"Buyung loya hendak bertemu dengan engkau" penjaga
pintu tak mau menerangkan maksud undangannya itu.
Kedua kawan pemuda itu terkejut. Tetapi belum tempat
mereka menilai maksud orang, tiba2 Blo'on sudah berseru.
"Bagus, aku memang hendak mencari Buyung Kiong"
katanya.
"Ikut aku" seru penjaga pintu seraya mendahului
melangkah.
"Saudara, tunggu sebentar" kata salah satu dari ketiga
orang itu.
"Mengapa ?" seru penjaga pintu.
"Harap saudara jelaskan apa keperluan tuan Buyung Kiong
hendak bertemu dengan kami"
"Aku tak tahu" sahut penjaga pintu, "nanti bila berhadapan
dengan Buyung loya. engkau boleh tanya sendiri".
"Paman, biarlah kita ikut saja" kata si pemuda yang bukan
lain adalah Blo'on.
Blo'on bertiga sedang menuju ke tempat kediaman Buyung
Kiong. Walaupun tinggal di kota raja tetapi tak pernah To Jinsik
tahu letak kediaman Buyung Kiong. Maka ketika
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
berpapasan dengan penjaga pintu dan kedua jago silat
keluarga Buyung, To Jin sik bertanya.
Jika tak bertanya mungkin takkan terjadi sesuatu, Tetapi
karena bertanya itu maka timbul seketika pikiran penjaga
pintu. Ia merasa bebas untuk mencari orang yang mengantar
bingkisan istimewa tadi, tentu sukar sekali. Maka ia
mempunyai rencana untuk menjadikan Blo’on kambing
hitamnya. Dan secara kebetulan pula ternyata Blo'on memang
hendak mencari Buyung Kiong.
Pencaharian orang yang mengantar bingkisan kepala orang
tadi, cukup memakan waktu lama. Dan karena peristiwa itu
maka hilanglah selera para tetamu. Beberapa waktu
kemudian, para tamu itupun pulang.
Juga Buyung Kiong sendiri seperti orang yang kehilangan
semangat. la merasa menderita hinaan besar. Disamping itu
iapun gelisah juga memikirkan peti2 harta karun yang
disuruhnya menyembunyikan di pulau kosong.
"Kemanakah Tangan seribu buddha Hun liong mo dan
anakbuahnya itu?" sambil mondar mandir di ruang perjamuan
yang sudah kosong dari tetamu itu, ia memikirkan peristiwa
itu.
“Kalau Kam Hok dibunuh orang, tentu kemungkinan besar,
orang2 yang kusuruh itu mengalami nasib yang malang,
pikirnya lebih lanjut, ia kucurkan keringat dingin dikala
memikirkan kemungkinan hilangnya peti berisi harta yang tak
ternilai harganya itu.
"Loya....." tiba2 Buyung Kiong dikejutkan oleh suara dari
luar yang memanggil dirinya. Ketika berpaIing tampak penjaga
pintu dengan kedua jago silat sedang membawa tiga orang
yang belum dikenalnya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Inilah orang yang mengantar bungkusan itu,” kata penjaga
pintu seraya menunjuk Blo'on.
Berapi-apilah mata Buyung Kiong memandang Blo'on.
Tetapi ketika memperhatikan wajah dan gerak-gerik pemuda
itu, api pembunuhan yang memancar pada mata Buyung
Kiong agak reda. Sebagai seorang tokoh yang licin dan kaya
pengalaman, cepat ia dapat menilai bahwa Blo'on ini seorang
pemuda yang tak normal dan tak mengerti ilmusilat.
"Siapa engkau ?" tegurnya.
"Aneh?" sahut Blo'on balas tuan rumah.
Cian-bin-long-kun Buyung Kiong terbeliak
"Mengapa aneh ?" serunya.
"Mengapa tidak aneh ?" balas Blo'on.
"Apanya yang aneh ?"
"Engkau !" seru Blo'on.
"Aku ?" Cian-bin long-kun Buyung Kiong nyalangkan mata
lebar2, "mengapa?"
'Engkau mengundang aku datang, mengapa tak tahu siapa
diriku?" kata Blo'on.
"Siapa yang mengundang engkau ?" Buyung Kiong makin
heran. "aku tak kenal padamu. Aku perintahkan orangku
untuk mencari orang yang mengantar bingkisan aneh
kepadaku. Apakah kau yang mengantar ?"
Kini makin jelas bagi Buyung Kiong bahwa dia sedang
berhadapan dengan seorang pemuda tak normal. Maka cepat
ia membentaknya: “Jangan banyak mulut! Engkau yang
menghantar bungkusan itu atau bukan ?
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Kalau ya ?”
"Engkau harus mati !”
“Kalau tidak?”
“Lekas enyah, aku muak melihatmu !"
“Aku sebenarnya hendak mencarimu maka baiklah
kukatakan, aku yang mengantar bungkusan .... eh, nanti dulu,
apakah isinya ?"
"Kepala manusia!" seru Buyung Kiong.
Blo’on, To Jin sik dan Sian li terkejut sekali. Kini barulah To
Jin-sik dan Siau li mengerti mengapa Buyung Kiong
perintahkan orang untuk mencari orang yang mengantar,
bungkusan istimewa itu.
Dan saat itu pula To Jin sik serta Sian-li menginsafi bahwa
urusan memang amat gawat sekali. Salah bicara, Blo'on tentu
akan terlibat perrkara besar.
Tetapi sebelum kedua orang itu sempat membuka mulut,
Bloon pun sudah mendahului.
"Kepata manusia ? Kepala siapa?'* tanya Blo’on seperti tak
menyadari bara kemarahan tuan rumah yang sewaktu waktu
akan meletuskan pemenuhan.
"Jawab dulu, engkau yang mengantarkan bukan !' bentak
Cian-bin-lo-kun.
“Ya”
To Jin- tik dan Sian li seperti dipagut ular kejutnya.
"Bukan Buyung loya," seru To Jin-sik, "bukan kami yang
mengantar. Kami sarna sekali tidak tahu menahu tentang
bungkusan itu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Cian-bin long-kun cepat memandang Blo’on.
"Ya, memang aku yang mengantar," sahut Blo'on "tetapi
bolehkah aku melihat apa isinya?”
"Dengar tidak, engkau !" Buyung Kiong beralih memandang
To Jin-sik, "kawanmu sudi mengaku. Dia lebih jujur dari
engkau. Hukumannya lebih ringan."
"Tetapi memang kami tak mengantar bungkusan itu. Dia
mengaku sekenanya saja," seru Jin-sik,
"Clan-bin-long-kun, mana kepala manusia itu ?" seru Blo'on.
Buyung Kiong terkejut karena pemuda berani menjebut
dirinya dengan perkataan Cian bin-long kun saja.
Buyung Kiong segera suruh orangnya bawa keluar
bungkusan tadi.
"Ha ....!" Blo'on berteriak kaget melihat kepala manusia itu.
"Mengapa ?' tanya Buyung Kiong.
'Itu kan kepala dari si babi gemuk berada di pulau kosong !"
tanpa disadari Blo’on berseru.
Buyung Kiong melonjak kaget: * Engkau kenal dia ?"
"Dia si babi gemuk yang bersama beberapa kawannya
membawa peti harta ke pulau kosong."
"Hm, benar" geram Buyung Kiong. Kini ia makin menaruh
perhatian kepada pemuda itu, Walaupun semula ia ingin
mengusir pergi tetapi setelah mendengar kata2 pemuda itu, ini
ia akan menahannya.
"Bukankah peti harta itu milikmu ?" tanya Blo'on pula.
"Nanti dulu" seru Buyung Kiong. "bagaimana engkau dapat
bertemu dengan orang2 itu ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Itu aku tak begitu ingat" kata Blo’on "hanya tahu2 aku
merasa berada di sebuah pulau kosong lalu datanglah
rombongan orang yang membawa peti besar".
"Dimana peti itu sekarang 7" tanya Buyung Kiong gopoh.
"Carilah sendiri" seru Blo’on. "aku tak sudi mengambil
barang yang bukan milikku".
"Bagus" Buyung Kiong berseru girang, "jika demikian peti
itu tentu masih berada dipulau itu" "Itu bukan urusanku..”'
dengus Blo'on "yang penting aku hendak bertanya kepadamu.
Benarkah itu milikmu ? "
Buyung K;ong mengiakan. "Mengapa engkau taruh di pulau
kosong ?"
"Itu urusanku sendiri, tak perlu engkau ikut campur.”
Blo'on menyeringai : "Darimana engkau memperoleh harta
kekayaan sebanyak itu ?"
"Hukan urusanmu I"
"Tetapi aku berhak mengurus !" seru Blo'on
Buyung Kiong nyalangkan mata : "Eh. siapah engkau ini ?
Hak apa engkau berani mengurusi harta bendaku ?"
"Jika harta itu engkau peroleh dengan cara halal, aku
memang tak berhak mengurus. Tetapi kalau dengan cara tidak
halal, aku berhak mengurus" kata Blo'on.
"Uh jangan bicara seenakmu. Tahukah engkau, siapa aku
ini ?”
“Cian bin long-kun Manusia-berwajah-seribu”, sahut Blo on
"kukira engkau benar2 berwajah-seribu tetapi ternyata tidak".
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Bukan main marah Buyung Kiong saat itu. Tetapi karena
perlu untuk menyelidiki lebih lanjut terpaksa ia menahan
kesabaran.
"Coba ceritakan pengalamanmu di pulau kosong itu."
katanya dengan tenang.
"Sebenarnya aku tak peduli si gemuk ini membawa peti.
Tetapi ternyata dia dan kawannya manusia2 yang kejam. Coba
pikirlah begitu selesai menyimpan peti, si gemuk terus hendak
membunuh orang yang disuruhnya menggotong peti itu."
"Oh", desuh Cian bin-long-kun.
"Satelah disuruh menanam peti, mereka terus kendak
dibunuh. Bukankah kejam sekali si babi gemuk dan kawankawannya
itu ?”
"Lalu ?”
"Kami bertiga membantu orang2 yang tak bersalah dan
bertempur melawan si gemuk dan kawan-kawannya. Mereka
menggeletak semua kecuali babi gemuk yang masih hidup dan
kami ikat pada pohon. Aneh, mengapa tahu2 kepalanya
pulang sendiri ?"
"O, engkau tak tahu siapa yang membunuh orang gemuk
ini ?" tanya Buyung Kiong.
"Tidak." sahut Blo'on.
"Tetapi mengatakan tadi engkau mengaku membunuhnya
?"
"Supaya aku bisa masuk dan bertemu dengan engkau
disini "
"Apa keperluanmu?'
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Dia menanyaimu tentang harta itu. Hayo bilang dari mana
engkau memperolehnya?"
"Tikus buduk, engkau berani bertingkah liar disini!" teriak
Buyung Kiong lalu berpaling dan memberi perintah kepada
orang orangnya ?" tangkap budak gila ini !"
Seorang lelaki setengah tua segera tampil. Tetapi secepat
itu pula seorang lelaki pendek, loncat ke depan.
"Sun toako, potong ayam mengapa memakai alat pemotong
kerbau? Silahkan mundur dan biarlah aku yang meringkus
budak liar itu !"
Kini Blo'on berhadapan dengan seorang lelaki pendek yang
bermata segitiga. Sepintas pandang menyerupai seekor
kunyuk.
Dia bernama Kau Hwat-siang gelar Monyet sakti, seorang
jago silat yang termasyhur dengan ilmu silat Kau-kun atau
ilmusilat kera.
Memang Cian bin-long-kun Buyung Kiong memelihara
banyak sekali jago2 silat. Mereka dijadikan tukang pukul
apabila Buyung Kiong mengalami kesulitan dalam usahanya
membuka rumah madat.
Tanpa banyak bicara Kau Hwat-siang loncat menerkam.
Sekali gerak, berhasillah ia cengkeram leher baju Blo’on lalu
ditariknya kuat2.
Karena tak dapat bernapas. Blo'on kerahkan tenaga untuk
meronta. Saat itu Kau Hwat-siang pun sudah menyusuli
dengan hantaman tangan kiri ke dada Bloon.
Dak ....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tangan Kau Hwat-sian tepat sekali bersarang di dada
Blo’on, tetapi seketika itu ia menjerit dan lepaskan
cengkeramannya seraya mundur empat lima langkah.
Karena mengerahkan tenaga, tanpa disadari tenaga dalam
Jih cin kang dalam tubuh Blo’on memancar keluar. Pukulan
Kau Hwat siang seperti membentur keping baja yang luar
biasa kerasnya, sehingga ia menjerit kaget. Ia terhuyunghuyung
ke belakang menahan kesakitan.
Cian bin-long-kun Buyung Kiong dan beberapa tukang
pukulnya terkejut. Jelas dilihatnya anak itu tak balas memukul,
mengapa Kau Hwat siang kesakitan sendiri.
Bong Sit seorang jago dari aliran Hitam yang bergelar
Tangan-besi, segera meju dan terus memukul Blo'on. Duk …
Blo'on tergetar selangkah ke belakang tetapi Bong Sit
terpental sampai tiga langkah. Wajahnya meringis karena
menahan sakit.
Rupanya Kam Leng, adik dari si gemuk Kam Hok yang mati,
tidak percaya kalau Blio’on dapat mengalahkan Kau Hwatsiang
dan Bong-sit. Ia maju dan menyerang dengan jurus
Hek-hou-ciau-sim atau Macan hitam menerkam uluhati.
Apabila menghindar, hendak ia susuli dengan sebuah Lianloan-
tui atau tendangan berantai.
Tetapi ternyata B'o'on diam saja. Ia terkejut ketika tahu2
tinju orang sudah tiba di dadanya. Dan begitu menyentuh
dada, tangan Kam Leng terus ditebarkan berobah menjadi
sebuah tutukan ke ulu hati.
Crek ....
Blo'on menjerit kaget dan tersurut selangkah kebelakang.
Tatapi Kim Leng menjerit kesakitan karena tulang jarinya
patah.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Peristiwa itu benar2 mengejutkan sekalian jago2 termasuk
Cian-bin-long-kun sendiri.
Seorang jago silat lain yang bernama Giam Beng-sin cepat
mencabut pedang dan loncat ke muka Bloon, Rubuhnya tiga
orang kawannya memberi kesan kepadanya bahwa anakmuda
itu tentui memiliki Thiat poh-san atau ilmu kebal. Ia hendak
mengujinya dengan pedang.
Tetapi belum lagi ia tegak berdiri, Blo'on yang menderita
pukulan dari tiga orang, mulai marah.
"Kurang ajar, mengapa engkau menyerang aku" serentak
iapun maju menyongsong pendatang itu dengan sebuah
pukulan.
Giam Beng sin terkejut. Cepat ia loncat mundur lagi. Tetapi
alangkah kejutnya ketika tubuhnya tak mampu
dikendalikannya lagi. Rencananya hanya loncat mundur
selangkah lalu hendak maju lagi tetapi angin pukulan Blo’on
telah mendorongnya sampai lima enam langkah ke belakang.
Melihat itu Sian-li tak mau memberi kesempatan pada Giam
Beng sin. Sekali ayun tubuhnya sudah berada di samping
orang dan sebuah gerakan tutukan pada punggung telah
menyebabkan Giam Beng-sin lepaskan pedangnya dan tegak
tak dapat berkutik.
Tak kurang dari sepuluh jago2 tukang pukul yang
mendampingi Cian bin-long-kun. Empat orang telah menderita
kekalahan dan kini hanya tinggal enam orang.
Serempak keenam jago itu mencabut senjata masing2.
Melihat itu Sian-lipun segera mencabut Pek-liong-kiam atau
pedang Naga-putih pemberian si orangtua penunggu istana di
bawah laut tempo hari.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Melihat itu To Jin-sik terkejut. Ia menyadari bahwa keadaan
sangat berbahaya. Jika fihaknya kalah, tentu akan dibunuh.
Tetapi kalau menang, tentu akan menimbulkan akibat yang
luas sekali. Cian-bin-long-kun mempunyai pengaruh yang
besar di kotaraja. Kematian tokoh Itu tentu akan menimbulkan
kegemparan besar. Kemungkinan partai Kay pang cabang
kotaraja tentu akan dibasmi oleh kerajaan.
"Berhenti !" teriaknya dengan nyaring. Kemudian ia
berpaling kearah Cian-bin-long-kun.
"Buyung loya; kesalahan apakah yang telah kami lakukan ?"
serunya.
"Kalian telah membunuh orangku yang kutugaskan ke pulau
karang!" sahut Cian-bin-long-kun dengan marah.
"Dapatkah loya memberikan bukti bahwa pembunuhan itu
kami yang melakukan ?"
"Bukti sudah jelas " kata Cian-bin-long-kun, anak itu telah
mengaku dia yang mengirim bungkusan berisi kepala Kam Hok
kemari. Apakah engkau masih menyangkal ?"
To Jin-sik tertawa.
"Buyung loya," katanya, "memang demikian lah perangi
sahabatku itu. Karena didesak, ia terus mengakui saja apa
yang bukan dilakukannya. Jelas, bukan kami yang mengirim
bungkusan kepala manusia itu ....."
"Jangan putar lidah tak keruan!" betak Cian-bin-long kun,
"kawanmu sudah mengaku dengan jelas, engkau masih berani
mati menyangkal! "
"Ah, Buyung loya harus percaya kepada perkataanku.
Memang sahabatku itu mempunyai perangai yang aneh dan
agak linglung......"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tidak!” teriak Blo'on. "aku tidak linglung," aku memang
perlu menanyai Cian bin kun, dari mana dia memperoleh harta
kekayaan itu.”
"Jahanam!. Jangan bertingkah liar,” dirumahku teriak Cian
bin long-kun, "engkau tak berhak mengurus kekayaanku."
"Dengan begitu hartamu itu akan hilang selama-lamanya,"
seru Blo'on.
"Belum tentu," dengus Cian-bin-long.
"Siapa yang akan memberitahu tempat simpanannya
kepadamu ? Bukankah anak-buahmu sudah mati semua ?"
“Engkau!”
“Aku?”, teriak Blo’on, “tidak mau.”
“Mau atau tidak mau engkau harus memberitahu, kalau
tidak, jangan harap engkau dapat keluar dari rumah ini
dengan masih bernyawa.”
“Siapa bilang!” teriak Blo’on, “sebelum pergi, jawablah lebih
dahulu pertanyaanku tadi. Dari mana engkau memperoleh
harta kekayaan itu?”.
“Aku seorang pedagang besar, sudah tentu hasil
keuntungan yang kuperoleh dalam perdagangan itu cukup
banyak.”
“Bohong!” seru Blo’on, “tak mungkin engkau memperoleh
keuntungan sebesar itu. Apa yang engkau perdagangkan?”
"Loya, lebih baik selesaikan manusia2 ini, daripada loya
harus mengadu lidah, tiba2 berkata seorang jago silat yang
bertubuh tinggi besar, dan bersenjata sepasang gembolan
berduri.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Orang itu bernama Ki Hen-tik bergelar Duplikat Thio Hwa.
Thio Hwa adalah seorang tokoh dalam Samkok yang
bertenaga besar.Dan memang wajah Ki Hun-tik itu penuh
ditumbuhi brewok lebat.
“Ya.” Cian bin long kun mengangguk.
“Silahkan loya beristirahat di dalam. Sebentar nanti tentu
kubawa ketiga manusia liar itu ke hadapan loya,” kata Ki Huntik
pula.
“Hai, hendak kemana engkau!” teriak Blo’on ketika Cian bin
long kun masuk ke dalam.
Habis berseru ia terus loncat hendak mengejar tetapi Ki
Hian-tik cepat ayunkan gembolan besinya untut menghantam.
Melihat itu Sian-li pun cepat loncat menusuk punggung Ki
Hian-tik. Apabila Blo'on harus menderita pukulan gembol besi.
Ki Hian-tikpun tentu tembus punggungnya dengan ujung
pedang.
Ternyata Ki Hian-tik masih sayang punggungnya. Cepat ia
menarik gembolan besinya seraya menghindar kesamping, lalu
secepat kilat menghantam Sian-li.
Sepasang gembolan besi yang berduri itu beratnya tak
kurang dari limapuluh kati. Selain beratpun masih dihias
dengan duri2 baja yang tajam. Jangan lagi tubuh manusia,
bahkan batupun tentu hancur lebur apabila terkena hantaman
senjata itu.
Dengan sepasang gembolan berduri itu Ki Hun tik telah
menjagoi sepanjang daerah Kanglam sebagai seorang
penyamun yang paling ditakuti oleh kantor2 pengangkutan
atau piau-kiok.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Oleh Cian-bin-long-kun, dia ditarik ke kotaraja menjadi
pengawalnya. Oleh karena dibebaskan dari tuntutan hukum
selama menjadi begal itu, Hua-tik mau menerima jabatan itu.
Cian-bin-long-kun mempunyai dua belas pengawal pribadi
yang tinggi ilmu silatnya. Kebanyakan mereka itu adalah jago2
dari golongan Hitam. Disamping itu entah berapa puluh anak
buah lagi yang dipeliharanya sebagai tukang pukul.
Sian-lipun keluarkan ilmu pedang Giok-li-ki-im untuk
menghadapi sepasang gembolan dari Ki Hun tik.
"Mampus !" teriak Ki Hun-tik seraya menghunjamkan
gembolan besi di tangan kanannya kearah kepala Sian-li.
Dalam menghadapi jago yang bertenaga besar itu,
sebenarnya Sian-li menggunakan ilmu gin-kang, berlincahan
menghindar kian kemari sambil mencuri peluang untuk balas
menusuk. Tetapi saat ia benar2 terdesak oleh gembolan besi
di tangan kiri lawan yang membayangi dari samping.
Dalam keadaan yang berbahaya, Sian-li songsongkan
pedang Pek-liong-kiam menangkis. Tetapi ia mengarah untuk
membabat tangkai gembolan lawan.
“Tringngng , . ,”
Terdengar dering yang amat nyaring sehingga pekakkan
telinga, dan alangkah kejut Ki Hun-tik ketika gembolannya itu
terpapai kutung. Secara tak diduga-duga, gembolan besi
berduri itu melayang tepat jatuh keatas kepala Cian-bin-long
kun.
"Loya, awas gembolan.....!" teriak Ki Hun tik.
Karena kejutnya itu ia sampai tertegun dan hentikan
gerakannya. Tahu ujung pedang Sian li sudah menyentuh
dadanya. Dalam gugupnya ia masih berusaha untuk
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
mengempiskan dada lalu menelentangkan tubuhnya ke
belakang. Ia hendak gunakan jurus Thiat-pian ki atau
Jembatan besi, tubuh melengkung ke belakang, sehingga
mencapai tanah, bentuknya menyerupai sebuah jembatan.
Tetapi jarak dengan lawannya, keliwat dekat sekali.
Sebuah tendangan yang dituju ke perut dari kaki Sian-li,
membuat Ki Hun-tik tak berkutik lagi.
Kelima jago silat yang menyaksikan peristiwa itu serempak
berseru hendak menolong Ki Hun-tik. Mereka berhamburan
menyerang Sian li. Tetapi dara itu dengan gagah memutar
pedang untuk menghalau mereka.
"Berhenti atau majikanmu akan kubenturkan tembok !”
tiba2 terdengar suara mengancam.
Sekalian jago itu berhenti dan berpaling. Alangkah
terkejutnya mereka ketika melihat Blo'on sedang menyikap
tubuh Cian-bing long kun sedemikian rupa sehingga Cian-binglon-
kun tak berkutik sama sekali.
Kiranya sewaktu Ki Hun-tik berteriak memberi peringatan
kepada Cian-bin-long-kun tadi, diapun memang sudah
mendengar sambaran benda dari udara. Cepat dia menyurut
mundur dua tiga langkah. Tetapi alangkah kejutnya ketika
tiba2 tubuhnya dipeluk orang sedemikian keras sehingga ia
hampir tak dapat bernapas,
Cian bin-long-kun Buyung Kiong sesungguhnya memiliki
ilmu silat yang tinggi juga. Dia bekas murid dari Kun-lun-pay
yang kemudian minggat lalu mendapat guru seorang paderi
lhama dari Tibet.
Dalam ilmu Iwekang atau tenaga-dalam, ia telah mencapai
tataran yang tinggi. Tetapi karena terlalu mengumbar nafsu
dalam minum arak dan wanita, ilmu lwekangnyapun merosot.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Engkau mau mengaku atau tidak !" bentak suara yang
dikenalnya sebagai suara Blo'on sipemuda tak normal tadi.
Rasa penasaran segera meluap dalam pikirannya. Masakan dia
tak mampu melepaskan diri dari dekapan pemuda itu.
Dengan kerahkan tenaga-dalam. Cian-bin-long kun segera
meronta keras. Ia rentangkan kedua tangannya untuk
membuka lipatan tangan Blo'on yang mendekapnya.
Tetapi alangkah kejutnya ketika ia merasakan suatu
gelombang tenaga dalam yang dahsyat memancar dari lengan
pemuda itu. Sedemikian kuatnya lengan pemuda itu sehingga
menyerupai baja menjepit keras.
Masih Cian-bin-iong-kun penasaran sekali. Ia meronta-ronta
sekuat tenaganya. Dan berhasilah ia membawa Blo'on
berputar-putar kian kemari tetapi pelukan anak itu tetap
meringkus tubuhnya. Bahkan makin mengencang.
Cian-bin-long-kun benar2 heran dan tak bisa mengerti.
Mengapa anakmuda yang tampaknya tolol dan tak mengerti
llmusilat, ternyata miliki tenaga yang amat aneh. Semakin ia
meronta, semakin pula tenaga-dalam dari anak itu memancar
keras.
Sebagai seorang yang pengalaman, cepat dapat menduga
bahwa anak itu tentu seorang anak ajaib. Atau tentu telah
mendapat suatu rejeki yang luar biasa, memakan suatu buah
atau binatang yang ajaib.
Maka ia tak mau meronta lagi dan membiarkan dirinya
dipeluk, la akan menanti suatu kesempatan yang
memungkinkan untuk melepas diri.
Terkejutlah kelima jago silat yang sedang menyerang Sianlt
itu demi mendengar teriakan Blo'on. Dan lebih terkejut pula
ketika melihat Cian- bin-long kun telah diringkus Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Diam2 mereka gentar nyalinya. Mereka tahu bahwa Cianbin-
long-kun itu memiliki ilmu yang tinggi. Kepandaiannya
dapat digolongkan sebagai jago silat kelas satu. Apabila Blo'on
mampu membuatnya tak berkutik, Jelas pemuda itu tentu
sakti.
"Paman," seru Blo'on kepada To Jin sik, "rampaslah senjata
mereka!"
To Jin-sik meragu karena dilihatnya kelima jago silat itu
mengambil sikap menentang.
"Hai, dengarkan!" teriak Blo'on. "kalau kalian membangkang
perintahku supaya menyerahkan senjata, Cian-bin-long-kun ini
tentu akan kubenturkan kepalanya pada dinding."
Kelima jago silat itu tercengang. Sesaat mereka tak dapat
mengambil keputusan. menyerahkan senjata atau menolak.
Apabila menyerahkan senjata, kemungkinan Blo'on akan
menyuruh kawannya untuk membunuh.
"Aku mau menyerahkan senjata tetapi dengan syarat !"
seru Poa Ngo, salah seorang dari lima jago silat itu.
Poa Ngo murid dari Bu-tong-pay tetapi dialah tersesat
kedalam golongan kaum Hitam.
"Apa syaratnya ?" seru Blo'on.
"Asal Buyung loya, engkau lepaskan!"
"Baik," sahut Blo'on. "akupun mempunyai syarat juga."
"Katakan!" seru Poa Ngo yang bergelar Pedang pengejarnyawa.
"Buyung Kiong harus memberitahu dengan jujur darimana
dia memperoleh harta kekayaan. Kalau tidak, takkan
kulepaskan selama-lamanya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Buyung Kiong tenang2 saja. Diam2 ia tertawa mendengar
kata2 pemuda yang kurang sehat pikirannya itu.
"Buyung loya sudah memberitahu tentang asal usul
kekayaannya itu. Dia mengusahakan berbagai-bagai
perdagangan," seru Poa Ngo.
"Tidak percaya !" seru Blo’on, "kalau harta kekayaannya itu
diperoleh secara halal, mengapa menyuruh orang untuk
menyembunyikan di pulau kosong ? Apa maksudnya ?”
Poa Ngo mengerling pandang ke arah Buyung Kiong.
Buyung Kiong pejamkan mata dan Poa Ngopun dapat
menangkap isyarat itu.
"Suasana negara mulai tak aman. Sejak baginda Ing Lok
gering sudah tampak tanda2 timbul kekeruhan. Maka lebih
dahulu loya menyangkut hartanya ke suatu pulau yang ini
sudah wajar. Dalam suasana kacau, setiap orang tentu
berusaha untuk menyelamatkan kekayaannya" kata Poa Ngo.
Poa Ngo dan keempat kawannya memang berdaya
menghadapi ancaman Blo'on. Pada saat itu Sian-li sudah
berada di samping Blo'on. Ia lekatkan ujung pedang ke leher
Cian-bin iong-kun. Apabila kelima jago silat itu berani
menyerang, Cian bin-long kun tentu akan dibunuh.
Satu-satunya jalan bagi Poa Ngo dan kawan kawannya
hanyalah mengulur waktu. Mudah-mudahan akan terjadi suatu
perobahan yang menolong jiwa Buyung Kiong.
"Cara menyelamatkan harta benda, bukanlah seperti yang
dilakukan majikanmu ini" seru Bloon “itu menandakan bahwa
harta kekayaannya itu tentu diperoleh secara tak halal."
"Lalu dengan cara bagaimana ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Bagi-bagikan kepada kaum miskin dan usaha2 yang
bekerja untuk kesejahteraan rakyat. Apa majikanmu seorang
dermawan, rakyat tentu akan berterima kasih. Walaupun
dalam keadaan kacau mereka tentu tak mau mengganggu
majikanmu. Bahkan mereka tentu akan melindungi seorang
yang telah berjasa kepada rakyat"
Sian-li terkesiap mendengar uraian Blo'on. Tak pernah
disangkanya bahwa sukonya yang tampak Blo'on itu ternyata
mempunyai pandangan hidup yang mulia.
"Percaya atau tidak, itu terserah kepadamu, tapi loya telah
memberi keterangan sejujurnya, seharusnya engkau harus
pegang janjimu melepaskannya" seru Poa Ngo.
Blo’on merenung.
"Baiklah," katanya kemudian, "akan kulepas tuanmu ini
tetapi dengan syarat lagi".
"Apa ?"
"Akan kuselidiki lebih lanjut. Apabila kudapatkan bukti
bahwa harta itu tidak halal, jangan harap Cian-bin long kun
mendapkan harta yang disimpannya itu."
"Kalau harta halal ?*
"Akan kutunjukkan tempat penyimpanan peti harta itu,”
seru Blo'on.
Poa Ngo tak berani mengambil keputusan. Ia melirik pula
ke arah Cian bin long kun. Kembali Cian bin long kun memberi
isyarat dengan pejamkan mata.
"Baik, kami setuju," sahul Poa Ngo.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sian-li hendak mencegah. Ia hendak menambah syarat lain,
agar Cian bin-loag kun jangan mengganggu apabila mereka
tinggalkan tempat itu.
Tetapi terlambat. Blo'on sudah melepaskan Cin-bin-Iong
kun, lalu mengajak kedua temannya pergi.
Ketika melangkah keluar pintu, ternyata didepan pintu telah
berjajar beberapa orang berwajah bengis.
To Jin sik terkejut. Ia berpaling ke belakang hendak
bertanya kepada Cian-bin tong kun, tapi alangkah kejutnya
ketika di dalam rumah telah berjajar kelima jago silat tadi
bersama beberapa orang lagi.
"Hai, apakah artinya ini ?" seru Blo’on.
“Kita dikepung,” sahut To Jin sik.
Blo’on terbeliak. Ia masuk kembali dan menegur Poa Ngo:
“Ha, mengapa engkau mengganggu kami?”
Poa Ngo tertawa mengejek: “Siapa yang mengganggu?”
“Bukankah kawan-kawanmu hendak menghadang jalan?”
"Apakah tadi aku berjanji takkan menghadang?” Poa Ngo
balas bertanya.
"Huh ?"
'Silahkan pergi, kalian bebas keluar dari rumah ini," Poa
Ngo tertawa.
"Manusia licik," damprat Blo'on, "hm, apalah engkau kira
aku tak mampu keluar dari rumah ini?"
"Silahkan saja."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sepuluh jago silat telah menghadang di luar pintu dengan
menghunus senjata masing2. Sedang didalam ruang juga
telah bersiap Poa Ngo berlima ditambah beberapa orang lagi.
To Jin-sik mengeluh. Ia tahu bahwa jago2 silat yang
bekerja pada Cian-bin-long-kun itu terdiri dari tokoh2 berbagai
persilatan. Walaupun mereka tergolong murid2 yang tak
menurut peraturan partainya, tetapi yang jelas mereka
memang lihay ilmusilatnya.
Rupanya waktu Cian-bin-liong-kun diringkus Blo'on, jago2
sebawahannya cepat mengetahui. Tetapi mereka tak berani
bergerak karena kuatir akan keselamatan jiwa Cian-bin-longkun.
Begitu Cian-bin long kun dilepas, merekapun segera
menghadang Blo’on.
Blo'on marah dan terus hendak melangkah keluar tetapi
cepat dicegah Sian-li.
"Suko, jangan bertindak gegabah. Kita hanya bertiga dan
mereka berpuluh-puluh jumlahnya. Dan mereka bukan jago2
sembarangan," Kata gadis yang sedang menyamar sebagai
seorang pria itu.
"Apakah kita menyerah ?" tanya Blo'on.
“Jangan terburu nafsu" kata Sian-li, "kita cari akal untuk
meloloskan diri”.
"Hm, baiklah" kata Blo'on. "tetapi kurasa tiada jalan lagi
kecuali harus menerjang kepungan mereka"
Beberapa saat kemudian tetap Sian-li dan To Jin-sik tak
berhasil mencari daya untuk meloloskan diri.
Dalam pada itu, jago2 yang mengepung diluar pintu itupun
mulai bergerak menghampiri tempat Blo’on. Demikian pula
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
rombongan yang berada dalam ruang. Makin lama makin
dekat.
"Bagaimana, sumoay" tanya Blo'on. "apakah sudah
mendapat daya?"
Sian-li gelengkan kepala : "Belum, Apa boleh buat, kita
terpaksa harus bertempur membela diri"
"Wah, aku tak punya senjata....." kata Blo’on sambil
merabah-rabah pakaianya, "hai, ada …”.
Ia cepat mengambil bungkusan kain yang terselip pada
pinggangnya dan ketika dibuka ternyata sebilah pedang.
"Aneh," Blo'on berseru heran, "dari mana pedang ini ?"
Sian-li dan To Jin-sik terbeliak. Kalau Blo'on sendiri tak
tahu, bagaimana lain orang dapat mengetahui.
Sebenarnya pedang itu adalah pusaka Ceng-liong-kiam milik
ketua Kay-pang yang lama yalah Han-jiat-sin-kay. Pedang itu
pernah menjadi rebutan ketika diadakan panggung pemilihan
ketua utara Kay-pang cabang selatan dengan Kay-pang
cabang utara yang kemudian berganti nama degan Jiong
pang. Tetapi Blo'on lupa sama sekali.
"Paman To, engkau memakai senjata apa ?” tanya Sian-li."
"Aku tak membawa apa2."
"Kalau begitu pakalah pedangku ini." Kata Blo'on."
"Tak usah," kata Pengemis-wajah-riang To-jin -sik seraya
membuka baju, "aku akan menggunakan baju ini saja."
Sian li dan Blo'on heran dan hendak bertanya tetapi saat itu
jago2 silat yang berada dimuka sudah tiba di hadapan mereka
dan terus langsung menyerang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Liok Sian li adalah murid dari Kim Thian song, jago nomor
satu dalam dunia persilatan pada masa hidupnya. Sudah tentu
dara itu memiliki kepandaian yang tinggi. Kim Thian-cong tahu
bahwa dalam hal tenaga, murid perempuannya itu kalah
dengan para suhengnya. Oleh karena itu, ia memberi
pelajaran khusus dalam ilmu pedang kepada Sian li.
Ciok li kiam atau ilmu pedang Bidadari, diciptakan oleh Kim
Thian cong setelah ia tinggal di puncak Giok li nia digunung
Lou hu san. Ilmu pedang itu khusus diciptakan agar sesuai
bagi seorang anak perempuan. Diambilkan dari jurus2
istimewa segala macam ilmu pedang, digabung dalam suatu
gerak permainan pedang yang gayanya lemah gemulai seperti
seorang bidadari Dan Kim Thian cong menilik dengan keras
setiap muridnya berlatih. Maka dalam ilmupedang, Sian li
mempunyai sebuah pegangan yang istimewa.
Jago2 yang bekerja pada Cian bin-long kun telah dipilih
dengan teliti dan telah diuji kepandaiannya. Mereka terdiri dari
jago2 aliran hitam yang terkenal.
"Hai. apakah kalian tak malu hendak mengerubut " teriak
Bloon.
Tetapi jago2 silat itu tak ambil pusing. Mereka tahu Blo'on
itu seorang pemuda yang tak waras pikirannja. Serempak
mereka menyerang dengan ganas.
Segera terjadilah pertempuran yang seru Sian-li mainkan
pedang Pek-liong-kiam dalam ilmu pedang Giok li-kiam.
Segulung sinar putih berhamburan mengiringkan gerak
tubuhnya yang menari-nari bagai seekor kupu2 diderai hujan.
“Tring, tring .....”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Terdengar dering yang amat nyaring diiring teriakan kaget
dari dua orang jago silat ketika pedang mereka terbabat
kutung oleh pedang Pek-liong-kiam.
Sekalian jago silat itu terkesiap. Saat itu baru mereka
mengetahui bahwa pedang pemuda cakap itu sebatang
pedang pusaka yang amat tajam.
Mereka merobah gaya serangannya. Tak berani mereka
mengadu pedang dengan pemuda itu melainkan melancarkan
serangan yang cepat mengarah bagian2 yang berbahaya dari
tubuh pemuda cakap itu,
Kini sebagian besar, mereka tumpahkan serangan pada To
Jin-sik karena pengemis itu hanya bersenjata baju.
Tetapi merekapun kecele. Walaupun hanya dengan
sepotong baju, To Jin tik mampu memberi perlawanan yang
hebat.
Setiap tamparan bajunya, menimbulkan angin tenaga yang
hebat sehingga mampu menahan libasan senjata lawan. To Jin
sik, pengemis Berwajah-riang, ternyata seorang jago silat yang
tinggi ilmu Iwekangnya.
Untuk sementara, baik Sian-li maupun To-Jin-sik masih
mampu untuk menjaga diri. Yang repot adalah Blo'on. Dia
terpaksa tak dapat ikut menghadapi jago2 silat yang
menyerang dari luar pintu karena saat itu Pan Ngo dan kawankawannya
sudah maju menyerang.
Blo'on bingung. la membolang-balingkan pedarg Cengliong-
kiam sedemikian rupa. Walau pun tidak menurut garis2
permainan ilmu pedang tetapi entah bagaimana, ia dapat
memutar pedangnya sedemikian hebat hingga dirinya seperti
dibungkus segulung sinar hijau.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Poa Ngo dan kawan-lawannya bingung mereka tak
mengerti ilmupedang apakah yang sedang dimainkan Blo'on
itu. Belum pernah mereka Iihat ilmupedang semacam itu.
“Tring.....”
Seorang kawan Poa Ngo nekad menyusupkan pedangnya
untuk menusuk. Ia ingin merubuh pemuda itu agar
memperoleh pujian dari Cian-bin-long kun. Tatapi alangkah
kejutnya ketika pedangnya terbabat kutung.....
Sebenarnya seorang yang tak mengerti ilmu silat, tak
mungkin mampu menghadapi serangan beberapa jago silat
yang lihay. Betapapun hendak memainkan pedangnya
akhirnya tentu akan letih dan kehabisan tenaga. Tetapi tidak
demikian dengan Blo'on. Makin memainkan pedang, tenagadalam
Ji-ih cin-kang makin memancar, sehingga walau-pun
gerakannya tak menyerupai tata ilmupedang, tapi kecepatan
dan kedahsyatan pedang yang dimainkan itu memang
menyerupai gerakan seorang jago pedang yang sakti. Dan
yang istimewa, tenaga sakti Ji-ih cia-kang itu makin lama
makin dahsyat tak kenal berhenti .....
Poa Njo yang terkenal sebagai jago yang bergelar Pedangpenyambar-
nyawa. mau tak mau heran juga. Ia tahu bahwa
gerakan Blo’on memainkan pedang itu, jelas tak menurut ilmu
pedang dari partai persilatan yang manapun juga. Tetapi
mengapa anakmuda itu dapat memainkan pedangnya sederas
hujan mencurah.
Memang tak mengherankan kalau Poa Ngo merasa aneh
karena ia tak tahu bahwa Blo'on telah mengalami peristiwa
aneh dan mendapat rejeki yang luar biasa. Karena makan hati
ular naga, buah som laut yang berumur seribu tahun, juga
jalan darah Seng si-hian-kwan dalam tubuhnya telah terbuka
dan ia memiliki tenagadalam yang disebut Ji-ih cin-kang atau
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
tenaga-sakti yarg dapat disalurkan keseluruh tubuh menurut
sekehendak hati.
Blo’on telah memiliki tenaga-dalam yang hanya dicapai oleh
beberapa tokoh sakti dalam dunia peralatan. Tetapi pemuda
itu tak menyadari dan tak tahu bagaimana harus
menggunakan. Hanya setiap kali ia menderita pukulan orang
ataupun kalau sedang marah, ia dapat memancarkan tenagasakti
itu.
Demikian halnya pada saat itu. Karena hendak dikeroyok
oleh beberapa jago kelas satu dari gedung Cian bin-long kun,
ia mainkan pedangnya. Walaupun asal menggerakkan saja,
tetapi ternyata ia mampu memutar pedang itu sehingga
berobah menjadi lingkaran sinar hijau yang menyelubungi
tubuhnya.
Mengetahui pedang yang dipakai Blo'on itu juga sebuah
pusaka yang luar biasa tajamnya, Poa Ngo dan kawankawannya
tak berani gegabah adu senjata. Mereka tetap
mengepung Blo'on dengan lingkaran senjata, begitu anak itu
sudah lelah, tentu mudah untuk membunuh. Tetapi apa yang
diharap itu tak kunjung tiba. Makin lama Blo'on malah makin
bersemangat.
'Uh …tiba2 terdengar suara jerit melengking ketika salah
seorang jago silat tertampar mukanya oleh baju To Jin-sik.
Tetapi pengemis itu juga menderita sebuah tusukan pedang
pada bahunya.
Darah membasahi lengan baju dan tubuh pengemis itu
agak gemetar. Melihat itu Sian-li marah. Dengan sebuah jurus
Giok-lt-te-hoa atau bidadari memetik-bunga, tubuh dara itu
meluncur dan menyabat pedang jago yang melukai To Jin-sik.
Tring ....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Orang itu belum sempat menarik pulang pedang, tahu2
pedangnya telah terbabat kutung. Cepat ia enjot tubuhnya
melayang mundur tetapi sekalipun sudah loncat membayangi
dan belum sempat ia berdiri tegak, pedang Pek-liong-kiam pun
sudah melayang kearah kepalanya.
“Tring....”
Dalam detik2 maut hendak merenggut orang tiba2 Siano-li
mendesuh kaget ketika batang pedangnya tertimpah sebuah
benda kecil tetapi mengandung tenaga yang luar biasa
kuatnya, seketika pedang tersiuk ke samping. Sian-li rasakan
tangannya kesemutan, hampir saja pedang Pek-liong Kiam
terlepas dari tangannya. Untung dia meloncat mundur.
"Ho, masakan seorang budak perempuan selihay itu," tiba2
terdengar suara parau tetapi mengumandang kuat sehingga
jantung Sian li sampai mendebar keras.
Nona itu tahu bahwa seorang sakti yang memiliki tenaga
dalam sempurna, telah muncul di tempat itu.
Dan ketika berpaling, memang ia melihat seorang paderi
berpakaian aneh telah tegak berdiri di depan pintu. Paderi itu
bertubuh kurus, memelihara jenggot panjang, mengenakan
jubah warna kuning. Yang luar biasa adalah matanya.
Tampaknya bersinar tajam seperti memancarkan api.
"Anak perempuan, tak baik engkau berkelahi apalagi
membunuh orang" seru paderi tua itu. Habis berkata iapun
berseru ke dalam ruang: "Hai berhentilah kamu bertempur !."
Suara paderi tua itu memang luar biasa kuatnya.
Mengandung suatu pengaruh yang mengharuskan orang
tunduk pada perintahnya. Maka kalian jago2 silat gedung
Cian-bin long-kun berhenti. To jin-sik juga tak mau lanjutkan
serangannya. Tetapi Blo'on tetap bergerak memutar
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
pedangnya terus menerus. Padahal Poa Ngo dan kawankawannya
sudah loncat mundur dan hentikan serangannya.
"Hai siapa yang tak mau mendengar perkataanku itu ?" seru
paderi tua pula.
Tetapi Blo'on tak peduli dan tetap mainkan pedangnya..
"Ho, apakah engkau benar2 tak mau nurut perintahku ?"
paderi tua mulai tak sabar. Ia melayang ke muka Blo'on dan
hendak memaki.
Tetapi alangkah kejutnya ketika putaran pedang Blo'on itu
menghamburkan angin dingin yang menusuk tulang2. Jelas
pedang anak itu tentu sebuah pusaka.
la segera mengeluarkan tongkatnya, Mirip dengan sebatang
bambu kuning.
"Karena engkau keras kepala, jangan sesalkan aku akan
bertindak " serunya seraya tusukkan tongkatnya kepada
Blo'on. Dia mainkan tongkatnya dalam gerak yang aneh.
Seperti gerak ular memagut korbannya. Berulang kali
terdengar gaung gemerincing ketika ujung tongkat beradu
dengan pedang. Tetapi ujung tongkat hanya tergetar tak
sampai putus.
"Rubuh ... " sekonyong-konyong paderi itu gunakan tangan
kiri menghantam. Dan seketika tubuh Blo'on pun terhuyunghuyung
kebelakang rubuh.
"Suko ... " Sian li menjerit kaget seraya Ioncat hendak
menolong tetapi paderi itupun ayunkan tangan kirinya lagi.
Sian-li menjerit rubuh. To Jin-sik terkejut ia hendak
menolong kedua anak muda itu tetapi beberapa jago silat
gedung Cian-bin long-kun sudah menyerangnya.
“Mana Buyung Kiong !" seru paderi tua itu pada Poa Ngo.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Poa Ngo terkejut. Ia tak kenal siapa paderi itu.
"Mohon tanya siapakah gelaran yang mulia dari lo-siansu ini
?" tanyanya.
"Panggil saja majikanmu keluar, nanti tentu tahu" sahut
paderi aneh itu.
Poa Ngo tak puas atas sikap orang tetapi menyaksikan
sendiri betapa kesaktian paderi itu tadi. Terpaksa ia suruh
salah seorang kawannya masuk mengundang Cian-bin-longkun.
"Hm, dunia berobah, manusiapun berobah”, gumam paderi
tua itu "masakan hendak bertemu dengan si Buyung Kiong
saja sukarnya seperti hendak menghadap raja. Akan kuberinya
teguran”.
"Suhu “, tiba2 terdengar suara berseru dan muncullah
Buyung Kiong berlarian gopoh terus berlutut di hadapan
paderi tua itu. "maafkan murid tak lekas menyambut
kedatangan suhu”.
Buyung Kiong mendapat laporan tentang muculnya
seorang paderi-jubah kuning yang dapat rubuhkan Blo'on dan
Sian-li. Ia terkejut dan gopoh lari keluar. Apa yang diduganya
memang benar. Paderi tua itu adalah gurunya. Hong koayceng.
paderi lhama dari Mongolia.
"Wah, enak benar engkau menikmati kehidupan yang
mewah seperti raja" sahut paderi tua itu.
"Ah, tidak suhu, murid takkan melupakan budi kebaikan
suhu" kata Cian-bin long kun. Kemudian ia mempersilahkan
paderi lhama itu masuk kedalam.
Sebelumnya ia memberi perintah supaya Blo’on, Sian li dan
To Jin-sik dimasukkan dulu kedalam kamar tahanan. Ternyata
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
To Jin sik juga telah dirubuhkan oleh jago2 silat
sebawahannya.
Atas pertanyaan Cian-bin long kun. Hong sat koay ceng
menerangkan bahwa ia sedang berlelana dan kebetulan tiba di
kota raja.
"Apakah tujuan suhu hanya berkelana melihat2
pemandangan yang indah ataukah mempunyai lain tujuan ?"
tanya Cian-bin-long-kun.
"Sekali tepuk dua lalat" sahut paderi lhama Hong Sat koay
ceng. "sebenarnya aku hendak menghadiri penguburan Kim
Thian-cong digunung Kok li-nia. Tetapi kudengar dalam
penguburan telah terjadi kehebohan besar"
“O. peristiwa apakah itu, suhu ?" tanya Cian-bin-long-kun
pula.
"Beberaoa tokoh sakti telah memerlukan datang untuk
membalas dendam kepada Kim Thian cong.”
"Tetapi bukankah Kim Thian-cong sudah meninggal?”
"Ya, memang begitulah naluri yang dianut kaum persilatan.
Walaupun musuh itu sudah mati tetapi mereka tetap hendak
membalas dendam kepada mayatnya. Kalau tak mungkin
kepada anaknya"
"Tentu terjadi pertempuran ramai antara musuh2 Kim Thian
cong dengan partai2 persilat, yang melindunginya" kata Cian
bin-long-kun.
"Ya" kata Hong Sat koay-ceng "tetapi akhirnya pertempuran
itu dapat selesai dan mayat Kim Thian-cong selamat. Tetapi
andaikata tokoh2 itu menang pun mereka hanya menghantam
sebuah peti mati kosong".
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hai," teriak Cian-bin-long kun terkejut, “kemanakah mayat
Kim Thian cong"
"Para ketua partai persilatan itu menyadari bahwa Kim
Thian-cong mempunyai musuh2. Sebelumnya mereka telah
menyembunyikan mayat Kim Thian-cong dan yang
ditempatkan di rumah sembahyangan itu peti mati kosong"
"O, pintar juga ketua2 partai persilatan itu,” seru Cian-bin-
Iong-kun.
"Terlalu pintar sehingga mereka keblinger”, sahut Hong Sat
koay-ceng.
Buyung Kiong terkesiap lalu memandang suhunya: "Murid
sungguh tak mengerti apa yang suhu maksudkan"
"Para ketua partai persilatan itu mengelabuhi para tetamu
tetapi akhirnya mereka juga dikelabuhi orang sendiri"
"Bagaimanakah peristiwa itu suhu ?"
"Mayat Kim Thian cong hilang sungguh2 dari tempat
persembunyiannya.”
"Oh," teriak Cian-bin-long-kun terkejut "benarkah mayat itu
telah hilang"
"Ya"
"Siapakah yang mencurinya ?"
"Soal itu sampai sekarang masih menjadi teka-teki"
Tak henti-hentinya mulut Cian-bin long kun mendecakdecak
keheranan.
"Benar2 suatu peristiwa yang luar biasa. Masakan sesosok
mayat dapat hilang" katanya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Dunia ini memang aneh dan dunia persilat itu penuh
dengan segala keanehan. Adalagi suatu peristiwa yang
mengherankan"
"Apakah itu suhu ?"
"Di gunung Thay san saat ini telah muncul Kim Thian cong
yang memimpin sebuah perkumpulan agama baru Thian-tongpay
atau Nirwana"
"Oh !" teriak Cian-bin-long-kun.
"Dan di daerah selatan di gunung Hong-san muncul seorang
Kim Thian-cong yang mendirikan perkumpulan Seng lian-kau
atau Teratai Suci.”
"Hebat l" teriak Cian bin-tong kun makin terkejut.
Hong Sat koay ceng tertawa hina.
"Dunia persilatan sedang bingung dan kacau tetapi engkau
enak2 mendekam di kotaraja menikmati kehidupan yang
mewah. wah. wah ... "
"Tidak suhu" serta merta Cian-bin long-kun menerangkan
"sedetikpun murid tak pernah lupa akan pesan suhu"
"Hm." dengus Hong Sat koay-ceng "apakah yang engkau
lakukan selama ini ?"
"Murid telah bersekutu dengan thaykam (orang kebiri) Gui
Wi hian. Baginda Ing Lok sat ini sedang gering. Setiap saat
raja itu wafat. Gui thaykam segera akan bertindak menurut
rencana yang murid berikan kepadanya. Persoalan Ihama di
Tibet tentu akan selesai. Tidak lagi Ma cheo Lhama yang
berkuasa tetapi tentu golongan Dalai Lhama. Dan muridpun
menghendaki nanti kepala urusan agama kerajaan. dipimpin
oleh Suhu ... "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ah, jangan terlalu jauh rencanamu itu. Aku tak begitu
menginginkan kedudukan sebagai mentri urusan agama
melainkan sudah cukup apabila golongan Dalai Lhama diberi
kekuasaan lagi di daerah Tibet dan Mongolia"
“Tetapi suhu" kata Cian bin-long kun. "hendaknya jangan
kita kepalang tanggung. Kalau dapat menduduki jabatan itu
bukankan kita dapat lebih memperluas pengaruh golongan
Dilai Lhama?”.
"Kuta pikirkan saja nanti bagaimana perkembangannya.
Selain itu apakah usahamu lain selama ini ?"
"Tecu telah menyelidiki tempat perpustakaan kerajaan
tetapi sampai saat ini belum juga berhasil menemukan kitab
pusaka dari kerajaan Song itu"
"Dimanakah kitab2 itu disimpan f"
"Di dalam Istana Terlarang"
"Dapatkah aku kesana ?"
Cian-bin long kun merenung sejenak lalu berkata : "Aku
harus menghubungi Gui thaykam agar memberi surat
keterangan. Dengan surat ini suhu dapat masuk kedalam
Istana Terlarang dengan leluasa"
Hong Sat koay-ceng mengangguk.
"Adakah kunjungan suhu ke kotaraja ini sekedar hendak
menilik keadaan murid dan mencari kitab pusaka kerajaan
Song itu ?" tanya Cian-bin sin kun.
"Sekalian aku hendak ke gunung Thay-san untuk
mengetahui siapakah sesungguhnya tokoh yang menamakan
dirinya sebagai Kim Thian cong itu?”.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Cian bin-long-kun minta agar suhunya suka beristirahat
barang beberapa hari di rumahnya.
"Baiklah" kata Hong Sat koayceng. "memang aku telah juga
mengadakan perjalanan. Apakah engkau menyediakan obat
penawar lelah ?"
Cian bin long-kua tertawa.
"Jangan kuatir suhu" katanya, "tadi anakbuahku telah
membawa seorang gadis yang cantik sekali. Akan
kupersembahkan gadis itu untuk mengobati kelelahan suhu"
"Hm. tahu benar engkau akan kegemaranku, Buyung Kiong"
"Ah, sudah tentu murid tahu"
"Tentulah dia masih perawan, bukan ?"
"Sudah tentu, suhu."
"Bagus, aku hanya mau yang perawan saja, karena hal itu
diperlukan untuk menambah khasiat dari hawa kuning dalam
tenaga-dalam yang kuyakinkan.
Baru suhu dan murid itu berbincang bincang dengan asyik,
tiba2 di luar halaman terdengar suara orang ribut lalu jerit
teriakan kesakitan beberapa penjaga.
Cian bin-long-kun bergegas menuju keluar, tapi seketika itu
ia berteriak mengeluh : "Uh “
Ternyata di ambang pintu telah muncul 4 orang rehib tua
yang berpakaian warna putih tangannya memegang sebatang
hud-tim atau kebutan pertapaan.
'Omitohud!” seru rahib tua itu, “kiranya engkau Beng Sam
hok yang menjadi pemilik gedung ini”.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Su … thay…” Cian bin long kun menggigil dan tak dapat
mengucap kata2.
“Belasan tahun aku mencarimu, baru hari ini beruntung
dapat menemukan”, seru rahib itu pula.
“Suthay ... engkau keliru. Aku Buyung Kiong bukan Beng
Sam-hok." akhirnya dapat juga Cian-bin-long-kun membuka
suara.
"Buyung Kiong bergelar Cian bin-long-kun atau Manusiaseribu-
muka. Tetapi walaupun engkau berganti wajah sampai
seribu macam, aku tetap dapat mengenalimu''
"Ah, suthay, keliru. Bagaimana suthay dapat mengatakan
diriku Beng Sam hok. Siapakah Beng Sam hok itu ?"
"Bsng Sam hok adalah kacung dari perguruan Kun-lun-pay.
Karena dia berbakat maka dia diberi pelajaran ilmusilat oleh
ketua Kun-lun pay yang lama. Tetapi ternyata dia tak tahu
membalas budi. Diam2 dia telah mencuri kiiab pelajaran
ilmupedang dari perguruan Kun-lun-pay lalu melarikan diri.
"Tetapi aku bukan Beng Sam-hok. Suthay sudah lihat" seru
Cian bin long-kun.
"Tidak, aku takkan salah lihat. Walaupun wajahmu
menyerupai seorang hartawan tetapi tahi lalat pada daun
telingamu yang kiri itu tak mungkin kulupakan. Dan engkau
tentu tak mengira bahwa tanda itu merupakan ciri utama dari
dirimu"
Cian-bin-long-kun terkejut. Memang pada daun telinga
kirinya terdapat sebuah tahi lalat.
"Soal tahi lalat pada daun telinga, bukan hanya terdapat
pada Beng Sam-bok seorang tetapi lain orangpun punya juga"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Benar" sahut rahib itu. "tetapi tidaklah sampai jajar tiga
seperti pada daun telingamu itu"
Cian bin long-kun terkesiap Tetapi pada lain kejab,
timbullah nyalinya pula. Ia tahu bahwa suhunya Hong Sat
koay-ceng seorang padeti yang sakti. Apalagi di gedung
kediamannya ia memelihara berpuluh puluh jago silat kelas
satu. Masakan ia lakut terhadap seorang rahib saja.
"Suthay. apakah maksud kedatangan suthay kemari ?"
serunya.
"Pertama. aku hendak minta kembali seorang gadis yang
dirampas oleh anakbuahmu di kelenteng sore tadi. Dan
setelah mengetahui bahwa engkau ternyata Beng Sam-hok,
akupun hendak menjalankan hukuman perguruan kepadamu"
"Ah. janganlah suthay terlalu mendesak padaku" seru Cian
bin long kun, "anak buah tak pernah merampas seorang gadis
yang sedang bersembahyang di kelenteng"
*Hm. engkau memang berani mati. Bahkan siapa dirimu.
engkaupun berani juga untuk menyangkal. Banyak orang
menyaksikan peristiwa perampasan gadis itu. Bahkan orangtua
gadis itu telah minta tolong kepadaku supaya menolong
puterinya. Mereka sudah tua dan hanya mempunyai seorang
anak perempuan itu. Kembalikanlah agar mengurangi dosamu"
"Telah kukatakan bahwa orang -orangku tak pernah
merampas gadis. Mengapa suthay masih kukuh menuduh saja
?"
Rahib tua itu tertawa hambar. "Bolehkah aku menggeledah
didalam gedung ini?
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Omitohud ... " tiba2 terdengar suara orang melantangkan
doa mantra. Menyusul muncullah seorang paderi lhama dari
dalam ruang.
"Buyung Kiong, mengapa ribut ?" serunya. Buyung Kiong
segera menuturkan apa yang terjadi saat itu.
'Oh. maafkan, lo-suthay." Hong Sat koay-memberi hormat,
"lo suthay salah faham. Muridku ini tak berbuat seperti yang
suthay tuduhkan.”
'O, toyu ini suhu Bong Sam-hok ?" seru rahib tua.
"Siapa Beng Sam-hok?"' Hong Sat koay-ceng bertanya.
"Beng Sam-hok adalah dia" rahib tua menunjuk pada Cian
bin-long-kun "seorang murid Kun lun-pay yang mencuri kitab
pelajaran dari perguruan itu dan melarikan diri"
Tiba2 Hong Sat koayceng tertawa keras.
"Engkau salah sangka, suthay" serunya, bukan Beng San,
hok tetapi Buyung Kiong, muridku yang setya"
"Siapakah nama toyu ?" tegur rahib tua.
"Aku paderi lhama Hong Sat koayceng dari Mongolia"
. 'O Hong Sat koayceng yang termasyhur dengan pukulan
sakti Pasir Kuning itu ?" rahib terkejut.
"Dan siapakah nama lo suthay?”
"Ceng Sian sin-ni"
Tiba2 paderi lhama itu tertawa nyaring panjang . , .,
-ooo0dw0oooTiraikasih
website http://kangzusi.com.
Jilid 25
Serentak berhenti tertawa, Hong Sat koay-ceng segera
berseru : "O, kiranya rahib ketua Kun-lun-pay yang
termasyhur dengan ilmu pedang Suan-hong kiam dan ilmu
pukulan Coh kut kin-ci ing. Maaf, maaf, aku telah berlaku
kurang menghormat. Terimalah hormat paderi lhama yang tua
Ini".
Habis berkata lhama itu segera membungkukkan tubuh
memberi hormat.
"Ah. toheng terlalu menyanjung diriku. Mana aku berani
menerima hormat toheng, "Ceng Siau suthay terpaksa
rangkapkan kedua tangannya balas memberi hormat.
Tampak wajah kedua tokoh itu saling mengerut. Hanya
lekukan kerut pada dahi Ceng Sian suthay lebih dalam dan
wajahnya agak pucat.
Memang sepintas pandang keduanya tampak saling
memberi hormat. Tetapi sesungguhnya mereka telah
melangsungkan adu tenaga dalam.
Cian bin long-kun Buyung Kiong tahu juga akan hal itu. Ia
tersenyum simpul karena tahu bahwa dalam tenaga dalam
ternyata Hong Sat koay ceng masih lebih unggul.
"Totiang", seru Ceng Sian suthay setelah Saling memberi
hormat yang diselipi dengan adu tenaga-dalam itu selesai,
"Beng Sam hok yang kini menjelma menjadi Buyung Kiong itu
memang benar adalah murid dari Kun-lun pay. Soal kemudian
dia melarikan diri dan masuk menjadi murid totiang, itu
akupun tak berhak menghalangi”.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ah, kiranya suthay seorang ketua perguruan yang
menyadari akan tata peraturan sebuah perguruan dalam dunia
persilatan," seru Hong Sat koay-ceng.
Ceng Sian suthay tak mau menghiraukan pujian itu.
"Tetapi aku tetap akan menyelesaikan dua buah hal
kepadanya." kata Ceng Sian suthay.
"O." desuh Hong Sat koay-ceng. "silahkan suthay
mengatakan. Kalau memang benar, sudah tentu dia harus
mentaati.”
"Pertama, dia harus mengembalikan kitab pelajaran ilmu
pedang Kun-lun-pay yang dicurinya itu."
"Ya, itu memang nalar," kata Hong Sat koayceng lalu
berpaling kepada Cian-bin-long kun "benarkah engkau
mengambil kitab pelajaran dari Kun lun pay?”
Cian-bin-long kun Buyung Kiong terkesiap, tadi ia
menyangkal kalau dirinya Beng Sam hok, apakah sekarang ia
harus menarik penyangkalannya itu dan mengaku benar Beng
Sam hok.
"Bagaimana ?" tegur Hong Sat koayceng pula karena Cianbin-
long kun diam saja.
"Aku tak tahu menahu soal kitab itu." akhirnya Cian-binlong
kun menjawab.
"Benar ?" Hong Sat koay-ceng menegas.
"Adakah suhu menyaksikan diriku ini Buyung Kiong ?" Cian
bin long-kun balas bertanya.
"Baiklah" kata Hong Sat koay-ceng lalu berpaling kearah
Ceng Sian suthay, "suthay, muridku Buyung Kiong itu bukan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Beng Sam-hok. Dia tak tahu menahu tentang kitab pusaka dari
Kun-lun-pay.
“Totiang percaya akan omongannya ?" tanya Ceng Sian
suthay.
“Aku suhunya, masakan dia berani bohong daku !"
"Baiklah", kata Ceng Sian suthay dengan menekan
kegeramannya, "apabila pada suatu kesempatan aku dapat
membuktikan bahwa ia memang Beng Sam hok, apa kata
totiang ?"
