Cerita Seks Ngentot Silat : Dendam Sejagad 5

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Jumat, 20 Juli 2012

Cerita Seks Ngentot Silat : Dendam Sejagad 5-Cerita Seks Ngentot Silat : Dendam Sejagad 5-Cerita Seks Ngentot Silat : Dendam Sejagad 5-Cerita Seks Ngentot Silat : Dendam Sejagad 5-Cerita Seks Ngentot Silat : Dendam Sejagad 5


Sebagaimana diketahui, kedua orang itu sama-sama bergerak
dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat, jurus-jurus serangan
yang mereka pergunakan pun rata-rata merupakan jurus serangan
yang jahat dan mematikan. Sehingga ancaman yang tiba pun
seperti hujan badai yang menyapu jagad.
Sebagai dua orang jago lihay yang sama-sama berilmu tinggi,
yang satu merupakan ahli waris dari kitab pusaka Ban sia cinkeng,
sedangkan yang lain adalah ahli waris dari kitab pusaka Cang ciong
pit kip, kedua belah pihak sama-sama memiliki kelebihan mau pun
kekurangan, jadi boleh dibilang pertarungan kedua orang ini
menjadi pertarungan antara kaum sesat dan lurus.
Padahal kalau di bandingkan sesungguhnya, kitab pusaka Cang
ciong pit kip masih terhitung paling tangguh, alasannya adalah Keng
Cin sin baru setahun saja mempelajari isi kitab pusaka itu semenjak
dia memperoleh nya, tentu saja masih banyak ilmu sakti yang
mendalam sekali yang belum dapat dipelajari olehnya, bahkan jurus
serangan yang dipelajari dalam waktu singkat pun tak bisa
dipergunakan dengan matang, oleh sebab itu Keng Cin sin yang bisa
1227
bertarung seimbang dengan Ceng Lan hiang membuktikan kalau
kitab pusaka Cang ciong pit kip masih setingkat lebih lihay.
Sedangkan mengenai tenaga dalam, kedua orang itu sama-sama
mempunyai cara untuk menambah kekuatan, yang satu
menggunakan cara sesat dengan menghisap sari lelaki untuk
memperkuat tenaga, sedangkan yang lain mempergunakan bantuan
dari mutiara sakt i Thian hong imyang sin cu.
Walaupun demikian, tenaga dalam Keng Cin sin boleh dibilang
jauh lebih lemah, karena waktunya untuk berlatih diri amat singkat,
padahal kesempurnaan tenaga dalam seseorang terpupuk dari
latihan yang cukup lama.
Dengan selisih kekuatan masing-masing inilah mereka berdua
melangsungkan suatu pertarungan yang mengerahkan segenap
kemampuan yang dimiliki...
Pertempuran ini boleh dibilang mengerikan sekali, tapi untuk
sementara waktu keadaan masih tetap seimbang, siapa pun tidak
dapat mengungguli lainnya.
Ku See hong sendiri memang berniat untuk membunuh beberapa
orang dengan ilmu pedangnya yang sakti sehingga dapat
melenyapkan kepercayaan musuh atas kemampuan sendiri.
Mendadak dia memperdengarkan suara pekikannya yang amat
keras dan mendengung sampai ditengah udara.
Pedang Hu thian seng kiam yang berada di tangannya diputar
kencang, cahaya tajam berkilauan diangkasa, dua gulung hawa
pedang dengan membawa desingan tajam yang memekikkan telinga
secara berpisah menyerang pedang sakti kayu besi Cu Pok serta
Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim.
Sedemikian cepatnya serangan tersebut, boleh dibilang jarang
ditemui dikolong langit saat ini.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok serta telapak tangan emas sukma
cacad Tu Pak kim menjadi terperanjat sekali, mimpipun mereka
1228
tidak menyangka kalau ilmu pedang yang dimiliki Ku See hong
sudah mencapai taraf yang sedemikian cepatnya.
Berada dalam keadaan begini tidak sempat lagi bagi Cu Pok
untuk meloloskan pedang kayu besinya, serentak mereka
mengayunkan telapak tangan masing-masing dan melepas kan
enam buah pukulan secara beruntun sehingga kedua orang itu
melepaskan dua belas buah serangan dahsyat.
"Blammm, blammm, blamm, ....blamm....?" ledakan demi ledakan
bergema memecahkan keheningan.
Ke dua gulung hawa pedang yang dilancarkan Ku See hong
segera terdesak mundur oleh tenaga gabungan dari kedua orang
itu.
Pekikan keras yang memekikkan telinga bergema memecahkan
keheningan .......
Pedang sakti Hu thian seng kiam yang berada ditangan Ku See
bong segera diputar menciptakan lapisan cahaya yang membukit
dan berlapis-lapis menggulung ke muka seperti air bah yang
menjebolkan bendungan.
Ditengah lapisan bayangan pedang yang menyilaukan mata,
pedang Hu thian seng kiam tersebut sudah melancarkan enam
gulung hawa pedang yang tajam, angin pedang yang menyayat
tubuh menggidikkan hati orang dan mendirikan bulu roma siapa
pun.
Seluruh badan Ku See hong telah terlindung oleh cahaya tajam
dari pedang Hu thian seng kiam tersebut, cahaya yang menyilaukan
mata memancar ke empat penjuru, dahsyatnya bukan kepalang.
Yang membuat orang pusing adalah arah dari serangan tersebut
sulit untuk ditebak, serangan itu hendak mengancam tubuh Cu Pok
kah atau Tu Pak kim ataukah mengurung tiga orang thamcu yang
kebetulan sedang menyerbu datang.
Sekalipun demikian, baik Cu Pok, Tu Pak kim ataukah ketiga
orang thamcu tersebut cukup mengetahui betapa lihaynya jurus
1229
serangan tersebut, tanpa di sadari ke lima orang itu berdiri
membentuk satu garis dan sepasang tangan mereka buru-buru
diayun kan ke muka melepaskan segulung angin pukulan yang
dahsyat seperti gulungan ombak samudra.
Menyusul serangan itu, tubuh ke lima orang itu bergerak mundur
secepat angin puyuh. ..
Disaat mereka bergerak mundur itu, masing-masing orang
melancarkan lagi dua gulung angin pukulan lagi yang segera
membentuk segulung aliran hawa serangan yang kuat seperti angin
puyuh langsung menggulung ke arah ke enam hawa pedang yang
dilancarkan Ku See hong itu.
Tiba-tiba saja gulungan angin pukulan yang dahsyat seperti
amukan ombak samudra itu sudah saling membentur dengan hawa
pedang...
"Blaammm. blaaammm.... blaaammm! "
Serentetan ledakan yang memekikkan telinga segera
berkumandang memecahkan keheningan ....
Perlu diketahui lima orang tokoh kelas satu dari dunia persilatan
ini memiliki tenaga dalam yang amat sempurna, kendati pun Ku See
hong memiliki tenaga dalam Kan kun mi siu khikang yang dahsyat,
rasanya sulit juga baginya untuk memunahkan tenaga gabungan
dari orang-orang itu.
Ku See hong merasakan dadanya bergetar keras, dan.. "Uaaak!"
dia menumpahkan darah segar wajahnya mengejang keras
sementara sepasang matanya memancarkan sinar kebuasan yang
menggidikkan hati..
Pada saat itulah, tiba-tiba....
Pedang sakti kayu besi dan Thian jian tee ciat telah meloloskan
senjata masing-masing, tapi sebelum menyerang dengan senjata
tersebut, kelima orang tersebut kembali melancarkan sepuluh buah
serangan dahsyat yang memekikkan telinga dan menyapu datang
dari empat arah delapan penjuru.. .
1230
Ku See hong melotot gusar, mendadak pekikan nyaring yang
menggetarkan perasaan bergema memecahkan keheningan..
Tubuhnya melambung di tengah angkasa dan berputar tiga
lingkaran, lalu seperti seekor burung raksasa dengan enteng sekali
menyelinap kian kemari.
Ku See hong yang berada ditengah udara segera memutar
badannya sambil membentak keras, setelah itu meluncur turun ke
bawah, ujung bajunya yang berkibar seperti cahaya berkedip
diangkasa yang gelap.
Hu thian seng kiam yang berada di tangannya tidak berdiam
sampai disitu saja.
Gerakan serangan seperti hembusan angin puyuh menciptakan
selapis bukit pedang yang memancarkan hawa pedang yang
berlapis-lapis, kemudian menyerang tubuh Cu Pok yang menerjang
datang lebih dulu serta Im hong thamcu Thian jian tee ciat Si Hun
sia yang menyusul kemudian.
Perlu diketahui, jurus pedang yang dipergunakan oleh Ku See
hong ini bukan lain adalah jurus pertama dari ilmu pedang Cang
ciong ciat mia kiam dari Si to lojin yang disebut Hui hong cha ki hiat
seng wi (Bianglala terbang bau darah memancar”
Baik Cu Pok maupun Thian jian tee ciat tiba-tiba saja merasa ada
segulung hawa pedang yang menusuk tulang menyergap pula.
Cu Pok cukup mengetahui kelihayan dari jurus pedang itu, ia
segera menjerit kaget.
”Si thamcu, Cepat mundur!"
Ditengah bentakan, tubuh Cu Pak melompat mundur pula sejauh
dua kaki dengan gerakan tubuh yang sakti ajaran Bun ji koan su
tempo dulu.
Sebaliknya Thian jian tee ciat Si Hun sia amat terkejut setelah
mendengar seruan dari Cu Pok tadi, sayang keadaan sudah
terlambat untuk berkelit, ia segera mendongakkan kepalanya dan
1231
memperdengarkan suara tertawa anehnya yang menyeramkan
seperti tangisan setan atau lolongan serigala.
Dengan senjata bambu yang berada di tangannya ia melancarkan
sebuah serangan yang mematikan, serentetan bayangan toya
bagaikan anak panah yang tajam langsung meluncur ke muka
menembusi lingkaran bayangan pedang dari Ku See hong...
Sudah barang tentu Ku See hong tidak memandang sebelah
matapun terhadap jurus serangan tersebut, cahaya berwarna warni
memancar dari pedang Hu thian Seng kiam nya, lalu diantara
gerakan menusuk dan memuntah toya bambu yang berada ditangan
Si Hun sia telah termakan oleh bayangan pedangnya yang tajam
sehingga hancur menjadi kepingan-kepingan kecil.
Si Hun sia yang buas dan jahat sekarang nyawanya sudah berada
di ujung tanduk, mendadak timbul niat jahat didalam hatinya,
dengan suatu gerakan yang tiba-tiba dia menerjang ke arah tubuh
Ku See hong.
Sistim pertarungan yang lebih mendekati perbuatan nekad untuk
beradu jiwa ini benar-benar membuat hati orang merasa bergidik
dan ngeri.
Berkilat sepasang mata Ku See hong menghadapi ancaman
tersebut, tiba-tiba tubuhnya yang masih melambung di udara miring
kesamping, sementara cahaya pedang berkilauan sambil
memutar....
Serentetan jeritan ngeri yang menyayat hati segera
berkumandang memecahkan keheningan.
Menyusul kemudian..
Dengusan tertahan bergema di angkasa.
Ku See hong yang masih melambung di udara, tiba-tiba rontok ke
atas tanah lalu agak sempoyongan dia terhuyung-huyung mundur
sejauh tujuh delapan langkah lebih, paras mukanya yang semula
memang pucat pias, kini semakin bertambah pucat.
1232
-oo0dw0oo-
Jilid 37
RUPANYA menjelang saat kematian tadi, Si Hun sia telah
mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya untuk
melancarkan sebuah pukulan maha dahsyat yang langsung
menghantam bahu kiri Ku See hong, sebaliknya dia sendiri termakan
bacokan Hu thian seng kiam sehingga tubuhnya terpapas menjadi
tiga bagian.
Kepalanya menggelinding keujung lapangan, tubuhnya jatuh
kebawah sementara bagian pinggang mencelat kebawah mencelat
sejauh beberapa kaki dari situ...
Darah segar memancar membasahi seluruh permukaan rumput,
tiga bagian potongan badan itu masih kelihatan bergetar-getar....
Menyaksikan pemandangan seperti ini orang akan merasa mual
saking ngerinya.
Thian leng thamcu si Kakek berlengan iblis Khong Yu sian serta
Tee hun thamcu si Penginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi yang
menyaksikan Ku See hong menderita luka parah. serentak
membentak keras, kemudian bersama-sama menerkam ke arah Ku
See hong dengan ganasnya .....
Thi bok sin kiam Cu Pok juga tidak ketinggalan, pedang kayu
besinya segera di putar membentuk selapis cahaya hitam yang
secepat sambaran kilat menusuk ke punggung Ku See hong.
Menghadapi ancaman yang bertubi-tubi ini secara aneh tubuh Ku
See hong menggegos ke samping, begitu lolos dari ancaman
pedang Cu Pok, telapak tangan kirinya diputar menciptakan selapis
hawa serangan yang kuat dan membendung datangnya serangan
gabungan dari kedua orang thamcu tersebut.
1233
Sekulum senyuman menyeringai yang sinis dan penuh rasa
bangga segera menghiasi wajah Cu Pok, diiringi bentakan nyaring
pedang kayu besinya secepat kilat menerobos masuk melalui
sebuah sudut yang sangat aneh sambil melancarkan selapis cahaya
berwarna kehitam-hitaman.
Persis bagian tengah dari cahaya tersebut, pedang Thi bok kiam
langsung menyergap jalan darah sin kin hiat ditubuh Ku See
hong.....
Jurus serangan ini datangnya sangat tiba-tiba, gerakannya pun
aneh sekali, di tambah lagi jarak antara kedua belah pihak begitu
dekat, dalam waktu singkat Ku See bong sudah terancam diujung
pedang Thi bok kiamtersebut.
Ku See hong benar-benar amat terkesiap, mendadak dia
mengeluarkan ilmu gerakan tubuh Mi khi biau tiong sin hoat,
badannya berputar dengan enteng lalu berkelebat ke samping.
Sekalipun begitu, gerakan serangan dari Cu Pok dengan pedang
Thi bok kiamnya begitu cepat bagaikan sambaran kilat ......
"Sreeett....!" dengusan tajam bergema memenuhi seluruh
angkasa, tahu-tahu pakaian bagian bahu kiri Ku See hong sudah
tersambar robek, darah kental segera menyembur keluar bagaikan
pancuran ....
Si kakek berlengan iblis Khong Yu siang dan si Penginjak salju
tanpa bekas Tham Hun khi tidak ambil diam, secara cepat dan
ganas mereka berdua melancarkan terkaman lagi.
ooo0dw0ooo
BAB 57
KU SEE HONG mendengus dingin, pedangnya diputar dengan
cepat sambil melepaskan bacokan maut ......
Cahaya tajam yang menyilaukan mata segera membelah angkasa
dan menguasai seluruh jagad ....
1234
Hawa pedang yang menyeramkan diiringi suara desingan tajam
mendengung memekik kan telinga.
Cahaya pedang yang amat dahsyat itu dengan cepat dan aneh
membacok ketubuh dua orang thamcu tersebut.
Jurus serangan ini selain dilancarkan secara aneh, juga mencapai
kecepatan yang mengerikan.
Si penginjak salju tanpa bekas dan kakek berlengan iblis merasa
terperanjat sekali, gerakan tubuh mereka yang melakukan tubrukan
segera ditahan ditengah jalan dan berputar ke samping kiri dan
kanan....
Hawa napsu membunuh telah menyelimuti seluruh wajah Ku See
hong, dia tertawa seram:
Tubuhnya bagaikan sukma gentayangan, tahu-tahu sudah
menyelinap ketengah-tengah musuhnya yang sedang berkelit kekiri
dan kanan itu, kemudian sambil melakukan suatu gerakan berputar
yang sangat aneh Pedang Hu thian seng kiamnya ikut berputar pula
membentak suatu lingkaran...
Cahaya pedang kembali berkelebat... jeritan ngeri yang menyayat
hati pun bergema memecahkan keheningan, semburan darah segar
seperti pancuran air memancar keluar dan menyembur ke manamana.
Tiga macam kejadian yang berbeda ternyata berlangsung pada
saat yang hampir bersamaan.
Tubuh si penginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi dan kakek
berlengan iblis Khong Yu siang terpapas kutung sebatas pinggang,
darah kental menyembur keluar membasahi seluruh tubuh Ku See
hong, sehingga membuat pemuda itu berubah menjadi manusia
darah ....
Di bawah kerubutan lima orang tokoh persilatan yang berilmu
tinggi, ternyata secara beruntun Ku See hong berhasil
membinasakan tiga orang lawannya, kesempurnaan tenaga dalam
seperti ini benar-benar menggidikkan hati.
1235
Baru saja Ku See hong berhasil membinasakan ke dua orang
thamcu tersebut dan berdiri tegak, suara tertawa seram telah
berkumandang dari sisi kirinya...
Entah sedari kapan, si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak
kim telah menyelinap ke sisi kiri Ku See hong bagaikan sukma
gentayangan, tahu-tahu telapak tangan kanannya yang bersinar
keemas-emasan telah menghantam enam inci di samping kiri Ku
See hong.
Si anak muda itu hanya sempat mendengar gelak tertawa seram
bergema dari sisi tubuhnya, lalu iga kirinya terasa sakit sekali di
samping panas menyengat badan, semacam udara panas yang aneh
segera menusuk tubuhnya dan merambat keatas...
Perlu diketahui, si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim
adalah seorang manusia yang amat licik dan berakal busuk, sewaktu
melancarkan serangan tadi tenaga dalamnya sama sekali tidak
dipancarkan secara langsung.
Menanti telapak tangannya sudah hampir menyentuh tubuh
lawan inilah, tenaga serangannya baru dilancarkan secara tiba-tiba..
Itulah sebabnya, tatkala Ku See hong menyadari datangnya
ancaman bahaya maut dan bersiap sedia hendak menghindarkan
diri, telapak tangan Tu Pak kim sudah berada hanya tiga inci saja
dari sisi tubuhnya.
Dalam terperanjatnya, buru-buru Ku See hong mengeluarkan
ilmu gerakan tubuh Mi khi biau tiong sin hoat nya untuk berusaha
menghindarkan diri...
Sayang sekali keadaan sudah terlambat.
Baru saja Ku See gong memutar badannya setengah lingkaran,
sebuah pukulan beracun Sian bun kim than dari Tu Pak kim sudah
bersarang telak dipunggung kanan Ku See hong,
Teriakan keras yang memekikkan telinga segera bergema
memenuhi angkasa.
1236
Terlihat tubuh Ku See hong mencelat sejauh satu kaki lebih dari
posisi semula, namun dengan cepat dia meronta bangun dan
melompat dari atas tanah...
Kini rambutnya sudah terurai kusut, seluruh badannya penuh
bermandikan darah sedang dari ujung bibirnya darah kental masih
meleleh keluar tiada hentinya.
Bukan cuma begitu, seluruh kulit wajah nya mengejang keras,
sepasang matanya memancarkan sinar kebuasan yang
menggidikkan hati, dipandangnya wajah si pedang Sakti kayu baja
Cu Pok dan Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim dengan
penuh amarah.
Sikapnya yang seram dan mengerikan ini, cukup menggidikkan
hati siapa pun yang memandangnya.
Pedang Hu thian seng kiamnya kini di genggam dalam tangan
kanan, sementara kelima jari tangan kirinya dipentangkan lebarlebar,
cahaya pedang yang menyoroti wajahnya membuat pemuda
itu selain mengerikan juga menggidikkan hati setiap orang. Tangan
kirinya bagaikan cakar iblis saja yang siap menerjang mangsa nya.
Keadaannya waktu itu cukup membuat orang merasa tegang dan
berdiri semua bulu kuduknya.
Baik si Pedang Sakt i kayu baja Cu Pok maupun telapak tangan
emas sukma cacad Tu Pak kim, kedua-duanya merasa bergidik
setelah menyaksikan keadaan musuhnya, tanpa sadar mereka
berdua bersama-sama mundur sejauh dua langkah.
Terutama si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim,
hatinya lebih lebih merasa terkejut bercampur terkesiap.
Seperti yang diketahui, ilmu pukulan telapak tangan emas sukma
cacadnya termasuk ilmu pukulan yang paling beracun di dunia ini,
Ku See hong yang nyata-nyata sudah termakan sebuah pukulannya,
ternyata tidak segera tewas, kejadian ini sudah cukup membuatnya
terperanjat, apa lagi setelah terluka oleh pukulannya ditambah pula
1237
dengan beberapa pukulan yang lain, namun pemuda itu masih
tangguh dan perkasa, ini baru membuat hatinya keder.
Ku See hong masih tetap berdiri tak berkutik ditempat semula.....
Suasana hening dan sepi yang mencekam seluruh angkasa, sekali
lagi membuat perasaan Cu Pok serta Tu Pak kim bertambah tak
tenang, mereka menduga serangan balasan yang dilancarkan Ku
See hong berikut ini bisa jadi akan segera menentukan nasib
mereka.
Suasana tegang, seram dan mengerikan segera menyelimuti
seluruh angkasa.
Malam.....
Membuat suasana bertambah mengerikan.
Dipihak sini suasana hening dan sepi, sebaliknya dipihak lain
pertarungan antara Keng Cin sin melawan Ceng Lan hiang masih
berlangsung dengan serunya.
Mereka berdua sama-sama pernah memperoleh sejilid kitab
pusaka, jurus sakti yang dilawan dengan jurus sakti membuat
pertarungan itu berimbang dan sukar di tentukan siapa yang lebih
unggul dan siapa yang lebih lemah.
Berbicara tentang kesempurnaan tenaga dalam, maka Ceng Lan
hiang jauh lebih sempurna ketimbang lawannya, maka dari itu
sepanjang pertarungan berlangsung. Ceng Lan hiang selalu
melakukan sistim pertarungan adu kekerasan.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat sekali lagi meluncur
kedepan menghantamtubuh Keng Cin sin.
Akan tetapi dengan suatu gerakan yang lincah dan cekatan serta
mempergunakan jurus serangan yang lihay Keng Cin sin berhasil
memunahkan hawa pukulan yang maha dahsyat itu.
Kendatipun demikian, adakalanya Keng Cin sin kena terdesak
juga sehingga mundur terus berulang kali, tentu saja dia berada
diposisi bawah angin.
1238
Namun gerak serangan dari Keng Cin sin tidak menjadi kalut
karena kejadian ini, malah jurus serangan yang dipergunakan makin
lama bertambah aneh, angin pukulan yang dilepaskan juga makin
lama semakin bertambah tangguh.
Ceng Lan hiang benar-benar dibuat terkejut, sebenarnya dia
mengira Keng Cin sin tak akan mampu menahan sepuluh jurus
serangannya, tapi kini walaupun seratus gebrakan sudah lewat,
lawannya masih tetap tangguh.
Disamping itu, dia pun merasa jurus serangan yang digunakan
Keng Cin sin rada mirip dengan jurus-jurus serangan yang di
cantumkan dalam kitab pusaka Cang ciong pit kip, tapi bila
diperhatikan lebih seksama, ternyata jurus serangan itu berbeda,
pokoknya dia semakin dibuat kesemsemoleh kelihayan musuhnya.
Padahal dia mana tahu jurus serangan yang dipergunakan Keng
Cin sin pun berasal dari kitab pusaka Cang ciong pit kip, hanya dia
tak sempat mempelajari ilmu silat yang tercantum dalam kitab
pusaka Cang ciong pit kip bagian bawah saja.
Pertarungan antar jago lihay memang jauh lebih bermutu
daripada pertarungan pertarungan lainnya, kadangkala gerakan
mereka tampak enteng dan sederhana seakan-akan tiada sesuatu
yang hebat, tapi ada kalanya serangan tersebut justru mengeledek
dan cukup mengerikan hati.
Padahal setiap gerakan yang mereka lakukan sudah cukup
menentukan mati hidup seseorang.
Pertarungan yang berlangsung di antara ke dua orang ini benarbenar
menggidikkan dan menyilaukan mata siapa pun.
Tampak bayangan manusia saling menyambar, angin pukulan
menyayat badan, membuat pasir dan rumput beterbangan di
angkasa.
Suasana bertambah dahsyat dan mengerikan, seakan-akan dunia
mau kiamat saja. Ditengah berlangsungnya pertarungan sengit itu...
Mendadak satu ingatan melintas didalam benak Ceng Lan hiang..
1239
Menyusul kemudian sekulum senyuman licik yang amat sinis
menghiasi wajahnya.
Telapak tangannya yang putih mulus tiba-tiba diputar
membentuk gerakan setengah lingkaran busur, lalu dengan cepat
mendorongnya ke depan ....
Bagaimana mungkin Keng Cin sin bisa menduga kalau Ceng Lan
hiang telah berbuat licik?
Rupanya disaat sepasang tangan perempuan jalang itu diputar
membuat gerakan setengah lingkaran busur sambil melancarkan
pukulan tadi, secara diam-diam jari tengah dan telunjuk tangan
kirinya telah merogoh ke dalam sakunya mengambil sesuatu benda.
Angin pukulan Ceng Lan hiang yang maha dahsyat seperti
gulungan ombak besar itu dengan cepat menggulung ke tubuh Keng
Cin sin .....
Mencorong sinar benci yang mengerikan dari balik mata Keng Cin
sin, telapak tangan nya balas diayunkan ke muka melepaskan
pukulan yang tak kalah dahsyatnya.
"Blaaammm .....!"
Serentetan ledakan keras yang memekik kan telinga segera
bergema memecahkan keheningan.
Akibat dari bentrokan kekerasan ini, Keng Cin sin serta Ceng Lan
hiang sama-sama tergetar mundur sejauh satu langkah lebih....
Disaat kedua belah pihak mundur selangkah itulah, pelan-pelan
Ceng Lan hiang mengangkat telapak tangan kirinya keatas dadanya,
kemudian mengarahkan ujung jari tengah dan telunjuknya ke arah
Keng Cin sin dengan tangan kanan melindungi mulut, sorot matanya
yang tajam mengawasi terus gerak gerik lawannya tanpa berkedip.
Sebaliknya Keng Cin sin yang sedang mundur ke belakang
menyilangkan pula sepasang telapak tangannya didepan dada, dia
mengira Ceng Lan hiang kembali akan melancarkan serangan
dengan sekuat tenaga.
1240
Maka dia cepat-cepat menghimpun segenap tenaga dalam yang
dimilikinya untuk bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan
yang tidak diinginkan.
Mendadak...
Keng Cin sin mengendus bau harum semerbak yang sangat aneh
menyebar di seputar situ, segera menyadari kalau gelagat tidak
beres, pikirnya:
"Habis sudah aku, rupanya keparat ini telah menggunakan siasat
licik!", bersamaan itu pula Ceng Lan hiang memperdengarkan suara
tertawa jalangnya yang penuh diliputi rasa bangga ....
Tubuhnya secepat kilat menerjang maju lagi ke depan.
Dalam pada itu, begitu Keng Cin sin mengendus bau harum yang
aneh, ia segera merasakan kepalanya pusing tujuh keliling dan
matanya berkunang-kunang, segenap kekuatan yang dimilikinya ikut
punah pula hingga lenyap tak berbekas.
Ceng Lan hiang tidak menyia-nyiakan kesempatan baik ini, jari
tangannya dengan cepat disodok ke muka menotok jalan darah
Keng Cin sin....
Dengusan tertahan bergema memecahkan keheningan.
Akibat dari totokan itu, Keng Cin sin segera roboh lemas ke atas
tanah.
Gelak tertawa jalang sekali lagi berkumandang memenuhi
angkasa ....
Kini Ceng Lan hiang membalikkan badan, waktu itu Thi bok sin
kiam Cu Pok, Tian hun kim ciang Tu Pak kim serta Ku See hong
masih saling berhadapan dengan tubuh kaku, hanya ketiga pasang
mata mereka yang berkilauan dan saling menatap dengan penuh
amarah.
Untuk beberapa saat lamanya Ceng Lan hiang tidak mengetahui
permainan busuk apakah yang sedang mereka lakukan, sambil
tertawa ringan tegurnya kemudian:
1241
"Hei, memangnya kalian sedang beradu banteng? Atau sedang
taruhan ayamjago?"
Rupanya si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kimserta si
Pedang sakti kayu besi Cu Pok sedang dibuat terkesiap oleh
kemampuan Ku See hong melancarkan serangan.
Teguran dari Ceng Lan hiang barusan terdengar pula oleh
mereka berdua, cuma kedua orang ini tak berani bersuara atau pun
berkutik, sebab mereka sedang menghimpun segenap hawa murni
yang dimilikinya untuk menghadapi setiap serangan yang mungkin
akan ditujukan ke arahnya.
Kini Ceng Lan hang sudah berjalan mendekati pemuda itu,
sepasang matanya yang tajam bagaikan sembilu memandang
seluruh tubuh Ku See hong dari atas hingga ke bawah, kemudian
sambil tertawa jalang tegurnya:
"Hei saudara cilikku, begitu parah luka dalam yang telah kan
derita, Oooh... sungguh kasihan, biar cici segera mengobati luka mu
itu"
Ditengah pembicaraan, Ceng Lan hiang telah menyusup ke depan
dan berada hanya tiga depa saja dari sisi tubuh si anak muda itu.
Ku See hong mendengus tertahan, pedang Hu thian seng kiam
yang berada ditangan kanannya segera digetarkan keras-keras...
"Criiing!"
Mendadak pedang Hu thian seng kiam itu terjatuh dari
genggamannya.
Menyusul kemudian seluruh tubuh Ku See hong gemetar keras,
tampaknya dia segera akan roboh ke atas tanah.
Ceng Lan hiang tertawa merdu, tangannya bertindak cepat
dengan menyambar tubuh Ku See hong yang terjatuh kemudian
memeluk nya kencang-kencang.
Perubahan yang berlangsung secara tiba-tiba ini sama sekali
diluar dugaan siapapun, kontan saja si pedang Sakti kayu baja Cu
1242
Pok serta si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim menjadi
melongo dan berdiri tertegun.
Ceng Lan hiang melirik sekejap wajah kedua orang itu, kemudian
umpatnya sambil tertawa.
"Kalian berdua betul-betul bloon, begitu juga engkau sebagai
kakak seperguruannya, Huuuh aku, lihat nyali kalian berdua sudah
dibuat pecah oleh kehebatannya"
Rupanya luka parah yang diderita Ku See hong secara berulangulang
telah membuat hawa darah didalam tubuhnya mengalami
goncangan yang amat keras.
Sedangkan diapun secara beruntun harus menggunakan jurusjurus
gerangan sakti untuk meneter lawannya, kesemuanya itu
membuat hawa murninya menderita kerugian yang amat besar.
Keadaan ini semakin bertambah parah setelah Tu Pak kim
berhasil menyarangkan pukulan Jian hun kim ciangnya.
Waktu itu boleh dibilang seluruh tubuhnya sudah tidak nampak
setitik tenagapun.
Akan tetapi wataknya sangat keras kepala membuat pemuda ini
enggan roboh ke tanah sebelum tenaganya betul-betul habis
terkuras, maka sambil memaksakan diri dia mempertahankan terus
posisi pedangnya untuk menggertak lawan, padahal waktu itu dia
sudah tidak berkekuatan lagi untuk melancarkan serangan.
Maka menggunakan kesempatan disaat Si Pedang sakti kayu baja
Cu Pok dan si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim dibuat
keder oleh gerakannya, diam-diam dia mencoba menghimpun
tenaga dalamnya untuk memulihkan kembali kekuatannya didalam
waktu singkat.
Tapi luka yang dideritanya terlampau parah, setiap kali hawa
murninya coba digerakkan, ulu hatinya segera terasa sakit sekali
bagaikan ditusuk-tusuk dengan pisau.
1243
Tatkala Ceng Lan hiang mendekatinya, diapun mengetahui
gerakan lawan tersebut, sebenarnya dia ingin menggunakan pedang
Hu thian seng kiamnya untuk membunuh perempuan ini.
Tapi sewaktu dia menggerakkan tubuhnya untuk melancarkan
tusukan, seluruh badannya segera menjadi sakit sekali, tulang
belulangnya seperti pada terlepas dari badannya, disamping rasa
sakit yang merasuk sampai ketulang sumsum.
Saking tak tahannya menghadapi siksaan badan ini, akhirnya dia
roboh dan tidak sadarkan diri.
Ketika si pedang sakti kayu besi Cu Pok dan si telapak tangan
emas sukma cacad Tu Pak kim mendengar perkataan itu, tanpa
terasa mereka berpikir dihati.
"Haah, sungguh memalukan!".
Tapi Si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim segera
berkata sambil tertawa nyaring:
"Kepandaian silat yang dimiliki sumoay betul-betul lihay dan luar
biasa, Ih heng sekalian benar tak becus dan tak mampu menandingi
lagi"
"Yaa, kalian berdua memang seperti gentong nasi saja" seru
Ceng Lan hiang sambil tertawa ringan.
"Benar, benar sumoay, memang gentong nasi" Pedang sakti kayu
baja Cu Pok menimpali sambil tertawa licik.
"Hmmm, memangnya kalian gentong nasi semua, kalau t idak,
manusia macamapakah kalian?"
Si pedang sakti kayu besi Cu Pok yang menyaksikan tingkah laku
perempuan itu diam-diam merasa kegelian, umpatnya di hati:
"Kau perempuan jalang, tampaknya begitu tergila-gila dengan
keparat busuk ini, sekarang dia sudah menderita luka yang begitu
parah, akan kulihat dengan cara bagaimana kau hendak
mengajaknya bermain cinta, hmm, suatu ketika kau si perempuan
jalang pasti akan mampus lantaran kejalanganmu itu"
1244
Si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim tidak
ketinggalan dia berkata pula:
"Sumoay, seluruh tubuhnya penuh dengan darah, ini akan
mengotori tubuhmu yang bersih, lebih baik .......”
Mendadak paras muka Ceng Lan hiang berubah sangat hebat,
bentaknya nyaring:
"Mengapa menghajar dirinya sampai separah ini lukanya?
Hmmm, makin lama kalian berdua semakin berani memandang
rendah diriku . .....”
Pedang sakti kayu besi Cu Pok tertawa hambar.
"Tidak berani, tidak berani, kami hanya melaksanakan perintah
dari sumoay, kalau tidak dengan kesalahan yang telah dilakukan nya
terhadap perkumpulan kita, mungkin sejak dulu jiwanya sudah
dicabut, masa dia masih dapat hidup sampai sekarang"
Ceng Lan hiang segera membungkukkan badannya memungut
kembali pedang Hu thian seng kiam tersebut dan dimasukkan
kembali kedalam sarungnya yang masih menggembol dibahu Ku See
hong, setelah itu katanya dingin:
"Sudah, tak usah banyak berbicara lagi, cepat bawa mereka dari
sini!"
Keng Cin sin terkena obat pemabuk, jalan darahnya tertotok
pula, kini dia berada dalam keadaan tak sadar.
Pelan-pelan Jian hun kim ciang Tu Pok kim membopong
tubuhnya dan berlalu dari situ menuju ke markas besar
perkumpulan Ban sia kau .....
Waktu itu tengah malamsudah menjelang tiba.
Cahaya lentera tampak memancar ke luar dari beberapa deret
bangunan yang berlapis-lapis dalam kompleks markas besar
perkumpulan Ban sia kau, sementara suasana hening mencekam
sekeliling tempat itu.
1245
Didalam sebuah kamar kecil disuatu bangunan yang terpencil
letaknya, tampak seorang gadis berbaju putih yang cantik jelita bak
bidadari dari kahyangan sedang duduk dibawah cahaya lentera.
Selapis perasaan sedih dan murung menghiasi seluruh wajahnya
yang rupawan.
Dia duduk tenang beberapa saat lamanya, kemudian pelan-pelan
berjalan menuju ke depan jendela. memandang bintang yang
bertaburan diangkasa, ia menggeleng sambil menghela napas sedih.
"Aaaai, hingga sekarang mengapa dia belum nampak juga......”
Ternyata gadis berbaju putih ini adalah Him Ji im, si nona yang
punya janji dengan Keng Cin sin untuk berjumpa tengah malam ini.
Sejak berpisah dengan Ku See hong, sampai kini dia disekap
terus didalamruangan tersebut.
Pada mulanya Him ji Im mengira Ku See hong sudah mati
terjatuh kedalam jurang, tapi satu ingatan selalu memenuhi
benaknya, dia yakin Ku See hong tak akan mati dalam keadaan
begitu, namun seandainya di kemudian hari terbukti kalau pemuda
itu sudah tewas. maka dia pun tak ingin hidup seorang diri dikolong
langit ini...
Dalam hatinya, dia benar-benar amat membenci ibunya Ceng Lan
hiang.
Tapi, sekalipun dia amat membenci Ceng Lan hiang, gadis ini tak
berani menentang apalagi melawannya secara terang-terangan.
Dalam hal ini Him Ji im sendiripun tidak tahu apa yang
menyebabkan dia sampai begitu?
Mungkin saja hal ini dikarenakan perasaan hormatnya dari
seorang anak terhadap ibunya, atau mungkin juga dikarenakan sifat
Him Ji imyang penuh welas asih.
Tapi seandainya ada seorang yang dicintai mendukungnya agar
berhianat kepada Ceng Lan hiang, maka tanpa memperdulikan
1246
segala akibatnya Him Ji im dapat menuruti perkataan orang itu,
tentu saja orang itu adalah Ku See hong.
Tengah hari kemarin, tiba-tiba saja ia mendapat berita kalau
kekasihnya berhasil ditangkap Ceng Lan hiang dan dibawa ke istana
Cun kiong tian untuk diajak..
