Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 3

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Jumat, 26 Agustus 2011

Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 3

750
Tiba2 ia teringat kembali akan satu peristiwa, ketika jalan
darahnya ditotok oleh Pemilik Benteng Maut dengan ilmu
manunggalnya sehingga hawa murninya tak dapat berkumpul
kembali, bukankah orang yang kehilangan sukma telah
mengutungi lengan sendiri karena dia telah bebaskanjalan
darahnya yang tertotok. malahan berpesan kepadanya
andaikata bertemu kembali dengan pemilik benteng maut,
kutungan tangan itu harus diserahkan kepadanya. ?
Berpikir sampai disini tak tahan lagi dia berseru:
" Kalau dugaanku tidak keliru, kemungkinan besar cianpwe
sendiripun mempunyai hubungan yang erat sekali dengan
pihak benteng maut?"
"Dengan dasar apa kau bisa berpikir demikian?" tanya
orang yang kehilangan sukma dengan suara kaget bercampur
tertegun
"Dasar apa ? Dasarnya karena cianpwe dapat
membebaskan jalan darahku yang ditotok oleh pemilik
benteng maut dengan ilmu totokan menunggalnya"
"Nak. ketahuilah ilmu silat yang ada dikolong langit
sebenarnya bersumber dari satu orang, air yang mengalir di
sungai2 toh akhirnya berkumpul disamudra ? sebenarnya tiada
sesuatu yang aneh dalam persoalan ini"
"selain itu, aku masih punya bukti pula kenapa cianpwee
kutungi lengan sendiri dan berpesan kepadaku agar
diserahkan kepada pemilik benteng maut."
"Cukup,. cukup nak, sekarang kau boleh berlalu dari sini"
tukas orang yang kehilangan sukma dengan cepat.
Dengan perasaan tak habis mengerti Han siong Kie,
gelengkan kepalanya berulang kali.
"Budi kebaikan Cianpwee tak akan kulupakan untuk
selamanya, suatu ketika pasti akan kubalas semua budi

751
kebaikan itu, sekarang baiklah aku yang muda mohon diri
lebih dahulu”
Habis berkata dia lantas menjura dalam2 kearah mana
berasalnya suara itu, kemudian ia putar badan dan bergerak
menuju kearah jalan raya.
sepanjang perjalanan bayangan dari ibunya selalu
berkecamuk dalam benaknya, ia meras a tragedi tersebut
merupakan suatu kejadian yang paling tragis, dan dialah
peran utama dalam tragedi tersebut.
Kenapa orang yang kehilangan sukma selalu berusaha
untuk melindungi ibunya, perbuatannya ini sangat
mencengangkan hatinya.
Mungkinkah dia berbuat demikian karena berdasarkan
pengamatannya yang penuh welas kasih? karena tak tega
menyaksikan tragedi dirumah tangga orang lain maka dia
berusaha untuk memperbaiki hubungan yang telah retak itu?
pikirnya dihati.
Tanpa sadar diapun teringat kembali akan diri lima orang
tianglo yang telah berangkat lebih duluan.
Gerak tubuhnya ma kin dipercepat, ibarat segulung asap
ringan dia bergerak maju ke depan mengikuti jalan raya yang
terbentang jauh kedepan-
Tak sampai dua jam lamanya, dia sudah melampaui jarak
sejauh tiga ratus li lebih, akan tetapi kelima orang tianglo itu
belum juga kelihatan jejaknya.
sementara sianak muda itu masih berpikir dengan
keheranan, tiba2 dari arah depan bergerak datang belasan
sosok bayangan manusia dengan gerakan yang enteng.
Han siong Kie menghindar disamcing jalan karena dalam
keadaan begini dia tak ingin mencari gara2, mendadak ia
temukan bahwa belasan orang itu ternyata kawanan jago dari
perkumpulan Kay-pang, dan orang yang berjalan dipaling

752
depan bukan lain adalah Pengemis dari selatan yang selama
ini dianggap sebagai "Engkoh tua" nya.
Cepat2 sianak muda itu menghentikan langkahnya ditengah
jalan dan menghadang jalan pergi beberapa orang itu.
Dipihak lain, ketika rombongan yang dipimpin pengemis
dari selatan mengetahui bahwa jalan pergi mereka dihadang
orang, belasan orang itupun segera menghentikan gerak
tubuhnya.
" Engkoh tua" Han siong Kie segera menegur dengan muka
berseri-seri karena gembira.
setelah mengetahui siapa yang datang, pengemis dari
selatan menengadah dan tertawa ter-bahak2.
"Haaah... haaah... haaah saudara cilik, kembali kita telah
berjumpa muka. "selama berpisah apakah engkoh tua berada
dalam keadaan sehat walafiat??"
"Haaah... haaah... haaah... selamanya aku pengemis tua
Cuma punya satu bibir dua pundak, apanya yang sehat atau
tidak??"
sementara itu kedua belas orang pengemis tua yang
datang bersama pengemis dari selatan telah melotot kearah
Hansiong Kie dengan penuh kegusaran, seakan2 kalau bisa
mereka hendak telan pemuda itu bulat2.
Tentu saja Han siong Kie mengetahui juga apa sebabnya
pihak lawan memandang ke arahnya dengan sikap
bermusuhan, namun ia sama sekali tidak gentar.
setelah menyapu sekejap kearah kawa nan pengemis itu,
ujarnya lagi kepada pengemis dari selatan-
" Engkoh tua, aku lihat engkau sedang melakukan
perjalanan dengan tergesa-gesa, kemana engkau akan pergi?"
Paras muka pengemis dari selatan berubah beberapa kali,
akhirnya sambil tertawa ha hihi jawabnya.

753
"Kemana aku hendak pergi tak usah dibicarakan, eh
saudara cilik bersediakah kau untuk menemani aku pengemis
tua minum arak sampai mabuk.?"
"Tentang soal ini.."
„Jadi kau tidak bersedia"
"Bukanya tidak sudi, kebetulan aku masih ada urusan
penting yang harus diselesaikan lebih dahulu, maka lebih baik
dikemudian hari saja..“
"saudara cilik ketahuilah, secawan arak yang hendak
kusuguhkan kepadamu mempunyai arti persahabatan kita
yang maha besar"
Han siong Kie termenung dan berpikir sebentar, akhirnya
dia menjawab:
"Aaai baiklah, kalau toh engkoh tua berkata begitu lebih
baik aku turut perintah saja"
Mendengar kesanggupan dari sianak muda itu, pengemis
dari selatan segera berpaling kearah dua belas orang
pengemis tua lainnya dan berseru lantang: "siapkan meja
perjamuan dalam kuil Leng koan bin“
Kedua belas orang pengemis tua itu sama-sama memberi
hormat sambil mengiakan, setelah melirik kembali kearah Han
siong Kie denganpandanganpenuh kebencian, mereka putar
badan dan berlalu dari situ.
Memandang hingga bayangan tubuh kedua belas orang
pengemis tua itu sudah lenyap dari pandangan, Han siong Kie
baru berkata lagi kepada pengemis dari selatan-" Engkoh tua,
kenapa secara tiba2 kau hendak undang aku untuk minum
arak?"
"Besar sekali arti persahabatan dalam secawan arak itu”
sahut pengemis dari selatan dengan alis mata berkenyit.
"Aku tak habis mengerti"

754
" Untuk sementara waktu tak usah kita bicarakan dulu
tentang persoalan ini, aaai sebenarnya saja aku engkoh tua
menyayangkan sesuatu atas dirimu"
"Menyayangkan diriku? Kenapa??"
"Kemungkinan besar kehidupanmu dimasa depan akan
hancur berantakan tanpa mampu dicegah lagi"
"Engkoh tua, aku benar2 tidak mengerti dengan
perkataanmu itu..."
"Bukankah malaikat penyakitan adalah hasil
penyaruanmu??" Pengemis dari selatan menegaskan.
Han Siong Kie kerutkan dahinya lalu mengangguk "Benar,
akulah malaikat penyakitan."
-ooodewiooo-
BAB 42
SENYUMAN yang semula menghiasi ujung bibir pengemis
dari selatan, seketika lenyap tak berbekas,alis matanya
berkenyit dengan suara dalam ia lantas berseru: "Jadi kalau
begitu engkau benar2 adalah anak murid dari Mo tiong ci
mo?"
"Benar, tapi apa salahnya aku menjadi muridnya?"
"Mo tiong ci mo adalah seorang gembong iblis yang kejam
dan berhati keji, ia membunuh orang bagaikan membabat
rumput, entah sudah berapa banyak umat persilatan yang
menemui ajalnya ditangan iblis ini..."
Han Siong Kie tertawa rawan.
"oleh sebab itu maka engkoh tua merasa kasihan dan
sayang buat masa depanku?" sambungnya dengan cepat.

755
Pengemis dari selatan tertegun, akhirnya ia berbisik lirih:
"saudara cilik, kau telah berubah"
"Berubah ? darimana kau tahu kalau aku berubah??"
"Dari pembicaraanmu barusan "
"Tidak Aku sama sekali tak berubah, mungkin dalam hati
kecil engkoh tua ada urusan yang memusingkan, maka
pandanganmu yang ikut pula berubah"
"saudara cilik, seandainya pada saat ini aku pengemis tua
ingin mengetahui jejak dari gurumu, apakah engkau bersedia
untuk menjawab??"
"Tentu saja Kenapa tidak berani kuterangkan??"
" Kalau begitu, tolong tanya gurumu sekarang berada
dimana??"
"Dia orang tua telah mengakhiri masa hidupnya didunia ini
"
"Apa ? gurumu sudah mati ?" teriak pengemis dari selatan
amat terperanjat.
"Benar "
Paras muka pengemis dari selatan berubah beberapa kali,
kemudian ia berkata lagi:
"Aku pengemis tua mengira apa yang tersiar dalam dunia
persilatan hanya berita yang keliru, tak tahunya memang
benar2 demikian adanya, saudara cilik Eogkau tentu tahu
bukan Musuh besar dari Mo tiong ci mo tersebar di mana2,
apabila dia telah mati maka...."
"sang murid akan menanggung semua hutang dari
gurunya" sambung sang pemuda dengan cepat.
Mendengar ucapan tersebut sekujur badan pengemis dari
selatan gemetar keras, ia segera berseru lagi.

756
"saudara cilik, kita bersahabat lebih dulu sebelum
terjadinya pelbagai peristiwa ini, hal ini menandakan kalau kita
punya jodoh, dan sekarang kita berduapun masih saling
bersahabat, kata2 yang kurang sedap didengar lebih baik tak
usah kita bicarakan dulu, tiga li dari sini terdapat sebuah kuil
leng koan bio, bagaimana kalau kita minum-minum dulu
sampai puas?"
Agaknya Han siong Kie dapat memahami arti dari ucapan
kakak tuanya ini, ia lantas berkata:
"Engkoh tua, bukankah kau katakan tadi bahwa secawan
arakmu ini mengandung rasa persahabatan yang maha
besar?"
Pengemis dari selatan cuma mengangguk dan tidak
menjawab.
"Apakah bisa kuatirkan bahwa dengan secawan arak itu
maka kau hendak memutuskan hubungan persaudaraan yang
sudah terjalin?"
Paras muka pengemis dari selatan berubah hebat, serunya
sambil tertawa sedih: "Apa maksud perkataanmu itu??"
"Engkoh tua, kalau toh sudah tahu buat apa pura2 berlagak
pilon lagi? Aku tahu dimata orang Bu-lim antara mendiang
guruku dengan pihak Kay pang pernah terjadi sengketa,
engkoh tua sebagai tianglo dari Kaypang tak mungkin bisa
berpeluk tangan dalam persoalan ini, sedangkan aku sebagai
ahli waris dari Mo tiong ci mo harus bertanggung jawab
terhadap perbuatan guruku, untuk itu engkoh tua akan
undang aku untuk minum arak. tentu saja hal ini disebabkan
karena dimasa lalu kita pernah mempunyai hubungan yang
akrab, tapi setelah selesai minum arak kemungkinan besar kita
harus selesaikan persoalan ini diujung senjata, kalau arak itu
tak bisa dikatakan sebagai arak pemutus hubungan, lalu mau
disebut apa lagi?"

757
Pengemis dari selatan mengangguk lirih, dua titik air mata
jatuh berlinang membasahi pipinya, air mata itu tercucur
keluar karena pancaran emosi dalam hatinya. Han Siong Kie
sendiripun ikut bersedih hati, pikirnya: "Engkoh tua memang
seorang jago yang berperasaan halus.." sementara itu
pengemis dari selatan telah berkata lagi dengan sedih:
"saudara cilik, sebenarnya setelah minum arak nanti
persoalan ini baru akan kuterangkan, siapa tahu kau telah
berhasil membongkarnya lebih dahulu, tak salah sekarang kita
memang masih bersahabat, tapi satu jam kemudian kita bisa
saling berhadapan sebagai musuh bebuyutan, akupengemis
tua sebagai ketua tianglo perkumpulan Kay pang tak dapat
mengingkari sumpahku terhadap cousu, dan tak dapat pula
cuci tangan dari pertanggungan jawab ini, apa lagi terhadap
semua anggota perkumpulan..."
Han Siong Kie sama sekali tidak gentar atau sedih karena
persoalan ini, sebab dia sudah mempunyai rencana yang
masak untuk menanggulangi persoalan tersebut, dalam kitab
catatan tentang budi dan dendam yang ditinggalkan Mo mo
cuncu, ia telah membaca semua latar belakang peristiwa
pembunuhan itu, dan ia merasa cukup beralasan untuk
menangkis semua tuduhan tadi.
Pembicaraanpun dialihkan kesoal lain, pemuda itu bertanya
:
”Engkoa tua, mata2 perkumpulan Kay pang tersebar di
mana2, apakah kalian berhasil menemukan sumber serta asal
usul diri Tengkorak maut gadungan?"
Pengemis diri selatan geleng kepala dan menghela napas
panjang.
"Tiada sesuatu jejak pun yang berhasil kami temukan''
sahutnya.
"Menurut pendapat engkoh tua. mungkin kah tengkorak
maut itu adalah tengkorak maut generasi kedua?"

758
"Saudara cilik, engkau bisa berkata demikian tentu punya
dasar buktinya bukan?"
"Benar, aku bisa berkata demikian karena mendasarkan
dari beberapa hal. Pertama ilmu silat yang digunakan
Tengkorak maut gadungan ternyata berasal dari satu sumber
dengan Tengkorak maut asli, hanya saja kehebatan mereka
terpaut dalam hal kematangan serta kesempurnaan belaka
Kedua, dengan kemampuan yang dimiliki Tengkorak maut asli,
tak mungkin bukan kalau dia biarkan oraag lain mencatut
namanya ?”
Pengemis lua dari selatan mengangguk2 tanda
membenarkan, ujarnya kemudian :
”Saudara cilik, perkataanmu memang masuk diakal, tapi
siapa yang menduga kalau Tengkorak maut sebenarnya ada
yang asli dan gadungan ? Apalapi tenaga dalam yang dimiliki
Tengkorak maut gadungan juga sangat hebat, susah dicarikan
tandingannya dikolong langit dewasa ini, mampukah kau
untuk membuktikan kecurigaan itu? Padahal kecuali kau dan
aku, dikolongan langit ini tak ada orang ketiga yang tahu
kalau Tengkorak maut sebenarnya ada dua, yang gadungan
dan yang asli”
Diam2 Han Siong Kie menggigit bibir menahan emosi
hatinya, terbayang kembali akan perbuatan ibunya Siang go
cantik Ong Cui Ing yang telah menolong tengkorak maut
gadungan dari ancaman maut, hampir saja dadanya meledak
karena mendongkol.
Sementara itu Pengemis dari selatan telah menghela napas
panjang, ujarnya lagi:
"Aaai.. dunia persilatan yang sudah belasan tahun
mengalami ketenangan, sekarang terancam kembali oleh teror
dan pembantaian secara keji. Mungkinkah saat kiamat sudah
hampir tiba??"

759
Tiba2 dari sepasang mata Han siong Kie memancar keluar
serentetan cahaya yang sangat aneh, ucapnya dengan suara
meyakinkan:
"Aku yakin teka teki yang menyelubungi asli dan
gadungannya tengkorak maut, tidak lama kemudian akan
terbongkar "
"Semoga saja begitu saudara cilik, mari kita berangkat.."
"Baik, silahkan engkoh tua membawa jalan "
Berangkatlah dua orang itu menelusuri jalan raya menuju
kearah muka.
sesaat kemudian mereka telah tiba ditengah sebuah bukit,
sambil menunjuk kearah bukit yang ada disebelah kanan,
katanya: "Itu dia, kita akan menuju kesitu"
Kedua orang itu berangkat meninggalkan jalan raya
berganti menyelusuri jalan kecil menuju kearah hutan yang
dimaksud.
Meskipun diluaran pengemis dari selatan tidak
menunjukkan sikap apa2, namun perasaan hati yang
sesungguhnya amat berat dan tertekan, sejak bertemu
dengan Han siong Kie dalam hutan tho ia merasa amat
berjodoh sekali dengan pemuda itu sehingga mengikat diri
menjadi saudara, tak disangka banyak urusan didunia, yang
tak dapat diramalkan, akhirnya pemuda yang menjadi
saudaranya itu telah menjadi ahli waris dari Mo tiong ci mo,
seorang gembong iblis yang punya ikatan dendam dengan
perkumpulannya.
Empat puluh tahun berselang, Mo tiong ci mo dengan
andalkan kepandaian silatnya yang tinggi telah memusnahkan
cabang perkumpulannya yang ada dikota swat siang, dimana
dari sang Tuo-co, ketiga orang hiang-cu, dua belas orang
komandan sampai empat puluh orang anggota
perkumpulannya telah dibantai secara keji.

760
setelah kejadian itu, tiba2 jejak Mo tong ci mo lenyap dari
dunia persilatan, walau begitu pihak Kay pang bersumpah
akan menebus hutang berdarah itu.
Dan kini, Mo tiong ci mo telah meninggal dunia, itu berarti
hutang berdarah tersebut harus ditanggung oleh Han Siong
Kie sebagai ahli waris tunggalnya.
Ini berarti pula persaudaraan diantara mereka akan
berakhir, dari saudara angkat akan jadi musuh bebuyutan
yang tak bisa berdiri bersama. kejadian semacam ini boleh
dikata merupakan suatu kejadian yang amat tragis.
Pengemis dari selatan mengetahui sampai dimanakah taraf
kemampuan yang dimiliki Han Siong Kie, sebab kelihayannya
sudah tersohor diseluruh kolong langit, ia tahu hutang darah
perkumpulannya belum tentu bisa ditagih, terbayang akan
peristiwa yang bakal terjadi, tak kuasa lagi ia merinding
hingga bulu kuduknya pada bangun berdiri
Pengemis itupun tahu, seandainya sampai terjadi
pertarungan sengit, dengan semangat anggota
perkumpulannya, maka suatu pertumpahan darah yang
mengerikan tak bisa dihindari lagi, ia tak berani melanjutkan
pemikirannya, sebab ia tahu bagaimanapan juga akibatnya
pasti tragis dan mengerikan..
Han siong Kie sendiri sama sekali tak jadi gentar atau
bingung oleh peristiwa tersebut, sebab ia sudah mempunyai
rencana yang masak. Ia yakin urusan itu dapat dipecahkan
secara mudah.
sebuah kuil besar yang antik dan rusak dimakan usia berdiri
angker dibalik pepohonan yang lebat.
sebuah papan nama tergantung didepan pintu kuil, tulisan
itu berwarna emas walaupun sekarang telah kotor oleh debu,
secara lapat2 tulisan tersebut masih dapat dikenali sebagai
kuil "Long koan bio"

761
Ketika mereka hampir tiba didepan pintu, seorang
pengemis setengah baya munculkan diri dari balik ruangan
dan jatuhkan diri berlutut, katanya dengan lantang:
"Tecu Ciu song tuccu dari cabang kota kang leng
menyambut dengan hormat kedatangan tianglo"
"ciu Tuocu tak usah banyak adat, sudah kau siapkan meja
perjamuan?"
"semuanya telah siap" jawab Ciu Seng dengan hormat, ia
segera bangkit dan menyingkir kesamping.
"Bagus, bawa jalan"
Tiga orang itu secara beruntun masuk ke dalaw kuil,
setelah menyeberangi dua buah halaman yang luas, sampailah
mereka dalam ruang tengah yang besar dan bersih.
Dimana mereka berjalan lewat, semua anggota
perkumpulan Kay pang sama2 bungkukkan badan memberi
hormat.
Han Siong Kie hanya mengintil dibelakang saudaranya,
walaupun mukanya tetap tenang, namun ia cukup menyadari
betapa tegangnya situasi disana, semua sorot mata yang
ditujukan ke arahnya rata2 memancarkan rasa dendam dan
marah yang tak terkendalikan.
Diatas meja perjamuan tersedia belasan macam sayur yang
berbau harum, disampingnya tersedia pula sebuah guci arak
yang masih disegel.
Pengemis dari selatan mempunyai tingkat kedudukan yang
sangat tinggi dalam perkumpulannya, ia tak pernah terikat
oleh segala tata cara yang ber-belit2, kepada Ciu Seng yang
mendampinginya ia berkata:
"Perintahkan semua orang untuk tinggalkan tempat ini, aku
hendak makan minum sepuasnya dengan saudara cilik, bila
ciang bunjin sudah tiba nanti, kasi kabar kepadaku"

762
"Baik tianglo" dengan sangat hormat Ciu Seng
mengundurkan diri dari ruangan itu, menyusul anak murid
lainnyapun sama2 berlalu dari sana, sebentar kemudian dalam
ruangan yang luas tinggal mereka berdua.
"saudara cilik, ayoh duduklah " ucap pengemis dari selatan.
setelah dua orang itu ambil tempat duduk, pengemis dari
selatan segera membuka segel diatas guci arak yang tersedia,
bau harum semerbak berhembus keluar membuat seluruh
ruangan jadi wangi.
"Arak bagus" puji Han Siong Kie dengan suara lantang.
Merekapun meneguk arak dengan riang gembira, pengaruh
alkohol membuat kedua orang itu melupakan kenyataan yang
sebentar lagi bakal terjadi, senda gurau berjalan amat lancar,
se-olah2 diantara mereka memang tiada persoalan apa2.
setengah jam kemudian, dari luar ruangan berkumandang
suara teriakan keras: " Ciang bunjin tiba"
Pengemis dari selatan segera bangkir berdiri, mukanya
berkerut kencang, sambil tertawa getir serunya kepada anak
muda itu:
"saudara cilik, tampaknya tali jodoh di antara kita harus
berakhir sampai disini saja."
Han Siong Kie mengulum senyuman, ia tidak mengucapkan
sesuatu, perlahan tubuhnya ikut bangkit dari tempat duduk.
suara langkah kaki yang riuh berkumandang dari luar,
menyusul sekelompok manusia melangkah masuk kedalam
halaman luar.
orang yang dipaling depan adalah seorang pengemis
berusia lima puluh tahunan, mukanya amat kereng, dia
langsung menuju keruang tengah, sementara enam belas
orang pengikutnya barsama dua belas orang pengikut dari
pengemis selatan menunggu dihalamam depanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
763
sementara itu anak murid Kay-pang yang lain menyebarkan
diri keempat penjuru, dalam waktu singkat mereka sudah
membentuk sebuah lingkaran tembok manusia yang kuat,
jumlah mereka sekitar dua ratus orang, kecuali suara langkah
kaki tiada kedengaran suara lain.
"Tio Hui menjumpai pangcu " seru pengemis tua dari
selatan sambil melangkah tiga tindak kemuka.
"Tianglo tak usah banyak adat" seru pengemis tua itu
menghalangi tianglonya memberi hormat, kemudian sambil
berpaling kearah Han Siong Kie katanya: "Jadi engkau yang
bernama Manusia bermuka dingin Han Siong Kie?"
"Benar" anak muda itu mengangguk ketus.
"Empat puluh tahun berselang gurumu Mo tiong ci mo
mempunyai sedikit persoalan dengan perkumpulan kami."
"Akulah yang akan membereskan" sambung Han song Kie
cepat.
Mendengar jawaban tersebut, sorot mata yang penuh
pancaran rasa dan gusar tertuju semua keatas tubuh Han
Siong Kie.
"Kalau memang begitu, silahkan menuju ketengah
halaman, kita lanjutkan pembicaraan disitu" ucap ketua
Kaypang sambil persilahkan pemuda itu.
Han Siong Kie mendengus dingin, tanpa menggerakan bahu
ataupun anggota badan, tahu2 sekali enjot badan, dia sudah
melayang turun ditengah halaman.
Demontrasi ilmu meringankan tubuh tingkat tinggi ini
sangat menggetarkan hati setiap orang, diam2 jago lihay dari
Kaypang itu sama terkesiap dan mengeluarkan peluh dingin
Ketua Kay pang tidak banyak komentar lagi, diapun
melangkah ke tengah halaman, disana keenam belas orang

764
pengiringnya berdiri berjejer dibelakang ketua mereka dengan
tongkat Tah- kau pang siap ditangan.
Pengemis dari selatan sendiri dengan muka serius berdiri
disamping kanan ketua nya.
suasana jadi tegang dan meruncing, setiap saat suatu
pertumpahan darah bakal berlangsung disitu.
Dengan muka serius ketua Kay pang menyapu sekejap
sekeliling halaman itu, kemudian tegurnya dengan lantang.
"Han sauhiap. betulkah engkau akan mewakili mendiang
gurumu untuk menyelesaikan hutang darah yang dibuat
gurumu pada empat puluh tahun berselang?"
Han Siong Kie mengangguk tegas.
"Benar Hutang yang dibuat guru sudah sapantasnya
ditanggung sang murid, tolong tanya bagaimana caranya
pihak Kaypang untuk menyelesaikan pertikaian ini?"
"Hutang darah bayar darah Hutang nyawa bayar nyawa"
"sebelum salah satu mampus tak akan di akhiri? "
"Benar"
suasana bertambah tegang, semua jago lihay dari Kay pang
menunjukkan muka sedih dan marah, mereka siap
melancarkan terjangan maut kearah musuhnya. Ketua Kay
pang termenung sebentar, kemudian ujarnya lagi:
"Berbicara tentang pertolongan Han sauhiap dalam
peristiwa penghianatan pengemis bintang langit Jin Jiet,
sebenarnya perkumpilan kami merasa sangat berhutang budi
kepadamu ...."
Ia menghela napas panjang, setelah berhenti sebentar ,
lanjutnya lagi:

765
"Tapi peristiwa berdarah yang menimpa cabang samsiang
merupakan hutang darah yang paling besar bagi perkumpulan
kami, maka ...."
"Mengenai kasus pengemis bintang langit Jin Jit, aku
lakukan kesemuanya itu demi persaudaraanku dengan engkoh
tua Thio tianglo, mengenai soal ini ciang bunjin tak usah
merasa menyesal atau berterima kasih, aku lihat lebih baik
ciang bunjin pikirkan tentang hutang piutang perkumpulan
Kay pang dimasa lampau"
Pengemis dari selatan tetap berdiri tanpa emosi, padahal
hatinya merasa amat sedih hingga sukar ditahan.
Dengan muka serius ketua Kay pang berkata:
"Kalau toh urusan sudah dibikin jelas, maaf kalau
perkumpulan kami terpaksa harus ambil tindakan"
Mengikuti bergemanya ucapan tersebut, suasana berubah
jadi tenang, senjata mulai dicabut dan pertarungan siap
terjadi:
Melihat kesemuanya itu, Han Siong Kie segera berpikir
dihati:
"Mungkin semua orang penting dalam perkumpulan Kay
pang telah hadir disini, itu berarti sudah tiba saatnya bagiku
untuk mengungkap duduk persoalan yang sebenarnya."
Berpikir sampai disitu, dengan muka serius dia lantas terkata:
"cianghunjin, boleh aku ajukan satu pertanyaan"
"Katakan"
"seandainya kematian yang menimpa anak murid cabang
kota samsiang yang terjadi pada Empat puluh tahun berselang
adalah kematian yang sudah sepantasnya mereka terima, apa
yang hendak ciangbunjin lakukan?"

766
suatu pertanyaan yang aneh dan sama sekali diluar dugaan
para anggota Kaypang berdiri menjublak, paras muka mereka
berubah hebat.
sekilas rasa kaget dan heran sempat menghiasi pula air
muka Pengemis dari selatan yang kaku, ia yakin saudara
kecilnya tak mungkin berbicara tanpa bukti atau alasan yang
kuat, dengan hati berdebar ia menunggu keterangan lebih
jauh dari anak muda itu.
"Han sauhiap. apa arti dari perkatanmu itu?" tanya ketua
Kaypang dengan muka tertegun karena heran-
"Maksudku, andaikata murid2 Kay pang yang terbunuh
dimasa lampau memang mempunyai dosa yang tak dapat
diampuni, apa yang akan ciang bunjin lakukan??"
"Tentang soal ini...." ketua Kay pang jadi ragu, "aku rasa
sauhiap tentu mempunyai alasan yang cukup kuat bukan??"
"Tentu saja? Meskipun mendiang guruku disebut orang
sebagai Mo tiong ci mo iblis diantara iblis, namun selama
hidup tak pernah membunuh orang tanpa alasan yang kuat,
mengapa banyak orang yang beliau bunuh? Hal ini disebabkan
karena terlalu banyak manusia yang patut dibunuh yang
berkeliaran dalam dunia"
semua orang terperanjat mendengar ucapan itu, suasana
hening tak seorang manusiapun buka suara.
Dengan hati sangsi ketua Kay pang melirik sekejap kearah
Pengemis dari selatan sebab dalam tingkat kedudukan dipartai
Kay pang pengemis selatan yang berkedudukan paling tinggi
dan berpengalaman paling luas.
Apa lagi dikala Mo tiong ci mo masih berkeliaran dalam
dunia persilatan, pengemis dari selatan juga sering berkelana,
maka apabila ucapan Han Siong Kie tidak bohong, sedikit
banyak diapun pernah mendengar akan kejadian tersebut.

767
siapa tahu pengemis dari selatan sendiripun menunjukkan
muka sangsi, kaget dan keheranan, maka dengan ragu2
ujarnya:
"Kalau menurut ucapan sauhiap. gurumu hanya dituduh
secara se-mena2 oleh kawanan pendekar budiman??"
Ucapan itu sangat tajam dan mengandung sindiran. Han
Siong Kie tertawa dingin
"Sukar untuk dibedakan mana baik mana buruk di antara
sesama umat persilatan, karena banyak orang yang
kelihatannya baik bersemangat jantan dan berjiwa ksatria tapi
dalam kanyataan berjiwa kerdil, munafik dan suka melakukan
perbuatan yang terkutuk. sebaliknya tak jarang orang yang
kelihatan kejam, dianggap iblis, pembunuh besar dalam
kenyataan seringkali melakukan kebajikan"
"Bolehkah kami menanyakan maksud sau hiap yang lebih
mendalam mengenai persoalan ini?"
Hao siong Kie ternenung dan berpikir sebentar, akhirnya
dia berkata:
"Empat puluh tahun berselang, diatas jalan raya menuju
kota samsiang telah terjadi suatu peristiwa berdarah yang
menggemparkan sungai telaga, apakah diantara kalian ada
yang mengetahui peristiwa apakah itu?". .
Empat orang pengemis tua yang berdiri dibelakang ketua
Kay pang saling berpandangan sekejap. kemudian
mengangguk.
"Lanjutkan perkataanmu" ucap pengemis dari selatan
Dengan wajah serius Han Siong Kie meneruskan kembali
kata2nya:
"Empat puluh tahun berselang, perusahaan ekspedisi yang
paling besar dikota sam siang yakni Ceng bu piau kiok
mendapat order untuk mengawal sejumlah barang yang

768
sangat berharga menuju Thian lam, menurut apa yang
kudengar selain intan permata serta mutu manikam yang
mahal harganya, diantara partai barang berharga itu terdapat
pula sebuah raja jinsom berumur sepuluh laksa tahun-..."
-ooodewiooo-
Jilid 21
SEMUA perhatian orang tertuju diatas wajah Han Siong Kie,
rata2 mereka memperlihatkan rasa kaget dan tercengang
yang luar biasa.
"Entah siapa yang membocorkan rahasia tersebut kedalam
dunia persilatan, yang jelas banyak umat persilatan mulai
berdatangan untuk mengincar sejumlah besar harta pusaka
itu, terutama raja jinsom yang tak ternilai harganya. Untuk
menghindari segala kemungkinan yang tidak dlinginkan, maka
selain membawa serta puluhan jago lihaynya, pihak
perusahaan Ceng bu piau kiok turun ke gelanggang dengan
dipimpin oleh piau cu sendiri beserta istrinya, selain itu putri
tunggal merekapun ikut mengiringi dalam pengawalan
tersebut"
Dengan muka gusar karena mendongkol, anak muda itu
berhenti sebentar kemudian meneruskan:
"siapa tahu, belum sampai mereka keluar dari wilayah sam
siang, barang kawalan mereka sudah dibegal orang, bahkan
cara yang digunakan cara pembegal amat sadis dan rendah
moralnya, mereka gunakan racun untuk merobohkan
lawan2nya, hanya sesaat kemudian ratusan orang anggota
perusahaan mulai dari Piaucu suami istri sampai keanak
buahnya telah mati penasaran, seluruh dunia persilatan jadi
gempar, sebab bukan saja banyak korban yang berjatuhan,

769
bahkan siapa yang membegal barang kawalan itupun masih
menjadi suatu tanda tanya besar"
Mendengar sampai disini paras muka semua jago dari pihak
Kaypang berubah jadi amat serius.
Dengan pandangan dingin Han Siong Kie menyapu sekejap
semua orang yang hadir dalam gelanggang, kemudian
sambungnya lebih jauh:
"Tapi, Thian memang menghendaki segala kejahatan
terbasmi dari kolong langit, sekalipun cara kerja para
pembegal itu cukup rapat dan rahasia, toh tetap ada yang
teledor. Putri piausu yang berparas amat cantik menjadi
satu2nya saksi hidup dalam peristiwa itu, karena mukanya
yang cantik jelita ia lolos dari pembantaian, namun tak lolos
dari siksaan hidup, oleh pimpinan pembegal matanya dibikin
buta kemudian secara bergilir ia diperkosa oleh pembegal
tersebut, sebelum akhirnya dia hendak dibunuh mati, tiba2
munculah bintang penolong ditempat kejadian dan selamatlah
jiwanya dari ancaman itu. sayang orang yang menolong
jiwanya adalah seorang padri, tanpa menanyakan duduk
persoalan yang sebenarnya dengan ter-buru2 ia dikirim
kesebuah biara, disanalah gadis itu cukur rambut menjadi
pendeta, gadis itu tetap mempertahankan kehidupannya
walau tubuh sudah ternoda dan mata dibikin buta,
kesemuanya itu tak lain karena dia hendak membalas
dendam."
suasana dalam gelanggang berubah jadi sunyi senyap tak
kedengaran sedikit suara pun, semua orang tertarik untuk
mendengarkan kisah cerita itu.
Walaupun mereka ikut merasa gusar terhadap para
pembegal, namun secara lapat2 merekapun dapat merasakan
kalau cerita ini pasti mempunysi hubungan yang erat dengan
peristiwa berdarah dicabang perusahaan mereka.

770
Rahib buta yang malang ini masib ingat kalau padri yang
menyelamatkan jiwanya bernama Bu Ay.
"Bu ay ? Dia adalah padri dari utara " tiba2 pengemis dari
selatan menjerit kaget.
Apa yang barusan dikisahkan Han Siong Kie sebagian besar
telah disarikan kedalam kitab catatan budi dan dendam dari
Mo- mo cuncu, ketika itu padri dari utara belum mendapat
nama, maka Han Siong Kie sama sekali tak tahu kalau padri
yang bernama "Bu Ay" tersebut sebetulnya bukan lain adalah
nama pendeta dari Padri utara.
satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benaknya, ia
merasa kejadian itu sangat kebetulan sekali baginya, sebab
kalau Bu Ay taysu benar2 adalah padri dari utara, itu berarti ia
mempunyai saksi hidup yang cukup kuat untuk membenarkan
apa yang dia ceritakan barusan-
"omitohud" tiba2 dari luar halaman bergema suara pujian
kepada sang Buddha menyusul sesosok bayangan manusia
melayang masuk ketengah gelanggang.
Agak tertegun Han Siong Kie setelah menjumpai kehadiran
orang itu, tapi cepat dia maju kedepan seraya memberi
hormat: "oh, locianpwee, sangat kebetulan kehadiranmu kali
ini"
Orang yang baru muncul bukan lain adalah Padri dari utara,
sahabat karib pengemis dari selatan.
Kemunculan Padri dari utara yang sangat mendadak ini
jauh diluar dugaan Han Siong Kie, tapi diapun merasa
kegirangan oleh kemunculannya, sebab itu berarti ia tak usah
bersilat lidah lebih jauh untuk membuktikan kejujuran
ceritanya.
Padri dari utara memberi hormat lebih dulu kepada ketua
Kay-pang, kemudian mengangguk kepada pengemis dari

771
selatan akhirnya kepada Han Siong Kie dia berkata: "siau-sicu,
lanjutkan cerita mu"
Han Siong Kie bukan orang bodoh, ia tahu kemunculan
padri dari utara jelas bukan suatu kebetulan saja, sambil
tersenyum tegurnya:
"Bukankah kedatangan locianpwe untuk membantu pihak
Kaypang mengerubuti aku??"
"Benar, aku tak menyangkal atas pertanyaanmu itu, Nah,
sekarang lanjutkan cerita mu"
Han Siong Kie mengangguk, sambungnya:
"Kurang lebih setahun kemudian setelah kejadian itu,
kebetulan mendiang guruku lewat dibiara tersebut dan
berjumpa dengan rahib buta, yaitu putri kesayangan pemilik
perusahaan Ceng bu piau-kiok. setelah dia mendengar nama
besar mendiang guruku, maka berceritalah rahib tersebut
tentang tragedi yang menimpa dirinya, selain itu diapun
mengeluarkan sebuah tanda pengenal yang didapatinya dari
saku sang pemerkosa secara kebetulan, dari tanda pengenal
itulah akhirnya terungkap siapa kah pembunuh keji pembegal
barang kawalan serta pemerkosa dara itu..."
Bercerita sampai disitu, mendadak Han Siong Kie tutup
mulut dan membungkam.
Semua orang merasa hatinya tercekat dan jantungnya
berdebar keras, mereka tahu teka teki tersebut sebentar lagi
akan ketahuan jawabannya.
Ketua Kay pang ikut merasakan hatinya tercekat, sekujur
tubuhnya gemetar keras menahan emosi.
Pengemis dari selatan maupun keenam belas orang
pengemis tuapun ikut mengerutkan dahi sambil menantikan
jawaban tersebut dengan hati berdebar.

772
Suasana jadi hening, sepi.. tak kedengaran sedikit
suarapun, saat itulah padri dari utara berbisik memuji
keagungan Buddha, kemudian bertanya:
"Siau sicu, siapa kah pembunuh sadis itu?"
Pancaran sinar aneh terbias dari mata Han Siong Kie,
ditatapnya wajah ketua Kay pang tanpa berkedip, kemudian
sepatah demi sepatah ucapnya dengan suara dalam:
"Pembunuh keji yang tak berperi kemanusiaan itu tak lain
adalah Tuo cu cabang sam siang beserta orang-orang
kepercayaannya"
Jawaban itu ibaratnya guntur membelah bumi disiang hari
belong, semua orang tertegun, semua orang terbelalak untuk
sesaat lamanya tak kedengaran suara bicara setiap anggota
Kay pang yang hadir disitu memberlalakkan matanya dengan
mulut melongo, kejadian ini memang sama sekali diluar
dugaan.
Paras muka ketua Kay pang berubah hebat, secara
beruntun dia mundur tiga langkah kebelakang.
"Betulkah kejadian itu?" tanya pengemis dari selatan penuh
emosi, rambutnya bergetar keras mengikuti pergolakan
hatinya. Han Siong Kie tertawa dingin, kembali ia berkata:
"Tanda pengenal itu tak lain adalah tanda pengenal milik
Toucu perkumpulan Kay pang cabang kota sam siang, sampai
sekarang benda itu masih disimpan oleh rahib buta, mengenai
biara mana yang telah di tempati rahib tersebut sejak Empat
puluh tahun berselang, untuk jelasnya lebih baik tanyakan
sendiri kepada padri dari utara"
Padri dari utara ikut terpengaruh oleh kisah tersebut,
dengan suara gemetar karena emosi katanya:
"Peristiwa ini memang benar2 telah terjadi, waktu itu aku
menempatkan dara yang malang tadi di biara Cu in an, kalau

773
dihitung-hitung usianya kini sudah mencapai enam puluh
tahunan"
Semua anggota perkumpulan Kay pang sama-sama
tundukkan kepalanya, peristiwa tersebut merupakan peristiwa
yang paling memalukan bagi perkumpulan mereka, tak ada
yang bicara, tak ada yang komentar, semuanya terdiam, diam
karena malu.
Pengemis dari selatan sendiri berdiri dengan tubuh gemetar
sambil menengadah memandang awan diangkasa, diapun
bungkam dalam seribu bahasa.
Akhirnya kesunyian itu dipecahkan oleh Han Siong Kie,
menghampiri ketua Kay pang yang masih membungkam dan
berkata:
"Ciang bunjin, apa yang ingin kukatakan telah kuucapkan
semua, bagaimanakah penyelesaian tentang persoalan ini,
terserah pada keputusan ciang bunjin"
Ketua Kay pang menghela napas panjang.
"Aaai.. Peristiwa ini sungguh merupakan suatu kejadian
yang tidak beruntung bagi pihak Kay pang, apa yang dapat
kukatakan lagi? Han siau hiap. kami merasa malu dan
menyesal atas perlakuan kasar yang sudah diperlihatkan pihak
kami selama ini, harap engkau sudi memaafkan”
--ooodwooo-
BAB 43
"ENGKAU tak usah berkata begitu ciangbunjin, aku dapat
memahami perasaanmu " sahut Han Siong Kie sambil tertawa.
Kepada pengemis dari selatan ia menambahkan-
"Engkoh tua, aku tak dapat berdiam terlalu lama disini, aku
masih banyak persoalan yang harus kukerjakan, selamat
tinggal dan sampai jumpa dilain saat"

774
"saudara cilik, engkau membutuhkan bantuanku " bisik
pengemis dari selatan dengan duka.
"Tidak engkoh tua, sekarang aku tidak membutuhkan
bantuanmu, lain kali kalau ada kebutuhan yang mendesak.
aku pasti akan mencari kau"
Untuk menyelesaikan pertikaian antara mendiang gurunya
dengan pihak Kaypang sudah banyak waktu yang dibuang
sianak muda itu, kini urusan telah selesai maka, secara
otomatis ingatannya beralih kembali akan keselamatan lima
orang tianglo perguruannya, dia ingin tahu apakah usaha
mereka untuk menghadang jalan pergi Mo sam Yu peng
hianat dari perguruannya, berhasil atau tidak. .
Karena itu dengan hati gelisah cepat dia menjura kepada
semua orang, kemudian enjotkan badan dan berlalu dari situ.
Pengemis dari selatan serta ketua Kay pang seperti hendak
mengucapkan sesuatu, tapi Han Siong Kie keburu kabur dari
situ dan lenyap dikejauhan, terpaksa mereka cuma berdiri
tertegun dengan mata melongo.
Dari kuil Leng koan bio, Han Siong Kie berlarian diatas jalan
raya dengan mengerahkan ilmu ginkangnya Cahaya kilat
lintasan bayangan, ibarat segulung hembusan angin puyuh, ia
meluncur kemuka dengan cepatnya.
Perjalanan ditempuh siang malam tanpa berhenti, paling
sedikit sudah seribu li dia lintasi, namun bayangan tubuh dari
kelima orang tianglonya sama sekali tak nampak, kejadian ini
sangat mencengangkan hati Han Siong Kie.
Diam2 ia mulai gelisah, pemuda itu tak mungkin mengejar
langsung kewilayah Thian lam, sebab dia masih ada persoalan
lebih penting yang harus dikerjakan-
Tanpa terasa sampailah pemuda dia didalam sebuah hutan
lebat, jalan raya itu menjorok jauh memasuki hutan itu, suara
percikan air secara lapat2 menggema dari kejauhan-.

775
Beberapa li kemudian, tibalah pemuda itu ditepi sebuah
sungai yang amat lebar, jalan raya terputus sampai disitu, tepi
sungai merupakan sebuah hutan pohon liu yang sangat lebat,
begitu tebalnya sampai sinar matahari susah menembusi
permukaan tanah.
sebuah batu peringatan yang tinggi berdiri angker ditepi
sungai, beberapa huruf besar tertera diatas batu itu. "LIU LIM
TOK" atau Penyeberangan hutan Liu.
Aneh kalau toh disana merupakan tempat penyeberangan,
mengapa tiada sebuah perahupun yang berlabuh disana ?
Memandang gulungan ombak serta arus air yang amat
deras ditengah sungai, Han Siong Kie berdiri ter-mangu2.
Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benaknya, ia berusaha
mencari akal untuk memecahkan kesulitan yang sedang
dihadapinya itu.
Tiba2.. bau anyir darah berhembus lewat dari kejauhan,
menusuk penciuman pemuda itu sehingga membuat perutnya
merasa mual.
Betapa terkejutnya si anak muda itu, dengan mata jelalatan
dia menengok kesana kemari, ibarat kucing mengincar
mangsanya, nun jauh didalam hutan Liu tiba2 ia temukan
bayangan manusia yang se-akan terlentang diatas tanah.
Dengan sigap ia loncat kemuka dan menerobos masuk
kedalam hutan itu.
Apa yang kemudian terlihat sungguh mendirikan bulu roma,
mayat yang berlumuran darah bergelimpangan disana sini,
jumlah nya mencapai tiga puluh sosok lebih, ketika mayat itu
diteliti lebih jauh, tak kuasa lagi ia menjerit tertahan-"Aaah..
Korban2 dari malaikat hawa dingin"
Memang korban2 tersebut menunjukkan ciri yang khas
yakni ubun2nya hancur tercabik-cabik, hanya Malaikat hawa
dingin yang men-cabik2 benak korbannya hingga otak dan

776
darah berhamburan di mana2, pemandangan waktu itu amat
seram membuat bulu roma bukan saja pada bangun berdiri,
perutpun ikut mual dan hampir saja muntah-muntah.
Malaikat hawa dingin Mo siu Ing tersohor karena caranya
yang keji dan sadis sewaktu membantai musuh2nya, dalam
dunia tak ada manusia kedua yang melebihi kekejaman
hatinya
Inilah akibat dari sakit mental yang diderita malaikat hawa
dingin, seandainya ia tidak kehilangan suaminya yang tercinta
tak mungkin hawa amarah dan dendamnya dilampiaskan
kepada orang lain, diapun tak akan membunuh seratus orang
persilatan setiap tahunnya untuk melampiaskan tekanan
batinnya.
Han siong Kie berdiri termangu-mangu, ia tak habis
mengerti dengan kejadian yang terbentang didepan mata,
biasanya malaikat berhawa dingin tak akan mengulangi
kembali pembantaiannya sebelum lewat satu tahun setelah ia
membantai orang keseratus yang terakhir, tapi kini..? Apa
yang terbentang didepan mata menunjukkan suatu
keistimewaan, suatu pengecualian dari kebiasaannya itu, lalu
apa yang telah terjadi?
Tiba2 anak muda itu menjerit tertahan, lalu memburu kesisi
sesosok mayat, korban itu tak dikenal olehnya bahkan sedang
dicari2 selama ini, tak kuasa ia berdiri dengan hati bergetar
keras.
Siapakah korban itu? dia tak lain adalah mayat dari Mo sam
Yu, pelindung hukum dari istana Huan mo kiong yang
berkhianat, ditinjau dari sini dapatlah dibuktikan kalau
kawanan penghianat yang kabur kembali kewilayah Thian lam
tak sempat mencapai tujuannya, malahan mereka sudah
menjadi korban keganasan malaikat hawa dingin. Lalu.. apa
sebab nya malaikat hawa dingin membantai orang-orang itu?

777
Bukankah lima orang tianglonya berangkat lebih dulu untuk
menghadang jalan lari Mo sam Yu beserta begundal2nya?
Kemana mereka pergi? Mengapa jejaknya tak ketahuan
juntrungannya? Aah jangan2 mereka pun sudah....
Berpikir sampai disitu, tak kuasa lagi Han Siong Kie bergidik
tubuhnya jadi merinding.
Bila kelima orang tianglonya dibantai pula oleh malaikat
hawa dingin, itu berarti antara dia dengan iblis perempuan itu
terikat oleh dendam darah sedalam lautan, bagaimanapun
juga hutang darah itu harus diperhitungkan.
sementara ia masih tertegun, jauh ditengah hutan
menggema suara bentakan manusia yang terbawa angin
secara sayup2 sampai terbaur oleh gulungan ombak yang
menggila, ia sulit untuk membedakan mana suara bentakan
mana gulungan ombak, tapi berhubung bentakan2 itu
menggema saling susul menyusul maka lama kelamaan Han
siong Kie dapat merasakan pula akan keanehan tadi.
Dia pusatkan segenap perhatiannya untuk mengamati
suara bentakan itu, setelah yakin bila pendengarannya tak
keliru, cepat ia terobos hutan pohon liu itu dan menghampiri
kemana suara itu berasal.
Hutan yang panjang dan lebat telah diterobosi, nun diluar
hutan tepatnya diatas sebidang tanah merumput yang luas
terlihatlah beberapa sosok bayangan manusia sedang terlibat
dalam suatu pertarungan yang amat seru.
Tiga orang kakek berbaju perlente sedang putar toyanya
kencang2 mengerubuti seorang perempuan muda yang cantik
jelita.
Dua orang kakek perlente lainnya duduk bersila diluar
gelanggang, dari sikap mereka yang duduk mematung, dapat
diketahui kalau mereka sedang menderita luka yang cukup
parah.

778
Sembari melayani serangan2 gencar musuh nya,
perempuan itu terkekek tiada hentinya, semua serangan yang
ia lancarkan rata2 ampuh dan sadis, membuat tiga orang
musuh nya kalang kabut dan terdesak ke dalam posisi yang
amat berbahaya:
Tiga orang kakek bersenjata toya itu siapa lagi kalau bukan
lima orang tianglo dari istana Huan mo kiong? Dua diantara
mereka duduk mengatur pernapasan, rupanya cukup parah
luka dalam yang diderita.
Sedangkan perempuan yang cantik rupawan itu memang
tak salah lagi malaikat hawa dingin Mo siu Ing.
Sementara liu tiga serangan yang dilancarkan iblis
perempuan itu memaksa tiga orang tianglo dari Huan mo
kiong terdesak mundur delapan depa dengan sempoyongan,
katanya:
"Hey tiga orang tua bangka sialan, aku harap kalian
sedikitlah tahu diri, sepanjang hidup aku malaikat hawa dingin
tak pernah membantai korban yang mampu menerima tiga
jurus seranganku, Hmm Kalau bukan terikat oleh kebiasaanku
itu, memang nya kalian bisa hidup sampai sekarang ? Bila
kalian tahu diri, cepat2lah kabur dari sini, jangan menunggu
sampai aku naik darah dan melanggar kebiasaanku"
"Malaikat hawa dingin" bentak To It hui dengan gusar,
"engkau sudah melukai dua orang suteku, membantai tiga
puluh lembar nyawa anggota perguruanku, sebelum memberi
keadilan kepada kami, aku berlima tak akan pergi dari sini?"
"Keadilan? Haahh haahh haahhh, omong kosong" ditengah
gelak tertawa yang amat nyaring, serangan bertubi2
dilepaskan kearah Tio It hui.
Cepat dalam penyerangan, ganas dalam ancaman itulah ciri
serangan yang dilepaskan perempuan iblis ini.

779
Menyaksikan rekannya terancam, dua orang tianglo yang
lain sama2 mendengus gusar, toya kepala setan mereka
secepat kilat dlayun kedepan membacok tubuh Im sat.
To It hui sendiri cepat ayun toyanya untuk menangkis,
serangan yang dilontarkan ke tubuh nya.
"Duuk Blaaamm" diiikuti dengusan tertahan, To it hui
terpental kebelakang, toyanya terlepas dari cekalan dan
tubunnya terkapar di atas tanah.
Hampir berbareng waktunya, serangan toya yang
dilepaskan dua orang tianglo lainnya telah menyergap tubuh
Im-sat.
Kedua belah pihak saling menyerang dengan gerakan yang
sama2 cepatnya, namun bagaimanapun juga toh kepandaian
silat Im sat lebih unggul setingkat, sekali berkelebat tahu2 ia
sudah menyusup keluar dari kurungan musuh.
"Heeeh heeh heeeh luput kurang jitu" ejeknya sambil
terkekeh, "kurang makan kalau nyerangnya lantas begitu. Nih
coba lihat seranganku"
Kedua orang tianglo itu tertegun, untuk sesaat mereka tak
tahu musti berbuat apa.
Sementara itu malaikat hawa dingin sudah melayang
kemuka siap melepaskan serangan balasan.
"Tahan " mendadak serentetan bentakan nyaring
menggema di udara.
Malaikat hawa dingin tersentak kaget dan batalkan
gerakannya lebih jauh ia tercengang bercampur keheranan
sebab selama hidup belum pernah ada orang yang berani
menghalangi perbuatannya, baru kali ini peristiwa mana bisa
dialaminya.
Kalau mengikuti kebiasaan yang berlaku umum, dimana
malaikat hawa dingin munculkan diri, kebanyakan orang

780
persilatan jeri pontang panting berusaha menyelamatkan diri,
tapi kali ini, bukan saja orang tidak menjadi takut oleh
keangkerannya, malahan menghalangi perbuatannya, tak
heran kalau iblis perempuan ini malahan dibuat melongo.
Kedua orang tianglo itu sendiripun segera berpaling kearah
mana berasalnya suara itu dengan pandangan kaget.
To It hui ikut meronta bangun dari atas tanah, ia menyeka
noda darah yang mengotori ujung bibirnya..
Dengan kecepatan yang luar bias a sesosok bayangan
manusia munculkan diri dari belakang hutan, sekali enjot
tahu2 orang itu sudah berdiri angkuh ditengah gelanggang.
Mula2 malaikat hawa ding in Mo siu Ing tampak rada
tertegun, kemudian sambil tertawa kegirangan serunya:
"Oh Manusia muka dingin, kirinya kau?"
"Benar, aku yang datang" jawab anak muda itu dingin.
"Aku hendak mencari kau."
"Mencari aku??"
"Ehmm, begitulah."
Dalam pada itu ketiga orang tiang lo tersebut telah maju
memberi hormat setelah mengetahui siapa yang datang
mereka sangat gembira atas kedatangan sianak muda itu.
"ciangbun suheng, sungguh kebetulan kedatanganmu ini"
serunya hampir serentak.
"Tiang lo bertiga tak usah banyak adat" anak muda itu
ulapkan tangannya.
Dari tindak tanduk tiga orang tiang lo tersebut, agaknya
malaikat hawa dingin dapat meraba pula kedudukan anak
muda kita, dengan muka terperanjat bercampur keheranan
serunya:

781
"Apa?? Kau...kau adalah ketua Thian lam?"
"Engkau heran?" sahut sang anak muda seraya
mengangguk.
"Bukankah engkau adalah ahli waris dari Mo tiong ci mo??"
"Betul, mendiang guruku adalah kaisar Tee-kun dari istana
Huan mo kiong... engkau tak tahu akan hal ini??"
Tak kuasa lagi Malaikat hawa dingin Mo Siu Ing mundur
dua langkah kebelakang, paras mukanya berubah hebat.
"Jadi kalau begitu sekarang..sekarang engkaulah Tee kun
kaisar dari istana Huan mo kiong?"
"oooh engkau kurang percaya??"
"Bukannya tak percaya, cuma saja kejadian ini memang
sedikit diluar dugaan "
Han Siong Kie mendengus dingin, dia alihkan pembicaraan
kesoal lain, ujarnya lagi:
"Ketiga puluh sosok mayat yang bergelimpangan di
penyeberangan hutan Liu adalah hasil karyamu??"
Malaikat hawa dingin Mo siu Ing kerutkan dahinya dan
tersenyum, ia sama sekali tak merasa canggung untuk
menjawab pertanyaan itu: "Ehmm Memangnya kenapa ?"
"Engkau telah melanggar kebiasaanmu, bukankah jatahmu
untuk tahun ini sudah kau ambil semua? sekarang ditambah
dengan tiga puluh sosok mayat itu ? berarti kau sudah
membantai seratus tiga puluh orang " seru Han siong Kin
ketus.
senyum yang semula menghiasi ujung bibir malaikat hawa
dingin kontan lenyap tak berbekas, hawa napsu membunuh
menyelimuti seluruh wajahnya, ia mendengus dingin.
"Hmn Manusia muka dingin. coba pandanglah wajahku
menurut penilaianmu aku terhitung cantik atau tidak?"

782
Han Siong Kie terperangah, ia tak dapat menangkap apa
yang dimaksudkan perempuan itu, untuk sesaat anak muda
itu cuma membungkam dalam seribu bahasa.
Dalam pada itu dua orang tianglo dari Huan mo kiong
sedang bersemedi telah menyelesaikan latihannya, mereka
loncat bangun dan berdiri disamping tiga orang rekannya.
"Manusia muka dingiin, ayoh jawab pertanyaanku
Termasuk cantikkah wajahku ini??"
Malaikat hawa dingin mengulangi kembali pertanyaannya.
"Apa maksudmu??"
"Jawab dulu pertanyaanku dengan sejujurnya"
"Ehmm, engkau memang cantik, cantik ibarat bidadari yang
turun dari kahyangan, sayang hatimu ...."
"Cukup," tukas Mo siu ing cepat, "inilah alasannya kenapa
kubantai manusia2 itu"
Han siong Kie bukan seorang manusia bodoh, tentu saja ia
dapat mengerti apa yang telah terjadi, pikirnya:
"Tak aneh kalau Mo sam Yu beserta begundalbegundalnya
dibikin mampus, rupanya mereka kesemsem oleh
kecantikan perempuan ini, tak tahunya mangsa yang mereka
incar adalah iblis perempuan yang berhati keji. dasar bajul
buntung, kalau lihat perempuan matanya lantas jelalatan ....
pantaslah kalau mereka mampus"
sekalipun begitu, Mo sam Yu beserta begundalnya masih
terhitung anggota Huan mo kiong, kendati mereka telah
berhianat, namun kematian mereka ditangan orang lain sama
artinya suatu penghinaan bagi pihak Huan mo kiong, sebagai
ciangbunjinnya tentu saja Han siong Kie tak dapat berpeluk
tangan dengan begitu saja. Maka diapun tertawa dingin,
katanya: "Im sat engkau tahu, siapakah yang telah kau bantai
itu??"

783
"siapa? Mereka toh manusia? kurcaci yang bejat moralnya
dari istana Huan mo- kiong?"
"Tentunya engkau sudah tahu bukan apa kedudukanku
sekarang?"
"ooh .... Maksudmu, engkau hendak membuat perhitungan
denpanku karena mereka termasuk anak buahmu??"
"Tentu saja Memangnya kau suruh aku pura2 bodoh dan
tak tahu urusan?"
Paras muka malaikat hawa dingin beberapa kali berubah
hebat, akhirnya dia berkata:
"Baiklah, untuk sementara waktu kita tak usah bicarakan
persoalan ini, mau bikin perhitungan kita bicarakan nanti saja,
aku dengar engkau telah mendapatkan sarung tangan Hud jiu
po pit yang sebelah, benarkah berita tersebut?"
"Memang betul, sarung tangan itu sudah berada
ditanganku"
"Dan tentunya kau masih ingat bukan dengan perjanjian
yang telah kita buat belum lama berselang?"
"oooh, jadi karena persoalan inilah engkau datang mencari
aku??"
"Tepat sekali ucapanmu itu "
Tiba2 paras muka malaikat hawa dingin berubah hebat, ia
sangat terpengaruh oleh emosi, dadanya berdebar keras,
tubuhnya ikut bergetar karena pergolakan batinnya.
Delapan belas tahun ia hidup merana, ia mengharap. ia
menanti, ia mencari bahkan ia membantai orang secara
menggila, tujuannya tak lebih hanya mengharapkan
kedatangannya berita tersebut, berita tentang keadaan
suaminya.

784
"Manusia muka dingin, benarkah apa yang kudengar itu?"
kembali dia bertanya dengan gemetar.
Han song Kie merogoh sakunya dan ambil keluar sarung
tangan Hud jiu po pit itu.
"Engkau kurang percaya?" tegurnya
"Nah, inilah buktinya"
Lima orang tianglo dari istana Huan mo kiong hatinya
berdiri termangu selama ini,
sebentar mereka menengok ketuanya, sebentar lagi
menengok pula kearah Im-sat, mereka tak tahu apa yang
sebenarnya sedang berlangsung.
"Berikan padaku" pinta malaikat hawa dingin dengan suara
gemetar.
Han siong Kie ragu2 sebentar, akhirnya ia lemparkan
sarung tangan tersebut ke tangan lawan.
Dengan gemetar malaikat hawa dingin menyambut sarung
tangan itu kemudian dari sakunya ambil keluar juga sarung
tangan yang lain, setelah digabungkan menjadi satu tiba2 ia
menengadah dan tertawa keras seperti orang gila.
Kelima orang tiang lo dart istana Huan mo kiong cuma
berdiri saling bertukar pandangan, mereka makin dibuat
bingung oleh kejadian yang sedang berlangsung didepan
mata.
Lama sekali Malaikat hawa dingin tertawa tergelak.
akhirnya ia membungkam, membungkam dalam seribu
bahasa, sementara air matanya jatuh bercucuran membasahi
pipinya.
Kurang lebih seperminum teh kemudian suasana baru pulih
kembali dalam ketenangan, dengan muka hijau membesi ia
menegur: "Katakan kepadaku, dia masih hidup atau sudah
mati?"

785
"Masih hidup Malahan masih segar bugar.."
Malaikat hawa dingin pejamkan matanya rapat2, air mata
kembali bercucuran. "Dia masih hidup, ..ternyata dia masih
hidup," gumamnya lirih.
Kemudian sambil menatap wajah anak muda itu,
perempuan iblis tersebut menambahkan: "Manusia muka
dingin, apa yang telah kuucapkan selamanya tak akan
kuingkari, seperti apa yang kita janjikan dulu maka sarung
tangan ini menjadi milikmu untuk selama2nya" sembari
berkata ia lemparkan sepasang sarung tangan itu kearah Han
siong Kie.
Dengan hati berdebar anak muda itu menyambut benda
mustika tersebut, pusaka Hud jiu popit telah menyatu, itu
berarti terbuka kesempatan baginya untuk mempelajari ilmu si
mi sinkang yang tercantum di atas pusaka itu.
Bila ilmu maha sakti itu sudah dikuasahi, ia tak perlu jeri
terhadap tengkorak maut lagi, iapun tak usah kesal
memikirkan keampuhan ilmu silat dari pemilik benteng maut..
sementara ia masih termangu-mangu. Malaikat hawa dingin
telah maju tiga langkah kedepan, serunya dengan wajah
penuh pengharapan: "Manusia muka dingin, saat ini dia ada
dimana?"
"Benteng maut "
"Apa ? Benteng maut??"
"Benar, ia dikurung oleh pemilik Benteng maut dalam
sebuah ruang batu yang kuat."
Sekujur badan malaikat hawa dingin bergetar keras, pucat
pias selembar wajahnya.
Mimpipun dia tak pernah menduga kalau suaminya,
malaikat hawa panas Ko su ki di sekap dalam istana maut

786
selama delapan belas tahun, tak aneh kalau jejaknya sukar di
telusuri.
"Manusia muka dingin, bagaimana caranya engkau
dapatkan pusaka Hud jiu po pit ini?" sekali lagi perempuan
iblis itu menegur.
"Aku telah menyerbu kedalam istana maut, sungguh
beruntung akhirnya bisa lolos dengan selamat, benda itu
kutemukan secara kebetulan saja."
"ooh. kiranya begitu" Malaikat hawa dingin termenung
sebentar, akhirnya dia menambahkan. "manusia muka dingin,
selamanya aku Mo siu Ing merasa berterima kasih kepadamu,
selamat tinggal"
Begitu ucapan terakhir meluncur dari mulutnya, secepat
kilat ia berlalu dari situ.
"Eh, tunggu sebentar "
Walaupun ia cepat, Han siong Kie berlari tak jauh lebih
cepat, sekali enjot badan tahu-tahu ia sudah menghadang
didepannya.
"Im sat" pemuda itu berseru dengan ketus "tak usah kau
ucapkan kata2 yang bernada terima kasih, sistim pertukaran
syarat kita dijalankan secara barter, engkau menghadiahkan
sarung tanganpusaka kepadaku, aku carikan kabar tentang
suamimu bagimu masing2 pihak kita tak berhutang kepada
yang lain, atau dengan kata lain kita sama2 impas"
"Lalu maksudmu?" seru malaikat hawa dingin dengan muka
tertegun.
Walaupun dalam hal barter kita sudah impas, namun dalam
hal lain engkau masih hutang kepadaku, maka aku hendak
sekalian menagih hutangmu itu."
"Menagih hutang ? Hutang apaan itu??"
"Engkau telah membantai tiga puluh orang anak buahku"

787
"Toh mereka sendiri yang cari mampus"
"Bagaimana penjelasanmu tentang tiga orang tiang lo yang
kau lukai barusan"
"Lalu.. engkau hendak menagih hutang ini dengan cara
bagaimana??" tanya malaikat hawa dingin kemudian,
Han siong Kie mengerutkan dahinya lalu berkata:
"Aku tidak akan menagih kelewat batas sebab aku tetap
berharap agar engkau bisa berkumpul kembali dengan
suamimu"
Paras muka malaikat hawa dingin berubah hebat, ia
menengadah dan tertawa seram.
"Haahhh... haahhh... haahhh sungguh tak kusangka ada
orang yang hendak mengampuni selembar jiwa bagiku,
sungguh lucu, sungguh lucu, baru pertama kali ini aku Mo siu
Ing mendengar ucapan selucu ini haahh... haahhh... haahh"
"Engkau tidak percaya dengan perkataanku ini???"
"Hei manusia muka dingin, apa yang kau andalkan untuk
membuktikan kebenaran perkataanmu itu??"
"Apalagi yang kau andalkan? Tentu saja sepasang telapak
tanganku ini, bagiku aku rasa belum temui banyak kesulitan
untuk bereskan seorang jago macam dirimu"
"Baik sebelum pertarungan dilangsungkan aku Mo siu Ing
akan mengemukakan juga sesuatu, aku tak akan mencabut
nyawamu dalam pertarungan ini"
"Hmm Engkau belum sesuai untuk mengalahkan bagiku"
Terlalu kasar ucapan itu bagi pendengaran sang iblis
perempuan, hawa amarahnya kontan berkobar, dengan hawa
napsu membunuh menyelimuti wajahnya ia tertawa seram.
"Manusia muka dingin, kalau engkau tidak sudi menerima
maksud baikku ini, biarlah akan kusempurnakan kehendak

788
hatimu, Nah silahkan turun tangan" Han siong Kie mendengus
dingin.
"Hmm Malaikat hawa dingin, sambutlah seranganku ini "
Sambil menerjang kemuka, dia lancarkan sebuah pukulan
maut kearah musuhnya. Suasana berubah jadi tegang
mengikuti serangan gencar yang dilancarkan pemuda itu.
Serentak lima orang tiang lo itu mundur delapan depa
kebelakang, mereka ingin tahu sampai dimanakah kehebatan
serta keampuhan yang dimiliki ciangbun suhengnya ini.
Serangan yang dilepaskan Han Siong Kie itu merupakan
tenaga sebesar sepuluh bagian, cepat dalam serangan dahsyat
dalam sergapan, membuat siapa saja bergidik oleh
kelihayannya.
Malaikat hawa dingin Mo Siau ing merasakan harinya
bergetar keras, dari serangan yang dilancarkan musuh, ia tahu
tenaga Iwekang yang dimiliki Han Siong Kie sudah jauh
berbeda kalau dibandingkan dulu, ia himpun kekuatannya dan
menyambut serangan musuh dengan keras lawan keras.
Suatu ledakan keras yang memekikkan telinga menggema
memecahkan kesunyian, kedua belah pihak terdorong mundur
selangkah ke belakang, diam2 mereka kaget dan kagum atas
keampuhan musuhnya.
Dalam waktu singkat kedua orang itu sudah terlibat dalam
suatu pertarungan yang seru, masing2 pihak mengerahkan
semua kemampuan yang dimilikinya, membuat suasana
ditengah gelanggang menjadi bertambah seru dan ramai.
Pasir dan debu beterbangan memenuhi seluruh angkasa,
bumi serasa digoyangken oleh gempa dahsyat, jurus aneh,
gerakan ampuh serta semua tipu daya yang jarang
dikeluarkan selapis demi selapis dikerahkan semua tanpa
hentinya.

789
Pertarungan sengit macam ini belum pernah dijumpai
dalam dunia persilatan, lima orang tiang lo yang mengikuti
jalannya pertarungan itu ikut merasakan hatinya berdebar,
tanpa sadar peluh dingin mengalir keluar membasahi tubuh
mereka.
Dalam sekejap mata ratusan jurus sudah lewat, namun
siapa menang siapa kalah masih susah untuk ditentukan.
Makin bertarung Malaikat hawa dingin Mo siu Ing semakin
terperanjat, ia sadar tenaga dalam yang dimiliki pihak musuh
telah peroleh kemajuan yang amat pesat, suatu kejadian yang
sama sekali tak pernah terbayangken olehnya.
Han siong Kie sendiripun merasa terkesiap oleh
ketangguhan malaikat hawa dingin, sekarang ia percaya kalau
nama besar orang bukan nama kosong belaka, baru seorang
Im sat sudah begini lihaynya, apalagi kalau Im yang siang sat
(sepasang malaikat panas dan dingin) bersatu padu, siapa lagi
yang mampu menghadapi ketangguhan mereka? Tak aneh
kalau nama kedua orang itu tersohor sekali. Belasan jurus
kembali sudah lewat..
"Kena " tiba2 malaikat hawa dingin menghardik keras.
sepasang telapak tangannya dikembangkan, dalam waktu
tingkat ia lepaskan dua puluh empat buah pukulan berantai,
tiap pukulan yang dilepaskan diarahkan kebagian tubuh yang
berbeda, bukan saja cepat dalam serangan, arah yang
ditujupun cukup membingungkan lawan.
Dua puluh empat buah pukulan dari Im-sat begitu lewat,
dengus kesakitan bergema memecahkan kesunyian.
secara beruntun Han siong Kie mundur lima langkah
kebelakang, darah kental mengalir keluar membasahi bibirnya.
Sambil tarik kembali serangannya, malaikat hawa dingin
menegur .

790
"Manusia muka dingin, bagaimana kalau pertarungan kita
akhiri sampai disini saja?"
Han Siong Kie mengerang gusar. sambil gigit bibir
hardiknya...
"Jangan keburu napsu, sambut pula sebuah pukulanku ini"
Dengan jurus Mo ong co ciat (Raja iblis menyembah loteng
Istana) dia himpun segenap kekuatan tubuh yang dimilikinya
dan melepaskan satu pukulan maha dahsyat ke depan.
Jurus serangan yang dipergunakan ini merupakan salah
satu jurus serangan yang terampuh diantara tiga jurus ampuh
dari ilmu pukulan Mo mo ciang hoat, dan merupakan pula
jurus serangan yang paling tangguh daya pengaruhnya.
Jurus tangguh yang dilepaskan dengan mengerahkan
segenap kekuatan yang dimilikinya ini betul2 merupakan suatu
serangan yang mengerikan hati..
Malaikat hawa dingin Mo Siu Ing terkesiap, cepat2 dia
tangkis pukulan itu dengan kekerasan-.
"Duuk Blaamm" jerit kesakitan mengiringi tubuh sang iblis
yang mundur sejauh beberapa kaki dengan langkah
sampoyongan, darah segar muntah keluar dari mulutnya,
keadaan iblis perempuan ini jadi mengenaskan sekali.
Han Siong Kie memburu kemuka, ia hampiri kedepan im sat
dan ayun telapak tangannya siap membacok batok kepala
orang..
Malaikat hawa dingin Mo siu ing cuma bisa membelalakkan
matanya lebar2 sambil menatap wajah Han siong Kie tanpa
berkedip, apa lagi yang dapat dilakukan olehnya dalam
keadaan begini?
Bila bacokan telapak itu diteruskan, maka bisa dibayangkan
apa yang bakal terjadi, tubuh Im sat tentu akan terbabat

791
hancur remuk. tentu saja nyawanya akan kabur kembali
kealam baka..
Dengan pandangan kaget bercampur ngeri, lima orang
tiang lo dari istana Huan mo- kiong mengawasi suasana
ditengah gelanggang. Udara yang terasa jadi sesak. suasana
amat tegang....
-000dewi000-
BAB 44
DI KALA ujung telapak tangan hampir mengena diatas
batok kepala malaikat hawa dingin, tiba2 Han siong Kie
buyarkan serangan sambil mundur tiga langkah kebelakang,
katanya: "Aku telah berjanji tak akan membinasakan dirimu"
"Kenapa tidak kau bunuh?"
"Engkau harus bertemu dengan suamimu"
"Engkau tidak menyesal dengan keputusanmu itu?"
"Menyesal..? kenapa aku musti menyesal"
"Suatu ketika aku Mo siu Ing akan menuntut balas atas
kejadian pada hari ini"
Han siong Kie segera tertawa dingin.
"Heeeh heeeeh heeeh Malaikat hawa dingin, asal engkau
mampu tinggalkan benteng maut dalam keadaan hidup, setiap
saat kunantikan kedatangamu dalam dunia persilatan"
sekali lagi paras muka malaikat hawa dingin berubah hebat,
sekalipun ia punya nama besar yang disegani orang dalam
dunia persilatan, akan tetapi setiap kali mengungkap tentang
benteng maut, tak urung bulu kuduknya pada bangun berdiri.
sesudah tertegun beberapa saat lamanya, perempuan iblis
itu tertawa seram, suaranya melengking amat menusuk

792
telinga, tanpa mengucapkan sesuatu lagi dia berlalu dari
gelanggang dengan langkah sempoyongan.
Dari langkah tubuhnya yang gontai, dapat diketahui cukup
parah luka dalam yang dideritanya.
Menunggu iblis itu sudah lenyap dari pandangan, To It hui
baru menghela napas dan berkata:
"Aaai.... seandainya ciangbun-suheng tak datang tepat
pada saatnya, entah bagaimana jadinya dengan kami
berlima?"
"Bagaimana ceritanya sampai kalian berlima bentrok
dengan perempuan iblis itu??", tanya Han siong Kie keheranan
"Ketika kami berlima tiba di penyeberangan hutan Liu,
mendadak dari balik hutan menggema suara jeritan ngeri,
kami memburu kesitu dan menemukan Mo sam Yu beserta
begundalnya sudah tewas dibunuh orang, kami segera
memburu kedalam hutan dan menjumpai sesosok bayangan
manusia lenyap ke arah sini, kami mengejar lebih jauh dan
tiba-tiba saja berjumpa dengan perempuan tadi disini.."
"Waktu itu apakah kalian belum tahu siapakah dia??"
"Peristiwa ini berlangsung diluar dugaan, apalagi waktu itu
kamipun tidak memeriksa apa yang menyebabkan kematian
Mo sam yu beserta begundal2nya, karena itu kamipun tak
menyangka kalau orang yang sedang kami hadapi sebenarnya
dia malaikat hawa dingin Mo siu Ing. Aai.. dalam kenyataan
kami cuma pernah mendengar namanya saja dan belum
pernah melihat tampangnya.."
"Benar " sambung Ang Pat sin dari samping " andaikata dia
tidak memperkenalkan diri, kami tak akan menyangka kalau
perempuan cantik jelita macam dia sebenarnya tak lain adalah
malaikat hawa dingin yang paling disegani didaratan
Tionggoan, untung dia mempunyai peraturan busuk yang
mengikat semua gerak geriknya, kalau tidak.. kami berlima

793
tentu sudah mampus sedari tadi" Han siong Kie mengangguk
lirih.
"Malaikat hawa dingin memang tak suka bertarung
melewati angka ke tiga, bila dalam tiga jurus ia tak mampu
menjagal lawannya maka ia tak akan mencelakai jiwa
korbannya"
"ciangbun suheng " seru seng Thianpaupula dengan
lantang "janji apa yang kau ikat dengan dia sehingga akhirnya
kau berhasil menangkan sepasang sarung tangan pusaka Hud
jiu po pit?"
secara ringkas Han siong Kie menceritakan yang telah
terjadi antara dia dengan malaikat hawa dingin, mendengar
penuturan tersebut lima orang tiang lo itu baru tahu apa yang
sebetulnya sudah terjadi.
Tiba2 To It hui bertanya lagi dengan muka tidak mengerti:
"Nama busuk Im yang siang sat telah menggetarkan
seluruh daratan Tionggoan, suheng, kenapa kau malah
lepaskan iblis perempuan itu?"
Dengan muka serius Hin siong Kie menjawab:
"Pertama, Mo sam yu beserta begundal2nya melanggar
tata kesopanan dengan mengganggu kaum wanita, perbuatan
mereka pantas dihukum mati. kedua, aku telah terikat janji
lebih dulu dengannya, yakni menukar pusaka Hud jiu po pit
dengan berita tentang malaikat hawa panas Ko su Ki, aku tak
ingin membunuh dirinya sebelum ia sempat berjumpa dengan
suaminya, ketiga, setelah dia masuk kedalam benteng maut
untuk mencari suaminya, belum tentu ia bisa lolos lagi dari
sana, berarti pula tak dapat membuat keonaran lagi didunia,
maka atas dasar pertimbangan itu aku putuskan untuk
mengampuni jiwanya"

794
Kelima orang tiang lo itu mengangguk tanda setuju,
mereka tidak berkomentar lagi. Terdengar Han siong Kie
meneruskan kembali kata2nya:
"setelah kematian Mo sam yu beserta begundal2nya
ditempat ini, berarti pula kabar berita itu tak akan tersiar
sampai ke Thian lam, itu pula ciangbunjin yang sekarang akan
berkunjung kedaratan Tionggoan sesuai dengan rencana,
lebih baik kita nantikan kedatangan mereka dan tunggu
sampai mereka masuk jebakan sendiri, entah bagaimana
menurut pendapat kalian berlima?"
Kelima orang tiang lo itu segera mengangguk, kata To It
hui:
"Kami akan turuti kehendak ciangbun suheng, siapa tahu
kalau penghianat tersebut sedang berada dalam perjalananan-
"
Pada waktu itulah tiba2 terdengar jeritan ngeri
berkumandang dari kejauhan, suara itu amat keras dan
memekikan telinga.
Betapa terperanjatnya enam orang itu, mereka terkesima
dan berdiri mematung. Menyusul terdergar dua kali jeritan
ngeri.. tiga kali..
"Jangan2 Malaikat hawa dingin sedang membunuh orang
lagi ?" seru Han siong Kie terkesiap.
"Ah, tidak mungkin" sahut To lt hui, " dia sudah menderita
luka dalam yang cukup parah, dari mana datangnya tenaga
untuk membunuh orang?"
Jerit kesakitan sekali lagi berkumandang memecahkan
kesunyian, kali ini suara tersebut berasal dari satu li dari
tempat itu. Han siong Kie berpikir sebentar, kemudian
katanya:

795
"Aku akan kesana dan menengok apa yang telah terjadi,
harap tiang lo berlima mengubur jenasah dari Mo sam yu
sekalian"
Kelima orang tiang lo itu mengiakan dan segera
melaksanakan apa yang diperintahkan.
sementara Han siong Kie sendiri segera berlari menuju
kearah mana berasalnya jeritan kesakitan itu.
setelah menembusi hutan pohon Liu, dari kejauhan ia lihat
bayangan manusia saling berkelebat ditepijalan raya, rupanya
disitu telah berlangsung suatu pertarungan seru.
secepat kilat Han slong Kie melesat ke muka dan
menyembunyikan diri dibelakang batuan cadas.
Ratusan bayangan manusia membentuk suatu lingkaran
kepungan yang sangat rapat, mereka terdiri dari golongan
padri dan kaum imam.
sedang ditengah gelanggang, malaikat hawa dingin Mo siu
ing sedang terlibat dalam pertarungan seru melawan seorang
padri, dua orang imam dan empat orang kakek tua.
Empat sosok mayat menggeletak diatas permukaan tanah,
kepala mereka pecah dan isi benaknya berhamburan di
mana2.
Udara amat sepi, tiada terdengar suara manusia, yang ada
hanya napsu membunuh yang makin menebal.
Ditengah kesunyian, akhirnya seorang kakek tua berjenggot
panjang berkata dengan ketus:
"Malaikat hawa dingin, semua sahabat baik dari golongan
hitam maupun dari golongan putih yang hadir dalam
gelanggang hari ini, semuanya membenci kau, ingin
mengganyang dagingmu."
"Memang, sangat tepat waktu yang kalian pilih "seru
malaikat hawa dingin dengan suara seram "aku sekarang lagi

796
terluka, banyak kekuatanku tak bisa kugunakan, tapi. Heeeh...
heeeh... heeeh... jangan anggap aku mandah digebuk, untuk
merenggut jiwaku kalian harus membayar dengan suatu nilai
pengorbanan yang besar"
"Hmm Malaikat hawa dingin, takdir menghendaki demikian,
serahkan nyawamu"
seraya berseru, kakek tua itu menerjang lagi kemuka dan
melepaskan pukulan dengan menggunakan sepasang telapak
tangannya.
Begitu rekannya menyerang, sang padri, dua orang imam
serta tiga orang kakek yang lain serentak ikut menyerang pula
dengan ganas.
Ditengah hembusan angin pukulan yang men deru2,
sesosok bayangan manusia menerobos keluar dari lingkaran
kepungan dengan gesit.
Menyusul mana jeritan kesakitan memecahkan kesunyian,
sesosok bayangan manusia terlempar kebelakang dan roboh
terkapar diatas tanah.
Meskipun terluka, malaikat hawa dingin masih mampu
menghindarkan diri dari gabungan serangan tujuh jago lihay,
menggunakan kesempatan mana dia malahan sanggup
mencabik batok kepala kakek tua itu hingga mati konyol, ilmu
silat semacam itu seketika menggemparkan para jago yang
mengitari gelanggang.
Merasakan serangannya mengena disasaran yang kosong,
sang padri, dua orang imam dan tiga orang kakek tua itu
serentak membentak keras, sekali lagi mereka kepung
malaikat hawa dingin ditengah gelanggang.
sebagai seorang perempuan angkuh yang tinggi hati, Imsat
tak sudi kabur dari hadapan musuhnya. walaupun ia sudah
terluka, padahal asal dia mau berbuat begitu rasanya dengan

797
kepandaian yang dimiliki, menyelamatkan diri bukan suatu
pekerjaan yarg menyulitkanselesai
membereskan kakek tua itu, malaikat hawa dingin
menyergap kembali padri berjubah abu2.
Dua orang imam serta tiga orang kakek tua yang bebas
dari ancaman, serentak bergerak kedepan, dengan saluran
segenap kekuatan yang dimilikinya mereka lepaskan satu
pukulan dahsyat kemuka.
Lima gulung hawa cukulan yang amat santar menggulung
keatas tubuh malaikat hawa dingin.
Dipihak lain, padri berjubah abu2 itu hanya merasakan
pandangan matanya jadi kabur, lalu tahu2 sepasang telapak
tangan Im sat sudah tiba didepan mata, dalam keadaan begini
mau menghindar tak mungkin, mau menang kispun sulit.
"Duuuk . ." tidak ampun lagi batok kepalanya terhajar telak
diiringi jerit kesakitan batok kepala padri itu sudah hancur
berantakan, darah bercampur isi benaknya berserakan
dimana-mana .
Hampir bersamaan waktunya segulungan angin pukulan
yang dahsyat telah meluncur tiba, malaikat hawa dingin
mendengus tertahan, tubuhnya gontai dan secara beruntun ia
muntah darah tiga kali.
Perempuan yang cantik jelita ibarat bidadari dari
khayangan itu sudah berubah bagaikan iblis ditambah pula
hawa napsu membunuhnya yang sangat tebal, membuat
siapapun yang memandang merasakan hatinya bergidik,
Dari lingkaran manusia diluar gelanggang, segera muncul
kembali empat orang padri, yang satu menggendong jenasah
rekannya dan mundur kembali, sedang yang tiga ikut terjun
kedalam gelanggang, dengan begitu posisinya ikut berubah
jadi satu lawan delapan.

798
Malaikat hawa dingin Mo siu Ing menyeka noda darah
dengan ujung bajunya, telapak tangan berputar kembali
secepat kilat, kali ini yang menjadi sasaran adalah kedua
orang imam tersebut.
serangan yang dia lancarkan cepat sukar dilukiskan,
lagipula jurus serangannya aneh, sama sekali bertolak
belakang dengan keadaan umum.
Ingatan kedua belum sempat terlintas dalam benak dua
orang imam itu, serangan telah mencapai sasaran, mereka
mendengus berat dan mundur dengan sempoyongan.
Keadaan dari malaikat hawa dingin sudah makin payah,
tenaga dalamnya sudah hampir terkuras habis, buktinya
serangan yang ia lancarkan tak mampu membinasakan dua
orang imam tersebut.
Enam gulung angin pukulan yang dahsyat ibarat gulungan
ombak ditengah samudra meluncur kembali kearah depan
menyerang perempuan iblis itu dari pelbagai posisi yang
berbeda.
Malaikat hawa dingin menggertak gigi menahan emosi, ia
sama sekali tidak menggubris terhadap serangan yang
mengancam tiba, sambil menghimpun segenap kekuatan yang
masih dimilikinya, ia terjang kemuka menghajar dua orang
padri yang berdiri bersanding.... Tiga jeritan ngeri kembali
menggema memecahkan kesunyian.
Pukulan gencar yang dilancarkan dua orang hweesio itu
ternyata tak sanggup membendung pukulan maut musuhnya,
mereka mampus secara konyol dan ciri kematian mereka tak
jauh berbeda seperti rekan2nya, batok kepala terpukul hancur,
dan isi benak berhamburan dilantai.
Walaupun berhasil menyingkirkan lawannya, malaikat hawa
dingin sendiripun tak dapat menghindarkan diri dari tenaga
gabungan musuh, ia terpukul telak sehingga mencelat sejauh

799
satu tombak lebih sambil muntah darah, tubuhnya gontai
seperti mau roboh.
Tiga orang kakek tua dan seorang padri segera memburu
maju kedepan, menggunakan kesempatan yang sangat baik
itu mereka lepaskan kembali pukulan dahsyat yang
mematikan-
Merasakan betapa ampuhnya ancaman yang tiba, malaikat
hawa dingin mengeluh didalam hati.
"Aai.. sungguh tak nyana aku Mo siu Ing harus mampus
ditangan kurcaci2 yang tak bernama ini"..
Keadaan bertambah gawat, tampaknya malaikat hawa
dingin bakal mampus diujung telapak tangan orang..
saat yang terakhir itulah sesosok bayangan manusia
meleset keudara, sebelum tubuhnya mencapai permukaan
tanah, segulung desiran angin serangan telah dipancarkan
mengancam tiga orang kakek serta seorang padri itu.
Merasakan datangnya ancaman yang dahsyat, tiga orang
kakek dan seorang padri itu tak berani bertindak gegabah,
buru2 mereka tarik kembali ancamannya untuk melindungi
keselamatan sendiri .
Ditengah gelanggang tahu2 bertambah seseorang, dia tak
lain adalah seorang pemuda tampan berwajah dingin.
"Aah.. manusia muka dingin."
"Manusia muka dingin??"
"Manusia muka.... "
Jeritan kaget bergema saling susul menusul, suasana jadi
gaduh dan gempar, untuk sesaat semua orang alihkan
pandangannya kearah sianak muda itu.

800
Pemuda yang muncul tepat pada saatnya itu memang tak
lain adalah Han Siong Kie ciangbunjin dari istana Huan mo
kiong.
Dengan sorot mata yang amat tajam Han siong Kie
menyapu sekejap seluruh gelanggang, kemudian dengan
tenang se-olah2 tak pernah terjadi sesuatu peristiwa ujarnya
kepada malaikat hawa dingin: "sekarang engkau boleh pergi
dari situ "
Dalam pada itu ketiga orang kakek serta padri tadi tanpa
menimbulkan sedikit suarapun sudah mengundurkan diri dari
tengah gelanggang..
Setelah kegaduhan sirap. lingkaran pengepunganpun makin
bertambah ciut kedalam.
Berpasang2 panah berapi meluncur keudara dan meledak
diangkasa.
Han siong Kie mendengus dingin, sekali lagi ujarnya kepada
malaikat hawa dingin:
" Lebih baik segera tinggalkan tempat ini, mumpung belum
terlambat"
Dengan pandangan penuh berterima kasih malaikat hawa
dingin melirik sekejap kearah Han siong Kie, kemudian cepat
ia telan beberapa biji obat kedalam mulutnya, setelah itu baru
bertanya:
"Mengapa kau selamatkan jiwaku?"
"Pertama, karena aku muak menyaksikan cara bertarung
yang suka main kerubut macam begitu, kedua, aku ingin
bantu kau untuk mewujudkan apa yang kau harapkan selama
delapan belas tahun belakangan"
"Manusia muka dingin, aku Mo siu ing bukan seorang
manusia yang tak bisa membedakan mana budi mana

801
dendam, untuk kesekian kalinya aku telah berhutang budi
kepadamu"
"Jangan berkata begitu" tukas si pemuda sambil goyang
tangan, "aku tak pernah lepaskan budi kepadamu, siapa tahu
bila kita berjumpa lagi dilain saat, aku akan membinasakan
dirimu"
Agak tertegun malaikat hawa dingin mendengar ucapan itu,
kemudian sambil tertawa seram katanya:
"Manusia muka dingin, kalau engkau hendak bunuh aku,
urusan itu hanya bisa dianggap sebagai suatu persoalan yang
lain"
sianak muda itu tak gubris ucapan orang ia bertanya lagi:
"Engkau masih mampu berjalan sendiri???"
"Bisa, aku masih mampu berjalan sendiri"
"Kalau begitu pergilah "
Mereka telah lepaskan panah api untuk memberitahukan
rekan2nya, mungkin sebentar lagi jago2 lihaynya akan
berkumpul semua disini.
"Mereka tahu kedatangan mereka adalah untuk mencari
gara2 dengan aku, tak usah kau risaukan tentang soal ini,
cepatlah tinggalkan tempat ini "
Dengan suatu pandangan mata yang sangat aneh, malaikat
hawa dingin melirik sekejap kearah Han siong Kie, lalu katanya
lagi:
"Manusia muka dingin, aku sangat berterima kasih
kepadamu, tak akan kulupakan kebaikanmu ini, baiklah
sekarang aku akan berlalu dari sini . ."
Dengan langkah yang gontai, perempuan iblis itu berjalan
keluar dari gelanggang dan menjauhi tempat itu.

802
Ditengah bentakan gusar yang memekikkan telinga,
kawanan jago lihay yang mengurung sekitar tempat itu sama
ayunkan telapak tangannya, dari sikap itu ia tampaknya
mereka bersumpah akan lenyapkan Malaikat hawa dingin dari
muka bumi.
Mendadak dari arah belakang meluncur lewat tiga sosok
bayangan manusia, mereka langsung menerjang kearah
malaikat hawa dingin-. "Enyah kalian dari sini" hardik Han
siong Kie dengan gusar:
sebuah pukulan yang maha dahsyat dilontarkan kearah
muka, gulungan angin pukulan yang sangat luar biasa
menumbuk kearah tiga sosok bayangan manusia..
Dengus tertahan menggema diudara, termakan oleh
pukulan dahsyat itu, ketiga orang pria setengah baya itu
mencelat dari gelanggang dan terpental kearah ke tempat
semula.
sementara itu malaikat hawa dingin Mo siu ing telah berada
didepan kawanan pengepungan.
Belasan pasang telapak tangan berbareng diayun kemuka
siap melancarkan pukulan mematikan..
Han siong Kie bertindak cepat, ia melayang kesamping
perempuan iblis itu, lalu kepada kawanan jago lihay yang siap
melancarkan serangan itu bentaknya: "Hayo pada menyingkir
semua"
Betapa tercekatnya perasaan hati kawanan jago itu tatkala
menyaksikan sorot mata musuhnya, dengan perasaan yang
kebat kebit mereka saling bertukar pandangan, namun tak
seorangpun yang bermaksud untuk menyingkir dari situ.
"Ayoh cepat menyingkir " sekali lagi Han siong Kie
menghardik dengan suara lantang.
Lingkar pengepungan makin mengecil, jago2 lihay yang ada
disisi kiri, kanan serta belakang mulai berdesakan maju

803
kedepan, rupa2nya mereka siap melancarkan tubrukan
serentak.
Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benak sianak muda itu,
ia sadar apabila dia harus menanti sampai pihak musuh yang
melancarkan serangan lebih dulu, maka daya kekuatan ya
berkumpul ditengah lingkaran itu tentu dahsyat sekali, bagi
dirinya himpunan tenaga itu masih bukan jadi soal, tapi
bagaimana dengan malaikat hawa dingin yang telah menderita
luka yang cukup parah?
satu ingatan dengan cepat terlintas dalam benaknya,
kepada perempuan itu serunya lirih:
"Terjang kemuka"
Berbareng dengan ucapan itu, sebuah pukulan hawa maha
dahsyat ikut dilontarkan kedepan-
Jerit kesakitan, dengus tertahan berkecamuk menjadi satu,
belasan orang jago lihay yang berada dibarisan terdepan
seketika terhajar oleh pukulan maut itu sehingga pontang
panting dan sama2 melarikan diri ke belakang.
Dengan demikian terbukalah sebuah celah yang kecil
ditengah kepungan itu sambil menahan rasa sakit yang tak
tertahankan, malaikat hawa dingin Mo siu ing melompat dan
menerjang keluar dari lingkaran kepungan, kemudian tanpa
berpaling lagi kabur secepatnya dari situ.
Bersamaan dengan tindakan yang diambil Han Siong Kie
untuk melepaskan pukulan gencar kearah depan, kawanan
jago dari kalangan hitam maupun putih yang berada di sudut
kiri kanan dan belakang serentak telah melancarkan pula
sebuah pukulan dahsyat.
Pelbagai deruan angin tajam sama2 meluncur kepusat
lingkaran, desingan tajam, deruan angin puyuh berkecamuk
menjadi satu menciptakan kegaduhan yang memekikkan
telinga.

804
Bisa dibayangkan betapa mengerikannya pukulan
gabungan yang dilepaskan hampir seratus orang jago lihay itu.
Tapi Han siong Kie bukan manusia bodoh, ia sudah
memperhitungkan sampai kesitu, begitu malaikat hawa dingin
berlalu dari sana, diapun enjotkan badan dan melayang keluar
dari lingkar kepungan.
Benturan dahsyat menciptakan sebuah lekukan besar
selebar belasan kaki di atas permukaan tanah, dimana Han
siong Kie semula berdiri
Pada saat itulah dari kejauhan menggema suara ujung baju
tersampok angin, menyusul belasan sosok bayangan manusia
kembali muncul ditepi gelanggang.
Bayangan manusia saling berkelebat, sekali lagi seratus
orang jago lihay yang telah berkumpul itu membentuk sebuah
lingkar kepungan yang sangat kuat, Han siong Kie yang
hendak menyingkir untuk kesekian kalinya terkurung kembali
di tengah kepungan.
Diam2 sianak muda itu merasa terperanjat, ia lihat
bayangan manusia yang barusan muncul berjumlah dua belas
orang, separuh diantaranya terdapat pula Kui Goan- cu dari
partai Khong-tong serta seng gong taysu dari gereja siau lim
si.
Atau dengan perkataan lain, diantara enam orang imam
serta enam orang padri yang baru saja munculkan diri, ada
separuh berasal dari partai Khong tong dan separuh yang lain
berasal dari gereja siau lim si.
Keenam orang padri dari gereja siau lim si itu rata2 sudah
lanjut usia, mukanya merah seperti bayi, alis putih, kaki
telanjang dan sorot matanya biasa2 saja, dari situ dapat
diketahui kalau tenaga dalam mereka sudah mencapai puncak
kesempurnaan. sementara itu Kui Goan cu dari partai Kongtong
sudah maju kedepan, katanya.

805
"Bu liang siu hud sicu, aku harap hari ini juga engkau harus
memberi pertanggungan jawab kepada kami"
"Tentu saja" sahut Han siong Kie dengan ketus.
"Omitohud " sambung seng gong taysu dari gereja siau lim
si, "kalau memang begitu silahkan siau sicu menyebutkan
tempat persembunyian dari gurumu"
"Guruku telah berpulang ke alam baka"
"Apa ? Gurumu sudah meninggal dunia?"
"Benar"
-000dewi000-
Jilid 22
SETELAH berita itu tersiar, semua jago yang hadir dalam
gelanggang terbungkam dalam seribu bahasa, kalau Mo tiong
ci mo benar2 sudah tiada lagi didunia ini, berarti hutang darah
mereka.."
seorang padri tua beralis putih bermuka merah ikut tampil
kedepan, tegurnya dengan suara lantang:
"Omitohud Sian sicu, benarkah ucapanmu itu?"
"Aku rasa tiada kepentingan bagiku untuk membohong,
boleh aku tahu siapa nama taysu?"
"Aku adalah Lian sian taysu, penguasa ruang Tat mo wan
dari gereja Siau lim si"
"Boleh aku tahu, kedatangan taysu kali ini adalah untuk
menegakkan kebenaran bagi umat persilatan, ataukah....."

806
"Masa siau sicu tidak tahu kalau antara gurumu dengan kuil
kami terikat pula oleh suatu sengketa?"
Tercengang hati Han Siong Kie mendengar jawaban
tersebut, sebab dalam catatan budi dan dendam dari Mo mo
cuncu sama sekali tidak tercatat masalah sengketa antara
gurunya dengan pihak gereja Siau lim si.
Dengan muka melongo karena keheranan cepat ia
menegur:
"Sepengetahuanku, antara mendiang guruku dengan pihak
Siau lim si tak pernah terikat oleh persengketaan apapun, dari
mana bisa munculnya masalah dendam??"
Lian sian taysu mengernyitkan alisnya yang putih,
kemudian sambil menatap sianak muda itu dengan pandangan
tajam dia bertanya: "Jadi siau sicu betul2 tak tahu duduknya
persoalan??"
"Benar, aku sama sekali tak tahu "
"Kalau memang begitu, aku harap siau sicu bersedia
menerangkan dimana tempat tinggal gurumu semasa hidup
dan dimana jenasahnya dikubur setelah mati.."
"Apa yang kau kehendaki??"
"Kami akan menggeledah tempat2 itu "
"Menggeledah ? Apa yang hendak kalian geledah??"
"Kami hendak mencari barang milik gereja kami yang
lenyap tak berbekas"
Han siong Kie semakin dibikin kebingungan dan tak habis
mengerti, Ia tak tahu barang yang lenyap dari gereja siau lim
si dan secara bagaimana tuduhan tersebut bisa terjatuh diatas
nama gurunya atau mungkin gurunya benar-benar ...
Tapi ia masib ingat jelas tempat tinggal gurunya pernah
diperiksa dengan seksama, kecuali seperangkat alat dapur

807
tiada benda lain yang ketinggalan disitu. Karena itu dengan
sepasang alis mata berkernyit kembali ia bertanya: "Taysu,
apakah engkau bersedia untuk membeberkan duduk persoalan
yang sebenarnya?"
Liau sian taysu tarik nafas panjang, kemudian menutur:
"Empat puluh tahun berselang, Lian Hian sute yang sedang
bertugas menjaga ruang penyimpanan kitab dari gereja kami
mati dibunuh orang bersamaan dengan kematian nya itu
sejilid kitab ilmu silat yang berisikan pelajaran ilmu Toan pian
yo sinkang ikut lenyap tak berbekas, sebelum kabur gurumu
telah menyebutkan namanya. sejak peristiwa itu semua murid
perguruan kami telah disebar untuk mencari jejak gurumu
namun ia lenyap tak berbekas ibaratnya batu yang tenggelam
ditengah samudra."
-00dw00kz00-
BAB 45
"AH Tidak mungkin.. aku tidak percaya."
"Kenapa tak mungkin??"
"Tak mungkin mendiang guruku melakukan perbuatan
seperti itu"
"Jadi siau sicu menyangkal tuduhan kami?"
"Boleh kau anggap demikian"
Paras muka Lian sian taysu berubah hebat, empat orang
rekannya ikut pula menunjukkan muka gusar.
"siau sicu, aku harap sukalah engkau berpikir tiga kali
sebelum ambil keputusan" seru Lian sian taysu lagi dengan
marah.
"Tidak berguna bagiku untuk berpikir tiga kali"

808
Ia sangat percaya dengan kejujuran serta watak agung dari
gurunya, apalagi dari pembicaraannya dengan mendiang sang
guru maupun pembicaraannya dengan Pat lo sianseng, ia
dapat menarik kesimpulan kalau gurunya adalah seorang jago
yang mulia, tak mungkin dia melakukan perbuatan yang
rendah seperti apa yang dituduhkan pihak gereja siau lim si.
Karena itu Han siong Kie yakin kalau apa yang dituduhkan
pihak lawan, sama sekali hanya suatu fitnahan belaka.
Liau sian taysu makin gusar lagi mendengar jawaban dari
sianak muda itu, ditatapnya lawan dengan pandangan tajam,
kemudian menegur:
"Siau sicu, kalau engkau bersedia menyerahkan kitab
pusaka Tai poan yo sinkang yang dicuri mendiang gurumu,
akupun berjanji tak akan menyusahkan dirimu"
"Menyusahkan aku? Haahh haahh haah.. suatu lelucon
yang sama sekali tak lucu"
Gelak tertawa itu penuh mengandung nada ejekan yang
membuat siapapun jadi tak tahan.
Paras muka keempat orang hweesio dari gereja siau lim si
sama-sama berubah hebat, agaknya mereka sudah tak kuat
mengendalikan hawa amarahnya lagi.
Dengan muka merah padam karena marah Liau sian taysu
melangkah setindak kedepan serunya dengan suara berat.
"siau sicu, kalau engkau tak mau menjawab dengan jujur
lagi.."
"Engkau mau apa?" tantang sang anak muda.
"Terpaksa aku akan menggunakan kekerasan untuk paksa
engkau menjawab dengan jujur"
"Haahhh... haahhh... haahhh hwesio gede, dianggapnya
dengan andalkan kepandaian silatmu sudah cukup untuk
merobohkan aku?" ejek Han siong Kie sinis, "jangan mimpi di

809
siang hari belong ....coba jawab berdasarkan bukti apa kalian
selalu menuduh kalau mendiang guruku mencuri kitab pusaka
kalian?"
"Sebelum berlalu dari gereja kami, mendiang gurumu telah
menyebutkan namanya selain itu kepandaian silat yang dimiliki
Liau huan sute sangat lihay kecuali seorang jago macam
gurumu rasanya tak mungkin dapat merobohkan dia tanpa
mengeluarkan banyak tenaga"
"Hanya berdasarkan alasan itu saja, maka engkau lantas
menuduh guruku yang melakukan pencurian??"
"Jadi siau situ merasa bukti itu kurang meyakinkan?" Liau
sian taysu balik bertanya.
Meskipun hawa amarah yang berkobar dalam dada hwesio
ini sudah tak terkendalikan lagi, namun sebagai seorang padri
yang saleh, dia tak ingin menggunakan kata yang untuk
menyinggung perasaan hati orang.
Han siong Kie tetap bersikap tenang, kembali ia berkata:
"Apakah taysu tak pernah mempertimbangkan, mungkin
ada orang sengaja mencatut nama besar guruku??"
"Dengan nama besar yang dimiliki gurumu aku rasa tak
mungkin ada orang yang berani mencatut namanya"
"Taysu tidak merasa kalau ucapan ini terlalu dipaksakan
kebenarannya?"
"Apakah siau sicu bisa menunjukkan bukti yang
menerangkan bahwa ada seseorang yang sengaja mencatut
nama gurumu?"
Tertegun Han siong Kie setelah mendengar perkataan itu,
untuk sesaat lamanya ia terbungkam.
Memang ia tak berani memastikan kalau perbuatan itu
seratus persen bukan hasil karya gurunya, sebab pembelaan
yang dia jelaskan hanya berdasarkan dari watak yang

810
diketahui dari gurunya, mungkin saja dibalik peristiwa itu
masih ada hal2 lain yang sama sekali tidak diketahui olehnya.
Tapi kini gurunya sudah berpulang kealam baka,
bagaimana caranya untuk membuktikan kebenaran dari
tuduhan tersebut?
setelah termenung dan berpikir beberapa waktu, akhirnya
pemuda itu menjawab: "Mungkin suatu saat aku dapat
memberikan buktinya"
"suatu saat? Hahh... haahhh... haahhh ketahuilah, peristiwa
ini sudah berlangsung sejak empat puluh tahun berselang.."
setelah didesak terus menerus akhirnya Han siong Kie jadi
naik darah dengan ketus ia menjawab:
"Kalau memang begitu, taysu mau apa??"
"Tiada yang kuharapkan, kecuali meminta dengan sangat
kepada siau siau agar mengembalikan kitab pusaka itu kepada
kami."
" Kalau aku tak mampu mengeluarkan kitab itu ?"
"silahkan siau sicu tunjukkan dimana mendiang gurumu
menetap selama hidupnya dan dimana pula jenasahnya
dikebumikan "
" Kalau akupun tak mau memberikan pengakuannya??"
Lima orang padri siau lim si yang berada dibelakang Liau
sian taysu serentak mendengus gusar, mereka bersama
menunjukkan sikap hendak melancarkan sergapan.
Rupanya Liau sian taysu sendiripun sudah dibuat
kehilangan sabar, dengan muka berubah sahutnya:
"siau sicu. jangan kau anggap sikapmu ini bisa bereskan
semua persoalan, kalau engkau tetap bersikeras, jangan
salahkan kalau kami akan mengambil tindakan kekerasan"

811
Pada saat itulah Kui Goan cu dari partai Kong tong maju
dua langkah kedepan, timbrungnya dari samping.
"sicu, bagaimana pertanggungan jawabmu atas hutang
darah dari perguruan kami??"
Dengan pandangan dingin Han siong Kie menyapu sekejap
keenam orang imam tersebut, lalu jawabnya dengan dingin:
"Totiang, bukanlah dalam perguruanmu terdapat sejenis
ilmu sesat yang dinamakan so hun toa-hoat (ilmu hipnotis
pembetot sukma)?"
Kata2 "ilmu sesat" itu terasa amat menyolok sekali, bisa
dibayangkan betapa gusarnya kawanan imam dari partai Kong
tong ini, paras muka mereka berubah hebat, sorot mata
mereka ber-api2 dan penuh dengan hawa kegusaran..
"sicu, apa yang kau maksudkan dengan perkataanmu itu?"
tegur Kui Goan cu gusar.
"Jangan pikirkan soal lain, aku hanya berharap agar
tootiang menjawab pertanyaanku tadi, ada atau tidak?"
"setiap umat persilat mengetahui kalau ilmu tersebut
berasal dari perguruan kami, kenapa aku musti menyangkal?"
" Kalau begitu harap tootiang dengarkan baik2 jawabanku
ini, disinilah alasan kenapa ketua partai Kong-tong angkatan
kesembilan belas Cing siu tootiang beserta tiga puluh lima
orang anak buahnya mati di bunuh oleh mendiang guruku"
Lima orang imam tua yang berada dibelakang Kui Goan cu
serentak mendengus gusar, cepat mereka menyebarkan diri
membentuk setengah lingkaran busur dan mengepung Han
siong Kie ditengah kalangan, rupanya merekapun siap untuk
turun tangan. suasana jadi tegang, setiap saat suatu perta
rungan sengit bakal berlangsung disitu..

812
Keadaan sangat gaduh, kawanan jago dari golongan putih
maupun golongan hitam yang tersebar disekitar tempat itu
mulai bergerak pula kearah depan.
"sicu, coba terangkan ucapanmu itu dengan lebih jelas"
teriak Kui Goan-cu dengan badan gemetar keras.
Han siong Kie tertawa sinis, dia sengaja mempertinggi
suaranya sehingga setiap orang yang hadir dalam gelanggang
dapat mendengar keterangannya dengan jelas.
"Untuk melatih ilmu sesat pembetot sukma itu, orang butuh
seratus bocah lelaki dan seratus bocah perempuan sebagai
bahan latihannya, benarkah ucapanku ini??"
Dengan hati tercekat Kui Goan-cu mundur selangkah
kebelakang, jawabnya:
"Benar, tapi kepandaian tersebut merupakan suatu
kepandaian yang terlarang bagi perguruan kami, tak
seorangpun anggota perguruan kami yang diperolehkan
mempelajari ilmu itu"
" Kalau memang begitu, kalau kuterangkan kepada
tootiang, ketua partai Kong-tong angkatan kesembilan belas
Cio-siu tojin berserta tiga puluh lima orang anggota
perguruannya telah mengasingkan diri ke belakang bukit
Ciong lay-san untuk mempelajari iimu sesat pembetot sukma
itu, be-ratus2 orang bocah laki dan bocah perempuan menjadi
korban keganasan mereka, perbuatannya itu kemudian
ketahuan oleh mendiang guruku"
Paras muka enam orang imam dari partai Kong tong itu
berubah semakin hebat, untuk sesaat mereka tertegun dan
tak mampu berkata.
Kawanan padri dari gereja siau lim si juga agak tertarik
oleh ucapan tersebut, tanpa sadar mereka alihkan sorot
matanya kearah kawanan imam itu..

813
Para jago yang mengurung di sekitar gelanggang makin
gaduh, rata2 mereka jadi ribut sendiri untuk memberikan
penilaian atas kejadian itu.
Kalau apa yang dikatakan Han siong Kie memang suatu
kejadian yang nyata, maka sudah sepantasnya kalau ketua
partai Kong-tong angkatan kesembilan belas berserta ketiga
puluh lima orang muridnya menemui ajalnya.
salah seorang imam yang berdiri dibelakang Kui Goan-cu
tiba2 membentak keras:
"Manusia muka dingin, engkau jangan ngaco belo dan
menfitnah seenaknya sendiri"
Han siong Kie alihkan sorot matanya yang tajam kearah
wajah imam tua itu, tegurnya: "Apa maksudmu berkata
demikian?"
"Hmm Engkau sengaja membuat cerita bohong untuk
memfitnah mendiang ketua partai kami.. dianggapnya dengan
cerita bohong mu itu maka perbuatan keji dari Mo tiong ci mo
bisa ditutupi?"
"Ucapanmu memang tak salah, sudah terlalu banyak
manusia yang dibunuh oleh guruku, karena itu orang sama2
menyebut Mo tiong ci mo kepadanya, tapi semua manusia
yang dibunuh adalah manusia2 berdosa yang pantas
menerima kematian"
"Manusia muka dingin, kau tak usah cerewet lagi, hutang
darah bayar darah, hutang nyawa bayar nyawa"
Mengikuti berkumandangnya bentakan itu, delapan sosok
bayangan manusia melintasi atas kepala kawanan jago yang
lain dan melayang turun ke tengah gelanggang.
Delapan orang jago itu adalah pria setengah baya yang
berjubah biru, mereka semua membawa senjata terhunus,
hawa napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya.

814
"Hmm Rupanya Tiong ciu pat kiam, delapan pendekar
pedang dari kota Tiong ciu.." batin Han siong Kie di hati.
sementara itu delapan pendekar pedang dari kota Tiong ciu
telah berdiri berjajar dibelakang kawanan padri dari gereja
siau lim si, sorot mata mereka yang penuh rasa benci dan
marah sama diarahkan keatas wajah Han siong Kie.
Menyusul tiga sosok bayangan manusia kembali melayang
masuk ketengah gelanggang.
orang pertama adalah seorang kakek tua bermata tunggal,
berambut merah dan berjenggot merah, tampangnya seram.
orang kedua adalah seorang pria setengah baya bermuka
licik, bermata slang berhidung betet dan memakai jubah
warna putih, diatas dadanya bersulamkan tujuh ekor burung
walet warna hitam.
orang ketiga adalah seorang nenek tua berambut uban
berjubah merah darah, dan membawa sebuah toya tersebut
dari rotan yang besarnya seperti lengan bocah.
Han siong Kie sama sekali tidak kenal dengan ketiga orang
itu, tapi tak dapat diragukan lagi semua orang yang hadir
ditengah gelanggang saat ini adalah rata2 musuh besar yang
punya dendam dengan mendiang gurunya.
Diantara banyak kasus dan kejadian yang dialami selama
ini, banya persoalan yang menyangkut hilangnya sejilid kitab
pusaka dari gereja siau lim si yang paling pusingkan
kepalanya, sebab dalam catatan kitab antara budi dan dendam
dari Mo mo cuncu, sama sekali tidak tercantum kejadian itu,
sebaliknya pihak lawan bersikeras menuduh perbuatan itu
dilakukan oleh gurunya.
sementara ia masih termenung pria setengah baya yang
bermuka licik itu sudah mendehem ringan seraya berkata:
"Manusia muka dingin, bagaimana pertanggungan jawabmu
atas hutang darah dari perkumpulan Jit yan pang?? "

815
"Apa hubunganmu dengan perkumpulan tujuh burung
walet?" tegur sang pemuda.
"Akulah ketua Jit yen pang yang baru, orang sebut Pek gi
ko kek (tamu lewat berbaju putih) Khong Tiong beng"
"oh.. tentunya kedatanganmu adalah disebabkan karena
kematian mendiang pangcu kalian dijalan raya kota Kay
hong?"
"Tepat sekali ucapanmu"
"Mendiang ketua kalian coh Yu telah membantai seluruh
sekeluarganya perkampungan Wan-keh ceng hanya
disebabkan karena sedikit perselisihan dengan sin kun
(Kepalan sakti) Wan su hau, coba jawab manusia berhati keji
semacam dia pantas dijatuhi hukuman mati atau tidak?"
Ketua perkumpulan tujuh walet Khoag Tiong beng
melototkan matanya bulat2, sambil tertawa seram serunya:
"Manusia muka dingin, kau anggap hanya andaikan cerita
isapan jempolmu itu maka kawan2 persilatan yang telah hadir
di gelanggang bersedia menghapuskan hutang berdarah
mereka dengan begitu saja?" Han siong Kie ikut tertawa
dingin.
"Aku hanya mengatakan apa yang telah terjadi, kalian
bersikeras untuk cari gara2.. Hehh..heehh..heehh.. aku tak
akan bertangung jawab atas akibat yang bakal terjadi"
Bicara sampai disitu ia tidak memperdulikan ketua dari
perkumpula n tujuh walet lagi, kepada kakek bermata tunggal
yang berambut merah dan berjenggot merah tegurnya: "Boleh
aku tahu siapa engkau?"
"Satu2nya anggota Keng san sam jan ( Tiga manusia cacad
dari bukit Keng san ) yang masih hidup, orang sebut Ci huat
kui seng ( Dewa pangkat berambut merah)"

816
Berdebar keras jantung Han siong Kie setelah mengetahui
siapa lawannya, menurut catatan yang dia baca, tenaga dalam
yang dimiliki Keng san sam jan katanya sangat sempurna,
untuk memusnahkan dan manusia cacad itu tempo hari,
gurunya Mo tiong ci mo barus bertempur dulu sebanyak
ribuan jurus itupun akhirnya Ci hun kui seng yang berurutan
paling buncit berhasil meloloskan diri dalam keadaan hidup.
Padahal kejadian itu sudah berlangsung empat puluh tahun
lamanya, manusia cacad yang terakhir ini berani datang
menuntut balas, itu berarti ia sudah memiliki ilmu simpanan
yang cukup bisa di andalkan.
sekalipun begitu Han siong Kie sama sekali tidak gentar
bahkan semangat tempurnya ma kin meningkat, sebab
menurut catatan gurunya manusia cacad yang terakhir ini
dianjurkan untuk dibunuh bila ada kesempatan yang tersedia.
Berpikir sampai disitu, dia lantas berkata:
"ci hun kui seng, tempo hari engkau dapat lolos dari jaring
guruku tapi hari ini.... Hmm Akan kuwakili mendiang guruku
untuk mengirim nyawamu pulang ke akherat"
Ci hun kui seng menengadah dan tertawa ter bahak2
dengan seramnya.
"Haahhh... haahhh... haahhh manusia muka dingin- engkau
tak usah tekabur Hari ini aku akan membinasakan dirimu lebih
dahulu, kemudian akan kucari tempat penguburan dimana
jenasah setan tua itu dan menghancur lumatkan tulang
belulangnya, Hmm Akan kulihat matipun dia tak tenang"
Paras muka Han siong Kie berubah hebat, hawa napsu
membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, dengan seram dia
berseru:
"Bangsat, engkau sudah ditakdirkan untuk mampus detik
ini juga"

817
Berbareng dengan selesainya perkataan itu, beberapa
desiran angin jari yang tajam secepat kilat meluncur kedepan.
Ilmu jari Tong kim ci yang dahsyat dan dapat menembusi
kerasnya emas dilepaskan dari jarak yang sangat dekat.
Jerit ngeri yang menyayatkan hati menggema memecahkan
kesunyian, percikan darah berhamburan ke mana2, Ci huat
Kui seng yang kosen dan jumawa seketika terkapar diatas
tanah dalam keadaan tak bernyawa lagi..
Kejadian ini kontan menggemparkan seluruh gelanggang,
sebagian besar kawanan jago yang hadir di gelanggang sama2
bergidik oleh kelihayan musuhnya, mereka sama sekali tak
menyangka kalau Dewa pangkat berambut merah yang
disegani banyak orang, akhirnya mampus ditangan anak muda
itu dalam satu gebrakan belaka.
Kegaduhan tidak berlangsung lama, serentak delapan
pendekar pedang dari kota Tiong ciu ayun senjatanya siap
menyerang..
Enam imam tua dari partai Kong-tong pun ikut bergerak
pula kedepan siap melepaskan serangan-.
Menyaksikan suasana telah berubah menegang, Ketua dari
perkumpulan tujuh walet segera tersenyum licik, bukannya
ikut terjun kedalam gelanggang dia malahan mundur lima
depa kebelakang.
Lima orang hwesio tua yang berdiri dibelakang Liau sian
taysu merapat antara yang satu dengan yang lain, merekapun
menantikan saat yang tepat untuk melancarkan serangan-
Situasi benar2 amat tegang, setiap saat kawanan jago yang
hadir disana siap menyerbu kedepan secara berbareng,
mereka hendak mengerubuti pemuda itu dan sekalian
membinasakan dirinya.
Dengan pandangan dingin Han siong Kie menyapu
lawan2nya, sementara dalam hati dia berpikir:

818
"Keadaan sudah makin menegang, rupanya hari ini
terpaksa aku harus melakukan pembantaian secara besar2an"
Ditengah ketegangan yang meliputi seluruh kalangan
itulah, tiba2 sang nenek tua berbaju merah darah yang selama
ini membungkam, mengetukkan toyanya keatas tanah dan
berseru tajam:
"Manusia muka dingin, apakah engkau berasal dari satu
aliran dengan malaikat hawa dingin Mo siu Ing??"
sorot mata semua orang tertuju kearah nenek tua itu,
dalam hati mereka terkejut melihat kemunculan jago
perempuao ini, apa gerangan yang menjadi dasar
persengketaan antara makhluk tua itu dengan Mo tong ci
mo??
Han siong Kie sendiripun merasa asing terhadap
perempuan tersebut, sambil menahan diri dia lantas menyapa:
"Boleh aku tahu siapa namamu??"
"Huh Kalau aku si nenek tuapun tidak kau kenal, apa
gunanya engkau berkelana dalam dunia persilatan?" ejek sang
nenek sambil mengikik seram. Han siong Kte mendengus sinis.
"Baik, akupun, tidak merasa perlu untuk mengetahui
namamu, katakan saja apa tujuanmu kemari "
"Bocah keparat, engkau tak usah tekebur. pernah kau
dengar nama besar dari Ang Nio cu (perempuan baju merah)
Tonghong Leng?"
Han siong Kie berdiri tertegun, ia tidak menyangka kalau
perempuan itu bersedia memberitahukan nama julukannya,
cepat ia menjawab: "oooh...rupanya Ang Nio cu selamat
bertemu...selamat bertemu"
"Hmm Aku sinenek tua tidak suruh kau menjilat pantat,
hayo jawab saja apakah engkau berasal dari satu aliran
dengan malaikat hawa dingin perempuan rendah itu??"

819
"Tidak. aku bukan sealiran dengannya"
"Kentut busuk nenekmu, kalau bukan sealiran mengapa
kau lepaskan dia pergi dari sini?? "
Hawa amarah yang telah sirap kembali membara dalam
dada Han siong Kie, jawabnya ketus:
"Kalau benar sealiran, kau mau apa??"
"Bagus sekali, bawa aku untuk menemukan jejaknya "
"Memangnya kenapa??"
"Ia telah membunuh dua orang muridku"
"Apa sangkut pautnya dengan aku? Memangnya kau tak
dapat mencari sendiri??"
"Bocah keparat" maki Ang Nio cu dengan marahnya, "apa
yang kuucapkan tak pernah dibantah orang, satu tetap satu,
dua tetap dua, engkau berani membangkang perkataanku ?
Hmm Hayo bawa aku pergi mencarinya"
"Kau anggap kekuatan ilmu silatmu sudah cukup untuk
paksa aku menuruti kata2mu itu??"
"oooh jadi kau tak percaya ?Baik, kita buktikan saja siapa
yang benar siapa yang salah "
Berbicara sampai disitu, Ang Nio cu Tonghong Leng segera
ayun toya rotannya yang besar dan langsung digebukkan
kemuka.
"Eeeh.. tunggu sebentar" cegah Han siong Kie.
"Kenapa ? Kau bersedia membawa aku untuk menjumpai
malaikat hawa dingin??"
"Urusan ini lebih baik kita bicarakan nanti saja, aku hendak
selesaikan dahulu persoalanku dengan kawan2 persilatan ini."
Kepada Kui Goan cu dari partai Kong-tong ia menjura lalu

820
berkata: "Bagaimana pendapat kalian tentang penjelasan yang
sudah kuberikan tadi??"
"Bicara tanpa disertai dengan bukti yang nyata tak dapat
diterima dengan begitu saja, kami tolak penjelesan dari sicu"
sahut Kui Goan cu dengan muka hijau membesi.
"Bukankah ditempat kejadian tergeletak seratus bangkai
bocah lelaki dan bocah perempuan ? Apakah bukti sebanyak
itu masih belum cukup??"
seketika Kui Goan cu terbungkam dalam seribu bahasa,
mukanya berubah jadi merah karena jengah, dengan ter sipu2
dia tundukkan kepalanya rendah2.
setelah rahasia ini terbongkar, nama perguruannya dengan
sendirinya ikut ternoda, itu berarti mempengaruhi pula
perkembangan partai Kong tong dalam masyarakat dimasa
mendatang.
Untuk sesaat imam tua itu berdiri dengan wajah serba
salah, mau mengaku takut, tak mengaku malu.
Untunglah pada waktu itu Khong Tiong beng, ketua dari
perkumpulan tujuh walet telah menimbrung dengan suara
seram:
"siapa hutang uang dia harus bayar dengan uang, siapa
hutang nyawa dia harus bayar dengan nyawa, apa gunanya
bersilat lidah tanpa hasil yang memuaskan ? Heehh.. heehh..
heeh.. kalau apa yang dia katakan benar, memangnya Mo
tiong ci mo adalah seorang Hiap tiong hiap (pendekar diantara
pendekar)?"
Lima orang imam tua yang berdiri dibelakang Kui Goan cu
mendengus gusar kembali mereka desak maju selangkah
kedepan.
situasi dalam gelanggang kembali diliputi oleh ketegangan
yang menyesakkan napas, semua orang pusatkan

821
perhatiannya mengawasi gerak gerik musuh, sementara hawa
murni telah dihimpun siap melepaskan serangan gencar.
Dengan sorot mata yang bengis dan penuh napsu
membunuh, Han siong Kie menyapu sekejap ketua
perkumpulan tujuh walet, kemudian katanya:
"Jadi engkau sudah ambil keputusan untuk bereskan
persoalan ini tanpa membedakan lagi mana benar mana
salah?"
"Manusia coro, lebih baik tak usah banyak bacot lagi" sahut
Ketua tujuh walet Kho Tiong beng dengan seramnya semua
umat persilatan cukup memahami bagaimanakah karakter dari
gurumu, banyak ngomong cuma membuang waktu dengan
percuma, coba lihat semua jago persilatan yang telah hadir
saat ini tak ada yang bukan untuk menagih hutang"
Kata2 yang mengandung nada menghasut serta
menghangatkan suasana ini kontan mendapat sambutan
meriah dari jago2 silat lainnya, kembali suasana diliputi
kegaduhan. Menyaksikan keadaan itu, Han siong Kie segera
berpikir didalam hati.
"Kalau kutinjau situasi yang terbentang didepan mata,
rasanya persengketaan ini tak mungkin bisa dibereskan secara
damai, mereka selalu ngotot mengatatan dirinya benar,
padahal kenyataan menunjukkan kalau pihak merekalah yang
salah, kalau begini caranya, bicara sampai tiga hari tiga malam
juga tak ada gunanya, daripada membuang banyak waktu
lebih baik selesaikan saja urusan ini dengan kekerasan, toh
sebagai seorang ciangbunjin suatu perguruan besar, tak
mungkin bagiku untuk pergi dengan begitu saja sebelum
urusan ada penyelesaian."
Berpikir sampai disitu ia lantas berpaling kearah delapan
pendekar pedang dari kota Tong ciu, lalu ujarnya:

822
"Apakah kalian berdelapan juga tak mau menilai keadaan
yang sebenarnya, tapi bersikeras mencari penyelesaian
dengan kekerasan?"
Delapan pendekar pedang dari kota Tiong ciu mendengus
dingin, pemimpin mereka Bu im kiam (Pedang tanpa
bayangan) Tio Cu-peng menjawab dengan nada keras.
"Manusia muka dingin Hutang darah bayar darah, engkau
tak usah banyak bicara lagi, sekalipun engkau bicara sampai
lidahmu busuk juga tak ada gunanya"
Han siong Kie tidak menggubris orang itu lagi, sekarang dia
berpaling kearah Liau sian taysu lalu bertanya: "Bagaimana
pendapat taysu? "
"Aku merasa sangat tidak puas dengan jawaban yang sicu
berikan " sahut padri itu cepat.
"Lalu bagaimana menurut pandangan taysu?."
"Asal sicu bersedia menyerahkan kembali kitab pusaka
yang tercuri kepada kami, dengan segala senang hati aku
akan mengundurkan diri dari pertikaian ini, dan soal kematian
dari Liau lun sutepun tak akan kami ungkap kembali"
"Aku toh sudah memberikan jaminan kepada taysu bahwa
perbuatan terkutuk itu bukan hasil perbuatan dari mendiang
guru, tapi..."
"Dengan benda apakah sicu hendak memberikan
jaminannya??"
Han siong Kie termenung dan berpikir beberapa saat
lamanya kemudian menjawab:
"Dalam setahun mendatang aku akan berusaha keras untuk
mencari tahu siapakah yang telah melakukan perbuatan
tercela itu, apakah taysu setuju dengan usulku tadi?"
"Bagaimana kalau usaha penyelidikanmu itu gagal?"

823
"Kalau dalam batas waktu setahun aku gagal dengan
penyelidikanku, maka aku akan naik kebukit siong san dan
memberikan pertanggungan jawabku dihadapan ketua gereja
kalian"
Meskipun kelima orang padri tua yang lain merasa amat
gusar, tapi mengingat kemudian mereka, tak seorangpun yang
buka suara, kendati begitu dari pancaran wajah mereka telah
memperlihatkan kesemuanya itu.
Dengan pandangan tajam Liau sian taysu menyapu sekejap
sekeliling gelanggang, lalu ujarnya dengan suara dalam.
"Kami telah bersumpah untuk menemukan kembali benda
kami yang hilang, tentang janji setahun ini"
"Bagaimana?"
"Aku kuatir sicu tak akan bisa memenuhinya"
"Aku tidak mengerti dengan apa yang taysu maksudkan "
"Kenyataan yang terbentang didepan mata sudah amat
jelas sekali, aku yakin kawanan umat persilatan yang hadir
saat ini tak akan bubar sebelum tujuan mereka tercapai "
sekarang Han siong Kie baru mengerti dengan apa yang
dimaksudkan- ia tertawa dingin.
"Heehh beehh heehh.. maksud taysu engkau kuatir kalau
aku tak dapat meloloskan diri dari kerubutan mereka?"
"omintohud Kenyataan berkata begitu, aku kuatir
harapanmu untuk lolos tipis sekali "
"Hmm Belum tentu begitu."
Liau sian taysu termenung sebentar, akhirnya dia
mengangguk. "Baik, untuk sementara waktu kuterima
syaratmu itu."
"sementara waktu ? Apa maksudmu??"

824
"Aku baru akan berlalu dari sini setelah pertikaian ditempat
ini beres."
Bicara sampai disitu dia lantas ulapkan tangannya kepada
lima orang padri yang lain dan mengundurkan diri dari lingkar
kepungan.
Dengan gemas dan penuh kebencian kelima orang padri
tua itu melotot sekejap kearah Han siong Kie. lalu dengan
perasaan hati yang berat mereka ikut mengundurkan diri
Dari sini dapat diketahui kalau mereka terpaksa menuruti
kemauan Lian siau taysu karena kalah tingkat, andaikata padri
itu tak hadir disitu mungkin mereka sudah turun tangan sedari
tadi.
Begitu para jago lihay dari gereja siau lim si mengundurkan
diri, delapan pendekar pedang dari kota Tiong ciu segera
bergerak kemuka untuk mengisi kekosongan itu.
Han siong Kie tertawa sinis, ditatapnya sekejap kawanan
jago itu dengan sorot mata tajam, kemudian ujarnya perlahan:
"Aku berharap kalau kalian semua berpikir tiga kali sebelum
bertindak.."
"Guru yang hutang sang murid yang harus bayar, manusia
hawa dingin tak usah banyak bicara lagi, hayo serahkan jiwa
anjingmu" sambung Tamu lewat berbaju putih Kho Tiong beng
secara licik, Han siong Kie naik darah, mukanya merah padam
karena gusar. dengan suara keras hardiknya:
"Kho Tiong beng, janganilah menyebut orang lain atau
menghangatkan suasana dengan kata2 yang tak sedap
didengar, ketahuilah perbuatanmu itu sama sekali tak
berguna"
sementara itu delapan pedang dari kota Tiong- ciu sudah
habis sabarnya, mereka saling bertukar pandangan sekejap.
kemudian delapan bilah pedang diiringi delapan desiran angin
meluncur kedepan mengurung sekujur badan Han siong Kie.