“Bagaimana kehendakmu ?" tanya Hong Sat Koayceng.
“Kalau dia benar Beng Sam-hok, berarti dia masih murid
Kun-lun pay. Aku akan menjatuhkan hukuman perguruan
kepadanya".
Hong Sat koayceng terkesiap.
"Dalam hal itu, totiang harap jangan ikut campur tangan."
kata Ceng Sian suthay pula.
Hong Sat koayceng tetap diam.
"Sekarang, apakah yang hendak engkau urus lagi ?" sesaat
kemudian baru lhama dari Tibet itu buka suara.
"Masih ada", kata Ceng Sian suthay, "yakni tentang anak
gadis yang ditawan dalam gedung ini. Jika Cian-bin-long-kun
mengembalikan, urusan ini takkan kutarik lebih panjang.
Tetapi kalau tidak. Hm, akupun terpaksa harus bertindak".
"Suthay", tiba2 Cian-bin-long-kun berseru dengan nada
garang. Rupanya ia sudah mendapat kembali nyalinya, "harap
tahu bahwa gedung kediaman Cian-bin-long-kun Buyung
Kiong itu adalah tempat yang menjadi kunjungan orang2
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
terhormat, mentri2 Kerajaan dan orang2 ternama. Janganlah
suthay menghambur fitnah yang melecehkan namaku."
"Bagus, rupanya sekarang engkau pandai benar berputar
lidah." seru Ceng Sian suthay. Perampasan gadis oleh kaki
tanganmu itu disaksikan beratus orang. Masakan engkau
masih berani nyangkal".
“Suthay" balas Cian-bin long-kun, tak kalah garang, "kami
menghormat suthay sebagai orang rahib suci, seorang ketua
perguruan silat yang termasyhur dan pula sebagai seorang
tetamu tak banyak yang kami mohon kecuali mengharap
suthay suka menaruh perhatian atas kedudukanku sebagai
tuan rumah".
"Maksudmu engkau hendak mengatakan bahwa aku supaya
jangan campur urusan ini ?" rahib itu menegas.
"Hendaknya demikian", kata Cian-bin-long-kun, agar
kunjungan suthay itu jangan sampai mengecewakan suthay
karena penyambutan2 yang bersifat kekerasan. Kiranya suthay
tentu maklum bahwa gedung Cian bin-long-kun di kotaraja ini
mempunyai penjagaan yang kuat."
"Hm, kekerasan itu menunjukkan kelemahan dan
kesalahan", kata Ceng Sian suthay, "dan kekerasan itu takkan
melindungi kebenaran".
"Masih ada lagi suthay". buru2 Cian-bin-Iong-kun berseru,
"kekerasan dapat juga digunakan untuk menjaga tindakan
yang merugikan dan mengancam.”
"Merugikan dan ancaman itu, banyak tafsirnya. Karena
tindakanku hendak mengusut peristiwa itu engkau merasa
dirugikan dan terancam karena tak dapat menyampaikan
maksudmu. Bukankah begitu ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Suthay." tiba2 Hong Sat koayceng menyeletuk. "Seorang
rahib, hanya dibiara suci tempatnya. Hidupnyapun dialam
kesucian, bukan mengurusi urusan duniawi. Berbicara tentang
kerugian apakah suthay menderita kerugian apabila tak
mencampuri urusan ini ?"
Ceng Sian suthay tertawa datar.
"Harap toheng jangan mencampur adukkan dengan soal
rahib dan biara. Karena hal itu akan melibat dirimu sendiri.
Jika aku seorang rahib bukankah toheng sendiri juga seorang
Ihama yang pantasnya tinggal di kuil ? Jika toheng menasehati
aku, mengapa toheng melakukan hal itu sendiri ?”.
"Aku hendak mengurusi muridku sendiri!”, jawab Hong Sat
koayceng. "lalu apa kedudukan suthay dalam peristiwa ini ?"
"Menyebut nama Ceng Sian, tentu takkan terlepas dari
nama perguruan Kun-lun-pay. Bicara soal perguruan silat,
tentu tak lepas dari dunia persilatan. Dan memperbincangkan
dunia silatan berarti memperbincangkan urusan dunia.
Salahkah kalau aku mengurus soal duniawi ?”
"Berhakkah orang persilatan mencampur urusan lain orang
?"
"Setiap orang persilatan atau orang yang mengaku dirinya
sebagai seorang persilatan sejati baik dia termasuk anggauta
perguruan silat atau perseorangan, berhak untuk mengurus
ataupun mencampuri urusan lain orang atau perguruan silat,
apabila urusan itu menyalahi Kebenaran"
"Jadi suthay tetap hendak mencampuri urusan ini ?"
"Sebaiknya urusan ini dapat diselesaikan dengan jalan
damai".
"Maksud suthay ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Serahkan gadis itu supaya dapat kukembalikan kepada
orangtuanya".
"Jika tidak ?"
"Toheng tentu sudah maklum sendiri".
"Jika demikian kehendak suthay, akupun takdapat berbuat
apa2 kecuali mempersilahkan suthay" sahut Hong Sat koayceng.
Selama bicara tadi, diam2 Ceng Sian suthay sudah
menyelinapkan perhatian. Ia mengetahui bahwa empat
penjuru gedung itu telah disiapkan berpuluh2 jago silat yang
dipelihara Cian-bin-long kun.
Ceng Sian suthay merenung. Sudah terlanjur naik
punggung harimau, susahlah ia hendak turun lagi. Ia tak tahu
bahwa Hong Sat koay-ceng berada di gedung itu. Begitu pula
ternyata gedung itu penuh dengan jago2 silat. Dan dia hanya
seorang diri. Jika dia sampai terluka atau kalah, tentulah nama
perguruan Kun-lun-pay akan ditertawakan orang.
Namun kalau mundur, Hong Sat koay-ceng dan Cian-bin
long-kun tentu akan mencemohkan juga.
"Kudengar Kun-lun-pay merupakan sumber ilmu pedang
yang sakti. Ingin benar pinceng mendapat pengalaman dan
pelajaran." tiba Hong Sat koayceng berseru, "harap suthay
jangan pelit memberi pelajaran".
Walaupun diucapkan dengan nada ramah bahkan disertai
senyum simpul, tetapi jelas lhama itu menantang supaya Ceng
Sian suthay menggunakan pedang.
Sudah tentu Ceng Sian Suthay tahu. Diam2 iapun
menimbang. Hong Sat koayceng termasyhur dengan ilmu
pukulan Hongsat-ciang atau Pasir Kuning. Lebih leluasa
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
bertanding dengan ilmu pedang daripada dengan pukulan,
Justeru lhama itu menantang sendiri. Maka ketua Kun-lun-pay
itu pun segera memutuskan untuk bertanding ilmu pedang.
"Baiklah, jika toheng menghendaki demikian si!ahkan
toheng dan anakbuah gedung ini bersiap maju." serunya.
"Ha, ha." Hong Sat koayceng tertawa, "Suthay jangan salah
tafsir. Yang akan minta pelajaran ilmu pedang adalah aku.
Bukan mereka. Sudah tentu suthay tak bermaksud menghina
diriku hendak main keroyokan, bukan?”
"Ah, mana aku berani menghina toheng," sahut ketua Kunlun-
pay. "siapakah yang tak tahu akan Hong Sat koayceng
yang sakti itu".
"Sudahlah, suthay" cepat Ihama dari Tibet itu menukas,
"mari kita mulai. Sekali lagi harap suthay jangan pelit untuk
memberi pelajaran ilmu pedang kepadaku".
Karena lambat atau cepat akan bertempur Ceng Sian
suthaypun segera mencabut pedangnya.
"Toheng, aku segera memulai, harap toheng mengeluarkan
senjata toheng," seru Ceng Sian.
Ceng Sian sutnay adalah seorang rahib yang tinggi
kedudukannya. Baik sebagai pemuka agama maupun sebagai
ketua partai persilatan. Dia dapat mengekang diri dalam sikap
yang sabar dan ramah.
"Baik, suthay" sahut Hong Sat koayceng. silahkan
memulai".
Ceng Sian suthay lekas memperhatikan bahwa paderi
Ihama itu tidak mengeluarkan senjata.
"Adakah dia hendak melawan dengan tangan kosong ?”
Ceng Sian suthay mulai meragu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Adakah toheng tak memakai senjata ?" ia bertanya.
"Akan kulayani dahulu dengan tangan kosong. Apabila tak
kuat, aku tentu memakai senjata juga", jawab Hong Sat.
Ceng Sian suthay menggeram dalam hati, ia merasa
diremehkan. Tetapi pada lain kilas, timbul suatu dugaan
kemungkinan paderi Ihama itu mempunyai ilmu pukulan yang
sakti.
"Mari kita mulai, suthay". tiba2 Hong Sat koayceng mulai
membuka serangan, Sin-wan-te-koh atau Lutung-saktimemetik-
buah adalah jurus pertama yang dilancarkannya:
Tangan kanannya mengulur maju untuk menerkam.
Ceng Sian suthay tenang2 saja melihat gerakan tangan
orang. Pada setelah tangan paderi itu hampir tiba, rahib itu
menyurut mundur setengah langkah, Sret ... secepat kilat
pedangnya membabat.
Hong Sat koayceng terkejut. Cepat ia menekuk tangannya
ke atas untuk menghindari. Hanya kurang serambut jaraknya,
lengan paderi lhama tua itu terpapas pedang.
Habis menghindar, tangan Hong Sat koay- ceng akan
menjulur maju pula. Tetapi pedang Ceng Sian suthay sudah
berkelebat memapas. Dan ketika Hong Sat menarik tangannya
ke belakang, pedangpun menyambar bahunya Hong Sat
terpaksa menyurut mundur setengah langkah tetapi pedang
ketua Kun-lun pay itupun sudah membabat pinggangnya.
Hong Sat terkejut dan cepat2 mengendapkan tubuh ke
bawah. Tetapi sudah disongsong lagi dengan kilat pedang
yang membabat kaki.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Huh," sambil mendesuh, paderi lhama itu sudah
melambung sampai tiga tombak. Di udara ia ayunkan tangan
kanannya menghantam ke bawah.
“Bum . ...”
Lantai berhamburan pecah, tetapi Ceng Sian telah loncat ke
samping, Maka ketika Hong Sat melayang turun, pedang rahib
itu sudah membabat kakinya.
Hong Sat terkejut sekali. Saat itu baru ia mengetahui bahwa
Ceng Sian suthay hebat sekali gin-kangnya.
Namun paderi lhama itu tak mau menyerah begitu saja. Dia
sudah menepuk dada akan melayani lawan dengan tangan
kosong. Cian-bin-long-kun dan berpuluh-puluh jago silat
menyaksikan tempuran itu. Apabila dalam waktu yang begitu
singkat, dia sudah kalah, bukankah malu akan dideritanya ?
Cepat paderi lhama itu menginjakkan telapak kaki kanannya
ke atas kaki kiri. Dengan meminjam tenaga pijakan itu, tibatiba
tubuhnya bergeliatan melambung ke udara lagi. Selagi
masih di udara, dia segera melontarkan pukulan. Bahkan
sekali gus dia gerakkan tangan kanan dan kiri menghantam.
Dengan dilindungi oleh pukulan yang menyerupai geledek itu,
ia meluncur turun ke lantai.
Terdengar debum lantai hancur berantakan, kepingkepingnya
muncrat ke empat penjuru. Jago2 silat yang
bekerja pada Cian-bin-long kun meleletkan lidah karena
kagum atas pukulan dari paderi lhama itu. Tetapi mereka lebih
kaget pula ketika paderi lhama itu mendesuh kejut dan
ayunkan tubuh sampai dua tombak ke belakang. Dan sebagai
pengganti di tempat padri lhama itu, tampaklah bayangan
Ceng Sian suthay sambil memegang pedangnya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Adegan itu berlangsung teramat cepat sekali, sehingga
mereka tak sempat menyaksikan apa yang terjadi. Tetapi
mereka dapat menduga tentulah Ceng Sian suthay sudah
menyerang lagi dan memaksa paderi itu harus loncat mundur.
Kini terbukalah mata sekalian jago2 itu betapa tingkat
kepandaian dari rahib Kun-lun-pay. Diam2 mereka tergetar
dalam hati. Untunglah yang menjadi lawan Hong Sat koay.
Andaikata mereka yang harus melayani, tentu mereka sudah
menggelepar di lantai. Diam-diam mereka berharap mudahmudahan
Hong Sat koay-ceng dapat mengalahkan rahib dari
Kun-lun-pay. Dengan demikian mereka bebas dari keharusan
menempur rahib itu.
"Ilmu pedang suthay bukan kepalang hebatnya" seru Hong
Sat koayceng memuji.
"Ah, janganlah toheng mengolok", sahut Ceng Sian suthay
sambil tegak acungkan ujung pedang lurus kemuka. Pandang
matanya melekat pada ujung mata.
Hong Sat koayceng makin terbeliak. Sikap yang dilakukan
Ceng Sian suthay itu merupakan sikap dari ajaran ilmu pedang
yang sakti. Diam untuk menindas gerakan. Demikian inti dari
ilmu pedang yang sakti.
Mau tak mau Hong Sat koay-ceng harus menempur. Dan
setelah merenung beberapa jenak, ia telah menentukan
keputusan.
Serangan pedang yang dibuka Ceng Sian telah disambut
dengan mengangkat tangan kanan dari paderi Ihama itu.
Semula Ceng Sian memperhatikan bahwa cahaya wajah paderi
Ihama itu kian berobah kuning. Bahkan sampai biji matanya
pun terlihat berwarna kuning.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Pada saat Ceng Sian suthay menyerang maju tiba2 paderi
Ihama itu ayunkan tangannya menampar.
Ceng Sian suthay terkejut. Ia duga paderi lhama itu tentu
mengeluarkan ilmu pukulan Kong-sat-ciang atau Pukulan
Pasir-kuning yang sakti.
Dalam kitab pusaka yang diketemukan dalam sebuah biara
kuno, ia banyak menemukan sumber2 ilmu kesaktian yang
hebat diantaranya sebuah ilmu pukulan yang disebut Hongsat-
ciang atau pukulan Pasir Kuning. Dengan pukulan itu,
lawan akan menderita kehilangan tenaga, tubuhnya berwarna
kuning semua. Mirip dengan seorang penderita penyakit
kuning.
Pada puncak tataran tertinggi dari ilmu Pukulan Pasir
Kuning itu, penderita pukulan akan berangsur-angsur
mengalami suatu kematian yang mengerikan. Bermula kaki
dan tangannya akan meleleh, mengeluarkan cairan kuning,
kemudian seluruh tubuhnya akan berhamburan menjadi cairan
kuning semua. Bahkan walaupun tidak ikut leleh tetapi tulang
belulangpun ikut berwarna kuning.
Hong Sat koayceng belum mencapai tingkat yang
sedemikian. Ia tengah berusaha untuk capai tingkat itu.
Sebagai kelengkapan dan syarat2 yang diperlukan, dia harus
mencari seribu buah selaput perawan.
Gila ! Tetapi Hong Sat koayceng tetap jalankan juga. Entah
berapa ratus gadis yang diculik untuk diambl selaput
keperawanannya. Namun masih jauh dari mencukupi
keperluan yang dibutuhkannya. Dan terpaksalah ia berusaha
mencarl terus.
Dalam menghadapi Ceng Sian suthay, ia tak mengira kalau
rahib ketua Kun lun-pay itu memiliki ilmu pedang yang
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
sedemikian hebat. Dalam gerak pertama, la telah menderita
kesibukan yang hampir membawanya ke arah kekalahan.
Ceng Sian suthay telah memainkan ilmu –pedang Ngo heng
kiam. Disebut Ngo-heng atau Lima Unsur, karena ilmu pedang
itu terdiri dari lima bagian. Setiap bagian dibagi lagi menjadi
lima jurus.
Yang dimainkan oleh rahib itu tadi ialah. Ngo.heng-kiam
bagian Tho-te kiam atau Unsur tanah. Tho-te-kiam dibagi
menjadi lima jurus yakni: Kian gun, Liok-te, San-tho, Ni-ciang
dan San-sik atau Bumi, tanah, gunung, lumpur dan cadas.
Pertama gebrak, Ceng Sian gunakan Ngo-kian-gun-kiam.
Sikapnya tenang dan damai, kemudian dilanjutkan Ngo-heng
tho-te-kiam. Tanah menebar luas di dunia. Dimana manusia
berada, tentu selalu ada tanah. Itulah sebabnya makai Hong
Sat koayceng pontang panting karena selalu dibayangi oleh
serangan pedang ketua Kung lun pay itu.
Dan kini, rahib dari Kun-lun-pay itu mengeluarkan jurus
Ngo-heng-san-kiam. Gunung itu bersikap tinggi perkasa,
kokoh bagai sebuah paku di bumi.
Pedang Ceng Sian suthay mengerat- erat naik turun untuk
membelah kepala dan tubuh lawan. Dia hendak menjaga
jangan sampai paderi lhama itu dapat melambung ke udara.
Dalam beberapa waktu, masih dapatlah paderi lhama itu
menghadapi. Bahkan dapat balas menyerang dengan jari2
maut. Jari yang telah disaluri dengan tenaga-dalam Hong satcin-
kang. Tersentuh sedikit oleh jari itu, orang tentu sudah
lunglai. Apalagi sampai kena tercengkeram.
Rupanya Ceng Sian menyadari akan keampuhan jari lawan.
Ia mengurung diri dengan sinar pedangnya sedemikian ketat
sehingga air hujan pun tak mampu mencurah ke tubuhnya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Cian-bin-long-kun dan sekalian jago2 yang menyaksikan
pertempuran itu, kesima sekali. Memang pertempuran antara
tokoh setingkat Cian Sian dan Hong Sat, jarang terjadi dalam
dunia persilatan. Karena pertempuran semacam itu
manghidangkan permaianan yang bermutu tinggi.
Pertempuran antara tokoh kelas satu, berlangsung amat
cepat. Setiap detik peluang yang bagaimanapun kecilnya,
sudah cukup untuk merobah kedudukan, menentukan kalah
menangnya.
Demikian terjadi pula dalam pertempuran dahsyat antara
Ceng Sian lawan Hong Sat koayceng.
Kedua tokoh itu seolah merapat dan sukar diketahui mana
Ceng Sian mana Hong Sat koay-ceng. Beberapa jenak
kemudian tiba2 terdengar pekikan tertahan dan serentak
keduanya saling Ioncat mundur.
Ceng Sian suthay tampak tegak mengemasi rambutnya
yang terurai. Tenang2 saja sikap ketua Kun-lun-pay itu.
Sedang Hong Sat koaycengpun tegak dengan wajah
berwarna kuning, mata dipejamkan. Tampaknya dia tak kena
suatu apa kecuali menderita keletihan napas.
Cian-bin-long-kun hendak menarik napas longgar karena
melihat suhunya tak kurang suatu apa, walau tiba2 ia menjerit
tertahan ketika pandang matanya tertumbuk sesuatu pada diri
Hong Sat koayceng.
Jubah paderi lhama bagian dadanya ternyata pecah
sepanjang beberapa inci. Jelas tentu akibat dari guratan ujung
pedang lawan.
"Suhu, apakah engkau terluka ?" serentak ia berseru
cemas.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tetapi paderi Ihama itu tak menjawab. Secepat membuka
ia segera berseru kepada Ceng Sian Suthay:
“Ilmu pedang Kun-Lun-pay benar2 tak bernama kosong.
Aku harus mengucap syukur, karena suthay telah berlaku
murah hati kepadaku. Mari kita lanjutkan lagi. Harap suthay
memberi pelajaran yang lebih tinggi lagi.”
Habis berkata paderi lhama itu segera melepas kalung
tasbih. Berbeda dengan tasbih kaum paderi yang biasanya
terbuat dari biji2 bundar yang berlubang tengahnya. Kalung
tasbih Hong Sat koayceng itu merupakan seuntai kalung dari
benda2 keras berbentuk tengkorak kecil. Sedang tengah2
untaian kalung itu merupakan sebuah tengkorak besar,
sebesar genggam tangan orang.
“Omitohud!” seru Ceng Sian suthay, “bagaimana tasbih
sebagai kalung suci dari kaum agama, engkau ganti bentuknya
sedemikian rupa?”.
Hong Sat koayceng tertawa.
“Setiap orang apabila melihat tengkorak tentu jeri dan
menganggap benda itu amat keramat”, seru paderi lhama itu,
“padahal kita semua manusia kelak tentu akan menjadi
tengkorak seperti ini”
“Adakah kaum lhama memang bertasbih seperti itu?”
“Tidak” sahut Hong Sat koayceng, “mereka juga bersikap
suci seperti kaum paderi di tanah Tiong-goan sini.
Tetapi aku menganut faham lain, Kita harus berani melihat
kenyataan. Bahwa manusia itu tentu akan mati. Bahwa setelah
mati, yang cantik, yang bagus, yang jelek, yang kaya, yang
miskin, yang jahat, yang suci, yang murtad, sama saja. Tiada
beda, semua akan menjadi tengkorak. Oleh karena itu maka
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
kalung itu berlambangkan tengkorak agar kita selalu ingat
akan hidup dan keakhiran manusia itu".
"Bagus !" seru Ceng Sian suthay. "apabila toheng
mempunyai pandangan seperti itu. Tetapi kenyataan berbicara
kudengar untuk kepentingan melatih ilmu Hong-sat ciang
sampai sempurna, diperlukan benda2 yang mengakibatkan
hiIangnya jiwa beratus-ratus gadis suci. Benarkah itu?"
"Benar, benar" diluar dugaan Hong Sat koayceng menjawab
dengan jujur. "tetapi apa artinya beratus jiwa gadis dengan
hasil yang kudapat dari ilmu sakti itu? Tidak berarti sama
sekali seperti sejemput pasir dilontarkan ke dalam lautan
belaka.”
Ceng Sian suthay kerutkan dahi.
"Bagaimana toheng dapat mengatakan begitu?" tanyanya.
"Dengan memiliki kesaktian semacam itu aku akan
menaklukkan dunia persilatan. Kurobah wajah dunia
persilatan, dari suatu medan perebusan nama dan
pertumpahan darah, menjadi sebuah dunia yang damai
dimana tokoh2 persilatan akan hidup dibawah perintah suatu
faham hidup yang baru".
"Jika demikian tujuan toheng, akulah orang pertama yang
akan menentang" seru Ceng Sian suthay.
“Memang seharusnya begitu. Karena setiap penaklukan
yang kulakukan tentu berdasar kemenangan yang sungguh2
sehingga orang akan tunduk dan patuh benar2 kepadaku.
Nah, marilah kita mulai".
Kini paderi lhama yang eksentrik itu memegang sebuah
kalung tasbih tengkorak. Sedangkan Ceng Sian suthay tetap
dalam sikap semula. Pedang lurus disongsongkan ke muka,
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
kedua matanya memandang ke arah ujung pedang. Bagi
seorang ahli pedang, tentulah dapat mengetahui bahwa sikap
yang dilakukan ketua Kun-lun-pay merupakan pembukaan dari
ilmu pedang yang sakti.
Hong Sat koayceng pun mulai mengayunkan kalung
tasbihnya. Dari pelahan makin cepat dan makin cepat sampai
akhirnya kalung tasbih itu berrobah menjadi lingkaran sinar
kuning yang bergulung-gulung membungkus diri paderi lhama.
Lalu pelahan-lahan mulai maju mendekati lawan.
Ceng Sian suthay bersikap hati2. Ia belum tahu betapa
hebatnya senjata kalung tasbih itu, namun karena yang
menggunakan seorang tokoh macam Hong Sat koayceng,
tentulah tasbih itu hebat sekali.
Ngo-heng-ni-ciang-kiam atau ilmu pedang Unsur-lumpur,
segera dimainkan oleh rahib itu.
Sebagaimana dengan sifat lumpur yang lunak tapi
membenam segala benda yang membenturnya maka ilmu
pedang yang dimainkan Ceng Sian suthay itupun demikian
juga. Lunak dalam gerakan tetapi membenam dalam
perbawanya. Mambenam sinar kalung yang menerjangnya.
Sinai kalung tasbih seolah-olah terbenam dalam lingkaran
sinar pedang. Walaupun sukar dilihat mana sinar kalung mana
sinar pedang, namun dari warnanya yang kuning dengan
putih, orang dapat membedakannya.
Kali ini Hong Sat koayceng menyerang dengan sepenuh
tenaga. Ia malu kalau sampai menderita kekalahan lagi.
Cong Sian suthay tetap berlaku hati2 untuk melayani. Ilmu
pedang yang berintikan sifat lumpur memang bukan jurus
untuk menyerang melainkan untuk membenam gerakan
lawan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Demikian kedua tokoh sakti itu mulai terlibat lagi dalam
sebuah pertempuran yang seru dan dahsyat.
Ternyata pada saat Ceng Sian suthay sedang melakukan
pertempuran dengan Hong Sat koay ceng dan Cian-bin-longkun
serta segenap jago2 silat yang bekerja padanya
menyaksikan pertempuran itu, di dalam gedung Cian-bin-longkun
telah terjadi suatu pertstiwa yang tak diduga-duga.
Pengemis-riang To Jin-sik selalu meninggalkan pertandaan
di sepanjang jalan yang dilaluinya. Hal ini memang sudah
menjadi suatu kebiasaan dari setiap anakbuah Kay-pang yang
sedang melakukan tugas.
Bahkan pada waktu berangkat mengantar Blo'on dan Sianli.
Ong Cun kedua Kay-pang cabang kota Pakkhia,
mengingatkan To Jin-sik agar jangan lupa meninggalkan
pertandaan. Hal itu perlu untuk menjaga kemungkinan yang
tak diharapkan mengingat bahwa kota raja itu pengaruh
Jiong-pang (Partai Jembel) amat besar.
Seorang anakbuah Kay pang telah melihat pertandaan yang
ditinggalkan To Jin-sik. Dia tahu kalau To Jin-sik menuju ke
gedung Ciang bin long kun. Diam2 anakbuah Kay-pang itu
segera mencari jejak To Jin-sik.
Dari beberapa orang, dapatlah anakbuah Kay-pang itu
mengetahui bahwa To Jin-sik berada di gedung Cian-bin-longkun.
Tetapi sampai malam, pesta sudah bubar, belum juga To
Jin-sik dan kedua pemuda yang diantarnya itu keluar.
Anakbuah Kay-pang itu menunggu. Betapalah kejutnya ketika
melihat To Jin sik, Sian-li dan Blo'on bertempur dengan.jago2
gedung Cian-bin-long-kun. Bargegas-gegaslah melapor kepada
Ong Can, thancu Kay-pang cabang Pakkhia.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ketua Kay-pang cabang kotaraja itu, terkejut. "Ah, tentulah
pemuda itu yang cari gara2. Kalau To Jun-sik ditangkap, tentu
akan menimbulkan heboh.
Ia merenung cara untuk menolong Jin-sik dan kedua
anakmuda itu. Jika kerahkan seluruh anakbuah Kay-pang,
tentu akan menimbulkan akibat yang meluas. Can-bin-longkun
tentu akan berusaha untuk membasmi Kay-pang.
"Hm, aku harus bertindak secara tersembuyi." akhirnya
ketua Kay-pang cabang Pak-khia menetapkan langkah.
Akhirnya ia memilih lima orang anakbuah Kay-pang. Kepada
mereka diperintahkan supaya menyamar dalam pakaian serba
hitam, mukapun harus ditutup dengan kain hitam agar jangan
nampak kalau mereka anakbuah Kay-pang.
Ong Cun dipilih sebagai ketua cabang Kay-pang karena
cerdik dan berkepandaian tinggi. Orang persilatan
menggelarinya sebagai Sam-thau-liok-pi atau Tiga-kepalaenam-
lengan. Dia pandai berpikir dan pandai bertindak.
"Kita menyusup dari belakang", kata Ong Cun kepada lima
orang anakbuahnya. Dengan hati2 mereka melompati pagar
tembok dan terus menyelundup masuk.
"Aneh. mengapa rumah ini sepi2 saja ?”, diam2 ia berkata
kepada dirinya sendiri. Padahal diketahui bahwa gedung Cianbin-
long-kun itu pelihara berpuluh-puluh penjaga yang terdiri
dari jago2 silat yang berkepandaian tinggi.
"Kalian tunggu disini, aku hendak menyelidiki ke dalam”, ia
memberi perintah lalu dengan sebuah gerak yang
menimbulkan kekaguman orang ia sudah menyelundup tanpa
kedengaran suara apa2.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Waktu itu malam makin sunyi. Tiba2 ia dengar suara orang
menangis terisak-isak dari sebuah ruangan. Cepat ia
menyelinap ke tempat itu. Dengan gunakan ilmu gin-kang,
iapun melambung ke atas atap. Setelah menunggu sampai
beberapa saat nada suatu gerak maupun suara yang
mencurigakan, barulah ia berjongkok dan membuka genting.
Kemudian ia susupkan kepalanya masuk. Kaki mengait pada
tiang-rusuk, lalu bergelantung memandang ke bawah.
Segera ia melihat seorang nona tengah menangis diatas
ranjang. Sedang seorang wanita tua tengah membujuknya.
"Sudahlah nona, jangan menangis," kata perempuan tua
itu. "Buyung loya tentu akan memberi apa saja yang engkau
minta. Dia kaya raya dan berpengaruh. Engkau harus merasa
beruntung karena dia berminat kepadamu".
Namun nona itu tetap tak menghiraukan.
"Ah". perempuan tua itu menghela napas seperti ikut
bersedih atas nasib si nona. "Memang semula akupun ikut
bersedih ketika pertama kali loya menitahkan aku supaya
menghibur seorang gadis yang dibawanya ke gedung ini,
Tetapi apa akhirnya ?"
Perempuan Itu sengaja melontar cerita untuk memancing
perhatian si nona agar mau bertanya, tetapi ternyata gadis itu
tetap tak mengacuhkan.
"Beberapa hari kemudian ketika bertemu padaku, dia
tampak tersenyum-senyum gembira sekali. Dan tahu2 dia
memberi persen dua tail perak kepadaku, Ih .. "
Tetapi gadis itu diam saja.
"Bukan hanya seorang dua orang, tetapi berpuluh gadis
yang dibawa kemari tentu seperti itu. Pertama menangis sedih
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
memikirkan nasibnya. Dia merasa nasibnya paling celaka di
dunia. Tetapi setelah tidur dengan loya, uh, dia mengatakan
dirinya seorang wanita yang paling bahagia. Loya telah
memenuhi segala kebutuhannya."
Ong Cun cepat dapat menduga bahwa perempuan tua itu
tentulah bujang yang disuruh Cian bin-long-kun untuk
membujuk korbannya,
Ong Cu muak melihat perempuan tua itu. Tiba2 ia lepaskan
kaitan kakinya lalu meluncur turun.
"Hai … " baru perempuan itu membuka mulut karena kaget,
Ong Cun sudah loncat mendekap mulutnya.
"Kau mau hidup atau mati ?" bentak Ong Cun setengah
berbisik. Ia lepaskan tangannya.
Bermula perempuan tua itu mengira yang datang dengan
muka berselubung kain hitam itu bangsa setan. Tetapi setelah
mendengar suara orang, perempuan tua itupun hanya
menggigil ketakutan.
"Lekas bilang !" Ong Can lekatkan pedang ke leher
perempuan tua itu.
"Ampun, loya., aku ingin … hidup…
"Hm sudah setua itu engkau masih temaha hidup, ya ?"
"Ampun loya. aku hanya bujang dari gedung ini yang
dititahkan oleh majikanku untuk menemani nona ini"
“Dari mana nona ini?"
“Aku tak tahu karena hanya diperintah loya untuk
menemaninya saja"
“ Bukankah majikanmu menculik nona ini untuk dijadikan
gundik?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“ Be … nar ... " perempuan tua makin gemetar.
Ketika mendengar suara yang aneh, gadis itu mengangkat
muka dan ketika melihat munculnya seorang berpakaian serba
hitam berselubung mukanya, gadis itu hendak menjerit.
Untunglah ia cepat dapat mendengar pembicaraan orang itu
dengan perempuan tua. Maka ia menduga orang itu tentu
hendak menolongnya.
“ Siapakah nama nona?" Ong Cun beralih kepada gadis itu
“jangan takut, aku akan monolongmu."
Nona itu mulai timbul barapannya. Ia mengatakan bahwa
dirinya bernama Bok Kui-hoa, anak seorang pedagang kecil
yang tinggal di ujung kotaraja. Malam itu iapun hendak
bersembahyang ke kelenteng sebagaimana dilakukan oleh
para gadis2 pada tiap hari Pek-gwe-cap-go atau bulan delapan
tanggal limabelas.
“Waktu hendak pulang, aku telah dihadang oleh beberapa
lelaki lalu dipaksa naik tandu dan dibawa ke dalam gedung
ini," kata gadis itu, “tuan, tolonglah aku. Kedua orangtuaku
sudah tua dan berpenyakitan. Anaknya pun hanya aku
seorang …”
"Jangan menangis, nona. Aku pasti akan menolongmu".
Ong Cun menghiburnya. Kemudian berkata pula kepada
bujang perempuan tua tadi:
"Bukankah engkau masih ingin hidup ?'
"Ya."
"Kalau begitu, engkau harus menjawab pertanyaanku
dengan jujur. Sepatah saja engkau berani bohong, lehermu
tentu akan putus, mengerti..!”
Dengan gemetar bujang perempuan tua itu mengiakan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Dimana majikanmu ?" Ong Cun mulai bertanya.
"Mungkin berada di ruang depan ... “
"Mungkin? Hm, engkau hendak main gila.”
"Tidak. loya. Aku hanya ditugaskan untuk menemani nona
ini disini. Dimana saat ini majikanku, aku kurang jelas.
Biasanya tengah malam dia tentu tiba di kamar ini"
Karena beralasan maka Ong Cun tak mendesak melainkan
bertanya lagi : "Mengapa gedung ini sepi2 saja ? Kemanakan
bujang2 yang lainnya ?
"Ah, masakan mereka tak ada, Buyung memelihara banyak
sekali orang gajihan, baik jago2 silat maupun bujang2 lelaki,"
Ong Cun berpikir, kemungkinan memang bujang
perempuan tua itu tak tahu2 apa karena hanya mendekam
dalam kamar menemani gadis Bok"
"Apakah engkau tahu bahwa ada tiga orang yang ditawan
dalam gedung ini ?"
"Tidak tahu"
"Hm." dengus Ong Cun, "mengapa engkau tak tahu apa2.
Sekarang engkau harus tahu. Kalau tak tahu jelas engkau
tentu hendak main gila".
"Sungguh mati, loya, Aku memang tak bohong",
"Dimana letak tempat tinggal para jago silat yang bekerja
pada tuanmu itu ?"
"Ya, aku tahu loya" sahut bujang perempuan-tua itu.
"mereka ditempatkan di sebuah gedung lamping sebelah
barat."
"Benar ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Sungguh mati !"
"Baik", kata Ong Cun. "sekarang engkau harus menurut
perintahku. Tukarkan pakaianmu dengan pakaian nona itu.
Engkau memakai pakaiannya dan nona itu memakai
pakaianmu,"
"Mengapa … , "
"Jangan banyak mulut, lekas kerjakan !" Ong Cun
lintangkan pedangnya ke leher bujang.
"Nona, harap lakukan perintahku itu."
Kemudian ia berpaling ke belakang untuk memberi
kesempatan kepada kedua orang itu saling tukar pakaian.
Setelah selesai, barulah Ong Cun berbalik tubuh lagi dan
memberi perintah kepada si bujang tua supaya tidur di atas
pembaringan.
“ Ah, Buyung loya tentu akan membunuh aku ... ". belum
selesai ia berkata, tiba2 Ong Cun sudah menutuk jalan
darahnya sehingga dia rubuh pingsan.
Setelah dibaringkan di atas pembaringan Ong Cun segera
mengajak Bok Kui Hoa keluar. Untuk mempercepat langkah, ia
mengangkat tubuh nona itu dan dibawa lari ke tempat
anakbuah Kaypang.
Kelima anakbuah Kaypang itu terkejut. Tetapi setelah diberi
keterangan oleh Ong Cun, barulah mereka lega.
“ Nona Bok, engkau harus bersembunyi di belakang pohon
itu," Ong Cun menunjuk kesebuah pohon besar yang terletak
diluar halaman gedung, “ setelah urusan kami selesai, tentu
akan kami antarkan nona pulang"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Bok Kui-hoa melakukan perintah. “ Sekarang mari kita
mencari tempat kediaman para jago2 silat itu," kata Ong Cun.
Karena gedung sebelah dalam sunyi senyap maka tanpa
banyak mengalami kesukaran, Ong Cun dan anak buahnya
tiba di tempat itu.
“Bangunan itu merupakan, sebuah asrama besar dan indah.
Memiliki berpuluh ruangan. Tetapi anehnya, saat itu juga
tampak sepi2 saja.
“Kemanakah gerangan mereka?" bisik Ong Cun.
Tiba2 ia melihat seorang lelaki sedang berjalan keluar dari
asrama itu. Cepat Ong Cun bersembunyi di tempat gelap.
Sesaat orang itu tiba di dekat mereka, dengan sigap sekali,
Ong Cun sudah menyergapnya.
“Jangan berteriak kalau ingin hidup!" benlaknya.
Orang itu menggigil keras ketika berhadapan dengan lima
orang berpakaian dan berkerudung kain hitam.
“Dimana sekalian jago2 silat di sini?"
“Sedang berada di luar ....... "
“Mengapa ! "
“Di ruangan depan sedang terjadi pertempuran antara
seorang rahib dengan paderi yang menjadi suhu dari Buyung
loya."
“Oh, " gumam Ong Cun, “dimana ketiga tawanan malam ini
ditempatkan? "
Orang itu bersangsi.
“Lekas bi!ang, atau kepalamu kupisahkan dari tubuhmu,"
Ong Cun lekatkan pedarg ke leher orang itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“ Ya, ya ..... aku bilang ..." kata orang itu.
“Tidak usah beri keterangan, antarkan kami ke sana.”
“Tetapi tempat itu dijaga oleh dua jago silat yang lihay! "
“ Siapa ? "
“Kipas besi Ti Kak dan Lengan-baja Tek Kui .."
“Tidak apa, lekas bawa kami ke sana.”
“Mereka tentu akan membunuh aku!"
“ Jangan kuatir, aku berada di belakangmu. Akan kulindungi
jiwamu apabila mereka hendak mengganas ! "
Karena dipaksa, orang itupun mau juga membawa kelima
tokoh2 Kay-pang ke sebuah tempat yang terletak di bagian
belakang gedung.
“Disana! " seru orang itu sambil menunjuk ke depan.
Ong Cun memandang ke muka. la kerutkan dahi: “Jangan
main gila, masakan sebuah ruang kosong engkau katakan
tempat penahanan tawanan !"
“Memang tampaknya kosong tetapi apabila orang
melangkah ke situ maka lantai akan bergetar-getar dan
terdengarlah sebuah kelinting berbunyi."
“O, ruang itu dipasangi alat rahasia?”.
Orang itu mengangguk. Begitu kelinting berbunyi maka
kedua penjaga segera muncul dan menangkap penjahat yang
masuk ke situ.”
Sejenak merenung, Ong Cun segera menghampiri seorang
anakbuahnya dan membisiki. Anakbuah Kay-pang itupun
segera melepas jubah luarnya dan suruh bujang itu
memakainya. Begitu juga kain kerudung muka.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Orang itu bendak membantah tetapi Ong Cun menyahut
dengan lintangkan pedang pada Iehernya.
“Jangan kuatir, aku tentu akan melindungi dirimu, "
katanya.
Ong Cun lalu suruh bujang yang sudah berubah menjadi
orang berjubah dan berkerudung muka kain hitam itu menuju
ke tengah ruang rahasia.
“ Awas, jangan main gila, kalau engkau berteriak minta
tolong kepada mereka, sebelum mereka sempat datang, liuyap-
to (golok kecil setipis daun ) ini tentu sadah bersarang di
tubuhmu," Ong Cun mengancam.
Bujang itu terpaksa melakukan perintah. Perlahan ia
melangkah ke dalam ruangan. Tiba ditengah ruang, lantaipun
berputar-putar dan seketika terdengar suara kelinting
berbunyi.
“Ti loya, Tek loya. aku bujang gedung …, " serentak bujang
itupun berteriak ketika sesosok tubuh melesat dari samping
kanan. Cepat2 pula ia membuka kain kerudung penutup
mukanya.
“Engkau …!” Hardik Kipas-besi Ti Kak yang mengenakan
pakaian putih mirip dengan seorang sasterawan. Tinju yang
sudah diangkat hendak dihantamkan, dihentikan pula.
“Mengapa engkau kemari !" hardik Lengan-baja Tek Kui
yang bertubuh tinggi.
“Mereka menyelundup ke gedung ini!" teriak bujang itu
seraya menuju ke arah tempat Ong Cun berenam sembunyi.
Berhamburan kedua penjaga itu lari ke luar tetapi mereka
tak mendapatkan suatu apa.
“Ha, ha, ha .... "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ha, ha, ha .... "
Tiba2 dari arah timur dan barat terdengar orang tertawa
mengejek.
“Tek hiante, engkau kejar ke timur, aku yang ke barat,”
seru Kipas besi Ti Kak, lalu ayunkan tubuh meluncur ke barat.
Tek Kui pun segera loncat menuju ke timur.
Secepat kedua penjaga itu lenyap dalam kegelapan maka
dari balik sebatang pohon yang tumbuh di halaman asrama
itu, bermunculan empat orang. Ong Cun dan ketiga
anakbuahnya.
Memang dengan cerdik Ong Cun telah mengatur siasat. la
tahu bahwa bujang itu akan berteriak minta tolong kepada Ti
Kak dan Teng Kui. Namun demikian sengaja ia melepas dia ke
dalam ruangan.
Telah diperhitungkannya pula bahwa Ti Kak dan Tek Kui
tentu akan mencari keluar. Maka ia perintahkan dua orang
anak buahnya untuk memancing dan memencarkan kedua
penjaga itu.
"Bawalah mereka sampai keluar gedung ini" demikian Ong
Cun melengkapi perintahnya.
Dan setelah berhasil, maka bersama tiga orang anakbuah,
Ong Cun muncul dari tempat persembunyian dan langsung
menuju ke ruang rahasia itu.
"Oh. ampun tuan .. " serentak bujang itu gemetar dan
menumprah di lantai.
"Engkau telah menghianati perintahku, seharusnya
kupotong lehermu ...”
"Ampun, tuan .. "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Dapat kuberi ampun apabila engkau mau mengerjakan
perintahku ini. Bukalah lantai rahasia ini. Bukankah
dibawahnya terdapat ruang rahasia di bawah tanah ?"
"Be ... nar ...”
"Lekas" bentak Ong Cun. Dan bujang itu pun menghampiri
ke sudut ruang. Ketika menginjak lantai maka lantai diruang
tengah segera bergerak-gerak dan terbukalah sebuah lubang.
"Hayo, antar kami turun ke bawah". Seru Ong Cun pula
ketika melihat sebuah titian batu menurun ke bawah. Orang
itu terpaksa menurut.
Ruang di bawah gelap sekali. Ong Cun menyulut korek
untuk menyuluhi lorong yang ditempuhnya. Tak berapa lama
mereka tiba disebuah ruang yang lebar dan tenang.
Ong Cun segera melihat beberapa kamar berderet- deret di
ruang itu. Setiap kamar mempunyai sebuah jendela berterali
besi. Ong Cun menghampiri salah sebuah kamar itu dan
melihat Jin-sik sedang duduk bersila memejamkan mata.
Rupanya dia tengah menyalurkan tenaga dalam.
“Jin-sik , ... " seru Ong Cun.
“Ong, thancu!" To Jin-sik berteriak kaget dan gembira sekali
ketika melihat siapa yang datang.
“Engkau dijebloskan di ruang ini?" tanya Ong Cun.
“Ya," kata To Jin-sik, “kedua kongcu itu juga dimasukkan
dalam samping kamarku."
“Apakah kita tak dapat menghancurkan pintu atau jendela
ini?" tanya Ong Cun.
To Jin-sik gelengkan kepala: “Telah kucoba tetapi gagal.
Pintu itu terbuat dari baja yang sangat tebal. Demikian pula
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
dengan terali jendala. Kecuali dengan pedang pusaka,
sukarlah untuk membongkarnya."
“ Baiklah, aku hendak menjenguk kedua kongcu itu dulu,"
kata Ong Cun terus menghampiri ke kamar sebelah. Di situ
tampak sesosok tubuh seorang pemuda tengah berbaring
membujur di lantai,
“ Nona Liok’' seru Ong Cun memanggil. Tetapi orang yang
rebah itu tetap tak bergerak, “ah, dia tentu terluka atau
tertutuk jalan darahnya hingga tak dapat bergerak."
Ong Cun memutuskan untuk mencoba mendobrak
pintu...Tetapi tak berhasil. Kemudian ia mencoba kerahkan
seluruh tenaganya untuk menarik terali besi jendela. Tetapi
juga gagal. Terali besi yang sebesar lengan bayi itu terlalu
kokoh.
Ia mengungkit sekeping baru dinding lalu dilontarkan ke
arah nona itu. Rupanya lontaran tepat mengenai punggung
Liok Sian-li sehingga ia sadar dari pingsan.
“ Nona Liok, aku Ong Cun yang datang," ketua Kay pang
dari Pakkhia itu segera berseru.
Setelah sadar Sian-li hendak bergerak tetapi tak dapat.
Jalan darahnya memang ditutuk sehingga ia tak dapat
berkutik.
“ Maaf, Ong thancu, aku tak dapat berkutik," seru
"dimanakah aku ini?"
“Nona telah dijebloskan dalam sebuah kamar di bawah
tanah."
“Hancurkan pintunya, thancu!"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“ Tidak dapat, nona. Pintu amat kokoh sekali, begitu pula
terali jendela. Kecuali kalau kita mempunyai pedang pusaka,
baru dapat membukanya.”
"Ah," tiba2 Sian li menghela napas kecewa "aku membekal
sebatang pedang pusaka tetapi aku tak berdaya
mengambilnya".
Ong Cun mengeluh tapi ia tak mendapat akal untuk
menolong nona itu ataupun mengambit pedang pusaka yang
terselip dipinggangnya.
"Jika demikian, aku hendak menjenguk ketempat kongcu",
katanya kemudian seraya hendak angkat kaki.
"Tunggu dulu, thancu " tiba2 Sian-li berseru.
Setelah Ong Cun berhenti maka nona itu berkata lebih
lanjut, "sukoku memiliki tenaga dalam yang luar biasa
hebatnya. Aku menyaksikan sendiri hal itu. Tetapi anehnya dia
tak mengerti silat maka sukar untuk menyuruhnya
menggerakkan tenaga-dalam. Kita harus cari akal bagaimana
supaya dia mau mengeluarkan tenaga dalamnya".
"Untuk apa ?" tanya Ong Cun,
"Dengan tenaga dalam yang hebat itu dia tentu mampu
menjebol terali jerdela. Soalnya hanya bagaimana kita dapat
menyuruh dia mengeluarkan tenaga-dalam saja"
"Akan kuberitahu dan kuajarkan cara2 mengerahkan
tenaga-dalam itu kepadanya," kata Ong Cun.
Sian li menghela napas: “Ah, suko itu aneh sekali
perangainya. Mungkin sukar untuk membujuknya".
Ong Cun terdiam. Dia memang tahu juga akaun tingkah
laku yang aneh dari Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Ada!" tiba2 Sian-li berseru sehingga Ong Cun buru2
menanyakan.
“Ya; aku mendapat akal. Hanya dengan cara itu
kemungkinan besar kita dapat menyuruhnya mengerahkan
tenaga-dalam."
“Cobalah nona katakan."
“Thancu harus membikin marah padanya. Buatlah supaya
dia marah sekali sehingga dia terus mengeluarkan tenagadalam
untuk menjebol terali jendela."
Ong Cun terkesiap lalu garuk2 kepala. Ia maklum
mempunyai gambaran cara bagaimana dapat menimbulkan
kemarahan pemuda blo'on itu.
“Begini thancu," kata Sian-li pula, “makilah dia sepuas-puas
thancu lalu tantanglah dia berkelahi. Suruh dia keluar. Ajak dia
bertaruh. Kalau ia mampu menjebolkan terali jendela dan
keluar, Pangcu mengaku kalah tetapi kalau tidak mampu, dia
yang kalah. Dia tentu panas hatinya dan melakukan hal itu."
,,Baiklah, akan kucoba melakukan rencana nona."
Tiba di kamar tempat Blo`on ditahan, dilihatnya pemuda itu
deliki mata kepadanya. “Setan ....... " seru Blo'on.
“Ya, aku memang setan yang hendak mencabut nyawamu!"
Ong Cun sengaja membuat nada suaranya seram.
“Huh” , Blo’on mengeluh, “jangan, aku tak mau! "
“Ho, mau tak mau, nyawamu tentu kucabut. Apakah
engkau mampu melawan aku!.”
“Siapa yang suruh engkau mencabut nyawaku?" teriak
Blo'on.
“Giam-lo-ong si raja akherat !”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Huh, suruh Giam-lo-ong datang kemari. Biar kuhajar dia.
Masakan nyawa orang hendak dicabut seperti rumput saja."
Diam2 Ong Cun geli tetapi terpaksa ia menahan
tertawanya.
“Ho, masakan Giam-lo-ong sudi datang ke sini. Engkau
yang harus menghadap kepadanya.”
“Dimana tempatnya?”
“Di akherat”.
“ Akherat? Tempat apa itu? "
“Akherat tempat nyawa dan roh manusia yang sudah mati.
Kebanyakan yang di situ manusia yang sewaktu hidupnya
berbuat jahat.”
“ Apa aku jahat? " tanya Blo’on.
“Terserah saja nanti bagaimana. Giam lo-ong yang
memutuskan.”
“Aku hendak menghadap Giam-lo-ong. Kalau dia berani
memutuskan aku seorang jahat, tentu akan kuhajar .... "
“Jangan bermulut besar, budak! Kalau berhadapan muka
dengan Giam-lo-ong, belum2 engkau tentu sudah pingsan."
“ Mengapa?"
“ Huh, wajahnya jauh lebih menyeramkan dari aku.
Sudahlah, tak perlu berkeras kepala. Serahkan nyawamu
dengan baik2 atau nanti terpaka kucabut dengan paksa."
“Coba saja kalau engkau berani "
" Apakah engkau berani melawan aku? "
“Apa yang aku takuti? Jangankan engkau, Giam lo-ong
sekalipun aku tak takut," Blo'on mulai panas.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Ho, apakah engkau benar2 hendak menghadap Giam-lo
ong? "
“ Ya."
“ Kalau begitu engkau harus keluar dari kamar ini dan ikut
aku menghadap Giam-lo-ong."
“Huh, jangan omong seenakmu sendiri, setan" gumam
Blo'on, “bagaimana aku mampu menjebol pintu atau daun
jendela yang berterali sekokoh itu?"
Ong Can tertawa mngejek.
“Kalau terali besi saja tak mampu menjebol, bagaimana
engkau berani menentang Giam-lo-ong. Ketahuilah, Giam-loong
itu adalah dewa Pencabut Nyawa yang amat sakti. Tiada
seorangpun yang mampu mengalahkannya."
Blo'on malu dan mulailah ia naik pitam. “Engkau kira aku
tak mampu menjebol terali jendela itu?"
“Coba saja kalau memang mampu! " diam2 Ong Cun
gembira dalam hati.
“Dan kalau memang mampu menjebol terali jendela ini,
kubebaskan engkau dari kematian Engkau boleh hidup dan
berkumpul lagi dengan sumoaymu."
“ Bailk, " Blo'on terus menghampiri terali jendela,
merabanya dan leletkan lidah. Ia mengeluh karena putus asa.
Bagaimana mungkin dapat menjebolkan terali besi itu?
Namun karena sudah berjanji, terpaksa Blo’onpun
melakukan juga.
Dipegangnya terali besi lalu ditariknya.
“ Huh, " ia mendesuh ketika terali besi sedikitpun tak
bergetar.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Kerahkan seluruh tenagamu, Engkau pasti dapat! " seru
Ong Cun.
Tetapi anakmuda itu mengeluh: “Sudah tapi tetap tak
berhasil. Rupanya terali besi ini luar biasa kokohnya."
“Cobalah engkau julurkan kedua tanganmu di antara sela
terali itu”.
Blo'on menuruL Tiba2 Ong Cun mendekap kedua tangan
pemuda itu lalu ditariknya sekuat tenaga.
“ Huh, engkau hendak mencelakai diriku”, Blo'on berteriak
geram.
"Sudahlah, jangan banyak mulut. Kalau engkau mampu
menjebol terali jendela ini engkau akan dtbebaskan dari
kematian oleh Raja Akherat"
"Engkau harus pegang janji " teriak Blo'on, lalu singsingkan
lengan baju, menghampiri terali jendela dan menghantam.
bum ...
"Aduh .. Mak !" ia menjerit kesakitan seraya mendekap
tangan kanannya.
"Banci, engkau Blo’on !" teriak Ong Cun membikin panas
hati pemuda itu, "sakit begitu saja sudah berteriak menyebut
emakmu.
"Bum ... aduh, m ... ", untuk kedua kalinya ia menghantam
lagi tetapi kembali ia menjerit kesakitan. Untung ketika hendak
mengatakan 'mak' ia teringat olok2 orang berbaju hitam itu.
Maka buru2 hentikan teriakannya.
Karena dua pukulan itu, rasa sakit telah menimbulkan suatu
reaksi dalam tubuhnya. Darah bergolak keras dan panas.
semangatnyapun bergelora yang penting kemauan hatinyapun
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
serempak bangkit. Ya. ia harus dapat menjebolkan terali besi
itu.
Serentak ia maju lagi. Tetapi kali ini dia mengadu tinju
dengan terali besi melainkan memegang kisi2 terali itu dengan
kedua tangannya lalu dengan sekuat tenaga ditariknya !
Rangsang kemarahan telah memancarkan tenaga-dalam Ji
ih cin kang yang sakti. Krak… , krek. krek ... terdengarlah
seketika terali besi itu berderak-derak dan ber-guncang2.
Bukan kisi besi yang kalah tetapi bingkainya yang bergerakgerak
meluncur kedalam. Makin lama makin menjulur, dan
brakkkk ... akhirnya bobollah dindingnya karena bingkai terali
jendela itu telah menggelincir keluar dalam pegangan Blo'on.
"Bagus, marl kubantu engkau keluar!”, seru Ong Cun seraya
cepat mengulurkan tangan ke dalam lubang dinding.
Maksudnya hendak menarik Blo'on keluar.
Plak ....
"TIdak perlu engkau bantu, aku dapat meluncur keluar
sendiri" teriak. Blo’on seraya menampar tangan Ong Cun.
Rupanya anak itu sudah naik darah.
"Aduh .. " Ong Cun menjerit dalam hati. Ia malu untuk
mengeluarkan suara. Tamparan Blo'on kerasnya seperti
tangan besi.
Blo'on heran mengapa ia memiliki tenaga yang scdemikian
hebatnya, Bahkan iapun tak tahu apakah ia mampu lompat
melintasi lubang dlnding itu atau tidak. Tetapi ia hanya
mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia ingin loncat
menerobos dinding itu dan harus bisa.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Setelah lepaskan bingkai terali besi, ia segera enjot kakinya,
kedua tangan diluruskan ke muka mengarah lubang itu, “Wut
… uh... bluk …”
Ia terkejut ketika tubuhnya melayang keatas dan
menerobos lubang dinding itu, Karena meluncur cepat sekali,
ia tak keburu memikir bagaimana kalau jatuh ke lantai, Tahu2
mukanya sudah hampir membentur lantai. Untung ia masih
dapat menekankan kedua tangannya. Tetapi walaupun
mukanya selamat, tubuhnya tetap terbanting ke Iantai.
Ong Cun tercengang menyaksikan kesaktian anakmuda itu,
Belum sempat ia bertindak untuk menolong, tahu2 Blo`on
sudah melenting bangun dan terus mencekik leher Ong Cun.
"Uh ... " Ong Cun terkejut. Karena tak dapat menghindar
maka ia menggeliat mengendap ke bawah. Ia selamat dari
cekikan. Blo`on lepaskan kain kerudung kepala dan mukanya
tergenggam di tangan anak itu.
"Setan , . hai, engkau," teriak Blo`on ketika lihat wajah
setan yang dicekiknya.
"Maaf kongcu, aku memang Ong Cun" kata thancu Kaypang
itu tersenyum. "marl kita lekas menolong nona Liok”.
"Hai, dimana dia ?" seru Blo`on terkejut.
"Itu, dia juga dimasukkan dalam kamar tahanan" kata Ong
Cun seraya menghampiri ke kamar tempat Liok Sian-lt.
"Suko, engkau sudah keluar !”, seru Sian-Ii gembira.
"Apa-apaan engkau menggeletak dilantai itu? Hayo, bangun
dan keluarlah " teriak Blo`on.
"Nona Liok tertutuk jalan-darahnya, dia tak dapat bergerak,
kongcu," Ong Cun memberi keterangan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Siapa yang menutuknya ?"
"Tentulah Cian-bin-long-kun atau orang2nya”.
"Kurang ajar ...!"
"Hai. hendak kemana engkau kongcu ?" teriak Ong Cun
seraya lari menghadang Blo'on yang hendak Iari keluar.
"Mencari Cian-bin-long-kun”.
"Ah, jangan kongcu" Ong Cun mencegah gopoh, "dia
mempunyai banyak sekali jago2 pukul. Lebih balk kita tolong
nona Liok dan To Jin sik.”
Blo’on tertegun lalu berseru . "Ya, benar. Kita tolong dulu
mereka baru nanti menghajar Clan-bin-long-kun."
Kemudian.dia menghampiri terali jendela lalu menarik
sekuat-kuatnya.
“ Huh .. - huh .... huh ... tobaaat” akhirnya karena jengkel
ia menjerit.
Ong Cun kerutkan dahi. Ia heran juga mengapa tenaga
sakti pemuda itu macet lagi. Tiba ia teringat akan pesan Sian-li
bahwa Blo`on itu harus dibuat marah atau kesakitan baru
tenaga-saktinya keluar.
“Kongcu, pukulIah terali itu! ” serunya serempak. Dengan
menderita kasakitan, tentulah Blo’on akan marah.
“Apa? " teriak Blo`on, “ suruh memukul terali besi sebesar
itu? Huh, lebih baik memukul engkau saja. Tanganku tak
sakit."
Ong Cun banting2 kaki. Waktu amat berharga. Lebih cepat
keluar dari ruang di bawah tanah, lebih baik. Tapi bagaimana
dapat memangkitkan kemarahan anak blo`on itu?
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Setelah memutar otak, akhirnya ia mendapat akal.
,, Kongcu, mari kita berkelahi! " serunya.
“Apa? Engkau mengajak berkelahi aku? "
“Ya, " sahut Ong Cun, “dan pakai taruhan."
“Apa taruhannya? " Blo'on makin heran.
“Siapa yang kalah, harus menarik terali jendela ini sampai
jebol."
“Boleh," jawab Blo’on, “tetapi bagaimana yang dianggap
kalah? "
“Siapa yang kepalanya kena ditabok sampai tiga kali, dia
kalah."
“ Boleh, boleh," kata Blo`on. Tiba2 ia membelalakkan mata,
“ tetapi aku tak dapat main silat, tentu saja kalah dengan
engkau! "
Ong Cun tertawa walaupun hatinya mendongkol, sahutnya:
“ Baiklah, engkau boleh nyerang, aku hanya menghindar saja."
“Tidak bisa!" bantah Blo`on, “kalau cara begitu, engkau
tentu tak dapat menabok kepalaku.”
“ O, benar," sahut Ong Cun, “begini sajalah. Setiap kali aku
akan menabok, tentu akan memberi tahu dulu supaya engkau
dapat berjaga-jaga.”
“Hm, masih kurang adil .....”
“ Sudahlah, kongcu, marl kita mulai saja kata Ong Cun
seraya pasang sikap menantang serangan.”
Blo`on tak mau banyak cakap. Segera maju dan memukul.
Sudah tentu dia hanya mukul angin saja walaupun Ong Cun
hanya ngisar langkah sedikit ke belakang. Blo`on maju lagi
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
dan lanjutkan pukulannya. Tetapi cukup dengan mundur
setengah langkah, BIo`on memukul angin lagi. Untuk yang
ketiga kalinyapun begitu. Pukulan Blo`on luput dan mengenai
terali jendela.
“Aduh . " ia menjerit kesakitan. Dan seiring dengan itu, Ong
Cunpun berseru: “Maaf kongcu, aku hendak menabok
kepalamu."
Habis berkata, tiba2 terdengar bunyi gundul ditabok 'plak”.
Dengan suatu gerak tubuh yang indah, tahu2 Ong Cun sudah
menyelinap di belakang Blo`on dan menabok kepaIanya.
“Kurang ajar, dia menabok keras sekali sampai kepalaku
pusing," diam2 Blo'on memaki dihati. Memang Ong Cun
sengaja menabok keras Blo'on kesakitan dan marah. Serangan
kedua dibuka oleh Blo`on dengan gaya katak menubruk
nyamuk. Dia tak mengerti ilmu silat. Walaupun sudah pernah
menerima ajaran ilmu pukulan dan gerak kaki dari kakek
Kerbau Putih dan kakek Lo Kun, tetapi sejak dia muncul di
kerajaan di bawah laut, jadilah dia seorang 'manusia baru’.
Yang diingat hanya peristiwa sekarang dan yang dialami sejak
itu. Pengalaman dulu2 dia sudah lupa.
Gaya 'katak menerkam nyamuk' dimainkan oleh Blo`on
menurut seleranya sendiri. Kedua tangannya diangkat ke
muka dan mulutnya dingangakan. Sebetulnya gerakan mulut
itu tak perlu. Karena dia takkan menggigit. Tetapi supaya biar
mirip dengan katak, maka diapun mengangakan moncongnya
juga.
Ong Cun hendak tertawa tetapi terpaksa tahan gelinya.
Hanya menghindar ke samping, dapatlah terkaman Blo'on itu
dihindarinya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Blo'on mulai panas. Berputar tubuh ia loncat menerkam
lagi. Kali ini gerakannya lebih cepat dan terkamannyapun lebih
dahsyat.
Ong Cun terkejut. Untung ia masih dapat mengendap dan
melejit lolos. Tetapi rambut kepalanya telah tersambar sedikit.
“Hm, rupanya dia mulai marah, " katanya dalam hati,
“Kalau kutabok lagi, dia tentu marah."
“Kongcu, aku hendak menabokmu lagi”, serunya terus
loncat ke belakang Blo'on dan ayunkan tangannya, “plak“.
Kali ini tidak hanya kepalanya yang pusing tetapi
matanyapun berkunang-kunang seperti mau keluar.
“ Aduh, kurang ajar, dia harus kubalas, dengan
menggerung keras seperti seekor harimau Blo`on berputar diri
lalu menerjang.
Ong Cun terkejut sekali. Terjangan anak bukan olah2
gesitnya. Karena tak sempat menghindar, ia enjot kakinya dan
melambung ke atas hingga melampaui kepala Blo`on, dengan
berseru : "Tabokan yang ketiga !" Plak ... .”
Blo`on terhuyung-huyung mau jatuh. Untung tangannya
dapat mendekap terali jendela. Untuk menahan sakit. Tanpa
disadari ia telah menggoncang-goncang kisi2 besi itu sekuatkuatnya.
“Krak, krek, krek ... bum ...!”
Rasa sakit dan marah telah memancarkan tenaga-sakti Jiib-
cin-keng dalam tubuh Blo'on. Dan sekali tenaga sakti itu
memancar, kekuatannya memang tiada taranya. Bingkai terali
jendela itupun jebol dan terbukalah sebuah lubang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Menggunakan kesempatan Blo’on masih ter- mangu2. Ong
Cun cepat loncat menerobos ke dalam lubang dinding untuk
menolong Sian-li.
"Oh, engkau berhasil membuatnya marah, thancu?" tanya
Sian-li.
"Ya. tetapi dia tentu akan mencari balas ke padaku".
"Ah. jangan kuatir, nanti aku yang memberi keterangan
kepada suko".