Mendengar berita busuk yang sangat memalukan ini, hampir saja
dia mati saking malu dan gusarnya, sebab setiap manusia di dunia
ini mengutuk dan menyumpahi hubungan senggama diantara
manusia semacam ini.
Peristiwa tersebut benar-benar mengerikan dan menakutkan
dirinya...
Untung kekasihnya berhasil diselamatkan oleh seorang manusia
berkerudung warna warni, kalau tidak, mungkin dia sudah tak punya
muka lagi untuk melanjutkan hidupnya didunia ini.
Maka dia semakin membenci ibunya, kalau bisa ingin
membunuhnya sampai mati meski sebagai akibat dia harus
menanggung dosa sebagai anak yang tak berbakti tapi ia bertekad
hendak membunuhnya.
Bila niat tersebut dapat terlaksana, maka untuk menebus
dosanya dia akan mencukur rambut menjadi pendeta dan hidup
terpencil untuk menebus dosa sendiri maupun dosa ibunya.
Karena dia tahu, nasibnya amat sedih sudah ditakdirkan untuk
hidup dalam penderitaan, sekalipun dia amat mencintai Ku See
hong, namun bagaimanapun juga dia merasa tak punya muka untuk
hidup bahagia dengannya.
Karena dia malu dengan perbuatan ibunya, dia malu menjadi
putrinya, dalam hati kecilnya dia seolah-olah kekurangan sesuatu
benda...
Mendadak Him Ji im merogoh ke dalam sakunya dan
mengeluarkan sejilid kitab, kemudian gumamnya dengan sedih:
1247
"Bila enci itu tidak kemari, secara diam-diam aku akan pergi
meninggalkan tempat ini dan menghantar kitab ini kepadanya, kalau
tidak Im Yan cu cici, kekasih engkoh Hong pasti akan mati dalam
keadaan mengenas kan, dengan demikian engkoh Hong tentu akan
lebih menderita, lebih sengsara dan kesepian.
Engkoh Hong...... Ooooh Engkoh Hong, tahukah kau bahwa aku
pun tak dapat hidup sebagai suami istri denganmu? Aaaaa.... Enci
Keng Cin sin yang hendak dicari engkoh Hong entah sudah
ditemukan belum? Engkoh Hong bilang dia amat mirip dengan ku,
bukankah enci berkerudung warna warni pun sangat mirip dengan
wajahku? Entah siapakah enci itu? Dia betul-betul amat misterius,
sedang ilmu silatnya juga lihay sekali, apalagi enci itu begitu
menyayangi aku, meski aku hanya berkumpul sehari saja
dengannya, tapi dia menganggapku sebagai saudara sendiri saja,
bila diapun mencintai engkoh Hong, hal ini pasti akan lebih baik..
"Menurut catatan didalam kitab Ban sia cin keng, obat yang
merupakan pemunah racun Im hwee si hun wan adalah Han sia
cau, tapi tumbuhan macam apakah rumput Han sia ciu tersebut?
Kemanakah harus di cari rumput itu.
Rupanya Himji im telah manfaatkan kesempatan disaat Ceng Lan
hiang dengan membawa kawanan jago lihay dari Ban sia kau untuk
melakukan pengejaran terhadap Ku See hong tadi untuk menjumpai
Keng Cin sin kemudian mencuri kitab pusaka Ban sia cin keng yang
tiada ternilai harganya itu.
Dalam kitab pusaka Ban sia cin keng memang dicantumkan obat
penawar racun bagi obat perangsang Im hwee si hun wan tersebut,
yakni rumput Han sia cau.
Setelah bergumam seorang diri, pikiran Him Ji im kembali
tenggelam ke dalam lamunannya, sementara titik air mata jatuh
berlinang membasahi pipinya yang halus, mungkin dia sedang
memikirkan kembali nasib jelek yang dialaminya selama ini.
Mendadak...
1248
Serentetan suara tertawa licik yang menyeramkan dan
menggidikkan hati memotong jalan pikirannya yang belum habis itu.
Dengan cepat Him Ji im memasukkan kembali kitab pusaka Ban
sia cin kengnya ke dalam saku, kemudian membalikkan badan nya.
Didepan pintu kamarnya tahu-tahu sudah muncul seorang
pemuda yang lengan kirinya belum lama terpapas kutung, wajahnya
amat pucat sementara sekulum senyuman cabul yang keji dan
menyeramkan menghiasi ujung bibirnya, membuat siapa pun yang
berjumpa dengannya tentu timbul perasaan seram dan ngeri.
Begitu menyaksikan kemunculan pemuda itu, dengan gusar Him
Ji im segera membentak.
"Ciu Heng thian, tahukah kau bahwa tempat ini merupakan
daerah terlarang yang ditetapkan kaucu?"
Pemuda berwajah pucat ini tak lain adalah si Pedang ular perak
Ciu Heng thian yang cabul, kejamdan tak berperi kemanusiaan itu.
Mendengar teguran mana, dia segera mencibirkan bibirnya dan
memperdengarkan suara tertawa cabulnya yang memuakkan. "Adik
Im, mengapa kau harus menampik kebaikan orang yang bersusah
payah datang menjengukmu? Orang lain boleh sampai disini,
mengapa aku tak boleh kemari? Tahukah kau bahwa aku sangat
mencintai mu."
Merah padam selembar wajah Him Ji im karena jengah setelah
mendengar perkataan itu, segera bentaknya.
"Manusia laknat yang tak tahu malu, rupanya kau sudah bosan
hidup ....?"
Dengan sikap yang sinis dan menghina si pedang ular perak Ciu
Heng thian mendengus dingin.
"Hmmm, benarkah Ih heng adalah manusia laknat yang tak tahu
malu? Apakah lebih laknat dan tak tahu malu ketimbang ibumu itu?
Heeehh....heeehh.... heeehh....”
1249
"Adik Im, tahukah kau bahwa ibumu sekarang sedang berangkat
ke sorga dan ia bersama Ku See hong? Sedangkan manusia
berkerudung warna warni yang sedang kau nant ikan sekarangpun
sedang disekap di ruangan hukuman?"
"Adik Im, aku sudah lama sekali menantikan dirimu, kalau toh
ibumu begitu cabul dan jalang, sebagai anak kau tak usah menurut i
perkataannya lagi. mari kita kabur sejauh-jauhnya dari sini malam
ini juga, asal kita bersembunyi diujung langit sana, bukankah
kitapun masih bisa hidup dengan bahagia?"
Ketika mendapat tahu kalau Ku See hong dan Keng Cin sin
kembali tertangkap ibunya, Him Ji im benar-benar merasa amat
terperanjat, dia merasa kepalanya seperti disambar geledek
ditengah hari bolong, kontan pikirannya menjadi kalut dan dengan
sempoyongan mundur kebelakang sebelum terjatuh ke atas
pembaringan.
Yang membuat hatinya amat sedih adalah perbuatan ibunya yang
sedang..... dengan kekasihnya.
Si pedang ular perak Ciu Heng thian tertawa licik, sorot matanya
mulai memancarkan sinar penuh dengan napsu birahi, ditatapnya
wajah Him Ji im yang cantik dan halus itu tanpa berkedip,
sementara napsu birahinya makin lama semakin memuncak.
Pelan-pelan dia mulai menggeserkan badannya menghampiri Him
Ji im, lalu sambil tertawa dingin katanya.
"Adik Im, kau anggap Ku See hong adalah seorang lelaki sejati
....? Hmm....hmm .. tahukah kau betapa tergila-gilanya dia atas
ibumu ... ...
Ketika berbicara sampai disitu, mendadak si pedang ular perak
Ciu Heng thian menerjang maju ke muka dan secepat kilat
menubruk keatas tubuh HimJ i im ......
Him Ji im membentak gusar, sambil membalikkan tubuhnya tahutahu
dalam genggaman tangan kanannya telah bertambah dengan
1250
sebilah pisau belati yang tajamnya luar biasa, secara ganas dia
tusuk perut Ciu Heng thian.
Tindakan yang dilakukan olehnya ini sama sekali diluar dugaan
siapapun, sudah barang tentu tak sempat bagi si pedang ular perak
Ciu Heng thian untuk menghindarkan diri.
Bahu kirinya disekitar bekas kutungan lengannya segera tersayat
pisau belati itu, sehingga muncul sebuah mulut luka yang
panjangnya tiga inci, darah kental segera memancar keluar dengan
derasnya.
Ciu Heng thian menjerit kesakitan, sambil merintih dia mundur
tiga empat langkah ke belakang dengan sempoyongan. Mencorong
sinar gusar yang penuh kekejian dari balik mata si pedang ular
perak Ciu Heng thian, serunya sambil menahan rasa benci yang
meluap-luap:
"Adik Im, dengan penuh kasih sayang aku selalu melindungimu
secara diam-diam, siapa tahu kau justru tidak tahu diri, air susu kau
dibalas dengan air tuba. ini berarti kau sendiri yang mencari
penyakit, jangan salahkan lagi jika aku akan bertindak kejam
kepadamu!"
"Manusia laknat tak tahu malu, aku akan membalaskan dendam
bagi cici Im Yan cu," bentak HimJi im penuh amarah.
Sambil membentak nyaring, Him Ji im memutar senjata belatinya
menciptakan selapis cahaya tajam, kemudian langsung ditusukkan
ke dada Ciu Heng thian.
Menghadapi ancaman tersebut, si pedang ular perak Ciu Heng
thian segera tertawa dingin, jengeknya:
"Kepandaian silatmu masih ketinggalan jauh sekali..."
Sedikit saja Ciu Heng thian miringkan tubuhnya, tusukan pisau
belati itu sudah mengenai sasaran kosong, kemudian sambil
menggerakkan sepasang bahunya bagaikan sukma gentayangan
saja secara aneh tapi cepat dia sudah mendesak semakin mendekati
tubuh HimJi im..
1251
Gerakan tubuhnya benar-benar cepat luar biasa, tak sampai Him
Ji im menggerakkan pisau belatinya, telapak tangannya sudah
melepaskan sebuah bacokan yang keras sekali memaksa gadis
tersebut mundur terus ke belakang.
Perlu diketahui kepandaian silat yang dimiliki Him Ji im
sesungguhnya sangat lihay, namun oleh karena pikirannya sedang
kalut dan perasaannya kacau balau hal mana membuat tenaga
dalamnya amat terpengaruh, coba kalau demikian, bukan suatu
pekerjaan yang gampang bagi Ciu Heng thian untuk
menaklukkannya dalam waktu singkat.
Disaat Ciu Heng thian mengayunkan telapak tangan kanannya
melancarkan bacokan tadi, tubuhnya turut menerjang pula ke
depan, lalu secepat kilat mencengkeram urat nadi pada pergelangan
tangan kiri Him Ji im.
Ilmu Ki na jiu hoat yang dipertunjukkan ini meski nampaknya
seperti tiada keistimewaan apa pun, namun kecepatan nya selain
luar biasa, bahkan arah sasarannya membuat orang sulit untuk
menghindarkan diri.
Apabila orang-orang biasa selalu mencengkeram pergelangan
tangan kanan musuh yang menggenggam pisau belati, maka
sasaran yang diarah oleh Ciu Heng thian adalah pergelangan tangan
kirinya, oleh karena itu Sebelum Him Ji im sempat mengetahui
keadaan yang sebenarnya, dia sudah kena dicengkeram secara
telak.
Tak terlukiskan rasa kaget dan ngeri Him Ji im menghadapi
situasi seperti ini, secepat kilat pisau belati ditangan kanannya
langsung ditujukan ke atas jalan darah sim kan hiat di tubuh Ciu
Heng thian..
Ciu Heng thian segera menggoyangkan pergelangan tangan kiri
si nona yang di cengkeram itu sehingga Him Ji im merasakan
seluruh badannya menjadi kaku, darahnya bergolak keras dan
kekuatannya seakan-akan punah dengan begitu saja.
1252
Tusukan pisau belatinya persis menusuk diatas pakaiannya dan
"Traangg!" senjata itu jatuh ke atas tanah.
Sepasang mata si pedang ular perak Ciu Heng thian yang diliputi
cahaya kecabulan itu mulai memancarkan kobaran napsu birahi
yang menyala-nyala, ditatapnya sekujur badan Him Ji im dari atas
sampai ke bawah, kemudian sambil tertawa terkekeh-kekeh tiada
hentinya dia berkata:
"Adik Im, apakah Im Yan cu yang tadi kau maksudkan itu adalah
perempuan yang telah menelan pil Im hwee si hun wan tersebut...?"
"Heeehh....heeehhh....heehhh... adik Im, sesungguhnya aku
sangat mencintaimu, namun kau tak tahu diri, maka terpaksa aku
harus menempuh dengan caraku sendiri, sekarang aku masih
mempunyai sebutir pil Im hwee si hun wan, dan pil ini akan
kuhadiahkan untukmu"
Ketika mendengar ucapan tersebut, Him Ji im menjadi
terperanjat sekali hingga paras mukanya berubah hebat, akan tetapi
urat nadinya sudah tercengkeram sehingga kekuatannya punah,
dalam keadaan begini dia tak mampu berkutik lagi.
Agaknya hawa napsu birahi yang membara didada si pedang ular
perak Ciu Heng thian sekarang sudah mencapai pada puncaknya,
dia sudah tak sabar untuk menunggu lebih lama.
Mendadak tangan kanannya mengendorkan cengkeremannya
pada urat nadi di pergelangan tangan kiri HimJi im.
kemudian menggunakan kesempatan di saat hawa murni gadis
itu belum pulih, dengan gerakan cepat Ciu Heng thian mengayunkan
kembali tangan kanannya untuk menotok jalan darah Him Ji im.
Setelah itu dia membopong tubuh si nona dan membaringkannya
ke atas ranjang, sementara tangan kanannya merogoh ke dalam
saku dan mengeluarkan sebut ir pil.
ooo0dw0ooo
1253
BAB 58
SEBAGAIMANA telah diketahui, pil yang baru saja dikeluarkan
dari saku Ciu Heng thian itu tak lain adalah obat perangsang yang
paling cabul didunia saat ini, Im hwee si hun wan.
Si pedang ular perak Ciu Heng thian kembali mengulangi cara
yang pernah dilakukan untuk menghadapi Im Yan cu tempo hari,
yakni pertama-tama ditotoknya jalan darah ya ci hiat dimulut Him J i
im, kemudian menotok jalan darah yang tiong hiat pada sepasang
lengannya agar gadis itu tak mampu menghabisi nyawa sendiri guna
melindungi kesucian tubuhnya.
Kemudian sambil memperlihatkan pil perangsang Im hwee si hun
wan yang berada ditangan kanannya, Ciu Heng thian
memperdengarkan suara tertawa liciknya yang menyeramkan:
"Heeehh..... heeehh.. .heeehh.... adik Im, aku yakin kau cukup
memahami khasiat dari obat perangsang Im hwee si hun wan ini
sehingga aku tak perlu menerangkan lagi, obat ini merupakan obat
milik ibumu yang dihadiahkan sebanyak dua butir kepadaku, tentu
dia tak pernah mengira kalau akhirnya putri sendiri yang menjadi
korban, sekarang kau tentu sangat membenci ibumu bukan? Yaa,
ibumu memang perempuan paling cabul dikolong langit dewasa ini,
heeehh ..heeehh.... "
Kembali dia perdengarkan suara tertawa nya yang licik, sinis dan
menyeramkan.
Titik-titik air mata kembali jatuh bercucuran membasahi wajah
Him Ji im yang cantik, perasaan sedih yang dialaminya sekarang
betul-betul tak terlukiskan dengan kata-kata.
Dia membenci kebuasan dan kecabulan manusia laknat ini.
Diapun membenci ibunya yang cabul dan banyak melakukan
perbuatan terkutuk.
Dia membenci langit yang tidak adil kepadanya.
1254
Dia membenci kepada diri sendiri karena tak bisa membela
kesucian tubuhnya sampai mati .....
Dia benci karena tak dapat bersua dengan kekasih hatinya dan
harus berpisah untuk selamanya.
Diapun benci karena tak dapat membantu kekasih Ku See hong
yaitu Im Yan cu untuk membebaskan diri dari pengaruh racun.
Dia membenci karena tak dapat melihat jenazah ayahnya dan
berziarah kesana untuk mewujudkan kebaktiannya sebagai seorang
anak terhadap orang tuanya.
Tujuh macam kebencian ini segera mencabik-cabik hatinya
sehingga hancur tak berwujud lagi.
Kini, Him Ji im tak mampu bersuara, tak bertenaga untuk
meronta, ibarat seekor domba yang sudah diikat kencang-kencang,
siap menerima perlakuan apapun dari orang lain.
Hanya bedanya, jika domba masih dapat memperdengarkan
suara mengembiknya yang mengenaskan pada saat akhir hidup nya,
maka ia tak dapat berbuat demikian.
Memandang rasa benci yang terpancar keluar dari balik mata Him
Ji im itu, si pedang ular perak Ciu Heng thian memperdengarkan
suara tertawa dinginnya yang sinis dan keji, katanya:
"Heeehh....heeehh...heeehh. .. adik Im, tampak nya kau seperti
sudah tak mampu menahan diri lagi, padahal akupun sudah tak
sabar untuk menunggu lebih lama, mari kita manfaatkan
kesempatan yang ada ini dengan sebaik-baiknya untuk bermain
cinta, pil Im hwee si hun wan ini akan kuberikan kepadamu
sekarang juga!"
Selesai berkata, Ciu Heng thian lantas mengambil pil berwarna
merah itu dan siap dicekokkan kemulut si nona....."
Siapa tahu disaat yang paling krit is itulah...
Mendadak...
1255
Berkumandang suara tertawa panjang yang dingin, rendah dan
amat berat!
Suara tertawa tersebut tinggi melengking dan amat menusuk
pendengaran, tapi kedengarannya kecil bagaikan suara nyamuk.
Cuma saja dibalik gelak tertawa tadi terkandung rasa benci,
sedih.. serta rasa dendamyang meluap-luap!
Begitu mendengar suara tersebut, si pedang ular perak Ciu Heng
thian sudah tahu kalau orang yang datang berilmu sangat tinggi.
Tentu saja dia tidak akan menyangka kalau orang ini tak lain
adalah manusia nomor wahid dikolong langit dewasa ini.
Ciu Heng thian segera memutar lengan kanannya yang masih
utuh dan siap melancarkan sapuan kearah mana datangnya suara
tertawa tadi.
Siapa sangka baru saja lengannya akan digerakkan, tahu-tahu
dari belakang tubuh nya telah muncul sebuah tangan yang putih
mulus dan langsung mencengkeram urat nadi pada pergelangan
tangan kanannya, seketika itu juga hilang lenyap seluruh kekuatan
yang dimilikinya.
Tak terlukiskan rasa kaget dan ngeri si pedang ular perak Ciu
Heng thian menghadapi kejadian seperti ini, cepat-cepat dia
berusaha untuk mengerahkan tenaga Tay ih kun goan khikang nya
untuk mencoba membebaskan diri dari pengaruh cengkeraman
maut itu.
Tapi kenyataannya, jangan lagi melepaskan diri dari
cengkeraman, tenaga Tay ih kun goan khi kang saja sudah tak
mampu lagi, dengan demikian dia baru betul-betul ketakutan
setengah mati, sukmanya serasa melayang meninggalkan raganya,
sebab dari sini dapat diketahui kalau kepandaian silat yang dimiliki
orang itu jauh lebih tangguh dari pada dirinya.
Dengan cepat dia berpaling ke belakang, kebetulan sekali sorot
matanya saling membentur dengan sorot mata yang tajam dari
orang itu, tak kuasa lagi hatinya bergidik dan merinding.
1256
Ternyata pihak lawan adalah seorang perempuan berwajah
cantik, dan berambut putih.
Orang ini bukan lain adalah Seng sim-cian li Hoa Soat kun!
Sambil memberanikan diri si pedang ular perak Ciu Heng thian
segera menegur:
"Siapakah kau? Apa maksudmu mendatangi markas besar
perkumpulan Ban sia kau kami?"
Seng Sim cian li Hoa Soat kun tidak menanggapi pertanyaan dari
Ciu Heng thian tersebut, sorot matanya yang tajam segera dialihkan
kewajah Him Ji im yang masih tergeletak diatas pembaringan,
kemudian ujarnya dingin:
"Kau adalah HimJi im?"
Dalam keadaan tertotok jalan darahnya, tentu saja Him Ji im tak
sanggup berbicara, sedang dihati kecilnya sungguh merasa terkejut
atas ketangguhan ilmu silat yang dimiliki orang ini, bahkan yang
lebih mengejutkan lagi adalah dia mengetahui namanya, ini
menunjukkan bahwa...
Mendadak...
Seng sim cian li Hoa Soat kun mengebaskan tangan kirinya,
segulung angin pukulan segera menyambar ke tubuh Him Ji im.
Tiba-tiba saja Him Ji im bersin berulang kali, jalan darahnya yang
tertotok pun segera menjadi bebas kembali,
Sambil melompat bangun, Him Ji im segera berseru:
"Him Ji im mengucapkan banyak terima kasih atas pertolongan
dari locianpwee..
Seng sim cian li Hoa Soat kun manggut-manggutkan kepalanya
sebagai tanda membalas hormat, lalu pujinya
"Kau memang cantik jelita, bagaikan bidadari dan tenang serta
halus ...."
1257
Kemudian setelah berhenti sejenak, dia berkata lebih jauh:
"Semalam, bukankah ada seorang manusia berkerudung warna
warni datang mencari mu? Apakah ia telah berhasil mendapatkan
kitab pusaka Ban sia cin keng?"
Dengan wajah berseri karena gembira HimJ i imsegera berseru.
"Locianpwee, jadi kau adalah gurunya enci Im Yan cu, Seng sim
cian li Hoa Soat kun locianpwee?"
Sementara itu si pedang ular perak Ciu Heng thian sudah
merasakan hatinya dingin separuh, apalagi setelah mengetahui
siapa gerangan manusia yang berada dihadapan nya sekarang,
sadarlah dia bahwa nasibnya jauh lebih banyak buruk nya
ketimbang satu keberuntungan.
Pelan-pelan Seng sim cian li Hoa, Soat kun mengangguk, lalu
berkata dingin.
"Apakah Hiat mo buncu telah datang?"
Seakan-akan teringat akan sesuatu, tiba-tiba Him ji im menjerit
kaget, kemudian katanya.
"Barusan manusia laknat ini mengatakan bahwa enci tersebut
beserta Ku See hong telah tertangkap semua, mari kita segera
menyelamatkan mereka"
"Untuk sementara waktu mereka tak bakal mati, kita tak perlu
terlalu terburu nafsu untuk mencari mereka"
Ucapan mana kontan membuat Him ji ini menjadi tertegun lalu
pikirnya kemudian.
"Aneh, mengapa sikapnya begitu dingin seperti es, seakan-akan
dia memang seorang manusia berdarah dingin ....."
Sementara dia masih berpikir, Seng sim cian li Hoa Soat kun
telah berpaling ke arah Ciu Heng thian, kemudian dengan sorot
mata memancarkan hawa pembunuhan menggidikkan hati, ia
berkata dengan suara sedingin es.
1258
"Jadi kau yang bernama si pedang ular perak Ciu Heng thian....."
Dengan pandangan ketakutan bercampur ngeri, si pedang ular
perak Ciu Heng thian memandang sekejap ke arah Hua Soat kun
kemudian membungkamdiri dalam seribu bahasa.
Kembali Seng sim cian li Hoa Soat kun berkata:
"Manusia laknat, kau ingin mampus dengan cara yang bagaimana
........?"
Waktu itu, si pedang ular perak Ciu Heng thian sudah benarbenar
putus asa, tapi dasar licik dan banyak akal muslihatnya, tibatiba
saja dia mendengus sinis, lalu dengan wajah yang tenang dan
sama sekali tidak menampilkan perasaan takut barang sedikitpun
jua, katanya dengan dingin.
"Kau adalah seorang Bu lim cianpwee, tapi dalam kenyataannya
menggunakan cara yang begini licik dan rendah untuk menguasahi
orang, hmm kejadian ini benar-benar membuat hatiku merasa
sangat tidak puas..
"Manusia bedebah, laknat cabul yang tak tahu malu, dalam
keadaan begini kau masih mencoba untuk gagah gagahan? Hmm,
akan kubunuh kau!" bentak Him ji imdengan gusar.
Gadis itu menyambar pisau belatinya dari atas tanah, kemudian
diantara kilatan cahaya tajam, ia sudah melancarkan sebuah
tusukan kedada Ciu Heng thian.
Seng sim cian li Hoa Soat kun yang mencengkeram pergelangan
tangan kanan Ciu Heng thian segera membetotnya kesamping,
seluruh tubuh Ciu Heng thian segera terbetot sehingga bergeser
sejauh tiga depa lebih dari posisi semula dan terhindar dari tusukan
pisau belati Himji im.
Menyaksikan kejadian ini Him ji im jadi tertegun dan berdiri
melongo, dia tak habis mengerti mengapa manusia laknat tersebut
tidak dibiarkan mampus saja.
1259
Dengan suara sedingin salju Seng sim cian li Hoa Soat kun
berkata:
"Keenakan jika manusia semacam ini dibiarkan mampus dengan
begitu saja, paling tidak dia mesti merasakan dulu siksaan hidup"
Pucat pias paras muka pedang ular perak Ciu Heng thian setelah
mendengar ucapan ini, sedemikian pucatnya wajahnya sampai
seperti mayat yang muncul dari liang kubur, kulit wajahnya turut
mengejang keras menahan penderitaan dan siksaan hatin yang
menghebat.
lnilah siksaan hatin yang berat dari seseorang yang sedang
menghadapi ancaman bahaya maut.
Dengan nada yang seram ia segera berteriak.
"Kau manusia laknat, bila berani menggunakan cara yang
terkutuk untuk menyiksa diriku, sampai matipun aku orang she Ciu
tak akan memejamkan mata dengan meram.
Dengan gusar Seng sim cian li Hoat Soat kun segera membentak
nyaring.
"Lebih banyak manusia lain yang mati secara mengenaskan
ditanganmu, toh mereka mati juga dengan mata yang meram.
"Hmm..siapa menanam pohon kebajikan, dia akan peroleh buah
kebajikan siapa menanam pohon kejahatan, dia akan peroleh buah
kejahatan pula, hari ini, aku akan mempergunakan cara yang
pernah kau lakukan terhadap orang lain untuk menyiksa dirimu,
akan kulihat sampai dimanakah kau si manusia laknat dapat
mempertahankan diri.....
Walaupun pedang ular perak Ciu Heng thian sendiri tak ingin
cepat-cepat mati tapi dia tahu dirinya bakal menderita siksaan yang
paling keji dan paling kejam terlebih dulu sebelum mat i sungguhan,
dari pada tersiksa dia lantas memutuskan untuk bunuh diri saja....
Berpikir demikian dia lantas membuka mulutnya dan siap akan
menggigit putus lidahnya...
1260
Sayang sekali Seng sim cian li Hoa Soat kun terlalu cermat, sorot
matanya pun sangat tajam, baru saja dia menggerakkan bibirnya,
tahu-tahu jalan darah Ya-si hiat Ciu Heng thian sudah ditembusi
oleh desingan angin tajam sehingga menjadi kaku.
Dengan suatu gerakan cepat Hoa Soat kun melepaskan pula
beberapa totokan yang menghajar seluruh jalan darah penting di
tubuhnya, setelah itu dia baru mengendorkan cengkeramannya
pada pergelangan tangan kanannya.
Kepada Him Ji im diapun bertanya.
"Apakah kau mempunyai cara yang paling keji untuk menghukum
dia...?
Selamat hidup Him Ji im sangat jarang membunuh orang,
lagipula diapun t idak mempunyai sesuatu tujuan, sudah barang
tentu gadis ini tidak memiliki sesuatu cara untuk menyiksa pemuda
cabul tersebut.
Dengan suara lembut HimJi im lantas berkata.
"Hoa locianpwee, terserah dengan cara apa kau hendak
menghukum dirinya"
Tiba-tiba dari balik mata Seng sim cian li Hoa Soat kun
mencorong keluar serentetan cahaya tajam dan buas, katanya
dengan gemas.
"Untuk menghadapi manusia laknat seperti ini, lonio ingin
menyuruh dia rasakan cara kematian yang paling keji dan paling
berarti di dunia ini"
"Dengan cara apakah locianpwee ingin membunuhnya?"
Pelan-pelan Seng sim cian li Hoa Soat kun mengangkat tangan
kanannya, lalu menjawab dengan suara berat:
"Akan kucekokkan pil Im hwee si hun wan ini ke dalam mulut
nya...
1261
Tiba-tiba merah selembar wajah Him Ji im karena jengah,
ujarnya agak tergagap.
"Locianpwee, apabila dia menelan pil tersebut, sudah pasti
perempuan lain akan menjadi korban dari kerakusannya"
Maksud Him Ji im, setelah menelan pil Im hwee si hun wan nanti,
Ciu Heng thian tentu akan terangsang dan menjadi gila, dalam
keadaan demikian sudah pasti dia akan mencari perempuan lain
untuk melampiaskan napsu birahinya.
Sambil tertawa dingin Seng sim cian li Hoa Soat kun berkata:
"Akan kukutungi lengan dan sepasang kakinya, akan kulihat
dengan cara bagaimana dia akan pergi meninggalkan tempat ini?”
Serasa terbang nyawa pedang ular perak Ciu Heng thian setelah
mendengar perkataan itu, tiba-tiba saja dari balik matanya
mencorong ke luar sorot mata minta belas kasihan, artinya dia
memohon agar dapat diberi kematian secara utuh.
Perlu diketahui, barang siapa telah menelan pil Im hwee si hun
wan tapi tak dapat melampiaskan napsu birahinya secara leluasa,
dia akan merasakan sesuatu siksaan yang maha berat, nadinya akan
meledak dan pecah, sudah barang tentu penderitaannya menjelang
saat kematian tak akan terlukiskan dengan kata-kata.
Seng sim cian li Hoa Soat kun tertawa dingin lagi dengan sinis,
kemudian ujarnya:
"Oooh, rupanya kau pun takut mati? Terus terang saja kukatakan
kepadamu, mati karena pecahnya urat nadi masih belum terhitung
kematian yang paling keji, sebelum itu akan kutotok dulu ke delapan
urat nadi penting ditubuhmu agar nadimu tak sampai pecah, namun
darah akan mendidih didalam tubuhmu kemudian memancar keluar
melalui setiap pori-pori ditubuhmu, aku pikir hanya cara kematian
semacam inilah yang paling sesuai untukmu"
Mendadak Him Ji imberseru dengan gelisah:
1262
"?Hoa locianpwee, kalau hendak turun tangan, lakukanlah
dengan segera, Enci Hiat mo buncu disekap mereka didalam ruang
hukuman, sedangkan Ku See hong telah dibawa..... dibawa ibuku
menuju ke istana Cun kiong tian, apabila kita tidak secepatnya
menolong mereka, akan merasa menyesal sepanjang masa...."
Mendadak paras muka Seng sim cianli Hoa Soat kun berubah
menjadi amat tak sedap dipandang, ujarnya dengan suara dingin:
"Him Ji im, tahukah kau akan dosa-dosa ibumu?"
Menyinggung kembali tentang dosa-dosa ibunya, Him Ji im
merasakan hatinya amat sedih, sebab setiap perbuatan dari ibunya
merupakan perbuatan terkutuk yang sangat memalukan, sebagai
putri Ceng Lan hiang tentu saja dia sendiripun merasa tak punya
muka untuk bertemu dengan orang.
Titik titik air mata segera jatuh bercucuran membasahi wajahnya,
dengan sedih dia berkata:
”Hoa locianpwee, aku... aku mengerti akan hal ini. aku... aku
hendak membunuhnya dengan tanganku sendiri..."
Saat itu, Him Ji im benar-benar merasa sedih sekali, dia merasa
hatinya hancur lebur karena pedihnya.
Tiba-tiba Seng sim cian li Hoa Soat Kun ikut menghela napas
panjang, nadanya pun penuh kedukaan.
Suara gemerincing nyaring bergema memecahkan keheningan.
Tahu-tahu Seng sim cian li Hoa Soat kun telah meloloskan
pedang ular perak yang menggembol dibelakang bahu Ciu Heng
thian .....
Kini wajahnya dingin dan kaku, sama sekali tidak berperasaan
barang sedikitpun jua, tangan kirinya ketika diayunkan ke depan
diiringi lekukan jari tangan, memancarlah delapan gulung hawa
serangan yang serentak menghajar delapan buah jalan darah
penting ditubuh Ciu Heng Thian.
1263
Menyusul kemudian pil Im hwee si hun wan dilemparkan pula ke
dalam mulutnya yang langsung mengggelinding ke dalam perut.
Ketika cahaya perak berkelebat lewat...
Semburan darah segar memancar ke empat penjuru ....
Dalam keadaan tertotok jalan darahnya, tak sempat lagi bagi Ciu
Heng thian untuk memperdengarkan jeritan ngerinya, tahu-tahu
kedua belah kakinya sebatas lutut sudah terpapas kutung,
sementara badannya segera terjatuh ke atas tanah.
Secara beruntun Seng sim cian li Hoa Soat kun mengayunkan
pula tangan kirinya melancarkan beberapa buah pukulan jari
tangan.
Beberapa buah jalan darah disekitar lutut segera tertotok
sehingga darah yang mengalir segera terhenti dan menghindarkan
manusia laknat itu mat i karena kehabisan darah.
Menyusul kemudian jalan darah diatas bahu lengan kanannya
ikut tertotok pula. .. Dimana cahaya tajam berkelebat lewat, lengan
kanan Ciu Heng thian kembali terpapas kutung sebatas bahu.
Sekarang, Ciu Heng thian telah berubah menjadi seorang
manusia yang sama sekali tidak beranggota badan, ia tidak
mengeluh ataupun mengerang kesakitan, tapi wajahnya mengejang
sangat keras, peluh sebesar kacang kedelai jatuh bercucuran
bagaikan hujan, sepasang matanya melotot besar dan
memancarkan sinar kemerah-merahan.
Tampaknya rasa benci Seng sim cian li Hoa Soat kun belum
mereda, pedang ular perak yang berada ditangannya tiba-tiba
memancarkan cahaya tajam dan memperdengarkan suara yang
memekikkan telinga... Sekarang seluruh wajah Ciu Heng thian yang
pucat pias bagaikan mayat berubah menjadi merah darah,
sementara batang hidungnya lenyap entah ke mana.
Mimik mukanya kini sudah berubah menjadi mengerikan sekali
seperti iblis buas
1264
Namun sepasang matanya masih melototi Hoa soat kun dengan
pandangan gusar dan penuh kebencian...
Tentu saja sorot mata itu penuh dengan pandangan sinar benci
dan dendam...
Dia seakan-akan hendak membalas dendam terhadap siksaan keji
yang ditimpakan kepadanya sekarang.
Namun hal ini sudah jelas tak mungkin terjadi, karena mustahil
dia dapat menuntut balas dengan keadaan seperti sekarang, dia
hanya memperoleh bagian siksaan dan penderitaan belaka ....
Sambil mendengus dingin Seng sim cian li Hoe Soat kun berkata
lagi.
"Hmmm" matamu berani melototi aku! Bagus, akan ku suruh kau
jadi setan buta di akhirat nanti!"
Secara keji Hoa Soat kun mengangkat pedang ular peraknya lalu
melakukan gerakan mencungkil ke depan, sepasang mata Ciu Heng
thian segera terkorek keluar
Tidak, bukan terkorek keluar ....
Coba lihatlah!
Sepasang biji matanya bukan melotot ke luar berikut kulit
kelopak mata, melainkan biji kelopak mata itu menggelinding sendiri
ke sisi telinga sebelah kiri dan kanannya, sambil bergetar tiada
hentinya. Namun berhubung biji matanya masih terikat oleh otot
dan urat lainnya, maka kedua benda indera itu tidak sampai terjatuh
ke bawah, melainkan hanya bergelantungan belaka.
Darah kental yang berbau amis mengucur ke luar dengan
derasnya dari balik kelopak matanya yang berlubang mengalir lewat
biji matanya dan membasahi kedua biji bola mata tersebut sebelum
menetes ke atas tanah.
Pemandangan semacam ini benar-benar menggidikkan hati siapa
pun yang memandangnya.
1265
Bahkan orang akan merasa ngeri untuk memperhatikan lebih
lanjut....
Him ji im segera berpaling ke arah lain, ia tak berahi
menyaksikan pemandangan yang mengerikan itu.
Untuk menghindari musuhnya keburu mati karena kehabisan
darah sebelum siksaan di alaminya, cepat-cepat Seng Sim cian li
Hoa Soat kun mengayunkan tangan kirinya melancarkan serentetan
hawa murni untuk menyumbat jalan darah pada sepasang kaki
lawan.
Kemudian tangan kanannya diayunkan ke depan dan pedang ular
perak tersebut dengan berubah menjadi sekilas cahaya putih
langsung meluncur keluar melalui jendela.
Dengan nada suara yang kaku dan tidak berperasaan,
perempuan itu berkata:
"Nah, silahkan kau menunggu siksaan dan penderitaan yang
lebih hebat dalam keadaan seperti ini!"
-ooo0dw0ooo-
BERBICARA sampai disitu, Seng sim cian li Hoa Soat kun
berpaling kearah HimJi im sambil berkata pula.
"Mari kita tinggalkan tempat itu!"
Dari balik mata Him Ji im tiba-tiba memancar keluar sorot mata
yang penuh dengan nada memohon, katanya dengan sedih.
"Hoa locianpwee, kumohon kepadamu untuk mengampuni ibuku,
bebaskanlah dia dari penyiksaan semacam ini, biar.... biarlah aku
sendiri yang membunuhnya, harap kau..... kau jangan turun tangan
kepadanya."
Bagaimanapun bejadnya moral Ceng Lan hiang, perempuan itu
tetap merupakan ibunya, meski Ceng Lan hiang tak pernah
memberikan kasih sayang seorang ibu kepadanya selama ini, namun
1266
ia merasa tak tega membiarkan ibunya mengalami siksaan dan
penderitaan yang begitu kejam.
"Kau sungguh-sungguh berani membunuh ibumu sendiri?" tegur
Seng sim cian li Hoa Soat kun dingin.
Him Ji im menghela napas panjang.
"Ibuku jahat, kejam dan banyak mencelakai umat persilatan,
meski sudah mat ipun sukar untuk menebus dosa-dosanya itu,
apalagi dia telah membunuh ayahku, akupun akan membunuhnya,
sebab aku harus membalaskan dendam bagi kematian ayahku"
Menyinggung kembali tentang ayah perempuan ini, Seng sim cian
li Hoa Soat kun menghela napas panjang, dia merasa luka didalam
hatinya kembali tersentuh.
Begitulah, setelah menghela napas panjang dengan amat
sedihnya dia berkata:
"Baiklah, memang sudah seharusnya kau yang turun tangan
sendiri!"
Berbicara sampai disini berangkatlah mereka berdua menuju ke
ruangan hukuman dari perkumpulan Ban sia kau untuk
menyelamatkan Keng Cin sin.
Jeritan ngeri yang menyayat hati kedengaran bergema
memenuhi angkasa, itulah jeritan dari Ciu Heng thian yang mulai
tersiksa diatas tanah.
Sekujur badannya mulai bergetar keras bagaikan gelombang
samudra karena sakit dan menderitanya .......
Sementara kedua biji bola matanya yang melompat keluar turut
bergema pula seolah-olah bisa melompat kesana kemari.
Rupanya racun obat perangsang Im hwee si hun wan yang
bersarang dalam tubuhnya sudah mulai menyebar dan menunjukkan
daya kerjanya .....
1267
Kini, seluruh badannya dipenuhi aliran nafsu birahi yang panas
menyengat, aliran birahi tersebut menerjang ke seluruh bagian nadi
pentingnya sehingga menimbulkan penderitaan yang tak terlukiskan
dengan kata-kata.
Penderitaan semacam ini amat hebat dan luar biasa sekali .....
Padahal saat ini dia berada dalam keadaan lemah, tiada satu
bagian pun dari anggauta badannya yang mampu merasakan
penderitaan dan siksaan dahsyat yang munculnya dari dalam.
Kulit wajahnya yang menyeringai seram, kini semakin mengejang
keras hingga berkerut kencang.
Sedang kedua biji bola matanya yang menonjol keluar turut
bergetar pula dengan hebatnya ....
Tapi bergetarnya bola mata tersebut, mendatangkan semacam
penderitaan baru yang jauh lebih hebat baginya.
Kejernihan otak Ciu Heng thian saat ini masih tetap utuh, sedang
hati kecilnya benar-benar merasa benci sekali kepada Thian, karena
memberi siksaan yang begitu berat menjelang saat ajalnya, dia ingin
berteriak ingin menjerit, ingin mendesis ......
Namun tak sebuah pun yang bisa dia lakukan.
Dia seakan-akan harus menerima siksaan dan penderitaan
tersebut dengan mulut membungkam.
Yaa, benar! Dia memang harus menerima segala sesuatunya itu
tanpa berbicara.
Sebab inilah buah dari semua perbuatan yang pernah
dilakukannya selama ini, semacampembalasan yang dirasakannya.
Haruskah dia membenci langit?
Ataukah membenci kepada sesama manusia?
Tidak! Dia hanya membenci diri sendiri menyesali diri sendiri
yang telah banyak berbuat dosa dan kesakitan dimasa lampau.
1268
sebab hanya dengan cara inilah dia baru dapat melepaskan
sukmanya dari semua penderitaan.
Seringkali manusia memang menjatuhkan dirinya sendiri ke
lembah kehancuran, ada kalanya disaat dia hendak melakukan
suatu perbuatan jahat, walaupun sadar dirinya bahwa perbuatan itu
akan memperoleh pembalasan, toh ia tetap bersikeras
melakukannya.
lnilah yang dinamakan napsu berhasil mengalahkan kesadaran
seseorang?
Tidak! tidak mungkin begitu!, karena kesadaran manusialah yang
seringkali menangkan segala sesuatunya.
Kalau dia sampai melakukan kejahatan, berarti watak jeleknya
yang mendorong ia berbuat begitu.
Tentu saja ada sementara orang yang menyadari kesalahannya
dan bertobat bila saat ajalnya dan saat pembalasan telah tiba,
namun sayang waktu demikian ini sudah tak sempat lagi, karena
sudah tiada harapan untuk tertolong lagi.
Cuma, menyesal dan bertobat sebelum ajal memang jauh lebih
baik dari pada sama sekali tidak bertobat.
Seperti apa yang diajarkan dalam agama penyesalan serta
bertobat merupakan pelepasan sukma dari beban berat.
Oleh sebab itu, penyesalan dan bertobat menjelang kematian
hanya semacam pelepasan belaka bagi sukma dari beban berat,
bukan berarti bisa menghilangkan segala dosa dan kesalahan yang
pernah di lakukannya sepanjang hidup.
Walaupun jiwanya telah kembali kealam baka, namun nama
busuknya tetap tertinggal sepanjang jalan di alamsemesta ini.
Ciu Heng thian bukan termasuk seorang manusia yang mau
menyesal dan bertobat menjelang saat ajalnya, rohnya boleh di
bilang merupakan roh yang jahat dan penuh dosa.
1269
Penderitaan dan siksaan badan yang dialaminya, kian lama kiau
bertambah hebat dan kuat menyusul berlalunya sang waktu.
Penderitaan tersebut tidak terbatas pada salah satu bagian tubuh
saja, melainkan seluruh bagian tubuhnya.
Baik dikulit, didaging maupun dalam tulang belulang ....
Berada dalam keadaan seperti ini, dia bersedia mati secepatnya,
namun panca indra serta segenap bagian tubuhnya tak sebuahpun
yang bersedia mentaati keinginannya itu, maka diapun harus
menerima segala sesuatunya dengan membungkam.
Menerima...
Menerima. ...
Mendadak ....
Lamat-lamat terendus bau amisnya darah yang sangat tebal
menyelimuti seluruh angkasa.
Rupanya dari setiap lubang pori-pori tubuh Ciu Heng thian yang
tergeletak di tanah, lamat-lamat memancar keluar noda darah yang
segera membasahi seluruh pakaiannya.
Mengikuti berlalunya sang waktu, tubuh Ciu Heng thian yang
mengejang keraspun makin mereda sebelum akhirnya sama sekali
menjadi tenang...
Setiap titik darah yang berada dalam tubuhnya telah mengalir
keluar melalui pori-pori badannya.
Maka diapun matilah, mati setelah menerima siksaan dan
penderitaan yang paling keji di kolong langit, Thian pun tidak
memberi kesempatan kepadanya untuk melakukan apa yang
lazimnya dilakukan seseorang yang mendekati ajalnya, atau paling
tidak jeritan ngeri serta keluhan duka...
-ooo0dw0ooo1270
Jilid 38
KU SEE HONG telah ditangkap Ceng Lan hiang dan di bawa
menuju ke istana Cun kiong tian.
Ceng Lan hiang, si perempuan cabul ini benar-benar bersikap
istimewa terhadap Ku See hong, bahkan ia tak segan-segan
mempergunakan berbagai macan obat-obatan yang mahal harganya
untuk mengobati luka yang diderita Ku See hong.
Apakah dia bertujuan untuk merasakan kepuasan seksual dari Ku
See hong yang gagah dan perkasa!
Ataukah pelampiasan rasa cinta dan kasihnya terhadap Ku See
hong ....?
Kalau mesti dijawab pertanyaan di atas, maka jawabannya
adalah kedua-duanya.
Watak Ceng Lan hiang memang cabul dan jalang, boleh dibilang
sampai matipun ia tak dapat merubah kebiasaannya ini.
Seperti misalnya dengan jelas ia sudah mendapat tahu kalau
antara putrinya dengan Ku See hong sudah mempunyai hubungan
suami istri, sebagai seorang ibu, seharusnya dia tak sampai berbuat
mesum dengan menantu sendiri.
Tapi dalam kenyataannya, dia tetap bertekad hendak
memperoleh kepuasaan seks dari Ku See hong.
Kalau ditanya mengapa? Maka bisa di jawab hal ini disebabkan
Ceng Lan hiang amat mencintai Ku See hong, benar-benar
mencintainya setulus hati.
Sepanjang hidupnya di dunia ini, boleh di bilang dia hanya
mencintai Ku See hong seorang.
Ku See hong tetap berbaring diatas pembaringan di ruang Cun
kiong tian dalam ruangan setengah telanjang, sepasang matanya
terpejamrapat-rapat, tampaknya ia belum sadarkan diri.
1271
Luka-luka diseluruh tubuhnya telah ditaburi bubuk obat, bahkan
sudah merapat dan tumbuh kulit baru.
Sebagaimana diketahui, Ku See hong pernah minum darah
mestika naga bumi yang langka dan tak ternilai harganya, maka
walau pun sedang menderita luka dibadan, wajahnya tetap merah
padamdan bersinar terang.
Justru wajahnya yang merah bercahaya inilah merupakan daya
pikat bagi kaum wanita.
Disisi tubuhnya berbaring pula sesosok tubuh yang berada dalam
keadaan telanjang bulat, kulit badannya halus dan put ih bagaikan
susu, benar-benar sesosok tubuh yang cukup membuat hati orang
bergetar.
Dengan sepasang matanya yang genit memikat dan
memancarkan rangsangan napsu birahi yang membara, tiada
hentinya dia awasi wajah Ku See hong yang masih tertidur ....
Tampaknya dia sudah tak sanggup menahan kobaran napsu
birahinya yang memuncak, tidak menunggu sampai Ku See hong
sadar, dia mulai melakukan gerakan-gerakannya yang erotik...
Dengan cepat dia merangkul tubuh Ku See hong, kemudian
membalikkan badan dan menindih diatas pemuda tersebut.
Sementara bibirnya yang kecil mungil mulai menciumi dan
bergeser tiada hentinya ke seluruh wajah Ku See hong . ...
Sikapnya sekarang bagaikan seseorang yang sudah seratus tahun
tak pernah mencicipi rasanya daging saja, begitu birahinya
memuncak, maka ibaratnya bendungan yang jebol diterjang air bah,
betul-betul meluber dan tak terbendung lagi ...
Yaa, Ceng Lan hiang memang tersohor karena napsunya yang
kelewat besar, boleh dibilang saban hari dia membutuhkan dua kali
permainan senggama untuk memuaskan nafsu birahinya.
Padahal selama beberapa hari belakangan ini, ia tak pernah
menjamah seorang lelakipun, bahkan berhubunganpun tidak,
1272
bayangkan saja bagaimana mungkin keadaannya tidak sedemikian
rakusnya seperti seratus tahun tak pernah ketemu daging saja...
Disaat permainan cinta akan dilanjutkan ke babak yang lebih
menyeramkan.
Pada saat itulah, dari balik pintu kamar pelan-pelan muncul
seseorang, dia adalah seorang gadis berbaju putih.
Dengan cepat gadis itu dibuat terperana oleh pemandangan
panas yang terbentang di depan mata.
Lalu paras mukanya dengan cepat berubah menjadi merah
membara karena jengah.
Titik-titik air mata jatuh berucucuran membasahi kelopak
matanya yang indah.
Pemandangan yang terbentang didepan matanya membuat ia
sakit hati, perasaannya bagaikan disayat-sayat dengan pisau
sehingga mengucurkan darah.
Yaa, gadis itu sangat sedih.
Diapun merasa malu ....
Benci.. .
Sambil menggertak gigi, dengan cepat ia meloloskan sebilah
pisau belati dari dalamsakunya..
"Oooh ibu... kau tak tahu malu... "
Teriakan keras diiringi keluhan pedih bergema memecahkan
keheningan.
Secepat sambaran kilat Him ji im segera lari kedepan dan
menerkam kearah pembaringan.
Teriakannya yang keras dan memekikkan telinga itu segera
membangunkan Ku See hong yang sedang tertidur nyenyak.
1273
Sambil membentak keras, tiba-tiba hawa murninya dihimpun
kedalam telapak tangan kanannya dan sekuat tenaga melepaskan
sebuah pukulan kedepan.
"Blaaaammmm.....!”
Benturan keras yang memekikkan telinga segera berkumandang
memecahkan keheningan.
Tubuh Ceng Lan hiang bagaikan seekor ular air segera mencelat
dari atas pembaringan dan terlempar kedepan sana ....
Waktu itu Him Ji im sedang menerkam dengan kecepatan tinggi,
sedangkan tubuh Ceng Lan hiang yang terhantam mencelat pula ke
belakang dengan kecepatan yang tak kalah pesatnya...
Tak ampun lagi pisau belati yang tajam itu persis menusuk diatas
punggung Ceng Lan hiang sampai tembus ke dalam dadanya...
Teriakan ngeri yang memilukan hati segera berkumandang
memecahkan keheningan.
Menyusul kemudian...
"Blaaammm... .!"
Benturan keras yang menggelegar segera bergema pula
memenuhi seluruh angkasa.
Pisau belati yang menancap di atas punggung Ceng Lan hiang itu
tembus sampai tinggal gagangnya, darah kental segera menyembur
keluar dan membasahi kulit badannya yang putih bersih.
Pelan-pelan Ceng Lan hiang membalikkan badannya, dengan
sorot mata yang memancarkan sinar kebuasan dan kebencian dia
awasi HimJi im yang tertegun mematung itu tanpa berkedip.
Kemudian telapak tangan kanannya pelan-pelan diangkat ke
tengah udara....
Him Ji imsegera menjerit sedih:
"Ibu .... aku telah membunuhmu, aku telah membunuhmu ....”
1274
Ditengah teriakan keras tersebut, telapak tangan kanan Ceng Lan
hiang pelan-pelan diturunkan kembali ....
Sorot matanya yang memancarkan kebuasan dan kebencian itu
segera hilang lenyap tak berbekas.
Pada saat itulah dari balik pintu kamar menyelinap masuk dua
orang perempuan, mereka adalah Keng Cin sin dan Seng sim cian li
Hoa Soat kun.
Tampak mereka sudah bisa menduga kalau kejadian seperti ini
dapat berlangsung.
Oleh sebab itu mereka tidak menunjukkan perasaan terkejut
ataupun terkesiap! namun perasaan mereka berdua nampak berat
sekali.
Ku See hong telah mengenakan kembali pakaiannya, dengan
cepat kemudian sambil menubruk ke muka serunya sedih.
"Adik Im, kau..."
"Engkoh Hong..." pekik Him Ji imsangat sedih.
Rasa sedih yang menyayat hatinya sekarang benar-benar tak
terlukiskan lagi dengan kata-kata .....
Sementara itu, Ku See hong telah merangkul tubuh Him Ji im
kencang-kencang, sedang air matanya jatuh bercucuran membasahi
seluruh wajahnya.
Memandang sikap mesra ke dua orang itu, paras muka Ceng Lan
hiang yang pucat pasi seperti mayat itu nampak mengejang keras,
sementara sorot matanya yang buas kembali mencorong dari balik
matanya ....
Pelan-pelan telapak tangan kanannya diangkat kembali ke atas
seakan-akan hendak melancarkan serangan...
Serentak Seng sim cian li Hoa Soat kun dan Keng Cin sin
menyelinap maju ke muka dengan cepat tenaga dalam yang mereka
miliki segera dihimpun menjadi satu, asal Ceng Lan hiang
1275
melancarkan serangan pembunuhan, mereka akan segera
melepaskan pula serangan yang mematikan.
Namun dalam hati kecil mereka berduapun timbul suatu
kecurigaan yang sama....
Benarkah sampai saat ajalnya Ceng Lan hiang masih belum
bertobat? Benarkah dia berniat membunuh putri sendiri?
Padahal, dari mana mereka berdua bisa menduga kalau Ceng Lan
hiang sesungguhnya sangat mencintai Ku See hong.
Ketika menyaksikan Ku See hong tidak menggubris kasih
sayangnya, tapi bersikap begitu mesra kepada putrinya, rasa
cemburu yang amat besar segera membara dalam hatinya.
-000d0w000-
BAB 59
AKAN tetapi .....
Pelan-pelan Ceng Lan hiang menurunkan kembali tangannya ..
Apakah dia sudah tak bertenaga lagi untuk membunuh mereka....
Bukan begitu ......
Seandainya Ceng Lan hiang nekad menghimpun sisa hawa murni
yang dimilikinya untuk melancarkan serangan terakhirnya yang
terkeji, mungkin Ku See hong dan Him Ji im akan mati bersama
seketika itu juga.
Sekalipun disitu hadir Keng Cin sin dan Seng sim cian li Hoa Soat
kun yang siap memberikan bantuan, hal ini sudah tak sempat lagi.
Dia telah sadar akan kekhilafannya? Ataukah merasa tak tega
untuk mencelakai mereka?
Yaa, memang demikianlah keadaannya.
Mendadak titik air mata jatuh bercucuran membasahi kelopak
mata Ceng Lan hiang.. .
1276
Air mata tersebut boleh dibilang merupakan air mata yang untuk
pertama kalinya jatuh berlinang, tapi boleh dibilang juga sebagai
terakhir kalinya.
Memandang wajah sedih ibunya, remuk rendam perasaan Him Ji
im, dia segera berpekik:
"Ibu .... aku telah membunuhmu...”
Nada suaranya amat memilukan hati, membuat siapapun yang
ikut mendengar merasakan hatinya pedih.
Ceng Lan hiang tertawa sedih.
"Imji, kau telah membunuhku ....”
Walau pun Him Ji im begitu membenci ibunya, begitu bertekad
ingin membunuhnya namun dia toh tetap darah daging Ceng Lan
hiang, apalagi dia telah membunuh ibunya sekarang, rasa sedih dan
perih dalam hatinya benar-benar tidak terlukiskan dengan kata-kata.
Air matanya segera jatuh bercucuran seperti mutiara yang putus
benang, setetes demi setetes jatuh bercucuran tiada hentinya ...
Dengan suara pedih HimJ i imberpekik:
"Aku telah membunuh ibu kandungku sendiri, aku.... dosaku
benar-benar tak terampuni...”
Ceng Lan hiang mendongakkan kepalanya memandang ke arah
Him Ji im, kemudian setelah tertawa pedih katanya:
"Im ji, seharusnya aku adalah ibumu, namun aku tak pernah
memberi cinta kasih seorang ibu kepadamu, aku terlalu memikirkan
napsuku sendiri.. Walaupan kau telah membunuhku sekarang,
namun kau sama sekali tidak berdosa, kau tahu ibumu jahat dan
penuh dengan dosa, bahkan aku telah turun tangan segera
membunuh ayahmu sendiri, apa yang berakibat dengan diriku
sekarang boleh dibilang merupakan hukum karma yang harus
kuterima, kau memang seharusnya membalaskan dendam bagi
kematian ayahmu.."
1277
Sekarang dia sudah sadar, sudah mulai menyesal dengan segala
perbuatannya .... Tapi segala sesuatunya sudah terlambat, sebab
dia hanya tinggal beberapa menit lagi hidup didunia ini....
Di tengah ucapan Ceng Lan hiang yang memedihkan hati, air
matanya jatuh bercucuran dengan teramat derasnya...
"Ibu...." Pekik HimJi im dengan pedih.
Dia meronta dan melepaskan diri dari pelukan Ku See hong
kemudian menerjang ke dalam rangkulan Ceng Lan hiang sambil
menangis tersedu-sedu ....
Isak tangisnya yang begitu memilukan hati sungguh membuat
hati orang merasa hancur lebur ....
Ku See hong, Keng Cin sin, Hoa Soat kun, semuanya ikut merasa
berduka dan sedih .....
Seluruh ruangan Cun kiong tian segera diliputi kabut kedukaan
yang sangat tebal.
"Ibu!" Him Ji im mendongakkan kepalanya sambil berpekik, "aku
merasa amat menyesal karena telah membunuhmu"
Ceng Lan hiang menghela napas panjang:
"Aaai, Im ji kau tak usah menyesal...
"Sekarang aku baru sadar.. barang siapa senang melakukan
perbuatan jahat maka dia akan memperoleh akibatnya, entah cepat
atau lambat datangnya pembalasan tersebut. Oleh sebab itu,
manusia seperti ibu cepat atau lambat pasti akan mati juga ditangan
orang lain. Bila aku sampai mati ditangan orang, mungkin aku tidak
akan sesadar sekarang ini.
"Malam ini aku telah mati ditanganmu, boleh dibilang semua
dosa dan kesalahanku akan berakhir, memang seharusnya
demikian, daripada aku banyak melakukan pembunuhanpembunuhan
yang tak berguna lagi, dan akupun sudah seharusnya
mati di tanganmu. Im ji! Kau tidak salah membunuh, kau
dengarkanlah perkataanku ini"
1278
"Ibu... kau tidak akan mati, kau harus hidup terus!" pekik Him Ji
imdengan pedih.
Ceng Lan hiang segera tertawa.
"Im ji, sepanjang hidup ibu sudah melakukan kejahatan,
walaupun tubuh harus hancur, sulit bagiku untuk menebus semua
dosa-dosaku ini, aai...
"Cuma sayang, penyesalanku agak terlambat...
"Ibu sudah banyak menikmati kesenangan yang maksiat didunia
ini, sekarang sudah sewajarnya aku merasakan penderitaan di
neraka!!”
"Ibu, semua dosa dan kesalahanmu biar Im ji saja yang
menanggung, kau.... kau tak bakal masuk neraka.." seru Him Ji im
sambil menangis tersedu-sedu.
"Anak bodoh, bagaimana mungkin dosaku dapat kau pikul?
Dengan demikian meski aku sudah mati dan berada dialam baka
hatiku tidak akan merasa tenang"
Mendadak Ceng Lan hiang mengalihkan sorot matanya yang
lembut dan halus ke wajah Ku See hong, kemudian setelah tertawa
rawan ia berkata:
”Ku See hong kau memang membuat orang gampang tertarik
kepadamu, sebelum ajalku tiba, sekarang ada satu hal inginku
utarakan kepadamu secara berterus terang, tatkala aku
menangkapmu sekali lagi ini, sesungguhnya bukan niatku dan hawa
napsu birahiku.
"Sesungguhnya aku berbuat demikian karena aku benar-benar
sangat mencintaimu, sekarang aku dapat berkata demikian dan
mungkin kau anggap aku tak tahu malu, tapi sebenarnya ucapanku
tersebut sejujurnya dan tidak enak bila tidak ku utarakan keluar.
"Cinta memang sesuatu yang aneh, sepanjang hidupku hanya
kau seorang yang pernah kucintai dengan sepenuh hati, sedangkan
lainnya tak lebih hanya pemuas bagi napsu birahiku.
1279
”Sekarang aku telah serahkan satu-satunya putri kesayanganku
ini kepadamu, harap kau mencintainya dengan sepenuh hati,
menyayanginya, semenjak kecil nasibnya sudah jelek, penuh
kedukaan dan kepedihan, kebahagian dimasa mendatang dan
kegembiraan mungkin hanya kau yang dapat memberikan
kepadanya. Budi kebaikanmu tersebut pasti akan kubayar di dalam
penitisan yang akan datang.
"Sekarang aku harap kau sudi memberikan janjimu kepadaku,
janji yang menandakan bahwa kau dengan sepenuh hati akan
merawat serta melindungi putriku ini"
"Kau tak usah kuatir, aku orang she Ku tidak akan menyianyiakan
dirinya". sahut Ku See hong dengan suara lantang.
Ceng Lan hiang segera tersenyum:
"Nah, kalau begitu aku harus menyampaikan selamat tinggal
kepada kalian semua....
Begitu selesai berkata, dengan jari telunjuk dan jari tengah
tangan kanannya Ceng Lan hiang segera menotok jalan darah Pak
hwee hiat diatas jidat sendiri.
Tanpa mengeluarkan sedikit suarapun dia terjatuh dan roboh
kedalampelukan Him Ji im.
Ketua Ban sia kau yang termashur karena kejalangan serta
kecantikannya dalam dunia persilatan ini segera tewas dalam
pelukan putrinya.
”Ibu.." dengan suara yang amat pedih Him Ji im berteriak keras
Suara selanjutnya segera tenggelam di balik isak tangisnya yang
memilukan hati.
Begitu memilukan dan memedihkan hati isak tangisnya, membuat
seluruh dunia seolah-olah hendak terbalik...
Siapapun yang kebetulan mendengar suara tangisannya tersebut,
pasti akan turut terharu dan beriba hati.
1280
Kalau dilihat dari kebejadan moral Ceng Lan hiang sepanjang
hidupnya, dia memang pantas untuk mati, akan tetapi penyesalan
dan cara tobatnya menjelang kematiannya, cukup membuat orang
turut merasa terharu.
Dia telah banyak buat kejahatan didunia ini, dan harus menerima
buah kejahatan yang telah dilakukannya, masih adakah hukuman
yang jauh lebih berat bagi seorang manusia yang banyak melakukan
kejahatan didunia ini daripada suatu kematian?
Kalau mesti dijawab, maka dapat dikatakan ada. Siksaan hatin
menjelang ajalnya serta umpatan orang setelah ajalnya jauh lebih
berat ketimbang hukuman mat i itu sendiri.
Walaupun hal tersebut sudah tidak menimbulkan pengaruh lagi
bagi yang terhukum, sebab orang yang telah meninggal tak akan
mengetahui akan segala umpatan orang lain.
Tapi, peristiwa itu akan beredar terus diantara anak
keturunannya, noda hitam dari leluhur mereka akan membuat anak
keturunannya merasa rendah diri, malu dan memencilkan diri .....
Demikianlah keadaan Him Ji im sekarang, pukulan hatin yang
diterimanya sungguh tak terlukiskan dengan kata-kata.
Penyesalan Ceng Lang hiang menjelang saat ajalnya membuat
Him Ji im lebih menderita dan sedih, sebab ibunya memang tewas
ditangannya.
Betapa pun besarnya dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan
ibunya, Him Ji im merasa berdosa dan salah karena dia telah
membunuhnya, apalagi gadis ini berhati penuh welas asih.
"Adik Im, segala sesuatunya telah ditakdirkan oleh Yang Maha
Kuasa" kata Ku See hong sedih, "jangan menangis terus, perhatikan
kesehatan tubuhmu. Kami dapat melupakan semua kejadian yang
memedihkan ini secara pelahan-lahan"
"Engkoh Hong" teriak Him Ji im dengan sedih, "bagaimana
mungkin aku dapat melupakan kejadian ini?"
1281
Pelan-pelan Keng Cin sin berjalan mendekat, lalu berkata dengan
suara lembut:
"Adik Im, jangan menangis terus hingga merusak badan, mari
kita selekasnya meninggalkan tempat ini!"
Sambil berkata, Keng Cin sin membopong tubuh Ceng Lan hiang
dan membaringkannya ke atas ranjang, kemudian menutupi
jenasahnya dengan kain.
Ceng Lan hiang memang seorang perempuan yang cantik
rupawan, walaupun sudah menghembuskan napas penghabisan
namun wajahnya masih tetap cantik dan menarik.
Dengan suara pedih HimJ i imberkata.
"Cici, aku ingin mengubur jenasahnya secara baik-baik, agar aku
bisa membaktikan diri sebagai seorang anak terhadap orang tuanya
....."
"Lebih baik kita selesaikan dulu persoalan lain sebelum
mengurusi jenasahnya" kata Seng sim cian li Hoa Soat kun dengan
suara dalam.
Mendadak Ku See hong bertanya.
"Adik Im, kau sudah berhasil mendapatkan kitab Ban sia cin keng
tersebut?"
Dari sakunya Him Ji im mengeluarkan kitab pusaka Ban sia cin
keng tersebut dan diserahkan kepada Ku See hong, lalu katanya
dengan sedih. "Engkoh Hong, obat penawar racun dari Im hwee si
hun wan dikatakan dalam kitab tersebut sebagai rumput Han sia
cau, cuma tidak diketahui benda apakah itu, bagaimana bentuknya
dan dihasilkan dimana."
Ku See hong segera bergumam. "Rumput Han sia cau? Rumput
Han sia cau? Benarkah di dunia ini terdapat rumput tersebut?"
Dengan pandangan tidak habis mengerti pemuda itu berpaling ke
arah Keng Cin sin, kemudian tanyanya lagi, " Nona, tahukah kau
benda apakah itu?"
1282
Dengan cepat Keng Cin sin menggeleng, "Di dalam kitab obatobatan
yang ada dalam Cang ciong pit kip.. sama sekali tidak
dicantumkan nama rumput Han sia cau.”
"Tapi dalam benakku seakan-akan pernah mengingat nama Han
sia cau tersebut, hanya untuk sementara waktu tak dapat
mengingatnya.. "
Seng Sim cian li Hoa Soat kun malah berdiri melongo dengan
pikiran kosong setelah mendengar nama Han sia cau itu, sebab
pada hakekatnya dia belum pernah mendengar akan nama rumput
itu.
Akan tetapi sewaktu mengetahui bahwa Keng Cin sin pernah
mendengar nama rumput obat itu, dia merasa sedikit agak lega,
ujarnya kemudian.
"Nona, coba tenangkan pikiranmu dan pikirkan lagi pelan-pelan,
tak perlu tergesa-gesa, apalagi masa kambuhnya racun dalam tubuh
Im Yan cu masih ada sebelas hari lagi, kau tak perlu tergesa-gesa
...."
Walaupun diluar Hoa Soat kun berkata tak perlu tergesa-gesa,
padahal hati kecilnya benar-benar merasa amat cemas, bahkan
kalau bisa Keng Cin sin dapat teringat sekarang juga.
Cuma sayang, semakin dia ingin cepat-cepat teringat kembali,
pikirannya makin bingung dan kacau.
Akhirnya Keng Cin sin menghela napas pelan seraya berkata:
" Aaaai, saat ini aku tak dapat mengingatnya kembali, tapi mogamoga
saja aku dapat mengingatnya kembali didalam tiga hari
mendatang"
Mendadak Ku See hong berkata pula.
"Nona, aku pun seperti pernah mendengar nama rumput Han sincau
tersebut."
Buru-buru Seng sin clan li Hoa Soat kun berpaling seraya
bertanya dengan cepat.
1283
”Kau pernah mendengar dari siapa?".
Ku See hong menghela napas sedih.
"Akupun tidak tahu mendengar dari siapa, tapi dalam benakku
seakan-akan tertera kata Han sin cau tersebut"
Mendengar perkataan tersebut Seng sim cian li Hoa Soat kun
segera mendengus dingin, dengan gemas dia melotot sekejap ke
wajah Ku See hong, lalu katanya ketus.
"Bila kau tak berhasil menyelamatkan dia, aku pasti akan
membuat perhitungan denganmu"
"Aku pasti dapat teringat kembali, aku pasti akan berhasil
menyelamatkan adik Im Yan cu" janji Ku See hong dengan suara
nyaring.
Keng Cin sin serta Him Ji im yang mendengar perkataan Hoa
Soat kun tersebut, segera merasakan hatinya amat kalut tak karuan.
Sesudah hening sejenak, akhirnya Him Ji imyang berkata dengan
suara pedih.
"Hoa locianpwee, pembunuh dari enci Im Yan cu adalah si
pedang ular perak Ciu Heng thian, dan bangsat itu sudah tewas
secara mengenaskan ditanganmu, dendam sakit hatimu juga telah
terbalas, mengapa kau orang tua hendak membuat perhitungan
dengan dirinya ....?"
Seng sim cian li Hoa Soat kun melotot sekejap ke arah Him J i im
dengan gusar, lalu sahutnya.
"Antara aku dengan dirinya masih terikat dendam sakit hati yang
belum terselesaikan, kalian anggap urusan tersebut bisa dipahami
angkatan muda seperti kau?"
Keng Cin sin pernah membaca riwayat hidup Bun J i koan su Him
Ci seng yang tragis, maka diapun mengetahui pula hubungan cinta
Hoa Soat kun dengan Him Ci seng yang berakhir dengan
mengenaskan.
1284
Tapi ia merasa tidak pada tempatnya apabila Hoa Soat kun ingin
membalas dendam sakit hatinya dimasa lampau atas diri Ku See
hong.
Sambil menghela napas sedih Ku See hong segera berkata.
"Hoa locianpwee, benarkah kau orang tua tak sudi mengampuni
kesalahan guruku, dimasa lalu?
"Menjelang saat ajalnya, berulang kali dia telah berpesan
kepadaku agar aku bersungguh hati menyampaikan rasa cintanya
kepadamu, dia bilang: Bila kau tak bersedia memaafkan
kesalahannya, maka dia bersedia menerima hukuman macam
apapun darimu atas jenasahnya, dia tak akan pernah menyesal
dialam baka. Sebab dengan begitu, rasa menyesalnya akan jauh
berkurang, dia menyatakan penyesalannya yang tak terkirakan,
karena dia tidak menerima cintamu waktu itu, tapi setelah
pertempuran berdarah di bukit Soat san, dia baru sadar kalau dia
amat mencintaimu, menjelang ajalnya dia berkata agar kau selalu
bahagia, karena selama berada di alam baka dia akan selalu
mencintaimu"
Sekujur tubuh Seng Sim cian li Hoa Soat kun gemetar keras
setelah mendengar perkataan itu, sementara titik air matanya jatuh
berlinang membasahi wajahnya, jelas ia sangat terharu oleh
perkataan tersebut.
Mendadak dia membentak dengan suara menggeledek:
"Tutup mulut! Setan tua itu sangat licik dan banyak akal
muslihatnya, siapa tahu disaat menjelang ajalnya dia sengaja
menciptakan kata-kata semacam itu untuk membohongi aku? Aku
tak dapat memaafkan kesalahannya, aku hendak menghancur
lumatkan tulang belulangnya sehingga halus dengan bubuk"
Ku See hong segera berkerut kening, serunya dengan gusar.
"Aku telah menyampaikan suara hati guruku kepadamu, bila kau
tetap bersikeras dengan pandanganmu tersebut, tentu saja akupun
1285
tak bisa berbuat apa-apa, tapi sampai waktunya apabila aku sampai
berbuat kurang ajar kepadamu, harap kaupun sudi memaafkan."
Tiba-tiba mencorong sinar penuh kebuasan dari balik mata Seng
sim cian li Hoa Soat kun, setelah mendengus dingin dia berkata
dingin.
"Dengan kepandaian silatmu itu kau ingin menghalangi niatku?
Huuuhh .... masih ketinggalan jauh"
"Boanpwee tahu kalau kepandaian silatku rendah dan tak becus,
tapi demi melindungi jenasah guruku, terpaksa aku harus
mempertaruhkan selembar jiwaku"
Keng Cin sin berada disisinya menghela napas sedih, tiba-tiba dia
menimbrung.
"Hoa cianpwee, Ku See hong, racun Im Yan cu belum
disembuhkan, mengapa kalian malah bentrok sendiri? Kalau
dihitung-hitung, kalian berdua masih mempunyai hubungan yang
cukup erat, persoalan besar apa sih yang tak dapat diselesaikan?
Bila demikian terus keadaan kalian, niscaya Im Yan cu akan merasa
lebih menderita dan tersiksa ......
Mendadak....
Jeritan kaget dari Him Ji im bergema memecahkan keheningan,
kemudian terdengar ia berteriak keras.
"Kalian cegat kabur orang dari empat penjuru ......
Serentak Ku See hong, Keng Cin sin dan Hoa Soat kun
berbondong-bondong lari ke pintu depan Cun kiong thian dan
menyerbu keluar dari situ ....
Tapi ...
Serentetan desingan angin tajam segera berkumandang
memecahkan keheningan.
Hujan panah yang amat deras langsung dibidikkan ke depan
pintu gerbang gabungan tersebut...
1286
Menyaksikan datangnya hujan panah itu, serentetan ketiga jago
lihay ini membentak gusar, telapak tangan mereka segera
diayunkan kemuka, enam gulung tenaga pukulan yang maha
dahsyat langsung merontokkan anak panah-panah tersebut.
Tapi, di saat mereka berhasil merontokkan barisan anak panah
yang pertama...
Serentetan desingan angin tajam lain menggema pula
memecahkan keheningan...
Puluhan batang panah tajam, bagaikan amukan angin puyuh
langsung menyapu seluruh permukaan tanah.
Mimpi pun ke tiga orang jago itu tak pernah menyangka kalau
serangan musuh datangnya begitu cepat, terpaksa mereka harus
bertekuk pinggang dan mengundurkan diri kesamping.
Disaat mereka sedang melayang mundur inilah, ke tiga orang itu
masing-masing melepaskan dua gulung angin puyuh yang
merontokkan hujan panah tadi.
"Sreeet...! Sreeeet.. .! "
Dua desingan angin tajam yang memekikkan telinga kembali
bergema memenuhi angkasa...
Dua batang anak panah yang tajam tahu-tahu berhasil
menembusi jaring hawa serangan dan secepat kilat meluncur kearah
Him Ji imyang berada dibelakang.
Untung Ku See hong bermata tajam dengan kaget dia berteriak
keras.
"Adik Im. cepat minggir!"
Ditengah bentakan, secepat kilat tubuh Ku See hong miring ke
samping lalu ke lima jari tangan kanannya di sentilkan ke muka
melepaskan lima gulung desingan angin tajam.
"Blaaammm. blaaammm...!"
1287
Dua benturan nyaring kembali bergema memecahkan
keheningan.
Termakan oleh ke lima desingan angin jari itu, dua batang panah
tadi patah menjadi t iga bagian.
Tapi nampaknya ke dua mata panah itu masih mempunyai sisa
kekuatan yang cukup tangguh, kali ini panah-panah tersebut
menyambar ke arah sepasang bahu Him Ji im.
Entah mengapa, meski menyaksikan datangnya ancaman panah
tersebut, namun Him Ji im sama sekali tidak menghindar ataupun
berkelit, tak terlukiskan rasa gelisah Ku See hong setelah
menyaksikan kejadian tersebut, segera teriaknya keras-keras:
"Adik Im. . . ."
Sepasang bahu Him Ji im segera terhajar oleh mata panah yang
tinggal enam inci panjangnya itu sampai tembus sedalam tiga inci
ke bahunya, setelah gemetar keras dia lantas roboh terjengkang ke
atas tanah...
Dengan cepat Ku See hong memeluk gadis itu sambil berteriak
sedih:
"Adik Im, mengapa kau tidak berkelit...."
Paras muka Him Ji im pucat pias seperti mayat, bibirnya
membiru, dengan pedih ia berkata:
„Engkoh Hong, maafkanlah aku, aku tak punya muka untuk hidup
terus di dunia ini!"
Memandang bahunya yang terluka dan berdarah, Ku See hong
merasa pedih sekali, tak terbendung lagi titik air mata jatuh
bercucuran, katanya sedih:
"Adik Im, mengapa kau harus rendah diri? Kau .... apakah kau
hendak meninggalkan aku seorang diri?"
Bergetar keras seluruh badan Him J i im setelah mendengar
perkataan itu, kulit wajahnya nampak mengejang keras menahan
1288
penderitaan, sudah jelas rasa sakit akibat lukanya mendatangkan
siksaan yang cukup berat bagi gadis ini.
Dengan sinar mata yang rawan karena kepedihan, dia berkata
agak parau:
"Engkoh Hong, aku... aku tak ingin meninggalkan dirimu, tapi
takdir menentukan lain..."
"Adik Im, aku akan mencabut keluar panah yang menancap
dibahumu itu" tukas Ku See hong dengan cepat.
Sembari berkata, pemuda itu segera menggerakkan jari tangan
kirinya untuk menotok jalan darah sui hiat diatas bahu nya, lalu
dengan jepitan jari tengah dari telunjuknya dia mencabut keluar
mata panah tersebut.
Darah segar yang dicampur dengan hancuran daging segera
membasahi tangan si anak muda itu.
Dalam pada itu, suasana dalam ruang Cun kiong thian bertambah
pengap dan panas, bau hangus makin menusuk hidung, sementara
kobaran api yang membara, diluar sana semakin menghebat, suara
ledakan demi ledakan bergemuruh diseluruh angkasa.
Hoa Soat kun dan Keng Cin sin berdiri lebih kurang satu kaki
didepan Ku See hong serta Him Ji im, sepasang tangan mereka
sedang repot digerakkan ke sana kemari melepaskan pukulanpukulan
yang dahsyat.
Rupanya hujan panah yang berasal dari luar pintu tiba secara
beruntun dan tiada hentinya, hujan panah yang disertai desiran
angin tajam itu meluncur datang dengan cepat sekali.
Dalamwaktu singkat, beberapa kaki dihadapan Hoa Soat kun dan
Keng Cin sin sudah berserakan beribu-ribu batang panah panjang.
Pada saat itulah, tiba-tiba...
Dari luar ruangan situ bergema suara tertawa licik yang dingin
dan penuh perasaan bangga.
1289
Kemudian dari balik suara tertawa itu terdengar seseorang
berkata dengan suara sedingin es.
"Anjing perempuan dan laki, sekarang rasakanlah bagaimana
nikmatnya kalau mati terbakar".
Ucapan tersebut sudah jelas berasal dari salah seorang dari dua
murid murtad Bun ji koan su yakni si telapak tangan emas sukma
cacad Tu Pak kim.
Kemudian secara tiba-tiba terdengar lagi seseorang yang lain
berseru sambil tertawa nyaring.
"Tu sute, sejak kini dunia persilatan akan menjadi milik kita
berdua, haaahhh....haaahh... haaahhh...."
Dalam pada itu, Ku See hong telah selesai membalut luka panah
yang diderita Him Ji im, ketika mendengar perkataan dari dua orang
murid murtad tersebut, dengan gusarnya ia membentak.
"Manusia laknat, kalian anggap setelah menggunakan siasat licik
yang memuakkan ini untuk menjebak kami, lantas kami semua tak
mampu keluar dari kurungan?"
Perlu diketahui, sekeliling ruangan Cun kiong tian ini terdiri dari
bahan dinding yang kokoh dan kuat, demikian pula jendela dan
pintunya terbuat dari besi baja, pada hakekatnya sebuah balok kayu
yang sudah terbakar pun tidak dijumpai, maka Keng Cin sin sekalian
merasa curiga dan keheranan setelah mendengar kata-kata kedua
orang murid murtad itu akan membakar mati mereka.
Tiba-tiba terdengar si Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak
kim berkata dengan suara menyeramkan.
"Cu suheng, waktunya telah tiba bukan?" Pedang sakti kayu baja
Cu Pok segera berteriak keras.
"Gunakan panah berapi!"
Ditengah seruan tersebut, sebaris panah berapi sudah meluncur
masuk ke dalamruangan.
1290
Keng Cin sin dan Hoa Soat kun segera melontarkan pukulan
mereka untuk merontokkan panah-panah berapi itu, namun kobaran
api di mata panah tersebut sama sekali tidak padam.
Tatkala barisan panah itu mencapai tanah. "Blaaammm....!"
segera terdengar ledakan nyaring.
Batang panah yang banyak berserakan di tanah tadi tiba-tiba
saja terbakar dengan hebatnya, namun apinya sedikit dengan asap
yang tebal.
Dalam waktu singkat asap tebal berwarna hitam itu sudah
memenuhi seluruh ruangan Cun kiong tian.
Menyaksikan kejadian ini, Keng Cin sin menjadi sangat
terperanjat, buru-buru serunya.
"Kita tak boleh berdiam terus disini, rupanya mereka ingin
menggelapkan ruang Cun kiong tian ini dengan asap tebal,
kemudian baru membidik kita dengan hujan panah"
Rencana yang dilakukan dua orang tua manusia laknat tersebut
memang benar-benar sangat kejam, mula-mula panah yang mereka
bidikkan kedalam ruangan itu sengaja dilapisi dengan minyak
pelumas, minyak tersebut bila sampai terbakar maka akan
menimbulkan asap tebal yang berwarna hitam pekat.
Bila asap semacam ini sampai memenuhi seluruh ruangan,
niscaya suasana akan menjadi gelap gulita sehingga melihat ke lima
jari sendiri pun sukar.
Dalam keadaan demikian, rupanya mereka sudah bersiap sedia
akan melancarkan hujan panah.
Bila rencana busuk ini sampai berhasil maka sekali seluruh
ruangan dilapisi asap hitam yang tebal, sulitlah bagi mereka untuk
melihat keadaan disekitar sana.
Walaupun seseorang memiliki ilmu silat yang betapa pun lihaynya
dalam keadaan begini tak akal mungkin bisa meloloskan diri, mereka
pasti akan mati secara mengenaskan.
1291
Buru-buru Ku See hong berseru lantang:
"Nona, harap kau suka membopongnya, biar aku orang she Ku
yang membuka jalan.”
Ditengah pembicaraan tersebut, sekilas cahaya pelangi
menyelinap di angkasa, tahu-tahu dalam genggaman tangan kanan
Ku See hong telah bertambah dengan sebilah pedang Hu thian seng
kiam...
Serentetan suara pekikan nyaring yang membetot sukma turut
berkumandang pula memecahkan keheningan.
Ku See hong melejit ke tengah udara bagaikan seekor burung
raksasa, dia melayang ditengah udara dalam waktu singkat
sekeliling tempat itu sudah dipenuhi satu lingkaran cahaya pelangi
yang amat menyilaukan mata melindungi sekeliling tempat
tersebut...
Semua barisan panah yang berdatangan seperti hujan badai itu
serentak rontok ke atas tanah begitu membentur sinar pedang
tersebut.
Rupanya Ku See hong telah mengeluarkan jurus ke dua dari ilmu
pedang Cang ciong ciat mia kiam si yang disebut Hong sin lui tong
ming kim thi" (Angin menderu guntur menggelegar, senjata
berdentingan)
Selapis cahaya pedang membentuk sebuah dinding pertahanan
yang kuat sekali, dalam posisi demikian jangan lagi hujan panah,
biar diguyur dengan air pun belum tentu air tersebut dapat
menembusi dinding pertahanannya.
Dalam waktu singkat Ku See hong telah berhasil menerobos
keluar dari pintu gerbang Cun kiong tian.
Ternyata di luar cun kiong tian merupakan sebuah ruang dari
markas besar Ban sia kau, sedemikian luasnya ruangan tersebut
sehingga dapat memuat ribuan orang.
1292
Begitu keluar dari Cun kiong tian, sorot matanya yang tajam
segera memandang sekejap sekeliling tempat itu.
Tak jauh dari sana, terdapat tiga baris anggota Ban sia kau yang
masing-masing membawa busur lengkap dengan anak panahnya,
setiap baris terdiri dari dua puluh orang.
Sepuluh kaki dibelakang tiga baris anggota Ban sia kau, nampak
kepala manusia yang berjejal-jejal, mungkin terdapat enam tujuh
ratus jago yang menyandang busur, membawa pedang dalam posisi
siap tempur.
Betapa terkesiapnya Ku See hong setelah melihat keadaan ini,
dia tidak kuatir menghadapi manusia sebanyak itu, tapi kuatir bila
dia dipaksa membunuh sekian banyak manusia.
"Sreeeet! Sreeeet .....!" desingan angin tajam segera
berkumandang membelah angkasa.
Sebaris anak panah tahu-tahu sudah meluncur ke arah Ku See
hong, kali ini ke tiga baris manusia tersebut bersama-sama
membidikkan anak panah mereka secara beruntun, dahsyatnya
bukan alang kepalang.
Tampak seluruh angkasa dipenuhi hujan panah yang benar-benar
menggidikkan hati.
Dengan gerakan yang amat cepat kembali Ku See hong meluncur
kemuka, sekilas cahaya pedang langsung menyongsong tibanya
hujan panah yang memenuhi seluruh angkasa itu.
Dimana cahaya pedang berkelebat, anak panah jatuh
berhamburan ke atas tanah dalam keadaan patah dan hancur oleh
sebab itulah hujan panah yang dahsyat segera ditujukan kepada Ku
See hong seorang.
"Sreeet..!" sebilah anak panah mendadak melesat menembusi
bayangan pedangnya.
1293
Ku See hong sangat terkejut, tubuhnya yang berada ditengah
udara, segera miring ke samping, dengusan tertahan bergema di
angkasa ....
Paha kanan Ku See hong termakan oleh bidikan panah sehingga
darah segar mengucur keluar dengan amat derasnya, dengan cepat
seluruh celananya sudah basah dan memerah, tapi begitu tubuhnya
mencapai permukaan tanah, ia cabut keluar panah tersebut dengan
tangan kirinya.
Pada saat itulah, mendadak ....
Enam puluh orang anggota Ban sia kau tersebut sudah menyebar
sejauh sepuluh kaki, sedang tiga baris kaum iblis lainnya memburu
ke muka dengan busur ditangan, kecepatan mereka berganti posisi
betul-betul sangat mengagumkan.
Tidak sampai tiga barisan anggota Ban sia kau itu melepaskan
bidikan panahnya, pekikan nyaring yang membetot sukma telah
berkumandang memecahkan keheningan.
Tubuh Ku See hong bersama cahaya pedangnya telah bergabung
menjadi satu sambil melesat kemuka.
Tampak serentetan hawa pedang yang berkilauan tajam dan
amat menyilaukan mata langsung meluncur ke arah barisan pertama
yang berada paling muka.
Kawanan iblis dari Ban sia kau itu cuma merasakan pandangan
matanya menjadi kabur, tahu-tahu enam orang iblis yang berada
dibarisan terdepan sudah roboh tewas tanpa sempat mengeluarkan
sedikit suarapun.
Percikan darah segar mereka memancar ke empat penjuru dan
membasahi wajah setiap orang yang berada disekeliling sana.
Hu thian seng kiam yang berada ditangan kanan Ku See hong
kembali diputar dengan cepat, cahaya tajam yang menyilaukan
mata sekali lagi membelah angkasa.
Menyusul kemudian...
1294
Jeritan ngeri yang menyayat hati segera bergema diseluruh
angkasa, kepala beterbangan dan darah berhamburan, dalam waktu
singkat dua puluh orang iblis yang berada dibarisan terdepan sudah
menjadi setan-setan tanpa kepala.
Sejak melayang ketengah udara sampai berhasil membunuh dua
puluhan orang, Ku See hong melakukan kesemuanya itu secara
beruntun dan didalamwaktu singkat.
Tindakan yang menyeramkan dan menggidikkan hati ini kontan
saja membuat paniknya kedua baris anggota Ban sia kau lainnya,
serentak mereka membubarkan diri dan mengundurkan diri dari
situ...
Sementara itu suara pekikan nyaring yang memekikkan telinga
kembali berkumandang memecahkan keheningan. ..
Seng Sim cian li Hoa Soat kun seperti seekor rajawali raksasa
tahu-tahu sudah meluncur kedepan dan menghadang jalan mundur
kawanan iblis tersebut.
Sepasang tangan dan sepasang kakinya tidak ambil diam,
dengan kecepatan yang hebat dia serang habis-habisan kawanan
iblis tersebut.
Sedangkan Ku See bong telah melejit untuk sekian kalinya ke
tengah udara, selapis cahaya pelangi seperti naga perkasa
menggulung dan meluncur diangkasa.
Pada hakekatnya sukar untuk dibedakan lagi, mana cahaya
pedang dan mana cahaya pelanginya.
Seperti daun kering disambar angin kencang, kawanan jago dari
Ban sia kau itu rontok satu persatu keatas tanah, hancuran badan
dan percikan darah berceceran di atas tanah, keadaannya benarbenar
mengerikan sekali...
Jeritan ngeri, teriakan takut dengan cepat menyambar diseluruh
ruangan tersebut. Dalam waktu sekejap, empat puluhan anggota
Ban sia kau yang terbabat oleh keganasan Ku See hong serta Hoa
Soat kun dan roboh binasa didalam keadaan mengerikan.
1295
Kutungan lengan dan anggota badan memenuhi permukaan
tanah, darah kental berceceran diseluruh permukaan membuat
udara disekitar situ sangat mengerikan...
"Lepaskan panah..."
Dari balik kerumunan beratus-ratus anggota Ban Sia kau tiba-tiba
bergema bentakan nyaring..
Dalamwaktu singkat seluruh angkasa telah dipenuhi hujan panah
yang dengan cepat mengurung tubuh Ku See hong, Hoa Soat kun
serta Keng Cin sin.
Ku See hong yang menyaksikan gelagat kurang baik segera
membentak keras:
”Nona, boponglah dia dan untuk sementara waktu mundur dulu
ke Cun kiong tian"
Ternyata Ku See hong kuatir kalau Keng Cin sin yang harus
membopong Him J i im tak dapat menghindar dengan cekatan,
sehingga terluka oleh hujan panah.
Apalagi hujan panah yang dilepaskan kali ini mencapai ratusan
batang sekaligus, keadaan semacam itu betul-betul menggidikkan
hati orang, Keng Cin sin tak berani berayal lagi, dia menurut dan
segera melompat masuk ke dalamruangan Cun kiong t ian.
Sementara itu, disaat hujan panah sedang memenuhi angkasa,
mendadak terdengar seseorang berteriak lagi.
"Serbu!"
Diiringi teriakan yang gegap gempita, enam tujuh ratus anggauta
Ban sia kau dengan tombak dan golok terhunus, seperti seribu
pasukan tentara berkuda, serentak menerjang bersama kearah Ku
See hong dan Hoa Soat kun.....
Teriakan keras, bentakan menggeledek segera memenuhi seluruh
angkasa...
1296
Keadaan seperti ini, cukup membetot sukma setiap orang yang
memandangnya.
Sistim penyerangan seperti ini, boleh dibilang merupakan taktik
perang lautan manusia ....
Benar-benar tidak terduga, bila manusia sudah gila, mereka tak
segan-segan mempergunakan nyawa sendiri sebagai bahan
gurauan...
Ditengah hujan panah yang sangat rapat itu, secara beruntun Ku
See hong dan Hoa Soat kun terkena beberapa batang panah. .
Dengan tenaga dalam mereka yang sempurna, lagipula tempat
yang terkena serangan bukan tempat yang mematikan, meskipun
untuk sementara waktu luka mana tidak mengganggu, namun
mereka terkejut juga setelah menyaksikan datangnya serbuan
lautan manusia tersebut, sadarlah ke dua jago kita ini, bahwa
pertarungan keji dan pembunuhan massal tak dapat dihindari lagi...
Tiba-tiba Ku See hong membentak nyaring.
"Harap semuanya berhenti, kalian mest i ingat, nyawa lebih
berharga dari segala-galanya!.
Namun teriakan tersebut sama sekali tidak menghasilkan
pengaruh apa pun, tombak, pedang dan golok masih datang
berhamburan...
Seng sim cian li Hoa Soat kun tertawa seram, tubuhnya
menerjang lebih dulu ke dalam kelompok manusia-manusia sinting
itu, dengan cepat dia berhasil merampas sebilah pedang dan mulai
melancarkan pembantaian secara besar-besaran ....
Jeritan ngeri dan teriakan kesakitan dengan cepat berkumandang
silih berganti.
Batok kepala bergelindingan, darah segar berhamburan, suasana
amat mencekam perasaan.
1297
Di dalam waktu singkat, ada tiga empat puluhan manusia sudah
tewas diujung pedang dan serangan gencar Hoa Soat kun. Desingan
tajamtiba-tiba membelah angkasa .
Enam batang tombak panjang secepat kilat sudah meluncur
datang dari empat arah delapan penjuru dan bersama-sama
menusuk tubuh Ku See hong...
Ku See hong berpekik nyaring, begitu keras suara pekikan
tersebut hingga menggetarkan seluruh ruangan....
Pedang Hu thian seng kiam yang berada ditangannya segera
memancarkan cahaya tajam, hawa pedang membumbung t inggi
sehingga memenuhi angkasa...
Bayangan darah memercik ke empat penjuru, jerit kesakitan
menggema di seluruh angkasa ..
ENAM batang tombak dari ke enam anggota Ban sia kau itu
terpapas oleh sambaran pedang hingga kutung menjadi dua dan
tewas seketika....
Begitu ke enam orang itu roboh, muncul delapan orang lainnya
....
Delapan orang itu roboh, dua belas orang yang lain datang
kembali ....
Kawanan iblis dari Ban sia kau itu sungguh-sungguh sudah gila
dan sinting, walau pun kawan-kawannya pada bergelimpangan
secara mengerikan, namun kawanan jago lainnya yang berada
dibarisan belakang masih juga datang menyerang dengan tanpa
gentar yang membuat orang tidak habis mengerti adalah
sesungguhnya mereka beradu jiwa untuk siapa.
Karena dendam kesumat?
Karena kehancuran total perkumpulan Ban sia kau?
Hoa Soat kun dan Ku See hong seperti dua ekor binatang buas
yang haus darah, mereka membentak, menusuk, membabat dan
berjuang demi mempertahankan kehidupan sendiri.
1298
Untuk mempertahankan hidup dan demi kepentingan rekan
sendiri, mau tak mau mereka harus melakukan pembantaian secara
besar-besaran.
Sejak jaman kuno, pedang Hu thian seng kiam memang sudah
termashur sebagai senjata pembunuh, malam ini senjata tersebut
benar-benar telah memperlihatkan keganasannya, bahkan jauh lebih
ganas ketimbang tiga ratus tahun berselang, sewaktu senjata itu
masih berada ditangan Si long lojin.
Tampak Ku See hong berpadu dengan cahaya pedangnya, dia
bergerak lincah kesana ke mari tak menentu, keadaannya benarbenar
menggidikkan hati.
Didalam waktu sekejap, sudah empat lima orang iblis yang tewas
secara mengenaskan diujung pedang Ku See hong.
Hoa Soat kun si gembong iblis perempuan yang membunuh
orang tanpa berkedip ini melancarkan pula pembunuhanpembunuhan
kejinya, pedang yang berada ditangan kanannya
seperti sebilah senjata mestika yang datangnya dari langit, bukan
saja menjadi senjata pembunuh, bahkan tangan dan kakinya
bahkan seluruh bagian badannya seakan-akan berubah pula
menjadi senjata yang mematikan orang.
Tubuhnya bergerak semakin cepat lagi dia menyambar kesana
kemari tiada hentinya. ..
Sewaktu mencapai puncaknya, didalam sekali gerakkan tangan
saja secara beruntun dia telah menghabisi nyawa enamorang. ..
Jari tangan, sikut, bacokan, tabokan, terjangan, babatan
semuanya ditarikan dengan bersamaan waktunya.
Hawa pembunuhan yang mereka pancarkan benar-benar
menggidikkan hati, membuat bulu kuduk orang yang
memandangnya jadi berdiri semua saking ngerinya.
Betapa pun lihaynya ilmu silat yang dimiliki Hoa Soat kun dan Ku
See hong, namun saat ini sekujur badan mereka sudah berlumuran
1299
darah, lukanya penuh memenuhi badan, hawa darah dalam
dadanyapun ikut bergolak ....
Ku See hong mencoba untuk memperhatikan sekeliling tempat
itu, dari enam tujuh ratus anggota Ban sia kau, sekarang sudah
tinggal separuh jumlahnya, atau dengan perkataan lain dia dan Hoa
Soat kun telah membunuh tiga ratusan orang.
Darah kental, bangkai manusia berserakan dimana-mana.
Seluruh permukaan lantai ruang Ban sia kau dan permukaan
tanah yang beralas batu hijau, kini telah dibasahi darah kental yang
berbau amis.
Memandang keadaan seperti ini, tiba-tiba saja timbul perasaan
iba dan kasihan di hati Ku See hong, dia mulai berpikir didalam hati:
"Tuhan adalah maha pengasih dan penyayang, mengapa aku
harus melakukan pembantaian secara besar-besaran? Pada hal
biang keladinya si pedang sakti kayu besi Cu Pok dan telapak
tangan emas sukma cacad Tu Pak kim justeru secara pengecut
menyembunyikan diri dibelakang
Ia benar-benar merasa tak tega untuk melakukan pembantaian
lebih jauh dengan suara menggeledek segera bentaknya.
"Aku harap kalian berhenti semua!"
Tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong memang cukup
sempurna, tidak heran kalau bentakannya ini ibarat guntur yang
membelah bumi disiang hari bolong, sangat menggetarkan perasaan
setiap orang.
Tanpa disadari semua orang menghentikan serangannya dan
membungkam dalam keheningan yang mencekam.
Hoa Soat kun segera menghentikan pula pembantaiannya .....
Dengan suara menggeledek Ku See hong berkata lebih jauh.
1300
"Para saudara sekalian, sepanjang hidup kita boleh dibilang tiada
ikatan sakit hati maupun dendam kesumat apa pun, buat apa kita
saling membantai dan membunuh....?
"Kalian betul-betul kelewat bodoh, sebenarnya untuk siapakah
kalian menjual nyawa? Coba, lihatlah pentolan kalian Cu Pok dan Tu
Pak kim sekalian, secara pengecut menyembunyikan diri
menyaksikan kalian jual nyawa untuknya."
Mendadak....
Suara gelak tawa yang keras dan menyeramkan memotong
pembicaraan Ku See hong yang belum selesai, Pedang sakti kayu
besi Cu Pok yang menyembunyikan diri di belakang kerumunan
orang banyak segera berteriak dengan keras:
"Saudara-saudara sekalian dari Ban sia kau, kalian jangan mau
termakan oleh hasutannya, coba lihatlah, mereka telah membantai
tiga ratusan orang saudara kita, apakah dendam kesumat ini tidak
wajib kita tuntut balas?.
"Coba kalian saksikan pula keadaannya, dia sudah kehabisan
tenaga dan kecapaian justru karena takut mati maka dia
mengucapkan perkataan semacam ini, mari kita teruskan
perjuangan kita bersama-sama membunuhnya.
"Tidak, kita mesti menghancur lumatkan tubuh anjing laki-laki
dan perempuan ini sampai remuk sebelum dapat melampiaskan rasa
dendam dan sakit hati kita ...."
Bunuh! Bunuh! Bunuh .....
Teriakan demi teriakan yang memekikkan telinga dengan cepat
memenuhi seluruh angkasa.
Tiga ratusan anggota Ban sia kau yang masih tersisa kecuali
melancarkan serangan mereka yang nekad dan membabi buta...
Golok, pedang, tombak seperti angin puyuh hujan badai
menggulung dengan hebatnya ke tubuh Hoa Soat kun serta Ku See
hong...
1301
Tak terlukiskan rasa gusar dan sedih Ku See hong serta Hoa Soat
kun setelah menyaksikan kenyataan ini...
Kalau bisa mereka ingin membinasakan Cu Pok serta Tu Pak kim
sekalian dalam sekali tusukan pedang, tapi kedua bajingan itu cukup
licik, ternyata mereka menyembunyikan diri dibelakang kerumunan
orang banyak, hal ini menghalangi ke dua jago kita untuk
menghampiri mereka serta menghujamkan senjatanya ke dada
bajingan-bajingan itu.
Dalam keadaan demikian terpaksa mereka berdua harus
menggigit bibir kencang-kencang dan sambil menahan gejolak hawa
darah didalam dadanya, melakukan pembantaian secara brutal kian
kemari .....
000de0wi000
BAB 60
YAA, nyawa manusia menjadi sama sekali tak berharga di ajang
pertarungan seperti ini, bahkan selembar nyawa manusia jauh lebih
tidak berharga daripada nyawa seekor anjing....
Tiga ratusan anggota Ban sia kau yang bertarung macam orang
gila, dalam waktu sekejap saja sudah berkurang dua ratusan orang
manusia.
Lalu menyusut terus dengan cepatnya, dari delapan puluh...
enampuluh... empat puluh... dua puluh...
Enam tujuh ratusan anggota Ban sia kau yang semula masih
bertarung dengan gagah akhirnya tinggal Pedang sakti kayu besi Cu
Pok, Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim serta bala
bantuan yang kemudian berdatangan seperti Jian khi pang cu si
pedang iblis Toan Gi cong dan Thi kiong pangcu tombak terbang
berwajah besi (Thi bin hui cian) Seng Ko piau.
Ruang utama markas besar Ban sin kau yang luasnya mencapai
lima enam puluh kaki itu, sekarang menjadi kuburan masal, mayat
1302
manusia, hancuran anggota badan serta darah kental berhamburan
dimana-mana...
Permukaan lantai yang beralaskan ubin hijau, kini berubah
menjadi lautan darah, setiap jengkal tanah pasti di nodai sejengkal
darah kental, pemandangan mengerikan semacam ini sungguh
membetot sukma siapapun yang melihatnya.
Keadaan waktu itu betul-betul ibaratnya darah menganak sungai,
bau anyirnya darah hampir menyusupi setiap jengkal udara kosong
yang ada.
Mayat-mayat yang bergeleparan dilantai, menambah seramnya
keadaan, kutungan lengan, potongan kaki, hamburan usus dan isi
perut, ditambah kutungan pedang dan golok hampir memenuhi
seluruh lantai bertumpuk-tumpuk dan bersusun-susun membukit.
Enam puluh kaki persegi yang begitu luas, pada hakekatnya
dipenuhi dengan mayat.
"Suasana semacam ini sangat mengerikan dan menggidikkan
sukma setiap orang....
Peristiwa berdarah ini boleh dibilang merupakan pembantaian
berdarah yang paling besar dan mengerikan....
Mungkin sejak dulu hingga sekarang, belum pernah dunia
persilatan dilanda pembantaian sedemikian beratnya..
Tiga ratus tahun berselang, Si hong lojin telah menimbulkan
badai darah, dua puluh tahun berselang Bun ji koan su Him Ci seng
melakukan pula pertempuran berdarah dibukit Soat san, tapi tak
sebuah pun yang bisa menandingi kebrutalan serta kesadisan
peristiwa pada malam ini...
Bayangan darah menyelimuti jagad, seluruh langit dan bumi
benar-benar sudah di selimuti hujan darah yang sangat tebal.
Seng sim cian li Hoa Soat kun serta Leng hun koay seng Ku See
hong, ke dua-duanya sudah tergeletak ditengah genangan darah.
1303
Sekujur badan mereka bermandikan darah segar, lukapun
memenuhi sekujur tubuh mereka, namun luka itu semuanya bukan
luka yang mematikan, akan tetapi rupanya mereka telah
mempergunakan tenaga kelewat batas, sehingga akibatnya
kehabisan tenaga dan tak mampu untuk bangkit kembali.
Dengan sekuat tenaga Seng Sim cian li Hoa Soat kun berusaha
untuk meronta bangun, pedangnya yang berlumuran darah
ditancapkan keatas tanah, sementara seluruh badannya penuh
dengan darah kental, matanya memancarkan sinar pembunuhan
yang menggidikkan, dengan pandangan penuh kebencian dia awasi
ke empat pentolan bajingan tersebut tanpa berkedip.
Ku See hong lebih payah lagi keadaannya, dia harus berusaha
meronta sebanyak tiga kali sebelum berhasil berdiri kembali dengan
menopang pada pedang, bibirnya sudah dinodai oleh darah segar,
sepasang matanya merah membara, kulit wajahnya mengejang
keras menahan derita, dengan pancaran sinar pembunuhan yang
menggidikkan hati dia pun sedang mengawasi Cu Pok sekalian
berempat dengan pandangan marah.
Suasana sekeliling tempat itu amat sepi, namun penuh diliputi
hawa pembunuhan yang menegangkan dan menggidikkan hati ...
Suasana begitu keji, sadis, sehingga lama-lama dapat mendirikan
bulu roma siapa pun...
Ditengah keheningan, Ku See hong serta Hoa Soat kun
memancarkan sinar kewibawaan yang menyeramkan, membuat
orang lain tak berani memandang enteng kepadanya, bahkan yang
membuat hati orang bergidik adalah pancaran sinar pembunuhan
yang mencorong keluar dari balik sorot mata mereka.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok, telapak tangan emas sukma
cacad Tu Pak kim, ketua Jian khi pang si pedang iblis Toan Gi cong
maupun ketua Thi kiong pang si tombak terbang berwajah besi
Seng Ko piau semuanya dibikin terkejut dan bergidik oleh pancaran
kewibawaan ke dua orang musuhnya, terutama sekali setelah
1304
mereka saksikan ke enam tujuh ratus sosok mayat yang tergelepar
diatas tanah itu....
Walaupun mereka pun jelas mengetahui bahwa Ku See hong
serta Hoa Soat kun telah kehabisan tenaga dan kelelahan, tapi
untuk beberapa waktu mereka toh tak berani melancarkan sergapan
terhadap ke dua orang itu.
Mendadak....
Ketua Jian khi pang si Pedang iblis Toan Gi cong mengulumkan
sekulum senyuman liciknya yang sinis dan dingin, kemudian
katanya:
"Saudara Cu, saudara Tu, saudara Seng, mari kita beramai-ramai
membunuh mereka, dunia persilatan pasti akan terjatuh ke tangan
kita!"
Begitu selesai berkata, Toan Gi cong segera mengangkat pedang
dengan tangan kirinya kemudian menerkam Ku See hong lebih
dahulu ....
Sebagaimana diketahui, dalam pertempuran dibukit Im Cu san
tempo hari, lengan kanannya telah dipapas Ku See hong sehingga
kutung menjadi dua, tidak heran kalau dia sangat mendendam
kepada si anak muda itu dan berusaha untuk membalas sakit
hatinya tersebut.
Bentakan nyaring berkumandang pula memecahkan keheningan
....
Tahu-tahu Keng Cin sin seperti sukma gentayangan sudah
menubruk t iba dengan kecepatan luar biasa...
Telapak tangannya yang putih mulus segera menekuk sambil
menyentil, lima gulung desingan angin serangan yang sangat tajam
segera meluncur ke muka dan menerkam tubuh ketua Jian khi pang
si pedang iblis Toan Gi cong.
Si pedang iblis Toan Gi cong termasuk juga seorang jago lihay
didalam dunia persilatan, ketika tubuhnya berada ditengah udara,
1305
mendadak saja dia berjumpalitan ke samping kemudian melayang
turun ke arah permukaan tanah.
Keng Cin sin mengerti kalau Ku See hong dan Hoa Soat kun
sudah tidak berkemampuan melancarkan serangan lagi, padahal
musuh yang mereka hadapi sekarang justru empat jago lihay kelas
satu dari dunia persilatan, apabila pertarungan tidak diselesaikan
secepatnya, niscaya dia akan menyesal sepanjang jaman.
Baru saja ujung kaki si pedang iblis Toan Gi cong menyentuh
permukaan tanah, Keng Cin sin telah membentak nyaring, angin
pukulan yang maha dahsyat, jurus tendangan yang menyambar
secepat kilat telah berdatangan secara beruntun...
Di dalamwaktu yang relatif amat singkat...
Secara beruntun Keng Cin sin telah melancarkan dua belas
pukulan ditambah delapan tendangan berantai...
Seperti yang diketahui, pertarungan antara jago-jago lihay,
selisih yang amat sedikitpun dapat menghasilkan kematian yang
amat tragis..
Begitu serangan berhamburan tiba, seluruh angkasa diliputi hawa
serangan yang maha dahsyat, kehebatannya benar-benar luar biasa
dan tak terlukiskan dengan kata-kata.
Sejak mula hingga kini si Pedang Iblis Toan Gi cong belum
sempat melancarkan serangan balasan barang setengah juruspun,
dia segera kena terdesak oleh serangan Keng Cin sin yang maha
dahsyat itu sehingga mundur ke belakang dengan sempoyongan.
Mendadak....
Keng Cin sin membentak dengan suara menggeledek:
"Roboh kau!"
Tiba-tiba saja tubuhnya menyelinap ke depan, telapak tangan
kirinya menyerang secara dahsyat dengan membawa berpuluhpuluh
t itik bintang yang segera menyebar kemana-mana.
1306
Desingan angin serangan yang menderu-deru dan maha dahsyat
serentak menggulung ke tubuh si pedang iblis Toan Gi cong.
Menghadapi ancaman seperti ini, Toan Gi cong sungguh merasa
terperanjat sekali, dalam gugupnya pedang di tangan kirinya segera
disambit kedepan mengancam Keng Cin sin.
"Blaaammm..."
Benturan nyaring yang amat memekikkan telinga segera
berkumandang memecahkan keheningan.
Menyusul kemudiam....
Jerit kesakitan yang memilukan hati bergema pula memenuhi
angkasa....
Dengan wajah pucat pias seperti mayat, Toan Gi cong mundur
sejauh tujuh langkah dengan sepasang bahu bergetar keras.
Dengan cekatan Keng Cin sin miringkan tubuhnya ke samping,
lalu dengan tangan kirinya dia sambar pedang yang disambitkan ke
arahnya itu, menyusul kemudian pergelangan tangan kirinya diputar
sembari digetarkan, "Sreeett, ....!" desingan tajam membelah
seluruh angkasa"
Serentetan pelangi putih meluncur kembali dari genggaman
tangannya...
"Aduuuh....!"
Jerit kesakitan yang menyayat hati berkumandang kembali
memecahkan keheningan...
Dada Toan Gi cong ditembusi oleh pedang sendiri sehingga
tembus dipunggungnya, seketika itu juga tewaslah dia.
Kepandaian silat Keng Cin sin yang begitu sakti dan cepatnya
sungguh membuat orang bergidik.
Sejak kemunculannya hingga berhasil membunuh Toan Gi cong,
semua rangkaian gerakannya ini dilakukan dengan kecepatan yang
luar biasa sekali ....
1307
Oleh sebab itu baik si telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak
kim, si pedang Sakti kayu besi Cu Pok maupun ketua Thi kiong pang
si tombak terbang berwajah besi Seng Ko piau t idak sempat
memberikan pertolongannya.
Barulah setelah serangan itu berhasil mematikan rekan mereka,
ketiga orang itu baru membentak keras kemudian bersiap sedia
melancarkan serangan ke arah Keng Cin sin..."
Mendadak....
"Omitohud!" suara pujian kepada sang Budha bergema dengan
nyaringnya.
Kemudian tampak bayangan manusia berkelebat lewat, dalam
ruangan tersebut tahu-tahu sudah bertambah dengan sebelas sosok
manusia, dua diantaranya hweesio, empat toosu dan lima orang
kakek yang masing-masing bersenjata lengkap?
Tak terlukiskan rasa terperanjat Keng Cin sin setelah mengetahui
siapa saja yang menampilkan diri barusan, dengan cepat dia
menyelinap ke sisi Ku See hong, kemudian sambil mengangsurkan
tiga butir pil kepada pemuda itu bisiknya:
"Cepat telan pil ini dan aturlah pernapasan dengan segera.”
Kemudian dengan cepatnya Keng Cin sin menyelinap pula ke sisi
Hoa Soat kun serta memberikan pula tiga but ir pil kepadanya.
Hoa Soat kun menyadari betapa seriusnya peristiwa tersebut, dia
tidak menampik dan buru-buru menelan pil pemberian si nona itu...
Ternyata ke sebelas orang yang barusan menampakkan diri ini
tidak lain adalah para ciangbunjin dari sembilan partai besar dunia
persilatan yang terdiri dari Siau lim pay, Bu tong pay, Tiong lam
pay, kun lun Pay, Hoa San pay, Khong tong Pay, Cing shia pay,
Tiamcong pay serta Tiang pek pay.
Dari pihak Siau lim pay tak lain adalah dua orang hwesio gundul
tersebut, si hwesio tua berbaju kuning tersebut tak lain adalah satu
1308
diantara tiga pendeta yang pernah mengerubuti Keng Cin sin tempo
hari, Hoa hian taysu adanya.
Sedangkan yang lain membawa tongkat lik giok sian ciang dan
berwajah amat serius, dia adalah ketua Siau lim pay sekarang, Goan
thong siansu.
Sementara ke empat tosu tersebut, dua diantaranya berasal dari
Bu tong pay yakni ketuanya Kiu yang totiang serta adik
seperguruannya Tang yang totiang.
Sedang dua tosu tua yang lain, satu adalah ketua dari Khong
tong pay yang lain adalah ketua Kun lun pay.
Sementara kelima kakek yang lain tak lain adalah ciangbunjin
dari lima partai lainnya.
Sebagaimana diketahui, Hiat mo bun telah ditumpas oleh
gabungan kekuatan yang terdiri dari sembilan partai besar, oleh
sebab itu, tak terlukiskan rasa terkejut Keng Cin sin setelah
menyaksikan kehadiran sembilan ciangbunjin dari sembilan partai
besar tersebut.......
Sembilan ketua dari sembilan partai besar dunia persilatan sudah
jelas bersatu padu, dalam keadaan demikian, kendatipun Ku See
hong serta Hoa Soat kun tidak menderita luka pun, mereka harus
melalui suatu pertempuran sengit lagi.
Tapi sekarang, ke dua orang itu sudah terluka dan tidak
berkekuatan lagi, yang masih tertinggal cuma dia seorang,
bagaimana mungkin dengan kekuatannya seorang dia bisa
menghadapi kerubutan begitu banyak jago?
Itulah sebabnya dengan cepat Keng Cin sin mengeluarkan pil
mustika yang bisa memulihkan tenaga secepatnya kepada Ku See
hong dan Hoa Soat kun agar di dalam seperempat jam kemudian,
kekuatan dari kedua orang rekannya telah pulih kembali seperti
sedia kala.
1309
Tapi, mampukah dia bertahan selama seperempat jam untuk
menghadapi kerubutan lima belas orang jago lihay tersebut dengan
kekuatan seorang diri?
Sementara itu, paras muka ke sebelas orang jago dari sembilan
partai besar itu nampak berubah hebat setelah menyaksikan mayatmayat
yang bergelimpangan di atas tanah...
Goan tong siancu, ketua Siau lim pay, Hoat hian loceng serta ke
empat tosu lainnya segera memejamkan matanya dengan telapak
tangan dirangkap didepan dada, mulutnya berkemak kemik entah
apa saja yang didoakan.
Tapi bisa jadi mereka sedang membaca doa kematian bagi
ketentraman arwah yang telah t iada.
Suara liamkeng yang rendah dan berat dengan cepat
menggetarkan seluruh ruangan tersebut.
-ooo0dw0ooo-
Jilid 39
SEMENTARA ke lima orang ciangbunjin yang lain berdiri dengan
wajah berat dan amat serius.
Suasana segera diliput i ketegangan yang luar biasa, apalagi ke
sebelas orang itu berdiri ditengah ruangan, seolah-olah mereka
sengaja memisahkan antara rombongan Cu Pok, Tu Pak kim serta
Seng Ko piau dengan rombongan Keng Cin sin, Ku See hong serta
Hoa Soat kun.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok nampak gembira sekali setelah
menyaksikan kedatangan sembilan ketua dari sembilan partai besar
itu, pikirnya dengan cepat.
"Kali ini Ku See hong sekalian sudah pasti akan mampus di
tempat ini.....”
1310
Sementara dia masih termenung, mendadak suara berdoa telah
berhenti...
Dua orang pendeta dan empat tosu dengan kedua belas sorot
mata mereka yang tajam segera dialihkan ke wajah Ku See hong
dan Hoa Soat kun yang penuh berlepotan darah.
Sebaliknya pancaran sinar mata Ku See hong serta Hoa Soat kun
semakin bertambah tajam lagi, rupanya tenaga dalam mereka telah
pulih kembali seperti sedia kala, bahkan pelan-pelan berjalan
menuju kesamping Keng Cin sin.
Tak terlukiskan rasa gembira Keng Cin sin, perasaannya yang
semula berat kini mengendor, asal ke dua orang rekannya telah
peroleh kembali kemampuannya untuk melanjutkan pertarungan,
biar musuh yang berada didepan mata bertambah satu kali lipat
pun, dia tak akan merasa kuatir.
"Omitohud!".
"Bu lian su hud!"
Dua pujian kepada yang Kuasa bergema memecahkan
keheningan disekeliling tempat itu.
Pelan-pelan Hoat hian siancu berkata.
"Sicu berdua, tidakkah kalian rasakan bahwa pembunuhan yang
kalian lakukan terlampau berat?"
Api dendam dan sakit hati segera membara didalam dada Keng
Cin sin, dia tertawa dingin tiada hentinya, lalu ujarnya dengan nada
amat sinis:
"Lantas tidak terlampau beratkah hawa pembunuhan kalian
sendiri? Tadi mereka telah melakukan pembantaian secara besarbesaran,
dan sekarang tiba giliranku, mungkin doa ketenteraman
bagi arwah tak mungkin kalian dengar lagi"
”Siancay .....siancay.... Omitohud, siancay, siancay....." Hoat hian
taysu berbisik tiada hentinya, "Li sicu, harap kau jangan salah
1311
paham dengan maksud kedatangan kami, dosa-dosa kami di masa
lampau pasti akan kami beri keadilan untukmu..."
Memanfaatkan kesempatan yang sangat baik ini, pedang sakti
kayu besi Cu Pok tertawa nyaring, kemudian serunya:
"Hoat hian taysu, terima kasih banyak atas bantuan yang kalian
berikan, sekarang ke tiga orang itu sudah terlibat dalam suatu
pembantaian manusia secara besar-besaran, mereka telah
membunuh orang tanpa rasa peri kemanusiaan, dosanya tak dapat
diampuni lagi, buat apa kita musti bersungkan-sungkan lagi dengan
mereka?"
"Betul!" sambung telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim
dengan cepat-cepat, "coba saksikanlah ke enam tujuh ratus sosok
mayat yang tergelepar disini, semuanya ini membukt ikan betapa
buas dan ganasnya ketiga orang itu, sekalipun tubuh mereka
dicincang sampai hancur berkeping-keping pun belum tentu bisa
membayar hutang nyawa sedemikian banyaknya ini" .
Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik mata Ku
See hong, dia mendengus dingin lalu menjengek menghina, dengan
suara yang dingin seperti es katanya:
Kalian dua orang murid murtad, jangan harap hari ini bisa lepas
tanggung jawab, seandainya bukan kalian manusia-manusia laknat
yang mendesak mereka untuk melancarkan serangan menggila, ke
enam tujuh ratus orang tersebut tak nanti akan kami bunuh, tapi
justru gara-gara ulah kalian, terpaksa kami harus melakukan
pembunuhan secara besar-besaran demi membela diri.
"Sebelas manusia yang mengaku ketua dari sembilan partai ini
pun pernah menggunakan cara yang licik dan kotor untuk
membasmi kelompok jago pembela keadilan yang bergabung dalam
perkumpulan Hiat mo bun, dengan kami boleh dibilang sudah terikat
dendam sakit hati sedalam lautan, biarpun hari ini kalian tidak
muncul disini, kamipun akau mencari kalian untuk membuat
perhitungan, Nah, sekarang kalian sudah datang, inilah kesempatan
yang paling baik bagi kami untuk membuat perhitungan. sembilan
1312
partai atau Ban sia kau sama-sama pembunuh dan penjahat yang
keji, sekarang kalian sudah berkumpul jadi satu, apa salahnya kalau
berkomplot untuk bersama-sama menghadapi kami? kami bertiga
percaya masih berkemampuan untuk membinasakan kalian semua"
Mendengar perkataan itu, paras muka ke sebelas orang jago dari
sembilan partai besar itu berubah menjadi sangat serius, namun
mereka t idak membantah atau pun memberi penjelasan, semuanya
orang bungkam dalam seribu bahasa.
Dengan wajah amat serius ketua Siau lim pay Goan tong siansu
merangkap tangan ke depan dada, kemudian berkata:
"Omitohud! Demi masa depan sembilan partai besar dalam dunia
persilatan, para ciangbunjin telah mengangkat diriku untuk
menyelenggarakan pertahanan serta usaha melenyapkan bibit
ancaman dari muka bumi, sekarang kami datang pula untuk
menghadapi kalian .... "
Ku See hong mencibirkan bibirnya sambil tertawa dingin dengan
sinis, katanya:
"Kalian manusia-manusia munafik yang berlagak sok pahlawan,
sok gagah, bila ingin memakai cara yang rendah dan terkutuk untuk
menghadapi kami, silahkan saja digunakan semua”.
"Aku kuatir kalau sembilan ketua partai silat ini bakal mampus
semua disini"
Pedang sakti kayu besi Cu Pok menjadi gembira sekali
menyaksikan adegan tersebut, sekulum senyuman bangga sempat
menghiasi ujung bibirnya, sambil tertawa dingin dia lantas berpikir:
"Biarkan saja mereka saling gontok-gontokan sendiri sampai
pada terluka atau mampus, sedang aku akan menjadi si nelayan
yang beruntung dan tinggal memungut hasil... heeehhh...heeehhh
tampaknya dunia persilatan memang ditakdirkan akan terjatuh ke
tanganku."
1313
Belum selesai dia berpikir, mendadak terdengar lagi suara
bentakan keras yang memekikkan telinga bergema memecahkan
keheningan:
"Tumpas kawanan manusia laknat itu"
Serentak ke sebelas jago dari sembilan partai besar itu
mengangkat telapak tangan masing-masing sambil melancarkan
sebuah pukulan dahsyat.
"Weeesss.. !" deruan angin puyuh yang sangat dahsyat segera
bergema diangkasa.
Angin puyuh yang maha dahsyat disertai desingan angin tajam
segera menyapu seluruh jagad, apalagi dua puluh dua gulung angin
serangan tersebut bergabung menjadi satu dan menyapu bersamasama,
bisa dibayangkan betapa mengerikannya keadaan semacam
itu.. .
Akan tetapi serangan gabungan yang maha dahsyat itu bukan
ditujukan ke arah Ku See hong, Keng Cin sin atau Hoa Soat kun,
diluar dugaan ternyata serangan mana dilontarkan ke arah Pedang
sakti kayu besi Cu Pok, telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak
kim serta ketua Thi kiong pang si tombak terbang berwajah besi
Seng Ko piau, tiga manusia jahanamtersebut.
Deruan ingin puyuh yang menyapu jagad, dengan cepat
menghantamsetiap benda yang dijumpainya...
Tenaga serangan yang luar biasa dengan kekuatan yang
menghancurkan itu segera meluncur datang dari suatu sudut yang
sangat aneh serta mengurung ke tiga manusia laknat tersebut dari
arah delapan penjuru.
Mimpi pun Pedang Sakti kayu besi Cu Pok sekalian bertiga tak
pernah menyangka kalau sembilan jago dari sembilan partai besar
itu akan menyerang dirinya, bahkan menyerang dengan serangan
yang begitu berat.
1314
Baru saja mereka terperanjat oleh kejadian itu, segulung tenaga
serangan yang maha dahsyat tersebut sudah menyapu tiba dengan
hebatnya ....
Suatu keinginan untuk mempertahankan hidup membuat mereka
melompat mundur tanpa terasa ....
Kemudian dengan menghimpun segenap kekuatan yang
dimilikinya, mereka mengayunkan telapak tangan masing-masing
melancarkan pula sebuah pukulan dahsyat...
Perlu diketahui, ke sebelas orang dari sembilan partai besar itu
merupakan pemimpin dari suatu perguruan, tenaga dalam mereka
amat sempurna, ditambah lagi mereka memang berhasrat untuk
membinasakan ke tiga orang itu, tidak heran kalau serangan yang
mereka lancarkan sekarang telah mempergunakan tenaga dalam
hasil latihan mereka selama empat lima puluh tahun.
Terdengar suara desingan yang memekikkan telinga membentur
satu sama lainnya...
Lalu ditengah pusaran angin tajam yang berpusing di permukaan
tanah..
Tiga kali jeritan ngeri yang memilukan hati bergema memenuhi
seluruh angkasa.
Pedang Sakti kayu besi Cu Pok, Telapak tangan emas sukma
cacad Tu Pak kim serta ketua Thi kiong pang si tombak terbang
berwajah baja Seng Ko piau segera mencelat seperti layang-layang
yang putus benang dan bergulingan sejauh tiga kaki lebih dari posisi
semula.
Sebetulnya Ku See hong, Keng Cin sin dan Hoa Soat kun telah
menghimpun tenaga dalam mereka sambil bersiap sedia menerima
datangnya ancaman lawan.
Sungguh tak pernah mereka duga, ternyata ketiga manusia
laknat itulah yang memperoleh serangan dari mereka, kenyataan ini
tentunya membuat mereka jadi tertegun dan berdiri melongo ....,
1315
Cu Pok, Tu Pak kim dan Seng Ko piau segera memuntahkan tiga
empat kali darah kental, wajahnya pucat pias seperti mayat, seluruh
badannya gemetar keras menahan rasa sakit ....
Dengan sorot mata penuh perasaan dendam dan benci, Pedang
sakti kayu besi Cu Pok mengawasi musuh-musuhnya, kemudian
dengan suara keras ia membentak:
"Tak pernah kusangka kalian sembilan partai besar ternyata
melakukan perbuatan yang begini rendah dan tak tahu malu dengan
bekerja sama, bersama manusia manusia kejam, kaaa.... kalian....
kalian...."
Tak sempat ucapan tersebut diselesaikan, pergolakan hawa
darah didalam dadanya membuat dia memuntahkan kembali darah
segar .... .
Hoat hian taysu segera membentak dengan suara dalam.
"Cu Pok, kalian sudah banyak melakukan dosa dan kesalahan,
sampai sekarang apakah kalian belumjuga mau bertobat?"
Sambil berkerut muka menahan rasa sakit yang luar biasa,
telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim mengumpat dengan
penuh kegusaran,
"Kalian manusia-manusia dari sembilan partai besar ternyata
begini kejam dan jahat, sama sekali tak tahu peraturan dunia
persilatan, kalian lebih rendah dari pada binatang, walaupun
sekarang kami sudah terluka akibat ulah kalian yang pengecut,
namun bukan berarti kami akan menyerah dengan begitu saja,
selama masih ada kekuatan dalam tubuh kami, akan kubunuh
dahulu kalian beberapa orang..."
Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim tahu bahwa
sepanjang hidupnya dia selalu licik, banyak memakai tipu muslihat
dan banyak melakukan kejahatan, tapi dia merasa orang-orang
sembilan partai yang berada dihadapannya justru jauh lebih rendah,
licik, dan jahat ketimbang mereka.
1316
Hawa pembunuhan segera meliputi seluruh wajah Goan tong
taysu, ketua dari Siau lim pay, dengan suara keras bentaknya:
"Toyu sekalian, mari kita selesaikan nyawa mereka dengan
segera. .!"
Begitu perintah diturunkan, bayangan manusia nampak
berkelebat lewat, sebelas orang jago dari sembilan partai besar itu
dengan cepat mengepung Cu Pok sekalian bertiga ditengah arena.
Ku See hong tertawa dingin, secepat kilat dia menerobos masuk
ke dalam lingkaran kepungan para ciangbunjin dari sembilan partai,
lalu dengan wajah dingin dan kaku, ujarnya ketus:
"Kalian manusia-manusia dari sembilan partai besar jangan harap
bisa mengusik seujung rambutpun dari musuh besarku ini"
"Ku Sicu" kata Hoat hian taysu pelan, "tenaga dalam kalian
belum pulih kembali, tak usah repot-repot lagi mesti turun tangan,
biar kami saja yang membereskan kawanan manusia laknat itu"
Nada suaranya lembut, ramah dan penuh rasa perhatian.
Ku See hong tertawa dingin, kemudian ujarnya.
"Heeehhh.... heeeehhh... heeeehhh... semenjak kapan sih aku
orang she Ku telah mengikat perhubungan dengan kalian manusiamanusia
dari sembilan partai besar? hmmm, setelah aku berhasil
membunuh musuh besarku nanti, akan kuminta dari kalian semua!"
Sementara itu, Hoa Soat kun bersama Keng Cin sin telah
menerjang maju pula seperti sukma gentayangan.
Mencorong sinar penuh perasaan dendam dari balik mata Ku See
hong, ditatapnya sekejap ke tiga manusia laknat tersebut kemudian
ujarnya dingin:
"Cu Pok. Tu Pak kim, Seng Ko piau, hari ini apa lagi yang ingin
kalian katakan? Bila tiada perkataan lain, aku orang she Ku akan
membersihkan perguruanku dari noda hitam dan menuntut balas
bagi kematian ke dua orang tuaku"
1317
Pucat pasi wajah ke tiga manusia laknat tersebut, bahkan lebih
pucat daripada mayat, mereka tahu keadaan mereka sekarang
sangat kritis dan terancam bahaya maut.
Namun bila seseorang sudah tersudut dan putus asa, seringkali
akan timbul tekad didalam hatinya untuk melakukan perlawanan
dengan sepenuh tenaga atau berusaha untuk melarikan diri, meski
mereka tahu harapan semacam itu t ipis sekali, namun berusaha
untuk mempertahankan hidup memang merupakan ciri khas dari
manusia.
Ketua Thi kiong pang, si tombak terbang berwajah besi Seng Ko
piau segera mengayunkan tangan kanannya ke depan, tiga batang
tombak terbang yang tajamnya luar biasa, dengan diiringi
serentetan suara yang nyaring menyelinap ke depan dalam formasi
segi tiga, langsung mengancam Ku See hong.
Sementara tubuhnya tidak tinggal diam, dengan cepat dia melejit
pula ketengah udara bersiap-siap untuk melarikan diri.
Jarak antara kedua belah pihak begitu dekat, sedang sambaran
tombak terbang tersebut cepat mengejutkan, dalam waktu singkat
senjata-senjata tersebut telah berada beberapa depa di depan Ku
See hong.
Mendadak-
Pekikan nyaring yang memekikkan telinga bergema memenuhi
angkasa, bagaikan seekor burung rajawali raksasa Ku See hong
melayang ke tengah udara.....
Pedang mestika Hu thian seng kiam yang berada dalam
genggamannya segera bersatu padu dengan tubuhnya, seperti naga
sakti yang bermain di angkasa, secepat kilat dia melancarkan
serangkaian serangan dengan kecepatan tinggi.
Sedemikian cepatnya serangan tersebut, sehingga pada
hakekatnya tak bisa dibedakan mana cahaya pedangnya dan mana
cahaya pelanginya .....
"Triiiiing, triiiiing .! Traaang..!" Traaang....."
1318
Serentak suara benturan nyaring yang memekikkan telinga
berkumandang diudara, ketiga batang tombak terbang tersebut
tahu-tahu sudah terpapas oleh cahaya pedang sehingga hancur dan
berkeping-keping.
Menyusul kemudian ........
Jerit kesakitan yang menyayatkan hati berkumandang pula
memecahkan keheningan .....
Ketua Thi kiong pang, si tombak terbang berwajah besi Seng Ko
piau yang masih melambung diudara tahu-tahu sudah terpapas oleh
sambaran pedang si anak muda itu sehingga kutung menjadi t iga
bagian, darah segar memancar keempat penjuru dan menyebar ke
sekeliling situ, keadaannya sungguh mengerikan.
Mendadak, pada saat itulah ....
Pedang Sakti kayu besi Cu Pok dan Telapak tangan emas sukma
cacad Tu Pak kim seperti anjing yang kena digebuk, serentak
membalikkan badan dan melarikan diri terbirit-birit ....
Ku See hong berpekik nyaring, suara pekikannya keras hingga
melambung ke tengah udara...
Dibalik suara pekikan mana teriring nada yang penuh rasa
dendam, benci, sedih dan duka.
Begitu suara pekikan bergema, tubuhnya yang berada ditengah
udara segera berjumpalitan berulang kali, kini arahnya langsung
tertuju ke tubuh si Telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim
yang sedang melarikan diri.
Gaya serangan ilmu pedangnya sungguh dahsyat seperti air bah
yang menjebolkan bendungan, selapis cahaya pedang yang
membukit diiringi kilauan cahaya yang tajam dan hawa pedang yang
berlapis-lapis dengan cepat menyerang batok kepala Tu Pak kim.
Pekikan keras yang diiringi jeritan kesakitan yang amat
memilukan hati sekali lagi berkumandang memecahkan keheningan,
batok kepala Tu Pak kim tahu-tahu terhajar oleh cahaya pedang
1319
yang tajam itu sehingga hancur berantakan tak berwujud lagi,
percikan darah memancar pula ke mana-mana.
Tampaknya rasa benci dan dendam Ku See hong belum puas
terlampiaskan, sekali lagi pedang Hu thian seng kiamnya diayunkan
ke bawah, bagaikan Kwan kong membacok kayu, tubuh Tu Pak kim
yang sudah kehilangan batok kepala itu segera terbacok hingga
kutung menjadi dua bagian.
Tiba-tiba cahaya pedang, kembali menyambar, kedua potongan
badan itu sekali lagi terbacok hingga menjadi kepingan-kepingan
kecil, hancuran daging dan percikan darah dengan cepat melapisi
seluruh permukaan tanah.
Dua jurus serangan yang dipergunakan barusan selain dahsyat,
dan jarang terlihat di dunia saat ini.
Semenjak Ku See hong melejit ke udara pedang dan tubuhnya
bersatu padu, sampai dia membunuh Seng Ko piau kemudian
mencincang tubuh Tu Pak kim, serangkaian gerakan tersebut boleh
dibilang dilakukan beruntun dan memakan waktu yang relatip amat
singkat.
Terutama sekali ke t iga bacokan pedangnya untuk mencincang
tubuh Tu Pak kim, kecepatannya betul-betul menggidikan hati
orang, sampai sampai Hoa Soat kun si tokoh dunia persilatan nomor
wahid itupun diam-diam merasa kagum.
Pikirnya kemudian di dalam hati:
"Heran, mengapa sedemikian cepatnya dia berhasil memperoleh
kembali tenaga dalamnya? Bahkan tenaga dalamnya seakan-akan
semakin bertambah hebat?"
Yaa, benar! Tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong memang
telah bertambah maju setingkat lagi.
Seperti diketahui dia telah memperoleh warisan tenaga murni
dari Bun ji koan su, kemudian dengan bakatnya yang bagus dan
rejekinya yang baik, tanpa sengaja dia berhasil menghisap darah
mestika naga bumi yang langka.
1320
Namun oleh karena hawa murni dan sari darah mestika itu belum
dapat terhisap sama sekali oleh tubuhnya, selama ini kekuatan
mana hanya tersimpan di dalamsum-sumnya.
Namun setiap kali dia selesai melakukan pertarungan sengit atau
getaran yang cukup keras, sari hawa murni dan darah mestika itu
sedikit demi sedikit terhisap oleh tubuhnya dan sebagai akibat dari
kejadian ini, tenaga dalamnya pun bertambah maju setingkat lagi..
Sementara itu, Pedang sakti kayu besi Cu Pok sudah
memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri.
Keng Cin sin yang bermata jeli segera menangkap kejadian ini,
cepat-cepat dia turut melejit ke muka.
Diiringi bentakan nyaring, telapak tangan kanannya segera
diayunkan ke muka melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
000DE0WI000
BAB 61
SEGULUNG hawa pukulan yang dahsyat, diiringi desingan tajam
yang memekikan telinga dengan cepat meluncur ke depan...
Perlu diketahui, ilmu silat yang dimiliki pedang sakti kayu besi Cu
Pok sangat sempurna, sedang dia pun satu-satunya orang yang
menderita luka paling ringan sewaktu sebelas jago dari sembilan
partai besar melepaskan serangannya.
Ketika melihat datangnya ancaman yang begitu hebat, dia
menjadi nekad dan membalikkan tubuhnya sambil meluncur ke
bawah ....
Pedang kayu besi ditangan kanannya, di iringi sekilas cahaya
hitam yang bertenaga hebat, segera meluncur ke tubuh Keng Cin
sin ....
Keng Cin sin bukan manusia sembarangan, dia segera
membentak keras, sepasang telapak tangannya disilangkan
1321
berulang kali, dalam waktu singkat seluruh angkasa diliput i
bayangan telapak tangan yang di sertai kekuatan dahsyat bagaikan
ambruknya bukit karang saja segera meluncur ke muka.
Pertarungan yang berkobar kali ini betul-betul amat
menegangkan syaraf, begitu serangan dahsyat menggulung tiba, Cu
Pok segera terdesak sampai pedang kayu besinya tak mampu
dipergunakan lagi, secara beruntun dia mundur terus ke belakang,
sambil membentak keras pedang kayu besinya diayunkan ke muka,
seperti seekor ular sakt i langsung menusuk ke depan ....
Serangan pedang ini aneh lagipula sakti, mau tak mau Keng Cin
sin dipaksa untuk berkelit ke samping....
Sedangkan Cu Pok segera manfaatkan kesempatan itu, pedang
kayu besinya digetarkan, lalu melepaskan serangan-serangan
menusuk, membacok, menyambar dan menggeletar.
Empat jurus serangan dahsyat yang di lancarkan secara berantai
ini, hampir semuanya merupakan jurus-jurus beradu jiwa,
tampaknya dia sudah nekad untuk mengajak musuhnya gugur
bersama.
Empat jurus serangan yang dilancarkan berangkaian ini memiliki
kekuatan yang luar biasa, seluruh angkasa segera diliputi hawa
pedang yang tajamdan menggidikkan hati.
Setiap serangan hampir semuanya disertai perubahan yang luar
biasa, kehebatannya pun cukup mendirikan bulu roma orang.
Tenaga dalam Keng Cin sin amat sempurna, gerak serangannya
pun aneh, jurus-jurus serangan yang digunakan semuanya memiliki
perubahan yang tak terhitung jumlahnya, sehingga membuat orang
lain mau tak mau mesti ekstra hati-hati dan waspada.
Sebaliknya keempat jurus serangan pedang dari Cu Pok itu meski
ganas keji dan hebat, sayang tak mampu melukai perempuan sakt i
ini.
1322
Tampak Keng Cin sin menyelinap kekiri dan kekanan dengan
gesitnya, tahu-tahu keempat jurus serangan pedang ini sudah
mengenai sasaran yang kosong.
Dalam pada itu Ku See hong sudah melayang turun keatas tanah
dengan gerakan yang sangat ringan, ia segera berseru nyaring:
"Harap nona suka mundur, dia adalah murid murtad
perguruanku, biar aku sendiri yang membereskan.. ."
Baru saja suara itu berkumandang, tahu-tahu Keng Cin sin sudah
manfaatkan kesempatan disaat Cu Pok gagal dengan ke empat
serangannya dan sebelum pedangnya berubah bentuk untuk
menerjang ke sisinya.
Sementara itu tangan kirinya dengan kecepatan luar biasa dan
melalui sudut yang aneh, tahu-tahu sudah mencengkeram
pergelangan tangan kanan Cu Pok yang menggenggampedang ....
"Traaang...traaanggg" dentingan nyaring berkumandang
memecahkan keheningan, pedang kayu besinya tahu-tahu sudah
rontok ke atas tanah.
Telapak tangan kanan Keng Cin sin segera diayunkan kembali ke
depan.
”Blaaamm...!"
Sebuah pukulan keras tepat menghajar dada lawan.
Paras muka Cu Pok berubah semakin pucat pias seperti mayat,
secara beruntun dia muntahkan darah segar dua kali, setelah itu
dengan sempoyongan badannya mundur ke belakang ....
Keng Cin sin tidak mengejar lebih jauh, padahal dia memang
tidak berniat membunuhnya, kalau tidak, bagaimana mungkin Cu
Pok sanggup menahan pukulannya?
Paras muka Cu Pok mengejang keras, kulit mukanya berkerut
kencang seperti menahan penderitaan yang luar biasa, dengan
pancaran sinar mata penuh rasa benci dan dendam, dia awasi Keng
Cin sin dan sebelas orang dari sembilan partai besar tanpa berkedip.
1323
Sambil tertawa dingin Ku See hong segera berkata:
"Cu Pok, diantara kawanan manusia laknat yang berada disini,
nampaknya umurmu paling panjang, hal ini patut kau banggakan..."
Dengan pandangan mata penuh kebencian, Cu Pok melotot
sekejap ke arah Ku See hong, lalu pekiknya:
"Cara kalian bermain kerubut bukan perbuatan seorang manusia
gagah ...."
"Hmmmm, siapa sih yang mengerubut kau? " jengek Ku See
hong dengan nada sinis, "selain sembilan partai besar bukankah
kami bertiga yang kalian kerubuti?"
"Hmmmm jangan harap kau bisa lolos dari kematian, demi
adilnya untuk menghadapi manusia yang tidak bersenjata seperti
kau, pedang kayu besi ini akan kukembalikan kepadamu..."
Begitu selesai berkata, Ku See hong telah memungut pedang
kayu besi tersebut dari atas tanah dan melemparkan ke depan.
Setelah menerima pedang kayu besinya, mendadak Cu Pok
merendahkan tubuhnya lalu melalui sebuah sudut yang aneh,
pedang kayu besinya menciptakan tiga titik cahaya bintang yang
segera menusuk jalan darah Tay meh hiat, Ngo siu hiat serta wi to
hiat ditubuh Ku See hong.
Perubahan ini dilancarkan dengan gerakan yang aneh serta
kecepatan bagaikan sambaran petir.
Melihat datangnya ancaman tersebut, mencorong sinar tajam
yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, dia tertawa
dingin...
Bagaikan sukma gentayangan tubuhnya segera berkelebat maju
ke muka, pedang Hu thian seng kiam yang berada ditangan
kanannya diputar lalu membalik ke atas ....
Gerak serangan pedang itu membelah angkasa dan memercikkan
cahaya yang sangat menyilaukan mata.
1324
Hawa pedang yang menggidikkan, diiringi suara yang tajam dan
cahaya yang menyilaukan mata, langsung meluncur ke arah depan,
tapi tidak mudah ditebak ke arah manakah serangan tersebut akan
di tuju.
Terdengar jeritan ngeri yang memilukan hati bergema
memecahkan keheningan di sekitar sana..
Lengan kanan Cu Pok yang menggengam pedang tahu-tahu
sudah berpisah dengan badan, darah kental segera memancur
keluar dari mulut lukanya, membuat Cu Pok kesakitan setengah
mati.
Sekujur badannya gemetar keras, sepasang giginya saling beradu
keras-keras ....
Paras muka Ku See hong dingin dan kaku, sama sekali tidak
berperasaan, sementara dari balik matanya mencorong sinar mata
tajam yang sukar dimengerti maksudnya, sambil memungut kembali
pedang kayu besi itu dengan tangan kirinya, dia membentak.
"Sambut kembali pedangmu ini!"
Cu Pok benar-benar amat perkasa, kebuasannya pun mencapai
pada puncaknya, begitu menerima pedang kayu besinya dengan
tangan kiri, ia membentak keras.
Tubuhnya segera berputar cepat, pedang kayu besinya
digetarkan menciptakan serentetan cahaya berwarna hitam, hawa
pedangnya dengan diiringi desingan tajam langsung menusuk ke
tempat kematian di tubuh Ku See hong.
Serangan tersebut datangnya amat cepat dan jarang sekali
dijumpai di kolong langit.
Ku See hong benar-benar merasa kagum sekali, dia tak mengira
dalam keadaan luka yang begini parah, ternyata dia masih memiliki
kemampuan seperti ini.
Pekikan nyaring segera bergema membelah angkasa ......
1325
Pedang Hu thian seng kiamnya dengan menciptakan selapis
cahaya tajam langsung menembusi kabut cahaya hitam yang
diciptakan Cu Pok ....
"Traanggg...."
Benturan nyaring yang diiringi percikan bunga api berlangsung di
tengah udara.
Ke dua bilah pedang tersebut segera bertautan antara yang satu
dengan lainnya.
Pedang kayu besi milik Cu Pok tersebut entah terbuat dari bahan
apa, ternyata pedang Hu thian seng kiam yang begitu tajam itu tak
berhasil memapas kutung senjata itu.
Pekik kesakitan bergema di udara, percikan darah segar
menyebar keempat penjuru.
Pedang kayu besi milik Cu Pok t idak terpapas kutung, namun
lengan kirinya berikut batas bahunya terpapas kutung dan rontok ke
atas tanah.
Dengan demikian kedua belah lengannya terpapas kutung
semua, darah segar bagaikan pancuran segera menyembur keluar
dari mulut lukanya dan menyebar kemana-mana.
Dengan kening berkerut dan hawa pembunuhan menyelimuti
wajahnya, Ku See hong menggerakkan pedang Hu thian seng kiam
yang berada di tangan kanannya langsung ditujukan kedepan dada
Cu Pok..
Gemetar keras seluruh tubuh Cu Pok menahan rasa sakit yang
melilit, wajahnya mengejang semakin keras sehingga mukanya
menyeringai seram, peluh jatuh seperti hujan gerimis, entah dia
sedang ketakutan, ataukah sedang menahan penderitaan yang luar
biasa.
Tapi yang pasti dia merasa ngeri dan ketakutan, merasa takut
menghadapi kematian....
1326
Ku See hong tertawa dingin dengan nada sinis dan menghina,
kemudian ujarnya:
"Cu Pok, kau tidak menyangka bukan akan merasakan ngerinya
menghadapi kematian seperti apa yang kau alami hari ini...
"Hmmm, disaat kau sedang berbuat kejahatan dan menganiaya
orang lain, pernahkah kau rasakan pula penderitaan yang dirasakan
orang lain? "
Cu Pok membuka bibirnya, lalu berbisik dengan suara yang
bergetar keras karena gemetar:
"Kau .... kau pun terlalu keji ...."
"Hmmm, tidakkah kau rasakan bahwa cara kerjamu justru lebih
kejam, lebih munafik dan pengecut?"
Sembari berkata, Ku See hong yang tak berperasaan
menggerakkan pedang Hu thian seng kiamnya dan pelan-pelan
menusuk ulu hatinya...
Sorot mata Cu Pok yang memancarkan sinar kebuasan lambat
laun semakin memudar, tubuhnyapun pelan-pelan terjongkok ke
atas tanah.
Dalam keadaan beginilah dia telah mengakhiri hidupnya yang
penuh dengan dosa.
Ku See hong masih tetap menggenggam pedang Hu thian seng
kiamnya yang memancarkan sinar tajam, kemudian pelan-pelan
membalikkan badan, hawa pembunuhan masih menyelimuti seluruh
wajahnya, dengan sorot mata yang dingin di awasinya ke sebelas
jago dari sembilan partai besar itu tanpa berkedip.
"OMITOHUD.....” bisik Hoat hian taysu dengan suara pelan,
"siancay, siancay.... moga-moga Thian membantuku untuk
melenyapkan badai pembunuhan berdarah ini dari muka bumi"
"Tidak sulit bila kalian ingin menghilangkan ancaman badai
pembunuhan berdarah ini, asal kamu semua dapat mengungguli
kami" kata Keng Cin sin ketus.
1327
Paras muka Goan tong siancu, ketua Siau lim pay segera berubah
menjadi amat serius, katanya pelan.
"Li sicu, tahukah kau apa sebabnya kami semua datang ke
tempat ini?"
"Mengapa aku mesti mencampuri urusan kalian?" jengek Keng
Cin sin dingin, "apa lagi kalau dihitung-hitung, diantara kita berdua
masih terikat dendam sakit hati sedalam lautan"
Hoat hian taysu menghela napas sedih.
"Aaaai, bunuh membunuh, balas membalas akan berlangsung
tiada hentinya dalamdunia persilatan..."
Sambil tertawa dingin Ku See hong segera menukas.
"Kalian pandai benar berbicara yang welas kasih, pantang
membunuh, tapi aku ingin bertanya, apa sebabnya kalian
membunuhi anggota Hiat mo bun? Dan dua puluh tahun berselang
mengapa kalian turut menghadiri pertempuran di bukit Soat san?"
"Nasi sudah menjadi bubur, kesalahan besar pun telah diperbuat,
buat apa masa lampau disinggung kembali? Lebih baik kita
bicarakan persoalan yang berada didepan mata saja!"
"Hmmmm, apalagi yang must i kita bicarakan? Dibicarakan pun
pembunuhan akan dilakukan, tidak dibicarakan pun pembunuhan
tetap akan berjalan .....!" seru Keng Cin sin sambil menahan rasa
bencinya.
"Sicu!" kata Goan tong siancu dengan suara dalam, "benarkah
kalian begitu gemar membunuh?"
Kemudian setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan.
"Perlu diketahui, Thian mencintakan umatnya di dunia ini untuk
hidup berdampingan secara damai dan saling hormat menghormati,
tapi perbuatan sicu sekalian terlalu keji dan memandang enteng
Firman Thian, lolap sekalian benar-benar merasa sayang untuk
kebagusan bakat sicu bertiga"
1328
"Siapa sih yang menyuruh kalian keledai-keledai gundul
menyayangkan kami?" tegur Seng sim cian li Hoa Soat kun dingin,
"lonio lihat, manusia-manusia yang membaca doa dimulut, kejam
seperti ular dihati macam kalian tak baik dibiarkan hidup terus.
"Hmm, kedua anak muda itu terpaksa melakukan pembantaian,
hal ini disebabkan keadaan yang terpaksa, maka pembunuhan harus
dilakukan demi melenyapkan ancaman bahaya bagi dunia persilatan,
apa salahnya melakukan hal ini? Membunuh kaum manusia laknat
merupakan perbuatan sosial, siapa bilang perbuatan ini jahat?"
Ke sebelas orang dari sembilan partai besar tersebut tak
seorangpun yang kenal dengan Hoa Soat kun, ketika mendengar
ucapannya yang mengandung nada teguran ini, kontan saja semua
orang merasa terperanjat.
"Siapakah orang ini?" ingatan tersebut dengan cepat melintas
dalam benak mereka. "kalau dilihat dari usianya, paling banter baru
tiga puluh tahunan, namun rambutnya telah beruban semua, belum
pernah ku dengar dalam dunia persilatan terdapat perempuan
semacam ini ........
Sementara itu Hoat hian taysu telah manggut-manggut seraya
bertanya:
"Bolehkah aku tanya, sejak kapan kau terjun kedalam dunia
persilatan? Maaf lolap...."
Seng sim cian li Hoa Soat kun mendengus dingin.
`Hmm, ketika aku terjun kedalam dunia persilatan, mungkin kau
masih belum lulus dari perguruan, tentu saja kau tidak akan
mengenali siapakah aku."
Tatkala semua orang mendengar perkataan ini, kontan saja
mereka mengumpat didalam hati:
"Sombong amat lagak orang ini ......
1329
Padahal usia Hoa Soat kun hampir setaraf dengan usia Hoat Hian
taysu yakni sekitar tujuh puluh tahunan. meski demikian apa yang
diucapkan Hoa Soat kun tidak salah.
Ternyata kebanyakan hweesio yang selesai belajar silat di Siau
lim pay rata-rata usia mereka sudah mencapai tiga puluh tahunan,
padahal Hoa Soat kun sudah mulai menjagoi dunia persilatan
semenjak berusia delapan belas tahun.
Dengan suara dingin Ku See hong segera berkata.
"Lo cianpwee ini tidak lain adalah jago nomor wahid didalam
dunia persilatan saat ini, Seng sim cian li Hoa Soat kun locianpwee
adanya"
Setelah mendengar nama tersebut, para ciangbunjin dari
sembilan partai besar baru merasa terperanjat, mmpipun mereka
tidak mengira kalau perempuan ini, adalah Seng sim cian li Hoa Soat
kun yang kelima puluh tahun berselang mengangkat nama bersama
Bun ji koan su Him Ci seng.
Dengan sikap yang berubah menjadi hormat sekali, Hoat hian
taysu berkata.
"Ooooooh, rupanya Hoa sicu, kalau begitu tolong kau sudi
membantu kami untuk menghilangkan ancaman bencana pada hari
ini"
"Aku tidak sudi mengurusi pelbagai persoalan seperti itu, dendam
sakit hati kalian, lebih baik kalian sendiri yang selesaikan!" seru
Seng sim cian li Ho Soat kun dingin.
"Sudah, tak usah banyak bicara lagi" bentak Keng Cin sin pula.
"aku hendak menuntut balas bagi kematian sebelas orang saudara
kami...'.
"Li sicu, benarkah kau memandang begitu rendah atas nyawa
manusia...?" ucap Goan tong siansu sambil menghela nafas sedih.
1330
"Rendah atau tidak rendah itu urusan lain, yang pasti aku tak
pernah membunuh orang baik, aku hanya membantai mereka yang
tergolong manusia laknat"
'Li sicu, kami sudah menyatakan penyesalan yang sedalamdalamnya
terhadap keterlibatan kami dalam peristiwa di bukit Soat
san serta pembantaian berdarah pada perguruan kalian...
Keng Cin sin tertawa dingin.
"Heeeehhh..... heeehhh...... heeeeh..... kau anggap beberapa
lembar nyawa tersebut bisa dihilangkan rasa dendam kesumatnya
hanya dengan pernyataan penyesalan kalian?”
"Sicu" Goan tong siansu ikut berbicara, ”kami bukan takut mati,
tunggulah sampai kami menyelesaikan perkataan lebih dulu sebelum
memberi keadilan buat kalian, kau pun t idak usah turun tangan
sendiri, karena kami bisa membereskan kami sendiri untuk menebus
dosa-dosa kami."
Dengan wajah yang hambar tanpa perubahan emosi, Keng Cin
sin bertanya.
"Kalian bersebelas hendak bunuh diri di sini? Hmmm, omong
kosong!"
”Kalian bersenjata lengkap macam hendak menghadapi musuh
tangguh saja, siapa yang bakal percaya dengan obrolan kalian?"
Dengan perasaan pedih Hoat hian taysu berkata:
"Sicu, setiap hutang ada pemiliknya, masa kau menghendaki
nyawa kami semua? Apalagi orang-orang yang mengerubuti dan
membunuh anggota perkumpulan kalian bukanlah kami sembilan
partai besar "
"Lantas siapakah yang melakukan pembunuhan tersebut?'
"Bu lim jit hun, tujuh sukma gentayangan dari dunia persilatan"
Goan thong siancu menghela napas panjang, "tentu saja kami
berdosa karena turut menghadiri peristiwa tersebut, namun lolap
bersumpah kepada langit, tak seorang pun dari sembilan
1331
ciangbunjin sembilan partai besar yang melakukan pembunuhan
atas seorang anggotapun dari perkumpulan kalian"
"Sungguhkah perkataan ini?" jengek Ku See hong sambil tertawa
dingin tiada hentinya.
Dengan suara pedih Goan tong siansu berkata lagi:
"Ku sicu, perbuatan kami terhadap Hiat mo bun tempo hari
merupakan kesalahan terbesar yang pernah kami perbuat selama
ini, untuk menyatakan penyesalan kami, lolap bersedia
mengorbankan diri, namun lolap pun meminta suatu permintaan
yakni berharap Ku sicu sekalian hanya menganggap kesalahan ini
sebagai kesalahan kami, janganlah mencari balas terhadap partai
lain, sesuatu persoalan ini, kami sembilan partai besar pun bersedia
mengurung diri serta tidak mencampuri urusan dunia persilatan
lagi.”
"Kini sicu sekalian telah melakukan pembantaian secara besarbesaran,
hampir boleh dibilang segenap kekuatan inti dari dunia
persilatan tewas ditangan kalian, kami berharap sicu sekalian
bersedia memikirkan kesejahteraan umat manusia dalam dunia
persilatan dengan tidak melakukan pemban-taian lagi, Bila sicu
enggan mengabulkan permintaan kami ini, terpaksa kami pun harus
mengorbankan diri semuanya disini. Cuma sebelumnya lolap masih
ada perkataan yang terakhir.
'Membunuh orang paling banter hanya merobohkan mereka ke
tanah dan mengirim sukma mereka ke alam baka, seperti anggota
Ban sia kau yang bergelimpangan menjadi mayat pada hari ini,
betapa pun termashur nya nama mereka, sampai akhirnya toh akan
menjadi seonggokan tanah lagi, nama besar ratusan tahun akhirnya
cuma kosong belaka, apalah gunanya mesti berbuat yang tidaktidak?
"Nah, sekarang lolap sudah selesai berbicara, moga-moga saja
setelah kematian lolap nanti, sicu bersedia untuk berpikir tiga kali
lebih dulu sebelum melakukan perbuatan apapun.
1332
"Hoat hian susiok, harap kau orang tua suka menerima kembali
tongkat Lik giok sian ciang ini serta menghadiahkan sebuah
kematian untukku"
Dengan air mata jatuh bercucuran membasahi wajahnya, Hoat
Hian taysu berbisik pedih:
'Masalahnya telah berkembang menjadi begini, Goan tong sutit,
berkorbanlah dengan gagah berani. Dunia persilatan akan selalu
teringat akan pengorbananmu ini"
Hoat hian taysu merasa sedih sekali, dengan hormat dia lantas
menerima kembali lambang kekuasaan dari Siau lim pay, tongkat Lik
giok sian ciang.
Mendadak Hoan tong siansu duduk bersila diatas tanah sambil
merangkap tangannya didepan dada, wajahnya kelihatan begitu
tenang, seakan-akan sama sekali tidak memandang serius soal
nama dan kedudukan, ini membuktikan kalau dia memang bersedia
untuk mengorbankan diri.
Sepuluh orang jago dari sembilan partai besar lairinya samasama
memperlihatkan wajah sedih dan perasaan murung yang
sangat tebal, bahkan sempat berkaca-kaca.
Ku See hong, Keng Cin sin dan Hoa Soat kun tiga gembong iblis
laki perempuan dari dunia persilatan ini tetap menunjukkan wajah
yang begitu dingin dan kaku, bahkan dari sorot mata merekapun
memancarkan sinar mata yang dingin tanpa perasaan.
Mendadak Hoat hian taysu mengangkat tinggi-tinggi tongkat Lik
giok sian ciangnya, lalu berkata dengan suara dalam:
"Ciangbunjin Siau lim pay angkatan ketiga puluh enam, Goan
tong siansu akan mengorbankan diri demi menyelematkan dunia
persilatan dari bencana serta menghilangkan ancaman bahaya maut
yang berada di depan mata, moga-moga Budha maha pengasih
suka mengampuni dosa-dosanya dan membawanya ke nirwana.”
Ucapan tersebut diutarakan dengan suara yang pedih, tapi serius
sekali.....
1333
Begitu selesai berkata, Hoat hian taysu segera memutar tongkat
Lik giok sianciangnya dan disertai kilatan cahaya hijau langsung
meluncur ke arah jalan darah penting di ubun-ubun Goan tong
siansu.
Di saat yang amat kritis inilah..
Mendadak melintas lewat serentetan cahaya pelangi yang sangat
menyilaukan mata...
"Traaang, traaang.."
Serentetan bunyi benturan senjata yang sangat nyaring bergema
pula memenuhi angkasa.
Ku See hong dengan wajah sedingin es dan pedang Hu thian
seng kiam terhunus ditangan telah menangkis datangnya sambaran
toya Lik giok sian ciang tersebut.
Melihat ayunan toya itu gagal menghantam ubun-ubunnya,
secepat kilat Goan tong siansu ketua Siau lim pay itu mengayunkan
tangan kanannya dan langsung di hantamkan ke atas ubun-ubun
sendiri...
Bayangan manusia berkelebat lewat..
Keng Cin sin telah menyelinap ke depan sementara tangan
kanannya telah mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan
kanan Goan tong siansu....
Melihat kejadian mana, Goan tong siansu melototkan sepasang
matanya lebar-lebar, kemudian setelah menghela napas sedih dia
berkata pelan.
"Sicu, apakah kalian tidak mengijinkan kepada kami untuk
melakukan bunuh diri? Kalau memang begitu, silahkan saja turun
tangan sendiri..."
Ku See hong turut menghela napas panjang, setelah itu ujarnya
dengan lantang.
1334
"Taysu, seperti apa yang kau katakan. Thian menciptakan umat
manusia untuk saling hormat menghormati dan saling sayang
menyayangi, kami adalah manusia yang punya otak, kau anggap
kami begitu buasnya sehingga gemar melakukan pembunuhan? ”
"Kalau toh orang yang membunuh angota Hiat mo bun serta
mengerubut i Bun ji koan su bukan jago-jago dari sembilan partai
besar.. mengapa pula kami mesti memojokkan orang yang telah
bertobat? Mulai saat ini semua pertikaian diantara kita telah pudar,
aku orang she Ku pun tidak akan sembarangan membunuh umat
manusia lagi, terutama sekali perkataan taysu benar-benar sangat
mengetuk perasaan kami.
"Mulai hari ini aku orang she Ku berani memberikan jaminan
kepada taysu sekalian, selain membunuhi Bu lim jit hun dan
kawanan manusia laknat dari Huan mo kiong di Lam hay, kami tidak
akan membunuhi umat manusia lagi, bahkajn akan segera
meninggalkan nama dan pahala untuk hidup mengasingkan diri di
tempat yang terpencil"
Goan tong siansu terharu sekali setelah mendengar perkataan ini
sambil menahan rasa harunya dia berkata:
'Ku sicu, tidak nyana kalau jiwamu begitu besar, hal ini membuat
kami semua merasa semakin malu dan menyesal atas perbuatan
kami dimasa lalu, rasanya kesalahan tersebut hanya bisa ditebus
dengan kematian saja"
Sekilas sinar mata yang lembut dan halus memancar keluar dari
balik mata Keng Cin sin, setelah menghela nafas sedih, dia berkata
pula.
"Taysu, mengapa kau mesti berbuat demikian? Bila kau sampai
mati, tentu hati kecilku ikut merasa tak tenang"
Kemudian setetah berhenti ia melanjutkan.
"Aaai!, hanya berharap sejak kini kau sebagai seorang
ciangbunjin bisa mendidik anak muridmu dengan lebih tegas dan
1335
disiplin lagi, didiklah mereka agar selalu melindungi keadilan serta
kebenaran bagi umat persilatan. ”
"Kini anggauta Hiat mo bun sudah punah akupun sudah bosan
hidup luntang-lantung dalam dunia persilatan, maka seusai
menyelesaikan pelbagai masalah yang ada aku pun hendak
mengasingkan diri ke tempat yang terpencil sana untuk melepaskan
diri dari kehidupan keduniawian yang penuh maksiat'
"Sicu sekalian tidak mempermasalahkan budi, lolap sekalian
benar-benar dibikin terharu, mulai sekarang kami pasti akan
memperbaiki perguruan kami dengan sebaik-baiknya serta
membersihkan perguruan dari anasir yang mengacau, kini terimalah
hormat dari lolap sebelum kami semua hendak mohon diri"
Seusai berkata Goan tong siansu segera bangkit berdiri dan
menjura dalam-dalam, setelah itu serunya kepada semua orang
dengan nada berat:
"Toheng sekalian, kita pun tidak usah bercokol terus ditempat ini
....'
Begitu selesai berkata, Goan tong siansu yang pertama terus
beranjak lebih dulu meninggalkan ruangan tersebut, sementara para
jago yang lain mengikuti dibelakangnya.
Memandang sehingga rombongan sembilan partai besar
menjauhi tempat tersebut, Keng Cin sin baru memalingkan kepala
dan memandang sekejap mayat-mayat yang bergelimpangan diatas
tanah, tanpa terasa dia menghela napas sedih, katanya:
"Kita pun harus pergi dari sini!"
Mendadak....
Keng Cin sin mengalihkan sorot matanya ke arah sudut ruangan
sana, kemudian agak terkejut dia menjerit keras:
"'Aaaah, mengapa HimJ i imtidak nampak disitu?"
Mendengar ucapan mana, buru buru Ku See hong bertanya:
1336
"Apa? Kau tadi meletakkannya dimana?"
Di dalam terperanjatnya dia mengira Him Ji im telah menemui
musibah didalam pertarungan massal tadi.
Rasa gelisah Keng Cin sin sendiripun tak terlukiskan dengan katakata,
dengan terkejut dia berkata:
"Tatkala pertarungan massal sedang berlangsung tadi,
kubaringkan dia di atas meja altar sebelah sana.. waktu itu jalan
darah tidurnya masih belum dibebaskan, dia masih tertidur nyenyak
sekali.
Sembari berkata, dengan gerakan tubuh yang enteng sekali
seperti burung walet yang terbang melintas, dia melewati mayatmayat
yang bergelimpangan di atas tanah dan langsung meluncur
ke depan meja altar yang dimaksudkan.
Hoa Soat kun serta Ku See hong segera menyusul pula
dibelakangnya.
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu Keng Cin sin
mengawasi sekeliling tempat tersebut dengan seksama, namun
sekitar tempat itu berada dalam keadaan kosong tak berpenghuni,
namun dimeja terlihat ada sepucuk surat yang ditancapi dengan
pisau belati.
Begitu menyaksikan surat dimeja, Keng Cin sin segera dapat
menduga apa gerangan yang sesunggguhnya telah terjadi, dia
segera menghela napas panjang.
Suara helaan napas itu jelas mengandung perasaan sedih,
murung dan menyesal, karena dia tahu lagi-lagi kekasihnya Ku See
hong akan dihadapi dengan sebuah percobaan.
Sementara itu Ku See hong telah berteriak-teriak keras:
"Adik Im! Adik Im... Kau berada dimana.... adik Im...'.
Ditengah teriakan tersebut, dia telah menerjang masuk ke dalam
ruang Cun Kiong t ian, waktu itu asap tebal berwarna hitam yang
menyelimuti seluruh ruangan telah buyar terhembus angin,
1337
sedangkan jenasah Ceng Lan hiang yang semula tergeletak diatas
tanahpun kini sudah hilang lenyap tak berbekas.
Dengan suara pilu Ku See hong segera melayang keluar dari
ruangan itu, ucapnya sedih.
"Dia... dia telah pergi..."
"Benar" kata Keng Cin sin pula sambil memperlihatkan sampul
surat yang diperoleh dari meja, ”dia telah pergi meninggalkan
tempat ini secara diam-diam"
Tadi Ku See hong tidak melihat surat tersebut, buru-buru
diterimanya dengan sepasang tangan gemetar keras, kemudian
diperiksa isi surat tersebut.
Tulisan dalam surat itu sangat indah dan lembut, terbaca olehnya
isi surat tersebut berkata demikian:
"Engkoh Hong!
Pertama-tama aku ingin memohon maaf kepadamu karena aku
pergi tanpa pamit, aku berbuat demikian karena aku tahu, bila
kukatakan niatku yang sebenarnya, sudah pasti kau tak akan
membiarkan aku pergi, aku sendiripun t idak berkeberanian untuk
pergi meninggalkan dirimu.
Aku tahu hatimu pasti akan sedih sekali sewaktu membaca surat
ini, tapi aku sesungguhnya jauh lebih sedih dari pada dirimu
Engkoh Hong! Tahukah kau, hatiku remuk rendam, air mataku
jatuh berlinang ketika kutulis surat ini! karena aku mencintaimu,
mencintaimu dengan sepenuh hati, dengan demikian hatiku baru
merasakan kepedihan yang t idak terkirakan.
Hubungan cinta kita, semua peristiwa yang kita alami serasa
bagaikan suatu impian yang indah dan mesra, yang kenyataan
memang bagaikan dalam impian, bagaikan asap yang melayang
diangkasa.
Jika kita telah mendusin, impian kita hilang, asap pun akan
membuyar.
1338
Yang kita temui kemudian hanya kehampaan dan kekosongan,
hanya kenangan yang tak pernah akan terlupakan untuk selamanya.
Inilah kesedihan, kepedihan dan kesendirian yang amat melumat
perasaan.
Walaupun hati kecilku tak ingin menerima penderitaan semacam
ini, siksaan yang menghancurkan perasaan, tapi aku harus
menentang perasaanku untuk melakukannya, bukankah banyak
kejadian didunia ini yang mesti dilakukan orang dengan menentang
perasaan dan suara batin?
Engkoh Hong, aku tahu hatimu akan pedih setelah membaca
sampai disini, tapi kuharap kau jangan kelewat sedih kau pun tak
usah pergi mencariku, moga-moga dalam perpisahan kita kali ini.
Tuhan memberikan rahmatnya agar kita tak pernah bersua kembali
untuk selamanya.
Engkoh Hong, bukan aku tidak berperasaan, melainkan nasiblah
yang menentukan demikian.
Aku adalah seorang manusia yang amat berdosa, seorang
manusia yang telah membunuh ibu kandung sendiri.
Membunuh ibu kandung sendiri bukan alasanku yang terutama
mengapa aku pergi meninggalkanmu, tapi perbuatan jahat dan
kebejadan moral ibuku selama hidupnya yang membuatku malu
hidup sebagai manusia layak, malu untuk mendampingi dirimu.
Oleh karenanya, kuputuskan untuk pergi meninggalkan dirimu,
aku hendak mencukur rambut menjadi pendeta dan mengakhiri sisa
hidupku di dalam biara, aku ingin mengurangi dosa yang pernah
dilakukan ibuku semasa masih hidupnya.
Engkoh Hong, meskipun semenjak kecil aku hidup terpencil dan
menyendiri, namun cinta kasih kita dalam waktu yang demikian
singkatnya telah menimbulkan kehangatan yang tak terkirakan
bagiku, lupakan saja aku!
1339
Untung sekali hubungan yang kita lakukan tempo hari tidak
sampai membuahkan benih kehidupan lain. semoga akupun dapat
meninggalkan kau tanpa beban yang lebih parah.
Sebagai akhir kita, kumohon kepadamu janganlah mencari aku ke
mana-mana, sebab perbuatan itu hanya akan menambah
penderitaanku belaka.
Di dalam bigara aku selalu bberdoa bagi kebahagiaan hidupmu,
semoga kau hidup senang bersama adikmu yang lain.
Dan sampai disini pula surat terakhir yang kubuat dalam
perasaan yang hancur lebur ini.
Tertanda: Adikmu yang bodoh
Him Ji im"
Ketika Ku See hong selesai membaca isi surat yang penuh
dengan kepedihan ini, ia tak dapat membendung air matanya lagi,
sambil mengucurkan air matanya, dengan pedih serunya:
"Adik Im, mengapa hatimu sekeras baja? Bagaimana mungkin
aku dapat melupakan dirimu? Adik Im, kembalilah kau! Aku tak
dapat kehilangan kau, aku tak dapat kehilangan dirimu lagi...."
Suara yang serak diliputi kepedihan membuat siapa pun yang
ikut mendengarkan turut merasakan kedukaan yang sangat
mendalam.
Terutama sekali Keng Cin sin, perasaannya boleh dibilang sudah
hancur luluh ....
Kalau bisa, dia ingin memberitahukan indent itasnya yang
sebenarnya untuk menghibur pemuda tersebut, agar luka dihati
kekasihnya dapat teratasi.
Namun peristiwa tragis yang pernah menimpa dirinya dimasa
lalu, membuatnya merasa rendah diri, diam-diam ia mengambil
keputusan akan mencari kembali Him Ji im sampai ketemu, kalau
tidak, sudah pasti kekasihnya tidak akan tahan hidup sebatang kara
dalam kesepian dan kepedihan.
1340
Sebab perempuan ini adalah seorang perempuan yang sangat
perasa, dia tahu bila Im Yan cu sampai mati, maka besar
kemungkinannya pemuda tersebut tak akan berkeberanian untuk
hidup seorang diri.
Sebaliknya perasaan Ku See hong sendiripun sangat kalut dan
diliputi berbagai ingatan yang bukan-bukan, ia teringat pula pesan
gurunya bila berjumpa dengan Him ji im dia diminta melindunginya
dengan baik, sebab gadis tersebut hidup sebatang kara dalam
suasana yang serba mengenaskan ....
Teringat sampai disitu, timbul perasaan sesalnya yang amat
mendalam, tiba-tiba ia berteriak keras:
'Adik Im, aku akan pergi mencarimu sampai ketemu, sekarang
juga aku akan pergi mencarimu.....
'Kau terlampau memedihkan, aku tak bisa melepaskan dirimu
dengan begitu saja adik Im...
Sambil berteriak keras Ku See hong sudah menggerakhan
tubuhnya siap menerjang keluar ......
Bentakan nyaring bergema memecahkan keheningan, tiba-tiba
Seng sim cian li Hoa Soat kun mengebaskan tangan kanannya
melepaskan sebuah pukulan berhawa lembut.
Pukulan itu dengan cepat menggetarkan tubuh Ku See hong
sehingga tergetar mundur sejauh tiga empat langkah sebelum
berhasil berdiri tegak.
Dari balik matanya memancar keluar sorot mata tajam yang
menggidikkan hati, di awasinya wajah Ku See hong dengan penuh
kegusaran, kemudian sambil memperdengarkan suara tertawa
dinginnya yang menusuk tulang, dia menghardik.
"Bila kau mencarinya sekarang juga, detik ini juga akan kubunuh
dirimu.
"Kau manusia yang tidak punya liangsim mengapa tidak kau
pikirkan tentang mati hidup Im Yan cu yang sedang menghadapi
1341
maut? Sekarang juga kuberitahukan kepadamu, bila Im Yan cu tak
dapat hidup, jangan harap kau pun bisa hidup terus didunia ini"
Terkesiap Ku See hong sesudah mendengar perkataan ini,
dengan cepat dia berpikir.
'Betul, aku mesti menyelamatkan Im Yan cu terlebih dulu
sebelum pergi mencari HimJi im..."
Tapi, sewaktu terbayang bagaimana caranya menyelamatkan
gadis tersebut, anak muda itu segera merasakan hatinya menjadi
dingin separuh....
Akhirnya dengan pedih Ku See hong berkata.
'Andaikata nona Im Yan cu mati, aku pun tak ingin hidup seorang
diri di dunia"
"Huuah, semenjak kapan sih cinta kasih mu kepadanya
meningkat sedemikian dalam nya?" .
"Hoa locianpwee, kau benar-benar tidak memahami perasaan
hatiku... aaaiii..." Ku See hong menghela napas panjang.
Keng Cin sin menghela napas pula.
'Aaaai, kita harus segera berangkat, kita mesti berusaha keras
untuk mencari obat penawar yang dapat memunahkarn racun di
dalam tubuh Im Yan cu!"
Ku See hong, Hoa Soat kun dan Keng Cin sin bertiga dengan
membawa perasaan yang berbeda-beda berangkat meninggalkan
tempat pembantaian tersebut tanpa mengucapkan sepatah
katapun....
Suasana disekeliling tempat itu berubah menjadi hening, sepi dan
terasa menyeramkan...
Darah kental yang membasahi permukaan tanah kini berubah
menjadi merah tua, bahkan memancarkan cahaya merah yang amat
menyilaukan mata.
1342
Pemandangan seperti ini sangat memedihkan dan mengenaskan
hati ....
ooo0de0wi0ooo
BAB 62
ANGIN musim gugur berhembus amat kencang, daun-daun
kering berguguran ke atas tanah....
Matahari senja telah menyelinap ke balik bukit diseberang sana,
sementara kegelapan malam mulai menelan seluruh jagad ....
Meski nun jauh diatas sana, dijagad raya tertera bintang-bintang
yang memercikkan sinar redup, namun suasana tetap geliap gulita
dan remang-remang.
Pepohonan berdiri angker, rumput terkulai layu, betapa
mengenaskan pemandangan semacam ini ....
Diluar sebuah kota dekat hutan belantara, terdapat sebuah
bangunan kecil yang berdiri terpencil dan menyendiri.
Sepercik sinar lentera memancar keluar dari balik ruang kecil
ditengah bangunan tersebut, tiga sosok bayangan manusia berada
di bawah cahaya lentera.
Kalau dilihat dari sikap mereka yang berdiri tegak tak berkutik,
dapat kita bayang kan betapa murung, sedih dan berdukanya
orang-orang itu..
Angin kencang berhembus makin kencang diluar pintu sana,
suasana duka makin tebal menyelimuti seluruh ruangan, malam ini
adalah malam musim gugur yang memedihkan.
Tiba-tiba berkumandang suara helaan napas panjang dari balik
ruangan, bayangan manusia itu pelan-pelan membalikkan badan
dan berjalan ke tepi jendela kemudian mendongakkan kepalanya
memandang cuaca dan menutup kembali daun jendela tersebut. . .
1343
Dia berpaling kembali, lalu tanyanya kepada seorang perempuan
berkerudung warna-warni.
'Apakah racun yang mengeram dalam tubuhnya akan kambuh
kembali esok malam?.'
Orang-orang itu tak lain adalah Ku See hong, Keng Cin sin serta
Hoa Soat kun, sementara dalamruangan lain berbaring Im Yan cu.
Setelah melakukan pembantaian secara besar-besaran terhadap
anggota Ban sia kau, mereka berangkat ke situ dan berdiam sampai
sebelas hari lamanya.
Namun mereka gagal untuk memikirkan sumber dari rumput Han
si cau tersebut, seakan-akan mereka hanya menanti saat ajal dari
Im Yan cu.
Selama beberapa hari ini, kadangkala Im Yan cu mendusin dari
pingsannya, tapi dua jam kemudian ia terlelap tidur lagi dengan
nyenyak.
Hari ini adalah hari ke empat belas, sehari lebih awal dari batas
waktu lima belas hari kambuhnya kembali racun dalam tubuh Im
Yan cu.
Dengan suara pedih Keng Cin sin menyahut:
"Yaa, esok tengah malam, aaaii...!”
Sekarang, perasaannya sedang diliputi juga oleh rasa sedih yang
tak terkirakan, oleh sebab itu dia enggan banyak berbicara lagi
Kembali Ku See hong bertanya.
"Setelah racun itu kambuh untuk ke dua kalinya, benarkah dia
tak akan tertolong lagi?"
Keng Cin sin menghela napas pedih.
'Biasanya bila racun itu mulai bekerja untuk ke dua kalinya, saat
itulah sari Im cing nya akan mengering, mesti dapat tertolong,
namun tanpa Jim som berusia seribu tahun serta beberapa macam
bahan obat-obatan langka lainnya, mustahil dia dapat hidup
1344
melewati jangka waktu satu bulan. Tapi sayang dia telah mendapat
pengobatanku dimana dengan tusukan jarum aku telah
memperpanjang masa kambuh racun itu menjadi lima belas hari lagi
jadi andaikata racun itu bekerja lagi, niscaya dia akan kehabisan
tenaga dan tewas, tidak mungkin dapat kambuh untuk ke tiga
kalinya"
Berubah hebat paras muka Ku See hong setelah mendengar
perkataan itu, atau dengan perkataan lain ia sudah tiada harapan
lagi untuk memperpanjang masa hidup gadis itu.
Berpikir sampai disini, tanpa terasa titik air mata jatuh
bercucuran membasahi wajahnya.
Mendadak dia mendongakkan kepalanya lalu dengan suara
lantang membawakan bait lagu Dendam sejagad,
Dendam kesumat membentang bagai jagad.
Bukit tinggi berhutan lebat disisi sebuah kuil.
Sungai besar di depan kuil berombak besar.
Dendam kesumat sepanjang abad.
Dendam kesumat membentang bagai jagad.
Burung gagak bersarang dirumput dikala senja. (Han sia cau). .
Cinta kasih berlangsung dari muda sampai tua.
Memetik kampak membuat lagu: Nadanya dendam!
Menitik air mata darah untuk siapa
Hati pilu menanggung derita, menyesal sepanjang masa.
Dendam kesumat membentang bagai jagad,
Ji koan pernah berbuat salah.
Menyandang golok menunggang kuda, apalah gunanya?
Salju terbang air laut semuanya hambar.
Dendam kesumat membentang bagai jagad.
1345
Curah hujan membuyarkan awan.
Air mengalir akhirrya surut.
Dendam kesumat tak akan luntur.
Suara nyanyiannya amat keras tapi bernada sedih dan
memilukan hati, apalagi dibawakan dalam suasana begini, pada
hakekatnya menambah rawannya suasana...
Sesungguhnya Ku See hong membawakan bait lagu Dendam
sejagad tersebut tanpa mengandung sesuatu maksud tertentu, dia
hanya ingin melampiaskan rasa pedihnya dengan membawakan bait
lagu yang dasar nya memang memilukan hati.
Siapa tahu, suatu penemuan yang tak terduga pun segera
berlangsung, setelah dia habis membawakan lagu Dendam sejagad
tersebut ....
Begitu selesai membawakan bait Dendam sejagad, tiba-tiba Keng
Cin sin yang ikut mendengarkan nyanyian tersebut berteriak penuh
kegembiraan.
'Han sin cau .... rumput burung gagak ... sekarang teringat aku,
yaaa, aku teringat sekarang .... nama rumput tersebut telah di
singgung dalambait lagu dendamsejagad!"
Hoa Soat kun turut merasakan hatinya bergetar keras, buru-buru
dia bertanya:
”Apa? Kau sudah teringat tentang rumput Han sia cau?
Dimanakah benda itu terdapat?.”
"Berada dimanakah benda tersebut, kini aku belum tahu, namun
kita dapat menyelidikinya”
Ku See hong sendiripun merasa terkejut bercampur gembira
setelah mendengar perkataan itu, ujarnya dengan cepat:
''Nona, kau maksudkan bait kedua dari syair Dendam sejagad
mengartikan rumput Han sia cau?"
1346
"Betul!" Keng Cin sin tertawa, "coba kau camkan arti yang
sebenarnya dari kata-kata bait kedua tersebut, bukankah bait
tersebut mengartikan rumput langka tersebut!"
"Benar, Han sia cau memang dapat di temukan dalam bait syair
tersebut, tapi dimanakah kita harus menemukan rumput mestika
yang sangat langka itu?''
Keng Cin siu kembali tertawa.
"Sekarang, tenangkan dahulu perasaan hatimu, asal pikiran kita
tenang niscaya rahasia ini dapat kita pecahkan, Bun ji koan su
adalah seorang manusia yang berbakat dan pintar, sudah pasti bait
syair Dendam sejagad yang dia susun tersebut mengandung arti
dan makna yang mendalam sekali, kalau toh nama Han sia cau
dapat kita peroleh dari bait lagu itu. berarti rumput Han Sia cau
termasuk benda mestika yang sangat langka. Mungkin Bun ji koan
su tidak berhasil memperolehnya, tapi mungkin juga dia tidak
sampai menggunakannya, maka sengaja nama rumput itu disimpan
dalam bait syairnya, dengan harapan kau dapat memecahkan tekateki
ini atau tidak?
"Sebagaimana diketahui, setiap benda mestika didunia ini hanya
akan diperoleh bagi mereka yang berjodoh, maka dia baru berbuat
demikian ......
"Buktinya seperti syair pada bait pertama, bukankah
mengandung petunjuk kalau kitab pusaka Cang ciong pit kip
tersimpan didalam kuil Ngo-siang bio di wilayah sungai Cho go
kang?
"Dalam bait ke dua syair Dendam sejagad yang mengertikan
rumput Han sia cau ini, ia tidak menerangkan dimanakah rumput
tersebut dapat diperoleh, ini bisa diartikan bahwa rumput tersebut
telah berhasil diperolehnya dan disimpan didalam kuil kuno dimana
ia menemui ajalnya.
"Sekarang coba kau pikirkan kembali, apakah Bun ji koan su
pernah memberi sesuatu petunjuk kepadamu menjelang saat
ajalnya.
1347
Setelah mendengar pembicaraan dan pemecahan yang dilakukan
perempuan berkerudung ini, baik Ku See hong maupun Hoa Soat
kun diam-diam merasa kagum sekali atas kecermatan serta
ketelitian perempuan ini.
Dengan cepat Ku See hong memutar otaknya untuk
merenungkan kembali pesan terakhir apa saja yang pernah
diutarakan Bun ji koan su menjelang saat ajalnya dulu, dia pun
mencoba untuk merenungkan kembali segala petunjuk dan gerak
gerik yang pernah dilakukan olehnya ....
Sekarang seluruh ruangan seolah-olah menjadi beku dan kaku,
perasaan Keng Cin sin dan Hoa Soat kun terasa berat sekali.
Kurang lebih seperminum teh kemudian.
"Aaah!, tiada sesuatu apapun yang mencurigakan!" kata Ku See
hong tiba-tiba sambil menghela nafas.
Mendengar ucapan tersebut, dengan gusar Seng sim cian li Hoa
Soat kun membentak:
"Coba ulangi lagi beberapa kali"
"Sudan enam kali kupikirkan, kejadian waktu itu' kata Ku See
hong dengan sedih tetapi sewaktu suhu meninggal dunia, kecuali
jenasahnya berdiri kaku sambil jari tangannya seperti rnenunjukkan
sesuatu benda beliau t idak melakukan gerakan apa-apa. Padahal jari
tangan yang merupakan gerakan terakhir dari tiga jurus Ho-han
seng huan yang sedang di wariskan kepadaku. ."
"Yaa, yaaa, benar kalau begitu, sudah pasti begitulah yang
dimaksudkan" seru Keng Cin sin mendadak dengan gembiranya.
"persoalan ini tak boleh ditunda lagi, mari sekarang juga kita
berangkat ke kuil tersebut, aku kuatir tidak sempat lagi kita
mencapai tempat itu.'
"Bila kita berangkat sekarang juga, mungkin besok senja kita
sudah tiba di kuil itu, kalau toh keadaan sudah begini, terpaksa kita
mesti menggantungkan diri pada nasib"
1348
Pada saat itulah, 'Mendadak...
Dari balik ruangan sana berkumandang suara panggilan yang
lirih, lemah tapi lembut.
"Engkoh Hong, dimanakah kalian?"
"Anak Im, aku segera akan datang, semua berada disini...!"
Ku See hong menyambar sebuah lentera dan buru-buru lari
masuk ke ruang dalam, sedangkan Keng Cin sin dan Hoa Soat kun
buru-buru mengikut i pula dibelakangnya.
Perabot yang berada dalam ruangan itu sangat sederhana,
sebuah pembaringan kayu membentang disudut ruangan sana,
seorang gadis berwajah pucat pias berbaring lemah disana, meski
mukanya pucat namun t idak menutupi kecantikan wajahnya.
Im Yan cu yang menyaksikan kehadiran Ku See hong sekalian,
segera mengulumkan senyuman yang amat lembut dan halus,
katanya agak manja.
"Engkoh Hong, tadi aku bermimpi pergi berpesiar ke suatu
tempat, tempat itu indah sekali, bahkan banyak terdapat kaum lelaki
dan perempuan, tapi wajah mereka kelihatan riang gembira dan
berseri-seri, ketika aku bertanya tempat manakah ini, mereka jawab
tempat itu adalah sorga.
"Engkoh Hong, setelah mati nanti aku tentu akan naik ke sorga,
cuma aku....aku tak ingin naik ke sorga seorang diri"
Ku See-hong tersenyum.
"Adik Im, kau tak usah berpikir yang bukan-bukan, besok
penyakitmu itu tentu akan sembuh kembali seperti sedia kala.”
Im Yan cu tertawa sedih.
"Engkoh Hong, kau tidak usah membohongi aku, aku tahu
sebentar lagi aku akan mati, Padahal mati pun bukan suatu masalah
besar bagiku sebab hatiku akan selalu berada bersamamu.. dengan
demikian akupun tak usah merasa kesepian"
1349
Dengan suara lembut Keng Cin sin segera berkata pula:
"Adik lm, apa yang dia katakan benar, sebab baru saja kami
berhasil mendapat tahu tentang rumput mest ika yang dapat
menyelamatkan jiwamu itu"
Sambil tertawa Im Yan cu segera berpaling kearah Hoa Soat kun,
kemudian bertanya.
'Suhu, sungguhkah perkataan ini?'
Dengan penuh kasih sayang Hoa Soat kun membelai rambutnya
yang hitam mulus itu lalu berbisik pelan.
"Im ji, semuanya ini benar-benar terjadi, karena suhupun merasa
berat hati untuk meninggalkan dirimu"
Sekalipun Seng sim cian li Hoa Soat kun berwatak dingin kaku
aneh dan tidak berperasaan, sesungguhnya dia adalah seorang yang
amat mengasihi muridnya ini, apalagi sebagian besar dari wataknya
sekarang sebagai akibat dari patah hati yang pernah dialaminya
tempo hari.
Ketika mendengar ucapan tersebut, wajah Im Yan cu tidak
mencerminkan perasaan gembira atau senang yang meluap,
diawasinya langit-langit ruangan sejenak, kemudian dia baru
berkata sambil menghela napas panjang:
"Suhu, sesungguhnya Im ji pun merasa berat hati untuk berpisah
dengan kalian, namun aku tahu pelbagai persoalan tak mungkin bisa
berlangsung dengan lancar dan berkenan dihati. Sekarang, masa
sadarku tinggal sedikit, apabila aku sadar kembali nanti mungkin
saat ajalku sudah tiba, oleh sebab itu mumpung aku masih dapat
berbicara sekarang, aku hendak menyampaikan pesan-pesan yang
mungkin dapat ku utarakan, tentu saja aku pun berharap bisa
melanjutkan hidup ini lebih jauh"
-ooo0dw0ooo-
Jilid 40
1350
Rupanya semua pembicaraan yang berlangsung antara Keng Cin
sin dengan Ku See hong telah didengar pula oleh Im Yan cu dengan
jelas, oleh karena itu dia t idak berani mempercayai kalau dia masih
punya harapan untuk melanjutkan hidup di dunia ini, sebab obat
mustajab tersebut belum tentu dapat ditemukan.
Dengan suara pelan Ku See hong berkata:
"Adik Im, mengapa sih kau selalu berpikir kearah yang jelek.....?"
Im Yan cu tidak menjawab pertanyaan dari Ku See hong secara
langsung, tiba-tiba saja ujarnya sambil tertawa:
'Engkoh Hong, tempo hari kau pernah bilang, jikalau aku mati
maka kau akan mendirikan sebuah kuburan besar untukku,
kemudian kau akan membangun sebuah rumah disamping kuburan
dan selalu mendampingiku, bukankah begitu?"
Ku See hong menghela napas sedih, kemudian menjawab:
"Adik Im, seandainya kau mati, pasti akan kubangun sebuah
kuburan yang besar sekali, kemudian akupun akan berpuasa
didalam kuburan tersebut sampai mati"
"Engkoh Hong, kau t idak boleh mati, bagaimana dengan adik
Him Ji imserta enci Keng Cin sin.'
Ketika mendengar perkataan itu, hampir saja air mata Keng Cin
sin jatuh bercucuran.
Dengan air mata membasahi kelopak matanya, Ku See hong
berbicara: "Adik Im, kau tak boleh meninggalkan aku lagi, mereka
berdua telah meninggalkan aku'
"Apa" seru Im Yran cu terkejut, "mengapa mereka tinggalkanmu?
Apakah kau telah ribut dengan mereka berdua?"
'Tidak, Keng Cin sin telah mati, sedangkan Him Ji im
meninggalkan aku karena membunuh ibunya sendiri, sekarang dia
sudah mencukur rambutnya menjadi pendeta dan hidup menyepi
dibiara, bukankah hal ini sama halnya mereka telah pergi meninggal
kan aku"
1351
Sebenarnya Hoa Soat kun mengetahui siapakah Keng Cin sin,
tapi berhubung dia sudah berjanji kepada Keng Cin sin akan
merahasiakan hal tersebut, maka hingga kini dia tidah sampai
mengutarakan hal tersebut kepada Ku See hong, bahwasanya
perempuan berkerudung warna warni yang selalu berada di di
sisinya tak lain adalah Keng Cin sin.
Im Yan cu termenung beberapa saat lamanya, kemudian kembali
dia berkata.
"Engkoh Hong, apakah kau menduga enci Keng Cin sin benarbenar
sudah mati?`
Ku See hong menghela nafas sedih.
"Walaupun aku belum sempat menyaksikan jenazahnya, namun
jeritan ngeri menjelang saat ajalnya masih mendengung disisi
telingaku hingga kini, lagi pula si pedang emas Cia Tiong giok telah
berkata kepada ku kalau dia telah mati, maka aku rasa tipis sekali
kemungkinan baginya untuk tetap hidup di dunia ini.
Im Yan cu segera menghela napas sedih.
"Aaaai, kalau begitu kehidupanmu di dunia ini akan kesepian
sekali?"
"Itulah sebabnya setelab kau mat i nanti akupun .tak ingin hidup
tersiksa seorang diri di dunia ini!"
"Engkoh Hong, kau jangan mati, aku pikir, adik Him Ji im
mungkin akan berubah pikiran, lagi pula...”
Tiba-tiba dia mengalihkan sorot mata nya ke wajah Keng Cin sin,
kemudian setelah tertawa katanya kembali.
"Lagipula enci ini toh akan selalu mendampingimu?"
Ku See hong membungkam dalam seribu bahasa, sedangkan
Keng Cin sin lebih tak mampu berbicara lagi, padahal Ku See hong
memang mencintai perempuan ini, namun apa mau dikata kalau dia
justru menolak cintanya.
1352
Menyaksikan ke dua orang itu membungkam dalam seribu
bahasa, kembali Im Yan cu menghela napas.
"Cici" katanya kemudian, "sebelum adik meninggalkan dunia
yang fana ini, bolehkah kuajukan sebuah permintaan kepamu?'
Tentu saja Keng Cin sin tahu apa yang akan diajukan oleh gadis
tersebut, terpaksa sahutnya pelan:
"Adik Im, apapun yang kau minta, pasti akan kukabulkan"
Im Yan cu tersenyum.
''Cici, kuminta kau sudi menemaninya, janganlah membiarkan dia
hidup kesepian, mau bukan?"
Keng Cin sin t idak tega untuk menampik permintaannya itu,
setelah tertawa getir dia menyahut:
"Aku mengabulkan permintaanmu itu, sekarang beristirahatlah
dengan hati yang tenang, kami akan berusaha untuk mengobati
lukamu itu hingga sembuh"
Im Yan cu kelihatan gembira sekali setelah mendengar
kesanggupan dari perempuan itu, ujarnya:
"Ooooh, betapa indahnya kalau hal ini bisa terjadi, dengan
demikian aku pun bisa mati dengan perasaan tenang. Engkoh Hong,
kau boleh mendirikan kuburanku disamping rumah kalian, agar
setiap malam aku datang muncul untuk bermain bersama-sama
kalian"
Ketika mendengar perkataan itu, Ku See hong segera
memperlihatkan senyuman getirnya yang mengenaskan. dia tahu
perempuan berkerudung warna warni itu cuma berniat menghibur
hati Im Yan cu saja...
Aaaaai, Im Yan cu sendiripun menganggap dirinya bakal mati,
mungkinkah apa yang diucapkan itu benar-benar akan terjadi?
Benarkah gadis yang begitu cant ik dan begitu polos akan mati
dalam usia semuda ini?
1353
Tidakkah hal ini terlalu disayangkan?
000de-wi000
SUARA roda yang berputar dan ringkikan kuda yang menghela
kereta bergema memecahkan keheningan.
Angin barat berhembus kencang, matahari senja sudah mulai
condong kebalik bukit...
Ditengah sebuah jalanan yang jauh di tengah bukit, tampak
sebuah kereta kuda berlarian mendekat dengan kecepatan tinggi.
Itulah sebuah kereta yang dihela empat ekor kuda jempolan,
debu tampak beterbangan di angkasa, ini menunjukkan betapa
cepatnya kereta itu dilarikan orang.
Tiba diatas bukit, lari kereta itu menjadi lebih pelan, saat itulah
baru nampak orang yang duduk disamping kiri adalah seorang
pemuda tampan serta seorang perempuan berkerudung warna
warni.
Tak salah lagi mereka adalah Ku See hong serta Keng Cin sin,
sedangkan orang yang berada didalam ruang kereta bukan lain
adalah Im Yan cu dan Seng sim cian li Hoa Soat kun. ..
"Masih berapa jauh?" bisik Keng Cin sin t iba-tiba dengan suara
lirih.
Ku See hong tampak berat sekali perasaannya, dengan wajah
murung bercampur sedih dia menyahut:
"Mungkin masih ada dua jam perjalanan lagi!"
''Sekarang matahari sudah condong ke langit barat, jaraknya
sampai tengah malam nant i masih ada enam jam, aaaai...
nampaknya kita harus beradu nasib!"
"Apakah nona tak dapat memperpanjang waktu kambuhnya
racun itu....?"
1354
Keng Cin sin menghela napas sedih.
'Aaaai, dari batas waktu tengah malam aku sudah melebihkan
waktunya satu jam lagi, tak mungkln waktu tersebut dapat
diperpanjang kembali, tapi semua kejadian didunia ini memang
seringkali berada jauh diluar dugaan orang, kita hanya dapat
mengharapkan terjadinya keajaibau saja.
"Apabila semuanya bisa berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan, rumput Han sia cau tersebut dapat kita temukan
secepatnya, walaupun saat kambuhnya mungkin satu dua jam lebih
awal, rasanya kita masih dapat menyusulnya, yang dikuatirkan
justru apabila rumput Han sia cau tersebut tidak dapat kita temukan
dengan segera sehingga banyak waktu yang terbuang dengan
percuma"
"Jika seandainya dia sampai mati, aku benar-benar tidak memiliki
keberanian untuk hidup terus'
Sekalipun Ku See hong berbicara dengan mengikuti perasaannya,
tapi sekarang dia bermaksud untuk menjajaki sampai dimanakah
perasaan serta tanggapan dari Keng Cin sin, sebab semalam gadis
itu telah menyanggupi permintaan Im Yan cu untuk
mendampinginya sepanjang hidup.
Tapi Ku See hong sangat kecewa, Keng Cin sin sama sekali tidak
menjawab atas pertanyaannya itu.
Kini arah kereta dari barat telah menuju ke timur, dalam waktu
singkat mereka telah memasuki sebuah jalan bukit dan tiba dibawah
sebuah tebing yang dalamnya ratusan kaki.
Sementara itu senja telah larut, matahari bersinar kemerahmerahan
memancar ke empat penjuru ....
Mendadak...
Ringkikan kuda yang amat ramai bergema memecahkan
keheningan...
1355
Dua diantara empat ekor kuda yang menghela kereta tersebut
mendadak mengangkat sepasang kakinya ke atas sambil meringkik
panjang, jelas didepan situ telah terjadi suatu peristiwa yang sama
sekali diluar dugaan.
Mendadak, dari dalamruang kereta berkumandang suara teguran
dari Hoa Soat kun.
"Apa yang telah terjadi?"
Semertara itu Ku See hong dan Keng Cin sin telah melompat
turun ke atas tanah dengan kecepatan luar biasa, ke empat mata
mereka yang tajam dengan cepat memandang sekejap ke dua belah
kaki dua ekor kuda yang diangkat tinggi-tinggi itu.
Titik darah kental nampak meleleh keluar dari ke empat kaki
tersebut.
Keng Cin sin segera berseru:
"Nampaknya kuda kita terluka, bisa jadi telah berlangsung suatu
peristiwa yang sama sekali diluar dugaan!"
Ternyata ke dua belah kaki kedua ekor kuda itu sudah terluka
oleh paku persegi tiga yang tajam sekali, sementara satu kaki
disekeliling tempat itu penuh tersebar paku-paku lain yang
gemerlapan tertimpa sinar.
Berubah hebat paras muka Ku See hong, secepatnya dia
mencabut keluar paku-paku persegi tiga dari kaki kedua ekor kuda
itu.
Sebaliknya Keng Cin sin segera mengayunkan telapak tangannya
ke depan, segulung angin pukulan yang maha dahsyat langsung
saja menyapu paku-paku persegi tiga itu sehingga tersebar ke sisi
jalan.
Tentu saja mereka tahu pasti ada orang yang sengaja
menghalangi perjalanan tersebut.
1356
Tapi sekarang, waktu bagi mereka lebih berharga daripada emas,
apalagi dalam keadaan terdesak begini, tak sempat lagi bagi mereka
untuk mencari banyak urusan.
Terpaksa sambil menahan hawa amarahnya, mereka berlagak
seakan-akan tak tahu urusan.
Ku Se hong dan Keng Cin sin dengan cepat melompat naik
kembali ke atas kereta.
Mendadak, pada saat itulah...
Kuda mereka kembali meringkik panjang dengan ketakutan.
Menyusul kemudian ....
"Blaaammm! "
"Blaaammm! "
Dua kali benturan keras berkumandang memecahkan
keheningan.
Tiba-tiba saja dari belakang tebing melayang turun dua buah
benda besar yang persis terjatuh disisi kereta.
Ternyata ke dua benda itu adalah dua sosok mayat yang
berlumuran darah, seorang dewasa dan seorang kanak-kanak.
Begitu melihat ke dua sosok mayat itu Keng Cin sin segera
menjerit kaget.
"Aaaah, mereka adalah adik Khi dan Bian ih siu Hoa Siong si
locianpwee...
Dengan cepat Ku See hong menerjang ke samping jenasah
tersebut, tak salah lagi mayat yang kecil itu tak lain adalah Kho It
khi, si bocah yang pernah ditemui dalam perkampungan yang
terpencil dan menyeramkan itu.
Sedangkan seorang yang lain adalah seorang sastrawan
setengah umur yang berbaju perlente.
1357
Sementara itu Seng sim cian li Hoa Soat kun kebetulan melompat
keluar dari ruang kereta, begitu sorot matanya melihat jenasah Hoa
Siong si, dengan cepat dia menubruk ke sisi mayat sambil berteriak
sedih:
"Adik Si, adik Si..."
Sambil menjerit dia berteriak, air mata Hoa Soat kun mengucur
keluar dengan amat derasnya, ia nampak sedih sekali..
Rupanya Bian ih siusu Hoa Siong si adalah saudara kandung
Seng sim cian li Hoa Soat kun, tiga puluh tahun berselang oleh
karena suatu perselisihan ke dua orang kakak beradik ini telah
bentrok, di mana Hoa Siong si pergi meninggalkan encinya dalam
keadaan marah dan mendongkol.
Itulah sebabnya Hoa Soat kun berpesan kepada Im Yan cu dulu
agar mencari dua orang jago persilatan, selain Leng hun koay seng
Ku See hong, orang kedua adalah Hoa Siong si ini.
Bagaimana mungkin Hoa Soat kun t idak bersedih hati setelah
menyaksikan saudaranya yang telah berpisah selama tiga puluh
tahun dengannya, tiba-tiba ditemukan dalam keadaan tewas.
Beberapa titik air mata jatuh berlinang pula membasahi wajah
Keng Cin sin, air mata tersebut menunjukkan perasaan dendam
serta amarahnya meluap-luap.
Ku See hong segera menyadari betapa gawatnya situasi, sudah
jelas orang yang mencari gara-gara dengan mereka berjumlah
banyak dan berilmu tinggi, ini terbukti dari kemampuan mereka
untuk membinasakan Hoa Siong si serta Kho It khi.
Dengan sorot mata yang tajam dia memandang sekejap semak
belukar disekeliling tebing itu, kemudian sambil meloloskan pedang
Hu thian seng kiamnya, dia membentak nyaring:
'Kawanan manusia laknat yang tak tahu malu, cepat keluar untuk
menerima kematian!.
1358
Baru selesai dia berkata, gelak tertawa aneh dan pekikan nyaring
yang memekikkan telinga telah berkumandang memecahkan
keheningan.
Menyusul kemudian dari balik hutan, sekeliling tebing dan balik
batuan cadas, bagaikan sukma-sukma gentayangan melayang
keluar sebelas sosok bayangan manusia
Memandang orang-orang itu, Keng Cin sin merasakan darah
panas didalam dadanya seperti mendidih dengan hebatnya.
Rupanya salah seorang diantaranya tak lain adalab musuh besar
bebuyutannya yang pernah juga menjadi gurunya dia pemilik istana
Huan mo kiong dari Lam hay, Pedang sakti dari langit Cia Cu kim
adanya.
Empat diantara pendatang tersebut menyoren pedang, selain
Han thian it kiam Cia Cu kim, mereka adalan ketiga orang anak
buahnya masing-masing Hek ki thamcu, Ang ki thamcu serta Lan ki
thamcu.
Sebenarnya thamcu ini terdiri dari empat orang, tapi berhubung
thamcu panji putih sudah tewas lebih dahulu ditangan Keng Cin sin
maka jumlahnya kini t inggal tiga orang.
Sedangkan tujuh orang lainnya adalah tujuh kakek berbentuk
aneh yang semuanya berbentuk badan aneh, ada yang cebol, ada
yang kurus, ada yang gemuk, ada yang tinggi.
Begitu Keng Cin sin berjumpa dengan ke tujuh orang itu, dalam
hati kecilnya segera dapat menduga kalau mereka tak lain adalah Bu
lim jit hun (tujuh sukma gentayangan dari dunia persilatan) yang
pernah mempermainkan dirinya sewaktu di kuburan tempo hari.
Benar, ketujuh manusia aneh ini memang Bu lim jit hun, mereka
berdiri berjajar menurut urutannya.
Yang berada disebelah kanan adalah sukma gentayangan
pertama, dia berperawakan kurus kering lagi jangkung, namun
kehilangan sebuah mata kirinya, dia menyebut diri sebagai Jiat leng
hun (sukma cacad mata)'
1359
Menyusul kemudian si kakek yang kehilangan telinga dia
bernama Jiat oh hun (sukma cacad telinga).
Setelah itu Jiat pit hun (sukma cacad lengan), Jiat tai hun (sukma
cacad kaki), Jiat cui hun (sukma cacad mulut) seorang kakek aneh
yang bermulut sumbing, Hong lui hun (sukma romantis) seorang
kakek aneh kurus kecil berkepala botak, hanya kakek ini bertubuh
utuh dan terakhir adalah Khi si hun (sukma kematian) dia berwajah
lesu, murung seperti orang mampus.
Orang terakhir inipun mempunyai anggota badan yang utuh,
kecuali hidungnya datar seperti kena di papas orang.
Setelah melihat jelas orang orang tersebut Keng Cin sin segera
berbisik kepada Ku See hong:
"Ketujuh manusia aneh ini adalah Bu lim jit hun, sedangkan
sisinya adalah manusia-manusia Huan mo kiong di lautan selatan..
Siang khi hun yang mendengar ucapan tersebut, segera
memperdengarkan suara tertawanya yang menyeramkan, kemudian
serunya.
"Hiat mo buncu, kaupun kenal dengan Bu lim jit hun?
Heeeeehh... heeeeehhh..... heeeeehhh.... Hong liu hun, kali ini kau
akan menikmati pesta besar. Kalau merasa tidak cocok dengan
perempuan jelek ini, si perempuan berambut putih itu toh cukup
montok dan bahenol.'
Mendadak Seng sim cian li Hoa Soat kun mendongakkan
kepalanya, dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu dia
awasi sekejap Siang khi hun yang barusan berbicara.
Betapa terperanjatnya Bu lim jit hun setelah menyaksikan sorot
mata Hoat Soat kun yang tajam menggidikkan hati itu, serentak
mereka berpikir.
"Waaah ... tajam amat sepasang mata siperempuan berambut
putih ini ...."
1360
Sementara itu Ku See hong yang mendengar perkataan dari Keng
Cin sin segera berpikir pula.
"Aneh benar perempuan ini, mengapa di dalam sekilas
pandangan saja dia bisa mengenali kalau ke empat orang itu adalah
para manusia laknat dari istana Huan mo kiong...
Han thian it kiam Cia Cu kim dari Huan mo kiong sudah pernah
bertarung melawan Ku See hong, oleh sebab itu dengan cepat
pemuda itu dapat mengenalinya. berhadapan kembali dengan
musuh besarnya Ku See hong segera merasakan darah panas yangg
mengalir di dalamdadanya bergolak keras.
Sepasang alis matanya berkerut, hawa napsu membunuh yang
menggidikkan hati menyelimuti seluruh wajahnya, serentetan sinar
tajam seperti kilauan golok menyapu pula wajah Cia Cu kim dengan
penuh kegusaran, tegurnya dengan suara dingin.
"Cia Cu kim, hari ini kau telah menghantarkan dirimu sendiri,
dengan begitu akupun tidak usah bersusah payah pergi
mencarimu..."
Han thian it kiam Cia Cu kim tahu, pemuda gagah yang berada di
hadapannya sekarang tak lain adalah orang yang berhasil dihantam
sampai mampus olehnya di pantai pesisir laut selatan.
Mimpipun dia tidak menyangka kalau dia dapat hidup kembali,
bahkan orang tersebut ternyata bukan lain adalah Leng hun koay
seng Ku See hong yang namanya sangat menggetarkan dunia
persilatan.
Sementara itu Cia Cu kim telah berkata dengan suara sedingin
salju.
"Ku See hong, tidak kusangka kau di berkahi umur panjang, tapi
jangan harap kau bisa lolos dari cengkeraman malaikat elmaut pada
malam ini, kendatipun kau memiliki keampuhan yang diluar dugaan.
Sekarang aku ingin bertanya kepadamu, apakah kau telah
membantai semua jago-jago istana Huan mo kiong kami?'
1361
Yang dia maksudkan sebenarnya adalah kawanan jago istana
Huan mo kiong yang dipimpin si pedang emas Cia Tiong giok dan
kemudian tewas ditangan Keng Cin sin.
Rupanya setibanya dilembah Yu cui kok diluar kota Heng yang, ia
tak berhasil menjumpai si pedang emas Cia Tiong giok sekalian, tapi
akhirnya dipuncak tebing tersebut ia temukan jenasah Pek ki
thamcu sekalian yang telah dibantai secara kejam, namun jenasah
Cia Tiong giok t idak berhasil dijumpai.
Menurut perkiraannya, orang yang dapat membantai Cia Tiong
giok sekalian sudah pasti memiliki kepandaian silat yang sangat
hebat, padahal dalam dunia persilatan dewasa ini, hanya Leng hun
koay seng Ku See hong serta Hiat mo buncu yang memiliki
kemampuan demikian, kemudian diapun berpendapat bahwa Hiat
mo buncu tidak pernah mengikat tali permusuhan atau sakit hati
dengan Huan mo kiong, mustahil tokoh silat itu melakukan
pembantaian secara besar-besaran dengan cara yang begitu keji.
Tidak heran kalau kemudian ia mencurigai Ku See hong, sebab
memang pemuda inilah yang mempunyai permusuhan dengan
mereka, lagi pula memiliki kemampuan untuk berbuat demikian.
000de0wi000
BAB 63
PADAHAL dia mana tahu kalau Hiat mo buncu tersebut bukan lain
adalah muridnya Keng Cin sin yang sudah hilang semenjak setahun
lewat ......
Rupanya semua anggota Huan mo kiong melakukan aksi
menutup mulut rapat-rapat terhadap peristiwa tragis yang menimpa
Keng Cin sin, oleh sebab itu Cia Cu kim sama sekali tidak
mengetahui akan peristiwa tersebut.
Namun diapun pernah memperoleh kabar yang mengatakan
bahwa Keng Cin sin telah mati.
1362
Sementara itu Keng Cin sin telah menyahut setelah mendengar
pertanyaan itu.
"Segenap anggota Huan mo kiong dari laut selatan telah mati
ditanganku ...."
Berubah hebat paras muka Cia Cu kim, segera bentaknya dengan
suara menggeledek:
"Apakah putraku si pedang emas Cia Tiong giok tewas pula
ditanganmu .....?
Keng Cin sin kuatir kalau Ku See hong sampai menaruh curiga
apa sebabnya dia sampai bermusuhan dengan orang-orang Huan
mo kiong, terpaksa sahutnya dingin:
"Darimana aku bisa tahu siapakah putra kesayanganmu itu? Tapi
diantara mereka yang kuhadapi memang ada seorang di antaranya
yang membawa pedang emas, tentu saja dia pun tidak dapat
terhindar dari kematian secara tragis.... '
Tak terlukiskan rasa sedih Cia Cu kim setelah mendengar
perkataan ini, titik air mata segera jatuh berlinang membasahi
wajahnya, gemetar keras sekujur tubuhnya, menunjukkan kalau
batinnya sangat terpukul setelah mendengar kabar buruk yang
menimpa putranya itu.
Disaat dia sedang membunuh orang lain, gembong iblis berhati
keji yang gemar membunuh orang tanpa berkedip ini tak pernah
memikirkan bagaimanakah perasaan dari orang tua serta sanak
saudara dari korbannya, tapi sekarang dia baru merasakan akan
kesedihan tersebut.
Mencorong sinar buas dari balik mata Cia Cu kim, bentaknya
keras-keras..
"Dendam sakit hati apakah yang terjalin antara kau dengan
orang-orang Huan mo kiong? Mengapa kau bertindak begitu keji
dengan membantai mereka semua? Kau .... kau.... cepat utarakan
kepadaku!”
1363
Keng Cin sin tertawa dingin.
"Dendam sakit hati apa? Soal tersebut bukan prasyarat wajib
bagiku untuk membunuh orang, pokoknya setiap manusia laknat
yang banyak melakukan kejahatan dan kekejaman, kami orangorang
Hiat mo bun tak akan melepaskan dalam keadaan hidup”
mendadak Cia Cu kim tertawa seram, pedangnya segera di putar
membentuk lingkaran-lingkaran hawa pedang yang berlapis-lapis,
Seakan-akan cahaya yang membumbung diangkasa, cahayanya
amat menyilaukan mata.
Secara ganas sekali serangan tersebut langsung menggulung
ketubuh Keng Cin sin.
Dengan cepat Keng Cin sin memutar telapak tangan kirinya
membentuk suatu gerakan melingkari, gulungan angin pukulan
berpusing seperti angin puyuh yang menyapu tanah, langsung
menyongsong datangnya hawa pedang dari Cia Cu kim.
Begitu Cia Cu kim menggerakkan serangan nya serentak semua
jago yang hadir diarena turut melibatkan diri dalam pertarungan
sengit itu.
Mula pertama Seng sim cian li Hoa Soat kun yang bertindak lebih
dulu, sepasang telapak tangannya diputar dan diputar lagi
membentuk gerakan membusur, segulung demi segulung angin
pukulan yang dahsyat sedalam samudra seperti amukannya gelombang
samudra yang dihembus topan, dengan hebatnya menyapu
tubuh Bu limjit hun.
Hoa Soat kun merasa gusar dan mendendam sekali atas
kematian yang menimpa adik kandungnya, maka tidak heran kalau
serangan yang dilancarkan olehnya mempergunakan segenap
tenaga dalamyang di milikinya .
Tetapi Bu lim jit hun bukan manusia sembarangan yang lemah
kemampuannya, sambil tertawa dingin dengan seramnya, masingmasing
pihak segera melepaskan pula sebuah pukulan dahsyat ..
1364
Angin pukulan yang maha dahsyat seperti gulungan ombak
ditengah samudra langsung meluncur ke depan diiringi deruan angin
yang memekikkan telinganya, pusaran angin berpusing memancar
ke empat penjuru dan menyapu semua benda yang ditemui.
Hoa Soat kun tidak gentar, mempergunakan gerakan tubuhnya
yang amat cepat seperti sambaran petir, dia menyelinap masuk ke
tengah barisan Bu lim jit hun tin dan menyabet setiap musuh yang
dijumpai nya.
Di dalam waktu singkat, ke delapan orang itu sudah terlibat
dalam suatu pertarungan masal yang luar biasa...
Sementara Cia Cu kim memutar pedang nya menyerang Keng Cin
sin secara ganas Ang ki thamcu, Hek ki thamcu serta Lan ki thamcu
serentak meloloskan pula pedang masing-masing...
Ku See hong yang menyaksikan kejadian ini tentu saja tidak
membiarkan lawan-lawannya bertindak sekehendak hati.
Pedang mestika Hu thian seng kiamnya berputar menciptakan
serangkaian cahaya pelangi yang amat menyilaukan mata,
kemudian setelah menciptakan lapisan hawa pedang seperti jaring
langsung menyergap ke tiga orang thamcu tersebut.
Telapak tangan kirinya tidak ambil diam, dengan suatu gerakan
aneh dia berputar sambil meletik ke muka, hawa serangan bagaikan
rentetan ledakan bercampur dengan hawa pedang langsung
menyerang ke tiga orang itu.
Berbicara soal kepandaian silat yang di miliki, ke tiga orang
thamcu dari istana Huan mo kiong ini, boleh dibilang mereka
terhitung jago silat nomor wahid dikolong langit dewasa ini.
Menyaksikan datangnya ancaman yang sangat membahayakan
keselamatan ini, serentak mereka mengayunkan pula telapak tangan
kiri masing-masing melancarkan serangkaian serangan berantai.
Sementara pedang merekapun bersama-sama memancarkan
hawa pedang yang tak kalah tajamnya, menyongsong kedatangan
pedang Hu thian seng kiam itu.
1365
Di dalam waktu singkat seluruh angkasa diliputi bayangan
telapak tangan yang menyilaukan mata, hawa pedang
membumbung tinggi ke angkasa, angin serangan menderu-deru
seperti bukit karang yang mau roboh.
Untuk melakukan taktik pertempuran cepat, Ku See hong tidak
menghendaki musuhnya mempunyai waktu untuk ganti napas,
pedang Hu thian seng kiamnya segera melancarkan serangkaian
serangan dahsyat dengan jurus-jurus yang ampuh, bagaikan naga
sakti yang terbang di udara, cahaya pelangi menggulung dan
menyambar ke sana ke mari tiada hentinya.
Tatkala pertempuran berlangsung sampai pada puncaknya, jurus
pedang, angin pukulan, bayangan tendangan secara berantai
dilancarkan beruntun.
Seperti jaring langit perangkap bumi yang di sertai kekuatan
maha dahsyat saja, serangan tersebut menggulung keluar dengan
amat hebatnya.
Di dalam waktu singkat, sekeliling tempat itu sudah tidak
terdapat tempat luang kosong lagi, bahkan sejengkal tempat kosong
yang bisa dipakai untuk bernrfas dengan leluasa pun tak ada ....
Empat belas jago yang hadir di arena sekarang termasuk jagoan
nomor wahid di kolong langit dewasa ini, dan kini mereka terlibat
dalam suatu pertempuran sepenuh tenaga yang amat mengerikan
hati..
Suasana waktu itu selain menggidikkan hati orang,
ketegangannya sanggup mencopot jantung siapa pun.
Bu lim jit hun mengandalkan jumlah anggotanya yang banyak
dengan rata-rata memiliki kepandaian silat yang hebat.
Meskipun Hoa Soat kun terhitung jago kelas satu di dalam dunia
parsilatan dewasa ini, toh untuk beberapa saat lamanya ia dibuat
tak berdaya untuk melukai mereka, bahkan sebaliknya dia kena
terdesak sehingga harus berputar tiada hent inya.
1366
Dipihak lain, Han thian it kiam Cia Cu kim sangat berhasrat untuk
membalaskan dendam bagi kematian putranya, jurus-jurus pedang
yang dipergunakan otomatis jurus ganas, dahsyat dan mengerikan,
serangan demi serangan dilancarkan secara berantai, namun
semuanya tidak berhasil untuk melukai seujung rambutpun dari
Keng Cin sin ....
Keng Cin sin sendiripun agak segan untuk melancarkan serangan
dengan sepenuh tenaga, hal ini disebabkan Cia Cu kim pernah
menjadi gurunya. lagipula banyak melepaskan budi kepadanya
karena memelihara dan mendidiknya semenjak kecil, coba kalau
bukan demikian, niscaya Cia Cu kim sudah dibikin kalang kabut tak
karuan ....
Pertarungan antara mati hidup yang berlangsung sekarang
sungguh merupakan suato pertarungan sengit yang belum pernah
terjadi selama beberapa ratus tahun terakhir ini, terutama sekali
pertarungan antara Hoa Soat kun melawan tujuh sukma
gentayangan dari dunia persilatan.
Sedemikian sengitnya pertarungan ini, sehingga dunia seakanakan
terbalik dan bumi ikut bergoncang keras....
Hawa pukulan dan hawa pedang yang dipancarkan ke empat
belas orang ini saling menyambar dan beradu satu sama lain hingga
menimbulkan pusaran angin kencang serta desingan angin yang
memekikkan telinga.
Bukan cuma batuan cadas dipermukaan tanah, rumput, dahan
daun dan aneka tumbuhan lain yang tumbuh disekitar tempat itu
turut bertumbangan ke atas tanah.
Angin serangan yang amat dahsyat itu pun memaksa ke empat
ekor kuda penghela kereta tersebut meringkik panjang tiada
hentinya, tanpa di sadari kereta tersebut sudah bergerak mundur
terus sampai sejauh delapan kaki lebih.
Sedemikian hebatnya ancaman itu, siapa pun yang turut
menyaksikan perist iwa ini tentu akan bergidik dibuatnya.
1367
Telapak tangan kiri, pedang di tangan kanan, kaki kiri serta kaki
kanan Ku See hong bergerak kian kemari tiada habisnya seperti
malaikat bengis yang sedang memperlihatkan keperkasaannya. Dia
menerjang ke kanan, menghantam ke kiri, kemudian berkelebat kian
kemari seperti sukma yang lagi gentayangan.. Mendadak suatu
pekikan keras yang membentot sukma berkumandang memecahkan
keheningan... tiba-tiba Ku See hong menyelinap keluar dari balik
lingkaran hawa pedang yang dipancarkan oleh ketiga orang thamcu
tersebut, kemudian berada ditengah udara, bagaikan seekor burung
rajawali raksasa dirinya melayang kian kemari dengan indahnya.
Pedang Hu thian seng kiam yang berada dalam genggamannya
tidak ambil diam pula, dengan memakai jurus ke tiga dari ilmu Cong
ciong ciat mia kiam si yang dinamakan Keng pian cing tee jian kut
hui (Topan maut menyapu bumi, tulang berhamburan seperti abu)
dia melepaskan sebuah serangan yang maha dahsyat dan sungguh
menggidikkan hati ....
Cahaya pelangi yang memandang bagaikan seekor naga sakti
yang sedang berpesiar di udara, tiba-tiba saja berputar,
menggulung dan menyelinap berulang kali ditengah udara, cahaya
yang memancar dan membentuk selapis kabut berlapis-lapis seperti
bukit, lalu bagaikan air bah yang menjebolkan bendungan langsung
menggulung ke depan.
Ketiga orang Ki thamcu dari istara Huan mo Kiong di lautan
selatan ini segera merasakan betapa sekeliling tubuh Ku See hong
diliputi oleh hawa pedang yang amat tebal, cahaya tajam yang
berkilauan memancar ke empat penjuru, bagaikan matahari senja
yang siap turun gunung, secara aneh dan dahsyat menyelimut i
seluruh angkasa....
Tak terlukiskan rasa terperanjat mereka menghadapi keadaan
seperti ini, sudah barang tentu mereka pun tak berani menyambut
tibanya ancaman tersebut dengan keras lawan keras.
Mendadak mereka bertiga memencarkan diri ke arah yang saling
berlawanan..
Siapa tahu---
1368
Dari balik bayangan pedang yang memancarkan cahaya pelangi
tersebut, tahu-tahu memancar keluar dua gulung sinar tajam yang
aneh sekali.
"Sreeeet...!"
"Sreeeet....!"
Dua kali desingan angin tajam yang memekikkan telinga,
mendadak memancar ke udara dan langsung menyergap tubuh Ang
ki thamcu (Thamcu bendera merah) serta Lan ki thamcu (Thamcu
berbendera biru).
Dua kali jeritan ngeri yang memilukan hati segera berkumandang
memecahkan keheningan, teriakan mereka menjelang saat akhir
dari hidupnya itu segera mendengung diseluruh angkasa.
Ke dua orang thamcu itu segera menemui ajalnya tersambar
hawa pedang yang sangat tajam, darah segar menyembur ke luar
dari dada mereka seperti pancuran.
Ku See hong memang tak pernah mengenal ampun terhadap
musuh-musuh besarnya, setiap korban yang tewas ditangannya
selalu diperlakukan sama dan adil, hanya perbedaannya terletak
pada soal waktu, lebih awal atau lebih lambat.
Cahaya pelangi yang menyilaukan mata sekali lagi memancar
ditengah udara, lagi-lagi suatu jeritan ngeri yang menyayat hati
bergema memecahkan keheningan..
Kali ini Hek ki thamcu (thamcu panji hitam) yang menjadi korban
berikutnya, tubuhnya tersayat hancur menjadi tiga empat bagian, ia
tewas dalam keadaan yang sungguh mengenaskan.
Dipihak sini jeritan ngeri yang menyayat hati baru saja bergema
memecahkan keheningan, dipihak lain dua kali jeritan ngeri yang
menggidikkan hati seperti tangisan setan ataupun lolongan serigala
telah berkumandang pula secara beruntun.
Begitu selesai membinasakan Hek ki thamcu, seenteng kapas Ku
See hong melayang turun keatas permukaan tanah, tapi setelah
1369
mendengar jeritan ngeri tadi, dengan cepat dia berpaling kearah
mana berrasalnya jeritan tersebut.
Apa yang kemudianrterlihat membuatnya segera menjerit kaget:
"Aaaah .... Hay jin ciang! Pukulan unggas laut!"
Sementara itu, Keng Cin sin telah berhasil meloloskan diri dari
lingkaran cahaya pedang musuh dan melayang turun di samping Ku
See hong.
Han thian it kiam Cia Cu kim yang menemukan ketiga orang Ki
thamcunya telah tewas semua diujung pedang Ku See hong, untuk
beberapa saat lamanya ia tertegun dan berdiri kaku dengan
perasaan amat terkesiap.
Dengan demikian, tinggal pertarungan antara Seng sim cian li
Hoa Soat kun melawan Bu lim jit hun (tujuh sukma gentayangan
dari dunia persilatan) yang masih berlangsung dengan seru dan
sengit nya .....
Tapi dari antara tujuh sukma gentayangan dunia persilatan,
sekarang hanya tinggal lima orang yang masih mempertahankan diri
secara gigih.
Hong liu hun (sukma romantis) serta Khi si hun (Sukma
kematian) telah tewas ditangan Hoa Soat kun yang mengeluarkan
jurus ampuh Hay jin jut sian (Unggas laut menampakkan diri)
sehingga tubuhnya hancur berantakan tak berwujud lagi.
Ke dua sosok mayat yang berada dalam keadaan rusak tersebut,
kini terkapar di atas tanah lapangan lebih kurang empat kaki
jauhnya dari medan pertempuran.
Hoa Soat kun masih saja melancarkan serangan dengan amat
hebatnya, tubuh yang tinggi semampai bergerak kian kemari
dengan indah dan gesitnya, sementara jurus-jurus serangan
dilepaskan seperti bidadari yang sedang menari ditengah udara
setiap langkah, setiap gerakan semuanya di tujukan ke arah ke lima
sukma gentayangan yang masih tersisa.
1370
Serangan demi serangan yang dilancarkan, nampaknya saja
seolah-olah begitu enteng, begitu ringan dan sama sekali tidak
berisi, padahal setiap gerakan dan setiap geseran tubuhnya selalu
disertai dengan tenaga serangan yang berputar menggidikkan hati.
Sedemikian dahsyatnya dan gencarnya serangan-serangan itu,
hingga memaksa lima sukma gentayangan dari dunia persilatan itu
terdesak hebat dan harus bertahan serta menangkis dengan seluruh
kekuatan yang dimilikinya.
Namun, jurus-jurus serangan yang dipergunakan Hoa Soat kun
saat ini pun t idak mirip jurus-jurus memat ikan yang ampuh dan
menggidikkan hati, dia seperti menggunakan taktik pertarungan
bergerilya.
Padahal bila orang yang cukup memahami rahasia dari ilmu
pukulan tersebut, akan mengetahui dengan pasti bahwa semua
yang terlihat sekarang sebenarnya hanya permulaan dari kekuatan
yang terpancar dari ilmu pukulan Hay jin ciang, bila serangan sudah
meningkat, saat itulah hawa pembunuhan yang menggidikkan hati
akan berhamburan dengan kuatnya.
Lima sukma gentayangan dari tujuh sukma gentayangan dunia
persilatan yang masih hidup, kini benar-benar sudah dibikin naik
pitam, kalau bisa mereka ingin sekali membinasakan Hoa Soat kun
dalam 'sekali pukulan.
Segenap jurus serangan paling ampuh, paling keji dan paling
dahsyat yang mereka miliki telah dipergunakan semua, bahkan
digunakan hingga mencapai puncaknya.
Angin pukulan, tendangan kilat semuanya dipergunakan dengan
tenaga serangan yang tajam bagaikan sayatan pisau dan kecepatan
yang memekikkan telinga, seluruh angkasa telah dipenuhi deruan
angin yang menyesakkan napas.
Sedemikian dahsyat dan gencarnya serangan itu, ibaratnya air
bah yang menjebolkan bendungan, sangat menggidikkan hati.
1371
Bentakan nyaring bergema secara tiba-tiba memecahkan
keheningan.
Tubuh Hoa Soat kun yang indah menawan itu tahu-tahu
terhembus oleh lima gulung angin serangan yang sangat dahsyat itu
sehingga terlempar sejauh dua kaki lebih ke tengah udara.
Berada ditengah udara, tubuh Hoa Soat kun berputar dan
bergeser secepat kilat lalu berpusing seperti gangsingan...
Diantara perputaran badannya yang cepat tapi sangat aneh itu,
sepasang telapak tangan Hoa Soat kun tidak ambil diam, secara
beruntun dia melancarkan serangkaian pukulan ke sekeliling arena...
Tampak serangan tersebut menyambar secara berlapis-lapis,
angin serangan menderu-deru bagaikan guntur yang menggelegar
di tengah hari bolong, sedang tubuh perempuan itu menari kian
kemari seperti kupu-kupu yang beterbangan ditengah aneka bunga.
Mendadak......
Tubuh Hoa Soat kun yang sedang berputar kencang itu terhenti
ditengah udara, namun sepasang telapak tangannya justru pelanpelan
ditekan ke arah bawah ....
Dimana gerak serangan itu menyambar ke arah bawah,
sekonyong-konyong...
Dari permukaan bumi muncul deruan angin yang sangat kencang
dan dahsyat memenuhi seluruh angkasa, bagaikan selapis cahaya
terang yang pelan-pelan mengurung kearah bawah, seketika itu
juga daya tekanan yang muncul disekeliling tempat itu bertambah
besar, lambat laun semakin berat sehingga akhirnya seperti ditindih
dengan bukit karang yang berat sekali.
Bu lim ngo hun (Lima sukma gentayangan dari dunia persilatan)
merasa terperanjat sekali, serentak mereka berlima berjongkok ke
atas tanah, kemudian....
'Haaiittt ....!"
1372
Diiringi bentakan keras yang memekikkan telinga, lima orang itu
bersama-sama mengayunkan telapak tangannya kedepan,
sementara tubuhnya turut berdiri tegak pula.
Lima gulung angin pukulan yang aneh tapi kuat, seperti air bah
yang menjebolkan bendungan, segera meluncur keluar tiada
habisnya....
Tenaga serangan yang kedahsyatannya melebihi keadaan pada
umumnya ini disertai pula dengan kekuatan yang mengerikan
langsung menggulung ke arah atas, kemudian memencarkan diri
kesudut-sudut yang aneh dan menerobos masuk melalui celah-celah
udara yang sempit ....
Dalam waktu singkat dua gulung tenaga serangan telah beradu
satu sama lainnya.
Suatu ledakan yang memekikkan telinga segera menggelegar
diseluruh angkasa.
Angin serangan berpusing dan memancar kemana-mana,
ditengah ledakan yang keras...
Suatu jeritan aneh yang melengking dan menembusi awan
menggema diseluruh lembab bukit itu ......
Jiat cui hun (Sukma cacad mulut), Jiat pit hun (Sukma cacad
lengan) Jiat tui hun (sukma cacad kaki) dan Jiat oh hun (Sukma
cacad telinga) empat sukma gentayangan tahu-tahu dipisahkan satu
sama lainnya secara mengerikan sekali.
Percikan darah segar dan hancuran daging badan langsung
berhamburan kemana-mana, seakan-akan dihempaskan saja keatas
batu cadas.
Rupanya hanya Jiat leng hun (Sukma cacad mata) seorang yang
berhasil meloloskar diri dari serangan maut jurus Hay jin hui sia
(Unggas laut berpusing) dari ilmu pukulan Hay jin ciang yang
dipergunakan Hoa Soat kun ini.
1373
Mungkin dia dibikin terkesiap oleh keadaan yang sangat
mengerikan itu dan tubuhnya terlempar oleh hawa sakti yang
memancar keempat penjuru diiringi suara pekikan aneh, tubuhnya
kembali melejit ke tengah udara....
Hoa Soat kun yang masih berada ditengah udara segera tertawa
panjang dengan seramnya...
Tiba-tiba tubuhnya meluncur ke arah bawah, ujung bajunya yang
berkibar terhembus angin seperti bintang yang meluncur di tengah
angkasa...
Ia seperti seekor burung manyar raksasa yang membentangkah
sayapnya dengan sepasang lengan direntangkan lebar-lebar dan
kecepatan gerak yang amat menyilaukan mata, dengan cepat
meluncur ke arah Jiat leng hun (sukma cacad mata).
Begitu hampir mencapai pada korbannya, sepasang lengannya
yang terpentang itu mendadak dirapatkan satu sama lainnya...
''Weeesss....!"
Segulung desingan angin tajam yang menggidikkan hati
berkelebat membelah angkasa..
Menyusul kemudian...
Suatu jeritan ngeri yang memilukan hati bergema memenuhi
seluruh angkasa ...
Tubuh Jiat leng hun (Sukma cacad mata) telah terhajar sampai
hancur berkeping-keping, percikan darah segar berhamburan
disekeliling tempat itu.
Dalam keadaan yang mengenaskan dan mengerikan inilah Tujuh
sukma gentayangan dari dunia persilstan telah menemui ajalnya
terhajar ilmu Hay jin ciang dari Hoa Soat kun..
Menyaksikan kedahsyatan dan keampuhan ilmu pukulan Hay jin
ciang yang maha dahsyat tersebut, mau tak mau Ku See hong
menghela napas panjang, katanya:
1374
"Aaaai......! Setelah menyaksikan sendiri keampuhan ilmu
pukulan Hay jin ciang, aku baru sadar bahwa ilmu pukulan ini
memang tak malu disebut ilmu pukulan nomor wahid di kolong
langit dewasa ini, tak heran kalau guruku sendiripun agak jeri
terhadap kelihayan ilmu pukulan ini"
Keng Cin sin turut memuji pula tiada hent inya:
"Hoa Soat kun locianpwee, kau memang tak malu disebut jago
lihay nomor wahid dalam dunia persilatan dewasa ini"
Dipihak lain Han thian it kiam Cia Cu kim telah dibuat terkesiap
dan berdiri sambil membelalakkan matanya lebar-lebar setelah
menyaksikan keampuhan dari ilmu pukulan Hay jin ciang tersebut...
Dengan sinar mata memancarkan amarah yang meluap-luap
serta perasaan dendam yang amat tebal, Ku See hong memandang
sekejap kearah Cia Cu kim, kemudian sambil tertawa dingin ujarnya.
"Cia Cu kim, secara keji kau telah membantai tua muda puluhar
lembar jiwa manusia dari perkumpulan Kim to pang, (perkumpulan
golok emas), sekarang tibalah saatmu untuk membayar semua
hutang tersebut"
Seraya berkata, bagaikan sukma gentayangan Ku See hong
segera mendesak maju ke depan..
Sekarang, Han thian it kiam Cia Cu kim baru benar-benar
merasakan betapa ngeri dan seramnya menghadapi kematian, dari
balik matanya terpancar keluar sorot mata penuh perasaan kaget
dan ngeri, sementara tubuhnya tanpa terasa mundur terus kearah
belakang...
Kalau tadi Keng Cin sin sengaja tidak membunuh Cia Cu kim, hal
ini disebabkan dia ingin melepaskan selembar jiwanya.
Bagaimana pun juga, Cia Cu kim adalah bekas gurunya dan
orang yang telah memeliharanya dari kecil, namun setelah
menyaksikan sikap ketakutan bercampur ngeri yang ditunjukkan
bekas gurunya ini, timbul juga perasaan pedih yang tak terlukiskan
dengan kata-kata ....
1375
Tapi ia sadar banwa dirinya tak mampu menolong bekas gurunya
lagi, sebab dia cukup memahami bahwa Ku See hong dengan
dirinya terpaut suatu dendamberdarah yang tak terkirakan.
Andaikata Keng Cin sin turut menyaksikan adegan ngeri yang
dialami puluhan lembar jiwa anggota Kim to pang, sudah pasti dia
tak akan merasa kasihan.
Sekulum senyuman yang dingin dan keji tersungging diujung
bibir Ku See hong, ujarnya:
"Cia Cu kim, sekarang aku ingin menanyakan satu hal kepadamu,
apakah murid perempuanmu Keng Cin sin masih hidup di dunia ini
....?"
Ketika mendapat pertanyaan tersebut, Han thin it kiam Cia Cu
kim merasakan hatinya bergetar keras, ia tidak menjawab
pertanyaan dari Ku See hong ini.
Melihat musuhnya tidak menjawab, Ku See hong mengira Keng
Cin sin sudah mati, paras mukanya segera berubah semakin tak
sedap dipandang.
Kini, dia telah berada hanya beberapa kaki saja dihadapan Cia Cu
kim.
Suasana disekeliling tempat itu segera di cekam oleh suasana
yang amat tegang, hawa pembunuhan yang semakin tebal
menyelimuti seluruh angkasa, begitu tegang dan mengerikannya
keadaan disekitar situ, sehingga mendebarkan hati siapa pun yang
menghadirinya.
"Sreeeet...!"
Desingan angin tajam yang memekikkan telinga berkumandang
memecahkan keheningan.
Pedang Hu thian seng kiam yang berada di tangan Ku See hong
telah berubah menciptakan beribu-ribu jalur sinar tajam yang
semuanya bersama-sama meluncur ke setiap bagian tubuh yang
mematikan di badan Cia Cu kim.
1376
Jurus serangan ini amat aneh, tapi sakti dan kejinya bukan alang
kepalang.
Cia Cu kim membentak keras, pedangnya secepat kilat
menciptakan pula selapis cahaya perak yang menyilaukan mata,
diiringi desingan angin tajam, sinar keperak-perakan segera
meluncur ke arah sinar tajamtersebut.
"Blaaamm! Blaaammm! Blaammm ....! '
Beberapa kali letupan keras yang menggetarkan telinga
berkumandang di udara...
Tahu-tahu hawa pedang yang dipancarkan oleh Ku See hong
telah dipunahkan sama sekali oleh gerakan pedangnya sehingga
lenyap tak berbekas.
Ku See hong tertawa dingin, pedang Hu thian seng kiamnya
bagaikan sambaran kilat menyusup masuk melalui sebuah sudut
yang aneh serta memancarkan serentetan sinar merah yang secara
langsung menyergap jalan darah Sim kan hiat ditubuh Cia Cu kim.
Jurus serangan ini dilancarkan secara mendadak, gerakannya
pun sangat aneh, di tambah lagi jarak diantara mereka berdua
sedemikian dekatnya sampai Cia Cu kim sama sekali t idak sempat
untuk menghindarkan diri.
Tapi....
Cia Cu kim tertawa seram secara tiba-tiba, pedangnya mendadak
disambitkan ke arah Ku See hong langsung menusuk jalan darah Khi
hay hiatnya.
Tindakan nekad Cia Cu kim yang mempergunakan sistim beradu
jiwa ini mau tak mau membuat Keng Cin sin amat terperanjat
sehingga hampir saja ia menjerit keras.
'Triiinggg! Triiinggg....! Traaang.."
Serentetan suara gemerincingan nyaring segera berkumandang
memecahkan keheningan....
1377
Jeritan ngeri yang memilukan hati kembali berkumandang di
udara ....
Pedang yang berada ditangan Cia Cu kim itu tahu-tahu sudah
terhajar oleh pedang Hu thian seng kiam milik Ku See hong
sehingga hancur berkeping-keping...
Dua buah semburan darah segar memancar keluar dari dada Han
thian it kiam Cia Cu kim dan membasahi seluruh permukaan tanah,
akan tetapi tubuhnya masih tetap berdiri kaku ditempat.
Sinar mata yang keji dan penuh kebencian mencorong keluar dari
balik matanya dia memandang wajah Ku See hong dengan gusar,
sementara noda darah membasahi ujung bibirnya, kulit mukanya
yang pucat mengejang keras menciptakan beberapa buah garisgaris
memanjang yang sungguh menggidikkan hati.
Tampaknya manusia yang pernah memimpin kawanan iblis di
istana Huan mo kiong lautan selatan ini merasa tak rela untuk mat i
dalam keadaan demikian.
Dia berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan sepenuh
tenaga, bahkan kalau dapat, dia ingin mempergunakan sisa-sisa
kekuatan yang dimilikinya untuk membalas sakit hati atas tusukan
lawan pada dadanya itu.
Dia memang boleh berusaha, ia boleh saja berharap agar apa
yang di harapkan dapat terpenuhi, sayang sekali keadaan tidak
berlangsung seperti apa yang diharapkan.
Mendadak....
Ku See hong tidak ingin memberi kesempatan kepada musuhnya
untuk banyak bertindak, dengan ganas dia maju sambil
mengayunkan pedangnya.
Cia Cu kim mendengus tertahan, tubuhnya tahu-tahu sudah
terpapas kutung menjadi tiga bagian.
1378
Keng Cin sin meghela napas sedih, helaan tersebut bisa pula
diartikan dengan leganya perasaan gadis ini, sebab musuh-musuh
besarnya telah berhasil dibasmi semua.
Roda kereta berguling, secepat kilat kereta itu bergerak kembali
menuju ke tengah bukit.
ooo0dw0ooo
BAB 64
BINTANG bintang bertebaran menghiasi langit yang gelap,
malamini adalah malamyang cerah.
Kini, tengah malamsudah lewat.
Kuil terpencil yang terpisah dbari keramaian mjanusia berdiri
gdalam suasana abngker dan menyeramkan.
Yang memenuhi seluruh angkasa waktu itu hanya irama
keheningan yang cukup mendirikan bulu roma siapa pun jua ....
Angin barat berhembus dengan kencang nya membawa udara
dingin yang menusuk tulang, hembusan tersebut seperti isak tangis
seorang gadis yang dit inggalkan kekasihnya..
Pepohonan cemara yang gundul langsing seperti bayangan setan
yang sedang memen-tangkan cakar mautnya.
Di dalam suasana seperti inilah tiba-tiba keheningan malam itu di
cabik-cabik oleh suara putaran roda yang mengelinding dan
menindih permukaan batu.
Dari balik kabut malam yang gelap serta deruan angin dingin
yang mencekam muncul sebuah kereta kuda yang segera terhenti di
muka kuil kuno itu.
Ku See hong menghela napas panjang, gumamnya:
"Sekarang tengah malam sudah lewat... aaaai, entah...
entah......."
1379
Seng Sim cian li Hoa Soat kun segera menyelinap keluar dari
balik ruang kereta, selapis hawa sedih dan kemurungan tebal
menyelimuti seluruh wajahnya.
Ia tidak berbicara, membungkam dalam seribu bahasa, seolaholah
ia mengerti bahwa banyak berbicara pun tak ada gunanya.
Dengan suara pedih Keng Cin sin berkata:
Tengah malam sudah lewat, namun racun perangsang yang
berada dalam tubuhnya belum kambuh, sudah pasti ada suatu
kejadian aneh yang bakal dialaminya...
'Tapi keanehan yang dialaminya dapat memperpanjang masa
hidupnya hingga kapan?" gumam Ku See hong.
"Yaaa. memang sukar untuk di duga, apa lagi dalam suasana
begini, terpaksa kita harus menyerahkannya kepada nasib"
"Ku See hong!'. dengan suara dingin Seng Sim cian li Hoa Soat
kun menegur, ''sekarang lindungilah dirinya ditempat ini, berjagajagalah
terhadap segala kemungkinan yang bakal terjadi."
Keng Cin sin menghela napas panjang.
”Sekarang, waktunya sudah benar-benar sangat mendesak, Hoa
locianpwee, mari kita masuk ke dalam secepatnya" dia berseru
cemas.
Dibawah petunjuk Ku See hong yang bertindak sebagai penunjuk
jalan, Hoa Soat kun dan Keng Cin sin segera berangkat memasuki
kuil kuno itu.
Oleh sebab Ku See hong sangat menguasai daerah disekitar
sana, maka tanpa menghadapi sesuatu halangan pun, terutama
sekali ancaman alat jebakan yang maha dahsyat, dengan cepatnya
mereka telah tiba di depan ruang sian si.
"Kraakkk ....."
Diiringi suara gemeretak yang memekikkan telinga, pintu
ruangan terpentang lebar..
1380
Dengan suatu gerakan yang sangat cepat Keng Cin sin
menyelinap masuk ke ruang dalam, sementara sorot matanya yang
tajam dengan cepat memandang sekejap sekeliling ruangan
tersebut...
Tampak sesosok tulang tengkorak manusia yang utuh berdiri
kaku diatas permukaan tanah, sementara lengannya seakan akan
sedang menuding sesuatu ke arah bawah...
Memandang tulang tengkorak manusia tersebut, keng Cin sin
segera dapat menduga kalau tulang belulang tersebut merupakan
tulang dari Bun ji koan su Him Ci seng, dengan hormat sekali dia
menjura dalam-dalam ke arah tengkorak itu sebagai pertanda dari
rasa hormatnya yang sangat mendalam.
Sebaliknya Seng sim cian li Hoa Soat kun yang menyaksikan
bekas kekasihnya dulu, kini telah berubah menjadi sesosok tulang
kerangka manusia, hatinya menjadi pedih dan amat sedih sehingga
sekujur badannya gemetar keras.
Jelaslah sudah betapa besarnya gejolak perasaan hatinya pada
saat ini...
Yaaa, cinta memang memberikan suatu dorongan tenaga yang
besar sekali, dan kekuatan mana tak pernah dapat dilawan oleh
siapa saja.
Tempo dulu, Hoa Soat kun pernah membenci setengah mati
terhadap Bun Ji koan su, ia benci karena ketidaksetiaan kekasihnya
itu, terutama sekali pada peristiwa pematahan pedang yang
berlang-sung lima puluh tahun berselang, kalau bisa dia ingin sekali
membinasakan Bun ji koan su.
Walaupun demikian, sesungguhnya dalam hati kecilnya dia
sangat mencintai orang ini.
Atau dengan perkataan lain, semakin dalam cintanya, semakin
dalam perasaan bencinya.
1381
Dan kini setelah menyaksikan tulang belulang dari kekasihnya,
rasa sedih yang dirasakan olehnya sekarang mungkin tidak
terlukiskan pula dengan kata-kata.
Tapi dari sini pula dapat ditarik kesimpulan kalau cinta Hoa Soat
kun terhadap Bun ji koan su sebetulnya sudah merasuk sampai
ketulang sumsum.
Walaupun dalam hidupnya ia tak pernah menerima pernyataan
cinta darinya, namun penyesalan Bun ji koan su sebelum meninggal
serta ucapan tulus yang disuruh Ku See hong menyampaikan
kepadanya, sudah cukup membuat Hoa Soat kun merasa terharu
sekali.
Hanya saja dia memang berwatak sangat aneh, perasaan
tersebut enggan dia utarakan keluar.
Namun sekarang, keadaannya sama sekali berbeda, dengan mata
kepala sendiri ia telah menyaksikan jenasah dari Bun ji koan su,
otomatis dia pun tak sanggup untuk mengendalikan perasaan sedih
yang mencekam perasaannya sekarang.
Memandang sikap Hoa Soat kun yang mirip orang kehilangan
sukma, Keng Cin sin menghela napas sedih. Pelan-pelan dia
mendekati batu bata merah diatas dinding seperti apa yang dituding
kerangka Bun ji koan su itu, lalu diam diamia berdoa didalamhati.
"Moga-moga saja rumput Han sia cau tersimpan dibalik batu bata
ini sehingga adik Im Yan cu dapat diselamatkan jiwanya...
Tangan Keng Cin sin yang putih halus telah memegang ujung
batu bata tersebut, sekilas perasaan girang segera menghiasi
wajahnya, ternyata batu bate itu tidak melekat keras diatas dinding
tersebut,
"Kraaakkk...!"
Bata-bata tersebut sudah diambil olehnya dari atas dinding
tersebut, namun apa yang kemudian terlihat segera membuat Keng
Cin sin merasa kecewa sekali .....
1382
Rupanya dibalik batu bata yang diambil memang terdapat sebuah
ruang kosong namun isinya bukan rumput Han sia cau, melainkan
segulung kertas kecil.
Dengan cepat Keng Cin sin mengambil keluar kertas tersebut dari
dalam dinding.
Lalu kertas itu dibuka dan dibaca isinya, kira-kira surat tersebut
berbunyi demikian:
"Bait pertama dari lagu Dendam sejagad memberi petunjuk
tentang tempat penyimpanan kitab pusaka Cang ciong pit kip yang
berada di kuil Ngo siang bio di sungai cho go kang.
Sedanghan pada bait ke dua syair tersebut menunjukkan tentang
terdapatnya sebatang rumput Han sia cau yang langka tapi tak
ternilai harganya, rumput ini bernama Han sia dan merupakan
semacamraja burung gagak.
Oleh karena rumput itu sudah berjuta tahun menghisap sari bumi
akhirnya berubah menjadi benda mestika yang berubah menjadi
semacam rumput biasa, sedemikian biasanya rumput mana
sehingga orang yang tidak mengenalinya tak akan tahu.
Rumput Han sia cau ini memiliki kemampuan untuk
menghidupkan kembali orang yang hampir mati, bagi orang belajar
silat yang memakan rumput itu dapat menambah tenaga dalamnya.
Rumput ini bersama Tee liong hiat poh (darah mestika naga
bumi) dan mutiara Thian hong im yang sin cu disebut tiga benda
mestika dari kolong langit.
Hanya rumput ini mempunyai kasiat yang jauh lebih luas dari
pada benda-benda lainnya.
Rumput Han sia cau ini tumbuh di dalam lembah Han sia kok
yang terletak di atas salah satu bukit Han ciong san.
Tempat yang persis dan cara untuk mendapatkan rumput Han sia
cau bisa diperiksa pada halaman berikut.
Tertanda: Bun ji koan su Him ci seng"
1383
Selesai membaca surat itu, dengan perasaan gelisah, Keng Cin
sin segera berseru.
"Hoa locianpwee, kita harus meninggalkan tempat ini secepatnya,
rumput Han sia cau berada di lembah Han sia kok di bukit Han ciong
san ...."
Ketika mendengar teriakan tersebut, Seng sim cian li Hoa Soat
kun segera mendusin dari lamunannya, dia segera menghela napas
sedih:
"Aaaai, nona Keng, jarak bukit Han Ciong san dari sini masih ada
lima hari perjalanan, apakah dia mampu untuk bertahan sampai
lima hari lagi?"
Buru-buru Keng Cin sin berseru.
"Tengah malam sudah lewat, namun nyatanya racun obat
perangsang tersebut tidak sampai kambuh kembali, ini menandakan
kalau sudah terjadi suatu kejadian yang luar biasa, kita tak boleh
membuang waktu lagi. sekarang juga kita berangkat......"
Hoa Soat kun dan Keng Cin sin dengan cepat berlarian menuju ke
pintu depan.
Mendadak .....
Dari arah pintu terdengar suara isak tangis yang amat memilukan
hati berkumandang memecahkan keheningan, suara tangisan
tersebut sedemikian memedihkan hati sehingga dunia seolah-olah
turut kiamat.
Isak tangis tersebut dengan cepat menghentikan langkah kaki
kedua orang itu, bagaikan terkena aliran listrik bertegangan tinggi,
mereka berdiri kaku ditempat.
"Adik Im... oooh, adik Im....mengapa kau meninggalkan aku..?
Oooh, adik Im.... mengenaskan sekali kematianmu ini ....... ”
Suara tangisan tersebut sudah amat parau dan rendah, namun
nadanya betul-betul memilukan hati siapa pun.
1384
Tak tertahankan lagi titik-titik air mata jatuh berlinang
membasahi wajah Seng sim cian li Hoa Soat kun ujarnya dengan
sedih:
"Tampaknya inilah kemauan takdir! Nampaknya inilah kemauan
takdir... tapi nasib yang dialami anak Imbetul-betul terlalu tragis.”.
"Nona Keng, pergilah! Lakukanlah seperti apa yang telah kau
sanggupi kepada anak Im, sepanjang hidup lonio tak akan
kutinggalkan lagi kuil ini, akan kutemani terus tulang belulangnya
sampai akhir dari hidupku nanti..."
Keng Cin sin menjerit keras dengan suatu gerakan yang cepat
bagaikan sambaran petir dia segera menerjang ke arah kereta kuda
itu.
Sedangkan Seng sim cian li Hoa Soat kun dengan membawa
tubuhnya yang terasa makin berat dan tua melangkah masuk ke
dalam kuil kuno itu.
000dw000
MATAHARI senja sudah condong ke langit barat, sinar berwarna
kemerah-merahan memancar menyelimut i jagad dan meninggal kan
suasana yang seram.
Senja kembali menjelang tiba.
Sinar mata hari senja, memancarkan cahayanya menyoroti
sebuah pemandangan alam nun jauh disana.
Menyinari sebuah bangunan rumah yang sederhana serta sebuah
kuburan baru.
Di depan kuburan itu, berdiri seorang pemuda yang sebatang
kara dan nampak kesepian.
Dia masih berusia sangat muda, namun musibah menimpa
dirinya secara beruntun, membuat ia nampak seperti seorang lelaki
setengah umur yang kenyang dengan pengalaman.
1385
Sekarang ia seperti sebatang kayu yang lapuk, setangkai daun
yang mulai layu.
Segala macam perbuatan, kedudukan, kegagahan dan nama
besar yang pernah diperolehnya dalam dunia persilatan, kini sudah
hilang lenyap mengikut i air yang mengalir ke samudra, yang
tertinggal kini hanya kenangan yang penuh kedukaan.
Dibawah sorotan cahaya matahari senja yang berwarna kemerahmerahan,
tampak air matanya setetes demi setetes meleleh keluar
dan membasahi pipinya .....
Mendadak ia menghela napas panjang, lalu dengan suara yang
memedihkan hati ia bergumam: "Aaaai, dari dulu hingga sekarang,
musibah dan tragedi seolah-olah datang tiada hentinya. Yang
muncul hanya siksaan dan penderitaan yang seakan-akan tak
pernah berakhir... Oooh,Thian! mengapa kau bersikap tak adil
kepadaku ....? Kini adik Im Yan cu telah meninggal dunia... Keng
Cin sin pun meninggal dunia... Him Ji ijm meninggalkan aku secara
diam-diam untuk mencukur rambut menjadi pendeta..' Perempuan
misterius yang berkerudung warna warni pun pergi meninggalkan
aku... ”
Nada yang berduka, putus asa dan kecewa, suara yang
memedihkan dan memilukan hati membuat orang lain merasa
terharu dan sedih.
Nasibnya memang benar-benar terlalu tragis.
Memandang pohon liu yang tumbuh di depan empang, tanpa
terasa Ku See hong mendongakkan kepalanya, sambil membawa
kan senandung Ku Siu ci.
Dulu menanampohon itu, bersusah, payah ....
Kini memandang pohon bergoyang.
Menghiasi sungai dan empang.
Pohon pun demikian.
Bagaimana dengan si manusia?
1386
Pohon pun demikian.
Bagaimana dengan si manusia...!
Dunia terasa kosong dan sama sekali tak berarti lagi bagiku,
mengapa aku harus sengsara? Aaaai. lebih baik kuakhiri saja
hidupku yang penuh siksaan ini .......
Sambil berkata, Ku See hong menggerak kan tangan kanannya
dan meraba pedang Hu thian seng kiam yang tersoren dibelakang
bahunya.
Mendadak... pada saat itulah..
Dari arah belakang terdengar seseorang memanggil dengan
suara yang merdu dan lembut.
"Engkoh Hong.. kau...."
Suara panggilan itu terasa sangat dikenal olehnya bahkan
memberikan dorongan yang sangat besar bagi Ku See hong untuk
mempertahankan hidupnya.
Dengan cepat dia membalikkan badannya, lalu memandang ke
arah mana berasalnya suara itu dengan sorot mata tajam...
Tampak seorang perempuan berkerudung warna warni yang
mengenakan baju putih sedang meluncur datang dengan kecepatan
luar biasa, begitu sampai di depan si anak muda itu, tangan
kanannya cepat melepas kain kerudung yang menutupi wajahnya
hingga terlihatlah raut wajah aslinya yang cantik jelita bak bidadari
dari kahyangan.
Dengan perasaan terkejut Ku See hong segera berteriak:
''Adik Keng, kau ...."
Sekarang ia betul-betul merasa terkejut bercampur gembira,
dengan cepat ia menerjang kemuka menyongsong kedatangan nya,
lalu dengan sepasang tangannya yang kuat memeluk pinggangnya
erat-erat.
1387
Keng Cin sin pun sedapat mungkin menempelkan seluruh
tubuhnya diatas badan kekasihnya, dia seperti terjerumus ke dalam
samudra luas yang tak terkirakan dalamnya, diapun meraba
tubuhnya seakan-akan tidak berada dalamdunia lagi.
Rupanya dua lembar bibir mereka telah saling menempel satu
sama lainnya, mereka sedang berciuman dengan penuh kehangatan
dan kemesraan.
Entah berapa lama sudah lewat.
Akhirnya mereka dapat menyelesaikan ciuman yang penuh
kenikmatan.
Ku See hong seolah-olah kuatir akan kehilangan kekasih hatinya
lagi, dengan sepasang tangannya yang kuat dia tetap memeluk
pinggang gadis itu erat-erat.
"Adik Sin" dia menggerutu, "mengapa kau membohongi aku
selama ini.. atau.. mungkinkah aku sedang bermimpi .... Adik Sin,
kau tak boleh meninggalkan diriku lagi, tentunya kau... kau berjanji
bukan?"
Air mata bercucuran dengan derasnya membasahi seluruh wajah
Keng Cin sin, dia menyahut lembut:
"Engkoh Hong, kau tidak bermimpi, semuanya adalah
kenyataan.... kau tak usah kuatir, aku tak akan meninggalkan dirimu
lagi, selamanya aku tak pernah akan meninggalkan dirimu lagi...."
"Oooh, adik Sin....."
"Engkoh Hong...`
Sepasang bibir mereka kembali saling menempel satu sama
lainnya kencang-kencang.
Angin lembut berhembus lewat menggoyangkan pohon Liu ditepi
empang, suara yang gemerisik menimbulkan serangkaian irama
pada yang lembut dan syahdu, seolah-olah Thian mengucapkan
selamat atas perjumpaan sejoli ini.
1388
Sang arwah yang berada dalam kuburan pun turut tertawa,
arwahnya tak pernah akan kesepian, sebab ada dua orang yang
akan mendampinginya sepanjang masa.
Him Ji im yang berada di biara pun hidup dengan tenang dan
sentausa, dia selalu berdoa agar ke dua orang tersebut dapat
melewati hidup yang penuh kebahagiaan sepanjang jaman.
Walaupun mereka berdua sama-sama pernah mengalami
peristiwa tragis yang amat mengenaskan, namun setelah itu mereka
justru memperoleh kehidupan yang amat bahagia.
Setahun kemudian, Keng Cin sin telah memberikan seorang putra
untuk Ku See hong, mereka bertiga pun melewati kehidupan yang
tenang dan penuh kebahagiaan ditempat tersebut.
Dan sampai disini pula kisah "DENDAM SEJAGAD" ini, semoga
pembaca sekalian puas.
T A M A T
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Seks Ngentot Silat : Dendam Sejagad 5 dan anda bisa menemukan artikel Cerita Seks Ngentot Silat : Dendam Sejagad 5 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/07/cerita-seks-ngentot-silat-dendam.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Seks Ngentot Silat : Dendam Sejagad 5 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Seks Ngentot Silat : Dendam Sejagad 5 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Seks Ngentot Silat : Dendam Sejagad 5 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/07/cerita-seks-ngentot-silat-dendam.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 1 komentar... read them below or add one }

Cerita Seks mengatakan...

Mantab ceritanya, saya suka yang begini. Ditunggu cerita ter-Updatenya. He hee

Posting Komentar