825
Enam orang imam dari partai Kong-tong pun ikut
membentak keras, mereka maju berbareng sambil
melancarkan sebuah pukulan gencar.
Meskipun serangan dilepaskan tidak bersamaan waktunya,
namun ancaman tiba secara bcrbareng, dapat dibayangkan
betapa dahsyatnya serangan gabungan yang dilepaskan
empat belas orang jago lihay itu
Han siong Kie mendengus dingin, ibaratnya sukma
gentayangan ia enjotkan badan dan tahu2 sudah lolos dari
kurungan sinar pedang serta bayangan telapak lawan.
Bu In kiam Tio Cupeng yang menjadi menjadi pimpinan
delapan pendekar pedang dari kota Tiong ciu membentak
keras:
"Manusia muka dingin, sekalipun engkau tumbuh sayap. ini
hari jangan harap bisa lolos dalam keadaan selamat"
Tubuhnya melesat kedepan, pedangnya dengan kecepatan
yang sUkar dilukiskan dengan kata2 melancarkan dua belas
bacokan berantai.
Kedua belah jurus serangan berantai itu dilancarkan
ibaratnya sebuah serangan belaka, namun yang diancam
adalah dua belas tempat jalan darah penting ditubuh
musuhnya, cepat dalam serangan, tepat dalam sasaran, dia
memang tak malu mendapat julukan sebagai pedang tanpa
bayangan.
sepasang telapak tangan Han siong Kie bergerak cepat,
angin pukulan men-deru2 secara bergelombang, dengan suatu
gerakan yang sederhana tahu2 ia sudah membendung
serangan lawan.
Dalam pada itu baru saja pedang tanpa bayangan Tio
cupeng menyelesaikan serangan berantainya, dua bilah
pedang yang lain telah menyergap pula dari samping kiri dan
kanan.

826
setelah pertarungan berkobar, Han siong Kie sadar kalau
suatu pertempuran sengit tak dapat dihindari lagi, ia tahu
sebelum ada penyelesaian tak mungkin musuh2nya akan
menyelesaikan pertarungan dengan begitu saja.
sepasang telapak tangannya bergerak kekiri kanan dengan
cepat dua gulung angin pukulan yang kuat bagaikan
ambruknya gunung tay-san langsung melabrak jago2 yang
ada disamping kiri maupun kanan.
-000dewi000-
BAB 46
"DUUK.. duuk.. dua pukulan gencar bersarang telak ditubuh
kedua penyerang yang menyergap dari kiri dan kanan, dua
orang anggota dari siong ciu pat kiam itu segera terhuyung
kebelakang dengan badan terhuyung.
Untung pedang tanpa bayangan Tio Cupeng telah meluruk
maju untuk menolong rekannya, hawa pedang berdesir
menyayat badan, sambil melangkah maju kemuka ia sambut
kedatangan lawan-
Waktu itu Han siong Kie belum sempat buyarkan serangan,
tahu2 hawa pedang yang tajam telah menyambar tiba lebih
duluan, dalam kagetnya cepat2 ia melayang mundur lima depa
kebelakang.
sebagai pemimpin dari delapan pendekar Tiong ciu pat
kiam tenaga dalam yang dimiliki pedang tanpa bayangan Tio
Cupeng jauh lebih hebat dari pada tujuh pendekar lainnya,
begitu gagal dalam serangan pertama, bagaikan bayangan
tubuhnya ikut maju kedepan sementara serangan berikutnya
dilancarkan pula kemuka.
Han siong Kie menghindar lagi kebelakang namun lima
orang pendekar pedang yang lain bertindak cepat, mereka
putar pedang sambil menyongsong kedatangan musuhnya.

827
Lima pedang baru meluncur datang, dua tusUkan kilat
melayang pula dari sudut kiri dan kanan-
Han siong Kie menghindar pula kebelakang, tiba2 ia putar
telapak tangannya melepaskan sebuah pukulan gencar, lima
desiran angin jari menyambut datangnya terjangan pedang
tanpa bayangan dan mengancam jalan darah kematiannya.
Pedang tanpa bayangan Tio Cupeng bukan seorang
manusia bodoh, begitu ia lihat musuhnya melepaskan
serangan balasan, dari posisi menyerang ia merubah diri ke
posisi bertahan, Cahaya pedang berkilauan didepan tubuh
melindungi seluruh badannya dari ancaman musuh.
"criing Criing ditengah dentingan nyaring, tahu2 pedang
bajanya sudan termakan oleh desiran angin jari itu hingga
patah jadi lima bagian-
Betapa terperanjatnya pedang tanpa bayangan
menghadapi kejadian itu, sukmanya terasa melayang
tinggalkan raganya, dengan muka pucat pias bagaikan mayat
dan peluh dingin membasahi tubuhnya, cepat2 ia mengigos
kesamping.
Han siong Kie memburu kedepan, sementara serangan kilat
dari ketujuh orang pendekar pedang yang lain telah mengena
disasaran yang kosong..
Han siong Kie mendengus gusar, sambil putar badan
sepasang telapak tangannya bersilangan kesana kemari.
dalam serangan tersebut ia gunakan tenaganya mencapai
sepuluh bagian, gulungan angin puyuh yang maha dahsyat
langsung menghancurkan pertahanan ketujuh orang pendekar
pedang itu sehingga mereka bercerai berai dan sama2 kabur
kebelakang untuk menyelamatkan diri
Kebetulan saat itu Han siong Kie berdiri didepan keenam
orang imam dari partai Kong-tong, tanpa mengeluarkan sedikit
suarapun serentak keenam orang tosu itu melancarkan sebuah
babatan maut kearah depan.

828
Gabungan tenaga dari keenam orang imam itu sungguh
maha dahsyat, jangankan manusia yang terdiri dari darah dan
daging, batu cadas yang bagaimana keraspun tetap akan
hancur bila termakan serangan tersebut.
Dalam keadaan tak siaga Han siong Kie tersambar tenapa
gabungan itu sehingga tergetar maju delapan depa dengan
sempoyongan, darah panas dalam rongga dadanya seketika
terasa bergolak keras, untung tak sampai terluka dalam.
"Roboh kamu" tiba2 seseorang membentak nyaring.
Bersamaan dengan bentakan itu, Han siong Kie merasa
sekujur tubuhnya sakit dan kesemutan seperti digigit
serangga, paling sedikit ada belasan tempat yang mempunyai
rasa yang sama..
sadarkan pemuda kita kalau itu sudah terkena serangan
senjata rahasia yang amat beracun-
Dengan sempoyongan ia berpaling kebelakang, ia lihat
orang yang menyergap tubuhnya dengan senjata rahasia itu
tak lain adalah ketua dari perkumpulan tujuh walet, Kho Tiong
beng adanya.
Ketua dari perkumpulan tujuh walet sendiri amat terkejut
hatinya, tatkala ia lihat musuhnya sama sekali tidak roboh
kendatipun sudah termakan oleh belasan batang jarum Jit sat
sin bong (cahaya maut tujuh malaikat iblis) yang amat
beracun, muka nya berubah jadi pucat pias dan peluh dingin
mulai membasahi tubuhnya.
Perlu diketahui jarum Jit sat sin bong itu lembut sekali
bagaikan bulu kerbau, sewaktu dilancarkan sama sekali tak
bersuara, namun mengandung racun yang jahat sekali,
sekalipun seseorang memiliki tenaga dalam yang tinggi, begitu
terkena kobarannya pasti akan roboh dan binasa seketika itu
juga.

829
Namun lain keadaannya dengan Han sioag Kie, sekalipun
sudah belasan batang Jit sat sin bong yang bersarang di
tubuhnya, anak muda itu cuma gontai sedikit, sama sekali
tidak menunjukkan tanda2 keracunan atau bakal roboh
binasa..
Hawa napsu membunuh yang sangat tebal menyelimuti
seluruh wajah Han siong Kie, dengan sorot mata bengis dan
penuh perasaan benci ia tatap ketua perkumpulan tujuh walet
tanpa berkedip.
Dipandang secara begitu, Kho Tiong beng jadi bergidik,
dengan tubuh merinding ia mundur tiga langkah lebar
kebelakang.
Han siong Kie pernah ganti tulang cuci otot dimata air To
meh leng swan, dalam tubuhnya memiliki daya kekuatan
untuk melawan pengaruh racun, karena itu dia tak sampai
roboh sekalipun sudah termakan oleh belasan batang jarum
beracun.
Kendatipun begitu, karena dahsyatnya daya kerja racun itu,
tak urung tubuhnya terasa gatal bercampur kesemutan,
kepalanya pusing dan perutnya jadi mual.
Dalam pada itu, lingkaran kepungan sudah makin mengecil
beberapa kaki dari semula, situasi bertambah tegang.
Tiba2 Ang Nio cu Tonghong Leng yang selama ini selalu
membungkam, mengetuk tanah dengan tongkat rotannya,
kemudian membentak:
"Khong Tiong Beng, dimana martabatmu sebagai seorang
ketua dari suatu perkumpulan besar? begitu rendahkah
moralmu sehingga beraninya hanya main sergap dengan
senjata rahasia beracun??"
Mula2 ketua perkumpulan tujuh walet agak tertegun,
kemudian sambil tertawa licik jawabnya:

830
"Tonghong cianpwe, untuk menghadapi anakan iblis seperti
dia, masakah kita musti pakai peraturan bu-lim?"
Mungkin disebabkan Ang Nio cu Tonghong Leng berbicara
bagi kepentingan Han siong Kie, tanpa sadar sorot mata
semua orang ditujukan keatas wajah makhluk tua ini. Ang Niocu
Tonghong Leng tertawa aneh.
"Heehh... heehh... heehh... Kho Tiong beng, engkau tak
usah pura2 jual lagak, orang lain adu jiwa dengan mati2an,
apa yang kau kerjakan? Engkau cuma bersembunyi disamping
gelanggang seperti anak kura2, yang bisa kau lakukan hanya
menyergap orang pakai senjata rahasia.. Huuh Memalukan"
Merah padam selembar wajah ketua perkumpulan tujuh
walet setelah mendengar sindiran itu, ucapan lawan terialu
menghancurkan derajatnya sebagai seorang ketua, ia tersipu2
dan merasa kehilangan muka.
Tapi sebagai seorang licik yang banyak akal, mukanya
cukup tebal, hanya sebentar ia merasa jengah kemudian pulih
kembali dalam ketenangan, katanya dengan dingin: "Apa
maksud Tonghong cianpwe dengan ucapanmu itu??"
"Aku hanya ingin tahu, apakah dia bakal mampus oleh
senjata rahasia beracunmu itu"
"Tentang soal ini... "
"Hayo, jawab sejujurnya, jangan coba main setan
dihadapanku "
"Barang siapa terkena senjata rahasia Jit sat bong, mana
ada yang bisa hidup dengan selamat?"
"Tapi dia toh sampai sekarang belum mampus??"
"Apakah Tonghong cianpwe bermaksud untuk menolong
jiwanya..." tanya Khong Tiong beng agak ragu2.
"Benar, sampai sekarang aku nenek tua masih
membutuhkan tenaganya untuk mengerjakan sesuatu"

831
Ketua dari perkumpulan tujuh walet ini kontan tertawa
seram.
"Heeeh... heeh... heeeeh sekalipun engkau hendak
menolong, sayang rekan2 persilatan yang lain tidak sudi
melepaskan bangsat itu dengan begitu saja" .
"Khong Tiong beng Engkau sendiri yang mencari mampus,
jangan salahkan kalau aku bertindak kejam" tiba2 Han siong
Kie membentak nyaring.
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, sepuluh gulung
desiran anginjari meluncur keudara dan langsung menyergap
tubuh ketua perkumplan tujuh walet.
Bentakan keras menggelegar pula di udara, untuk kesekian
kalinya enam imam tua dari partai Kong tong melancarkan
serangan maut mereka kearah sianak muda itu.
Cahaya tajam berkilauan, hawa pedang men-deru2, tujuh
bilah pedang mustika dari Tiong ciupat kiam serentak
menusuk pula kedepan.
Sementara itu Jit yan pangcu ( ketua dari perkumpulan
tujuh walet) merasa sangat ketakutan sekali dikala itu
serangan musuh menerjang datang, cepat2 ia meloncat
keudara bermaksud untuk menghindarkan diri
Sayang walaupun ia bertindak cepat, serangan musuh
meluncur datang jauh lebih cepat, bagian mematikan bisa
dihindari bagian kaki susah lolos dari ancaman tak ampun lagi
sepasang kakinya kena terhajar sampai berlubang besar,
hingga mengakibatkan rasa sakit yang tak terhingga, sambil
menjerit kesakitan ia terkulai kembali ke atas tanah.
Berhasil dalam serangannya, Han siong Kie melesat kesisi
samping, dengan telapak tangan kiri dia bendung sergapan
ketujuh bilah pedang musuh, sementara telapak tangan
kanannya membendung pukulan gabungan dari enam tosu.

832
Benturan yang memekikkan telinga menggeletar diangkasa,
dengan sempoyongan Han siong Kie mundur kebelakang,
hampir saja tubuhnya termakan oleh sambaran pedang
musuh.
oleh benturan yang cukup keras itu, keenam orang imam
tua dari Kong tong pay ikut tergetar pula hingga mundur
selangkah kebelakang, tak terlukiskan betapa kaget dan
ngerinya mereka atas kesebatan musuhnya..
Dipihak lain, anak buah perkumpulan tujuh walet telah
menyerbu kedalam gelanggang, sebagian merintangi jalan
maju musuh, sebagian yang lain menolong ketua mereka yang
terluka..
Kegusaran Han siong Kie telah mencapai pada puncaknya,
hawa napsu membunuh makin berkobar dalam benaknya, ia
meluncur beberapa depa kemuka, sebuah pukulan dilontarkan
dengan dahsyat membuat kawanan dari perkumpulan Tujuh
walet yang sedang berusaha untuk menolong ketuanya kena
tersapu hingga kocar kacir.
Api dendam telah membara dalam dada si anak muda itu,
sehabis membubarkan kawanan jago itu, ia maju lebih ke
depan, sebuah pukulan yang tak kalah gencarnya langsung
dilontarkan ke atas tubuh Khong Tiong beng yang terkapar
dalam keadaan luka.
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati mendirikan bulu roma
para jago, ketua perkumpulan tujuh walet kena terhajar telak
oleh serangan maut itu sehingga batok kepalanya hancur
berantakan, darah bercampur isi benak berhamburan dimanamana,
sukmanya melayang tinggalkan raganya.
Walaupun Han siong Kie memiliki kekuatan untuk melawan
pengaruh racun, bagaimanapun untuk beberapa waktu racun
itu tak mungkin buyar dengan begitu saja, apalagi berulang
kali dia harus mengerahkan tenaganya untuk bertarung,

833
sedikit banyak ada sebagian dari racun itu yang berhasil
menyusup kedalam tubuhnya.
Anak muda itu merasa kepalanya pusing, pandangan
matanya berkunang-kunang dan tubuhnya sempoyongan
kesana kemari, hampir saja dia tak mampu berdiri tegak.
Kawanan jago yang hadir disekitar gelanggang rata2 adalah
jago pengalaman, gejala itu tentu saja tak lolos dari
pengamatan mereka, tahulah kawanan jago itu kalau
musuhnya mulai keracunan.
Enam orang imam tua dari partai Kong tong saling
berpandangan sekejap. kemudian tanpa mengeluarkan sedikit
suarapun mereka lepaskan sebuah pukulan dahsyat kedepan.
..
Enam gulungang in pukulan yang gencar menciptakan
suata desiran angin tajam laksana kilat menyambar kemuka
dan menggulung tubuh Han siong Kie.
sementara anak muda itu sudah hampir tak kuat menahan
diri, kepalanya semakin pusing, matanya berkunang2 dan
konsentrasinya mulai buyar, merasa munculnya ancaman dari
arah belakang, ia segera putar badan sambil melepaskan pula
sebuah pukulan untuk menyambut serangan itu, walau
demikian kekuatannya separuh lebih dari keadaan semula.
Ditengah benturan yang sangat keras, terdengar seseorang
mendengus tertahan.
Dengan sempoyongan Han siong Kie tergetar mundur
delapan depa kebelakang, darah segar memancar keluar dari
ujung bibirnya.
Termakan oleh getaran yang cukup keras ini, bukan makin
payah, kesadaran anak muda itu malah jauh lebih segar..
Tiong ciu Pat kiam bukan orang kemarin sore, tentu saja
merekapun tak sudi membuang kesempatan yang sangat baik
itu dengan begitu saja, tujuh bilah pedang ditambah dengan

834
sepasang telapak tangan serentak menyergap datang dari tiga
arah yang berlawanan.
Han siong Kie sudah menyadari keadaan yang dihadapinya,
kecuali belasan orang jago lihay yang berada didepan mata,
masih ada hampir seratus orang jago yang menanti
kesempatan diluar gelanggang, tujuan mereka hanya satu
yakni memusnahkan dirinya dari muka bumi.
Pada mulanya sianak muda itu menyangka asal ia beberkan
kenyataan sesuai dengan apa yang dicantumkan dalam kitab
budi dan dendam dari Mo Mo cuncu, maka pertikaian antara
mendiang gurunya dengan kawanan jago silat itu akan beres
dengan sendirinya.
siapa sangka orang persilatan sukar diberi penjelasan, demi
nama mereka tak segan-segannya mengingkari kenyataan,
apalagi ilmu silat merupakan penyakit dari tiap manusia,
makin tinggi ilmu silatnya makin banyak yang iri kepadanya,
tentu saja orang2 itu berusaha menggunakan kesempatan
baik ini untuk lenyapkan dirinya dari muda bumi. Dikala
delapan pendekar pedang dari kota Tiong- ciu akan
melancarkan serangannya lagi.
Tiba2 Han siong Kie menggigit bibir, dengan jurus Mo hwe
liau goan (Api iblis membakar padang rumput), dia himpun
segenap kekuatan yang dimilikinya kemudian melontarkannya
kemuka dengan sepenuh tenaga.
Bayangan telapak menyebar bagaikan lapisan awan,
membawa gulungan angin pukulan yang dahsyat ibaratnya
gulungan ombak ditengah samudra langsung mendobrak
terjangan musuh.
Betapa hebatnya pukulan dahsyat tersebut, serbuan dari
delapan pendekar pedang itu bukan saja berhasil dipatahkan,
malahan mereka dipaksa untuk mundur dengan tercerai berai.
Bergidik hati para jago menyaksikan ketangguhan
lawannya, padahal sianak muda itu sudah terkena senjata

835
rahasia Jit sat sin bong dari ketua perkumpulan tujuh walet
yang sangat beracun, kemudian termakan pula oleh pukulan
gabungan dari enam imam partai Khong-tong, tapi kenyataan
membuktikan lain, tenaga dalamnya sama sekali tidak menjadi
berkurang karena peristiwa itu.
sepasang mata Han siong Kie berubah jadi merah
membara, nafsu membunuh yang menyelimuti wajahnya
makin menebal, setelah menyapu sekejap keseluruh
gelanggang bentaknya dengan suara mendalam:
"sekali lagi aku akan peringatkan kepada kalian semua,
ketahuilah orang2 yang dibunuh mendiang guruku semuanya
mempunyai alasan untuk kematian, aku hanya mengharapkan
agar kalian suka berpikir tiga kali sebelum bertindak. sebab
kalau kalian main sergap tanpa pikir panjang, maka akupun
tak akan ambil peduli atas akibat yang bakal terjadi pada
kalian semua"
Baru saja pemuda itu menyelesaikan kata2nya, tiba2 dari
kejauhan berkumandang suara pekikkan tajam yang sangat
keras.
seluruh gelanggang jadi gaduh dan gempar oleh suitan
tajam itu, mereka semua rata2 menunjukkan rasa kaget yang
tak terkirakan.
Han siong Kie sendiripun mengerutkan dahinya, ia tak tahu
siapa yang memperdengarkan suitan tajam tersebut, yang
jelas semua jago yang hadir disitu rata-rata menunjukkan
perubahan sikap yang menyolok.
Bersamaan dengan sirapnya suitan tajam itu, sesosok
bayangan aneh yang berwarna warni melayang masuk
ketengah gelanggang.
orang itu adalah seorang manusia aneh yang tak lengkap
panca inderanya, ia kenakan jubah panjang berwarna warni.

836
Kalau dikatakan manusia maka orang ini jauh lebih mirip
sebagai makhluk setan yang berwajah seram.
Bibirnya sumbing dan membalik keluar hingga sebaris
giginya yang putih kelihatan dari luar, hidungnya lenyap entah
kemana dan yang tampak saat itu cuma dua buah lubang
hitam yang hitam, sebuah codet besar membekas dari atas
keningnya membelah hidung dan mencapai pipi sebelah kiri,
mata kirinya lenyap tinggal kelopaknya yang kosong, biji
matanya entah sudah kabur kemana, rambut yang beruban
menggumpal jadi satu persis setumpukan rumput kering.
Cukup memandang tampangnya yang seram bagaikan
setan sudah dapat membuat hati orang bergidik, Dengan sinar
mata yang bengis, manusia aneh itu menyapu sekejap seluruh
gelanggang kemudian tertawa seram tiada henti2nya.
kawanan jago persilatan perlahan sama2 mundur
kebelakang, hanya sebentar saja dalam gelanggang hanya
tinggal Ang nio cu Tonghong Leng seorang.
Perempuan gagah yang bernama Tonghong Leng itu
segera tertawa mengikik dengan suaranya yang seram
bagaikan jeritan kuntilanak lalu tegurnya dengan suara
lantang: "Kang Tang hu, engkau belum mampus?"
Mendengar nama orang itu, diam2 Han siong Kie ikut
merasa terperanjat, dia masih ingat dalam catatan budi dan
dendam dari Mo Mo Cuncu, ia pernah membaca nama orang
itu.
Disitu namanya tercatat sebagai Kui-bin long jin (manusia
srigala bermuka seram) Kang Tang hu, menurut catatan, dulu
dia punya seorang kekasih yang bernama Hek tin lo sat (Iblis
perempuan berhati hitam) Kwansu koh, wataknya cabul dan
perbuatannya kejam, sudah banyak pria muda yang kekar dan
gagah dibunuh olehnya setelah sebelumnya "diperkosa" lebih
dulu.

837
Akhirnya Mo tiong ci mo mengetahui akan kebejadan
moralnya ini, perempuan cabul itu diburu kemudian dibunuh.
Kekasihnya yakni manusia srigala bermuka setan Kang
Tang hu jadi mendendam karena peristiwa ini, ia datang
mencari gurunya untuk menuntut balas, namun dalam suatu
duel yang sengit ia tak mampu menandingi kelihayan
lawannya sehingga akhirnya kabur.
sementara itu Manusia srigala bermuka setan Kang Tang hu
telah melotot gusar kearah perempuan baju merah Tonghong
Leng, kemudian sambil tertawa seram katanya:
"Heeeh heehh heeehh Ang Nio cu, apakah engkau juga
mempunyai sengketa dengan anakan kelinci ini??"
"Sengketa tak ada, tapi ada suatu persoalan kecil aku
membutuhkan tenaganya "
"Kalau begitu bagus sekali, kitapun tidak usah ribut2 sendiri
mengenai dirinya, toh dia cuma mempunyai selembar jiwa"
Han siong Kie sangat marah, sambil mendengus dingin
serunya: "Manusia srigala bermuka setan, sebutkan apa
maksud kedatanganmu"
Kang Tang-hu tertawa seram, ia menyapu sekejap pemuda
itu kemudian dengan suara yang seram bagaikan jeritan setan
sahutnya:
"Haaah... haaah... haaah sungguh tak nyana Mo tiong cimo
telah menerima engkau sebagai ahli warisnya, Hmm
sepanjang hidup belum pernah timbul rasa kasihan dalam
hatiku, hei bocah ...."
"Apa yang kau maksudkan?" hardik pemuda itu.
"Tentang soal ini ...." tiba2 manusia srigala bermuka setan
berhenti sejenak, sambil berpaling kearah delapan pendekar
pedang dari kota Tiong cu sekalian tiba-tiba hardiknya: "Disini

838
tak ada urusan lagi, hayo pada menyingkir jauh2 dari
hadapanku"
Delapan pendekar pedang dari kota Tiong ciu maupun
enam imam tua dari partai Kong tong sama2 menunjukkan
muka gusar setelah mendengar ucapan itu, tapi mereka tak
berani bertindak sesuatu, akhirnya dengan uring-uringan
mereka mundur dari lingkar kepungan dan menjauhkan diri
dari gelanggang.
Menanti semua orang sudah mengundurkan diri, manusia
srigala bermuka setan Kang Tang hu baru melanjutkan
kembali kata-katanya: "Bocah muda, tiba2 saja aku tak ingin
membunuh kau"
"Membunuh aku?" seru Han siong Kie sambil menunjuk
keujung hidung sendiri " dengan andalkan apa kau ingin
bunuh aku?"
sekali lagi Manusia srigala bermuka setan melolong aneh,
katanya lebih jauh:
"Bocah muda, sebetulnya kedatanganku kesini untuk
mencabut selembar jiwa kecilmu, tapi sekarang aku telah
berubah pikiran, aku tak jadi membunuh kau lagi."
"Kenapa??"
"Aku ingin menerima engkau sebagai ahli waris "
"Menerima aku sebagai murid ? Haaaahh... haaahh...
haaahh" tak kuasa lagi Han Siong Kie menengadah dan
tertawa ter-bahak2, suaranya keras bagaikan palu yang
beradu besi, bukan saja menggema diseluruh angkasa bahkan
memekikan telinga setiap jago baik dari golongan putih
golongan hitam yang hadir ditengah gelanggang.
"Hei bocab muda, apa2an kau ini?jangan menjerit jerit
terus seperti setan penasaran" teriak Manusia srigala bermuka
setan dengan suara keras. Han siong Kie tarik kembali gelak
tertawanya, dengan muka serius serunya:

839
"Hei manusia srigala bermuka setan yaug tak tahu diri, aku
lihat engkau sedang baru mimpi disiang hari bolong, kulihat
keadaanmu persis seperti burung pungguk merindukan bulan."
"Apa becah ? kau bilang apa? " jerit manusia serigala
bermuka setan dengan mata jelalatan bengis. "engkau tidak
bersedia jadi muridku ? Memangnya kau anggap badanmu
sudah keras seperti baja??"
"Hmm Kunasehati dirimu, lebih baik janganlah menjadi
burung pungguk yang merindukan bulan, sampai tuapun
jangan harap keinginanmu itu bisa tercapai, kecuali kalau
matahari bisa terbit dari sebelah barat"
"Bajingan cilik" maki Kang Tang-hu dengan marahnya "
engkau terlalu menghina aku, ini hari kau harus mampus"
"Aah belum tentu begitu, memangnya kau yang kuasa atas
nyawaku??"
"ooooh.. kamu tak percaya yaa ? Bagus, bagus.. mari kita
buktikan saja siapa yang lebih tangguh."
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu, dia menerjang
maju kemuka, sepasang telapak tangannya siap diayun
ketubuh lawan.
"Eei.. nanti dulu” tiba2 Han siong Kie berseru.
"Bagaimana bocah ? Kau sudah menyesal dan mau turuti
kehendak hatiku??"
"Aku hanya ingin tanya, apakah maksud kedatanganmu kali
ini adalab berkenaan dengan kasus terbunuhnya Hek sim lo
sat (Iblis perempuan berhati hitam) Kwan su koh pada empat
puluh tahun berselang?"
sinar bengis kembali memancar keluar dari mata Kang Tang
hu yang tinggal sebelah dengan penuh kebencian jawabnya:
"Benar, selama empat puluh tahun siang maupun malam
aku tak pernah melupakan peristiwa ini, sayang aku tak

840
berhasil menemukan tempat persembunyian dari Mo tiong ci
mo, dan kini dia sudah mampus maka hutang darah inipun
akan kutagih atas dirimu"
"sebagai ahli waris mendiang guruku, memang pantas
kalau aku yang bertanggung jawab atas semua perbuatan
guruku dimasa hidupnya, tapi apakah engkau tahu apa
sebabnya Hek sim lo sat bisa dibunuh oleh guruku?"
"Bocah keparat, kau tak usah banyak bacot lagi" jerit
manusia srigala bermuka setan dengan suara lengking, "ini
hari engkau akan kujagal lebih dahulu, kemudian akan kucari
kuburan dari anjing tua itu dan menghancur lumatkan tulang
belulangnya jadi abu, hanya berbuat begitulah rasa benciku
selama ini bisa terlampiaskan"
Mendengar rencana lawannya yang bejad dan tak berperi
kemanusiaan itu, hawa amarah dalam dada Han siong Kie
kontan berkobar, napsu membunuh menyelimuti seluruh
wajahnya, ia menduga musuhnya ini tentulah seorang
manusia bejad yang berhati bengis, terlintas dalam benaknya
satu ingatan untuk membunuh mahluk aneh ini. Dengan suara
dingin bagaikan es, dia lantas berseru:
"Manusia srigala bermuka setan, tahukah engkau? Apa
yang barusan kau lakukan sama halnya dengan menggali liang
kubur buat diri sendiri?"
"Huuh Cuma andalkan kekuatanmu seorang?" ejek makhluk
aneh itu sinis.
Sembari berseru, sepasang jari tangannya yang runcing
ibarat pancingan secepat sambaran kilat menyambar ke atas
tubuh Ham siong Kie.
Serangan tersebut bukan saja sangat cepat, bahkan ganas
dan tak kenal ampun, cukup menggidikkan hati siapapun yang
menghadapinya.

841
Situasi ditengah gelanggang ikut berubah jadi tenang
bersamaan dengan gerakan serangan yang dilancarkan
manusia srigala bermuka setan.
Han siong Kie melesat kearah samping dengan kecepatan
yang sukar dilukiskan dengan kata2, berhasil lolos dari
cengkeraman musuh, dengan jurus Leng ku it si (Jurus
pertama kura2 sakti) dia balas melancarkan sergapan, jurus
yang digunakan ampuh, aneh dan ganas, sedikitpun tak kalah
dengan kebagusan serangan musuh.
Agaknya manusia srigala bermuka setan tak pernah
menduga kalau Han siong Kie memiliki ilmu silat setinggi itu,
tak kuasa lagi ia menjerit kaget.
Cepat telapak tangan kirinya mengayun secara beruntun
untuk musnahkan daya serangan lawan, sementara telapak
tangan kanannya melepaskan sebuah babatan kilat ke depan.
Dengan ancaman yang ia terima berarti sia2 belaka Han
siong Kie melepaskan serangannya, ingatan kedua belum
sempat melintas. tahu2 telapak tangan kanan musuh telah
tiba didepan dadanya, dalam keadaan begini terpaksa ia tarik
kembali tangannya untuk menangkis dengan keras lawan
keras..
"Duuk.." "dua gulung himpunan tenaga saling membentur
satu sama lainnya menimbulkan ledakan keras, kedua belah
pihak sama2 merasakan tubuhnya bergetar keras.
Secepat kilat Han siong Kie menggunakan taktik
"mengisap" dari ilmu pukulan Mo mo ciang hoat untuk
mengisap telapak tangan musuh sehingga sama sekali tak
mampu berkutik lagi, sementara telapak tangan kanannya
yang senggang langsung menyodok keatas dada lawan.
Manusia srigala bermuka setan berusaha untuk menarik
kembali telapak tangan kanannya, namun usaha itu gagal,
sekarang ia baru tahu bahaya, dalam gugup dan kagetnya
cepat dia putar tangan untuk menangkis.

842
"Duuk.." sekali lagi empat buah telapak tangan saling
beradu satu sama lainnya.
Han siong Kie segera salurkan hawa murninya keluar
tubuh, ia bermaksud menggunakan taktik "getaran" untuk
melontarkan balik kekuatan musuh yang sedang meluncur
datang.
Siapa sangka manusia srigala bermuka setan pun
mempunyai ingatan yang sama, dia sendiripun berusaha untuk
melepaskan diri dari daya hisapan musuh. Dengan demikian
maka kedua belah pihak sama2 melontarkan hawa saktinya
keluar badan.
Suatu ledakan keras yang memekikan telinga menggeletar
lagi di angkasa, kedua belah pihak terlempar mundur
kebelakang dan mundur sejauh situ kaki lebih dengan
sempoyongan. Posisi Han siong Kie jauh lebih tidak
menguntungkan jika dibandingkan musuhnya, karena pertama
dia sudah terhajar lebih dulu oleh tenaga gabungan dari enam
jagoan Kong tong pay, kemudian terkena pula sambitan jarum
rahasia dari Kho Tiong beng, itu ketua dari perkumpulan tujuh
walet, sekarang setelah termakan oleh getaran keras itu, tak
bisa dicegah lagi ia muntah darah segar, tubuhnya mundur
dengan sempoyongan. suasana jadi gempar, para jago yang
ada diluar gelanggang sama2 berseru tertahan.
Dalam pada itu manusia srigala bermuka setan telah
menyadari betapa tangguhnya musuh yang sedang dihadapi,
ia tak menyangka kalau kekuatan yang dimiliki Han siong Kie
sekarang telah jauh melampaui kekuatan Mo tiong ci mo
dimasa lampau, ingatan untuk menerima anak muda itu
sebagai muridnya seketika tersapu lenyap dari benaknya.
Sekarang ia baru menyadari betapa bahayanya musuh ini
jika dibiarkan hidup lebih jauh, ingatan jahat melintas dalam
benaknya sambil berpekik nyaring ia maju beberapa kaki
kedepan, segenap tenaga dalam yang dimilikinya dihimpun
kedalam sepasang telapak tangan ketika dilontarkan kemuka,

843
maka bisa dibayangkan betapa dahsyat dan mengerikannya
kekuatan penghancur itu.
"Jangan kau bunuh bocah itu" tiba-tiba Ang Nio cu
Tonghong Long berteriak keras:
-000dewi000-
Jilid 23
SAMBIL. berseru diapun ayun pula telapak tangannya untuk
membendung angin serangan manusia sigala itu, tapi sayang
tindakan pencegahan ini datangnya agak terlambat setengah
tindak ...
Ditengah jeritan ngeri karena kesakitan, Han siong Kie
muntah darah segar dan roboh terkapar diatas tanah.
Menyusul mana sebuah jerit kesakitan kembali menggema
diangkasa, manusia serigala bermuka setan mundur sambil
memegang dadanya, kemudian roboh terduduk diatas tanah,
darah segar meleleh keluar dari celah2 jari tangannya dan
membasahi seluruh pakaian yang ia kenakan-
Ternyata disaat musuh melakukan sergapan maut Han
siong Kie sendiripan melancarkan serangan balasan dengan
ilmu jari Tong kim ci, untung setelah terluka parah kekuatan
serangannya banyak berkurang, itu pun berhasil membuat
beberapa lubang didada musuhnya, kalau tidak sudah pasti
makhluk aneh itu sudah mampus sedari tadi.
Dengan kejadian tersebut, manusia serigala bermuka setan
jadi bergidik hingga bulu kuduknya tanpa terasa pada bangun
berdiri
Kawanan jago yang mengikuti jalannya pertarungan itu dari
sisi gelanggang ikut merasa terperanjat, rata2 paras muka
mereka pada berubah hebat.

844
Dengan terlukanya manusia serigala itu maka serangan
dahsyat yang dilepaskan Ang Nio cupun mengena pada
sasaran yang kosong.
Begitulah, dalam satu gebrakan kedua belah pihak sama2
menderita luka, namun kalau di hitung2 maka luka yang
diderita Han siong Kiejauh lebih parah.
Kesempatan yang sangat baik ini tidak di buang percuma
oleh kawanan lainnya, per-tama2 keenam orang imam tua dari
partai Kong tong maju lebih dahulu kemuka dan langsung
menerjang kedalam gelanggang.
Menyusul mana delapan pendekar pedang dari kota Tong
ciu, empat orang Tongcu dari perkumpulan tujuh walet serta
belasan orang jago lihay lainnya sama2 berebut masuk
kedalam gelanggang.
Dengan ikut sertanya kawanan jago lihay masuk kedalam
gelanggang, maka situasi di sekitar tempat itupun semakin
bertambah tegang.
Tiba2 manusia serigala bermuka setan bangkit berdiri,
matanya yacg tinggal sebelah berputar liar, kemudian
bentaknya keras- keras: "Apa yang hendak kalian lakukan?"
Bentakan itu cukup manjur, seketika itu juga kawanan jago
persilatan yang sedang bergerak maju kedepan menghentikan
langkah mereka.
Pedang tanpa bayangan Tio cupeng, pemimpin dari Tiong
ciu pat kiam segera tampil kedepan seraya berkata dengan
suara dalam.
"setiap umat persilatan yang hadir disini berharap untuk
membunuh manusia muka dingin, kenapa engkau malahan
membantu dirinya?"
"Aku tak ambil perduli mau apa kalian semua, pokoknya
sekarang siapa berani mengganggu seujung rambutnya, aku
segera akan suruh orang itu mampus dalam keadaan

845
mengerikan" ancam manusia serigala bermuka setan dengan
tajam.
Ancaman ini sama sekali diluar dugaan siapapun juga,
hampir seluruh kawanan jago yang hadir disitu sama2 berdiri
tertegun karena tercengang bercampur heran .... Terdengar
manusia serigala bermuka setan melanjutkan kembali
kata2nya:
"Pokoknya selembar jiwa kecil orang itu hanya aku seorang
yang berhak untuk memutuskan, kalau aku ingin dia hidup
terus maka dia akan tetap hidup, sebaliknya kalau aku
inginkan dia mampus, siapapun jangan harap bisa menbelai
dia "
"oooh ya?" ejek Ang Nio cu Tonghong Leng dengan sinis
"Kang Tang-hu, aku lihat apa yang kau inginkan tak mungkin
bisa terlaksanakan pada saat ini"
seraya berkata selangkah demi selangkah perempuan tua
itu maju kedepan menghampiri sianak muda itu.
Manusia serigala bermuka setan jadi mencak-mencak
karena kegusaran- kembali teriaknya:
"Ang Nio cu, jadi engkau bersikeras untuk memusuhi
aku??"
"Memangnya aku musti jeri kepadamu??"
sambil tertawa dingin tiada hentinya selangkah demi
selangkah dengan gagahnya perempuan baju merah
Tonghong Leng maju menghampiri musuhnya.
Han siong Kie sendiri pernah cuci otot berganti tulang
disumber air mujarab To meh long swan, kemudian secara
beruntun menjumpai pengalaman diluar dugaan yang
membuat tenaga dalamnya mencapai dua ratus tahun hasil
latihan, meskipun luka dalam yang diderita cukup parah, akan
tetapi sama sekali tidak sampai menggoncangkan jantung
maupun nadinya.

846
Karenanya, sekalipun orang tahu kalau dia sudah terluka
parah, namun anak muda itu masih tetap berdiri tegak dengan
angkernya:
Keampuhan sianak muda itu semakin membulatkan tekad
para jago baik dari golongan putih maupun dari golongan
hitam yang hadir disekitar gelanggang, mereka sadar bila hari
ini manusia muka dingin tidak dilenyapkan, maka sukarlah
untuk menemukan kesempatan sebaik ini dikemudian hari,
apa lagi mengingat ilmu silatnya yang begitu lihay.
Apa mau dikata ditengah gelanggang hadir pula dua orang
makhluk aneh yang sudah lama tak pernah munculkan diri
didalam dunia persilatan, dengan kekejian serta kehebatan
mereka, kawanan jago silat tersebut tak berani bergerak
sembarangan. Dipihak lain, Han siong Kie sendiripun sedang
berpikir didalam hati.
"Kalau ditinjau dari situasi yang terbentang didepan mata
saat ini, lebib baik aku cepat2 berlalu dari sini, sebab situasi ini
di biarkan lebih jauh niscaya aku sendirilah yang bakal rugi..."
Disamping risau dengan situasi didepan mata, pemuda
inipun mencemaskan nasib dari kelima orang tianglonya yang
ditugaskan untuk mengebumikan jenasah Mo sam yu sekalian,
karena sampai saat itu mereka belum juga munculkan diri,
mungkinkah suatu kejadian yang diluar dugaan telah menimpa
mereka berlima?
Berpikir sampai disitu, ia segera putar badan dan siap
berlalu dari tempat kejadian-
Dalam pada itu pedang tanpa bayangan Tio Cupeng telah
merampas sebilah pedang dari rekannya, melihat musuhnya
mau pergi, dia segera enjotkan badan sambil menerjang
kearah Han siong Kie.
Dua orang imam tua dari partai Kong tong juga tak mau
membuang kesempatan baik itu, dengan kobaran api dendam

847
yang membara dalam dada mereka, dua orang itu tak sudi
membiarkan musuhnya mampus di tangan orang.
Maka begitu menyaksikan pedang tanpa bayangan terjun
ke gelanggang, kedua orang imam tua itupun sama2
menerjang ke arah musuhnya:
"Bangsat, manusia tak tahu diri rupanya kalian semua
sudah bosan hidup, hardik Ang Nio cu Tonghong Leng marah.
Toya rotannya yang hitam pekat segera diayun kedepan
membacok tubuh seorang imam tua dari Kong tong pay.
Bacokan ini begitu cepat dan keras hingga sukar dilukiskan
dengan kata-kata.
Dalam pada itu, manusia serigala bermuka setan telah
menerjang pula kearah pedang tanpa bayangan Tio Cupeng.
sampai dimanakah kelihayan ilmu silat dari Ang Nio cu
Tonghong Leng, rupanya sudah diketahui jelas oleh dua orang
imam tua dari partai Kong tong itu, menyaksikan datangnya
serangan yang amat dahsyat, mereka tak berani menangkis
dengan kekerasan, cepat tubuh mereka menyusut mundur lagi
kebelakang.
Dipihak lain, ujung pedang yang dilancarkan pedang tanpa
bayangan Tio Cupeng sudah hampir menembusi tubuh Han
siong Kie, saat itulah manusia serigala bermuka setan telah
menerjang tiba secepat sambaran kilat, dengan gugup ia
lantas tarik kembali serangannya untuk melindungi diri
Gerakan manusia serigala bermuka setan tersebut lebih
cepat dari dugaannya, ketika ia menarik kembali senjatanya,
Criing" pedang itu sudah rontok ke tanah, sementara kelima
jari tangan yang tajam bagaikan cakar elang sudah
mencengkeram pergelangan tangannya, tangan yang lain
menyambar kearahnya.
-000dewi000-

848
BAB 47
BETAPA kagetnya pedang tanpa bayangan Tio Cupeng
menghadapi sergapan musuh yang luar biasa itu.
Dipihak lain, ketujuh orang rekannya menjadi panik pula
ketika dilihatnya pemimpin mereka mengalami musibah,
sambil menghardik mereka bertujuh maju bersama menerjang
kearah musuhnya.
suatu jeritan ngeri yang menyayatkan hati menggema
memecahkan kesunyian, dada Pedang tanpa bayangan Tio
Cupeng kena di cengkeram bingga robek. isi perutnya kontan
berhamburan diatas lantai menyusul darah segarpun
berhamburan bagaikan sumber mata air.
Selesai membinasakan lawannya, Manusia serigala
bermuka setan melemparkan mayat korbannya yang berada
dalam keadaan mengerikan itu kearah tujuh jagoan yang
sedang menerjang datang.
Cepat tujuh orang jago pedang itu menghentikan gerakan
mereka, salah seorang diantaranya menyambut mayat yang
melayang tiba, sementara enam jago pedang yang lain
dengan perasaan dendam yang membara sekali lagi
menerjang maju kemuka.
Karena harus menggunakan tenaga kelewat besar, luka
dalam yang diderita Manusia serigala bermuka setan menjadi
kambuh kembali, tubuhnya mulai gontai dan tak mampu
berdiri tegak.
Kebetulan Ang Nio cu Tonghong Leng ada disamping
tubuhnya, cepat ia putar toya rotannya dan menyambut
terjangan dari keenam orang pendekar pedang itu.
"criing criiiing" secara beruntun terjadi beberapa kali
benturan nyaring, diantara enam bilah pedang yang

849
menerjang tiba ada tiga bilah diantaranya mencelat dari
cekalan dan rontok keatas tanah.
Agaknya keenam orang pendekar pedang itu menyadari
bahwa ilmu silat mereka bukan tandingan lawan- gagal dalam
sergapan mereka segera mengundurkan diri kebelakang.
Peristiwa berdarah yang baru berlangsung cukup
mengerikan setiap jago yang hadir disitu, rata2 mereka
merasakan hatinya tercekat dan bulu roma pada bangun
berdiri, sepanjang hidup belum pernah mereka saksikan
kejadian sekejam ini.
seperti dengan julukannya, Manusia serigala bermuka setan
memang seorang jago yang berhati kejam melewati
kebrutalan seekor binatang, sehabis merobek2 perut pedang
tanpa bayangan Tio Cupeng, ia lantas putar badan mengejar
ke arah Han siong Kie.
sambil melesat kearah depan, mulutnya memperdengarkan
suara jeritan aneh yang cukup mendirikan bulu roma siapapun
yang mendengar:
Dasar Han siong Kie memang seorang pemuda berbakat
yang punya kecerdasan luar biasa, meskipun waktu yang
tersedia baginya hanya sedikit sekali, akan tetapi ia dapat
manfaatkan kesempatan yang ada itu untuk menyembuhkan
luka yang dideritanya, beberapa bagian tenaga murninya
seketika pulih kembali seperti sedia kala.
Ang Nio cu Tonghong Leng sendiri tidak berpeluk tangan
belaka, setelah memukul mundur enam pendekar pedang dari
kota Tiong ciu, ia segera ikut menerjang kemuka dan
menghalangi jalan pergi dari Manusia serigala bermuka setan
serunya: "Kang Tang hu, jangan kau lukai bocah itu"
"Kenapa?" tanya Manusia serigala bermuka setan dengan
mata melotot besar.
"sebab aku nenek tua masih membutuhkan tenaganya"

850
"Membutuhkan tenaganya?" ejek Manusia serigala bermuka
setan sambil tertawa seram,
"heehhhh... heehhh... heehh... Ang Nio-cu, bukankah
engkau tertarik oleh wajahnya yang tampan? sayang engkau
lebih pantas menjadi neneknya. Hmm Aku lihat lebih baik
janganlah punya pikiran lain-."
"Kentut busuk makmu, jangan coba bicara sembarangan
lagi, Hmm Kalau engkau nekad terus, jangan salahkan kalau
kuhajar batok kepalamu sampai remuk"
"Heehhh..heehhh..heehhh.. mau mukul remuk kepalaku?
Ang Nio cu.. Engkau masih belum mampu melakukan tindakan
itu.."
"Memangnya engkau pilih mencoba?" tantang Tonghong
Leng, nenek berbaju merah itu sambil ayun toya hitamnya ke
tengah udara.
Manusia serigala bermuka setan memang seorang manusia
yang bengis dan kejam dalam perbuatan, namun dia bukan
seorang manusia bodoh yang tanpa perhitungan-
Bila dalam keadaan normal, tentu saja Ang Nio-cu masih
bukan tandingannya, tapi sekarang ia telah menderita luka
dalam yang cukup parah, itu berarti keadaanpun berlainan-
Melihat sang nenek baju merah sudah maju menyerang,
cepat dia ulapkan tangannya seraya berseru: "Eeh..tunggu
sebentar"
"Bagaimana ? Engkau jeri ??"
"Heeeh heeeh heeeh omong kosong, sejak dilahirkan
sampai setua ini aku manusia serigala bermuka setan tak
pernah mengenal arti kata takut, aku hendak ajukan satu
pertanyaan dulu kepadamu"
"Kalau man kentut, cepat lepaskan kentut baumu itu "

851
“Engkau sungguh2 hendak membelai bocah keparat itu ?
Aku toh bukan berbicara hanya sekali saja, sudah berulang
kali kukatakan kalau bocah ini bermanfaat bagiku !”
"Bagaimana kalau tenaga yang dia miliki sudah kau
gunakan?'' desak manusia srigala lebih jauh.
"Tentang soal ini ..apa yang kau harap kau?” Ang Nio-cu
balik bertanya.
“Aku harap engkau bersedia menyerahkan kepadaku !”
“Tidak bisa, aku tak dapat serahkan bocah itu kepadamu !”
“Jadi engkau tidak setuju??”
"Benar, setelah kumanfaatkan tenaganya kalau engkau
inginkan bocah ini maka silahkan mencarinya sendiri, aku tak
sudi serahkan dirinya kepadamu”
Han Siong Kie yang mengikuti pembicaraan tersebut dari
samping gelanggang jadi naik pitam, pikirnya :
“Ang Nio cu Tonghong Leog berbuat demi kian karena aku
telah lepaskan malaikat hawa dingin Mo Siu ing, dia akan
suruh aku tunjukkan kearah mana perginya perempuan itu .
Hmm! Apa salahnya kalau kuusir dirinya lebih dabulu
kemudian baru menghadapi manusia serigala bermuka setan?"
Berpikir sampai disitu. dia lantas berpaling kearab nenek
tua baju merab\h itu lalu menegur :
"Bukankah engkau sedang mencari jejaknya Malaikat bawa
dingin..Mo Siu ing..?''
"Benar !” nenek tua itu membenarkan.
"Akan kuberitahukan kepadamu, kemana perginya malaikat
hawa dingin"
"Engkau tak usah mencoba untuk main gila dihadapanku,
aku tak percaya dengan segala macam pengakuanmu, aku

852
hanya percaya jika engkau sudah menghantar sendiri diriku
kesitu!"
"Antara aku dengan malaikat hawa dingin sama sekali tidak
terikat oleh sengketa atau pun dendam sakit hati, kenapa aku
musti menghantar engkau menemui dirinya?!” sahut sang
pemuda dengan marah.
"Hey bocah, kalau toh engkau tidak punya hubungan apa2
dengan perempuan tersebut, apa sebabnya kau larang orang
lain untuk membunuhnya dan mengapa pula kau lepaskan dia
pergi?!”
"Aku menaruh simpatik terhadap musibah yang menimpa
dirinya, selain itu aku pun paling benci kalau melihat ada
orang main kerubut atau main sergap. karena itu aku lepaskan
dia pergi"
"Dan karena itu juga kau memberi bantuan kepadanya?"
sambung sang nenek baju merah dengan gusar.
"Benar"
"Kalau begitu katakan kepadaku, sekarang dia pergi
kemana?"
Sementara Han siong Kie hendak memberitahukan kemana
perginya malaikat hawa dingin Mo Siu ing, tiba2..
Jeritan kaget diiringi rintihan kesakitan membelah
kesunyian diudara, menyusul mana gelombang manusia yang
mengurung sekeliling gelanggang sama2 menyisih kearah
samping.
Sesosok bayangan manusia, dengan gerakan yang amat
cepat dan lincah menyeruak masuk kedalam gelanggang.
Orang itu, ternyata tak lain adalah Malaikat hawa dingin Mo
siu ing yang sudah berlalu.

853
Dengan muka merah karena marah, hawa napsu
membunuh menyelimuti seluruh wajahnya selangkah demi
selangkah ia berjalan masuk kedalam gelanggang.
Dimana perempuan iblis itu lewat, delapan sosok mayat
menggeletak diatas tanah dengan tubuh hancur barantakan
darah bercampur isi benak berhamburan diatas permukaan
tanah.
Kemunculan malaikat hawa dingin Mo Siu ing digelanggang
pertarungan, benar2 diluar dugaan Han siong Kie, ia heran
ketika perempuan itu berlalu dari sana jelas isi perutnya
menderita luka yang cukup parah tapi sekarang ia sudah
berada dalam keadaan segar bugar, suatu kejadian yang sama
sekali tak dimengerti olehnya.
Hanya ada satu hal yang di pahami olehnya, kemunculan
malaikat hawa dingin ini sudah pasti untuk membalas dendam
atas pengerubutan yang dilakukan kawanan jago persilatan itu
belum lama berselang.
Dipihak lain, kawanan jago lihay dari golongan putih
maupun hitam yang hadir di gelanggang diam2 merasa
bergidik atas kemunculan iblis perempuan yang ditakuti itu.
Ang Nio cu, nenek tua berbaju merah itu mengikik tertawa
dengan kerasnya, suaranya tajam persis leperti jeritan
kuntilanak, sambil menutul permukaan tanah dengan toya
rotannya dia maju delapan depa ke arah depan, kemudian
sambil menuding ke arah Malaikat hawa dingin Mo Siu-ing
serunya :
"Malaikat hawa dingin, sungguh tak kusangka engkau akan
masuk perangkap sendiri. bagus-bagus, dengan begitu, aku
nenek tuapun tak usah repot2 mencari jejakmu!"
Agak tertegun Malaikat hawa dingin mendengar teguran
tersebut, kemudiann ia tertawa cekikikan.

854
"Aku mengira siapa yang sedang kuhadapi, eeh.. tak
tahunva adalah Ang Nio cu! Ada urusan apa engkau datang
mencari aku?!”
"Lonte busuk, engkau tak usah berlagak bodoh dihadapan
aku nenek tua.”
Paras muka Malaikat bawa dingin Mo Siu ing berubah
hebat, makian lonte! itu sangat menyinggung perasaannya, ia
mendengus dingin.
”Hmm! Ang Nio cu. kalau engkau ada urusan hayo katakan
saja secara blak-blakan, tapi jangan main caci maki dengan
kata2 kotor semacam itu"
"Apa salahnya dua orang muridku yang sedang mencari
bahan obat2an dibukit Keng san, Mengapa kau bunuh mereka
berdua??"
"Hiiih hiiih hiiih lucu amat pertanyaanmu itu Ang Nio cu,
engkau toh tahu aku malaikat hawa dingin membunuh orang
karena berdasarkan rasa senang, perduli amat ada alasan atau
tidak..."
Han siong Kie yang ikut mendengar pembicaraan tersebut,
diam2 mengerutkan dahinya.
Ang Nio cu semakin naik darah, teriaknya dengan penuh
kegusaran:
"Perempuan rendah, engkau berani mencari gara2 dengan
aku nenek tua??"
"Memangnya kenapa? " ejek Im sat.
"Keparat, kubacok tubuhmu jadi berkeping-keping."
"Huuh Kalau cuma andalkan kekuatanmu itu, aku rasa lebih
baik cepatlah pulang kandang dari pada mencari mati buat diri
sendiri"

855
"Kurang ajar... engkau menghina aku? Baik, akan kusuruh
kau saksikan sendiri kalau aku bukan tempe busuk yang sama
sekali tak ada gunanya.
Berbareng dengan seruan tersebut, dia maju sambil
menyerang, toya rotannya berputar kencang langsung
membabat keatas tubuh maaikat hawa dingin.
Mo Siu ing, perempuan iblis itu mengejek dingin bukan
mengegos dari serangan lawan ia malah maju memapaki
dengan ayunan telapak tangannya.
Suatu pertarungan sengit segera berkobar ditengah
gelanggang, kedua belah pihak sama2 terhitung sebagai
seorang jagoan yang lihay dikolong langit disatu pihak orang
menganggapnya sebagai perempuan iblis yang membunuh
orang tanpa berkedip, dipihak lain orang anggap sebagai
makhluk aneh yang susah dilayani, begitu terjadi pertarungan
sengit, keadaannya benarZ mengenkan sekali..
Manusia serigala bermuka setan yang ada disisi gelanggang
mendadak menyeringai seram sambil mendekati Han Siong Kie
dia menghardik :
"Hey bocah keparat, serahkan jiwa anjingmul"
Ia menerjang kedepan sambil menyerang, sepasang
telapak tangannya disertai dengan desiran angin pukulan yang
maha dahsyat langsung menerjang ketubuh Han Siong Kie
Rupanya dalam pukulan yang maha dahsyat ini, Manusia
serigala bermuka setan telah salurkan segenap kemampuan
yang di miliki, dia berhasrat uoiuk menghancurkan kehidupan
musuhnya dalam serangan itu juga, dengan begitu sakit hati
yang di dendamnya selama hampir empat puluh tahun dapat
terlampiaskan,
Ketegangan mencekam seluruh gelanggang, hawa
pembunuhan yang ber lapis2 mulai menyelimuti setiap benak
jago persilatan yang nadir disana..

856
Dengan kemampuan yang dimiliki Han Siong Kie.
sebenarnya manusia serigala bermuka setan bukan
tandingannya, tapi sayang ia terluka oleh sergapan Jit yan
pang cu dengan senjata rahasia Jit sat sin-bong nya yang
amat beracun hingga berulang kali harus menelan kegetiran
ditangan lawan.
Sekalipun banyak kesempatan baik telah dimanfaatkan
untuk pulihkan kembali kekuatan dalam tubuhnya, itupun baru
lima bagian hawa saktinya yang dapat dihimpun kembali.
Sekalipun pemuda itu tahu dalam keadaan sepeiti itu tak
mungkin ia mampu menandingi musuhnya, tapi dengan
wataknya yang angkuh dan tinggi hati, ia tetap nekad untuk
maju kedepan.
Sepasang telapak tangannya diayun kedepan disertai hawa
murni sebesar lima bagian ia sambut datangnya ancaman dari
manusia serigala bermuka setan dengan keras lawan keras.
"Blaammm.." suatu benturan nyaring yang menggelegar
diangkasa terjadi ditengah gelanggang, menyusul teriakan
tertahan menggema diudara.
secara beruntun manusia serigala bermuka setan mundur
tiga langkah kebelakang, dadanya terluka oleh bidikan ilmu
jari Tong kim ci, darah segar mengucur keluar membasahi
tubuhnya, muka yang jelek berkerut kencang namun akhirnya
ia roboh terduduk diatas tanah.
Han siong Kie sendiripan tidak memperoleh keuntungan
apa2, ia muntah darah, tubuhnya terguling sejauh satu kaki
lebih dari kedudukan semula.
Dipibak lain, Malaikat hawa dingin Mo siu ing telah terlibat
dalam suatu pertarungan yang amat sengit melawah Ang Nio
cu sebentar mereka saling menyergap dengan gerakan cepat
sebentar kemudian saling menyerang dengan lambat, semua
pukulan dan serangan dilakukan dengan jurus-jurus serangan
yang aneh tapi ganas, gulungan angin puyuh men-deru2

857
menyapu wilayah seluas beberapa kaki, hampir saja membuat
kawanan jago yang berada disekitar tempat itu tak sanggup
berdiri tegak.
Enam imam tua dari partai Kong tong yang semenjak tadi
siap siaga, segera maju kedepan dengan cepatnya, mereka
tak mau sia-siakan kesempatan yang sangat baik itu dengan
begitu saja, serentak pukulan2 mematikan diarahkan keatas
tubuh Han siong Kie.
Kawanan jago dari perkumpulan tujuh walet tidak menyia2kan
pula kesempatan tersebut, dengan api dendam yang
membara hampir bersamaan waktunya dengan sergapan dari
enam imam tua tersebut, mereka ikut menyergap tubuh Han
siong Kie.
sebaliknya tujuh pendekar pedang dari kota Tiong- ciu
langsung menubruk kearah Manusia serigala bermuka setan,
sejak pemimpin mereka mampus ditangan makhluk aneh ini,
rasa dendam mereka telah dialihkan ke atas tubuh iblis
tersebut.
Kesempatan baik yang terbentang didepan mata tidak di
sia-siakan dengan begitu saja, diantara kilatan cahaya pedang,
tujuh bilah senjata serentak menyerbu keatas tubuh Manusia
serigala yang sedang duduk dengan napas terengah2.
Ketegangan semakin mencekam seluruh gelanggang,
suasana jadi gempar dan ratusan pasang mata sama2
ditujukan ketengah galanggang dimana sedang berlangsung
tiga partai pertarungan-
Enam imam tua dari partai Keng tong sementara itu sudah
berada didepan Han siong Kie, angin pukulan mereka yang
dahsyat serentak menggabung jadi satu menghajar keatas
tubuh lawan-
Keadaan jadi kritis, bila pukulan itu sampai bersarang telak
ditubuh anak muda itu, niscaya tamatlah riwayatnya.

858
Untung disaat yang terakhir, sesosok bayangau kecil
melintas masuk kedalam gelanggang, begitu mencapai tempat
tujuan orang itu langsung mengebaskan ujung bajunya ke
depansegulung
angin cukulan yang keras dan kencang langsung
menggulung keatas tubuh enam imam dari partai Keng tong
itu.
Termakan gelombang angin pukulan yang amat santar itu,
keenam tosu tua tersebut kontan tergetar keras sampai
mencelat kebelakang, kebetulan tubuh mereka menumbuk
diatas tubuh kawanan jago dari perkumpulan Jit yen pang
yang sedang menerjang kemuka, tumbukan membuat suasana
jadi gaduh, semua orang pada roboh terpelanting dan saling
menindih.
Jerit kaget menggema dari empatpenjuru Agaknya
peristiwa tersebut sama sekali berada diluar dugaan mereka.
seorang gadis yang cantik rupawan berdiri tegak disisi Han
siong Kie, mukanya diliputi oleh hawa pembunuhan yang
tebal, jangan dilihat mukanya yang lembut, ternyata cukup
memancarkan wibawa yang membuat orang lain tak berani
memandang sembarangan kepadanya.
seorang dara berusia belasan tahun ternyata dalam sekali
kebutan berhasil melempar ke enam jago persilatan kelas satu
kebelakang, hampir saja semua orang tidak percaya dengan
apa yang dilihat.
Tiba2 terdengar jerit ngeri yang memilukan hati menggema
diangkasa dan memecahkan kesunyian.
Kawanan jago sama2 alihkan pandangan matanya kearah
mana berasalnya suara itu, tampaklah dua diantara tujuh
pendekar pedang dari kota Tiong-ciu telah dicengkeram oleh
Manusia serigala bermuka setan sehingga dadanya terbelah
dan isi perutnya berhamburan di mana2, percikan darah segar

859
menambah seramnya suasana dalam gelanggang
pertarungan.
Sinar mata bengis memancar keluar dari mata tunggal
manusia serigala bermuka setan, tangannya penuh berlepotan
darah segar, sementara tubuhnya gontai sudah tak sanggup
berdiri tegak.
Dengan mampusnya dua orang jago itu, maka dari delapan
pendekar pedang, kini masih sisa lima orang belaka.
Kobaran api dendam makin membakar hati mereka, apalagi
setelah tiga orang rekannya mati ditangan seorang musuh
yang sama, lima orang itu jadi nekad, serentak mereka
membentak nyaring dan menerjang kembali kearah makhluk
aneh itu dengan sengit. Suatu pertarungan sengit kembali
berkobar..
Dengan berlangsungnya pertarungah sengit itu, luka dalam
yang diderita Manusia serigala bermuka setan makin
bertambah parah tapi dengan kesempurnaan tenaga murninya
ia masih mampu bertahan, ia belum kelihatan ngotot untuk
melayani serangan2 gencar dari kelima orang pendekar
pedang itu, walaupun ia sudah tak mampu melukai musuhnya
lagi, tapi serangan2 gencar dari lima buah pedang itupun
jangan harap mampu melukai tubuhnya.
Dipihak lain, enam imam tua dari Partai Kong tong telah
berhasil bangkit berdiri, Kui Goan-cu segera tampil kemuka
dan menyapa: "Buliang siu bud Nona, boleh aku tanya siapa
namamu?"
"siau li bernama Go siau Bi"
Kiranya gadis cantik rupawan yang munculkan diri tepat
disaat yang kritis ini tak lain tak bukan adalah Go siau bi, dara
cantik yang berhasil diselamatkan jiwanya oleh Han siong Kie
dari tangan kawanan perkumpulan Thian che kau, kemudian
dibawa pergi oleh kakeknya Pat lo sianseng.

860
Dengan sorot mata tajam Kui Goan cu menatap wajah dara
itu tanpa berkedip. kemudian tanyanya lagi:
"Nona, boleh aku tahu engkau berasal dari perguruan mana
dan murid siapa?" Go siau bi tertawa rawan.
"Tentang soal ini, lebih baik totiang tak usah banyak
bertanya"" sahutnya singkat. Kui Goan cu termenung
sebentar, lalu kembali dia bertanya:
"Apa hubungan nona dengan manusia muka dingin?
Apakah kami juga boleh ikut tahu?.."
"Kami adalah sahabat"
"Dan nona sudah tahu, apa sebabnya pinto sekalian
bergebrak melawan bocah muda itu??"
"Aku tak mau tahu apa sebabnya" jawab Go siau bi ketus.
"yang jelas totiang sekalian sebagai seorang jago dari
perguruan kenamaan tidak pantas main kerubut atas diri
seorang bocah yang masih muda dan lagi pada saat ini dia
sudah kehilangan daya untuk bertempur ....Hmm Jika
perbuatan ini kalian teruskan, tidakkah malu kalau sampai
ditertawakan oleh umat persilatan? "
Merah padam selembar wajah Kui Goancu karena jengah,
ia tak mampu menjawab dan hanya bisa berdiri melongo.
salah seorang diantara lima imam tua yang berada
dibelakangnya segera tampil ke muka dan berseru:
"Lenyapkan iblis demi ditegaknya keadilan dan kebenaran
dunia persilatan, apa salahnya kalau kami main kerubut?
Memangnya membunuh kaum iblis adalah suatlu tindakan
yang keliru?"
sepasang alis mata Go siau Bi mengernyit kencang sehabis
mendengar perkataan itu, ia tertawa dingin dan mengejek:
"Heehh.. heehh.. heehh apa katamu? Lenyapkan iblis demi
ditegakkannya keadilan dan kebenaran? Huuh.. omong

861
kosong, alasan yang sengaja dibuat2 demi kepentingan
pribadi, pokoknya kalau ini hari kalian berani mengganggu
seujung rambutnya. Hmm."
"Engkau mau apa?"
"Nonamu akan suruh kalian mampus di atas genangan
darah segar"
Ucapan itu terasa sebagai suatu penghinaan bagi
pendengaran keenam orang imam tua itu, paras muka mereka
kontan berubah hebat.
Tiba2 empat belas orang jago dari perkumpulan tujuh walet
menerjang maju kedepan.
Go siau Bi mendengus sinis, disapunya sekejap keempat
belas orang jago itu dengan pandangan dingin, kemudian
tegurnya: "Hey, apa yang hendak kalian lakukan??"
"Hutang darah atas kematian lopangcu kami yang
terdahulu belum sempat ditagih, pangcu kami yang baru ikut
mati diujung telapak tangannya, apalagi yang hendak kami
lakukan? sudah tentu mencincang tubuhnya menjadi
berkeping2 untuk melampiaskan rasa benci dan dendam yang
berkecamuk dalam dada kami"
Jawaban ini diberikan oleh seorang kakek berjenggot
pendek. agaknya dia baru saja di angkat sebagai pemimpin
baru dari keempat belas jago perkumpulan tujuh walet. Go
siau Bi menatap hina.
"Hmm Untuk kematian pangcu kalian tempo hari, bukankah
manusia muka dingin telah memberi penjelasan yang cukup
terang. Apalagi yang hendak kalian ributkan? Mengenai
kematian dari pangcu kalian yang baru. ..Hmm dia kelewat
bejad moralnya, bukan saja jiwanya pengecut dan kerdil,
beraninya cuma menyergap orang dengan senjata rahasia
beracun.. manusia macam begitu memang sudah sepantasnya
kalau di ganjar dengan hukuman mati..."

862
Paras muka keempat belas orang jago dari perkumpulan
tujuh walet kembali berubah hebat, mereka merasa
tersinggung perasaannya.
Kakek tua yang bertindak sebagai pemimpin itu mendengus
dingin, ia tak ambil perduli atas peringatan orang, tiba2 sambil
enjotkan badan tubuhnya menerjang kedepan dan telapak
tangannya langsung diayun kedepan membacok tubuh Han
siong Kle.
"Bangsat, rupanya kau memang sudah bosan hidup” hardik
Go siau Bi dengan marah.
Ujung bajunya dikebutkan berulang kali kedepan,
hembusan angin tajam langsung meluncur keatas dada kakek
tua itu...
Ia menjerit kesakitan, sambil muntah darah segar tubuhnya
mencelat balik kebelakang.
Tiga belas orang jago lainnya jadi amat gusar, serentak
mereka membentak keras, kemudian menerjang kemuka
dengan hebatnya.
Go siau Bi ayunkan telapak tangannya berulang kali,
segulung desiran angin tajam menghembus lewat, gulung
demi gulung meluncur secara bergelombang membuat angin
pukulan yang dilancarkan ketiga belas orang jago lihay itu
terpental balik, dengan sendirinya orang2 itu sendiripun
mencelat pula kebelakang.
Enam tosu tua dari partai Kong-tong memang pandai
memanfaatkan kesempatan yang ada, saat itulah mereka
menyergap maju dan lepaskan pukulan gencar ketubuh Go
siau Bi.
Merasa dirinya disergap. dara cantik itu membentak keras,
ujung bajunya dikebutkan secara menyilang, enam gulung
angin pukulan yang sedang meluncur tiba seketika tersapu
lenyap hingga sama sekali tak berbekas dari pandangan mata.

863
Rupanya keenam orang imam itu tak pemah menyangka
kalau tenaga dalam yang dimiliki dara muda itu mencapai
puncak kesempurnaan, merasakan ancamannya dipukul
lenyap. mereka jadi terperanjat hingga peluh dingin
membasahi tubuhnya.
Dipihak lain pertarungan yang sedang berlangsung antara
malaikat hawa dingin Mo siu ing melawan perempuan baju
merah Tonghong Leng masih berlangsung dengan serunya,
kekuatan mereka boleh dikata seimbang, untuk sementara
sulit untuk membuktikan siapa yang lebih unggul diantara
mereka berdua.
Pertarungan yang berlangsung antara lima pendekar
pedang dari kota Tiong ciu melawan manusia serigala
bermuka setan bertahan pula dalam keadaan seimbang, tentu
saja hal ini disebabkan karena makhluk aneh tersebut telah
menderita luka dalam yang cukup parah, andaikata ia masih
segar bugar, jalannya cerita pasti lain.
Dan tak usah diragukan lagi, kelima pendekar pedang itu
sudah pasti telah keok sedari tadi.
Beratus2 pasang mata dari umat persilatan tertuju semua
ketengah gelanggang, mereka dibuat terkesima sebab sudah
puluhan tahun lamanya belum pernah terjadi pertarungan
yang begitu seru dalam persilatan.
Diam2 Go siau Bi melirik sekejap kearah Han siong Kie
yang berbaring dalam keadaan tak sadar, perasaan hatinya
bercampur aduk tak karuan, ia tak tahu bagaimanakah
perasaan hatinya pada saat itu.
Ia mencintai pemuda itu, demi kekasihnya ia rela
mengorbankan segala sesuatu, tapi dikala Put-lo sianseng
mengajukan pinangan baginya, pemuda itu menolak secara
mentah-mentah, karena penasaran ia ingin membinasakan
pemuda itu, tapi sekarang .... bukannya membunuh, dia
malah menyelamatkan jiwanya. Mengapa bisa begitu?

864
Ia sendiripun tak mampu menjawab pertanyaan tadi,
mungkin hal ini disebabkan bibit cintanya yang belum padam
....
Lama sekali dara itu berdiri ter mangu2, akhirnya ia
berjongkok dan masukkan sebutir pil kedalam mulutnya.
kemudian menguruti jalan darah diatas tubuh pemuda itu.
"Nona, apa yang hendak kau lakukan?" tiba2 Kui Goan cu
menegur dengan suara dalam.
"Aku hendak membawa ia pergi dari sini"
"Untuk membawa ia pergi dari sini ?" imam tua itu
mengejek.
"Kenapa Kalian berapa orang hidung kerbau hendak
menghalangi niatku ini? HHmm... kepandaian silat kalian
semua masih belum becus ..lebih baik tak usahlah mencari
penyakit buat diri sendiri "
sekali lagi paras muka keenam orang imam tua itu berubah
hebat, dengan marah Kui Goan- cu berseru:
" Nona, jangan ngomong seenaknya Hmm bukan kami saja
yang dagang kemari karena dirinya, coba kau lihat Hampir
sebagian besar orang2 yang hadir saat ini adalah disebabkan
karena dia"
"Bagus.. bagus sekali" seru Go siau Bi sambil tertawa
dingin, "siapa yang keberatan dengan tindakanku ini. silahkan
tampil kedepan untuk adu kepandaian dengan diriku"
"Nona, sudah kaupikirkan masak2 dengan perbuatanmu
itu?"
"Tentu saja "
"Engkau tidak akan menyesal??"
"Kenapa aku mesti menyesal ? Tidak pernah-pernah
kusesali semua perbuatan yang telah kulakukan!"

865
Menyaksikan kebulatan tekad dara itu. Kui Goan-cu
berpaling kearah lima orang imam tua yang berada
dibelakangnya, lalu berkata dengan muka serius :
”Hayo kita atur barisan lak-hap-kiam-tin”
Lima orang imam tua yang lain segera mengiyakan, mereka
cabut keluar pedang yang tersoren dipunggung kemudian
saling menyebar dengan cepatnya, dalam waktu singkat
sebuah barisan pedang kokoh sudah diatur, sasarannya adalah
Go Siau Bi dara cantik itu.
Barisan pedang Lak-hap-kiam tin merupakan suatu
kepandaian ampuh dari perguruan Kong-tong-pay. bukan saja
dahsyat dalam serangan, barisan itu paling cocok kalau
digunakan untuk menghadapi seorang musuh tangguh yang
berilmu tinggi.
Dengan pandangan dingin Go Siau Bi menyapu sekejap
keenam musuhnya nu, kemudian mengejek. :
”Jadi Kalian hendak mengandaikan permainan tersebut
untuk mengurung nonamu??”
”Bila nona tahu diri segeralah menarik diri dari pertikaiaan
ini, pinto sekalian tak akan menggarggu dirimu lagi" sahut Kui
Goan-cu dengan lantang.
Go Siau bi menengadah dan tertawa mengikik.
"Hiihh... hhhhh hiiihhh.. hidung2 kerbau! Sekali lagi nona
peringatkan dirimu, kalau ingin melindungi jiwa tuamu, maka
sekarang masih belum terlambat, kalau kalian tetap berkeras
kepala. ..Hmm! Semua resiko tanggung sendiril"
"Baiklah nona, engkau sendiri yang tetap keras kepala,
kalau begitu jangan salah kan kalau pinto sekalian akan
menyalahi dirimu”

866
"Kalian tak usah banyak bicara lagi. ada kepandaian
keluarkan semua, akan kulihat sampai dimanakah kemampuan
yang kalian miliki.."
Kui Goan cu habis sabarnya, ia mendengus dingin lalu
membentak:
"Serbu... .”
Enam orang imam tua itu mulai berputar mengelilingi
gelanggang, perputaran itu kian lama kian bertambah cepat
sehingga akhirnya ibarat putaran gasingan.
Go Siau bi sama sekali tidak melayani perputaran lawan,
dia tetap berjaga disisi Han siong Kie, setengah langkahpun ia
tidak bergeser, tubuhnya tegap ibarat batu karang, sedikitpun
tidak bergeming oleh pengaruh lawan..
Mendadak Kui Goan cu membentak keras, sebuah tusukan
kilat dilontarkan kemuka.. Go siau Bi mengayun pula telapak
tangannya untuk menabok ujung pedang lawan, siapa tahu
baru saja ia bergerak, cahaya kilat yang menyilaukan mata
telah tersebar di angkasa, lima bilah pedang yang lain
serentak menggeletar diudara kosong.
Selapis hawa pedang yang tajam, bagaikan pusaran air
kencang menggulung ketengah lingkaran, bukan saja
memunahkan pukulan yang dilancarkan dara itu, malahan
mengisap tubuhnya sehingga tanpa disadari ia ikut terbawa
maju beberapa langkah kemuka.
Kejadian ini sangat mengejutkan hati gadis itu, cepat ia
pusatkan perhatiannya untuk melayani serangan musuh
dengan lebih seksama.
Perputaran barisan pedang itu semakin kencang dan
gencar, enam bilah pedang di tangan keenam orang imam tua
itu bergetar kian kemari menciptakan serentetan desiran angin
tajam yang memekikan telinga, hawa pedang bergolak

867
ditengah lingkaran terjangan2 serta hawa tekananpun kian
lama kian bertambah kuat.
Sekarang Go siau Bi baru menyadari kalau apa yang
dihadapi tidak segampang apa yang dibayangkan, ditengah
terjangan dan tekanan yang makin santar ia merasa kuda2
nya mulai goyah, tubuhnya tak mampu berdiri tegak lagi,
sementara hawa pedang yang dingin mulai terasa seperti
menyayat2 badan.
Cepat dia pusatkan seluruh perhatiannya jadi satu titik,
sebuah pukulan dahsyat yang menggunakan tenaga sebesar
sepuluh bagian dilontarkan kearah depan-
Siapa tahu... ketika pukulan yang maha dahsyat itu
tergulung kedalam pusaran hawa serangan yang amat santar
itu, tiba2 lenyap tak berbekas, tak ubahnya dengan sebiji batu
kerikil dibuang ketengah samudra yang luas, benar2 lenyap
tak berbekas, hal ini menggelisahkan hati dara tersebut.
"Aku tak percaya dengan segala permainan setan" pikirnya,
" aku tak percaya kalau seranganku bisa lenyap dengan begitu
saja tanpa berbekas.."
Secara beruntun dia lancarkan kembali belasan pukulan
berantai, tapi semua pukulan itu tetap menghilang dengan
begitu saja tanpa mendatangkan hasil apa-apa.
Go siau bi makin terperanjat, sebelum sempat berbuat
sesuatu, putaran yang di lancarkan musuh semakin
mengencang, serangan-serangan yang dilancarkanpun makin
menggila, dia yang terkepung ditengah gelanggang mulai
sesak napas dan terengah2, keselamatan jiwanya semakin
terancam.
Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benaknya, tiba2 dara
itu membentak keras:
"Hei hidung kerbau, kalau tahu diri hayo cepat buyarkan
barisan serangan2 mematikan"

868
"Boleh saja kalau nona menginginkan kami bubarkan
barisan, tapi dengan syarat nona tak akan mencampuri urusan
ini" jawab Kui Goan cu dengan nada berat.
"Hmm! Enak benar kalau bicara, kalau aku tetap ngotot
untuk mencampuri urusan ini, kau mau apa??"
"Kami hanya anjurkan kepada nona untuk undurkan diri
dari pertikaian ini, kalau toh engkau tetap keras kepala, yaa
apa boleh buat lagi? Terpaksa kami akan tetap main keras""
"Heehhh.. heehhh... heeehhh bagus, bagus rupanya kalian
memang tidak menyesal kalau harus menanggung resiko,
baik, kalau ada yang mampus jangan salahkan aku berhati
kejam, toh sebelumnya telah kuterangkan lebih dahulu"
" Keluarkan saja semua kepandaianmu nona, kami tak akan
menyesal" jawab Kui Goan cu, Tiba2 bentaknya keras:
"Rubah posisi barisan"
Hawa pedang yang berpusing kencang tiba-tiba
menggelombang, bagaikan pukulan2 ombak yang
menghantam dermaga, selapis demi selapis hawa pedang
meluncur datang dan menyayat badan.
Go siau bi teramat gusar, diapun menghardik:
"Hidung kerbau sialan, jangan salahkan kalau nonamu
terpaksa bertindak kejam"
-00dw000kz00-
Bab 48
DITENGAH bentakan nyaring, telapak tarigannya diangkat
keatas lalu perlahan-lahan didorong kemuka dengan sejajar
dada.
Selapis hawa pukulan berwarra hijau muda memancar
keluar mengikuti dorongan telapak tangan itu, mengikuti suatu

869
ledakan keras yang memekakkan telinga terdengar jerit
kesakitan memecahkan keheningan,
Dua sosok bayangan manusia mencelat ke belakang dan
toboh terkapar, sementara empat orang imam tua yang lain
terdorong mundur beberapa langkah dengan sempoyongan,
senjata merela terlepas semua dari genggaman.
Dalam sekali genjotan, barisan Lak hap-kiam tin yang
paling di bangga2kan perguruan Kong tong pay telah hancur
dan porak poranda, kekalahan yang derita kawanan imam itu
terhitung mengenaskan sekali.
Jeritan kaget berkumandang dari luar gelanggang, ratusan
jago persilatan pada berdiri tertegun dengan mata terbelalak
Lebar
Paras muka Kui Goan cu berubah jadi pucat keabu-abuan
dengan bibi2 gemetar ia bergumam sendiri:
"Ilmu pukulan Thian tok Ciang hoat.... ilmu pukulan Thian
tok ciang hoat tak ku sangka benar2 tak kusangka.. .”
"Hey hidurg kerbau, ucapanmu memang tepat sekali!
Tampaknya pengetahuanmu luas juga!” sambung Go Siau bi
dengan muka dingin.
Suasana diluar gelanggang kembali jadi gempar.
Menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan, katanya
ilmu pukulan Thian tok siang hoat yang maha dahsyat itu
tercantum dalam sejilid kitab pusaka Thian tok pik liok tak
seorangpun diantara para jago pernah merasakan kehebatan
ilmu pukulan itu, demikian pula dengan Kui Goan cu, ia
bergumam hanya berdasarkan rabaan sendiri, siapa tahu apa
yang ia duga ternyata memang benar.
Kitab pusaka Thian tok pik liok diperoleh leluhur Go Siau bi
yang bernama Hay gwa kiam-khek (jago pedang dari luar
lautan) Go Co beng diatas sebuah pulau kosong yang tak
berpenghuni, ketika berita itu tersiar luas kedalam dunia

870
persilatan, suasana jadi gempar dan banyak jago lihay yang
berdatangan untuk memperebutkan kitab pusaka itu.
Begitu ramai dan gentingnya situasi waktu itu sehingga
akhirnya Put lo sianseng harus turun ke gelanggang untuk
meredakan suasana.
Ayah Go siau Bi yakni ketua perkumpulan Pat gi pang Go
Yu too justru mati dibunuh oleh kawanan perkumpulan Thian
che kau lantaran kitab pusaka tersebut.
Dalam pada itu, Kui Goan- cu telah termenung dan berpikir
beberapa saat lamanya, kemudian ia bertanya:
"Apakah engkau adalah keturunan dari ketua perkumpulau
Pat gi pang??"
Mendengar nama ayahnya diungkap. api kebencian
memancar keluar dari balik mata Go siau Bi sambil menggigit
bibir dia menyahut: "Benar, dia adalah ayahku"
Dipibak lain, pertarungan sengit antara malaikat hawa
dingin Mo siu-ing dengan perempuan baju merah Tonghong
Leng masih berlangsung tiada hentinya, tapi keadaan diantara
mereka berdua sudah rada payah, lama sekali mereka baru
saling menyerang satu gebrakan, kalau di lihat dari keadaan
tersebut jelaslah sudah kalau mereka berdua bakal terluka
parah dan akhirnya mati.
sementara manusia serigala bermuka setan, entah sedari
kapan telah lenyap dari tempat pertarungan.
Diatas tanah menggeletak tujuh sosok mayat yang berada
dalam keadaan mengerikan, perut mereka ter-koyak2, isi
perutnya berhamburan di itulah mayat dari ketujuh orang
pendekar pedang kota Tiong ciu, dari kemampuan manusia
serigala bermuka setan yang masih sanggup memusnahkan
musuhnya walaupun dia dalam keadaan terluka parah, bisa
dibayangkan betapa sesungguhnya jago aneh tersebut.

871
Han siong Kie sendiri setelah makan obat yang diberi oleh
Go siau Bi, per lahan2 sadar kembali dari pingsannya..
Ia segera bangkit berdiri dan berusaha untuk berdiri
dengan kekuatan sendiri
Pandangan matanya waktu itu masih kabur, namun ia
paksakan diri untuk menyapu sekejap sekeliling gelanggang,
tatkala ia menjumpai Go siau Bi berdiri disisinya, sadarlah
pemuda itu akan apa yang telah terjadi.
Perasaan hatinya tergetar keras, rasa menyesal timbul
dalam benaknya, ia jadi teringat kembali akan penampikannya
untuk dinikahkan dengan dara cantik itu.
Go siau Bi sendiri dengan muka murung melirik sekejap
pula kearah Han siong Kie, kemudian ia melengos kearah lain.
Kerlingannya yang amat dingin itu menggetarkan sekujur
badan Han siong Kie, ia merasakan sesuatu yang aneh, suatu
perasaan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
sementara itu semua perhatian ratusan jago persilatan
yang ada disekeliling gelanggang sama2 ditujukan keatas
tubuh pemuda itu.
Dengan rasa menyesal Han siong Kie menjura kearah dara
cantik itu, lalu ujarnya:
"Nona, banyak terima kasih atas bantuanmu, untuk
kesekian kalinya aku telah berhutang budi kepadamu"
Go siau Bi sama sekali tidak berpaling, se-olah2 dara itu
takut kalau sampai beradu pandangan dengan pemuda itu.
Ketika mendengar perkataan lawan, dia menjawab dengan
ketus:
"Engkau telah selamatkan jiwaku ketika masih ada
diwilayah Lian huan tau, sudah sewajarnya kalau kutolong
pula jiwamu, sekarang kita sudah impas, siapapun tidak
berhutang"

872
"Bukan begitu maksudku nona" seru Han sion Kie cepat.
"bagaimanapun juga budi kebaikan dari nona tak akas
kulupakan untuk selamanya, baiklah... untuk sementara waktu
aku mohon diri lebih dahulu"
Berbicara sampai disitu ia lantas putar badan dan berlalu
dari tempat itu..
Kehambaran dan keketusan sikap Han Siong Kie amat
menusuk perasaan hati dara cantik itu ia merasa amat sedih,
apalagi melihat pemuda itu bermaksud pergi dari situ, dengan
gemas hardiknya: " Han siong Kie, jangan pergi dulu"
Terpaksa Han siong Kie batalkan perjalanannya dan
berpaling.
"Apa yang hendak nona katakan?"
"Baru saja engkau sembuh dari luka parah. percayakah
engkau bisa lolos dan sini” tanya Go Siau Bi sambil menggigit
bibir menahan pergolakan emosi.
Dengan pandangan dingin sianak muda itu menyapu
sekejap kearah kawanan jago lihay yang sedang mengawasi
gerak geriknya untuk sesaat ia berdiri tertegun, tapi
keangkuhan membuat ia menjawab dengan ketus :
"Nona tak usah menguatirkan tentang soal ini...aku percaya
masih mampu berlalu dari sini dalam keadaan selamat!"
Betapa sedihnya hati Go Siau Bi melibat kekerasan hati
pemuda iiu, tanpa sadar matanya jadi merah, hampir saja air
matanya jatuh berlinang.
"Kau...kau..."'
Ia tak mampu melanjutkan kata2 tersebut akhirnya tak
kuasa lagi titik air mata jatuh berlinang membasahi pipinya.
Han Siong Kie tidak menunjukkan sesuatu reaksi, hanya
dalam hati dia berpikir :

873
”Selama hidup aku tak akan mencintai perempuan macam
apapun...aaahh, tidak kecuali Tonghong Hui. hanya dia yang
kucintai...sayang..aaai.. ia telah pergi..pergi entah kemana"
Dalam keadaan seperti ini dia tak ingin melanjutkan
pertarungan dengan jago2 persilatan itu. sebab luka dalam
yang dideritanya cukup parah, lagipula diapun tak ingin
menambah jumlah korban yang mampus akibat kejadian
tersebut.
Selain itu diapun menguatirkan keselamat an dari kelima
orang tianglonya, maka dari itu buru2 pemuda ini ingin berlalu
dari sana.
Agak lama Go Siau Bi termenung, akhirnya ia membentak
dengan suara nyaring :
”Han Siong Kie ! EagKau telah menghina diriku, aku akan
membuat perhitungan dengan kau !”
"Menghina?" ucap sang pemuda dengan wajah tertegun
"kapan aku pernah menghina dirimu?"
”Dalam hati engkau toh mengetahui dengan jelas !”
”Nona, aku benar2 tak tahu bagaimana aku bisa menghina
nona??”
Air mata semakin deras membasahi pipi Go Siau Bi,
akhirnya ia tundukkan kepala nya rendah2.
Sebenarnya dia hendak menegur apa sebabnya pinangan
kakeknya dia tolak, padahal dalam pertolongan yang diberikan
pemuda itu sebanyak dua kali, tubuh mereka sudah saling
bergesek dan bagian tubuhnya yang tertentu telah diraba pula
oleh sianak muda itu.
Tentu saja sebagai seorang gadis yang masih perawan, ia
tak sanggup mengemukakan kata2 itu.
Bayangan tubuh perempuan yang lain melintas dalam
benaknya, itulah bayangan tubuh dari Tonghong-Hui.

874
"Aaah benar, setelah ada dia, mana mungkin pemuda itu
bersedia mencintai dirinya?"
Tapi. ..relakah hatinya melepaskan pemuda itu dengan
begitu saja? Tidak... sekali lagi tidak. kalau toh tiada harapan
menjadi miliknya, ia tak akan membiarkan pemuda itu terjatuh
kedalam pelukan orang lainsuatu
ingatan yang menakutkan terlintas dalam benaknya.
" Haruskah kubunuh perempuan itu? Haruskah kulakukan
hal itu demi kebahagiaan pribadiku? Agar pemuda itu terjatuh
ketanganku?"
Begitulah cinta.. cinta muda mudi, suatu kejadian yang bisa
mendatangkan kebahagiaan tapi dapat pula mendatangkan
bencana..
Walaupun Go siau Bi adalah seorang gadis yang halus budi,
tapi karena pengaruh cinta, ia telah berubah..
Hawa pembunuhan menyelimuti seluruh wajahnya, dia jadi
meringis dan tampak menyeramkan. .
"Han siong Kie, engkau akan kubunuh?" jeritnya.
"Kenapa..??" tanya Han siong Kie dengan hati tercekat,
tanpa sadar ia mundur satu langkah kebelakang.
"sebab engkau telah menghina aku, menganiaya aku, maka
engkau harus kubunuh.."
"Nona, katakanlah alasanmu yang sejujur2nya, kalau aku
memang pernah menghina engkau atau menganiaya dirimu,
aku bersumpah tak akan melawan, akan kubiarkan nona turun
tangan sekehendak hatimu"
"Dalam hati engkau jauh lebih jelas, kenapa musti
ditanyakan lagi..?" seru Go siau Bi meringis seram.
"Aku tidak memahami"

875
"Baik, kalau engkau belum paham, inilah yang akan
membuat kau jadi paham"
seraya berkata telapak tangannya diayun kemuka,
segulung angin pukulan yang amat santar langsung
menggulung kedepan.
"Duuukk" dengan telak pukulan itu bersarang di atas dada
lawan.
Diiringi jerit tertahan karena kesakitan tubuh Han siong Kie
mencelat sejauh satu kaki dari tempat semula, darah segar
muntah keluar dari mulutnya, tapi ia tetap berdiri dengan
sempoyongan, mukanya yang tampan berubah hebat
sehingga kelihatan mengenaskan.
seperti mendapat pukulan batin yang amat dahsyat sehabis
melancarkan serangan, itu Go siau bi berdiri menjublak.
sementara air mata yang bercucuran mengalir keluar semakin
deras.
Tentu saja pukulan yang ia lancarkan itu hanya
menggunakan tenaga sebesar tiga bagian, kalau tidak.. sedari
tadi si anak muda itu tentu sudah menggeletak sebagai mayat.
Dara itu berdiri tertegun, termangu ....seperti orang bodoh,
mimpipun ia tak menyangka kalau Han siong Kie tak akan
menghindarkan diri, melainkan menerima datangnya serangan
tersebut dengan tubuh sendiri sambil menyeka darah kental
yang menodai ujung bibirnya, Han siong Kie tertawa getir.
Ia mengerti Go siau Bi bukan sungguh2 ingin
membinasakan dirinya, rasa cintalah yang mengakibatkan ia
berbuat demikian.
Walaupun begitu, kejadian tersebut tidak sampai merubah
perasaan hatinya terhadap diri Go siau Bi, sebab dia
membenci kaum wanita, tentu saja kecuali Tonghong-Hui
seorang..

876
Pada saat itulah empat tosu tua dari partai Kong tong serta
kawanan jago lihay dari perkumpulan tujuh walet per lahan2
telah maju kembali menghampiri Han siong Kie. Ketegangan
kembali mencekam seluruh gelanggang.
Waktu itu Han siong Kie masih belum merasa kalau mara
bahaya telah mengancam dirinya.
Pertarungan antara malaikat hawa dingin Mo Siu-ing
dengan Ang Nio-cu Tonghong Leng telah mencapai pula pada
puncaknya, kedua belah pihak sama2 muntah darah segar,
namum mereka masih tetap saling menyerang, saling
menyergap dengan ganasnya, dari keadaan tersebut
tampaknya sebelum salah seorang mampus maka pertarungan
itu tak akan diakhiri..
Disaat yang kritis itulah tiba2 terdengar desiran angin tajam
kembali menggema dari kejauhan..
Semua jago yang hadir dalam gelanggang rata2 tertarik
perhatiannya oleh suara aneh itu..
Hembusan angin aneh telah sirap, ditengah gelanggang
tahu2 telah bertambah dengan sebuah benda, itulah tergkorak
berwarna merah darah.:
Lambang dari pemilik benteng maut tiba2 muncul ditempat
itu, rata2 para jago yang hadir di tempat itu sama2 dibuat
terperanjat sehingga tak mampu berbicara...
Empat imam tua dari partai Kong-tong maupun kawanan
jago dan perkumpulan tujuh walet segera mundur kebelakang
dengan hati tercekat..
Sebaliknya Ban Siong Kie merasikan pergolakan darah
panas dalam rongga dadanya..
Maut, kengerian dengan cepat menyelimuti seluruh
gelanggang pertarungan..
"Tengkorak maut!!'.

877
"Tengkorak maut!!"
Suasana jadi amat gaduh, semua orang menjerit kaget dan
rata2 mereka pada mundur dengan ketakutan.
Hembusan angin tajam kembali membelah angkasa.
seorang manusia aneh berbaju hijau, bermain cadar tahu2
sudah berdiri di-tengah gelanggang,
Dia., bukan lain adalah pemilik benteng maui, Tengkorak
maut yang disegani setiap jago.
Dengan sorot mata yang amat tajam Tengkorak maut
menyapu sekejap seluruh gelanggang, kemudian hardiknya
dengan suara menyeramkan:
"Semuanya pergi dari sini!"
Bagaikan mendapat pengampunan, kawanan jago lihay
baik dari golongan putih maupun dari golongan hitam yang
berkumpul disana secepat kilat pada kabut dari situ. dalam
waktu singkat suasana yang semula penuh sesak dengan
manusia kini sudah kosong melompong.
Hanya empat orang saja yang tetap tak berkutik dari
tempat semula, mereka adalah Malaikat hawa dingin, Aag Nio
cu, Han siong Kie serta Go Siau bi..
Paras muka malaikat hawa dingin Mo siu ing beberapa kali
berubah hebat, akhirnya per-lahan2 ia berlalu dari sana.
sekarang dalam gelanggang yang luas tinggal tiga orang
belaka, yaitu Han siong Kie, Go siau Bi serta Ang Nio-cu
Tonghong Leng.
sorot mata tengkorak maut yang tajam per tama2 berhenti
diatas wajah Han siong Kie.. kemudian beralih ke atas wajah
Go siau Bi dan akhirnya berhenti diatas tubuh Ang Nio cu,
nenek baju merah itu.
Keadaan dari nenek baju merah itu sudah amat payah,
pertarungannya melawan Malaikat hawa dingin telah

878
menguras hampir sebagian besar kekuatan tubuhnya,
sekarang tatkala dilihatnya kemunculan dari tengkorak maut,
paras mukanya berkerut kencang, ia seperti mau
mengucapkan sesuatu tapi akhirnya niatnya itu dibatalkan.
Han siong Kie sendiripun putar otak memikirkan persoalan
itu, ia sadar luka dalam yang dideritanya cukup parah,
sebelum tenaga dalam yang dimilikinya pulih seperti sediakala,
jelas dia bukan tandingan dari Tengkorak maut.
Baik musuhnya ini Tengkorak maut asli ataupun tengkorak
maut gadungan, yang jelas lebih banyak bencana daripada
rejeki bagi dirinya.
Go siau Bi sendiri hanya pernah mendengar nama besar
Tengkorak maut. selama hidup baru pertama kali ini ia
berjumpa dengan jagoan lihay yang disegani banyak orang.
Dengan kemampuan yang dia miliki sekarang, bukan suatu
pekerjaan yang sulit bila dia hendak berlalu dari situ, akan
tetapi suatu kekuatan yang aneh membuat ia tak mampu
menggeserkan tubuhnya.
Kenapa bisa begitu? Kegantengan dan kegagahan Han
siong Kie telah menarik perhatiannya, dia mencintai pemuda
itu kendati diapun membenci dirinya.
Lama sekali Tengkorak maut mengamat ke tiga orang
musuhnya, kemudian selangkah demi selangkah ia
menghampiri Han siong Kie.
Tercekat perasaan hati Go siau Bi, rupanya diapun dapat
merasakan apa maksud dan tujuan kedatangan dari
Tengkorak maut ini.
Cinta memang buta, dia tak dapat membedakan mana
bahaya mana aman, cinta membutuhkan pengorbanan, dan
Go siau Bi rela berkorban demi kekasihnya. Ia langsung
meloncat kedepan, menghadang dihadapan Han siong Kie.

879
sianak muda itu merasa sangat terharu cepat ia berseru:
"Nona. berlalulah dari sini"
"Kenapa?"
"Engkau bukan tandingannya"
"Memangnya engkau sanggup melawan dia?" dara itu balik
bertanya.
"Ini adalah urusan pribadiku, aku cuma minta kepadamu,
tak usahlah mencampuri soal ini"
"Tidak Aku tak akan pergi dari sini"
Tiba2 Han siong Kie mendorong tubuh dara itu ke arah
samping, dalam keadaan sama sekali tak siap tubuh Go siau Bi
segera mencelat sejauh satu kaki lebih..
"Ehh.. Han siong Kie, apa2an kau ini?" teriak gadis itu
dengan marah." apa maksudmu mendorong aku?"
"Nona, toh sudah kuterangkan bahwa persoalan ini adalah
urusan pribadiku, buat apa engkau musti mencampurinya..."
Belum sempat ia menyelesaikan kata2nya, tengkorak maut
mendadak sudah muncul dihadapannya.
Dengan cekatan Han siong Kin mundur tiga langkah
kebelakang, paras mukanya berubah hebat. .
Tengkorak maut tertawa seram. tiba2 ia ayun telapak
tangan kanannya kedepan.
" Engkau berani melukai dirinya?" bentakan nyaring
menggeletar diangkasa, dengan nekad Go siau Bi
menghadang dihadapannya.
Menyaksikan kemunculan dara itu, dengan cepat Tengkorak
maut menarik kembali serangannya.
"Eeh budak ingusan" ia berseru "hari ini engkaupun tak
usah tinggalkan tempat ini dalam keadaan hidup, setelah

880
kematianmu ini maka dendam tersebut haaah haah haaahh
biarlah Put lo sianseng yang bikin perhitungan sendiri"
"Tengkorak maut " bentak Go siau Bi dengan marah,
"jangan anggap kau adalah seorang jagoan, bagi nonamu
Hmm engkau tak lebih cuma seorang manusia kacoak"
"'Bagus.. bagus tak nyana dara semuda engkau memiliki
nyali yang amat besar, ini hari aku akan menyempurnakan
dirimu! Nah... pulanglah kerumah nenekmu"
Seraya berkata sebuah pukulan yang maha dahsyat
dilontarkan kearah Go Siau bi, serangan tersebut cepat
bagaikan sambaran kilat dan dahsyat ibarat ambruk nya
sebuah bukit Tay san.
Go Siau bi tak berani menyambut serangan tersebut
dengan keras lawan keras, cepat ia berkelit kesamping dengan
suatu gerakan, yang cepat tapi lincah.
Menyaksikan serangannya mengenai disasaran yang
kosong Tengkorak maut melancarkan kembali serangannya
yang kedua.
Go Siau bi rnenggertak gigi tiba2 sepasang telapak
tangannya didorong kedepan segulung asap hijau yang amat
tebal dengan cepat meluncur kemuka.
Rupanya Tengkorak maut taho lihay dengan terperanjat ia
berseru tertahan:
"Haaa..?? Ilmu pukulan Thian tok ciang-hoat!”
Suatu benturan keras menimbulkan ledakan yang
menggelegar diudara, pasir dan debu beterbangan memenuhi
seluruh angsasa, termakan oleh dorongan angin pukulan itu
Tengkorak maut terdorong dua langkah kebelakang.
'Go Siau Bu amat kegirarang, ia sama sekali tidak
menyangka kalau ilmu pukulan Thian tok ciang-hoat yang

881
dimilikinya sanggup memukul mundur Tengkorak maut yang
ditakuti banyak orang.
"Hey budak, lihat toya!" tiba2 Ang Nio-cu membentak
keras.
Mengikuti suara bentakannya itu, Tong hong Leng putar
toya rotannya dan langsung membabat kearah Go Siau Bi
dengan hebatnya.
Tindakan dari Ang Nio cu ini sama sekali diluar dugaan
siapapun, tak pernah diduga kalau Ang Nio cu bakal
membantu Tengkorak maut untuk menghajar dara tersebut.
Dalam kejutnya cepat Go Siau Bi melesat kesamping untuk
menghindar, kemudian telapak tangannya, berputar
melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
"Blaamm!" ditenga benturan keras toya nya hampir saja
terlepas dari genggaman, nenek itu mundur beberapa langkah
kebelakang dengan sempoyongan.
Bukannya nenek tua itu tidak becus, justru karena
pertarungannya melawan malaikat hawa dingin, hampir saja
semua tenaga dalam yang dimilikinya terbuang musnah.
Karena itulah pukulan dari Go siau bi yang kelihatan sangat
enteng tak mampu di hadapinya.
Justru pada detik itu pula tiba2 Tengkorak maut tertawa
seram, sambil loncat kemuka dan lepaskan sebuah pukulan
keatas tubuh Han siong Kie.
Walaupun sianak muda itu masih lemah, tenaga dalam
yang dimilikinya belum pulih kembali, akan tetapi ia tak sudi
menyerah dengan begitu saja, sisa tenaga lwekang yang
dimilikinya dihimpun menjadi satu kemudian menangkis
ancaman yang tiba dengan kekerasan.
"Blaammm.." dengan disertai benturan yang keras pemuda
itu menjerit kesakitan.

882
Dengan sempoyongan Han siong Kie terdorong mundur
kebelakang, kemudian terkapar diatas tanah dan tak mampu
berkutik lagi.
-000dw000-
Jilid 24
BETAPA terperanjatnya hati Go Siau Bi, ia segera
membentak kerai : "Tengkorak maut. nonamu akan beradu
jiwa dengan kaul"
Ia loncat kedepan, sebelum kakinya men capai permukaan
tanah, pukulan dahsyat Thian tok ciang hoat telah dilepaskan
dengan sepenuh tenaga.
Rupanya Tengkorak maut sadar akan ke dahsyatan ilmu
pukulan lawannya. cepat dia menghindar kesamping.
Sekali lagi Go Siau Bi loncat kedepan dan menubruk kearah
Tengkorak maut dengan ganasnya, telapak tangan diayun
berulang kali melancarkan lima buah serangan berantai.
kelima jurus serangan itu semuanya aneh dan jarang dijumpai
dikolong langit.
Dalam waktu singkat Tengkorak maut telah dipaksa
mundur sejauh tiga langkah ke belakang.
Suatu pertarungan sengitpun dengan cepat berkobar..
Tenaga dalam yang dimiliki Go siau Bi berasal dari kitab
pusaka Thian tok pit-liok, ditambah pula mendapat bimbingan
langsung dari kakeknya Put lo sianseng. sudah tentu
kemampuan yang diperolehnya sekarang bukan saja amat
dahsyat bahkan sukar ditandingi oleh kawanan jago persilatan
kelas satupun.

883
Diam2 Tengkorak maut merasa terperanjat oleh
ketangguhan dara muda itu, semua serangan yang ditujukan
kearahnya rata2 memakai jurus serangan yang aneh dan
sama sekali berlawanan dengan peraturan pada umumnya,
Bukan saja bayangan telapak menyelimuti seluruh angkasa,
bakkan memimiki pula suatu daya hisap yang sama sekali tak
berujud, membuat serangan balasan yang di lancarkan tak
mampu digunakan dengan sepenuh tenaga.
sekalipun begitu, Tengkorak maut masih bertarung
melawan musuhnya dengan sistim pertarungan yang sama
sekali tak berubah, rupanya dia ada hasrat untuk melenyapkan
Go siau Bi dari muka bumi, oleh karena itu sepanjang
pertarungan berlangsung dia hanya bertahan tanpa
melakukan perlawanan, tentu saja kesemuanya ini disebabkan
karena ia sedang melaksanakan suatu taktik pertarungan, dia
hendak menunggu sampai tibanya kesempatan yang baik
untuk mulai bertindak.
seperminum teh sudah lewat, namun pertarungan masih
berjalan dengan serunya, kedua belah pihak tetap bertahan
pada posisi semula, tiada yang menang dan tak ada yang
kalah.
Mengikuti jalannya pertarungan itu, Ang Nio cu Tonghong
Leng cuma bisa berdiri dengan mata terbelalak mulut
melongo, ia percaya tenaga dalam yang dimilikinya masih
belum berhasil mencapai ketingkat yang begitu tingginya.
Han siong Kie sendiri dtngan mengandalkan pula tenaga
yang masih dimilikinya teLah berhasil bangkit berdiri dari atas
tanah, hanya saja dengan kondisi tubuhnya sekarang, jangan
toh untuk berkelahi, untuk berdiri tegakpun dia tak mampu.
Dengan pandangan kaku ia mengikuti jalannya pertarungan
yang sedang berlangsung ditengah gelanggang.
Tahu2.. .Tengkorak maut melancarkan beberapa buah
serangan berantai memaksa Go Siau Bi terdesak mundur

884
beberapa langkah kebelakang, sepasang telapak tangannya
dihadapkan satu sama lain. kemudian digosok dan dilontarkan
kedepan..
Han Siong Kie tahu bila tengkorak maut hendak
mengeluarkan ilmu anehnya yang bisa membuat orang tak
mampu mengerahkan tenaga dalamnya, ia jadi sangat gelisah,
cepat teriaknya :
"Nona, haii2;..dia.."
Waktu itu Go Siau Bi sedang siap melancarkan serangan
balasan, ketika telapak tangan musuh dilontarkan kearahnya,
tiba2 ia merasakan hawa murninya musnah dan tak sanggup
dihimpun kembali.
Betapa terkejutnya sang dara msnghadipi kejadian aneh
itu, ingatan kedua belum sempat terlintas, tahu2 sepasang
telapak tangan dari Tengkorak maut telah meluncur tiba...
"Duuk ..!" diiringi jerit kesakitan yang memilukan hati,
ibarat layang2 putus benang, tubuh sang dara itu mencelat
sejauh tiga kaki lebih dan roboh terkapar diatas tanah.
Han Siong Kie pejamka i miunya rapttl. dalam hati dia
mengeluh :
"Aah.. habislah sudah riwayat dan Go Siau Bi.."
Terbayang betapi pengorbanan dari dara itu disebabkan
untuk menyelamatkan jiwa nya, sianak muda itu merasa
hatinya amat sakit bagaikan di-iris2, tak kuasa lagi ia muntah
darah segar.
Ang Nio co Tonghong Leng maju selangkah dengan muka
terharu, ia seperti mau mengucapkan sesuatu..
Tengkorak maut tertawa seram, gelak tertawa penuh rasa
bangga, dia ayunkan telapak tangannya keatas tanah dan
menghisap kembali lambang tengkoraknya yang menggeletak

885
diatas tanah, kemudian sambil menyambar tubuh Han Siong
Kie dia berlalu dari situ.
Han Siong Kie sama sekali tak dapat ber kutik, ia cuma
berdiam diri dalam kempitan tengkorak maut itu. ia tahu
percuma ba nyak bicara dalam keadaan seperti ini..
Terbayang kembali akan dendam berdarah dari
keluarganya yang belum sempat terbalas, kemudian pesan
gurunya yang belum di laksanakan, ia makin sedih rasanya.:
Tiba2 ia teringat kembati akan lencana Ok kut cu pay serta
pusaka Hud jiu po pit yang berada dalam sakunya, pemuda itu
semakin gelisah, ia tahu lencana pusaka itu dapat digunakan
untuk memimpin perguruan Thian lam sedangkan pusaka itu
dapat mempelajari sejenis ilmu silat yang tiada taranya
dikolong langit, jika ke dua2nya sampai terjatuh ketangan
tengkorak maut, maka akibatnya sukar dilukiskan dengan
kata2. otaknya mulai berputar untuk mencari jalan
pemecahan, ia berusaha mencari akal untuk mengatasi
bencana itu.
Serentetan pegunungan berbatu yang tinggi menjulang
didepan mata, Tengkorak maut langsung meluncur kearah
tebing batu itu, hanya sebentar saja mereka sudah berada
diatas puncak bukit berbatu yang terjal.
Pemuda itu tak tahu kemana dia akan dibawa oleh
musuhnya ini, diapun tak tahu hukuman apa yang bakal
dijatuhkan atas dirinya.
Sesosok bayangan kecil mengikuti gerak-gerik dari
Tengkorak maut dari tempat kejauhan, orang itu memang
cukup lincah dan lihay, terbukti jago yang maha sakti itupun
tak sadar kalau jejaknya sedang diikuti oleh seseorang.
Setelah melewati sebuah tebing yang curam, akhirnya
sebuah lembab jurang yang dalam terbentang didepan mata,
kabut tebal menyelimuti sekitar jurang tersebut hingga sukar
dihitung berapa dalamnya jurang tersebut.

886
Satu ingatan mendadak terlintas dalam benak Han siong
Kie, pikirnya:
"Daripada aku mati konyol ditangan keparat ini, apa
salahnya kalau aku ajak bangsat ini untuk ber-sama2 terjun
kedalam jurang? Asal dia mampus dan akupun mati, maka
kedua macam benda mustika inipun tak akan sampai terjatuh
ketangan seorang gembong iblis seperti dia.."
Begitu ingatan tersebut melintas dalam benaknya, diam2
sisa hawa murni yang masih dimilikinya dihimpun menjadi
satu, kemudian dengan sepenuh tenaga ia totok jalan darah Ki
hay hiat ditubuh Tengkorak maut.
Tindakan ini memang lihay dan sama sekali diluar dugaan
Tengkorak maut, sayang totokan itu kurang tangguh sehingga
cuma mampu mendatangkan sedikit luka baginya. Walaupun
luka itu sangat lirih, akan tetapi berakibat besar sekali, dengan
serta merta Tengkorak maut melepaskan kempitan nya..
Begitu terlepas dari cekalan, Han Siong Kie terguling ditepi
jurang yang amat dalam itu, kemudian dalam beberapa
gulingan berikutnya, ia sudah terjerumus kedalam jurang yang
amat dalam itu.
Tengkorak maut berusaha menyambar korbannya, namun
tak berhasil, akhirnya ia cuma bisa memandang dasar jarang
yang amit dalam itu dengan pandangan kesima.
Sementara itu bayangan kecil mungil yang mengikuti jauh
di belakang telah menyaksikan pula semua peristiwa yang
terjadi didepannya, apalagi setelah mengetahui bahwa acak
muda itu tercebur kedalem jurang. ia merasa hatinya remuk
rendam langkahnya jadi sempoyongan dan hampir saja orang
itu roboh tak sadarkan diri
Siapakah orang itu?
Siapa lagi kalau bukan Tongbong Hui. gadis yang telah
berpisah dergan suatu ciuman panjang..

887
Biaa dibayangkan sampai di manakah sedihnya perasaan
hati Tonghong Hui sesudah menyaksikan engkoh Kie yang
tercinta tercebur kedalan jurang, pandangan matanya jadi
gelap dan hampir saja ia ikut tercebur kedalam jurang.
"Ooh. ayah, engkau benar2 berhati kejam, mengapa kau
bunuh Kekasih hatiku..? Oh. ayah. mengapa engkau begitu
tega menyiksa perasaan anakmu? Tahukah engkau ayah,
hidupku terasa jadi kosong tanpa kehadirannya, dan kini
engkau membinasakan dirinya dihadapanku ,ooh, apa artinya
kehidupanku ini . ? Oi, kejam, kejam,, ayah. engkau terlalu
kejam . " gumamnya lirih.
Berapa kali dia bermaksud memburu ke tempat kejadian
dan ingin melihat bagiimanakah keadaan dari kekasihnya, tapi
setiap kali keinginannya itu selalu dibatalkan.
Sekarang dia hanya mengharapkansesuatu berharap agar
ayahnya.. Tengkorak maut cepat2 berlalu dari sana.
Air mata jatuh bercucuran membasahi seluruh wajahnya,
butiran air mata telah mengaburkan pandangannya,,.
Gadis itu jadi tertegun...berdiri menjublak dengan pikiran
kosong, ia merasa se-olah2 telah menyaksikan mayat engkoh
Kienya menggeletak dengan badan remuk. Ia se-akan2
merasa telah melihat darah segar yang menggenangi seluruh
permukaan tanah jauh didasar jurang sana..
Dalam keadaas seperti ini dia ingin menangis, yaa
menangis se-keras2nya, agar semua kedukaan dan kepedihan
hatinya dapat tersalur keluar, agar pikiran maupun
perasaannya jadi lega dan enteng..
Akan tetapi gadis itu tak berani berbuat demikian, ia kuatir
perbuatannya itu akan mengejutkan ayahnya, bila Tengkorak
maut sampai tahu kalau dia berada disini, maka keadaannya
pasti akan bertambah runyam..

888
Apa boleh buat? Dara itu hanya bisa bersandar disisi
sebatang pohon sambil menahan isak tangisnya, ia menangis
tanpa suara, hanya air matanya jatuh bercucuran dengan
derasnya.
Lama.... lama sekali, entah berapa waktu sudah lewat,
tiba2 gadis itu seperti teringat sesuatu, ia bangkit dan
bergumam lagi:
"Baiklah, meskipun selama hidup kami tak dapat hidup
berbahagia sebagai suami istri, biarlah kami mati dalam satu
liang, diaa m baka sana tak akan kutemui dendam sakit hati,
tiada permusuhan ataupun perasaan, perkawinan kami tak
akan dihalangi lagi oleh kenyataan yang kejam, yaa, disitulah
kami akan hidup bahagia, tempat itu memang tempat yang
paling cocok bagi kami untuk membina keluarga . Akhirnya
Tengkorak maut telah berlalu, berlalu tanpa meninggalkan
bekas.
Dengan hati yang pedih dan isak tangis yang menjadi,
Tonghong Hui mendaki keatas tebing curam itu, pukulan batin
yang amat berat itu se-olah2 merubah gadis yang kosen ini
menjadi seorang anak dara yang lemah, begitu lemahnya
sampai2 untuk melangkah pun rasanya amat berat.
setelah bersusah payah toh akhirnya sampai juga gadis itu
ditebing tersebut, persis dimana Han siong Kie tercebur
kedalam jurang, ia berdiri termangu, berdiri kaku bagaikan
patung arca, sedikitpun tidak bergerak ataupun berbicara.
Angin gunung berhembus sepoi mengibarkan rambutnya
yang hitam pekat dan panjang terurai sepanjang pundak itu.
sekilas cahaya semu menyelimuti wajahnya yang layu,
kusut dan murung karena dimakan oleh pikiran dan siksaan
batin yang berat, begitu pula rasanya membuat hati orang tak
tega
Perasaan hatinya saat ini bagaikan air yang tenang, tiada
harapan, tiada keinginan dan tiada kenangan, semuanya se

889
akan2 sudah tiada, semuanya telah berlalu dan lenyap dengan
begitu saja.
Memandang jurang yang ternganga didepan matanya, serta
kabut tebal yang menyelimuti mulutjurang tersebut, ia berdiri
mendelong, matanya memandang kaku kedepan, ia merasa se
akan2 sukma engkoh Kie-nya sedang menggapai kepadanya,
serta memanggil dia agar cepat menyusulnya kealam baka.
Akhirnya gadis itu tak mampu mengendalikan diri lagi, ia
menjerit keras dan terjun kedalam jurang yang tiada tara
dalamnya itu ..
"Engkoh Kie.. engkoh Kie Tunggulah aku.. sebentar lagi
akan kususul dirimu di alam baka.."
Jeritannya makin lirih, makin lama makin kecil dan akhirnya
lenyap. lenyap tertelan perut bumi..
suasanapun menjadi tenang kembali, keheningan kembali
mencekam jagad, yang terdengar hanya hembusan angin
gunung.. tiupan angin yang sepoi2..
Bagaimanakah nasib gadis yang cantik tapi bernasib
malang itu? Mungkinkah jiwanya melayang tertelan oleh
jurang yang dalam..? Tiada seorangpun yang tahu. Hanya
Thian lah yang maha kuasa dan Thian lah yang maha tahu..
"Yaa.. memang besar pengaruh dari cinta, memang
taksalah lagi kalau orang mengatakan bahwa cinta itu buta,
cinta dapat membuat orang lupa segala2nya, melakukan
segala-galanya tanpa dipikir panjang lagi.. siapakah yang
dapat membantah kenyataaan ini?
-oo0dw0oo-
Bab 49

890
SEMENTARA itu marilah kita mengikuti pengalaman yang
ditemui Han Siong Kie setelah terlepas dari cengkeraman
Tengkorak maut gadungan.
Setelah terlepas dari cengkeraman musuh ia sengaja
menggelinding dengan harapan bisa menjauhi musuhnya itu.
apa lacur tubuh nya tercebur kedalam jurang yang dalam yang
tertelan oleh kabut yang tebal.
Menghadapi saat2 terakbir menjelang kematiannya ini,
anak mula tersebut sama se kali tidak gugup. malahan ia jauh
lebih tenang dari waktu2 biasa, ia merasa kematian tidaklah
menakutkan, sebab dalam kenyataan memang tiada
sesuatupun yang bisa menakutkan hatinya.
Ia lebih rela mati daripada serahkan jiwa raganya dan
kedua macam benda mustika dari dunia persilatan itu
ketangan Tengkorak maut gadungan, karena ketidak
relaannya inilah maka dia mengambil keputusan untuk
menghabisi jiwa sendiri sambil membawa pula benda tersebut.
Tak lama setelah badannya terjatuh ke dalam jurang, tiba2
ia merasakan sekujur badannya bergetar keras, se-akan2 ia
terjatuh diatas sebuah benda yang lunak, menyusul kemudian
tubuhnya memental balik keudara dan melayang turun
kembali kebawah.
Keadaan tersebut berlangsung sampai beberapa kali. di
mana akhirnya pemuda itu jatuh tak sadarkan diri.
Entah berapa lama kembali sudah lewat, ketika ia tersadar
kembali dari pingsannya, pemuda itu merasakan sekujur
tulang belulangnya amat sakit seperti patah2, otot badannya
seperti sudah terlepas serius, sedikit pun tiada tenaga yang
bisa digunakan.
Kabut amat tebal, bepitu tebalnya hingga menutupi seluruh
pemandangan disekeliling tempat itu, jangankan memandang

891
ketempat jauh, untuk melihat kelima jari sendiripun susah
sekali.
Anak muda itu tak tahu sekarang dia berada dimana, tapi
ada satu hal yang membuat dia merasa kegirangan, ternyata
jiwa nya lolos dari lubang jarum, ia tidak mati!
Perlahan dia meraba tanah disekelilingnya, ia merasa
tububnya berada diatas sebuah jaring yang terdiri dari
tumpukan rotan yang kuat, apakah rotan itu bergelantungan
ditengah udara? Ataukah didasar jurang? anak muda itu tak
dapat membayangkan ....
Tapi yang jelas apabila ia tidak kebetulan terjatuh diatas
tumpukan rotan itu, niscaya jiwanya sudah melayang.. mati
dengan tubuh hancur berantakan.
Dalam keadaan begini, terasalah pelbagai perasaan
berkecamuk menjadi satu, rasa dendam benci, cinta dan
hutang budi membuat pikirannya serasa kalut sekali.
Tapi dengan cepat ia dapat menguasahi diri, ia mengambil
keputusan untuk menyembuhkan dahulu luka yang
dideritanya, setelah itu baru mencari jalan keluar untuk lolos
dari sana.
sambil menggigit bibir menahan sakit di badan, ia bangkit
dan duduk bersila, kemudian setelah pejamkan mata dan
pusatkan perhatiannya menjadi satu, sisa hawa murni yang
masih ada dalam tubuhnya perlahan-lahan dikumpulkan dan
dihimpun kembali untuk menerobosi jalan darahnya yang
tersumbat.
Mula2 dia merasa kepayahan, tapi setelah dicoba.. dan
dicobanya berulang lagi, akhirnya ia berhasil juga
mengumpulkan sisa kekuatan itu menjadi satu.
Begitulah dengan andalkan sisa kekuatan yang berhasil
dihimpun itu, ia salurkan hawa murni tersebut untuk
menembusi jalan darah Wi liu hiat, kemudian dengan melalui

892
jalan darah seng hwan hiat, son pi hiat, siang kwan hiat dan
thian cu hiat mencapai Ni wan Tong.
Dari situlah hawa murninya per lahan2 disalurkan menuju
kebawah, dengan melalui jalan darah sin teng hiat,
menyeberangi ciau kiau hiat kemudian menembusi cap ji, co
lo, ciang kiong. oei teng dan ki hay hiat langsung terhimpun
kembali dalam pusar.
Berhasil dengan yang pertama, pemuda itu ulangi kembali
latihannya sekali demi sekali.
Akhirnya ia berhasil menghimpun kembali hawa murninya,
terasahlah aliran hawa panas mulai mengitari sekujur
tubuhnya.
Dalam Waktu singkat pemuda itu sudah duduk "Tenang"
dan lupa segalanya..
Berapa lama sudah lewat entahlah, sebab jurang itu amat
gelap dan selalu tertutup kabut tebal, siang atau malam
susahlah untuk ditentukan ataupun dibedakan.
Akhirnya Han siong Kie berhasil menyelesaikan semedinya,
ia merasa tubuhnya jadi segar dengan kekuatan hawa murni
yang penuh, ketika matanya dipentang kembali maka
pemandangan disekitar situpun dapat terlihat dengan jelasnya.
Apa yang diduga semula ternyata tak meleset, dia memang
berada diatas sebuah jaring rotan yang tebal, nun jauh diatas
situ merupakan tebing2 berbatu karang yang terjal dan tajam.
Ketika ia coba memandang jauh kebawah lagi, maka
tampaklah dasar jurang itu kurang lebih masih ada lima kaki
dibawahnya.
Batu runcing bagaikan pisau berserakan di mana2, bisa
dibayangkan apa jadinya bila tubuh seseorang sampai jatuh
menimpa batu cadas tersebut.?

893
Diam2 anak muda itu menarik napas panjang untuk
menenangkan perasaan hatinya yang bergolak kencang, ia tak
bisa membayangkan bagaimana seandainya ia bukan terjatuh
diatas jaring rotan itu, melainkan jatuh tepat diatas tumpukan
batu runcing itu?
Dalam keadaan begini, satu bayangan terlintas dalam
benaknya, bayangan wajah seseorang yang cantik namun
diliputi kemurungan dan kesedihan, itulah bayangan wajah
dari Go siau Bi.
Han siong Kie masih ingat, dikala dia di bawa kabur
Tengkorak maut gadungan- gadis itu berusaha mencegah
kejadian itu tapi akhirnya ia kena dihajar sampai mencelat
pula.
Tak tahan ia menghela napas panjang dan bergumam lirih:
"Aaai... Dia mati lantaran aku, itu sama artinya akulah yang
telah membinasakan dirinya, hutang budi ini susah rasanya
untuk dibayar lagi.. aaai Dia memang seorang gadis yang
bernasib malang"
Tak kuasa dua titik air mata jatuh berlinang membasahi
pipinya..
Yaa, pemuda ini merasa sedih, bersedih hati demi
seseorang yang mencintai dirinya tanpa menerima cinta
balasan darinya, yang kemudian mati karena membela dirinya,
berusaha menyelamatkan jiwanya.. Itulah Go Siau Bi, gadis
yang bernasib malang "Suatu saat, aku pasti akan
membalaskan dendam bagi kemariannya. tapi, dapatkah ia
bersstirahat dengan tenang dialam baka?"
Pikirannya terasa makin kalut dan kacau. ia murung
bercampur kesal,.murung karena memikirkan pelbagai
persoalan yang berkecamuk menjadi satu dalam benaknya..
Sementara dia masin termenung sambit melamun. tiba2
dari sisi tubuhnya berkumandang suara rintihan kesakitan,

894
meskipun suara tersebut amat lirih namun jelas berasal dari
mulut seorang acak dara.
Betapa terperaajatnya perasaan Han Siong Kie setelah
mendengar rintihan itu, mimpi pun dia tak menyangka kalau
disamping tubuhnya masih terdapat oiaog lain.
Mungkinkah gadis itupun senasib sependeritaan dengan
dirinya?
Atau mungkin dialah yang telah menolong dan selamatkan
jiwanya dari ancaman ke-matian?
Atau mungkin,., ia tak mampu membayangkan lebih jauh.
Dengan pandangan yang tajam dia menyapu sekejap
kearah mana berasalnya suara tadi, kurang lebih tiga kaki
didepan situ tampaklah sesosok tubuh yang kecel mungil
tersangkut diatas jaring rotan itu. sementara separuh
tubuhnya yang lain masih tergantung di awang awang.
Mengikuti rintihannya yang lirih dan tubuhnya yang
menggeliat, badan gadis itu kembali merorot setengah depa
kebawah jaring
Han siong kie amat terperanjat, dia tidak berpikir panjang
lagi. dengan sekali lompatan ia telah melayang kesisi gadis itu
dan mengangkatnya naik keatas jaring tersebut.
Tapi., dikala sorot matanya membentuk raut wajah yang
ditolongnya itu, ia tertegun lalu menjerit tertahan, sekujur
badannya gemetar keras bagaikan terlanggar aliran listrik
tegangan tinggi.
Ternyata gadis tak lain tak bukan adalah Tonghong Hui,
kekasih hatinya!
Tonghong Hui yang di cari2 dan diharapkan pertemuannya
selama ini, ternyata berhasil ditemukan ditengah tebing yatg
curam kejadian ini benar2 jauh di luar dugaan si anak muda
itu.

895
Dengan penuh emosi Han Siong Kie memeluk anak dara itu
kencang2, kemudian merebahkan tubuhnya dalam pangkuan,
sambil menggoyang2kan badannya ia berteriak memanggil:
"Adik Hui.. Adik Hui, bangunlah... sadariah kembali,
mengapa engkaU bisa sampai disini..?"
Perlahan2 Tonghong Hui membuka matanya, dengan
pandangan kosong dan kebingungan ditatapnya wajah Han
siong Kie tanpa berkedip. lama sekali dia memandang
pemandangan yang terbentang dihadapan matanya, gadis itu
berusaha untuk membedakan apakah yang dilihat hanyalah
bayangan semu, ataukah suatu kejadian yang nyata Akhirnya
setelah tertegun lama sekali, dia baru bergumam lirih:
"Engkoh Kie.. engkoh Kie."
"Adik Hui.."
"Benarkah engkau adalah engkoh Kie sayang Engkoh Kie
tercinta?"
Dengan pandangan penuh kasih sayang Kie mengangguk.
"Tentu saja adik Hui, kalau bukan engkoh Kie mu yang
sungguh, memangnya aku adalah engkoh Kie gadungan..?"
Sekulum senyum manis, senyum penuh kemesraan
tersungging diujung bibir anak dara itu, meskipun wajahnya
begitu murung dan diliputi kepedihan hati.
"orang selalu mengatakan alam baka mengerikan,alam
baka penuh dihuni setan dan iblis, tapi kenyataannya tempat
ini tidak mengerikan, pun tidak menakutkan, sekalipun
udaranya terasa amat dingin ...." ia bergumam lemah.
"Adik Hui, apa yang sedang engkau igaukan?" tegur Han
siong Kie dengan penuh perasaan tidak mengerti.
"Aku bukan mengigau, aku mengatakan yang sebenarnya,
coba lihatlah bukankah alam baka tidak mengerikan seperti

896
sering yang diperbincangkan orang? Aai atau mungkin karena
kita berada bersama..."
"Alam baka? Apa maksudmu?"
"Selama hidup didunia, kita tak dapat melakukan perbuatan
yang ingin kita lakukan, tapi sekarang kita telah mati, semua
penghalang dan semua perintang telah tersingkirkan semua
engkoh Kie, bukankah kita telah bebas?"
sepasang mata Han siong Kie terbelalak semakin lebar,
ditatapnya gadis itu dengan pandangan kebingungan.
"Adik Hui, siapa yang kau maksudkan telah mati?"
tegurnya.
"Bukankah kau dan aku telah berada di alam baka?"
sekarang Han siong Kie baru mengerti apa yang sedang
dimaksudkan anak dara itu, dipeluknya Tonghong Hui dengan
penuh kemesraan, kemudian ia berbisik lirih: "Adik Hui kita
belum mati, ketahuilah kita masih hidup segar bugar didalam
dunia"
"Apa..??Jadi kita belum mati"
"Tentu saja belum sayang Engkau tak perlu merasa tegang,
tiada sesuatu kejadian yang patut kau hadapi dengan
perasaan begitu.."
"ooh jadi jadi kita belum mati?"
"Engkau masih belum mati, percaya tidak adik Hui??" bisik
pemuda itu dengan mesra.
Tonghong Hui pejamkan matanya, air mata jatuh
bercucuran membasahi pipinya yang putih halus.
Han siong Kie makin kebingungan dibuat oleh sikap
kekasihnya yang aneh itu, tanya nya lagi dengan nada
tercengang.

897
"Adik Hui, mengapa engkau malah bersedih hati? Kau kok
malahan menangis setelah tahu kalau kita masih hidup?"
"Engkoh Kie, masa kita tak bisa mati?" keluh gadis itu lirih.
"Lho.. Engkau kok malahan mengharapkan mati?Jadi kau
lebih suka mati daripada hidup?"
"Benar"
"Mengapa begitu?" tanya Han siong Kie dengan penuh
emosi, sekujur badannya gemetar keras.
"selama kita masih hidup maka kita berdua tiada harapan
untuk hidup bersama, tapi kalau kita sudah mati maka
selama2nya kita akan saling mencintai, kita akan selalu
berdampingan.."
"ooh.. adik Hui, kau..."
"Engkoh Kie, ayahku adalah musuh besar pembunuh
keluargamu, dapatkah kuhalangi niatmu untuk membalas
dendam? Dan dapat kah kubiarkan engkau melakukan
pembalasan terhadap ayahku? Ooh.. engkoh Kie, takdir telah
menentukan kesemuanya ini. takdir telah rremisahkan kita
secara kejam.... Ooh, nasib yang buruk, apa artinya aku hidup
terus di dunia ini?"
Han Siong Kie tertunduk dengan mulut membungkam, apa
yang diucapkan gadis itu memang tak salah, cinta dan
dendam tak mungkin bisa berjalan bersama, salah satu
diantaranya memang harus diKorbankan!
Perlahan2 Tonghong Hui membuta kembali matanya, air
mata mengucur keluar semakin deras, sambil menahan isak
tangisnya ia berbisik lagi dengan lirih
'Engkoh Kie. masih ingat ketika kucium bibirmu tempo hari
sebelum kita berpisah? Aku telah berlalu dengan membawa
kepuasan yang sebenarnya kosong, kepuasan yang hampa,
aku hendak mencari sesuatu tempat yang sunyi, sepi dan jauh

898
dari pergaulan manusia untuk membebaskan diri dari
belenggu ini, tapi . aku tidak mempunyai ke beranian untuk
berbuat begitu, akhirnya aku telah kembali, aku..', aku
berharap bisa mati dihadapanmu agar engkaulah yang
mengebumikan. tubuhku kedalam tanah-"
Sekujur badan Han Siong kie gemetar keras, apalagi
setelah mendengar perkataannya yang terakhir, ia segara
berteriak dengan suara serak :
”Adik Hui, mengapa engkau selalu pikirkan soal itu.,
mengapa tidak kau buang jauh2 ingatan macam begitu..?"
Ia berhenti sebentar, lalu setelah tarik napas panjang dia
menambahkan :
"Oh iya, bagaimana kejadiannya hingga engkuipun tercebur
kedalam jurang yang amat dalam ini?"
"Aku hendak menyusul dirimu!"
”Menyusul aku? Oh adik Hui sayang kau...kau..”
"Enkoh Kie, aku telah menyaksikan engkau meloloskan diri
dari kempitan ayahku dan terjun kedalam jurang...”
"Ayahmu..?"
Benar, aku selalu mengikuti jejakmu dari kejauhan, tapi aku
tak mampu menyelamatkan jiwamu..'"
"Dia bukan ayahmu, Engkau keliru besar.."
"Dia bukan ayahku?!” Tonghong Hui agak terperanjat-
"Benar, dia bukan ayahmu, engkau telah salah menerka..."
"Lalu siapakah orang itu?"
"Dia adalah Tengkorak maut gadungan "
"Tengkorak maut gadungan?" Tonghong Hui tersentak
kaget dan loncat bangun dari rangkulan anak muda itu, mimik,

899
wajahnya penuh diliputi rasa kaget dan perasaan tak habis
mengerti.
"Benar orang itu memang tengkorak maut gadungan"
"Tapi, kalau memang gadungan kenapa kulihat.."
"Bukankah potongan badan maupun ilmu silat yang dipakai
setali tiga uang dengan ayahmu? Aaai.. Kejadian ini memang
amat mencengangkan hati, membuat orang merasa betulbetul
tidak habis mengerti"
"Darimana engkau bisa tahu kalau dia.."
"Aku toh pernah melakukan pertarungan melawan ayahmu
sewaktu berkunjung kebenteng maut tempo hari, dari
kesempurnaan tenaga dalam yang mereka miliki bisa
membedakan mana yang asli dan mana yang gadungan,
selain itu dia sendiripun telah mengakui bahwa ia telah
mencatut nama besar ayahmu"
"ooh kiranya begitu Tidak aneh kalau sampai aku
sendiripun dibuat tercengang oleh kejadian ini, sebab sejak
aku belum dilahirkan ayah telah bersumpah tak akan
tinggalkan benteng maut barang setengah langkahpun, dan
sekarang tiba2 ia telah melanggar sumpahnya sendiri dan
muncul kembali dalam dunia persilatan, kiranya ada orang
yang mencatut nama besar beliau"
"Bolehkah aku tahu, apa sebabnya ayahmu bersumpah tak
akan muncul kembali dalam dunia persilatan?"
"Tentang soal ini... tentang soal ini.." tiba-tiba sepasang
mata Tonghong Hui berubah jadi merah, setelah berhenti
sebentar dia melanjutkan lagi, " engkoh Kie, maafkanlah aku,
pertanyaanmu tak dapat kujawab sebab peraturan benteng
menetapkan bahwa setiap anggotanya dilarang menyiarkan
kabar yang bersangkutan dengan masalah Benteng maut
keluar dunia"

900
"Apakah ayahmu telah mengetahui tentang munculnya
Tengkorak maut gadungan dalam dunia persilatan?"
"Dia tak mungkin tahu"
"Engkau yakin kalau dia pasti tak tahu?"
"Benar, sebab Benteng maut telah terputus hubungan
kontaknya dengan dunia luar, kecuali aku seorang yang sering
melakukan perjalanan, tiada orang kedua yang pernah keluar
dari benteng itu, padahal aku sendiripun baru pertama kali ini
mendengar tentang persoalan tersebut"
Selesai mendengar perkataan itu, paras muka Han Sing Kie
tiba2 berubah jadi murung, ia mulai berpikir siapakah
sebenarnya pembunuh yang telah membantai sekeluarganya?
Tengkorak maut yang asli ataukah tengkorak maut
gadungan?"
Jika apa yang dlucapkan Tonghong Hui benar, dan
Tengkorak maut yang asli benar2 sudah belasan tahun
lamanya tak pernah munculkan diri didalam dunia persilatan,
itu berarti musuh besarnya adalah Tengkorak maut gadungan,
tapi.. menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan,
kemunculan Tengkorak maut gadungan dalam dunia
persilatan baru terjadi belum lama berselang, hal ini semakin
membingungkan pikirannya.
Mana yang benar? Tengkorak maut asli atau tengkorak
maut gadungan? Bagaimana kalau sumpah Tengkorak maut
dilakukan setelah kejadian diperkampungan keluarga Han.
Bila ditinjau dari perkataan Tonghong Hui, katanya sebelum
dia lahir ayahnya sudah bersumpah tak akan muncul kembali
kedalam dunia persilatan, itu berarti kalau ditinjau dari usianya
maka sedari hampir dua puluh tahun lamanya pemilik benteng
maut itu tak pernah munculkan diri

901
sebaliknya pembantaian berdarah dalam perkampungan
keluarga Han baru berlangsung enam belas tahun berselang,
dan itu berarti sudah selisih waktu beberapa tahun lamanya.
Tanpa sadar pemuda ituteringat kembali akan manusia
yang kehilangan sUkma, berulang kali perempUan itu
menganjUrkan kepadanya agar berkunjung ke benteng maut
dan membeberkan asal usulnya, mungkinkah kunci terutama
dari kejadian ini letaknya ada disitu??"
"Engkoh Kie, apa yang sedang kaupikirkan?" tiba2 teguran
Tonghong-Hui menyadarkan kembali anak muda itu dari
lamunannya.
”Ooh aku ...aku sedang memikirkan, sebenarnya siapakah
pembunuh keluargaku yang sebenarnya! sahut anak muda itu
agak tergagap.”
Mula pertama Tonghong Hui agak tertegun, menyusul
mana sekilas cahaya berseri menghiasi wajahnya, cepat ia
berseru:
”Engkoh Kie, beri tahu asal usulmu itu kepadaku!"
"Buat apa engkau mengetahui asal usulku adik Hui?” kata
Han siong Kie dengan wajah sedih.
"Aku hendak membuktikan sesuatu!"
"Apa yang hendak kau buktikan?"
"Akan kubuktikan siapakah sebenarnya pembantai
keluargamu!"
"Tapi., bagaimana caranya engkau hendak membuktikan
persoalan ini?"
'Setelah pulang kerumah nanti, akan kutanyakan persoalan
ini langsung kepada ayahku!"
Berdebarlab jantung Han siong Kie setelah mendengar
perkataan itn, ia tertekan oleh perasaan emosi yang ber

902
kobar2, memang tak salah lagi, inilah cara yang paling bagus
untuk memecahkan teko teki tersebut.
Tapi. bagaimana kalau kenyataan membuktikan bahwa
pembantaian tersebut betul betul dilakukan oleh ayahnya?
Bagaimana ia hendak bereskan persoalan itu?
Berpikir sampai disitu, dia lantas berkata:
"Adik Hui seandainya..seandainya kalau sampai,."
"Seandainya kalau sampai terbukti memang ayahku yang
melakukan, apa yang hendak kulakukan?” sambung dara itu
cepat
"Benar andaikata sampai terjadi begitu, apa yang hendak
kau lakukan..?”
Tonghong Hui tertawa getir.
"Engkoh Kie. kalau memang sampai demikian apa lag! yang
kukatakan, aku.."
"Engkau mau apa??
"Apa lagi? terpaksa aku harus menerima nasib dan
menuruti garis takdir yang telah ditetapkan o!eh Thian! '
Betapa terharunya sianak muda itu, sambil menggigit bibir
menahan diri ia berkata:
"Adik Hui. aku tahu cintamu kepadaku sedalam lautan, budi
dan kesetiaanmu bagaikan bukit, akan tetapi dendam sakit
hati ini tak mungkin bisa kuelakkan dengan begitu saja, bila
takdir telah mengatur se-gala2nya seperti apa yang tidak kita
inginkan. yaa.. apa mau dikata lagi? selesai melakukan balas
dendam, akan kukorbankan selembar jiwaku demi kekasihku
yang tersayang"
"ooh, engkoh Kie, kau.. kau tak boleh berbuat begitu.."
teriak Tonghong l-Hui sambil mendekap tubuh pemuda itu
rapat2 dan menangis tersedu2.

903
pada hakekatnya Han siong Kie sangat membenci kaum
wanita, akan tetapi terhadap saudara angkatnya ini, ia
menaruh kesan yang mendalam, apa lagi setelah menyaksikan
Cinta kasih gadis itu terhadap dirinya, lambat laun kesan
jeleknya terhadap wanita makin berkurang, dan diapun
membalas cinta kasih gadis itu terhadap dirinya.
Isak tangis yang berkumandang diangkasa sangat
memilukan hati, baja yang keraspUn mungkin akan meleleh..
Han siong Kie menengadah memandang kabut yang
menyelimuti angkasa, ia membungkam dalam seribu bahasa,
tak sepatah katapun yang diutarakan untuk menghibur gadis
itu.
Lama.. lama sekali.. akhirnya Tonghong-Hui berhenti
menangis, dengan air mata masih membasahi wajahnya ia
berbisik: " Engkoh Kie, sekarang katakanlah asal usulmu..."
Han siong Kie termenung sejenak. akhirnya sambil
menggigit bibir menahan emosi dia menjawab:
"Adik Hui, engkau tak tak usah mengetahui asal usulku,
Cukup tanyakan kepada ayahmu, apakah pada lima belas
tahun berselang dia pernah melakukan pembantaian pada
kedua ratus lembar jiwa keluarga Han dan Thio.." Dengan
wajah pucat Tonghong Hui mengangguk.
"Baiklah engkoh Kie, setelah keluar dari lembah, nanti
tunggulah aku ditepi sungai dimana kita berkenalan untuk
pertama kalinya itu,jika dalam dua hari aku belum ke luar dari
benteng, maka itu berarti...."
"Berarti apa"
"Aku.. mungkin aku sudah tiada dikolong langit lagi, dan
silahkan engkau melaksanakan apa yang ingin kau lakukan"
"Adik Hui"

904
Tak tahan lagi Han slong Kle mengucurkan air mata karena
sedih, ia merasa hatinya sakit bagaikan di iris2 dengan pisau
tajam, tapi.. .. apa lagi yang bisa dia katakan
Dapatkan dia batalkan niatnya untuk melakukan
pembalasan dendam demi cintanya kepada gadis itu?
”Engkoh Kie, engkau tak usah terlalu pikirkan persoalan ini
! dara itu coba menghibur? kalau itu untung maka tak bisa
berubah jadi bencana, dan kalau itu bencana meoyingkirpun
juga tak ada gunanya, biarkanlah datang mereka yang mau
datang, masalah paling penting yang harus kita laku kan
sekarang adalah berusaha untuk meninggalkan tempat ini!"
'Baiklah, adik Hui? Mari kita pikirkan saja bagaimana
caranya meninggalkan tempat ini, tapi sebelum itu aku ingin
bertanya kepadamu apakah engkau terluka dikala melompat
turun dari atas tadi?!”
Gadis itu menggeleng.
”Bagus, kalau memang begitu hayo kita berusaha keluar
dari sini” seru anak muda itu kemudian.
Kedua orang itu sejera melompat turun, dari tumpkan rotan
itu dan melayang keluar dari jepitan batu 2 cadas yang
runcing' kurang lebih belasan kaki kemudian sampai lah
mereka disuatu tanah lapang yang berlumut. setelah
menentukan arah maka berangkatlah mereka untuk keluar
dari mulut lembah tadi.
Meskipun mereka lolos dari kematian. namun perasaan
yang berkecamuk dalam benak kedua orang itu jauh lebih
hebat, mereka selalu menguatirkan tibanya kenyataan yang
sadis, suatu kenyataan yang mengerikan..
Selang sejenak mereka sudah berada lima li jauhnya dari
mulut lembab, kabut yang menyelimuti sekitar situ telah kian
menipis, pepohonan yang rindang tampak amat jelas, kiranya

905
waktu itu tengah malam telab tiba, rembulan bersinar dengan
terangnya di-awang2.
Dengan mulut membungkam kedua orang itu melakukan
perjalanannya, setelah lewat sesaat tiba juga mereka berdua
diluar lembah tersebut.
Suatu ketika tiba2 Han Siong Kie menghentikan larinya
kemudian berkata :
"Adik Hui. Aku ingin mengunjungi gelanggang pertarungan
siang tadi!'
"Mau apa engkau pergi kesitu?!”
"Aku hendak mencari mayat seseorang demi selamatkan
jiwaku ia telah mengobankan diri ditangan Tengkorak maut
gadungan”
"Siapa yang kau maksudkan?”
”Nona Go Siau Bit"
”Engkau maksudkan gadis yang hendak membongkar
kuburanmu sewaktu berada di bukit kecil luar Lian huan tau?"
"Benar... dialah yang kumaksudkan"
"Engkau tak usah cerita lagi, sebab tak ada gunanya"
"Kenapa?"
"Gadis itu tidak mati, dengan mata kepalaku sendiri
kusaksikan dia berlalu dari sana, cuma luka dalam yang
dideritanya teramat parah"
"Aaai... Aku sangat berhutang budi kepadanya.." bisik Han
siong Kie sambii menghembuskan napas panjang. Tonghong
Hui tertawa sedih, selanya dari samping:
"Engkoh Kie, apakah engkau tidak tahu nona Go itu
menaruh perasaan cinta yang mendalam kepadamu?"

906
"Ah, adik Hui tak usah engkau bicarakan persoalan itu, aku
segan mendengarkan masalah macam begitu.. "oh ya, aku
harus melakukan pemeriksaan dahulu didalam batang pohon
Liu dekat dermaga penyeberangan itu.
Selesai berbicara ia segera berangkat lebih dahulu menuju
ke hutan pohon liu seperti yang dimaksudkan.
Tonghong-Hui membungkam tanpa mengucapkan sepatah
katapun, dia mengintil di belakang anak muda itu.
selang sesaat kemudian sampailah Han siong Kie ditempat
kejadian dimana mayat2 dari Mo Sam yu sekalian yang mati
dibunuh malaikat hawa dingin ditemukan.
sebuah tanah gundukan baru muncul ditepi hutan, ini
menunjukkan bahwa kelima orang tianglonya telah
mengebumikan mayat-mayat itu seperti apa yang ia
perintahkan tapi kemana perginya kelima orang tianglo itu..?
Dari situ menuju ke gelanggang pertarungan terpaut tak
begitu jauh, bila mereka tidak temukan kejadian yang ada
diluar dugaan, tak mungkin mereka mangkir, tapi... apa yang
sebenarnya terjadi?
"Engkoh Kie apaan ini? kok seperti gundukan tanah kecil?"
terdengar Tonghong-Hui memecahkan kesunyian,
"Kuburan masal"
"Kuburan massal? siapa yang dikubur di tempat ini??"
"Penghianat2 dari perguruanku"
"Perguruan? Maksudmu perguruan engkoh Kie??"
Han siong Kie secara ringkas lantas menceritakan apa yang
telah dialaminya selama ini.
Selesai mendengar kisah tersebut, Tonghong-Hui menghela
napas panjang dan berkata: "Jadi kalau begitu engkoh Kie

907
telah menjadi bakal majikan istana Huan mo kiong di Thian
lam?"
"Adik Hui, ketahuilah perintah guruku tak bisa dibantah,
kalau bukan begini apa gunanya kucari banyak kesulitan bagi
diriku sendiri? Hayo kita berangkat"
Dengan ilmu meringankan tubuh yang semcurna
berangkatlah kedua orang itu melakukan perjalanan cepat,
baik siang maupun malam mereka lanjutkan terus
perjalanannya dengan diselingi waktu istirahat yang amat
singkat.
Tiga hari kemudian baru saja fajar menyingsing sampailah
kedua orang itu di depan benteng maut.
ombak menghantam tepian batu karang memercikkan
butiran air ke empat penjUru. itulah Benteng maut yang
disegani dan ditakuti setiap umat persilatan.
Kedua orang muda mudi itu langsung menuju ke batu
cadas dimana untuk pertama kalinya mereka berkenalan
disitu.
Memandang batu karang yang tetap seperti sedia kala,
tanpa terasa pikiran mereka melayang dan membayangkan
kembali kejadian dimasa lampau..
"Engkoh Kie" tiba2 Tonghong-Hui buka suara memecahkan
kesunyian yang mencekam seluruh jagad. "masih ingat soal
kita angkat saudara di tempat ini.."
"Adik Hui, kenangan seindah itu tak akan kulupakan untuk
selamanya, sampai mati pun akan kuingat terus peristiwa
besat itu"
"Aai.. semoga apa yang kita bayangkan jangan sampai
terjadi.." Bisik gadis itu dengan sedih, tiba2 ia menengadah
dan menatap anak muda itu tajam2. "Engkoh Kie, sekarang
juga aku akan kembali kebenteng maut..."

908
"Akan kunantikan kedatanganmu disini adik Hui, selama
dua hari aku tak akan berlalu dari tempat ini, akan kunantikan
kedatanganmu kemari sambil membawa warta gembira"
"Tunggulah aku disini engkoh Kie, mungkin tak sampai dua
hari, atau mungkin juga hanya beberapa jam saja.."
”Pokoknya aku tak akan menunggu kedatanganmu selama
dua hari, semoga ... semoga kita masih dapat berjumpa
kembali dibatu karang ini dalam keadaan hidup..! '
'"Akupun berharap bsgitu.. engkoh Kie, semoga apa yang
kita harapkan tidak sia2; aku ."
Berbicara sampai disitu Tonghong Hui tak mampu
menguasai diri lagi. ia menangis ter sedu2. sambil mendekap
mukanya gadis itu berlarian meninggalkan tempat itu..
Han Siong Kie hanya bisa berdiri termangu sambil
memandang bayangan tubuhnya yang makin menjauh, di
mana akhirnya lenyap dibalik benteng maut.
0000dOw0000
Bab 50
MENANTI adalah suatu pekerjaan yang paling
membosankan, dengan susah payah Han Siong Kie telah
menunggu muncul nya Tonghong hui dari balik benteng maut
yang mengerikan.
Ini hari adalah hari terakhir dari perjan jian mereka, bila
Tongbong Hui tidak munculkan diri juga. itu berarti pemilik
benteng maut betul! adalah pembunuh orang tuanya, dan itu
berarti pola Tonghonk Hui telah mengambil keputusan
pendek..

909
Ditatapnya benteng maut itu dengan mata melotot, dia
sangat berharap akan kemunculan Tonghong Hui..
Menit demi menit telah lewat, Tonghong Hui tidak muncul
juga dari balik benteng maut, jejaknya se-akan2 lenyap
tertelan perut bumi
Kini sang surya telah tenggelam disebelah barat, sebentar
malam akan menjelang tiba, tapi Tonghong-Hui belum tampak
juga batang hidungnya..
Pemuda itu berdiri kaku bagaikan sebuah patung area
diatas bukit karang itu, tenggelamnya sang surya telah
menutupkan pula satu2nya harapan yang didambakan selama
ini.
Akhirnya sekujur badannya gemetar keras, dengan bibir
yang pucat ia berbisik lirih:
"Habislah riwayat adik Hui.. habis sudah riwayatnya.. oh.
tampaklah garis takdir telah menetapkan kami harus
menderita.."
Dua titik air mata jatuh berlinang membasahi pipinya yang
pucat pias seperti mayat.
Tonghong-Hui telah berkata, jika ia tidak keluar lagi setelah
batas waktunya habis, itu berarti ayahnya benar2 adalah
pembantai keluarga Han dan keluarga Thio, itu berarti pula ia
sudah berkorban demi cinta.
Kini batas waktunya telah habis dan gadis itu tak pernah
muncul kembali dihadapannya, itu berarti ia telah bunuh diri.
"Adik Hui.." akhinya ia berbisik lagi. "Setelah selesai aku
membalas dendam akan kususul dirimu kealam baka kita akan
hidup bahagia disitu"
Meskipun dia membenci kaum wanita, pandangan itu
terwujud karena ibunya telah memberikan pukulan batin yang
amat berat kepadanya, dalam kenyataan didasar hati kecilnya

910
ia mempunyai juga bara api cinta, semua kebenciannya
terhadap wanita berhasil dilelehkan oleh kobaran cinta yang
amat mendalam dari Tonghong Hui..
Dan kini kekasihnya yang tercinta telah tiada, berkobarlah
api dendam dan benci di dasar hati kecilnya, dengan langkah
tegak selangkah demi selangkah ia turuni bukit karang itu dan
berlalu menuju benteng maut.
sepasang matanya merah membara, penuh pancaran api
kebencian dan nafsu membunuh..
Tatkala kakinya melangkah diatas jembatan batu yang
menghubungkan daratan dengan benteng maut, segulung
ombak memecah ditepian dan memercikkan air yang dingin
diatas wajahnya.
Hawa dingin menyadarkan kembali pemuda itu dari
pengaruh emosi, ia jadi teringat kembali akan pengalamannya
datang benteng maut tempo dulu, andaikata tiada Tonghong
Hui yang memberikan bantuannya, niscaya dia telah terkurung
untuk selamanya dalam benteng
"Aku tak boleh berbuat bodoh..?" ingatan teriebut dengan
cepat melintas dalam benaknya. kalau aku nekad itu berarti
aku bodoh aku hendak mencari mati konyol bagi diri sendiri.,
sekarang tak mungkin aku bisa menangkan Tengkorak maut,
ilmu silatku masih ketinggalan jauh sekali.."
Tanpa sadar ia meraba ke sakunya sendiri, disitutah
tersimpan sspasang sarung tangan Hud jiu po pit.
"Aku harus melatih dulu ilmu sakti yang tercantum dalam
sarung tangan Hud jiu po pit! pikirnya dihati, setelah ilmu sakti
tersebut berhasil kuyakinkan barulah kupikirkan lagi soal
pembalasan dendam, kalau aku terlalu ceroboh maka akhirnya
pasti akan menyesal., bila aku sampai mati bagaimana
pertanggungan jawabku terhadap ayah? Su-siok? Dan semua
keluarga yang telah tiada?

911
Bsrptkir sampai disitu tak kuasa lagi ia segera
menghentikan langkah kakinya.
Lama sekali ia menatap lambang tengkorak berwarna
merah darah yang tertera di depan pintu benteng, akhirnya ia
putar badan dan berlalu dari tempat itu..
Ia mendekati kembali keatas batu karang itu dan
memandang bangunan seram dihada pannya dengan
termangu2.
Sekarang sndah jelas terbukti bahwa Pemilik benteng maut
tak lain adalah algojo yang membantai dua ratus lembar jiwa
keluarga nya.
Lalu apa maksud Manusia yaog kehilangan sukma suruh dia
berkunjung kebeoteng maut dan membeberkan asal usulnya ?
Mungkin kab dia mempunyai tujuan tertentu?
Rasanya tak mungkin kalau dia bertujuan, sebab untuk
membebaskan niat tonya yang tertotor. bukankah dia rela
mengorbankan lengan sendiri?
Pelbagai ingatan berkecamuk didalam be nasnya, setelah
termangu sesaat akhirnya dia mengambil kepntusan. untuk
sementara waktu tas akan memikirkan soil balas de^i dam,
dia harus berlatih ilmu dulu sebelum mel akukan semua
tugasnya.
Setelah menatap kembali benteng maut. pemuda itu
bergumam :
"Bila aku datang untuk kedua kalinya kesini, itulah berarti
saat kehancuran dan benteng maut telah tiha, adik Hui! Beristi
rahatlah dengan tenang dialam baka!"
Berbisik sampai disitu. dia lantas menjejakkan kakinya
keatas tanah dan meluncur turun dari batu karang itu dan
menuju kejalan raya.

912
Meskipun ia membenci perempuan, tapi kematian dari
Tonghong l-Hui membuat ia sakit hati dan merasakan pukulan
batin yang berat.
Pemuda itu telah mengambil keputusan, dia akan
berangkat kelembah in wu san dan melatih ilmu sakti yang
tercantum dalam Hud jiu po pit hingga berhasil, sebab hanya
tempat itulah rasanya merupakan tempat paling cocok untuk
berlatih ilmu.
Entah berapa jauh ia sudah berjalan, suatu ketika tiba2
telinganya menangkap suara rintihan lirih berkumandang dari
tepi hutan-
Han siong Kie memperlambat larinya, ia menduga ada
orang yang terluka atau menderita penyakit parah
mengggeletak disana, dengan perasaan ingin tahu
berangkatlah anak muda itu mendekati arah mana berasalnya
suara rintihan tersebut.
Dengan gerak tubuhnya yang cepat, hanya sekali
berkelebat tahu2 ia sudah tiba ditempat tujuan, apa yang
kemudian terlihat seketika mengejutkan hatinya.
Tampaklah seorang manusia aneh berambut putih berbaju
merah menggeletak ditepi sebatang pohon besar, orang itu
ternyata tak lain adalah Ang nio cu perempuan baju merah
Tonghong Leng adanya.
Tenaga Iwekang yang dimiliki Ang nio cu tidak terpaut jauh
bila dibandingkan dengan kekuatan dari malaikat hawa dingin
Mo siu ing dengan kepandaian selihay itu jarang ada orang
yang mampu melukai mereka hingga separah itu.
Tapi sekarang, nenek tua itu sudah terluka, bahkan
napasnya sudah senin kemis dan lemah sekali, lalu siapakah
yang telah turun tangan terhadap dirinya?
Tiba2.. satu ingatan terlintas dalam benak anak muda itu,
dia masih ingat dikala terjadi pertarungan melawan Tengkorak

913
maut gadungan, Ang nio cu pernah membantu tengkorak itu,
siapa tahu kalau nenek tua ini pernah mengetahui paras
mukanya yang asli?
Dengan perasaan ingin tahu, pemuda itu berjalan
mendekati tubuh Ang nio cu, ia lihat nenek itu menggeletak
dengan mata terpejam dan muka pucat ke abu2an, napasnya
sangat lemah dan sedang me rintih2.
Dihanpirinya jago perempuan itu, kemudian ia berseru:
"Ang nio cu, sadarlah"
Perlahan Ang nio cu membuka matanya yang sayu dan
melirik sekejap kearah anak muda itu, mimik wajahnya
berkerut kencang lalu dia pejam kembali matanya.
Dari keadaan lawannya, Han siong Kie tahu bahwa luka
yang diderita nenek ini parah sekali, tanpa terasa sepasang
alis matanya berkernyit.
selang sesaat satu ingatan melintas dalam benaknya,
segera dia berpikir dihati: "Bodoh amat aku ini, kenapa tidak
kubantu dirinya hingga sadar kembali ? Asal dia sudah sadar
kan bisa kuajak untuk berbicara ?"
Karena berpikir demikian, ia lantas duduk bersila disamping
Ang nio cu dan tempelkan ujung jari tengahnya pada jalan
darah Mia bun hiat ditubuh nenek itu, segulung hawa murni
segera tersalur keluar lewat ujung jarinya itu dan menyusup
ketubuh lawan.
Tidak selang beberapa saat kemdian, paras muka Ang nio
cu sudah jauh labih baikan, dan diapus sudah sadar pula dari
pingsan nya, melihat nenek itu sudah sadar, cepat Han siong
Kie tarik kembali kekuatan jarinya dan mundur tiga langkah ke
belakang.
"Uuaak.." perempuan itu muntah darah kental, lalu
membuka matanya kembali dan memandang sekejap kearah

914
Han siong Kie dengan sorot mata tercengang. "Manusia muka
dingin, engkau selamatkan jiwaku" serunya agak tertegun.
"Menolong? jangan kau anggap aku telah menolong
engkau.."
"Manusia muka dingin, ketahuilah aku Ang nio cu selama
hidup paling tak suka menerima budi kebaikan orang"
"Aku tiada bermaksud untuk melepaskan budi kebaikan
kepadamu"
"Tapi toh engkau yang telah selamatkan jiwaku"
"Aku bukan menolong tanpa maksud, aku mempunyai
tujuan tertentu terhadap dirimu"
"Lalu apa tujuanmu itu"
"Apa hubunganmu dengan Tengkorat maut?"
Berubah hebat air muka Ang nio cu setelah mendengar
pertanyaannya itu, dengan penuh kebencian ia berseru:
''Apa yang kau tanyakan?.'
”Apa hubungan mu dengan Tengkorak maut?!”
”Aku hendak membinasakan dirinya!” jawab Ang-nio cu
sambil menggigit bibir menahan emosi.
"Lho., engkau kok malah hendak membunuh dirinya??”
”Benar, manusia itu harus dibunuh dan di cincang menjadi
berkeping2.,”
”Siapa yang kau maksudkan?!“
'Tengkorak maut??“
Tiba2 Ang nio cu bangkit brdiri, kemudian serunya pernah
emosi :
„Aku ingin tanya dikolong langit ada berapa orang
tengkorak maut.,”

915
”Ada dua orang, kenapa ?”
"Dua orang?!”
"Yaa, yang satu adalah pemilik benteng maut yang asli.
sedang yang kedua adalah-Tengkorak maut gadungan yaog
sudah kau bantu tempo hari!”
”Apa..? Masa Tengkorak mautpun ada yang gadungan?"
teriak Ang nio cu dengan mata melotot besar.
"Ooh jadi engkau tidak tahu kalau dia adalah Tengkorak
maut yang gadungan?” Han siong Kie ganti bertanya setelah
tertegun sebentar.
Ang nio cu gelengkan kepalanya berulang tali.
"Tidak mungkin., masa dia adalah Tengkorak maut
gadungan? Kalau memang ada yang palsu, mengapa
dandanan maupun pakaiannya persis dan sedikitpun tak ada
bedanya..”
Sementara itu Han siong Kie sendiripun sedang berpikir
dalam hati:
"Perempuan ini she Tonghong, sedangkan Hui putri
Tengkorak maut Juga she Tong-hong, jangan2 Ang nio cu
memang ada hubungan yang sangat akrab dengan Tengkorak
maut..?"
Belum habis ia termenung, Tiba2 Ang nio cu menjerit keras
seraya berseru:
"Aah,, sekarang akia baru tahu„ kiranya beginilah duduknya
persoalanya tak aneh kalau ia turun tangan sekeji itu kepada
diri kuu nenek tua.... rupanya begitulah kejadiannya..."
"Jadi engkau terluka parah ditangan Tengkorak maut
gadungan?" tanya Han siong Kie kemudian.
"Begitulah kejadiannya, aku sinenek tua memang benar2
sudah buta, ternyata siapa yang asli siapa yang gadungan saja

916
tak mampu membedakan, Aaai.... seandainya.." Berbicara
sampai disitu dia lantas membungkam.
"seandainya kenapa?" cepat anak itu berseru.
"seandainya.." kembali Ang nio cu membungkam, dengan
paras muka ketakutan tiba-tiba ia melirik sekejap kearah
hutan.
Menyaksikan tingkah laku orang itu, Han siong Kie
tercengang dan tanpa sadar ikut melirik pula kearah hutan,
tapi suasana di situ tetap sunyi tak nampak sesosok bayangan
manusiapun, ini semakin mencengangkan hatinya. "Eeh..
sebenarnya apa yang telah terjadi?" Ang nio cu ragu2
sebentar, akhirnya ia berkata juga:
"seandainya iblis tua itu tidak muncul tepat pada waktunya
sehingga membuat dia menyingkir dengan ketakutan,
mungkin sekarang nyawaku sudah berpulang kealam baka."
sekali lagi Han siong Kie merasakan hatinya bergetar keras,
dia tak tahu makhluk macam apakah iblis tua yang
dimaksudkan Ang nio cu, dan diapun tak tahu siapakah iblis
tua yang sanggup membuat lari Tengkorak maut.
Melihat nenek itu tidak melanjutkan kembali kata2nya,
cepat dia menimbrung lagi: "siapa yang kau maksudkan iblis
tua itu?
Ang nio cu tidak langsung menjawab, untuk kedua kalinya
dia memandang sekejap sekeliling tempat itu dengan
ketakutan, setelah yakin kalau tempat itu aman, barulah dia
berkata:
"Iblis tua ini sudah lenyap jejaknya dari dunia persilatan
sejak enam puluh tahun berselang, sungguh tak disangka
ternyata ia masih hidup segar bugar dikolong langit.."
"siapa orang itu?"
"Iblis itu adalah Hun si mo ong"

917
"Raja iblis pengacau dunia..?"
"Betul, pernah kau dengar nama iblis ini ?”
Han Siong Kie segera menggeleng.
”Baru pertama kali ini kudengar nama tersebut, apakah dia
yang telahmenyelamatkau jiwamu dari tangan Tengkorak
maut?!”
”Dia tidak turun tangan keji ke padaku sudah merupakan
suatu rahmat yang besar bagiku, masa dia mau tolong
jiwaku?!
"Lho., kan engkau sendiri yarg mengatakan begitu..?!”
Memang dia telah munculkan diri, tapi justru karena
kemunculannya itu telah mem buat Tengkorak maut gadungan
jadi ketakutan maka loloslah jiwaku dari arcaman mautnya!”
"Kenapa?!”
Sepanjang hidupnya. Hun si Mo ong mempunyai satu
peraturan yaitu terhadap orang2 yang lebih rendah
kedudukannya, dia hanya melepaskan sebuah pukulan saja.
baik mati atau hidup tak akan ia lancarkan serangan yang
kedua, meskipun begitu jarang sekali asa orang yang sanggup
menahan sebuah pukulannya dengan selamat selain itu diapun
masih mempunyai satu peraturan lagi yakni dia tak akan turun
tangan terhadap orang2 yang sedang teiluka !
Han siong Kie sama sekali tidak kenal siapa yang
dimaksudkan sebagai Hun si Mo-ong itu, kareianya diapun tak
ingin bertanya lebih jauh. pokok pembicarian segera dialihkan
ke soal yang lain.
"Apakah waktu itu engkau sedang berada dalam perjalanan
menuju Ke benteng maut?"
Ang nio cu agak tertegun, menyusul mana segera
menganggur tanda membenarkan. "Benar, darimana kau bisa
tahu?"

918
Paras muka Han siong Kie berubah jadi serius, dengan
suara yang dingin menyeramkan dia berkata:
"Ang nio cu, sebenarnya apa hubunganmu dengan pemilik
benteng maut?"
Sekujur badan Aog niocu bergetar keras dengan agak
sempoyongan dia bangkit berdiri, kemudian menatap wajah
Han siong Kie tanpa berkedip.
"Apa maksudmu mengajukan pertanyaan ini?" serunya.
"Engkau tak usah menanyakan apa maksudku, jawab saja
pertanyaan yang kuajukan ini!"
"Manusia muka dingin, dengan berdasarkan apakah engkau
mengutarakan tuduhan tersebut?"'
"Bukankah engkau berasal dari satu marga dengan pemilik
benteng maut?"
"Apalagi engkau pernah membantu tengkorak maut
gadungan untuk menghadapi diriku, meskipun engkau telah
menganggap yang gadungan sebagai yang asli tapi jelas
sudah menunjukkan kalau engkau memang bermaksud untuk
membantu dirinya, hayo apa yang bisa kau katakan lagi?"
Paras muka Ang nio cu menunjukkan perubahan yang
sangat hebat, rupanya dia sangat terpengaruh oleh emosi
yang bergejolak dalam dadanya, lama sekali baru katanya.
"Maaf, aku tak bisa menerangkan soal ini kepadamu"
"ooh, jadi engkau tak mau bicara?"
Ucapan tersebut amat kasar dan sedikitpun tak sungkan2,
kontan air muka Ang nio cu berubah hebat, akhirnya sambil
menggigit ujung bibir katanya:
"Manusia muka dingin, ketahuilah aku si nenek tua paling
segan kalau digertak atau diancam dengan kekerasan"

919
"Digertak? Diancam? Hahhhahh.... haahh... haahhh....
haahh.. tak bisa kukatakan suatu gertakan atau ancaman
sebab bila ingin kucabut jiwamu pada saat ini maka perbuatan
itu bisa kulakukan dengan gampang seperti membalikkan
telapak tangan sendiri, cuma aku tak ingin melakukannya
sebab aku harus membuktikan dulu akan satu persoalan"
"Mengapa begitu?"
"Terus terang kuberitahukan kepadamu, .antara aku dan
pemilik benteng maut sebetulnya terikat oleh suatu dendam
yang tak bisa diselesaikan sebelum salah satu pihak mati
binasa"
Dengan terperanjatnya Ang nio cu mundur beberapa
langkah kebelakang, akhirnya ia bersandar pada dahan pohon
dan berdiri dengan tubuh lemas.
Tapi hanya sebentar saja ia sudah berhasil menenangkan
kembali hatinya, dengan suara dalam ucapnya:
"Manusia muka dingin, memang dugaanmu tepat, aku
mempunyai hubungan yang amat erat dengan pemilik benteng
maut, sebab dia tak lain adalah adik kandungku sendiri, Nah
Kalau ingin turun tangan, cepatlah lakukan"
Paras muka Han siong Kie berubah hebat, hawa napsu
membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, teringat kematian
yang menimpa anggota keluarganya, rasa benci dan dendam
berkecamuk didalam dadanya.
Tanpa bisa dikendalikan lagi dia maju beberapa langkah
kedepan, sepasang telapak tangannya disilangkan di depan
dada kemudian perlahan2 diayun kemuka.
Ang nio cu tetap tenang, sedikitpun tidak kelihatan takut
ataujeri, ia tetap menatap anak muda itu tanpa berkedip.
satu ingatan dengan cepat melintas dalam benak Han siong
Kie, ia tarik kembali tangannya dan mundur selangkah ke
belakang.

920
"Manusia berwajah dingin, mengapa tidak kau lanjutkan
seranganmu itu..?" serus Ang nio-cu dengan lantang.
"suatu saat pasti akan kulakukan, tapi sekarang tidak. aku
tak ingin menghadapi seseorang yang tak mampu melakukan
perlawanan, akan kutunggu sampai tenaga dalammu pulih
kembali"
Dengan suatu pandangan yang penuh perasaan heran dan
tak habis mengerti, Ang nio-cu menatap wajah Han siong Kie
tanpa berkedip. ia tak mampu berkata2 kecuali memandang
dengan mulut melongo.
Dengan dingin Han siong Kie menyapu pula sekejap kearah
perempuan tua itu akhirnya dia putar badan dan berlalu dari
situ..
"Manusia berwajah dingin" tiba2 seseorang memanggil
namanya dengan suara yang nyaring.
Dengan hati terkejut anak muda itu berpaling kearah mana
berasalnya suara itu, tampaklah seorang dara berkain cadar
hitam berdiri kurang lebih tiga kaki di hadapannya.
Gadis berkerudung itu tidak terlalu asing baginya, sebab
orang itu tak lain adalah orang yang ada maksud, perempuan
misterius itu.
sebagaimana biasanya, kemunculan gadis yang serba
misterius itu berarti pula dengan akan terjadinya suatu
peristiwa yang luar biasa, maka anak muda ini segera maju
sambil menyapa:
"Nona, rupanya engkau yang telah datang"
"Manusia berwajah dingin, sepantasnya kalau kupanggil
engkau sebagai ciangbunjin sebab sebutan itu paling cocok
untukmu"
Han siong Kie tertawa jengah.

921
"Aih, nona pandai bergurau .... sampai sekarang aku mah
belum secara resmi memimpin perguruan Thian Lam masa
engkau sebut diriku sebagai ciangbunjin?"
"Sekalipun secara resmi belum memangku jabatan, toh
namanya sudah tercantum, bukankah begitu?"
Han Sioog Kie tak ingin melayani pertanyaan tersebut lebih
jauh, dia lantas alihkan pokok persoalan kemasalah yang lain,
katanya :
"Aku rasa kehadiran nona ditempat ini pasti bukan tanpa
sebab bukan? Boleh aku tahu apa tujuanmu?!”
"Tebakanmu memang tepat, aku datang dengan membawa
tujuan, akan kusampaikan suatu berita penting kepadamu!"
"Suatu berita penting?!
"Benar, perlu kukabarkan kepadamn, kelima orang tiaoglo
dari perguruanmn sedang menemui mara bahaya!"
-ooo0d0w0ooo-
Jilid 25
BETAPA terperanjatnya Han Siong Kie setelah mendengar
perkataan itu, cepat2 dia bertanya:
“Mereka telah menemui mara bahaya dimana ?”
“Tee kun yang menjabat ketua perguruan saat ini telah
masuk kedaratan Tionggoan diiringi dua puluh orang jago
saktinya, dalam suatu bentrokan yang kemudian terjadi,
kelima orang tianglo mu sndah terjatuh ketangan mereka.”
“Sekarang mereka berada dimana?”
“Kelima orang tianglo itu sedang berada dalam perjalanan
menuju kemarkas besar perkumpulan Thian che-kau !”

922
"Lho...kok aneh?" seru Han Siong Kie keheranan, ”Kenapa
kelima orang tianglo itu malahan dibawa ke markasnya
perkumpulan Thian che kau, memang apa hubungannya
mereka dengan pihak Thian lam?”
"Tee-kun dari istana Huan mo kiong saat ini telah
bersekongkol dengan pihak Thian che kau untuk ber-sama2
menghadapi dirimu, dibekuknya kelima orang tianglo itu boleh
dibilang hanya suatu pancingan belaka, boleh juga dibilang
sebagai sandera, agar engkau terpaksa terjerumus kedalam
perangkap mereka."
Gemetar sekujur badan Han siong Kie menahan golakan
emosi dalam hatinya, sinar matanya berubah jadi bengis dan
napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, sekarang
sudah jelaslah duduknya persoalan, tampaknya Tee-Kun yang
sekarang masih ingin mempertahankan kedudukannya sebagai
seorang ketua perguruan, maka mereka lebih suka
bersekongkol dengan orang luar dari pada jabatannya dicopot
dengan begitu saja.
"Terima kasih banyak buat pemberitahuan dari nona,... aku
akan segera berangkat."
"Engkau akan pergi kemana?"
"Mana lagi? Tentu saja markas besar perkumpulan Thian
che kau untuk menolong orang"
"Kan sudah kukatakan kepadamu tadi, bahwa mereka
masih berada ditengah perjalanan"
"Masih berada ditengah perjalanan?" ulang si anak muda
itu dengan wajah tercengang.
"Benar, saat ini mereka masih ada diperjalanan, Bila
engkau bermaksud untuk temukan mereka, maka
berangkatlah kearah timur sejauh sepuluh li dengan melusuri
jalan raya ini, kemudian berbeloklah menuju ke arah selatan,
disitu akan kau temukan sebuah kereta kuda yang tertutup

923
terpal tebal, kelima orang tianglo tersebut berada dalam
kereta itu, Cuma... sebelum engkau bertindak, terlebih dahulu
ada sepatah dua patah kata hendak kusampaikan kepadamu
dan aku harap engkau suka mengingatnya secara baik2"
"Apa yang hendak nona katakan? silahkan kau utarakan.."
"Engkau hanya boleh menolong orang, tapi dilarang keras
untuk mencelakai jiwa orang"
"Mengapa begitu?".
"Jangan kau tanyakan mengapa harus begitu, cukup asal
engkau ingat selalu akan perkataan tersebut, berhasil
menyelamatkan orang2mu lebih baik cepatlah tinggalkan
tempat itu, sebab kalau sampai kesusul pasukan besar yang
berada dibelakang, sulitlah untuk dikatakan bagaimana akhir
dari pertarungan itu"
"Maksud nona, aku tak akan mampu menandingi kelihayan
lawan?"
"Begitulah yang kumaksudkan"
Diam2 Han song Kie mendengus dingin, Lantas dalam
keadaan begini ia tak suka banyak membantah, setelah
menjura diapun berseru:
"Bantuan yang diberikan nona dan ibu nona sudah
terlampau banyak. suatu ketika budi kebaikan ini pasti akan
kubayar, Nah untuk sementara waktu kita berpisah sampai
disini saja, sampai ketemu lain kali"
Kakinya segera menutul permukaan tanah dan berlalulah
anak muda itu meninggalkan hutan tersebut.
Ang nio cu yang masih berada disisi gelanggang hanya bisa
berdiri dengan mata mendelong dan mulut melongo,
mimpipun ia tak pernah menyangka kalau bocah yang
bermuka dingin itu sebetuinya tak lain adalah bakal
ciangbunjin dari istana HHuan mo kiong.

924
000dw00
BAB 51
MENANTI bayangan punggung dari Han siong Kie telah
lenyap dari pandangan mata, orang yang ada maksud baru
melangkah maju kedepan dan menghampiri Ang nio- cu yang
masih berdiri tertegun.
pada waktu itu luka dalam yang diderita Tonghong Leng
belum sembuh betul2, ketika dilihatnya orang yang ada
maksud menghampiri dirinya, kontan saja paras mukanya
berubah hebat, cepat ia menegur:
"Hey bocah perempuan, apa yang hendak engkau lakukan
?"
orang yang ada maksud tersenyum, kemudian dengan
suara yang amat lirih dia membisikkan sesuatu...
Paras muka Ang nio-cu berubah hebat, menanti orang yang
ada maksud telah menyelesaikan kata2nya, diu baru berkata
dengan penuh perasaan emosi.
"oooh.. Rupanya sudah terjadi peristiwa sebesar ini? Aaai..
memang sudah terlalu lama aku hidup mengasingkan diri,
sungguh tak kusangka telah terjadi peristiwa sedahsyat itu,
baik serahkan saja semua persoalan itu kepadaku, nah
susullah dirinya sekarang juga agar tak sampai terjadi
sesuatu, aku berangkat kemudian"
orang yang ada maksud tidak membuang waktu lagi,
selesai memberi hormat dia lantas menutulkan ujung kakinya
ke atas tanah dan segera berlalu dari sana.
Ang nio cu sendiri segera mengambil keluar dua biji obat
dan menelannya kedalam perut, kemudian sambil menahan
rasa sakit yang masih dideritanya, selangkah demi selangkah
dia keluar dari hutan itu.

925
sementara itu, dipihak lain Han siong Kie sedang
melakukan perjalanan dengan cepatnya menelusuri jalan raya
seperti apa yang ditunjukkan gadis misterius itu.
Hawa napsu membunuh yang amat tebat telah menyelimuti
seluruh wajahnya, ia tak mengira kalau Tee Kun yang
sekarang begitu berani melanggar pantangan perguruan serta
melakukan perbuatan yang terkutuk itu.
Per-tama2 dia sudah mengutus jago2 silatnya masuk
kedaratan Tionggoan untuk mencari sari perawan gadis2
persilatan untuk melatih ilmu Tui hun kang yang terlarang,
perbuatan ini sudah cukup diancam dengan hukuman mati,
dan sekarang secara terbuka berani bersekongkol dengan
perkumpulan Thian che kau untuk mencelakai tianglo
perguruan serta bakal ketua perguruannya, tindakan ini
semakin merupakan suatu perbuatan yang amat berdosa.
Dalam hati anak muda itu segera mengambil keputusan
untuk melakukan pembersihan terhadap oknum2 yang
berkhianat itu, agar perguruannya bersih dari unsur2 jahat
dan membangun kembali kejayaan perguruannya.
sepuluh li ditempuh dalam waktu yang amat singkat, hanya
sebentar saja dia sudah tiba ditempat yang dimaksudkan.
Jauh didepan sana, ia lihat debu dan pasir beterbangan
memenuhi angkasa, tampaklah sebuah kereta kuda sedang
dilarikan dengan kencangnya menelusuri jalan raya itu.
Kereta itu sangat sederhana dan bentuknya umum sekali
seperti kereta2 yang lain, andaikata tiada petunjuk dari orang
yang ada maksud, mungkin dia sendiripun tak akan
menyangka kalau kelima orang tianglonya sedang disekap
dalam kereta tersebut.
Cepat dia menutulkan ujung kakinya keatas permukaan
tanah dan melayang kedepan melampaui kereta itu, kemudian
dengan suatu gerakan yang sangat cepat pula meluncur turun

926
keatas permukaan tanah dan menghadang jalan pergi kereta
itu.
Kemunculan seorang penghadang didepan mata sangat
mengejutkan kedua ekor kuda penghela itu, sambil meringkik
panjang ke dua ekor kuda itu segera mengangkat kaki
depannya keudara.
Untung kusirnya cukup cekatan dan tidak ikut panik
dibuatnya, sambil membentak keras ia tarik tali les kudanya
sehingga kuda- kuda itupun berhenti berlari.
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu Han siong
Kie menyapu sekejap isi sang kereta yang tertutup rapat itu,
kemudian baru mengawasi sang kusir itu.
sang kusir memakai mantel warna hitam dengan sebuah
topi lebar yang hampir menutupi sebagian wajahnya, pada
waktu itu ia sedang menengadah seraya mengawasi
penghadangnya.
Tapi begitu mengetahui siapa kah orang itu, paras
mukanya kontan berubah hebat, dengan pandangan
ketakutan ia menegur dengan suara berat: "siapa engkau? Apt
maksudmu menghadang jalan pergi kami?"
"Heehhh heehhh heeehhh....aku hanya ingin tahu siapa
yang berada dalam kereta ini??"
"Tentang soal ini.. tentang soal ini.. aku rasa sama sekali
tak ada sangkut pautnya dengan dirimu bukan?"
"HHmm Aku tanya siapa yang berada dalam kereta ini??"
"Anggota keluarga majikan kami".
"Buka pintu kereta ini"
"saudara, sebenarnya apa maksud dan tujuanmu?" seru
kusir itu dengan wajah semakin berubah.

927
"Tiada maksud apa2, aku hanya minta kepadamu agar
membuka pintu kereta ini"
"saudara, sebenarnya engkau adalah sahabat dari golongan
mana? Bila engkau membutuhkan sesuatu, katakan saja
Majikan kami paling royal dan gemar bersahabat, berapa saja
yang kau minta pastilah...."
"Heehhh... heehhh... heehh.. engkau tak usah berlagak
pilon lagi dihadapanku, manusia bedebah Penghianat
perguruan, hayo jawab, bukankah isi kereta ini adalah kelima
orang tianglo pergururan Thian lam?"
Kiranya Han siong Kie berhasil memecahkan penyaruan dari
kusir itu, rupanya orang itu tak lebih hanyalah penyaruan dari
salah seorang pengawal baju kuning istana Huan mo-kiong,
sebab dari tahi lalat yang berada diatas jidatnya ia telah kenali
orang itu sebagai salah satu diantara pengawal2 baju kuning
yang pernah dijumpainya belum lama berselang..
setelah mengetahui bahwa hasil penyamarannya ketahuan,
pengawal baju kuniag itupun segera bangkit berdiri dan
melepaskan topi lebar yang menutupi wajahnya, kemudian
sambil berdiri diatas kereta serunya sambil tertawa dingin:
"Ucapaamu memang tidak keliru, isi kereta ini memang
kelima orang tianglo dari istana Huan mo kiong, lantas apa
yang hendak kau lakukan..?"
"satu ingatan dengan cepat melintas dalam benak Han
siong Kie, setelah mengetahui bahwa pihak lawan tak lebih
hanya seorang anggota perguruannya, dalam hati dia segera
mengambil keputusan untuk membasminya dari muka bumi.
sambil menarik muka segera tegurnya: "Engkau sudah tahu
siapakah aku ini?"
Pengawal baju kuning yang menyaru sebagai kusir itu
tampak agak tertegun, kemudian sahutnya:
"Bukankah engkau adalah manusia berwajah dingin?"

928
"Aku maksudkan.. kau sudah tahu belum akan
kedudukanku yang sebenarnya dihadapanmu..?"
"Kedudukanmu? "
"Benar"
"Kan engkau belum menjelaskan, darimana aku bisa tahu
akan kedudukanmu yang sebenarnya?"
Dari dalam sakunya perlahan2 Han siong Kie ambil keluar
lencana mutiara ok kui kiu pay tersebut, kemudian
diperlihatkan kepada lawannya.
Kontan saja air muka pengawal baju kuning itu berubah
jadi pucat pias seperti mayat, dengan sempoyongan dia
mundur beberapa langkah kearah belakang.
Kontan saja air muka pengawal baju kuning itu berubah
jadi pucat pias seperti mayat, dengan sempoyongan dia
mundur beberapa langkah kearah belakang.
"Tentunya sekarang engkau sudah tahu bukan siapakah
aku ini?” ucap Han Siong Kie lagi sambil tertawa dingin.
Pengawal baju kuning itu tetap membungkam, sementara
sorot matanya dengan tajam mengawasi sekejap sekitar
gelanggang dengan pandangan jelalatan..
Melihat pengawal itu tak mau berlutut untuk memberi
hormai, hawa napsu membunuh semakin tebal menyelimuti
wajab Han Siong Kie, dengaa suara rendah ia laatas
menghardik:
"Setelah bertemu dengan lencana kehormatan, mengapa
engkau tidak berlutut..? Hmm! Tampaknya engkau memang
sudah bosan hidup!"
Sskali lagi pengawal baju kuning itu berdiri dengan tubuh
gemetar keras, keringat mulai mengucur keluar membasahi
ujung hidungnya.

929
Di saat2 yang amat kritis itulah mendadak terdengar ujung
baju tersampok angin, menyusul mana muncullah puluhan
sosok bayangan manusia yang langsung mengepung rapat
sekeliling kereta kuda itu, tampaknya selain kusir kereta,
secara diam2 kereta ini dilindungi pula oleh belasan orang
jago lihay.
Dalam waktu singkat suasana berubah jadi tegang, setiap
orang berdiri dengan kesiap siagaan, tak seorangpun yang
buka suara memecahkan kesunyian tersebut.
Dengan pandangan dingin Han Siong Kie menyapu sekejap
k«wanan Jago yang mengepung dirinya itu, kemudian setelah
menyimpan kembali tanda lencana Ok-kui cu-pay itu kedalam
sakunya, ia menuding kearah pengawal baju kuning tadi,
kemudian katanya:
“Engkau telah melanggar peraturan, maka sesuai dengan
paraturan yang berlaku dalam perguruan kesalahan tersebut
haruslah dijatuhi dengan hukuman mati!"
Bersamaan dengan diucapkannya kata yang terakhir,
telapak tangannya segera diayun kedepan, dengan taktik
"menghisap" dari ilmu telapak Mo mo ciang hoat ia menghisap
tubuh penghianat tersebut, untuk kemudian menjatuhkan
hukuman mati kepadanya.
Pengawal baju kuning itu tampak ketakutan setengah mati,
sebelum ia sempat berbuat sesuatu, tahu2 segulung daya
hisapan yang sangat kuat telah membetot badan pengawal itu
sampai sempoyongan maju kedepan.
Tampaknya pengawal itu bakal mampus di ujung telapak
lawan, disaat yang kritis itulah mendadak horden kereta
tersingkap, menyusul tenaga hisapan itu lenyap tak berbekas
dengan begitu saja.

930
Dengan terjadinya peristiwa tersebut, satu ingatan dengan
cepat melintas dalam benak Han Siong Kie, dia tahu pastilah
ada seseorang jago tangguh yang bersembunyi di dalam
kereta itu.
Pada saat dia tertegun karena pukulannya terhadang itulah,
ber-puluh2 buah desingan-tajam yang membawa hawa
pukutan dahsyat serta sambaran senjata rahasia berhamburan
datang dari dua arah dibelakang tubuhnya, pukulan2 itu
langsung ditujukan ke tubuhnya.
Cepat Han Siong Kie bertindak membela, sepasang telapak
tangannya diputar sedemikian rupa melancarkan pukulan2
bergelombang yang sangat mengerikan, dalam waktu singkat
semua ancaman yang tiba serta sambaran senjata rahasia
yang tajam dapat terhalau semua hingga mencelat balik
kebelakang.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik inilah,
pengawal baju kuning tadi ayunkan cambuknya dan
membedal kedua ekor kudanya untuk kabur dari situ diiringi
suatu ringkikan kuda yang amat ramai, kabur lah kereta kuda
itu menuju kedepan.
Betapa gusarnya Han Siong Kie menyaksikan kejadian itu,
telapak tangannya kembali diayun kemuka melepaskan
sebuah pukulan dahsyat.
Dua kali pekikan nyaring yang memilukan hati
berkumandang membelah angkasa, dua ekor kuda penghela
kereta tersebut sudah termakan oleh pukulan yang maha
dahsyat itu hingga terjengkang dengan kepala hancur.
Dengan matinya dua ekor binatang penghela itu dengan
sendirinya kereta itu pun tak mampu meneruskan usahanya
untuk kabur.
Cepat pengawal baju kuning itu loncat bangun dari kursi
kusirnya, kemudisn melarikan diri menuju ketengah
kerumunan kawanan jago lainnya.

931
"Penghianat! Mau kabur kemana engkau?” bentak Han
Siong Kie dengan penuh kegusaran. "Hayo serahkan
nyawamu"
Baru saja Pengawal baju kuning itu bangkit dan lompat ke
udara. satu bentakan nyaring telah menggelegar memecahkan
kesunyian, menyusul mana suatu jerit kesakitan yang
mengerikan menggema dludara, darah segar berhamburan ke
mana2 dan robohlah jagoan tersebut dengan tubuh tertembus
sampai berlubang.
Kiranya disaat yang terakhir itulah Han siong Kie telah
menyergap lawannya dengar ilmu Tong kim ci yang lihay,
tentu saja pengawal baju kuning itu tak kuasa menahan diri
hingga binasalah jagoan tersebut.
Demontrasi kepandaian silat ini cukup menggetarkan hati
siapapun yang menyaksikan, diam2 kawanan jago yang
berkumpul diseputar gelanggang merasakan hatinya bergidik.
Menyadari betapa lihay dan tangguhnya si anak muda itu,
secara beruntun dua gumpalan bola api warna merah
dilepaskan ke udara, yang mana segera meledak sesudah
berada di angkasa.
Han siong Kle mendengus sinis, dia tahu kawanan jago itu
sedang melepaskan tanda bahaya dan mohon bantuan.
Sebelum anak muda itu bertindak lebih jauh, terdengar
suara gemerincingnya suara besi yang saling beradu, kiranya
kawanan jago yang berkumpul disekitar situ sama2 telah
cabut keluar senjata tajam masing2 dan siap bertempur.
Han siong kie mendengus dingin, ia tak pandang sebelah
matapun terhadap kawanan jago lihay yang mengepung
dirinya, selangkah demi selangkah dia maju kedepan
menghampiri kereta kuda itu, kemudian sekali ayun dia
hantam kereta tersebut keras2.

932
Tapi ketika pukulan itu sudah mencapai tengah jalan. tiba2
pemuda itu batalkan kembali niatnya, dia merasa pukulan itu
percuma saja dan sama sekali tak ada gunanya, sebab kelima
orang tianglooya yang disekap dalam kereta pasti sudah
tertotok jalan darahnya hingga tak bisa berkutik, bila dia
menyerang secara gegabah bukankah itu berarti hanya akan
membahayakan jiwa mereka saja?
Baru saja Han siong Kie tarik kembali serangannya,
mendadak segulung angin pukulan yang tak kalah dahsyatnya
telah menyergap tiba, pukulan itu sangat keras bagaikan
segulung ombak yang terhembus angin puyuh.
Anak mauch itu mendengus dingin, tanpa berpaling barang
sekejappun, dia putar telapak tangannya kemudian
menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan
keras.
"Blang...." Terjadilah benturan keras yang memekikkan
telinga, termakan oleh gulungan angin pukulan yang cukup
keras itu hampir saja Han siong Kie mundur dengan
sempoyongan.
Betapa terkejutnya sianak muda itu, Cepat dia berpaling,
tampaklah seorang tampan yang agak berwajah bengis
sedang berdiri dihadapan mukanya ....
sekilas pandangan saja, Han siong Kie telah mengenali
siapakah orang itu, kontan ia tertawa dingin seraya menegur:
"Heehhh heehhh heehhh Yu Sau kun Memangnya engkau
datang kemari untuk menghantarkan kematianmu? "
Memang tak salah, pemuda yang baru saja munculkan diri
itu tak lain tak bukan adalah Yu sau kun, ketua muda dari
perkumpulan Thian che kau. Yu sau kun segera balas
mengejek dengan suara yang tak kalah dinginnya:
"Hmm Manusia berwajah dingin, engkau tak usah tekebur
dan berlagak sok disini, ketahuilah hari ini engkau sudah

933
terkepung walaupun punya sayappun jangan harap bisa lolos
dari tempat ini dalam keadaan selamat"
Berbareng dengan selesainya ucapan itu, sepasang telapak
tangannya segera digosok lalu direntangkan kedepan,
beberapa gerakan tersebut dilakukan dengan sangat
cepatnya.
Han siong Kle menberikan pula reaksi yang tak kalah
cepatnya, sebelum sepasang telapak tangan lawan sempat
saling merapat satu sama lainnya. dia telah sadar bahwa anak
muda itu hendak mengeluarkan kepandaian anehnya untuk
menghilangkan kekuatan orang.
Ia jadi cemas dan gelisah, tentu saja anak muda itu tak
sudi memberi kesempatan kepada lawannya untuk
melumpuhkan kekuatannya, sebelum pihak lawan sempat
bertindak. dia telah mendahului dengan melepaskan pula
sebuah pukulan keras.
"Blaang" kembali terjadi bentutan keras terdengar satu
jeritan kesakitan berkumandang memecahkan kesunyian.
Dengan sempoyongan Yu sau kun mundur sampai
beberapa kaki jauhnya, darah kental mulai meleleh keluar
membasahi ujung bibirnya.
Han siong Kie memburu kedepan, ditatapnya sekejap anak
muda itu lalu dia mengejek kembali:
“Yu Sau kun, saat kematianmu sudah tiba, ber-siap21ah
untuk berangkat ke Akhirat!"
Diiringi suatu bentakan nyaring sepasang telapak
tangannya dilontarkan kedepan. gulungan angin pukulan yang
amat dahsyat pun segera memancar kemuka dan menggulung
tubuh lawan.
Jerit keras menggema dari empat penjuru kawanan jago
yang berkumpul disitu pada panik semua, namun tak seorang
pun yang bisa berbuat apa2..

934
“Jangan kau lukai dia” disaat yang paling kritis itulah,
mendadak terdengar bentakan keras msnggema memecahkan
kesunyian.
Bersamaan deogan menggemanya suara bentakan
tersebut, tiba2 horden kereta tersingkap, menyusul segulung
angin pukulan yang amat keras langsung menggulung kearah
angin pukulan yang sedang dilepaskan Han Siong Kie..
"Duuk..blang..!" suatu benturan kerae kcmbali terjadi, kali
ini Han Siong Kie kena tergetar sampai mundur satu langkah
lebar kebelakang.
Seorang perempuan cantik berusia pertengahan dengan
langkah yang amat santai perlahan2 munculkan diri dari balik
ruang kereta, air mukanya kaku dan sedikit pun tidak
membawa emosi, dengan suatu pandangan yang dingin ia
menatap wajah Han Siong Kie tanpa berkedip.
Anak muda itu berdiri kaku dengan muka berubah hebat,
hatinya terasa amat sakit bagaikan di sayat2 dengan pisau
tajam, tubuh perempuan cantik setengah baya itu tak lain
adalah ibunya sendiri, Siang go cantik Ong Cui Ing adanya.
Tak kuasa lagi dia mundur beberapa langkah kebelakacg
dengan sempoyongan, mukanya berkerut kencang dan sebisa
mungkin dia berusaha menahan pukulan batin yang
dideritanya.
Sementara dia masih berdiri dengan wajah tertegun, Siang
go cantik Ong Cui Ing telah berkata dengan suara dingin
menyeramkan :
"Hey, manusia berwajah dingin, ini hari kaucu hujinmu tak
nanti akan biarkan engkau lolos dari sini dalam keadaaan
selamat..!"
Ucapan itu semakin menyayat perasaan Han Siong Kie,
pukulan batin yang dideritanya pada saat ini telah msnghapus

935
lenyap peringatan yang pernah diberikan Orang yang ada
maksud kepadanya,
Dia lupa kalau dirinya telah diperingatkan agar jangan
melukai orang dan cepat2 membawa kabur kelima orang
tianglonya.
Kini yang tercekam dalam benaknya yang satu ingatan
yaitu membunuh, dia merasa hanya darah segar yang
mengalir dari tubuh orang lain saja yang mampu
menenangkan perasaan hatinya ini...
Maka diapun bergerak maju kedepan, sasarannya yang
terutama adalah ketua muda dari Perkumpulan Thian che kau,
yaitu Yu sau kun
Demikianlah, begitu ucapan siang go cantik ong ciu ing
baru selesai diutarakan keluar, tiba2 si anak muda itu
menyergap maju kedepan, secepat sambaran kilat jari
tangannya ditusuk kedepan melepaskan ber-puluh2 buah
serangan jari yang tajam, seluruh serangan maut itu tertuju
kearah Yu sau kun yang berdiri disamping gelanggang.
Padahal pada waktu itu Yu sau kun sedang menderita luka
parah, dalam keadaan begitu gerak tubuhnya jadi lebih
lamban dari keadaan dihari2 biasa, tampaknya dia tak bisa
menghindarkan diri lagi.
serangan mematikan yang dilancarkan secara tiba2 ini jauh
diluar dugaan siapapun juga, sebab semua orang tak mengira
kalau anak muda itu bukannya melancarkan serangan ke arah
Kau-cu hujin sebaliknya malah menyergap Yu sau kun yang
sudah terluka parah. Bayangan manusia berkelebat lewat
didepan mata, menyusul seorang berseru tertahan.
Dengan wajah pucat pias bagaikan mayat, Siang go cantik
ong Cui ing berdiri dengan sempoyongan..
Rupanya disaat yang amat kritis itulah, berhubung tak
sempat memberikan pertolongan lagi, maka perempuan itu

936
segera berkelebat kedepan dan menyambut serangan jari
lawan yang sangat keras itu dengan tubuhnya sendiri
Kejadian ini di luar dugaan Han siong Kie, untuk sesaat ia
jadi menjublak dengan mata melotot besar, sementara
mulutnya bergumam seperti orang sedang mengigau:
"ooh.. ayah, sukmamu di alam baka pasti lebih
tahu,janganlah menganggap putramu tidak berbakti.."
Ucapan itu sangat lirih, tak seorangpun diantara kawanan
jago yang berada disana dapat menangkap ucapan itu dan lagi
sekalipun mendengar juga tak ada yang tahu artinya sebab
tak seorang pun yang mengetahui asal usul anak muda ini.
Hanya Siang go Cantik Ong Cui ing seorang yang mengerti
akan bisikan tersebut paras mukanya kontan berubah hebat,
secara beruntun dia mundur lagi beberapa langkah
kebelakang.
Dengan menahan melelehnya air mata yang membasahi
wajahnya, Han Siong Kie menjadi nekad tiba2 sepasang
telapak tangannya dilontarkan kembali kearah depan.
Walaupun serangan itu sangat hebat bagaimanapun juga
perempuan itu adalab ibunya sendiri, ketika serangan sampai
ditengah jalan ia jadi tak tega, hingga tak kuasa lagi dia tarik
kembali tujuh bagian tenaga pukulannya itu.
Selama pertarungan berlangsung Siang go cantik Ong Cui
ing selalu menyembunyikan lengan kanannya dibalik ujung
bajunya yang locggar, dia hanya melayani serangan lawan
dengan telapak tangan kirinya.
“Blaang!" sebuah benturan keras kembali terjadi, sambil
mendengus tertahan Siang go cantik Ong Cui ing mundur satu
kaki kebelakang dengan sempoyongan.
Bentakan bentakan nyaring segera berkumandang dari
empat penjuru, beberapa buah pedang dengan disertai

937
desiran tajam serentak bergerak kedepan menyergap tubuh
Han Siong Kie.
Pada saat itu kemarahan si anak muda itu sudah mencapai
pada puncaknya, hawa napsu untuk membunuh menyelimuti
seluruh benaknya, ketika merasakan datangnya ancaman
pedang, cepat dia putar badan sambil melepaskan serangan
telapak tangan dan serangan jari secara berbareng, desiran2
tajam langsung menyergap kearah kawanan jago dari Thian
che kau yang sedang menyergap datang itu.
Dalam waktu singkat jerit kesakitan berkumandang saling
susul menyusul, darah dan kutungan badan berhamburan
dimana-mana.
Hanya sebentar saja mayat sudah bergelimpangan disanasini,
keadaan betu!2 berubah sangat mengerikan.
Han Sioag Kie sudah mendekati kekalapan yang melintas
dalam benaknya saat ini hanyalah membunuh, membunuh
siapa saja yang dijumpainya...
Yang celaka tentu saja kawanan jago dari Thian che-kau,
mereka jadi sasaran pelampiasan hawa napsn membunuhnya,
siapa pun yang ditemui segera dibantai secara sadis.. darah
telah berceceran menodai seluruh permukaan tanah, keadaan
jadi begitu seram dan ngeri..
Akhirnya pembantaian itupun berhenti, seluruh jago yang
hadir dalam gelanggang telah terbabat habis, yang masih
hidup kini tinggal siang go cantik ong ciu Ing serta Yu sau kun
dua orang.
Dengan badan yang kotor karena penuh berlepotan darah
Han siong Kle melangkah maju kedepan, hawa napsu
membunuhnya masih jelas menyelimuti wajahnya, selangkah
demi selangkah ia maju ke depan menghampiri Yu sau kun
yang sedang berdiri dengan muka pucat pias.

938
"Manusia berwajah dingin, apa yang hendak kau
lakukan..?" bentak siang go cantik ong Cui ing dengan suara
keras.
"Mau apa lagi? Heehh... heehh... heehh... tentu saja mau
membunuh orang . . "
"Engkau tak ingin menolong rekan2mu?"
"Tentu saja harus kutolong jiwa mereka, tapi akupun akan
membunuh orang.."
"Kalau tidak kau lakukan pertolongan itu sekarang juga,
sebentar engkau akan menyesal"
Han siong Kle tertegun dan untuk sesaat tak mampu berkata2,
ia tak menyangka dalam keadaan seperti ini ibunya
dapat mengucapkan kata2 tersebut. Tapi sesaat kemudian ia
sudah mendengus dingia seraya berkata:
"Kau-cu hujin yang terhormat,aku tahu engkau sangat
menyayangi putramu, bukankah engkau takut kalau aku
sampai mencelakai putra kesayanganmu itu..? Haahhh....
haahhh..haahhh...."
Pilu amat gelak tertawa itu, bukan saja penuh mengandung
rasa benci yang tak terhingga bahkan membawa pula suara
sindiran tajam.
Dengan suatu gerakan yang cepat sianggo cantik ong cui
ing bergerak maju ke depan dan menghadang didepan tubuh
Yu sau kun, kembali bentaknya keras. "Han siong Kie, lebih
baik cepat tolonglah rekanmu dan segera tinggalkan tempat
ini"
"Akupasti akan menolong rekanku dan berlalu dari sini, tapi
setelah kubinasakan dulu dirinya"
sembari berkata selangkah demi selangkah dia masih maju
terus kedepan, sekarang mukanya sudah berubah jadi

939
mengerikan, begitu tebal hawa napsu membunuh yang
menyelimuti wajahnya bikin hati orang jadi bergidik.
"lbu, ijinkanlah aku untuk beradu jiwa dengan bedebah itu"
teriak ketua muda Thian che kau dengan nada penasaran.
Dengan langkah sempoyongan dia berusaha untuk
bergerak maju kedepan,
Tapi siang go cantik ong cui ing bertindak lebih cepat,
kembali dia menghadang jalan pergi anak muda ini seraya
berkata: "Kunji, jangan bertindak gegabah"
Betapa pedih dan sakitnya hati Han siong Kie, ia merasa
dunia serasa kosong jadinya secara tiba2, dari sikap ibunya itu
dia tahu bahwa ong cui ing lebih sayang terhadap putra
keduanya ini daripada terhadap dirinya.
Tekanan batin ini membuat hawa napsu membunuhnya
semakin tebal.
Meskipun ia sudah nekad untuk melakukan pembunuhan,
akan tetapi ia belum tega untuk membinasakan ibunya sendiri,
tentu saja perasaan ini lain bila ditujukan terhadap Yu sau
kun, ia menganggap bocah itu sebagai putra ibunya dengan
lelaki lain, maka dia bertekad untuk melenyapkan dari muka
bumi.
Hijau membesi selembar wajah siang go cantik ong cui ing,
dengan suara gemetar serunya keras:
"Engkau tak boleh membinasakan dirinya"
"Kenapa tak boleh?"
"Tidak..tidak boleh, engkau tak usah tahu, pokoknya dia
tak boleh kau bunuh"
secara tiba2 Han siong Kie jadi teringat akan sesutatu
peristiwa, waktu itu dia sedang mengebumikan jenasah
gurunya yakni Mo tiong ci mo, tiba2 Yu sau kun munculkan

940
diri dan dia bermaksud membinasakan anak muda itu, tapi
orang yang ada maksud telah menghalangi perbuatannya itu.
satu ingatan cepat melintas dalam benaknya, ia merasa di
balik kejadian itu tentu tersembunyi hal-hal yang tidak beres,
cuma ia tak mau pikirkan persoalan tersebut dalam keadaan
begini.
Dengan napsu membunuh yang lebih tebal menyelimuti
wajahnya, kembali pemuda itu maju ke depan.
Jarak antara kedua belah pihak kian lama kian bertambah
dekat, akhirnya selisih jarak kedua belah pihak tinggal lima
depa saja.
Pada detik itulah mendadak siang go cantik ong cui ing
putar badannya sambil melancarkan sebuah totokan, Yu sau
kun segera berseru tertahan dan roboh terkapar diatas tanah.
Tindakan secara tiba2 yang dilakukan ong Ciu ing ini sama
sekali diluar dugaan Han siong Kie, untuk sesaat dia jadi
tertegun tak mampu ber-kata2.
sebelum ingatan kedua sempat melintas dalam benaknya,
secepat kilat siang go cantik ong Ciu ing telah menyambar Yu
sau kun yang tertotok itu dan mundur satu kaki jauhnya dari
tempat semula, dua titik air mata tampak membasahi pipinya,
dengan suara gemetar dia berbisik, "Nak...."
Han siong Kie gemetar keras, ia merasa panggilan tersebut
sangat dikenal olehnya, hanya dia lupa dimanakah suara
itupernah didengar olehnya, setelah tertegun sejenak, segera
sahutnya dengan gemas:
"Engkau tak usah memanggil diriku dengan sebutan
tersebut, aku bukan anakmu"
Tampaknya siang go cantik ong Ciu ing berusaha keras
untuk mengendalikan emosi dihatinya, dengan suara yang
lebih rendah kembali dia berseru: "Nak, kau.."

941
"Jangan kau anggap dengan panggilanmu itu maka aku
lantas membatalkan niatku untuk membunuh engkau, Hmm
Kalau engkau berpendapat demikian maka kelirulah
pandanganmu itu"
"Engkau tak akan memahami perasaan hatiku, tapi suatu
ketika engkau akan mengerti bagaimanakah diriku ini"
Pada hakekatnya perempuan itu adalah ibu kandungnya
sendiri, meskipun ia membenci ibunya yang kejam melebihi
ular berbisa ini.. namun bagaimanapun juga perasaan kasih
antara anak dan ibu masih ada.
Maka sambil menahan melelehnya air mata yang
membasahi pipinya, ia menggigit bibir sambil berkata:
"Ucapanmu memang tak salah, aku tak akan paham,
selamanya tak akan paham.."
"Eng kau tahu siapakah pemuda ini?"
"Bukankah dia adalah putra kesayangan nyonya? Ketua
muda dari Thian che kau yang bernama Yu sau kun?"
"Keliru besar, dia bukan she Yu, semestinya dia bernama
Thio sau kun"
"Hmm Lalu apa bedanya antara she Thio dan she Yu? Toh
yang pasti dia adalah putra kesayangan nyonya?"
"Nak, engkau keliru besar, dia bukan anakku, dia adalah
keturunan dari susiokmu Telapak naga beracun Thio Lin.."
“Apa..? Dia adaiah patra kandung Thio Susiok..?” teriak
Han Siong Kie dengan suara gemetar, secara beruntun dia
mundur tiga langkah ke belakang dengan perasaan
terperanjat.
"Benar. dia adalab putra susiokmu!"
Telapak naga beracun Thio Lin telah selamatkan jiwanya
dan mendidiknya hingga menjadi dewasa, budi kebaikan ini

942
boleh dibilang melebihi tingginya bukit karang, seandainya Yu
Sau kun benar2 adalah putra kandung susioknya, itu berarti
dia pantas membayar segala hutang budi tersebut kepada
putranya ini.
Tapi.. dapat di percayakah perkataannya ini?
Waktu itu dia masih bsrusia dua tahun, bukankah Thio
susiok parnah berkata bahwa putranya telah mati dibantai
musuh?
Atau mungkin perempuaa ini sengaja mengarang suatu
cerita yang mengejutkan hati ini demi selamatkan jiwanya?
Untuk sesaat, pelbagai ingatan berkecamuk dalam
benaknya, lama sekali dia termenung memikirkan soal itu..
Akhirnya dia bertanya:
"Sungguhkah dia adaiah keturunan dari Thio susiok?”
“Nak, masa aku membohongi dirimu..?"
"Tapi . bukankah putra Thio susiok telah mati pada lima
belas tahun berselang?”
"Tidak. dia sama sekali tidak mati!"
"Siapa yang membuktikan bahwa dia tidak mati?”
"Aku .! Akulah yang membuktikan!"
“Hmm..!” Han Siong Kie tertawa dingin. “Engkau anggap
aku bisa mempercayai perkataan itu?”
"Mau percaya atau tidak terserah pada dirimu, pokoknya
apa yang kuucapkan adalah suatu kenyataan!"
“Masa dia bukan putra kandung dari ketua Thian che kau?”
"Bukan! Tapi dia sudah dianggap bagaikan putra kandung
sendiri oleh ketua Thian che kau!"

943
"Haaahhh haahhh haahhh.. engkau hendak coba
melindungi keselamatan jiwanya dengan kata2mu?” ejek sang
pemuda sambil tertawa keras, tertawa penuh sindiran.
Siang go Cantik ong Cui ing menengadah dan ikut tertawa
ter bahak2, suara tertawanya jauh lebih keras dan memilukan
hati.
"Nak" katanya kemudian, "seandainya kelima orang tianglo
itu sudah tertotok jalan darahnya oleh suatu ilmu totokan
yang khas dari pemilik benteng maut seperti apa yang kau
alami tempo dulu, dan tiada orang lain yang sanggup
membebaskannya kecuali aku, dapatkah kutawarkan
bantuanku ini sebagai pertukaran dengan selembar jiwanya?"
Berdebarlah jantung Han siong Kie sesudah mendengar
perkataan itu, tentu saja ia tak dapat mengorbankan jiwa
kelima orang tianglonya demi seorang pemuda lain, untuk
sesaat hatinya jadi ragu dan tak tahu apa yang musti
dilakukan.
Dia mulai berpikir, darimana perempuan ini bisa tahu kalau
mereka berlima sudah tertotok oleh ilmu totokan yang khas
dari pemilik benteng maut?
Atau jangan2 antara perkumpulan Thian che-kau dengan
benteng maut benar2 mempunyai hubungan yang erat ?
Berpikir sampai disini, dia lantas membentak dengan suara
nyaring:
"Benarkah perkumpulan Thian che kau mempunyai
hubungan yang erat dengan benteng maut?"
"sekarang aku tak akan menjawab pertanyaanmu itu" sahut
ong Cui ing dengan dingin, "toh dikemudian hari engkau bakal
mengetahui dengan sendirinya"
"Jadi engkau telah mengakui bahwa antara kedua
kelompok kekuatan ini sebenarnya mempunyai hubungan
yang erat?"

944
"Tidak " sahut perempuan itu dengan tegas.
"Dan sekarang engkau akan menggunakan kelima orang
tianglo itu sebagai pertukaran syarat dengan aku?"
"Aku sama sekali tidak bermaksud demikian, sebab itu tak
perlu bagiku.."
-000dw000-
BAB 52
HAN SIONG KIE jadi tercengang dan tidak habis mengerti,
dia tak tahu apa maksud dan tujuan yang sebetulnya dari
perempuan itu. setelah ter mangu2 sebentar, akhirnya dia
bertanya lagi:
"Apakah dia pribadi tahu kalau sebenarnya dia adalah
keturunan dari Thio susiok?"
"Tentu saja tidak tahu"
"Kenapa tidak tahu...?"
"sebab waktunya yang baik belum tiba, kalau dia tahu akan
persoalan ini maka lebih banyak kerugian dari pada
keuntungan "
Han siong Kie makin tercengang dan kebingungan lagi,
dengan jelas ia telah merasakan bagaimana perempuan itu
sudah tidak menganggap dirinya sebagai anak, bahkan
beberapa kali berusaha untuk mencabut jiwanya, tapi
sekarang setelah in terluka, tiba-tiba saja sikapnya berubah
seratus delapan puluh derajat,jangan2 dia memang...
Mendadak dari kejauhan berkumandang suara ujung baju
tersampok angin, agaknya ada belasan orang sedang
melayang tiba dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.
Paras muka Han siong Kie kontan berubah, hawa napsu
membunuh kembali menyelimuti wajahnya.

945
Air muka siang go cantik ong Cui ing sendiripun berubah
hebat, dengan gelisah dia berkata:
"sambutlah dia, tapi jangan kau lukai, aku harus
menyelamatkan jiwa kelima orang tianglo itu sekarang juga,
kalau tidak maka tak ada kesempatan lagi dilain waktu"
Berbicara sampai disini, dia lantas lemparkan tubuh Yusau
kun ke dalam pelukan Han siong Kie, sementara dia sendiri
segera menerjang masuk kedalam ruang kereta..
Dengan wajah tertegun dan mata terbelalak anak muda itu
menerima tubuh Yu sau kun dan memeluknya tanpa sanggup
berbuat sesuatu.
siang go cantik ong Cui-ing sendiri segera menerobos
masuk kedalam kereta, selang sesaat dia telah muncul
kembali diikuti lima orang tianglo dibelakangnya.
"Blaang.. kereta kuda itu dihajarnya sampai hancur
berkeping-keping, sementara ong Cui ing berdiri ditengah
bangkai kereta tersebut.
Begitu keluar dari ruang kerata, lima orang tianglo itu
segera memburu maju kedepan dan bersama2 memberi
hormat kepada Han siong Kie seraya berkata: "Hamba berlima
mengunjuk hormat untuk ciang bun suheng"
"Tianglo sekalian tak perlu banyak adat"
To It hui kepala tianglo segera maju dan berkala dengan
penuh emosi.
"Ilmu silat yang kami berlima miliki sangat tak becus,
hampir saja karena persoalan kami telah menimbulkan
kejadian besar, harap ciangbun suheng sukalah ...."
Ucapan itu sebelum selesai dlutarakan, tiba-tiba beberapa
sosok bayangan manusia meluncur datang dengan cepatnya.
Han siong Kie segera menyerahkan tubuh Yu Sau kun,
ketua muda dari Thian che kau itu ketangan Liok Sau tan,

946
tianglo yang ke empat, kemudian selangkah demi selangkah
maju kedepan menghampiri para pendatang.
Melihat ciangbunjinnya sudah maju, lima orang tianglo
lainnya segera berdiri beejajar di belakang tubuhnya.
Dalam waktu singkat empat belas orang kakek tua berusia
lima puluh tahunan telah munculkan diri ditengah gelanggang,
mereka ada enam orang berjubah hijau dan delapan orang
berjubah kuning.
Dalam sekilas pandangan Han Siong Kie segera kenali
mereka sebagai pengawal2 dari ciangbun Tee kun sekarang
ini, darah panas langsung bergolak dalam dadanya.
Sementara itu paras muka keempat belas orang pengawal
istana Huan mo kiong juga berubah hebat setelah
memandang sekejap keadaan dalam gelanggang tersebut.
Mereka lihat mayat bergelimpangan di mana2, kereta
hancur berserakan memenuhi permukaan tanah, bukan saja
nyonya kaucu sudah terluka, bahkan sau kaucu tertawan pula,
terutama kelima orang tianglonya yang berdiri dengan
pandangan berapi sungguh menggidikan hati.
Dengan sorot mata tajam Han siong Kte menyapu sekejap
keempat belas pengawal itu, kepada To It hui tanyanya:
"Apakah mereka semua adalah pengawal dari penghianat
perguruan?"
"Benar " jawab To It hui dengan hormat.
Han siong Kie mendengus dingin, ditatapnya sekejap
keempat belas orang pengawal itu, lalu dengan suara tegas
dia berkata:
"Apakah kalian semua rela menjadi penghianat2
perguruan..?"

947
Keempat belas orang pengawal itu saling berpandangan
dengan mulut membungkam, tak seorangpun yang berani
bersuara.
Per-lahan2 dari dalam sakunya anak muda itu ambil keluar
lencana ok kui cul-pay, kemudian diangkatnya tinggi2
keudara.
Dengan wajah serius, kelima orang tianglo itu segera
jatuhkan diri berlutut keatas tanah, setelah memberi hormat
mereka mundur kebelakang dan berdiri dengan muka serius.
Pucat pias selembar wajah orang2 itu, mereka sama2
menunjukkan muka kaget dan ketakutan, cuma tak
seorangpun yang berlutut, sementara kepala mereka kerap
kali berpalirg kebelakang se akan2 sedang menantikan
sesuatu..
Air muka siang go cantik ong Cui ing menunjukkan pula
perubahan serius, hanya tak tahu apa yang sedang ia pikirkan
dalam hati ?
Sambil menarik muka dan napsu membunuh menyelimuti
wajahnya, Han Siong Kie berpaling dan memandang sekejap
kearah kelima orang tianglonya, kemudian katanya dengan
suara berat.
"Ciangbun Tee kun perguruan Thian lam saat ini Wi It-beng
telah melanggar peraturan cousu dengan melatih ilmu Tui hun
kang, dosa ini sangat besar dan tak terampuni, selain itu dia
berani menghianati perguruan dengan bersekongkol dengan
pihak Thian che-kau untuk membunuh tianglo perguruannya
sendiri, mengingat dosa2nya itu maka aku dengan mendapat
perintah dari Tong Ceng, ketua perguruan yang lampau akan
melakukan pembersihan atas penghianat2 tersebut dari
perguruan"
Ia berhenti sebentar, lalu sambil acungkan lencana
kekuasaannya pemuda itu melanjutkan lebih jauh:

948
"Mulai hari ini Wi It-beng telah dicopot kedudukannya
sebagai ketua perguruan, atas dosa2nya maka dia akan
dihukum sesuai dengan peraturan perguruan yang berlaku"
Pucat pias wajah empat belas pengawal keringat dingin telah
mengucur keluar membasahi seluruh tubuh mereka .
Han Siong Kie mendengus dingin, ia berpaling dan
tanyanya lagi kepada kelima orang tianglo itu:
“Apa hukumannya jikalau ada anggota perguruan yang
tidak berlutut aetelah melihat lencana mutiara ini ?”
"Hukuman mati!" jawab kelima orang tianglo itu hampir
berbareng.
“Bagus. tianglo berlima ! Tunggu perintah!”
“Tecu sekalian siap !”
“Laksanakan peraturan perguruan dengan tegas !”
“Tecu sekalian turut perintah !”
Liok Sau wan tianglo keempat segera meletakkan tubuh Yu
Sau-kun keatas tanah, kemudian ber-sama2 keempat orang
rekannya memberi hormat kepada Han Siong Kie, dengan
sekali tutulan mereka segera menerjang kearah empat belas
orang pengawal itu dengan dahsyatnya.
Suasana kontan tercekam dalam ketegangan, hawa napsu
membunuh menyelimuti seluruh angkasa.
Betapa ketakutannya keempat belas orang pergawal itu,
mereka merasakan sukmanya se-akan2 sudah meninggalkan
raga, tanpa sadar orang2 itu serentak mundur kebelakang.
Suasana amat kritis dan tampaknya sejenak kemudian
suatu pertempuran sengit segera skan berkobar..
"Tee kun tiba !” tiba2 suatu bentakan nyaring bagaikan
guntur yang menggelegar membelah angkasa,

949
Keempat belas orang psngawal yang sedang ketakutan
segera menunjukkan wajah berseri,serentak mereka
menyebarkan diri ke kedua belah samping. enam orang
pengawal baju hijau bergeser ke sebelah kiri dan delapan
orang pengawal baju kuning bergeser ke sebelah kanan.
Agak tertegun kelima orang tianglo ini, tanpa sadar mereka
te1ah menghentikan langkahnya.
Han Siong Kie sendiripun diam2 merasakan jantungnya
berdebar keras, ia tak tahu bagaimana jadinya nanti.
Dua sosok bayangan manusia melayang masuk kedalam
gelanggang dan berdiri di-depan dua baris pengawal2nya.
Mereka adalah dua orang pria setengah baya yang
berwajah amat jelek, rambutnya yang panjang berwarna
kuning dengam mata hijau, hidungnya pesek sementara
bibirnya tebal.
Yang seorarg membawa senjata toya besi sedang yang lain
bersenjatakan sepasang cakar emas, dari dua macam senjata
yang di pakai dapatlah diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki
kedua orang pria tersebut luar biasa sekali.
Han sioog Kie tahu bahwa sebentar lagi Wi It beng bakal
munculkan diri, cepat perintahnya kepada kelima orang tianglo
iiu.
"Harap kalian berlima mengundurkan diri lebih dahulu!"
Lima orang tianglo itu segera menjura dan meagundurkan
diri kebelakang.
Paras muka Siang go cantik Ong Cui ing pun menunjukkan
perubahan hebat, akan tetapi dia masih tetap berdiri tak
berkutik di tempat semula.
Dari tengah hutan di tepi jalan raya perlahan-lahan
muncullah seorang kakek tua berjubah sutera dengan kopiah

950
terbuat dari emas, kakek tua itu langsung berjalan menuju ke
tengah gelanggang.
“Ciangbun suheng, dialah yang bernama Wi It beng !” seru
Seng Thian pau, tianglo kedua dengan cepat.
Han Siong Kie mengangguk tanda mengerti, ditatapnya
orang itu dengan sorot mata tajam.
Sementara itu dengan langkah yang lambat tapi kenyataan
sangat cepat sekali, kakek berkopiah emas itu berjalan masuk
ke dalam gelanggang, dimana orang itu lewat dua baris
pengawalnya segera memberi hormat.
Han Siong Kie mendengus dingin, ia menatap pihak lawan
dengan tatapan sinis, mulutnya tetap membungkam dalam
seribu bahasa.
Setelah berada di tengah gelanggang, dengan sepasang
mata elangnya yang tajam Wi It-beng menyapu sekejap
sekeliling gelanggang itu, kemudian pandangan matanya itu
berhenti diatas wajah Han Siong Kie, ujarnya dengan suara
yang mengerikan:
"Hey. manusia berwajah dingin ! Dari tempat mana engkau
berhasil mencuri benda kekuasaan perguruan kami? Bahkan
berani pula menyaru sebagai pewaris Tong toa supek untuk
melakukan pembantaian atas anggota perguruan kami? Hmm.
Aku lihat perbuatan ini benar2 terlalu berani..”
Belum habis Wi It beng menyelesaikan kata-katanya,
kelima orang tianglo itu sudah mendengus kegusaran.
Tuduhan yang semena2 itu membangkitkan pula hawa
amarah dalam dada Han Siong Kie, kontan dia membentak
keras:
"Tutup mulut anjingmu Engkau jangan mencoba menuduh
yang bukan2"

951
Kemudian dia angkat tinggi2 lencana ok kui-cu pai tersebut
seraya membentak keras:
"Wi It beng Tahukah engkau akan dosa-dosamu ?"
Bagaimanapun licik dan lihaynya Wi It beng, Tee- kun dari
perguruan Thian lam ini tak urung berubah juga paras
mukanya setelah melihat lencana mutiara itu, tanpa sadar dia
mundur satu langkah lebar ke belakang.
Tapi hanya sebentar saja dia sudah dapat menguasahi
kembali perasaan hatinya, dengan senyum licik menghiasi
bibirnya dia tertawa dingin, katanya dengan lantang:
"Heeeh.. heeeh... heeeh Manusia berwajah dingin, engkau
tak usah berlagak jumawa di hadapanku, ketahuilah bahwa
dihadapan Tee kun engkau masih belum pantas untuk unjuk
gagah" Kemudian sambil berpaling kearah lima orang tianglo
itu, tambahnya lebih jauh.
"Kalian berlima sebagai tianglo perguruan, bukan saja
berani berkhianat bahkan membela juga orang luar. Hmm
Tahukah kalian sampai dimanakah dosa yang kalian perbuat?"
"Wi It beng, engkau anggap peraturan perguruan tak dapat
meng-apa2kan engkau?"
"Kau anggap kau masih bisa berbuat semena-mena dengan
melanggar peraturan perguruan", teriak seng Thian pau,
tianglo kedua dengan suaranya yang keras bagaikan geledek.
Menyaksikan pihak lawan tetap membandel, Han siong Kie
segera menyimpan kembali lencana ok kui cu pay tersebut,
kemudian katanya dengan nada ketus:
"Wi It beng, engkau bersedia untuk menerima peratuan
perguruan ataukah tetap membandel.."
Thian lam Tee kun Wi It beng tertawa seram, tukasnya:
"Manusia berwajah dingin Lebih baik tutup saja bacot
anjingmu itu, hayo cepat serahkan lencana ok kui cu pay

952
tersebut kepadaku, mengingat nsiamu masih muda mungkin
saja aku akan lepaskan sebuah jalan kehidupan kepadamu".
Betapa gusarnya Han Siong Kie mendengar ucapan
tersebut, sekujur badannya sampai gemetar menahan emosi,
dari sikap lawannya yang sama sekali tak pandang sebelah
mata terhadap lencana kekuasaan yang tertinggi dari
perguruan ini. jelas menunjukkan bahwa dia memang tidak
menyesal dengan perbuatannya, itu berarti pula banyak
berbicara dengan orang macam begini sama sekali tak ada
gunanya.
Setelah termenung dan berpikir sebentar, akhirnya ia
membentak keras:
"Wi It beng! Kalau engkau tidak di hukum sesuai dengan
peraturan perguruan, rasanya sia2 belaka cousu berjuang
mati-matian menegakkan perguruan ini!"
Sambil berkata dia segera maju ke depan siap melancarkan
serangan...
"Hut tian ciangkoan, kalian berada dimana?” Wi It beng
segera membentak keras.
Dua orang laki2 berwajah jelek itu serentak maju tiga
langkah lebar, sesudah menjura sahutnya:
"Hamba berdua siap menantikan firman kaisar!"
"Tangkap manusia tekebur itu dan gusur dari sini!"
"Terima firman!"
Sambil mempersiapkan senjata toya baja seberat ratusan
katinya dan sepasang senjata cakar emasnya yang berat dua
orang itu segera maju kedepan daa menyergap diri Han Siong
Kie.

953
Menyaksikan itu To It hui dan Seng Thian pau segera maju
menghadang jalan pergi mereka berdua, kepada anak muda
itu ujarnya :
"Harap ciangbun suheng suka memberikan perintah!"
Dengan wajah serius Han Sioag Kie mengangguk, sorot
matanya segera dialihkan keatas wajah Wie It-beng.
Setelah mendapat persetujuan, To It hui langsung
menerjang laki2 bersenjata toya baja itu sementara Seng
Thian pau menghadapi laki2 bersenjata cakar emas.
Suatu pertarungan seru segera berkobar di sana, kedua
belah pihak saling menyerang dan menyergap dengan
gencarnya.
Kedua orang tianglo itu mengandalkan tenaga dalamnya
yang sempurna serta permainan jurus serangannya yang
terlatih meneter dua orang musuhnya habis2an, angin
serangan men-deru2 membuat suasana benar2 mengerikan.
Sebaliknya dua orang panglima perang pelindung istana itu
mengandalkan senjata yang berat dan tenaga dalam yang
kuat berusaha mempertahankan diri dari serangan lawan-
Pertarungan itu ramai sekali, untuk sementara waktu jelas
sukarlah untuk menentukan siapa bakal menang dan siapa
akan kalah. Dipihak lain, Han siong Kle telah membentak
nyaring:
"Wi It beng, tampaknya sebelum melihat peti mati engkau
tak akan mengucurkan air mata?"
"Hahaahh haahh hahaha Manusia berwajah dingin
Perkataanmu itu memang tepat sekali, adapun maksud
kedatangan Tee kun kedaratan Tionggoan ini tak lain adalah
demi dirimu"
"Kalau memang begitu, bagus sekali" seru sang pemuda
cepat, telapak tangannya langsung di ayun ke depan

954
Serangan teramat cepat dan bagaikan sambaran kilat,
bukan saja kuat tenaga pukulannya, tepat pula sasarannya.
Wi It beng tercekat hatinya, ia tidak menghindar ataupun
berkelit, cepat telapak tangannya di ayun kedepan dan
menyambut pukulan itu dengan keras lawan keras.
"Blaamm.." ketika dua gumpalan kekuatan itu saling
membentur satu sama lainnya, terjadilah suatu ledakan
dahsyat yang sangat memekikkan telinga, pasir dan debu
segera beterbangan memenuhi angkasa, diam2 di hati mereka
sama2 mengagumi kedahsyatan serta kesempurnaan tenaga
dalam yang dimiliki.
Berbareng dengan terjadinya bentrokan tersebut, enam
orang pengawal baju kuning yang berdiri di tepi gelanggang
dengan memisahkan diri jadi tiga rombongan serentak
menerjang tiga orang tianglo yang masih berdiri tenang.
Angin pukulan men-deru2, bayangan manmusia saling
menyambar satu sama lainnya, bentakan2 keraspun
membubung tinggi keluar, membikin telinga jadi amat sakit.
Meskipun kawanan pengawal baju kuning itu harus
menghadapi tianglonya dengan satu lawan dua, tapi kekuatan
mereka masih tetap terpaut jauh, dengan sendirinya
kedudukan merekapun sangat ketitir hebat.
sebaliknya dua orang panglima pelindung istana yang
bertarung melawan kedua orang tianglo yang lain, untuk
sementara waktu masih tetap bertahan dalam kedudukan
seimbang, pertarunganpun berlangsung dengan amat
serunya..
setelah mundur kebelakang, cepat Han siong Kie
menghimpun kembali tenaga dalamnya sebesar dua belas
bagian, kemudian sekali lagi dia melancarkan sebuah pukulan
dahsyat kearah Wi It beng.

955
"Bagus sekali" bentak Wi It beng dengan keras, telapak
tangannya segera diayun kedepan untuk menyambut
datangnya ancaman tersebut.
Agaknya dia memang ada maksud untuk menjajal kekuatan
tenaga dalam yang dimiliki Han siong Kie, dalam serangannya
kali ini dia telah mengerahkan segenap kekuatan tubuh yang
dimilikinya..
"Blaang.." suatu benturan dahsyat kembali menggeletar
diseluruh angkasa, membuat pasir beterbangan dan bumi
bergoncang keras.
Kali ini Han siong Kie tergetar mundur satu langkah lebar,
sebaliknya Wi It beng terdorong sampai tiga langkah lebih.
suatu jerit kesakitan yang memilukan hati tiba2
berkumandang dari sisi kalangan, rupanya salah satu diantara
dua pengawal baju kuning yang berhadapan dengan Ang pat
sin tianglo ketiga berhasil dihajar dengan toyanya sehingga
batok kepalanya hancur dan mati konyol.
Dengan cepat dua orang pengawal baju kuning terjun
kedalam gelanggang untuk mengisi kekosongan tersebut.
dengan demikian maka posisipun berubah menjadi satu lawan
tiga.
"Traang. traang..." benturan nyaring membelah pula ke
angkasa diikuti letupan cahaya api memancar keempat
penjuru, kiranya senjata toya yang digunakan oleh Seng thian
pau telah saling membentur dengan senjata cakar emas dari
Hot tiam ciangkun, dalam benturan tersebut kedua belah
pihak sama2 tergetar mundur satu langkah kebelakang.
Tapi begitu berpisah, mereka segera menerjang kembali
kemuka dan melibatkan diri dalam pertarungan yang lebih
seru.
Dalam gelanggang yang lain To It hui terlibat pula dalam
suatu adu kekuatan dengan senjata toya baja musuh, ternyata

956
kekuatan yang dimiliki ketua para tianglo ini masih lebih
tangguh setengah bagian- dia berhasil memaksa musuhnya
mundur terus ke belakang sambil ber kaok2 kegusaran.
Pada detik itulah tiba2 siang go cao tik ong Cui ing yang
selama ini hanya menonton jalannya pertarungan dari sisi
kalangan, meloncat kedepan lalu menyambar tubuh Yu sau
kun yang menggeletak ditanah, setelah itu dia kabur kedalam
hutan dan lenyap dibalik pepohonan yang rindang.
Walaupun perempuan itu bertindak cepat, Han siong Kie
yang bermata tajam dapat mengikuti semua kejadian itu
dengan seksama, satu ingatan segera melintas dalam
benaknya dan diapun tidak mencegah atau berusaha untuk
mengejarnya, seluruh perhatian dan kekuatannya dihimpun
menjadi satu untuk menghadapi musuh tangguh yang berada
didepan mata.
Wi It beng tertawa dingin, dengan sorot mata berkilat
serunya mendadak dengan suara menyeramkan:
"Manusia berwajah dingin, aku akan menyempurnakan
kehendak hatimu itu."
sepasang telapak tangannya melakukan suatu perputaran
yang aneh didepan dadanya, kemudian secepat kilat di
lontarkan ke depan.
Han siong Kie segera bertindak dengan menyambut
serangan tersebut dengan jurus mo ciang liong (telapak iblis
menaklukan naga), untung ia belum sempat melepaskan
pukulan itu sebab secara tiba2 dia merasakan sesuatu yang
aneh dibalik pukulan musuh.
Pukulan itu sangat berat bagaikan tindihan berpuluh2 buah
bukit karang, bahkan disertai juga hawa tekanan yang
mengerikan.
Anak muda itu terperanjat dan tak berani melayaninya,
cepat tubuhnya menghindar empat depa kesamping.

957
sungguh cepat gerakan menghindar itu, kalau bukan
seseorang yang berpandangan tajam, tidaklah mungkin untuk
mengikati gerakannya itu.
Wi It beng tertawa seram, telapak tangannya dilontarkan
kedepan seolah2 itu tanpa menimbulkan sedikit suarapun
segara ditarik kembali.
Han siong Kie makin terperanjat, dia yakin kalau
kepandaian sendiri masih belum berhasil mencapai taraf
sebegitu tinggi. sebab itulah dia yakin juga bahwa tenaga
dalam yang dimilikinya masih belum mampu mengatasi
kekuatan lawan.
Ingatan kedua belum habis terlintas, serangan yang maha
dahsyat dari Wi It beng kembali sudah meluncur tiba.
Pemuda itu jadi penasaran, keangkuhan dan perasaan
tinggi hati yang dimilikinya membuat dia malu uniuk
menghindar, walau pun dia tahu serangan tersebut amat
dahsyat namun dikerahkan juga segenap kekuatannya untuk
menolak balik ancaman lawan.
Dalam anggapannya, dengan kekuatan tenaga dalam
sebesar dua ratus tahun hasil latihan yang dimilikinya
sekarang, paling sedikit dia masih bisa mengimbangi
keampuhan lawan dengan kedudukan seimbang.
Siapa tahu begitu gulungan angin pukulan lawan tersentuh
olehnya, ia segera merasakan munculnya kekuatan yang sama
sekali diluar dugaan, kejadian ini amat mengejutkan hatinya.
"Aduuh..celaka!" jerit pemuda itu di hati.
Baru jeritan itu terlontar benturan dahsyat telah
menggelegar menggoncangkan seluruh permukaan tanah.
Benturan itu keras dan memekikkan telinga, begitu
dahsyatnya bentrokan tadi membuat kawanan jago yang
sedang bertarung segera mengbentikan pertarungannya dan
berpaling..

958
Dengan sempoyongan Han Siong Kie mundur sampai
sejauh dua kaki lebih.. dengan wajah pucat pias seperti mayat
ia roboh tertunduk diatas tanah dan muntahkan darah segar,
jelas isi perutnya sudah menderita luka yang cukup parah.
Melihat musuhnya roboh, Wi It-beng ter-bahak2 dengan
bangganya, sambil ulapkan tangannya kepada dua orang
ciangkun pelindung istananya, ia perintahkan.
"Bekuk orang itu!"
"Terima parintah!"
Mendengar seruan itu, serentak lima orang tianglo itu
bergerak maju dan siap menghalangi perbuatan lawan.
Tapi sebelum mereka sempat maju lebih kedepan, sebuah
pukulan yang sangat dahsyat telah ditontarkan wi it beng ke
arah depan, termakan oleh hembusan angin yang amat
dahsyat itu, lima orang tianglo itu segera terdorong mundur
dengan sempoyongan.
Dengan terhadangnya kelima orang tianglo itu untuk maju
kedepan, maka dengan suatu gerakan yang cepat ciangkun
pelindung istana telah tiba dihadapan Han siong Kie dengan
cekatan mereka lantas menyambar si anak muda itu..
Tiba2 jerit lengking yang mengerikan menggema
memecahkan kesunyian, dua sosok bayangan manusia
mencelat kebelakang lalu terkapar diatas tanah dengan
bermandikan darah.
Kiranya pada saat2 yang amat kritis itulah Han siong Kie
telah melancarkan serangan pembelaan dengan ilmu jari Tong
kim ci yang maha sakti itu.
Ilmu jari Tong kim ci adalah ilmu sakti yang diciptakan Mo
tiong ci-mo setelah melatih dan mempelajarinya selama
hampir empat puluh tahun lamanya, jangankan tubuh
manusia, emas atau batu karang yang berada pada jarak lima
kakipun sanggup ditembusi, bayangkan saja mana sanggup

959
jago2 yang berbadan darah daging itu menahan serangan
tersebut ?
semua orang tercengang dan merasa tak habis mengerti,
mimpipun mereka tak mengira dalam keadaan terluka parah
Han siong Kie masih sanggup melancarkan serangan
mematikan, bahkan dalam satu kali gebrakan saja mampu
membinasakan dua orang jago kelas satu dari istana Huan mo
kiong.
Para pengawal yang hadir disekitar gelanggang sama2
berdiri menjublak dengan mata terbelalak mulut melongo,
bulu kuduk tanpa terasa pada bangun berdiri
Perlu diketahui, Han siong Kie pernah cuci tulang berganti
otot dalam sumber air Tee hiat seng-swan, karena itu
kekuatan tubuhnya sama sekali berbeda bila dibandingkan
dengan orang2 lain,justru dengan memiliki kelainan itulah
maka walaupun isi perutnya terluka parah, ia masih mampu
melakukan serangan yang mengerikan.
Paras muka Wi It beng berubah hebat, setelah tertegun
sebentar, akhirnya dengan hawa napsu membunuh yang
menyelimuti wajahnya, selangkah demi selangkah dia
menghampiri anak muda itu.
seketika itu juga suasana dalam gelanggang berubah jadi
sangat tegang, tampaknya setiap saat suatu pertarungan
sengit bakal berlangsung kembali.
Sambil menggigit bibir Han Siong Kie bangkit berdiri,
lencana mutiara ok kui Cu pay kembali dikeluarkan dari
sakunya, demi kejayaan perguruan serta nama baik dirinya ia
tak rela menyerah dengan begitu saja kepada para
pengkhianat, karenanya dia bersiap sedia untuk kedua kalinya
menggunakan lagi lencana mutiara tersebut.
Dipihak lain, lima orang tianglo yang kena terdesak mundur
telah bergerak maju lagi dengan wajah sedih bercampur

960
gusar, dengan sinar mata menggidikkan mereka membentak
keras, kemudian serentak bergerak maju kedepan-
Tujuh orang pengawal baju kuning dan enamn orang
pengawal baju hijau yang berada disamping gelanggang tentu
saja tidak akan biarkan musuhnya menyergap kemuka, pada
saat yang bersamaan mereka menerjang maju kedepan dan
menghadang jalan pergi kelima orang tianglo tersebut.
Dalam waktu singkat, berlangsunglah suatu pertarungan
yang seru antara lima orang tianglo itu melawan tiga belas
orang musuhnya.
Dengan disertai suara gemerisik yang amat nyaring,
selangkah demi selangkali Wi It beng melangkah kedepan,
setiap langkah kakinya itu seakan2 jeritan malaikat elmaut dari
neraka..
selisih jarak diantara kedua belah pihakpun kian mendekat
tiga kaki.. dua kaki.. dan akhirnya tak ada satu kaki .
Pada saat itulah mendadak Han siong Kie angkat tinggi2
lencana mutiaranya, sekilas cahaya tajam langsung menyorot
kearah Wii It beng.
sebagai Tee kun dari istana Hian mo kiong, tentu saja Wi It
beng mengetahui kegunaan dari lencana mutiara tersebut,
dikala sekilas cahaya tajam memancar keluar kearahnya,
cepat dia menyingkir selangkah ke samping, kemudian
secepat petir sebuah pukulan dahsyat dilontarkan kedepan-
Merasakan lenyapnya bayangan musuh, tanpa berpikir
panjang Han Siong Kie ikut bergeser pula delapan depa
kesamping.
Dengan bergesernya anak muda itu, maka dengan
sendirinya pukulan gencar yang dilepaskan Wi it beng pun
mengena pada sasaran yang kosong.
Tapi kaisar dari istana Huan mo kiong itu memang sangat
tangguh, begitu mengetahui serangannya mengenai pada

961
sasaran yang kosong, cepat dia bertindak lebih jauh, sebuah
pukulan aneh yang tak kalah dahsyatnya kembali dilontarkan
kedepan-Tiba2 dari kejauhan menggema jeritan kaget,
menyusul mana seorang berseru keras: "Haaahh.. Bukankah
itu pukulan sakti Boan yok sinkang?"
Berubah hebat air muka Wi It beng, dia tarik kembali
serangannya sambil mundut ke belakang, agaknya jago lihay
ini tidak menyangka kalau asal usul ilmu pukulannya berhasil
diketahui orang.
Han Siong Kie sendiripun merasakan hatinya bergetar
keras, cepat dia berpikir dalam hati:
"Apa ? Ilmu sakti Boan yok sinkang ? Bukankah pihak
gereja Siau lim si telah kehilangan sejilid kitab Toa boan yok
sinkang pit kip? Bahkan menuduh guruku Mo tiong ci mo yang
melakukan pencurian tersebut,Jangan-jangan dialah..."
-ooodewiooo-
Jilid 26
SAMBIL menggertak gigi dia berpikir lebih jauh.
"Benar, pastilah penghianat ini yang melakukan perbuatan
tersebut, setelah mencuri kitab pusaka dari gereja siau lim si,
dia lantas membinasakan Lian hoan hwesio yang menjaga
ruang penyimpan kitab sambil mencatut nama guruku..
pastilah tujuannya hendak menfitnah guruku sehingga beliau
bermusuhan dengan pihak gereja siau lim si. Hmm Tahulah
sudah aku sekarang, tampaknya sudah sekian lama dia
mengincar kedudukan ketua tersebut, dan tak segansegannya
menggunakan pelbagai cara untuk melenyapkan
setiap saingannya.."

962
Baru saja dia berpikir sampai disana, dua sosok bayangan
manusia telah melayang masuk kedalam gelanggang.
Begitu mengetahui siapa yang datang Han siong Kie
merasakan hatinya tergetar keras sebab yang datang ternyata
tak lain tak bukan adalah pengemis dari selatan dan padri dari
utara, dua orang tokoh sakti dalam dunia persilatan.
Dipihak lain, pertarungan antara kelima orang tianglo itu
melawan para pengawal berlangsung terus dengan serunya,
dalam pertarungan tersebut ada empat orang pengawal baju
hijau yang berilmu agak cetek sudah menggeletak menjadi
mayat, sementara diantara pengawal2 baju kuning juga ada
tiga orang sudah mundur dengan luka cukup parah.
setajam sembilu sorot mata Wi It beng, ia menyapu
sekejap wajah pengemis dari selatan dan padri dari utara,
kemudian sambil tertawa seram katanya: "Heehhh heehh
heehhh luas sekali pengetahuan kalian berdua"
Pengemis dari selatan dan padri dari utara saling
berpandangan sekejap. kemudian mereka berjalan
menghampiri Han siong Kle.
Melihat itu, untuk kesekian kalinya Wi It beng tertawa
seram, ia mengejek sinis: "Apakah kalian berdua sengaja
datang ke mari untuk menghantar kematian.??"
Tanpa sadar pengemis dari selatan danpadri dari utara
menghentikan langkahnya dan berpaling, sesudah mendengar
ucapan itu, namun mulut mereka masih tetap membungkam.
Han siong Kle tidak tahan lagi, dia segera membentak nyaring:
"Wi It beng, rupanya engkau yang telah mencuri kitab
pusaka Toa boan yo sin kang dari gereja siau lim si, dan
engkau pula yang telah membinasakan Lian huan hwesio
kemudian menfitnah guruku.. Hmm Tak kusangka engkau
begitu licik dan pandai memutar balikkan duduknya persoalan"

963
"Heee heeeh heeeehh ucapanmu benar, memang akulah
yang telah melakukan kesemuanya itu, lantas kau mau apa?"
sahut Wi It beng sambil menarik muka.
"Hmm sekalipun engkau mampus seratus kalipun belum
tentu bisa menebus semua dosa2mu itu"
Haaahh haaaahh haaaahh bocah yang tak tahu diri,
kematianmu sudah berada di ambang pintu, berani benar
engkau ngebacot terus tak karuan-.."
suatu jeritan ngeri berkumandang lagi memecahkan
kesunyian, kembali seorang pengawal baju hijau menggeletak
tak bernyawa. . .
Menyaksikan kejadian tersebut, Wi It beng sadar bahwa
gelagat tidak menguntungkan dirinya, jika dibiarkan
berlangsung terus, keadaan tersebut maka besar
kemungkinannya semua pengawal andalannya akan mati di
ujung toya kelima orang tianglo itu "Mundur semua"
bentaknya kemudian dengan suara dingin-
-ooodwooo-
BAB 53
PADA hakekatnya kawanan pengawal istana itu sudah
kewalahan menghadapi serangan gencar dari kelima orang
tianglo tersebut, tapi mereka berusaha keras untuk
mempertahankan diri sebab tak berani tunjukkan sikap jeri
mereka dihadapan Tee-kun nya, karena itu seruan tadi
bagaikan firman pengampunan menjelang kematian saja,
cepat mereka mengundurkan diri kebelakang.
Sesudah kawanan pengawal itu mundur semua, barulah Wi
It beng bergerak kedepan sambil secara beruntun melepaskan
tiga buah pukulan berantai, dimana bayangan telapak
berkelebat lewat disitulah terdengar dengusan berat
menggema di udara, dalam waktu singkat kelima orang

964
tianglo itu sudah terdesak hebat hingga mundur tercerai berai
dengan sempoyongan.
Dipihak lain, Han siong Kie sedang memandang kearah
Pengemis dari selatan dan padri dari utara dengan sorot mesa
menyesal, katanya dengan suara lirih:
"Maaf engkoh tua berdua, aku minta kalian tak usah
mencampuri urusan ini, sebab urusan ini adalah urusan rumah
tanggaku sendiri"
"Urusan rumah tanggamu sendiri?" tanya pengemis dari
selatan dengan sepasang mata melotot.
"Begitulah kenyataanya engkoh tua, harap engkau bisa
memaklumi keadaanku ini"
"Tapi saudara cilik. tahukah engkau bahwa luka yang kau
derita cukup parah?"
"Tidak menjadi soal, luka itu tak kuperhatikan sama sekali"
sahut Han Siong Kie sambil tertawa getir, "bagaimana pun ku
harap kalian berdua segera tinggalkan tempat ini?" .
Baik pengemis dari selatan maupun padri dari utara sama2
adalah jago persilatan yang sudah berpengalaman selama
puluhan tahun, tentu saja segala tata cara dan titik bengek
tersebut dipahami olehnya, mereka tahu bahwa urusan rumah
tangga orang lain tidak pantas dicampuri orang lain oleh
karena itu sesudah saling berpandangan sekejap, akhirnya
mereka berkata:
"Baiklah, kalau engkau sudah berkata demikian kami jadi
tak baik untuk tetap berada disini.."
Berbicara sampai disitu mereka lantas putar badan dan
berlalu dari sana.
"Hmm Memangnya kalian berdua hendak pergi dengan
begitu saja?" tiba2 Wi It beng menegur kembali dengan
mendengus dingin.

965
"Ada apa?" tanya pengemis dari selatan dengan alis
berkenyit. "memangnya engkau sudah penuju dengan aku
sipeminta tua?"
"Tetapi sekali ucapanmu itu aku memang penuju sekali
dengan dirimu. Bukankah kamu berdua sudah kenali ilmu
Boan yo sin kang milik kaisarmu ?"
"Nah, itulah dia.. akan kuhantar kalian berdua untuk pulang
kealam barat dengan kepandaian sakti itu, dari pada hidup
didunia toh kalian bakal cerewet belaka?"
Dari ucapan itu jelaslah sudah kemana Wi It beng
membawa pembicaraan tersebut, rupanya dia berhasrat untuk
melenyapkan kedua orang jago itu berhubung perbuatan
busuknya atas geteja siau lim si sudah ketahuan.
Bilamana ilmu silat yang dimiliki Han siong Kie tidak terlalu
lihay, tak nanti ia keluarkan ilmu Boan yo sinkang tersebut tapi
sekarang dia bertujuan lenyapkan Han siong Kie dan
merampas lencana ok kui cupay untuk menegakan kembali
kewibawaannya sebagai seorang Tee kun, terpaksa
kepandaian simpanannya itu dikeluarkan. sementara itu Padri
dari utara telah merangkap tangannya sambil berkata:
"Omitohud Kalau toh sicu memang berhasrat begitu,
rasanya tiada perkataan lain yang bisa kukatakan lagi, bila
ingin turun tangan silahkan saja segera turun tangan"
Pengemis dari selatan menyambung sambil tertawa
tergelak:
"Haaah haaah haaah betul, memang tepat sekali ucapan
tersebut, Kalau memang engkau sudah penuju pada diriku,
akupun tidak akan banyak bicara, toh aku si pengemis tua
sudah bosan hidup ... hayo ambillah nyawaku ini"
sudah tentu Han siong Kie tidak mengijinkan kedua orang
tua itu terlibat dalam persoalan perguruannya sendiri, dengan
gelisah bercampur gusar dia maju dengan sempoyongan,

966
sambil menahan sakit dalam isi perutnya ia berseru kepada
dua orang tokoh silat itu.
"Engkoh tua, locianpwe Disini sudah tak ada urusanmu lagi,
aku harap kalian berdua segera tinggalkan tempat ini"
"Eeh... memangnya engkau tidak dengar bahwa orang lain
tidak mengijinkan aku berdua tinggalkan tempat ini?" sahut
pengemis dari selatan dengan mata melotot.
"Engkoh tua, loocianpwe Ketahuilah mencampuri urusan
rumah tangga orang lain merupakan pantangan terbesar bagi
umat persilatan, aku minta janganlah kalian bikin hatiku jadi
susah dan serba salah"
"Kuakui kalau ucapan saudara cilik tidak salah, tapi engkau
tua dan menyaksikan sendiri bahwa situasi yang kita hadapi
sekarang sama sekali berlainan, aku rasa engkau sendiripun-."
"Engkoh tua, ataukah kalian hendak menunggu sampai
saudara cilikmu ini mempersilahkan sendiri kepergianmu?"
tukas anak muda itu secara tiba2.
sudah tentu maksud dari Han siong Kie mengusir dua orang
sahabatnya itu bukan lantaran apa2, maksud yang sebenarnya
adalah karena dia tak tega menyaksikan kedua orang
sahabatnya ini ikut jadi korban di tangan lawan, jelas ilmu silat
mereka masih belum sanggup menandingi lawannya, bila Wi It
beng berhasrat membunuh mereka jelas itu bukan pekerjaan
yang terlalu menyulitkan dirinya.
Wi It beng bukan orang bodoh, dia sendiripun tahu kalau
akan maksud hati anak muda itu, kontan dia tertawa seram.
"Haaah haah haaah Manusia berwajah dingin, lebih baik tak
usah buang waktu dan tenaga dengan percuma, ketahuilah
nasibmu telah berada ditanganku, akulah yang akan
menentukan kalian semua harus mampus sekarang juga atau
tetap hidup dikolong langit "

967
"Manusia bedebah, jangan tekebur lebih dahulu, ucapan
semacam itu terlalu pagi kalau diutarakan pada saat sekarang
" hardik Han siong Kie dengan gusarnya.
sekali lagi dia ayun lencana ok kui cuipay nya ketengah
udara, segenap sisa kekuatan yang masih dimilikinya
disalurkan kedalam lencana tersebut, tampaklah sekilas
cahaya tajam langsung memancar kedepan dan mencapai
sejauh satu kaki dari kedudukan pemuda itu.
Gerakan ini sangat taktis dan tepat, karena gegabah dan
kurang perhatian Wi It beng seketika terkurung oleh cahaya
tajam tersebut, sementara pikirannya jadi buyar, Han siong
Kie telah melancarkan serangan mautnya dengan ilmu jari
Tong kim ci.
Dengus tertahan memecahkan kesunyian, tak tahan wi It
beng roboh terjengkang ke atas tanah.
Han siong Kie segera membentak keras:
"Tianglo berlima, dengarkan perintah segera perintahkan
dua orang tamu ini untuk tinggalkan gelanggang"
Lima otang tianglo itu serentak mengiakan, lima belah toya
berkepala setan langsung di sapu kedepan menggulung tubuh
pengemis dari selatan dan padri dari utara.
Tentu saja Pengemis dari selatan dan padri dari utara tak
ingin melibatkan diri dalam suatu pertarungan, tanpa
menunggu ke lima orang tianglo itu mendekati tubuh nya,
mereka sudah kabur tinggalkan tempat itu.
Menunggu dua orang jago tersebut sudah lenyap dari
pandangan mata, Han siong Kie baru bisa menghembuskan
napas lega, dia tarik kembali lencana mustikanya dari sisi maju
kedepan untuk memeriksa keadaan luka Tee kun itu.
siapa tahu batu saja lencana nya ditarik kembali. Tiba2 Wi
It beng loncat bangun kemudian memperdengarkan suara
gelak tertawanya yang amat mengerikan.

968
Betapa tercekatnya hati anak muda itu, dari gelak tertawa
yang mengerikan itu, ia tahu bahwa luka yang diderita pihak
lawan sama sekali tidak parah.. Apa yang telah terjadi ?
Rupanya pada saat itu luka yang diderita Han siong Kie
sangat parah sekali, disamping itu diapun harus kerahkan dulu
tenaga dalamnya kedalam lencana mutiara.. karena itulah
meskipun angin serangannya dapat telak ditubuh lawan,
namun tenaga serangan nya lemah sekali.
Padahal sekujur badan wi It beng terlindung oleh hawa
sakti Boan yo sin kang, karenanya meskipun serangan
tersebut bersarang telak di tubuh nya, namun hanya
mengakibatkan sedikit lecet saja pada kulis tubuh nya.
selama ini dia masih tak mampu untuk bangkit, ini bukan
akibat dari luka tersebut melainkan kekuatan tubuh nya lenyap
sebab terpengaruh oleh sinar tajam itu.
Maka begitu Han siong Kie menarik kembali serangannya,
kekuatan dalam tubuh Wi It beng pulih kembali. serentak dia
loncat bangun.
Dengan mulut mengerikan karena terpengaruh oleh hawa
napsu membunuh yang berkobar-kobar, selangkah demi
selangkah Wi It beng bergerak maju kedepan.
Kelima orang tianglo itu bertindak cepat melihat ketuanya
terancam, serentak mereka lintangkan toyanya didepan dada
dan berdiri dibelakang anak muda itu. Han siong Kie ayun
kembali lencana nya untuk mempengaruhi kekuatan lawan-
Tapi kali ini wi It beng telah membuat persiapan, secepat
petir tubuh nya menghindar kesamping, kemudian sebuah
pukulan Boan yo sinkang dilontarkan kedepan.
Desingan angin tajam memekikan telinga bagaikan
gulungan ombak samudra ditengah hembusan angin puyuh
langsung menerjang tubuh Han siong Kie serta kelima orang
tianglonya.

969
Han siong Kie berenam jadi terperanjat, tanpa berpikir
panjang mereka ayun pula telapak tangannya untuk
menyambut datangnya serangan tersebut.
"Blaaamm.." suatu ledakan keras menggelegar di angkasa,
dengan sempoyongan kelima orang tianglo itu terdorong
mundur sampai tercerai berai ke mana2, sebaliknya Han siong
Kie yang sudah terluka termakan oleh serangan itu lukanya
makin parah, sekali lagi dia muntah darah segar.
Wi It beng memang seorang jago yang tangguh, meskipun
seorang diri harus menghadapi serangan gabungan dari enam
orang, akan tetapi dia hanya dipaksa mundur sejauh tiga
langkah.
Kilat tajam sorot mata Wi It beng melebihi tajamnya
sembilu, tiba2 dia menyapu sekejap sekitar hutan ditepi hutan,
kemudian tegurnya dengan lantang:
"Tokoh silat dari manakah yang telah berada disitu? Kalau
sudah datang mengapa tidak segera munculkan diri?"
Mendengar seruan itu, semua jago yang ada dalam
gelanggang sama2 alihkan sorot matanya ke arah hutan-..
Gelak tawa yang menyeramkan berkumandang dari dalam
hutan, menyusul mana sesosok bayangan hijau bagaikan
sukma gentayangan munculkaa diri dari hutan, begitu cepat
gerak tubuhnya hanya sekejap mata ia sudah tiba dihadapan
para jago.
orang itu bukan lain adalah seorang manusia berkerudung
yang memakai baju warna hijau.
Mengetahni siapa yang muncul, bergetarlah perasaan Han
siong Kie, diam2 peluh dingin membasahi tubuhnya.
Air muka Wi It beng sendiripun berubah hebat, tegurnya
kemudian-"siapa engkau?"

970
Manusia berkerudung itu tetap membungkam dalam seribu
bahasa, tangan kanannya perlahan di ayun kedepan dan
tahu2 sebuah tengkorak warna merah sudah muncul di depan
mata.
"Haah.. Tengkorak maut?" seru Wi It beng dengan hati
tercekat.
Paras muka kelima orang tianglo serta kawanan
pengawalpun berubah hebat, mereka tak mengira kalau
Tengkorak maut yang di segani tiap umat persilatan di daratan
Tionggoan telah munculkan diri dalam saat begini.
Di antara sekian banyak orang hanya Han siong Kie
seorang yang tahu bahwa tengkorak maut yang berada
dihadapannya sekarang ini tak lebih hanya tengkorak maut
gadungan, hatinya bergetar keras dan paras mukanya
terpengaruh oleh emosinya.
Dalam sekejap mata suasana dalam gelanggang berubah
jadi hening, sepi dan tak kedengaran sedikit suarapun-
Ditengah keheningan itulah tampak sesosok bayangan
manusia berkelebat lewat, di susul seseorang berseru
kesakitan.
Dengan sempoyongan Han siong Kia mundur kebelakang,
darah segar meleleh terus dari ujung bibirnya.
Dalam sekejap mata itu pula lencana ok kui cupay telah
berpindah tangan, kini benda tersebut telah berada ditangan
tengkorak maut yang lihay itu.
Tindakan dari Tengkorak maut ini sama sekali berada diluar
dugaan semua orang, siapapun tak menyangka kalau tokoh
sakti itu sudi merampas ok kui cupay tanda kepercayaan dari
Huan mo kiong.
Paras muka Wi It beng berubah hebat, tubuhnya gemetar
menahan emosi.

971
Jauh2 dari Thian lam menuju daratan Tionggoan, tujuan wi
It beng adalah melenyapkan Han siong Kie serta merampas
lencana ok kui cupay yang merupakan tanda kekuasaan dari
istana Huan mo kiong, dan kini dikala lencana tersebut hampir
terjatuh ke tangannya. Tahu2 sudah dirampas oleh Tengkorak
maut, bisa dibayangkan betapa gusar dan gelisahnya jago ini.
"Tengkorak maut, hayo serahkan kepadaku benda itu"
hardiknya keras2.
"Heehh heehhh heehhh apanya yang serahkan kepadamu?"
jengek Tengkorak maut sambil tertawa seram.
"Apa lagi? tentu saja lencana ok kui cupay tersebut"
"Haahh haahhh haaa... Wi It beng menurut apa yang
kuketahui, engkau tak lebih hanya seorang anggota murtad
dari aliran Thian lam dan lagi kedudukanmu sebagai Tee kun
sudah terhapus, memangnya lencana ini masih menjadi
milikmu??"
"Tutup mulutmu, Jawab saja, mau diserahkan kembali
kepadaku atau tidak ....?"
"Memangnya engkau mampu melakukan sesuatu yang luar
biasa atas diriku ini? " ejek Tengkorak maut.
"Bangsat Rupanya engkau memang sudah bosan hidup,"
teriak Wi It beng dengan gusarnya. setelah membuat satu
gerak melingkar di depan dada, sepasang telapak tangannya
langsung dilontarkan ketubuh Tengkorak maut, bukan saja
cepat sekali serangan itu, bahkan ganas dan keji.
"Waah.. kalau cuma mengandalkan ilmu kucing kaki tiga
seperti ini masih jauh kalau ingin merobohkan aku"
Tiba2 ia melesat kedepan sejauh dua kaki, kemudian
ejeknya dengan nada sinis. . "Wi It beng, manusia tolol
sampai ketemu lain kali..."

972
Berbareng dengan berakhirnya ucapan tersebut, tubuhnya
sudah lenyap dibalik pepohonan yang lebat.
Betapa murkanya Wi It beng ketika ia lihat Tengkorak maut
telah berlalu dengan begitu saja, ia berpaling dan melotot
sekejap kearah Han siong Kie dan kelima orang tianglo itu
dengan tatapan benci, kemudian dengan wajah menyeringai
ucapnya:
"Baik..baiklah... akan kuselesaikan kalian lebih dahulu
sebelum kubikin perhitungan dengan Tengkorak maut"
Keadaan Han siong kie ketika itu sangat lemah, jangan toh
harus bertempur, untuk berdiri sendiripun sudah tak mampu.
Lima orang tianglo itupun merasa sedih bercampur gusar,
kini ketua mereka telah terluka parah, itu berarti mereka
berlima tak akan mampu menghadapi kelihayan wi It beng
kendatipun turun tangan bersama2
Dari sikap musuhnya yang begitu seram, merekapun sudah
tahu bahwa musuhnya tak akan melepaskan mereka berenam
dengan begitu saja, asal mereka sudah mati maka perguruan
Thian lam pasti akan terjatuh ketangan manusia biadab ini, itu
berarti pula bahwa kejayaan dan kecermerlangan perguruan
mereka harus berakhir sampai disini saja.
Walaupun sadar bahwa kepandaian mereka bukan
tandingan lawan, namun mereka tak sudi menyerah kalah
dengan begitu saja, mereka bersiap sedia melakukan
perlawanan hingga titik darah yang penghabisan-
Diiringi bentakan nyaring, kelima orang tianglo itu segera
putar toya kepala setannya dan menerjang Wi It beng dengan
ganas.
"Bluuk..." suatu jerit kesakitan terdengar, Liok sau tan
terhajar telak oleh serangan itu hingga mencelat kebelakang
dan tewas seketika itu juga.