Setelah dibuka jalan-darahnya, barulah nona itu dapat
menggeliat bangun. Ong Cun segera mengajaknya keluar,
"Tak perlu harus loncat dari lubang dinding itu. thancu,"
kata Sian-li seraya mencabut pedang pusaka Pek liong- kiam
lalu membacok pintu besi itu.
“Tring, tring”, pintu yang terbuat dari besi tebal ternyata
dapat dibacok seperti memapas tanah liat, tak berapa lama,
pintupun terbuka.
"Suko, mari kita tolong paman Jin-sik," cepat Sian-li
menyambar lengan Blo'on dan diajak menggempur kamar
tahanan To Jia-sik.
Blo'on memang maslh marah kepada Ong Cun. Tetapi
karena tangannya ditarik oleh sumoaynya, iapun lupa pada
Ong Cun.
Dengan pedang pusaka Pek liong-kiam yang luar biasa
tajamnya, pintu dapat dihancurkan dan To Jin-sik pun keluar.
"Hayo, antarkan kita keluar." perintah Ong Cun kepada
bujang tadi. Selama berlangsung jebolan kamar tahanan,
orang itu hanya terlongong-longong kesima.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Mereka segera tinggalkan kamar dibawah tanah itu dan
naik keatas. Tepat pada saat keluar, kedua penjaga tadi, Ti
Kak dan Tek Kui berlarian datang.
"Bangsat, kalian berani membongkar penjara”, teriak kedua
penjaga itu seraya maju menerjang.
Ong Cun terkejut, Ia lupa untuk memakai kerudung muka
yang dibawa Blo’on. Berbahaya kalau dirinya diketahui orang
dari Cian-bin-longkun.
Serentak ia maju menyongsong Ti Kak. Sedang Sian-lipun
mendahului loncat menyerang Tek Kui.
"Bukankah engkau . , .. ," begitu melihat Ong Cun. Kipasbesi
Ti Kak berseru kaget. Tetapi sebelum ia sempat
melanjutkan kata-katanya, Ong Cun sudah menyerangnya
dengan sebuah jurus sakti.
Ong Cun adalah kedua Kay-pang cabang Pakkhia. Sudah
tentu ia memiliki ilmu silat yang sakti. la termasyhur dengan
tutukan jarinya yang disebut It-ci sin-kang. Tenaga-sakti
sebuah jari. Sekalipun belum mencapai tingkat sempurna, tapi
ia mampu melancarkan tutukan jari pada jarak beberapa
langkah.
Sebuah serangan dengan tangan yang mengancam kepala,
menyebabkan Ti Kak menghindar ke samping. Tetapi dia telah
termakan perangkap Ong Cun. Secepat kilat, jari ketua Kay-
Pang itu menusuk dadanya.
Ti Kak terkejut. Walaupun baru digerakkan tapi ternyata jari
pengemis itu dapat memancarkan angin tenaga yang tajam
sekali. Ti kak tak sempat manghindar dan terhuyung ke
belakang. Sebelum ia dapat memperbaiki kakinya, Ong-Cun
sudah menyusulnya dengan jurus tendangan Lian-hoan thui
atau tendangan berantai.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Wut”, tendangan pertama masih sempat dihindari dengan
sebuah geliatan yang tepat. Tendangan kedua tetap masih
dapat dielakkan dengan miringkan tubuh. Tetapi tendangan
ketiga, tak mungkin lagi Ti Kak selamat.
Lian-hoan-thui merupakan ilmu tendangan berantai yang
dilancarkan secara ber-tubi2. Satu-satunya jalan hanya
dihindari dengan loncat jauh ke belakang. Tetapi Ti Kak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan hal itu. Dia tak
sempat menggunakan senjata kipas besinya pula. Bagai
layang2 putus tali maka tubuh si kipas besi terlempar keatas
dan jatuh terbanting di lantai.
Sebelum ia sempat berkutik, Ong Cun sudah loncat
memburu dan menutukkan jarinya dari jauh.
“Hek..” terdengar Ti Kak menguak tertahan dan seketika ia
tak dapat berkutik lagi.
Ketika Ong Cun berpaling ternyata Sian-li pun hampir dapat
menyelesaikan musuhnya.
Lengan-baja Tek Kui mengandalkan pada kesaktian
lengannya yang sekeras baja. Apalagi lawannya hanya
seorang dara yang tak terkenal. Ia agak tak memandang
mata.
Tetapi alangkah kejutnya ketika pedang nona itu telah
mengurung dirinya begitu rupa.
“Enyah budak hina,” karena jengkel Tek Kui menggembor
keras dan nekad menampar pedang lawan dengan tangannya.
Pertama, Lengan-besi Tek Kui terlalu mengandalkan pada
lengannya yang keras. Kedua, dia tidak tahu bahwa pedang
yang dimainkan Sian-li itu adalah sebuah pedang pusaka kuno
yang luar biasa tajamnya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Aduh ... " ketika Sian-li menyongsong dengan tabasan,
seketika pergelangan tangan Tek Kui terpapas kutung. Ia
menjerit kesakitan dan cepat menyurut mundur. Tetapi
selincah kijang Sian li sudah loncat untuk menusuk.
Karena gugup, Tek Kui loncat ke udara. Tetapi Sian-lipun
tak kalah cepatnya. Begitu lawan melambung, iapun enjot
tubuhnya dan mambabat kedua kaki lawan,..cret . .
"Auh…. " Tek Kui menjerit ngeri dan disusul dengan
jatuhnya tubuh ke lantai. Sian-li pun sudah siap untuk
menyelesaikannya dengan sebuah tusukan lagi.
"Cukup. nona Liok," seru Ong Cun. "dia sudah mati.”
Sebenarnya Tek Kui bukan seorang jago lemah, tetapi ia
belum tahu siapa Sian-li. Kesombongan hatinya karena tak
memandang mata kepada lawan, harus dibayar dengan
jiwanya.
Segera Ong Cun menemui ketiga anakbuahnya yang masih
tertinggal di lain ruangan.
"Thancu, ternyata di ruang depan sedang berlangsung
pertempuran dahsyat." kata salah seorang dari mereka.
"Apakah engkau menyelidiki ke sana ?"
"Ya." sahut anakbuah Kaypang.
"Siapa yang bertempur ?"
"Seorang rahib dengan seorang paderi lhama”.
"Dimana Cian bin-long-kun ?"
"Dia dan berpuluh jago silat sebawahannya mengepung
ruangan itu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ong Cun merenung. Sesaat kemudian ia berkata :
"Sekarang lebih baik kita keluar dulu mencari tempat
persembunyian. Agar nona Bok ini dapat kita selamatkan".
Mereka segera keluar dan mencari semak belukar yang
berada diluar lingkungan gedung Cian-bin long-kun.
"Harap kalian tunggu dulu disini, aku hendak masuk lagi ke
dalam gedung Cian bin-long kun untuk menyelidiki siapakah
yang bertempur itu,” kata ketua Kay-pang Hu pula.
"Perlu apa thancu hendak kesana ?" tanya Sian-li.
"Jika tetamu yang dikepung itu tokoh aliran Ceng pay atau
bangsa hiapsu (pendekar utama), aku akan menolongnya".
"Jika begitu aku ikut" seru Sian-li.
Ong Cun sebenarnya tak keberatan apabila gadis yang saat
itu masih menyamar sebagai seorang pemuda, ikut padanya.
Ia tahu Sian-li berkepandaian tinggi mempunyai pedang
pusaka dan cerdas. Tetapi ia kuatir, Blo'on nanti ikut juga
maka ia tolak permintaan nona itu.
"Begini sajalah, nona Liok." kata Ong Cun, "kita bagi tugas,
nona Liok dan kongcu antarkan nona Bok ini pulang
kerumahnya. Aku hendak menunggu sampai kedua
anakbuahku tadi datang baru nanti kembali ke markas".
Sian-li setuju. Segera mereka berempat berangkat
mengantarkan nona Bok pulang.
"Kalian tunggu disini" kata Ong Cin kepada ketiga
anakbuahnya, "aku hendak masuk ke dalam gedung."
Dengan ilmu ginkangnya yang tinggi ketua Kaypang cabang
Pakkhia yang mengenakan pakaian serba hitam dan memakai
kerudung muka hitam itu, dengan langkah yang ringan dapat
menusup kedalam ruang depan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ia loncat ke atas atap dan mendekam di wuwungan.
Membuka sebuah genteng, lalu ia melongok ke bawah.
Ia terkejut menyaksikan pemandangan di bawah. Apa yang
dilaporkan anakbuahnya tadi memang benar. Di tengah ruang
depan sedang berlangsung pertempuran sengit. Dimana
seorang rahib sedang bertempur lawan seorang paderi lhama
dan disaksikan oleh berpuluh-puluh jago silat yang bekerja
pada Cian-bin-long-kun.
Ia tak tahu siapakah rahib dan paderi lhama itu. Keduanya
bertempur sedemikian rapat dan cepat sehingga terbungkus
oleh sinar senjata mereka.
“Tring, tring ...”
Terdengar dering tajam sekali dan tiba2 dua sosok tabuh itu
loncat mundur, Rahib itu ternyata memegang pedang di
tangan kanan dan batang hud-tim (kebut pertapaan ) di
tangan kiri.
Bermula dia hanya menggunakan pedang tapi pada detik2
yang tegang, tiba2 Hong Sat koayceng telah mencuri sebuah
kesempatan menghantam dengan tangan kirinya. Walaupun
sempat menghindar tetapi bahu kanan Ceng Sian suthay
terserempet angin pukulan dan terasa kesemutan.
Pengalaman itu membuat Ceng Sian makin berhati-hati. la
tahu bahwa lawan memiliki pukulan Hong sat cuing yang sakti.
Maka pun segera mencabut hud-tim dan dipakainya di tangan
kiri. Kebut itu perlu untuk menjaga kemungkinan lawan akan
melancarkan pukulan tangan kiri lagi.
Hong Sat koayceng tengah memeriksa tasbihnya.
Didapatnya tengkorak pada persambungan kalung tasbih itu,
berhias guratan pedang. Kini dia tahu bahwa pedang Ceng
Sian suthay itu sebuah pedang pusaka.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ilmu pedang suthay sungguh hebat. Demikian dengan
pedang suthay," tiba2 paderi lhama itu berseru, "ha, ha, ha
...."
Ceng Sian suthay terkesiap, tegurnya : "Mengapa toheng
tertawa ?"
"Ya, mengapa aku tak layak tertawa ?" balas paderi lhama
Itu setengah mengejek, "suthay seorang ketua partai
persilatan yang ternama, mengapa suthay masih suka
bertindak secara bersembunyi ?"
Ceng Sian suthay makin dalam mengerutkan dahinya :
"Toheng, aku tak mengerti apa yang engkau ucapkan. Dalam
hal apa aku main sembunyi?”.
"Ah, kiranya suthay pasti sudah tahu sendiri.”
"Katakanlah."
"Jika suthay membawa pembantu, mengapa tidak suruh dia
masuk kemari, jangan hanya bersembunyi di wuwungan
rumah saja? Apakah suruh dia lepaskan senjata-rahasia dari
atas ?"
"Toheng .... I" Ceng Sian suthay berteriak kaget. Demikian
juga Cian-bin-long-kun dan segenap jago2 yang berada
diruang itu, gempar seketika.
Ong Cun sendiri seperti disambar petir kejutnya. Lebih
terkejut lagi ketika tiba2 setiup angin berhembus ke atas dan
“brak ...” beberapa genting yang ditempatinya ambrol, jatuh
berhamburan ke bawah.
Untunglah ketua Kaypang itu amat cekatan. Dia sudah
cepat membuang tubuh kebelakang dan lari. Lengan kirinya
terasa tertabur oleh beberapa butir benda halus dan terasa
linu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tanpa menunggu perintah, dua orang jago silat cepat
loncat keluar ruang dan terus apungkan tubuh ke atas
genteng. Tiba di puncak wuwungan, mereka memandang ke
empat penjuru tapi tak tampak barang suatu apa yang
mencurigakan. Akhirnya terpaksa mereka kembali dan melapor
pada Hong Sat koayceng.
"Pantas kalau kalian tak mampu mengejar. Masakan Ceng
Sian suthay membawa kawan atau murid yang tak sakti ?"
Hong Sat koayceng memberi ulasan.
Merah padam muka rahib ketua Kun lun-pay. Dia merasa
tak membawa seorang kawan pun. “Siapakah yang sembunyi
di atas wuwungan rumah itu?”.
"Akan kucari orang itu dan akan kuserahkan kepada
toheng. Aku tak merasa membawa kawan!" Ceng Sian suthay
terus hendak ayunkan langkah.
"Tak perlu suthay," cegah Hong Sat koayceng, "lebih baik
kita selesaikan saja pertempuran yang belum habis ini".
Habis berkata paderi lhama itu terus mengambil sikap dan
mulai menyerang, Ceng Sian menyambut dengan geram
sekali. la mainkan pedangnya dengan jurus Yan sik-kiam, jurus
terakhir dari ilmu -pedang Ngo-heng-kiam bagian Tho-in-soh
(unsur tanah). Sesuai dengan sifat padas, maka permainan
pedang Ceng Sian pun berobah agak keras, apalagi setelah
diketahui bahwa pedangnya berani beradu dengan kalung
tasbih lawan.
Apabila pertempuran masih berlangsung keras, maka Ong
Cun pun sudah kembali ke tempat anakbuahnya. Ternyata
kedua orang anakbuah yang disuruh memancing Ti Kok dan
Tek lui tadi, sudah kembali.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Apakah thancu terluka?" salah seorang anak-buahnya
bertanya ketika melihat Ong Cun menekap lengan kirinya.
"Mungkin". Ong Cun lalu memeriksa lengannya. Ternyata
terdapat tiga bintik merah yang saat itu sudah mulai
mengandung air.
"Ah, pasir kuning beracun," diam2 Ong Cun menarik
kesimpulan lalu mengeluarkan obat. Pil penawar racun dan
obat bubuk untuk dilumurkan pada bintik merah itu.
"Kalian berlima masuk ke gedung Cian-binlong-kun dan
lepaskan api. Bakar empat penjuru gedung itu terutama
bagian belakang. Aku akan beristirahat sebentar disini untuk
menghalau racun pada lenganku ini," ia memberi perintah.
Kelima anak-murid Kay-pang itu segera berpencaran masuk
ke gedung lagi. Tak berapa lama api berkobar-kobar di
segenap penjuru gedung.
"Mari kita kembali ke markas," kata Ong Cun setelah kelima
anakbuahnya datang.
Mereka masih sempat mendengar suara hiruk pikuk yang
gempar dari orang2 dalam gedung Cian- bin-long- kun.
"Gedung dibakar orang ! Cepat padamkan api .... cepaaat
…….!”
^oodwoo^
Jilid 26
Fajar malam.
Gemparlah sekalian anakbuah Cian-bin-long kun Buyung
Kiong ketika mengetahui bahwa gedung dibagian belakang
telah dibakar orang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Lekas padamkan kebakaran" serentak Cian bin-longkunpun
memberi perintah.
Berpuluh puluh anakbuah maupun jago2 silat yang bekerja
pada Ciau bin-long-kun segera berhamburan lari keluar untuk
menolong kebakaran.
“Bom, bum, bum .....”
Tiba2 terdengar ledakan keras disusul dengan bunyi
gemuruh dari bangunan yang rubuh,
Cian bin long-kun makin pucat. Hong Sat koaycengpun ikut
gelisah, Ia merasa bahwa musuh akan menghancurkan
gedung Cian-bin-long-kun. “Siapakah musuh itu, berapa
jumlahnya, ia tak tahu. Tetapi menilik kebakaran yang
diterbitkan begitu luas, mereka tentu berjumlah banyak.
Akhirnya timbullah keputusan pada Hong Sat koayceng.
Meloloskan seorang Ceng Sian suthay, bukan halangan.
Apalagi iapun masih belum yakin dapat mengalahkannya.
Yang penting menolong kehancuran gedung muridnya dulu.
"Buyung Kiong, mari kita tumpas mereka" seru Hong Sat
koayceng seraya loncat mundur lalu menerobos keluar.
Cian-bin-long-kun terkejut. Jika seorang diri berada di situ,
celakalah ia nanti. Ceng Sian suthay tentu akan menindaknya.
Maka cepat iapun lari menyusul Hong Sat.
Ceng Sian suthay tertegun. Tiba2 telinganya terngiang
semacam suara sehalus nyamuk mengiang "Mengapa suthay
tak lekas tinggalkan tempat ini? Kalau mereka datang kembali,
suthay tentu repot" Ceng Sian suthay terkejut. Itulah ilmu
Menyusup suara yang tinggi. Menilik nadanya, orang yang
melepas ilmu Menyusup suara itu mengandung maksud
kepadanya. Maka Ceng Sian-pun segera melesat keluar.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ketika berada di jalan yang sepi. tiba2 ia dikejutkan oleh
suara orang berseru : "Suthay tak kurang suatu apa ?"
Ceng Sian suthay cepat berpaling. Dari balik sebatang
pohon yang tumbuh di tepi jalan, muncullah seorang lelaki
baju hitam. Orang itu langsung menghampiri dan memberi
hormat.
“Siapakah sicu?" tegur Ceng Sian suthay.
"Aku yang rendah adalah Ong Cun kepala Kaypang cabang
kotaraja".
"O," desah Cang Sian suthay. Rahib itu cepat menegur pula,
"apa maksud sicu menghadang perjalananku?"
"Sudah lama aku menanti disini. Untung suthay sudah
keluar. Jika tidak aku tentu akan menyerbu gedung Cian-bin
long-kun lagi".
"O, sicukah yang membakar gedung mereka"
Ong Cun mengiakan : "Cian-bin-long-kun mempunyai
banyak anakbuah dan jago2 pukul. Sukar untuk meloloskan
diri dari kepungan mereka. Untuk menghindari pertumpahan
hebat, terpaksa kugunakan api".
"Ong sicu pandai bertindak", seru Ceng Si an suthay. "tetapi
mengapa sicu juga gunakan bahan peledak untuk
menghancurkan gedungnya ? Tidakkah hal itu terlampau
ganas dan mungkin dapat menimbulkan korban jiwa yang
besar ?"
"Bukan aku yang menggunakan bahan peledak itu, suthay.
"Ong Cun membantah, "memang aku sendiri juga heran".
"Engkau juga tidak melepaskan ilmu Menyusup suara
kepadaku ?" tanya Ceng Sian pula.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tidak, suthay.”
Ceng Sian suthay terkesiap. Tetapi cepat ia dapat menduga
bahwa tentu ada seorang tokoh sakti yang masuk ke gedung
Cian-bin-long-kun.
"Adakah ketua kalian, Hoa Sin sicu tak datang ke
kotaraja?”tanya Ceng Sian mengalihkan pembicaraan.
"Tidak, suthay. Memang sudah lama Hoa pangcu tak
pernah berkunjung ke markas cabang kami."
Ceng Sian suthay kerutkan dahi. Ia menaruh curiga bahwa
yang melepas bahan peledak di gedung Cian-bin-long kun dan
menyusupkan ilmu Menyusup suara tadi Hoa Sin ketua partai
Kay pang. Tetapi ternyata tokoh itu tak datang ke kotaraja.
"Adakah suthay pernah berjumpa dengan pangcu kami ?"
Ong Cun bertanya.
"Sejak menghadiri upacara penguburan jenazah Kim Thiancong
sicu, sampai saat ini aku tak berjumpa lagi."
Ong Cun bertanya lagi tentang tujuan Ceng Sian suthay
datang ke kotaraja.
"Adakah sicu tak menerima perintah dari Hoa Sin pangcu ?"
Ceng Sian suthay balas bertanya,
"O, ya" sahut Ong Cun. "bukankah perintah supaya bantu
mencari putera Kim tayhiap yang hilang itu, bukan ?"
Ceng Sian suthay mengiakan.
"Rasanya ada harapan besar kami akan dapat menemukan
Kim kongcu itu." kata Ong Cun. Ia lalu menuturkan tentang
kedatangan Blo'on bersama seorang gadis di markas cabang
Kay pang. Menurut keterangan gadis itu. dia adalah anak
murid dari Kim thian-cong tayhiap.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Siapakah namanya ?" Coog Sian suthay bergegas tanya.
"Nona Liok Sian-li".
"Benar, itulah dia." seru Ceng Sian suthay girang sekali,
"lalu dimanakah mereka sekarang ?
Ong Cun menceritakan pula tentang peristiwa Blo'on dan
Sian-li ingin pesiar melihat kotaraja dengan diantar oleh To
Jin-sik. Ternyata Bloon telah berkunjung juga ke gedung Cian
bin-longkun yang tengah merayakan hari ulang tahunnya,
"Hai. jika begitu dia tentu ditangkap oleh anakbuah Cianbin-
long-kun !" teriak Ceng Sian suthay cemas.
"Memang demikian, Suthay" kata Ong Cun adalah karena
menerima laporan dari seorang anakbuah Kay-pang, maka aku
membawa beberapa anakbuah untuk menolong mereka."
Ong Cun segera menuturkan tentang pengalamannya
menyerbu ke gedung Cian-bin-long-kun. Setelah berhasil
membebaskan Blo'on bertiga, ia segera menyuruh
anakmuridnya membakar gedung agar mereka kacau dan
menghentikan pertempuran.
'Omitohud " seru Ceng Sian suthay. "terima kasih atas
bantuan sicu. Lalu dimanakah putera Kim tayhiap dan nona
Liok itu sekarang ?"
"Kuminta mereka mengantarkan gadis yang dirampas oleh
anakbuah Cian-bin longkun, pulang ke rumahnya. Setelah itu
mereka tentu akan kembali ke markas kami, Apabila suthay
tak mempunyai lain urusan, sudilah suthay berkunjung ke
markas kami."
"Tujuanku ke kotaraja tak lain hanya dalam rangka mencari
putera Kim tayhiap itu. Sudah tentu aku girang sekali akan
menemuinya di markas sicu".
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Demikian kedua tokoh itu segera menuju ke markas
Kaypang cabang kotaraja. Tetapi Ong Cun segera heran
mengapa Blo'on bertiga belum pulang.
"Aneh, padahal mereka sudah dua tiga jam mendahului ?"
kata Ong Cun.
Ceng Sian suthay menghiburnya: "Yang penting sicu telah
menemukan diri putera Kim tayhiap. Baiklah kita tunggu saja.
Kemana mereka akan pergi kalau tak kembali ke markas ini ?"
Demikian kedua tokoh itu beristirahat sambil menunggu
kedatangan Blo’on.
Kekuatlran Ong Cun ternyata memang beralasan. Blo'on
menimbulkan suatu peristiwa baru lagi.
Setiba di rumah nona Bok Kui-hoa, mereka terkejut karena
rumah nona itu dikerumuni para tetangga. Hiruk pikuk orang2
itu masuk keluar rumah orangtua Bok Kui-hoa.
"Hai, apakah yang telah terjadi ?" To jin sik menghampiri
seraya menegur salah seorang laki-laki.
"Anu ... ada peristiwa mengerikan ... "
"Peristiwa apa ?"
"Paman Soh, mengapa di rumahku ?" tiba' Bok Kui-hoa
tampil dan berseru kepada lelaki tengah tua itu.
"O, engkau Kui-hoa ?" orang itu berterial kaget, "benarkah
engkau Bok Kui hoa?"
"Sudah tentu aku Bok Kui-hoa, paman Soh. Mengapa para
tetangga sibuk berkunjung ke rumahku ?"
Paman Soh mengusap-usap pelupuk matanya. Rupanya ia
hendak membuktikan apa yang dilihatnya. Ia tak percaya
kalau nona itu Bok Kui hoa.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tetapi ... bukankah engkau telah diculik orang2 dari
gedung Cian-bin-long-kun ?" tanyanya menegas.
"Benar," sahut Bok Kui-hoa, "tetapi aku beruntung ditolong
oleh para hohan (orang gagah) ini. Merekapun dengan baik
hati mengantar aku pulang".
"Ahhk ... sayang engkau terlambat" paman Soh mengeluh
dengan sedih".
"Mengapa paman Soh ?" Bok Kui-hoa makin cemas,
"apakah yang telah terjadi dengan ke dua orangtuaku ?"
"Aku dan semua tetangga sangat bersedih sekali melihat
nasibmu Kui-hoa," kata paman Soh sembari mengucurkan
airmata.
"Kenapa, paman ?" Kui-hoa makin terkejut dan tanpa
disadari ia telah mendekap tubuh paman Soh dan diguncangguncangkannya,
"bilang lah paman ... "
"Apa ?" Kui hoa menjerit keras seperti orang kalap, "mereka
meninggal ? Tetapi bukankah mereka masih segar bugar
ketika aku pergi bersembahyang ke kelenteng sore tadi ?"
"Itulah nasib manusia, Kui-hoa. Hari ini masih segar bubar,
besok sudah mati. Kita harus menerima apa yang telah
digariskan oleh Thian".
"Tidak, paman " teriak Kui-hoa makin kalap. "tak mungkin
ayah ibuku mati apabila tak terjadi sesuatu. Katakanlah,
paman …”.
"Orangtuamu itu sudah tua, lagi pula sudah sering
berpenyakitan. Jika dia mati itu itu sudah selayaknya.
Janganlah engkau berduka".
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Paman Soh, bilanglah, kenapa ayah dan ibuku ?" teriak
Bok Kui-hoa makin kalap. Bahkan ia terus hendak lari masuk
kedalam rumah.
"Tunggu. Kui-hoa." buru2 paman Soh mencegahnya,
"janganlah. Ya, memang benar, ayah ibumu telah meninggal.
Karena bersedih mendengar engkau telah diculik orang2
gedung Cian-bin-long-kun, akhirnya kedua orargtuamu putus
asa dan nekad menggantung ... "
"Yah, mah, oh ... !" Kui-hoa menjerit lalu pingsan.
Jin-sik dan Sian-li sibuk memberi pertolongan untuk
menyadarkan nona itu. Setelah sadar maka Jin-tikpun
memberi hiburan.
"Sudahlah, nona. jangan bersedih. Nona masih muda,
masih banyak harapan."
"Ya, benar", tiba2 Kui-hoa memberingas, "Aku harus hidup,
aku akan menuntut balas atas kematian ayahbundaku"
"Bagus !" tiba2 Blo'on berteriak, "hayo kita kembali ke
tempat si Cian-bin-long-kun. Akan kuhajarnya !"
"Eh, jangan, kongcu,” Tio Jin-sik terkejut dan buru2
mencekal tangan Blo'on yang hendak ayunkan langkah, "sabar
dulu, kongcu. Kita memang harus membantu nona Bok, tetapi
haruslah dengan cara yang tepat".
"Cara bagaimana yang tepat itu ?" tanya Bloon.
"Nona", Tio Jin-sik berpaling kepada nonal itu, "apakah
engkau sungguh2 hendak melakukan pembalasan kepada
Cian-bin-long-kun ?"
"Aku bersumpah !" seru Kui-hoa.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Bagus" seru Tio Jin-sik, "engkau hendak menuntut balas
dengan tenagamu sendiri atau dengan bantuan orang lain".
"Akan kubunuh manusia itu dengan tanganku sendiri".
"Bagus, nona" seru Tio Jin-sik pula, "memang seharusnya
nonalah yang harus membalas dendam itu sendiri. Tetapi
apakah nona mampu untuk melakukan ? Cian-bin-long-kun
seorang jago silat yang sakti, kaya dan berpengaruh serta
memiliki tukang pukul yang banyak jumlahnya".
Bok Kui-hoa tak dapat menjawab.
"Apakah nona mengerti ilmu silat?"
"Tidak".
"Jika tidak", jangan harap nona akan dapat mencapai
keinginan nona. Hanya kalau nona menguasai ilmusilat yang
sakti, barulah nona dapat menghimpas dendam nona".
"Lalu bagaimana menurut pandangan paman To" kata Bok
Kui-hoa dengan pandang meminta.
To Jin-sik menghela napas.
"Nona sudah sebatang kara. Apabila tinggal seorang diri di
rumah, juga kurang sesuai. Dan nona masih mempunyai
dendam berdarah yang harus nona himpaskan. Maka kalau
nona setuju, ikutlah tinggal bersama ditempat kami, markas
cabang Kay-pang".
Bok Kui-hoa kerutkan dahi. "Apabila nona suka dan thancu
kamipun menyetujui, akan kami usahakan supaya nona dapat
berguru pada seorang tokoh silat yang sakti dan jujur".
"O," seru Bok Kui-hoa,"tetapi aku seorang anak perempuan
dapatkah aku diterima menjadi murid seorang tokoh sakti ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Sudah tentu dapat" kata Tio jin-sik, "cobalah buktinya
nona Sian li ini. Dia berguru pada seorang tokoh sakti
sehingga memiliki kepandaian silat yang tinggi."
"Jika begitu, akupun akan ikut nona Sian-li belajar pada
gurunya".
"Ah, sayang Bok cici. Guruku sudah meninggal dunia" seru
Sian-li.
"Ya, memang patut disayangkan" kata Tio Jin-sik. "tetapi
thancu kami tentu dapat memperkenalkan nona pada lain
tokoh lagi. Maukah nona menerima usulku ini ?'
"Baiklah, paman To," akhirnya Bok Kui-hoa menyetujui,
"demi membalas sakithati orangtuaku aku bersedia untuk
menderita apapun juga.
Demikian mereka mengurus jenasah kedua orangtua Bok
Kui-hoa.
"Nona Bok". kata Tio Jin-sik pula. "sebenarnya untuk
mengurus jenasah orangtua nona sampai penanamannya pada
besok hari, nona harus berada di rumah. Tetapi aku kuatir,
Cian-bin-long-kun akan mengirim orangnya kemari untuk
membawa nona lagi. Maka lebih baik, nona bersama kita
menuju ke markas kami dan menetap disana. Soal jenazah
kedua orang tua nona, baik lah kita minta tolong kepada
paman Soh dan tetangga supaya menguruskan".
Bok Kui-hoa tak segera menyahut. Berat benar rasa hatinya
untuk meninggalkan jenazah orang tuanya yang belum
dikubur.
"Paman To." Sian-li ikut bicara, "biarlah cici Kui-hoa malam
ini tinggal disini. Aku yang menemaninya. Jika orang2 CianTiraikasih
website http://kangzusi.com.
bin-long kun datang, akulah yang akan menghadapi mereka.
Setelah penguburan selesai, barulah kami datang ke markas."
"Benar, aku juga akan tinggal disini", seru Blo'on, "kasihan
dong kalau cici Bok tak menunggui jenazah kedua
orangtuanya. Jika paman mau pulang, silahkan pulang
sendiri".
To Jin-sik agak bingung. Memang alasan Sian-li dan Blo'on
itu benar tetapi iapun menguatirkan keselamatan Bok Kui-hoa.
la tak dapat ikut tinggal disini karena kuatir Ong thancu akan
cemas menunggu kedatangannya.
Akhirnya diputuskan, Tio Jin sik akan kembali ke markas
dulu untuk memberi laporan. Besok pagi akan datang lagi
menjemput Kui hoa.
Malam makin sepi. Kui-hoa masih bergadang menunggu di
samping peti mati. Sian-li menemaninya untuk menjaga
keselamatan nona itu apabila orang2 Cian bin long-kun datang
lagi.
Sedang Blo'on karena sebal suruh menunggui peti mati.
keluar berjalan-jalan.
Tempat tinggal keluarga Bok itu terletak di ujung kota,
diluar dari Kota Kerajaan. Malam itu kota sudah sepi. Rumah2
pendudukpun sudah tutup. Hanya di pusat kota saja yang
masih ramai. Terutama rumah2 makan masih banyak
dikunjungi tetamu. Demikian kehidupan di kotaraja yang
merupakan ibu kota kerajaan. Kehidupan malam berlangsung
sampai larut.
Blo'on hanya ingin menghirup udara segar. Ia berjalan
menurut sipembawa kakinya. Walaupun rumah keluarga Bok
itu terletak di ujung kota, tetapi jalan2 disepanjang tempat itu
penuh dengan rumah2, warung2 dan kuil. Bangunan2 yang
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
disaksikan sepanjang jalan, menarik perhatian Blo’on juga.
Dan tiada terasa ia makin jauh meninggalkan tempat rumah
keluarga Bok.
Tengah dia melamun tak keruan karena tak tahu apa yang
harus dilamunkan, sekonyong-konyong ia terkejut karena
mendengar bunyi genta yang sedahsyat halilintar meledak.
Jantung Blo’on serasa tergetar.
“Dung ... dung ... dung ...”
"Setan", Blo'on menggeram, "siapa yang gila-gilaan
memukul gendang itu ?"
Tetapi gendang itu tak kunjung berhenti. Dari satu, dua,
tiga sampai sepuluh kali, masih terus menggelegar seperti
halilintar, Blo'on menyumbat telinganya dengan tangan, tetapi
jantungnya masih berdebar-debar keras. Akhirnya ia tak kuat
dan berlarilah ia sekencang-kencangnya menuju ke arah
tempat gendang itu.
"Akan kuhajar orang itu ! Masakan tengah malam menabuh
gendang seenaknya sendiri dan begitu keras sampai jantungku
hampir copot!, demikian Blo'on menggeram dalam hati.
Akhirnya tibalah dia di sebuah menara. Di puncak menara
itulah dia mendengar gendang bertalu2 dahsyat.
"Ho, kiranya di atas menara itu," kata Blo’on lalu lari
menghampiri. Pintu menara di bawah ditutup tetapi sekali
dorong, dapatlah Blo'on membukanya. Ia naik ke atas batu
titian yang menjulang ke atas. Menara itu cukup tinggi, tak
kurang dari duapuluh meter menjulang ke atas.
Brak …
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Berhenti!” selekas mendobrak pintu puncak menara yang
teratas. Blo’om segera berteriak menyuruh berhenti seorang
lelaki yang hendak mengayunkan alat pemukul.
Lelaki itu sudah hampir menjelang setengah tua tetapi
masih gagah. Alat pemukul yang digunakan sebatang kayu
yang mempunyai gembulan sebesar buah kelapa. Dan
gendang yang hendak dihantam itu, amat besar yang
tingginya hampir dua orang.
Pemukul gendang itu terkejut sekali ketika tahu2 muncul
seorang pemuda yang aneh, kepalanya gundul tetapi di
samping kepala diatas dahi kanan, tumbuh segumpal rambut
yang diikat dan tegak ke atas. Sedang pada samping kanan
diatas dahi kiri juga tumbuh rambut tetapi pendek seperti
habis dipapas.
Karena terkejut, pemukul gendang itu sampai terlongonglongong
sehingga kayu yang akan dihantamkan itu berhenti di
tengah jalan.
“Siapa ... engkau………” akhirnya orang itu berseru.
“Blo'on*
"Blo'on ?" ulang orang itu makin menyalangkan mata
lebar2.
"Eh, mengapa engkau heran? Apakah engkau belum pernah
mendengar nama itu?
"Belum." sahut orang itu tanpa sadar, "apakah artinya ?"
"Celaka !" teriak Blo'on, "masakan begitu saja tak tahu
artinya"
"Apakah artinya?" orang itu makin terpikat.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Artinya ?" tiba2 Blo'on mendelik lalu garuk2 rambutnya
sendiri. "aneh, mengapa aku lupa artinya ... "
"Engkau tak tahu sendiri'" teriak orang itu.
"Sudah tentu tak tahu karena nama itu bukan aku yang
memberi."
"Siapa ?"
"Orang2".
“O.."
"Sudahlah, jangan banyak tanya. Sekarang ganti aku yang
tanya. Siapa namamu ?" cepat Blo'on menukas.
Tiba2 orang itu teringat akan tugasnya. Dia baru saja
memukul gendang sampai sepuluh kali, masih kurang dua kali.
Dan diapun menyadari bahwa pemuda yang datang itu seperti
orang yang tak waras pikirannya.
"Akan kuselesaikan tugasku dulu, baru nanti kuusirnya,"
demikian ia menimang dalam hati.
Secepat mengambil keputusan ia segera mengangkat alat
pemukul lagi, terus hendak dihantamkan ke gendang.
"Berhenti' ...”, teriak Blo’on seraya loncat mendekap
gembolan penabuh itu.
"Uh ... uh ... uh ... " mulut orang itu mendesuh dan
mendesih tak hentinya ketika ia tak kuat menggerakkan alat
pemukul gendang.
"Lepaskan, orang gila !" teriaknya seraya menarik alat
pemukul itu sekuat-kuatnya.
"Tidak !" sahut Blo'on sambil mendekap gembolan itu erat2.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Gila !" teriak orang itu, "mengapa engkau mengganggu
pekerjaanku ?"
"Pekerjaan ? Engkau bekerja apa ini ?"
"Gendang itu untuk memberi pertandaan waktu kepada
seluruh penduduk kota raja. Saat ini sudah pukul dua belas
dan aku baru memukul sepuluh kali. Masih kurang dua lagi".
"Siapa yang suruh engkau memukul gendang ini ?"
"Bapak wali kota".
"Ha, ha, ha." tiba2 Blo'on tertawa, "siapa bapak wali kota
itu ? Dimana tinggalnya ?"
"Beliau tiaggal dalam Kota Dalam".
"Jauh dari sini ?"
"Sudah tentu jauh," kata orang itu, "engkau tahu, kota raja
ini luasnya tak kurang dari tiga puluh li. Maka baginda telah
menitahkan membuat sebuah gendang raksasa untuk
pertandaan waktu."
"Engkau memang goblok" tiba2 Blo'on mendamprat, "eh.
apakah engkau punya telinga ?"
"Punya."
"Masih baik ?"
"Kurang ajar" bentak orang itu. "apa engkau kira aku tuli ?
Hayo, lepaskan !"
Tetapi Blo'on tetap mendekap alat pemukul itu: "Tidak!
Engkau telah ditipu oleh walikota"
"Ditipu ?" orang itu heran lagi.
"Ya," sahut Blo'on, "bunyi gendang itu hampir membuat
jantungku copot telingaku pecah. Karena tinggal di tempat
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
yang jauh dari sini, maka bapak walikota itu sengaja suruh
engkau menabuh sekeras-kerasnya. Dia sendiri tentu tidak
terganggu".
"Tetapi bagaimana seluruh penduduk kota raja dapat
mendengar kalau gendang itu tak dipukul sekeras-kerasnya ?"
"Hanya supaya orang2 mendengar tanda waktu ?"
"Ya."
"Berapa kali engkau harus memukul gendang ini ?"
"Tiap sejam satu kali".
"Ho, jika begitu, tiap2 jam orang2 itu harus menyumbat
telinganya dan berdebar jantungnya."
"Tetapi selama ini tiada orang yang mati karena mendengar
pertandaan waktu gendang ini.”
"Aku yang hampir mati," jawab Blo'on, “dan juga penduduk
yang tinggal didekat sekitar tempat ini"
"Ngaco l" teriak menjaga itu.
"Apa ?" Blo'on deliki mata, "engkau tetap hendak
memecahkan anak telingaku dan mencopotkan jantungku ?"
"Ini tugasku yang sudah berjalan puluhan tahun !"
"Tidak peduli !" teriak Blo'on. "suruh bapakmu walikota itu
datang ke sini. Coba saja, suruh dia dengarkan gendang itu
kupukul di dekatnya. Kalau dia tahan, akupun tahan juga.
Tetapi kalau dia tak tahan, nah, jangan suruh orang
menderita".
Penjaga itu marah. Sejak adu lidah dengan pemuda blo'on
itu, sudah hampir seperempat jam dari pertandaan waktu
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
yang harus diselesaikan, ia baru memukul sepuluh kali, masih
kurang dua kali lagi.
Karena gugup, penjaga itu menggembor, keras seraya
menarik alat pemukul sekuat-kuatnya : "Lepaskan ... !"
Tetapi alangkah kejutnya ketika ia tak mampu menarik alat
pemukul itu. Pemuda yang tampaknya seperti orang sinting
itu, tegak berdiri sekokoh karang. Gembol atau kepala alat
pemukul tetap didekapnya erat2.
"Hm. selama engkau tak mau menghentikan pekerjaanmu
membikin rusak jantung dan telinga orang, kayu pemukul ini
takkan kulepas." kata Blo'on.
"Bangsat, engkau berani mengganggu pekerjaan ini ? Awas,
tugas ini adalah kerajaan yang menitahkan. Kalau tahu engkau
mengacau, Kerajaan tentu akan mengirim tentara atau polisi
kemari untuk menangkapmu !"
"Hm, aku tak takut !" balas Blo'on, "bahkan walikotapun
aku tak takut. Masakan melindungi telinga dan jantungku
sendiri, akan dianggap salah".
"Engkau gila !" tiba2 penjaga itu berteriak keras2 dan
mengerahkan seluruh tenaganya.
Namun tetap sia2. Dia tak mampu menarik alat pemukul
yang didekap Blo'on. Karena jengkelnya, dia gerakkan kaki
untuk menendang. Prak . , .
Karena jaraknya amat dekat dan tak menduga-duga, perut
Blo'on kena. Bahkan bukan perut tetapi bagian bawahnya dan
menyerempet anunya.
"Aduh ... " Blo'on menjerit dan mendekap anunya. Dengan
sendirinya iapun lepaskan alat pemukul gendang.
Dung .....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Penjaga itu masih menarik alat pemukul. Karena Blo'on
melepaskan, penjaga itupun terhuyung-huyung kebelakang.
Kepalanya membentur gendang, lalu mencelat kemuka tepat
arahnya hendak membentur Blo'on.
"Kurang ajar !" Blo'on memekik seraya ayunkan tangannya
menampar kepala penjaga itu. Plak ..... rubuhlah penjaga itu
tak sadarkan diri lagi.
Memang karena kesakitan, apalagi hendak diterjang
penjaga itu, Blo'on marah dan menampar. Tetapi setelah
penjaga itu pingsan ia merasa kasihan.
"Bangunlah." diguncang-guncangnya tubuh penjaga itu,
"aku hanya minta engkau jangan memukul gendang itu
keras2, mengapa engkau marah dan menendang aku ?"
Tetapi penjaga itu tak menyahut lagi. Sampai diguncangguncang
berulang kali. tetap belum sadar.
"Mati ... ?" serentak timbullah pikiran yang menyeramkan
dalam hati Blo'on. Ia bingung tak keruan. Kalau penjaga itu
sampai mati, dia tentu menjadi pembunuhnya, "celaka, aku
menjadi pembunuh.”
Cepat ia hendak lari turun. Tetapi ketika baru dua buah
titian ia melangkah, tiba2 ia hentikan langkah.
"Tidak !" ia berkata kepada dirinya sendiri "aku tak boleh
berlaku pengecut. Aku yang membunuh, akulah yang wajib
menolongnya.
Kembalilah ia kedalam ruang dan mengangkat tubuh
penjaga itu. Pikirnya, ia hendak membawanya kepada orang
yang dapat memberi obat. Kalau perlu ke rumah Bok Kui-hoa.
Bahkan kalau perlu lagi ke markas Kay pang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Oh, ya benar" katanya seorang diri, "orang- orang
Kaypang itu pandai silat, mereka tentu pandai juga mengobati
orang".
Tetapi baru menuruni tangga pertama dari puncak menara,
tiba2 ia berhenti lagi.
"Ah, aku harus menolong pekerjaannya. Tadi dia
mengatakan harus memukul dua belas kali tetapi baru
memukul sepuluh kali. Jadi masih kurang dua kali. Ah. kasihan
kalau dia nanti sampai dihukum walikota".
Diletakkannya tubuh penjaga itu diatas titian lalu ia lari
kembali ke atas puncak. Diambilnya alat pemukul dan dung ...
dung ... dung .
"Aku harus menambahi memukul satu kali lagi karena saat
ini sudah terpaut lama dengan keterangannya tadi. Tentu
harus ditambah satu kali", pikirnya.
Setelah melemparkan alat pemukul, ia turun dan
mengangkat penjaga yang masih pingsan itu ke bawah.
Tetapi alangkah kejutnya ketika tiba diruang paling bawah
dari menara itu, ia melihat berpuluh-puluh orang tengah
berkerumun dimuka menara.
Blo'on terkejut. Orang2 itupun kaget. Segera mereka maju
menghampiri dan menegur : "Hai, siapa engkau? Kenapa
penjaga menara itu"
"Aku Blo'on. Siapa kalian ini? Mengapa tengah malam
datang ke sini ?"
"Kami penduduk yang tinggal di sekitar menara Gendang
ini" jawab salah seorang lelaki yang bertubuh tinggi besar.
"O. mengapa datang kemari ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Karena hendak bertanya kepada penjaga menara", kata
orang itu.
"O, sayang, dia sedang pingsan. Nanti saja kalau dia sudah
sadar. Mudah-mudahan dia tidak mati" sahut Blo'on.
"Mati?" terkejutlah orang itu.
"Mau tanya apakah kalian ini ?" ,
"Jam berapakah sekarang ini ? Masakan setengah jam yang
lalu, dia memberi pertandaan waktu jam sepuluh. Tetapi tadi
tiba2 sudah pukul tiga malam. Apakah benar ?"
"Bukankah menara gendang ini menunjukkan pertandaan
waktu kepada seluruh penduduk?” balas Blo'on.
"Ya."
"Nah. turut saja apa yang tadi berbunyi".
"Apa? Saat ini sudah jam tiga?" teriak beberapa penduduk
lainnya.
Dalam pada itu, penduduk yang datangpun makin lama
makin banyak. Di jalanpun banyak sudah orang berjalan,
terutama para pedagang yang hendak menjajakan barangnya
dipasar. Rumah2, kedai dan pasarpun mulai buka. Demikian
memang kebiasaan penduduk dipinggir kota. Mereka bangun
pagi2 dan terus bekerja menurut pekerjaan masin2.
Tetapi ada sebagaian yang heran. Jam tiga malam biasanya
sudah hampir terang tanah. Tetapi saat ini masih gelap.
Rembulan masih bersinar di tengah langit. Karena heran, ada
sebagian orang yang menuju ke menara untuk bertanya waktu
kepada penjaga.
"Tidak!” tiba2 terdengar salah seorang penduduk berteriak
tak mungkin saat sudah jam tiga.”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ya, benar, benar” sambut beberapa penduduk lain. “dia
tentu salah.”
"Mana penjaga menara ?" terdengar suara lain lagi.
"Itulah yang dipondong pemuda aneh itu,” teriak
seseorang.
"Hai, mengapa penjaga itu?" tiba2 seorang laki2 bertubuh
gemuk pendek tampil kemuka Blo’on.
“Pingsan," sahut Blo'on.
"Kenapa pingsan ?"
"Terkena tamparanku.”
"Ho, mengapa engkau menamparnya ?"
"Dia memukul gendang terlalu keras sehingga telingaku
hampir pecah dan jantungku hampir copot".
"Hai !" teriak beberapa orang seraya melangkah maju. "Itu
sudah menjadi tugasnya. Kalau tidak keras bagaimana
mungkin seluruh penduduk kotaraja akan mendengar ?"
"Pemuda setan !"
"Anak gila !"
"Dia barangkali bukan manusia !"
"Ya, benar, kalau melihat potongan muka dan rambutnya,
dia tentu orang sinting !"
"Hajar setan sinting itu !"
Demikian berpuluh-puluh penduduk yang berada dimuka
menara, berteriak-teriak hiruk pikuk. Mereka marah kepada
Blo'on karena berani menganiaya penjaga menara.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tahan, saudara2" tiba2 siorang pendek gemuk berseru,
"tak perlu saudara2 turun tangan mengeroyok seorang anak
kunyuk seperti itu. Cukup aku, Kera-tangan besi Buyung Kian,
yang membekuknya".
"Hai. engkau orang she Buyung ?" teriak Blo'on terkejut.
"Ya, mau apa engkau ?"
"Apa engkau masih saudara dengan Cian-bin-long-kun
Buyung Kiong ?"
Sebenarnya Buyung Kian, bukan sanak saudara dari Buyung
Kiong. Tetapi dia dengar juga siapa Cian-biu-long-kun itu.
"Ya, dia adalah saudaraku!" serunya dengan garang.
Dengan mengaku sebagai saudara dari Cian-bin-long-kun, ia
yakin pemuda bloon itu tentu ketakutan dan menyerah.
Tetapi diluar dugaan Blo'on malah marah, serunya: "Ho,
bagus, bagus. Aku memang hendak mencari Buyung Kiong.
Kebetulan engkau juga orang she Buyung."
"Mengapa ?"
"Buyung Kiong dan semua sanak keluarganya orang she
Buyung, akan kubasmi !" teriak Blo'on "mereka adalah
kawanan manusia yang berhati palsu dan jahat. Harus
dibasmi"
Semula Buyung Kian tercengang mendengar kata2 Blo’on
tetapi sesaat kemudian iapun marah: "Setan liar, engkau
berani menghina aku !"
Dengan sebuah loncatan. Buyung Kian menerjang Blo'on,
duk .....
"Celakai" teriak orang pendek gemuk itu ketika tinjunya
mengenai tubuh penjaga yang dijadikan perisai oleh Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hai, Buyung loya, mengapa memukul penjaga menara?"
teriak orang tinggi besar tadi.
Buyung Kian tak mau menjawab. Setelah mengambil sikap,
ia terus menerjang lagi untuk menerkam. Kali ini dia gunakan
jurus: Hek-hou-cau-sim atau Macan-hitam-menerkam hati.
Tangan dilebarkan untuk mencengkeram. Rencananya, dia
hendak merebut tubuh si penjaga dulu baru kemudian akan
menghajar Blo'on.
Terkamannya berhasil. Tetapi karena Blo'on hendak
memutar tubuh si penjaga, maka Buyung Kian hanya berhasil
kepalanya. Sedang kedua kaki penjaga itu matih dipegang
Blo'on.
Blo'on segera menarik dan Buyung Kian pun menarik.
Terjadilah tarik menarik yang cukup seru. Yang paling celaka
adalah penjaga menara itu. Kakinya ditarik Blo'on, kepalanya
ditarik Buyung Kian.
"Aduh ... aduh … " tiba2 penjaga menara itu berteriakteriak.
Rupanya karena dibuat tarik-tarikan itu, dia tersadar
dari pingsannya.
"Hai, lepaskan" teriak Buyung Kian, "kasihan dia !"
"Kalau kasihan, engkau yang harus melepaskan " balas
Blo'on ngotot.
Melihat itu Buyung Kian marah sekali. Tiba2 ia mendapat
pikiran. Secepat kilat ia lepaskan kepala orang itu, segera ia
hendak loncat menghantam Blo'on.
Tetapi di luar dugaan, Blo'onpun mempunyai pikiran sama.
Ia kasihan mendengar penjaga itu merintih-rintih kesakitan.
Secepat melepaskan kaki penjaga itu, iapun terus loncat
hendak menghajar Buyung Kian. Bluk ... krak ...
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Terdengar dua buah suara. Yang satu, jatuhnya tubuh
penjaga ketika karena kepala dan kakinya pada waktu yang
sama. telah dilepaskan.
Yang kedua, adalah benturan tangan antara Blo'on dan
Buyung Kian. Mereka saling menerjang dan menghantam pada
waktu yang sama. Akibatnya, Buyung Kian menjerit dan
terpental rubuh beberapa meter kebelakang.
Buyung Kian si pendek gemuk yang bergelar Kera-tanganbesi
itu,sesungguhnya seorang persilatan juga. Dia bekerja
pada sebuah perusahaan pengantar barang An Ping piaukiok,
dibawah pimpinan The Sam Beng, seorang jago silat
termasyhur yang bergelar Kim-liong pian atau Ruyung nagaemas.
Tidak mudah menjadi pegawai sebuah kantor pengantar
barang di kotaraja, apalagi semacam An Ping piaukiok yang
termasyhur dan mendapat kepercayaan orang. Bahkan
kerajaan dan mentri2 kerajaan juga sering menyerahkan
kiriman barang kepada kantor An Ping piaukiok itu.
An Ping piaukiok mempunyai selusin jago silat yang berilmu
tinggi, Diantaranya yalah Buyung Kian si Kera-tangan-besi.
Digelari sebagai tangan besi karena Buyung Kian itu
memiliki tangan yang amat keras. Dan karena dia seorang ahli
dalam ilmusilat Kau-kun (silat kera) maka diapun dijuluki Kera
tangan-besi.
Ketika beradu pukulan dengan Blo'on, dia merasa bahwa
tangan anak itu telah memancarkan tenaga-dalam yang hebat
sekali. Sehebat tenaga pukulannya yang dilancarkan itu.
Bahkan masih meluapkan tenaga membal yang menyebabkan
Buyung Kian terlempar ke belakang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Gamparlah sekalian penduduk melihat kesudahan itu.
Bahkan diantara mereka serentak timbul suatu pikiran yang
bukan2.
"Dia mungkin bukan bangsa manusia tetapi setan ... "
terdengar beberapa suara. Dan suara itu cepat bersambut
diantara beberapa orang.
"Tidak !" tiba2 si tinggi besar berteriak, "biar aku yang maju
meremuknya."
Dia adalah Hong Lim, seorang pandai besi yang bertenaga
kuat sekali. Walaupun ilmu-silat tidak seberapa tinggi, tetapi
berkat tenaganya yang sekuat kerbau dan keberaniannya,
diapun disegani oleh penduduk disitu.
Tanpa banyak bicara. Hong Lim yang berangasan itu segera
maju menjotos dada Blo'on.
Blo'on agak gugup. Ia menyurut mundur selangkah tetapi
pandai besi kasar itu mengejarnya. Blo'on hendak menghindar
ke samping tetapi kalah dulu dengan tangan si pandai besi
yang mencengkeram bahunya.
"Aduh ... " teriak Blo'on teraya meronta sekuat-kuatnya.
Karena kesakitan dia menghantam tangan Hong Lim.
“Hauh ..." sekarang giliran si pandai besi yang menjerit dan
mendekap tangannya seraya terbungkuk-bungkuk.
Melihat itu terkejutlah sekalian penduduk. Mereka hampir
tak percaya bahwa seorang pemuda yang tampaknya seperti
orang Blo'on ternyata mampu mengalahkan dua orang yang
terkenal berani.
Dugaan bahwa Blo'on itu bukan manusia biasa, makin keras
menghinggapi hati para pendduk.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kita ringkus beramai-ramai !" teriak mereka. Tetapi
nyatanya tiada seorangpun dari yang berteriak itu kelihatan
maju. Mereka masih gentar dan takut.
Teriakan itu makin gencar tetapi' tetap tak ada yang maju.
Akhirnya ada seorang lelaki muncul dengan membawa
pedang, disusul pula oleh dua tiga orang yang membawa
tongkat besi, tombak dan golok.
Melihat bahaya itu, tiba2 saja Blo'on mendapat akal. Cepat
ia mengangkat tubuh Buyung Kian yang masih pingsan lalu
diputar-putar untuk menghadapi serangan keempat orang
bersenjata itu.
Bubarlah keempat orang itu. Mereka terkejut dan ngeri
menyaksikan cara Blo'on membolang balingkan tubuh Buyung
Kian. Sedemikian deras sehingga menyerupai kitiran. Mereka
terpaksa mundur.
Sudah terlanjur memutar tubuh Buyung Kian. Blo'on tak
mau berhenti. Dia terus mengamuk menyerang penduduk.
Sudah tentu para penduduk bubar. Mereka berteriak-teriak
memaki-maki Blo'on tetapi tiada seorangpun yang berani
menghadapi anak itu.
Suasana makin hiruk. Walaupun takut, tetapi para
penduduk itu tak mau pergi. Ada beberapa orang yang berlarilari
pulang untuk mengambil senjata, Mereka mengepung
Blo'on. Apabila anak itu sudah kehabisan tenaga, barulah
mereka turun tangan.
Tetapi sampai beberapa saat belum juga Blo'on berhenti. Ia
menerjang kemuka lalu berlari-lari hendak menerobos keluar.
Karena jeri, penduduk itupun segera menyisih ke samping
meluangkan sebuah jalan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tangkap, pemuda gila ! Tangkap pembunuh mereka
berteriak teriak seraya mengikuti dibelakang Blo'on.
Setelah berhasil menerobos keluar dari. Kepungan, Blo’on
bingung. Hendak kemanakah dia itu ?
Dan yang menjengkelkan hatinya, berpuluh-puluh
penduduk itu masih tetap membuntutinya.
Beberapa saat kemudian, tiba2 dari sebelah muka
terdengar derap kaki kuda lari mendatangi. Ternyata
sekelompok prajurit kerajaan.
Melihat Bloon lari sambil mencekal tubuh seorang manusia,
barisan prajurit berkuda yang terdiri dari selusin orang itu
segera berhenti menghadang jalan.
"Hai, kenapa orang itu .?" seru salah seorang prajurit yang
berpakaian indah. Bajunya berlukis seekor naga dalam sebuah
lingkaran yang berbentuk pat-kwa atau segi-delapan.
"Dia pingsan," sahut Blo'on.
"Kenapa ?"
"Berkelahi dengan aku"
"O, kalau begitu engkau harus ditangkap";
"Mengapa ?" Blo'on heran.
"Karena engkau telah menganiaya seorang manusia".
"Benar," sahut Blo'on. "tetapi dialah yang menyerang aku
lebih dulu. Apakah salah kalau orang membela diri itu ?"
"Bohong ! Bohong !" teriak sekalian penduduk, “pemuda
sinting itu telah memukul pingsan penjaga menara.”
"Ya, mohon tuan2 menangkapnya. Diapun telah
menganiaya seorang lain lagi," seru para penduduk.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Pasukan yang datang itu ternyata barisan Gi lim-kun atau
bhayangkara istana. Mentri yang mendengar tentang
keanehan dari pertandaan waktu, segera mengirim seregu
barisan Gi-lim-kun untuk menyelidiki. Kedatangan mereka
tepat pada saat Blo'on hendak melarikan diri.
Mendengar keterangan dari beberapa penduduk itu,
seorang si-wi atau bhayangkara yang mengepalai barisan itu
segera lintangkan tombaknya di tengah jalan.
"Berhenti atau mati !" teriaknya dengan nyaring.
Blo'on tertegun, serunya : "Mau apa kalian.”
"Siapa engkau ?" seru si-wi itu pula.
Sebelum Blo on sempat menjawab, seorang lelaki telah
menerobos keluar dari kerumuman penduduk.
"Loya, dia telah menganiaya hamba dan mengganggu
pekerjaan hamba ... "
"Siapa engkau ?"
"Hamba adalah penjaga menara Gendang. Ketika hamba
sedang memukul gendang pertandaan waktu, tiba2 orang gila
ini muncul dan merebut alat pemukul gendang. Kami berkelahi
dan dia telah memukul kepala hamba sampai hamba pingsan."
"Tangkap orang gila itu !" teriak kepala si-wi.
Dua orang prajurit bhayangkara itu segera ajukan kudanya
kemuka. Tar, tar ... mereka menghajar Blo'on dengan
cambuknya.
"Hai, mengapa kalian hendak menangkap aku?" teriak Blo
on seraya berlincahan menghindar.
Kedua si-wi berkuda itu terkejut melihat ketangkasan gerak
Blo'on. Pada hal Blo'on sendiri tak menyadari akan hal itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Karena sampai sekian saat belum juga kedua si-wi itu
berhasil merubuhkan Blo'on, maka kepala si-wi segera
memberi isyarat kepada barisannya. Dua orang prajurit
berkuda maju lagi. Mereka menggunakan ruyung untuk
menghajar Blo’on.
Blo'on makin marah. Sambil berlincahan kian kemari iapun
menggunakan tubuh Buyung Kian sebagai perisai.
Kembali keempat prajurit si-wi itu gagal untuk merubuhkan
Blo'on. Melihat itu kepala siwi segera menyuruh dua orang
anak buahnya maju lagi. Yang dua ini menggunakan tongkat
untuk menghajar Blo'on.
Sudah terlanjur dirangsang kemarahan Blo’on pun
mengamuk. Dipakainya tubuh Buyung Kian untuk
menghantam keenam prajurit itu. Karena kuatir mencelakai
Buyung Kian, keenam prajurit itupun selalu menghindari
benturan dengan Blo'on. Dengan demikian gagallah mereka
pula.
"Maju semua !" akhirnya dengan geram kepala barisan
segera memberi perintah.
Kini Blo'on dikerubut selusin prajurit si-wi. Sebenarnya siwi
yang menjadi bhayangkara diistana itu terdiri dari jago2 silat
yang tinggi kepandaiannya. Tetapi karena Blo'on mengamuk
tak keruan dan menggunakan tubuh manusia sebagai senjata,
selusin siwi itupun tak dapat banyak berbuat apa2.
Memang ada beberapa yang dapat melancarkan cambuk
dan tongkat ataupun ruyung untuk menghantam Blo'on, tetapi
anak itu seperti kerangsukan setan. Makin kena hajaran,
makin memberingas dan makin perkasa.
Akhirnya kepala barisan gi-lim-kun itu mendapat akal.
Segera ia mengeluarkan seutas tali dari pinggangnya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Dilontarkannya tali itu secara tiba2 dan cepat sekali sehingga
tahu2 tubuh Blo'on telah terjerat.
Blo'on terkejut sekali. Ia hendak meronta tetapi sebuah
tongkat kayu telah mengemplang kepalanya. Pada saat ia
terhuyung kemuka. Seorang siwi loncat turun dari kuda dan
menyikap tubuh Blo'on.
“Uh…” siwi itu terpental ketika Blo’on ngamuk ingin
melepaskan diri.
Dua orang siwi cepat loncat turun dan terus menyikap
Blo'on. Tetapi kedua orang itupun tak kuasa menahan tenaga
Blo'on yang meronta sekuat-kuatnya.
Baru setelah selusin prajurit istana itu serempak menyikap,
Blo'on tak berdaya lagi. Pemuda itu diringkus, tubuhnya diikat
dengan tali, dinaikkan kuda lalu dibawa pergi oleh barisan gilim
kun ke istana.
BIo'on langsung di bawa ke markas gi-lim kun dan
diserahkan kepada Hok Hong-ciang, kepala pasukan gi-limkun.
Tatapi sayang saat itu Hok Hong-ciang sedang masuk ke
dalam istana maka untuk sementara Blo'on dimasukkan dalam
sebuah kamar tahanan.
Hari itu benar seluruh penduduk Pak-khia gempar.
Pertandaan waktu yang berbunyi jam tiga menyebabkan
seluruh penduduk bangun lebih pagi dari biasanya. Demikian
pula dengan toko2, rumah makan dan suasana kehidupan.
Mereka yang biasa bangun pukul enam pagi, heran mengapa
hari masih gelap. Mereka yang bangun pukul tujuh pun juga
heran mengapa hari masih pagi sekali.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Dengan pemukulan tiga kali pada gendang itu, Blo'on telah
mengajukan waktu hampir empat jam lebih cepat.
Hukum mati
Kota raja Pakkhia gempar dengan peristiwa pertandaan
waktu yang kacau itu. Penduduk bangun pagi2 sekali.
Rumah2, toko2, warung2 sudah mulai buka. Ribut orang
memperbincangkan jam yang aneh itu. Banyak orang yang
berbondong-bondong menuju ke gedung kediaman walikota
untuk mencari keterangan.
Hong Kim-ciang, kepala Gi-lim-kun pun bingung mendengar
pertandaan waktu yang aneh itu. Segera ia mengirim seregu
si-wi ke Menara Genta.
Ketika regu si-wi itu kembali dengan membawa Blo'on,
kebetulan Hong Kim ciang sedang dipanggil baginda untuk
ditanyai keterangan tentang peristiwa itu.
Sepulangnya dari menghadap baginda, segera kepala Gi-lim
kun itu mendapat laporan bahwa orang yang mengacau
gendang pertandaan waktu telah ditangkap dan dijebloskan
dalam tahanan.
Belum sempat kepala Gi-lim-kun itu mengurus Blo'on, tiba2
terdengar kumandang bunyi gendang penandaan waktu yang
berbunyi tiga kali.
"Hai, jam tiga malam !" Hong ciangku (jenderal) berteriak
kaget.
Kekagetan itu bukan hanya dia seorang yang merasakan,
pun seluruh penduduk kota raja jadi gempar. Bahkan lebih
hiruk pikuk lagi daripada tadi.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Betapa tidak. Rumah2, warung2, kedai di pasar, sudah
mulai buka. Peristiwa Blo’on mencanangkan tiga kali
pertandaan waktu, sampai saat itu sudah berselang hampir
tiga jam. Seharusnya saat itu sudah jam enam pagi. Tetapi
mengapa gendang waktu berbunyi tiga kali lagi ?
