berjalan darat, jangan sampai bocor, sebetulnya aku pun tidak
ingin memberitahu kalian!” kata Kie Tiang-lim.
“Aku tidak bisa bersantai, karena mereka terus membuntuti
kita, aku takut akan terjadi sesuatu!” kata Kie Pi-sia.
“Kita tidak bisa apa-apa, karena sungai ini bukan milik kita,
orang lain berhak berlayar di sini, kita tidak mungkin mengusir
mereka,” kata Kie Tiang-lim.
Kie Tiang-lim berkata lagi, “Malam ini aku jamin tidak akan
terjadi sesuatu, karena aku sudah berpesan kepada Thio Yanto,
temannya di Ciu-kang yang menjadi komando pasukan
angkatan laut akan membantu kita, maka aku berpesan
kepada Thio Yan-to supaya meminta temannya beberapa
perahu perang untuk melindungi kita!”
“Apa, meminta pasukan pemerintah membantu kita, ini
benar-benar memalukan!” kata Kie Pi-sia.
Kie Tiang-lim menarik nafas, “Asal kita bisa mengantarkan
barang sampai di tempat tujuan, dengan cara apa pun tidak
akan memalukan, Lim Hud-kiam sudah membuntuti kita
selama beberapa hari, selama 1-2 hari ini aku baru mengerti
apa yang dia ingin lakukan, aku lihat kalian benar-benar lelah,
maka dengan cara inilah kita mengatasi mereka biar kalian
bisa istirahat, dengan semangat penuh baru kita bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menghadap hal yang akan terjadi apalagi bila kita sudah
sampai di Ie-tiang, sesudah lawan tahu kita akan berjalan
darat, setiap saat mereka bisa menyerang kita.”
“Masih ada 2 hari lagi, kita tidak perlu sampai begitu
tegang!” kata Kie Pi-sia.
“Tinggalkan perahu lalu berjalan darat adalah rencanaku,
tapi Lim Hud-kiam adalah orang yang sangat banyak akal, dia
mungkin akan terpikir rencana ini juga, mungkin dia akan
menyerang terlebih dulu, maka kalau ingin benar-benar bisa
istirahat hanya malam ini saja, besok pagi kita mulai berlayar
lagi, harus ada sebagian orang berjaga-jaga, supaya kita ada
persiapan,” kata Kie Tiang-lim.
“Paling susah kalau kita hanya bisa menunggu, sedangkan
orang lain bisa menyerang kita setiap saat!” Souw Thian-sia
menarik nafas.
“Inilah risiko membuka perusahaan perjalanan kali ini kalau
barang sudah diantar dengan selamat aku akan membubarkan
perusahaan perjalanan Su-hai dan beristirahat.”
Semua orang merasa terkejut, Kie Tiang-lim berkata lagi,
“Setelah melihat 2 bersaudara Ma sampai berani bersekongkol
dengan Lan-tiang-siang-sat menyerang kita, aku baru sadar
kalau kita terlalu menonjol dan membuat iri orang yang
seprofesi dengan kita, kita memang tidak mengandalkan
perusahaan perjalanan ini untuk mencari makan, untuk apa
kita harus berebut rejeki dengan orang-orang seprofesi? Maka
aku tidak akan menyalahkan mereka.”
“Tapi bagaimana dengan pesan kakek guru?...” tanya Souw
Thian-sia.
“Aku sudah mengobrol dengan Susiokmu, Sucouw memang
berpesan bahwa kita harus membela keadilan dan kebenaran,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
membuka perusahaan perjalanan adalah jalan terangterangan,
maka kita membuka perusahaan perjalanan ini, tapi
kata-kata Lim Hud-kiam masuk akal juga, orang seperti Thio
Yan-to adalah pejabat korupsi, dia mencari kita untuk
mengantarkan barangnya, kalau menurut aturan yang ada,
kita tidak mungkin akan bisa menolaknya, malah kita jadi
pelindungnya, bukankah ini jadi melanggar tujuan kita yang
tadinya ingin membela keadilan dan kebenaran....” kata Ciam
Giok-beng.
“Kalau begitu berarti kita tunduk begitu saja kepada Lim
Hud-kiam? Aku tidak mau, kalau kalian bermaksud akan
menutup perusahaan perjalanan ini, biar aku yang
meneruskannya,” kata Kie Pi-sia.
“Kita tunduk kepada kebenaran, bukan tunduk pada
seseorang, apakah seorang perempuan bisa membuka
perusahaan perjalanan?”
“Mengapa tidak, membuka perusahaan perjalanan
mengandalkan ilmu silat yang kita miliki, tidak memandang
jenis kelamin, di dunia persilatan banyak pengurus perusahaan
perjalanan di kuasai perempuan..” kata Kie Pi-sia.
Souw Thian-sia tertawa, katanya, “Sumoi punya cita-cita
aku pasti akan mendukung, aku anggap mengantar barang
titipan orang lain adalah jalan terbaik untuk seorang pesilat,
Susiok ingin pensiun, aku mendukung, Susiok sudah puluhan
tahun berkelana di dunia persilatan, jika beliau sudah
mengundurkan diri disaat sekarang-sekarang ini adalah hal
yang baik, kita masih muda, masih tahan banting, tapi Guru
tidak....”
In Tiong-ho berkata, “Kata-kata Adik Souw benar, Kie
Toako mundur di saat namanya masih terkenal, itulah
perbuatan yang pintar, orang-orang harus menerima kalau dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
sudah tua dan harus mengalihkan tugasnya kepada generasi
yang lebih muda!”
Kie Tiang-lim berkata, “Nanti kita bicarakan lagi, paling
sedikit kali ini jangan ada masalah yang muncul, di luar
sepertinya suara gaduh, mungkin perahu pasukan pemerintah
sudah kemari.”
Begitu mereka melihat keluar, ada 4-5 perahu pasukan air
yang mendekat, para pasukan yang ada di perahu
mengeluarkan golok dari sarung, panah pun siap dipasang di
busur, benar-benar sangat berwibawa.
Seorang kapten menyapa, “Apakah Kie Enghiong ada di
sini?”
“Akulah Kie Tiang-lim!”
Kapten itu memberi hormat, “Aku diperintahkan oleh atasan
untuk melindungi perahu Anda!”
Kie Tiang-lim balas memberi hormat, “Terima kasih, aku
adalah orang yang membuka perusahaan perjalanan maka
apa yang terjadi di perahu, kami yang akan bertanggung
jawab, untuk bagian luar kami minta Tuan komandan ikut
membantu, jangan ijinkan orang yang tidak bersangkutan
datang mendekati perahu kami, itu sudah cukup!”
“Tuan Thio sudah memberitahu kami, di perahu Kie Loenghiong
yang mengurus, Tuan Thio masih berada di rumah
atasan kami sedang minum-minum, mungkin tidak bisa pulang
malam ini, tapi sebelum berangkat besok pagi, dia pasti sudah
berada di sini lagi.”
“Baiklah aku tahu! Sungguh merepotkan kalian!” kata Kie
Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Sesudah mengobrol beberapa kalimat Kie Tiang-lim baru
kembali ke dalam perahu, kata Ciam Giok-beng, “Dua kotak
perhiasan ditaruh di sini, membuat semua orang tidak bisa
tidur, benar-benar sangat melelahkan, malam ini ada pasukan
pemerintah datang berjaga, Thian-sia dan lain-lainnya bisa
tidur nyenyak malam ini.”
Dua kotak selalu ditaruh di depan perahu, Ciam Giok-beng,
Kie Tiang-lim, dan In Tiong-ho selalu tidur bertiga di sana, tapi
supaya keadaan lebih hati-hati setiap malam selalu dijaga oleh
Kim-leng-su-seng dibagi menjadi dua shift sesudah lewat 7-8
hari mereka merasa cukup lelah, pagi hari kembali ke perahu
sendiri karena berlayar di laut mereka selalu dalam keadaan
bergoyang goyang, mereka tetap bisa tidur tidak nyenyak,
mereka berempat benar-benar merasa lelah, begitu
mendengar Ciam Giok-beng berkata demikian, melihat prajurit
pemerintah berjaga begitu ketat mereka bisa dengan tenang
kembali ke perahu masing-masing untuk tidur.
Pukul tiga dini hari, tiba-tiba di darat terjadi kegaduhan,
ternyata keluarga Thio Yan-to sudah kembali dengan bantuan
cahaya lampu yang redup, Kie Tiang-lim mendengar mereka
berbicara dengan pasukan yang berjaga malam dan tahu
bahwa Thio Yan-to sedang bermain kartu bersama temantemannya,
karena takut mengganggu keberangkatan besok
pagi, maka dia menyuruh kedua istri mudanya dan sebagian
keluarganya kembali dulu, karena perahu Kie Tiang-lim dan
perahu keluarga Thio Yan-to tidak sama, maka Kie Tiang-lim
dengan tenang tidur lagi!
Sewaktu tertidur nyenyak, di perahu keluarga Thio Yan-to
ada yang berteriak, Kie Tiang-lim dengan cepat keluar untuk
melihat keadaan, In Tiong-ho dan Ciam Giok-beng juga ikut
terbangun!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Di perahu itu keadaan kacau balau, putra Thio Yan-to
dengan gugup berteriak sambil mendatangi mereka, “Kie Loeng-
hiong, di perahu kami ada 2 perampok yang wajahnya
ditutup, mereka mengancam kedua ibu tiriku dengan pedang,
tolong Kie Lo-enghiong membereskan mereka!”
“Dimana pasukan pemerintah?” tanya Kie Tiang-lim.
Thio Siau-ya menjawab, “Mereka berdua sangat ganas,
prajurit-prajurit yang naik ke perahu dipukul hingga terjatuh
ke air, kedua ibu tiriku diancam, maka para prajurit tidak
berani memanah mereka, harap Kie Enghiong bisa ke sana
menolong mereka!”
Souw Thian-sia dan lain-lain juga terbangun, mereka
membawa pedang dan siap naik ke perahu, Thio Siau-ya
berkata lagi, “Kedua ibu tiriku ditelanjangi oleh mereka, kalian
tidak pantas kesana, lebih baik Kie Enghiong sendiri yang ke
sana!”
“Aku juga tidak pantas ke sana!” ucap Kie Tiang-lim.
“Kie Enghiong lebih tua satu kali lipat usianya dari kedua
ibu tiriku, pasti tidak akan menjadi masalah, kalau Pengurus
Souw yang ke sana bagaimana kelak ibu tiriku bisa bertemu
dengan orang-orang?”
Kie Tiang-lim menghentakkan kaki, “Thio Siau-ya, ini adalah
akal-akalan para penjahat, mereka ingin menipu supaya aku
yang ke sana, waktu itu mereka akan merampok harta kalian
di perahu ini!”
Kata Thio Siau-ya, “Harta adalah masalah kecil kalau
sampai hilang akulah yang akan bertanggung jawab, tapi
kedua ibu tiriku adalah istri ayahku, kalau terjadi sesuatu pada
mereka ayahku pasti marah, apalagi adik perempuanku juga
ada di sana....”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kau pergilah ke sana, di sini masih ada aku!” kata Ciam
Giok-beng.
“Biar aku yang akan pergi!” teriak Kie Pi-sia sambil
membawa pedang.
Dia terbang ke perahu itu dan masuk ke dalam perahu,
terlihat dari kertas jendela ada bayangan orang yang terus
bergerak, mungkin mereka sedang bertarung, kemudian
terdengar teriakan Kie Pi-sia, sepertinya dia terluka, Kie Tianglim
tidak tahan lagi dia pun terbang ke perahu itu sambil
membawa pedangnya.
Ciam Giok-beng mendengar juga teriakan Kie Pi-sia, begitu
Kie Tiang-lim masuk ke perahu itu terdengar lagi suara orang
berkelahi, hal ini membuktikan bahwa lawannya sangat kuat,
maka dia merasa khawatir dan dia berkata kepada In Tiongho,
“In Lo-te, aku akan ke sana melihat keadaan.”
“Ciam Tayhiap jangan sembarangan meninggalkan tempat
ini, semua barang yang dibawa Kie Toako berada di perahu
ini, keluarga Thio tidak berada dalam lindungan kita, kalau di
sini terjadi sesuatu nama perusahaan perjalanan Su-hai akan
hancur,” ujar In Tiong-ho.
“Tidak apa-apa, semua pesilat tangguh berada di perahu
itu, di sini ada In Lo-te, aku kira tidak akan terjadi masalah,
mungkin aku akan menyuruh Thian-sia serta empat orang
lainnya untuk membantu, di sekeliling sini juga ada pasukan
pemerintah, lawan tidak mungkin akan benar-benar datang
merampok, keluarga Thio memang tidak berada dalam
lindungan kami, tapi kalau terjadi sesuatu pada mereka kami
tetap tidak bisa berpangku tangan begitu saja!” kata Ciam
Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Betul, ayahku pernah mengatakan uang dan harta bisa
dicari asalkan sekeluarga aman dan tenteram,” kata Thio Siauya.
Ciam Giok-beng terbang ke perahu itu, begitu membuka
tirai dia terpaku, karena dua orang yang ada di dalam perahu
yang sedang bertarung adalah Yu Ji-tong dan Yu Sam-tong,
Kie Tiang-lim dan Kie Pi-sia terjala oleh 2 jala besar, mereka
terbaring di bawah di perahu tidak ada orang lain lagi, apa lagi
yang dimaksud dengan 2 istri muda Thio Yan-to, sama sekali
tidak terlihat, 2 bersaudara Yu begitu melihat Ciam Giok-beng
masuk mereka segera berhenti bertarung, pertarungan
mereka tadi hanya pura-pura. Yu Ji-tong tersenyum dan
berkata, “Ciam Tayhiap pun tertipu datang kemari!” Ciam
Giok-beng menunjuk mereka dengan pedangnya, “Apa yang
kalian lakukan?” Yu Ji-tong tersenyum, “Inilah akal untuk
memancingmu kemari, sebetulnya di tengah perjalanan kami
sudah menangkap Thio Yan-to, kami mengancam dan
menyuruh keluarganya memasang perangkap ini....”
Ciam Giok-beng marah, “Apakah dengan cara ini kalian bisa
merampas barang-barang yang kami bawa?”
Sambil bicara dia mencari cara untuk mengatasi keadaan
ini, Yu Sam-tong berkata, “Asal Ciam Tayhiap tidak berada di
perahu sana, kami pasti mempunyai cara.”
Pedang Ciam Giok-beng bergerak seperti angin, Yu Samtong
yang hanya memiliki sebelah tangan sama sekali tidak
bisa melawannya, dan Yu Sam-tong terus mundur, Ciam Giokbeng
tidak mengejarnya dia mencoba dengan pedangnya
memotong tali dan jala yang mengikat Kie Tiang-lim, tapi
anehnya tali itu tidak bisa dipotong dan begitu Yu Ji-tong
menarik tangannya, dia bisa menarik Kie Tiang-lim ke arah
sana, kemudian dia berkata, “Jala ini terbuat dari benang sutra
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mentah, sangat hebat belum tentu pedang atau golok bisa
dengan mudah memotongnya, tapi sayang jala ini hanya
terdiri dari 2 lembar, kalau tidak mungkin Ciam Tayhiap juga
tidak bisa lolos dari sini?”
Melihat Kie Tiang-lim tidak bergerak, Ciam Giok-beng
marah, “Apakah kalian telah membunuh Suteku?”
“Belum, kami menutupi dia dengan jala ini, tapi kami tidak
sanggup mengalahkan dia, terpaksa kami menggunakan
bubuk obat bius, akhirnya ayah dan anak ini bisa diam juga!”
Hati Ciam Giok-beng agak tenang, dia membentak, “Cepat
lepaskan mereka!”
Yu Ji-tong berkata, “Kami menuruti pesan Lim Kongcu, kami
tidak akan membunuh orang, begitu barang sudah berada di
tangan, kami akan melepaskan dia, begitu kami pergi dari sini,
siram mereka dengan air dingin dan mereka akan segera
sadar!”
“Apakah kalian sanggup menahan pedangku?”
“Ciam Tayhiap adalah pesilat pedang yang hebat, kami
tidak berani melawan Anda, tapi kalau Tayhiap ingin
membawa pergi kedua orang ini, sepertinya tidak mudah!”
Cahaya pedang berkelebat, hanya sekejap sudah berada di
tenggorokan Yu Ji-tong, tapi Yu Sam-tong yang berdiri di sisi
sudah mengeluarkan senjata rahasia, dia berteriak, “Apakah
Ciam Tayhiap akan memaksa kami menggunakan senjata
rahasia?”
Pedang Ciam Giok-beng masih berada di tenggorokan Yu Jitong,
dia menjawab, “Biarpun kalian mengeluarkan senjata
rahasia kalian tidak akan membuatku takut.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Mainan kami memang tidak akan membuat Ciam Tayhiap
terancam, tapi 2 orang yang ada di bawah ini, mereka tidak
akan bisa menahan serangan kami!” Yu Ji-tong tertawa dingin.
Tangannya mendekati Kie Tiang-lim dan putrinya, Ciam
Giok-beng berteriak, “Awas, kalau kalian berani berbuat
sembarangan, kalian akan tahu akibatnya!”
“Semua rencana sudah disusun oleh Lim Kongcu, dia
melarang kami melukai orang, kami pun tidak berdaya tapi
kalau Ciam Tayhiap yang mau melukai kami, terpaksa kami
pun harus membela diri!” kata Yu Sam-tong.
Yu Ji-tong tertawa sinis, “Kalau Ciam Tayhiap menyerang
kami dulu, kami jadi punya alasan bisa membunuh Kie Tianglim
dan ditukar dengan nyawaku, aku tidak akan merasa rugi !”
“Bukan hanya satu nyawa, aku menginginkan kedua nyawa
kalian!” teriak Ciam Giok-beng dengan marah.
“Tidak apa, 2 nyawa ditukar dengan satu nyawa, tetap tidak
akan rugi!” Yu Sam-tong tertawa dingin.
Ciam Giok-beng tidak ingin diancam begitu saja, dia
bersiap-siap menyabet sebelah tangan Yu Ji-tong, kemudian
membacok tangan Yu Sam-tong yang tinggal sebelah.
Tapi Yu Ji-tong sudah tahu rencana ini, dia tertawa dingin,
“Ciam Tayhiap, tanganku menggenggam obat Cui-hun, bila
salah satu dari kami ada yang terluka yang satu lagi akan
membereskan ayah dan anak ini, kecuali kalau kau sekaligus
membunuh kami berdua, walaupun ilmu pedangmu sangat
tinggi tetap tidak bisa membagi tubuhmu menjadi dua!”
Ciam Giok-beng terpaku, waktu itu perahu di mana In
Tiong-ho berada terjadi keributan lagi, Ciam Giok-beng
membuka jendela perahu dengan pedangnya terlihat Yu LengTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
nio dan Yu Bwee-nio seperti seekor burung terbang ke atas
perahu, mereka sedang bertarung dengan Souw Thian-sia,
dan dari barisan pasukan pemerintah ada yang berteriak, “Di
atas perahu ada 2 perampok perempuan, cepat lepaskan
panah!”
Sesudah suara teriakan selesai, panah seperti serangga
terus berdatangan, sebetulnya tidak masalah Kim-leng-suseng
dan In Tiong-ho bertarung dengan kedua gadis itu, tapi
karena panah terus berdatangan mereka kalang kabut
menghindari panah, In Tiong-ho berteriak, “Cepat hentikan
siapa yang menyuruh kalian melepaskan panah, kami sendiri
sanggup menangkap perampok itu.”
Teriakan tetap teriakan, panah tetap berdatangan tanpa
berhenti panah-panah dilepaskan oleh pasukan pemerintah
sangat tepat mengenai sasaran, kuat dan tepat, maka hanya
sebentar tangan Bu Ta-kuang sudah terkena panah, golok
terlepas dari tangannya, kemudian In Tiong-ho terkena panah,
Souw Thian-sia melihat keadaan ini panah-panah yang
dilepaskan dari prajurit pemerintah diarahkan kepada mereka
berlima, Yu Bwee-nio dan Yu Leng-nio berdiri menonton
keramaian, Souw Thian-sia berteriak, “Pasukan pemerintah itu
palsu!”
Baru saja dia berteriak, seorang pengawal naik ke perahu,
dia membentak, “Jangan sembarangan bicara, kau menghina
pasukan pemerintah, benar-benar harus dihukum!”
Perkataannya baru selesai, orang itu datang menyerang tapi
ditahan oleh Souw Thian-sia, jurus orang itu sangat aneh, dia
sanggup menahan dan menggeserkan pedang Souw Thian-sia,
kemudian menusuk Souw Thian-sia membuat dia roboh
tertotok, kemudian menyerang Kie-seng Lim Piauw-leng dan
juga merobohkannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Bwee-nio dan Yu Leng-nio masuk ke dalam perahu,
kemudian mereka keluar sambil membawa 2 kotak, orang itu
merobohkan mereka dan berteriak, “Tangkap 2 perampok
perempuan ini dan bawa mereka ke kantor polisi!”
Beberapa orang pasukan pemerintah itu menang kap Yu
Leng-nio dan Yu Bwee-nio berikut dengan 2 kotak kayu,
mereka dibawa ke perahu pasukan pemerintah dan siap akan
pergi, Ciam Giok-beng melihat dengan jelas kalau orang yang
naik ke perahu itu adalah Lim Hud-kiam, tapi dia tidak berani
menghalangi, begitu dia membalikkan kepala, Yu Ji-tong, Yu
Sam-tong sudah menghilangkan jejak.
Ciam Giok-beng dengan cepat mengambil air dingin lalu
menyiram Kie Tiang-lim dan Kie Pi-sia, untung mereka segera
sadar, setelah tali dan jala dibuka, Kie Tiang-lim meloncat
bangun dan bertanya, “Bagaimana keadaan Suheng?”
Ciam Giok-beng menggelengkan kepala dan menarik nafas,
tapi tidak mengatakan sesuatu, Kie Tiang-lim melihat ke arah
perahunya tampak kacau balau, dengan cepat dia meloncat
naik, untung In Tiong-ho, Bu Ta-kuang, dan Oh Yan-cauw
hanya terluka di pergelangan tangan, Lim Piauw-leng dan
Souw Thian-sia ditotok, begitu dibuka totokannya mereka
tidak terluka.
Dengan terburu-buru mereka langsung diberi obat, di darat
terlihat ramai lagi ternyata Thio Yan-to datang dengan tandu
dia diantar oleh sebarisan pasukan.
Melihat perahu tampak begitu kacau, dengan aneh dia
bertanya, “Apa yang telah terjadi?”
Ciam Giok-beng tertawa dingin, “Tuan sendiri pasti
mengerti keadaan ini !”
Thio Yan-to terpaku, “Aku tidak tahu apa yang terjadi.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Untuk apa Tuan berpura-pura, kau diancam oleh penjahat
dan kau bersekongkol dengan keluargamu untuk menipu kami,
demi keselamatan nyawa sendiri kau melakukan hal seperti
itu, aku nemaafkanmu, tapi untuk apa kau pura-pura bertanya
lagi?” Ciam Giok-beng marah.
Thio Yan-to terkejut dan bertanya, “Apa maksud Tuan, aku
baru selesai menjamu teman-teman, dia masih sempat
menyuruh prajuritnya mengantarku pulang, kapan aku
diculik?”
Melihat dia tidak seperti berbohong, Kie Tiang-lim
menyuruh orangnya memanggil Thio Siau-ya untuk ditanyai,
“Kata anakmu, dua ibu tirinya diancam oleh perampok....”
“Itu benar, aku ditarik hingga terbangun dari ranjang, aku
melihat kedua ibuku di telanjangi, aku berusaha melepaskan
diri dan lari minta tolong pada kalian....”
“Waktu aku masuk ke perahu, aku tidak melihat ada
seorang pun, kemudian dari atas turun sebuah jala sebelum
aku sempat memberontak, aku mencium bau amis....” kata Kie
Tiang-lim.
“Aku juga merasa seperti itu, aku masih sempat berteriak!”
kata Kie Pi-sia.
“Aku bicara kenyataan....” kata Thio Siau-ya.
“Apakah perampok itu membawa kabur keluargaku?” Thio
Yan-to tergesa-gesa mencari keluarganya.
Dia buru-buru kembali ke perahunya, Kie Tiang-lim dan
Ciam Giok-beng juga ke sana, keadaan perahu seperti sedia
kala, tapi di belakang perahu terdengar ada yang merintih,
begitu melihat di sana ternyata yang merintih adalah keluarga
Thio, kedua istri muda Thio Yan-to tampak telanjang bulat,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mereka sedang merintih, Kie Tiang-lim dan Ciam Giok-beng
dengan cepat keluar.
Thio Yan-to pun keluar dan berkata-kata, “Semua orang
pingsan, kedua istriku tidak apa-apa, tapi mereka tidak bisa
bicara....”
“Yang lain mungkin terkena obat bius, begitu disiram air
akan segera sadar, kedua istrimu sepertinya ditotok, nanti
anak perempuanku akan membuka totok mereka.”
Kie Pi-sia dipanggil dan Kie Tiang-lim segera menceritakan
apa yang terjadi tadi, mengenai pasukan yang menahan orang
perusahaan perjalanan, Thio Yan-to terkejut dan berkata, “Itu
tidak mungkin! Mereka adalah anak buah Jenderal Sie,
temanku, mereka tidak mungkin bersekongkol dengan
perampok.”
Thio Siau-ya memberi saksi, “Ini adalah sebenarnya,
sewaktu bertarung, aku jongkok di bawah, aku melihat
dengan jelas, salah satu prajurit menyerang Souw Thian-sia
dan Lim Piauw-leng.”
Kata Kie Tiang-lim, “Orang yang bisa membuat mereka
tertusuk hanya Lim Hud-kiam karena pedangnya tidak tajam
maka tidak sampai terluka....”
Thio Yan-to terkejut, “Kalau Kie Enghiong berkata seperti
itu, itu pasti benar, tapi mengapa para prajurit negara
bersekongkol dengan perampok, ini benar-benar membuat
siapa pun tidak mengerti, aku harus bertanya kepada Jenderal
Sie....”
Tiba-tiba di darat terdengar suara kuda berlari, ternyata
yang datang adalah Jenderal Sie, Thio Yan-to menyambutnya
naik ke perahu, Sie Jin-gouw pelan-pelan berkata, “Thio
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Toako, aku ingin bertanya apakah orang lain bisa
meninggalkan tempat ini dulu?”
“Apakah karena terjadi sesuatu pada anak buah
Jendral....?” tanya Ciam Giok-beng.
Sie Jin-gouw terkejut, Thio Yan-to segera berkata, “Sie
Toako, aku memang ingin bertanya, prajurit yang
diperintahkan Toako kemari bersekongkol dengan
perampok....”
“Apakah benar?” tanya Sie Jin-gouw terkejut.
“Putraku sendiri yang melihatnya.”
Sie Jin-gouw menggebrak meja, “Mereka benar-benar
pantas mati, sekarang masa depanku hancur di tangan
mereka.”
Dia terus menarik nafas, Kie Tiang-lim segera berkata,
“Jenderal Sie, apakah anak buahmu benar-benar telah
bersekongkol dengan perampok?”
“Mana mungkin? Mereka juga tertipu oleh perampok itu!”
jawab Sie Jin-gouw.
“Apa yang telah terjadi?” tanya Ciam Giok-beng.
“Aku diminta bantuan oleh Thio Toako, maka aku menyuruh
empat perahu datang ke sini untuk melindungi kalian, sewaktu
mereka meninggalkan pelabuhan beberapa orang berbaju
hitam segera naik ke perahu, tangan mereka melayang dan
mengeluarkan bau wangi aneh kemudian mereka segera
pingsan, keadaan di empat perahu seperti ini, tidak lama
kemudian mereka baru ditolong oleh perahu patroli, begitu
perahu berlabuh mereka dilempar ke bawah perahu, baju
mereka semua dilepas dan dilempar, sesudah disiram air
dingin mereka baru sadar, sesudah bangun mereka masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tidak tahu apa yang telah terjadi, sesudah aku mendapat
kabar ini aku buru-buru datang kemari untuk bertanya lebih
jelas....”
Kie Tiang-lim menarik nafas, “Pasti perampok itu
mengambil perahu kalian, kemudian pura-pura menjadi
prajurit sesudah mendapatkan barang yang mereka inginkan,
semua baju seragam prajurit dilepas, kemudian meninggalkan
perahu dan segera pergi, rencana ini benar-benar sempurna!”
Souw Thian-sia marah, “Perampok itu benar-benar sangat
berani, mereka berani mengambil perahu pemerintah, berani
menyamar menjadi prajurit, benar-benar pemberontak,
Jenderal Sie, Anda harus menelusuri masalah ini dengan
serius....”
Wajah Sie Jin-gouw pucat, dia terus mengangguk, “Betul,
hal ini harus ditelusuri, tapi sulit juga....”
“Apa sulitnya?” tanya Thio Yan-to.
Sie Jin-gouw menarik Thio Yan-to ke pinggir, lalu
membisikkan sesuatu terlihat wajah Thio Yan-to ikut menjadi
pucat, terakhir dia menjawab, “Pasti, pasti, aku mengerti
tentang hal ini....”
“Sesudah aku kembali, semua prajurit akan diperiksa
apakah mereka bersekongkol atau tidak, tentang kerugian
yang dialami Thio Toako, aku akan menyuruh orang
mengantarkan sebagian ganti rugi....”
Thio Yan-to terus menggelengkan kepala, “Tidak perlu, di
kampung halaman aku masih mempunyai sawah dan lain-lain,
kerugian ini tidak seberapa, Sie Toako jangan menaruh
masalah ini di hati....”
“Tentang beberapa Enghiong ini....” tanya Sie Jin-gouw.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tidak masalah, aku akan menjelaskannya, tidak akan
membuat Sie Toako repot,” kata Thio Yan-to pelan-pelan.
“Kalau begitu, aku pamit dulu untuk membereskan masalah
ini!” kata Sie Jin-gouw.
Thio Yan-to mengantarkan Jenderal Sie ke darat, sesudah
kembali ke perahu, dia menarik Kie Tiang-lim ke pinggir dan
berkata, “Kie Lo-enghiong, kau pasti tahu kalau pasukan
pemerintah bersekongkol dengan perampok, Jenderal Sie
harus diam-diam menelusuri masalah ini maka harap kalian
bantu menjaga rahasia ini.”
“Hal begitu penting mengapa masih ingin ditutup-tutupi,
aku yakin dia pasti bersekongkol dengan perampok,” kata Kie
Pi-sia.
Thio Yan-to menarik nafas berkata, “Itu tidak mungkin,
kalau rahasia ini sampai bocor, masa depannya akan hancur,
bisa-bisa kepalanya pun berpindah tempat!”
“Asal dia tidak bersekongkol dengan perampok dan tidak
bersalah, untuk apa merasa khawatir?” tanya Kie Pi-sia.
“Dia adalah seorang jenderal, semua prajuritnya diculik
tanggung jawab ini sangat berat, lebih baik jangan sampai
rahasia ini bocor, apa lagi di sini tidak terjadi keributan, palingpaling
hanya kehilangan harta benda, sudahlah, lebih baik
jangan sampai bocor.”
“Kalau dia takut bertanggung jawab, apakah harus
melakukannya dengan cara seperti itu?” Kie Pi-sia marah.
Thio Yan-to dengan tidak senang menjawab, “Jenderal Sie
adalah pejabat pemerintah, dia mendatangkan prajurit untuk
melindungiku, ini hanya hubungan persahabatan pribadi, kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
sampai membocorkan rahasia ini, semua orang harus ikut
bertanggung jawab....”
Kie Pi-sia ingin membantah, tapi Kie Tiang-lim sudah
menengahi, “Mengantar barang adalah tanggung jawab
perusahaan perjalanan, sekarang barang yang kami antar
sudah hilang, itu harus menjadi tanggung jawab kami mana
mungkin kami mencari pemerintah untuk bertanggung
jawab?”
“Tapi mengambil perahu pemerintah lalu berpura-pura
menjadi prajurit pemerintah adalah tindakan pemberontakan,
apakah harus kita yang bertanggung jawab?” tanya Kie Pi-sia.
“Mengundang prajurit melindungi kita adalah ide Kie
Enghiong, aku dan Jenderal Sie boleh dikatakan membantu
ayahmu, kalau Nona ingin menyebarkan masalah ini, kami
terpaksa tidak akan mengaku!”
Kie Pi-sia ingin membantah lagi, Kie Tiang-lim membentak,
“Pi-sia, apakah kau bisa diam, apakah belum cukup
mempermalukan ayahmu?”
Kie Pi-sia terdiam, lalu kata Kie Tiang-lim, “Tuan Thio,
tenanglah, kami sudah berjanji akan mengantar barang Anda,
meski sekarang barang itu hilang, kami akan bertanggung
jawab dan mengganti kerugian!”
Thio Yan-to tertawa, katanya, “Tidak perlu begitu, barang
yang hilang kalau bisa diambil kembali, itu paling baik, tapi
kalau tidak bisa, anggap saja kita sedang sial, aku hanya rugi
50%, Jenderal Sie akan mengganti 200 ribu tail, perusahaan
perjalananmu hanya mengganti 300 ribu tail, tapi dalam 300
ribu tail perak itu 200 ribu tailnya adalah ongkos kirim yang
pantas kalian dapatkan, uang ganti rugi hanya 100 ribu tail
saja, bukankah syarat ini sangat ringan?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Souw Thian-sia menghitung-hitung, dia tertawa kecut,
“Memang 100 ribu tail perak bagi Tuan Thio adalah jumlah
yang sedikit, tapi bagi perusahaan perjalanan kami merupakan
modal kami!”
“Aku tidak mau menerima 100 ribu tail dari kalian, aku
hanya minta terhadap kegagalan Jenderal Sie, kalian harus
membantuku....” kata Thio Yan-to.
“Hal ini tidak ada hubungannya dengan kami maka kami
tidak akan banyak bicara, barang yang hilang akan kami ganti
100%,” kata Kie Tiang-lim.
“Susiok, apakah kita sanggup mengganti kerugian ini?”
tanya Souw Thian-sia.
“Tentu saja kita sanggup menggantinya, jujur bicara kali ini
kecuali ada 3 orang kita yang terluka ringan, kita tidak rugi
apa-apa!” jelas Kie Tiang-lim.
Semua orang terkejut, Kie Tiang-lim berkata lagi, “Aku
sudah berpikir lawan akan merampok, supaya tidak terjadi
sesuatu aku sudah menyimpan uang itu dan menyuruh orang
lain mengantarnya, kedua kotak yang diambil perampok tadi
hanya berisi batu bata....”
“Apakah betul?” Kie Pi-sia tertawa senang.
“Sudah pasti betul, aku berkelana di dunia persilatan
selama puluhan tahun, sudah melalui banyak peristiwa, maka
aku bisa mendapatkan pengalaman ini.”
“Sute, aku sungguh kagum padamu, ternyata diam-diam
kau sudah mengatur semua ini!” kata Ciam Giok-beng.
“Susiok, sesudah para perampok itu mengetahui barangnya
palsu, mereka pasti akan datang lagi!” kata Souw Thian-sia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Itu pasti, mereka pasti menganggap kalau uang dan
perhiasan masih berada di dalam perahu ini, kali ini kita gagal
karena ceroboh, kelak kita harus sangat berhati-hati, sekarang
semua orang bersiap-siap, kita jalankan perahu lagi sesudah
terjadi peristiwa ini strategi kita harus berubah!” kata Kie
Tiang-lim.
“Sute, lawan kita sangat cepat mendapatkan kabar, apa lagi
ada Lim Hud-kiam yang banyak akal di sana, kita benar-benar
harus sudah berjaga-jaga, kecuali rencana uang dan perhiasan
yang sudah dipindahkan, yang lainnya kita selalu gagal,” kata
Ciam Giok-beng.
“Betul, seperti sekarang, gerakan lawan selalu tiba-tiba,
Thio Yan-to mengunjungi temannya dan meminta supaya kita
dilindungi pasukan, semua adalah rencana tiba-tiba,
sebenarnya lawan tidak akan menyangkanya tapi mereka bisa
menggunakan situasi yang ada, dalam waktu singkat dan
bersih melakukan sesuatu, berarti mereka benar-benar lihai!”
“Tidak, aku menganggap gerakan mereka penuh rencana,
dan rencana ini sudah lama disusun!” kata Kie Tiang-lim.
“Mana mungkin? Apakah Thio Yan-to yang mengunjungi
temannya dan meminta perlindungan dari pasukan
pemerintahan adalah rencana mereka?” tanya Souw Thian-sia.
Kie Tiang-lim mengangguk, “Boleh dikatakan demikian,
mereka sengaja bersikap terang-terangan, membuat kita
tegang juga stres, apa lagi Tuan Thio takut membuat kita
tidak keluar dari perahu, karena terkunci di perahu selama
beberapa hari, begitu ada kesempatan untuk bersantai pasti
dia akan diam-diam keluar dari perahu!”
“Apakah mereka sudah memperhitungkan kalau hari itu
Thio Yan-to akan keluar?” tanya Souw Thian-sia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Mereka sudah mencari tahu kalau di kota Ciu-kang dia
mempunyai teman akrab, di pemerintahan saling mengunjungi
adalah hal penting!” kata Kie Tiang-lim.
“Apakah pura-pura jadi pasukan pemerintah juga sudah
mereka rencanakan!” tanya Souw Thian-sia.
“Betul, ini termasuk dalam rencana mereka, karena Jenderal
Sie adalah seorang jenderal bila ada teman yang melewati
propinsi ini, dia pasti akan menyuruh anak buahnya
melindungi temannya, ini adalah hal biasa dan sering terjadi di
pemerintahan, maka dari awal mereka sudah membuat
rencana ini!” jelas Kie Tiang-lim.
“Artinya, kalau tidak minta pasukan pemerintah datang
untuk melindungi kita, mereka akan tetap menyamar menjadi
pasukan pemerintahan untuk melakukan hal itu?” tanya Souw
Thian-sia.
Kie Tiang-lim mengangguk, “Betul, sebab Tuan Thio
mengunjungi pejabat di sini dan itu adalah aturan pemerintah,
Jenderal Sie menyuruh anak buahnya datang melindungi kita
itu juga adalah aturan, karena itu mereka sudah mengatur
semua ditambah permintaanku minta dilindungi, benar-benar
cocok dengan rencana mereka.”
“Sute, dengan bukti apa kau bisa menebak seperti itu?”
tanya Ciam Giok-beng.
“Menyamar menjadi pasukan membutuhkan banyak orang,
ini bukan hal yang mudah dan bisa tiba-tiba dilakukan, dan
pasukan ini menguasai teknik perang, berarti mereka sudah
lama disiapkan, apa lagi dalam waktu singkat dan tenang
mereka bisa mengambil empat perahu, maka aku menebak di
dalam perahu pasukan ada orang mereka....”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Thio Yan-to mengangguk, “Kata-kata Kie Enghiong masuk
akal, memang aku sudah pensiun, tapi aturan mengunjung
harus tetap dilakukan, aku pasti akan mengunjungi Sie Toako
dan dia akan menyuruh anak buah melindungi kita ini adalah
aturan yang tidak tercatat, maka begitu Kie Enghiong
mengeluarkan pendapat minta perlindungan, aku langsung
setuju, kalau begitu di dalam pasukan pasti ada teman-teman
perampok, Sie Toako pasti dengan ketat akan
memeriksanya....”
“Aku kira tidak, karena Jenderal Sie tidak ingin
membesarkan masalah ini, maka dia tidak akan menelusurinya
sampai tuntas, lebih-lebih dia tidak akan mengaku kalau hal ini
telah terjadi!” kata Kie Tiang-lim.
“Betul, di antara para prajurit itu ada mata-mata ini adalah
hal yang berat, Jenderal Sie tidak berani bertanggung jawab
akan hal ini, tapi sebetulnya dia harus tahu!”
Kata Kie Tiang-lim, “Aku kira dia tahu, hari ini orang yang
berpura-pura menjadi prajurit adalah para perampok yang
sangat kuat, orang-orang semacam ini bersekongkol dengan
prajurit merupakan rahasia umum!”
“Apakah betul?” tanya Thio Yan-to terpaku.
“Pasukan laut di Ciu-kang bertugas menumpas dan
menjaga keamanan di Tiang-kang, tapi perampoknya tetap
sangat banyak dan aktif, bukankah tadi sangat jelas di antara
prajurit ada yang bersekongkol dengan perampok? Asal
jangan muncul masalah besar, angkatan laut malah suka
karena kalau perompak ditumpas habis, tidak perlu lagi ada
angkatan laut, Jenderal Sie juga tidak akan dibutuhkan lagi,
masa depan Jenderal Sie akan suram!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Memelihara perampok adalah kebiasaan orang-orang
bagian angkatan perang di pemerintahan, Thio Yan-to sangat
tahu hal ini karena itu dia hanya tertawa kecut, Kie Tiang-lim
berkata lagi, “Sebetulnya pihak angkatan laut perlu mata-mata
di dalam pasukannya, jadi kalau diperintahkan menumpas
perampok, mereka sudah membocorkan terlebih dulu, dan
perampok-perampok itu pasti bersembunyi untuk menghindari
serangan, maka pasukan pemerintah setiap kali pasti akan
sukses kembali, kalau tidak perampok di Tiang-kang tidak
akan banyak seperti bulu kerbau, umpama harus berperang,
beberapa perahu berperang dengan ratusan orang mereka
tidak akan bisa melawan perampok, karena itu pedagangpedagang
mencari perusahaan perjalanan, kalau aman-aman
saja siapa yang mau mengeluarkan uang yang begitu
banyak?”
“Apakah kerajaan tidak tahu ada hal-hal seperti ini?” tanya
Kie Pi-sia.
“Kerajaan tahu, hanya saja tidak bisa berbuat banyak,
tingkat atas pura-pura mengatakan semuanya aman/tingkat
bawah tidak berani bergerak sendiri, hal ini membuat semua
orang senang....” kata Kie Tiang-lim.
“Lebih baik kita tidak mengobrolkan masalah politik, kita
obrolkan apa yang sedang kita hadapi sekarang, uang dan
perhiasan tidak hilang, apa rencana kita sekarang?” tanya Thio
Yan-to.
“Lan-tiang-siang-sat tadinya adalah perampok, tidak akan
sanggup memikirkan cara ini, semua ini adalah rencana Lim
Hud-kiam....” kata Kie Tiang-lim.
“Apakah betul orang itu begitu berbakat?” tanya Kie Pi-sia
dengan nada tidak percaya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Dia adalah orang sekolahan, pengetahuannya mengenai
pelajaran lebih banyak dibandingkan kita, itulah asal
kepintarannya,” kata Kie Tiang-lim.
“Berkelana di dunia persilatan harus mempunyai ilmu silat
tinggi, banyak mendapat pengetahuan dari buku untuk apa?”
tanya Kie Pi-sia.
“Betul, kita bisa menghadapi Lan-tiang-siang-sat dengan
ilmu silat, tapi menghadapi sastrawan bukan seperti itu, apa
lagi ilmu silat dan sastra Lim Hud-kiam menguasainya dengan
baik, dia benar-benar musuh yang kuat.”
“Aku mengaku kalau pemuda Lim Hud-kiam itu memang
banyak akal, tapi ilmu silatnya belum tentu lebih tinggi dari
Tuan Ciam,” kata Thio Yan-to.
“Bagaimana Tuan Thio bisa tahu?” tanya Ciam Giok-beng.
Thio Yan-to berkata, “Aku tidak mengerti ilmu silat, aku
hanya menebak, kalau ilmu silatnya berada di atas kalian
berdua, untuk apa harus menggunakan kedua istri mudaku
sebagai umpannya untuk menipu Kie Enghiong supaya pergi
ke sana, kemudian mengurung Kie Enghiong dengan jala dan
tali.”
“Dia takut kepada kalian berdua, maka dia menyiapkan 2
jala untuk menghadapi kalian, tapi karena Kie Sute yang
masuk terlebih dulu, satu jalanya jadi terpakai, terakhir
dengan nyawa Susiok mengancam guru supaya guru tidak
bisa menolong mereka,” kata Souw Thian-sia.
“Aku setuju dengan pendapat Thian-sia, kita tidak
melihatnya tapi Tuan Thio sudah, dari sini ketahuan kalau
orang sekolah kecerdasannya lebih tinggi dibandingkan orang
biasa, apakah Pi-sia meng-akui hal ini?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Lim Hud-kiam memang orang terpelajar, tapi kita juga
tidak buta huruf,” kata Kie Pi-sia.
“Hanya menguasai beberapa kata bukan berarti orang itu
adalah sastrawan, banyak membaca tapi tidak dipraktekkan
juga bukan orang yang punya pengetahuan, kali ini kecuali
kita tidak kehilangan barang yang kita bawa, boleh dikatakan
kita pulang dengan kegagalan, kelak kita harus banyak belajar
dari pengalaman ini untuk menghadapi masa depan!” kata
Ciam Giok-beng.
“Aku belum mempunyai cara yang bagus, karena aku sama
sekali tidak bisa menebak gerak-gerik mereka, hal ini
membuatku serba salah!” kata Kie Tiang-lim.
“Susiok, aku mempunyai akal supaya bisa mengetahui
gerakan mereka saat ini,” kata Souw Thian-sia sambil tertawa.
“Apa caranya?” tanya Kie Tiang-lim.
“Kita lihat perahu perusahaan perjalanan Kim-leng, di sini
terjadi keramaian tapi di sana malah tidak terjadi apa-apa, di
sana pasti ada sesuatu!” kata Souw Thian-sia.
“Aku kira ini tidak akan berhasil!” kata Kie Tiang-lim.
“Lebih baik kita coba dulu, pertama kita tanyakan mengapa
mereka tidak datang untuk membantu kita, apa yang akan
mereka jawab, kedua kita sebarkan kabar palsu supaya
mereka menyebarkan kembali keluar....” kata Souw Thian-sia.
Kie Tiang-lim mengangguk, “Baiklah, kita berdua ke sana
untuk melihat!”
Sesampainya di perahu perusahaan perjalanan Kim-leng, di
perahu itu sangat terang tapi tidak ada suara sedikit pun,
begitu melihat dengan teliti ternyata di sana banyak orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
yang berbaring, Souw Thian-sia tertawa dingin, “Mereka
pandai berpura-pura.”
“Mereka harus seperti itu, kalau tidak pasti akan dicurigai
dan mereka memang terkena obat bius mereka bukan purapura.”
Souw Thian-sia mencari ke sekeliling perahu, tapi tidak
melihat Yu Liong dan Yu Houw yang sudah menyamar, Kie
Tiang-lim membawa seember air lalu menyiram Ma Hiong-hui
dan Ma Hiong-seng, sesudah mereka sadar Kie Tiang-lim
bertanya-tanya kepada mereka ternyata sesudah mereka
makan malam semua tertidur pulas.
Kie Tiang-lim menceritakan apa yang terjadi pada mereka,
Ma Hiong-hui bertanya, “Sesudah dirampok, apa rencana
kalian berikutnya?”
“Tidak perlu khawatir, Susiok sudah mengatur semuanya,
karena barang yang harus kita bawa tidak ada di perahu,
mereka hanya merampok 2 kotak berisi batu saja!” kata Souw
Thian-sia.
“Kalian benar-benar beruntung, tapi perampok tidak akan
bertindak sampai di sini saja, apa yang akan Kie Cianpwee
lakukan nanti?” tanya Ma Hiong-seng.
“Jalan sungai terlalu berbahaya, karena di depan sana
adalah Tiang-kang-sam-sia, tempat itu paling berbahaya aku
berencana akan segera berangkat ke Ie-tiang kami akan
melalui jalan darat saja!” jawab Kie Tiang-lim.
“Itu rencana yang bagus, para perampok pasti sudah
memasang perangkap di sungai dengan mengubah rute
perjalanan menjadi jalan darat akan buat mereka kalang
kabut!” kata Ma Hiong-hui.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tanya Kie Tiang-lim, “Apakah kalian berdua masih tetap
akan ikut kami melalui jalan darat atau meneruskan perjalanan
lewat sungai? Kalau kalian sudah mengambil keputusan aku
bisa bersiap-siap.”
“Tentu saja kami akan ikut Tuan Kie, memang barang yang
kami bawa nilainya tidak seberapa, tapi kalau sudah dirampok,
kami tidak bisa menggantikannya!” kata Ma Hiong-hui
memberi alasan.
“Tidak, kalau kalian berdua ingin mencari aman, lebih baik
berjalan lewat sungai, karena tujuan perampok-perampok itu
adalah kami, melihat kami mengganti rute, mereka pasti akan
mengarahkan semua kekuatan mereka ke darat, kalian akan
aman tiba di tujuan.”
“Kami mengikuti Tuan Kie karena kesatu kami juga ingin
terkenal, kedua kalau terjadi sesuatu pada Anda kami bisa
membantu, sekarang sudah terjadi hal seperti ini, kami benarbenar
merasa malu....” kata Ma Hiong-hui.
“Kalian jangan berkata demikian, memang para perampok
itu terlalu licik, tidak ada yang menyangka kalau mereka akan
menggunakan obat bius. Kalian berdua lebih baik berjalan
sendiri,” kata Kie Tiang-lim.
“Kalau Tuan Kie berpesan seperti itu kepada kami, kami
akan menuruti perintah Tuan Kie, sesampainya Ie-tiang kita
akan berjalan masing-masing,” kata Ma Hiong-hui.
Kie Tiang-lim masih berbincang-bincang dengan mereka,
dia memberitahu satu jam lagi mereka akan berangkat,
setelah sampai di darat Souw Thian-sia berkata, “Susiok,
mengapa kau memberitahu rencana kita kepada mereka?
Bukankah dengan begitu rahasia kita akan bocor?”
“Aku mempunyai alasan tersendiri!” Kie Tiang-lim tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apa alasannya?” Souw Thian-sia terus bertanya tapi Kie
Tiang-lim hanya menjawab, “Kalau sudah berada di perahu
aku baru akan menceritakannya kepadamu, aku percaya
rencanaku tidak akan meleset!”
Sesampainya di perahu, semua orang berkumpul di dalam,
Souw Thian-sia bertanya tentang alasan Susioknya sesudah
Ciam Giok-beng mengetahui keadaan ini, dia juga
menganggap Kie Tiang-lim sudah membocorkan rahasia
mereka karena 2 bersaudara Ma dan Lan-tiang-siang-sat
bersekongkol, kabar ini akan segera disampaikan mereka,
semua orang pasti akan mencegat mereka di jalan darat.
Tapi In Tiong-ho berkata, “Kie Toako sengaja berkata
seperti itu supaya musuh memindahkan kekuatan mereka ke
darat, tapi kita tetap tidak mengubah rencana semula tetap
melalui sungai, dengan cara seperti itu bukankah kita bisa
menghindari musibah?”
Thio Yan-to juga ikut mengobrol, dia tertawa, “Rencana ini
memang bagus, tapi kurang sempurna kalau menipu Lantiang-
siang-sat sepertinya masih bisa, tapi tidak bisa
membohongi Lim Hud-kiam!”
“Apa pendapat Tuan Thio?” tanya Kie Tiang-lim.
Thio Yan-to berkata, “Souw Thian-sia dan Bu Ta-kuang
mencuri dengar pembicaraan antara 2 bersaudara Ma dengan
Lan-tiang-siang-sat, Lan-tiang-siang-sat belum tahu mengenai
hal ini, setelah mereka mendapat kabar ini, mereka pasti akan
mencegat di jalan darat, tapi Lim Hud-kiam tentu tahu kalau
Lo-enghiong sengaja membocorkan rahasia ini hanya untuk
menjebak mereka, dia pasti akan menjaga di jalan sungai....”
Kie Tiang-lim berkata, “Aku sudah memikirkan hal ini, maka
aku sengaja membocorkan kabar ini, biar dia menduga-duga!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Lo-enghiong, sebenarnya Anda memilih jalan yang mana?”
tanya Thio Yan-to.
“Menurut pendapat Tuan Thio, sebaiknya kita memilih jalan
yang mana?” Kie Tiang-lim balik bertanya.
Thio Yan-to berpikir sebentar baru menjawab, “Menurutku,
Lim Hud-kiam tahu ini kalau semua ini adalah akal-akalan Loeng-
hiong untuk menghindar dari mereka, dia pasti akan
memasang jebakan di sungai, aku rasa lebih baik kita jalan
darat, itu akan lebih aman!”
Wajah Kie Tiang-lim sedikit berubah, dia menarik nafas dan
berkata, “Tuan Thio memang penuh perhitungan, pemikiranku
tidak bisa membohongi Tuan Thio, kita berdoa saja mudahmudahan
Lim Hud-kiam tidak seperti Tuan Thio begitu
berpengalaman!”
Thio Yan-to menarik nafas, “Memakai rencana yang benar
atau yang palsu itu tidak mudah, sekarang kita harus mencoba
ke mana peruntungan kita memihak?”
Kie Tiang-lim berkata, “Lim Hud-kiam hanya ingin
merampok barang bawaan kita tapi tidak ada uang di kapal
kita, kalau bisa menghindarinya yang lain kita tidak perlu
takut, kalau tidak bisa menghindar darinya terpaksa kita harus
melawan dengan keras, sangat beruntung bila ada dia, tidak
akan terjadi pembunuhan atau perdarahan, tidak akan berat
untuk kita!”
Thio Yan-to tertawa, katanya, “Rencana Lo-enghiong adalah
rencana yang bagus, tapi dengan cara apa Lo-enghiong
membawa uang itu?”
“Ini adalah rahasia, aku tidak enak untuk
memberitahukannya....” jawab Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Sepanjang jalan nanti kita akan berhenti hanya untuk
membeli makanan, tidak perlu membawa beras berkarungkarung,”
kata Thio Yan-to tertawa.
“Mata Tuan Thio benar-benar jeli,” kata Kie Tiang-lim.
Semua orang terpaku, Souw Thian-sia dengan cepat
berkata, “Susiok, itu sangat berbahaya, sebab setiap hari
perahu selalu kosong, tidak ada yang menjaga....”
Thio Yan-to tertawa, “Sungguh cara yang paling bagus,
kalau Lo-enghiong dari awal sudah mengumumkan hal ini,
semua orang tidak akan membiarkan karung beras itu berada
di sana dan perampok dari awal sudah mengambilnya.”
Kie Tiang-lim berkata, “Sebuah rahasia jika sudah ada 3
orang yang mengetahuinya, ini bukan rahasia lagi, tampaknya
aku harus mencari tempat lain.”
“Sebetulnya aku tidak ingin mengatakannya, tapi karena Loenghiong
tidak melewati jalan sungai lagi, tentu karungkarung
beras itu tidak akan dibawa, maka aku coba-coba
menduga, ternyata dugaanku benar!”
“Tuan ternyata sangat berpengalaman, kelak kalau ingin
menyimpan barang-barang berharga, lebih baik meminta
pendapat dari Tuan Thio!” kata Kie Tiang-lim.
Karena dipuji, Thio Yan-to bertambah senang, dia berkata,
“Pekerjaanku berhubungan dengan garam, tapi mengenai
cara-cara berperang aku sangat suka, jadi kadang-kadang aku
sering mengeluarkan pendapat membantu teman, makanya
aku bisa akrab dengan Jenderal Sie, kami berdua sangat
berbeda, yang satu komandan prajurit yang satu pejabat
pemerintah, dulu masalah menumpas perampok aku sering
membantunya menyusun rencana sebanyak 2 kali, keduaduanya
membuat dia berhasil, hingga karirnya jadi maju,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
sekarang dengan sedikit siasatku dan pengalaman dari Kie Loenghiong,
kita bergabung untuk menghadapi Lim Hud-kiam,
kita nanti lihat siapa yang lebih lihai.”
“Jahe tua tetap lebih pedas, pengetahuan Tuan Thio seperti
laut, mana mungkin seorang pemuda bisa menang dari Tuan
Thio!” kata Kie Tiang-lim.
Thio Yan-to terlihat lebih senang dia berkata, “Baiklah! Kita
susun rencana, tapi aku harap tidak ada 6 telinga lain yang
mendengar, lebih baik kita berunding di perahuku, karena aku
ikut dalam rencana ini maka aku juga harus ikut bertanggung
jawab, bila terjadi sesuatu aku akan menerimanya.”
“Tuan ingin memberikan pendapat, itu sangat baik, tapi
untuk masalah tanggung jawab....”
“Aku rugi harta benda, Enghiong rugi nama baik seumur
hidup tercemar, ini lebih berat dibandingkan aku, Lo-enghiong
jangan merasa sungkan, kita bergabung untuk memenangkan
pertarungan ini.”
“Kalau Tuan Thio berkata demikian, kita akan bergabung,
nanti aku ke perahu Tuan untuk berunding.”
Dengan senang Thio Yan-to pamit kembali ke perahunya.
In Tiong-ho tertawa lalu berkata, “Kie Toako, orang tua ini
memang sangat lihai, tapi dia tetap masih jauh darimu, hanya
dengan beberapa kalimat bagaimana bisa membuatmu
percaya, kelak kalau terjadi sesuatu kita tidak perlu mengganti
kerugian!”
Kie Tiang-lim menarik nafas panjang, “Pikirannya memang
lihai, tapi kali ini tanggung jawabku tetap sangat berat, seperti
katanya, bila terjadi sesuatu dia hanya rugi harta, sedangkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
aku kehilangan nama, dan Suheng pun terbawa dalam
gelombang air ini, perguruan kami akan jatuh kali ini!”
Semua orang terdiam, akhirnya Ciam Giok-beng berkata,
“Nama yang mengambang tidak perlu di jaga, kalau bisa
dijaga itu lebih baik, kalau tidak ya sudah, asal kita tidak salah
jalan itu sudah cukup, sesudah mati kita bisa bicara dengan
kepala tegak di depan Couwsu, itu sudah cukup!”
Kie Tiang-lim berpesan supaya Souw Thian-sia siap
memberangkatkan perahu, dan berpesan agar semua orang
berkumpul di perahu ini, untuk karung-karung beras tidak
perlu diperhatikan, dia sendiri segera pergi ke perahu Thio
Yan-to, Thio Yan-to sudah menyuruh orang menunggu di
sana, mereka berdua menyusun rencana dengan rahasia,
perahu pun mulai berangkat.
Ooo)d*e(ooO
BAB 4 Munculnya penyebab kecelakaan
Dari Ciu-kang sampai Ie-tiang, menghabiskan waktu 4 hari,
tapi sepanjang jalan tidak terjadi sesuatu, tapi dari hari
pertama berhenti di kota Thian-kia, Souw Thian-sia dan Bu Takuang
sudah menyamar, mereka berbaur dengan barisan
tukang perahu lalu membeli makanan diam-diam di darat, tapi
mereka tidak kembali lagi ke perahu, mereka pergi ke Ie-tiang
terlebih dulu.
Begitu perahu tiba di Ie-tiang, mereka sudah siap mengatur
semuanya, 10 lebih kereta kuda dan beberapa puluh kuda
yang membawa barang-barang semua turun dari perahu,
mereka segera berjalan melalui darat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Semua keluarga Thio Yan-to naik kereta kuda, pengawal
perusahaan perjalanan menunggang kuda, Kie Tiang-lim, Ciam
Giok-beng, dan In Tiong-ho ikut naik kereta Thio Yan-to,
sepanjang jalan Thio Yan-to dan Kie Tiang-lim selalu saling
pandang dan tersenyum, yang lain merasa aneh, tidak ada
yang tahu kalau dua bungkusan besar perhiasannya berada di
mana, dan dengan cara apa membawanya.
Tapi setiap orang tahu tanggung jawab ini sangat berat,
mereka tidak ingin bertanya lebih jauh, mereka tidak berani
bertanya, juga tidak perlu bertanya, karena kalau bertanya
tidak akan ada jawabannya.
Yang membuat siapa pun jadi kesal adalah keluarga Thio
mempunyai anggota perempuan terlalu banyak, 2 istri muda,
satu anak perempuan, pembantu dan lain-lain sangat banyak,
mereka menempati kereta kuda sampai hampir 7-8 buah.
Membawa begitu banyak perempuan dalam perjalanan
sangat merepotkan, hal-hal kecil dan tetek bengek yang
terjadi sangat banyak, barisan kereta dan kuda tidak bisa
berhenti karena 1-2 orang, apa lagi keluarga Thio adalah
pejabat, mereka tidak bisa sembarangan membuang air besar
atau air kecil maka kereta terakhir adalah kereta kosong,
khusus untuk dijadikan kamar kecil sampai-sampai kusir
keretanya adalah seorang nenek tua.
Membawa barisan seperti itu otomatis tidak bisa berjalan
cepat, meski kereta tidak berhenti, setiap hari mereka tetap
berjalan, mereka sudah melakukan perjalanan sejauh 50-60 li,
Kie Tiang-lim juga tampak tidak terburu-buru, sebelum gelap
mereka sudah berhenti untuk menginap, pagi-pagi sudah
berangkat, semua sangat teratur.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Setiap tempat selalu diatur oleh salah satu dari Kim-leng-suseng,
karena sebelumnya mereka sudah sampai terlebih dulu,
sepanjang jalan semuanya diatur dengan teliti.