973
Menyaksikan rekannya mati terbunuh, empat orang tianglo
yang lain jadi semakin kalap. serangan mereka semakin
gencar, toya saktinya diputar sedemikian rupa sehingga Wi It
beng benar2 kena dikurung ditengah kepungan.
Kematiam rekan seperguruan yang berlangsung didepan
mata membuat keempat orang tianglo itu benar2 teramat
gusar, mereka sudah bertekad untuk beradu jiwa, maka setiap
serangan yang dilancarkan Sebagian besar merupakan
serangan adu jiwa yang sangat mengerikan-
Dalam waktu Singkat Wi It beng sudah di bikin ketitir hebat
dan kalang kabut tidak karuan, posisinya amat terdesak
sedang jiwanya terancam oleh mara bahaya.
Lambat laun Wi It beng jadi naik darah juga, ia tahu jika
pertarungan dibiarkan berlangsung terus dalam keadaan
begini, niscaya wibawa dan gengsinya akan merosot.
Suatu ketika ia mendengus dingin, kemudian sambil
menerjang kemuka secara beruntun dia lancarkan delapan
buah serangan berantai yang cukup gencar, hanya sesaat saja
posisi diatas angin telah terjatuh kedalam genggamannya.
Jerit kesakitan tiba2 berkumandang lagi memecahkan
kesunyian, dalam suatu sergapan kllat, Seng Thian pau tianglo
kedua dari istana Huan mo-kiong ini tak sempat
menghindarkan diri dari serangan. dadanya terhajar telak
sehingga ia muntah darah segar, tak ampun lagi tubuhnya
terkapar diatas tanah dalam keadaan tak bernyawa.
Kematian dari rekannya yang kedua ini semakin membuat
tianglo lain yang masih hidup jadi kalap. To It hui tianglo
pertama, Ang Pat siu tianglo ketiga dan Sah Jin ho tianglo
kelima dengan mata yang berapi-api dan muka menyeringai
seram berulang kali membentak keras ibarat guntur yang
menggelegar di angkasa.
Tiga batang toya baja mereka dengan diputar sedemikian
rupa merupakan serangkaian bayangan serangan yang tajam

974
dan tebal bagaikan awan yang memenuhi angkasa, di iringi
desingan tajam serentak menyergap membabat dan
menghantam batok kepala musuhnya.
Ketiga orang tianglo ini sudah mata gelap dibuatnya,
mereka jadi nekad dan tak takut mati, dengan sendirinya
serangan yang dilancarkan ketiga orang inipun jauh lebih
dahsyat lagi.
Wi It beng tertawa terkekeh2, ia tak pandang sebelah
matapun terhadap serangan2 musuhnya, dikerubuti lima
orang pun dia sanggup melakukan pembantaian apalagi
sekarang musuhnya tinggal tiga orang.. secara beruntun dia
lepaskan dua belas buah pukulan dahsyat.
Begitu kedua belas buah pukulan itu dilancarkan kemuka,
secara beruntun terdengarlah tiga kali jerit kesakitan
menggema diangkasa, dalam waktu singkat dari antara lima
orang tianglo yang gagah berani ada dua sudah mampus dan
tiga lainnya menderita luka parah.
suasana untuk sesaat jadi hening dan sepi, kendatipun
hawa napsu membunuh masih menyelimuti seluruh angkasa
dengan tebalnya.
Wi It- beng tertawa seram, muka nya menyeringai hingga
Kelihatan sangat mengerikan, selangkah demi selangkah ia
maju kedepan menghampiri Han siong Kie.
Betapa gusar, benci dan penasarannya si anak muda itu,
saking gelisahnya kembali dia muntahkan darah segar, pada
saat seperti ini dia sudah kehilangan tenaga untuk melawan,
padahal Wi it beng sambil tertawa seram maju semakin
mendekat tampaknya kecuali meramkan mata sambil
menunggu tibanya ajal, tiada jalan lain lagi yang bisa dia
lakukan. Pada detik2 terakhir inilah bayangan kematian
berkecamuk dalam benaknya..
Ia teringat kembali akan dendam berdarah nya yang belum
terbalas, perintah gurunya yang belum terlaksana.

975
Mati bukan berarti bisa melepaskan diri dari se gala2nya,
kalau ia sampai tewas dalam keadaan demikian, maka dia
akan mati dengan sepasang mata tidak terpejam.
sekarang ia mulai menyesal, menyesal apa sebabnya
melayani pertarungan itu dengan kekerasan, andaikata kelima
orang tianglonya setelah ditolong maka mereka segera
mengundurkan diri, niscaya tidak beginilah keadaannya ....
Tanpa sadar peringatan dari orang yang ada maksudpun
berkumandang kembali disisi telinganya:
"...jangan lukai orang, setelah menyelamatkan jiwa kelima
orang tianglo itu, segeralah berlalu dari situ.."
Benarkah orang yang ada maksud adalah seorang manusia
sakti yang bisa meramalkan semua kejadian yang belum
berlangsung?
sementara itu Wi It beng sudah berhenti kurang lebih lima
depa dihadapan si anak muda itu, telapak tangannya perlahan
di angkat keudara dan siap melepaskan pukulan-..
Pada detik itulah dari tempat kejauhan tiba2 melayang tiba
dua sosok bayangan manusia.
sangat kebetulan kemunculan bayangan manusia itu, Wi It
beng yang telah siap melancarkan serangannya tiba2
membataikan kembali niatnya dan menurunkan kembali
telapak tangannya itu.
Yang munculkan diri ketika itu adalah dua orang kakek
berbaju kuning, mereka memiliki perawakan badan yang tinggi
besar dan kekar, sepasang mata nya memancarkan cahaya
tajam, itu menandakan kalau tenaga dalam yang mereka miliki
telah mencapai puncak kesempurnaan.
Begitu mencapai permukaan tanah, dua orang kakek baju
kuning itu segera memberi hormat kepada Wi It beng seraya
berkata:

976
"Pelindung hukum baju kuning dari Thian che kau khusus
datang menghunjuk hormat untuk Tee-kun"
"Kalian berdua tak usah banyak adat" kata Wi It beng
sambil putar badannya "ada urusan apa kalian datang
kemari??"
"Hamba mendapat perintah dari kaucu untuk datang
menghadap Tee kun, ada suatu masalah penting yang hendak
dirundingkan dengan diri Tee kun" sahut salah seorang
diantara kedua orang pelindung hukum baju kuning itu.
"Persoalan apa yang hendak kalian rundingkan??"
"Berulang kali manusia berwajah dingin menyatroni dan
membuat keonaran didalam perkumpulan kami, hingga detik
ini sudah mendekati seratus orang anggota perkumpulan kami
yang telah jatuh korban ditangannya, oleh sebab itu kaucu
mengusulkan agar Tee-kun bersedia menyerahkan orang itu
kepada kaucu kami, agar kami bisa menjatuhkan hukuman
yang setimpal kepada dirinya. ."
"Tentang soal ini. "
Dengan cepat pelbagai ingatan berkecamuk dalam benak
Wi It beng, ia tahu bilamana Manusia berwajah dingin
diserahkan kepihak Thian che kau, maka tindakannya ini akan
mempengaruhi nama baik serta kewibawaan perguruannya,
akan tetapi diapun merasa segan untuk bermusuhan dengan
perkumpulan itu dalam posisi yang serba tidak
menguntungkan ini, toh bagaimanapun juga tujuannya hanya
melenyapkan bibit bencana dari muka bumi ?"
Kini lencana ok kui cui pay dari perguruannya sudah
dirampas Tengkorak maut, itu berarti bila dia hendak
mengembangkan pengaruh perguruannya maka ia masih
harus meminjam kekuatan dan bantuan Thian che kau.. "
sesudah mempertimbangkan untung ruginya, diapun
mengangguk dan menjawab nyaring.

977
"orang nya boleh saja kalian bawa pergi, tapi terlebih
dahulu aku harus musnahkan dulu ilmu silat yang dimilikinya"
"Terserah kebijaksanaan Tee-kun"
Han siong Kie masih sadar, dengan sendirinya diapun dapat
mengikuti jalannya pembicaraan itu dengan jelas, meskipun
setiap patah kata yang diucapkan lawannya amat menusuk
perasaannya, membuat ia jadi gusar dan dadanya serasa mau
meledak. akan tetapi sianak muda itu tak mampu berbuat
apa2, dia hanya pasrah pada nasib belaka.
Dalam pada itu, Wi it beng telah memutar badannya
menghadap kembali kearah Han siong Kie. setelah tertawa
seram kata nya.
"Menurut peraturan sepantasnya kalau kusebut dirimu
sebagai suheng.. haaahh .haaaahh.. haaahhh.. semoga saja
sesaat lagi engkau dapat segera berangkat untuk berkumpul
kembali dengan toa supek dialam baka sana."
"Binatang terkutuk, aku menyesal karena tak bisa
menjatuhkan hukuman yang setimpal kepadamu!" seru Han
Siong Kie dengan penuh kebencian "tapi hmm engkau tak
usah keburu bersenang hati, barang siapa tidak jujur dan tidak
setia kepada perguruan, suatu ketika dia pasti akan mati
dalam keadaan mengerikan. percayalah saat ajalmu tidak
terlalu lama"
"Heeehhh heeeehhh hheeeehhh suheng, sekalipun saat
ajalku sebentar lagi akan tiba, sayang seribu kali sayang
engkau tak dapat menyaksikan dengan mata kepala sendiri"
"sukma cousu selalu melindungi perguruannya, dia tak
akan membiarkan engkau hidup lebih lama.."
"Bangsat lebih baik tutup saja bacot anjingmu." bentak Wi
It beng dengan gusar.

978
Dalam suatu bentakan keras dengan sodokan jari
tangannya yang kaku bagaikan tombak ia menerjang kemuka
dan mengancam jalan darah cacad ditubuh sianak muda itu.
"Blaang" ditengah benturan keras yang memekikkan
telinga, terdengar wi It beng mendengus berat, dengan
sempoyongan dia mundur lima langkah kebelakang.
sekalipun Han siong Kie sudah menderita luka dalam yang
cukup parah namun dengan bakat alamnya yang luar biasa
serta daya tahannya yang kuat, serangan balasan yang
dilepaskan dalam keadaan terluka itu tak bisa di anggap
enteng. . .
Bagi Wi It beng sendiri serangan balasan tersebut tak
pernah dibayangkan sebelumnya, dia tak menyangka dalam
lukanya, pemuda itu masih sanggup melepaskan pukulan
sedahsyat itu
sehabis melancarkan sebuah pukulan dengan
menggunakan sisa kekuatan yang dimilikinya itu, luka yang
diderita Han Siong Kie menjadi semakin parah, dengan
sempoyongan dia mundur kebelakang, matanya jadi ber
kunang2 dan kepala nya pusing tujuh keliling, darah segar
kembali muntah keluar dari mulutnya.
Dari malunya Wi It beng jadi gusar, sepasang telapak
tangannya segera diayunkan berbareng melancarkan bacokan
kilat yang maha dahsyat.
Tiga orang tianglo yang menggeletak dengan menderita
luka parah sempat mengikuti jalannya peristiwa ini dengan
jelas, mereka sudah meronta bangun sambil bersiap siap
memberikan pertolongan, tapi serangan lawan dilancarkan
terlalu cepat, ketiga orang itu tak bisa berbuat lain kecuali
menjerit kaget
"Tee-kun, harap ampuni jiwanya, kaucu kami
membutuhkan dirinya dalam keadaan hidup2" teriak dua

979
orang pelindung hukum baju kuning dari Thian che kau
hampir bersamaan waktunya.
Tapi sayang jeritannya itu agak terlambat, Di tengah jeritan
kesakitan, ibarat layang-layang yang putus benang, tubuh Han
siong Kie mencelat ke udara dan meluncur kebelakang.
Mendadak satu kejadian aneh telah berlangsung didepan
mata..
Dikala daya luncur dari tubuh Han siong Kie sudah habis
dan badannya hampir menyentuh tanah, tiba2 entah
bagaimana caranya tiba2 tubuhnya melayang kembali keudara
dan meluncur kedalam hutan di tepi jalan raya itu..
semua jago berdiri terbelalak dengan mulut melongo saking
kagetnya, semua orang tak mampu ber-kata2 menyaksikan
peristiwa aneh itu, hanya dalam waktu singkat tubuh Han
siong Kie yang kekar sudah melayang ke dalam hutan dan
lenyap dibalik pepohonan.
sebagai jago2 silat kenamaan rasa kaget itu hanya sebentar
menyelimati hati mereka, dengan cepat orang2 itu sadar
pastilah ada seorang tokoh sakti yang sedang bersembunyi
disana. .
Peluh dingin mulai mengucur keluar membasahi tubuh
mereka, bayangkan saja dari jarak sejauh beberapa kaki
ternyata tokoh sakti itu mampu menghisap sesosok tubuh
yang kekar seperti itu, bilamana tenaga dalam orang itu tidak
sangat hebat, mampukah dia melakukan hal seperti itu?
Belum lenyap rasa kaget yang menyelimuti hati semua
orang, tiba2 pandangan mata nya jadi kabur dan tahu2
seorang kakek tua yang tinggi besar dengan jubah panjang
warna kuning, berkaki telanjang dan berikat kepala warna
perak munculkan diri ditengah gelanggang.
Perawakan tubuh kakek itu sangat tinggi besar, sekilas
pandangan se-akan2 sebuah buklt kecil yang sedang bejalan.

980
Manusia aneh itu mempunyai sepasang mata yang
memancarkan sinar warna hijau, begitu tajamnya sorot mata
orang itu membuat setiap jago yang terpandang oleh nya
segera hatinya bergidik dan bulu romanya pada bangun
berdiri.
Setelah menjapu sekejap orang-orang itu, akhirnya sinar
mata manusia aneh itu berhenti diatas wajah Wi It beng.
Betapa pemberaninya Wi It beng tak urung mundur juga
beberapa langkah ke belakang dengan badan gemetar keras,
dengan pengalaman serta kepandaian yang dimilikinya, ia
tahu bahwa manusia aneh itu bukan manusia sembarangan,
ilmu silatnya boleh dibilang sudah mencapai puncak
kesempurnaan yang tak terhingga.
Sementara dia masih melamun, Manusia aneh itu sudah
menegur dengan suaranya yang keras bagaikan geledek:
"Hey bocah cilik, kalau kulihat dari kopiah emasmu, jubah
sutramu serta dandananmu yang tidak genah, tentunya
engkau adalah ketua dari perguruan Thian lam bukan?"
"Bee.. betul " jawab Wi It beng dengan tubuh bergetar
keras, "akulah ketua kaisar dari istana Huan mo kiong"
"Apa ? Kaisar ? Haaah haaah haaaah kaisar ? sungguh
menggelikan"
Gelak tertawa itu keras sekali membuat seluruh permukaan
tanah tergetar keras, pucat pias wajah kawanan jago yang
hadir di situ, mereka merasakan darah panas bergelora
dengan hebatnya didada, bahkan Wi It beng pribadipun
merasa jantungnya berdebar keras.
Bisa dibayangkan bagaimana jadinya dengan ketiga orang
tianglo yang sedang terluka parah, kontan mereka jatuh
terduduk di atas tanah tak mampu berkutik lagi.

981
Untungnya manusia aneh itu hanya sebentar tertawa nya,
kalau tidak cukup hanya tertawa tergelak niscaya beberapa
orang diantara mereka ada yang terluka parah.
Berdiri semua bulu kuduk digubuh Wi It beng, sambil
memberanikan diri dia lantas menegur:
"Bolehkah aku tahu siapa nama besar mu?"
"Haah.. Masa engkau tidak kenal dengan aku?"
"Maaf, aku benar2 tidak kenal siapa engkau"
"Heehhh..heehh..heehh.. ketika aku masih berkelana dalam
dunia persilatan, mungkin engkau masih belum menongol dari
rahim ibumu, akulah Hun si Mo ong Raja iblis pengacau jagad,
sudah pernah mendengar namaku ini"
Hun si Mo ong, suatu nama yang cukup menggetarkan hati
siapapun yang mendengarkan, kontan para jago yang hadir
dalam gelanggang merasakan badannya jadi lemas dan tak
sanggup berkutik lagi.
Sejak enam puluh tahun berselang jejak Hun si Mo ong
secara tiba2 lenyap dari dunia persilatan, kendatipun begitu
nama besarnya selama puluhan tahun masih membekas dalam
hati setiap umat persilatan, tidaklah heran kalau semua orang
masih mengenali nama besar dari tokoh sakti tersebut.
Jago ini tersohor karena ilmu silatnya yang sangat lihay,
perasaan girang ataupun gusar sukar diketahui orang, dan
perbuatannya tak pernah menuju kearah kebaikan ataupun
kejahatan- semua perbuatannya hanya berdasarkan perasaan
hati sendiri.
Menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan, jarang
sekali ada jago silat yang sanggup melayani tiga gebrakannya,
maka dari itu baik jago dari golongan putih maupun jago dari
golongan hitam pada menaruh rasa jeri kepada nya

982
Enam puluh tahun berselang, diatas puncak Jit koan hong
pada gunung Thay san telah diselenggarakan suatu
pertemuan besar para orang gagah, beratus2 orang jago
persilatan kelas satu yang ada dikolong langit telah berkumpul
disana, dikala itu Hun si Mo ong hadir pula disana, hanya
cutup di dalam dua gebrakan ia telah berhasil menghajar
mampus jago silat nomor satu dikolong langit.
Atas kejadian itu para jago yang hadir disana jadi gusar
hingga terjadilah pengerubutan secara massal, akan tetapi
dalam seperminum teh saja, mayat telah bergelimpangan
bagaikan bukit, darah berceceran membasahi puncak Jit koan
hong...
sejak terjadinya peristiwa pembantaian ini tiba2 jejak Hun
si Mo ong ikut lenyap dari peredaran dunia persilatansungguh
tak disangka setelah menghilang selama enam
puluh tahun lamanya, tiba2 Raja iblis pengacau jagat yang
lihay ini muncul kembali didalam dunia persilatan, bahkan
turun tangan menyelamatkan jiwa Manusia berwajah dingin
yang terancam bahaya, peristiwa ini boleh dibilang jauh diluar
dugaan siapapun.
Tak seorangpun bisa memahami maksud dari gembong iblis
ini, mereka cuma bisa berdiri melongo sambil memandang
orang itu tanpa berkata- kata. suasana jadi hening, sepi tak
seorangpun berani buka suara.
-00d0w00-
BAB 54
SESUDAH termenung beberapa saat lamanya, Hun si Mo
ong kembali berkata:
" Enam puluh tahun berselang aku telah mengangkat
sumpah, bahwasanya orang lain tidak mengganggu aku, maka

983
akupun tidak akan mengganggu orang lain. Nah Anggap saja
nasib kalian masih mujur, hayo cepat enyah dari tempat ini"
Hampir saja semua orang tidak percaya dengan
pendengaran sendiri, siapa juga tak mengira kalau Hun si Mo
ong yang kejam dan lihay ternyata sudah bertobat dan tidak
melakukan pembantaian lagi.
seakan2 baru saja terlepas dari pintu neraka, kawanan jago
itu segera melarikan diri terbirit2 dari sana.
Hun si Mo ong tertawa ter bahak2, menanti kawanan jago
itu sudah lenyap dari pandangan, diapun berkelebat dan
lenyap dari pandangan mata.
Tak jauh dari hutan itu, Han siong Kie tampak sedang
berdiri sambil bersandar di atas sebuah dahan pohon-
Tak jauh disampingnya berdiri pula seorang perempuan
yang cantik jelita bak bidadari turun dari kahyangan. dia
bukan lain adalah malaikat hawa dingin Mo siu ing. Pada
waktu itu Mo siu ing sedang tertawa ringan sembari berkata:
"Hey, manusia berwajah dingin Ketika berada dihutan
penyeberangan pohon liu engkau telah menyelamatkan
jiwaku, dan sekarang aku telah membayar budi kebaikanmu
itu, berarti pula kita sudah impas, siapa pun tidak berhutang
kepada siapa"
Han siong Kie sakit hati dan termenung tanpa berkata2, ia
tak suka budi kebaikan dari orang lain, terutama dari kaum
wanita, tapi dalam kenyataan berulang kali dia harus
menerima budi kebaikan dari kaum perempuan, hal ini
membuat ia habis daya dan tak mampu ber-kata2 lagi.
Melihat sianak muda itu membungkam, Malaikat hawa
dingin Mo siu ing kembali berkata:
"Kita hanya berjumpa secara kebetulan saja, kebetulan aku
dan guruku sedang berangkat menuju kebenteng maut, dan

984
ketika kami lewat disini kulihat engkau sedang terancam
bahaya.."
"Siapa gurumu?" tanya Han siong Kie agak tertegun.
"Siapa lagi kalau bukan Hun si Mo ong??"
sekali lagi Han siong Kie merasakan hatinya bergetar keras,
tanpa terasa dia teringat kembali akan peristiwa dimasa
lampau dimana Ang Nio cu terancam bahaya setelah dihajar
sampai terluka parah oleh Tengkorak maut gadungan, untung
Hun si Mo ong muncul secara tiba2 dia membuat Tengkorak
maut gadungan melarikan diri karena ketakutan.
Ia tak mengira kalau Hun si Mo ong yang ditakuti banyak
orang itu ternyata tak lain tak bukan adalah gurunya Malaikat
hawa dingin Mo siu Ing.
"Jadi gurumu adalah Hun si Mo ong ?" tanya pemuda itu
lagi dengan nada kurang percaya.
"Benar, engkau tak percaya??"
"Dan kalian hendak menuju ke benteng maut??"
"Tentu saja, kami hendak pergi kesana untuk menolong
suamiku "
Pelbagai ingatan dengan cepat berkecamuk dalam benak
Han siong Kie, kalau toh Hun si Mo ong adalah gurunya
malaikat hawa dingin Mo siu ing, bahkan dia mampu membuat
Tongkorak maut gadungan melarikan diri ter-birit2, dari sini
dapatlah diketahui bahwa ilmu silatnya pasti tinggi sekali.
Bagaimana jadinya apabila mereka berangkat ke Benteng
maut? Belum tentu Tengkorak maut yang asli mampu
menandingi kekuatan mereka, jika dia sampai mati maka
bagaimana dengan dendam sakit hatinya? bukankah
harapannya akan lenyap tak berbekas?
Diam2 pemuda itu jadi panik, saat ini tenaga dalamnya
belum pulih kembali jelas tak mungkin baginya untuk

985
membicarakan soal balas dendam, lalu mampukah dia
menghalangi orang lain agar jangan pergi dulu kesana..?
Tapi dengan cepat ia terbayang kembali betapa lihay dan
aneh nya ilmu silat yang dimiliki pemilik benteng maut.
sekalipun tenaga gabungan dua orang tokoh sakti ini terhitung
dahsyat, belum tentu usaha mereka akan mencapai
kesuksesan.
Belum habis ingatan tersebut melintas dalam benaknya,
tiba2 tampaklah sesosok bayangan manusia berkelebat lewat,
menyusul seorang manusia aneh yang tinggi besar telah
munculkan diri didepan mata.
"Suhu, sudah selesaikah urusanmu?" Malaikat hawa dingin
Mo Siu ing segera menegur dengan wajah berseri.
"Ehmm. Perbuatanku sangat terbatas sekali karena terikat
oleh sumpahku, aku tak dapat membunuh orang lagi, terpaksa
kububarkan orang2 itu agar berlalu dari sana"
Sekarang Han siong Kie baru tahu kalau manusia aneh
yang berada dihadapannya bukan lain adalah Hun si Mo ong
yang ditakuti setiap orang, ketika diketahuinya peristiwa Wi It
beng sekalian tidak sampai dibunuh mati, pemuda itu
bergirang hati karena dengan begitu maka dia masih punya
harapan untuk menjatuhi hukuman yang setimpal kepada
penghianat perguruannya itu.
Berpikir sampai disitu, anak muda itu segera maju kedepan
dan memberi hormat kepada Hun si Mo ong seraya berkata:
"Locianpwe, banyak terima kasih atas budi pertolonganmu
ini"
"Haaahhh haaahhh haaahhhjangan kau anggap peristiwa
itu sebagai suatu kejadian besar" kata Hun si Mo ong sambil
tertawa tergelak, "Aku sama sekali tidak bermaksud untuk
menyelamatkan jiwamu, oleh karena muridku pernah
menerima pertolongan darimu dan dia temukan engkau

986
sedang terancam bahaya maka ia minta bantuanku untuk
menolong, jadi anggaplah pertolonganku bukan lantaran
engkau, tapi lantaran permintaan dari muridku ini"
Berbicara sampai disini, diapun berpaling kearah Malaikat
hawa dingin Mo siu Ing seraya berkata:
"coba kau lihat, bocah ini mirip sekali dengan suhengmu Ko
Su ki "
"Benar suhu.." jawab Malaikat hawa dingin sedih.
sekarang Han siong Kie baru tahu kalau pada mulanya
malaikat hawa panas dan malaikat hawa dingin adalah sesama
perguruan dimana dari saudara seperguruan akhirnya
mengikat diri menjadi suami istri.
"Dia tak akan mati bukan?" terdengar Hun si Mo ong
bertanya lagi.
"Tecu telah memberi sebutir Kui goan kim wan kepada nya,
tecu rasa jiwa nya tidak terancam lagi"
"Kui goan kim wan ?" seru Hun si Mo ong cepat," Hey
budak cilik, engkau benar2 sangat royal, tahukah engkau
selama enam puluh tahun aku bekerja, hasilku hanya tiga
butir pil Kui goan kim wan tersebut, engkau bukan saja sudah
makan sebutir, sekarang kau hadiahkan pula sebutir
kepadanya.. waah, terlalu royal"
Malaikat hawa dingin Mo siu ing tertawa jengah setelah
mendengar teguran itu, cepat dia alihkan pokok pembicaraan
kesoal lain: "suhu, sekarang sudah waktunya buat kita untuk
berangkat..."
"Baik..baik.. hayo kita berangkat"
Begitulah, tanpa berbicara lagi dua orang jago silat itu
segera berlalu dari hutan tersebut, dalam waktu singkat
bayangan tubuh mereka sudah lenyap dari pandanganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
987
Han siong Kie sendiripun tak mampu berkata2, dia hanya
bisa memandang kepergian dua orang itu dengan pandangan
melongo.
Malaikat hawa dingin Mo siu Ing yang gemar membunuh
manusia ternyata rela menghadiahkan obat Kui goan kim wan
mustika perguruanya untuk menyelamatkan jiwa Han siong
kie, terhadap peristiwa itu pemuda kita merasa keheranan dan
benar2 tak habis mengerti.
"Mungkinkah obat ini disebabkan karena Han siong Kie
berhasil menemukan kabar berita tentang malaikat hawa
panas Ko su ki ? Mungkinkah seumpama sianak mudaitu
mengenangkan lembali dirinya akan kegagahan dan
kegantengan suaminya dimasa lampau?
obat Kui goan kim wan benar2 terhitung sebutir obat yang
sangat mujarab, dalam waktu singkat bukan saja rasa sakit
ditubuh sianak muda itu sudah lenyap tak berbekas bahkan
hawa murninya telah menghimpun kembali..
Dalam perkiraan si anak muda itu, sesudah kemunculan
Hun si Mo ong yang disegani banyak orang itu, maka tak akan
ada manusia yang berani mendekati wilayah itu, tapi dengan
tenang dia lantas duduk bersila sambil bersemedi . Apa yang
terjadi kemudian? Ternyata dugaannya itu keliru besar.
Pada saat itulah tampak sesosok bayangan manusia
dengan langkah yang sangat hati- hati sedang bergerak
mendekati tempat pertapaannya.
Nun jauh dibelakang bayangan manusia itu tampaklah
bayangan manusia itu sedang membuntuti bayangan manusia
yang pertama. agaknya kedua orang itu mempunyai maksud
dan tujuan yang berbeda.
Mimpipun Han siong Kie tak menyangka kalau jiwanya
waktu itu kembali terancam oleh mara bahaya, dengan
kesempurnaan tenaga dalamnya ditambah pula kemujaraban
pil Kui goan kiem wan, hanya dalam waktu singgkat ia sudah

988
berada dalam keadaan tak sadar, kabut tipis berwarna putih
mulai mengepul keluar dari ubun2nya menciptakan selapis
kabut tebal diatas kepala nya.
Bila latihan ini berlangsung setengah jam lagi, niscaya luka
dalam yang diderita sianak muda itu sudah sembuh sama
sekali.
Bayangan manusia itu kian lama kian mendekat dan
akhirnya ia berhenti dibelakang Han siong Kie, persis pada
jarak jangkauan tangannya, siapakah bayangan itu? Dia tak
lain adalah Tengkorak maut gadungan yang berhasil
merampas lencana ok kui cu pay dari tangan Han siong Kie
itu.
sementara itu pemuda Han siong Kie masih belum
merasakan tibanya malaikat maut yang siap mencabut
nyawanya, ia masih duduk bersemedi sambil menyembuhkan
luka nya yang diderita.
Telapak tangan dari tengkorak maut gadungan telah
diangkat tinggi2, ia siap melepaskan serangan mautnya, tapi
entah apa sebabnya tiba2 telapak tangan yang telah siap
melancarkan serangan maut itu diturunkan kembali, rupanya
ia sedang mempertimbangkan perlukah mencabut nyawa
sianak muda itu.
Jikalau ia menginginkan nyawa anak muda itu, maka
dengan suatu gerakan yang amat sederhana, keinginannya itu
pasti akan tercapai, namun dalam kenyataan ia telah
membatalkan niatnya itu, atau mungkin dibalik kesemuanya
ini dia mempunyai maksud atau tujuan yang lain
Dalam pada itu bayangan manusia yang lain telah
melayang pula mendekati dibelakang Tengkorak maut
gadungan, dengan gerakan tubuh yang enteng ia
menyembunyikan diri dibelakang sebuah pohon yang besar.
Gerak gerik orang itu enteng dan gesit, sedikitpun tidak
menimbulkan sedikit suarapun, malahan Tengkorak maut

989
gadungan yang lihaypun sama sekali tidak merasa
kehadirannya. dari sini dapat dibuktikan bahwa ilmu silat yang
dimiliki pandatang itu luar biasa hebatnya.
suasana jadi hening, sepi, akan tetapi napsu memburuh
yang tebal telah menyelimuti seluruh angkasa.
Kabut putih yang menyelimuti ubun2 Han siong Kie mulai
menipis dan akhirnya lenyap menyusul mana pemuda itu
sadar kembali dari latihannya, baru saja dia akan bangkit
berdiri..
Mendadak sebuah telapak tangan telah menempel diatas
ubun2nya, menyusul seseorang membentak dengan suara
menyeramkan: "Jangan bergerak!"
Betapa terperanjatnya Han siong Kie, ia merasa sukmanya
serasa melayang tinggalkan raganya, suara itu tidak terlalu
asing baginya, sebab ia kenali sebagai suara dari Tengkorak
maut gadungan.
Bisa dibayangkan sampai dimanakah rasa bergidik yang
mencekam perasaan hati si anak muda itu, dalam hati dia
lantas berseru. "Mati aku Habis sudah riwayatku kali ini.."
Tengkorak maut gadungan tertawa terkekeh kekeh dengan
bangganya, ia berseru:
"Bocah keparat, ada satu persoalan hendak kuajukan
kepadamu, aku harap engkau bersedia untuk menjawab
dengan sejujurnya"
Sekalipun jiwanya terancam, akan tetapi Han siong Kie tak
mau menyerah dengan begitu saja, dengan wataknya yang
tinggi hati dan angkuh ia tak sudi menunjukkan kelemahannya
dihadapan orang, dengan ketus ejeknya sinis:
"Tua bangka sialan, engkau manusia pengecut. Beraninya
main sergap dikala orang tidak bersiap sedia, manusia macam
apakah dirimu itu?"

990
"Haaahhh haaahhh haahh keparat, terserah apa yang
hendak kau katakan, pokoknya asal engkau bersedia
menjawab pertanyaanku sejujurnya maka akupun bersedia
pula memberi kesempatan kepadamu untuk melangsungkan
suatu pertarungan yang seadil2nya"
"Aku tak sudi dipaksa atau diancam, percuma kalau engkau
hendak paksa aku untuk menjawab pertanyaanmu itu".
"Bocah keparat, engkau jangan tekebur Ketahuilah, bila aku
berniat untuk mencabut nyawamu maka perbuatan ini bisa
kulakukan dengan gampang sekali"
" Kalau memang begitu, silahkan saja turun tangan "
" Engkau tak takut mampus??"
"Hmm Aku manusia berwajah dingin tak akan sampai
mengemis kehidupan kepadamu"
"Baiklah bocah keparat, anggap saja engkau memang
bersemangat jantan, cuma sayang..."
"sayang kenapa??"
"Perguruan Thian- lam akan terputus ditanganmu"
sekujur badan Han siong Kie gemetar keras, ia tahu bila
dirinya mati maka perguruan Thian lam akan hancur
berantakan, wi It beng pasti akan berbuat se wenang2 tanpa
seorangpun berani menghalangi perbuatannya itu, dan
akhirnya perguruan Thian lam akan musnah dengan
sendirinya.
Pemuda itu jadi sedih dan sakit hati, tapi wataknya yang
angkuh membuat anak muda itu tak sudi tunduk kepada
orang lain.
setelah termenung sejenak diapun berseru:
"Tua bangka sialan, engkau tak usah banyak bicara lagi,
kalau ingin turun tangan hayo cepatlah turun tangan"

991
"Jadi engkau benar2 lebih suka mampus daripada hidup??"
"Aku tak akan mengemis hidup darimu, banyak bicara tak
ada gunanya ....mau turun tangan hayo cepat turun tangan,
tak usah banyak bacot lagi."
"Kalau memang begitu yaa sudahlah..."
Han siong Kie tak menggubris lawannya lagi, ia segera
pejamkan matanya rapat2..
Tiba2 sekilas cahaya perak memancar ke angkasa, diiringi
desingan angin tajam langsung menyambar kearah pohon
besar dihadapannya.
Tengkorak maut gadungan menjerit kaget, mendengar itu
Han siong Kie membuka matanya dan memandang kedepan.
Tampaklah sebuah lencana perak sebesar telapak tangan
menempel diatas dahan pohon itu diatas lencana terukirlah
gambar matahari, rembulan dan bintang.
sebelum ingatan kedua sempat melintas dalam
benaknya,jeritan ngeri yang menyayatkan hati kembali
berkumandang memecahkan kesunyian. "Blaam sesosok
tubuh segera tumbang keatas tanah dan tak berkutik lagi.
Betapa terperanjatnya Han siong Kie sukar dilukiskan
dengan kata2, ia lompat bangun dan menengok kesamping,
tampaklah Tengkorak maut gadungan sudah menggeletak tak
bernyawa diatas genangan darah. tujuh lembar daun pohon
menancap diatas kepalanya membuat kematian jago ampuh
itu tampak mengerikan sekali.
Untuk sesaat sianak muda itu jadi tertegun dan tak mampu
berkata-kata..
siapakah yang memiliki kepandaian selihay itu sehingga
mampu membinasakan Tengkorak maut gadungan??
siapa pula pemilik dari lencana perak itu??

992
Mungkinkah Hun si Mo ong yang telah datang ? Karena
sebelum ajalnya bukankah Tengkorak maut gadungan telah
menjerit kaget??
Kecuali tokoh sakti itu, siapa lagi yang mampu
membinasakan gembong iblis ini hanya didalam sekali
gebrakan belaka??
Mungkinkah lencana perak itu adalah lambang dari Hun si,
Mo ong?
Pelbagai ingatan berkecamuk menjadi satu didalam
benaknya, dia merasa tidak sanggup untuk memecahkan
kejadian yang sangat aneh ini, tapi ada satu hal ia merasa
yakin, untuk kesekian kalinya kembali ia lolos dari
cengkeraman malaikat elmaut, sekali lagi dia lolos dari
kematian
"Nak. apa yang sedang kau lamunkan?" tiba2 suara
teguran yang lembut dan penuh kasih sayang . berkumandang
dari tak jauh dari sana.
Han siong Kie terkesiap, dengan cepat la kenali suara
tersebut sebagai suara dari orang yang kehilangan sukma.
"cianpwe, engkaukah itu?" cepat pemuda itu berseru.
"Nak, masa engkau tak dapat mengenali suaraku lagi?"
"sekalipun boanpwe tidak berjodoh untuk menjumpai raut
wajah cianpwe, akan tetapi suara cianpwe sudah membekas
dalam benakku, budi kebaikan yang telah cianpwe berikan
kepadaku setinggi bukit dan setebal bumi, selamanya budi
kebaikan ini tak akan kulupakan"
"Nak. aku tak suka mendengarkan perkataan2mu yang
memandangkan balas budi ini"
Merah padam selembar wajah Han siong Kie karena
jengah.

993
"Apakah cianpwe yang telah membinasakan Tengkorak
maut gadungan untuk melepaskan boanpwee dari ancaman
bahaya maut??"
"Begitulah kenyataannya"
"Kesempurnaan tenaga dalam yang cianpwee miliki benar2
luar biasa sekali."
"Nak. dugaanmu itu keliru besar, bila tenaga dalamku
dibandingkan dengan tenaga dalam yang dimiliki Tengkorak
maut gadungan, maka kepandaianku masih kalah setengah
tingkat"
Han siong Kie tercengang dan merasa tak habis mengerti,
dengan nada keheranan segera serunya:
"Tapi..tapi toh kenyataannya dia mati dalam waktu
singkat??"
"Dia bukan mati ditanganku, lebih cocok kalau dikatakan
bahwa ia mati toh karena lencana tersebut."
Han siong Kie melongo dan tak habis mengerti, ujarnya
lagi: "Mati karena lencana itu ? Boanpwe merasa tak
mengerti.."
"Kemunculan lencana itu membuat konsentrasinya jadi
buyar, karena itulah aku manpaatkan kesempatan yang sangat
baik itu untuk membereskan jiwanya..."
"Masa lencana itu memiliki daya pengaruh yang begitu
besarnya?"
"Benar nak. engkau tidak percaya?"
"Tentu saja boanpwe percaya, apa mungkin lencana itu
adalah lambang khusus milik cianpwe?"
"Bukan, dugaanmu itu keliru besar"

994
Han siong Kie semakin kebingungan dibuatnya, sesaat
kemudian ia baru bertanya lagi: "Bolehkah boanpwe ketahui
apa nama lencana itu?"
"Thian che leng"
"Lencana Thian che? kalau begitu kan lencana ini milik
perkumpulan Thian che kau?"
"Dugaanmu tepat sekali, lencana itu memang milik
perkumpulan Thian che kau"
"Jadi kalau begitu, Tengkorak maut gadungan menjalankan
aksinya karena mendapat perintah dari pihak Thian che kau?"
"Boleh dikatakan begitu"
"Maksud cianpwe ucapan dari boanpwe ini tidak benar
semuanya?"
"Nak. untuk saat ini lebih baik engkau tak usah mengetahui
tentang persoalan ini, toh akhirnya engkau akan menjadi
paham dengan sendirinya"
Han siong Kie terbungkam untuk beberapa saat lamanya,
tiba2 ia jadi teringat kembali dengan ibunya, siang go cantik
ong Cui ing, ia telah disergap oleh ibunya agar Tengkorak
maut gadungan berhasil melarikan diri, kalau ditinjau dari situ
dapatlah ditarik kesimpulan bahwa Tengkorak maut gadungan
adalah orangnya Thian che kau.
sekalipun begitu, kecurigaan yang mencekam dalam
benaknya terasa semakin banyak, maka kembali ujarnya:
"Aku lihat ilmu silat yang dimiliki Tengkorak maut gadungan
sangat tinggi dan luar biasa, masa manusia selihay inipun rela
menjalankan perintah dari orang lain??"
"Diluar langit masih ada langit, diatas manusia masih ada
manusia, dia memang lihay tapi diatasnya toh masih ada
manusia yang jauh lebih lihay??"

995
"Aku rasa tenaga dalam yang dimiliki Thian che kaucu tidak
lebih tinggi beberapa kali lipat dari pada kepandaian silat
Tengkorak maut gadungan"
"Thian che kaucu yang pernah kau temui itu tidak lebih
hanya Thian che kaucu gadungan yang sengaja menyelimuti
pandangan orang lain, kaucu yang asli sama sekali tak berada
dalam perkumpulan"
"oooh.. Tapi apa sebabnya orang ini harus menyaru
sebagai tengkorak maut gadungan??"
"Kan sudah kukatakan tadi, ia mendapat perintah dari
orang lain"
"Mendapat perintah siapa ? Perintah dari Thian che kaucu
?"
"Nak.. pertanyaanmu sudah terlalu banyak"
"cianpwee menganggap bahwa aku tak pantas mengajukan
pertanyaan lagi??"
"Tentang soal ini ada beberapa soal diantaranya dewasa ini
tak mungkin bisa kamu peroleh jawabannya "
"Kenapa??"
"Persoalan ini termasuk pula persoalan yang tak bisa
kujawab, harap engkau bisa maklum"
Tak kuasa lagi Han Siong Kie menarik napas dingin, tapi dia
pantang menyerah dengan begitu saja, kembali tanyanya:
"Kalau kutinjau dari dandanan orang yang menyaru sebagai
Tengkorak maut ini bukan saja dandanannya sama bahkan
ilmu silatnya juga sama bila dibandingkan dengan yang asli
maka dia cuma kalah dalam soal kesempurnaan, bila
dugaanku tak keliru semestinya antara yang asli dan yang
paisu tentu mempunyai hubungan yang sangat erat."

996
"Nak. aku rasa pembicaraan kita sudab cukup sampai disini
dahulu, cepatlah kubur jenasah itu, makin dalam makin baik
sehingga jejaknya tidak ketahuan siapapun "
Dengan perasaan apa boleh buat Han siong Kie
memandang kearah mana berasal suara dari orang yang
kehilangan sukma, kemudian mengangguk.
Diapun berjongkok dan mulai menegeledah saku Tengkorak
maut gadungan, tapi hanya sesaat kemudian paras mukanya
telah berubah hebat, ia berseru tertahan:
"Nak, apa yang sedang kau cari?" terdengar orang ada
maksud bertanya:
"Aku sedang mencari lencana ok kui Cu-pay dari
perguruanku "
"Percuma, tak usah kau cari lagi sebab lencana itu sudah
tidak ada dalam sakunya lagi"
"Sudah tidak berada dalam sakunya lagi??"
"Benar, benda itu sudah dia serahkan kepada orang lain "
"Maksudmu Thian che kaucu??"
orang yang kehilangan sukma tidak menanggapi
pertanyaan itu, tapi kembali berseru: "Cepatlah turun tangan
dan kuburlah mayat itu Jangan sampai meninggalkan jejak."
"Tapi lencana itu merupakan barang mustika yang
menyangkut mati hidup perguruanku, bila cianpwee
mengetahui jejaknya, tolong beritahulah kepadaku"
"Tentu saja akan kuberitahukan kepadamu tapi bukan
sekarang."
Dengan sedih dan murung Han Siong Kie menghela papas
panjang, dalam hati ia merasa penasaran sekali hingga rasa
mendongkolnya sukar dikendalikan, tapi ia tak berani
mengumbarnya . .

997
Sesudah termenung sejenak, akhirnya dia memghimpun
hawa murninya kedalam telapak tangan kanannya, kemudian
dengan sekuat tenaga dibabatkan keatas tanah.
"Blaaang.." pasir dan debu beterbangan memenuhi
angkasa, sebuah liang sedalam beberapa kakipun segera
terbentuk.
Baru saja liang itu terbentuk, suara dari orang yang
kehilangan sukma kembali berkumandang datang .
"Lepaskan jubah dan kain kerudungnya, hancurkan raut
wajah orang itu.."
Han siong Kie agak tertegun, tapi tugas itu segera
dilaksanakan tanpa membantah.
Ketika sianak muda itu sudah menyelesaikan tugasnya,
suara dari orang yang kehilangan sukma berkumandang lagi:
"Sekarang hancurkan lambang tengkorak yang ada
disakunya itu, kemudian kuburlah bersama jubahnya diliang
yang lain pendam jenasahnya kedalam liang itu, sesudah di
uruk dengan tanah, gusakan ranting pohon untuk
menghilangkan jejak yang ada di permukaan tanah."
Han siong Kie sama sekali tidak tahu permainan setan
apakab yang sedang dilakukan Orang yang kehilangan sukma,
dlapun tahu kalau banyak bertanya tak ada gunanya maka
tanpa mengucapkan sepatah katapun semua pekerjaan itu
dilaksanakan tanpa membantah.
Dalam hati kecilnya dia hanya berpikir terus, darimana
asalnya orang yang bernama orang yang kehilangan sukma
ini, ia juga tak tahu mengapa mereka berbuat begitu
misterius, mengapa berulang kali mereka memberi bantuan
kepadanya. Ketika semua pekerjaan telah selesai, maka
pemuda itu bertanya lagi:

998
" Cianpwe, apabila aku ingin tahu darimakah cianpwe
mendapatkan benda yang paling berkuasa dari perkumpulan
Thian che kau ini.."
"Ada apa?" tukas orang yang kehilangan sukma.
"Apakah cianpwe tidak bersedia untuk memberikan
jawabannya?"
"Tepat sekali tebakanmu itu, untuk sementara satu
pertanyaan itu tak bisa kujawab, anggaplah pertanyaan
tersebut belum tiba saatnya bagiku untuk memberitahukan
kepadamu. 0oh iya, nak. bukankah aku suruh engkau
berkunjung ke benteng maut? Mengapa engkau tidak pergi ke
sana?"
Mendengar pertanyaan itu, kontan saja Han siong Kie
merasakan darah panas dalam dadanya bergelora, api
dendam dan benci berkecamuk dalam benaknya membuat
hawa napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya
Tanpa sadar ia teringat kembali akan diri Tonghong-Hui,
setelah masuk kedalam benteng maut, gadis itu tak pernah
muncul kembali, menurut perjanjian hal ini menandakan
bahwa ayahnya adalah pembUnuh yang telah membantai
keluarganya dimasa silam. Dan tentu saja dia harus membalas
dendam atas terjadinya peristiwa ngeri itu.
Pelbagai ingatan kembali berkecamuk dalam benaknya,
dengan sedih bercampur pilu dia menyahut:
"Cianpwe, aku pasti akan berkunjung kesitu, boanpwe
percaya masa bagiku untuk berkunjung kebenteng maut
sebentar lagi pasti akan tiba"
"Kesempatan ? Apa maksudmu?"
"Terus terang kukatakan cianpwe, sebelum berkunjung
kesitu boanpwe hendak mempelajari dahulu sejenis ilmu silat
yang maha sakti.."

999
"Maksudmu, bila ilmu silat yang kau latih itu berhasil kau
kuasahi maka engkau akan berkunjung ke benteng maut
untuk melakukan pembalasan dendam..?"
"begitulah maksud boanpwe"
"Nak, dikala aku tak dapat memberitahukan segala
sesuatunya kepadamu, aku tak mampu mencegah engkau
berbuat sesuka hatimu, tapi aku ada satu permintaan dan aku
harap engkau tidak sampai membuatku jadi kecewa."
"Ucapan cianpwe terlalu serius, apa yang hendak
disampaikan? Katakanlah terus terang" "
"Apabila engkau berkunjung lagi ke benteng maut dan
sebelum melakukan pembalasan dendam, aku minta
sampailah dahulu asal usulmu dan ceritakan pula kisah
terjadinya pembantaian berdarah itu dan dimanakah peristiwa
tersebut telah terjadi"
"sekalipun cianpwe tidak berpesan begitu boanpwe akan
melakukan juga kesemuanya itu"
"Apakah engkau menyanggupi permintaanku untuk
melakukannya walaupun berada dalam keadaan apapun?"
"Boanpwe bersedia"
Meskipun dimulut Han siong Kie lelah menyanggupi, namun
hatinya merasa tercengang dan keheranan sebelum membalas
dendam tentu saja dia akan menceritakan dulu sebab
musabab terjadinya peristiwa berdarah itu, tapi mengapa
orang yang kehilangan sukma berpesan secara serius
kepadanya? Apa maksud dan tujuannya?
sementara dia masih termenung, orang yang kehilangan
sukma telah berkata lagi dengan nada yang lembut dan penuh
kasih sayang.
"Nak. bukankah engkau merasa curiga dan tak habis
mengerti? Bukannya aku sengaja berbuat sok misterius pada

1000
hakekatnya terlalu banyak masalah yang tak boleh
diungkapkan terlalu cepat, sebab kalau tidak maka akan
mengakibatkan terjadinya peristiwa yang lebih fatal, aku minta
engkau bersabar diri dan menunggu sampai tanggal
mainnya?"
"Aku mengerti" sahut Han siong Kie.
-00d0w00-
Jilid 27
BAB 55
SESUDAH berhenti sebentar orang yang kehilangan sukma
kembali berkata:
"Demi engkau mau tak mau aku harus musnahkan
Tengkorak maut gadungan dari muka bumi, tapi tahukah
engkau akibat dari kematiannya itu maka akan timbul pelbagai
kejadian yang sukar diramalkan mulai sekarang. Tahukah
engkau didalam perkumpulan Thian che kau masih terdapat
belasan orang jago yang memiliki ilmu silat setaraf dengan
kepandaian Tengkorak maut gadungan."
Diam2 Han siong Kie menjulurkan lidahnya dengan
setengah percaya setengah tidak ia berseru:
"sudah beberapa kali boanpwee menyatroni, markas besar
perkumpulan Thian che kau akan tetapi selama ini?"
"belum pernah...".
"Benar, desa ini dalam markas besar perkumpulan Thian
che kau memang tidak terdapat jago2 lihay yang terlalu
istimewa, tapi tahukah engkau bahwa jago2nya sama sekali
tidak berada disitu? secara beruntun mereka akan munculkan

1001
diri didalam dunia persilatan, mungkin juga dunia persilatan
sudah menghadapi saat2 kiamat, tak lama lagi perkumpulan
Thian che kau akan menumpas musuh2nya dan merajai
kolong langit..."
"Nak. tugasmu sekarang terlampau berat, aku harap
engkau bisa baik2 menjaga diri. Ingatlah Engkau harus
bersabar menghadapi segala persoalan apapun"
Betapapun kukuhnya Han siong Kie, ia merasa terharu juga
setelah mendengar perkataan itu, sepasang matanya jadi
merah dan hampir saja air matanya jatuh bercucuran, dengan
bersungguh2 katanya:
"Nasehat dari cianpwe akan boanpwe ingat selalu didalam
hati"
"Nak, sekarang engkau boleh berlalu dari sini"
sebenarnya dalam hati kccilnya Han siong Kie masih ada
banyak persoalan yang hendak ditanyakan, akan tetapi pada
saat itu dia merasa tak sepatah katapun yang mampu
diucapkan, maka sesudah termenung sebentar akhirnya ia
berkata: "Kalau memang begitu, boanpwe mohon diri lebih
dahulu"
"Engkau tak usah melalui jalan raya lagi, diantara lima
orang tianglo yang setia kepadamu ada dua sudah tewas dan
tiga orang terluka parah, kini yang tewas sudah dikubur
sedang yang luka sudah pergi, lewatilah hutan sebelah depan
sana, lebih cepat berlalu dari sini lebih baik"
Han siong Kie adalah seorang pemuda yang angkuh dan
tinggi hati, akan tetapi terhadap orang yang kehilangan sukma
dan putrinya, ia menaruh rasa percaya seratus persen, maka
tanpa membantah lagi sianak muda itu segera berputar
kesamping kanan dan siap berlalu dari situ..
"Tunggu sebentar" tiba2 orang yang kehilangan sukma
berseru kembali.

1002
" Cianpwe, apakah masih ada persoalan lain yang hendak
cianpwe sampaikan kepadaku" tanya sianak muda itu sambil
menghentikan langkah kakinya dan berpaling.
"Hampir saja aku telah melupakan suatu persoalan yang
amat penting sekali."
"Ucapkanlah cianpwee, boanpwee akan mendengarkan
dengan seksama"
"Apakah engkau sudah mengetahui asal usul Yu sau Kun,
ketua muda perkumpulan Thian che kau yang sebetulnya??"
satu ingatan dengan cepat melintas dalam benak Han siong
Kie, dia segera bertanya: "Masa dia benar2 adalah keturunan
dari susiokku Telapak naga beracun Thio Lin??"
"Tepat sekali tebakanmu itu, dia memang keturunan dari
paman gurumu yang sudah tiada"
"Taa... tapi hal ini mana mungkin bisa terjadi??"
"Kenapa tak mungkin terjadi??"
"Bukankah dia sudah mewakili diriku mati didalam
perkampungan keluarga Han?"
"Apakah engkau sudah menemukan jenasahnya??"
"Tentang soal ini.." Untuk sesaat Han siong Kie jadi
gelagapan dengan sendirinya, "mendiang susiokku, Telapak
naga beracun Thio Lin yang memberitahukan persoalan ini
kepadaku"
"Dia toh cuma tahu kejadian itu sebelum berlangsungnya
peristiwa itu, ketika peristiwa berdarah berlangsung, ia sama
sekali tidak hadir dalam gelanggang"
Mendengar perkataan itu, Han siong Kie segera merasakan
tubuhnya gemetar keras bagaikan kena aliran listrik
bertegangan tinggi, ia sama sekali tak menyangka kalau asal
usulnya serta peristiwa berdarah yang menimpa keluarganya

1003
dapat diketahui oleh orang yang kehilangan sukma sejelas itu,
lalu.. siapa kah sebenarnya orang itu"
Kalau memang orang yang kehilangan sukma telah
mengetahui semua kejadian itu bagaikan memandang jari
tangan sendiri, kenapa ia tidak secara langsung membeberkan
rahasia ini kepadanya, tapi malahan suruh dia berkunjung
kebenteng maut dan menceritakan asal usulnya, apakah
maksud yang di kandung orang itu dibalik kesemuanya ini ?
Atau mungkin pemilik benteng maut bukan pembunuh
keluarganya dan dibalik semua peristiwa ini masih ada
persoalan lain? "
Kalau memang Tengkorak maut bukan pembunuh
keluarganya, mengapa Tonghong Hui tidak muncul kembali
dari bentengnya sesudah masuk kedalam benteng maut?
Bukankah mereka telah berjanji, apa bila majikan benteng
maut adalah pembunuhnya maka gadis itu tak akan muncul
kembali..
Makin berpikir ia merasa makin bingung dan makin
dibayangkan pikirannya semakin ruwet..
"Nak tak ada gunanya engkau banyak berpikir" terdengar
orang yang kehilangan sukma berkata lagi, "suatu saat engkau
pasti akan mengetahui dengan sendirinya apa yang sudah
terjadi, aku hanya berharap agar engkau mengingat selalu
bahwasanya Yu Sau kun sebenarnya adalah Thio Sau kun, dia
adalah sutemu, tapi engkaupun musti ingat bahwa rahasia ini
hanya boleh engkau ketahui didalam hati, jangan sekali2
engkau bocorkan dihadapannya, sebab kalau tidak maka
akibatnya sukar dilukiskan dengan kata2. Nah, sekarang
pergilah"
Dengan perasaan bingung dan tidak habis mengerti, sekali
lagi Han siong Kie memandang sekejap lencana Thian che
leng yang tertempel diatas dahan pohon, akhirnya dia
menjejakkan kakinya dan berlalu dari hutan itu.

1004
Lencana ok kui cu pay yang merupakan simbol kekuasaan
rtari perguruannya kini telah dirampas oleh Tengkorak maut
gadungan dan oleh Tengkorak maut benda itu sudah
diserahkan pula ketangan orang lain, yang dimaksudkan orang
lain pastilah orang2 dari Thian che kau.
Menurut keterangan dari orang yang kehilangan sukma,
dalam perkumpulan Thian che kau terdapat belasan orang
jago lihay yang setaraf dengan ilmu silat Tengkorak maut
gadungan, bukankah itu berarti bahwa sukar baginya untuk
merampas kembali lencana tersebut??"
Berpikir sampai disitu, ia jadi murung dan sedih.
Apa bila lencana mustika perguruannya tidak berhasil
dirampas kembali dari tangan musuh, bukankah itu berarti
bahwa ia telah menjadi seorang manusia yang berdosa??"
Setelah melakukan perjalanan selama hampir setengah jam
lamanya, sampailah sianak muda itu diluar hutan- diapun
meneruskan perjalananya melalui jalan raya yang terbentang
lebar.
Tujuannya tetap tidak berubah, dia akan mengunjungi
lembah berkabut dimana ia dan Tonghong Hui pernah lolos
dari bahaya maut, dia akan menuju ketempat yang terpencil
ini untuk mempelajari ilmu silat yang tercantum dalam sarung
tangan Hud jiu Poo pit, apa bila ilmu sakti itu berhasil
dipelajari maka dia akan mengunjungi benteng maut dan
melakukan pembalasan dendam.
sepanjang perjalanan pemuda ini tiada hentinya
memikirkan rahasia yang berhubungan dengan Thian che kau.
Menurut keterangan dari orang yang kehilangan sukma,
perkumpulan Thian che kau masih memiliki belasan jago yang
benar2 tangguh, berita ini boleh dibilang sangat mengejutkan
siapapun juga.

1005
Tatkala ia menyatroni wilayah Lian huan tau untuk
menolong Go siau bi, beberapa kali ia telah bertarung
melawan Thian che kau, ketika itu ilmu silatnya masih belum
mempu melawan musuhnya, dan ternyata sekarang terbukti
bahwa musuh tangguhnya itu hanya seseorang yang bertugas
untuk menyaru sebagai ketua itu, dari sini dapatlah ditarik
kesimpulan bahwa ilmu silat yang dimiliki Thian che kaucu
benar2 sukar diukur dengan kata2.
sementara perjalanan masih dilanjutkan, tiba2 dari balik
semak belukar ia temukan ada sesosok tubuh manusia
menggeletak disitu, satu ingatan dengan cepat melintas dalam
benaknya, ia berhenti dan menghampiri semak belukar itu.
Ketika diperiksa dengan seksama diketahuilah bahwa orang
itu adalah seorang pendekar pedang yang masih muda dan
tampan sekali wajahnya.
Akan tetapi sesudah diperiksa dengan lebih seksama lagi,
bergidiklah hatinya Han siong Kie, ternyata pemuda tampan
itu sudah berubah menjadi sesosok mayat.
Jika ditinjau sepintas lalu, orang tak akan menyangka kalau
pemuda tampan itu sudah menjadi mayat, sebab wajahnya
begitu segar dan tenang, seakan-akan seseorang yang sedang
tertidur nyenyak.
Han siong Kie merasa keheranan setengah mati, apa
sebabnya pendekar muda itu bisa mati dipinggir jalan tanpa
ditemukan sesuatu luka ditubuhnya? Mungkinkah kena
serangan jantung?
Disekitar semak belukar itu tidak ditemukan tanda2 bekas
pertarungan, dilihat dari wajahnya jelas pemuda itu bukan
mati lantaran sakit ataupUn keracUnan, kejadian ini benar2
mengherankan sekali..
Maka Han siong Kie menghampiri mayat itu, dengan
perasaan ingin tahu diperiksanya sekujur badan mayat itu,
akhirnya sesudah diteliti dengan seksama, ia temukan diatas

1006
dada mayat itu terteralah lima buah bekas jari tangan yang
sangat lembut, bentuknya seperti bunga sakura, bila tidak dia
mati dengan seksama, tanda itu pasti tak akan ditemukan.
Han song Kie lebih2 dibuat terperanjat lagi, ditinjau dari
bekas kelima buah titik jari itu jelaslah sudah bahwa disitulah
letak sebab musabab kematian dari pemuda itu, sayang
pengalaman dan pengetahuannya terlalu cetek. sehingga ia
tak dapat menebak siapakah yang telah melakukan
pembunuhan tersebut.
sesudah ter-mangu2 beberapa saat, akhirnya pemuda itu
melanjutkan kembali perjalanannya kedepan.
Entah berapa li sudah lewat, akhirnya ia temukan dua
sosok mayat, sebab kematian mereka tidak berbeda jauh
dengan tanda yang ditemukan pada mayat pertama, dan lagi
kedua orang inipun terhitung pemuda2 tampan yang berusia
dua puluh tahunan.
sekarang Han siong Kie baru merasakan betapa seriusnya
persoalan itu, pikirnya di hati:
"siapa gerangan yang telah turun tangan sekeji ini?"
Yang aneh ternyata korban2nya adalah pemuda yang
masih berusia belasan serta berwajah tampan.
Entah berapa saat sudah lewat, akhirnya sampailah si anak
muda itu didalam sebuah kota kecil.
setelah mencari sebuah rumah makan yang bersih, pemuda
itu mencari tempat dan memesan makanan, dari pembicaraan
para tamu yang ada dalam ruangan itu, ia dengar semua
orang sedang dihebohkan oleh pembunuhan dengan tanda
bunga bwe.
Han siong Kie tidak memberi komentar apa2, ia cuma
mendengarkan sambil bersantap. sayang tiada sesuatu tanda
yang berhasil ditemukan olehnya dari pembicaraan itu.

1007
sementara suasana masih gaduh dan ramai oleh
pembicaraan para tamu, mendadak suasana jadi hening dan
sepi, begitu sepinya sehingga terasa aneh sekali. Han song Kie
tercengang, dia segera menengadah..
Kiranya seorang gadis yang amat cantik bak bidadari yang
turun dari kahyangan sedang berjalan masuk kedalam
ruangan itu, dipandang dari bayangan punggungnya, anak
muda itu segera kenali dirinya sebagai cucu perempuan dari
Pat lo sianseng, Go siau bi adanya.
Kemunculan Go siau bi yang secara tiba2 ini sangat
mencengangkan hati si anak muda itu, dia hendak menyapa,
tapi sebelum sepatah kata sempat meluncur keluar dari
mulutnya, ia lihat ada dua orang pemuda tampan ikut duduk
disampingnya, maka niat untuk berbicarapun segera
dibatalkan.
Pelbagai ingatan segera berkecamuk dalam benaknya, ia
benar2 dibikin keheranan oleh kemunculan gadis itu.
sementara dia masih melamun, gelak tertawa yang amat
merdu dan penuh dengan daya tarik berkumandang
memecahkan kesunyian, menyusul gelak tertawa yang lain
menggema pula dari mulut kedua orang pemuda itu.
Han siong Kie mengerutkan dahinya rapat-rapat, ia makin
keheranan lagi, ia tak menyangka Go siau bi bisa berkumpul
dengan pemuda bergajul macam begitu.
Dua orang laki2 seorang wanita muda itu bergurau sambil
tertawa tergelak. sikap mereka bukan saja begitu berani
bahkan sama sekali tak ambil pusing kalau disitu masih ada
tamu lain, ternyata tak seorang tamu pun yang berani buka
suara untuk menegur.
Han siong Kie memang membenci kaum wanita, tapi Go
siau bi pernah melepaskan budi kebaikan kepadanya. maka ia
tak mau mencampuri urusan gadis itu sebelum duduknya
persoalan diketahui dengan jelas.

1008
Mendadak...satu ingatan berkelebat dalam benaknya, dia
teringat kembali akan ketiga sosok mayat pemuda yang
ditemuinya ditepi jalan siang tadi, tak kuasa lagi sekujur
badan nya merinding, jangan-jangan
"siangkong, tambah arak?" terdengar pelayan menegur
dengan suara yang lirih. Han siang Kie melirik sekejap kearah
pelayan itu lalu mengangguk.
"Tambah dua canting"
Pelayan segara menuang dua canting arak kedalam teko
yang ada dimeja, menggunakan kesempatan itu cepat Han
siong Kie bertanya: "siapakah dua orang pemuda yang berada
disana itu?"
Pelayan itu kelihatan terperanjat, sambil menjulurkan
lidahnya ia menyahut dengan lirih:
"Mereka dinamakan Kim kiam siong ing (sepasang
pendekar pedang emas) murid partai Go bi, siangkong Lebih
baik jangan banyak bertanya, sebab kedua orang itu adalah
sau cengcu dari perkampungan Go hau san eng, terlalu besar
asal usulnya". Berbicara sampai disitu buru2 ia berlalu dari
sana.
Han siong Kie tidak berbicara apa2 lagi, ia tundukkan
kepalanya sambil minum arak.
Kurang lebih setengah jam kemudian, Go siau bi dan Kim
kiam siang ing baru berlalu dari sana.
Cepat Han siong Kie membayar rekening nya dan ikut
keluar dari rumah makan itu, ternyata bayangan tubuh ketiga
orang itu sudah lenyap tak berbekas.
Han siong Kie tertegun, tapi sesudah berpikir sebentar
buru2 ia membeli rangsum kering, kemudian berlari keluar
dari kota tersebut.

1009
satu Li baru lewat dari tepi jalan ia temukan dua sosok
mayat menggeletak disitu ketika mayat tersebut diperiksa
dengan seksama, siapa lagi mereka kalau bukan Kim kiam
siang ing yang belum lama berselang baru saja tinggalkan
rumah makan.
Tubuh mereka tidak terluka ataupun mengucurkan darah,
cuma diatas dada masing2 orang terteralah sebuah cap jari
tangan berbentuk bunga sakura.
Betapa terperanjatnya hati Han siong Kie sukar dilukiskan
dengan kata2, sekarang ia dapat membuktikan bahwa
pembunuhan2 keji itu kiranya dilakukan oleh Go siau bi, akan
tetapi apa sebabnya ia bantai pemuda2 tampan itu?
Dengan perasaan tak habis mengerti pemuda itu gelengkan
kepala berulang kali, akhirnya ia melanjutkan perjalanannya
kembali kedepan.
senja itu, ketika sang surya baru condong kesebelah barat,
sampailah pemuda itu disuatu tempat kurang lebih sepuluh li
dari lembab In.wu.kok..
sementara si anak muda kita masih melanjutkan
perjalanannya, mendadak dari balik pepohonan tak jauh
darijalan raya terdengar seorang gadis sedang tertawa
cekikikan.
suara tertawa itu amat menusuk pendengaran, hal ini
segera memancing perhatian sianak muda itu, tanpa berpikir
panjang Han siong Kie segera meluncur kearah depan.
Melalui celah2 pepohonan yang lebat, ia saksikan ada
sepasang muda mudi sedang duduk saling berhadapan, yang
laki2 berwajah amat tampan dan berusia tujuh delapan belas
tahunan, sedang yang perempuan tak Iain adalah Go siau Bi.
Pada waktu itu dengan muka yang genit dan kerlingan
mata yang menggiurkan Go siau bi sedang main mata dengan

1010
sianak muda itu kemudian terdengar ia bertanya dengan
manja: "cantikkah wajahku ini?"
"Cantik,. cantik sekali, kecantikan wajahmu ibarat bidadari
yang baru turun dari kahyangan" sahut sipemuda itn dengan
wajah terkesima.
"Sungguhkah perkataanmu itu?"
"Aku tak pernah berbohong, setiap patah kata yang
kuucapkan adalah kata2 yang sejujurnya dan aku rasa nona
pasti mengetahui sendiri bukan akan hal itu"
"ooh benarkah begitu? Ehmm. lalu apakah engkau
mencintai diriku..??"
"Tentang soal ini.... tentang soal ini...." pemuda itu tampak
gelagapan jadinya.
"Eeh, jangan soal ini soal itu, kalau tidak mencintai aku
mengapa engkau ikuti diriku sampai disini??"
"Apa bila nona bersedia menerima perhatianku ini, cay he...
cayhe merasa sangat beruntung sekali hidupku ini"
Go siau bi mengerdipkan sepasang matanya yang jeli
kemudian sambil meliuk-liukkan pinggulnya ia berkata genit:
"Engkau anggap wajahku cantik maka jatuh cinta dalam
pandangan yang pertama. sebaliknya ada orang yang sama
sekali tak pandang sebelah matapun terhadap diriku, bahkan
tertarikpun tidak, coba bayangkan saja manusia macam
apakah dia itu?"
"Kalau benar2 ada manusia semacam itu, sepantasnya
kalau orang itu dikatakan sebagai seorang laki2 yang punya
mata tak berbiji"
"Hiiihh hiiihh hiihhh memang hebat sekali pandanganmu
itu" seru Go siau bi sambil tertawa eekikikan.

1011
Mendadak telapak tangannya maju ke muka, kelima jari
tangannya dengan lembut segera diayunkan kearah dada
pemuda itu.
Terbelalak sepasang mata anak muda itu, ia menjerit
tertahan: "Nona .."
Kato nona belum habis diucapkan, tubuhnya sudah menjadi
lemas dan terkapar di tanah tanpa mengeluarkan sedikit suara
pun pemuda itu sudah menemui ajalnya.
Han siong Kie yang bersembunyi ditempat kegelapan
benar2 naik darah, untuk mencegah perbuatannya jelas tak
mungkin, seluruh tububnya gemetar keras menahan emosi.
"Sungguh kejam perempuan ini, hatinya lebih kejam dari
pada seekor ular beracun.." pikirnya dihati.
Tanpa sadar pemuda itu terbayang kembali akan ibunya,
siang go cantik ong cui ing yang kejam dan tak kenal ampun.
Mereka sama2 cantiknya, sama2 kejinya, tanpa sadar rasa
benci dan muak timbul dalam benaknya, ia siap melompat
keluar dari tempat persembunyiannya..
Paras muka Go siau hi dingin menyayatkan, sebelum sianak
muda itu sempat munculkan diri, ia sudah berpaling dan
mendengus dingin.
"Manusia berwajah dingin, sekarang engkau boleh segera
munculkan dirimu.."
Betapa terperanjatnya Han siong Kie menghadapi kejadian
tersebut, mimpipun ia tak menyangka kalau tempat
persembunyiannya telah diketahui lawan, dari sini dapatlah
diketahui bahwa selama beberapa waktu belakangan ini, ilmu
silatnya telah memperoleh kemajuan,yang amat pesat.
Dengan muka hijau membesi menahan amarah yang
meluap. dia lompat keluar dari tempat persembunyiannya,
kemudian menegur dengan kasar:

1012
"Nona Go, mengapa engkau lakukan pembunuhan sekeji
ini?"
Rasa sedih melintas diatas wajah Go siau Bi, tapi sesaat
kemudian dengan wajah benci dan mendendam ia berseru:
"Aku rasa persoalan ini sama sekali tiada sangkut pautnya
dengan dirimu, lebih baik tak usah kau campurinya"
"Nona, kunasehati dirimu lebih baik jangan bertindak
kelewat kejam, karena perbuatan semacam itu sama sekali
tiada manfaatnya bagimu"
"Haaahh..haaahh..haaahh.. mau apa kau hey manusia yang
bernama Han siong Kie? Engkau merasa tidak terima dengan
perbuatan yang kulakukan ini?"
"Benar, aku memang mempunyai maksud begitu"
"Lalu apa yang hendak kau lakukan atas diriku ini?"
"Hmm Akan kubunuh engkau untuk melenyapkan bibit
bencana bagi dunia persilatan" jawab Han siong Kie dengan
hawa napsu membunuh yang amat tebal.
"Huuh, engkau hendak membunuh aku?" ejek Go siau bi
sambil mencibirkan bibirnya dengan sinis.
"Benar, akan kubunuh dirimu"
" Kalau memang begitu, kenapa tidak segera turun tangan
"
"Bila kita bertemu sekali lagi dimasa mendatang,jiwamu
pasti akan kucabut."
Go siau bi tertawa tergelak, dengan wajah sinis sekali dia
mengejek: "Kenapa tidak kau lakukan sekarang juga?"
"Memandang diatas wajahmu dimana engkau pernah
melepaskan budi kebaikan kepadaku, kuampuni jiwamu untuk
kali ini "

1013
Go siau bi tak dapat menahan diri lagi, ia menengadah dan
tertawa tergelak dengan seramnya, gelak tertawa itu penuh
mengandung perasaan sedih, pedih dan perasaan lain yang
sukar dilukiskan dengan kata2, lama sekali ia baru berhenti.
Paras mukanya berubah jadi dingin menyeramkan, hawa
napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, dengan
suara keras dia membentak:
"Han siong Kie, nonamu justru sedang mencari engkau,
mengertikah engkau..?"
"Mencari aku? Mau apa engkau mencari aku ?"
"Aku hendak membunuh dirimu, kalau bukan begitu
mengapa kubiarkan engkau mengikuti aku dari rumah makan
sampai kemari haaaah.. haaah.. haaahhh... ketahuilah. aku
sengaja memang mengatur kesemuanya ini agar engkau bisa
terpancing kemari"
sekarang Han siong Kie baru tahu bahwa Go siau bi telah
mengetahui jejaknya ketika masih berada dirumah makan
tadi, maka dengan ketus segera tegurnya: "Jadi engkau
hendak membunuh aku??"
"Benar, dan sekarang juga pembunuhan ini akan
kulaksanakan"
"Kenapa engkau hendak membunuh aku?"
"Karena aku benci padamu"
"Perbuatanku yang manakah yang telah menimbulkan rasa
bencimu terhadap aku?"
"Sudah, pokoknya engkau tak usah banyak bicara lagi, ini
hari juga nyawamu akan kucabut"
Han siong Kie menyengir sinis.
"Mampukah engkau melaksanakan keinginanmu itu?"
ejeknya.

1014
"Engkau tidak percaya? Bagus, mari kita buktikan
bersama."
Bersamaan dengaa selesainya perkataan itu, tiba2 telapak
tangannya diayun kedepan kelima jarinya dengan disertai
desingan angin tajam langsung menyerang kedepan.
Dengan gerakan Cahaya kilat lintasan bayangan Han siong
Kie segera berkelit ke samping, serunya lantang:
"Mengingat budi kebaikanmu dimasa lampau, aku akan
mengalah satu jurus untuk...."
"siapa yang suruh engkau mengalah kepadaku?" teriak Go
siau bi dengan penasaran.
Telapak tangannya segera diputar balik keatas, selapis
cahaya hijau yang tebalpun dengan cepat membumbung
keangkasa dan meluncur kedepan. Betapa tercekatnya
perasaan hati Han siong Kie, tanpa kuasa lagi dia berseru
keras: "Aaaah...ilmu pukulan Thian-tok hoa ciang.
Haruslah diketahui, ilmu pukulan Thian tok cang hoat
adalah semacam ilmu pukulan darijaman dahulu kala yang
amat dahsyat, apabila pukulan tersebut menyentuh sesuatu
benda, maka daya tahannya makin besar maka daya
pentalnya ikut bertambah kuat, jangankan Han siong Kie
malahan Tengkorak maut gadungan yang memiliki ilmu silat
lebih lihaypun dibuat tak berdaya oleh kehebatan pukulan itu
Tentu saja Han Siong Kie juga mengetahui akan lihaynya
pukulan tersebut, akan tetapi dia tak sudi menunjukkan
kelemahannya dihadapan seorang gadis muda, maka dari itu
dia segera menghimpun kekuatan yang dimilikinya untuk
menangkis datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan
keras.
Siapa tahu apa yang kemudian terjadi sama sekali diluar
dugaan sianak muda itu, sebelum pukulan mereka saling
beradu satu sama lainnya, mendadak Go Siau bi menarik

1015
kembali serangannya dan bergeser mundur dua langkah
kesamping.
Tampaknya ilmu silat yang dimiliki gadis itu sudah
mencapai taraf pengendalian secara sempurna, menyaksikan
kehebatan lawannya Han Siong Kie makin terkesiap,
disamping itu diapun makin keheranan oleh tindak tanduk
lawannya yang aneh. Karenanya sambil menarik pulang
serangannya dia lantas menegur: "Eeeeh...kenapa kau tarik
kembali serangan mu??"
"Aku kuatir engkau tak sanggnp untuk menerima pukulanku
ini."
"Bukankah engkau mengatakan hendak membunuh diriku?"
tanya anak muda itu dengan cepat.
Pertanyaan tersebut seketika membuat paras muka Go siau
Bi kembali berubah hebat, ia mendengus dingin, tanpa
berbicara lagi ilmu pukulan Thian tok clang hoat sekali lagi
dilontarkan kedepan.
Han Siong Kte menggertak giginya menahan diri, sambil
mengerahkan sisa kekuatan yang dimiliki ia tangkis datangnya
serangan tersebut.
"Blaaang.." suatu benturan keras yang memekikkan telinga
menggelegar diseluruh angkasa, diiringi dengusan berat
secara beruntun Han siong Kie mundur delapan depa ke
belakang, darah segar sempat meleleh keluar menodai ujung
bibirnya.
Tengkorak maut gadungan yang lihaypun jatuh kecundang
ditangan gadis ini, apalagi Han siong Kie yang lebih cetek ilmu
silatnya tentu saja dia bukan tandingan sang gadis manis itu.
Put lo sianseng memang lihay dan hebat, terbukti dalam
waktu singkat ia berhasil menciptakan seorang tokoh sakti
yang begini hebatnya, bila diceritakan orang lain belum tentu
mau mempercayainya.

1016
Berhasil dengan memukul mundur Han siong Kie, dengan
suara gemas dan penuh kebencian Go siau bi berkata:
"Manusia bermuka dingin, bukan saja wajahmu dingin,
darahmu juga sudah membeku, kau manusia yang tak punya
perasaan. Nah, rasain lagi beberapa buah pukulanku" sambil
membentak nyaring, untuk kesekian kalinya dia lancarkan
pukulan maut ke depan.
Tiba2 Han siong Kie teringat kembali akan peringatan dari
orang yang kehilangan sukma, dalam hati pemuda itu lantas
berpekik, "Aku tak boleh mati"
Dengan suatu gerakan yang manis dan lincah ia
menghindarkan diri dari serangan maut lawan, berhasil
dengan kelitannya. sebuah jari tangan segera direntangkan
lebar dan serentak menyentil kemuka.
sepasang telapak tangan Go siau Bi bergetar kian hebat,
tenaga pukulanpun semakin menebal membuat hawa hijau
hampir menyelimuti seluruh pemukaan tanah.
"criiit. criiing.." ditengah desingan angin tajam ilmu sentilan
Tong kim ci yang ampuh dan tak terkalahkan itu ternyata
dapat dihajar sampai buyar oleh kekuatan lawan.
Rasa kaget yang dialami Han siong Kie sukar dilukiskan lagi
dengan kata2, mimpipun ia tidak menyangka kalau ilmu jari
Tong kim ci yang paling diandalkan ternyata sama sekali tak
mempan untuk digunakan menghadapi pukulan Thian tok
ciang hoat.
Hampir saja tak percaya dengan apa yang terbentang
didepan mata, sebab peristiwa ini memang tak pernah diduga
olehnya.
"sambutlah sebuah pukulanku lagi. " bentak dara itu lagi
dengan lantang.

1017
Ditengah bentakan nyaring, hawa hijau yang tebal dan
menyilaukan mata dengan dahsyatnya menggulung tubuh
lawan.
Hawa napsu membunuh telah menyelimuti wajah Han siong
Kie, dengan ilmu cahaya kilat lintasan bayangan tubuhnya
mendesak maju kedepan, lalu dengan jurus Mo tiong ko ciat (
raja iblis menyembah loteng istana) ia hajar Go siau bi dengan
mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya.
Go siau bi tertawa dingin, sekalipun hebat dan luar biasa
seranganpemuda itu namun bagi pandangannya serangan
tersebut tak ada artinya, ia berkelebat lewat dari serangan itu
dengan gerakan bagaikan sukma gentayangan, lalu sambil
melepaskan lima buah pukulan berantai, teriaknya keras:
"Manusia bermuka dingin, hari ini kau harus mampus"
Memang dahsyat dan ganas kelima buah serangan itu,
angin pukulan segera men-deru2 membikin hati orang jadi
keder dan ngeri rasanya..
Terdesak oleh lima buah pukulan berantai yang maha
dahsyat itu, Han siong Kie terdesak hebat dan harus mundur
berulang kali ke belakang..
Go siau bi tak memberi kesempatan bagi musuhnya untuk
tukar napas, selesai dengan lima buah pukulan yang pertama,
ia susulkan pula dengan lima buah pukulan berikutnya.
Menghadapi desakan demi desakan yang tiada habisnya,
lama kelamaan Han siong Kie jadi penasaran juga, kali ini dia
tidak menghindar ataupun berkelit, dengan sistim adu nyawa
dia sambut kelima buah pukulan itu dengan gerakan keras
lawan keras.
Tergetar perasaan Go siau bi setelah menyaksikan
kenekadan sianak muda itu, tapi apa mau dikata pukulan
sudah terlanjur dilancarkan , maka sambil gertak gigi ia
lepaskan pukulan mautnya.

1018
"Blang Blang " dua kali dengusan dingin menggema
memecahkan kesunyian, menyusul dua sosok bayangan
manusia saling berpisah satu sama lainnya.
Kedua belah pihak sama2 terlempar kebelakang dengan
sempoyongan, keadaan Go siau bi masih mendingan,
sekalipun darah meleleh di ujung bibirnya dan mukanya pucat
pias tapi keadaannya masib agak segar.
Berbeda sekali dengan Han siong Kie, ia harus muntah
darah berulang kali, jelas isi perutnya sudah terluka parah.
Dengan wajah menyeringai seram dan mata saling melotot
penuh kegusaran, kedua belah pihak berdiri berhadapan.
Untuk sesaat suasana dalam gelanggang jadi sepi dan
hening, sunyi bukan berarti hawa nafsu membunuh telah
lenyap begitu saja, malahan setiap saat darah segar mungkin
akan membasahi lagi seluruh permukaan tanah.
Diantara lima buah pukulan yang dilancarkan Han siong
Kie, ada tiga buah yang bersarang ditubuh lawan, sebaliknya
ia sendiri menerima empat buah pukulan dari musuhnya.
sebagaimana diketahui, pukulan yang dilancarkan Go siau
bi mengandung hawa sakti Thian tok sinkang yang maha
dahsyat, tak heran kalau sianak muda itu menderita luka yang
jauh lebih parah daripada anak dara itu.
Mereka pernah saling tolong menolong, pernah hidup
sengsara bersama bahkan Go siau bi pernah menggunakan
tubuhnya sebegai tameng untuk menyelamatkan jiwa Han
siong Kie dari ancaman Tengkorak maut gadungan, karena
peristiwa itu hampir saja jiwanya melayang.
Ia telah jatuh cinta kepadanya, telah bersumpah didepan
pusara ayahnya, kecuali dengan pemuda ini dia tak akan
kawin dengan siapapun juga"

1019
Tapi kenyataannya, yang satu ada hasrat yang lain tak
berminat, tumpuan harapan yang terlintas dalam benaknya
selama ini hancur dan musnah dengan begitu saja.
Kini dengan taruhan nyawa mereka saling bertempur,
berusaha saling merobohkan musuhnya dan bila perlu sekalian
membinasakannya... Inikah takdir? Inikah yang dinamakan
nasib.?
Cinta dapat membuat seseorang jadi sukses tapi dapat pula
menghancurkan karier seseorang, membuat watak seseorang
berubah seratus delapan puluh derajat.
Dan kini Go Siau bi telah berubah ....bukan saja perubahan
itu tak dipercaya oleh Han siong Kie, bahkan dara itu sendiri
juga tak kenali dirinya sendiri lagi.
Hawa napsu membunuh yang tebal masih menyelimuti
seluruh wajah Go siau bi, selangkah ia maju kedepan
mendekati Han siong Kie yang berada dihadapannya.
suasana tercekam oleh ketegangan dan kengerian, sorot
mata serta perhatian semua orang sama-sama ditujukan
kearah Go siau bi yang sedang maju kemuka.
Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benak Han siong Kte,
ia tahu bila dirinya cuma berpeluk tangan belaka, sehingga
dara itu keburu menyerang dulu dengan Thian tok ciang
hoatnya yang lihay, niscaya jiwanya akan terancam bahaya.
satu ingatan lantas melintas dalam benaknya:
"Daripada aku menanti datangnya elmaut, kenapa tidak
kuserang dulu perempuan sinting itu?"
sambil membentak sepasang telapak tangannya diayun
kedepan melancarkan babatan maut.
-00d0w00-
BAB 56

1020
PUKULAN itu dilepaskan dalam keadaaa marah bercampur
penasaran, bisa dibayangkan betapa dahsyat dan luar
biasanya pukulan tersebut.
Go siau bi melambung keangkasa, setelah melayang sejauh
delapan depa, sekali lagi badannya melejit kedepan kemudian
menerobos masuk dari sisi Han siong Kie dan melayang turun
lima depa disamping pemuda itu.
Baik dalam menghindar maupun sewaktu melancarkan
serangan, semua gerakan dilancarkan dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat.
Melihat ancamannya mengenai sasaran yang kosong, Han
siong Kie membuyarkan pukulannya ditengah jalan, badannya
miring kesamping lalu berputar kencang, telapak tangan kiri
dan ujung jari tangan kanan sekali lagi melepaskan serangan
maut kedepan.
Kabut hawa berwarna hijau seketika menyelimuti seluruh
angkasa, pada saat yang bersamaan Go siau bi melepaskan
pula sebuah pukulan yang maha dahsyat. Dentuman keras
mengiringi benturan dua kekuatan yang saling berlawanan itu.
Dengan sempoyongan Go siau bi mundur beberpa langkah,
sedangkan Han siong Kie mendengus tertahan dan muntah
darah segar, badannya terlempar sejauh satu kaki lebih dari
tempat semula,
Go siau bi menerjang lagi kedepan dan berdiri dibelakang
Han siong Kie, telapak tangannya diayun tepat mengarah jalan
darah Thian leng hiat diatas kepalanya, asal pukulan itu
dilancarkan niscaya Han siong Kie akan mampus dengan
keadaan mengerikan.
"Heeehhh....heeehhh....heeehhh .. manusia she Han, apa
yang hendak kau ucapkan lagi sebagai kata-kata akhirmu"
ejek dara itu dengan ketus.

1021
sekujur badan Han siong Kie gemetar keras, sambil
menggertak gigi jawabnya: "Tak ada kata-kata lagi, mau turun
tangan hayolah cepat turun tangan."
"sungguh tak ada pesan terakhir"
"Ada Aku hanya ada sepatah kata saja. yakni siapa yang
menanam buah pahit dia akan menerima pula akibatnya."
"Apa kau bilang? Heeehhh..haaahhh. haaahhh.." dara itu
bagaikan orang sinting tertawa nyaring, suaranya keras dan
mengerikan membuat siapapun jadi bergidik.
" orang she Han, terus terang kuberitahukan kepadamu"
serunya lagi, "aku telah tahu bahwa peristiwa macam hari ini
cepat atau lambat pasti akan terjadi, tapi kau musti ingat,
sebelum ajalku tiba, semua pria tampan yang ada dikolong
langit akan kubunuh semua, tak akan kubiarkan manusiamanusia
ganteng bikin keonaran lagi di kolong
langit..haaahhh..haaahhh..haaahhh."
Ditengah gelak tertawa yang kalap menyerupai orang
sinting, terselip hawa napsu membunuh yang benar-benar
mengerikan.
Gusar nian Han siong Kie setelah mendengar ucapan ini, ia
sadar dengan tenaga dalam yang dimiliki Go siau bi sekarang,
apa yang diucapkan bisa jadi benar-benar dilaksanakan, dan
jikalau apa yang di ancam benar-benar dilaksanakan maka
suatu badai pembunuhan yang mengerikan tak terelakkan
lagi.
"Go siau bi" serunya kemudian dengan gemas. "sayang aku
tak dapat membinasakan engkau dengan tanganku sendiri"
"Haaahhh ....haaahhh....haaahhh..dan aku... aku gembira
sekali, karena hari ini akan kubunuh engkau dengan tanganku
sendiri."
"Hmm Tak usah banyak bicara lagi. kalau ingin turun
tangan hayolah cepat turun tangan"

1022
"Kenapa musti buru-buru mati? Bagaimana dengan adik Hui
yang pernah berkorban demi cinta kasihnya kepadamu?
Mungkinkah dia akan datang lagi kemari untuk mendirikan
batu nisan untukmu.."
satu ingatan melintas dalam benak Han siong Kie, sekarang
ia tahu bahwa Go Siau bi telah mempunyai niat untuk
membinasakan dirinya. .
"Hehhh...heeehhh..heehhh... engkau tak usah merisaukan
tentang dirinya, ia telah berangkat mendahului diriku" ejeknya
sambil tertawa dingin.
"Apa? Dia sudah mati?" seru Go siau bi dengan wajah
tertegun.
"Hmm Kenapa? Kau merasa kecewa?" ejek sang pemuda.
Air muka Go siau bi beberapa kali berubah hebat, tiba2
hardiknya keras- keras:
"Han siong Kie, inginkah kau mengetahui sebab musabab
sehingga aku berniat membinasakan dirimu??"
"Aku rasa tak perlu"
"Jadi engkau telah paham?"
"Aku tak ingin memahami persoalan itu, kalau ingin
membunuh silahkan turun tangan"
"Jadi engkau sama sekali tidak menyesal??"
"Haaah haaah haaaahh Han siong Kie tak kenal arti
menyesal"
Telapak tangan Go siau bi mulai gemetar, rasa cinta dan
benci amat mendalam hatinya dia ingin membunuh pemuda
ini lantaran dia gagal mendapatkan cinta kasihnya, maka
membenci pemuda itu, malahan membenci pula setiap
pemuda tampan yang sebaya dan setanding dengan anak
muda ini.

1023
Tapi..benarkah dara itu tega untuk membunuh kekasih
hatinya ? Air mata mulai bercucuran membasahi seluruh
wajahnya.
Lama ..lama sekali suasana tetap hening, dengan tak sabar
Han siong Kie menghardik:
"Hey, kenapa engkau tidak turun tangan??" Tiada jawaban
tiada gerakan.
Karena tak sabar pemuda itu akhirnya bangkit dan
memandang kemuka, tampaklah selembar wajah yang
murung, sedih dan penuh dengan air mata terbentang
didepan mata, wajah itu sayu dan sama sekali tiada bekas
hawa napsu membunuh yang sadis.
"Itulah perempuan.... itulah namanya perempuan" pikir
Han siong Kie dihati, hanya hati perempuan yang gampang
berubah, hanya sikap perempuan yang mudah jadi sedih.."
sindirnya kemudian dengan suara yang dingin dan tak enak
didengar:
"Bukankah kau ingin membunuh aku? Kalau ingin
membunuh, hayolah cepat laksanakan, kalau tidak... maaf
kalau aku akan berlalu dari tempat ini."
"Tunggu sebentar" tiba-tiba dara itu membentak
"Ada apa lagi?"
Disekanya air mata yang membasahi pipinya, lalu Go siau bi
berseru ketus:
"Aku toh tak pernah mengatakan bahwa aku tak akan
membunuh dirimu? Kenapa kau hendak pergi?"
"Kenapa tidak cepat turun tangan ? Hayo, kalau ingin
bunuh aku bunuhlah sekarang juga"
"sebelum kubantai dirimu, terlebih dahulu ada beberapa
patah kata hendak kuterangkan lebih dulu, aku harap engkau
dengarkan kata2 ku ini dengan sebaik baiknya."

1024
"Katakanlah cepat"
Perlahan Go siau bi menundukkan kepalanya karena hati
yang pedih, selang sesaat kemudian ia menengadah kembali,
tampaknya dara ini telah mengambil keputusan: Katanya
dengan penuh emosi:
"Han siong Kie, masih ingatkah engkau tatkala tubuhmu
tercebur kedalam sungai dan aku berhasil menolong dirimu
kemudian selama tiga hari kurawat kau sebaik-baiknya..."
"Toh sudah kukatakan, tiap budi kebaikan yang pernah
kuterima, suatu ketika pasti akan kubalas?" tukas sianak muda
itu dengan nada tajam.
" Kedua kalinya, ketika aku dilukai oleh pengawal istana
Huan mo kiong, engkau membawa aku menginap disebuah
rumah penginapan...."
"Waktu itu keadaan amat mendesak. tiada tindakan lain
bagiku kecuali berbuat begitu"
"Tapi ingatkah kau bahwa antara laki2 dan perempuan ada
batas-batasnya? setelah kita menginap disatu kamar yang
sama, bagaimana mungkin aku ..." Berbicara sampai disini
tiba-tiba ia tundukkan kepalanya rendah-rendah..
Karena pandangannya yang sempit, Han siong Ki memang
membenci setiap perempuan yang ada diseantero jagad tapi
di dasar hatinya ia sebenarnya ramah dan penuh kasih
sayang, diapun memiliki api asmara dan rasa cinta, hanya
perasaan hatinya itu tertekan oleh jalan pikirannya yang
keliru.
sebagai seorang pemuda yang cerdas tentu saja ia dapat
menangkap arti dari kata-katanya itu tapi si anak muda itu tak
bisa berbuat banyak sebab pada hakekatnya ia tak mencintai
Go siau bi, yang ada dalam hati kecilnya cuma rasa berterima
kasih serta rasa berhutang budi belaka...
Tapi sekarang tanpa disadari jantungnya berdebar keras..

1025
sekarang ia mulai berpikir, mungkinkah dara yang cantik ini
jadi kalap lantaran pinangan put lo. sianseng terhadapnya
tempo hari telah ditolak secara mentah2?
Rasa simpatik, kasihan dan iba seketika menyelimuti
perasaan hatinya, ia mulai merasa kasihan atas nasib jelek
yang telah menimpa anak dara itu
"Nona, aku merasa amat menyesal dan minta maaf yang
sebesar-besarnya atas terjadinya peristiwa itu" ia berkata
dengan lembut.
"Hmm Rasa sesal yang mendalam?"
"Dengan hati yang tulus dan ikhlas aku mohon kepada
nona sudilah kiranya jangan membunuh orang lagi mulai saat
ini"
"Kalau kutolak permohonanmu itu?" seru sang dara dengan
ketus dan muka menyeringai. suasana yang semula sudah
tenang dan damai, kini berubah kembali jadi tegang. Paras
muka Han siong Kie berubah hebat, sahutnya cepat:
"Bila nona menampik permohonanku ..tu, terpaksa aku
harus melaksanakan apa yang telah kukatakan tadi"
"oooh. Jadi engkau akan membunuh aku?" ejek Go siau bi
sambil tertawa sinis.
"Betul bila kau takut peristiwa itu sampai terjadi, silahkan
kau bunuh aku lebih dahulu sebab kalau tidak, andaikata kita
sampai bertemu lagi dikemudian hari, kau pasti akan
kubunuh".
selapis hawa dingin yang ketus dan menyeramkan mulai
menyelimuti raut wajah Go siau bi, ia mengejek sinis:
"Huuuh.. Mampukah engkau melaksanakan keinginanmu
itu??"
"Lihat saja nanti hasilnya, apa gunanya banyak bicara yang
tak ada gunanya?"

1026
"Han siong Kie, engkau tak bisa membendung niatku ini,
akan kubunuh pemuda tampan yang ada dikolong langit
hingga mereka musnah semua dari atas muka bumi.. Hmm
Engkau ingin bunuh aku ? Baiklah ini hari sengaja kau
kulepaskan dirimu, akan kulihat bagaimana caramu
membunuh aku, tapi kau musti ingat, bila kita sampai bertemu
muka lagi, andaikata engkau tak dapat membunuh aku, maka
akulah yang akan membinasakan dirimu"
Han siong Kie menatap sekejap kearah wajahnya dengan
pandangan dingin, mulutnya tetap membungkam.
Kalau bisa ia hendak membacok dara itu hingga mampus,
rasa simpatik dan kasihan yang muncul dalam hatinya tadi kini
tersapu bersih dari lubuk hatinya.
Pemuda itu tak ingin banyak ribut lagi dengan dara
tersebut, per-lahan2 dia putar badan dan berlalu dari situ.
Memandang bayangan punggungnya yang kian menjauh,
Go siau Bi berdiri termangu-mangu, beberapa kali dia hendak
memanggilnya..tapi setiap kali niatnya itu dibatalkan, ia
merasa bagaikan tersiksa dan terharu, sehingga akhirnya
tak kuasa lagi menangislah gadis itu ter-sedu2.
Isak tangis itu sempat terdengar oleh Han siong Kie yang
makin menjauh, ia agak tertegun dan menghentikan
langkahnya, tapi sesudah ragu sebentar pemuda itu lanjutkan
kembali perjalanannya kedepan. kali ini ia tidak berpaling lagi.
Dengan penuh rasa mendongkol Go siau Bi mendepakdepakan
kakinya keatas tanah, serunya berulang kali:
"suatu ketika aku pasti akan membunuh kau..tunggu saja
tanggal mainnya"
Pada saat itulah, tiba2 dari tempat kejauhan berkumandang
suara gonggongan anjing yang sangat ramai.

1027
Dengan segera Go siau Bi berpaling, begitu mengetahui
apa yang tertera didepan matanya ia jadi tercekat dan
mukanya berubah jadi pucat pasi seperti mayat.
tampaklah dua ekor anjing sebesar tubuh anak sapi berdiri
disisi kiri dan kanannya pada jarak dua kaki, giginya yang
runcing menyeringai seram, matanya memancarkan sinar
buas, selama hidup belum pernah ia jumpai anjing sebuas dan
sebesar ini
sementara dia masih termenung sesosok bayangan
manusia kembali melayang masuk ke dalam hutan, orang itu
adalah seorang kakek bungkuk yang membawa sebuah pecut
rotan yang panjang.
Dengan sorot matanya yang beringas kakek itu menatap
sekejap wajah Go siau bi, lalu mengawasi pula pada mayat
yang terkapar diatas tanah, setelah itu dia menganggak
beberapa kali.
"Hey, apa maksudmu datang kemari?" tegur Go siau bi
dengan suara dalam. Kakek bungkuk itu tertawa seram:
"Heeehhh... heehhh...heeehhhh.... Cantiknya memang
cantik, cuma sayang perempuan secantik ini tak lebih
hanyalah kuntilanak yang berhati keji"
"Apa? siapa yang kau maksudkan?" teriak dara ayu itu
dengan mata melotot.
"siapa lagi, tentu saja engkau"
Sepasang alis mata Go Siau bi berkenyit, hawa nafsu
membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, sambil mendengus
dingin katanya:
"Hey tua bangka yang tak tahu diri, sebelum nonamu
berniat membinasakan engkau, bawalah anjing2 itu dan
segera berlalulah dari tempat ini"

1028
"Heeeh heehh . heeeh kenapa aku musti pergi ?
Kedatanganku justru hendak mencari engkau"
"Mencari aku ? Siapa kau dan sebutkan namamu"
"Aku adalah Khoo Tio cu, si bungkuk she Khoo pengurus
rumah tangga perkampungan oh bau san cung, mengerti??"
Mendengar nama itu, satu ingatan terlintas dalam benak Go
Slau bi, sekarang ia sudah dapat menebak apa yang telah
tarjadi, dengan wajah yang tetap tenang katanya: "Lantas ada
urusan apa kau cari aku??"
"Kedua orang sau cengcu perkampungan kami telah tewas
dipinggir jalan-"
"Kalau aku yang bunuh mau apa kau?" tukas sang dara
cepat.
"Bagus sekali, setelah kau memberikan pengakuan urusan
makin gampang untuk diselesaikan, darimana asal
perguruanmu?"
"Huuh. Kau belum berhak untuk mengetahuinya."
Sinar mata yang bengis dan buas memancar keluar dari
balik mata si bungkuk itu, begitu bengisnya sinar mata orang
itu sehingga hampir tak ada bedanya dengan kebengisan mata
kedua ekor anjingnya, membuat siapapun yang
memandangnya jadi bergidik. Ia maju beberapa langkah
kedepan, lalu serunya dengan suara yang menyeramkan:
" Heeeh hh heeeh hh heeeh hh memang sekarang susah
untuk memaksa kau untuk berbicara tapi ingatlah baik-baik,
suatu ketika engkau akan mengakuinya sendiri"
"Bungkuk she Khoo, nonamu tak ingin membinasakan
dirimu, kalau tahu diri lebih baik enyahlah dari sini"
"Heehhh heeehhh heeehhh kau suruh aku pergi dari sini?
Lucu... benar-benar sangat lucu, kau malah suruh aku pergi..

1029
tahukah kau bahwa aku si bungkuk she Khoo justru tak ingin
melepaskan engkau dengan begitu saja??"
"Bangsat Jadi engkau benar2 ingin mati?"
"Yang ingin mampus bukan aku, melainkan kau sendiri"
Hawa napsu membunuh mulai menghiasi air mukanya yang
putih, ia mendengus gusar telapak tangannya diayun kedepan
dan segulung hawa hijau yang mengerikan segera meluncur
kedepan melancarkan sebuah ancaman maut.
Paras muka sibungkuk she Khoo itu berubah hebat, ia agak
tertegun menyaksikan datangnya ancaman berwarna hijau itu,
tampaknya sepanjang hidup, belum pernah dia jumpai ilmu
kepandaian seaneh dan setangguh ini.
"Blang " Ditengah benturan keras yang cukup memekikkan
telinga, tubuh si Bungkuk she Khoe itu mencelat sejauh
delapan depa lebih dari kedudukan semula, darah panas
bergolak dalam dadanya, betapa terkesiapnya sukar dilukiskan
dengan kata2.
Keistimewaan dari ilmu pukulan Thian tok ciang hoat
adalah daya pantulan yang terpancar keluar bila menyentuh
pukulan itu, makin besar seseorang melancarkan serangannya
maka semakin besar pula daya pantulan yang terpancar oleh
kepandaian itu.
Masih untung tenaga pukulan yang dilancarkan oleh Go
Siau bi tidak lebih cuma enam bagian belaka, dan tapi Khoe
Tuo cu tak sempat melakukan perlawanan dengan sepenuh
tenaga karena ia dibikin kaget bercampur tertegun, karena itu
loloslah dia dari ancaman bahaya maut yang sebetulnya dapat
merenggut selembar jiwanya.
sudah tentu Khoe Tuo cu tidak mengenal kelihayan dari
ilmu pukulan itu, betapa penasarannya orang itu karena
peristiwa yang barusan terjadi, dengan sorot mata yang
bengis dia menerjang maju lagi ke depan, sebuah pukulan

1030
yang lebih dahsyat bagaikan hembusan angin topan
menerjang ke dada lawan.
"Bangsat, rupanya engkau memang sudah bosan hidup,"
hardik Go siau bi denganpenuh kegusaran-
Dengan ilmu pukulan Thian tok ciang hoat yang telah
dikerahkan mencapai delapan bagian ia sambut datangnya
ancaman tersebut dengan keras lawan keras.
"Blamm" suatu benturan dahsyat kembali menggelegar
diudara, jerit ngeri yang melengking mendesis dari mulut Khoe
Tuo cu, badannya mencelat sejauh beberapa kaki dan darah
segar muntah keluar dari mulutnya.
"Bluuk" bagaikan sebuah cupu2, tubuhnya menggelinding
diatas tanah setelah jatuh mencium tanah.
Gong gongan anjing berkumandang memecahkan
kesunyian, seekor anjing besar yang berada disamping kanan
tiba2 menerjang kearah dara itu dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat.
Lolongan anjing yang mengerikan berkumandang menyayat
kesunyian yang mencekam udara, anjing besar itu mencelat
sejauh tiga kaki lebih dari tempat semula.. "Duukk" Ketika
menumbuk diatas dahan sebuah pohon besar, mampuslah
anjing tersebut seketika itu juga.
Dalam pada itu Khoo Tuo cu telah bangkit dari atas tanah,
ia tampak agak tertegun menyaksikan kelihayan ilmu silat
yang dimiliki dara tersebut, kejadian ini sama sekali diluar
dugaannya. sebab kalau bukan seorang tokoh silat yang
benar-benar berilmu tinggi tak mungkin anjing besar itu dapat
dibunuh dalam sekali pukulan belaka
Dalam terkejut dan cemasnya, bagaikan titiran angin deras
cambuk rotannya diputar sedemikian rupa mengitari angkasa.
Anjing raksasa yang berada disebelah kiri bagaikan
sambaran kilat telah melancarkan tubrukan pula kedepan.

1031
siau bi terancam bahaya, cepat-cepat telapak tangannya
dilontarkan kemuka melepaskan pukulan maut..
Agaknya anjing besar itu sudah tahu kalau ilmu silat yang
dimiliki musuhnya sangat lihay, berada ditengah udara
tubuhnya berjumpalitan beberapa kali diudara dan
menggelinding kebawah kaki anak dara itu, moncongnya
langsung menyambar kedepan dan menggigit kakinya.
semua gerakan dilakukan dengan kecepatan luar biasa, tak
kalah cepatnya dengan seorang jago lihay.
Bergetar keras perasaan hati Go siau bi menghadapi
ancaman itu, cepat ia melejit dan melambung keudara, dari
situ telapak tangannya melepaskan sebuah pukulan dahsyat
kebawah.
Gagal dengan gigitannya, anjing besar itu segera meluncur
maju satu kaki lebih ke depan-
Tatkala Go Siau bi melayang turun kembali keatas tanah,
secepat kilat sambaran anjing itu menerkam lagi kedepan.
Kali ini tak sempat bagi Go siau bi untuk berkelit, telapak
tangannya langsung dibacokkan keatas batok kepala anjing
itu..
"Guukk..guuukk.. lolongan panjang kembali menderai
diudara, batok kepala anjing itu terbacok sampai hancur jadi
dua bagian, kepalanya hancur dan darah serta isi benaknya
tersebar dimana-mana, anjing itu mampus seketika itu juga..
Tapi cakar anjing sebelah depannya sempat pula mencakar
paha Go Siau bi..
Rasa gatal-gatal dan kaku yang aneh segera menyerang
pahanya dan perlahan-lahan bergerak naik keatas.
Rasa kaget dan terkesiap yang menyelimuti hatinya
sekarang susah dilukiskan dengan kata2, ia tahu itulah tanda2
keracunan atau dengan perkataan lain cakar anjing itu
mengandung racun yang sangat jahat.

1032
Dengan cepat semua jalan darah penting di tubuhnya
ditutup semua, setelah menghadang peredaran racun yang
merambat lebih jauh kearah lain, dengan sorot mata yang
bengis menyeramkan, ia menerjang kearah Khoo Tuo cu
habis2an.
"Blaaang" kembali terdengar jeritan ngeri yang
menyayatkan hati berkumandang memenuhi angkasa, dengan
batok kepala hancur berantakan Khoo Tuo co menggeletak
dalam keadaan mengerikan-
"Perempuan rendah, pada hakekatnya engkau memang
bukan manusia, hatimu keji dan tak kenal ampun, akan
kuhancurkan tubuhmu hingga lembut seperti abu."
Bersamaan dengan munculnya bentakan keras yang sangat
mendadak itu, seorang kakek tua berjubah hitam yang tinggi
besar telah nelayang masuk kedalam gelanggang.
"Suiiit"" siulan lengking menggema diangkasa, menyusul
belasan ekor anjing besar bagaikan air bah, menerjang kearah
tubuh Go siau Bi.
Kejut dan gelisah menyelimuti seluruh perasaan anak dara
itu, ia merasa sukma serasa melayang tinggalkan raganya
karena ketakutan, gadis itu sadar bahwa ia sudah kena racun
keji dari anjing2 itu, daripada berdiam diri dan mati konyol
ditangan lawan jauh lebih baik melarikan diri tinggalkan
tempat itu.
Begitu ingatan tadi melintas dalam benaknya, ia lantas
melejit ke udara dan meluncur masuk kearah hutan-
Apa mau dikata rupanya racun sudah mulai bekerja dalam
tubuhnya, sepasang kakinya sudah tak mau mendengar
perintah lagi, baru saja melayang sejauh lima kaki, tubuhnya
terjatuh kembali keatas tanah. sementara kawanan anjing
besar itu kembali sudah menerjang tiba dengan hebatnya.

1033
Antara manusia dan anjing, segera berkobarlah suatu
pertarungan yang amat mengerikan-
Anjing- anjing besar itu memang tersohor karena
keganasannya, bukan saja sifatnya memang buas, cakarnya
mengadung racun keji dan gerak geriknya cepat bagaikan
sambaran kilat, lagipula tak takut mati, maka setelah
mendapat latihan secara khusus kehebatan mereka jauh lebih
mengerikan daripada serangan dari jago-jago silat kelas
wahid.
Cemas dan marah bercampur aduk dalam benak Go siau bi,
telapak tangannya diayun berulang kali kemuka, kabut hawa
hijau kembali menggulung keempat penjuru dengan
dahsyatnya.
Ditengah benturan2 yang memekikan telinga, lolongan
panjang berkumandang susul menyusul.
Dalam waktu singkat delapan ekor anjing yang telah binasa
ditangan anak dara itu tapi sisanya tak gentar barang
sedikitpun, mereka masih melanjutkan terjangannya dengan
kecepatan yang luar biasa.
Peluh sudah membasahi seluruh tubuh Go siau bi,
rambutnya awut-awutan dan napasnya tersengal-sengal, ia
sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mengatur
pernapasan-
Rombongan anjing- anjing besar itu menerjang dan
mundur secara beraturan, mereka saling mengisi kekosongan
yang ada dan menyerang dari tiga arah yang berlawanan,
yakni arah atas tengah dan bawah.
Tentu saja Go siau bi tak berani menyambut datangnya
ancaman itu secara gegabah, sebab dia tahu anjing-anjing itu
sangat beracun pada kuku-kukunya.
sementara itu kakek berjubah hitam yang berada
disamping gelanggang merasa gusar dan sakit hati, namun ia

1034
tak berani menghentikan serangan anjing-anjing itu, sebab ia
tahu betapa sempurnanya tenaga dalam yang dimiliki
musuhnya, ia telah bersiap sedia mengorbankan anjinganjingnya
itu sebagai ganti dari kesuksesan rencananya.
setengah peminum teh kemudian, bangkai anjing telah
bergeletak dimana-mana, darah serta hancuran daging
tersebar dimana-mana, keadaannya mengerikan sekali.
Dari sekian banyak anjing besar yang dibawa oleh kakek
baju hitam itu, tak seekorpun yang masih hidup pada saat ini.
Walaupun demikian, keadaan Go Siau bi sendiripun
mengenaskan sekali, ia sudah kehabisan tenaga, kakinya yang
keracunan sekarang menjadi bengkak dan satu kali lipat lebih
besar daripada keadaan biasa, rasa sakit menyerang sampai
kelubuk hati, sekali pun ia tahu masih ada seorang musuh
yang mengincar dirinya namun ia tak mampu untuk
mempertahankan diri lagi, akhirnya gadis itu roboh dan jatuh
terduduk diatas tanah.
Dengan sinar mata bengis, penuh kebuasan kakek berjubah
hitam maju kedepan dengan langkah lebar.
Go siau bi sadar bahwa gelagat tidak menguntungkan
dirinya, diapun menghimpun sisa kekuatan yang dimilikinya
untuk dikumpulkan pada telapak tangan kanannya.. Sambil
bergerak maju kedepan kakek baju hitam itu berkata tiada
hentinya:
"Perempuan rendah, engkau telah menipu dan membunuh
dua orang putra kesayanganku, ini hari akan kusuruh kau
rasakan pula siksaan yang terkeji dikolong langit, akan kusiksa
kau sampai mampus ....Hmm Sakit hati ini akan kutuntut balas
beberapa kali lipat lebih dahsyat tunggulah tibanya saat
seperti itu ...."
Go Siau bi membentak keras, telapak tangan kanannya
tiba-tiba diayun kedepan, lima gulung desiran angin tajam
segera meluncur keluar dan mengancam tubuh kakek itu.

1035
Rupanya kakek baju hitam itu memang sengaja
memperlambat langkah kakinya berhubung dia harus bersiap
menghadapi tibanya ancaman yang tak terduga dari pihak
lawanoleh
sebab itu ketika Go Siau bi mengayunkan telapak
tangannya kedepan, secepat kilat ia berkelit kesamping, tapi
toh gerakan itu teriambat setengah langkah, tangan kanannya
terasa sakit sekali hingga merasuk ketulang sumsum, tak
kuasa lagi dia mendengus tertahan.
Ilmu jari Bwe hoa cuan sim ci (juri si kura penembus hati )
yang digunakan Go siau bi ini adalah salah satu ilmu sakti
yang tercantum dalam kitab pusaka Thian toh pit kip. arah
yang dituju adalah dada musuh atau tepatnya persis diatas
jantung, andaikata terkena hajaran jantung orang akan pecah
dan binasalah orang itu.
Tapi berhubung kakinya terluka sehingga banyak tenaga
dalamnya berkurang maka melesetlah serangan itu dari
sasaran utamanya.
"Blam" pukulan tangan kiri yang dilepaskan kakek berjubab
hitam itu dengan telak bersarang ditubuh Go siau Bi
Ditengah dengusan yang tajam, tubuh dara itu mencelat
dan bergelinding diatas tanah, kesadarannya punah dan dara
itu berada dalam keadaan setengah sadar setengah tidak.
Kakek tua baju hitam itu tertawa seram, secara beruntun
dia menotok beberapa buah jalan darah penting ditubuh gadis
itu.
Kemudian ketika dilihatnya musuhnya sudah tercakar oleh
racun anjingnya, ia ambil keluar sebuah botol kecil dari
porselen putih, diambilnya sedikit bubuk kuning dan dijejalkan
kemulut Go siau Bi, lalu mengambilpula sebagian dan
dibubuhkan pada sekitar mulut luka, kemudian baru berkata
dengat nada menyeramkan: "Hmm Hmmm aku tidak akan
membiarkan engkau mampus dengan begitu saja"

1036
Ditatapnya sekejap bangkai2 anjing itu dengan perasaan
berat, akhirnya sambil mengempit tubuh Go siau Bi, dia
berlalu dari tempat kejadian-
Tatkala Go siau Bi sadar kembali dari pingsannya, ia
menemukan kaki tangannya telah dibelengu orang, tubuhnya
berbaring terlentang dengan menghadap keatas, namun ia tak
mampu bergerak sementara rasa dingin menyelimuti sekujur
tubuhnya.
Ia membuka mata dan memeriksa keadaannya, tapi segera
dara itu jadi malu bercampur gusar, ternyata ia sedang
dibelenggu di atas sebuah papan kayu dalam keadaan
telanjang bulat, sehelai benangpun tidak menempel
ditubuhnya, sementara kakek baju hitam itu sedang
memandang kearahnya sambil menyeringai seram.
Disamping kakek itu berdirilah sepasang anjing besar yang
sedang mencakar2 tanah sambil memperdengarkan
serentetan suara kaing-kaing yang aneh.
Dia ingin buka mulut untuk berbicara, namun tak sepatah
katapun yang mampu diucapkan, sadarlah dara itu bahwa
jalan darah bisunya telah ditotok orang.
-00d0w00-
BAB 57-
SECARA lapat2 dara itu mulai menduga apa yang bakal
terjadi serta menimpa dirinya.
Ia rela mati dan mengakhiri hidupnya lebih cepat, namun ia
tak mampu untuk melakukannya, beberapa buah jalan darah
ditubuhnya tertotok. sekalipun ilmu silatnya sangat tinggi,
berada dalam keadaan seperti ini tiada sesuatu apapun yang
bisa dilakukan lagi olehnya.

1037
Tiba2 kakek berbaju hitam itu tertawa seram, suaranya
sadis dan mengerikan-
" Heeeh heeeehh heeeehh perempuan rendah, aku adalah
Ho Thong thian ketua perkampungan oh hau san-cung, ingat
baik2 namaku ini dan ketahuilah bahwa aku berbuat demikian
demi membalaskan dendam bagi kematian dua orang putraku"
Go Siau Bi ingin bicara namun tak mampu mengucapkan
sepatah katapun, apa boleh buat?, Dia cuma bisa berbaring
dengan mata melotot penuh kegusaran. Terdengar Ho Thong
thian melanjutkan kembali kata katanya:
"Perempuan rendah, engkau telah memancing kedua orang
putraku dengan kecantikan wajahmu kemudian membunuhnya
secara keji.. heeeh heeeh heeeh sekarang, saat pembalasan
telah tiba, coba pandanglah kedua ekor anjing jantan itu, dia
akan menjadi suamimu sebentar lagi, dari kedua ekor anjing
jantan inilah engkau akan mendapatkan kepuasan seks yang
paling nikmat, kau akan di bikin naik kesorga oleh kedua ekor
anjing ini haaah haaahh haaaahh manusia digagahi oleh
anjing, itulah acara pertunjukkan yang menarik sekali."
-00d0w00-
Jilid 28
BETAPA terkejut dan takutnya Go siau bi sesudah
mendengar ancaman itu, ia merasa sukmanya bagaikan
melayang tinggalkan raganya, bila sampai peristiwa itu benarbenar
terjadi, inilah siksaan yang terkeji dikolong langit,
seorang gadis perawan akan kehilangan kesucian tubuhnya
ditubuh seorang anjing, bahkan sekaligus akan diperkosa oleh
dua ekor anjing besar secara bersamaan, matanya jadi
berkunang dan pandangannya jadi gelap akhirnya ia jatuh tak
sadarkan diri saking gusar dan mendongkolnya.

1038
Hoo Thong thian tertawa seram, cepat ia totok jalan darah
Thian kia hiat ditubuh dara itu.
sekali lagi Go siau bi sadar kembali dari pingsannya, hancur
luluh perasaan hatinya, air mata jatuh bercucuran membasahi
seluruh wajahnya yang ayu ....
"Perempuan rendah, dengarkan baik-baik kataku ini" ujar
Ho Tong Thian lebib jauh "kecuali menerima pembalasan ini,
tiada cara lain yang bisa kugunakan untuk menghajar dirimu,
Nah setelah engkau menerima kepuasan seks ditubuh kedua
ekor anjing jantan ini, maka engkau akan menjadi santapan
yang paling lezat bagi mereka haaah haaahh haaahh itulah
pertunjukkan yang paling surprise, sang istri yang cantik
setelah digagahi akan disantap"
Dalam keadaaa seperti ini Go siau bi benar-benar kehabisan
akal, mau melarikan diri jelas tak mungkin, ingin bunuh diri
juga tak mampu, tepatnya ia memang harus merasakan
siksaan hidup yang paling keji itu, diperkosa lebih dulu oleh
anjing, lalu tubuhnya akan di cabik sebagai penghuni
perutnya.
Air mata dengan derasnya mengucur keluar membasahi
seluruh wajahnya. sekarang ia dapat merasakan apa artinya
pembalasan-.. dia mulai menyesal. "ooooh sungguh cepat
pembalasan yang tiba dan menimpa diriku" keluhnya dihati.
Bagaimanapun juga, dia adalah seorang gadis perawan, dia
memiliki serangkaian ilmu silat yang luar biasa, ia tak takut
mati, sebab ia merasa bahwa mati hanya suatu pelepasan
belaka, pelepasan dari segala bentuk siksaan maupun
penderitaan, tapi ia tak sudi mengalami siksaan tersebut
sebelum ajalnya, apa lagi siksaan yang begitu kejinya. Bila
seseorang bisa putus asa, kadang kala timbul pelbagai ingatan
dalam ingatannya.
Dara itu berharap akan terjadinya suatu kejadian yang
diluar dugaan, sehingga ia dapat terhindar dari siksaan yang

1039
paling keji ini, ia rela melakukan apapun untuk membayar
pertolongannya itu, asal siksaan yang tak berperi kemanusiaan
ini bisa di hindari
Gelak tertawa dari Ho Thong thian, pemilik perkampungan
oh hau san ceng masih berkumandang tiada hentinya.
lengking suara tertawa yang menyerupai binatang itu
bagaikan pisau tajam yang menyayat-nyayat hatinya,
membuat hatinya hancur lebur.
Tampaknya dua ekor anjing jantan itupun sudah
berpengalaman dalam melaksanakan tugas itu, dengan sorot
mata yang merah membara dan mengerikan, anjing-anjing itu
menatap tubuh Go siau bi yang telanjang tanpa hentinya,
sementara bunyi desiran aneh muncul dari mulutnya, keadaan
benar2 mengerikan..
Untuk sementara waktu baiklah kita tinggalkan dulu Go siau
bi yang sedang menghadapi bahaya perkosaan oleh dua ekor
anjing..
sementara itu Han siong Kie telah meneruskan
perjalanannya dengan langkah yang amat lambat karena luka
parah yang dideritanya akibat pertarungan melawan Go siau
bi, ia tak dapat mengerahkan tenaga sebagai mana mestinya.
Setengah jam kemudian, ia baru mencapai sejauh lima li
dari tempat semula, lembah In wu kok yang hendak dituju
secara lapat-lapat sudah kelihatan didepan mata.
Walaupun hubungannya deagan Go Siau bi tak dapat
dikatakan ada perasaan cinta, namun perasaan persahabatan
tetap ada dan oleh karena itu ia merasa sedih oleh
perbuatannya, mimpipun ia tak menyangka Go Siau bi yang
halus, lembut dan berbudi sekarang telah berubah jadi
manusia lain-
Terutama kata2 dari Go Siau bi, tiap kali terbayang kembali
ia lantas merasakan jantungnya berdebar keras.

1040
cinta memang tak dapat dipaksakan, apa lagi hatinya sudah
terisi oleh perempuan lain-
Segulung desiran angin dingin berhembus lewat disamping
tubuhnya, dengan terkejut Han Siong Kie berpaling, dia tahu
desiran angin itu bukan hembusan angin biasa melainkan
kehadiran seseorang manusia lain-
Pemuda itu merasa kuatir, dalam keadaan terluka parah,
tak mungkin baginya melakukan perlawanan lagi jika yang
datang adalah pihak musuh.
Secepat kilat ia berpaling, seorang perempuan berkerudung
tahu2 sudah berdiri dihadapannya.
orang itu siapa lagi kalau bukan orang yang ada maksud.
Untuk sesaat Han Siong Kie berdiri tertegun-
"Nona, engkau hendak pergi kemana?" tegurnya.
"Aku datang mencari engkau "
"Mencari aku? Ada urusan apa engkau mencari aku..?"
pemuda itu merasa keheranan.
"Nona Go siau bi tertangkap oleh Hoo Thong thian, CengCu
dari perkampungan Go hau san Ceng"
Agak terkejut Han siong Kie mendengar kabar itu, serunya
kurang percaya:
"Masa ia tertangkap? Kepandaiannya toh sangat lihay,
masakah ilmu dari Hoo Thong thian luar biasa."
"Ia keracunan lebih dulu oleh anjing raksasa, sehingga
akhirnya dia tertangkap"
"oooh.. kiranya begitu"
"Apakah engkau tidak menguatirkan mati hidupnya??"
kembali orang yang ada maksud bertanya.

1041
"Ia telah membunuh Kim kian siang ing (sepasang
pendekar pedang emas) putra kesayangan HHoo Thong thian,
sewajarnya kalau sang ayah membalaskan dendam bagi
kematian putranya"
"Tapi.. tahukah engkau bahwa Hoo Thong thian adalah
seorang manusia durjana yang banyak melakukan kejahatan?
Begitu pula dengan anak-anaknya, mereka sering kali
mengacau rakyat, kematian mereka justru menggirangkan
banyak orang"
"Nona" seru Han siong Kie dengan cepat, " apakah engkau
mengerti sebab-sebab yang mendorong ia melakukan
pembantaian2 sekalipun Kim Kiam siang ing pantas dibunuh,
akan tetapi bagaimana dengan lainnya?"
orang yang ada maksud tertawa setelah mendengar
perkataan itu, ia balik bertanya: "Tahukah engkau, apa
sebabnya ia sampai membunuh orang?"
"Hmm Ia sudah mengidap penyakit gila .... dan otaknya
sudah sinting dan tak waras."
"Hmmmm" kali ini orang yang ada maksud mendengus
dingin, " apakah ucapan itu muncul dari lubuk hatimu??"
"Nona, apa maksudmu mengucapkan kata-kata itu?" tanya
Han siong Kie tercengang.
"Go siau bi bisa sampai membunuh orang sepantasnya
engkau memikul setengah dari tanggung jawabnya "
" Kenapa..?" tanya sang pemuda dengan air muka berubah
hebat.
" Karena engkau, dia telah membunuh orang"
" Karena aku ? Kenapa karena aku dia lantas main
membunuh??"
"Manusia bermuka dingin" seru orang yang ada maksud
dengan suara tajam " engkau tak usah pura2 berlagak pilon,

1042
masakah engkau masih belum dapat memahami apa sebabnya
ia sampai membunuh orang?"
"Aku benar2 tidak paham"
"ooh, jadi kalau begitu engkau tidak bersedia menolong
jiwanya??" Han siong Kie tertawa dingin-
"Heeeh heeeh heeehh menolong dia ? Aku malahan sudah
berkata kepadanya, bila kami bertemu lagi dilain waktu maka
aku akan membinasakan dirinya"
"Dengan dasar alasan apa engkau akan membunuhnya??"
"sebab ia telah membunuh orang dengan semena-mena"
"Ia bisa membunuh orang karena engkau, maka kaupun
harus ikut bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa ini "
"Nona, jangan asal main tuduh saja, coba terangkanlah
perkataanmu itu dengan lebih jelas lagi "
"oleh karena engkau telah melukai hatinya, maka dia
membunuh setiap pemuda yang dijumpainya"
"Aku ? Aku telah melukai hatinya?"
"Benar "
"Dalam hal apakah aku telah melukai hatinya??"
"Masakah engkau benar2 akan suruh aku mengatakannya
keluar??"
"Tak ada halangannya kalau nona hendak mengatakan"
"Sewaktu engkau dihajar oleh pemilik benteng maut
sehingga tercebur kedalam sungai kemudian jiwamu tertolong
olehnya, dimana selama tiga hari engkau total berbaring
diatas pembaringannya . "
"setiap budi yang pernah kuterima tidak pernah kulupakan,
suatu ketika pasti akan kubalas "

1043
"Dalam masalah ini, persoalannya bukan manyangkut
tentang soal balas budi atau tidak"
"Lalu persoalan ini menyangkut dalam hal apa??"
"Kalau seorang anak dara bersedia merawat seorang
pemuda asing didalam kamar tidurnya, bahkan tanpa
canggung-canggung merawatnya, dapatkah engkau rasakan
apa sebabnya ia bersedia melakukan kesemuanya itu"
Han Siong Kie mengerutkan dahinya rapat-rapat, bukannya
ia tak dapat merasakan hal ini, melainkan ia tak bersedia untut
mempertimbangkan soal tersebut. Terdengar orang yang ada
maksud berkata lebih jauh:
"Tahukah engkau bahwa Go siau bi telah bersumpah
didepan pusara ayahnya bahwa dia tak akan menikah dengan
orang lain kecuali dengan kau seorang"
"Apa sangkut pautnya dengan diriku? Itu toh urusan
pribadinya sendiri??"
Jawaban yang dianggap terlalu ketus ini segera
membangkitkan hawa amarah dihati orang yang ada maksud,
serunya lagi:
"Aku mengerti, oleh karena engkau adalah Manusia
bermuka dingin maka engkau dapat mengatakan ucapan yang
sadis dan sama sekali tidak berperasaan ini, tentunya engkau
tidak lupa bukan dengan peristiwa dalam rumah penginapan?
Engkau telah memeluk tubuhnya bahkan menginap disatu
kamar."
"Aku merrpunyai niat untuk membalas budi
pertolongannya, masakah perbuatanku ini keliru??"
"Engkau tidak keliru, tapi bila seseorang dara telah
berdempetan dengan seorang pria, malahan perlu dipeluk.
tidur dalam satu kamar selain ia kawin dengan lelaki itu,
mungkinkah dia bisa kawin dengan orang tak lain"

1044
"Aaaah . . Kita toh orang-orang persilatan, Bagi kita orang
persilatan rasanya tak perlu merisaukan soal titik bengek itu"
"Itu kan pandangan segelintir orang, andaikata Go siau bi
memandang berat persoalan ini, lalu apa yang hendak kau
lakukan ?"
Han siong Kie memang merasa seperti dipaksa dan ditekan
untuk menerima kenyataan itu, ia tak bisa berkutik, kecuali
meringis rasanya memang ia tak bisa berbuat lain-Terdengar
orang yang ada maksud melanjutkan kembali kata-katanya:
"Aku rasa Go siau bi cukup cantik dan cukup bagus, ia
pantas untuk menjadi isterimu, apalagi kakeknya Put lo
sianseng sebagai seorang tokoh persilatan ternyata
mengajukan pinangan sendiri kepadamu, tak kunyana kau
malah menampik pinangannya sehingga membuat dara itu
tertekan jiwanya, padahal kau toh tahu bahwa ia mencintai
dirimu? Nah, karena pelbagai alasan inilah ia jadi sinting dan
melakukan hal-hal yang diluar dugaan, coba katakanlah
apakah engkau tidak merasa ikut bertanggung jawab atas
terjadinya peristiwa ini??"
"Maksud nona, engkau hendak memaksa ku untuk
mencintai dirinya??"
"Masa ia tak pantas untuk menerima cintamu ? Dan engkau
sama sekali tidak tergerak hatinya oleh cinta kasihnya yang
telah dilimpahkan padamu??" Han siong Kie membungkam,
betul2 membungkam dalam seribu bahasa.
Dahulu ia memang pernah membenci seantero perempuan
yang ada dijaga d, tapi sejak hubungan cintanya dengan Tong
hong Hwie, perasaan hatinya mulai terbuka, untuk pertama
kalinya ia benar-benar mencintai seorang dara, dan ia
persembahkan rasa cintanya itu padanya.
Terhadap Go siau bi, meskipun tak bisa dikatakan ia
memandangnya seperti memandang perempuan lain, tapi
diapun tidak mencintai dirinya.

1045
Tiba-tiba suatu rasa menyesal dan iba tersebut dalam hati
kecilnya, ia ikut merasakan penderitaan serta kesedihan yang
dialami anak gadis itu.
Tapi ingatan lain berkecamuk pula dalam benaknya, maka
diapun berkata dengan dingin-
"Nona, tentunya engkau masih ingat bukan dengan
seseorang yang bernama Tonghong Hui?."
Tampak sekujur tubuh orang yang ada maksud bergetar
keras, tapi ia menjawab dengan cepat.
"Tentu saja masih ingat, kenapa??"
"Terus terang kukatakan padamu nona, perasaan dan
hatiku telah dibawa pergi olehnya"
"Bukankah ibuku pernah memperingatkan kau, bila
hubunganmu dengan Tong Hong Hui dilanjutkan maka
hubungan tersebut akan berakhir dengan suatu tragedi" Han
siong Kie tertawa sedih.
"Mungkin tragedi telah menjadi kenyataan, tapi aku sama
sekali tidak merasa menyesal"
"Sudah menjadi kenyataan? Apa maksudmu ?”
Han Siong Kie agak ragu sebentar, tapi akhirnya dia
mengaku juga.
"Tentunya kau telah mengetahui bukan bahwa aku
mempunyai hubungan dendam sedalam lautan dengan
Tengkorak maut? Oleh karena dalam dunia persilatan telah
muncul pula seorang Tengkorak maut gadungan, dan aku tak
tahu siapa yang benar-benar merupakan musuh besarku maka
aku telah mengadakan janji dengan Tongbong Hui„ dia
kuminta untuk kembali ke Benteng maut serta mencari fakta
yang benar, bila musuh besarku bukan pemilik benteng maut
maka dia akan keluar benteng untuk menjumpai diriku,
sebalikaya kalau,...”

1046
Pemuda itu hentikan kata-katanya ditengah jalan, rasa
sedih dan murung menghiasi Wajahnya.
"Bagaimana?” tanya Orang yang ada maksud sambil
teriawa merdu.
"Kalau ayahnya adalah pembunuh keluargaku, maka dia
akan menghabisi jiwanya sendiri”
"Oleh karena dia tidak muncul lagi dari bentengnya, maka
sekarang kau anggap dia sudah mati?
"Benar!”
"Dia tak mungkin akan mati !"
Terkejut Han Siong Kie setelah mendengar perkataan itu,
dia lantas berpikir di dalam hati :
"Orang yang ada maksud dan ibunya adalah tokoh silat
yang amat misterius gerak-geriknya, ia bisa berkata demikian
tentu didasarkan oleb fakta yaog kuat, tak mungkin ucapan
tersebut diutarakan secara bermain-main belaka !"
Dengan nada tercengang dia pun lantas bertanya:
"Dengan dasar apakab nona berani mengatakan kalau dia
sampai sekarang belum mati?”
“Tentang soal , . maaf kalau untuk sementara waktu tak
dapat kuberikan kepadamu, pokoknya kalau engkau sudah
mengunjungi benteng maut maka semua rahasia ini akan kau
ketabui, sekali lagi kuperingatkan kepadamu lebih baik
putuskanlah hubungan cintamu dengan Tonghong Hui sebab
kalau tidak maka tragedi tak bisa dihindari lagi.
Mula mula Han Siong Kie agak tertegun tapi setelah
tertawa getir sahutnya.
“Cinta dan dendam adalah dua kejadian yang saling
berlawanan tak mungkin kedua hal ini bisa dijadikan satu, tapi
aku berpendapat bahwa cinta yang murni dan cinta yang

1047
sesungguhnya tidak musti dipadukan dalam kehidupan yang
nyata"
"Justru persoalannya bukan terletak disini"
"Maksudmu masih ada alasan serta persoalan lain yang bisa
mengakibatkan terjadi tragedi ini??"
"Memang begitulah kenyataannya"
"Kata-kata itu sangat membingungkan hati orang, apakah
engkau bersedia untuk menerangkan lebih jauh?"
"Suatu ketika engkau akan memahami dengan sendirinya,
sekarang maafkanlah daku karena aku tak dapat
memberitahukan hal ini untukmu, bukannya aku sengaja
berlagak sok rahasia tapi berbicara sesungguhnya, sekarang
juga engkau harus pergi menyelamatkan jiwa nona Go Siau bi,
kalau terlambat aku kuatir telah terjadi hal-hal yang luar
biasa"
"Kalau toh nona telah mengetahui bahwa ia sudah tertawan
oleh orang-orang dari perkampungan oh han san ceng,
mengapa kau tidak berusaha untuk menolongnya melainkan.."
"Tentu saja aku mempunyai alasan tertentu"
"Dapatkah kuketahui alasan itu?"
"Dalam perkampungan oh han san ceng telah dipelihara
anjing-anjing perbatasan yang besar dan cakarnya beracun,
sedangkan engkau memiliki kekuatan anti racun, maka tugas
ini tak mungkin bisa diselesaikan oleh orang lain"
Pada hakekatnya orang yang ada maksud telah mendapat
perintah dari ibunya yakni orang yang kehilangan sukma
untuk sengaja mengatur kesemuanya ini, kalau tidak karena
rencana mereka, tentu saja dengan kepandaian yang dimiliki
orang yang ada maksud, Go Siau bi telah tertolong ketika ia
terluka tadi.

1048
Sementara itu, Han siong Kie sedang tundukkan kepalanya
sambil termenung beberapa saat lamanya, kemudian
sahutnya.
"Maaf nona, aku tidak memiliki kemampuan untuk
melakukan pertolongan itu"
"Jadi engkau tidak bersedia untuk menolong jiwanya ??"
"Aku tak dapat menyelamatkan jiwa sekarang, pembunuh
yang pernah membantai ber-puluh2 lembar jiwa manusia yang
sebenarnya sama sekali tidak berdosa "
"Di kemudian hari ia tak akan membunuh orang lagi dan
aku akan menanggung hal ini bagimu, bagaimana??"
"Tetapi... "
"Ada apa lagi?? "
"Isi perutku terluka parah, aku kuatir...."
"Aaah Kalau cuma soal itu kan gampang sekali, aku punya
obat yang sangat mujarab, dengan dasar tenaga dalam yang
kau miliki, maka setelah meminumnya dalam waktu setengah
perminuman teh, seluruh kesehetananmu dapat pulih kembali
seperti sedia kala"
Tidak menanti jawaban dari Han siong Kie lagi, dia ambil
keluar sebiji obat sebesar kelengkeng lalu diangsurkan
kedepan-
Dengan perasaan apa boleh buat terpaksa Han siong Kie
harus menerimanya, dia berkata: "Baiklah, memandang diatas
wajah kalian ibu dan anak. aku bersedia menolong jiwanya"
Habis berkata dia masukkan obat itu ke dalam mulut,
kemudian duduk bersila ditepi pohon untuk mengatur
pernapasan

1049
Kemujaraban obat itu memang luar biasa sekali, pada
hakekatnya sama sekali tidak berbeda dengan keampuhan Kui
goan kim wan dari Kun si Mo ong.
Kurang lebih setengah perminuman teh kemudian, dalam
keadaan segar bugar Han siong Kie telah melompat bangun
kembali dari atas tanah.
Setelah orang yang ada maksud menunjukkan dari
perkampungan oh hausan ceng, ia berpesan pula.
"Menolong orang bagaikan menolong kebakaran, sekarang
juga engkau boleh segera berangkat. Mungkin saja kita akan
bertemu kembali dilain waktu" Dengan tubuh yang enteng dia
lantas berlalu dari situ.
Memandang bayangan punggungnya yang berlalu, Han
siong Ki cuma bisa menggeleng sambil menghela napas
panjang, akhirnya iapun berangkat menuju ke perkampungan
Oh hau san ceng.
Perkampungan Oh hau san ceng merupakan sebuah
bangunan perkampungan yang didirikan di tengah pepohonan
Siong, dinding batu yang mengitari perkampungan itu
tingginya mencapai tiga kaki, sedangkan bangunan dibalik
lingkaran dinding terdiri dari rumah rumah batu berwarna
hitam, setiap bangunan terdiri dari empat buah pintu yang
terkunci rapat semua.
Diantaranya dari balik pintu ketiga deretan rumah batu itu
terdengarlah suara gelak tertawa manusia yang
menyeramkan.
Saat itulah seorang laki-laki kekar tergesa-gesa lari ke
depan pintu bangunan ketiga setelah mengetuk gelang pintu
dengan gencar ia berseru lantang.
"Lapor cengcu, manusia bermuka dingin datang
berkunjung, tampaknya ia datang dengan maksud tak benar!”

1050
Pintu rumah terbuka dan muncullah seorang kakek jubah
hitam yang berwarna seram, orang itu tak lain adalah Hoo
Thong thian, pemilik perkampungan Oh hau san-ceng.
Suasana dalam ruangan pada waktu itu kritis sekali Hoo
Thoog thian sedang memerintahkan anjing-anjingnya untuk
melakukan tindak perkosaan, untung tibalah laki-laki itu
memberi laporan sehingga parbuatan kejinya untuk sementara
waktu ditangguhkan.
“Apa kau bilang?" serunya bengis. “Manusia bermuka
dingin telah berkunjung kemari! Manusia bermuka dingin ?
Mau apa dia datang kemari?”
"Katanya ingin bertemu dengan cungcu serta
membicarakan suatu persoalan yang penting"
Paras muka Ho Thong thian berubah hebat, ia tak bisa
menduga apa maksud kedatangan pemuda itu. ia merasa tak
pernah ada hubungan dendam ataupun sakit hati antara dia
dengan pemuda itu.
Akhirnya setelah berpikir beberapa saat lamanya, ia tertawa
seram, katanya:
“Perketat penjagaan di ruang rahasia bagian tengah!"
Dengan hormat laki-laki itu mengiakan kemudian berlalu
untuk melaksanakan tugasnya.
Ho Thong-thian berpaling dan memandang sekejap kearah
Go Siau bi yang terbelenggu diatas palang kayu, kemudian
gumamnya :
“Perempuan rendah, anggaplah umurmu masih panjang,
tunggu saja sebentar lagi!”
Habis berkata, ia menutup kembali pintu ruangan dan
berjalan menuju keruang tamu.
Meskipun jalan darah Go siau bi sudah tertotok. namun
pendengarannya masih berjalan normal, betapa gembira

1051
hatinya setelah mendengar kabar bahwa Manusia berwajah
dingin telah tiba diperkampungan itu.
Timbul kembali harapannya untuk melanjutkan hidup.
"Mungkinkah ia datang kemari untuk menolong aku?
begitulah dia mulai berpikir, tapi mungkinkah ia sudi
menyelamatkan jiwaku? Bukankah ia telah membenci aku dan
ingin membunuh aku??"
Apalagi setelah teringat bahwa ia berada dalam keadaan
telanjang bulat, dimana hampir semua bagian rahasia
tubuhnya tertera nyata, ia merasa malunya bukan kepalang,
kalau bisa dia ingin mati saja sehingga tak perlu menanggung
rasa malu.
Dalam pada itu Ho Thong thian telah muncul diruang
depan, ia saksikan seorang pemuda tampan yang berwajah
dingin sedang berdiri sambil bergendong tangan ditengah
ruangan-ketika sepasang mata mereka membentur satu sama
lainnya, tanpa sadar seluruh tubuhnya bergidik, Ia merasa
sorot mata orang itu tajam sekali, membuat siapa pun jadi
bergidik rasanya.
Tapi dia berusaha untuk menekan perasaan hatinya, sambil
tertawa terbahak-bahak ia menjura lalu berkata:
"Apakah sauhiap adalah Manusia bermuka dingin yang
namanya telah menggetarkan seluruh dunia persilatan??"
"Betul, itulah aku orangnya"
"Silahkan duduk dan minum teh "
"Tak usah, apakah engkau yang bernama Ho Cungcu??"
"Benar, boleh aku tahu apa maksud kedatangan sauhiap ke
perkampungan kami ini??" Dengan dahi berkerut Han siong
Kie berkata:
"Seorang sahabatku yang bernama Go siau bi, apa bener
berada dalam perkampungan ini??"

1052
setajam sembilu sorot matanya menatap wajah orang itu,
ia menanti jawaban orang itu dengan tenang.
Terkesiap Ho Thong thian mendengar pertanyaan itu,
sekarang dia baru tahu bahwa kedatangan manusia berwajah
dingin adalah disebabkan karena perempuan rendah itu, mau
membohong jelas tak mungkin, hanya untungnya ia telah
mengadakan persiapan.
Maka dengan wajah berubah hebat sahutnya:
"Betul, dia memang berada didalam perkampungan ini"
"Adapun kedatanganku kemari adalah hendak mengajak
cungcu untuk merundingkan persoalan ini, apakah engkau
bersedia untuk melepaskan nona itu??"
"Tentang soal ini maaf kalau aku tak dapat memenuhinya,
sebab ia telah membinasakan dua orang putraku"
"Tapi kejadian ini toh berawal dari sikap putramu yang
terpikat oleh kecantikannya, dalam soal ini nona itu tak dapat
kau salahkan "
"Haaah haaah haaahh pada hakekatnya justru dialah yang
telah memikat putraku dengan kecantikan wajahnya, ditinjau
dari sikapmu yang begitu paham dengan duduknya persoalan
ini, aku rasa engkau tentu mempunyai, hubungan yang luar
biasa dengan Go siau bi. Nah sauhiap berbicaralah menurut
liangsimmu, berilah keadilan serta kebijaksanaan kepadaku,
pantaskah aku melakukan pembalasan dendam?"
Untuk sesaat Han siong Kie terbungkam dan tak mampu
menjawab pertanyaan itu, sebab kata-kata itu memang masuk
diakal dan benar. Lama sekali, akhirnya ia baru berkata. "Apa
yang hendak kau lakukan atas diri nya?"
"Hutang darah harus dibayar dengan darah, hutang nyawa
bayar nyawa.."

1053
"Apakah engkau tidak merasa bahwa tindakanmu ini
kelewat batas??"
"Siapa membunuh manusia diapun harus membayar
dengan nyawa sendiri, masa tindakan semacam ini kelewat
batas?"
"Tapi pada hakekatnya toh putramu yang terpikat dulu oleh
kecantikan nona Go dan membuntutinya terus menerus,
tindakan ini sudah pantas untuk diberi hukuman mati"
"sauhiap. apa yang kau ucapkan itu berdasarkan
pengamatanmu sendiri ataukah karena mendengar dari mulut
orang?"
"Tentu saja menyaksikan dengan mata kepala sendiri"
"Jadi maksud sau hiap. engkau melarang aku untuk
melakukan pembalasan dendam??"
"Bukannya begitu, aku ingin tahu dengan cara apakah
engkau berhasil menangkap nona Go siau bi??"
"Tentu saja mengandalkan kepandaian silatku"
Mendengar jawaban tersebut, Han siong Kie segera tertawa
terbahak-bahak nyaring sekali suaranya.
"Haaah haaah haaaah Ho too cungcu, bukannya kupandang
enteng dirimu, pada hakekatnya kalau engkau ingin
menundukkan dia dengan andalkan cara yang bersih dan
jujur, maka kepandaian silatmu masih terpaut jauh bila
dibandingkan dengan dirinya ?"
"oooh.. Maksud sau hiap. aku telah menggunakan cara
yang licik dan tidak jujur untuk menundukkan nona itu??"
"Begitulah maksudku, aku tidak melarang cungcu untuk
membalaskan dendam bagi kematian putramu, tapi aku harap
lakukanlah duel tersebut secara jujur dan terbuka, sebab
masalah ini tak bisa diselesaikan dengan berat sebelah"

1054
Tiba-tiba sekulum senyum licik yang sadis dan mengerikan
melintas diatas wajah Ho Thong thian, ia menjura dan
berkata.
" Kalau memang begitu, bagaimana kalau sau hiap duduk
dulu sambil minum teh? Aku akan menggusur nona Go siau bi
datang kemari kemudian menyelesaikan masalah ini secara
adil di depan sauhiap? Tentunya sauhiap bersedia bukan??"
oooodwoooo
BAB 58
MESKIPUN dalam hati kecilnya Han siong Kie menaruh
curiga karena perubahan sikapnya yang sangat mendadak itu,
namun dia lantas berpikir didalam hati.
"Dengan andalkan kepandaian silatmu, bila engkau berani
main gila dengan aku, itu berarti engkau mencari penyakit
buat diri sendiri." Berpikir sampai disitu, dia lantas
mengangguk. "Baiklah, lakukan semuanya itu"
"Kalau memang begitu harap sauhiap tunggu sebentar
disini"
Baru beberapa langkah Ho Thong thian berlalu, tiba-tiba
pemuda itu berseru kembali.
"Eeeh.. tunggu sebentar"
"Apa yang hendak sauhiap katakan lagi??"
Dengan sorot mata yang bengis dan mengandung hawa
napsu membunuh, Han siong Ki berkata dengan sadis:
"Ho cungcu, sebelum semuanya terjadi aku hendak berkata
lebih dahulu kepadamu, aku harap janganlah engkau bermain
gila dengan aku, kalau tidak . . . Hmmm Terus terang
kukatakan kepadamu, akibatnya sukar dilukiskan dengan katakata,
dan apa yang sudah kukatakan dapat pula kubuktikan."

1055
Mula-mula Ho Thong thian agak tertegun, tapi dia lantas
tertawa seram sambil menyahut.
"Aaaah ... sau hiap terlalu banyat curiga, masa aku adalah
manusia yang lain diluar lain dihati?"
Berbicara sampai disitu, dia lantas berseru keluar ruangan:
"Go Tiong hidangkan air teh dan siapkan meja perjamuan
untuk tamu kita ini "
"Tak usah banyak adat, selesai urusan disini aku segera
akan berlalu, tak berani banyak mengganggu kau lagi"
Ho Thong thian tidak menanggapi ucapan itu, dia
mengangguk dan berkata: "Aku akan segera pergi mengambil
nona Go siau bi seraya berkata dia lantas berjalan keluar dari
ruangan itu
Tiba2 kecurigaan yang timbul dalam hati kecil Han siong
Kie semakin menebal, kalau toh Go siau bi sudah tertangkap.
kenapa ia musti tunggu disitu dan anehnya kenapa tak ada
orang yang bergerak ditempat ini ?"
Belum habis ingatan tersebut melintas dalam benaknya,
tiba2 terdengar suara gemuruh yang amat keras
berkumandang dari ruangan itu, menyusul mana seluruh
ruangan tersebut mulai berputar kencang.
Menghadapi kenyataan tersebut, pemuda itu baru
menyadari bahwa ia sudah terjebak oleh siasat licik
musuhnya, dia berpekik di hati:
"Aduuh celaka, aku sudah tertipu oleh anjing tua itu"
Tanpa berpikir panjang lagi dia segera melejit dan
meluncur keluar kearah pintu ruangan-
Tapi dalam sekejap mata itulah seluruh pintu ruangan telah
tertutup rapat, dan suasana dalam ruangan itupun berubah
jadi gelap gulita sehingga kelima jari tangan sendiripun sukar
terlihat.

1056
Han siong Kie berdiri tertegun, saking gemas dan
mendongkolnya dia sampai menggigit bibirnya kencang2,
mimpipun ia tak mengira karena bertindak gegabah sehingga
mengakibatkan dia terjebak oleh tipu muslihat lawan-
"criing. criing.. tiba-tiba ruangan itu tenggelam kedasar
bumi, ketika Han siong Kie mengamati dengan seksama,
ternyata ia sudah terkurung dibawah sebuah penjara dalam
tanah yang kuat dan empat penjuru merupakan dinding tebal
yang tak tembus hawa.
sekarang anak muda itu baru menyesal apa sebabnya tidak
bertindak hati-hati setelah masuk kedalam perkampungan,
karena musti menuruti peraturan dunia persilatan, akhirnya
dia harus terjebak oleh perangkap lawan-
Dari alat jebakan yang rupanya sudah dipasang disetiap
bagian ruangan dalam perkampungan oh han san cung, dapat
pula di tarik kesimpulan bahwa perkampungan ini bukanlah
suatu perkampungan baik dan pemiliknya tentu saja
sebagaimana yang dikatakan orang yang ada maksud, benarbenar
merupakan manusia bejad yang licik dan banyak akal
muslihatnya.
sekarang nasi sudah menjadi bubur dan menyesalpun tak
ada gunanya, untuk sesaat lamanya pemuda itu cuma bisa
berdiri menjublek dengan perasaan bingung.
"Kraaakl.krassakkk.. tiba-tiba dari atas dinding muncul
sebuah pintu kecil, dibalik pintu tersebut merupakan sebuah
lorong yang amat panjang.
Rasa benci dan dendam yang berkecamuk dalam dada Han
siong Kie sudah tak tertahan lagi, dia himpun hawa murninya
ke dalam telapak tangannya. ia sudah bersiap sedia bila ada
musuh yang munculkan diri maka dia akan menyeret dan
membinasakan musuhnya secara keji.

1057
Tapi apa yang terjadi? Meskipun sudah ditunggu dengan
lama, namun tiada sesuatu gerakan apapun yang muncul
dihadapannya.
Sesudah ragu sejenak, akhirnya pemuda itu melangkah
keluar dari pintu kecil itu dan masuk kedalam lorong yang
terbentang didepan matanya itu.
Kurang lebih tiga puluh kaki dihadapan nya muncul sebuah
anak tangga batu yang menjulang ke atas.
Yang aneh ternyata disekitar tampat itu sama sekali tidak
nampak sesosok manusia pun, sesuatu gerakan pun tidak
kedengaran, jelas tak mungkin kalau pintu kecil itu sengaja
dibuka orang bila tanpa alasan, mungkinkah dibalik
kesemuannya ini sebenarnya telah tersusun suatu jebakan licik
yang akan menanti kedatangannya?”
Diam-diam pemuda itu menyesal, bukan saja Go Siau bi
yang akan ditolong tak berhasil diselamatkan jiwanya,
malahan dia yang masuk jebakan.
Pada ujung anak tangga batu itu merupakan sebuah pintu
kecil lagi, bau busuk yang amat menusuk penciuman
terhembus keluar dari balik ruangan itu, begitu busuk baunya
membuat siapa pun yang mencium itu rasanya mau muntah.
Bulu kuduk telah berdiri semua ditubuh Han Siong Kie, ia
ragu ragu untuk masuk ke pintu kecil itu.
"Jebakan apa lagi yang telah disiapkan bangsat tua itu
dalam ruangan ini ?” begitulah dia berpikir.
Untungnya dia seorang pemuda yang bernyali besar,
sesudah sangsi sebentar, toh akhirnya dengan langkah tegap
ia masuk juga kedalam ruangan itu.
Gerakan lirih dan rendah berkumandang dari ruangan itu,
suaranya rendah tapi menggidikkan hati siapa pun yang
mendengar.

1058
Dengan ketajaman matanya bagaikan sembilu Han Siong
Kie mengawasi ruangan itu dengan seksama, ruangan itu
gelap gulita. Lima jari sendiri susah terlihat apa yang tertera
dalam ruangan itu lebih2 tak dapat terlihat jelas.
Tapi kegelapan bukan halangan bagi si anak muda itu, bagi
orang lain sulit untuk memandang baginya bukanlah suatu
pekerjaan yang sulit ia dapat melihat bahwa ruangan itu
luasnya tiga kaki tiada berpintu dan tiada berjendela, kedua
belah sisi ruangan itu masing2 tertutup oleh terali besi yang
kuat, dalam terali besi itu masing2 terkurung lima ekor
makhluk aneb sebesar anak sapi, sorot mata yang buas dan
tajan tertuju ke tubuhnya geraman lirih yang mengerikan itu
muncul dari balik moncong mereka,
Seketika itu juga Han Siong Kie teringat bahwa makhlukmakhluk
aneh itu pastilah anjing raksasa yang cakarnya
beracun itu.
Memang mengerikan sekali anjing-anjing itu, sekilas
pandangan orang akan mengira anjing itu sebagai mahluk
sebangsa macan kumbang.
Ditinjau dari bentuk bangunan rumah gelap itu, anak muda
itu menduga bahwa dia telah berada diatas permukaan tanah.
"criiiing ..." sementara anak muda itu masih melamun- tibatiba
terdengar dentingan nyaring menggema memecahkan
kesunyian, seketika ia berpaling, maka tampaklah pintu kecil
dimana ia muncul tadi tahu-tahu sudah tertutup rapat.
Agak lama pemuda itu termenung, kemudian ia bergerak
menuju kepintu ruangan dan merabanya dengan tangan-
Pintu itu terbuat dari besi baja yang sangat kuat, ketika
didorong kebelakang ternyata menimbulkan suara pantulan
yang berat, ini membuktikan bahwa pintu itu terbuat dari baja
yang tebalnya mencapai satu depa lebih, besi seberat itu tak
mungkin bisa didorong olehnya dengan kepandaian yang
dimilikinya saat ini. Tiba-tiba dari atas dinding besi itu muncul

1059
sebuah lubang bulat sebesar kepala manusia, menyusul mana
suara tertawa yang menyeramkan berkumandaog
memecahkan kesunyian.
Suara tertawa itu jelas berasal dari Ho Tong thian, pemilik
perkampungan Oh sau san cung.
Hawa nafsu membunuh seketika menyelimuti seluruh
wajah Han Siong Kie rasa bencinya terhadap orang ini sukar
dilukiskan dengan kata2, kalau bisa dia hendak mencincang
tubuh orang itu sehingga hancur ber-keping2.
Sebelum dia sempat membuka suara Ho Tong thian telah
berkata dengan suaranya yang menyeramkan:
“Manusia bermuka dingin, setelah engkau terkurung
didalam ruangao besi tempat pemeliharaan anjing, jangan
harap kau bisa lolos dari tempat itu dalam keadaan selamat”
"Tutup mulutmu, Ho Tong thian, engkau maencari penyakit
buat dirimu sendiri, seluruh isi perkampungan ini akan
kubantai sampai rata dengan tanah!”
“Haaahhh haaaahhh haaaahhh.. manusia bermuka dingin,
engkau tak usah tekebur, tahukah engkau bahwa keadaanmu
ibaratnya katak dalam tempurung, asal kubuka kandang
anjing tersebut Hmm hhmm engkau akan mampus dengan
tubuh yang tak utuh.”
Bergidik juga Han Siong Kie setelah mendengar ancaman
tersebut, ia pun sadar bertarung melawan belasan ekor anjing
raksasa yang cakarnya beracun dalam ruangan besi yang
luasnya cuma tiga kaki ini bukanlah suatu pekerjaan yang
gampang, salah-salah dia sendirilah yang akan jatuh korban.
Terdengar Ho Thong-tbian berkata lagi dengan bangga.
"Manusia bermuka dingin, orang persilatan menganggap
engkau sebagai seekor naga sakti, tapi bagi pandanganku,
engkau tak lebih cuma santapan bagi anjingmu, haaaahhh hahaahh..."

1060
Saking gusarnya Han Siong Kie merasa dadanya bagaikan
mau meledak, dia menghardik keras:
“Tua bangka sialan, engkau tidak takut kalau
perkampungan Oh hau san Cung cu ini akan kumusnahkan
menjadi abu?”
“Heeehh heeeehhh hheeeeehhh bocah keparat,
kematianmu sudah berada didepan mata, apa gunanya
mengucapkan kata-kata yang tekebur semacam itu??"
"Baiklah, kalau engkau tidak percaya, nantikanlah saat
pembalasanku itu"
"Tak usah ditunggu lagi, sekarang juga akan
kupertunjukkan suatu adegan yang hidup dan segar
dihadapanmu, coba lihatlah, budak rendah yang kau cintai itu
sekarang dia harus membayar semua akibat dari
perbuatannya, sebelum engkaupun dicium oleh anjing2ku,
dekatkanlah matamu dengan lubang ini dan intiplah apa yang
ada disini."
Dengan penuh kegusaran Han siong Kie mendekati lubang
pengintip itu dan melongok kedalam.
Tapi apa yang kemudian terlihat olehnya membuat air
muka anak muda itu berobah jadi merah padam bagaikan
darah, jantungnya berdebar keras dan kemarahannya semakin
memuncak.
sebuah tubuh gadis yang telanjang bulat dengan semua
bagian rahasianya tertera nyata, terikat disebuah palang kayu
yang besar, sepasang paha dara itu terbentang lebar sekali
dan tangannya sudah dipentangkan lebar, hal ini membuat
setiap organ tubuhnya dapat dilihat tanpa aling2.
selama hidup belum pernah dia saksikan gadis telanjang,
dan kali ini merupakan kali yang pertama ia saksikan gadis
telanjang didepan mata, saking bedebarnya hampir saja
jantungnya mau copot.

1061
Tetapi setelah ia menegaskan bahwa dara itu tak lain
adalah Go sian bi, kegusarannya sukar terkendalikan lagi,
sepasang matanya melotot besar dan memancarkan sinar berapi2,
teriaknya dengan keras:
"Tua bangka anjing, apa yang hendak kau lakukan atas
dirinya??" Ho Thong thian tertawa dingin.
"Heeeh heeh heeh ia telah membunuh anakku dengan
mengandalkan kecantikan wajahnya, maka sekarang akupun
akan menggunakan cara yang lebih keji untuk menghukum
dirinya. Coba kau tengok kesamping, sudah kau lihat sepasang
anjing jantan itu."
"Haaahh haaahh haaahh sebentar lagi akan berlangsung
adegan perkosaan seorang gadis oleh dua ekor anjing jantan..
belum pernah menyaksikan bukan? Nah, sebentar lagi akan
kau saksikan bagaimana caranya dua ekor anjing memperkosa
seorang anak dara.."
saking gusar dan gemetarnya Han siong Kie sambil
menggertak giginya keras2, kalau bisa detik itu juga dia akan
mencincang tubuh orang itu sehingga hancur ber-kepingkeping,
tapi sebuah dinding baja yang kuat telah menghadang
ditempat itu, tak mungkin baginya untuk menerobos masuk
keruangan sebelah.
Peristiwa ini benar-benar merupakan suatu tragedi yang
memilukan hati, kesucian seorang anak dara ternyata harus
direnggut oleh dua ekor anjing jantan..
Go siau bi sendiri meskipun jalan darahnya tertotok. namun
telinganya dapat mendengar dan matanya bisa melihat,
meskipun mulutnya tak dapat berbicara, ia mendengar suara
dari Han siong Kie dan perasaan hatinya terasa amat sakit
bagaikan disayat-sayat, rasa malu, gusar, benci dan gelisah
bercampur aduk menjadi satu dalam hatinya.

1062
Air mata yang meleleh keluar merupakan campuran darah,
seluruh kulit wajahnya berkerut kencang, membuat wajah
gadis itu berubah jadi aneh sekali.
"Bangsat tua, engkau berani bertindak keji?" bentak Han
siong Kie dengan penuh kebencian, dia lancarkan sebuah
pukulan yang maha dahsyat kearah dinding baja itu.
"Blang.." suatu benturan keras yang memekikkan telinga
membuat seluruh dinding baja itu bergetar sangat keras.
Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya tenaga pukulan yang
dilepaskan si anak muda ini di dalam gusarnya.
Ho Thong thian agak tertegun setelah menyaksikan
kedahsyatan hawa pukulan lawan, paras mukanya ikut
berubah hebat, tapi sejenak kemudian dia telah berubah jadi
tenang kembali, ejeknya:
"Bocah keparat sekalipun engkau bisa membongkar jagad,
jangan harap bisa merubah nasib kalian berdua"
"Tua bangka bajingan, kalau engkau berani mengganggu
seujung rambutnya, Perkampungan oh han san ceng
kuratakan dengan dengan tanah, semua penghuninya akan
kubantai anjing ayam pun akan ikut kubunuh semua hingga
ludas!"
“Haahh haaahh haaaahh bocah keparat engkau tak usah
menggonggong terus seperti anjing, engkau tak akan
mempunyai kesempatan seperti itu sebab riwayatmu sebentar
lagi pun akan ikut berakhir disini.”
Kegusaran Han Siong Kie sudah mencapai pada puncaknya
namun dalam keadaan seperti ini apa yang bisa dia lakukan?
Ho Tong-thian tertawa dingin dengan suara yang
menyeramkan kemudian katanya:
"Bocah keparat, sebentar lagi pertunjukan bagus akan
segera dimulai, inilah perturjukan paling besar dikolong langit,

1063
anjing jantan akan merenggut kehormatan seorang anak
dara!”
Seraya berkata dia lantas melepaskan rantai belenggu dari
salah seekor anjing besar itu.
Setelah mencakar2 permukaan tanah, tiba-tiba anjing besar
itu mengangkat kaki depannya keatas sehingga bersikap
berdiri, sambil mendesis seram anjing itu langsung menerkam
ke tubuh Go Siau bi yang telanjang bulat dan siap
menggagahinya..
Tampaknya suatu peristiwa yang tragis dan mengerikan
segera akan berlangsung didepan mata.
Tenaga dalam yang dimiliki Go Siau bi dipelajari dari kitab
pusaka Thian tok pit kip dan sebagian besar diwariskan
langsung oleh kakeknya Put lo sianseng, boleh dibilang ilmu
silatnya sudah tiada tandingannya di kolong langit.
Tapi akibat pertarungannya melawan Han Siong Kie,
banyak tenaga murninya yang rusak dan lenyap apalagi
setelah terkena racun cakar dari anjing-anjing raksasa itu, ia
semakian lemah kondisinya.
Setelah jalan darahnya tertotok dan racun dalam tubuhnya
dipunahkan, beberapa kali gadis itu berusaha untuk
mengumpulkan kembali hawa murninya serta berusaha untuk
membebaskan diri dari pengaruh totokan tersebut, apa mau
dikata jalan darah yarg tertotok di tubuhnya terlampau
banyak, hal ini mengakibatkan ia tetap tak bisa berkutik
kendati pun beberapa buah jalan darah diantaranya telah
berhasil dibebaskan.
Sementara anjing yang satu sudah berdiri sambil siap
memperkosa anak gadis tersebut, anjing yang lain meraung
dan meronta dengan sekuat tenaga, rupanya anjing itupun
sudah birahi dan ingin menuruti jejak rekannya untuk
menikmati pula kehangatan tubuh manusia.

1064
situasi betul2 amat kritis dan berbahaya, bila tiada
pertolongan yang tiba pada saatnya, niscaya gadis cantik jelita
itu akan di renggut kehormatannya oleh seekor anjing..
Hampir saja anjing itu menggagahi tubuh Go siau bi ketika
secara tiba tiba anjing tersebut mendesis panjang, menyusul
tubuhnya mencelat setinggi delapan depa ke udara.. Biang.."
ketika terbanting kembali keatas tanah, darah segar
berhamburan dari tubuhnya dan binasalah anjing tersebut
dalam keadaan mengerikan.
Perubahan yang terjadi sangat mendadak ini sangat
mengejutkan hati Ho Thong thian, dengan sukma serasa
melayang tinggalkan raganya secara beruntun dia mundur
beberapa lamgkah kebelakang.
"Criiit criing " beberapa desingan angin tajam menyergap
lagi kemuka.
Untung Ho Thong thian sudah mundur ke belakang,
dengan begitu desiran angin serangan tersebut tidak mengena
pada sasarannya, andaikata ia tidak mengundurkan diri tadi,
niscaya dadanya sudah berlubang besar.
sekali lagi terdengar lolongan panjang yang memekikan
telinga, beberapa desingan angin serangan yang sebelumnya
tertuju ketubuh Ho Thong thian itu, sekarang meluncur kearah
anjing besar yang masih dirantai itu dan menghajarnya telak.
seketika anjing itu pun mampus dengan keadaan mengerikan.
setelah menenangkan hatinya. rasa kaget dan panik
berhasil diatasi oleh Ho Thong thian- sekarang dia tahu
serangan tersebut muncul dari balik lubang diatas dinding
tersebut, kecuali hasil perbuatan dari manusia berwajah
dingin, rasanya memang tak mungkin bisa dilakukan oleh
pihak kedua.
Maka ia lantas bergeser kesudut ruangan yang sejajar
dengan lubang diatas dinding itu, katanya sambil tertawa
seram:

1065
"Haaahhhh haaahh haaahhh bocah keparat, engkau
memang lihay, tapi sayang pertunjukan bagus harus tetap
dilangsungkan, engkau tahu aku memelihara hampir seratus
ekor anjing semacam itu, tak ada artinya bagimu kematian
dua ekor anjing tersebut, tapi dengan perbuatanmu tadi
engkau sudah kehilangan hak untuk menikmati pertunjukan
bagus, sekarang engkau harus terjun sendiri dalam
pertunjukan yang jauh lebih menarik"
"criiing...?" tiba tiba lubang diatas dinding itu menutup
secara otomatis.
Kiranya disaat yang paling kritis, Han siong Kie teringat
dengan ilm ujari Tong kim ci nya yang lihay, maka dari lubang
pengintip itulah dia melancarkan serangannya untuk
membinasakan kedua ekor anjing tersebut dan kejadian ini
sama sekali diluar dugaan Ho Thong thian.
setelah lubang pengintip itu tertutup, Han siong Kie
semakin panik dan gelisah, sekarang bukan saja ia terkurung
dalam jebakan malahan Go siau bi semakin terancam jiwanya.
"Kraaakkk kraaakkk " bunyi gemerincing berkumandang
dari arah belakang, ketika ia berpaling, hatinya kontan jadi
terperanjat rupanya terali besi disamping ruangan itu sudah
dibuka dan lima ekor anjing besar bagaikan harimau telah
menyusup keluar dari kandangnya dan mengambil posisi
pengepungan.
sambil menggonggong seekor anjing besar itu laksana kilat
menerjang maju kedepan. Han siong Kie cepat bergeser
kearah samping, ilmu jari Tong kim ci segera dilepaskan.
Anjing itu mendesis lengking, tubuhnya terhajar telak dan
mampus seketika itu juga, sementara empat ekor lainnya pada
saat yang hampir bersamaan menerkam kedepan.
Ruangan itu luasnya cuma tiga kaki, sedangkan kedua
sangkar anjing itu hampir menempati separuhnya, sisa

1066
ruangan yang tersedia sempit sekali, dalam keadaan seperti ini
sulit baginya untuk berkelit maupun menghindar.
Untungnya Han siong Kie memiliki ilmu lintasan cahaya
kilatan bayangan yang lihay bagaikan sukma gentayangan dia
bergerak kian kemari diantara terjangan-terjangan empat ekor
anjing tersebut, meskipun posisinya berbahaya namun tak
sampai terancam jiwanya.
Tampaknya anjing-anjing itu sudah mendapat didikan yang
amat matang, terbukti serangan maupun sergapan mereka
sangat lihay dan masing-masing pihak dapat saling membantu
serta mengisi kekosongan yang ada ...
Suatu pertempuran seru antara anjing-anjing lawan
manusiapun berlangsung. Pertarungan itu ramai sekali dan
setiap saat kemungkinan besar jiwa mereka akan melayang.
Lolongan panjang kembali berkumandang seekor anjirg
besar kembali mampus oleh sambaran jari Tong kim-ci.
Beberapa gebrakan kemudian, kembali ada dua ekor anjing
yang kena dihajar batok kepalanya sehingga hancur dan
mampus seketika.
Diantaranya lima ekor anjing ada empat diantaranya telah
mampus, sisa yang seekor lagi sudah bukan merupakan
ancaman lagi bagi si anak muda itu.
Anjing tersebut tak kenal takut, meskipun yang lain sudah
mampus semua ternyata dengan kalap ia masih menerjang
maju dengan nekadnya.
"Kraaakkk.. kraaakkk ." Terali besi yang kedua ksmbali
terangkat, menyusul lima ekor anjing raksasa muncul lagi
dengan garangnya.
Untuk membinasakan empat ekor anjing tadi, Han Siong
Kie sudah merasa kepayahan. apalagi sekarang bertambah
lagi dengan lima ekor, makin sulit baginya untuk melakukan
perlawanan.

1067
Dalam keadaan seperti ini tiba-tiba satu ingatan melintas
didalam benaknya.
Tatkala keenam ekor anjing besar itu menerkam kedepan
Han Siong Kie berkelit ke samping dan menerobos lewat
diantara celah-celah yang ada, kemudian ia menyusup
kedalam terali besi yang dipakai sebagai sarang anjing itu dan
berjaga didepan pintu.
Dengan lindakannya ini maka keadaan segera berubah.
Setiap kali melakukan penerkaman, hanya seekor anjing
saja yang mampu melewati pintu sempit yang dijaga oleh Han
Siong Kie sementara sisanya terhadang oleh terali besi,
meskipun binataog itu menggonggong dengan marahnya,
itupun tak ada gunanya.
Maka tiap kali ada seekor anjing yang menerkam kedalam
sangkar tersebut lewat pintu yang sempit, tiap kali pula sianak
muda itu membunuhnya dengan ilmu jari Tong kim ci.
Dalam sekejap mata tiga ekor anjing raksasa sudah
mampus dengan badan hancur.
"Crinng " tiba? pintu sangkar itu menutup dan Han siong
Kie terkurung didalam sangkar tersebut.
Namun sianak muda itu sama sekali tidak ambil pusing, dari
bilik celah-celah terali besi secara beruntun dia lancarkan
beberapa sentilan mautnya. Tiga ekor anjing raksasa yang
tersisa, kembali mampus diujung telapak tangannya.
Begitulah, dalam sekejap mata ada sepuluh ekor anjing
raksasa yang telah ia bunuh mati.
selesai membunuh anjing2 itu, Han siong Kie lantas
mencengkeram terali besi itu karena pintu keluarnya tertutup
rapat maka dia memutuskan untuk mematahkan terali besi itu.

1068
Dengan tenaga dalamnya yang sempurna, sekali
merentangkan tangannya, terali besi itu segera melengkung
dan terbukalah sebuah lubang yang cukup besar.
Pemuda itu meneborobos keluar dari sangkar tersebut,
walau begitu dia belum lolos dari kurungan sebab dinding baja
masih mengurungnya dalam ruangan itu
Betapa gelisahnya pemuda itu sukar dilukiskan dengan
kata-kata, ia seperti seekor harimau buas yang terjebak dalam
kerangkeng sambil berjalan kesana kemari otaknya berputat
terus untuk mencari akal guna meloloskan diri dari kurungan.
Bagi si anak muda ini, keselamatan sendiri tidak terlalu
dipentingkan, ia justru lebih menguatirkan keselamatan Go
siau bi, sekarang dia dapat memahami sampai dimanakah
kekejian Ho Thong thian, ia tahu apa yang telah diancamkan
dapat dilaksanakan menjadi kenyataan-
Ho Thong thian memang sangat keji, di tinjau dari tindak
tanduknya yang begitu terlatih dan terbiasa, dapat ditarik
kesimpulan bahwa sudah banyak perempuan yang mengalami
nasib tragis ditangannya, entah sudah berapa banyak anak
perempuan yang dijadikan obyek tontonannya diperkosa olen
anjing ..
Rasa dendam, benci, marah berkecamuk dalam hatinya,
hawa napsu membunuh telah menyelimuti seluruh wajahnya.
Ia bersumpah dihati bila Ho Thong thian sampai tertangkap
maka akan dibunuhnya orang itu secara keji.
sambil menahan diri pemuda itu mulai meraba dinding baja
dan berusaha untuk menemukan letak tombol rahasia
ditempat itu, namun kecuali pintu rahasia tadi, tiada bekas lain
yang terdapat disitu, seakan-akan ruangan itu dibuat dari
lembaran baja yang utuh.
sejak terjun kedalam dunia persilatan, baru pertama kali ini
dia menjumpai keadaan yang mencemaskan hatinya, dan
membuat ia jengah serta serba salah.

1069
Hawa amarah makin memuncak. hampir saja anak muda
itu tak sanggup mengendalikan diri..
Tiba-tiba pintu besi yang menghubungkan ruangan itu
dengan penjara bawah tanah perlahan-lahan bergerak ke atas
dan akhirmya terbukalah sebuah liang kecil.
Han siong Kie mundur tiga langkah ke belakang, hawa
murninya dihimpun menjadi satu dan siap menghadapi segala
kemungkinan yang tidak di inginkan.
sesosok makhluk aneh berbulu perlahan-lahan muncul dari
lubang tadi dan meloncat keluar ....
Han siong Kie semakin terperanjat, telapak tangannya
diayun kemuka melepaskan pukulan maut.
"Hey, bocah jangan pukul aku" makhluk aneh itu berseru
dengan lantang.
Han siong Kie menarik serangannya dan mundur ke
belakang ternyata makhluk berbulu itu adalah kepala manusia,
dia adalah sorang manusia cebol yang gemuk dan bentuk
badannya persis seperti blingo, rambutnya telah beruban
semua.
orang itu tak lain adalah Tee heng sian (Dewa berjalan
dalam tanah) yang pernah merampas pusaka Hud jiu po pit
miliknya tempo hari.
Kemunculan Tee heng sian dalam keadaan semacam ini
jauh diluar dugaan Han siong Kie, ia tahu tenaga dalam yang
dimiliki kakek itu sangat lihay dan tindak tanduknya sangat
misterius.
Dengan suara yang dingin bagaikan es, sianak muda itu
segera menegur keras:
"Bukankah engkau adalah Tee heng sian?"

1070
Dengan tubuh yang gemuk dan gerakan yang lamban- Tee
heng sian bergerak maju dua langkah kedepan, lalu sambil
tertawa cekikikan sahutnya:
"Hiiih hiiih hiiih bocah. bagus amat daya ingatanmu, betul !
Lohu adalah Tee heng sian, dewa berjalan dalam tanah”
“Bagaimana caramu bisa muncul dari balik penjara bawah
tanah?”
“Lhoo.masa engkau belum tahu ? Menggali tanah berjalan
dalam bumi toh merupakan ilmu kepandaianku ! Kalau cuma
berbuat begitu saja tak bisa, apa gunanya aku diberi julukan
sebagai Tee heng sian?”
Jawaban ini membuat Han Song Kie agak tertegun selang
sesaat kemudian ia baru bertanya :
“Apa maksud dan tujuanmu datang kemari?”
“Tentu saja mencari kau si bocah cilik untuk diajak
berbicara”
"Oooh ! Jadi engkau mendapat perintah dari Ho Thong
thian untuk menjadi utusan?”
“Heeeh heeehh heeeehh jangan menghina ah, aku Tee
heng sian meski cebol orangnya tapi masih punya harga diri,
tak sudi aku diperintah orang!”
“Lantas apa hubunganmu dengan Ho Thong thian anjing
geladak tua itu?”
“Hubungan kami? Hiihhh hiiihh hiihh tidak lebih cuma
sebagai pemilik barang serta pencuri!”
Mendengar jawaban tersebut, paras muka Han Siong Kie
berubah jadi serius, tegurnya:
"Aku tidak mempunyai kegembiraan untuk bergurau
dengan kau, alangkah baiknya jika engkau bersedia untuk
menerangkan duduk perkara yang sebeoarnya!”

1071
Sambil tetap cengar cengir seperti monyet, jawab Tee heng
sian dengan kalem.
"Siapa toh yang bergurau dengan kau, memangnya kau
tidak tau kalau dalam gudang bawah tanah Ho Thong thian
tersimpan beratus-ratus guci arak wangi yang sudah berusia
ratusan tahun? Heeehh heeehh heehhh masakah aku keliru
kalau mengatakan demikian padamu?”
"Oooh.jadi kedatanganmu kesini adalah khusus untuk
mencuri arak wanginya?” tanya Han Siong Kie kemudian
setelah tertegun beberapa saat.
"Nah, itu baru cocok! Memang begitulah kenyataannya..!”
"Bagaimana caramu memasuki perkampungan ini, dan
bagaimana pula caramu jalan kesana kemari dengan
leluasanya di lorong penjara bawah tanah?"
"Untuk meneguk beberapa guci arak wangi itu, aku telah
membuang waktu selama berbulan2 lamanya, dari luar
perkampungan aku telah menggali sebuah lorong rahasia yang
langsung berhubungan dengan gudang arak itu."
Ter mangu2 Han siong Kie setelah mendengar ucapan
tersebut, kejadian ini memang merupakan suatu kejadian
yang aneh sekali, untuk mencuri beberapa guci arak wangi,
ternyata orang itu bersedia bekerja selama ber-bulan2
lamanya. setelah tertegun sesaat diapun bertanya lagi:
"Engkau toh tahu bahwa perkampungan oh han san ceng
penuh dengan anjing2 raksasa? Masa dengan daya penciuman
anjing2 itu, jejakmu tidak sampai ketahuan ?"
"Haaah haaah haaaah kalau ingin jadi pencuri yang ulung
maka pengetahuan sebagai pencuri musti luas, tentu saja
akupun tahu akan lihaynya daya penciuman anjing-anjing itu,
maka sengaja kugosokkan serbuk anti bau disekujur badanku,
setelah begitu maka sekalipun anjing dari langit juga tak akan
dapat mencium bauku"

1072
"Jadi kalau begitu, engkau bisa keluar masuk
perkampungan ini dengan leluasa?"
"Itu sih tidak. meskipun aku punya serbuk anti bau, tapi
aku tidak punya serbuk anti anjing, kalau sampai terkepung
anjing2 buas itu, bisa jadi mayatku akan habis disikat mereka,
tentu saja kedatanganku kemari juga menempuh bahaya"
"Kenapa engkau datang kesini dengan menempuh bahaya
?"
"Tentu saja karena engkau si bocah muda "
"Lantaran aku?" seru Han Siong Kie dengan wajah
tercengang.
"Memang begitulah kenyataannya"
"Boleh aku tahu apa sebabnya engkau datang kemari ?"
"Mari duduklah dulu dan biarlah aku bercerita dari awal
sampai akhir."
"Sekarang aku tak ada waktu" Seru Han Siong Kie dengan
gelisah, "apakah engkau bersedia memberi petunjuk kepadaku
bagaimana caranya keluar dari penjara ruang baja ini??"
"Engkau ingin buru2 menolong bocah perempuan itu? "
tanya Tee heng sian sambil melototkan matanya yang aneh.
"Dari mana engkau bisa tahu?" Han siong Kie balik
bertanya dengan hati terperanjat.
"Jangan gelisah dulu, aku kebetulan dapat mencuri dengar
kejadian ini dari bawah tanah, sebab tanah dibawah tempat
tinggal Ho Thong thian telah kubongkar, maka semua
pembicaraan diatas kedengaran jelas dibawah, sekarang
makhluk tua itu sedang merawat lukanya, untuk sesaat dia tak
mampu mengapa-apakan bocah perempuan itu lagi"
"Lhoo..kok aneh, masa Ho Thong thian sedang merawat
lukanya?" tanya Han siong Kie keheranan.

1073
00dw00
BAB 59
"MASA membohongi kau?"
"Lantas dia luka ditangan siapa?"
"siapa lagi? Tentu saja ditangan bocah perempuan itu"
"Aaah, tidak mungkin, bukankah jalan darahnya sudah
tertotok, dia sama sekali tak bisa bergerak.."
"Hey bocah, pernahkah dengar tentang ilmu membebaskan
jalan darah dengan hawa murni? Bocah perempuan itu sudah
kembali melepaskan diri dari pengaruh totokan, dan suatu
serangan kilatnya berhasil pula melukai Ho thong thian"
"sekarang gadis itu ada dimana??"
"Dia masih terkurung dalam ruangan baja sebelah ruangan
ini"
Betapa girangnya Han Siong Kie setelah mendengar
perkataao itu, ia cepat bergerak maju sambil berseru :
“Aku akan segera menolongnya untuk lolos dari kurungan .
.”
“Menolong ? Bagaimana caramu untuk menolong dirinya?”
Han Siong Kie tertegun, benar juga bagaimana caranya dia
untuk menolong gadis itu kalau dia sendiri pun pada
hakekatnya masih terkurung.
Lama sekali ia termenung kemudian baru ujarnya :
“Aku mohon sudilah kiranya engkau memberi petunjuk"

1074
“Tak ada jalan lain, lorong rahasia ini hanya
menghubungkan satu tempat belaka kecuali kalau engkau bisa
membongkar pintu baja itu untuk menerobos keluar !”
“Waaah . . lalu bagaimana ini . ."
“Jangan gelisah,” hibur Tee heng sian, “Dengar dulu
perkataan lohu ini.”
“Apa lagi yang hendak kau katakan ?”
“Apakah engkau masih menaruh perasaan tak senang
kepadaku lantaran peristiwa perebutan harta karun tempo
dulu ?”
“Aaaah . persoalan itu tidak penting. tak pernah aku
pikirkan di dalam hati !"
"Baiklah, bccah ! Sejsk peristiwa itu, aku pun dapat
mengetahui akan asal usul perguruanmu, menurut berita yang
tersiar katanya engkau telah memikul budi dan dendam dari
Mo tiong ci-mo atas kawanan jago persilatan, untuk peristiwa
itu aku merasa sangat kagum, maka setelah tanpa sengaja ku
ketahui kalau engkau sudah mendapat kesulitan aku datang
kemari untuk mencari kau, bagaimana kalau kita mengikat tali
persahabatsn !"
Han Siong Kie termenung dan berpikir beberapa seat
lamanya, kemudian dia pun mengangguk.
“Baiklah ...”
“Kalau memang sudah ada ikatan persahabatan maka akan
kusebut dirimu sebagai Lote dan engkau sebut aku sebagai
toako, setuju bukan dengan sebutan ini ?"
"Siao-te turut perintah !"
“Haaahhh .. haaahhh.. haaahhh.. kalau memang begitu
hayolah kita berangkat sekarang juga.”

1075
Begitulah, dengan Tee heng sian berjalan didepan, Han
siong Kie berjalan dibelakang mereka melewati sebuah lorong
yang sangat panjang.
Ketika hampir mendekati ruang tamu dan tiga kaki dimulut
penjara bawah tanah, mereka mendekati dinding yang berada
disebelah kanan, ketika sebuah papan batu sebesar dua depa
di geser kesamping, maka muncullah sebuah gua yang bisa
dilewati oleh tubuh seorang manusia.
"Loo tee" kata Tee heng sian kemudian, "inilah jalan bawah
tanah yang telah lo ko gali selama ini, asal batu itu digeser
kembali pada tempat semula, maka sekalipun ada dewa yang
lewat disini juga tak akan melihatnya"
-000dw000-
Jilid 29
HAN SIONG KI mengangguk sambil memuji tiada hentinya,
memang lihay orang ini dalam kepandaiannya menggali jalan
tanah.
Merekapun menerobos masuk jalan kecil bekas galian itu,
kurang lebih lima puluh kaki kemudian sampailah kedua orang
itu dalam sebuah gudang arak yang bcsar.
Beribu-ribu guci arak wangi tersimpan dalam gudang itu,
dengan wajah berseri seri Tee heng sian segera menyambar
sebuah guci arak dan meneguk isinya hingga habis kemudian
ujarnya :
“Loo te, aku tau perasaan hatimu sedang gelisab sekaraDg
geserlah guci besar yang berada disudut gudang itu dan
keluarlah lewat jalan bawah tanab itu, jangan lupa setelah
keluar dari sini tutup baik-baik mulut gua itu jangan kau rusak

1076
pekerjaan besarmu itu dan ada satu hal lagi yang perlu kau
ingat bila kita hendak meratakan perkampungan ini dengan
tanan jangan kau rusak gudang arakku ini, pokoknya bila kau
ada urusan hendak mencari aku datang saja ke dalam
gudang arak ini aku pasti berada disini !"
Han siong Kie tertarik sekali dengan keanehan watak
sahabat barunya ini, ia tertawa dan menyahut:
"Kalau mainan begitu, aku mohon diri dahulu"
"Pergilah. Aku paling benci dengan segala tata cara, ingat
bocah perempuan itu tersekap dalam rumah besi ketiga,
jangan sampai salah "
Han siong Kie mengiakan, dia lantas menggeser guci arak
yang dimaksudkan, disana memang terdapat sebuah lorong
yang gelap dan panjang, pemuda itu lantas menerobos keluar
lewat jalan bawah tanah itu.
seperminum teh kemudian ia sudah keluar dari lorong itu,
ternyata sekarang dia sudah berada diluar pekarangan
perkampungan itu, maka sebagaimana yang dipesan, ia tutup
kembali mulut gua itu dengan rapi, kemudian baru menyerbu
kedalam perkampungan
Baru saja dia melayang turun didepan dua deret bangunan
baja, tiba-tiba tiga sosok bayangan hitam dengan kecepatan
bagaikan kilat telah menyambar tiba, ternyata ketiga sosok
bayangan itu adalah tiga ekor anjing yang besar.
Berada ditanah lapang yang luas Han siong Kie tak perlu
menguatirkan cakar racun dari anjing-anjing itu lagi, dalam
beberapa gebrakan saja ketiga ekor anjing itu sudah dibikin
mampus dengan pukulan mautnya.
suara pekikan panjang yang diperdengarkan anjing-anjing
itu sebelum ajalnya, dengan Cepat mengejutkan seluruh
perkampungan.

1077
Suara langkah kaki yang sangat ramai berkumandang
memecahkan kesunyian, belasan orang lelaki yang berdandan
sebagai centeng berlarian keluar dari rumah-rumah baja itu.
Tapi setelah mengetahui siapa yang muncul, hampir
sebagian besar centeng itu berdiri tertegun, mimpipun mereka
tak menyangka kalau Manusia bermuka dingin yang dikurung
dalam rumah baja telah berhasil meloloskan diri dalam
keadaan selamat.
Padahal mereka tahu bahwa baja yang melapisi ruanganruangan
itu tebalnya mencapai beberapa depa, sekalipun
seseorang memiliki ilmu silat yang tinggi juga tak akan mampu
untuk menghancurkannya, yang aneh manusia bermuka
dingin berhasil melepaskan diri dari kurungan tanpa merusak
ruangan baja itu inilah yang membikin orang2 itu jadi
tercengang dan tidak habis mengerti.
Kegusaran serta raSa mendongKol yaNg selama ini
terhimpun dalam dada Han Siong Kie tidak terbendung lagi,
dengan penuh hawa nafsu membunuh teriaknya lantang:
“Panggil Ho Thong thian, suruh dia datang menjumpai
aku!"
Dengan langkah lebar dia maju kedepan tentu saja langkah
pertama yang harus ditalukan adalah menyelamatkan jiwa Go
Siau-bi dari ancaman bahaya maut,
Belasan orang centeng itu saling berpandangan sekejap
kemudian mereka cabut keluar senjata tajam masing2 dan
menghadang jalan pergi pemuda itu.
Salah seorang diantaranya segera kabur ke dalam
perkampuogan untuk memberi kabar.
Hawa napsu membunuh yang sangat tebal telah
menyelimuti seiuruh wajah Han Siong Kie, ujarnya dengan
dingin:

1078
"Barang siapa masih ingin hidup kuanjurkan agar segera
menyingkir dari sini"
Namun tak seorangpun diantara mereka yang bergerak dari
tempat kedudukan semula.
"Bangsat rupanya kalian memang sudah bosan bidup!"
bentak Han Sioog Ki dengan kegusaran.
Habis sudah kesabarannya sambil membentak sebuah
pukulan dahsyst bagaikan gulungan ombak dipantai samudra
menyambar ke tubuh kawanan centeng itu.
Jerit berkumandang saling menyusul empat sosok
bayangan manusia terpertal terjatuh tiga kaki lebih dari
tempat semula untuk kemudian tidak bangun untuk
selamanya.
Yang lain jadi takut bercampur panik sekarang mereka baru
tahu akan kelihayan musuhnya dengan sukma serasa
melayang tinggalkan raganya mereka berteriak dan kabur ke
belakang tapi setibanya pada jarak satu kaki mereka berhenti
dan tak berani kabur lagi rupanya mereka pun takut untuk
meninggalkan kewajiban dengan begitu saja.
Sebetulnya Han Siong Ki sama sekali tidak menaruh
maksud atau perhatian untuk membunuh kawanan begundal
itu, oleh sebab pihak lawan menghadang jalan perginya, dia
baru berhasrat untuk melakukan pembantaian secara keji.
"Trang traanng traaang " suara genta dibunyikan bertalu-talu.
Ber-puluh2 sosok bayangan manusia meluncur masuk
kedalam gelanggang, diantara mereka ada yang tua ada yang
muda, semuanya berjumlah lima puluh orang lebih, tapi yang
jelas diatas wajah orang2 itu terlintas rasa kaget yang bukan
kepalang.
setelah semua orang munculkan diri, dengan cepatnya pula
Han siong Kie terkurung ditengah gelanggang.

1079
Menyapu wajah orang2 itu dengan pandangan dingin, Han
sioog Kie berkata: "Kenapa sampai sekarang Hoo Thong thian
belum juga munculkan diri?"
Dari antara kerumunan orang banyak. tampil kedepan
seorang kakek berbaju hitam, dengan wajah bengis ia
menghardik:
"Manusia bermuka dingin, apa maksudmu datang ke
mari??"
"Membantai seluruh isi perkampungan ini" jawab pemuda
itu dengan ketus
Ucapan yang berbau amis darah ini sangat menyolok dan
menggidikkan hati semua orang, tanpa sadar paras muka
orang-orang itu berubah hebat dan bulu kuduknya pada
bangun berdiri
Dengan terperanjat kakek baju hitam itu mundur dua
langkah kebelakang, katanya dengan suara gemetar:
"Apa? Manusia bermuka dingin, engkau akan membantai
seluruh isi perkampungan?"
"Benar, tentunya Ho Thong thian masih belum lupa bukan
dengan apa yang telah kuucapkan ketika berada dalam
kurungan ruang besi tadi?"
"Tentu saja lohu tak akan lupa, dengan kata-katamu itu"
berbareng dengan berkumandangnya jawaban itu, Ho Thong
thian munculkan diri ditengah gelanggang
Hawa napsu membunuh semakin tebal menyelimuti wajah
Han siong Kie sambil mendengus dingin ia tuding Ho Thong
thian serunya:
"Bangsat tua lebih bagus lagi kalau engkau memang
mengingat kata-kataku itu, sekarang juga kenyataan akan
terbeber didepan mata"

1080
Ho Thong thian memandang lawannya dengan penuh
kebencian serta kelicikan, senyum sinis menghiasi bibirnya.
walau begitu ia tak dapat menyemburyikan rasa kaget dan
ngeri yang muncul dari lubuk hatinya seraya mengulapkan
tangannya mengundurkan kawanan jago yang mengepung di
sekitar gelanggang dia berseru:
“Untuk sementara waktu kalian mundur semua
kebeelakang!"
Sedari tadi kawanan jago itu memang sedang menantinantikan
seruan tersebut, cepat mereka mundur semua ke
belakang.
Kini dalam gelanggang tinggal Ho Thong thian, kakek baju
hitam yang berbicara tadi serta seorang laki-laki setengah
baya yang bermuka licik sekali.
Han Siong Kie sudah tak sabaran lagi sekarang hanya ada
satu ingatan dalam benaknya yakni menolong Go Siau bi
untuk lolos dari bahaya, ia lalu membentak:
"Ho Thong thian, orang pertama yang bakal mampus
adalah engkau!”
Begitu ucapannya selesai diutarakan sebuah pukulan
dahsyat telah dilontarkan ke depan.
Serangan ini bukan saja sangat cepat, bahkan tenaga
pukulannya luar biasa hebatnya.
“Hmmm Belum tentu..." seseorang menanggapi.
Serentak Ho Thong thian serta dua orang rekannya
melancarkan pula sebuah pukulan keras untuk menyambut
datangnya ancaman itu.
"Blaaang. ." ketika empat kelompok kekuatan saling
membentur di udara terjadilah ledakan keras yang
memekikkan telinga tiga orang itu terpental sejauh satu kaki

1081
kebelakang sementara Han Siong Kie masih tetap berdiri
sekokoh batu karang ditempat semula.
Sesudah berhenti sebentar Han Siong Kie melejit kembali
dan untuk kedua kalinya dia menubruk ketubuh Ho Thong
thian.
"Lihat serangan!" suatu bentakan melengking di angkasa.
Dua gulung senjata rahasia dengan memancarkan cahaya
biru yang menyilaukan mata meluncur kemuka dan
mengurung wilayah seluas satu kaki di sekeliling tubuh Han
Siong Kie.
Dari kilatan cahaya biru yang terpancar keluar dari
sambaran senjata rahasia itu dapat diketahui bahwa senjatasenjata
itu sangat beracun, bahkan cara melepaskan senjata
rahasia itu pun menggunakan cara ban thian boa yu ( hujan
bunga diseluruh langit).
Han siong Kie mendengus dingin, sepasang telapak
tangannya membuat gerakan lingkaran didepan dada
kemudian menolaknya kedepan.
Ditengah hembusan angin puyuh yang kencang, seluruh
kilatan cahaya biru itu sudah tersapu rontok diatas tanah.
Ho Thong thian bertindak cukup licik, berbareng dengan
dilancarkannya serangan itu, dia telah mundur sejauh dua kaki
lebih dari kedudukan semula
Gonggongan anjing menderu-deru, kurang lebih dua puluh
ekor anjing besar berlarian keluar dari ruang baja dan
langsung menyerbu kedalam gelanggang
semakin tebal hawa napsu membunuh yang menyelimuti
wajah Han siong Kie, dia melambung keudara, sepasang
telapak tangannya dilontarkan berbareng kedepan, sepuluh
desingan ilmu jari Tong kim ci dengan kecepatan yang luar
biasa menghantam tubuh kakek baju hitam serta pria
setengah baya yang melancarkan serangan senjata rahasia itu

1082
Dua jeritan ngeri memecahkan kesunyian, percikan darah
segar berhamburan ditanah, tanpa sempat menjerit, kakek
dan pria setengah baya itu sudah mampus dengan badan
berlubang.
Han siong Kie tidak berhenti sampai disitu saja, setelah
menewaskan dua orang musuhnya dia melambung keangkasa
dan menubruk kearah Ho Thong thian yang sudah kabur
sejauh dua kaki dari kedudukan semula itu.
Sekarang Ho Thong thian baru merasa takut dan seperti
kehilangan sukma, cepatt dia menundukkan tubuhnya dan
menggelinding sejauh beberapa kaki dari tempat itu.
Han siong Kie tidak mengira kalau seorang tokoh silat yang
punya nama besar seperti Ho Thong thian, ternyata telah
melakukan tindakan pengecut dengan kabur dari medan
pertempuran, sementara serangannya gagal mencapai
sasaran, belasan ekor anjing besar itu sudah menerjang tiba
dengas serangannya.
Disaat Han siong Kie terkurung oleh kawanan anjing
tersebut, Ho Thong thian sendiri kabur menuju kepintu baja
yang keempat, mungkin dia hendak menggunakan ruang baja
ini untuk menyembunyikan diri atau mungkin juga dia masih
mempunyai rencana busuk yang lain.
Kali ini Han siong Kie bertindak cerdik, dia melambung
setinggi beberapa kaki ke udara setelah lolos dari sergapan
kawanan anjing itu badannya berjumpalitan beberapa kali
seperti anak panah terlepas dari busurnya dia meluncur
kearah Ho Thong thian, sepasang telapak tangannya seperti
cakar garuda mengcengkeram batok kepala lawan.
Hampir pada saat yang bersamaan, pintu besi itu terbuka
dan mereka berdua masuk kedalam ruangan baja.
"criing" secara otomatis pintu baja itu menutup dengan
sendirinya.

1083
Betapa takut dan ngerinya Hoo Thong thian tatkala
dilihatnya bukan saja ia gagal untuk melarikan diri malahan
dirinya terjebak dalam satu ruangan bersama musuhnya.
Ia sadar bahwa kepandaian silatnya bukan tandingan
lawan, apalagi berada dalam ruangan yang begitu sempit,
mau melawanpun tak ada gunanya.
Han siong Kie sendiri sudah terlanjur membenci musuhnya
ini, cepat telapak tangan kiri serta ujung jari tangan kanannya
ditolak kedepan melancarkan serangkaian pukulan gencar
ketubuh Hoo Thong thian yang sedang ketakutan.
Ho Thong thian sendiri kelabakan setengah mati
menghadapi ancaman maut itu, mau menghindar dia tak
mampu, akhirnya tidak ampun lagi tubuhnya terhajar telak
oleh serangan maut itu.
Sambil menjerit lengkimg dengan suara yang menyayatkan
hati, tubuh Hoo Thong thian mencelat sampai menumbuk
dinding baja, dadanya seketika terhajar sampai berlubang
darah segar berhamburan membasahi seluruh lantai.
Setelah musuhnya mampus, Han siong Kie baru tertegun,
ia baru menyesal sekarang setelah musuhnya dibunuh mati,
bukankah dengan demikian dia terjebak pula dalam ruangan
baja itu?
Bangkai keseputuh ekor anjing itu masih menggeletak
ditempat semula, hanya kini bertambah lagi dengan sesosok
mayat manusia.
Padahal Go Siaw bi berada di ruang sebelah, memang
dekat sekali jaraknya tapi tak mungkin ia bisa menembusinya.
Pemuda itu tahu sekalipun tenaga dalamnya amat
sempurna tak mungkin ia bisa menghancurkan dinding baja
yang tebalnya mencapai beberapa depa itu.
Sementara dia masih murung dan putus asa tiba-tiba pintu
baja itu membuka secara otomatis.

1084
Sungguh girang pemuda itu tak terkirakan, dia lepaskan
satu pukulan gencar ke depan menyusul tubuhnya menerobos
keluar.
Apa yang terbentang didepan mata hanyalah bangkai
anjing yang berserakan dimana- mana, tak sesosok bayangan
manusia pun tampak disitu, melihat hal itu pemuda tersebut
maengerutkan dahinya, siapakah orang yang telah membunuh
anjing dan membuka pintu ruangan? Kalau dia adalah Tee
heng sian tak mungkin orang itu bisa menghindari pertemuan
dengannya lalu siapakah dia?
Dalam keadaan seperti ini tak ada waktu lagi baginya untuk
berpikir panjang, cepat tubuhnya bergerak menuju keruang
baja dimana Go Siau bi disekap, pintu baja itu setengah
terbuka.
Satu ingatan lantas melintas dalam benak anak muda itu,
pikirnya dihati:
“Jangan-jangan Go Siau bi telah meloloskan diri ?
Mungkinkah anjing2 itu dibunuh olehnya dan pintu ini pun dia
yang buka?”
Sekali lompat dia mendekati pintu ruangan serunya dengan
lantang :
"Nona Go.,..nona Go ,."
Tiada jawaban, suasana tetap sunyi dan sepi.
“Nona Go!" sekali lagi pemuda itu memanggil.
Suasana tetap sunyi tiada jawaban yang kedengaran.
"Jangan jangan dugaanku memang benar" kembali Han
Siong Kie berpikir di hati "Go Sisu-bi pasti sudah kabur dari
sini, lantaran malu bertemu dengan aku karena aku sudah
mengintip tubuhnya yang telanjang dari balik ruangan, maka
dia berlalu lebih dulu"

1085
Meskipun di hati ia bsrpikir demikian tak urung pemuda itu
melongok juga kedalam ruangan.
Begitu melihat apa yang tertera didalam ruangan, seperti
kena disetrom tubuhnya gemetar dengan jantungnya berdebar
dan mukanya jadi merah, secara beruntun dia mundur tiga
langkah ke belakang.
Sesosok tubuh yang bugil masih melingkar didalam ruang
baja itu, dan dara itu tak lain adalah Go siau bi.
Padahal menurut keterangan dari Tee heng sian jalan
darah Go siau bi sudah bebas malahan serangannya berhasil
melukai Ho Thong thian, kalau toh jalan darahnya sudah
bebas, kenapa ia masih berbaring disitu dalam keadaan
telanjang bulat ?
Kalau dilihat dari pintu baja yang separuh terbuka, jelas
ada orang pernah memasuki ruangan ini lalu siapakah orang
itu ?
Kenapa tidak menolong Go siau bi, melainkan membiarkan
dia .....
Berpikir sampai disini, tak kuasa lagi tubuhnya gemetar
keras, pikirnya lebih jauh:
"Aduh celaka, jangan-jangan Go siau bi sudah
mengalami...."
Karena kuatir tanpa berpikir panjang lagi pemuda itu
menerjang masuk ke dalam ruangan, meskipun jantungnya
berdebar keras sekuat tenaga dia berusaha untuk
mengendalikan emosinya didekati dara itu dan diperiksanya
pernapasan gadis itu dengan tangan gemetar.
Gadis itu berbaring dengan mata terpejam jalur darah ada
di mana-mana dan napasnya masih berjalan normal jelas dia
masih berada dalam keadaan hidup.

1086
"Nona Go" seru Han Siong Kie lagi sambil menggigit
bibirnya kencang2.
Namun gadis itu tidak menunjukan reaksi apa-apa ia tetap
berbaring tak berkutik.
Benar2 suatu kejadian yang aneh membuat siapa pun
marasa tak habis mengerti dengan kenyataan tersebut.
Agak gelagapan sianak muda itu menghadapi gadis cantik
yang berada dalam keadaan telanjang bulat ini payudaranya
yang montok dan putih bersih lekukan2 tubuhnya yang
menggiurkan dan lembah hutan bakau dibagiao bawah
merupakan suatu pemandangan yang indah menawan dan
mengobarkan napsu birahi,
Pemuda itu napasnya mulai membura peredaran darah di
tubuhnya berjalan makin gencar, matanya berkunang dan
tangannya mulai menggigil keras.
Suatu perasaan yang sangat aneh timbul dalam hatinya,
keringat telah membasahi jidatnya, meleleh dihidung dan
tubuhnya.
Ia pejamkan matanya tak berani memandang lebih jauh
pelbagai pemandangan aneh muncul dalam benaknya, seperti
terpengaruh oleh kekuatan sibir yang memaksa matanya
untuk membuka kembali dan memandang tubuh indah yang
montok berisi itu.
Lama, lama sekali, berhasil juga pemuda itu untuk
menguasai birahi yang berkobar dalam hatinya, ia mulai
memikirkan tujuan kedatangannya kesitu, ia datang atas
permintaan orang yang ada maksud untuk menolong orang.
Untuk kedua kalinya dia membuka kembali matanya.
“Jangan-jangan ada jalan darahnya tertotok maka ia tak
sadarkan diri” pikir pemuda itu dihati, “Tapi siapakah yang
turun tangan atas dirinya?”

1087
Selang sesaat kemudian ia berpikir lagi: "Aaaai..! Entah
jalan darah mana saja yang telah tertotok sehingga ia tak bisa
bergerak?”
Andaikaka pihak lawan adalah saorang pria maka sejak tadi
pemuda itu sudah melakukan pemeriksaan yang seksama, tapi
dia adalah scorang anak dara pemuda itu merasa tak punya
keberanian untuk melakukan pemeriksaan tersebut.
Ia hendak mencari Tee heng sian untuk mengatasi
kejengahan tersebut namun pemuda itu pun merasa tak tega
untak meninggalkan dara itu seorang diri, sebab kalau sampai
ada anggota perkampuogen yang tiba-tiba muncul disana
niscaya akibatnya sukar dilukiskan dengan kata-kata.
Setelah serba salah beberapa waktu akhirnya pemuda itu
memberanikan diri untuk melakukan pemeriksaan baru
tangannya diangkat peluh telah menetes tiada hentinya.
Jari-jari tangan yang gemetar mulai menggerayangi di
tubub sang dara yang putih dan halus.
Mendadak Go Siau bi menggeliat tubuhnya membalik
keatas sementara sepasang tangannya bagaikan sepassng ular
gesit meluncur keatas dan memeluk tubuh Han Siong Kie eraterat.
“Aaah, kau . . kau”
Han Siong Kie sama sekali tak menyangka bakal terjadi
peristiwa semacam itu, bagaikan kena disambar geledek,
pemuda itu cuma bisa berdiri menjublak dengan mata melotot
dan mulut melongo, untuk meronta pun ia merasa tak
mampu.
Sepasang biji matanya yang bening mengawasi wajahnya
tanpa berkedip dibalik keheningan terseliplah kobaran api
yang membara se-akan2 hendak melelehkan tubuhnya.
“Nona Go kau ,.kau . “

1088
"Aku dalam keadaan baik-baik!" jawab gadis itu cepat.
“Kau., kau.. lantas kau,,,”
“Han Siong Kie. sekarang ciumlah aku!"
Ucapan itu bagarkan permintaan, seperti pula suatu
perintah, perintah yang disertai dengan suatu kekuatan yang
membuat orang tak berani membantah.
Selesai mengucapkan kata2 itu Go Siau bi memejamkan
matanya, bibir yang kecil mungil setengah terbuka dalam
posisi menantang, bau harum tersiar keluar mempersonakan
hati.
Tiba-tiba suatu dorongan emosi yang aneh dan buas
seperti binatang timbul dalam bati pemuda itu. Manusia
bermuka dingin yang selama ini membenci kaum wanita
akhirnya bertekuk lutut juga.
Kobaran api berahi tak terbendung lagi dia peluk dara itu
erat-erat dan empat bibir yang panas menyengat badan pun
saling menempel satu sama lainnya.
Lama sekali mereka barciuman, seluruh tubuh mereka
terasa jadi ringan bagaikan terbang di angkasa, makin lama
makin tinggi makin lama makin ringan.
Helaan nafas panjang mengakhiri ciuman yang paling
panjang dan paling hangat itu Han Siong Kie tersadar kembali
dari lamunannya.
Go Siau bi melepaskan rangkulannya, mendorong pemuda
itu kebelakang lalu memutar badannya kesamping untuk
menyembunyikan bagian tubuhnya yang terlarang, bisiknya
dengan lirih:
“Han Siong Kie. berikanlah jubah luarmu itu untukku !”
Dengan kaku Han Siong Kie berdiri beberapa saat dimana
ia bangkit berdiri dan mundur beberapa langkah kebelakang

1089
kemudian jubah luarnya dilepaskan dan dilemparkan ke arah
gadis itu,
Dengan suatu gerakan cepat Go Siau bi menggunakan
jubah tersebut setelah tubuhnya terbungkus kain dia baru
bangkit berdiri wajahnya dingin bercampur sedih setelah
menatap pemuda itu lama sakali dengan pandangan kaku
bisiknya:
"Han Siong Kie aku sudah merasa sangat puas, ciuman tadi
telah memuaskan hatiku perduli bagaimanakah pandanganmu
terhadap diriku pada hakekatnya aku telah menyerahkan hati
untukmu seorang aku tahu sejak permulaan aku sudah salah
tapi cintaku ini..”
“Nona Go kau"
“Dengarlah kata2ku lebih jauh kenangan masa lalu
biarkanlah lewat dengan begitu saja hari ini kembali aku
ditoloog olehmu aku Go Siau bi telah berhutang budi lagi
kepadamu suatu ketika budi kebaikan ini pasti akan kubalas."
Han Siong Kie menggerakkan bibirnya seperti mau
mengucapkan sesuatu tapi tak sepatah katapun yang muncul.
Air mata telah membasahi kelopak mata Go Siau bi namun
ia beruaaha menahan merahnya sehingga tidak menetes ke
bawah, ujarnya lagi dengan sedih:
"Sejak pertama kali aku bertemu dengan kau, aku telah
mencintai dirimu, engkau adalah orang pertama yang kucintai
juga merupakan orang terakhir yang kucintai, sekalipun aku
mencintai dirimu dengan sepenuh hati dan aku tidak
mendapatkan balasan yang sewajarnya tapi aku memang
mencintai kau, cintaku adalah cinta suci yang muncul dari
lubuk hatiku, asal kau tahu aku sudah merasa puas. Aaai . .
karena pikiran yang keliru hampir saja aku melakukan
kesalahan besar, terimakasih kuucapkan kepadamu, karena
engkau telah memberi kesempatan kepadaku untuk menebus
dosa-dosa itu"

1090
Rasa cinta Han siong Kie benar-benar tersentuh oleh
perkataanya itu, detik itu juga ia merasa bersalah karena
pendapatnya yang keliru ini telah menghancur lumatkan rasa
cinta dirinya yang nyata ia telah menyakiti perasaan seorang
gadis yang membuat dara itu hampir saja melakukan
kesalahan besar.
"Nona, maafkanlah kesalahanku . ." bisiknya kemudian.
-000dw000-
BAB 60
Go SIAU BI segera ulapkan tangannya dan mencegah
pemuda itu meneruskan kata-katanya
"Han siangkong, biarlah kusebut engkau dengan sebutan
seperti yang kugunakan ketika untuk pertama kalinya aku
bertemu dengan engkau, sekarang engkau tak usah minta
maaf kepadaku, biarkanlah kejadian yang sudah lewat jadi
kenangan, sekarang tegasnya mulai detik ini untuk menebus
semua dosa yang pernah kulakukan semoga engkau baik-baik
menjaga diri"
Tak tahan lagi air matanya jadi berderai membasahi
seluruh wajahnya yang putih dan halus.
Go siau bi telah berlalu pergi dengan membawa perasaan
hatinya yang hancur.
Han siong Kie ingin memanggil dara itu tapi ia tidak
berbuat demikian, pemuda itu hanya berdiri termangu-mangu
di dalam bangunan rumah baja itu.
Ia merasa bagaikan sedang bermimpi suatu impian buruk
yang sebetuinya adalah kenyataan, dengan suara yang lirih ia
cuma dapat bergumam. .bergumam seorang diri dengan suara
yang lirih:

1091
"sebenarnya apa yang kau lakukan? Benarkah tindakanku
selama ini ? Ataukah tindakanku itu keliru besar?"
Namun ia tak berhasil menemukan jawabannya.
Dengan mengorbankan segala-galanya Go siau bi berusaha
untuk mendapatkan dirinya, tapi sekarang setelah mengalami
kejadian tersebut, ia telah pergi dengan keraskan hati dan
telah memutuskan perasaan cintanya.
sementara dia masih melamun, dari kejauhan terdengar
serentetan jeritan ngeri berkumandang memenuhi seluruh
angkasa, jeritan tersebut segera menyadarkan kembali
pemuda itu dari lamunannya
Ia lantas menduga kalau Go siau bi sedang melaksanakan
pembalasan dendamnya atas orang-orang dari perkampungan
oh hau san ceng
Dengan wajah termangu dan pikiran kalut pemuda itu
keluar dari ruang besi dan menuju kemuka.
Kilatan cahaya api telah melambung keudara dari sana-sini
terjadi kebakaran besar.
Dalam sekejap mata saja seluruh perkampungan Ob-hau
san Ceng yang kokoh dan kuat telah disikat oleh si jago
merah, kobaran api membumbung tinggi keangkasa dan
membakar apa saja yang ditemuinya.
Buru2 Han Siong Kie berlalu dari tempat itu dan menyingkir
dari jilatan api yang makin membara.
"Loo-te..!" tiba-tiba terdengar seseoraeg memanggil
dengan suara lantang.
Cepat Han Siong Kie berpaling dengan perasaan terperanjat
kiranya orang yang memanggil dirinya tak lain adalah Tee
heng sian sambil cengar cengir manusia cebol itu melayang
turun dihadapannya.

1092
“Lo ko apakah engkau yang bunuh orang dan membakar
perkampungan ini?” tegur Han Siong Kie cepat.
Tee heng sian sambil cengar eengir sogers menggeleng.
"Bukan. bukan aku, Seorang perempuan berkerudung yang
melakukan semua perbuatan itu!"
“Seorang perempuan berkerudung maksudmu ?”
“Benar, ketika aku sedang minum arak di dalam gudang
arak sana tadi maksudku ingin keluar dan menonton
keramaian, kebetulan aku saksikan seorang perempuan
berkerudung sedang menghajar beberapa orang centeng dan
beberapa ekor anjing kemudian membuka dua buah pintu besi
di sebelah situ.
“Ooh. orang itu tentulah orang yang ada maksud" seru Han
Siong Kie tanpa terasa.
"Siapa?" seru Tee heng sian kelihatan agak tertegun.
“Orang yang ada maksud!"
“Orang yang ada maksud ? Ehmmm, aneh benar julukan ini
dan engkau kenal dengan perempuan itu?"
“Ehmmm !" Han Siong Kie menganggu.
Tiba-tiba rasa curiga muncul kembali dalam benaknya,
kalau toh sudab ada orang yang ada maksud kenapa dia yang
diharuskan menolong Go siau bi. Kalau toh ia dapat membuka
pintu baja itu, mengapa ia tidak membawa Go siau bi yang
telanjang bulat, sebaliknya diserahkan kepadanya? Kenapa..?
Kenapa ? Pemuda itu benar-benar merasa tidak habis
mengerti.
"Eeeh lo-te, aku lihat pikiranmu kurang tenang dan
wajahmu gugup sekali hayo, apa yang telah kau lakukan?"
tiba tiba Tee heng sian menegur sambil tertawa cengarcengir.

1093
"Aku..." Han siong Kie tertawa jengah
"Dimana bocah perempuan yang telah kau tolong itu?"
"Dia... dia telah pergi"
"Pergi? Pergi seorang diri?"
Dengan sedih Han siong Kie mengangguk tanda
membenarkan. Tee hee sian berkata lebih jauh.
"Tahukah engkau, kenapa orang yang ada maksud
membunuh orang dan membakar perkampungan ini?"
"Mungkin juga dia hendak melampiaskan rasa dendam dan
mendongkol dari Go siau bi"
"Lalu setelah urusan disini telah selesai, kau hendak pergi
kemana. ?"
Han siong Kie tidak langsung menjawab, ia termenung dan
berpikir beberapa saat lamanya, kemudian baru menjawab:
"..Aku pikir hendak mengunjungi lembah in wu kok"
"Lembah In wu kok? Aneh benar nama tersebut, dimana
toh letak lembah yang aneh itu?"
"Kurang lebih setengah jam lamanya dari tempat ini,
lembah In wu kok adalah sebuah lembah aneh yang terpencil
sekali letaknya"
"siapa yang beri tahu kepadamu kalau lembah itu bernama
in wu kok?" Han siong kie tersenyum.
"ooh aku sendiri yang menamakan lembah tersebut,
dengan sebutan lembah In wu kok, coba lihatlah bukankah
disitu penuh dengan kabut yang amat tebal?"
"Aaah saudaraku, tempat itu bukan bernama lembah In wu
kok melainkan adalah Lembah kematian yang dianggap setiap
umat persilatan sebagai daerah terlarang, keseraman dan
kengerian yang menyelimuti lembah tersebut sama sekali tak
kalah dengan kemisteriusan benteng maut yang tersohor itu"

1094
"Lembah kematian?"
Benar, lembah itu sangat berbahaya.. setiap orang yang
berani memasuki lembah itu berarti mengantar kematian diri
sendiri sebab semua orang yang sudah masuk ke dalam
lembah itu, selamanya tak akan bisa munculkan diri dalam
keadaan selamat"
Hebat sekali perobahan wajah Han siong Kie, untuk sesaat
dia termenung lalu baru berkata:
"Semula aku masih mengira lembah itu hanya sebuah
lembah terpencil yang jarang sekali dikunjungi manusia"
"Loo te" Tiba2 Tee heng sian berkata dengan wajah serius
"kalau toh engkau sama sekali tidak kenal akan lembah
kematian, mau apa kau kunjungi lembah tersebut??"
"Aku... sebenarnya aku hendak mempelajari sejenis ilmu
silat didalam lembah itu"
”Kalau toh cuma ingin mempelajari sejenis ilmu silat,
mengapa kau pilih tempat semacam itu??"
"Sebab aku lihat tempat itu jauh dari keramaian dunia dan
jarang sekali dikunjungi manusia, aku takut latihanku
terganggu oleh kehadiran manusia lain maka aku hendak
mencari tempat yang sepi dan terpencil itu sebagai tempat
latihanku"
"saudaraku kalau engkau percaya dengan kata2ku ini, lebih
baik batalkan saja niatmu itu"
Masih mendingan kalau Tee heng sian tidak berkata,
semakin dilarang pergi kesitu semakin besar pula rasa ingin
tahu yang timbul dalam hati Han siong Kipikirnya:
"Apa salahnya kalau aku pergi melakukau penyelidikan?
Akan kulihat sebenarnya macam apakah lembah kematian
tersebut"

1095
Tapi ia merasa tak tega untuk menolak kebaikan orang,
maka ia manggut-manggut berulang kali.
"Baiklah, aku akan pertimbangkan lagi rencana ini, terima
kasih atas peringatan dari engkoh tua, kau..."
Sebelum pemuda itu menyelesaikan kata2nya Tee heng
siang telah tertawa cekikikan seraya menukas:
“Dalam sekejap mata perkampungao Oh hau san ceng akan
berubah jadi puing-puing yang berserakan, gudang arak
dibawah sana merupakan tempat tinggal yang paling aman
dan nyaman apalagi persediaan arak yang ada disitu cukup
bagiku umuk meneguk selama ber-tahun2 lamanya, sebelum
semua arak itu habis aku tidak akan pindah rumah !”
Tersenyum juga Han Siong Kie melihat kekocakan rekanaya
ini, ia berkata kemudian:
“Kalau memang begitu biarlah siaute mohon diri lebih dulu
semoga kita dapat bertemu lagi dilain waktu !”
“Baiklab. aku memang sangat gembira bisa bertemu
dengan seorang rekan seperti kau tidak kecewa aku Tee heng
sian hidup di kolong langit hiiih hiiihh hiiihh bila engkau
membutuhkan bantuanku datang saja ke-gudang arak ini dan
berilah kabar kepadaku niscaya aku akan menyingsingkan
lengan baju dan membantu dirimu!"
Han Siong Kie memberi hormat kepada rekannya setelah
minta diri maka berangkatlah pemuda itu melanjutkan
perjalanannya.
Sementara itu kobaran api yang amat besar masih menjilatjilat
seluruh hangunan gedung Oh hau san cung begitu
dahsyat kebakaran yang terjadi tampaknya dalam sehari dua
hari api belum bisa padam.

1096
Setelah meninggalkan tempat itu Han Siong Kie
melanjutkan kembali perjalanannya menuju ke lembah
kematian.
Kali ini perjalanan dilakukao cepat sekali. tidak ssmpai satu
jam sianak muda itu sudab mencapai lembah kematian, nun
jauh kedepan yang terlihat hanyalah kabut yang tebal dan
menyelimuti seluruh permukaan jagat, secara lapat lapat
tampaklah cadas yaeg tajam dengan bukit yang tinggi
tersebar dimana mana.
Pemuda itu termenung sebentar disitu kemudian dia
lanjutkan kembali perjalanannya menuju ke mulut lembah.
Kenangan lama terbayang kembali dalam benaknya, ia
teringat kembali bagaimana-kah dia dan Tonghong Hui
tercebur kedalam jurang dan bagaimana mereka berhasil lolos
dari kematian....
Pemuda itu menghela napas panjang, pikirnya:
"Aaai. sayang adik Hui telah kembali kealam baka, tapi
benarkah ia telah mati Bukankah orang yang ada maksud
telah berkata bahwa adik Hui tak akan mati?" Lama sekali
pemuda itu termenung, selang sesaat kemudian pikirnya lebih
jauh:
"Kalau dia tidak mati, meagapa ia tak muncul kembali dari
benteng mautnya, Apakah ia lupa masih ada janji dengan aku?
Lupakah dia ketidak munculannya berarti suatu bukti padaku
bahwa ayahnya adalah pembunuh keluargaku?"
setelah termanggu2 sejenak pemuda itu meneruskan
kembali perjalanannya memasuki lembah itu
Kabut yang menyelimuti angkasa kian menebal, meskipun
Han siong Kie memiliki ketajaman mata yang dapat
memandang pemandangan sekitar tiga kaki, namun tiada
satupun yang terlihat olehnya.

1097
"Aneh." kembali pemuda itu membatin, menurut Tee heng
sian lembah kematian adalah suatu daerah terlarang yang
sangat disegani oleh setiap umat persilatan di dunia ini,
malahan katanya siapa berani masuk maka dia tak ada
harapan untuk keluar dalam keadaan selamat, kini aku sudah
lama masuk kedalam wilayah ini, kenapa tiada sesuatu apapun
yang berhasil kutemui . ." "
Setelah termenung sebenter ia membatin lagi:
"Jangan-jangan berita yang tersiar dalam dunia persilatan
tak bisa dipercaya kebenarannya?"
Satu li kembali sudah dilewati oleh Han siong Kie, namun
tiada sesuatu apapun yang terlihat.
Akhirnya mata yang tajam itu membentur dengan sesuatu
benda, mendadak saja tubuhnya menggigil keras jantungnya
berdebar tanpa sadar ia menghentikan langkah kakinya.
Sebuah batu besar yang penuh dengan lumut hijau
terpancang di depan matanya, di atas batu tugu itu terteralah
beberapa tulisan dengan huruf yang amat besar:
"PERBATASAN ANTARA MATI DAN HIDUP”
Di balik tugu batu itu adalah ssbidang tanah datar yang
berumput rendah di sana sini tumbuh bunga-bunga putih yang
besar, ketika bunga putih itu diamati dengan lebih seksama
lagi barulah diketahui bahwa benda itu bukan bunga
melainkan kerangka manusia yang telah memutih begitu
banyak kerangka manusia yang berserakan di tanah lapang
berumput itu hal ini bisa ditarik kesimpulan betapa banyeknya
jumlah korban yang telah kehilangan nyawanya disitu.
“Dibunuh korban-2 yang kini tinggal kerangka putihnya
belaka itu? Atau kah mungkin ada sebab-sebab lain yang
mengakibatkan kematian mereka ?”
Sulit bagi pemuda itu untuk memberikan jawabannya.

1098
“Perbatasan antara mati dan hidup” gumam pemuda itu
ssorang diri.
Timbul suatu perasaan ragu di hati anak muda itu ia tahu
yang dimaksudkan tugu peringatan itu adalah tempat ini
sebagai perbatasan yang memisahkan antara mati dan hidup
di bagian sebelah sini adalah dunia kehidupan sebaliknya
tanah bidang sebelah sana adalah dunia kematian, sekarang ia
tepat berdiri di-perbatasan antara kedua tempat itu.
Otaknya berputar terus berusaha memecahkan teka teki
aneh ini, dia ingin tahu apa sabab yang membuat orang-orang
itu menemui ajalnya.
Tentu saja batu peringatan kerangka manusia serta berita
yang tersiar dalam dunia persilatan telah membuktikam bahwa
Lembah kematian benar-benar adalah suatu tempat yang bisa
mencabut nyawa manusia.
Sementara si anak muda itu masih sangsi dan tak sanggup
mengambil keputusan secara lapat-lapat ia mendengGr
tibanya hembusan angin yang mengibarkan ujung baju.
Meskipun lirih sekali suara itu namun bagi pendengaran
Han siong Kie sudah cukup untuk membuktikan babwa ada
orang yang datang ke tempat itu.
Satu ingatan lantas terlintas dalam benaknya ia berpikir:
"Aneh siapa yang berani mendatangi lembah kematian ini
apa maksud kedatangannya”
Pemuda itu celingukan memandang sekeliling tempat itu,
ketika ditemukan sebuah batu cadas kurang lebih empat kaki
disamping tempat itu, cepat ia berkelebat kebelakang batu itu
dan menyembunyikan diri
sekejap mata kemudian belasan sosok bayangan manusia
telah munculkan diri didepan batu peringatan tersebut.

1099
Rombongan itu dipimpin oleh dua orang kakek berjubah
hitam sedang kan sisanya adalah dua belas orang laki-laki
yang memakai, baju ringkas warna hitam pula.
Di atas dada kedua orang kakek berjubah hitam itu
masing2 bersulamkan lukisan rembulan dan matahari dan
bintang.
Begitu menyaksikan lambang yang tertera diatas dada
kakek berjubah hitam itu, Han siong Kie merasakan hatinya
bergetar keras, sebab lambang tersebut tidak terlalu asing
baginya, dia merasa se-akan-akan pernah menjumpainya
disuatu tempat.
setelah dipikirkan beberapa saat pemuda itu teringat
kembali, ia masih ingat bagaimana orang yang kehilangan
sukma telah membunuh Tengkorak maut gadungan dengan
lencana Thian Che leng, dan di atas lencana itu terteralah
lukisan Matahari, rembulan dan bintang.
Itu membuktikan pula bahwa rombongan yang barusan tiba
disana tak lain adalab anak buah dari perkUmpulan Thian Che
kau.
seingatnya diantara anggota perkumpulan Thian Che kau
yang pernah ditemuinya, belum pernah ada diantara mereka
yang munculkan diri dengan diatas dadanya tertera lambang
matahari rembulan serta bintang, pemuda itu mulai berpikirpikir,
jangan2 kedudukan dua orang kakek tua itu memang
sangat istimewa??
sementara itu salah seorang diantara dua orang kakek
berjubah hitam itu sudah menyapu sekejap sekeliling
gelanggang, kemudian kepada rekan-rekannya dia berkata.
"saudara see bun, masakah bocah keparat itu bisa terbang
kelangit atau tenggelam kedasar bumi? Kenapa jejaknya
lenyap dengan begitu saja tanpa meninggalkan bekas?" Kakek
baju hitam yang disebut saudara see bun itu menjawab:

1100
"saudara Nyoo, menurut pandanganku mungkin saja bocah
keparat itu telah mengetahui jejak kita semua maka sengaja ia
mencari tempat yang bersembunyi untuk menyembunyikan
diri "
"sekalipun ia sedang bersembunyi toh penggeledahan yang
kita lakukan cukup ketat, masa pencarian ini sangat teledor
sampai tempat persembunyian musuh sama sekali tidak
ketahuan ?"
"Walaupun demikian kabut toh terlalu tebal disekitar
tempat ini, siapa tahu kalau penggeledahan kita memang
kurang teliti ?"
"Mungkinkah mata2 kita telah salah melihat orang ?" tanya
orang she Nyoo lagi.
"Aaah tidak mungkin Tanda2 yang dimiliki manusia
bermuka dingin sangat istimewa sekali, rasanya susah untuk
mencari orang kedua yang memiliki ciri2 seperti dia "
Hampir saja Han siong Kie mendcngus dingin apa lagi
setelah diketahui olehnya bahwa kemunculan rombongan itu
tak lain adalah sedang mencari jejaknya.
"Jangan-jangan bangsat muda itu sudah melampaui
perbatasan antara hidup dan mati?" kembali kakek she Nyoo
itu mengutarakan pendapatnya. Dengan cepat kakek she see
bun itu menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Aah.. soal ini tak mungkin, sekalipun ilmu silatnya sangat
lihay, tak nanti ia bisa lolos dari kematian bila berani melewati
perbatasan ini, tak nanti dia datang hanya untuk menghantar
kematian belaka"
"Yang lebih aneh lagi, entah apa sebabnya bocah bangsat
itu datang mengunjungi lembah kematian??"
"Aku mana tahu, mungkin cuma dia seorang yang
mengetahui apa tujuannya datang kemari"

1101
"Lalu apa yang musti kita lakukan sekarang??"
"Mulut lembah sebelah depan toh sudah dijaga oleh jago2
lihay kita, mari kita lanjutkan penggeledahannya disekitar
tempat ini, aku tak percaya kalau dia sudah dapat terbang ke
langit atau menyusup kedalam tanah."
"Andaikata penggeledahan kita ini cuma sia-sia belaka??"
"Aaah. tidak mungkin! Aku yakin jejak si bangsat muda itu
pasti akan berhasil kita temukan!”
Sementara itu Han Siong Kie sedang putar otak memikirkan
persoalao itu batinnya:
“Mungkinkah kedua orang kakek tua ini adalah dua orang
diantara sepuluh jago maha dahsyat dari perkumpulan Thian
che kau seperti apa yang pernah diterangkan oleh Orang yang
kehilangan sukma? Kalau memang demikian adanya tenaga
dalam yang mereka miliki pastilah seimbang dengan
kemampuan Tengkorak maut gadungan.."
Terdengar kakek she Nyo itu mengalihkan pokok
pembicaraan ke soal lain ia berkata.
"Aku rasa teka-teki yang menyelimuti Lembab kematian
antuk selamanya tak mungkin bisa terbongkar."
“Aku rasa belum tentu begitu!” sahut kakek she See-bun.
“Kalau toh engkau berani mengatakaa demikian, masakah
San tian jiu ( telapak tangat kilat ) See-bun Lui berani
melangkahi perbatasan antara mati dan hidup untuk
melakukan penyelidikan?"
Telapak tangan kilat See-bun Lui mendengus dirgin.
“Hmm ! Seandainya engkau Tui hun poan ( senjata poan
koan-pit pencabut nyawa) Nyoo Yong bersedia untuk

1102
menemani, apa salahnya kalau kita lakukan penyelidikan
terebut.”
Mendergpr tantangan tersebut Tui hun poan Nyoo Yong
segera tertawa kering.
“Heeeh heeeh heeehh saudara See-bun lebih baik kita
menangkap anakan kelinci saja !”
Kata-kata "anakan kelinci" itu amat tak sedap didengar
kontan mengobarkan hawa amarah dalam hati Han Siong Kie,
tiba tiba dia meloncat bangun dari tempat persembunyiannya
seraya berseru:
“Manusia bermuka dingin ada disini !”
Kemunculan Han Siong Kie secara tiba-tiba ini sangat
mengejutkan Kedua orang kakek tua serta kedua belas orang
anak buahnya, dengan perasaan tercekat, mereka segera
berpaling.
Begitu mengetahui siapaksh yang telah munculkan diri,
kedua belas orang laki-laki berpakaian ringkas itu segera
menyambarkan diri dan membentuk gerakan setengah
lingkaran untuk melakukan pengepungan yang ketat.
Telapak tangan kilat see bun Lui maupun pui hunp yan
Nyoo Yong serentak berpaling pula kearah anak muda itu,
dengan sinar mata berwarna hijau tajam mereka menatap
musuhnya tanpa berkedip. dari kilatan cahaya mata itu dapat
diketahui bahwa tenaga dalam yang dimiliki kedua orang itu
benar2 sudah mencapai puncak kesempurnaan.
Agak terkejut juga Han siong Kie setelah menyaksikan
kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki musuhnya, namun
ia tak gentar, dengan pandangan yang tak kalah dinginnya ia
balas menatap kedua orang lawannya.
"Jadi engkau yang bernama Manusia yang bermuka
dingin?" tegur Tui hun pan dengan wajah dingin.

1103
Han siong Kie mendengus dingin. "Hmm Ucapanmu
memang tepat sekali."
"Bangsat, engkau akan menyerahkan diri dengan begitu
saja ataukah hendak memaksa aku untuk turun tangan?"
"Huuh manusia macam kalian pun hendak membekuk aku"
ejek sang pemuda sambil tertawa sinis "Hmmm sebutkan dulu
siapa nama kalian"
"Bocah keparat, dengarkan baik-baik kata-kata kami ini"
seru see bun Li dengan cepat, "kami berdua adalah Utusan
khusus dari Thian che kau, dua jago lihay diantara sepuluh
tokoh paling tinggi kedudukannya dalam perkumpulan kami.."
"Utusan khusus Haaahh haaahh haahh aku rasa kalian toh
tak lebih cuma begundal bayaran belaka"
Ucapan itu dianggap sebagai penghinaan besar bagi dua
orang kakek tua itu, betapa gusarnya oran2 itu sukar
dilukiskan dengan kata-kata.
"Bangsat, rupanya engkau sudah bosan hidup?" bentak
mereka hampir bersamaan waktunya.
Dliringi bentakan nyaring see bun Lui melambung tiga kali
ke tangah udara, kemudian secepat kilat melancarkan sebuah
pukulan dahsyat kearah Han siong Kie.
Serangan tersebut memang luar biasa cepatnya dan tak
malu disebut bagaikan sambaran kilat, pada saat yang hampir
bersamaan dia telah melepaskan sebuah pukulan yang
mengancam dua belas buah jalan darah sekaligus bukan saja
aneh gerakannya dahsyat pula ancamannya.
Sejak pihak musuh bersiap sedia melancarkan serangannya
Han Siong Kie sudah dapat menduga babwa ilmu silat yang
dimiliki kedua orang lawanya ini lihay sekali serangan mereka
tak nanti bisa dibandingkan dengan serangan orang persilatan
pada umumnya.

1104
Maka ketika pihak musuh melancarkan serangan maut
cepat dia keluarkan lintasan cahaya sambaran bayangan untuk
meloloskan diri.
Hanya sekali berkelebat tahu2 pemuda itu sudah lenyap
dari pandangan betapa terkejutnya See-bun Lui menghadapi
kelihayan musuhnya sekarang dia pun baru percaya bahwa
ilmu silat yang dimiliki manusia bermuka dingin memang tak
boleh dianggap enteng.
Gagal dengan serangan yang pertama dia susulkan dengan
serangan kedua bahkan kali ini serangannya dilancarkan
dengan kecepatan yang lebih hebat.
"Criiit.! Criiiit !" dua desingan angin tajam menderu deru
dikala serangan kedua dari Seebun Lui dilepaskan, Han Siong
Kie ssndiri pun melepaskan pula serangan dengan ilmu jari
Tong kim ci.
Di tengah dengus kesakitan See-bun Lui mundur tiga
langkah kebelakang dengan sempoyongan.
Sekali pun mundur namun orang itu sama sekali tidak
menuojukkan gejala terluka hal ini boleh dibilang jauh diluar
dugaan si anak muda itu.
Rasa kaget dan tercekat yang dialami Han Siong Kie waktu
itu sukar dibayangkan dengan kata-kata ia tak mengira kalau
ilmu jari Tong kim ci yang begitu dahyat dan mematikan
ternyata tidak mampu merobohkan musuhnya.
Sementara itu Tui hun poan Nyoo Yong telah membentak
keras dan maju menyerang pula.
Suatu pertempuran sengit pun segera berkobar dengan
sengitnya masing masing pihak saling menggunakan
kemampuannya sendiri untuk merobohkan lawan.
Wilayah seluas tiga kaki diliputi oleh deruan angin puyuh,
pasir dan debu beterbangan memenuhi angkasa.

1105
Han siong Kie dengan andalkan tenaga dalam sebesar dua
ratus tahun hasil latihan itu melakukan inisiatip untuk
menyerang gencar, sekalipun dia telah berusaha dengan
segenap kemampuan yang dimiliki, itupun hanya berhasil
memaksa lawannya untuk bertarung dalam keadaan seimbang
alias sama kuat.
Dalam waktu singkat tiga puluh gebrakan sudah lewat,
namun menang kalah masih belum bisa ditentukan.
Memang seram dan mengerikan jalannya pertarungan itu,
bukan saja angin menderu dan bahkan dunia terasa jadi
gelap, membuat dua belas orang laki2 berpakaian ringkas
yang ada disamcing gelanggang diam2 merasa bergidik.
setelah berhenti sebentar untuk mengatur pernafasan, see
bun Li terjun kembali ke dalam gelanggang pertarungan,
rupanya dia pun menyadari bahwa kekuatan pihak lawan
terlalu tangguh, tak mungkin salah seorang dari pada mereka
berhasil menaklukkan lawannya andaikata tidak turun tangan
secara bersama:
Dengan cepat situasi dalam gelanggang pertarungan
mengalami perubahan.
Dua orang tokoh sakti dengan meng andalkan kekuatan
mereka yang paling top berusaha menghancurkan lawannya,
kedahsyatan angin pukulan yang mereka hasilkan benar2
mengerikan sekali.
Dalam keadaan demikian, Han siong Kie dipaksa untuk
mengambil langkah2 pertahanan,
dia mainkan ilmu Mo mo ciang hoat bagian pertahanan
untuk menutup semua bagian tubuhnya dari kemungkinan
terserang musuh, kalau sebentar saja masih mendingan tapi
lama kelamaan diapun mulai terdesak hebat. sepuluh
gebrakan sudah lewat tanpa terasa...

1106
Han siong Kie semakin terdesak hebat sehingga selangkah
demi selangkah mundur terus kebelakang..
satu langkah, dua langkah, tiga langkah, Akhirnya pemuda
itu sudah melampaui garis pemisah yang merupakan
perbatasan antara mati dan hidup,
Menyaksikan kejadian itu baik see bun Lui yang bergelar
telapak tangan kilat maupun Nyoo Yong yang berjulukan
Hakim pengejar sukma sama-sama menarik kembali
serangannya dan mundur kebelakang.
Perbatasan antara mati dan hidup .. suatu wilayah angker
yang tak berani dilewati oleh siapapun.
Han siong Kio masih belum merasa kan akan hal itu,
kembali ia mundur beberapa langkah kebelakang.
sekarang Han siong Kie sudah berada satu kaki lebih dibalik
garis pemisah yang disebut perbatasan antara mati dan hidup
itu, namun tiada sesuatu kejadian yang menimpa dirinya, ia
tetap utuh, sehat dan tak kekurangan sesuatu apapun.
Belasan orang jago lihay dari Thian che kau mulai
menunjukan sikap kebingungan dan tidak habis mengerti,
sampai2 mereka berdiri dengan wajah melongo.
-ooodwooo-
BAB 61
LEMBAH kematian- suatu daerah terlarang yang dianggap
angker serta mengerikan bagi umat persilatan, wilayah itu
dipisahkan oleh sebuah garis yang dinamakan perbatasan
antara mati dan hidup, selama banyak tahun tak seorang
manusiapun sanggup melewati perbatasan tersebut dalam
keadaan hidup,
Tapi sekarang Manusia berwajah dingin telah menyeberangi
perbatasan itu sejauh beberapa kaki tanpa mengalami sesuatu

1107
kejadian apapun, kejadian ini benar merupakan sesuatu
peristiwa yang aneh dan sama sekali tak masuk akal.
Tatkala pihak musuh menarik kembali serangannya tadi,
tanpa terasa Han siong Kie lelah mundur kembali beberapa
langkah kebelakang, menanti ia rasakan perubahan yang aneh
pada wajah musuhnya pemuda itu baru sadar bahwa ia telah
melangkah masuk ke dalam wilayah yang tersohor karena
angkernya itu.
Kontan bulu kuduknya pada bangun berdiri dan peluh
dingin membasahi seluruh tubuhnya tapi setelah ditunggunya
beberapa saat tanpa terjadi sesuatu perubahan, dari kejut dan
cemasnya kini berobah jadi heran dan tak habis mengerti.
Dua orang jago dari Thian che kau itu terhitung jago2
tangguh dalam perkumpulannya, mereka tidak pernah
pandang sebelah mata atas musuhnya namun berada
diwilayah angker ternyata kedua orang itu tak berani banyak
berkutik.
Selang sesaat kemudian, See-bun Lui baru berkata kepada
rekannya dengan suara lirih:
“Saudara Nyoo, aku rasa kejadian ini sangat aneh dan
sangat mencurigakan hati!”
"Apanya yang mencurigakan?" seru Nyoo Yong yang
berjulukan hakim pengejar sukma.
“Coba kau lihat, bajingan muda itu telah menyeberangi
perbatasan antara mati dan hidup, namun ia tetap sehat
wal'afiat, sedikit pun tidak apa apa.”
“Jangan-jangan berita yang tersiar dalam dunia persilatan
selama ini hanya berita kosong belaka?”
See-bun Lui garuk2 kepalanya yang tidak gatal lama sekali
dia berpikir kemudian baru berkata:

1108
"Saudara Nyoo andakata kita menarik diri dan
mengundurkan diri dari wilayah ini apakah tindakan tersebut
bisa dianggap suatu pembangkangan terhadap perintah?”
“Tentang soal ini tentu saja!"
"Jadi kalau begitu terpaksa kita harus berkejaran terus
dengan bajingan itu?”
"Aku rasa memang itulah yang bisa kita lakukan sekarang
selain itu kita toh bisa minta petunjuk dari kaucu!”
See bun Lui mengangguk ia lantas memanggil dua orang
laki2 baju hitam dan membisikkan sesuatu kepada mereka dua
orang laki-laki tersebut segera mengiakan dan berlalu dari
lembah tersebut.
Han Siong Kie yang berada di dalam wilayah lembah
kematian dapat mengikuti gerak gerik mereka dengan amat
jelas dia tahu bahwa orang-orang itu tak berani memasuki
lembah kematian bahkan mungkin sekali mereka sedang
mengundang kehadiran Thian che kaucu untuk menyelesaikan
sendiri persoalan ini.
Diam2 Han siong Kie menguatirkan kemampuan Thian che
kaucu sebab kalau ditinjau dari kemampuan yang dimiliki
kedUa orang utusan khusus tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa tenaga dalam yang dimiliki ketua mereka benar- benar
telah mencapai puncak kesempurnaan yang tak terhingga, ia
jadi terbayang kembali akan peristiwa dimasa lalu sewaktu dia
menyerbu wilayah Lian huan yau untuk menolong Go siau bi,
ketika itu ia telah berjumpa dengan seorang manusia
barkerudung yang mangaku sebagai ketua perkumpulan tapi
akhirnya ia bukti bahwa dia tak lebih cuma penyaruan dari
salah satu diantara sepuluh jago tangguh perkumpulan.
Anak muda ini mulai berpikir, mengapa Thian che kaucu tak
berani munculkan diri sebaliknya suruh orang lain untuk
menyaru sebagai dirinya?" Mungkinkah dibalik semuanya ini
sebetulnya masih tersimpan rahasia lain?

1109
Yang lebih aneh lagi, ternyata pihak Thian che kau telah
mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki untuk
menghadapi dirinya seorang, malahan ketuanya turun tangan
sendiri untuk memimpin operasi tersebut, hal ini menandakan
kalau pihak mereka memandang serius persoalan tersebut,
lalu apa sebabnya mereka bersikap drmikian?" Tiba2 Nyoo
Yoong, hakim pengejar sukma berseru dengan suara dalam:
"Bocah keparat, beranikah engkau menyeberang kemari
untuk melangsungkan pertarungan seru dengan kami?"
Han siong Kie sendiripun tak tahu apa sebabnya ia bisa
menyeberangi perbatasan mati dan hidup tanpa cedera,
namun ia tahu bahwa musuh- musuhnya tak berani
menyeberangi wilayah angker itu dam selalu memanaskan
hatinya agar dia menyeberang kembali ke sana. Maka sambil
tertawa dingin, ejeknya:
"Bangsat tua, kenapa bukan kalian yang menyeberang
kemari? Kalau memang jantan hayolah kemari"
Perasaan jengah dan serba kikuk muncul diatas wajah Nyoo
Yong maupun see bun Lui, mereka ingin mencoba untuk
menyerbu ke depan tapi ketika sinar matanya terbentur
dengan tulisan PERBATASAN MATI DAN HIDUP" yang tertera
di tepi jalan serta kerangka manusia yang berserakan di
mana-mana, hati mereka jadi bergidik dan keberaniaannya
jadi buyar kembali.
Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benak Han Siong Kie,
pikirnya :
"Kedatanganku kemari toh hanya ingin menyelidiki rahasia
yang tersimpan dalam lembah kematian? Apa gunanya ribut2
terus dengan mereka . . ?
Maka serunya kemudian dengan suara dingin :

1110
“Saudara berdua kalau toh kalian tak berani datang kemari,
maaf kalau aku tak dapat menemani kalian lebih lama lagi bila
ingin bertarung kesempatan dikemudian hari masih banyak !”
Habis berkata dia lantas putar badan dan berjalan masuk
kedalam Lembab kematian dengan langkah lebar.
Selang sesaat kemudian ia sudah berada di tengah-tengah
lembah itu namun tiada kejadian aneh yang menimpa dirinya,
sekalipun rasa tegang sudah jauh mengendur, namun
perasaan ingin tahu yang berkobar dalam hatinya makin
menjadi.
"Heeey bocah keparat. jangan pergi !" serentetan bentakan
nyaring bergema memecahkan kesunyian.
Mendengar seruan tersebut, Han Siong Kie berhenti dan
segera berpaling, hawa murninya disiapkan dalam tangan
untuk menghadapi segala kemungkinan.
Nyoo Yong, Hakim pengejar sukma telah memburu masuk
kedalam wilayah lembah kematian, ketika dilihatnya pihak
musuh dapat memasuki daerah angker itu tanpa cedera
timbullah keinginan untuk berspekulasi siapa tahu kalau
diapun beruntung bisa lolos dari wilayah angker itu dalam
keadaan selamat?
Dalam dua kali lompatan, Nyoo Yong Hakim pengejar
sukma sudah berada kurang lebih sepuluh kaki dibelakang
sianak muda itu.
Akan tetapi ketika Hakim pengejar sukma sedang
melambung kedepan untuk ketiga kalinya...
Serentetan jeritan ngeri yang menyayatkan hati
menggelegar di angkasa dan memecahkan kesunyian yang
mencekam sekitar tempat itu.
Nyio Yong yang sedang melayang diudara, se akan2
burung yang kena dipanah, tahu-tahu badannya menukik ke
bawah dan roboh keatas tanah. la mati secara misterlus.

1111
Hakim pengejar sukma Nyio Yong telah tewas dihadapan
rekan2nya, namun tak seorangpun yang tahu apa sebabnya
tiba2 ia mampus, jangankan mereka sekalipun Han siong Kie
yang berada beberaps depa dihadapannya juga tak melihat
sebab musabab yang mengakibatkan kematian jago lihay itu
Pucat pias wajah para jago dari Thian che kau, rata- rata
mereka berdiri tertegun dengan sukma merasa melayang
tinggalkan raganya, kejadian ini sama sekali diluar dugaan
semua orang.
Han siong Kie sendiripun terkejut sampai-sampai keringat
dingin membasahi jidat dan punggungnya .
Dengan mata kepala sendiri ia menyaksikan kematian Nyio
Yong yang secara tiba2 namun ia tak tahu apa yang
menyebabkan kematian musuhnye itu, untuk sesaat ia jadi
tertegun dan berdiri termangu-mangu tanpa mengucapkan
sepatah katapun.
Ditatapnya mayat Nyoo Yong tanpa berkedip. sementara
pikirannya melayang entah sampai dimana.
Mendadak terdengar jeritan kaget berkumandang lagi
memenuhi angkasa, suatu pemandangan yang sangat
mengerikan telah berlangsung didepan mata.
Begitu mencium tanah, mayat Nyoo Yong yang masih
hangat itu ternyata meleleh dan mengalami pembusukan
dengan cepat, kemudian selang sesaat mayat itu sudah
hancur tinggal tulang kerangkanya belaka.
Hampir saja Han siong Kie menjerit kaget, bulu kuduknya
pada bangun berdiri, kejadian aneh ini belum pernah
ditemuinya semenjak dahulu kala, tidak sampai setengah
perminum teh salah seorang tokoh silat yang berilmu tinggi
telah berobah jadi seonggokan tulang kerangka yang putih
mengkilat, bila tidak disaksikan dengan mata kepala sendiri,
siapakah yang akan percaya bahwa peristiwa semacam itu
benar2 telah terjadi di depan mata ?

1112
Lewat lama sekali dia ter-mangu2, setelah rasa kagetnya
hilang ia baru berpaling memandang ke belakang, pada ujung
lembah tersebut ia saksikan sebuah gundukan tanah berbukit,
beberapa pohon raksasa yang amat besar tumbuh disekitar
gundukan tanah itu
Di belakangnya adalah sebuah tebing dan sebuah bukit
yang tinggi menjulang keangkasa demikian tingginya bukit itu
sehingga menembusi kedalam awan.
Dengan langkah yang ragu-ragu dan penuh kesangsian
pemuda itu melanjutkan perjalanannya memasuki lembah itu
dan mendekati gundukan tanah yang berada didepan mata.
Beberapa kaki sebelum mencapai gundukan tanah tadi
tiba2 pemuda itu berseru tertahan dan berhenti.
Di bawah dua batang pohon raksasa berdirilah sepasang
makhluk hitam putih yang mengerikan..
Mereka sama-sama memelihara rambut yang panjang cuma
yang hitam sekujur tubuhnya berwarna hitam pekat sebaliknya
yang putih luar biasa putihnya bagaikan salju.
Dengan seksama anak muda itu mengawasi beberapa saat
makhluk itu, sekarang ia dapat memastikan bahwa mereka
adalah manusia, sepasang manusia aneh berwama hitam dan
putih, hatinya terasa makin bergidik,
Kedua orang itu duduk bersila saling berhadapan, ke empat
buah telapak tangannya direntangkan kedepan sejajar dengan
dada, selisih jarak kedua belah pihak cuma terpaut tiga kaki.
Han siong Kin tertegun- .apa yang telah terjadi? " sekilas
pandangan dua orang jago itu bagaikan sedang mengadu
tenaga dalam, tapi mirip juga sedang melatih sejenis ilmu
silat.
Bila tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri, hampir
saja ia tak percaya kalau dikolong langit sebenarnya terdapat
manusia seaneh itu, yang hitam kulitnya benar- benar hitam

1113
mengkilap seperti tinta, apalagi jubahnya berwarna hitam pula
membuat orang itu betul2 serba hitam.
Sebaliknya yang putih demikian putihnya seperti sesosok
mayat hidup bukan rambutnya berwarna putih, jubah maupun
sepatunya juga berwarna putih. suatu perbedaan warna yang
amat kontras sekali.
Mungkinkah mereka adalah manusia biasa ?
Atau mungkin mereka adalah sebangsa siluman, manusia
jadi-jadian yang sering dijumpai dalam tempat terpencil ?
Terbayang akan setan tanpa terasa Han Siong Kie bergidik
bulu kuduknya tanpa terasa pada bangun berdiri.
Lama …, lama sekali „ dua orang makhluk aneh itu masih
belum menunjukkan reaksi apa-apa.
Mungkinkah mereka adalah dua sosok mayat hidup ?
Ataukah cuma sepasang patung arca belaka ?
Lembah kematian yang pada hakekatnya memang
mengerikan, kini terasa lebih mengerikan lagi dengan
munculnya dua sosok makhluk aneh itu.
-ooo00dw00ooo-
Jilid 30
AKHIRNYA sesudah ragu2 sebentar Han siong Ki
melangkah maju kedepan mendekati dua orang mahluk aneh
itu sepasang telapak tangannya disilangkan kedepan dada siap
menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan ia
kuatir dua orang mahluk aneh itu tiba tiba menyergap
ketubuhnya.
Ketika ia sudah berada kurang lebih tiga kaki dihadapan
mahluk aneh itu mendadak Han Siong Ki merasakan

1114
munculnya selapis tenaga tekanan yang amat kuat
menghadang jalan majunya.
Sekarang sianak muda itu baru terperanjat dari kenyataan
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua orang mahluk
aneh itu memiliki hawa khikang pelindung badan yang bisa
memaksa orang lain tak mampu mendekati tubuh mereka
pada jarak tiga kaki dari sini dapat diketahui pula bahwa
tenaga dalam yang dimiliki makhluk aneh itu sudah mencapai
puncak yang tidak terhingga.
Dua orang makhluk aneh itu tetap duduk kaku ditempat
semula, mereka tidak membuka matanya pun tidak berkutik
barang sedikitpunjuga, padahal semestinya mereka tahu
bahwa ada orang yang mendekati tempat tinggal mereka,
terbukti hawa khikangnya telah dipancarkan melindungi
wilayah seluas tiga kaki disekeliting tubuh mereka.
Agak penasaran Han siong Kie ketika tak mampu
menerjang maju kedepan dan menghimpun tenaga dalamnya
dan secara paksa menerjang masuk kedalam lingkaran hawa
khikang lawan.
Tiba2 dua orang makhluk aneh itu bersamaan waktunya
menurunkan telapak tangan mereka kemudian membuka
matanya:
Empat buah sinar mata yang setajam sembilu serentak
ditujukan keatas wajah Han siong Kie.
Pada saat ini tenaga dalam yang dimiliki si anak muda itu
sudah mencapai dua ratus tahun hasil latihan, walaupun
begitu ketika ditatap secara tajam oleh musuhnya tak urung
bergidik juga hatinya, cepat ia hentikan langkah kakinya
membalas memandang lawannya dengan sinar mata yang tak
kalah tajamnya.
Per lahan2 dua orang manusia aneh itu bangkit berdiri dari
atas tanah.

1115
sekarang Han siong Kie baru dapat melihat jelas bahwa
kedua orang makhluk aneh itu adalah seorang pria dan
seorang wanita, yang laki2 berkulit hitam berambut hitam dan
berjubah hitam, keadaannya tak berbeda dengan balok kayu
yang hangus bekas terbakar sedangkan yang perempuan
berambut putih berkulit putih dan berbaju putih, putih seperti
batang kayu yang dilapis saiju.
Begitu jelek dan menyeramkan bentuk serta potongan
tubuh mereks membikin hati orang jadi tercekat dan seram.
Han Siong kie boleh dibilang berilmu tinggi dan bernyali
besar namun berada dalam keadaan begini berdiri juga bulu
kuduknya.
Mungkinkah makhluk hitam dan putih ini adalah pemilik
Lembah Kematian . . ?
Ingatan tersebut melintas didalam benaknya, sementara itu
sepasang makhluk aneh itu sudah berdiri dan saling
mengangguk, tiba2 mereka maju kedepan dan jatuhkan diri
berlutut dihadapan Han Siong Kie seraya berkata: "Hek pek
siang yu menghunjuk hormat kepada majikan"
Kejut dan heran menyelimuti seluruh benak Han Siong Kie
secara beruntun dia mundur lima langkah kebelakang, untuk
sesaat pemuda itu tak mampu berkata2 karena
tercengangnya.
Sepasang makhluk aneh yang mengaku Hek pek siang yu,
sepasang siluman hitam putih ini ternyata menyembah
dihadapannya sambil menyebut majikan kepadanya, kejadian
ini benar2 suatu kejadian yang sangat aneh.
"Hek pek siang yu menghunjuk hormat buat majikan" untuk
kedua kalinya sepasang makhluk aneh itu memberi hormat.
Kali ini Han siong Kie mendengar perkataan itu dengan
lebih jelas lagi, sekarang ia baru tahu bahwa dua orang
makhluk aneh itu ternyata tak lain adalah Hek pek siang yu

1116
yang sudah puluhan tahun lamanya lenyap dari permukaan
bumi.
Meskipun masa berkelana Hek pek siang yu dalam dunia
persilatan amat singkat, namun pembantaian maut yang
mereka lakukan tak terbilang banyaknya.
Bagi pandangan umat persilatan, kedua orang ini adalah
iblis pembunuhan manusia yang tak berkedip. banyak orang
segan dan takut kepadanya.
Dengan perasaan heran dan tidak habis mengerti, Han
siong Kie berseru dengan gelagapan: "Majikan-.? Aku.."
"Betul majikan, engkaulah majikan kami"jawab siluman
putih dengan hormat.
sekali lagi Han siong Kie mundur selangkah lebar
kebelakang, dia benar2 kebingungan:
"Bagaimana mungkin ? Bagaimana mungkin masa aku
adalah majikan kalian??"
"Kami telah bersumpah barang siapa bisa melewati
perbatasan mati dan hidup dalam keadaan selamat dan orang
pertama yang bisa menginjakkan kakinya di wilayah lembah
Kematian, maka dialah majikan dari kami kakak adik
seperguruan berdua "
"oooh.jadi kalian adaiah suheng moay ??"
"Benar "
"Mengapa kalian hendak menganggap orang pertama yang
memasuki wilayah ini sebagai majikan?" tanya sianak muda itu
lagi.
"sebab hanya orang yang berkepandaian tinggilah yang
bisa tiba ditempat ini dalam keadaan selamat, pun juga dia
seoranglah yang bisa menolong kami berdua lolos dari tempat
ini, selama lima puluh tahun berselang majikan adalah orang

1117
pertama yang bisa tiba dilembah kematian ini dalam keadaan
selamat."
"Jadi kalian bukan penghuni tempat ini, melainkan adalah
tawanan yang disekap di sini?".
"Benar" sepasang makhluk aneh itu mengangguk tanda
membenarkan.
"Dan kalian telah disekap selama lima puluh tahun
lamanya."
"Benar" untuk kesekian kalinya dua orang itu mengangguk.
"siapa yang menyekap kalian ditempat ini?"
"Pemilik benteng maut"
"Apa?" " seru Han siong Kie dengan perasaan terperanjat
"jadi kalian disekap pemilik benteng maut dalam Lembah
Kematian ini"
"Begitulah kejadiannya"
"silahkan kalian berdua bangkit berdiri kemudian baru kita
lanjutkan pembicaraan ini"
"Kalau begitu majikan telah mengabulkan permintaan dari
kami suheng moay berdua ?" tanya siluman putih sambil
mengernyitkan sepasang alis matanya. Han siong Kie
termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian
menjawab: "Tentang soal ini..."
"Ketahuilah majikan, bahwa kami berdua sudah menunggu
selama lima puluh tahun, atas tibanya kejadian besar ini"
sambung si hitam dengan cepat.
Andai kata tingkah laku Hek pek siang yu di masa talu tidak
buas dan keji, niscaya sedari tadi Han siong Kie sudah
mengambil keputusan, tapi justru karena dua orang itu adalah
gembong iblis yang berbahaya, maka mau tak mau dia musti
mempertimbangkan dulu permintaan mereka sebelum

1118
akhirnya mengambil keputusan. Maka sesudah termenung
sebentar ia baIik bertanya:
"Jadi tujuan kalian adalah mengharapkan agar aku bersedia
membawa kalian keluar dari lembah ini ?"
"Begitulah kira2 maksud kami"
"Apakah kalian yakin kalau aku dapat membawa kalian
berdua keluar dari lembah ini ?"
"Tentang soal ini.." sepasang manusia aneh itu agak
termangu sebentar, tapi kemudian serunya "Perduli
bagaimanapun juga, inilah sumpah dari kami berdua pada lima
puluh tahun berselang. kami telah bersumpah untuk
menganggap orang pertama yang masuk kelembah ini sebagai
majikan kami, selama hidup kami akan menuruti perintahnya,
tentang soal mau keluar dari lembah kematian atau tidak.
kesemuanya ini terserah pada kebijaksanaan majikan sendiri"
"Betul sumpah kalian adalah begitu? " Han siong Kie
menegaskan lebih jauh.
"Betul "
"Dan sumpah kalian itu selamanya takkan dilanggar??"
"Selamanya kami takkan melanggar "
"Baik, aku mengabulkan permintaan kalian"
"Bolehkah kami mengetahui siapa nama majikan ?"
"Aku adalah manusia bermuka dingin Han siong Kie,
ciangbunjin yang akan memerintah di istana Huan mo kiong "
Dengan penuh rasa hormat sepasang siluman hitam putih
menyembah majikannya, kemudian bangkit berdiri
Pelbagai keheranan dan pertanyaan berkecamuk dalam
benak anak muda itu, namun dia tak tahu persoalan itu musti
ditanyakan mulai dari bagian yang mana.

1119
Menurut pengakuan sepasang siluman hitam putih, mereka
telah disekap oleh pemilik benteng maut didalam lembah
kematian ini pada lima puluh tahun berselang, sedangkan
menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan baru tiga
puluh tahun berselang Temgkorak maut munculkan diri
didunia.
Bila ia tinjau dari usia Tonghong Hui yakni putrinya, kira2
Tengkorak maut telah berusia enam puluh tahunan lebih atau
tujuh puluh tahun sekarang, mungkinkah pada lima puluh
tahun berselang ia sudah memiliki kemampuan untuk
menaklukkan sepasang siluman hitam dan putih yang tersohor
karena kelihayannya?
Berpikir sampai disini, dengan wajah serius dia lantas
bertanya kepada kedua orang itu:
"Benarkah kamu berdua disekap selama lima puluh tahun
ditempat ini.?"
"Betul majikan"jawab siluman putih dengan Cepat.
"Dan kamu disekap oleh Pemilik benteng maut?"
"Benar!"
"Benarkah pemilik benteng maut bergelar juga Tengkorak
maut?"
Mendengar pertanyaan itu sepasang makhluk aneh tersebut
tampak tertegun dan keheranan:
Lama sekali siluman putih baru menjawab:
"Tengkorak maut? belum pernah kami dengar dengan
sebutan nama seperti itu"
"Lalu apakah sebutan lain dari pemilik benteng maut yang
menyekap kalian disini?" seru Han siong Kie dengan sepasang
alis matanya berkernyit.

1120
"Kami berdua cuma tahu dia bernama pemilik benteng
maut, yang lain sama sekali tidak tahu"
"Yaaa hal ini memang tak bisa salahkan kalian memang
sudah terlalu lama kami berdua disekap ditempat ini, jadi
setelah keluar dari lembah ini kalian bersiap sedia untuk
mencari balas dengan pemilik benteng maut?"
Dengan ketakutan sepasang siluman hitam putih mundur
selangkah kebelakang sahutnya: "Tidak. .kami tidak berani
berbuat demikian "
"Tidak berani ? Kenapa tidak berani ?" tanya si anak muda
itu dengan perasaan tercengang.
Dengan menundukkan kepalanya siluman hitam menjawab:
"Berkat petunjuk dan bimbingan dari beliau, kami berdua
dapat melepaskan diri dari dosa yang amat berat, budi ini
belum kami balas, mana berani kami menuntut balas
kepadanya?"
"Bukankah kalian berdua yang mengatakan sendiri, bahwa
kalian telah disekap disini oleh pemilik benteng maut??"
"Benar, tapi perbuatannya ini boleh dibilang sebagai
maksud baik dari dia orang tua"
"Maksud baik ? Apa maksud perkataanmu itu ?"
"Dia orang tua suruh kami berdiam dan hidup dilembah ini
sambil menyesali perbuatan yang telah kami lakukan selama
ini, malahan mewariskan pula ilmu silatnya kepada kami"
Berubah hebat air muka Han siong Kie sehabis mendengar
keterangan itu, serunya:
”jadi kalau begitu kalian adalah anak murid dari benteng
maut ?”
”Ooob . . bukan . . bukan" cepat2 kedua orang siluman itu
gelengkan kepalanya berulang kali kami bukan anak

1121
muridnya, kami tak pernah mengangkat beliau sebagai! guru
kami ”
”Bukan ?"
”Bukan sebab ilmu silat yang diajarkan kepada kami adalah
beberapa macam llmu silat yang sudah lama lenyap dari
peredadaran dunia persilatan dan kepandaian silat tersebut
sama sekali bukan ilmu silat aliran benteng maut ”
Han Siong Kie tercenung beberapa saat lamanya, kemudian
dengan wajah serius dan suara berat katanya :
”Terus terang kukatakan kepada kalian bahwa aku
sebenarnya mempunyai ikatan dendam sedalam samudera
dengan pemilik benteng maut itu”
”Aaah! Tidak mungkin hal ini tak mungkin bisa terjadi”
sahut sepasang siluman itu sambil berseru kaget.
Terperanjat hati Han Siong Kie setelah mendengar seruan
itu katanya dengan cepat
”Kenapa tidak mungkin?”
"Tahun inii beliau sudah berusia seratus tahun lebih bahkan
sudah lima puluh tahun lamarya mengundurkan diri dari
keramaian dunia sebaliknya majikan paling banter baru
berusia dua puluh tahunan darimana dendam2 sakit hati ini
bisa terikat :
"Sudah lima puluh tahun lamanya pemilik benteng maut
mengasingkan diri?" Han siong Kie menegaskan.
"Benar!”
"Darimana engkau bisa tahu ?”
"Sebab beliau sendiripun berdiam didalam lembah ini!”
Secara beruntun Han Siong Kie mundur tiga langkah
kebelakaog dengan hati terkesiap dan perasaan heran
serunya.

1122
„Apa? jadi pemilik benteng maut juga berrada didalam
lembah kematian ini?“
„Benar“ sepasang siluman hitam putih membenarkan
'"boleh dibilang beliau adalah pemilik dari lembah kematian „
"Terima kasih atas kemurahan hati majikan "
Han siong Kie mendengus dingin ujarnya kemudian:
"Apakah aku boleh tahu apa maksud dan tujuan yang
sebenarnya dari kamu berdua ketika hendak mengangkat
sumpah aneh itu dimasa lalu ?"
siluman putih menghela napas panjang setelah termenung
sebentar sahutnya dengan wajah serius:
"Panjang sekali kisahnya untuk diceritakan bagaimana
kalau majikan berkunjung dulu ke rumah kediaman hamba
berdua, disitu barulah kami bercerita panjang lebar ?"
Han siong Kie berpikir sebentar, akhirnya dia mengangguk:
Dengan sikap yang sangat hormat Siluman putih
mengiakan, bergeraklah perempuan aneh itu menuju kearah
tebing curam dibelakang gundukan tanah itu. sementara
siluman hitam mengiringi di belakang anak muda itu.
selang beberapa saat kemudian sampailah mereka didalam
sebuah goa yang lebar dan cukup luas, siluman putih segera
bergeser kesamping dan mempersilahkan majikannya untuk
masuk lebih dulu katanya:
"Majikan, pemilik benteng maut juga berdiam didalam gua
batu ini" sambil menuding kearah batu karang disebelah kiri
lanjutnya:
"Itulah dia tempat mengasingkan diri dibalik tebing karang
itu, sudah lima puluh tahun lamanya tak pernah munculkan
diri"
0000dw0000

1123
BAB 62
MENGIKUTI arah yang ditunjukkan Han siong Kie
menengadah keatas, ia lihat tebing karang itu sangat tinggi
dan tertutup kabut yang tebal maka sambil mengangguk
diapun masuk kedalam goa.
Ruangan didalam gua itu sangat lebar dan kering,
diantaranya terbagi pula menjadi tiga buah goa yang agak
kecil.
sesudah duduk diatas sebuah pembaringan batu dalam gua
itu, sepasang siluman putih dan hitam menghidangkan
buah2an dan sayur-sayuran kemudian sambil mengambil
semangkok air bersih katanya dengan wajah bersungguh2:
"Disini tiada makanan lain silahkan majikan makan
seadanya untuk mengisi perut"
Kebetulan Han siong Kie juga merasa lapar, maka tanpa
sungkan2 ia menyikat makanan yang dihidangkan untuk
menangsal perut.
selesai bersantap. dia memerintahkan ke dua orang
siluman itu untuk duduk lalu katanya:
"sekarang aku ingin mendengar kisah cerita kamu berdua
dari awal sampai akhirnya terkurung dilembah ini"
Sepasang siluman hitam putih itu tidak langsung
menjawab, mereka saling berpandangan sekejap. kemudian
siluman hitam baru berkata dengan lembut:
"sumoay, biar akulah yang akan melaporkan kisah kejadian
ini kepada majikan, tentunya engkau tidak keberatan bukan?"
siluman putih mengangguk. "Baik, suheng sajalah yang
bercerita"
Perlahan-lahan siluman hitam menghadap ke arah Han
siong Kie, lalu ujarnya:

1124
"Majikan silahkan engkau mendengarkan sebuah kisah
cerita yang akan kukisahkan berikut ini"
Agak bergolak perasaan hati Han siong Kie sesudah
mendengar perkataan itu,pada puluhan tahun berselang
sepasang siluman putih hitam telah malang melintang dalam
dunia persilatan, setiap orang jeri dan ketakutan bila bertema
dengan mereka, dalam waktu singkat banyak pembunuhan
masal telah dilakukan oleh mereka, dia menduga kisah cerita
ini pastilah mengerikan.
Maka seraya mengangguk sahutnya:
”Berceritalah”
Suatu perasaan sedih dan gusar memancar keluar dari balik
mata siluman hitam, kulit wajahnya yang hitam seperti habgus
berkerut kencang, ini menunjukkan bahwa hati nya diliputi
emosi.
Lama sekali pergolakan hatinya itu baru bisa diatasi,
katanya dengan suara rendah :
”Kurang lebih enam puluh tahun berselang dalam dunia
persilatan telah muncul sebuah perguruan baru yang
dinamakan perguruan Thian it bun, ketuanya adalah Kiu thiau
it sian (elang sakti dari langit sembilan ) Ki Goan thong. Ilmu
silat yang dimiliki orang ini sangat tinggi dan pengaruhnya
amat luas. begitu luar biasanya kemampuan yang dimiliki
orang ini membuat para ketua perguruan yang ada pada
waktu itu sama2 kagum dan iri kepadanya. Ki Goan thong
belum menikah tapi dia menerima sepasang laki perempueu
sebagai muridnya, menurut maksud hatinya semata”
Berbicara sampai disini, mendadak siluman hitam berhenti
sebentar dan melirik sekejap kearah siluman putih
Melihat lirikan itu siluman putih segera tundukkan
kepalanya rendah2

1125
Selang sesaat kemudian, siluman hitam meneruskan
kembeli kata2 nya :
”Pada mulanya Ki Goan thong bermaksud untuk
menikahkan kedua orang ahli warisnya ini menjadi suami istri,
kemudian baru menerima warisan seluruh ilmu silatnya”
Han siong Kie mengangguk tiada henti2nya secara lapat2
dia telah dapat menduga siapakah sepasang laki perempuan
yang sedang diceritakan itu.
Sesudah berhenti sebentar, siluman hitam meneruskan
kembali kisahnya.
”Pada waktu itu sepasang laki perempuan itu baru berusia
enam tujuh belas tahunan tetapi ilmu silat yang mereka miliki
telah mencapai pada puncak kesempurnaan tentu saja dalam
hati kecilnya merasa sangat setuju dengan rencana dari
gurunya itu, suatu hari ketika ketiga orang itu sedang
melakukan perjalanan diatas gunung chin nia, secara
kebetulan telah mendapatkan sepasang Bak ci "
"Bak ci?" seru Han siong Kie tak tahan, ia heran dan tidak
mengerti dengan benda yang disebutkan itu.
"Benar Bak ci adalah sejenis tumbuhan yang sangat langka
sekali, bukan saja tak ternilai harganya bahwa siapapun yang
memakannya bisa awet muda dan berbadan sehat. Betapa
gembira mereka bertiga setelah mendapatkan Bak ci yang
sangat berharga itu, kebetulan waktu itu kami memang
sedang menuju kebukit Chin nia untuk mencari beberapa
macam bahan obat2an sebagai kekuatan dalam latihan.
Karena penemuannya ini maka kamipun lantas meninggalkan
tujuan semula dengan membawa sepasang Bak ci tersebut
buru2 kami berangkat pulang ke gunung."
Berbicara sampai disitu, kembali siluman hitam
menghentikan ceriitanya, hawa napsu membunuh yang sangat
tebal tiba-tiba memancar keluar dari balik matanya dan
menyelimuti wajahnya yang hitam pekat, lanjutnya lebih jauh:

1126
"Entah bagaimana kemudian, ternyata kabar berita tersebut
telah tersiar luas keseluruh dunia persilatan, ketika kami
bertiga baru saja tiba kembali dirumah, tiba2 beratus-ratus
orang jago lihay dari golongan putih dan hitam melakukan
penyerbuan secara besar-besaran, tentu saja tujuan mereka
yang terutama adalah sepasang Bak ci yang berharga itu"
"Karena tibanya bencana yang sangat mendadak ini,
puluhan orang murid perguruan yang waktu itu berkumpul
dimarkas segera munculkan diri dan melakukan perlawanan,
pertarungan sengit berlangsung sepanjang malam, banyak
anggota perguruan yang tewas ataupun cedera."
Sekalipun ilmu silat yang dimiliki Ki Goan thong ketua
perguruan Thian it bun sangat lihay dan berhasil
membinasakan hampir lima puluh orang jago lihay yang
menyerbu perguruannya, tapi lama kelamaan sendiripun
kehabisan tenaga apalagi musuh yang harus dihadapi rata2
adalah jago lihay kelas satu pada waktu itu seluruh tubuhnya
sudah mandi darah karena lukanya tapi ia tetap tak gentar dia
melawan terus dengan gigihnya ia tak sudi melarikan diri
tanpa mengurusi keselamatan anak muridnya”.
Bercerita sampai disini kembali siluman hitam berhenti
sebentar sekujur tubuhnya gemetar keras menahan emosi
sementara sorot mata siluman putih pun penuh mengaindung
hawa napsu membunuh yang sengit tebal.
Agak tertegun Han siong Kie menyaksikan kesemuanya ini,
Siluman hitam bercetita lagi.
"Pada saat itu dua orang ahli waris dari Ki Goan thong juga
sudah berlumuran darah menghadapi serangan maut yang ber
lapis2 itu keadaannya sangat kritis dan berbahaya tampaknya
ketiga orang guru dan murid itu bakal mampus ditangan
musuh2nya Mendadak Ki Goan thong mengerahkan sisa
kekuatannya dan secara beruntun membunuh lagi dua belas

1127
orang jago lawan kejadian ini memaksa pihak lawan terdesak
mundur sebelakang
Megggunakan kesempatan itulah Ki Goan thiong
mengambil keluar sepasang Bak ci yang didapatinya itu dan
masing2 dimasukkan kedalam mulut kedua orang shli
warisnya, kemudian ia membentak Keras. ”Cepat melarikan
diri balas dendam ! Tidak menurut berarti melanggar perintah”
Siluman hitam tarik napas panjang2 tampaknya ia hendak
menggunakan cara itu untuk meringankan dadanya yang
terasa sesak sambungnya lagi.
”Dalam keadaan apa boleh buat kedua orang ahli warisnya
itu dengan menekan rasa sedih dan gusar melarikan diri dari
kepungan musuh sementara Ki Goan thong sendiri dengan
mengerahkan segenap sisa kekuatan yang dimilikinya
melindungi dua orang muridnya hingga lolos dari kepungan
dia sendiri akhirnya kehabisan tenaga dan tewas di tangan
lawan, sejak itulah perguruan Thian it bun terbasmi dari muka
bumi "
”Bagaimana selanjatnya ?” tanya Han siong Kie dengan
perasaan ingin tahu.
Pek yau atau siluman putih memandang sekejap
saudaranya yang sedang diliputi emosi, kemudian katanya.
"suheng biarlah aku yang melanjutkan bercerita"
siluman hitam mengangguk. maka siluman putih
melanjutkan kembali ceritanya:
"setelah kejadian itu para jago lihay dari golongan putih
maupun hitam yang ikut serta didalam operasi tersebut
melakukan pencarian dan penggeledahan secara besar2an
diseluruh kolong langit untuk menemukan jejak dua orang ahli
waris dari perguruan Thian it bun, tapi rupanya mereka
hendak membasmi rumput hingga ke akar2nya sehingga tidak
meninggalkan bencana dikemudian hari. Karena

1128
penggeledahan secara besar- besaran itu, terpaksa sepasang
kakak beradik seperguruan itu melarikan diri keatas gunung
yang terpencil untuk menyembunyikan diri sambil melatih ilmu
silat perguruannya. Delapan tahun kemudian mereka muncul
kembali ke dalam dunia persilatan dan melakukan
pembantaian secara besar-besaran untuk menuntut balas atas
sakit hati yang telah menimpa perguruannya"
"Dan kedua orang ahli waris dari Thian it bun itu tentulah
kalian berdua bukan?" seru Han siong Kie kemudian.
"Tebakan majikan memang sangat tepat. Kedua orang itu
memang tak lain adalah kami berdua"
"Dan sepasang Bak ci tersebut telah kalian makan "
"Benar "
"Itu berarti semestinya wajah kalian tetap awet muda,
kenapa sekarang malahan..."
"Maksud majikan, kenapa wajah kami berdua pada saat ini
malahan berubah jadi makhluk aneh yang manusia tidak mirip
manusia, setan tidak mirip setan ini ?"
"Jadi raut wajah tersebut bukan raut wajah kalian yang
sebenarnya?" bukan menjaweb. Han siong Kie malahan balik
bertanya.
"Bukan, raut wajah kami yang asli tidak begini. Ketika kami
sedang berlatih ilmu silat diatas sebuah bukit, kami telah salah
makan dua biji buah liar, dalam beberapa hari saja raut wajah
kami telah berubah jadi seaneh ini, oleh sebab itulah setelah
turun gunung kami dianggap orang sebagai makhluk silumandan
dari sini pula orang lantas menyebut kami sebagai Hek
pek siang yu"
"0ooh, kiranya begitu"
"Maka dendam dan benci yang berkecamuk dalam dada
kami berdua sukar dikendalikan lagi" siluman putih

1129
melanjutkan, "maka setelah turun gunung kami mulai
melakukam pembalasan dendam, bukan saja musuh besar
kami basmi bahkan keturunannya juga kami jagal secara keji,
hanya dalam sebulan saja sudah hampir seribu orang manusia
yang kami bunuh, kejadian ini segera menimbulkan rasa gusar
dari umat persilatan dikolong langit, mereka bersatu padu
untuk menghadapi kami berdua.." Ia berhenti sebentar untuk
tarik napas, lalu tambahnya:
"Dalam suatu pertempuran sengit yang kemudian
berlangsung, kami berdua dikerubuti oleh tiga ratus orang
lebih jago2 persilatan dari seluruh pelosok dunia, keadaan
kami sangat kritis dan hampir saja jiwa kami melayang
ditangan mereka, untung majikan lembah ini munculkan diri
tepat pada waktunya dan loloslah kami berdua dari ancaman
bahaya maut, sejak itulah kami lantas diboyong kelembah
kematian ini dan harus berdiam disini untuk menyesali
perbuatan kami selama ini, kami memang bertobat karena
beribu-ribu orang telah kami bunuh selama ini, begitulah
dalam sekejap masa lima puluh tahun sudah lewat tanpa
terasa.."
"Kalau begitu sampai sekarang kalian masih belum
melaksanakan perintah dari mendiang gurumu?"
"Pesan terakhir apa?"
"Bukankah gurumu memerintahkan kepada kalian berdua
untuk menikah dan menjadi suami istri?"
siluman putih tundukkan kepalanya rendah2 dan tidak
mengucapkan sepatah katapun. sedangkan siluman hitam
segera menjawab:
"Tentang soal ini sampai sekarang belum kami laksanakan
sebab kami berdua telah bersumpah kecuali wajah kami dapat
pulih kembali seperti sedia kala kami tak akan menikah"
Han siong Kie manggut2.

1130
"sungguh sukar untuk melewatkan saat hidup selama lima
puluh tahun lamanya tanpa melanggar tata kesopanan, kalian
memang beriman tebal... aku merasa sangat kagum..."
"Aah .. majikan terlalu memuji "
"Bagaimanakah caranya untuk memulihkan kembali raut
wajah kalian yang rusak ini."
"Menurut keterangan yang diberikan majikan lembah ini
kepada kami, buah liar yang telah kami salah makan bernama
Gi heng tok ko buah racun perubah wajah, dikolong langit
dewasa ini hanya ada seorang manusia yang bisa
memunahkan racun buah itu dan dialah yang bisa memulihkan
kembali raut wajah kami berdua menjadi wajah yang aslinya"
"siapakah orang itu ?"
"orang itu bernama Ban tok cousu "
"Ban tok cousu ? Belum pernah aku dengar tentang nama
tokoh silat ini "
"Benar, menurut keterangan yang berhasil kami
kumpulkan, kemungkinan besar Ban tok cousu sudah lama
meninggalkan dunia ini, kami berharap bisa menemukan ahli
warisnya"
Tiba2 Han siong Kie teringat kembali akan seseorang yakni
Tok kun Dewa racun Yu Hoa yang sudah menggabungkan diri
dengan perkumpulan Thian che kau, mungkinkah dia ahli
waris yang dimaksudkan?
"Aaah,. asal persoalan ini kutanyakan kepada engkoh tua
pengemis dari selatan urusan pasti akan beres" pikirnya dihati.
Diapun tidak mengungkapkan jalan pikirannya itu, hanya
ucapnya dengan hambar:
"Kalau toh di dunia ada manusia yang bernama Ban tok
cousu, rasanya tidak sulit untuk menemukan ahli warisnya.
ooh iya apakah kalian mengetahui keanehan serta

1131
kemisteriusan apakah yang telah menyelimuti lembah
kematian ini sehingga suasananya seram ini?"
Dengan penuh rasa hormat siluman hitam menerangkan.
"Disekitar mulut lembah kematian tumbuh sejenis rumput
beracun yang tiada taranya dikolong langit, rumput itu
bernama sip poh Pak kut cau (rumput sepuluh langkah tulang
putih) sampai dimanapun kepandaian silat yang kau miliki bila
rumput itu tersentuh maka sepuluh langkah kemudian
tubuhnya akan hancur menjadi darah kental. dan sekejap
mata kemudan akan berubah jadi seonggokan tulang putih
yang berserakan!"
Diam2 Han Siong Kie tarik nafas dingin tanpa terasa ia
terbayang kembali akan ke jadian yang menimpa Nyio Yong,
hakim pengejar sukma yang merupakan salah seorang
diantara dua utusan khusus perkumpulan Thian che kau.
lantaran melewati perbatasan antara mati dan hidup, dia
harus mati dalam keadaan mengenaskan dan dalam sekejap
mata mayatnya telah berubah jadi seonggokan tulang putih
belaka.
Sekarang ia baru ingat, dirinya tidak terpengaruh oleh
racun itu mungkin hal ini ada hubungannya dengan kejadian
ganti tulang yang pernah dialaminya setelah berendam
disumber air Teeb meh Ieng swan dimasa lampau.
Sesudah termenung beberapa saat lamanya maka diapun
bertanya lagi:
”Apakah majikan dari lembah ini juga tidak terpengaruh
oleh racun dari rumput tersebut??”
"Hamba rasa memang begitulah, kalau tidak maka tak nanti
dia bisa menjadi majikan dari lembah Kematian!”
”Dia dulunya dia adalah pemilik benteng maut ?”
”Benar dialah pendiri dari benteng maut l”

1132
Mendengar jawaban itu kembali Hin Si-ong Kie berpikir
didalam hati kecilnya :
’Kalau begitu pastilah majikan benteng maut yang sekarang
adalah ahli warisnya atau mungkin juga generasi yang ketiga
dari penerus benteng maut lalu apa sebabnya pemilik benteng
maut angkatan pertama itu meninggalkan bentengnya dan
malahan mengasingkan didalam lembah kematian yang sunyi
dan terpencil ini ?’
Tiba2 siluman putih menerangkan :
”Pemilik lembah kematian ini she Ouyang dan bernama
Beng”
”Oooh..” meskipun diluar Hin siong Kie hanya berseru
demikian pada hal didalam hati kecilnya dia mengulangi nama
Ouyang Beng ini sampai beberapa kali.
Sementara sianak muda itu belum sempat mengucapkan
sesuatu siluman putih telah berkata lagi.
”Setelah ilmu silatnya sangat lihay Ouyang cianpwe juga
sangat lihay dalam ilmu meramal, dia memiliki kemampuan
untuk meramalkan kejadian yang akan datang, ketika kami
berdua masuk kedalam lembah ini, untuk pertama kalinya
beliau telah meramalkan bahwa lima puluh tahun kemudian
kami berdua bakal ditolong oleh orang pertama yang
memasuki lembah ini dan selanjutnya muncul kembali dalam
dunia persilatan oleh sebab rahasia itu maka kami berdua
lantas bersumpah akan menganggap orang pertama yang
memasuki lembah ini adalah majikan kami"
Han siong Kie berdiri tertegun sesudah mendengar
keterangan itu, pikirnya:
"Kalau toh owyang Beng memiliki kepandaian untuk
meramalkan kejadian yang akan datang, kenapa ia tak dapat
meramalkan kalau orang pertama yang akan masuk kedalam
lembah ini sebenarnya tak lain adalah musuh bebuyutan dari

1133
benteng maut?" Belum habis dia berpikir tiba2 siluman hitam
telah berseru lagi dengan lantang:
"ooooh ya hampir saja kelupaan, sebelum menutup diri
tempo hari, ouyang cianpwe telah meninggalkan secarik
kertas yang katanya kertas itu harus di serahkan kepada
orang pertama yang memasuki lembah ini. Dan orang yang
dimaksudkan itu pastilah majikan"
Habis berkata dia lantas masuk kedalam gua batu yang ada
di sebelah kanan, selang sesaat kemudian dia telah muncul
kembali sambil membawa secarik kertas kuning.
Dengan sikap yang sangat hormat kertas kuning itu lantas
diangsurkan ketangan Han siong Kie.
Berdebar juga hati sianak muda itu menerima kertas kuning
itu, dengan jantung yang berdetak keras dia membuka lipatan
kain kuning itu dan membaca isinya.
Ternyata isi kertas ini hanya beberapa bait kata yang sama
sekali tak diketahui makna artinya:
"Tipu muslihat banyak didunia, bencana timbul karena
saudara yang tak akur. Disaat dendam tertera nyata,
disanalah penghianat terbasmi lenyap"
Han siong Kie termasuk seorang pemuda yang cerdas dan
berotak encer, tapi meskipun ia sudah berulang kali
mengulangi kata2 dari syair tersebut, toh tak berhasil juga
memecahkan arti kata2nya itu.
Andaikata keempat bait syair tersebut benar2 memang
dibuat oleh ouyang Beng pemilik benteng maut yang pertama
khusus untuk dirinya, maka bait yang pertama tak perlu
diterangkan sudah jelas artinya.
Kemudian pada bait kedua dikatakan Bencana timbul
karena saudara yang tak akur, dari sini menunjukkan bahwa
bencana yang sedang berlangsung sekarang timbulnya dari
dua bersaudara yang kurang akur hubungannya satu sama

1134
lain, lalu siapakah yang dtmaksudkan sebagai saudara yang
tidak akur itu ?
Pada bait ketiga dikatakan Disaat dendam tertera nyata
padahal pada saat ini dia sudah tahu bahwa musuh besarnya
adalah tengkorak maut, apanya lagi yang kurang nyata ?"
Kemudian pada bait yang terakhir digunakan kata
pengkhianat siapakah penghianat tersebut ?
Teka teki, suatu teka teki yang susah untuk dipecahkan.
Mereka tak dapat menyelusuri makna dari bait syair
tersebut, terpaksa Han siong Kie menyimpan kembali kertas
kuning itu kedalam sakunya dengan suara agak emosi dia
bertanya: "Benarkah tulisan ini ditinggalkan owyang Beng
pada lima puluh tahun berselang?"
siluman hitam mengangguk.
"Betul majikan sejak menutup diri pada lima puluh tahun
berselang beliau tak pernah munculkan diri lagi dari tempat
pertapaannya itu"
"Apakah dia mengasingkan diri dalam dinding bukit ini"
"Apakah majikan ingin-.."
"Benar, aku ingin sekali berjumpa muka dengan dia orang
tua"
"Dinding tebing ini hampir boleh dibilang tegak lurus dan
curam sekali, jangankan manusia monyetpun tak mampu
untuk memanjatnya, lagipula kita toh tak tahu dimanakah
owyang cianpwe mengasingkan diri, kejadian tersebut sudah
terjadi setengah abad lamanya, siapa tahu beliau sudah
pulang ke alam baka"
"Betul juga perkataan ini" pikir Han siong Kie di dalam hati,
"toh aku tak ada kepentingan apa2 untuk menjumpainya, buat
apa musti bersusah payah ?" Maka diapun alihkan pokok
pembicaraan kesoal lain-lainnya.

1135
"Apakah kalian berdua sudah bulatkan tekad untuk
mengangkat aku sebagai Majikan mu"
"sumpah yang telah kami lakukan tak akan kami ingkari
kembali" jawab sepasang siluman putih hitam bersama .
"Aku boleh sama membawa kalian keluar dari lembah ini,
tapi kalian tak usah menyebut begitu kepadaku, aku anggap
saja diriku ini adalah sobat kalian ?"
"Tidak sumpah yang telah diucapkan tak boleh diingkari
lagi" jawab, kedua orang itu tegas.
"seandainya aku tidak bersedia lantas bagaimana ?" tanya
Han siong Kie tiba2. sepasang siluman hitam putih tertegun,
lama sekali siluman hitam baru berkata.
"Kalau memang demikian adanya, itu berarti kami berdua
sudah tak punya muka untuk muncul kembali dalam dunia
persilatan, daripada hidup menanggung derita, lebih baik
membereskan nyawa sendiri saja"
Agak lama Han siong Kie termenung, pelbagai ingatan
berkecamuk dalam benaknya, lalu diapun berkata:
"Begini saja, kalau aku disebut majikan... majikan.. geli
rasanya hatiku, maka biarlah aku mengambil jalan tengah,
mulai hari ini kalian akan kuterima sebagai anggota perguruan
Thian lam, dan kalian sebut aku sebagai ciangbunjin,
bukankah hal ini lebih enak di dengar??"
Buru2 sepasang siluman Hitam dan Putih jatuhkan diri
berlutut keatas tanah.
"Tecu menghunjuk hormat buat ciangbunjin" seru mereka
hampir berbareng.
"Bangunlah, setelah keluar dari lembah ini aku akan
berusaha keras untuk memunahkan racun Gi hang tot ko yang
bersarang ditubuh kalian, setelah raut wajah kalian pulih

1136
kembali seperti sedia kala maka kalian berduapun bisa
memenuhi perintah dari mendiang guru kalian "
"Terima kasih atas bantuan cianbunjin" sahut kedua orang
siluman itu setelah memberi hormat merekapun bangkit
berdiri
sekarang Han siong Kie baru teringat akan tujuan
kedatangannya ketempat itu, sesudah memeriksa sebentar
kedalam goa itu katanya.
"Aku membutuhkan sebuah ruang yang bagus untuk
mempelajari ilmu kepandaian, setelah itu maka kitapun akan
meninggalkan tempat ini"
"Ciangbunjin"" ujar siluman putih "tidak jauh dari tempat ini
terdapat sebuah gua alam yang bersih dan tenang, biarlah
tecu pergi membereskan gua itu"
"Baik pergilah cepat"
selang beberapa saat kemudian siluman putih telah muncul
kembali didalam gua tersebut katanya:
"silahkan ciangbunjin menuju kedalam goa itu, makanan
dan minuman setiap hari tecu akan mengaturnya buat
ciangbunjin"
Dengan penuh rasa haru dan berterima kasih Han siong Kie
memandang sekejap kearah sepasang siluman itu kemudian
diapun melangkah keluar dari goa itu.
Benar juga, kurang lebih sepuluh kaki dari gua tersebut
terdapat sebuah goa lain yang terdiri dari batu2 cadas
berwarna putih, setelah lima kaki memasuki goa tersebut, luas
goa itu mencapai tiga kaki lebih, tempat itu memang
merupakan sebuah tempat berlatih silat yang paling ideal.
Setelah sepasang siluman hitam putih minta diri, dari
sakunya Han siong Kie mengambil keluar sarung tangan Hud
jiu popit dan mulai memeriksanya dengan teliti.

1137
setelah itu pelajaran yang tertera disana mulai dibaca,
diteliti, diamati dan diselami artinya.
Dalam waktu singkat semua konsentrasi dan pikirannya
telah terpusat menjadi satu, ia lupa akan segala2nya kecuali
mempelajari dan menyelami arti dari pelajaran yang
didapatkan itu.
Waktu berlalu dengan cepatnya, beberapa hari sudah lewat
tanpa terasa.
Selama ini kadang kala tiga lima hari Han siong Kie baru
sadarkan diri dan makan atau minum: untuk selanjutnya ia
tenggelam kembali dalam latihannya.
Satu bulan berikutna, apabila Han siong Kie tidak menarik
kembali hasil latihannya sepasang siluman hitam putih sama
sekali tak mampu untuk memasuki gua itu, selapis hawa
khikang pelindung badan menciptakan dinding karang yaag
sangat kuat disekitar gua tersebut.
Tiga bulan kemudian, ia baru mengakhiri latihannya yang
luar biasa itu
Meskipun wajah Han siong Kie kelihatan bertambah segar,
namun sepasang matanya malahan tidak bersinar lagi,
siapapun tak akan tahu bahwa pemuda ini sebenarnya sudah
mencapai puncak kesempurnaan yang luar biasa.
Tatkala sepasang manusia aneh itu memburu masuk
kedalam gua, Han siong Kie sudah menarik kembali
kesaktiannya, dua orang manusia itu lantas jatuhkan diri
berlutut seraya memuji :
“Kionghi . .kiong hi . . selamat kepada ciangbujin yang
telah berhasil sukses dengan latihannya semoga ciangbujin
jaya sentausa untuk selama selamanya!”
"Tak usah banyak adat, hayo pada bangun berdiri!” tukas
sianak muda itu sambil ulapkan tangannya berulang kali. tentu
saja rasa girang yang menyelimuti hatinya sekarang sukar

1138
dilukiskan dengan kata2. ia gembira karena apa yang di
cita2kan akhirnya berhasil tercapai juga.
"Ciangbunjin, bolehkah kami tahu ilmu sakti apakah yang
telah dilatih olehmu selama ini?” tanya siluman putih dengan
wajah heran dan ingin tahu.
”Si mi sinkang!”
"Apa? Si mi sinkang yang maha dahsyat itu” jerit sepasang
manusia siluman itu dengan jantung berdebar keras,
"Benar, Si mi sinkang yang tercantum dalam sepasang
saruog tangan Buddha emas!”
Sekujur badan siluman hitam gemetar keras, gemetar
karena terpengaruh oleh emosi katanya:
'Menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan.
katanya Si mi sinkang ada!ah suatu ilmu salat yang tiada
tandingannya didunia ini sungguh tak kusangka ciangbunjin
telah menguasai kepandaian se sakti itu. Oh ciangbunjin!
Bersediakak engkau untuk mendemontrasikan kelihayanmu
dihadapan kami berdua?”
"Tentu saja” sahut Han siong Kie sambil tersenyum, mari
kita keluar dari gua ini!”
Sianak muda itu lantas bergerak dan keluar dari gua
tersebut diikuti sepasang manusia siluman.
Setibanya didepan sebuah batu cadas yang tingginya
beberapa kaki lebih kurang tiga tombak dari mulut gua,
pemuda itu berdiri memasang kuda2. menghimpun tenaga lalu
meneken perlahan diatas batu itu.
Tekanan ini enteng dan lembut. bukan saja sama sekati
tidak menimbulkan hembusan angin serangan, bahkan lebih
mirip dengan suatu gerakan pura2, malahan batu cadas itu
sendiripun tidak menunjukan perubahan apa apa,

1139
Sepasang manusia siluman itu tertegun dan berdiri dengan
wajah tidak habis mengerti. mereka tak tahu apa yiog sedang
dilakukan oleh ketuanya itu .
Sementata rasa heran masih menyelimuti wajah mereka
berdua segulung angin gunung berhembus lewat apa yang
terjadi? batu cadas yang berada di hadapan si anak muda itu
mendadak hancur sendiri dan berubah menjadi setumpukan
bubuk halus.
Menghantam sebuah batu cadas dari jarak tiga kaki hingga
hancur menjadi bubuk kekuatan daya serang yang
didemontrasikan sianak muda itu benar2 merupakan suatu
kejadian yang mengerikan sekali.
Baik siluman putih maupun hitam terbilang jago2 kelas satu
yang berilmu tinggi tak urung terbelalak juga dibuatnya oleh
kelihayan ketuanya ini mata mereka kontan jadi terbelalak
mulut melongo dan sekujur badan bergetar keras.
Jangankan kedua orang itu bahkan Han siong Kie
sendiripun merasa amat terkejut dengan hasil yang berhasil
dia capai mimpipun dia tak menduga kalau kehebatan dari
ilmu Si mi sinkang ternyata dapat mencapai sampai taraf
setinggi itu.
Lama sekali kedua orang siluman itu termangu2, akhirnya
dengan penuh emosi mereka berseru:
"Ciangbunjin, boleh kah kami tahu apakah hari ini juga kita
akan tinggalkan lembah ini?"
Han siong Kie mengangguk.
"Betul dan kalian berdua boleh segera membereskan
barang2 milik kamu berdua, sekarang juga kita akan keluar
dari lembah ini"
Sudah lima puluh tahun sepasang siluman itu terkurung
dalam lembah tersebut, bisa dibayangkan betapa gembiranya
dua orang itu setelah akan muncul kembali dalam dunia

1140
persilatan, tanpa banyak bicara lagi mereka kabur kembali
kedalam guanya dengan wajah berseri.
Han siong Kie sendiri dengan sorot mata yang tajam
mengawasi keadaan disekitar tempat itu, lalu dia melompat
naik ke atas sebuah dinding cadas yang besar dan tingginya
mencapai sepuluh kaki lebih, dengan bacokan telapak
tangannya ia membuat sebuah lubang diatas batu tersebut,
kemudian memasukkan sarung tangan Hud jiu popit ke dalam
lubang batu tadi dan setelah itu batu cadas yang amat besar
itu didorong menempel diatas dinding bukit dan menutupi
bagian yang berlubang tadi..
Dengan begitu, maka benda mustika dunia persilatanpun
tersimpan untuk selamanya dalam sebuah batu cadas raksasa
yang amat besar dan berat itu, siapapun jangan harap bisa
mendapatkannya kembali.
Sementara itu sepasang siluman juga sudah selesai
bebenah, mereka masuk gua tempat tinggainya selama ini,
dan dengan membekal senjata andalan mereka dimasa lalu,
buru2 menghampiri pemuda tersebut.
Sementara itu Han siong Kie sedang memandang ujung
lembah itu dengan sorot mata setajam sembilu. katanya
kemudian dengan suara dingin:
"Setelah keluar dari lembah ini, kita akan melakukan
pembunuhan secara besar-besaran"
"Melakukan pembunuhan?" tanya sepasang siluman dengan
wajah tertegun.
"Benar, sewaktu hendak masuk lembah ini, aku telah
melangsungkan pertarungan melawan tokoh2 sakti dari
perkumpulan Thian che kau, salah seorang diantara mereka
yang dinamakan utusan Thian che kau telah mampus dalam
lembah ini, bila dugaanku tidak meleset, sudah pasti mereka
telah mengurung mulut lembah ini sambil menunggu
kemunculanku"

1141
"Kalau mereka berani berbuat begitu itu sama artinya
sedang menantikan kematian buat diri sendiri" jerit siluman
putih dengan suara yang tinggi melengking " sudah lima puluh
tahun aku siluman putih tak pernah melakukan pembantaian
dan hari ini aku akan melampiaskan napsu membunuh dengan
sepuas2nya!"
”Hayo kita berangkat!" ajak pemuda Han.
Hek peksiang yau sepasang siluman hitam putih langsung
berangkat terlebih dahulu mereka menghadap ke dinding bukit
karang di situ kedua orang itu berlutut dan menyembah tiga
kali lalu bergumam dengan suara lirih:
"Boaopwe telah melaksanakan pesan dari Cianpwe dan
sekarang akan muncul kembali ke dalam dunia persilatan
terimalah salam perpisahan dari boanpwe berdua inil"
Sehabis memberi hormat mereka lantas bangkit melewati
sebuah bukit kecil dan sampailah didepan lapangan luas yang
pe nuh dengan tulang manusia yang berserakan itu.
Han siong Kie bertindak cepat tangan kanan ia kempit
siluman putih tangan kiri mengempit siluman hitam, sekali
menjejak permukaan tanah bagaikan anak parah yang
terlepas diri busurnya meluncur sejauh sepuluh kaki lebih dari
tempat semula
Dengan beberapa kali kelejitan saja. ketiga orang itu
melewati daerah rawan yang bisa mencabut nyawa manusia
itu.
Perbatasan antara mati dan hidup telah dilampaui, pemuda
itu menurunkan kembali sepasang siluman itu dan alihkan
pandangannya kearah depan disana yang terlihat hanya kabut
tebal yang menyelimuti angkasa.
Tiba2.,belum beberapa langkah tiga orang iiu berjalan,
suara suitan tajam berkumandang susul menyusul dua belas
orang laki2 berbaju ketat warna hitam munculkan diri tiga kaki

1142
di hadapan mereka orang! itu bersenjata pedang dan melotot
kearah musuhnya dengan garang.
Han siong Kie mendengus dingin dengusan tersebut
menyeramkan dan penuh mengandung hawa napsu
membunuh yang mengerikan.
Apa yang diduga ternyata tidak meleset, pihak Thian che
kau telah mengutus
Jago2 lihaynya untuk menyumbat mulut lembah tersebut,
padahal sudah tiga bulan lamanya ia berdiam dalam lembah
kematian untuk mempelajari si mi sinkang yang tercantum
dalam Hud jiu popit dan sekarang terbukti bahwa musuhpun
melakukan patroli selama tiga bulan disekitar perbatasan, dari
sini dapatlah ditarik kesimpulan bahwa musuh memang tidak
berhasrat untuk melepaskan dirinya.
Dalam pada itu ke dua belas orang laki2 baju hitam itu
telah berhasil melihat jelas keadaan lawannya, tiba2 mereka
menunjukkan wajah tercengang, kaget dan ngeri, tanpa
disadari beberapa orang itu telah mundur beberapa langkah
kebelakang.
Kiranya mereka telah menyaksikan makhluk setengah
manusia setengah setan yang berada di belekang Han siong
Kie, yakni Hek pek siang yu yang menyeramkan itu.
Sebagai mana diketahui Hek pek-siang yu memiliki
tampang yang mengerikan sekali, siapapun yang melihat
tampang itu niscaya akan bergidik dan ketakutan setengah
mati.
Setelah mundur sampai beberapa kaki jauhnya, kedua
belas orang laki2 baju hitam itu baru berhenti mundur, salah
seorang di antaranya lantas bersuit nyaring, suitan tersebut
panjang, tajam dan menjulang jauh ke udara.
Hek pek siang yu menunjukkan sikap menghina, tiba2
mereka bertanya dengan suara dalam:

1143
"Ciangbunjin, kawanan tikus dan kacoak ini berasal dari
aliran atau perguruan mana?"
"Mereka ? siapa lagi kalau bukan anak buah dari
perkumpulan Thian che kau??"
"Apa maksud mereka menunggu disini?? "
"Apa lagi? Tentu saja menunggu kemunculanku"
"Jadi kawanan manusia ini juga yang selama ini mengejar
dan menyerang Ciangbunjin?"
Han siong Kie tidak menjawab, tapi dia mengangguk.
Sepasang siluman hitam dan putih segera mendengus
dingin, siluman hitam menyingkir kesamping dan memberi
hormat, katanya:
"Ciangbunjin, berilah petunjuk kepada hamba bagaimana
caranya kita harus selesaikan kawanan babi itu?"
"Bunuh sampai ludas" jawab Han siong Kie ketus.
Ucapan tersebut ibarat bunyi terompet malaikat elmaut
yang hendak mencabut nyawa manusia, tanpa disadari dua
belas orang laki2 baju hitam itu bergidik dan mengucurkan
peluh dingin, pedang mereka dipegang semakin erat, bahkan
kelihatan bergetar keras, jelas orang2 itu sudah siap
melancarkan serangan.
Sepasang malaikat hitam putih menjengek sinis, tiba2
mereka membentak nyaring kemudian menerjang kearah
gerombolan manusia itu.
Perlu diketahui dua belas orang laki2 baju hitam itu adalah
jago2 kelas dua dalam perkumpulan Thian che kau, mungkin
nama mereka cemerlang dan disegani orang dalam dunia
persilatan maka mereka diutus untuk melakukan patroli di
sepanjang perbatasan antara mati dan hidup,

1144
Tapi sekarang, tatkala dilihatnya dua orang makhluk aneh
hitam dan putih itu menerjang tiba, serentak mereka saling
berpandangan kemudian menyebarkan diri ke empat penjuru
sambil berteriak mereka putar senjata dan menyambut tibanya
serangan "Haahhh haaaahh haaahhh" "Hiiiihhh hiiiihhh
hiiiihhh"
Ditengah gelak tertawa aneh yang satu keras dan yang lain
lembut sepasang manusia hitam putih telah menerkam
kedalam lapisan pedang dan menyambar musuh2nya.
Jerit kesakitan, dengusan berat menjelang sekarat
berkumandang dlangkasa men-cabik2 kesunyian yang
mencekam disekitar tempat itu.
Hancuran badan ceceran darah berhamburan menodai
perrmukaan tanah, keadaan disaat itu benar2 mengerikan-
Tapi keadaan tersebut tidak berlangsung lama hanya
sebentar tak sampai seperminum teh suasana pulih kembali
dalam keheningan-
Tiada manusia yang hidup lagi disitu, kecuali Han siong Kie
bertiga, dua belas orang lelaki perkasa itu kini sudah berubah
jadi mayat, mayat2 yang tak utuh dan berlepotan darah
kental.
Hanya dalam beberapa gebrakan Hek pek-siang yu telah
membereskan dua belas orang jago Thian che kau, kelihayan
tersebut cukup mengagumkan, diam2 Han siong Kie
menganggukkan kepalanya berulang kali.
00d00000w00
BAB 63
SELESAI membereskan kedua belas orang musuhnya,
sepasang siluman hitam putih berjalan kembali kehadapan

1145
Han siong Kie, kemudian berkata: " Ciangbunjin, tecu berdua
telah menyelesaikan tugas ini dengan sempurna"
"Bagus" puji si anak muda itu, "mari kita tinggalkan
tempat."
Ucapan itu belum habis diucapkan tiba2 dari depan sana
muncul tiga sosok bayangan manusia, cepat sekali gerak
tubuh ketiga orang itu.
Han siong Kie lantas membatalkan perkataannya dengan
pandangan setajam sembilu dia awasi orang2 tersebut.
Kiranya orang yang baru datang adalah san tianjin (telapak
tangan kilat) se bun Lui, salah seorang diantara utusan Thian
che kau didampingi dua orang kakek jubah hitam.
Setibanya ditempat kejadian ketiga orang itu memandang
sekejap mayat yang bergelimpangan ditanah lalu berseru
kaget, enam buah sorot mata secepat kilat dialihkan ke wajah
Han siong Kie bertiga.
Tatkala sinar mata mereka bertemu pandang dengan Hek
pek siang yu untuk kesekian kalinya tiga orang kakek jubah
hitam itu menjerit tertahan, pucat pias wajah mereka.
Tampang aneh dari Hek pek siang yu tiada keduanya
didunia ini, meskipun mereka adalah gembong2 iblis yang
sudah tersohor sejak puluhan tahun berselang, namun dalam
sekilas pandangan saja baik se bun Lui maupun dua orang
kakek lantas mengetahui siapa gerangan mereka itu.
Hek pek-siang yu yang disegani dan ditakuti orang ternyata
masih hidup didunia bahkan berada dalam satu rombongan
dengan Han siong Kie, peristiwa ini benar2 diluar dugaan dan
mengejutkan hati siapa pun juga.
Selain itu merekapun heran bahwa Han siong Kie berhasil
keluar dari lembah kematian dalam keadaan hidup walaupun
sudah tiga bulan lamanya tak muncul kembali dari situ.

1146
Kedua belah pihak sarma2 membungkam untuk sementara
waktu siapapun tidak ingin berbicara,
Dalam pada itu paras muka tangan kilat Se bun Lui dan dua
orang kakek berjubah hitam itu berubah berulang kali
kemunculan Hek pek siang yau amat mengejutkan mereka,
rnimpipun mereka tak menyangka bakal ketemu gembong iblis
disitu.
Dengan pandangan sedingin es siluman putih menyapu
pandang sekejap kearah tiga orang itu lalu kepasa Han siong
Kie dia berkata :
”Ciangbujin. siapakah bocah keparat yang mempunyai
sulaman matahari rembulan dan lintang diatas dadanya itu”
Sebutan -- Ciangbunjin kembali mengejutkan tiga orang
kakek itu. mungkinkah Hek pek siang yau juga anggota Thian
lam bun ? Kalau tidak mengapa mereka sebut Han siong Kie
sebagai ketua ?
Sementara itu Han siong Kie sudah mendegus dingin
sahutnya dengan nada yang amat sinis :
”Orang itu . . ? Dia tak lain adalah tangan kilat Se bun Lui.
salah seorang dari Utusan Thian che kau”
"Huuh..! Bu beng sian cui (prajurit kecil yang tak bernama)
manusia macam begitu pun berani gembar gembor dengan
bengis ? Biar tecu hantar mereka pulang kerumah nene
moyangnya!"
Tangan kilat Se bun Lu i terperanjat, dia berusaha untuk
menenangkan hatinya kemudian menegur "
Bukankah kalian berdua adalab Hek pek siang yau cianpwe
yang tersohor itu?”
"Kalau betul kenapa?" sahut siluman hitam dengan mata
berkilat

1147
”Sedari kapan kalian berdua masuk menjadi anggota
perguruan Thian lam bun ?”
"Heeeh heeh heeeh bocab cilik, pertanyaan seperti itu tak
pantas kau ajukan ke padaku!"
Tangan kilat Se bun Lui tidak berani banyak bertanya lagi.
cepat ia mengerling ke arah dua orang kakek disampingnya.
tanpa mengucapkan kata lagi ketiga orang itu menjejakan
kakinya dan kabur dari situ. dalam sekejap maka bayangan
tubuh mereka sudah lenyap dibalik kabut yang amat tebal itu.
Tindakan musuh ini sama sekali diluar dugaan Han Siong
Kie. namun dia tidak bermaksud untuk melakukan pengejaran
sesudah termenung dan berpikir sejenak, akhirnya kepada
sepasang siluman itu dia berkata: "Hayo, kitapun pergi dari
sini "
Dengan gerakan cepat ia lantas berangkat lebih dulu
tinggalkan tempat tersebut, Hek pek siang yu juga tidak
mengatakan apa2, dengan cepat mereka bertiga sudah jauh
meninggalkan tempat semula, mulut lembah nampak nun jauh
didepan sana.
Sepanjang perjalanan, mereka tidak menemukan seorang
manusiapun, suasana hening, sepi dan tak nampak seorang
manusiapun.
Setelah berhasil dengan ilmu saktinya, Han siong Kie tidak
memikirkan soal2 yang lain, hanya satu menjadi beban
ingatannya selama ini yakni menuju kebenteng maut untuk
membalas dendam.
Tiga li kemudian mereka akan tiba di mulut lembah
tersebut, disaat itulah mendadak terdengar seseorang
membentak keras, suaranya nyaring ibarat guntur yang
membelah bumi disiang hari bolong.
"Berhenti"

1148
Han siong Kie terperanjat, cepat dia hentikan gerak
tubuhnya, ia tak tahu suara itu berasal dari balik hutan lebat
kurang lebih sepuluh kaki disisi kanannya.
Hek Pek siang yu tak dapat mengerem gerak tubuhnya
yang terlanjur bergerak cepat itu, mereka harus berlarian tiga
kaki lagi sebelum berhasil mengendalikan tubuhnya dan
berhenti.
"siapa?" bentak Han siong Kie kemudian dengan suara
dingin.
"Aku nak. jangan gugup" sahut orang itu.
Han siong Kie semakin terperanjat, sebelum ia sempat
berbuat sesuatu ibarat peluru yang meluncur kedepan, tahu2
sepasang siluman hitam putih sudah melayang kearah mana
berasalnya suara itu.
Pelbagai ingatan dengan cepat melintas dalam benak
sianak muda itu, cepat ia memburu pula kedepan kearah
mana berasalnya suara itu.
Sesosok bayangan manusia tiba2 menyongsong datang
dengan cepatnya karena sama sekali tidak menduga, hampir
saja saling bertumbukan satu sama lainnya
Ditengah jeritan kaget dari kedua belah pihak orang itu
melayang turun keatas permukaan sementara Han siong Kie
sendiripun cepat menahan gerakan tubuhnya.
Orang itu ialah seorang perempuan, bahkan seorang
perempuan berkerudung hitam meskipun tak dapat dilihat
bagaimanakah raut wajahnya, tapi Han siong Kie tahu
siapakah dia.
Dalam pada itu Hek pek siang yu dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat telah melayang pula kedalam
gelanggang, begitu mencapai tempat tersebut, serentak
mereka menerjang perempuan berkerudung itu.

1149
"Mundur... jangan gegabah" bentak Han Siong Kie tiba2
dengan suara lantang.
Sepasang siluman hitam putih tercengang, cepat mereka
tarik kembali serangannya dan mundur sejauh tiga kaki dari
tempat semula, dengan pandangan keheranan ditatapnya
pemuda itu tak berkedip.
"cianpwe" " kata Han Siong Kie kemudian sambil memberi
hormat kepada perempuan berkerudung itu, "maafkanlah
kekasaran serta kecerobohan beanpwee"
Siapa gerangan perempuan berkerudung itu ? Dia tak lain
adalah manusia misterius yang menyebut dirinya sebagai
orang yang kehilangan sukma.
Tatkala mendengar suara bentakan tadi, rupanya Han siong
Kie sudah tahu bahwa ia sedang berhadapan dengan orang
yang kehilangan sukma, tapi berhubung dia ingin mengetahui
raut wajah asli dari perempuan misterius itu, maka bukan saja
tidak mencegah sepasang siluman untuk menerjang ke muka,
malahan dia sendiripun menyergap masuk kedalam hutan
dengan mengerahkan dua belas bagian hawa saktinya.
Dan kala ini tujuannya tercapai, perempuan misterius yang
bernama orang yang kehilangan sukma itu tak sempat
menyembunyikan diri lagi.
Tapi pemuda itu merasa kecewa, sebab perempuan itu
menutupi wajahnya dengan kain kerudung hitam, akhirnya toh
ia tak berhasil juga untuk melihat paras muka dari perempuan
misterius itu.
Sementara dia masih termenung, orang yang kehilangan
sukma telah berkata dengan lembut:
"Nak. rupanya Thian selalu melindungi engkau, akhirnya
kau bisa keluar dari lembah kematian dengan selamat"
"Terima kasih atas perhatian dari cianpwe" "sahut pemuda
itu cepat-cepat.

1150
Selama mulutnya berbicara sorot matanya yang tajam
mengawasi potongan badan orang yang kehilangan sukma
tanpa berkedip. diam-diam ia merasa amat kenal dengan
potongan tubuh perempuan ini, hanya ia lupa dimanakah ia
pernah bertemu dengannya.
Ketika sinar matanya beralih kearah lengan baju kanannya,
ia bergetar keras seperti kena listrik tubuhnya gemetar
menahan emosi:
Itulah pengorbanan dari orang yang kehilangan sukma
untuk membebaskan totokan jalan darah pada tubuhnya, dia
telah mengorbankan lengan kanannya dan lengan tersebut
hingga sekarang masih tersimpan di sakunya....
-ooo00dw00ooo-
Jilid 31
DARIMANA Orang yang kehilangan sukma bisa paham cara
membebaskan pengaruh totokan dari Benteag maut?
Setelah membebaskan jalan darahnya yang tertotok
mengapa Orang yang kehilangan sukma memenggal lengan
kanan sendiri.
Teka-teki kejadian ini benar2 merupakan suatu teka teki
yang susah untuk menemukan jawabannya, lebih2 ia tak
paham mengapa perempuan itu demikian menaruh perhatian
kepadanya.
Sementara itu Orang yang kehilangan sukma telah berseru
dengan nada kaget bercampur tercengang:
“Bukankb kedua orang ini adalah..”
"Mereka adalah anak muridku” jawab Han Siong Kie aetelah
melirik sekejap kearah sepasang siluman hitam putih.

1151
“Mereka adalah anak muridmu ? Bukankah kedua orang ini
adalah.. "
“Benar, mereka adalah sepasang siluman hitam putih”
sahut pemuda itu membenarkan.
Dengan hati bergetar keras orang yang kehilangan sukma
mundur beberara langkah lebar kebelakaag, ia kelihatan
sangat terperanjat sebab bagaimanapun juga ia tak
menyangka kalau Hek pek siang yau yang pernah menyapu
jagad pada puluhan tahun berselang kini menjadi murid Han
Siong Kie.
“Mereka adalah anak muridmu ?” sekali lagi perempuan
misterius itu menegaskan.
“Benar !” sahut Han Siong Kie sambil tersenyum, “Mereka
berdua secara sukarela takluk menjadi anggota perguruanku”
“Nak, aku lihat tenaga dalammu kembali mendapat
kemajuan yang sangat pesat ?”
“Benar . benar...rasanya memang begitulah !”
“Bila kau bersedia mendengarkan nasehatku lebih baik
janganlab keluar lembah melewati mulut lembah sebelah
sana”
“Kenapa ?” tanya Han Siong Kie dengan hati tercekat.
“Sebab orang2 Thian che kau belum puas sebelum berhasil
menangkap dirimu !”
“Oooh . . maksud cianpwe mereka telah membendung
mulut lembah itu dengan jago- jago liheynya ?”
“Begitulah yang kumaksudkan !” Orang yang kehilangan
sukma membenarkan.
Hawa napsu membunuh yang tebal segera melintas diatas
wajah Han Siong Kie yang tampan ujarnya dengan dingin :

1152
“Hum..! Jika mereka berani berbuat begitu sama artinya
mereka sedang mencari kematian bagi diri sendiri !”
"Nak, kenyataan yang ada di depan mata kadangkala tidak
sesederhana seperti apa yang kau bayangkan !”
“Maksud Cianpwe ?”
“Dua li diseputar lembah tersebut telah ditanam sepuluh
laksa kati obat peledak sekali pun kungfumu lihay belum tentu
bisa menghindari kedahsyatan tenaga ledakan mesiu , . “
“Jadi tujuan cianpwe datang kemari adalah untuk
menyampaikan peringatan tersebut kepada boanpwe ?” tanya
si anak muda itu dengan hati terkesiap.
“Benar!"
"Darimana cianpwe bisa mengetahui rahasia ini ?”
"Sekarang tak ada waktu bagiku untuk memberi penjelasan
di kemudian hari engkau akan mengetabui sendiri hingga
sejelas-jelasnya.”
Sekali lagi perasaan heran dan tercengang menyelimuti
perasaan Han Siong Kie darimana Orang yang kehilangan
sukma bisa tahu kalau ia telah memasuki lembah kematian?
Dan dari mana pula dia tahu kalau pada hari inilah dia akan
keluar dari lembah itu sehingga tepat menghadang jalan
perginya? Dan darimana pula dia bisa tahu begitu jelas
tentang rencana busuk Tbian che kau atas dirinya?
Pelbsgai kecurigaan berkecamuk dalam benaknya kemudian
ia pun berkata dengan lantang.
"Dengan dasar apakah Thian che kau begitu bernapsu
untuk membekuk diri boanpwe?”
"Tentu saja ada dasar2 yang kuat, pertama engkau pernah
memasuki benteng maut kedua engkau sudah beberapa kali
menyerbu wilayah Lian huan tau mereka memusnahkan berpuluh2
jago andalannya, kejadian ini membuat reputasi

1153
mereka dimata orang persilatan mengalami kemerosotan
hebat, dan ketiga eogkau adalah abli waris dari tahta
kepemimpinan Thian-lam pay, dengan berdasarkan akan tiga
alasan inilah dahulu mereka ingin menangkap dirimu hidup2,
tapi sekarang mereka akan membinasakan dirimu dengan
segala macam kepandaian dan siasat busuk yang dimilikinya.”
Apa sangkut pautnya antara kedudukanku sebagai ketua
Tbian Lam bun dengan perkumpulan mereka ?”
"Pemimpin Huan mo kiong yang sekarang sudah takluk
kepada Thian che kau, kini istana Huan mo kiong sudah
dirubah menjadi kantor cabang Thian che kau untuk sektor
wilayab Thian lam!"
Darah panas kontan mendidih di hati Han Siong Kie,
dengan marah ia meraung keras
“Ooh. jadi begitulah duduknya persoalan ?”
Orang yang kehilangan sukma menghela nafas panjang, ia
berpaling dan memandang sekejap sekeliling tempat itu lalu
katanya :
“Aku harus segera pergi, nak. ingatlah ! Jangan sekali-kali
kau lewati mulut lembah, carilah jalan keluar yang lain dan
segeralah engkau tinggalkan tempat ini"
"Sayang sudah terlambat" tiba2 serentetan suara dingin
menyeramkan membelah kesunyian.
Sekujur badan orang kehilangan sukma gemetar keras,
secara beruntun dia mundur beberapa langkah lebar
kebelakang.
Rasa kejut yang dialami Han Siong Kie pun sukar dilukiskan
dengan kata2, ia percaya tenaga dalamnya pada saat ini
sangat lihay, tapi kenyataannya ada orang berhasil mendekat
wilayah sekitar lima kaki dari tempat mereka beradapun tidak
dirasakan olehnya, dari sini dapat ditarik kesimpulan sampai
dimanakah kelihayan musuhnya itu.

1154
Hek Pek siang yau sepasang siluman hitam putih juga
sudah menyadari akan kelihayan musuhnya, mereka lantas
bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan yang tak
diinginkan.
Dari balik popohonan lima kaki dari gelanggang, muncul
tiga sosok bayangan manusia, orang pertama adalah seorang
manusia aneh berkerudung hijau, dia adalah Thian Che kaucu,
dibelakangnya mengikuti dua orang kakek jubah hitam yang
mempunyai sulaman matahari, rembulan dan bintang
didadanya, salah seorang diantaranya adalah Tangan kilat see
bun Lui.
Paras muka Han Siong Kie berubah hebat, hawa nafsu
membunuh menyelimuti seluruh wajahnya.
Sikap orang yang kehilangan sukmapun amat serius,
dengan suara lirih dia berbisik kepada Han Siong Kie:
"Manusia berkerudung itu adalah pemimpin dari Utusan
Thian che kau, orang sebut dirinya sebagai Cian jiu mo ong
(raja iblis bertangan seribu) Tong ciao, selama ini dialah yang
selalu menyaru sebagai ketua. Hari ini, ketiga orang itu jangan
sekali-kali kau lepaskan dalam keadaan hidup, sebab bila
seorang saja diantara mereka masih hidup, maka akibatnya
sukar dilukiskan dengan kata-kata" Han Siong Ki mengangguk
dan memberikan kesanggupannya.
Dalam pada itu, raja iblis bertangan seribu Tong ciau sudah
berpaling kearah orang yang kehilangan sukma, kemudian
sambil tertawa seram ejeknya:
"Heeehhh . . heeehhh . . heeehhh. .Aku mengira siapa yang
berada disini, tak tahunya adalah kau"
Ucapan tersebut membuat Han Siong Kie jadi tertegun dia
lantas berpikir dihati:

1155
"Masakah orang yang kehilangan sukma adalah anggota
perkumpulan Thian che kau? Kalau tidak kenapa orang ini
mengenalinya ?"
Sementara itu orang yang kehilangan sukma telah
membentak nyaring: "Tutup mulut anjingmu "
Jelas sekali maksudnya dia tidak mengharapkan orang itu
meneruskan kata-katanya lebih jauh.
Kepada Han Siong Kie kembali dia berbisik,
"Ingat, jangan biarkan mereka tetap hidup, akan kubantu
dirimu secara diam-diam" selesai berkata dia lantas melejit
keudara dan kabur dari tempat kejadian.
"Mau lari kemana kau ?" bentak Raja iblis bertangan seribu
Teng Ciau dengan keras, secepat kilat ia menerkam kemuka.
Han Siong Kie mendengus dingin, tubuhnya bergeser
setengah langkah ke samping lalu melepaskan sebuah pukulan
gencar, dalam serangan tersebut dia telah sertakan hawa sakti
si mi sinkang yang di milikinya, bukan saja tidak menimbulkan
suara kekuatannya sangat mengerikan
"Blaaang" suatu benturan nyaring menggelegar diangkasa,
raja iblis bertangan seribu Teng ciau yang sedang melakukan
pengejaran segera terpental hingga mencelat sejauh delapan
depa dari tempat semula.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik inilah, orang
yang kehilangan sukma melarikan diri dari situ dalam sekejap
mata bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan
Kejadian ini sangat mengejutkan dua orang utusan Thian
che kau yang lain, hampir saja mereka menjerit kaget.
Selama hidup belum pernah mereka saksikan kemampuan
sedahsyat itu, dan mimpipun mereka tak menyangka dengan
kemampuan yang dimiliki pemimpin utusan Thian che kaupun
ternyata pemuda itu tak mampu dihajar sampai mencelat.

1156
Han Siong Kie sendiri dengan sorot mata setajam sembilu
mengawasi manusia berkerudung itu tanpa berkedip. mukanya
seram dan penuh diliputi hawa napsu membunuh mengerikan
sekali keadaannya.
Manusia berkerudung sendiri sehabis menyapu pandang
Hek pek siang yau yang berada beberapa tombak dari tempat
itu ujarnya kepada Han Siong Kie dengan suara
menyeramkan:
“Manusia bermuka dingin hari ini sekali pun engkau
bersayap jangan harap bisa tinggalkan tempat ini dalam
keadaan selamat”
"Hmm! besar mulut bacotmu sebutkan dulu dirimu." jengek
Han Siong Kie ssmbil mendengus dingin sikapnya amat sinis.
"Engkau ingin tahu siapakh aku? Inilah ketua dari
perkumpulaa Thian che kau!" sahut orang itu.
Han Siong Kie mengejek tiba-tiba ia menengadah dan
tertawa terbahak-bahak,
"Bangsat apa yang kau tertawakan?" hardik orang
berkerudung itu marah-marah.
"Masa benar kau adalah ketua dari perkumpulan Thian che
kau?"
"Siapa bilang tidak benar?”
"Huhh! Kau tak usah berlagak sok lagi lebih baik cepatcepatlah
melepaskan kata berkerudung itu!"
“Manusia bermuka dingin, engkau anggap aku...”
“Haaah heaah haahh memangnya siapa kau ? Kau toh Raja
Iblis bertangan seribu Teng Ciau ?”
Sekujur badan orang itu bergetar keras karena terperanjat,
ia tak menyangka kalau asal-usulnya diketahui orang. Begitu

1157
pula dengan dua orang utusan Thian che kau yang lain paras
muka mereka berubah hebat.
Hek pek siang yau tidak ambil diam, serentak mereka
menerjang kedepan dan menghampiri gelanggang. Seketika
itu juga hawa nafsu membunuh menyelimuti seluruh angkasa.
Setelsh asal-usulnya ketahuan orang, Raja iblis bertangan
seribu Teng Ciau segera menarik lepas kain kerudung yang
menutupi wajahnya, tampaklah seraut wajah yang
menyeringai seram seperti iblis, kataya dengan nada
menyeramkan:
“Manusia bermuka dingin, rupanya perempuan hina itulah
yang telah membocorkan rahasiaku padamu.”
Sebagaimana diketahui, Han Siong Kie sangat menghormati
Orang yang kehilangan sukma bagaikan menghormati orang
tua sendiri ketika didengar pihak musuh memaki orang yang
dihormati sebagai perempuan hina, kontan saja ia naik pitam.
"Tutup mulut anjingmu yang bau!” bentaknya, "Teng ciao
tempat inilah tulang belulang kamu bertiga akan terkubur
untuk selamanya "
"Anjing cilik, kematian sudah berada didepan mata, buat
apa engkau masih saja mengibul seenaknya ?" ejek Tangan
kilat se bun Lui tak kalah sengitnya.
Han Siong Kie tak dapat mengendalikan kemarahannya
lagi, dia ulapkan tangannya kepada Hek pek siang yau lalu,
serunya:
"Hantar kedua ekor anjing ini pulang ke akherat, jangan
biarkan mereka tetap hidup dikolong langit "
Dengan sikap yang sangat hormat sepasang siluman
mengiakan tanpa banyak bicara lagi mereka menerjang dua
orang utusan Thian che kau itu.

1158
Siluman hitam menerkam si Tangan kilat se bun Lui,
sementara siluman putih menerjang utusan Thian che kau
yang lain-
Han Siong Kie sendiri dengan wajah sedingin es
menghampiri Raja iblis bertangan seribu, katanya:
"Teng ciao sudah terlampau lama engkau mencicipi
kehidupan didunia ini, sekarang pun ciangbunjin akan
mengirim kau untuk berpesiar keakhirat, Nah berangkatlah
sekarang juga" seraya berkata selangkah demi selangkah ia
menghampiri lawannya. Suatu pertarungan sengitpun segera
berkobar dalam gelanggang.
Ilmu silat yang dimiliki dua orang utusan Thian che kau itu,
memang sangat lihay, dalam keadaan terdesak mereka harus
melangsungkan pertarungan adu jiwa yang mengerikan-
Raja iblis bertangan seribu Teng ciau adalah pengganti dari
Thian che kaucu, tentu saja tenaga dalamnya amat sempurna,
dia hanya kalah setingkat dari kaucu sendiri.
Tatkala Han Siong Kie menerjang masuk kewilayah Lian
huan tau dan menolong Go siau bi, kedua belah pihak pernah
terlibat dalam suatu pertempuran sengit waktu itu, kendatipun
Han Siong Kie dan Go siau bi sudah bekerja sama toh bukan
tandingannya juga, maka ia sama sekali tak memandang
sebelah matapun kepada musuhnya.
Selama ini dia hanya menguatirkan Pertarungan dari
Hekpek siang yu, seorang gembong iblis yang sudah puluhan
tahun lamanya lenyap dari keramaian dunia, setelah melihat
bagaimana dua orang jago yang disegani itu bertarung
melawan dua orang rekannya, diapun setengah menjadi lega.
kini dia lupa untuk mengejar orang yang kehilangan sukma,
memandang Han Siong Kie yang makin mendekat, gembong
iblis tersebut lantas tertawa seram, katanya:

1159
"Manusia bermuka dingin, masih mengharapkan tidak
untuk melanjutkan keturunan dan kejayaan dari Mo tiong ci
mo?"
Han Siong Kie menghentikan langkahnya lalu menjawab:
"Teng ciau, tak tak usah mempersoalkan yang lain,
ketahuilah... jika Thian che kaucu masih bersembunyi terus
macam kura-kura, maka manusia-manusia pengganti macam
engkaulah yang bakal sial, sebab ini hari engkau sudah pasti
akan berangkat menuju ke akherat"
Begitu ucapan tersebut selesai diucapkan, secepat kilat dia
melancarkan tiga buah pukulan berantai ke depan-
Sekilas pandangan, ketiga buah serangan tersebut sama
sekali tidak nampak lihay ataupun mengerikan, tapi justru
dibalik kelembutan itu terselip hawa sakti si mi sinkang yang
memiliki daya penghancur, bukan begitu saja, bahkan
kecepatannya melebihi apa pun juga.
Raja iblis bertangan seribu Teng ciau sedikitpun tidak jeri,
telapak tangannya lantas disilangkan didepan dada dan
menangkis semua ancaman yang tiba. "Biang Blaang Blaaang
" Tiga kali benturan dahsyat menggelegar diangkasa.
Raja iblis bertangan seribu Teng ciau tergetar keras dan
mundur tiga langkah, rasa kejutnya kian menjadi, dia tak
menyangka hanya berpisah beberapa bulan, ternyata
kekuatan tenaga yang dimiliki musuhnya sudah meningkat
sehebat itu.
Padahal ia sendiri disebut orang Raja iblis bertangan seribu,
tentu saja tenaga dalam yang dimilikinya amat sempurna, ia
jadi penasaran, begitu terdesak secepat kilat ia menerkam lagi
kemuka dan secara beruntun melancarkan empat puluh
delapan buah pukulan berantai.
Ke empat puluh delapan buah pukulan itu dilancarkan
secara beruntun, diatas

1160
udara segera tampaklah berpuluh puluh buah bayangan
telapak tangan muncul dari pelbagai arah dan semuanya
tertuju pada bagian bagian mematikan di tubuhnya.
Angin menderu-deru empat penjuru jadi gelap oleh lapisan
debu dan pasir yang beterbangan diangkasa keadaan dikala
itu benar-benar meagerikan sekali,
Sungguh terperanjat Han Siong Kie menghadapi ancaman
selihay itu cepat dia main kan sistim pertahanan dari Mo mo
ciang hoat untuk menutup semua bagian tubuhnya dari
ancaman,
"Braak!" serapat-rapatnya pemuda itu melindungi diri tak
urung sebuah serangan sempat mampir juga ke tubuhnya
kontan ia jadi terberondong kebelakang dan mundur dengan
sempoyongan.
Dengus tertahan menggetar diudara meskipun Cian jiu mo
ong Teng Ciau berhasil menghantam musuhnya akan tetapi
daya pantulan yang dihasilkan lawan dari Si mi sinkangnya itu
membuat telapak tangannya jadi sakit bagaikan hancur hawa
panas segera menerjang naik dari rongga dadanya, kejadian
ini membuat hatinya tercekat dan sukma serasa melayang
tinggalkan raganya.
Sementara itu keadaan Se bun Lui di pihak lain pun
berbahaya sekali, dibawah ancaman siluman hitam yang
datang secara bertubi tubi, ia ketitir hebat setiap saat
nyawanya terancam di ujung telapak tangan lawan.
Dilain pihak, utusan Thian che kau yang bertempur
melawan siluman putih sedang bertempur dengan serunya
untuk sesaat sukarlah untuk menentukan siapa menang siapa
kalah.
Han Siong Kie sendiri oleb karena mempunyai hawa
khikang melindung badan, kendatipun serangan lawan
menghajar telak dibahunya. ia sendiri sama sekali tidak
terluka.

1161
Untungnya Cian jiu mo ong Teng Ciau memiliki tenaga
dalam yang amat sempurna. bila berganti dengan jago lain,
jangankan menghantamnya untuk mendekati tubuhnya
sampai jarak tiga depapun belum tentu mampu.
Raja iblis bertangan seribu sendiri menyangka bahwa di
dunia ini kecuali beberapa orang jago boleh dikata untuk
mencari kan tandingan baginya, sungguh tak nyana baru tiga
gebrakan dia sudah jatuh kecundang di tangan Manusia
bermuka dingin yang berusia dua puluh tahunan, kejadian ini
segera menimbulkan kembali sifat buasnya.
Sambil membentak keras, sekali lagi ia menerjang kemuka,
serangan demi serangan dilancarkan secara bertubi-tubi,
mengerikan sekali ancamannya itu.
Han Siong Kie sama sekali tidak gentar, dia kembangkan
permainan Mo mo ciang hoat dan membalas serangan lawan
deagaa serangan pula.
Mengerikan sekali pertarungan waktu itu, kedua belah
pihak sama-sama mengeluarkan segenap ilmu simpanan yang
dimiliki, siapa pun berharap bisa menghancurkan lawannya
secepat mungkin.
Suatu ketika, mendadak terdengar jeritan ngeri
berkumandang membelah angkasa.
si Tangan sakti se bun Lui yang hebat tak mampu
menghindari sebuah sergapan kilat dari siluman hitam,
tubuhnya kontan terbacok telak dan hancurlah tubuhnya
menjadi remuk seperti berkedel, darah segar berceceran
menodai permukaan tanah.
Melihat rekannya tewas, utusan Thian che kau yang lain
jadi gugup, permainan serangannya jadi kacau balau tak
karuan-
Kesempatan yang baik ini segera dimanfaatkan oleh
siluman putih, suatu cengkeraman kilat berhasil menangkap

1162
bahunya, baju berikut dagingnya lantas dicomot sampai
hancur sepanjang setengah depa, darah segar bagaikan
pancuran mengucur keluar tiada hentinya.
--ooo0dw0ooo-
BAB 64
BERHASIL dengan serangan yang pertama, siluman putih
tidak berdiam diri sampai disitu saja, secara beruntun dia
melontarkan kembali tiga buah pukulan berantai.
Begitu tiga pukulan itu dilepaskan, untuk kesekian kalinya
jerit kesakitan berkumandang memecahkan kesunyian, sambil
muntah darah segar utusan Thian che kau itu mencelat sejauh
satu kaki lebih dan tidak bangun untuk selamanya.
Raja iblis bertangan seribu Teng ciau merasa terkejut dan
panik, dalam gugupnya secara beruntun dia lepaskan
beberapa buah pukulan kilat begitu Han Siong Kie terdesak
hebat, ia lantas melejit dan siap melarikan diri
"Mau kabur ?" jengek Han Siong Kie, "jangan mimpi hayo
serahkan dulu jiwa anjingmu"
Sekali berkelebat ia sudah menghadang jalan pergi raja
iblis bertangan seribu itu, secara beruntun dia lepaskan lima
buah serangan berantai.
Melihat gelagat tidak menguntungkan raja iblis bertangan
seribu tak berani gegabah lagi, timbullah niat untuk mengadu
iiwa, maka tatkala serangan musuh melanda datang,
bukannya berkelit dia malahan menyongsong datangnya
pukulan itu dengan pukulan.
selama pertempuran berlangsung, Han Siong Kie tak bisa
bertarung dengan hati lega, karena ia kuatir kalau dua orang
musuh yang sedang bertempur melawan Hek pek siang yu
berhasil kabur, ia kuatir dengan peringatan dari orang yang

1163
kehilangan sukma dimana dikatakan bila seseorang diantara
mereka berhasil kabur maka akibatnya sukar dibayangkan
Tapi sekarang, setelah dua orang yang di kuatirkan berhasil
dibikin mampus oleh sepasang siluman, iapun tidak kuatir lagi,
segenap perhatian dan tenaganya dihimpun menjadi satu
untuk melakukan sergapan sergapan maut. Lima gebrakan
kemudian, Raja iblis bertangan seribu sudah dibikin kalang
kabut tak karuan dalam waktu singkat ia sudah terjebak dalam
keadaan yang berbahaya sekali.
"Blaaang!” suara jerit kesakitan berkumandang memenuhi
angkaaa secara beruntun gembong iblis itu tergentar mundur
sejauh delapan langkah sambil muntah darah segar ia mundur
dengan sempoyongan keadaannya mengerikan sekali.
Han Siong Kie tidak meneruskan ancamannya dia tarik
kembali serangannya dan berkata dengan dingin:
"Manusia she Teng agar engkau bisa mampus dengan
tenang maka dengarlah baik-baik kataku ini. engkau adalah
manusia pertama yang bakal mampus diujung pukulan Si mi
sinkang yang maha dahsyat ini”
“Apa? Si mi sinkang?" jerit Raja iblis bertangan seribu
dengan ketakutan.
Ia menjerit histeris tubuhnya melejit ke udara dan mencoba
untuk melarikan diri.
Begitu Raja iblis bertangan seribu meloncat keudara Han
Siong Kie mendorong sepasang telapak tangannya kedepan, Si
mi sin kang dengan kekuatan sebesar sepuluh bagian segera
dilontarkan dari kejauhan.
Sekati lagi jerit kesakitan berkumandang memenuhi
angkasa . ..
Tubuh raja iblis bertangan seribu Teng Ciau mencelat
sejauh empat kaki lebih, setelah berkelejetan di angkasa

1164
tatkala mencium tanah kembali, jiwanya sudah kabur pula ke
akherat.
Menyaksikan kedahsyatan ilmu pukulan itu baik siluman
hitam mau pun siluman putih sama-sama menjulurkan
lidahnya mereka percaya kendati pun mereka berdua harus
bekerja sama belum tentu kemampuan mereka dapat
menandingi kehebatan dari Cian jiu mo ong.
“Nak, benarkah engkau sudah mempelajari ilmu sakti Si mi
ainkang ?” tiba-tiba orang yang kehilangan sukma muncul
ditengah gelanggang dan bertanya.
“Benar” sahut Han Siong Kie sambil tertawa.
“Engkau bisa membinasakan pemimpin dari para ututan
Thian che kau kemampuan sehebat ini sudah cukup digunakan
untuk melintang dalam dunia persilatan”
“Bagaimana jika dibandingkan dengan kelihayan Thian che
kaucu ?” tanya Han Siong Kie tiba-tiba dengan wajah serius.
“Tentang soal ini.. mungkin saja engkau masih sanggup
untuk menangkan dia!" “Hanya mungkin ?”
“Benar nak, dewasa ini aku hanya bisa mengatakan
mungkin, bukankah kejadian di dunia ini peauh di1iputi serba
kemungkinan ?”
Dingin separuh hati Han Siong Kie setelah meadengar
jawaban tersebut dalam perkiraannya semula asal Si mi
sinkang yang maha dabiyat itu berhasil diyakinkan maka
sukarlah untuk mencari tandingan diduoia ini.
Tapi menurut Orang yang kehilangan sukma ia belum tentu
sanggup untuk mengalahkan Thian che kaucu, itu bukankah
berarti pula bahwa tenaga dalam yang dimiliki Thian-che
kaucu sudah mencapai puncak kesempurnaan yang sukar
dilukiskan dengan kata-kata?

1165
Kendatipaa begitu, ia tidak putus asa malahan dengan
angkuh katanya:
“Sekalipun ilmu silatku masih merupakan suatu
kemungkinan untuk mengalahkan die tapi suatu ketika aku
pasti akan pergi mencarinya, akan kubikin perhitungan dengan
dirinya”
“Engkau tak usah pergi mencarinya, dialah yang akan
datang mencari dirimu !”
“Seberapa banyak toh utusan-utusan yang dimiliki
perkumpulan Thian che kau ?”
“Semuanya ada sepuluh orang.”
"Dan sekarang . .”
“Sekarang sudah mati tiga orang ditambah seorang mati
didalam perbatasan antara mati dan hidup serta tak lama
engkau berhasil membinasakan Tengkorak maut gadungan itu
maka jumlahnya menjadi lima, itu berarti sampai sekarang
masih ada lima oraag utusan khusus dari perkumpulao Thian
che kau yang masih hidup.”
“Apakah tenaga dalam yang mereka miliki rata-rata lihay
semua ?”
“Tidak, Malahan diantara mereka ada yang memiliki
kemampuan jauh lebih dahsyat lagi, ssbelum kau keluar dari
lembah kematian Thian che kaucu telah berkunjung sendiri
kemari tapi oleh karena kau belum juga keluar dari lembah ini,
maka setelah memerintahkan orang-orangnya untuk
memasang alat peledak ia telah kembali dahulu ke markas
kalau ia masih berada disini:.. aaai sukarlah untuk diketahui
siapa yang bakal hidup dan siapa yang bakal mati"
"Aaah belum tentu begitul" seru Han Siong Kie dengan
cepat.

1166
"Sekarang engkau adalah seorang ketua dari suatu
perguruan, sebelum dendam sakit hatimu terbalas setiap
persoalan yang kau hadapi harus dipikirkan dengan otak
dingin, janganlah terlalu memburu napsu, ketahuilah ilmu silat
ibaratnya samudra yang luas, dimanapun ada orang-orang
pintar yang tersembunyi, jangan disebabkan oleh luapan
emosi mengakibatkan segala sesuatunya menjadi berantakan"
Merah padam selembar wajah Han Siong Kie setelah
mendengar perkataan itu, serunya dengan terbata:
"Setiap nasehat dari cianpwe akan boanpwe dengarkan
baik-baik, untuk selanjutnya tat akan kulupakan lagi"
"Aaah sekarang cepatlah keluar dari lembah ini, aku kuatir
bila terlambat maka akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan"
"Bukankan cianpwe lelah mengatakah bahwa disekitar
mulut lembah telah ditanam obat peledak seberat sepuluh
laksa kati"
"Benar, tapi sekarang pemimpin mereka yang merupakan
ketiga orang tadi sudah mati semua, sisanya tak perlu kita
takuti lagi, mesti kita bergerak dengan bersembunyi dibalik
pepohonan, aku rasa untuk sementara waktu kita masih bisa
mengelabuhi mereka sebab yang tersisa cuma jago-jago kelas
kambing. Kendatipun akhirnya jejak kalian berhasil ditemukan,
toh pada waktu itu kalian sudah berada disekitar mulut
lembah dan wilayah yang ditanam obat peledakpun sudah
dilampaui, aku percaya dengan kemampuan ya kalian miliki
tak sukar untuk kabur dari sini, Nah, selamat jalan dan
semoga berhasil"
Selesai dengan kata-katanya, orang yang kehilangan sukma
lantas berkelebat masuk ke hutan dan lenyap dibalik
pepohonan yang rindang.
Dengan termangu-mangu Han Siong Kie mengawasi
bayangan punggungnya yang lenyap dari pandangan, dia
menghela nafas panjang, lalu berpikir:

1167
"Budi kebaikan yang kuterima selama ini entah sudah
berapa banyak. aai, entah bagaimana caraku untuk membalas
budi kebaikannya ini?
Lama sekali dia berdiri termangu-mangu, akhirnya sambil
mengulapkan tangannya kepada sepasang siluman ia
kerahkan ilmu meringankan tubuhnya menerjang ke arah
mulut lembah.
Selang sesaat kemudian, mulut lembah itu sudah berada
didepan mata, pepohonan yang rindangpun sudah mencapai
pada ujungnya.
Ketika mereka berada kurang lebih lima puluh kaki dari
mulut lembah, serentak Han Siong Kie menancap gas dan
kabur lebih cepat lagi, kepada dua orang siluman itu serunya:
"Hayo kita terjang keluar dari lembah ini secepat-cepatnya..."
Tiga sosok bayangan manusia bagaikan tiga gulung asap
dengan cepatnya meluncur kearah mulut lembah. suitan
nyaring berkumandang memecahkan kesunyian disusul dari
belakang mereka bergelegar suara ledakan dahsyat yang
memekikkan telinga.
Pasir dan batu mencelatjauh keudara, asap hitam tanah
longsor berguguran disekitar tempat itu membuat suasana
ketika itu benar-benar mengerikan sekali.
Akhirnya meledak juga obat yang ditanam disekitar mulut
lembah, tapi sayang terlambat setengah langkah, Han Siong
Kie sudah lolos dari lingkaran bahan peledak itu.
Keadaan mulut lembah itu porak poranda keadaannya
mengerikan sekali, batu cadas sebesar gunung dan pasir
berjuta-juta meter kubik berguguran kebawah dan
menyambar semua lapisan tanah disekitar situ.
Baik Han Siong Kie maupun Hek pek siang yau saling
berpandangan sekejap dengan mulut melongo bergidik hati
mereka, andaikata orang yang kehilangan sukma tidak

1168
memberi peringatan lebih dahulu, niscaya mereka bertiga
sudah hancur entah berwujud apa.
Bisa dibayangkan betapa gusar dan dendamnya siluman
hitam menyaksikan keadaan itu, ia berpaling ke arah pemuda
kita lalu berseru: "Ciangbunjin, hutang ini...."
"Hutang kita kepada mereka tidak terbatas hanya peristiwa
ini saja" tukas Han Siong Kie dengan cepat, lebih baik kita
perhitungkan dikemudian hari saja, sekarang aku masih ada
urusan penting yang harus segera diselesaikan marilah kita
segera pergi"
Siluman putih menyapu pandang sekejap ke sekeliling
tempat itu, lalu berkata pula dengan suara dalam:
"Ciangbunjin, tolong tanya bagaimana kita harus selesaikan
anakan monyet yang bersembunyi di sekitar tempat ini?"
"Kalau ingin mencari balas sudah sepantasnya kita bikin
perhitungan dengan pemimpin mereka, apa harganya buat
kita untuk ribut dengan manusia-manusia keroco seperti
mereka? Biarkanlah mereka pergi"
Selesai mengucapkan kata-kata tersebut, Han Siong Kie
segera berangkat meninggalkan tempat itu diikuti Hekpek
siang Yaw di belakangnya.
Dalam sekejap mata ketiga orang itu sudah jauh tinggalkan
lembah kematian, tujuan mereka sekarang adalah benteng
maut.
Inilah tugas pertama yang harus diselesaikan olehnya
setelah berhasil mempelajari Ilmu sakti si mi sinkang, dia
hendak menuntut balas dan menghancurkan tengkorak maut.
Untuk menghindari kegemparan dikalangan masyarakat
oleh wajah Hekpek siang yau yang lain daripada yang lain itu,
sengaja ia memerintahkan kedua orang itu untuk mengenakan
kain kerudung hitam.

1169
Hari kedua, tatkala tengah hari menjelang tiba, mereka
sudah berada ditepi sebuah sungai yang lebar, perjalanan
dilanjutkan dengan menelusuri sungai tersebut.
Beberapa jam kemudian mereka sudah tiba disamping
sebuah bekas bangunan rumah yang kini sudah tinggal puingpuing
yang berserakan, disitulah dahulu pesanggrahan Teng
to siau cut berdiri
Terkenang kembali masa lampau, tanpa terasa Han Siong
Kie menghentikan gerakan tubuhnya, dengan termangumangu
ia memandang bekas bangunan Teng to siau cut yang
tinggal puing-puing itu.
Tanpa terasa ia teringat kembali kenangan masa lampau,
kenangan dikala ia terhajar oleh pemilik benteng maut hingga
tercebur kedalam sungai, bagaimana ia ditolong oleh Go siau
bi dan bagaimana pesanggrahan tersebut akhirnya dibakar
oleh orang-orang Thian che kau.
Bayangan Go siau bi yang cantik jelita terpampang jelas
didepan matanya, gadis itu telah jatuh cinta kepadanya pada
tatapan yang pertama, bahkan berulang kali menyatakan cinta
kepadanya.
Tapi ia sama sekali tidak membalas cinta dara itu, ia tak
pernah mencintai Go siau bi, sebab ia membenci setiap
perempuan yang ada didunia ini kecuali Tong hong Hui
seorang.
Akhirnya pemuda itu menghela napas panjang, tiba-tiba ia
merasa bahwa perbuatannya selama ini terlalu menyinggung
perasaan halus gadis itu, tapi sekarang dia sudah pergi,
mungkin selamanya tak mungkin bisa berjumps lagi.
Benarkah aku telah menghancurkan masa depan seorang
gadis ? Benarkah aku bertanggung jawab atas kejadian ini? ia
mencoba untuk bertanya pada diri sendiri, tapi pemuda itu tak
mampu menjawab.

1170
Tindakan ibunya say siang go atau siang go cantik Ong cui
ing meninggalkan tempat kejadian dikala keluarganya tertimpa
bencana bahkan kawin lagi dengan Thian che kaucu dirasakan
sebagai pukulan batin terberat yang pernah ia terima, kejadian
ini membuat pandangannya terhadap kaum perempuan jadi
sinis dan benci.
Untunglah selama ini dia banyak berhutang budi kepada
orang yang ada maksud, orang yang kehilangan sukma,
Gosiau bi serta Tong hong Hui, sikap dari perempuanperempuan
inilah yang banyak menggoyahkan cara
berpikirnya yang salah itu, perasaan anti perempuan yang
dipertahankan selama ini pun lambat laun menjadi lebih
tawar.
Dengan termangu- mangu pemuda itu memandang puing
yang berserakan serta ombak yang memecah ditepi pantai,
kian lama perasaannya kian terbuai oleh lamunan dan
kenangan lama.
Hekpek siang yau tidak menunjukkan reaksi apa-apa,
dengan tenang mereka menunggu di belakang ketuanya.
Tiba-tiba dari balik puing-puing yang berserakan
berkumamdang suara helaan napas panjang.
Satu ingatan lantas melintas dalam benak si anak muda itu,
ia tersadar kembali dari lamunannya kepada sepasang siluman
segera pesannya. " Kalian tak usah pergi kemana-mana,
nantikanlah aku disini". secepat kilat ia meluncur ke angkasa
dan menerobos masuk kedalam hutan bambu di mana helaan
napas tersebut berasal.
Seorang sastrawan berusia setengah baya berdiri sambil
bergendong tangan ditepi sungai dekat hutan bambu.
Berdebar keras jantung Han Siong Kie setelah mengetahui
siapakah orang itu, sebab tak lain adalah kakek Go siau bi,
orang-orang persilatan menyebutnya sebagai Put lo sianseng.

1171
Han Siong Kie berdiri pada jarak lima kaki dihadapan kakek
tua itu, ia tak tahu apa yang harus diucapkan dan apa yang
harus dilakukan pada saat seperti ini.
"Benarkah yang datang adalah Han siauhiap, ketua dari
perguruan Thian lam bun? " tanpa berpaling Put lo sianseng
menegur lebih dahulu.
Han Siong Kie mendekati sampai sejarak tiga kaki lalu
menjura dengan hormat.
"Benar cianpwe, apakah selama ini locianpwe berada dalam
keadaan sehat walafiat" sahutnya.
Perlahan-lahan put lo sianseng memutar badan sekilas
sorot mata yang aneh memancar keluar tapi sebentar saja
sudah lenyap tak berbekas dengan suara dingin.
"Sebetulnya lohu sudah mengasingkan diri dari keramaian
dunia ini, tapi sayang imanku kurang teguh, karena tergoda
oleh peristiwa keduniawian akhirnya kumuncul kembali dalam
dunia persilatan, aai.. sungguh tak nyana aku tergoda oleh
suatu masalah yang akhirnya membuat diriku tak bisa lagi
berpeluk tangan belaka" Berbicara sampai disitu, kembali ia
menghela napas panjang.
"Persoalan apakah yang telah membuat locianpwe jadi
bingung?" tanya pemuda itu keheranan
"Belenggu cinta dari cucu perempuanku"
Mendengar jawaban tersebut, Han Siong Kie lantas teringat
kembali dengan peristiwa lama ketika ia menolak pinangan
dari Put losianseng bagi cucu perempuannya.
"Locianpwe, apakah perkataanmu itu kau sengaja tujukan
kepada diri boanpwe? " tanyanya tanpa sadar.
Sekali lagi sorot mata aneh terlintas di wajah Put to
sianseng, ia menatap sekejap pemuda itu kemudian balik

1172
bertanya: "Han sauhiap bersediakah engkau membantu
diriku?"
"Persoalan apakah yang dapat boanpwe lakukan bagi
locianpwe?" tanya Has Siong Kie setelah tertegun sejenak.
"Sebenarnya lohu sudah mengangkat sumpah tak akan
mencampuri urusan keduniawian lagi.. Aaai, tak disangka oleh
karena sejilid kitab pusaka Thian tok pit kip. bukan saja
putraku Go Yu to menemui ajalnya, perkumpulan Pat Gi pang
hancur berantakan dan lenyap dari dunia persilatan, bahkan
Go siau bi cucu perempuanku ini ..."
Teringat dara itu, merah padam selembar wajah Han Siong
Kie, sebab bagaimanapun juga dia pernah menolak pinangan
dara itu
Setelah berhenti sebentar terdengar Put lo sianseng
melanjutkan kembali kata-katanya:
"Didalam waktu yang amat singkat, lohu telah berhasil
melatih Siau bi sehingga ilmu silatnya mencapai tingkatan
yang lihay, tujuanku adalah meminta kepadanya agar
balaskan dendam bagi kematian ayahnya serta membangun
kembali perkumpulan yang telah buyar.." Berbicara sampai
disini, kembali dia berhenti.
Han Siong Kie merasa hatinya sangat tidak tenang,
bagainya secara lapat-lapat ia sudah merasa bahwa bantuan
yang diharapkan kakek sakti ini mempunyai sangkut paut yang
erat sekali dengan Go siau bi.
Sementara itu paras muka Put lo sianseng sudah agak
berubah, katanya kembali:
"Aaai. sebetulnya aku malu untuk membicarakan persoalan
ini, tapi apa boleh buat? Mau tak mau terpaksa harus
mengatakannya juga ...siau bi telah terbelenggu oleh cinta,
sekarang ia sudah terjerumus dalam sekali, kegagalan demi
kegagalan yang diterimanya selama ini telah membuat ia jadi

1173
putus asa, sekarang siau bi telah mengambil keputusan untuk
mencukur rambut menjadi nikoh, aai, inilah suatu kejadian
yang membuat perasaan hati lohu selalu tak tenang."
"Apa ? Dia mau mencukur rambut menjadi pendeta??"
"Benar, dan keputusannya ini tampaknya sudah bulat,
kecuali engkau mungkin didunia ini tak ada orang kedua yang
bisa merintangi niatnya itu lagi"
“Tentang soal ini..tentang soal ini boanpwee benar-benar
merasa amat menyesal tak kusangka bakal terjadi peristiwa
semacam ini"
"Tak useh kau mengatakan segala sesuatu, itu aku pun
tahu bahwa cinta muda-mudi tak bisa kupaksakan aku pun
tahu pinangan yang kuajukan tempo hari tidak pada
tempatnya tapi oleh karena pertama aku telah mengetahui
perassan hati Siau bi dan kedua aku dan kedua aku mendapat
permohonan dari Orang yang kehilangan sukma”
Han Siong Kie merasa jantungnya berdebar keras ia tak
habis mengerti apa sebabnya berulang kali Orang yang
kehilangan sukma mencegah hubungannya dengan Tonghong
Hui tapi berulang kali berusaha menjodohkan dirinya dengan
Go Siau bi? Dia ingin tahu apa yang sebenaraya terdapat
dibalik kesemuanya itu?
Sementara pemuda itu masih berpikir sambil berkerut
kening Put lo sianseng telah berkata lagi dengan suara dalam:
"Sebab persoalan inilah mau tak mau terpaksa aku ingin
mohon bantuan dari sauhiap"
“Katakan saja locianpwe bantuan dalam berupa apakah
yang lociaopwe harapkan dariku ?
“Untuk melepaskan belenggu cinta lebih tepat kalau
belenggu itu dilepas oleh orang yang terlibat, aku hanya
memohon kepada sauhiap agar mencegah Siau bi menjadi
pendeta"

1174
Han Siong Kie dibikin serba salah, Go Siau bi justru menjadi
nekad lantaran ia telah meoolak cinta dara itu, bersediakah
gadis itu mendengarkan nasehatnya ?
Bagaimana ia musti berbicara untuk menasehatinya agar
membatalkan niat tersebut ?
Satu ingatan tiba tiba melintas dalam benaknya:
Bila aku berbasil membatalkan niatnya untuk menjadi
pendeta, kemudian kupusatkan segenap tenaga dan pikiranku
untuk membantu dia membangun kembali perkumpulan Pat gi
pang-nya yang porak poranda, siapa tahu kalau kubisa tebus
semua kesalahanku dimasa lalu ?
Dengan suara tegas diapun menyahut :
"Baiklah locianpwe, boanpwe akan berusaha dengan
sepenuh tenaga untuk membatalkan niatnya itu !"
"Kalau memang demikian; lohu titipkan tugas berat ini
kepadamu”
"Boleh aku tahu pada saat ini nona Siau bi berada dimana
?"
"Dipintu luar kuil Bu cu an di bukit Tay hang san.
Benar, dia minta Tay huang sinni untuk menerimanya
sebagai pendeta, tapi lantaran lohu sudah berpesan kepada
sini maka ia ditolak untuk memasuki kuil tersebut, walaupun
demikian rupanya ia tidak menjadi putus asa, sudah tiga hari
tiga malam ia berlutut didepan pintu kuil tersebut "
“Dari mulut boanpwe pernah mendengar tentang kelihayan
Tay huang Sinni, katanya watak nikoh itu aneh sekali, enam
puluh tahun berselang dengan lencana Hud cu leng dia telah
menggetarkan sungai telaga dan memaksa orang persilatan
baik dari golongan putih maupun dari golongan hitam tunduk

1175
semua kepadanya, sungguh tak nyana dia masih hidup didunia
ini?"
"Benar, Tay huang sinni itulah yang kumaksudkan, hingga
kini sepuluh li disekitar bukit Tay huang san merupakan
daerah terlarang, tak seorang jago persilatanpun yang berani
mendekati tempat itu "
"Kalau memang begitu, bukankah kedatangan boanpwe…"
"Dengan tenaga dalam yang kau miliki sekarang, bukan
suatu persoalan yang terlampau berat untuk menerjang
masuk kedalam kuil"
"Menerjang masuk?" seru pemuda itu tercengang.
"Benar, selain menerjang masuk rasanya tiada jalan lain
yang bisa kau tempuh. sebagaimana telah kau ketahui. Tay
huang sinni adalah seorang manusia aneh yang tak bisa diajak
berbicara. Kendatipun begitu aku minta kau masih ingat untuk
berbicara secara baik-baik lebih dahulu sebelum menggunakan
kekerasan, bila tidak terpaksa sekali janganlah turun tangan
secara gegabah"
"Perasaan ingin tahu lantas menyelimuti hati pemuda ini, ia
lantas berpikir:
"Kenapa tidak kugunakan kesempatan yang sangat baik ini
untuk mencoba sampai dimanakah kelihayan kungfu Tay
huang sinni?"
Diapun mengangguk seraya menjawab: "Boanpwe akan
menuruti semua pesan cianpwe"
"Bolehkah aku tahu apa tujuanmu sekarang ??"
"Boanpwe hendak berkunjung ke benteng maut untuk
membuat perhitungan dengan pemilik benteng maut tersebut"
"Membalas dendam? tentang soal ini..."
"Apakah locianpwe ada petunjuk lain?"

1176
"Aaah tidak... tidak aku tidak ingin mengatakan sesuatu
hal, setelah tiba pada saatnya engkau akan mengetahui
sendiri"
Han Siong Kie melongo, ia tak tahu apa yang dimaksudkan
put lo sianseng dengan kata-katanya itu?
Sementara dia masih termenung put to sianseng telah
melanjutkan kembali kata-katanya:
"Masalah yang kutitipkan padamu itu terlampau serius,
rasanya tak boleh dibiarkan berlarut-larut, oleh sebab kuatir
kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, apakah sauhiap
bersedia untuk berkunjung dahulu kebukit Tay huang san?"
"Boanpwe turut perintah bagaimana cara nya untuk
berangkat menuju bukit Tay huang san?"
"Dari sini berangkatlah ke utara dua ratus li kemudian akan
tiba kebukit Tay huang san, diantara bukit yang menjulang
diangkasa akan kau temui sebuah bukit gersang yang tidak
bertumbuhan, tempat itu mudah ditemukan dan aku percaya
dengan kemampuan yang kau miliki tidak susah untuk
mencapai tempat tujuan"
"Kalau begitu boancwe akan berangkat sekarang juga"
"Tunggu sebentar"
"Apakah locianpwe masih ada pesan lain"
"Benarkah dua orang manusia berkerudung yang mengikuti
dibelakang mu itu adalah Hek pek siang yau sepasang siluman
hitam putih yang tersohor itu."
Sungguh kagum Han Siong Kie oleh ketajaman mata Put to
sianseng, bukan saja dapat menebak jitu asal usul dari Hek
pek siang yau, malahan tanpa melihat tampang wajah
merekapun tebakannya ternyata jitu. Maka dia lantas
mengangguk tanda membenarkan.

1177
"Apakah hubunganmu dengan sepasang siluman itu"
kembali Put to sianseng bertanya.
"Mereka berdua sudah termasuk jadi anggota perguruanku"
"Aaah maasa iya ? Suatu kejadian yang membingungkan!"
Han Siong Kie tak ingin orang keheranan diapun lantas
menceritakan pengalamannya bagaimana menolong sepasang
siluman itu dari kurungan lembah kcmatian.
Selesai mendsngarkan kisah tcrsobut, Put io sianseng baru
berkata:
“Oooh. kiranya begitu ! Jadi kepergianmu ke bukit Tay
huang san nanti juga akan membawa serta sepasaag siluman
itu ?”
"Tentu saja, kemana pun boanpwe pergi mereka akan
meugikuti diriku!"
“Aka rasa cara ini kurang bagus“
“Kenapa ?”
“Meninjau dari tindak tanduk serta perbuatan mereka
dimasa silam, belum tentu sin ni akan menerima mereka
secara baik, aku kuatir kehadiran mereka bsrdua justru ..”
“Boanpwe toh bisa memerintahkan kepada mereka berdua
agar menanti di kaki bukit Tay huang san!”
"Kalau memang begitu. ini lebih bagus lagi!" puji Put-lo
sianseng dengan lantang.
“Bila cianpwe tak ada pesan lain boan-pwe akan segera
mohon diri”
"Baik, pergilah dan semoga apa yang kuharapkao dapat
tercapai dengan memuaskan”
"Tak usah kuatir, boanpwe akan berusaha dengan segenap
kemampuan. yang kumiliki'

1178
“Ingat pesanku gunaksn tata kesopanan sebelum memulai
kekerasan, bi1amana tidak terpaksa tak usahlah main
kekerasan”
“Boanpwe akan mengingatnya selalu”
Setelah memberi hormat diapun kembali ke tempat semula
disana sepassng siluman masih menunggu.
Demi pesan Put lo sianseng terpaksa dia harus
mengesampingkan lebih dahulu tugasnya membalas dendam
ia merasa tak ada salahnya berbuat demikian sebab dengan
begitu diapun bisa menebus dosa-dosanya kepada Go Siau bi.
“Ciangbunjin berhasilkah engkau menemukan sesuatu?”
cepat siluman hitam maju menyongsong seraya bertanya.
“Ehmm! Seoraog bulim cianpwe telah minta bantuanku
untuk menyelesaikan suatu persoalan!”
“Menyelesaikan suatu psrsoalan?”
"Benar, dan sekarang juga kita akan berangkat menuju ke
kuil Bu cu an dibukit Tay huang san"
"Pergi ke bukit Tay huang san?" seru siluman putih dengan
wajah terkesiap.
"Benar, bukit Tay huang tempat tinggal dari Tay huang
sini"
"Apakah ciangbunjin hendak bermusuhan dengan pendeta
perempuan itu?"
"Tidak, aku kesana untuk menyelesaikan sedikit persoalan.
Tahukah kamu berdua persoalan apa yang hendak
kuselesaikan "
"Tentang soal ini tecu tak berani bertanya.."
"Kalau begitu hayo kita segera berangkat"

1179
Begitulah tiga sosok bayangan manusia dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat segera berangkat menuju utara.
Hek pek siang yau terhitung pula sebagai jago yang
tersohor pada puluhan tahun berselang, tentu saja Tay huang
sinni yang pernah malang melintang dalam sungai telaga
dengan Hud cu lengnya tidak terlampau asing bagi mereka.
Sekarang setelah mengetahui bahwa tujuan mereka adalah
ke bukit Tay huang san, sedikit berdebar juga hati mereka
berdua.
Namun baik siluman hitam maupun siluman putih tak
berani banyak bertanya, sebab bagaimanapun juga mereka
harus mengikuti kemana perginya majikan mereka.
Untunglah ketiga orang itu adalah jago-jago silat berilmu
tinggi, sekalipun tiada jalan yang terbentang namun hal
tersebut tidak menjadi halangan bagi mereka untuk
menembusinya .
Dua jam kemudian, mereka sudah memasuki daerah
pegunungan yang terjal dan sepi.
sesudah melewati berpuluh-puluh buah bukit yang terjal,
akhirnya diantara deretan bukit itu muncullah sebuah bukit
gundul yang gersang.
Kecuali beberapa titik warna hijau menghiasi bukit tersebut,
hampir boleh dibilang yang tampak hanya batu-batu cadas
yang hitam dan tajam.
Han Siong Kie segera menghentikan langkah kakinya,
sambil menunjuk ke arah bukit gundul nanjauh didepan sana
katanya:
"Aku pikir bukit itulah yang dinamakan bukit Tay huang
san?"
"Jadi ciangbunjin belum pernah berkunjung kemari?" tanya
siluman hitam keherananTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
1180
"Belum pernah, baru untuk pertama kali ini aku berkunjung
kemari"
"Dahulu tecu pernah melewati tempat ini, tak salah lagi
inilah bukit Tay huang san"
"Ciangbunjin, bolehkah kami tahu apa maksud ciangbunjin
datang kemari?" tanya siluman putih agak takut-takut.
"Mencari seseorang"
"Mencari orang? Ketahuilah ciangbunjin, dua li dari kaki
bukit itu merupakan daerah terlarang, setiap umat persilatan
tak berani melewati wilayah tersebut dengan sembarangan"
Han Siong Kie bukan orang bodoh, tentu saja ia
mengetahui perasaan hati dari sepasang siluman itu, sambil
tertawa dingin katanya: "Jadi kalian merasa takut??"
"Ciangbunjin jangan berkata begitu" seru siluman hitam
dengan hati gelisah, "Setelah tecu memberikan kesanggupan
untuk turut serta ciangbunjin untuk selamanya, jangan toh
hanya berkunjung ke bukit Tay huang san, kendatipun harus
naik kebukit golok atau terjun ke lautan api tak nanti kami
akan menolaknya"
Han Siong Kie menengadah dan memandang sekejap bukit
gundul diseberang sana, kemudian katanya lagi.
"Kalian berdua tak usah ikut aku naik ke bukit itu, nantikan
saja kedatanganku disini"
"Tidak Tecu tidak mau meninggalkan ciangbunjin seorang
diri" serentak kedua orang siluman itu berseru.
"Aku hendak pergi menyelesaikan suatu persoalan, kalian
tak usah ikut saja. berdiamlah disini "
"Tecu berdua mana tenang membiarkan ciangbunjin pergi
menempuh mara bahaya seorang diri?"

1181
"Siapa bilang aku pergi menempuh bahaya ? Ketahuilah
urusanku ini tidak menyangkut soal dendam sakit hatipun
tidak mengenai soal pembalasan budi."
"Tapi .. Ciangbungjin pasti tahu Tay Huang sini adalah
seorang manusia yang berwatak aneh, siapa berani melanggar
pantangannya maka bisa mengakibatkan ...."
"Kalian berdua tak perlu kuatir, aku bisa menjaga diri dan
akupun tahu bagaimana caranya untuk menghadapi keadaan
seperti itu"
Dengan wajah bersungguh-sungguh siluman hitam berkata
lagi:
"Bagaimana kalau tecu berdua mengikuti jejak ciangbunjin
dari tempat kejauhan? jadi apabila sampai terjadi hal-hal yang
tak diinginkan, tecu berdua bisa segera memberi bantuan ?"
"Tidak Tidak perlu" sahut pemuda itu tegas.
Tapi... tapi bagaimanapan juga, kami merasa tak tenang."
"Kalian berdua tetap berjaga-jaga disini, bagaimanapun
juga yang terjadi disini, kalian tak boleh bergerak secara
sembarangan, perkataanku ini adalah perintah, aku minta
kalian berdua jangan mencoba untuk melanggar perintahku
ini"
Buru-buru Hek pek siang yau membungkukkan badannya
memberi hormat, mereka tak banyak banyak bicara lagi.
Menyaksikan sikap kedua orang itu, Han Siong Kie malahan
merasa tidak tega sendiri, kembali bisiknya dengan lembut:
"Kalian berdua tidak usah kuatir, tenangkan saja hati kalian
berdua, tidak akan terjadi hal yang diluar dugaan atas diriku
ini"
Seraya berkata dia lantas mengerahkan ilmu meringankan
tubuhnya dan bergerak menuju kepuncak bukit yang gundul
itu

1182
Diluaran Han Siong Kie memang tampak sangat tenang,
padahal dalam hatinya ia menggerutu terus, bagaimanapun
juga dia telah memasuki daerah terlarang dari seorang jago
silat yang disegani umat manusia, selain itu diapun tak tahu
apakah pesan dari put lo sianseng dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya atau tidak masih merupakan suatu tanda tanya
besar, ia tak tahu apakah Go siau bi bersedia untuk
mendengarkan nasehatnya atau tidak.
Menurut keterangan dari put to sianseng sudah tiga hari
tiga malam Go siau bi berlutut didepan pintu kuil, dari sini
dapat ditarik kesimpulan bahwa tekadnya sudah bulat .
"Apa yang harus diucapkan setelah berjumpa dengan gadis
itu nanti?"
Han Siong Kie merasa jantungnya berdebar keras, setiap
kali teringat akan persoalan ini hatinya langsung merasa tak
tenang.
Belum jauh ia mendaki bukit yang gundul itu, kira-kira baru
sepuluh kaki dari wilayah perbatasan daerah terlarang,
mendadak perjalanannya telah dihadang oleh seorang nikoh,
pendeta perempuan itu duduk bersila diatas sebuah batu
cadas, matanya terpejam dan tubuhnya kaku seperti arca,
tampaklah betapa berwibawanya nikoh tersebut.
Cepat Han Siong Kie menghentikan gerak tubuhnya,
setelah tertegun sejenak diapun berpikir:
"Mungkinkah nikoh tua itu adalah Tay huang sinni yang
tersohor dimana-mana itu?" sambil merangkap tangannya
memberi hormat pemuda itu menyapa: "Mohon tanya apakah
sinni adalah Tay huang sini?"
"Dia adalah guruku " sahut nikoh tua itu singkat.
Sekalipun hanya beberapa patah kata saja, namun tiap
patah kata diucapkan dengan sangat nyaring dan tajam, dari
sini dapatlah diketahui bahwa tenaga dalam yang dimiliki

1183
nikoh ini sudah mencapai puncak kesempurnaan yang
mengagumkan.
-000d0w000-
BAB 65
"BOLEH aku tahu, siapa nama gelar dari suthay ?" kembali
si anak muda itu bertanya.
"Kami adalah orang yang beragama, tidak menjadi
kebiasaan bagi kami untuk saling menyebutkan nama dengan
orang awam "
Ucapan tersebut dingin kaku dan singkat, malahan nikoh itu
sama sekali tidak membuka matanya barang sekejappun.
Diam-diam Han Siong Kie merasa naik pitam, tapi ia tetap
berusaha untuk mengendalikan hawa amarahnya itu, sebab
berulang kali Put to sianseng telah berpesan kepadanya agar
jangan memakai kekerasan, sehingga mengakibatkan
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi tujuan
kedatangannya toh hanya berusaha menasehati Go siau bi
agar membatalkan niatnya untuk menjadi pendeta."
Maka setelah berpikir beberapa saat, dia pun berkata:
"Adapun kedatanganku kemari adalah untuk mohon
berjumpa dengan Tay huang sinni”
"Sudah enam puluh tahun guruku tidak bertemu dengan
siapa pun lebih baik batalkan saja niatmu itu"
Dalam hati Han Siong Kie mendengus dingin pikirnya:
“Omong kosong! Siapa bilang gurumu sudah enam puluh
tahun tidak bertemu dengan orang, Toh Put lo sianseng belum
lama berselang telah berjumpa dengan Tay huang sinni
malahan berpesan padanya agar menolak keinginan cucu

1184
perempuannya untuk menjadi nikoh.. kurang ajar betul mikoh
ini, dia berani membohongi aku .”
Setelah berpikir sebentar kembali ia berkata:
"Akn datang kemari karena mendapat pesan dari seseorang
aku hendak mencari seseorang di dalam kuil ini”
"Tempat ini adalah daerah terlarang siapa pun dilarang
untuk memasuki daerah di sekitar sini" jawaban dari nikoh tua
itu masih tetap ketus dan dingin.
"Tapi aku datang toh cuma untuk mencari seseorang”
"Sicu tak usah banyak bicara lebih baik segera tinggalkan
tempat ini”
"Suthay engkau toh seorang pendeta, seorang penganut
agama mengapa sikapmu begitu tidak bersahabat? Tujuanku
kemari toh hendak mencari orang kenapa tidak kau kabulkan
permintsan kami ini”
"Sicu tak usah banyak bicara segera tinggalkan tempat ini”
Sikap yang ketus dsn tak sedap itu lama kelamaan
membangkitkan kembali hawa amarah di hati Han Siong Kie
serunya:
"Aku datang kemari karena msndapat pesan dari seseorang
untuk mencari seorang sahabat sebelum orang yang kucari
berhasil kutemukan tak nanti akan kutinggalkan tempat ini"
“Bila sicu adalah orang yang cerdik lebih baik tinggalkan
tempat ini secepat-cepatnya”
"Kalau aku membangkang apa yang hendak kaulakukan?”
Nikoh tua itu berkerut kening lalu mendengus dingin.
"Hmm! Selama hidup baru pertama kali ini pinni bertemu
dengan seorang manasia tekebur yang berani mencari garagara
dibukit Tay huang san"

1185
Keangkuhan dan keketusan Han Siong Kie segera
terpancing keluar oleh suasana yang serba tak enak itu, dia
balas mendengus.
"Hmm.. Aku sudah memohon dengan segala kehalusan
serta mengikuti tata kesopanan aku minta suthay jangan
bersikeras untuk menampik keinginanku ini, ketahuilah setelah
aku berhasil berjumpa dengan orang yang kucari maka
akupun akan segera tinggalkan tempat ini"
"Tidak bisa Lebih baik sicu segera tinggalkan tempat ini."
"Kalau suthay bersikeras untuk menampik terus kehendak
hatiku, terpaksa aku akan berbuat kurang sopan.
"Apa yang hendak sicu lakukan ?"
"Apa lagi? Tentu saja naik gunung mencari orang"
"Sicu, tak usahlah bersikeras untuk mencari keonaran,
apakah engkau baru bersedia untuk turun dari bukit ini setelah
diusir oleh pinni dengan menggunakan kekerasan ?"
"Bagiku hanya tahu maju terus pantang mundur, tak
dikenal arti mengundurkan diri sebelum apa yang kuharapkan
tercapai."
"Jadi kau ingin main kekerasan? Silahkan saja untuk
mencoba. "
"Kalau memang begitu, maaf kalau terpaksa aku akan
menggunakan kekerasan"
Begitu selesai berkata, Han Siong Kie segera menjejakkan
kakinya ke tanah dan melesat kedepan.
Nikoh tua itu menggulung keluar dan menghantam tubuh
sianak muda itu keras dan berat sekali tenaga pukulan yang
dilontarkan oleh pendeta perempuan itu.

1186
Han Siong Kie tak mampu untuk meneruskan langkahnya,
ia dipaksa untuk melayang kembali ketempat semula, dalam
hati pemuda itu lantas berpikir:
"Muridnya saja sudah begitu lihay, apa lagi gurunya?
Tampaknya tenaga dalam yang dimiliki Tay huang sinni telah
mencapai puncak kesempurnaan yang luar biasa"
Baru saja ingatan tersebut melintas dalam benaknya, tibatiba
nikoh tua itu membentak lagi:
“Eayah kau dari sini.”
Ketika ujung bajunya dikebutkan kembali kedepan segulung
hawa pukulan yang sangat keras seperti hembusan angin
puyuh langsung menghantam kedepan dan menghajar
ketubub pemuda kita.
Marah sekali Han Siong Kie menghadapi kejadian ini hawa
sakti Si mi sinkang yang dimilikinya disalurkan mangelilingi
badan dia sambut datangnya ancaman tersebut keras lawan
keras.
"Blaaang!" suatu benturan keras menimbulkan ledakan
yang memekikkan telinga.
Sekokoh batu karang tubuh Han Siong Kie sama sekali
tidak gemilang barang sedikit pun jua dari tempatnya semula
lain hal-nya dengan nikoh tua yang bersila diatas batu oleh
tenaga pantulan yang membalik hampir saja dia dibuat
terjengkang kebelakang.
Nikoh tua itu menjerit kaget dan segera melompat bangun
setajam sembilu sinar mata yang memancar keluar ia menatap
pemuda lawannya tak berkedip rasa kaget dan tercengang
menghiasi seluruh wajahnya yang mulai berkeriput itu,
mimpipun ia tak mengira kalau seorang pemuda macam Han
Siong Kie ternyata memiliki tenaga dalam sedahsyat itu.
“Sutbay, aku minta sudilah kiranya menyingkir dan menberi
jalan lewat bagiku” kata Han Siong Kie dengan nada dingin.

1187
“Kalau pinni tidak mengijinkan ?”
“Kalau memang begitu terpaksa aku akan naik keatas
gunung dengan jalan kekerasan”
“Engkau berani berbuat begitu ?”
“Kenapa tidak berani ?” sambil mengerahkan segenap
tenaga dalam yang dimilikinya selangkah demi selangkah ia
maju kedepan menghampiri nikoh tua itu.
Sungguh marah orang tua itu menyaksikan kenekadan sang
pemuda, sepasang ujung bajunya dikebutkan berulang kali
kedepan gulungan angin puyuh dengan dahsyatnya segera
menggulung kedepan dan menghajar tubuh lawannya dengan
dahsyat.
Untuk kedua kalinya jalan maju dari Han Siong Kie
tersumbat oleh angin pukulan itu.
“Suthay, engkau bersikeras untuk melarang aku menaiki
bukit Tay huang san ini?”
“Bukan begitu saja, aku-pun akan menuntut kepadamu atas
sikap kasar serta niatmu mencari gara-gara di bukit ini !”
Sekarang Han Siong Kie tak dapat mengendalikan hawa
amarahnya lagi, sepasang telapak tangannya diayun kedepan
melancarkan dua buah pukulan berantai yang maha dahsyat,
dalam seraogannya kali ini dia telah sertakan tenaga sakti si
mi sinkang sebesar enam bagian.
Nikoh tua itu mendengus gusar, diapun mengayunkan
telapak tangannya untuk menyambut datangnya ancaman
tersebut.
"Blaaam Blaaam" dua kali benturan keras seperti guntur
membelah bumi disiang hari bolong menggelegar di angkasa.
Nikoh tua itu bergetar keras dan akhirnya tak mampu
mempertahankan diri ia terdesak mundur dari atas batu cadas
tersebut.

1188
Menggunakan kesempatan dikala nikoh itu terpental turun
dari batu Han Siong Kie segera melejit keudara dan melayang
sepuluh kaki jauhnya dari tempat semula kemudian sekali
menutul permukaan tanah pemuda itu melayang kembali
sejauh sepuluh kaki.
"Kawanan tikus kau akan pergi ke mana?"
Mendadak seorang nikoh tua lain muncul dihadapan
mukanya dan menghadang jalan pergi sianak muda itu,
sementara nikoh tua yang berada dibelakang tadi kini entah
telah pergi kemana ?
Dengan tatapan tajam Han Siong Kie mengamati tampang
nikoh tua yang menghalang jalan perginya ini, ia lihat alis
matanya sudah memutih semua, sekalipun jauh lebih muda
daripada nikoh tua yang duduk di arca batu tadi, namun
usianya sudah berada diantara enam puluh sampai tujuh
puluh tahunan.
"Sicu, hebat sekali ilmu silat yang kau miliki" tegur nikoh
beralis putih itu dengan wajah sedingin es.
"Terima kasih atas pujian dari suthay Aku tidak memiliki
kepandaian apa-apa dan rasanya tak perlu kau kagumi"
"Sicu, sadarkah engkau apa akibatnya jika engkau
bersikeras untuk melakukan pengacauan diatas bukit Tay
huang san ini ?"
"Apa akibatnya?" tanya pemuda itu.
"Mati. Mati dalam keadaan mengenaskan" Kontan saja Han
Siong Kie mengerutkan dahinya.
"Suthay, janganlah kau anggap ancaman itu akan membuat
aku jeri ataupun ketakutan. Ketahuilah kedatanganku kemari
adalah atas permintian dari seseorang, dan aku datang kemari
melalui tata cara dan sopan santun pada umumnya, janganlah
kalian mulai dahulu dengan permainan kekerasan"

1189
"Tidakkah sicu tahu bahwa bukit Tay Huang san adalah
suatu daerah terlarang? Suatu wilayah yang tak boleh dilalui
oleh setiap manusia asing kecuali penghuni kuil?"
"Maaf suthay, sebelum apa yang kucita- citakan tercapai,
aku tidak mengenal apa artinya takut atau mengundurkan diri
ditengah jalan"
"Kalau begitu, silahkan saja untuk coba menerjang masuk
dengan kekerasan .. " tantang nikoh itu.
"Kalau terpaksa musti menggunakan kekerasan, maaf kalau
aku akan bertindak lancang
-ooo0dw0ooo-
Jilid 32
SEHABIS mengucapkan kata-kata tersebut, seperti sukma
gentayangan saja sianak muda itu menerjang maju kedepan.
Meskipun pemuda itu bertindak cepat, nikoh tua itupun
tidak berlambat, baru saja Han Siong Kie mencoba untuk
menerobos lewat dari sisinya, tahu-tahu nikoh tua itu sudah
menghadang dihadapan mukanya sembari melancarkan tiga
buah serangan berantai.
Ke tiga buah serangan tersebut bukan saja dilancarkan
secara beruntun dengan kecepatan yang luar biasa, terasalah
desingan angin puyuh yang menyertai serangan itu hebatnya
luar biasa.
Terkesiap Han Siong Kie menghadapi serangan sedahsyat
itu, dia coba berkelit ke samping untuk menghindar, lalu dari
samping dia lepaskan sebuah serangan balasan.
Nikoh tua itu bergerak kesamping, bukan saja dengan
gerakan yang enteng ia berhasil menghindari serangan

1190
tersebut, malahan menggunakan kesempatan tersebut ke lima
jari tangan kirinya seperti jepitan baja mencengkeram urat
penting dipergelangan tangan Han Siong Kie, sementara
tangan kanannya dikebutkan kemuka menghajar hiatto-hiatto
penting disekitar dada bagian luar.
Cepat dalam serangan, aneh dalam jurus pukulan,
kelihayan nikoh tua ini jarang di temui dalam dunia persilatan.
Selihay-lihaynya nikoh tua itu, Han Siong Kie jauh lebih
lihay, ia putar telapak tangan kanannya dengan cepat, dari
gerakan dia rubah serangannya menjadi gerakan
mencengkeram, arah yang diancam adalah pergelangan
tangan lawan, sementara telapak tangan kirinya tidak
ketinggalan, ia putar satu lingkaran didepan dada dan
menutup semua hiatto pentingnya dari ancaman.
Gagal dengan serangan kilatnya, nikoh tua itu mundur tiga
langkah kebelakang, menyusul sebuah pukulan kilat kembali
dilancarkan.
Han Siong Kie tak mau unjukkan kelemahan nya, dia
lepaskan pula sebuah pukulan untuk menyambut ancaman itu.
"Blaang" benturan keras tak dapat dihindari lagi, masingmasing
pihak terjengkang mundur satu langkah.
Dalam hati Han Siong Kie merasa terperanjat, ia tak
mengira kalau nikoh tua itu sanggup menerima pukulan
saktinya yang disertai dengan tenaga sebesar enam bagian.
Ia kaget nikoh tua itu lebih kaget sebab dalam serangannya
barusan dia telah mengerahkan tenaga sebesar sepuluh
bagian, tapi nyatanya bukan saja tak berhasil merobohkan
lawan, dia sendiri yang terdesak mundur satu langkah.
Untuk sesaat kedua belah pihak sama-sama tertegun,
mereka sama-sama menyadari bahwa musuh yang sedang
dihadapi adalah musuh tangguh yang belum pernah dijumpai
sebelumnya.

1191
Paras muka nikoh tua itu berobah hebat, jubah pendetanya
yang lebar menggelembung sendiri tanpa terhembus angin,
sinar matanya berkilat dan perlahan-lahan telapak tangannya
diangkat keatas.
Meskipun Han Siong Kie terperanjat dan tidak mengerti
ilmu aneh apakah yang sedang dikerahkan musuhnya namun
sianak muda itu tak berani bertindak gegabah, dia pun
menghimpun hawa sakti si mi sinkang nya sebesar delapan
bagian, telapak tangannya dialingkan didepan dada, siap
menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan.
Sementara itu nikoh tua tadi telah mengangkat telapak
tangannya sejajar dada, kemudian didorongkan kemuka
perlahan-lahan, segulungan angin pukulan yang maha dahsyat
segera meluncur kedepan dan menyapu benda apa saja yang
dilewatinya.
Han Siong Kie memandang pukulan itu dengan serius,
sepasang telapak tangannya balas didorong kemuka dan
menyambut ancaman tersebut dengan tenaga si mi sinkang
sebesar delapan bagian.
"Blaaang" ledakan keras menggelegar di angkasa, diantata
suara nyaring terdengar dengus tertahan menggema diudara,
dengan sempoyongan nikoh tua itu mundur lima langkah,
paras mukanya pucat pias, napasnya ngos-ngosan seperti
kerbau, peluh sebesar kacang kedelai mengucur keluar tiada
hentinya.
Han Siong Kie sendiripun merasakan hatinya bergoncang
keras, dia terdorong mundur satu langkah lebar.
Setelah berhenti sebentar nikoh tua itu menggigit bibir,
tiba-tiba ia menerjang lagi kedepan, sepasang telapak
tangannya dengan desingan tajam disapu kembali keluar.
Sapuan tersebut tampaknya saja sangat lambat pada
hakekatnya cepat melebihi kilat bahkan sudut sasarannya jauh
dari keadaan biasa bukan saja disertai hawa pukulan yang

1192
aneh bahkan membuat orang tak mampu untuk menangkis
datangnya ancaman itu
Han Siong Kie seketika terdesak hebat, dia mundur terus
berulang kali tanpa mampu membalas.
Bagaikan gulungan ombak sungai yang berkepanjangan
serangan itu datang secara bergelombang dan tiada putusnya,
sianak muda itu mundur terus kebelakang dan akhirnya ia
terjebak disuatu batuan cadas yang tinggi dan besar, waktu
itu ingin mundurpun sudah tiada jalan lagi.
Sadarlah pemuda itu bahwa keadaannya sudah ketitir
hebat, bila ia tidak unjukkan kesaktiannya lagi tak nanti dia
bisa menaiki bukit itu. Berpikir demikian dia lantas
membentak: "Maaf, terpaksa aku akan bertindak kasar"
Dengan jurus Mo ong ko ciat (raja iblis menyembah loteng
istana) ia lepaskan sebuah pukulan dengan tenaga sebesar
sepuluh bagian.
Walaupun jurus serangan ygng dipergunakan masih
merupakan jurus-jurus lama, akan tetapi setelah dia berhasil
mempelajari ilmu sakti si mi sinkang, kekuatan daya
serangannya ternyata jauh berbeda.
Jerit kesakitan menggema di angkasa, dengan
sempoyongan nikoh tua itu mundur sejauh satu kaki lebih,
darah segar mengucur keluar membasahi ujung bibirnya.
Han Siong Kie tertegun, dia tak menyangka kelihayannya
sudah mencapai tingkatan setinggi itu, semua dalam keadaaa
begini tak sempat lagi baginya untuk berpikir lebih jauh,
serentak tubuhnya berkelebat dan menerjang ke atas puncak
bukit.
Selang sesaat kemudian ia sudah mencapai seratus kaki
sebelum puncak bukit, beberapa batang pohon Siong muncul
didepas mata, dan d ibalik pepohonan itu tampaklah sebuah
bangunan kuil yang terbuat dari batu cadas gunung. Han

1193
Siong Kie merasa semangatnya berkobar, ia percepat gerakan
larinya.
Mendadak sesosok bayangan abu-abu muncul dari balik
pepohonan dan langsung menerkam kedepan, sebelum tiba
angin pukulan yang tajam sudah keburu menyapu lebih
duluan-
Sungguh terkejut sianak muda itu, ia tahu tenaga dalam
yang dimiliki pendatang ini jauh lebih hebat daripada dua
orang nikoh yang telah dijumpai, cepat tubuhnya menukik dan
membentuk sebuah gerakan setengah busur diudara
kemudian melayang turun ke muka bumi.
Bayangan abu-abu itnpun melayang turun ternyata dia
adalah seorang nikoh berlengan tunggal.
Sebelum Han Siong Kie sempat buka suara, nikoh
berlengan satu itu sudah menegur lebih dahulu:
"Sicu, engkau anggap kepandaian silatmu sudah hebat
maka secara beruntun kau lukai dua orang seperguruanku dan
kemudian datang mengacau bukit Tay huang san ini"
"Aku tidak bermaksud main kasar, aku memohon dengan
sopan dan menuruti tata cara yang selayaknya akan tetapi
merekalah yang memaksa aku untuk menggunakan kekerasan
maka janganlah kau salahkan jika terpaksa kulukai pula kedua
orang rekan seperguruanmu itu!"
“Hmm! Selama enam puluh tahun belum pernah ada orang
asing yang berani menginjakkan kakinya di bukit Tay huang
san ini”
"Aku datang kemari karena mendapat titipan dari
seseorang aku datang untuk mencari orang, lain daripada itu
aku tiada maksud apa-apa apalagi berbuat keonaran!”
"Aku tak ambil peduli apa maksud kedatanganmu pokoknya
kehadiranmu disini sudah merupakan suatu pelanggaran
pantangan atas peraturan dari kuil kami ini"

1194
“Heeehh heeehhhe heehh tolong tanya apa yang hendak
suthay lakukan terbadap diriku ?” ejek Han Siong Kie sambil
tertawa dingin.
“Kau akan kutangkap kemudian dijatuhi hukuman sesuai
dengan peraturan yang berlaku disini" jawab nikoh berlengan
satu dengan wajah hijau membesi.
"Menangkap aku? Suthay angap aku bisa ditangkap dengan
gampang seperti apa yang kau bayangkan?”
“Hmmm ! Jadi sicu tidak percaya? Kalao begitu mari kita
buktikan bersama !”
Begitu kata terakhir diutaraksn keluar kelima jari tanganaya
seperti cakar garuda melancarkan cengkeraman lagi.
Si anak muda itu terkesiap cepat nian ancaman tersebut,
buru buru dia bsrkelit kesamping untuk menghindar, hanya
sedikit terlambat niscaya dia bakal kena ditangkap.
Gagal dengan cengkeraman mautnya nikoh berlengan satu
itu tidak merubah gerak serangannya, dari cengkeraman ia
mengubab menjadi serangan telapak tangan dan langsung
dihantam kedada pemuda itu dengao cepat.
Han Siong Kie ingin menghindar cuma tak sempat lagi
terpaksa dia kerahkan hawa sakti Si mi sin kangnya untuk
menerima pukulan itu dengan kekerasan.
“Blaaang !” Han Siong Kie merasa dadanya jadi sesak dan
susah bernapas, dengan sempoyongan ia mundur tiga langkah
ke belakang hampir saja darah segar muntah keluar,
pandangan matanya berkunang dan kepalanya jadi pening.
Nikoh berlengan satu pun tidak memperoleh keuntungan
apa apa telapak tangannya yang tergetar oleh tenaga sinkang
musuh terasa sangat sakit bagaikan mau patah, dengan
gontai ia mundur sejauh delapan depa, rasa kaget dan
tercengang menghiasi seluruh wajahnya.

1195
Kecuali gurunya, selama hidup belum pernah dijumpai
musuh setangguh ini, apalagi usianya belum dua puluh
tahunan, hal ini semakin mencengangkan hatinya.
Dipihak lain Han Siong Kie dibikin naik pitam oleh kejadian
yang baru dialaminya, hawa sakti Si mi sinkang lantas
disalurkan mengelilingi seluruh badan, dari kejauhan dia
lepaskan sebuah pukulan dahsyat.
Nikoh berlengan tunggal itu terkesiap. cepat-cepat
tangannya berputar membentuk satu lingkaran kilat, gerakan
itu sama sekali tidak menimbulkan suara sedikitpun-
Han Siong Kie terperanjat ia merasa bahwa tenaga pukulan
yang dilancarkan dengan kekuatan sebesar delapan bagian itu
mendadak punah sama sekali hingga lenyap tak berbekas.
Ia menggigit bibir, sepasang telapak tangannya sekali lagi
meluncurkan serangan dengaan mengerahkan tenaga sebesar
sepuluh bagian, kali ini terlihatlah pancaran cahaya aneh dari
raut wajahnya.
Nikoh berlengan tunggal ini lebih tercekat lagi hatinya,
kalau orang lain tidak tahu maka hati kecilnya jauh lebih
paham dari siapapun juga untuk memunahkan daya pengaruh
serangan musu barusan dia harus mengerahkan ilmu sakti Pay
yap sin khinya hingga mencapai dua belas bagian dengan
susah payah ancaman musuh baru bisa dipunahkan, tapi
sekarang musuh telah menambahkan serangannya hingga
mencapai sepuluh bagian, dia yakin bahwa kepandaian nya
tak mampu untuk membendung kedahsyatan lawan.
Tampaknya nikoh berlengan tunggal itu bakal mati konyol.
Disaat yang kritis tiba-tiba terdengar seseorang berseru
nyaring dari tempat kejauhan.
"Biau hian cepat mundur, pukulan itu adalah ilmu si mi
sinkang, engkau tak mampu untuk menghadapinya"

1196
Ucapan tersebut cukup mencengangkan hati Han Siong Kie,
ia tahu kalau tebakannya tidak keliru maka orang yang
baruran berbicara tak lain adalah Tay huang sinni pemilik kuil
Bu cuan ini, ia merasa bahwa kata-kata tersebut berasal dari
balik kuil, kalau toh demikian adanya dari mana nikoh sakti itu
bisa mengetahui akan asal usul ilmu silatnya?"
Mungkinkah ia sudah berhasil melatih ilmu Thian sao tong,
suatu kepandaian melihat jauh.
Paras muka nikoh tua yang bernama Biau hian itu berubah
hebat, dia melirik sekejap kearah Han Siong Kie. kemudian
putar badan dan lenyap dibalik batu-batu cadas.
Karena musuhnya telah mengundurkan diri, maka sianak
muda itupun membatalkan erangannya, dengan ilmu
menyampaikan suara serunya kearah puncak bukit sebelah
depan sana.
"Locianpwe, boanpwe ada urusan hendak bertemu dengan
cianpwe, harap engkau bersedia memaafkan kelancanganku
ini"
"Sebutkan asal usul perguraanmu " kata-kata tersebut
muncul kembali dari atas puncak bukit.
"Boancwe bernama Han Siong Kie, ketua dari perguruan
Thian lam bun "
"Engkau adalah ketua dari istana Huan mo kiong diwilayah
Thian-Iam ? Ada urusan apa datang kemari ?"
"Boanpwe mendapat pesan dari seseorang dan sengaja
datang kemari untuk mencari orang"
"Siapa yang kau cari ?"
“Seorang nona yang bernama Go siau bi"
"Siapa yang suruh engkau datang kemari ?"
"Put to sianseng, kakek dari nona Go "

1197
"ooooh, jadi engkaulah yang bernama Manusia muka dingin
Han Siong Kie " sekali lagi anak muda itu terperanjat,
sahutnya cepat: "Benar, boanpwelah yang bernama Han Siong
Kie."
"Memandang diatas wajah Put lo sianseng aku tidak akan
mempersoalkan lagi kesalahanmu mencari gara-gara ke atas
bukit kami ini. Nah Cepatlah turun dari bukit ini."
Perasaan hati yang semula sudah menjadi tenang, kini
bergolak kembali, ucapan tersebut dirasakan Han Siong Kie
sebagai suatu ejekan, rasa ingin menang lantas muncul
kembali.
"Cianpwe, aku toh sudah mengutarakan maksud
kedatanganku ? Masa sebelum tujuanku kesampaian kau telah
mengusir aku turun gunung?" serunya dengan hati tak puas.
"Aku perintahkan kepadamu untuk segera turun dari bukit
ini " tiba-tiba suara dari Tay huang sinni berubah jadi amat
dingin dan ketus, bahkan ucapan tersebut diutarakan sepatah
demi sepatah kata.
Sesabar-sabarnya Han Siong Kie setelah diperlakukan
sekasar itu diapun tak dapat menahan diri lagi tampiknya:
"Aku datang kemari bukan untuk mendengarkan
perintahmu, kalau aku tak mau turun gunung kau mau apa?"
"Hmm Membandel" maki Tay huang sinni ketus,
"Kalau begitu apa yang hendak kau lakukan ?"
"Setelah persoalan yang dititipkan pada ku telah
kuselesaikan, tanpa disuruh aku bisa turun gunung sendiri"
"Persoalan apa yang hendak kau kerjakan ditempat ini?"
"Aku ingin bertemu dengan nona Go siau bi dan bercakapcakap
sendiri dengan dirinya"

1198
"Sicu, ketahuilah bahwa pinni adalah seorang pendeta
beragama, aku tak ingin bersilat lidah dengan dirimu, lebih
baik cepat-cepatlah tinggalkan tempat ini"
"Maaf, aku tak dapat menuruti kehendakmu itu"
"Hmm sicu, jangan kau anggap ilmu sakti si mi sinkang
yang kau miliki itu adalah suatu kelandaian sakti yang tiada
tandingannya lagi dikolong langit" Agaknya Tay huang sinni
mulai naik darah oleh sikap lawannya yang keras kepala.
"Akupun sama sekali tidak berpendapat demikian, tapi bila
ada orang ingin main-main denganku, akan kubuktikan bahwa
kepandaian tersebut masih lebih dari cukup bagiku untuk
mempertahankan diri"
Suasana hening untuk sesaat, diantara hembusan angin
bukit yang sepoi-sepoi akhirnya terdengar Tay huang sini
berkata lagi, hanya kali ini suaranya jauh lebih lembut: "Sicu,
aku rasa engkau tak usah bertemu lagi dengan nona Go"
"Kenapa?" Tanya si anak muda itu cepat.
"Sebab dia tak ingin berjumpa lagi denganmu "
Jawaban ini membuat Han Siong Kie membungkam, sebab
inilah kejadian yang sangat tidak diharapkan olehnya, suatu
kejadian yang membuat ia jadi jengah dan merasa serba
salah, tapi haruskah ia mengundurkan diri dengan begitu saja
?
"Aku telah berjanji kepada Put lo sianseng, bahwa
persoalan ini akan kuselesaikan dengan segala kemampuan
yang kumiliki" pikir pemuda itu dalam hati "dan lagi akupun
merasa banyak berhutang budi kepada Go siau Bi, apakah aku
harus mengundurkan diri karena persoalan ini ? Toh Go siau bi
bisa menjadi nekad adalah gara-gara karena aku ? Tatkala
ingatan tersebut terlintas dalam benaknya, pemuda itu lantas
berseru:

1199
"Dia mau berjumpa denganku atau tidak adalah urusan
pribadinya sendiri, pokoknya bagaimanapun juga aku harus
bertemu dengannya "
"Hmm Engkau hendak berbuat sewenang-wenang ditempat
ini ?"
"Tidak. aku tidak berbuat sewenang-wenang, aku hanya
bertindak menuruti perasaan hatiku sendiri"
"Ketahuilah wahai Han sicu, pinni bisa simpatik terhadap
pengalaman serta tragedi yang menimpa kehidupan nona Go,
telah kukabulkan permintaannya itu dan sekarang akan
kucukur rambutnya menjadi nikoh, mulai detik ini ia sudah
menjadi murid Buddha dan dia tak akan menjumpai dirimu
untuk selamanya."
"Tidak Tidak boleh" teriak Han Siong Kie dengan setengah
menggembor, paras mukanya berubah hebat.
"Tidak boleh ? Dengan berdasarkan apa engkau melarang
kebebasan orang untuk memilih dan melakukan apa yang
disukainya Haaah haaah haaah sicu, kau harus tahu
kendatipun pinni telah menjadi murid Buddha, akan tetapi aku
tidak terikat oleh suatu pantangan, yakni pantangan
membunuh"
Habislah kesabaran Han Siong Kie, dia mendengus penuh
kemarahan, sekali menjejak permukan tanah, seperti anak
panah yang terlepas dari busurnya pemuda itu melayang
keatas puncak bukit.
Sewaktu tiba didepan pintu kuil ia lihat pintu gerbang
tertutup rapat, seorang dara baju putih tampak berlutut
didepan pintu kuil itu tanpa bergerak. siapa lagi dara itu kalau
bukan Go siau bi
Han Siong Kie merasa jantungnya berdebar keras, lamalama
sekali ia menatap dara itu kemudian bisiknya: "Nona Go
"

1200
Go siau bi tidak menjawab, ia masih tetap berlutut tak
bergerak.
"Nona Go " sekali lagi anak itu muda itu memanggil dengan
lemah.
-000dw000-
BAB 66
PENGALAMAN yang dialami Go siau bi memang
mengenaskan, berulang kali ia menyatakan cinta kepada
pemuda pujaannya, namun setiap kali tidak mendapat
tanggapan yang serius.
Sejak mengalami kejadian didalam perkampungan oh han
san ceng bertekadlah gadis ini untuk cukur rambut menjadi
pendeta dan menjalankan sisa hidupnya dengan mengabdikan
diri kepada sang Buddha.
Kendatipun tekadnya sudah bulat, tak dapat dipungkiri
bahwa rasa cintanya terhadap Han Siong Kie telah padam
terlebih lagi ia tak menyangka kalau si anak muda itu bakal
datang ke bukit Tay huang san mencari dirinya.
Untuk sesaat pikirannya jadi kacau balau tak karuan, rasa
cinta yang masih membakar dalam dadanya serasa makin
bergolak dengan hebatnya.
Pannggilan dari Han Siong Kie, dirasakan olehnya bagaikan
beberapa buah martil yang menghantam diatas dasar
perasaan hatinya yang mulai menjadi dingin dan kaku.
Tapi akhirnya perlahan-lahan ia bangkit berdiri juga.
Berhadap-hadapan muka dengan sinar mata yang saling
bertemu seketika membuat sekujur badan Han Siong Kie
bergetar keras tanpa sadar dia mundur satu langkah ke
belakang.

1201
Raut wajab yang tertera di hadapan matanya sekarang
bukanlah wajah yang segar dan ayu lagi, wajah gadis itu
sudah kusut dan layu, ibaratnya daun yang sudah kering dan
bunga yang hampir rontok, walau pun baru berpisah selama
beberapa bulan tapi gadis itu sudah berubah, banyak sekali
perubahannya.
Dari wajahnya yang kusut dan layu itu tidak nampak
kesegarannya lagi, tidak tercermin kembali bahwa dara ita
masih ramaja dan muda, biji matanya yang dulu bening
sekarang diliputi kehampaan dan kepedihan dengan tatapan
agak kaku ia mengawasi kekasih hatinya yang membuat ia
jadi putus asa dan tak bergairah lagi untuk bidup.
Dengan sedih Han Siong Kie berkata;
“Nona Go ada beberapa persoalan ingin sekali kubicarakan
dengan dirimu”
Sekilas cahaya terang sempat menghiasi wajah Go Siau bi
yang layu meski sedetik kemudian telah lenyap lagi tanpa
bekas.
"Mungkinkab ia telah berubah pikiran dan sekarang mulai
mencintai diriku?" demikian pikirnya di hati.
Tapi sejenak kemudian dengan sedih ia membantah
kembali jalan pikirannya itu ia bertanya dengan suara yang
pedih:
"Han siangkong mau apa engkau datang kemari?”
"Aku aku ingin bercakap-cakap dengan nona!" sahut
pemuda itu tergagap
“Hanya ingin berbicara saja? Apa yang bendak kau
bicarakan dengan diriku?”
"Aku minta nona bersedia untuk membatalkan niatmu
untuk cukur rambut menjadi pendeta!"
"Kenapa?”

1202
Tertegun Han Siong Kie menghadapi pertanyaan tersebut
untuk sesaat ia jadi gelagapan dan tak tahu apa yang mesti
dijawab tapi untunglah satu ingatan cepat melintas dalam
benaknya dengan serius pemuda itu menjawab:
“Kakek nona Put lo sianseng muncul kembali dari
pengasingannya karena ayahmu mati terbunuh maka sengaja
beliau melatih nona agar nona bisa membangun kembali
perkumpulan Pat-gi pang yang tercerai berai itu"
Hebat sekali perubahan wajah Go Siau bi setelah
mengetahui bahwa maksud kedatangan pemuda itu bukan
lantaran dia, katanya:
“Ooh jadi kau datang kemari hanya untuk menyampaikan
pesan dari kakekku?”
Han Siong Kie semakin kikuk ia tertawa jengah dan
menyahut:
“Nona Go bila engkau bersikeras untuk masuk jadi pendeta
bukan saja kakekmu akan merasa kecewa dan bersedih hati
bahkan sukma ayahmu di alam baka pun tak akan menyetujui
tindakan dari nona”
Sekali lagi Go Siau bi menukas ucapan lawannya yang
belum selesai ia berkata.
"Han sioog Kie engkau datang kemari hanya untuk
mengucapkan beberapa patah kata itu?”
"Tentang soal ini."
"Katakan saja yaa atau bukan?”
“Selain daripada itu aku pun ingin menyampaikan rasa
sesalku terhadap nona”
“Masih ada perkataan lain yang hendak kau ucapkan?”
Han Siong Kie jadi gelagapan, ia tak tahu apa yang mesti
dibicarakan pada saat ini.

1203
Go Siau bi makin ketus sikapnya, nada perkataaanya lebih
dingin daripada es ia berkata:
“Han siong Kie sekarang juga kau bolah pergi tinggalkan
tempat ini!”
“Tapi nona, kau "
“Ketahuilah Han siangkong, tiap manusia mempunyai
tujuan dan cita-citanya sendiri, tak usah kau paksa diriku
untuk menuruti kehendak hatimu itu !”
Serba salah jadinya keadaan Han Siong Kie waktu itu dia
tak tahu bagaimana musti mengatasi keadaan yang serba riku
ini.
"Kraaak !” pintu kuil yang semula tertutup rapat, perlahanlahan
terpentang lebar, dari bilik pintu muncullah seorang
nikoh tua yang berwajah merah. setajam sembilu sorot
matanya nikoh itu agung tampaknya dan sangat berwibawa.
Sementara Go Siau bi sendiri telah putar badan serta
berlutut kembali ke atas tanah.
Menyaksikan kemunculan nikoh tua itu Han Siong Kie
segera maju dia memberi hormat tegurnya :
"Apakah locianpwe adalah pemilik kuil ini ?"
"Ehmm " tiada jawaban kecuali dengusan dingin, dengusan
tersebut amat ketus dan tak sedap didengar.
sekuat tenaga Han Siong Kie berusaha untuk
mengendalikan perasaan sendiri, ia bertanya:
"Sudahkah locianpwe menyanggupi permintaannya untuk
mencukur rambutnya menjadi pendeta?"
"Ehmm sudah kenapa ??"
"Aku rasa dengan kedudukan cianpwe yang agung dan
dihormati orang, tentunya engkau tak akan mengingkari janji
sendiri bukan ?"

1204
"Apa maksudmu dengan perkataan itu?" tegur Tay huang
sini dengan wajah berubah.
"Bukankah locianpwe telah menyanggupi permintaan put lo
sianseng untuk menolak permintaan nona Go menjadi pendeta
?"
Ketika ucapan tersebut diutarakan keluar tanpa bisa
dicegah lagi Go siau bi berpaling serta melotot sekejap kearah
sianak muda itu.
"Ehmm, memang ada kejadian seperti itu" kata Tay huang
sinni tetap ketus, "tapi aku tidak menyanggupi untuk tidak
mencukurkan rambut cucunya, aku hanya setuju untuk
memberi kesempatan kepadanya untuk mempertimbangkan
kembali persoalan ini"
"Tapi bukankah perbuatanmu sekarang...."
"Pinni simpatik terhadap tragedi yang menimpa dirinya dan
sekarang aku sudah berubah pikiran" tukas nikoh itu cepat.
"Apakah sudah locianpwe bayangkan akibat-akibatnya bila
aku melakukan hal ini atas dirinya?"
"Bagi kami orang-orang beragama tak pernah terpikirkan
apakah ada akibat atau tidak tindakan yang kami ambil,
semua persoalan kami pertimbangkan dengan keadaan
berjodoh atau tidak"
"Hmm orang beragama mengutamakan belas kasihan,
tindakan dari locianpwe ini ...."
"Tutup mulutmu" bentak Tay huang sinni marah "ia sudah
tiga hari tiga malam berlutut didepan pintu kuilku, apakah
pinni tak boleh berbuat belas kasihan dengan memenuhi
keinginannya "
Waktu itu tiba tiba Go siau bi berpaling dan berkata:
“Han Siong Kie sekarang juga engkau boleh turun dari
gunung ini tak usah kau campuri lagi urusanku ini!”

1205
Sadarlah Han Siong Kie bahwa perjalanaannya kali ini
hanya sia sia belaka dia menghela napas panjang putar badan
dan siap berlalu dari tempat itu.
"Tungggu sebentar" mendadak seseorang berseru suara itu
sangat dikenal sekali olehnya.
Han Siong Kie putar badan seraya berpaling tapi apa yang
muncul didepan matanya membuat pemuda itu dengan wajah
tercengang mundur tiga langkah ke belakang.
Dibelakang Tay huan sinni telah bertambah dengan
seseorang dan orang itu adalah seorang perempuan
berkerudung yang sangat dikenal olehnya sebab dia tak lain
adalah Orang yang kehilangan sukma, perempuan misterius
itu.
Mimpi pun Han Siong Kie tak mengira kalau Orang yang
kehilangan sukma bisa muncul dalam kuil Bu cu-an ini, ini
suatu kesengajaan? Ataukah suatu kebetulan belaka?
"Biau hian, Bawa li sicu itu masuk kedalam” terdengar Tay
huang sinni berkata kepada nikoh buntung yang berdiri
disamping gelanggang.
Nikoh buntung itu mengiakan dia membangunksn Go Siau
bi dan berjalan masuk ke dalam kuil.
Sementara itu Han Siong Kie hanya berdiri termangumangu
sambil menatap wajah Orang yang kehilangan sukma
tanpa berkedip.
“Han Sioog Kie !” terdengar Tay huang sinni menegur
dengan suara yang berat dan ketus, “Sebagai seorang
Ciangbunjin dari suatu perguruan, tahukah engkau bahwa
perbuatanmu memasuki wilayah terlarang dari perguruan ini
adalah suatu perbuatan yang melanggar tata susila?”
Han Siong Kie semakin termangu, ucapan lawan terasa
menusuk perasaan hatinya terutama kata-kata yang

1206
menyangkut soal kedudukannya sebagai ketua dari suatu
perguruan membuat pemuda itu tak bisa banyak berkutik.
Akhirnya setelah termenung sebentar ujarnya dengan
ketus:
“Apa yang hendak locianpwe lakukan atas diriku ini ?”
“Berbicara tentang tingkat kedudukan pinni tidak pantas
untuk turun tangan atas dirimu tapi tindak tandukmu kelewat
pongah dan jumawa, perbuatanmu telah menodai keangkeran
serta kewibawaan nama besar Tay huabg san kami dimata
umum maka untuk menyelesaikan masalah ini terpaksa kita
harus tentukan menang kalah dengan pertarungan adu tenaga
dalam”
Memang inilah yang diharapkan Han Siong Kie, sebab
semenjak ia menerima pesan dari Put lo sianseng sudah
terlintas satu ingatan untuk mengadu kepandaian dengan
tokoh silat itu
"Maksud Locianpwe engkau hendak mengajak aku untuk
bertaruh dalam pertarungan ini?" katanya kemudian dengan
serius.
"Benar .. "
"Dan pertarungan ini adalah pertarungan atas mati dan
hidup ?"
"Haah, tidak sampai seserius itu asal sudah ditentukan
siapa menang siapa kalah, hal ini sudah lebih dari cukup "
"Bagaimana setelah menang kalah dapat ditetapkan ?"
"Jika engkau yang menang maka pinni tak akan
mempersoalkan kehadiranmu lagi di bukit ini, bahkan akupun
tak akan memaksa Go siau bi untuk mencukur rambut menjadi
pendeta"
"Seandainya aku yang kalah ? Apa yang harus kulakukan ?"

1207
"Kalau engkau kalah maka kau harus menyanggupi sebuah
syarat yang akan pinni ajukan "
"Apa syaratmu itu ?"
"Syarat itu rasanya terlampau awal bila kuutarakan pada
saat ini, pokoknya tak akan merugikan dirimu "
"Andaikata menang kalah tak dapat ditentukan? Apa yang
harus kulakukan?"
"Akan kubiarkan engkau turun dari bukit ini dengan selamat
"
Perasaan hati Han Siong Kie bergolak keras, setelah
mendengar ucapan tersebut, dia merasa beruntung karena
bisa mendapat kesempatan untuk bertarung melawan seorang
tokoh silat yang lihay. Tapi diapun kuatir bila kalah maka
syarat apakah yang bakal diajukan kepadanya ? Mampukah ia
melaksanakan syarat tersebut ?
"Locianpwe, pertarungan yang bagaimana kah akan kita
langsungkan? " ia bertanya kemudian.
Tay huang sinni termenung dan berpikir sebentar, lalu
sahutnya:
"Pinni telah bersumpah tak akan keluar dari pintu kuil ini
barang selangkahpun, sekarang kita berdiri dengan selisih
jarak lima kaki, baiknya kalau kita masing-masing berdiri tak
bergerak ditempat semula dan masing-masing melancarkan
tiga buah serangan baik ilmu macam apa pun yang dimiliki
boleh digunakan siapa bisa memaksa lawan untuk bergeser
dari tempat kedudukannya maka dialah yang menang!”
Han Siong Kie msngangguk berulang kali setelah
mendengar usul tersebut melancarkan serangan dari jarak
lima kaki memang bukan suatu pekerjaan yang mudah bila
orang itu bukan seorang tokoh silat bcrilmu tinggi maka
jangan harap bisa menggeserkan musuhnya dari tempat
kedudukan.

1208
Dengan perkataan lain dalam pertarungan ini bukan saja
orang tak bisa bermain licik atau main sabun bahkan harus
benar-benar mengandalkan ilmu sejati. Sekali pun bisa
menggeserkan orang itu dari kedudukannya akan tetapi tak
sampai melukai lawannya.
Tiba tiba ia teringat kembali ilmu Tong kim ci yang maha
sakii itu semenjak ia berhasil melatih ilmu Si mi sinkang belum
pernah kepandaian tersebut dicoba kembali kedahsyatannya
apa salahnya bila menggunakan kesempatan ini dia mencoba
kembali keampuhan ilmu tersebut?
Sementara pemuda itu masih termenung Tay huang sinni
telah berkata lagi.
"Li sicu aku minta engkau menjadi saksi dalam pertarungan
ini tentunya engkau bersedia bukan?”
Seraya berkata nikoh itu memandang sekejap kearah Orang
yang kehilangan sukma.
Cepat perempuan miaterius itu memberi hormat ia
menyahut.
"Boanpwe akan mengikuti perkataan suthay!” dia pun
melompat keluar dari kuil itu dan berdiri di samping
gelanggang.
Dalam waktu singkat suasana gelanggang diliputi
ketegangan dan keseriusan semua orang menahan napas dan
menantikan berlangsungnya pertarungan itu dengan hati
berdebar.
Seorang pemuka silat yang sudah tersohor namanya
semenjak enam puluh tahun berselang akan bertarung
melawan seorang pemuda belasan tahun yang memiliki ilmu
tinggi, pertarungan semacam ini boleh dibilang merupakan
suatu peristiwa yang langka dan jarang ditemui dikolong langit
tak heran kalau peristiwa tersebut menggetarkan hati setiap
orang yang hadir disitu.

1209
"Han sauhiap. silahkan engkau melancarkan serangan lebih
dahulu " Suatu ketika Tay huang sinni berkata dengan wajah
serius.
"Tidak. lebih baik locianpwe yang turun tangan lebih
dahulu" kata Han Siong Kie dengan hati bergetar.
"Pini adalah seorang angkatan tua, tidak pantas untuk
turun tangan lebih dahulu, lebih baik sauhiap duluan"
"Kalau memang begitu, maaf kalau terpaksa boanpwe
bertindak lancang . . nah, sambutlah seranganku ini"
Dengan menghimpun hawa sakti Si mi sinkangnya
mencapai sepuluh bagian, perlahan-lahan telapak tangannya
diangkat kemuka dan lantas didorong ke depan.
Segulung angin pukulan yang tipis halus dan sama sekali
tidak menimbulkan suara, berhembus ketubuh lawan-
Meskipun enteng sekali pukulan itu tampaknya pada
hakekatnya mengandung tenaga dahsyat yang cukup
merontokkan nyali orang.
Disaat Han Siong Kie melancarkan serangan Tay huang
sinni sendiripun memutar tiga kali sepasang telapak tangannya
didepan dada.
suatu getaran keras menyusu terjadinya ledakan yang
memekikkan telinga Tay huang sini hanya tergetar sedikit
tubuhnya, sementara kuda-kudanya masih kelihatan kokoh
sekali.
Pukulan si mi sinkang sebesar sepuluh bagian ternyata
berhasil dipunahkan oleh nikoh tua itu dengan enteng, sedikit
banyak tercekat juga hati Han Siong Kie, diam-diam ia
menjulurkan lidahnya.
Paras muka Tay huang sinni sendiri berubah jadi amat
serius, tampaknya nikoh itu tidak berkeyakinan dapat
menangkan pertarungan ini.

1210
orang yang kehilangan sukma sendiripun tampak sangat
tegang, sampai-sampai badannya ikut gemetar keras.
Gagal dengan serangan yang pertama, Han Siong Kie
menghimpus kembali tenaganya mencapai dua belas bagian,
sambil melepaskan pukulan serunya lantang: "sambutlah
seranganku yang kedua ini"
Ketika sepasang telapak tangannya dilontarkan kedepan,
secara lapat-lapat tampaklah asap putih yang tipis menyertai
deruan pukulan itu.
Tay huang sinni menggerakkan sepasang ujung bajunya
untuk menangkis, ia membentuk gerakan aneh didepan
dadanya, selapis hawa hijau yang menggulung tebal seketika
melapisi seluruh badannya, jelas nikoh ini sudah mengerahkan
ilmu Pay yap sin khinya hingga mencapai pada puncak
kehebatannya.
Cahaya putih dan cahaya hijau segera bertemu satu sama
lainnya, dan tak bisa di cegah terjadilah ledakan yang
memekikkan telinga.
Sekujur badan Tay huang sini gemetar keras, tubuhnya
goncang bagaikan ranting pohon terhembus angin puyuh,
nyaris kedudukannya jebol dan tubuhnya terdorong maju ke
depan.
Untunglah ia menggigit bibir sambil berkerut dahi, sekuat
tenaga padri itu berusaha mempertahankan diri, peluh sudah
mulai membasahi seluruh badannya.
Dua jurus serangan sudah lewat tanpa menghasilkan apaapa,
sekarang tinggallah jurus yang terakhir. pemuda itu tahu
bila serangan yang ketigapun mengalami kegagalan, sudah
pasti dialah yang bakal menderita kekalahan.
Bila dipikir kembali akan kedudukan Tay huang sinni yang
begitu tinggi dan terhormat, kalah ditangan padri perempuan
ini belum terhitung suatu kejadian yang memalukan, tapi Han

1211
Siong Kie mempunyai pandangan yang lain, dia harus dapat
menangkan nikoh tua ini karena bagaimanapun juga dia
adalah seorang ketua dari suatu perguruan besar.
Dan menang kalah akan ditentukan dalam jurus serangan
yang terakhir ini.
Han Siong Kie mementangkan kesepuluh jari tangannya
lebar-lebar, segenap hawa sakti yang dimilikinya disalurkan
kedalam jari tangan itu, ia telah mempersiapkan diri untuk
melangsungkan pertarungan yang terakhir ini dengan
menggunakan ilmu jari Tong kim ci.
Setajam sembilu pancaran sinar mata Tay huang sinni, dia
menatap wajah pemuda itu tanpa berkedip. sepasang telapak
tangannya disilangkan didepan dada.
Akhirnya pemuda itu membentak keras, sepasang
tangannya bergetar, sepuluh gulung desingan angin jari
dengan membawa suara yang memekikkan telinga langsung
meluncur kedepan-
Bersamaan dengan dilepaskannya serangan jari tangan itu,
ingatan lain melintas kembali dalam benak pemuda itu tibatiba
sepasang telapak tangannya digeser kekiri dan kekanan.
Dia tahu ilmu jari Tong Kim ci yang disertai hawa sakti Si
mi sinkang ini mempunyai kedahsyatan yang menggidikkan
hati ia tak ingin membunuh dengan serangan maut itu sebab
bukan itu tujuannya ia jadi tak tega dan disaat yang terakhir,
serangan maut tersebut digeserkan sedikit kesamping.
"Criit! Criit!” berkali-kali terjadi desiran keras masingmasing
pintu gerbang yang terbuat dari kayu tebal tahu tahu
sudah bertambah dengan sepuluh buah lubang besar yang
tajam.
Hampir saja Orang yang kehilangan sukma menjerit keras
karena terperanjat

1212
Tay huang sinni pun berdiri dengan wajah pucat pias peluh
dingin membasahi tubuhnya diam-diam ia bersyukur karena
jiwanya lolos dari ancaman bahaya maut. Begitulah karena
hatinya terketuk untuk tidak melakukan pembunuban Han
Siong Kie telah melepaskan sebuah kesempatan yang sangat
baik untuk merebut kemenangan sambil menarik kembali
telapak tanganoya dia berkata.
“Locianpwe sekarang tibalah giliranmu untuk melancarkan
serangan”
"Berhati-hatilah sicu, aku akan segera melancarkan sebuah
pukulan!” kata Tay huang sinni kemudian dengan wajah
serius.
Sepasang telapak tangannya didorong ke tengah kedepan,
segulung angin puyuh yang berkekuatan besar lantas
menggulung ke muka.
Han Siong Kie memutar sepasang telapak tangannya
dengan taktik "membuang" dari ilmu Mo mo ciang hoat dia
salurkan hawa Si mi sin kangnya untuk memunahkan ancaman
tersebut sekali pun pukulan musuh berhasil disingkirkan
namun badannya ikut bergoncang pula dengan kerasnya.
Pemuda itu mencoba untuk menjaga diri tapi saat itulah
Tay huang sinni telah mengulangi kembali serangannya
dengan gerakan yang tidak jauh berbeda dari gerakan
pertama, kembali gulungan angin pukulan keras melanda
kedepan.
Han Siong Kie merasa tenaga pukulan lawan yang datang
melanda kali ini sangat berat cepat-cepat dia putar tangannya
untuk menangkis.
Siapa tahu kali ini Tay huang sinni berlaku cerdik, begitu
musuh hendak menangkis tiba-tiba tenaga pukulannya ditarik
kembali kebelakang.

1213
Dengan adanya kejadian ini, maka baru saja Han Siong Kie
melepaskan pukulan untuk menangkis, tahu-tahu tenaga yang
dipancarkan keluar itu telah dihisap oleh lawannya.
Mimpipun si anak muda itu tak menyangka kalau rahib tua
itu bakal menggunakan taktik " menggetar" dan menghisap
hampir bersamaan waktunya, hilanglah keseimbangan.
"Aduh celaka "jeritnya dihati tak dapat dicegah lagi
tubuhnya sempoyongan dan serta merta kakinya melangkah
maju. orang yang kehilangan sukma pun berkata sambil
mengangguk: "Nak engkau kalah. "
Han Siong Kie tertegun, ia cuma bisa berdiri menjublak
sambil membungkam dalam seribu bahasa.
Karena kasihan pada musuhnya, ia telah menyingkirkan
daya sasaran serangan Tong kim ci nya kesamping sehingga
membuang kesempatan untuk mendapat kemenangan dengan
begitu saja.
Sekarang kenyataan telah berbicara lain, dia telah
dikalahkan dalam pertarungan tersebut, untuk menyesalpun
rasanya tak ada gunanya lagi.
"Sau sicu, apakah engkau merasa bahwa pertarungan ini
berlangsung tidak adil?" tiba-tiba Tay huang sinni bertanya.
Han Siong Kie tertawa jengah dan menggeleng.
"Tidak. boanpwe sama sekali tidak mempunyai pikiran
semacam itu "
"Jadi engkau sudah mengaku kalah ?"
"Tentu saja, boanpwe tak akan memungkiri kekalahan yang
telah kuderita ini, aku tak mau bertolak dari kenyataan yang
berada di depan mata, katakan saja apa syarat yang harus
kuturuti itu ?"

1214
"Seandainya pinni telah mengajukan syarat tersebut, dan
ternyata sau sicu tidak bersedia untuk melakukannya, apa
yang musti... "
"Boanpwe tidak akan menolak semua syaratmu, sebagai
seorang manusia persilatan aku akan memegang teguh setiap
janji yang telah kuucapkan" jawab pemuda itu dengan tegas.
Orang yang kehilangan sukma tiba-tiba menimbrung pula:
"Atas petunjuk dari locianpwe boanpwe telah ditunjuk
sebagai saksi maka setelah pertarungan berakhir dan menang
kalahpun telah ditentukan, boanpwe harap locianpwe segera
mengajukan syarat yang hendak cianpwe ajukan sehingga
pertaruhan inipun bisa kita akhiri sampai disini saja . ."
Sepasang mata Tay huang sinni memancarkan sinar tajam,
ia memandang sekejap ke arah Han Siong Kie lalu katanya:
"Gampang dan sederhana sekali syaratku ini, aku cuma
minta engkau segera menikah dengan Go siau bi dan menjadi
suami istri yang berbahagia "
Hebat sekali perubahan wajah Han Siong Kie, tanpa sadar
secara beruntun ia mundur lima langkah kebelakang.
Mimpipun ia tak menyangka kalau syarat yang diajukan Tay
huang sinni adalah mengenai persoalan itu.
Pertama kali ketika ia selamatkan Go siau bi dari tangan
pengawal pribadi istana Huan mo kiong dan menginap sebuah
rumah penginapan, orang yang kehilangan sukma telah
menyaru sebagai tukang obat dengan maksud
menjodohkannya dengan gadis itu, kedua kalinya Put to
sianseng ajukan pinangan bagi cucu perempuannya ternyata
pinangan itupun atas usul dari orang yang kehilangan sukma.
Sekarang adalah untuk ketiga kalinya peristiwa itu terjadi,
temyala orang yang kehilangan sukmalah sebagai saksinya.

1215
Sekalipun orang bodoh juga akan tahu bahwa kejadian ini
bukan suatu kejadian yang kebetulan saja, sudah pasti orang
yang kehilangan sukmalah yang telah mengatur segala
sesuatunya.
Lalu apa maksudnya perempuan misterius itu mengatur
segala sesuatunya itu? Apa alasannya?
Tanpa sadar sianak muda itu mengalihkan pandangan
matanya kewajah orang yang kehilangan sukma dan ingin
sekali melihat mimik wajahnya pada saat itu, sayang mimik
wajahnya tertutup oleh kain kerudung berwarna hitam.
"Bagaimana sau sicu? jawablah sejujur nya" terdengar Tay
huang siani bertanya.
Kacau dan bingung perasaan Han Siong Kie pada saat ini
tanpa disadarinya ia menyahut.
"Aku tak dapat menerima syaratmu itu "
"Jadi engkau hendak menjilat ludahmu sendiri? " tegur Tay
huang sinni dengan wajah serius.
Tanpa sadar si anak muda itu mundur satu langkah
kebelakang dia berusaha untuk membela diri, katanya:
"Cianpwe aku minta ajukan syarat lain, tentang syaratmu
yang itu aku tak dapat menyanggupinya "
"Tidak bisa, selamanya pinni hanya akan mengajukan
sebuah syarat saja, tidak nanti akan kuulangi dengan
mengajukan syarat lain"
"Tapi boanpwe benar-benar tak dapat melakukan
permintaan dari locianpwe itu"
"Ooh jadi engkau bermaksud untuk mengingkari janji?"
ejek nikoh tua itu dengan sinis.

1216
"Boanpwe mempunyai kesulitan yang tak bisa dikatakan
kepada orang lain, maafkanlah daku locianpwe, syaratmu itu
tak dapat kulaksanakan"
"Jadi kau anggap Go siau bi tidak pantas untuk
mendampingi dirimu sebagai seorang istri?"
"Bukan... bukan begitu maksud boanpwe, terus terang saja
boanpwe katakan babwa aku.. sebenarnya aku telah..telah.."
"Apa maksudmu Katakan saja blak-blakan"
"Sebenarnya boanpwe telah serahkan hati dan tubuh
boanpwe ini kepada gadis lain, dan antara aku dengan dia
telah .... telah terikat oleh tali perkawinan"
"Ada yang menjodohkan?”
"Tidak..tidak ada"
"Ada persetujuan dari orang tua?"
"Ju...juga tii... tidak ada"
"Kalau toh tidak ada kan hal itu sama sekali tidak
menghalangi engkau untuk menerima syaratku ini?"
Sungguh sedih dan pedih perassan hati Han Siong Kie
apalagi teringat bahwa Tonghong Hwi, yang dicintainya telah
tiada di dunia ini, kepedihan tersebut akhirnya tercetus keluar
dengan kata-kata: "Dia.... dia telah meninggal dunia"
"Kalau benar sudah mati urusan ini kan lebih gampang
untuk diselesaikan? Apa yang kau pusingkan lagi?"
"Jiwa dan perasaan boanpwe telah lama terkubur bersama
matinya gadis itu, pada hakekatnya yang cianpwe lihat
sekarang tak lebih hanya sesosok mayat hidup belaka, sesosok
tubuh yang tidak berperasaan dan tidak kenal arti lagi"
Sekilas perasaan serba salah melintas di wajah Tay huang
sinni, ia terbungkam untuk beberapa saat lamanya, tapi selang
sesaat kemudian ia telah berkata lagi dengan suara keras:

1217
"Menurut apa yang pinni ketahui, engkau sudah pernah
bersentuhan badan dengan Go siau bi, lantaran cintanya
padamu, ia rela mengasingkan diri dan hidup sebagai seorang
pendeta, tidakkah kau tergetar perasaan hatinya oleh
kesungguhan serta kemurnian cinta kasihnya itu?"
"Aaai, pada hakekatnya boanpwe tidak punya ingatan
untuk memikirkan persoalan yang lain"
"Tahukah engkau bahwa perbuatanmu telah
menghancurkan masa depan seorang dara ?"
"Boanpwe menyesal sekali atas kejadian ini, tapi apa boleh
buat lagi boanpwe tak kuasa menerima kenyataan tersebut"
"Selain itu tahukah engkau bahwa tidak berbakti ada tiga
macam, dan yang paling utama adalah tiada keturunan,
apakah engkau gembira melihat keluarga Han putus
keturunan?"
-000d0w000-
BAB 67
UCAPAN tersebut bagaikan sebilah pisau belati yang
menusuk kedalam ulu hati Han Siong Kie, sekujur badannys
gemetar keras.
Pada hakeketnya tak pernah ia berpikir sampai kesoal itu,
tapi heran mengapa Tay huang sinni menegur dirinya dengan
kata-kata semacam itu? Bukankah dia adalah seorang pendeta
yang tidak mencampuri urusan keduniawian lagi?
"Locianpwe apakah engkau hendak memaksa boanpwe
untuk mengingkari janjiku terhadap orang yang sudah tiada
lagi?" katanya tiba-tiba.
Orang yang kehilangan sukma yang selama ini
membungkam terus mendadak menyela:

1218
"Nak bila engkau bersedia untuk memegang janji kepada
orang yang telah mati, mengapa tidak pula kau penuhi
kewajibanmu sebagai rasa baktimu pada orang tua yang telah
tiada ? Kau harus dapat membedakan mana yang serius dan
mana yang tidak. toh setelah kau laksanakan kewajibanku
untuk berbakti pada orang tua, engkau masih dapat pula
memenuhi janjimu kepada orang yang telah tiada?"
"Bila aku sampai berbuat demikian, bukankah perbuatanku
ini justru akan menyiksa nona Go siau bi untuk selamalamanya?"
"Siapa bilang begitu ?"
"Cianpwe" tiba-tiba Han Siong Kin menengadah dan
menatap wajah perempuan misterius itu tanpa berkedip
"tolong tanya, apakah kesemuanya ini adalah hasil dari
rencana locianpwe ?"
Orang yang kehilangan sukma terbungkam, ia tak sanggup
memberikan jawaban.
"Sau sicu, apakah engkau lupa bahwa hasil ini adalah suatu
hasil dari pertaruhan antara engkau dan aku ?" Tay huang sini
menyela dari samping dengan dingin
"Oooh.. jadi engkau menggunakan kebahagiaan dari
seorang dara sebagai bahan pertaruhan? Pantaskah
perbuatanmu itu?" seru pemuda itu marah-marah.
“Nak. jangan marah dulu !" bisik Orang yang kehilangan
sukma dengan suara yang lembut, "Meskipun Go Siau bi
bertekad untuk mencukur rambut menjadi pendeta. tapi pada
hakekatnya dia masih sangat mencintai dirimu, dia tidak
mengetahui kejadian ini dia pun tidak tahu menahu tentang
pertaruhan ini tapi aku percaya dia tak bakal menampik
kenyataan ini ! Percayalah!”
“Cianpwe, boleh aku bertanya apa sebabnya kau selalu
berusaha untuk menjodohkan

1219
aku dengan nona Go ?”
“Tentu saja demi kau, demi keturunan dari keluarga Han!”
“Jadi kalau begitu antara cianpwe dengan keluargaku
mempunyai hubungan yang sangat dalam?”
“Benar hubungan itu memang dalam..dan dalam sekali !”
“Aku boleh tahu sampai dimanakah dalamnya hubungan
itu.”
“Tidak nak, untuk seat ini tidak ! Tapi di kemudian hari kau
akan mengetahui dengan sendirinya!”
Han Siong Kie termangu, dia menatap wajah parempuan itu
tanpa terkedip., lama kemudian pemuda itu baru berkata lagi:
“Maafkanlah daku cianpwe, boanpwe benar-benar tak
dapat memenuhi apa yang kau harapkan itu!”
"Nak aku memperingatkan dirimu dengan bersungguh hati
jangan kita bicarakan tentang pertaruhan itu sendiri bila
engkau tidak punya keturunan apakah kau tidak kasihan
dengan ayahmu yang berada dialam baka, dapatkah ia
beristirahat dengan tenang di sana? Aku tak sengaja menakutnakuti
dirimu tapi engkau bakal menyesal di kemudian hari
bila tidak kau turuti nasehatku ini. Nah, pertimbangkan
sendiri”
Tay huang sinni pun sudah mengebaskan ujung bajunya
sambil berkata.
"Kuil kami tak pernah menerima tamu mengenai
pertaruhan itu sendiri mau dilaksanakan atau tidak aku pun
tak bisa memaksa terserah pada kebijaksanaan ciangbunjin
sendiri!"
Tanpa menunggu lagi dia putar badan dan masuk kedalam
kuil.

1220
Memandang bayangan punggang Tay huang sinni yang
lenyap dibalik pintu Han Siong Kie marasa hatinya kacau sekali
kata-kata terakhir dari nikoh itu amat menusuk
pendengarannya, terutama sebutan "ciangbunjin" yang
sengaja diucapkan dengan nada berat, lebih-lebih mengetuk
perasaannya.
Sebagai seorang pemuka dunia persilatan, menjadi
kewajiban baginya untuk melaksanakan apa yang telah
disanggupi, tapi perkawinan adalah suatu kejadian besar, ia
tak ingin berbuat secara gegabah sehingga akhirnya harus di
akhiri dengan tragedi.
Sementara pemuda itu masih termangu- mangu, orang
yang kehilangan sukma telah berkata lagi:
"Nak, tegakah engkau membiarkan masa depan seorang
dara hancur di tanganmu?"
Sakit hati, bingung dan sedih bercampur aduk dalam
perasaan hati si anak muda itu, dia tak tahu apa yang harus
dilakukan pada saat ini, terutama kata-kata tentang ketidak
baktian sebagai seorang putra diantara tiga hal yang tidak
berbakti, tak punya keturunan adalah tidak berbakti yang
paling utama. Benarkah dia tak akan menikah dan
membiarkan orang menganggapnya sebagai manusia yang
tidak berbakti?
Sekarang ia baru menyesal, menyesal apa sebabnya tidak
menggunakan ilmu jari Tong kim ci untuk mengalahkan
musuhnya, ia tidak tega rahib itu terluka, tapi akhirnya dia
sendirilah yang rugi.
Sebagai seorang laki-laki sejati, tidak nanti dia akan
mengingkari janji. Kata-kata itu diucapkan sendiri olehnya,
benarkah dia harus mengingkari janji.
Sekalipun ia sadar bahwa ia terjebak oleh suatu siasat yang
disusun sangat rapi, toh dia kalah adalah suatu kenyataan
yang tak dapat dibantah lagi.

1221
Sementara itu orang yang kehilangan sukma tidak menyianyiakan
kesempatan itu, dia mendesak lebih lanjut.
"Nak, engkau sebagai putra manusia, menjadi kewajiban
bagimu untuk menunjukkan kebaktiaanmu sebagai anak
manusia, sekalipun engkau dapat membalaskan dendam bagi
kematian ayahmu, belumlah lengkap kebaktianmu pada orang
tua, mengertikah kau dengan kata-kataku ini ? .."
Han Siong Kie menggigit bibir, sahutnya:
"Apa yang cianpwe ketakan memang benar tapi sekarang
aku harus membalaskan
dendam bagi kematian ayahku, hidup matiku sukar
diramalkan manaa aku boleh merusak lagi masa dspan orang
lain"
“Tentang soal itu harus dibahas secara tersendiri” tukas
perempuan misterius itu, "jangan kau campur adukkan
persoalaan yang satu dengan persoalan yang lain.
Gemas dan mendongkol sekali Han Siong Kie setelah
mendengar ucapan itu akan tetapi ia tak sempat mengumbar
hawa marahnya sebab setinggi langit budi yang pernah
diterimanya dari perempuan ini.
Orang yang kehilangan sukma pernah menjamin kepadaaya
bahwa Tonghong Hui tidak bakal mati tapi apa sebabnya ia
selalu menghalang-halangi hubungannya dengan gadis itu?
Mengapa ia bertindak begitu misterius? Siapakah dia? Apa
hubungannya dengan keluargaku? pelbagai ingatan selalu
berkecamuk dalam benaknya membuat pemuda itu merasa
kepalanya mau meledak.
"Cianpwe mengapa engkau selalu berbuat demikian
kepadaku? Katakanlah apa sebabnya?"
"Apa sebabnya tentu saja demi kebaikanmu!”
"Demi kebaikanku? Kebaikan apa? Terangkanlah.”

1222
"Belum waktunya nak, kalau kuterangkan sekarang juga
tiada keuntungan apapun bagimu!”
Han Siong Kie tarik napas panjaog-panjang ia benar-benar
dibikin apa boleh buat.
"Aaii„ agaknya bila tidak kusanggupi persoalan itu hari ini
tak mungkin aku bisa pergi dari sini dengan tenang!” katanya.
"Kalau memang begitu mengapa tidak kau setujui saja?”
desak perempuan misterius itu.
Han Siong Kie tundukan kepalanya rendah-rendah lama
sekali dia membungkam dalam seribu bahasa.
Orang yang kehilangan sukma maju dan menghampiri si
anak muda itu sambil menepuk bahunya ia berkata lagi:
"Nak, semestinya kau harus menerima syarat tersebut
tidakkah kau merasa iba oleh ketulusan cinta nona Go
kepadamu? Aku tahu bahwa engkau sebenarnya mencinta dia
tentu saja kau tidak membantah kenyataan ini bukan?
Tapi karena soal Tonghong Hui engkau tak berani
mencintainya aku tahu engkau tak ingin mencabangkan
perasaan cintamu kepada orang lain dan kuakui bahwa
tindakan semacam ini memang benar tapi engkau lupa bahwa
antara engkau dengan Tonghong Hui sebenarnya tak mungkin
bisa dijadikan satu sebab bila engkau keras kepala dan
melanjutkan hubungan itu maka hubungan kalian ini akan
berakhir dengan tragedy, benar-benar tragedi yang
mengenaskan!”
Bukan untuk yang pertama kalinya Han Siong Kie
mendengar ucapan semacam itu akan tetapi ia tak dapat
mengendalikan perasaan sendiri sekujur badannya gemetar
keras menahan emosi.
Dapatkah dia melenyapkan bayangan Tonghong Hui?
Mungkinkah ia melupakan gadis itu dari pikirannya? Tidak !
Tidak mungkin.

1223
"Apakab cianpwe artikan hubungan dendam itulah yang
akan merupakan tragedi?” ujar pemuda itu kemudian "Tapi
cianpwe antara aku dan dia telah terjadi suatu janji meskipun
janji itu hanya berada didalam hati masing-masing ...”
“Janji apa"
"Dendam tak mungkin dibalas tapi cinta tak dapat
dipadamkan oleh dendam macam apapun, dan kami bersedia
mengorbankan diri demi cinta, biarlah kami membina cinta
kami di alam baka bila cinta tersebut tak dapat kami pupuk
didunia yang nyata ini!”
"Semenjak dahulu aku kan sudah terangkan bukan soal
itulah yang akan mengakibatkan tragedy, kalian salah pabam!”
"Kalau memang bukan itu bukankah sama artinya bahwa
tidak mungkin hubungan kami akan diakhiri dengan tragedi?”
"Tidak! Kemungkinan selalu ada dan bahkan pasti bakal
terjadi!”
“Sekali pun ada kemungkinan boanpwe tidak untuk
menghindarinya!” ucap Han Siong Kie dengan tegas.
Mendengar perkataan itu Orang yang kehilangan sukma
mengbela napas sedih ia berkata:
“Aaai terserah apa yang hendak kau katakan? Aku hanya
minta agar engkau memberi pertanggungan jawab kepadaku
kepada Go Siau bi kepada Sinni locianpwe kepada mendiang
ayahmu dan pada gurumu”
Sekujur badan Han Siong Kie gemetar keras mimik
wajahnya berkerut menahan penderitaan batin serunya
dengan lantang:
“Sekalipun aku kawin dengan Go siau bi mungkinkah
perkawinan ini bisa berakhir dengan kebahagiaan, Akhirnya
toh kita akan mengalami tragedi yang menyedihkan?"

1224
"Bahagia atau sedih adalah urusan belakang, siapa tahu
kalau kenyataannya jauh berbeda dengan apa yang saat ini
kau bayangkan?"
"Jadi maksud Cianpwe, kau memaksa Boanpwe untuk
mengabulkan permintaanmu itu?"
"Yaa,angaplah perkataan ini merupakan suatu paksaan"
sahut orang yang kehilangan sukma dengan suara berat.
Han Siong Kie tertegun dan tidak bicara, selang sesaat
kemudian ia mengangguk. "Baik. Boanpwe menyanggupi
permintaan mu itu"
"Jadi kau menerima syarat tersebut?"
"Benar, aku menerimanya, tapi akupun mempunyai sebuah
syarat"
"Apa syaratmu itu?"
"Cianpwe harus menjelaskan kepada nona Go siau bi serta
kakeknya, bila dendam berdarah berhasil boanpwe balas,
waktu itulah kita baru bicarakan kembali soal cinta dan tiga
tahun setelah menikah boanpwe akan meninggalkan keluarga
dan pergi jauh"
"Seteleh tiga tahun, apakah engkau akan bunuh diri untuk
menunjukkan ketetapan hatimu pada Tonghong Hui?" kata
orang yang kehilangan sukma sampai mundur selangkah.
"Benar, kenapa ? "
"Andaikata Tonghong Hui belum meninggal dunia ?"
"Aaah, hal ini aku rasa tidak mungkin"
"Baik, kukabulkan syaratmu itu dan kita pun tentukan
perjanjian ini dengan kata-katamu ini"
Berbicara sampai disini, tiba-tiba orang yang kehilangan
sukma berpaling, serunya kearah batu karang kurang lebih

1225
beberapa kaki didepan sana: "Locianpwe, silahkan
mengunjukkan diri untuk memperkuat ikatan perkawinan ini "
Seorang sasterawan berusia setengah baya perlahan-lahan
munculkan diri dari balik batuan cadas.
Dia bukan lain adalah kakek Go siau bi Put lo sianseng yang
disegani banyak orang itu.
Han Siong Kie tertegun, kemunculan tokoh silat ini semakin
memperkuat dugaannya bahwa apa yang terjadi pada saat ini
adalah suatu siasat, suatu rencana besar dari orang yang
kehilangan sukma.
Tapi yang mengherankan adalah Put lo sianseng dan Tay
huang sinni kedua orang tokoh silat ini berilmu tinggi dan
berkedudukan terhormat, tapi mereka bersedia untuk
mendengarkan kata-kata orang yang kehilangan sukma
malahan bekerja sama untuk memancingnya masuk jebakan,
apa tujuan mereka?
sementara itu Put to sianseng telah berkata sambil tertawa
ringan ucapnya:
"Bocah bagus, kemurunganku sudah dilenyapkan, mulai
sekarang lohu bisa mengasingkan diri dan beristirahat dengan
tenang".
Orang yang kehilangan sukma segera mendorong Han
Siong Kie untuk maju katanya:
"Bagaimana juga penghormatan tak bisa dielakkan, hayo
maju dan memberilah hormat kepada kakekmu."
Dalam hati Han Siong Kie menghela napas panjang, dengan
kaku dia maju beberapa langkah dan jatuh berlutut dihadapan
put lo sianseng, ketika ia menyembah sebanyak tiga kali ia tak
dapat melukiskan bagaimanakah perasaan hatinya ketika itu,
entah manis getir, kikuk atau kecewa.
Cepat Put lo sianseng ulapkan tangannya seraya berkata:

1226
"Cukup, Cukup Bangunlah nak, sebelum aku pergi
mengasingkan diri, ada beberapa patah kata terlebih dahulu
hendak kukatakan kepadamu, ketahuilah gurumu Mo tiong ci
mo adalah sahabat lamaku, setelah engkau mewariskan
kedudukannya aku harap engkau bisa membangun kembali
perguruan Thian Lam bila melakukan segala persoalan
janganlah terlalu memikirkan masalah itu dengan pikiran yang
sempit".
Sekujur badan anak muda itu bergetar keras, peluh dingin
membasahi tubuhnya tanpa terasa ia teringat kembali akan
apa yang diberitahukan orang yang kehilangan sukma ketika
berada di mulut lembah kematian.
Dikatakan Tee kun perguruan Thian Lam yang sekarang
yaitu Wi It beng telah menjual perguruannya kepada Thian
che kau, istana Huan mo kiong telah diubah menjadi kantor
cabang Thian che kau sektor Thian lam.
Itu berarti sekarang ia berhadapan dengan tugas baru,
tugss yang amat berat yaitu membersihkan anasir-anasir yang
tidak benar dari tubuh perguruannya.
Tanpa terasa dia teringat pula akan Ok kui cu pay, tanda
kebesaran Thian lam bun yang telah terjatuh ketangan orang
orang Thian che kau, bila benda tersebut tidak berhasil ditarik
kembali bukan saja dia tak akan mendapat kepercayaan dari
anak muridnya selain itu dia pun merasa malu terhadap sukma
gurunya di alam baka.
"Boanpwe akan mengingatnya selalu." sahut pemuda itu
dengan hati bergidik.
Orang yang kehilangan sukma tertawa geli, ia menggoda :
“Apa itu boanpwe ? seharusnya kau membahasai diri
sebagai siausay (cucu menantu)”
Merah jengah Han Siong Kie setelah mendenger godaan itu
namun ia tetap membungkam.

1227
Pot lo sianseng berpaling kearah perempuan misterius itu
lalu katanya lagi.
“Masalah anak Bi kuserabkan padamu, baik-baiklah
mengatur segala sesuatunya!”
“Akan kulaksanakan dengan sebaik-baiknya” sahut Orang
yang kehilangan sukma seraya menjura.
Put lo sianseng tersenyum dan manggut-manggut ia tidak
berbicara lagi perlahan lahan tubuhnya bergerak tinggalkan
puncak bukit itu dan akhirnya lenyap dikejauhan.
Menanti bayangan punggung kakek sakti itu sudah lenyap
dari pandangan orang yang kehilangan sukma baru berkata
lagi.
"Nak apa tujuanmu sekarang?”
“Mula pertama aku hendak berkunjung dulu ke benteng
maut kemudian menyatroni perkumpulan Thian ce kau dan
bikin perhitungan setelah kuambil kembali tanda lencana Okkui
cu-pay aku hendek berangkat ke Thian lam untuk
membasmi pengkhianat-pengkhianat itu dari muka bumi”
"Baik bila tugasmu telah selesai aku dan putriku akan
mengantar nona Go menuju ke Thian-lam serta
menyelenggarakan resepsi perkawinan bagi mereka berdua
sekarang kau boleh pergi semoga kau bisa jaga diri baik-baik”
Han Siong Kie merasa seakan-akan baru saja mengalami
suatu impian hanya sebelum impian itu habis dia keburu
mendusin dengan wajah uring-uringan pemuda itu pun
menuruni bukit tersebut.
Perasaan hatinya pada saat ini hampa, kosong . . sekarang
Go siau bi telah menjadi calon istrinya dengan resmi, siapakah
bakal menduga sampai kesitu?
setelah tiba di kaki bukit dan menghampiri tempat
perpisahannya dengan Hek pek siang yau, mendadak pemuda

1228
itu tercekat, ternyata dua orang pembantunya telah lenyap tak
berbekas.
Semestinya Hek pek siang yau tidak akan meninggalkan
ketuanya tanpa pamit, atau mungkin telah terjadi sesuatu?
Han Siong Kie memeriksa keadaan disekitar tempat itu
dengan seksama, namun ia tak berhasil menemukan sesuatu
tanda-tanda pernah terjadinya pertarungan disana. Atau
Hekpek siang yau telah menghianatinya ?
-000d0w000-
Jilid 33
DENGAN kepandaian silat yang dimiliki sepasang siluman
serta meninjau dari perbuatan-perbuatan mereka di masa
lampau, bisa jadi kedua orang itu akan melakukan kejahatan
lagi. Andaikata apa yang diduga tak salah, dialah yang
berdosa karena dialah yang melepaskan dua orang gembong
iblis itu dari tempat penahanannya.
Untuk sesaat lamanya Han Siong Kie berdiri tertegun, ia tak
tahu apa yang musti dilakukan.
Kurang lebih seperminuman teh kemudian pemuda itu
mengambil keputusan, pikirnya:
"Andaikata sepasang siluman benar-benar telah
menghianatinya serta melakukan kejahatan dalam dunia
persilatan, aku pasti akan melenyapkan kedua orang itu dari
muka bumi".
Seorang diri diapun melanjutkan perjalanan menuju kekaki
bukit itu.
Dua jam kemudian pemuda itu sudah keluar dari daerah
pegunungan dan melanjutkan perjalanan melalui jalan raya.

1229
Sementara perjalanan masih dilanjutkan tiba-tiba dari arah
depan meluncur datang beberapa sosok bayangan manusia,
meskipun gerakan tubuh beberapa orang itu bagaikan meteor
yang lewat, akan tetapi bagi ketajaman mata Han Siong Kie
bukan halangan baginya untuk mengenali siapa gerangan
mereka itu. segera teriaknya dengan suara nyaring: "Engkoh
tua Tunggu sebentar, kau akan ke mana ?"
Mendengar teriakan tersebut, berhentilah rombongan itu,
ternyata mereka adalah delapan orang pengemis dekil, orang
pertama tak lain adalah Pengemis dari selatan.
"Haaah . . haaah .. haaahh saudara cilik, rupanya kau "
teriak pula pengemis dari selatan dengan wajah berseri.
“Engkoh tua, aku lihat wajahmu murung sekali, apakah
telah terjadi sesuatu atas diri mu?"
"Aaai, saudara cilik masa kau tidak mendengar bahwa
perkumpulan kami sedang menghadapi masa kiamat?" ujar
pengemis tua itu sambil menghela napas panjang.
"Menghadapi masa kiamat? Kenapa?" seru si anak muda itu
tertegun sambil terimangu.
"Jadi engkau tidak mendengar apa-apa tentang organisasi
Kay pang kami itu?" Han Siong Kie menggelengkan kepalanya:
"Sudah berbulan-bulan lamanya siaute tak pernah
melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, aku tak tahu
apa yang telak menimpa perkumpulan Kay pang?"
"Oooh. Kalau begitu tak heran kalau engkau tidak tahu.."
ujar pengemis itu.
Sesudah menghela napas dan berhenti sebentar, ia
melanjutkan lebih jauh: "Semenjak dahulu kala antara Thian
che kau dengan Ji-pang dan sam hwe tak pernah mengadakan
kontak hubungan apa-apa, hubungan kami ibaratnya air
sumur yang tidak mengganggu air sungai, tapi rasanya pihak
Thian che kau mempunyai ambisi untuk merajai dunia

1230
persilatan, secara licik mereka telah membasmi musuh-musuh
serta saingannya secara diam-diam. Pertama kali yang
mengalami nasib jelek adalah perkumpulan Pat gi pang,
menyusul kemudian perkumpulan Jit yan pang. Hong te hwe,
Ang kin hwe, serta Ngo heng hwe dipaksa takluk kepada
mereka dan merubah nama menjadi kantor cabang
perkumpulan Thian che kau, rupanya sekarang mereka
jatuhkan incarannya kepada pihak Kay pang, saudara cilik,
kalau bukan saat kiamat perkumpulan kita sudah tiba, apa lagi
namanya"
Ketika mengucapkan kata kata teriebut jelas terlihat bahwa
Pengemis dari selatan diliputi oleh emosi yang beekobar
kobar.
"Aaah jadi sudah mencapi tingkat sekritis itu? Kurang ajar..
Thian cbe kau memang harus dibasmi dari muka bumi!” seru
Han Siong Kie dengan penuh kegusaran.
Tidak sampai disitu saja kemarahan pengemis dari selatan
dengan gemas dan penuh kebencan dia berkat lagi:
"Semenjak Kay-pang didirikan oleh cou ya Kami belum
pernah ada partai dan perguruan lain yang berani memandang
hina perkumpulan kami sungguh tak nyana musibah ini
menimpa di jaman kami ini.. aai lima hari berselang
perkumpulan kami telah menerima lencana Thian che leng dan
memberi batas pada perkumpulan kami untuk
menggabungkan diri dengan mereka dalam lima hari
mendatang bila menampik maka,..”
"Maka mereka akan berbuat apa?" sela pemuda itu.
"Mereka akan mencuci semua markas Kay pang dengan
dara segar anggotanya bahkan anak murid Kay pang dilarang
menancapkna kakinya kembali di daratan Tionggoan"
Darah panas terasa mendidih dalam tubuh Han Siong Kie
sinar matanya setajam pisau dan hawa napsu membunuh

1231
menyelimuti seluruh wajahnya sambil menggertak gigi
teriaknya:
"Hmm! Dia berani berbuat begitu?”
"Aaai apa mau dikata? Kekuaaaan Thian che kau telah
meliputi tujuh propinsi di daerah selatan dan enam propinsi di
utara sungai terutama sekali kekuatan mereka yang sangat
lihay dengan ditunjang oleh utusan-utusan Thian che kau
yang berilmu tinggi jago dari manakah yang mampu
menandingi kehebatan mereka?”
"Huuh! Segala macam badut sirkus juga berani berlagak
sok hebat tunggu saja tanggal mainnya"
"Saudara cilik aku dengar perguruan Thian lam bun sudah
menggabungkan diri dengan perkumpulan tersebut malahan
istana Huan-mo-kiong diubah namanya menjadi kantor cabang
Thian che kau untuk wilayah Thian 1am apa benar berita ini?"
"Akupun belum lama mendengar ini, karena setelah urusan
disini selesai segera aku akan berangkat ke Thian Lam untuk
melakukan pembersihan secara besar-besaran"
"Dengan kekuatan saudara cilik seorang aku rasa . ."
"Pentolan penghianatan ini cuma seorang yaitu Wi It beng,
aku percaya anak murid lain kebanyakan cuma menganut
kehendak hatinya belaka" setelah berhenti sebentar ia berkata
lagi:
"Engkoh tua batas waktu yang ditentukan lencana Thian
che leng masih ada berapa hari?"
"Tinggal besok sehari "
Ketika pengemis dari selatan mengucapkan kata-kata itu,
tiga pengemis tua dan delapan pengemis setengah baya yang
berada dibelakagnya sama-sama menunjukkan wajah sedih
dan resah, namun tak seorangpun yang bersuara.

1232
Han Siong Kie termenung dan berpikir sebentar, kemudian
bertanya: "Apa rencana engkoh tua untuk menyelesaikan
persoalan yang sangat pelik ini?"
"Aaai, aku telah menurunkan perintah untuk
mengumpulkan segenap jago lihay yang berada dikantorkantor
cabang untuk berkumpul semua dimarkas besar kami
tepi pantai Pak swit ham, yaa . . mati hidup Kay pang
tergantung dalam pertarungan yang bakal berlangsung,
meskipun saat ini kami masih mempunyai satu harapan untuk
menyelamatkan perkumpulan kami dari musibah yakni
mengharapkan kemunculan susiok kami song Tiat kong . tapi
harapan ini tipis sekali"
"Mengapa kalian tidak segera mengirim kabar kepada song
locianpwe agar bersiap sedia?"
"Ketika tengkorak maut gadungan membuat onar dalam
markas besar kami. song susiok telah salah menganggap
tengkorak gadungan sebagai tengkorak maut asli, sesudah
peristiwa itu beliau berkunjung ke benteng maut menuntut
keadilan, tapi akhirnya beliau kalah ditangan pemilik benteng
maut, waktu itu susiok telah sesumbar bahwa akan muncul
kembali dalam dunia persilatan untuk selamanya, dari mana
kami bisa tahu susiok kini berada dimana ? Dan bagaimana
mungkin berita itu disampaikan kalau kami tak tahu dimana
beliau berada?"
"Apakah engkoh tua bersedia untuk menerima bantuan dari
saudara cilikmu ini?" kata Han Siong Kie mendadak sambil
menawarkan jasa baiknya.
"Kesediaanmu untuk membantu tentu saja akan kami
sambut dengan senang hati" sahut pengemis dari selatan
sambil mengernyitkan alisnya yang telah memutih, "Aku hanya
kuatir bantuanmu masih belum cukup untuk menolong
perkumpulan kami lolos dari musibah ini, aaai... yaa apa boleh
buat, terserah bagaimana nasib akan mengaturnya nanti"

1233
Pengemis dari selatan belum tahu kalau Han Siong Kie
telah berhasil mempelajari ilmu sakti si mi sinkang, sebab
berbicara dari kekuatan yang dimiliki pemuda itu di masa
lampau, memang tak mungkin ia bisa menolong Kay pang
untuk lolos dari musibah.
Han Siong Kie bukan orang bodoh, sudah tentu diapun
dapat merasakan keraguan saudara tuanya itu, ia tersenyum.
"Begini saja engkoh tua, kalian berangkatlah lebih dulu, bila
tiba saatnya nanti, aku pasti sudah hadir di markas besar
kalian"
Pengemis dari selatan mengangguk. mereka tidak berkata
apa-apa lagi, dengan begitu maka dua bersaudara inipun
kembali berpisah.
Sepeninggal pengemis dari selatan beserta ketujuh orang
rekannya, Han Siong Kie berpikir didalam hati, untuk
menuntut balas ke benteng maut jelas sudah tak sempat lagi,
maka ia menyusun rencana untuk melaksanakan kembali
usaha penuntutan balasnya sesudah menyelamatkan Kay pang
dari musibah.
-000d0w000-
BAB 68
LENYAPNYA Hekpek siang yau secara misterius sangat
memusingkan kepala anak muda itu, ia merasa tak mungkin
kalau kedua orang siluman itu berhianat kepadanya atau pergi
tinggalkan dirinya tanpa pamit. sebab dua orang itu telah
mengakuinya sebagai majikan, itupun kerena harus menuruti
sumpah yang pernah mereka ucapkan dimasa lampau, apalagi
mereka telah diterima sebagai anggota perguruan Thian Lam
bun, mustahil pikiran mereka berubah di tengah jalan.
Tapi kemana mereka telah pergi ? Celaka ditangan orang ?
Jelas hal ini tak mungkin terjadi, Ilmu silat mereka sangat

1234
lihay, siapakah yang mampu untuk merobohkan kedua orang
itu"
Sementara dia masih melamun, tiba-tiba sorot matanya
sempat menangkap sesosok bayangan manusia sedang berdiri
ditepi sungai tak jauh dari tempat ia berada sekarang, jelas
orang itu tinggi semampai dengan potongan badan
menggiurkan, jelas orang itu adalah seorang gadis dan gadis
itu terasa sangat dikenal olehnya.
Mendadak satu ingatan terlintas dalam benaknya, kontan
jantungnya berdebar keras, hampir saja pemuda itu menjerit.
"Aaah Masa dia ?"
Dengan penuh emosi dan hati yang bergejolak pemuda itu
meluncur ke depan, menghampiri gadir yang tinggi semampai
itu .
Makin mendekati orang itu, Han Siong Kie merasa semakin
yakin kalau dugaannya tidak meleset dan akhirnya . . ia benarbenar
membuktikan bahwa dugaannya tak salah gadis itu
memang tak lain dari kekasih hatinya. Tonghong hui yang dia
rindukan siang malam.
Darah yang mengalir dalam tubuh pemuda itu terasa
mendidih bagaikan kena listrik bertegangan tinggi, separuh
tubuhnya terasa menjadi kaku, hampir saja jantungnya
melompat keluar dari rongga dadanya.
Dengan bibir yang gemetar dan muka yang pucat, ia berdiri
tertegun untuk sesaat lamanya tak sepatah katapun mampu
dia utarakan keluar.
Betapa tidak ? Tonghong-Hui yang melama ini dianggapnya
telah mati ternyata masih hidup segar bugar... dugaan dari
orang yang kehilangan sukma terbukti kebenarannya, dara itu
belum mati.

1235
Tapi aneh, sekalipun Han Siong Kie sudah berada
dibelakangnya, gadis itu masih tidak merasa, ia berdiri kaku
bagaikan patung, bergerak sedikitpun tidak.
Angin sungai berhembus sepoi basah mengibarkan ujung
bajunya yang panjang, tubuhnya yang tinggi semampai,
lekukan tubuhnya yang menggiurkan amat menawan hati,
ibaratnya bidadari dari kahyangan gadis itu tampak agung dan
cantik.
"Adik Hui" akhirnya pemuda itu memang gigil, meski
suaranya lirih dan agak parau.
Sekujur badan Tonghong Hui gemetar keras, namun ia
tidak berpaling pun tidak menjawab.
Suatu firasat aneh terlintas dalam benak sianak muda itu,
untuk kedua kalinya kembali dia memanggil: "..Adik Hui.."
Tonghong Hui menghela napas panjang, begitu pedih dan
hampa helaan napas itu, membuat Han Siong Kie tercekat
hatinya.
Menyusul helaan napas itu, ia putar badannya, sesaat
wajah yang sayu terpampang didepan mata.
Wajah itu layu, kusut dan sinar matanya telah pudar persis
seperti wajah Go siau bi calon istrinya ketika ia jumpa didepan
kuil Bu cuan di bukit Tay huang san.
Han song Kie merasakan hatinya bagaikan dipagut ular
berbisa, secara beruntun ia mundur tiga langkah kebelakang.
Bagaimanakah pertanggungan jawabnya kepada gadis
yang ia cinta dengan segenap jiwa raganya? Apalagi bila ia
tahu kalau Go siau bi telah menggantikan kedudukannya?
Diantara putih kepucatan yang menghiasi wajah Tonghong
Hui terlintas semua merah diantara pipinya, ia menatap Han
Siong Kie dengan pandangan hampa, mukanya begitu layu,
pedih, sukar dilukiskan dengan kata.

1236
Mereka tidak mirip kekasih yang saling bertemu kembali,
keadaan mereka waktu itu ibarat orang asing yang saling
berjumpa, tiada surprise tiada luapan cinta dan rindu, tiada
pelukan ataupun ciuman.
Siapapun diantara mereka tak ada yang buka suara,
mereka hanya saling menatap dengan mulut membungkam.
Udara serasa ikut membeku mengikuti keadaan mereka
yang serba kaku, serba dingin-
Perlahan-lahan Han Siong Kie tundukkan kepalanya, ia
tidak memiliki keberanian untuk memandang kekasihnya lagi,
sebab ia telah menjadi penghianat dari cinta, ia merasa tak
punya muka untuk bertemu lagi dengan gadis yang telah
menyerahkan seluruh jiwa dan raga kepadanya.
Suasana begitu sepi, hening seolah-olah dunia menjadi
mati, jagad menjadi kiamat tak seorangpun yang bersuara,
hanya detak jantung mereka yang berdebar keras.
Darimana orang yang kehilangan sukma bisa tahu kalau
Tonghong -Hui tidak akan mati? Benarkah ia memiliki ilmu
meramal, ilmu untuk melihat kejadian yang akan datang?.
Apa sebabnya orang yang kehilangan sukma merusak
hubungannya dengan Tonghong Hui? Benarkah jika hubungan
mereka dilanjutkan maka hubungan tersebut akan berakhir
dengan suatu kejadian yang tragis?
Mengapa Tonghong Hui mengingkari janjinya ketika itu?
Mengapa ia begitu tega membiarkan ia menunggu melama
dua hari dengan sia-sia ditepi sungai?
Terbukti sekarang bahwa ia tidak mati, benarkah ayahnya
bukan pembunuh keluarga Han dan keluarga Thio? Kalau
bukan, tidak seharusnya gadis itu mengingkari janji.. Lama
sekali, akhirnya Tonghung-Hui buka suara, meskipun suaranya
penuh kepedihan:
"Engkoh Kie, angkat kepalamu dan pandanglah aku"

1237
Pedih hati Han Siong Kie bagaikan disayat-sayat pisau, ia
mendongakkan kepalanya, meskipun dengan perasaan
menyesal dan malu..
Tatkala sepasang mata mereka bertemu satu sama lainnya,
kembali pemuda itu mundur selangkah, yang tampak olehnya
adalah seraut wajah yang pucat seperti mayat,jauh berbeda
dengan raut wajahnya dalam kenangan selama ini
"Engkoh Kie, kau... kau membenci aku" kembali gadis itu
berbisik lirih sekali suaranya.
"Adik Hui Aku .. aku...toh...mengapa kau mengatakan
begitu ? Mengapa kau mengatakan kalau aku membenci
dirimu ?"
"Karena.... karena aku telah mengingkari janjiku sendiri
kepadamu, aku tidak menepati janji"
"Adik Hui, seharusnya akulah, aai. mengapa kau tidak
menepati janjimu."
"Sekembalinya kedalam benteng, aku telah disekap oleh
ayah, tak mungkin bagiku untuk kabur keluar"
Han Siong Kie merasa emosi dalam dadanya bergelora, apa
yang ingin diketahui olehnya segera akan terwujud, dengan
suara agak gemetar tanyanya lagi."sudah kau tanyakan soal
yang ingin kuketahui itu ?"
"Sudah.." perlahan-lahan gadis itu mengangguk.
Mencorong sinar mata sianak muda itu, dia maju tiga
langkah kedepan seraya bentanya lagi:
"Bagaimana jawaban ayahmu?"
"Sudah dua puluh tahun lamanya ayah tak pernah
meninggalkan pintu benteng barang satu langkahpun, apakah
jawaban tersebut dapat kau terima sebagai suatu keterangan
yang lengkap?"

1238
"Sudah dua puluh tahun ayahmu tak pernah muncul
kedalam dunia persilatan ?" Tonghong Hui mengangguk lirih
tanda membenarkan.
Sungguh terkejut dan girang tak terkirakan perasaan Han
Siong Kie pada saat ini, dia girang lantaran Tengkorak maut
ayah Tonghong-Hui bukanlah musuh besar keluarganya,
sebab peristiwa berdarah yang menimpa perkampungan
keluarga Han terjadi pada bulan sembilan tanggal sembilan
pada lima belas tahun berselang.
sekarang terbukti sudah bahwa dia dan Tonghong Hui
sebenarnya tidak terpisah oleh dendam sakit hati.
Tapi pemuda itu merasa murung, murung karena tidak
tahu siapakah pembunuh keluarganya, kemana dia harus pergi
untuk mencari jejak pembunuh keluarganya itu?
Tatkala ia teringat kembali akan pernikahannya dengan Go
siau bi, kembali pemuda itu merintih... merintih penuh
kedukaan serta penderitaan- "Engkoh Kie, kee... kenapa kau?"
tegur Tonghong Hui.
"Oooh, aai tidak apa-apa, kalau toh engkau disekap oleh
ayahmu, kenapa sekarang bisa muncul lagi diluar benteng ?"
"Aku mencuri keluar secara diam-diam, mungkin selama
hidup, .selama hidup aku tidak dapat memasuki pintu benteng
maut lagi "
"Kenapa?" tanya sianak muda itu dengan terperanjat:
Tonghong Hui tidak menjawab pertanyaan itu, sebaliknya
malah bertanya lagi:
"Engkoh Kie, apakah engkau masih... masih selalu
mencintai diriku ?"
Sakit rasanya hati Han Siong Ki tatkala mendengar
pertanyaan itu, ia berpikir:

1239
"Kalau kulihat dari sikap adik Hui yang begitu murung dan
layu, kemungkinan besar ia sudah mengetahui tentang
peristiwaku di bukit Tay huang san, bagaimana caranya aku
memberi penjelasan ? Aaai, aku benar-benar menyesal
mengapa waktu itu imanku tidak teguh ? Bila kutolak
permintaan tersebut dengan hati yang keras, tak nanti bakal
terjadi peristiwa seperti hari ini".
Sementara sianak muda itu masih termenung, Tonghong
Hui telah mendesak lebih lanjut.
"Engkoh Kie, hayolah katakan-.. masihkah engkau
mencintai diriku ?"
"Adik Hui, percayalah kepadaku. hatiku tak akan berubah,
selama-lamanya aku memang tetap mencintaimu"
"Kau mencintai aku ? selama-lamanya mencintai diriku ?"
"Benar, selama hayat masih dikandung badan, cinta ku
padamu tak akan pudar"
"Engkoh Kie, aku dapat meresapi cinta kasihmu ini dan tak
akan melupakan untuk selama-lamanya . "
Ucapan tersebut segera mendatangkan firasat tak enak
dihati pemuda kita, buru-buru serunya:
"Adik Hui, kau... kenapa kau...."
Tonghong Hui menggeleng dengan seduh dan tertawa
rawan.
"Engkoh Kie, kau tak usah bertanya kepadaku mengapa,
asalkan masih tetap mencintai aku, itu sudah lebih dari cukup
"
"Adik Hui, aku..aku..sebetulnya...."
"Engkoh Kie, manusia yang mendapat cinta murni dari
seseorang adalah suatu kebahagiaan, aku sudah merasa
sangat puas Biarlah apa yang akan terjadi dikemudian hari

1240
diatur oleh takdir dan nasib" Air mata bagaikan layang-layang
putus benang mengucur keluar tiada hentinya, dan
membasahi pipi Tonghong-Hui yang pucat pasi, serta tampak
menyeramkan itu.
Hancur lebur perasaan hati Han Siong Kie pada waktu itu,
ia merasa gemas dan benci mengapa tak dapat segera mati
sehingga dosa yang telah dilakukan bisa ditebus kembali.
"Adik Hui, mengapa kau mengatakan begitu? Mengapa ?"
Tonghong Hui tertawa rawan- dia menggeleng.
"sekalipun kuterangkan, engkau tak akan mengerti . . dan
tak akan paham"
"Katakanlah padaku . . kumohon katakanlah kepadaku,
mengapa ? Mengapa kau berkata begitu?"
"Dikemudian hari engkau akan mengerti sendiri, sekalipun
tidak kuterangkan sekarang, tapi kau akan pasti paham"
Berkerut kencang raut wajah Han Siong Kie yang tampan d
engan penuh penderitaan katanya lagi:
"Adik Hui, maafkanlah daku, pada hakekatnya aku...
sebetulnya aku..."
"Engkoh Kie, jangan berkata begitu?" tukas Tonghong Hui
sambil menggelengkan kepalanya berulang kali: "kata maaf
sepantasnya muncul dari mulutku aaai Apa mau dikata lagi
bila takdir telah mengatur segala sesuatunya itu bagi kita?"
"Adik Hui...."
"Duduklah engkoh Kie, bersandarlah padaku," Dengan
sikap yang kaku dan gerak gerik yang hampa seperti orang
kehilangan sukma Han Siong Kie duduk diatas batu cadas dan
bersandar diatas tubuh gadis itu.
Tonghong Hui segera merebahkan dirinya dalam pangkuan
pemuda itu serta merta Han Siong Kie merangkul tubuhnya
dan mendekapaya erat-erat.

1241
"Engkoh Kie, masih ingat ketika kita mengangkat saudara
diatas batu besar ditepi sungai? Ketika itu aku masih serupa
seorang pengemis cilik"
"Aku tak akan melupakan kenangan indah itu untuk
selamanya"
"Masih ingat sewaktu kau terjatuh ketangan orang-orang
Thian che kau pura-pura mati dengan ilmu Ku si tay hoat dan
aku menguburkan jenasahmu serta mendirikan batu nisan
dirimu?"
"Aaai, aku sangat mengharapkan bahwa kejadian itu
hakekatnya adalah suatu kejadian sebenarnya, sekarang
niscaya kita sudah berbaring didalam sebuah liang..."
"Adik Hui, kau...."
"Ketika kau dihantam oleh Tengkorak maut gadungan
sehingga tercebur kedalam jurang, aku menyusulmu kedalam
jurang, tapi akhirnya kita sama-sama tidak mati"
"Adik Hui, semua kenangan indah serta kenangan manis itu
tak akan pudar, tak akan hilang dari pikiranku"
"Tapi, sekarang engkoh Ki, aku menyesal aku merasa amat
menyesal"
Tercekat perasaan hati Han Siong Kie, ucapan dari gadis itu
seakan-akan tidak teratur lagi, mungkinkah ia sudah jadi gila?
"Adik Hui, kau ... kau perlu beristirahat, tidurlah sebentar
agar pikiranmu menjadi terang kembali."
"Tidak. aku sangat baik, pikiranku masih cukup terang"
"Ucapanmu itu .... ucapanmu iti telah menghancurkan
hatiku.... melumpuhkan perasaanku"
"Bersabarlah engkoh Ki, perasaanmu itu akan hilang
mengikuti berputarnya waktu "

1242
Hembusan angin lirih berkumandang dari kejauhan, bukan
hembusan angin biasa tapi ujung baju seseorang yang
tersambar angin-
Dengan cekatan dua orang itu meloncat bangun berpaling,
sesosok bayangan manusia berdiri kurang lebih lima kaki
dihadapan mereka.
orang itu adalah seorang manusia aneh yang berambut
panjang, tampaknya jelek dan sangat menyeramkan,
Paras muka Tonghong Hui berubah hebat, sementara Han
Siong Kie sendiripun merasa terperanjat setelah mengetahui
siapa yang datang, dia masih ingat manusia aneh ini adalah
penghuni benteng maut, dia pernah bertemu dengan manusia
aneh ini dan seingatnya makhluk inilah yang terus berkaokkaok
dengan suara aneh.
"Siapakah orang itu adik Hui?" cepat bisiknya.
"Dia adalah siau suhengku, seorang yang bisu dan tak
pandai berbicara tapi kecerdikannya luar biasa, diapun sangat
perasa, selama hidup belum pernah tinggalkan benteng.."
"Tahukah kau apa tujuannya datang kemari?"
"Tentu saja mendapat perintah dari ayah untuk mencari
aku serta menggusurnya pulang kebenteng"
"Kalau begitu biarlah ku usir dia pergi dari sini."
"Jangan...Jangan kau berbuat begitu", tiba-tiba ia melejit
ke depan sambil berlarian menjauhi pemuda itu, serunya lagi
"engkoh Kie, semoga kau baik-baik menjaga diri,aku. .aku
pergi dulu"
"Adik Hui, jangan pergi dulu. aku masih...."
Namun Tonghong Hui tidak menggubris lagi, bersama
manusia aneh berambut panjang itu bayangan mereka kian
menjauh sehingga akhirnya lenyap dari pandangan.

1243
Han Siong Kie berdiri menjublak bagaikan sebuah patung
arca ia berdiri kaku di atas sebuah batu tanpa berkutik, untuk
sesaat pemuda itu dibikin gelagapan dan tak tahu apa yang
musti dilakukan.
Ingin sekali ia mencegah kepergiannya tapi kakinya tak
pernah beranjak dari tempat semula, tutur kata Tonghong i-
Hui yang aneh dan sedih serta paras muka sang dara yang
sayu dan layu membuat pikirannya kalut dan tak tenang.
Masih banyak perkataan serta penjelasan yang hendak ia
katakan kepadanya, tapi gadis itu sudah pergi.
Menurut pengakuannya, sudah dua puluh tahun ayahnya
tak pernah keluar dari pintu gerbang benteng, maka
mungkinkah ucapannya jujur? Lima belas tahun berselang
waktu itu usianya baru mencapai tiga tahun, tak mungkin ia
bisa tahu akan kejadian yang sebenarnya, benarkah ia
percaya akan kata-kata dari gadis itu?
Bukankah lambang tengkorak maut muncul ditempat
pembantaian? Ataukah lambang itupun palsu?
Berpikir sampai disini, dia lantas mendepakkan kakinya ke
tanah seraya berseru:
"Bohong . . bohong siapa tahu kalau ia sengaja
membohongi aku ? Bagaimanapun juga setelah persoalan dari
Kay pang telah ku selesaikan, aku harus berkunjung
kebenteng maut"
Setelah mengambil keputusan, pemuda itu menghela nafas
panjang dan melanjutkan perjalanannya menuju kuil Bu hau si
di Pak swi tham, markas besar dari kaum pengemis.
Suasana dimarkas besar perkumpulan Kay pang ketika itu
diliputi oleh keresahan dan kemurungan.
Mulai dari ciangbunjin sampai anggota yang terendah telah
berkumpul semua disitu, jumlah mereka mencapai dua ratus
orang lebih, Waktu itu dengan wajah tegang, sedih dan marah

1244
mereka tersebar diluar dan didalam kuil untuk bersiap sedia
menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan-
Hari inilah batas waktu yang ditetapkan Thian che leng
telah berakhir, dalam satu jam mendatang bila Kay pang
masih belum bersedia menggabungkan diri dengan pihak
Thian che kau, maka semua anggota dalam perkumpulan itu
akan dibantai secara keji.
Pemimpin para tiang lo dari Kay pang yakni Pengemis dari
selatan berdiri disamping ketuanya dengan alis mata
berkernyit.
Suasana hening dan sepi, seakan-akan sernua orang
sedang menantikan tibanya saat kiamat.
Ditengah keheningan malam yang mencekam seluruh
jagad, tiba-tiba semua orang merasa pandangan matanya jadi
silau, tahu-tahu seorang manusia baju hitam tanpa
menimbulkan sedikit suarapun telah melayang turun ke
tengah gelanggang.
Gerak tubuh orang itu sangat enteng dan cepat seolah-olah
sukma gentayangan, dari sini dapat diketahui betapa lihaynya
ilmu silat yang dimiliki orang itu.
Ketua Kay pang serta keenam orang tianglonya serentak
bangkit berdiri dan siap menghadapi segala kemungkinan-
Berbareng dengan gerakan itu, kawanan jago lihay dari Kay
pang yang lainpun serentak bersiap siaga, meskipun agak
tercekat perasaan hati mereka namun semangat tempur masih
tetap tinggi.
Orang itu adalah seorang kakek berjubah hitam dengan
lambang matahari, rembulan serta bintang diatas dadanya,
tinggi kekar perawakan tubuh orang itu, cambangnya lebat
dan sinar matanya amat tajam.

1245
setelah menyapu pandang sekejap keseluruh gelanggang,
dia tertawa dingin lalu mengambil keluar sabuah lencana
perak dari sakunya.
Dibawah cahaya rembulan tampaklah warna yang
menyilaukan mata memancar keluar dari lencana tersebut
lambang matahari rembulan dan bintang tertera pula diatas
lencana tadi,
"Lencana Thian che leng!” bisik semua orang tanpa sadar.
Ujung baju tersampok angin kembali berkumandang
memecahkan kesunyian delapan sosok bayangan manusia
melayang masuk ke dalam gelanggang dan berdiri sejajar
dibelakang manusia berjubah hitam itu mereka adalah delapan
orang laki laki bersenjata pedang,
Setelah delapan orang pembantunya hadir manusia
berjubah hitam itu berseru dengan suara yang keras.
“Utusan Thian che kau yang bernama Suma Hiong sengaja
datang kemari untuk menunggu jawaban dari ketua Kay
pang!”
Suasana menjadi gaduh berpuluh-puluh pasang mata
memancarkan sinar kesedihan serentak tertuju pada sembilan
orang manusia yang berada di tengah gelanggang.
Ketua Kay pang tampak gemetar agak keras tapi sesaat
kemudian ia menyahut dengan suara dalam:
"Tiada seorang manusia pun yang bisa memerintah Kay
pang”
“Hmm! jadi ciangbunjin sudah mengambil keputusan untuk
menolak menggabungkan diri dengan perkumpulan kami?"
kata Suma Hiong utusan khusus Thian che kau sambil
mendengus.
"Sejak didirikan cousu ya kami perkumpulan Kay paag
adalab suatu perkumpulan yang berdiri sendiri selama

1246
hubungan kami dengan perkumpulan lain ibaratnya air sungai
tak pernah melanggar air sumur”
“Ciangbunjit sudah kau pikirkan apa akibatnya bila kalian
berani membangkang perintah dari lencana Thian che leng?"
ancam kakek berjubah hitam itu dengan wajah bengis.
"Sekalipun perkumpulan bakal hancur anggotanya bakal
musnah kami tidak akan takut untuk menghadapi resikonya"
sahut ketua Kay pang ita penuh emosi.
Suma Hiong tertawa seram.
"Heehh .. heehh . . heehh ciangbun, kuanjurkan kepadamu
lebih baik berpikirlah tiga kali sebelum mengambil keputusan,
ketahuilah bahwa keputusan yang gegabah akan
mengakibatkan kehancuran total bagi pihak kalian sendiri "
"Tak usah banyak bicara, kami tak akan sudi
mendengarkan perkataanmu itu"
Setelah mengetahui kebulatan tekad orang, suma Hiong
utusan khusus dari Thian che Kau itu segera menarik kembali
lencananya lalu sambil tertawa dingin berkata.
"Bagus Bagus Kupuji ketekadan kalian ini, terpaksa aku
harus melaksanakan titah dari kaucu kami untuk membantai
kalian semua dari muka bumi "
Sebelum iblis itu sempat berbuat sesuatu, tiba-tiba dari luar
pekarangan kuil muncul seorang pengemis setengah baya,
sambil berlarian menuju kehadapan ketuanya dia berseru:
"Lapor ciangbunjin, markas kita telah terkepung rapat."
"Aku sudah tahu, mundurlah " kata ketua kay pang seraya
ulapkan tangannya. Pengemis setengah baya itu mengiakan
dan segera mengundurkan diri dari sana.
Dalam pada itu delapan orang jago pedang yang berada
dibelakang suma Hiong telah putar badan dan memencarkan
diri jadi posisi setengah lingkaran, masing-masing pihak

1247
mencari posisinya masing-masing dan berhadapan dengan
lawan-lawannya.
sekejap mata suasana menjadi hening, hawa napsu
membunuh menyelimuti seluruh gelanggang.
Dengan sinar mata setajam sembilu suma Hiong menyapu
pandang tiap wajah tokoh kay pang yang hadir ditempat itu,
sikapnya buas dan garang, seakan-akan dia tak pandang
sebelah matapun terhadap musuh-musuhnya ini.
Dua orang diantara enam tiang lo yang hadir disana tak
dapat mengendalikan hawa amarahnya lagi, mereka
membentak keras kemudian sambil melepaskan serangan
langsung menerkam ketubuh orang itu.
suma Hiong mendengus sinis, tiba-tiba sepasang telapak
tangannya direntangkan ke samping dan menyambut pukulan
itu dengan keras lawan keras.
Jerit kesakitan menggelegar di angkasa, di tengah
muncratnya darah segar yang menodai permukaan tanah dua
orang tiang lo itu mencelat ke belakang dan tewas seketika itu
juga.
Kejadian ini sangat mengejutkan hati kawanan jago dari
Kay pang, siapapun tak mengira kalau dua orang tiang lo
mereka bakal mampus dalam satu gebrakan saja ditangan
orang.
Jelaslah sudah bahwa tenaga lwekang dari suma Hiong
benar-benar sangat lihay dan sukar dicarikan tandingannya,
atau dengan perkataan lain sudah pasti Kay pang akan
musnah dari muka bumi ditangan orang ini.
Pengemis dari selatan amat gusar, rambut nya terasa pada
berdiri seperti kawat, dia maju kemuka, kepada ketuanya
berkata:
"Bila takdir menghendaki Kay pang musnah ditangan iblis
ini. siapapun tak akan dapat menolongnya, biarlah aku

1248
si.pengemis tua berangkat satu langkah lebih duluan"- sambil
membusungkan dada, ia lantas tampil kedepan dan mendekati
musuhnya. Menyaksikan kemunculan pengemis itu. suma
Hiong menjengek dingin, katanya:
"Jadi engkau yang disebut sebagai pengemis dari selatan,
pemimpin para tianglo dari Kay pang?"
"Benar" jawab pengemis itu singkat.
"Dengan kedudukan serta nama besarmu dalam tubuh Kay
pang, perlukah ku beri waktu bagimu untuk
mempertimbangkan keadaan pada saat ini? Dengan senang
hati akan kuberi kesempatan yang terakhir bagimu untuk
berpikir kembali"
"Tak perlu" tukas pengemis dari selatan dengan gusar
"Thian che kau menganggap dirinya besar dan agung,
perbuatannya cuma mengacau dan menerbitkan keonaran
dalem dunia persilatan, saat kiamatnya tidak akan terlalu
jauh"
"Kurang ajar, saudara benar-benar tak tahu diri, rupanya
sebelum darah menodai seluruh permukaan tanah, kalian tak
akan sadar"
"omong kosong, lebih baik tutup saja bacot anjingmu"
Suma Hiong dibuat marah oleh ucapan yang kasar itu, ia
menengadah lalu tertawa dengan suaranya nyaring dan
menjulang tinggi ke angkasa membuat semua orang merasa
telinganya menjadi sakit.
Berbareng dengan berkumandangnya gelak tertawa itu
delapan orang pendekar pedang yang bersiap siaga
dibelakangnya serentak berteriak keras, kemudian menerjang
kearah kawanan jago dari Kay pang yang mengurung disekitar
tempat itu. Tak dapat dicegah lagi, s uatu pertempuran
berdarah yang amat serupun segera berkobar.

1249
Dengan penuh kemarahan pengemis dari selatan bersuit
nyaring dan menerjang maju kemuka, dia menyerang Suma
Hiong secara bertubi-tubi.
Dalam waktu singkat, dia telah melancarkan delapan buah
serangan berantai, kedelapan buah serangan itu semuanya
dilepaskan dengan disertai hawa amarah yang berkobar,
bukan saja amat dahsyat bahkan arah yang dituju semuanya
adalah bagian-bagian tubuh yang mematikan.
seketika itu juga suma Hiong terdesak oleh serangan
berantai itu, sehingga mundur tiga langkah ke belaknog.
Tapi begitu pengemis dari selatan menyelesaikan ke
delapan buah pukulannya, serentak suma Hiong memperbaiki
posisinya, dia tertawa seram dan secara beruntun balas
melancarkan tiga buah pukulan-
-000d0w000-
BAB 69
HEBAT sekali serangan balasan dari utusan Thian che kau
ini, dengan susah payah Pengemis dari selatan berhasil
menghindari serangan yang pertama dan serangan yang
kedua, tapi serangan yang ketiga tak sempat dihindari lagi, tak
ampun pundaknya terhajar telak.
"Duuk" Pengemis dari selatan mendengus tertahan- sambil
muntah darah segar dia mundur beberapa langkah dengan
sempoyongan-
Suma Hiong tertawa seram, ia tidak memberi kesempatan
bagi musuhnya untuk memperbaiki posisinya lagi, berhastl
dengan serangan yang pertama, serentak tubuhnya
menerkam kedepan dan menyusuli dengan pukulan
berikutnya.

1250
"Bangsat..... lihat serangan" ditengah keadaan yang kritis,
bentakan nyaring menggetar diangkasa, empat tiang lo yang
masih berada disamping gelanggang berikut ketua mereka
bersama-sama masuk kedalam gelanggang dan mengerubuti
suma Hiong yang lihay itu.
Di pihak lain pertarungan telah berkobar dimana- mana,
setiap anggota Kay pang yang hadir dalam markasnya telah
diserang habis-habisan oleh lawan yang tangguh, dalam
waktu singkat dengusan tertahan suara beradunya senjata
dan jerit kesakitan berkumandang silih berganti.
Pemandangan pada waktu itu mengerikan sekali, darah
berceceran dimana-mana, mayatpun bergelimpangan setinggi
bukit.
Delapan orang jago dari Thian che kau itu rata-rata berilmu
tinggi, setiap kali cahaya pedang mereka berkelebat lewat
seorang korban segera roboh binasa atau cedera hebat.
Suma Hiong yang dikerubuti oleh empat orang tianglo dan
ketua Kay pang sama sekali tidak merasa jeri, dengan gerakan
yang lincah dan pukulan pakulan yang aneh dia layani setiap
ancaman yang tertuju kearahnya.
Suatu ketika tiba-tiba ia membentak nyaring, sebuah
pukulan dahsyst yang disertai dengan deruan angin puyuh
yang memekikkan telinga menyapu kedepan dan menghajar
lawan-lawannya
"Blaaang.." bentaran keras tak bisa dihindari lagi, keempat
orang tianglo dan ketua kay pang itu segera terhajar sampai
mencelat dan jatuh terlentang di tanah.
Melihat ketuanya terancam bahaya, pengemis dari selatan
tidak menggubris lukanya sendiri lagi, setelah menyeka noda
darah di ujung bibirnya, ia meraung keras kemudian bagaikan
banteng terluka menerjang lagi ke depan.

1251
"Sialan" maki suma Hiong dengan marah, " Hay..pengemis
tua, rupanya kau memang sudah bosan hidup, rasakanlah
pukulanku ini"
Secepat sambaran kilat dia melepaskan lagi sebuah pukulan
dahsyat ke arah depan.
Pengemis dari selatan menjerit tertahan, untuk kedua
kalinya ia terhajar sampai mencelat sejauh beberapa tombak.
Merah padam wajah keempat orang tiang lo itu, seperti
orang kalap mereka melompat bangun dan menerkam
musuhnya, empat batang tongkat tah kau pangnya ibarat
empat ekor naga sakti segera menghantam tubuh iblis
tersebut..
Suma Hiong tertawa dingin, ke sepuluh jari tangannya
dipentangkan lebar-lebat, ketika berkelebat ke depan, tahutahu
ke empat batang toya peg gebuk anjing itu sudah
ditangkap dua dikanan dan dua dikiri.
Sekali menyentak kebelakang, keempat orang tiang lo itu
mendengus tertahan dan mencelat kebelakang.
Berhasil menghajar mundur, keempat tiang lo itu, Suma
Hiong meneruskan terka mannyake depan, dengan cakar
mautnya dia cengkeram tubuh ketua kay pang yang berada
dihadapannya.
Cepat dan diluar dugaan, cengkeraman tersebut datang
keadaan tak terduga, tampak nya sang ketua dari kay pang ini
segera akan tertangkap oleh musuhnya.
"Tahan" tiba-tiba serentetan bentakan nyaring
berkumandang ditengah angkasa.
Walaupun suasana dalam gelanggang ramai, oleh bentakan
dan adu senjata, namun bentakan itu amat dapat didengar
oleh setiap orang dengan jelas, bahkan mereka merasakan
telinganya jadi sakit.

1252
serentak pertempuran terhenti ditengah jalan, semua jago
berdiri tertegun sambil alihkan pandangannya ke arah mana
berasalnya suara itu.
Suma Hiong sendiripun diam-diam merasa terperanjat,
cepat dia tarik kembali serangannya dan melompat mundur
kebelakang. Dari balik pagar pekarangan perlahan-lahan
berjalan keluar seorang pemuda tampan berwajah dingin,
setajam sembilu sorot mata pemuda itu tatkala saling beradu
pandang, tanpa sadar suma Hiong mencekat mundur
beberapa langkah.
Waktu itu sebenarnya Suma Hiong sedang merasa
keheranan, ia heran mengapa kawanan jago yang telah
disiapkan disekitar kuil itu tidak munculkan diri untuk
melakukan pembantaian, padahal sebelumnya telah
dibicarakan bahwa mereka harus menyerbu kedalam kuil bila
mendengar gelak tertawa nya yang keras.
Tapi sekarang setelah menyaksikan kemunculan pemuda
berwajah dingin ini, suatu firasat jelek segera muncul dalam
hatinya, ia segera membentak keras: "Bocah keparat siapa
kau? sebutkan nama mu."
Pemuda itu tertawa dingin, ia tidak menjawab akan tetapi
sewaktu melewati dihadapan seorang pendakar dari Thian che
kau jari tangannya lantas ditudingkan kemuka.
Jerit kesakitan yang memilukan hati berkumandang
memecahkan kesunyian, darah segar tampak muncrat keluar
dari dadanya, tidak selang sesaat kemudian orang itu sudah
roboh terjengkang dan tidak bangkit lagi untuk selamanya.
"Kau .. kau adalah manusia bermuka dingin?" teriak Suma
Hiong dengan paras muka berubah hebat.
"Benar, kau memang hebat dan pengetahuanmu cukup
luas, ternyata akupun juga kau kenali"

1253
Pemuda yang barusan munculkan diri ini memang tak lain
adalah Han Siong Kie, jago muda itu.
Suma Hiong menyeringai seram, sinar matanya
memancarkan cahaya buas, dengan suara yang keras seperti
geledek hardiknya:
"Manusia muka dingin, engkau bersiap-siap untuk
mencampuri urusan ini?"
"Haaahhh . . haaahhh haaahhh kenapa tidak? Justrupun
ciangbunjin datang kemari untuk membantai habis kawanan
iblis macam dirimu itu"
"Ciangbunjin?" jengek orang she suma itu sinis, "Heeehhh
heeehhh engkau ciangbunjin dari mana?"
"Ciangbunjin dari Thian lam bun "
"Mimpi Heeeh heeh heeeehh bocah keparat, engkau
sedang bermimpi disiang hari bolong. Thian lam bun sudah
lama terhapus namanya dari muka bumi"
"Yang akan terhapus namanya dari muka bumi bukan Thian
lam bun, melainkan Thian che kau dan waktunya tak akan
lama lagi "
"Orang goblok sedang mengigau ditengah hari bolong "
"Kau tak percaya ?Baik... ini hari akan kuampuni selembar
jiwa anjingmu, agar kau bisa menyaksikan sendiri benar tidak
perkataanku itu."
"Hanya mengandalkan kekuatanmu seorang, sayang aku
tidak berjiwa sebesar kau... ini haripun aku tak akan
melepaskan dirimu "
Han Siong Kie mendengus dingin, ia tidak berbicara lagi
melainkan bersiul nyaring.
Berbareng dengan siulan tersebut, terlihatlah bayangan
manusia saling berkelebat dalam gelanggang, dalam waktu

1254
singkat berpuluh-puluh sosok mayat dari manusia barbaju
hitam bertumpukan ditempat itu
Suma Hiong tentu saja dapat mengenali kembali mayatmayat
itu, sebab mereka tak lain adalah jago-jago
perkumpulannya yang disiapkan diluar kuil itu.
Tapi kini sudah tewas semua dalam keadaan mengerikan,
kontan ia jadi terkejut dan bergidik, begitu pula dengan
ketujuh orang pendeker pedang yang masih hidup, mereka
merasa sukmanya serasa sudah melayang tinggaikan raganya.
sambil menuding kearah tumpukan mayat setinggi bukit itu,
Han Siong Kie mengejek:
"Suma Hiong, bukankah mayat-mayat itu adalah jenasah
dari anggota perkumpulanmu? Nah, hitunglah sendiri,
semuanya berjumlah seratus dua puluh orang, coba kau
hitung lagi adakah masih ada yang kelewatan atau tidak??"
Menyeringai seram wajah suma Hiong dengan muka yang
buas dan mengerikan ia berteriak:
"Manusia bermuka dingin, aku bersumpah akan
mencincang tubuhmu, kemudian menghancur lumatkan
tubuhmu menjadi abu"
"Huuuh Mau mencincang aku? Cuma mengandaikan ilmu
silat yang kau miliki itu? Jangan mimpi."
Rupanya sewaktu Han Siong Kie tiba ditempat kejadian., ia
menyaksikan markas besar dari Kay pang sudah dikepung
rapat oleh musuh-musuhnya.
Tanpa menimbulkan suara sianak muda itu segera
mengeluarkan ilmu silatnya dan menotok mampus ke seratus
dua puluh orang jago Thian che kau yang mengepung di luar
kuil, setelah itu bagaikan kelelawar dia menyusup masuk
kedalam kuil.
Waktu itulah dia saksikan para tianglo dan ciangbunjin Kay
pang sedang menghadapi keadaan yang terancam, setelah

1255
memberi pesan kepada anak murid Kay pang yang berjagajaga
di uar kuil diapun tampilkan diri untuk menyelesaikan
persoalan itu
Betapa gusar dan mendongkolnya suma Hiong setelah
mengetahui bahwa rencana penyerbuan mengalami kegagalan
total, ia tahu tak mungkin baginya untuk memberi
pertanggungan jawab dihadapan kaucunya setelah mengalami
kekalahan total seperti hari ini. apalagi semua anak buahnya
telah terbunuh habis.
Rasa dendam dan marahnya serta merta dilampiaskan
keatas tubuh pemuda itu, sambil menggertak gigi katanya:
"Kau tidak percaya dengan kemampuanku? Apa salahnya
kalau kita buktikan bersama2"
Begitu selesai berbicara, ia menerjang ke muka dengan
garang, secepat sambaran kilat secara beruntun iblis ini
melepastan tiga buah serangan berantai.
Han Siong Kie tidak berusaha menghindar atau berkelit,
dengan melontarkan sepasang telapak tangannya kemuka dia
sambut datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan
keras.
"Blaaang" suata ledakan keras yang memekikkan telinga
berkumandang diudara, suma Hiong tak sanggup menahan
kedahsyatan musuhnya, secara beruntun ia terdesak mundur
lima langkah lebar.
Gelombang angin pukulan yang tersebar keempat penjuru
menyapu bersih setiap benda yang ada diseputar lima kaki
dari gelanggang, bukan saja kawanan jago dari Kay pang
terdesak sampai mundur tunggang langgang, tujuh orang
pendekar pedang dari Thian che kau yang masih hidup pun
pontang panting dibuatnya dengan muka pucat.

1256
Sungguh girang tak terkirakan pengemis dari selatan
setelah melihat kedahsyatan saudaranya, tak kuasa lagi ia
berteriak keras:
"Saudara cilik puas.. sungguh memuaskan.... Hajar sampai
buntung bajingan itu"
setelah merasakan kedahsyatan musuhnya, kepongahan
serta kejumawaan suma Hiong lenyap tak berbekas,
keadaannya pada saat ini ibarat bola yang kehilangan udara,
dengan loyo bercampur ketakutan ditatapnya pemuda itu
tanpa berkedip.
Mimpipun ia tak menyangka kalau pihak musuh mempunyai
kepandaian silat sedahsyat itu, bahkan boleh dibilang tak bisa
diterima dengan akal sehat, siapa yang menyangka kalau
seorang pemuda ingusan ternyata berilmu tinggi"
Hawa napsu membunuh yang sangat tebal menyelimuti
seluruh wajah Han Siong Kie, selangkah demi selangkah ia
maju kedepan, katanya dengan suara dingin
"Aku meminjam mulutmu untuk menyampaikan pesan
kepada kaucu kalian, katakam bahwa dalam beberapa hari
mendatang aku akan berkunjung sendiri ke Lian huan tau
untuk membuat perhitungan. suruh dia bersiap sedia
menyambut kedatanganku. Nah, sekarang kau boleh pergi,
aku telah berjanji untuk mengampuni jiwamu.."
Sebagai seorang yang berilmu tinggi sudah tentu suma
Hiong tak sudi untuk menyerah kalah dengan begitu saja, ia
membentak keras:
"Manusla bermuka dingin, kau jangan tekabur lebih dulu,
sambutlah pukulanku ini."
Sepasang telapak tangannya diayun kemuka secara
beruntun dalam sekejap mata ia telah melepaskan delapam
serangan berantai.

1257
Semua ancaman yang dilontarkan itu menggunakan jurus
serangan yang aneh dan sakti, bukan saja jarang ditemui
dikolong langit, keganasannya betul-betul mengerikan,
seketika itu juga si anak muda itu terdesak mundur sejauh
lima depa kebelakang.
Setelah berhasil dengan ancamannya suma Hiong tak sudi
memberi kesempatan kepada musuhnya untuk melancarkan
serangan balasan, dia susulkan lagi dengan lima buah
serangan berantai.
Tujuh orang pendekar pedang dari Thian che kau tidak
berpeluk tangan belaka, menggunakan kesempatan yang
sangat baik itu, mereka terjun pula kedalam gelanggang,
untuk membantu pemimpinnya.
Bentakan-bentakan gusar menggelegar di angkasa, dua
puluh sosok bayangan manusia terjun kedalam gelanggang
dan menghadang jalan pergi ketujuh orang musuhnya,
pertarungan massal tak dapat dihindari lagi.
Sementara itu suma Hiong sudah melancarkan serangan
dengan jurus yang kelima, tiba-tiba Han Siong Kie berkelit
kesamping dengan kecepatan yang tak terhingga, begitu
berada tiga depa disamping kalangan, keli ma jari tangan
kanannya segera disodokkan kedepan-
Jerit kesakitan memecahkan kesuyian, secara beruntun
suma Hiong mundur beberapa langkah ke belakang, lengan
kanannya terkulai lemas kebawah, separuh badannya basah
kuyup bermandikan darah segar.
"Suma Hiong " kembali Han Siong Kie berkata demgan
ketus, " untuk kesekian kalinya kuberi kesempatan kepadamu
untuk berlalu dari sini, ketahuilah kesempatan ini adalah
kesempatan yang terakhir. bila kau tak tahu diri, jangan
salahkan kalau aku akan bertindak keji "

1258
Suma Hiong bukan orang bodoh, tentu saja dia tahu bila
kesempatan ini tidak dipergunakan sebaik-baiknya, niscaya dia
akan mati konyol ditempat itu.
setelah melotot sekejap ke arah pemuda itu, dengan
pandangan penuh kebencian ia berkata:
"Manusia bermuka dingin, tunggu saja sampai tanggal
mainnya"
Tanpa banyak berbicara lagi, ia menjejakkan kakinya
ketanah dan melarikan diri terbirit-birit dari sana.
Melihat pemimpinnya sudah kabur, tujuh orang jago dari
Thian che kau itupun tak berani melanjutkan pertarungan,
serentak mereka memberi tanda dan memperketat
serangannya, setelah berhasil memaksa mundur lawannya,
orang-orang itu melompat ke aaes atap rumah dan berusaha
melarikan diri dari situ.
"Hmm Kau mau pergi kemana?" jengek Han Siong Kie sinis.
Ketika sepuluh jari tangannya dilontarkan kemuka,
munculah sepuluh buah desingan angin tajam ke depan.
Jerit kesakitan berkumandang saling menyusul, dalam
waktu singkat tujuh orang jago pedang yang mencoba untuk
melarikan diri itu sudah rontok ketanah bagaikan burung yang
kena ketapel.
Melihat musuhnya sudah terbasmi habis, ketua Kay pang
baru memburu maju sambil memberi hormat, serunya dengan
wajah bersyukur:
"Oooh... sungguh beruntung Han ciangbunjin datang tepat
pada saatnya, kalau bukan bantuan ciangbunjin niscaya
perkumpulan kami sudah hancur ditangan iblis itu, budi
kebaikan ini tak akan kami lupakan untuk selamanya"
Buru2 Han Siong Kie balas memberi hormat sahutnya:

1259
"Aaah, perkataan dari ciangbunjin terlampau serius, sudah
sepantasnya kalau kita sebagai umat persilatan saling
membantu dikala sedang susah, apalagi perkumpulan kami
termasuk salah satu korban dari keganasan mereka,
sewajarnya aku bantu kalian untuk menghadapi mereka"
Pengemis dari selatan memburu pula ke depan, walaupun
dengan langkah yang gontai, noda darah masih membekas
diujung bibirnya, namun tidak mengurangi kegembiraannya,
dengan wajah berseri ia berseru:
"Haaah haaahhh haaahh saudara cilik, hayo ikut aku
menuju keruang belakang, aku akan bercakap-cakap sampai
puas dengan dirimu, aku tahu engkau paling segan dengan
segala macam tata cara yang sok. ayo ikuti aku"
Han Siong Kie pun mohon diri dengan ketua Kay pang
beserta jago-jago lainnya, kemudian dengan mengikuti
dibelakang pengemis dari selatan mereka menyingkir keruang
belakang.
Ruangan itu kecil sekali dan merupakan kamar semedi yang
tak begitu luas, Han Siong Kie duduk saling berhadapan
dengan saudara tuanya.
setelah hening sesaat dengan kerutkan kening pemuda itu
menegur. " Engkoh tua, aku lihat luka yang kau derita tidak
enteng"
"Aah apa artinya luka seringan ini? Kejadian ini sudah
merupakan suatu keberuntungan bagi kami, andaikata
saudara cilik tidak datang tepat pada waktunya niscaya
perkumpulan kami sudah mengalami kehancuran total"
Menggunakan kesempatan itu Han Siong Kie teringat
kembali akan beberapa persoalan, iapun berkata:
"Engkoh tua, ada beberapa persoalan aku ingin mohon
bantuanmu, apakah kau bersedia untuk membantu?"

1260
""Heeeh heeeh heeh dalam hal apa Katakan saja, sekalipun
kau menginginkan batok kepalaku, sekarang juga akan
kupersembahkan kepala ini untukmu"
"Aah, engkoh tua memang suka bergurau, tentu saja tidak
seserius itu persoalan yang hendak kukatakan, aku cuma
mengharapkan rekan rekan dari Kay pang untuk mencari jejak
dari beberapa orang bagiku, aku tahu Kay pang punya
jaringan mata-mata yang luas dan hebat, mencari jejak orang
merupakan pekerjaan yang rutin"
"Siapa yang hendak kau cari ? Coba katakan-"
"Ada tiga orang tiang lo dari perguruanku yang tercerai
berai dalam suatu pertarungan hingga kini tak kuketahui kabar
berita mereka, maka aku mohon bantuan Kay pang untuk
mencarikan jejaknya ".
"Ooh... saat ini akan segera dilaksanakan oleh anak murid
kami, aku percaya jejak mereka akan segera diketahui, siapa
lagi yang hendak kau cari.."
"Hekpek siang yau, sepasang siluman yang sudah tersohor
namanya semenjak enam puluh tahun berselang "
"Hekpek siang yau? Mau apa kau cari gembong iblis yang
luar biasa itu? " seru pengemis dari selatan dengan jantung
berdebar.
Han Siong Kie pun menceritakan bagaimana ia menerima
sepasang siluman itu menjadi anggota seperguruannya.
sehabis mendengar kisah tersebut pengemis dari selatan
baru paham dengan duduknya persoalan, ia gelengkan
kepalanya sambil berkata:
"Saudara cilik, aku benar-benar merasa kagum sekali
dengan kehebatanmu, tak nyana nasibmu memang mujur dan
hok ki mu besar, gampang, soal ini gampang sekali, segera
akan kuperintahkan anak muridku untuk melakukan
penyelidikan"

1261
"Selain daripada itu akupun ingin minta petunjuk tentang
satu persoalan lagi."
"Aaah katakanlah sedari kapan engkau mulai belajar bicara
menela- menele begitu? Hayo utarakan saja secara blakblakkan"
"Aku dengar dalam dunia persilatan hidup seorang tokoh
silat yang ahli sekali dalam hal ilmu beracun dan orang itu
bernama Ban tok cousu, apakah tokoh silat ini masih hidup
didunia ini."
"Mengapa engkau menanyakan persoalan ini"
"Racun Gi hang tok ko (buah racun berubah wujud) yang
salah dimakan oleh Hekpek siang yau katanya hanya bisa
dipunlahkan oleh dia seorang, aku hendak mohonkan
pengobatan bagi kedua orang itu"
Pengemis dari selatan termenung dan berpikir sebentar,
kemudian baru menyahut: "Aku rasa kemungkinan besar dia
masih hidup didunia ini"
"Jadi hanya suatu kemungkinan belaka ?"
"Benar, aku hanya bisa mengatakan mungkin, sebab kalau
dihitung dengan jari tangan maka pada tahun ini Ban tok
cousu sudah berusia diatas seratus tahun, pada dua puluh
tahun berselang aku pernah mendengar orang berkata bahwa
raja racun yang sangat lihay ini menetap didalam telaga
beracun..."
"Telaga beracun ?"
"Oooh, belum pernah kau dengar tentang nama telaga ini"
"Belum "sahut sianak muda itu sambil menggelengkan
kepalanya berulang kali.
"Luas telaga beracun ini hanya setengah hektar dan
letaknya dalam lembah hek kok (lembah hitam) yang berada
dibukit Tay keng san, air telaga itu sangat beracun dan siapa

1262
saja yang terkena air itu niscaya akan mati secara konyol.
Kendatipun begitu aku tak berani memastikan seratus persen
benar, sebab sampai detik ini belum pernah kubuktikan sendiri
kebenaran dari berita ini "
"Sekalipun Ban tok cousu kebal racun dan lihay dalam
menggunakan barang berbisa, toh tidak sepantasnya kalau dia
berdiam dalam air telaga itu?" kata Han Siong Kie dengan
terperanjat.
"Ada orang menyaksiksn dia masuk keluar dalam telaga
beracun itu, apa yang sebenarnya dikerjakan cousu selaksa
racun itu tak seorangpun tahu, dengan sendirinya aku
sipengemispun tak bisa memberi jawaban atas pertanyaanmu
itu"
"Dalam dunia persilatan terdapat seorang manusia yang
bernama Tok kun si dewa racun Yu Hai, apakah dia adalah
ahli waris dari Ban tok cousu yang sangat lihay itu."
"Bukan"
"Bukan? Lalu dari manakah dia pelajari ilmu beracun yang
amat dahsyat itu?"
"Asal mulanya Yu Hau cuma seorang Bu beng siau cut
prajurit tak bernama dalam dunia kangou, dua puluh tahun
berselang tanpa sengaja ia berhasil menemukan sejilid kitab
beracun yang amat luar biasa, semenjak isi kitab itu berhasil
dikuasahi olehnya tersohorlah namanya sebagai Tok kun atau
raja racun, kendatipun namanya saja memakai huruf "kun"
yang berarti orang budiman, tapi pada hakekatnya dia adalah
seorang manusia durjana yang berhati busuk".
"Dia telah menggabungkan diri dengan pihak Thian che
kau" sela pemuda itu.
"Bukan kejadian yang aneh kalau ia berkomplot dengan
mereka, toh kaum serigala hanya berkumcul dengan serigala,
masa ada serigala bergaul dengan domba ? ketua Thian Che

1263
kau berambisi besar dan bercita-cita untuk menguasahi
seluruh jagad, menjadi kaisar dalam dunia persilatan, dengan
segala daya upaya dia mengumpulkan kawanan jago dari
pelbagai daerah untuk memperkuat posisinya, kecuali
beberapa perguruan dan partai kenamaan boleh dibilang
hampir semua perkumpulan dan perguruan telah dilalap habis
olehnya ya.. beruntung Kay pang dapat lolos dari musibah ini"
Han Siong Kie tertawa dingin -
"Heeehhh heeehhh heeehh masa kiamat dari Thian che kau
tak akan terlalu lama, tunggu saja tanggal mainnya "
"Bila kita biarkan perkumpulan itu mengembangkan
sayapnya sampai dimana-mana, aku kuatir dunia persilatan
akan terjatuh semua kedalam cengkeremannya"
"Aaah. belum tentu begitu...."
Pengemis dari selatan berpaling dan menatap lekat-lekat
wajah pemuda itu, bisiknya: "saudara cilik, engkau terlalu
percaya pada kemampuanmu?"
Merah padam selembar wajah Han Siong Kie karena
jengah, ia tidak mengucapkan sepatah katapun-
Rupanya pengemis dari selatan menyadari kekhilafannya,
cepat ia menambahkan:
"Saudara cilik, tentunya kau pernah mendengar pepatah
yang mengatakan bahwa: "Sebuah balok kayu tak akan
mampu menunjang sebuah rumah gedung bukan ? Aku rasa
persoalan paling penting yang harus kau lakukan pada saat ini
adalah kembali ke Thian lam serta melakukan pembersihan
terhadap unsur-unsur busuk dalam tubuh perguraanmu, sebab
dengan tindakan ini bukan saja kau dapat menyelamatkan
mereka-mereka yang masih setia kepadamu dan terpaksa
harus tunduk diperintah ketua yang sekarang, selain itu
kaupun akan memperoleh bantuan yang amat besar dalam
usahamu menghancurkan perkumpulan Thian che kau, tak

12664
usah kuatir, setiap saat setiap detik Kay pang selalu berdiri
dibawah komandomu"
Tercekat hati Han Siong Kie setelah mendengar ucapan ini,
kata-kata dari engkoh tuanya ini mengetuk sampai ke dalam
hati sanubarinya, memang benar ucapannya, bila Wi It beng
dibiarkan berlaku sewenang-wenang tanpa ditindak. niscaya
sengsaralah orang-orang yang masih setia pada kebenaran,
kelemahan dari Thian lam bun justru akan muncul dari hal-hal
seperti ini."
Tapi ingatan lain cepat melimtas dalam benaknya, teringat
olehnya akan suatu masalah yang jauh lebih penting.
"Apa yang diucapkan engkoh tua memang betul" katanya
kemudian dengan dahi berkerut "tapi sekarang aku telah
menjumpai sesuatu masalah yang betul-betul rumit"
"Kesulitan apa? Katakan saja asal aku mampu pasti akan
kubantu untuk memecahkannya" ucap pengemis dari selatan
sambit menepuk dada sendiri
"Pertama orang yang benar-benar mengetahui asal usulku
yang sebenarnya hanya lima orang tiang lo dari sebuluh tiang
lo ruang goan lo wan yang masuk daratan Tiangggoan- jadi
diantara lima orang tiang lo itu ada dua orang telah tewas dan
tiga orang tak ketahuan kabar beritanya, kedua tanda
kebesaran sebagai seorang ketua yakni ok kui cupay telah
terjatuh ketangan Thian che kau, tanpa adanya tanda
kepercayaan itu tak mungkin aku bisa menarik kepercayaan
dari murid-murid lainnya, tolong tanya bagaimana caraku
untuk mengatasi persoalan ini?"
Mendengar ucapan tersebut terlintas rasa serba salah
diwajah pengemis dari selatan, katanya kemudian-
"Yaa, persoalan ini memang merupakan satu masalah yang
pelik, bukankah pekerjaan yang gampang untuk merebut
kembali lencana ok kui cupay dari tangan orang Thian che
kau, dan lagi.."

1265
"Kenapa? " sela sang pemuda.
"Ketua pelaksana perguruan Thian lam yang sekarang wi It
beng telah menyatakan penggabungan diri dengan
perkumpulan Thian che kau, istana Huan mo kiong sudah
berubah jadi kantor cabang Thian che kau, aku kuatir kalau
tanda kebesaran itu sudah terjatuh ketangan Wi It beng,
aaai... kalau sampai begitu, bukankah sekarang ia telah
mempunyai kekuasaan untuk memerintah segenap anak murid
?"
Air muka Han Siong Kie berubah hebat.
"Ehmm, memang ada kemungkinan untuk terjadi peristiwa
semacam ini, padahal lencana tersebut merupakan benda
tersuci dan tertinggi dalam perguruanku, siapa yang
membawa benda itu, dialah yang dipertuan, waah, urusan kan
menjadi bertambah pelik"
"Saudara cilik, kau jangan gelisah dulu, coba kuselidiki
keadaan yang sebenarnya" pengemis tua itu lantas bertepuk
tangan tiga kali.
seorang pengemis setengah baya mengiakan dan berjalan
masuk kedalam ruangan: "Tianglo, kau orangtua ada perintah
apa?" tanyanya.
"Sampaikan perintahku, tanyakan kepada setiap murid
yang berada disini apakah di antara mereka ada yang
mengetahui jejak dari ketiga orang tianglo dari Huan mo kiong
yang berada didaratan Tionggoan, kalau ada yang tahu segera
datang memberi laporan "
"Terima perintah" sesudah memberi hormat pengemis
setengah baya itupun mengundurkan diri
Sepeninggal pengemis itu Han Siong Kie merasa panik dan
tidak tenang, ia merasa bahwa persoalan yang sedang
dihadapi sekarang memang cukup pelik, bukan saja Perintah
dari gurunya Mo tiong ci mo tak dapat diselesaikan, bahkan

1266
urusanpun berubah jadi sekacau ini, bukankah dia akan
menjadi manusia yang berdosa bagi perguruan?
Tidak selang beberapa saat kemudian pengemis setengah
baya itu datang melapor:
"Lapor tiang lo ada seorang murid bagian kontrol yang
bernama Tan Beng siap memberi laporan"
"Suruh dia masuk" perintah pengemis dari selatansetelah
Tan Beng masuk kedalam ruang, pengemis itupun
bertanya lagi:
"Apa yang kau ketahui?"
Tan Beng memberi hormat, kemudian bukannya menjawab
malahan balik bertanya:
"Yang dimaksudkan sebagai tiga orang tianglo dari Thian
lam bun itu apakab tiga orang kakek berjubah sutera dan
membawa toya berkepala setan?"
"Benar " sahut Han Siong Kie dengan semangat berkobar.
Pengemis dari selatan mengangguk kepada Tan Beng
katanya: "Lanjutkan perkataanmu lebih jauh"
"Tiga hari berselang ketika hamba sedang melakukan
perjalanan melewati Niu kang, pernah kusaksikan ketiga orang
tianglo itu sedang melanjutkan perjalanan menuju ke arah
wilayah Thian lam."
"Baik, kau boleh mundur"
Sepeninggal Pengemas itu, Han Siong Kie duduk termangu,
ia merasa tak habis mengerti kenapa ketiga orang tianglonya
menuju ke wilayah Thian lam, bukankah tindakan mereka ini
sama artinya dengan menghantarkan diri kemulut harimau ?
Tak nanti Wi It beng akan melepaskan mereka bertiga dengan
begitu saja.

1267
Tanpa terasa diapan menguatirkan pula keselamatan dari
kelima orang tianglonya yang masih tertinggal diruang goan lo
wan.
Sebagai seorang ketua Thian lam bun, tentu saja ia tak
dapat membiarkan para tianglonya menghantarkan kematian,
karena itu rencananya semula untuk berkunjung kebenteng
maut dan menyatroni lian huan tau terpaksa dibatalkan.
-000d0w000-
Jilid 34
SETELAH hening beberapa saat pengemis dari selatan
bertanya pula: "saudara cilik apa rencanamu selanjutnya?"
Han Siong Kie menghela napas panjang, sahutnya dengan
wajah serius:
"Terpaksa aku harus berangkat ke Thian lam, semoga saja
masih sempat untuk menghadang para tiang lo itu kembali ke
sarang harimau"
".. sayang aku sipengemis tua sedang terluka, kalau tidak
niscaya akan kubantu usahamu itu"
"Engkoh tua tak usah repot-repot, paling penting merawat
dulu lukamu hingga sembuh" cepat sianak muda itu menampik
.
"Bagaimana kalau kupilih kan beberapa orang jago lihay
dari perkumpulanku untuk menyertai perjalanan ini?"
"Tak usah.. tak usah Maksud baik engkoh tua biarlah
kuterima dalam hati saja"
"Aaah, perkataan apaan itu? Budi kebaikanmu terhadap kay
pang setinggi langit, aah, jemu untuk membicarakan soal
budi, lebih baik tak usah dibicarakan lagi"

1268
"Engkoh tua aku bermaksud untuk segera melanjutkan
perjalanan mumpung masih sempat untuk menyusul mereka"
"Ehm, begitupun ada baiknya, aku akan segera mengirim
berita kilat kekantor- kantor cabang dan menyuruh mereka
menghadang jalan pergi ketiga orang tiang lo itu"
"Terima kasih atas bantuan engkoh tua"
"Juga tentang jejak dari Hekpek siang yau, aku percaya tak
lama kemudian berhasil ditemukan anak muridku, pasti akan
kukirim kabar itu padamu secepatnya"
"Kalau begitu siaute mohon diri lebih dulu" ucap Han Siong
Kie seraya bangkit berdiri
"Selain itu.?"
"Apakah engkoh tua ingin mengucapkan sesuatu lagi??"
Pengemis dari selatan mengangguk.
"Kantor cabang kami di Nio kang meliputi daerah operasi
sampai wilayah Thian lam, jika kau ada urusan minta saja
bantuan dari mereka, pasti akan kupesan sendiri kepada
toucunya untuk mengabarkan berita ini kepada anak buahnya,
lencana bambu ini boleh kau terima, bila ada keperluan
gunakanlah lencana ini sebagai tanda pengenal "
"Akan siaute ingat selalu dihati, baik-baiklah jaga diri
engkoh tua" kata pemuda itu kemudian setelah menerima
lencana bambu itu.
"Semoga kau sukses selalu"
"Selamat tinggal"
Han Siong Kie telah meninggalkan markas besar kay pang
di kuil Bu hao si dan melanjutkan perjalanannya menuju Thian
lam.
Waktu itu fajar baru menyingsing, suara ayam berkokok
memecahkan kesunyian dipagi itu.

1269
Bintang masih tersisa di langit, angin pagi yang dingin
berhembus lewat menyegarkan badan, Han Siong Kie
melakukan perjalanannya dengan kecepatan penuh.
Tiga li baru lewat, ketika secara tiba-tiba sesosok bayangan
manusia diantara remang-remangnya cuaca orang itu
menghadang jalan perginya.
Han Siong Kie merasa kaget dan mengerem gerak laju
tubuhnya, tapi setelah mengetahui siapa yang berada
dihadapannya ia berseru tertahan-"Aaah nona.. rupanya kau"
Tak asing lagi orang itu bagi Han Siong Kie sebab dia tak
lain adalah orang yang ada maksud.
"Oh masih kenal dengan aku?" sapa orang yang ada
maksud sambil tertawa aneh.
"Ada urusan apa nona berdiri disini"
"Menunggu kau"
"Menunggu aku" bisik pemuda itu sambil mundur selangkah
karena tercengang, "dari mana nona bisa tahu kalau aku
berada disini dan akan lewati jalan ini?"
-00000d0w0000
BAB 70
"AH terlalu gampang untuk mengetahui jejakmu, bukankah
jalan raya disini hanya ada satu? Asal kami berdua masingmasing
menghadang disetiap sudut jalanan ini, pastilah
seorang diantaranya kami akan berjumpa dengan kau,
bukankah begitu?"
"Jadi ada orang yang bertugas menantikan kedatanganku?
siapa orang kedua itu?"
"Tak perlu kau tahu"

1270
Han Siong Kie berkerut kening, selang sesaat kemudian ia
bertanya pula. "Ada urusan apa nona menunggu
kedatanganku disini?"
"Boleh aku tahu dulu kemana kau akan pergi...?"
"Ke Thian lam"
"Wah kebetulan sekali, untung aku bertemu dengan kau,
kalau tidak maka akibatnya amat sukar dilukiskan dengan
kata-kata"
"Kenapa?" tanya anak muda itu terkejut.
"Seorang jago yang mengaku sebagai Manusia bermuka
dingin dengan membawa lencana ok kui cu pai dan memimpin
tiga puluh orang jago telah berangkat ke Thian lam untuk
mengambil alih kursi kebesaran dari Wi It beng, bahkan ketiga
orang tianglo dari perguruan Thian lam bun pun menyertai
dirinya.”
"Manusia bermuka dingin ? Boleh aku tahu ada berapa
orang manusia muta dingin didunia ini?" tanya Han Siong Kie
keheranan-
"Tentu saja hanya satu"
"Kalau memang demikian, aku jadi tidak mengerti, dengan
apa yang nona maksudkan?"
"Untuk mengangkangi istana Huan mo kiong, pihak Thian
che kau telah mengutus seorang utusan khususnya menuju ke
Thian lam untuk mengambil oper kedudukan wi It beng,
bukan saja utusan khusus itu telah menyaru seperti kau,
bahkan membawa pula lencana ok kui cu paya"
"Aah, masa telah terjadi peristiwa seperti ini?" teriak Han
Siong Kie terkesiap.
Orang yang ada maksud segera tertawa dingin

1271
"Memangnya aku membohongi kau, Ketahuilah, utusan
khusus dari Thian che kau yang menyamar sebagai dirimu itu
bernama Thio Wi wan "
"Tadi nona mengatakan bahwa dalam rombongan ini
terdapat pula tiga orang tiang lo dari Thian lam bun serta dua
puluh orang jago lihay, siapakah mereka itu?"
"Ketiga orang tianglo itu masing-masing bernama To It Hui,
Ang pat siu serta san jin ho, mereka dengan menyertai
manusia muka dingin gadungan itu berangkat ke Thian lam
untuk melakukan pembersihan terhadap perguruannya."
"Masa ketiga orang tianglo itu tak dapat membedakan
mana yang asli dan mana yang gadungan?"
"Dalam tubuh perkumpulan Thian che kau terdapat aneka
ragam jago yang rata-rata berilmu tinggi, termasuk pula ilmu
menyamarnya, mungkin kau sendiripun akan pangling
dibuatnya"
Han Siong Kie merasa darah panas dalam tubuhnya
mendidih, hawa napsu membunuh menyelimuti wajahnya,
dengan penuh kebencian serunya: "Mereka harus dijagal
semua"
"Siapa yang akan kau jagal"
"Semua anggota perkumpulan Thian che kau, dari ketua
sampai pelayan-pelayannya"
"Urusan yang tak penting lebih baik tak usah kau bicarakan
dulu, ketahuilah Thia We wan yang menyaru sebagai dirimu
dengan membawa ketiga orang tianglo dari dua puluh orang
jagonya sudah berangkat semenjak tiga hari berselang,
padahal dengan kepandaian yang di miliki mereka dalam tujuh
hari saja istana Huan mo kiong sudah tercapai, kau sudah
ketinggalan tiga hari. aku kuatir tak mungkin bisa kau susul
diri mereka"
Han Siong Kie tidak menjawab, pikirnya dalam hati:

1272
"Engkoh tua sudah mengirim surat kilat kepada kantor
cabangnya dan memerintahkan anak murid Kay pang
menghalangi jalan pergi ketiga orang tianglo itu, tapi dengan
adanya utusan dari Thian che kau, situasi jadi makin
berbahaya, aku harus segera mengejar dengan sepenuh
tenaga, siapa tahu bisa kutempuh perjalanan siang malam
sebelum mereka tiba di antara Huan mo kiong, aku bisa
sampai duluan?" Berpikir sampai disini ia lantas bertanya:
"Nona mendapatkan keterangan ini dari mana?"
"Kau tak perlu tahu, pokoknya kedatangan aku kemari
adalah untuk menyampaikan kabar ini kepadamu"
"Terima kasih atas bantuan nona, kalau begitu aku akan
segera melakukan perjalanan-"
"Silahkan"
Setelah menjura, berangkatlah Han Siong Kie meninggaikan
tempat itu, cepat sekali gerakan tubuhnya, dalam sekejap
mata ia sudah berada jauh sekali dari sana.
Menanti bayangan punggung pemuda itu sudah lenyap dari
pandangan, orang yang ada maksud baru menghela napas
panjang, ia melepaskan kain kerudungnya sehingga tampaklah
wajahnya yang cantik, dari sakunya dia itu mengambil secarik
sapu tangan dan menyeka air mata dikelopak matanya.
Mengapa nona itu bersedih hati? Tak seorangpun yang
tahu
Dalam pada itu Han Siong Kie telah mengerahkan ilmu
meringankan tubuh Ho keng gin im nya hingga mencapai pada
puncaknya, siang malam ia menempuh perjalanan tiada
hentinya, beratus-ratus li sudah ditempuh dengan kecepatan
penuh.
Hari ketiga, sebelum lohor pemuda itu sudah tiba dikota sik
bun ki, suatu kota yang berjarak tiga ratus li dari istana Huan
mo kiong.

1273
Dikota sik bun ki inilah kantor cabang Kay pang untuk
wilayah Niu kang bermarkas.
Akan tetapi sampai waktu itu, bukan saja tiada kabar berita
dari pihak kay pang, jejak ketiga orang tianglo itupun tak ada
yang tahu.
Han Siong Kie semakin kuatir, ia merasa tak ada harapan
lagi untuk menyusul ketiga orang tianglonya.
Pemuda itupua sadar, jika orang yang menyaru sebagai
dirinya tiba lebih dahulu di istana Huan mo kiong dengan
tampangnya yang persis seperti dirinya serta andaikan lencana
ok kui cu pai, tidak susah baginya untuk mendapat
kepercayaan dari orang-orang perguruan dan bila sampai dia
mendapat kepercayaan penuh dari anggota Thian lam bun
yang setia, runyamlah keadaan dan hancurlah perguruan itu.
Denggan langkah yang lambat ia memasuki sebuah rumah
makan yang memakai merek "Ing khek ki", sambil melepaskan
lelah dan menangsal perut, pemuda itu hendak menggunakan
kesempatan tersebut untuk mencari akal guna menanggulangi
kejadian ini.
Untuk sementara waktu baiklah kita tinggalkan dulu Han
Siong Kie, mari kita bercerita kembali setelah To It hui, Ang
Pat sin dan Wi Jin ho mendapat tugas untuk mengubur
jenasah seng Thian pa dan Liok sau tan yang mati dalam
pertarungan melawan gerombolan wi It beng.
Setelah menyelesakan tugas menguburkan, ketiga orang
tianglo ini melakukan perjalanan kian kemari untuk mencari
jejak Han Siong Kie, akan tetapi jejak dari ketuanya ini lenyap
tak berbekas, mereka jadi murung tak habis mengerti.
Ditengah jalan secara kebetulan mereka mendengar kalau
Wi It beng telah menjual perguruan Thian lam bun kepada
pihak Thian che kau, bahkan istana Huan mo kiong telah
dirubah menjadi kantor cabang Thian che kau untuk wilayah
Thian lam.

1274
Melihat keruntuhan yang mengancam perguruan ini, ketiga
orang tianglo ini jadi marah bercampur sedih, mereka lantas
mengambil keputusan untuk berangkat ke Thian lam serta
mengumpulkan anak murid yang setia untuk bersama
membasmi Wi It beng dari muka bumi.
Dalam perjalanan menuju ke Thian lam inilah, secara tak
terduga ketua mereka, Han Siong Kie telah muncul dengan
membawa dua puluh orang jago bersenjata lengkap. menurut
keterangan kedua puluh orang ini adalah anggota baru Thian
lam bun yang baru diterimanya. sungguh gembira sekali
ketiga orang tianglo tersebut menjumpai kenyataan itu.
Mereka lebih percaya lagi setelah Ciangbun suhengnya
menunjukkan tanda kebesaran ok kui cupay, malahan
mennrut pengakuan ciang bun suhengnya ini lencana tersebut
berhasil dirampas kembali setelah berusaha dengan segala
kemampuan yang dimilikinya.
Tentu saja mimpipun mereka tak menyangka kalau
ciangbun suheng yang berada dihadapan mereka ini
sebetulnya adalah ciang bun suheng gadungan
Meskipun dalam hal berbicara dan tingkah lakunya banyak
hal yang mencurigakan ketiga orang tianglo ini, tapi dengan
manisnya "Han Siong Kie" gadungan berhasil memberi
jawaban yang memuaskan, hal ini membuat ketiga orang
tianglo itu semakin percaya.
Tatkala rombongan tiba dikota sik bun ki, anak murid Kay
pang cabang wilayah Niu kang yang baru mendapatkan surat
kilat dari markas besarnya segera memberi penyambutan yang
meriah, bahkan setiap saat menanti perintah mereka.
Tindakan ini sama sekali diluar dugaan siapa pun, tentu
saja perbuatan dari orang Kay pang mencengangkan mereka.
Thia Wi wan yang menyamar sebagai Han Siong Kie
gadungan tidak terlampau curiga oleh tindakan Kay pang ini
sebab dalam anggapannya kaum pengemis itu sudah

1275
menggabungkan diri dengan Thian che kau, maka segala
sesuatunya ini tentulah kaucu mereka yang mengatur.
Karena itu diapun tidak memberikan reaksi apa-apa,
sebaliknya menerima sambutan itu sewajarnya.
Begitulah kesalahan paham yang terjadi pada waktu itu,
oleh karena kedua belah pihak tidak mengucapkan apa-apa,
tentu saja siapapun tak menyangka kalau apa yang sedang
berlangsung pada hakekatnya adalah suatu kesalah pahaman.
Kita kembali pada Han Siong Kie yang asli, ketika tidak
berhasil mendapatkan akal yang jitu untuk menanggulangi
kesulitan tersebut, dengan uring-uringan dia keluar dari kedai
arak itu
Ditengah jalan tiba-tiba dari sisi tubuhnya terdengar
seseorang berseru kaget ketika ia berpaling ternyata orang itu
adalah seorang pengemis tua yang berpakaian tambaltambalan.
Satu ingatan dengab cepat melintas dalam benaknya, ia
berpikir:
"Sebelum berpisah dengan engkoh tua pengemis dari
selatan, ia telah berpesan kepadaku bila ada kesulitan minta
saja bantuan dari Kay pang, kenapa aku tidak mencari berita
dari mereka?"
Serta merta ia membuntuti kemana perginya pengemis tua
itu.
Sebentar kemudian mereka sudah keluar dari kota dan
menuju ke tanah alas yang sepi sebelum Han Siong Kie
sempat mengucapkan sesuatu, pengemis tua itu telah
berpaling seraya memberi hormat, katanya:
"Ditempat ini banyak tersebar mata-mata dari istana Huan
mo kiong, sebelum rencana disusun dengan matang, lebih
baik ciangbunjin sedikit merahasiakan jejakmu"

1276
"Rencana? Rencana apa?" tanya Han Siong Kie.
Ucapan itu membuat si pengemis tua jadi terbelalak. lama
sekali dia termangu sebelum akhirnya bertanya:
"Bukankah engkau adalah Han sauhiap. ketua dari Thian
lam bun ?"
"Betul"
"Maksudku lebih baik untuk sementara waktu ciangbunjin
kembali dulu kedalam kuil Po cu bin, agar supaya..."
"Kuil Poo cu bin ? Aku tak mengerti apa yang kau
maksudkan ?"
Pengemis tua itu semakin terperanjat, dengan gugup dia
mundur tiga langkah, matanya terbelalak dan mulutnya
melongo, untuk sesaat tak dapat mengucapkan sepatah kata
pun-
Han Siong Kie bukan orang bodoh, ia segera sadar bahwa
dibalik peristiwa ini pasti ada hal-hal yang tak beres, lencana
bambu pemberian dari lam key atau pengemis dari selatan itu
segera di ambil keluar, sambil menunjukkan lencana itu,
tegurnya: "Kau kenal dengan benda ini ?"
"Tentu saja "sahut pengemis tua itu dengan sikap yang
sangat menghormat. "Benda itu adalah tanda kepercayaan
dari tianglo kami, ciangbunjin...."
"Jelaskan apa yang terjadi dalam kuil Po cu bio yang kau
maksudkan tadi" tukas pemuda itu cepat.
Agak tertegun pengemis tua itu, tapi ia lantas
menerangkan:
"Bukankah ciangbunjin serta para tianglo perguruan Thian
lam sedang merundingkan rencana pembersihan atas unsur
jahat dari istana Huan mo kiong di kuil Pun cu bio?"

1277
Sesudah mendengar perkataan itu mengertilah sudah Han
Siong Kie apa yang sudah terjadi.
"Oooh ciangbunjin itu adalah ciangbunjin gadungan, orang
lain yang telah menyaru sebagai diriku, tak sempat kujelaskan
lagi duduknya perkara kepadmu, cepat katakan dimanakah
letak kuil Puy cu bio itu?"
Sesudah termangu-mangu sejenak pengemis tua itu
menunjuk ke arah sebelah timur seraya sahutnya:
"Kuil Pun cu bio berada didalam hutan waru sana"
Han Siong Kie tidak membuang banyak waktu lagi, dia
lantas menjejakkan kakinya keatas tanah dan melayang ke
arah tempat yang ditunjuk.
Sesaat kemudian ia sudah berada didepan hutan yang
dimaksudkan, sebelum sempat melangkah masuk. dua orang
laki-laki kekar telah melayang keluar dari balik pepohonan
sambil membentak: "siapa disitu ? Berhenti"
Tapi setelah mengetahui siapa yang datang, paras muka
dua orang laki-laki itu berubah hebat, mereka menjerit kaget
lalu kabur masuk kedalam hutan.
"Mau kemana kalian ? Hayo kembali " sambil membentak
Han Siong Kie mendorong telapak tangannya kedepan lalu
dihisap kebelakang.
Seketika itu juga muncullah dua gulung tenaga hisapan
yang sangat besar menarik tubuh kedua orang laki-laki itu
sehingga tak bisa berkutik, mereka coba meronta dan
berusaha kabur, namun bukan saja tubuhnya jadi
sempoyongan, malahan tubuh mereka terasa tertarik semakin
kencang kebelakang.
Bisa dibayangkan betapa takutnya mereka berdua, pucat
muka kedua orang itu dan peluh dingin membasahi tubuhnya,
sukma serasa melayang tinggalkan raganya.

1278
Manusia muka dingin yang asli bisa muncul dihadapan
mereka, peristiwa ini tak pernah terbayang oleh mereka
walaupun dalam impianpun.
Tapi kedua orang laki-laki itu tak sudi menyerahkan diri
dengan begitu saja, setelah tahu bahwa sia-sia untuk meronta
dari belenggu tenaga hisapan tersebut, serentak mereka
meloloskan senjata tajamnya.
Hawa napsu membunuh telah menyelimuti seluruh wajah
sianak muda itu, sinar matanya tampak aneh sekali. tegurnya
dengan keras: "Kalian bardua adalah anggota Thian che
kau??"
"Benar" sahut salah seorang diantara mereka.
"Kalau begitu, mampuslah kalian"
Dua orang laki-laki itu coba melawan dengan pedangnya,
tapi sebelum mereka dapat berbuat sesuatu, Han Siong Kie
telah menyentilkan ujung jarinya kedepan..
Dua gulung angin desingan tajam secepat sambaran kilat
meluncur kedepan dan menghajar hiatto kematian di tubuh
dua orang laki-laki itu.
Untuk tidak sampai mengejutkan orang-orang yang berada
dalam kuil, pemuda itu mengambil keputusan untuk
membasmi lawannya dengan serangan paling cepat dan paling
jitu, maka pilihanpun terjatuh pada ilmu jari Tong kim ci yang
tak ada tandingannya itu.
Dua kali dengusan tertahan memecahkan kesunyian, darah
segar muncrat keluar dari lubang didada mereka, tanpa
banyak berkutik, tapi dua orang laki-laki itu terjungkal
ketanah, dan tewas seketika itu juga .
Setelah musuhnya tak berkutik Han Siong Kie menyapu
pandang sekejap sekeliling tempat itu kemudian secepat
sukma gentayangan dia masuk kedalam kuil.

1279
sementara itu dalam ruangan kuil Thia Wi wan utusan
khusus dari Thian che kau dengan kedudukannya sebagai
ketua Thian lam bun duduk dikursi utama, tiga orang tianglo
duduk disampingnya dan belasan orang lelaki berpakaian
ringkas dengan berbaris menjadi dua deret berdiri jajar di luar
ruangan tersebut.
Pada waktu itu ada dua orang berbaju biru sedang
melangkah masuk kedalam ruangan sambil berlutut mereka
berkata: "Tecu berdua menghunjuk hormat untuk
Ciangbunjin"
"Bangun" seru Thia Wi wan dengan gayanya yang angkuh.
Dengan nada agak emosi, salah seorang dari kakak berbaju
biru berkata lebih lanjut:
"Pada saat ini kelima orang tianglo yang masih tertinggal
diruang Goan lo wan telah dijebloskan kedalam penjara bawah
tanah, berita yang kita kirim tak dapat mereka terima, tapi
dari sekian banyak anak murid Thian lam bun yang berhasil
kita hubungi, sebagian besar bersedia untuk berbakti kepada
Ciangbunjin, hanya sebagian kecil saja yang mati-matian
membela Wi It beng, namun kekuatan mereka tak perlu
terlalu di kuatirkan "
"Apakah berita yang kita susupkan kesana dapat diketahui
oleh komplotan dari Wi It beng?"
"Aku rasa tak mungkin"
"Baik, mundurlah keluar ruangan sana sambil menunggu
perintah berikutnya"
Dengan hormat dua orang kakek baju biru itu memberi
hormat kemudian mengundurkan diri.
Thia Wi wan lantas berpaling kearah ke tiga orang
tianglonya, lalu berkata pula:

1280
"Menurut maksudku, malam nanti setelah kentongan ketiga
kita langsung menyerbu ke dalam istana Huan mo kiong,
menggunakan kesempatan dikala semua orang terlelap tidur
kita bekuk dahulu Wi It beng, sementara tianglo bertiga
berusaha untuk melepaskan kelima orang tianglo yang disekap
itu dari penjara, meskipun kaki tangan Wi It beng akan
melakukan perlawanan, kita bantai saja mereka yang berani
membangkang kemudian baru kita jatuhi hukuman yang
setimpal kepada Wi It beng sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukan. Entah bagai manakah menurut pendapat kalian
bertiga?"
"Apa yang diucapkan suheng memang benar, kami semua
siap melaksanakan perintah" ucap To It hui ketua para tianglo
dengan sikap yang sangat hormat.
Seorang laki-laki berpakaian ringkas tiba-tiba lari masuk
dengan wajag gugup, setibanya didepan ruangan, ia berlutut
seraya berseru:
"Lapor ciangbunjin, dua orang saudara kita yang meronda
didalam kuil kedapatan sudah berubah jadi mayat"
"Apa?"
"Dua orang saudara kita yang bertugas meronda keamanan
dalam kuil kedapatan telah dibunuh, mereka mati tertotok
jalan darah kematiannya oleh sejenis ilmu totokan yang lihay"
Thia Wi wan segera meloncat bangun, oleh karena ia
menyaru sebagai Han Siong Kie dan mengenakan topeng kulit
manusia, maka perubahan wajahnya sama sekali tidak
kelihatan, meski begitu sinar matanya amat memancarkan
hawa napsu membunuh yang mengerikan.
Dengan paras muka berubah hebat, ketiga orang tianglo
itupun meloncat bangun.
Belasan orang laki-laki berpakaian ringkas yang berjejer
diluar pagar ruangan segera menunjukan sikap kaget,

1281
serentak mereka bersiap siaga menghadapi segala
kemungkinan..
Siapapun tahu bahwa dua orang laki-laki yang bertugas
meronda disekitar kuil itu memiliki ilmu silat yang cukup
tangguh, tapi kenyataanya mereka dibunuh orang tanpa
sempat bersuara ataupun melepaskan tanda bahaya, dari sini
dapat diketahui bahwa ilma silat yang dimiliki penyergap itu
luar bissa sekali.
Suasana tegang segera menyelimuti angkasa, semua orang
bersiap siaga, siapapun tak berani bertindak gegabah.
Akhirnya dengan suara yang berat Thia Wi wan berkata
kepada To It hui yang berada disisinya:
"To tianglo mungkinkah Wi It beng telah menerima laporan
dan menyerang lebih dulu mendahului kita?"
"Entahlah" sahut To It hui dengan wajah tegang "tapi aneh
mengapa saat ini tidak nampak adanya gerakan apa2"
"Mungkinkah mereka sedang menyusun suatu rencana
busuk untuk menjebak kita?"
"Biar kukeluar sebentar untuk memeriksa keadaan diluar
situ"
"Bawalah sepuluh orang jago kita dan lakukanlah
pemeriksaan yang seksama diseputar kuil ini"perintah Thia Wi
wan-
"Terima perintah" sahut To It hui.
Dengan dikawal oleh sepuluh orang busu berpakaian
ringkas berangkatlahj tianglo ini keluar pintu kuil.
Suasana diseputar kuil tersebut amat sepi dan tak nampak
sesosok bayangan manusiapun, yang terdengar hanya suara
mendesis daun kering yang terhembus angin.
"Geledah sekitar kuil ini " perintah To it hui.

1282
sepuluh orang busu berpakaian ringkas itu segera
menyebarkan diri dan mulai melakukan penggeledahan
disekitar tempat itu.
Hutan itu luas dan mencapai satu hektar, oleh sebab
banyak semak belukar dan pepohonan tumbuh disana,
sukarlah bagi mereka untuk memandang lurus kedepan.
Tiba-tiba dua jeritan lengking berkumandang memecahkan
kesunyian, suara jeritan itu keras dan mengerikan, membuat
bulu kuduk orang pada bangun berdiri, secepat kilat To It hui
melayang ke tempat berasalnya jeritan itu, apa yang
kemudian terlihat seketika membuat hatinya bergidik,
Dua sosok mayat menggeletak dibalik semak belukar
dengan dada berlepotan darah, kedua orang itu tak lain
adalah dua orang diantara sepuluh jago yang ditugaskan
melakukan penggeledehan.
Lubang sebesar jari tangan berhasil ditemukan dibagian
dada mayat-mayat itu. To It hui tahu bahwa busu-busu ini
mati karena suatu serangan ilmu jari yang maha dahsyat.
"Aaah, bukankah luka ini berasal dari ilmu jari Tong kim
ci?" ingatan tersebut tiba-tiba melintas dalam benaknya.
Paras muka tianglo ini kontan berubah hebat, peluh dingin
membasahi sekujur tubuhnya, menurut apa yang diketahui
hanya ciangbun suhengnya seorang yang dapat
mempergunakan ilmu jari ini, tapi Han Siong Kie toh masih
duduk dalam kuil? Masakah ada orang lain yang pandai pula
menggunakan ilmu jari Tong kim ci?"
"Tapi siapakah jago lihay itu?" demikian ia berpikir,
"mengapa ia datang kemari dan melukai anak murid
perguruan kami??"
Tianglo ini cukup mengerti, bila orang itu pandai
menggunakan ilmu jari Tong kim ci berarti pula tenaga

1283
dalamnya amat sempurna, atau dengan perkataan lain orang
itu pastilah seorang tokoh sakti yang berilmu tinggi.
Berpikir sampai disitu, tak tahan lagi hatinya bergidik dan
peluh dingin mengucur keluar semakin deras.
Sementara To It hui masib termenung dengan keheranan,
jerit kesakitan kembali berkumandang saling menyusul..
Satu jeritan-.. dua jeritan-. tiga kali jeritan tidak lebih tidak
kurang persis sepuluh kali jeritan itu menandakan bahwa
sepuluh orang busU yang bertugas melakukan penggeledahan
telah tewas semua ditangan orang.
Tidak banyak bicara lagi ketua tianglo dari Thian lam bun
ini segera kabur kembali kedalam kuil.
Tapi baru saja dia melangkah masuk ke halaman kuil itu
untuk kesekian kalinya tianglo ini dibikin tertegun, bahkan
hampir saja tidak percaya dengan kenyataan yang tertera
didepan matanya.
Dihalaman tengah depan ruangan kuil telah bertambah lagi
dengan seorang manusia bermuka dingin-
Tatkala dia alihkan pandangannya ke arah atas kuil disana
dia saksikan ciangbun suhengnya dengan wajah yang kaku
tanpa emosi dan tatapan mata setajam sembilu sedang
melotot manusia muka dingin yang berada ditengah halaman
itu tanpa berkedip.
Dua orang tianglo, dua orang kakek baju biru serta delapan
orang busu berbaju ketat yang berada di sana semuanya
berdiri menjublak dengan muka tercengang. Di tengah
keheningan yang mencekam seluruh angkasa itu, manusia
muka dingin yang berada diatas pelataran kuil itu tiba tiba
tertawa seram, lalu menegur:
"Bajingan keparat, besar amat nyalimu. Berani betul
menyamar sebagai wajahku..."

1284
Manusia muka dingin yang berdiri ditengah halaman
menjengek sinis, hawa napsu membunuh menyelimuti seluruh
wajahnya, dengan suara menyeramkan ia menjawab:
"Thia Wi wan, kau tak usah berlagak pilon lagi,. ketahuilah
bahwa sandiwaramu telah berakhir, muslihatmu selama ini
hanya sia-sia belaka"
Sebutan Thia Wi wan yang sengaja diucapkan dengan nada
berat itu kontan menggetarkan badan manusia muka dingin
yang berada diatas pelataran kuil, ia mundur selangkah ke
belakang kemudian sambil menyeringai katanya:
"Bajingan, jangan sembarangan ngebacot, tampaknya kau
sudah bosan hidup,"
sekali melejit ia sudah melayang diudara kemudian dengan
suatu gerakan tubuh yang cepat orang itu melayang turun
tepat dihadapan manusia muka dingin yang berada di tengah
halaman itu,
Kecuali delapan orang busu berbaju ringkas yang
mengetahui duduk perkara yang sebenarnya, baik ketiga
orang tianglo itu maupun dua orang kakek berbaju biru berdiri
saling berpandangan dengan muka kaget bercampur
keheranan. sebab baik potongan badan, maupun potongan
wajah kedua orang manusia muka dingin ini boleh dibilang
persis satu sama lainnya, ibarat pinang yang dibelah dua.
Tiga orang tianglo dari Thian lam bun itu mulai curiga,
sebelum kemunculan manusia muka dingin yang kedua ini..
mereka masih tidak merasa apa-apa, tapi sejak mendengar
logat bicara orang yang kedua ini, secara lapat-lapat mereka
mulai merasa bahwa logat serta nada waktu berbicara dari
manusia muka dingin kedua ini jauh lebih mirip dengan
ciangbunjin suheng mereka daripada yang mereka ikuti
selama beberapa hari ini.

1285
Sebelum bertemunya kedua orang tokoh ini, mereka tidak
begitu merasa, tapi sekarang mereka dapat merasakan suatu
perbedaan yang menyolok sekali.
sebagaimana telah diketahui, manusia muka dingin yang
munculkan diri sekarang memang tak lain adalah Han Siong
Kie pribadi setelah melenyapkan dua busu orang jago lihay
Thian che kau pengikut Thia Wi wan setelah mendahului To it
hui masuk lebih dulu kedalam kuil itu.
Langkah pertama yang akan dilaksanakan adalah
membongkar rahasia penyaruan Thia Wi wan dan tentu saja
lebih baik lagi kalau bisa menyingkap tampang aslinya.
Dengan tatapan berapi-api Han Siong Kie mengawasi
musuhnya lalu berkata lantang:
"Thia Wi wan, kalau tidak kau tunjukkan tampang setanmu
pada saat ini juga, kau akan menunggu kapan lagi?"
-0000d0w0000-
BAB 71
SETELAH kemunculan sianak muda itu Thia Wi wan utusan
khusus dari Thian che kau itu menyadari bahwa apa yang
dibebankan kepadanya tak mungkin bisa terlaksana lagi,
kendatipun begitu ia masih tetap membentak nyaring:
"Manusia latah yang tak tahu diri, berani benar bicara tak
karuan dihadapanku Hmm Rupanya sebelum kubereskan
nyawamu, kau tak akan merasa jera"
sambil membentak ia menerkam kedepan dan melepaskan
sebuah bacokan maut ketubuh lawan.
Bukan saja serangan itu secepat kilat, kedahsyatannya luar
biasa sekali, membuat hati orang mendesir rasanya.

1286
"Thia Wi wan, kau anggap pukulan itu bisa mematikan
aku?" jengek Han Siong Ki sinis "hari ini kau bakal mampus
ditanganku"
Telapak tangannya dibabat kearah muka dengan taktik
membuang ia punahkan ancaman lawan, sementara telapak
tangan kirinya hampir pada saat yang bersamaan melepaskan
pula serangan kilat ketubuh musuhnya.
Walaupun dua buah pukulan dilancarkan dalam waktu yang
tidak bersamaan, namun kecepatannya mengerikan sekali.
Gagal dengan serangannya, cepat Thia Wi wan mengigos
kesamping dan menyingkir kesisi gelanggang.
Han Siong Kie membentak keras, ia tidak membiarkan
musuhnya kabur dengan begitu saja, sambil mementangkan
kelima jari tangannya, kepala Thian wi wan dicengkeramnya
dengan hebat.
Utusan khusus dari Thian che kau ini bukan musuh yang
empuk. dengan cekatan ia miringkan kepalanya kesamping,
lalu secara beruntun melancarkan dua buah serangan balasan-
Meleset dengan cengkeraman kilatnya, separuh tubuh Han
Siong Kie ikut berputar ke samping dengan manis sekali ia
berhasil menghindarkan diri dari serangan kilat musuh.
Perlu diketahui, kedua orang yang sedang bertempur ini
masing-masing adalah jago kelas satu didunia persilatan,
meskipun hanya tiga gebrakan namun tiap jurus serangan
tersebut tersimpanlah daya penghancurt yang cukup
menghantar nyawa lawan, siapa saja sedikit meleng niscaya
akan menggeletak tak bernyawa.
Diam-diam Thia Wi wan mulai tercekat hatinya dan
ketakutan, ia dapat merasakan bahwa ilmu silat yang dimiliki
musuh ternyata jauh diatas kepandaian yang dimilikinya.
Sementara itu Han Siong Kie telah mendengus dingin,
sepasang telapak tangannya dilontarkan secara bergilir,

1287
dengan jurus-jurus serangan Mo hwe liau goan (api iblis
membakar ladang) Mo ciang ciang liong (telapak tangan iblis
menaklukan naga) serta Mo ong ko ciat (raja iblis menyembah
loteng istana) ia titir musuhnya habis-habisan.
Desingan angin tajam seketika itu juga menyelimuti seluruh
angkasa bagaikan amukan gelombang samudra, segulung
demi segulung menghantam kemuka tiada hentinya.
Thia Wi wan betul-betul terkesiap dan pecah nyali, kontan
tubuhnya terdesak mundur lima langkah lebar.
"Duuk." sebuah pukulan akhirnya berhasil menghajar bahu
kiri jago lihay itu, Thia Wi wan segera mendengus kesakitan
dan mundur dengan sampoyongan, sakitnya bukan kepalang
sehingga serasa merasuk ketulang sumsum.
".. Ha yo perlihatkan kembali wujud aslimu" ejek Han Siong
Kie dengan sinis.
Menggunakan suatu gerakan sambaran yang kecepatannya
luar biasa sekali, dia menyapu kewajah musuh.
Jeritan kaget berkumandang memecahkan kesunyian,
topeng kulit manusia yang menutupi wajah Thia Wi wan
tersambar lepas sehingga tampaklah muka aslinya yang
bopeng.
Ketiga orang tiang lo itu dan dua orang kakek berjubah biru
sama-sama memperdengarkan jeritan kaget, nampaknya
mereka tak menyangka kalau ciangbun suheng yang selama
ini dihormati dan disanjung itu kenyataannya adalah manusia
muka dingin gadungan, pucat pias wajah kedelapan orang
busu berbaju ringkas itu, serentak mereka meloloskan
senjatanya siap melancarkan serangan kilat.
Han Siong Kie betul-betul sangat marah, serunya lagi
dengan lantang:
"Anjing keparat, anakan kunyuk, apa yang hendak kau
tanyakan lagi sekarang ?"

1288
Thia Wi wan terkekeh kekeh dengan seramnya.
"Heeehhh heehhh heeehhhhh manusia muka dingin,
sekalipun penyaruanku berhasil kau bongkar, tapi jangan
harap kau bisa tinggalkan tempat ini dalam keadaan hidup,"
Dipihak lain ketiga orang tianglo dari Thian lam bun itu
merasa marah, sedih dan malu, mereka malu karena kurang
ketelitian, mereka hampir saja mengakibatkan kejadian yang
fatal dan tak tertolongkan, untung di saat yang kritis, kelicikan
musuhnya berhasil terbongkar.
Dengan tatapan tajam Han Siong Kie memandang sekejap
ke arah ketiga orang tianglonya, kemudian ia berkata:
"Tangkap dan bunuh kedelapan orang anjing geladak itu,
jangan lepaskan seorangpun diantara mereka dalam keadaan
hidup",
Dengan hormat tiga orang tianglo dan dua orang kakek
berjubah biru itu mengiakan-serentak mereka menerkam ke
arah delapan orang laki-laki berbaju ringkas itu.
Suatu pertempuran sengit tak dapat dihindari lagi, kedua
belah pihak sama-sama mengerahkan segenap kemampuan
yang dimilikinya untuk saling merobohkan.
Thia Wi wan merasa panik bercampur gusar, ia membentak
keras, tiba-tiba sambil maju kemuka sebuah pukulan maut
dilancarkan ke tubuh pemuda itu
"Bangsat, rupanya kau sudah bosan hidup, maki Han Siong
kie dengan marah sambil menghimpun hawa sakti si mi
sinkang, dia lepaskan sebuah pukulan dahsyat ke depan.
Tatkala dua gulung tenaga pukulan itu saling bertemu satu
sama lainnya, terjadilah ledakan keras yang memekikkan
telinga.
Sambil mendengus tertahan, Thia Wi wan mundur sejauh
satu kaki dengan sempoyongan, mukanya penuh berlepotan

1289
darah, di tambah lagi wajahnya yang pada dasarnya hitam
dan penuh bopeng, hal ini membuat tampangnya kelihatan
semakin mengerikan. selang sesaat kemudian dia baru
muntah darah seggr.
Han Siong Kie sendiripun diam-diam merasa terperanjat,
sebab dalam serangannya barusan dia telah sertakan tenaga
si mi sin kang sebesar sepuluh bagian, tapi kenyataannya
pihak musuh tak berhasil dirobohkan, dari sini dapatlah
diketahui bahwa tenaga lwekang orang itu cukup sempurna.
Sementara itu pertarungan dipihak lain pun sudah
mencapai pada puncaknya, dari antara delapan orang laki-laki
kekar yang memberikan perlawanan sengit, ada dua orang
diantaranya sudah menggeletak menjadi mayat, dengan
begitu maka tersisalah enam orang musuh yang kebetulan
merupakan lawan tanding seorang melawan seorang dari
pihak Thian lam bun.
Walaupun begitu, diantara dua belas orang yang sedang
bertempur, ilmu silat dari dua orang kakek berjubah biru itu
paling lemah, mereka ketitir hebat dan cuma bisa
mempertahankan diri belaka.
Dengan hawa napsu membunuh menyelimuti wajah Han
Siong Kie, pemuda itu membentak lagi dengan marah:
"Orang she Thia hendak kau serahkan tidak lencana ok kui
cupay tersebut?"
"Kau tak usah bermimpi di siang hari bolong" sahut Thia Wi
wan sambil menyeka noda darah dibibirnya.
"Mau diserahkan kepadaku tidak?" pemuda itu kembali
membentak.
"Kalau tidak lantas kenapa?"
"Tidak kau serahkan? HHmm Memangnya tak bisa kuambil
sendiri? Akan kuambil kembali lencana itu berikut jiwa
anjingmu"

1290
Sekali lagi Han Siong Kie melancarkan bacokan kilat dengan
sepasang telapak tangannya.
Thia Wi wan tak berani menyambut serangan tersebut
dengan kekerasan, cepat dia melejit kesamping untuk
menghindar.
Sementara itu dua orang kakek tua berjubah biru dari
Thian lam bun itu sudah terdesak hebat sehingga keadaannya
sangat kritis, jiwanya setiap saat terancam ditangan lawan.
Ini membuktikan bahwa anak buah Thian che kau yang
ditugaskan dalam operasi kali ini bukanlah manusia-manusia
sembarangan, rata-rata mereka berkepandaian tinggi.
Dua jerit kesakitan yang memilukan hati menggelegar
memecahkan kesunyian, dengan tongkat kepala setannya
secara beruntun To It hui dan Ang Pat siu telah
membinasakan musuh-musuhnya, cepat mereka memburu
kemuka dan menolong dua orang rekan mereka yang ketitir
hebat.
Sementara itu tianglo yang lainpun telah berhasil
membunuh musuhnya dalam sekejap mata delapan orang lakilaki
berbaju ringkas itu sudah menggeletak semua menjadi
mayat.
Sementara itu pertempuran antara Han Siong Kie melawan
Thian wi wan masih berlangsung dengan serunya, bacokan
demi bacokan maut dilepaskan secara berantai, tatkala
pukulan yang dilepaskan tidak mendatankan hasil yang
diharapkan, daripukulan telapak tangan ia lantas mengubah
serangannya menjadi serangan jari.
Gulungan demi gulungan angin jari tangan menyambar kian
kemari, memaksa Thia Wi wan harus meloncat kesana kemari
dengan repotnya.
Jauh sebelum bertugas Thia Wi wan sudah pernah
mendengar tentang kelihayan serta kedahsyatan ilmu jari

1291
Tong kim ci, sekuat tenaga dia berusaha untuk meloloskan diri
dari ancaman maut, tapi suatu ketika akhirnya ia terlambat
untuk menghindar.
"Criit" segulung desingan angin jari tangan tepat
menembusi bahunya secara telak, dengan sempoyongan ia
mundur kebelakang dan hampir saja roboh terjengkang, darah
segar berceceran membasahi separuh tubuhnya keadaan diri
utusan khusus Thian Che kau itu bertambah mengenaskan.
Setelah membereskan kedelapan orang lawannya, ketiga
orang tiang lo dan dua orang kakek baju biru itu sudah
mengurung sekitar gelanggang itu rapat-rapat, semua
perhatian mereka telah tertuju ketengah gelanggang dimana
pertarungan masih berlangsung.
Perlahan-lahan Han Siong Kie maju beberapa langkah
kemuka sambil mengayunkan telapak tangannya ia berseru:
"Thia Wi wan, serahkanlah jiwa anjingmu"
Tiba-tiba disaat yang kritis, Thia Wi wan mengayunkan
tangannya ke depan, menyusul mana serentetan sinar tajam
yang menyilaukan mata memancar keluar. Seketika itu juga
Han Siong Kie merasa matanya silau dan tenaga dalamnya
punah.
"Aduh celaka" demikianlah ia berpekik kagetnya bukan
kepalang menghadapi kejadian yang tak terduga itu.
"Duuuk.. . " sebuah pukulan dahsyat tak dapat dihindari
lagi, diiringi dengusan tertahan Han Siong Kie terhajar sampai
mencelat sejauh dua kaki lebih dan muntah darah segar.
Betapa terperanjatnya To It hui berlima menyaksikan
kejadian itu, mereka menjerit kaget dan segera memburu ke
muka.
Kiranya disaat yang amat kritis, Thia Wi wan dengan suatu
gerakan yang tak terduga telah mengambil keluar lencana Ok
kui cu pay, sisa hawa murni yang dimilikinya segera disalurkan

1292
kedalam lencana itu sehingga memancarlah sinar aneh dari
mutiara di atas lencana tadi.
Han Siong Kie tidak menduga sampai ke situ, perhatiannya
langsung buyar setelah terkena sorotan cahaya mutiara tadi,
disaat keadaan itulah Thia Wi wan manfaatkan kesempatan itu
dengan sebaik-baiknya, sebuah pukulan gencar herhasil
menghantam tubuhnya dengan telak.
Masih beruntung tenaga lwekang yang dimilikinya cukup
sempurna, kalau tidak mungkin nadi pentingnya sudah putus
dan tewaslah pemuda ini secara konyol.
Tanpa berpikir panjang, ketiga orang tianglo dan dua orang
kakek baju biru itu menerjang kedalam arena, dengan
menghimpun segenap kemampuan yang dimilikinya mereka
terjang Thia Wi wan.
"Bangsat, rupanya kalian bosan hidup semua" maki Thia Wi
wan dengan mendongkol.
sepasang telapak tangannya dilontarkan kemuka, angin
puyuh yang maha dahsyat langsung menyapu kedepan dan
menghajar kelima orang itu sampai jumpalitan tak karuan.
Han Siong Kie yang terluka tak sudi unjukkan kelemahan
dihadapan musuhnya, dia menghirup udara dalam-dalam,
wataknya yang angkuh membuat pemuda itu sekuat tenaga
mempertahankan diri, ia bangkit dan duduk.
Dengan wajah menyeringai seram Thia Wi wan menerjang
kehadapan sianak muda itu kemudian ujarnya pula dengan
suara menyeramkan:
"Ciangbunjin sekalipun aku tak dapat melaksanakan
tugasku dengan sebaik-baiknya, tapi ketahuilah
membinasakan dirimu juga termasuk pahala yang amat besar,
pejamkan matamu dan terimalah kematian ini"
Seraya berkata telapak tangan kanannya lantas diayun
kedepan..

1293
"Duuk Blaang.." Ditengah jerit kesakitan, bukan Hian Siong
Kie yang termakan oleh pukulan itu, sebaliknya justru Thia Wi
wan yang mencelat kebelakang sambil muntah darah, ia
terbanting dan jatuh terduduk dilantai.
Hawa sakti si mi sinkang yang berhasil diyakinkan Han
Siong Kie memang terhitung suatu kepandaian yang tangguh,
kendatipun ia sudah terluka parah, hawa murninya sama
sekali tidak menjadi buyar, sambil menggertak gigi ia sudah
menghimpun sisa kekuatan yang dimilikinya untuk siap sedia
menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan,
akhirnya pukulan kilatnya berhasil juga merobohkan
musuhnya.
sekalipun demikian, ia sendiripun lantas roboh terjengkang
keatas tanah dengan badan yang lemas.
Bagi Thia Wi wan, kejadian ini benar-benar peristiwa yang
sama sekali diluar dugaan, mimpipun tak pernah diduga
olehnya bahwa musuhnya masih mampu menyerangnya
walaupun sudah terluka parah, cepat dia pusatkan
perhatiannya, lalu bangkit berdiri tanpa mengucapkan sepatah
katapun sebuah pukulan dibacok kebawah.
Dengan mata melotot besar. Han Siong Kie dapat
menyaksikan tibanya bacokan itu, apa daya ia tak mampu
untuk melawan, pemuda itu hanya bisa melotot sambil
menantikan saat kematiannya.
Ketiga orang tianglo yang terguling ditanah itu segera
meloncat bangun dan sekali lagi menerkam kedepan,
sekalipun mereka telah berusaha dengan sepenuh tenaga,
pada hakekatnya tindakan itupun terlambat setengah langkah,
tak mungkin serangan itu bisa mereka bendung.
Untunglah disaat yang sangat kritis dan berbahaya, dari
luar kuil terdengar suara bentakan nyaring: "Tahan"
Menyusul bentakan itu, tampak Thia Wi wan mundur tiga
langkah lebih dengan sempoyongan.

1294
Seorang nyonya muda baju merah yang cantik jelita bak
bidadari dari kahyangan telah berdiri ditengah arena. Dari
mana nyonya cantik ini datang dan dengan cara apa ia tiba
diarena, tak seorangpun yang tahu.
Dengan rasa heran bercampur kaget Han Siong Kie
berpaling, berdebar keras jantung nya tatkala sinar mata
mereka bertemu, dengan muka merah padam karena jengah
cepat pemuda itu tundukkan kepalanya.
Memang cantik nyonya berbaju merah itu, demikian
cantiknya hingga sukar diibaratkan dengan kata-kata.
Ia tak percaya kalau didunia ini terdapat seorang
perempuan secantik itu, terutama sepasang biji matanya yang
penuh daya tarik. sungguh membuat hati orang terpesona dan
tak berdaya untuk melawannya.
Jangankan Han Siong Kie yang masih berjiwa muda,
malahan ketiga orang tianglo yang sudah lanjut usiapun
berdiri tertegun dengan mata melotot besar, rasa kagum jelas
tercermin diatas wajahnya.
Kemunculan nyonya baju merah itu diluar dugaan
siapapun, apalagi tindakannya menghalangi Thia Wi wan
untuk melepaskan serangan mautnya atas diri Han Siong Kie,
lebih-lebih mengejutkan lagi hati mereka. .
Lama sekali Thia Wi wan termangu, akhirnya sambil
menyeringai katanya dengan sinis: "Kau hendak menangkap
ikan diair keruh? Hendak kau campuri urusan kami ini ?"
"Kalau iya kau mau apa?" sahut nyonya baju merah itu
dengan dingin, ketus dan mengerikan-
"Sebutkan dulu siapa namamu ?"
"Mau tahu namaku ? Hmmm Bercermin dulu dengan
tampangmu yang bopeng dan jelek masih belum pantas untuk
mengetahuinya"

1295
"Keparat, perempuan hina..."
"Ploook ploook" belum habis Thia Wi wan memaki,
tempelengan keras sudah bersarang dulu diwajahnya,
muncullah bekas telapak tangan yang merah bengkak di pipi
Thia Wi wan yang bopeng itu.
"Kalau engkau berani bicara tak benar lagi, jangan salahkan
kalau kucabut selembar jiwamu" ancam nyonya baju merah
itu sambil mendengus dingin.
Tempelengan itu keras dan pedas, Thia Wi wan merasa
kepalanya jadi pening dan hampir saja jatuh semaput.
Cepat nian tamparan tersebut, bukan saja Thia Wi wan tak
tahu bagaimana caranya ia ditempeleng, bahkan ketiga orang
tianglo yang menonton dari sampingpun tak sempat melihat
dengan cara apakah nyonya cantik itu memberi "hadiah"
kepada lawannya.
Sebagai salah seorang dari sepuluh utusan khusus Thian
che kau, ilmu silat yang dimiliki Thia Wi wan terhitung ampuh
dan jarang ada yang bisa menandinginya, tentu saja ia tak
sudi menelan kekalahan di tangan orang dengan begitu saja.
Meski demikian ia tak berani gegabah, sebab dia tahu
nyonya baju merah yang muncul secara tiba-tiba ini pada
hakekatnya memiliki kungfu yang sangat luar biasa lihaynya,
kedahsyatan serangan itu dapat ia rasakan sewaktu hendak
membunuh Han Siong Kie tadi, tiga gulung desingan angin
dingin telah memaksanya untuk mundur tiga langkah. setelah
termangu sejenak. diapun membentak lagi:
"Jika kau tak bersedia menyebutkan nama serta asal
usulmu lagi, Harap jangan salahkan kalau...."
"Kalau kenapa?" jengek nyonya dengan sinis.

1296
"Jangan salahkan kalau aku akan turun tangan tanpa belas
kasihan lagi"
"Ciis" Thia Wi wan mungkin orang lain tak tahu asal usulmu
itu, tapi Koh nay-nay (nyonya muda) mengetahuinya seperti
melihat jari tanganku sendiri Huuh Kamu itu apa? Tindak
tandukmu jauh lebih busuk dari seekor anjing budukan, tapi
Heehh heehh heeehh siapa berani berhutang dia harus berani
ditagih, aku tak akan membunuh dirimu sebab lain hari toh
ada yang bakal mencari sendiri jejakmu. Nah enyahlah dari
tempat ini"
Wajah bopeng Thia Wi wan berkerut kencang, sinar buas
memencar keluar dari matanya, ia membentak lagi:
"sebenarnya siapakah engkau ?"
"Kau bersikeras ingin mengetahuinya ?"
"Tentu saja, selamanya aku tidak pernah membunuh
manusia yang tak bernama"
"Hiiih hiiihh hlih" nyonya cantik baju merah itu tertawa
merdu, suaranya amat jalang dan mengkili-kili telinga
pendengarnya.
Meskipun hanya cekikikan biasa, namun berakibat lain bagi
pendengaran Thia Wi wan, seketika itu juga ia merasa sekujur
badannya seperti dirambati oleh semut dan di gigit nyamuk
sebanyak ribuan ekor, perutnya amat sakit bagaikan disayalsayat.
Dengan wajah berobah hebat dia msndur beberapa langkah
kemudian serunya dengan ketakutan:
"Aaah kau, kau adalah..."
"Thia Wi wan, tentunya engkau tahu bukan dengan
peraturanku ?"
Seketika itu juga Thia Wi wan membungkam dalam seribu
bahasa, dia tak berani bicara lagi, malahan sinar buas yang

1297
semula mencorong keluarpun kini lenyap tak membekas.
Diam-diam Han Siong Kie terperanjat, ia berpikir:
"Siapa gerangan nyonya cantik baju merah ini ? Mengapa
secara tiba-tiba muncul disini ? Padahal tenaga lwekang yang
dimiliki Thia Wi wan toh lihay sekali, mengapa dia begitu jeri
dan ketakutan kepada perempuan ini? Dan apa pula peraturan
yang dimaksudkan perempuan itu? Heran, sungguh
mengherankan"
Pemuda itu benar-benar merasa tak habis mengerti,
selamanya belum pernah dia dengar tentang manusia seperti
ini dalam dunia persilatan-
Sementara sianak muda itu masih melamun, nyonya cantik
baju merah itu sudah ulapkan tangannya seraya berseru:
"Sekarang kau boleh pergi dari sini"
Dengan gemas dan penuh kebencian Thia Wi wan melotot
sekejap kearah Han Siong Kie, kalau menurut suara hatinya
dia belum rela sebelum membinasakan musuhnya ini, tapi ia
tak berani membangkang, kendatipun di hati kecilnya dia pun
membenci nyonya baju merah itu, namun sikap tersebut tak
berani ia perlihatkan pada wajahnya.
"Bagaimana? sudah bosan hidup rupanya? " ejek nyonya
baju merah itu sambil tertawa ringan.
"Bolehkah aku tahu, apakah hubunganmu dengan bocah
keparat int?" tanya Thia Wi wan sambil keraskan hatinya.
"Kau tak usah tahu, pokoknya segera tinggalkan tempat ini"
Dengan perasaan apa boleh buat Thia wi wan melirik
sekejap kearah nyonya baju merah itu, kemudian putar badan
dan siap berlalu. "Eeh, tunggu dulu" Tiba-tiba nyonya itu
berseru kembali.
"Apa yang hendak kau katakan lagi?" tanya Thia Wi wan
sambil putar badan, wajahnya kelihatan agak tertegunTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
1298
"Tinggalkan dulu benda itu" kata si nyonya cantik dengan
dingin.
"Benda apa yang kau minta?"
"Lencana ok kui cupay"
"Tidak. tidak bisa kuberikan kepadamu" seru Thia Wi wan
dengan paras muka berubah.
"Hmm Kau anggap dengan andalkan kepandaian silatmu
yang tak seberapa itu, kau bisa pergi dengan gampang?" .
"Bila kuserahkan benda itu kepadamu, bagaimana mungkin
aku bisa memberi laporan kepada kaucu kami?"
"Katakan saja benda itu sudah kuambil"
"Tapi.. persoalan ini menyangkut soal mati hidupku.."
"Sudah tak usah cerewet lagi mau diserahkan tidak?"
"Maaf Permintaanmu itu tak dapat kupenuhi"
Dengan lemah gemulai nyonya cantik baju merah itu
bergerak maju kedepan, sinar membunuh yang menyeramkan
melintas dari balik matanya. "Hayo, kalau berani ulangi lagi
kata-katamu itu" tantangnya.
Menyaksikan semua peristiwa yang sedang berlangsung
dlarena, ketiga orang tiang lo dan dua orang kakek baju biru
itu lantas berpikir:
"Jangan-jangan tujuan dari nyonya baju merah yang
misterius ini pun lencana ok kui Cu pay itu? Wah, kalau
sampai terjatuh ketangannya, runyamlah kami perguruan
Thian lam bun"
Han Siong Kie yang sedang menggeletak sedang berpikir
pula pada waktu itu.
"Kenapa tidak kugunakan kesempatan yang baik ini untuk
menyembuhkan lukaku? Thia Wi wan sudah ketemu batunya,

1299
sudah pasti dia tak bisa melukai aku lagi, sedang perempuan
baju merah ini..rasanya juga tak akan merugikan aku."
Ia memaksa bangun, setelah duduk bersila, semua
perhatian lantas dipusatkan menjadi satu, dan diapun mulai
mengatur pernapasan.
Dalam pada itu suasana ditengah arena sudah meningkat
hingga titik ketegangankenyataan
sudah terpapar jelas, bila Thia Wi wan berani
mengulangi kembali kata-katanya, niscaya akan mampus
diserang oleh nyonya baju merah itu.
Tampaknya Thia Wi wan merasa jeri sekali terhadap
nyonya baju merah itu, meski demikian diapun tak berani
menyerahkan lencana ok kui cupay itu kepada orang lain, bisa
jadi nyawanya akan dicabut oleh ketuanya sendiri.
Sesudah berpikir putar balik, akhirnya ia mengambil
keputusan untuk melarikan diri dari situ, ia menjejakkan
kakinya ke tanah dan meloncat keluar..
Baru saja ia bergerak bayangan merah telah melintas
dihadapan matanya, menyusul segulung desiran angin dingin
yang menusuk tulang berhembus lewat.
"Kau benar-benar sudah bosan hidup?" tegur nyonya baju
merah yang telah berdiri dihadapannya itu dengan ketus.
Thia Wi wan tarik napas panjang, terpaksa dia ambil keluar
lencana itu dan diangsurkan ke depan- "Ambillah..."
Sebelum lencana itu diambil, tiba-tiba telapak tangannya
membalik dan serentetan cahaya aneh memancar keluar dari
mutiara diatas lencana tersebut.
"Bangsat, rupanya kau sudah bosan hidup", Maki
perempuan itu menyusul seseorang mendengus tertahan.

1300
Lencana ok kui cu pay tahu-tahu sudah berpindah tangan
sementara Thia Wi wan dengan peluh sebesar kacang
membasahi jidatnya mundur jauh di belakang sana.
"Thia Wi wan" kata nyonya baju merah itu sambil tertawa
dingin "mumpung aku belum berubah pikiran, cepatlah sipat
ekor dan enyah dari sini"
"Kalau engkau masih membangkang terus, Hmm. Hmm.
jangan salahkan kalau kubunuh dirimu secara keji" Keadaan
dari Thian Wi wan pada saat ini ibaratnya ayam jago yang
dikecundangi, dengan loyo dan sedih tundukkan kepalanya
rendah-rendah, ia bergumam.
"Lencana ok kui cupay itu diserahkan sendiri kepadaku oleh
kaucu ketika beliau menyampaikan perintah pada ku, aai,
apakah engkau bisa membayangkan bagaimana akibarnya bila
aku kehilangan lencana tersebut"
"Sudahlah, kau tak usah banyak bicara, katakana pada Yu
Pia lam bahwa lencana mutiara itu sudah kuambil"
Thia Wi wan tak berani banyak bicara lagi, dia menghela
napas panjang dan akhirnya berlalu dari kuil itu dengan tubuh
lunglai.
suasana tercekam kembali dalam keheningan, tiada orang
yang berbicara dan tiada orang bergerak. yang tampak hanya
uap putih yang kian menebal disekitar ubun-ubun Han Siong
Kie.
Sebagaimana diketahui, pemuda itu pernah berganti otot
bersalin tulang setelah merendamkan diri air kerak bumi Tee
long cwan, kemudian berhasil pula menguasahi ilmu sakti si mi
sinkang, dengan dasar yang kuat ini tidaklah sulit baginya
untuk menyembuhkan luka dalam yang dideritanya.
Tak selang seperminum teh kemudian, Han Siong Kie telah
menarik kembali uap putih pada ubun-ubunnya dan melompat
bangun.

1301
Menyaksikan itu, ketiga orang tianglo dan dua orang kakek
baju biru itu segera menunjukkan wajah kegirangan.
"Ciangbunjin suheng, kiong-hi kau berhasil menyembuhkan
kembali luka yang diderita" puji To It hui kegirangan.
"Terima kasih atas perhatian kalian semua" sahut pemuda
itu seraya mengangguk.
Perlahan-lahan sinar matanya dialihkan ke wajah nyonya
baju merah itu, tadi sewaktu berbaring pemuda itu tak dapat
melihat jelas paras muka perempuan itu, tapi sekarang
semuanya tertampak jelas dan tak dapat dicegah lagi
jantungnya berdebar makin keras.
Kecantikan nyonya baju merah ini boleh dibilang sukar
dicarikan tandingannya dikolong langit.
Kecantikan tak bisa dilukiskan dengan kata2, semenjak
terjun kedalam dunia persilatan belum pernah Han Siong Kie
menjumpai perempuan secantik nyonya baju merah ini,
walaupun sebelumnya ia pernah berkenalan dengan
perempuan-perempuan cantik seperti Go Siau bi, Tonghong
Hui serta ibunya si siang go cantik ong cui ing, tapi kalau
mereka dibandingkan boleh dibilang ibaratnya langit dan
bumi.
Bukan begitu saja, bahkan dia memiliki kematangan
sebagai seorang perempuan, kematangan inilah yang
menggiurkan hati tiap pria yang menjumpainya.
Han Siong Kie adalah seorang pemuda penganut paham
membenci kaum wanita didunia ini, tapi sekarang setelah
berhadapan muka dengan nyonya baju merah yang
kecantikannya melebihi siapapun ini, goyah juga hatinya, ia
merasa perempuan ini memiliki segala sesuatu yang
didambakan dan di inginkan selama ini, kecantikan serta
kematangannya membuat ia terpesona dan tergiur jadinya.

1302
sementara pemuda itu masih termenung sambil melamun,
dengan suara yang merdu bagaikan kicauan burung nuri,
nyonya cantik baju merah itu menegur.
"Betulkah engkau adalah Manusia muka dingin yang barubaru
ini menggemparkan dunia persilatan-"
Bagaikan baru sadar dari impian Han Siong Kie jadi
gelagapan, ia lebih-lebih malu lagi setelah sadar bahwa
sikapnya didepan para tianglo kurang pantas.
"Benar Aa.. akulah yang kau maksudkan" sahutnya
tergagap "terima kasih banyak atas bantuanmu"
-000d0w000-
BAB 72
NYONYA cantik baju merah itu tertawa manis sekali,
tertawanya membuat hati terasa tergoda untuk kesekian
kalinya Han Siong Kie merasa jantungnya berdebar keras,
merah padam selembar wajahnya karena jengah.
"Bukankah kau juga merupakan pewaris dari perguruan
Thian lam bun?" kembali nyonya muda itu bertanya.
"Benar"
"Bukankah benda ini adalah tanda kebesaran dari
perguruanmu?" ujar nyonya itu lagi seraya memperlihatkan
lencana ok kui cupay tersebut dihadapan Han Siong Kie.
Si anak muda itu terperanjat, ia jauh lebih sadar lagi
daripada keadaan semula, tak disangkanya kalau lencana ok
kui cupay bisa terjatuh ketangan seorang nyonya muda yang
tak diketahui asal usulnya, tentu saja tak mungkln baginya
untuk memintanya kembali, selain daripada itupun tak tahu
apa tujuan nyonya cantik ini? Maka ketika mendengar
pertanyaan itu, diapun mengangguk. "Benar, boleh kah aku
tanya siapa nama nona?"

1303
Nyonya muda berbaju merah itu tidak menjawab,
sebaliknya malah tertawa cekikikan genit dan merdu suara
tertawanya sampai-sampai seluruh tubuhnya ikut berguncang
keras.
Han Siong Kie tertegun dan melongo, ia tidak mengerti apa
sebabnya nyooya itu tertawa geli.
Setelah puas tertawa, sambil mencibirkan bibir nyonya
muda itu berkata lagi: "Nona? Apa kau lihat aku masih mirip
sebagai seorang nona?"
Han Siong Kie semakin jengah, sampai seluruh wajahnya
berubah jadi merah padam, sesudah tertegun beberapa saat
ia baru berkata:
"Kalau begitu akulah yang telah latah menyebut, boleh kah
aku tahu siapa namamu" ..
"Buat apa kau bertanya soal itu?" ujar nyonya muda itu
sambil mengerling nakal.
Kerlingan itu penuh dengan daya pikat, begitu tajam dia
mengawasi wajah Han Siong Kie sehingga membuat pemuda
itu hampir saja tak berani beradu pandang dengannya.
Ia ingin sekali menghindari tatapannya, sebab baru kali ini
dia merasa malu dihadapan perempuan, baru pertama kali ini
dia menayadari betapa besarnya daya pesona seorang wanita,
ia ingin menghilangkan ingatan tersebut dengan
membayangkan sikap dinginnya kepada kaum wanita dimasa
lampau tapi tak berhasil. Akhirnya dengan tergagap katanya.
"Ehmm . . kau .. oh. Tidak Kau telah memberi pertolongan
kepadaku, maka sudah sepantasnya kalau kutanyakan
namamu"
"Aku dapat membedakan mana budi dan mana dendam,
kalau budi pasti akan kubayar, kalau dendam pasti akan
kubalas."

1304
"Aaah, tak perlu Kau tak usah membalas budi atau
dendam"
"Kenapa?" tanya pemuda itu keheranan-
"Sebab aku punya tujuan, aku menolong engkau karena
mempunyai maksud tertentu"
Perkataan ini sangat mengejutkan Han Siong Kie, tak
disangka olehnya kalau perempuan ini berani mengakui kalau
kedatangannya bertujuan.
Tapi dengan begitu hatinya malahan jadi lebih tenang,
dengan serius tanyanya pula: "Apakah tujuanmu itu?
Katakanlah"
Nyonya muda baju merah itu tertawa misterius, dia
menggeleng.
"Tidak... Tak dapat kukatakan pada saat ini, hanya bisa
kuberitahukan tujuanku hanya padamu seorang "
"Hanya padaku seorang ?"
"Betul. Bagaimana kalau kau suruh rekan- rekanmu
menyingkir lebih dulu"
Meskipun keheranan, Han Siong Kie tak takut untuk
memenuhi permintaannya itu, pikirnya:
"Memangnya aku Han Siong Kie takut kepadamu?Baik,
akan kulihat permainan apa lagi yang hendak ia tunjukkan
dihadapanku, bagaimanapun juga lencana 0k kui cu pay harus
kuminta kembali, sekalipun harus ku bayar dengan mahal".
Berpikir demikian, diapun ulapkan tangannya kepada ketiga
orang tianglo seraya berkata:
"Harap tianglo sekalian suka mengundurkan diri untuk
sementara waktu keluar halaman"

1305
Ketiga orang tianglo dan dua orang kakek baju biru tampak
rada sangsi, tapi akhirnya mereka memberi hormat dan
mengundurkan diri dari situ.
sepeninggalnya kelima orang itu, nyonya muda baju merah
itu menuding kearah pelataran lalu ajaknya: "Hayo kita duduk
disana"
"Kan sama saja bicara sambil berdiri di sini?"
"Kau takut?"
Han Siong Kie tersinggung dengan perasaan apa boleh buat
terpaksa dia mengikuti nyonya itu duduk di pelataran kuil.
-000d0w000-
Jilid 35
SETELAH duduk, nyonya itu tertawa cekikikan dan bertanya
lagi.
"Tentunya kau ingin tahu siapa kah aku bukan?"
"Ehmm, tentu saja kalau kau bersedia untuk
menerangkan.."
"Kalau aku tidak bersedia untuk menerangkan?"
"Tentu saja aku tak akan memaksa kau untuk memberi
keterangan"
Terendus bau harum khas perempuan tersiar keluar dari
tubuh perempuan itu, gerak geriknya yang genit dan tubuhnya
yang lemah gemulai membuat Han Siong Kio merasa tak
tenang untuk duduk disitu, perasaannya yang setenang
permukaan telaga mulai beriak dan akhirnya bergelombang
keras.

1306
Tiba-tiba nyonya cantik itu menggeserkan duduknya
sehingga lebih merapat dengan tubuh Han Siong Kie. bisiknya
dengan lembut: "Aku bernama Buyung Thay"
"Buyung Thay??"
"Ehmm, baguskah namaku ini?"
"Bagus. secantik orangnya" jawab pemuda itu lugu.
"Benarkah aku cantik??"
"Cantik sekali" sahut pemuda itu, kali ini sambil tertawa
jengah. "boleh diibaratkan bidadari yang baru turun dari
kahyangan"
"Sungguhkah itu?" bisik sang nyonya sambil menatap
sianak muda itu dengan kerlingan yang mempesonakan
"Buyung.... Buyung.."
Han Siong Kie merasa pipinya jadi merah dan panas, ia tak
tahu bagaimana harus menyebut perempuan itu, sebab dia
sudah menjadi seorang nyonya, jelas tak mungkin disebut
nona, menyebut cianpwe rasanya kurang sedap. memanggil
enso atau nikoh juga tak pantas, ia jadi kebingungan dengan
sendirinya
Buyung Thay, nyonya cantik baju merah itu dapat
merasakan kejengahan orang, ia tertawa cekikikan dan
katanya:
"Kenapa kau musti bingung-bingung? Panggil saja namaku"
"Ma.. mana boleh jadi? Tidak pantas rasanya kusebut
dirimu langung dengan namamu"
"Kalau begitu panggillah aku cici. usiaku lebih besar
daripada dirimu"
"Tapi.. ini.. ini"

1307
"Tak usah ini itu lagi, katakanlah terus terang, cintakah kau
kepadaku?"
Ucapan yang blak-blakan tanpa tedeng aling-aling ini
membuat Han Siong Kie canggung, ia merasa hatinya seperti
dipukul martil berat, tak pernah disangka olehnya kalau
nyonya muda itu dapat mengucapkan kata-kata seperti itu.
Tak salah dia memang terpesona oleh kecantikannya dan
timbul suatu perasaaa tertarik dalam hatinya, tapi itu bukanlah
luapan cinta, golakan perasaan tersebut hanya dapat diartikan
sebagai suatu reaksi yang wajar dari seorang pria, suatu
pertanda kalau dirinya adalah seorang laki-laki yang normal,
bukan laki-laki impoten. Untuk sesaat pemuda itu terbungkam,
tak sepatah katapun yang diucapkan keluar.
"Hayo katakanlah cintakah kau padaku" desak nyonya
cantik itu lebih jauh.
"Tentang soal ini"
Tiba-tiba pemuda itu merasa bahwa pengakuannya secara
blak-blakan akan menyinggung perasaannya, Ia memang
cantik dan cukup membuat seorang pemuda yang terkenal
paras muka dinginnya menjadi tak dingin lagi, diakui oleh Han
Siong Kie sendiri, andaikata perempuan yang dihadapinya
sekarang bukan perempuan secantik Buyung Thay, serta
merta tanpa berpikir panjang lagi dia akan menjawab dengan
kata Tidak
"Bagaimana? Hayo jawablah" desak Buyung Thay lagi.
”Menolak, tak mungkin” akhirnya pemuda itu menjawab
sambil menggelengkan kepalanya.
"Mengapa tak mungkin ?"
"Masih ingatkah kau bahwa kau pernah mengatakan bahwa
dirimu sudah bukan seorang nona lagi."

1308
"Lalu menurut anggapanmu, aku adalah perempuan yang
bagaimana?"
"Tentu saja seorang perempuan yang telah bersuami"
"Bagaimana kau bisa tahu kalau aku telah bersuami ?"
perempuan itu tiba-tiba balik bertanya.
Kali ini Han Siong Kie dibikin tertegun dan tak mampU
menjawab lagi. Buyung Thay menarik kembali senyUman yang
menghiasi bibirnya, ia berkata pula:
"Benar, aku memang seorang perempuan yang pernah
bersuami, tapi sekarang sudah tidak lagi"
Han Siong Kie memandang sekejap sekeliling tempat itu,
lalu ujarnya lagi.
"Bukankah kau mengatakan bahwa kau datang dengan
membawa tujuan? Nah, sekarang katakanlah tujuanmu itu?"
"Apa yang kukatakan barusan adalah tujuan kedatanganku
kemari"
"Oooh, maaf, tak mungkin aku bisa...."
"Tunggu sebentar Han Siong Kie, masih kau inginkan tidak
ok kui cu pay ini"
tiba-tiba ia bersuara.
"Lencana mutiara itu adalah benda paling berharga dari
perguruan kami" seru Han Siong Kie dengan hati bergetar.
"Aku tahu, tanpa benda ini engkau tak dapat
membersihkan perguruanmu dari unsur-unsur manusia bejad,
dan engkaupun tidak berhak untuk menjabat ketua perguruan
Thian lam bun"
Sekujur tubuh sianak muda itu gemetar keras dan
bermandikan keringat dingin.

1309
Apa yang diucapkan nyonya cantik baju merah memang
benar, tanpa lencana mutiara ia tak mempunyai tanda
kepercaan untuk meyakinkan anak muridnya bahwa dialah
ketua yang baru, sebab ketika Mo tiong ci-mo mewariskan
kedudukan itu kepadanya, kecuali lencana ok kui cupay tiada
tanda bukti lain yang bisa menyatakan akan pengangkatan
tersebut.
Ia percaya ketiga orang tianglonya pasti sudah percaya
penuh bahwa dialah ketua mereka, tapi bagaimana dengan
anak murid yang lain? Wi It beng pasti akan menggunakan
kesempatan tersebut untuk merusak rencananya serta
mengadu domba kekuatan mereka.
Sementara pemuda itu masih termenung, nyonya cantik
berbaju merah itu telah bertanya kembali.
"Bagaimana ceritanya toh sehingga lencana mutiara ini bisa
terjatuh ketangan Yu Pia lam?"
"Siapa itu Yu Pia lam? Aku tidak kenal?" seru Han Siong Kie
keheranan
"Masa kau tidak kenal dengan Yu Pia lam? Dia kan ketua
dari perkumpulan Thian che kau?"
Tentu saja Han Siong Kie tidak mengenal nama dari ketua
perkumpulan Thian che kau, janganlah dia hanya seorang
pemuda yang masih sangat muda belia, kendatipun jago-jago
yang sudah berpengalaman luas pengetahuannya belum tentu
mengetahui nama asli dari gembong iblis tersebut.
"oooh jadi ketua perkumpulan Thian che kau itu bernama
Yu Pia lam?" kembali pemuda itu berteriak dengan nada baru
tahu.
"Benar, kau heran?"
Hakekatnya Han Siong Kie sudah lama mengetahui bahwa
ketua dari perkumpulan Thian che kau itu dari marga Yu,

1310
hanya ia tidak mengetahui nama lengkapnya, juga ia belum
pernah bertemu dengan raut wajah aslinya.
Menurut keterangan dari orang yang kehilangan sukma,
ketua muda perkumpulan Thian che kau yang bernama Yu sau
kun sebenarnya adalah putra kandung dari paman gurunya
Tok liong jiu tangan sakti naga beracun Thio Lin dan menurut
perkiraannya bocah itu tentu dibawa oleh ibunya siang go
cantik ong cui ing tatkala perempuan itu menikah lagi dengan
ketua perkumpulan Thian che kau.
Atau dengan perkataan lain pemuda yang sekarang dikenal
sebagai Yu sau kun sebenarnya bernama Thio sau kun, tapi
karena ia sudah hidup mengikuti ketua perkumpulan Thian
che kau maka nama marganya ikut diganti pula menjadi
marga Yu sebagai mana ayahnya sekarang.
Lama sekali pemuda itu menundukkan kepalanya karena
malu kemudian dengan agak ragu ia baru menjawab:
"Yaa, ilmu silatku terlampau cetek dan tak mampu
menandingi kelihayan mereka, benda itu berhasil dirampas
oleh mereka dengan kekerasan"
"Dan sekarang inginkah kau untuk mendapatkan kembali
lencana mutiara ini?" tanya Buyung Thay mendesak lebih
jauh.
"Bila kau.... bila kau bersedia mengembalikan kepadaku
tentu saja akan kuterima dengan senang hati"
"Kau tak usah berterima kasih kepadaku, bagaimana kalau
kita bertukar syarat saja"
"Bertukar syarat?" ulang Han Siong Kie dengan alis mata
berkernyit, ia tidak paham syarat apa kah yang akan diajukan
perempuan cantik itu.
"Ehmm" nyonya itu membenarkan. "Apa syaratmu itu?"
"Gampang, Aku hanya minta kau bersedia mencintai aku "

1311
Ucapan yang diutarakan dari mulut seorang perempuan
cantik jelita bak bidadari dari kahyangan ini memang betulbetul
membawa suatu daya pengaruh yang amat besar,
mendatangkan suatu kekuatan yang seakan-akan membuat
siapapun tak berani untuk membantahnya .
Tentu saja ini berbeda jika dibandingkan dengan ucapan
dari perempuan-perempuan biasa, andaikata ucapan ini bukan
diutarakan oleh perempuan secantik ini, niscaya orang akan
menganggap perempuan tersebut sabagai seorang perempuan
rendah yang tak tahu malu, seorang perempuan yang sudah
bejat akhlak serta moralnya.
Yaa manusia memang makhluk teraneh di dunia ini,
kadangkala soal cengli soal kebenaran memang selain diputar
balikkan kebenarannya.
Demikianiah keadaan Han Siong Kie pada saat itu, ia tidak
merasa nyonya cantik baju merah itu adalah perempuan yang
tak tahu malu, ia tidak merasa bahwa ucapan tersebut tidak
mencerminkan kehalusan seorang perempuan, malahan dia ke
sem-sem, ia dibuat terkesima oleh kecantikan wajahnya yang
sukar dicarikan tandingannya itu.
Terus terang diaakui dalam hati kecilnya, andaikata
perjumpaan ini terjadi sebelum ia kenal dengan Tonghong-
Hui, sebelum ia terikat oleh ikatan perkawinan dengan Go siau
bi, serta merta permintaan nyonya cantik itu akan di kabulkan
tanpa membantah, sebab perempuan itu terlampau cantik, ia
merasa tak berdaya untuk menolaknya.
Lama sekali Han Siong Kie berdiri termangu-mangu, ia tak
tahu bagaimana musti menjawab persoalan itu Tapi akhirnya
ia berkata juga, meski dengan suara yang lirih: "Masa
cintapun dipertukarkan dengan benda mati?"
"Tentu saja" jawab nyonya cantik baju merah sambil
tertawa cekikikan, "toh didunia ini tiada peraturan yang

1312
menetapkan bahwa seseorang harus mendapat cara begini
atau harus mendapatkannya dengan taktik begitu?"
"Dan cara yang kau gunakan sekarang termasuk salah satu
taktik yang kau miliki?" sambung pemuda itu cepat.
"Ah bukan taktik mencari cinta namanya, lebih baik kalau
dikatakan inilah jalan yang kutempuh untuk mendapatkan
cinta"
Han Siong Kie termenung sesaat, pelbagai dugaan
berkecamuk dalam benaknya, akhirnya dia bertanya:
"Andaikata aku tak dapat menerima syarat mu itu, lantas
apa yang akan kau lakukan?"
"Kau pasti dapat menerima tawaran cinta ku ini"
"Andaikata aku tetap menolak?"
Paras muka perempuan cantik berbaju merah itu kontan
berubah hebat, mukanya tampak agak menyeramkan
"Jadi kau lebih suka melepaskan kesempatan untuk
memperoleh kembali lencana mutiara itu daripada mencintai
aku" tegasnya.
"Benar" jawaban dari Han Siong Kie ini demikian tegas dan
sungguh-sungguhnya sehingga Siapapun akan tahu bahwa
keputusan dari anak muda ini sudah bulat dan tak mungkin
bisa berubah kembali.
"Bila kau tolak cara pertukaran syarat ini, bagaimana
caramu untuk mendapatkan kembali lencana tersebut?"
"Hendak kau gunakan kekerasan untuk merebutnya dari
tanganku?"
"Mungkin saja ucapanmu benar"
"Dan sekarang juga akan kau rampas lencana itu dari
tanganku ?"

1313
"Tidak Tidak akan kulaksanakan pada saat ini" pemuda itu
gelengkan kepalanya berulang kali.
"Kenapa? Toh lebih baik kau lakukan sekarang juga?" Han
Siong Kie tetap menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Baru saja engkau selanaatkan jiwa ku dari ancaman
bahaya maut, aku merasa berhutang budi kepadamu, terlepas
dari apa tujuanmu melakukan kesemuanya ini, aku tidak ingin
menyakiti hatimu sehingga kau menuduh aku membalas air
satu dengan air tuba. Maka untuk sementara waktu aku tak
akan melakukan tindak kekerasan apapun, itu bisa kulakukan
jika kita berjumpa lagi dikemudian hari, maka aka hanya bisa
berkata padamu, berhati-hatilah engkau bila kita bertemu lagi
dalam kesempatan lain"
"Lain kali? Kau anggap setiap saat bisa mencari aku dengan
gampang?"
"Aku percaya setiap saat pasti akan berjumpa lagi, meski
sekarang aku tak dapat menegaskan kepankah hal itu bakal
terjadi"
"Hmm Andaikata kuserahkan lencana mutiara ini kepada Wi
It beng apa yang bisa kau lakukan lagi" jengek nyonya cantik
itu dengan suara sedingin saiju.
Tercekat hati Han Siong Kie setelah mendengar ancaman
tersebut, jantungnya berdebar keras serta merta ia lompat
bangun dan berdiri dengan sikap menentang. "Kau berani?
"teriaknya marah.
"Kenapa tidak?" jawaban dari nyonya cantik berbaju merah
itu tetap kalem, tenang malahan ia masih tetap duduk dalam
posisi semula, setenang permukaan telaga tapi sekokoh batu
karang.
"Jika engkau berani berbuat begitu terpaksa aku harus
melukai hatimu dan bertindak kotor kepadamu sekarang
juga" kata Han Siong Kie lagi dengan wajah berubah hebat.

1314
Perlahan-lahan nyonya cantik berbaju merah itu bangkit
berdiri, ia tersenyum hingga tampaklah sepasang lesung
pipitnya yang indah dan mempersona hati, ujarnya dengan
lembut.
"Masa kau anggap aku benar-benar bisa melakukan hal
demikian terhadapmu ? Masa kau percaya kalau aku tega
berbuat demikian?"
Ucapan yang bolak balik tak menentu ini, tentu saja
membuat Han Siong Kie termangu, ia jadi serba salah, dalam
keadaan demikian mau menangis ia segan, mau tertawapun
tak bisa..
Dengan jari-jari tangannya yang lentik dan halus, nyonya
baju merah itu membereskan rambutnya yang terurai kalut,
kemudian maju kedepan seraya bisiknya lirih, suaranya lembut
seperti orang yang sedang mengigau:
"Kuakui aku memang pernah kawin, aku telah dianggap
sebagai bunga yang telah kehilangan sarinya, karena pernah
dihisap laki-laki lain, tapi kesemuanya itu hanya suatu
impian,.impian yang kosong Impian yang hampa dan tak
berujut.. andaikata kehidupan manusia dialam ini kita
ibaratkan suatu perjalanan yang jauh, maka sekarang aku
sudah menempuh setengah jalan tapi siapa kah yang tahu,
siapa kah yang menduga bahwa lembaran hidupku selama ini
sebetulnya hanya kosong belaka?
Kosong tanpa isi, tanpa kenangan apapun? Aku pernah
berusaha untuk menciptakan kenangan, aku pernah pula
menegaskan pada diri sendiri bahwa kehidupan bukanlah
impian, kehidupan adalah kenyataan, suatu kejadian yang
nyata tapi akhirnya .. yaah.. akhirnya toh sama saja,
semuanya tetap kosong, tetap hampa hatiku"
Bisikan itu kian lama kian bertambah lirih, akhirnya tinggal
bisikan belaka, dua titik air mata jatuh berlinang membasahi

1315
pipinya bagaikan dua titik embun yang membasahi sekuntum
bunga..
Han Siong Kie merasa amat terharu, perasaan hatinya
terasa bergolak keras segera pikirnya:
"Benarkah perempuan ini adalah seorang perempuan yang
bernasib jelek? Benarkah ia mempunyai kenangan lama yang
menyedihkan hati? Benarkah lembaran hidupnya selama ini
hanya kosong belaka, kasihan Bila ia benar- benar adalah
seorang perempuan yang bernasib malang, seorang
perempuan yang tak pernah merasakan apa artinya
kebahagiaan, dia benar- benar seorang perempuan yang patut
dikasihani . .aai, aku tidak pantas bersikap kasar terhadap
perempuan semacam ini, nasibnya sudah malang aku tak
boleh membuat hatinya makin remuk.
Memang benar semakin melelehkan air matanya
perempuan itu kelihatan semakin mempersonakan hati,
menimbulkan daya tarik yang lebih hebat, membuat orang
beriba hati selain timbul pula rasa kasihan terhadap dirinya.
Terangsang oleh pikatan yang menawan hati ini, kembali
Han Siong Kie merasakan aliran darah dalam tubuhnya
berjalan dengan kencang, jantung terasa ikut berdebar keras,
hampir saja ia tak sanggup meuguasahi perasaan sendiri
Ketika dilihatnya pemuda itu terkesima, tiba-tiba nyonya
cantik baju merah itu mengambil secarik sapu tangan dan
menyeka air mata yang membasahi pipinya, kemudian
tertawa.
Senyuman ini ibaratnya rembulan yang baru menongol dari
balik awan hitam, membuat susana yang semula mendung
dan tak menggairahkan jadi cerah, secerah sinar rembulan.
Kembali Ham Siong Kie merasa kan hatinya bergetar keras,
ia merasa napsu berahinya tanpa sebab muncul kembali dari
dasar hatinya dan menguasai semua pikiran serta
perasaannya.

1316
Dengan senyum manis dikulum, nyonya cantik berbaju
merah itu mengambil keluar lencana ok kui cupay itu dari
sakunya, lalu sambil diangsurkan kemuka ia berkata:
"Ambillah benda ini untukmu"
Tindakan yang sama sekali tak terduga ini tentu saja
mencengangkan hati Han Siong Kie, dia malahan berdiri
terbelalak karena heran dan tak habis mengerti.
Meskipun lencana mustika yang tak ternilai harganya itu
sudah diangsurkan didepan mata, anak muda itu tidak berani
menerimanya, sebab kejadian ini tak pernah disangka
olehnya, ia pun tak habis mengerti apa sebabnya nyonya
cantik itu dapat merubah pikiran dan pendiriannya secepat itu.
Bukankah dengan tegas dia telah mengatakan tadi, bahwa
untuk mendapatkan kembali lencana mutiara tersebut ia harus
bertukar syarat dengan mencintainya? Dan sampai sekarang ia
belum menerima pertukaran syarat tersebut, mengapa ia
malah mengembalikan lencana mutiara itu? atau mungkin
dibalik kesemuanya ini terselip rencana busuk lain yang
menantikan dirinya masuk perangkap?
"Ambillah" untuk kedua kalinya nyonya cantik itu berseru
sambil mengangsurkan lencana tersebut.
"Tapi . . tapi aku toh belum setuju untuk menerima
pertukaran syaratmu itu? " Han Siong Kie coba mengutarakan
suara hatinya.
"Soal syarat lebih baik tak usah kita bicarakan lagi, aku
mengembalikan benda itu kepadamu tanpa diembel-embeli
dengan pelbagai syarat .. aai apa yaag kau ucapkan tadi
memang tepat dan memang tak dapat dipertukarkan dengan
segala macam benda, cinta harus datang karena ketulusan
serta kerelaan hati, cinta memang tak dapat dipaksakan".
Ucapan tersebut sangat mengharukan perasaan Han Siong
Kie, dari perasaan kurang senang tiba-tiba saja ia menjadi

1317
simpatik dan menaruh rasa kasihan terhadap perempuan
cantik itu.
Tanpa disadari ia terbayang kembali kisah yang dialaminya
ketika beberapa kali ia menolak pernyataan cinta dari Go siau
bi "Aku toh tiada sesuatu keistimewaan apapun, akupun tidak
terlalu tampan, aaai aku memang tiada suatu keistimewaan
yang membuat orang jadi terpesona kepadaku tapi aneh meng
apa selalu saja kuhadapi persoalan yang hampir sama
nadanya" demikian ia berpikir dihati.
Walaupun demikian Han Siong Kie tak ingin menusuk
perasaan perempuan itu, maka diterimanya angsuran lencana
mutiara tersebut dari tangannya, setelah dimasukkan kedalam
saku ia baru berkata dengan penuh perasaan terima kasih:
"Budi kebaikanmu ini tak akan kulupakan untuk selamanya,
akan kuingat selalu kebaikan yang pernah kau berikan
kepadaku ini, yaa semoga suatu saat aku dapat membayar
semuanya ini untukmu"
"Aai Tak usah, kau tak usah berterima kasih kepadaku,
juga tak perlu mengingat ingat soal sepele ini, sejak awal
sampai sekarang adalah barang milikmu sendiri" kata nyonya
itu dengan lembut.
"Meskipun benda ini dulunya milikku, tapi seandainya kau
tidak membantu aku untuk merebutnya kembali, aai. entah
bagaimana akibatnya dimasa mendatang?jangankan aku tak
mampu untuk merebut kembali lencana tersebut dari tangan
orang, mungkin selembar jiwaku ikut kabur juga dari ragaku".
Nyonya cantik berbaju merah itu tersenyum manis sekali,
senyumnya bagaikan sekuntum bunga mawar yang baru
mekar.
"Aaah, bosan untuk membicarakan soal itu melulu" serunya
tiba-tiba, "bagaimana kalau kita membicarakan soal lain saja?"
"Apa yang ingin kau bicarakan"

1318
"Umpamanya saja aku ingin tahu mengapa kau tidak
mencintai aku? Tapi aku tidak memaksa dirimu untuk
menjawab pertanyaaan itu, terserah padamu sendiri mau
mengatakan atau tidak.. tapi jika kau sudah bersedia untuk
menjawab maka aku harap kau menjawabnya dengan jujur
dan betul-betul suara hatimu"
Han Siong Kie kembali termenung, ia coba
mempertimbangkan pertanyaan itu, haruskah dia jawab atau
tidak. tapi sesaat kemudian katanya:
"Bukannya aku tidak mencintamu, tapi keadaanlah yang
memaksa aku tak boleh mencintai orang lain sebab aku
mempunyai calon istri, akupun mempunyai seorang kekasih
yang mencintai diriku dengan segenap jiwa dan raganya, aku
tak boleh menghianati mereka dan akupun tak dapat menjual
belikan cintaku kepada setiap orang karena itu aku tak dapat
menerima cinta mu itu. Cukup jelas bukan jawaban ini?"
"Masih ada alasan yang lain?" tanya Buyung Thay, si
nyonya cantik berbaju merah itu dengan wajah berseri.
"Tidak Hanya itu saja alasanku"
"Kalau hanya itu saja alasanmu, masa bisa mempengaruhi
cintaku padamu?"
"Tentu saja sebab cintaku harus utuh, harus bulat dan tak
tercela, cinta tak dapat dibagi-bagikan kepada setiap orang. ."
"Tapi kau kan sudah membagi pula cintamu untuk dua
orang? satu untuk calon istrimu dan yang lain untuk
kekasihmu, apakah cinta yang telah kau bagi-bagikan kepada
dua orang ini juga terhitung cinta yang utuh, Cintamu sudah
cacad, sudah terpecah belah dan tak utuh lagi"
Han Siong Kie tertunduk sedih, ia betul-betul merasa pedih
hatinya teringat oleh persoalan itu dan akhirnya pemuda itu
menghela napas panjang.

1319
"Aai Berbicara yang sesungguhnya, aku tidak memberikan
cintaku kepada calon istriku itu, seluruh cintaku secara bulatbulat
telah kuserahkan kepada kekasihku seorang dan apa
yang kuberikan kepada calon istriku hanyalah suatu
kebijaksanaan, suatu kebijaksanaan demi kepentingan
bersama"
"Ooh jadi kau hendak mengawini calon istrimu itu hanya
berdasarkaan suatu kebijaksanaan demi kepentingan
bersama?"
"Benar Itulah kenyataan yang sebenarnya" pemuda itu
mengangguk tanda membenarkan.
Perlahan-lahan nyonya cantik berbaju merah itu
menundukkan kepalanya, lama sekali ia membungkam
sebelum akhirnya menengadah kembali dan berkata dengan
sedih:
"Meskipun kau tak dapat perasaan cintaku tentunya tidak
berkeberatan bukan untuk memanggil aku sebagai enci?"
"Cici...." Han Siong Kie segera memanggil dengan muka
yang merah karena jengah.
senyum manis ibaratnya bunga yang mekar di musim semi
segera menghiasi wajahnya yang cantik jelita, meski dibalik
senyum manis tersebut masih terselip kesedihan, kesedihan
yang sukar dilukiskan dengan kata-kata. Tapi ia berbisik pula
dengan riangnya:
"Adikku sayang, aku puas, aku benar- benar merasa puas
dengan kesediaanmu memanggil aku sebagai cici"
"Cici, aku merasa harus minta maaf kepadamu, karena aku
tak dapat menerima cinta kasihmu itu, aku hanya bisa
menerima kau sebagai apa yang telah terwujud sekarang"
"Oooh, adikku sayang.."

1320
Sebelum Buyung Thay sinyonya cantik berbaju merah itu
melanjutkan kata-katanya,
mendadak dari luar ruangan berkumandang suara tertawa
dingin yang tajam dan mengerikan.
Suara tertawa dingin itu serasa hembusan angin dingin
yang datang dari kutub utara, membuat suasana yang semula
hangat dan penuh kemesraan, berubah jadi kaku dan beku.
Menyusul tertawa dingin itu, terdengar seseorang berkata
dengan dingin
"Buyung Thay, wahai Buyung Thay.... bagus sekali
perbuatanmu. Jauh-jauh dari daratan Tionggoan datang ke
Thian lam rupanya tujuanmu hanya untuk mengejar si pipi
putih itu. Hmm Perempuan lonte yang tak tahu malu,
perbuatanmu memang sangat memalukan sekali.."
Paras muka Buyung Thay si nyonya cantik berbaju merah
itu berubah hebat, dengan selapis hawa membunuh menghiasi
alis matanya ia melejit dan melayang keluar dari ruangan itu,
kecepatan bagaikan sambaran kilat.
Han Siong Kie sendiri hanya bisa berdiri termangu dengan
perasaan kalut, heran dan tak habis mengerti.
Hakekatnya ia memang tak tahu siapa kah manusia yang
berada diluar ruangan serta menyindir nyonya cantik itu,
diapun tak tahu meng apa orang itu memaki Buyung Thay
sebagai "perempuan lonte" yang tak tahu malu. benarkah ia
tak tahu malu?"
-0000dw0000-
BAB 73
IA merasa sangat berterima kasih sekali atas bantuan dari
Buyung Thay karena bantuan nyonya cantik itulah lencana ok
kui cupay yang tak ternilai harganya berhasil dirampas kembali

1321
dari tangan utusan khusus perkumpulan Thian che kau yang
bernama Thia Wi wan. Diapun terkesima oleh kegenitan serta
kecantikannya yang begitu mempersonakan hati.
Tapi ia tak mengerti apa sebabnya orang itu memakinya
sebagai perempuan lonte, benarkah dia perempuan jalang,
perempuan lacur seperti apa yang dituduhkan kepadanya itu?
Wajahnya terlampau cantik, sayang rasanya kalau apa yang
dituduhkan kepadanya adalah suatu kenyataan..
Untuk membalas budi kebaikannya, ia bersedia menyebut
cici kepada perempuan itu. Tapi hingga detik ini ia sama sekali
tidak mengetahui apa-apa tentang perempuan itu, dia hanya
tahu bahwa perempuan itu berwajah cantik jelita bak bidadari
dari kahyangan dan ia benama Buyung Thay, selain itu
semuanya masih merupakan suatu teka-teki yang tak bisa
terjawab.
Tiba-tiba suatu perasaan aneh muncul dari benaknya, ia
merasa tak mengerti meng apa bisa muncul pikiran semacam
itu terhadap seorang perempuan yang baru ditemui untuk
pertama kalinya.
Walaupun berulang kali ia telah menampik cintanya tapi
bayangan tubuhnya yang padat berisi wajahnya yang cantik
jelita selalu membekas didalam benak. la merasa hal ini
merupakan suatu kenyataan yang selalu mengganjal hatinya
membuat ia merasa hatinya gundah.
Dari situ diapun lantas terbayang pula tentang ibunya
siang go cantik ong cui ing, akhirnya pemuda itu tak tahan
dan menghela napas panjang.
"Aaai Perempuan.. wahai perempuan. mengapa Thian
menciptakan wajah yang cantik jelita kepada mereka tapi
memberi hati yang busuk. sukma yang keji dan jahat kepada
orang itu?

1322
Nyonya cantik berbaju merah telah berlalu, yang tertinggal
hanyalah pemuda yang merasa hatinya gundah gulana.
Lama sekali Han Siong Kie berdiri mematung disana, lamalama
akhirnya ia baru tersentak kaget dan sadar kembali dari
lamunan, sambil memukul kepala sendiri iapun bergumam.
"Aneh, kenapa aku selalu memikirkan dirinya Kenapa aku
sampai lupa dengan tujuan kedatanganku ke wilayah Thian
lam ini. Aku benar-benar sudah dibuat sinting olehnya".
Berpikir sampai disitu, semangatnya lantas berkobar
kembali, ia mengepos napas dan berseru kearah pintu kuil.
"Tianglo sekalian, apakah kalian masih berada disana ?
Masuklah kedalam ruangan" Tiga orang tianglo dan dua orang
kakek berbaju biru itu segera mengiakan dan masuk kedalam
ruangan
"Ciangbun suheng, apakah engkau berada dalam keadaan
sehat wal'afiat?" tiga orang tianglo itu lantas menyapa sambil
memberi hormat.
"Ehmm Aku merasa sangat baik, kalianpun tak usah banyak
adat lagi"
sementara itu dua orang kakek berjubah biru itu sudah
jatuhkan diri berlutut sambil berseru:
"Tecu berdua adalah petugas yang mengurusi persoalanpersoalan
didalam istana, Ngo Cing dan song Tay gak.
Terimalah hormat kami berdua untuk keselamatan serta
kesejahteraan ciangbunjin"
"..silahkan bangun " kata Han Siong Kie cepat "kalian
berdua dapat memegang teguh peraturan perguruan tidak
tunduk pada kematian para penghianat dan pemberontak. ini
mencerminkan bahwa hati kalian mulia dan menghormati
kebenaran serta keadilan. Tindakan semacam ini patut
dihargai dan diberi ucapan selamat"

1323
"Ciangbunjin terlalu memuji, sudah menjadi kewajiban tecu
sekalian untuk memegang teguh peraturan serta menjalankan
kewajiban sebagai murid Thian lam bun yang tulen " dua
orang kakek itu segera menyahut.
To It hui, kepala tianglo yang selama ini membungkam
berkata pula dengan kepala yang tertunduk rendah,
"Tecu sekalian betul- betul punya mata tak berbiji, untuk
membedakan mana yang asli dan mana yang gadunganpun
tak becus sehingga terjebak oleh siasat busuk orang dan
hampir saja melakukan perbuatan yang melanggar kebenaran
serta keadilan, untuk perbuatan kami yang bodoh ini harap
ciangbun suheng bersedia menjatuhkan, hukuman yang
setimpal kepada kami"
Ang Pat siu tianglo nomor tiga dan sah Jin ho tianglo nomor
lima ikut tundukkan pula kepalanya sambil menunggu
datangnya hukuman.
siapa sangka Han Siong Kie tidak menjatuhkan hukuman
kepada mereka, malahan ia tertawa nyaring.
"Haaah haaah haaah tianglo bertiga tak usah terlalu
menyalahkan diri sendiri, sudah jamak kalau kebanyakan
orang persilatan licik dan banyak tipu muslihatnya, apalagi
pihak lawan membawa pula tanda kepercayaan dari perguruan
kita, maklumlah bila kalian bertiga sampai tertipu. Ini bukan
kesalahan kalian dan tentu saja tidak pantas kalau kalian
sampai dijatuhi hukuman, kamu bertiga tak usah berpikir yang
bukan-bukan lagi" Dengan cepat tiga orang tianglo itu
memberi hormat dalam- dalam seraya berseru:
"Terima kasih banyak atas kemurahan hati ciangbun
suheng yang sudi mengampuni kesalahan kami"
"oh ya. To tianglo Apakah engkau dapat mengisahkan
kembali jalannya peristiwa sehingga kalian sampai tertipu?"

1324
To It hui mengangguk. setelah mendehem ringan diapun
lantas menuturkan kejadian yang telah menimpa diri mereka
sampai akhirnya terjadi peristiwa diatas. Mendengar jalannya
cerita itu, Han Siong Kie menganggukkan kepalanya berulang
kali.
Tatkala To it hui telah menyelesaikan kisahnya, tiba-tiba
sanJin ho tianglo nomor lima menyela dari samping,
" Ciangbun suheng, bagaimana dengan lencana mutiara
itu".
" Kalian tak usah kuatir, lencana mustika itu berhasil
kudapatkan kembali" tukas sang pemuda dengan cepat.
"oooh,Jadi ciangbunjin kenal dengan pendekar perempuan
berbaju merah itu?"
"Tidak. Baru pertama kali ini kami saling berjumpa, tapi
dengan segala senang hati ia bersedia mengembalikan
lencana itu kepadaku"
Kembali suasana jadi hening, tanya To It hui kemudian: "
Ciangbunjin, apa rencana ciangbunjin setelah ini?" Han sioog
Kie berpikir sebentar, kemudian sahutnya.
"Aku rasa lebih baik kita laksanakan menurut apa yang
telah kalian rencana kan itu, dengan sergapan kilat malam ini
juga kita serbu kedalam istana iblis dan menumpas
gorombolan penghianat itu, kemudian mengumumkan semua
dosa dan kesalahan dari Wi It beng, menyelenggarakan
pertemuan para pemuka perguruan, mengatur kembali
perguruan kita serta menjatuhkan hukuman kepada yang
bersalah sesuai dengan peraturan yang berlaku."
sejenak kemudian ia alihkan pandangannya ke wajah dua
orang kakek berbaju biru itu, kemudian menambahkan:
"Kalian berdua boleh segera berangkat lebih dahulu untuk
pulang ke istana, beri kabar kepada semua orang yang masih
setia kepada perguruan agar bersiap sedia memberi bantuan

1325
dari dalam, serta berjaga-jaga atas terjadinya segala
kemungkinan yang tidak diinginkan"
"Terima perintah" dtngan hormat dua orang kakek
berjubah biru itu memberi hormat lalu mengundurkan diri dari
kuil tersebut.
sepeninggal dua orang itu, Han Siong Kie serta ketiga
orang tianglonya beristirahat dalam kuil itu dan mengatur
pernapasan untuk menyusun kembali kekuatannya.
Malam makin kelam, suasana sunyi seperti tak kedengaran
suara apapun, hanya bintang dan rembulan yang bertaburan
di angkasa menghiasi kegelapan yang hitam. .
Tiba-tiba diatas sebuah jalan raya yang menuju ke istana
Huan mo kiong tampak empat sosok bayangan manusia
sedang meluncur dengan cepatnya, gerak tubuh mereka
sangat cepat dan mahir, boleh dibilang sukar diikuti dengan
pandangan mata.
Keempat orang itu tak lain adalah Han Siong Kie beserta
ketiga orang tianglonya yang sedang dalam perjalanan
menuju istana Huan mo kiong, mereka hendak menggunakan
suatu taktik sergapan kilat untuk menumpas para
pembangkang dan penghianat perguruan yang selama ini
bercokol dan memerintah perguruan mereka.
Ketika ayam mulai berkokok dan seberkas cahaya merah
mulai muncul diufuk sebelah timur, sampailah mereka didepan
sebuah bangunan perbentengan yang kokoh dan angker,
bangunan itu sangat besar di tengah kegelapan yang masih
mencekam seluruh jagat, tampak bagaikan seekor naga yang
sedang mendekam.
To It hui segera menujuk ke arah bangunan benteng itu
dan bersuara memecahkan kesunyian-
"ciangbun suheng" demikian ia berkata "kita sudah sampai
ditempat tujuan, benteng sebelah depan itulah markas

1326
perguruan kita, aai, tampaknya rahasia penyergapan kita
belum bocor."
Belum habis ucapan tersebut diutarakan keluar, tiba-tiba
dari tempat kejauhan teriihatlah sesosok bayangan hitam
sedang berlarian menuju ke arah mereka dengan langkah
sempoyongan-
Serentak Han tiong Kie berempat menghentikan gerakan
kakinya dan bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan-
Tampaknya orang itu terluka sangat parah, sebelum tiba
dihadapan beberapa orang itu, dia tak tahan menguasahi
keseimbangan tubuhnya lagi.."Blang.." akhirnya orang itu
roboh terkapar diatas tanah.
Kejadian ini amat mengejutkan Han Siong Kie berempat,
tanpa banyak bicara lagi To It hui melompat kedepan dan
menghampiri orang itu, tapi apa yang kemudian teriihat
membuat jago tua itu menjerit kaget.
Serentak Han Siong Kie bersama Ang Pat siu dan Sah Jin
ho kedua orang tianglo itu menyusul kedepan, tapi apa yang
teriihat kemudian membuat hati mereka tercekat.
orang itu bermandikan darah, ia terkapar diatas genangan
darah yang mengalir keluar seperti sumber mata air, sebuah
lengan kanannya sebatas bahu telah terpapas kutung, dari
situlah darah mengucur keluar dengan derasnya.
"Ia sudah tewas" bisik To it huu kemudian sambil
menggertak gigi menahan geramnya.
"sudah tewas? siapakah orang itu ? " tanya Han Siong Kie
dengan alis mata berkernyit.
"Tio Hay liong, congkoan dari istana Huan mo kiong" sahut
To It hui penuh kobaran emosi.
"Congkoan dari istana Huan mo kiong ?"

1327
"Benar, Tio congkoan adalah pimpinan yang kita tugaskan
untuk memberi serangan kilat dari dalam istana "
Mendengar jawaban tersebut Han Siong Kie segera
mendengus dingin-
"Hmm Kalau begitu bukan Tio congkoan seorang yang
mendapat celaka, tentu sudah banyak korban yang
berjatuhan, itu berarti Wi It beng sudah mendapat tahu
tentang rencana sergapan kita sehingga ia bertindak
mendahului kita semua"
Ang pat siu maupun sah Jin ho tak mampu berkata-kata,
mereka hanya bisa menggertak gigi sambil mendengus, jelas
kemarahan yang berkobar dalam dada ketiga orang tiang lo
itu sudah mencapai pada puncaknya.
Fajar telah menyingsing, langit mulai terang benderang,
bintang dan rembulan lenyap dari angkasa.
Benteng yang angker dan besar itu semakin terlihat jelas
ditempat kejauhan. Han Siong Kie lantas berpaling ke arah sah
Jin ho, kemudian katanya.
"Sah tiang lo Tio Congkoan telah gugur dalam
mengembangkan tugasnya bagi perguruan kita, jangan kita
terlantarkan jenasahnya ditengah jalan raya begini. Bawalah
dia ke suatu tempat yang aman untuk disimpan, setelah
persoalan selesai, kita harus menguburnya dengan segala
upacara kebesaran"
"Hamba mengerti" sahut sah Jin ho, dia lantas membopong
jenasah Tio Han liong dan membawanya ke dalam sebuah
hutan tak jauh dari tepi jalan raya. setelah kembali lagi kesitu
Han Siong Kie baru ulapkan tangannya sambil berseru: "Mari
kita lanjutkan perjalanan!"
Dengan gerakan cepat empat orang pemuda perguruan
Thian lam bunpun meneruskan perjalanannya menuju
kedepan.

1328
Benteng Huan mo kiong makin lama semakin dekat dan kini
bangunan yang tinggi besar itu sudah didepan mata, tapi aneh
sekali bukan saja suasananya sunyi senyap bahkan sesosok
bayangan manusiapun tak nampak berlalu lalang disitu.
Akhirnya mereka sudah berada seratus kaki dari pintu
gerbang benteng itu, Han Siong Kie segera ulapkan tangannya
memberi tanda agar berhenti.
Benteng itu tetap angker, sepasang pintu baja yang tinggi
besar tertutup rapat, disepanjang sisi pintu tadi berdirilah
beberapa sosok bayang manusia.
Menyaksikan kesemuanya itu To it hui bertiga merasa
darah yang mengalir dalam tubuhnya mendidih, hampir saja
mereka tak dapat mengendalikan perasaan emosinya untuk
menyerbu ke dalam.
sudah lama mereka menunggu disitu, namun suassana
masih sepi dan tiada suatu gerakan apapun, jangankan ada
yang munculkan diri, teguranpun tak kedengaran.
Kesemuanya ini menyebabkan Han Siong Kie keheranan
bercampur curiga, menurut aturan kedatangan mereka
berempat yang muncul secara blak-blakan itu pasti akan
diketahui musuh, dan pihak lawanpun sepantasnya melakukan
suatu tindak kesiap siagaan, akan tetapi suasana tetap hening,
meski tampak bayangan manusia disisi pintu gerbang, namun
tiada seorangpun yang bergerak ataupun bersuara.
"Jangan-jangan wi Ik beng sedang menyusun suatu siasat
busuk untuk menjebak kami berempat?" ingatan tersebut
cepat melintas didalam benaknya.
sinar sang surya telah memancar keseluruh jagad, sebercak
sinar kebetulan menyoroti diatas loteng bencong itu dan
menerangi sebuah papan nama yang terbuat dari emas murni.
Tulisan itu terdiri dari tujuh huruf besar, setelah diamati
dengan lebih seksama, maka terbacalah tulisan itu kira-kira

1329
begini artinya: "Kantor cabang perkumpulan Thian che kau
untuk wilayah Thian lam"
Han Siong Kle menggeram menahan hawa amarahnya, ia
segera mendengus sambil menyumpah:
"Wi It beng Kau bangsat tua, kau penghianat perguruan
yang terkutuk. dosamu hanya bisa ditebus dengan hukuman
yang paling berat, kau harus dicincang menjadi berkepingkeping
.
Akhirnya keempat orang itu tidak dapat mengendalikan diri
lagi, setelah ditunggu-tunggu tanpa ada reaksi apapun,
mereka menerjang maju lagi sejauh puluhan kaki.
semakin mendekati pintu gerbang itu, semakin jelaslah
beberapa orang itu akan apa yang telah terjadi, kiranya
beberapa sosok bayangan manusia yang berdiri sambil
bersandar diatas dinding itu bukan manusia hidup, melainkan
mayat-mayat yang penuh berlepotan darah, jumlahnya
mencapai tiga puluh orang lebih.
semua yang mati adalah jago-jago dari persatuan Thian
lam bun yang masih setia kepada kebenaran, kenyataan ini
semakin menggusarkan hati Han Siong Kie berempat, mereka
tak menyangka kalau Wi Ik beng demikian kejinya sampai
anak murid sebanyak itupun dibantai tanpa pilih bulu.
Merah padam wajah tiga orang tiang lo itu, biji mata
mereka hampir saja melotot keluar karena geramnya, sekujur
badan jadi gemetar keras menahan emosi yang meluap-luap.
"ciangbun suheng, mari kita terjang masuk kedalam" teriak
To It hui kemudian dengan suara setengah berteriak.
"Jangan emosi" tukas Han slong Kie sambil
menggoyangkan tangannya, "kita harus memikirksn dulu apa
tujuan mereka dengan membariskan mayat-mayat tersebut
didepan pintu gerbang untuk pameran? Atau untuk gertak

1330
sambal? Ataukah mereka memang mempunyai rencana busuk
yang hendak memancing semua masuk perangkap?"
sementara beberapa orang itu masih termenung, pintu
istana yang tinggi besar perlahan-lahan membuka ke samping
menyusul kemudian muncullah seorang kakek berjubah hijau.
Dengan suara lantang ia lantas berseru:
"Ketua cabang perkumpulan Thian che kau siap menantikan
kedatangan saudara sekalian didalam istana"
Kemudian tanpa menantikan jawaban lagi dia putar badan
dan masuk kedalam itu lebih dahulu.
Dari apa yang terpapar didepan mata sekarang terbuktilah
sudah bahwa Wi It beng bukan manusia sederhana,
tampaknya ia sudah memperoleh info terlebih dahulu dan
sebelum penyergapan itu dimulai ia telah bertindak lebih
duluan dengan mengatur segala sesuatunya itu.
Han Siong Kie dibuat panas hatinya oleh sikap musuh yang
jumawa, ia memandang sekejap ketiga orang tianglonya lalu
berbisik, "Hayo kita masuk"
"Masuk berarti mengantar kematian." tiba-tiba dari arah
belakang terdengar seseorang menanggapi dengan suara
yang serak dan dingin.
Ucapan itu munculnya sangat mendadak dan diluar dugaan
ini menyebabkan keempat orang jago itu merasa sangat
terkejut.
secepat kilat Han Siong Kie memutar tubuhnya, ia lihat
kurang lebih tiga kaki di belakang sana berdiri seorang kakek
cebol yang berbadan gemuk dan dandanannya persis seperti
"Tee heng sian-" Dewa yang suka berjalan dalam tanah, cuma
orang ini berkepala separuh dari ukuran normal, batok kepala
manusia, rambut dan janggotnya berwarna putih, matanya
setengah melek setengah meram, kocak dan lucu sekali
tampangnya.

1331
Dalam hati Han Siong Kie sangat mengagumi akan
kelihayan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki kakek cebol
berkepala kecil ini, sebab ditinjau dari kemampuannya untuk
mendekati sampai tiga kaki dibelakang tubuhnya tanpa
diketahui olehnya, itu menunjukan kalau ilmu silatnya
memang tinggi.
setelah mengetahui kehebatan musuhnya, Han Siong Kie
semakin tak berani memandang enteng dirinya, dengan suara
berat ia menegur: "Sobat jago lihay dari manakah? sebutkan
namamu"
Kakek cebol berkepala kecil itu melototkan sepasang
matanya bulat-bulat, sinar matanya sangat tajam bukan
menjawab pertanyaan itu dia malah marah-marah dan
teriaknya: "Bocah keparat engkau berani menghina dan
mencemooh diriku?"
"Mencemooh? Eeh ..apa maksudmu? Kapan aku telah
menghina dirimu?" sahut Han Siong Kie tertegun.
"Terang terangan kau toh sudah mengetahui bahwa tinggi
badanku tak sampai empat depa, kenapa kau menegur aku
dengan kata orang tinggi dari manakah diriku ini? Kalau bukan
bermaksud menghina aku, kenapa kan mengatakannya
begitu?"
Perlu diterangkan disini, kata Ko-jin atau orang berilmu,
bisa diartikan pula sebagai orang tinggi.
Tentu saja Han song Kie jadi gelagapan dan melongo
setelah mengetahui apa yang dimaksudkan, ia jadi tertawa
getir, betapa tidak?
"Aku bisa konyol sendiri kalau melayani manusia macam
begini, lebih baik tidak memperdulikan saja orang itu begitu"
ia berpikir.
Tapi ketika teringat kembali akan peringatan yang diberikan
orang itu, ia merasa tak dapat meninggalkan orang tersebut

1332
dengan begitu saja, apalagi kemuculannya yang sangat
mendadak itu, harus diselidiki akan maksud serta tujuannya.
Maka sambil menahan sabar ia berkata lagi:
"Aku tak bermaksud menghinamu, maksudku aku ingin
tahu siapakah nama saudara ?"
"Nah, begitu baru sedap didengar" omel si manusia aneh
itu sambil gelengkan kepalanya yang kecil. "aku tidak bernama
tapi punya sebuah julukan, semua orang menyebut aku
sebagai Tee heng sian Dewa yang suka berjalan didalam
tanah"
"Apa ? Engkau juga bernama Tee heng sian?" seru Han
Siong Kie dengan hati terperanjat.
"Kenapa? Adakah sesuatu yang tak beres ?"
"Aku mempunyai seorang sahabat karib yang bernama Tee
heng sian pula, apakah kalian..."
"Heeeh heeh heehh andaikata bukan Tee heng sian si tua
bangka itu bermain politik, tak nanti aku Heng tee sian sudi
melakukan perjalanan sejauh ribuan li dan payah-payah
mendatangi wilayah Thian lam yang gersang ini "
"Oooh jadi locianpwee. . . "
"Eeeh. tunggu sebentar " kembali kakek cebol itu menukas
"Katakan dulu apa sebutanmu dengan Tee heng sian si tua
bangka tersebut??"
"Kami adalah saudara angkat "
"Aku dengan situa bangka itu-juga saudara, itulah
sebabnya tidak pantas kalau kau sebut aku sebagai locianpwe,
sebab hakekatnya kita adalah saudara angkat juga"
"Tentang soal ini ..tentang soal ini. . . "
"Kenapa? Kau tidak sudi ?"

1333
Tiga orang tianglo yang berada disamping hampir saja
tertawa terbahak-bahak menyaksikan adegan yang kocak itu.
Han Siong Kie sendiripun hampir saja tertawa keras, ia
benar-benar merasa telah bertemu dengan kejadian paling
aneh didunia ini, tidak disangka olehnya bukan saja ada Tee
heng sian yang kukoay, sekarang muncul pula Heng tee sian
yang berwatak sama, bertampang sama serta berbody sama
pula, cepat dia menjura seraya menjawab: "Baiklah, biar siau
te menurut saja atas permintaanmu itu."
"Nah, begitu baru enak dihati."
"Locian-.. eeh engkoh tua Apakah engkau bersedia untuk
menerangkan maksud kedatangan mu"
"Aku dengan Tee heng sian si tua bangka itu adalah
sesama saudara seperguruan-." Heng tee sian menerangkan.
Hampir saja Han Siong Kie ingin tertawa lagi, untung dia
cepat menggigit bibirnya menahan diri, betapa tidak? sesama
saudara seperguruan bukannya saling membahasai sebagai
suheng-te, kedua orang itu malahan membasahi situa bangka
kepada rekannya, manusia aneh memang mempunyai tingkah
laku yang aneh pula. Terdengar Heng tee sian melanjutkan
kembali keterangannya:
"si tua bangka suteku itu entah dari mana berhasil
mendapatkan beberapa guci arak wangi yang sudah berusia
tiga ratus tahun, bila aku bersedia berangkat ke Thian lam
membantu dirimu katanya ia bersedia menghadiahkan
beberapa guci diantaranya kepadaku, apa mau dikata? Demi
arak hampir saja selembar jiwa tuaku ikut berkorban."
Keterangan tersebut semakin mengherankan Han Siong
Kie, dari mana Tee heng sian bisa tahu kalau dia hendak
berangkat ke wilayah Thian lam untuk membersihkan
perguruannya? Apalagi kalau dihitung dari waktunya,
kendatipun Tee heng sian memiliki kepandaian yang lihaypun

1334
belum tentu bisa tiba diwilayah Thian lam mendahului
kedatangannya.
Untuk menempuh jarak sejauh itu dia sendiripun
membutuhkan waktu selama tujuh hari tujuh malam tapi dari
keterangan Hong te sian jelas menunjukkan bahwa dia sudah
mengetahui keadaan dari istana Huan mo kiong itu, berarti ia
sudah tiba ditempat tujuan mendahuluinya, suatu kejadian
yang tak masuk diakal?
Karena keheranan dan tidak habis mengerti maka pemuda
itupun lantas bertanya: " Engkoh tua sudah berapa lama
engkau tiba disini?"
"sudah dua hari"
"Dua hari?"
"Benar, ada apa? "
"Masa dalam sehari semalam engkoh tua bisa menempuh
perjalanan dari daratan Tionggoan kewilayah Thian lam?"
"Eeeh, omongan apakah itu? Lima hari berselang si tua
bangka suteku itu suruh aku berangkat, dan akupun lantas
berangkat cuma sayang terpaut satu hari, maka terpaksa aku
harus tinggalkan rombonganmu untuk berangkat lebih duluanoooh
iya, bukankah kalian membawa rombongan yang besar?
Kenapa tinggal empat orang?"
Tahulah Han Siong Kie sekarang, kiranya Hong tee sian
telah mengangap Thia Wi wan utusan khusus perkumpulan
Thian che kau yang menyaru dirinya sebagai dia sendiri.
Untung mereka tak sampai berjumpa muka akibatnya tentu
luar biasa sekali, tapi tentang soal ini ia tidak segera memberi
penjelasan.
" Kenapa Tee heng sian engkoh tuako itu tidak datang
sendiri, melainkan malahan merepotkan engkoh tua?" ia
bertanya.

1335
"Hoeehhh . . heeehhh . . heeehhh soalnya ilmu berjalan
dalam tanahnya masih kurang mahir kalau dibandingkan aku"
sahut Hong tee sian sambil tertawa terkekeh.
" Kepandaiannya tidak mahir? maksud engkoh tua."
"Apa lagi? Tentu saja kepandaiannya berjalan dalam tanah
tak bisa menangkan kepandaianku, berbicara dalam soal ilmu
kepandaian yang lain pun dia tak mampu melebihi
kepandaianku maka dia menyerah dan suruh aku yang datang
kemari. Ditambah pula dia memang ada urusan lain yang
harus diurusi tapi sama-saja toh siapa yang datang? Dia juga
engkoh tuamu dan aku sekarang juga engkoh tuamu"
"oooh tentu saja Tentu saja" jawab Han Siong Kie cepat
setelah berhenti sejenak ia berpaling memandang pintu
gerbang yang terpentang lebar serta mayat yang berjejer
dibawah kaki benteng lalu bertanya:
" Engkoh tua, tadi kau mengatakan bahwa kami akan
mampus bila masuk kedalam benteng itu, sebenarnya apa
maksudmu?"
"sejak dua hari berselang aku sudah berada disini, karena
gagal mencari jejak kalian maka seorang diri kumasuk istana
tersebut. aduh mak, karena tindakanku ini hampir saja
selembar jiwaku kabur terkena jebakan alat rahasia mereka
yang hebat, untunglah arwah sucou masih melindungi aku
sehingga dengan ilmu berjalan dalam tanah aku berhasil kabur
dari situ. Dan selama dua hari belakangan aku selalu berdiam
diruang bawah tanah dari istana Huan mo kiong ini."
Mendengar keterangan tersebut Han Siong Kie menjerit
kaget, begitu pula dengan ketiga orang tiang lo lainnya, ratarata
mereka tunjukkan wajah kaget dan tercekat. sementara
itu Hong tee sian telah melanjutkan kembali kata-katanya:
"Kemarin malam secara kebetulan aku berhasil mencuri
dengar orang-orang dalam istana itu sedang menyusun
rencana busuk untuk mencelakai kau, setelah rahasia itu

1336
kuketahui maka malam itu juga aku bekerja keras, semua
kunci rahasia yang mengatur alat rahasia dalam istana itu
kuhancurkan sehingga tak dapat berfungsi lagi".
Keterangan ini semakin mengejutkan mereka berempat,
dengan emosi To It hui lantas berseru:
"Justru yang paling kami kuatirkan selama ini adalah alat
jebakan mereka yang berlapis-lapis dan banyak ragamnya itu,
sekarang kita tak usah merisaukan soal itu lagi"
Hong tee sian tertawa terbahak-bahak dengan bangga ia
mengelus jenggotnya seraya berkata lagi:
"Kalau cuma alat rahasianya saja masih belum terhitung
apa-apa, justru mereka sudah mengatur suatu siasat yang
jauh lebih keji. Kalian tahu lima puluh kaki disekeliling pintu
gerbang benteng ini telah mereka tanam obat peledak yang
berjumlah sangat banyak, bila kalian berani menginjaknya
niscaya tubuh kalian akan meledak dan hancur menjadi
berkeping- keping "
Kali ini keempat orang jago itu tak dapat menahan rasa
kagetnya lagi bukan saja hati mereka tercekat, bulu kudukpun
sampai bangun berdiri, untung Heng tee sian memberi
peringatan, kalau tidak bukankah pada saat ini tubuh mereka
sudah hancur menjadi kepingan-kepingan kecil?
"Wi It beng bangsat tua itu benar-benar keji" teriak Han
Siong Kie dengan marah, "dia harus diganjar hukuman yang
paling berat." sah Jin ho menimbrung pula dari samping:
"Apakab Wi It beng telah memperhitungkan dengan tepat
bahwa kami akan masuk kedalam benteng dengan melewati
pintu gerbang?"
"Tentu saja " sahut Heng tee sian setelah melirik sekejap
kearah tianglo nomor lima ini.

1337
"Tapi lingkungan istana Huan mo kiong toh bukan melulu
disini saja masa kita tak dapat memasuki istana melewati jalan
lain"
"sekalipun ada jalan lain, tapi perhitungannya ini pasti tak
akan meleset, dan seratus persen pasti tepat"
"Apa alasannya sehingga demikian?"
"sederhana sekali jawabannya, Han Siong Kie lote adalah
bakal seorang ketua dari suatu perguruan, untuk menjaga
gengsi dan nama baiknya tentu saja ia harus menantang
secara terang-terangan dan tak bakal main sembunyi seperti
cucu kura-kura, selain itu merekapun sengaja telah
membunuh anak murid lain yang setia kemudian menjajarkan
jenasah mereka didepan pintu gerbang, tujuannya tak lain
adalah untuk memancing kalian agar berjalan melewati pintu
depan, apalagi setelah mereka membukakan pintu gerbang
dan mengirim orang untuk menyampaikan undangan,
masakah kalian bakal memasuki benteng ini dengan memutar
lewat jalan samping?"
Penjelasan ini memang sangat masuk diakal dan benar,
maka ke empat orang itu menganggukkan kepalanya tanda
mengerti.
Dengan wajah serius dan kening berkerut Han Siong Kie
lantas berkata:
"Waah, kalau begitu persoalan ini adalah suatu persoalan
yang amat sulit untuk dipecahkan, masakah kita harus benarbenar
memasuki benteng tersebut dengan melewati tembok
pekarangan? "
Melihat kepanikan si anak muda itu, Hong tee sian lantas
tertawa cekikikan karena geli.
"Hiiihhh . . hiiihhh. . hiiihhh tak usah panik, tak usah panik,
kalian tak usah melewati jalan samping lagi. sekarang kalian
boleh masuk lewat pintu gerbang dengan hati lega"

1338
Jawaban ini kembali membuat keempat orang jago tersebut
tertegun, bukankah pertama kali tadi ia melarang mereka
untuk melewati jalan depan? Kenapa sekarang malah
menganjurkan mereka melewati jalan yang berbahaya itu?
Bukankah ucapannya jadi bertolak belakang?
Han Siong Kie merasa amat gelisah, ia lantas berseru
dengan tak sabar:
" Engkoh tua, sekarang waktu sudah mendesak sekali, aku
minta engkoh tua jangan bergurau terus, bersediakah engkau
memberi penjelasan kepada kami?" Kembali Hong tee sian
tertawa cekikikan-
"Hiiih. . hiiih. . hiiihh sumbu yang menghubungkan alat
peledak itu sudah kuputus secara diam-diam dan sekarang
hiih... hiiih siasat busuk mereka kembali akan gagal total."
"Aah, jadi engkoh tua telah merusak siasat busuk mereka
dan apakah engkau juga sudah berhasil membuat jalan
tembus yang menghubungkan tempat ini dengan ruang bawah
tanah".
"Benar, justru karena jalan tembusnya sudah selesai maka
aku bisa masuk keluar dengan leluasa"
"Apakah ada orang yang disekap didalam ruangan rahasia
itu ?"
"ooh banyak sekali selain lima orang tiang lo, masih ada
lagi hampir dua ratus orang anak murid perguruanmu "
"Aaaah. apakah engkoh Tua punya akal untuk melepaskan
mereka semua dari kamar rahasianya ?"
Hong tee sian kerutkan dahinya sebentar kemudian
menjawab:
"Waah susah.. susah penjagaan mereka disekitar tempat
itu terlalu ketat."
"Jadi tak ada akal lagi?"

1339
"Akalnya sih ada dan caranya juga ada hanya agak sulit
sedikitlah untuk mengerjakannya "
"Bagaimana kalau aku minta tolong kepada engkoh tua
untuk melaksanakan tugas yang amat sulit itu?"
"Melepaskan semua orang yang mereka sekap?"
"Benar sebab anak murid perguruan kami yang disekap itu
justru adalah murid-murid kami yang masih setia pada
kebenaran."
"Baiklah, kalau memang begitu, aku akan berusaha dengan
sekuat tenaga, semoga saja berhasil"
Cepat-cepat Han Siong Kie menjura dan memberi hormat
kepada jago tua yang bertubuh cebol dan berkepala kecil ini.
" Untuk bantuan dari engkoh tua sebelumnya siaute
ucapkan banyak-banyak terima kasih, aai, untung ada engkoh
tua yang membantu, kalau tidak tentu usahaku untuk
membersihkan perguruan dari kaum pemberontak akan
menemui kegagalan total"
"Aaah. jangan membicarakan soal itu, hayo kalian boleh
segera masuk kedalam benteng"
Tidak menanti jawaban lagi, tubuhnya yang cebol itu lantas
menyelinap. dalam beberapa kali lompatan saja ia sudah
lenyap dari pandangansepeninggal
jago tua itu, Han Siong Kie menghela napas
panjang, lalu bisiknya dengan lirih:
"Aaai, agaknya arwah dari cousu-cousu kita telah
melindungi usaha pembersihan yang akan kita lakukan ini.
kalau tidak mungkin nyawa kita semua telah melayang
tinggalkan raga, mari kita masuk kedalam benteng"
Begitulah dengan dipimpin oleh Han Siong Kie,
berangkatlah keempat orang itu memasuki cintu gerbang
istana Huan mo kiong yang besar dan angker itu.

1340
suasana disekitar pintu benteng sunyi dan tak tampak
sesosok manusiapun, yang terlihat hanya dua baris mayat
yang berlepotan darah, mayat-mayat itu berada dalam
keadaan yang mengenaskan sehingga mendatangkan suasana
yang menggidikkan.
Dalam sekejap mata mereka sudah tiba didepan pintu
gerbang, Han Siong Kie menengadah dan memandang
sekejap ke arah papan nama yang tergantung di atas benteng,
membaca ketujuh huruf emas yang menyatakan tentang
kantor cabang dari perkumpulan Thian che kau itu, hawa
amarah lantas berkobar kembali didada pemuda itu, ia
mendengus dingin kemudian ayunkan telapak tangannya
melancarkan sebuah pukulan dahsyat ke arah papan nama
tadi.
-000d0w000-
BAB 74
SERANGAN yang dilancarkan seenaknya itu sepintas lalu
tidak nampak sesuatu yang aneh, tapi justru dibalik
kesederhanaan itulah terkandung hawa sakti si mi sin kang
sebesar sepuluh bagian.
"Blaaang.. diiringi suara ledakan yang keras dan
memekikkan telinga, tampaklah hancuran kayu berhamburan
keempat penjuru, seketika itu juga ketujuh huruf tadi lenyap
tak berbekas.
Menyaksikan demontrasi tenaga dalam dari ciangbun
suhengnya yang masih muda tapi lihaynya bukan kepalang itu,
ketiga orang tiang lo tersebut menjulurkan lidahnya, mereka
merasa ngeri bercampur kagum.
Dengan hancurnya papan nama yang bertuliskan: Kantor
cabang perkumpulan Thian che kau untuk wilayah Thian lam
tadi, maka sekarang terbacalah tiga huruf emas yang tertera

1341
nyata diatas bangunan benteng itu. "HUAN MO KIONG". tiga
huruf yang terbuat dari emas.
Han Siong Kie menengadah dan membaca sekejap nama
dari istana perguruan tersebut, kemudian melanjutkan
langkahnya memasuki pintu gerbang.
sesudah melewati sebuah lorong pintu yang gelap. didepan
mata terbentanglah sebuah tanah lapang yang lebar, empat
penjuru sekelilingnya adalah bangunan loteng yang tinggi
besar dengan ukiran-ukiran indah, semua bangunan tersebut
megah, mewah dan mentereng.
Beratus-ratus orang jago lihay, ada yang tua ada pula yang
muda berdiri berjejer di kedua belah sisi halaman tersebut,
namun suasananya hening, sepi dan tak kedengaran sedikit
suarapun-
Ditengah-tengah halaman terdapat sebuah panggung,
diatas panggung berderet kursi kebesaran yang bersandaran
tinggi, seorang kakek berjubah abu-abu dengan sulaman
matahari, rembulan dam bintang duduk pada kursi kebesaran
tersebut, dibelakang kakek itu berdiri dua belas orang
pengawal berjubah hijau dan kuning.
Kakek berjubah abu-abu itu bukan lain adalah pejabat lama
dari perguruan Thian lam bun yang kini telah menjadi ketua
cabang dari perkumpulan Thian che kau, dialah Wi It beng
yang sedang dicari-cari.
Han Siong Kie menghentikan langkahnya ditengah
halaman, hawa napsu membunuh yang tebal menyelimuti
seluruh wajahnya, setajam sembilu dia menatap wajah Wi It
beng tanpa berkedip.
sementara To It hui dan dua orang rekannya berdiri tiga
kaki dibelakang si anak muda itu dengan wajah gusar dan
muka menyeringai.

1342
suasana amat tegang dengan munculnya Han Siong Kie
beserta ketiga orang tianglonya, hawa pembunuhan yang
tebalpun ikut menyelimuti suasana disekitar arena.
Paras muka Wi It beng hijau membesi, sinar matanya
memancarkan sinar kelicikan, dengan muka yang buas dan
mengerikan perlahan-lahan dia bangkit berdiri, tampaknya
kalau bisa dia ingin membunuh musuhnya itu dengan satu kali
terkaman.
Han Siong Kie mendengus dingin setibanya di tengah
halaman ia ambil keluar lencana mustika ok kui cupay itu
kemudian di angkat tinggi-tinggi ke udara.
Dengan diperlihatkannya lencana itu serta merta ketiga
orang tiang lo yang berada di belakang pemuda itu
bungkukkan badan memberi hormat.
Akan tetapi kawanan jago yang hadir di arena tersebut tak
ada yang memberi hormat, meski wajah mereka pucat pias
seperti mayat, namun semuanya masih berdiri tegak tak
seorangpun yang menunjukkan tanda-tanda akan
menghormati munculnya lencana itu.
Wi Ik beng maju beberapa langkah dengan wajah berubah,
akhirnya dengan muka yang bengis menyeramkan ia
membentak:
"Manusia bermuka dingin, apa maksudmu datang kemari?
Apa pula maksudmu memperlihatkan benda mustika
perguruan kami yang berhasil kau curi itu..? Hmm. kau
anggap kami akan tunduk kepadamu?"
Han Siong Kie semakin naik pitam, ia tak menduga kalau
musuhnya selicik itu, sebelum ia sendiri mengucapkan
sesuatu, ia malahan memutar balikkan duduknya persoalan
lebih dulu.
Terdengar Wi It beng berteriak kembali:

1343
"Hey kalian tiga orang tianglo dari ruang Goal lo wan,
tahukah kau bahwa kalian telah melakukan penghianatan
terhadap perguruan? Dosa kalian tak akan diampuni lagi,
kalian akan mampus dicincang"
Han Siong Kie menggertak gigi dan mendengus dingin- ia
balas berteriak keras:
"Anak murid perguruan Thian lam bun, dengarkan baik2
Aku mendapat perintah dari mendiang ciangbunjin Tee kun
untuk membersihkan perguruan kita ini dari manusia-manusia
bejad, hanya pentolannya saja yang akan dihukum berat
sedang pengikutnya bisa diampusi, bila mereka segera
menyadari akan kesalahannya sendiri, Tapi bila ada orang
yang melakukan penghianatan terus dan berani
membangkang perintah dari lencana ini jangan salahkan kalau
kami akan bertindak tegas dengan membunuh mereka secara
keji"
selesai mengutarakan pengumuman itu ia menyapu
pandang sekejap seluruh gelanggang kemudian menyimpan
kembali lencana mutiara itu. Wi It beng tertawa terkekehkekeh
dengan suaranya yang mengerikan-
"Manusia bermuka dingin- ejeknya "kau tak usah
mengancam dengan kata-kata bualanmu yang menggelikan
hati itu. Hoeh heehhh...heeehh .mendiang ciangbun Teekun
sudah wafat semenjak empat puluh tahun berselang, dari
mana ia bisa serahkan lencana mutiara itu kepadamu? Hmm
Akui saja bahwa kau memperoleh lencana itu dari hasil curian-
."
"Tutup mulut anjingmu" bentak Han Siong Kie dengan
marah.
Bentakan itu sangat keras dan tajam, membuat semua
orang yang hadir disitu merasakan telinganya jadi amat sakit
dan hawa darah dalam rongga dada serasa bergolak keras.

1344
"Wi It beng, tak ada gunanya kau menyangkal terus" seru
pemuda itu lagi "sekarang bukti kejahatanmu sudah berada
ditangan kami, lebih baik mengakulah segala sesuatunya
demgan terang, daripada memaksa aku harus turun tangan
sendiri untuk menggantung dirimu dihadapan umum"
-ooo0dw0ooo-
Jilid 36
WI IK BENG menjengek sinis, bukannya maju ke depan dia
malahan kembali ke kursi kebesarannya dan duduk disitu,
serunya sambil mengulapkan tangannya.
“Ringkus bangsat yang tekebur itu!”
Dua belas orang pengawal yaag berada di belakangnya
segera mengiakan dan terjun ke dalam gelanggang, namun
sikap mereka tidak setenang tadi lagi, sekarang orang-orang
itu maju ke depan dengan wajah ngeri kaget dan perasaan tak
tenang
Setibanya ditengah arena mereka lantas meloloskan
senjatanya dari dalam sarung, enam orang pengawal yang
berbaju kuning memakai pedang sedangkan enam orang
pengawal yang berbaju hijau, tiga menggunakan ruyung dan
tiga lainnya memainkan senjata garden.
“Kalian berani membangkang perintah dengan membantu
pengkhianat melakukan kejahatan?” bentak Han Siong Kie
dengan gusar.
Dua belas orang pengawal itu segera menghentikan gerak
tubuh mereka, tapi hanya sebentar saja sebab mereka
melanjutkan kembali gerakannya menyerbu ke gelanggang.
Han Siong Kie mendengus marah, ia tahu percuma saja
menggertak dengan ucapan, sebelum dipakainya kekerasan



Anda sedang membaca artikel tentang Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 3 dan anda bisa menemukan artikel Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 3 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/08/cersil-khu-lung-tengkorak-maut-jilid-3.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 3 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 3 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 3 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/08/cersil-khu-lung-tengkorak-maut-jilid-3.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...