Penduduk kota raja benar2 bingung dan gempar. Adakah
mereka harus menutup kembali rumahnya atau toko, warung
dan kedainya ? Adakah orang2 yang ke pasar itu harus
kembali pulang ? Adakah orang2 yang sudah terlanjur bangun
itu, harus tidur lagi ? Adakah kehidupan pagi yang sudah mulai
bergerak itu, ditunda lagi?
Kiranya setelah kembali ke menara, penjaga itu mulai
menghitung-hitung. Peristiwa ia berkelahi dengan Blo'on, lalu
ia pingsan. Blo'on memukul gendang tiga kali, Blo'on
bertempur dengan Buyung Kian dan pandai besi, Blo’on
hendak dikeroyok penduduk, Blo'on bertempur melawan
selusin prajurit Gi lim kun dan lain2 sampai si anak itu dibawa
ke kotaraja, sudah berselang tiga jam. Demikian menurut
perhitungan penjaga itu.
Ia menyadari bahwa pekerjaan sebagai pemukul gendang
tentu itu amat penting. Karena pertandaan waktu itu,
dijadikan pegangan waktu oleh seluruh penduduk ibu kota.
Maka bergegas-gegas ia lari ke puncak menara dan apa
yang diduganya memang benar. Dari alat pengunjuk waktu
yang tersedia disitu, memang menunjukkan bahwa saat itu
baru pukul tiga malam. Cepat ia mengambil pemukul itu
memukul gendang sebanyak tiga kali.
Maksudnya memang baik tetapi dia tak menyadari bahwa
tindakannya itu telah menimbulkan kegemparan besar.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kacau balau !" Hong ciangkun berteriak marah dalam
ruang kantornya, "lekas seret penjaga menara itu ke mari !"
Ia segera memberi perintah kepada prajurit Gi-lim-kun
untuk menangkap penjaga itu.
Pagi itu juga Hong ciangkun suruh kedua tawanan itu
menghadap untuk diadili.
"Hai, penjaga menara," serunya dengan bengis,. "engkau
telah mengacau gendang-waktu sehingga menimbulkan
kekacauan dan kegemparan seluruh kota raja. Dosamu
terancam hukuman mati!"
Serta-merta penjaga itu berlutut memohon ampun :
"Sudilah tayjin memberi ampun kepada hamba. Bukan
kehendak hamba hendak mengacau gendang waktu itu tetapi
hamba telah dikacau oleh orang ini ... "
Penjaga itu lalu menuturkan peristiwa yang dialaminya dari
Blo'on, kemudian ia mengakhiri keterangannya dengan
berkata:
"Adalah karena hendak membetulkan kesalahan waktu,
maka hamba lalu memukul tiga kali, tepat seperti jam yang
seharusnya."
"Goblok !" bentak Hong ciangkun, "adalah karena
tindakanmu itu maka rakyat menjadi bingung tak keruan.
Mereka sudah bangun, sudah mulai bekerja, lalu apakah hurus
ditutup lagi ?”
Penjaga menara itu gemetar. Keringat dingin membasahi
sekujur tubuhnya.
"Hamba memang bersalah, tayjin,” ia memberi hormat,
"hamba saat itu bingung. Maka hamba putuskan untuk
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
memberi pertandaan waktu benar agar kesalahan itu jangan
sampai menimbulkan kebingungan rakyat".
"Dia benar", tiba2 Blo'on berteriak, "coba kalau engkau
sendiri, bagaimanakah engkau hendak bertindak ?"
Hong Kim-ciang terbelalak. Sesaat la tak dapat menjawab
pertanyaan Blo’on. Memang ia belum memikirkan pemecahan
soal itu.
"Bangsat" tiba2 ia membentak keras ketika menyadari
bahwa yang bertanya itu pemuda yang menjadi pesakitan.
Bukan dia yang menanyai malah pemuda pesakitan itu yang
menanyainya. “engkau pesakitan utama, mengapa engkau
berani membuka mulut !”
"Karena engkau hendak mempersalahkan paman penjaga
menara ini", sahut Blo'on, "sedang engkau sendiri tak dapat
mengatasi soal itu mengapa hendak menyalahkan orang".
"Rangket pemuda liar itu !" karena marah sekali Hong
ciangkun terus memberi perintah.
"Lho, kenapa ?" teriak Blo'on, "apa salahku ?"
"Jangan banyak mulut! Engkau berani menghina aku !"
"Siapa menghina ? Aku tidak menghina tetapi hanya
bertanya ! Engkau tidak adil dan tidak dapat memberi
keadilan. Bisa menyalahkan orang tetapi tak dapat melakukan
sendiri".
"Jangan banyak mulut " tiba2 seorang prajurit menerkam
Blo'on hendak diseretnya keluar.
Blo'on terkejut sekali. Dan sekali ia berontak maka prajurit
itupun terlempar jatuh tersungkur ke lantai.
"Tangkap !" teriak Hong ciangkun.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Beberapa prajurit segera berhamburan hendak meringkus
Blo'on tetapi Bloon tenang saja.
"Tak perlu kalian turun tangan. Aku memang sudah menjadi
tawanan. Mengapa harus di tangkap lagi ? Kalau mau bunuh,
bunuhlah. Tetapi awas, kalau aku sudah mati aku tentu
menjadi setan yang akan mencekik mati kalian semua !"
Tetapi beberapa prajurit itu tak menghiraukan. Mereka
diperintahkan untuk menangkap dan perintah itu harus
dijalankan.
Blo'on marah. Ia menyambut prajurit2 itu dengan tinjunya.
Walaupun bukan dalam pukulan menurut ilmusilat tetapi
prajurit itu menjerit-jerit kesakitan apabila tersambar tangan
Blo'on.
Tenaga-dalam Ji-ih-cin-kang dalam tubuh Blo'on telah
mengembang dan memancar. Setiap gerak tangan Blo’on
menghambur tenaga-dalam yang dahsyat sehingga kawanan
prajurit itu terpental semua.
Hong Kim-ciang marah sekali. Tetapi dia seorang yang
berpengalaman. Diam2 dia memperhatikan gerak gerik Blo'on.
Walaupun tak dapat bermain silat tetapi jelas pemuda aneh itu
memiliki tenaga pukulan dahsyat.
Dia sebagai pemimpin barisan gi lim-kun sudah tentu
memiliki kepandaian ilmu silat yang amat tinggi. Cepat sekali
ia dapat mengetahui bahwa dalam diri pemuda aneh itu
tersembunyi suatu keanehan.
"Baik," katanya setelah menimang beberapa saat. "kalau
engkau sanggup menerima sebuah pukulanku, engkau bebas
dari rangketan."
"Engkau hendak memukul aku ?" teriak Blo'on, apakah ... "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"'Jangan banyak mulut dan lekas bersiap !" teriak Hong
ciangkun seraya turun dari kursi dan menghampiri ke muka
Blo'on.
Blo'on terkejut : "Engkau menghendaki aku diam saja
menerima pukulanmu ?"
"Kalau engkau diam atau menangkis, cukup kupukul satu
kali. Tetapi kalau engkau hendak bertingkah menghindar,
harus sampai satu jurus !"
"Hm, aneh benar ini," Blo'on masih menggerutu, "masakan
belum diadili sudah mau dipukul”
"Terimalah pukulanku ini !" rupanya kepala Gi-lim-kun itu
sudah tak mau menghiraukan ocehan Blo'on lagi. Serentak ia
ayunkan tangannya memukul.
Melihat itu Blo'on terkejut. Serentak …
=====
Hal 48-49 engga ada
=====
nyadari kalau dirinya terbawa dalam pembicaraan yang tak
berguna, "sudah, jangan ngaco. Sekarang jawab pertanyaanku
dengan sejujurnya".
Kepala pasukan Gi-lim-kun berganti dengan nada dan sikap
yang bengis seperti laku seorang pembesar.
"Mengapa engkau mengganggu pekerjaan penjaga Menara
Gendang !" Hong ciangkun mulai mengajukan pertanyaan.
"Karena dia memukul gendang terlalu keras sehingga
telingaku hampir pecah dan jantungku hampir copot."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ngaco !" bentak Hong ciangkun, "sudah ber-tahun2
gendang itu berbunyi keras agar seluruh kota raja dapat
mendengar. Selama itu tak pernah terdapat orang yang
telinganya pecah dan jantungnya copot".
"Tetapi telingaku benar2 ... "
"Menara Gendang itu merupakan pertandaan waktu bagi
penduduk Pakkhia. Dan didirikan atas titah baginda.
Tindakanmu itu melanggar hukum dan mengganggu
ketenangan penduduk. Tahukah engkau apa akibat dari
perbuatanmu yang gila-gilaan itu ?"
"Aku tak memikirkan akibat lain2 kecuali telinga dan
jantungku sendiri".
"Akibat dari perbuatanmu itu saat ini keadaan kota raja
menjadi kacau. Rakyat bingung tak keruan. Rumah2, toko2,
warung dan jalan2 sudah mulai bergerak pada saat yang
masih malam. Engkau memukul gendang tiga kali, mereka
mengira sudah jam tiga. Padahal baru jam duabelas lebih
sedikit. Perbuatan itu dapat dianggap suatu pengacauan dan
harus dihukum mati."
"Tidak adi!!" teriak Blo'on. "kalau aku membunuh orang,
memang pantas aku menerima hukuman mati. Tetapi kalau
hanya memukul gendang, masakan harus dijatuhi hukuman
mati? Siapa yang membuat undang2 begitu kejam itu ?"
Hong ciangkun tahu bahwa pemuda itu memang kurang
waras pikirannya. Dia tak mau menurunkan gengsinya
meladeni omongan Blo'on.
“Tok ...” ia jatuhkan palu ke meja dan berseru : "Prajurit2,
laksanakan keputusan ini !"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Dua orang prajurit yang bersenjata pedang segera tampil
kemuka lalu memberi hormat.
"Seorang pemuda tak dikenal yang mengaku bernama
Blo’on karena telah bertindak melanggar hukum, mengacau
gendang-waktu sehingga menimbulkan kekacauan besar pada
rakyat, maka kuputuskan dengan hukuman mati. Bawa dia ke
kamar tahanan lagi dan tunggu setelah hari pelaksanaan
hukuman mati itu dikeluarkan baru bawa dia ke tempat
hukuman."
Kedua prajurit itu memberi hormat lagi lalu hendak
menyeret Blo'on. Tetapi Blo'on menolak.
"Tidak, aku akan menunggu dulu sampai paman penjaga
menara itu selesai diadili," serunya "kalau kalian nekad hendak
membawa aku, aku akan mogok."
Kedua prajurit itu tak peduli. Mereka hendak tetap
membawa Blo'on tetapi Hong ciangkun tahu bahwa pemuda
aneh itu memiliki tenaga-sakti yang aneh. Diapun tahu pula
bahwa Blo'on itu keras kepala. Maka ia terpaksa menyuruh
kedua prajurit menunggu dulu.
"Penjaga menara", kata kepala Gi-lim-kun "walaupun
tujuanmu baik tetapi tindakanmu itu mengacaukan suasana,
menggelisahkan rakyat. Maka engkaupun harus dihukum juga
... "
"Hamba menerima saja apa yang tayjin putuskan kepada
hamba. Hamba memang mengaku bersalah," kata penjaga
menara itu sambil memberi hormat.
"Dan hukumannya sama ... "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tidak adil !" tiba2 Blo'on berteriak pula "dia tidak bersalah,
yang salah adalah aku. Hukuman mati itu, kasihkan padaku
saja !"
Hong Kim ciang terbeliak.
"Dia akan kujatuhi hukuman mati !" teriaknya.
"Kasihkan padaku !"
"Gila !" teriak kepala pasukan Gi-Iim-kun itu, "apakah
engkau hendak mati dua kali ?"
"Mati berapa kalipun sama saja. Pokok, yang menabuh
gendang waktu itu aku, jadi akulah yang harus menerima
hukuman. Bebaskan ia!"
Prajurit2 Gi lim-kun yang berada dalam ruang pergadilan itu
terkesiap heran. Baru pertama kali itu mereka mendengar
seorang pesakitan minta dihukum mati sampai dua kali.
Beda dengan Hong Kim-ciang. Dia tahu bahwa Blo'on itu
seorang pemuda yang kurang waras pikirannya. Tetapi diam2
ia merasa kagum atas keperwiraan pemuda itu. Dia berani
menanggung semua perbuatannya.
Diam2 ia pun teringat akan peraturan bagi seorang
pesakitan yang menerima hukuman mati. Pesakitan itu diberi
kebebasan untuk meminta apa saja. Makanan enak dan lain2
pesanan. Ia kuatirkan kalau dalam mengajukan permintaan
itu, Blo’on tetap akan menuntut pembebasan penjaga menara
dan minta dirinya dihukum mati dua kali. Sudah tentu
permintaan itu harus dituruti.
"Keputusan terakhir, akan kumohonkan kepada baginda.
Sekarang kalian kembali ke tempat tahanan lagi."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ketika memandang bayangan Blo’on dan penjaga menara
yang diborgol dan diiring oleh prajurit menuju kekamar
tahanan. Hong ciangkun geleng2 kepala.
"Pemuda itu kurang waras pikirannya tetapi dia berbudi
mulia." diam2 ia memuji. Kemudian timbul dalam pikirannya
bahwa seorang yang tidak waras pikirannya, memang tak
dapat dikenakan hukuman sepenuh orang yang sehat. Tetapi
karena hal itu menyangkut seluruh rakyat kotara-raja, maka
diapun tak berani mengambil keputusan sendiri. Ia hendak
menghadap baginda melaporkan peristiwa itu dan mohon
keputusan.
Saat itu segera ia mengunjungi walikota untuk
merundingkan langkah2 mengatasi kekacauan yang terjadi di
kota raja. Keduanya bersepakat untuk menyebar prajurit,
memberitahu kepada rakyat tentang jam yang harus diturut.
Memang hari itu agak kacau tetapi apa yang sudah
terlanjur, misalnya rumah2, toko2 dan kantor2, biarlah terus
buka. Sukar untuk menyuruh tutup lagi. Tetapi setelah
kesalahan dibetulkan, kekacauan itu tentu selesai.
Demikian kota raja Pakkhia telah mengalami suatu peristiwa
yang belum purnah terjadi sejak berpuluh tahun, Walaupun
hanya soal gendang waktu tetapi telah menimbulkan
kepanikan seluruh penduduk kota raja.
Sekarang marilah kita jenguk Sian li yang masih menemani
Kui-hoa menjaga peti mati kedua orangtuanya.
Juga penduduk di daerah perkampungan situ gempar tak
keruan. Ada beberapa orang yang menuju ke Menara
Gendang.
Sian-li sibuk tak keruan. Ia heran mengapa sejak keluar,
Blo'on tak kembali lagi. Kemanakah gerangan sukonya itu. Dan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
waktu timbul kegemparan gendang waktu berbunyi tiga-kali,
Sian-lipun makin bingurg.
"Adakah suko yang melakukan hal itu ?" ia mulai mendugaduga
karena tahu bagaimana tingkah laku sukonya.
Ia hendak mencari sukonya tetapi kuatir akan keselamatan
Kui-hoa maka terpaksa ia hanya mondar mandir dicengkam
kegelisahan.
Menjelang pagi beberapa penduduk kembali dari Menara
Gendang dan bercerita bahwa seorang pemuda gundul telah
mengacau Menara Gendang, bertempur dengan penduduk lalu
datanglah selusin prajurit berkuda untuk menangkapnya.
Sian-li terkejut sekali. Ia berani memastikan bahwa pemuda
gundul itu tentu sokonya.
"Lalu dibawa kemana pemuda itu ?" tanyanya cemas.
"Dia ditangkap dan dibawa ke kantor gihu" sahut orang itu.
"Celaka !" diam2 Sian-li pucat. Sukonya tentu membuat
gara2 lagi. Dan kali ini harus berurusan dengan tentara
kerajaan.
Sian-li ingin saat itu juga menuju ke kantor gi-bun untuk
membuktikan kebenarannya berita itu. Tetapi lagi2 ia harus
memikirkan keselamatan Bok Kui-hoa. Terpaksa ia harus
menahan sabar dan menunggu sampai To Jin sik datang.
"Paman To," cepat ia menyambut kedatangan To Jin-sik
dengan pertanyaan, "tidakkah paman mendengar tentang
peristiwa gendang-waktu yang kacau itu ?"
"Ya." sahut To Jin-sik. "beberapa anakbuah Kay-pang telah
memberi laporan. Yang melakukan pengacauan gendangwaktu
itu seorang pemuda .. eh. dimanakah kongcu ?" tiba2 ia
alihkan pertanyaan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Sejak malam tadi dia keluar dan sampai saat ini belum
kembali", kata Sian-li, "kurasa pemuda itu tentulah suko ... "
"Hai !" teriak To Jin-sik seperti dipagut ular, "memang
kamipun bermula menduga demikian tetapi mengingat dia
bersama nona di sini, kamipun hapuskan dugaan itu."
"Memang sorenya suko berada disini, tetapi malam hari dia
keluar berjalan-jalan. Katanya hendak mencari angin tetapi
ternyata sampai pagi belum pulang. Dan terjadilah peristiwa
yang menggemparkan dari gendang pertandaan waktu.
Menurut keterangan beberapa penduduk yang menyaksikan,
suko telah ditangkap oleh prajurit istana dan dibawa ke Kota
Dalam."
"Ah, gawat !" seru Tio Jin-sik, "urusan ini bukan main2 lagi.
Kemungkinan kongcu tentu mendapat hukuman yang berat."
"Lalu bagaimana tindakan kita?" Sian-li makin cemas.
"Lebih baik kita cepat pulang ke markas untuk minta
pertimbangan Ong thancu dan Ceng Sian suthay."
"Oh, apakah suthay masih di markas ?" Sian-li terkejut.
"Ya, suthay memang bertugas hendak mencari kongcu. Dia
tak bersabar menanti kedatangan kongcu. Tetapi lagi2 kongcu
telah menghilang dan kemungkinan besar tentu membuat
onar besar."
"Tetapi jenazah kedua orangtua taci Kui-hoa belum
ditanam", kata Sian-li.
Tio Jin-sik agak bingung. Kalau harus menunggu sampai
selesai penguburan, tentu Bio’on terancam jiwanya. Akhirnya
ia mengambil keputusan.
"Keselamatan kongcu amat penting sekali. Kita harus
berusaha menolongnya selekas mungkin. Soal penguburan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
kedua orangtua nona Bok, baiklah dipercepat saja. Supaya
hari ini selesai. Besok aku datang kemari untuk menjemput
nona Bok."
"Dan aku ?" tanya Sian li.
"Baiklah nona tinggal disini untuk menemani nona Bok."
"Tidak", Sian-li membantah, "aku harus ikut dalam gerakan
untuk menolong suko itu".
Setelah merenung sejenak. Tio Jin-sik dapat menerima
permintaan Sian-li. Nanti malam, ia akan menjemput Kui-hoa
ke markas Kay-pang.
Demikian diputuskan, Kui-hoa menunggu sampai jenazah
kedua orang tuanya selesai dikubur pada hari itu. Sedang Tio
Jin-sik dan Sian-li kembali ke markas Kay-pang.
"Wah, celaka" seru Ong thancu, "apabila kongcu benar
ditangkap di istana, urusan tentu akan gawat sekali".
"Thancu" kata Tio Jin sik, "lebih baik kita minta laporan
pada anakbuah kita tentang peristiwa itu."
Ong Thancu setuju dan memerintahkan Tio Jin-sik
menyelidiki. Tak berapa lama, Jin-sik sudah kembali dengan
seorang anakbuah Kay-pang yang tahu akan peristiwa itu.
Menurut keterangannya, memang yang ditangkap oleh
pasukan Gi-lim-kun seorang pemuda aneh.
"Pasukan Gi lim kun ?" tanya Ong thancu.
"Ya," jawab anakbuah Kay pang itu. "karena peristiwa
gendang-waktu itu menggemparkan seluruh rakyat kotaraja,
istana sampai mengirim pasukan Gi-lim kun untuk mencari
keterangan dan akhirnya menangkap pemuda yang menjadi
gara2".
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ah, jika demikian persoalan ini gawat sekali" kata Qng
thancu, "jika istana sampai mengirim pasukan, jelas hal itu
dianggap sebagai peristiwa besar. Kemungkinan kongcu tentu
mendapat hukuman yang berbahaya."
Setelah menyuruh anakbuah itu kembali ke posnya Iagi,
Ong thancu segera minta pendapat kepada Ceng Sian suthay
mengenai peristiwa blo'on ditangkap.
Ceng Sian Suthay menghela napas.
"Peristiwa ini memang gawat sekali. Apabila istana
memandang soal itu suatu pengacauan, hukumannya tentu
berat. Kemungkinan ... "
"Kemungkinan bagaimana suthay ?” Sian li makin cemas.
"Kemungkinan hukuman mati bukan suatu hal yang tak
mungkin," kata Ceng Sian suthay.
"Hukuman mati ?" Sian-li menjerit kaget, "ah, kalau begitu,
aku harus menolongnya."
Sedemikian tegang nona itu ketika mendengar sukonya
mungkin dapat dijatuhi hukuman sehingga sehabis berkata ia
terus hendak melangkah keluar.
"Tunggu dulu, nona Liok," cepat Ong than cu mencegah,
"hendak kemanakah nona ?"
"Menolong suko !"
"Dengan cara ?"
"Ih ... " Sian-li tergagap, "membebaskan ia dari penjara."
"Nona Liok," kata Ong thancu dengan nada serius,
"mungkin engkau tak tahu bagaimana yang disebut penjara
dalam istana itu. Jika kongcu ditawan oleh suatu partai
persilatan, mungkin kita masih dapat menyerbu markas partai
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
itu. Tetapi di istana, jangan harap engkau dapat masuk. Selain
penjagaan amat kuat dari pasukan Gi-lim-kun, yang
berkepandaian tinggi, pun juga terdapat ruang2 rahasia dan
dindingnya luar biasa kokohnya. Jangan engkau samakan
penjara di istana dengan tempat penahanan di gedung Ciaubin
long-kun"!
"Benar, nona", kata Tio Jin sik, "untuk menolong kongcu,
bukan suatu hal yang mudah. Harus direncanakan dengan
seksama, tak boleh gegabah. Apalagi nona hanya seorang diri,
tak mungkin dapat menghadapi pasukan Gi lim kun"
Setelah diberi pengertian, akhirnya Sian-li menurut juga.
Memang soal ini bukan suatu hal yang mudah.
"Suthay", kata Ong thancu kepada Ceng Sian suthay,
"harap suthay suka memberi petunjuk bagaimana kita harus
bertindak menolong Kim-kongcu".
"Apa yang terjadi ini, memang suatu persoalan yang gawat.
Tetapi hal itu sudah merupakan suatu kenyataan yang harus
kita hadapi*, kala Ceng Sian suthay, "menurut pendapatku
begini. Pertama, kita barus menyelidiki bagaimanakah putusan
hukuman yang dijatuhkan pada diri Lim kongcu itu. Apabila
masih panjang waktunya, kita harus menghubungi para ketua
ketujuh partai untuk mengundang mereka ke Pakkhia guna
merundingkan rencana menolong kongcu."
Ong thancu mengangguk seraya memuji pendapat suthay.
Tetapi Sian-li membantah : "Bagaimana andaikata hukuman
itu segera dilaksanakan pada waktu yang cepat, misalnya
dalam sehari dua hari ini atau besok pagi ?"
Ceng Sian suthay kerutkan dahi.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Jika memang demikian" katanya sesaat kemudian.
"terpaksa kita harus berusaha sendiri".
"Oleh karena itu, yang penting hari ini juga kita harus
mengadakan penyelidikan. Jika perlu malam nanti kita masuk
ke dalam istana," kata Ong thancu.
"Thancu benar." kata Ceng Sian suthay, "memang tiada lain
jalan kecuali seperti yang thancu katakan itu. Kecuali thancu
mempunyai hubungan dengan pembesar2 kerajaan yang
dapat menolong Kim kongcu".
"Ah, sayang aku tak punya kenalan." kata Ong thancu.
"Ya, tak apalah," untuk melakukan penyelidikan pada siang
hari, harap thancu suka memerintahkan anakbuah thancu.
Dan apabila gagal, nanti aku yang akan masuk kedalam
istana".
Ong thancu menyetujui. Hari itu ia khusus mengirim
perintah kepada anakbuahnya untuk mencari berita tentang
hukuman yang dijatuhkan kepada Blo'on.
Malamnya, Ong thancu menerima kedatangan beberapa,
anakbuah Kay pang. Tetapi mereka gagal untuk mendapat
berita itu.
Setelah suruh mereka kembali, Ong thancu segera
merundingkan langkah untuk masuk kedalam istana.
"Karena suthay belum pernah melihat wajah Kim kongcu,
maka baiklah aku akan menyertai suthay " kata Ong Thancu.
"Aku juga ikut," seru Sian-li.
Ong thancu kerutkan dahi. Dia tak lekas menyahut
melainkan memandang Ceng Sian suthay dengan pandang
bertanya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Nona Liok," kata Ceng Sian suthay, "memang
kesungguhan hati nona untuk menolong suko nona itu, pantas
dipuji. Tetapi hendaknya kita dapat bertindak hati2. Untuk
memasuki istana, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.
Karena seperti telah dikatakan Ong thancu tadi, istana itu
kecuali memiliki dinding yang amat kokoh dan ruang2 rahasia
yang tentunya diperlengkapi dengan alat2 rahasia yang
berbahaya, pun dijaga kuat oleh pasukan Gi-lim kun. Anggauta
dari pasukan itu, terdiri dari jago2 silat yang sakti. Merekapun
berjumlah besar dan memiliki perlengkapan yang …..”
"Maksud suthay ?" tanya Stan li.
Ceng Sian suthay tak menyahut melainkan beralih
memandang Ong thancu. Rupanya kepala Kay-pang cabang
kotaraja itu dapat menanggapi maksud Ceng Sian Suthay.
Tak lain suthay hendak memperhatikan keselamatan nona.
"Harap nona jangan ikut. Percayalah, aku dan sutnay, pasti
akan berusaha sekuat tenaga untuk menolong Kim kongcu.”
Tio Jio-sikpun ikut membujuk supaya Sian-li jangan ikut,
Akhirnya Sian-li menurut.
Demikian pada malam itu ketika sekalian penduduk sudah
tidur dan suasana didalam kota sunyi senyap, dua sosok
bayangan hitam meluncur keluar dari markas Kay-pang. Kedua
orang itu adalah Ceng Sian suthay dan Ong Cun, kepala Kaypang
cabang Pakkhia.
Ceng Sian suthay terpaksa mengenakan pakaian hitam
untuk menghindari perhatian penjaga2 istana. Demikian pula
Ong Cun, selain berpakaian serba hitam, diapun mengenakan
kedok muka warna hitam.
Sebagai thancu dari Kay-pang cabang kota-raja, Ong Cun
memiliki ilmu silat yang tinggi ilmu gin-kangnyapun hebat.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Kedua orang itu tertegun ketika berhadapan dengan
tembok istana. Tembok yang melindungi istana, tingginya
belasan meter.
Kemudian mereka melihat bahwa pintu gerbang yang
berdaun pintu tinggi, ditutup rapat-rapat dan dijaga oleh
beberapa prajurit. Di atas pintu gerbang tadi dibangun sebuah
tingkat. Beberapa penjaga ditempatkan pada tingkat atas
pintu gapura. Dari pos penjagaan itu para penjaga dapat
melihat apa yang terjadi di luar dan di dalam tembok istana.
"Apakah kita sudah berada dilingkungan istana?" tanya
Ceng Sian suthay berbisik.
"Bukan", sahut Ong Cun, "kita baru memasuki Kota
Kerajaan atau Kota dalam. Istana atau Kota Terlarang berada
di tengah2 Kota Kerajaan ini."
Ceng Sian suthay menghela napas: “Ah jika demikian, sukar
rasanya kita akan mencapai Kota Terlarang itu."
"Kaisar memang membangun kotaraja ini sebagai suatu
kota yang luas dan ketat sekali" kata Ong Cun pula.
"Lalu bagaimana tindakan kita ?"
"Menurut dugaanku" kata Ong Cun," kiranya belum tentu
Kim kongcu dibawa kedalam istana"
"Menyapa ?"
"Kota Terlarang atau istana hanya didiami oleh kaisar dan
keluarga kerajaan. Para mentri dan jenderal serta pegawai2
kerajaan tinggal di Kota Kerajaan ini."
"O, mungkinkah kongcu itu ditahan disalah satu dari
gedung kediaman mentri “
'Kemungkinan besar begitu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kira2 siapakah mentri yang biasa mengurus penahanan ?"
"Peng pou-siang-si (Kementerian Tentara) atau Hak su-bun
(Kementerian Kehakiman)" kata Ong Cun".
"Diantara kedua kementerian itu, manakah yang paling
besar kemungkinannya?"
"Menurut laporan anakbuah Kay-pang, Kim-kongcu telah
ditawan oleh pasukan Gi-lim-kun," kata Ong Cun.
"kemungkinan bukan di kedua menterian itu."
"O, apakah Gi-lim-kun mempunyai kekuasaan tersendiri ?"
"Ya, Gi lim-kun langsung dibawah kekuasaan istana,
dipimpin oleh Hong ciangkun.”
"Dimana tempat kediaman Hong ciangkun?"
"Juga di dalam istana."
Ceng Sian suthay menghela napas : "Ah, jika begitu kita
terpaksa harus menyelidiki kedalam istana."
Ong Cun mengiakan.
"Suthay, mari kita mengitar ke arah barat. Jika tak salah,
ada suatu tempat yang memungkinkan kita masuk kedalam
Kota Kerajaan ini".
Demikian keduanya segera melanjutkan perjalanan
mengelilingi tembok Kota Kerajaan.
MaIam makin larut, suasana makin sunyi, tiba2 terdengar
gendang waktu bertalu dua kali. Menunjukkan bahwa saat itu
sudah pukul dua malam.
Ketika hampir mencapai suatu tempat yang agak gelap,
mereka dikejutkan oleh suara bentakan dan gerakan tubuh
yang berlincahan macam orang berloncatan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ada orang berkelahi," kata Ong Cun seraya maju
menghampiri.
Di luar tembok Kota Kerajaan, di sebuah tempat yang sunyi,
tampak lima sosok bayangan berserabutan terjang menerjang.
Gerakan kelima sosok tubuh itu mirip bayangan setan, cepat
dan tangkas sekali.
Ceng Sian suthay dan Ong Cun segera menyelinap ke balik
sebatang pohon untuk menyaksikan siapa dan mengapa
mereka bertempur.
Kesan pertama cepat menghuni dalam benak kedua tokoh
itu, bahwa ternyata pertempuran itu berlangsung antara
empat orang lawan seorang. Empat orang itu menilik
tubuhnya yang besar dan tinggi. tentu kaum lelaki. Tetapi
orang yang dikeroyok itu bertubuh kecil langsing menyerupai
seorang perempuan.
Setelah membiasakan pandang mata dalam kegelapan,
cepat sekali Ceng Sian suthay dan Ong Cun terkejut dan
hampir saja mereka serempak berteriak kaget.
"Ong thancu. apakah orang yang dikerubut itu bukan
seorang gadis ?" bisik Ceng Sian suthay.
"Benar, suthay." kata Ong Cun, "dan keempat
pengeroyoknya itu mirip dengan kawanan prajurit".
"O," desuh Ceng Sian suthay.
"Menilik pakaiannya mereka seperti kawanan peronda ...
suthay, apakah gadis yang dikeroyok itu bukan ... "
"Ya, aku juga menduga kalau nona Liok," cepat Ceng Sian
suthay menukas.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Suthay… mari kita turun tangan. Kalau bukan nona Liok.
kita lerai saja. Tetapi kalau nona Liok, kita basmi kawanan
peronda itu."
Ceng Sian suthay dan Ong Cun segera, bersiap-siap hendak
menyerbu. Tetapi baru keduanya hendak ayunkan tubuh.
Tiba2 terdengar jeritan ngeri dari orang2 yang sedang
bertempur itu.
Dan ketika Ceng Sian suthay serta Ong Cun tertegun
memandang kemuka, mereka makin terperanjat ....
^oo^dw^oo^
Jilid 27
Menantu raja
Jeritan ngeri itu disusul dengan terlemparnya dua sosok
tubuh yang terkapar ke tanah dengan berlumuran darah.
Melihat nasib kedua kawannya sedemikian ngeri kedua
prajurit yang lain segera tertegun dan pada lain saat terus lari
terbirit-birit.
"Ah, kiranya nona Liok" seru Ong Cun dan Ceng Siau suthay
ketika menghampiri ke tempat pertempuran itu.
Liok Sian-li tersipu-sipu malu. Ia merasa telah melanggar
perintah Ong thacu dan Ceng Sian suthay.
"Ah, nona Liok" kata Ong Cun pula. "kutahu betapa gelisah
hati nona memikirkan keselamatan jiwa suko nona. Tetapi
telah kami minta, agar nona tetap tenang saja di markas.'*
Siau-li meminta maaf : "Maafkan Ong thancu dan suthay."
Ceng Sian suthay menghela nafas :
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ah, tindakan nona itu secara tak nona sadari telah
menghalangi usaha penyelidikan kita", kata rahib itu.
"Mengapa ?" tanya Sian-li heran.
"Kedua prajurit itu pasti akan melapor ke markasnya. Dan
tak lama lagi barisan prajurit yang berjumlah besar tentu akan
datang ke mari. Demikian pula penjagaan tentu akan lebih
diperketat" Ceng Sian suthay menerangkan.
"'Ah," Sian- li menghela napas sesal.
"Sekarang karena sudah terlanjur, maka baiklah kita lekas2
tinggalkan tempat ini sebelum barisan prajurit datang" kata
Ceng Sian suthay.
Mereka segera kembali ke markas Kay-pang.
"Kita harus berganti siasat untuk melakukan penyelidikan"
kata Ceng Sian suthay.
Ong Cun membenarkan.
"Penyelidikan pada malam hari. agak lebih sukar karena
penjagaan tentu diperkeras. Lebih baik kita melakukan
penyelidikan pada siang hari saja,"
"Benar, suthay" seru Ong Cun, "kita dapat menyamar
sebagai pedagang atau apa saja dan masuk ke dalam Istana
Dalam."
Karena sudah menjelang terang tanah, mereka beristirahat
dahulu. Siang baru mereka akan mulai masuk ke dalam Istana
Dalam.
Usaha mereka untuk melakukan penyelidikan gagaI akibat
tindakan Sian li yang ceroboh.
Pagi itu Hong Kim ciang, pemimpin pasukan bhayangkara
Gi-lim-kun telah dititahkan menghadap baginda.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hong Kim-ciang bergegas menghadap. Pikirnya, sekalian ia
hendak melaporkan tentang diri pemuda Blo'on yang telah
mengacau genderang pertandaan waktu dan mohon baginda
menjatuhkan hukuman.
Baginda tampak murung wajahnya. Tak gembira dan tak
bersemangat. Diam2 Hong ciangkun heran. Namun ia tak
berani bertanya.
"Ciangkun", ujar baginda "akan kuberi tugas kepadamu
untuk mencari seseorang".
"Sudah tentu mana2 yang paduka titahkan. hamba tentu
akan melaksanakan dengan segenap tenaga" sahut jenderal
pasukan bhayangkara keraton itu.
"Engkau tentu sudah mendengar tentang musibah yang
telah menimpah keluarga raja dalam istana, bukan ?" ujar
baginda.
Terkejut Hong Kim-ciang mendengar ucapan baginda. Ia
duga baginda tentu hendak maksudkan tentang puteri baginda
yang sakit itu. Ing Ing kiongcu tiba2 jatuh sakit. Tetapi
penyakitnya itu aneh itu. Badannya panas, mata membalik dan
mulut berteriak-teriak kalap seperti orang kemasukan setan.
Sudah berpuluh tabib pandai telah dipanggil kekeraton,
sudah beberapa dukun atau hwat-su yang pandai dalam ilmu
gaib, diundang ke dalam keraton. Namun mereka semua tak
mampu menyembuhkan penyakit tuan puteri Ing lng kiong-cu.
Diam2 baginda gelisah dan malu. Kalau puterinya Ing lng
kiongcu itu sampai gila, tentulah kewibawaan baginda akan
cemar.
Diam2 baginda sudah memikir suatu daya. Jika segala
pengobatan dari tabib maupun dukun serta ahli2 pengusir
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
setan tak mampu menyembuhkan, lebih baik puteri itu
dilenyapkan saja. Betapapun sesungguhnya ia amat sayang
kepada putrinya itu.
Sampai beberapa hari baginda selalu murung dan berduka
sehingga kesehatannya terganggu. Baginda tak mau makan
dan kurang tidur. Memang bukan hanya Ing lng kiongcu.
puteri baginda itu. Baginda mempunyai banyak putera dan
puteri. Tetapi Ing Ing kiongculah yang paling dikasihinya.
Walaupun Ing Ing kiongcu itu bukan dari permaisuri, tetapi
puteri dari seorang selir, tetapi tidaklah mengurangi rasa
sayang baginda kepadanya. Bahkan rasa sayang baginda itu
makin lebih besar mengingat bahwa ibu dari Ing Ing kiongcu
telah meninggal karena hendak menyelamatkan jiwa baginda.
Ibu Ing Ing kiongcu telah mengorbankan diri.
Pada suatu waktu terjadi suatu persekutuan gelap dimana
baginda hendak diracuni oleh seorang thaykam (orang kebiri).
Tetapi untunglah rahasia itu telah didengar selir baginda dan
sebelum baginda sempat meminum arak beracun yang
dihidangkan oleh orang kebiri itu, dengan berani selir itu telah
merebut dan meminumnya. Tak berapa lama setelah minum
arak, selir itupun melayang jiwanya.
Untuk memperingati jasa selir Itu, baginda telah
mengangkatnya sebagai permaisuri. Dengan demikian lng Ing
kiongcupun mendapat hak dan kedudukan yang kuat dalam
istana.
Sudah tentu baginda amat sedih karena penyakit yang
diderita lng Ing kiongcu itu. Karena sudah kehabisan daya,
akhirnya baginda mengumumkan sayembara. Barangsiapa
yang dapat menyembuhkan penyakit Ing Ing kiongcu. jika
lelaki akan dinikahkan dengan kiongcu itu. Tetapi jika orang
perempuan akan diambil puteri angkat oleh baginda.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Memang banyak dari delapan penjuru, orang datang
hendak mengobati penyakit puteri Ing Ing. Tetapi baginda
karena sudah putus asa, mempunyai peraturan aneh. Agar
jangan sembarangan orang hanya coba2 saja maka baginda
menetapkan bahwa barangsiapa yang akan menghadap untuk
mengobati penyakit tuan puteri, apabila gagal, akan dihukum
mati.
Memang ada beberapa orang yang tetap berani untuk
menghadap baginda. Tetapi akhirnya mereka harus menerima
hukuman mati karena gagal mengobati penyakit puteri lng lng.
Sejak itu hampir tiada orang yang berani lagi mengajukan
diri untuk mengobati.
Karena jengkel dan putus asa, dengan secara rahasia
baginda dengan diiring oleh sekelompok prajurit Gi lim-kun
telah berzlarah ke makam selir baginda atau ibu puteri Ing
Ing.
Entah bagaimana pada malamnya, baginda telah bermimpi,
selirnya itu berkunjung ke hadapannya.
"Baginda, yang dapat menyembuhkan penyakit puteri
baginda itu tak lain hanya seorang pemuda yang setengah
gila.”
"O, kui-hui. banyak sekali pemuda yang setengah gila itu.
Bagaimana aku dapat menemukan yang dapat mengobati
penyakit puteri kita ?"
Roh dari selir baginda itu tertawa.
"Cobalah baginda periksa telapak tangan paduka ... "
Baginda buru2 menurut. Pada telapak tangannya ia melihat
gambaran seorang pemuda yang tolol, mirip seperti orang
yang tak waras pikirannya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ya. sekarang aku tahu ... eh. kemana engkau ….”. tiba2
baginda menjerit karena selir itu sudah lenyap. Dan
bagindapun terjaga dari mimpinya.
Berhari-hari baginda masih memikirkan mimpinya itu. Belum
sempat ia mengutarakan hal itu kepada para menteri
kerajaan, tiba2 datanglah kepala pasukan Gi-lim-kun yang
melaporkan tentang tertangkapnya pemuda yang telah
mengacau gendang pertandaan waktu.
"Hukum mati saja pemuda Itu" titah baginda.
Hong Kim-ciang mengiakan dan terus hendak mohon diri.
"Tunggu dulu", tiba2 baginda berseru, "apa maksudnya dia
memukul gendang waktu itu ?"
Hong Kim ciang memberi hormat : "Ampun Ong-ya, dia
tampaknya seperti orang yang tak waras pikirannya sehingga
sukar ditanya keterangannya. Dia mengatakan telinganya
hampir pecah dan jantungnya berhenti karena mendengar
penjaga gendang memukul gendang sekuat-kuatnya."
"Tidak waras ?" baginda mengulang.
"Benar, thay-ong-ya".
Baginda termenung. Beberapa saat kemudian ia bertitah :
"Cobalah bawa anak itu ke hadapan ku".
Hong Kim ciang terkejut. Heran ia mengapa baginda
menitahkan demikian. Namun karena titah raja, iapun tak
berani membantah.
"Apakah aku akan dihukum mati sekarang*' tanya Blo'on
ketika prajurit membawanya ke luar dari ruang tahanan.
"Mungkin" sahut prajurit Itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hai, bung prajurit." tiba2 pemuda itu bertanya, "benarkah
seorang yang hendak dihukum mati itu boleh minta apa saja
?"
Prajurit mengiakan.
"Wah, enak juga" Blo'on tersenyum girang.
Prajurit itu melongo. Masakan orang yang hendak dihukum
mati malah gembira.
"Aku akan minta menjadi raja. Boleh tidak?” tanya Blo'on
pula.
"Mungkin boleh,"
"Setelah jadi raja, aku akan minta isteri puteri2 yang cantik,
boleh tidak ?"
"Mungkin ".
"Aku akan mengadakan pesta besar, boleh tidak ?"
"Mungkin".
"Akan kubagikan uang kepada seluruh rakyat, boleh tidak !"
"Sudah, jangan melamun".
"Akan kusuruh tangkap kepala prajurit yang menangkap
aku itu, tentu boleh, bukan ?"
"Hah ?" prajurit terkesiap.
"Akan kusuruh setiap prajurit dihukum rangket. Dan rakyat
kusuruh memukul mereka, boleh kan?”
"Hm ... " prajurit itu mulai mendengus.
"Dan engkau, bung akan kuperintahkan dilemparkan ke
dalam laut.”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hai !" prajurit itu tak kuat menahan isi hatinya lagi,
"engkau hendak membunuh aku ?"
"Ya."
"Gila !" teriak prajurit itu kejut2 pocat, "mengapa ?"
"Karena engkau menangkap aku".
"Aku hanya menjalankan perintah saja".
"Tidak peduli " sahut Blo'on. "pokoknya pemimpinmu dan
engkau semua, akan kusuruh orang melemparkan ke laut".
"Jangan main2 engkau !" hardik prajurit itu dengan muka
merah.
"Siapa yang main2 ?" Blo'on menyahut santai, "pokoknya,
lihat sa|a nanti. Engkau tentu kusuruh lemparkan kedalam
laut. ha. ha, "
Prajurit itu tertegun, gelisah dan mulai bingung, melihat
pemuda itu seorang blo'on. Apa yang dikatakan tentu akan
dilaksanakan. Dan memang ada satu peraturan, bahwa setiap
orang hukuman yang dijatuhi hukuman mati, diperbolehkan
minta apa saja.
Karena kebingurgan prajurit itu tak menyadari bahwa
walaupun boleh minta segala apa, tetapi minta menjadi raja
sehari, belum pernah terjadi. Dan tentu ditolak. Demikian pula
minta supaya kepala Gi-lim-kun dan prajurit dilempar ke laut.
Tetapi pada pikiran prajurit itu, bahwa seorang hukuman
yang akan dijatuhi hukuman mati, diperbolehkan minta apa
saja. Maka ia ketakutan.
"Kongcu ... " akhirnya ia tunduk dan setengah membujuk,
"harap jangan memerintahkan begitu. Aku mempunyai anak
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
isteri dan seorang ibu yang sudah tua. Kalau aku sampai mati,
siapakah yang akan memberi makan mereka ?
Blo'on garuk2 gundulnya.
"O, kalau begitu, engkau harus kuberi hadiah, bagaimana ?"
"Terserah, kongcu, asal jangan suruh orang melempar
diriku ke dalam laut".
"Engkau harus menurut perintahku."
"Baiklah "
"Begini" kata Blo'on, katakan kepada kepala prajurit bahwa
siang ini aku tak dapat menghadap karena sakit perut, Nanti
malam saja".
”Tetapi kongcu ... "
"Kalau engkau membantah, terpaksa besok akan kusuruh
orang melemparkan engkau kelaut"
“Ah . , " prajurit itu menghela napas, "ya, baiklah, akan
kulaporkan kepada ciangkun.*'
Semula Hong ciangkun marah tetapi prajurit itu memberi
tahukan bahwa Blo’on memang benar2 sakit perut sampai
kelintingan.
Akhirnya jenderal pasukan bhayangkara istana itupun tak
dapat berbuat apa2. Ia pun menghadap baginda, dan
melaporkan hal itu. Di luar dugaan baginda tidak murka
bahkan berkenan menitahkan kepala Gi-lim-kun itu untuk
mengantarkan obat kepada Blo’on.
"Aneh" benar, baginda ini." diam2 Hong Kim ciang
membatin, "mengapa jauh sekali beda sikap baginda terhadap
pemuda sinting itu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Pada malam harinva, prajurit tadipun diperintahkan untuk
mengambil Blo'on.
“Nah, sekarang engkau harus turut perintahku, mau ?"
Prajurit itu mengiakan.
"Kita tukar tempat" kata Blo'on.
"Tukar tempat bagaimana ?" prajurit tertegun.
"Engkau jadi aku, aku jadi engkau"
“Hah”, prajurit itu melongo.
"Akan kuberi kesempatan kepadamu untuk menjadi raja
sehari. Makan enak, diladeni puteri2 cantik ...”
"Lalu besok paginya dipenggal kepalaku !" tukas prajurit itu.
"Tidak. akulah yang akan menerima hukuman itu. Kita nanti
tukar tempat lagi."
"Bagaimana mungkin?"
"Siapa bilang tidak mungkin ? Engkau berkuasa penuh pada
hari itu. Suruh saja semua prajurit dan pegawai2 istana
mencukur rambut sampai gundul dan sisakan seikat kuncir
seperti aku ini. Mereka tentu sukar mengetahui bedanya aku
dengan engkau "
"Dan lagi" Bloon menambahkan pula, “engkau berkuasa
untuk suruh aku yang mengantarkan kembali ke kamar
tahanan disini. Nah. kita nanti bertukar pakaian lagi"
"Tetapi ..."
"Engkau boleh minta apa saja, Boleh suruh memberi anak
isteri dan ibumu uang banyak dan benda2 berharga.
Pendeknya, engkau tentu akan kaya raya,"
Prajurit itu terdiam.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Dan engkaupun dapat suruh prajurit untuk menghukum
orang yang engkau benci dari musuh2 mu. Pendek kata
gunakan waktu sehari itu sebaik2-nya ... "
"Tetapi , . "
"Jangan takut, besok paginya akulah yang akan menerima
hukuman,” setiap kali prajurit itu hendak berkata. Blo’on tentu
cepat2 menukas.
Prajurit itu merenung. Rupanya mulailah hatinya terkecoh
oleh bujukan Blo'on. Ya, apabila dia menurut apa yang
dikatakan Blo'on, tentu keluarganya akan terjamin.
"Bagaimana ?" tanya Blo'on, "engkau mau tukar tempat
dengan aku atau minta dilempar ke laut?"
Kebetulan sekali prajurit itu memang seorang yang jujur
dan agak bodoh. Ia percaya penuh atas kata2 Blo’on. Akhirnya
daripada mati konyol, lebih baik ia tukar tempat saja dengan
pemuda hukuman itu.
"Wah. tetapi mereka tentu tahu kalau wajahku ini bukan
engkau ?" tanya prajurit itu.
“Pakaian kain penutup kepala. Katakan kalau engkau masih
takut angin", kata Blo'on.
"Tetapi kumisku ini?'
"Cukur sampai kelimis," sahut Blo'on santai.
Demikian setelah berganti pakaian, maka Blo'on yang saat
itu menjadi prajurit Gi-lim kun segera mengantar blo'on palsu
menghadap Hong Kim-ciang.
"Eh, mengapa engkau mengerudung kepalamu ?"' tegur
jenderal pasukan bhayangkara itu.
"Dia masih sakit, takut kena angin." sahut Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hong Kim ciang terkesiap.
"Eh. prajurit, mengapa nada suaramu berobah ?" tegurnya
heran.
"Maaf ciangkun, hambapun ketularan penyakitnya sehingga
suara hamba parau dan perut hamba sakit. Hamba mohon
beristirahat."
Karena prajurit Gi lim-kun itu memakai topi bulu burung
maka tak dapatlah Hong Kim-ciang membedakan wajah
Blo'on. Hanya ia melihat bahwa wajah prajurit palsu itu pucat
maka ia kira tentu benar2 sakit perut.
"Ya, engkau boleh beristirahat dan lekas minum obat," kata
pemimpin Gi-lim-kun itu.
"Celaka !" diam2 prajurit yang menyaru sebagai Blo'on itu
menjerit dalam hati, "mengapa dia hendak pergi ? Kalau dia
tak kembali, bukankah aku yang bakal menerima hukuman
mati ?"
"Ikut aku," tiba2 Hong Kim ciang memberi perintah. Dia tak
mau memeriksa lebih jauh apakah Blo'on itu benar2 pemuda
yang dijebluskan dalam penjara siang tadi. Ia percaya saja,
pemuda itu tentu Blo'on.
Dengan gemetar keras, Blo'on palsu itupun segera ayunkan
langkah mengikuti di belakang Hong Kim-ciang.
"Ah. kali ini aku tentu mati." katanya daIam hati. Mengapa
aku mau menurut perintah pemuda sinting itu ?" kembali
timbul pertentangan dalam batinnya. Ia masih bingung untuk
memutuskan. Lebih baik mengaku terus terang saja kepada
Hong Kim-ciang atau tidak.
"Ah. kalau aku mengaku, aku tentu dihukum berat"
bantahnya dalam hati sendiri, "ah lebih baik biar saja. Apabila
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
aku dijatuhi hukuman mati, aku tentu diberi kesempatan
mengajukan permintaan apa saja. Aku akan minta menjadi
raja sehari. Dan akan kulakukan seperti apa yang dikatakan
pemuda sinting itu. Tentang dia, akan kusuruh orang untuk
menangkap dan membawa ke hadapanku. Masakan dia dapat
lari kemana ?"
Demikian setelah menghibur hatinya sendiri prajurit itupun
tumbuh nyalinya. Ia mulai tenang dan berusaha untuk
bersikap seperti Blo'on.
"Ban-swe-ya, " Hong Kim-ciang membungkuk dalam2
memberi hormat kepada baginda, "hamba telah membawa
pemuda yang hamba tahan itu."
"O. apakah itu ?" ujar baginda,
"Benar, banswe-ya."
Baginda menitahkan supaya Blo'on palsu itu dibawa maju
kehadapannya. Dengan gemetar Blo'on palsupun menurut. Ia
duduk dengan kepala menunduk dihadapan baginda.
"Siapa namamu ?" tegur baginda.
"Mati aku", prajurit itu menjerit dalam hati "mengapa tidak
kutanyakan kepada pemuda sinting itu siapa namanya ?"
"Hamba orang she Put, nama Ti-to " sahut prajurit itu
seraya memberi hormat.
Baginda memandang tajam ke wajah Blo'on palsu lalu
kerutkan dahi. Rupanya ada sesuatu yang meragukan hati
baginda.
"Put Ti-to ?" ulang baginda, "apakah artinya itu?
"Entah, banswe ya. Hamba sendiri tak tahu" sahut Blo'on
palsu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Mm, Put itu artinya tidak. Ti-to artinya tahu. Put Ti-to
artinya tidak tahu. Aneh, sekali nama itu" gumam Baginda.
"Mohon banswe ya melimpahkan ampun yang se-besar2nya
kepada orang tua hamba karena telah memberi nama begitu
kepada hamba.
Tiba2 baginda tertawa. Kalau menurut bicaranya, pemuda
itu memang agak kurang waras pikirannya. Ah, mungkin
memang seperti pemuda dalam impiannya itu.
"Engkau orang dari mana ?" masih baginda menegas
pertanyaan.
"Mati aku lagi", keluh prajurit itu dalam hati. Ia menyesal
mengapa tak menanyakan hal itu kepada si Blo'on.
"Hamba berasal dari desa di pedalaman gunung yang
jarang didatangi orang, banswe-ya. Entah apakah nama desa
itu, hamba tak tahu"
Sebenarnya prajurit itu nekad memberi keterangan
sekenanya saja. Di luar dugaan baginda tertawa.
"Bagus... bagus. Hampir sesuai dengan dia," seru baginda.
Blo’on palsu bahkan Hoag Kim ciang terlongong2. Mereka
tak tahu apa yang dimaksud baginda. Namun mereka tak
berani bertanya.
Sejenak merenung, baginda lalu memberi titah supaya
Blo'on palsu itu membuka kain penutup kepalanya.
"Mohon banswe ya sudi melimpahkan ampun kepada diri
hamba,” prajurit itu terkejut dan buru2 menjawab, "sejak
siang tadi hamba menderita sakit perut. Oleh karena itu kepala
hamba terpaksa hamba selimuti dengan kain kerudung agar
jangan masuk angin,"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"O, apakah kepala itu mempunyai hubungan dengan sakit
perut ?" baginda meragu.
Karena sudah terlanjur memberi keterangan maka prajurit
yang menyamar sebagai Blo'on itu pun terpaksa melanjutkan
kebohongannya.
"Benar, banswe ya" sahutnya, "memang angin itu masuk
dari ubun2 kepala dan terus menyerang perut."
"Oh," desuh baginda agak berseri wajahnya "engkau tentu
mengerti ilmu pengobatan bukan?"
"Se ... dikit. banswe-ya" prajurit itu menjawab agak
tersekat.
"Bagus," seru baginda, "engkau harus mengobati seorang
puteriku yang sakit. Penyakit Ing Ing kiongcu itu aneh sekali.
Sudah beratus-ratus tabib dan ahli2 pengusir setan, para
hwesio, kutitahkan mengobati, tetapi gagal semua. Aku
bermimpi bahwa hanya engkaulah yang dapat menyembuhkan
penyakit puteriku itu."
Kejut prajurit yang menyamar Blo'on itu bukan alangkepalang.
Kalau saat itu dia dijatuhi hukuman mati, ia tak
begitu kaget. Karena memang sudah diduga. Tetapi
bahwasanya baginda menitahkan hal semacam itu, benar2 ia
seperti disambar petir.
Tubuh prajurit itu gemetar keras, peluh dingin membasahi
sekujur tubuhnya, Mukanya pucat seperti mayat. Bagaimana ia
mampu mengobati puteri itu kalau sedikitpun ia tak mengerti
ilmu pengobatan ?
Memang ia telah mendengar tentang diri Ing Ing kiongcu
yang mengidap penyakit aneh itu dan tiada seorang tabib
pandai dan orang sakti yang mampu menyembuhkan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Mengapa engkau ?" tegur baginda demi melihat prajurit itu
gemetar.
"Mohon diampunkan diri hamba, ban-swe-ya," prajurit itu
setengah meratap, "hamba tak mengerti ilmu pengobatan.
Bagaimana mungkin hamba dapat menyembuhkan penyakit
tuan puteri ?"
"Bukankah tadi engkau mengatakan sedikit2 mengerti ilmu
pengobatan?" tegur baginda.
"Ya ... tetapi itu hanya mengenai masuk angin yang ringan
saja, banswe-ya."
Baginda kerutkan dahi. lalu berkata pula dengan nada
bengis : "Tidak biar bagaimana engkau harus mengobati
puteriku. Karena mimpiku mengatakan hanya engkaulah yang
sanggup menyembuhkan Ing Ing kiongcu"
"Banswe-ya ... "
"Hong ciangkun, bawa dia dan serahkan pada thaykam
supaya dibawa ke keraton tempat tinggal Ing Ing kiongcu"
baginda tak memberi kesempatan lagi kepada prajurit yang
menyamar sebagai Blo'on itu untuk bicara lagi.
Hong Kim-ciang segera melakukan perintah. Prajurit yang
menyamar sebagai Blo'on itu segera diserahkan kepada
thaykam.
Pada saat itu, prajurit tersebut sudah mau mengaku
siapakah dirinya kepada Hong Kim-ciang. Tetapi ia tahu bahwa
urusan telah berkembang sedemikian jauh. Kalau ketahuan
bahwa ia berani menyamar sebagai pemuda hukuman itu,
tentulah akan dihukum, Begitulah pula karena ia telah berani
mati memberi keterangan dihadapan baginda, tentulah
dosanya takkan diampuni lagi.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Prajurit itu seperti menunggang punggung harimau buas.
Kalau ia berhenti, tentu akan dimakan harimau itu. Tetapi
kalau ia teruskan menunggangnya, kemungkinan harimau itu
akan kehabisan tenaga dan rubuh. Atau mungkin akan
bertemu dengan sesuatu tak terduga yang dapat
menyelamatkan jiwanya.
"Kalau menurut baginda dalam mimpi hanya aku yang
dapat menyembuhkan penyakit tuan puteri. Ah. siapa tahu ...
ya, siapa tahu kalau memang sudah direstui Thian apa yang
kuberikan tentu dapat menyembuhkan tuan puteri. Dan
apabila berhasil, ah, alangkah hebatnya ganjaran yang bakal
kuterima ... "
Demikian prajurit itu mulai merenung dan menimang dalam
hati. Membayangkan ganjaran yang besar itu seketika
timbullah nafsu yang kurang baik dalam hatinya ... : "Jika aku
berhasil menyembuhkan tuan puteri dan menerima ganjaran
pangkat, akan kusuruh orang untuk membunuh pemuda
sinting itu agar jejaknya terhapus dan tak menganggu aku lagi
... "
Akhirnya prajurit itu menenangkan hatinya. Tiba2 ia
dikejutkan oleh kata2 thaykam yang membawanya.
"Tunggu dulu, inilah keraton Ing Ing kiong tempat
kediaman puteri Ing Ing." kata thaykam. "aku hendak
menghadap tuan puteri untuk melaporkan kedatanganmu."
Thaykam itu segera masuk dan suruh prajurit yang
menyamar sebagai Blo'on menunggu di luar.
Ing jun-kiong berarti Istana-musim-semi abadi. Di Istana,
memang terdapat beberapa lstana2 kecil untuk tempat
kediaman putera-puteri baginda yang sudah dewasa.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tak berapa lama thaykam itupun keluar pula dan menyuruh
Blo'on palsu masuk. Prajurit yang menyaru jadi Blo'on itu
makin berdebar-debar keras.
Seumur hidup baru pertama kali itu ia masuk ke dalam
istana seorang puteri raja. Walaupun ia menjadi prajurit
bhayangkara, tetapi selama itu tugasnya hanya menjaga diluar
Istana2 para putera puteri baginda.
Indah sekali ruang istana Ing-jun-kiong itu. Ia pernah
mendengar cerita tentang Thian-tong atau surga yang
indahnya sukar dilukiskan dengan kata2.
"Adakah Thian-tong itu seperti ini ?" tanyanya dalam hati.
Tetapi walaupun ruang istana Ing jun-kiong itu indah sekali
suasananya agak merawankan. Duabelas dayang2 gadis yang
cantik dengan pakaiannya yang indah, sedang duduk
menghadap sebuah tempat tidur, Tempat tidur itu terbuat dari
kayu cendana yang wangi, keempat tiangnya diukir dengan
burung hong dan naga. Tiangnya dicat merah, ukirannya dicat
kuning emas, Sedemikian indah ukir-ukiran itu sehingga
tampaknya seperti hidup.
Seorang gadis yang cantik tetapi wajahnya pucat muram,
tengah berbaring di dalam.
Ia duga gadis cantik itu tentulah puteri Ing Ing kiongcu.
Puteri itu tengah pejamkan mata.
"Celaka. keadaan kiongcu sudah amat payah kalau aku
keliru memberi obat, bukan sembuh mungkin bisa mati.”
seketika timbul bayangan ketakutan dalam hati prajurit yang
menyaru sebagai Blo'on itu.
"Itulah tuan puteri Ing Ing kiongcu. "kata thaykam, "lekas
engkau buka resep."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Prajurit itu terkejut dari lamunannya. Pada saat itu ia
benar2 dihadapi oleh suatu ujian yang maha berat. Jika keliru
memberi obat, puteri akan mati dan dia tentu akan dihukum.
Tetapi karena sudah tiada jalan untuk menghindar lagi, apa
boleh buat. Terpaksa ia harus bulatkan tekad, besarkan nyali.
"Bagaimana aku dapat membuka resep kalau belum
memeriksa keadaannya ?" serunya dengan nada seperti
seorang tabib pandai.
"Bagaimana cara engkau hendak memeriksa”, tanya
thaykam.
Prajurit itu teringat sesuatu, cepat la menjawab: "Sudah
tentu memeriksa denyut pergelangan tangannya."
"Hm, boleh" sahut thaykam, "hanya terbatas pada
pergelangan tangan saja. Ingat, tak boleh memegang lain2
bagian, tahu !”
"Baik," prajurit yang menyaru sebagai Blo'on mengiakan. Ia
dipersilahkan maju ke tempat peraduan tuan puteri Ing Ing.
"Ya, Thian yang Maha Pemurah, moga2 hamba dapat
menyembuhkan penyakit tuan puteri diam2 prajurit itu
mendoa dalam hati ketika ia memegang pergetangan tangan
Ing Ing kiongcu.
Sesungguhnya la tak mengerti ilmu Bongmeh atau
memeriksa denyut pergelangan tangan. Tetapi karena dipaksa
oleh keadaan yang menentukan mati hidupnya, ia curahkan
seluruh perhatiannya untuk mendengar denyut nadi Ing Ing
kiongcu.
la bingung karena tak merasakan suatu apa. Dibolak
balikkan tangan Ing Ing kiongcu kian kemari. naik turun
namun belum terasa apa2.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Akhirnya ia tundukkan kepala, lekatkan telinganya ke
pergelangan tangan puteri. Belum berapa jenak ia berbuat
begitu dan belum sempat ia mendengarkan denyut nadi, sekonyong2
Ing Ing kiongcu membuka mata. Demi melihat
sebuah benda berkerudung kain hitam merunduk di dekatnya
Ing lng kiongcu menjerit kaget dan serempak menghantam.
Plak .....
"Aduh ... ", prajarit yang menyaru sebagai Blo'on itu
menjerit kaget dan kesakitan sehingga ia loncat mundur.
Sesungguhnya tabokan puteri itu tak berapa keras tetapi
karena ia memakai cincin permata yang besar dan gelang batu
giok, cincin dan gelang itu tepat menghantam kepala Blo'on
palsu sehingga kepalanya membenjul sebesar telur burung;
"Setan . , hih , . setan itu datang hendak memakan aku ...
hih, bunuhlah . , bunuhlah, ia hu. hu, hu ... " tiba2 Ing Ing
kiongcu menangis, la takut kepada Blo'on palsu yang
disangkanya setan.
Beberapa dayang segera menghiburnya.
"Kiongcu, dia bukan setan" kata mereka, "tetapi pemuda
yang dititahkan banswe-ya untuk mengobati penyakit tuan
puteri."
"Aku sakit ?” Ing Ing kiongcu mengulang.
"Tuan puteri sering merasa pusing dan setempo dingin
setempo panas."
"O, kalau begitu aku sakit," kata Ing Ing kiongcu "tetapi
siapa bilang aku sakit ? Tidak, aku tidak sakit"
Tiba2 Ing Ing kiongcu menggeliat bangun dan terus turun
dari peraduan. Menghampiri Blo'on palsu ia bercekak pinggang
dan menuding mukanya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Mau apa engkau kemari? Siapa yang suruh engkau kemari
!" bentak Ing Ing kiongcu seraya membelalakkan kedua
matanya lebar.
Prajurit yang menyamar jadi Blo’on itu gemetar keras. Dia
adalah seorang prajurit Gi lim-kun sehingga takut sekali
kepada baginda dan pangeran serta puteri2 raja.
"Ampun, kiongcu ... "
"Ampun ? Apa salahmu ?" tanya Ing Ing kiongcu.
"Hamba hanya melaksanakan titah baginda untuk
mengobati penyakit tuan puteri .. "
"Aku sakit ? Sakit apa ?"
"Itulah maka hamba tadi memeriksa denyut pergelangan
tangan kiongcu untuk mergetahui penyakitnya."
"O, engkau akan mencari penyakit ? Pintar ya? Mari,
cobalah engkau periksa." tiba2 Ing lng kiongcu ulurkan tangan
kirinya.
Prajurit yang menyaru sebagai Blo'on itu terkejut melihat
perubahan sikap Ing Ing kiongcu yang sedemikian anehnya.
Namun karena terlanjur terpaksa ia memberikan diri untuk
memeriksanya juga.
"Bagaimana ? Apakah penyakitku ?" tiba2 Ing Ing kiongcu
menegur.
Prajurit itu gelagapan. Sesungguhnya ia tak mendengar
denyut nadi tuan puteri dan memang tak mengerti untuk
memeriksa denyut nadi itu.
"Tuan puteri tak menderita penyakit suatu apa yang
berbahaya. Seteluh minum obat tentu sembuh," kata prajurit
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
itu dengan nada penuh keyakinan. Saat itu dia benar2 harus
bersikap berani mati.
Ia segera berkata kepada thaykam minta kertas dan pit
untuk menulis resep. Thaykam membawanya ke sebuah
ruangan dan alat2 tulis serta kertaspun disediakan.
Prajurit itu teringat bahwa ketika dahulu isterinya sakit, ia
pernah membawanya ke tabib pandai. Tabib itu membuka
resep dan setelah diminumkan, ternyata penyakit bengap pada
tubuh dan perut isterinya itu sembuh.
Ia masih ingat jelas ramuan obat itu, Waktu dekat dengan
Ing Ing kiongcu. Ia melihat wajah puteri itu agak bengap.
Masuk angin jahat, pikirnya.
Segera ia menulis ramuan obat dan diserahkan kepada
thaykam, berikut petunjuk aturan minumnya.
Prajurit itu segera dibawa thaykam ke luar dari lingkungan
istana Ing Ing kiongcu. Dia tidak dikembalikan ke tempat
Hong Kim-ciang melainkan disuruh bermalam di sebuah
ruangan khusus.
Malam ini prajurit yang menyamar sebagai Blo'on
diperlakukan sebagai seorang tetamu agung. Dia di jamu daen
dilayani oleh dayang2 cantik sesuai dengan titah baginda.
Dan malam itu obatpun segera diminumkan kepada Ing Ing
kiongcu,
Obat itu terdiri dari ramuan jamu Kui sim, Jwan-kiong, Cek
ci, Ngo sut, Tay-tong, Yan coh, Jwan-gu-theng. Suatu ramuan
yang diperuntukkan mengobati penyakit wanita yang perutnya
membesar seperti orang bunting tetapi sesungguhnya tak
bunting.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Keesokan harinya terjadilah kegemparan dalam istana Ing
jun-kiong. Ing Ing kiongcu menjerit jerit dan menamparnampar
perutnya.
"Aduh, celaka, mengapa parutnya sebesar ini?" teriak puteri
raja itu.
Dayang2 kaget dan bingung tak keruan. Kepala dayang
bergegas mencari thaykam dan melaporkan keadaan Ing lng
kiongcu.
Thaykam terkejut. Cepat ia membawa prajurit yang
menyaru sebagai Blo'on ke istana Ing-jun-kiong.
Bukan kepalang kejut prajurit itu melihat hasil dari ramuan
obatnya. Dia memang tak tahu bahwa ramuan obat itu untuk
penyakit wanita yang perutnya membusung besar. Tetapi
apabila diminum oleh wanita yang tak menderita penyakit itu,
malah akibatnya akan menyebabkan wanita menderita perut
besar ... ,
"Bagaimana ?" tegur thaykam.
Prajurit itu pucat seperti mayat. Sampai beberapa saat ia
tak dapat menjawab.
"Bagaimana ? Mengapa engkau diam saja !" thaykam itu
mulai membentak keras.
"Sesungguhnya penyakit kiongcu itu harus sudah sembuh
..... tetapi kalau tak sembuh, tentu bukan penyakit biasa ... "
"Maksndmu ?"
"Ada roh jahat yang menyusup kedalam tubuh kiongcu.
Obat yang kuberikan itu telah diselewengkan oleh roh jahat itu
sehingga mencelakai kiongcu".
"Perlu apa roh jahat itu akan berbuat begitu ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Agar aku tak dapat menyembuhkan penyakitnya dan
dihukum mati. Dengan begitu roh jahat itu akan menang dan
tetap mengganggu kiongcu."
Prajurit itu memang berani mati. Ia cari alasan untuk
menutupi kesalahannya.
"Lalu bagaimana. Apakah engkau sanggup mengobati
kiongcu ?"
"Kalau hanya penyakitnya, aku sanggup. Tetapi terhadap
roh jahat itu, aku tak dapat mengusir, yang dapat mengusir
segala roh jahat bauya-luh kaum imam atau paderi yang
mengerti lima mantra untuk mengusir setan, iblis dan roh
jahat"
"Lalu bagaimana sekarang ?" tanya thaykam
"Aku tak dapat berbuat apa2 lagi", prajurit itu mengangkat
bahu.
"Baik, akan kulaporkan kepada baginda." kata thaykam.
Ketika baginda menerima laporan tentang pengobatan yang
dilakukan Blo'on palsu terhadap Ing lng kiongcu, baginda
kerutkan dahi.
"Salahkan impianku itu ?" tanya baginda dalam hati,
"namun jelas Kui-hui telah datang kepadaku dan memberi
petunjuk. Masakan impian itu hanya khayalan belaka,”
"Adakah engkau benar2 tak dapat mengobati penyakit
kiongcu itu ?" baginda menegur.
"Mohon ampun, baniwe-ya." prajurit itu menghaturkan
hormat, "hamba memang tak dapat mengobati penyakit
kiongcu karena diganggu oleh roh jahat",
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hm, baiklah" ujar baginda, "akan kutitahkan orang sakti
yang dapat mengusir roh jahat, Tetapi engkau harus memberi
obat agar perut kiongcu yang membusung itu dapat sembuh".
"Hamba akan berusaha sekuat tenaga hamba" kata prajurit
itu pula walaupun dalam hati sudah kebat kebit karena tak
tahu apakah dia mampu melakukan hal itu.
Baginda menitahkan supaya prajurit yang menyaru sebagai
Blo'on itu dibawa ke markas Gi-lim-kun diserahkan lagi kepada
Hong Kim-ciang. Ditempat itu, bolehlah Blo'on palsu itu
menulis resep obat untuk kiongcu.
Blo'on palsupun berani mati untuk menulis resep dan
peraturan minumnya. Malam itu ia tidur di markas Gi lim-kun
dengan hati yang tak keruan rasanya. Apabila besok pagi
penyakit busung perut dari kiongcu tetap belum sembuh,
celakalah ia.
Tiba2 ia teringat kepada Blo'on.
"Hai, ke manakah gerangan pemuda sinting itu? Mengapa
tak kelihatan berada dalam markas sini ?" ia mulai gelisah dan
bingung. Tetapi apa daya ? Siapakah yang dapat ia tanyai
keterangan tentang pemuda sinting itu ?
Malam itu ia benar2 seperti seorang hukuman yang tengah
menanti keputusan. Hidangan malam, tak disentuhnya. Ia tak
suka mukan, tak dapat tidur. Ia benar2 gelisah sekali
memikirkan dua hal. Pertama, bagaimanakah hasil obat yang
diberikan malam itu kepada Ing Ing kiongcu. Dan kedua,
mengapa blo'on si pemuda sinting itu tak tampak batang
hidungnya!
Malam makin kelam. Suasana dalam keraton sunyi senyap,
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sekonyong-konyong timbullah suara ribut di dalam markas.
Dan suara itu makin lama makin gempar ketika terdengar
suara Hong Kim-ciang memberi perintah kepada para prajurit
Gi-lim-kun.
"Lekat tangkap prajurit hianat itu !" teriak Hong Kim ciang.
Apakah yang telah terjadi ?
Pada saat prajurit yang menyaru jadi Blo'on dibawa
thaykam ke istana Ing Ing kiong. maka Blo'onpun menyelinap
dari markas dan jalan2 menlnjau keadaan keraton.
Tengah dia menikmati keindahan keraton dengan
bangunannya yang mewah, taman bunga yang indah, tiba2 ia
dikejutkan oleh suara langkah kaki orang berjalan gopoh.
Karena takut diketahui, Bloonpun menyelinap bersembunyi di
balik sebatang pohon.
Seorang lelaki berpakaian indah bergegas jalan menuju ke
sebuah gedung yang indah. Setelah mengetuk pintu, maka
muncul seorang thaykam setengah tua yang bertubuh gemuk
Lelaki berpakaian indah itu segera dipersilahkan masuk.
Karena ingin tahu siapa mereka mereka, Blo'on dengan
langkah hati2 menghampiri jendela Dari jendela itu ia dapat
menangkap pembicaraan yang terjadi dalam ruang.
"Gui tayjin" kata tetamu itu. "hamba diutus Cian-bin-longkun
Buyung Kiong toaya untuk menyampaikan surat kepada
Gui loya disini.”
Blo'on terkejut mendengar nama Cian-bin-long-kun disebutsebut.
Ia makin lekatkan telinganya untuk mendengarkan.
"Hai, mengapa terjadi begini !" tiba2 Gui Thaykam bereru
keras, "Buyung Kiong harus bertanggung jawab atas
kehilangan peti harta karun itu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Kemudian Gui Thaykam menatap lelaki itu "Lalu bagaimana
tindakan yang dilakukan oleh tuanmu ?"
"Buyung loya sudah mengirim orang untuk mencari ke
pulau itu lagi." sahut lelaki berpakaian indah.
"Hm," dengus Gui thaykam, "sesungguhnya masih banyak
sekali harta yang hendak kuserahkan kepadanya. Tetapi kalau
dalam percobaan pertama itu. dia tak mampu menjaga,
akupun tak mau menaruh kepercayaan kepadanya lagi."
Tetamu itu tertawa.
"Tetapi Gui tayjin harap ingat, bahwa banyak sekali rahasia
tayjin yang diketahui Buyung loya . "
Gui thaykam berobah wajahnya.
"Adakah Buyung Kiong menceritakan hal itu kepadamu ?"
tanyanya dengan gopoh.
"Tidak tayjin" sahut tetamu itu, "hanya Buyung loya
menyampaikan pesan kepada hamba bahwa Buyung loya
tetap akan setia kepada tayjin dan takkan membocorkan
segala rahasia tayjin selama ini".
"Hm. " Gai thaykam mendengus. Dipandangnya orang itu
dengan tajam, lalu bertanya, "Siapakah engkau ini ?"
"Hamba orang kepercayaan Buyung loya, nama hamba Utti
Siang yang dikenal orang sebagai Cian jiu- sin git ... "
"O. engkau dari partai Kay-pang ?" tukas Gai thaykam.
"Bukan" sahut Utti Siang, "tetapi dari Jiong pang, partai
Jembel, pecahan dari Kay pang".
"Apakah kedudukanmu ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hamba yang rendah ini telah dipercaya oleh kawan2 untuk
menjabat sebagai ketua Jiong-pang cabang kota raja".
Terkejut Blo'on mendengar keterargan itu. Kini dia baru
tahu bahwa Jiong-pang telah menjadi kaki tangan Cian-binlong-
kun dan Cian-bin-long-kun bersekutu dengan Gui
thaykam.
Mengetahui hal itu, mulai timbul keinginan Blo'on untuk
mengetahui lebih jauh, apakah yang hendak diberikan Gui
taykam kepada Cian-bin-long kun.
Kemudian teringat akan peti2 harta karun di pulau kosong
dahulu, seketika terbeliaklah Blo'on. Dari mana harta karun
sekian banyak itu ? Apakah milik Gui thaykam sendiri?.
"Ah, tak mungkin." pikirnya.
"Baiklah," kata Gui thaykam, "besok pagi aku akan kirim
orang membawa surat kepada Cian bin long-kun".
Ketika Utti Siang tinggalkan istana itu. Gui thaykam
memandanguya dengan tajam dan wajahnya menampil hawa
pembunuhan,
"Apabila aku gagal melakukan rencana, Cian-bin long-kun,
Utti Siang itu harus dilenyapkan katanya dalam hati.
Gui thaykam masuk dan menutup pintu lagi. Blo’on pikir,
itulah saatnya ia harus bertindak. Segera ia keluar dari tempat
persembunyiannya dan langsung mengetuk pintu.
Pintu terbuka dan seorang bujang segera menyapa ; 'Siapa
dan mau apa engkau ?"
"Aku prajurit Gi-Iim-kun yang diutus oleh Hong ciangkun
untuk menghadap Gui thaykam" sahut Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tunggu" kata bujang itu seraya masuk. Tak berapa lama ia
keluar lagi dan menipersilahkan Blo'on, "Gui tayjm menunggu
di ruang tengah," kata bujang itu.
Ketika berhadapan dengan Gui thaykam, terpaksa Blo'on
memberi hormat : 'Hamba diutusi Hong ciangkun untuk
mengundang tayjin ke gedung kediaman Hong ciangkun."
Gui thaykam kerutkan dahi. Tak pernah selama ini, Hong
Kim ciang mengundangnya, biasanya kepala Gi-lim-kun ituo
yang datang terkunjung kepadanya.
"Mengapa Hong ciangkun tidak datang sendiri?" tegurnya.
"Hong ciangkun sedang memeriksa seorang tangkapan
penting maka terpaksa tak dapat menghadap tayjin," tiba2
Blo'on mendapat pikiran untuk mengelabuhi thaykam.
"Seorang tangkapan? Mengapa dia mengundang aku
kesana?”, Gui thaykam makin heran.
"Tangkapan itu seorang utusan dari Cian-bin-long-kun yang
diketemukan masuk ke dalam istana ini tanpa seijin Hong
ciangkun".
"Hai" serentak Gui thaykam melonjak bangun "tangkapan
itu…. siapakah ?"
"Entah, tayjin" kata Blo'on "hamba tak tahu hal itu.”
Bergegas Gui thaykam segera melangkah ke luar dan Blo'on
pun mengikutinya dari belakang.
Dari gedung kediaman Gui thaykam ke gedung tempat
tinggal Hong Kun ciang yang dekat dengan markas Gi-lim-kun,
cukup jauh dan harus dilalui beberapa lorong.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Saat itu mereka tengah berjalan melalui sebuah halaman.
Di kedua tepi lorong yang terbuat daripada batu marmar putih
itu, tumbuh beberapa batang pohon go tong.
Melihat disekeliling tempat itu sunyi senyap tiada seorang
penjaga ataupun dayang, BIo'on segera bertindak. Tiba2 ia
loncat menerkam tengkuk Gui thaykam.
“Ua ..." erang kebiri itu menjerit kesakitan tetapi suaranya
tak dapat meluncur keluar karena tercekik oleh tangan Blo'on
yarg kuat.
"Hayo, engkau minta mati atau hidup ?" bentak Blo'on.
"kalau minta mati segera kucekik lehermu. Kalau minta hidup,
engkau harus menjawab pertanyaanku."
"Ya. ya ... hohan ... aku minta , . hidup" Gui thaykam
menjawab dengan tersekat-sekat.
"Kalau minta hidup, jangan berteriak dan harus menjawab
pertanyaanku dengan jujur."
"Siapa ... hohan ini ?"
"Tak perlu tahu, Engkau hanya harus menjawab tak boleh
bertanya !"
Gui Thaykam adalah orang kebiri yang paling berkuasa dan
berpengaruh dalam istana. Mentri2 pun takut kepadanya
Tetapi saat itu. dia tak dapat berkutik menghadapi Blo'on.
"Dari mana engkau memperoleh harta karun yang engkau
suruh Cian-bin-long-kun sembunyikan dalam pulau kosong itu
?" tanya Blo’on.
Kejut Gui thaykam bukan alang kepalang. Gemetarlah
sekujur badannya seperti orang sakit demm. Bagaimana
hohan atau orang gagah,yang dihadapannya itu tahu akan
rahasia hartakarun itu?
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hohan", katanya kemudian, "jika engkau mau bekerja
sama dengan aku, aku bersedia untuk membagi harta itu
kepadamu."
"Bekerja-sama bagaimana ?" tanya Blo'on.
"Akan kualihkan kepercayaanku dari tangan Cian-bin longkun
kepadamu".
"Oh … ", tiba2 Bloon mendesis.
"Mengapa ?" tanya Gui thaykam.
"Karena aku kenal baik deugan Cian-bin-long-kun."
"O, diakah yang memberitahu rahasia itu ke padamu ?"
tanya Gui thaykam.
"Bukan dia tetapi seorang sahabat lain".
"Siapa ?”
"Ketua partai Jong pang di kotaraja ini,"
"Utti Siang !* seru Gui thaykam terkejut.
"Ya, kenapa?"
"Mengapa dia memberitahu hal itu padamu?”
"Ham, rahasia itu sudah diketahui orang banyak. Cian binlong
kun dengan bangga malah memberitahu kepada setiap
sahabatnya agar orang menganggap dia memang
berpengaruh karena menjadi kepercayaan Gui thaykam."
"Oh ... " Gui thaykam mengeluh, "celaka benar manusia itu.
Walaupun berpengaruh tetapi aku mempunyai banyak musuh
yang bersembunyi. Mereka mencari kesempatan untuk
menjatuhkan aku.”
"Lalu bagaimana maksudmu?" tanya Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Apakah engkau sanggup membasmi Cian-bin-long-kun dan
Utti Siang?" tanya Gui thaykam.
Blo'on tak mau segera menyahut. Beberapa saat kemudian
baru ia berkata : "Ah, mungkin sukar. Kepandaianku seimbang
dengan kedua orang itu. Kalau mereka berdua mengerubut,
aku tentu kalah."
"Engkau dapat mencari orang yang berkepandaian tinggi
untuk membunuh mereka. Berapa dia menghendaki
pembayarannya, aku sanggup menyediakan"
"Ah, memang banyak jago2 sakti yang dapat membunuh
kedua orang itu. Tetapi sukar untuk mencari yang mau
melakukan pembunuhan itu"
"Mengapa ?" tanya Gui thaykam.
"Cian-bin-long kun besar pengaruhnya dan banyak sekali
sahabatnya. Dia selalu terbuka tangan membantu keperluan
setiap orang persilatan yang membutuhkan bantuan. Di kota
raja, namanya harum sekali."
"Ah, memang dia seorang manusia yang licin, manusia
seribu muka," Gui thaykam menghela napas.
"Tetapi engkau memang perlu dengan manusia semacam
itu !"
"Tidak." sahut Gui thaykam, "dia berimulut besar, tak dapat
menyimpan rahasia. Berbehaya orang semacam itu, harus
lekas2 dilenyapkan".
"Ya. tetapi dia tinggi ilmusilatnya dan banyak sahabat."
"Apakah engkau benar2 tak mampu membunuhnya ?”, Gui
thaykam menegas.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kalau aku mempunyai ilmu kepandaian yang istimewa,
rasanya tentu dapat membunuh kedua orang itu."
"Hai." Gai thaykam merenung sampai beberapa lama. Tiba2
wajahnya berseri-seri. serunya : "Ada sebuah jalan yang akan
membuat engkau sakti dan tentu dapat mengalahkan Cianbin-
long kun".
"Apakah itu ?" tanya Blo'on.
"Tetapi engkau harus berjanji setia padaku.”
Blo'on merenung diam.
"Bagaimana ? Apakah engkau tak mau bekerja sama
dengan aku ?" desak Gui thaykam, "salah sekali kalau engkau
menolak tawaranku ini. Engkau akan jadi seorang yang kaya,
berkuasa dan berpengaruh dalam kota-raja."
"O, cobalah engkau ceritakan dahulu rencanamu itu. Kalau
memang benar begitu sudah tentu aku mau saja bekerja-sama
dengan engkau".
Gui thaykam memandang ke sekeliling tempat itu sejenak
lalu berkata :
"Disini bukan tempat untuk bicara. Mari kita kembali ke
gedung kediamanku lagi."
Blo’on terkejut. Kalau nanti tiba2 orang kebiri itu berbalik
pikirannya dan memerintahkan penjaga untuk menangkap
dirinya, bukankah ia akan celaka ? Tetapi jika ia tak mau
menuruti kehendak thaykam itu, tentu ia tak dapat
mengetahui rencana yang akan dilakukan thaykam jahat itu.
"Hm, pokoknya, apabila dia bertindak mencurigakan, tentu
akan kuringkusnya dulu" akhirnya ia mengambil keputusan
dan segera mengikuti thaykam itu kembali ke gedung
kediamannya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Blo'on dibawa ke dalam sebuah kamar rahasia dan mulailah
Gui thaykam menguraikan rencananya .
"Harta karun yang ditanam dipulau kotong itu memang
berasal dari istana ini," thaykam itu muiai menutur.
"O kalau begitu harta itu tidak halal,” Blo'on menukas
buru2.
"Ya, memang tak halal," sahut Gui thaykam "tetapi apakah
harta itu juga diperoleh dengan halal juga "
"Entahlah, Kata orang raja itu tentu kaya raya"
"Sesungguhnya harta itu juga dari rakyat. Mereka
diharuskan membayar pajak yang berat, menyerahkan barang
upeti.”
"Tetapi bukankah raja juga melindungi keselamatan rakyat
dengan memelihara pasukan, membuat jalan, membangun
kota dan memajukan kehidupan rakyat "
"Seharusnya begitu" kata Gui thaykam tetapi raja yang
sekarang ini tidak begitu mengurus urusan negeri. Dia lebih
banyak melewatkan hari2 mencari kesenangan dengan para
selirnya yang cantik2. Maka setelah baginda wafat, kerajaan
mengalami perobahan besar."
"Mengapa?" tanya Blo'on.
"Baginda mempunyai banyak sekali putera dan puteri.
Tentu setelah baginda wafat, pangeran2 itu akan saling
berebut tahta kerajaan. Oleh karena itu lebih dahulu aku
mempersiapkan harta besar untuk membantu pangeran yang
kuanggap layak dan bijaksana menjadi raja."
"Tetapi bukankah baginda masih segar bugar?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Sekarang" sahut Gui thaykam, "tetapi dalam beberapa
tahun nanti, baginda tentu sudah... “
Sudah meninggal ?" Blo'on mulai curiga.
“Mungkin" Gui thaykam menghindar, "karena umur orang
tidak dapat diduga2.”
“Sekarang masih sehat tetapi beberapa bulan lagi sudah
meninggal. Dan memang lebih baik baginda itu diganti dengan
salah seorang puteranya,” kata Gui thaykam.
"Tayjin menjadi thaykam disini, tetapi mengapa tampaknya
tayjin tak senang kepada baginda ?" tanya Blo'on. Entah
bagaimana saat itu pikiran Blo’on jauh lebih terang dari
biasanya.
Memang ada suatu perobahan dalam diri Blo’on. Kalau
dahulu dia benar2 seperti orang yang hilang ingatannya.
Sekarang dia sudah agak maju. Setempo masih linglung,
tetapi setempo ingatannya terang, Terutama kalau ia
mempunyai keinginan untuk mengetahui sesuatu, makin keras
keinginannya itu makin teranglah pikirannya.
Juga dalam halnya dengan Gui thaykam, Blo'on sangat
bernafsu sekali untuk membongkar rahasia orang kebiri itu.
Maka pikirannyapun terang.
"Ya, siapapun tentu akan mempunyai pikiran seperti aku
apabila menderita nasib seperti aku pula", Gui thaykam
menggeram.
"Apakah yang terjadi pada tayjin "
"Dahulu aku ini seorang lelaki normal seperti engkau. Aku
bekerja dalam istana ini. Mungkin karena aku masih muda dan
rupaku cakap, salah seorang selir baginda telah jatuh hati
kepadaku. Tetapi aku tak mau karena aku takut kepada
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
baginda. Mengganggu selir raja, dapat dihukum mati bahkan
seluruh keluarganya juga akan ditumpas".
"O," desuh Blo'on, "tetapi bukan salah tayjin karena selir itu
yang suka kepada tayjin".
"Aku sendiri suka kepada salah seorang dayang yang
kuanggap cantik. Hubungan kita berjalan secara diam2 tapi
makin mesra. Rencana kita, setelah dapat mengumpulkan
harta kita akan berhenti bekerja di istana dan akan hidup
sebagai rakyat biasa. Dengan modal yang kita kumpulkan itu,
aku akan berdagang".
"Pikiran yang baik" seru Blo'on.
"Tetapi ternyata selir atau Lo Kui-hui itu sakit hati
kepadaku. Diam2 dia telah mengadu kepada baginda bahwa
aku telah berlaku kurang ajar kepadanya. Berani masuk
kedalam kamar Lo kui-hui dikala Lo kui hui sedang mandi."
„O." desuh Blo'on.
"Baginda sangat mencintai Lo kui-hui. Selain muda dan
cantik memang Lo Kui-hui itu pandai menyanyi dan
menggubah syair, memetik harpa dan pandai sekali
mengambil hati baginda".
"Adakah baginda percaya pada pengaduan Lo kui-hui itu ?"
tanya Blo'on.
"Sangat percaya" sahut Gui thaykam dengan geram, "aku
segera ditangkap dan dititahkan supaya kelaminku dipotong.
Sejak itu aku menjadi seorang kebiri dalam istana. Harapan
untuk menikah dengan dayang kekasihku itupun lenyap.
Karena putus asa, kekasihku itu bunuh diri"
"O, kasihan benar" seru Blo'on. "mengapa tayjin tak ikut
bunuh diri saja ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Sebenarnya saat itu akupun mempunyai pikiran begitu",
kata Gui thaykam, "tetapi pada lain pertimbangan, kuputuskan
aku harus hidup terus untuk membalas sakit hatiku dan
kematian kekasihku itu. Oleh karena itu aku tetap hidup
sampai sekarang. Akupun diam2 melakukan rencanaku.
Mengumpulkan harta untuk kugunakan apabila sewaktu2
baginda wafat dan kerajaan timbul perobahan".
"Dan tayjin lalu bekerja-sama dengan Cian-bin-long kun itu
?*
"Ya, dialah yang kupercaya untuk menyimpan harta itu
disebuah pulau yang tak diketahui orang." kata Gui tbaykam,
"tetapi ternyata dia seorang yang tak dapat menyimpan
rahasia. Utti Siang dan engkau dan mungkin banyak orang,
telah mengtahui ranasia itu. Kalau baginda mendengar hal itu,
aku pasti dihukum mati. Karena itu dia dan mereka2 yang
tahu rahasia itu harus dilenyapkan".
"Ya, memang" Blo'on mengangkat bahu, "tetapi apa daya ?"
"Daya selalu ada," kata Gui thaykam. "hanya seperti telah
kukatakan tadi, asal engkau benar2 mau setia kerjaasama
dengan aku."
"Sebelum menyatakan setuju atau tidak, lebih dahulu ingin
kudengar apa yang tayjin maksudkan dengan daya itu."
"Begini" kata Gui thaykam, "waktu kerajaan Lam Song
jatuh, banyak sekali kitab2 pusaka yang diangkut oleh Kubilai
Khan atau baginda Goan tiau ke kotaraja Pakkhia. Kudengar
diantaranya terdapat banyak kitab pusaka ilmu kepandaian
silat yang sakti".
"O”. desuh Blo'on, "dimanakah sekarang kitab2 pusaka itu
disimpan?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Di kuil Kuning."
"Lalu maksud tayjin ?"
"Asal engkau mendapatkan salah sebuah kitab pusaka yang
berisi ilmu kesaktian, engkau tentu dapat mengalahkan Cianbin-
long-kun … eh, kabarnya Cian bin long-kun itu mempunyai
seorang guru, lhama dari Tibet yang sakti. Tetapi tak apa
kuyakin kitab pusaka itu tentu ada yang mengandung ilmu
ajaran yang sakti."
“Kata orang, ilmu silat itu tiada batasnya," sambut Blo'on.
"Bagaimana," tanya Gui thaykam, "apakah engkau setuju
apabila mendapat kesempatan untuk mempelajari salah
sebuah kitab pusaka itu?”
Blo'on tertegun. Sesungguhnya ia tak senang belajar silat.
Sejak dulu sampai sekarang. Tetapi ia pikir, jika kitab pusaka
itu tetap berada dalam Kuil Kuning, tentu tiada gunanya. Dan
lagi itu memang bukan milik kerajaan yang sekarang
melainkan milik kerajaan Hong.
Tiba2 ia teringar bahwa Sian-li telah berjanji untuk
melakukan permintaan kakek penjaga istana di bawah laut.
Yalah hendak memperjuangkan cita2 kerajaan Song. Alangkah
baiknya apabila kitab pusaka itu ia berikan kepada Sian-li.
"Baik, tayjin," sahut Blo'on setelah mendapat pikiran begitu,
"aku setuju. Lalu bagaimanakah caranya aku dapat mengambil
kitab itu ?"
"Tentu saja harus membawa suratku," kata Gui thaykam. Ia
suruh Blo'on menunggu, karena ia hendak masuk untuk
mempersiapkan surat kepada paderi penjaga Kuil Kuning itu.
Setelah menerima surat, Blo'on segera mintadiri. Gui
thaykampun segera masuk untuk beristirahat.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Belum berapa lama ia duduk, tiba2 muncullah bujang
penjaga pintu lagi.
"Tayjin. diluar telah menunggu seorang prajurit Gi-limkun."
kata bujang itu.
"Prajurit Gilim-kun lagi ? Mengapa yang datang hanya
prajurit G-lim kun saja ?" Gui thaykam berbangkit dan
melangkah keluar.
Tetapi baru melangkah dari pintu kamar, tiba2 ia rasakan
kepalanya telah dipukul orang sekeras2nya. Pruk .....
Thaykam itu rubuh tak ingat orang lagi. Ternyata yang
memukul itu adalah bujang tadi. Bujang itu tertegun dan
sebentar memandang Gui thaykam sebentar memeriksa
tangannya.
"Aneh, mengapa sekali pukul ia sudah pingsan?" gumam
bujang itu, "ah, jangan2 thaykam ini hanya pura2 saja ... "
Prak ... ia menabok kepala Gui thaykam lagi. Gui thaykam
makin lelap dalam pingsannya.
"Hm." thaykam ini harus diberi pelajaran yang sesuai." kata
bujang itu Ia menyeret tubuh Gui thaykam kedalam kamar.
Kedua tangan dan kaki thaykam itu diikat kencang2 pada kaki
ranjang, mulutnya disumbat dengan kain robekan kelambu.
Setelah itu baru ia tanggalkan pakaiannya sebagai bujang dan
kembali dalam pakaian seorang prajurit Gi lim-kun. Ah,
ternyata ia adalah Blo'on.
Sangguh di luar dugaan bahwa Blo’on mempunyai akal
untuk meringkus Gui thaykam. Setelah keluar dan gedung
kediaman thaykam itu, ia tak langsung menuju ke Kuil Kuning
melainkan berhenti dau bersembunyi di balik sebatang pohon.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Setelah beberapa saat kemudian ia menuju kembali ke
gedung thaykam itu dan mengetuk pintu. Ketika bujang
membukakan pintu, tanpa berkata apa2 Blo'on terus
menampar mukanya. Bujang itu menjerit dan dan rubuh dan
tak sadarkan diri.
Blo'on melucuti pakaian bujang itu dan memakainya untuk
menemui Gui thaykam. Setelah bertemu, iapun menghantam
kepala thaykam itu sampai pingsan.
Demikian setelah membereskan Gui thaykam Blo'on lalu
bergegas keluar dari istana. Berkat mengenakan sebagai
prajurit Gi-lim-kun dan membawa surat dari Gui thaykam,
dapatlah dengan mudah ia lolos dari pertanyaan para penjaga
pintu Istana.,
Setelah bertanya pada seseorang yang dijumpainya di jalan
akhirnya dapat ia mencapai Kuil Kuning itu.
Kepala kuil itu seorang imam tua. Namanya Thiat Bok tojin.
Dia seorang imam yang berilmu tinggi. Sudah tiga turunan dia
menjadi paderi penunggu Kuil Kuning. Pada jaman baginda
Goan-sicou atau Kubilai Khan, baginda telah menitahkan
seorang paderi Ihama dari Mongol untuk menunggu kuil itu.
Kemudian paderi itu meninggal lalu puteranya yang
menggantikan.
Memang aneh kedengarannya bahwa seorang paderi
mempunyai putera. Tetapi Ihama itu memang menganut
suatu agama aliran tersendiri. Beda dengan kaum lhama di
Mongol maupun di Tibet yang menganut agama Buddha aliran
Mahayana dan Hinayana, Dia lebih banyak cenderung
menganut ajaran Syiwa.
Dan suatu keanehan lagi dari agama yang dianutnya itu.
Dia boleh menikah. Tetapi kalau sampai tak punya anak, maka
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
dia harus bunuh diri. Pun kalau punya anak tetapi anak
perempuan, isteri dan anaknya itu harus dibunuh. Dan setelah
mempunyai seorang anak lelaki, isterinya harus diceraikan.
Thiat Bak tojin atau paderi Kayu Besi, mendapat pelajaran
ilmu kesaktian dari ayahnya almarhum. Ilmu itu warisan
pusaka dari mendiang ayah, kakek dan moyangnya. Semua
keturunan padri itu memakai nama Bok. Kakeknya bernama
Kim Bok atau Kayu Emas, ayahnya bernama Thong Bok atau
Kayu Tembaga dan dia bernama Thiat Bok artinya Kayu Besi.
Sebenarnya Thiat Bok sudah pernah menikah dan punya
seorang anak lelaki. Tetapi isterinya yang diceraikan itu, sakit
hati lalu bunuh diri. Ketika Ang Bok, demikian nama anak itu,
sudah berusia delapan tahun, dia tahu bagaimana nasib
ibunya yang mengenaskan itu, dia marah lalu minggat dari kuil
itu.
Thiat Bok tojin terlongorg-longong ketika berhadapan
dengan Blo'on.
"Siapa engkau ?" tegurnya beberapa saat kemudian.
"Aku ?" balas Bloon, "aku disuruh .....
"Oh. Ang Bok ... " tiba2 paderi itu berteriak dan terus
memeluk Blo’on.
Karena tak menduga-duga, Blo'on terdekap dalam pelukan
paderi itu. Ngok, ngok …..
"Hasssying !" Blo'on berbangkis keras2. Ternyata Thiat Bok
tojin telah mencium muka Blo'on. Karena kumis tojin itu
menusuk ke dalam lubang hidung Blo'on, pemuda itu
berbangkis seketika.
Ingus cair dari hidung Blo'on menyambar muka Thiat Bok
sehingga paderi itu terpaksa ngusapnya dengan lengan jubah.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Oh, Ang Bok, engkau sudah besar…” kembali tojin itu
memeluk Bloon lalu memegang kuncir anak itu.
"Aduh , . , !"
"Aduh , ... !"
Terdengar dua buah jeritan keras yang mengumandangkan
rasa kejut dan sakit. Yang pertama dari mulut Blo'on. Thiat
Bok tojin menarik kuncir Blo'on yang tinggal satu itu.
Sebenarnya ia hendak mengunjukkan rasa mesra tetapi
karena batinnya diliputi oleh ketegangan, iapun menarik
dengan menggunakan tenaga. Akibatnya kepala Blo’on seperti
dicopot kulitrya. la menjerit kesakitann serentak ia menggigit
juga tangan tojin itu. Maka meluncurlah jeritan kedua dari
mulut Thiat Bok tojin karena kesakitan.
"Mengapa engkau menarik rambutku ?”, teriak Blo’on
seraya deliki mata.
"Ah, Ang Bot, sudah begini besar mengapa engkau masih
terus memelihara kuncir seperti dulu?" kata Thiat Bok tojin
dengan tersenyum.
"Apa katamu ? Siapa Ang Bok itu ?"
"Bukankah engkau ini Ang Bok?”
Blo'on tertawa mengekeh : "Heh, heh, siapakah Ang Bok itu
? Da manusia atau bukan ?"
"Ah, celaka anak ini" seru Thiat Bok tojin "mengapa
namamu sendiri engkau tak tahu ?*
"Aku bernama Arg Bok ?" Bloon mendelik
"Ah. bagaimana engkau ini. Mengapa engkau berobah aneh
sekarang. Padahal dulu engkau seorang anak yang cerdas dan
pintar, mengapa sekarang engkau begitu blo'on"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Gila. kiranya engkau sudah kenal namaku Mengapa masih
memanggil Ang Bok !"
"Ang Bok itu kan namamu "
"Bukan !" teriak Blo'on, "aku bukan Ang Bok, Aku Bloon "
Thiat Bok tojin terbeliak. Matanya menyalang lebar2 tetapi
pada lain saat ia tertawa : "Ah kulihat memang engkau banyak
berobah. Tak apalah, nanti pe-laban2 engkau tentu akan
sadar".
Blo'on menyengir.
"Mari kita duduk bercakap2 di dalam" Thiat Bok tojin segera
memegang tangan Bloon, lalu dituntunnya masuk. Bloon
diajak duduk didalam sebuah ruang yang bersih.
"Ang Bok, kemanakah engkau selama belasan tahun ini ?”
Thiat Bok mulai bertanya.
Blo'on melongo, serunya : "Aku bukan Ang Bok, jangan
panggil dengan nama itu"
Thiat Bok tojin kerutkan kening lalu tersenyum : "Baiklah,
Blo'on, akan kupanggilmu dengan nama itu. Apakah artinya
nama, yang penting aku sudah menemukan engkau lagi".
Kemudian ia ulangi pertanyaannya tadi.
"Aku berkelana ke-mana2" sahut Blo'on,
Ia menjawab menurut apa yang telah dialami selama ini.
Tetapi celakanya, jawaban itu sesuai dengan apa yang
ditanyakan Thiat Bok tojin.
"O, Ang Bok." kata Thiat Bok tojin, "engkau tentu
menyalahkan aku berlaku kejam terhadap mamahmu. Tetapi
aku tak dapat berbuat apa2. Memang bigitulah peraturan dari
aliran agama kita. Engkaupun kelak harus berbuat begitu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Blo'on makin melongo, serunya : "Berbuat bagairnana ?"
"Kelak engkau harus beristri. Kalau isteri-mu tak dapat
melahirkan anak, engkau harus bunuh diri ... "
"Gila !" seru Blo'on.
"Kalau isterimu melahirkan tetapi anaknya pirempuan.
bunuh mereka ... "
"Edan !" Blo'on berseru lebih keras.
"Kalau isterimu melahirkan anak laki, ceraikan isterimu itu
dan ambillah anaknya ... "
"Bedebah”. Blo'on menjerit sekuatnya sehingga Thiat Bok
tojin melonjak kaget.
"Eh, mengapa engkau ini ?" tanyanya.
"Siapa yang engkau suruh beristeri itu ?"
"Engkau."
"Tidaaakkk !" Blo'on menjerit.
"Lho, engkau ini bagaimana” kata Thiat Bok tojin.
"bagaimana engkau akan mempunyai keturunan kalau engkau
tidak beristeri ?"
"Eh. tojin, engkau ini waras atau gila ?' tiba2 Blo'on deliki
mata.
"Ah, janganlah engkau berlaku kurang adat terhadap
ayahmu Ang Bok."
"Hah ? Siapa ayahku ? Engkau ?" Blo’on mendelik.
"Ya. mungkin engkau lupa karena sudah dua belas tahun
engkau pergi. Tetapi aku tak lupa. Sejak kecil rambutmu
memang dibuat begitu…“
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Bukan ... ! Aku bukan anakmu ! Aku tidak sudi mempunyai
ayah seperti engkau!" Blo’on berteriak seperti orang gila.
Thiat Bok tojin menghela napas dan geleng-geleng kepala.
Ia tetap menyangka bahwa Blo’on yang dalam pandangannya
adalah Ang Bok, tentu masih marah kepadanya.
"Ya, ya, baiklah, aku takkan memaksa engkau" katanya
sesaat kemudian, "lalu apakah maksud kedatanganmu kemari
?"
"Aku disuruh Gui thaykam untuk menyerahkan surat."
"Gui thaykam ? Apakah engkau bekerja ke padanya ?"
"Tidak ... ah, pokoknya, terimalah surat dari Gui thaykam."
kaia Blo'on seraya menyerahkan surat dari Gui thaykam.
Thiat Bok tojin menyambutl dan membaca.
"O, baik," kata paderi Itu dengan tertawa gembira.
"sekalipun Gui thaykam tak menyuruh begini, akupun tetap
hendak memberimu kitab pusaka yang paling berharga dalam
kuil ini."
“Mengapa ?" tanya Blo'on melongo.
"Karena ... '. karena engkau adalah Ang Bok".
"Tidak I Aku tidak sudi menerima kitab pusaka itu !"
"Eh, mengapa engkau ini ?"
"Karena kalau menerima aku lantas jadi Ang Bok anakmu,"
kata Blo’on seraya terus berbangkit, "sudahlah, aku hendak
pergi".
"Hai !" Thiat Bok tojin terkejut dan buru2 mencegah, "lalu
bagaimana dengan kitab pusaka yang diperintahkan Gui
thaykam iiu ?*
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Antarkan sendiri kepadanya Aku hendak pergi merantau
lagi" Blo'on terus hendak angkat kaki.
"Jangan," cepat Thiat Bok menghadang, "jangan engkau
pergi lagi. Baiklah, kalau engkau tak mau kupanggil Ang Bok,
akupun tak memaksa, tetapi engkau harus melakukan perintah
Gui thaykam. Akan kupilihkan sebuah kitab dari kerajaan Song
yang sekarang sudah tak ada keduanya lagi dalam dunia.
Kitab pusaka itu berisi pelajaran ilmu tutukan jari yang luar
biasa."
Blo'on tetap menolak: "Tidak, aku tak mau meterima kitab
pemberianmu. Berikan saja kepada raja."
Thiat Bok mendapat kesan bahwa pemuda itu agak kurang
waras pikirannya. Ia mengeluh. Kalau anaknya mempunyai
penyakit, wah, kelak tentu tak dapat melanjutikan menjaga
kuil itu. Kalau memang anak itu gila, harus diobati.
“Begini saja" katanya, 'aku tak memaksa engkau menerima
kitab itu. Tetapi akan kuajak engkau melihat lihat dulu
perpustakaan kitab pusaka itu. Selain dari kerajaan Song, juga
dari kerajaan Tong dan bahkan Han. Banyak sekali kitab2
kuno yang berisi ilmu pelajaran yang sekarang sudah jarang
terdapat di dunia lagi".
Blo'on tertegun. Ia teringat akan sumoaynya Sian-li. Agar
Sian-li dapat melaksanakan janjinya kepada kakek penunggu
istana Kay te-kiong, dia harus memiliki kepandaian ilmu silat
yang sakti.
"Baiklah, " akhirnya Blo'on lunak juga hatinya, "aku ingin
melihat-lihat".
Thiat Bok tojin segera metnbawanya ke sebuah ruang
sembahyang. Tetapi ruang itu tak terdapat apa2, kecuali
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
sebuah meja sembahyang terbuat dari batu marmer putih dan
beberapa arca dewa2.
Thiat Bok tojin menyulut dupa lalu berlutut di depan meja
arca. Setelah itu ia berbangkit lalu mendorong salah sebuah
arca. Terdengar bunyi berderak-derak dan meja marmer putih
itupun mulai bergerak-gerak ke samping. Akhirnya terbukalah
sebuah lubang.
"Hayo, kita masuk", kata Thiat Bok tojin teraya mendahului
turun ke titian batu yang merun ke bawah.
Ternyata ruang perpustakaan yang menyimpan berbagai
kitab pusaka kuna berada di sebuah ruang dibawah tanah.
Baginda tahu bahwa kitab2 pusaka itu sudah tiada lagi di
dunia maka baginda khusus menitahkan membuat sebuah
ruang dibawah tanah yang hanya dapat dibuka dan ditutup
dengan sebuah alat rahasia.
Blo'on hanya melongo ketika melihat beberapa rak lemari
yang penuh dengan kitab2.
“Cobalah engkau pilih sendiri." kata Thiat Bok tojin.
Sedangkan diapun memilih sebuah kitab pusaka yang berisi
ilmu tutukan jari.
Tak berapa lama, tojin itu mengambil sebuah kitab yang
kulitnya terbuat dari sutera kuning.
"Inilah kitab pusaka yang hendak kuberikan kepadamu itu,
Judulnya It-ci-coat-sin-kang atau ilmu tutukan Sebuah Jari
yang tak ada tandingnya di dunia.
"Hanya dengan sebuah jari?" tanya Blo'on Thiat Bok tojm
mengangguk : "Ya, hanya dengan tutukan sebuah jari, lawan
tentu sudah rubuh. Ilmu itu sudah jarang terdapat dalam
dunia persilatan. Jika engkau dapat memahami kitab pusaka
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
itu, kelak engkau tentu menjadi seorang tokoh persilatan yang
tiada lawannya".
Blo'on geleng2 kepala : "Sayang, aku tak suka belajar
ilmusitat. Karena orang yang mengerti ilmusilat tentu akan
sombong dan menganggap diriaya paling sakti lalu mencari2
musuh."
"Ya, memang agak benar." kata Thiat Bok tojin, "tetapi
sesungguhnya orang yang benar2 mengerti ilmusilat tinggi,
bahkan tak suka berkelahi dan tak mau menonjolkan diri.
Hanya mereka yang kepandaiannya baru setengah matang
tentu suka membanggakan diri. Tetapi engkau harus ingat.
Hidup dalam jaman ini, orang harus mengerti ilmu silat untuk
membela diri. Kalau tidak tentu sering dipermainkan orang."
"Pokoknya aku tak mau belajar silat !" tukas Blo'on.
Thiat Bok tojin menghela napas.
"Ya, pengalamanlah yang akan menyadarkan pikiranmu.
Memang sukar dipaksa untuk belajar sesuatu apabila orang
tak tahu kepentingannya. Kitab pusaka It-ci coat sln kang ini,
harap engkau terima dan haturkan kepada thaykam. Sebagai
terimu kasihku atas bantuanmu, silahkan engkau memilih kitab
mana yang engkau kehendaki."
"Ah, buat apa ?"
"Eh, engkau ini bagaimana. Semua kitab pusaka disini
berjumlah sepuluh ribu. Berasal dari berbagai jaman dan berisi
berbagai macam ilmu pengobatan, silat, barisan, senjata
gelap, Ya. pokoknya, banyak yang sekarang ini sudah tak
terdapat di dunia. Pilihlah, mungkin berguna kepadamu. Kalau
engkau tak suka belajar silat, pilih saja ilmu pengobatan,
Engkau dapat menolong orang berbuat kebaikan kepada
rakyat".
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Pikir2 Blo'on merasa ucapan paderi Thiat Bok itu memang
benar juga. Kalau ia dapat mengerti ilmu obat-obatan, ia
dapat menolong orang yang menderita sakit.
"Ya." akhirnya ia mengalah, "pilihkan saja yang mana."
Diam2 Thiat Bok tojinu telah merencanakan. Dia
menghendaki agar 'puteranya' itu memiliki ilmu sitat yang
lihay. Maka segera ia menghampiri kasimpanan kitab pusaka
ilmusilat dan mengambil sekenanya. Pikirnya, apapun yang
diambilnya itu tentu memuat ilmu silat yang sakti".
"Inilah", katanya seraya menyerahkan kitab pusaka itu,
"apabila engkau tekun mempelajari, engkau tentu akan
menjadi dewa penolong manusia yang termasyhur."
Tanpa banyak bicara Blo'onpun menyambuti kitab tipis dan
kecil itu lalu disimpan dalam bajunya.
Ketika keluar dari ruang rahasia itu, sekonyong-konyong
diluar terdengar derap langkah beberapa belas oraag dan
pada lain saat pintu kuil pan segera di debur.
"Buka pintu" teriak seseorang dengan nada keras
Thiat Bok tojin segera membuka pintu. Ia terkejut ketika
melihat diluar pintu kuil telah siap berjajar-jajar puluhan
prajurit Gi-lim-kun dengan senjata terhunus.
"Maaf tojin, kami hendak menangkap seorang pemuda yang
menyaru jadi prajurit Gi-lim kun, Dimanakah dia sekarang ?"
Thiat Bok tojin terbeliak ....
^oo0dw0oo^
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Jilid 28
Tabib blo'on.
Setelah termangu sesaat, Thiat Bok tojinpun segera
menyadari siapa yang dimaksud sebagai prajurit Gi-lim-kun
palsu itu, tentulah pemuda Blo’on yang berada dalam ruang
kuil itu.
Ia heran mengapa pemuda itu seorang prajurit Gi-lim-kun
palsu. Bukankah tadi dia mengatakan kalau diutus oleh Gui
thaykam?
"Wisu* kata kepala kuil Kuning itu" pinto percaya bahwa
sicu sekalian sebagai prajurit Gi-lim-kun tahu akan peraturan
dalam keraton.”
"Uh, mengenai soal apa ?" tanya kepala kelompok Gi lim
kun itu.
"Bahwa Kuil Kuning ini merupakan tempat suci penyimpan
kitab2 pusaka jaman dahulu. Oleh karena itu, baginda telah
mengeluarkan firman tak boleh setiap orang datang kemari
tanpa membawa surat jalan dan baginda."
"Tetapi kami diperintah oleh Gui thaykam !”, seru prajurit
Gi-lim kun itu.
"Mana surat perintahnya?" tanya Thiat Bok tojin.
Kembali prajurit Gi-Hm-kun itu termangu2.
"Kami hanya mendapat perintah dari Hong ciangkun bahwa
atas perintah Gui thaykam, kami disuruh menangkap seorang
prajurit Gi-lim-kun palsu yang menuju ke Kuil Kuning," katanya
sesaat kemudian.
"Disini tak ada prajurit Gi-lim-kun palsu,"! jawab kepala Kuil
Kuning itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Prajurit Gi lim kun kerutkan kening, bersangsi.
"Ah, tak mungkin Gui thaykam keliru memberi perintah"
katanya.
"Apa kata Gui thaykam ?" tanya Thiat Bok
"Gui thaykam mengatakan bahwa dialah yang menyuruh
prajurit palsu itu ke Kuil Kuning untuk mengambil kitab
pusaka".
Tiba2 Thiat Bok tojin tertawa:
"Aneh. aneh," serunya, "jika Gui thaykam sendiri yang
menyuruh, mengapa sekarang dia hendak menangkapnya ?"
"Karena tahu bahwa prajurit itu palsu !"
"Kalau tahu prajurit itu palsu, mengapa masih diperintah
mengambil kitab pusaka ke Kuil Kuning ?" Thiat Bok tojin balas
bertanya.
“Akh, prajurit itu mendesuh, "sebelumnya tentulah Gui
thaykam tak tahu kalau prajurit itu palsu."
"Itu urusan Gui thaykam," Thiat Bok tojin mengangkat
bahu.
Prajurit Gi-lim-kun itu heran. Mengapa kepala Kuil Kuning
sedemikian getas sikapnya. Pada hal yang memerintahkan
kelompok Gi-lim-kun mencari ke Kuil Kuning itu adalah Hong
ciangkun yang menerima perintah dari Gui thaykam.
"Thiat totiang" kata kepala kelompok prajurit Gi-lim-kun itu
pula. Rupanya ia paksakan diri untuk berlaku sabar, "kami
hanya diperintah oleh Gui thaykam dan Hong ciangkun. Sudah
tentu perintah itu harus kami laksanakan sebaik-baiknya. Jika
totiang tak keberatan kami mohon izin untuk memeriksa
kedalam kuil."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Thiat Bok tojin tertawa dingin.
"Itu sama saja engkau hendak menghina aku".
"Tidak totiang."
"Sudah kukatakan prajurit palsu itu tak berada di kuil
Kuning ini, untuk apa engkau masih hendak menggeledah kuil
? Apakah itu bukan berarti tak percaya kepada omonganku ?"
"Tetapi jika totiang berkata dengan sejujurnya, apakah
keberatan totiang untuk mengizinkan kami memeriksa ke
dalam kuil ?" prajurit itu mengembalikan pertanyaan.
Thiat Bok tojin kerutkan alis.
"Sudah kukatakan bahwa Kuil Kuning itu langsung di bawah
penilikan baginda. Setiap orang yang hendak masuk ke kuil ini
harus membawa surat dari baginda. Tetapi engkau tak
memenuhi syarat itu terpaksa kutolak. Lalu engkau hendak
mohon memeriksa kuil. Eh, aturan macam apakah ini ?”
"Tugas yang mewajibkan begitu" balas prajurit Gi-lim-kun
"jika totiang menolak, maaf, terpaksa kamipun hendak
melanjutkan pemeriksaan”.
"Baik, cobalah kalau kalian mampu"
Setiap anggota prajurit Gi lim-kun tentu terpilih dari jago2
silat yang memiliki kepandaian tinggi. Demikian juga dengan
kepala kelompok Gi-lim-kun itu. Dia bernama Ui Pok bergelar
Tombak angin. Dahulu seorang penyamun yang termasyhur
dari daerah Kwan-gwa atau perbatasan.
"Baik, totiang aku terpaksa akan berlaku kurang hormat"
kata Ui Pok seraya melangkah maju. Tombak tetap dipegang
dalam tangan kanan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Berhenti" tiba2 Thiat Bok tojin songsongkan tangan
kanannya kemuka.
Ui Pok terkejut ketika rasakan tubuhnya dilanda oleh
segulung angin tenaga yang kuat hingga ia berhenti.
Untunglah sebelumnya ia sudah kerahkan tenaga-dalam
untuk melindungi tubuhnya. Namun tak urung gemetarlah
badannya, ketika terlanda gerakan tangan kepala Kuil Kuning
itu.
"Maaf totiang," tiba2 Ui Pok mengangkat tombak lalu
dengan gerak secepat kilat menusuk tangan tojin itu.
Dan ketika Thiat Bok tojin menarik pulang tangannya, Ui
Pokpun sudan menyusuli pula dengan tutukan ke kaki orang
tua Itu.
Betapapun ia tak mau melakukan serangan maut.
Maksudnya cukup untuk melukai sedikit anggauta tubuh tojin
itu.
Tetapi diluar dugaan tusukan tombak Ui Pok itu hanya
mengenai lantai dan sebelum ia sempat menarik pulang
tombak, tiba2 Thiat Bok tojin meluncur turun, menginjak
ujung tombak itu.
Krak .....
Putuslah ujung tombak Ui Pok. Seketika kepala kelompok
prajurit Gi-lim-kun itu pucat wajahnya. Sudah berpuluh tahun
ia mengangkat nama dengan tombak sakti itu tetapi kini
dalam sekall dua kali gebrak saja, tombak itu sudah
dipatahkan oleh Thiat Bok tojin.
"Serang " serentak ia berteriak memberi perintah kepada
anakbuahnya. Bagaikan tawon keluar dari sarangnya,
beberapa prajuril Gi lim-kun segera berhamburan menyerang
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Thiat Bok tojin. Tapi kepala Kuil Kuning itu tak gentar. la
menghadapi mereka dengan tenang.
Namun sesungguhnya Thiat Bok tojin mempunyai
pertimbangan tersendiri. Pertama, ia memang merasa telah
mempersulit tugas kelompok Gi-lim-kun. Ia mengatakan
prajurit palsu itu tak berada dalam kuil, pada hal ada. Tetapi ia
tak mau menyerahkan pemuda itu karena percaya bahwa
pemuda itu adalah puteranya yang hilang dahulu.
Maka Thiat Bok tojin mengambil pertimbangan, tetap
melindungi Bloon tetapipun tidak mau melukai para prajurit Gi
-lim-kun itu. Dengan demikian walaupun ia sebenarnya dapat
mengalahkan tetapi terpaksa ia tak mau melancarkan
serangan sungguh2.
Setelah beberapa waktu pertempuran itu tak memberi hasil
suatu apa, tiba2 Thiat Bok tojin berseru :
"Berhenti "
Rupanya prajurit2 Gi-lim-kun itu masih mengindahkan juga
kepada kepala Kuil Kuning. Apalagi dalam pertempuran itu,
mereka menyadari bahwa Thiat Bok itu memang seorang
imam yang berilmu tinggi. Serempak mereka hentikan
serangannya.
"Aku hendak bertanya" seru Thiat Bok.
"Silahkan totiang"
"Mengapa prajurit palsu itu hendak ditangkap?" seru Thiat
Bok tojin.
"Menurut keterangan Hong ciangkun, prajurit palsu itu telah
mencekik Gui thay , ... "
"Hai !" Thiat Bok tojin menukas kaget, "ia berani mencekik
Gui thaykam ? Apakah Gui thaykam mati ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tidak." sahut kepala dari kelompok Gi-lim-kun itu. "hanya
pingsan lalu diikatlah tubuh Gui thaykam dengan tali".
"Mengapa dia melakukan hal itu ?" seru ke pala Kuil Kuning
sambil kerutkan dahi.
“Entahlah, totiang." sahut prajurit itu.
"Goblok !" tiba2 terdengar sebuah seruan yang memaki
prajurit itu.
Thiat Bok tojin dan sekalian prajurit Gi lim kun tersentak
kaget dan serempak berpaling kebelakang.
"Wahai ! Dari pintu Kuil Kuning muncul keluar seorang
prajurit Gi lim kun yang gundul. Pakaiannya seperti Gi Iim kun
tetapi tak mengenakan topi. Sedang kepalanyapun gundul,
memelihara sebatang kuncir di atas kepala samping kanan.
"Engkau ... !" teriak Thiat Bok tojin seperti disambar petir
kejutnya.
"Hai itu dia yang kita cari !" teriak kepala prajurit Gi lim kun
seraya lari menghampiri.
"Hai.... mengapa totiang ?" tiba2 Ui Pok kepala kelompok
Gi-lim-kun itu memekik kaget ketika Thiat Bok tojin
menghadang jalannya.
"Selama dia masih berada dalam kuil, aku tak mangizinkan
engkau menangkapnya. Kecuali engkau membawa surat
firman dari baginda" kata Thiat Bok tojin dengan wajah sarat.
Ui Pok meeyeringai. "Hm, rupanya tojin memang hendak
melindungi orang itu.”
"Siapa bilang ?" tiba2 prajurit Gi-lim-kun yang aneh atau
bukan lain Blo'on itu berseru seraya melangkah menghampiri
ke tempat mereka, "mau apa kalian ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Thiat Bok tojin makin kelabakan. Dia telah berusaha
setengah mati untuk melindung tetapi anak itu malah nongol
dan cari gara2.
"Kami diperintankan Hong ciangkun untuk menangkapmu."
seru Ui Pok.
"Mengapa ?” tanya Blo’on.
"Karena engkau telah menganiaya Gui thay kam !"
"Menganiaya ?" Blo'on menegas, "engkau memang prajurit
gila. Justeru aku malah membantu baginda untuk menangkap
seorang hianat, mengapa malah hendak ditangkap ?"
Ui Pot terkejut : "Panghianat ? Siapa yang engkau sebut
penghianat itu ?"
"Gui tkaykam !” seru Blo'on.
Ui Pok terkejut sampai menyurut mundur setengah langkah.
Demikian pula Thiat Bok tojin. Dia terlongong-longong.
"Jangan banyak mulut !" sesaat kemudian prajurit Gi-lim
kun itu membentak keras dan terus maju.
"Jangan !" kembali Thiat Bok tojin lintangkan tangannya
mencegah.
Ui Pak kerutkan dahi : Ei, mengapa totiang masih
menghalangi pekerjaanku ? Adakah totiang tak takut akan
terlibat dalam perkara ini?
“Terlibat bagaimana ?”
"Totiang mengatakan kalau tak ada seorang prajurit palsu
yang datang ke kuil iini. Tetapi ternyata memang ada. Itupun
masih ditambah pula totiang hendak menghalangi tugas yang
kami terima dari Gui thaykam untuk menangkap dia !”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Telah kukatakan", sahut Thiat Bok tojin, bahwa Kuil Kuning
ini langsung dibawah perintah baginda. Tak peduli siapapun
juga, jika tak membawa surat firman dari baginda, tak
dibenarkan masuk ke kuil."
"Hmm, terlalu keras kepala benar totiang ini", dengus Ui
Pok. Namun ia tak berani bertindak sembarangan karena tahu
bahwa imam kepala Kuil Kuning itu sakti sekali.
Tiba2 ia menghampiri anakbuahnya dan memberi perintah
dangan bisik2. Merekapun segera berpencar diri untuk
mengepung kuil itu.
"Baiklah totiang," kata Ui Pok kepada kepala Kuil Kuning,
silahkan totiang masuk".
"Hm, kalian hendak mengepung Kuil Kuning ini? Apa
maksudmu ?" tanya Thiat Bok tojin.
"Totiang, kita adalah sama2 mengabdi kepada kerajaan.
Wajiblah kalau kita saling menghormati hak dan kewajiban
masing2", kata Ui Pok, "totiang berkeras meminta surat
perintah dari baginda, baiklah, karena Hong ciangkun memang
tak memberi, kamipun tak dapat mengunjukkan surat perintah
itu. Oleh karena itu kamipun menghormati kewajiban totiang
dan takkan masuk kedalam kuil."
"Tetapi mengapa kalian mengepung kuil ini?” tanya Thiat
Bok tojin pula.
"Kami akan menunggu di luar kuil. Apabila prajurit palsu itu
keluar dari kuil. maka akan kami tangkap. Dan hal itu sudah
bukan menjadi hak kekuasaan totiang lagi untuk melarang,"
kata Ui Pok.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Thiat Bok tojin kerutkan dahi. Apa yang dikatakan prajurit
Gi-lim-kun itu memang tepat. Tetapi bagaimanapun halnya, ia
tetap akan melindungi 'puteranya’ itu.
Sebelum Thiat Bok tojin sempat mengambil keputusan,
tiba2 Blo’on melangkah keluar di pintu kuil dan berseru :
"Inilah, aku sudah berada di luar kuil, kalau mau
menangkap, silahkan saja,” ia berseru.
Kembali Thiat Bok tojin terkejut, serunya: “Ang Bok ... !"
Kepala kelompok prajurit itu terkesiap. Cepat ia bertanya :
“Totiang, siapakah yang totiang maksudkan Ang Bok itu ?"
Sebelum Thiat Bok menyabut, Blo'on sudah melengking :
"Aku bukan Ang Bok !"
Ui Pok kepala kelompok Gi lim-kun itu bingung.
Dipandangnya Thiat Bok tojin dengan heran. Juga kepala Kuil
Kuning itupun tertegun. Ia tak tahu bagaimana harus
mcncairkan keadaan saat itu.
Ui Pok segera menghampiri kemuka Thian Bok tojin dan
berkata dengan berbisik :
“Totiang siapakah yang totiang sebut dengan nama Ang
Bok itu ?"
Thiat Bok tojin menghela napas. "Apakah prajurit itu ?" Ui
Pok mendesak.
Thiat Bok tojin mengangguk. "O, dia mungkin mempunyai
hubungan dengan totiang ?" tanya pula Ui Pok,
Kembali Thiat Bok tojin mengangguk. "O." Ui Pok tertegun,
"tetapi perintah Gui thaykam terpaksa harus kulaksanakan.
Dalam hal ini kurasa totiang tak perlu kuatir. Mengingat dia
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
masih mempunyai hubungan sama totiang tentulah Gui
thaykam takkan menarik panjang urusan ini.
Thiat Bok tojin merenung.
"Hai, mengapa kailan kasak kusuk seperti orang perempuan
?" seru Blo’on.
Thiat Bok tojin dan Ui Pok terbeliak,
"Aku sedang berunding dengan Thiat Bok tojin untuk
meringankan kesalahanmu,” seru Ui Pok.
"Buat apa ?* seru Blo'on sambil mengangkat kepalanya
keatas. "kalau mau tangkap silahkan tangkap. Tetapi dengan
begitu sudah jelas kalian ini komplotan dari Gui thaykam yang
berhianat itu."
"Sicu." bisik Thiat Bok tojin kepada Ui Pok "Jangan engkau
masukkan dalam hati bicara anak Itu. Dia memang agak aneh
seperti orang yang kurang waras pikirannya."
Ui Pok mengangguk.
"Engkau setuju ? Bagus ... eh, engkau setuju bagaimana?
Hendak menangkap aku atau membantu aku menangkap Gui
thaykam ?" Blo'on lanjutkan ocehannya.
"Sicu," kata Thiat Bok tojin pula, "apabila engkau mau
membantu aku, kuminta engkau membawanya menghadap
kepada baginda. Apabila baginda mengetahui bahwa dia
puteraku, tentulah baginda akan memberi ampun."
Ui Pok mengiakan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
"Hal, mengapa engkau hanya mengangguk-angguk kepala
saja ? Apakah engkau tak dapat bicara?” Blo'on berteriak
makin keras. Bahkan ia menghampiri ke dekat kepala prajurit
Gi-lim-kun itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ang Bok" seru Thiat Bok tojin, "jangan engkau bersikap
keras terhadap si-wi sicu ini. Dia hendak mengantarkan
engkau menghadap baginda. Baginda tentu berkenan
memberi ampun kepadamu".
"Aneh ?" gumam Bloon, "mengapa baginda memberi ampun
kepadaku ?"
"Eh, engkau ..." tiba2 Thiat Bok tojin teringat bahwa
'puteranya’ itu memang agak ling-lung maka ia segera alihkan
nadanya, "ya, dengan memandang mukaku, mudah-mudahan
baginda suka mengampuni segala kesalahanmu."
"Ha, ha, ha ... " tiba2 Blo'on tertawa gelak2 sehingga Thiat
Bok tojin, Ui Pok dan prajurit2 itu melongo.
"Mengapa engkau tertawa ?" tegur Thiat Bok tojin. Sedang
Ui Pokpun diam2 geli karena makin jelas kesannya bahwa
Blo'on itu memang agak sinting.
"Bagaimana baginda dapat memandang mukamu kalau
engkau berada disini ? Dan mengapa setelah memandang
mukamu, baginda lalu memberi ampun kepadaku ?"
Thiat Bok tojin terlongong kemudian geleng2 kepala,
serunya:
"Memandang mukaku bukan berarti melihat wajahku tetapi
maksudnya mengingat aku ini hamba raja yang ditugaskan
menjaga Kuil Kuning, tentulah baginda mau melimpahkan
ampun kepadamu."
"Aneh !" Blo'on berseru pula.
"Aneh ? Apakah engkau kira baginda tak mau mengingat
jasaku selama menjaga Kuil Kuning ini?" seru Thiat Bok tojin.
"Bukan," sahut Blo'on, "soal itu aku tak tahu".
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Lalu apa yang aneh ?"
"Mengapa baginda harus memberi ampun kepadaku ?
Apakah salahku ?"
"Engkau telah mempersakiti Gui thaykam”
"Karena dia seorang penghianat!" serentak Blo'on
menjawab.
"Ah, Ang Bok", Thiat Bok tojin menghela napas, "janganlah
engkau bicara yang tak keruan. Ketahuilah, Gui thaykam itu
seorang thaykam yang paling berpengaruh dalam istana.”
"Aku tak takut kepadanya. Jelas ia hendak bersekongkol
hendak mengangkuti harta kekayaan keraton dengan Cian bin
long- kun, mengapa aku dianggap salah kalau
menangkapnya".
Thiat Bok tojin dan Ui Pok terbelalak mendengar kata2
pemuda itu.
"Bagaimana engkau tahu kalau Gui thaykam bersekongkol
dengan Cian-bin long kun?"
"Sudah tentu tahu" sahut Blo'on. "dia sendiri bilang
kepadaku tentang rencananya untuk mengangkuti harta
kekayaan kerajaan. Itulah sebabnya dia kubekuk dan kuikat".
"Lalu apa maksudmu berbuat begitu ?” tanya Thiat Bok
tojin.
"Akan kubawa kepada baginda supaya diadili.”
Thiat Bok tojin dan Ui Pok terkejut. Tetapi Thiat Bok tojin
segera gunakan ilmu Menyusup suara berkata kepada kepala
prajurit itu :
"Sicu, harap jangan dengarkan omongannya Dan lekas
ajaklah dia menghadap baginda".
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ui Pok memang mempunyai kesan begitu juga. Bagaimana
mungkin Gui thaykam mau membicarakan soal begitu kepada
prajurit palsu itu. Dia hendak melaksanakan permintaan Thiat
Bok tojin tetapi pada lain kilas ia teringat akan tugas. Bahwa
dia diperintahkan Hong ciangkun untuk menangkap dan
membawa prajurit palsu itu kehadapannya. Bukan ke hadapan
raja. Kalau langsung membawanya ke hadapan baginda,
apakah Hong ciangkun tak marah. Bukankah yang berhak
membawa ke dalam keraton itu Hong ciangkun?
"Thiat Bok tojin," katanya dengan suara berbisik, "baiklah
kubawa puteramu itu kepada Hong ciangkun dulu, nanti akan
kusampaikan permintaanmu kepada ciangkun agar puteramu
dapat dihadapkan baginda."
Thiat Bok tojin merenung. Ia kuatlr anak muda yang
dikiranya Ang Bok, akan ngoceh tak keruan sehingga
membikin marah Hong ciangkun dan akhirnya tak dibawa ke
hadapan baginda.
"Baiklah sicu" sesaat kemudian ia berkata, "tetapi engkau
harus memberi jaminan kepadaku. Apabila Hong ciangkun tak
mau membawanya ke hadapan baginda, janganlah Hong
ciangkun menyiksa anak itu. Tetapi harap tunggu sampai ada
keputusan dari baginda. Maukah engkau memberi janji
kepadaku ?"
Ui Pok menimang, kalau terus menerus berdebat dengan
imam kepala Kuil Kuning, tentu takkan habis-habisnya. Lebih
baik ia segera membawa Blo'on kepada Hong ciangkun.
Terserah bagai mana jendral bhayangkara itu akan bertindak.
"Baik, totiang. Aku berjanji akan melaksanakan perintah
totiang," kata Ui Pok, "akan kuhaturkan keterangan kepada
Hong ciangkun, apa hubungan anak itu dengan totiang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Kurasa Hong ciangkun pasti akan meluluskan permintaan
totiang."
Demikian satelah tercapai sepakat maka Ui Pok lalu
membujuk Blo'on supaya ikut masuk kedalam keraton untuk
menghadap baginda.
Blo'on menurut.
Karena tak tahu, Blo’on telah dibawa kehadapan Hong
ciangkun di markas pasukan Gi-lim-kun.
"Inikah orang yang berani menyaru sebagai prajurit palsu
dan menganiaya Gui thaykam ?" tegur Hong ciangkun.
Satelah mendapat jawaban dari Ui Pok maka Hong ciangkun
lalu membentak: Hai bangsat, besar sekali nyalimu berani
menyaru sebagai prajurit Gi-lim-kun dan menganiaya Gui
thaykam !"
"Lho, mengapa engkau memaki aku baginda ?' seru Blo’on.
Mendengar dirinya disebut baginda, Hong ciangkun
tercengang.
"Apakah aku bersalah ? Kalau salah, cobalah baginda
tunjukkan kesalahanku," kata Blo'on
"Baginda ?" gumam Hong ciangkun, "apa engkau gila ?"
"Eh, bukankah engkau ini baginda ?" balas Blo'on.
"Gila !" teriak Hong ciangkun, "siapa bilang aku baginda ?"
"Dia," Blo-on menuding Ui Pok yang mem bawanya tadi.
Merah muka Hong ciangkun. Sebagai seorang Kepala
pasukan Gi-lim-kun, Hong ciangkun itu tinggi kedudukannja.
Kekuasaannya sama dengan menteri. Bahwa dirinya dipanggil
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
baginda timbullah kesan bahwa dirinya hendak dipermainkan
oleh prajurit palsu atau mungkin Ui Pok.
“Ui Pok,. kemari !" teriaknya dengan wajah merah padam.
Kepala kelompok Gi lim kun itu segera tampil ke muka.
"Engkau hendak mengolok-olok diriku, bukan?" hardik Hong
ciangkun.
"Tidak, ciangkun " Ui Pok terbata-bata memberi
keterangan, "sama sakali, hamba tak berani memperolok
ciangkun".
"Mengapa dia menyebut aku baginda kalau bukan engkau
yang memberitahu?"
"Hamba ..."
"Jangan bohong !" tiba- Blo'on Ikut membentak, "engkau
mengatakan kepadaku supaya menghadap baginda raja. Ei,
apakah engkau bukan raja ? Mengapa engkau marah2 ?"
Blo'on malah tanya kepada Hong ciangkun.
"Tutup mulutmu, bangsat !" karena marah jenderal Gi lim
kun itu memaki.
"Siapa yang bangsat ?" Blo'on balas menghardik, "apakah
begitu tingkah seorang raja ? Apakah raja itu suka memakimaki
orang ?*
"Prajurit " teriak Hong ciangkun, "tangkap penjahat itu dan
hukum limapuluh rangketan!”.
Empat orang prajurit segera maju hendak meringkus Blo’on
tetapi begitu mencekal tangan anak itu tetapi tiba2 Blo'on
meronta.. Keempat prajurit itu mencelat sampai beberapa
langkah.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hong ciangkun terkejut. Sebelum ia sempat memberi
perintah, Ui Pok pun sudah loncat menerkam Blo'on. ?
“Ua ... " kepala kelompok Gi-lim-kun itu mengerang dan
tubuhnya terhuyung huyung kebelakang seperti didorong
tenaga kuat. Huaak ... ia muntah darah.
Untuk menebus kesalahannya, Ui Pok memang telah
menggunakan seluruh tenaganya untuk menerkam Blo'on,
Maksudnya sekail terkam ia dapat menguasai anak itu.
Tetapi diluar dugaan, tenaga sakti Ji-ih cia-kang dalam
tubuh Bloon pun memancar. Makin besar Ui Pok menggunakan
tenaga, makin besar pula tenaga-membal dari Ji ih- cin- kang
itu membuatnya terpental dan muntah darah.
Hong ciangkun makin terkejut. Tetapi ketika memandang
Blo'on ternyata pemuda itu hanya terlongong-longong seperti
orang terkejut. Sedikitpun tak mengunjukkan suatu tanda
bahwa dia habis menumpahkan kemarahan.
Tetapi sebagai seorang pimpinan pasukan Gi-lim-kun sudah
tentu ia tak mau kehilangan gengsi dimata anakbuahnya.
"Tangkap !" teriaknya.
Berpuluh-puluh prajurit Gi-lim-kun serempak berhamburan
menyerbu.
Blo'on memang marah. Dia berhasil merubuhkan belasan
prajurit tetapi akhirnya ia dapat juga diringkus dengan tali
rantai.
"Rangket limapuluh kali !" perintah Hong ciangkun.
Seorang prajurit tinggi besar segera maju dengan
membawa tongkat rotan sebesar lengan orang.
Tar ....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Prajurit itu terkejut ketika ujung rotan seperti membentur
gumpalan karet sehingga mental.
Tar ...
Untuk yang kedua kalinya ia mencekal tongkat rotan
dengan kedua tangannya agar jangan sampai tergetar hampir
jatuh seperti tadi. Tetapi akibatnyapun sama. Ujung tongkat
mental lagi sehingga tubuhnya terbawa berkisar ke samping.
Tar ....
"Uh . - , " prajurit itu menjerit tertahan ketika ujung tongkat
putus. Ia terlongong-longong heran. Belum pernah sepanjang
pengalamannya sebagai algojo tukang merangket orang, alat
pemukulnya sampai putus seperti saat itu.
Ia gelagapan ketika seorang prajurit mengantarkan
sebatang tongkat rotan yang baru kepadanya. Segera ia
menyambarnya.
Tar . , . walaupun tangannya tergetar karena hajarannya itu
membentur sekeping karet tebal tetapi prajurit itu tak mau
berhenti. Ia terus menghajar. Tetapi empat lima kali hajaran,
kembali ujung rotan putus lagi.
Belum mencapai sepuluh rangketan, dua batang tongkat
rotan sudah patah. Seorang prajurit kembali memberinya
tongkat rotan baru. Tetapi akibatnya juga begitu.
Ketika mencapai hajaran yang ketiga puluh kali, tujuh
batang tongkat telah putus. Dan pada waktu pukulan yang
keempatpuluh, sepuluh batang tongkat rotan telah habis. Dan
habislah persediaan tongkat rotan itu Gi-lim-kun hanya
menyediakan sepuluh batang tongkat rotan untuk alat
menghajar orang yang bersalah. Rotan itu khusus didatangkan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
dari daerah Biau (Tibet) yang terkenal dengan hasil rotan yang
panjang, besar dan kuat.
Memang selama ini, belum pernah satupun tongkat rotan
itu putus. Biasanya tulang orang yang dihajar itu yang putus.
Peristiwa seperti kali ini benar2 belum pernah terjadi.
Hong ciangkun dan segenap pasukan Gi-lim kun
terlongong-longong heran.
"Hai, raja jahat, hayo selesaikan hukumanku. Bukankah
baru sampai empat puluh kali ? Mengapa dihentikan ?" teriak
Blo'on.
Merah wajah Hong ciangkun.Tiba2 seorang prajurit yang
ikut dalam kelompok yang dipimpin Ui Pok ke Kuil Kuning tadi,
maju ke hadapan Hong ciangkun.
"Ciangkun, pemuda itu sebenarnya putera dari Thiat Bok
tojin kepala Kuil Kuning, "katanya seraya memberi hormat.
"Oh," Hong ciangkun terbeliak, "mengapa sejak tadi Ui Pok
tak memberi laporan ?"
Diam2 pemimpin Gi lim kun itu menimang bahwa pemuda
itu tentu memiliki ilmu kepandaian yang sakti karena Thiat Bok
tojin itu juga seorang yang sakti. Diam2 pula ia tak enak
terhadap Thiat Bok tojin karena telah memerintahkan
merangket puteranya.
"Lepaskan" seru Hong ciangkun.
Beberapa prajurit segera menghampiri Blo'on untuk
membuka rantai yang melilit tubuhnya.
"Enyah !' sesaat tangannya bebas, Blo'on menghardik
seraya menampar prajurit itu. Prajurit mencelat, menjerit
keras dan rubuh di lantai.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hong ciangkun terkejut. Lebih terperanjat lagi ketika ia
melihat Bio'on memasang lagi rantai pada tangannya.
"Hai, hukumanmu kupotong dan engkau bebas", seru Hong
ciangkun.
"Tidak mau !" teriak Blo'on, "engkau seorang raja yang
ingkar janji ! Raja hina !"
"Ingkar janji “ Hina ? Mengapa ? Hong ciangkun melongo.
"Engkau sudah memberi perintah untuk merangket aku
sampai limapuluh kali, mengapa sekarang baru empatpuluh
kali saja sudah berhenti ? Mengapa engkau hendak
membebaskan aku ? Bukankah engkau ingkar janji?"
Merah padam muka Hong ciangkun. Dia hendak memberi
keringanan, bukan saja ditolak, bahkan malah anak itu marah2
kepadanya. Masakan di dunia terdapat seorang manusia yang
segila itu. Biasanya kalau diberi hukuman rangket, orang tentu
minta ampun dan mohon keringanan. Tetapi Blo’on malah
minta dipenuhi hukumannya.
"Aku mengingat ayahmu maka dapatlah kubebaskan
engkau dari sisa hukumanmu."
"Eh!, engkau tahu ayahku ? Siapakah dia?* seru Bloon pula.
"Thiat Bok tojin." karena didesak terpaksa Hong cangkun
memberi tahu juga.
"Gila engkau !’ teriak Blo'on, "imam dari kuil itu bukan
ayahku"
Hong ciangkun kerutkan alis dan memandang kepada
prajurit yang memberi keterangan tadi.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tayjin”, tersipu-sipu prajurit itu memberi hormat,
"memang dalam pembicaraan dengan Thiat Bok tojin tadi, kini
telah diberi keterangan bahwa anak itu memang agak sinting."
Hong ciangkun tertegun. Tetapi diam2 ia memang sempat
memperhatikan tingkah dan kata2 Blo'on dan mendapat
kesimpulan bahwa anak itu memang aneh. Lain dari orang
normal pikirannya. Tiba2 ia mendapat akal, katanya : "Baiklah,
karena persediaan rotan sudah habis, maka sisanya yang
sepuluh gebukan itu akan dilanjutkan besok pagi".
"Tidak bisa !" teriak Bloon, "hukuman tak boleh ditundatunda.
Aturan macam apa itu? Kalau rotan habis, boleh pakai
benda yang lain."
Mengkal sekali hati Hong ciangkun karena anak itu tetap
berkeras menantang. Tetapi diam2 pun ia geli. Baru pertama
kali itu ia berhadapan dengan seorang yang aneh.
"Pendek kata, kalau hukuman itu tak dipenuhi, aku yang
akan balas menghukummu !" teriak Blo'on pula.
Hong ciangkun geleng2 kepala karena kewalahan. Akhirnya
ia mendapat akal. Untuk memenuhi permintaan Blo'on dan
agar jangan sampai meretakkan hubungannya dengan Thiat
Bok tojin, maka ia berseiu :
"Baiklah, kalau engkau berkeras menghendaki begitu, akan
kusuruh orangku untuk memukulimu dengan tinju sampai
sepuluh kali lagi.”
Kemudian kepala pasukan Gi-lim-kun segera
memerintahkan algojo tinggi besar untuk menghajar Blo'on
dengan rotan tadi, melanjutkan hukuman.
"Pakai tinju saja," seru Hong ciangkun.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Algojo itupun maju ke muka Blo'on. Diam2 ia ingin
membalas juga kepada Blo'on.
"Hm, engkau", serunya kepada Bloon. ”pintu di sorga
terbuka engkau tak mau masuk, pintu di neraka yang tertutup
engkau malah hendak memasuki ..."
"Jangan banyak mulut !" bentak Blo'on. "ayo engkau sudah
pernah kesurga atau ke neraka Kalau belum mengapa engkau
tahu pintunya ada yang terbuka ada yang tertutup !"
Terdengar beberapa tertawa tertahan dari prajurit2 ketika
mendengar kata2 Blo'on yang membuat algojo itu terbeliak.
"Hm, segera akan kukirim engkau ke neraka !" kata algojo
itu seraya ayunkan tinjunya. Ia bertubuh tinggi besar,
tenaganyapun kuat, namanya Kong Sian. Gelarnya waktu dia
masih aktif dalam dunia persilatan yalah Say- Bu-siorg atau
duplikat dari Bu Siong. Bu Siong terkenal dalam perserikatan
pendekar Liangsan sebagai seorang yang tenaganya kuat
sekali.
Karena badannya diikat maka Blo'on tak dapat bergerak.
Dan dia memang tak mau menghindar. Untuk menahan sakit
maka dia mengerahkan tenaga, mengencangkan urat2. Di luar
kesadarannya, gerakan itu telah membangkitkan tenaga sakti
Ji ih sin kang dalam tubuhnya.
Dukkkk ..... serentak dengan tibanya tinju ke dada Bloon,
maka prajurit itupun mengerang kaget dan terpental sampai
beberapa langkah ke belakang. Ia merasa tinjunya seperti
membentur segumpal karet yang memancarkan tenagamembal
kuat sekali.
Sesungguhnya ia mengeluh dalam hati tetapi karena Hong
ciangkun hadir disitu, dia takut dan malu. Dengan sebuah
loncatan, ia hantamkan kedua tinjunya ke dada Blo'on lagi.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Melihat gaya serangan algojo yang begitu buas, Blo'on
ngeri. Ia pejamkan mata sambil kerahkan tenaganya. Duk .....
Prajurit itu menjerit ketika kedua tangannya didorong
sekuat-kuatnya oleh tenaga membal dari Ji ih-cin-kang.
Sedemikian keras sehingga ia jatuh terjerembab ke belakang,
kepalanya membentur lantai.
Hong ciangkun benar2 terkejut. Cepat ia dapat menduga
bahwa anakmuda itu tentu memiliki tenaga-dalam yang sakti.
Kesannya makin keras karena teringat bahwa pemuda itu
adalah putera dari imam Thiat Bok tojin yang sakti. Tetapi ia
heran mengapa anak itu tampaknya seperti orarg blo’on.
Beberapa prajurit segera maju menghampiri Blo’on dan
hendak memukul tetapi Hong ciangkun cepat berseru
mencegah.
"Jangan" katanya, "biarlah aku sendiri yang mengujinya."
Kepala pasukan Gi-lim-kun segera berbangkit dari tempat
duduk dan ayunkan langkah ke tempat Blo’on.
"Ciangkun," tiba seorang prajurit yang bertubuh kurus maju
kehadapan jenderal bhayangkara itu, "memotong ayam
mengapa harus menggunakan golok pembantai kerbau.
Untuk memitas nyamuk kecil itu, kiranya tak perlu ciangkun
turun tangan sendiri. Serahkanlah kepada hamba"
Hong ciangkun melihat yang menghadap di hadapannya itu
Lutung-tangan baja Ban Siang. Dia seorang jago silat yang
termasyhur memiliki pukulan baja yang dapat menghancurkan
batu karang.
"Hm, baiklah tetapi harus hati2" pesan Hong ciangkun.
Ban Siang segera menghampiri kemuka Blo'on
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hm. rupanya engkau memiliki ilmu kebal Thiat-poh-san, ya
?" tegurnya.
"Apa itu Thiat poh-san?" Blo'on balas bertanya.
"Apa? Engkau tak mengerti Thiat-poh-san? Ban Siang
terkejut.
"Orang kurus, jangan ngoceh seenakmu. Kalau mengerti
masakan aku bertanya. Sudahlah jangan banyak bicara, hayo
pukullah aku !"
Ban Siang tercengang, sesaat kemudian ia ayunkan
tangannya untuk mencengkeram leher Blo'on. Dan sengaja ia
tak mau menggunakan tenaga penuh dulu melainkan hendak
menguji tenaga apa yang tersembunyi dalam tubuh pemuda
itu.
Selama tidak merasa sakit, tenaga-sakti Ji ih-cin-kang tidak
memancar. Blo'on baru menghamburkan napasnya ketika
lehernya dicekik Ba Siang. Hamburan napas itu disusul dengan
hamburan tenaga-sakti yang melanda seperti air bah.
"Uh ..." Ban Siang mendesah ketika tangannya tertolak oleh
tenaga kuat dari leher Blo’on. Sedemikian kuat tenaga itu
sehingga ia tertolak sampai tiga empat langkah ke belakang.
Diam2 prajurit itu terkejut. Jelas terdapat suatu keanehan
dalam tubuh Blo'on. Dia bingung memikirkan rahasia tubuh
pemuda itu.
"Ah, tetapi aku belum menggunakan seluruh tenagaku,"
pikir Ban Siang. Setelah mengerahkan tenaga dalam ke arah
kedua lengan, Ban Siang segera menghantam dengan kedua
tangannya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Duk .... Blo'on gelagapan tetapi Ban Siangpun. terpental
seperti layang2 putus tali. Bluk, ia jatuh terjerembab ke lantai
setelah terhuyung2 deras sampai tujuh delapan langkah.
Karena melihat kawannya rubuh lagi dan kuatir Blo'on akan
mengamuk, prajurit2 Gi-lim-kun yang berada di ruang itu
segera berhamburan menyerbu Blo'on. Berpuluh puluh tinju
dan tendangan segera mencurah menghujani tubuh Blo'on.
Tetapi segera terdengar jerit teriak kesakitan dari mereka. Ada
yang mendumprah di lantai sambil memegang kakinya, ada
yang me-lolong2 memegang tangannya. Ada pula terdorong
ke belakang dan berbenturan dengan kawannya sendiri.
Hong ciangkun pucat dan termangu-mangu kehilangan
faham. Satu-satunya jalan untuk menghajar Blo'on harus
memakai senjata tajam. Tetapi apabila ia menitahkan
demikian, ia kuatir akan menyebabkan akibat yang parah
sehingga Thiat Bok tojin marah.
“Hai, raja, engkau curang!" teriak Blo'on marah,
“hukumanku hanya kurang sepuluh kali tetapi mengapa anak
buatmu memukuli aku sampai berpuluh-puluh kali?"
Hong cangkun terkesiap.
“Sekarang engkaulah yang hutang hukuman kepadaku.
Engkau harus membayar!" masih Blo'on berteriak-teriak tak
keruan.
Hong ciangkun hendak berkata tetapi tiba2 Blo'on tertawa
gelak2.
“Mengapa ergkau tertawa ?" seru Hong ciangkun penuh
keheranan.
“Ha, ha, aku bangga sekali karena dapat memberi pinjaman
kepada raja ..... "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hong ciangkun melongo. Tiba2 ia memperhatikan bahwa
prajurit2 Gi lim kun tadi sudah berdiri tegak dengan sikap
menghormat. Di hadapan mereka tampak seorang thaykam
berpakaian kuning emas Dan ketika mata Hong ciangkun
tertumbuk pada thaykam itu, ia segera gelagapan.
“Oh, Sun thaykam, maafkanlah karena tak lekas
menyambut," seru Hong ciangkun seraya berbangkit dari
tempat duduk dan memberi hormat kepada thaykam baju
kuning emas itu.
Memang yang muncul di ruang itu adalah Sun thaykam,
seorang thaykam kepercayaan dari baginda. Thaykam itu
kesima ketika melihat Blo'on dalam pakaian prajurit Gi li-kun
dan tengah diikat dengan rantai, tengah berteriak-teriak
menuding Hong ciangkun seraya menyebutnya sebagai raja.
Lebih terkejut lagi ketika melihat tiba-tiba Blo'on tertawa
gelak2 dan mengatakan kalau raja berhutang kepadanya. Sun
thaykam melongo.
“ Ciangkun," kata thaykam itu setelah tersadar dari
longongnya, “ apakah prajurit itu prajurit yang palsu?"
“ Benar, tayjin," kata Hong ciangkun, “ dia-lah yang
diperintahkan Gui thaykam supaya ditangkap."
“ Mengapa? "
“Karena berani menganiaya Gui thaykam."
“Oh." desuh Sun thaykam. Tiba2 ia teringat sesuatu, “tetapi
mengapa dia menyebut ciangkun sebagai raja?"
Hong ciangkun tersipu-sipu merah mukanya: “Entahlah,
tayjin. Menurut keterangan salah seorang prajurit Gi lim-kun,
dia adalah putera dari Thiat Bok tojin, kepala Kuil Kuning."
““Benar, ciangkun."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hong ciangkun terbeliak: “Tayjin sudah tahu akan hal itu?"
“Sebelumnya tidak tahu," kata Sun thaykam, “tetapi Thiat
Bok tojin telah menghadap baginda dan baginda kini
menitahkan aku untuk membawa anak itu ke hadapan
baginda.”
“O, baiklah tayjin," kata Hong ciangkun lalu memerintahkan
prajurit untuk membuka rantai ikatan tubuh Blo'on.
Tetapi prajurit2 itu cemas dan takut2 ketika menghampiri
Blo'on. Bahkan sebelumnya, salah seorang prajurit berseru: “
Hai, bung, jangan marah, aku hendak membuka ikatan rantai
pada tubuhmu."
“ Ya, siapa yang marah? Mengapa engkau begitu ketakutan
kepadaku Mau buka, cepatlah buka. Mau pukul, lekaslah
pukul. Makin raja berhutang kepadaku, makin senang hatiku."
Setelah rantai dibuka, Blo'on segera menghampiri Hong
ciangkun, serunya:
“ Raja, kapan engkau hendak membayar hutangmu
kepadaku? "
Hong ciangkun makin jelas merangkai kesimpulan bahwa
anak itu memang kurang waras pikirannya.
“ Sudahlah, besok kita bicarakan lagi. Sekarang silahkan
engkau ikut pada San thaykam masuk ke dalam istana," kata
kepala pasukan Gi lim-kun itu.
“ Apa? Thaykam lagi?" seru Blo'on.
“Jangan berlaku kurang adat kepada Sun thaykam!" bentak
Hong ciangkun.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Blo'on berpaling kepada thaykam itu lalu menegurnya: “
Engkau seorang thaykam, apakah teman dari Gui thaykam
yang berhianat itu?
Sun thaykam terbeliak. Hong ciangkun buru2 memberi
kedipan mata kepada thaykam itu seraya menunjuk dahinya
sendiri dengan jari.
Sun thaykam cepat dapat menangkap arti isyarat itu yang
menyatakan bahwa hendaknya dia jangan menggubris ocehan
anakmuda yang kurang waras pikirannya itu.
“Ya,, semua thaykam saling kenal. Akupun kenal dengan
Gui thaykam."
“Kenal baik?"
“Tidak begitu," sahut Sun thaykam, “silahkan ikut aku ke
dalam istana." ,
“Mengapa ?"
“Ada urusan penting sekali."
“Apakah engkau diperintah Gui thaykam?"
“Tidak ?"
“Apakah Gui thaykam hendak menghukum aku?"
“Tidak I"
“Lalu bagaimana? Apa maksudmu?"
“Cobalah engkau katakan sendiri. Kalau salah, aku
mengatakan tidak. Kalau benar, baru aku mengiakan,” kata
Sun thaykam yang ternyata pandai bermain silat lidah.
“Apa raja hendak membayar hutang ?"
“Entah."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Apa .... Gui thaykam tertangkap?"
Sun thaykam agak terkesiap. Untung pada saat itu
dilihatnya Hong ciangkun memberi isyarat menganggukkan
kepala.
“O, ya, benar," serentak Sun thaykam menyahut.
“Kalau begitu, aku mau ikut engkau."
Blo'on dibawa masuk kedalam sebuah ruang yang indah
sekali. Dindingnya terbuat daripada batu pualam yang
bertabur ratna. Tiang2nya bercat merah dan diberi ukiran
naga emas. Sebuah permadani warna merah merentang dari
pintu sampai ke ujung ruang. Sebuah kursi yang beralaskan
permadani benang emas, diduduki seorang pria yang
mengenakan pakaian mewah. Bagian dada baju pria itu
bersulam lukisan naga. Mengenakan topi yang belum pernah
Blo'on melihat dipakai orang. Pada bagian muka dari topi itu,
berhias sebuah permata yang memancarkan senar gilanggemilang.
Pria itu berwajah bersih dan bersinar kewibawaan agung. Di
kanan kiri pria itu tegak dua orang penjaga dengan senjata
lengkap.
Sun thaykam membungkukkan tubuh sampai hampir
mencapai lantai ke arah pria itu. "Bansweya, "seru Sun
thaykam, "hamba telah membawa pemuda itu."
"Suruh dia menghadap ke mari, "kata pria itu yang bukan
lain adalah baginda sendiri.
Sun thaykam segera melakukan perintah. Ia suruh Blo'on
berlutut menghaturkan hormat:
"Berilah hormat kepada bansweya, "seru thaykam itu.
"Apa bansweya itu?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Paduka yang mulia raja kita".
"Ha,! "tiba2 Blo’on berteriak, "apakah dia juga raja? Kalau
begitu raja itu banyak juga jumlahnya. Tadi juga raja,
sekarang juga raja."
Baginda Ing Lok terkesiap. Melihat itu Sun thaykam buru2
menjurah: “Bansweya, harap bansweya sudi melimpahkan
ampun kepada budak itu. Dia memang agak kurang waras
pikirannya."
“Apakah dia tadi berjumpa dengan raja?. Raja yang mana?"
tanya baginda.
Sun thaykam segera menuturkan peristiwa yang dilihatnya
di ruang Gi-Iim kun. Mendengar itu baginda tertawa.
“Siapakah namamu ? Apakah engkau betul putera dari Thiat
Bok tojin ?"
“Namaku....... Blo'on, bansweya."
“Blo'on?" baginda mengulang, “aneh sekali. Apakah artinya
Blo'on ? Baru sekarang ini aku mendengar nama semacam
itu:"
“Entah bansweya," jawab Blo'on, “aku sendiri juga tak tahu.
Orang-oranglah yang memberi nama itu kepadaku."
Tiba-tiba Sun thaykam menggamit lengan Blo'on, bisiknya:
“Kalau bicara dengan baginda, engkau harus menyebut dirimu
dengan kata 'hamba', jangan aku."
Entah bagaimana Blo'on mendapat kesan bahwa yang
dihadapinya itu seorang yang berwibawa besar. Bukan
semacam raja yang tadi atau Hong ciangkun. Dia menurut
kata anjuran Sun thaykam.
“Engkau suka nama itu ?” tanya baginda pula!
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Suka, bansweya," sahut Blo'on, “karena hamba anggap
nama itu hanya sebagai tanda pengenal saja."
“Lalu siapakah namamu yang sebenarnya?”
“Hamba lupa, bansweya."
“Lupa?" baginda tertawa, “ayahmu mengatakan bahwa
engkau bernama Ang Bok."
“Ayah hamba? Siapakah ayah hamba itu bansweya ?"
Baginda mengerut dahi: “Engkau tak tahu siapa ayahmu
sendiri?"
“Hamba tak ingat lagi, bansweya."
Baginda tertawa. Dan Sun thaykam termangu mangu.
Diam2 thaykam itu heran mengapa baginda begitu ramah dan
baik sekali kepada prajuri palsu itu. Pada hal dari menteri
sampai para jenderal, baginda tak pernah mengunjuk senyum
apalagi tertawa begitu ramah.
“Apakah engkau menderita sakit lupa ingatan?"
“Benar, bansweya. Kata sumoay hamba, otak hamba telah
hilang maka harus diobati."
Entah bagaimana malam itu rupanya baginda amat
berkenan sekali seleranya. Walaupun sudah tahu bahwa
pemuda itu agak sinting tetapi baginda berkenan juga
melayani.
“Apa obatnya? " tanya baginda.
“Otak naga, bansweya. "
“ Uh, hebat benar ilmu pengobatanmu. Engkau pasti dapat
mengobati segala macam penyakit, bukan? "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Tidak bisa, bansweya," bantah Blo'on, “ hamba hanya
diberi tahu sumoay bahwa untuk mengobati otak yang hilang
harus dicarikan otak naga. "
“Bagaimana kalau orang yang sakit demam dan sering
bicara tak keruan seperti orang yang kemasukan setan?"
Tanpa ragu2 Blo'on menjawab: “Setannya harus diusir
pergi, bansweya."
Wajah baginda serentak bercahaya terang: “Bagus! "
serunya. Serentak iapun teringat akan kata2 Lo kai-hui yang
telah dijumpai dalam mimpi bahwa satu-satunya orang yang
dapat menyembuhkan penyakit Ing Ing kiongcu yalah seorang
pemuda yang tampak blo'on atau ketolol-tololan seperti orang
sinting.
Waktu Thiat Bok tojin menghadap dan menceritakan
tentang puteranya yang telah kesalahan menyaru jadi prajurit
Gi-lim-kun dan menganiaya Gui thaykam, baginda terkejut.
Tetapi setelah mendengar tentang uraian dan keterangan
Thiat Bok tojin memang wajah dan tingkah laku puteranya,
diam2 bagindapun gembira. Kalau wajah pemuda itu seperti
yang dilukiskan Thiat Bok tojin, itulah pemuda yang dimaksud
oleh kui-hui dalam mimpi baginda.
Serentak bagindapun menitahkan Sun thaykam untuk
mengambil Blo'on. Bagindapun menyanggupi permohonan
ampun dari Thiat Bok tojin dan suruh imam itu kembali ke Kuil
Kuning lagi.
Pertama kali baginda melihat wajah dan perwujudan Blo'on,
baginda sudah gembira. Namun beliau masih ingin menguji
dahulu bagaimana bicara dan tingkah laku pemuda itu. Dan
hasilnya, benai2 sangat berkenan dalam hati bagnda.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Blo'on." seru baginda sesaat kemudian, “aku hendak
menitahkan engkau supaya mengobati puteriku yang sedang
menderita penyakit aneh."
“Hamba?" teriak Blo'on terkejut, “hamba tak dapat
mengobati orang, bansweya "
“Bukankah tadi engkau mengatakan bahwa orang yang
kemasukan setan hanya dapat disembuhkan apabila setannya
sudah diusir ?"
“Benar, bansweya," kata Blo'on, “tetapi hamba tak dapat
mengusir setan. Bagaimana rupa setan itu pun hamba belum
pernah melihat. Bagaimana bansweya hendak memerintahkan
hamba mengusirnya ?"
Baginda merenung sejenak, kemudian tertawa kecil: “Tak
apa. Engkau boleh gunakan cara apa saja asal puteriku
sembuh."
“Tetapi bansweya."
“Segala kesalahanmu kuampuni dan engkau akan kuberi
ganjaran besar. Boleh minta apa saja yang engkau kehendaki.
Bahkan kalau benar2 puteriku sembuh, akan kuberikan
kepadamu sebagai isteri."
“Hamba akan dijodohkan dengan puteri bansweya?" teriak
Blo'on terkejut.
“Kalau engkau mampu mengobatinya !"
“Ah, terima kasih bansweya, tetapi hamba tak sanggup."
“Jangan membangkang perintahku, Blo'on!" Sun thaykam
segera menghampiri Blo on.
“Dihadapan baginda, jangan engkau berani bermain main.
Apapun yang dititahkan baginda, engkau harus menurut atau
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
apabila baginda murka kepalamu tentu akan diperintahkan
supaya dipenggal algojo, tahu I"
“Bansweya," seru Blo'on, “hamba mohon supaya kepala
hamba dipenggal saja."
“Mengapa?"
“Karena hamba benar2 tak mampu mengobati penyakit
puteri bansweya itu."
“Jangan banyak bicara lagi !" seru baginda seraya memberi
isyarat kepada kedua pengawal.
Kedua pengawal itu serempak menghampiri Blo'on lalu
menyeretnya dibawa pergi.
Tiba di pintu, tiba2 Blo'on meronta sehingga terlepas dari
cekalan kedua pengawal raja. Cepat ia berpaling dan berseru :
“Bansweya masih berhutang kepada hamba. Kapankah
bansweya hendak membayarnya ? "
“Hutang ? " baginda tercengang heran, aku hutang apa
kepadamu ? "
“Eh, mengapa bansweya pelupa sekali ? Bukankah tadi
bansweya memerintahkan supaya hamba dihukum rangket
sampai limapuiuh kali? Tetapi prajurit2 telah merangket
hamba lebih dari limapuluh kali. Dengan begitu, bukankah
bansweya berhutang pada hamba? "
“Cepat seret dia keluar? " tiba2 Sun thaykam berseru
memberi perintah. Kedua pengawal raja itupun segera
menyeret Blo'on keluar.
“Mohon bansweya berkenan melimpahkan ampun kepada
diri hamba karena telah lancang memberi perintah kepada
kedua si-wi tadi," kata Sun thaykam seraya berlutut, “apa
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
yang diocehkan pemuda itu tentulah peristiwa yang dialaminya
ketika berhadapan dengan Hong ciangkun. Dia mengira kalau
Hong ciangkun itu raja maka dia membuat perhitungan dan
mengatakan bahwa raja telah berhutang pukulan kepadanya.
Sekali-kali bukan dimaksudkan kepada bansweya."
“ O " desuh baginda, “kalau begitu engkau tak bersalah.
Bangunlah!"
Blo’on dibawa ke istana Ing jun kiong tempat kediaman
puteri Ing Ing.
Salah seorang prajurit pengawal segera masuk dan suruh
kawannya menjaga Blo'on di luar istana Ing-jun-kiong atau
istana Musim-semi-abadi.
Beberapa saat kemudian, tampak pengawal itu keluar dan
memberi isyarat agar Blo'on dibawa masuk.
Pertama-tama masuk, hidung Blo'on sudah menyeringai
karena terbaur hawa yang harum. Kedua kali, matanya
menyalang lebar2 ketika melihat pemandangan dalam ruang
itu. Beberapa gadis2 cantik berjajar-jajar di kanan kiri dengan
pakaian yang indah.
Pada ujung kedua jajaran gadis cantik itu tampak sebuah
ranjang yang bercat merah. Ruang itu tak kalah indahnya
dengan ruang tempat baginda tadi. Dan suasanapun lebih
syahdu.
Seorang nona cantik yang paling tua di antara
rombongannya, tampil menyongsong.
“Inilah pemuda yang dititahkan baginda untuk mengobati
kiongcu," kata pengawal.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Baiklah," sahut nona cantik itu. Setelah menyerahkan
Blo'on maka kedua pengawal itupun tinggalkan istana Ing-junkiong.
“Ih, mengapa muncul seorang prajurit Gi lim-kun lagi?"
terdengar salah seorang gadis berkata kepada gadis di
sebelahnya.
“Ya, mengapa bansweya selalu menitahkan prajurit untuk
mengobati kiongcu nio-nio ? Jangan-jangan nanti seperti
prajurit kemarin itu, mengobati malah mencelakai kiongcu,"
sahut gadis kawannya.
“Ih, mengapa tampangnya begitu aneh? Kepala gundul
tetapi memelihara kuncir hanya sebelah kanan. Potongan
macam apa itu ?" seru gadis yang lain.
“Tampangnya sih cakap tetapi sayang seperti blo'on,"
sambut kawannya yang lain lagi.
“Hi, hi, hi, tuh lihat, dia melongo memandang kita" seorang
gadis di ujung sebelah muka tertawa.
“Kalian diamlah, aku hendak menanyai orang ini," tiba2
nona yang tertua dari gadis2 itu berseru menenangkan,
kawan-kawannya yang bicara uplek itu.
“Silahkan, taci Giok. Lebih baik taci mengujinya lebih dulu
agar jangan sampai peristiwa seperti kemarin itu terulang,"
seru salah seorang gadis.
“Kalau dia tidak becus, kita gebuk saja," seru gadis lainnya.
“Sudahlah kalian diam !” agak keras gadis yang tertua itu
membentak kawan-kawannya.
“Apakah engkau yang dititahkan baginda mengobati
penyakit kiongcu kami?" tegur gadis yang tertua itu kepada
Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Blo'on tetap kesima.
“ Hai, apa engkau tak mendengar pertanyaanku ?" tegur
gadis itu pula.
“Engkau bertanya kepadaku?" Blo'on gelagapan...
“Siapa lagi kalau bukan engkau? Apakah masih ada lain
orang di sini kecuali engkau?" gadis yang dipanggil taci Giok
atau lengkapnya bernama Ceng Giok itu melengking.
“ Mengapa tidak ada? Bukankah itu, itu, itu, " kata Blo'on
seraya menuding ke rombongan gadis2 cantik, “ orang juga? "
“ Hi, hi, hi, hi ......., " terdengar tertawa mengikik dari
rombongan gadis2 cantik itu melihat kerut wajah Blo'on dan
gerak geriknya ketika bicara.
Ceng Giok terbeliak lalu menyeringai.
“ Mereka bukan tetamu tetapi para dayang istana Ing-junkiong
sini yang melayani Ing Ing kiongcu. Hanya engkaulah
satu-satunya tetamu di sini. "
“ O, begitu .... eh, mengapa engkau begitu galak sekali?"
tiba2 Bloon mengeluh.
Kembali para dayang itu tertawa cekikikan, sedang Ceng
Giok tersipu-sipu jengah.
“ Sudahlah, jangan berolok-olok, " akhirnya Ceng Giok
berseru dengan nada bengis, “apakah engkau yang dititahkan
baginda untuk mengobati Ing Ing kiongcu nio-nio?"
“Ya," sahut Blo'on. “tetapi sayang ....
“Sayang bagaimana ?" Ceng Giok terbeliak.
“Sayang aku tak dapat mengobati puteri baginda, eh, siapa
namanya ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Ing Ing kiongcu," jawab Ceng Giok, “kalau tak dapat
mengobati, mengapa engkau menyanggupi titah baginda?"
“Siapa bilang menyanggupi ? Aku tidak sanggup tetapi
bansweya memaksa harus aku mengobati. Runyam, bukan ?"
kata Blo'on sambil merentang kedua tangan dan kerutkan dahi
seperti orang putus asa.
“Kurang ajar, engkau berani menyalahki hu-ong (ayahanda
baginda)!" tiba2 terdengar lengking suara yang merdu dari
arah ranjang.
Sekalian dayang tersentak kaget dan diamlah mereka
seketika. Ternyata yang berseru itu adalah Ing Ing kiongcu
sendiri. Dan puteri itupun lalu bangun terus turun dari
peraduannya.
“Kalau hu-ong menitahkan, tentu hu-ong tahu bahwa
engkau pasti dapat memberi obat. Hayo, cepat kemari, akan
kulihat tampangmu gaimana bentuknya!"
Blo'on terbelalak lalu meringis ketika mendengar perintah
puteri raja itu.
“Hai, mengapa engkau tetap berdiri seperti patung?" seru
puteri Ing Ing pula.
Blo'on benar2 bingung. Ia tak tahu bagaimana harus
bertindak.
“Seret kemari!" teriak Ing Ing kiongcu. Serentak kedua
belas dayang2 cantik itu berhamburan menyerbu Blo'on. Ada
yang mencekal lengannya kanan- kiri, ada yang memegang
bahu, ada yang mencengkeram tengkuk, ada pula yang
mendorong, bahkan ada yang menyiwir telinganya...
Blo'on gemetar. Jika berhadapan dengan jago2 yang buas
dan bertenaga kuat, tentu dia akan marah karena direncak
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
seperti itu. Dan sekali ia marah, tenaga sakti Ji-ih-cinkang
tentu akan memancar.
Tetapi karena dikerubuhi gadis2 cantik yang halus
tangannya dan harum baunya, dia benar2 mati kutu.
Sedikitpun ia tak merasa sakit bahkan malah nyaman.
“Aduh tiba2 ia menjerit ketika lengannya seperti digigit
semut. Pada hal dia dicubit oleh salah seorang dayang.
“Beri hormat kepada kiongcu!" seru dayang itu seraya
memperkeras cubitannya sehingga Blo'on meringis.
“Bagaimana aku dapat memberi hormat kalau tanganku
sakit sekali seperti digigit semut begini?" bantah Blo'on.
“Hai, tabib setan, apa engkau dapat mengobati penyakitku
?" tiba-tiba Ing Ing kiongcu
“Tidak dapat, kiongcu," kata Blo'on.
“Tidak dapat?" teriak Ing Ing kiongcu, “lalu mengapa
engkau berani datang ke istana ini?"
“Entah," kata Blo'on, “hamba hanya menuruti titah
bansweya saja."
“Ah, jangan main2 engkau!" bentak Ing Ing kiongcu,
“engkau harus dapat mengobati penyakit-ku."
“Penyakit apakah yang kiongcu derita?" akhirnya Blo'on
terpikat dalam pembicaraan.
“Kalau tahu, tentu sudah dapat diobati."
“O, kiongcu tak tahu penyakit yang kiongcu derita?"
“Ya," sahut Ing Ing kiongcu, “karena penyakit itu datangnya
secara mendadak sekali. Tubuh demam, kepala pusing dan
aku tak ingat apa2 lagi kecuali ingin bicara dan mengamuk."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Baru berkata sampai disitu, tiba2 kiongcu memegang
kepalanya dan tubuh mulai gemetar. Melihat itu Ceng Giok
dan beberapa dayang segera memayang kiongcu naik ke atas
pembaringan.
Setelah puteri berbaring, Ceng Giok menghampiri Blo'on
dan menuding mukanya :
“Jangan main2 engkau !" serunya, “apabila tak dapat
mengobati kiongcu, kepalamu tentu akan dipenggal."
“Tetapi aku memang ttdak bisa mengobati penyakit,
bagaimana aku harus mengobati kiongcu," seru Blo'on dengan
putus asa.
“Bohong! Bohong!" teriak dayang2 itu.
Blo'on melongo, serunya tergagap: “ Tidak, aku tidak
bohong. Memang benar2 aku tak dapat mengobati penyakit.
Jangankan mengobati lain orang, mengobati diriku sendiri,
pun aku tak dapat …..”
“Hi, hi, hi....." tiba2 dari arah peraduan Ing Ing kiongcu
terdengar puteri itu tertawa mengikik. Dan sesaat kemudian
puteripun berbangkit lalu turun dari peraduan.
“Hihhhh, setan itu ..... ngeri sekali mukanya, " ia menuding
kepada Blo'on, “ huh, aku takut.... aku takut.... tolong .... dia
hendak menggigit aku ...... "
“Setan, jangan menakuti kiongcu kami, " serempak dayang2
itu memukul, menampar dan menabok kepala Blo'on.
“Jangan takut, kiongcu, setan itu sudah hamba suruh
menghajar, " kata Ceng Giok.
“Apa? Siapa bilang dia setan!" tiba2 Ing Ing kiongcu deliki
mata membentak Ceng Giok, .. ah, kasihan, dia seorang gadis
yang cantik. Mengapa orang2 menyiksanya. Tolonglah dia,
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
beri pakaian yang indah dan bedakilah mukanya agar dia lebih
cantik. Biar dia bekerja sebagai dayang di sini ......."
“ Baik, kiongcu, " kata Ceng Giok. Memang walaupun tahu
bahwa puteri itu sedang mengoceh tak keruan, tetapi setiap
perintahnya memang selalu dikerjakannya. Kalau tidak, puteri
tentu marah ataupun menangis.
“Dandani tabib itu secantik-cantiknya," seru Ceng Giok
kepada para dayang.
Berhamburanlah para dayang2 cantik itu menyerbu Blo'on.
”Hai, gila, mengapa kalian hendak melepas! pakaianku?"
teriak Blo'on ketika beberapa dayang membuka pakaian
prajurit Gi-lim-kun yang dipakainya.
Blo'on di 'rejeng' oleh dayang2 itu. Seorang dayang
menjiwir telinga kanannya, seorang lagi menjiwir telinga
kirinya. Kedua lengannya masing2 dipegang oleh dua orang
dayang. Seorang dayang membuka bajunya dan seorang lagi
mencopot celananya.
Entah bagaimana, sebenarnya Blo'on malu dan hendak
berontak tetapi hatinya tak tegah apabila melihat gadis2 cantik
itu akan terlempar jatuh. Dan entah bagaimana, sepercik
kesadaran telah melintas dalam benaknva. Bahwa para
dayang itu hanya melakukan perintah saja. Kalau sampai ia
memberontak dan mereka jatuh terlukai berlumuran darah,
ah, kasihan ....
“Kalian ini mau mengapakan aku ?" teriaknya pula.
“Engkau harus menurut titah kiongcu. Kiongcu kasihan
kepadamu dan akan memberimu pakaian supaya engkau
menjadi tambah cantik."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Aku?" teriak Blo'on, “aku ini anak lelaki, masakan mau
dihias menjadi wanita cantik."
“Perintah kiongcu tak boleh dibantah!" seru para dayang
seraya melanjutkan pekerjaannya melucuti pakaian prajurit Gilim-
kun dari tubuh Blo'on.
Beberapa saat kemudian seorang dayang muncul dengan
membawa seperangkat pakaian dayang.
“Mati aku .....!" Blo'on mengeluh tetapi ia tak mau berontak
karena kuatir akan melukai gadis2 cantik itu.
“Ci Hun, mengapa pakaiannya tak dilepas sama sekali?"
seru dayang yang membawa pakaian wanita itu.
“ Jangan! " teriak Blo'on gemetar dan bercucuran keringat.
Dayang yang dipanggil taci Hun itu tersenyum: “Ah, malu
.... biarlah dia mengenakan pakaiannya itu."
Karena dipegangi oleh beberapa dayang, Blo'on tak dapat
berbuat apa2 ketika seorang dayang memakaikan pakaian
dayang kepadanya.
“ Wah, pas juga," seru dayang itu.
“Bedaki mukanya dan kasih gincu pipi dan bibirnya,"
perintah Ceng Giok.
Seorang dayang sudah siap dengan sebuah penampan
berisi bedak dan gincu. Seorang dayang lain segera tampil dan
terus melumuri muka Blo'on dengan pupur wangi lalu memberi
sedikit gin-cu pada kedua belah pipinya dan terakhir,
bibirnyapun dimerah dengan gincu.
“Cantik sekali!" seru para dayang.
“Tetapi sayang rambutnya gundul!" seru salah seorang
dayang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“St," Ceng Giok mengatupkan jari ke mulutnya, memberi
isyarat agar dayang itu jangan ngoceh tak keruan, “kiongcu
tak menyuruh memberi rambut pada tabib itu. Sudahlah,
jangan engkau mengusik hal itu. Kalau kiongcu mendengar
dan menitahkan begitu, kita yang berabe, bisiknya."
“Kiongcu, dia sudah menjadi seorang dayang yang cantik,"
Ceng Giok menghadap Ing Ing kiongcu.
“Ya, ya, cantik juga," seru puteri itu seraya tertawa
memandang Blo'on, “tetapi siapa namanya? Harus diberi
nama."
“Benar, kiongcu," sahut Ceng Giok, “bagaimana kalau diberi
nama Jiu Sian saja?"
“Jiu Sian? Apa artinya nama itu?" tanya Ing Ing kiongcu.
“Jiu artinya musim rontok. Sian artinya bidadari. Jiu Sian
berarti ' bidadari di musim rontok'."
“Bagus, nama yang bagus sekali!" seru Ing Ing kiongcu
sembari tepuk2 tangan dan tertawa “kasih tahu kepadanya."
Ceng Giok menghampiri ke muka Blo'on dan berseru : “Atas
kemurahan hati kiongcu nionio mulai
hari ini engkau dikurniai nama baru
Jit Sian."
Tertawalah para dayang
mendengar nama itu. Salah seorang
diantaranya menyelutuk: “Sesuai
sekali dengan rambutnya yang
rontok maka dia diberi nama
Bidadari musim rontok ....... "
Blo'on menyengir, hendak marah
tetapi tak dapat. Merasa malu, pun
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
tak ada tempat. Dia memang paling tak berkutik apabila
dikeroyok gadis2 cantik.
“Jiu Sian, menghadaplah kepada Ing Ing kiongcu untuk
menghaturkan terima kasih atas karunia kiongcu kepadamu,"
perintah Ceng Giok.
Beberapa dayang segera mendorong dan menyeret Blo'on
ke hadapan Ing Ing kiongcu.
Seperti kerbau tercocok hidung, Blo'on menurut saja apa
yang diperintah oleh dayang2 cantik itu.
“Hamba Jiu Sian menghadap kehadapan kiongcu nionio
untuk menghaturkan terima kasihl kata Blo'on.
,.Hai, engkau Jiu Sian dayang yang baru tetapi mengapa
suaramu besar seperti orang lelaki Ceng Giok, gantilah
lehernya!"
Ceng Giok melongo. Demikianpun Blo'on.
“Ganti lehernya, kiongcu?" Ceng Giok menegas.,
Juga Blo'on tercengang-cengang. Tetapi se-konyong2 dia
berteriak girang:
“Bagus, bagus! Apakah engkau dapat mengganti leher ?"
Ceng Giok benar2 sebal mendengar olok2 itu. Tetapi
sebelum ia sempat mendamprat, Blo'on sudah berteriak pula:
“Kalau dapat mengganti leher, tolong engkau ganti sekali
kepalaku ini .... "
“Hi, hi, hi," Ing Ing kiongcu tertawa geli, “benar, benar,
ganti sekali kepalanya ....... "
Ceng Giok makin pucat. Walaupun ia tahu bahwa saat im
puteri Ing Ing sedang angot penyakitnya sehingga pikirannya
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
tak sadar tetapi apa yang diperintahkan puteri itu tentu harus
diturut. Kalau tidak, puteri Ing Ing akan menjerit-jerit atau
menangis-nangis. Tetapi bagaimana mungkin ia dapat
mengganti kepala dan leher Blo’on?
Tengah ia gelisah, tampillah si Teratai, dayang tangkas
bicara, ke hadapan puteri :
“Kiongcu, dia dititahkan bansweya untuk mengobati Hiongcu.
Kalau kita ganti kepalanya, nanti dia tentu bodoh tak dapat
memberi obat."
Ing Ing kiongcu berdiam diri. Tiba2 wajah puteri itu
mengerut gelap dan pada lain saat tiba2 ia membentak
marah:
“Hai. Jiu-sian, mengapa engkau minta ganti kepala ?
Kurang ajar, engkau hendak menipu aku!"
“ Tidak, kiongcu! Hamba tidak menipu, memang hamba
ingin berganti kepala!" seru Blo'on.
“ Gila! Mengapa? "
“ Karena otak hamba hilang."
“O, kasihan," seru Ing Ing kiongcu yang mendadak
sikapnya berobah tenang dan ramah,” Ceng Giok, bawalah dia
naik ke pembaringan. Kasihlah obat supaya dia sembuh! "
Ceng Giok dan para dayang melongo. Tetapi mereka tak
berani membantah perintah puteri. Beramai-ramai Blo'on
digotong ke atas peraduan Ing Ing kiongcu.
Bloon benar2 kelabakan tetapi diapun benar2 seperti
bermimpi. Tidur di peraduan seorang puteri, rasanya seperti
berada di nirwana. Baunya harum, kasurnya empuk, spreinya
halus, bantal dan gulingnya dari kain sutera yang di sulam
dengan gambar bunga.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Kipasi!" perintah Ing Ing kiongcu. Seorang dayang segera
mengipasi Blo'on. Sesaat kemudian Ing Ing kiongcu kembali
memberi perintah, “ pijati kakinya! "
Blo'on benar2 merana melek ketika dikipasi dan dipijati oleh
dayang2 yang cantik.
“ Apakah aku bermimpi?" serunya dalam hati.
“ Ambilkan arak wangi nomor satu dan buah segar,"
kembali Ing Ing kiongcu memberi perintah. Walaupun geleng2
kepala, tetapi Ceng Giok melakukan juga.
“Pertunjukkan nyanyian dan tari-tarian," perintah Ing Ing
kiongcu pula.
Tak berapa lama siaplah dayang2 itu dengan alat tetabuhan
khim lalu salah seorang dayangpun menyanyi. Di tengah
nyanyian yang mengalun merdu itu, beberapa dayang segera
mulai melenggang-lenggok menari.
“Aduh mak, begini senangnya menjadi puteri raja. Tiap hari
makan minum yang lezat, kalau lelah dipijati, kalau tidur
dikipasi dan kalau bersantai, dihibur dengan nyanyian dan
tarian," kata Blo'on dalam hati. Dan iapun menikmati
kesenangan itu dengan mata meram melek.
Beberapa waktu kemudian, selagi pikiran Blo'on melayanglayang
di nirwana, tiba2 Ing Ing kiongcu menjerit: “ Hai, setan
..."
Puteri raja itu melonjak dan lari menjerit-jerit. Ceng Giok
terkejut dan buru2 menolong: “Kiongcu, mengapa kiongcu
berteriak-teriak?"
“Apa engkau tak melihati" tanya Ing Ing kiongcu.
“ Melihat apa, kiongcu'"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Itu," Ing Ing kiongcu menunjuk ke arah peraduannya,
“setan gundul tidur di tempat peraduanku, huh, usirlah dia .....
aku takut!"
Mimpipun tidak bahwa kalau dalam beberapa kejap yang
lalu dipijati dan dikipasi seperti seorang raja, tiba2 saat itu
Blo'on diseret dari tempat tidur, bluk ....
“Aduh....." Blo'on gelagapan ketika tubuhnya dibanting
jatuh di lantai, “bagaimana ini?”
“Setan gundul, engkau harus dihajar!" teriak beberapa
dayang. Mereka mengkal karena tadi harus mengipasi dan
mijiti Blo'on. Maka mereka segera menumpahkan kemarahan.
Ada yang mengambil sapu, ada yang mengambil tebah
(pembersih pembaringan), ada yang mengambil kemocing
(sulak ). Terus saja mereka menghajar Blo'on.
“Aduh, aduh, gila ..... gila!" Blo'on melindungi tubuh dan
muka dengan tangannya. Tetap beberapa dayang malah
mengeroyoknya lagi. Ada yang mencubit, ada yang menampar
dan ada yang menjiwir telinganya. Blo'on benar2 kewalahan.
“Tolongngng ..... !" akhirnya karena sebal Blo'on berteriak
keras2.
Entah bagaimana ketika mendengar teriak Blo'on yang
keras itu, seketika puteri Ing Ing seperti sadar.
“Hai, siapa yang kalian hajar itu? Berhentilah !" segera ia
berseru memberi perintah.
Para dayang itupun hentikan hajarannya.
“Siapa itu ?" tanya Ing Ing kiongcu seperti orang yang baru
terjaga dari tidur.
“Dia setan yang kiongcu perintahkan hamba mengusirnya."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ing Ing kiongcu deliki mata: ”Siapa suruh mengusirnya? Dia
bukan setan tetapi manusia."
“Benar, kiongcu," terpaksa Ceng Giok mengikuti ke mana
sang angin meniup. Ia tahu bahwa memang pada saat
penyakit puteri itu kambuh, bicaranya sering ngalor ngidul
alias tak keruan, “dia memang orang yang dititahkan
bansweya untuk mengobati penyakit kiongcu."
“O, apakah aku sakit?" seru Ing Ing kiongcu ya, ya, sering
kepalaku pening sekali dan sering lupa apa yang kukatakan
pada waktu aku menjerit2."
“Bansweya sangat menaruh perhatian sekali akan penyakit
kiongcu maka dia mengirim orang ini kemari," kata Ceng Giok
pula.
“O, jika begitu, suruhlah dia lekas mengobati," kata Ing Ing
kiongcu seraya suruh dayang itu memanggil Blo'on ke
hadapannya.
“Eh, aneh," puteri Ing Ing mendesis heran ketika melihat
Blo'on menghadap, “engkau lelaki atau perempuan ?"
Blo’on menyeringai. Ketawa bukan ketawa, meringis bukan
meringis. Lebih tepat menyerupai monyet makan terasi.
Beberapa dayang tertawa geli. Mereka tahu bahwa puteri
itu tentu lupa apa yang diperintahkan tadi. Karena yang
menitahkan supaya Blo’on dimake-up menjadi perempuan juga
puteri itu sendiri.
“Eh, mengapa diam saja?" tegur Ing Ing kiongcu pula
sehingga Blo'on gelagapan dan menyahut sekenanya: “Hamba
sendiri juga bingung memikirkan diri hamba ini laki atau
perempuan."
“Lalu bagaimana pendapatmu ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Hamba tak merisaukan hal itu. Laki atau perempuan,
biarlah. Yang pokok, hamba ini seorang manusia."
Ing Ing kiongcu tertawa. Para dayangpun mengikik geli
mendengar jawaban itu.
“Jika begitu, lebih baik menjadi banci saja,' seru puteri pula.
Blo'on kerutkan alis: “Yah, apa boleh buat kalau begini ini
disebut banci, hambapun terima saja."
“Siapa namamu?"
“Nama aseli atau nama pemberian orang ?'
lng Ing kongcu terbeliak : “Sudah tentu nama aseli. Eh,
apakah engkau mempunyai nama pemberian orang"
“Benar, kiongcu," sahut Blo'on, “jika kiongcu menanyakan
nama aseli hamba, hamba tidak tahu. Tetapi kalau orang
memberi nama hamba sebagai Blo’on."
Serentak Ing Ing kiongcu tertawa geli. Para dayang itupun
mengikik berkepanjangan. Sejak dua tahun menderita
penyakit, baru saja itu untuk yang pertama kali Ing Ing
kiongcu tertawa dengan gembira sekali.
Takut kalau dikata tidak menghormat terhadap puteri raja
maka Blo'onpun ikut tertawa. Seketika ruang peraduan Ing Ing
kiongcu bergemuruh dengan, suara ketawa. Melihat Blo'on
ikut tertawa dayang2 cantik itu makin tertawa terpingkalpingkal.
Apalagi nada tawa Blo'on seperti orang yang
menderita sakit demam.
Puas tertawa maka Ing Ing kiongcu lalu berkata: “ Ya, tak
apalah, kalau engkau memang menerima nama begitu.
Sekarang mulai sajalah engkau memeriksa penyakitku dan
memberi obat."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Tetapi hamba tak dapat mengobati penyakit, kiongcu,"
Blo'on melengking.
“Sudahlah, karena hu-ong yang menitahkan tentulah huong
tahu bahwa engkau dapat menyembuhkan penyakitku."
“Hamba sungguh2 tak dapat mengobati penyakit, kiongcu!"
teriak Blo'on.
“Periksalah denyut nadi tanganku!" Ing Ing kiongcu terus
menyodorkan tangan kirinya ke muka Blo'on, “Hayo,
peganglah!"
Blo'on terpaksa memegang telapak tangan kiongcu itu. Ia
tak tahu bagaimana memeriksa pergelangan tangan orang
tetapi ia takut kalau ia melanggar perintah puteri. Rasa tegang
yang besar, tanpa disadari Blo'on, telah memancarkan tenaga
sakti Ji-ih-cin-kang. Tenaga itu melalui telapak tangannya
menyalur ke telapak tangan puteri Ing Ing. Puteri itu merasa
tubuh dan perasaannya nyaman sekali.
“Pintar benar engkau," seru puteri sesaat kemudian,
“sekarang berilah obatnya."
“Hamba tak dapat, kiongcu ....... "
“Ah, jangan main2. Atau engkau memang tak mau
menyembuhkan penyakitku .... "
“Tidak, kiongcu, hamba ingin sekali mengobati kiongcu
tetapi hamba tak mampu ....... "
Karena dibujuk halus tidak mempan, diancam pun kebal,
akhirnya Ing Ing kiongcu murka.
“Dayang2, bukalah pakaian sinse Blo'on ini dan hajarlah dia
sampai nanti mau memberi obat,” teriak Ing Ing kiongcu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Seperti lebah dionggok dari sarangnya, kedua belas
dayang2, cantik itu segera berhamburan menyerbu Blo'on.
Mereka beramai-ramai meringkus Blo’on dan melucuti
pakaiannya........
Jilid 29
Kabur
Malu Blo'on bukan kepalang ketika pakaian hendak dibuka
oleh dayang2 yang cantik dan muda. Jika ia marah, tenaga
sakti Ji -ih cin kang dalam tubuhnya tentu akan memancar.
Jangankan hanya selusin dayang2 cantik, sekalipun selusin siwi
atau prajurit bhayangkara istana, tentu akan terpental.
Tetapi anehnya Blo'on tak dapat marah. Ia memang malu.
Maka untuk sekedar membebaskan diri dari serbuan selusin
dayang2 cantik itu, Blo'on hanya bergeliatan kian kemari. Ia
tak sampai hati untuk menampar atau memukul seorang anak
perempuan walaupun hanya dayang.
Tetapi keduabelas dayang cantik itu tak peduli. Makin Blo'on
bergeliat, makin kencang mereka menarik pakaiannya
sehingga tak berapa lama, pakaian Blo'on rompal dan
compang camping. Untunglah pakaian itu pakaian dayang.
Karena Blo'on tetap bergeliatan, ada beberapa dayang yang
karena gemas, terus menarik pakaiannya sekuatnya. Braattt....
Blo'on memakai pakaian rangkap. Yang dalam, pakaiannya
sendiri. Yang luar pakaian seragam prajurit bhayangkara.
Karena pakaian seragam prajurit sudah hancur, maka yang
robek itu adalah bajunya sendiri yang disebelah dalam.
Begitu baju robek, sebuah kantong kecil jatuh ke lantai.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hai, apa itu ?* teriak salah seorang dayang seraya
memungut kantong, "kantong kulit !"
"Apa isinya?" seru kawannya. "Berikan kepadaku," tiba2
Blo'on mengulurkan-tangannya meminta kembali kantong itu.
"Apa isinya ?" tanya dayang itu.
"Entahlah, nanti akan saya buka."
"Tidak," sahut dayang yang rupanya agak genit, "kalau tak
mau memberitahu isinya, kantong ini takkan kuberikan
kepadamu."
B!o’on tertegun, ia sendiri sesungguhnya memang agak
lupa apa isinya,
Tiba2 dayang genit itu hendak membuka kantong, tetapi
kawannya berseru :
"Hai, jangan sembarang membuka kantong itu. Siapa tahu
isinya ular \
"Ya, ya, benar isinya memang ular kecil," seru Blo'on
menirukan saja.
Mendengar itu pucatlah dayang genit. Cepat ia lemparkan
kantong itu kearah Blo'on. Blo'on-pun menyambutinya.
Bergegas ia membuka kantong itu untuk melihat isinya. Ia
heran karena isinya butir2 merah sebesar kedele. Ia agak lupa
apakah benda itu.
Belum sempat ia berpikir, tiba2 puteri Ing berteriak.: "Copot
semua pakaiannya dan lemparkan dia kedalam kandang Keraanjing!"
Beberapa dayang segera maju mengampiri Blo'on lagi.
Tetapi Blo'on cepat mengangkat tangan, berseru :
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tunggu dulu, apakah Kera-anjing itu ?" tanyanya.
"Anjing besar yang kepalanya menyerupai kera."
"Suka makan orang ?" tanya Blo'on, "Kalau kiongcu yang
memerintah, anjing itu tentu makan juga,"
" O, sungguh kebetulan sekali," tiba2 Blo'on berseru girang.'
Para dayang itu tercengang. Salah seorang segera
menegur: "Ih, mengapa engkau gembira ?"
"Karena aku suka makan anjing," seru Blo'on. "sekali gus
aku dapat menikmati dua. Kera dan anjing."
Dayang2 itu tercengang. Ceng Giok segera memberi
laporan kepada Ing Ing kiongcu.
"Setan," seru puteri itu, "kalau begitu lempar saja ke
kandang harimau."
Ceng Giok segera menyamparkan titah puteri kepada para
dayang : "Hayo, kita lemparkan dia ke kandang macan."
"Tunggu dulu," seru Blo'on, "mengapa kalian berlaku begitu
kejam kepadaku ?"
"Itu titah tuan puteri, bung !"
"Mengapa puteri benci kepadaku ?"
"Karena engkau tak mau mengobati penyakit kiongcu."
"O," dengus Blo'on, "baik, daripada dilempar ke kandang
macan, lebih baik kuobati saja penyakit puteri,"
Ia memutuskan hendak memberi puteri Ing Ing minum biji2
marah dalam kantong itu. Ia tak begitu ingat lagi, apakah
benda itu. Hanya ia masih dapat mengingat bahwa kantong itu
pemberian Sian-li.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Bagus, bagus," teriak Ing Ing kiongcu, "Ceng Giok,
ambikan pakaian bagus untuknya."
Ceng Giok mengiakan. Tak berapa lama ia datang dengan
membawa seperangkat pakaian yang bagus. Pakaian itu
adalah pakaian seorang thayswe-ya atau putera raja, salah
seorang kakak dari Ing Ing kiongcu sendiri.
"Pakaikan !" titah puteri itu pula.
Blo'on segera dipaksa memakai pakaian seorang pangeran.
"Aduh, cakap juga mak," seru salah seorang dayang ketika
melihat Blo'on dalam dandanan sebagai seorang thayswe atau
pangeran.
"Sayang rambutnya hanya tumbuh dua ikat, kalau tumbuh
semua, dia tentu benar2 seperti seorang thayswe-ya," seru
dayang yang lain.
Blo'on jengah mendengar kata2 dayang2 itu. Segera ia
berkata : "Sudahlah, mengapa kalian sebagai anak perempuan
tak malu untuk menggoda seorang anak lelaki ?"
"Huh, siapa yang menggoda ?" dayang yang genit
melengking pula, "aku hanya melakukan perintah kiongcu
saja: Kalau tidak, uh, masa kami sudi memasangkan pakaian
kepadamu."
"Ah, sudahlah," seru Blo'on, "engkau memang genit. Lekas
sediakan secawan air putih untuk meminumkan obat ini."
Permintaan Blo'on itu segera dilakukan. Dan Blo'onpun
mengambil tiga butir benda sebesar kedele itu, dihaturkan
kepada Ing Ing kiong cu.
"Harap kiongcu minum obat mujijat ini." katanya, tentu
penyakit kiongcu akan sembuh.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“ Sungguh ?" puteri itu menegas.
"Hamba jamin dengan jiwa hamba. Kalau sampai tak
sembuh, hamba bersedia mengganti dengan jiwa hamba."
Sebenarnya Blo'on lupa2 ingat apakah benda merah
sebesar kacang itu. Ia hanya ingat kantong itu Sian-li yang
menitipkan kepadanya tetapi ia lupa apakah gunanya benda2
dalam kantong itu.
Tetapi karena didesak oleh puteri dan dikerubut oleh selusin
dayang, akhirnya ia terpaksa nekad memberikan benda2
dalam kantong itu sebagai obat untuk puteri.
Setelah meminum benda itu, beberapa saat kemudian
puteripun tidur. Dan Blo'onpun berkata; "Biarkan puteri tidur.
Besok apabila bangun, tentu sudah sembuh."
Ternyata benda2 merah sebesar kacang itu adalah Cianlian-
hay-te-som atau buah som dari dasar laut jang berumur
seribu tahun. Buah itu diperolehnya ketika ia bersama Sian-li
terbenam dalam sungai dan kesasar masuk kedasar laut, lalu
bertemu dengan kakek tua penjaga keraton Hay-te-kiong
dahulu.
"Lalu bagaimana aku sekarang ?" tanya Blo' on kepada para
dayang itu."
"Engkau ?" kata Ceng Ciok, "engkau harus kembali
menemui Sun thaykam. Tetapi ingat besok pagi engkau harus
menghadap kemari lagi. Kalau ternyata kiongcu belum
sembuh, engkau harus menerima hukuman. Tetapi kalau
kiongcu bisa sembuh, engkau tentu akan diberi ganjaran
besar." Blo'on mengiakan lalu melangkah keluar.
Saat itu sudah malam. Istana sunyi senyap. Dan Blo'on tak
kenal seluk beluk istana. Dimana tempat kediaman Sui
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
thaykam, iapun tak tahu. Ah. asal mencarinya ke gedung yang
besar dan mewah, tentu ketemu, pikirnya.
Dengan pelahan-lahan dan sebentar memandang kian
kemari, Blo'on berjalan menyusur jalan yang terbuat dari batu
graniet putih.
"Ah, betapakah indah dan luasnya istana raja ini," pikirnya,"
enak juga, jadi raja itu. Dihormati seluruh rakyat, tinggal
dalam istana, memelihara banyak ponggawa dan prajurit, tiap
hari makan yang lezat, tidur pulas dan dilayani oleh dayang2
yang cantik."
Tiba2 pula pikiran Blo'on membantah sendiri. "Ah, tetapi
jadi raja itu harus tiap hari berpakaian baik, menerima mentri2
yang menghadap, memikir urusan negara. Dan yang tidak
enak, raja tak leluasa keluyuran kemana-mana. Tidak bebas
mau jalan2 melihat-lihat kota dan jajan di warung .... Ah, tidak
enak juga. Tidak seperti diriku. Aku bebas pergi barang
kemana pun yang senangi, aku makan apa saja yang kusukai,
aku berpakaian bebas menurut yang aku suka dan punya. Aku
bergaul dengan segala orang. Aku dapat tidur pada
sembarang waktu dan sembarang tempat. Aku dapat
menikmati pemandangan alam yang indah, mendengar
burung2 berkicau, melihat pak tani bernyanyi sambil meluku
sawahnya, aku tak takut dibunuh orang karena aku tak punya
musuh. Dan kawanan orang jahatpun tak mau mengganggu
diriku karena aku tak punya harta ......."
Karena melamun, tak terasa Blo'on telah tiba di tembok
Kota Terlarang atau istana tempat kediaman baginda. Ia
segera mencari pintu gapura.
Gapura dijaga oleh dua orang prajurit bersenjata. Demi
melihat kedatangan Blo'on, kedua penjaga itu serta merta
membungkukkan tubuh memberi hormat.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hamba berdua menghaturkan hormat kepada Ngothaysweya,"
seru kedua penjaga itu. Ngo-thayswe berarti
pangeran yang nomor lima. Rupanya kedua penjaga itu
menganggap bahwa Blo'on itu putera baginda yang kelima.
Blo'on terkesiap.
“Apakah ngo-thayswe itu?" serunya.
"Pangeran kelima putera sri baginda," sahut kedua penjaga
itu,
"O. tetapi aku bukan thayswe," Blo'on membantah.
Kedua penjaga itu termasuk prajurit dalam istana, sudah
tentu mereka mendengar juga tentang keadaan putera2
baginda. Ngo-thayswe itu jarang sekali keluar dari istana.
Menurut kabar, ngo-thayswe itu memang berwatak aneh,
seperti orang yang menderita kurang beres ingatannya.
Maklum akan hal itu maka kedua penjaga itu tak
menghiraukan pengakuan Blo'on.
"Thayswe-ya," kata mereka dengan mengunjuk hormat
pula, "hendak kemanakah thayswe pada malam hari begini ?"
Karena diberi keterangan, penjaga itu tetap
menganggapnya sebagai putera raja, Blo'on pun dongkol.
Lebih baik ia mengaku saja memang Ngo-thayswe, beres.....
"Aku hendak jalan2 mencari angin dan lihat2 pemandangan
yang indah," katanya.
"Oh, apakah thaysvve-ya hendak mengunjungi taman
Rumah Rahasia Hati ?" tanya penjaga itu.
"Rumah apa itu?"
Diam2 kedua penjaga itu terkejut. Mengapa ngo-thayswe
begitu pelupa sekali. Masakan rumah2 bangunan indah seperti
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Anglung-layar-jauh, Ang-lung-sambutan-harum dan Rumahrahasia-
hati yang terletak diluar tembok Kota Terlarang,
pangeran itu sudah lupa. Bukankah rumah2 itu merupakan
bangunan indah yang sengaja dicipta untuk menghibur
baginda dikala hendak bercengkeraman ?
"Ah, mungkin karena penyakitnya maka Ngo-thayswe
menjadi pelupa." pikir kedua penjaga itu.
"Rumah Rahasia Hati itu sebuah bangunan yang indah di
tepi kolam. Biasanya banswe-ya juga berkenan berkunjung ke
situ," kata kedua penjaga.
"'O, baiklah, aku juga ingin melihat-lihat tempat itu," kata
Blo'on.
"Baiklah, thayswe ya," sambut kedua penjaga pintu,
"silahkan thayswe mengunjungi taman indah. Karena kami
masih ditugaskan untuk menjaga disini, kami mohon maaf tak
dapat mengantar thay-swe-ya."
"Hm, engkau lebih berat menjaga pintu atau mengantar aku
?" dengus Blo'on yang saat itu makin garang karena
menganggap dirinya benar2 Ngo thayswe atau putera kelima
dari baginda.
Kedua penjaga itu gemetar.
"Sudah tentu hamba akan mengutamakan menjaga
thayswe ya. Tetapi apabila Hong ciangkun kebetulan meronda
dan tak melihat hamba berada di pos ini, tentu hamba berdua
akan dijatuhi hukuman berat."
"Ho, jangan takut. Nanti aku yang menghadapi Hong
ciangkun," kata Blo'on, "hayo lekas antar aku ke sana."
Karena ketakutan kedua penjaga itupun terpaksa
mengiringkan Blo'on masuk ke taman.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Pemandangan dalam taman itu memang indah sekali. Lebih
indah dari di dalam istana. Tiba2 Blo'on mendengar suara
musik dan seruling mengalunkan lagu yang merdu.
"Hai, apakah itu ?" tanyanya kepada kedua penjaga.
"Itulah wanita2 cantik yang bertugas menghibur baginda,
apabila baginda berkenan mengunjungi taman ini, thayswe
ya."
"Kita ke sana," kata Blo'on. Terpaksa kedua penjaga itupun
menginginkan. Blo'on memasuki sebuah bangunan yang
indah. Lantainya terbuat dari batu pualam, tiang2 berukir
lukisan dewa2. Empat penjuru diterangi, oleh mutiara yang
memancarkan cahaya kilau kemilau. Ditengah ruang disiapkan
suatu tempat duduk yang beralas permadani yang indah.
Sebuah pembaringan dan meja dan kayu cendana yang selalu
memancarkan bau harum.
Blo'onpun menghampiri tempat itu dan duduk. Memandang
keluar, ia melihat sebuah kolam yang permai. Airnya
dipancarkan dari sebuah patung Bidadari, bunga2 teratai
merah dan putih bertaburan di permukaan air. Airnya bening
dan sejuk.
Berada dalam ruang ritu, Blo'on merasa seperti berada
dalam dunia lain. Indah, tenang, sejuk dan nyaman.
Membawa perasaannya terbang melayang,
"Apakah tahyswe-ya hendak menikmati hiburan musik ?"
tanya kedua penjaga itu.
Blo’on mengangguk.
Kedua penjaga itupun segera masuk kedalam. Tak lama
kemudian, dua belas gadis2 cantik dalam pakaian yang indah,
berbondong-bondong keluar dan menghadap Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Thayswe-ya, hamba hendak mempersembahkan nyanyian
dan tari-tarian yang jelek, mohon thay-swe-ya sudi memberi
ampun," seru mereka.
Blo'on hanya mengangguk.
Serentak kedua belas gadis2 cantik itupun mengeluarkan
alat tetabuhan, khim, seruling dan genderang kecil. Dan pada
lain saat mengalunlah suatu irama tetabuhan yang merdu,
mengiring sebuah nyanyian yang memikat hati. Nyanyian dari
lagu2 percintaan yang membuai.
Setelah dua buah lagu dinyanyikan, maka bermunculan
pula selusin gadis2 ayu menari-nari dihadapan Blo'on. Lemah
gemulai bagaikan tak bertulang tubuh dara2 ayu itu meliukliuk
dalam gaya tarian yang mempesonakan.
Makin lama lagupun makin melengking tinggi dan gencar
dan tiba2 pula dara2 ayu itupun mulai melepaskan
pakaiannya. Mereka ternyata mengenakan pakaian berlapislapis.
Setelah lapis demi lapis pakaian ditanggalkan sehingga
sampai tujuh lapis, terakhir mereka hanya mengenakan
pakaian yang sangat minim. Hanya bagian buah dada dan
anggauta terlarang yang ditutupi dengan sehelai kain tipis.
Selama melihat gerak gerik kedua belas dara ayu
menanggalkan pakaian itu, mata Blo'on menyalang dan makin
menyalang lebar. Mulut melongo dan keringat bercucuran,
jantung- mendebur keras.
Setiap kali menanggalkan pakaian, dara2 penari itu tentu
melemparkan pakaiannya ke udara. Pakaian berhamburan
melayang-layang. Seketika ruang itu semerbak dengan bau
yang harum dan wangi sekali.
Ada suatu perasaan aneh yang menghinggapi benak Blo'on.
Pada waktu mencium bau harum itu, pikiranyapun bergerakTiraikasih
website http://kangzusi.com.
gerak, kepalanya berdenyut-denyut keras. Darahnyapun
bergolak-golak merangsang hebat. Belum pernah selama
hidupnya, ia menderita suatu perasaan yang sedemikian.
Hampir ia sukar untuk mengendalikan diri. Matanya mulai
merah karena melihat tubuh2 dara ayu yang hampir tak
berpakaian itu.
Tiba2 muncul dua orang gadis cantik jelita dengan
membawa penampan hidangan arak. Begitu tiba dihadapan
Blo'on, salah seorang yang bertubuh lebih langsing segera
mengambil botol arak dan menuangkan pada sebuah cawan.
"Thayswe-ya, mohon thayswe-ya suka menerima
persembahan hamba ini. Arak dari perasan buah som yang
berumur ratusan tahun. Arak ini bingkisan persembahan raja
Ko-li-kok."
Dayang itu segera menyodorkan cawan arak kehadapan
Blo'on. Blo'on masih terpesona melihat dara2 yang tengah
melepaskan pakaiannya itu. Ia terkejut ketika mencium bau
arak yang harum sekali. Tanpa banyak pikir, ia terus
menyambut cawan itu dan meneguknya.
Gadis cantik itu mengisi lagi dan mempersembahkan lagi.
Pun Blo'on tanpa melihat terus menyambuti dan meneguknya.
Berturut-turut Blo'on sudah menghabiskan sepuluh cawan.
Memang rasanya nikmat dan baunya harum sekali.
Tiba2 Blo'on rasakan kepalanya berputar-putar. Seluruh
benda dalam ruang itu, bahkan dara2 penari yang sedang
hendak melepaskan kain yang membungkus buah dadanya,
terasa berputar-putar. Dalam pandang matanya, dara2 cantik
yang sudah telanjang itu mirip dengan mahluk2 yang
menyeramkan. Bukan lagi dara yang bertubuh putih mulus
tetapi penuh dengan bulu2 panjang dan lebat macam kera.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Berpaling kearah gadis2 yang sedang memetik khim dan
alat2 tetabuhan, juga wajah mereka tampak mengerikan.
Bunyi musik yang melengking-lengking dalam nada tinggi itu,
bagaikan rintihan iblis yang menyayat-nyayat hati.
Saat itu dara2 penari sudah melepaskan kain penutup buah
dada dan setelah meliuk-liuk dalam gerak yang menonjolkan
keindahan tubuhnya, mulailah mereka membuka cawat yang
terakhir. Cawat yang menutup anggauta rahasianya.
Begitu cawat2 itu dilempar ke udara, Blo'on memekik
sekeras-keras lalu loncat dan tempat duduk dan terus lari
keluar.
Bum....
Rasanya Blo'on ingin Iari dan lari. Supaya terlepas dari
hantu2 yang menyeramkan itu. Pandang matanyapun terasa
gelap. Ia tak dapat membedakan mana jalan, mana tembok. la
terus lari ke muka dan akhirnya tercebur kedalam kolam.
Kolam itu ternyata bukan kolam biasa. Baginda menitahkan
ahli bangunan yang ternama untuk, membangun taman
hiburan itu. Ahli bangunan memang lihay. Ia membuat
terowongan dibawah tanah yang menggunakan alat penyedot
dan alat pembuang air.
Sebenarnya air kolam itu hanya berasal dari sebuah sumber
yang terdapat disebelah luar kota raja. Dengan pandai sekali,
ahli bangunan itu telah mengalirkan air sumber ke taman
istana Kota Terlarang, Dan air itupun lalu dibuat melalui
saluran terowongan yang mengalir ke sebuah sungai di tepi
kotaraja.
Begitu Blo'on kecemplung, tubuhnya terus tenggelam dan
masuk kedalam terowongan. la tak ingat apa2 lagi.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Kedua penjaga pintu terkejut sekali menyaksikan peristiwa
itu. Mereka memburu keluar untuk n enyusul pemuda yang
mengira kira Ngo-thayswe. Dan alangkah kejut mereka ketika
melihat Blo'on tercebur kedalam kolam. Cepat mereka
memburu untuk memberi pertolongan. Tetapi tubuh Blo'on
sudah tenggelam ke bawah.
Kedua penjaga itu makin sibuk. Mereka mencari kian kemari
tetapi tubuh Bio’on tetap tak dapat diketemukan.
"Celaka," seru salah seorang penjaga itu, "kalau berita ini
terdengar sri baginda, kita pasti di hukum.”
Kawannya gemetar.
"Engkau mau menurut aku atau mau berjalan sendiri sendiri
?" tanya penjaga pertama.
"Ya, aku menurut saja."
"Peristiwa ini bukan kepalang besarnya. Ngo- thayswe mati
tenggelam dalam kolam tentu akan menimbulkan kegemparan
besar. Baginda tentu murka. Lebih baik kita lolos saja dari
istana dan, melarikan diri ke suatu gunung yang sunyi.
Setuju?"
Karena tiada lain jalan lagi, akhirnya penjaga yang seorang
itupun terpaksa menurut.
Demikian kedua penjaga itu segera minggat dari istana dan
melarikan diri ke hutan.
Keesokan hari, puteri Ing Ing terjaga dari tidurnya. Ia
merasa matanya terang, pikirannya tajam.
"Ceng Giok, mengapa hari setinggi ini engkau tak
menjagakan aku ?" teriaknya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ceng Giok, kepala dayang yang melayani puteri Ing Ing
tergopoh menghampiri. Demi melihat wajah puteri berseri-seri
terang, iapun girang sekali. Ia duga puteri itu tentu sudah
sembuh dari penyakitnya yang aneh. Namun ia belum berani
memastikan sebelum melihat perkembangannya lebih lanjut.
Tetapi tanda2 semakin membuktikan bahwa puteri Ing Ing
memang sudah sembuh, Bicaranya sudah teratur dan genah.
Semangatnyapun segar.
Ketika Sui thaykam datang untuk menghadap dan
menjenguk keadaan puteri, ia terkejut melihat puteri berseriseri
wajahnya.
"Rupanya kiongcu sembuh," Ceng Giok menyambut
thaykam itu dengan menerangkan keadaan puteri.
Sui thaykam mengangguk dan menghadap puteri.
"Sui lopek, mengapa sepagi ini datang kemari? Apakah ada
keperluan?" tegur Ing Ing kiongcu.
"Hamba diutus banswe-ya untuk menjenguk kiongcu.
Banswe-ya sangat memperhatikan sekali akan sakit kiongcu."
"Aneh." kata Ing Ing kiongcu, "siapa bilang aku sakit'!
Sampaikan kepada hu-ong bahwa aku sehat walafiat tak
kurang suatu apa."
Sui thaykam terkesiap. Diam2 ia mengakui bahwa puteri
memang sudah sembuh.
"Maafkan hamba apabila hamba hendak menghaturkan
keterangan kehadapan kiongcu," kata Sui thaykam pula."
sesungguhnya kiongcu dalam beberapa waktu yang lalu telah
menderita suatu penyakit aneh. Baginda telah menitahkan
berpuluh tabib dan orang pandai untuk mengobati, tetapi tak
berhasil. Sampai pada suatu hari baginda berziarah ke makan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ong kuihui dan malamnya bermimpi bahwa yang dapat
mengobati penyakit kiongcu itu seorang pemuda yang aneh."
"O," desuh Ing Ing kiongcu, "lalu ?"
"Berkat restu Thian Yang Maha Kuasa, akhirnya pemuda
itupun telah diketemukan dan dititahkan untuk mengobati
penyakit kiongcu."
"Tetapi Sui thaykam," tiba2 Ceng Giok menyela "mengapa
pemuda aneh yang pertama datang mengobati itu malah
membuat kiongcu sakit prajurit gi lim-kun yang dipaksa oleh
pemuda itu untuk menyaru jadi dirinya."
"Mengapa dia memaksa prajurit gi-lim-kun itu?" tanya
puteri.
"Karena pemuda itu memang agak limbung pikirannya. Dia
melarikan diri tetapi akhirnya dapat ditangkap dan dibawa ke
istana lagi. Bukankah dia telah dapat menyembuhkan tuan
puteri ?' kata Sui thaykam.
"Entah bagaimana yang telah terjadi. Tetapi sekarang
kurasakan tubuh dan pikiranku sudah sehat. Dimanakah
pemuda itu sekarang?" tanya kiongcu.
Sui thaykam terkejut. Ia kira pemuda itu masih berada di
istana Ing jun-kiong situ. Ia menerangkan bahwa pemuda itu
tak berada di istana dalam.
"Sui lopek." kata Ing ing kiongcu, "aku ingin bertemu
dengan orang itu untuk menghaturkan terima kasih. Akan
kuberinya ganjaran. Dan kedua kalinya, harap disampaikan
kepada hu-ong bahwa aku kepingin berziarah ke makam
ibundaku."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sui thaykam segera mengundurkan diri. Ternyata ia tak
berhasil menemukan Blo'on. Juga di markas Gi-lim-kun, juga
di tempat kediaman-para thaykam.
Pasukan Gi-lim-kiln segera dikerahkan untuk mencari.
Akhirnya mereka mendapat keterangan dari para gadis2
penjaga rumah hiburan Rahasia Hati ditaman Kota Terlarang,
yang mengatakan tentang kunjungan Ngo-thayswe. Tetapi
entah bagaimana Ngo-thayswe telah lari dan mencebur
kedalam kolam.
Sudah tentu berita itu mengejutkan sekali. Bergegas
pasukan Gi-lim-kun memberi laporan kepada Hong ciangkun
dan Hong ciangkunpun terus menghadap baginda. Baginda
segera menitahkan untuk memanggil Ngo-thayswe. Tetapi
ternyata putera yang nomor lima itu masih segar bugar tak
kurang suatu apa.
Gi-lim-kun dititahkan untuk memanggil gadis2 penghibur
Rumah Rahasia Hati itu. Mereka menerangkan tentang wajah
dan pakaian pemuda yang dianggapnya sebagai Ngo-thayswe.
Setelah mendengar laporan mereka, barulah baginda
menarik kesimpulan bahwa pemuda yang berpakaian Ngothayswe
itu tentulah pemuda yang dititahkannya untuk
mengobati Ing Ing kiongcu. Segera baginda menitahkan untuk
mencari pemuda itu.
"Cari pemuda itu sampai ketemu. Dia akan kuangkat
sebagai hu-ma (menantu raja) dan akan kunikahkan dengan
Ing Ing kiongcu, sesuai dengan janjiku," titah baginda.
Hong ciangkun segera menyebar anakbuahnya untuk
mencari kesegenap peloksok kotaraja. Tetapi tak berhasil
menemukan Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Mungkin dia mati tenggelam dalam kolam," pikir kepala Gilim-
kun itu. Ia segera memerintahkan untuk mencari ke dalam
kolam. Tetapi juga tak dapat diketemukan apa2.
Kemudian Hong ciangkun menyebar surat sebaran yang
mengatakan bahwa barang siapa yang melihat seorang
pemuda aneh berpakaian seperti thayswe, supaya ditangkap
dan dihadapkan ke istana. Ciri2 pemuda itupun diterangkan
dengan jelas.
Seketika gemparlah kota raja karena berita dalam surat
sebaran itu. Seorang anggauta Kay-pangpun segera
melaporkan surat sebaran itu kepada ketua Kay-pang cabang
kota raja yalah Ong Cun.
Sudah tentu Ong Cun terkejut sekali. Segera ia
menyampaikan berita itu kepada Ceng Sian suthay dan Liok
Sian-li.
Sudah tentu Sian-li bingung tak keruan. Belum usaha
mereka untuk membebaskan Blo'on dari penjara di istana
berhasil, kini ternyata Blo'on sudah lolos dan melarikan diri, Ia
duga sukonya itu tentu membuat huru hara dalam istana.
Ceng Sian suthaypun terkejut. Setelah mendapat
keterangan dari Sian-li, ia makin yakin bahwa pemuda itulah
yang hendak dicarinya, yalah putera dari Kim Thian-cong yang
telah menghilang sejak bertahun-tahu itu.
"Suthay." kata Sian-li, "bagaimana kita akan bertindak ?"
Ceng Sian suthay juga sibuk namun ia menghibur nona itu.
"Marilah lebih dulu kita menguraikan apa sebab sukomu
sampai hendak ditangkap oleh kerajaan. Setelah menemukan
alasan salahnya, walaupun hanya bersifat dugaan saja,
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
barulah kita dapat menentukan langkah kemana kita harus
bertindak.
Sian li mengangguk, katanya :
"Menurut suthay, kemungkinan apakah yang paling
mungkin terjadi pada suko?”
"Aku sendiri belum berani memastikan karena belum
pernah bertemu muka dan belum tahu bagaimana perangai
suko-mu. Tetapi menilik peristiwa menabuh genderang
pertandaan waktu itu, dapatlah kutarik kesimpulan bahwa
suko-mu itu memang seorang anakmuda yang nakal dan
bengal."
"Benar, suthay," tiba2 Ong Cun ikut bicara "setiap kali Kim
kongcu tentu menerbitkan onar. Sejak di kotaraja, ia sudah
mengaduk dipesta ulangtahun Cian-bin-long-kun, lalu
memukul genderang raksasa, ditangkap ke istana, melarikan
diri dan sekarang menjadi buronan kerajaan."
"Ya, memang suko sering mengalami peristiwa2 yang aneh,
'Sian-li menerangkan." tetapi sesungguhnya dia seorang
pemuda yang baik hati, jujur dan sederhana. Sering menderita
hinaan dari orang karena bicara dan tingkah lakunya yang tak
wajar. Pada hal menurut pengakuannya, dia menderita
semacam penyakit lupa ingatan ....... , hai ..'! tiba2 Sian-li
berteriak seorang diri.
"Mengapa ?" tanya Ceng Sian suthay heran. “Ya. sekarang
aku ingat. Dia tentu hendak mencari otak naga," seru Sian-li
pula.
"Otak naga ?" serempak Ceng Sian suthay dan Ong Cun
berseru," apakah itu ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sian-li lalu menuturkan apa yang telah terjadi. Karena terus
mengeluh hilang ingatan, seorang nona mengatakan kepada
sukonya bahwa sukonya itu tentu hilang otaknya. Obatnya tak
lain hanya otak naga.
"Pada hal ia hanya berolok olok saja karena jengkel melihat
keblo'onannya. Ah. siapa tahu, dia telah menganggap hal itu
sungguh2.”
“Dia benar2 hendak mencari otak naga itu," kata. Sian-li.
Ceng Sian suthay kerutkan kening.
"Soal ini-memang repot," kata Ceng Sian suthay," disatu
fihak untuk mencari dan membawa Kim kongcu memang
sebuah tugas yang harus dilaksanakan. Tetapi di lain fihak.
aku harus kembali ke puncak Bidadari digunung Lo-hu-san
sesuai seperti yang kita putuskan dengan para ketua tujuh
partai persilatan. Sekarang sudah tanggal lima bulan delapan,
jadi masih kurang tujuh hari lagi aku harus tiba di Wisma
Perdamaian itu. Dan rasanya waktu sudah amat mendesak
sekali. Jika terlambat, mereka pasti akan gelisah."
"Baiklah, suthay," cepat Sian-li menanggapi, "karena
hilangnya suko itu sangat aneh, maka, biarlah aku tetap
berada di kotaraja sini. Bersama Ong thancu aku akan
menyelidiki peristiwa itu. Sedang suthay silahkan kembati ke
Lo-hu-san. Apabila aku berhasil menemukan suko, tentu
segera akan kuajak kegunung Thay-san. Bukan suthay dan
sekalian cianpwe akan memenuhi undangan dari tokoh yang
menyebut dirinya sebagai Kim Thian-cong dan bermukim
digunung Thay - san itu ?"
Ceng Sian suthay mengiakan. "Tetapi baiklah li-sicu
bertindak begini." katanya, "berhasil menemukan Kim kongcu
atau tidak, baik li-sicu menunggu dikaki gunung Thay-san.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Dan harap jangan sekali-kali bergerak sendiri sebelum kami
beramai-ramai datang."
Kemudian kepada Ong Cun, ketua Kay-pang cabang
kotaraja, Ceng Sian suthay berkata :
"Kim kongcu telah menjadi tujuan yang diputuskan ketujuh
partai persilatan, harus diketemukan. Maka kuharap Ong sicu
suka membantu Liok sicu mencarinya. Sesungguhnya, akupun
merasa berat hati untuk meninggalkan kota ini. Tetapi
pertama, karena sekarang sudah jelas bahwa jejak Kim
kongcu sudah dapat diketemukan, walaupun saat ini dia
sedang menghilang. Kedua kalinya, akupun terpaksa harus
hadir dalam pertemuan dengan para ketua tujuh partai
persilatan di gunung Lo-hu-san."
"Harap suthay legahkan pikiran," kata Ong Cun," aku tentu
akan membantu sekuat tenaga kepada nona Liok,"
"Pertemuan dari ketujuh partai persilatan mungkin
merupakan yang terakhir dan yang paling penting sendiri.
Karena kita akan memutuskan untuk menerima atau menolak
undangan tokoh yang menamakan diri Kim Thian cong. Yang
satu menetap di gunung Hong-san, yang seorang bermarkas
di gunung Thay-san."
Demikian Ceng Sian suthay sagera minta diri.
Ahliwaiis
Kembali Wisna Perdamaian di puncak Giok-li-nia gunung Lohu-
san menyambut kunjungan dari ketujuh ketua partai
persilatan. Mereka yalah Hui Gong taysu ketua Siau-lim-si, Ang
Bin tojin ketua Bu-tong-pay, Hong Hong totiang ketua Go-bipay,
Ceng Sian suthay, ketua Kun-lun-pay,
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Pengemis-sakti Hoa Sin ketua Kay-pang dan Pang To-tik
wakil partai Hoa-san-pay, belum datang. Kedua tokoh itu
ditugaskan untuk menyelidiki ke gunung Thay-san.
"Ah, mengapa Hoa sicu belum datang," kata Hui Gong
taysu, "adakah sesuatu yang terjadi dengan kedua sicu itu ?"
"Rasanya kedua orang itu tentu akan datang juga. Hanya
mungkin terlambat," kata Ang Bin tojin yang kenal baik
kepada kedua tokoh itu.
Untuk mengisi waktu, maka merekapun berbincang-bincang
tentang keadaan gunung Hong-san
"Kim Thian-cong di gunung Hongsan itu jelas, bukan Kim
Thian-cong tayhiap yang aseli," kata Ang Bin tojin.
"Toheng," sambut Hong Hong tojin ketua Go-bi-pay, "hal itu
masih sukar kita pastikan. Bukankah kita kenal bahwa di dunia
persilatan terdapat semacam ilmu merobah paras muka."
"O, adakah toheng. memastikan dia benar2 Kim tayhiap
yang aseli ?" balas Ang Bin tojin.
"Soal itu sukar diselidiki karena kepergian kita ke Hong-san
tak berhasil bertemu dengan tokoh itu. Tetapi yang jelas, dia
hendak mengembangkan agama Seng-lian-kau."
"Apabila hanya mengembangkan agama, itu sih dapat
dimaklumi," sambut Sugong In ketua Kong-tong-pay, "tetapi
mengapa dengan kekerasan hendak memaksa orang harus
masuk ? Bukankah jelas dia mempunyai tujuan tertentu ?"
'"Benar." sahut Hong Hong tojin, "tujuannya tak lain
hanyalah hendak menguasai dunia persilatan."
Ang Bin tojin menghela napas.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Rupanya Seng-lian-kau sudah cepat sekali berkembang.
Didaerah selatan, tokoh2 persilatan sudah tunduk dan masuk
menjadi anggautanya. Walaupun kita belum tahu bagaimana
tujuan pendirian Seng-lian-kau itu, tetapi dengan cara-caranya
yang menggunakan kekerasan, jelas partai agama baru itu
tentu hanya ingin mencari kekuasaan dan menguasai dunia
persilatan. Setiap tokoh silai atau perkumpulan maupunpartai
persilatan yang bertujuan demikian, tentulah tidak suci. Tentu
akan membawa keiusakan pada dunia persilatan."
"Ya." sambut Hong Hong tojin pula, rasanya Kim Thiam
cong dari gunung Thay-san itupun sama juga. Dia juga ingin
mengembangkan agama Thian-tong-kau (agama Nirwana).
Ang Bin tojin menghela napas.
"Banyak nian peristiwa2 yang silih berganti muncul dalam
dunia persilatan. Tetapi seperti yang kiia alami dewasa ini.
rasanya sejak beratus tahun sampai sekarang, baru kali ini
terjadi. Mayat seorang pemimpin dunia persilatan seperti Kim
tay-hiap, telah hilang. Ketua partai Hoa-san-pay Kam Sianhong
sicu, dibunuh orang. Kemudian pada waktu yang
serempak, muncul dua orang yang mengaku bernama Kim
Thian-cong. Satu di gunung Hongsan dan yang satu di gunung
Thaysan. Kedua-duanya menghendaki supaya tokoh2 dan
partai2 persilatan tunduk kepada mereka."
Tiba2 terdengar derap langkah orang berjalan di halaman.
Dan pada lain saat muncullah Hoa Sin ketua partai Pengemis.
Kelima ketua partai persilatan serempak berbangkit dan
mengucapkan salam.
"Hoa sicu," seru Hui Gong taysu setelah ketua partai
Pengemis duduk, “mengapa sicu seorang diri ? Dimanakah
Pang To Tik sicu ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Itulah yang menjadi pertanyaan bagiku," jawab ketua Kaypang,
“selama dalam perjalanan kami selalu berdua. Tetapi
setelah tiba di kaki gunung Thay-san dan mendaki, barulah
kami merancang rencana. Agar tidak menimbulkan kecurigaan
dan agar penyelidikan itu dapat diiakukan dari dua jurusan,
maka kami berpisah. Aku mengambil jalan dari timur dan Pang
kiamhiap dari barat. Dua hari kemudian, hasil atau tidak, kami
berjanji akan bertemu dengan di kedai kaki gunung. Apabila
tak ada, supaya menuju ke kota Thay-san-koan, di rumah
makan Heng-lok."
"Tetapi setelah tiba pada waktu yang kami janjikan, aku tak
dapat menemukan Pang kiamhiap baik di kaki gunung Thaysan
maupun di kota Thay-san-koan yang terletak di sebelah
selatan gunung itu. Aku mulai gelisah, jangan2 Pang kiamhiap
mendapat kesulitan di markas Thian-tong-kau. Malam itu aku
kembali melakukan penyelidikan ke gunung Thay-san tetapi
tak berhasil menemukan dia.
"Aku masih tak putus asa, Dengan jarih payah, dapatlah
kutawan seorang peronda dari markas Thian-tong-kau.
Walaupun kuancam dan dipukul, tetapi peronda itu tetap
mengatakan bahwa dalam markas Thian-tong-kau tak terjadi
suatu peristiwa apa2. Tak ada orang tawanan baru yang
ditangkap selama dua hari itu."
"Terpaksa aku pergi," kata Hoa Sin, "dalam perjalanan
pulang, mengingat waktunya masih cukup, akupun singgah di
kotaraja untuk meninjau keadaan cabang Kay-pang disitu .
,...”
"Nanti dulu, Hoa pangcu." tiba2 Ceng Sian suthay menyela,
"rencana untuk menyelidiki secara terpisah itu berasal dari
Hoa pangcu ataukah dari Pang sicu ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Pang tayhiap," kata Hoa Sin, "mengapa suthay
mungajukan pertanyaan demikian ?"
Ceng Sian suthay menghela napas.
"Berprasangka adalah tidak baik. Tetapi menjaga suatu
kemungkinan yang tak diinginkan, sama halnya dengan
bertindak hati2."
"Maksud suthay ?” Hoa Sin menegas, "adakah terdapat
sesuatu kecurigaan pada Pang tayhiap?"
Ceng Sian suthay mengemasi sikap.
“Dalam rangka bersikap dan bertindak hati2 itulah maka
aku terpaksa harus meneliti setiap peristiwa dan setiap orang,"
kata rahib ketua partai Kun-lun-pay itu. “marilah kita kembali
kepada saat2 kita berunding untuk mengurus jenazah Kim
tayhiap yang lalu. Siapakah yang mengusulkan supaya jenazah
Kim tayhiap disembunyikan dalam tempat rahasia?''
"Pang tayhiap ?" sahut Hoa Sin.
''Sebelum Pang sicu datang ke Lo hu san, bukankah dalam
partai Hoa-san-pay telah timbul peristiwa yang
menggemparkan ?"
"Ya, Kam Sian-hong pangcu telah terbunuh! oleh seorang
pemuda tak dikenal," sahut Hoa Sin pula.
"Ah, mungkinkah seorang tokoh sesakti Kam pangcu dapat
terbunuh oleh seorang pemuda yang kabarnya agak sinting ?'
Hoa Sin terkesiap.
"Memang hal itu sukar dipercaya," katanya sesaat
kemudian, "lalu apakah hubungan pembunuhan itu dengan
Pang tayhiap?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hoa pangcu,,, sahut Ceng Sian suthay, "telah kukatakan
bahwa tak baik untuk mencurigai orang. Tetapi dalam rangka
berhati-hati untuk menjaga hal2 yang tak diinginkan, kitapun
harus waspada dan meneliti. Aku tak mengatakan bahwa Pang
tayhiap tersangkut dalam pembunuhan itu. Tetapi akupun tak
memastikan bahwa ia bebas dari peristiwa itu."
"Ah," Hoa Sin mendesah, "sesungguhnya Pang tayhiap itu
sudah lama mengundurkan diri dan menyerahkan pimpinan
partai Hoa-san-pay kepada Kam pangcu yang menjadi
sutenya."
Ceng Sian suthay menghela napas.
"Dunia penuh debu kotoran, dunia pesilatan penuh akal
siasat," ujarnya. "Hoa pangcu,! bagaimana menurut
wawasanmu selama pangcu menempuh perjalanan bersama
Pang tayhiap?”
"Selama itu dia mengunjuk sikap yang baik dan
bersahabat," kata Hoa Sin.
"Apakah selama itu Hoa pangcu tak menemukan sesuatu
yang aneh, misalnya dalam hal2 yang kecil mengenai gerak
gerik Pang tayhiap.”
"Tidak, suthay," kata Hoa Sin tetapi sesaat kemudian ia
tampak kerutkan dahi seperti berpikir. Beberapa saat
kemudian ia berkata pula, "hanya pernah aku melihat suatu
peristiwa kecil yang agak mengherankan, Tetapi kuanggap hal
itu tak penting."
"Apakah itu ?" Ceng Sian suthay mendesak.
"Pada hari itu kami tiba di Khay-hong, sebuah kota yang
ramai. Karena hari amat panas, kami singgah disebuah rumah
makan. Tengah menikmati hidangan, tiba2 datanglah
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
sekelompok opas kerumah makan itu. Kami terkejut ketika
mereka menghampiri ketempat kami lalu mempersilakan kami
ikut menghadap pada Te-koan (kepala kota). Kukira kami
ditangkap ternyata Te-koan itu memang hendak mengundang
Pang tayhiap."
"Untuk apa ?"
"Dahulu sewaktu mengadakan perjalanan ke kota raja, Tekoan
itu telah dihadang oleh kawanan penjahat. Untunglah
Pang tayhiap muncul dan dapat membasmi penjahat2 itu.
Maka sekarang Te-koan hendak membalas budi kepada Pang
tayhiap dengan menjamunya dan memberi hadiah2 berharga.
Tetapi Pang tayhiap menolak pemberian itu."
"Itu sudah jamak bagi seorang pendekar yang luhur," kata
Ceng Sian suthay, "apakah yang Hoa pangcu rasakan aneh
dalam peristiwa itu ?"
"Tak lain karena kuperhatikan Pang tayhiap tampak
gelagapan ketika menghadapi pertanyaan dari Te-koan. Pang
tayhiap seperti tak kenal dengan Te-koan itu walaupun Tekoan
sudah menceritakan peristiwa yang dialaminya dahulu.
Akhirnya Pang tayhiap mengatakan bahwa ia tak ingat lagi."
"Berapa lamakah peristiwa itu terjadi ?" tanya Ceng Sian
suthay.
"Menurut keterangan Te-koan, peristiwa itu terjadi pada
sepuluh tahun yang lalu."
Ceng Sian suthay kerutkan dahi.
"Sepuluh tahun yang lalu, tak mungkin orang dapat
melupakan, hm, memang aneh," kata rahib dari Kun-lun-pay
itu, "pada hal Pang tayhiap belum terlalu tua untuk mengingat
kejadian sepuluh tahun yang lalu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Setelah itu maka Hoa Sinpun melanjutkan penuturannya
ketika berada di kotaraja.
"Aku bertemu dengan Ong Cun kepala Kay-panu cabang
kotaraja dan juga nona Liok Sian-li, murid dari Kim tayhiap."
Agak heran Hoa Sin ketika melihat para ketua partai
persilatan tak memberikan reaksi kejut atas keterangannya itu.
Bahkan Ceng Sian suthay tampak mengangguk-anggukan
kepala.
“Juga menurut keterangan dari Ong thancu, putera dari Kim
tayhiap yang hilang itu, berada di kotaraja,"' kata Hoa Sin
pula.
Eh, para ketua partai persilatan itu tak terkejut.
"Putera Kim tayhiap itu menamakan dirinya dengan nama
Blo'on," kata Hoa Sin.
Para ketua itupun tenang2 saja.
"Ditangkap di istana !" akhirnya Hoa Sin berseru agak keras
untuk mengejutkan mereka. Tetapi merekapun tetap tenang2
saja.
"Eh, mengapa kalian tak terkejut ?" akhirnya Hoa Sui sendiri
yang tak kuasa menahan keheranannya.
"Mengapa harus terkejut, Hoa pangcu ?" Ceng Sian suthay
tersenyum," aku sudah menceritakan hal itu kepada para
pangcu disini."
"Oh," Hoa Sin mendesuh, "apakah suthay juga ke kotaraja
?"
Ceng Sian mengiakan.
“Tetapi bukankah suthay ikut dalam rombongan yang ke
Hong-san ?"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kurasa empat orang sudah cukup dan atas persetujuan
para pangcu, aku mengundurkan diri karena hendak mencari
jejak putera Kim tay hiap yang hilang itu, Akhirnya akupun
mengunjungi juga kotaraja."
"Selama dalam perjalanan itu, apa sajakah yang suthay
ketemukan ?" tanya Kim Sin.
"Tidak ada yang penting kecuali bertemu dengan Hiang
Hiang niocu."
"Hiang Hiang niocu?" seru Hui Gong taysu serentak,"
Omitohud ! bagaimanakah dengan keadaan niocu ?"
"Hiang Hiang niocu juga mendengar tentang kemunculan
dua orang yang mengaku sebagai Kimtayhiap. Dia ketarik juga
perhatiannya. Ia hendak membantu kita secara diam2 untuk
menghadapi kedua Kim Thian cong itu."
"Omitohud !" seru ketua Siau-lim-si itu pula," apibila Hiang
Hiang niocu mau membantu, kekuatan kita tentu lebih besar.'"
"Dan selama dalam perjalanan itu, kudengar juga tentang
pembicaraan yang ramai dalam dunia persilatan tentang
kemunculan beberapa tokoh yang aneh. Antara lain, Bu Ing
lojin, Bu Beng lojin, Hong-sat koayceng dan lagi pula seorang
paderi Thian-tiok (India) yang sakti.
"Paderi Thian-tiok ? kata Hoa Sin, "bagaimanakah gerak
gerik paderi itu.
“Dia tak melakukan tindakan apa2, kecuali hanya berkelana
dari daerah kelain daerah. Tetapi anehnya, setiap kali paderi
Thian Tiok itu datang disebuah desa atau kota, tentulah orang
gempar karena kehilangan anak gadisnya."
Beberapa ketua partai persilatan itu terkejut.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tindakannya itu mirip juga dsngan Hong Sat koayceng.
Bukankah suthay pernah menghadapi Hong Sat koay-ceng
dirumah Cian-bin-long-kun dalam kotaraja ?" kata Hoa Sin.
"Ya," kata Ceng Sian suthay yang lalu menuturkan peristiwa
yang terjadi rumah kediaman Cian-bin-long-kun. Adalah
karena Kim kongcu membuat gara2 maka pesta ulang tahun
dari Cian-bin-long-kun sampai kacau."
"Dan tahukah suthay peristiwa putera Kim tahiap itu
ditangkap kedalam istana ?" tanya Hoa Sin pula.
"Ya, aku dan nona Liok bersama Ong than-cu berusaha
untuk masuk kedalam istana, tetapi penjagaan terlalu ketat
sekali, sehingga kami gagal menolong Kim kongcu. Tetapi Kim
kongcu memang bengal, pun juga lihay sekali. Dia telah
berhasil lolos dari istana. Pihak isiana lalu menebar
pengumuman untuk menangkap Kim kongcu."
"Ha, ha, ha," tiba2 Hoa Sin tertawa gelak2, "tahukah suthay
mengapa fihak istana hendak menangkap Kim kongcu ?"
"Dia lolos dari tahanan di istana." sahut Ceng Sian suthay.
"Benar," seru Hoa Sin, "memang Kim kongcu itu lihay
sekali. Sayang aku belum pernah berjumpa dengan dia.
Kurasa adatnya cocok sekali dengan aku. Tetapi suthay,
tahukah mengapa istana hendak menangkap Kim kongcu?'
"Sudah tentu akan dihukum!"
"Salah !" sambut Hoa Sin, "bukan dihukum tetapi akan
mendapat ganjaran besar."
"Ganjaran besar ?" Ceng Sian suthay terbeliak, "Hoa
pangcu. harap jangan berolok-olok Kim kongcu penting bagi
kita karena sebagai penghormatan dan balas budi kepada Kim
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
tayhiap kita harus mengurus puteranya. Oleh karena itu kita
harus mencarinya sampai ketemu."
Hoa Sin tertawa riang.
"Suthay, siapa yang berolok-olok? Masakan Hoa Sin berani
berolok-olok kepada suthay. Memang Kim kongcu akan diberi
ganjaran besar oleh bagmda raja karena telah berhasil
menyembuhkan penyakit dari Ing Ing kiongcu."
"Oh," serentak lima ketua partai persilatan mendesuh kejut,
“benarkah itu, Hoa pangcu ? Dan apakah kiranya ganjaran
yang akan diberikan kepada Kim kongcu ?"
“Sungguh mati," seru Hoa Lin dengan nada bersungguh,
“memang raja memberinya ganjaran, yang luar biasa yang
belum peruah diterima orang lain."
Kelima ketua partai persilatan itu makin ingin tahu.
"Harap. Hoa pangcu segera memberitahu ganjaran apakah
yang akan diberikan kepada Kim kongcu," akhirnya seorang
kepala gereja Siau-Iim-si yang sabar seperti Hui Gong taysu
tak dapat menahan hatinya.
"Hoa pangcu, jangan menggoda hati kita lekaslah engkau
katakan," seru Hong Hong tojin.
"Ya, ya," seru Hoa Sih, "akan kukatakan kepada para
pangcu. Ganjaran dari raja itu tak lain, Kim kongcu akan
dipungut sebagai menantu raja....."
"Hu-ma ?" seru kelima ketua partai persilatan itu serempak.
"Benar, puteri Ing Ing yang disembuhkan oleh Kim kongcu
itu akan diberikan kepada Kim kongcu."
"Omitohud !" segera Hui Gong taysu berseru memanjatkan
doa, 'besar sekali nian rejeki Kim kongcu itu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hoa pangcu," tiba2 Ceng Sian suthay berseru, "ketika aku
masih di kotaraja, memang kubaca juga pengumuman dari
istana. Tetapi pengumuman untuk menangkap Kim kongcu,
bukan pengumuman untuk menjadikan dia huma.'
"Ya, memang begitu. Tetapi aku telah menyelidiki kedalam
istana dan memperoleh berita itu. Sayang dulu2 aku tak
bertemu dengan Kim kongcu."
"Kalau bertemu lalu Hoa pangcu hendak mengapa ?" tukas
Ceng Sian suthay.
"Aku cocok sekali dengan perangai dan tingkah lakunya.
Coba pangcu sekalian bayangkan, siapakah yang telah
membikin geger seluruh penduduk kotaraja karena harus
bangun pada jam 3 pagi ? Ha, ha, ha. Kim kongcu telah
membangunkan seluruh penduduk kotaraja dengan memukul
genderang-waktu beberapa jam lebih pagi. Dan siapakah yang
mampu mengobati penyakit aneh dari Ing Ing kiongcu kalau
tidak Kim kongcu. Pada hal raja sudah memanggil seluruh
tabib pandai diseluruh kerajaan. Wah, wah, aku Hoa Sit orang
mengatakan seorang pengemis yang bertingkah aneh. Tetapi
kalau mendengar cerita nona Liok tentang pengalaman2 yang
dialami Kim kongcu selama berkelana ini, orang sungguh tak
mungkin mau percaya. Coba bayangkan saja, kalau Kim
kongcu pernah masuk kedasar laut dan bertemu dengan kakek
penunggu istana Hay-te-kiong, bertempur dengan ular naga
dan beberapa binatang aneh. Seumur hidup, baru pertama kali
ini aku mendengar kissah perjalanan hidup yang begitu aneh
dan luar biasa."
“Dan Hoa pangcu mau apa dengan Kim kongcu ?" seru
Hong Hong tojin.
''Karena adatnya sama, aku ingin mengangkat Kim kongcu
sebagai anak-angkat ..... ,"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Omitohud," seru Hui Gong, "mudah-mudahan maksud Hoa
pangcu yang baik itu akan terlaksana dengan baik."
"Aku tak setuju," tiba2 Ceng Sian suthay menyelutijk,
"kabarnya Kim kongcu itu agak limbung dan aneh tingkah
lakunya Seharusnya ia mendapat pimpinan ayah yang keras
dan disiplin seperti Kim tayhiap, Kalau mendapat ayah angkat
yang kukway seperti Hoa pangcu, apa nanti jadinya ? Ayah
dan anak sama-sama.....?'
Ceng Sian tuhay tak selanjutkan kata-katanya, Ia teitawa
geli.
"Justeru begitu baru serasi," seru Hoa Sin menanggapi
olok2 Ceng Sian sutthay, "bukankah suthay kenal akan sebuah
pepatah yang berbunyi ; "Guru kencing berdiri, murid kencing
berlari. Ha, ha, ha....."?
Demikian kelakar sekedarnya dari tokoh2 yang menjadi
ketua partai2 persilatan. Ada kalanya tokoh2 semacam itu juga
suka berkelakar sekedar pelepas waktu.
"Tetapi apakah Kim kongcu sudah dapat di-ketemukan”,
tiba2 Ceng Sian suthay bertanya dengan nada bersungguh.
Wajah riang dari Hoa Sin suram seketika, "Justeru itu yang
menjadi pemikiranku. Ketika berada di kotaraja, Kim kongcu
masih belum dapat diketemukan jejaknya. Kabarnya ia telah
menjadi Ngo-thayswe dan menceburkan diri ke dalam kolam
taman hiburan dalam istana. Sampai sekarang dia menghilang
tak dapat diketemukan."
Mendengar itu semua ketua partai persilatan terkejut dan
gelisah. Kalau putera Kim Thian-cong itu benar2 mati
tenggelam daiam kolam, sia2 -lah jerih payah mereka untuk
membalas budi Kim Thian cong,
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Soal Kim kongcu sudah kuserahkan kepada Ong Cun
kepala partai Kay-pang cabang kotaraja yang telah sanggup
membantu nona Liok untuk mencari Kim kongcu sampai
ketemu," kata Hoa Sin lebih lanjut, "yang jadi persoalan
sekarang yalah bagaimana kita harus mengambil keputusan
terhadap kedua Kim thian-cong palsu itu."
Kelima ketua partai persilatan yang lain seperti disadarkan.
Akhirnya Hui Gong taysu membuka suara.
"Para kaucu kalian," katanya membuka pembicaraan,"
menurut pendapat pinto, kita harus menjalankan siasat seperti
yang.pernah kita bicarakan dahulu. Yakni mengadu domba
antara kedua Kim Thian-cong itu. Mengingat bahwa kedua Kim
Thian-cong itu entah mana yang lebih ganas dan sakti, maka
kitapun terpaksa harus memecah kekuatan kita menjadi dua.
Sebagian menuju ke Hong san dan sebagian menuju ke Thay
san.
Kepada Kim Thian-cong di Hong-san kita mengatakan
bahwa terpaksa sebagian dari ketujuh partai harus memenuhi
undangan Kim Thian-cong di Thay-san karena takut akan
kekuatanya. Demikian kita katakan juga seperti kepada Kim
Thay-cong di Hong-san .....:"
"Bagaimana andaikata Kim Thian-cong di Hong-san maupun
Kim Thian-cong di Thay-san tidak mempan terhadap siasat
kita itu dan keduanya menerima begitu saja menurut
keadaannya. Bukankah berarti dunia persilatan akan dikuasai
oleh dua orang Kim Thian-cong ?" selutuk Hong Hong tojin.
"Toheng benar," sahut Hwat Gong taysu, “tetapi pinto lebih
cenderung untuk memastikan bahwa kedua Kim Thian-cong
itu tentu marah dan saling gempur sendiri. Karena biasanya,
setiap tokoh persilatan yang sudah memiliki kepandaian sakti
dan berani melaksanakan cita2 untuk menjagoi dunia
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
persilatan, tentu tak kan membiarkan timbulnya fihak kedua
yang akan menyainginya."
Dan andaikata apa yang dikuatirkan Hong Hong toheng itu
menjadi kenyatakan," kata Hwat Gong taysu lebih lanjut
"kitapun masih mempunyai daya lain. Kita harus menggeragoti
kekuatan mereka dari dalam. Setiap ada kesempatan terbuka,
harus kita gunakan sebaik-baiknya untuk menghancurkan
kekuatan mereka."
"Bagaimana kalau kesempatan itu tak ada?” tanya Hong
Hong tojin pula.
"Kita adakan," sahut Hui Gong taysu dengan nada yakin.
Tiba2 terdengar Ang Bin tojin ketua Bu-tong-pay menghela
napas.
"Apa yang diucapkan Hui Cong taysu memang merupakan
kemungkinan yang paling dapat kita laksanakan," kata ketua
Bu-tong-pay itu, "tetapi kitapun harus menjaga kemungkinan
yang paling buruk diantara kemungkinan2 itu."
Kelima ketua partai persilatan yang lain tampak kerutkan
wajah.
"Bagaimana maksud toheng ?" akhirnya Hwat Gong taysu
mengajukan pertanyaan.
"Yang pinceng maksudkan," kata Ang Bin tojin, "yalah
kemungkinan apabila semua siasat kita gagal. Bukankah dunia
persilatan akan menderita masa2 yang menyedihkan karena
harus dikuasai oleh tokoh2 yang jahat ? '
Kelima ketua partai persilatan mengangguk-angguk dan
kerutkan kening. Rupanya merekapun dapat membayangkan
apa yang dikuatirkan ketua Bu-tong-pay itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ya, kemungkinan itu memang ada," akhirnya Hui Gong
mengakui.
"Oleh karena itu, wajiblah kita memikirkan juga persiapan2
untuk menghadapi kemungkinan seperti itu."
"Lalu menurut toheng, bagaimana kita harus mengadakan
persiapan menghadapi kemungkinan buruk itu?' tanya Hui
Gong pula.
"Siau-lim-pay sudah berdiri beratus-ratus tahun, Bu-tongpay.
Kong-tong-pay, Kun-lun-pay, Go-bi-pay, Hon-san-pay dan
Kay-pangpun mempunyai sejarah yang lama dalam dunia
persilatan. Ilmu silat dari ketujuh partai persilatan itu,
merupakan sumber ilmu silat dari dunia persilatan Tiong-goan.
Bukankah sayang sekali kalau sampai ilmu silat warisan dari
para leluhur kita itu lenyap?" kata' Ang Bin tojin."
"Maksud toheng, kemungkinan kita akan menghadapi
kehancuran dibawah tindasan dari kedua Kim Thian-coug
palsu itu?'* tanya Hui Gong.
"Benar, taysu," jawab, Ang Bin tojin, "penyerahan kita
kepada mereka tentu disertai dengan anakmurid dari partai
persilatan masing2. Kalau sampai tokoh2 yarig tergolong kojiu
(jago sakti) dari masing2 partai persilatan dibunuh oleh kedua
atau salah satu dari Kim Thian-cong itu, bukan kah ilmu silat
dari masing2 partai persilatan akan ludas ?"
Terdengar desis tertahan dari mulut kelima ketua persilatan
demi mendengar hal yang dibayangkan Ang Bin tojin itu. Mau
tak mau mereka harus membayangkan kemungkinan itu juga.
"Ya, apa yang toheng kemukakan itu memang tepat sekali:
Kemungkinan begitu memang dapat juga terjadi," akhirnya
Hwat Gong taysu mengakui, "oleh karena itu harap toheng
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
suka mengemukakan pendapat yang tepat untuk mengatasi
hal2 itu."
"Ah, harap taysu jangan keliwat memuji diri pinceng," buru2
ketua Bu-tong-pay itu merendah diri, "pertama-tama, ingin
pinceng menanam kesadaran bahwa sejak berada dibawah
pimpinan Kim tayhiap, kita ketujuh partai persilatan ini sudah
seperti tergabung dalam satu kesatuan. Setiap salah satu dari
ketujuh partai persilatan itu menderita, yang lain2 pun untuk
satu."
Berhenti sejenak ketua Bu-tong-pay itu melanjutkan pula.
"Menurut bendapat pinceng yang picik, agar jangan sampai
ilmu silat dari ketujuh partai persilatan itu hilang musnah di
tangan musuh, maka kita harus memberikannya kepada
seorang murid yang benar2 kita anggap dan telah tahu akan
peribadi, bakat dan kejujurannya. Kita berenam memberikan
seluruh kepandaian kita kepada orang itu dan suruh dia
melarikan diri bersembunyi. Kelak apabila keadaan sudah
mengizinkan. dia harus membangun lagi ketujuh partai
persilatan itu. Artinya, dia harus mencari sisa2 murid setiap
partai persilatan itu, memilih yang baik sifat peribadi dan
bakatnya dan memberikan ilmu pelajaran silat dari partai
perguruannya kepada murid itu. Misalnya, kepada anakmurid
Bu-tong-pay dia harus memberikan seluruh ilmu silat yang
telah kuberikan kepada murid Bu-tong-pay itu. Demikian
seterusnya terhadap keenam partai persilatan yang lain.'
"Suatu pendapat yang bagus sekali." Tiba2 Ceng Sian
suthay berseru, "tetapi sukar pelaksana annya. Karena untuk
mencari tokoh yang sesuai seperti yang kita inginkan, tentu
sukar''
Ang Bin tojin mengangguk.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Apa yang su-thay katakan memang tepat sekali" kata
ketua Bu-tong-pay itu. "andai kita memilih salah seorang
murid yang paling menonjol di antara ketujuh partai
persilatan, tentu yang lain akan keberatan. Maka untuk jalan
tengah kita harus mencari pemuda berbakat yang diluar dan
ketujuh partai persilatan."
"O," seru Ceng Sian suthay "bagus sekali pendapat toheng
itu. Tetapi mungkin toheng sudah mempunyai bayangan
tentang calon itu".
"Benar," jawab Ang Bin tojin, "dan andaikata calon yang
pinceng ajukan itu tidak sesuai, harap jiwi sekalian suka
menyanggah".
Setelah kelima ketua partai persilatan memberi
kesanggupan maka Ang Bin tojin pun mengemu-kan calon
pilihannya.
"Menurut hemat pinceng, kita wajib membalas budi kepada
Kim tayhiap. Sebenarnya kita akan berusaha untuk menolong
putera Kim tay-hiap yang hilang itu dan mendidiknya supaya
menjadi seorang pendekar yang berguna. Tetapi berita,
terakhir yang dibawa Hoa pangcu tadi benar2 mencemaskan
sekali. Bagaimana andaikata Kim kongcu benar2 telah
meninggal terbenam dalam kolam. Bukankah usaha kita akan
sia2 ? Nah, dengan cara yang hendak pinceng ajukan ini,
kemungkinan kita akan mencapai dua tujuan dalam satu kali
bertindak. Pertama, demi melanjutkan cita2 untuk membalas
budi kepada Kim tayhiap. Kedua, karena kita tahu bahwa
pilihan Kim tayhiap itu tentu memberi jaminan yang cukup
meyakinkan kepada kita. Jelasnya, pinceng hendak
mengusulkan supaya salah seorang murid dari Kim tayhiap itu
yang kita angkat jadi calon ahliwaris dari ketujuh partai
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
persilatan. Soal peribadi dan bakat, pinceng percaya Kim
tayhiap tentu sudah pernah mengujinya".
Kelima ketua partai persilatan terkesiap lalu mengangguk.
"Aku setuju dengan usul Ang pangcu, tiba2 Hoa Sin
berseru, "tetapi sayang, calon yang hendak kuajukan itu,
masih menjadi pertanyaan apakah masih hidup atau sudah
meninggal."
"Putera Kim tayhiap?" seru Ceng Sian suthay.
"Benar, suthay" sahut Hoa Sin, “kurasa dia lah satu-satunya
pemuda yang tepat menjadi ahli waris kita berenam. Sayang
dia sudah tak ada. Ataupun kalau masih hidup, sukar
diketemukan"
"Dan sayang pula," Ceng Sian suthay menambahkan,
"bahwa kehendak Hoa pangcu yang baik itu tentu ditolak oleh
Kim kongcu. Karena menurut pengakuan nona Liok, putera
Kim tayhiap itu menolak untuk belajar silat. Jangankan kita
yang akan memberi pelajaran, bahkan ayahnya sendiri,
mendiang Kim tayhiappun ditolaknya. Memang putera Kim
tayhiap itu aneh sekali wataknya. Ayahnya seorang pemimpin
dunia persilatan tetapi puteranya tak mau belajar silat".
"Oleh karena itu," kata Sugong In ketua Kong-tong-pay,
"kita hanya mempunyai dua pandangan yang dapat kita
jadikan calon. Murid pertama dari Kim tayhiap atau murid
perempuannya."
“Kurasa murid pertama dari Kim tayhiap yang bernama Tio
Goan-pa itu lebih sesuai," kata Ang Bin tojin. "karena dengan
menjadi murid pertama atau calon ahliwaris, sudah tentu Kim
tay hiap telah menguji peribadi maupun bakat dari pemuda
itu".
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tetapi bagaimana untuk mencari pemuda itu?" tanya Hong
Hong tojin ketua Go-bi-pay.
"Yang penting, apakah kita sudah setuju akan rencana yang
pinceng kemukakan ini," kata Ang Bin tojin, "dan kalau sudah,
apakah juga sudah setuju akan calon pilihan pinceng itu.
Apabila kedua-duanya sudah disetujui maka kita segera dapat
mengatur langkah untuk bertindak".
Kelima ketua partai persilatan yang lain tampak diam
merenung. Rupanya mereka merenungkan persoalan itu
dengan serius. Mereka menyadari bahwa saat itu keadaan
sudah sangat mendesak dan bahaya sudah mengancam di
depan mata. Ibarat bahaya kebakaran, harus lekas2 soal itu
diatasi.
Akhirnya karena tiada lain jalan, kelima ketua partai
persilatan itu memberi persetujuannya.
"Nah, jika begitu, pinceng serahkan kembali persoalan ini
kepiada Hui Gong taysu untuk memutuskan langkah2 yang
perlu." kata Ang Bin.
Hui Gong taysu segera bicara.
"Tio Goan-pa sicu, murid pertama dari Kim tayhiap saat ini
sedang berkeliling untuk menghubungi partai2 persilatan yang
lain dan tokoh2 persilatan yang tak menggabungkan diri pada
suatu partai persilatan. Apabila kita mencarinya, jelas akan
memakan waktu. Paling tidak, tentu akan lewat dari waktu kita
harus menghadiri undangan kedua Kim Thian-cong itu. Dan
andaipun ketemu, tentu juga makan waktu yang cukup lama
bagai Tio sicu untuk menerima ilmu pelajaran dari kita
bertujuh partai persilatan."
Berhenti sejenak, ketua Siau-lim si itu melanjutkan pula :
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Pada hakekatnya, kita setuju keputusan untuk memberikan
ilmu kepandaian ketujuh partai persilatan kepadanya. Tetapi
karena hal itu terhalang oleh keadaan dan waktu, maka kita
harus mencari jalan lain. Dua hari lagi kita segera berangkat
ke Hongsan dan ke Thaysan. Dalam waktu yang singkat itu,
lebih baik kita memilih murid dari partai perguruan kita
masing2 dan memberikan ilmu pelajaran kepadanya. Setelah
itu kita suruh dia menyembunyikan diri ke gunung yang sepi
untuk berlatih hingga dapat memahami pelajaran itu."
"Waktu dua hari terlalu singkat untuk menyerap semua ilmu
pelajaran dari setiap partai persilatan," sambut Ang Bin tojin,
"misalnya ilmu siat dari perguruan Siau-lim si yang memiliki 72
buah pelajaran silat yang sakti. Jangankan dalam waktu dua
hari, bahkan berpuluh tahun, bahkan pula seumur hidup tak
mungkin selama ini terdapat tokoh Siau-lim-si yang mampu
menguasai seluruh ilmu pelajaran itu."
Hui Gong taysu menghela napas,
"Apa yang toheng kataknn memang benar " katanya," lalu
bagaimana menurut pendapat toheng untuk mengatasi
persoalan ini !"
"Menurut hemat pinto," kata Ang Bin tojin, "yang terutama
yalah harus menyelamatkan kitab2 pusaka ilmu pelajaran dari
masing2 partai persilatan. Yang kedua, kita masing2
menggunakan waktu dua hari yang amat singkat ini untuk
menulis, semua ilmu pelajaran yang kita miliki. Kitab itu kita
berikan kepada salah seorang murid kita yang kita anggap
paling berbakat dan baik kelakuannya, untuk bersembunyi di
gunung dan mempelari ilmu itu sampai sempurna."
Pandangan ketua Bu tong-pay itu ternyata disetujui.
Keenam partai persilatan itupun segera berkemas-kemas
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
untuk menuliskan ilmu kepandaiannya dalam sebuah kitab.
Dan sehari itu merekapun mulai menulis.
Tiba2 pada hari kedua, Tio Goan Pa muncul. Sudah tentu
keenam ketua partai pesilatan itu terkejut, Sesaat mereka
tertegun karena harus menghadapi persoalan lagi. Apakah
tetap akan memberikan ilmu silat mereka kepada Goan Pa
ataukah tetap melanjutkan tulisan mereka pada kitab yang
akan diberikan kepada murid mereka.
Tio Goan Pa pun melaporkan tentang usahanya untuk
menghubungi partai ataupun perguruan persilatan, tokoh2
ternama.
"Mereka menyatakan akan berdiri dibelakang kita, dalam
menghadapi ancaman kedua manusia yang menamakan
dirinya Kim Thian-cong itu," katanya mengakhiri laporan.
Hui Gong taysu memberi pujian kepada pemuda itu.
"Kalau tak.salah, besok kita harus sudah berangkat untuk
memenuhi panggilan mereka," kala Goan Pa pula.
Hui Gong taysu mengiakan.
"Benar, Tio sicu, "katanya, “justeru itulah yang
menggelisahkan kita."
Kemudian ketua Siau-lam-si itu menceritakan hasil
keputusan dari para partai persilatan yang berada dalam
Wisma Damai disitu.
"Keputusan ciapwe sekalian memang tepat sekali, "kata
Goan Pa," walaupun wanpwe seorang pemuda yang tak
berguna, tetapi demi menyelamatkan kelangsungan hidup dari
ketujuh persilatan, wanpwe bersedia untuk melakukan tugas
itu.”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Dalam membawakan cerita tentang hasil keputusan keenam
ketua partai persilatan, Hui Gong taysu baru tiba tentang
keputusan untuk menyerahkan warisan ilmu silat dari ketujuh
partai persilatan itu kepada Goan Pa. Belum lagi ketua Siaulim-
si itu melanjutkan ceritanya mengenai perubahan
keputusan itu, Goan Pa sudah mendahului dengan
menyatakan kesanggupannya menerima beban kewajiban dari
ketujuh partai persilatan itu:
"Tetapi Tio sicu," kata Hui Gong taysu, karena tertumbuk
akan waktu undangan dari kedua Kini Thian-cong dengan
waktu untuk mencari sicu, demikian pula dengan
pertimbangan bahwa tak mungkin sicu akan dapat
menampung ilmu pelajaran ketujuh partai peisilatan dalam
waktu hanya dua hari maka kamipun merobah keputusan itu.
Akan menulis ilmu yang kami miliki masing2 dalam sebuah
kitab ......"
"Ketepusan yang tepat sekali," cepat Goan Pa menyambut,
"memang apa yang cianpwe katakan itu benar. Tak mungkin
wanpwe dapat menampung sekian banyak ilmu pelajaran
dalam waktu dua hari saja. Dengan ditulisnya ilmu itu dalam
kitab, wanpwe akan mendapat waktu yang cukup untuk
mempelajari dan berlatih. Wanpwe berjanji akan berlatih
sungguh2 untuk memenuhi harapan sekalian cianpwe."
Kembali keenam ketua partai persilatan itu terkesiap. Untuk
beberapa saat mereka tak dapat mengucap apa2"
"Tio sicu," akhirnya Hui Gong taysu yang membuka
pembicaraan, "dalam hal keputusan itu, setelah terdapat
perobahan tentang cara, pun juga perobahan tentang
orangnya. Bermula kami memang memilih seorang yang diiuar
dari ketujuh partai persilatan sebagai ahlivvaris penyambung
ilmu pelajaran ketujuh partai persilatan. Tetapi akhirnya kami
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
putuskan, akan menyerahkan kitab itu kepada murid masing2
yang kami anggap paling berbakat dan paling baik".
"Ah," Goan Pa mendesah, "soal itu wanpwe tak menyesal
karena hal itu merupakan hak dari para cianpwe disini. Hanya
saja ..."
"Hanya saja bagaimana, harap sicu katakan."
"Wanpwe ikut perihatin akan nama baik dari para cianpwe
dan ketujuh partai persilatan. Apa bila peristiwa ini sampai
terdengar oleh orang persilatan, bukankah mereka akan
melontarkan cemoohan kepada para cianpwe sekalian karena
dianggap telah menarik kembali kata2 yang sudah diucapkan?
Hui Gong taysu terkesiap. Demikian pula dengan kelima
ketua partai persilatan yang lain.
"Soal gengsi atau nama, pada saat ini tak perlu kita
hiraukan". tiba- Hoa Sin menyeletuk, "yang penting kita harus
menyelamatkan ilmu pelaran warisan masing2 partai
persilatan. Memberikan ilmu warisan kepada murid sendiri,
bukanlah suatu hal yang layak dicemohkan. Itu sudah wajar"
"Kalau para cianpwe disini belum melatahkan keputusan
yang pertama, memang tak ada orang yang akan
mencemohkan. Tetapi ternyata cianpwe sekalian sudah
menyetujui pernyataan untuk memilih orang yang diluar dari
ketujuh partai persilatan itu", cepat Goan Po menukas.
"Dalam hal ini, bukan wanpwe hendak mendesak dan
menonjolkan diri supaya diberi ilmu pelajaran dari ketujuh
partai cianpwe sekalian. Tetapi wanpwe hanya hendak
menjaga nama baik cianpwe sekalian dan ketujuh partai
persilatan yang dia junjung tinggi oleh seluruh kaum
persilatan".
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Keenam ketua partai persilatan itu terdiam. Mereka
memang mengakui bahwa apa yang dinyatakan Goan Pa
memang beralasan.
Akhirnya, Ang Bin tojin ketua Kong-tong-pay memecahkan
kemacetan itu.
"Begini sajalah " katanya, "mengingat waktu sudah amat
mendesak dan kita sudah terlanjur menuliskan ilmu
kepandaian kita kedalam kitab, maka pemecahannya adalah
begini. Kita tetap lanjutkan penulisan itu, kemudian kita
tentukan siapa murid kita yang berhak menerima kitab itu.
Dan untuk menyerahkan kitab tulisan kita itu, kami akan minta
bantuan Tio sicu yang menyerahkannya. Dengan begitu tak
mengurangi arti dari keputusan kita. Jadi Tio sicu tak perlu
berjerih payah untuk mempelajari ilmu kepandaian kita
berenam, tetapi tetap dapat, melaksanakan tugas yang kami
harapkan".
Pernyataan Ang Bin tojin kembali mendapat persetujuan
kelima ketua partai persilatan yang lain.
Demikian mereka melanjutkan lagi pekerjaannya. Besok
mereka harus sudah berangkat.
Tio Goan Pa mewajibkan diri sebagai tuan rumah. Ia
mewakili mendiang gurunya, untuk menyediakan hidangan
bagi keenam ketua persilatan itu dan menyiapkan pula tempat
penginapan bagi mereka.
Saat itu sudah malam. Keadaan di puncak Giok-li-nia sunyi
senyap sekali. Tetapi di kamar masing2 keenam ketua
persilatan itu masih sibuk menulis ilmu kepandaian mereka
dalam sebuah kitab.
Waktu dua hari memang terlalu sempit. Maka merekapun
tak dapat menuliskan seluruh kepandaian mereka. Mereka
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
hanya menulis saja ilmu kepandaian silat yang penting dan
sakti.
Tengah malam telah lewat. Suasana makin lelap.
Sedemikian sunyinya sehingga daun kering yang gugur ke
tanah, pun dapat terdengar.
Tiba2 Hui Gong taysu dikejutkan oleh suara yang aneh.
Seperti langkah kaki orang yang berjalan menghampiri ke
tempat penginapan. Begitu halus dan hampir tak bersuara
langkah kaki orang.
Diam2 Hui Gong taysu terkejut. Jelas pendatang itu
memiliki ilmu ginkang atau meringankan tubuh yang hebat
sekali.
"Siapa ?" tanya Hui Gong taysu dalam hatil "hanya ada dua
kemungkinan. Jika bukan Goan Pa tentu Pang To Tik. Tetapi
kalau Goan Pa tentu tak sedemikian sempurna ilmu ginkangnya.
Apakah Pang To Tik ? Ah, mungkin jago dari Hoa
san-pay itulah yang datang."
Hui Gong hentikan pekerjaannya. Ia kerahkan semangat
untuk mendengarkan suara pendatang itu.
Saat itu dia sudah tiba di Wisma Damai. Makin keras
dugaan Hui Gong taysu bahwa pendatang itu tentu Pang To
Tik. Segera dia berkemas hendak menyambut keluar.
Tetapi pada lain saat ia batalkan rencananya Orang itu
tengah memasuki Wisma Damai lalu, menghampiri ke
belakang dimana tempat penginapan keenam ketua partai
persilatan itu berada.
"Ah, tentu Pang tayhiap," akhirnya Hui Gong mengambil
kesimpulan. Dia terus terbangkit hendak keluar. T'etapi tibaTiraikasih
website http://kangzusi.com.
tiba langkah kaki terhenti di halaman lalu terdengar desir
angin pelahan di udara.
Hui Gong taysu terkejut. Jelas orang itu tentu melayang
keatas wuwungan rumah. Seketika timbul kecurigaan dalam
hatinya. Jika Pang To Tik, tak mungkin akan berbuat begitu
Tentu akan mengetuk pintu, Hui Gong taysu segera kerahkan
seluruh perhatiannya untuk mengikuti gerak gerik pendatang
itu.
Beberapa saat tak terdengar suara apa2. Tentu orang itu
sedang menunggu suatu perobahan dalam rumah penginapan.
Karena sunyi2 saja, ia segera bergerak.
Hui Gong taysu mendengar suara atap dibuka dengan
pelahan-lahan. Kini semakin jelas bahwa pendatang itu tentu
termaksud buruk.
Tengah Hui Gong taysu menunggu perkembangan lebih
lanjut, tiba2 terdengar suara Ang Bin tojin membentak:
"Hai, besar sekali nyalimu, berani mengintai ke sarang
naga!"
Dan pada lain saat terdengar Ang Bin mendesis kejut. Hui
Gong tak dapat berpeluk tangan lebih lanjut. Serentak ia
membuka jendela lalu melayang keluar.
Tetapi belum kakinya menginjak tanah, setiup angin tajam
telah menyambarnya. Cepat ketua Siau-Iim-si itu kebutkan
lengan jubahnya. Tring, tring, terdengar suara benda
tertampar jatuh ketanah.
"Ha, ha, ha," orang itu tertawa," hayo, kejarlah aku kalau
mampu, kalian berenam !"
Orang itu mengenakan kain cadar hitam, sehingga tak
dapat diketahui raut wajahnya. Sedangkan saat itu ternyata
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
keenam ketua partai persilatanpun sudah keluar dan
mengepung.
Hui Gong taysu ketua Siau-lim-si, Ang Bin tojin ketua Butong-
pay, Hong Hong tojin ketua Go-bi-pay, Ceng Sian suthay
ketua Kun lun pay Sugong In ketua Kong-tong-pay dan Hoa
Sin ketua Kay-pang, adalah tokoh2 persilatan yang
termasyhur. Mereka merupakan tokoh2 silat yang menentukan
kehidupan dunia persilatan Tiong-goan. Sudah tentu ilmu
kepandaian mereka amat tinggi.
Tetapi walaupun dikepung oleh keenam tokoh yang begitu
sakti, orang tak dikenal itu tetap ganda tertawa.
""Siapa engkau !" bentak Sugong In. Orang itu tertawa
hina.
"Tiada guna engkau mengetahui namaku. Yang penting
kedatanganku kemari ini hendak menguji ilmu kepandaian silat
dari tokoh2 di Tiong-goan. Apakah benar2 sehebat yang dipuji
orang ?
Keenam ketua partai persilatan itu terkejut. Diam2 mereka
dapat membedakan bahwa logat bahasa yang digunakan
orang itu, berlainan dengan logat orang Tiong goan.
"Jika tak mau mengaku jangan menyesal kalau akan
kutindak dengan kekerasan,” seru Sugong In pula.
“Memang itulah yang kuharapkan. Silahkan kalian bertujuh
.maju !" tanjang orang itu.
"Baik," secepat berkata, secepat itu pula Sugong Inpun
sudah melayang kemuka dan melepaskan sebuah pukulan
dahsyat.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tetapi sebelum tangan sempat diayun, tiba2 orang itu
sudah mendahulu taburkan serangkum benda kecil kearah
Sugong In.
Sugong In terkejut. Untuk menghindar sudah tak sempat
lagi, Terpaksa ia tamparkan lengan jubahnya.
Tetapi alangkah kejut ketua Kong tong pay itu ketika
benda2 kecil yang tertampar itu berubah berhamburan
menjadi asap. Dan seketika pula ia rasakan kepalanya pening,
mata berkunang kunang.
Melihat itu beberapa ketua persilatan yang lain serentak
menerjang maju. Tetapi orang itu pun menyambutnya pula
dengan taburan benda putih.
"Jangan ditangkis !" teriak Hui Gung taysu seraya loncat ke
samping.
Tetapi orang itu memang ganas sekali. Ia tak memberi
kesempatan lagi kepada para ketua partai persilatan itu.
Setelah mencecer dengan empat lima kali taburan benda kecil,
yang terakhir, orang itu melontar peluru. Bum, bum, peluru
menghantam tanah dan asap tebalpun segera menyelubungi
tempat itu.
"Mundur dan tutup pernapasan !" seru Hui Gong taysu pula.
Keenam ketua paitai persilatan berhamburan loncat ke
belakang. Mereka bersiap2 hendak menerjang. Tetapi setelah
asap menipis, ternyata orang itupun sudah lenyap.
Pengejaran dan pencarian segera dilakukan jauh sampai ke
kaki bukit tetapi tak berhasil menemukan jejak orang itu.
Terpaksa mereka kembali ke Wisma Damai.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hui Gong taysupun kembali kedalam rumah penginapannya.
Ketika membuka pintu maka menjeritlah ia dengan nada yang
amat kaget :
"Hai, kemana kitab yang kutulis tadi .....!"
Jilid 30
Memancing harimau tinggalkan sarang
Bahwa Hui Gong taysu seperti orang yang menderita kejut
disambar halilintar, memang dapat dimaklumi. Kitab itu telah
diisi dengan tulisan mengenai seluruh ilmu kepandaian yang
dimilikinya.
Walaupun tidak semua ilmu pusaka Siau-Iim-si yang terdiri
dari tujuhpuluh dua macam ilmu sakti itu dapat dipelajarinya
semua, tetapi hampir lebih dari separoh ia telah dapat
menguasai. Suatu hal yang tak mengherankan mengingat
kedudukannya sebagai seorang ketua.
Setelah kitab itu benar2 tak diketemukan dalam kamarnya,
segera ia lari keluar menuju ke kamar lain2 ketua persilatan.
”Ah ... ”, ia berseru dalam hati ketika melihat kelima ketua
partai persilatanpun muncul dari kamar masing2.
Merekapun terkejut melihat Hui Gong taysu.
”Taysu ... ” serentak kelima ketua persilatan itu bergegas
menyongsong.
Hui Gong taysu cepat dapat mencium bau bahwa dari kerut
wajah mereka, tentulah mereka juga mengalami peristiwa
sama seperti yang dideritanya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
”Omitohud !” seru paderi ketua Siau-lim-si itu dengan wajah
tenang, ”bukankah toheng dan ciangbunjin sekalian
kehilangan kitab tulisan toheng?
”Apakah taysu juga kehilangan kitab itu ?” seru Hong Hong
tojin ketua Go-bi-pay. Hui Gong taysu mengangguk tenang.
”Rupanya kita telah tertipu siasat musuh. Orang itu
menggunakan siasat Tiau-hou-li-san (memancing harimau
tinggalkan gunung),” kata Hui Gong taysu penuh toleransi.
”Ini tak dapat kita biarkan !” seru Sugong In ketua Kongtong-
pay, ”jika kitab yang ditulis itu jatuh ketangan orang,
berarti mereka tentu dapat menguasai ilmu kepandaian
ketujuh partai persilatan .. ”
”Tidak semua,” cepat Ceng Sian suthay menukas, ”karena
ilmu kepandaian partai Hoa-san-pay tetap tak terganggu.”
“Oh ... “ teriak Sngong In, “maksud suthay ... apakah ... “
“Omitohud !” cepat Hui Ceng taysu menyela “kutahu apa
yang toheng maksudkan. Tetapi hendaknya janganlah kita
menaruh prasangka buruk kepada kawan sendiri.”
“Tetapi taysu,” bantah Ceng Sian suthay. “bukti sudah
mengatakan kepada kita, adakah kita harus menutup mata
akan kenyataan.
. “Omitohud” berseru pula ketua Siau-lim-si yang penuh
toleransi, “dalam saat2 dimana keselamatan dunia persilatan
dan kepentingan partai2 serta kaum persilatan terancam,
wajiblah kita memelihara persatuan dan kesatuan. Karena
hanya dengan persatuan itu kita akan dapat menghadapi
bahaya2 yang sedang mengancam kita.”
“Tepat, taysu,” sambut Ceng Sian suthay pula. “tetapi
justeru dalam menghadapi saat2 segenting ini, kita harus
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
mawas diri. Persatuan yang sungguh2 keluar dari hati bersih
dan kesatuan yang benar2 bersih dari penghianat. Justeru
dalam menghadapi bahaya besar seperti saat ini kita harus
membersihkan tubuh persatuan kita. Dengan demikian kita
dapat mencurahkan segenap tenaga dan pikiran untuk
menghadapi musuh dari luar, Jika tidak, beratlah beban kita.
Dari luar menghadapi ancaman musuh berbahaya dari dalam
harus menderita digerogoti musuh dalam selimut.”
Beberapa ketua partai persilatan itu tertegun Apa yang
diucapkan Ceng Sian suthay ketua Kun lun-pay memang tepat.
Merekapun tahu siapa yang dicurigai suthay itu. Tentulah tak
lain diri wakil partai Hoa-san-pay Pang To Tik.
Memang kecurigaan Ceng Sian suthay sudah dimulai jauh
sejak hilangnya jenasah Kim Thian- cong dulu. Tetapi hal itu
masih belum dapat menemukan bukti yang meyakinkan.
Kemudian hilangnya Pang To Tik yang bersama Hoa Sin
menuju ke gunung Thaysan. Yang kedua yalah peristiwa yang
terjadi pada saat itu. Tidak mungkinkah peristiwa tadi Pang To
Tik yang melakukan ?
Jelas apabila dalam soal adu kepandaian. Pang To Tik tentu
tak dapat memenangkan kelima ketua partai persilatan yang
berkumpul di situ. Itulah sebabnya maka dia menggunakan
bahan peledak atau peluru asap untuk melarikan diri.
Demikian dugaan2 yang dikemukakan oleh Ceng Sian
suthay dan beberapa ketua partai persilatan iain. Dan mereka
hampir cenderung untuk menyetujui dugaan itu apabila Hoa
Sin tidak bertanya.
”Benar.” Serunya, ”memang dugaan itu hampir mendekati
kebenaran. Tetapi mengapa dan bagaimana dia tahu kalau
kita mengambil keputusan untuk menulis semua kepandaian
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
kita dalam sebuah kitab dan kita wajibkan Tio Goan Pa untuk
kelak memberikan kepada murid-murid kita.
”Omitohud !” tiba2 Hui Gong berseru kejut dan terus
melangkah pergi menuju ke ruang belakang.
”Taysu , . ” Sugong In hendak berseru memanggil untuk
meminta keterangan mengapa ketua Siau-lim-si tiba2
melangkah pergi.
”Sugong ciangbunjin, Hui Gong taysu tentu akan
menjenguk Tio Gan Pa,” cepat Hoa Sin menukas, ”kita tunggu
saja disini”
”Ah, tidak” sahut Sugong lu. ”lebih baik kita ikuti taysu ke
belakang”.
”Silahkan,” kata Hoa Sin tenang2. Dan dia tetap menunggu
di situ walaupun keempat ketua partai persilatan telah
menyusul Hui Gong.
Beberapa saat kemudian muncullah Hui Gong taysu
bersama para ketua partai persilatan. Wajah mereka tampak
berobah tegang.
”Hoa pangcu”. Kata Hui Gong taysu agak gopoh, ”ah,
peristiwa ini makin hebat Tio Goan Pa sicu telah h:lang ... ”
Hoa Sin mengangguk : ”Ya, memang, telah kuketahui hal
itu.”
’”Hoa pangcu sudah tahu ?” Hui Gong taysu terkejut.
”Sewaktu kembali ke dalam kamar dan tak mendapat kitab
yang kutulis, pertama-tama aku segera lari menuju ke kamar
Tio Goan Pa. Ternyata dia sudah hilang.”
”Hoa pangcu” tiba2 Ceng Sian suthay menyela, ”mengapa
Hoa pangcu terus langsung menjenguk kamar Tio sicu ?”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hoa Sin menghela napas.
”Memang apa yang Hui Gong taysu katakan bahwa kita tak
boleh retak sendiri dan harus membentuk persatuan, itu
benar. Tetapi kata2 suthay bahwa justeru untuk membentuk
persatuan yang kokoh, kita harus membersihkan tubuh kita.
Itupun tepat ... ”
”Hoa pangcu,” seru Sugong In cepat2, ”kumohon pangcu
suka berkata langsung pada persoalannya. Waktu sangat
berharga sekali bagi kita. Kita harus lekas2 bertindak.”
”Ya, Sugong pangcu memang benar,” sahut Hoa Sin. ”terus
terang sejak hilangnya jenasah Kim tayhiap dan terbunuhnya
Kwik Ing, aku sudah menaruh kecurigaan kepada Tio Goan Pa.
”’O, maksud Hoa pangcu Tio sicu terlibat dalam peristiwa ini
?” tanya Hui Gong taysu.
”Soal itu aku masih belum berani memastikan.
Sebagaimana Ceng Sian suthay mencurigai Pang To Tik
tayhiap, sebaliknya kecurigaan jatuh pada diri Tio Goan Pa”.
”Apakah Hoa pangcu sudah mempunyai landasan2 untuk
mempertahankan kecurigaan pangcu terhadap Tio sicu ?”
tanya Hui Gong taysu.
”Taysu” jawab Hoa Sin pula. ”ada satu hal yang meminta
jawahan kita. Mengapa keputusan k’ta untuk menulis ilmu
kepandaian kita masing2 dalam sebuah kitab, dapat diketahui
orang luar ?”
Beberapa ketua partai persilatan terkesiap. Mereka
mengakui kata2 ketua Kay-pang itu memang beralasan. Hanya
Ceng Sian suthay yang membantah.
”Hoa pangcu” katanya, ”apa guna Tio sicu harus melakukan
pencurian itu ? Katakan dia bersekongkol dengan orang luar
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
untuk membawa lari kitab2 itu, tapi perlu apa dia harus
berbuat begitu. Bukankah telah menjadi keputusan kita.
Bahwa setelah kitab2 itu selesai, akan kita serahkan kepada
Tio sicu ? Bukankah lebih baik ia menunggu saja?”
”Ya, memang begitulah”, kata Hoa Sin. ’’aku sendiri juga
belum dapat memecahkan persoalan itu, tetapi kita harus
menyadari betapa julig dan licin orang2 persilatan itu
menggunakan siasat sehingga orang sukar untuk menduga.
Misalnya, kalau kita katakan saja, dengan terjadinya peristiwa
sekarang ini, Tio Goan Pa dapat lepas dari tanggung jawab.
Mungkin kelak dia akan mengatakan kalau ditawan oleh
penjahat yang mengambil kitab itu dan dilempar ke jurang.
”Beda apabila dia menerima penyerahan kitab itu dari kita.
Kelak kita dapat menuntutnya apabila kitab2 itu tak diberikan
kepada yang berhak” kata Hoa Sin pula, ”maka ada juga
bedanya, dia mengambil kitab itu sekarang dengan dia harus
menunggu penyerahan dari kita.”
”Ah, itu hanya suatu reka dugaan dari pangcu sendiri,” kata
Ceng Sian suthay, ”tetapi betapapun, Tio sicu itu adalah murid
dari Kim tayhiap. Tentulah orang sukar percaya ia mempunyai
peribadi sedemikian rendahnya”
”Mudah-mudahan demikian,” sambut Hoa Sin sebagaimana
halnya mudah-mudahan Pang To Tik tayhiap juga tak seperti
yang Ceng Sian suthay duga. Tetapi sebagaimana pula suthay
pasti akan tetap melakukan penyelidikan untuk membuktikan
kecurigaan suthay, demikianpun aku terhadap Tio Goan Pa.”
”Hai” tiba2 Ceng Sian suthay berseru, ”mungkin kita dapat
bekerja dalam satu arah, pangcu!”
Hoa Sin terkesiap.
”Maksud suthay ?” tanyanya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
”Tidakkah mungkin Pang To Tik itu bersekongkol dengan
Tio Goan Pa ?” seru Ceng Sian.
Hoa Sin mengangguk-angguk : ”Mudah-mudahan tidak,
mudah-mudahan ya” ’
Setelah hening sejenak maka Ang Bin tojin berkala :
”Taysu, bagaimana langkah kita sekarang ?”
Hui Gong taysu tertegun. Beberapa saat dia tak dapat
bicara. Belum soal yang satu selesai, kini muncul pula lain
soal. Hilangnya sekali gus tujuh buah kitab berisi pelajaran
telah hilang, benar2 suatu peristiwa yang mengguncangkan
dunia persilatan.
”Bagaimanapun juga, penjahat itu harus diburu. Demikian
pula dengan jejak Tio sicu,” kata ketua partai Siau-lim-si
akhirnya, ”kita benar2 menghadapi kesulitan tetapi baiklah kita
membagi tugas. Untuk menghadap kedua Kim Thian-cong,
kita sendiri beserta beberapa murid yang akan datang. Untuk
mecari jejak si penjahat dan Tio sicu, kita utus saja ko-jiu
(jago sakti) dari masing2 perguruan kita. Kiranya waktu sudah
amat mendesak .....”
”Dan tak mungkin kita dapat melaksanakan hal itu,
mengingat jarak gunung Kun-lun, gunung Go-bi, gunung
Kong-tong, gunung Ko-san tak mungkin dapat ditempuh
dalam satu hari. Pada hal kita besok harus sudah berangkat,”
seru Hoa Sin.
”Pinto rasa” tiba2 Ang Bin tojin ketua Bu-tong-pay berkata,
”kita serahkan hal itu kepada salah seorang murid untuk
menyampaikan surat ke markas kita masing2”
Demikian telah disepakati cara untuk mengatasi peristiwa
itu. Karena jika mereka mengejar di kuatirkan akan memakan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
waktu yang lama sehingga melampaui batas waktu rapat di
gunung Hong-san maupun Thaysan.
Telah diputuskan bahwa yang akan ke gunung Hong-san
adalah Ang Bin tojin, Sugong In dan Hui Gong taysu. Sedang
Hong Hong tojin, Ceng Sian suthay dan Hoa Sin menuju ke
gunung Thay san. Keputusan itu dilakukan mengingat letak
markas mereka masing2 Siau-lim-si, Bu-tong-pay dan Kon
tong-pay termasuk di daerah selatan. Pengaruh mereka di
wilayah selatan cukup besar. Sebenarnya Ceng Sian suthay
lebih tepat kalau ikut ke Hong-san karena pegunungan Kunlun
itu juga terletak di barat daya. Tetapi ketua Kun-lun-pay
itu lebih suka menuju ke Thay-san. Bagi Hoa Sin memang
mempunyai anakmurid yang tersebar luas di daerah utara
terutama kotaraja. Demikian pula dengan Hong Hong tojin
ketua Go-bi-pay.
Tepat mereka hendak berangkat tiba2 dari lereng gunung
tampak berlarian sesosok tubuh manusia. Menilik larinya yang
begitu pesat walaupun harus mendaki ke atas, jelas
pendatang itu tentu seorang tokoh persilatan yang sakti.
Keenam ketua partai persilatanpun berjaga-jaga.
”Pang tayhiap !” teriak Hoa Sin ketika pendatang itu muncul
dari gunduk batu yang jaraknya masih tigapuluhan tombak.
”Omitohud !” seru Hui Gong taysu, ”memang benar Pang
sicu ... ”
Cepat sekali pendatang itu sudah tiba di halaman Wisma
Damai. Dan memang Pang To Tik. Sedang tentu
kedatangannya mengejutkan para ketua partai persilatan yang
berada disitu
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ketika Pang To Tik tiba dan memberi salam, ia agak
terkejut ketika menyaksikan betapa kikuk sambutan keenam
ketua partai persilatan itu. Diam2 ia heran.
”Maaf, Hoa pangcu, karena menemui sedikit halangan,
terpaksa aku tak dapat memenuhi janji. Ketika tiba dikaki
gunung, Hoa pangcu sudah tak ada.”
”Kesulitan apakah yang telah Pang tayhiap alami ?” tanya
Hoa Sin.
”Karena tak faham jalan, aku telah tersesat masuk ke
daerah terlarang mereka dan disergap oleh beberapa ko-jiu
gunung Thay-san. Mereka berjumlah banyak dan berilmu
sakti. Akhirnya aku terdesak, menderita luka-dalam. Namun
aku tetap bertahan. Untunglah pada saat keadaan sangat
membahayakan jiwaku, muncul seorang kakek tua berwajah
segar. Dialah yang dapat menghalau anakbuah gunung Thaysan
dan menolong aku. Aku dibawa ke sebuah guha dan diberi
obat. Ketika sadar dari pingsan ternyata orangtua itu sudah
lenyap, disisiku terdapat lima butir pil warna merah. Di tanah
dia meninggalkan guratan tulisan yang mengatakan bahwa
jika mau beristirahat disitu barang lima hari dan tiap hari
minum sebutir pil merah, aku tentu akan sembuh dan tak
sampai menderita kelumpuhan. Terpaksa aku menurut. Maka
itulah sebabnya mengapa aku sampai terlambat ... ”
Ceng Sian suthay tertawa sinis. Tetapi sebelum ia bicara,
Hoa Sin sudah mendahului berseru:
”Baiklah, Pang tayhiap,” kata ketua Kay-pang itu, ”dapatkah
tayhiap memberi sedikit keterangan tentang jago2 dari
gunung Thay-san itu ? Dan siapakah orang tua yang menolong
tayhiap ?
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
”Sukar untuk mengenali siapakah jago? Thay san yang
bertempur dengan aku itu. Tetapi menilik ilmu kepandaian
mereka, tentulah mereka itu tokoh2 yang sakti ... ”
”Maksud tayhiap tak dapat mengenali wajah mereka karena
. , ”
”Mereka mengenakan kain cadar muka. Dari kepala sampai
muka tertutup kain cadar hitam, ke pandaian merekapun
terdiri dari beberapa aliran. Hal itu terbukti dari serangan2
mereka. Ada yang menggunakan jurus pukulan Siau-lim-pay,
Bu-tong pay, Go-bi-pay dan lain2. Tentang orang tua yang
menolong aku itu, hanya beberapa kejab dapat kulihat karena
setelah itu akupun pingsan. Wajahnya bersih, berumur lebih
kurang tujuhpuluhan tahun, perawakan sedang dan
mengenakan pakaian serba putih.
””Omitohud !” seru Hui Gong taysu, ”dari manakah tayhiap
dapat mengenal kalau salah satu dari mereka itu anakmurid
Siau lim?”
”Aku telah menderita pukulan Bu-siang-sin-kang, taysu,”
kata Pang To Tik.
”Bu-siang-sin-kang ?” Hui Gong taysu berseru kejut,
”benarkah irtu ?”
Pang To Tik menjawab dengan sikap dan nada serius :
”Karena pukulan itulah aku menderita kekalahan sehingga
rubuh. Taysu, Pang To Tik memang seorang yang tak ternama
dan tak memiliki kepandaian yang berarti. Tetapi berkat
pengalaman2 selama berkelana didunia persilatan, kiranya aku
kenal juga akan ilmu pukulan Bu-siang-sin-kang. Warisan
perguruan Siau-lim-si yang termasyhur itu”
Wajah Hui Gong makin tegang sekali.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
”Dalam gereja Siau-Iim-si dewasa ini, tiada seorangpun
tokoh, bahkan aku sendiri, yang mampu menguasai ilmu Busiang-
sin-kang tersebut kecuali Goan Hong susiok. Tetapi
beliau sudah amat lanjut usianya dan sudah menutup diri
dalam sanggar Pemujaan, tak mau keluar bertemu orang, tak
mau mencampuri urusan gereja lagi. Beliau hendak
menyelesaikan persemedhiannya hingga mencapai moksha.”
Sekalian ketua partai persilatan tertegun.
”Adakah selama ini terdapat murid Siau-lim si yang keluar
dari perguruan ?”’ tanya Hoa Sin.
”Memang ada” kata Hui Gong taysu, ”mereka adalah murid2
yang tak tahan akan peraturan gereja Siau-lim-’si yang keras.
Gereja kami mempunyai sepuluh pantangan yang tak boleh
dilanggar. Sudah tentu diantara sekian ratus murid, ada juga
seorang dua orang yang tak tahan. Tetapi pada umumnya
mereka hanya murid2 kelas tiga, paling2 murid kelas dua.’”
”’Lalu kalau menurut pandangan taysu, siapakah kiranya
tokoh itu ?” tanya Hoa Sin pula.
Hui Gong menghela napas.
”Sekarang masih sukar untuk menentukan siapakah tokoh
itu. Mengingat waktunya sudah amat mendesak, akupun tak
mungkin dapat menyelidiki hal itu lagi. Nanti apabila
berhadapan dengan orangnya, barulah dapat kuketahui.”
”Bagaimana Pang sicu tahu bahwa di antara anakbuah
Thay-san itu terdapat murid dari Bu-tong-pay ?” tanya Arig Bin
tojin pula.
”Ada seorang yang dapat kudesak tetapi dia dapat juga
mengundurkan seranganku dengan melepaskan pukulan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hoan-thian-to-hay-ciang. Bukankah ilmu pukulan itu dari aliian
perguruan totiang ?” kata Pang To Tik.
Hoan-thian-to-hay ciang atau ilmu pukulan Menjungkirkanlangit-
membalikkan-Iaut. Memang merupakan ilmu pukulan
istimewa dari perguruan bu-tong-pay. Sudah tentu ketua Butong-
pay, Ang Bin tojin, terkejut sekali.
”Ah,” ia menghela napas, ”adakah dia ... ?”
”Siapa ?” Hoa Sin ikut terbawa kejut.
”Ah,” Ang Bin tojin menghela napas. Ada suatu peristiwa
yang menghitamkan sejarah perguruan Bu-tong-pay. Maaf,
apabila memang dia barulah kelak kuberitahukan kepada para
saudara sekalian.”
Hoa Sin dan lain2 ketua partai tak mau mendesak lebih
lanjut. Mereka tahu itu rahasia paryai Bu-tong-pay.
”Sekarang karena segala persiapan sudah selesai, marilah
kita segera berangkat.” Kata Hui Gong taysu.
Berat sekali rasanya hati ketujuh ketua partai persilatan kali
ini ketika turun dari gunung Lou hu-san. Mereka harus
berpisah dan berpencar. Rombongan Hui Gong taysu terdiri
dari Ang Bin ketua Bu-tong-pay dan Sugong In, ketua Kongtong-
pay. Sedang yang menuju ke gunung Thay san terdiri
dari Hoa Sin, Ceng Sian suthay, Hong Hong tojin ketua Go-bipay.
Pang To Tik wakil dari Hoa-san-pay atas permintaan Hoa
Sin tian, Ceng Sian suthay, diikutkan dalam rombongan yang
menuju ke Thay-san.
Oleh karena tak dapat menceritakan sekaligus kissah
perjalanan kedua rombongan itu, maka lebih dulu baiklah kita
ikuti rombongan Hoa Sin berempat yang menuju ke gunung
Thaysan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hari itu ketika menyeberangi bengawan Ti-ang-kang,
mereka melihat sebuah perahu yang agak menarik perhatian.
Tampak seorang paderi yang aneh pakaiannya sedang tegak
di haluan perahu. Sepasang tangannya dirangkap ke muka
dada, kepala menengadah ke langit. Wajah paderi itu penuh
brewok yang lebat sehingga mulutnya hampir tertutup kumis
dan jenggot yang memanjang ke bawah.
Dalam perahu itu tak tampak barang seorang penumpang
lain. Tukang perahu hanya duduk kesima melihat paderi aneh
itu. Tetapi yang mengherankan perahu dapat meluncur pesat
ke muka.
Bermula hanya merasa aneh, tetapi lama kelamaan ada
suatu keanehan yang dirasakan oleh keempat tokoh silat itu.
Dilihatnya tukang perahu dengan dibantu oleh dua orang anak
perahu mendayung dengan sekuat-kuatnya. Tetapi bukan
perahu makin cepat, kebalikannya malah makin jauh
ketinggalan dengan perahu yang dinaiki pendeta aneh tadi.
”Aneh” teriak salah seorang anak perahu, “mengapa perahu
tak mau jalan ?”
”Ya” sahut kawannya ”apakah tak mungkin bocor ?”
”Jangan banyak bicara, terus dayung sekuat tenagamu”
bentak tukang perahu yang terus ngotot mendayung sekuatkuatnya.
Tetapi perahu tetap berjalan lambat. Rupanya Hoa Sin
dapat memperhatikan hal itu. Segera ia meminta kepada salah
seorang anak perahu supaya memberikan dayung. Selelah itu
mulailah ia mendayung.
Sebagai seorang ketua partai Kay pang sudah tentu Hoa Sm
memiliki ilmu kepandaian yang hebat. Dia bergelar Liok-ci-sinkay
atau Pengemis sakti-jari-enam. Memang ia mempunyai
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
kelebihan sebuah jari pada tangan kirinya. Sekali dayung, ia
percaya tentu dapat meluncurkan perahu sampai dua tiga
tombak ke muka.
”Uh ... ,” tiba2 ia berseru tertahan ketika kayuh bergerak ke
belakang tetapi perahu hanya bergerak maju setombak
jauhnya. Untuk yang kedua kalinya ia mendayung pula,
bahkan kali ini lebih keras. Tetapi hasilnya tetap sama. Perahu
hanya meluncur maju setombak.
Setelah empat lima kali mendayung, segera Hoa Sin
menyadari sesuatu yang tak beres. Dilihatnya perahu yang
dinaiki paderi brewok tadi makin jauh di sebelah muka. Ia
tertegun, hentikan kayuh dan memandang perahu itu.
”Hai,” tiba2 ia berseru kaget sehingga anak perahu
terhenyak ikut kaget.
”Mengapa tuan ?” tanya salah seorang anak perahu.
”Lihat, bukankah perahu yang dinaiki paderi itu juga diam
saja ?” seru Hoa Sin.
Setelah memandang ke arah perahu itu. Anak perahu
mengiakan : ”’Benar, perahu itu juga tidak bergerak !”*
Hoa Sin tak memberi sambutan apa2 melainkan
menyambar kayuh dan mendayung lagi.
”Hai, perahu itu meluncur lagi !” seru anak perahu pula.
Hoa Sin letakkan kayuhnya : ”Bagaimana sekarang ?”
”Berhenti” sahut anak perahu.
”Cukup” kata Hoa Sin seraya melonjak bangun dan
menghampiri kawan-kawannya, ”kita dipermainkan paderi
dalam perahu sebelah muka itu”
”Mengapa ?” tanya Hong Hong tojin.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hoa Sin segera menceritakan tentang apa yang
dilakukannya tadi. Jelas paderi itu tentu meminjam tenagaku
untuk mendayung perahunya, kata ketua Kay-pang itu.
Hong Hong tojin, Ceng Sian suthay dan Pang To Tik
terkejut.
”Sungguh hebat” seru Hong Hong tojin, ”paderi itu tentu
bukan tokoh sembarangan”.
”Tampaknya dia bukan paderi dari Tiong-goan” kata Hoa
Sin.
”Memang ada sebuah ilmu meminjam tenaga orang. Tetapi
ilmu itu termasuk ilmu lwekang yang tinggi”, kata Ceng Sian
suthay, ”dan biasanya dilakukan dalam waktu bertempur.
Tidak seperti yang dilakukan paderi itu dari jarak yang
sedemikian jauh”
Hoa Sin, Hong Hong tojin dan Pang To Tik pun diam2
terkejut. Apa yang dikatakan Ceng Sian suthay itu memang
benar.
”Lalu bagaimanakah kita harus bertindak?”, tanya Hong
Hong tojin, ketua Go-bi pay.
”Ah, lebih baik kita tak perlu cari perkara,” kata Ceng Sian.
”Tetapi perahu kita kan tak dapat bergerak maju ?” seru
Hong Hong tojin.
”Biarlah kita secara bergilir mendayung. Setelah perahu
paderi itu mencapai tepi, tentulah perahu kita akan bergerak
lagi.”
Karena tiada lain jalan akhirnya mereka melakukan seperti
yang diusulkan Ceng Sian suthay. Bergiliran keempat tokoh itu
harus membantu tukang perahu mendayung. Tak berapa lama
perahu yang dinaiki paderi aneh itu mencapai tepi pantai Dan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
saat itu barulah perahu yang dinaiki Hoa Sin berempat dapat
melaju.
Saat itu hari sudah sore. Tiba di tepi daratan, Hoa Sin
mencari tukang perahu yang dinaiki paderi aneh tadi. Diam2
ketua Kay-pang itu masih mendongkol kepada paderi aneh.
Beruntung juga Hoa Sin masih dapat menemukan perahu
itu dan bertanya kepada tukang perahu tentang paderi yang
menyewa perahunya tadi.
Akhirnya ia mendapatkan perahu itu di tengah2 puluhan
perahu yang tertambat dipangkalan.
Tetapi tukang perahu tak tampak dan perahu itupun sunyi
senyap. Pada hal lain2 perahu sudah sama memasang lentera.
Hoa Sin heran dan terus melangkah ke dalam perahu itu.
”Mana tukang perahu ?” serunya. Namun tiada jawaban. Ia
mulai curiga dan masuk ke dalam ruang geladak. Karena gelap
ia menyalakan korek api.
”Oh,” diam2 ia terkejut ketika melihat seorang lelaki tua
dan seorang pemuda tengah tidur diatas sebuah bangku
dengan nyenyak sekali.
Hoa Sin menggoyang-goyangkan tetapi orang itu tetap
diam. Segera ketua Kay-pang itu menyadari kalau si tukang
perahu dan anak itu terlutuk jalandarahnya. Tetapi anehnya
walaupun sudah diurut-urut, tetapi kedua orang itupun belum
sadar.
Hoa Sin kerutkan dahi. Ia heran mengapa tak dapat
membuka jalandarah si tukang perahu yang tertutuk.
Tiba2 tukang perahu itu bergeliatan tubuhnya dan
mengerang : ”Uh ... ” Menyusul si pemuda-pun menggeliatan
bangun.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Demi melihat Hoa Sin, tukang perahu itu terus memaki ;
”Bangsat, hayo bayar dulu sewa perahunya. Habis berkata
orang itu terus loncat menerkam baju Hoa Sin.
Hoa Sin tenang2 saja : ”Siapa yang engkau maki sebagai
bangsat !”
“Eng ..... eh, engkau bukan padri jorok itu?” seru tukang
perahu demi melihat Hoa Sia bukan paderi yang menyewa
perahunya, ”kemana paderi itu ?’
Dengan tenang Hoa Sin menuturkan kedatang annya di
perahu itu. Tukang perahu berteriak kalap: “Oh. Paderi
bangsat itu tentu sudah kabur tanpa membayar sewa perahu!”
Atas pertanyaan Hoa Sin, tukang perahu menceritakan
bahwa paderi itu datang bersama seorang gadis.
”Seorang gadis ?” Hoa Sin terkejut.
”Ya,” sahut si tukang perahu, ”seorang gadis cantik.
Katanya gadis itu muridnya. Ketika berada di tengah sungai,
dia suruh aku dan anakku tidur. Sudah tentu aku heran dan
menolak. Tetapi entah bagaimana, tiba2 ia menuding dan
memandang Kami berdua seraya suruh kami menurut
perintahnya. Entah bagaimana, kamipun menurut saja. Kami
tidur dan tahu2 engkau bangunkan tadi.”
”Siapakah paderi itu ?”
”Entahlah,” sahut tukang perahu, ”tatapi jelas dia paderi
dari lain negeri. Mengapa engkau mencarinya ? Apakah
engkau kenal ?”
”Tidak,” sahut Hoa Sin lalu menuturkan tentang peristiwa
aneh yang dideritanya selama menyeberang bengawan tadi.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
”O,” seni tukang perahu, ”kalau begitu dia tentu paderi
sakti. Tetapi setan, mengapa dia tak membayar sewa
prahuku?”
Hoa Sin tak mau meladeni orang itu. Segera ia kembali
mendapatkan ketiga kawannya yang menunggu di pangkalan.
”O, paderi itu memang mencurigakan,” kata Hong Hong
tojin ketua Go-bi-pay, ”terutama mengapa dia pergi bersama
seorang gadis cantik.”
”Ingat, toheng,” seru Ceng Sian suthay, ”kita masih
menghadapi tugas yang berat. Sedapat mungkin harus
menghindari hal2 yang menambah beban kita.”
Terpaksa ketua dari partai Go-bi-pay itu menahan diri.
Mereka melanjutkan pula perjalanan.
Gunung Thaysan terletak disebelah utara dari karesidenan
Thay-an-koan propinsi Shoatang. Mencakup tapal batas dari
tiga propinsi Sanse, Hopak dan Shoatang.
Hari itu mereka tiba di Lokyang dan setelah beristirahat
untuk makan mereka melanjutkan perjalanan pula dan harus
menyeberangi bengawan Hongho.
Pada waktu tiba dipangkalan penyeberangan seorang
tukang perahu sudah menyambutnya.
”Bukankah tuan2 hendak menuju kegunung Thaysan?’
tegur tukang perahu yang berumur lebih kurang 40-an tahun.
Hoa Sin, Ceng Sian suthay, Hong Hong tojin dan Pang To
Tik terkejut.
”Bagaimana engkau tahu ?” tanya Hong Hong tojin
terkejut.”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
”Kemarin seorang tuan telah memesan perahu kami supaya
mengantarkan empat orang kawannya yang hari ini pasti tiba
disini. Kawannya itu berdiri dari seorang tojin, seorang rahib,
seorang pengemis dan seorang jago silat,” kata tukang perahu
sembari memandang bergantian kepada keempat tokoh silat
itu. Ia kernyitkan dahi, katanya, ”yang tiga orang sudah benar,
tetapi mana yang pengemisnya ?”
”Aku,” sahut Hoa Sin, ”apa engkau tak tahu?”
”O,” seru tukang perahu, ”mengapa pengemis tidak seperti
pengemis lazimnya yang berpakaian compang camping, kotor
dan mesum ?”
”Jangan banyak mulut!’ bentak Hoa Sin, *apa kata orang
yang memesan perahumu kemarin ?”
”Tidak mengatakan apa2 kecuali hanya suruh
mempersilahkan tuan2 naik ke perahu kami. Uang sewanya
sudah dibayar lunas oleh tuan itu,” kata tukang perahu, ”wah,
untung benar aku hari ini.
”Mengapa ?” tanya Hoa Sin.
”Karena tuan itu kemarin telah membayar dua kali lipat dari
harga biasa. Tetapi kalau tuan berempat tak datang, aku
harus mengembalikan lagi uang itu kepadanya.”
Dengan tertawa gembira tukang perahu itu mempersilahkan
keempat ketua partai persilatan naik kedalam perahunya.
Keempat ketua partai persilatan sejenak bertukar pandang.
Mereka saling memberi anggukan kepala. Hoa Sin segera
melangkah masuk kedalam perahu.
Ada suatu kecurigaan dalam hati keempat tokoh itu bahwa
kemungkinan tukang perahu itu tak boleh dipercaya. Bahkan
kemungkinan bangsa perompak, atau anakbuah perompak.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Memang di perairan sungai Hongho, masih banyak kaum
perompak atau bajak yang mengganggu rakyat dan
pedagang2 yang menyeberang sungai.
Tetapi ternyata perjalanan itu telah tiba di pangkalan
sebelah utara tanpa terjadi suatu apa.
”Tuan2,” kata tukang perahu ketika keempat
penumpangnya itu hendak turun ke daratan, ”tetamu
kemarinpun pesan supaya tuan2 berhati hati dalam mendaki
gunung Thay-san.”
”O.” Desuh Hong Hong tojin, ”siapakah nama orang itu ?’
Tukang perahu gelengkan kepala : ”Dia mengatakan tak
punya nama dan tak perlu nama. Yang penting tuan2 harus
dapat mengenali barang, jangan hanya mementingkan nama.”
*
Bagaimana potongan muka dan tubuh orang itu ?” tanya
Hong Hong tojin pula.
”Seperti manusia biasa, berumur lebih kurang 50-an tahun,
barwajah terang dan ramah,” tukang perahu menerangkan.
”Ini tentu bukan paderi aneh tadi,” kata Hoa Sin pada
waktu melanjutkan perjalanan, “tentu orang tokoh lain.
Kemungkinan anak-buah partai Thian-tong-pay dari gunung
Thay-san yang sengaja diperintah untuk menjemput kita.”
Ketika, tiba di kaki gunung Thay-san, kembali mereka
mengalam suatu peristiwa yang mengejutkan. Saat itu
menjelang petang ketika mereka menemui sesosok tubuh
duduk bersandar pada sebatang pohon, Hoa Sin menghampiri
untuk bertanya jalan kepada orang itu.
Orang itu rupanya sedang tidur. Wajahnya ditutup dengan
saputangan sehingga tak tampak bagaimana potongannya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
”Hai, tolong tanya saudara,” seru Hoa Sin, ”apakah jalan ini
dapat mencapai puncak gunung”
Tetapi orang itu diam saja.
”Saudara, bangunlah, hari sudah petang,” kata Hoa Sin.
Tetapi karena orang itu tetap diam saja, Hoa Sinpun
mengguncang-guncang dengan tangannya. Tetapi serentak ia
terkejut ketika mendapatkan kaki orang itu sudah dingin. Dan
ketika diperhatikan, ternyata napas orang itupun sudah
berhenti.
Karena ingin tahu siapa orang itu maka Hoa Sin segera
membuka kain penutup mukanya.
”Ah ... ”, ketua Kay-pang itu mendesuh kejut ketika muka
orang itu tertutup lagi dengan sehelai kertas putih yang
bertuliskan beberapa huruf berbunyi :
Jangan percaya pada mulut orang.
”Ah, rupanya si penulis itu sengaja menujukan tulisannya
kepada rombonganku,” kata Hoa Sin, ”tetapi mengapa dia
membunuh orang ini ? Siapakah orang ini ?”
Ketiga tokoh kawannya juga terkejut ketika mendengar
keterangan Hoa Sin tentang mayat orang itu.
”Sudah tiga kali selama dalam perjalanan kita menghadapi
peristiwa yang aneh,” kata Ceng Sian suthay, ”dan kalau
menilik keadaannya, rupanya ketiga peristiwa itu dilakukan
oleh tiga orang yang tak sama satu dengan lain.”
Dengan hati2 mereka berempat melanjutkan mendaki ke
atas. Ketika tiba di sebuah hutan mereka melihat sesosok
bayangan manusia lari menyusup masuk ke dalam hutan.
”Hai, siapa itu !” Hong Hong tojin cepat mengejar tetapi
orang itu sudah lenyap seperti bayangan setan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
”Totiang, harap segera kembali,” teriak Hoa Sin. Hong Hong
tojinpun menurut.
”Awas, totiang, jangan mudah terperangkap oleh siasat
musuh. Mungkin mereka hendak mengacau perhatian kita,
mungkin hendak menggunakan siasat ‘memancing harimau
tinggalkan gunung’, agar kita tercerai berai,” ketua Kay-pang
memberi peringatan.
Kemudian keempat tokoh itupun melanjutkan perjalanan
pula. Mereka makin meningkatkan kewaspadaan.
Saat itu sudah malam dan langitpun mendung. Rencana
mereka supaya pagi2 sudah dapat mencapai puncak. Tetapi
karena kuatir kehujanan, terpaksa mereka berusaha untuk
mencari tempat meneduh.
Di sepanjang lereng pegunungan Thay-san yang luas itu,
jarang ditemui perumahan orang. Untunglah tak berapa lama
mereka berhasil menemukan sebuah kuil gunung yang sudah
tak terawat dan rusak.
Merekapun menghampiri ke kuil tua itu. Kuil itu memang
sudah rusak dan tak terurus lagi. Di ruang depan penuh
dengan debu dan galagasi,
Ketika masuk keruang muka, mereka terkejut menyaksikan
suatu pemandangan yang tak wajar. Di atas meja
sembahyangan, tampak dua batang lilin yang sedang
menyala.
”Hai, mengapa terdapat lilin yang menyala? Jelas tentu
dipasang orang,” seru Ceng Sian suthay.
Sebenarnya mereka segan untuk masuk kedalam ruang
belakang yang kotor dan gelap. Tetapi keadaan yang
mencurigakan itu, terpaksa menarik perhatian mereka.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Keempat tokoh itu segera menghampiri meja
sembahyangan. Mereka terkejut pula. Ada dua hal yang luar
biasa. Pertama, diatas meja itu terdapat dua buah piring yang
berisi bakpau dan buah-buahan segar. Kemudian pada ujung
meja, pada lubang tempat arca. Tampak sebuah arca sebesar
manusia. Arca berbentuk seperti Bi-lek-hud. Bertubuh gemuk,
kepala gundul dan wajah berseri-seri seperti tersenyum.
Patung itu tampak hidup seperti orang.
”Aneh ’.” seru Hoa Sin pula,” mengapa dalam kuil bobrok ini
terdapat sebuah patung Bi lek-hud yang sedemikian
indahnya.....”
„Dan siapakah yang menyediakan bakpau serta buahbuahan
ini ?” tukas Hong Hong tojin.
Belum pertanyaan itu terjawab, tiba2 sedesir angin meniup
ke dalam ruangan dan padamlah sepasang lilin. Seketika
ruangpun gelap genta.
Pang To Tik cepat loncat keluar disusul pula oleh Ceng Sian
suthay. Sebagai tokoh2 persilatan yang berilmu tinggi, mereka
dapat mengetahui bahwa kesiur angin itu bukanlah angin
biasa melainkan tiupan dari seorang jago silat yang berilmu
tinggi.
Hoa Sin dan Hong Hong tojinpun ikut menyusul.
”Aneh,” kata Pang To Tik dan Ceng Sian suthay ketika
kembali ke kuil. Ternyata kedua tokoh itu telah berpencar
mencari orang itu tetapi tak berhasil menemukan suatu apa.
”Empat penjuru telah kita buru tetapi tak tampak barang
sesosok bayanganpun juga.” Kata Ceng Sian suthay dan Pang
To Tik.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
”Hm, mungkin memang angin biasa,” kata Hoa Sin segera
mengajak mereka masuk kedalam lagi.
Ketua Kay-pang itu angot pula penyakitnya. Ia menghampiri
meja dan terus hendak mengambil piring bakpau.
”Hoa pangcu, mau apa engkau?” tegur Hong Hong tojin.
”Bakpau ini berjumlah empat, satu orang satu,” seru ketua
Kay-Pang?.
”Apakah eugkau tak takut.... hai!” tiba* ketua Go-bi-pay
memekik kaget seraya menuding kearah lubang tempat arca?’
lihatlah!”
Hoa Sin dan Beng Sian suthay serta Pang To Tikpun
serentak memandang ke lubang tempat patung dan
merekapun melonjak kaget.
„Kemana patung Bi-lek-hud itu ?„ teriak Hoa Sin. Tengah
yang sedianya hendak menyambar piring bakpaupun ditarik
kembali.
Ketua Kay-pang itu cepat loncat ke atas meja dan
menghampiri ke lubang tempat patung untuk memeriksa.
Tempat bekas patung Bi-lek-hud terdapat secarik kertas yang
terus dipungut oleh Hoa Siu.
Kertas itu bertuliskan beberapa huruf yang berbunyi :
Bakpau untuk yang lapar
Buah untuk yang haus.
Bi-lek-hud.
”Apakah dalam kuil ini terdapat setan ?” seru Hong Hong
tojin,” jelas yang kita lihat tadi sebuah patung, mengapa
sekarang tiba2 hilang?”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
”Bukan patung terapi tentu manusia,” tukas Hoa Sm,”
dialah yang meniup padam lilin sehingga kita berlari keluar
mencari dan memberi kesempatan kepadanya uutuk
menghilang dari tempat ini.”
”Soai ini bukan olok2 lagi,” kata Ceng Sian suthay, ”kita
benar2 sedang berhadapan dengan seorang tokoh yang sakti
dan aneh. Entah dia itu kawan atau lawan.”
Keempat tokoh itu menghela napas.
ALWAYS Link cerita silat : Cerita silat Terbaru , cersil terbaru, Cerita Dewasa, cerita mandarin,Cerita Dewasa terbaru,Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Pemerkosaan Terbaru
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar