Cerita Silat : Hong Lui Bun 5 Tamat

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Sabtu, 04 Agustus 2012

Cerita Silat : Hong Lui Bun 5 Tamat-Cerita Silat : Hong Lui Bun 5 Tamat lanjutan dari
Berikut Kisah Silatnya...

Sekejap itu, keadaan dalam hutan hening.
Ai-pong-sut Thong cau yang sudah kenyang berkelana di
kangouw menjadi bingung dan tak habis mengerti. Namun
keadaan di sini tidak jelas, lawan ditempat gelap. bila musuh
sudah bersiap didalam hutan, amat berb ahaya bila dirinya
nekad masuk kedalam. Tapi bila mengulur waktu, betapapun
tinggi Lwekang Liok Kiam-ping, seorang diri mungkin
menghadapi bahaya apa lagi seorang diri mana kuat melawan
keroyokan musuh banyak. bila dirinya datang terlambat,
mungkin biaa menyesal seumur hid up,
Karena bimbang langkahnya merandek. Dengan penuh
perhatian dia periksa keadaan dalam hutan, tampak bayangan
orang bergerak jelas perangkap sudah diatur di umpama
dirinya dapat menerobos penjagaan musuh yang ketat, Li Engsiu
yang berkepandaian rendah tak mungkin mengikuti
langkahnya. Untuk mengejar waktu, Cara yang paling tepat
adalah melayang dari pucuk pohon, disamping lebih Cepatjuga
agak kecil ancamannya.
Setelah berbisik-bisik sekejap mereka kerahkan tenaga,
sambil bergandeng tangan mereka melompat tinggi keatas
pohon, dari dahan pohon yang satu melompat kepucuk pohon
yang lain- Kepandaian silat Li Eng-siu memang tidak beg itu
tinggi, namun ginkangnya ternyata cukup memadai dibawah
bantuan Ai-pong-sut lagi, maka dia bergerak leluasa.
Tak nyana gerak gerik mereka sudah diawasi oleh musuh
dalam hutan, begitu mereka beraksi, maka terdengarlah suara
"ser, ser' dan keresekan dahan dan daon, senjata rahsia yang
tak terhitung banyaknya, dari bawah pohon memberondang
kearah mereka-
Gerakan mereka diatas pohon memang terlihat jelas dari
bawah, maka seranganpun datang bertubi-tubi. Ai-pong-sut
masih bisa mengebas lengan bajunya, senjata rahasia yang
menyerang dapat disampuknya jatuh, sementara kaki masih
terus melesat kedepan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi lain keadaan Li Eng-sin yang terpencar kesebelah
kanan, terpaksa dia memutar golok tunggal ditangannya,
maka terdangarlah dering ramai senjata rahasia yang
dipukulnya jatuh beri hamburan, namun serangan dari bawah
memang cukup gencar, apalagi goloknya cukup berat, diatas
pohon yang sukar mengerahkan tenaga, maka gerakannya
menjadi teri halang, bukan maju dia malah dihadang mundur.
Sudah tentu Ai-pong-sut tidak tega tinggal pergi seorang
diri tanpa pikirkan keselamatan Li Eng-siu. pikirnya: 'Arahnya
sudah kutemukan di sini. kalau dia ikut akan membuat beban
diriku, lebih baik suruh dia mengundurkan diri keluar hutan
dan menunggu dalam persembunyian, denganpikirantenang
baru aku bis a menghadapi musuh tangguh.' segera dia,
berputar arah melompat mendekati Li Eng-sin serta
membisikinya, kembali kedua orang lompat berpencar, Li Engsin
melompat mundur lalu melayang turun diluar hutan-
Maka Ai-pong-sut mengembangkan Ginkang tinggi, diantara
daon-daon pohon tubuhnya meluncur seperti burung walet
melesat jauh kedepan, setiap dahan yang diinjaknya berpantul
tubuhnya lantas melambung keatas seperti panah yang
dijepret dengan pegas, beruntun kedua lengan bajunya
bekerja, seluruh Am-gi yang menyerang dirinya rontok beri
hamburan- Hanya beberapa lompatan, dia sudah meluncur
tiga puluhan tombak jauhnya.
Memikirkan keselamatan Liok Kiam-ping, dia percepat
langkah kakinya, Ginkang dikembangkan sampai keliwat batas
kekuatan kakinya, tubuhnya meluncur seperti segumpal mega,
laksana meteor terbang diangkasa melesat diatas pohon,
dalam sekejap lima puluh tombak telah dicapainya pula.
Disaat tubuhnya meluncur dengan kecepatan tinggi itulah,
mendadak selarik sinar putih meluncur tinggi dari celah-celah
dedaonan yang lebat, lekas Ai-pong-sut mengeram
langkahnya sambil berkisar setombak kepinggir. 'Daar' ledakan
yang disertai Cipratan kilat api menimbulkan kepulan asap biru
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan hijau, sehingga daon-daon dipucukpobon seperti
disambarpetir, disamping hangus juga menimbulkan bau yang
tidak sedap dicium.
Betapapun tinggi Lwekang dan Kungfu Ai-pong-sut tak
urung kagetnya setengah mati, untung dia sempat
menyingkir. Dia tahu pelor beracun musuh amat ganas bila
badannya kecipratan sedikit saja, kulit daging pasti akan lecet
terbakar
Tengah Ai-pong-sut kebingungan, dua larik sinar putih
kembali melesat dari kiri kanan- Ditengah udara kedua pelor
api itu meledakpula secara beruntun. Lekas Ai-pongsut
menggenjot tubuh menyingkir beberapa tombak jauhnya. Baru
saja tubuhnya meluncur turun, sinar biru tampak berkelebat
tiga kaki didepannya, kali ini tanpa sempat berpikir, tubuhnya
pasti akan hancur lebur dan terbakaroleh ledakan pelor
musuh.
Untung lah disaat gawat itu timbul akalnya. mumpung
tubuhnya melorot turun, meminjam gerakan Ginkangnya yang
tinggi ditengah udara dia jungkir balik sehingga kepala
dibawah kaki diatas, kedua tangan terulur kedua telapak
tangan terangkap ketengah dengan jurus hwi-yan-jeng-lim (
burung terbang menyusup kehutan). Maka tubuhnya
menyelinap turun kedalam rimbunnya dahan-dahan pohon-
Baru saja tubuhnya ditelan rimbunnya daunpohon, sinar
biru itupun sudah meledak menimbulkan kebakaran yang
menjalar kesekitarnya, asap biru dan hijau tehal melingkupi
udara sekitar kejadian, baunya amis dan memualkan, senjata
rahasia yang satu ini memang jahat dan beracun.
Begitu kaki menyentuh bumi Ai-pong-sut kembangkan
kelincahan gerak tubuhnya kaki tangan bekerja, selicin belut
dia menyusup ketempat di mana bayangan beberapa orang
sedang bergerak. Dia tahu betapapun kuat daya ledakan dan
daya bakarpelor api musuh juga takkan berani ditimpukan
dalam jarak dekat, apa lagi orang-orang musuh pasti ada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
disekitar sini, maka dia berlaku cerdik mendesak ketempat
lawan supaya mereka tak berani menyerang pula dengan
pelor tapi Langkahnya memang tepat dan manjur, musuh
merasa diluar dug a an, serempak mereka lompat menyingkir.
Sudah tentu Ai-pong-sut tidak biarkan musuh menyingkir,
dengan kencang dia mengudak lawan yang dicarinya. Dalam
sekejap mereka sudah menerjang keluar hutan.
Didepan adalah sebuah ngaraipendek yang bercabang.
Keadaan menjadi sunyi senyap tanpa bayangan seora ngpun,
entah kemana orang-orang Ha m-ping-kiong, dalam waktu
sekejap mereka sudah tidak kelih atan bayangannya.
Saat itu senja sudah menjelang, cahaya rembulan bening
red up, puncak gunung mulai dibungkus halimun, angin mulai
me ngh embus kencang, kadang-kadang terdengar gerungan
atau auman binatang buas. Bagi yang bernyali kecil pasti tak
berani beranjak setapakpun dari tempat itu. Ai-pong-sut
sendiri juga berdiri melenggong.
Tapi waktu amat mendesak. tiada waktu untuk berpikir,
namun dia yakin sarang musuh pasti takjauh dari tempat ini.
Mendadak dia putar tubuh terus berlari keatas puncak
disebelah kanan. Puncak gunung d sini mencakar langit, tinggi
lagi curam seumpamaburung bangau berdiri diantara
gerombolan ayam, bagi yang berkepandaian atau Ginkangnya
rend ah jangan harap bisa naik keatasnya.
Ai-pong-sut mengincar arah terus mengembangkan
Ginkang tinggi, setangkas kera selincah tupai dia berlompat
diatas batu-batu cad as yang runcing dan tajam. Tubuhnya
laksana bayangan kelabu yang menjulang tinggi bagai asap
mumbul keudara, dalam sekejap dia sudah tiba dibibir puncak.
Padahal Lwekangnya cukup tangguh, namun untuk manjat
k.epuncak ini ternyata cukup menguras tenaga hingga
napasnya agak memburu. Istirahat sejenak segera dia
layangkan pedangnya keempat penjuru, gunung gemunung
terbentang didepan mata, kecuali Hembusan angin yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membawa pergolakan mega, tiada sesuatu yang bisa dilihat
dari tempatnya"
Mendadak disebelah utara diantara puncak dan batu-batu
gunung, dilihatnya ada beberara bayangan hitam bergerak
cepat laksana pelor yang meluncur secara berjangka. Bila dia
melihatjelas bayangan itu berbentuk manusia, lekas sekali
beberapa bayangan itu sudah lenyap ditelan gelap
dibalikpohon. Dunia kembali menjadi Hening dan beku.
Tanpa pikir segera Ai-pong-sut kembangkan Ginkangnya
meluncur turun dari atas puncak. langsung mengudak kearah
utara. Kejap lain bila dirinya sudah hampir mencapai tujuan,
mendadak hati Aipong-sut menjadi bimbang malah.
Ternyata daerah ini merupakan ngarai ngarai yang
berbahaya dengan dinding-dinding gunung yang tegak.
dibawahnya bertaburan batu-batu aneh yang sukar diinjak
kaki manusia, atau binatang buaspun sukar hidup ditempat ini,
apa lagi bersembunyi di sini.
Tengah Ai-pong-sut celingukan dan memeriksa keadaan,
mendadak dari sebelah belakang kumandang luncuran senjata
yang melesat kearah dirinya. Mendengar suara Ai-pong-sut
dapat membedakanjenis senjata yang menyerang dirinya, dia
tahu yang menyerang tiba ini termasuk senjata rahasia yang
berbobot berat, jumlahnya pasti lebih dari tiga, lekas dia
mengepos miring, meminjam tenaga tutulan ujung kakinya,
dia gunakan gaya Hu-goa-gian-gu (mendekam melihat
kerbau) seluruh tubuhnya mendekam kedepan.
Lima bintik sinar dingin membawa ekor cahaya biru melesat
kedepan dengan formasi barisanBwe-hoa. Ternyata itulah lima
batangJam-sin-ting. Sinar biru menandakan bahwa
pakupenembusjantung itu berlumuran racunjahat.
Sigap sekali Ai-pong-sut sudah mencelat berdiripula seraya
menoleh kearah datangnya serangan. Keadaan tetap sepi
lengang. tiada bayangan manusia, atau setan dia tahu dirinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mungkin terkepung dan gerak gerik sendiri selalu dibawah
pengawasan musuh, maka hal ini lebih disimpulkan lagi bahwa
tempat ini tidak jauh lagi dari sarang musuh. tapi musuh
sembunyi seperti kura-kura, kemana dan bagaimana dirinya
harus turun tangan.
Yang penting sekarang adalah memancing mereka serta
mengajaknya bicara. Mendadak dia kerahkan tenaga, kaki
mengenjot tubuhpun melesat kearah datangnya serangan.
Beg itu tubuhnya terapung, dari kanan kiri kembali meny
amber dua jalur tenaga keras, sebelah kiri ada tiga titik sinar
perak. yang menyamber dari kanan adalah panah pendek
bidikan iangan menyerang tiba dari atas dan bawah. Agaknya
penyerang Am-gi ini memiliki tenaga dalam luar biasa, maka
luncuran Am-gi ini terasa kuat dan deras.
Baru saja tubuh Ai-pong-sut terapung, senjata lawan dari
dua arah sudah melesat tiba, sedikit lena pasti badan cidera,
untung Ai-pong-sut memiliki Ginkang tinggi dan latihan yang
sudah matang. Lekas dia menarik napas panjang, tenaga
dikerahkan dari pusar, dalam keadaan sudah tidak mungkin
selamat, dia menjejak kaki sehingga tubuhnya mumbulpula
tiga kaki lebih tinggi,jiwanya selamat.
Namun amarah telah melembari hatinya, begitu kaki
menutul bumi, sigap sekali dia memutar tubuh, laksana angin
lesus cepatnya dia menubruk kearah kanan.
Gerakan Ai-pong-sut sudah teramat cepat, namun
bokongan musuh menyerang lebih cepat lagi. Baru saja dia
bergerak. angin kencang sudah meluncur pula dibelakang,
sambil bersuara heran, tubuhnya yang sudah kebacut
menerjang kedepan seketika direm sambil menekuk ping gang
dan melompat miring kesamping, angin kencang melesat
daripundak kirinya.
Sigap sekali dia sudah membalik badan. dibelakangnya
hanya batu-batu aneh saja yang kelihatan, deru angin gunung
makin ribut, bayangan orang tidak kelihatan- Namun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengalaman Ai-pong-sut memang amat luas, sekilas dia
menerawang sekililingnya, maka benaknya membatin:
"Pembokong itu jelas sembunyi disekitar sini, kenapa tidak
kelihatan bayangannya ? Tapi satu hal dapat dipastikanpembokong
itu pasti tidak leluasa juga bergerak, maka lawan
hanya menyerang bila dirinya bergerak. entah dari depan
belakan atau kiri kanan, maka dapatlah diduga bahwa
persoalan terletak pada batu-batu gunung yang aneh-aneh itu.
"Tapi setelah aku bergerak baru lawan menyerang, kalau
aku tidak bergerak. mana bisa aku memeriksa gerakan
musuh?" sekilas dia mengerut kening, maka tersimpul sebuah
akal dalam benaknya.
Diam-diam dia mengerahkan tenaga, tiba-tiba tubuhnya
berkelebat secepat roda menggelundung dia berputar
kebelakang. kecepatannya memang amat mengejutkan.
Musuh yang ssembunyi itu memang tak berani bertindak,
karena hal itu akan memperlihatkan posisi mereka sembunyi.
Hanya sekejap Ai-pong-sut sudah berputar kepinggir sebuah
batu besar. Diam-diam dia perhatikan batu besar itu jelas
bukan tumbuh secara alamiah, tapi memang dibuat manusia,
cuma buatannya sedemikian api sehingga selintas pandang
orang tidak akan bisa membedakan, tapi setelah diperhatikan
orang akan menemukan sebuah celah lobang dipermukaan
tanah. Waktu dia, kerahkan tenaga mendorong, batu itu
bergerak. hatinya makin curiga, tekadnya untuk membongkar
rahasia musuh makin besar. Segera dia pasang kuda-kuda
kedua tangan mendadak mendorong batu besar itu.
"Pletak" ditengah suara pecahan keras, batu itu sudah
terpukul jatuh separo dan mengeluarkan suara berdentam,
jelas bagian bawah tanah kosong. Ai-pong-sut menduga
dibawah batu ini mungkin terdapat sebuah kamar bawah
tanah yang cukup besar, segera dia jemput batu besar serta
dibantingnya keras berulang kali dentam suaranya makin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nyaring menandakan bahwa memang benar dibawah ada
ruang kosong.
Akhir kali dia angkat batu besar hendak membantingnya
pula. Mendadak seorang membentak dibelakang: "Sahabat
berhenti saja, hematlah tenaga dan sambutlah ini." belum
habis bicara terdengar pula suara "ser, ser, ser", senjata
rahasia menyerang dirinya pula.
Ai-pong-sut lompat delapan kaki kesebelah kanan, namun
sebelum kakinya berdiri tegak dari kiri terdengar pula
bentakan:
"Sambut lagi yang ini." serumpun cahaya perak laksana
hujan memberondang kepada dirinya.
Ai-pong-sut masih terapung, sinar perak itu sudah dekat
ditubuhnya. Dia kerahkan tenaga dikedua lengannya,
mendadak dia menepuk kedua tangan ke tanah "Blang " batu
gunung dibawahnya terpukul hancur beterbangan dengan
debu membumbung keudara.
Meminjam daya pantul pukulan keras nya itu, tubuhnya
melenting mumbul lima kaki, di tengah udara menekuk ping
gang menjejak kaki, tubuhnya meliuk setengah bundar
dengan g indah meluncur dua tombak jauhnya.
Bila dia berdiri tegak pula, maka dilihatnya sekelilingnya
sudah berdiri delapan orang setengah umur berseragam ketat,
mereka menduduki posisi pat-kwa diatas sebuah batu besar,
dirinya terkepung diantara kedelapan orang ini. Masih sempat
Ai-pong-sut meneliti lingkaran musuh, setiapjarak dua langkah
dari kedudukan setiap orang itu terdapat sebuah batu yang
menonjol keluar daripermukaan bumi setinggi satu kaki
lebih.Jarak setiap batu dan bentuknya sama satu dengan yang
lain. Jadi batu-batu ini diatur dengan barisan Pat-kwa yang
lihay.
Ai-pong-sutjuga seorang kawakan Kangouw, selintas
pandang lantas dia tahu bahwa posisi Pat-kwa ini memang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah diatur sebelumnya, tapi sebelum dirinya meraba seluk
beluk lawan, betapapun dia tidak mau dijadikan bulan-bulanan
serangan mereka dan mandah diserang belaka, apapun dirinya
harus berjuang memancing tahu asal usul mereka
Dia tahu mata barisan terletak dia rah selatan yang
dinamakan Kian-kiong, sengaja dia bergelak tawa kearah
selatan, serunya:
"Para sahabat, tengah malam mencegat perjalananku,
entah apa maksud kalisn coba jelaskan."
orang yang menduduki posisi Kian-kiong di selatan ini
berusia paling tua, sudah lebih lima puluhan tahun, dia
terkekeh dingin, katanya: "Inilah daerah terlarang Ham-pingkiong,
kita bertugas atas perintah maka kami Harap tuan
datang dari mana dan kembalilah ke asal tempatmu, urusan
lain kami tidak tahu."
Diam-diam Ai-pong-sut bersyukur dalam hati bahwa dirinya
berhasil menemukan sarang musuh, dilihat gelagatnya untuk
maju lebih lanjut, dirinya harus mengalahkan dulu delapan
orang ini.
Maka sambil bergelak tawa dia berkata: "Ada sebuah
persoalan Lohu bertandang kemari, sebelum berhasil mana
boleh pulang dengan tangan kosong, jikalau kalian tidak
keberatan, tolong tunjukan jalan, kalau tidak.. "
Belum habis bicara orang tua itu sudah membentak:
Jangan berlagak tua bangka, Ham-ping-kiong kapan pernah
takut terhadap musuh, mumpung ada kesempatan lekas
pulang saja, kalau membandel di sinilah kuburanmu, kalau
sudah mampus, menyesalpun sudah terlambat."
Berdiri alis Ai-pong-sut, katanya: "Konon Ham-ping-kiong
merajai kaum Bulim di daerah utara, mendapat sanjung puji
dari golongan hitam maupun aliran putih, namun menurut
pandanganku tak lebih hanya komplotan bajingan tengik
belaka. Main cegat dari keroyok segala, memangnya beginilah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang-orang Ham-ping-kiong menyambut tamunya." lalu dia
menambahkan "Umpama kalian tidak mau menunjukkan jalan,
maka jangan sesalkan bila Lohu menerjang dengan
kekerasan- Nah para sahabat sambutlah." Diam-diam dia
mengincar sebuah tonggak batu kecil terus menjejaknya
tubuhnya melompat empat tonggak batu yang lain, kaki lantas
menutul batu besar yang terletak di Le-kiong, tenaga murni
dari pusar dikerahkan dengan, jurus Hun-liong-tam-jiau (naga
mengulur cakar dibalik mega) memukul kearah laki-laki tua di
selatan itu. Pukulannya menerbitkan segulung angin deras.
Laki-lakitua diselatan segera melangkah miring berganti
posisi diatas tonggak batu yang lain, sambil berkelit dia
merogoh turun, dua jarinya menepis keurat nadi
dipergelangan tangan Ai-pong-s ut.
Lekas Ai-pong-sut menarik lengan kanan, kaki kanan
terulur kekiri belakang, berbareng telapak tangan kiri
menerobos lengan kanan, menyerang dengan Tam tui ciang
ketulang rusuk kanan lawan- Daya pukulannya deras dan
keras dilandasi tenaga dalam.
Laki-laki tua diselatan ini ternyata juga seorang yang ahli
menilai serangan, begitu Tam-tui-ciang tiba lekas dia
menjorok selangkah sambil memutar tubuh hingga arahnya
terbalik, berpindah langkah menggeser kedudukan, kedua
tangan didorong bersama kelambung Ai-pong-sut.
Tidak leluasa Ai-pong-sut menyambut secara keras pukulan
lawan dengan sebelah tangan, tubuh bergerak mengikuti
tangan yang berputar melintang kekiri melampaui empat
tonggak batu, kaki kirinya bpindah kebatu besar yang berada
diposisi Tinkiong.
Laki-laki yang bertugas di Tin-kiong segera membentak:
"Sambutlah." dengan jurus IHekshou-sin you (macan
kumbang meliuk ping gang), kedua tangannya menggempur
kearah dada.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Serangan bagus." Ai-pong-sut menyambut dengan
hardikan keras, dengan gaya Tong-cu-pat-hud dari bawah
membalik keatah, jari-jari kedua tangan terayun kebawah,
menyelinap ditengah kedua tinju lawan lalu mendadak
terpentang melebar.
Lakl-laki setengah umur yang menduduki Tin kiong sudah
slap menarik serangan merobah gerakan.
Ditengah jalan mendadak Ai-pong-sut menarik tangan kiri,
tenaga tarikan telapak tangan kiri untuk membuang pundak
kiri kebelakang pula, sementara tangan kanan bergerak
dengan Kim-pau- ciang tetap memukul lawan- G-akperobahan
Ai-pong-sut sungguh teramat cepat dan tangkas, jelas laki-laki
yang menduduki Tin-kiong ini bakal terpukul jatuh dari batu
besar yang didudukinya.
Tapi pada saat yang genting, itu, Ai-pgong-sut juga merasa
adanya segulung tenaga dahsyat menyerang tiba dari
belakang. Didengarnya seorang menghardik: "Sambut
seranganku'
Demi keselamatan diri sendiri, Ai-pong-sut dipaksa menarik
balik tenaga dan pukulannya. Disaat mengganti tenaga itulah
tenaga murni yang berpusat di pusarnya di kerahkan lewat
telapak tangan kiri, berbareng kaki kiripindah kedudukan
kesamping kiri, dengan jurus Giok-bong-to-hoan-siu (ular
sanca membalik tubuh), hingga sergapan musuh tidak
mengenai tubuhnya. Penyergap dirinya di posisi Ke-kiong tadi.
Melihat kawannya yang menduduki posisi Tin-kiong bakal
terpukul jatuh, sengaja laki-laki tua yang menduduki posisi Lekiong
ini tak hiraukan keselamatan diri sendiri menyergap Aipong-
sut menolong temannya. Namun demikian, laki-laki
setengah umur itu tetap tergentak mundur tiga langkah baru
berdiri tegak pula.
Benci Ai- pong-sut bukan kepalang kepada laki laki
setengah umur ini, dengan kedua tangan segera dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyelinap mengirim serangan, kedua telapak tangannya
mencengkeram d menabas tulang pundaknya.
Laki laki tua ini tak berani melawan, lekas dia melompat
danjungkir balik dengan gaya burung jumpalitan, kedua
tangannya bergerak mengendalikan keseimbangan tubuhnya
beruntun dia harus melompatiJui-kiong dan tiga tonggak batu
lagi baru berhasil berdiri pula.
Sebat sekali Ai-pong- sut sudah berputar arah begitu
serangannya luput kaki kanan menutul tonggak batu,
tubuhnya melompat maju ketonggak ketiga dikedudukan Kankiong
serta menyerbu kedepan laki-laki setengah umur yang
berala disebelah batu.
Laki laki setengah umur disebelah barat memang sudah
siaga melihat Ai-pong-sut melompat datang, mulutnya
menggeram, kakinya menggeser bpindah kedudukkan, tubuhn
malah mendesak mau lalu menyerang dengan jurus yu-liong
tamjiau (naga berenang ulur cakar), hanya dengan sebelah
telapak tangan dia menepuk keulu hati Aipong sut.
Diam-diam Ai-pong sut mengeluh, kenapa malam ini dia
menghadapi jago-jago kosen tangguh, tiada satupun lawan
lemah, lekas dia menyingkir ke kanan menduduki tonggak
ketujuh di IHeng-kiong, namun menggerakkan tubuh kearah
kanan, kedua tangan terbalik, telapak tangan kiri terbentang
keluar menabas urat nadi telapak tangan kanan sebat Sekali
memukul Hoa kay hiat didada lawan-
Laki laki yang menduduki Kan kiong lekas merendahkan
telapak tangan namun tenaga pukulannya malah didorong
kedepan, sebat sekali dia berputar badan berkisar ke belakang
kanan Aipong-sut, dengan gaya Say cu youthau (singa
menggeleng kepala), kedua tangan miring didorong keluar,
meny era ng ping gang belakang Aipong-sut.
Kaki kiri Ai-pong-sut menutul ketonggak batu kelima dari
Heng-kiong di belakangnya berbareng kedua tangan ditarik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebelakang, ujung kaki kanan menutul tonggak batu lalu
mendadak diputar ke belakang, tenaga penuh dipusatkan
dikedua tangan, tubuhnya mengendap kebawah dengan
Siang-tui-ciang menggempur pundak lakl-laki yang berada di
Kan-kiong.
Laki laki setengah umur di Kan-kiong segera menubrukkan
badan kedepan dengan gaya Bing-hou hu- jun (harimau galak
mendekam dibalik cagak) sehingga pukulan Ai-pong sut luput,
lalu dengan Thi-gu-king-to (kerbau besi meluku sawah)
tangannya merogoh kemaluan Ai-pong sut Thong cau.
Aipong sut Thong cau melihat serangan ini, diam-diam dia
kerahkan Shian-thian-ciu lat tenaga dikerahkan diujung kaki,
tubuhnya melambung keatas terus jumpalitan mundur
kebelakang.
Padahal tempat itu bukan tanah lapang, orang mana beleh
sembarangan lompat dan jungkir balik. maju mundur tanpa
meninggalkan tonggak batu, setiap langkah berpindah
kedudukan harus menggunakan Kungfu asli, sasaran tepat
injakanpun harus penuh perhitungan, karena batu- batu yang
ditata menurut kedudukan dan bentak barisansudah
diperhitungkan dengan baik setiapjarak tepat satu langkah,
tak beleh kurang atau lebih meskHanya satu senti. Kedepan
atau melompat kekiri kanan boleh dilakukan dengan tubuh
terapung keatas hingga beberapa tonggak dilampaui, namun
untukjungkir balik ke belakang, betapapun murni
kepandaianmu, jelas sukar sekali untuk mengincar kedudukan
secara tepat.
Karena didesak oleh serangan laki- laki setengah umur di
Kan-kiong terpaksa Ai-pong-sut mengembangkan permainan
berbahaya, disaat tubuh terapung, tubuhnya berputar
setengah lingkar, kaki tepat hinggap diatas tonggak batu
keempat diKun-Kiong.
cara bertempur diatas barisan Pat-kwa seperti ini, meski
pihak menjaga barisan hanya berjaga tidak menyerang,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
namun bila kau memasuki daerah penjagaannya, maka kau
akan menghadapi pencegatan dan didesak mundur supaya
tidak menerobos ke luar kepungan,
Tapi laki-laki setengah umur yang berjaga di Kun-kiong
justru menyingkir tiga tonggak batu ke arah barat, dengan
gerakan berat Kim-kiau Cian, dia incar Ai-pong-sut terus
menyerangnya. Dalam waktu yang sama laki-laki yang berada
di Kan-kiong juga menyusul tiba dengan jurus Sin-liong-to-kak
(naga sakti membuang sisik) menyerang Nau-hu-hiat di
belakang batok kepala Aipong-sut. Serangan dari dua arah ini
dilakukan secara ketat dan keras, gaya serangan Kim-kian-cian
dari laki-laki tengah umur dari Kun-kiong lebih cepat, maka
tenaga pukulannyapun tiba lebih dulu.
Ai-pong-sut menggerakan tubuh kedepan, dengan gerakan
Sik-tam-pian menjojoh lengan kanan laki-laki setengah umur
di Kun-kiong, bila Ki-ti-hiatnya kejojoh, pasti lengan kanannya
cacat seumur hid up,
Mendadak. terdengar laki laki tua diarah selatan
membentak: "Kembangkan barisan"
Delapanorang yang berjaga diempat penjuru serempak
mengiakan, seluruhnya bergerak melangkah maju setindak
kekanan lalu berputar gerakan berkeliling ke kiri. Mendadak
ditengah bentakan keras, empat bayangan orang tampak
menyerang maju, masing-masing memukul sejurus pukulan ke
arah tengah. Daya pukulan empat orang ini menggencet dari
empat penjuru,perbawanya memang sehebat gelombang
pasang lautan teduh, hawa udara seketika bergolak.
menyesakkan napas lagi.
Kungfu Ai-pong-sut amat tinggi, nyalinya besar,
pengalaman luas, tadi dia merasa perlu menyimpan tenaga
maka serangannya tidak menggunakan banyak tenaga, namun
hany mengembangkan ketangkasan gerak tubuhnya saja. Kini
digencet kekuatan sedahsyat ini dari empat penjuru, meski
sudah tua, tak urung timbul juga emosinya, tidak mau kalah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Segera dia kerahkan tenaga murni dari pusar lalu
disalurkan kedua lengan, berkelebat sambil menyingkir,
hingga teri hindari dari serangan telak. namun kedua
tangannya sudah bergerak dengan gentakan terpencar ke kiri
kanan, begitu kekuatan dan lawan saling bentrok terjadilah
ledakan dahsyat yang menggetar bumi.
Namun delapan pengepungnya itu tetap bcrputar seperti
tidak terjadi apa-apa. Sebaliknya Ai-pong-sut menjadi sesak
napasnya seperti terpukul god am dadanya. Baru sekarang dia
sadar kalau barisan ini memang lihay dan menakupkan, tidak
boleh dipandang enteng lagi. Untung dia membekal Lwekang
tangguh, sedikit kerahkan hawa murni kondisi badannya
sudah normal kembali.
Tengah dia menepekur mencari jalan bagaimana menjebol
kurungan lawan-
Hardlkan kembali kumandang, empat jalur pukulan
meluncur dari empat sudut, kekuatannya lebih dahsyat lagi,
kemungkinan pukulan dilontarkan dari empat orang yang lain-
Thong cau tidak sempat memikirkan Cara mengatasi serangan
musuh sebat sekali dia menggeser kaki menyingkir ketempat
yang dirasa aman lalu melompat tinggi Mengapungkan
tubuhnya, dia kira pukulan empat orang dari sudut yang
berlawanan itu akan saling tumbuk sendiri. Tak nyana begitu
menyelonong ketengah barisan, pukulan dahsyat itu secara
aneh sirna tak berbekas.
Ternyata serangan keempat orang itu tidak menggunakan
seluruh tenaga, begitu dilontarkan lantas ditarik balik, tenaga
disalurkan sesuai perlawanan lawan,jadi menyerang mengikuti
situasi. Begitu Ai-pong-sut melompat tinggi keudara, empat
orang itu segera membatalkan tenaga pukulan yang slap
disalurkan dan melompat balik ketempat semula meneruskan
langkah barisan yang terus brputar.
Sudah tcntu Aipong-sut mengikuti gerak gerik lawan yang
maju mundur bergantian. Begitu dia meluncur turun hinggap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditanah, empat musuh yang lainpun sudah melanjutkan
serangan Ai-pong-sut dipaksa melompat tinggi lagi untuk
menyelamatkan diri. Mau tidak mau dia harus berpikir: ’Jikalau
musuh ganti berganti menyerang bertubi-tubi, umpama
kepandaianku setinggi langit juga akhirnya akan terluka parah
dan kehabisan tenaga," betapapun dia tidak sudi menyerah,
berdasarkan ketajaman pengamatannya. sekilas menerawang
mendadak dia memperoleh akal untuk membobol kepungan
lawan meski dirinya harus menyerempet bahaya. "Menangkap
rampok harus membekuk pentolannya, barisan ini
dikendalikan laki laki tua itu, pantasnya aku merobohkan dia
atau membekuknya lebih dulu.’
Setelah bulat tekadnya segera dia merogoh keluar
sepasang bandulannya, setelah mengincar sasarannya
mendadak dia ayun tangan kanan, selarik sinar hitam secepat
kilat melesat kearah laki laki tua itu.
Dalam keadaan terpepet, sebetulnya serangan nekad inipun
untung-untungan, karena timpukan menggunakan seta ker
tenaga makapelornya itu meluncur bagaipanan cepatnya
membawa deru kencang lagi.
Laki-laki setengah umur itu sudah siaga, dia minggir
kepinggir, pikirnya akan mengikuti gerakan lawannya
meneruskan putaran barisan Tapi mimpipun tak pernah
terpikir olehnya bahwa sepasang buntalan belibis Aipong-sut
ini seperti punya mata, begitu dia miring kekiri, bandolan itu
ternyata bisa membelok mengejar tubuhnya.
"Plak" dengan telak pundak kirinya terhantam keras hingga
tulang pundaknya remuk. saking kesakitan dia mengerang
panjang, tubuhnya sempoyongan minggir kekanan lima
langkah, Karena pikirkan keselamatan Liok-Kiam-ping, Aipong-
sut ingin selekasnya mengakhiri pertempuran maka
serangan dilontarkan lagi secara keji.
Namun kesiur angin tajam mendadak menyambar dari
belakang. sambil mendengus mendadak dia menggapai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan, pelor belibisnya segera ditariknya kembali, sementara
tubuh berputar menghindar terjangan angin pukulan dari
belakang, lantan balas menggertak kebelakang, sinar hitam itu
melesat kebelakang.
Terdengar satu kali jeritan pula disertai darah yang
muncrat, maka robohlah sesosok mayat yang pecah mukanya
dan batok kepalanya.
Bahwa dua kali timpukan bandulannya berhasil melukai dan
membinas akan musuh, sudah tentu makin berkobar
semangat tempur Ai-pong-sut. Kini dia gerakan tangan kiri,
buntalannya yang lain kembali ditimpukan kearah yang
berbeda. Di mana sinar hitam menyambar, maka didengarnya
jeritan menyayat hati bergema ditanah peg unung an sepi ini.
Dalam sekejap lima musuh sudah dirobohkan. Sisa tiga orang
lagi segera bersuit panjang terus melompat turun kepinggir
ngarai dan lenyap dibalik kabut.
Ai-pong-sut tarik sepasang buntalannya terus menerjang
kemana tadi ketiga orang itu tadi melarikan diri. Tapi setiba
dia dipinggir ngarai, bayangan ketiga orang itu sudah tidak
kelihatan.
Dia tahu letak ngarai ini agak ganjil, tanpa sebab tak
mungkin ketiga orang Ham-ping-kiong tadi lenyap disini. Maka
dengan diaperiksa keadaan sekitarnya.
Kira-kira tiga tombak dari tempat semula, dia temukan
sebuah batu besar roboh miring ditanah membelakangi
dinding gunung, dibelakang batu ternyata menganga separo
lobang gua yang gelap gulita.
Ai-pong-sut tersenyum puas, dengan kedua tangan dia
kerahkan tenaga mendorong batu besar itu kepinggir, maka
tampak sebuah lobang yang gelap setinggi manusia, dengan
seksama dia periksa mulut gua, lalu mendengarkan dengan
seksama, didalam gua didengarnya suara jengkrik mengerik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam jarak yang cukup jauh. Maka Ai-pong-sut keluarkan
ketikan apinya menyuluh kedalam gua.
Tinggi gua ini ada beberapa tombak, dindingnya licin halus
mengkilap seperti kaca, elas dibikin oleh tangan-tangan ahli,
entah betapa dalam dan jauh gua ini, sebelah dalam gelap
gulita, kemungkinan gua rahasia ini tembus kesuatu tempat
yang jauh letaknya.
Pengalamannya cukup luas, maka dia tahu didalam gua
seperti ini tidak boleh menggunakan ketikan api, maka dia
putar tubuh keluar, diantara semak-semak dia mengambil
ranting pohon yang kering serta rumput dijadikan obor
panjang. Setelah obor menyala kembali dia melangkah
kedalam gua.
Setelah membelok dua kali, keadaan dalam gua semakin
lebar dan sejuk.
Ai-pong-sut tahu dirinya berada dalam gua musuh yang
banyak terdapat perangkap dengan alat rahasia keji, sekali
lena jiwa dapat amblas secara percuma, maka dia keluarkan
sepasang bandulannya, dengan kedua bandulannya ini tidak
sedikit perangkap dan alat rahasia dalam gua yang dirusak
dan dihancurkan. dengan ginkangnya yang tinggi tiga kali dia
meluputkan diri dari semburan air beracun dan hujan panah.
Maka makin dalam dia tak berani gegabah sedikitpun.
Kini dia dihadang oleh gua bercabang. Kearah mana dia
harus meneruskan perjalanan, sesaat dia berdiri bingung.
Padahal waktu sadah mendesak terpaksa dia nekad bertindak.
menyerempet bahaya pula. Maka dia beranjak kegua
disebeIah kanan.
Lorong gua ini belak-belok, hanya beberapa tombak sudah
membelok entah kekiri atau kekanan, ternyata setelah putar
kayun sekian lamanya dia berputar balik ditempat semula.
Tapi keluarnya dari gua yang ditengah. Maka tanpa sangsi
segera dia melangkah masuk kegua sebelah kiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gua di sini ternyata beri hawa lembab dingin, baunya juga
apek. gemericik air bergema didalam gua, tapi entah di mana
letak a lira n air, susah dia menemukan di mana letak sumber
air. Lebih penting membantu dan menolong Liok Kiam-ping
yang mungkin menghadapi kesulitan, maka dia tidak ingin
membuang waktu, dengan langkah enteng dan terus maju
kedepan kira-kira puluhan tombak kemudian-
"Blang" mendadak suara gaduh berkumandang disebelah
belakang. Ternyata lorong bercabang dibelakangnya sudah
tertutup oleh sebuah papan besi yang besar dan anjlok dari
atas, begitu rapat hingga hawa di sini seketika terasa sesak
dan beku.
Jalan mundur sudah buntu, terpaksa harus maju terus. Aipong-
sut percepat langkahnya, dengan kecepatan ginkangnya
dan seperti berlomba dengan waktu. Untung lorong gua disini
lurus dan datar, maka Ai-pong-sut tidak begitu payah mesti
berlari tancap gas.
Kira-kita setengah jam lamanya Ai-pong-sut berlomba
dengan waktu, dari arah depan sudah terasa hembusan angin
sejuk yang menyongsong mukanya, maka dia tahu bahwa
dirinya sudah akan tiba diujung lorong. Disaat hati merasa
lega dan senang mendadak didengarnya suara gemuruh lagi.
Ternyata mulut lorong didepan sana juga tertutup rapat oleh
papan besi.Jalan mundur sudah buntu, jalan keluarjuga
tersumbat, betapapun tinggi Lwekangnya, hatinya menjadi
gelisah setengah mati, saking kebingUngan dan kehabisan
akal, dia sampai berdiri menjublek.
Entah berapa lama dia melamun, mendadak terasa kakinya
basah dingin, seketika dia tersentak sadar dari lamunannya.
sambil berjongkok dia periksa keadaan, ternyata air mengalir
masuk entah dari mana, yang jelas lantai gua ini mulai
digenangi air, arus air ternyata, amat deras, dalam sekejap
tinggi air sudah mencapai mata kaki, arus air yang merembes
semakin keras dan deras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bila air dituang masuk terus seperti ini, hanya sekejap pasti
seluruh lorong ini bisa tenggelam dalam air. Ai-pong-sut
dipaksa untuk berdaya mencari jalan keluar, dari pada
menuuggu ajal. Segera dia memburu kedekat papan besi yang
menyumbat mulut gua serta memeriksa dengan teliti.
Papan besi ini amblas beberapa kaki didalam tanah,
sebelah atasnya juga rapat, demikian kiri kanan dinding
gunung. waktu dia dorong sekuat tenaga. walau rada
bergeming, tapi dia tahu tidak mungkin kuat menjebol papan
besi ini. Dengan putus asa dia mundur beberapa langkah serta
menepekur menyesali nasib sendiri.
Sementara itu genangan air sudah mencapai perut, gerak
geriknya di air sudah tidak leluasa lagi. Entah kenapa hatinya
seperti berjingkrak. entah dari mana datangnya tenaga
mendadak dia melompat maju seraya erahkan setaker tenaga
memukul kearah papan besi ini. Lwekangnya tangguh.
pukuian setaker tenaga ini entah betapa beratnya. "Blum"
seperti ada ledakan gempa, papan besi itu hanya melesak
keluar sedikit, namun lantas ketempat semula. Sayang dia
tidak membawa golok atau pedang, dia yakin bila dirinya
membawa senjata tajam pasti dalam mengeduk tanah atau
dinding gunung, untuk lolos keluar mungkin tidak begitu
sukar.
Tambah dia kebingungan itulah, mendadak tangannya
menyentuh kedua bandulan besi yang dia simpan dalam
kantong bajunya, seketika dia berjingkrak girang serta ingin
mencobanya. Setelah pelor besinya dikeluarkan dia pasang
kuda-kuda, tenaga dikerahkan dikedua lengan mendadak dia
ayun tangan kanan, salah satu pelor besinya meluncur bagi
kilat menyambar,
"Blang" papas besi ternyata berhasil dihantamnya melesak
mundur setengah kaki. Melihat usahanya mulai membawa
hasil Ai-pong-sut tidak sia-siakan kesempatan, kembali dia
ayun tangan kiri, "Blang" dekuk dipapan besi karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hantaman pelor besi itu kini mulai retak. pelok besi itupun
mereka diatas diatas papan batu"
Lekas Ai-pong-sat menyoreknya keluar lalu mundur,
hatinya mulai girang dan timbul secercah harapan, maka
beruntun dia timpukanpula kedua pelornya. "Blang Blum."
papan besi itu kini betul betul jebol dan bolong sebesar mulut
mangkok.
Setiap tangan Ai-pong-sat berpegang pada lobang diatas
papan besi itu, pelan-pelan dia kerahkan tenaganya lalu
mendadak menyendalnya "Tak" bagian tengah papan besi
ternyata sempal sebagian hingga terbukalah sebuah lobang
lebar dua kaki. Tanpa ayal Ai-pong-sat segera menerobos
keluar.
Saat mana rembulan sedang memancarkan cahayanya
yang gemerlang menyorot masuk kemulut gua. Angin sejuk
menghembus sepoi, Ai-pong-sut berdiri sejenak
menentramkan hati dan napasnya.
Kejap lain dia sudah berlari-lari pula mengembangkan
Ginkang sambil mengawasi keadaan sekelilingnya, didapatinya
dirinya seperti berada didasar sebuah lembah, setajam mata
memandang hanya bagian barat laut saja yang kelihatan ada
titik sinar lampu, yang tersembunyi dibalik daon-daon pohon.
Agaknya cuaca sudah merambat ketengah malam, urusan
tidak boleh ditunda maka dia mempercepat langkahnya,
laksana mengejar meteor dia meluncur kearah sinar api itu.
Setelah dekat baru dia melihatjelas, didepannya berdiri
sebuab pekampungan besar. Dibalik tembok tinggi yang
memagari perkampungan ini sayup-sayup didengarnya suara
bentakan dan denting senjata, agaknya pertempuran sudah
berlangsung didalam. Tanpa ayal segera dia menjejak bumi
melompat tinggi keatas tembok. lalu berlari kencang
menyusuri tembok kearah barat, kebelakang perkampungan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ginkang Ai-pong sut memang tinggi, hanya beberapa kali
lompatan, dia sudah melayang turun ditengah arena, secara
tepat menolong Liok Kiam-ping yang sudah payah bertahan.
Rasanya hampir meledak dada Ai-pong-sut melihat kelicikan
musuh mengeroyok sang Pangcu, begitu tiba dia lantas
timpukkan kedua bandulannya sekaligus menghancurkan
usaha Ham-ping- long- mo yang mengatur muslihat keji
Hendak menguras tenaga Liok Kiam-ping dengan cara bergilir
dalam arena pertempuran
Syukur Ham- ping- long- mo sendiri juga sudah kerahkan
seluruh tenaganya dalam melawan pertahanan Liok Kiam-ping
yang tiada taranya, padahal tenaga dalamnya juga sudah
banyak tersalur. bila tidak lekas dihentikan, kemungkinan dia
sendirijuga akan terluka parah darah akan bertolak balik,
getaran adu tenaga ini akan menimbulkan luka dalam pula
bagi dirinya.
Begitu-Ai-pong-sut melontarkan bandulannya, Ham-Pingleng-
mo tahu kekuatan pelor besi yang tiada bandingannya
ini, lekas dia menarik Ham-pin-im-sat, berbareng kedua kaki
menjejak tanah hingga tubuhnya melesat tinggi tiga tombak
kedua bandulan itu melesat lewat dibawah kakinya.
Sebetulnya Liok Kiam-ping juga sudah bertahan dengan
sisa tenaga yang sudah lemah, mendengar bentakan Ai-pongsut
seketika lega hatinya, maka sisa hawa murni yang
terhimpun seketika luber. Begitu hawa murni buyar,
orangnyapun lantas meloso jatuh lemas.
Tapi pikirannya jernih, musuh didepan mata, apapun dia
pantang semaput, lekas dia kerahkan sisa tenaga dan
semangatnya, dengan membalik setengah meronta dia
merangkak bangun lalu duduk dan mulai samadi.
Betapapun Hian-ping-im-sat memang teramat jahat dan
beracun. Liok Kiam-ping melawan dengan sekuat tenaga,
maka kadar racun sudah meresap keisi perutnya, untung dia
memiliki Lwekang tangguh, jantung mampu dilindungi sendiri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari getaran maupun racun, meski kesadarannya semakin
layap- layap tapi dia mempunyai daya rasa. Jikalau orang lain
mungkin saat itu jiwanya sudah melayang.
Namun demikian susah Liok Kiam-ping mencapai
ketenangan lahir batin, agak lama dia merasa hawa dingin
masih bekerja dalam tubuh dan hampir terjang kebagian lain
dalam tubuhnya.
Bandulan besi Ai-pong-sut terbatas untuk menyerang
keatas, begitu iblis tua itu melambUng tinggi menyelamatkan
diri, bandulannya tak kuat ditimpukkan lebih tinggi lagi,
terpaksa dia menarik balik kedua bandulannya.
Mumpung ada kesempatan dia sudah putar tubuh hendak
menarik keadaan Liok Kiam-ping.
Kelima jago top yang menonton dipinggir gelanggang
sudah saling memberi tanda kedipan mata, serempak mereka
menubruk maju.
Lima bayangan orang sepuluh jalur angin pukulan, betapa
dahsyat perbawa pukulan gabungan ini, ternyata Ai-pong-sut
yang dijadikan sasaran- Tapi dia seorang ahli silat yang
kawakan, melihat kelima musuh serempak menyerang dirinya
secara reftek dia bisa melompat jauh menyelamatkan diri. Tapi
bila dia menyingkir, Liok Kiam-ping bakal celaka.
Terpaksa dia kertak gigi, kekanan dia melangkah dua
tindak mengadang didepan Liok Kiam-ping, sisa tenaga dia
salurkan kedua lengan lalu menyongsong pukulan gabungan
lima orang itu.
"Byaaarr." pukulan dahsyat bagai gugur gunung kelima
lawannya ternyata berhasil dihadangnya hingga tercerai berai
keempat penjuru, sirna tanpa bekas. Sementara Ai-pong-sut
terlempar mundur kekanan setapak lebar, baru berdiri tegak
pula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diam-diam dia menerawang keadaan dilihatnya Ham-pingleng-
mo sudah selesai samadi, pelan-pelan kedua matanya
sudah mulai terbuka, karuan hatinya mengeluh dan kuatir.
Maklum mereka berdua dalam keadaan payah
diperkampungan musuh, tenaga musuh lebih banyak dan kuat
lagi. Agaknya iblis tua ini belum terluka, tadi hanya
kebanyakan keluar tenaga maka dia merasa perlu samadi
sekejap memulihkan tenaganya, jelas musuh takkan mau
membebaskan mereka berdua.
Padahal Liok Kiam-ping dalam keadaan payah dan belum
pulih tenaganya, jelas bukan tandingan musuh lagi, jikalau
berhantam pula secara keras, pasti ajal secara konyol. Maka
jalan utama yang harus ditempuh sekarang adalah melarikan
diri, biar cari suatu tempat sepi dan tersembunyi, sementara
menyembuhkan luka-luka pula.
Setelah bulat pikirannya, Ai-pong-sut gerakan pula kedua
tangan menimpuk kedua bandulannya, laksana kilat
menyerang dua orang ditengah musuh. Bila jarak tinggal satu
kaki didepan musuh, mendadak kedua pelor itu membelok ke
kanan kiri.
Kelima gembong silat Ham-ping-kiong ini tahu betapa lihay
pelor bandulan ini, tanpa berjanji mereka melompat mundur
menyelamatkan diri.
Melihat ada kesempatan d isaat musuh menyurut mundur,
lekas sekali Ai-pong-sut meraih Liok Kiam-ping yang sedang
samadi, tangan kiri menggapai kedua pelor itu serta
disimpannya didalam lengan baju, kejap lain dia sudah
melambung tinggi keudara, dipinggir kuping Liok Kiam-ping
dia berbisik: 'Kita menyingkir lebih dulu.'
Sebetuinya keadaan Liok Kiam-ping masih lemah, diantara
setengah sadarsaja, mendengar seruan Ai-pong-sut secara
reflek dia bergerak ikut lompatan Ai-pong-sut menjulang tinggi
keatas tembok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gerakan nekad kedua orang ini teramat mendadak dan tak
terduga lagi, karuan jago-jago Ham-ping-kiong itu tertegun
bingung, bila Liok Kiam-ping berdua hinggap diatas tembok.
baru mereka sadar, serempak mereka menggembor sambil
lompat memburu.
Mendadak Ha m-ping-leng- mo terkial-kial sambil mengulap
tangan, serunya: "Bocah itu sudah terkena Hian ping- im-sat
Lohu, jikalau tidak punya obat penawar khusus, dalam dua
jam jiwanya pasti melayang karena urat nadinya akan
membeku, kalian tidak perlu terburu-buru, bagilah kalian
menjadi dua rombongan dan lacaklah jejak mereka disekitar
gunung ini, yakin mereka tidak kuat lari jauh, bila menemukan
jejak mereka, jangan digrebek dulu, berikan tanda, Lohu akan
segera tiba ditempat itu, kalian harus hati-hati pelor besi itu
memang lihay luar biasa."
Jago-jago Ham -ping - kiong mengiakan.
Enam bayang orang segera bergerak menuju kearah yang
sudah ditentukan-
Sambil memluk ping gang Liok Kiam-ping, Ai-pong-sut
kembangka Ginkangnya berlari bagaipanah meluncur, untung
Liok Kiam-ping masih punya sedikit rasa, dapat bergerak
mengikuti langkahnya meminjam tenaga, mengerahkan
tenaga, maka luncuran tubuh mereka masih cukup
mengejutkan. Dalam sekejap mereka sudah tiba didepan
ngarai. Ai-pong-sut mengeluh dalam hati. Ternyata ngarai di
sini sudah putus jalan seperti bergantung diudara, tiada jalan
lain menembus keluar, dalam keadaan biasa bukan soal
mereka melompat turun dengan Ginkang tinggi, namun
keadaan sendiri sudah payah, harus melindungi Liok Kiamping
lagi. Padahal luka-luka Liok Kiam-ping perlu segera di
tolong. ke mana bisa menemukan tempat yang tepat untuk
menolongnya. Pada hal dia tahu jago-jago Ham-ping-kiong
sebentar pasti akan mengejar tiba.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Untunglah disebelah depan perkampungan dilihatnya
tetumbuhan amat rimbun dan lebat sinar mentari sukar
tembus kesebelah bawah, dia pikir mungkin di sana dia bisa
berteduh sementara, namun dia masih ingat waktu dirinya
disergap waktu datang tadi, hatinya jadi bimbang, tapi dalam
keadaan kepepet begini, tiada tempat lain untuk sembunyi,
apalagi waktu tak boleh ditunda lebih lama lagi, terpaksa
harus berani menyerempet bahaya dan bekerja melihat
gelagat.
Setelah berkeputusan lekas dia lompat kebawah karang
membimbing Liok Kiam-ping pelan-pelan menyusup kedalam
hutan-
Racun dingin dalam tubuh Liok Kiamping sudah meresap
kedalam sendi tulang, sekujur badannya menggigil kedinginan.
Karuan Ai-pong-sut Thong can semakin gopoh, dan gelisah,
tanpa pilih arah dia main terjang saja masuk kedalam hutan.
Hutan tua dan lebat ini terdiri dari pohon-pohon tua dan
besar, mungkin karena sudah terlalu tua hingga banyak
diantaranya yang sudah keropos kering.
Tergerak pikiran Ai-pong-sut, lekas dia bopong Liok Kiamping
terus memilih salah satu pohon besar kropos yang bagian
tengahnya belong, setelah mendudukan Liok Kiam-ping lekas
dia merogoh keluar Soat-lian serta dijejalkan kemulut Liok
Kiam-ping.
Liok Kiamping masih menggigil keras, keadaannya sudah
makin lemah, tidak sadarkan diri. Soat-lian adalah obat
mujarab, namun Kiam-ping tak punya tenaga untuk menelan
obat sakti ini sehingga kasiat obatnya belum bisa bekerja.
Terpaksa Ai-pong-sut tutuk beberapa Hiat-to disekitar mulut
dan lehernya sehingga obat mulai tertelan kedalam perut,
kejap lain dia dudukan Liok Kiam-ping menghadap kedinding
pohon, dua tangannya menekan Bing-bun-hiat, hawa murni
sendiri dia salurkan ketubuh Liok Kiam-ping bantu
melancarkan kasiat obat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lekas sekali kasiat Soat-lian sudah meresap keseluruh urat
nadi, sendi tulang dan Hiat-to, pernapasan sudah mulai lancar,
tubuh yang menggigil makin berkurang. Wajahnya yang pucat
pasi mulai semu merah dan orang nyapun sudah siuman.
Dia tahu Ai-pong-sut sedang bantu dirinya menuntun hawa
murni supaya kasiat obat bekerja secara efektif didalam
tubuh, maka dia unjuk senyum dan mengangguk perlahan
maksudnya sekarang dia sudah mampu bersamadi sendiri.
Baru saja Ai-pong-sut hendak menarik kedua tangannya.
Mendadak dari luar hutan terdengar derap langkah kaki
orang yang berserakan menginjak daon-daon kering, malam
sunyi, maka keresekan ramai ini amat menusuk pendengaran,
dengan bekal lwekang mereka berdua, dalam jarak puluhan
tombak. daon jatuhpun dapat didengar jelas.
Mendengar suara dan arahnya Ai-pong-sut lantas tahu,
yang datang ada dua orang, sekarang masih ada diluar garis
hutan sebelah luar.
Terdengar seorang berkata sinis "Menurut laporan petugas
jaga disini, kedua orang tadi pernah muncul disini, kenapa
sekarang tidak kelihatan bayangannya, mungkin sembunyi di
lobang-lobang pohon sekitar sini ?"
Seorang lagi suara serak berkata: "Daerah sekitar sini
sudah diperiksa dengan teliti, namun tidak menemukan jejak
mereka, padahal luka-luka bocah itu, katanya teramat parah
tak mungkin dia bisa lari jauh. Bukan mustahil mereka
sembunyi dalam hutan ini ?"
"Kukira tidak mungkin, kalau betul mereka masuk hutan,
kenapa petugas jaga dalam hutan tidak memberi tanda
peringatan- Maka menurut pendapatku, kejadian ini agak
ganjil, lebih baik kita lepas dulu tanda peringatan mengundang
orang banyak kemari untuk menggeledah hutan ini bersama,
kurasa mereka takkan bisa lolos lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku heran, kenapa belakangan ini kau makin ciut nyalimu.
Didaerah terlarang kita sendiri memangnya kau tidak berani
memeriksa sendiri."
”Jangan bilang begitu, soalnya Kungfu kedua orang itu
amat tinggi. bukankah tempo hari Kim-kong-ci Hong Kiat. Taybok
itsiu dan Tang- ling sin-kun dan lain- lain kecundang di
tangan mereka hanya karena terlalu takabur, apa salahnya
kita bertindak hati-hati.' Percakapan mereka cukup keras,
maka Ai-pong-sut dapat mendengar jelas.
Tapi keadaan Liok Kiam ping sekarang cukup kritis, tidak
boleh terganggu, apapun dia harus memancing kedua orang
ini ketempat lain
Segera dia berbisik dipinggir telinga Liok Kiam-ping, lalu
melompat keluar dari lobang pohon. Dengan mengendap dan
melompat jauh seperti kelinci dia meluruk kearah datangnya
suara. Dia berputar keluar hutan, lalu membalik kearah ngarai
dan berlari bagai terbang. Disaat melompat keatas ngarai
itulah sengaja dia memberatkan langkahnya.
Kedua jago kosen Ha m-ping-kiong tadi sudah bergerak
kedalam hutan, mereka tersentak kaget oleh suara berisik ini,
lekas mereka memburu keluar dan melongok kearah
datangnya suara. Tanpa janji keduanya bersuara heran.
Tampak segulung bayangan kelabu bergerak cepat mumbul
keatas dari bawah bukit, mereka masih ingat bentuk badan
yang buntak adalah Ai-pong-sut Thong cau. Suara serak itu
berkata: 'Lekas kejar'
Dengan kencang mereka mengudak kearah Ai-pong-sut
melarikan diri.
Sambil lari At-pong-sut pasang kuping, mendengar
lambaian pakaian mereka, dia tahu bahwa kedua orang ini,
sudah menyusul datang, tubuhnya yang berlari naik keatas
tiba-tiba membelok kekanan, sengaja dia memperlambat
langkah lalu berlari pula dengan santai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cepat sekali suara lambaian pakaian kedua orang
dibelakang makin keras, dari suaranya Ai-pong-sut
memperkirakan jarak mereka tinggal sepuluhan tombak lagi,
maka dia percepat lagi langkahnya, bagai terbang dia lari
menyusuri bibir ngarai terus keselatan.
Kedua jago Ha m-ping-kiong mengejar kencang. Kejar
mengejar terus berlangsung dari selatan membelok kebarat
lalu berputar keutara lagi.
Satu jam kemudian, Ai-pong-sut memperkirakan, mereka
sudah lomba lari sejauh dua puluhan li, kini dia tiba ditanah
tegalan yang datar, mendadak Ai-pong-sut memperlambat
langkah lalu berhenti serta membalik badan, sambil menunggu
dia menatap tajam.
Lekas sekali kedua orang itupun sudah memburu tiba,
berdiri jajar Ai-pong-sut melih at jelas tampang kedua orang
ini, usia mereka sudah lebih dari enampuluh yang kiri
berpakaian jubah hitam panjang yang long gar, perawakan
tinggi, maka pakaiannya itu kelihatan lucu dan ganjil. Kedua
alisnya gompyok tebal menjuntai turun, seperti bergantung
diatas matanya, tampangnya yang beringas kelihatan lebih
sadis.
Yang sebelah kanan bertubuh lebih gemuk, mukanya
bundarpenuh daging, matanya yang sipit bundar sebesar
kelengkeng memancarkan cahaya hijau, jelilatan seperti
maling, jelas menandakan bahwa orang ini berjiwa munafik,
banyak muslihatnya.
Dengan tersenyum Ai-pong-sut berkata: ’Kalian mengejar
Lohu, memangnya sudah memilih tegalan yang berpanorama
indah ini untuk tempat istirahat kalian "
Laki-laki yang bertubuh tinggi itu terkekeh tawa, katanya:
"Setan buntek kematian didepan mata masih tidak tahu diri.
Disini tempat apa memangnya boleh kaupetingkah sesuka
udelmu sendiri. Di mana kau sembunyikan bocah itu, lekas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terus terang, Lohu akan memberi ampun kepadamu. Kami
tahu pukulan Hian-ping im-sat itu dalam waktu pendek
memang belum dapat menyusahkan dirinya'
Ai-pong-sut bergelak tawa, katanya: "Asal kalian mampu
mengalahkan sepasang tangan Lohu, apapun kehendak kalian
boleh terserah saja. tapi apa kalian yakin dapat mengalahkan
aku? Kukira..." sampai di sini sengaja dia merandek
Laki-laki yang kurus lebih gopoh, tanyanya: "Kau kira
kenapa?"
Ai-pong-sut tertawa tak acuh, katanya:
"Gampang saja, asal kalian tinggalkan batok kepala kalian,
urusanpun bereslah."
Laki-laki yang gemuk berkata: "Setan tua, jangan takabur,
katakan saja di mana bocah itu sembunyi, Lohu berdua berani
bertanggung jawab akan keselamatanmu kalau membandel,
terpaksa... "
Ai-pong sut tertawa dingin, jengeknya: 'Terpaksa
bagaimana? "
Laki-laki kurus menyeringai: 'Terpaksa akan kami bikin kau
sekarat saja, mati tidak hiduppun sukar, menyesalpun sudah
kasep. Dalam wilayah kekuasaan Ham-ping-kiong belum
pernah ada korban yang utuh jazadnya, setan tua, kalau kau
tahu diri, lekas mengaku saja.'
Berdiri alis Ai-pong-sut, katanya: "Sudah kukatakan bila
kalian mampu mengalahkan kedua tanganku, apapun
kehendak kalian, terserah. Tapi jika kalian yang kalah?'
'Kau yakin dapat mengalahkan kami berdua?" jengek lakilaki
kurus.
"Kenyataan akan membuktikan"
Laki laki gemuk itu seret temannya mundur beberapa
langkah lalu berbisik-bisik, keduanya lalu berpencar ke kanan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kiri, keduanya membentak bersama: "Setan tua, kau ingin
mampus." ""empat pukulantelapaktangan menggencet dari kiri
kanan kearah Ai-pong-sut.
"Serangan bagus." Seru Aipong-sut Thong cau, Ginkang
yang tinggi dikembangkan, hanya berkelebat sekali dia sudah
teri hindar dari gencetanpukulan kedua lawannya, kedua
tangannya membundar lalu ditepukan kearah kedua lawan-
Gerakan yang enteng ternyata menimbulkan gelombang
pukulan yang dahsyat menggulung kearah jago-jago Hamping
kiong itu.
Pukulan tiga pihak beradu dengan dahsyah. "Blang," Tubuh
Ai-pong sut limbung saja, tapi kedua jago Ham-ping kiong itu
tertolak mundur selangkah. Karuan tersirap darah mereka,
Tak nyana setan buntak ini memiliki Lwekang setangguh ini.'
Tanpa janji mereka beradu pandang pula lalu berpencar
pula mulai menyerang seCara berputar, maju mundur
bergantian, saling isi, kerja sama Cukup mantap dan serasi,
mereka bertahan lebih banyak. Namun juga melancarkan
serangan telak.
Bahwa pukulannya kuat menandangi gabungan pukulan
lawan lega hati Ai-pong-sut, baru saja dia menyiapkan pukulan
selanjutnya, kedua lawan sudah bergerak dengan perobahan
permainan, untung Gingkangnya lebih tinggi, untuk berputar
dan bermain petak dia, yakin tidak akan kalah.
Tiga puluh jurus kemudian gerak tubuh mereka makin
Cepat dan tangkas, bayangan kelabu tampak seliweran
diantara dua bayangan hitam, selicin belut setangkas kera,
kecepatannya memang mengejutkan.
Ai-pong-sut perhatikan permainan lawan dia tahu kedua
orang ini sudah biasa berlatih dengan suatu rumus yang mirip
Liang-gi-tin hoat, bila berhasil menyelami seluk beluk
permainan mereka, lalu mendadak menyergap salah seorang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diantaranya serta merobohkan, sisa yang satu akan mudah
dibereskan.
Tapi persoalannya terletakpada bagaimana dia menemukan
titik kelemahan permainan mereka,
Saat mana Ai-pong-sut sedang berkelit dan Bik-khong-ciang
yang dilontarkan laki-laki tinggi dari belakang, kakinya
menggeser kekanan, baru saja membalik badan hendak balas
menyerang, namun deru angin kencang sudah menerjang tiba
pula dari sayap kiri.
Dia tahu orang tua gendut menyergap pula mumpung ad a
kesempatan, bila dia meluputkan diri darijurus serangan ini,
orang tua tinggi dibelakang tentu akan membarengi dengan
serangannya pula.
Setelah menguasai situasi mendadak dia menjatuhkan
badannya ketanah lalu mengembangkan Te- tong-kui, seperti
bola menggelundumg dia menggelindang kedepan laki-laki
tinggi. Padahal lawannya ini sedang menerjang maju kedepan,
kedua tangan sudah siap menggempur, sungguh tak nyana
lawan tiba-tiba menyelonong tiba dari bawah, malah
kecepatannya mengejutkan. Saking kagetnya dia berusaha
mengerem dan mengendalikan tubuhnya yang terperosok
maju, namun Ai-pong-sut sudah berada di depan kakinya.
"Plak" keras sekali suaranya, tulang betis laki-laki tinggi telah
dipukulnya patah dan remuk. Ditengah jeritan yang
mengerikan tubuhnya terlempar setombak lebih. Saking
kesakitan-sekujur badan sampai menggigil.
Berhasil merobohkan la kl- laki tinggi Ai-pong-sut tidak
kenal kasihanpula, segera diaputar balik menggelundung
kearah laki-laki gendut pendek. Mendengar jeritan kawannya
sigendut ini sudah tahu gelagat jelek. untung dia lebih cermat
dan teliti, tanpa ayal segera dia kembangkan ketangkasan
gerak tubuhnya angkat langkah seribu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ai-pong-sut sudah menduga hal ini, sebelum orang
melangkah jauh, mendadak dia ayun tangan kanannya,
segulung sinar hitam meluncur dari tangannya. Laki-laki
gendut pendek itu ternyata licik dan licin, waktu membalik
tubuh dia sudah merogoh keluar sebutir Ling-hwe-tam. begitu
mendengar angin kencang mengejar dibelakang, kontan dia
ayun tangannya. "Daar," selarik cahaya api mendesis panjang
membumbung tinggi ke angkasa.
Sekilas Ai-pong-sut melengak oleh perbuatan lawanmerandek
sekejap inilah, lawan sudah melompat lagi sehingga
jaraknya mencapai belasan tombak. Betapapun cepat luncuran
pelor besinya, jarak belasan tombak tak mampu dicapainya
lagi, melihat musuh sudah lari jauh lekas dia menggapai
tangan, pelor besi ditariknya kembali.
Segera dia menghampiri laki laki tinggi dan membentak:
"Sahabat, kau harus tahu diri. Kehadiran Ham -ping-kiong
keselatan kali ini, kecuali bermaksud cari perkara dengan
Hong-lui-pang kita, pasti masih ada tujuan lainnya. berapa
banyak orang yang datang, bicaralah terus terang, Lohu pasti
tidak akan bertindak kasar kepadamu."
Laki-laki kurus tinggi menjengek dingin:
"Lohu sudah kecundang dan jatuh ditanganmu, mau bunuh
atau sembelih boleh terserah, aku pasti takkan mengerut
alis.Jangan harap kau bisa mengorek keterangan apapun dari
mulutku."
Ai-pong-sut tersenyum, katanya: "Seorang laki-laki Harus
pandai melihat gelagat, apa gunanya kau keras kepaia, badan
tersiksa lagi, masih ada kesempatan untuk kau bicara, kalau
terlambat menyesalpun sudah kasep."
Lakl-laki tinggi hanya mendengus serta memejam mata.
Dengan tertawa Ai-pong-sut Thong cau berkata: "Baiklah,
coba kau rasakan bagaimarra kelihayan Siu-im-ni-meh." dia
ulur dua jari tangannya lalu menutuk dari bawah keatas di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berbagaHiat-to besar ditubuh orang terakhir dia menutuk Bing
bun-hiat.
Semula laki-laki tinggi tidak merasakan apa- apa, dalam
hati dia membatin, siu-im-ni-meh bukankah sudah lama putus
turunan di Kangouw, selama hidup belum pernah dia melihat
apa lagi merasakan kelihayannya, apakah lawan sengaja
hendak menggertak dan menakuti aku, padahaldia tidak
memiliki ilmu tunggal yang keji ini. Menurut kabar yang
pernah didengarnya, bila tertutuk dengan cara yang disebut
diatas, sekujur badan akan merasa sakit dan tersiksa luar
biasa.
Laki-laki beri hati baja juga akhirnya akan merintih menjerit
dan meronta. Kenapa dirinya tetap dalam keadaan biasa
setelah di tutuk. hal ini menambah tebal dugaannya bahwa
lawan hanya menggertak saja, maka sikapnya lebih tak acuh.
Disaat Ai-pong-sut menunggu hasil tutukannya yang bakal
kumat ditubuh orang, mendadak didengarnya lengking
panjang dari sebuah suitan tinggi datang dari arah gedung
besar sana. Suitan keras tinggi itu berulang kali dan makin
dekat jaraknya, volume suaranya juga makin keras dan kuat,
jelas pendatang ini memiliki Lwekang yang tangguh.
Ai-pong-sut menduga: "Mungkin karena tanda bahaya yang
ditimpukan laki-laki gendut tadi maka iblis tua itu terpancing
kemari." segera dia cengkram laki-laki tinggi serta dibawanya
lari kearah ngarai.
Hanya sekejap ratus an tombak telah dicapainya, suitan
keras dibelakangjuga sudah berhenti, mungkin sudah tiba di
mana tadi Ai-pong-sut mengalahkan kedua lawannya.
Kebetulan Ai-pong-sut menemukan sebuah lobang dibawah
batu gunung, dia tutuk Hiat-to bisu tawanannya lalu melempar
laki laki tinggi ini kedalam lobang. Kali ini baru lakilaki tinggi ini
betul-betul merasa tersiksa. Sebetulnya meski sudah ditutuk
terbalik dari bawah keatas aliran darah dalam tubuhnya belum
bertolak balik, namun karena badannya dibuang dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terbanting cukup keras, maka aliran darahnya seketika
bertolak mundur.
Seketika napasnya sesak. jantungnya berdenyut cepat
seperti sekujur badan kesakitan seperti dirambati semut serta
di grogoti, semula dia masih kuat bertahan sambil kertak
gigi..tak nyana makin lama rasa sakit makin menyiksa, seluruh
tulang badannya berkeretekan sepertHampir copot, keringat
berketes-ketes, sekujur badan menggigil lalu mengejang.
Melihat orang masih bandel tak mau merintih atau minta
ampun, makin membara gusar Ai-pong-sut, kakinya segera
melayang menendang tubuh orang dua kali, baru terlampias
rasa dongkolnya.
Padahal derita sudah cukup kenyang dirasakan laki-laki
tinggi, saking kesakitan dia sampai kehabisan tenaga, maka
hanyamatanya saja yang bisa menatap tajam kearah Aipongsut
Thong cau. Karena ditatap tajam makin berkobar amarah
Aipong-sut, segera dia angkat tangannya hendak menampar
muka orang, mendadak dia ingat dirinya telah menutuk Hiatto
pembisu orang, tak heran orang tak mampu bersuara.
Lekas dia menepuk pantat orang membebaskan tutukannya
lalu berdiri disamping menunggu dengan sabar.
Walau tutukan Hiat-to sudah dibebaskan namun rasa sakit
dalam badan masih belum lenyap. sesaat lamanya dia masih
tidak mampu bersuara, hanya mulutnya megap-megap.
Hampir setengah jam lamanya baru laki laki tinggi ini, mampu
mengeluarkan suara dengan gagap dan lemah: "Tolong...
dulu...Hiat-... to... ku." lalu kepala menganggUk berulang kali,
gigipun bergemerutuk. keadaanmya amat mengerikan.
Ai-pong sut tertawa lebar, segera dia menepuk-tepuk
beberapa kali dibadan orang membuka tutukan Hiat-tonya.
Begitu tutukan dibuka aliran darah yang bertolak mundur
segera berhenti, rasa sakitpun mulai hilang, namun tutukan
siu-im-ni meh memang terlalu keji, sesaat lamanya dia masih
lemas dan takmampu bicara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cukup lama kemudian baru dia bersuara lemah: "Setelah
tetirah sekian tahun lamanya, Ham-ping lojin membawa anak
buahnya hijrah ke Selatan dengan tujuan menegakkan
kembali kebesaran Ham-giok-ling dan merajai dunia
persilatan, tujuan pertama merangkul para sahabat Bulim
yang dahulu pernah diajak kerja sama, lalu dengan sekuat
tenaga menumpas Hong lui-pang dengan maksud membrantas
kawanan jahat dari membekuk pemimpinnya dulu. Hal ini
untuk melicinkan jalan dari rencana Ham-ping Lojin untuk
merebut Bulim Beng-cu yang akan diadakan di Ui-san-lunkiam
tak lama lagi.
Kabarnya lima aliran besar yang lain sudah setuju adanya
gagasan ini, secara diam-diam mereka juga sudah menyiapkan
diri, mengundang berbagai pihak untuk menyergap dan
menggeroyok secara bergiliran, bila rencara sudah matang
akan langsung menyerbu ke Kwi-hun-ceng dan merebut
markas Honglui-pang."
Mendengar lima partai besar juga setuju melakukan
perbuatan yang melanggar kebenaran hendak menyerbu ke
markas besar, bukan kepalang gusar Ai-pong-sut, bentaknya
'Apa betul keteranganmu. '
Mendelik laki laki tinggi, katanya: 'Lohu salah seorang
Huhoat dari ham-ping-kiong, dikalangan Kangouw terhitung
seorang tokoh ternama, sampai di sini saja keteranganku,
mau percaya atau tidak terserah, kalau masih curiga boleh kau
menyiksaku lagi, Lohu tak kan bicara lagi." "
Sikap keras- kepala orang malah menimbulkan rasa simpati
Ai-pong sut kepadanya katanya dengan sikap sungguhsungguh:
'Saudara jangan salah paham, persoalan yang
menyangkut keruntuhan bulim begini kedengarannya amat
menusuk perasaan- Baiklah hal ini kesampingkan dulu, namun
sebagai musuh yang berhadapan, terpaksa aku harus bikin
susah kau lebin lama lagi, kuharap selanjutnya kau bisa
membedakan baik dan buruk, jangan membantu kejahatan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lagi, mengasingkan diri lebih baik untuk kelanjutan hidup
tuamu.' lalu dia tutuk pula beberapa Hiat-to ditubuh orang
serta menambahkan, 'tutukanku ini khusus, dalam lima tahun
jangan kau menggunakan banyak tenaga, akibatnya bisa
membuat urat nadimu pecah dan jiwa takkan tertolong. Lima
tahun kemudian akan sembuh sendirinya, dalam jangka lima
tahun ini jangan kau berusaha mengobati sendiri, akibatnya
biaa lebih fatal. Baiklah saudara sekarang boleh silakan.'
Laki-laki kurus tinggi menghela napas:
'Tak nyana Tiang pekssiang-boan dapat berkenalan dengan
sahabat seperti dirimu sebelum insyaf akan perbuatannya,
baiklah selama-gunung tetap menghijau, air terus mengalir,
kelak kita bertemu lagi.' lalu dengan tertatih-tatih dia
merangkak berdiri lalu melompat keluar dengan langkah berat,
kejap lain bayangannya telah lenyap ditelan kegelapan-
Baru sekarang Ai-pong-sut teringat bahwa laki-laki kurus ini
adalah Siu-boan Beng Liang, sementara laki-laki gendut itu
pasti Pui-boan Bun Tie- hiong. Sudah lama kedua orang ini
angkat nama, kungfu mereka berbeda dan memiliki
keunggulannya sendiri. Tak nyana mereka juga dirangkul oleh
Hamping-kiong, dari sini dapat dibayangkan bahwa jago-jago
kosen lainnya juga pasti, juga amat tinggi bukan dari golongan
rendah.
Baru saja Ai-pong-sut hendak melompat keluar dari lobang
dibawah batu. Mendadak di dengarnya suara Ham-ping- lengmo
dikejauhan: "Bun-huhoat, sebetulnya berapa jauh tempat
kejadian tadi, kenapa hanya sekejap bayangan mereka sudah
lenyap, apa kau tidak salah arah."
Pu boan BunTlo-bong berkata serak:
"Kiong cu jangan kuatir, tadi memang betul di sini, pasti
tidak keliru, mungkin lawan mendengar suitan Kiong-cu lalu
lari menyembunyikan diri disekitar sini.'
Ham-ping- long- mo mendengus, katanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'Lekas bncar dan geledah tempat ini, jangan biarkan dia
lolos."
Pui-boan mengiakan- Maka langkah kaki berpencar ke
berbagaipenjuru, suaranya jelas makin mendekat.
Karuan Ai-pong-sut berkeringat dingin, hatinya gugup,
pikirnya: "Tenagaku seorang pasti bukan tandingan Ham-pingleng-
mo, apalagi dikeroyok Puboan Bun Tlo-hiong pasti tak
kuat aku melawan mereka."
"Sebetulnya seorang gagah tak mau dirugikan didepan
mata, tapi dalam situasi. yang mendesak begini, jalan mundur
buntu, didepan ada musuh tangguh, jejakku pasti konangan,
lebih baik aku menyingkir saja secara untung untungan Yamyan-
tam sudah kusiapkan, bila perlu bisa digunakan.
Sedikitnya seorang lawan harus kurobohkan lebih dulu."
sambil merogoh keluar kedua pelornya dia menggeremet
keluar mendekam dipinggir lobang siap bertindak bila musuh
muncul.
Ham-ping leng mo bersama Pui-boanBunTlo hiong berjajar
sedang memeriksa sekitar dinding gunung dan kebetulan tiba,
didepan mulut lobang. Ai-pong-sut mengincar dengan tepat,
tanpa suara mendadak dia ayun tangan, dua jalur sinar hitam
melesat bagai panah kearah kedua orang ini.
Lwekang Ham- ping-leng-mo amat tinggi, mendengar angin
menderu dia tahu ada orang membokong, ditengah jengek
tawanya, lengan baju kanan mengebut, timbullah serangkum
angin puyuh membelit kedua sinar hitam itu.
Lekas Ai-pong-sut ulur tangan kiri serta menariknya sekuat
tenaga, syukur kedua pelornya masih sempat ditariknya. Tapi
keringat dingin sudah membasahi tengkuknya. Tapi pelor yang
lain masih tetap menyerang kearah Pui boanBun Tlo hiong.
Melihat sanjata rahasia menyambar tiba, jelas Bun Tlohiong
berkelit kepinggir, baru saja hendak balas menyerang,
ternyata senjata rahasia musuh yang sudah menyambar lewat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
putar balik ikut membelok kekanan. "Duk" dengan telak
pundak kirinya terpukul, tulang pundaknya remuk ditengah
jeritannya dia terjungkal roboh sambil menggigil kesakitan-
Dihadapannya lawan mampu melukai salah seorang
Huhoatnya, sungguh penasaran dan bukan kepalang gusar
Ham- ping- leng- mo. Mendadak dia mendesak maju
selangkah, tenaga disalurkan sepenuh dikedua tangan terus
menggempur kemulut lobang. Betapa dahsyat kekuatan
pukulan iblis tua ini, tampak gumpalan angin badai bergolak
sehingga selebar mulut lobang tersumbat. "Blum" ditengah
ledakan yang menggetarkan, batu besar diatas lobang itu
tergempur hancur dan runtuh menyumbat mulut lobang.
Ditengah taburan tanah dan batu, bayangan lawan ternyata
tidak kelihatan.
Tengah Ham-ping- leng- mo berdiri bingung dan curiga,
mendadak disisi kiri didengarnya seorang bergelak tawa serta
berkata lantang: "Buat apa marah sebesar ini. Batu tak
berdosa kau pukul sampai Hancur, kelihatannya kau memang
perusak nomor wahid didunia ini. Ampun, ampun."
Setelah menimpukan kedua pelornya, mumpung lawan
berkelit tadi diam-diam Ai-pong-sut sudah menyelinap keluar.
Karena dia me ng god a dan mencemooh, karuan makin
berkobar ama rah Ham-ping- leng- mo, alia berdiri jenggot
bertebaran, matanya melotot, mendadak dia memba lik sambil
kirim pukulan pula kearah Ai-pong-sut.
Setelah bersuara Ai-pong-sut segera menyingkir, maka
disaat pukulan Ham-ping-leng-mo menerjang tiba, dia sudah
setombak lebih jauhnya diaebelah kanan.
Kembali terjadi ledakan keras diaertai batu danpasir
muncrat kemana-mana. Batu cadas di mana tadi Ai-pong-sut
bersembunyi telah dipukulnya pecah menjadi beberapa
potong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hati Ai-pong-sut bersyukur dirinya lolos dari elmaut, namun
mulutnya masih usil.
"Buat apa ngamuk. Lohu masih banyak urusan tiada tempo
meladanimu, sementara kutitip batok kepalamu. Selamat
bertemu." tanpa menunggu reaksi lawan, dia bersiul panjang
terus melompat jauh kedepan-
Baru saja siulannya berbunyi, dari arah depan takjauh di
sana tahu-tahu mendapat sahutap siulan yang lebih keras
seperti menjulang ke langit. Mendangar sahutan suitan
nyaring ini bersorak Ai-.pong-sut dalam hati dia tahu bahwa
Liok -Kiam-ping sudah berhasil menyembuhkan luka-luka
dalamnya. Segera dia tancap gas berlari kearah datangnya
suitan.
Ham-ping-leng-mo sudah kebacut marah, mana dia
berpeluk tangan membiarkan lawan lari, dengan kesebatannya
tubuhnya berkelebat bagai segumpal asap mengejar dengan
kencang. Lwekang iblis tua ini amat tangguh betapapun tinggi
Ginkang Ai-pong- sut, mana mampu larijauh, hanya beberapa
kali lompat berjangkit, dia sudah melayang jauh ke depan Aipong-
slut serta mencegat didepannya.
Melihat lawan mampu mencegat jalannya, Ai-pong-sut juga
tidak banyak bicara, sambil kertak gigi dia ayun kedua tangan
menimpukkan kedua pelor besinya. Padahaljarak amat dekat,
kedua pelor itu ditimpukkan secara mendadak lagi, betapapun
tinggi Lwekang iblis tua ini takkan mampu llos. Tapi kenyataan
berbeda, baru saja pelor besi ditimpukan, iblis tua itu sudah
melompat minggir setombak lebih jauhnya.
Ai-pong-sutjuga tidak memberi kesempatan lawan, begitu
pelornya luput segera dia menggentak tangan memutar
lengan, seperti benda hidup saja, kedua pelornya itu
terkendali dengan baik, membelok arah terus mengejar kearah
bayangan Ham-ping-lengmo Kali ini Ai-pong-sut keluarkan
seluruh kemampuannya, maka kedua pelornya itu menderu
kencang laksana kilat menyambar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Lwekang Ham-ping-leng-mo memang luar biasa dan
mengejutkan, mendangar pelor lawan mengejar dibelakang,
diam-diam dia kerahkan tenaga dikedua lengan, sedikit
menutul tubuh terapung sambil membalik, kedua lengan baju
dikebut menangkia kedua pelor. Thi-sin-sin-kang yang
melancarkan ini mengandang tenaga ribuan kati, betapa
dahsyat luncuran kedua pelor besi, ternyata berhasil
dikebutnya mumbul beberapa kaki lebih tinggi.
Hampir saja Ai-pong sut tidak kuasa mengendalikan kedua
pelornya, lekas dia menggapai tangan menarik balik kedua
pelornya. Tengah mencari akal bagaimana meloloskan diri dari
lib atan musuh. Deru angin keras tahu-tahu sudah menindih
tiba. Terutama hawa dingin yang teramat ganas telah melanda
tiba lebih dulu.
Ai-pong-sut tahu Ham-ping-ciang iblis tua ini teramat
dahsyat bila kurang cermat menghadapi, salah-salah biaa
celaka dirinya. otak bekerja kaki tak berhenti, sekuatnya dia
kembangkan kelincahan tubuhnya, bagai kilat beruntun dia
melompat kekiri kanan sejauh dua tombak, Syukur jiwanya
Selamat. Namun napas Sedikit Sesak tubuh agak kedinginan.
Melihat pukulan kedua tangannya luput lagi Ham-ping lengmo
makin gusar, kedua lengan berputar Satu lingkar lalu
digentak pula kedepan, kini kekuatannya dipusatkan pada
Sejalur arus dingin menggulung kearah Ai-pong-sut. Perbawa
pukulan kali ini berlipat lebih hebat dari pukulan yang
terdahulu.
Sudah tentu Ai-pong-sut tidak berani ayal, lekas dia
kembangkan gerak langkah berantai untuk menyelamatkan
jiwa, selicin belut dia berkiaar kian kemari melesat minggir.
Makin besar gusar Ham-ping-leng-mo, sambil menghardik
kalap kedua tangannya menepuk kearah Ai-pong-sut Thong
cau.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada hal Ai-pong-sut Thong cau sudah kerahkan seluruh
kekuatannya baru berhasil menyelamatkan diri dari rangsakan
lawan, rasa kejut belum hilang, serangan dahsyat sudah
menindih tiba pula. Mau menyingkir sudah terlambat, terpaksa
dia mengelak pukulan telak lalu melontarkan pukulan
menangkis srempetan angin pukulan lawan- Sebat sekali dia
melejit kepinggir, kedua tangan mengerahkan setaker
tenaganya sambil kertak gigi memukul kearah angin pukulan
lawan yang menderu ketubuhnya.
Ditengah ledakan dahsyat tampak tubuh Ai-pong-sut Thong
cau menggelundang jatuh seperti bola lima kaki jauhnya,
darah mendidih dirongga dadanya, tubuhnyapun menggigil
kedinginan- Dia insaf Ham-ping ciang amat kuat dan jahat,
lekas dia kerahkan hawa murni, Syukur darah yang bergolak
berhasil ditekan dan dilancarkan kembali, diam-diam hatinya
girang karena dirinya tidak terluka Sedikitpun.
Mendadak didengarnya iblis tua membentak keras pula,
kedua tangannya terjulur lurus kedepan, kabut putih
merembes keluar dari telapak tangannya, tubuh bagian atas
melengkung maju, otot hijau dijidatnya tampak merongkol,
uap putih tampak mengepul dibatok kepalanya. Kejap lain iblis
tua menggentar kedua tangan. duajalur kabut putih
menerjang keluar dari kedua telapak tangannya.
Ai-pong-sut sadar bahwa Ham-ping-leng-mo sudah
menyerahkan Hian-ping im-sat yang jahat beracun. Lekas dia
kembangkan pula kelincahan tubuhnya berlari sipat kuping.
Tak nyana gerakannya yang cukup kencang itu masih
diungguli kecepatan lawan- Baru saja tubuhnya meluncur
kedepan, tiba-tiba bayangan orang berkelebat didepan,
kembali Hamping-leng-mo sudah mencegat didepan- Terasa,
damparan arus dingin dantajam mengiria kulit sudah
mengurung dirinya. Jelas kali ini dia tidak akan selamat dari.
serangan Hianping-im sat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Untunglah pada detik yang genting itu, dari a rah samping
mengh embus pula sejalur hawa hangat, berbareng bayangan
putih berkelebat didepan mata, hawa dingin seketika sirna
sepecti es batu ketimpah sinar mentari, tahu-tahu Liok Kiamping
sudah berdiri ditengah arena, wajahnya tampak kereng
gagah menatap iblis tua.
Seperti diketahui Hawa dingin dari pukulan IHian-ping- imsat
sudah meresap ketubuh dan urat nadi Liok Kiam-ping,
kalau orang lain tentu jiwanya sudah ajal, Tapi Liok Kiam-ping
berulang kali mengalami periatiwa aneh yang menguntungkan
dirinya, bukan saja ilmu pengobatan sudah tinggi meski
keadaan dirinya sudah dalam sekarat terkena racun dinginnamun
diam-diam dia kerahkan Kui-sik tay-hoat, sekuat
tenaga dia menutuk urat nadi yang menembus keotak
sehingga hawa dingin beracun itu terbendang sampai dileher.
Waktu Ai-pong-sut membawanya kedalam lobang pohon
serta memberi Soat-lian dan menyalurkan kekuatan hawa
murni sehingga kasiat obat bekerja, segera dia samadi
menyalurkan kekuatan tenaga dalamnya mengusir hawa
dingin yang menggangu tubuhnya, sementara itu Ai-pong-sot
memancing Tiang-pekssiang-boan ketempat lain-
Dalam jangka setanakan nasi lamanya Liok Kiam-ping harus
berjuang mati-matian mengusir hawa dingin beracun dari
tubuhnya, untung dia menelan Soat-lian kadar racun telah
punah hawa dinginpun menguap keluar menjadi kabut putih
yang bergulung-gulung diatas kepalanya, lambat laun
wajahnya yang semula putih makin bersemu merah dan
akhirnya segar kembali. Akhir kali dia hanyutkan tenaga
dalamnya keseluruh badan siaa racun dalam tubuhnya
menguap lewat pori-pori menjadi keringat. Setelah tenaga
murni putar balik kedalam pusar terhitung dia selesai
menyembuhkan diri, baru saja dia berniat melompat turun.
Mendadak didangarnya siulan panjang yang menusuk kuping
dari arah ngarai pendek sana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendangak siulan itu dia tahu bahwa Aipong-sut sedang
menghadapi bahaya, maka tanpa ayal segera dia kerahkan
hawa murni serta ditekannya keluar tenggorokan menjadi
siulan keras mengalun tinggi keudara hingga terdangar
cukupjauh. bagai selarik bayangan panah dia melesat kearah
ngarai. cepat sekali dia sudah tiba ditujuan dan kebetulan
menolong Aipong-sut dari bahaya Hiam-ping- im-s at.
Liok Kiam-ping kerahkan Kith-kong-put-hoay sin-kang
mendesak pergi kekuatan hawa dingin Hian-ping-im-sat.
Sedetik Kiam-ping tiba terlambat, Ai-pong-sut tentu sudah
binasa oleh serangan iblis tua.
Setelah pukulan lawan sirna, Liok Kiam-ping sempat
menoleh dan bertanya: "Bagaimana keadaan Tianglo
sekarang?"
Melihat Liok Kiam-ping telah tiba segera Ai-pong-sui
melompat berdiri, serunya bergelak tawa: "Tidak apa-apa,
Losiu masih kuat menahannya. "
Ham ping-leng-mo sendiri merinding dibuatnya, batinnya:
"Entah setan atau manusia bocah keparat ini, jelas tadi dia
terpukul oleh Hian-ping im sat, tanpa obat buatan sendiri tak
mungkin sembuh, kenapa keadaan segar bugar malah."
Tengah iblis tua ini berdiri melenggong Liok Kiam-ping
maju dua langkah, katanya dingin: "Hian ping-im-sat sudah
kurasakan kelihayannya, ternyata hanya begini saja, kau
masih punya ilmu jahat apa lagi, boleh keluarkan saja, malam
ini kami Harus membereskan pertikaian ini." dengan tajam dia
tatap iblis tua.
Mengkirik bulu kuduk Ham-ping-leng mo melihat Liok Kiamping
muncul dihadapannya tanpa kurang suatu apa, padahal
Hianping- im-sat merupakan ilmu pukulan jahat yang paling
dia andalkan sebagai modal gerakannya, ternyata terhadap
bocah yang satu ini tak manjur, belum ada dua jam pukulan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang mengenai tubuhnya sudah dipunahkan- Entah bocah ini
tumbuh dari otot kawat balung besi atau sebagai robot baja.
Tapi kenyataan dia adalah manusia biasa, terdiri dari darah
daging pula, barusan juga dia saksikan sendiri orang
terhuyung melarikan diri, walau dibopong lari situa keparat itu,
pukulan beracun dingin itu jelas meresap ketubuhnya, kini dia
menjublak di tempatnya, benaknya tak habis mengerti,
sehingga pertanyaannya Liok Kiam-ping seperti tidak
didangarnya.
Setelah dia beradu pandang dengan Liok- Kiam-ping baru
dia tersentak sadar.
Padahal sebagai gembong iblis yang disegani dalam Bulim
kapan dia pernah bersikap linglung seperti barusan, melihat
rona muka Liok Kiam-ping yang serius Jantungnya berdebar
keras, tapi tak malu dia sebagai gembong iblis yang munafik,
segera dia merobah sikap. serunya bergelak tawa: "Kau baru
saja lolos dari telapak tanganku, syukur kau telah muncul,
agaknya belum kapok, biar sekarang kuantar jiwamu ke
akhirat." pelahan dia menggerakan kedua tangan sambil
menghimpun delapan bagian tenaganya terus mendera kearah
Liok Kiam-ping.
Latihan Lwekang Ham-ping-leng-mo sudah lebih dari
enampuluh tahun, tokoh Bulim paling top sekarang yang
berani melawan sekali pukulannya beberapa gelintir saja.
Maka Hanya delapan bagian tenaganya, namun perbawanya
sudah mengejutkan. Damparan angin pukulannya menggulung
dahsyat seperti amukan badai saiju.
Liok Kiam-ping tidak menduga lawan melontarkan pukulan
tanpa memberi peringatan lebih dulu. Menangkis pukulan
lawan sudah terlambat, lekas dia menyingkir delapan kaki
kepinggir. Pukulan mengenai batu cadas dibelakangnya
sehingga menimbulkan ledakan dan getaran dahsyat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rasa benci terbayang dikedua alis Liok Kiam-ping, tangan
sudah dilandasi kekuatan siap menyerang, katanya
menyeringai dingin:
"Siapa nyana gembong iblis terbesar aliran sesat yang
kenamaan juga pandai membokong, nah sambutlah
pukulanku." perlahan dia menepuk kedua telapak tangannya,
serangkum tenaga lunak mendorong kedepan- Semula seperti
tiada terjadi apa apa.
Karuan Ham-ping-leng-mo keheranan:
"Mungkin bocah ini main licik" secara tak acuh dia
seenaknya saja dia tepukan sebelah tangannya menyongsong
gerakan Liok Kiam-ping.
Tak nyana begitu dua pukulan saling beradu, tenaga
pukulan Liok Kiam-ping ternyata bertambah makin kuat,
terpaksa Ham-ping-leng-mo gerakan kedua tangannya sambil
menambah kekuatan pula, namun gempurannya ternyata
sirna. Padahal tenaga Liok Kiam-ping makin besar.
Ternyata Liok Kiam-ping menggunakan daya tempel,
pertama dia sedot kekuatan lawan serta dipunahkan lalu
mengerahkan tenvaga getaran menambah kekuatan pukulan
send iri untuk menekan lawan-
Ham-ping-leng-mo segera tahu gelagat yang tidak
menguntungkan ini, lekas dia kerahkan setaker tenaganya
dikedua lengan, diapikir dengan enampuluh tahun latihan
Lwekangnya siap mengadu pukulan dengan Liok Kiam-ping.
Liok Kiam-ping sudah merasakan kekuatan musuh amat
hebat, bila dia sibuk melawan, daya tempel susah
dikembangkan lekas dia kerahkan tenaga dalam dipusatkan
dipusar, kedua lengan mendadak menggentak keluar.
Timbullah amukan angin pukulan yang melanda kedepan-
Betapa besar keyakinan Ham-ping-lengmo terhadap
kemampuan sendiri. melihat serangan orang dia lantas tahu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa lawan sudah menyerang dengan seluruh kekuatannya.
Mana dia berani ayal, ditengah gerungan geram diapun
kerahkan seluruh kekuatannya menepuk serangan lawan-
Gempuran dahsyat kedua pihak kembali beradu. Ledakan
dahsyat menimbulkan pusaran angin lesus seperti tonggak
raksasa membumbung tinggi keudara, hawa sekitar
gelanggang seperti bergolak hingga menimbulkan deru yang
ribut, batu kerikil berlompatan, debu membumbung tinggi
keangkaSa.
Lenyap Suara ledakan tampak Ham-ping-leng-mo menyurut
Selangkah kebelakang, jantungnya. berdetak lebih berat.
Sementara Liok Kiamping hanya limbung sedikit saja.
Sebagai orang tua dikalahkan anak muda, sudah tentu tak
terlampias amarah dan dangkol Ham-ping leng-mo. Benci dan
dendam bergelut dalam hatinya sehingga membakar sifat
liarnya. Sambil meraung gusar dia kerahkan dua belas bagian
tenaganya menggempur pula pada Liok Kiam-ping.
Karena lawan memiliki kekuatan tangguh, merupakan
lawan yang jarang dihadapi, maka Liok Kiamping
mengobarkan semangat tempur, waspada dan siaga pula,
kedua tangannya juga menyerang sekuat tenaga.
Seng-si-koan Liok Kiam-ping sudah tembus, kasiat Kiu-yatlan-
ci menambah besar tenaganya pula, maka tenaga
dalamnya tak pernah terkuras habis, seperti sumber air saja
terus mengalir keluar.
Betapapun tinggi latihan Ham-ping-leng-mo takkan kuat
mengisi tenaganya terus menerus maka dalam gebrak
permulaan ini, dia sudah kelihatan dipihak yang asor.
Setelah terjadi ledakan dahsyat pula, tampak tubuh Hamping-
leng-mo yang tinggi besar itu terlempar lima kaki
jauhnya. dadanya tampak turun naik dengan keras, darah
hampir saja menyembur dari mulutnya. Untung Lwekangnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tinggi. sedikit kerahkan hawa murni pulihlah keadaannya. Tapi
dia berdiri menjublek oleh perbawa pukulan Liok Kiam ping.
Berhasil mengalahkan lawan gairah semangat tempur Liok
Kiam-ping, lawan tidak diberi kesempatan ganti napas. Sambil
menggerung rend ah dia mendesak dua langkah, dua tangan
beruntun bergerak. sekaligus dia lontarkan tiga belas jurus
pukulan.
Sekali bentrok Ham-ping-leng-mo dipukul mencelat
mundur, kali ini mana berani dia menangkia, lekas dia
kembangkan keliucahan gerak kakinya yang ajaib, berkiaar
sambil berputar menyingkir, tubuhnya selincah burung camar
mengarungi gelombang samudra. dan tak mau roboh meski
keterjang ombak. tubuhnya selulup diantara samberan
bayangan pukulan, sekaligus dia balas menyerang denganJaigiok-
ciang sebanyak sebelas jurus.
Liok Kiam-ping kembangkan Leng-hi-pou-hoat sampai
puncaknya, tubuhnya melayang bagai asap. jago kosen
sekalipun juga sukar mengikuti gerak geriknya.Jadi kedua
pihak lama bergerak cepat dan menyerang secara kilat, tipu
lawan tipu, jurus menandingi jurus, seranngan datang dari
posisi dan a rah yang tak mungkin dilakukan orang biasa.
Pertandingan jago kosen umumnya hanya mengadu
kecepatan dan bagusnya tipu serangan, setiapjurus tak boleh
dilancarkan sepenuh hati, begitu melihat lawan siap
menyambut atau menangkis serangan, segera harus merobah
dengan serangan lain, maka kedua bayangan mereka mundur
maju, berkutet lalu berpencar, kelihatannya seperti dua
bayangan kelabu s a ling gubat menjadi rangkaian rantai yang
mengambang diudara. Hakikatnya sulit diikuti pandengan
mata bagaimana mereka turun tangan.
Bahwasannya mereka menggunakan ilmu tingkat tinggi
yang serba gaib, cepatnya gerakkan laksana kilat dengan tiputipu
yang mematikan lawan, perbawanya laksana gugur
gunung, maka lima tombak sekeliling gelanggang ditaburi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
debu dan daon-daon kering, hawa tertekan dan terkekang
hingga menimbulkan suara letupan lirih.
Pertempuran kali ini memang berlangsung secara
mengejutkan, sekejap saja seratus jurus telah dicapai.
Satupihak berjuang demi mencaci bersih dan menegakkan
nama perguruan, menuntut balas dendam leluhur. Pihak
lawannya bertempur demi mempertahankan gengsi ratusan
tahun sebagai gembeng ibits dari aliran sesat.
Makin bertarung makin sengit, makin kaiap dan beringas,
akhirnya bayangan mereka tidak kelihatan lagi.
Mendadak "Blang" bayangan kedua orang tampak terpental
mundur.
Bolamata Liok Kiam-ping setajam api las menatap
lawannya. Rambut ubanan Ham-ping-leng- mo tampak awutawutan,
mukanya beringas, dadanya turun naik, mungkin
dalam adupukulan barusan, tidak kecil kerugiannya, rasa benci
dan penasaran menggejolak seperti ingin menelan Liok Kiamping
bulat-bulat. Kekalahan inijustru membakar sifat buas dan
liarnya. Lwekang dikerahkan, suara bentakan dilontarkan oleh
dorongan tenaga pusar, begitu kedua lengan membundar,
dengan kaiap dia menepuk kearah Liok Kiam-ping. Arus besar
laksana letusan gunung melanda dengan amukan dahsyat.
Walau berulang kali mendapat rejeki besar, Lwekang Liok
Kiam-ping sekarang sudah maju pesat dantangguh, namun
menghadap arus pukulan sehebat ini baru pertama kali ini,
maka dia tidak berani lena sedikitpun. Maka tenaga murni
yang sudah dipersiapkan segera dilontarkan melalui kedua
telapak tangannya yang menyongsong pukulan musuh.
Pukulannya ini bukan keras dan deras, namun sebaliknya
lunak dan lembut.
Kelihatannya daya pukulannya itu lunak tak bertenaga,
namun begitu kedua pukulan saling bentur, ternyata timbul
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
daya tahan yang kuat, ulet dan mengandung daya tolak yang
kokoh menahan arus pukulan lawan-
Setelah terjadi ledakan dahsyat yang menggoncang
bumipula, arus hawa berputar keras yang meliputi setombak
luasnya bergulung-gulung membumbung makin tinggi
keangkasa, pinggir arus berputar itu mengeluarkan suara
gesekan yangmenusuk telinga..
Tertolak oleh daya membal benturan keras ini Ha m-pingleng-
mo tergetar mundur satu langkah baru berdiritegakpula,
tubuh Liok Kiam-ping hanya bergontai sekali.
lblis tua itu tahu bahwa tenaga dalamnya kalah dibanding
lawan, meski dirinya mengumbar sifat liar dan kejamnya,
ternyata tak berani mengadu kekuatan lagi. Tapi umpama
sudah kebacut naik kepunggung harimau, memangnya apa
yang bisa dia lakukan kalau tidak bertempur mati-matian,
sekilas dia menenangkan pikiran, akhirnva dia bertekad bulat,
diam-diam Hian-ping-im-sat dikerahkanpula, dia sudah
berkeputusan mengadu jiwa pada gebrak terakhir, dengan
Liok Kiam-ping.
Hati Liok Kiam-ping lega bahwa dirinya tetap lebih unggut
sedikit, dilihatnya bola mata lawan jelilatan, wajahnya
menampilkan rona serius, maka dia tahu saking malu iblis tua
ini gusar dan hendak mengamuk. akan melontarkan serangan
jahat yang terakhbir, maka diapun sudah kerahkan Kim-kongput-
hoay-sin-kang siap-siaga.
Dalam sekejap tubuh Ha m-ping-leng mo sudah dibungkus
oleh kabut putih, kedua telapak tangannya dari merah
berobah putih seperti es, mengkilap dan tembus cahaya,
ditengah gerungannya, dua jalur as ap putih sebesarpipa
ledang timbul dari telapak tangannya melesat dengan
kecepatan yang makin kuat. Lima kaki menjelang mengenai
tubuh Liok Kiam-ping, ternyata daya luncurannya makin keras
lagi seperti kilat cepatnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Untung Liok Kiam-ping sudah siap. kalau menghadapi
serangan mendadak sekeras ini, hendak kerahkan tenaga
menangkis juga mungkin terlambat. Tap itak pernah
terbayang olehnya bahwa Ham-ping leng-mo membekal
lwekang sehebat ini. padahal Hian-ping-im sat adalah sejenis
ilmu yang sukar diyakinkan dan berbahaya bagi yang
meyakinkan, tapi olehnya berhasil dilatihnya hingga mencapai
taraf yang setinggi ini, Karena serangan memang teramat
hebat, meski sudah mengerahkan ilmu sakti melindungi tubuh,
sedikitpun dia tidak berani lena, selturuh perhatian dia
curahkan untuk menghbadapi serangan lawan sambil balas
menyerang..
Dengan desing suara yang melengking tajam dua jalur arus
putih itu meluncur ke depan Liok Kiam-ping namun dalamjarak
dua kaki, seperti tertahan oleh dinding baja yang tidak
kelihatan, asap yang bulat berputar ituseketika buyar
berpencar keempat penjuru, sirna tak berbekas.
Ham-ping-leng- mo tahu Liok Kiam-ping memiliki ilmu sakti
pelindung badan, namun dia yakin Hian-pin-im-sat adalah ilmu
sesat yang paling ganas didunia ini, apalagi ilmu Sakti
pelindUng tubuh bekerja mengandal tenaga latihan yang
dipupuk secara kokoh dari dasar permulaan, sedikitpun tidak
boleh dipaksakan, apalagi mengingat usia lawan masih muda,
apapun takkan kuat menahan damparan serangan sekuat
tenaga darinya yang bertubi-tubi. Diam-diam hatinya lega dan
keyakinan makin berkobarpula.
Maju selangkah pula dia kerahkan pula tenaga menambah
dua bagian pukulannya. Maka jalur asap yang semula sebesar
pipa ledang kini tambah besar lagi dalam sekejap seiring
dengan geraknya maju selangkah, jalur asap itu juga
mendesak satu kaki lebih dekat ketubuh lawan.
Liok Kiam-ping sudah tahu iblis tua ini bertekad adu
kekuatan dan melontarkan serangan terakhir sebelum tenaga
habis, Iekas dia konsentrasikan segala pikiran dan semangat,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaga dikerahkan pula untuk melandasi pertahanan ilmu
saktinya sambil berusaha mencari akal bagaimana
mematahkan serancan musuh.
Hian-ping-im-sat sudah dilancarkan menurut kemampuan
Ham- ping- leng- mo. kedua telapak tangannya ganti berganti
menggempur, hawa putih yang remang-remang itu bergolak
mengurung dua kaki disekitar tubuh Liok Kiam-ping.
Sambil melawan Liok Kiam-ping membatin: "Adu kekuatan
tenaga dalam yang diyakinkan secara gaib seperti ini
sedikitpun tidak boleh mengharap keuntungan, tapi Harus
betul-betul berdasarkan ketrampilan yang ada, iblis tua ini
tidak segan menguras seluruh kesaktiannya ingin adu jiwa
dengan aku, berapa lama dia kuat bertahan dalam
mengerahkan tenaga simpanannya, akhirnya juga pasti
kewalahan sendiri, lebih baik aku bertahan secara ketat saja,
bila ada kesempatan baru balas menyerang." maka
perhatiannya dia tumplek untuk mengembangkan ilmu
saktinya.
Satu jam kemudian, tepukan kedua tangan iblis tua
ternyata makin kendor sendiri kelihatannya gerak tangannya
tidakpernah kendur, tapi setiap harus ganti napas maka
pukulannya sudah kelihatan berat.
Setengah jam lagi, bukan saja tepukan kedua tangannya
kelihatan berat, malah kelihatan gemetar pula, namun dia
tetap kertak gigi menyerang dengan sengit.
Melihat waktunya sudah tiba, senakin tebal keyakinannya,
tenaga tetap disalurkan melawan serangan lawan- Beberapa
kejap lagi perbawa serangan Hian-ping-im-sat iblis tua itu
sudah makin lemah, hawa putih yang bergolak itu juga makin
buyar, kecepatannya juga menurun.
Kini tiba lah saatnya Liok Kiam-ping tidak menunda waktu
lagi, segera dikerahkan seluruh kekuatannya. Kim-kong-puthoay-
sinkang bekerja maksimal, tiga langkah dia mendesak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maju sehingga tekanan hawa putih dari pukulan lawan
terdesak mundur dan buyar lebih cepat.
Didesak oleh aksi Liok Kiam-ping yang mendadak ini, Hamping-
leng- mo menjadi kelabakan dan mundur pontang
panting, sekuat tenaga dia bertahan sehingga kedua kakinya
amblas tiga dim kedalam tanah, sekujur badan menggigil,
keadaannya sudah amat berbahaya.
Disaat Liok Kiam ping angkat tangan memukul ke arah
lawan dengan sekuat tenaga, tampak segumpal angin deras
laksana badai menerjang iblis tua. Padahal Ham-ping leng-mo
sudah tidak punya tenaga ak mampu melawan,jelasjiwanya
bakal amblas oleh pukulan hebat ini.
Pada saat genting itulah, lambaian pakaian orang terdengar
makin dekat, lima bayangan orang meluncur turun dari udara
berdirijajar, sepuluh tangan kontan menggempur ke arah Liok
Kiam-ping.
Ledakan adupukulan kali ini tidak sedahsyat tadi, namun
akibatnya menimbulkan puluhan arus hawa yang semrawut
keberbagai penjuru sehingga hawa seperti dipecah belah.
Itulah akibat perlawanan Liok Kiam-ping seorang melawan
pukulan lima orang sekaligus.
Memangnya Liok Kiam-ping membenci cara tempur lawan
yang main keroyok. melihat yang datang ini adalah jago-jago
kosen Ham-ping-kiong, makin berkobar amarahnya, ditengah
serangan dinginnya, dia putar kedua lengan terus menepuk
lurus ketengah, yang d linear adalah laki-laki yang berdiri
ditengat diantara lima orang yang baru datang. Saking murka
pukulan menggunakan sepenuh tenaga.
Kelima jago kosen Ham-ping-kiong itujuga pandai menilai
keampuh an pukulannya, tak berani mereka melawan,
serempak berlompatan minggir keempat penjuru sebagai jago
kosen sudah tentu gerak-gerik mereka amat tangkas, begitu
menyingkir lantas balas memukul pula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum lagi pukulan Liok Kiam-ping dilontarkan sepenuhnya,
pukulan lawan dari berbagai jurus itu sudah menerjang tiba
pula karuan amarahnya memuncak. Sambil bersiul rend ah dia
jejak kedua kaki sehingga tubuhnya terbang mumbul, Ginkang
tingkat tinggi dengan gaya Eng-swa-kiu-coan dari Leng-hipou-
hoat dikembangkan tubuhnya terbang laksana seekor
garuda berputar diudara. Dimana dia menggubat kedua
tangan dengan gerakan membunder, jurus Liong hwi kiuthianpun
dilancarkan seiring dengan tubuh yang menukik
kebawah, yang ditubruk adalah salah satu jago kosen Hamping-
kiong.
Wi-liong-pit kip merupakan ajaran tunggal warisan jaman
kuno, bukan saja sakti dan dijaya, pada jaman ini yakin tiada
bandingan. Bayangan telapak tangan menggugus gunung dari
atas mengurung bayangan tubuh jago Ham-ping-kiong itu
belum sempat melihat gaya apa serangan yang mendera
kearah dirinya. pundak kiri sudah kena pukulan- "Plak"
tubuhnya yang tinggi mencelat lerbang setombak tingginya
"Bluk" terb anting keras diatas tanah, Tulang pundak remuk
sudah kesakitan ketambah tubuh terb anting lagi, karuan sakit
ditambah sakit. Keringat dingin gemerobyos. Lengan kirinya
lemas semampai tak bergerak jelas sudah cacat seumur hidup,
Memangnya Liok Kiam-ping sudah kebacut murka, sejurus
berhasil merobohkan seorang musuh, nafsunya makin
berkobar, lawan takkan diberi ampun lagi. bagai naga
mengegos badannya sebat sekali dia menyelinap ke kiri
menubruk seorang jago kosen Ham ping kiong lagi, "
Empat jago Ham-ping kiong yang lain sudah tentu
meningkatkan kewaspadaan begitu Liok- Kiam-ping bergerak,
mereka segera melompat menyingkir tiga tombakjauhnya.
Karena tubrukannya luput makin berkobar angkara murka Liok
Kiam-ping, dia pikir kalau urusan disini tidak lekas dibereskan,
bila bala bantuan Ham-ping-kiong datang lebib banyak, walau
tidak perlu takut, tapi akan lebih banyak memeras keringat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditengah kurungannya, dia salurkan seluruh kekuatannya
berputar badan dengan mendadak dia menubruk kearah
kanan. Ling-hi-pou juga ajaran orang sakti jaman dahulu,
begitu Liok Kiam-ping kerahkan kekuatannya, maka
tubrukannya ilu cepatnya melebihi kilat menyambar, maka
jago Ham-ping kiong yang dijadikan sasaran itu menjadi
gelagapan karena sebelum sempat dia melompat mundur
musuh sudah menubruk tiba seraya menyerang dengan jurus
Liong-hwi-kiu-thian.
Sebelum otak jago Ham-ping-kiong ini bekerja, sebelum
timbul keinginan melarikan diri, "Blang" tahu-tahu
punggungnya sudah kena pukulan telak, tanpa mengeluarkan
suara darah kontan menyembur dari mulutnya, tubuhnyapun
mencelat terbang setombak jauhnya. "Bluk" kepalanya
menumbuk batu hingga pecah beri hamburan, jiwa seketika
melayang,
Sudah tentu giris tigajago Ham-ping-kiong yang lain,
namun melihat kawan sendiri ajal secara konyol meski jeri,
tapi sifat setia kawan membaur dendam mereka, apalagi
mereka insaf kalau tidak melawan juga akhirnva pasti akan
menjadi korban lebih konyol, maka niat melarikan diri semula
sudah mereka buang jauh, satu sama lain saling memberi
tanda, dari tiga orang ini lantas merubung maju. Disamping d
end am membara merekapun berjuang demi Hidup sendiri
maka serangan serempak ini dilancarkan dengan nekad dan
lihay.
Hal ini benar-benar diluar dugaan Liok Kiam-ping, karena
disergap secara mendadak, dia terdesak mundur dan
sementara mengembangkan kelincahan tubuhnya, dengan
leluasa masih mampu dia meluputkan diri dari serbuan ketiga
lawam. Tapi ketiga jago Bulim ini memiliki kepandaian tunggal
yang tinggi, gabungan serangan mereka yang berbeda, bukan
saja kerja sama dengan baik dan serasi, juga ketat dan rapat,
terutama kekuatan gabungan mereka amat mengejutkanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Ling-hi-pou dikembangkan, Liok Kiam-ping berlompatan
diantara samba ran pukulan ketiga lawannya, kepandaiannya
masih cukup berkelebihan melawan keroyokan tiga musuhnya,
tapi dalam waktu dekat sukarjuga dia balas menyerang.
Setengah jam lamanya, serangan ketiga orang ini tidak
menjadi kendor, tapi malah makin sengit. Seumpama seorang
nekad mengadujiwa, sepuluh orangpun susah melawan,
apalagi tiga orang mengeroyok sekaligus.
Liok Kiam-ping menjadi gelisah, pikirnya: "Bertempur lebih
lama, kalau aku tidak lancarkan sergapan lihay, tentu sukar
mengalahkan mereka, tapi dalam dua jurus sukar merobohkan
sekaligus, waktunya jelas tidak menguntungkan dirinya.
"Dasar otaknya encer, sambil melawan dan menangkis.
hatinya merancang cara bagaimana mematahkan serangan
musuh.
Mendadak dia tertawa panjang, gerak permaianannya
berobah, tenaga murni dipusar dikerahkan kedua tangan siap
dilontarkan- Dengan landasan kekuatan tenaga dalam sendiri
satupersatu dia akan merobohkan lawan- Langkahnya ini
memang lebih berat, makan tenaga namun lebih baik dari
pada me ngulur waktu.
Setelah berketetapan segera dia mempercepat gerakan
tubuh, kedua tangan terpentang kekanan kiri. "Wut, Wut dia
memukul mundur dua lawan yang menyergap dari samping
menyusul berputar sambil membalik tubuh, dengan kecepatan
tinggi kedua tangan memukul maju kedepan.
Terdengar seorang mengerang tertahan, tubuh seorang
mencelat dua tombakjauhnya, roboh untuk tidak bangun lagi.
Barusaja Liok Kiam-ping hendak lancarkanpulajurus
mematikan, mendadak hardikan kalap kumandang dan sosok
tubuh secepat kilat menerjang dari depan dan belakang.
Seperti diketahui lwekang Ham-ping-leng-mo memang
amattangguh, walau mengadu pukulan menguras tenaga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan Liok Kiam ping karena bernafsu melancarkan Hianping-
im-sat, tapisetelah memperoleh peluang beriatirahat,
lekas sekali kondisinya sudah pulih sebagian besar. Sebagai
bangkotan silat yang berpandengan tajam, tahu mengadu
kekuatan dirinya takkan bisa menang, untung kelima orangnya
menyusul tiba pada waktunya hinggajiwanya selamat. Apalagi
melihat anak buahnya satupersatu d ig any a ng oleh pemuda
lihay ini, sudah luluh semangat tempur
Sambil samadi menyembuhkan luka dalam nya, dia
perhatikan perkembangan diarena, bila perlu dia akan
bertindak memungut keuntungan- Diluar sadarnya perb uatan
liciknya ini sudah diperhatikan juga oleh Ai-pong sut dari
samping, sudah tentu orang tidak berpeluk tangan.
Setelah Liok Kiam-ping mengembangkan ilmu silatnya
meroboh kan lagi tiga jagonya,
seketika dingin perasaan iblis tua. Diam-diam membatin:
'Kalau tidak menyingkir sekarang, nanti bisa celaka diriku."
mendadak dia berputar terus menjejak kaki meluncur balik
kearah datangnya tadi.
Melihat gembong iblis ini merat tanpa hiraukan
keselamatanjiwa anak buahnya yang menolong nyawanya,
gusar Ai-pong-sut bukan kepalang, sambil menghardik dia
melompat jauh mengejar.
Liok Kiam-ping melenggong oleh kejadian diiuar dugaan ini.
Kuatir keselamatan Ai-pong sut terancam dibawah tangan
Ham- ping-leng-mo, tak sempat melukai musuh segera, dia
mengudak dibelakang kedua orang. Sebagaijago wahid, sudah
tentu kejar mengejar berlangsung amat cepat dan seru,
kecepatan mereka susah dibayangkan.
Tiga bayangan kelabu yang tidakjelas bentuknya seperti
meteor jatuh meluncur dalam arah yang sama.
Liok Kiam-ping sudah kembangkan Ling-hi-pou, lamb at
laun baru dia merasa sedikit unggul, namun karena dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bergerak paling akhir, makajaraknya dengan Ham-pinglengmo
tetap dua puluhan tombak. Tapi beberapa kali lompat
berjangkit, dia menarikjarak lebih dekat beberapa tombak, kini
berjajar dengan Ai-pong sut.
Aipong-sutjuga memiliki Ginkang yang dibanggakan,
seumur hidup kapan dia pernah dikalahkan orang, baru
sekarang setelah terjadi lomba lari. baru dia takluk lahir batin.
hatinya tidak habis memuji. Demikian pula Liok Kiam-ping
amat kagum dan memuji dalam hati. Mereka beradu pandang
lalu tersenyum ewa.
Pada saat itulah, bayangan didepan mendadak berkelebat,
jejak iblis tua mendadak lenyap dari pandangan mata. Waktu
mereka mengudak tiba ketempat itu, dicari kian kemari, tetap
tidak menemukan jejaknya Gunung belukar sunyi senyap tiada
bayangan Seorangpun.
Liok Kiam-ping membanting kaki mengeluh gegetun, pada
hal dUrjana besar itu sudah dalam cengkraman tangannya,
bila tersusul yakin dirinya mampu mengalahkan dia dan
membekuknya, sayang dalam sekejap ini musuh berhasil lolos
tak karuan parannya.
Aipong-sut juga kertak gigi saking murka, hampir saja dia
mencaci maki. Syukur dia lebih berpengalaman dan tabah,
setelah amarahnya reda dia berpikir dengan kepala dingin.
sejenak berpikir, akhirnya dia tertawa katanya: "Daerah
pegunungan yang penuh jurang dan batu cadas begini, pasti
ada jalan tembus kelain tempat, iblis tua itu lebih apal daerah
ini dan sementara sembunyi di sini. pasti tak bisa larijauh,
marilah kami periksa sekali lagi, menurut pendapatku.
persoalanterletakpada batu-batu yang semrawut ini, atau ada
lorong bawah tanah."
Memangnya Liok Kiamping kehabisan akal, maka dia mulai
memeriksa dengan cermat. Mereka putar balik mulai
pencarian dari pinggir jurang sebelah sana. Batu-batu runcing
dalam bentuk yang beraneka ditengah hembusan angin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gunung yang kencang. cukup lama mereka meneliti setiap
jengkal tanah disekitar mereka, namun tidak menemukan
tanda-tanda apapun.
Mendadak Ai-pong-sut bersuara heran perlahan lalu
dirogohnya keluar sebutirpelor besinya, sambil jongkok dia
mengetuk tanah dibawah kakinya beberapa kali, Ketukannya
ternyata menimbulkan gema hampa didalam bumi, seketika
girang hatinya, dia kira dugaannya tidak meleset, maka sambil
setengah jongkok tangannya terus bekerja mengetuk tanah
hingga kebibir jurang, sampai disini tak bisa maju lebih jauh.
Ai-pong-sot bimbang sejenak. dia tahu kunci persoalan ini
pasti berada ditengah dinding jurang, namun sukar
menemukan mulutnya, sekitarnya tiadajalan untuk turun
kebawah, cara satu-satunya hanya melompati ngarai pendek
mencari jalan keluarnya digunung belakang, waktu dia
mendongak dinding gunung yang curam disebrang tegak
menembus mega, jangan kata tiada tempat berpijak
burungpun sukar hinggap di sana.
Tengah dia menepekur, Liok Kiam-ping sudah berdiri
disamping kanan, setelah mendapat penjelasannya, dia
menimang-nimang, yakin dirinya mampu bekerja dengan
tersenyum dia berkata: "Tianglo tunggu saja di sini, biar aku
mencobanya." tanpa menunggujawaban Ai-pong-sut, dia
mulai bergaya mengerahkan hawa murni lalu menggember
pendek. ujung kaki menutul tubuhnya segera melejit mumbul
setinggi sepuluhan tombak mendadak kedua tangannya
menggaris, dua kaki memancal, tubuhnya lantas rebah datar
ditengah udara berputar satu lingkar, kakinya sempat menutul
dinding gunung dibawah ngarai, sehingga tubuhnya mumbul
lagi lebih tinggi.
Terbang berputar ditengah udara, begini Hanya
berlandaskan kekuatan tenaga murni dari pusar, tidak boleh
mengg na kan tenaga kasar, namun gaya permainannya ini
paling juga hanya dipraktekkan sembilan kali puta ran dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling hi-pou sebatas taraf tertinggi. Untuk naik lebih tinggi lagi
jelas tidak mampu.
Dalam lokasi genting seperti ini kecuali Liok Kiam-ping yang
punya kemampuan luar biasa begini, siapapun takkan
mungkin melesat terbang diudara, orang lain jangan kata
mempraktekkan, mencoba pun pasti tidak berani. Ai-pong sut
biasanya teramat bangga dengan Ginkang sendiri, melihat
demontrasi Ginkang Liok Kiamping, disamping kagum dia
takluk lahir batin.
Sementara itu beruntun Liok Kiam-ping sudah berputar
sembilan kali, dikala tubuhnya sudah hampir melampaui
ngarai curam itu, disaat tenaga murninya sudah hampir habis,
kedua lengannya menggaris sambil menekuk ping gang
hingga tubuhnya berputar arah dan hinggap dengan ringan
dibibir jurang, bila dia menunduk melihat betapa dalam jurang
dibawahnya, tanpa merasa mengkirik bulu kuduknya.
Waktu dia membalik kedalan memandang kearah ngarai
sebelah sana, hatinya diam-diam bimbang: "Daerah ini
merupakan hutan belantara. mustahil dapat menemukan
sebuah rahasia dibawah tanah. Kalau bertolak balik rasanya
penasaran, dendamperguruan dua puluh tahun kapan baru
akan terbatas."
Urusan sudah terlanjur sejauh ini, apapun harus
mencobanya.
Segera menjejak kaki tubuhnya meluncur bagaipanah
kearah hutan dibawah bukit sana, kakinya menutul enteng
diantara dahan-dahan pohon, gerakan tubuhnya indah dan
cepat. Hanya beberapa kali lompatan dia sudah berada
ditengah hutan belantara. Selayang mata memandang, la utan
pohon menghijau ini tak berujung pangkal, padahal
sekelilingnya sepi lengang. Yang terdengar hanya deru angin
lalu saja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam ping menerawang sejenak. dia bertekad tanpa
masuksarang mana mampu menangkap anak harimau, maka
dia berkeputusan untuk menjelajah setiappelosok hutan ini,
ingin dia tahu kemana iblis tua itu menyembunyikan diri.
Menyusuri kaki gunung dia terus mencari ke arah barat,
dengan dia meneliti keadaan daerah yang dilalui, namun tiada
sesuatu apapun yang ditemukan.
Tiba di ujung barat dia membelok arah keselatan, allu
membelok pula menuju ke tengah hutan- sekonyong-konyong
suara keresekan yang perlahan berkumandang dari dalam
hutan di sebelah bawah.
Lwekang Liok Kiam ping tinggi, mata kupingnya tajam,
daon terbang dalam jarak sepuluh tombakpun disa
didengarnya dengan jelas, maka suara keresekan dalam hutan
di dengarnya dengan diam-diam dia tersenyum lega.
Maju belum ada sepuluh tombak. mendadak desing suara
ramai dalam arena lima tombak melaju kearah dirinya, ratusan
batang anak panah melesat ke atas dari dalam hutan- Untung
sejaktadi dia sudah meningkatkan kewaspadaan, kaki menutul
pucuk pohon, tubuhnya terapung di udara. Kedua lengan
bajuna menari kencang, hujanpanah itu berhasil dirontokkan
berhamburan.
Hujanpanah ternyata cukup keras dan kerap. gelombang
demi gelombang sampai sepuluh kali. Bukan saja keras dan
bidikannya rapat dan banyakjumlahnya. Padahal Liok Kiamping
terapung di udara, menghadapi brondongan panah ini,
mau tidak mau dia melengak heran juga. Untung dia
berkepandaian tinggi, nyalinya besar, tenang dan tabah,
sedikit kerahkan tenaga tubuhnya agak merandek, kaki kanan
menjejak kaki kiri, maka tubuhnya melambung lebih tinggi tiga
tombak. Bidikan panah yang lebat dan banyak itu menyambar
dari bawah kakinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dibrondong panah sebanyak itu, gusar Kiam-ping bukan
kepalang, ditengah udara dia menekuk pinggang hingga
tubuhnya berputar arah serta membalik setengah lingkar,
dengan gaya indah tubuhnya melayang tujuh tombak
kepinggir. Tak nyana baru saja kakinya menutul pucuk pohon,
brondongan anakpanah yang deras dan lebat menyerbu
dirinyapula. Hakikatnya musuh tidak memberi kesempatan dia
ganti napas.
Karuan Liok Kiam-ping murka sekali, meski tahu dirinya
sudah terkepung musuh, namun apa boleh buat, sambil
bersiulpanjang tubuhnya melejit mumbul pula, secepat kilat
tubuhnya melayang delapan tombak. Kali ini dia tidak berani
ayal, ditengah udara dia berputar tubuh sehingga tubuhnya
melesat keluar lingkaran yang dapat dicapai bidikan panah.
Sebagai orang pintar, sudah tentu dia tidak mau dijadikan
sasaran bidikan panah melulu, sekilas hatinya berpikir, dia
bertekad untuk membekuk pimpinan barisan pemanah lebih
dulu, mumpung tubuhnya melorot turun mendadak dia
kerahkan tenaga, tubuhnya yang menukikturun mengincar
bagian pohon yang tidak begitu lebat dahannya menerobos
kebawah.
Aksi Liok Kiam-ping ini agaknya diluar dugaan musuh,
bayangan orang segera berpencar melarikan diri. Liok Kiam
ping sudah incar beberapa lalu melontarkan pukulannya,
jeritan dan jeritan menyayat hati, beberapa orang roboh
binasa oleh pukulan jarakjauhnya.
Baru saja Kiam-ping hendak mengudak kearah lain,
mendadak dari empat penjuru di dengarnya suara ledakan
keras, menyusul asap dan jago merah tampak menyala besar
membumbung keangkasa. Ditengah kepulan asap tebal dan
berkobarnya sijago merah beruntun terdengar pula beberapa
kali ledakan, bunyi kayu dijilat api menjadikan suasana amat
ribut dan gaduh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping tahu gejala tidak menguntung kan, lekas dia
melompat naik kepucuk pohon- Selayang pandang, betapapun
tinggi Kungfunya melihat apa yang terjadi, seketika mengkirik
hatinya, seketika dia menjublek tak bergerak.
Ternyata empat penjuru hutan disekitar dirinya tengah
ditelan sijago merah, angin menghembus kencang lagi,
sehingga amukan sijago merah makin besar dan merambat
cepat ketengah. Ditengah kepulan asap tebal tercium bau
belirang dan minyak bakar, tak heran api menjalar begitu
cepat.
Menyaksiltan keadaan ini Liok Kiamping yakin dalam waktu
satu jam hutan belantara ini pasti Habis terbakar, Mengejar
hidup sudah menjadi kodrat setiap manusia., apalagi pemuda
sepandai Liok Kiam-ping, sudah tentu dia tidak berpeluk
tangan menunggu ajal..
Syukur dalam setiap keadaan gawat Liok Kiam-ping selalu
dapat menggunakan otaknya dengan dingin, sekilas
menerawang keadaan, seketika tersimpul senyuman lega di
wajahnya.
Mendadak dia mencabut Liat-jit-kiam, sekali lompat dia
terus berlari terbang kearah utara. Beberapa kali lompatan dia
sudah tinggal lima tombak dari daerah kebakaran. Sigap sekali
Liat-jit-kiam ditarikan, dahan-dahan pohon dibabatnya runtuh,
robohnya pohon-pohon raksasa itu menimbulkan suara
gemuruh ditengah kobaran api. Entah berapa banyak pohonpohon
raksasa itu berhasil di robohkan Liat-jit-kiam, dia
sarungkanpula, dengan tenaga raksasanya, dahan-dahan
pohon itu dia lempar ketengah kobaran api.
Dengan sendirinya daerah di mana pohon dibabatnya roboh
menjadi tanah lapang seluas beberapa bau, maka jago merah
yang mengamuk melalap pepohonan berhenti diluar kalangan
lapang an- Akan tetapi asapnya yang tebal cukup membikin
Liok Kiam-ping sesak napas dan kepanasan lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lekas Liok Kiam-ping duduk bersimpuh ditengah tanah
kosong itu, dia mulai kerahkan Kim-kong-put-hoay sin-kang,
tiga kaki disekeliling tubuhnya hawa panas dan asap tebal itu
tersibak mundur, seperti tertahan oleh dinding baja yang tidak
kelihatan-
Suara gemuruh lambat laun menjadi reda dan akhirnya
berhenti, hanya kepulan asap saja yang masih kelihatan- Sang
waktu terus berjalan, tanpa terasa hari sudah terang tanah.
Waktu Liok Kiam-ping bukamata, baru dia sadar fajar telah
menyingsing, berarti semalam suntuk dia terkepung ditengah
kobaran api, betapun tangguh Lwekangnya, tak urung dia
merasa kelelahan juga, semula dia berniat samadi memulihkan
tenaga, namun dia kuatirkan keselamatan Ai-pong-sut Thong
Cau, mungkin orang menunggu dengan gelisah, mungkinjuga
mengalami kesulitan, namun dia juga tahu dirinya masih
berada di daerah berbahaya, lena sedikitpun tidak boleh.
Setelah dia menyelesaikan latihan pernapasan, terasa
semangatnya sudah pulih, baru saja dia menggerakan langkah
hendak berlalu. Mendadak diluar hutan didengarnya langkah
orang yang ramai, makin lama makin keras seperti menuju
ketempat Liok Kiam-ping.
Didengarnya seorang bicara dengan serak seperti bunyi
gembreng: "Entah kenapa cong-tangkeh seperti makin
penakut, dalam lautan api sebesar ini, besi baja juga lumer,
umpama keparat itu memiliki kepandaian setinggi langitjuga
takkan kuat menahan kobaran api, coba lih at pohon sudah
hangus, batupun menjadi bubuk.jangan kata manusia
binatang buas sampai semut sekalipun tiada yang bisa
selamat, kenapa kita disuruh meriksa kemari kukira bocah itu
tinggal abu tulangnya saja, apakah tidak sia-sia perjalanan
kami.' seorang laki bicara dengan nada runcing:
'Kenyataan mungkin demikian, tapi Kungfu bocah yang satu
ini memang luar biasa. berapa kali terjebak dalam keadaan
yang tidak mungkin hid up, tapi kenyataan dia masih segar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bugar sampai sekarang. Berapa jago kita yang gugur
ditangannya. Bahwa Tangkeh suruh kami ke mari pasti punya
alasannya, sebagai pelaksana perintah, kukira kita perlu
bertindak hati-hati'
Keduanya lantas diam cukup lama, hanya langkah suara
mereka yang terdengar makin dekat.
Suara gembreng serak itu kembali memecah kesunyian-
"Sungguh sial, sudah susah payah semalam suntuk, kami
masih disuruh memeriksa daerah seperti ini. Eh, Coanghuhoat,
bukankah mereka sudah berangkat.'
Suara runcing menjawab: "Soal itu aku sendiri kurang jelas.
Cong- tangkeh suruh kami memeriksa daerah ini, lalu
langsung kembali kemarkas cabang di Kang pak untuk
bergabung dengan pasukan ind uk. "
Agaknya orang bersuara serak itu berangasan, katanya
uring-uringan: 'Sontoloyo, kiranya mereka sudah sekongkol
lebih dulu. celaka, kami yang disuruh bekerja berat, kami
memang harus waspada, kecuali bocah itu, orang tua kate
itujuga tidak gampang dilayani.'
Suara runcing berkata: "Kukira tidakjadi soal, kakek kate itu
masih mampu kami berdua membereskan dia. Hari sudah
terang tanah, lekas kita periksa ala kadarnya, aku kuatir kita
terlambat, menyusul mereka"
Langkah berat itu makin dekat tinggal lima tombak dari
persembunyian Liok Kiam-ping.
Waktu dia melongok keluar tampak kedua orang ini sudah
berusia tujuh puluhan, keduanya berpakaian serba hitam,
yang disebelah kiri bertubuh tinggi. tulang pipinya menonjol
tinggi kedua matanya cekung. bibir nya tipis. jelas dia seorang
culas yang banyak akalnya.
Yang sebelah kanan bertubuh lebih gemuk. perawakannya
juga tinggi, mukanya bundar, alisnya putih pendek. matanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
besar dari gaya jalannya yang kasar kelihatan dia bewatak
berangasan.,
Sebat sekali Liok Kiam-ping menyelinap kebelakang batu
besar. Kedua orang itu tanpa sadar gerak geriknya diintip
orang, mereka masih terus maju dengan langkah lebar.
Suasana memang hening, mimpipun mereka tidak menyangka
bahwa korban yang mereka cari ternyata sedang mengintip
mereka.
Begitu kedua orang itu melewati batu besar, bagai setan
gentayangan Liok Kiam-ping melompat keluar dari batu besar
merunduk tanpa suara kebelakang mereka, berbareng kedua
lengan berputar lalu disodokkan kedepan- Dengan jurus Liongkiap-
sin-gan kedua tangannya menepuk punggung musuh.
Sergapan dilontarkan disaat musuh tidak siaga, mendengar
angin pukulan kedua orang itu tak sempat membalik atau
menangkis, terpaksa mereka melompat berpencar ke kanan
kiri.
Tapi menghadapi Wi-liong ciang yang digdaya, walau cepat
mereka berkelit, tak urung pundak mereka keserempetjuga
oleh angin pukulan- "Plak, Plok" tampak kedua orang itu
tersuruk tiga langkah, sakitnya bukan main-
Mereka kaget dan tersirap darahnya karena insyaf
pembokong memiliki kungfu tinggi, mereka punya maksud
sama ingin tahu siapa pembokong nya, serempak keduanya
membalik badan serta melotot gusar. Tapi seketika mereka
menjublek. awah seperti copot dari badan kasar mereka,
jantung berdebar keras, dalam hati mereka membatin:
"Mustahil bocah ini masih hidup setelah ditelan lautan api.
Memangnya dimana dia menyembunyikan diri ? Kecuali masuk
kedalam tanah..."
Liok Kiam-ping mendengus sambil maju mendesak. katanya
serius: "Tempat apakah ini ? Kemana Hamping leng-mo?
Bicaralah terus terang, jiwa kalian akan kuampuni."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar suara Liok Kiam-ping baru kedua orang itu
tersentak sadar dari lamunanannya yang bersuara runcing
tertawa dipaksakan, katanya: "Kami Hanya menjalankan
perintah dan baru saja tiba ditempat ini. Ke mana cong
tangkeh pergi mana kami tahu, kalau Siauhiap mendesak ingin
tahu, kami berdua tak boleh berpeluk tangan." bicaranya
kalem, tapi nadanya ketus.
"Tadi kudengar kalian baru berpisah dengan iblis tua itu,
kenapa begitu Cepat menjadi lupa ? Tempat apa yang
dimaksud dengan "didepan" dalam pembicaraan kalian tadi?
Ada tujuan apa pula harus ke sana ? Kuharap kalian bicara
terus terang daripada awak sendiri kesiksa, kalian akan
menderita percuma."
Laki-laki tua agak gemuk itu sudah tak sabar lagi, dengan
alls tegak dia bersuara dengan suara serak: "Buat apa
Cerewet saja, memangnya dengan tenaga kami berdua tidak
mampu membereskan keparat ini."
’Kalian tidak mau mendengar nasehatku baiklah boleh maju
bersama. Menyingkat waktu dan menghemat tenaga." ujar
Liok Kiam-ping tertawa.
Laki-laki tua bersuara runcing tahu gelagat tidak
menguntungkan pihaknya, diam-diam dia memberi kedipan
mata kepada kawannya, otaknya bekerja mencari akal,
sementara kedua orang ini berdiri menjublek kahabisan akal.
Liok Kiam-ping berseru kereng: 'Sudah takut kalian? Lekas
mengaku terus terang saja, kalau hilang sabarku, kalian akan
merasakan kelihayanku."
Tanpa pedulikan sikap temannya, suara serak itu berkata:
"Bocah keparat ingin mampus, lihat serangan." kedua
tangannya memukul dengan tenaga dahsyat kearah Liok
Kiam-ping. Sudah tentu langkahnya ini membuat gugup dan
kuatir laki-laki suara runcing, karena kepepet terpaksa dia
harus mengiringi serangan kawannya. Mendadak dia ikut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyergap dari kiri. Kedua rangannya menggapai lalu
menggulung keluar dengan dorongan dahsyat, perbawa
pukulannya jelas tidak lebih asor dari serangan temannya.
Liok Kiam-ping menyeringai dingin, Ling hipou
dikembangkan, sekali berkelebat dia menyingkir tiga
tombakjauhnya. Katanya tertawa: "Biar cayhe mengalah tiga
jurus, tiga jurus kemudian kalian harus waspada."
Sudah tentu kedua lawannya gnsar karena dlolok-olok.
terutama laki laki agak gemuk itu, saking gemas giginya
sampai berkerutukan- Begitu sejurus serangannya luput, tanpa
bicara dia menubruk maju sambil melontarkan pukulan
dengan kedua tangan- Demikianpula temannya mendesak
maju sambil memukul sejurus dari kanan. orang ini ebih
Cermat dan pandai mengunakan otaknya, tahu bahwa
pukulannya takkan mengenai sasaran, maka dia tidak
mengerahkan tenaga sepenuhnya.
Liok Kiam-ping memang berkelit dengan Ling- hipou. Tapi
disaat badannya berkelebat itulah segulung tenaga tahu-tahu
menguntit gerakannya menerjang dari belakang. sebat sekali
dia kerahkan tenaga diujung kaki mengembangkan gerakan
lihay dari Ling-hi-pou beruntun dia ganti tiga posisi langkah
sambil berputar dan berhasil menyelamatkan diri. Karena
takabur hampir saja dia kecundang oleh bokongan musuh,
karuan berkobar amarahnya engeknya dingin: "Masih ada
sejurus lekas turun tangan- cayhe tidak bisa menunggu lama."
Kedua jago Ham-ping-kiong itu berdiri menjublek, sekilas
mereka beradu pandang serempak menghardik keras terus
menubruk dari kanan kiri, empat telapak tangan memukul
dengan kekuatan dahsyat menerjang kearah Liok Kiamping.
Kali ini mereka mengerahkan dua belas bagian kekuatan,
maklum kalau pukulan mereka dahsyat luar biasa.
Liok Kiam-ping tetap gunakan Ling-hi-pou, dengan gaya
santai dia melayang pergi luput darijangkauanpukulan lawan,
sekali berkelebat pula dia menyelinap diantara bayangaii
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua musuhnya. Tujuannya membekuk mereka hidup-hidup
maka dia tidak ingin melukai lawan, kalau mau sejak tadi
kedua orang ini sudah dihantamnya mampus.
G-ak tubuhnya enteng dan lincah berlompatan kian kemari,
kedua jago Ham-ping kiong diajak mainpetak meski sudah
kerahkan seluruh tenaga dan kembangkan kemampuan, ujung
baju lawan ternyata tidak mampu disentuhnya.
Duapuluhjurus kemudian, kedua jago Ham-ping- kiong itu
makin ciut nyalinya, gerak kaki tangan makin lambat, melihat
saatnya sudah tiba Liok Kiam-ping tidak mau membuang
waktu, sekali berkelebat dia menyelinap ke belakang lakl-laki
gemuk. dengan ujung jari dia menutuk darijarakjauh. Laki laki
gemuk mengerang tertahan, "Bluk" tubuhnya roboh mencium
tanah.
Karuan pecah nyali orang tua itu, lekas dia putar tubuh
hendak lari. Sudah tentu Liok Kiam-ping tidak tinggal diam,
kaki menjejak segera dia melejit jauh, baru saja langkah
pertama orang itu bergerak, Hiat-to dipunggungnya sudah
tertutuk oleh Kiamping, seketikamata gelap tubuhpun
tersungkur jatuh.
Kiam-ping tahu kalau ingin tahu seluk-belukpersoalannya
harus dikompes dari keterangan orang tua ini. Maka tanpa
ayal dia memburu maju serta membuka Hiat-tonya, dengan
mengancam Bing bun hiatnya dia berkata kereng: 'Kau juga
orang ternama dalam Bulim, kenapa tidak tahu diri. Kuharap
kau suka bicara terus terang, kalau membandel biar nanti kau
rasakan Siu im cek-meh." "
Semula tersirap darah orang tua ini mendengar Siu-im-cek
meh, namun melihat usia orang masih begini muda, padahal
Siu im-cek meh, adalah ilmu tutuk ajaran tokoh silat lihay
seratus tahun yang lampau, konon sudah putus turunan,
bocah ini tak mungkin memiliki ilmu keji ini, mengira orang
hanya menggertak maka dia hanya mendengus hidung
lalupejam mata tak mau bicara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping mengulang pertanyaannya dua kali, orang
tetap diam tak peduli, karuan amarahnya berkobar, Dua
jarinya segera bekerja kilat menutuk belasan Hia-to ditubuh
orang terpaksa dia gamplok orang pantat orang lebih keras,
dia berdiri santai mundur beberapa langkah menanti reaksi
tutukannya.
Semula orang tua itu masih tidak merasa apa-apa setelah
beberapa Hiat-tonya tertutuk. beg itu melihat Liong Kiam-ping
mundur agakjauh, merasa ada kesempatan, mendadak dia
kerahkan tenaga hendak melompat berdiri. celaka karena dia
mengerahkan tenaga, mendadak darah dalam tubuhnya
bertolak belakang sekujur badan sakit linu dan pegal seperti
diiris-iris, denyut nadinya keras, darah yang mengalir seperti
barisan semut yang ribuan.
Bukan saja sakit, tapi juga gatal, lebih celaka lagi tubuh
lemas tenaga tak mampu di kerahkan, keringat berketesketes,
namun dia masih kertak gigi sambil bergulingan. Liok
Kiamping tersenyum saja sambil mengawasi dengan sadis, kini
korbannya mulai mengejang dan kelejetan, mulutnya megapmegap.
ternyata sukar bicara, beberapa kejap lagi,
keduamatanya mendelik, kepala mengangguk kearah Liok
Kiam-ping, mulutnya yang megap megap mulai berdarah,
namun kini bisa bersuara tergagap: "To... long... buka .. dulu
Hiat... to... ku aku... mau... bicara"
Kuatir orang hanya bermain sandiwara dan berpura-pura,
usahanya bukan mustahil bisa gagal, maka dia tutuk dulu
Hiat-to pelemas tubuhnya, baru jarinya menutuk pula
beruntun membuka siu-im-cek-tek.
Mungkin tutukan yang mengakibatkan aliran darah bertolak
belakang ini teramat berat dan menderita, bila berlangsung
sedikit lama, tenaga sikorban akan terkuras terlalu besar maka
beg itu tutukan dibebaskan, orang tua itu menjadi lunglai dan
jatuh semaput malah. cukup lama kemudian baru siuman
sambil merintih-rintih begitu membukamata dia berusaha
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berduduk. namun kaki tangan masih lemah tak mampu
merangkak. tahu Hiat-to pelemasnya juga dikuasai lawan,
maka dia menghela napas panjang, katanya: "Sayang setua ini
kungfuku bukan tandiganmu, setelah jatuh ditanganmu yah
aku pasrah nasib saja. Kau ingin tanya apa?"
Liok Kiam-ping bicara dengan serius:
"Untuk membalas sakit hati cayhe harus melanglang buana,
segala Cara kuhalalkan, setiap langkahku penuh bahaya,
terpaksa aku harus bertindak secara tegas, jadi bukan sengaja
aku mau menghina atau menyiksamu. Kau bertugas ditempat
ini? Ham-ping- leng- mo memancing cayhe kemari' Dimana dia
menyembunyikan diri? Muslihat apa yang telah dirancangnya?'
Setelah menghela napas, orang tua itu berkata: "Tempat ini
di namakan Eng-jiu-gay, merupakan salah satu markas
Cabang Ha mping- kiong. Sejak berhasil meyakinkan Hianping-
im-sat Ham-ping Lojin bertekad untuk membekuk dan
mengalahkan Siauhiap. Maka beliau sengaja memancing kau
kemari. Dibawah sini ada jalan rahasia dibawah tanah yang
menembus kengarai buntung dibalik gunung sana. Ham-ping
Lojin sekarang sudah masuk kota mengerahkan tenaga
meluruk keselatan- Kemana tujuannya dan apa rencananya,
cayhe tidak jelas, kemungkinan akan bergabung dengan lima
perg uruan besar hendak mengeroyok dirimu." -
Bahwa persoalan menyangkut pula kelima pergururuan
besar. membuat Liok Kiam-ping bimbang dan curiga, katanya
dengan menegakkan alisnya: "Nanti dulu, lima perguruan
besar tiada permusuhan dengan kita, kenapa bergabung
hendak mengeroyok aku ? Apakah dibalik persoalan ini ada
muslihat keji orang lain ?'
'Lohu hanya tahu kulitnya saja, duduk persoalan yang
sebenarnya aku tidak jelas." sahut orang tua itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ham-ping Lojin mengerahkan seluruh kekuatannya ke
selatan, apakah hendak menyerbu dan menduduki markas
besar Honglui-pang kita ? "
"Apa yang kuketahui sudah kupaparkan secara jelas,
terserah bagaimana Siauhiap akan bertindak. "
"Kalau demikian, baiklah, kau boleh pergi" lalu dia buka
Hiat-to pelemas orang tua terus melangkah pergi ke ngarai di
belakang gunung.
Sekali lagi Liok Kiam-ping telah bertindak gegabah dan
lalai, karena hanya ingin menepati janji tidak membunuh
orang tua ini Hampir saja dia mati dan terjebak oleh
muslihatnya.
Lekas sekali dia sudah menemukan mulut gua yang
lebarnya cukup untuk masuk satu orang, karena tetumbuhan
disekitar mulut gua sudah terbakar hang us, maka keadaan
dalam gua terlih at jelas, menguatirkan keselamatan Aipongsut,
tanpa ragu sedikitpun Liok Kiamping lantas menyusup
kedalam gua.
Dalam gua, lembab dingin dan gelap. bau gosong masih
merangsang hidung. Untung Lwekang Liok Kiam-ping tinggi,
mata kuping tajam luar biasa, mesti ditempat gelap matanya
bisa melihat jelas seperti ditempat terang, Kungf u tinggi nyali
besar, dengan langkah lebar dia menyelusuri goa panjang itu.
Melihat Liok Kiamping masuk kedalam gua, orang tua itu
seketika unjuk senyum sadis, perlahan dia berdiri, lalu
membuka tutukan hiat-to orang tua gemuk. setelah bisik-bisik,
kedua orang ini menguntit jejak Kiam-ping.
Panjang gua ini setengah li, jalan satu-satunya yang
menembus ke ngarai buntung, di ujung kedua mulut gua
dipasangi pintu rahasia yang dikendalikan dengan alat rahasia.
Setelah mengundurkan diri dari gua panjang ini, Ham-pingleng-
mo sudah menyumbat mulut guanya. Sementara alat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rahasia disebelah sini rusak karena terjadinya kebakaran, yang
ada hanyalah gua kosong serba gelap dan hangus.
Hal ini tidak diketahui oleh Liok Kiamping, dia tetap berjalan
cepat kuatir ketinggalan, kedua kakek kurus gemuk antek
Ham ping Lomo terus menguntit, menjelang sampai dimulut
gua mereka saling bisik lagi. Dari dalam bajunya kakek kurus
tua itu mengeluarkan Pi-lik-ling hwe-tam (granat geledek
berapi) sisa dari granat yang sedianya membumi Hangus kan
seluruh hutan belantara ini terus dilempar kedalam gua.
"Blaam." "ledakan keras dan gemuruh menggoncangkan
bumi, tanah dan batu diatap gua runtuh sedahsyat gugur
gunung. Waktu Liok Kiamping memburu balik dan tiba di
tempat kejadian, mulut gua sudah tersumbat dan buntu,
setitik sinarpun tidak kelihatan- Walau Lwekangnya luar biasa
tinggi, pengalaman tempur juga amat luas, kini dia betul-betul
mati kutu dan menjublek ditempatnya. Jalan mundur sudah
buntu, harapan untuk keluar hanya maju terus pantang
mundur.
Setiba dimulut gua bagian ngarai buntung, Kiam-ping coba
dorong daonpintu, ternyata bergemingpun tidak. karuan
hatinya gelisah. Menyesal kenapa bertindak secara ceroboh,
mau mundur sudah buntu, betapapun tangguh Lwekang dan
gagah perwira dirinya, kalau lama terkurung disini juga
akhirnya mati kelaparan-
Tapi Liok Kiam-ping pemud a yang cerdik panda i, tidak
kenal putus asa, pikirnya.:
Pintu sebesar dan seberat ini, untuk buka tutup pasti
dikendalikan dengan alat rahasia. Kalau ada tombol untuk
membuka pasti berada didalam gua ini, dengan ketekunan
dan kesabaran pasti dapat kutemukan." semangatnya
berkobar, dengan penuh perhatian dia lantas mencari dan
mencari. Walau gua ini gelap gulita, tapi bukan jadi soal bagi
Liok Kiam-ping yang dapat melihat ditempat gelap. akhirnya
ditemukanj uga dua kuntum kembang hiasan teratai yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bagian bawahnya ada garan pegangan yang bergantung di
atas dandang sebelah kanan.
Liok Kiam-ping coba menekan kembang teratai besi itu,
rasanya seperti terpalu di atas dinding, diputar dan dipelintir
sekuat tenaga juga tidak bergeming, Tapi kembang teratai
kedua ternyata bisa dia gerakan dan diputar beberapa kali
lingkaran, namun akhirnya berhenti dan mati tak mau
bergerak pula. Terpaksa Liok Kiam-ping memutar pula kearah
terbalik. Diluar dugaan dibalik dinding terdengar suara
gemuruh seperti ada roda raksasa bergerak. seiring dengan
gemuruhnya suara itu daon pintu gua yang besardan berat itu
bergerak mundur, kekanan kiri.
Girang Liok Kiam-ping bukan main, segera dia tambah
tenaga serta menariknya lebih keras, maka daonpintu
bergerak lebih cepat dan amblas kedalam dinding gunung.
Ternyata hari sudah terang tanah, sinar pagi menyilau
mata, berdiri diatas ngarai buntung Liok Kiam-ping memicing
mata, lalu menarik napas panjang.
-ooo0dw0oooo-
Dua ekor kuda tengah dilarikan kencang dari arah kota
Tong-koan kearah selatan yang menuju ke Ling po, mereka
adalah seorang pemuda gagah cakap dan seorang laki-laki tua
tambun berusia delapanpuluhantahun. Seperti diburu tugas
penting layaknya mereka membedal kuda dengan sikap
gelisah dan kuatir.
Pembaca tentu sudah meraba, tua dan muda penunggang
kuda ini bukan lain adalah Liok Kiam-ping dan Aipong-sut
Thong cau. Setelah tahu Ham-ping Lomo dengan para
begundalnya meluruk keselatan hendak menyerbu markas
pusat Hong-lui-pang mereka, kedua orang ini lupa makan dan
tidur, selama beberapa hari ini menempuh perjalanan pulang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ke KuHun-ceng. Untuk menghemat waktu, mereka lewatjalan
peg unung an yang lebih dekat.
Setelah singgah di kota Lam- Jiang, mereka meneruskan ke
timur Jik-nam, menjelang magrib hari ketiga baru mereka
memasuki kota Hap-pui di Propinsi An-hwi. Bukan saja mereka
sudahpenat danpayah, kuda sudah ganti berulang kali juga
kepayahan pula. Terpaksa malam ini mereka harus menginap
di Thay-an-khekscin di kota Hap-pui.
Hap-pui adalah kota penghasil beras, perdagangan di kota
ini amat makmur, waktu itu magrib telah tiba, penduduk mulai
pasang lampu, pejalan kaki makin ramai dijalan raya, makin
gelap keadaan makin ramai.
Setelah members ihkan badan mereka keluar kamar
mencari makan- Keramaian yang meliputi seluruh kota tidak
menjadi perhatian mereka. Mereka berjalan kebarat sambil
celingukan, didepan rumah makan cui-bingkek mereka
berhenti, baru saja hendak melangkah masuk, sekilas ujung
mata Ai-pong-sut menangkap gerakan seorang yang
mencurigakan lenyap ditengah orang banyak. Terasa oleh Aipong-
sut bayangan orang seperti sudah dikenalnya, namun
sukar teringat dimana dan kapan dia pernah kenal orang tadi,
namun hal ini tidak masuk dalam perhatiannya, hal ini juga
tidak diberitahUkan kepada Liok Kiam-ping, sambil tertawatawa
mereka beranjak masuk naik keloteng serta mencari
duduk yang dekat jendela.
Beberapa hari menempuh perjalanan, perut betul-betul
sudah ketagihan, mumpung ada kesempatan maka mereka
pesan menu kesukaan mereka dan makan minum sepuasnya.
Mereka makan tanpa banyak bicarajuga tidak peduli orangorang
sekelilingnya.
Padahal perhatian Liok Kiam-ping tidak pernah lepas
terhadap seorang pemuda berpakaian ringkas yang duduk
dimeja dekat undakan loteng sebelah kiri, memakai topi
beludru lebar seperti topi yang biasa dikenakan penunggang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kuda dipadang rumput, waktu makan topi ditariknya turun
hingga menutupi wajah, matanya juga sering melirik kearah
Liok Kiamping, gerak geriknya seperti takut dipergoki orang.
Pengalaman Liok Kiam-ping sebetulnya belum cukup
matang, namun melihat sikap pemuda ini, dalam hati diasudah
merasa ada sesuatu yang patut dicurigai, maka sering dia
meliriknya. Betul juga secara diam-diam pemuda itu
menggerakan kedua tangannya dengan suatu gaya aneh
sebagai pertanda rahasia dari anggota Hong-luipang mereka
bila berhadapan dengan sang Pangcu, lalu dia berdiri
membayar rekening dan turun ke bawah.
Dari gerak gerik pemuda tadi Liok Kiam-ping memperoleh
firasat bahwa Hong-lui-pang mereka agaknya memang sedang
mengalami ketegangan, bahaya sedang mengancam jiwa
mereka, kalau tidak tak mungkin mereka bertindak begitu
rahasia dan hati-hati. Maka dia berbisik kepada Ai-pong.sut,
kejap lain merekapun sudah berada dibawah loteng.
Begitu berdiri diambang pintu, Liok Kiam-ping bermata
tajam, dia melihat tanda rahasia Hong lui-pang yang memberi
petunjuk supaya menuju kearah timur. Maka Liok Kiam-ping
berdua terus berjalan menu menuju ke arah yang ditunjuk,
lekas sekali satu li sudah mereka capai, kini mereka berada
didepan sebuah hutan jauh diluar kota.
Baru saja Liok Kiam-ping hendak menyelinap kedalam
hutan, mendadak terdengar suara bentakan dari beberapa
orang yang lagi bertarung. Bergegas Kiam-ping berdua
memburu kedalam. Tampak anggota Hong-luipang yang tadi
makan minum direstoran tadi sedang dikeroyok oleh tiga
orang persilatan, topi besar pemuda tadi sudah terlempar
ditanah, ditengah samberan pukulan tiga pengeroyoknya,
pemuda itu sudah pontang panting, napas memburu. keringat
gemerobyos, langkahnya enteng dan sempoyongan, jelas
beberapa kejap lagi pasti tak kuat bertanan lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kiam-ping dan Ai-pong-sut amat benci main keroyok.
hampir meledak dada mereka saking gusar, si tua berangasan
Ai-pong-sut segera membentak: "Anggota Hong-luipang
jangan kaget dan takut, serahkan ketiga kurcaci ini kepadaku."
sebat sekali dia menyelinap terjun ke arena pertempuran,
Dimana kedua tangannya terkembang, 'Plak, Plok" dua kali
pukulan disertaijerit kesakitan, dua diantara lakl-laki
pengeroyok itu sudah terpukul terbang tiga tombak jauhnya.
Sisanya yang satu lagi menyurut mundur, usianya sekitar
empatpuluh tahun tapi Thay-yang-hiatnya menonjol tinggi,
sorot matanya juga bercahaya. jelas seorang jago Lwekang,
dari sikap dan permainannya tadi kelihatan bahwa dia dari
golongan lurus.
Dengan tersenyum Ai-pong-sut Thong cau berkata: "Kalian
bertiga bukan kaum kroco, menghadapi seorang pemuda juga
tak kenal aturan Bulim, apa kalian tidak takut ditertawakan
orang."
Dua laki-laki yang terpukul jatuh sudah berdiri dan
merubung maju lagi seorang yang berusia paling tua
menjengek, katanya: "Kalian tentu anggota Hong luipang juga
menghadapi manusia macam kalian, kenapa harus mematuhi
aturan Kangouw segala?"
Ai-pong-sut makin keheranan, namun sebagai jago
kawakan Kangouw otaknya lebih bisa berpikir, katanya tetap
sabar 'Sahabat, membunuh orang memang mudah bagi kalian,
api mata kalian tidak buta, otak juga berpikirjernih, tentu
kalian sadar, apa yang kalian lakukan- Lohu baru pulang dari
perjalanan jauh, keadaan Hong-lui-pang kita belum kuketahui,
apakah kalian sudi memberi keterangan?"
Seorang laki tertawa gelak-gelak. katanya: "Kalau takut
diketahui orang, lebih baik tidak berbuat. Hong lui-pang
bertindak secara keji, perbuatan kalian sudah menimbulkan
amarah masal, seluruh kaum persilatan siapa tidak ingin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengganyang kalian, umpama tumbuh sayap juga kalian
takkan bisa lolos."
"Kenapa kau berkata demikian' Ai-pong-sut bertanya
keheranan
"Aku menjalankan tugas. bagaimana duduk persoalannya,
nanti kalian akan tahu, kalau tahu diri lekas bunuh diri saja,
supaya tidak tersiksa."
Serasa hampir meledak dada Ai-pong-sut, betapa tinggi
dan disegani nama besarnya di Bulim, kapan pernah dia dicaci
dan diremehkan seperti ini, desisnya dengan nada berat:
"Sahabat jangan memfitnah, kalau banyak bacot lagi, jangan
menyesal kalau orang she Thong berlaku keji kepada kaliau."
Tiga orang itu berseru bersama: "Kematian didepan mata
masih beranijual lagak, baiklah biar kami bertiga anta rjiwamu
keakhirat." Habis berkata serempak ketiga orang ini bergerak
tangkas mengepung Ai-pong-sut dari tiga jurusan- Agaknya
pukulan Ai-pong-sut tadi memang hanya menggunakan
tenaga luar saja. hingga dua orang yang dipukulnya jungkir
balik tadi tidak terluka.
Karena didesak terpaksa Ai-pong-sut bertindak. katanya
menyeringai: "Baiklah, sebelum kuhajar kalian, agaknya belum
kapok."
Tiga orang itu menggertak bersama, enam telapak tangan
memukul serempak dari tiga a rah. Kekuatan pukulan mereka
ternyata lumayanjuga, tapi Ai-pong-sut tidak pandang sebelah
mata, sebelumjelas asal-usul ketiga lawannya, dia tidak akan
balas menyerang, maka dia hanya kembangkan ketangkasan
gerak tubuhnya berputar, melompat dan menyelinap diantara
samberan pukuian musuh.
Tiga jurus kemudian Ai-pong-sut sudah tahu permainan
ketiga orang ini adalah Humo-ciang-hoat ajaran murni Butong-
pay. Sebagai jago silat kawakan, sudah tentu
kepandaiannya tinggi, Hu-mo ciang-hoat bukan ilmu yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
harus ditakuti olehnya, dendam Hong-lui-pang dengan Butong-
pay boleh dikata sudah terpendam sejak lama, kini ketiga
murid Bu-tong-pay ini cari gara-gara lagi, rasa sengit sudah
menjalari hati Ai-pong-sut. Tapi dia dapat berpikir panjang,
beruntun Bu-tong-pay mengalami kekalahan dan kerugian
yang fatal, tak mungkin mereka berani mencari
permusuhanpula dengan Hong-lui-pang kalau tidak yakin
menang atau sudah punya tulang punggung yang kuat pasti
takkan berani bermulut kotor dan mencari permus uh an- Pasti
ada udang dibalik batu. Atau ada sangkut pautnya dengan
perguruan lain- Tapi sejak Hong luipang berdiri, seluruh
anggota bersatu padu, seia sekata, besar tekad kita untuk
menuntut balas dendam perguruan, selama ini ta kpernah ada
sengketa dengan berbagai perguruan besar kecil manapun,
maka kejadian ini perlu diusut"
Makin dipikir makin besar rasa curiganya, maka dia berkata
mema ncing: "Agaknya saudara murid murid Bu tong-pay.
Butong-pay adalah perguruan ternama, sepak terjangnya
terus terang dan jujur, jikalau kalian tidak menjelaskan
persoalannya, jangan menyesal kalau Losiu kebacut turun
tangan-"
Sayang ketiga orang itu sudah keranjingan setan, meski
ludah Ai-pong sut kering juga mereka takkanpatuh
nasehatnya, serangan malah makin gencar dan keji.
Karuan Ai-pong-sut naik pitam, bentaknya: "Kawanan
kurcaci yang tidak tahu tingginya langit tebalnya bumi, biar
kalian rasakan betapa lihaynya telapak tanganku." lenyap
suaranya melayang telapak tangannya disertai gelombang
angin deras. Dua kali pukulan telak membuat dua diantara
ketiga laki-laki itu terpental mundur lima kaki. Lengan mereka
terasa lemas dan linu, darah bergolak didada, betapa kaget
dan ngeri hati mereka setelah berdiri tegak dengan mendelong
mereka mengawasi Aipong sut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang ketiga yang berada ditengah dan belum pernah
terkena pukulan lebih cerdik, otaknya lebih encer, dia tahu
kalau mereka bertiga tidak lekas menyingkir jiwa bisa
terancam bahaya, apalagi tugas mereka hanya membuntuti
dan mengawasi gerak gerik musuh, tugas sudah terlaksana,
kalau berlama-lama di sinijiwa bisa celaka, lekas dia bersiut
tiga kali terus menimpukan segenggam Thi-lian ca (biji teratai
besi), sekali jejak tubuhnya melambung keatas menutul pucuk
pohon terus melesat jauh melarikan diri, kedua temannya
mengikuti jejaknya.
Jarak kedua pihak amat dekat sergapan senjata rahasia ini
sebetulnya sukar terjaga, Tapi Ai-pong sut lebih pengalaman
begitu lawan bersiul dia sudah tahu kalau orang memberi abaaba
kepada kawannya untuk melarikan diri, maka dia sudah
siap siaga. Melihat lawan menyerang dengan timpukan
segenggam senjata rahasia, segera dia kembangkan
Ginkangnya yang tinggi, sekali berkelebat setombak lebih.
Baru saja dia berniat mengejar Liok Kiam-ping keburu
mencegahnya.
Kata Liok Kiam-ping: "Marilah urusan kita rundingkan lebih
dulu."
Terpaksa Ai-pong sut batalkan niatnya, mereka bertiga
segera bersimpuh ditanah rumput.
Liok Kiam-ping buka suara: "Menurut laporan Pang-yu
(anggota) ini, ternyata ada seorang yang menggunakan Wiliong-
ciang-hoat melakukan pembunuhan besar-besaran
terhadap kaum persilatan sehingga tak sedikit jatuh korbanjelas
tujuannya hendak menjebloskan Hong-lui-pang kita
kedalam lumpur kenistaan, sehingga menimbulkan kemarahan
masal kaum persilatan, sayang partai-partai besar bertindak
kurang teliti dan mud ah diadu domba, kini mereka sudah
sepakat untuk bergabung mengutus jago-ago lihay mencegat
pulang kita.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terpaksa Jin-hong-tong Tongcu, Kim-ji tay-beng mengutus
beberapa orang keperbagai cabang untuk memberi
peringatan, beberapa orang diutus pula untuk memapak
kedatangan kita ditengah jalan, sayang perintah bocor hingga
beberapa jago kita dicegat dan dikeroyok sehingga tak sedikit
jatuh korban-
"Untung Pang-yu ini cukup cerdik, tahu situasi amat
tegang, kuatir rencana gagal, sengaja dia sembunyi didalam
kota dengan menyamar, tujuannya menunggu kedatangan
kita, sayang waktu dia keluar dari restoran tadi, gerakgeriknya
sudah menimbulkan curiga ketiga orang tadi maka
dia dikuntit sampai disini, untung jiwanya selamat."
"Menurut penyelidikan, beberapa jago musuh yang
sekarang berkumpul dikota Hap-pui ada puluhan orang,
mereka sedang menunggu kedatangan kita, jelas setiap
langkah kita bakal mengalami Hambatan dan kesulitan yang
berbahaya." demikian kata Pang-yu itu.
Berdiri alis Aipong-sut. ketanya berat: "Kalau harus
bergebrak secara keras, kita tidak perlu gentar terhadap
mereka. Tapi sebelum pengganas itu tertangkap. aku tetap
akan dicap sebagai biang keladi dari kematian sekian banyak
jago-jago silat, kan penas a ran kalau aku dijadikan kambing
hitam, kalau permusuhan makin mendalam, dan memancing
kemarahan masal, akibatnya tentu amat fatal bagi kita.
Liok Kiam-ping menghela napas, katanya gegetun: 'Sayang
mereka mengagulkan diri sebagai perguruan lurus, orang baik.
ternyata bertindak tanpa menggunakanpikiran, tak malu main
keroyok lagi, jikalau mereka tak memberi muka, kitapUn tak
perlu main sembunyi lagi, lawan saja sampai titik darah
penghabisan-"
Ai-pong-sut tabah dan pikirannya lebih panjang, katanya
setelah merenung: "Pangcu, menghadapi segala persoalan
harus sabar, persoalan ini besar akibatnya, kita harus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghadapi dengan waspada dan hati-hati tempat ini bukan
untuk bicara, marilah kita pulang dulu ke kota.
Liok Kiam-ping mengangguk. maka mereka beriring keluar
dari hutan balik kekota dari arah datangnya tadi.
Baru saja mereka tiba diluar kota pintu timur, mendadak
terdengar suitan panjang dari dalam kota. Lwekang mereka
tinggi mata tajam, dari kejauhan mereka sudah melihat
bayangan orang yang bergerak dari berbagai arah meluruk
kepintu kota. Tapi langkah Kiam ping bertiga tidak berhenti,
mereka terus maju kearah kota, setelah makin dekat tampak
orang terdiri dari lima baris ada Tosu, Hwe-sio dan preman
dari berbagai perguruan menghadang jalan mereka. Liok
Kiam-ping tidak kenal takut, kapan dia pernah gentar
menghadapi keroyokan, kumpulnya banyak orang mengadang
jalannya ini justru menimbulkan rasa benci dan marah.
Setelah kedua pihak beri hadapan dengan jarak dekat, dari
barisan Hwesio, yang terdepan tampil seorang Hwesio tua
berusia tujuh puluhan denganperawakan yang tegap dan
kereng. Ai-pong-sut kenal Hwesio tua ini adalah Hoan-pun
Siansu, padri agung dari Siaulim si yang menjabat ketua Lohan-
tong, kedudukannya hanya dibawah Hong-tiang Siaulim-si
saja, pada hal jarang dia keluar dari tempat tugas nya, apalagi
keluar dari Siau-lim-si dan hari ini mereka harus beri hadapan
sebagai musuh.
Setelah bersabda Hoat-pun Siansu berkata kepada Liok
Kiam-ping: "Apakah Sicu ini adalah Patpi-kim-liong Liok Kiamping
ketua Hong lui-pang yang baru- baru ini menggetarkan
dunia persilatan?"
Liok Kiam-ping rangkap kedua tangan menjura, katanya:
"Tak berani cayhe mendapat pujian, julukan Pat-pi-kim-liong
adalah anugrah sesama kaum persilatan, orang she Liok cetek
pengalaman dan pergaulan mohon Lo siansu memberi
petunjuk."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wajah Hoat-pun Siansu berobah serius, katanya: "Ada
sebuah pertanyaan Lolap mohon penjelasan Sicu."
"cayhe pegang peraturan patuh pada pesan leluhur, dalam
setiap langkah dan sikap selalu mengutamakan kebajikan
kepada sesamanya. Lo-siansu ada omongan apa silakan
katakan, kalau tahu orang she Liok pasti memberi penjelasan-
"
"Syukurlah, ternyata Sicu memang bajik, setulus hati lolap
mengagumimu. Mohon tanya, apakah Wi-liong-ciang-hoat
adalah ajaran yang hanya diwariskan kepada ciangbun-jin
Hong-lui-pang saja, dan selama ini belum pernah diajarkan
kepada orang lain?'
Liok Kiam-ping tertawa bingar, katanya: 'Wi-liong-ciang
memang ajaran tunggal Hong-lui-pang kita Tapi dua puluh
tahun yang lalu Wi-liong-pit-kip ternyata lenyap dicuri orang
sehingga Hong-lu-pang mengalami keruntuhan total, belum
lama berselang baru kita berhasil membangun lagi warisan
leluhur dan merebut kembali Wliong-pit-kip itu, maka sejauh
mana Wi-liong-pit-kip itu jatuh ditangan musuh, apakah
pelajarannya telah- dicuri orang, sukar kita mengatakan."
Jik-ciok Tojin dari Butong yang berdiri ditengah orang
banyak tertawa dingin, tiba-tiba bertanya: "Pandai juga Sicu
menghibahkan kesalahan kepada orang lain- mohon tanya,
selama dua puluh an tahun ini adakah orang lain,yang pernah
menggunakan Wiiliong -ciang-hoat ?"
"Ya, rasanya belum pernah ada." Liok Kiam-ping
menjawab.
Jik-clok Tojin gelak-gelak, katanya:
"Lha, kan sudah jelas, apa yang sicu lakukan hatimu sendiri
yang jelas, memangnya perlu tanya kepada orang ?" lalu
menoleh kearah Hoatpun Siansu. "Lo-siansu tak perlu
merenungkan persoalan ini, bukti sudah di depan mata,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kenapa harus perang mulut lagi, biarlah dia gorok leher sendiri
saja, supaya tidak membuang waktu."
Menyala sorot mata Hoat-pun Siansu, katanya tertawa:
"Harap Toyu tidak marah dan tergesa-gesa. setelah Lolap
bicara habis dan jelas, belum terlambat kita ambil keputusan-"
lalu berkata kepada Liok Kiam-ping: Selama setengah bulan
ini, di mana saja Sicu berada, apakah kau bisa memberikan
alibimu.'
Waktu Liok Kiam-ping angkuh, kapan pernah didesak
seperti terdakwa, dihadapan umum lagi, namun menghadapi
padri agung Siau-lim-si, apapun dia tidak berani berlaku kasar,
katanya dengan muka serius: 'Selama setengah bulan ini kami
berada di Keng-tong san karena menepati undangan Khongtong-
koay-khek, dalam perjalanan pulang dicegat lagi oleh
Ham-ping Lomo beserta kamrat-kamratnya, sepanjang jalan
tidak sedikit perangkap dan rintangan yang kami Hadapi
Hingga terlambat sampai Hari ini. Itulah keterangan cayhe
sejujurnya, jikalau kalian tiada urusan lain, cayhe harus
menempuh perjalanan, maaf kalau tidak punya waktu untuk
bicara lebih jauh."
Pek Clok Tojin tertawa dingin, jengeknya: "Sebelum
persoalan dibikin jelas, bocah keparat, tidak gampang kau
ingin pergi."
Berdiri alis Liok Kiam-ping. katanya tajam: "cayhe sudah
memberi keterangan sejujurnya, kalau kalian sengaja Cari
gara-gara boleh kita tentukan siapa benar siapa salah dengan
kepandaian kalian-"
Hoat-pun Siansu bersabda Budha, katanya tertawa: "Mohon
Sicu sabar, soalnya selama setengah bulan ini ada seorang
dengan Wi-liong-ciang-hoat melakukan pembunuhan atas
murid-murid lima perguruan kita. Padahal ilmu pukulan ini
adalah ajaran tunggal dari Hong-lui-pang kalian- maklum
kalau kita curiga terhadap Sicu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping orang cerdik, dia tahu apa maksud
perkataan Hoat-pun Siansu, katanya: "sebagai orang yang
terfitnah cayhe wajib menemukan orang yang memalsu diriku
melakukan kejahatan, mohon cayhe di beri tenggang waktu
setengah bulan untuk mengusut perkara ini, bila sudah
kubekuk durjana itu akan kugusur ke Siau-lim dan terserah
bagaimana pihak kalian akan menghukumnya, entah
bagaimana pendapat Siansu?"
"Ternyata Liok-sicu rela mengorbankan diri sendiri untuk
kepentingan umum, patut di puji dan dihargai, Lolap
mengucap banyak terima kasih, baiklah setengah bulan kami
akan menunggu Sicu di Slong-san." lalu dia menjura kearah
jago-jago silat dari empat perguruan lain, katanya: "Kalau
kalian punya pendapat, boleh diutarakan secara terbuka, maaf
Lolap mohon diri lebih dulu." habis bicara dia mengebas
lengan jubahnya lalu membawa para Hwesio Siau-lim putar
balik kedalam kota.
Maksud Pek-clok hendak menghasut orang banyak dan
mengobarkan amarah mereka, sekaligus untuk membalas
sakit hati lama. melihat Hoat-pun Siansu tinggal pergi, ingin
mencegah sudah terlambat. Apa boleh buat, terpaksa dia
menggantungkan harapannya kepada tiga perguruan yang lain
untuk mengeroyok Liok Kiamping bertiga, maka dia bersuara
lantang: "Kita sudah menghabiskan banyak tenaga
mengorbankan banyak jiwa, melacak ribuan li. pembunuh
durjana ini baru kita pergokHari ini, sadar tidak dapat
meloloskan diri, dengan mulut manis hendak membuat alibi
yang tidak masuk akal, sayang sekali Hoat-pun Siansu percaya
obrolan manisnya. Pada hal bocah ini licik adan licin, ganas
dan kejam, kalau sekarang tidak mengganyangnya bersama,
kelakpasti menimbulkan bibit bencana yang lebih besar. Demi
menegakkan keadilan dan kesejahteraan umat persilaian,
sebagai kaum pendekar wajib kita menumpas kejahatan,
bagaimana pendapat kalian ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kong-tong-pay baru saja mengalami musibah, rasa dendam
masih membara, tekad menuntut balas mereka amat besar,
maka mereka mendahului angkat tinju menyatakan akur.
Pihak Go-bi sejak kematian Hoat-liau Siansu, sampai sekarang
juga belum terbalas sakit hatinya, maka merekapun setuju
saja. Pihak Hoa san masih pikir-pikir, kehadiran mereka
semula hanya ingin melihat gelagat bila perlu menonton saja,
namun diantara jago-jago yang hadir semua menyatakan akur
dan bersuara bulat, terpaksa mereka juga menangguk tanpa
bersuara.
Melihat hasutannya berhasil sengaja Peksclok Tojin berkata
dengan nada bengis kepada Liok Kiam-ping: "Kalau Liok-sicu
tahu Wi-liong-ciang-hoat ajaran tunggal kalian dicuri orang
dan untuk mengganas, dapatkah kau memberitahu siapa
pengganas itu ?"
Liok Kiam-ping tertawa dingin, katanya:
"Baru sekarang aku tahu adanya seorang pengganas
dengan Wi liong-ciang-hoat, mana aku tahu siapa pengganas
itu. orang she Liok tidak becus, tapi aku yakin dalam setengah
bulan pasti dapat membongkar kasus ini."
Pek-clok Tojin bergelak tawa, katanya:
"Wi-liong- ciang adalah ajaran tunggal yang hanya
diwariskan kepada ciang bun, ini kenyataan yang tidak biaa
dipungkiri, kau menghibahkan kejahatanmu kepada orang lain
tidak bisa menyebut siapa duplikatmu itu, umpama lidahmu
berkembang teratai juga jangan harap menentramkan hati kita
semua."
Liok Kiam-ping mulai naik pitam desisnya dengan
menegakkan alis: "Kalian mendesakku dan sengaja mencari
perkara, orang she Liok bukan penakut, katakan saja cara
bagaimana kalian ingin membereskan persoalan ini, aku tidak
akan mundur setapakpun"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketua Kong-tong-pay Kay-pi-tong The Hong. Sute Koantong-
koay khek Seng ih hun berjiwa sempit dan berangasan,
dendam merasuk dalam hatinya, maka dia berteriak lebih
dulu: "Bagus, kau memang pemberani, tidak malu menjadi
seorang Pangcu, hayolah kita maju bersama." lalu dia ulap
tangan hendakpimpinorang-orangnya melabrak.
Pek-liau Siansu kedua G-bi-pay mendadak angkat
kebutannya mencegah, katanya dengan tertawa: "Harap Sicu
tidak terburu nafsu babak pertama ini Harap memberi muka
kepada Pinceng untuk menuntut balas kematian Hoat-liau
Sute yang meninggal di Kwi-hun-ceng. Terima kasih atas
kemurahan The-sicu."
Kay-pi-tong The Hong bergelak tawa, katanya:" Lo-siansu
tak usah sungkan, kita harus berpadu menghadapi musuh,
sepantasnya tiada perbedaan aku dan kau, kalaupihak kalian
ingin jadi pelopor, kita semua siap menjadi ca dang an boleh
Lo-siansu silakan."
Pek-liau mengangguk lalu berkata dalam kepada Liok-klamping:'
sicu tak bisa diajak kompromi, mengagulkan
kepandaian, pihak kita ada sejenis barisan, kami
memberanikan diri mohon petunjuk sicu beberapa jurus kalau
Sicu anggap kurang selera, boleh ganti dengan cara lain."
Lawan sudah menantang didepan umum sebagai Hong Luipang
Pangcu Liok Kiam-ping pantang mundur, katanya
tersenyum:" Kami adalah perguruan terkenal dan besardi
Bulim, punya nama sejak ratusan tahun. barisan yang tercipta
tentu bukan olah-olah lihainya. biar orang she Liok yang tidak
becus ini mengiringi permainan barisan Siansu," waktu bicara
bibirnya mengulum senyum sinis, mata melirik, sikapnya
menghina.
Melihat betapa congkak sikap orang, berkerut alis Pek-liau
siansu, bentaknya: "Bentuk barisan-"Dua belas Hwesio segera
tampil dari belakang Pek-liu Siansu, setiap Hwesio memegang
sebatang kebut, usianya mereka rata2 empatpuluhan, ThayTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
yang- hiat menonjol tinggi, jelas semuanya punya latihan
Lwekang tangguh, Dua belas Hwesio berbaris dua di depan
Pek liau Siansu lalu serempak membungkuk hormat kepada
Pek-liau. sebat sekali mereka bergerak ke berbagai arah
mendudukiposisi masing-masing, Liok Kiam-ping terkepung
ditengah barisan.
Apa nama barisan lawan Liok- Kiam ping tidak tahu dan
belum pernah menghadapinya meski berkepandaian tinggi,
namun dia tidak berani gegabah, segera dia
mengkonsentrasikan diri siap tempur.
Mendadak terdengar aba-aba, "Lihat serangan." dua belas
batang kebut mendadak terulur lurus keras, seperti kupu-kupu
yang beterbangan diatas kuntum kembang simpang slur
menusuk kearah Liok Kiam-ping. Hebat memang tenaga para
Hwesio itu, gerakan kebut mereka yang lurus itu laksana
potlot baja mengeluarkan desing suara yang semrawut, oukup
hebat memang perbawa serempak ini.
Liok Kiam-ping kembangkan Ling hi-pouputar kiri belok
kanan, dengan kesebatan gerak tubuhnya tetap tak kuasa
menerobos keluar dari lingkaran lawan- Mendadak dia
menggeram lirih, tenaga kaki diperbesar sehingga gerak
tubuhnya dengan Ling-hi-pou mencapai puncaknya, dengan
langkah berkisar dan badan berputar berhasil dia menerobos
beberapa rintangan dan hampir saja lolos dari kepungan.
Perlu diketahui Kiam-hoat Go-bi-pay sejak dulu sudah
terkenal di Bulim. kini mereka menggantipedang dengan
kebutan di tambah permainan Thian-kan-tin ini memang
diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, betapapun tinggi
Ginkang Liok Kiam-ping, dalam waktu Singkat sukar dia
meloloskan diri atau balas menyerang Tapi otaknya encer,
meski sukar meraba inti permainan lawan, namun untuk
menjaga dan menyelamatkanjiwa masih cukup berkelebihan
bagi dirinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampak gerak tubuhnya selembut benang sutra, selincah
kelinci selulup timbul diantara samberan kebut yang
kelihatannya semrawut, namun lama kelamaan meski
permainan barisan tidak banyak perobahan, namun ruang
gerak lawan yang berputar dan melintir itu semakin sempit
sehingga gerak gerik Liok Kiam-ping makin tidak leluasa.
Sebagai pemuda angkuh, sadar bahwa dirinya seorang
ciangbun lagi, mana Kiam-ping mau terdesak dibawah angin,
otaknya terus bekerja mencari daya untuk menjebol
kepungan. Tapi sebelum dia, berbuat banyak barisan
mendadak telah berobah pula, kebut yang semrawut samber
menyamber ketengah dengan pelintiran yang ulet tadi kini
berganti gerakan berputar diluar garis.
Perobahan terjadHanya sekejap. tapi seketika itu Liok
Kiam-ping rasakan hawa di sekitar tubuhnya seperti
menggencet dari berbagai penjuru, makin Cepat dia bergerak
tekanan hawapun makin besar.
Mau tidak mau Liok Kiam-ping berpikir: "Apakah barisan ini
dilandasi permainan Bu-kek-kh-kang yang sudah terkenal
sejak lama dari G-bi-pay ?" terpaksa diapun kerahkan Kimkong-
put-hoay-sin-hoat supaya tekanan hawa kearah dirinya
tertahan mundur. Maka terjadilah gesekan hawa yang
menimbulkan desis suara yang ramai seperti ada ban gembes.
Ternyata dua belas Hwesio yang lari berputar diluar kalangan
itupun terdesak mundur satu kaki, dada merekapun terasa
sesak.
Dua belas Hwesio yang bergerak menurut irama barisan ini
memang berlandaskan Bu-khek-ki kang yang dikombinasikan
dalam Thian-kan-tin ciptaan tunggal Go-bi-pay. Khikang jenis
ini penggunaannya dikendalikan dengan kekuatan Lwekang
yang bergabUng secara menyeluruh dari dua belas orang yang
bergerak seirama, betapapun tinggi Lwekang seorang takkan
kuat bertahan setengah jam dibawah tekanannya, kalau tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
putus napas dengan muntah da rah, pasti semaput kehabisan
napas lihaynya luar biasa.
Hanya Pan yok-sin-kang dan Kim-kong-put-hoay-sin-kang
saja yang mampu menandingi. Karena terdesak satu kaki, dua
belas Hwesio itupun merasakan tekanan balik yang membuat
napas sesak dada sakit, karuan mereka mengeluh dalam hati.
Tapi mereka insaf lawan muda ini memiliki ilmu sakti yang luar
biasa, meski mereka memiliki Lwekang tangguh, dengan
kekuatan Thian-kan-tin juga belum tentu dapat mengalahkan
lawan- Pada hal lawan sudah terkepung seperti binatang buas
masukperangkap. disaat detikpenentuan kalah menang sudah
mencapai titik terakhir, apapun mereka tidak mau berhenti
sebelum ada yang roboh.
Sekonyong-konyong terdengar pula sebuah bentakan abaaba.
kebut dua belas Hwesio bergerak pula serabutan
membawa deru keras yang menggetar laksana guntur,
perbawa barisan saka langit ini memang luar biasa. Dua belas
orang mengerahkan seluruh kekuatan, sehingga gerak kebut
mereka menimbulkan pusaran angin puyuh yang keras tajam
mengiris kulit, siapa yang tidak mengkirik dan pecah nyalinya
melihat perbawa barisan yang jarang ada tandingannya ini.
Merasakan tekanan makin dahsyat Liok Kiam-ping terbakar
amarahnya, ditengah lengking suitannya, mendadak lengan
kanannya meroboh kebelakang, cui-le-kiam terlolos satu
gertakan yang menimbulkan getaran sinar lembayung dua kaki
panjangnya. Kiamping kerahkan tenaga dipusar, lalu
dipusatkan kedua lengan, tangan kanan mengacungkan
pedang. Dimana sinar lembayung berkelebat "Krak. krak" dua
kebut terpapas putus.
Seluruh ilmu pedangnya berhasil mematahkan senjata
lawan, bangkit semangat tempur Kiam-ping, maka gerak
pedangnya dipergencar dimana sinar pedangnya berkelebat
pergi datang, suara patahnya kebut bertambah banyak.
Untung Liok Kiam-ping, tidak ingin menumpuk dosa maka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangan pedang nya diperhitungkan, kalau mau dua belas
jiwa musuhnya itu sudah dibabatnya habis dalam sekejap.
"Berhenti." mendadak Pek-liau-Siansu membentak. Dua
belas Hwesio Go bi itu segera berhenti serta kembali
ketempatnya semula.
Pek-liau-Siarasu memberi hormat kepada Liok Kiam-ping,
katanya: "Ilmu sakti Liok sicu memang hebat, Lolap amat
kagum, kelak bila ada jodoh biar kita mohon petunjuk lagi
selama gunung menghijau, biar airpun mengalir. Selamat
bertemu Liok-sicu." lalu dia berpaling kearah Jik clok Tojin,
katanya: "Lolap tidak becus, tidak mampu mengembangkan
kejayaan perguruan, sekarang juga akan pulang gunung dan
menghukum diri menghadap dinding menebus dosa. mohon
maaf lolap akan pulang lebih dulu." tanpa menunggu reaksi
orang banyak. segera dia pimpin dua belas muridnya
meninggalkan tempat itu"
Pek clok Tojin seperti kehilangan sebelah lengan yang amat
dipercaya, sikapnya tampak gelisah dan gugup, Tampak Liok
Kiam-ping berdiri angkuh ditengah gelanggang, hakikatnya
tidak pandang sebelah mata kepadanya. Maju dua langkah
Pek-clok batuk-batuk kering lalu berbisik bisik dengan Kay-pitong
The Hong. Akhirnya kedua orang mengunjuk senyum
lebar dan sejuk.
Kay-pi-tong The Hong terkial-kial, katanya sinis: "Tuan
mengagulkan kepandaian menindas orang, mau menang
dengan alasan yang tidak masuk akal, kalau malam ini kalian
tidak memberi pertanggunganjawab.jangan harap... "
Ai-pong-sut yang sudah menekan diri sejak tadi tak tahan
lagi, tanyanya tersenyum: "Jangan harap apa?"
.Kalian bertiga jangan harap bisa pergi dari sini."
Berdiri alis Liok Kiamping.jengeknya: 'Kalian yakin dapat
menahan kita?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek-clok Tojin menyeringai sadis. katanya: "Yakin memang
sih tidak, tapi kalau kamu sudah membakar kemarahan masal,
terpaksa... "
Liok-Kiam-ping tertawa besar, jengeknya: "Kawanan
serigala, kalian maju bersama saja." sambil berkata kedua
tangannya digendong dibelakang, sikapnya congkak dan
mencemooh.
Kay-pi-tong The Hong naik pitam, bentaknya beringas:
"Keparat, hayo maju." dibawah seruannya puluhan orang dari
Bu-tong dan Kong-tong serentak merubung maju mengurung
Liok Kiam-ping bertiga, mereka dihujani pukulan dari berbagai
arah yang menimbulkan gejolak udara hingga terciptalah
pusaran angin lesus yang keras..
Meminjam daya sedot angin lesus yang mumbul keatas,
Liok Kiam-ping menjejak kaki. tubuhnya melambung lima
tombak,
Pukulan serempak dari puluhan orang itu menyambar lewat
dibawah kakinya, diudara Kiam-ping menekuk pinggang
dengan gerakan indah dia menukik turun sambil menggentak
kedua telapak tangan, maka jurus Liong-hwi-kiu-thianpun
dilontarkan.
Wi liong ciang sejarah kuno yang sakti, sebelum tenaga
pukulan mengenai sasaran, hawa udara telah menekan sang
korban, ribuan bayangan telapak tangan bertaburan beriapislapis
Jago-jago dari kedua pay itu hanya melihat bayangan
orang berkelebat, disusul telapak tangan yang bertaburan
disaat mereka melongo, angin kencang sudah menindih dari
atas.
Ditengah jeritan yang disertai suara "Plaks plok" keras
berapa tubuh orang terbang mencelat disertai Hamburan
darah yang tercecer.
Rasa gusar Liok Kiam-ping agaknya tak terbendung lagi,
karena musuh mengeroyoknya, maka serangan tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengenal ampunpun lagi, disaat tubuh menukik turun,
mendadak dirasakan dua jalur angin pukulan yang dahsyat
menggencet dari kiri kanan- Tak sempat melukai lawan lebih
banyak, lebih dulu Kiam-ping membela diri telapak tangan
yang terkembang mendadak ditariknya bila telapak tangan
didorong pula kekanan kiri, maka terjadilah benturan keras
"Blang bluk", Pek-clok Tojin dan The Hong terlempar mundur
tiga kaki, beg itu keras goncangan yang mereka rasakan
sehingga lengan pega l linu, darah hampir tertuang dari mulut,
dalam hati mereka mengeluh bahwa segebrak mereka Sudah
jatuh koban, mana berani maju lagi, sambil memberi tanda
lekas mereka ngacir bersama murid- muridnya .
Walau musuh dipukul mundur tapi mengingat tugas yang
diembannya semakin besar dan berat, Liok Kiam-ping betulbetul
prihatin, maka perjalanan diteruskan dengan langkah
berat. Malam itu mereka menginap dikota Happui. kentongan
kelima dini hari mereka sudah siap berangkat, Liok Kiam - ping
memberi tugas kepada Pang-yu setempat untuk menyebar
berita supaya semua kumpul danseluruh kekuatan Hong
luipang dipusatkan dimarkas besar Sepanjan jalan tak lupa dia
pun mencari tahu siapa sebetulnya pengganas yang
menggunakan Wi liong ciang.
Cuaca masih remang-remang Liok Kiam-ping berdua sudah
kembangkan Ginkang berlari bagai terbang ditengah tegalan
diluar kota mereka lewatjalan kecil untuk mempercepat
perjalanan, pegunung an makin tinggi, makin sukar ditempuh,
untung mereka memiliki kepandaian tinggi, menjelang lohor
mereka makin masuk pedalaman yang tak pernah dijelajah
manusia. Kini mereka berjalan dengan kecepatan tinggi,
bayangan mereka laksana dua burung raksasa yang melesat
kencang susah diikutipandangan mata.
Sudah enampuluh tahun, Ai-pong sut meyakinkan Ginkang,
dan yakin selama itu jarang ketemu tandingan di Kangouw,
maka dia ingin menjajal sampai di mana kekuatan lari sang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pangcu yang masih muda ini Dia kira betapapun tinggi dan
tangguh kekuatannya, setelah diajak adu lari secepat dan
sejauh ini, orang pasti ngos-ngosan napasnya. Tapi kenyataan
meleset, dalam jangka dua jam mereka sudah menempuh
seratus li lebih, waktu Ai-pong-sut melirik kekiri, dilihatnya
Liok Kiamping masih berlari dengan santai, nafas tidak
memburu, wajah tetap segar, hanya keringat yang membasahi
jidat dan hidungnya. seolah-olah lari marathon ini tidak
memeras tenaganya sedikitpun. Dengan tertawa Ai-pong-sut
memuji:
"Tenaga dalam Pangcu memang tangguh sekali Losiu
sungguh kagum sekali."
Liok Kiam-ping mengangguk kalem, katanya: "Ginkang
Tianglo juga tiada bandingan dijagat ini, Kiam-ping belum
pernah ketemu tandingan sehebat ini."
Lekas sekali mereka sudah tiba di Thio-keh-wan, sebuah
kota kecil yang terletak di utara coh-ouw. Di sini sudah banyak
orang lalu lalang, maka mereka kendorkan lari mereka dan
berjalan seperti orang biasa.
coh-ouw penghasil ikan yang subur, pen-duduknya
sebagian besar hidup dari hasil ikan, penduduk sekitarnya
hidup makmur dan sentosa. Thio keh-wan. kota kecil tapipusat
perdagangan banyak rumah makan, warung dan kedai
berjajar sepanjang lalan raya, di dermaga tidak sedikitpula
perahu-perahu pelancongan yang beri himpitan.
Liok Kiam-ping masuk kesebuah warung minuman, setelah
melepas dahaga, mereka bertanya bagaimana menempuh
perjalanan lewat air kearah selatan, lalu menyewa kapal.
Tengah mereka menikmati seca ngkir teh panas, tangga
loteng berderap. dan laki-laki setengah umur muncul dari
bawah, dari d and a nan mereka seperti orang dari golongan
hitam. Setiba diatas loteng, sekilas mereka lantas menjelajah
pandang keseluruh ruang. Seorang bersuara runcing
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terdengar memanggil: "Nah Jit-ko sudah datang, kita pasti
mendapat berita gembira. Jit ko silakan duduk. "Lalu
ditariknya sebuah kursi, Seluruh tamu yang ada diatas loteng
menoleh kearah mereka.
Laki-laki yang jalan didepan mengunjuk rasa puas dan
bangga, katanya tertawa: "Tidak ada apa-apa, kalian jangan
sungkan." sembari bicara dan duduk dikursi yang disediakan.
Laki-laki yarg dipanggil Jit-ko ini memicing matanya lalu
melirik kepada teman yang datang bersama dirinya, lalu
berkata lirih dan hanya dapat didengar orang-orang
disebelahnya: "Kejadian ini kurasa agak ganjil.padahal belum
pernah kita bermusuhan, apalagi dengan pimpinan kita ada
sedikit hubungan . kabarnva sesepuh Kun-lun-pay Bian- ciang
Auwyang Tekspoh akan datang hari ini. Besok pasti akan ada
tontonan ramai. "
”Jit-ko," laki-laki suara melengking tadi berkata "jangan jual
mahal. Ada berita apa, coba katakan dihadapan kawan-kawan
pokoknya makan minummu hari ini kami yang traktir."
Laki-laki yang dipanggil Jit-ko bergelaktawa katanya:"
Bukan Hoa-coa (ular kembang) Li Jit seperti diriku ini suka
membual, berita ini amat segar, masih baru dan belum pernah
terjadi selama seratus tahun di Bulim, dalam wilayah Thiokeh-
wan ini yakin belum ada orang kedua yang tahu akan hal
ini" sampai di sini sengaja dia berhenti mengangkat
cangkirnya minum seteguk teh.
"Sebetulnya ada peristiwa apa yang akan terjadi?" desak
laki-laki suara runcing.
Hoa-coa Li Jit berkata kalem: 'Peristiwa besar. Pasti
menggemparkan seluruh wilayah cohouw kita. cau-congkoan
yang berkedudukan di Lo-san sedang pusing tujuh keliling
karena adanya kejadian ini, maka dia pergi ke Lam Jiang
mengundang Susloknya Bian Ciang Auwyang Tek-pok untuk
membantunya, apakan bencana ini dapat mereka hindari,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekaligus menolong bencana yang akan menimpa seluruh
rakyat dalam wilayah cohouw kita, besok tengah hari baru
bisa kita ketahui"
Jit-ko peristiwa besar apakah itu, kenapa harus ngelantur
panjang lebar, hayolah langsung saja katakan." Desak pula
laki-laki bersuara runcing tadi.
Hoa coa LiJit berkata lebih kalem: "Kau memang selalu
ribut. Urusan kan ada kepala dan adapula buntutnya, apa
yang kukatakan baru permulaan, selanjutnya baru mulai
kepersoalan." kembali dia meneguk air tehnya baru menarik
suara dan berkata: "Dalam setengan bulan belakangan ini
dalam kalangan Kangouw muncul seorang pernuda yang
memiliki Lwekang tinggi, jejaknya tidak menentu, dia
mengaku Sute dari Pat-pi kim-liong, dengan alasan hendak
menuntut balas sakit hati perguruan, dengan Wi liong- ciang
membunuh banyak kaum persilatan dari berbagai perguruan
sehingga menimbulkan gelombang kegemparan di Bulim.
Sebulan yang lalu dia kirim surat kepada cau- tong keh di Losan,
menantang berkelahi, kalau tidak datang penguasa di
coh-ouw akan dibabat habis, karuan cau tang- keh tak enak
ma kan tak bisa tidur. untung dia mendengar kabar bahwa
Susloknya Bianciang Auwyang Tek-pok berada di Lam ciang,
maka buru-buru dia menyusulnya kesana, konon Auwyang
Tek-pok pernah berkenalan dengan Pat-pi- kim-liong, maka
bantuannya diminta untuk mendamaikan persoalan ini,
mungkin besok slang mereka sudah kembali."
Mendengar cerita orang diam-diam Liok Kiam-ping saling
pandang dengan Ai-pong-sut disamping lega juga bersyukur
bahwa durjana itu akhirnya kepergok tanpa sengaja. Maka
mereka menginap dikota kecil ini, besok pagi akan berangkat
ke Los an melihat keadaan.
Pagi Harinya cuaca cerah. Liok Kiam-ping berdua menyewa
perahu langsung menuju Ke Losan. Losan adalah sebuah
pulau kecil yang berada ditengah danau. Perahu pesiar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
biasanya berjalan lamb at, maka sehari baru bisa sampai
ketempat tujuan, namun Liok Kiamping memberi upah dua kali
lipat mendesak tukang perahu melajukan perahunya lebih
cepat. Untung cuaca baik perahu didorong angin buritan
lagHingga sebelum tepat lohor mereka sudah tiba dipinggir
pulau Losan-
Losan terletak dipusat coh-ouw, sejauh mata memandang
air berpadu dengan langit. Markas Jik-coh-thi-ciang cau Hang
dari Kun-lun-pay yang berkuasa diperairan coh-ouw, selama
jadi penguasa dia memimpin secara adil, budiman dan derma
wan-
Pulau kecil yang biasanya sepi Hari ini ternyata amat ramai,
terutama kaum persilatan berduyun-duyun keatas pulau ini.
Liok Kiam-ping suruh tukang perahu mendaratkan perahunya
ditempat yang agak sepi, lalu beranjak kearah tengah pulau.
Mengikuti arus orang banyak yang berbondong-bondong,
Kiam-ping tiba disebuah lapangan luas didepan sebuah
perkampungan, disebelah utara berdiri dua tiang bend era
yang besar dan tinggi, Dari kejauhan sudah kelihatan rumahrumah
gedung yang tersebar luas dengan aneka bentuknya
yang megah dan artistik.
Dikanan kiri lapangan besar di bangun empat buah barak
darurat, barak itu sudah penuh sesak. yang tidak kebagian
tempat malah berdiri berdesakan dipinggir lapangan-
Menunggu setengah jam lamanya, daripintu gerbang
perkampungan yang terbentang lebar, beranjak keluar dua
laki-laki seragam ketat memasuki lapangan besar lalu berdiri
di kanan kiri barak sebelah timur.
Ditengah tampik sora kpara hadirin, berbondong keluar
pula serombongan orang-orang persilatan- Seorang yang jalan
disebelah kiri bertubuh kekar dada lebar, lengan berotot,
rambut alis.jeng got sudah beruban, wajahnya bersih dan
putih. semangatnya tampak masih menyala, usianya pasti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah menjelang delapan puluh. Begitu melihat kakek tua ini
Liok Kiam-ping lantas kenal, siapa lagi kalau bukan Bian-ciang
Auwyang Tek-pok yang pernah angkat saudara dengan
dirinya.
Liok Kiam-ping pemuda supel dan suka bergaul, melihat
sang engkoh tua berada di sini, dia sudah siap melompat
keluar menemuinya, namun Aipong-sut telah menariknya,
katanya perlahan: "Tujuan kami kemari membekuk durjana
itu, sebelum durjana itu muncul, jangan kau unjuk dirimu
dimuka umum."
Liok Kiam-ping baru sadar maksud kedatangannya, betapa
penting arti dari tindakannya hari ini, maka dia mengangguk
sambil tersenyum.
Sebelah kanan Auwyang Tekspok adalah laki-laki berusia
lima puluhan, tubuhnya juga kekar namun agak pendek.
wajahnya merah, bila tertawa suaranya lantang, namun terasa
kedua alisnya selalu berkerut menandakan bahwa hatinya
dirundung rasa kuatir, melihat sikap dan tutur katanya, laki
laki inilah yang bernama cau Hong atau, cengu dari
perkampungan diatas pulau Losan ini.
Dibelakang kedua orang ini berbaris serombongan pemudapemuda
gagah sambil membusung dada, semangat mereka
tampak menyala, wajahnya menampilkan rasa penasaran,
jelas mereka adalah pembantu cau Hong yang berkuasa
diperairan coh-ouw. Rombongan ini langsung menuju kebarak
timur, mereka berduduk sesuai urutan.
Bila setangkaHlo terbakar habis, seorang pemuda pakaian
ringkas berlari kearah barat timur, sebelah lutut bertekuk
memberi hormat serta berseru: "Lapor cengcu, sekarang tepat
tengah hari."
Thi-ciang cau Hong mengulap tangan lalu berdiri, sambil
menjura keempatpenjuru dia berkata lantang dengan tertawa:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hari ini tuan-tuan meluangkan waktu berkunjung
keperkampungan kita, sehingga pulau kecil yang biasa sepi ini
ramai dan penuh sesak. sungguh suatu kehormatan dan patut
dibuat senang, terimalah ucapan terima kasihku." Kata
sambutannya mendapat keplok ramai seluruh hadirin. Dengan
tertawa cau Hong berkata pula:
"Berkat kerja sama sesama sahabat Bulim selama ini
sehingga kami dapat mencari sesuap nasi dengan aman dan
damai di sini, seluruh anak buahku adalah nelayan yang hidup
sahaja, belum pernah melanggar atau berbuat salah atas
kepentingan orang lain, apalagi bermusuhan dengan pihak
manapun.
"Kali ini seorang yang mengaku Sute Pat-pi- kim liong yang
Pangcu Hong-lui-pang mengundang orang she cau berunding,
terus terang cayhe keheranan dan tidak habis mengerti,
padahal pihak kami tidak pernah berbuat salah terhadap
Hong- lui-pang.
"Sekarang waktu yang dijanjikan telah tiba. lawan belum
juga datang, kemungkinan ingkar janji, maka diharap seluruh
hadirin menjadi saksi, supaya kelak..."
Belum habis dia bicara mendadak seorang membentak dari
arah sebelah barat. "Sejak tadi tuan muda sudah berada
disini, kalian punya mata tak bisa melihat," belum habis bicara
bayangan putih berkelebat meluncur ketengah lapangan-
Betapa Cepat gerak tubuhnya menandakan bahwa Ginkangnya
tidak rendah.
Kini Hadirin melihat jelas pemuda ini berusia dua puluhan,
tampan dan gagah. alisnya gombyok matanya sipit
memancarkan sinar sadis, wajahnya yang selalu tersenyum
ejek kelihatan buas dan kejam. Begitu berdiri ditengah
lapangan pemuda ini melirik kebarak timur sambil bertolak
pinggang, sikapnya angkuh seperti menunggu jawaban.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bergegas cau Hong berdiri lalu tampil beberapa langkah.
katanya menjura kepada pemuda itu: "Apakah Siauhiap adalah
sute Pat-pi-kim-liong?".
Pemuda itu mendengus, jengeknya: "Tuan sudah tahu buat
apa tanya lagi?" cau Hong menekan amarah, tanyanya: "coba
Siauhiap terangkan maksud kedatanganmu."
Sejak berdiri ditengah lapangan pemuda itu memejam
mata. baru sekarang dia membuka mata, katanya dengan
tertawa besar:
"Bagus, tidak banyak permintaan siauya, hanya satu yaitu
batok kepalamu, lalu bubarkan seluruh anggotamu. cayhe
hanya menjalankan perintah, segala pertanggungan jawab,
boleh tanya kan kepada Suhengku Pat-pi- kim-liong. cengcu,
waktu jangan dibuang percuma, bagaimana pertandingan ini
diadakan, boleh kau saja yang memilih Caranya." habis bicara
kembali dia terkial-kial, sikapnya begitu pongah seolah-olah
cau Hongpasti dapat dikalahkan dengan mudah.
Karuan cau Hong gusar mencak-mencak seperti kebakaran
jenggot, matanya melotot bundar, hadirinpun banyak yang ma
rah dan mengepal tinju, terutama Liok Kiam-ping juga
gemetar saking murka. Ingin rasanya dia lompat
kegelanggang dan pukul mampus pemuda kurang ajar ini.
sebelum dia bertindak Ai-pong-sut sudah menekan
pundaknya. Katanya: "Tonton dulu permainannya dari alira n
mana, belum terlambat nanti kau turun tangan."
Sementara itu pertandingan sudah dimulai. Thi-ciang cau
Hong menggunakan Liok-hap Ciang, dia bertahan secara
ketat, setiap serangannya bertenaga kuat dan kokoh, latihan
pukulannya memang sudah matang.
Tapi pemuda itu kembangkan Ginkangnya yang tinggi
berlompatan kian kemari, dia layani serangan cau Hong
dengan santai, seperti tidak banyak mengeluarkan tenaga,
sikapnya yang pongah sungguh menyebalkan, namun gerak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
geriknya memang lincah dan sebat, meski diserang gencar
hanya main kelit saja, belum pernah balas menyerang.
Makin serang makin sengit cau Hong, ia mainkan Liok-hayciang
dengan seluruh tenaganya, yang dijotos dan digenjot
adalah Hiat-to mematikan ditubuh lawan, setiap pukulannya
membawa deru angin, tinjunya memberondong dari enam
penjuru yang menjurus kesatu titik sasaran-
"Serangan bagus." pemuda itu membentak enteng,
tubuhnya berkisar dengan gerakan gemulai, padahal Thi-ciang
cau Hong sudah menyerang sepenuh tenaga, namun ujung
pakaian lawanpun tak mampu disentuhnya Memang pernah
terjadi pemuda itu berkelit seCara kaget dan melompat
dengan gerakan gugup menghindari serangan mematikan cau
Hong. namun setiap kali dia balas menyerang, cau Hong
didesaknya mundur.
Tiga puluhjurus kemudian Telapak besi cau Hong makin
Ciut nyalinya, dia tahu kalau pertempuran berlangsung lebih
lama pasti dirinya yang Celaka akhirnya, maka dia bertekad
untuk mengeluarkan pan-yok-ciang yang tidak pernah dia
mainkan kepada lawan mendadak dia menghardik: "Awas
Siauhiap lihat seranganku.' telapak tangan bergerak sebelum
mulutnya habis bicara, bayangan telapak tangan bagai Hujan
lebat memberondong dari sudut yang tak terduga oleh
sipemuda hingga berbagai Hiat-to ditubuhnya terancam."
"Nah, kan begini.' ucap sipemuda tertawa enteng. Seba
tsekali diapun merobah gerakan, dari timur mendadak dia
berkelebat ke barat, gerak geriknya secepat angin dan yang
terlihat hanya bayangan putih yang mengelilingi bayangan
telapak tangan lawan-
Pan-yok- ciang adalah ajaran tunggalpelindung gunung
Kun-lun-pay, sejak lama pernah menjagoi Bulim, murid yang
tidak punya bakat dan kecerdikan luarbiasa, tak diperbolehkan
mempelajari ilmu pukulan ini, pukulan ini berlandaskan
kekuatan tenaga dalam, dalam arena setombak terlingkup
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam kekuatan angin pukulan, bila ilmu ini diyakinkan
mencapai paling top. dengan pukulan tangan kosong sudah
mampu bikin lawan semaput karena sesak pernapasannya,
maka para murid sudah diperingatkan, kalau tidak teramat
genting dilarang menggunakan pukulan lihay ini.
Mengingat Ginkang dan permainan silat pemuda baju putih
ini amat lihay, urusan menyangkut mati hidup ratusan
penduduk pulau Los an dan ribuan rakyat dalam wilayah cohouw,
demi keselamatan jiwa raga sendiri pula, terpaksa cau
Hong keluarkan ilmu simpanan perguruannya. Namun
betapapun cau Hong merangsak sekuat tenaga dengan segala
kemampuannya, tetap tak mampu mendesak lawannya.
Disamping heran, kaget pula hati Liok Kiam-ping dan Aipong-
sut yang menonton dari pinggir lapangan, sejauh ini
mereka belum berhasil menyelami dari aliran mana permainan
silat sipemuda. Maklum karena pemuda ini jarang balas
menyerang, padahal Ginkang tinggi dimiliki oleh banyak
perguruan, kelincahan pemuda seperti mencakup kepandaian
berbagai perguruan, jadi sukar diraba asal usulnya.
Liok Kiam-ping memeras otak. lalu menepekur, akhirnya
teringat olehnya gerakan tubuh seorang mirip pemuda ini,
terutarna di kala berputar, namun kenyataan hal itu tidak
mungkin, karena jing san-biau-khek adalah murid penutup
dari Ham-ping Lomo, sejauh ini belum pernah dengar dia
punya seorang Sute. Namun jantung Liok Kiam-ping berdebardebar,
wajahnyapun mengulum senyum lebar, mulutnya
menggerutu perlahan: "Ya, pasti dia, pasti dia"
Sementara itu perobahan telah terjadi ditengah
gelanggang. Mendadak pemuda baju putih membentak: "Awas
perhatikan, cayhe akan balas menyerang."
Belum habis bicara lengan kanannya sudah berputar lalu
menegak tinggi didepan, maka terlontarlah serangan jurus
Liong-kiap-sin-gan. Tampak bayangan telapak tangan
bertaburan diudara memberondong dari berbagai jurusan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kearah cau Hong. Angin menderu, perbawa serangannya
memang hebat. Jelas tulen adalah ajaran Wi-liong-pit kip..
Cau Hong berdiri kebingungan tak tahu bayangan telapak
dari arah mana yang harus disambutnya, mendadak
didengarnya suara lantang berkata: "Sutit jangan kaget, lekas
mundur." lenyap suaranya orangnyapun tiba, segulung tenaga
sedahsyat amukan gelomban pasang menerjang kearah
pemuda baju putih. Dalam detik gawat ini terpaksa Auwyang
Tek pok turun gelanggang menolong jiwa murid
keponakannya. Meski usia sudah lanjut namun tenaga
dalamnya masih cukup tangguh, untuk menolong jiwa Sutitnya
lagi maka serangan menggunakan setaker tenaga.
Mendengar peringatan sang Susiok lekas cau Hong
menjatuhkan diri menggelundung kebelakang sejauh dua
tombak. Syukur jiwanya selamat, ramun badannya sudah
mandi keringat.
"Byaar" ditengah ledakan dahsyat. Pemuda baju putih
tergentak mundur satu langkah. Sementara Auwyang Tekspok
tertahan turun dan anjlok ditanah.
Berdiri alis pemuda baju putih, mukanya bengis desisnya
menyeringai: "Membokong dan menyergap terhitung jago
macam apa, kakek tua bangka, sebutkan dulu namamu."
Auwyang Tek-pok tertawa besar, katanya: "Bergebrak di
arena, yang menang itulah yang kuat, Losiu Auwyang Tekspok
untuk menolong jiwa Sutitku, terdesak oleh keadaan, terpaksa
bcrtindak diluar garis, bahwasanya tidak bertujuan
membokong siauhiap buat apa kau ma rah- ma rah"?"
Pemuda bajuputih mendengus, serunya: "oh, maaf kurang
hormat, kiranya cianpwe dari Kun lun-pay. gelagatnya
persoalan hari ini kaupun turut Campur, begitupun baik,
menambah keramaian malah. "
Tegak alis Auwyang Tek-pok, dia tahan amarahnya,
katanya serius: "Mohon tanya Siauhiap. dimana Suhengmu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pat-pi kim-liong. Tahun lalu dikota Lam- ciang pernah bertemu
dengan Lohu, entah Siauhiap tahu tidak akan hubungan
dengan dia, kuharap kau bicara sejujurnya, supaya tidak
timbul salah paham."
Pemuda baju putih tertawa pongah, katanya dengan nada
sinis: "Suhengku sudah ke utara, belum pernah aku dengar
dia berkenalan dengan kau, Siauya hanya menunaikan tugas.
segala persoalan boleh kau tanya dan dia yang akan
bertanggung jawab bila dia kemari."
Liok Kiam-ping sudah tidas tahan lagi, untung Ai-pong-sut
masih membujuknya, maka dia hanya hanya kertak gigi sambil
menggereget saja. M enurut pandangan Ai-pong-sut, meski
pemuda baju putih berkepandaian tinggi, rasanya tidak akan
kuat melawan pukulan Auwyang Tek-pok, biar dia dihajar dan
dikalahkan, setelah orang pergi baru mencegatnya, namun
Ginkang pemuda ini cukup tinggi, jika lena celaka kalau
sampai dia meloloskan diri, kelak pasti sukar membereskan
dia.
"Pongah betul kau bocah kemaren sore ini." seru Auwyang
Tek-pok tertawa gusar," terpaksa Losiu mewakili suhengmu
memberi hajaran kepadamu." '
’Apa kemampuanmu keluarkan saja, buat apa cerewet.
Masih banyak urusan yang harus Siauya selesaikan, tiada
tempo aku menunggu lama." demikian semprot si pemuda.
Sudah delapan puluh tahun usia Auwyang Tek-pok. kapan
ada orang berani kurangajar kepadanya, namun dia menahan
sabar, bentaknya: "Anak muda, lihat serangan-" kedua tangan
perlahan dia dorong kearah si pemuda, dorongan kedua
tangannya menimbulkan segulung tenaga lunak yang kuat.
Disinilah letak keistimewaan Bian-ciang, kelihatannya
tenaga pukulannya lunak atau empuk. pada hal kokoh kuat
dan ulet, jikalau lawan memukul balikpula, semakin besar
tenaganya daya lawannyapun bertambah besar malah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambung menyambung sehingga lawan tak berkesempatan
ganti napas, lihaynya luar biasa.
Ternyata pemuda baju putih juga kenal kelihayan pukulan
lawan, maka dia tidak balas memukul, namun berkelebat
menyingkir dari daya capai pukulan lawan- Begitu kaki
menyentuh tanah secepat kilat tubuhnya berkisar, lengan
kanan melingkar lalu tegak didepan, dari samping jurus Liong
kiap sin-gan dia lontarkan.
Melihat lawan melompat menyingkir, Auwyang Tek-pok
lantas mengendorkan pukulannya, namun apapun dia tidak
menduga bahwa gerak geriknya pemuda ini bukan saja cepat
lagi tangkas, reaksinyapun cekatan- Untung dia
berpengalaman, Lwekang tinggi lagi, terutama tiga jurus
permulaan Wi-liong ciang-hoat, pernah dia memperoleh
penjelasan lisan dari Liok Kiam-ping, meski diserang
sedikitpun dia tidak gugup, serangan lawan dihadapi dengan
tabah. Namun serangan memang teramat cepat dan tangkas,
maka waktu berkelit kelihatan gerak geriknya sedikit gugup,
Sebelum dia menegakkan badan. Pemuda baju putih kembali
membentak: "Sambut lagi jurus ini."
Lenyap suaranya kakinya menjejak tanah orangnya
melambung ke udara, kali ini dia melancarkan jurus Lionghwi-
kiu-thian, seiring dengan tubuhnya yang menukik turun,
bayangan telapak bertaburan diudara mengurung beberapa
kaki disekitar tubuh Auwyang Tek-poh.
Bian-ciang Auwyang Tek-pok sadar bahaya mengancam
jiwanya, sebelum dia bersiaga bayangan telapak tangan sudah
menindih turun, dalam gugupnya masih sempat dia kerahkan
dua belas bagian tenagan balas memukul keatas. Ditengah led
akan keras, kedua kaki Auwyang Tek-poh tergetar amblas tiga
dim kedalam tanah, sekuatnya masih mampu dia
mempertahanhan dirinya, namun bulu kuduk sudah berdiri.
Pemuda baju putih berputar sekali Hinggap ditanah, namun
sekali tutul tubuhnya mencelat maju pula sambil melontarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jurus Liong-iau-king-thian, kali ini serangan dilontarkan tanpa
memberi peringatan. Padahal Auwyang Tek-poh tak mampu
banyak bergerak sementara angin pukulan sudah melanda
dari belakang, dia tahu bahwa dirinya takkan terhindar dari
renggutan elmaut. Sedetik lagi jiwanya kalau tidak mampus
pasti luka parah.
Pada detik yang gawat itulah mendadak menggelegar
bentakan seorang: "Lo kokojangan kaget, biar Siaute
membereskan sampah persilatan ini." belum habis suara itu
bicara, segulung tenaga dahsyat telah memburu tiba dari atas
sehingga gerakan sipemuda baju putih tertahan.
Merasa pukulan dahsyat lawan, mendadak tertahan lekas
Auwyang Tek-poh melompat minggir sambil menoleh,
dilihatnya Liok- Kiam-ping adik muda nya meluncur turun dari
tengah udara
Pemuda baju putih kaget terbeliak. perasaannya menjadi
dingin, batinrya: Kamu bocah keparat itu masih diutara,
kenapa bisa muncul disini, mungkin hari ini ajalku akan tamat
disini." sambil mengerut kening, benaknya sudah merancang
bagaiman dia harus melarikan diri, namun dia bersikap wajar,
katanya: "Siapa tuan, kenapa mencampuri urusan kami,
terimalah saran cay he, lekas menyingkir saja supaya kau
tidak ikut celaka.
Amarah Liok Kiam ping sudah hampir meledak sejak tadi,
bentaknya: "Hong lui-pang tiada permusuhan apa dengan kau,
bukan saja menfitnah kita, kaupun menimbulkan amarah
berbagai perguruan, siapa biang keladi perbuatanmu, dari
manapula kau belajar Wi-liong-ciang bicaralah sejujurnya,
Pangcu tidak akan menarikpanjang urusan, memberikan
hukuman sepantasnya kepadamu."
Ciut nyati pemuda baju putih melihat perbawa Liok Kiamping,
namun diapun punya watak angkuh, kapan dia pernah
tunduk kepada orang lain, dihadapan umum mana dia mau
dimaki dan disalahkan. saking gusar dia lupa untung rugi dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perbuatannya selama ini katanya sambil tertawa ding an,
"cayhe mendapat budi kebaikan leluhur Wi liong- ciang-hoat
diwariskan kepadaku, mengemban tugas perguruan cayhe
mengembara di Kangonw untuk menuntut balas deadam
perguruan, maka jabatan ciang bun sepantasnya akulah yang
menjabatnya, kau berani memalsu diri mengaku sebagai
Pangcu segala, berarti meremehkan undang-undang
perguruan kalau tahu diri lekas bunuh diri saja. sungguh tidak
tahu malu kau berani unjuk diri dihadapan umum."
Sebelum Liok Kiam ping mencercahnya, orang sudah
menuduhnya malah, karuan seperti api disiram minyak
amarah Liok Kiam-ping, bentaknya: "Bedebah tidak tahu malu,
sebelum dihajar kau takkan kapok dan mengakui kesalahan.
"Baiklah akan kubekuk kau dan dihukum sesuai perbuatanmu,
kalau kau bebas berkelana, bagaimana Hong-lui-pang bisa
tegak di Bulim, nah kurcaci serahkan nyawamu." maju
selangkah dua tangan lantas menyerang dengan jurus Liong -
kiap-sin-gan. Karena gusar serangannya sepuluh bagian
tenaga, apa lagi Liok Kiam-ping, memperoleh ajaran lebih
murni dari perguruan lwekangnya tangguh lagi, maka
serangannya ini sedahsyat gugur gunung, perbawanya jelas
berlipat ganda dari keampuhan pukulan pemuda putih tadi.
Pemuda baju putih terbeliak kaget, mana dia berani
menyambut, lekas dia kembangkan kesebatan gerak
tubuhnya. menuyingkir dari damparan angin pukulan lawan
untung dia sendiri juga menguasai pukulan ini, tahu cara
bagaimana harus menyelamatkan diri, kalau tidak jiwanya
sudah melayang. Liok Kiam-ping tahu hanya sejurus belum
mampu membekuk lawan, begitu lawan berkelebat minggir dia
susuli lagi dengan jurus Lloug-hwi-kiu-thian dan Liong-jiauking-
thian sekaligus. Kali ini serangannya dilancarkan
serempak dengan kecepatan tinggi lagi. hingga hadirin tiada
yang melihat jelas bagaimana Liok Kiam-ping melancarkan
serangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ginkang pemuda baju putih memang memiliki kelihayannya
sendiri, disaat dia menyingkir meskijiwanya selamat, namun
dia juga insaf jiwanya hampir saja direnggut elmaut. Maka
setelah tiga jurus serangan Liok Kiam-ping dapat dihindarkan
dia berpikir "Wi- liong- ciang hanya tiga jurus, coba lihat masih
punya simpanan ilmu apa yang dapat kau gunakan."
Sayang sebelum pikirannya ini lenyap dalam benaknya,
kedua lengan Liok Kiam-ping sudah berputar dari kanan kiri
lalu berpadu ditengah dalam jurus Wi-liong-ting-gak. yang
jarang digunakan telah dilancarkan.
Maka terdengarlah "Blang" yang keras, bayangan putih
mencelat terbang setombak jauhnya.
Perlu diketahui bahwa ajaran tunggal suatu perguruan yang
putus turunan umumnya harus dipelajari sendiri berdasarkan
bakat dan kecerdasan penemunya. dahulu Kiu-thian-sin- liong
cianpwe dari Hong-lui bun dan Lui Giok juga hanya berhasil
menyelami tiga jurus saja, jurus keempat Wi-liong-tin-gak ini
adalah hasil ciptaan Liok Kiam-ping sendiri berdasarkan
penemuannya, selama ini jarang dia gunakan, maka kaum
Bulim umumnya mengira bahwa Wi-llon-ciang hanya terdiri
tiga jurus, tak heran kalau pemuda baju putih kecundang
disaat tidak siaga.
Begitu terbanting jatuh pemuda baju putih
menghamburkan darah segar, kaki tangan kelejetan sebentar
lalu jatuh semaput.
Maka Liok Kiam-ping menghampiri Auwyang Tekskok serta
memperkenalkan kepada Ai-pong-sut orang banyak merubung
maju menunggu perkembanganselanjutnya.
Sesaat kemudian baru pemuda baju putih sadar, tahu
dirinya terluka parah, untuk lolos jelas tidak mungkin, maka
matanya hanya dipicingkan uutuk memandang orang-orang
disekelilingnya, setelah menghela napas, dia pejam mata pula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping tidak tega, katanya dengan nada kalem:
"Siauhiap ada kesulitan apa, boleh kau terus terang saja, bila
persoalan memang masuk diakal dan patut dipertimbangkan,
kami pasti bertindak secara adil kepadamu."
Pemuda baju putih berkata rawan: "Kalian tentu masih
ingat.Jing-san biau khek?"
"Maksudmu murid Ham-ping Lomo yang paling disayang
itu? pernah apa dia dengan Siauhiap ?
Kecut tawa pemuda baju putih, katanya:
"Dia adalah engkohku, waktu dia pulang membawa luka
parah dulu, sempat dia ajarkan tiga jurus Wi-liong-ciang
kepadaku, diapun berpesan supaya kelak aku menuntut balas
sakit hatinya, maka aku giat berlatih, namun sudah kekuatan
sendiri tidak mencukupi, untung bulan lalu Ham-ping-kiong
memberi petunjuk supaya dengan Wi-liong-ciang aku
membunuh murid-murid lima perguruan besar dengan
melimpahkan dosa-dosa ini kepihak Hong-lui-bun. sementara
seluruh kekuatan mereka beserta jago-jago silat yang berhasil
mereka kumpulkan langsung meluruk kemarkas besar musuh
di di Kwe Hun ceng. Sekarang cayhe tertaw n, mau bunuh
atau disembelih terserah, kalian boleh turun tangan-"
Liok Kiam-ping menghela napas, katanya: Demi mengejar
keinginan pribad isaudara tak segan melakukan kejahatan,
walau persoalan sudah jelas, namun orang orang kelima
perguruan besar masih menunggu penyelesaian, untuk ini
Hong-lui-pang kita tidak bisa membantu dirimu
menyelesaikan." lalu Kiam-ping berpaling kearah Auwyang
Tekspoh, katanya: "Karena peristiwa ini, hampir saja Siaute
bentrok dengan kelima perguruan besar itu, syukur Hoat-pun
Siansu berpikir secara obyektif. beri hati luhur dan bajik, maka
kujanjikan setengah bulan untuk membongkar perkara ini,
dalam jangka waktu yang kujanjikan itu akan memberi
pertanggungan jawabku ke Siau-lim-si. Sekarang markas
besar kita sedang terancam bahaya, aku kuatir pihak HamTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
ping-kiong sudah meluruk keselatan maka Siaute harus lekas
kembali ke Kwe-hun-ceng, waktu tidak mengizinkan Siaute
pergi ke Siau-lim-si, untuk ini aku mohon bantuan Lokoko
mewakili aku ke sana."
Auwyang Tekspoh bergelak tawa katanya: "Tugas ini boleh
kau serahkan kepadaku, jangan kuatir pasti kuselesakan
dengan baik, besok juga aku akan berangkat ke Siau lim si.'
Setelah mengucap terima kasih Liok Kiam-ping menjura lalu
mohon diri bersama Ai pong-sut mereka naik perahu kembali
kekota.
Ingin rasanya tumbuh sayap supaya segera terbang
kembali ke Kwi-hun-ceng, untunglah kembalinya mereka naik
kapal besar milik cau Hong, kalau datangnya setengah hari
perjalanan pulangnya hanya memerlukan duajam, Hari telah
petang malam itu mereka menginap disebuah hotel, maklum
us ia sudah lanjut, setelah hilir mudik satu hari, beg itu masuk
kamar Ai-pong-sut lantas tidur mendengkur.
Sebaliknya Liok Kiam-ping banyak pikiran, hatinya gundah
tak bisa tidur. Seolah-olah terbayang dalam benaknya Hamping
Lomo dan kamrat-kamratnya sedang menggempur
KwHun Ceng, korbantelah berjatuhan, makin dipikirperasaan
makin tak karuan. Mendadak Liok Kiam-ping melompat
bangun sambil membangunkan Ai-pong-sut, katanya:
"Hayo berangkat,"
Ai-pong-sut juga tidak banyak bicara, begitu bangun segera
dia ikuti Liok Kiam-ping melompat keluar lewat jendela setelah
meninggalkan sekeping uang diatas meja.
Jalan yang mereka tempuh tetap pegunungan yang
belukar, selama beberapa hari menempuh perjalanan tanpa
istirahat, betapapun tinggi Lwekang mereka, akhirnya merasa
payah juga. Pada sebuah kota kecil, pagHari itu mereka
mengisi perut sambil mencari berita. Sejak Hong lui-pang
berdiri, dalam wilayah ciat-kang, dikota besar kecil atau desa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
desa sekitarnya iidak sedikit Liok Kiam-ping menanam
anggotanya yang dipimpin oleh kader-kader pilihan yang telah
digembleng dari markas besar, tidak heran kalau Hong- luipang
berkembang pesat dan berkenan dihati rakyat karena
mereka membela kebenaran, mendukung pihak lemah demi
kesejahteraan hid up mereka. Di mana saja dalam wilayah
ciat-kang siapa-siapa tidak unjukjempol bila membicarakan
Hong- lui-pang.
Hari ini mereka tiba dikota Hing-an, kota sedang initerletak
dipersimpangan jalan antar kota, maka perdagangan di sini
Cukup ramai, penduduknya hidup makmur, di sini Hong- luipang
juga mendirikan Cabang, namun situasi sekarang agak
genting, waktu Liok Kiam-ping tanya tentang Hong- lui-pang
kepada seorang penduduk. yang di tanya ternyata
menggeleng ketakutan terus menyingkir namun Kiam-ping
tidak putus asa dia masihputar kayuh keberbagai tempat yang
strategis namun tanda rahasia Pang mereka juga tidak
ditemukan. Mereka tahu situasi telah berobah genting, bukan
mustahil seluruh anggota Hong- lui-pang telah mengundurkan
diri atau sudah mengalami bencana, sore itu mereka mengisi
perut sekedarnya, lalu cari hotel dan masuk kamar istirahat.
Menjelang kentong ketiga Ai-pong-sut kembali meletakan
sekeping perak diatas meja, bersama Liok Kiamping mereka
melesat keluar lewat jendela menuju kearah barat laut,
keduanya mengembangkan Ginkang tinggi, maka gerak tubuh
mereka seperti jalur asap yang memanjang putih, laksana kilat
meluncur kedepan.
Duajam kemudian seratus li lebih telah mereka capai, saat
itu fajar sudah hampir menyingsing, kota Kim-hoa sudah
kelihatan tak jauh didepan, kota ini penduduknya padat,
perdagangan tidak kalah ramainya dari kota Hing-an yang
lebih kecil, apa lagi Hari itu hari pasaran, maka banyak
pedagang yang sepagi itu sudah siap berangkat dan
banyakpula yang sudah menjublek didepan pintu kota.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Makin dekat kota orang makin banyak, maka Kiam-ping
berdua tak berani mengembangkan Ginkang lagi, mereka
membelok ketimur lalu kembangkan Ginkang pula memutar
kota menuju keselatan lewat tanah tegalan yang belukar,
namun kecepatan jalan mereka dua lipat dari orang biasa.
Sehari ini mereka tidak istirahat atau masuk kota, menjelang
magrib mereka sudah memasuki wilayan ceng-than, semakin
dekat mereka merasa perlu mencari tahu situasi, maka
mereka masuk kota, disuatu tempat mereka tengah
Celingukan mencari tanda-tanda rahasia yang amat mereka
perlukan.
Dari tempat gelap dipojok sana mendadak muncul seorang
pemuda berpakaian ketat, secara lihay dia menggerakan
tangannya memberi tanda khas kearah Liok Kiam-ping lalu
menyelinap ketempat gelap.
Liok Kiam-ping adu pandang dengan Ai-pong-sut, mereka
maklum apa arti tanda rahasia itu, dengan kalem segera
mereka menuju ketempat gelap itu. Beberapa puluh langkah
kemudianpemuda pakaian ketat itu mendadak berhenti serta
membalik tubuh terus menekuk sebelah lututnya serta
memberi hormat kepada Liok Kiam-ping, katanya dengan
suara sedih: "Hamba ong Siang, atas perintah Jin-hong-tong
Tongcu, sudah lama menunggu kedatangan Pangcu di sini."
Liok Kiam-ping tahu bahwa perobahan telah terjadi markas
besar, lekas dia tanya: "Jangan banyak adat, lekas tuturkan
kepadaku apa yang telah terjadi."
ong Siang mundur selangkah lalu berdiri tegak. katanya
dengan muka getir: "Selama beberapa minggu sejak Pangcu
berangkat keutara, keadaan aman sentosa, namun sejak
minggu lalu mendadak muncul belasan jago-jago kosen dari
golongan hitam dan aliran putih yang menyatakan akan
menumpas dan menghancurkan Hong- lui-pang kita, tanpa
memberi pernyataan resmi, mereka langsung meluruk
kemarkas besar" syukur para Tong-cu, kita berjuang matiTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
matian baru musuh berhasil dipukul mundur. Malam itu juga
beberapa murid kita diutus keberbagai tempat untuk memberi
kabar disamping mengirim kabarpula kepada Pangcu.
"Tiga hari yang lalu, jago-jago Ham-ping-kiong dan Lo-huto
di Lamhay meluruk bersama, situasi makin tegang dan
mendesak, berbagai cabang yang berdiri diberbagai kota,
secara berencana telah ditumpas habis oleh mereka, beritaberita
buruk susul menyusul berdatangan.
Jago-jago Ham- ping- kiong dan -Lo-hu-to amat bengis dan
kejam, mereka turun tangan secara telengas, tidak sedikit
korbanjatuh dipihak kita, pada haltenaga yang ada dimarkas
besar amat terbatas, menjaga yang ini kehilangan yang itu,
maka sebagian bangunan telah dibakar dihancurkan musuh,
tapi korban dipihak musuh juga tidak sedikit.
"Gelagatnya pemimpin besar mereka belum tiba, maka
setelah bertempur semalam suntuk, lekas sekali
mengundurkan diri, namun menyatakan dalam tiga hari
mereka pasti akan membumi Hangus seluruh markas besar
kita, anjing ayampun takkan ketinggalan hidup.
"Para Tongcu kuatir bila iblis laknat pimpinan musuh tiba,
kekuatan yang ada dipusat jelas takkan kuat melawannya,
maka dipilih beberapa anggota berani mati dlutus keluar
markas menyelundup keluar, kepungan musuh menunggu
kedatangan Pangcu. Agaknya Tecu mendapat anugrah dari
Thian Yang Maha Kuasa, syukurlah harapan kita terkabul, api
Sekarang sudah menjelang waktu yang dijanjlkan,
kemungkinan pertempuran sudah berlangsung dimarkas
pusat."
Betapa murka Liok Kiam-ping mendengar laporan ong
Siang, Sambil mengertak gigi dia mendesis: "Kurcaci yang tak
habis diberantas, hayolah cepat." belum habis bicara tubuhnya
sudah mendahului meluncur ketengah udara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ai - pong - sut tidak mau ketinggalan, sekali jejak diapun
melesat kencang kearah Kwi-hun ceng. Hanya dalam waktu
setanakan nasi, Kw-hun-ceng sudah kelihatan di kejauhan,
suara pertempuran yang gaduh juga sudah mulai terdengar.
Liok Kiam-ping kembangkang Ginkang Eng-ih-kiu-coan,
tubuhnya melambung makin tinggi sambil berputar meluncur
dipucuk pohon terus menukik turun, melompati sungai
pelindung perkampungan, secepat kilat dalam dua tiga kali
lompatan jarak jauh dia sudah terjun keajang pertempuran.
Pertempuran berlangsung diluar perkampungan, mayat
sudah bergelimpangan, darah mengalir, jeritan demijeritan
menambah korban.
Liok Kiam-ping tarik napas, tenaga murni dipusar
dikerahkan lalu menghardik: "Berhenti." Lwekangnya yang
tinggi dikerahkan, sehingga Say-cu-hong (auman singa) yang
di lancarkan laksana geledek menggelegar, seluruh hadirin
yang lagi baku hantam seperti pekak kupingnya, ternyata
semua melompat mundur dan pertarunganpun berhenti.
Melihat Liok Kiam-ping datang laksana malaikat yang terjun
dari langit, sungguh bukan kepalang girang orang-orang
Hong-lui-pang, serempak mereka bersorak menyambut:
"Pangcu." beramai mereka merubung maju.
Lekas Kim-ji-tay-bong pentang kedua tangannya
meredakan suasana haru dan girang ini, langsung dia maju
kedepan Liok Kiamping, sejak dia berdiam diri menekan
emosinya yang masih menggejolak sanubarinya, namun mata
menjadi merah, tenggorokan seperti disumbat, lidahpun kelu
tak mampu bicara.
Dengan sabar dan penuh semangat Liok Kiamping tepuk
pundaknya, katanya: "Aku sudah tahu, kalian tidak perlu
bersedih, hari ini kita akan menuntut keadilan kepada mereka,
kau boleh istirahat dan tolong yang terluka."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tersipu Kim ji-tay-tay-beng mengiakan sambil memberi
hormat lalu mengundurkan diri.
Sementara musuh yang menyerbu juga mengumpul jadi
satu diluar kampung, jumlah mereka jauh lebih banyak. kirakira
seratus orang. Agaknya kedatangan Liok Kiam-ping cukup
menggetar nyali mereka.
Liok Kiam-ping mendekat dan berhenti tak jauh didepan
Ham-ping Lomo, saking murka dia dapat menekan
perasaannya malah, katanya dengan tertawa ramah:
"Sungguh tak nyana. setua ini kau dapat bertindak lebih cepat
dari cay he, mohon tanya siapakah kedua orang tua ini, siapa
nama julukannya ?"
Hamping Lomo juga tertawa ramah, katanya: Siaute,
tempo hari kuampuni jiwamu, hari ini jangan harap kau dapat
meloloskan diri, dendam kesumat kita harus dibereskan hari
ini." lalu dia tuding orang tua di sebelah kiri, bertubuh gemuk
bera lis putih, "Inilah Hu-to sin-kun yang berkuasa di Hu-lo-to
di Lam hay." lalu dia tuding nenek tua bertubuh krempeng
memegang tongkat besi di sebelah ka nanny a, "inilah sumoay
Hu-losin-kun yang dijuluki Bok-bin-sin-po anak muda, boleh
kau berkenalan dengan mereka ber dua. "
Liok Kiam-ping bergelak tawa, serunya:
'Maaf cayhe kurang hormat. Agaknya kalian datang dengan
maksud tertentu. Syukurlah kedua pihak dapat kumpul hari ini,
persoalan kedua pihak harus dibereskan secara tuntas hari ini,
Sin-kun betul tidak menurut pendapatmu.?'
Memicing kata orang tua gemuk. katanya dengan seringai
dingin: 'Ya, itulah maksud perjalanan Lohu beramai kemari
Anak muda, Kalau kau tahu jumlah kami lebih banyak. boleh
kau sebutkan Caranya, Losiu pasti akur saja."
"Tamu mengikuti kehendak turun rumah, namun orang she
Liok tidak akan merugikan kalian" demikian ucap Liok Kiamping,
"tapi sebelum pertarungan dimulai, ada beberapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
persoalan cayhe mohon penjelasan dari pihak Ham-pingkiong."
lalu dia menoleh kearah Ham-ping Lomo. katanya lebih
lanjut: "Pepatah ada bilang ada hutang harus dibayar, hutang
darah dibayar darah, demikianlah kehidupan insan persilatan,
untuk membereskan sakit hati dan permusuhan digunakan
cara berkelahi, kepandaian menentukan, siapa kuat dan
menang, permusuhan kita memang sudah bertumpuk maka
penyelesaian boleh dilakukan secara terbuka. Apa la cur, kau
menganjurkan adik Jing-san- biau-khek meminjam kebesaran
nama kita membunuh murid-murid lima perguruan besar
dengan tujuan mengadu domba mereka dengan kita sehingga
kaum Bulim takkan hidup dalam suasana damai, apakah
perbuatan kotor dan keji serta memalukan ini tidak
meruntuhkan pamor Hamping-kiong yang sudah puluhan
tahun?"
"Adik Jing-san-biau-khek belum pernah muncul di
Kangouw. Muncul dan perbuatannya di Bulim belum diketahui
orang, apakah kedoknya sudah terbongkar dan dibekuk lawan,
kalau dia tidak mengaku mana lawan tahu rahasia ini?"
demikian batin Ham-ping Lomo dengan rasa kejut. Tapi dia
tab ah, Licik dan licin, sengaja dia terloroh loroh, katanya:
Jing-san biau-khek adalah murid penutup Lohu, setahun yang
lalu sudah kau pukul mati, dendam ini belum terbalas sampai
sekarang. Tentang adiknya aku tidak tahu juga bukan murid
kita, Siau-pwe, jangan kau memfitnah, nanti kau rasakan
betapa lihay tindakan kami."
Liok Kiam-ping menyeringai dingin, katanya: "Tua bangka
tidak tahu malu. jelas kau yang jadi biang keladi, namun
memungkir dan cuci tangan- Biarlah kuberitahu kepadamu,
pengganas yang menyamar anggota Pang kita membunuh
murid-murid lima perguruan besar itu sudah kubekuk dan
kugusur ke Slong-san, biar lima perguruan besar yang akan
menghukumnya. Iblis laknat, kukira dalam kasus itu kaupun
terlibat atau mungkin biang keladinya pula."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Betapapun licik dan tabah Ham-ping lomo kini tak kuat lagi
dia menahan amarah, mukanya memberi dilembari nafsu
membunuh. bentaknya: "Siaupe, tutup bacotmu, jangan
membual, kalau tidak..." "
"Kalau tidak kenapa ?"
”Kwi-hun-ceng akan kuratakan dengan tanah"
"He, apa mampu ?" jengek Liok Kiam-ping, "selama Honglui-
pang berdiri tak pernah terjadi onar dan permusuhan, kita
bisa hidup berdampingan secara damai dengan berbagai
golongan dan aliran2 lain- Tapi adik Jing san-biau-khek yang
pernah mencuri belajar tiga jurus Wi-liong- ciang ternyata
menteror murid-murid lima perguruan besar, sehingga
menimbulkan amarah masal, syukurlah pengganas itu sudah
berhasil kubekuk dan telah diserahkan kepada Hoat-pun
Siansu di Siau-lim-si, sudah pula kami kirim kabar kepada
perguruan lain yang bersangkutan, maka kuanjurkan kepada
pihbak-pihak yang bersangkutan di sini, kalian datang atas
perintah dan ingin menuntut balas, duduk perkaranya sudah
jelas, silakan mundur saja kepinggir."
Anjuran Liok Kiam-ping membawa reaksi yang
menguntungkan, orang-orang dari Kong-tong, Go-bi. Hoa-san
segera mundur dari kelompok besar Ham-ping- lo- mo. Butong
pay yang dipimpin Pek-clok Tojin mundur paling akhir.
Kini yang masih bersitegang leher didepan perkampungan
hanyalah jago-jago Ham-ping-kiong dan Lo hu-to, jumlahnya
sekitar empatpuluh orang.
Maka Liok Kiam-ping menoleh kearah rombongan anak
buahnya, yang tersisa hanya belasan orang saja. kekuatan
kedua pihak jelas terpaut amat jauh, maka dia berpikir:
"Kalau terjadi pertarungan besar, pihak kita sukar
mengalahkan mereka yang berjumlah lehih banyak. lebih baik
diadakan pertandingan secara beraturan dalam beberapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
babak, tapi iblis laknat itu cukup licin, mungkin tak mudah
ketipu... "
Mendadak Ham-ping Lomo membentak:
"Kurcaci ini bertangan gapah. jahat dan telengas, Hamping-
kiong bersumpah tak mau berjajar dengan kau, hayolah
kita maju bersama." dengan gerakan kilat mendadak dia
mendahului memukul satu jurus kepada Liok Kiam-ping.
Lwekangnya yang tangguh sudah diyakinkan enam puluhan
tahun, jagosilat yang masih hidup didunia ini mungkin sudah,
tiada yang kuat melawan pukulannya yang hebat. Dua
pukulan telapak tangannya menimbulklan gelombang pasang
yang hebat seperti gugur gunung.
Betapapun tinggi Lwekang Liok Kiam-ping, karena lawan
menyerang mendadak. sukar dia melayani dengan serangan
balasan terpaksa dia kembangkan Ling-hi-pou berkelebat
setombak kepinggir. begitu kaki menyentuh tanah, kontan
Kiam-ping menggerakan kedua tangan, bentaknya: "Kaupun
rasakan seranganku."
iblis tua berpengalaman, begitu serangan pertama luput,
serangan susulan sudah disiapkan- melihat Kiam-ping
mendorong kedua lengannya, diapun songsong pukulannya
dengan dorongan telapak tangan pula.
"Blam" udara seluas satu tombak seperti mendadak
bergolak menjadi angin lesus yang membumbung tinggi
keangkasa. Liok Kiam-ping tergetar keras.. hingga tubuhnya
bergontai. Sementara Ham-ping Lomo tertolak setengah
langkah.
Pada hal usia iblis tua ini sudah mendekati se abad, betapa
hebat latihannya, nama besarnyapun sudah disegani puluhan
tahun, dalam adu kekutan kali ini ternyata kecundang oleh
seorang pemuda ingusan, betapa hatinya takkan kaget dan
sedih, apapun dia tidak mau terima akan kenyataan ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kejadin berlangsung cepat dan hanya sekejap mata saja.
Begitu kedua orang ini mulai bentrok, maka orang-orang
lainpun tak mau ketinggalan-
Baru saja Lo-hu-sin-kun menggerakan kaki, Ai-pong-sut
Thong caU sudah menghadangny serunya bergelak tawa: "Eh,
mau ke mana kau, bukankah di sini juga baik." sebelum lawan
bicara dia sudah menepukkan kedua telapak tangannya.
Lo-hu-sin-kun seorang pemimpin yang berkuasa di
daerahnya, Kungfunya jelas mempunya keistimewaannya
sendiri, Lwekangnya pun tinggi, merupakan jago kosen yang
tak pernah ketemu tandingan di Lam-hay, Hukong-king-ingpou
ciptaannya dan Lo-hu-sha-cap-lak-sek merupakan dua
ilmu tunggal yang pernah menjagoi Bulim.
Sebelum pukulan Ai-pong-sut mengenai tubuhnya Lo-hu
sin-kun sudah menjengek dang in, kakinya menggeser
kepinggir tangan menggaris bundar lurus balas menepuk. Tak
nyana serangan Ai-pong-sut ternyata gertak samber belaka,
tangan bergerak tanpa menyalurkan tenaga, begitu lawan
menyong-song pukulannya, lekas dia kembangkan gerak
tubuhnya yang aneh, sekali berkelebat bayangannya ternyata
lenyap dari pandangan muka.
Terasa pandangan kabur, ternyata bayangan lawan lenyap.
karuan Lo-hu-sin- kun melenggong dibuatnya, tiba-tiba angin
tajam menindih tiba dari arah kiri. Mendadak diapun
menghardik, segera diapun kembang-kan Hun- kong- kinging-
pou, gerak tubuhnya-pun tidak kalah lincah dan pesat
seperti samberan kilat
Maka kedua orang ini adu tipu, adu ginkang, kejar
mengejar, tubruk menubruk. yang satu tendang yang lain
sepak. semua gerakan dilancarkan dengan kecepatan tinggi,
yang terlihat hanya dua bayangan yang berseliweranpergi
datang. Gaya pertarungan kedua orang ini merupakan
tontonan gratis yang menakupkan dari ajang pertempuran lain
yang terus berlangsung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat sang Suheng takkan bisa menang dalam waktu
singkat, Bok-bin-sin-po yang nenek berangasan ini tidak sabar
menunggu, sudah berulang kali dia ingin terjun ke arena
membantu, maka pelan-pelan kakinya sudah bergerak
kepinggir gelanggang.
Kim-ji-tay-beng masih dendam karena adiknya Gin-jaybeng
masih tersiksa dalam sakitnya oleh pukulan Ham -pinging-
sat musuh, sejak lama dia sudah bertekad menuntut balas,
melihat pertempuran sudah mulai, diapun tak mau
ketinggalan. Sebelum lawan menaantang dia sudah
membentak: "Lihat serangan." telapak tangannya sudah
berobah kuning emas, begitu bergerak langsung dia
menyerang kepada Bok-bin- sin-po.
Memangnya Bok-bin sin-p sudah gatal tangannya dan ingin
terjun ke arena, merasa pukulan yang melanda diri, seketika
dia terkekeh senang, serunya: "Serangan bagus." tubuhnya
mengendap kedepan dengan miring hingga luput dari
serangan telak, berbareng tongkat kepala burung hantu
ditonjokkan dengan jurus Kiau-liong-jut-cui mengetuk Jiankin-
hiat dipundak Kim-ji-tay-beng.
Serangan kedua tangan Kim-ji-tay-beng tidak sepenuh
tenaga, begitu tongkat lawan mengancam pundaknya lekas
dia kendorkan tenaga terus melompat tinggi keudara
mengembangkan Hwi-eng-sin-hoat, tubuhnya celentang datar
dengan kaki tangan terpentang persia seekor burung raksasa
yang pentang sayap terus menukik turun, telapak tangannya
yang menguning membawa cahaya gemilau mengepruk batok
kepala.
Bok-bin-sin.p bukan lawan enteng, melihat lawan memiliki
gerakan tubuh selihay ini, dia tak berani ayal, sikapnya kini
serius, tongkatnya ditarik balik terus dirobah gerakan ou-liongjeng-
tha ujung tongkatnya yang berkepala burung itu
mematuk ke telapak tangan Kimji-tay-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Grak gerik Kim-ji-tay-beng setangkas naga, kedua kaki
tertekuk lalu menjejak, tubuhnya yang terapung berputar
sehingga patukan tongkat lawan dihindarkan, kini dia
berkelebat kebelakang lawan, dengan tenaga penuh kedua
telapak tangannya menggablok dari udara. Gak tubuhnya
memang tangkas lagi lincah, kecepatannyapun
diluarperhitungan lawan- Bok-bin-sin.p memang terdesak
kaget. sukar dia mengimbangi kecepatan lawan-Apa lagi
tongkat besi itu beratnya delapanpuluh kati, untuk memutar
dan memainkan ilmu tongkatnya diperlukan landasan tenaga
dalam yang besar, padahal usianya sudah lanjut, maka dalam
setiap perobahan gerakan tongkatnya selalu membawa gerak
lamb an.
Namun sejak muda dia sudah meyakinkan ilmu tongkatnya
dan sudah terkenal puluhan tahun, meski terdesak tidak
mudah dirobohkan, merasa punggung diserang lawan, lekas
dia hentikan gerak tongkatnya terus miring kan tubuh ke
sebelah kanan, begitu gablokan lawan luput dia menghardik
sengit terus putar tongkatnya dengan ilmu Lo-kong-koayhoat,
ilmu tongkatnya terdiri sembilan puluh satujurus, begitu
kencang dia memutar tongkatnya laksana kitiran, dalam waktu
singkat dia masih kuat bertahan meski sedikit terdesak,
namun belum kalah.
Dalam pada itu Jian-li-tok-hengJin Hou maju beberapa
langkah dan menantang kepada Tay-bok-it-siu: "Sahabat
lama, kenapa menonton saja, hayolah mau menambah
keramaian' sambil tertawa dia pasang kudakuda siap
menunggu serangan-
Tay-bok-it-siu juga jago yang sudah punya nama, meski
tahu dirinya bukan tandingan lawan, tapi ditantang didepan
umum, betapapun dia pantang menyerah dengan muka mas
am dia menjengek: "Ya, Lohu juga sudah sebal menunggu,
ternyata kau antar jiwamu, hayolah maju memangnya siapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
takut kepadamu." habis bicara langsung dia menyerang lebih
dulu.
"Nah kan begitu." seru Jian-li-tok-heng tertawa riang, kaki
menggeser tubuh berkelit, sebat sekali dia membalik arah
sambil menyilang kedua tangan lalu balas membentak:
"Kaupun rasa kan pukulanku.' serangan ini menggunakan tinju
dilandasi kekuatan dalam lagi maka tinjunya sampai menderu
keras.
Serangan Tay bok-it-siu belum ditarik balik, sementara
pukulan lawan sudah mengancam dirinya, untung Lwekangnya
cukup tinggi, mendadak dia berputar segesit tupai, sambil
mengendap tubuh kedua tangan menyongsong maju lawan-
"Plak" benturan menimbulkan ledka, keras Jian-li-tok-heng
bergoyang mundur. Sementara Tay-bok-it siu menangkis
dengan tergesa maka tenaganya tidak sepenuhnya, maka dia
tertolak mundur dua langkah baru berdiri tegak pula.
Sejurus berhasil memukul mundur lawan, Jian li-tok-heng
tidak memberi hati, sambil tertawa dia mengejek pula:
"Sahabat lama sudah sekian lama tidak bertemu, ternyata
tiada kemajuan sama sekali." disamping mengembangkan
kelincahan gerak tubuhnya dia pun lancarkan Sian-tian ciang
hoat (pukulan kilat).
Tay-bok-it-siu pernah merasakan kelihayannya, maka
diapun melawan dengan Loh-ce-siang-hoat yang terkenaljuga.
Sesaat mereka masih beri hantam seru dan sama kuat.
Dalam pada itu dengan Ginkang yang tinggi, karena sengsi-
koan dalam tubuhnya juga sudah tembus, tenaga dalamnya
terus mengalirtakputus-putus, maka begitu melabrak maju,
dua jiwa murid Lo-hu-sin-kun dibabatnya mampus. Sekali
serangan berhasil menamatkanjiwa musuh, Suma Ling-khong
semakin kerasukan setan, dengan bekal kepandaiannya dia
ingin melabrak musuh serta membabat seluruh murid- murid
Lo-hu dan Ham-ping.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si gede siang wi selama beberapa hari ini nganggur, sejak
serangan Ham-ping- kiong tiga hari yang lalu, sifat buasnya
kambun lagi, maka hari ini diapun melabrak musuh sejadijadinya,
untung tubuhnya kebal senjata, kalau tidak mungkin
dia sudah mampus terpukul Ham-ping- ciang yang beracun
dingin, sekarang dia bisa mengumbar amarahnya dengan
membabat musuh sebanyak mungkin, dengan Suma Lingkhong
mereka sudah mengikat janji, berlomba membunuh
musuh sebanyak mungkin, melihat Suma Ling-khong sudah
membunuh beberapa jiwa musuh, segera dia tak mau
ketinggalan, serunya: "He, tunggu aku."
Menenteng tongkat besinya segera dia kembangkan Nukang-
cappwe-lak. dengan langkah lebar dia menghampiri
rombong an besar musuh.
Setelah adu tiga kali pukulan dengan Ham-ping Lomo,
berkat rejeki yang selalu nomplok kepada Liok Kiam-ping,
ternyata tenaga dalamnya masih lebih unggul dari lawan-lb lis
tua yang sudah lama bersimaharaja ini dipukulnya tergetar
mundur dengan rambut dan jenggot berdiri kaku, mata
melotot mulut menyeringai. Seperti binatang buas kelaparan
yang kalau merebut mangsa, jari-jari tangannyapun
terkembang seperti cakar slap merobek mangsanya.
Sebagai tokoh bangkotan dia tahu hanya berlandas
kekuatan dalam, dirinya takkan bisa mengalahkan anak muda
ini, terpaksa dia harus mengerahkan Hiam-ping-im sat untuk
mengadu jiwa, syukur lawan dikalahkan, namanya yang sudah
diangkat selama puluhan tahun baru a kan dipertahankan-
Setelah tetap hatinya, dia menyeringai sambil kertak gigi,
kedua lengan perlahan diangkat, telapak tangannya makin
memutih bening mengeluarkan uap putih, begitu dia kerah
kan tenaga uapputih mulur makin panjang dan melesat
kencang bagai rantai menerjang Liok Kiam-ping.
Liok Kiam-ping tahu kelihayan ilmu lawan, maka dia kerah
kan Kim-kong-put hoay-sin-kang untuk melindungi badan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil mencari akal untuk melawan-Jalur uap putih itu
ternyata terbendang tiga kaki disekitar tubuh Liok Kia m-ping,
seperti tertahan oleh tembok kaca maka buyarlah uapputih
itu.
Ham-ping Lomo makin murka, ditengah gerungannya, dia
tambah tenaga sambil melangkah maju setindak. Uap putih
itupun mendesak majusatu kaki lebih dekat. Ternyata
Kiamping hanya tersenyum saja, diapun tambah kekuatan
hingga gumpalan asap putih maju mundur dan tertahan tiga
kaki lagi, di sini mereka berkutet adu kekuatan-
Di sana mendadak terdengar ledakan keras, ajang
pertempuran mendadak berobah.
Ternyata dengan Ginkangnya yang lebih unggul Kim-ji-taybeng
melabrak Bok binsinpo, gerak geriknya selincah naga
yang menari diudara, apalagi Kim coa ciang terkenal
keampuhannya di Bulim, dilandasi tenaga dalam yang sudah
dilatihnya puluhan tahUn, permainan la near dan deras,
perbawanya memang menciutkan nyali lawan- Ditengah
berkelebatnya sinar emas disertai angin keras, memberondang
dari atas keseluruh tubuh Bok-bin-sin po.
Dikalangan Kangouw Bok-bin-sin-po termasukjago lihay
yang disegani, ilmu tinggi Lwekang tangguh, dia terkenal
bertangan gapah hati telengas, tiada musuh yang selamat
ditangannya. Selama dua puluh tahun entah berapa banyak
kejahatan yang dilakukan, maka kaum persilatan di Tlonggoan
tidak sedikit yang ingin mengganyangnya, maka dia
menyembunyikan diri dan mengasingkan diri di Lo-hu-kiong di
Lam-hay.
Kali ini dia ikut sang Suheng kembali ke Tlonggoan dengan
harapan dapat menegakkan wibawanya pula dengan Lwekang
yang diyakinkan serta ilmu tongkat yang makin sempurna. Tak
nyana dia kebentur dengan Kim-ji-tay-beng, lawan tangguh
yang terkenal tidak mau kompromi dengan musuh, celaka lagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lawan memiliki Ginkang luar biasa sehingga permainan
tongkatnya mati kutu.
Belum ada tiga puluh jurus mereka bertarung, Bok-bin-sin
po sudah merasapayah dan kecapaian, putaran tongkatnya
terasa berat dan makin lambat, keringat sudah membasahi
tubuh. Saat itu dia menghindari serangan Kim-ji-tay beng
yang dilontarkan dari udara, tubuhnya menjorok maju
selangkah, tongkatnya bergerak dengan jurus Ui-liong-hoansi
(ular sanca membalik tubuh), mengikuti gerak tubuh yang
berputar tongkatnya mengepruk kepund Kim-ji-ta y- b eng .
Keprukan tongkatnya mengeluarkan deru angin, betapa
besar tenaganya karena serangan luput, mendadak tongkat
lawan sudah menyerang pundak dari sis i kiri, Kim-ji-tay-beng
mend eng us dingin, kedua kaki memancal, diudara tubuhnya
berputar kencang seperti roda, telapak tangan kiri sempat
menekan ujung tongkat lawan, sehingga daya pukulan tongkat
lawan tertahan, berbareng tangan kanan yang sudah dilandasi
tenaga menyapu miring kekanan.
Baru setengah jalan serangan tongkat Bok-bin-sin.p
mendadak tongkatnya tertahan, padahal tubuhnya belum lagi
terbalik, telapak tangan kanan lawan sudah menindih turun
pula.Jelas dia takkan bisa terhindari dari serangan lawan-
Untung pengalaman tempurnya cukup luas,
perlawanannyapun gigih, tahu tongkatnya terlalu berat untuk
diputar balik untuk menolong juga terlambat, terpaksa dia
bertindak nekad melepaskan tongkatnya, begitu tongkatnya
jatuh ditanah, sigap sekali dia memutar tubuh terus memukul
dengan kedua tangan-
"Blang" tubuh Kim-ji-tay-bong hanya tertolak naik sedikit,
kebetulan dia harus ganti napas karena tenaga murninya
sudah habis, maka dengan enteng dia anjlok turun- Karena
secara reftek menghadapi serangan tak terduga sehingga
tangkisannyapun gugup, Bok-bin-sin-po tergetar mundur tiga
langkah baru berdiritegakpula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nenek bawel," seru Kimjit-tay-beng bergelak tawa, "rasa
kan lagi pukulanku.' Sebelum lawan menjawab, kedua tangan
terpentang dengan mengembangkan Kim-soa- ciang dia
menubruk majupula. Bayangan telapak tangan yang ceplokceplok
emas itu memberondong gencar dari bagian sudut
yang tidak terduga.
Pucat muka Bok-bin-sin.p rasa kejut belum hilang, kini
dirabu lagi oleh pUkulan lawan, mana berani dia melawan
secara keras, lekas dia g una kan gerakan khusus dari
perguruannya. Hu-keng-klng-ing-pou secara tangkas dia
bergerak ditengah samberan pukuian lawan dalam waktu
dekat masih kuat dia bertah an.
Dibabak lain Ai-pong-sut Thong cau yang melawan Lo-hu
sin-kun merasa payah dan beratpertarungan mereka tidak
kalah s eng it. Lwekang mereka seimbang, kedua nya memiliki
Ginkang istimewa lagi, maka gerak gerik mereka dalam
kecepatan yang luar biasa sehingga mirip duajalur
asappanjang yang b erg elut secara ketat, hakekatnya sukar
membedakan bayangan mereka.
Aipong-sut adalah Tianglo satu-satunya dari hong lui-pang
yang masih hidup, tekadnya menuntut balas dendam
perguruan yang sudah terbenam dua puluh tahun lama nya.
Seorang lagi adalah gembong persilatan yang menjagoi
kalangan Bulim di Lam- hay, diapun bertarung mati-matian
demi mempertahankan kebesaran namanya yang telah
dibinanya puluhan tahun. Hanya sekejap keduajago kelas
wahid ini telah beri hantam lima puluh jurus. makin lama
gerak gerik mereka makin cepat laksana setan, setiap gerakan
kaki dan tangan disertai kekuatan yang hebat sehingga
terkadang mereka berpencar untuk saling tubruk lagi.
Mau tidak mau Ai-pong-sut. Berpikir: "Lo hu sin-kun
merupakan lawan tertangguh yang pernah kuhadapi selama
hid up, kalau berjalan terlalu lama, pertempuran ini kapan
berakhir, kalau tidak menggunakan akal, celaka kalau aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berlaku lena." diam-diam diperhatikan permainan lawan serta
mencari daya upaya untuk mematahkan serangannya.
Makin beri hantam Lo-hu-sin-kun juga tersirap darahnya,
usianya juga sudah amat lanjut. namun dengan kekuatan
lwekang yang diyakinkan lebih dari setengah abad ternyata
tak berhasil mendesak lawan, kalau tidak menggunakan ilmu
jahat simpanannya, jelas sukar dia mencapai kemenangan.
Serta merta kedua kakinya menjejak bumi, tubuhnya melejit
ke udara, pinggang ditekuk tubuh berputar, laksana kilat
menubruk tubuh dengan menukik sepuluh jarinya tertekan
laksana cakar, gaya tubrukannya mirip elang menerkam kelinci
kiranya dia sudah kembangkan Hwei eng-sha-cap lak-sek, ilmu
andalannya yang sudah terkenal.
Tiga puluh enamjurus pukulan elang ini dilandasi tenaga
dalam dan Ginkang yang tinggi, bila sudah dikembangkan
lawan takkan diberi, kesempatan balas menyerang. Sebaliknya
bila permainan dihentikan setengah jalan awak sendiri bis a
terancam bahaya karena timbulnya aliran sungsang dalam tub
uhny a sehingga melukai isiperut sendiri, maka sekali pukulan
sudah dilancarkan, maka dia pantang mundur dan berhenti,
kalau lawan tidak roboh maka diri sendiri yang akan
terjungkaL Selama hidup baru dua kali Lo-hu-sin-kun
menggunakan ilmunya ini, disamping ganas pukulan ini
memang teramat kejam.
Saat mana tubuhnya menubruk kebawah serangannya
laksana kilat lawan dibendung oleh keseb atan gerak
tangannya,
Disamping Ginkang tinggi Lwekang Ai-pong-sut juga
tangguh, pengalaman tempurnya luas, tapi selama hidup juga
baru sekali ini dia menghadapi permainan seperti ini, karuan
dia keripuhan gugup, Untung Ginkang nya tidak kalah
dibanding lawan, secara nekad dengan seluruh kekuatan dia
berkelit syukur selamat, namun nya liny a sudah ciut, ha nya
tiga jurus makin dilawan keadaannya makin terdesak. Namun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
makin tua jahe makin pedas, setelah beruntun mengalami
bahaya, ternyata perlawanannya makin mantap dan akhirnya
tersimpul dalam benaknya akal untuk mematahkan
serangannya.
Ternyata kelihayan tiga puluh enamjurus pukulan elang ini
terletak pada serangkaian serangan yang dilancarkan dari
tubrukan di udara secara berantai gerak tubuh juga lincah dan
tangkas sehingga lawan terdesak keripuhan. Tapi untuk
menubruk kebawah, setiap kali Harus ada senggang waktu
yang sama, dan untuk mempertahankan tubrukan menukik ini,
cuma gaya tubrukannya itu tidak boleh keburu nafsu dan
terlalu rend ah, maka serangannya selalu mengincar seputar
kepala, pundak dan dada atau punggung pokoknya diatas
perut.
Setelah tahu rahasia permainan lawan Ai-pong-sut tertawa
dingin. Mendadak dia menjatuhkan diri terus mengembangkan
Te-tong kui, kaki dan sikut bekerja, tubuh berputar sekencang
roda bergelundungan kian kemari.
Akal yang digunakan melawan musuh oleh Ai-pong-sut
memang membuat Lo-hu-sinkun bingung dan mati kutu,
karena jarak kedua pihak menjadijauh, betapapun gencar dan
telak serangannya juga susah mencapai sasaran lagi. Setelah
menubruk turun naik beberapa kali lagi, hatinya menjadi tidak
sabar, maka serangan mencengkeram dia robah menjadi
tepukan dengan kekuatan pukulan telapak tangan dia hendak
memukui lawan muntah darah, Padahal menubruk dari udara
harus berulang kali berputar danjungkir balik diudara.
sementara Te tong-kui adalah ilmu tunggal Ai-pong-sut Thong
cau yang belum pernah diajarkan kepada siapapun, maka
permainannya sekarang justru leluasa. Perkembangan justru
menjadikan kedua lawan setanding ini bertarung dalam
kedudukan sama kuat juga.
Jian-li-tok-heng dan Tay-bok-it-siu adalah musuh
bebuyutan, sejak muda mereka sudah sering labrak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
permainan lawan sudah terlalu apal, mereka tahu dalam
jangka pendek tak mungkin merobohkan lawan, maka serang
menyerang dilakukan dengan setengah tenaga, maka
permainan mereka tidak begitu tegang malah. Lawan
menyerang segera dipatahkan dengan jurus lihay,
memangnya permainan mereka tiada yang dilancarkan
sepenuh tenaga, seperti main perak saja mereka serang
menyerang silih berganti, tidak layak kalau dikata mereka
adujiwa, lebih mirip kalau mereka sedang latihan.
Padahal mereka juga mengkonsentrasikan pikiran,
kelihatannya bertempur secara santai, namun benak mereka
tidak pernah mengabaikan kesempatan, bila ada kesempatan
ingin mereka merebut peluang untuk meroboh kan lawan,
maka kedua lawan itutiada yang berani lena.
Lima puluh jurus telah lewat, mendadak Tay-bok-it-siu
menghardik permainan telapak tangan juga berobah laksana
hujan derasnya, dia memberondong sengit, ternyata dia
bertekat melancarkan Loh-ce-ciang -hoat yang mempunyai
keistimewaan menjatuhkan lawan, perobahan pukulan bintang
jatuh initeramat ruwet, serangan kilat betapapUn cUkup
membuat lawan gUgup,
Jian li-tok-heng takpernah memandang remeh permainan
lawan, serangan ini tidak membuatnya jeri, ditengah tawa
dinginnya, dia kerahkan tenaga ditumitnya, Ginkang nya yang
tinggi dikembangkan sepenuh tenaga, laksana burung burung
camar yang menerobos gelombang badai ditengah samudra
raya. bira ada peluang, pukulan kilatnya balas menyerang.
Berkat keuletannya, perobahan mulaiterjadipada permainan
mereka, semula kedua orang ini bermain secara lambat dan
santai seperti berlatih saja, mendadak terjadi adu kecepatan
dengan serang an, kilat sehingga sukar dirasakan dengan
jurus apa lawan menyerang.
Dengan Kim kong put-hoay-sin-kang yang digdaya Liok
Kiamping melawan Hian-ping-im-sat, kedua pihak sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menguras b any a k tenaga, namun Liok Kiamping, ha nya
bertahan tidak pernah balas menyerang, sudah tentu
keadaannya lebih mending, walau Hamping Lomo kerahkan
seluruh kekuatannyajuga tak berhasil mendesak lawan, maju
setengah langkahpun tidak mampu.
Diam-diam Liok Kiam-ping menerawang pertempuran, dia
insyaf dalam waktu singkat musuh sukar ditundukan, terpaksa
dia pergencar tenaga pertahanan sambil memperhatikan
permainan lawan- Dia menduga Ham-ping Lomo pasti punya
jurus lihay yang mematikan belum dilontarkan, padahal
jiwanya yang jahat dan banyak akalnya pernah kecundang
lagi, kalau tiadapun bekal yang meyakinkan tak mungkin dia
berani meluruk ke sini Hendak adu jiwa lagi. '
Melihat Hian-ping-im-sat tak mampu menundukkan lawan,
sementara tenaga sendiri makin terkuras malah, keringat
sudah basah dijidatnya. Sebagai jago kawakan silat yang licik,
dia juga tahu kalau pertempuran bertahan seperti ini terus,
padahal tenaga sendiri hampir habis, bila Liok Kiam-ping balas
menyerang, dirinya mana kuat melawan. Mumpung masih
kuat dan lawan masih bertahan, lekas dia merobah
permainan-
Ditengah loroh tawanya dia mundur serta menarik balik
serang an Hian-ping-im-sat. lalu menyurut mundur tiga
langkah. Dengan bekal Lwekangnya yang tangguh, ha nya
memejam mata sebentar sambil mengatur napas. tenaga
dalamnya sudah pulih sebagian besar, semangat besar.
Mendadak dia bergerak dengan Bit-cong-pau-hoat, secara
aneh dia menyelinap maju sambil angkat kedua telapak
tangan memukul kearah Liok Kiam-ping. Pukulannya ini
mengunakan delapanpuluhprosen kekuatannya. begitu
dahsyat perbawanya lima tombak sekitar gelanggang seperti
disapu badai lalu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia pikir lawan masih muda, betapapun keuletannya tak
sekuat dirinya, bila disergap secara lihay, jelas takkan kuat
melawan gempurannya.
Kenyataan justru terbalik dari perhitungannya.
Melihat iblis laknat ini menarik pukulan Ham-ping-im-sat,
Liok Kiam-ping menduga lawan akan melancarkan serangan
gelombang kedua yang lebih keji, mumpung lawan
mengkonsentrasikan diri, lekas diapun mengerahkan
kekuatannya siap menyambut.
Bila pukulan lawan dilancarkan, Kiam-ping mendengus
geram, tenaga pusar dikerahkan, tenaga dalam sudah
disalurkan kedua lengan, kaki, sepasang kuda-kuda, lutut
setengah tertekuk tubuh mengendap turun, Kiam-ping juga
kerahkan delapan puluh prosen tenaga nya menyongsong
pukulan lawan.
"Glegar." ada pukulan dahsyat ini menimbulkan pusaran
angin lesus yang membumbung ke angkasa. cukup lama baru
keadaan mereda. Liok Kiam-ping tergentak mundur selangkah,
darah hampir tumpah dari mulutnya. Sementara Ham-ping
Lomo terjengkang dua langkah, kakinya melesak satu dim
kedalam tanah, sekuatnya dia bertahan supaya darah segar
yang sudah hampir menyembur ditelannya lagi.
Sungguh tak pernah terbayang dalam benak Ham-ping
Lomo, dengan tenaga latihan hampir sepertiga abad, ternyata
dirinya tetap bukan tandingan pemuda didepannya ini.
Sungguh hatinya lebih sedih, lebih pilu dari pada mati
seketika. Betapapan Cerdik pandai otaknya, tapi dirangsang
oleh amarah yang tak terkendali, sehingga kesadarannya
hilang. tak terpikir lagi bahwa dirinya sudah terluka dalam
meski ringan- Dengan melotot gusar dia membentak: "Kuraci,
rasakan lagi pukulan Lohu."
sebetulnya Liok Kiam-ping juga kagum akan pukulan Hamping
Lomo yang dahsyat ini, belumpernah dia melawan musuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setangguh ini, melihat orang menyerang dengan berang, tak
ayal Kiam-ping kerahkan tenaga balas menyerang dengan
sepuluh bagian kekuatannya.
"Plak" laksana letusan granat yang menggoncang bumi.
Tubuh Ham-ping Lomo yang gede tinggi terlempar delapan
kakijauhnya, dengan lunglai roboh terkapar ditanah. Darah
mengalir deras dari mulutnya, jelas tidak ringan luka
dalamnya.
Liok Kiam-ping tertolak mundur tiga langkah tubuh nya
sempoyongan, darah sudah menyembur ketenggorokan, lekas
dia menarik napas lalu menelannya pula. Dengan bekal
Lwekangnya sekarang, luka-luka ini sebetulnya tidak menjadi
Halangan baginya, sekali terjang dia mampu menambah sekali
pukul menamatkan jiwa lawan- Tapi sebagai seorang ksatria,
pemuda berjiwa pendekar seperti Liok Kiam-ping tidak sudi
melakukan perbuatan kotor dan hina, kalau dia mau sepuluh
Ham-ping Lomo juga saat itu sudah amblas jiwanya.
Hanya satu tekadnya, yaitu mengalahkan musuh secara
jantan, biar orang mengaku kalah lahir batin- Mumpung iblis
tua itu bersamadi menyembuhkan luka-luka dalam tubuh nya,
Liok Kiam-ping juga kerahkan hawa murninya untuk
menyembuhkan luka ringannya. Disamping Lwekangnya
tinggi, diapun menguasai ilmu pengobatan, setelah hawa
murninya berputar satu lintasan, rasa sakit danpegal
ditubuhnya sudah tidak terasa lagi.
Sementata itu Ham-ping Lomo sudah membuka mata,
dilihatnya Liok Kiam-ping masih berdiri tegak didepannya
tanpa bergerak. senyum menghias wajahnya, seketika
mencelos hatinya. Betapapuan licik dan licin hatinya, dalam
keadaan seperti dirinya dia hanya menghela napas rawan dan
gegetun-
Sebetulnya Liok Kiam-ping sudah tidak ingin meneruskan
pertempuran, namun terbayang akan dendam perguruan yang
tertunda duapuluh tahun, darah mulai mendidih pula dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
benaknya, sambil angkat alis dia menyeringai: "Dendam dua
puluh tahun yang lalu di Tay-pa-san tentu masih segar dalam
ingatanmu, cayhe mewarisipesan leluhur, belumpernah
melupakan sakit hati ini, sejak dahulu hutang darah dibayar
dengan darah, hari ini aku harus menuntut hutang darahmu."
Ham-ping Lomo menyengir sadis, katanya: "Lohu akan
mengabulkan keinginanmu, namun belum pasti kau mampu
menagih hutangku dulu." suaranya ren ah dan sumbang.
Mendengar suara orang yang bergetar, Liok Kiam-ping tahu
luka dalam orang teramat parah, bahwa orang masih nekad
melawan seperti binatang yang mengamuk dalam perangkap.
namun kemenangan yakin dipihak dirinya. maka Kiam-ping
tertawa ejek. katanya: "cayhe sih terserah saja, apa
keinginanmu boleh kau katakan saja. Iblis tua aku akan
memberi keadilan kepadamu.”
Ham-ping Lomo insaf situasi sekarang menyudutkan
dirinya, luka dalamnya Cukup parah, tenaga juga sudah
banyak terkuras, meski sekuatnya dia masih mampu
mengendalikan kondisi badan dengan mempertaruhkan
keperkasaan dirinya sejak puluhan tahun yang lalu, kalau tidak
bis a mengalahkan musuh, sungguh hati amatpenasaran.
Maka timbul satu tekad dalam benaknya yaitu mengadujiwa.
syukur bisa gugur bersama.
otaknya secara kilat sudah memperoleh akal bagaimana dia
harus menghadapi lawan, ditengah seringainya dia tertawa
terkial-kial, suaranya membuat orang merinding. Belum lenyap
gema tawanya, dengan kecepatan yang luar biasa mendadak
Ham-ping Lomo mengembangkan kedua lengan, disaat
tubuhnya meluncur dengan tubrukan harimau kedua
tangannya terangkap didepan muka terus menggempur
dengan seluruh kekuatannya kepada Liok Kiam-ping.
Setombak sekitar gelanggang, udara seketika membeku,
rasa dingin membuat siapa pun menggigil. Agaknya Ham-ping
Lomo sudah kerahkan Ham-ping ciang dengan sisa tenaganya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Betapapun tinggi Lwekang Liok Kiam-ping, dia tersirap kaget
oleh perbawa serang an lawan-Untung otaknya cerdik, sebat
sekali dia kembangkan Ling hi-pou, sekali berkelebat dua kali
lompatan, seperti layar berkembang perahu laju ditengah
hembusan angin lalu, dengan Wi-liong- ciang Liok Kiam-ping
siap balas menyerang. Kali ini dia tidak mengejar keuntungan,
dia harus mengalahkan musuh bangkotan ini dengan tenaga
asli kepandaian sejati.
Kedua orang ini sama-sama jago paling top didunia saat ini,
masing-masing membekal kepandaian hebat yang tiada
taranya, mereka saling merebut kesempatan untuk
merobohkan lawan, sungguh merupakan pertempuran
yangjarang terjadi.
Sementara itu Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay dengan
permainan Pat kwa-ban-seng-to yang disertai permainan tinju
kiri menghadapi duajago Ham-ping- kiong. Semula
permainannya yang lihay masih mampu mengimbangi
serangan kedua lawan, namun tiga puluh jurus kemudian,
permainannya sudah diselami musuh, maka mereka lebih
banyak menyerang dari pada bertahan- Lima puluh jurus
kemudian, keadaannya sudah terdesak dibawah angin, untung
dia memiliki tenaga kuat, dalam waktu dekat masih mampu
mempertahankan diri.
Si gede Siang Wi dengan kekebalan tubuh nya mengamuk
dengan Nu-kang-cap-pwe-bak, murid-murid Lo-hu- kiong
dihajarnya kocar kacir, tanpa kenaltakut dia terjang sana hajar
sini. Karuan murid-murid Lo-hukiong lari berpencar
menyelamatkan diri. Hal ini justru membuat riang si gede,
sambil tertawa besar dia berkaok-kaok: "Hei sahabat, kenapa
lari, perlahan sedikit, tunggu aku." Hayo gebrak lagi tiga ratus
jurus," "dengan langkah lebar dia mengudak orang-orang
Lohu-to yang melarikan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak dua orang membentak bersama: "Keparat,
jangan pongah, lihat serangan-" empat jalur angin pukulan
melanda dari ka nan kiri.
Si gede tidak peduli apakah lihay, mendadak dia putar
tubuh sambil menyerampang dengan pentung besinya.
Penyerangnya adalah duajago kosen Ham-ping- kiong. Melihat
si gedepunya tenaga raksasa, mana mereka berani menangkis
tongkatnya, namun mereka juga tahu permainan tongkat
orang sederhana, ditengah jengek tawa mereka, empattelapak
tangan mendadak ditarik sambil menggeser kaki berputar,
kembali mereka menyelinap kekanan kiri lawan- Sekarang
pukulan dirobah tutukan, dua jari mereka serempak menutuk
Jian-kin-hiat dipundak.
Melihat serangan lawan tidak menerbitkan angin, si gede
memandang enteng, tanpa berkelit tangannya malah terbalik,
dengan jurus Lam-king-goat-bak mendadak menjojok
kesebelah kiri. Terasa pandangan kabur, bayangan orang
disebelah kiri tahu-tahu sudah lenyap. Maka Jian-kin kiat
dipundak kirinya dengan telak terkena tutukan lawan- Tapi dia
hanya merasa sedikit linu dan gatal, seketika dia tertawa geli,
katanya: "Kalian sudah tua bangka, bukan bini mud aku,
kenapa main gelitik segala.
Ucapannya yang lucu menggelikan lagi, karuan kedua jago
Ham-ping-kiong itu malah tertawa terpingkel-pingkel.
Mulut bicara ternyata kaki tangan si gede tak pernah
berhenti, tapi sikapnya jelas agak simpatik terhadap jago
Ham-ping- kiong disebelah kiri, maka pentungnya lebih sering
menyerang lawan disebelah kanan, kali ini dia kerahkan
tenaga hingga pentungnya menderu keras.
Ginkang kedua jago Ha m-ping- kiong jauh lebih tinggi,
maka mereka berkelit kian kemari seperti kucing
mempermaikan tikus, meski mereka sering diserang, tapi si
gede tak mampu menyentuh pakaian mereka. apalagi mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih berpengalaman, kerja sama dengan baik lagi, lama
kelamaan si gede merasa pusing sendiri.
Dengan Te tong-kui Ai-pong-sut Thong cau menghadapi
tiga puluh enam jurus pukulan elang Lo-hu-sin-kun, makin
lama perbawanya makin kentara. Walau dia tidak mampu
balas menyerang, tapi dalam kelincahannya dia bergerak. Lohu-
sin-kun yang meng emb a ngkan pukulan elang itu lama
kelamaan merasa lelah dan kehabisan tenaga. Maklum,
pukulan elang sebanyak tiga puluh jurus ini Harus, dilancarkan
secara berantai tak boleh teri hambat, supaya lawan kececar
dan terdesak tak mampu balas menyerang. Padahal daya
serang nya tidak boleh terlalu kendor dan sasaranpun tidak
boleh rend ah, kalau harus menyerang secara beruntun tubuh
nya harus mumbul turun berulang kali, putaran tubuhnyapun
tak boleh berhenti.
Diantara tenggang waktu d is a at dia turun naik itu, Aipong-
sut dengan kelincahan tubuhnya sedang bergulingan
kearah lain bebas dari sasarannya.
Karena itu betapapun licin permainan Lo-hu-sin kun,
merobah tepukan menjadi cengkraman atau tab as an tetap
tak mampu melukai Ai-pong-sut Thong cau. Pada hal tiga
puluh enamjurus sudah hampir habis, namun Ai-pong sut
sudah tidak sabar lagi. Sebagai jago kelas tinggi yang sudah
terkenal puluh an tahun, betapapun malu harus bertempur
sambil bergulingan di tanah, apalagi diserang melulu namun
diamati kutu, tak habis-habis otaknya berpikir mencari akal
bagaimana mematahkan serangan lawan, kecuali
menggunakan Te-tong-kui.
Disaat dia bergulingan itulah, mendadak dadanya terasa
ganjal sesuatu benda bulat, ternyata tangan yang mendekap
dada kebetulan meraba pelor besi didalam kantongnya,
seketika tergerak hatinya, rasa senang menghias wajahnya,
diam-diam diapun menyesali diri sendiri kenapa lena dan
bodoh, lupa akan senjata ampuh yang sudah angkat namanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
digelanggang persilatan ini. Dengan sepasang bandulannya ini
bukankah lebih cocok dan ampuh untuk melawan serangan
musuh dari udara.
Sementara itu Lo-hu-sin-kun sedang melancarkan jurus Thiih
lui-to (sayap besijatuh ditanah), tekanan napas terakhir
didalam dada mendadak dia sedot pula sehingga tubuh yang
seharusnya melorot turun berhasil diangkatnya kembali,
dengan kecepatan bagai kilat menyambar, mendadak
menyergap.
Untung sebelum mengeluarkan kedua bandulannya. Aipong-
sut sudah perhatikan dulu gerak gerik lawan yang
sedang menyerang secara berantai dengan pukulan elang nya.
Melihat Lo hu-sin-kun menubruk dengan seluruh kekuatannya,
lekas dia menggelinding keluar lalu melej it sehingga bebas
darijangkauan angin pukulan lawan-
Disaat tubuh melejit itulah, tangan kanan terangkat, sejalur
bayangan hitam gemerdep segera meluncur kearah Lo-hu-sinkun
yang sedang melayang turun.
Padahal, Lo-hu-sin-kun amat yakinjurus terakhir yang
dilancarkanpasti berhasil membunuh atau membuat lawan
luka pa rah. Tak nyana selicin belut lawan berhasil lolos keluar
sehingga dirinya kehilangan s as a ran, diam-diam hatinya
sudah mengeluh, betuljuga angin kencang terasa melesat dari
kiri.
Untung dia memiliki Lwekang tangguh, permainannya
sudah seiring denganjalan pikirannya, meski terancam bahaya
sedtkitpun tidak gugup, disaat ujung kakHampir menyentuh
bumi, kedua lengannya dikembangkan keluar dengan
gentakan tenaga besar sehingga tubuh yang sudah melorot itu
terangkat naikpula tiga kaki. Luncuran bayangan hitam
secepat kilat itu kebetulan lewat dibawah kakinya. Walau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
indah gerakan tubuhnya untuk menyelawatkan diri, namun
keringat dingin telah membasahi sekujur badan.
Tak nyana sebelum rasa kejut hilang., Ai-pong-sut tidak
memberipeluang lagi kepadanya kembali tangan kiri terayun,
bayangan hitam kembali meluncur dengan deru suaranya
yang keras menerjang tiba. Padahal tubuhnya baru saja
terangkat mumbul, hawa murni dalam tubuhnya baru timbul
setelah dia ganti napas, dalam keadaan kepepet begini jelas
sukar dia menyelamatkan diri daripelor besi lawan-
Apapun Lo-hu-sin-kun memiliki latihan dan gemblengan
luar biasa yang tidak dimiliki orang lain, disaat yang paling
kritis itu mendadak dia menghardik: "He." mengh embus
napas mengeluarkan suara, kedua kaki s a ling pijak. dengan
sisa tenaga murni dalam tubuhnya, sekuatnya dia memaksa
tubuhnya doyong miring kekiri. Pelor besi lawan menyerempet
kuping untung tidak terluka, namun s a king kaget dan ngeri,
pandangan menjadi gelap. hampir saja dia terjungkaljatuh.
Sekilas disaat dia berdiri melenggong, mendadak didengarnya
suara "Duk" yang keras menyusul sesosok tubuh ditengah
jeritan yang melengking terlempar satu tombakjauhnya. Da
rah beri hamburan diudara dan tercecer ditanah, sungguh
mengerikan.
Ternyata setelah tongkat Bok-bin-sin-po terlempar, dengan
Hu-kong-king-inpou ajaran tunggal perguruannya, nenek galak
ini melawanpukulan Kim-soa-ciang Kim-ji-tay-beng dengan
gigih. Langkahnya memang aneh dan hebat sehingga dia
mampu mengimbangipermainan lawan-
Suatu ketika dia coba menangkis pukulan lawan, terasa
tenaganya amat besar,jelas dirinya bukan tandingan, maka dia
hanya membela diri saja karena didesak dan di rangsak oleh
Kim-ji-tay-beng. Tiga puluh jurus kemudian, serangan Kim- jitay-
beng semakin gencar dan berat sehingga dia susah
bernapas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah puluhan tahun pengalaman tempurnya, belum
pernah dia didesak seperti ini, kalau terus terdesak begini,
dirinya pasti celaka, makin dipikir makin kuatir, karena kuatir
jadi makin jeri, dengan sendirinya gerak geriknya makin kacau
dan lamban-
Pertarungan dua jago tak boleh lengah, kalah menang
hanya ditentukan dalam sedetik saja. karena kehilangan
inisiatif, rasa jeri sudah menghantuHatinya lagi, maka
permainannya makin tidak karuan, adalah jamak kalau dia
dirobohkan-
Peng a la man tempur Kim-ji-tay-beng juga sudah puluh an
tahun, melihat saatnya sudah matang, kesempatan tidak disiasiakan
lagi, mendadak dia menghardik sekali, tubuhnya
melambung keudara. Gerakan tubuhnya meleset miring dari
pinggir, kedua tangannya terayun kedepan dan belakang,
dengan jurus Seng-tong-kik-say (bersuara ditimur
menggempur barat) seranganpun melanda sedahsyat
serudukan kepala kerbau.
Bok-bin-sin.p sedang pesona kaget oleh gerakan lawan,
mendadak bayangan berkelebat, tahu-tahu angin kencang
menerjang dari kiri, mukanva seperti diiris oleh sampukan
angin pukulan ini. Sudah tentu nenek tua ini tidak berani ayal,
dengan gugup dia membanting tubuh ke kanan sambil
memutar tubuh, dia pikir serangan inHarus dihindari dulu. Tak
nyana dikala tubuh berputar itulah, sinar emas berkelebat dari
sebelah kanan, dengan telak Jam-sin-hiat di bawah ketiak
telah terpukul telak.
Serangan Kim Ji-ta y-beng menggunakan sepenuh tenaga,
pukulannya seberat ribuan kati. Karuan Bok-bin-sin.p terpukul
terbang keudara, isi perutnya remuk darah menyembur disaat
tubuhnya masih terapung diudara. "Bluk," begitu terbanting
jatuh, jiwanyapun melayang.
Setelah membunuh Bok-bin-sir. Kimji-tay-beng
menentramkan hati mengatur napas, matanya menjelajah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ajang pertempuran, dilihatnya Tan Kian-thay terdesak oleh
kedua lawannya, jiwanya terancam bahaya. Lekas dia
memburu kesana sambi membentak: Jitong-cu, Jangan kaget,
sementara mundurlah kau, biar kubereskan kedua kurcaci ini."
mungkin di buru dendam adiknya yang masih terluka,
terhadap orang-orang Ham ping- kiong bencinya bukan main,
sudah tentu kedua orang ini tidak diberi ampun lagi.
Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay mengundurkan diri, setelah
napasnya teratur, sambil menenteng golok besarnya dia
memburu kearah si gede yang lagi dipermainkan kedua
musuhnya. Seorang diantaranya segera dia bacok dengan
golok tunggalnya. Kini keadaan banyak berobah.
Sebetulnya pihak Ham-ping-kiong dan Lohu-to berjumlah
lebih banyak, Hong-lui-pang yang berkekuatan berapa orang
itujelas bukan tandingan, namun amukan si gede ternyata
merobohkan beberapa jago lawan hingga jumlah musuh
banyak susut, tapi kalau pertarungan dilanjutkan Hong-luipang
tetap dipihak yang kalah. Untung Liok Kiam-ping dan Aipong-
sut tiba tepat pada saat genting, sehingga keadaan
menjadi berimbang, apalagi setelah Kim-ji-tay-beng berhasil
membunuh Bok-bin-sin-p, Lo-hu-sin-kun sang suhengpun
pecah nya linya.
Disaat dia tersirap kaget dan mundur sempoyongan,
mendadak Ai-pong-sut menggelundang tiba seperti bola,
kedua kakinya menjejak bagian bawah tubuh Lo hu-sin-kun.
Serangan lihay dan tak terduga ini jelas tak mungkin
diluputkan lagi, itu berarti tulang patah otot keseleo.
Tak nyana kedua kaki Ai-pong-sut yang menjejak ini
ternyata seperti menyerang setumpuk kapuk kapas yang
empuk, hingga jejakannya seperti sirna tak berbekas, tahu
gelagatnya agak ganjil, dengan sekuat tenaga dia
menggelundang minggir terus melejit jauh secepat kilat..
Ternyata kedua kaki Lo-hu-sin-kun berpijak ditanah, beg itu
lawan menjejak tiba jelas tak sempat berkelit lagi, lekas dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kerahkan Bong gu-kang melindungi tubuh bagian bawah. Bila
Bong gu-kang (ilmu weduk kerbau) dikembangkan seluruh
kekuatan tenaga daldam dipusatkan pada satu tempat,
sehingga kulit dagingnya menjadi lunak, lembut, seempuk
daging kerbau, betapapun besar kau memukulnya, tenagamu
akan sirna tak berbekas.
Tapi kalau melawan senjata tajam sudah tentu tidak berani,
maklum lwekangjenis inHanya peranti membela diri tak bis a
melukai lawan- Beg itu Ai-pong-sut melonjak berdiri, Lo-husin-
kun yang sudah slap segera membalikan sepasang telapak
tangannya menepuk kedua kaki Ai-pong-sut. Serangan ini
dilandasi tenaga yang sudah disimpan sejak tadi, betapa
dahsyat pukulannya, kalau kedua kaki Ai-pong-sut terpukul
telak. bukan saja kaki putus, jiwapun melayang seketika.
Aipong-sut cerdas tangkas, reaksinyapun reftek, lekas dia
kembangkanpula Te-tong-kui dengan jurus penolang jiwa
Kian-kun-sam-coan, sebat sekali tubuhnya berputar pergi.
"Blang" tepukan tangan Lo-hu-sin-kun menjadikan tanah di
mana barusan Ai-pongsut berada berlobang besar, debu pasir
beterbangan akibat pukulan dahsyat ini, matHidup hanya
terpaut segaris, betapapun tabah dan luas peng a la man Aipong-
sut, tak urung mukanya pucat, napas memburu, bulu
kuduk mengkirik pula.
Tapi dia seorang tokoh kosen yang ternama, dimedan laga
pantang menyerah atau mundur. Lekas dia tenangkan diri
sekali lompat dia menerjang pula sepenuh tenaga. Dalam
segala hal kedua lawan ini setanding, maka pertarungan
mereka juga terhitung yang paling sengit, gerak gerik mereka
juga paling cepat dan tangkas, setiapjurus serangan pasti
mematikan. Tidak jarang pula terjadi adu jotosan dan
tamparan.
Sementara itu hampir seratus jurus Liok Kiam-ping
melabrak IHam-ping Lomo, kedua pihak kerahkan seluruh
tenaga, sedikitpun tidak berani lengah. Meski sudah kerahkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seluruh kemampuannya, namun Ham-ping Lomo tetap tak
berhasil mendesak lawannya, makin tempur perasaannya
makin tak karuan.
Mendadak dia incar Liok Kiam-ping yang saat itu sedikit
lena karena harus meng era hkan tenaga pula. Mendadak
pakaiannya melembung seperti balon yang berisi angin,
"Wess" ledakan lirih tapi suaranya memanjang, seiring dengan
ledakan itu udara seketika menjadi dingin beku, ternyata Hamping-
lomo kerahkan hawa dingin dari latihannya yang sudah
puluhan tahun dengan meledakkan tubuh sendiri, maka jalurjalur
hawa dingin menyembur dari berbagai urat nadi
tubuhnya, pakaian remuk tubuhpun koyak-koyak. Itulah
muslihat paling keji dari Hian-ping-im-sat, meng himpun
seluruh hawa dingin yang mengeram dalam tubuh sejak latih
an puluhan tahun, lalu didesak keluar dengan tekanan tenaga
dalam yang dahsyat hingga meledak lewat urat nadi dan Hiatto
disekujur badan-
Ham ping- lomo sudah memperhitungkan, Kim-kong-puthoay-
sin-kang Liok Kiam-ping memang kuat menahan Hianping-
im-sat, namun bila serangan mendadak disaat hawa
pelindung Liok Kiarn-ping belum bersiaga, dalam waktu
singkat kalau Liok Kiam-ping tak sempat menjaga diri,
akhirnya pasti ajal oleh serangan gelapnya ini.
Memang disergap oleh serangan yang tak masuk nalar ini,
Liok Kiam-ping tidak sempat kerahkan hawa s a kti pelindung
badan, begitu tersapu hawa dingin hampir saja diajatuh
pingsan- Untung Lwekangnya tinggi, sejak tadi dia sudah
perhatikan gerak gerik lawan,
Begitu melihat lawan menunjukkan gerakan yang
mencurigerakan, lekas dia kembangkan Ling-hi-pou deagan
jurus Lian-hoan you-pou (melangkah berantai) sejauh
setombak). Betapa sigap reaksinya, namun dia sudah
menghirup sedikit hawa dingin beracun, seketika dia bergidik
dan menggigil kedinginan, langkahnyapun sempoyonganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Syukur Kiam-ping mahir pengobatan, disaat tubuh mengigil
dan belumj atuh pingsan dia berhasil mendesak hawa dingin
itu kesuatu tempat, lalu mengerahkan Kui-sip-tay-hoay
menutup berbagai Hiat-to besar disekujur badan, terutama
jantung yang dilindungi. Lalu dengan lunglai dia bersimpuh
ditanah.
Belum lama dia duduk bersimpuh "Bluk" tubuh kekar Hamping
Lomo yang kejam itupun roboh berdentam karena
ledakan bawa dingin beracun dalam tubuhnya. Tujuannya
adalah mengajak lawan gugur bersama.
Setelah hawa murni dingin dalam tubuhnya buyar, berarti
seluruh kekuatannya suduh ludes. keadaannya tak ubahnya
seperti orang lumpuh, maka perlahan diapun terjungkal roboh.
Untuk menyembuhkan luka-luka dalamnya, harus diobati
secara intensip selama lima tahun, namun Kungfunya takkan
bisa dipelajari lagi,
Jiwa sudah diambang maut, tenaga habis, keadaan sudah
payah, tapi jiwa yang jahat masih tak lupa ingin melukai atau
membunuh musuhnya. Dilihatnya Liok Kiam-ping duduk
lunglai takjauh didepannya seperti orang semaput, Ham-ping
Lomo tahu, pemuda inipun sedang tersiksa oleh hawa dingin
beracun serangannya, maka mengera hkan sisa tenaganya,
dia mulai merangkak kedepan- Dari jarak lima kaki lambat
laun makin dekat, tiga kaki, dua kaki, kini tinggal satu kaki
lagi, bila dia ulur tangan boleh dikata sudah dapat menyentuh
Liok Kiam-ping.
Dengan seringai getir perlahan dia angkat tangannya yang
berat mengincar Bing-bun-hiat Liok Kiam-ping terus hendak
digabloknya sekali. Meski perlahan bila tangannya menyentuh
Bing-bun-hiat, maka jiwa Liok Kiam-ping pasti melayang
seketika.
Untung tenaga Ham-ping Lomo sudah habis dan lemah,
gerakannya lambat, disaat genting itu, Liok Kiam-ping sudah
mendesak hawa dingin itu kebawah kakinya, mendadak dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersentak sadar, musuh tak jauh dari dirinya, betapapun tak
boleh lena, seketika pikiran jernih, perlahan dia membuka
mata. Ternyata sebuah telapak tangan gede sudah terangkat
dan tinggal dua senti diatas Bing-bun-hiatnya, saking kejut dia
berteriak sambil menjatuhkan diri terus menggelundung pergi.
Celakanya karena dia harus mengerahkan tenaga, hawa
dingin yang didesaknya turun itu ternyata berontak mumbul
pula keatas, hawa dingin seketika membuatnya menggigil tak
tertahankan lagi. Untung otaknya masih bekerja, masih
teringat olehnya Soat-lian yang tersimpan dikantong bajunya,
sambil menahan rasa sakit, perlahan dia gerakan tangan
merogoh saku mengeluarkan sekelopak Soat-lian terus
dimasukan kedalam mulut.
Soat lian adalah obat mujarab yang tumbuh ditengah salju
tahan dingin. Tapi Hawa dingin beracun yang diyakinkan
Hamping Lomo memang teramat jahat, meski Soat-lian sudah
masuk tenggorokan, namun sesaat belum mau lumer dan
tertahan dileher. Dengan susah payah Liok Kiam-ping harus
kerahkan Lwekang untuk mendorong dan mendesaknya
lambat tapi berhasil hawa dingin itu didesaknya kesudut pula.
Kini khasiat Soat-lian sudah bekerja sehingga Lwekang
yang dikerahkan berjalan makin lancar mengalir ke berbagai
badan, tubuhnya yang menggigit kedinginan mulaHangat dan
bertahan pada suhu biasanya, sementara hawa dingin
merembes keluar dari pori-pori berobah uap putih. Hampir dua
jam Liok Kiam-ping harus berjuang secara gigih mengusir
hawa beracun dalam tubuhnya bila dia membuka mata lagi,
segera dia bangkit berdiri, lututnya masih goyah, maklum
tenaganya terkuras amat besar.
Bila dia menoleh kepinggir, melihat jenazah Ham-ping
Lomo, tanpa merasa dia menghela napas sedih, hatinya tidak
tega melihat kematian orang tua jahat ini.
Ternyata setelah gagal dalam usahanya membunuh Liok
Kiam-ping disaat ajal sendiri sudah didepan mata. Ham-ping
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lomo tahu jiwanya tak mungkin diselamatkan lagi padahal
sebagai gembong iblis yang ditakuti selama puluhan tahun,
mana dia mau menjadi tawanan musuh. Setelah menghela
napas panjang dia gigit putus lidah sendiri, bunuh diri, darah
mancur dari mulutnya.
Dalam pada itu Kim-ji-tay-beng yang menggantikan Tan
Kian-thay sedang menghadapi dua jago Ham-ping-kiong
dengan gigih. Tenaga dalamnya luar biasa, diburu amarah
lagi, maka serangannya tidak kenal ampun, tampak sinar
gemerdep kuning berkeleb atan menindih badan, Kim-soaciang
memang bukan olah-olah lihaynya.
Kedua jago Ham-ping-kiong tahu kelihayan Kian-soa-ciang,
tapi kedatangan Kim-ji-tay-beng memang diluar dugaan,
serangannya gencar lagi dahsyat sehingga mereka kehilangan
pegangan dan kesempatan membela diri. Kalah menang
pertarungan jago kelas tinggi hanya ditentukan faktor waktu
dan kecermatan, terpaut serambut sudah fatal akibatnya,
setelah terdesakoleh kecepatan serangan lawan, untuk
mengembalikan posisi yang lebih lumrah sudah tidak mungkin
lagi. Apalagi Kim-ji-tay-beng sudah kebacut benci dan
dendam. Mendadak dia menggeram sekali, dua kaki
melangkah maju dengan memb anting berat tubuhnya lantas
melejit keudara, mencapai ketinggian yang dikehendaki dia
menekuk ping gang membalikkan tubuh, dua kaki memancal
keatas, sehingga tubuhnya menukik turun dengan kepala
dibawah, laksana meteor jatuh dia menubruk turun-
Dua telapak tangan memukul serentak dari sudut yang
tidak terkira. Kedua jago Ham-ping-kiong itu sudah kerahkan
seta ker tenaga ny a berkelebat kepinggir delapan kaki
jauhnya, meski selamat, namun saking kaget dan ngeri, tubuh
basah kuyup oleh keringat dingin-
Tak nyana belum lagHilang rasa kagetnya, angin pukulan
sudah mendera tiba pula dari belakang, seperti bayangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bergerak mengikuti bentuknya, Kim-ji-tay-beng menguntit
dibela ka ng ny a .
Seperti diketahui kemahiran Kim-ji-tay-beng dengan Kimsoa-
ciang menyerang lawan dengan tubuh terapung diudara,
sekaligus tanpa ganti napas dia mampu menubruk sembilan
kali, kemanapun lawan menyingkir tetap tak bis a lolos dari
serangannya.
Kedua jago Ham-ping-kiong tidak tahu seluk beluk ilmunya
yang ampuh ini, setelah melompat kepinggir, mereka kira
jiwanya sudah selamat, paling tidak harapan untuk melarikan
diri sudah terbentang didepan mata. Tak nyana sebelum has
rat timbul dalam dalam benak mereka, punggung masingmasing
sudah kena pukulan telak.
Ditengah jeritan menyayat hati dua tubuh kedua orang
orang itu terlempar lima kaki, darah menyembur dari mulut
mereka, "Bluk, Bluk" keduanya terbanting untuk tak bangun
lagi.
Deng an seluruh tenaganya Ai-pong-sut sedang melabrak
Lo-hu-sin-kun yang setanding dengannya, pertarungan
mereka juga tidak kalah sengit, ditengah deru angin kencang,
tak j a rang terdengar benturan telapak atau tinju mereka
yang beradu.
Saat mana mereka sudah bergebrak mendekati dua
ratusjurus. Keringat sudah membasahi jidat Ai-pong-sut.
Demikianpula napas Lo-hu-sin-kun sudah memburu.
setelah merobohkan kedua jago Ha mping-lo- mo, sambil
bertolak ping gang Kimji-tay-beng melepas pandang keseluruh
gelanggang pertempuran, leg a hatinya karena kemenangan
akan segera tercapai. Hanya Ai-pong-sut Thong cau saja yang
masih bertarung gigih dan kelihatan mulaipayah. Darisamping
dia menonton dengan tenang, dilihatnya bolamata Lo hu-sinkun
berputar dia tahu orang sedang Cari kesempatan untuk
melarikan diri. Grmbeng jahat yang terlalu keji ini, Kim-ji-tayTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
beng sudah kebacut benci, dia bertekad takkan membiarkan
mereka lolos, maka dia bersiaga.
Sepuluh jurus telah lalupula, beruntun Lo-hu-sin-kun
menyerang limajurus, Ai-pongsut didesaknya mundur tiga
langkah. Mendadak dia menjejak kaki, tubuhnya melambung
mundur setombakjauhnya. Tapi sebelum tubuhnya turun dan
kaki belum menyentuh bumi. Mendadak didengarnya bentakan
nyaring: Jangan lari sahabat." segulung angin pukulan tahutahu
melanda tiba menindih dirinya, pada hal tubuhnya masih
terapung, lekas dia gunakan daya berat sehingga tubuhnya
melorot turun ditengah jalan, begitu kaki menyentuh bumi,
tenaga dikerahkan dikedua tangan terus menyongsong
gempuran musuh. Setelah ledakan dahsyat terjadi, kedua
orang tergetar mundur selangkah. Dalam keadaan tergesagesa,
Lo-hu-sin-kun harus menyelamatkan diri, sehingga
tenaga pukulannya tidak sepenuh hati. maka akhir adu
pukulannya ini mereka seimbang.
Tak nyana begitu tubuhnya tergentak mundur, dari
belakang menerjang tiba pula segulung tenaga raksasa, dia
tahu Ai-pong-sut menggencetnya dari belakang.
Ditengah gerungan gusarnya, lekas dia gunakan Hu-kongking-
in-pou melayangkan tubuhnya keluarjangkauan pukulan
lawan- Sebetulnya Kim-ji-tay-beng segan menyerang lagi,
namun mengingat Lo hu-sin-kun sudah keliwat takaran
melakukan kejahatan didaerahnya, dirinyapun disergap
berulang kali, celakanya sang adik terluka parah, matHidupnya
masih merupakan teka teki. Dendam lama ditambah sakit hati
baru membakar amarahnya, maka dia tidak hiraukan aturan
Kangouw lagi, Sambil angkat alis, segera dia menubruk
ketengah arena.
Maka tiga orang serang menyerang lebih seru, mereka ada
la hja go top dunia persilatan, permainan bebas sesUai jalan
pikiran, ditengah berkelebatnya bayangan mereka yang sa ling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubruk dan melompat, membuktikan betapa tinggi taraf
kepandaian sungguh mena k upka n.
Permulaan Lo-hu sin-kun masih mampu mengimbangi
keroyokan kedua lawannya dengan kelihayan Hu-kong-king-inpou
(langkah cahaya melampaui sinar). Tidak jarang diapun
balas menyerang. Tapi dua puluh jurus kemudian, serangan
kedua lawannya makin lihay dan selalu mengunci gerakannya.
Lohu-sin-kun dituntut mengkonsentrasikan seluruh pikiran dan
semangatnya untuk melayani mereka, namun keadaannya
sudah terdesak hingga tak mampu balas menyerang.
Sebetulnya sUkar ditemukan tokoh silat kosen dalam dunia
Kangouw sekarang yang mampu melawan keroyokan Ai-pong
sut dan Kim-ji-tay-beng lebih dari dua puluh jurus.
Betapapun tinggi Lwekang Lo-hu-sin-kun, apalagi
tenaganya sudab banyak terkuras setelah beri hantam dengan
Ai-pong-sut, lambat laun tenaganya lemah, permainannya
makin kacau. Namun mengingat jiwa sendiri terancam dan
sang sumoay sudah ajal ditangan musuh, maka dia nekad
adujiwa untuk menuntut balas kematianBok-bin-sin-popula,
maka tak heran kalau dia kuat bertahan dua puluhanjurus.
Namun hal ini disebabkan serangan Ai-pong-sut dan Kim-jitay-
beng tidak sepenuh hati. Tiga puluh jurus kemudian tetap
belum mampu merobohkan Lo-hu-sin-tun perasaan mereka
mendelu, kalau kejadian ini tersiar dikalangan Kangouw,
pamor mereka akan tersapu bersih, dihadapan murid-murid
Hong-luipang sendirijuga sukar menelan rasa malu ini.
Sekilas mereka adu pandang, tanpa janji keduanya lantas
pergencar serangan- Bahwa Lo hu-sin-kun kuat bertahan dua
puluhanjurus adalah luar biasa, namun berulang kali jiwanya
sudah terancamjuga, berdasarkanpengalaman meski terdesak
dibawah angin dia masih mampu bertahan sambil meng era
hkan Bong- gu-kang, seluruh Hiat-to mematikan terlindung
oleh ilmu weduk kerbau ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak Kim-ji-tay-beng melompat tinggi, secepat kilat
tubuhnya menukik turun pula dengan serangan Tui-poh-cuilong
(mendorong ombak mengejar gelombang), kedua
tangannya secara beruntun menepuk bergantian. Sementara
itu Lo-hu-sin-kun harus menghindari serangan Ai-pong-sut
yang lihay, sebelum gerak tubuhnya brputar, angin kencang
sudah menindih tiba, bergegas dia menurunkanpundak
berkelit kekanan, sehingga serangan berhasil dihindari.
Diluar tahunya serangan sepasang telapak tangan Kim-jitay-
bng ternyata hanya serangan gertak sambel yang didepan,
serangan telak berada dibelakang mengikuti gerak perobahan
lawan yang menyingkir kepinggir. maka telapak tangan Kim-jitay-
beng secara tepat menepuk Jian-kin-hiat dipundak ka
nanny a.
Bong-gu-kang meski untuk melindUngi Hiat-to, namun
terkena pukulan berat seperti ini, ternyata tidak menunjukan
reaksi yang diharapkan. Begitu tepukan telak kesasarannya,
tak urung Lo hu-sin-kun mengerang kesakitan, segera pecah
ny a liny a. Langkahnya mundur sempoyongan. Tapi setiap
manusia mempunyai gerak reftek dalam mengejar kehidupan,
meski sudah terluka pa rah, makin besarpula niatnya
melarikan diri.
Mungkin dimabuk rasa senang bahwa lawan yang tinggal
satu ini tahan dibekuk hid up, hid up, tak pernah terbayang
oleh mereka bahwa dalam keadaan kepepet dan hampir
kehabisan tenaga, Lo-hu-sin-kun masih mampu melontarkan
serangan sedahsyat ini, tanpa janji serentak mereka melompat
kepinggir.
Tak nyana begitu serangan dilontarkan, sebelum jurus
kedua disusulkan, Lo-hu-sinkun kembangkan IHu-kong samking,
salah satu gerakanpaling lihay dari ilmu ginkangnya,
hanya sekali berkelebat, laksana kilat tubuhnya sudah
meluncur tiga tombak jauhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hampir meledak dada Kim-ji-tay-beng, matanya membara,
padahal diapun ahli Ginkang, maka diapun mengudak dengan
kecepatan tinggi seraya membentak: "Belum ada yang kalah
dan menang, kenapa sahabat mau lari," habis perkataannya
kakinyapun sudah melompat jauh, namun gerakan musuh
lebih dulu beberapa kati lompatan bayangannya sudah
menyelinap masuk kedalam hutan dan sukar disusul lagi.
Terpaksa Ai-pong-sut beramai berpeluk tangan membiarkan
musuh yang satu ini lolos.
Menolong kawan sendiri memang lebih penting, maka
beramai mereka saling bimbing masuk kedalam
perkampungan, yang masih segar dan kuatsegera mengurus
jenazah para saudara yang gugur.
Liok Kiam-ping sudah dipapah kedalam kamarnya, hawa
beracun dingin dari pukulan Ham-ping Lomo memang
teramatjahat, walau sebagian besar hawa beracun sudah
terdesak keluar, tapi karena dia kehabisan tenaga, dalam
waktu dekatjelas diapun sukar memulihkan kondisinya semula.
Mendengar Liok Kiam-ping sudah pulang sudah tentu
girang Siau Hong bukan main, bergegas dia berlari masuk
kedalam kamar, hidupnya sudah pasrah kepada perjaka
pujaan hatinya sejak kecil, melihat keadaan Kiam-ping yang
begitu pa rah, taktertahan air matanya bercucuran, untung
Jian-li-tok-heng keburu menariknya, kalau tidak dia sudah
menubruk kedalam pangkuan Liong Kiam-ping, hal ini bisa
mengakibatkan Jau-hwejip-mo bagi Liok Kiam-ping yang
sedang samadi dan pantang diganggu.
Dengan halus Jian-li-tok-heng membujuk dan memberi
penjelasan kepada Siau Hong, namun gadis jelita ini berkukuh
ingin menunggu disamping Liok Kiamping.
Hampir setengah hari Liok Kiam-ping baru sadar dari
samadinya, keadaannya sudah jauh lebih segar, perlahan dia
turun dari pembaringan- Siau Hong menjerit girang terus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menubruk kedalam pelukannya, saking girang air mata
berlinang dikedua kelopak matanya.
Setelah makan malam orang banyak berkumpul, Liok Kiamping
mendengarkan laporan mereka satu persatu, disadari
bahwa kini mereka berada disebuah gua besar dibelakang
gunung untuk menghindari pertumpahan darah yang tak ada
faedahnya dengan pasukan negeri. Ternyata menjelang
petang, pasukan besar dari kota karisidenan yang berjumlah
ratusan orang telah mengepung Kwi-hun ceng dengan
memasang sepucuk meriam didepan pintu gerbang
perkampUngan, panglima pemimpin pasukan besar itu
mengancam supaya mereka menyerah kalau tidak
perkampungan akan dibumi Hanguskan.
Saat itu Liok Kiam-ping masih dalam keadaan tak sadarkan
diri, maka Ai-pong-sut ambil keputusan supaya seluruh warga
Hong-luipang lewat jalan rahasia mengosongkan
perkampungan ngungsi kedalam gua, dibelakang gunung ini.
Liok Kiam-ping tidak sedikit para saudara anggota Hong-luipang
yang rebah berjajar didalam gua, mereka terluka pa rah
atau ring an, yang gugur telah dikebumikan.
Kondisi Liok Kiam- ping masih teramat lemah, padahal
rombongan mereka tak boleh tanpa pimpinan, situasi masih
cukup genting, setelah dirundingkan bersama diputuskan Aipong-
sut dan Kim-ji-tay-beng membantu sang Pangcu
menyembuhkan luka-luka dalamnya secara kilat, Liok Kiamping
masih akan menolak. tapi dibawah desakan orang banyak
terpaksa dia izinkan Aipong-sut memeriksa dirinya.
Dibawah pemeriksaan cermat Ai-pong-sut sekujur badan
Kiamping tiada luka-luka, namun denyut nadinya terasa lemah
seperti arus yang tersumbat, dia tahu sang Pangcu terlalu
capai, tenaga murninya berkurang ditambah amarah
membakar hati sehingga hawa murni yang buyar susah
dihimpun kembali, cukup lama dia semaput lagi. Maka Kiamping
dipapah duduk bersila, Ai-pong-sut dan Kim-ji-tay-beng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
duduk dikanan kirinya, telapak tangan mereka menekan Khihay-
hiat di kiri kanan badannya, perlahan mereka mulai
menyalurkan hawa murni ketubuhnya.
Sejam kemudian, uapputih mengepul di atas kepala
mereka.. Lwekang kedua orang ini sudah terlatih dengan
sempurna, dari aliran murni lagi, maka dengan mudah dua
jalur hawa murni mereka bersatu padu dalam tubuh Kiam-ping
terus berputar keseluruh tubuhnya.
Satu jam lagi kedua arus tenaga hebat yang mengalir
dalam tubuh Liok Kiam-ping baru berhasil menjebol seluruh
rintangan dan menerjang ke dalam Khi - hay – hiat pula, terus
mengalir kedalam pusar, hawa racun dingin dalam tubuhnya
justru mengeram disini, maka terjadilah perang tanding antara
hawa dingin dan hangat, beberapa kali tubuh Liok Kiam-ping
melonjak-lonjak. Sayang tenaga Kiam-ping sendiri belum
pulih, hawa dinngin cukup meresap keseluruh tubuhnya, maka
tak kuasa dia menguasai dua jalur hawa hangat itu untuk
mendesak keluar hawa ding
Tiba-tiba Ai-pong-sut mengerang tertahan, tenaga dalam
dikerahkan seluruhnya. Demikian pula Kim-ji-tay-beng juga
menambah tenaganya, tangan kiri memelukpunggung Ai-pong
sut dengan cara gabungan jembatan langit untuk menyalurkan
hawa murni mereka menjadi satu kekuatan yang tangguh.
cara yang ditempuh Kim -ji-tay-beng memang besar
manfaatnya, terasa oleh Liok- Kiam-ping masuknya segulung
hawa panas yang lebih kuat, menindas dan memberantas
hawa dingin yang masih tersisa didalampusar. Kering at sudah
berketes-ketes diselebar muka Liok Kiam-ping, air mukanya
yang semula pucat mulai bersemu merah. Setanakan nasi
kemudian, hawa murni dalan tubuhnya sudah mulai lancar,
lewat Koan-goan, masuk Tlong-kek menjebol Seng-si-koan
dan berakhir kedalam pusar pula. Di bawah bantuan Ai-pongsut
dan Kim-ji-tay-beng, atiran darah Kiam-ping makin lancar
sehingga samadi mereka mencapai puncak pati rasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali satu jam telah lewat, rasa sakit disekujur badan
Liok Kiam-ping sudah tidak terasa lagi, seorang diri dia sudah
mampu menggerakkan tenaganya, ini menandakan
kesehatannya sudah pulih seluruh nya.
Waktu dia membuka mata, dilihatnya Ai-pong-sut dan Kimji-
tay-beng masih samadi, dia tahu untuk menolong dirinya
kedua orang ini sudah memeras segala tenaga hingga hawa
murni merekapun terbuang.
"Ping.-ko," seru Siau Hong girang sambil menggenggam
tangan Kiam-ping "kau sudah sehat kembali, tadi kita semua
menguatirkan dirimu."
Liok Kiam-ping tersenyum, katanya: "Adik Hong,
membuatmu gelisah saja. Sekarang aku sudah sembuh." lalu
dia beranjak kesana menghampiri Gin-jitay-beng yang terluka
oleh hawa racun pukulan dingin, satu persatu dia memeriksa
keadaanpara korban yang lain serta memberikan obat
"Terakhir dia menghampiri Gin-jitay-beng pula lalu
memapahnya duduk. dia duduk dibelakang orang, dengan
tenaga murninya dia siap memberi pertolongan. Tapi sebelum
tangannya menekan Bing-bun hiat Gin-jl-aybeng, seorang
berkata d belakangnya: "Pangcu kau sendiri baru sembuh, tak
boleh mengerahkan tenaga lagi, biarlah serahkan kepadaku
saja."
Tanpa menoleh Liok Kiam-ping kenal suaranya yang bicara
adalah Jian-li tok-heng, tanpa menunggu jawabannya, segera
dia gantikan tempat duduk Kiam-ping. Kiam-ping juga tidak
banyak bicara, malah dia jelaskan bagaimana Jian-li-tok-heng
harus memberi pertolongan, lalu menyingkir dari tempat itu.
Setelah bersusah payah sehari semalam, mereka sudah
payah dan letih, maka semua pergi beristirahat.
Hari sudah terang tanah, baru orang banyak bangun dan
duduk membundar didalam gua merundingkan persoalan pelik
yang mereka hadapi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping membuka perundingan, katanya: "Peristiwa
tak terduga ini menyangkut mati Hidup Hong lui-pang kita
selanjutnya, mohon perhatian para saudara untuk memikirkan
cara bagaimana kita mengatasi kejadianpelik ini, kita harus
bersatupadu menjernihkan persoalan sekalian mengembalikan
nama baik Pang kita yang sudah berkenan dihati masyarakat."
Kim-ji tay-beng berkata: 'Menurut perhitungan waktunya,
amat jelas pasukan negeri ini kemungkinan mendengar
hasutan pihak Ham-ping-kiong dan Lo hu-to, atau ada
persekongkolan gelap diantara mereka."
Berkerut alis Jian li-tok-heng, katanya: "Kukira itu hanya
gejala yang kebetulan saja, dibalik persoalan ini ada liku-liku
yang amat rumit. Padahal Hong-lui-pang kita cukup baik
didalam tata laksana kepentingan bersama, kaum Bulim juga
mengagumi kita, dengan pihak pemerintahan juga kita punya
hubungan dan pengertian yang baik. Maka kehadiran pasukan
negeri yang mengepung perkampungan seperti Hendak
menangkap kawanan bandit sungguh sangat disesalkan, aku
tidak habis mengerti."
Sejak tad i Ai-pong-sut tenggelam dalam alam pikirannya,
mendadak dia menoleh kepada Kim-ji-tay beng tanyanya:
"Belakangan ini bagaimana keadaan dan kabar cabang-cabang
kita dibagian luar."
Kim-ji-tay-beng menghela napas, sahutnya: "Berita yang
kita terima sungguh amat menguatirkan, situasi cukup
genting, menurut penyelidikan, beberapa pimpinan cabang
yang menduduki jabatan penting ternyata banyak yang
ditahan dan diawasi gerak-geriknya, padahal tiada tuduhan
dosa apa yang pernah mereka lakukan."
Itu yang terjadi dalam wilayah ciat-kang, diluar propinsi
bagaimana keadaannya ?" tanya Liok Kiam-ping.
"Sejauh ini belum diperoleh kabar, diketahui bahwa
komunikasi dua a rah dari pusat dengan berbagai cabang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diluar daerah telah terputus seluruhnya." Demikian penjelasan
Kim ji-tay beng.
Coh-siang-hwi lb Tiau hiong Cerdik dan pandai berpikir,
dengan terse nyum dia angkat bicara: "Menurut keadaan
dapat disimpulkan, persoalan memang ditangani langsung
oleh pihak penguasa, karena itu aku usul hal ini Harus
diselidiki mulai dari kantor kabupaten, tahap demi tahap kita
selesaikan baru menentukan langkah apa yang harus kita
tempuh."
Ai-pong-sut Thong cau keplok tangan, dia menyatakan
setuju. Thi-pi-kim-to Tan Kian-thayjuga berpendapat untuk
menyelesaikan peristiwa ini Harus membereskan pangkalnya
lebih dulu, diapun menyatakan akur. Demikian pula Gin-jaybeng,
P-lik-jiu ciu Khay, si gede Slang Wi menyatakan siap
menunaikan tugas.
Dengan tersenyum Jian-li tok-heng berkata dengan nada
prihatin: "Tugas ini menyangkut kepentingan mati Hidup
Hong-lui-pang kita, betapapenting dan besarpengaruh dari
tugas penyelidik ini, sekali-kati tidak boleh kepergok supaya
tidak mengejutkan pihak sana. akibatnya bis a mendatangkan
bencana yang lebih besar."
Dengan tertawa Coh-siang-hwi ih Tiau-hong berkata:
"Kalau demikian kunci persoalannya berada di kabupaten di
sana pasti berkumpul orang-orang pandai, penjagaan ketat,
bentrokan mungkin sukar dihindarkan, maka kuajurkan semua
yang bertugas harus mengenakan kedok hitam untuk
sementara menyembunyikan asal usul sendiri." "
Thipi-kim-to Tan Kian thayjuga berkata: Jikalau dikuntit
diluar kesadaran kita, bukan mustahil jejak kita konangan.
Untuk menjaga segela kemungkinan, kurasa sepanjang
perjalanan menuju ketempat kita dalam wilayah pegunungan
ini perlu diadakanpenjagaan dan penceg ata n. "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping menyatakan akur oleh usul Tan Kian-thay.
Maka mereka membagi tugas dan siap berangkat. Liok Kiamping
dan Jian-li-tok heng seperjalanan meluruk kekantor
kabupaten sementara Ai-pong-sut Thong cau, Kim-ji-tay-beng
dan Gin-jl-ay-beng berpencar ditempat yang telah ditentukan
untuk mencegat penguntit.
Liok Kiam-ping bersama Jian-li-tok-heng langsung
berangkat kekota Un-ciu, Gnkang mereka tinggi, badan
bergerak secepat panah dalamjangka satujam mereka sudah
tiba kota Un-ciu. Senja mend ata ng, penduduk kota mulai
memasang lampu, jalan raya penuh sesak hilir mudiknya kuda
kereta danpejalan kaki. Kiam-ping berdua sudah apal jalan
dikota ini, namun mengingat waktu masih pagi, maka mereka
putar kayun menyusuri jalan-jalan raya sambil menonton
keramaian. Tanpa terasa kentongan satu telah tiba, jalanjalanjuga
mulai sepi, maka Kiam-ping berdua menuju kesuatu
tempat sepi mengenakan kedok muka langsung melompat
tinggi keatas rumah bagai segulung asap meluncur ketembok
kota.
Sekilas Liok Kiam-ping menerawang keadaan, lalu
melompat j uh meluncur kearah timur, Jian-li-tok heng terus
mengikuti dibelakangnya. Gedung kabupaten memang berada
disebelah timur kota, hanya sekejap mereka sudah tiba
disebelah kanan lapangan di depan gedang
Kabupaten. Didepan pintu gerbang ada tiang bend era
besar tinggi mengibarkan bend era kebesaran bupati,
penjagaan tampak keras dan ketat, peronda hilir mudik. Tapi
gedung Sebesar itu ternyata sepi lengang, gelap lagi,
membuat orang mengkirik.
Liok Kiam-ping siap menerjang, lekas Jian-li-tok-heng
menekanpundaknya, bisiknya: "Gelagatnya agak ganjil, jangan
gegabah, kami brpencar dari depan dan belakang, saling
bantu danjaga keselamatan." lalu dia jemput sebutir batu dan
ditimpukkan kearah dinding Sebelah kiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tak" Suara lirih menimbulkan reaksi yang tak terduga, dari
kanan kiri Sudut tembok mendadak menerjang keluar dua
bayangan.
"Lekas masuk." bisik Jian-li-tok-heng sambil menarik Liok
Kiamping, mereka meluncur ke a rah kanan melompati tembok
menyelinap kedalam. Beg itu berada didalam tembok mereka
lantas brpencar, Kiam-ping membelok ke kiri terus menyelinap
ketempat gelap. penjagaan dalam gedung ternyata juga amat
keras, jelas bahwa perslapan mereka cukup matang, hal ini
menandakan adanya pihakpengalaman ikut menangani
persoalan ini, seorang Bupati biasanya tidak ikut campur
urusan tetek bengek. Ginkang Kiam-ping teramat tinggi untuk
diketahui jejaknya oleh para penjaga itu. Saat mana dia
berada di belakarg sebuah gunungan, mendadak didengarnya
suara lirih dari sebelah kanan di mana terdapat sebuah
lobang.
Sigap sekali Kiam-ping menyelinap ketempat gelap lalu
pasang kuping, didengarnya seorang mondar-mandir didalam
lobang itu, secara gesit Kiam-ping melompat kedepan lobang
lalu melongok kedalam. Tampak seorang opas berusia
empatpuluhan memegang sebatang golok besar sedang bolak
balik. Waktu orang itu membalik badan membelakangi dirinya.
Kiam-ping incar Hiat-to dipunggungnya terus menutuk dari
kejauhan.
orang itu mengeluh periahan lalu meloso jatuh lemas tak
bergerak lagi. Setangkas kera Liok Kiam-ping menyelinap
kedalam lobang. Dia tutuk pula hiat-to orang lalu menunggu
dipinggir sambil memeluk dada. Lekas sekali opas itu sudah
sadar, ingin berdiri tapi badan lemas, waktu dia mendongak
seketika dia terbeliak kaget. Liok Kiam-ping tertawa dingin,
katanya:
"Saudara menjabat apa dalam kabupaten ini? Siapa biang
kelad ipenyerbuan pasukan negeri ke Kwi-hun ceng ?
Bicaralah terus terang, aku tidak akan mengganggu jiwamu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hamba hanya seorang opas yang bertugas dalam kota,
hari ini atas perintah ditugaskan jaga malam di sini,
penyerbuan ke KwHun ceng konon lantaran laporan seorang
pengkhianat yang kemaruk jabatan, maka perintah rahasia
dari kota raja terpaksa harus kita jalankan. Bagaimana dudu
kperkara sebenanya, aku tidak begitujelas."
Mendengar "laporan pengkhianat" Liok Kiam-ping
melenggong dibuatnya, namun hal ini tak sempat dia pikirkan,
katanya: "Saudara bicara sejujurnya, aku tak perlu
mempersulit dirimu, masih ada urusan lain harus kubereskan.
sementara kau tidur saja di sini, Hiat-tomu akan terbuka
sendiri." setelah tutuk Hiat-to penidur orang Kiam-ping
berputar ke kiri lalu lompat keatas pohon, sejenak dia meneliti
keadaan lalu kembangkan Ling-hi-pou melesat kesebelah
dalam.
Betapa cepat luncuran tubuh Liok Kiamping, penjaga dan
peronda yang tidak pernah belajar silat hanya melihat
berkelebatnya bayangan orang, tiada yang tahu apakah
bayangan yang mereka lihat manusia atau burung, ada pula
yang kucek-kucek mata mengira pandangannya kabur, Hal ini
dianggap biasa, apalagi malam gelap maka mereka tidak ambil
perhatian.
Dalam berapa kali lompatan berjangkit Liok Kiam-ping
sudah meluncur kederetan rumah-rumah bagian dalam.
Ditempat gelap dia mendekam menunggu kesempatan sambil
memeriksa keadaan sekelilingnya.
Dalam pada itu setelah berpisah dengan Liok Kiam-ping,
Jian-li-tokheng berputar ke kanan memasuki serambi panjang,
pengala-mannya luas, sedikit banyak tahu seluk-beluk gedanggedang
pemerintahan, maka dia memilih tempat-tempat gelap
dan sepi, namun tidak jarang dia kepergok oleh penjaga yang
takpernah diduga sembunyi ditempat yang tidak menyolok,
namun dengan kesebatan gerakannya, beberapa orang
berhasil dia robohkan dengan menutuk Hiat-tonya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jian li-tok-heng maju lebih lanjut memasuki bilangan
belakang, sekalijejak dia melesat keatas wuwungan seberah
gedung besar, perlahan dia merambat kepinggir payar lalu
menggelantung terbalik dengan kedua ujung kaki menggantol
genteng, dengan jungkir balik begini dia mengintip kedalam
rumah.
Tampak seorang berusia lima puluhan berpakaian preman
duduk dibelakang sebuah meja besar, diatas meja bertumpuk
berkas-berkas dan buku serta alat-alat tulis, mungkin laki-laki
inilah Bupati adanya. Tak jauh disamping meja berduduk
seorang laki-laki berpakaian pelajar berusia tigapuluhan,
mungkin dialah sekretaris Bupati.
Didengarnya Bupati sedang bertanya: "Sudah berapa hari
Yong- toksi menggerebek Kwi hun-ceng, belum juga berhasil
menduduki-nya, kurasa dibelakang persoalan in ada yang
tidak beres. Bagaimana menurut pendapat-mu Bong hucu?"
Laki-laki usia tiga puluhan itu membungkuk badan serta
menjawab hormat: "Kurasa Kwi-hun-ceng adalah tempat
berkumpulnya orang-orang gagah, terhadap pasukan negeri
mereka tidak berani bertindak melawan juga hanya untuk
membela diri, jelas mereka tidak bermaksud jahat, tapi
keadaan mendesak sebelum persoalannya dibikin terang,
mereka takkan mau menyerah."
Menurut laporan dan sudah kuperiksa bahan-bahanyang
kuterima, selamanya belum pernah mereka melanggar hukum
meski termasuk suatu organisasi besar, juga tergolong lurus,
tapi perintah rahasia dari kota raja menugaskan kita
menangkap dan menumpas mereka, sungguh membuat
heran.
Padahal menurut apa yang saya baca dari buku, kaum
persilatan umumnya paling memegang teguh kepercayaan dan
kesetiaan hanya menggunakan kebijaksanaan dan kebajikan
kita memberi penjelasan baru bisa menundukkan mereka.
kalaupakai kekerasan kurasa akibatnya akan fatal bagi kita.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kurasa Yong-toksi belum mampu menunai-kan tugas nya,
lebih baik tarik saja pasukannya, utus saja beberapa petugas
yang cekatan untuk mengawasi gerak gerik mereka,
disamping suruh orang berunding dengan mereka."
"Kalau bertahan terus begini, bukan saja membuang waktu
tenaga dan finasial secara sia-sia, kalau melampaui waktu
yang ditentukan kitapun akan ketimpa salah dari atasan.
Bagaimana pendapat Tayjin."
Berkerut alis orang tua itu, katanya kemudian setelah
merenung: "Memangnya aku sedang pusing lantaran kejadian
ini, baiklah jalankan saja sesuai usul Bong-hucu, mandat
kuserahkan kepadamu untuk membereskannya"
Bong-hu cu berdiri serta menjura, katanya: "Terima kasih
akan kepercayaan yang diberikan kepadaku, aku akan bekerja
sekuat tenaga, namun mengutus siapa untuk berunding
dengan mereka kurasa perlu mengundang ong cong bu-thau
(kepala opal) untuk membicarakan hal ini" lalu dia menoleh
keluar dan berseru: "Kiat Him, lekas panggi ong- cong buthau."
seorang mengiakan diluar pintu lalu langkahnya
makinjauh.
Tak lama kemudian cong- bu-thau ong An-dian sudah
melangkah masuk. setelah memberi hormat kepada Bupati dia
berdiri dipinggir. Bong-hucu segera menjelaskan rencananya."
Kepala opas ong An-dian mengunjuk sikap kurang senang
katanya: "Menurut apa yang kudengar kumpulan macam
bandit seperti mereka tidak boleh dikasih hati, apalagi kita
bertindak atas perintah atasan, perundingan kurasa takkan
membawa hasiL"
Sang bupati berkata: "Menurut situasi yang bertahan
begini, batas waktu bakal tiba, tak berani aku
bertanggungjawab. Bagaimana menurut pendapat cong-buthaw
dengan Cara apa baru berhasil membereskan persoalan
ini?" ong An-dian menjura, katanva: "Menurut pendapatku.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selekasnya beri laporan keatas bahwa kawanan berandal itu
melawan, tenaga kita kurang dan mohon bantuan beberapa
jago silat kosen supaya usaha kita berhasil. Perlu saya
laporkanpula, menurut laporan petugasjaga, sudah ditemukan
jejak mata-mata musuh yang menyelundup kegedung kita ini,
kepandaiannya lihay, bukan mustahil dia utusan kawanan
brandal yang hendak mengganas di sini."
Bupati dan Bong-hucu berjingkrak kaget, terutama sang
Bupati setelah memberi pes an bergegas dia mengundurkan
diri. Maka ributlah gedung Bupati, obor dipasang orang
bergerak hilir mudik.
Jian li-tok-heng tertawa geli, tugas nya sudah tercapai,
maka dia melejit naik keatas genteng, untuk bergabung
dengan Liok Kiam-ping dia malah berlari kearah depan-
Begitu dia berdiri di wuwungan, orang-orang di bawah
lantas melihat jejaknya, maka ributlah teriakan-teriakan
tangkap ma ling, tangkap pembunuh.
Berkepandaian tinggi nyali Jian- li-tok-heng besar, dia tidak
hiraukan keributan dibawah, sambil meluncur dia malah
bersuit panjang, suaranya melengking tinggi, maksudnya
memberitahu kepada Liok Kiam-ping supaya mengundurkan
diri.
Sudah tentu para pengejarnya ketinggalan jauh dibelakang.
Liok Kiam-ping yang sedang sembunyi ditempat gelap sudah
tidak sabar lagi, untung sebelum dia bertindak suitan Jian-litok
heng sudah kumandang diudara, tahulah dia bahwa tugas
Jian- li-tok-heng sudah selesai, maka diapun melompat keluar
dan berlari kencang keluar gedung, Hanya sekejap bayangan
kedua orang ini sudah lenyap ditelan kegelapan-
Diluar gedung Liok Kiam-ping bergabung dengan Jan-li-tokheng,
dengan Ginkang tinggi mereka terus meluncur keluar
kota. Kira kira satu li kemudian, terasa dibelakang mereka ada
dua bayangan orang mengejar dengan kencang. Gerak gerik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua pengejar itu cukup lincah dan tangkas, jaraknya
bertahan dua puluh an tombak jauhnya dibelakang Kiamping
berdua. Namun seorang yang dikanan mungkin Lwekangnya
lebih lemah, lama kelamaan dia ketinggalan dibelakang,
napasnya yang ngos-ngosan juga terdengarjelas darijauh.
Sebagai jago-jago silat top sudah tentu mereka meluncur
bagai bintang jatuh, bagi yang berkepandaian rendah,
pastitakpercaya kalau yang dilihatnya adalah bayangan
manusia yang berlari kencang.
Lekas sekali mereka sudah lima li jauhnya, baru saja
membelok keselatan hampir memasuki pegunung an Liok
Kiamping berdua melompat jauh terus menghilang. Pengejar
yang tinggal seorang itu bersuara heran, setiba didepan hutan
dis celingukan.
Mendadak didengarnya seorang berseru diatas batu tinggi:
"Sahabat, tengah malam buta, untuk apa kau keluyuran di
sini, tiada jal nan di sini kecuali ke neraka, silakan kembali
saja." sebelum habis bicara, mendadak segulung tenaga
pukulan menyapu datang dari samping.
Pengejar ini berkepandaian tinggi, mendengar angin
menerjang datang, dia menyingkir kekiri sambil membundar
lengan terus digentak keluar memapak serangan. Blang"
keduanya menyurut selangkah kebelakang.
Bila bayangan berkelebat mana muncullah seorang kakek
tua pendek bundar berkedok, katanya sambil gelak tawa:
"Siapa nyana Lo-hu-sin kun yang berkuasa di Lam-hay
ternyata bertindak seperti panca longok mengintip gerak gerik
orang meminjam kekuasaan pemerintah, menindas rakyat apa
tidak malu kau."
Lohu-sin-kun melenggong, setelah diperhatikan lantas tahu
siapa pencegatnya, jengeknya dingin: "Kawanan tikus yang
malu dilihat orang, berani memutar balik persoalan, seorang
diri berani kau mencegat jalanku, cari mampus ya" Pencegat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini adalah Aipong-sut, bentaknya: "Siapa cari mati, hayolah
buktikan."
Habis bicara mendadak kedua tangannya menyodok dan
menggenjot, Lo-hu-sin-kun tertawa dingin, sebat sekali dia
miring tubuh, berbareng tangannya menggenjot naik, agaknya
dia sengaja menjebak Ai-pong-sut. Padahal kekuatan mereka
berimbang, setelah menghindar jotosan keras lawan baru Lohu-
sinkun balas menyerang. Karuan Ai-pong-sut tersirap,
namunpengalamannya cukup membuat hatinya tabah, dua
tangan yang kebacut memukul kedepan ditariknya terus
menyikut sambil melompat mundur, tenaga jotos an lawan
berhasil dipunahkan sebagian, namun demikian dia terdesak
mental setombakjauhnya, untung lompatannya sejurusan
dengan pukulan lawan sehingga tidak terluka. "Bluk" dengan
keras pantatnya beradu dengan tanah. Lo - hu - sin - kun
segera menubruk majupula.
"Berhenti." seorang mendadak menghardik dengan suara
yang menggetar bumi, jelas Lwekangnya hebat luar biasa,
seiring dengan berkelebatnya bayangan putih, tinju
seorangpun telah menyelonong tiba.
Terasa oleh Lo-hu-shi-kun, betapa dahsyat pukulan ini,
tersipu dia mengembangkan Hu-kong-king-in-pou, meski
berhasil menyelamatkan diri, setelah berdiri teg a kpula,
matanya terbeliak kaget. Maklum kedudukannya di Bulim
boleh dikata sudah cukup top. jago kosen dalam Bulim yang
mampu menandingi dirinyajuga bisa dihitung dengan jari. Tapi
serangan orang ini mampu membuat dadanya sesak. hal ini
belum pernah terjadi, betapa takkan mengejutkan hatinya.
Waktu dia angkat kepala dilihatnya seorang berpakaian
jubah putih berkedok hitam tengah meluncur turun dari
lamping gunung yang curam sana, langkahnya enteng seperti
terbang berjalan diudara. Itulah Ginkang tingkat tinggi, yang
tiada taranya, Ling-hi-pou yang sudah termashur sejak
ratusan tahun lalu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setinggi ini Ginkang lawan Jelas dirinya harus memeras
keringat dan mempertaruhkan jiwa raga. Namun dengan
berani dia maju selangkah, jengeknya: "Entah siapakah
cianpwe ini, bolehkah cayhe tahu gelaranmu yang mulia'
Pendatang ini bergelak tawa, katanya:
'cianpwe apa, dihadapan Sin-kun aku hanya ingin menjajal
beberapa jurus kepandaian sekaligus menyelesaikan persoalan
lama.'
Lo-hu-sin-kun melengak. namun kejap lain dia sudah
tertawa besar, katanya: 'Sudah dua puluh tahun Losiu tidak
keluar dari Lo-hu-to, persoalan lama apa yang kau maksud
aku tidak mengerti, apa kau tidak salah a lamat.'
'Sin-kun bersimaharaja di Lam-hay seorang Cikal bakal dari
suatu aliran namamu besar disegani, mana mungkin aku keliru
mencari musuh. Maklum setelah jadi pemimpin besar sin-kun
sudah melupakan masa lalu.'
"Permusuhan dalam Bulim sudah jamak kalau hutang darah
dibayar darah,' demikian seru Lo-hu-sin-kun berang, , kalau
tidak lekas jelaskan persoalannya, Losiu tiada tempo cerewet
di sini.'
Orang berkeduk itu terkial-kial, suara tawanya
bergelombang mengalun dia lam pegunungan, desisnya
dengan tekanan penuh dendam: "Peristiwa pengeroyokon di
Tay-pa-san dua puluh tahun yang lalu, kurasa belum kau
lupakan bukan?'
Lo-hu-sin-kun melenggong, sebetulnya peristiwa itu pernah
membuatnya menyesal, tapi urusan sudah terjadi, cerewet
juga tidak ada gunanya, katanya: 'Agaknya kau pimpinan
besar Hong-lui-pang, menurut pendapatmu, bagaimana kita
selesaikan persoalan lama itu?' 'cara apapun boleh saja, yang
terang hari inHarus dibereskan sampai tuntas.'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Betul, Cekak dan gamblang. Baiklah Losiu akan iringi
kehendakmu, nah, silakan turun tangan.' lalu dia bergaya dan
pasang kuda-kuda,
Liok Kiam-ping tertawa, katanya: 'Selamanya cayhe tidak
berani mendahului, silakan serang saja.'
"Baiklah, Losiu bertindak lebih dulu, Lihat serang an.'
tangannya merogoh pinggang melolos sebatang ruyung emas
berbentuk mulut ikan gurami, sekali sendal ruyung lemas ini
menjadi kaku, menutuk lurus kemuka Liok Kiam-ping.
Kejadian hanya sekejap. melolos ruyung menyerang
dengan gerakan lincah dilakukan sekaligus. memang tidak
malu Lo-hu sin kun sebagai gembong silat yang disegani. Di
sinilah letak kecerdikan dan kemahirannya, tadi dia sudah
saksikan sendiri betapa hebat ilmu Liok Kiam-ping, pukulannya
kokoh kuatjelas sukar dilawan, maka dia menggunakan
senjata. pikirnya hendak mengalahkan musuh dengan
permainan ruyungnya yang lihay.
Ruyung emasnya ini dibuat khusus dan istimewa,
panjangnya ada lima kaki, sebesar buah pir yang
keseluruhannya dibuat dari emas murni. Dengan lincah dia
menuding sambil menggentak sehingga ujung ruyung emas
yang berbentuk seperti mulut ikan mendadak terpentang,
mulut yang terpentang iniperanti mengunci atau meng gig it
senjata lawan, namunjuga bis a digunakan menutuk hiat-to.
Liok Kiamping tidak kira lawan bersuara seranganpun telah
mengancam dirinya, cepatnya tak kalah dari berkelebatnya
kilat, terasa sinar emas mengaburkanpandangan, angin
menderu sudah mengancam mukanya. Betapa tinggi
kepandaian Liok Kiam-ping, tak urung mencelos juga hatinya,
lekas dia berjongkok kekanan menghindari tusukan, berbareng
tangan kanan merogoh kebelakang melolos cui-le-kiam.
Tenaga dikerahkan pada ujung pedang, sekali gerak
Cahayapedang mulur setengah kaki balas menutul kearah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lawan- Beg itu tusukan ruyungnya luput, ujung pedang lawan
sudah balas menusuk dirinya, lekas tangan kanan menarik,
tangan kiri menekan badan ruyung, berbareng turun berputar
maka ruyungnya menyamber kepinggang Liok Kiam-ping,
gerakan sebat serangan laksana angin puyuh sasaranpun
tepat.
Liok Kiam-ping tertawa ringan, kaki menjejak tubuh
melambung keudara. sekali jumpalitan tubuhnya anjlok
kebelakang Lo-hu-sin-kun. Permainan pedangnya lincah dan
enteng. kaki mendesak maju, pedangnya menus uk ci-tonghiat
dipunggung Lo-hu sin-kun.
Dua kali serangan ruyungnya luput, kembali dirinya
diancam tusukan dari belakang, lekas Lo-hu-sin-kun
kembangkan Hu-kong-king-in-pou, sekali berkelebat dia
menyingkir delapan kaki, kini ruyungnya diputar kencang
melancarkan Hian-tampian-hoat yang keseluruhnya terdiri
sembilan kali sembilan delapan puluh satu jurus. Ruyung
emasnya bergerak laksana ular sakti yang hidup terbang
diudara menggubat Liok Kiam-ping dengan gemerdep cahaya
emasnya.
Liok Kiam- ping membentak sekali, cahaya pedangnya
molor lebih panjang lagi satu kaki. diapun kembangkan Ling
hi-pou, gerak geriknya setangkas tupai bertompatan kian ke
mari diantara samberan ruyung lawan- Dengan
ketangkasannya takjarang dia balas menyerang dengan
pedang pusakanya, setiap kali dia balas menyerang, Lo hu-sin
kunpasti dibuatnya mundur dengan permainan kacau balau.
Yakin dirinya lebih unggul Kiam-ping pusatkan
perhatiannya, kini dia bermain santai tapiperbawa
serangannya bertambah besar malah. Tiga puluhjurus
kemudian, pecah nyali Lo hu-sin-kun, saking kepepet terpaksa
dia keluarkan permainan cambuknya yang baru dicipta sendiri
bernama Soan-hong pian-hoat (ilmu ruyung angin puyuh)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan kecepatan luar biasa dia serang Liok Kiam-ping
dengan sengit.
Terasa oleh Kiam-ping ruyung lawan seperti berobah ribuan
banyaknya, ribuan batang ruyung sekaligus memberondong
dari berbagaipenjurusehingga napas terasa sesak. Tahu
permainan ruyung lawan sang at lihay, kembali Uok Kiam-ping
jejak kaki melejit tinggi, dengan kelincahan tubuhnya, tenaga
dalam yang tangguh, cui le-kiam sampai meneorong
benderang menyilaukan mata. Dengan Ling- hi-pou Liok Kiamping
berjalan di udara, maka lawan dicecarnya pontang
panting.
Betapapun lihay Lo hu-sin-kun, kapan pernah menghadapi
musuh setangguh Liok Kiam ping, terasa mata berkunangkunang,
pandang makin gelap saking silau, hakikatnya dia
tidak melihat lagi di mana musuhnya berada. Tapi dengan Hukong-
king-in-pou yang tunggal juga dalam Bulim, semula dia
masih kuat melawan- Tapi limajurus kemudian, tidak demikian
keadaannya.
Mendadak Liok Kiam-ping tambah tenaga, perbawa ilmu
pedangnyapun berlipat ganda. maka cahaya pedang yang
cemerlang berkembang, hawa pedang melingkup gelanggang
Dada Lo-hu-sin-kun betul-betul seperti ditindih benda
ribuan kati beratnya, napas sesak gerak gerikpun seperti teri
halang, begitu merasa gelagat jelek baru dia sadar dan
berteriak kaget dan ngeri. Tapi pedang sudah menabas turun.
Ditengah jerit kesakitan yang menyayat hati, lengan kirinya
ternyata sudah tertabas buntung tepat dipundaknya, saking
kesakitan sekujur badan bergetar, namun dia kertak gigi yang
berkerutukan, tubuhnya sempoyongan. Lekas dia tutuk
beberapa Hiat-to dipundaknya. Tangan kanan terayun ruyung
emasnya segera dia timpuk kearah Liok Kiam-ping. Setelah
menimpuk senjatanya sekuat tenaga, lekas dia hilang dari
tempat itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah menabas lengan Lo-hu-sin-kun, terhitung
terlampias dendam perguruan, baru saja dia menarik napas
setelah kerahkan tenaga nya melancarkan ilmu pedangnya,
wajahnya juga pucat dan napaspun ngos-ngosan Begitu
ruyung ditimpukan, secara reftek dia miring kan tubuh ke
kanan, namun gerakannya kalah cepat, lengan baju kirinya
tergores belong.
Jian-li-tok-heng kuatir keadaan Liok Kiam-ping, maka dia
tidak mengejar Lo hu-sin-kun yang melarikan ke dalam hutan-
Untsung Liok Kiam-ping hanya terlalu banyak menggunakan
tenaga, setelah istirahat sejenak tenaganya sudah pulih pula.
Kejap lain bersama Jian-li-tok-heng, Ai-pong-sut bertiga
mereka meluncur kearah barat hilang dibalik rimbunnya
pepohonan.
Tidak lama setelah ketiga orang ini pergi, dari semak
rumpus dilereng gunung sana, menongol keluar seraut wajah
lebar beralis tebal mulut lebar, setelan celingukan dia berdiri
sambil menarik napas lega, pandangannya tertuju kearah Liok
Kiam-ping bertiga pergi.
Lakl-laki yang sembunyi disemak rumput ini bukan lain
adalah kepala opas kota Un ciu ong An-dian adanya. Dia
sudah saksikan sendiri betapa tinggi kepandaian para
penyatron malam ini. seluruh jago-jago yang ada dikabupaten
tiada yang kuat melawan sejuruspun, apa lagi Lo hu-sin-kun
yang menjadi tulang punggungnya sudah buntung dan
melarikan diri. namun sejauh ini dirinya sudah menguntit jejak
musuh. rasanya enggan putar balik, apa lagi dia punya
pedoman keras, kalau tidak berani masuk gua, bagaimana
dapat menangkap anak harimau. Maka percaya akan
kecerdikan sendiri dia bertekad menguntit jejak musuh.
Segera diapun berlari kearah ke mana tadi Liok Kiam ping
bertiga pergi.
Satu jam kemudian dia sudah makin tinggi naik gunung
dan berada dipedalaman yang belukar. dilihatnya ketiga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bayangan di depan itu masih terus meluncur dengan tangkas
dan cepat seenteng burung terbang. Tahu Lwekang Liok
Kiam-ping amat tinggi, maka kepala opas ong An-dian tidak
berani menguntit terlalu dekat, dia hanya melongok dari
kejauhan, ke mana mereka pergi dia terus saja menguntit saja
dibelakang.
Waktu itu dia sudah mencapai sebuah puncak dan mulai
membelok kearah puncak yang lain- Mendadak sebuah
bentakan kereng mengejutkan hatinya: 'Sahabat, tengah
malam buta keluyuran diatas pegunungau menguntit orang
lagi. kalau tahu diri menyerah saja." Yang menegor adalah
Kim-ji-tay beng, begitu melompat mencegat langsung dia
hantam kepala orang dengan Kim-soa-ciang.
Kepala opas ong An than adalah murid didikan Kong-tongpay
yang mempunyai kepandaian lumayan, setengah
hidupnya bekerja di kalangan pemerintahan, menjadiopas
atau polisi jaman sekarang, pengalamannya tentang kuntit
menguntit jejak orang amat luas, apa lagi kali ini yang dikuntit
adalah orang berkepandaian tinggi, maka dia sudah bertindak
secara hati-hati, sudah tentu sebelumnya diapun sudah
mempersiapkan diri bila dirinya kepergok.
Mendengar bentakan dia sudah berhenti lalu melompat
sehingga pukulan lawan luput sambil melompat itulah dia ayun
kedua tangannya menimpukkan segenggam pasir hitam
kearah tubuh Kim-ji-tay-beng...
Setelah memukul dan luput Kimji-tay-beng sudah slap
menubruk pula, mendadak kabut hitam bertaburan didepan
matanya. Dia tahu lawan menaburkan senjata rahasia ringan
dan lembut sejenis pasir besi beracun lekas dia menjengkang
tubuh terus bersalto kebelakang sejauh lima tombak. Tanah
berumput dimana tadi dia berdiri seketika mengepulkan asap
hitam dan hang us oleh taburan pasir besi yang lihay beracun
itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karuan tersirap darah Kim-ji tay-beng "Sungguh berbahaya,
kurcaci ini tidak boleh diampuni." dengan amarah yang
meluap segera dia menubruk kearah depan, Tapi bayangan
lawan sudah tidak kelihatan, dengan penasaran dia masih
mencari dan mengobrak-abrik tempat itu, namun musuh
sudah ngacir apa boleh buat terpaksa dia kembali ke tempat
penjagaannya.
Sementara itu di didalam goa besar, orang banyak duduk
bersimpuh diatas tanah, wajah mereka kelihatan prihatin-
Setelah menghela napas, Liok Kiam-ping membuka suara
lebih dulu: "Belum lama Hong lui-pang berdiri, tak nyana
sudah ada orang yang mengkhianati kita, sehingga terjadilah
musibah ini, kejadian ini amat mengecewakan dan
membuatku menyesal sekali."
Selanjutnya Jian-li-tok heng berkata: "Menurut nada
pembicaraan mereka, pengkhianat itu adalah anggota di
bagian luar.
Suma-Ling-kong berkata: "Markas besar adalah
pusatpemerintahan dari organisasi kita, tempat dimana
wibawa ditegakkan, disiplin tinggiperaturan ketat. kalau betul
ada pengkhianat pasti mudah diketahui, apalagi penguasa
setempat sebelum ini tidak tahu, dan ada niat menggerebek
kita, maka dapat dibuktikan bahwa pengkhianat itu bukan dari
anggota luar di markas besar."
Coh-siang-hwi fh Tian hiong berkata: "Dokumen yang
memuat Daftar anggota luar disimpan secara rahasia oleh
seorang Thocu,jelas tidak mungkin bocor, dari peristiwa ini
dapat dirasakan bahwa tata laksana organisasi kita perlu
diadakanperombakan."
Selanjutnya Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay juga akan bicara:
"Anggota luar tersebar di beberapa daerah, banyak yang baru
didirikan seluruh anggota yang masukj elas sukar diseleksi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seCara tuntas, padahal Cabang tersebar luas dimana- mana,
lalu dari cabang mana kita harus mulai penyelidikan ini.'
Ai-pong-sut seperti biasa mengerut alisnya yang sudah
putih jarang-jarang, katanya:
'Urusan sudah mendesak jikalau diselidiki ulang, jelas
temponya tidak keburu, memangnya apa yang bisa kita
lakukan sekarang"
'Ucapan Tianglo memang betul,' ucap Liok Kiam-ping.
Jikalau hal ini diselidiki dari anggota bagian luar, bukan saja
memakan waktu, membuang tenaga, kemungkinan bisa
membuat kapiran malah.'
Kim-ji-tay beng berseru: 'Diselidiki tidak bisa, daripada kita
duduk berpeluk tangan- kurasa langsung kita luruk ke
Kabupaten dan tanya langsung kepada Bupati, seperti orang
Sakit, kalau tahu macam apa penyakitnya, dengan mudah kita
akan memberikan obatnya baru lebih lanjut kita pikirkan
langkah apa yang harus kita lakukan."
P-likjiu ciu Thay keplok tangan, Serunya: "Nah. begitu lebih
pantaS. Cara paling mudah juga mudah dilakukan-'
It cu-kiam Koan Yong berkata: "Situasi Cukup mendesak.
bagi kita tidak boleh ulur waktu Supaya urusan tidak tertunda
dan akibatnya bisa Celaka bagi Hong-lui-pang kita."
Ai-pong-sut berkata lagi: "Kudukung ucapan Sipg tongcu
(maksudnya Koan Yong), kamHarus bekerja lebih Cermat dan
teliti. sekarang tidak boleh terburu nafsu, lebih penting kita
segera bicarakan cara bagaimana kita hadapi persoalan ini lalu
mengambil langkah tepat."
Mendadak Jian-li-tok-hang menepuk paha, katanya tegas:
"Soal ini tak perlu ditangani dari dalam organisasi kita sendiri,
kalau perintah rahasia ini datang dari kota raja, maka kita
harus mulai penyelidikan ini darisana, kurasa jalan yang kita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tempuh lebih pendek dan tepat mengenai sasaran, hasilnya
tentu juga lebih tuntas."
Ginjitay-beng yang diam saja sejak tadi, berseru gusar:
"Betul. kalau surat perintah itu datang dari kota raja, mari kita
serbu ke kota raja dan hancurkan istana raja."
si gede Siang Wi ternyata tidak mau ketinggalan, dengan
gelak tawa diapun berkata:
"Menghancurkan kota raja, hahaha. suruh Baginda menarik
tentaranya kan beres. Kalau dia melawan serahkan kepadaku,
biar kuhajar pantatnya dengan pentungku ini."
Maka ramailah suasana, semua mengajukan diri untuk
menunaikan tugas ini kekota raja. Karena si gede menyebut
nama "Baginda", Liok Kiam-ping lantas ingat kejadian yang
pernah dialami di kota raja dulu, segera dia bisik-bisik dengan
Ai-pong sut, lalu berkata dengan tawa lebar: "Kejadian tak
boleh diulur panjang, waktu sudah mendesak biarlah aku
sendiri yang pergi ke kota raja. Perjalanan akan disertai
Tianglo, maka segala urusan di markas besar kupercayakan
kepada para Tongcu untuk mengurusnya. Sebelum mendapat
kabar, kuharap tidak terjadi bentrokan langsung dengan pas
ukan negeri, bila terpaksa boleh menyingkir saja
danpertahankan sisa kekuatan kita yang tak seberapa ini."
Bahwa Liok Kiam-ping akan menempuh perjalanan jauh
lagi, karuan Siau Hong gUgup dan gelisah, katanya dengan air
mata berlinang: "Ping-koko. kau mau pergi lagi?'
Terpaksa Liok Kiam-ping harus membujuknya, untung Siau
Hong cukup dewasa danpandai melihat suasana, kepentingan
umum harus diutamakan, maka dia berkata: "Baiklah, kau
harus jaga dirimu, hati-hatilah dijalan."
Setelah istirahat Liok Kiam-ping dan Ai-pong-sut bebenah,
lalu pamitan dengan orang banyak dari belakang gunung
mereka berputar ke utara"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ginkang mereka tinggi berjalan dipegunungan yang beri
hutan lebat tidak menjadHalangan bagi mereka. Selama tiga
haritiga malam mereka terus melakukanperjalanan, menjelang
fajar hari keempat mereka sudah tiba disekitar kota Ling- an.
Ling an adalah ibukota dynasti Song selataan, letaknya
dimuara ci-ong-kang, tembok kotanya tinggi lebar,
penduduknya padat. pusatperdagangan kehidupan makmur
merupakan, kota penting ditenggara kora raa.
Di kota inijuga ada markas Cabang Hong-lui-pang mereka,
maka Liok Kiam-ping merasa perlu mencari tahu situasi di kota
ini sekaligus mencari informasi tentang anggota mereka yang
tercerai berai, meski menyerempet bahaya juga berani
dilakukan. Bahwasanya kalangan pemerintah yang ditunjang
para opas adalah orang-orang biasa yang tidak pandai silat,
maka mereka tidak terpandang dalam hatinya, namun supaya
tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan, slang hari itu
mereka istirahat diluar kota yang sepi.
Magrib telah tiba, penduduk mulai memasang lentera.
cuaca sudah gelap. maka Liok Kiam-ping berdua leluasa
mengembangkan Ginkang lewat daerah yang sepi terus
meluncur kedalam kota.
Didalam kota amat ramai, ditengah hilir mudiknya pejalan
kaki Kiam-ping berdua mencampurkan diri ditengah orang
banyak. arahnya kemarkas tentara dikota ini. Markas
besartentara kota Ling- an merupakansentralpimpinan daerah
pas ukan negeri diwilayah tenggara, maka gedungnya besar
dan meg ah serta angker, tiang berdera yang berada dikedua
pinggir menjulang tinggi puluhan tombak. Didepan pintu
berderet dua baris pasukan berseragam biru tua dengan
senjata teri hunus, sikap kereng dada membusung.
Pasukan ronda hilir mudik terdiri beberapa group, Liok
Kiam-ping dan Ai-pong-sut menyelinap kesebuah gang kecil
yang takjauh letaknya dari markas besar itu, kedok hitam
dikenakan sambil memberi tanda mereka berputar kebelakang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengitari tembok tinggi. Baru setengah iingkar mereka meny
us uri tembok tinggi, kebetulan dilihatnya dahan pohon besar
yang menjorok keluar tembok. Kiam-ping tertawa riang, tanpa
janji keduanya melompat tinggi mencapai dahan lalu
melompat keataS pohon dan tiba dibagian dalam.
Tembok tinggi itu memagari Sebuah taman besar yang
rimbun dan teratur baik. Mereka tidak perhatikan keadaan
Sekelilingnya. langSung berlompatan diantara bayang-bayang
pohon menuju kesebuah gedung besar berloteng.
Dibawah rimbunnya dedaonan pohon, bayangan orang
tampak bergerak, derap langkah mereka amat lembut,
Segalanya Serba tegang dan Sunyi. Entah peronda atau
petugas jaga, tiada yang bertugas dengan baik, namun Kiamping
berdua tidak ambil peduli tidak konangan dan
menimbulkan keributan terpaksa mereka berputar agakjauh
lewat pucuk pohon menyelinap ke balik tembok dengan
Ginkang tinggi.
Setengah jam kemudian gedung besar berloteng itu sudah
didepan mata. Tinggi gedung loteng ini ada enam tujuh
tombak. berdiri gagah dan angker ditengah gelup, seperti
raksasa yang hendak menerkam orang saja.
cahaya lilin terang benderang didalam gedung seperti slang
hari, bayangan orang bergerak-gerak. sering terdengar suara
keras dan lantang. Tanpa banyak pikir Kiam-ping berdua
melesat ke kiri kanan dan hinggap dipagar loteng terus
mendekam diatas belandar.
Bagi orang biasa, jarak setinggi enam tombak tak mungkin
dicapai, tapi bagi Kiam-ping berdua biasa saja, seperti berjalan
di tanah lapang, tanpa membuang tenaga. sedikit menutul
tubuhnya melesat seperti anakpanah, tangan meraih belandar
kakitangan bekerja seperti kera sehingga tubuhnya
bergelantung dibawah pohon, setelah membuat lubang
dijendela kertas lalu mengintip kedalam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata itulah ruang kerja yang berukuran sedang saja,
perabot serba antik, alas tulis lengkap diatas meja, tapi tiada
bayangan seorangpun. Suara percakapan lantang itu
berkumandang dari luar kamar sedang ini, agaknya masih ada
kamar lain disebelahnya. Demi Hong-lui-pang dan
keselamatan para kawan, sebetulnya Liok Kiamping segan
masuk kekamar orang, tapi keadaan mendesak. terpaksa dia
menyongkel jendela melayang masuk. Selama hid up
barupertama kali ini dia menyelundup kekamar orang tanpa
idzin, semula hatinya kurang tentram tapi lekas dia tekan
perasaannya..
Dengan berindap dia menuju kebelakang pintu, perlahan
dia menarikpintu hingga terbuka segaris serta mengintip
keluar, diluar adalah serambi lebar, kanan kiri diapit kamar,
kemungkinan kamar- kamar kerja daripara menteri. Suara
percakapan kumandang dari salah satu kamar ditengah
serambi sana.
Melihat sekitarnya tiada orang, sekali berkelebat Liok Kiamping
meluncur kearah datangnya suara. Gerak geriknya
memang enteng seperti barung walet, sekali berkelebat lantas
lenyap. Dengan cerdik Kiam-ping memasuki sebuah kamar
kecil disamping kamar besar ditengah, dari kamar kecil ini ada
jendela penghuhung dipajangi Vas bunga kembang.. dari balik
Vas kembang inilah Liok Kiam-ping mengintip kekamar
sebelah.
Dalam ruang besar ini terdapat sebuah meja tinggi besar,
dibelakang meja duduk lima orang yang tampangnya
miripperwira tinggil usianya rata sekitar lima puluh lebih.
Disebelah bawah lagi duduk dua baris yang berdiri
belasanperwira kelas rendah,jadi bentuk meja duduk mereka
mirip leter "T", kelihatanperundingan sedang berjalan.
Pewira tua yang duduk ditengah diantara empat rekannya
disebelah atas sedang bicara: "Laporan datang dari Un-ciu,
bahwa Kwi-hun-ceng tak berhasil diduduki, orang-orang HongTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
)ui-pang menyingkir kepedalaman, Pasukan tak mungkin
mengejar karena kekurangan tenaga, kalau bertahan terlalu
lama. kuatir melampaui batas waktu yang ditetapkan maka
mereka minta bantuan. Kalau hal ini benar, ciangkun mungkin
jua takkan berani bertanggung jawab."
Seorang pewira muda yang duduk disebelah bawah berkata
dengan tersenyum: " Hong-lui-pang belum lama berdiri
dikalangan Kangouw, kekuatannya masih terbatas kalau mau
digrebek semestinya tidak perlu banyak banyak tenaga dan
mengalami kesukaran. Apalagi menurut berita yang tersiar
bahwa mereka mematuhi Hukum dan bertujuan baik, rasanya
tak mungkin melawan pasukan pemerintah, kurasa kasus ini
masih banyak seluk beluk yang harus kita selidiki, tak perlu
bertindak dengan tangan besi."
Seorang Perwira tua disebelah kiri berkata: "Akupun punya
pendapat demikian- tapi surat dari Un-ciu hanya menyebut
minta bantuan tidak menjelaskan sebabnya, Ciangkun
sendiripun ragu-ragu untuk bertindak."
Perwira disebelah kanan berkata juga:" Sejak mula kasus
ini cukup membingungkan, surat perintah dari kota raja hanya
suruh menangkap tanpa disertai dosa kesalahan, kurasa kasus
ini menyangku tpermusuhan kaum persiI atan."
Perwira yang duduk dipaling tengah rnengangguk, katanya:
"Ya, kemungkinan demikian, menurut pendapat Losiu.
sementara kita tidak memberi reaksi, hanya surat dikirim
kemarkas Un-ciu untuk membantu tenaga ikut mengepung
sajabila duduk persoalannya sudah jelas baru kerahkan
pasukan besar, kita harus menghindari pemborosan yang tiada
gunanya. Apalagi orang persilatan paling mengutamakan
kesetiaan. memandang mati seperti pulang ke haribaan Thian
Yang Maha Kuasa, bila kita salah langkah, bukan mustahil
keluarga kita yang ketimpa musibah balas dendam mereka,
apakah tidak konyol.."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua baris perwira rendah yang duduk dibagian bawah
berkeplok bersarna dan menyatakan akur. Perwira tua
ditengah itu angkat tangannya menghentikan suara ramai,
katanya: "Tic- ciangkun, giliran ronda dan petugas malam
inHarus diperketat dan lebih hati-hati, katanya kemaren
malam ada mata- mata yang menyelundup ke gedung kita,
beberapa jago silat yang kita undang membantuj uga terluka
waktu mengejar musuh, maka kita harus bersiaga. terutama
kawanan brandal Hong-lui-pang yang berada dipenjara itu,
harus dilayani selayaknya dan dijaga keras, Segala Sesuatunya
jangan gegabah."
Seorang perwira muda berdiri serta mengiakan
membungkuk, katanya: "Baik, sekarang juga akan kuadakan
inspeksi."
Mendengar mereka anggap Hong Luipang sebagai brandal,
keki Liok Kiam-ping bukan main, hampirsaja dia menerobos
keluar dan mencaci mereka serta memberi penjelasan, namun
mengingat kepentingan Hong-lui-pang dia tak berani bertindak
secara gegabah, sia-sia nanti tugas perjalanannya kali ini,
serta mendengar perwira muda itu hendak keluar, seketika
hatinya bersorak. Kesempatan tak boleh diabaikan, dengan
berindap-indap dia keluar serambi dan sembunyi ditempat
gelap.
Terdengar langkah berat mendatang, pintu ruang besar
terbuka, sesosok bayangan orang berjalan keluar, lalu menuju
kearah dalam dengan langkah tegap dan cepat. Sekali lompat
Liok Kiam-ping menguntit dibelakangnya.
Sekarang kita ikut Ai-pong-sut Thong-Cau yang berputar
kearah lain- Pengalamannya jauh lebih banyak, keadaan
gedung ini seperti sudah amat apal baginya, dalam waktu
setengah jam dia sudah tiba dibelakang dalam.
Jangan kira tubuhnya tambun pendek. namun gerak
geriknya cepat laksana panah, tangkas seperti kera. Saat itu
kentongan satu baru saja lewat dia mendekam ditempat gelap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibawah jendela dengan ujung jari dia membasahi kertas
jendela lalu mengintip kedalam.
Perabot dalam rumah ini serba antik. meja kursi berukir
indah. gordin sutra tebal bersulam, takjauh dipinggir jendela
terdapat sebuah meja panjang, sebatang lilin sebesar lengan
menyala diujung meja kanan, dibelakang meja besar panjang
itu terdapat sebuah kursi besar lebar beralas kasur beludru
dengan sulaman yang bagus dinding kamar dihiasi banyak
lukisan kuno, rak buku ditata rapi, orang akan merasa nyaman
dan lega berada dikamar ini.
Tiba-tiba terdengar suara batuk dari luar. Muncul seorang
bocah lima belasan tahun menyingkap kerai menyingkir
kepinggir. Seorang tua berusia limapuluhan dengan pakaian
preman melangkah masuk sambil menggendong tangan,
mukanya putih bersih, alisnya sudah memutih matanya masih
bergairan, wajah dan sikapnya tampak kereng berwibawa
Langsung orang tua ini duduk dikursi besar itu, katanya: 'Kinbin,
bawa kemari berkas perkara itu.'
Kacung cilik yang menyingkap kerai tadi mengiakan, lalu
menuju kealmari sebelah kanan mengambil berkas berkas
dokumen lalu ditaruh diatas meja.
orang tua itu membalik balik selembar demi selembar
sambil membaca serta pegang pensil membubuhkan tanda
tangannya. Mendadak dia berseru heran katanya: 'Lho,
kenapa begini?" sekilas melenggong lalu dia berkata lirih:
'Undang Li suya kemari.' Kacung cilik itu mengiakan terus
melangkah keluar.
Tak lama kemudian dia menyingkap kerai pula menyilakan
seorang laki-laki tua setengah uban berusia enampuluhan
masuk. dengan langkah gopoh orang tua ini mendekat
kedepan meja serta menjura, katanya:
'Entah ada keperluan apa Ciangkun Tayjin memanggil
hamba.'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciangkun itu sedikit mengangguk, katanya tertawa: "Lilohucu,
tak usah banyak adat, silakan duduk"
Li-suya menjura pula lalu duduk dikursi.
Ciangkun mengangsurkan dokumen yang dibacanya tadi
kehadapan Li-suya, katanya: "silakan Lo lohucu baca dokumen
ini lalu bagaimana pendapatmu."
Dengan cermat Li-suya baca dokumen itu, lalu menepekur
sejenak katanya kemudian dengan tersenyum: "Menurut
pendapat hamba, kalau perintah ini langsung diturunkan oleh
Cin-ong sendiri, dibalik kasus ini kurasa ada didukung oleh
kekuasaan istana, lebih baik kita ulur saja perkara ini sambil
menunggu reaksi dari kota raja, pedoman kita adalah jalan
tengah, tidak menyalahi pihak manapun.
Ciangkun bimbang, katanya kemudian:
”Tapi kalau tertunda lama, Kwi-hun-ceng belum juga
berhasil direbut, jikalau pihak istana marah dan menjatuhkan
hukumannya yang ketimpa bencana bisa merembet keberba
pihak, langkah ini Harus dilakukan hati-hati.'
"Harap Tayjin periksa." ujar Li-suya, 'kalau kota raja
mendesak. kitapun bisa mendesak dan hibahkan persoalan ini
kepihak penguasa setempat, dua pihak harus kita layani
secara baik."
Ciangkun manggut- manggut, katanya:
"Baiklah, untuk ini boleh Li-suya laksanakan saja." lalu dia
ambil berkas berkas surat itu diserahkan kepada Li-suya terus
mengundurkan diri.
Dengan laku hormat Li-suya menerima, lalu membebernya
diatas meja, dengan teliti dia periksa dokumen dokumen itu
sambil geleng-geleng kepala lalu menepekur.
Dengan ketajaman mata Ai-pong-sut dia dapat melihat dari
tempat yang agak jauh. kebetulan Li Su-ya membelakangi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirinya, maka diapun dapat melihat dokumen yang
dipegangnya, seketika dia melenggong, karena surat perintah
itu datang dari Kiu bu-te-tok sesuai kop surat yang terlihat
olehnya, tentang apa isi perintahnya, karena tulisan lebih kecil
dia tidak melihat jelas.
Pada hal sudah enampuluh tahun dia berkecimpung
dikalangan Kangouw, pengalaman luas, hati tabah dan
pemberani lagi, setelah melihat surat perintah itu, mau tidak
mau hatinya mencelos dan kuatir pula setelah melihat tulisan
Kiu-bun-te-tok itu.
Apa yang dilihatnya ini sudah cukup dijadikan bahan
penyelidikan mereka di kota raja. tujuan sudah tercapai, tiada
persoalan lainpula yang perlu diselidiki di sini, maka dia
mengundurkan diri dan menyelinap pergi kearah kamar
tahanan-
Kamar ta ha nan terletak dibilangan kiri dari gedung besar
ini, kentonganpertama baru lalu, namun kamar penjara yang
besar dan luas ini sudah sunyi senyap. keadaanserba gelap.
yang terdengar hanyalah gerosan para tahanan yang tidur
pulas dan suara kentong para peronda.
Bayangan orang tampak bergerak pulang pergi didepan
pintu penjara, langkah lembut mereka tidak pernah berhenti,
Ai-pong-sot berputar kebelakang kamar tidur para penjaga,
menyelusuri tembok tinggi lalu melompat masuk kedalam.
Kamar tahanan terdiri dua bilangan, setiap bilangan terdiri
tiga puluh kamar, dari pintu besar memandang kedalam,
suasana tampak remang-remang dibawah senter minyak yang
terganturg diatas dinding, suara rantai yang gemerincing
membuat siapapun mengkirik seperti berada didalam neraka.
Tapi Ai-pong sut bernyali besar, dengan hati-Hati dia
menyelinap masuk lewat jeruji yang terpasang dijendela atas
terus melongok kearah tengah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di kamar besar yang terletak ditengah itulah, para
pimpinan cabang Hong- lui pang diwilayah ciat-kang ini
dikurung, mereka terdiri pimpinan tinggi semua, ada yang
duduk ada yang meringkel, jelas keadaan mereka amat iseng.
Ai- pong- sut maklum. diluar mereka adalah pemimpin yang
Cekatan dan Cermat bekerja. wajah mereka juga amat dan
kenal, namun siapa nama mereka satu persatu sukar
diingatnya.
Seorang lakl-laki brewok berusia tiga puluhan dengan
suaranya yang kasar berkata:
"Tanpa alasan kenapa kita dikurung semua di sini. Maknya,
memangnya menjadi anggota suatu organisasi juga melanggar
hukum ?"
Seorang pemuda bermuka bersih berkata, 'Peduli amat,
besok akan kutanyakan biar jelas, kalau tiada jawaban, biar
kuhajar mereka.' seorang tun berjenggot hitam berkata:
"Kalian jangan gelisah, kasus ini sudah menggemparkan
seluruh Bulim, usaha pembebasan kita pasti sudah dilakukan
oleh markas besar. Maka kita harus bersabar meski agak
menderita di sini, jangan urusan kecil menggagalkan urusan
besar, yakinlah dalam beberapa hari lagi, pasti ada kabar baik
dari markas pusat."
Seorang berkumis pendek. bertubuh sedang kekar berkata:
"Kalau ngomong sih demikian padahal kejadian mendadak.
belum ada perintah dari markas besar, jelas kita tak berani,
melawan pemerintah, sehingga terpaksa meringkuk
disinitanpa alasan, kalau mau berontak memangnya kita
beberapa orang ini boleh dibuat permainan "
orang tua berjenggot hitam tertawa, katanya: "Memang
demikian, kami sudah bersabar sampai sekarang, kalau
mereka tidak menyiksa dan bermaksud jahat, buat apa kita
gelisah sendiri kalau bertindak secara gegabah, urusan juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak akan segera selesai, kemungkinan hanya mendatangkan
kesukaran danbebanbagi markas besar."
Sungguh lega bukan main hati Ai-pong-sut mendengar
percakapan mereka,, diam-diam bersyukur bahwa anggauta
Hong-lui-pang adalah orang-orang yang punya pandangan
obyektif, pengertian mendalam dan ketat menjaga disiplin
danperaturan, patuh kepada hukum yang berlaku maka dia
yakin tidak akan sukar kasus ini di bereskan selekasnya.
Disaat dia hendak putar tubuh, mendadak dilihatnya sesok
bayangan putih melesat bagai kilat, dari arah samping. Gerak
gerik pendatang ini cepat bagai kilat, jikalau bukan Ai-pongcut
Thong cau yang punya Lwekang tinggi, sukar melihat jelas
bahwa yang datang adalah Liok Kiam-ping. kalau orang lain
tentu bayangannyapun sukar melihatnya.
Hanya sekilas dia melenggong, bayangan itu sudah
meluncur tiba didekatnya, katanya lirih: "Tiada urusan disini,
hayo pergi." dengan Ginkang tinggi bagai kilat mereka
meluncar keluar meninggalkan markas tentara kota Ling an
ini.
Diluar kota mereka istirahat gejenak saling menutur apa
yang berhasil mereka selidiki, akhirnya diputuskan bersama,
mereka cepat harus menuju kekota raja. ditempat itu mereka
samadi, menjelang fajar mereka sudah berlari-laripula diantara
alas pegunungan menuju utara." "
Begitulah selama lima hari mereka terus tancap gas berlari
dengan Ginkang tinggi, bila lelah cukup samadi. dan istirahat
makan minum sejenak lalu berangkat pula, untung mereka
memiliki Lwekang tangguh sebagai penunjang pula sehingga
hari kelima kota Pakkhia sudah jauh kelihatan didepan sana.
Untuk menyembunyikan jejak. mereka menginap disebuah
hotel kecil diluar kota pintu selatan. Sesudah hari menjadi
gelap baru mereka menyamar pelancongan memasuki kota.
Kota Pakkhia amat besar berkeliling kota cukup menghabiskan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
banyak waktu, tanpa merasa mereka sudah berada d id a erah
sekitar kantor Kiu bun te tok, dengan cermat mereka meneliti
gedung itu, lalu mencari suatu tempat sepi dan gelap. istirahat
sambil menunggu waktu.
Kiu bun te-tok bertugas menjaga keselamatan seluruh
warga kota, keamanan berada di kekuasaannya, maka markas
besarnya cukup mentereng, dan angker, para petugas piket
didepan gedung kelihatan gagah danperkasa, seragamnya
barusenjata lengkap. penduduk kota tiada yang berani
berjalan lewatpos penjaga, semua tunduk danjalan cepat
cepat.
Satu hal yang menarik perhatian adalah markas besar ini
amat luas, bukan soal untuk menyelidiki didalam gedung
sebesar itu, apalagi markas besar Kiu-bun-te-tok tak boleh
dibanding markas tentara. dikota-kola besar umumnya, pospos
penjagaan terbagi rata dari kontak satu dengan yang lain
amat cepat dan segera, sekali lena bukan mustahiljiwa bisa
terancam bahaya.
Maka Kiamping berdua memerlukan banyak waktu untuk
berputar memilih tempat strategis untuk melompat ketembok
pelindung, sambil merunduk mereka majuterus kedalam. Tiga
puluhan meter kemudian mereka tiba dibawah tembok yang
sekelilingnya tumbuh pohon-pohon rimbun. Aipong-sut
celingukan, sekitarnya tiada bayangan orang, segera dia
memberi tanda ulapan tangan kepada Liok Kiam-ping lalu
mendahului melejit keatas tembok.
Lekas sekali Liok Kiamping sudah berdiri disebelahnya. Aipong-
sut pasang kuping, pekarangan sebesar ini ternyata
sunyi senyap. menurut pengalamannya yang luas, terasa
olehnya keheningan yang mencekam ini agak ganjil dan tidak
beres. Setelah berpikir segera dia berbisik kepada Liok Kiamping.
Dengan enteng mereka meluncur pula ketempat gelap
menuju kearah barat. Dengan mengembangkan Ginkang AiTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
pong-sutjalan didepan, arahnya selalu ketempat-tempat gelap
yang tak mud ah dilihat orang. Liok Kiam-ping terus mengintil
dibelakangnya, namun dia mencari jalannya sendiri Jarak
mereka sekitar tiga puluhan-
Lekas sekali Ai-pong-sut sudah meluncur seratusan tombak
jauhnya. Sekonyong konyong sesosok bayangan gelap
menerjang keluar dari tempat gelap sambil menyalak terus
menubruk kearah Ai-pong-sut.
Sigap sekali A -pong sut mengitar langkah berputar
kebelakangnya, tangan sudah terayun bendak memukul.
Mendadak dirasakan samberan angin dari luncuran dua
senjata tajam dari kiri kanan, terasa bahwa penyerang ini
punya tenaga yang cukup besar. Ai-pong-sut tertawa ringan
menegakkan pinggang kedua tangan menekan kebawah,
tubuhnya melompat tinggi delapan kaki, senjata rahasia
meluncur lewat dibawah kakinya. Ditengah udara dia berputar
sekali kedua kaki memancal sebelah tinju menjotos sehingga
tubuhnya melengkung dengan luncuran setengah bundar,
seperti bola tertendang saja tubuhnya membal setombak
jauhnya. Tapi baru saja kedua kaki menginjak tanah,
samberan angin yang lebih besar telah menerjang mukanya
pula.
Sergapan lihay ini membuat Ai-gong-sut naikpitam,
ditengah dengusannya, tubuhnya berkisar ke kiri tangan
kanan menepuk "Plak" sebuah senjat rahasia besi dipukulnya
jatuh membentur batu menerbitkan lelatu api.
Baru saja berputar hendak angkat kaki. benda hitam yang
menubruk tadi telah menerjang tiba dengan gerungan gusar.
Amarahnya makin menyala, kali ini dia tidak menyingkir,
dengan kedua tangan yang bertenaga besar dia menepuk
turun memapak terjangan bayangan hitam itu.
Ternyata yang menubruk dengan garang ini adalah sekor
anjing besar bermoncong pendek dengan taring panjang
menyeramkan, sekali tepuk pecah kepalanya jatuh terguling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setombak jauhnya, kakinya berkelejetan sambil mengerang
kesakitan, jelas luka-lukanya berat, jiwanya sekarat.
Dari tempat gelap terdangar seorang membentak:
"Sahabat, hebat betul pukulanmu, sayang digunakan memukul
binatang apa tidak keterlaluan?" belum lenyap suaranya, tiga
bayangan orang sudah meluncur turun.
Ai-pong-sut tenangkan diri, dengan seksama dia
perhatikan, setombak jauhnya tiga
orang berdirijajar, semuanya orang tua yang berperawakan
tinggipendek tidak rata, sambil tolak ping ang bersikap angkuh
mereka mengawaSi dirinya.
Hwe-giam-lo Siu-Jan ternyata satu diantara ketiga orang
ini. dengan mata mendelik mengawasi dirinya.
Melihat manusia yang satu ini, terbukalah pikiran Ai-pong
sut, pikirnya: "sembilan puluh prosen aku berani bertaruh
bahwa kas3us ini terjadi pasti gara-gara kelicikan orang ini.
Karena keki dengan tertawa dia berkata: "Wah, kurang
hormat, sungguh tak nyana Siu tangkeh sekarang bertugas
disini entah sejak kapan kau bertugas dibawah Kiu bun-te-tok.
dunia seluas ini, namun orang hidup dimanapun bisa bertemu"
Terangkat ails Hwe-giam-lo, jengeknya dengan suara berat:
"setan cebol, jangan cerewet, malam ini, hehehe..."
"Hehehe... kenapa ?"
”Disinilah tamat riwayatmu"
"Kurasa tidak semudah yang kau kira'
'Mudah atau tidak boleh sebentar kita buktikan" belum
habis bicara dengan langkah menyesatkan mendadak dia
menubruk sambil menggerakkan kedua tangan- Memangnya
bencinya sudah kepat-pati terhadap orang Hong-lui-pang. Dia
pernah terjungkal habis-habisan ditangan Liok Kiam-ping
tempo hari waktu lawannya ini meluruk ke istana, jiwanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hampir amblas. Setelah istirahat tiga bulan baru kesehatannya
pulih.
Kasus penggrebekan markas besar Hong-lui-pang oleh
pasukan negeri memang adalah muslihatnya yang hendak
menghancurkan musuh dengan kekuatan pemerintah, musuh
hendak ditipunya pula datang kekota raja, di sini dia sudah
memasang jaring, malam ini musuh betul-betul datang sesuai
yang diharapkan. maka begitu turun tangan dia menyerang
dengan geram.
Kepandaian dan lwekang memang tinggi termasuk jago top
dikalangan Bulim, serangan sekuat tenaga ini sudah tentu
hebat bukan main Tapi Ai-pong-sut tidak pandang sebelah
mata lawan yang pernah keok ditangannya namun malam ini
lawan sudah slap seolah-olah ada kaitannya dengan
penyerbuan pasukan negeri kemarkas besar mereka di Kwihun
ceng, apapun yang akan terjadi, kasus ini Harus
dibereskan malam ini juga.
Hati berpikir kaki tangan tidak nganggur, begitu serangan
lawan menindih tubuh, mendadak dia berkelit kepinggir,
dengan langkah pindah posisi selicin belut dia merobah
kedudukan kesebelah kiri, kedua tangan diayun meninju
dengan tenaga raksasa. Perbawa pukulannya kira-kira selipat
lebih dahsyat dari serangan Hwe-giam-lo Siu-Jan tadi.
Hwe-giam-lo Siu-Jan juga seorang yang berkepandaian
tinggi, sudah tentu dia tahu betapa lihay pukulan si kate ini,
lekas dia bergerak dengan langkahnya yang menyesatkan
pandangan lawan, mengegos minggir, dia meluputkan diri dari
serangan telak lawan-
Sejurus dapat mendesak lawan- Ai-pong-sut tidak memberi
hati, serangan susulan sudlah, siap dilontarkan. Pada saat
itulah seorang membentak dibelakang: "Rasakan juga
pukulanku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keras sekali deru serangan lawan yang menerjang
punggung Ai-pong-sut. Sudah tentu menyelamatkan jiwa
sendiri lebih utama, tak sempat melukai musuh lekas Aipong
sut kembangkan gerak tubuhnya yang ajaib seperti
gangsingan dia berputar kesebelah kanan satu tombak
jauhnya, dengan tawa ejek dia mencemooh kepada
pembokongnya: "Tuan bukan kaum kroco, kepandaianmu
begini tinggi, tapi berbuat serendah ini, coba sebutkan siapa
nama juluka nmu"
orang tua yang membokong ini bergelak tawa, katanya:
"Berbuat kotor adalah kaum kroco, kenapa harus kusebutkan
nama jelekku tapi menghadapi kurcaci sekejam kau lain
persoalannya. Setan kate, serahkan jiwamu malam ini."
Aipong sut tahu percuma adu mulut dengan mereka, saking
gusar dia menyeringai sadis, desisnya: Agaknya kalian
memang sudah membuat rencana matang, baiklah kalian
maju bersama saja menyingkat waktu menghemat tenagaku."
habis berkata kepala mendongak kedua tangan digendong
dibelakang pantatnya. sikapnya tak acuh seperti tidak
pandang sebelah mata ketiga lawan-
Ketiga orang tua ini terhitung jago-jago kosen yang
terkenal di bulim, selama malang melintang di Kangouw,
kapan pernah dHina dan diremehkan seperti ini. terutama
Hwe-giam-lo Siu-Jan, dendamnya memangnya sudah
membara, amarah memuncak lagi. Maka dia berteriak
beringas: "Saudara Kiong dan Yau, marilah kita ganyang
bersama, terhadap kawanan brandal seperti ini diberi keadilan
juga sia-sia belaka marilah kita tentukan mati hidup dengan
kepandaian sejati. '
Dibawah aba-abanya tiga orang menyerang serentak. enam
telapak tangan berebut memukul ke-arah Ai-pong-sut dengan
tipu serangan lihay masing-masing. Ai-pong-sut mandah
tertawa ejek. dia kembangkan langkah ajaibnya berlompat
setombakjauhnya, beg itu beldiri tegak kedua tangannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terbuka menyerang dua prang di kanan kirinya. "Blang. blang"
dua benturan keras menyebab tiga orang tergentak mundur,
kekuatan mereka berimbang.
Karena serangan tiga orang serempak mengalami
kegagalan, Siu-Jan bertiga saling pandang lalu mengerdip
mata, dari tiga jurusan pula mereka menerkam buas. Rasa
gusar sudah merasuk hati mereka, maka serangan
menggunakan setaker tenaga, perbawa serangan gabungan
mereka memang cukup mengejutkan.
Mau tidak mau Ai-pong sut berpikir: "Menurut gelagatnya,
mereka sudah kerahkan segala kemampuan, aku seorang diri
kalau dikeroyok begini terus, lama kelamaan tentu kehabisan
tenaga, terpaksa aku harus melawan dengan ketangkasan
gerak tubuh main petak sambil balas menyergap merobohkan
lawan satu persatu. segera dia kembangkan Ginkangnya
bergerak lincah ditengah samba ran pukulan ketiga lawannya.
Ternyata permainan nya cukup lincah dan leluasa.
Liok Kiam-ping saksikan bagaimana Ai-pong-sut layani tiga
pengeroyokan dengan berimbang, maka dia berpikir:
"Mumpung ada kesempatan, kalau tidak sekarang aku
bertindak. bila bala bantuan musuh datang lebih banyak. tentu
lebih b era be." segera dia kembangkan Ling-hi-ou melompat
tinggi keatas wuwungan rumah terus bergerak dengan
kecepatan tinggi menuju kesebelah dalam. Tidak
sedikitpetugasjaga yang melihat bayangannya, namun mereka
tidak curiga bahwa bayangan yang mereka lihat itu adalah
manusia.
Liok Kiamping tiba diantara deretan rumah- rumah pendek.
disini Liok Kam-ping memperlambat luncuran tub ah nya lalu
mendekam ditempat gelap. sinar lampu masih terlihat
menyorot keluar dari beberapa kamar dibawah, bayangan
orang juga bergerak didalam kamar, terdengar pula gerutu
serapah orang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ginkang Liok Kiam-ping amat tinggi, seringan daon jatuh
dia melompat turun dipinggir sebuah jendela lalu mengintip
kedalam. Keadaan kamar ini semrawut tidak karuan, serba
orok yang ada hanya sebuah pembaringan dan satu meja dua
buah kursi, diatas dinding dipasang lentera minyak yang
guram cahayanya, dindingnya juga sudah banyak yang gugur
dan belong. Kamar besar ini kelihatan kosong, agaknya jarang
ditempati orang. Satu persatu Kiam-ping periksa kamarkamar
itu. Dikala dia mendekati kamar terakhir diujung
belakang, didengarnya percakapan orang.
Seorang berkata serak: "Maknya sontoloyo, locu (tuan
besar) memikul tanggung jawab begitu besar dengan
menempuh bahaya lagi baru berhasil menunaikan tugas, tapi
laporan memperoleh jasa direbut mereka semua, sekarang
dengan alasan untuk menjaga keselamatanku dari grebekan
orang-orang Hong-lui pang, aku dikurung di sini dan diawasi
begini ketat, memangnya aku harus menunggu setelah
brandal-brandal Hong-lui-pang itu dibrantas semua baru aku
boleh bergerak bebas dan mendapat anugerah."
Seorang laki berkata dengan suara lantang: "Bukan begini
persoalannya, ketua kita bermaksud baik terhadapmu,
kuatirnya bila kau muncul didepan umum segala rencananya
akan berantakan, maka diminta kau suka bersabar beberapa
hari lagi, untungnya dalam waktu dekat brandal-brandal Honglu-
pang itu sudah berhasil ditumpas habis, bila tiba saatnya
ketua kita menguasai dunia persilatan, bukankah kaupun akan
mendapat pangkat dan kedudukan dan hidup senang.
Dengan nada curiga suara serak itu balias bertanya:
"Waktu aku berangkat menunaikan tugas jadi splon didalam
markas mereka, bukankah begitu janjinya kepadaku, sekarang
tugasku sudah selesai dan berhasil, gerak-gerik malah dibatasi
dan diawasi lagi. coba, siapa tidak penasaran, memangnya
aku harus disekap seumur hidup disini?'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini Liok Kiam-ping sudah melihat jelas diatas pembaring
an Celentang, seorang laki-laki tiga puluhan tahun, kedua
matanya melotot besar menatap seorang tua berseragam
perwira berusia lima puluhan-
Sekalian Liok Kiamping menepekur, dapat dia simpulkan
bahwa biang keladi terjadinya musibah bagi Hong lui-pang
adalah orang ini, perwira yang berdiri diambang pintu sedang
menjaga dan mengawasinya.
Mendadak Kiam-ping peroleh akal, tiba-tiba dia melejit
tinggi keatas genteng sengaja waktu menginjak genteng dia
gunakan tenaga lebih besar sehingga mengeluarkan suara,
namun sigap sekali dia lantas mendekam. Laki-lakitua yang
berada didekatpinlu mendengar suara diatas, lekas dia berdiri
dengan waspada menyelinap keluar serta menutup pintu dari
luar, sekali lompat langsung dia memburu kearah datangnya
suara.
Tak nyana baru saja tubuhnya terapung diudara, sebelum
dia bergaya, sejalur angin sudah menyambar pinggangnya,
tubuh seketika merasa lemas dan "Bluk" dia terbanting jatuh
ditanah. Deng an gerakan kilat Kiamping menutuk Hiat-tonya
dari jarak jauh, begitu lawan terbanting jatuh dia membuka
pintu lalu menyelinap masuk kedalam kamar.
"orang diatas pernbaringan itu baru saja berjingkat berdiri,
tiba-tiba bayangan orang berkelebat, kontan dia kehilangan
kesadaran- Sekali raih Liok Kiam-ping mengempitnya di bawah
ketiak. berlari keluar dan menjejak kaki meluncur kearah
datangnya tadi. Lwekang nya tangguh Ginkang tinggi, meski
mengepit seorang, Kiam-ping berlari secepat mengejar angin,
hanya sekejap dia sudah melompati tembok. Diatas tembok
itulah dia mencebir bibir mengeluarkan siulan panjang sambil
masih terus berlari menuju keistana cin-ong
Meski melawan tiga musuh, dalam waktu dekat Ai-pong-sot
masih mampu mengimbangi, namun permainanya pantang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lena sedikitpun, dia hanya berkelit sana lompat ini, sukar
memperoleh kesempatan balas menyerang.
Lima puluh jurus kemudian, dia menjadi tidak sabar,
pikirnya: "Kalau bertempur cara begini kapan berakhir, kalau
tidak kerahkan tenaga mana mampu merebut kesempatan,
celaka kalau terlalu lama kehabisan tenaga. maka beruntun
dia cecar musuh nya sembilan jurus pukulan tiga jurus
tendangan.
Karena tidak menduga Siu-Jan bertiga terdesak mundur.
Tapi mereka cepat menyadari keadaan yang tidak
menguntungkan, serentak mereka merubung majupula. Tak
nyana Ai-pong sut bertindak lebih cepat, mendadak kedua
tangan terayun, dua jalur bayangan hitam meluncur dari
tangannya, ternyata dia mengeluarkan sepasang bandulan
pelor besinya, terpaksa Siu-Jan bertiga melompat sambil
berkelit, ternyata bandulan pelor besi itu seperti bermata, ke
mana mereka menyingkir, pelor itu bisa mengejar dengan
cepat.
"Aduh" seorang tua di sebelah kanan terjungkal roboh
ditengah jeritannya, tulang pundak kanannya remuk tertimpuk
bandulan besi, saking kesakitan dia bergulingan ditanah.
Siu-Jan baru saja selamat dari samberan pelor besi ini,
seketika dia melonjak kaget oleh jeritan rekannya- Pada saat
itulah, pelor besi Hitam itu sudah putar balik menerjang
dirinya pula dari belakang. 'Duk' telak sekali benturan keras ini
Hingga tulang punggung Siu-Jan patah, darah kontan
menyembur dari mulutnya, tubuh nya tersungkur jatuh.
Sisa seorang tua yang masih selamat lekas melompat jauh
menyelinap ke tempat gelap seraya berteriak keras: 'Mundur
lepas panah"
Maka terdengarlah suara jepretan-jepretan busur panah,
anakpanah beri hamburan selebat hujan- Tapi Ginkang Aipong-
sut amat tinggi, dengan kecepatan larinya, sebelum
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
panah meluruk tiba dia sudah menyelinap kedalam hutan. Dia
kuatirkan keadaan Liok Kiam-ping yang diperkirakan
memerlukan bantuannya. maka dia jadi bingung kearah mana
dia harus mencarinya.
Disaat dia sedang bingung itulah didengarnya suara siulan
Liok Kiam-ping, tahu sang Pangcu tentu berhasil, hatinya amat
senang, tanpa pikir dia kembangkan Ginkangnya melesat
kearah hutan lebat terus mengundurkan diri. Tak nyana baru
saja tubuhnya bergerak, anakpanah telah memberondong ke
arahnya. Ditengah gerungannya kedua tangan menarikan
lengan baju, anak panah disampuknya jatuh seluruhnya,
disaat tubuh melorot turun dia kebas pula lengan baju
kebelakang sehingga tubuhnya melengkung turun serta
melesat pula kedepan secepat kilat, sekali berkelebat
bayangannya sudah lenyap tidak kelihatan lagi.
Begitu keluar dari bilangan gedung Kiu-bun-te-tok. Aipongsut
menentukan arah terus berlari kencang kearah yang sudah
dijanjikan, dari luar kota dia putar balik melompati tembok
terus meluncur kepusat kota dan berhenti ditengah rimbunnya
pepohonan pendek.
Dia bersiul yang segera dijawab siulan pula oleh Liok Kiamping.
Dalam hutan kecil ditengah kota itulah mereka
berunding sejenak. lalu Hiat-to tawanan mereka dibebas kan
dengan tertawa Aipong-sut berkata:
"Kau dari cabang mana, sejak kapan kau menjadi matamata
musuh? Kenapa pula mengkhianat dan bagaimana kau
berhasil menyerap rahasia? Kuharap kau bicara sejujurnya dan
gamblang, tebuslah kesalahanmu dengan penyesalan dan
pengakuan, kami akan memberi keringanan hukum
kepadamu, kalau bandel hukum Hong-lui-pang tidak memberi
ampun kepadamu."
Mendengar Ai-pong-sut bilang hukum Hong-lui-pang
seketika pucat muka laki-laki itu, katanya sedih: "Tecu Ya-eng
(elang malam) Ang Seng, atas anjuran Ham-ping Lomo,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masuk jadi anggota Hong-lui-pang di Thong-koan- Waktu
Ham-ping Lomo meluruk ke selatan tempo hari markas cabang
direbut, Tecu dipaksa untuk menyerahkan daftar rahasia
anggota dan diserahkan kepada Hwe-giam-lo Siu-Jan-
Secara diam-diam Siu-Jan masuk istana terlarang
membunuh beberapa anggota bayangkari dan sengaja
meninggalkan dokumen rahasia dari Hong-lui-pang, sehingga
pihak Kiu-bun-te-tok turun tangan mengusut perkara ini.
"Tapi entah bagaimana, pristiwa ini didengar oleh Baginda
raja, sehingga urusan tertunda sampai sekarang .Tecu dipaksa
menjalankan perintah, kejadian inipun sudah membuatku
kapok dan menyesal, tapi kesalahan sudah kulakukan, mohon
Pangcu memberi hukuman setimpaL"
Sejak dikalahkan total segala muslihat Siu-Jan di istana Kacin-
ong dulu, syukur jiwanya masih dapat diselamatkan, dikota
raja tiada tempatnya berpijak lagi, maka dia sembunyi disuatu
tempat merawat luka-luka, namun secara diam-diam dia
masih mengadakan kontak dengan anak buahnya yang masih
bercokol dalam dinas mereka berusaha menuntut balas,
kebetulan Ang Seng berhasil diperalat mencuri dokumen
rahasia Hong-lui-pang, suatu malam dia menyelundup
keistana terlarang, membunuh dengan kejam beberapa
bayangkari dan memfitnah Hong-lui-pang sebagai pelaku
kejahatan itu.
Karuan Liok Kiamping benci luar biasa katanya
menggereget: ’Jelek-jelek Siu-Jan dan kamprat-kampratnya
punya kedudukan dan nama di Bulim, ternyata tak segan
melakukan-perbuatan kotor dan sehina ini, manusia ma cam
ini tidak boleh diberi ampun."
Thong cau tertawa lebar, katanya: "Ya setiap kejahatan
pasti memperoleh ganjaran setimpal, rencana jahat Siu-Jan
jelas sudah gagal total, jiwa nya sudah melayang dibawah
Bandulan pelor besiku. Untuk merehabilitir nama baik Hong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lui-pang kita terpaksa..." sampai disini dia tarik Kiamping lalu
membisiki beberapa patah baru melanjutkan:
"Ang Seng, syukur kau mengaku dan menyatakan tobat
dan menyesal, harapan masa depanmu masih baik, Hong-luipang
akan memberi pengampunan kepadamu, untuk itu kau
sendiri yang harus mencuci bersih fitnah kotor ini, Hong-luipang
harus dipertahankan kesuciannya, maka kau harus ikut
kami ke ong-hu mempertanggungjawabkan perbuatanmu
dihadapan Ka-cin ong, percayalah bahwa kau tidak akan
memperoleh hukuman berat."
Mendapat pengampunan sang Pangcu, sudah tentu senang
dan lega hati Ang Seng, katanya: "Memang itu tugas Tecu,
terima kasih akan kemurahan Pangcu, sekarang juga boleh
kita berangkat."
Liok Kiam-ping mengangguk. kiri kanan Kiam-ping dan
Thong caupegang tanganAng Seng terus meluncur cepat
kearah istana Ka-cin-ong.
cepat sekali mereka sudah tiba didepan pintu istana Ka-cinong.
Waktu itu sudah menjelang kentong ketiga, pintu
gerbang istana ong-hu masih tertutup, keluar masuk harus
lewat pintu samping. Liok Kiamping pernah masuk kemari
maka tidak banyak kesukaran mereka menemukan pintu
samping disebelah timur.
Ai-pong-sut Thong cau menjura kedalam serta berkata:
"Kami bertiga datang dari Kwi-hun-ceng dikota Un-ciu, ada
urusan penting mohon menghadap Ka cin-ong, mohon
petugas piket bantu menyampaikan permohonan kami." lalu
dia Angsurkan kartu nama warna merah.
Dari balik pintu seorang bersuara serak tua betkata:
"Belakangan ini ongya tidur lebih dini, boleh kalian tunggu
sebentar, diterima atau tidak tergantung keb eruntung a nmu.
"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semasakan air kemudian, dari dalam pintu keluar seorang
laki-laki setengah baya berpakaianpengurus rumah tangga,
setelah menjura kepada Liok Kiam-ping bertiga berkata:
"Silakan ikut cay he."
Mereka melewati sebuah kebon besar, menyusuri jalan
krikil tiba didepan sebuah ruang kembang. tampak Ka-cin-ong
sendiri datang menyambut menuruni undakan.
Liok Kiam-ping bertiga memburu maju serta menekuk
sebelah lutut memberi hormat katanya: "tengah malam
mengganggu, dosanya sudah tidak ringan, mana berani kami
disambut sebesar ini."
Ka-cin-ong tertawa lebar, katanya: "Liok siansing seorang
serba pintar, Baginda amat rindu kepadamu, hari ini aku dapat
menerima kedatanganmu, sungguh senang hatiku, kalian
adalah orang-orang gagah pada jaman ini, marilah tidak usah
banyak peradatan, silakan masuk." lalu dia mendahului jalan
di depan, Liok Kiam-ping mengintil dibelakangnya.
Setelah berada didalam rumah Liok Kiam-ping berdiri dan
menjura, katanya: "Hamba beramai kena fitnah dan perkara
masih terkatung-katung, sehingga seluruh anggota kita
terlunta-lunta diluar, sekarang duduk perkaranya sudah jelas,
sengaja kami kemari mohon kemurahan Tayjin untuk
membantu meredakan suasana dan membersihkan nama baik
kami.
Ka-cin-ong menepekur, katanya kemudian: "Hal inipun
amat diperhatikan dan dikuatirkan oleh Baginda, begini saja,
kalian boleh istirahat saja di sini malam ini, bila sidang pagi
tiba, Liok-siansing boleh ikut aku menghadap langsung dan
melaporkan kejadian ini kepada Baginda, kurasa urusan akan
lebih cepat dibereskan."
Liok Kiam-ping mengiakan dengan rasa lega.
Kira-kira kentongan kelima Ka-cin-ong masuk ke istana raja
bersama Liok Kiam-ping, sementara Ai-pong sut dan Ang Seng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menunggu diistana Ka-cin ong. Setelah fajar menyingsing Liok
-Kiam-ping baru pula ng ke istana Ka-cin-ong dengan seri
tawa lebar dan semangat menyala, katanya kepada Ai-pongsut:
"Syukurlah kita berhasil menunaikan tugas dengan baik,
kini tinggal menunggu kabar baik saja."
Hari itu juga mereka mohon pamit terus ber ngkat pulang
ke Un-ciu. Ditengah jalan Liok Kiam-ping teringat akan
janjinya dengan Le Bun, hitung-hitung waktu yang dijanjikan
sudah dekat didepan mata, maka dia langsung berangkat
menuju ke Te-sat-kok. Ang-Seng disuruh pulang membawa
kabar gembira.
Kala itu musim rontok hampir berakhir, menjelang fajar
angin ternyata menghembus kencang hawapun dingin.
Siang malam Liok Kiam-ping dan Thong Cau menempuh
perjalanan, menjelang mag rib hari keempat. mereka sudah
tiba didepan mulut selat Te-sat-kok diBu-tong-san- Batu-batu
gunung yang berserakan dimulut selat yang menyesatkan dulu
terasa segar dan sudah apal baginya. Dengan mud ah tanpa
menemui kesulitan sed ikitpun Liok Kiam-ping langsung masuk
kedalam lembah.
Terasa mesra dan indah keadaan lembah nanpermai dan
beri hawa sejuk ini, terbayang oleh Kiam-ping disaat dirinya
meninggalkan lembah ini dengan Le Bun dulu, timbul rasa
manis mesra direlung hatinya. Terbayang lagi takkan lama lagi
dirinya akan segera berjumpa dengan sang pujaan- semakin
bergairah semangatnya, langkahnyapun tegap dan gagah.
Tanpa terasa sudah sehari semalam Liok Kiam-ping berada
didalam Te-sat kok, namun sang pujaan belum juga kunjung
pulang, mau tidak mau perasaannya menjadi mendelu dan
kuatir. Pikirnya: "Biasa nya Le Bun amat teliti dan hati-hati
setiap menghadapi persoalan dan boleh dipercaya. Pertemuan
di Ui-san hanya untuk bertanding Kungfu, demi menepati janji
tiga puluh tahun yang lalu, apa lagi Tang-ling sudah putus
sayapnya, Se bong juga sudah kecundang,jelas mereka takkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mampu melawan Lam- coat, hanya keturunanBu in-khek
dariBok-pak (padang pasir utara) saja yang mampu
bertanding dengan dia, namun Seng-si-koan Le Bun sudah
tembus, Lwekangnya jelas lebih unggul dibanding generasi
mud a yang sekarang berkecimpung didunia Kangouw, yakin
takkan sukar mengalahkan lawannya.'
Dengan jari dia menghitung waktu, perjanjian di Ui-san
sudah d iamb ang mata. namun sang kekasih belumjuga
kunjung pulang mau tidak mau rasa gugup hatinya menjadi
curiga, namun dia menghibur diri, mungkin ditengah jalan
tersangkut suatu perkara yang tidak terduga, maka Kiamping
menunggu lagi dengan menekan sabar.
Malam itu Liok Kiam-ping gundah gulana, hingga fajar
menyingsing dia tidak memejam mata. Saat itu mondar
mandir gelisah diruang tengah.
Sejak berada di Te-sat-kok kegemaran Ai-pong-sut minum
arak ternyata angot, selama beberapa hari ini dia mabukmabukan,
celentang diatas ranjang tidak ingat diri. Entah
kenapa hari itu pikirannya jernih, begitu siuman dia
membelalakan mata serta berteriak: "Lho, ciangbun, kenapa
kau tidak tidur."
Liok Kiam-ping hanya sedikit mengangguk, wajahnya hanya
unjuk senyum getir sebagai ban.
Ai-pong-sut Thong cau tertawa lebar, katanya: "Dari sini ke
Ui-sanjauhnya ada ribuan li, meski kita orang pesilat yang
memiliki kungfu tinggi, sukar diramalkan melakukan
perjalanan sejauh itu tidak akan mengalami aral rintang,
adalah logis kalau kita bakal terlambat tiba ditempat tujuan."
Liok Kiam-ping hanya geleng-geleng, perasaannya makin
tertekan, ditunggu lagHingga mag rib hari kedua, bayangan Le
Bun tetap tidak muncul. Liok Kiam-ping tidak sabar lagi",
katanya kepada Ai-pong-sut:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kurasa dia terlib at suatu urusan ditengah jalan hingga
taksempat pulang kemari."
Sehari iniAi-pong- sutpantang minum arak. pikiran jernih,
maka dia merasakan hal ini memang agak ganjil, namun dia
tidak memberi komentar, setelah menepekur, akhirnya dia
berkata sambil geleng kepala: "Dengan bekal kepandaian
Lam-coat, kurasa dalam kalangan Bulim sekarang sukar dicari
tandingan, kurasa tiada alasan orang mencegat mereka.
Kata Liok Kiam-ping: "Kalau demikian, bukan mustahil
mereka menghadapi musibah di Ui san?" lalu dia berjingkrak
berdiri, 'kumohon Tianglo sudi bantu aku menjaga tempat ini,
dalam lima hari kalau nona Le Bun belumjuga pulang, boleh
silakan kau pulang kemarkas besar di Kwi-hun-ceng,
bagaimana pendapat Tianglo?' Ai-pong -sut mengangguk
sambil mengiakan saja.
Gugup dan gelisah hati Liok Kiam-ping, saat itu juga dia
mohon diri terus bera ngkat. Sekali jejak tubuhmya meluncurkeluar
selat.
Saat itu baru saja kentongan satu, Liok Kiam-ping, tidak
pedulikan keadaan sekelilingnya untuk mengejar waktu, dia
kembangkan Ginkang sekuat tenaganya, semalam suntuk dia
melakukan perjalanan- Dengan kecepatan larinya ternyata
menjalang fajar hari ketiga dia sudah tiba di-Sikssin hong
dipuncak Ui-san- cuaca masih gelap. hawa pegunungan nan
dinginpenuh kabut, kunang-kunang masin kelap kelip
beterbangan diudara.
Lwekang Liok Kiam-ping amat tinggi, pandangannya tajam,
meski kabut tebal, kunang-kunang berterbangan, namun dia
masih bis a melihat keadaan sekitarnya.
Dilihatnya Le Bun duduk bersimpuh ditengah lapangan,
tunduk kepala memejam mata seperti sedang sarnadi, sekitar
tubuhnya dibungkus uap nutih yang bergulung gutung
kunang-kunang yang kebetulan terbang menyentuh uapputih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu seketika padam dan mati. Semula Liok Kiam-ping tidak
ambil perhatian, namun kejap lain dia merasakan adanya
gejala yang tidak beres, kabut hitam makin tebal, kunangkunang
juga makin banyak seperti sengaja memberondong
kearah Le Bun- sehingga pertahanan uapputih Le Bun semakin
susut mengecil, wajah Le Bun nampak pucat Napasnya
tersengal-sengal, kelihatan sudah kepayahan.
Sesaat lagi Liok Kiam-ping perhatikan, akhirnya dia sadar
bahwa Le Bun kekasihnya sedang terkurung didalam barisan,
tanpa terasa dia menjerit kaget "Yu-ling ling-ho-tin"
Seperti diketahui dibagian depan cerita ini, Le Bun diambil
murid oleh Jit-Coat Suseng dan menetap di Ling-lam, dengan
raj in dan tekun dia meyakinkan Kan le cin-khi dan Jit-Coatsiau.
Untung Seng-si-koan dalam tubuhnya sudah tembus, sejak
kecil dia sudah dididik gurunya yang asli menggunakan
seruling, maka untuk mempelajari jit Coat siau dia tidak
menemukan banyak kesulitan, kemajuannya malah lebih pesat
dari yang diperhitungkan semula. Dalam jangka seratus
haridia sudah mahir menguasai Kan le ciH-khi didalam tiupan
serulingnya.
Setengah tahun kemudian sesuaijanji yang ditentukan, dia
sudah berhasil menguasai Kan le cin-khi, dengan irama
serulingnya dia dapat membunuh orang tanpa disadari oleh
lawannya, kepandaiannya memang sudah cukup mengejutkan.
Jit Coat Suseng amat lega dan senang bahwa murid
didiknya menjelang akhir hayatnya ini mampu mewarisi
seluruh kepandaiannya. Maka tiga hari menjelang hari yang
dijanjikan
Jit-Coat Suseng perintahkan Le Bun berangkat menuju ke
Ulsan. Sudah tiga bulan mereka hidup bersama, laksana kakek
dan cucu, hari ini mereka harus berpisah, sungguh amat berat
dan mengharukan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jit-Coat Suseng bergelak tawa, katanya: "Anak bodoh,
manusia mana yang takkan berpisah dalam kehidupan dunia
fana ini. Kelak Suhu akan selalu mampir ke Kwi-hun-ceng,
berkumpul dengan kalian, dengan bekal kepandaianmu
sekarang, cukup berkelebihan untuk menepatijanji. Nak,
berangkatlah dengan hati leg a dan lapang."
Mendengar Suhunya menyebut Kwi-huu-ceng, seketika
teringat oleh Le Bun akan kekasihnya tak lama lagi mereka
akan segera bertemu, seketika syuurr hatinya, maka bergegas
dia berlutut dan menyembah kepadalam-Coat terus minta diri
dan berlari keluar gua turun gunung.
Lwekangnya sekarang sudah berlipat tinggi taraf
kepandaiannya termasuk kelas wahid karena hatinya girang
tanpa merasa dia tancap gas, berlari dengan kecepatan tinggi
laksana kilat. Sejak kecil dia menetap di Te satkok, sudah
biasa hid up dipegunungan, maka dia menempuh peejalanan
lewatjalan dekat meski yang dilaluijurang dan selat atau
lembah dan gunung curam sekalipun. Setelah dua hari dua
malam menempuh peejalanan, akhirnya dia tiba di Ui-san,
setengah hari lebih dan dari waktu yang dyanjikan. Betapapun
tinggi Lwekangnya setelah menempuh peejalanan cepat dan
makan banyak tenaga capaijuga Le Bun dibuatnya. Maka dia
mencari tempat sepi bersamadi menghimpun tenaga dan
memulihkan semangat, setelah badan segar baru dia mulai
bergerak kearah Sik sin-hong.
Pertemuan di Ui-san yang kedua kali ini setelah tiga puluh
tahun yang lampau, sebelumnya hanyajanji pertemuan dan
saling mengukur kepandaian dari Su coat secara pribadi. tapi
entah bagaimana tentang janji pertemuan ini bocor dan tersiar
luas dikalangan bulim, golongan hitam atau aliranputih asal
seorang pesilat yang mempunyai nama didunia persilatan.
Meski jauh juga meluruk datang ingin menonton.
vvaktu Le Bun tiba diatas puncak, ribuan orang sudah
berjejal diatas puncak,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditengah tanah lapang yang masih kosong, di
empatpenjuru sudah disiapkan empat buah batu besar dalam
bentuk sama, batu diarah timur dan utara sudah diduduki dua
orang pemuda lakiperempuan, keduanya duduk bersimpuh
memejam mata seperti menanti dengan sabar.
Sekilas tampak oleh Le Bun, pemuda yang duduk di sebelah
timur adalah Yu ling Kongcu, yang duduk disebelah utara
adalah gadis jelita yang berusia dua puluhan, belum pernah Le
Bun melihat gadis ayu ini, tapi dari tempat duduknya disebelah
utara maka dapat diduga bahwa dia murid keturunan Bu-iukhek
dari padangpasir.
Mengingat waktu sudah mendesak begitu tiba Le Bun
langsung melompat tinggi mengembangkan Ling-hi-pou yang
pernah diajarkanLiok Kiam-ping kepadanya, dengan enteng
dia meluncur turun dibatu sebelah selatan. Betapa indah
gemulai gaya Ling-hi-pou yang di demonstrasikan Le Bun,jaun
lebih luwes dan lembut dari gerakan Liok Kiam-ping biasany a,
kapan hadirin pernah melihat pertunjukan Ginkang sehebat
itu, karuan kehadirannya mendapat tampik sorak yang gegap
gumpita.
Bila mentari sudah tepat bercokol ditengah cakrawala, Yuling
Kongcu mendahului berdiri sebelum bicara dia menjura
keempatpenjuru: "Cayhe Yu-ling Kongcu dari Tang ling-kiong,
atas perintah orang tua datang menghandiri pertemuan besar
di Uisan ini, sekarang waktu yang dyanjikan sudah tiba,
tinggal murid keturunan Bong Siu dari barat yang belum tiba.
Maka anggaplah dia gugur dan tidak ikut dalam pertemuan ini.
Bagaimana pendapat nona berdua? " Gadis yang duduk
disebelah utara atau murid Bu-ing khek tertawa katanya: "Aku
yang rendah Hoan Kiang soat, atas perintah Bu-in khek
guruku hadir-dalam pertemuan ini, mungkin karena perjalanan
jauh hingga murid Bong Siu dari barat belum tiba, mungkin
sebentar lagi akan tiba, hari baru tepat lohor, kurasa boleh
kita tunggu beberapa kejap lagi, setelah ditunggu tetap tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
datang, anggaplah dia gugur dan tiada hak ikut dalam
pertandingan ini"
Kecuali memperkenaikan dirinya, sudah tentu Le Bun juga
menyatakan akur saja. Karena kalah suara terpaksa Yu ling
kong-cu duduk kembali. Setengah jam kemudian, tiga orang
ini mulai berunding, menentukan urutan dari pertempuran
mereka. Babak pertama Pak-ong melawan Lam-Coat,
pemenang dari pertarungan babak pertama ini diteruskan
bertanding dengan Tang-ling.
Diam-diam Yu-ling kongcu bersyukur dan merasa lega.
beruntung dirinya akan turun gelanggang dibabak kedua. Le
Bun dan Hoan Kiang-soat melangkah maju beberapa langkah
ke tengah gelanggang, keduanya berdiri beri hadapan di
tengah arena.
Setelah mengkonsentrasikan diri keduanya menjura sambil
berkata: "Silakan." Sebelah tangan Hoan Kiang-soat merogoh
kebelakang pundak, "Sret" selarik cahaya kemilau biru
melesat, Pedang panjangnya telah dicabutnya keluar.
Berhadapan dengan musuh tangguh Le Bun tidak berani
gegabah atau memandang enteng lawan, sebat sekali dia
mengegos miring, seruling batujadeputih ditangannya sudah
terpegang ditangan.
Keduanya mengembangkan gerak kilat menuju ketimur dan
baratujadi mengelilingi arena s a ling berganti tempat, sejenak
mereka berhenti. tanpa beejanji keduanya melompat maju
ketengah arena. Pedang panjang Hoan Kiang soat menepis
miring dan berteriak: "Lihat serangan."
ditengahjalanpedangnya berobah denganjurus Pek- coa tosim
( ularputih menjulurkan lidah ) menusuk lurus keJiau-kin hiat
dipundak Le Bun.
"Dengan melangkah Ling-hipou Le Bung mengegos ke
kanan sambil mengendap tubuh, berbareng tangan kanan
menggentak seruling putih untuk mengetuk pedang lawan.
Padahal serangan Hoan Kiang .soat hanya gertakan belaka,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangan ditengahjalan sementara seruling lawan sudah
mengetuk tiba, lekas dia melintir pedangnya sambil menarik
mundur, berbareng kaki pindah posisHingga tubuh berputar,
maka pedangnya bergerak dengan perubahanjurus Sip llto-so
menusuk cacat nadi dipergelangan tangan Le Bun. Seruling Le
Bun menyerang tempat kosong, sementara ujung pedang
lawan sudah balik mengancam dirinya, lekas dia mengendap
badan menarik tangan sambil berkelit kekanan, berbareng
seruling ditangan kanan terangkat menutuk Thay-yang-hiat
Hoan Kiang soat. Gerak geriknya aneh cepat lagi, serulingnya
membawa desing suara melengking, ternyata Le Bun mulai
kerahkan Ka H—le- ciH—kh i didalam permainan serulingnya.
Belum sempat Hoan Kiang-soat menarik pedang, seruling
lawan sudah menutuk tiba, cepat dia kembangkan Ginkang
tunggal tiada bandingnya Bu-ing-pcu (langkah tanpa
bayangan) berkelebat delapan kakijauhnya tutukan seruling Le
Bun berhasil dihindarkan,
Bahwa dirinya dua kali terancam hati Hoan Kiang-soat
naikpitam, segera dia kerahkan tenaga dalamnya, pedangnya
seperti dibanduli benda berat, batang pedangnya
memancarkan cahaya biru kemilau seluas dua kilo. Ditengah
hardikannya cahaya biru yang mencorong berkelebat, untuk
kedua kali dia merangsak maju.
Le Bunjuga kembangkan Ginkangnya berseliweran diantara
samberan cahaya biru, setiap serulingnya terayun desing
suaranya cukup memekak telinga seperti berkutet dengan
cahaya biru lawan. Maka kedua pihak sama mengembangkan
kecepatan, keduanya s a ling merebut kesempatan ingin
dahulu mendahului. Saking cepat gerakan mereka, hakikatnya
tidak melihat lagi bentuk bayangan mereka. Yang terang
cahaya biru makin menyala, sinar seruling putihjuga
berkilauan seperti dua naga yang saling gubat dengan sengit.
Lima puluh jurus.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setiap gerakpermainan kedua pihak makin deras dan besar
perbawanya, keduanya sudah menampilkan berbagai corak
ragam gerakan danpermainannya, namun lawan terdesak
dirinyapun terancam, sehingga kedua pihak sama-sama sering
menghadapi bahaya yang meng a nca m j iwa.
Tanpa terasa seratus jurus sudah mereka beri hantam.
gerakan masih cepat dan tangkas, seperti tidak kenal lelah,
tiga tombak sekitar gelanggang. hawa seperti bergolak oleh
hamburan angin kencang yang ditimbulkan oleh permainan
senjata kedua orang yang lagi bertempur.
Sekonyong-konyong terdengar suara hardikan nyaring, Dua
bayangan orang yang berkutet mendadak melompat
berpencar. Kalau Hoan- Kiang-soat tampak tersengal-sengal.
Demikian pula Le Bun juga kelihatan payah, Maklum mereka
beejuang demi mempertahankan kebesaran nama perguruan.
sebelum ada ketentuan siapa kalah dan menang, pertempuran
ini tak boleh berhenti.
Terutama Hoan Kiang-soat dalam hal tenaga dalam dia
insaf dirinya masih kalah setingkat dibanding lawan. namun
dia masih punya keyakinan tebal dengan Ginkangnya yang
khusus dan tunggal disertai permainan ilmu pedangnva yang
aneh menakjupkan, lawan akan diajak bertempur sampai titik
da rah terakhir. Ditengah cekikik tawanya yang merdu, tak
kelihatan dia menggerakan badan, hanya sekali berkelebat.
tubuhnya sudah melambung delapan kaki tingginya. Ditengah
udara menekukpinggang hingga tubuhnya berputar laksana
seekor burung merakseindah bidadari menari lengan ka nanny
a bergerak, cahaya birupedangnya mencorong benderang
menabas turun keatas kepala Le Bun. Mata Le Bun silau oleh
cahaya biru yang menyala benderang, seolah-olah ada ratusan
batang pedang yang sekaligus memberondang dirinya hingga
susah dibedakan bagian mana ditubuhnya yang diserang.
Lekas dia kembangkan gerakan Lian-hoan-yau-pou,jurus
penyelamat jiwa dari Ling-hi-po yang paling lihay, beruntun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubuhnya berkelebat lalu melayang keluar setombakjauhnyai
Mau tidak mau Le Bun kagum dan membatin: "Kiam-hoat
darijenis apakah sedemikian lihay ?"
Tengah Le Bun kebingungan, Hoan Kiang-soat sudah
mengejar tiba bagai setan gentayangan menyergap dari
belakang, dengan deru yang keras ujung pedangnya
mengancam Giok-sin-hiat dibelakang batok kepala Le Bun.
Mendengarsuara angin membedakan serangan, Le Bun
melenggong sekilas, untung dia tidak pernah gugup meski
terancam, sebelum kakinya menyentuh tanah. mendadak dia
menarik napas, kedua tangan menekan kebelakang sehingga
tubuh yang melorot turun berhasil didorongnya maju dua kaki
sehingga tusukan lawan luput. Meski melenggong oleh
serangan lawan yang lihay tadi, Le Bun naikpitam dan
membakar keinginannya merebut kemenangan. Begitu ujung
kaki menutul bumi tubuhnya sudah melejit setombak
tingginya, di tengah udara berputar selingkar tubuhnya rebah
celentang laksana naga memutar kepala mengegos ekor, dia
berbalik menubruk ke a rah Hoan Kiang-soat. Gerak tubuhnya
indah gemulai tidak kalah indah dari gerakan Hoan Kiang-soat
tadi.
Ginkang Bu iu-khek memang tunggal dan tiada bandingan,
terkenal sejakpuluhan tahun lamanya, Hoan Kiang-soat adalah
ahli warisnya yang sudah mempelajari seluruh ilmunya.
Dalam pertemuan di Uisan ini dia kira dengan langkah
tanpa bayangan ajaran gurunya yang menunggal diBulim,
disertaipermainan pedangnya yang lihay, yakin dapat
menundukkan lawan-lawannya serta menjunjung tinggi
wibawa perguruannya. Tak kira setelah beri hadapan dengan
Le Bun, baru dia sadar kemampuannya masih kalah seurat
dibanding Le Bun, karuan perasaannya menjadi dingin.
semangat tempurnyapun tidak segigih tadi. Sedikit lena bis a
berakibat fatal bagi seorang kosen yang lagi berhantam
ditengah arena. Sekilas melengak itulah seruling putih Le Bun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah menutuk kepundak kirinya. Kan le-cin- khi mampu
menghancurkan batu keras, begitu serangan yang mampu
meretakan batu pilar di lontarkan, dengan senrtirinya
kekuatan tenaga dalamnya ikut memberondang keluar karuan
Hoan Kiang-soat seperti dicocoki jarum dingin sekujur
badannya.
Serangan teramat cepat, untuk berkelit sambil berputar
jelas tidak keburu, terpaksa dia kerahkan seluruh tenaga
murninya diujung pedang, sekali sendal dengan jurus Hunhoa-
hud-liu dengan kekerasan dia menyampuk seruling lawan.
"Cring"" tidak keras benturan kedua senjata, namun cahaya
biru seketika kuncup satu kaki lebih kecil, bayangan orangpun
melorotjatuh di tengah gelanggang.
Kan le-cin-khi adalah lwekang sakti dari ajaran murni aliran
I fian-bun, Lwekang biasajelas takkan kuat menandangi, tak
heran Hoan-Kiang-soat yang mengerahkan seluruh kekuatan
diujung pedangnya tak mampu menandingi pertahanannya
yang kokoh. Untung Lwekangnya juga tinggi begitu
membentur dan merasakan gelagatjelek lekas dia alihkan
getaran pedangnya miring satu kaki, begitu tenaga dalam
yang dikerahkan buyar kontan dia jatuh ditengah arena. Le
Bun kira gebraksejurus ini cukup menjatuhkan lawan, tak
nyana dikala bahaya pedang lawan berkelebat itulah, Kan-lecin
khi yang dikerahkanjuga mendadak macet ditenganjalan.
Mau-tidak mau diapun kagum akan Lwekang lawan yang
tinggi. Bahwa lawan berhasil dipukul mundur sudah tentu
semangat tempurnya makin menyala. Mumpung tubuh Hoan-
Kiang-soat melorot turun itulah seruling putihnya terangkat,
dengan Kan-le-cin-khi dia merangsak dari belakang. Serangan
susulan ini laksana kilat menyambar, dikala kehabisan tenaga,
betapapun Hoan Kiang-soat sukar berkelit menyelamatkan diri,
dikala
kepepet dan tersudut itulah, secara reflek dia berusaha
menolongjiwa dengan menudingkan pedang keatas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cring" dering nyaring bergema diangkasa sampai lama,
pedang panjangnya ternyata mencelat terbang, Cahaya biru
dari pedangnya Hoan-Kiang-soat meluncur satu tombak
menancap diatas batu. gagang pedangnya masih bergoyang
dengan g eta ran keras. Saking kaget Hoan Kiang soat
menjerit ngeri dengan muka pucat, keduamata sudah
terpejam menerima nasib.
Tujuan daripertemuan inHanyalah bertanding mengukur
kepandaian, setelah satu pihak ada yang kalah maka
pertempuranpun harus diakhiri, apalagi lawan sudah dilucuti
senjatanya, maka sambil melintangkan seruling dan berdiri
lurus, Le Bun berkata dengan tertawa: "Terima kasih, Cici sudi
mengalah kepadaku." Hoan Kiang-soat kira jiwanya takkan
selamat dalam pertarungan ini, kenyataannya lawan bukan
saja tidak menyakiti dirinya, malah bersikap ramah dan rendah
hati, tidak malu sebagai murid guru ternama, timbullah rasa
simpatiknya, katanya dengan tawa getir: "Akulah yang harus
terima kasih kau menyelamatkan jiwaku, setulus hati aku
mengagumimu, kelak bila ada jodoh, pasti akan kuminta pula
petunjuk darimu, sekarang biar aku mohon diri saja” Setelah
menjura hormat segera dia melejit tinggi meluncur kebawah
gunung seenteng burung walet. Untuk merangsak dengan
permainan serulingnya barusan Le Bun harus kerahkan Kan lecin-
khi dan menguras banyaktenaga maka badan terasa capai.
Disaat dia mengatur napas itulah Yu-ling Kongcu beranjak
maju ketengah gelanggang dengan sikap munaflk dia berkata
"Sungguh tak nyana. hanya berpisah beberapa bulan.
kemajuan Lwekang nona sungguh sukar diukur. Sejak
bertemu pertama kaki tempo hari, selalu terbayang wajahmu
dilubuk hatiku, pertarungan sering merenggangkan hubungan,
maka kuanjurkan pertandingan ini dibatalkan saja-
Selanjutnya kita bersama melanglang-buana sebagai sepasang
pendekar muda, menjagoi dikalangan Bulim, Adik bagaimana
menurut pendapatmu?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berdiri alis Le Bun, sikapnya seperti muak danjijik,
bentaknya marah: "Kuminta kau tahu diri dan bersikap sopan,
siapa adik mu, kalau cerewet lagi jangan menyesal kalau nona
turun tangan keji kepadamu."
Yu-ling Kongcu malah berseri tawa katanya: "Adik Bun
kenapa marah dan gelisah, ketahuilah Ping-kokomu sekarang
sudah ditangkap dan digusur kekota raja untuk dijatuhi
Hukuman, sekarang mungkin sudah berada dalam penjara,
Kwi-hun-ceng sudah ditumpas habis olehpasukan negeri,
sekarang Se-bong sudah runtuh, Ham ping- kiong dan Lo-huto
sudah gugur, dalam Bulim sekarang hanya Tanng ling-s inkiong
yang akan menjadi pimpinannya, kuharap adik Bun
berpikir lagi '
Ngeri perasaan Le Bun mendengar orang berulang
memanggil "adik" kepadanya, amarahnya makin membara,
apalagi mendengar berita tentang Ping-kokonya, entah betul
atau tidak, yang terang kabar ini sudah membuatnya sedih
dan sakit hati, a ma rah yang tak terkendali segera dia
tumplek kepada Yu-ling Kongcu "Anjing kurap." bentaknya
beringas, "lihat serangan." Seruling putih terayun lurus
kedepan menotok Hoakay-hiat didada Yu ling Kongcu.
Yu ling Kongcu menyeringai tawa sadis, katanya: "Tidak
sukar untuk berkelahi, baiklah biar Kongcu menemani kau
berlatih beberapa jurus" sembari mengoceh kaki kiri
menggeser kebelakang meluputkan diri dari serangan lawan.
Disaat tubuhnya bergerak itulah tangannya sudah memegang
sebatang kipas lempit yang terbuat dari besi, dengan jurusJlo
ci-thian lam (menuding langit selatan dengan tertawa)
menjojoh urat nadi tangan kanan Le Bun.
Berkelit, mengeluarkan kipas serta balas menyerang
dilakukan serempak, memang tidak malu sebagai anak tokoh
lihay.
Dengan kesebatan langkahnya Le Bun menarik tangan
berputar kepinggir Yu ling Kongcu seruling putih mendesing,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tajam berputar disekeIiiing badan Yu- ling Kongcu. Agaknya
amarahnya sudah memuncak, benci dansengit lagi mendengar
ocehanpemuda bajul ini, maka serangannya menggunakanJitcoat
siau kebanggaan Lam- coat.
Untuk mengembangkan kemurnianJit-coat-siau yang sejati
dituntut bekal Ginkang yang tinggi di landasi tenaga Kan le cin
khi yang ampuh baru betul -betul dapat memperlihatkan
perbawanya.Jangan kata jurus permainannya aneh
menakupkan, desing suaranyapun cukup membisingkan
telinga bagi yang Lwekangnya rendah, dalam jangka setengah
jampasti akan jatuh semaput.
Untung Lwekang Yu-1ing Kongcu cukup tinggi, pengalaman
tempurnyapun cukup banyak, tahu lawan yang dihadapi
memiliki latihan Lwekang kelas tinggi dari a lira n murni, maka
dia tidak berani lengah, seluruh perhatian ditujukan
menghadapi permainan seruling lawan-
Ginkang ajaran "Tang- ling juga menjagoi kalangan
persilatan, dalam setahun ini Yu-ling Kongcu juga berlatih
dengan giat dan tekun, sehingga Lwekang bertambah Kungfu
makin tinggi, sepenuh tenaga danperhatian dia menghadapi
serangan Le Bun, ternyata keadaan sama kuat alias setanding.
Kedua lawan yang bertarung ini merupakanjago-jago top
kelas tinggi, permainan mereka cukup cepat dan lihay, begitu
cepat gerakan mereka sehingga yang kelih atan hanya dua
bayangan hitam dan hitam, perbedaan yang menyolok seperti
dua ekor naga yang lagi bergelut dengan sengit, masingmasing
mengembangkan ketangkasan, kecerdikan dan
kemampuan merebut inisiatif menyerang. Setiapjurus
permainan mereka adalah tipu-tipu lihay yang aneh dan
simpanan dari perguruan masing masing, takpernah mereka
melancarkan serangan sepenuh tenaga saking cepat mereka
bergerak dan menghadapi reaksi lawan disaat menghadapi
serangannya, sungguh merupakan pertempuran yang berbeda
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan kebanyakan pertempuranjago-jago silat umumnya.
Lekas sekali seratus jurus telah tercapai.
Le Bun termakan oleh obrolan Yu ling Kongcu sehingga
menguatirkan keselamatan sang kekasih, makin serang makin
ganas nafsu membunuh telah membakar sanubarinya,
kekuatan kan-le-cin-khi dia tambah dua bagian lagi.
Karena itu situasi menunjukan sedikit perobahan- terpaksa
oleh Yu-ling Kongcu permainan silat lawan seperti tidak habishabis
permainannya, gerak tubuhnya cepat laksana angin
lesus yang terlihat hanya bayangan putih tidak kelinatan
bentuk badannya. Lebih celaka lagi desing seruling yang
melengking tajam memekak telinga dan seperti menyedot
sukmanya.
Karena terdesak, jantung juga tegang, maka seluruh
perhatian Yu-ling Kongcu tumplek untuk menghadapi
serangan lawan disamping mengendalikan diri terhadap
gangguan suara serulingnya dengan berbagai daya upaya dia
terus berjuang mempertahankan diri menyelamatkan diri,
tidak menyerang tapHanya membela diri saja.
Saat itu hari sudah terang benderang, mereka sudah beri
hantam dua ratus jurus banyaknya. Semestinya mereka sudah
merasa lelah danpayah. Terutama Le Bun yang harus
bertempur dua babak, untuk Seng-si-koan dalam tubuhnya
sudah tembus, tenaga dalamnya seperti punya sumber yang
tak pernah habis saja, maka dia hanya merasa sedikit lelah,
tapi tidak sampai kepayahan.
Sebaliknya setelah dua ratus jurus kemudian Yu-ling
Kongcu betul- betul sudah letih dan payah, namun rangsakan
Le Bun teramat gencar sehingga dia tumplek seluruh
perhatian maka tidak disadarinya bahwa kondisinya sudah
makin lemah. Tapi otaknya cerdas banyak akal muslihatnya,
dalam keadaan terdesak melulu, dia membatin: "Kalau begini
terus, keadaanku makin payah, bukansaja tiada harapan
menang, kesempatan melarikan diripun mungkin tiada lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah mengambil ketetapan mendadak dia berkelebat
mundur setombakjauhnya, kedua lengan terulur, ditengah
gerungannya, kedua telapak tangannya mendadak berobah
hijau lalu meng hitam, maka mengepullah dua gulung kabut
gelap dari kedua telapak tangannya. Makin lama kabut hitam
itu makin tebal dan banyak. setelah dia himpun tenaga dan
mendorong maju telapak tangannya, kabut hitam itu menerpa
ke a rah Le Bun.
Dari mulut Liok Kiam-ping, Le Bun pernah dengar kelihayan
Heksat-ciang dari Tang- ling jahat dan ganas, namun karena
baru sekarang dia menghadapinya, maka hatinya bimbang
dan setengah percaya, diluar tahunya bahwa ilmu yang
dilancarkan Tangling Kongcu sekarang adalah Heksat-ling-lanling
yang paling ganas dari Heksat-ciang.
Bila tubuh manusia tersentuh oleh pukulan ini, seluruh
tubuh akan membusuk dan jiwapun melayang.
Melihat kabut hitam bergulung-gulung makin melebar
memenuhi angkasa, keadaannya lebih hebat dibanding apa
yang diceritakan oleh Liok Kiamping, maka tahulah Le Bun
bahwa lawan telah memboyong ilmu simpanannya, maka Le
Bun tidak meremehkan serangan lawan, lekas dia kerahkan
seluruh Lwekangnya, dasarotaknya cerdik danpandai melihat
gelagat, Kan-le-cin-khi pun telah dikembangkan untuk
melindungi bad an- Untung sebelumnya dia sudah waspada,
bila kabut hitam itu sudah menyentuh badan baru dia
mengerahkan Kan-le-cin-khi tentu sudah terlambat. Kabut
tebal hitam itu bergolak setengah kaki disekitar badan Le Bun,
seperti tertahan oleh dinding baja yang tidak kelihatan lalu
buyar tertiup angin lalu.
Walau dia berhasil menahan damparan kabut hitam yang
bergolak keras itu, namun IHeksat lan-ling yang membungkus
sekujur badannya itu buyar keempatpenjuru. celaka adalah
penonton yang menjadi korban, tidak sedikit yang terjungkal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
roboh keracunan, ada yang mati seketika tapi tidak sedikit
yang sekarat. sisa yang lain la ri kocar kacir turun gunung.
Melihat Heksat-lang-lin yang paling di andalkan juga tidak
mampu merobohkan lawan, Yu-ling Kongcu menjadi nekad,
tekadnya mengalahkan musuh makin besar, mendadak dia
menggerung keras sambil menghamburkan napaspanjang
berulang kali, apipospor laksana kunang-kunang yang
diterbitkan oleh pukulan tangannya bukan saja di bawah
landasan tenaga dalamnya, didorong oleh tiupan mulutnya
yang keras, karuan seluruhnya membrondong kearah Le Bun
selebat hujan deras.
Melihat betapa gencar dan dahsyat serangan musuh, kejut
dan kuatir hati Le Bun, lekas dia duduk bersimpuh,
memusatkan pikiran dan semangat mengembangkan Kan-lecin-
khi sampai pada puncaknya untuk menahan serangan
musuh. Betapapun tinggi Lwekangnya, karena sudah
bertempur dua babak. lama kelamaan dia kehabisan tenaga
dan makin lemah, untung Seng-si-koan sudah tembus, maka
sekuat tenaga dia masih kuat melawan.
Tapi damparan kabut hitam segencar gelombang pasang,
makin lama menindih makin berat, jarak yang semula
bertahan setengah kaki kini tinggal dua dim lagi sudah akan
menyentuh tubuhnya, mungkin setengah jam lagi, kalau tidak
mati Le Bun pasti terluka parah.
Disaat genting itulah Liok Kiam-ping tiba dipinggir arena,
diapun melihat keadaan Le Bun yang gawat dan berbahaya,
lekas dia kerahkan Kim -kong-put-hoay-sin-kang. selangkah
demi selangkah beranjak ke tengah gelanggang.
Kim- kong-put-hoay-sin-kang memang bukan olah-olah
saktinya. dimana dia bergerak kabut hitam yang disertai api
kunang-kunang yang beterbangan itu seketika padam dan
buyar, sirna tanpa bekas, seperti uap air mendidih yang sirna
ditengah udara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Padahal Yu ling Kongcu sudah tertawa lebar, dia yakin
dirinya pasti menang lawan akan dikalahkan dan dibekuk,
hanya tinggal waktunya saja, tak nyana disaat yang
menentukan itulah ternyata Liok Kiam-ping muncul
menggagalkan rencana dan usahanya, setelah melihat yang
datang adalah Liok Kiamping, dendam lama sudah membakar
hati. sakit hati baru lebih membakar sanubari, maka dalam
hati dia bertekad, hari ini Harus menentukan kalah menang,
kalau tidak bisa menang juga harus gugur bersama musuh.
Mendadak dia kerahkan pula tenaganya, seluruh Lwekang
yang pernah diyakinkan dia kerahkan sepuluh bagian, maka
kunang-kunang biru bertambah banyak dan sinarnyapun
makin terang, kekuatannya selipat lebih dahsyat dari tadi.
Akan tetapi Kim- kong-put-hoay-sin-kang adalah ilmu sakti
dari aliran Hud yang tiada taranya, umpama Yu-ling Kongcu
memiliki Lwekang berlipat ganda dari yang telah dimiliki
sekarang juga jangan harap Heksat lan-ling dapat menyentuh
badan orang.
Kejap lain Liok Kiam-ping sudah berada didepan Le Bun,
legalah hatinya, namun dia harus perhatikan juga Heksat langling-
Yuling- Kongcu. maka belum berani dia buka suara
mengajak kekasihnya bicara.
Padahal Le Bun sudah hampir kehabisan tenaga, mendadak
dia merasakan tekanan disekitar tubuhnya menjadi kendor, dia
tahu seorang telah membantu dirinya, waktu dia mendongak
dan membuka mata, Liok Kiamping seperti datang dari tengah
angkasa, sungguh senang hatinya bukan kepalang, seperti
kejatuhan rejeki nomplok saja layaknya, namun dia sadar
kondisinya sudah cukup payah, maka lekas dia pejamkan mata
pula dan samadhi memulihkan kekuatan.
Yu-ling Kongcu sudah kerahkan seluruh kemampuannya
sehingga Heksat- lan-ling umpama banteng ketaton yang
mengamuk, namunjangan kata unggul, ternyata dia merasa
terdesak malah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maklum diapun sudah banyak keluar tenaga setelah
ratusanjurus bertempur lawan Le Bun tenaga dan
semangatnya juga sudah loyo, maka Heksat-lan-ling makin
terdesak dan kuncup.
Insaf dirinya tiada harapan menang, mendadak kedua
bolamatanya melotot beringas, seperti jago ayam dan keok
ditengah aduan, tanpa pikirkan keselamatan jiwa raga sendiri,
selangkah demi selangkah dia mendesak kearah Liok Kiamping
malah.
Tujuannya mendesak masuk ke dalam pertahanan Kim
kong-put-hoay-sin kang lawan, lalu dengan kerahkan setaker
tenaga racun pospor ditubuhnya mengajak gugur bersama
Liok Kim-ping. Tapi makin dekat pertahanan Kim kong-put
hoay-sin-kang langkahnya terasa makin berat, dadanya seperti
ditahan oleh tangan raksasa- yang kokoh kuat hingga
tubuhnya tak kuasa maju lebih dekat lagi.
Kebetulan saat itu Le Bun selesai bersemedi, semangatnya
sudah pulih pikiranpun jernih lekas dia ayun seruling, Kan-le -
cinkhi yang dikerahkan membuat seruling putih mencorong
cemerlang, laksana bintang sapu yang jatuh menyambar lurus
ke dada Yu-ling Kongcu.
Padahal Yu-ling Kongcu sedang kerahkan seluruh
tenaganya ingin mendesak maju, tak mungkin dia mampu
menghadapi serangan lain yang dilancarkan dari luar, apalagi
tenaganya juga hampir ludes, maka dia tidak mampu berkelit,
cahaya benderang meluncur tiba, mau berkelit juga tidak
mampu lagi. Kontan mulutnya menjerit kesakitan seperti
binatang liar yang tertembus peluru jantungnya. Seruling jade
putih Le Bun amblas menembus dada Yu ling Kongcu "Bluk"
badannya roboh terkapar, jiwa melayang seketika.
Selincah burung walet pulang kesarangnya Le Bun
menubruk ke dalam pelukan Liok Kiam-ping. keduanya
berpelukan dengan kencang, mungkin karena diburu emosi,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekujur badan Le Bun bergetar, mata terpejam, namun air
mata meleleh membasahi pipi.
Entah berapa lamanya mereka berpelukan, seolah dunia
milik mereka bersama, akhirnya mereka bergandeng tangan
saling berpandangan penuh kasih mesra. Kejap lain mereka
sudah berlari bagai terbang turun gunung sambil bergandeng
tangan langsung kembali ke Kwi-hun-ceng.
Bila mereka, tiba di Kwi-hun-ceng, markas besar telah
terbuka dan diperbaiki pula, pasukan negeri sudah ditarik
kembali atas perintah Ka cin-ong. Sudah tentu bersorak sorai
seluruh anggota Hong-lui-pang menyambut pulangnya sang
Pangcu bersama Le Bun.
Mendengar Ping-koko pulang sudah tentu Siau Hong tidak
mau ketinggalan dengan langkah lebar lekas dia menyongsong
maju seraya berteriak senang: "Ping-koko. Bun-cici, kalian
sudah pulang. Baikkah kalian?
Terhadap adik cilik yang mungil dan jenaka serta welas asih
ini, Le Bun amat sayang, gemas lagi, segera dia peluk Siau
Hong dengan penuh pengertian, lalu bertiga mereka
bergandengan tangan, Siau Hong disebelah kiri, Le Bun
disebelah kanan, mereka berpandangan penuh bahagia.
Beberapa hari kemudian Kwi-hun ceng dipajang secara
semarak. hari yang telah ditentukan untuk merayakan
pernikahan Pangcu mereka Liok Kiam-ping yang sekaligus
mempersunting dua gadis jelita pujaan hatinya, yaitu Siau
Hong dengan Le Bun.
Dunia persilatan aman sentosa Kwi-hun-ceng makin
menjulang namanya. Liok Kiam-ping diakui sebagai tokoh
yang disegani dan terpandang.
TAMAT

Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Silat : Hong Lui Bun 5 Tamat dan anda bisa menemukan artikel Cerita Silat : Hong Lui Bun 5 Tamat ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-silat-hong-lui-bun-5-tamat.html?m=0,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Silat : Hong Lui Bun 5 Tamat ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Silat : Hong Lui Bun 5 Tamat sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Silat : Hong Lui Bun 5 Tamat with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-silat-hong-lui-bun-5-tamat.html?m=0. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...