Kie Pi-sia paling senang karena Kie Tiang-lim berada dalam
satu kereta, dan salah satu dari Kim-leng-su-seng pasti akan
menemaninya di samping untuk menjelaskan apa yang harus
dia perhatikan, sepertinya Kie Tiang-lim bermaksud nanti
menyuruhnya meneruskan usaha perusahaan perjalanan ini,
dia pun sangat puas kalau bisa menjadi ketua perusahaan
perjalanan Su-hai walaupun hanya beberapa hari.
Dia tidak ingin perjalanan ini tanpa masalah, dia ingin agar
terjadi masalah-masalah kecil, supaya dia bisa mengatasinya
untuk mencuci bersih penghinaan yang diterimanya di Ciukang.
Tapi semua yang terjadi membuatnya kecewa, selama
mereka berjalan hampir 15 hari dan hampir tiba di perbatasan
Su-chuan, tidak ada masalah yang muncul.
Ketika rombongan kereta sudah sampai di kota Ta-tung,
mereka mencari tahu, ternyata perahu perusahaan perjalanan
Kim-leng yang melalui sungai sudah mendahului di depan,
memang berjalan melalui air lebih cepat dibandingkan jalan
darat, tapi Kie Tiang-lim tidak menyesal, Thio Yan-to juga
senang, diam-diam dia merasa puas karena rencananya
sukses.
Malam ini mereka menginap di sebuah penginapan,
sewaktu mereka sedang mengobrol, Thio Yan-to datang
mengikuti obrolan ini, Kie Pi-sia berkata, “Ayah, sepertinya kita
sudah aman dan berhasil mengecoh mereka.”
Ciam Giok-beng memotong, “Kalau aman, bukankah lebih
baik, kita bisa selamat sampai di tempat tujuan!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tapi Souw Thian-sia berkata, “Dua hari lagi kita baru akan
sampai di kota Ban-sian, kalau berhasil melewati Tiang-kangsam-
sia, kita naik perahu lagi untuk melakukan perjalanan
lewat sungai, itu akan lebih baik.”
Tapi Kie Tiang-lim malah berkata, “Propinsi Su-chuan
adalah tempat di mana Lan-tiang-siang-sat tinggal, mereka
punya hubungan erat dengan perampok-perampok, aku tetap
merasa tidak tenang, apa lagi mereka berada di depan kita,
mereka pasti akan membawa orang untuk merampok kita
lagi.”
Thio Yan-to membuka peta dan berkata, “Dari kota Bansian
ke kota Seng-touw ada tiga jalan, yang satu berjalan
memutar ke Tong-kian terus turun, yang satu lagi terus
berjalan lurus, yang satu lagi jalan melalui sungai melewati
Sungai Beng, dari 3 jalan mana yang akan kita pilih dan mana
yang lebih aman?” Kie Tiang-lim menjawab, “Setiap arah bisa
dikatakan aman, juga bisa dikatakan tidak aman, yang
terpenting adalah di jalan mana mereka akan memasang
perangkap, asal mereka tidak tahu kita akan menempuh jalan
mana, kita akan aman-aman saja.”
“Menurut Kie Enghiong, jalan yang mana yang akan kita
pilih?” tanya Thio Yan-to sambil tertawa.
“Rencanaku di kota Tan-ciu kita akan berbelok dari sungai
ke jalan darat, kemudian melewati kota Gong-tiang, Cu-tong,
kemudian ke Seng-touw,” jawab Kie Tiang-lim.
“Kalau berjalan melalui rute ini, kita akan berjalan ratusan
li!” kata Thio Yan-to sambil bengong.
“Memang lebih jauh, tapi sepanjang jalan banyak kota
besar, perampok tidak akan berani secara terang-terangan
merampok, dan sepanjang jalan banyak murid Go-bi-pai dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
murid Kiong-lai-pai, mereka sangat akrab denganku, kalau
terjadi sesuatu pada kita, mereka akan membantu, kalau kita
ingin mencari tahu tentang sesuatu pun lebih mudah,” kata
Kie Tiang-lim.
“Betul, aku juga kenal dengan 2 perguruan ini, temanku
juga banyak, mereka tahu mengenai para perampok!” In
Tiong-ho ikut memberi komentar.
“Kalau kalian berdua berkata demikian, berarti ini adalah
pendapat kalian berdua!” kata Thio Yan-to.
Hanya Kie Pi-sia yang tidak senang dan berkata, “Buat apa
kita minta tolong kepada orang lain?”
Dua orang tua itu melotot, membuatnya terdiam tidak
berani berkomentar lagi.
Dengan tenang dan lancar mereka berjalan 4-5 hari lagi,
akhirnya sampai di kota Ban-sian, mereka beristirahat
semalam, dan pagi-pagi sudah berangkat lagi, baru jalan
sekitar 30 li, di sebuah kota kecil karena harus melewati
sebuah jalan gunung maka mereka mulai berteriak, “Suhai....
yang terkenal....”
In Tiong-ho cepat berkata, “Kie Toako, apakah kau pernah
lewat jalan ini, kalau belum jangan berteriak seperti itu!”
Kie Tiang-lim sedikit terkejut;
“Dulu saat ke Su-chuan selalu melewati jalan besar dan
tidak melalui jalan ini, mengapa sekarang tidak boleh
berteriak?”
“Karena di kota ini tinggal seorang pendekar aneh, kalau
menuruti generasi, dia adalah paman gurunya ketua
perguruan Kiong-lai, dia sangat sombong, hanya karena
masalah kecil dia sampai bertengkar dengan perguruan KiongTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
lai dan keluar dari perguruannya, di daerah sini dia membuat
lapangan untuk mengajar murid, orang yang terkenal di dunia
persilatan selalu memberitahu dia kalau akan lewat disini,
kalau tidak dia akan membuat ulah, karena dia sudah tua
maka semua orang tidak ingin membuat kerewelan
dengannya, kecuali sangat penting kalau tidak orang-orang
lebih suka memutar ke jalan lain, hari ini anak buahmu
berteriak sambil lewat sini akan membuat salah paham,” kata
In Tiong-ho.
Kie Tiang-lim segera menyuruh Souw Thian-sia melarang
anak buahnya berteriak, dia juga bertanya, “Mengapa ada
orang begitu aneh, siapa dia?”
“Dia she Goan, namanya Jit-hong, dijuluki Tuan Tiat-kiam!”
jawab In Tiong-ho.
“Aku belum pernah mendengar nama ini!” kata Kie Tianglim.
“Sifatnya aneh, dia sudah keluar dari perguruan Kiong-lai,
jarang berkelana di dunia persilatan, yang pasti Toako tidak
akan mengenalnya,” kata In Tiong-ho.
“Mengapa bukan dari awal kau memberitahu?” tanya Kie
Tiang-lim.
“Aku sudah lama tidak kemari, hingga aku lupa ada orang
tua ini, begitu mendengar anak buahmu berteriak, aku baru
ingat....”
Waktu mereka sedang berbincang-bincang, terdengar
teriakan lebih keras lagi, “Su-hai....jaya dan terkenal....”
Suaranya lebih besar, Kie Tiang-lim marah, “Apa yang
dilakukan Souw Thian-sia, aku menyuruhnya supaya anak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
buahnya berhenti berteriak, mengapa suaranya malah
bertambah besar!”
Souw Thian-sia menunggang kuda dia sudah balik lagi dan
berkata, “Susiok, Sumoi tidak ingin berhenti berteriak, Oh
Toako juga begitu!”
Kie Tiang-lim benar-benar marah, “Pi-sia benar-benar
keterlaluan, mengapa Oh Yan-cauw juga ikut-ikutan?”
“Kata Oh-toako, berteriak itu seperti menyapa, kita tidak
ada perselisihan dengan perguruan Kiong-lai, maka mereka
tidak ada alasan melarang kita lewat disini!”
Kie Tiang-lim, dan In Tiong-ho dengan cepat turun dari
kereta, mereka mencari dua ekor kuda, dengan cepat mereka
berlari ke depan terlihat barisan perusahaan perjalanan Su-hai
sudah berhenti, Kie Pi-sia sedang mengayun-ayunkan pedang,
dia seperti sedang bertengkar dengan seorang pemuda, dari
jauh terdengar teriakan melengking, “Kalian bukan perampok,
mengapa tidak mengijinkan kami lewat?”
Kie Tiang-lim sudah sampai di sana, dia membentak Kie Pisia,
sambil memberi hormat dia berkata, “Apakah kalian
adalah anak murid Goan Suhu?”
Seorang pemuda tinggi besar menjawab, “Betul, namaku
adalah Goan Hiong, Tuan Tiat-kiam adalah ayahku!”
“Aku Kie Tiang-lim, di Kim-leng aku membuka perusahaan
perjalanan, namanya Su-hai!”
Goan Hiong tertawa dingin, “Aku tahu, di bendera
tulisannya sangat jelas, aku tidak buta huruf!”
“Perusahaan perjalanan kami untuk pertama kalinya
melewati jalan ini, tadi aku baru mendengar dari In Toako,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ternyata Goan Suhu tinggal di sini, kami baru saja ingin
mengunjung beliau!”
Goan Hiong berkata, “Tadi ketua sudah menyapa, ayahku
sudah mendengar teriakan perusahaan perjalanan kalian dari
rumah, maka beliau menyuruhku datang untuk melayani
kalian!”
Kie Tiang-lim tetap dengan rendah hati berkata, “Putriku
tidak tahu aturan, dia berteriak-teriak di tempat kalian, aku
minta maaf!”
Goan Hiong tertawa dingin, “Tidak berani, ayahku sudah
lama tidak berkelana di dunia persilatan, maka beliau
menyuruhku keluar untuk melihat Enghiong mana yang lewat
di sini!”
“Itu adalah kata-kata biasa, Su-hai....jaya, kami tidak berani
mengagulkan diri di depan Goan Suhu, harap Heng-te bisa
menyampaikan permintaan maaf kami kepada ayahmu!”
“Ayahku mengundang ketua mampir ke rumah!” kata Goan
Hiong.
“Kami harus mengantarkan barang, belum ada waktu bisa
datang ke rumahmu!” jawab Kie Pi-sia.
Kie Tiang-lim membentak putrinya, kata In Tiong-ho,
“Toako Tuan Tiat-kiam sangat ternama, kita harus
mengunjungi beliau!”
Supaya tidak menimbulkan masalah, Kie Tiang-lim
mengangguk, “Betul, kita harus mengunjungi Tuan Tiat-kiam,
Thian-sia, kau bawa rombongan kereta ini berjalan perlahan,
aku akan mengunjungi Tuan Tiat-kiam untuk minta maaf,
apakah Heng-te bisa membawa jalan untuk kami?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kami bukan perampok, kami tidak berhak menghadang
kalian, tapi bendera perusahaan perjalanan kalian harus
diturunkan dulu....” kata Goan Hiong.
Menyuruh menurunkan bendera itu adalah penghinaan, Kie
Tiang-lim mulai marah, In Tiong-ho dengan cepat berkata,
“Untuk apa kau menyuruh kami melakukan ini? Kie Tayhiap
sudah minta maaf kepadamu dan siap datang ke rumahmu
untuk minta maaf pada ayahmu....”
Goan Hiong tertawa dingin, “Perusahaan perjalanan kalian
terkenal di mana-mana, dan kami selalu tinggal di gunung,
maka kami tidak tahu karena itu kami berharap bendera kalian
diturunkan dulu, setelah bisa membuktikan kalau perusahaan
perjalanan kalian pantas dan terkenal, kalian baru bisa
memasang bendera kembali.”
Melihat pemuda itu begitu sombong, dia tidak mau
terpancing maka Kie Tiang-lim mengeluarkan perintah,
“Turunkan benderanya, belum pernah aku bertemu dengan
orang yang begitu tidak sopan, rombongan perusahaan
perjalanan berhenti dulu disini, sesudah bertemu dengan
ayahmu, kita akan mengadakan pertarungan untuk merebut
bendera supaya bisa dipasang kembali, bagaimana?”
“Tidak perlu bertemu ayahku, tapi bendera tetap harus
diturunkan, ini adalah pesan ayahku!” kata Goan Hiong.
“Aturan dari mana?” In Tiong-ho mulai marah.
“Ini adalah aturan yang berlaku di sini, kalian datang dari
jauh, kalian memasuki daerah yang berbeda, harus menuruti
aturan di sini!”
“Aku tinggal di Hun-lam, tapi aku sering bolak-balik ke Suchuan,
teman-temanku dari dunia persilatan juga banyak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tinggal di Su-chuan, tapi aku tidak pernah mendengar ada
aturan seperti ini,” kata In Tiong-ho marah.
“Sekarang kau sudah mendengarnya bukan?” tanya Goan
Hiong.
Melihat Goan Hiong tidak mau mendengar perkataan dan
alasan mereka, Kie Tiang-lim segera memerintah, “Thian-sia,
bawa rombongan untuk meneruskan perjalanan, kita tidak ada
waktu untuk bergurau dengan orang seperti ini!”
Goan Hiong juga marah, “Semua boleh pergi, kecuali yang
membawa bendera tetap harus tinggal di sini, kalau ketua
perusahaan tidak ada waktu, tinggalkan benderanya di sini,
sama saja!”
Souw Thian-sia langsung berpesan kepada rombongan,
“Kita berangkat sekarang, dan mulai dengan teriakan Suhai....
terkenal....dan jaya....”
Baru saja orang berteriak, “Su-hai!” tiba-tiba sebuah panah
yang datang menyerang, dengan cepat dia menghindar ke
samping, panah bisa dihindari tapi bendera yang ada di
tangannya sudah diambil lawan, Kie Pi-sia langsung meloncat,
menendang orang yang merebut bendera di tengah udara,
benderanya berhasil direbut kembali.
Orang yang merebut bendera itu adalah pemuda yang satu
lagi, begitu dia berguling di bawah, dia segera berdiri dan
mengangkat pedangnya, dia berniat menyerang Kie Pi-sia.
Goan Hiong membentak, “Seng Cung, seorang perempuan
pun tidak sanggup kau taklukkan, lebih baik kau menyingkir
istirahat!”
Pemuda yang bernama Seng Cung itu berkata, “Suheng, dia
menyerang di saat aku sedang tidak siap, aku pasti bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
merebut kembali bendera itu!” Kie Pi-sia tertawa dingin, “Kau
merebut bendera harus sudah siap, seorang laki-laki sudah
kalah tapi tidak berani mengakuinya, kau benar-benar
memalukan!”
Seng Cung marah, dia membawa pedangnya siap
menyerang.
Dengan sebelah tangan memegang bendera, sebelah
tangan memegang pedang, Kie Pi-sia sangat tenang, Seng
Cung sudah menyerang 7-8 jurus, tapi selalu dihindari dengan
mudah oleh Kie Pi-sia. Wajah Goan Hiong mulai berubah, tibatiba
dengan dia masuk ke dalam pertarungan, Oh Yan-cauw
mengira dia akan masuk membantu, pecutnya dikeluarkan,
bentaknya, “Dua lawan satu, apakah kau tidak malu?”
Tapi dengan telapaknya Goan Hiong pelan melemahkan
ayunan pecutnya, sedangkan satu tangan lagi mencengkeram
Seng Cung, lalu melemparnya, karena Kie Pi-sia mengira dia
ingin merebut bendera maka dia terus menyerang dengan
pedangnya, Goan Hiong sama sekali tidak melayaninya, begitu
Kie Pi-sia tahu lawan tidak bermaksud membantu kawannya,
dia menarik kembali pedangnya, tapi ujung pedangnya sudah
menggores pundak Goan Hiong!
Serangan pedang itu tidak hebat, maka hanya menggores
bajunya hingga robek dan darah yang keluar hanya sedikit,
Goan Hiong melihat Kie Pi-sia dengan dingin dan berkata,
“Terima kasih Nona tidak membunuhku, aku kagum pada
Nona, bisa menyerang dan menarik pedang sama-sama
cepat!”
Kie Pi-sia tahu Goan Hiong sedang menyindir, tapi dia tetap
dengan wajah merah berkata, “Itu karena kau sendiri yang
salah!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Betul, ini memang salahku, tapi kau belum tahu apa yang
akan kulakukan kau malah menyerangku, kenapa kau begitu
tegang?”
Sesudah Seng Cung terlempar dia merangkak dan berteriak,
“Suheng, mengapa kau memukulku?”
Karena dia berteriak, semua orang baru memperhatikannya,
ternyata wajahnya terlihat ada bekas telapak tangan berwarna
merah, tanda itu didapatkan saat Goan Hiong melemparnya
keluar sekaligus menamparnya.
Sekarang Kie Tiang-lim dan In Tiong-ho ikut terkejut,
gerakan pemuda itu benar-benar cepat, dalam sekejap dia
telah menggunakan telapaknya menggetarkan pecut,
melempar orang, serta menampar, 3 gerakan ini dilakukan
dalam waktu bersamaan, Kie Tiang-lim yang berpengalaman
pun tidak melihat kapan dia menampar Sutenya.
Goan Hiong masih membentak Seng Cung, “Kau masih
berani bertanya, apakah kau tidak merasa malu, menamparmu
adalah hukuman ringan, kalau ayah berada di sini, matamu
yang akan dicungkil sebelah!”
Seng Cung tetap tidak mengerti, dengan bengong dia
bertanya, “Suheng, apa salahku? Aku memang tidak bisa
mengambil bendera, tapi aku tidak kalah....”
Goan Hiong marah dan membentak, “Kurang ajar, kau
masih berani membantah, dengan kemampuan ilmumu yang
hanya sedikit ingin mengambil bendera dari tangan orang lain,
kau menyerang orang lain 7-8 kali, tapi orang lain tidak
membalas satu jurus pun, kapan keluarga Goan pernah
melakukan hal yang memalukan seperti ini?” Seng Cung
berkata, “Itu karena dia tidak berani membalas, kalau tidak
dari tadi aku sudah mendapatkan bendera itu, karena dia tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
balas menyerang, maka jurus-jurus yang guru ajarkan tidak
bisa kugunakan!”
Goan Hiong tertawa dingin, “Kalau Ketua Kie yang
membawa benderanya, apa mungkin kau masih mempunyai
kesempatan karena dia harus menjaga wibawa dan malu
untuk membunuhmu, tapi perempuan ini tidak sama, dia tidak
punya otak hanya mengandalkan tenaga, kau ingin
mengalihkan perhatiannya mungkin nyawamu akan
melayang!”
Kie Pi-sia marah, “Kentut, siapa yang tidak punya otak?”
Dengan dingin Goan Hiong menjawab, “Tentu saja kau,
kalau kau punya pengalaman bertarung aku tidak akan sampai
digores, aku masuk ke arena pertarungan dengan tangan
kosong, aku juga tidak menyerangmu, kalau pesilat pedang
yang hebat dia tidak akan melakukan hal ceroboh begitu.”
Kie Pi-sia yang dimarahi, wajahnya menjadi merah, karena
malu Kie Pi-sia berteriak, “Kau jangan sombong, kalau kau
punya ilmu silat tinggi, seharusnya kau bisa menghindari
seranganku!”
Goan Hiong tersenyum, “Aku malas bicara denganmu, kalau
kau tidak terima, kau boleh bertanya kepada ayahmu kalau
aku tidak bisa menghindari seranganmu, aku akan segera
pulang menyiapkan meja untuk sembahyang, dan aku akan
berlutut mengantarkan kalian melewati tempat kami, kau
belum pantas membawa bendera, lebih baik cari orang yang
lebih pintar untuk bicara.”
Kie Pi-sia dihina lagi, dia merasa malu, sebetulnya semenjak
melihat bekas tamparan di muka Seng Cung dia sudah tahu
kalau orang ini mempunyai ilmu silat yang tinggi, dan
sebetulnya Goan Hiong tidak menghindar maksudnya adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ingin mempermalukan Kie Pi-sia, karena Kie Pi-sia tidak
berpengalaman, maka hal ini membuatnya bertambah malu
lagi.
Dia belajar ilmu pedang kepada Supeknya, tahun ini baru
lulus dan dia kembali ke rumah, tadinya dia bercita-cita tinggi,
dia ingin meneruskan usaha ayahnya.
Tapi begitu sampai di rumah, dia sudah bertemu dengan
Lim Hud-kiam, di Ciu-kang dia dipermainkan, sekarang dia
dihina, dia tidak pernah lancar melakukan tugas, maka rasa
marah membuat air matanya terus menetes, dia berteriak,
“Kentut! Kalau kau sanggup, rebutlah kembali bendera ini dari
tanganku, kalau tidak kau yang pergi dari sini!”
Goan Hiong berkata dingin, “Ketua Kie, apakah kau siap
memberi tugas kepada putrimu menjaga bendera ini sampai
tujuan?”
Kie Tiang-lim belum menjawab, putrinya sudah menjawab,
“Betul! Ayahku sudah pensiun, perusahaan perjalanan ini aku
yang mengurusnya sekarang!”
Goan Hiong tertawa terbahak-bahak, “Baiklah, baiklah,
Ketua Kie yang terkenal nama baiknya sudah tersebar ke
seluruh penjuru dunia, sekarang putrinya lebih hebat lagi, aku
percaya nama baik perusahaan kalian akan lebih terkenal dan
sukses lagi, orang she Goan tidak berani berbuat macammacam,
tadi aku sudah membuatmu marah, aku minta maaf,
aku beserta ayahku akan datang ke kantor kalian untuk minta
maaf, aku tidak akan mengganggu lagi perjalanan kalian,
silakan!”
Sesudah itu, dia mundur ke pinggir, Kie Pi-sia sama sekali
tidak menyangka lawan akan mundur begitu saja dan tidak
mengerti maksudnya, dia terus melihat Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Tiang-lim menarik nafas, “Anak Sia, sekarang kau harus
mengerti mengelola perusahaan perjalanan bukan hal yang
mudah, berikan bendera itu kepada Suhengmu!”
“Mengapa? Aku memegang bendera ini dengan baik!” Kie
Pi-sia berteriak.
Souw Thian-sia melihat Sumoinya masih tidak mengerti,
terpaksa dia maju dan mengambil bendera itu lalu berkata,
“Sumoi, membuka perusahaan perjalanan bukan hanya
mengandalkan ilmu silat saja, masih banyak hal yang harus
kau pelajari.”
Kie Pi-sia melotot, “Aku tidak mengerti, bukankah lawan
sudah mengalah? Apakah aku telah melakukan kesalahan?”
Souw Thian-sia tertawa kecut, “Lawan tidak kalah mana
mungkin dia akan mundur?”
“Dia sendiri yang berkata demikian!”
“Betul, dia memang berkata demikian, tapi bukan berarti
dia mundur, dia meremehkanmu, kalau kita lewat begitu saja,
kelak bendera ini tidak perlu dipasang lagi!”
Kie Pi-sia melotot dan berkata, “Dia berani meremehkanku?
Hei orang she Goan, keluar kau, aku harus menghajarmu!”
Goan Hiong tidak meladeninya, Kie Tiang-lim pelan-pelan
membentak, “Pi-sia, jangan bicara lagi, kalau kau mau
meneruskan usaha ayah, kau belajar dari samping!”
Dia menoleh dan berkata kepada Goan Hiong, “Putriku
untuk pertama kalinya melakukan perjalanan jauh, mengenai
aturan dunia persilatan dia sama sekali tidak mengerti, kalau
Toako sependapat dengannya, sepertinya tidak pantas.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Goan Hiong tertawa dingin, “Aku selalu minta pendapat
Ketua Kie untuk setiap hal, tapi Ketua Kie selalu diam, semua
pendapat diucapkan oleh putrimu....”
Kie Tiang-lim tetap dengan ramah berkata, “Aku memang
berencana akan pensiun dan akan menyerahkan perusahaan
perjalanan ini kepada putriku untuk dikelola olehnya, hal ini
memang belum diputuskan, aku harap dia bisa berlatih dulu
dari pengalaman bukan dalam satu hari lalu bisa mendapatkan
semuanya kalau dia salah mengambil keputusan, pasti aku
tidak akan membenarkannya, mulai sekarang semua urusan
tetap aku yang memutuskan, kalau Heng-te ada petunjuk?
Boleh langsung tanyakan kepadaku!”
“Tetap seperti tadi, tinggalkan bendera!” perintah Goan
Hiong.
“Itu tidak mungkin, kami lewat wilayah kalian tapi tidak
mengunjungi Goan Suhu, itu adalah kesalahanku, selain
meninggalkan bendera, aku bisa menerima syarat apa saja
darimu untuk minta maaf!” kata Kie Tiang-lim.
“Aku tidak berani meminta Ketua Kie minta maaf, tapi Anda
tetap harus meninggalkan bendera, kalau Ketua Kie tidak
meninggalkan bendera kami akan mengambilnya sendiri!”
ucap Goan Hiong.
Wajah Kie Tiang-lim berubah, “Terserah dengan cara apa
kau ingin bertarung, satu lawan satu, atau satu lawan
semua?”
Goan Hiong tertawa, “Kami keluarga Goan bukan
perampok, kami juga tidak ingin merampok barang kalian,
hanya ingin mencoba pedang sakti Ketua Kie!”
Kie Tiang-lim mengangguk, “Baiklah, diberi kebaikan kau
tidak mau terima, kesabaranku sudah habis, kalau aku berbuat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
salah aku akan memberitahu hal sebenarnya kepada dunia
persilatan!”
Pedangnya sudah dicabut, Souw Thian-sia dengan cepat
berkata, “Susiok, kalau bertarung dengan Goan Lo-enghiong,
murid tidak berani melarang, sekarang dia hanya generasi
muda, biar murid yang menerima tantangan dia!”
“Di dunia persilatan tidak membedakan generasi, Tuan
jangan sembarangan memilah-milah generasi!” kata Goan
Hiong.
Souw Thian-sia tersenyum, “Tuan kurang berpengalaman,
masa di dunia persilatan tidak ada perbedaan generasi, siapa
yang lebih awal lulus dari perguruannya generasinya lebih
tinggi, oleh sebab itu Tuan belum pantas bertarung dengan
Susiokku, bagi perusahaan perjalanan kami kalau pengurus
masih bisa menangani masalah yang muncul, tidak perlu ketua
yang turun tangan!”
“Apakah kau menganggap kau sendiri bisa mengatasi
masalah ini?” tanya Goan Hiong.
“Kalau belum dicoba, aku tidak akan bisa menjawabnya,
bila betul-betul tidak bisa mengatasinya, baru Susiokku akan
membantu,” kata Souw Thian-sia.
“Betul juga, aku dengar perusahaan perjalanan kalian
mempunyai Kim-leng-su-seng, mereka sangat terkenal di
dunia persilatan, kalau aku tidak mencoba kemampuan kalian
berempat, langsung mencari Ketua Kie untuk bertarung, aku
memang tidak tahu diri!” kata Goan Hiong.
“Kalau kami berempat kalah, kau masih harus melewati
Sumoi baru bisa bertarung dengan Susiok!” seru Souw Thiansia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Goan Hiong melihat Kie Pi-sia, “Apakah Sumoimu yang kau
maksud adalah Li Enghiong ini? Aku sudah mencoba ilmu
silatnya!”
Dengan santai Souw Thian-sia berkata, “Sumoi memang
kurang berpengalaman di dunia persilatan, tapi ilmu silatnya
berada di atas kami berempat, kalau tidak, Susiok tidak akan
membiarkan dia menjadi penanggung jawab perusahaan
perjalanan kami, Tuan bisa menang darinya itu hanya ucapan
di mulut, itu tidak aneh kalau bisa menang dari ilmu silatnya,
itu baru benar-benar bisa dibanggakan, mari kita bertarung
sekarang!”
Karena kata-kata Souw Thian-sia tadi, membuat Kie Pi-sia
senang, dia berteriak kegirangan, “Souw Toako benar, kalau
kau bisa menang dariku, kau baru boleh menyombongkan
diri.”
Souw Thian-sia menggelengkan kepala dan berkata,
“Sumoi, kalau hari ini kau benar-benar mewakili perusahaan
perjalanan kita, jurus yang tadi kau keluarkan kau sudah
kalah, orang yang akan memimpin perusahaan perjalanan
besar tidak boleh melakukan kesalahan, harap kau rajin
belajar, kurangi bicara yang tidak penting, jangan
sembarangan menyerang, yang penting harus mempunyai
lapang dada luas dan jangan sombong, sebetulnya kata-kata
ini harus disampaikan Susiok kepadamu, Susiok ingin kau
belajar dari kegagalan untuk mendapat pengalaman, tapi aku
adalah Suhengmu, aku tidak mau kau dihina, maka aku
menasehatimu....”
Kie Pi-sia membalikkan tubuh dan berkata kepada Goan
Hiong, “Silakan, Tuan!”
Goan Hiong melihat Souw Thian-sia begitu bijak dengan
kata-katanya, semua kata-katanya masuk akal, maka dia tahu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Souw Thian-sia mempunyai kepribadian yang kuat, dia pun
tidak berani bertindak ceroboh pedangnya dicabut dan dia
masuk ke arena, tiba-tiba seorang pemuda mendekatinya,
“Lak-ko, lawan begitu banyak, kau tidak bisa bergiliran
bertarung dengan mereka, biar aku yang bertarung pada
pertarungan pertama ini!”
“Baiklah, tapi kau jangan seperti Seng Cung, begitu
memalukan!” Goan Hiong sambil mengangguk.
Pemuda itu tertawa, dia membawa pedang, “Aku Pui Thianhoa,
di perguruan kami aku adalah murid ke-9, tapi ilmu
silatku sebaliknya, mohon beri petunjuk!”
Souw Thian-sia pun menyebutkan namanya.
Pui Thian-hoa berkata, “Kau adalah Kim-leng-kiam-seng,
aku baru belajar ilmu pedang dari guru, maka aku tidak berani
mengatakan bisa menang darimu, tapi tangan kosongku juga
tidak akan tinggal diam kalau kebetulan tangan kosongku
mengenai Tuan, aku minta maaf!”
“Mengenai ilmu telapak, aku sangat gersang, tapi aku juga
memberitahumu, aku akan menganggap tangan kosongmu itu
adalah sebuah senjata!” kata Souw Thian-sia.
“Itu sudah pasti, Tuan bisa menepisku, lebih baik menepis
tangan kosong ini hingga putus, setelah putus aku akan
belajar pedang dengan sungguh-sungguh, kalau tidak aku
selalu mengandalkan tangan kosong ini berbuat licik, setiap
hari guru selalu marah, aku tidak benar-benar belajar ilmu
silat kelak susah jadi orang sukses, silakan!”
Mereka berdua masing-masing mengeluarkan pedang dan
mulai berhitung, jurus pedang Pui Thian-hoa sangat aneh,
jurusnya lebih bagus dibandingkan Seng Cung, tadi dia
mengatakan ilmu pedangnya adalah sebaliknya ternyata tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
bohong, kalau tidak Goan Hiong tidak akan mengijinkan dia
bertarung terlebih dulu.
Kedua belah pihak sangat memperhatikan pertarungan ini
Souw Thian-sia bertahan dengan ketat, menyerang pun tidak
sepenuh tenaga, karena sebelah tangan Pui Thian-hoa selalu
bergoyang-goyang, seperti sedang mencari kesempatan
menyerang, dan jurus pedangnya sangat serasi dengan
sebelah tangannya, menyerang cepat dan dengan jarak dekat
pula!
Souw Thian-sia berusaha menarik jarak hingga jauh, tidak
memberi kesempatan pada tangan kosong Pui Thian-hoa
menyerangnya, memang bertarung dengan cara seperti itu
sangat merugikan karena harus sering mundur.
Kie Tiang-lim pelan-pelan berkata kepada In Tiong-ho,
“Bocah-bocah ini dasar ilmu pedangnya sangat kuat,
tampaknya kemampuan Goan Suhu dengan Tetua-tetua
Kiong-iai-pai tidak berbeda jauh.”
Kata In Tiong-ho, “Ilmu silat Goan Jit-hong berbeda dengan
orang lain, kecuali jurus-jurus perguruannya yang dulu, dia
masih menambah dengan jurus-jurus lain, ilmu silatnya lebih
hebat dari ilmu silatnya yang dulu, karena tidak bisa menjadi
ketua perguruan, dia membuat perguruan baru, dia memilih
banyak pemuda berbakat lalu dilatih, selama beberapa tahun
ini dia tidak pernah muncul di dunia persilatan, tapi melihat
kemampuan murid-muridnya kelihatannya dia sangat sukses!”
Sewaktu mereka sedang berbincang-bincang, Kie Pi-sia
datang dan berkata, “Ayah, mengapa Souw Toako mundur
terus, tidak menyerang?”
“Dia harus mantap dulu baru menyerang, sebab kecuali
dengan pedang, tangan lawannya pun ikut menyerang, kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tidak berhati-hati, akan mendapat kerugian!” kata Kie Tianglim.
“Jurusnya sangat rendah!” kata Kie Pi-sia.
“Ilmu silat tidak ada yang rendah, apa lagi sebelumnya dia
sudah memberitahu, bertarung dengan ilmu silat masingmasing,
tidak memberi batasan dengan ilmu apa dia akan
menyerang.”
“Tapi Souw Toako terlalu monoton, lebih baik bertanding
tangan kosongnya dulu!” kata Kie Pi-sia.
“Tidak bisa, sebelum lawan menggunakan tangan itu, kita
tidak bisa menyerang kelemahan orang lain, ini adalah aturan
dunia persilatan,” jelas Kie Tiang-lim.
“Menyerang dengan tangan kosong tidak melanggar aturan,
sebab tangan termasuk bagian tubuh, dia diijinkan
menyerang, bukankah dari awal sudah dibicarakan?” tanya Kie
Pi-sia.
In Tiong-ho mengangguk sambil tertawa, “Kata-kata Hiantit
tidak salah, tapi Souw Hiantit selalu bertahan dan tidak
menyerang, itu juga ada alasannya, tangan lawan mungkin
salah satu tipuan, kalau hanya memperhatikan tangan
kosongnya, tapi kendur dengan jurus pedangnya, kerugian
Souw Hiantit akan bertambah besar, Souw Hiantit sungguh
berpengalaman, ilmu pedangnya lebih rendah dari Pi-sia, tapi
pengalaman bertarungnya berada di atasmu, apa yang kau
pikirkan dia pasti terpikir, malah dia berpikir yang tidak kau
pikirkan, kita lihat terus, kemungkinan ada gunanya untukmu!”
Pertarungan masih terus berjalan, keadaan tetap sama,
Ciam Giok-beng mulai tidak tenang, dia berlari mendekat
untuk melihat, tiba-tiba jurus pedang Pui Thian-hoa menjadi
sangat lihai, mungkin setelah lama bertarung tidak ada hasil,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tangan kosongnya tidak ada kesempatan untuk mengeluarkan
jurus, akhirnya dia melepaskan kesempatan menyerang
dengan tangan kosong dan berkonsentrasi pada jurus pedang.
Melihat tangan kosongnya diturunkan, segera Souw Thiansia
bertambah semangat, bukan hanya bertahan dengan ketat
dia mulai menyerang, Pui Thian-hoa bertarung sambil tertawatawa,
“Itu baru Kim-leng-su-seng yang terkenal, kalau hanya
bertahan tidak menyerang, siapa pun akan jadi bosan, aku
pun tidak semangat bertarung!”
Mereka bertarung dengan sengit, Ciam Giok-beng berkata,
“Ilmu pedang lawan tidak lemah, kalau Souw Thian-sia tidak
berpengalaman, dia akan kalah!”
“Supek, apakah Souw Toako akan menang!” tanya Kie Pisia.
“Ilmu pedang kita bukan nomor satu di dunia ini, tapi bocah
itu tidak akan sanggup mengalahkan Thian-sia!” kata Ciam
Giok-beng tertawa.
Benar saja Souw Thian-sia menyerang dengan semangat,
dengan cepat membuat pedang Pui Thian-hoa bergeser, dan
ujung pedang dengan cepat menunjuk kepada jantung Pui
Thian-hoa, dan membentak, “Lepaskan!”
Karena pedang Pui Thian-hoa tidak sempat ditarik kembali
dia malah dengan tenang melihat ujung pedang yang
menunjuk kepadanya dan berkata, “Mengapa aku harus
melepaskan pedang?”
Souw Thian-sia marah, “Apakah kau mau berbuat licik?”
Pui Thian-hoa tetap tertawa, “Apa yang disebut licik, kita
bertarung dengan pedang, kalau pedangku dilepas itu berarti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kau menang, tapi sekarang pedangku tidak lepas dari
tanganku!”
Souw Thian-sia sama sekali tidak menyangka Pui Thian-hoa
akan berkata demikian, dia marah, “Kalau ujung pedangku
maju lagi 1 inci, akan kutusuk jantungmu, apakah kau belum
mau mengaku kalah?”
Pui Thian-hoa tertawa dingin, “Apakah seperti itu baru
dihitung kalah, kalau pedangmu bisa menusuk ke dalam, aku
akan mengaku kalah tapi pedangmu belum tentu bisa
menembus ke dalam!”
Souw Thian-sia benar-benar marah, ujung pedang maju
tadinya dia akan memperlihatkan sedikit kelihaian kepada Pui
Thian-hoa, ujung pedang masuk ke dalam baju, segera
terkena sebuah benda keras, sepertinya Pui Thian-hoa
menggunakan pelindung dada, maka pedang segera ditarik
kembali pada kesempatan ini pedang Pui Thian-hoa datang
menyerang Souw Thian-sia.
Karena tidak menyangka, maka pedang yang ada di tangan
Souw Thian-sia terjatuh, Pui Thian-hoa tertawa terbahakbahak,
“Ini baru benar-benar kalah!”
Souw Thian-sia marah, “Kau benar-benar tidak tahu malu,
di balik baju kau menggunakan pelindung!”
Pui Thian-hoa tersenyum, “Menggunakan pelindung tidak
tahu malu, kau yang berkata seperti itu, tapi aku tidak punya
pikiran demikian, kalau tidak aku sudah menang dari tadi!”
Souw Thian-sia terpaku, karena semenjak perahu diserang
oleh perampok yang berpura-pura menjadi pasukan
pemerintah, Kie Tiang-lim memerintahkan semua orang
memakai pelindung di depan jantung, pelindung berupa
lempengan baja, di tubuhnya juga terpasang pelindung tapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengatakan orang lain tidak tahu malu, dengan wajah
menjadi merah dia berkata, “Kami adalah orang perusahaan
perjalanan menggunakan pelindung itu diharuskan, karena
sering kali diserang secara tiba-tiba, tapi jurus pedangku
berada di atasmu, jadi aku kurang waspada dan pedangku
terpukul hingga jatuh!”
Pui Thian-hoa berkata, “Aku bukan orang kantor
perusahaan perjalanan, maka tidak perlu ada pelindung dada,
tapi aku akan memperlihatkan pelindung dadaku, supaya kau
bisa menerima kekalahanmu.”
Dari depan dadanya dia mengeluarkan sebuah lempengan
baja, dan melemparnya ke depan Souw Thian-sia, di atas tidak
ada tanda, “Barang ini adalah milikmu, kau pasti hafal barang
ini.”
Souw Thian-sia memungut lempengan baja itu, kemudian
wajahnya terus berubah, “Kapan kau mengambilnya dari
tubuhku?”
Pui Thian-hoa berkata, “Yang pasti saat bertarung jarak
dekat, aku tidak bisa mengambil barang melalui udara, maka
tidak mungkin barang itu akan berpindah tempat?”
Wajah Kie Tiang-lim dan lain-lain terus berubah, karena
mereka terus memperhatikan gerakan lawan, tapi tidak
melihat jelas kapan Pui Thian-hoa bisa mengambil lempengan
baja itu dari balik dada Souw Thian-sia dan lempengan baja
itu ada beberapa lubang di pinggirnya, lubang itu untuk
menjahit benang di pakaian dalam, dia bisa memutus benang
dan mengambil lempengan baja, tapi tidak ketahuan oleh
Souw Thian-sia, cara ini benar-benar mengejutkan, Pui Thianhoa
berkata lagi, “Dari tadi aku sudah memberitahu, tangan
kosongku akan bergerak, kau harus hati-hati!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Souw Thian-sia tidak bisa berkata apa-apa, dengan sedih
dia mengambil pedangnya yang terjatuh, “Aku mengaku kalah,
sebetulnya sewaktu kau mengambil pelindung dadaku, kau
sudah menang, untuk apa harus terus bertarung lagi?”
“Tidak bisa, karena kau adalah Kim-leng-kiam-seng, dengan
cara aku tadi menang darimu, itu tidak membanggakan aku
harus memukul pedangmu dulu hingga jatuh, itu baru benarbenar
dikatakan menang!”
Souw Thian-sia diam tidak bisa menjawab, Kie Pi-sia keluar
dan berkata, “Kau hanya mengandalkan siasat kecil untuk
menang dari Toakoku, itu bukan ilmu yang benar!”
“Sewaktu aku mengambil lempengan baja lalu menotok
nadinya, apakah artinya aku punya ilmu silat yang tinggi!”
“Tidak! Dalam ilmu pedang kau tetap kalah!” kata Kie Pi-sia.
Pui Thian-hoa tertawa terbahak-bahak, “Nadinya tidak
terlindung, punya ilmu pedang tinggi untuk apa?”
Kie Pi-sia tidak bisa menjawab, dia menghentakkan kaki,
“Kalau kau bisa mengalahkanku, aku akan mengaku bahwa
kau memang adalah pesilat tangguh!”
“Aku tidak berani, karena kau adalah seorang perempuan,
aku tidak bisa meraba tubuhmu!”
Tapi Kie Pi-sia sudah menyerangnya, Pui Thian-hoa
menghadang dengan pedang dan berkata, “Apakah kau
mengerti aturan?”
Kie Pi-sia tetap menyerang, terpaksa Pui Thian-hoa dengan
pedang menghadangnya dan berkata, “Kalau kau tidak mau
dengar, maafkan aku kalau aku melakukan sesuatu!”
Kata Kie Pi-sia, “Mau dengan pedang atau dengan
tanganmu asalkan bisa memegang bajuku, aku akan tunduk!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Baiklah, aku akan mengajarmu, gadis yang tidak tahu
aturan!”
Pedang dan telapak terus menyerang, tapi Pui Thian-hoa
masih sangat sopan, ilmu pedang dan ilmu telapaknya
menyerang secara terang-terangan, Kie Pi-sia kalang kabut
menahan serangannya, kelihatannya Kie Pi-sia akan kalah, tapi
dia nekat dia mengeluarkan jurus Tay-lo-kiam-hoat yang baru
diajarkan oleh Ciam Giok-beng.
Ciam Giok-beng terus berteriak, “Tidak diijinkan
menggunakan jurus itu, sebab kau belum betul-betul
menguasainya, kau tidak akan bisa mengendalikannya....”
Tapi teriakan Ciam Giok-beng sudah terlambat, Tay-lokiam-
hoat yang hebat membuat Pui Thian-hoa tidak bisa
bertahan, pertama pedang tergetar hingga terbang, kemudian
tampak cahaya hijau berkilau, darah sudah muncrat, Pui
Thian-hoa memang bisa menghindar dengan cepat, tapi
pundaknya tergores oleh pedang Kie Pi-sia.
Ciam Giok-beng marah, “Mengapa anak ini tidak pernah
mau mendengar kata-kata orang tua?”
Melihat saat dia menyerang berhasil melukai lawan, Kie Pisia
merasa tidak enak, pelan-pelan dia berkata, “Sesudah
mengeluarkan jurus, aku tidak sanggup menghentikannya!”
Pui Thian-hoa berdiri dari bawah, dia tertawa dingin, “Ilmu
pedang yang dahsyat!”
“Aku tidak ingin melukaimu, tapi kau memang keterlaluan!”
Pui Thian-hoa melihat Kie Pi-sia dan berkata, “Kalau tahu
kau begitu kejam, tentu aku akan menyobek sebelah
telingamu, apakah kau kira kau bisa menang?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kemudian dia membuka telapaknya dan melempar sebuah
anting-anting, dengan cepat Kie Pi-sia meraba telinganya, dia
terpaku.
Ternyata sebuah anting emas dan mutiara yang terpasang
di telinganya sudah berada di tangan Pui Thian-hoa, kalau
memang Pui Thian-hoa ingin merobek telinganya, pasti bisa
dia lakukan, tapi dia tidak melakukannya sedangkan pedang
Kie Pi-sia sudah melukainya, hal ini membuat Kie Pi-sia serba
salah!
Setelah lama Kie Tiang-lim baru mencabut bendera
perusahaan perjalanan dari bawah, dia memberikannya
kepada Goan Hiong, “Kalian berilmu tinggi, aku sangat kagum
pada kalian, Heng-te boleh membawa bendera ini, tapi aku
tetap akan menemui ayahmu.”
Goan Hiong tertawa terbahak-bahak, “Tidak perlu, aku tidak
akan bisa menang dari putrimu, aku malu menahan bendera
ini, silakan, kalian boleh pergi!”
Kie Tiang-lim merasa aneh, dia memberi hormat lagi,
“Terima kasih kalian sudah membiarkan kami lewat, tapi aku
tetap ingin bertemu dengan ayahmu untuk minta maaf....”
“Terus terang saja, ayahku sedang tidak ada di rumah.”
“Goan Enghiong tidak ada di rumah?” Kie Tiang-lim terpaku.
“Betul, menahan bendera kalian adalah ideku, bukan ide
ayahku, tapi kalau ayah ada di rumah, beliau pasti akan
melakukannya dengan cara seperti ini juga, nasib kalian
memang sedang bagus, kalau tidak mana mungkin bisa begitu
mudah lewat dari sini!”
Kie Tiang-lim tidak berniat bertengkar mulut dengannya, dia
berkata, “Putriku terlalu kasar, dia sudah melukai Pui Heng-te,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
aku minta maaf, ayahmu tidak ada di rumah, aku juga masih
ada hal yang lain yang harus dilakukan, jadi kami tidak bisa
berlama-lama di sini, begitu aku selesai menyerahkan barang
bawaan ini, aku akan kemari lagi untuk mengunjungi
ayahmu!”
Goan Hiong tertawa dingin, “Aku memang tidak ingin
bendera ini ditinggal di sini, tapi aku kira kalian pasti akan
malu memasang bendera ini, kata-kataku sampai di sini,
apakah kalian mau berkunjung lagi atau tidak, terserah kalian,
silakan!
Sesudah memberi hormat, Kie Tiang-lim memimpin barisan
perusahaan perjalanan melanjutkan perjalanan, Goan Hiong
dan lain-lainnya kembali ke gunung, dia menunjuk sebuah
batu dan berkata, “Di atas adalah rumah keluarga Goan, jalan
di sini tidak bercabang, aku kira Ketua Kie tidak akan
tersesat!”
Kie Tiang-lim yang sudah berada di atas kuda berkata,
“Heng-te tenang saja, kalau Orang she Kie tidak kemari,
bendera Su-hai tidak akan muncul di dunia persilatan lagi.”
Sesudah berjalan 1 li lebih, Kie Pi-sia tetap menundukkan
kepala karena dia sadar telah berbuat kesalahan, Souw Thiansia
berkata, “Sumoi tidak melakukan kesalahan, bila senjata
beradu pasti ada yang terluka, apa lagi dia sengaja mencari
gara-gara, kalau tidak dibereskan kita tidak akan bisa melewati
gunung ini!”
Kie Tiang-lim melotot kepada dia, “Thian-sia, mengapa kau
berkata demikian, apakah dengan kemenangan hari ini kau
merasa bangga?”
“Dia hanya mengambil sebelah anting Sumoi, walaupun dia
bisa menarik sebelah telinga Sumoi, tapi kita berhasil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
membacoknya, maka tidak bisa mengatakan kalau kita kalah!”
kata Souw Thian-sia.
Kata Kie Tiang-lim, “Pi-sia membacoknya, semua orang
melihatnya, Pi-sia kehilangan sebelah anting tidak ada orang
yang melihatnya, maka biarpun kalah atau menang, kita sudah
di buat malu.”
“Lalu kita harus bagaimana, apakah betul bendera kita
harus kita tinggalkan di sana, kalau begitu itu akan lebih
memalukan lagi!”
Kie Tiang-lim menarik nafas, “Tangannya sangat aneh, tapi
ilmu pedangnya tidak begitu sulit dihadapi, kalau aku dan
Toako menyerang bersama, mungkin bisa menang darinya,
juga bisa mengurangi banyak kesulitan, sekarang karena
dirimu, ingin menyerang pun tidak ada kesempatan.”
“Nanti kalau pulang, kita cari ayahnya untuk membuat
perhitungan!” kata Kie Pi-sia.
“Kita membuka perusahaan perjalanan untuk mengantarkan
barang orang lain, bukan bertengkar dengan orang lain, kalau
tadi kita bisa membereskan masalah, kelak kita tidak perlu
kemari lagi!”
Kata Souw Thian-sia, “Walaupun tadi Paman bisa menang
darinya, untung ayahnya tidak ada di rumah, kelak kita tetap
akan repot!”
“Thian-sia, kau sudah lama berkelana di dunia persilatan,
tapi percuma saja, Goan Jit-hong memang ada di rumah,
hanya saja dia sengaja tidak mau muncul!” jelas Kie Tiang-lim.
“Mengapa dia tidak mau muncul?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Sebab ilmu pedang Pi-sia yang bernama Tay-lo-kiam-hoat
membuat mereka terkejut, sebelum dia yakin menang dari
kita, dia tidak akan muncul ke permukaan!”
“Apakah saat kita pulang nanti, apa dia sanggup melawan
kita?”
“Kalau tidak bisa, dia akan terus bersembunyi dan kita tidak
bisa tinggal di rumahnya untuk terus menunggu, kalau
masalah belum selesai, bendera Su-hai tidak akan bisa kita
keluarkan, kali ini dia sudah menang dari kita!”
Souw Thian-sia terpaku.
Kie Tiang-lim berkata, “Dia tahu aku tidak bisa Tay-lo-kiamhoat,
hari ini dia hanya diam karena ada Suheng di sini, tapi
Suheng tidak bisa selamanya bersama kita, begitu Suheng
pergi, dia akan datang, aku tidak yakin bisa menang darinya,
semua masalah muncul gara-gara Pi-sia.”
Ciam Giok-beng menarik nafas, “Aku tidak menyangka
dunia persilatan ternyata begitu berliku-liku, demi apa dia
melakukan semua ini?”
“Karena namaku terlalu besar di dunia persilatan, pasti ada
yang merasa iri, yang menyimpan dendam ingin membalas
dendam, yang tidak ada dendam ingin membuatku jatuh,
perusahaan perjalanan kita dibangun karena perintah guru,
semua orang tahu tentang hal ini, tapi kalau bendera Su-hai
tidak boleh dikibarkan lagi walaupun mengandalkan tenaga
Suheng, kalau kita membangun kembali, tetap saja nama kita
akan tercemar,” kata Kie Tiang-lim.
“Tay-lo-kiam-hoat yang dikuasai Pi-sia aku yang
mengajarinya, sekarang dia membuat masalah, aku harus
bertanggung jawab, nanti kalau pulang aku akan
menemanimu menemui Goan Jit-hong, kalau bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
membereskan masalah, itu paling bagus, kalau tidak, kita akan
meninggalkan pesan kita tunggu dia selama setengah tahun di
Kim-leng, bila dalam waktu setengah tahun dia tidak datang,
baru kita akan mulai membangun kembali usaha kita, waktu
itu dunia persilatan tidak akan ragu lagi kepada kita!” papar
Ciam Giok-beng.
“Itu ide yang bagus, tapi Suheng harus tinggal di Kim-leng
selama setengah tahun!” kata Kie Tiang-lim.
“Tidak masalah bagiku, Pak-hai juga bukan rumahku itu
adalah rumah peninggalan guru, kalau aku tidak pulang,
masih ada dua anak kecil di sana, mereka bisa mengurus
rumah, setelah melihat kalian bertarung, aku merasa dasar
ilmu pedang Thian-sia tidak kuat, aku akan mencari waktu
untuk mengajarinya!” kata Ciam Giok-beng.
Dengan senang Kie Tiang-lim berkata, “Suheng bisa tinggal
di Kim-leng, aku benar-benar merasa senang, bukan hanya
Thian-sia yang bisa bertambah ilmunya, aku juga ada
kesempatan untuk belajar dari awal!”
Ciam Giok-beng tertawa, katanya, “Sute, kau sudah ada
umur sudah mempunyai nama, kita berkumpul untuk
berbincang-bincang saja sudah cukup, tidak perlu mencari
yang baru lagi, yang penting generasi muda, ilmu silat
generasi muda kita harus diperkuat, kalau tidak nama guru
akan sulit dipertahankan! Dan aku merasa murid kita terlalu
sedikit, begitu kita meninggal, hanya tinggal Pi-sia dan Thiansia,
kalau terjadi sesuatu, tidak ada yang bisa membantu,
harus bertarung sendiri....”
“Aku juga punya pikiran seperti itu hanya belum disetujui
oleh Suheng, maka aku tidak berani sembarangan menerima
murid,” kata Kie Tiang-lim memberi alasan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Dulu aku tidak pernah berpikir tentang hal ini, hari ini
sesudah melihat murid-murid Goan Jit-hong, aku baru terpikir,
kelak kita bisa memilih beberapa pemuda yang kelakuannya
baik dan melatih mereka....” kata Ciam Giok-beng.
In Tiong-ho berkata, “Kalau kalian bermaksud menerima
murid baru, aku kira teman-teman dunia persilatan akan
berebut mengantarkan putra mereka untuk dijadikan murid
kalian, aku yang akan mendaftar pertama!”
Kie Tiang-lim berkata, “Lo-te jangan bergurau, keempat
putramu sudah sangat terkenal di dunia persilatan....”
“Bukan bergurau, umur keempat putraku sudah berada di
atas 20 tahun, mereka ikut ayahnya yang tidak berguna, itu
sangat menghambat perkembangan mereka, walaupun pindah
perguruan juga belum tentu bisa mendapatkan ilmu yang
bagus, sebab mereka tidak berbakat, tapi aku mempunyai 2
keponakan sedarah, umur mereka baru 15-16 tahun, aku kira
mereka masih bisa dibentuk, apa lagi mereka sangat tertarik
belajar pedang, karena aku tidak hafal dengan jurus pedang,
maka hanya mengajarkan gerakan dasar kepada mereka,
kalau kalian berdua mengijinkan dan mau menerima mereka
menjadi murid, aku akan merasa sangat berterima kasih....”
kata In Tiong-ho.
“Kalau In Tayhiap yang mengenalkan, pasti tidak akan
menjadi masalah, karena kita sudah berada di wilayah Suchuan,
maka kami berharap In Tayhiap bisa mengantar
mereka kemari, kami juga minta bila ada orang yang tepat, In
Tayhiap bisa mengantar mereka kemari juga....”
“Aku pasti akan mencarikan yang terbaik, kelihatannya
Ciam Tayhiap siap melebarkan sayap perguruan kalian.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng menarik nafas, “Peristiwa tadi membuatku
banyak berpikir, kecuali putra Goan Jit-hong begitu gagah dan
berilmu tinggi, beberapa pemuda tadi adalah orang yang
sangat berbakat, 10 tahun kemudian orang-orang itu pasti
akan berjaya, mungkin waktu itu dunia persilatan akan
dikuasai oleh keluarga Goan.”
“Betul, walaupun kita berilmu tinggi, tapi paling-paling kita
hanya bisa mengalahkan mereka 1-2 orang, kalau mereka
berjumlah 5-6 orang, kita akan bertekuk lutut di bawah kaki
mereka, seperti Lan-tiang-siang-sat, mereka dengan telaten
melatih 2 keponakan mereka, 2 anak angkat perempuan,
kalau mereka bergabung, aku tidak akan bisa mengalahkan
mereka,” ucap Kie Tiang-lim.
“Betul, karena itulah aku merasa cara kita yang dulu salah,
dengan sekuat tenaga kita hanya mendidik satu orang!” kata
Ciam Giok-beng.
Kie Tiang-lim menjawab dengan suara besar, “Betul! Tapi
kita sudah terlambat mengetahuinya.”
Ciam Giok-beng tertawa, katanya, “Sute, kita belum
terlambat, memang kita melangkah lebih lambat dibandingkan
orang lain, tapi masih keburu, yang kutakuti adalah kita tidak
tahu kesalahan kita, begitu murid-murid orang lain sudah
berjaya, kita masih bengong, itu baru disebut terlambat,
malah mungkin membuat dunia persilatan lupa pada nama
kita!”
Ooo)d*e(ooO
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
BAB 5 Meski pintar tapi tetap kehilangan barang
Walau sudah melewati pertarungan yang tidak
menyenangkan, tapi karena dua bersaudara ini sudah
mengambil keputusan yang sangat bijak, maka mereka tetap
merasa senang, sambil berjalan mereka menarik In Tiong-ho
untuk mengobrol, tidak terasa mereka sudah berada di paling
depan, Kie Pi-sia tetap tidak bersuara, karena di hadapan
Goan Hiong dia dijatuhkan lagi.
Malam harinya mereka beristirahat di kabupaten Tong-liang,
mereka mencari penginapan yang agak besar dan
menurunkan keluarga besar Thio Yan-to di sana tiba-tiba salah
satu dari pembantunya berteriak, “Tay-ya, tempat untuk
buang air besar berkurang 2!”
Wajah Thio Yan-to berubah dan bertanya, “Mana yang
hilang?”
“Yang biasa dipergunakan oleh Tay-ya dan Siau-ya!” jawab
pembantu itu.
Thio Yan-to hampir pingsan, untung Kie Tiang-lim tetap
tenang, dengan cepat dia memapah Thio Yan-to, Ciam Giokbeng
datang untuk menanyakan apa yang telah terjadi.
Ternyata kereta terakhir adalah kereta yang menyimpan
wadah-wadah untuk buang air besar, Thio Yan-to adalah
orang yang patuh kepada aturan dan adat istiadat jaman itu,
dia mempunyai tempat untuk buang air besar pribadi,
demikian juga dengan putranya, tempat buang air besar ini
diperuntukkan bagi laki-laki dan perempuan tidak diijinkan
menggunakan tempat itu secara bersama-sama, tapi entah
mengapa dua tempat untuk buang air besar untuk mereka
berdua hilang begitu saja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kata Ciam Giok-beng, “Tempat itu bukan barang berharga,
mengapa Tuan begitu cemas?”
Thio Yan-to terus menarik nafas, kata Kie Tiang-lim, “Kita
masuk dulu, baru menceritakan yang sebenarnya terjadi,
tenanglah, Tuan! Aku pasti akan mencari kembali barang Tuan
yang hilang.”
Sesampainya mereka di kamar, Ciam Giok-beng segera
bertanya, “Apakah ada perhiasan yang hilang lagi?”
“Betul, kali ini mereka diam-diam telah merampoknya!”
jawab Thio Yan-to.
“Apakah perhiasan itu disimpan di dua tempat di mana kau
menyimpan kotoran?” tanya Thio Yan-to.
“Betul, itu adalah ideku dan ide Tuan Kie, siapa yang
menyangka perampok akan tertarik pada tempat menyimpan
kotoran!”
“Tidak ada yang terpikir pada tempat itu, sepanjang jalan
aku pun tidak mengetahuinya tapi para perampok bisa tertarik
pada tempat menyimpan kotoran!” kata Ciam Giok-beng.
“Apakah ada pembantu yang membocorkan rahasia ini?”
tanya In Tiong-ho.
“Tidak mungkin, karena aku tidak mengijinkan kedua
tempat itu dibersihkan pembantu, biasanya hanya diurus oleh
seorang pelayan kecil, karena di dalam sana ada perhiasan,
maka kedua tempat itu belum pernah digunakan, pelayan kecil
ini pun tidak akan tahu!” jawab Thio Yan-to.
“Itulah penyebabnya, sepanjang jalan Tuan buang air kecil
juga buang air besar tapi tempatnya belum pernah dicuci,
tentu akan dicurigai oleh siapa pun.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Jawab Kie Tiang-lim, “Tidak mungkin, setiap kali sampai di
tempat tujuan untuk beristirahat, aku selalu menyuruh pelayan
kecil itu menurunkan tempat Itu dan mengantarkannya ke
tempat Thio Siau-ya, kemudian dengan bermacam-macam
alasan menyuruh pelayan kecil itu pergi, hari kedua Thio Siauya
akan memberitahu kalau tempat itu sudah dicuci oleh
orang lain, maka segera dikembalikan ke kereta, aku kira tidak
akan membuat siapa pun curiga!”
“Kedua wadah itu disatukan dengan wadah lain maka
pembantu-pembantu tidak akan mengetahuinya..”
“Aturan keluarga Thio sangat ketat, jangankan pembantu,
dua istri mudaku pun tidak berani memegang kedua wadah itu
apa lagi sepanjang jalan aku selalu menyuruh Lim Piauw-leng
memperhatikannya, perampok tidak ada kesempatan sama
sekali untuk mendekati kereta,” kata Kie Tiang-lim.
“Kie Tay-ya sudah berpesan kepadaku untuk melindungi
keluarga Thio, maka begitu kereta itu berhenti aku selalu
menjaganya di dekat sana dan tidak ada orang asing yang
mendekat....”
“Apakah kau tidak pernah meninggalkan tempat itu?” tanya
Ciam Giok-beng.
Lim Piauw-leng berpikir kemudian menjawab, “Hanya hari
ini, saat kalian sedang bertarung dengan keluarga Goan,
karena aku ikut memperhatikan pertarungan maka aku tidak
begitu mengawasi!”
“Perampok itu pasti bertindak saat itu,” kata Thio Yan-to.
“Aku tidak tahu di dalam sana tersimpan perhiasan,
sewaktu bertarung aku menyuruh pelayan-pelayan
mengelilingi keluarga Thio dan menyuruh mereka jangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
meninggalkan tempat, maka kupikir aku tidak perlu melindungi
kereta!”
“Tentu ini bukan salahmu, Piauw-leng, aku tidak
memberitahu ada perhiasan di sana, justru takut kalau tahu,
kau akan terlalu memperhatikan kereta itu.”
“Kalian berdua boleh dikatakan sangat pintar, tapi ternyata
perampok itu juga sama pintarnya dengan kalian....” kata
Ciam Giok-beng.
“Tampaknya Goan Hiong bersekongkol dengan perampok,
maka dia sengaja mencari gara-gara untuk memancing kita,
dan perampok itu bisa mengambil barang,” ucap Souw Thiansia.
“Tidak ada bukti, juga sudah terlambat, kita tidak
mempunyai alasan untuk meminta kembali perhiasan Tuan
Thio kepada keluarga Goan,” kata Kie Tiang-lim.
“Goan Jit-hong memang aneh, tapi dia orang lurus, kalau
bersekongkol dengan perampok itu tidak mungkin, aku takut
dia diperalat oleh perampok....” kata In Tiong-ho.
“Betul, mungkin perampok itu lewat menggunakan bendera
Su-hai, membuat Goan Jit-hong merasa tersinggung, maka
mereka menjaga di sini dan mencari-cari alasan, kalau tidak
mengapa mereka sudah berada di gunung itu?” tanya Ciam
Giok-beng.
“Mungkin benar juga, barang yang dibawa hilang, kita harus
mencarinya kembali, terpaksa kita harus mencari tahu hal ini
dari keluarga Goan,” jawab Kie Tiang-lim.
Sikap Thio Yan-to sangat tidak tenang, katanya, “Karena
perhiasan itu aku selalu merasa waswas, aku kira perhiasan itu
bukan barang penting, sekarang perhiasan itu sudah hilang,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kita tidak perlu mencarinya kembali, asal bisa sampai di rumah
dengan selamat itu sudah cukup!”
“Tenanglah Tuan, besok aku akan menyuruh Lim Piauwleng
mengantar Tuan pulang, begitu selesai tugas ini, kita
baru akan mencari barang yang hilang....” kata Kie Tiang-lim.
Thio Yan-to sangat takut, “Kalau hanya diantar oleh 2
orang, aku merasa tidak tenang, karena aku yang memberi ide
ini untuk disimpan di sana, maka kalian tidak perlu mengganti
kerugian!”
“Itu terserah Tuan, tapi karena aku menerima pekerjaan ini,
maka aku akan membereskannya!” kata Kie Tiang-lim.
Thio Yan-to terus menghela nafas, “Harta hilang tapi orang
selamat, sudahlah, kalau harta itu diambil, aku takut dirampok
lagi, lebih baik tidak sambil kembali, di desa aku masih
mempunyai banyak sawah, masih bisa hidup untuk seharihari....”
Kie Tiang-lim tersenyum, “Kalau Tuan menolaknya Tuan
bisa menyumbangkan untuk fakir miskin, kesatu bisa
mendapatkan nama, kedua bisa mengumpulkan pahala untuk
anak cucu kelak, barang yang hilang tetap harus didapatkan
kembali, Tuan punya sawah dan lain-lain, tapi kami orang
dunia persilatan harus menjaga nama baru bisa berdiri tegak
di dunia persilatan, kalau tidak, mungkin kami akan menjual
ilmu di jalan untuk mencari makan!”
Dengan penuh kekhawatiran Thio Yan-to berkata, “Sesudah
sampai di kota Seng-touw, baru Lo-enghiong pergi mencari
barangku yang hilang, itu pun belum terlambat, yang penting
aku tidak berani meminta anda mengganti kerugian!”
“Tuan jangan merasa takut dengan keamanan Tuan, yang
merampok adalah Lim Hud-kiam, dia sudah mendapatkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
barangnya, maka dia tidak akan mengganggu Tuan lagi,
keluarga Yu dan Lan-tiang-siang-sat hanya mencariku untuk
membalas dendam, kalau Tuan masih bersama denganku,
malah tidak aman, dari sini ke kota Seng-touw tidak jauh lagi,
ada Lim Piauw-leng dan Bu Ta-kuang mereka akan mengantar
Anda pulang, itu sudah cukup!”
Tapi Thio Yan-to tetap merasa takut, terpaksa Kie Tiang-lim
mengantarnya sampai di kota Ciu-yang, perjalanan ke kota
Seng-touw hanya membutuhkan waktu satu hari perjalanan,
dan walikota Ciu-yang adalah murid Thio Yan-to, kalau Thio
Yan-to takut, dia bisa minta pasukan walikota Ciu-yang untuk
mengantarnya, akhirnya Thio Yan-to setuju dengan cara ini.
Dengan was-was Thio Yan-to melewati malam itu, hari
kedua pagi mereka siap berangkat, Kie Tiang-lim meminta
Thio Yan-to jangan mengumumkan bahwa barang yang
dibawa ada yang hilang Thio Yan-to setuju, tapi terhadap
perhiasan seharga ratusan ribu tail perak menghilang dia
berharap bisa diambil kembali.
Sesudah jalan beberapa hari dan sampai di kota Ciu-yang,
di sepanjang perjalanan sangat tenang, Thio Yan-to segera
mencari muridnya dan pada malam itu juga dia pulang diantar
Lim Piauw-leng dan Bu Ta-kuang.
Baru saja mereka baru saja berangkat, Kie Tiang-lim segera
membawa Rombongan perusahaan perjalanan ke kota Sengtouw,
semua orang merasa aneh, Kie Pi-sia bertanya, “Ayah,
kalau mencari perhiasan yang hilang, harus berbalik arah,
mengapa kita malah pergi ke kota Seng-touw?”
“Aku takut di tengah perjalanan Thio Yan-to akan
mengalami sesuatu, kita mengantar orang harus sampai di
rumahnya, itu akan lebih baik!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Mengapa tidak berjalan berbarengan?” tanya Kie Pi-sia.
In Tiong-ho berkata, “Lim Hud-kiam hanya ingin merampok
perhiasan, sedangkan Lan-tiang-siang-sat ingin membalas
dendam, sepanjang jalan begitu tenang mereka pasti
menunggu di perjalanan terakhir, kita harus membagi menjadi
2 kelompok, membuat para perampok mengikuti mereka dan
Thio Yan-to akan aman!”
“Kata-kata Paman In memang tidak salah, tapi untuk
memancing 2 bersaudara Yu, kita bisa mengambil jalan yang
lain, bukankah Thio Yan-to akan lebih aman?” tanya Kie Pi-sia.
“Apa maksud Kie Toako?” In Tiong-ho balik bertanya.
Kie Tiang-lim tertawa terbahak-bahak, “Sekarang, aku bisa
mengumumkan kalau perhiasan itu sama sekali tidak
dirampas, aku sudah menyuruh orang mengantarnya ke Sengtouw,
para perampok itu memang licik, tapi tetap kalah
dariku!”
Kata-katanya membuat orang-orang terpaku, Ciam Giokbeng,
bertanya, “Bukankah Thio Yan-to memberitahu kalau
perhiasannya hilang?”
“Betul, di tempat berisi kotoran itu, aku dan dia menaruh
perhiasannya, tapi sebelumnya aku sudah membuat yang
palsu dulu, barang yang dirampok memang bukan barang
murah, ongkos memalsukan benda-benda itu aku harus
menghabiskan uang 50 tail perak, aku mengeluarkan ongkos
dulu, tapi Thio Yan-to menaikkan ongkos kirim menjadi 2 kali
lipat, ongkos kirim mencapai 400 ribu tail perak, kita tetap
tidak akan rugi!”
“Susiok benar-benar pintar!” Puji Souw Thian-sia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kali ini kita bisa mendapat untung sekitar 200 ribu tail
perak, tapi aku tidak ingin memiliki uang ini, bila ditambah
dengan uang Thio Yan-to jumlahnya 600 ribu tail, aku
membantunya menyumbangkan untuk menolong fakir miskin,
aku kira kemarahan Lim Hud-kiam kepada kita adalah benar,
kita menjaga keadilan dan kebenaran demi menolong orang,
mengantarkan barang yang didapat dari hasil korupsi bukan
tujuan kita, maka aku mengambil kesempatan ini untuk
memberi peringatan kepadanya!”
Kie Pi-sia tertawa, “Senang dan puas, aku benar-benar
merasa puas! Terus terang saja, kalau bukan demi membalas
dendam, aku tidak ingin mengantar barang ini!”
“Sute, aku jadi tidak mengerti, ongkos mengantar barang
Thio Yan-to adalah 400 ribu tail perak, sesudah dipotong
dengan ongkos memalsukan barang sebanyak 50 ribu,
seharusnya sisa 350 ribu tail, mengapa kau mengatakan
mendapat untung 200 ribu tail perak?” tanya Ciam Giok-beng.
“150 tail perak itu 50 ribunya adalah dari perhiasan Thio
Yan-to, kita tidak mengambilnya, tapi orang-orang yang
bekerja tetap harus dibayar, 100 ribu tail lagi adalah ongkos
yang aku titipkan untuk membawa barang itu!”
“Susiok, kau menitipkan kepada siapa?” tanya Souw Thiansia.
“Yang pasti sesama perusahaan perjalanan!”
“Sesama perusahaan perjalanan? Mengapa aku tidak
melihat ada perusahaan perjalanan lain? Yang bersama kita
hanya perusahaan perjalanan Kim-leng milik kakak beradik
Ma, mereka bersekongkol dengan Lan-tiang-siang-sat, mereka
adalah sampah perusahaan perjalanan!” kata Souw Thian-sia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Tiang-lim marah, “Thian-sia, kau jangan sembarangan
menghina sesama perusahaan perjalanan!”
“Aku sendiri yang melihatnya!”
Kie Tiang-lim dengan serius berkata, “Dua bersaudara Ma
dari generasi atas sampai sekarang adalah keluarga yang
membela keadilan dan kebenaran, keturunannya tidak akan
merusak nama baik keluarganya, apa lagi mereka membuka
perusahaan perjalanan, tentu harus orang lurus, mana
mungkin mereka bersekongkol dengan perampok?”
Souw Thian-sia terpaku, kemudian dia berteriak, “Susiok,
apakah benar perhiasan itu mereka yang bawa?”
Kie Tiang-lim mengangguk, melihat semua orang saling
pandangan dia tertawa lalu berkata, “Dulu 2 bersaudara Ma di
daerah Su-chuan kehilangan barang yang mereka bawa,
berkat Lan-tiang-siang-sat barang itu dapat diambil kembali,
sebenarnya ini hanyalah sebuah akal-akalan, maksudnya
adalah supaya mereka berdua bisa menjadi mata-mata, Ma
Hiong-hui sangat berpengalaman melihat tenaga mereka
sangat terbatas, maka dia pura-pura setuju, begitu sampai di
Kim-leng, diam-diam dia mencariku untuk berunding, aku tahu
kali ini Lan-tiang-siang-sat mempunyai rencana untuk
merampok, maka aku juga berpura-pura memukul mereka!”
“Sute, kau benar-benar banyak akal!” kata Ciam Giok-beng.
“Orang yang membuka perusahaan perjalanan terlalu
banyak mengalami masalah, maka Pi-sia, Thian-sia, kelak
kalau kalian meneruskan perusahaan perjalanan, kalian harus
banyak belajar.”
Kie Pi-sia melihat ayahnya, matanya memancar kekaguman,
Kie Tiang-lim berkata lagi, “Karena dua bersaudara Ma harus
membawa barang dengan nilai terlalu besar, maka awalnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mereka tidak mau menerima, demi membuat mereka tenang
aku tidak menyuruh mereka bertanggung jawab, aku masih
sempat mengeluarkan 50 ribu tail perak untuk mencari orang
yang membuat barang palsu, walaupun perampok kecil tapi
mereka pasti tidak akan menyangka kalau barang aslinya
berada di perusahaan perjalanan Kim-leng.”
Dia tertawa keras, In Tiong-ho bertanya, “Kie Toako,
sesudah perampok itu mendapatkan barang palsu, mereka
akan mencurigai 2 bersaudara Ma!”
“Barang palsu itu sangat mirip, kalau bukan ahli di bidang
perhiasan, tidak akan ada yang mengetahuinya, sesudah
perampok mendapatkan barang palsu, mereka tidak akan
segera menjualnya, mungkin bisa membohongi mereka untuk
sementara, maka aku harus buru-buru sampai di kota Sengtouw,
dari tangan 2 bersaudara Ma aku harus mendapatkan
kembali barang aslinya dan cepat-cepat menjualnya kemudian
bersama mereka kembali ke Kim-leng....”
“Kalau begitu 2 bersaudara Ma pasti akan bermusuhan
dengan perampok?” tanya Souw Thian-sia.
“Betul! Tapi orang yang membuka perusahaan perjalanan
tidak akan pernah tunduk kepada perampok, kelak kita harus
sepenuh hati mendukung perusahaan perjalanan Kim-leng,”
kata Kie Tiang-lim.
“Itu sudah pasti, kali ini mereka membawa barang dengan
taruhan nyawa untuk membantu kita, kita harus membalas
budi mereka!”
Kie Tiang-lim berkata, “Orang yang membuka perusahaan
perjalanan tidak ada yang jahat, kalau tidak, sekalian saja jadi
perampok, tidak perlu menjaga nama lagi!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Sepanjang jalan aku sudah tidak sopan kepada mereka,
kalau bertemu dengan mereka, aku harus minta maaf!” kata
Souw Thian-sia.
“Tentu saja, tapi untung kalian melakukannya dengan
wajar, kalau tidak mana mungkin bisa menipu Lim Hud-kiam
yang sangat pintar itu!” kata Kie Tiang-lim.
Kekesalan selama beberapa hari karena kehilangan barang
yang dibawa sekarang tersapu bersih, setiap orang dengan
semangat berjalan, akhirnya mereka tiba di Seng-touw.
Karena Lim Piauw-leng sudah dipesan oleh Kie Tiang-lim
dan tahu mereka akan kemari, maka dia sudah mengatur
semuanya di sebuah penginapan dan diam-diam rombongan
perusahaan perjalanan menginap di sana, pada malam hari Ma
Hiong-hui diam-diam datang untuk menemui Kie Tiang-lim,
sambil membawa 2 bungkusan kain.
Dengan sungkan Kie Tiang-lim menerimanya, dan bertanya,
“Adik Ma, apa kabar, kali ini benar-benar telah
menyusahkanmu!”
Ma Hiong-hui menghembuskan nafas, “Ketua Kie, akalmu
benar-benar hebat, Lan-tiang-siang-sat selalu mengira Anda
akan berjalan melewati sungai, maka dia buru-buru ke Tiangkang-
sam-sia, bergabung dengan perampok-perampok untuk
mencegat rombongan Anda, akhirnya mereka mendapatkan
hasil nihil, dia marah besar kepadaku, dan akhirnya dia
kembali lagi.”
“Tapi dia tidak mengejar kami?” tanya Kie Tiang-lim.
“Mereka sudah melepas keinginan merampas barang
bawaan kalian, tapi mereka sudah siap saat kalian pulang
nanti, dia akan membalas dendam karena mereka sudah
mempunyai tambang emas dan mereka sudah mempunyai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
harta berlimpah, maka mereka sudah tidak begitu berminat
merampas barang kalian, yang terpenting mereka ingin
mencarimu untuk membalas dendam, apa lagi mereka tahu
kalau Thio Yan-to adalah orang yang punya kekuatan, maka
mereka tidak ingin membuat Thio Yan-to marah,” jelas Ma
Hiong-hui.
“Betul, mereka mempunyai tambang mas, kalau mereka
membuat Thio Yan-to marah, mereka akan berurusan dengan
pemerintahan dan tambang emas itu tidak akan bisa
dijalankan dengan lancar, bocah she Lim itu sekarang ada di
mana?” tanya Kie Tiang-lim.
“Lim Hud-kiam memang pintar, semua rencana dia yang
susun, tapi akhirnya tidak ada yang berhasil, dia malah
berhantam dengan Yu Liong, kemudian mereka berpisah, dia
membawa pergi oleh 2 anak angkat Yu Ji-tong, sekarang
keluarga Yu sedang mencarinya!” jawab Ma Hiong-hui.
“Bocah itu diam-diam merampok perhiasan yang kubawa,
untung Adik Ma membantuku membawa barang yang asli,
kalau tidak aku tidak bisa menghindari akalnya!” kata Kie
Tiang-lim.
Ma Hiong-hui terpaku dan berkata, “Aku datang kemarin,
hari ini aku melihat dia dibawa 2 gadis she Yu minum arak di
Seng-touw, aku takut dia akan membuat ulah, maka aku
menyuruh adikku mengawasinya, aku sendiri yang ke sini,
harap Tay-ya melihat dulu barang yang kubawa.”
Dia membuka bungkusan itu lalu mengeluarkan setumpuk
perhiasan berkilau, tiba-tiba Ma Hiong-seng datang dan
berteriak, “Lim Hud-kiam datang.”
Semua orang kaget, Ma Hiong-hui bertanya, “Apakah kau
melihat dia datang?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Betul, dia dan 2 gadis she Yu meninggalkan rumah makan
kemudian berjalan menuju kemari, aku melihat dia sedang
berbicara dengan pegawai-pegawai perusahaan perjalanan
maka aku segera masuk untuk memberitahu.”
“Apakah orang itu berani kemari?' tanya Kie Pi-sia.
Souw Thian-sia dengan cepat membereskan perhiasan itu,
tapi Ciam Giok-beng berkata, “Tidak perlu dibereskan, taruh
saja di sini untuk diperlihatkan kepadanya, apakah dia bisa
mengambilnya?”
Kemudian seorang pekerja perusahaan perjalanan masuk
memberi kabar, “Tuan Besar, Lim Hud-kiam dan dua
perempuan keluarga Yu datang berkunjung!”
Dia memberi sepucuk undangan kunjungan, di dalam
undangan itu tertulis nama Lim Hud-kiam, Yu Bwee-nio, dan
Yu Leng-nio.
“Persilakan mereka masuk!” kata Kie Tiang-lim.
Pekerja perusahaan perjalanan itu tampak sedikit ragu, tapi
kemudian keluar, tidak lama kemudian di antara kerumunan
banyak orang terlihat Lim Hud-kiam dengan tenang masuk, 2
gadis she Yu mengikutinya dari belakang, mereka juga terlihat
sangat tenang, Lim Hud-kiam tertawa dan berkata, “Kalian
pasti lelah karena sudah berjalan berputar-putar!”
Kie Tiang-lim berkata, “Tapi tetap ada manfaatnya, akhirnya
kami bisa mengantar barang sampai di tempat tujuan!”
Lim Hud-kiam melihat perhiasan yang ada di atas meja dan
berkata, “Ada pepatah mengatakan, kelinci licik selalu
mempunyai 3 rumah, Kie Cianpwee sudah membuat 4
jebakan, akhirnya bisa melindungi barang-barang bau ini!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tapi lebih bau dibandingkan dengan yang kau mencuri dari
wadah kotoran!” Kie Pi-sia menjawab dengan sengit.
“Kedua wadah itu belum pernah dipakai jadi tidak bau, aku
akan menyimpannya kelak sewaktu putriku menikah dia akan
membawanya ke rumah suaminya, tapi pejabat yang ada di
sini sangat menyukai nya, maka aku memberikan perhiasan itu
kepadanya,” kata Lim Hud-kiam.
Souw Thian-sia tertawa dingin, “Tuan terus mengikuti kami
sampai begitu jauh, akhirnya berhasil juga, perhiasan itu
memang adalah palsu, tapi harganya lumayan tinggi,
harganya 50 ribu tail perak!”
“Apa betul, terima kasih kalian sudah memberikan barang
begitu mahal, tapi perhiasan itu tidak masuk ke kantongku
sendiri, atas nama perusahaan perjalanan Su-hai, aku
menyumbangkan uang itu kepada pemerintah Seng-touw
untuk menolong fakir miskin!”
Kie Tiang-lim berkata, “Untung semua dicatat atas nama
Thio Yan-to, semua itu untuk membantunya berbuat kebaikan,
keterampilan Tuan benar-benar membuatku kagum, sekarang
aku ingin bertanya dengan cara apa Tuan bisa mencuri barang
kami?”
“Sangat sederhana, karena orang-orang yang keluar kota
atau berjalan jarak jauh belum pernah ada yang menyiapkan
sebuah kereta yang diisi dengan wadah kotoran, aku
mengikuti kalian selama 2 hari, jadi aku tahu pasti ada sesuatu
di dalam sana, maka aku meminjam nama Kie Enghiong,
memberitahu kepada Goan Lo-enghiong supaya mengijinkan
kereta perusahaan perjalanan lewat di sana.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Goan Lo-enghiong bukan perampok gunung, mana boleh
dengan cara-cara seperti itu menghadapinya?” tanya Kie
Tiang-lim.
“Kalau tidak dengan cara seperti ini mana mungkin bisa
membuat dia salah pengertian kepada kalian, juga membuat
kalian bertarung, dalam kesempatan ini aku bisa merampok
barang kalian, aku memang dibantu oleh kedua Nona Yu, tapi
tetap saja kekurangan orang, merampok secara terangterangan
itu tidak mungkin, hanya dengan akal baru bisa
mendapatkannya, membuat kalian dan keluarga Goan saling
dendam, karena itu aku merasa tidak enak hati, kelak aku
akan mengakurkan kalian kembali.” Kie Pi-sia marah, “Masalah
kami tidak perlu kau ikut campur, kalau bukan karena kau
telah menyumbangkan perhiasan palsu kepada pemerintahan,
kami tidak akan melepaskanmu, apakah setelah
menyumbangkan perhiasan itu kau mendapatkan kwitansi?”
“Ada, orang pemerintahan benar-benar tidak punya mata,
mereka tidak tahu kalau itu adalah barang palsu, maka
mereka membuka kuitansi senilai 800 ribu tail perak!”
Semua orang terpaku, “Apakah benar kau mendapatkan
kwitansi?” tanya Kie Tiang-lim.
“Masa aku berbohong, ini ada buktinya, 600 ribu tail milik
Thio Yan-to, 200 ribu tail milik perusahaan perjalanan Su-hai,
pejabat Seng-touw sangat berterima kasih atas kebaikan hati
kalian, dan dia siap pergi ke ibu kota untuk memberitahukan
pada paduka raja, supaya kalian diberi kehormatan, mengenai
perusahaan perjalanan kalian, malam itu juga dia menyuruh
orang membuatkan hadiah, hadiah itu berupa tulisan kaligrafi
dari penulis terkenal, tulisan kaligrafi itu terdiri dari 4 kata
yaitu 'Hiap-tong-ban-jin' (pendekar yang paling sempurna)
besok tulisan kaligrafi itu akan sampai di tangan Tuan Kie!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dari balik dadanya Lim Hud-kiam mengeluarkan sebuah
kwitansi, benar saja di sana ada cap merah tanda dari
pemerintahan kota Seng-touw, dan di atas kwitansi tercatat,
Kie Enghiong dari perusahaan perjalanan Su-hai sudah
menyumbangkan perhiasan senilai 200 ribu tail perak....
Lim Hud-kiam memberikan kwitansi itu kepada Kie Tianglim,
dan berkata sambil tertawa, “Kwitansi milik Thio Yan-to
akan diantar oleh walikota Seng-touw, semua kwitansi
dibuatkan oleh pemerintahan Seng-touw, dan tidak akan
salah!”
Dengan bengong Kie Tiang-lim menerima kwitansi itu dan
melihat apakah kwitansi itu asli atau palsu, dia merasa aneh
dan berkata, “Apakah pak walikota tidak tahu mana yang asli
dan mana yang palsu? Dia akan rugi.” Lim Hud-kiam berkata,
“Pak walikota telah mengundang 10 orang dari toko perhiasan
untuk memeriksa perhiasan itu, apakah perhiasan itu barang
asli atau palsu, dan mereka baru berani membelinya,
kemudian baru menilai harganya, mengapa mereka bisa rugi?”
“Membuka toko perhiasan tidak akan rugi, sebenarnya
harga perhiasan milik Thio Yan-to menurut harga di ibu kota
adalah sekian, tapi dijual di Seng-touw yang jauh dari ibu
kota, seharusnya lebih 2% dari harga sebenarnya, mereka
benar-benar sudah mengambil untung,” kata Kie Tiang-lim.
“Tapi mereka benar-benar sial, mereka sudah membeli
barang palsu!” kata Souw Thian-sia.
“Mana mungkin toko perhiasan membeli barang palsu,
kalau sampai begitu mereka akan bangkrut, aku yang tidak
tahu barang pun bisa membedakan mana yang asli dan mana
yang palsu....”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Mereka terpaku lagi, Lim Hud-kiam berkata, “Aku hanya
menyerahkan delapan per sepuluh, masih ada 2% lagi untuk
dikembalikan kepada kalian, 100 tail perak untuk membayar
ongkos perusahaan perjalanan Kim-leng yaitu pengurus Ma,
sedangkan 50 ribu tail untuk mengganti kerugian Kie Enghiong
yang telah membuat barang palsu, 50 ribu tail adalah
keuntungan bagi perusahaan perjalanan Su-hai, apakah aku
sudah membaginya dengan adil?”
“Apa yang kau katakan tadi?” Kie Tiang-lim membentak.
Lim Hud-kiam menunjuk perhiasan yang ada di atas meja,
“Perhiasan yang ada di sana sebagian adalah asli, harganya
200 tail, barang palsu memang sangat mirip dengan yang asli,
lebih baik dihancurkan oleh Kie Enghiong supaya tidak
digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk
menipu orang-orang kampung!”
Kie Tiang-lim mengambil beberapa butir mutiara untuk
dilihat, mutiara itu ada sedikit bekas goresan pisau, itu adalah
barang palsu, barang yang dirampok memang sangat mirip
dengan yang asli, tapi tetap bisa dibedakan oleh Kie Tiang-lim,
dia menarik nafas, dengan tenaga dalamnya dia
menghancurkan mutiara itu.
“Cianpwee jangan mencurigai pengurus Ma bersekongkol
denganku, mereka adalah lelaki lurus dan tidak berniat untuk
menipu, aku tidak mau mereka dicurigai maka aku datang
memberitahu....”
Ma Hiong-hui marah dan meraung, golok sudah dicabut dan
membacok, Yu Bwee-nio yang berdiri di sisi tiba-tiba
menjulurkan tangannya mengangkat pergelangan Ma Hionghui,
kemudian menendangnya sampai jatuh, dan dia juga
marah, “Orang bodoh, kalau bukan karena Lim Kongcu
menjelaskan masalah ini, kau masuk ke Huang-ho pun tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
akan bisa mencuci bersih namamu, terus terang saja,
permainan kalian hanya bisa menipu orang-orang bodoh,
perhiasan asli selalu ada di perahumu, dari awal kami sudah
tahu, kalau kami membocorkan rahasia ini, ayah angkatku
pasti akan memenggal kepalamu!”
Melihat kakaknya terjatuh, Ma Hiong-seng ingin membantu
tapi ditarik oleh Kie Tiang-lim, “Adik Ma, jangan bergerak dulu,
aku harus bertanya yang jelas!”
Dia bertanya kepada Lim Hud-kiam, “Kalau kau tahu
perhiasan asli berada di belakang perahu mengapa kau tidak
merampasnya dari awal?”
“Aku sudah mencari tahu kalau ternyata kau telah membuat
perhiasan palsu, sebelum aku merampas barang ini, aku harus
tahu dulu yang mana yang asli dan yang mana yang palsu,
maka aku membuat kalian kaget di Ciu-kang aku memberi ide
kepada pengurus Ma apakah perlu membuat orang seperahu
pingsan supaya tidak dicurigai, tapi dia tampak ragu sebentar,
maka aku bisa mengambil kesimpulan kalau barang asli
berada di perahunya.”
“Kalian salah!” kata Kie Tiang-lim.
“Aku tahu, aku sudah memeriksanya, waktu itu barangnya
masih barang palsu, sampai kalian berpisah, baru barangnya
ditukar, sebetulnya aku bisa saja merampasnya, tapi aku ingat
pada kesetiaan 2 bersaudara Ma, kalau aku membongkar
rahasia mereka keluarga Yu tidak akan melepaskan mereka
dan aku paling tidak suka ada peristiwa berdarah maka aku
pura-pura tidak tahu,” jelas Lim Hud-kiam.
“Mengapa kau tahu kami menukar barangnya?” Kie Tianglim
sedikit terkejut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Hud-kiam berkata, “Di malam hari kalian diam-diam
menukarnya, aku melihat dengan jelas, di belakang perahu
Thio Yan-to ada sebuah perahu kecil, di perahu kecil itulah
kalian menukarnya, apakah benar?”
Kie Tiang-lim menarik nafas, “Adik Ma pura-pura
bersekongkol dengan keluarga Yu pasti sulit untuk menipumu,
maka aku menaruh barang palsu di sana, aku tahu kalau kau
sudah memeriksa barang palsu ini, karena di bungkusan kain
ini aku telah memberi tanda, dan sudah ada yang
membukanya....”
“Aku tahu di ikatan kain kau menyimpan beberapa barang
kecil, aku sengaja membuka ikatannya supaya tahu kalau
bungkusannya sudah dibuka, sebenarnya kalau tidak dibuka
pun aku tetap bisa melihat barang yang ada di dalam,” kata
Lim Hud-kiam.
Sekali lagi Kie Tiang-lim merasa kaget dan bertanya,
“Bagaimana kau bisa melihatnya?”
“Kau melihat tanda yang kau tinggalkan sudah diubah
olehku, tapi aku tidak mengambil perhiasan palsu yang ada di
dalam maka kau mengira aku tidak akan merampas lagi, maka
kau menukar barang asli ke sana, inilah yang kutunggutunggu,
aku selalu memperhatikan gerak-gerikmu....”
“Kapan kau melihat kami menukarkan barang, karena aku
ingat waktu itu di sekelilingnya sana penjagaan sangat ketat,
kau tidak akan mempunyai kesempatan diam-diam melihat di
pinggir!” kata Kie Tiang-lim.
“Aku menaruh bubuk di dalam bungkusan kain, di pagi hari
tidak akan ketahuan, tapi di malam hari dia akan
mengeluarkan cahaya, aku lihat perahu Thio Yan-to ada
cahaya yang terus berkilau, maka aku tahu apa yang kalian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
lakukan, tidak perlu harus dilihat dari dekat,” kata Lim Hudkiam.
Kie Tiang-lim menarik nafas panjang, “Tuan benar-benar
hebat, aku kagum kepadamu, kau tahu barang asli sudah di
sana, tapi mengapa kau masih merampas barang yang palsu?”
“Itu demi dirimu, karena apa yang kau bicarakan dengan
Thio Yan-to, aku dengar semua, dia sok pintar berunding
denganmu ingin merancang semuanya dan bermulut besar,
dia mengatakan walaupun perhiasannya hilang, dia tidak akan
menyuruhmu mengganti rugi, demi dirimu aku harus
merampas barang palsu, supaya kau tidak perlu mengganti
rugi, karena kau bisa bangkrut.”
“Tidak mungkin kau mendengar obrolan kami!” seru Kie
Tiang-lim.
“Ada pepatah mengatakan dinding mempunyai telinga
sebetulnya waktu itu aku ada di sisi kalian, jaraknya tidak
sampai 3 meter!” kata Lim Hud-kiam.
Kie Tiang-lim tidak percaya, “Tidak mungkin, karena di
perahu itu hanya ada kami berdua, sampai keluarganya pun
diusir jauh-jauh dari sana, di atas perahu dan sisi perahu ada
yang berjaga....”
Lim Hud-kiam tersenyum, “Aku berada di bawah perahu,
tempat untuk menaruh barang, memang udara di sana agak
kurang, tapi pembicaraan kalian bisa kudengar dengan jelas!”
Kie Tiang-lim menarik nafas, dengan sedih dia berkata, “Kali
ini aku benar-benar kalah total, tapi aku siap menerima!”
Kie Pi-sia dengan cepat berkata, “Ayah, apakah kau
mengaku kalah?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Tiang-lim terlihat seperti sudah sangat tua, dia berkata,
“Apa yang bisa kuperbuat sekarang, barang yang dibawa oleh
perusahaan perjalanan memang sering hilang, tapi selalu bisa
dicari kembali, tapi barang yang kita bawa kali ini tidak
mungkin dicari kembali.”
“Sebetulnya barang itu tidak hilang, hanya disumbangkan
kepada fakir miskin!”
Kie Tiang-lim melihat dia dan berkata, “Ini adalah jurusmu
yang paling lihai, membuat kami tidak bisa mengatakan ingin
mencari kembali barang kami yang hilang, kalau hal ini
tersebar keluar, kami tidak akan bisa berdiri tegak di dunia
persilatan.
“Apakah Ketua akan terus berseberangan dengan kami?”
tanya Lim Hud-kiam.
“Aku tidak ingin seperti itu, tapi barang asli maupun barang
palsu kedua-duanya menghilang dari tangan kami, apakah
perusahaan perjalanan ini masih bisa dijalankan?”
“Yang penting hanya ada beberapa orang yang tahu, aku
jamin kedua nona ini tidak akan menyebarkan asal kalian bisa
menjaga rahasia, siapa yang akan tahu?” kata Lim Hud-kiam.
“Cara yang sangat memalukan, aku tidak bisa
melakukannya, aku tidak bisa membohongi diriku sendiri,”
kata Kie Tiang-lim.
Lim Hud-kiam berkata, “Itu baik juga, Ketua Kie sudah
mempunyai nama dan uang, kalau sekarang pensiun, itu
adalah cara terbaik, tidak perlu harus terus terombang-ambing
di dunia persilatan!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia marah dan membentak, “Jangan sembarangan
bicara, perusahaan perjalanan kami tidak akan ditutup, ayah
pensiun, tapi aku dan Souw Toako akan meneruskannya!”
“Tidak ada yang melarangmu!” kata Lim Hud-kiam santai.
“Kami tidak akan mengganti nama perusahaan perjalanan,
juga tidak ingin menerima kebaikanmu, aku ingin bertarung
denganmu secara adil di depan para pendekar untuk
mengalahkanmu!” kata Kie Pi-sia.
“Apa pun yang kau katakan, aku setuju saja, sebetulnya
kau tidak perlu bertarung denganku, kau bisa saja
mengumumkan keluar kalau kau sudah menang dariku, aku
akan mengakuinya!”
“Tuan tidak perlu menyindir, kau sudah membuat kami
tidak bisa membalikkan badan, walaupun bisa menang darimu,
tapi tidak akan bisa mengembalikan rasa malu karena telah
menghilangkan barang yang kami bawa, cacat yang ada di
bendera perusahaan perjalanan Su-hai tidak akan bisa dicuci.”
“Kata-kata Ketua Ciam betul, maka aku malas melakukan
pertarungan yang tidak perlu!” kata Lim Hud-kiam tertawa.
“Katakanlah secara jujur kepada kami, kau memperlakukan
kami seperti ini apa sebabnya?” tanya Ciam Giok-beng.
“Kau merampas barang yang kami bawa, tapi kau
menyumbang kepada fakir miskin menggunakan nama kami,
dan kau sama sekali tidak mengambil sepeser pun....”
Lim Hud-kiam tertawa sambil berkata, “Bukan tidak
mengambil sepeser pun, malah aku harus menombok banyak,
ongkos-ongkos dari Kim-leng ke Su-chuan, mencari tahu
barang palsu dibuat di mana semua membutuhkan uang,
maka kerugianku tidak sedikit!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kau tidak mencari nama, tidak mencari keuntungan, kau
seperti mencari masalah dengan perusahaan perjalanan Suhai,
apa maksudmu?” tanya Kie Tiang-lim.
Lim Hud-kiam tertawa terbahak-bahak, “Bukankah dari awal
aku sudah mengatakan kalau aku tidak suka melihat kalian
dengan bendera Su-hai membela keadilan dan kebenaran, tapi
malah melindungi barang-barang pejabat korupsi, maka aku
harus membuat kalian sadar!”
Ciam Giok-beng marah, “Kalau begitu kau menganggap
membuka perusahaan perjalanan bukan pekerjaan yang benar
dan semua perusahaan perjalanan tidak berguna!”
“Memang seperti itu!” jawab Lim Hud-kiam.
Souw Thian-sia marah, “Sembarangan bicara, melindungi
keamanan pedagang-pedagang adalah tanggung jawab
perusahaan perjalanan, ini adalah usaha yang pengabdian,
orang persilatan yang paling rendah adalah menjadi
perampok, kami selalu berseberangan dengan orang seperti
itu....”
“Bisa mengeluarkan ongkos mahal, mereka itu pasti
pejabat, pedagang, mereka selalu memeras rakyat, orang
seperti itu tidak perlu dilindungi, orang yang benar-benar
menggunakan tenaganya untuk mencari makan, apakah kalian
pernah melindunginya!”
Souw Thian-sia tidak bisa menjawab, Kie Pi-sia berkata,
“Apakah membiarkan penjahat menguras pedagang dan orang
yang melakukan perjalanan jauh itu adalah hal yang benar?”
“Maksudku bukan itu, kita harus menggunakan ilmu silat
membasmi penjahat, bukankah itu lebih baik?” tanya Lim Hudkiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apakah dengan mengandalkan kekuatan 1-2 orang bisa
terlaksana?” tanya Ciam Giok-beng.
“Kalau semua pendekar di dunia persilatan bisa bersatu,
mengapa tidak, kalian adalah angkatan tua dunia persilatan,
harus bisa lebih memimpin semua orang untuk melaksanakan
tugas ini,” kata Lim Hud-kiam.
Ciam Giok-beng tidak bisa berkata apa-apa, In Tiong-ho
tertawa, berkata, “Kata-kata Tuan tadi sangat masuk akal, tapi
bertolak belakang, kalau semua penjahat dibasmi, bukankah
pejabat korupsi atau pedagang besar bisa terus berjalan
usahanya, kata-kata tuan tadi apa artinya?”
Lim Hud-kiam terpaku, In Tiong-ho berkata lagi, “Semua
masalah ada untung juga ada ruginya, biar sebagian orang
mendapatkan keuntungan kemudian kita ambil ongkos
pelindung dari mereka!”
“Semua ongkos tetap ditanggung oleh rakyat kecil, apa
kerugian mereka?” tanya Lim Hud-kiam.
In Tiong-ho berkata, “Yang pasti ada, harta tidak ada
batasnya, kalau tidak menerima ongkos kirim mereka tetap
menguras, kalau menerima ongkos pelindung untuk rakyat
kecil yang miskin, itu akan lebih baik, Kie Toako mempunyai
harta sendiri dia. tidak perlu mengandalkan uang perusahaan
perjalanan, hasil membuka perusahaan perjalanan ini selama
beberapa tahun semua selalu disumbangkan, aku bisa
menjamin hal ini, karena anak buahnya mempunyai
penghasilan yang tetap, bukan karena tidak ada uang mereka
menjadi perampok, maka apa salahnya membuka perusahaan
perjalanan...?”
“Menjadi perampok gara-gara hidup miskin, apa lagi orang
yang belajar ilmu silat, lebih mudah memilih jalan ini, orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dunia persilatan tidak semuanya orang kaya, mereka
mengandalkan ilmu silat untuk mencari makan, bekerja di
perusahaan perjalanan adalah jalan yang sangat benar....”
kata Ma Hiong-hui.
“Sebuah negara mempunyai hukuman, kalau pejabat yang
tidak dihukum, ini bukan tanggung jawab kami, seperti Thio
Yan-to, kalau sepanjang jalan tidak ada perampok yang
muncul, dia akan mengirimkan semua hartanya ke kampung
halamannya, dan sama sekali tidak berkurang atau mengalami
kerugian, kami tanpa pamrih membasmi perampok, dia yang
menikmatinya!” kata Ciam Giok-beng.
Lim Hud-kiam tidak bisa menjawab.
“Kalau bisa harta Lim Kongcu semua disumbangkan kepada
fakir miskin, itu lebih bagus lagi!” kata Yu Bwee-nio.
Kata Ciam Giok-beng, “Hatimu baik, tapi caramu adalah
cara perampok, cara yang paling tidak disukai dunia
persilatan, terus terang saja, sebetulnya kami juga mempunyai
rencana sesudah bisa mencari kembali perhiasan yang hilang,
kami pun tidak ingin mengembalikannya kepada Thio Yan-to,
sekarang kalian sudah mewakili kami menyumbang kepada
fakir miskin, maka aku tidak ingin ribut lagi, kalau tidak aku
benar-benar ingin menghukum kalian, punya hati pendekar
tapi melakukannya dengan cara seperti perampok, hal ini
paling dibenci siapa pun, pulanglah kalian, pikirkan dan
renungkanlah, jangan mempunyai pikiran sesat lagi!”
Dengan serius Kie Tiang-lim berkata, “Aku bisa membuka
perusahaan perjalanan karena perintah guruku, guruku
seumur hidupnya sangat lurus disebut sebagai bintang dunia
persilatan, apa yang beliau rencanakan kalian anak muda tidak
bisa mengerti, kali ini barang bawaan kami hilang, ini adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kesalahanku, aku akan menggantung pedangku, tapi
perusahaan perjalanan tetap dibuka!”
Tadinya Lim Hud-kiam mengira alasannya sangat sempurna
sekarang dia tidak bisa jawab sepatah kata pun, maka
wajahnya tidak seceria tadi, “Aku merasa menyesal, cahaya
bendera Su-hai tidak akan bisa dicari kembali, bagaimana
Ketua Kie bisa terus menjalankan usaha perusahaan
perjalanan?”
“Kegagalan perusahaan perjalanan Su-hai adalah
kegagalanku, aku malu muncul di dunia persilatan lagi,
mungkin putriku akan membuat perusahaan perjalanan lain,
untuk murid Kian-kun-it-kiam yang terpenting adalah mencari
kebenaran bukan mencari nama, jadi kami sama sekali tidak
terganggu, dan dengan begitu masalah antara aku dan Goan
Jit-hong bisa diselesaikan karena perusahaan perjalanan Suhai
tidak akan muncul lagi di dunia persilatan, dia juga tidak
mempunyai alasan mencariku, aku jadi bisa lebih menghemat
waktu.”
“Tidak, perusahaan perjalanan Su-hai tidak akan ditutup
juga tidak akan berganti nama, kesuksesan yang hilang akan
kurebut kembali.”
“Tidak akan bisa lagi!” kata Kie Tiang-lim.
“Aku mempunyai cara, Lim Hud-kiam, sekarang sekali lagi
aku ingin bertarung denganmu, waktu dan tempat kau yang
tentukan, tapi paling sedikit sesudah 3 hari dari sekarang.”
“Apakah ini perlu?”
“Harus!”
“Kalau aku menolak?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau kau menolak, aku sendiri yang akan mengambil
keputusan, 10 hari kemudian, di kota Ceng-bok-koan, sekalian
kita bereskan masalah dengan Goan Jit-hong, kau mau datang
atau tidak, aku mempunyai cara untuk menaklukkanmu!” kata
Kie Pi-sia dengan dingin.
Lim Hud-kiam tersenyum, “Aku akan menunggu, aku harap
Nona bisa mencari cara yang baik untuk memberi pelajaran
kepadaku.”
“Kau boleh menunggu, lebih baik mulai sekarang kau
banyak minum, kalau tidak sampai saatnya nanti kau akan
kekurangan air untuk menangis.”
Lim Hud-kiam tertawa terbahak-bahak, “Mulai sekarang aku
harus berusaha banyak minum, dan saat itu harus membawa
banyak sapu tangan untuk menghapus air mata.”
Kie Pi-sia melotot kepadanya, “Cepat pergi dari sini!
Melihatmu saja sudah membuatku muak, jangan kira dengan
berpura-pura luwes bisa seperti sikap seorang Kongcu, kecuali
perempuan rendahan, siapa yang sudi melihatmu!”
Dua bersaudara Yu benar-benar kaget, Lim Hud-kiam takut
mereka bentrok, dia menarik kedua gadis itu dan berkata,
“Mari, kita pergi dari sini, nanti kita lihat apa caranya Kie
Kouwnio?”
Mereka bertiga pergi dari sana, Kie Tiang-lim bertanya, “Pisia,
kau sedang merencanakan apa?”
“Ayah, jangan tanya dulu aku tidak akan menjawabnya
sekarang, kalau ayah ingin membantuku, besok ayah pergi ke
pejabat Thio untuk mengambil kembali kwitansinya, kemudian
pergi ke Ceng-bok-kan untuk menungguku di sana, walaupun
tidak ada yang membantuku, aku tetap akan melakukan hal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ini, dengan cara apa pun aku harus mengambil kembali gengsi
kita yang hilang!”
Kemudian dia masuk ke kamar dan menutupkan pintu,
walaupun semua terus mengetuk pintu Kie Pi-sia tidak
membukanya, Kie Tiang-lim tidak bisa melakukan apa-apa.
Setelah istirahat semalam, hari kedua pagi pemerintah
Seng-touw diwakili walikota mengantarkan piala dan
memasang petasan, Kie Tiang-lim tertawa kecut
menerimanya, bersamaan waktu itu 2 bersaudara Ma
menyumbangkan 100 tail perak yang mereka dapatkan kepada
fakir miskin, yang pasti mereka juga mendapat pujian.
Sore hari, Thio Yan-to sendiri yang mengantarkan kwitansi,
dia tidak marah, dia berterima kasih kepada Kie Tiang-lim
yang telah menyumbangkan hartanya, hal ini membuat Kie
Tiang-lim serba salah, dia merasa aneh kepada Thio Yan-to
yang begitu royal, sesudah sibuk seharian malamnya dia baru
sadar Pi-sia tidak ada Souw Thian-sia juga ikut menghilang!
Hanya sepucuk surat yang ditinggalkan oleh Kie Pi -sia, dia
menjelaskan bahwa dia dan Souw Thian-sia sedang
melakukan sesuatu, berharap ayahnya tidak khawatir, mereka
akan siap-siap menghadapi keluarga Goan, sebelum waktu
perjanjian bertarung tiba, satu hari sebelumnya mereka akan
kembali.
Kie Tiang-lim tidak tenang, tapi karena putrinya pergi
bersama Souw Thian-sia, hal ini membuat Kie Tiang-lim
merasa agak tenang, karena Souw Thian-sia sudah cukup
umur, dia tidak akan melakukan hal yang tidak pantas, apa
lagi Kie Pi-sia sudah berjanji akan bertarung dengan Lim Hudkiam,
masalah dengan Goan Jit-hong juga harus dibereskan,
kalau tidak rombongan perusahaan perjalanan kelak tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
akan bisa lewat Su-chuan dan nama baik perguruan tidak bisa
di pertahankan, maka Kie Tiang-lim siap-siap berangkat lagi.
Sebetulnya In Tiong-ho ingin pulang, tapi dalam keadaan
seperti itu, dia melepaskan keinginannya untuk pulang, dia
menyuruh orang mengirimkan sepucuk surat, menyuruh dua
keponakannya datang ke kota Kim-leng belajar ilmu silat, dan
dia ikut mereka kembali, sesampainya di kota Tong-liang tepat
9 hari setelah kejadian dengan Lim Hud-kiam, orang-orang
keluarga Goan sudah mendapat kabar, Pui Thian-hoa mewakili
mereka membawa sebuah undangan, undangan ditulis oleh
Goan Jit-hong, isinya hanya berharap mereka bisa bertemu,
sewaktu Kie Tiang-lim menerima undangan ini, dia terpaku
dan bertanya, “Apakah gurumu tahu kami berada di sini?”
Pui Thian-hoa menjawab dengan dingin, “Ini adalah
undangan dari guruku, surat menantang bertarung sudah 4
hari yang lalu kau kirimkan, mengapa Ketua Kie bertanya lagi
kepadaku?”
“Siapa yang mengantar surat tantangannya?” tanya Kie
Tiang-lim kaget.
“Untuk apa Ketua Kie pura-pura, bukankah kau juga sudah
datang kemari, kalau belum siap, ingin diundur 2 hari lagi pun
tidak apa-apa!”
Melihat dia bertingkah tidak sopan, Kie Tiang-lim mulai
marah dan berkata, “Aku datang kemari hanya untuk
mencairkan kesalahpahaman kita, bukan untuk bertarung,
pasti ada orang yang menggunakan namaku melakukan hal
ini, karena takut orang itu mengaduk-aduk masalah ini, maka
aku harus bertanya dengan jelas!”
“Hal kecil seperti ini bukan merupakan kesalahpahaman, di
dunia persilatan 'menjelaskan' tidak ada gunanya, pertarungan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
adalah penjelasan yang baik, Ketua Kie hanya tinggal
menjawab mau datang atau tidak, supaya guruku bisa
mempersiapkan semuanya untuk melayani kalian!”
Ciam Giok-beng menjawab, “Kami akan berkunjung ke sana
tepat waktu, beritahu gurumu tidak perlu repot-repot melayani
kami, kami tidak sanggup menerimanya!”
Pui Thian-hoa tertawa dingin, “Pasti, perusahaan perjalanan
kalian bisa menyumbangkan 200 ribu tail perak, kalian
sungguh royal, mana mungkin mata kalian melihat rumah
keluarga Goan, tapi guruku juga tidak pelit, beliau sudah
menjual semua barang berharga miliknya, tapi hanya sanggup
membeli secangkir arak dan beberapa makanan kasar untuk
menyambut kalian, harap perut kalian bisa menerimanya,
sebab di tempat miskin seperti kami bila sayur dan arak masuk
perut susah dicerna!”
Kata-katanya semakin tidak sopan, Ciam Giok-beng tidak
ingin bertengkar dengan seorang Siaupwee, dia hanya tertawa
dingin, “Apakah pemuda yang bernama Lim Hud-kiam pernah
ke sana?”
“Aku tidak pernah mendengar nama itu, tapi kalau kalian
sudah mengundang orang untuk membantu, kami akan
sekalian melayani!”
Selesai bicara dia segera pergi, Ciam Giok-beng mengomel,
“Mengapa murid-murid Goan Jit-hong begitu sombong, benarbenar
tidak sopan, kalau bukan karena takut ditertawakan
orang, aku benar-benar ingin menghajarnya!”
Kie Tiang-lim mengeluh, “Murid-murid keluarga Goan
tampaknya bukan orang yang tidak tahu aturan, ini pasti ada
alasannya mungkin ada orang yang menulis surat kepada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Goan Suhu dan menantang bertarung, hal ini sudah membuat
mereka tersinggung maka mereka begitu marah!”
“Mungkin tidak, aku sudah banyak melihat orang, pemuda
she Lim itu bicaranya memang aneh, tapi dia bukan orang
kerdil dan licik, apa lagi dia telah membuat kita dan Goan Jithong
tidak akur, dia tidak akan mendapat kebaikan dari semua
ini, apa yang dia inginkan sebenarnya?”
Ciam Giok-beng tersenyum, “Lo-te, sepertinya kau sangat
tertarik pada pemuda she Lim itu!”
“Betul, kecuali pikirannya yang agak fanatik, pemuda itu
baik kecerdasan maupun ilmu silatnya lebih tinggi
dibandingkan orang lain, dia pun sangat menjaga perasaan!”
“Memang dia adalah pemuda baik tapi sikapnya tidak
terpuji, lihatlah baru beberapa hari berkenalan dengan 2 putri
keluarga Yu, kedua putri Yu sudah diculik olehnya,” kata In
Tiong-ho.
Kie Tiang-lim berkata, “Aku tidak setuju dengan pendapat
Suheng, 2 putri keluarga Yu sudah berpengalaman di dunia
persilatan apakah mereka bisa diculik begitu saja?”
“Tapi mereka selalu bersama, ini kenyataan!” kata In Tiongho.
“Mungkin pendapat mereka sama dan bisa menyambung,
orang-orang dunia persilatan antara laki-laki dan perempuan
lebih jarang terikat oleh aturan dan etika, maka jarang terjadi
kekakuan!”
“Betul, 2 gadis keluarga Yu itu terlihat genit, tapi dari alis
dan mata mereka tampak kalau mereka masih adalah
perawan, Lim Hud-kiam dari luar terlihat seperti suka wanita
tapi sebenarnya dia sangat bisa menjaga diri, dia bukan orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
yang senang perempuan, aku jamin sampai sekarang dia
masih seorang perjaka,” kata Ciam Giok-beng.
In Tiong-ho tidak percaya, “Mengapa Ciam Toako berkata
demikian? Kalau perempuan sudah bukan perawan bisa
ketahuan, tapi laki-laki sulit dibedakan!”
Ciam Giok-beng berkata, “Dengan pedang tumpul sebagai
senjatanya, menggunakan pernafasan yang tidak terlihat,
kalau bukan perjaka bersih, ilmu ini tidak akan bisa dikuasai!”
“Kalau begitu, selamanya dia tidak akan bisa menikah?”
tanya In Tiong-ho.
“Sebelum 30 tahun dia tidak boleh menikah, setelah lewat
30 tahun karena pernafasannya sudah kuat, asalkan dia tidak
sering bermain perempuan, ilmu silatnya tidak akan
terganggu, dan setelah beristri asal bisa menguasai diri, malah
ilmu silatnya akan meningkat, ini namanya Yin dan Yang yang
seimbang, air dan api saling mendukung, ini adalah aturan
dari alam!”
“Ternyata ada pengertian yang begitu dalam!” kata In
Tiong-ho.
Ciam Giok-beng berkata, “Laki-laki dan perempuan menikah
adalah hal yang sangat alami, banyak orang yang menguasai
ilmu silat, mereka selalu menahan birahinya untuk menjaga
kualitas ilmu silatnya, maka sesudah setengah baya mereka
sering kali Cau-hwee-jip-mo, ilmu silat adalah suatu yang
sangat alami, kalau kita berseberangan dengan alam, hasil
yang didapat malah sebaliknya, dan umur kita tidak akan
panjang....”
“Suheng mengerti tentang semua ini, tapi mengapa selagi
badan sehat Suheng tidak berkeluarga?” tanya Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng tertawa kecut, “Dulu aku juga pernah
punya pikiran seperti itu, tapi semakin lama aku mulai merasa
pikiran ini salah, sayang waktu tidak bisa diputar kembali,
semua sudah terlambat, maka ilmu silatku tidak bisa maju!”
“Mengapa banyak pesilat tangguh tidak tahu tentang hal ini
dari dulu?” tanya In Tiong-ho.
“Mungkin mereka tidak ada kesempatan menemukan hal
ini, karena menekan birahi adalah hal yang sangat sulit
dilakukan, banyak orang yang seumur hidupnya menekan
nafsu birahinya, karena tetap tidak berhati-hati maka dirinya
Cau-hwee-jip-mo, lalu mereka menyalahkan dirinya kurang
kuat imannya, padahal seharusnya mereka mencari tahu apa
sebabnya, akhirnya malah melakukan kesalahan serta
membuat orang lain terluka, juga banyak orang berbakat
karena tidak mengerti sehingga bakatnya akhirnya terkubur!”
Kie Tiang-lim berkata, “Obrolan kita jadi melenceng jauh,
mengenai Lim Hud-kiam aku hanya yakin dia tidak ada
hubungan asmara dengan 2 gadis she Yu itu, sebab pertama
kali dia bentrok dengan Thian-sia di Kim-leng, gara-gara
nyanyian seorang biduan wanita yang menyanyi dengan lirik
lagu itu membuatnya tidak enak hati, aku mengira dia pernah
gagal dalam percintaan maka dia jadi begitu bebas lalu
bergaul dengan 2 gadis she Yu itu mungkin tujuannya adalah
mengeluarkan unek-unek di dalam dadanya, tapi tidak akan
bisa menggantikan orang yang dia rindukan, maka aku anggap
mereka tidak saling mencintai!”
“Kalau Kie Toako melihat orang bisa menembus sampai ke
dalam hatinya!” kata In Tiong-ho. Kie Tiang-lim
menghembuskan nafas, “Aku selalu berkelana di dunia
persilatan, sudah terbiasa melihat hal seperti ini, banyak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pemuda berbakat selalu hancur oleh perasaan 'cinta' karena
itu aku mengkhawatirkan Pi-sia!”
“Apakah terjadi sesuatu pada anak itu?” tanya Ciam Giokbeng
terkejut.
“Sikapnya kepada Lim Hud-kiam tidak biasanya!” jawab Kie
Tiang-lim.
“Kie Toako terlalu banyak berpikir, Pi-sia sangat
membencinya, tidak mungkin Pi-sia jatuh cinta kepadanya!
“Kata In Tiong-ho.
Kie Tiang-lim menarik nafas, “Karena itulah yang
membuatku khawatir, tidak ada alasan Pi-sia membencinya
sampai begitu dalam, apa lagi kepada gadis she Yu yang akrab
dengan Lim Hud-kiam, dia benar-benar membenci mereka, ini
bukan sikap seorang gadis umum!”
Ciam Giok-beng mengangguk, “Benar, anak itu biasanya
hanya bersikap sedikit sombong, agak egois, tapi hatinya baik,
semenjak bertemu dengan Lim Hud-kiam dia berubah menjadi
keras, cepat marah, dulu dia belum pernah bersikap
demikian!”
“Aku tetap tidak percaya Pi-sia jatuh hati kepada Lim Hudkiam!”
kata In Tiong-ho.
“Sulit ditebak, Lim Hud-kiam pemuda baik, ilmu silat dan
sastranya berada di atas orang biasa, Pi-sia adalah seorang
gadis dengan pandangan sangat tinggi, melihat ada seorang
pemuda di bidang mana pun lebih kuat darinya, maka dia
sangat mudah jatuh cinta, tapi dari awal Lim Hud-kiam selalu
berseberangan dengan kita, dia juga dekat dengan 2 gadis she
Yu itu, maka semua ini membuat Pi-sia jadi marah!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Mungkin pandangan Kie Toako ada benarnya, untung di
antara mereka hanya ada dendam sesaat, kalau ada seorang
pemuda yang lebih baik dari Lim Hud-kiam, perasaan Pi-sia
akan beralih!” kata In Tiong-ho.
“Aku harap bisa demikian, tapi orang seperti itu tidak
mudah ditemukan walaupun ada Pi-sia harus berlapang dada
luas kalau tidak, pasti akan banyak masalah yang timbul, kalau
sudah seperti itu tidak akan ada yang bisa membantu!” kata
Kie Tiang-lim.
Ciam Giok-beng menarik nafas, “Pi-sia masih muda,
pikirannya belum matang, sesudah beberapa waktu lagi dia
akan tumbuh dewasa dan akan sadar!”
“Ini adalah harapanku satu-satunya dia ingin bertarung
dengan Lim Hud-kiam, aku tidak melarangnya, Pi-sia harus
mengalami sedikit kegagalan, maka dia akan membenci Lim
Hud-kiam, mungkin itu akan menghapus sifat kanakkanaknya!”
kata Kie Tiang-lim.
Ketiga orang tua itu saling terdiam, akhirnya In Tiong-ho
angkat suara, “Kalau kita bisa menghapus kesalahpahaman
kita dengan Lim Hud-kiam, hal ini bisa membuat mereka jadi
lebih dekat, ini adalah hal yang baik, Toako bisa mendapatkan
menantu seperti Lim Hud-kiam, nama besar Toako tidak akan
terkubur....”
Kie Tiang-lim menggelengkan kepala, “Aku tidak berani
berpikir demikian, di dalam hati Lim Hud-kiam sudah ada yang
mengisi, dia tidak akan menyukai Pi-sia, 2 gadis she Yu itu
memang sering bersama dengannya, juga mereka tidak
mungkin jadi kekasihnya!”
“Apakah kedua gadis she Yu itu tahu?” tanya In Tiong-ho.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku kira mereka tahu, mereka berdua sangat
berpengalaman, apa lagi selalu bersama, mereka bisa
merasakannya,” jawab Kie Tiang-lirn.
“Mengapa mereka mau saja terus mengikutinya?” tanya In
Tiong-ho.
“Mungkin mereka berdua dipengaruhi Lim Hud-kiam,
memakai kesempatan ini melepaskan diri dari Lan-tiang-siangsat,
mungkin juga mereka disuruh Lan-tiang-siang-sat, karena
mereka selain ingin mencariku untuk membalas dendam,
mereka juga ingin menguasai dunia persilatan....” jawab Kie
Tiang-lim.
“Apakah mudah menguasai dunia persilatan?” tanya In
Tiong-ho.
“Itu bukan hal yang tidak mungkin, ilmu silat mereka tidak
rendah, apa lagi mereka mempunyai tambang emas yang bisa
menjadi dukungan kuat, sangat mudah membeli hati orang
dan mengumpulkan pesilat tangguh, pesilat berbakat yang
masih muda seperti Lim Hud-kiam adalah orang yang mereka
cari!” jawab Kie Tiang-lim.
“Niat ini mungkin akan menjadi harapan kosong saja, sebab
Lim Hud-kiam tidak akan masuk ke dalam jebakan mereka,”
jawab In Tiong-ho.
“Sulit ditebak, kalau kedua gadis itu dengan kelembutan
menguasai Lim Hud-kiam, Lim Hud-kiam akan terpengaruh,
mungkin akan mengikuti kehendak mereka!” kata Kie Tianglim.
“Tapi aku tidak percaya, tapi kalau Lan-tiang-siang-sat ingin
menjebak menggunakan perempuan, mungkin dia akan rugi
besar, kedua putri angkat mereka mungkin akan kabur!” kata
In Tiong-ho.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng berkata, “Jangan membicarakan orang lain,
masalah sendiri saja belum selesai, besok adalah waktu
perjanjian bertarung, Pi-sia dan Thian-sia belum kembali, apa
yang sedang mereka lakukan?”
“Betul, perhiasan yang sudah disumbangkan oleh Lim Hudkiam
kepada pemerintah, Pi-sia ingin mengambilnya kembali,
tapi tidak akan mungkin bisa di ambil, aku tidak tahu apa yang
akan dia lakukan,” kata Kie Tiang-lim.
Mereka bertiga mengobrol lama, tapi orang yang mereka
tunggu tidak kunjung datang, hari mulai terang di dalam hati
dengan tidak tenang, mereka pun beristirahat, hari kedua
pagi-pagi, terdengar di luar ada suara sangat ribut, Kie Tianglim
mengira Souw Thian-sia dan putrinya sudah datang
dengan cepat dia keluar untuk melihat.
Tapi orang yang datang ternyata Thio Yan-to dan putranya,
dia merasa aneh dan bertanya, “Ada apa Tuan Thio datang
kemari?”
“Aku sudah pensiun, tidak perlu begitu sungkan, panggil
namaku saja sudah cukup!” kata Thio Yan-to.
Kie Tiang-lim mengerutkan alis, tapi dia tetap bertanya,
“Tuan baru saja sampai di rumah, mengapa sudah keluar
lagi?”
“Kali ini aku diantar dan dilindungi oleh Kie Enghiong,
beberapa kali memang mendapat kejutan, tapi aku bisa
melihat teknik silat para pendekar begitu tinggi dan aku juga
baru mengetahui kalau di dunia ini ada teknik mencuri yang
sangat tinggi, aku dengar hari ini pahlawan tua berjanji
bertarung dengan keluarga Goan, maka aku segera datang
untuk memberi dukungan kepada Lo-enghiong, aku juga ingin
melihat jurus-jurus andalan kalian.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Tiang-lim terpaku, “Tuan Thio....”
Thio Yan-to dengan cepat berkata, “Aku harap Lo-enghiong
memanggil nama saja, aku jadi pejabat sudah 30 tahun, aku
sudah bosan dipanggil tuan, kata tuan sangat menusuk
telinga, aku harap Kie Enghiong jangan memanggilku demikian
lagi. Putraku bernama Ku-jin, sini Ku-jin, ini adalah Paman
Kie.”
Sesudah mendengar perintah ayahnya, Thio Siau-ya segera
memberi hormat kepada Kie Tiang-lim, “Keponakan memberi
hormat kepada Paman!”
Sesudah balas menghormat Kie Tiang-lim bertanya, “Dari
mana Tuan Thio tahu ada perjanjian antara aku dengan
keluarga Goan?”
“Putrimu yang memberitahu kepadaku, surat tantangannya
juga dititipkan putrimu kepadaku, kemudian diantar oleh
pegawai pemerintah kepada keluarga Goan!”
“Apa? Surat tantangan itu ditulis oleh putriku?”
“Betul! Aku yang menulis surat itu, tapi putri Tuan yang
mendiktekannya!”
“Apa maunya anak itu?”
“Kata putri Kie Enghiong, kita harus menggunakan akal
untuk mendapatkan kemenangan, karena aku sudah lama
bekerja di pemerintahan, maka begitu menulis otomatis
nadanya terdengar sombong, sebetulnya aku menolaknya, tapi
putrimu terus memohon, terpaksa aku menulis sepucuk surat
seperti nada majikan memarahi anak buah, aku membawa
coretannya ke sini, apakah Lo-enghiong ingin membacanya.”
Dari dalam sepatu dia mengeluarkan sepucuk surat,
terpaksa Kie Tiang-lim mengambil dan membacanya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kemudian tampak dia mengerutkan dahi berkata, “Anak ini
benar-benar bertindak sembarangan, pantas keluarga Goan
begitu marah....”
Thio Yan-to berkata, “Menurut putrimu, Lo-enghiong
mempunyai nama sangat besar, tapi orang-orang keluarga
Goan berani menghadang, jadi harus diberi sedikit pelajaran,
Oh, putrimu juga menyuruhku mewakili Lim Hud-kiam menulis
sepucuk surat, mengajak keluarga Goan bertarung, dan dia
memberikan waktu sampai pagi ini, surat-surat harus sampai
di tangan keluarga Goan, dan aku sudah melaksanakannya!”
“Tidak boleh begitu!” Kie Tiang-lim marah.
“Aku dipermainkan oleh Lim Hud-kiam, dia membuat
namaku menjadi seorang dermawan, tapi aku tetap tidak
suka, maka aku bertekad membantu Lo-enghiong untuk
membalas kepada pemuda ini, dia sering memalsukan nama
orang lain, kita balas dengan cara yang sama!”
Wajah Kie Tiang-lim menjadi merah, dia tidak bisa
menjawab karena barang yang dibawa oleh perusahaan
perjalanannya telah hilang, dia tidak memberitahukan kepada
Thio Yan-to, sekarang malah dibeberkan secara terangterangan
oleh pemilik barang, dia merasa malu.
Thio Yan-to tertawa, “Lo-enghiong jangan menaruh di hati,
aku tidak bermaksud ingin mencari kembali barang yang
hilang itu, begitu sampai di rumah aku sudah tahu kabar ini
lebih awal satu hari dari anda!”
“Bagaimana Tuan bisa tahu?”
“Kalau diingat-ingat aku ingin marah, begitu sampai di
rumah, Lim Hud-kiam datang mengantarkan sepucuk surat,
dia berkata kalau harta milikku adalah barang haram, maka
dia mewakiliku menyumbangkan kepada fakir miskin, dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
memberi peringatan supaya hal ini jangan ditelusuri, kalau
tidak, akan terjadi hal yang tidak menguntungkan buatku, aku
memang tidak bisa melawannya, tapi dalam hati aku merasa
marah, saat putrimu datang mencariku berunding untuk
membalas dendam kepada dia, aku sangat setuju!”
Kie Tiang-lim tertawa kecut, “Dengan cara apa putriku dan
Tuan membalas dendam?”
Dengan tertawa misterius Thio Yan-to menjawab, “Aku
sudah dipesan oleh putrimu supaya tidak membocorkan
rahasia, Lo-enghiong tenang saja cara balas dendam kami
tidak akan gagal, dan Lim Hud-kiam pasti akan dirugikan,
nama baik pahlawan tua bisa kembali, semua ini aku yang
bertanggung jawab!”
“Tanggung jawab apa?”
“Yang penting tidak perlu Kie Enghiong yang bertanggung
jawab, apa yang kami kerjakan kelak Kie Enghiong akan tahu,
maka tidak perlu banyak bertanya, waktunya hampir tiba,
apakah Lo-enghiong sudah siap-siap akan berangkat menepati
janji?”
“Dimana putriku dan Souw Thian-sia?”
“Putrimu dan keponakanmu akan lebih telat berangkat tapi
mereka akan tiba tepat pada saatnya, di saat yang tepat
mereka akan muncul, Lo-enghiong bisa berangkat dulu!”
“Anak itu benar-benar sudah kelewatan, kita lihat dulu,
kalau dia membuat kesalahan besar lagi, lebih baik anak itu
tidak kuakui!” kata Kie Tiang-lim marah.
“Mungkin tidak sampai begitu jauh, apa lagi Souw Thian-sia
ada di sana, dia bisa membedakan mana yang benar dan
mana yang salah, Pi-sia masih kecil, kalau memang dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
membuat kesalahan, pasti kesalahan Thio Yan-to!” kata Ciam
Giok-beng.
Dengan menyesal Kie Tiang-lim berkata, “Aku salah tidak
memberitahu kalau barang yang kubawa hilang, sekarang dia
menjadikan ini sebagai alasan, membuatku tidak bisa berbuat
banyak!”
“Semua ini terjadi karena ulah bocah Lim Hud-kiam, dia
merampas barang palsu dan menyumbangkan atas nama kita,
tapi mengapa dia memberitahukan semuanya kepada Thio
Yan-to?” tanya In Tiong-ho.
“Lim Hud-kiam ke sana memberi peringatan, dia takut Thio
Yan-to mencari masalah dengan kita, dia tidak akan
membicarakan tentang barang yang hilang!” kata Kie Tianglim.
“Tapi mengapa Thio Yan-to bisa tahu tentang semua ini?”
tanya In Tiong-ho.
“Aku menebak semua ini adalah kerjaan Pi-sia, Thian-sia
memang lebih dewasa, tapi dia tetap masih muda, mana
mungkin bisa lawan rase tua itu, Thio Yan-to sudah rugi begitu
banyak uang, tentu dia tidak akan menerima begitu saja,
dengan teliti dia mencari tahu apa pun bisa dia ketahui!”
Ciam Giok-beng mengangguk, “Mari kita pergi dulu ke
rumah keluarga Goan, sepertinya hari ini kita akan banyak
mendapat masalah, yang paling tidak boleh terjadi adalah Lim
Hud-kiam yang memberikan surat kepada keluarga Goan
untuk mengajak bertarung, hal ini terlalu licik!” kata Ciam
Giok-beng.
“Lim Hud-kiam memalsukan nama Toako terlebih dulu,
kepada Goan Jit-hong dia mengeluarkan kata-kata sombong,
dia menyuruh orang menghadang kita di jalan, apa yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
terjadi hari ini merupakan pukulan untuknya aku kira ini tidak
kelewatan, supaya dia tahu kalau menjadi orang harus tahu
sampai di mana batasnya!”
Mereka bertiga menarik nafas, juga bersiap-siap untuk
berangkat, Lim Piauw-leng yang berjalan paling depan,
melarikan kudanya dengan cepat, Thio Yan-to dan putranya
naik kereta kuda, kuda mereka dipacu dengan keras!
Ooo)d*w(ooO
BAB 6 Bertemu keluarga Goan
Kira-kira satu jam kemudian mereka sudah berada di
daerah keluarga Goan, di sana adalah sebuah desa kecil,
jumlah penduduk di sana tidak begitu banyak, kebanyakan
adalah murid-murid Goan Jit-hong atau pegawai yang
membantu bercocok tanam, mengelola sawah, tanah desa itu
kebanyakan adalah miliknya.
Tempat pertemuan mereka adalah lapangan untuk
menjemur padi, tanah di sana sangat rata, sepertinya selain
untuk menjemur padi juga digunakan untuk berlatih ilmu silat,
tanahnya sangat keras tidak menimbulkan debu, tempat itu
juga sangat cocok untuk berlatih pedang.
Tempat itu didekor oleh Goan Jit-hong dengan sangat
bagus, di kedua sisi dibuat tenda di sekeliling dipasang kain
tebal.
Di tempat terbuka bisa diatur seperti itu walau pun sedang
hujan atau angin badai, pertarungan tetap bisa dilaksanakan,
Goan Jit-hong membawa muridnya sekitar 10 orang lebih dan
putranya Goan Hiong, menyambut kedatangan Kie Tiang-lim
dan lain-lain, umur Goan Jit-hong hampir 70 tahun, tapi dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tampak masih sangat bersemangat, kedua matanya menyorot
menunjukkan bahwa dia seorang pesilat tangguh, rambut dan
janggutnya mulai memutih tapi tidak kelihatan tua.
Setelah In Tiong-ho mengenalinya, segera dia
memperkenalkan mereka, Kie Tiang-lim dengan cepat berkata,
“Goan-heng, ini hanya kesalahpahaman.”
Goan Jit-hong tertawa ringan, “Aku tahu ini hanya
kesalahpahaman, kemarin ini aku tidak ada di rumah setelah
kembali, aku baru tahu apa yang terjadi, aku segera memarahi
mereka, karena nama Kie Tayhiap begitu terkenal dan selalu
bertindak sopan, juga sangat menghormati teman dari
golongan hitam, tidak mungkin di depan pintuku akan berbuat
hal seperti itu.”
Kie Tiang-lim jadi merasa malu dia cepat berkata, “Pertama
kalinya ada orang yang menggunakan namaku membuat
undangan dan putriku yang berteriak Su-hai, jaya, dan lainlain,
karena tidak tahu kalau Goan-heng ada di sini....”
In Tiong-ho ikut membantu menjelaskan, “Goan-heng
sudah berkelana di dunia persilatan sekian lama, Kie Hiantit
baru pertama kali berkelana maka dia tidak tahu aturan,
begitu Kie Toako melarang, teriakannya sudah terlanjur
keluar, kami benar-benar tidak sengaja!”
Goan Jit-hong tertawa terpaksa, “Perusahaan perjalanan
melewati tempat apa pun selalu berteriak itu adalah
aturannya, berarti dia menyapa teman yang kebetulan ada di
sana, anak muda di sini tidak tahu aturan maka mereka
menghadang kalian, semua ini karena mereka terganggu oleh
undangan itu, aku sudah menebak pasti ada orang yang
menggunakan nama anda, karena sebelumnya aku sudah
mendengar kalau Kie Tayhiap dan Lan-tiang-siang-sat bentrok
di Kim-leng, maka hal seperti ini pasti mereka yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
melakukannya, kalau aku di rumah tidak akan sampai dibodohi
oleh orang lain.”
Kie Tiang-lim semua sekali tidak menyangka kalau Goan Jithong
begitu mengerti, Kie Tiang-lim jadi tidak lupa untuk
memuji Goan Jit-hong.
Sambil membawa mereka duduk di tenda, Goan Jit-hong
berkata, “Putraku sudah tidak sopan, tadinya aku akan
membawa mereka ke Seng-touw untuk meminta maaf, tapi
tiba-tiba aku menerima surat dari Kie Tayhiap yang
mengatakan dalam surat itu ingin bertarung, Anda sepertinya
sangat marah kepadaku, aku jadi berpikir Tayhiap bukan
orang seperti ini, maka aku menyuruh muridku bertanya
kepada Anda, aku takut ada orang yang memalsukan surat itu,
setelah muridku kembali untuk melapor memang Kie Tayhiap
berniat seperti itu, hal ini membuatku tidak mengerti....”
Kata-kata ini membuat Kie Tiang-lim tidak enak hati, dia
tidak bisa menjawab.
Wajah Goan Jit-hong mulai terlihat merah, dia tertawa
terbahak-bahak, “Kalau begitu berarti surat itu Kie Tayhiap
yang tulis, putraku sudah membuat Tayhiap marah, biar
Tayhiap memberi pelajaran kepada mereka.”
Melihat keadaan mulai rumit, terpaksa Kie Tiang-lim dengan
jujur berkata, “Surat itu bukan aku yang tulis juga bukan
orang lain yang memalsukannya, surat ini ditulis putriku
menggunakan namaku, tadi pagi Tuan Thio baru
memberitahuku.”
Lalu dia menceritakan tentang perselisihannya dengan Lantiang-
siang-sat dari dulu sampai sekarang, dan di tengahtengah
muncul seorang pemuda bernama Lim Hud-kiam,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
sepanjang jalan dia terus berbuat ulah, semua diceritakan
secara blak-blakan tanpa ditutup-tutupi.
Goan Jit-hong sangat tertarik, terakhir dia tertawa dan
berkata, “Pemuda she Lim itu benar-benar mempunyai bakat
luar biasa, aku berterima kasih dia masih memandangku....”
“Mengapa Goan-heng berterima kasih kepadanya?” kata Kie
Tiang-lim tertegun.
“Dia menggunakan nama orang lain memberikan undangan,
memperalatku menghadang Kie Tayhiap, supaya aku
bertarung dengan Kie Tayhiap, bukankah ini berarti dia
memandang keberadaanku?”
Kie Tiang-lim merasa serba salah, setelah lama dia baru
berkata, “Aku sudah lama mendengar nama Goan-heng,
kemarin sewaktu kami lewat sini kami sudah mencoba ilmu
silat murid-murid Anda yang tinggi, kepandaian Goan-heng
yang tinggi benar-benar membuat kami kagum!”
“Kie Tayhiap terlalu sungkan, muridku tidak bisa menahan
bendera perusahaan perjalanan kalian, malah muridku terluka
di tangan putri Anda!”
“Itu karena murid Anda tidak mengeluarkan ilmu silat yang
sebenarnya, yang kalah adalah putriku, maka aku harus
menyimpan bendera perusahaan perjalananku!”
“Tapi putri Anda tidak berpikir demikian, dia meminta Tuan
Thio menulis surat tantangan dia ingin mengalahkanku, untuk
melampiaskan kekesalannya!”
“Ah...putriku memang tidak tahu diri, nanti aku akan
menyuruh dia meminta maaf kepada Goan-heng!”
“Tidak perlu, dalam pikiran putri Anda dia sudah
menganggap orang-orang keluarga Goan tidak tahan banting,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
walau Kie Tayhiap memaksanya mengakui kesalahan, tapi
tetap tidak akan bisa mengubah pikirannya, apa lagi aku tidak
berniat berkelana di dunia persilatan, hanya generasi
penerusku terus berlatih silat, mereka ingin berjuang, kalau
hal ini tidak dibereskan akan membuat mereka tidak bisa
mengangkat kepala, aku tidak bisa membuat mereka menjadi
seperti itu.”
“Dengan cara apa baru bisa membuat Goan-heng merasa
puas?” tanya Kie Tiang-lim.
Goan Jit-hong berkata, “Sekarang aku tanya kepada Kie
Tayhiap, kalau mereka sebagai anak muda ingin bertarung,
kita yang lebih tua, lebih baik berpangku tangan saja untuk
melihat, biar mereka berunding sendiri, asal tidak terjadi hal
besar, untuk apa demi penerus hubungan kita jadi rusak?”
Sekarang Kie Tiang-lim baru tahu kelihaian Goan Jit-hong,
dia menyerang orang dengan wajah tertawa, supaya dia dan
Ciam Giok-beng terikat dan tidak ikut campur, kalau hanya
mengandalkan tenaga Kie Pi-sia bertarung dengan muridmuridnya,
dengan cara apa pun putrinya tidak akan menang,
tapi kata-katanya sangat masuk akal membuat orang sulit
menolak!
Ciam Giok-beng melihat Kie Tiang-lim, dua bersaudara ini
sedang berpikir bagaimana caranya memutar keadaan
berbahaya ini.
In Tiong-ho terpaksa membuka suara, “Goan Toako,
keponakan Kie bukan ingin berseberangan dengan kalian, dia
hanya ingin berhadapan dengan Lim Hud-kiam....”
“Mengalahkan muridku apa hubungannya dengan Lim Hudkiam?”
tanya Goan Jit-hong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Lim Hud-kiam benar-benar telah menghina, semua orang
salah paham gara-gara dia, mungkin Nona Kie takut dengan
kekuatannya sendiri tidak akan bisa lawan musuh, maka dia
ingin meminta perkumpulan kalian bersama-sama dia
menghadapi musuh, maka aku memberi ide kepadanya
menulis sepucuk surat tantangan untuk Goan Enghiong, pagi
ini baru diantar kemari....”
Goan Jit-hong berkata, “Aku sudah menerima surat itu, aku
tahu surat itu bukan ditulis oleh Lim Hud-kiam.”
“Mengapa Goan Enghiong bisa tahu?” tanya Thio Yan-to.
“Dua pucuk surat bernada sama, tulisan kaligrafinya juga
sama, seperti ditulis oleh orang yang sama, dulu aku mengira
ini adalah akal-akalan Lan-tiang-siang-sat, sekarang aku baru
mengerti kalau semua ini adalah hasil dari pak tua Thio, ide
Tuan ini sebenarnya tidak berhasil, kalau aku bisa tertipu oleh
2 pucuk surat ini, aku benar-benar bodoh dan tidak berguna.”
Dengan malu Thio Yan-to berkata, “Aku memang bukan
orang dunia persilatan, Nona Kie juga tidak berpengalaman di
dunia persilatan, maka bisa terjadi hal seperti ini, benar-benar
menambah masalah pada Lo-enghiong!”
Orang tua ini benar-benar lihai, semua pemikiran yang jelek
dikatakan bukan idenya, tapi Kie Pi-sia terlibat, Kie Tiang-lim
tahu cara licik ini, tapi karena Kie Pi-sia mengikutinya, maka
dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Kata In Tiong-ho, “Sungguh Tuan Thio tidak bisa berpikir,
keponakan Kie masih anak-anak, mana boleh seorang tua
mendengar ide seorang anak-anak?”
“Nona Kie memang masih muda, tapi Pengurus Souw sudah
lama berkelana di dunia persilatan, ada dia di samping Nona
Kie maka aku percaya saja dan mau melakukan hal ini, kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Enghiong tidak mau mengakuinya biar aku sendiri yang
memikulnya.”
Kata-katanya sungguh lihai, mana mungkin Kie Tiang-lim
akan membiarkan orang yang tidak bisa ilmu silat bertanggung
jawab pada hal ini, maka dia pun berkata, “Tidak usah, Souw
Thian-sia adalah keponakanku dan juga pengurus perusahaan
perjalananku, Kie Pi-sia adalah putriku, jadi harus aku yang
bertanggung jawab.”
Wajah Ciam Giok-beng berubah, “Kami semua adalah
keturunan Kian-kun-it-kiam, Thian-sia adalah muridku, aku
pun yang mengajari Pi-sia ilmu silat, masalah mereka berdua
aku yang akan bertanggung jawab!”
“Menurut Ciam Tayhiap bagaimana dengan perjanjian hari
ini?” tanya Goan Jit-hong.
“Ku ingin senjata jangan turut bergerak, aku Ciam Giokbeng
pasti akan menasihati, tapi kalau harus bertarung, aku,
Ciam Giok-beng juga tidak akan membiarkannya, karena
perusahaan perjalanan Su-hai didirikan atas perintah guruku
berarti ini adalah usaha guruku, mereka berdua karena
menjaga nama baik perusahaan perjalanan, maka mereka jadi
seperti itu.”
“Apakah ini adalah kehendak Ciam Tayhiap?” tanya Goan
Jit-hong dingin.
“Betul, Kie Sute dari tadi terus menjelaskan bahwa ini
hanyalah kesalahpahaman dan sudah meminta maaf kepada
putramu, kami sudah menyampaikan penyesalan kami kepada
putra Anda, tapi putra Anda bersikukuh kami harus
meninggalkan bendera kami, ini benar-benar sengaja
membuat kita sulit, maka kami harus membereskan masalah
ini, surat tantangan bertanding ditulis oleh Tuan Thio, dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tidak mengerti aturan dunia persilatan, mungkin nadanya lebih
keras dibandingkan kalau aku yang menulisnya, tapi artinya
tetap sama!” kata Ciam Giok-beng.
“Suheng, sepertinya....” kata Kie Tiang-lim.
“Sute, jangan bicara apa-apa lagi, bukankah kau sudah
mengatakan kalau semua tidak bisa dibereskan bendera Suhai
tidak akan muncul lagi di dunia ini, perusahaan perjalanan
ini didirikan oleh guru, kau dan aku harus bisa
menjalankannya, tapi tidak berhak untuk menutupnya, Pi-sia
tidak bersalah, kita harus mendukung dia!”
“Kalau begitu, kita tidak perlu banyak bicara lagi!” Goan Jithong
berdiri.
Ciam Giok-beng mengangguk, “Betul, kalau Goan-heng
merasa harus bertarung baru bisa membereskan masalah,
kami Suheng Sute akan menghadapinya, nama baik
perusahaan perjalanan harus dijaga, nama baik keturunan
Kian-kun-it-kiam pun tidak boleh tercoreng.”
Wajah Goan Jit-hong benar-benar terlihat marah, “Baiklah,
kalau begitu aku juga tidak akan lari dari masalah ini,
bagaimana kita tentukan siapa yang menang dan siapa yang
kalah!”
“Terserah Goan-heng!” jawab Ciam Giok-beng.
“Ilmu silat generasi muda tidak akan bisa sebanding dengan
kalian berdua, ingin bertarung dengan adil seperti sangat
susah, aku masih belum bisa menentukan caranya, kalau
dengan cara bertarung di panggung, Tiat-kiam bisa
mengalahkan kami semua, lebih baik kami mengaku kalah!”
“Aku punya cara yaitu kedua belah pihak menentukan
orang yang akan bertarung, setiap orang hanya boleh tampil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
satu babak, yang menang yang paling banyak memenangkan
pertandingkan!” kata Thio Yan-to.
“Bukankah cara ini terlalu memihak kepada kami?” tanya
Goan Jit-hong. Kie Tiang-lim marah, “Apa Goan-heng mengira
perusahaan perjalanan kami selain aku dan Ciam Suheng,
yang lain tidak bisa menghadapi kalian, perusahaan perjalanan
kami mempunyai 4 pengurus, ditambah putriku, kita adakan 7
ronde pertarungan....”
Goan Jit-hong tersenyum, “Aku juga tidak ingin mengambil
keuntungan, baiklah 4 pengurus perusahaan perjalanan Anda
ditambah putri Anda bertarung dengan muridku, sedangkan
kalian berdua, aku dan temanku masing-masing akan
bertanding satu babab, kita undang In Tayhiap yang jadi
wasitnya, apakah ini adil?”
“Adil, mengapa tidak undang teman Tuan untuk keluar?”
tanya Kie Tiang-lim.
“Temanku ini tidak mau bertemu dengan orang-orang
kecuali terpaksa, maka dia akan bertarung di paling terakhir,
kalau 4 ronde pertama kami menang, maka dia tidak perlu
keluar, kalau gilirannya tiba dia akan keluar, dan kalian baru
bisa bertemu dengannya,” jawab Goan Jit-hong.
Kemudian dia masih berpura-pura bersikap misterius dan
nada bicaranya sombong membuat Ciam Giok-beng tidak
senang mendengarnya, dia berkata, “Kalau kalian bisa
berturut-turut menang 4 babak, temanmu itu tidak perlu
keluar, tapi orang yang begitu tinggi ilmunya kami jadi
kehilangan kesempatan bisa bertarung dengannya, benarbenar
sangat disesalkan.”
Goan Jit-hong tertawa terbahak-bahak, “Muridku bisa
mencopot anting putrimu, kemungkinan menang sangat besar,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tapi kalau benar-benar begitu, aku tidak bisa bilang apa-apa,
apakah kita akan mulai sekarang?”
“Baik, seharusnya dimulai dari sekarang, tapi muridku Souw
Thian-sia dan keponakanku Kie Pi-sia belum datang, kalau
begitu dimulai dari pertarungan kita berdua, tapi kalian yang
akan rugi maka lebih baik tunggu sebentar,” kata Ciam Giokbeng.
“Tidak apa, kalian baru datang dari jauh, begitu datang
langsung bertarung, kalian tampak terlalu penuh hawa
membunuh, lebih baik kita minum arak dulu dan beristirahat
setelah itu baru bertarung!” kata Goan Jit-hong.
Sewaktu mereka baru akan istirahat dari luar masuk 3
orang, paling depan adalah Lim Hud-kiam kemudian 2 gadis
she Yu, dia tersenyum, “Goan Cianpwee, kalian sudah sepakat
kami yang tertinggal!”
Semua orang terpaku, Goan Jit-hong bertanya, “Apakah kau
ingin ikut campur lagi?”
“Ada orang yang menolong membuatkan surat tantangan,
maka aku harus mengambil bagian, apa lagi aku dan
perusahaan perjalanan Su-hai juga mempunyai perjanjian,
kalian tidak bisa menyuruhku keluar begitu saja!”
Goan Jit-hong mulai marah, “Bocah tengik, bicaramu tidak
jujur, pertama kali kau membuat surat palsu, mengapa tidak
memberitahuku?”
“Kalau aku bicara lebih awal, Cianpwee tentu akan marah,
mungkin malam itu aku akan diusir, apa lagi banyak hal yang
membuatku sulit untuk bicara, untung Ketua Kie bisa bicara
sendiri, jadi aku lebih santai!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Mendengar pembicaraan mereka, sepertinya Lim Hud-kiam
sudah lama berada di sini, Thio Yan-to terlihat sangat tegang,
dan bertanya, “Kapan kau kemari?”
“Kemarin, untung aku datang lebih awal satu hari dari
kalian, kalau tidak, surat tantangan itu akan membuatku sulit,
Goan Lo-cianpwee adalah tetua dunia persilatan, mana
mungkin aku menulis surat dengan nada seperti itu? Benarbenar
tidak sopan, apa lagi Goan Lo-cianpwee adalah teman
keluarga kami....”
“Ternyata kalian memang sudah kenal, Goan-heng sungguh
pintar bisa menutupi hal ini,” kata Kie Tiang-lim.
Dengan dingin Goan Jit-hong berkata, “Aku kenal
keluarganya, tapi kami bukan sahabat, malah kami berselisih,
Kie Tayhiap jangan merasa curiga kalau kami sekongkol untuk
menghadapi Anda, apa lagi aku tidak tahu kalian juga ternyata
berselisih dengan Lim Hud-kiam, kalau tadi Kie Tayhiap tidak
memberitahu, aku pun tidak akan tahu sampai sekarang.”
“Kemarin aku pernah bertanya kepada murid Anda, tapi dia
mengaku tidak mengenal orang ini, dia masih mengatakan
kalau Lim Hud-kiam adalah orang yang kami undang untuk
membantu, sebenarnya, apa maksud kalian?” tanya Kie Tianglim.
“Goan Lo-cianpwee tidak tahu namaku adalah Lim Hudkiam,
karena Hud-kiam adalah julukanku, begitu keluar dari
pintu aku baru memakainya, pagi tadi karena menerima surat
tantangan, maka aku baru mengaku kalau aku adalah Lim
Hud-kiam,” jelas Lim Hud-kiam sambil tertawa.
“Dia tidak mengenalimu, apakah dia juga tidak mengenali
dua gadis she Yu ini?” tanya Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Leng-nio berkata, “Kami juga baru pertama kali
berkelana di dunia persilatan, mana mungkin Tuan Goan bisa
mengenal siapa kami, apa lagi kali ini setelah berpisah dari
Lan-tiang-siang-sat, juga memutuskan hubungan ayah dan
anak angkat, maka kelak jangan hubungkan kami dengan Lantiang-
siang-sat lagi, kalau bukan karena kami she Yu, kami
juga akan melepas she ini!”
Kie Tiang-lim terpaku, Yu Leng-nio berkata lagi, “Kami
memang she Yu, ayah dan ibu kami adalah orang yang
menjual ilmu di jalanan untuk mencari makan, tapi mereka
mati di tangan Yu Ji-tong, karena Yu Ji-tong tidak menikah,
maka dia mengangkat kami menjadi putri angkatnya, kami
sudah 20 puluh tahun menganggap musuh menjadi ayah,
sesudah Lim Kongcu memberitahu identitas kami, hampir saja
kami membunuhnya, tapi Lim Kongcu melarangnya,
menurutnya balas dendam memang penting, tapi jangan
melupakan budi dia telah membesarkan kami, karena itu kami
melepaskan niat membalas dendam, tapi kami tegaskan
jangan pernah hubungkan kami dengan Lan-tiang-siang-sat
lagi, kalau tidak kami akan memberi pelajaran!”
Melihat sikapnya begitu marah dan seperti tidak berpurapura,
dengan aneh Kie Tiang-lim bertanya, “Mengapa Lim
Hud-kiam bisa tahu tentang hal ini?”
Lim Hud-kiam tertawa lalu berkata, “Di dunia ini tidak ada
rahasia yang abadi, kalau tidak ingin diketahui oleh orang lain,
lebih baik jangan berbuat, seorang anak buah Yu Ji-tong yang
memberitahu dia tidak ingin melihat mereka berdua
menganggap musuh mereka menjadi ayah, diam-diam dia
memberitahu....”
“Apakah hal ini bisa dipercaya?” tanya Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“100% bisa dipercaya, karena Yu Liong dan Yu Houw takut
mereka terlalu dekat denganku dan mengkhianati mereka,
maka mereka siap membius mereka, kemudian memperkosa
mereka, tapi Yu Ji-tong melarangnya kebetulan anak buah Yu
Ji-tong datang meminta tolong kepada mereka, orang itu
adalah istri paman mereka, kata-katanya bisa dipercaya,
sesudah aku menolong mereka dan mereka sadar, mereka
sempat mendengar keponakan dan paman ini sedang ribut,
dan mereka juga menceritakan masa lalu kedua gadis ini,
karena itu kedua nona segera meninggalkan Lan-tiang-siangsat.”
Yu Bwee-nio berkata kepada Kie Tiang-lim, “Nasibmu baik,
kalau bukan karena kami tiba-tiba meninggalkan mereka, Lantiang-
siang-sat tidak akan begitu saja melepaskanmu, aku
beritahu kepada mu, kalau bertemu mereka lebih baik bunuh
mereka untuk membalaskan dendam kami!”
“Kalau selalu berbuat tidak baik, mereka akan mati karena
dosa mereka sendiri, karena merasa berterima kasih karena
mereka sudah membesarkan kalian maka kalian melepaskan
niat membalas dendam, lebih baik jangan terus disimpan di
dalam hati, dendam antara aku dan Lan-tiang-siang-sat kalau
bisa hilang itu lebih baik, tapi aku tidak akan membunuh orang
demi kalian berdua,” kata Kie Tiang-lim.
“Kau selalu mengatakan menjaga keadilan dan kebenaran,
mengapa tidak mau membantu kami?” tanya Yu Leng-nio.
“Keadilan ditegakkan tidak dengan membunuh orang, kalian
berdua tidak ingin menjadi orang yang tidak ingat pada
kebaikan orang lain, tapi kalian ingin aku melakukan hal ini,
bukankah ini namanya pemaksaan?” tanya Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Bwee-nio ingin menjawab lagi, tapi Lim Hud-kiam
tertawa dan berkata, “Bwee-nio, sudahlah, Ketua Kie benar,
kau tidak bisa meminta orang lain membalaskan dendammu!”
Yu Bwee-nio masih marah tapi dia diam saja, Lim Hud-kiam
berkata lagi, “Goan Cianpwee, antara aku dan Cianpwee
memang tidak ada permusuhan yang besar, tapi perselisihan
di masa lalu juga harus kita bereskan, apa lagi perjanjian
antara ayahku dan Cianpwee 20 tahun yang lalu, sekarang
sudah waktunya....”
“Kau jangan menggunakan kesempatan sekarang dan hari
ini ikut meramaikan suasana,” kata Goan Jit-hong.
“Hari ini merupakan kesempatan yang bagus, 20 tahun
yang lalu Anda mengatakan dengan cara bergiliran kami harus
menang dari Anda, maka kami menang pun tidak tulus,
sekarang aku datang sendiri untuk menepati janji, juga
bersedia menerima kalian bergiliran bertarung denganku, ini
adalah perjanjian....”
“Hari ini aku sudah berjanji dengan perusahaan perjalanan
Su-hai!” kata Goan Jit-hong.
“Aku juga sudah berjanji dengan perusahaan perjalanan Suhai,
karena aku sudah merampas barang yang mereka bawa
hal ini membuat mereka malu, maka mereka ingin
mengalahkanku, sistem diubah menjadi 3 kelompok, kemudian
kita bertarung bukankah ini lebih baik!” kata Lim Hud-kiam.
“Dengan 7 ronde kita tentukan menang dan kalah, kalau
kau bersikukuh terlibat, kami akan kesulitan menyusun
pertarungan ini,” kata Kie Tiang-lim.
“Itu sangat mudah, kalian bertarung dulu, yang menang
bertarung lagi denganku mungkin awalnya seperti aku yang
beruntung, tapi sebenarnya posisiku adalah 1 lawan 71”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Goan Jit-hong tertawa lalu berkata, “Tidak masalah bagiku,
tapi apakah Kie Tayhiap setuju?”
“Dari mana kau tahu aku tidak setuju?” tanya Kie Tiang-lim.
“Murid-muridku selalu belajar bertarung cepat, maka
pertarungan ini tidak akan lewat dari 20 jurus, maka tidak
akan mengganggu tenaga kami, kalian dari perusahaan
perjalanan Su-hai apakah bisa dengan cara seperti itu
melakukannya, apa lagi Kie-seng dan Pian-seng, senjata
mereka sangat berat....” kata Goan Jit-hong.
“Orang-orang yang menjadi pengurus perusahaan
perjalanan harus bisa menghadapi tugas yang berat, setiap
orang mengantar barang belum tentu mengalami pertarungan
tapi mereka tahu bertarung harus dengan waktu yang lama,
satu atau 2 ronde, tidak masalah!” kata Kie Tiang-lim.
“Kalau begitu, berarti ideku tadi, tidak menjadi masalah
bukan?” tanya Lim Hud-kiam.
“Di pihak kami tidak ada masalah, kau tanya dulu kepada
dirimu sendiri, apakah kau sanggup bertarung 7 ronde? Dulu
aku kalah oleh ayahmu, aku memang selalu mengalahkan dia
dengan cara bergiliran bertarung untuk menang, tapi semua
ini hanya untuk menertawakan diri sendiri, sebetulnya pamanpamanmu
tidak begitu lihai, tapi aku kagum dengan ilmu
pedang ayahmu, tapi kau tidak berjodoh bertemu lagi
denganku untuk bertarung....”
Lim Hud-kiam dengan cepat berkata, “Dari kecil aku belajar
silat pada ayahku, memang tidak bisa dikatakan aku lebih
unggul dari ayahku, tapi juga tidak berbeda jauh dari ayahku,
kalau Cianpwee bisa menang dariku, berarti bisa menang dari
ayahku!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Baiklah, kalau kau kalah, kau boleh bertarung denganku
lagi beberapa hari kemudian!” seru Goan Jit-hong.
“Tidak perlu, kali ini aku hanya mewakili ayahku menepati
janji 20 tahun yang lalu, kalah atau menang tidak jadi
masalah!” kata Lim Hud-kiam.
“Baiklah, kalau kau ingin ikut keramaian ini, aku akan
mengatur tempat dudukmu,” kata Goan Jit-hong.
Dia memberi hormat kepada Kie Tiang-lim dan lain-lain,
kemudian mundur, pada kesempatan ini Ciam Giok-beng
bertanya kepada Lim Hud-kiam, “Sebenarnya antara ayahmu
dan Goan Jit-hong ada dendam apa?”
“Hanya masalah kecil, 20 tahun yang lalu sewaktu Goan
Cianpwee lewat rumahku, dia berselisih dengan pamanku
berturut-turut dia mengalahkan 4 pamanku, terakhir ayahku
bertarung dengannya, ayahku hanya menang sedikit darinya,
mereka membuat perjanjian tapi sebelum tiba waktunya,
ayahku sudah meninggal, sebelum meninggal beliau berpesan
kepadaku supaya menepati janji, sebenarnya antara 2 belah
pihak tidak ada dendam....”
Ciam Giok-beng selalu memperhatikan identitas Lim Hudkiam,
maka pada kesempatan ini dia bertanya, “Kalau begitu
berarti keluargamu adalah keluarga pesilat, di manakah
kampung halamanmu, siapa nama ayahmu....”
Lim Hud-kiam tertawa santai, “Kampung halamanku ada di
Kang-lam, keluargaku memang bisa ilmu silat, tapi hanya
untuk berlatih supaya sehat, kami tidak pernah berkelana di
dunia persilatan, Ciam Cianpwee belum tentu kenal dengan
ayahku!”
“Memang aku tidak mengenal banyak orang, tapi In
Tayhiap, mempunyai banyak kenalan di mana-mana, asal kau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menyebutkan kampung halamanmu, dia pasti akan tahu!” kata
Ciam Giok-beng.
“Aku sudah menjawab kalau aku adalah orang Kang-lam!”
kata Lim Hud-kiam.
“Kalau Goan Jit-hong dan keluargamu adalah kenalan lama,
maka rumahmu tidak berada di Kang-lam, karena aku tahu
Goan Jit-hong belum pernah meninggalkan propinsi Suchuan!”
kata In Tiong-ho.
Ciam Giok-beng berkata, “Keluarga pesilat di Su-chuan yang
bermarga Lim hanya ada di kota Ceng-seng bernama Lim
Ong-ho, apakah Lim-heng berasal dari Ceng-seng?”
Wajah Lim Hud-kiam sedikit berubah, tapi dia segera
tertawa pahit, “Identitasku tidak ada hubungannya dengan
kalian, untuk apa kalian ingin tahu dan terus bertanya-tanya?”
Kemudian dia menarik 2 gadis she Yu mundur ke pinggir,
tidak lama kemudian putra Goan Jit-hong, Goan Hiong
mendekat, “Lim Toako, ayahku sudah mencari tempat di
sebelah barat, harap kalian ke sana supaya bisa duduk!”
Lim Hud-kiam benar-benar ingin menjauhi mereka, maka
dia cepat pindah berdiri dan berjalan ke tempat duduknya,
kursi di sebelah barat berhadapan dengan tempat timur,
tempat timur adalah tempat orang yang membawa acara, tapi
terpisah jauh dari Kie Tiang-lim dan lain-lain.
Begitu mereka bertiga meninggalkan tempat, Ciam Giokbeng
berkata, “Tampaknya Lim Hud-kiam lahir di Ceng-seng,
Apakah In Tayhiap tahu kota Ceng-seng?”
“Ceng-seng, Lim Ong-ho adalah seorang ahli pedang,
tempat di mana dia tinggal bernama Sie Kiam-lok, tapi orang
ini jarang bergaul dengan orang lain, bercocok tanam dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pergi melaut semua dilakukan oleh anak buahnya, orang luar
sulit masuk ke lingkungan mereka maka apa yang ada di
dalam, tidak ada yang tahu!”
“Apakah para pendekar Su-chuan tidak ada yang
mengunjungi mereka?” tanya Ciam Giok-beng.
“Tidak ada, di Su-chuan banyak keluarga pesilat, mereka
tidak suka bergaul dengan dunia luar, mereka mengasingkan
diri, seperti Goan Jit-hong!” jawab In Tiong-ho.
Ciam Giok-beng tidak bertanya lagi, karena pelayan sudah
mengantar sayur dan arak untuk mereka, memang hanya
daging binatang hutan, tapi dimasak dengan sangat enak,
piring dan mangkuk pun sangat bagus dan mewah.
Goan Jit-hong terus melayani tamu-tamu, sesudah 3 kali
minum, Goan Jit-hong baru berkata, “Nama-nama orang yang
bertarung sudah disusun, aku mohon Kir Tayhiap juga
membuat daftar nama, kita serahkan kepada In Tayhiap,
kemudian sesuai urutan keluar untuk bertarung!”
Pui Thian-hoa membawa sebuah piring berbentuk bulat,
berisi tinta dan koas, masih ada sebuah daftar nama semua di
tempat In Tiong-ho, mereka mengundang In Tiong-ho untuk
duduk di sebelah kanan.
Dari pihak Kie Tiang-lim semua berjumlah 7 orang yang
akan ikut bertanding, karena Souw Thian-sia dan Kie Pi-sia
belum tiba, hal ini membuat mereka sangat cemas.
Kata Ciam Giok-beng, “Nama mereka ditaruh paling
belakang, sampai sekarang mereka belum sampai, apa yang
mereka lakukan?”
Thio Yan-to berkata, “Lo-enghiong jangan cemas, putrimu
pernah mengatakan sebelum jam dua belas, dia akan tiba,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
masih ada waktu setengah jam lagi, tulis dulu nama mereka,
mereka pasti akan datang!”
Terpaksa Kie Tiang-lim menulis nama Souw Thian-sia dan
Kie Pi-sia di urutan ke-4 dan ke-5, di bawah masih diberi
catatan, kalau orang ke-4 dan ke-5 belum datang, orang ke-6
dan 7 akan lanjut, sesudah daftar nama selesai disusun, Pui
Thian-hoa mempersilakan Thio Yan-to dan putranya berdiri di
sisi In Tiong-ho dan meminta Thio Yan-to membantu mencatat
hasil pertarungan, In Tiong-ho mulai berdiri dan berkata, “Aku
diangkat menjadi wasit oleh kedua belah pihak yang
bertarung, aku merasa senang juga malu karena kedua belah
pihak adalah keluarga pesilat yang sangat terkenal di dunia
persilatan, menang atau kalah masing-masing sudah
mengetahuinya, sebetulnya dalam pertandingan kali ini tidak
diperlukan wasit, wasit hanya formalitas saja, kalau tidak ada
hal lain, kita akan mulai bertarung.”
Goan Jit-hong dan Kie Tiang-lim bersama-sama
mengangguk berarti mereka setuju.
In Tiong-ho berpesan, “Pertarungan hari ini bukan untuk
balas dendam, hanya untuk menambah pengetahuan, maka
aku harap pertarungan dilakukan pada batas-batas wajar,
tidak perlu sampai terluka atau berdarah atau malah menjadi
permusuhan!”
“Senjata saling beradu, pasti ada yang terluka!” kata Goan
Jit-hong.
“Itu sudah pasti, bila tidak sengaja melukai bisa dimaafkan,
tapi bila disengaja, aku akan melarangnya!” ucap In Tiong-ho.
“Itu sudah pasti, kalau memang ada yang sengaja melukai
orang, biar In Tayhiap yang menghukumnya,” kata Goan Jithong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
In Tiong-ho berkata kepada putra Thio Yan-to, “Siau-ya,
bacakan nama-nama yang sudah tercantum di dalam daftar,
dan persilakan kedua belah pihak untuk ronde kesatu keluar
bertarung!”
Putra Thio Yan-to mulai membaca, “Dari keluarga Goan
adalah Seng Cung, dari perusahaan perjalanan Su-hai adalah
Pengurus Bu Ta-kuang.”
To-seng Bu Ta-kuang keluar, Seng Cung adalah pemuda
yang merebut bendera di kaki gunung, dia pernah dikalahkan
oleh Kie Pi-sia, ilmu silatnya lumayan tinggi, tapi ilmu
pedangnya kurang pengalaman, karena itu Kie Tiang-lim agak
tenang, dia menganggap Bu Ta-kuang bisa mengatasinya,
maka dia tidak banyak berpesan, Seng Cung yang ada di
sebelah sana mulai memegang pedang sambil berjalan keluar.
Mereka berdua memberi hormat kepada wasit, kemudian
berdiri berhadapan, In Tiong-ho berpesan, “Kalian sudah tahu
aturan pertarungan, maka aku tidak akan banyak berpesan,
hanya satu kata yang akan kukatakan, semua orang harus
memakai cara sendiri untuk mendapatkan kemenangan, tidak
diijinkan dengan cara tidak benar, dan hanya boleh sampai
batas saling towel!”
“Ilmu keluarga Goan selalu menggunakan ilmu pedang dan
jurus telapak, apakah itu termasuk cara yang tidak benar,
harap wasit memberitahu!” kata Seng Cung.
“Di dalam jurus pedang tidak dilarang menggunakan kaki
dan telapak, tapi bila semua ini bisa menekan jurus-jurus
lawan, baru dikatakan menang, kalau hanya terkena baju atau
rambut bukan termasuk menang!” jelas In Tiong-ho.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Itu sudah pasti, kalah atau menang jaraknya sangat tipis,
jangankan kaki dan kepalan, senjata terkena baju pun tidak
termasuk menang,” kata Seng Cung sambil tertawa.
“Tidak semua, kalau satu jurus belum selesai tapi sudah
kena, berarti menang dan kalah sudah bisa ditentukan, karena
pertarungan hari ini adalah pertarungan persahabatan maka
tidak, boleh melukai orang untuk menang kalian pasti sudah
mengetahuinya.”
Seng Cung mengangguk, “Terima kasih wasit sudah
memberi pengertian, Pengurus Bu, silakan!”
Bu Ta-kuang tetap berkata, “Silakan!” dan mereka mulai
bertarung.
Bu Ta-kuang disebut To-seng, yang pasti ilmu goloknya
sangat lihai, begitu dicabut dia langsung menyerang sekaligus
tetap bertahan, Seng Cung masih muda, dia ingin cepat
menang maka dia juga menyerang mati-matian, Bu Ta-kuang
dengan sabar melayani dia, tapi kadang-kadang dia juga
menyerang, awal-awalnya Seng Cung bisa menghindar dengan
lincah, tapi belakangan serangan Bu Ta-kuang semakin gencar
membuat Seng Cung kalang kabut, sampai-sampai ingin
membalas pun tidak sempat, kecuali gerakan kalang kabut,
kelemahannya terus terlihat sepertinya Bu Ta-kuang akan
menang, tapi karena Kie Tiang-lim sudah berpesan sebisanya
mengulur waktu untuk menunggu kedatangan Souw Thian-sia
dan Kie Pi-sia, maka dia tidak terus menekan, Seng Cung
menahan dengan susah payah!
Sesudah jurus ke-50, ilmu pedang Seng Cung mulai kacau
keringat terus menetes, Bu Ta-kuang merasa kalau terus
mengulur waktu orang-orang akan merasa dia sedang
mempermainkan lawan, tuan rumah pasti tidak akan senang,
pada saat yang tepat bayangan golok beterbangan, karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tidak ingin melukai lawan maka dia mendorong punggung
golok ke depan, dia hanya ingin dengan pelan memukul dada
lawan itu sudah cukup, Seng Cung melihat bayangan golok
sudah mendekatinya, dia ingin menahan dengan pedangnya
tapi sudah tidak keburu, maka di waktu yang sangat singkat
ini, tiba-tiba dia menyambut dengan telapaknya.
Jurus ini sama sekali tidak terpikir oleh Bu Ta-kuang, kalau
menebas dengan golok yang tajam, telapak lawan akan
terluka, dia tidak perlu berpikir panjang, tapi yang dia pakai
untuk menyerang adalah punggung golok yang tebal,
walaupun terkena telapak tidak akan terluka tapi tidak
termasuk menang, maka dengan cepat dia menarik jurusnya
ingin mengganti jurus yang lain, tapi telapak Seng Cung lebih
cepat dari gerakannya, dia mengambil kesempatan saat golok
ditarik, telapak mendorong ke depan dan mendorong golok
bagian tajam ke dada Bu Ta-kuang, kalau Bu Ta-kuang tidak
sempat menghindar, dia akan terluka oleh goloknya sendiri!
Untung dia punya pengalaman bertarung yang cukup
banyak, maka pergelangan tangannya diangkat, bagian golok
yang tajam lewat di atas, kemudian berputar malah
membacok ke arah Seng Cung, sekali lagi Seng Cung
mendorong kembali golok itu, badannya pun ikut maju, dia
menepis dengan pedang, tepat golok digerakkan, TRANG! Dua
senjata mengeluarkan suara besar, maka pedang lawan
tergetar hingga lepas.
Kedua tangan Seng Cung bergerak sangat cepat, dengan
cepat dia mencengkeram pergelangan tangan yang
memegang golok, jarinya seperti kaitan, menusuk kedua mata
Bu Ta-kuang.
Bu Ta-kuang dengan sepenuh hati memperhatikan 2 jari
yang menyerangnya, dia ingin menahan dan menggeserkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
jari itu, tidak disangka, jurus ini adalah jurus tipuan, tangan Bu
Ta-kuang tidak mengenai sesuatu, tangan Seng Cung sudah
berganti dari menitik menjadi memukul, pukulannya mengenai
pergelangan tangan Bu Ta-kuang.
Bu Ta-kuang merasa pergelangannya mati rasa, dia tidak
sanggup memegang goloknya lagi, kemudian golok pun
direbut oleh Seng Cung, Seng Cung meloncat ke belakang dan
menangkap pedang yang melayang di atas udara.
Satu tangan memegang golok, tangan lain memegang
pedang, dengan tertawa dia memberi hormat, “Terima kasih,
Anda sudah membiarkan aku menang, sekarang kukembalikan
golokmu.”
Dia melempar golok itu, dan Bu Ta-kuang menyambutnya,
dengan aneh dia bertanya, “Apakah dengan cara seperti ini
kau menang?”
“Aku sudah merebut senjata Pengurus Bu, boleh dikatakan
aku yang menang.”
“Tapi senjatamu terlepas lebih dulu.”
“Aku sengaja melakukannya supaya mudah merebut
golokmu, kemudian aku menyambutnya lagi, itu bukan
terlepas dari tanganku.”
In Tiong-ho berdiri dan berkata, “Cara Seng-heng memang
lincah, menang dan kalah sudah terjadi, aku hanya bisa
mengatakan Seng-heng memang sangat cerdik, sengaja
membuat pedangnya terlepas, tapi alasan ini seperti
dipaksakan, semua orang bisa melihat tenaga pergelangan
Pengurus Bu lebih unggul.”
“Karena pedang dilepas, maka aku malu menggunakan
senjata untuk menyerang, karena itu dia bisa merebut senjata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dari tanganku, aku bisa saja mengaku kalah, tapi tidak bisa
menerima cara ini menang dariku!”
“Pengurus Bu bisa mencobanya sekali lagi!” kata Seng Cung
tersenyum.
Dia mulai mengangkat pedang untuk membacok, Bu Takuang
mengangkat golok untuk menahan, tapi golok ditekan
hingga ke bawah, Seng Cung mundur sambil tertawa berkata,
“Pengurus Bu, apa yang akan kau katakan sekarang ini?
Tenaga pergelangan tanganku memang tidak begitu kuat,
tidak mungkin tidak bisa menahan pukulanmu dan pedangku
sampai terbang melayang.”
Goan Jit-hong tertawa, katanya, “Muridku memang tidak
begitu bagus dalam ilmu pedang, tapi tenaga pergelangannya
adalah paling kuat di antara murid-muridku, kalau bukan
karena dia sengaja melepaskan pedangnya karena ingin
menggetarkan senjata lawan itu tidak mudah, bagaimana
pendapat wasit?”
Bu Ta-kuang adalah lelaki jujur, dia segera memberi hormat
kepada In Tiong-ho, “In Tayhiap, aku mengaku kalah!”
Kie Tiang-lim tertawa terbahak-bahak, “Goan-heng, Anda
benar-benar mempunyai murid yang baik, aku mengaku kalah,
kemarin ini sewaktu aku berkunjung ke rumahmu, putriku
pernah bertarung dengan muridmu, aku tidak tahu dia
mempunyai tenaga pergelangan begitu kuat!”
Goan Jit-hong tertawa, “Dalam pertarungan harus
memperhatikan teknik, putrimu adalah seorang perempuan,
muridku malu menggunakan tenaga besar, anak itu hanya bisa
berpura-pura bodoh, orang yang tidak tahu asal usulnya selalu
tertipu, bila dia bertarung dengan orang lain, dia hanya
menggunakan 60% tenaga, 40% nya digunakan sewaktu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
orang tidak berhati-hati untuk mendapat kemenangan,
tekniknya di bawah Pengurus Bu, hanya dengan
kecerdikannya dia beruntung bisa menang!”
Dia terlihat senang, tapi Kie Tiang-lim tahu dia sengaja
memuji muridnya, apa boleh buat, Lim Hud-kiam yang sedang
duduk tiba-tiba berdiri dan berkata, “Kata-kata Paman Goan
benar, bisa menang dari lawan menggunakan akal adalah
tindakan cerdik, tapi lebih mantap dengan ilmu sesungguhnya
untuk menang, pertarungan hari ini adalah pertarungan
persahabatan dalam keadaan tidak ingin melukai orang, maka
Pengurus Bu kalah, kalau benar-benar bertarung mungkin
pada jurus pertama Seng Cung akan terpukul jatuh
senjatanya, mungkin nyawa pun akan hilang karena teknik
kecil ini!”
“Apakah kau bermaksud ingin mengajar muridku ini?” kata
Goan Jit-hong marah.
Lim Hud-kiam berkata, “Sebetulnya aku juga punya
kesempatan untuk bertarung dengan Seng-heng, hanya saja
Nona Yu takut aku terlalu lelah, nanti saat bertarung dengan
Cianpwee nanti akan kekurangan tenaga, maka dia mewakiliku
bertarung, bagaimana pendapat Cianpwee?”
“Muridku tidak ingin bertarung dengan wanita.”
Lim Hud-kiam tersenyum, katanya, “Putri Ketua Kie juga
seorang perempuan, tapi kedua muridmu pernah bertarung
dengannya, bagaimana Anda menjelaskan tentang hal ini?”
Goan Jit-hong tidak bisa menjawab, lama baru menjawab,
“Tujuan hari ini adalah pertarungan dengan perusahaan
perjalanan Su-hai, tapi kau memaksa ingin ikut bertarung,
orang yang tidak ada hubungannya dengan kami, untuk apa
ikut bertarung?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kedua Nona Yu bukan orang yang tidak ada hubungannya
dengan kalian, mereka berdua mewakiliku bertarung, menang
atau kalah tetap berpihak kepadaku!”
“Tadi kau bilang sendiri, sekarang ada 2 orang yang
membantu, apa maksudmu?” tanya Goan Jit-hong. Lim Hudkiam
berkata, “Kalian masing-masing terdiri dari 7 anggota,
dan 2 tetua yang ikut membantu, aku hanya menambah 2
asisten, apakah ini termasuk kelewatan?”
Tidak menunggu Goan Jit-hong menjawab, Yu Bwee-nio
segera berkata, “Lim Kongcu, Goan Cianpwee takut muridnya
akan kalah oleh kami, dan akan membuat namanya tercemar,
lebih kita tidak bertarung dengan dia!”
Goan Jit-hong marah, “Kau jangan bergurau, mana
mungkin muridku kalah olehmu? Walaupun yang datang
adalah Lan-tiang-siang-sat, tetap percuma.”
Wajah Yu Bwee-nio berubah, “Cianpwee, tadi kami sudah
memberitahu bahwa Lan-tiang-siang-sat adalah musuh kami,
aku minta kau jangan menghubungkan kami dengan dia!”
“Tapi ilmu silat kalian tetap dia yang mengajarnya!”
Dengan dingin Yu Bwee-nio berkata, “Aku mengakui untuk
hal ini, tapi kau boleh bertanya kepada Ketua Kie, apakah ilmu
silat Lan-tiang-siang-sat lebih hebat dari kami?”
“Goan Cianpwee sangat tahu, maka dia takut kepada kita,
dan tidak ingin kita bertarung dengan muridnya!” kata Yu
Leng-nio tertawa sinis.
“Jangan sembarangan bicara, mana mungkin aku takut
kepada kalian?”
“Kalau tidak takut, marilah kita bertarung!” ajak Yu Lengnio.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Baiklah, Seng Cung, beri pelajaran kepada perempuan itu.”
perintah Goan Jit-hong.
Yu Bwee-nio memberi hormat pada In Tiong-ho, “Mohon
wasit memberi petunjuk, apakah ada ketentuan baru?”
In Tiong-ho tahu kakak beradik ini selalu menggunakan
senjata rahasia beracun, dia segera berkata, “Hari ini adalah
pertarungan persahabatan, tidak diijinkan menggunakan
senjata rahasia.” Yu Bwee-nio berkata, “Itu sudah pasti,
senjata rahasia digunakan untuk menghadapi musuh, senjata
rahasia kami untuk menjaga diri, terhadap musuh pun kami
jarang menggunakannya, kami hanya menggunakan senjata
itu menghadapi laki-laki iseng, murid-murid Goan Cianpwee
semua adalah orang lurus, maka kami tidak perlu
menggunakan senjata ini.”
Dia tertawa kepada Seng Cung, “Seng Siauhiap, aku harus
memberitahu dulu kepadamu, aku tidak peduli kau
mencampur ilmu pedang dan jurus telapak, tapi kau harus
ingat, kau bertarung dengan perempuan, kalau kau melanggar
aturan, aku akan tidak sungkan kepadamu!”
Seng Cung marah, “Sembarangan bicara, kau anggap aku
orang apa?”
ALWAYS Link cerita silat : Cerita silat Terbaru , cersil terbaru, Cerita Dewasa, cerita mandarin,Cerita Dewasa terbaru,Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Pemerkosaan Terbaru
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar