Cerita Remaja IGO Mulus : Hong Lui Bun 3

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Sabtu, 04 Agustus 2012

Cerita Remaja IGO Mulus : Hong Lui Bun 3-Cerita Remaja IGO Mulus : Hong Lui Bun 3

Dengan kaget kedua orang itu membalik, tampak dua
tombak dibawah pohon sana berdiri seorang lelaki berpakaian
petani, dengan tersenyum ramah mengawasi mereka, seketika
mengkirik bulu kuduk mereka, tapi dengan bengis dia
membentak: "Agakn,ya saudara pandai menyembunyikan diri.
Tapi kau harus tahu daerah iri sudah termasuk kekuasaan Ha
m-ping- klong, kau datang dari mana mau kemana, jawablah
terus terang supaya tidak menyesal."
Thi-pi kim-toTan Kian-thay-laki-laki yang menyamar petani
b erg elak tawa, katanya "Jalan raya besar milik umum,
siapapun boleh mondar-mandir di sini. memangnya Ha mping-
klong kalian berani melanggar undangundang kerajaan?
Sebaliknya kalian berdua menguntit sejak dari kota, apa
maksud tujuan kalian, tolong jawab dan beri keadilan."
Tatapan matanya yang tajam membuat kedua orang itu
lebih mengkirik lagi. tapi mengingat nama besar Ha m-pingklong,
dengan memberanikan diri salah satu berkata
"Pertanyaanmu boleh kau ajukan kepada Tongcu kami, nah
sahabat, kalau berani mari ikut aku menghadap beliau" habis
bicaca serempak mereka putar badan terus angkat langkah
seribu.
Tapi baru beberapa langkah, mendadak bayangan orang
menubruk dari atas. ternyata Pi-lik-jiu ciu Khay dan coh-sianghwi
Tiau-Kong sudah menyergap dari atas pohon dan berhasil
membekuk mereka, sekali telikung keduanya lantas meringis
kesakitan-Tan Kian-thay tertawa dingin, katanya:
"Saudara, kalian jual apa ? Dan kami minum apa ? Kita
sama-sama tahu, asal kalian maujelaskan gerakan pihak Ha
m-ping-klong belakangan ini, kami tidak akan membunuh
kalian-"
Kedua orang itu meringis kasihan, kata seorang: "Kami
berkedudukan rendah, apa yang diketahuijuga terbatas, kami
hanya menjalankan tugas. Tiga hari yang lalu kedatangan dua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakek yang mencari tahu letak kedudukan markas pusat
Hong-lu^-bun, akhirnya bentrok dengan Tok-kak-kiau cin
Kong seorang Hiangcu kami yang berkedudukan d is ini,
ternyata kedua kakek itu memiliki Kungfu tinggi, orang kita
banyakjatuh korban. Tongcu sudah memberi laporan kilat ke
markas pusat, maka sudah dijanjikan untuk membuat
perhitungan mala n ini didepan Gickshud-si yang terletak d iba
rat kota. Maka kami ditugaskan untuk menguntit orang-orang
yang patut dicurigai. Hanya drm.ikiansaja yang bisa
kuterangkan, kalian boleh silahkan melanjutkan perjalanan-"
Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay menduga kedua orang itu pasti
punya sangkut paut erat dengan Hong- lui- bun, maka dia
tutuk Hiat-to kedua orang serta disembunyikan dalam hutan-
Sore itu mereka berempat mampir di sebuah warung yang
berada d id es a yang jauh dari kota setelah makan malam,
mereka berputar kearah barat lalu membelok menuju ke kota
barat. Kira-kira kentongan kedua mereka sudah berada
ditegalan di luar kota barat.
Kuil itu berdiri tunggal ditanah tegalan yang belukar, seperti
orang tua sebatang kara yang sedang sakit lumpuh tak
mampu bangun lagi, demikianlah keadaan kuil bobrok itu,
pintunya sudah hampir ambruk, demikianpula temboknya
sudah berlobang, jelas kuil ini sudah lama tidak dihuni dan
diurus oleh manusia.
Kedatangan mereka terlalu dini, masih lama untuk
menunggu waktu yang dijanjikan maka dengan leluasa
mereka dapat mencari tempat sembunyi.
Kira-kira beberapa jam kemudian, dari arah kota tampak
mendatangi beberapa bayangan orang. Langsung mereka
menuju ke arah Kuil ini dan berdiri ditanah lapang di depan
kuil. Dua orang yang menjadi pimpinan rombongan orang ini
berperawakan ting g i, jeng got panjang menyentuh dada.
sorot mata merekapun tajam berkilat, jelas Lwekangnya sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tinggi, lima orang bertubuh besar berdirijajar dibela kang
mereka.
Terdengar kakek disebelah kiri berkata setelah memeriksa
keadaan sekitarnya: "Waktu yang dijanjikan sudah hampir
tiba, pihak lawan masih belum kelihatan bayangannya, cinhiangcu,
apa kau tidak salah menentukan tempatnya ?"
Seorang diantara lima lelaki kekar dibelakangnya segera
menjawabnya sambil membungkuk badan: 'Lapor Tongcu,
waktu dan tempat yang dijanjikan memang betul disini,
kemungkinan setelah mendengar nama besar Ham-ping-klong
kita, pihak lawan ketakutan dan pecah nyalinya tidak berani
menepati janji."
"Memangnya, pihak mereka hanya dua orang. berani
mereka mencari perkara dengan pihak Ham-ping-klong kita,
kalau mereka ngacir tidak berani menepatijanji, aku harus puji
mereka tahu gelagat malah," demikian ujar kakek berjenggot
hitam disebelah kanan, sikapnya tampakjumawa dan bangga.
”Jite, persoalan tidak boleh dianggap enteng, kabarnya
lawanjuga cukup tangguh, biasanya orang bilang kalau bukan
naga takkan berani menyebrangi sungai, jikalau mereka tidak
yakin pasti menang, tentu takkan berani menantang dan
membuat janji, biarlah kita tunggu saja dengan sabar."
Dari hutan sebelah kiri mendadak kumandang gelak tawa
keras seorang seperti auman singa katanya: "Pengalaman Yulotoa
memang patut dipuji, sejak tadi Lohu berdua sudah
menunggu kalian disini.' Belum lenyap suaranya tampak
bayangan dua orang berkelebat melucur turun ditengah
lapangan-
Melihat gerakkan pendatang ini cukup gesit dan enteng.
berbareng kedua orang tua itu menyurut setengah langkah
baru sekarang mereka melihat jelas kedua lawan- Maka orang
tua disebelah kiri terloroh tawa, serunya: "Kukira slapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bernyali besar berani mencari setori denganpihak Ham-ping
klong kiranya kau tua bangkaJian-li-tok-heng. Lalu siapa
sahabat ini, kalau teman lama s ila h ka n perkenalkan
kepada Lohu berdua." Yang datang memang betul adalahJianli-
tok-hengJinBou.
Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay berempat yang sembunyi
dalam hutan diam-diam bersorak girang, syukurlah perjalanan
mereka kemari tidak sia-sia. TampakJin Hou terkial-kial,
katanya:
"Bagus, bagus, sungguh tidak nyanaJongsan-siang-hong
(Sepasang ganas dariJongsan) ternyata sudi menjadi antek
Ham-ping-klong. Yu-lo-toa, sejak berpisah diBwe-nia dulu
sepuluh tahun tak pernah bertemu, jejakmu juga lenyap tak
karuan para n, sungguh tak kuduga sekarang kau sudah
menjadi Toa tongcu dari Ham-ping-klong, sungguh patut
dipuji dan harus diberi selamat. Mari kupekenaikan inilah
saudara angkatku tertua dari K^bun-siang-kiam It-cu-kiam
Koan Yong, selanjutnya harap Yu-toa-tong-cu sudi memberi
petunjuk." nadanya sinis dan menyindir.
Ternyata kedua kakek ini adalahJongsan-siang-hong, yang
tua bernama Yu In-hwi adiknya Pek Ing, mereka adalah
saudara seperguruan, ilmu silat mereka agak serong,
menjurus kealiran sesat, namun tidak diketahui dari perguruan
mana, sepak terjang merekapun terkenal kejam dan jahat
setiap korban tiada yang diberi ampun, maka julukannyapun
sepasang ganas. Sepuluh tahun yang ^alu mereka mengganas
diBwe-nia merampok barang kawalan sebuah piauklok,
kebetulan kepergokJian-li-tok-heng, dalam adu kekuatan
Lotoa Yu In-hwi terkena sekalipukulanJian-li-tok-heng, dengan
luka parah di^a melarikan diri, selanjutnya menyepi di atas
gunung memperdalam ilmu, dalam jangka sepulua tahun ini
dia sudah berhasil meyakinkan Thay-im-ciang yang terlalu keji
dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beracun pula, timbul niat mereka turun gunung membalas
sakit hati lama, kebetulan pihak Ham-ping-klong sedang
menggaruk jago-jago silat dari golongan sesat didaerah
Kanglam, maka merekapun diundang serta diberi jabatan
sebagai Su-tong Tongcu.
Kebetulan hari ini bersua dengan musuh lama,Jian-li-tokheng
malah menyinggung kejadian lama karuan terbakar
amarahnya, serunya murka: Jian-li-tok-koay,jangan membacot
melulu, hari ini Lohu akan menagih hutang kepadamu,
menarik balik modal menuntut rentenya sekalian."
"Ah sesama kawan lama kenapa harus buru-buru. Sebentar
pasti akan kula y animu sampai puas, soalnya Lohu selama ini
tidak pernah bermusuhan denganpihak Ham-ping-klong, tapi
baru aku datang kalian sudah main sergap dan menverang
secara licik dan main keroyok lagi. Pada hal kau juga punya
nama di kalangan Kangouw, kurasa kau berani terangterangan
bertindak serta memberi penjelasan latar belakang
dari aksi kalian ini."
Yu- In- hwi terkekeh lebar, katanya: "Lohujuga sedang
pikirkan persoalan ini, Jian-li-lo-koay, kau sendiri sebetulnya
punya sangkut kaut apa dengan Hong-lu^bun ?' '
"Hubungan memang ada sedikit, lalu pula apa pula
persoalan kalian denganpihak Hong-lu^-bun ? "
"Baiklah kujelaskan- Markas pusat Hong-lui-bun yang baru
saja didirikan, kini sudah runtuh danjatuh, setiap insan
persilatan yang mempunyai hubungan dengan Hong-lul^-bun,
pihak Ham-ping-klong pasti tidak akan membiarkannya pergi
dari daerah ciat-kang, tentu kau sudah maklum. Nah sekarang
kau bersiaplah untuk terima kematian-
Diam-diam berCekat hatiJian-li-tok-heng, dari nada
perkataan lawan dia menduga Jite (maksudnya Llok Kiamping)
kemungkinan masih ditenguh perjalanan, namun lega
juga hatinya, syukur dia seorang tua, berpengalaman dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penuh perhitungan, perasaan hatinya tidak terbayang dimimik
mukanya, katanya dengan nada berat: "Apa tidak terlalu pagi
kau bilang demikian- Dulu dengan rasa bajik aku
mengampunijiwamu hari ini meminjam kekuatan Ham-pingklong
kau menuntut balas kepadaku, memangnya kau kira
Lohu takut, kepadamu, boleh silakan kau perlihatkan
kepadaku."
Bahwa lawan menggorek boroknya dulu keruan Yu in-hwi
naik pitam, maju selangkah kedua tangan memeluk dada,
telapak tangannya mendekuk kedalam, bentaknya: "Lihat
pukulan-" Mendadak dia dorong telapak tangannya kedepan.
Tampak segulung tenaga lunak dingin menerjang kearahJianli-
tok-heng.
Jangan kira angin pukulan itu seperti lunak dan menerjang
pelan, tapi semakin dekat sasarannya, ternyata damparan
kekuatannya tidak kalah dahsyat dari terjangan ombak besar,
badan seperti ditindih benda berat.
Jian-li-tok-heng sendirijuga tidak menduga, setelah sepuluh
tahun berpisah, lawan sudah meyakinkah ilmu pukulan lihay
dan dahsyat, maka dia, tidak berani gegabah. sedikit
menyingkir kesamping, berbareng kedua tangan menggelak
kedepan- G-^akan kedua tangannya menimbulkan angin ribut
laksana amukan badai,
"Bung" begitu dua arus kekuatan angin pukulan beradu,
kedua pihak tergetar mundur.
DikalaJian-li-tok-heng terhenyak. Kembali Y in-hwi telah
menggerakkan kedua tangannya pula, deru angin kencang
kembali menindih tiba. kali iniJian-li-tok-heng tidak ayal lagi,
segera dia paaang kuda-kuda mengerahkan tenaga, kedua
tangan terayun menggempur kepada lawan- "Pyaar." kembali
terjadi ledakan keras begitu tenaga kedua pihak saling, bentur
terjadilah pusaran angin les us yang membumbung tinggi
keangkasa, kedua orang yang berlaga tergetar tiga kaki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebelakang. Tapi tubuh Yu In-hwi kelihatan agak terjengkang
kebelakang, jelas dia masih kalah kuat.
KiniJian-li-tok-heng tidak memberi peluang kepada lawan,
segera dia kembangkan Sian-tian-ciang-hoat (ilmu pukulan
kilat meny amber), sekaligus dia menyerang dua belas jurus.
Tapi Yu In-hwi sekarang sudah membekal kepandaian
tinggi, dia kira setelah menggembleng diri selama sepuluh
tahun, sekali pukul dia yakin dapat mengalahkan lawan, tak
tahunya dua gebrak permulaan adu tenaga ini, sekuatnya
dirinya masih mampu bertahan
Kini melihat lawan merobah permainan, serangan gencar
merabu datang, lekas dia memusatkan pikiran dan
mengerahkan tenaga pula, d eng a n permainan pukulan yang
aneh diapun balas memy erang sepuluh jurus Dalam sekejap
mereka saling serang tiga puluh jurus.
Dalam pada ituJi-hong Pek Ing yang berdiri dipinggir
gelanggang berkata kepada It-cu-kiam "Saudara Koan, apa
kau senang menganggur melihat tontonan saja ? Sudah lama
kudengar ilmu pedangmu penuh keistimewaaannya, marilah
turun gelanggang, orang she Pek mohon pengajaran
kepadamu. "
TernyataJi-hong jauh lebih teleng as dari saudara tuanya,
dia pandai melihat situasi. ilmuJian-li-tok-heng kelihatan
tangguh, kalau Lotoa mau mengalahkan musuh jelas harus
banyak makan tenaga dan menggunakan akal busuk. namun
dia yakin pihak sendirijauh lebih banyak. lawan hanya dua
orang, bila terdesak oleh keadaan, mereka bisa main keroyok,
kemenangan akhirnya pasti berada dipihaknya.
It-cu-kiam Koan Yong cukup cerdik, pihak fawan lebih
banyak. sekarang dirinya ditantang, maka dia menegak alis
dan menjengek dingin: "Kalau tuan ingin melemaskan otot,
orang she Koan boleh saja kehendakmu". dia tahu manusia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jahat berhati culas ini hakikatnya berani melakukan
kecurangan busuk apapun, maka tanpa banyak kata ingin
segera dia keluarkan pedang, berdiri tebak menunggu dan
siaga.
Ji-hong Pek Ing juga tidak ragu-ragu, "Awas serangan."
bentaknya pendek lalu menerjang lebih dulu. Telapak
tangannya mengincar Hoa-kay-hiat didepan dada It-cu-kiam,
pukulannya membawa deru angin keras gerakannya jua
berbed.a dengan pukulan umum.
It-cu-kiam tidak menyingkir atau berkelit, bila angin
pukulan lawan hampir menyentuh badan, sebat sekali dia
menggeliat menghindarkan pukulan telak, berbareng pedang
ditang a n kanan menunuk dengan jurus Tok-coa-jut-tong
(ular beracun keluar lobang) ya:tg diincar adalah Wok-chiathiat.
Melihat s erang a n pedang lawan mantap dan telak. diamdiam
terkejut juga hati Pek Ing, namun urusan sudah kebacut,
jerijua tidak berguna, lekas dia kembangkan ilmu pukulan
perguruannya yang aneh dan lihay, kedua tangannya
membundar dan melingkar-lingkar terus ditepukkan secara
beruntun pula kedepan, dia berusaha merangsak lawan
sehingga mereka tak sempat balas menyerang,
Tapi It-cu-kiam Loan Yong cukup tabah, dan kalem saja
menghadapi serangannya yang menggebu, pedangnya masih
bergetar hebat mematahkan serangan lawan sambil balas
menyerang. Tampak ditengah taburan telapak tangan,
sinarpedangpun berkelebat menyamber kian kemari, makin
sengitlah pertarungan mereka.
Sementara ituJian-li-tok-heng sudah saling labrak dua ratus
jurus lebih dengan Yu In-hwi, keringat sudah membahasi
badan mereka, terutama Yu In-hwi, napasnya sudah mulai
menggeros, seperti babi yang mau disembelih. Gerak
serangan merekapun semakin lambat dan berat, setiap j urus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangan disertai langkah kaki yang berat berdentam d ita
nah, jelas kedua pihak sudah kerahkan tenaga dalam.
Suatu ketika Pek Ing merasa mendapat peluang baik,
disertai bentakan keras, mendadak dia pergencar serangan
tangannva. Ternyata dirabu oleh serangan mendadak yang
lihay ini, It-cu-kiam kena terdesak dan mundur berulang kali.
Ternyata bentakan khusus dariJi-bong itu merupakan aba-aba
pula bagi lima lelaki yang berdiri jajar diluar arena, kelima
anggota Ham-ping klong itu serempak meraung maju
ketengah gelanggang.
Disaat mereka hendak main keroyok itulah, mendadak
terdengar bentakan-bentakan keras lain dari hutan kanan,
beberapa bayangan melompat keluar menghadang kelima
orang Ham-ping- klong. Situasi berobah seketika ditengah
arena pertempuran.
Siang- bong tidak tahu pihak lawan datang berapa banyak
bala bantuan- disaat mereka bingung, pada hal pertarungan
jago silat kelas tinggi. kalah menang hanya ditentukan dalam
beberapa detik -saja. hanya sekilas bimbang itulahJian-li-tok
heng dan It-cu-kiam sudah merebut kesempatan balas
merabu lawan dengan gencar.
TerutamaJian-li-tok-heng, pengalamannya lebih luas, kalau
lawan sudah berniat main keroyok. maka pertempuran ini
harus cepat dibereskan supaya pihak sendiri gampang
meloloskan diri bila situasi cukup genting, apalagi pendatang
baru itu semua asing dan tidak dikenalnya, entah kawan atau
lawan, di saat Toa-hong, bimbang itulah mendadak dia
lancarkan sejurus serangan, berbareng tangan yang lain
merogoh keluar segenggam Thi-lian-cu denganBoan-thianhoa-
thi (hujan kembang diudara ) biji-biji teratainya itu dia
timpukkan kearah kawanan Ham-ping-klong.
Sekilas melegak itu mendadak Toa-hong rasakan angin
kencang menerjang tiba, betapapun dia tidak menduga
bahwaJian-li-tok-heng dapat memanfaatkan kesempatan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedetik itu sebaik ini, apalagijarak teramat dekat, meski dia
sudah berkelit dengan ketangkasan gerak badannya, tak
urung pundak kirinya terkena sebutir biji teratai besi melesak
kedalam tulang pundak^ saking kesakitan dan targetar oleh
tenaga serangan lawan- dia mundur tiga langkah, namunjuga
hampir terjungkal jatuh. Darah meleleh membasahi lengan,
seketika pucat lesi selebar mukanya menahan sakit.
Diantara kelima orang itu, dua orang tersambit Hiat-to
penting ditubuhnya, mereka terguling jatuh empat kaki sambil
merintih- rintih, tiga yang lainjuga terluka lecet berdarah.
Meski gusar tapi pihak sendiri sudah kalah, maka Yu In-hwi
meny ering as i sedih, katanya: "Lokoay. hari ini anggaplah
Lohu salah perhitungan, sehingga jatuh dalam tipu dayamu.
Tapi biarlah perhitungan ini kita bereskanjuga dilain
kesempatan-" Lalu dia memberi tanda kepada anak buahnya
terus berlompat pergi lenyap ditelan malam.
Melihat musuh sudah pergi lekasJian-li-tok-heng menjura
kepada Thi-pi-kiam-to Tan Kian-thay. katanya: "Berkat
bantuan kalian hari ini kami lolos dari kesulitan, terimalah
terima kasih Los lu, mohon tanya siapakah nama besar kalian
yang mulai ?"
Tersipu Tan Kian-thay belas menjura, kalanya: "cianpwej
angan sungkan, kita orang sendiii." Lalu dia ceritakan
bagaimana mereka masuk menjadi anggota Hong- lui- bun,
serta bagaimana mereka berhasil menyelidiki keadaan awan
sepanjang jalan ini.
MakaJian-li-tok-heng berdua baru mengerti duduk
persoalannya, sejenak dia berpikir, lalu berkata: "Kalau
ciangbunjin dan lain-lain sudah berangkat lewatjalan tembus,
kurasa sekarang sudah sampai di Kwi-hun-ceng, marilah lekas
kita susul.'
'Tapi jejak kita sudah diketahui musuh, jikalau menempuh
jalan besar, apakah tidak membuat waktu malah ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thlo Ping segera menimbrung: 'Daerah pegunungan d is ini
aku hapal sekali, bila perlu kita tempuh j a la n pegunungan,
mungkin bisa mempersingkat waktu setengah hari.'
Saat itu kentongan keempat sudah hampir tiba, maka
orang banyak masuk kuil untuk beristirahat sekedarnya, begitu
fajar menyingsing, mereka terus menempuh perjalanan. Thlo
Ping menunjukjalan menembus hutan belukar menuju ke Unciu...
Sekarang marilah kita ikuti perjalanan Llok Kiam-ping dan
Gin-ji tay-beng yang maju ke Kwi-hun-ceng lewat jalan
tembus. Kalau dilihat kecepatan jalan mereka, dalam sehari
semalam mereka sudah akan tiba di tempat tujuan, namun
karena Ginkang Siau Hong masih terbatas, selalu ketinggalan
jauh dibelakang, sehingga perjalanan mereka terlambat cukup
lama. Hingga magrib hari ketiga baru mereka tiba di Tho-lintun,
tidak jauhnya dari Kwi-hun-ceng. Disini mereka
menemukan gua lalu menetap di situ melepas lelah.
Setelah kentongan kedua Llok Kiam-ping mempersiapkan
apa-apa yang diperlukan, lalu minta diri mengembangkan
ringan tubuh berlalu secepat meteor menuju kearah Kwi-hun
ceng. Ling-hi-pou-hoat memang menjagoi bulim danjarang
ada tandingan, kini dia kerahkan tenaga mengembang gerak
tubuh itu mencapai taraf yang paling tinggi. kakinya cukup
menyentuh daun pohon, tubuhnya sudah melesat terbang
seperti berlari kencang ditanah datar, begitu pesat gerak
badannya hingga tak mampu diikuti oleh mata telanjang,
dalam sekedipan mata sudah meluncur puluhan tombak
jauhnya.
Jarak tiga li hanya ditempuh beberapa kejap saja, Kwi-hunceng
sudah terlihat tak jauh disebelah depan- Kembali
ketempat asalnya, membuat Llok Kiam-ping terbayang akan
kepedihan hidupnya di masa kecil, rasa benci menggelitik
sanubarinya, dengan enteng dia enjot kaki tubuhnya
melompati sung a i pelindung perkampungan, baru saja dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hendak lanjukan lompat kearah pintu gerbang. mendadak dari
rumpun pohon sebelah kiri terdengar suara percakapan orang
yang lirih, untung pendengarannya amat tajam, pelan-pelan
dia menggeremet kearah datangnya suara, tapi tidak berani
terlalu dekat.
Didengarnya seorang berkata: "cong-tongcu kita memang
keterlaluan, padahal pihak musuh tidak menunjukkan gerakan
apa apa, tapi kami harus tegak berdiri terus d is ini,
memangnya beberapa kurcaci Hong- lui- bun itu berani
berbuat apa, datang satu bunuh satu, datang dua ganyang
sepasang, sia-sia mereka mengantar jiwa kemari,"
Menurut cerita Tang-ling-sin kun, Pat-pi kim- liong bocah
keparat itu tenyata memang boleh juga, sampaipun conghuhoat
kita juga kewalahan terhadapnya, untung beliau
banyak akal dan penuh perhitungan, seka rang j a ring sudah
terpasang, bila bocah itu berani datang, coba saja
kalaujiwanya tidak melayang percuma." demikian ujar seorang
lain-
Berdiri alis Llok Kiamping, hanya sekali melejit dengan
enteng dia turun dibelakang kedua orang itu, kedua
tangannya menepuk serta meremas pundak mereka, saking
kesakitan kedua orang itu sudah buka mulut hendak berteriak.
Lekas Llok Kiamping mengancam: "Jangan bersuara
perangkap lihay apa yang direncanakan Tang- ling- lo-koa y.
Di mana pula sekarang Ham-ping- lo-mo berada? Lekas
jawab.'
Waktu mereka menoleh seketika serasa terbang arwah
mereka, badan juga gemetar, kata mereka berbareng: "Kau
inilah Pat-pi- kim- liong ?'
Sedikit mengangguk Kiam-ping perkeras remasannya,
karuan kedua orang itu gemetar saking kesakitan, namun
tidak berani bersuara, hingga gigi mereka yang berkerutuk.
Kiam-ping jadi gemas, bentaknya lirih:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baiklah, akan kugunakan cara membetot urat mencopot
sendi tulang, selama tujuh hari kalian akan tersiksa setengah
mati, setelah itu baru jiwa akan melayang dengan
mengenaskan', demikian ancamnya.
Karuan seperti disamber gledek kejut mereka, lekas mereka
meratap minta ampun:
'Kami berdua hanya bertugas juga dipos gelap ini, jagojago
tangguh banyak didalam Kwi-hun-ceng, Semua tersebar
ditempat-tempat strategis, setiap langkah menghadapi
bahaya, tentang bagaimana rancangan perangkap itu, kami
berkedudukan rendah, terus terang kami tidak pernah
dengar."
Llok Kiam-ping juga maklum pengakuan mereka memang
jujur, maka dengan tersenyum dia tepuk dua kali, tanpa
bersuara kedua orang itu roboh, dengan sekali berkelebat
laksana burung bangau dia menjulang tinggi keatas berkelebat
masuk ked a la m perkampungan.
Tidak ada perobahan sejak mula dalam perkampungan ini
Llok Kiam-ping dibesarkan dalam perkampungan ini, dia hapal
segala seluk beluk di sini. dengan ketangkasan gerak
tubuhnya dengan mudah dia terus menyelinap lebih jauh,
langsung dia menuju kependopo. sekarang diluar pendopo
tepat menghadang pintu berdiri sebuah papan batu besar,
tinggi setombak lebih, empat huruf besar terukir diatas papan
batu ini, bunyinya Ngo-bu-wi-yang (Kungfuku melanglang
buana) empat huruf dalam goresan kuno dan kuat.
Dalam hati Kiam-ping membatin: 'Agaknya Kwi-hun-ceng
hendak dijadikan pangkalan Ham-ping-klong untuk merajai
Bulim didaerah Tlonggoan ini, tujuan mereka memang cukup
besar, aku harus menghadapinya secara serius."
Pendopo tampak terang benderang percakapan orang
dengan suara keras berisi sering kumandang dari dalam.
Selincah tupai seenteng bangau melompat Kiam-ping terus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyelinap maju mendekam dipojok tembok sekali lompat
seringan kucing dia mendekap diatas payon, lalu mengintip
kesebelah dalam.
Tampak sebuah meja panjang menjurus kearah pintu dan
diujung dalam sana duduk tujuh orang tua, semuanya
memiliki sorot mata tajam, Thay-yang-hiatjuga tampak
menonjol, jelas Lwekang mereka rata-rata sudah mencapai
taraf yang tinggi. Diantara tujuh orang ini termasuk Tang-lingsin-
kun, Tay-bok-it-siu, kecuali itu lima orang yang lain masih
asing bagi Llok Kiam-ping.
Disebelah bawah duduk dua belas lelaki kekar berseragam
sama, kemungkinan mereka itulah cap-ji-sat-sing dari Hamping-
klong yang terkenal kejam itu.
Lelaki tua berwajah burung hantu bermata elang yang
duduk ditengah itu sedang berkata: "Sungguh tidak nyana,
bangkotan tua sepertiJian-li-tok-heng yang pongah itu juga
mau digaruk kedalam Hong- lui- bun perjalanan Yu-tongcu ke
ceng-thian kemaren tidak berhasil membereskan bangkotan
tua itu, paling tidak kita sudah berhasil meraba seluk beluk
mereka. Ling-kun, menurut pendapatmu, apakah Pat-pi- kimliong
sendiri sekarang sudah berada di Un-elu ?"
"Menurut laporan splon kita digaris depan, dua orang
tampak menempuh perjalanan kearah timur, tapi entah
mengapa setelah keluar dari Siang-tham, bangkotan tua itu
mendadak menghilang jejaknya. Kini tiba-tiba muncul
sendirian bersama It-cu kiam Koan
Yong, salah satu dari Llong-bun-siang-kiam di ceng-dian,
urusan memang akan memb ing ung ka n. '
MendengurJian-li-tok-heng sudah ditengah jalan, pasti akan
tiba tepat pada saat nya, diam-diam Llok Kiam-ping yang
mengintip diluar merasa girang. Dengan sikap hormatJongsan-
toa-hong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yu in hwi berkata: "Lebih diluar dugaan lagi, Hucongpiauthau
dari Hong-jang piauklok Thi-pi-kim-to Tan Kianthay
dan lain-lain tiba-tiba muncul memberi bantuan Jian-litok-
heng berdua d is a at mereka sudah kepepet hampir
kalah. Padahal menurut laporan yang masuk. mereka tidak
sehaluan dan tidak seperjalanan-"
Tang- ling-sin-kun buka suara: "Dari sini dapat dinilai
bahwa bantuan yang mereka kerahkan agaknya tidak sedikit.
Bukan mustahil sekarang sudah ada yang menyelundup ked a
la m perkampungan ini." Lelaki tua ditengah itu berkata pula:
"Kurasa belum tentu, namun lebih hati-hati dan waspada
juga baik. Yu-tongcu, kamar rahasia dibela kang itu,
merupakan tempat penting untuk menyimpan barang-barang
berharga dari IHong-lui bun, maka penjagaan harus diperketat
dan diperkuat.
"Benar, untuk itu kami sudah menambah Tan dan ^h dua
Thocu untuk ikut bantu menjaga." '
Mendengar tempat penyimpanan tanda kebesaran dan
barang-barang penting Hong-lui-bun sekilas Llok Kiam-ping
melengak tanpa ayal segera tampak bayanganputih
berkelebat, dengan enteng orangnya sudah melambung
kebelakang. Karena sudah hapal tempat ini, dia menyelinap
ketempat gelap terus menyelinap kesana lalu melayang turun
didepan sebuah kamar besar, sejenak berhenti baru saja dia
hendak menubruk kesana, mendadak sebuah bayangan besar
menubruk datang, gaya tubrukannya yang keras dengan
gayanya yang luar biasa, belum pernah dia melihatnya.
Sambil menunduk dia menyelinap maju seraya merogoh
tangan "Bluk" bayangan hitam itu terlempar lima tombak
jauhnya, setelah mendengus- dengus beberapa kali terus
rebah tak berkutik lagi. Ternyata itulah anjing ajak dari
Mongol, anjing buas dan galak sebesar anak kerbau.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kiam-ping tahu jatuhnya anjing besar dengan suara keras
itu pasti membuat kaget beberapa pos penjagaan yang
tersembunyi di sekitar ini, lekas dia melambung keatas meraih
dahan pohon terus menyelinap diataspohon besar.
Dugaannya memang betul, pintu kamar besar itu segera
terbuka, beberapa bayangan orang berlompatan memburu
kearah datangnya suara. G-^ak g erik beberapa orang itu
tangkas, langkahnya enteng, jelas mereka jago-jago lihay.
Seorang memeriksa luka anjing itu, katanya dengan kaget:
"Lwekang penyatron itu sedemikian tangguh, kelihatannya
tanpa mengalami pergulatan sama sekali, sekali pukul lantas
tamat riwayatnya.J a rang aku temukan lawan setangguh ini
Lwekangnya. Urusan malam ini tidak boleh gegabah" Tiba-tiba
seorang berkata dengan tertawa:
"Aku yakin dia tidak akan mampu meloloskan diri dari Kwihun-
ceng."
Dari dalam kamar besar kembali melesat keluar sesosok
bayangan besar, sekali bersuit rendah, dia undang lima ekor
anjing lainnya, secepat angin mereka memburu kebawah
pohon-
Seketika Kiam-ping Merasakan gelagat tidak
menguntungkan, penciuman anjing teramat tajam, bila tempat
persembunyiannya konangan, untuk meloloskan diri tentu
memakan banyak kesulitan- Lekas dia kembangkan Ling-hipou-
hoat tubuhnya melompat tinggi secepat kilat bila daya
luncurnya hampir mencapai titik terakhir, kedua tangan
menekan kebawah sambil mengerahkan hawa murni dari
pusar, berbareng kedua kaki memancal, orang nyapun
melayang naik pula, Secara beruntun sembilan kali tubuhnya
jumpalitan diudara, akhirnya melayang turun di ujung payon
kamar besar itu.
Rumah ini terletak tiga puluhan tombak dari pohon besar
itu, kecuali Llok Kiam-ping yang sudah dibekali ilmu sakti,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siapapun takkan mampu melakukannya. Pada saat itulah
kelima anjing itu menyalak-nyalak dan mengitari pohon besar
itu.
Terdengar sebuah suara keras berisi berkata dengan
tertawa: "Sahabat, d is ini bukan tempat persembunyianmu.
"Belum habis bicara tubuhnya mendadak sudah melejit keatas,
kedua tangan terayun kearah pohon besar, segumpal angin
besar laksana amukan ombak dahsyat menyapu ranting kecil
dan daon-daonpohon, begitu dahsyat daya pukulannya
sungguh mengejutkan-
Llok Kiam-ping yang sembunyi ditempat gelap mau tidak
mau memuji dalam hati, pikirnya: Tenaga pukulan orang ini
agaknya lebih unggul seurat dibanding Tay-bok-it-su." Waktu
dia menegasi ternyata lelaki tua yang barusan duduk ditengah
itu, seketika timbul rasa heran dan curiganya, 'Siapakah orang
ini ? 'demikian dia bertanya-tanya dalam hati.
Begitu hinggap dipucuk pohon, orang tua itu celingukan,
segera dia bersuara heran, lekas dia melompat turun pula
ketanah, katanya: " Kungfu penyatron memang hebat
penciuman anjing teramat tajam, pasti tidak salah tadi dia
sembunyi di sini, namun dalam sekejap ini tahu-tahu sudah
lenyap tanpa bekas."
”Apa tidak mungkin dia pindah keatap wuwungan sana. ?"
kata seseorang.
Tampak orang itu tertawa g elak- g elak. katanya: Jangan
berkelakar Liang-tongcu pohon ini berjarak tiga puluhan
tombak dari pendopo. terus terang aku Hong kiatjuga tidak
punya kemampuan setinggi itu, hayolah kita menyebar
keberbagai penjuru, penyatron itu pasti belum pergi." segera
dia pimpin beberapa orang menuju kebelakang.
Setelah orang tua itu menyebut nama dirinya baru Llok
Kiam-ping tahu siapa dia, ternyata Kim-kong-ci Hong kiat
sudah ditakuti sejak empatpuluh tahun yang lalu, golongan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hitam maupun aliran putih bila mendengar julukkannya, siapa
tidak pecah nyalinya, diam-diam timbul rasa kuatir dalam
benaknya. Menurut ceritaJian-li-tok-heng, bukan saja Kungfu
orang tua ini amat tinggi.terutama kedua jari telunjuk dan
tengahnya meyakinkan Kim-kong-ci, tiada benda keras apapun
didunia ini yang mampu menahan tonjokannya, apalagi badan
manusia sekali tuding daging bolong tulang remuk. bukan saja
lihay juga berbisa dan jahat.
Dengan adanya keributan ini seluruh jago-jago yang berada
d id a la m perkampungan lantas dikerahkan, semua pelosok
dijaga ketat, dengan sabar mereka menunggu penyatron itu
masuk perangkap. Sementara Kim-tong-ci bersama
rombongannya hilir- mudik menggeledah sana periksa sini,
suasana menjadi amat tegang.
Llok Kiam-ping tahu kalau urusan berkelanjutan begini-juga
akhirnya tidak menguntungkan dirinya, maka timbul hasratnya
kalau tidak berani masuk sarang harimau mana dapat
menangkap anak harimau, tampak sekali berkelebat dia
melejit kedepan terus melorot turun mepet tembok setangkas
kucing dia menerobos masuk kesebelah dalam.
Setelah melewati sebuah lorong, didepan adalah lima deret
kamar berbentuk kotak. Kamar ditengah terbuka pintunya,
suara gerokanorang tidur pulas terdengar nyata, maka
seorang berkata: "Li-losu, kau terlalu banyak minum arak
hingga mabuk. Cong-tongcu sudah berpesan malam ini kita
harus lebih waspada, jikalau musuh menyelinap kemari, celaka
bila barang-barang berharga milik Hong-lu^bun yang
tersimpan di sini tercuri orang, jiwa ragamu belum setimpal
untuk menebus dosa besar ini. Hayolah bangun, setelah larut
malam boleh kau tidur lagi."
Diam-diam Llok Kiam-ping girang, agaknya dirinya bakal
ketib a n rejeki, tanpa ayal segera dia menerobos masuk
kamar. Seorang lelaki kekar berperawakan pendek sedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
duduk didepan meja, sebelah tangannya sibuk menggoncang
tubuh kawannya yang menggeros diatas ranjang.
Kamar ini gelap gulita, namun pandangan Llok Kiam-ping
seperti berada ditengah hari, tanpa mengeluarkan suara dia
sudah tiba didekat meja, agaknya lelaki pendek itu tahu ada
sesuatu didekatnya, lekas dia membalik badan, tahu-tahu
bayangan putih berkelebat didepannya, kontan lengan
kanannya lemas lunglai, seluruh tenaganyapun lenyap.
Llok Kiam-ping membentak lirik: "Lekas katakan, di mana
barang - barang penting Hong- lui- bun disimpan ?" lalu
jarinya meremas lebih kencang, karuan laki-laki pendek itu
kesakitan, sahutnya dengan suara gemetar
"Itulah berada didalam almari." Kontan Kiamping menutuk
IHiat-topelemasnya, lalu merebahkannya dilantai.
Dengan ketajaman kedua matanya Kiamping melompat
kedepan almari serta membukanya, dari dalam almari dia
keluarkan berbagai tanda kebesaran dan benda-benda penting
Hong-lui-bun lainnya, semua dia masukkan kedalam kantong
bajunya, baru saja dia bergerak hendak mundur keluar pintu.
Mendadak didengarnya suara jepretan keras.
Sebuah papan besi baja telah anjlok menulup rapat pintu.
Disaat melenggong, mendadak angin ribut menyambar dari
sebelah depan, puluhan batang Am-gi sekaligus
memberondong kearahnya, semua senjata rahasia beracun.
ternyata didinding dipasangi alat-alas rahasia, jadi bukan
sambitan manusia.
Lekas Kiam-ping kerahkan Kim-kong-put-hoay-sin-kang,
pasang kuda-kuda mengendak pundak. kedua lengan bajunya
terayun kedepan, Damparan angin kencang merontokkan
semua senjata rahasia itu, suara gemerincing darijatuhnya
Am-gi itu terdengar ramai menyentuh lantai,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekilas Kiam ping periksa dinding kamar ini, ternyata empat
penjuru terbuat dari papan baja, meski ditempat gelap
ternyata kelihatan mengkilap.
Meski sudah terkurung berada ditempat berbahaya
sedikitpun Llok Kiam-ping tidak gugup, tiba-tiba timbul
akalnya, lekas dia melolos cui le - kia m, pedang berat yang
tumpul ini dia sodokkan kelobang dindin, dari mana tadi
senjata rahasia melesat keluar, cui-le-kiam adalah pedang
sakti darijaman dahulu, tajamnya luar biasa, mengiris besi
seperti merajang sayur, maka terdengarlah suara kerikan
tajam yang memekak telinga, pedang itu amblas sedalam
setengah kaki begitu tenaga dikerahkan, sekali perg elang a n
tangan menggentak dan berputar, papan baja itu berhasil
dipotongnya membundar selebar satu kaki setengah.
Sekali kaki menutul, tubuhnya segera menerobos lobang
meluncur keluar. Waktu itu dari empat penjuru beberapa
bayangan orang memburu kearah sini, demikian pula anjinganjing
ajak itu menyalak-nyalak buas.
Kiam-ping mendengus ejek. segera dia kerahkan tenaga
diujung kaki mengembangkan
Ling-hi-pou-hoat, tubuhnya melesat tinggi belasan tombak,
hanya beberapa kali mengganti gaya, tubuhnya sudah
meluncur turun di luar sungai pelincung perkampungan
beberapa kali lompatan pula bayangannya lenyap dari
pandangan mata.
Kapan jago-jago Ham-ping-klong itu pernah menyaksikan
kepandaian sehebat itu, Ginkang dapat dikembangkan dalam
jarak jauh dengan gaya tubuh yang berganti pula, karuan
semua berdiri melenggong hingga lupa akan tugas yang harus
dikerjakan, bila mereka menjerit kaget. bayangan penyatron
itupUn sudah lenyap.
Dengan selamat Llok Kiam-ping meninggaikan Kwi-hunceng,
sepanjang jalan dia tempuh dengan kecepatan kilat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
langsung pulang ke Tho-lin-tun. Waktu itu kokok a yam sudah
bersahutan, hari menjelang terang tanah, di kala orang
banyak menunggu gelisah, syukur Llok Kiam-ping tanpa
kurang suatu. apapun, karuan mereka bersorak
menyambutnya.
Siau Hong pertama menyambut dengan riang: "Ping-ko,
kenapa sampai sekarang bau pulang ? Kita menunggu dengan
rasa dag dig dug.
"Kalian harus maklum Kwi - hun - ceng sekarang dijaga
ketat, setiap langkah mungkin bisa menghadapi bahaya,
jikalau bukan kebetulan, susah aku turun tangan mencapai
hasil." lalu Llok Kiam-ping keluarkan buntalan kain kuning dari
sakunya.
Terbelik mata Gin-juay-beng melihat barang-barang dalam
buntalan itu, katanya dengan berlinang air mata: "Semua ini
gara-gara aku yang tidak becus ini, sehingga Hong-lui-bun kita
mengalami bencana yang memalukan ini, sekali ini aku
bersumpah untuk menjagal musuh sebanyak mungkin, untuk
melampiaskan sakit hatijatuhnya markas kita.
Melihat betapa benci dan dendam Gin juay-beng kepada
musuh, lekas Kiam-ping menghiburnya: "Setiap orang yang
memusuhi Hong-lui-bun adalah musuh kita bersama. Yuhuhoat
kau sudah berjuang gigih demi Hong-lu^-bun kita,
luka-lukamujuga baru sembuh, kesehatanmu belum sembuh
seluruhnya, maka kau perlu hati-hati, bila tiba saatnya boleh
kau membantai mereka sesuka hatimu." sejenak dia pandang
seluruh hadirin lalu menambahkan, Tenaga kita masih belum
mencukupi untuk sementara belum boleh bergerak, menurut
laporan yang diperoleh mata-mata musuh,Jian-li Lokoko dan
lain-lain, dalam dua hari ini pasti dapat menyusul sampai di
sini. Sekarang sudah hampir terang tanah, lekaslah kalian
beristirahat"
Mereka terns menunggu dengan sabar ditempat
persembunyian hingga hari menjelang magrib, seorang murid
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang ditugaskanjuga diluar tampak berlari masuk dengan
langkah gopoh, katanya sambil menjura kepada Llok Kiamping:
'Lapor ciangbunjin diatas bukit sebrang tampak
beberapa titik bayangan, agaknya sedang berlaju kearah sini.'
Lekas Llok Kiam-ping pimpin orang banyak keluar pintu
kuil. Lekas sekali bayangan yang dimaksud sudah melesat
makin dekat, semua ada enam orang, tiga orang didepan
tampak bergerak enteng dan gesit, kelihatannya ttdak
menggunakan banyak tenaga, yang terakhir keting g a la n
puluh a n tomb a k. kelihatan kerahkan seluruh tenaga untuk
menyusul orang-orang disebelah depan.
Mata Llok Kiam-ping lebih tajam dari orang banyak. dari
kejauhan dia sudah melihat ^rang yang terdepan adalah
saudara tuaJian-li-tok-hengjin Hou, lega hatinya, dengan riang
segera dia enjot tubuh melompat kepucuk pohon, dari
kejauhan dia sudah menggembor mema ng g ilny a .
Lekas sekaliJian-li-tok-heng meluncur kearah datangnya
suara, begitu rombongan itu tiba dipinggir hutan Llok Kiamping
melompat turun sudah tentu bukan kepalang girang hati
mereka atas pertemuan ini, Llok Kiam-ping ajak orang banyak
masuk kedalam kuil serta duduk berkeliling diatas lantai,
mereka berunding cara menghadapi musuh, rapat itu
memutuskan Thlo Ping bersama empat rekannya tetap tinggal
di kuil ini menjaga Siau Hong, yang lain malam ini ikut
bergerak menyerbu Kwi-hun-ceng.
Kentongan kedua Llok Kiam-ping bersama orang banyak.
mengikutijalan yang kemaren dia tempuh menuju ke Kwi hunceng.
Dalam jangka s emas akan air, sungai pelindung
perkampungan sudah tampak disebelah depan, Waktu mereka
tiba dibawah pohon besar tak jauh darijembatan,
perkampungan besar itu dalam suasana sepi gelap keheningan
yang mencekam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tengah meraka celingukan dan main selidik, mendadak
tampak tiga bayangan orang laksana tupai segesit burung
elang melesat lewat sungai terus lenyap ditempat gelap.
Giniji-tay-berg bersuara dalam mulut, katanyu lirih: 'Melihat
gerak gerik bayangan tadi kelihatannya adalah orang pihak.
kita, mungkinkah Toako sudah kembali ?"
Kiam-ping juga merasa kenal akan bayangan itu, segera dia
berpesan: 'Tak usah peduli apa betul bayangan itu cohhuhoat,
tapi tak usah diragukan bahwa dia orang kita, setelah
ketemu di sini lekas kita berpencar untuk menyambut mereka
bertiga didalam. Lokoko bersama Yu-huhoat silakan masuk
dari arah kiri berputar darijalan kecil, maksudku untuk
membingungkan musuh, namun maksudnya untuk
menggencet musuh dari dua arah. Sementara yang lain-lain
tetap ikut cayhe." Habis bicara dia mendahului melesat ke
udara, langsung menyerang ke pintu gerbang perkampungan.
Terdengar bentakan gusar beberapa orang, anak buah
Ham-ping-klong yang sembunyi dibalikpohon, d is emak
rumput berlompatan keluar menghadang, pemimpinnya
adalah seorang tua jubah panjang berwajah celurut, sambil
tertawa kering dia berkata: "Kawanan tikus berani mengusik
harimau, agaknya kalian ingin mengantarjiwa dil Ham-pingklong,
lekas sebut nama kalian, menyerah -saja, hukumannya
pasti ringan."
Llok Kiam-ping hanya mengejek hina, tanpa bersuara dia
sambut orang-orang itu dengan pukulan kedua telapak
tangannya, Kiam-ping menyerang dengan gusar, maka dapat
dibayangkan betapa dahsyat tenaga pukulannya, Lelakijubah
panjang berwajah celurut itu adalah salah satu Tongcu dari
Ham-ping-klong, ilmu silatnya tidak lemah. tapi dibanding Llok
Kiam-ping jelas terpaut amatjauh melihat Kiam-ping masin
muda, dia terlalu gegabah dan memandang rendah, apalagi
Kiam-ping menyerang lebih dulu, baru saja dia angkat tangan,
damparan tenaga pukulan lawan sudah menerpa tiba, kontan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dada seperti ditumbuk benda berat, mulutnya setengah
memekik, tahu-tahu tubuhnya sudah terlempar lima tombak,
rubuh untuk tidak bangun lagi.
'Hayo serbu.' 'Kiam-ping memberi aba-aba. Bayangan orang
segera saling tubruk, jeritan demijeritan, satu- satu orang
Ham-ping-klong dirobohkan- Dalam sekejap penjagaan diluar
pintu gerbang telah disikat habis.
Dari luar tampak cahaya lampu terang benderang d id a la
m perkampungan, sayup,sayup terdengar pula suara
pertempuran sengit Kiam-ping tahu tiga orang yang
mendahului masuk kedalam sudah bergebrak dengan musuh.
Beberapa kali lompatan dia sudah turun didepan pintu
gerbang, kontan dia pukul dengan kedua telapak tangan.
"Blam' daun pintu gerbang setebal beberapa dim itu telah
dipukulnya bolong, sekali pukul lagi daun pintu pun semplak
dan roboh kedalam.
Bagai air bah orang banyak segera menyerbu masuk. Tujuh
orang kekar mendadak menerobos keluar menghadang, yang
pimpin rombongan orang itu dua orang, seorang kakek
berwajah bersih dan seorang Hweslo gendut.
Melihat yang membobol pintu gerbang Llok Kiam-ping, Taybok-
it-siu menggerutu dalam hati: "cepat juga kedatangan
bocah ini, kekuatanku sekarang mungkin bukan lagi
tandingannya, situasi amat mendesak, apapun aku tidak boleh
mundur dari medan laga untung jumlah kita lebih banyak
sedapat mungkin mengulur waktu, bila bantuan telah datang,
segala persoalan pasti dapat dibereskan.' Segera dia terkekeh
tawa, serunya, "Llong- ciangbun, selamat bertemu, beruntung
kau dapat meloloskan diri di Giok tong-bo, hari ini kau
antarjiwa mu ke Kwi-hun-ceng, mati hidupmu bakal ditentukan
d is ini. Sekali ini kau tidak terampun lagi."
Mata Llok Kiam-ping memandang langit sikapnya tak acuh
dan menghina, katanya tersenyum: Jago yang sudah keok,
sukmamu pernah lolos dari tanganku, masih berani takabur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjual lagak. anjing kurap macam dirimu yang terima
menjadi antek orang hari ini takkan kuampuni jiwa." Kontan
dia gerakkan kedua tangannya menepuk kearah Tay bok-itsiu.
Betapa dahsyat kekuatan tepukan Llok Kiamping, Tay-bokit-
siu tidak berani menyambut dia, menyingkir lima langkah
terus mengembangkan pukulan tangan, pertarungan
sengitpun berlangsung. Kedua orang bergerak cepat, dalam
sekejap sudah dua puluh jurus saling serang.
Bocah gede Siang Wi tampil kedepan, bentaknya kepada
Hweslo gendut Hot-pun Hosiang: "Kepala gundul, kulihat
gaman di tanganmu cukup gede dan berat, tentu tenagamu
amat besar, marilah kau layani pentungan ku ini, buktikan
tenaga siapa lebih besar?' tanpa menunggu jawaban pentung
besarnya itu sudah mengemplang kepala gundul Hoat-pun
Hosiang.
Sudah tentu kepala gundul bergelar Hoat-pun Siansu ini
tidak menduga si gedepikun ini tidak menghiraukan aturan
Kangouw, datang-datang lantas menyerang, tengah melengak
pentung lawan sudah mengemplang kepalanya, lekas dia
angkat Hong-pian-jan sebesar telur angsa itu menangkis
keatas.
Dua senjata berat beradu, "Trang" kerasnya seperti genta
raksasa dipalu godam, keduanya merasa pekak telinga,
kembang apipun berpijar. Hoat-pun Siansu mundur tiga
langkah, kedua lengannya terasa pegal linu. Hatinya kaget
bukan main, bocah gede ini ternyata memiliki tenaga raksasa.
Si gede Siang Wijuga menyurut mundur setindak, sambil
mang gut dia memuji: "Bagus, Hweslo gundul memang berisi,
nah sambut lagi pentungku." Pentung besar itu menderu pula
dari atas, mengemplang kepala, senjata serangan pentung kali
inijauh lebih kuat dan keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tadi Hoat-pun merasa dirugikan karena tanpa siaga harus
menyambut serangan mendadak. kini setelah ia tahu lawan
bertenaga raksasa, dia tidak melawan secara keras, lekas dia
berkelit minggir hingga s a mb e ran pentung lewat didepan
mukanya. Segera dia kembangkan ciang-mo-jan hoat ajaran
perguruannya dengan enam puluh empat j urus serangan, la
ngka h nyapun tangkas berputar mengelilingi si gede dengan
permainan pentungnya yang gencar, setiap peluang tidak
disia-siakan untuk menyelinap sambil menyodok dan balas
meyerampang.Jangan kira badannya gendut, ternyata
ginkangnya cukup tinggi, gerak geriknya gesit, permainan
tongkat Hweslonya juga lincah. Maka kedua lawan seta nding
ini, bertempur dengan seru.
Tay-bok it-siu yang menempur Llok Kiam-ping kian merasa
payah, pihak lawan masih ada empat orang, sementara pihak
sendiri kedatangan bala bantuan dua belas orang, menurut
perhitungan jumlah orang, pihaknya pasti akan menang, dasar
culas dan banyak akalnya, dia tahu untuk mengakhir
pertempuran hari ini, demi mencapai kemenangan, tak perlu
dia hiraukan aturan Kangouw segala.
Segera dia bersiul tiga kali memberi tanda kepada anak
buahnya untuk terjun kearena pertempuran- Maka cap-ji-satsing
dari Ham-ping-klong segera angkat senjata melabrak
musuh, enam orang langsung meluruk kearah Llok Kiam-ping.
Berkepandaian tinggi besar nyali Kiam-ping, keroyokan
lawan tidak menjadikan dia jeri malah menambah
kebenciannya, lebih banyak lawan meluruk kebetulanjuga
malah supaya musuh lebih banyak diganyang dan
pertempuran lekas usai, dengan gelak tawa Kiam-ping
berkata: "Lebih banyak kalian datang lebih menguntungkan,
supaya menyingkat waktu menghemat tenaga." Lenyap
perkataannya, pancaran cahaya benderangpun menyilaukan,
Liat-jit-kiam sudah dilolosnya keluar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disertai bentakan menggeledek, tubuh Kiam-ping
melambung keudara, jurus Jit-lun-jut-sengpun dilancarkan-
Seketika orang banyak disilaukan oleh terbitnya bola matahari
besar yang mencorong cemerlang, bergegas mereka
berlompatan mundur, padahal cap-ji-sat-sing dari Ham-pingklong
memiliki kepandaian yang cukup tinggi, namun dibawah
ancaman Liat-jit-kiam yang sakti, susah mereka terhindar dari
renggutan elmaut, disertai jeritan mengerikan dua orang
roboh binasa.
Kiam-ping kebacut benci setengah mati, maka gerakan
tidak berhenti sampai di situ, di udara badannya berputar,
sementara tangan kiri melancarkan j urus Llong-kiap-sin-gan,
badannya meluncur serong kembali semburan darah
berceceran diatas tanah. Llok Kiam-ping bergerak selincah
naga menari diudara, tangan dan pedang bergerak bersama,
di mana bayangannya menerjang, serangan mematikanpun
menentukan jiwa para musuhnya, kembali jeritan-jeritan
saling susul.
Mimpipun Tay- bok-it-siu tidak pernah sangka bahwa lawan
mampu melancarkan serangan pedang dan pukulan telapak
tangan bersama, perbawanyapUn hebat luar biasa, susah
dilawan apalagi ditahan, Melihat anak buahnya berguguran,
saking ngeri merasa merinding bulu kuduknya, untung dia
masih yakin bala bantuan tangguh masih ada dibela kang,
meski harus pertaruhan jiwa raga juga dia akan bertahan
mati-matian, sambil meraung gusar kedua telapak tangan
menggenjot dan menjotos enam j urus, sekuatnya berhasil dia
membendung rangsakan gencar Llok Kiam-ping.
Padahal Llok Kiam-ping juga ingin selekasnya
membereskan pertempuran di sini untuk menerjang masuk
lebih jauh, makajurus kedua Liat-jit-yam-yam segera
dikenbangkanjuga. Dua jeritan lagi, dua orang Ham-pingklong
binasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekilas dilihatnya Tan Kian-thay sedang bertempur dengan
dua orang dari cap-ji-sat-sing, perlawanannya tampak makan
tenaga, jelas kemampuannya memang tidak lebih unggul dari
kedua lawannya, gerak geriknya sudah kelihatan lamban.
Dengan mendelik gusar segera dia membentak: "Tan- los u,
jangan gelisah, cayhe datang membantu." Lenyap suaranya
orang nyapun tiba, d is a at badannya menukik ditengah udara
berputar laksana damparan angin lesus, tampak sinar pedang
berkelebat, kepala seorang terpenggal mencelat keudara,
satujiwa telah ditamatkan lagi.
Memangnya Tan Kian-thay sudah merasa payah,
mendengar seruan Llok Kiam-ping seketika berkobar
semangat tempurnya, sekuat tenaga segera dia balas
menyerang dengan nekad maka posisinya kinijauh lebih
mending. Dalam sekejap itu pula Llok Kiam-ping telah
mengerjakan pedangnya menghabisi jiwa seorang lawannya
Disaat dia hendak melabrak musuh lebih lanjut, mendadak
dirasakan angin kencang menindih dari belakang dia tahu Taybok-
it-siu menyergap dengan serangan dahsyat sebat sekali
dia berputar sambil melayangkan telapak tangan kiri, angin
deraspun melanda. Setelah terjadi benturan kerass kedua
orang inipun berkutat dengan sengit.
Dalam pada itu, lt- cu- kim Koan Yong sedang melancarkan
cui -hong-kiam-hoat, dengan ketangkasan gerak tubuhnya dia
berputar dan berlompatan kian kemari membingungkan kedua
lawan yang mengeroyoknya, rangsakan kedua lawan dilayani
secara mantap dan santai, setiap serangan musuh dia
patahkan dengan serangan balasan-
Disebelah pinggir Pi-lik-jiujuga sedang melawan seorang
dari cap-jit-sat-sing dengan kekuatan pukulannya yang hebat,
setiap j urus serangannya selalu d ib reng i dengan bentakan
mengguntur, secara langsung lawan dibuat gentarjuga oleh
suaranya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara coh-siang hwi ih Tiau-hlong sesuai nama
julukannya, dia kembangkan ginkang terbang diatas rumput,
tubuhnya bergerak bebas pergi datang berseliweran diantara
rangsakan telapak tangan musuh, ternyata lawan tidak
mampu menyentuh u^ung bajunya, lama kelamaan merasa
pusing. dan kabur pandangan.
Nu-kang-cap-pwe-bak yang dilancarkan Ki ling-sin Siang
Wijuga hampir selesai, namun lawannya yang berbadan
gendut ternyata bergerak selincah kupu menari mengitari
dirinya. si gede yang dikata bodoh ini ternyata segera dapat
merobah strategi perangnya, kini dia rob a h permainan
pentungnya dengan Liu-bun-hwi-bu, itulah ilmu pentung yang
mengutamakan gerak lincah dan enteng.
Permainan pentung yang cepat mengatasi cepat ini
ternyata membawa hasil dan bermanfaat besar bagi dirinya,
hanya beberapa gebrak Hoat-pun Siansu sudah dicecernya
kerepotan- Mau tak mau kepala gundul ini berpikir, Badan
segede dan berat ini, kasar seperti kerbau lagi, ternyata
mampu me lancarkan permainan tongkat setang kas dan
lincah ini, sungguh aneh bin ajaib," Dua puluh jurus kemudian,
Hoat-pun sudah terdesak dibawah angin, tidak mampu balas
menyerang pula.
Mendadak Ki- ling-sin siang WI melancarkan j urus cai-bungoat-
hun ( mengudak mega menyingkap kabut ), pentungnya
menyapu pinggang Hoat-pun Siansu, serangan ini bukan saja
cepat, tak terduga juga telak.
Padahal baru saja Hoat-pun meluputkan diri dari samberan
berbahaya pentung lawan, sebelum dia sempat berputar dan
menegakkan posisinya, angin kencang dari samberan pentung
lawan sudah menindih tiba, lekas dia berusaha menjatuhkan
tubuhnya kearah kanan reaksinya boleh dikata cukup cepat
dan secara reftek, namun gerakannya sudah terlambat,
pentung besar Siang Wi telah membentur lengan kirinya.
"Pletak" terdengar tulang lengan kirinya patah, saking
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesakitan dia menjerit sejadi-jadinya, sambil kertak gigi lekas
dia lempar dirinya mengikuti dorongan angin pentung keluar
kalangan terus lari keluar perkampung an-
Lucu adalah Ki-ling sin Siang Wi malah berdiri menjublek
mengawasi punggung f Hoat-pun yang mencawat ekor, sesaat
kemudian baru dia tersentak sadar oleh gerung a n suara
marah dua orang yang lagi berhantam tak jauh disampingnya.
sambil menentang pentung besarnya segera dia menerjang
masuk kedalam perkampungan.
Kini mari kita ikutiperjalananJian-litok-heng bersama
Ginijiay-beng yang disuruh menyerbu dari sayap kiri, setelah
meninggalkan orang banyak. mereka mengembangkan
Ginkang melompati sung a i pelindung kampung, lewat jalan
kecil langsung mereka menuju kebukit kecil yang berada
dibela kang perkampungan, Ginkang mereka sama-sama
tinggi, begitu dikembangkan, kecepatan lari mereka seperti
anak panah seenteng asap mengambang. Dalam jangka
setengah jam, mereka sudah tiba dihutan dibela kang
perkampungan. Di sini angin malam menghembus santer,
sinar bintang-bintang dilangit membuat keadaan remangremang,
menambah suasana seram. Ternyata penjagaan
dalam hutan tidak seketat d ibagian depan, di sini hanya
dijaga lima orang, dua sedang mendengkur, tiga orang
mondar mandir.
PadahalJian-li-tok-heng dan Gin-ji-ay-beng sudah
menyelinap kedalam hutan, jejak mereka ternyata tidak
diketahui. Setelah saling memberi tanda kedua orang
melompat bersama, empat tangan bekerja seperti berlomba,
bayangan orang seperti bola mencelat terbang keatas kecantol
diatas pohon, ditengah jeritan ngeri darahpun muncrat kian
kemari. Dalam sekejap lima jiwa telah dihabisi, demikiampula
penjagaan selanjutnya dibereskan dengan mudah, kalau tidak
melayang jiwanya pasti ditutuk Hiat-tonya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan tangkas kedua orang ini merebut jembatan
gantung, baru saja mereka hendak melompat masuk kebalik
tembok dari tempat gelap mendadak menerkam tiga bayangan
hitam. celakanya tiga bayangan besar menerkam bersama
tanpa mengeluarkan suara, tahu-tahu sedah mengancam
leher.
Mata Ginijiay-beng lebih tajam ditempat gelap. begitu dekat
dia sudah melihat yang menubruk datang adalah anjing ajak
Mongol yang buas, lekas dia berseru memberi peringatan:
"Awas, anjing buas, jangan sampai mereka mendekat.'
Jian-li-tok-heng segera menghentikan langkah siaga, begitu
bayangan itu menubruk sejauh lima kaki, kontan dia sambut
dengan pukulan kedua telapak tangan, "Bluk" bayangan besar
itu dipukulnya terpental balik delapan kaki terus bergulingan
ditanah,
Tapi anjing ajak ini agaknya berkulit tebal, pukulan biasa
ternyata tak mampu melukai, setelah bergulingan dua kali,
mendadak meraung buas terus menerkam balik lagi,
tubrukannya jauh lebih keras malah,
Agaknya Ginijay-beng lebih berpengalaman menahan
anjing, dia menunggu begitu
cakar anjing hampir mengenai tubuhnya, mendadak dia
berkelit kesamping, berbareng dia menutul kaki, tubuhnya
melejit lima kaki, begitu menggeliat pinggang kelima j arinya
terkembang terus menepuk kebatok kepala anjing itu.
Anjing ajak yang diserangnya itu ternyata cukup cerdik,
begitu terkamannya lupus, angin tekananpun menindih
kepala, lekas dia membalik badan menggelundung lima kaki.
Sementara meminjam tepukan telapak tangannya itu, kembali
Gin-j.^ay-beng melambung lebih tinggi, dimana kedua kakinya
menyendal, tubuhnya menubruk ke arah anjing yang
menggelundung. Kedua telapak tangannya ditepukkanpula
dengan tenaga lebih besar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Anjing ajak itu baru saja berdiri dan hendak membalik
badan, tahu-tahu angin pukulan telah menindih kepalanya
pula, untung dia cepat mengenjot kaki belakangnya hingga
tubuhnya memberosot kedepan, serangan mematikan
dikepalanya dapat dihindarkan, namun ^ak urung punggung
kaki depannya terkena pukulan telak, Ditengah lolong
suaranya, badannya ambruk tidak mampu berdiri lagi.
Sementara itu Jian-li-tok-heng juga secang kerahkan
seluruh kekuatannya memukul seekor anjing ajak lima
kakijauhnya, Mendadak dari samping kanan, tubrukan
bayangan besar sederas anak panah menyambar^ Secara
gopoh dia ayun sebelah tangannya menampar kesamping
.jikalau dia harus kerahkan tenaga melancarkan pukulan
dahsyat secara beruntun, betapapun tangguh Lwekangnya,
jelas dia takkan mampu bertahan lama, setelah beruntun
melancarkan dua puluh jurus pukulan, keringat sudah
bercucuran, napaspun mulai memburu.
Melihat keadaan kawannya, lekas Ginijiay-beng melompat
datang, langsung dia menerkam kearah kanan mengincar
seekor anjing ajak yang lain- Ternyata anjing ajak yang satu
ini lebih cerdik, Melihat Gin-jiay-beng melejit keudara melesat
kearannya, lekas dia mendekam ditanah tidak bergerak. bola
matanya mendelik liar.
Jian-li-tok-heng sempat ganti napas, rasa gemas
merangsang hati, kekijuga dia berhadapan dengan kawanan
anjing buas ini, segera dia rogoh dua butir teratai besi. Bila
anjing itu menubruk datang pula, kontan dia ayun tangan
menimpukkan biji teratai besi yang sudah dia siapkan, yang
diincar adalah bola matanya.
Mungkin karena jaraknya terlalu dekat, gerak gerik anjing
sebesar itu diudara kurang tangkas, tak mampu dia
meluputkan diri, kedua bola matanya seketika terbidik buta,
biji teratai besi itu malah amblas kedalam lobang matanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar anjing itu meraung kesakitan, badannya masih
terus menubruk maju kedua cakarnya amblas kedalam tanah,
saking kesakita . cakarnya mengaruk dan mencakar membabi
buta sehingga tanah berhamburan.
Disaat kedua orang ini kerja sama mengganyang kawanan
anjing ajak itulah, mendadak sebuah suitan keras kumandang
dari arah pintu perkampungan- Maka muncullah dua bayangan
orang menukik turun didepan mereka. Yang datang
ternyataJong-san-siang-hong, sebetulnya mereka meronda
dibela kang perkampungan, kebetulan mendengar pekik
anjing kesakitan, maka mereka memburu datang.
Jian-li-tok-heng sambut dengan gelak tawa: "Sahabat lama,
dua kali kau lolos dari telapak tanganku, gagahjuga malam ini
karena kau dibantu oleh kawanan anjing ini.' kembali dia sindir
bebuyutan ini.
Saking murka Yu fn-hwi bergelak tawa, serunya: "Mahluk
keparat, jangan membual, malam ini j angan kau kira tumbuh
sayap dapat lolos dari tangan kita."
"Selamat bertemu, selamat bertemu, itulah yang
dinamakan orang hidup kemanapun bisa bertemu, sebentar
boleh kau boyong seluruh kemampuan yang kau yakinkan
selama sepuluh tahun ini, bisa terbuka mata Lohu.Jangan
seperti yang terdahulu, hanya membersihkan telapak kaki
terus ngacir lebih dulu, sebal aku jadinya. Nah kemarilah,
waktunya masih pagi, supaya tidak terlambat kau
mendaftarkan namamu kepada raja akhirat kalau terlambat,
aku akan ikut gelisah didunia ini." f Habis bicara segera
pasang kuda-kuda membuat gaya siap menghadapi
pertempuran seru. Walau Lwekangnya tangguh, biasa suka
berkelakar, sifat humornya itu takkan lenyap meski
menghadapi bahaya, tapi keadaan malam ini berbeda, kalau
tidak berani masuk sarang harimau, bagaimana dapat
merobohkan musuh yang dibantu anjing ajak buas, maka dia
tidak berani gegabah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
KuatirJian-li-tok-heng kecundang oleh kawanan anjing buas
itu, lekas Ginij.^aybeng melompat datang disampingnya,
setelah membisiki beberapa patah- kata, segera dia mundur
kembali ketempatnya.
Toa-hong seperti mendadak teringat sesuatu, dengan nada
sinis dia bertanya:
"Mahluk tua, sebetulnya apa hubunganmu dengan f Honglui-
bun sampai kau sudi menjual jiwa untuk mereka ? Berani
mencampuri urusan ini ?"
"Soal itu boleh nanti kau tanyakan kepada raja akhirat.
Sekarang Lohu tidak sempat perang lidah dengan kau."
KaruanJong-san-sian-hlong mencak-mencak gusar seperti
kebakaranjenggot. Tapi mereka tahu diri, dengan bekal
kemampuan mereka sekarang pihak s end iri jelas tidak
mampu mengalahkan kedua lawannya, untung anjing buas
berada disamping bisa membantu dengan aba-abanya,
betapapun tinggi kepandaian lawan yakin malam ini mereka
takkan lolos dari renggutan maut.
Setelah menilai situasi dan gelagat lebih menguntungkan,
maka mereka memperlihatkan sikap takabur, dengan suatu
gerakan khusus mereka memberi tanda kepada anjing ajak
disertai bentakan-bentakan aneh, kedua saudara itupun ikut
menerjang Empat telapak tangan menari, disertai s a mb eran
angin dingin mereka memecah diri menyerang kedua musuh.
Tanpa berjanjiJian-li-tok-heng dan Gin-iay-beng melompat
tinggi keudara, dua gulung tenaga angin pukulan lawan
menyamber dibawah kaki mereka, dari atas mereka menukik
balas menyerang dengan telapak tangan begitu meluncur
turun badan berputar hinggap dibela kang kawanan anjing.
Perawakan anjing itu gede dan kekar, daya tubrukan
mereka sungguh teramat kencang tapi untuk bergerak
membalik ternyata agak lamban. Begitu kaki menyentuh bumi
jian-li-tok-heng dan Gin-jiay-beng berlomba menarikan empat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan mereka, dua jalur angin dahsyat berpencar menerjang
ke arah s elang kang a n belakang anjing ajak. Walau anjing
itu cukup cerdik meneruskan terj angannya kedepan, tapi
begitu kedua kakinya harus memancal kebelakang, dikala
tubuhnya hampir melenting hedepan itulah, kedua kaki
belakangnya sudah terkena pukulan. "Krak" tulang kaki
belakang patah dan remuk. saking, kesakitan anjing itu
melengking keras, hanya kedua kaki depannya saja
menggaruk tanah berusaha melarikan diri.
Jong-can-siang-hong tidak sempat menyelamatkan anjing
itu, karuan mata mereka menyala gusar, rona f muka nyapun
semakin bengis dan seram. Sekali pukul berhasil merobohkan
seekor anjing, berkobar semangat Jian-l^tok-heng dan
Ginju^ay-beng, melihat mimik muka Siang-hong, sengaja dia
bergelaktawa dan mengolok pula: "Yu-ciangkun sekarang
berobah menjadi keroco yang tanpa daksa, memangnya kalian
antek penjahat ini juga tidak akan mampu berbuat apa lagi.
Hayolah, maju, biar Loh u tamatkan pula riwayat kalian-"
Kedua manusia ganas ini terkenal jahat dan culas, sekarang
mereka kecundang dan dipermainkan olehJian-li-tok-heng,
saking marah mereka hanya bisa melotot gusar tanpa bisa
balas mencaci.
Mendapat anginJian-li-tok-heng ternyata tidak memberi
ampun, kembali dia mencemooh dengan nada iba: "Loh,
kenapa ? Sudah jeri ? Peduli takut atau tidak- malam ini kalian
tidak boleh diberi ampun lagi," sebelum habis bicara, dia
sudah menyerang lebih dulu.
Kedua tangannya menyerang dengan delapan bagian
kekuatannya, begitu didorong kemuka, s eg ulung angin
kencang menerjang kearah Toa-hong.
Toa-hong Yu fn-hwi tahu bahwa lwekang lawan
bebuyutannya ini amat tangguh, melawan dengan kekerasan
jelas dirinya tidak akan untung, namun diburu emosi,
mendadak diserang pula, karena terdesak dengan kertak gigi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia balas memukul sekali. Dengan gusar dia memukul maka
dia kerahkan seluruh tenaganya, perbawanya memang
mengejutkan-
"Daaar", mereka tertolak mundur selangkah.Jian-li-tokheng
segera menghardik: "Lumayan, nah sambut pukulanku
pula." kali ini dia kerahkan setaker tenaganya.
Tadi Toa-hong Yu In-hwi sudah memukul dengan seluruh
kekuatannya, kedua pihak mundur setapak^ melihatJian-litok-
heng tidak memperoleh keuntungan, hatinya amat girang,
dia kira Lwekang sendiri setanding dengan lawan, maka timbul
keberaniannya, lekas dia himpun seluruh sisa kekuatannya
menyongsong pukulan lawan d eng a n pukulan telak.
Tak nyana kali ini dia salah perhitungan, kerugian yang
diderita lebih besar. Begitu pukulan kebacut dilontarkan,
seketika dia merasa damparan tenaga lawan laksana
gelombang samudra yang bergulung-gulung, tahu gelagat
jelek. tak sempat lagi dia menyingkir atau berkelit ? Begitu
dua tenaga pukulan beradu, badannya terpental delapan kaki,
kedua mata berkunang-kunang, darah dirongga dadanya juga
bergolak, kaki lemas danjatuh terduduk sambil tumpah darah,
jelas luka-lukanya tidak ringan-
Ji-hong melompat maju hendak menolong tapi Giniji-taybeng
telah mencegatnya.
Lwekang Pek Ing setingkat lebih rendah dari saudaranya,
namunjiwanya lebih sempit, culas dan picik pula, melihat
telapak tangan Glnju^ay-beng mengeluarkan sinar perak
mengkilap. pukulannya juga keras, tak berani dia melawan
dengan keras. Lekas dia mengegos minggir, mengembangkan
kelincahan tubuhnya, selulup timbul diantara samberan angin
pukulan lawan-
Walau sudah terluka Lwekang Toa-hong cukup tangguh,
lekas dia kerahkan tenaga dalam untuk menahan lukalukanya,
disamping merogoh keluar dua biji pil obat terus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikunyah, setelah itu dia duduk bersimpuh samadi. Hanya
sekejap luka-lukanya berhasil disumbat hingga darah tidak
mengalir terlalu banyak. lekas sekali dia sudah berdiri, jian-litok-
heng tidak memberi kesempatan pula, cepat dia menubruk
maju dengan kedua tinjunya menjotos. Toa-hong berkelit
kepinggir, kini diapun mengembangkan kelincahan tubuhnya,
dalam waktu singkat masih mampu dia bertahan.
Kalau lawan dibiarkan bertarung secara berputar begini,
kapan pertempuran akan berakhir, celaka kalau bala bantuan
lawan datang, urusan tentu lebih sukar dibereskan, berkerut
alis Ginij.^ay-beng, sekilas berhasil dia mendapat akal.
Mendadak dia melejit keudara setombak ditengah udara
menekuk pinggang serta menukik turun, kedua lengan
membundar kekanan kiri, laksana seekor burung rajawali,
menerkam dari tengah udara. Aksi Gin-jitay-beng ternyata
membuat Pek Ing tertegun karena lawan terapung diudara,
maka kelincahan tubuhnya sukar dikembangkan. Melihat
musuh menerkam dari udara, tenaga pukulannyapun
mendesis kencang, lekas dia kembangkan pula kelincahan
langkahnya untuk menyelamatkan diri.
Diluar tahunya keistimewaan kepandaian Gin-j^aybengjustru
adalah Ginkang, ditengah udara dia bisa bebas
melancarkan pukulannya, apalagi Gini-^a-ciang adalah ilmu
tunggal yang tiada taranya. Pukulan ini dapat dilontarkan
hanya dengan sekali sedotan napas yang dilandasi tenaga
murni,jadi tidak usah ganti napas mengerahkan tenaga pula,
meminjam daya putaran tubuhnya itu tenaga pukulannya bisa
dikembangkan secara beruntun
Karena itu dikala Pek Ing berhasil meluputkan diri dari
hantaman pertama, Ginjutay-beng meminjam tenaga tekanan
kebawah itu untuk mencelat mumbulpula dengan putaran
sekali lagi, begitulah secara beruntun dia melontarkan
pukulannya dari udara. Maka terdengarJi-hong menggerung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendek seperti sapi disembelih, badannya mencelat terbang
tiga tombak.
Untung dia pandai melihat keadaan, lompatannya kedepan
sekaligus didorong tenaga pukulan lawan hingga luka-lukanya
tidak begitu parah, begitu kaki menyentuh tanah sekalian dia
menjejak bumi hingga tubuhnya melesat pula kedepan, hanya
beberapa kali lompatan pula bayangannya sudah lenyap
ditelan gerombolan pohon.
Ginjutay-beng tidak menduga bahwa lawan melicin itu,
demi melarikan diri, saudara sendirijuga tidak dihiraukan,
malah ngacir tanpa memberita h u kepada saudaranya. Dikala
dia menyeringai hina dan geleng geleng menghadapi
perbuatan rendahJi-hong yang tidak tahu malu ini. Mendadak
didengarnya jeritan keras yang mengerikan dari arena
pertarungan sebelah sana. Waktu dia menoleh kebetulan
dilihatnya badan Toa hong yang tinggi besar itu mencelat dua
tombak jauhnya, darah menyembur dari mulutnya.
Ternyata begitu Ginju^ay-beng, hinggap dimuka bumi, di
sanaJian-li-tok-heng juga mencelat keudara. Ginkangnya
memang tidak lebih unggul dibanding Gin-ji-tay.beng, namun
mempunyai keistimewaannya sendiri pula. Tampak selincah
naga dia kembangkan kedua tangannya memukul beruntun
dengan gencar.
Memang sudah terluka, tenaga makin lemah, meski lukaluka
sudah diobati dan darah tersumbat keluar, namun dalam
keadaan kepepet lagi, gerak geriknya sudahjauh lebih lamban-
Dengan kertak gigi sekuatnya dia berhasil mengegos diri dari
empat j urus serangan lawan, namun punggungnya kembali
termakan jotosan keras, hingga tubuhnya ambruk tak bangun
lagi.
Tanpa hiraukan korbannyaJian-li-tok-heng memberi tanda
ulapan tangan kepada Gin-ji^tay-beng terus melesat masuk
kedalampintu dibelakang perkampunganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Sementara itu Liok Kiam-ping masih melabrak Tay-bok-itsiu
yang dibantu tiga jago kosen Ha m-ping-kiong
denganpedang danpermainan telapak tangannya, walau
permainannya cukup kuat dan mantap. tapi Lohsing-cianghoatTay-
bok^it-siujuga kepandaian tunggal yang sudah
terkenal kelihayannya bila dikembangkan sampai puncaknya,
perbawanya juga amat mengejutkan-
Mau tidak mau Liok Kiam-ping membatin, kalau jalan
pertempuran bertahan begini saja, kapan berakhir, terpaksa
harus melancarkan serangan total dengan jurus tunggal, kalau
tidak perlu dua ratus j urus baru dia mampu merobohkan para
lawannya.
Keinginan timbul tenaga dalampun serta merta dikerahkan,
gaya pedang ditang a n kanan menyontek, dia bergerak
denganjurus Sip-yang-say-loh. Berbareng telapak tangan kiri
mertggempur lebih dahsyat lagi denganjurus Liong-jiau-kingthian-
Tampak sinar pedang berkelebat diseling telapak
tangan yang berlapis-lapis, laksana hujan badai, ke empat
lawannya dirabu dan dilabraknya.
Walau harus tumplek seluruh perhatian dan kerahkan
segala kemampuan, sedikit banyak Ta y- bok-it-siu sudah
meraba sampai dimana kehebatan permainan Liat-jit-kiamhoat
dan Wi- liong- ciang Llok Kiam-ping, karena itu sejak
mula dia sudah waspada dan bersiaga. Setiap j urus
permainan diperhitungkan supaya tidak kebacut terperangkap
oleh pancingan lawan-
Melihat pancaran cahaya surya dari pedang lawan tampak
lebih benderang menyilaukan mata. dia tahu jurus kali inijauh
lebih ampuh dari dua jurus terdahulu, sudah tentu dia tidak
berani ayal, secepatnya dia mengegos sambil melompat
mundur, syukur berhasil menyelamatkan diri. Tapi belum
sempat dia membalik tubuh, didengarnya suara keras diseling
dua kalijeritan ngeri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua orang pengeroyok dari cap-ji-sat-sing tampak
terlempar dua tombak tak bangun lagi, darah masih terus
menyembur dari mulut mereka.
Liat-jit-kiam-hoat memang ilmu sakti warisan jaman kuno,
kapan hadirin pernah melihat kehebatan ilmu pedang sepetti
itu, Disaat mereka tersirap kaget dan melongo, sebelum
menyadari apa yang telah terjadi. sebuah lengking suara
suitan keras mendadak berkumandang dari dalam
perkampungan, menyusul sesosok bayangan orang laksana
kilat meluncur datang, dalam sekejap sudah meluncur turun
hinggap ditengah arena.
Waktu Kiam-ping angkat kepala, dilihatnya pendatang
adalah seorang lelaki tua, berambut, jenggot dan alis uban,
perawakannya kekar tegap. wajahnya merah kereng, kedua
matanya merem melek memancarkan sinar cemerlang.
Menyusul terdengar bentakan-bentakan sekeras guntur dari
dalam perkampungan, maka terjadilah hujan panah yang tidak
terhitung banyaknya memberondong keluar secepat kilat.
Ki-ling-sin Siang Wi berada paling depan, meski dia
memiliki ilmu kebal badan, badan tidak mempan senjata,
namun d iba wah hujan panah begini, karena dia menerjang
terlalu bernafsu, maka tak berani dia biarkan anak panah
mengenai tubuh, sambil putar kencang pentungnya dia
menyurut mundur, mungkin terlalu gugup dia berkelit, tak
urung dua panah menancap dipantatnya, untung kulit
badannya tebal, dagingnya kokoh kuat lagi, rasanya juga
hanya seperti digigit semut saja, anak panah mencelat jatuh
ditanah.
Namun hal ini sudah memancing amarahnya, ia
membentak gusar: 'Anak kura-kura, kalau berani h ayo keluar,
main sembunyi lelaki gagah macam apa ?"
Tapipembidikspembidik yang sembunyi dibalikpintu apapun
tidak berani keluar, biar pecah tenggorokannya, caci makinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak dihiraukan- Apa boleh buat terpaksa Ki-ling-sin seret
pentungnya putar balik ke arena disebelah luar.
Begitu Ki-ling-sin mundur dari dalam pintu baru memburu
keluar puluhan anak buah Ham-ping-klong yang semuanya
berseragam hitam, semua membawa busur danpanah, cepat
sekali mereka memencar keempat penjuru, orang-orang
Hong- lui- bun telah di kepung.
Dengan sikap gagah dan congkak laki-laki tua bertubuh
kekar itu bertolak pinggang, pandangannya tampak
meremehkan- jeng ekny a: 'Anak muda, kau inikah Pat-pikimliong,
tunas muda yang baru angkat nama ?"
Kiam-ping menarik muka, katanya dingin: "Sebagai kaum
kroco tak bernama di Kangouw, malu aku menyebut gelar
segala, kukira tuan seorang yang cukup tenar, boleh aku tahu
gelaranmu ?'
"Bagus, Lohu adalah Peksbi-sian-ang (Ki dewa alis putih)
Tanghong ^ Sute Ham-ping Lojin- Kabarnya kau memukul
mampus cengsan-biau-khek, menusuk mati G-^hu-cu,
menggetar luka parah Hwi khong Tianglo dariBu-tong,
perbawamu menggetar nyali Tang- ling, Hwe-hun-cun-ciapun
kaujagal, betapa kejam dan culas perbuatanmu, kejahatanmu
yang busuk telah tersiar luas di Kangouw. Lohu ingin tanya
kepadamu, ada permusuhan apa mereka dengan kau, berani
kau turun tangan sekeji itu ?'
Mau tidak mau Kiam-ping melenggong, pikirnya: 'Menurut
Lo-koko, jauh pada empat puluhan tahun yang lampau Peksbisian-
ang sudah menggetarkan daerah perbatasan utara.
kungfunya tinggi, setaraf dengan Ham-ping Lojin Suhengnya.
Tapi sifatnya angkuh. dalam menyelesaikan urusan selalu
membawa adatnya sendiri, maka segala lapisan persilatan, jeri
bila berhadapan dengannya, namun selama hidupnya tak
pernah dia melakukan kejahatan.'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mengorek persoalan lama membakar dendam Llok Kiamping,
mendadak Llok Kiamping terloroh-loroh, katanya:
'Sepuluh tahun yang lalu, untuk merebut Wi-llong-pit-kip dan
Hiat-loong-po-glok, enamperguruan diTay-pa-san mengeroyok
ciang-kiam-kim-liong, tentang peristiwa ini yakin tua n pernah
mendengarnya jug a. Tiga tahun yang lalu secara licik cengsan-
biau-khek menyergap Lui G^-ok. tentu hal inijuga sudah
kau selidiki, ibunda ku gugur lantaran polah orang-orang B utong
yang katanya welas asih dan berhati bajik. ayahku mati
ditangan IHwe-hun, apakah itutidakpatut kutuntut balas. Kini
dikala cayhe keluar pintu, markas kosong pihak Ham-pingklong
menyerbu dan menduduki Kwi-hun-ceng dan merebut
tanda kebesaran dan barang barang berharga perguruan kita,
anak murid kami tak terhitung yang jadi korban, betapa culas
dan jahat perbuatan mereka, tolong tuan memberikan
keadilan kepada kami."
Pidato Kiam-ping yang berapi-api penuh tuduhan membuat
Peksbi-sian ang kehilangan muka dihadapan anak buah
sendiri, namun dasar wataknya angkuh, dari malu dia menjadi
gusar, betapapun dia pantang dibikin malu dimuka umum,
dengan mendengus segera dia mendebat: "Semua itu perlu
diselidiki kebenarannya, tapi semua korban ini jelas adalah
hasil perbuatanmu?" tangannya menuding mayat-mayat anak
buah Ham-ping-klong yang menggeletak ditanah. Berdiri alis
Llok Kiam-ping, jeng ekny a:
"Kawanan tikus, kalau tidak dibunuh memangnya dibiarkan
mengganas ?".
"Anak muda, perbuatanmu memang kejam, bukti didepan
mata, terpaksa Lohu memberi hajaran setimpal kepadamu."
"Dihajar terus terang aku tidak berani terima, namun kalau
tuan ada minat, boleh kau tunjukkan beberapa jurus
permainan kaki tanganmu, biar cayhe nanti menilainya apakah
kau patut dilayani."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bocah menyenangkanjuga menghadapi kesombonganmu,
dalam usiamu yang masih muda begini, memangnya berani
kau melawan beberapa jurus pukulanku."
Karena disebut "bocah" Kiam-ping menjadi gusar, jeng
ekny a: "Kalau tidak perca y a, boleh silahkan mencobanya.'
"Baik, Lohu ingin menimbang berapa sih kemampuanmu."
Lalu melangkah maju tiga tindak. seraya meng konsentrasikan
diri, siap menyambut serangan- Ditunggu sesaat lamanya.
dilihatnya Kiam-ping berdiri santai tidak bergerak.
memandangnya dengan senyum dikulum malah, segera dia
menantang .
"Bocah, h ayolah serang."
Llok Kiamping tersenyum, ujarnya:
"cayhe selamanya tidak pernah turun tangan lebih dulu."
Karuan berkobar amarahnya, seketika alis putihnya
bergetar, rambutpun menegak sambil menggeram gusar,
kedua tangan menggunakan setengah tenaga menekan dan
menggentak keluar, berbareng mulut membentak
"Lihat serangan-" jangan kira kedua tangan itu hanya
menekan perlahan, namun damparan angin dingin yang keluar
ternyata dari lamban semakin kencang, sambung
menyambung seperti damparan gelombang samudra
menerjang kearah Llok Kiam-ping, Sebelum tenaga pukulan
tiba, hawa dingin sudah merangsang badan.
Llok Kiam-ping tahu betapa hebat Ha mping-ciang, tiada
orang yang bisa ditolong bila terkena pukulan dingin, lekas dia
kerahkan Kim -kcng-put-hoay-sin-kang, tiga kaki sekitar
tubuhnya dibungkus tabir hawa yang kokoh tak tertembus
oleh apa pun- Disamping itu dia kerahkan tenaga dikedua
lengan, sekali sendai, dengan lima bagian tenaga diapun
menepuk sekali. Pertemuan dua kekuatan menimbulkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pergolakan hawa sehingga beberaga tombak sekitar
gelanggang seperti diserang angin les us.
Setelah ledakan keras mereda, tampak Pek-bi-sin-ang
tertolak mundur setapak, sementara Llok Kiam-ping hanya
menyurut setengah tindak. Karuan Pek-bi-sian-ang kaget dan
melengak. dia kira lawan mudanya ini, barusan sudah
kerahkan seluruh kekuatannya, dirinya rugi karena
memandang enteng lawan, lekas dia menggerakkan kedua
tangan, pelan-pelan kedua lengan terkembang lalu menggaris
bundar ketengah, sambil membentak: 'Sambut sekali lagi
serangan Lohu.' sekarang dia kerahkan delapan bagian
tenaganya, sudah tentu kekuatan pukulannya jauh lebih lebih
hebat lagi.
Melihat betapa dahsyat pukulan lawan, Kiam-ping menduga
pukulan pertama tadi lawan belum mengerahkan seluruh
tenaganya, ia menggeser kekanan terus sambut pukulan
lawan dengan dorongan sekali pukulanjuga, kali ini kerugian
yang dialami Pek-bi-sin-ang lebih besar lagi.
Diwaktu pukulannya hampir mengenai lawan, Llok Kiamping
mendadak menggeser kesamping sehingga sebagian
besar tenagarya menyambar lewat, maka begitu Kiam-ping
balas memukul kontan dia tergetar mundur lima langkah^
Karuan bukan kepalang amarah Pek-bi-sian-ang, kedua
matanya melotot merah, tanpa bicara dia maju mendesak.
dengan serangan cepat dan gencar dia merabu lawannya,
tampak bayangan telapak tangannya sedahsyat guntur seperti
s a mb era n kilat.
Lekas Kiam-ping himpun seluruh semangat dan
kekuatannya, mengembangkan Ling-hi-pou-hoatpula, dia
bergerak selincah kupu-kupu menari diantara s a mb era n
telapak tangan lawan, bila ada peluang balas merangsak tak
mau kalah perbawa. Keduanya menggunakan serangan kilat,
maka pertempuran ini membuka lembaran sejarah yang belum
pernah terjadi dalam dunia persilatan begitu hebat tenaga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pukulan mereka sehingga hawa udara betul-betul bergolak
semakin keras, suara dentuman demi dentuman menggelegar,
getarannya cukup menggoncangkan bumi dan merontokkan
daon-daonpohon, telinga orangpun seperti pekak. jantung
siapa takkan tegang.
Hadirin mundur semakin jauh karena di landa angin ribut,
siapa tidak mauterluka oleh s a mb era n batu pasir harus
mundur dan siaga. Pepohonan dalam jarak tiga tombak mulai
tumbang. Penonton mundur lebih jauh lagi. Betapa dahsyat
pertempuran ini dapat dibayangkan-
Seratus jurus telah tercapai, kedua jago yang berlaga
ditengah arena sudah mulai berkeringat, napas juga sudah
tersengal, namun tiada yang mau mengalah. sepihak harus
mempertahankan gengsi dan kebesaran nama puluhan tahun
yang digalinya sejak muda, pihak lain harus merebut balik
markas pusat yang baru didirikan, maka kedua pihak sudah
kerahkan seluruh ilmu yang pernah dipelajarinya. Lambat laun
gerak g erik mereka, dari cepat semakin lamban dan berat.
Akhirnya mereka seperti sedang latihan sendiri-sendiri,
setiap jurus setiap gerakan seperti diperhitungkan dengan
cermat, begitu saling tubruk segebrak keduanya lantas
mencelat berpencar, cukup lama kemudian baru mengadu
satu jurus pula, kelihatannya seperti sedang saling jajal
Kungfu dan mengukur kepandaian, pada halpetempuran
babak terakhir ini sudah akan menentukan menang kalah,
tapijuga menentukan mati atau hidup,
Jangan kira gerakan mereka lambat dan setiap jurus
permainan seperti tak acuh, padahal gerakan itu merupa kan
jurus-jurus ilmu silat sakti yang amat dalam dan tinggi, sudah
tentu mengandung tenaga dahsyat yang mampu membunuh
musuhnya, sedikit lena resikonya besar kalau tidak terluka
parah, jiwa akan melayang seketika, menyesal juga sudah
kasep.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampak Pek-bi-sian-ang seperti teringat sejurus ilmu
simpanannya yang lihay, segera dia mendesak maju dua
langkah. telapak tangan kiri yang keluar mendadak ditarik
mundur kaki kanan mundur berputar setengah langkah, d is a
at tubuhnya berkelebat itulah telapak tangan kanan secara
areh menakjupkan menepuk perlahan dari samping sacara
miring.
Cepat sekali Llok Kiampingjuga rnenyadari kehebatan
serangan lawan, untuk menangkis jelas sudah tidak sempat,
untung dia sudah kembangkan Ling-hi-pou-hoat mencapai
puncaknya, beruntun dia ganti langkah dan gaya berkelit
kesana kemari, syukur masih mampu menyelamatkan diri dari
serangan berbahaya. Dalam hati dia mengucap syukur kepada
Yang Maha Kuasa karena telah memberi keselamatan hidup
kepadanya.
Kini dia mengonsentrasikan pikiran dan semangat. Bila
kedua orang mulai saling labrak pula, maka jurus serangan
yang dilancarkan lebih sakti. Bola mata mereka saling melotot
berkedippun tidak berani, disamping mencari titik kelemahan
dan lobang pertahanan lawan, otak merekapun bekerja
mencari tipu yang lihay untuk menyerang lawan, jadi di
samping mengadu kekuatan merekapun mengadu kecerdikan
---oo0dw0ooo---
Sang waktu berjalan teramat lambat.
Mendadak tampak wajah Liok Kiam-ping berseri tawa,
mendadak dia teringat dua jurus Wi- liong- ciang yang harus
dilancarkan Llong-kiap-gin-gan, ribuan lapisan bayangan
telapak tangan berbentuk seperti gugusan gunung diseling
suara gemuruh laksana gugur gunung, dalam waktu yang
sama telapak tangan kananjuga melancarkan Wi-llong-tinggak,
telapak tangan menyodok kedepan secepat kilat,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekuatannya jauh berlipat ganda dari tenaga yang tersalur
ditelapak tangan kiri.
Pek-bo-sian-ang sudah merasa bingung dan pandangan
berkunang-kunang menghadapi Llong-kiap-sin-gan yang
dilancarkan dengan tangan kiri, untung dia memiliki kungfu
yang luar biasa, secepatnya dia menyingkir baru terhindar dari
ancaman elmaut, Tapi mimpipun dia tidak pernah menduga
lawan yang masih muda ini sekaligus mampu melontarkan dua
jurus berlainan dengan kedua tangannya, celakanya tangan
kanan yang menyerang belakangan justru tiba lebih dulu, oleh
karena itu baru saja dia berkelit, pundak kiri telah kena pukul
secara telak.
Karuan tubuhnya gentayangan mundur lima langkah,
tulang pundaknya patah, saking kesakitan dia mengertak gigi,
keringat dingin berketes-ketes, matapun mendelik besar.
Untung Liok Kiam-ping menaruh belas kasihan, serangan telak
itu tidak menggunakan seluruh kekuatannya, kalau tidak
lengan kirinya itu pasti akan cacad selamanya.
Bagai nenek tua yang dijegaljatuh anak asuhannya saja.
pada hal Lwekangnya sudah diyakinkan lebih dari enam puluh
tahun lamanya, tapi hari ini dia harus menghadapi kenyataan,
dikalahkan oleh seorang pemuda yang usianya baru likuran
tahun- Sungguh rasanya lebih menyedihkan dari pada jiwa
melayang.
Tampak bibirnya gemetar, air mata berkaca-kaca dipelupuk
matanya: "Gelagatnya Siau-hiap sudah berhasil meyakinkan
seluruh Wi- liong- ciang-hoat. Yah, cukup setimpal kekalahan
Lohu, selanjutnya namaku akan hapus dari percaturan dunia
persilatan-.. "lenyap suaranya, tub uh nyapun sudah melayang
jauh lenyap ditelan gerombolan pohon diluar perkampungan
Mendadak terdengar suara jepretan yang ramai, anak
panah selebat hujan mernberondong dari empat penjuru,
sorak sorai gegap gempita dari mulut para pembidik panah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kuatir orang banyak ada yang lena dan terluka, lekas Liok
Kiam-ping memberi peringatan: "Lekas berkumpul ketengah,
semua b era d u punggung perhatikan bidikan panah musuh.
Bocah gede, serbulah keb arisan pemanah musuh." Segera dia
mendahului beraksi, badannya melambung lima tombak, di
tengah udara, dia menekuk pinggang dengan gaya indah,
berbareng lutut ditekuk terus di sendai, laksana segulung asap
tubuhnya menukik ketengah semak-semak rumput sana.
Bertepatan dengan lompatan Kiam-ping yang melambung
keudara itu, P^-lik-jiu cui Khay karena mundur dengan gugup,
sebatang panah menancap dipahanya, saking kesakitan
tubuhnya sampat tersungkur, hampir saja dia terbanting jatuh
ditanah. Untung Siang Wi berada didekatnya, lekas dia
meraihnya serta menyampukjatuh hujan panah. Sambil kertak
gigi ciu Khay cabut anak panah terus bubuhi obat dan dibalut,
Katanya: "Siangheng, lekas serbu, aku masih mampu
bertahan."
"Liok Kiam-ping sempat melihat peristiwa ini, karuan
amarahnya makin memuncak dengan sengit dia layangkan
kedua tangannya, bayangan tubuh orang satu persatu
dipukulnya roboh. Di mana dia berada jeritanpun seperti
berlomba, darah muncrat mayat b erg elimpa ng a n.
Dengan memutar pentung besarnya Siang Wijuga
menyerbu kearah para pembidik panah. Dia meyakinkan kulit
kebal, tubuhnya tidak mempan senjata tajam, namun karena
bidikan panah cukup kencang kuatir mukanya terpanah,
diapun tidak berani menerjang terlalu cepat. tanpa berani lena
sedikitpun dia terus menyerbu dengan pentungnya. Anak
panah disapunya rontok. di tengah bentakannya yang keras,
dia mengamuk seperti banteng ketaton ditengah gerombolan
pemanah. Lekas sekali hujan panah menjadi agak reda karena
serbuan Kiam-ping dan si gede, yang lainjuga ciut nyalinya
dan mundur tidak berani menyerang lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Korban dipihak lawan sudah terlalu banyak, Kiam-ping
menjadi tidak tega mengganas pula, lekas dia membentak:
"Kawanan kunyuk, lekas enyah dari sini, memangnya kalian
ingin mampus ditanganku."
Baru sekarang para pembidik itu sadar, seperti mendapat
pengampunan, beramai-ramai mereka angkat langkah seribu,
dalam sekejap bayangan mereka sudah tidak kelihatan lagi.
Lekas Kiam-ping menghampiri ciu Khay katanya prihatin:
"Pertahanan musuh belum kita jebol, ciu-losu sudah terluka,
kesalahan terletak ditangan Kiam-ping, bagaimana keadaan
dirimu ? Apakah perlu beristirahat dulu ?"
Ciu Khay sudah selesai membalut luka-lukanya, menelan pil
pemberian Kiam-ping lagi, segera dia melompat berdiri,
katanya tertawa lebar: "Banyak terima kasih akan perhatian
ciangbun, luka-luka seringan ini masih belum mengganggu
diriku, umpama badan harus hancur leburjuga sukar aku
membalas budi pertolongan ciangbun yang telah
menyelamatkan jiwaku dulu. Hayolah kita terjang kedalam."
lalu dia mendahului menyerbu kedalam perka mpung a n-
Pertempuran sedang berlangsung dengan seru didalam
perkampungan, bentakan dan hardikan berpadu menjadikan
suasana ribut.
Kiam-ping pimpin orang-orangnya terus menerjang
kedalam melewati beberapa rumah dan pekarangan, akhirnya
tiba diujung sebuah lorong. Lorong ini panjang tiga tombak,
lebarnya hanya dua kaki, dindingnya terbuat dari batu hijau
yang mengkilap seperti kaca, lantainya dari ubin marmer, rata
dan teratur rapi, karena cahaya di sini agak guram, sukar
dilihat didalam ada perangkap apa.
Seingat Kiam-ping dulu tidak ada lorong sempit ini, jelas
dibangun belum lama ini. Karena timbul rasa curiganya,
segera dia hentikan langkah, dengan ujung kakinya dia
menjejak dua kali, ternyata mengeluarkan suara mendengung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanda disebelah bawahnya kosong. Segera dia berpaling dan
berseru kepada orang banyak: "Disini banyak dipasang
perangkap. setiap langkah berbahaya, maka kalian harus lebih
waspada, ikuti saja langkahku." segera dia kembangkan
Ginkang melayang kedalam lorong, orang banyak mengintil
dibelakangnya.
Baru mencapai kira-kira setombak, mendadak terdengar
suara keretakan dari bawah lantai, Liok Kiam-ping tahu
gelagat tidak baik, segera dia berteriak: "Lekas kalian
menerjang keluar." secepat kilat dia mendahului melesat
kedepan menerobos keluar diujung lorong sebelah depanorang
banyak juga mengikuti langkahnya.
Ginkang ciu Khay memang agak rendah, pahanya terluka
panah lagi hingga gerak g eriknya kurang leluasa. Sebelum dia
mencapai mulut lorong mendadak "Blum" sebuah papan besi
sudah menutup rapat mulut lorong,
Begitu menginjak bumi, Kiam-ping dikejutkan oleh suara
keras, dengan dia berpaling, sekilas pandang dia lantas tahu
hanya ciu Khay seorang yang ketinggalan terkurung didalam
lorong. Kontan dia anteb kedua tangan memukul kepapan besi
"Bung" kerasnya dapat merobohkan sebuah pohon besar tapi
papan besi itu tidak bergeming sedikitpun.
Maka It-cu-kiam, berkata: "Menurut pendapatku usaha
menolong ciu- los u terpaksa ditunda saja, supaya tidak
membuang tenaga dan waktu. Lebih penting kita bereskan
dulu segala urusan, bila situasi telah kita kuasai dan Kwi hunceng
terebut kembali, belum terlambat kita berusaha
menolongnya keluar."
Keadaan memang cukup genting, waktu tidak boleh
terbuang percuma. terpaksa dia mengangguk menyetujui usul
It-cu-kiam. Kembali dia pimpin orang banyak terus memburu
kedalam. cepat sekali mereka tiba disebuah lapangan besar,
tampak bayangan orang bergerak gerak, sorak soraipun
gemuruh, ratusan anak buah Ha m-ping-klong dengan golok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang terhunus sedang memberi aplus kepada jago-jago
Ham-ping-klong yang lagi berlaga ditengah arena.
Ditengah arena tiga babak pertandingan sedang
berlangsung dengan seru.
Tampak Kim-ji tay-beng sedang menggerakkan kaki
tangannya, dengan napas menggeros keras sedang berusaha
menghalau serangan gencar dari delapan jago-jago Ham-pingklong
yang mengeroyoknya, jelas keadaannya sudah terdesak
dan payah.
Seorang laki kakek berjenggot dan beralis putih,
berperawakan pendek kepala plontos sedang menghadapi lima
lawan- keadaannya jauh lebih minding, karena dia masih
sempat balas menyerang dan mampu menendang lambung
seorang lawan, dalam waktu dekat jelas dia masih kuat
bertahan tidak sampai kalah..
Dipaling selatan seorang pemuda berpedang panjang juga
menghadapi keroyokan tujuh orang, pedangnya diputar
kencang, namun langkahnya sudah gentayangan, mundur dan
maju tidak teratur, lengan kiripun telah terluka, darah
mengalir membasahi badan dan kaki dengan kertak gigi dan
terus berusaha melawan dengan gigih.
Kedatangan Liok Kiam-ping tepat pada waktunya,
bentaknya nyaring: "coh huhoat, jangan gugup, bala bantuan
Hong-lui-bun telah datang. belum habis bicara, dia melesat
turun kedepan si pemuda bersenjata pedang.
Setelah meninggalkan Kwi-hun-ceng tempo hari, ternyata
Kim-ji-tay-beng langsung keluar perbatasan, mencari Tiangpek-
j i- lo anggota tertua Hong-lui-bun yang sekarang masih
hidup, yaitu It-sisin-kang SinBunhoat dan Ai-pong-sat Thong
ciau, Waktu dia tiba ditempat tetirah mereka, kebetulan kedua
Tiang lo ini sedang keluar. diketahui bahwa Ai-pong-sat Thong
ciau sedang bertandang ke Thian-san menemui sahabatnya,
setelah Kim-ji-tay-beng menjelaskan maksud kedatangannya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka murid penutup Ai-pongsut yang bernama TioJin-kiat,
bersedia menemaninya menyusul sang guru ke Thian-san,
karena harus putar balik itulah maka banyak waktu terbuang.
Tiga hari yang lalu mereka sudah kembali ke Kwi-hun-ceng,
mereka cukup pengalaman, melihat gelagat tidak beres,
mereka tahu telah terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan,
pada hal dimana jejak ciangbunjin dan para saudara yang lain,
maka malam ini mereka datang lagi, menyerempet bahaya
masuk keperkampungan ingin menyelidiki, diluar tahu mereka,
kemaren Liok Kiamping sudah membuat onar, makapejagaan
malam inijauh lebih ketat, maka jejak mereka kenangan,
terjadilah pertempuran yang tidak seimbang ini.
Kedatangan Kiam-ping bagai malaikat yang terjun dari
langit, kaki menginjak bumi kedua tangannya sudah memukul
enam j urus, Amarahnya sudah memuncak maka serangan
tidak kenal kasihan, tujuh pengeroyok s i pemuda seketika
didesaknya mundur, seorang bergerak paling akhir terkena
telak pukulannya, sambil mengerang tubuhnya terlempar jatuh
ditengah kerumunan anak buah Hamping-klong yang
berdesakan diluar arena meski parah, untung jiwanya selamat,
"lekas dia menyelinap kebelakang, menyela matkamjiwa.
Darah keluar terlalu banyak, mengalami pertempuran yang
melelahkan lagi, kalau tadi dia harus berjuang mati-matian
mempertahankan hidup, sekuatnya masih kuat melawan, kini
setelah bantuan tiba, pertahanannya lantas buyar, seketika dia
sempoyongan hampirjatuh.
coh-sang-hwi ih Tiau-hlong berada dibela kang Kiamping,
lekas dia memburu maju memapahnya. Kiam-ping lempar
bungkusan obat, katanya: "Tolong Ih-losujaga Siauhiap ini dan
bubuhi obat luka lukanya, setelah istirahat sebentar pasti
sembuh."
orang-orang Ham-ping-klong memang kaget dan terbeliak
oleh keperkasaan Kiam-ping, kini setelah melihat lawan hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beberapa gelintir manusia, lega hati mereka, serempak
mereka menyerbu pula.
Belum habis Kiam-ping bicara angin pukulan sudah
menyerang dari belakang tahu ada orang membokong, namun
dia harus melindungi TioJin kiat, serta perhatikan musuh
disebelah depan, jelas tak mungkin dia membalik tubuh
menangkis, lekas dia kerahkan Kim -kong-put-hoay-sin-kang
melindungi badan-
Kim -kong-put-hoay-sin-kang sudah diyakinkan sempurna,
keinginan timbul ilmu sakti itupun bekerja, maka pukulan
deras itu hanya mencapai satu kaki diluar badannya sudah
sirna tanpa bekas, Ilmu sakti apakah ini? Demikian orangorang
Ha m-ping-klong bertanya-tanya dalam hati. Usianya
masih begini muda tapi sudah memiliki Lwekang sehebat ini,
sungguh luar biasa, karuanparapembokong itu terpesona dan
ciut sendiri nyalinya, tak berani membokong lagi.
Lekas sekali luka-luka TioJin- kiat sudah diobati dan dibalut.
Maka Liok Kiam-ping segera memutar badan, katanya dengan
seringai dingin kepada tiga orang tua: -jadi kalian bertiga yang
main bokong, begitu saja kemampuan h alia n?"
Ketiga orang tua ini adalah para Huhoat dari Ha m-pingklong.
ilmu silat mereka bertaraf kelas satu, biasanya disegani
dan dihormati oleh anggota Ha m-ping-klong yang lain-
Dengan gabungan kekuatan mereka bertiga ternyata tak
berhasil menjatuhkan lawan muda, apalagi secara
membokong lagi, disaat terkesiap itulah, mereka mendengar
nada ejekan si pemuda yang kurangajar ini. Seketika terbakar
emosi mereka, serempak mereka menyerbu Kiam-ping seperti
amukan banteng terluka.
Kiam-ping tidak mau melayani secara keras, dia hanya
kembangkan kegesitan, lalu membalik tangan balas
menyerang. Belum ada duapuluh jurus, ketiga Hu-hoat Hamping-
klong itu sudah didesaknya mundur. Kiamping mainkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sepasang telapak tangannya menjadi ribuan lapis bayangan
tangan, tiga orang itu dikurung dan dipermainkan.
Mendadak ketiga IHuhoat itu menggerung bersama, enam
telapak tangan mereka menari dengan seluruh kekuatan
terakhir, dengan sengit menggempur Liok Kiam-ping. Kiamping
tersenyum ejek. kedua tangan segera menyongsong
hantaman lawan- Ditengah benturan keras, ketiga Hu-hoat itu
terdesak mundur tiga langkah, muka pucat napas tersengal.
Llok Kiam-ping hanya limbung selangkah.
Amarahnya sudah tak terkendali lagi, dendam dan
kebenciannya terhalap orang-orang Ham-ping-klong merasuk
tulang sumsum, sekali hantam berhasil, serangan selanjutnya
tidak memberi ampun lagi, begitu tegak berdiri pula, tanpa
bersuara dia mendahului menyerang pula.
Coh-siang-hwi Ih Tiau-hlong dan Tih tin-kiat melompat
maju, seorang lawan satu bertempur dengan ramai.
Kim-ji-tay-beng dan Ai-pong-sut Thong ciau sedang
berhantam dengan seluruh kemampuan, mendadak Llok Kiamping
menyerbu datang dengan bentakkannya yang
menciutkan nyali musuh, tahu bala bantuan Honglui-bun telah
tiba, bangkit semangat tempur mereka.
Lekas sekali It-cu kiam dan Tan Kian-thay telah menyerbu
tiba sambil menggerakkan senjata, sementara keadaan
mereka yang terdesak berhasil ditahan- Baru hari ini Ai-pongsut
kembali keharibaan Hong- lui- bun, sebelum mampu
melakukanjasa apa-apa kini telah terkepung oleh musuh,
hampir saja jiwa melayang dan terluka, karuan a marahnya
jug a tidak ter tahan lagi. maka mendelik gigi gemeratak.
Mumpung bala bantuan datang, cepat dia menarik napas,
sambil merogoh keluar sepasang bandulannya yang sudah
puluhan tahun mengangkat namanya.
Tampak dia menyendal tangan, dua benda gemerdep gelap
seketika meluncur secepat meteor kemanapun lawan berkelit,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bandulan itu seperti puny a mata saja juga mengudak
kemana, ternyata kedua bandulannya ini dikendalikan oleh
tenaga murni yang telah diyakinkan puluh a n tahun, maka
bandulan itu dapat bekerja sekehendak hatinya, berputar
secara wajar puluh a n tahun lamanya tetap bertahan tak
pernah kecundang, namunjarang dia menggunakan g a man
andalannya ini.
Baru saja kedua bandulannya digunakan menyerang,
seorang lantas menggembor panik, "Awas Yam-yam-tam
(pelor belibis) Lekas menyingkir."
Dis ana Kim-ji-tay-beng berdampingan dengan It-cu-kiam,
permainan telapak tangan dan pedang mereka ternyata dapat
kerja sama dengan baik, perbawanyapun bertambah hebat,
terutama Kim-ji-tay-beng sekaligus mengembangkan Hwi-engcap-
pwe-po, Ginkang tunggalny d is a at badan terapung
diudara sambiljumpalitan mendadak menukik turun disertai
gempura sepasang tangan yang kemilau kuning emas,
merupakan tekanan berat dan serangan berbaha bagi musuhmusuhnya.
Maka disamping tubrukan Kim-ji tay-beng yang
lihay dari tengah udara, sinar pedang It-cu-kiam selalu
mengancam jiwa lawan, maka keadaan mereka masih cukup
tangguh untuk dikalahkan meskijumlah musuh lebih banyak.
Makin lama anak buah Ham-ping-klong makin banyak.
walaupihak Hong-luibun bertempur sebagah harimau
mengamuk dan setangguh gajah, namunjumlah mereka kalah
banyak, meski hebat kepandaian mereka, dalam waktu
singkatjuga belum berhasil merobah situasi. Apalagi ratusan
anak buah Ham-ping-klong sorak sorai memberi aplus kepada
rekan-rekannya yang terjun dimedan sana.
Hanya Llok Kiam-ping yang mampu memperlihatkan
kesaktiannya, bergerak dengan Ling-hi-pou-hoat, kedua
tangannya selalu membundar terus disendai kedepan. secara
beruntun dia lancarkan Llong-kiap-sin-gan, seorang IHuhoat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ham-ping-klong berhasil dipukulnya mencelatjauh terjun
digerombolan kawan-kawannya.
Sementara sepasang bandulan Ai-pong-sut Thong ciaujuga
berhasil melukai dua jago kosen lawan- Walau
mengembangkan kelincahan Ginkangnya seperti elang
menerkam dibarengi samberan pedang It-cu-kiam, namun
karena lawannya adalah Tang-ling-sin-kun, dalam waktu
dekatjelas tak mampu berberbuat apa-apa, makin lama dia
kehabisan tenaga, keadaan semakin payah.
Pertempuran semakin genting. Pada saat itulah dua
bayangan orang bagai burung terbang meluncur datang dari
belakang perkampungan. dibawengi bentakan kerasJian li-tokheng
dan GinJi-tay-beng terjun ketengah arena. Melihat
saudara tuanya kepepet, tanpa ayal dia melompat datang
terus menerjang kepada Tang-ling-sin-kun, sinar perak
menyambar seiring gerakan telapak tangannya, rangsakannya
cukup gencar.
Jian-li-tok heng hinggap disamping It- cu- kian Koan Yong,
diapun kembangkan Sian-tian-ciang-hoat, menyerang secara
kilat pula.
Pertempuran lebih dahsyat lagi. Situasi segera berobah,
bahwa bala bantuan mulai berdatangan karuan pihak Honglui-
bun semakin berkobar semangat tempurnya, dari pihak
terdesak kini mereka balas menyerang dengan gagah.
Betapapun banyak anak buah Ham ping-klong, yang rendah
kepandaiannya hanya merubung diluar gelanggang, yang
merasa berkepandaian tinggi juga berusaha menyelamatkan
jiwa, apalagi orang-orang Hong lui- bun menyerbu dengan
mempertaruhkan jiwa.
Setelah memukul roboh dua lawan mendadak Kiam-ping
memekik seram, di mana bayangan putih menyambar,
tubunnya melejit keudara, maka terdengarlah jeritan-jeritan
ngeri, kaki tangan protol batok kepala mencrelat, mayat
berjatuhan saling tindih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mata Kiam-ping sudah membara saking bernapsu, tapi dia
sendirijuga merasa ngeri dan merinding, dalam hati dia
membatin: "Semoga musuh tahu diri dan mundur teratur,
sesungguhnya aku tiada keinginan membunuh orang
sebanyak ini"
Sekilas ujung matanya menangkap gerakan ngawur cohsung-
hwi ih Th ia n- h long yang sedang terdesak oleh
serangan kakek bertubuh kecil pendek. Nafsu yang sudah
membara semakin berkobar lagi, disertai raungan keras, dia
menubruk darijauh seraya melontarkan pukulan tangannya.
Kakek kecil itu sedang girang bahwa lawannya bakal
dirobohkan, tak nyana Kiam-ping mendadak menyergapnya,
sebelum musuh berhasil dirobohkan- dia sendiri sudah
menjerit roboh setombak jauhnya, jiwa melayang seketika.
Kiam-ping tidak pernah berhenti, gerakannya secepat kilat
menyambar kian kemari, setiapjurus serangannya pasti
membawa korban, dua IHuhoat Ham-ping-klong berhasil
dipukulnya lagi binasa.
Mendadak bayangan orang berkelebat didepan, dua orang
kakek beruban mendadak meluncur ditengah gelanggang..
Kedua orang ini bukan lain adalah Kim-kong-ci Hong Kiat dan
Tay-bok-it-siu.
Waktu Llok-Kiam-ping melawan Peksbi-sian-ang tadi, diamdiam
Tay-bok-it-siu berlari masuk ked a la m perkampungan-
Sebagai orang yang memegang pera nan penting dalam
menduduki Kwi-hun ceng ini, setelah melihat gelagat, segera
dia berlari masuk menemui Kim-kong-ci Hong- kiat serta
mengatur muslihat yang lebih jahat untuk menghadapi situasi
yang semakin genting, bila pihak sendiri memang tak kuat
bertahan, mereka siap membakar perkampungan-Maka
sampai sekarang baru kedua orang ini muncul.
Lwekang Kim-kong-ci Hong Kiat sudah mancapa i taraf ting
g i, j a go silat umumnya tiada yang kuat menahan sekali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangannya, begitu hinggap ditanan kontan dia melancarkan
serangan melintang mengincar lambung Llok Kiam-ping.
Dalam pertempuran yang kacau balau ini mendadak Kiamping
disergap. karuan dia melengak. untung Lwekangnya amat
tinggi, meski menghadapi bahaya dia tidak menjadi gugup,
sambil mengegos mundur tiga kaki, tangannya balas menepuk
sekali. Tepukan ini dilakukan dengan gerakan membalik,
tenaganya sudah tentu kurang ampuh, pada hal terjangan
tenaga lawan amat kuat, untung dia menggeser langkah
hingga tenaga besar lawan meny amber dari samping tubuh.
begitu kedua tenaga beradu mereka tergeliat mundur,
kekuatan berimbang.
Hong Kiat terkial-kial, getaran suaranya memekak telinga,
agaknya dia maupamer kekuatan Lwekangnya yang ampuh.
Llok Kiam-ping tetap bersikap tenang. katanya: "Siapa
tuan? Ada permusuhan apa dengan Hong-lui-bun? Berani kau
merebut dan menduduki markas pusat Hong-lui-bun kita? Hari
ini akan kutuntut keadilan kepadamu".
"Bocah, Lohu Kim-kong-ci Hong Kiat, siapa aku kau tidak
tahu, berarti kau cupat pandangan cetek pengalaman. Bukan
sehari Lohu menunggu kedatanganmu, semula kukira kau
sembunyi tak berani datang. Agaknya besarjuga nyalimu, biar
hari ini Lohu mengganyangmu. Bicara tencang markas pusat
Hong-lui-bun kalian, d ia la m baka nanti boleh kau membuat
perhitungan dengan ceng-san-biau-khek, urusan akan beres
sendirinya."
"Ternyata kaupun salah seorang antek Ham-ping-klong,
demi menegakkan keadilan Bulim, hari ini akan kutuntut
hutang darahmu." '
"Setan cilik, kau mencarijalan kematianmu, apa boleh buat
biar Lohu tunjukkan kepadamu.'
"Setan tua, j angan putar b a cot, siapa yang akan diantar
kealam baka, buktikan dengan Kungfumu.' Kiam-ping
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendanului mengembangkan Ling hi-pou-hoat, kedua
tanganpun menyerang lebih dulu merebut kesempatan-
Lwekang ^blis tua ini memang tangguh, Kiam-ping sendiri
sudah mengalami pertempuran beberapa babak. tenaganya
sudah banyak berkurang, dibabak terakhir dia yakin masih
harus menghadapi pertempuran yang lebih besar lagi, maka
sekarang dia tidak berani bertindak gegabah.
Melihat betapa ajaib langkah lawan, seranganpun
menak^upkan Hong Kiatjuga tidak berani lengah, diapun
kembangkan gerak tubuhnya yang sudah diyakinkan puluh a n
tahun, lawan dirabunya denga gencar.
Maka kedua pihak sama-sama menyerang serba kilat,
tampak betapa lincah dan tangkas gerak gerik mereka.
Pertempuran kedua orang ini berbeda lagi denganpertarungan
Kiam-ping melawan Pek-b^-sian-ang tadi, namun sama-sama
jago kosen maka adu kekuatan inipun tidak kalah dahsyatnya.
Di sebelah sana Tay-bok-it-siujuga terjunkearena, kedua
tangan tangan bergerak menyerang satu j urus, sasarannya
adalah Ai-thong-sut Thong cau.
Bandulan ditangannya itu sudah menciutkan nyali orangorang
Ha m-ping-klong, dimana bayangannya meny amber,
beramai-ramaimereka melompat pergi mendadak Thong-ciau
rasakan tindihan angin kencang dari belakang, lekas dia
melompat miring kedepan meluputkan diri dari sergapan
mematikan ini.
Begitu kedua tangan menggape, kedua bandulan itu
kembali ketangannya.
Baru sekarang sempat Ai-pong-sut berpaling, melihat yang
menyergap adalah Tay-bok-it-siu, ternyata musuh besar sejak
dua puluh tahun lalu, maka segera dia balas menyerang.
Agaknya dendam keduanya tidak kecil maka serangan demi
serangan lebih keji dan teleng as.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Watak Ai-pong-sut yang pendek lucu ini memang humor,
suka ngeledek dan menggoda lawan, sambil melayani
serangan lawan, dia berseri tawa sambil mencemooh:
"Sahabat baik, apakah murid kesayanganmu itu masih suka
menindas orang lemah? Pukulanku dua puluh tahun yang lalu,
tentu belum kau lupakan ya?'
Beruntun memukul tiga kali baru Tay-bok-it-siu
menanggapi: "Sepuluh tahun yang lalu Hong-lui bun kalian
digebah keluar Tlonggoa n seperti menggiring kambing oleh
Hamping Lojin, yakin rupanya juga tidak manis bukan." '
Tay-bok-lo-koay' Ai-pong-sut Thong ciau yang humor ini
malah naik pitam lebih dulu.
"Hari ini biar kau tahu, wibawa Hong lui-bun masih ada dan
tidak boleh dibuat main-main:" secepat kilat dia mencecar
tujuh jurus, Tay-bok-it-siu terpaksa mundur mempertahankan
diri.
Dalam pada itu dengan gerakan menukik dari atas disertai
pukulan dahsyatnya Kim-ji-tay-beng bersama Gin-j^ay-beng
bergantian merangsak musuh segagah burung rajawali. Walau
Tang-ling-sin-kun masih kuat bertahan, celaka adalah anak
buah Ham-ping-klong tidak sedikit diantaranya yang menjadi
korban-
Sayang cara menyerang dengan sergapan dari udara terlalu
makan tenaga selama tenaga murni mereka masih kuat,
serangan itu tidak kurang kehebatannya, tapi paling banyak
juga hanya beruntun sembilan kali, harus ganti napas sekali.
Kini mereka berendeng ditengah kepungan, untung orangorang
Ham-ping-klong sedang mundur, bila mereka merubung
maju pula Kim-gin-hu hoat sudah ganti napas tapi untuk
menghadapi rangsakan^bersama, mereka tidak segera
melambungkan diri keatas pula.
It-cu-kiam masih terus mengembangkanJi bong- kia mhoat,
hawa pedangnya bagai asap mendesis nyaring,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lawannya adalah seorang Tongcu Ham-ping-klong, It-cu-hikiam
yang dikembangkan itu mempunyai tipu permainan yang
bersambung. Begitu dikembangkan lawan takkan diberi
peluang untuk merobah posisi, sayang tenaga dalamnya
sedikit lebih asor, namun kelihayan pedangnya cukup
mempertahankan posisinya.
Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay juga sedang berhantam dengan
seorang jago kosen dengan mati-matian, lwekang lawan lebih
tinggi, untung permainan goloknya dapat dikombinasikan
dengan permainan pukulan telapak tangan kiri, tinju dan golok
berganti menyerang, maka keadaan terus bertahan sama
kuat.
Di kala kedua pihak masih terus bertahan dalam
pertempuran dahsyat ini.
Mendadak terjadilah satu ledakan yang menggoncang
bumi, tembok kamar belakang tampak runtuh. Dengan
memutar pentung gedenya Ki-ling-s in Siang wi menerjang
keluar dari reruntuh rumah, seluruh badan berdebu, mulutnya
berkoak-koak: "Maknya kuntilanak. anak kura-kura semua
takut digebuk. Kenapa kalian menutup pinto seluruhnya,
memangnya tuan besar ini tidak dapat menghajar kalian ?' '
Seperti diketahui si gede inipun ikut Kiam-ping menerjang
kedalam. badannya gede bobotnya berat, langkahnya
ketinggalan dibela kang, setelah melewati beberapa gedung
dan pekarangan dia sudah tak dapat menyusul rekanrekannya,
bila dia tiba didepan lorong, papan besi didepan dan
dibelakang sudah anjlok menyumbatjalan- Karuan gusarnya
bukan kepatang kontan dia ayun pentung besinya menghajar
papan besi. Sekali pukul papan besi tebal beberapa dim itu
ternyata tidak bergeming. Dengan gemas sekuatnya dia
menghantam dua puluhan kali, lama kelamaan tenaganya
menjadi lemas sendiri, maka otaknya yang tumpul berpikir.
"Kalian mengira tuan besarmu ini tidak mampu
menggunakan ilmu ringan tubuh, memangnya aku si gede ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak mampu menerjang masuk kedalam rumah ? Ya, biar aku
terjang dari dalam rumah saja. Kalau terlambat ditinggal
bocah cilik, aku bisa tidak kebagian makan malam ini." setiap
persoalan yang dipikir pasti dilakukan, cukup lama dia putar
kayun dipekarangan kecil itu, namun tetap tidak menemukan
pintu lain-
Karuan dia naik pitam, berjingkrak meraung-raung,
pentungnya diayun terus menggempur tembok, "Blang"
ditengah kepulam debu dan kapur, tembok telah dihantamnya
ambruk dan bolong.
Tanpa periksa lebih dulu, dia mendekam terus, menyelinap
masuk. ternyata dia memasuki kamar kecil, itulah gudang
tempat menyimpan barang-barang tidak berguna. Barang apa
saja ada dikamar ini, bahwasanya tiada jalan tembus di sini.
Dasarpikunsi gede tidak pikir lagi, yang teraih telah
dilemparnya keluar dari lobang tembok. cukup asal badannya
yang gede bisa maju setapakpun mending, sementara
pentungnya tetap diayun mengobrak abrik, akhirnya pintu
gudang itujuga dijebolnya.
Setelah diluar gudang, siapapun yang ditemuinya terus
dihajar, setiap pintu yang tertutup tentu digempurnya pora k
porand a, entah mereka kacung atau pelayan perempuan Ham
ping-klong, semua menjerit-jerit dan lari menyingkir. Dengan
amukannya itu si gede terus menerjang kedalam melampaui
dua ruang besar, baru mendengar suara sorak sorai disebelah
belakang. Waktu dia pasang mata melongok keluar jendela,
aduh ramainya, ternyata semua manusia tumplek ditanah
lapang besar sana.
Semestinya dia berputar keluar pintu lalu keluar dari
serambi sana. Tapi dia kuatir terlambat, pentungnya diayun
terus menghajar jendela menggempur tembok. ditengah
gemuruhnya tembok ambrol cepat sekali dia sudah berlari
ketengah lapangan- Mulutnya masih terus berkaok: "Anakanak
kelinci semua ada di sini, nah coba saja mau lari kemana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalian.' langkahnya ditujukan kearah rombongan orang
banyak.
Dengan kedua tangan pegang pentung, seperti orang gila
orang-orang Ham-ping-klong dibabat dan disapunya pontang
panting maka terjadilah jerit tangis yang mengerikan, yang
tidak keburu lari kalau tidak pecah kepalanya, juga putus leher
atau retak tulang punggungnya, yang jelas banyak yang
menyesal karena waktu dilahirkan bapak ibunya dulu tidak
memperpanjang tulang kaki mereka.
Insyaf bahwa dirinya tidak boleh terlalu bernafsu
menyerang dengan kekuatan besar, setelah mengalami
beberapa kali pertarungan sengit tadi, tenaganya banyak
berkurang, maka Kiam-ping menggunakan kelincahan gerak
badannya ajak lawannya bertempur merebut kecekatan- Linghi-
pou-hoat dikembangkan sampai puncaknya, gerakannya
seenteng asap berkelebat. Hong Kiatjuga telah
mengembangkan segala kemampuannya, tapijangan kata
memukul lawan, ujung pakaian orangpun tak mampu
disentuhnya, sebaliknya karena kedua pihak bergerak teramat
cepat terasa dipukul didepan, tahu-tahu lawan sudah berada
dibela kang, karuan gembong iblis yang sudah kenyang hidup
ini keripuhanjuga akhirnya.
Tapi pengalaman tempurnya memberikan jaminan
kepadanya, kecerdikannya jug a melebihi orang, dia tahu anak
muda berdarah panas dan pasti ingin menang, setelah balas
menyerang dua j urus, sengaja dia b erg elak tawa: "Boca h,
jangan pamer langkah setanmu saja, berkelit selalu tanpa
berani balas menyerang, memangnya begini yang dinamakan
tunas muda harapan kaum persilatan- Apa kau berani adu
pukulan mengukur kekuatan dalam ?"
Kalau lawan sudah mengajukan usul, betapapun dirinya
tidak boleh menurunkan pamor sebagai seorang ciangbunjin,
apalagi Kiam-ping memang pemuda darah panas yang
congkak, meski tahu lawan sengaja memancing amarahnya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemungkinan lawanjuga mempunyai rencana keji, apapun dia
tidak harus gentar menghadapinya.
Lekas Kiam-ping menarik serangan menghentikan langkah,
katanya dengan tersenyum:
"Boleh terserah bagaimana cara pertandingan, cayhe selalu
melayani, betapapun aku akan buat kau tua bangka ini tunduk
lahir batin." sedikit benaknya berpikir, Kim-kong-put-hoay-sinkang
dengan sendirinya telah bekerja, pasang gaya meng
konsentrasikan diri siap siaga.
Memicing sekejap mata Kim-kung-ci Hong Kiat, baru
sekarang dia menatapjelas muka orang, batinnya: "Bocah ini
memang berbakat, tulangnya cocok sebagai pesilat yang akan
mahir menguasai ilmu tingkat tinggi, namun wajahnya
kelihatan bersih biasa, tak ubahnya anak sekolahan, siapa
percaya kalau dia pernah belajar silat dan membekal ilmu
sakti, apa benar latihannya sudah mencapai taraf Hoan-bukwi-
cin Lwekang aliran Lwekeh yang paling top? padahal usia
nya masih begini muda, tidak mungkin-.. "
Disaat dia mereka-reka dalam hati itulah Llok Kiam-ping
sudah mengerahkan ilmu saktinya, sorot matanya berobah
mencorong tajam, saking kaget lekas dia menekan gejolak
perasaannya, seketika lenyap lamunannya tadi.
Hong Kiat juga maklum, situasi yang menyulitkan hari ini
memang sukar dibereskan tapi pihak sendiri yang mengajukan
cara pertandingan, lawanjuga sudah siap menyambut
tantangannya, sebelum bertanding malu rasanya kalau dirinya
harus mundur karena j eri, untung sebelumnya dia sudah
mengatur tipu daya, bila terpaksa dia yakin dirinya masih bisa
meloloskan diri dengan selamat. Hanya sekejap benaknya
berputar, hati pun lega dan mantap. Kedua tangan segera
membundar dan terang kap didepan dada, seiring dengan
gerakan kedua tangannya dia menghirup napas panjang,
telapak tangannya pelan-pelan berobah merah, semakin
merah sehingga menyala seperti darah, dengan gaya aneh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pula telapak tangannya menepuk keluar. Rembusan angin
kencang terasa panas seperti lahar gunung berapi.
Ilmu sakti sudah membungkus badan, Kiam-ping tidak
gentar menghadapi suhu panas, tapijuga tidak berani
gagabah. Diapun menggerakkan kedua tangan terus memapak
kedepan dengan sebuah pukulan- Kali ini tiada ledakan,
benturan kedua kekuatan ternyata menimbulkan desis suara
yang berada tinggi seperti ban motor yang mendadak kempes,
hawa panas berderai keempat penjuru lenyap dihembus angin
lalu.
Lekas Kim-kong-cu Hong Kiat membentak keras, segera dia
gunakan Kim-kong-ciang ^ari arhad) yang teramat keras dan
ganas. Begitu dia menuding tampak sejalur hawa putih
melesat keluar dari tengah kedua jari tertunjuk dan jari
tengah. Kekuatan tenaga jarinya itu sebetulnya mampu
menembus gunung atau batu besar, ilmu tunggal Hong Kiat
yang diyakinkan puluhan tahun lamanya, selama
berkecimpung di Kangouw belum pernah dia menemukan
tandingan.
Melihat tenaga jari lawan melesat datang, lekas dia
kerahkan Kim-kong-put-hoay-sinkang lebih kokoh untuk
menyambut tutukanjari hebat itu secara kekerasan- Satu kaki
kekuatan jari itu datang diluar tubuhnya, lantas terdengarlan
suara "Duk" sekali, padahal pertahanan hawa pelindung badan
itu setebal tiga kaki, jadi mampu menembus dua kaki, masih
satu kaki kekuatan pelindung badan itu tak mampu ditembus,
tenaga tutukan inipun sirna tanpa bekas.
Llok Kiam-ping tersenyum lebar, kedua tangan lantas balas
menggempur.
Bahwa Kim-kong-ci-lat yang diandalkan selama inijuga tidak
mampu melukai anak muda ini, sangguh Hong Kiat amat
penasaran, mendadak dia menduga apakah bocah ini sudah
berhasil meyakinkan Kim-kong-put-hoay-sin-kang dari aliran
Hud ? Seketika dia terhenyak kaget dan menjublek
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditempatnya. Saat itulah Kiam-ping sudah melancarkan
serangan belasan, mau berkelitjelas sudah terlambat, sedapat
mungkin dia menepuk sekali, namun tubuhnya seperti
diterjang badai, tak tertahan dia menyurut tiga langkah baru
tega k pula.
Gempuran pertama membawa hasli, berkobar semangat
tempur Llok Kiam-ping, seluruh tenaga dikerahkan kembali dia
menyerang dengan jurus kedua. Kekuatan pukulannya bagai
amukan gelombang pasang yang menggulung garang. Setelah
terkena pukulan pertama, maka Hong Kiat melawan lebih hatihati,
lekas dia meg g egos minggir berbareng kedua tangan
kerahkan seluruh kekuatan menyongsong hantam lawan-
"Biang" keduanya mundur tiga tindak. Mumpung lawan
melenggong mendadak Kiam-ping mendorong kedua telapak
tang a n pula, j urus serangan yang takterhingga hebatnya.
Ditindih amukan badai dengan gugup Hong kiat angkat
kedua tangannya menangkis kedepan, tapi dalam merebut
kecepatan dia terlambat sedetik, baru saja dia angkat tangan
belum sempat mengerahkan tenaga, damparan tenaga lawan
sudah menggulung tiba.
Sementara itu Kim-gin-hu-hoat yang menghadapi
keroyokan Tang-ling-sin-kun dan lain-lain sudah semakin
terdesak kepayahan, untung kedua saudara ini sering
bertempur berdampingan, keempat tangan mereka dapat
kerja sama dengan rapi, serang menyerang bergantian sambil
melindungi rekan sendiri, meski terdesak yakin mereka masih
mampu bertahan.
Pertarungan Ai-pong-sut Thong ciau yang melawan Ta ybok-
it-siu kelihatan paling sengit dan menyedihkan. Kedua
musuh bebuyutan ini sama ingin menuntaskan perhitungan
lama dan dendam baru, maka dalam adu kekuatan ini mereka
sama mengeluarkan segala ilmu yang pernah diyakinkan,
setelahjurus serangan ganas dan telengas, setapakpun tidak
mau mundur meski menyadari serangan lawan teramat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ampuh, sehingga serangan keji dibalas jurus ganas, tipu lawan
tipu. Benturan keras sering terdengar. Pertempuran cara keras
lawan keras ini jelas menguras tenaga, biar sampai titik darah
terakhir juga mereka tidak akan mau menyerah kalah sebelum
salah satu roboh binasa lebih dulu.
Mereka sudah bertarung ratusan jurus, keringat telah
membasahi sekujur badan, napas juga ngos-ngosan, tenaga
makin lemah, lama kelamaan gerakan mereka menjadi lambat
dan berat. Mendadak Ai-pong-sut Thong ciau seperti teringat
apa-apa, wajahnya mendadak bersenyum cerah tidak
menerjang musuh mendadak dia menjatuh kau diri ketanah
malah, ternyata dia sedang menggunakan ilmu To-tong-kang.
Paha dan lutut digunakan bersama, tubuhnya yang kecil
pendek itu mendadak menggelinding secepat bola mengelilingi
gelanggang, jangan kira tubuhnya pendek gemuk, ternyata
setelah dia menggunakan To-tong-kang, gerakannya ternyata
cepat dan tangkas. Yang kelihatan hanyalah gumpalan
bayangan kelabu yang menggelundung kian kemari diatas
tanah, bagaimana sebetulnya dia melancarkan ilmu
menggelundung ditanah, hakikatnya orang sukar melihat jelas.
Menghadapi permainan aneh lawan, ternyata Tay-bok-it-siu
keripuhan dan sukar melayani, maklum Te-tong-kang selalu
mengincar bagian bawah orang, perawakan Tay-bok-it-siu
tinggi besar, kalau tidak membungkuk tak mungkin dia dapat
melayani serangan lawan, sebetulnya dia berlompatan diudara
seperti elang menerkam ayam untuk menghadapi serangan
ini, namun sudah terlalu banyak dia mengeluarkan tenaga,
paling juga hanya beberapa jurus tentu dirinya akan
kepayahan sendiri, terpaksa dia hanya main kelit, lompat sana
nyingkir ^ini kalau tadi dia mampu menggasak lawan,
sekarang malah terdesak d iba wah angin tak mampu balas
menyerang.
Jian-li-tok-heng dan It-cu-kiam berdampingan, telapak
tangan dan pedang menghadapi keroyokan enam jago
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangguh Ham-ping-klong, semula masih terjadi saling serang,
namun pihak musuh dapat berganti kawan, jadi secara
bergiliran mengeroyok mereka berdua, setelah K^oan Yong
melancarkan seluruh permainan It-cu-hwi-kiam, tenaga juga
sudah lemah, untuk menangkis saja sudah terasa makan
tenaga.
Jian-li-tok-heng melihat gelagat jelek. mumpung ada
kesempatan lekas dia merogoh keluar segenggam biji teratai
besi. Begitu lawan menyergap tiba, dia incar musuh terus
sambitkan lima biji. Luncuran biji teratai besi diudara
mengeluarkan desing suara keras, kontan seorang menjerit
roboh terkena dua biji, tiga biji lagi mengincar tiga pengeroyok
yang lain, tapi berhasil dipukul jatuh.
Thi-pi-kim-to Tan kian-thay mengandal permainan tinju
tang a n kirinya yang aneh, cukup gagah dia melawan dua
lawan baju hitam, roboh satu maju satu, demikian lawan
bergiliran mengeroyoknya, tapi sekali swing.. nya mengenai
badan lawan pasti menjungkir tak bangun lagi. Apalagi golok
emasnya itujuga bukan olah-olah lihaynya. Sayang tenaganya
sudah makin lemah, beberapa kejap lagi kala u pertempuran
tidak berakhir, akhirnya dia juga pasti roboh lemas kehabian
tenaga. Untung Lwekangnya tangguh, melayani secara tabah,
dalam waktu singkat masih kuat melawan-
Celaka adalah coh-sung-hwi ciu Khay. makin tempur makin
terdesak disamping harus menyambut serangan musuh dia
harus melindungi TioJin-kiat yang terluka, untung Ginkangnya
melebihi lawan, dalam keadaan terdesak kadang kala dia bisa
menyergap lawan dengan ketangkasan gerak tubuhnya. tapi
itupun takkan bertahan lama.
Ki-ling-sin Siang wi masih terus mengamuk dengan
pentungnya, dimana banyak orang kesitu dia mengamuk,
golok lawan tidak mempan ditubuhnya, karuan orang-orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ham-ping-klong makin kocar kacir dilabraknya seperti
harimau lapar terjun digerombolan kambing, jeritan demi
jeritan, korban berjatuhan semakin banyak.
Keadaan semakin kalut jeritan-jeritan mengerikan
menambuh pertempuran makin sengit.
Dengan melancarkan Te-tong-kun Ai-pongsut Thong ciau
mendesak Tay-bok-it-sin sehingga lawannya ini dipaksa
melompat menyelamatkan diri. agaknya lawan sengaja hendak
dikuras tenaganya. Saat itu Ai-pong-sut sedang menggunakan
jurus tunggal To-coansam-jia dari Te-tong-kun yang lihay,
tampak kedua kakinya memancal keatas, sementara kedua
sikutnya menahan bumi, tubuhnya berputar secepat roda
menggelinding kebelakang Tay-bok-it-siu. Dengan tangkas
kedua kakinya menendang dan memancal, sekaligus dia
serang s elang kang a n dan pinggang lawan-
Tay-bok-it-siu dipaksa melambungkan badan keudara,
disaat tubuhnya meluncur turun hampir menginjak bumi,
sungguh tak nyana bahwa lawan yang bergelundungan di
tanah dapat bergerak secepat itu. tahu-tahu sudah
menggelinding balik, jelas kemaluan bisa pecah tertendang.
Untung Lwekangnya tinggi, menghadapi bahaya tidak gugup,
dikala ujung kaki lawan hampir mengenai tubuhnya,
mendadak dia mendehem keras, kedua lengan terbuka lalu
menepuk kebawah, hingga tubuhnya dipaksa mumbulpula tiga
kaki. Syukur masih sempat dia menyelamatkan diri, namun
keringat dingin sudah bercucuran.
Agaknya Ai-pong-sut Thong Ciau sudah menduga lawan
akan berbuat demikian, sekali berkelebat dia mencelat duduk,
tangan kanan terangkat mulut membentak: "Sahabat lama,
sambut lagi yang satu ini^" "dimana sinar gemeredep gelap
menyambar, ternyata bandulannya sudah melesat kearah
lawan-
Dengan meminjam tekanan kedua lengan Tay-bok-it-siu
paksa tubuhnya mumbultiga kaki pula, pada hal hawa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
murninya sudah hampir ludas, saat itu tubuhnya juga
melayang turun, Ternyata Ai-pong-sut tidak memberi
kelonggaran pula, sepasang bandulannya ditimpuk dengan
tenaga penuh, maka daya luncurnya pesat luar biasa, dalam
keadaan seperti itu jelas dia takkan mampu berkelit lagi.
Dalam gugupnya sedapat mungkin dia menyendal kaki, maka
terdengar: "Plak", telapak kakinya bolong tertembus, saking
kesakitan dia mengerang tertahan, tub uhpun jatuh terduduk
diatas tanah, sangat kaget dan ketakutan pula, ternyata dia
melupakan sakit dengan jurus La y- lok- b a k- gun (keledai
malas menggelundung) dia menjatuhkan diri terus
menggelinding setombak lebih, sekali melejit lagi tubuhnya
sudah melesat kearah hutan- Sudah kalah, terluka dan
berusaha melarikan diri, tapi dia tidak lupa akan akal muslihat
dan perangkap yang telah direncanakan, sambil berlari dia
menimpuk tangan keatas melepas pelor api "Tar" selarik sinar
biru menjulang tinggi keangkasa meninggalkan jalur asap
putih.
Pada saat yang sama coh-siang-hwi It Tiau-hiong yang
melawan keroyokan dua jago baju hitam kelihatan payah,
pertempuran lama banyak menguras tenaga sehingga
gerakannya menjadi lamban, maka pundak kirinya kena sekali
pukulan, sambil mendehem badannya terhuyung kesamping
hampir tersungkur.
Ai-pong-sut Thong ciau yang berhasil melukasi dan
memukul mundur lawan kebetulan melompat berdiri dengan
gusar segera dia menubruk sambil membentak: "Kunyuk kau
berani...' telapak tangannya menampar.
Kedua jago Ham-ping-klong seragam hitam itu tengah
kesenangan, lawan sudah terpukul, sekali jotos lagi pasti
melayang jiwanya, sungguh tak nyana, mendadak serangan
hebat datang dari sebelah samping, tangan yang sudah
kebacut terangkat dibuat menangkis, tapi terlambat.
Terdengar dua jeritan saling susul, dua bayangan orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencelat dua tombak jauhnya, roboh muntah darah dan
takkan bergerak lagi.
Berkat perlindungan Coh-siang-hwi Ih Tiau-hlong sehingga
TioJ in- kiat sempat bersamadi menghimpun tenaga
menyembuhkan luka dalam, sudah tentu bukan kepalang
rasaterima kasihnya. Kini berbalik Ih Tiau-hlong yang terluka,
mana berani ayal lekas dia tinggalkan lawannya memburu
kesana memapahnya.
Alis Ai-pong-sut tampak berkerut, wajahnya masam diliputi
hawa membunuh. Setelah merobohkan dua musuh, langsung
dia terjun ketengah gerombolan musuh yang merubung maju,
berputar kehadapan TioJ in- kiat, seorang lelaki setengah baya
kebetulan hendak menyergap. kontan dia menjotosnya pula
sampai mencelat dengan kepala pecah.
Sebetulnya sudah kepalang basah, tangannya berlepotan
darah, musuhpun main keroyok secara keji, sudah timbal
niatnya hendak mengganyang musuh sebanyak mungkin-
Tapi kedua pemuda disampingnya ini sudah terluka dan
perlu dilindungi. maka tak mungkin dia meninggalkan mereka
terpaksa dia keluarkan pula bandulannya.Jago-jago Ha mping-
klong yang mengepung Kim-gin-huhoat, Dua jago musuh
dirobohkan pula terluka parah, tapi musuh mampu melarikan
diri.
Tekanan seketika agak longgar bagi Kim-gin-hu-hoat
dengan dua musuh dipukul mundur, semangat tempur mereka
berkobar pula meski tenaga sudah banyak terkuras, seperti
banteng ketaton saja dua saudara ini mengamuk kepada
Tang-ling-sin-kun dan lain-lain yang mengeroyok ketat. Sinar
emas dan perak samber menyamber, kalau sinar emas
menepis miring, cahaya perak mengemplang turun, kerja
sama mereka cukup ketat dan banyak variasi lagi, permainan
lebih leluasa sehingga para pengeroyoknya kabur pandangan,
namun juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu melihat sinar api biru menjulang keangkasa, Hong
Kiat lantas tahu bahwa Tay-bok-it-siu sudah keok dan
melarikan diri, sementara Tang-ling-sin-kunjuga sibuk
menghadapi kedua musuhnya, dirinya tinggal harus bertahan
mati-matian, kalau rencana jahat tidak lekas dilaksanakan,
kemungkinan terlambat untuk meloloskan diri. Dasar licik dan
licin, jelas dirinya sudah kalah, namun sikapnya tetap tenang,
mendadak dia membentak: "Berhenti. Bocah, apa kau berani
ikut Lohu pergi kesuatu tempat ? Di sana kita berdua
bertanding satu lawan satu sebagai penyelesaian terakhir
pertarungan malam ini?'
Llok Kiam-ping memang tidak ingin banyak membunuh,
diapun mengharap pertempuran kacau balau ini lekas diakhiri,
orang-orang pihaknya banyakjuga yang terluka dan sudah
kehabisan tenaga, mereka perlu pengobatan dan istirahat,
maka dia bergelaktawa sambil menanggapi tantangan lawan:
"Umpama sarang naga gua harimaujuga boleh, asal kau
sendiri tidak takut mampus, kemanapun kehendakmu pasti
kuiringi.", "Baiklah, lekas kau suruh orang-orangmu.
Kiam-ping segera angkat tangan serta memberi aba-aba
kepada orang-orangnya, lalu dia memperkenalkan diri kepada
Tiang lo Aipong-sut Thong ciau serta menjelaskan tantangan
musuh.
Sementara itu orang-orang Ha m-ping-klong juga
berbondong-bondong mengundurkan diri keempat penjuru.
Pihak Hong- lui- bun juga mundur ke samping, istirahat dan
membubuhi obat di luka-luka mereka.
"Mari silakan ikut Lohu." seru Hong Kiat sambil menyila h
ka n Kiam-ping berjalan lebih dulu. Dia berjalan paling depan
dalam rombongan besar orang-orang Ha m-pingrklong menuju
kearah kanan.
Sudah tentu Kiamping tidak mau kalah wibawa, segera dia
mendahuluijuga d ih a d apa n orang banyak. Sigede Siang Wi
sesaat berdiri bingung, mengawasi rombongan besar orangTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
orang itu pergi, dia tidak mampu melompat tinggi atau
mengembangkan Ginkang, lawan sudah mundur semua, maka
dia berteriak gugup: "Bocah cilik, hai, tunggu aku." "orang
banyak sudah berada puluhan tombak jauhnya, dalam
suasana kacau, setiap orang mengurus diri sendiri, mana
pikirkan si gede lagi.
Lekas sekali orang banyak sudah tiba disebuah pekarangan,
dibela kang pekarangan adalah sebuah gedung berloteng
tingkat dua, kabut pagi tampak remang-remang, orang
banyak melihat pigura besar yang tergantung, diataspintu,
dimana terukir tiga huruf Pau-gwat-kan.
Tanah lapang didepan loteng luasnya ada sepuluh tombak.
lengkap dengan segala peralatan latihan Kungfu yang serba
baru, Mungkin disinilah biasanya jago-jago Ham-ping-kiong
latihan silat. Tiga jurusan dipagari tembok tinggi, kecuali pintu
yang menjurus ke villa berloteng itu tiada jalan keluar.
Sementara itu orang-orang Ham-ping-kiong sudah
berkumpul di depan tumpukan pasir yang diratakan, diatas
pasir itulah tertancap ratusan bambu-bambu sebesar jari
tangan yang runcing laksana pisau
Kim-kong-ci Hong-kiat berkata sambil menjura:
"Ciangbunjin, inilah sekedar permainan Tlok-tok-bu-sa-tin
(barisan bambu dipasir kering) Losiu ingin mohon beberapa
jurus pelajaran diatas barisan bambu ini, telapak tangan,
senjata atau Am-gi boleh digunakan sesuka hati. Jikalau tuan
merasa di sini kurang mencocoki selera, boleh diganti cara
lain'
Berdiri alis Liok Kiam-ping, sorot matanya memancar tajam,
katanya dengan gelak tawa lantang: 'Kalau Hong-tongcu ada
minat Cayhe sih boleh saja mengiringi.'
Hong Kiat sudah mencopot jubah panjangnya, dalamnya
mengenakan pakaian ketat yang cocok untuk bertanding
dimedan-laga. Setelah memberi tanda sambil berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'Silahkan,' segera dia melompat keatas dengan gayga Pek-hocong-
thian (burung bangau menjulang ke langit), dengan
ringan dia hinggap di atas pucuk bambu.
Kelihatannya barisan bambu diatas pasir yang tidak padat
itu biasa saja, tapi kalau mau diteliti dan diperhatikan, seorang
berpengalaman akan tahu bahwa barisan ini sukar dihadapi,
maklum tancapan bambu diatas pasir kering itu tidak kokoh,
demikian pula bambu itu runcing, untuk mengembangkan
Ginkang diatas bambu runcing itu, kalau tidak memiliki latihan
Ginkang selama dua puluh tahun, orang tidak akan bergerak
bebas diataSnya. Apalagi bambu-bambu sebesar jari dan
runcing sejumlah seratu dua puluh delapan batang itu
dipasang menurut posisi Pat- kwa. Kalau dalam pertempuran
maju mundur atau serang menyerang tidak dapat
menempatkan dirinya pada posisi yang tepat, kemungkinan
bisa ambruk dan kalah. Apalagi pasir kering dengan tancapan
bambu itu tidak boleh diinjak terlalu keras dengan tenaga
dikerahkan, dalam pertempuran boleh sesuka hati
menggunakan tangan kosong, senjata atau Am-gi, maka lebih
sukar pula untuk melayani dua perhatian sekaligus, bagi yang
belum mempunyai kepandaian tinggi dan sempurna. siapapun
takkan berani mencoba atau main-main dengan maut.
Jian-li-tok-heng sejak muda sudah kenyang berkelahi
menghadapi berbagai macam lawan, sekilas pandang dia tahu
gelagat cukup mencurigakan, lawan bilang boleh main Am-gi
maka dia menduga musuh tentu mempunyai akal keji dan
serangan jahat, siap membantu bila Liok Kiam-ping berada
dalam keadaan kritis.
Liok Kiam-ping sendirijuga cukup cerdik, bahwa lawan
berani mengajak bertanding di atas barisan bambu macam ini,
maka diapun tidak berani gegabah, lekas dia copotjubah
bagian atas serta diikat dipinggang dengan kedua lengan
bajunya, pundak tidak kelihatan bergerak. dengan gaya Ciamllong-
seng-thian, badannya melambung dua tombak. Di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tengah udara menekuk pinggang menggeliat dengan gerakan
membundar, lalu melayang turun dengan gaya indah
mempesona hinggap diatas barisan bambu.
Untuk bertanding diatas barisan bambu orang hanya
mengutamakan kekuatan tenaga dalam dan pengaturan
napas, maka tak mungkin buka suara lagi. Maka kedua orang
hanya saling menjura lalu berputar berganti tempat.
Dengan tangkas Kim-kong-ci Hong Kiat. tiba-tiba
menggoyang badan, tahu-tahu melejit maju menginjak dua
pucuk bambu dua tindak didepan Liok Kiam-ping, tangan
kanan bergerak dengan jurus To-coa-sin-hiat (ular beracun
mencari lobang) langsung menutuk Jian-kin-hiat dipundak
kanan.
Kiam-ping mundur dengan kaki kanan, telapak tangan
memotong miring menabas pergelangan.
Lekas Kim-kong-ci Hong Kiat meninggikan pundak menarik
tangan, kirinya menggesar selangkah, dari samping dia
bergerak dengan jurus Yu-hong-hi- jim (Kumbang menari
dipucuk puntul) kedua jarinya mengincar Ki-kiat-hiat ditubuh
Liok Kiam-ping.
Kiam-ping berputar kekanan, seringan kapas dia berpindah
dua pucuk bambu, denrgan jurus Peksho-jan-ji (bangau putih
pentang sayap), telapak tangannya menepuk miring Giok-simhiat
dibelakang batok kepala Hong Kiat.
Hong Kiat dipaksa mengkeret lebar menyembunyikan
kepala, namun tidak menyurut mundur tubuhnya malah
berputar kearah kiri, kedua telapak tangan mendorong
kedepan denganjurus Siang-jong ciang, yang diincar Hoa-kayhiat
didepan dada Liok Kiam-ping, Dalam sekejap kedua orang
sudah saling serang dua puluh jurus.
Gebrak pertandingan kali ini berbeda pula dengan
pertarungan tad i, karena diatas pucuk bambu yang runcing
lagi, tidak boleh menggunakan tenaga berat, apa lagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengadu tenaga maka mereka hanya saling mematahkan dan
merobah serangan, terutama harus mengembangkan
kelincahan langkah dan gerakan tubuh yang enteng, ketimur
atau mendesak kebarat, maju mundur sambil berputar, makin
lama kedua pihak bergerak makin cepat laksana dua balingbaling
yang saling kejar.
Waktu itu Kim-kong-ci Hong Kiat harus mengegos diri dari
serangan maut, badannya bergerak sekaligus melewati lima
enam bambu, Liok Kiam-ping mengudak dari belakang secara
ketat. Dua langkah lebih lagi dia sudah akan menyusul lawan-
Wajah Kim-kong-ci Hong Kiat kelihatan masam, nafsunya
sudah berkobar, maka turun tangannya juga tidak kenal
kasihan lagi, begitu ujung kaki menutul bambu, badannya
sedikit bergeming, kelihatannya gaya itu seperti akan berputar
kearah kiri menuju belakang, yang benar meminjam gerakan
menggeliat ini, secara sembunyi-sembunyi tangan kanannya
sudah mengeluarkan Am-gi, itulah sebuah bumbung jarum
mungil yang dinamakan hoa-toh bing-ciam sudah digenggam
ditangannya
Saat itu dia juga tidak memutar badan, mendadak malah
menjatuhkan diri kedepan, dengan gaya Ku-gu-bong-gwat
(kerbau jantung memandang rembulan), dia sudah incar
gerakan lawan terus mengayun tangan kanan kebelakang
"Cret" suaranya tidak nyaring namun Bwe-hoa-toh-bing-ciam
sudah melesat kearah Liok Kiam-ping.
Lihay amat serangan Bwe-boa-bing-ciam jarum sakura
pencabut nyawa) ini, tampak titik sinar dingin terbagi atas
tengah bawah dan kanan kiri dari lima jurusan, daya
luncurannya pesat kekuatannya jelas jauh lebih keras dari
timpukan senjata rahasia jago silat manapun.
Pada hal jarum-jarum baja itu selembut bulu kerbau, tapi
ditengah udara dapat mendesing nyaring memecah udara,
maka dapatlah dibayangkan betapa keras daya luncurannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang-orang Ham-ping-kiong bersorak dan keplok, mereka
girang bahwa cong-tongcu mereka pasti berhasil dengan
serangan gelap ini, maka semua berseri tawa.
Sebaliknya orang orang gagah pihak Hong-lui-bun semua
terbeliak kaget dan melongo. hanya keajaiban atau adanya
pertolongan dari melaikat dewata saja yang mampu menolong
jiwa ciangbunjin mereka dari petaka ini. Pada halJian-li-tokheng
berdiri dibela kang Kim-kong-ci Hong Kiat, umpama dia
timpukkan biji teratai besinya juga takkan bisa menolongnya,
karuan dia gugup dan membanting kaki belaka.
Sejak mula Liok Kiam-ping sudah menduga bahwa la wan
pasti sudah mempersiapkan Am-gi yang ganas danjahat,
namun tak pernah dia menduga bahwa serangan bakal
seganas dan selincah ini, untung sebelum dia memburu maju,
mendadak dilihatnya lawan menjatuhkan diri kedepan, rasa
curiga telah menghentikan niatnya, sedikit merandek ini telah
menolong jiwanya. Bila dia mendengar suara jepretan,
berbareng lima bintik sinar dingin melesat keluar, lekas dia
menutul kaki diujung bambu, badannya lantas menjulang
keatas, syukur masih sempat dia menyelamatkan diri.
Diatas barisan bambu yang tertancap dipasir kering seperti
itu sebetulnya tidak boleh menggunakan tenaga, apalagi
menjejak mumbul keatas, dasar Kiam-ping berkepandaian
tinggi nyalinyapun besar, terdesak oleh keadaan pula,
terpaksa dia menempuh cara berbahaya.
Sama sekali tidak diduganya pula disaat tubuhnya melorot
turun, Kim-kong-ci Hong Kiat menyerang pula dengan jarumjarum
lembutnya untuk yang kedua kali. Kali ini Liok Kiamping
jelas takkan bisa meluputkan diri dari serangan
mematikan ini.
Seperti diketahui diatas barisan bambu tidak boleh
mengerahkan tenaga. diwaktu menjulang keatas Liok Kiamping
tidak bisa menggunakan tenaga besar, setelah terapung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diudara segera tubuhnya akan melorot turun, hal ini sudah
diperhitungkan oleh Hong Kiat.
Diluar tahunya Ling-hi-pou-hoat yang diyakinkan Liok Kiamping
sudah sempurna dan dapat dikembangkan beruntun
sembilan kali berputar diudara seperti burung elang
jumpalitan, walau tadi kakinya tidak menggunakan tenaga
untuk melambung keatas, namun ditengah udara untuk
berputar terbang bukankah suatu kerja berat bagi dirinya.
Begitu mendengar suara jepretan, lantas dia tahu lawan
menyerang kedua kali dengan jarum jahatnya, lekas dia
menarik napas, di mana kedua lengan terkembang, tubuhnya
meringkel terus meronta sekali, hingga tubuhnya melayang
naik pula satu tombak, Bwe-hoa-ciam itupun tidak mengenai
sasarannya pula.
Ditengah udara Kiam-ping berputar sekali, tubuhnya rebah
datar diudara, begitu kaki memancal laksana seekor burung
rajawali tubuhnya melesat maju memburu kearah Hong Kiat.
Bahwa Kim-kong-ci Hong Kiat menyerang dua kali dengan
jarum jahat secara keji dan nakal, tanpa mematuhi peraturan
dunia persilatan, orang-orang gagah Hong- lui- bun sudah
berjingkrak gusar. Beramai-ramai mereka membentak dan
memaki, ada yang mengacung tinju, ada yang menggosok
telapak tangan, siap bertindak bila mendapat komando.
Kini mari kita ikuti-jejak si gede Siang Wi, karena
ketinggalan tepaksa dia mengudak kearah mana tadi orang
banyak pergi, langkahnya lebar, pentungnya masih terus
berkerja, sering pula kaki menendang apa saja yang
menghalangi perjalanannya, pintu atau dinding yang
menghadang juga dihajar dengan pentung baja. Setelah
sekian lama mengobrak abrik kian kemari, belumjuga dia
menemukan orang banyak, karuan si gede yang pikun ini
semakin bingung uring-uringan akhirnya dia pegang pentung
berdiri melongo celingukan, entah kemana die harus
menerjang pula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena berdiam diri itulah, dalam keheningan dia
mendengar suara sorak sorai orang banyak. seketika dia
berjingkrak girang, mulutnya mengoceh: "Maknya kura-kura,
akhirnya kutemukan juga." kembali pentungnya bekerja,
tembok dijebolkan secara kekerasan- setelah membelok dua
kali dia tiba disebuah serambi.
Diujung tikungan sana dilihatnya bayangan orang bergerakgerak.
Dengan getak tawa mulutnya berkaok-kaok: "Anak
kelinci, coba mau sembunyi kemana lagi." sambil menjinjing
pentung segera dia memburu ke sana.
Keluar dari serambi panjang berliku-liku itu dia memasuki
sebuah pekarangan dibawah sebuah bangunan loteng.
Tampakpula banyak lelaki sedang sibuk bekerja menggotong
buntalan-buntalan kertas entah apa isinya, yang terang
buntalan kertas itu semua dilempar kesebuah lobang dibawah
tanah.
Memangnya sudah penasaran dan keki sejak tadi, perut
lapar lagi, maka orang-orang Ham-ping-kiong yang kesamplok
ditangannya tentu tidak diberi ampun, dengan mata mendelik
segera dia menyerbu sambil ayun pentungnya.
orang-orang itu sedang sibuk bekerja, penuh perhatian dan
hati-hati menggotong buntalan-buntalan kertas itu, mimpipun
tidak menduga bahwa petaka turun dari langit mengincar jiwa
mereka. d iluar pekarangan tadi mereka sudah merasakan
kelihayansi gede ini, tahu permainan pentungnya amat
kencang dan berat, siapa tidak lekas menyingkir pasti celaka,
apalagi sigede berkulit tebal tak mempan senjata, melihat dia
menyerbu datang dengan mata mendelik laksana raksasa iblis
yang jahat saja. Seketika hampir terbang arwah mereka
saking ngeri den ketakutan, siapa berani ayal, beramai ramai
mereka menjerit ngeri sambil melempar buntalan kertas yang
dipegang terus ngacir seperti dikejar lawan, lari ke lobang
dibawah tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lobang itujuga tidak terlalu lebar, mereka berjumlah
banyakjadi mereka berebutan menyelamatkan diri, yang
berada dibela kang jelas terlambat. maka tidak sedikit yang
dihajar pentung hingga kepala bocor tulang patah, yang mati
dan terluka parah bergelimpangan ditanah.
Akhirnya si gede kehabisan lawan, terpaksa dia mengudak
kebawah lobang. Dibawah lobang gelap gulita, begitu dia
berada di bawah lobang, matanya seketika menjadi gelap tak
bisa melihat apa-apa. Sejenak dia berdiri ragu-ragu, setelah
merasa pandangannya agak biasa, baru dia melihat sebuah
lorong panjang berada didepannya, mau maju atau mundul
kebelakang, buntalan-buntalan kertas satu kaki persegi
berserakan disepanjang lorong, orang-orang yang
mengangkuti buntalan itu sudah lari tak kelihatan
bayangannya.
Di arena tidak teriampias rasa gusarnya akhirnya buntalan
kertas itu menjadi sasaran ayunan pentungnya, isinya segera
tercecer berhamburan, ternyata bubuk kuning yang berbau
menusuk hidung.
Mendadak didengarnya suara mendesis tajam dari tempat
gelap sana disertai percikan api, Lekas si gede memburu
kesana sambil menyeret pentung. Dua puluhan langkah
kemudlan desis suara itu makin keras, tapi maju lagi lebih
jauh sudah buntu, tiada jalan belok pula ? Setelah
membanting kaki dia putar batik hendak memburu kearah
datangnya suara. Mendadak dia menumbuk sebatang bambu
sebesar mulut mangkok yang tegak berdiri ditengah lorong
menyanggah langit-langit lorong, tanpa peduli tiga kali tujuh
dua puluh satu sigede angkat pentung terus memukul, tapi
tonggak bambu besar itu tidak bergeming, seperti berakar
dibumi, setelah puluhan kali dipukul tetap berdiri tegak. Gema
suara pukulan pentung bergema diujung lorong sebaliknya.
Lorong terlalu sempit, tak mungkin sigede mengayun
pentung menyapu miring, maka pukulan pentungnya itu tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggunakan sepenuh tenaganya, akhirnya sigede
menumbuk dengan kedua lengan berganti kanan kiri, pundak
sudah kesakitan, tonggak bambu itu tetap tidak bergerak,
karuan dia menjadi jengkel, akhirnya pentung dia buang,
kedua tangan pegang tonggak bambu itu terus kerahkan
seluruh tenaganya mencabutnya keatas.
Siang Wi memang dibekali tenaga raksasa sejak dilahirkan,
begitu dia kerahkan kekuatannya tonggak bambu itu mulai
terangkat sedikit. Setelah diulang beberapa kali, tonggak
bambu itu akhirnya tercabut seluruhnya. Karuan senangnya
bukan main, bambu masih dipegang kencang terus disendai
keras kesamping.
Maka terdengarlah suara gemuruh, langit-langit lorong itu
ambruk sehingga bolong dan menyorotlah cahaya terang
kedaiam lorong yang gelap. Menyusui pasir kuning yang
lembut seperti dituang saja menguruk kebawah.
Tenaga sendai sigede terlalu besar, begitu tonggak itu
copot dia sendiri ikut tertarik kepinggir lima kaki, hingga pasir
kuning menguruk seluruh kakinya sebatas paha.
Semula masih sempat kupingnya mendengar suara
bentakan ramai diatas, tapi hanya sekejap suasana menjadi
sepi. Lekas si gede melonjak berdiri sambil meraih pentung
terus merambat keatas lobang. Diatas pasir tak bisa
menggunakan tenaga, badan sigede yang besar berat pula,
hanya dua langkah kakinya sudah terjeblos hingga dia roboh
terjengkang, dengan pentungnya lekas dia menyanggah
badan serta merambat bangun pula kearah lobang diatas.
Waktu dia angkat kepala selayang pandang hanya pasir
kuning melulu, maka hatinya bingung dan heran: "Tempat
apakah ini ? Apakah disini ada laut ?'
Tengah dia celingukan dengan bingung, mendadak
didengarnya suara dari atas pasir sana serta muncul bayangan
orang: "He, bocah gede, bagamana kau bica muncul dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bawah tanah ? Sekarang jangan bergerak dulu, biar kubantu
kau membuka jalan diatas pasir ini."
”Ih losu," seru sigede, tolong lekas kau bantu aku. Terus
terang perutku sudah lapar. Kemana pula orang banyak ?"
"Baiklah, segera aku bantu." Lalu dia lompat turun diatas
tumpukan pasir serta merambat naik pula. Tak lama kemudian
si gede sudah ditarik keluar oleh Ih Tiau-hiong tak urung
sekujur badannya kotor oleh pasir kuning, Ternyata lobang
besar diatas lorong kebetulan tepat ditengah barisan bambu
runcing yang dipasang dipasir kering.
Seperti diketahui Hong Kiat sengaja memancing Liok Kiamping
bertanding diatas barisan bambu ditancap dipasir itu,
sebelumnya diapUn sudah menyiapkan Bwe-hoa-toh-bingciam
yang ganas untuk adu jiwa dengan lawan- bila masih
gagal juga merobohkan lawan dan pihak sendiri yang kalah,
terpaksa dia akan meledakkan bom geledek yang sudah
dipendam dibawah pasir, bukan saja orang-orang gagah
Hong-lui-bun akan mampus seluruhnya oleh ledakan dahsyat
itu, seluruh perkampungan Kwi-hun-ceng inipun akan hancur
luluh oleh ledakan demi ledakan-
Diwaktu dia menantang Liok Kiam-ping, sementara anak
buahnya sedang sibuk mengatur bahan-bahan peledak. Dilua r
perhitungannya pula bahwa sigede yang ketinggalan ini tanpa
sengaja justru main trobos masuk kelorong bawah tanah,
bukan saja mematikan sumbu peledak. barisan bambu diatas
pasir itupun ambruk kebawah.
Waktu Kiam-ping meluputkan diri dari timpukan jarum
musuh dengan Ginkangnya yang tinggi, tubuhnya menukik
lurus kebawah seenteng kapas, turun dibela kang Kim-kong-ci
Hong Kiat, Kim-kong-ci Hong kiat terpesona oleh demontrasi
Ginkang yang tiada taranya itu. maklum bahwa pihak dirinya
takkan mungkin menang, ingin dia segera meleeakkan bom d
iba wah pasir, tapi dia juga tahu bahwa orang-orangnya belum
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selesai mengatur bagian bawah, terpaksa dia harus mengulur
waktu.
Diwaktu otaknya bekerja mencari akal untuk menghadapi
musuh itulah, bagian tengah barisan bambu diatas pasir tepat
dimana bom peledaknya terpendam mendadak ambruk
dengan suara gemuruh, melesak runtuh kedalam tanah.
Sudah tentu kejadian ini bukan saja mengejutkanjuga
memusingkan kepalanya, batinnya: "Lorong sekokoh itu tanpa
sebab tidak mungkin runtuh. orang-orang Hong-lui-bun semua
ada disini, tidak mungkin ada yang mendadak merusak
rencanaku didalam lorong bawah tanah," Padahal sigede yang
ketinggalan itu telah dilupakan olehnya, "Bantuan dari luar
juga tidak mungkin datang secara kebetulan. Mungkinkah ada
orang orang Ham-ping-kiong yang sudah mengkhianat
membantu pihak musuh"
Betapun runtuhnya barisan bambu itu merupakan pukulan
berat bagi pihaknya, mumpung masih ada kesempatan kalau
tidak lekas pergi, bila terlambat pasti menyesal seumur hidup.
mendadak dia bersuit panjang memberi tanda kepada anak
buahnya, berbareng kedua tangan didorong lurus ke depan.
Terdengar dua kali jepretan pula, dua rumpun jarum halus
kembali melesat keluar dari dalam bung bung, masing-masing
mengincar Liok Kiam-ping dan rombongan besar orang-orang
Hong-lui-bun.
Mendengar suitan panjang dari mulut Hong Kiat, orangorang
Ham-ping-kiong bergegas berlompatan mundur, tanpa
membuka suara mereka berlompatan keluar pagar tembok.
Sementara Hong Kiat sendiri setelah menyambitkan jarumnya,
ikut kabur dari tempat itu.
Dua kali Liok Kiam-ping selamat dari seranganjarum berbisa
lawan, sekarang dia tidak perlu gentar lagi, lekas dia
menyingkir lima kaki kesamping, Serangan ketiga ini pun tidak
mengenai dirinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sejak tadiJian-li-tok-heng memang sudah menggenggam
biji teratai besi, sekarang tiba saatnya dia pamer kepandaian,
lima bintikjarum menyambar ke arah orang banyak, kontan dia
ayun tangan menimpukkan biji teratai besi, kelima Bwe-hoaciam
kena ditimpuknya jatuh semua.
Bila Kiam-ping berhasil menyelamatkan diri dari s a mb era
n Bwe-boa-ciam musuh, dilihatnya Hong Kiat sudah kabur
melompati pagar tembok. Saking gusar dia memekik seram,
dengan gerakan cam-llong-seng-thian, tubuhnya melambung
lima tombak, secepat panah mengudak keluar pagar.
Demikian pula orang-orang Hong-lu^bun yang lain
membentak dan mencaci maki, beramai-ramai mereka
mengudak keluar. Hanya coh-siang-hwi yang terluka, dia
masih harus menjaga Tio-jin-kiat, maka hanya mereka berdua
saja yang masih tinggal d is itu.
Begitu tiba diluar pagar Liok Kiam-ping meluncur turun,
kabut pagi masih tebal, lapat-lapat kelihatan puluh a n tombak
didalam hutan bayangan orang berkelebat, tanpa ayal dia
menjejak kaki ditanah, tubuhnya berlompatan beberapa kali,
mengembangkan Ling-hi-pou-hoat. G^ak tubuhnya laksana
damparan angin les us, melesat kedepan dengan kencang.
Diluar sungai pelindung perkampungan merupakan hutan
belantara yang lebat, maju pula kedepan adalah mulut
gunung. Sementara itu bayangan orang didepan itu masih
terpaut puluhan tombak. yakin beberapa kali lompatan pula
pasti dirinya dapat menyandak.
Hatinya sudah kebacut girang, gembong iblis yang jahat
kali ini pasti takkan lolos. Tapi setelah dia mengitari perut
gunung, seketika dia celingukan heran dan kaget, bayangan
yang dikejarnya ternyata telah lenyap dalam sekejap ini.
Samar-samar Liok Kiam-ping masih kenal daerah sekitar ini,
dulu waktu kecil sering juga dia dolan ditempat ini, melewati
perut gunung, maju kedepan lagi adalah tega la n yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belukar dan tiada jalan menembus kejurusan lagi.Jarak
belasan tombak hanya ditempuh sekejap mata, pada hal
orang-orang Ham-ping-kiong sebanyak itu, bagaimana mereka
bisa melarikan diri dalam jangka sependek ini ? Kiam-ping
tahu urusan agak ganjil, dibelakang kejadian pasti ada rahasia
yang belum diketahui.
Maka dia panggil orang banyak berkumpul lalu membagi
tenaga mencari ke segala jurusan- Dalam jangka satu jam
daerah itu boleh dikata sudah digeledah. tetap tidak
menemukanjejak musuh. Sementara fajar telah menyingsing,
terpaksa orang banyak kembali kemulut gunung, tunggu
punya tunggu semua sudah balik, hanya It-cu-kiam saja yang
belum kunjung tiba.
Kiam-ping gelisah dan tidak sabar lagi.
Padahal orang banyak sudah bertempur semalam suntuk.
meski Lwekang mereka tinggi juga harus beristirahat. Maka
dia minta orang banyak pulang dulu ke Kwi-hun-ceng,
bersamaJian-l^tok-heng mereka mencari ke arah It-cu-kiam
pergi. Dengan cermat mereka menyelidik dan mencari dengan
teliti.
Satu jam kemudian mereka memasukijalanan kecil yang
penuh ditumbuhi rumput alang alang, dua dinding gunung
mengapitjalan kecil ini jadi bentuknya mirip selat gunung, tapi
karena jarang dilewati orang, maka jalanan kecil ini sudah
ditumbuhi rumput liar. Selat sempit ini berliku-liku, makinjauh
kedalam keadaannya makin seram dan menakutkan.
Kiam-ping berdua terus maju puluhan tombak, dipinggir
dinding gunung sebelah kanan terdapat sebuah batu raksasa
yang menonjol, pada hal sekitar sini tiada batu lain dan batu
raksasa inipun menghadang jalan, jadi amat menyolok.
Rumput liar disekitar batu raksasa tumbuh satu kaki
tingginya. kelihatan rumput di sini morat marit seperti ditindih
barang berat hingga rebah datar diatas tanah. Maju lagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
adalah semak-semak yang belukar. Jian-li-tok-heng merasa
heran, katanya:
"Daerah yang jarang dijelajah manusia, tinggi rumput lebih
satu kaki, bagaimana mungkin bisa roboh kalau tidak tertindih
benda berat ? Dilihat keadaannya, kejadian baru saja,
mungkin... ' tiba-tiba dia jemput sepotong batu sebesar mang
kok lalu lompat keatas batu raksasa serta menghantam
dinding gunung dengan batu ditangannya.
Ternyata bunyi ketukan itu menimbulkan gema kosong
dibalik dinding, lekas dia berkata: 'Keadaan dibalik dinding
agak mencurigakan, mari kita geser dulu batu besar ini.'
Batu raksasa itu ada ribuan kati beratnya, tapi dengan
gabungan tenaga mereka berdua dengan mudah batu itu
dirobohkan kesamping, dan terbuka lah sebuah lobang persegi
lebar tiga kaki. Mulut lobang ternyata rata halus seperti diiris
pisau. jelas hasil buatan manusia. Lobang goa ini amat dalam
dan sempit panjang tak terlihat ujungnya.
Liok Kiam-ping berkata kepada Jian-li-tok-heng: "Lo-koko,
tolong kau jaga di mulut gua, biar Siaute yang -memeriksa
kedalam."
Jian-li-tok-heng mengerut kening, katanya: "Gua ini
bentuknya cukup mencurigakan, kuatirnya ada perangkap
didalam, biar aku saja yang masuk." dia kuatir sebagai
ciangbun meski berkepandaian tinggi, tapi kurang
pengalaman, kalau terjadi sesuatu yang tidak diharapkan
tentu berabe, maka dia tidak ingin Kiam-ping menyerempet
bahaya.
Liok Kiam-ping bernyali besar, wataknya angkuh lagi,
bahwa Jian-li-tok-heng menguatirkan keselamatannya,
sungguh terharu hatinya, dengan tersenyum dia berkata: "Lokoko
tak usah kuatir, gua kecil dialas pegunungan, yakin
takkan ada mara bahaya besar, yakin Siaute masih mampu
mengatasi." tanpa menunggu jawaban Jian-li-tok-heng segera
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia melompat turun kedalam gua, dengan langkah lebar dia
masuk kedalam.
Gua ini gelap gulita, lima jari sendiri juga tidak kelihatan-
Setelah maju beberapa langkah Kiam-ping berdiri sejenak.
memusatkan perhatian memasang kuping, kini matanya sudah
biasa ditempat gelap lambat laun pandangannya mulai terang.
Tinggi gua setombak, lebarnya empat kaki, gua inijelas buatan
manusia karena dindingnya rata seperti terpacul, jelas belum
lama ini dibangun. Semakin dalam hawa terasa makin dingin
dan lembab, desis air mengalir tampak gemericik diantara
celah-celah dinding membasahi lantai gua.
Setiap tiga tombak diatas dinding dipasang sebuah obor
dari bambu, obor padam tapi terasa masih hangat, jelas belum
lama dipadamkan.. Segera Kiam-ping keluarkan ketikan lalu
menyulut obor, begitulah setiap obor dia nyalakan hingga
lorong gua ini semakin terang, semakinjauh keadaan semakin
nyata.
Kiam-ping sudah menyusuri lorong gua satu jam lamanya,
tapi belumjuga tiba diujung, dalam hati dia menggerutu,
pikirnya berhenti: "Lorong gelap macam apa ini ? Diatas
pegunungan seperti ini, buat apa membuang banyak tenaga
membangun proyek sebesar ini? Apa gunanya ? Setelah
orang-orang Ham-ping-kiong menduduki Kwi-hun-ceng,
ratusan li daerah sini boleh dikata berada dalam kekuasaan
dan pengamatan mereka, mungkinkah ada rombongan besar
dari golongan lain bisa membangun proyek d iba wah tanah
sebesar ini dipegunungan ini ?' tak perlu diragukan lorong gua
inipun pasti dibangun oleh pihak Ham-ping-kiong, sebagaijalan
mundur mereka bila mengalami kekalahan total, Kemungkinan
besar It cu-kiam Koan Yong juga terperangkap didalam gua
ini.
Karena menguatirkan keselamatan It-cu-kiam Koan Yong,
maka amarah Kiam-ping berkobar, sebelum ini dirinya
tidakpernah kenal dia, dengan suka rela dia datang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membantu, sekarang orangnya hilang tak karuan paran,
adalah menjadi kewajibannya untuk menemukan kembali mati
atau hidup, betapapun dirinya tidak boleh mundur.
Segera dia mempercepat langkah meneruskan perjalanan
kedepan. Mendadak sebuah ledakan dahsyat terdengar dari
mulut gua, begitu keras ledakan ini sehingga lorong gua di
mana Kiam-ping berada seperti digoncang gempa.
Dalam pada ituJian-li-tok heng yang menunggu dimulut gua
sudah resah dan gelisah, tiba-tiba kupingnya mendengar tawa
dingin seseorang yang lirih dibelakangnya. Dia tahu
kemungkinan dirinya sekarang sudah ada dalam pengawasan
musuh, sementara dia tidak boleh meninggalkan mulut gua.
Maka dia pusatkan perhatian kesekitarnya.
Sebuah gelak tawa memecah kesunyian, seorang berkata
pongah: Jian-li-tok-heng, ternyata memang cerdik pandai, tapi
hanya kau seorang memangnya dapat berbuat apa di sini?"
Habis perkataannya dari atas dinding curam melayang turun
bayangan seorang laksana seekor rajawali hinggap ditengah
selat.
Begitu menginjak bumi kedua tangan Kim-kong-ci Hong
Kiat lantas menyilang dan bergerak turun naik bertemu
ditengah terus didorong sekali kearahJ ia n- li-tok h eng.
Tahu Lwekang lawan amat tangguh, betapapunJian-li-tokheng
tidak berani melawan dan menyambut secara keras. B
eg itu pukulan lawan menerpa tiba lekas dia melompat lima
kaki, berbareng kedua lengannya membundar terus miring
tubuh dari samping menyendal kedua telapak tangan balas
menepis angin pukulan lawan-
Begitu benturan terjadi, meski Jian-li-tok-heng melawan
dari samping tak urung dia tergentak mundur setindak.
Sementara Kim-kong-ci Hong-kiat hanya menggeliat sedikit.
Kuatir Liok Kiam-ping segera keluar dari dalam gua, hingga
rencana jahatnya yang terakhirjuga gagal pula, demi cepat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyelesaikan lawan yang satu ini, segera dia gunakan Kimkong-
ci- kang. Tampak dua jalur hawa putih melesat keluar
dari kedua jarinya dengan suara memecah udara.
Kekuatan Kim-kong-ci kang dapat menusuk gunung
menembus dada, sudah tentu Jian-li-tok-heng tidak berani
lena, lekas dia melompatjauh tiga tombak, syukur masih
sempat menghindar, melihat tujuan sudah tercapai segera
Hong Kiat merogo keluar sebuah granat tangan bundarnya
sebesar buah kepala terus dilempar kedalam lobang gua.
Baru saja Jian-li tok-heng menyentuh bumi, badannya
lantas tergetar oleh ledakan dahsyat. Tampak lobang gua itu
sudah hancur lebur, tanah padas dan batu-batu gunung
raksasa menyumbat mulut gua.
Takpernah terpikir oleh Jian-li-tok-heng bahwa lawan bakal
melakukan muslihat sekeji ini, sedikit kelalaian dirinya, Kiamping
terkurung didalam gua, mati hidupnya belum diketahui,
karuan gusarnya seperti kebakaran jenggot, dengan nekad
segera dia merogoh dua genggam biji teratai besi dengan
gerakan hujan kembang diangkasa dia timpukkan kearah Kimkong
ci Hong- Kiat.
Melihat mulut gua sudah ambruk dan tertutup rapat,
musuh satu-satunya yang paling diseganijelas takkan mungkin
bisa keliuar, namun dia kuatir ledakan keras ini memancing
kedatangan orang-orang Hong- lui- bun yang lain, dirinya
sendirian kalau sampai dikeroyok bisa berabe, biarlah urusan
diselesaikan lain kesempatan- Maka dia berkata: Jian-li-lo
koay, apa maumu sekarang? Bocah she Liok sudah terkubur
didalam gua. cepat atau lambat Kui-hun-ceng akan jatuh
ketanganku lagi, sementara biar kalian hidup beberapa hari
lagi." Habis bicara dia langsung menjejak bumi melambungkan
tubuhnya keatas, beberapa kali kakinya berpijak didinding
gunung yang menonjol keluar, beberapa kalijumpalitan pula
bayangannya sudah lenyap.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karuan bukan kepalang amarah Jian-li-tok heng, ingin
rasanya dia telan bulat lawan yang satu ini.
Sementara itu Kiam-ping juga mendengar ledakan dahsyat
diluar, tahu gelagat jelek lekas dia berlari balik. Tapi setiba
diujung lorong, seketika dia berdiri melenggong. Mulut gua
sudah tidak kelihatan bentuknya, tanah padas dan batu-batu
raksasa telah menyumbatjalan keluar, dia coba meraba dan
memukulnya beberapa kali, tapi tidak bergeming sedikitpun,
saking gelisah dia berteriak-teriak: "Lo-koko, di mana kau."
ditunggu sesaat tidak memperoleh jawaban- Maka dia
membatin: 'Agaknya musuh sengaja meledakkan mulut gua,
kemungkinan Lo-koko sekarang sedang melabrak musuh.
Dalam gua masih ada hawa segar, tentunya ada lobang lain
yang menembus luar, aku harus berusaha mencari lobang
keluar itu secepatnya supaya tidak terlambat meloloskan diri."
bagai terbang dia berlari menyusuri lorong gua.
Obor masih menyala maka penerangan cukup untuk
membedakan arah, sehingga Kiam-ping lebih leluasa
mengembangkan Ginkang. Rasa gelisah membakar dada,
maka larinya bagi terbang, kecepatannya memang luar biasa.
Kira-kira seratus tombak kemudian, tiba-tiba dirasakan
sepatunya agak basah, waktu dia menunduk seketika dia
berusaha heran, ternyata air sedang mengalir datang dari
depan dengan cepat.
Datangnya airjuga terlalu aneh, kebetulan mulut gua
tersumbat baru air membanjir tiba, padahal gelagatnya gua ini
belum pernah tergenang air selama ini. Mungkinkah ini
perbuatan manusia? Setelah menyumbat mulut gua, musuh
hendak membunuhnya pula tenggelam dalam lorong sempit
ini.
Betapapun cerdik pandai Kiam-ping, sekarang dia
kehabisan akal, sementara air bah sudah mulai deras menjadi
arus kencang dengan suaranya yang gemuruh, keadaan
terasa amat tegang. Maka Kiam-ping membatin: "Kalau air
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa masuk kemari dari depan pasti ada lobang keluarnya,
apalagi arus sedemikian besarnya,jelas bukan dialirkan dari
sungai kecil dan lobang air tentujuga cukup lebar dan
banyak."
Air setinggi lutut, arus tak terbendung, Dalam waktu dekat
seluruh lorong gua ini bisa kelelap. namun sekuatnya Kiamping
kerahkan tenaga untuk maju kedepan melawan arus.
Kira-kira sejam kemudian arus terasa makin besar dan daya
terjangnya juga makin besar, hingga daya majunya semakin
lambat.
Air semakin tinggi datangnya arus ternyata makin galak. air
bergulung-gulung seperti amukan ombak^ suaranya gemuruh
dengan air muncrat kian kemari. Tinggi air mencapai pundak^
Kiam-ping merasa keadaanya cukup genting, namun ia tetap
berlaku tenang, dengan segala kemampuannya dia terus
terjang kedepan-
Tapi kekuatan arus memang teramat besar, kedua kakinya
kini sukar menggunakan tenaga. Walau Lwekangnya tinggi
didalam air Kungfu setinggi langitjuga tidak berguna, namun
dengan tenaga murninya, dia masih kuasa mengapungkan diri
untuk maju terus melawan arus. Tapi majunya juga
menggeremet.
Mendadak sebuah arus yang bergolak besar menerjang
datang, karena daya terjangnya teramat besar, tubuh Kiamping
samphai terhanyut mundur sejauh satu tombak. Lekas
Kiam-ping gunakan daya berat tubuhnya, kedua kaki
mengendak turun kebawah Tapi seluruh badan termasuk
kepalanya seketika amblas kedalam air, telapak kaki juga tidak
dapat menyentuh tanah, ternyata ketinggian air sudah
melebihi tinggi badannya. Lekas Kiam-ping meringankan tubuh
mengambang kepermukaan air, namun badannya terus
hanyut beberapa tombak pula kedalam gua.
Karena tanpa halang tidak puny a pegangan, dengan
kekuatan tenaga murninya dia apungkan tubuhnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dipermukaan air, pasrah nasib membiarkan tubuhnya dibawa
arus air entah ke mana. Air masih terus bergulung gulung
datang. Hanya sekejap seluruh lobang gua diperut gunung ini
sudah terendam air, dari sini dapat dirasakan bahwa sumber
air yang menderojok kedalam gua letaknya pasti lebih tinggi
dari gua ini.
Menahan napas meringankan badan hingga mengapung
dipermukaan tidak bisa bertahan lama, apalagi air sudah
mencapai langit-langit gua, kuping juga sudah terendam air,
keadaan betul-betul gawat. Dalam keadaan yang sudah kritis
ini otak Kiam-ping masih jernih, dengan tenang dia mencari
akal untuk menyelamatkan diri.
Mendadak tergerak hatinya, teringat olehnya didalam
Thian-gwa-cin-keng ada sejenis latihan Lwekang dinamakan
Kui-gip-tay-hoat (ilmu kura-kura tidur) yang dapat menyumbat
pernapasan orang dan hanya mempertahankan
denganjantung, luka-luka separah apapun dapat disembuhkan
dan penyakit tidak akan merembet atau bertambah parah.
Tapi cara inijuga hanya pisa digunakan sementara dalam
waktu singkat, tapi untuk menolong keadaan yang sudah
kepepet begini, terpaksa dia harus berani mencobanya. lekas
dia kerahkan hawa murni dalampusar, terlebih dulu dia
sumbat seluruh IHiat-to dan urat nadi, Lalu arus hawa murni
itu dia tuntun keseluruh badan serta mulai menutup
pernapasan, yang terjaga hanyalah kesadaran otaknya. Kini
keadaann a sudah dalam keadaan setengah sadar, tubuhnya
terapung didalam air.
Kira-kira setengah jam pula, air sudan tidak mengalir
masuk pula, jadi air gua ini sudah dalam keadaan tenang dan
merata. cukup lama juga keadaan tenang ini bertahan,
mendadak air mulai bergerak pula, bukan mengalir kejurusan
belakang tapi pelan-pelan bergerak balik kearah datangnya
semula, semula turunnya ketinggian air masih perlahan, tapi
setelah turun satu kaki arus yang mengalir balik ini ternyata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
makin cepat, seperti air dituang dari tempat tinggi menderojok
kebawah.
Kini badan Liok Kiam-ping sudah terapung dipermukaan air,
tak bergerak mengikuti arus air hanyut kearah mulut gua dan
akhirnya rebah dipinggir sungai. Mendadak Kiam-ping menarik
napas panjang, mengerahkan tenaga mengalirkan pula arus
darah dalam tubuhnya, setelah seluruh hiat-to dan urat nadi
tembus, jalan berjalan normal, segera dia mencelat bangun.
Selepas mata, memandang sekitarnya. seketika dia kaget
oleh keadaan sekelilingnya. Tampak didepannya adalah
sebuah sungai yang cukup besar, ternyata air sungai memang
surut tak heran air dalam guapun mengalir keluar dan
membawa dirinya dipinggir sungai. Sungai di mana dia berada
ternyata dekat muara, maju takjauh lagi sudah lautan besar.
Dengan seksama dia meneliti keadaan sekitarnya,
diperkirakan tempat itu adalah muara Ao-kang. Dari Kwi-hunceng
ada seratusan li jauhnya.
Ternyata diwaktu dirinya tertutup didalam gua, musuh
menyumbat air sungai serta mengalirkan air kedalam gua,
dengan cara ini mereka kira dapat membunuh Kiam-ping.
Betapapun tinggi kepandaian dan Lwekangnya juga pasti mati
tenggelam.
Sayang rencana mereka yang sempurna ini tidak
memperhitungkan kuasa alam. Mereka juga tidak mengira
bahwa Liok Kiam-ping beberapa kali memperoleh rejeki
sehingga bekal ilmunya sekarang sakti mandraguna, ilmu
pengobatannya jug a tinggi sekali, terutama tentang pelajaran
lwekang untuk melindungi badan dan menjaga kesehatan-
Biasanya air pasang juga terbatas waktunya, walau Kui-gi-tayhoat
hanya kuat bertahan beberapa jam, namun kali ini justru
cocok digunakan dan berhasil menyelamatkanjiwanya. hal ini
sudah tentu tidak pernah terpikir oleh musuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menghadapi kekejaman dan keculasan musuh yang banyak
muslihatnya. bukan kepalang rasa gusar Kiam-ping. Segera
dia copot pakaiannya dan dikeringkan diatas batu karang
dipinggir sungai, sambil menunggu Kiam-ping beristirahat
dibawah pohon. Waktu dia siuman daritidurpakaianpunsudah
kering, setelah berpakaian lekas dia melompati sungai terus
berlari masuk hutan belukar menuju ketimur. Dia mengharap
bisa memperoleh sesuatu yang diharapkan sambil mencari
jejak It-cu-kiam Koan Yong yang hilang.
---ooo-dw-ooo---
CIOK-WIJUN adalah perkampungan nelayan yang kecil, tapi
letaknya yang strategis menjadikan para nelayan atau
pelancongan yang mau pesiar atau berlayar harus lewat
kampung ini, maka perdagangan didesa ini cukup ramai,
penduduknya juga ada ribuan, namun semuanya hidup dari
hasil laut, penduduknya hidup sahaja, selama ini aman
tentram.
Tapi sejak Ham-ping-kiong menduduki Kwi-hun-ceng,
mereka mendirikan cabang di desa ini, secara langsung
menjadikan pusat kekuasaan Tang- ling- kiong yang hijrah
dari Giok-hoan-to.
Waktu itu menjelang magrib, karena terkurung didalam gua
hampir sehari, perut Kiamping betul-betul sudah keroncongan,
setiba dijalan ingin dia mencari warung atau penginapan untuk
makan dan isiirahat, sekaligus menyirapi keadaan desa ini.
Waktunya memang tepat orang makan malam, lampulampujuga
sudah mulai dipasang, pelayan warung ataupara
kacung banyak yang keluar berdiri dimuka pintu menyambut
kedatangan para tamu, bukan saja sibuk merekajuga mandi
keringat.
Waktu Liok Kiam-ping datang menghampiri, begitu melihat
tampang dan dandanannya seketika seri tawa mereka kuncup,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semua bersikap takut-takut serta melarang dia masuk dengan
alasan sudah penuh tidak menerima pengunjung lagi, silahkan
cari warung lain saja.
Beruntun Kiamping memasuki beberapa warung dan
penginapan, tapi semua menolak dengan alasan sama. Pada
hal desa ini hanya terdapat sebuah jalan raya, seluruh warung
dan penginapan di sini sudah dia kunjungi semua, mau tidak
mau timbul rasa curiganya, pikirnya: "Kemungkinan ada matamata
atau kekuatan musuh yang dipendam di desa ini, jelas
jejakku sudah kenangan mereka, kalau kutanya secara terang
terang jelas takkan memperoleh hasil apa-apa, Untuk putar
balik begini saja, rasanya penasaran, apalagi It-cu-kiam Koan
Yong belum ditemukan, lebih baik aku bekerja secara
sembunyi-sembunyi sambil menyelidik apa latar belakang dari
semua penolakan mereka terhadapku. Baiklah akan kuselidiki
secara diam-diam memangnya aku tidak mampu membongkar
gerombolan musuh d id es a ini."
Maka dia membeli dua bungkus makanan dan sebotol arak
serta seperangkat pakaian disebuah warung makan dan toko
klontong terus beranjak keluar desa memasuki hutan.
Kira-kira kentongan kedua, dia mengembangkan Ginkang
meluncur kedalam desa nelayan-Disetiap tempat yang
dirasakan tepat didalam desa dia memberi tanda rahasia
Hong-lui-bun, lalu sengaja memberatkan langkah, kakinya
berlompatan sambil lari mengeluarkan suara.
Setelah berlari setengah lingkar, didengarnya suara
keresekan disebelah belakang dia tahu pasti ada orang
menguntit dan mengawasi gerak-geriknya, diam-diam dia
merasa senang, maka dia makin memperlambat langkah.
suara keresekan dibelakang itu semakin keras dan nyata,
menurut pendengarannyajarak penguntit itu kira-kira lima
tombak. Lekas Kiam-ping mempercepat langkahnya, sekali
berkelebat dia sembunyi d iba wah payon rumah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua bayangan orang memburu datang dari belakang, gerak
gerik mereka tampak kasar dan berat, kepandaiannya biasa
saja. Setelah tiba diujung jalan kedua orang tampak
celingukan, tak lama kemudianputar balik pula dan kebetulan
berada d iba wah payon, keduanya bersuara heran, seorang
berkata: "Aneh, jelas kelihatan ada didepan, kenapa sekejap
mata telah lenyap. Pada hal gerak geriknya lamban,
memangnya dia mampu amblas kebumi ?"
"Dandanan dan perawakannya persis dengan apa yang
kami terima dari pusat, tapi gerak tubuhnya tidak sebanding
dengan apa yang dikatakan dalam berita acara itu. Kurasa
lebih baik kita balik memberi laporan ke kantor cabang saja."
demikian usul seorang lain-
"Alah, kenapa bingung tidak karuan, urusan sekecil ini juga
harus dilaporkan segala. Musuh sudah terperangkap dalam
gua dan tuang air lagi, setelah sekian lama memangnya dia
masih hidup didaratan ini, sekarang tentu sudah melaporkan
diri kepada Hay-liong-ong dilautan sana."
"Ya. omong sih benar, tapi kepandaian musuh luar biasa,
bila dia bisa lolos dari lobang gua itu lalu terhanyut keluar pula
karena air sungai surut, lalu bagaimana ? Betapapun
menghadapi urusan harus hati-hati kurasa.." lebih penting kita
utus Yu Sam pulang ke pulau untuk memberikan laporan ke
istana.."
"Begitupun baik. Sedikit banyak pertanggungan jawab
sudah kita lakukan-" setelah mencari putar kayun disekitar
situ, baru ke dua orang ini putar balik kedalam desa.
Dari pembicaraan kedua orang ini Kiamping tahu bahwa
musuh hanya mendirikan cabang di desa ini, kekuasaan kecil,
namun belum berhasil dia mengetahui di mana markas cabang
mereka. Pulau apa pula yang mereka maksud, apakah It-cukiam
ditawan ke atas pulau ? Mumpung mereka mengutus
orang pulang ke pulau, biar aku menguntitnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanpa mengeluarkan suara Kiam-ping kuntit dibelakang
kedua orang itu. Setelah melampaui beberapa gang, mereka
memasuki sebuah perkampungan yang besar. Kiam-ping
mendekam ditempat gelap menunggu. Tak lama kemudian
pintu besar perkampungan terbuka dan menyelinap keluar
seorang lelaki kekar, dengan langkah gugup dia menuju
keping gir sungai.
Saat mana tiada rembulan sinar bintangpun guram, angin
laut menghembus dengan suaranya yang ribut, hawa segar
sehingga Kiam-ping merasa nyaman dan bersemangat.
Lelaki itu menghampiri sebuah kapal kecil yang berkabin
dengan tertutup kain, setelah melepas tambatan dan
menarikjangkar, baru saja dia hendak melompat keatas kapal.
Dua tombak dibawah pohon sana mendadak didengarnya
suara gedebukan seperti ada benda b erat jatuh terus
kecemplung ke sungai, air tampak muncrat.
Buru-buru lelaki itu berlari kebawah pohon, tampak air
sungai gemeletuk^ tapi tidak terlihat apa-apa disekitar sini.
Mendapat kesempatan baik ini, lekas Kiam-ping melompat
terbang seringan asap melayang turun ke atas kapal tanpa
mengeluarkan suara. Sesaat, memperhatikan air sungai, tiada
sesuatu yang menarik perhatiannya, maka lakl-laki kekar itu
kembali keatas perahu, mengangkat galah mendorong kapal
ketengah sungai terus dikayuh kearah laut.
Kebetulan mendapat angin buritan maka laju kapal secepat
anak panah. Kiam-ping mendekam diatas kabin, suasana sepi
yang terdengar hanya gemericik air yang tergayuh, jelas lakilaki
ini cukup ahli mengemudi kapal ditengah lautan- Kecuali
ketemu hujan badai atau gelombang pasang baru kapal kecil
berlayar ini akan terombang ambing, sekarang cuaca baik,
angin menghembus tenang, maka laju kapal amat pesat.
Kira kira satujam kemudian, laju kapal mulai diperlambat,
kelihatannya sedang melewati daerah yang banyak karang,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena kapal harus putar kalian belok kiri, sering juga kapal
menyerempet karang hingga mengeluarkan suara cukup
keras.
Mendadak terdengar sebuah bentakan: "Saudara dari
cabang mana yang kemari membawa kapal, ada urusan apa
tengah malam kemari ?'
Lelaki kekar segera melompat keatas dek serta menjawab
dengan suara berat, Dari markas cabang ciok-wi-cun, ada
laporan penting harus langsung disampaikan kepada Kiongcu,
tolong sampaikan dan bantu menunjukkan jalan-'
"Ikuti aku. " maka kapal bergerak maju pula, setelah
membelok beberapa kali kapalpun berhenti di pesisir.
Dari tempat tinggi terdengar sebuah suara kumandang:
"Hentikan kapal di situ, tunggu pemeriksaan-"
"Laporan Tong cu. Markas cabang dari ciok-wi-cun ada
kabar penting harus disampaikan kepada Kiong-cu, hamba
memberanikan diri membawanya kemari, mohon Tongcu
memberikan putusan- yang bersuara adalah orang menjadi
penunjuk jalan-Ternyata tempat itu merupakan benteng
pertahanan yang terletak dipinggir laut.
Suara lantang itu sedikit bimbang, lalu katanya pula: "Kapal
itu sudah diperika belum ?"
"Aku yang rendah tidak berani bertindak lebih dulu, mohon
Tongcu maklum."
"Tan Kui-jay," suara lantang itu berkata, "turunlah kau
danperiksa dengan teliti, jangan sampai mata-mata musuh
menyelundup kemari."
Maka terdengar seorang mengiakan, lalu terdengar langkah
seorang beranjak turun ke arah kapal. Maka petugas yang
menunjukjalan itu berkata lega perlahan: "Baiklah, selanjutnya
mohon Tang-heng menunjukkan jalannya, Siaute harus segera
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kembali kepos penjagaan-" lalu terdengar gemericik air, kayuh
bekerja, kapalpun bergerak mundur.
Mendengar kapal akan diperiksa lekas Kiam-ping kerahkan
tenaga di kaki tangan, sambil menghirup napas tubuhnya
segera meletik mumbul keatas. kedua kaki menginjak dinding
papan, sementara tangan kanan merogoh keatas memegang
celah-celah langit-langit di atas kabin, begitu kaki kiri
menyendalpula tubuhnya membalik, jadi tubuhnya gelantung
menempel langit-langit seperti cecak.
Terasa ujung kapal bergerak. langkah mendekat
menyingkap kerai kabin lalu menyoroti kedalam kabin yang
kosong tanpa perabot apapun. Hanya sekilas pandang kerai
lalu diturunkan pula. Langkah kaki semakin jauh pula, jelas
petugas itu sudah melompat kedaratan bersama utusan dari
ciok-wi-cun.
(Bersambung ke Bagian 76)
Tanah lapang didepan loteng luasnya ada sepuluh tombak.
lengkap dengan segala peralatan latihan Kungfu yang serba
baru, Mungkin disinilah biasanya jago-jago Ham-ping-kiong
latihan silat. Tiga jurusan dipagari tembok tinggi, kecuali pintu
yang menjurus ke villa berloteng itu tiada jalan keluar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu orang-orang Ham-ping-kiong sudah
berkumpul di depan tumpukan pasir yang diratakan, diatas
pasir itulah tertancap ratusan bambu-bambu sebesar jari
tangan yang runcing laksana pisau
Kim-kong-ci Hong-kiat berkata sambil menjura:
"Ciangbunjin, inilah sekedar permainan Tlok-tok-bu-sa-tin
(barisan bambu dipasir kering) Losiu ingin mohon beberapa
jurus pelajaran diatas barisan bambu ini, telapak tangan,
senjata atau Am-gi boleh digunakan sesuka hati. Jikalau tuan
merasa di sini kurang mencocoki selera, boleh diganti cara
lain'
Berdiri alis Liok Kiam-ping, sorot matanya memancar tajam,
katanya dengan gelak tawa lantang: 'Kalau Hong-tongcu ada
minat Cayhe sih boleh saja mengiringi.'
Hong Kiat sudah mencopot jubah panjangnya, dalamnya
mengenakan pakaian ketat yang cocok untuk bertanding
dimedan-laga. Setelah memberi tanda sambil berkata:
'Silahkan,' segera dia melompat keatas dengan gayga Pek-hocong-
thian (burung bangau menjulang ke langit), dengan
ringan dia hinggap di atas pucuk bambu.
Kelihatannya barisan bambu diatas pasir yang tidak padat
itu biasa saja, tapi kalau mau diteliti dan diperhatikan, seorang
berpengalaman akan tahu bahwa barisan ini sukar dihadapi,
maklum tancapan bambu diatas pasir kering itu tidak kokoh,
demikian pula bambu itu runcing, untuk mengembangkan
Ginkang diatas bambu runcing itu, kalau tidak memiliki latihan
Ginkang selama dua puluh tahun, orang tidak akan bergerak
bebas diataSnya. Apalagi bambu-bambu sebesar jari dan
runcing sejumlah seratu dua puluh delapan batang itu
dipasang menurut posisi Pat- kwa. Kalau dalam pertempuran
maju mundur atau serang menyerang tidak dapat
menempatkan dirinya pada posisi yang tepat, kemungkinan
bisa ambruk dan kalah. Apalagi pasir kering dengan tancapan
bambu itu tidak boleh diinjak terlalu keras dengan tenaga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikerahkan, dalam pertempuran boleh sesuka hati
menggunakan tangan kosong, senjata atau Am-gi, maka lebih
sukar pula untuk melayani dua perhatian sekaligus, bagi yang
belum mempunyai kepandaian tinggi dan sempurna. siapapun
takkan berani mencoba atau main-main dengan maut.
Jian-li-tok-heng sejak muda sudah kenyang berkelahi
menghadapi berbagai macam lawan, sekilas pandang dia tahu
gelagat cukup mencurigakan, lawan bilang boleh main Am-gi
maka dia menduga musuh tentu mempunyai akal keji dan
serangan jahat, siap membantu bila Liok Kiam-ping berada
dalam keadaan kritis.
Liok Kiam-ping sendirijuga cukup cerdik, bahwa lawan
berani mengajak bertanding di atas barisan bambu macam ini,
maka diapun tidak berani gegabah, lekas dia copotjubah
bagian atas serta diikat dipinggang dengan kedua lengan
bajunya, pundak tidak kelihatan bergerak. dengan gaya Ciamllong-
seng-thian, badannya melambung dua tombak. Di
tengah udara menekuk pinggang menggeliat dengan gerakan
membundar, lalu melayang turun dengan gaya indah
mempesona hinggap diatas barisan bambu.
Untuk bertanding diatas barisan bambu orang hanya
mengutamakan kekuatan tenaga dalam dan pengaturan
napas, maka tak mungkin buka suara lagi. Maka kedua orang
hanya saling menjura lalu berputar berganti tempat.
Dengan tangkas Kim-kong-ci Hong Kiat. tiba-tiba
menggoyang badan, tahu-tahu melejit maju menginjak dua
pucuk bambu dua tindak didepan Liok Kiam-ping, tangan
kanan bergerak dengan jurus To-coa-sin-hiat (ular beracun
mencari lobang) langsung menutuk Jian-kin-hiat dipundak
kanan.
Kiam-ping mundur dengan kaki kanan, telapak tangan
memotong miring menabas pergelangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lekas Kim-kong-ci Hong Kiat meninggikan pundak menarik
tangan, kirinya menggesar selangkah, dari samping dia
bergerak dengan jurus Yu-hong-hi- jim (Kumbang menari
dipucuk puntul) kedua jarinya mengincar Ki-kiat-hiat ditubuh
Liok Kiam-ping.
Kiam-ping berputar kekanan, seringan kapas dia berpindah
dua pucuk bambu, denrgan jurus Peksho-jan-ji (bangau putih
pentang sayap), telapak tangannya menepuk miring Giok-simhiat
dibelakang batok kepala Hong Kiat.
Hong Kiat dipaksa mengkeret lebar menyembunyikan
kepala, namun tidak menyurut mundur tubuhnya malah
berputar kearah kiri, kedua telapak tangan mendorong
kedepan denganjurus Siang-jong ciang, yang diincar Hoa-kayhiat
didepan dada Liok Kiam-ping, Dalam sekejap kedua orang
sudah saling serang dua puluh jurus.
Gebrak pertandingan kali ini berbeda pula dengan
pertarungan tad i, karena diatas pucuk bambu yang runcing
lagi, tidak boleh menggunakan tenaga berat, apa lagi
mengadu tenaga maka mereka hanya saling mematahkan dan
merobah serangan, terutama harus mengembangkan
kelincahan langkah dan gerakan tubuh yang enteng, ketimur
atau mendesak kebarat, maju mundur sambil berputar, makin
lama kedua pihak bergerak makin cepat laksana dua balingbaling
yang saling kejar.
Waktu itu Kim-kong-ci Hong Kiat harus mengegos diri dari
serangan maut, badannya bergerak sekaligus melewati lima
enam bambu, Liok Kiam-ping mengudak dari belakang secara
ketat. Dua langkah lebih lagi dia sudah akan menyusul lawan-
Wajah Kim-kong-ci Hong Kiat kelihatan masam, nafsunya
sudah berkobar, maka turun tangannya juga tidak kenal
kasihan lagi, begitu ujung kaki menutul bambu, badannya
sedikit bergeming, kelihatannya gaya itu seperti akan berputar
kearah kiri menuju belakang, yang benar meminjam gerakan
menggeliat ini, secara sembunyi-sembunyi tangan kanannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah mengeluarkan Am-gi, itulah sebuah bumbung jarum
mungil yang dinamakan hoa-toh bing-ciam sudah digenggam
ditangannya
Saat itu dia juga tidak memutar badan, mendadak malah
menjatuhkan diri kedepan, dengan gaya Ku-gu-bong-gwat
(kerbau jantung memandang rembulan), dia sudah incar
gerakan lawan terus mengayun tangan kanan kebelakang
"Cret" suaranya tidak nyaring namun Bwe-hoa-toh-bing-ciam
sudah melesat kearah Liok Kiam-ping.
Lihay amat serangan Bwe-boa-bing-ciam jarum sakura
pencabut nyawa) ini, tampak titik sinar dingin terbagi atas
tengah bawah dan kanan kiri dari lima jurusan, daya
luncurannya pesat kekuatannya jelas jauh lebih keras dari
timpukan senjata rahasia jago silat manapun.
Pada hal jarum-jarum baja itu selembut bulu kerbau, tapi
ditengah udara dapat mendesing nyaring memecah udara,
maka dapatlah dibayangkan betapa keras daya luncurannya.
Orang-orang Ham-ping-kiong bersorak dan keplok, mereka
girang bahwa cong-tongcu mereka pasti berhasil dengan
serangan gelap ini, maka semua berseri tawa.
Sebaliknya orang orang gagah pihak Hong-lui-bun semua
terbeliak kaget dan melongo. hanya keajaiban atau adanya
pertolongan dari melaikat dewata saja yang mampu menolong
jiwa ciangbunjin mereka dari petaka ini. Pada halJian-li-tokheng
berdiri dibela kang Kim-kong-ci Hong Kiat, umpama dia
timpukkan biji teratai besinya juga takkan bisa menolongnya,
karuan dia gugup dan membanting kaki belaka.
Sejak mula Liok Kiam-ping sudah menduga bahwa la wan
pasti sudah mempersiapkan Am-gi yang ganas danjahat,
namun tak pernah dia menduga bahwa serangan bakal
seganas dan selincah ini, untung sebelum dia memburu maju,
mendadak dilihatnya lawan menjatuhkan diri kedepan, rasa
curiga telah menghentikan niatnya, sedikit merandek ini telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menolong jiwanya. Bila dia mendengar suara jepretan,
berbareng lima bintik sinar dingin melesat keluar, lekas dia
menutul kaki diujung bambu, badannya lantas menjulang
keatas, syukur masih sempat dia menyelamatkan diri.
Diatas barisan bambu yang tertancap dipasir kering seperti
itu sebetulnya tidak boleh menggunakan tenaga, apalagi
menjejak mumbul keatas, dasar Kiam-ping berkepandaian
tinggi nyalinyapun besar, terdesak oleh keadaan pula,
terpaksa dia menempuh cara berbahaya.
Sama sekali tidak diduganya pula disaat tubuhnya melorot
turun, Kim-kong-ci Hong Kiat menyerang pula dengan jarumjarum
lembutnya untuk yang kedua kali. Kali ini Liok Kiamping
jelas takkan bisa meluputkan diri dari serangan
mematikan ini.
Seperti diketahui diatas barisan bambu tidak boleh
mengerahkan tenaga. diwaktu menjulang keatas Liok Kiamping
tidak bisa menggunakan tenaga besar, setelah terapung
diudara segera tubuhnya akan melorot turun, hal ini sudah
diperhitungkan oleh Hong Kiat.
Diluar tahunya Ling-hi-pou-hoat yang diyakinkan Liok Kiamping
sudah sempurna dan dapat dikembangkan beruntun
sembilan kali berputar diudara seperti burung elang
jumpalitan, walau tadi kakinya tidak menggunakan tenaga
untuk melambung keatas, namun ditengah udara untuk
berputar terbang bukankah suatu kerja berat bagi dirinya.
Begitu mendengar suara jepretan, lantas dia tahu lawan
menyerang kedua kali dengan jarum jahatnya, lekas dia
menarik napas, di mana kedua lengan terkembang, tubuhnya
meringkel terus meronta sekali, hingga tubuhnya melayang
naik pula satu tombak, Bwe-hoa-ciam itupun tidak mengenai
sasarannya pula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditengah udara Kiam-ping berputar sekali, tubuhnya rebah
datar diudara, begitu kaki memancal laksana seekor burung
rajawali tubuhnya melesat maju memburu kearah Hong Kiat.
Bahwa Kim-kong-ci Hong Kiat menyerang dua kali dengan
jarum jahat secara keji dan nakal, tanpa mematuhi peraturan
dunia persilatan, orang-orang gagah Hong- lui- bun sudah
berjingkrak gusar. Beramai-ramai mereka membentak dan
memaki, ada yang mengacung tinju, ada yang menggosok
telapak tangan, siap bertindak bila mendapat komando.
Kini mari kita ikuti-jejak si gede Siang Wi, karena
ketinggalan tepaksa dia mengudak kearah mana tadi orang
banyak pergi, langkahnya lebar, pentungnya masih terus
berkerja, sering pula kaki menendang apa saja yang
menghalangi perjalanannya, pintu atau dinding yang
menghadang juga dihajar dengan pentung baja. Setelah
sekian lama mengobrak abrik kian kemari, belumjuga dia
menemukan orang banyak, karuan si gede yang pikun ini
semakin bingung uring-uringan akhirnya dia pegang pentung
berdiri melongo celingukan, entah kemana die harus
menerjang pula.
Karena berdiam diri itulah, dalam keheningan dia
mendengar suara sorak sorai orang banyak. seketika dia
berjingkrak girang, mulutnya mengoceh: "Maknya kura-kura,
akhirnya kutemukan juga." kembali pentungnya bekerja,
tembok dijebolkan secara kekerasan- setelah membelok dua
kali dia tiba disebuah serambi.
Diujung tikungan sana dilihatnya bayangan orang bergerakgerak.
Dengan getak tawa mulutnya berkaok-kaok: "Anak
kelinci, coba mau sembunyi kemana lagi." sambil menjinjing
pentung segera dia memburu ke sana.
Keluar dari serambi panjang berliku-liku itu dia memasuki
sebuah pekarangan dibawah sebuah bangunan loteng.
Tampakpula banyak lelaki sedang sibuk bekerja menggotong
buntalan-buntalan kertas entah apa isinya, yang terang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
buntalan kertas itu semua dilempar kesebuah lobang dibawah
tanah.
Memangnya sudah penasaran dan keki sejak tadi, perut
lapar lagi, maka orang-orang Ham-ping-kiong yang kesamplok
ditangannya tentu tidak diberi ampun, dengan mata mendelik
segera dia menyerbu sambil ayun pentungnya.
orang-orang itu sedang sibuk bekerja, penuh perhatian dan
hati-hati menggotong buntalan-buntalan kertas itu, mimpipun
tidak menduga bahwa petaka turun dari langit mengincar jiwa
mereka. d iluar pekarangan tadi mereka sudah merasakan
kelihayansi gede ini, tahu permainan pentungnya amat
kencang dan berat, siapa tidak lekas menyingkir pasti celaka,
apalagi sigede berkulit tebal tak mempan senjata, melihat dia
menyerbu datang dengan mata mendelik laksana raksasa iblis
yang jahat saja. Seketika hampir terbang arwah mereka
saking ngeri den ketakutan, siapa berani ayal, beramai ramai
mereka menjerit ngeri sambil melempar buntalan kertas yang
dipegang terus ngacir seperti dikejar lawan, lari ke lobang
dibawah tanah.
Lobang itujuga tidak terlalu lebar, mereka berjumlah
banyakjadi mereka berebutan menyelamatkan diri, yang
berada dibela kang jelas terlambat. maka tidak sedikit yang
dihajar pentung hingga kepala bocor tulang patah, yang mati
dan terluka parah bergelimpangan ditanah.
Akhirnya si gede kehabisan lawan, terpaksa dia mengudak
kebawah lobang. Dibawah lobang gelap gulita, begitu dia
berada di bawah lobang, matanya seketika menjadi gelap tak
bisa melihat apa-apa. Sejenak dia berdiri ragu-ragu, setelah
merasa pandangannya agak biasa, baru dia melihat sebuah
lorong panjang berada didepannya, mau maju atau mundul
kebelakang, buntalan-buntalan kertas satu kaki persegi
berserakan disepanjang lorong, orang-orang yang
mengangkuti buntalan itu sudah lari tak kelihatan
bayangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di arena tidak teriampias rasa gusarnya akhirnya buntalan
kertas itu menjadi sasaran ayunan pentungnya, isinya segera
tercecer berhamburan, ternyata bubuk kuning yang berbau
menusuk hidung.
Mendadak didengarnya suara mendesis tajam dari tempat
gelap sana disertai percikan api, Lekas si gede memburu
kesana sambil menyeret pentung. Dua puluhan langkah
kemudlan desis suara itu makin keras, tapi maju lagi lebih
jauh sudah buntu, tiada jalan belok pula ? Setelah
membanting kaki dia putar batik hendak memburu kearah
datangnya suara. Mendadak dia menumbuk sebatang bambu
sebesar mulut mangkok yang tegak berdiri ditengah lorong
menyanggah langit-langit lorong, tanpa peduli tiga kali tujuh
dua puluh satu sigede angkat pentung terus memukul, tapi
tonggak bambu besar itu tidak bergeming, seperti berakar
dibumi, setelah puluhan kali dipukul tetap berdiri tegak. Gema
suara pukulan pentung bergema diujung lorong sebaliknya.
Lorong terlalu sempit, tak mungkin sigede mengayun
pentung menyapu miring, maka pukulan pentungnya itu tidak
menggunakan sepenuh tenaganya, akhirnya sigede
menumbuk dengan kedua lengan berganti kanan kiri, pundak
sudah kesakitan, tonggak bambu itu tetap tidak bergerak,
karuan dia menjadi jengkel, akhirnya pentung dia buang,
kedua tangan pegang tonggak bambu itu terus kerahkan
seluruh tenaganya mencabutnya keatas.
Siang Wi memang dibekali tenaga raksasa sejak dilahirkan,
begitu dia kerahkan kekuatannya tonggak bambu itu mulai
terangkat sedikit. Setelah diulang beberapa kali, tonggak
bambu itu akhirnya tercabut seluruhnya. Karuan senangnya
bukan main, bambu masih dipegang kencang terus disendai
keras kesamping.
Maka terdengarlah suara gemuruh, langit-langit lorong itu
ambruk sehingga bolong dan menyorotlah cahaya terang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedaiam lorong yang gelap. Menyusui pasir kuning yang
lembut seperti dituang saja menguruk kebawah.
Tenaga sendai sigede terlalu besar, begitu tonggak itu
copot dia sendiri ikut tertarik kepinggir lima kaki, hingga pasir
kuning menguruk seluruh kakinya sebatas paha.
Semula masih sempat kupingnya mendengar suara
bentakan ramai diatas, tapi hanya sekejap suasana menjadi
sepi. Lekas si gede melonjak berdiri sambil meraih pentung
terus merambat keatas lobang. Diatas pasir tak bisa
menggunakan tenaga, badan sigede yang besar berat pula,
hanya dua langkah kakinya sudah terjeblos hingga dia roboh
terjengkang, dengan pentungnya lekas dia menyanggah
badan serta merambat bangun pula kearah lobang diatas.
Waktu dia angkat kepala selayang pandang hanya pasir
kuning melulu, maka hatinya bingung dan heran: "Tempat
apakah ini ? Apakah disini ada laut ?'
Tengah dia celingukan dengan bingung, mendadak
didengarnya suara dari atas pasir sana serta muncul bayangan
orang: "He, bocah gede, bagamana kau bica muncul dari
bawah tanah ? Sekarang jangan bergerak dulu, biar kubantu
kau membuka jalan diatas pasir ini."
”Ih losu," seru sigede, tolong lekas kau bantu aku. Terus
terang perutku sudah lapar. Kemana pula orang banyak ?"
"Baiklah, segera aku bantu." Lalu dia lompat turun diatas
tumpukan pasir serta merambat naik pula. Tak lama kemudian
si gede sudah ditarik keluar oleh Ih Tiau-hiong tak urung
sekujur badannya kotor oleh pasir kuning, Ternyata lobang
besar diatas lorong kebetulan tepat ditengah barisan bambu
runcing yang dipasang dipasir kering.
Seperti diketahui Hong Kiat sengaja memancing Liok Kiamping
bertanding diatas barisan bambu ditancap dipasir itu,
sebelumnya diapUn sudah menyiapkan Bwe-hoa-toh-bingciam
yang ganas untuk adu jiwa dengan lawan- bila masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gagal juga merobohkan lawan dan pihak sendiri yang kalah,
terpaksa dia akan meledakkan bom geledek yang sudah
dipendam dibawah pasir, bukan saja orang-orang gagah
Hong-lui-bun akan mampus seluruhnya oleh ledakan dahsyat
itu, seluruh perkampungan Kwi-hun-ceng inipun akan hancur
luluh oleh ledakan demi ledakan-
Diwaktu dia menantang Liok Kiam-ping, sementara anak
buahnya sedang sibuk mengatur bahan-bahan peledak. Dilua r
perhitungannya pula bahwa sigede yang ketinggalan ini tanpa
sengaja justru main trobos masuk kelorong bawah tanah,
bukan saja mematikan sumbu peledak. barisan bambu diatas
pasir itupun ambruk kebawah.
Waktu Kiam-ping meluputkan diri dari timpukan jarum
musuh dengan Ginkangnya yang tinggi, tubuhnya menukik
lurus kebawah seenteng kapas, turun dibela kang Kim-kong-ci
Hong Kiat, Kim-kong-ci Hong kiat terpesona oleh demontrasi
Ginkang yang tiada taranya itu. maklum bahwa pihak dirinya
takkan mungkin menang, ingin dia segera meleeakkan bom d
iba wah pasir, tapi dia juga tahu bahwa orang-orangnya belum
selesai mengatur bagian bawah, terpaksa dia harus mengulur
waktu.
Diwaktu otaknya bekerja mencari akal untuk menghadapi
musuh itulah, bagian tengah barisan bambu diatas pasir tepat
dimana bom peledaknya terpendam mendadak ambruk
dengan suara gemuruh, melesak runtuh kedalam tanah.
Sudah tentu kejadian ini bukan saja mengejutkanjuga
memusingkan kepalanya, batinnya: "Lorong sekokoh itu tanpa
sebab tidak mungkin runtuh. orang-orang Hong-lui-bun semua
ada disini, tidak mungkin ada yang mendadak merusak
rencanaku didalam lorong bawah tanah," Padahal sigede yang
ketinggalan itu telah dilupakan olehnya, "Bantuan dari luar
juga tidak mungkin datang secara kebetulan. Mungkinkah ada
orang orang Ham-ping-kiong yang sudah mengkhianat
membantu pihak musuh"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Betapun runtuhnya barisan bambu itu merupakan pukulan
berat bagi pihaknya, mumpung masih ada kesempatan kalau
tidak lekas pergi, bila terlambat pasti menyesal seumur hidup.
mendadak dia bersuit panjang memberi tanda kepada anak
buahnya, berbareng kedua tangan didorong lurus ke depan.
Terdengar dua kali jepretan pula, dua rumpun jarum halus
kembali melesat keluar dari dalam bung bung, masing-masing
mengincar Liok Kiam-ping dan rombongan besar orang-orang
Hong-lui-bun.
Mendengar suitan panjang dari mulut Hong Kiat, orangorang
Ham-ping-kiong bergegas berlompatan mundur, tanpa
membuka suara mereka berlompatan keluar pagar tembok.
Sementara Hong Kiat sendiri setelah menyambitkan jarumnya,
ikut kabur dari tempat itu.
Dua kali Liok Kiam-ping selamat dari seranganjarum berbisa
lawan, sekarang dia tidak perlu gentar lagi, lekas dia
menyingkir lima kaki kesamping, Serangan ketiga ini pun tidak
mengenai dirinya.
Sejak tadiJian-li-tok-heng memang sudah menggenggam
biji teratai besi, sekarang tiba saatnya dia pamer kepandaian,
lima bintikjarum menyambar ke arah orang banyak, kontan dia
ayun tangan menimpukkan biji teratai besi, kelima Bwe-hoaciam
kena ditimpuknya jatuh semua.
Bila Kiam-ping berhasil menyelamatkan diri dari s a mb era
n Bwe-boa-ciam musuh, dilihatnya Hong Kiat sudah kabur
melompati pagar tembok. Saking gusar dia memekik seram,
dengan gerakan cam-llong-seng-thian, tubuhnya melambung
lima tombak, secepat panah mengudak keluar pagar.
Demikian pula orang-orang Hong-lu^bun yang lain
membentak dan mencaci maki, beramai-ramai mereka
mengudak keluar. Hanya coh-siang-hwi yang terluka, dia
masih harus menjaga Tio-jin-kiat, maka hanya mereka berdua
saja yang masih tinggal d is itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu tiba diluar pagar Liok Kiam-ping meluncur turun,
kabut pagi masih tebal, lapat-lapat kelihatan puluh a n tombak
didalam hutan bayangan orang berkelebat, tanpa ayal dia
menjejak kaki ditanah, tubuhnya berlompatan beberapa kali,
mengembangkan Ling-hi-pou-hoat. G^ak tubuhnya laksana
damparan angin les us, melesat kedepan dengan kencang.
Diluar sungai pelindung perkampungan merupakan hutan
belantara yang lebat, maju pula kedepan adalah mulut
gunung. Sementara itu bayangan orang didepan itu masih
terpaut puluhan tombak. yakin beberapa kali lompatan pula
pasti dirinya dapat menyandak.
Hatinya sudah kebacut girang, gembong iblis yang jahat
kali ini pasti takkan lolos. Tapi setelah dia mengitari perut
gunung, seketika dia celingukan heran dan kaget, bayangan
yang dikejarnya ternyata telah lenyap dalam sekejap ini.
Samar-samar Liok Kiam-ping masih kenal daerah sekitar ini,
dulu waktu kecil sering juga dia dolan ditempat ini, melewati
perut gunung, maju kedepan lagi adalah tega la n yang
belukar dan tiada jalan menembus kejurusan lagi.Jarak
belasan tombak hanya ditempuh sekejap mata, pada hal
orang-orang Ham-ping-kiong sebanyak itu, bagaimana mereka
bisa melarikan diri dalam jangka sependek ini ? Kiam-ping
tahu urusan agak ganjil, dibelakang kejadian pasti ada rahasia
yang belum diketahui.
Maka dia panggil orang banyak berkumpul lalu membagi
tenaga mencari ke segala jurusan- Dalam jangka satu jam
daerah itu boleh dikata sudah digeledah. tetap tidak
menemukanjejak musuh. Sementara fajar telah menyingsing,
terpaksa orang banyak kembali kemulut gunung, tunggu
punya tunggu semua sudah balik, hanya It-cu-kiam saja yang
belum kunjung tiba.
Kiam-ping gelisah dan tidak sabar lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Padahal orang banyak sudah bertempur semalam suntuk.
meski Lwekang mereka tinggi juga harus beristirahat. Maka
dia minta orang banyak pulang dulu ke Kwi-hun-ceng,
bersamaJian-l^tok-heng mereka mencari ke arah It-cu-kiam
pergi. Dengan cermat mereka menyelidik dan mencari dengan
teliti.
Satu jam kemudian mereka memasukijalanan kecil yang
penuh ditumbuhi rumput alang alang, dua dinding gunung
mengapitjalan kecil ini jadi bentuknya mirip selat gunung, tapi
karena jarang dilewati orang, maka jalanan kecil ini sudah
ditumbuhi rumput liar. Selat sempit ini berliku-liku, makinjauh
kedalam keadaannya makin seram dan menakutkan.
Kiam-ping berdua terus maju puluhan tombak, dipinggir
dinding gunung sebelah kanan terdapat sebuah batu raksasa
yang menonjol, pada hal sekitar sini tiada batu lain dan batu
raksasa inipun menghadang jalan, jadi amat menyolok.
Rumput liar disekitar batu raksasa tumbuh satu kaki
tingginya. kelihatan rumput di sini morat marit seperti ditindih
barang berat hingga rebah datar diatas tanah. Maju lagi
adalah semak-semak yang belukar. Jian-li-tok-heng merasa
heran, katanya:
"Daerah yang jarang dijelajah manusia, tinggi rumput lebih
satu kaki, bagaimana mungkin bisa roboh kalau tidak tertindih
benda berat ? Dilihat keadaannya, kejadian baru saja,
mungkin... ' tiba-tiba dia jemput sepotong batu sebesar mang
kok lalu lompat keatas batu raksasa serta menghantam
dinding gunung dengan batu ditangannya.
Ternyata bunyi ketukan itu menimbulkan gema kosong
dibalik dinding, lekas dia berkata: 'Keadaan dibalik dinding
agak mencurigakan, mari kita geser dulu batu besar ini.'
Batu raksasa itu ada ribuan kati beratnya, tapi dengan
gabungan tenaga mereka berdua dengan mudah batu itu
dirobohkan kesamping, dan terbuka lah sebuah lobang persegi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebar tiga kaki. Mulut lobang ternyata rata halus seperti diiris
pisau. jelas hasil buatan manusia. Lobang goa ini amat dalam
dan sempit panjang tak terlihat ujungnya.
Liok Kiam-ping berkata kepada Jian-li-tok-heng: "Lo-koko,
tolong kau jaga di mulut gua, biar Siaute yang -memeriksa
kedalam."
Jian-li-tok-heng mengerut kening, katanya: "Gua ini
bentuknya cukup mencurigakan, kuatirnya ada perangkap
didalam, biar aku saja yang masuk." dia kuatir sebagai
ciangbun meski berkepandaian tinggi, tapi kurang
pengalaman, kalau terjadi sesuatu yang tidak diharapkan
tentu berabe, maka dia tidak ingin Kiam-ping menyerempet
bahaya.
Liok Kiam-ping bernyali besar, wataknya angkuh lagi,
bahwa Jian-li-tok-heng menguatirkan keselamatannya,
sungguh terharu hatinya, dengan tersenyum dia berkata: "Lokoko
tak usah kuatir, gua kecil dialas pegunungan, yakin
takkan ada mara bahaya besar, yakin Siaute masih mampu
mengatasi." tanpa menunggu jawaban Jian-li-tok-heng segera
dia melompat turun kedalam gua, dengan langkah lebar dia
masuk kedalam.
Gua ini gelap gulita, lima jari sendiri juga tidak kelihatan-
Setelah maju beberapa langkah Kiam-ping berdiri sejenak.
memusatkan perhatian memasang kuping, kini matanya sudah
biasa ditempat gelap lambat laun pandangannya mulai terang.
Tinggi gua setombak, lebarnya empat kaki, gua inijelas buatan
manusia karena dindingnya rata seperti terpacul, jelas belum
lama ini dibangun. Semakin dalam hawa terasa makin dingin
dan lembab, desis air mengalir tampak gemericik diantara
celah-celah dinding membasahi lantai gua.
Setiap tiga tombak diatas dinding dipasang sebuah obor
dari bambu, obor padam tapi terasa masih hangat, jelas belum
lama dipadamkan.. Segera Kiam-ping keluarkan ketikan lalu
menyulut obor, begitulah setiap obor dia nyalakan hingga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lorong gua ini semakin terang, semakinjauh keadaan semakin
nyata.
Kiam-ping sudah menyusuri lorong gua satu jam lamanya,
tapi belumjuga tiba diujung, dalam hati dia menggerutu,
pikirnya berhenti: "Lorong gelap macam apa ini ? Diatas
pegunungan seperti ini, buat apa membuang banyak tenaga
membangun proyek sebesar ini? Apa gunanya ? Setelah
orang-orang Ham-ping-kiong menduduki Kwi-hun-ceng,
ratusan li daerah sini boleh dikata berada dalam kekuasaan
dan pengamatan mereka, mungkinkah ada rombongan besar
dari golongan lain bisa membangun proyek d iba wah tanah
sebesar ini dipegunungan ini ?' tak perlu diragukan lorong gua
inipun pasti dibangun oleh pihak Ham-ping-kiong, sebagaijalan
mundur mereka bila mengalami kekalahan total, Kemungkinan
besar It cu-kiam Koan Yong juga terperangkap didalam gua
ini.
Karena menguatirkan keselamatan It-cu-kiam Koan Yong,
maka amarah Kiam-ping berkobar, sebelum ini dirinya
tidakpernah kenal dia, dengan suka rela dia datang
membantu, sekarang orangnya hilang tak karuan paran,
adalah menjadi kewajibannya untuk menemukan kembali mati
atau hidup, betapapun dirinya tidak boleh mundur.
Segera dia mempercepat langkah meneruskan perjalanan
kedepan. Mendadak sebuah ledakan dahsyat terdengar dari
mulut gua, begitu keras ledakan ini sehingga lorong gua di
mana Kiam-ping berada seperti digoncang gempa.
Dalam pada ituJian-li-tok heng yang menunggu dimulut gua
sudah resah dan gelisah, tiba-tiba kupingnya mendengar tawa
dingin seseorang yang lirih dibelakangnya. Dia tahu
kemungkinan dirinya sekarang sudah ada dalam pengawasan
musuh, sementara dia tidak boleh meninggalkan mulut gua.
Maka dia pusatkan perhatian kesekitarnya.
Sebuah gelak tawa memecah kesunyian, seorang berkata
pongah: Jian-li-tok-heng, ternyata memang cerdik pandai, tapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya kau seorang memangnya dapat berbuat apa di sini?"
Habis perkataannya dari atas dinding curam melayang turun
bayangan seorang laksana seekor rajawali hinggap ditengah
selat.
Begitu menginjak bumi kedua tangan Kim-kong-ci Hong
Kiat lantas menyilang dan bergerak turun naik bertemu
ditengah terus didorong sekali kearahJ ia n- li-tok h eng.
Tahu Lwekang lawan amat tangguh, betapapunJian-li-tokheng
tidak berani melawan dan menyambut secara keras. B
eg itu pukulan lawan menerpa tiba lekas dia melompat lima
kaki, berbareng kedua lengannya membundar terus miring
tubuh dari samping menyendal kedua telapak tangan balas
menepis angin pukulan lawan-
Begitu benturan terjadi, meski Jian-li-tok-heng melawan
dari samping tak urung dia tergentak mundur setindak.
Sementara Kim-kong-ci Hong-kiat hanya menggeliat sedikit.
Kuatir Liok Kiam-ping segera keluar dari dalam gua, hingga
rencana jahatnya yang terakhirjuga gagal pula, demi cepat
menyelesaikan lawan yang satu ini, segera dia gunakan Kimkong-
ci- kang. Tampak dua jalur hawa putih melesat keluar
dari kedua jarinya dengan suara memecah udara.
Kekuatan Kim-kong-ci kang dapat menusuk gunung
menembus dada, sudah tentu Jian-li-tok-heng tidak berani
lena, lekas dia melompatjauh tiga tombak, syukur masih
sempat menghindar, melihat tujuan sudah tercapai segera
Hong Kiat merogo keluar sebuah granat tangan bundarnya
sebesar buah kepala terus dilempar kedalam lobang gua.
Baru saja Jian-li tok-heng menyentuh bumi, badannya
lantas tergetar oleh ledakan dahsyat. Tampak lobang gua itu
sudah hancur lebur, tanah padas dan batu-batu gunung
raksasa menyumbat mulut gua.
Takpernah terpikir oleh Jian-li-tok-heng bahwa lawan bakal
melakukan muslihat sekeji ini, sedikit kelalaian dirinya, KiamTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
ping terkurung didalam gua, mati hidupnya belum diketahui,
karuan gusarnya seperti kebakaran jenggot, dengan nekad
segera dia merogoh dua genggam biji teratai besi dengan
gerakan hujan kembang diangkasa dia timpukkan kearah Kimkong
ci Hong- Kiat.
Melihat mulut gua sudah ambruk dan tertutup rapat,
musuh satu-satunya yang paling diseganijelas takkan mungkin
bisa keliuar, namun dia kuatir ledakan keras ini memancing
kedatangan orang-orang Hong- lui- bun yang lain, dirinya
sendirian kalau sampai dikeroyok bisa berabe, biarlah urusan
diselesaikan lain kesempatan- Maka dia berkata: Jian-li-lo
koay, apa maumu sekarang? Bocah she Liok sudah terkubur
didalam gua. cepat atau lambat Kui-hun-ceng akan jatuh
ketanganku lagi, sementara biar kalian hidup beberapa hari
lagi." Habis bicara dia langsung menjejak bumi melambungkan
tubuhnya keatas, beberapa kali kakinya berpijak didinding
gunung yang menonjol keluar, beberapa kalijumpalitan pula
bayangannya sudah lenyap.
Karuan bukan kepalang amarah Jian-li-tok heng, ingin
rasanya dia telan bulat lawan yang satu ini.
Sementara itu Kiam-ping juga mendengar ledakan dahsyat
diluar, tahu gelagat jelek lekas dia berlari balik. Tapi setiba
diujung lorong, seketika dia berdiri melenggong. Mulut gua
sudah tidak kelihatan bentuknya, tanah padas dan batu-batu
raksasa telah menyumbatjalan keluar, dia coba meraba dan
memukulnya beberapa kali, tapi tidak bergeming sedikitpun,
saking gelisah dia berteriak-teriak: "Lo-koko, di mana kau."
ditunggu sesaat tidak memperoleh jawaban- Maka dia
membatin: 'Agaknya musuh sengaja meledakkan mulut gua,
kemungkinan Lo-koko sekarang sedang melabrak musuh.
Dalam gua masih ada hawa segar, tentunya ada lobang lain
yang menembus luar, aku harus berusaha mencari lobang
keluar itu secepatnya supaya tidak terlambat meloloskan diri."
bagai terbang dia berlari menyusuri lorong gua.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Obor masih menyala maka penerangan cukup untuk
membedakan arah, sehingga Kiam-ping lebih leluasa
mengembangkan Ginkang. Rasa gelisah membakar dada,
maka larinya bagi terbang, kecepatannya memang luar biasa.
Kira-kira seratus tombak kemudian, tiba-tiba dirasakan
sepatunya agak basah, waktu dia menunduk seketika dia
berusaha heran, ternyata air sedang mengalir datang dari
depan dengan cepat.
Datangnya airjuga terlalu aneh, kebetulan mulut gua
tersumbat baru air membanjir tiba, padahal gelagatnya gua ini
belum pernah tergenang air selama ini. Mungkinkah ini
perbuatan manusia? Setelah menyumbat mulut gua, musuh
hendak membunuhnya pula tenggelam dalam lorong sempit
ini.
Betapapun cerdik pandai Kiam-ping, sekarang dia
kehabisan akal, sementara air bah sudah mulai deras menjadi
arus kencang dengan suaranya yang gemuruh, keadaan
terasa amat tegang. Maka Kiam-ping membatin: "Kalau air
bisa masuk kemari dari depan pasti ada lobang keluarnya,
apalagi arus sedemikian besarnya,jelas bukan dialirkan dari
sungai kecil dan lobang air tentujuga cukup lebar dan
banyak."
Air setinggi lutut, arus tak terbendung, Dalam waktu dekat
seluruh lorong gua ini bisa kelelap. namun sekuatnya Kiamping
kerahkan tenaga untuk maju kedepan melawan arus.
Kira-kira sejam kemudian arus terasa makin besar dan daya
terjangnya juga makin besar, hingga daya majunya semakin
lambat.
Air semakin tinggi datangnya arus ternyata makin galak. air
bergulung-gulung seperti amukan ombak^ suaranya gemuruh
dengan air muncrat kian kemari. Tinggi air mencapai pundak^
Kiam-ping merasa keadaanya cukup genting, namun ia tetap
berlaku tenang, dengan segala kemampuannya dia terus
terjang kedepanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Tapi kekuatan arus memang teramat besar, kedua kakinya
kini sukar menggunakan tenaga. Walau Lwekangnya tinggi
didalam air Kungfu setinggi langitjuga tidak berguna, namun
dengan tenaga murninya, dia masih kuasa mengapungkan diri
untuk maju terus melawan arus. Tapi majunya juga
menggeremet.
Mendadak sebuah arus yang bergolak besar menerjang
datang, karena daya terjangnya teramat besar, tubuh Kiamping
samphai terhanyut mundur sejauh satu tombak. Lekas
Kiam-ping gunakan daya berat tubuhnya, kedua kaki
mengendak turun kebawah Tapi seluruh badan termasuk
kepalanya seketika amblas kedalam air, telapak kaki juga tidak
dapat menyentuh tanah, ternyata ketinggian air sudah
melebihi tinggi badannya. Lekas Kiam-ping meringankan tubuh
mengambang kepermukaan air, namun badannya terus
hanyut beberapa tombak pula kedalam gua.
Karena tanpa halang tidak puny a pegangan, dengan
kekuatan tenaga murninya dia apungkan tubuhnya
dipermukaan air, pasrah nasib membiarkan tubuhnya dibawa
arus air entah ke mana. Air masih terus bergulung gulung
datang. Hanya sekejap seluruh lobang gua diperut gunung ini
sudah terendam air, dari sini dapat dirasakan bahwa sumber
air yang menderojok kedalam gua letaknya pasti lebih tinggi
dari gua ini.
Menahan napas meringankan badan hingga mengapung
dipermukaan tidak bisa bertahan lama, apalagi air sudah
mencapai langit-langit gua, kuping juga sudah terendam air,
keadaan betul-betul gawat. Dalam keadaan yang sudah kritis
ini otak Kiam-ping masih jernih, dengan tenang dia mencari
akal untuk menyelamatkan diri.
Mendadak tergerak hatinya, teringat olehnya didalam
Thian-gwa-cin-keng ada sejenis latihan Lwekang dinamakan
Kui-gip-tay-hoat (ilmu kura-kura tidur) yang dapat menyumbat
pernapasan orang dan hanya mempertahankan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
denganjantung, luka-luka separah apapun dapat disembuhkan
dan penyakit tidak akan merembet atau bertambah parah.
Tapi cara inijuga hanya pisa digunakan sementara dalam
waktu singkat, tapi untuk menolong keadaan yang sudah
kepepet begini, terpaksa dia harus berani mencobanya. lekas
dia kerahkan hawa murni dalampusar, terlebih dulu dia
sumbat seluruh IHiat-to dan urat nadi, Lalu arus hawa murni
itu dia tuntun keseluruh badan serta mulai menutup
pernapasan, yang terjaga hanyalah kesadaran otaknya. Kini
keadaann a sudah dalam keadaan setengah sadar, tubuhnya
terapung didalam air.
Kira-kira setengah jam pula, air sudan tidak mengalir
masuk pula, jadi air gua ini sudah dalam keadaan tenang dan
merata. cukup lama juga keadaan tenang ini bertahan,
mendadak air mulai bergerak pula, bukan mengalir kejurusan
belakang tapi pelan-pelan bergerak balik kearah datangnya
semula, semula turunnya ketinggian air masih perlahan, tapi
setelah turun satu kaki arus yang mengalir balik ini ternyata
makin cepat, seperti air dituang dari tempat tinggi menderojok
kebawah.
Kini badan Liok Kiam-ping sudah terapung dipermukaan air,
tak bergerak mengikuti arus air hanyut kearah mulut gua dan
akhirnya rebah dipinggir sungai. Mendadak Kiam-ping menarik
napas panjang, mengerahkan tenaga mengalirkan pula arus
darah dalam tubuhnya, setelah seluruh hiat-to dan urat nadi
tembus, jalan berjalan normal, segera dia mencelat bangun.
Selepas mata, memandang sekitarnya. seketika dia kaget
oleh keadaan sekelilingnya. Tampak didepannya adalah
sebuah sungai yang cukup besar, ternyata air sungai memang
surut tak heran air dalam guapun mengalir keluar dan
membawa dirinya dipinggir sungai. Sungai di mana dia berada
ternyata dekat muara, maju takjauh lagi sudah lautan besar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan seksama dia meneliti keadaan sekitarnya,
diperkirakan tempat itu adalah muara Ao-kang. Dari Kwi-hunceng
ada seratusan li jauhnya.
Ternyata diwaktu dirinya tertutup didalam gua, musuh
menyumbat air sungai serta mengalirkan air kedalam gua,
dengan cara ini mereka kira dapat membunuh Kiam-ping.
Betapapun tinggi kepandaian dan Lwekangnya juga pasti mati
tenggelam.
Sayang rencana mereka yang sempurna ini tidak
memperhitungkan kuasa alam. Mereka juga tidak mengira
bahwa Liok Kiam-ping beberapa kali memperoleh rejeki
sehingga bekal ilmunya sekarang sakti mandraguna, ilmu
pengobatannya jug a tinggi sekali, terutama tentang pelajaran
lwekang untuk melindungi badan dan menjaga kesehatan-
Biasanya air pasang juga terbatas waktunya, walau Kui-gi-tayhoat
hanya kuat bertahan beberapa jam, namun kali ini justru
cocok digunakan dan berhasil menyelamatkanjiwanya. hal ini
sudah tentu tidak pernah terpikir oleh musuh.
Menghadapi kekejaman dan keculasan musuh yang banyak
muslihatnya. bukan kepalang rasa gusar Kiam-ping. Segera
dia copot pakaiannya dan dikeringkan diatas batu karang
dipinggir sungai, sambil menunggu Kiam-ping beristirahat
dibawah pohon. Waktu dia siuman daritidurpakaianpunsudah
kering, setelah berpakaian lekas dia melompati sungai terus
berlari masuk hutan belukar menuju ketimur. Dia mengharap
bisa memperoleh sesuatu yang diharapkan sambil mencari
jejak It-cu-kiam Koan Yong yang hilang.
---ooo-dw-ooo---
CIOK-WIJUN adalah perkampungan nelayan yang kecil, tapi
letaknya yang strategis menjadikan para nelayan atau
pelancongan yang mau pesiar atau berlayar harus lewat
kampung ini, maka perdagangan didesa ini cukup ramai,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penduduknya juga ada ribuan, namun semuanya hidup dari
hasil laut, penduduknya hidup sahaja, selama ini aman
tentram.
Tapi sejak Ham-ping-kiong menduduki Kwi-hun-ceng,
mereka mendirikan cabang di desa ini, secara langsung
menjadikan pusat kekuasaan Tang- ling- kiong yang hijrah
dari Giok-hoan-to.
Waktu itu menjelang magrib, karena terkurung didalam gua
hampir sehari, perut Kiamping betul-betul sudah keroncongan,
setiba dijalan ingin dia mencari warung atau penginapan untuk
makan dan isiirahat, sekaligus menyirapi keadaan desa ini.
Waktunya memang tepat orang makan malam, lampulampujuga
sudah mulai dipasang, pelayan warung ataupara
kacung banyak yang keluar berdiri dimuka pintu menyambut
kedatangan para tamu, bukan saja sibuk merekajuga mandi
keringat.
Waktu Liok Kiam-ping datang menghampiri, begitu melihat
tampang dan dandanannya seketika seri tawa mereka kuncup,
semua bersikap takut-takut serta melarang dia masuk dengan
alasan sudah penuh tidak menerima pengunjung lagi, silahkan
cari warung lain saja.
Beruntun Kiamping memasuki beberapa warung dan
penginapan, tapi semua menolak dengan alasan sama. Pada
hal desa ini hanya terdapat sebuah jalan raya, seluruh warung
dan penginapan di sini sudah dia kunjungi semua, mau tidak
mau timbul rasa curiganya, pikirnya: "Kemungkinan ada matamata
atau kekuatan musuh yang dipendam di desa ini, jelas
jejakku sudah kenangan mereka, kalau kutanya secara terang
terang jelas takkan memperoleh hasil apa-apa, Untuk putar
balik begini saja, rasanya penasaran, apalagi It-cu-kiam Koan
Yong belum ditemukan, lebih baik aku bekerja secara
sembunyi-sembunyi sambil menyelidik apa latar belakang dari
semua penolakan mereka terhadapku. Baiklah akan kuselidiki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
secara diam-diam memangnya aku tidak mampu membongkar
gerombolan musuh d id es a ini."
Maka dia membeli dua bungkus makanan dan sebotol arak
serta seperangkat pakaian disebuah warung makan dan toko
klontong terus beranjak keluar desa memasuki hutan.
Kira-kira kentongan kedua, dia mengembangkan Ginkang
meluncur kedalam desa nelayan-Disetiap tempat yang
dirasakan tepat didalam desa dia memberi tanda rahasia
Hong-lui-bun, lalu sengaja memberatkan langkah, kakinya
berlompatan sambil lari mengeluarkan suara.
Setelah berlari setengah lingkar, didengarnya suara
keresekan disebelah belakang dia tahu pasti ada orang
menguntit dan mengawasi gerak-geriknya, diam-diam dia
merasa senang, maka dia makin memperlambat langkah.
suara keresekan dibelakang itu semakin keras dan nyata,
menurut pendengarannyajarak penguntit itu kira-kira lima
tombak. Lekas Kiam-ping mempercepat langkahnya, sekali
berkelebat dia sembunyi d iba wah payon rumah.
Dua bayangan orang memburu datang dari belakang, gerak
gerik mereka tampak kasar dan berat, kepandaiannya biasa
saja. Setelah tiba diujung jalan kedua orang tampak
celingukan, tak lama kemudianputar balik pula dan kebetulan
berada d iba wah payon, keduanya bersuara heran, seorang
berkata: "Aneh, jelas kelihatan ada didepan, kenapa sekejap
mata telah lenyap. Pada hal gerak geriknya lamban,
memangnya dia mampu amblas kebumi ?"
"Dandanan dan perawakannya persis dengan apa yang
kami terima dari pusat, tapi gerak tubuhnya tidak sebanding
dengan apa yang dikatakan dalam berita acara itu. Kurasa
lebih baik kita balik memberi laporan ke kantor cabang saja."
demikian usul seorang lain-
"Alah, kenapa bingung tidak karuan, urusan sekecil ini juga
harus dilaporkan segala. Musuh sudah terperangkap dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gua dan tuang air lagi, setelah sekian lama memangnya dia
masih hidup didaratan ini, sekarang tentu sudah melaporkan
diri kepada Hay-liong-ong dilautan sana."
"Ya. omong sih benar, tapi kepandaian musuh luar biasa,
bila dia bisa lolos dari lobang gua itu lalu terhanyut keluar pula
karena air sungai surut, lalu bagaimana ? Betapapun
menghadapi urusan harus hati-hati kurasa.." lebih penting kita
utus Yu Sam pulang ke pulau untuk memberikan laporan ke
istana.."
"Begitupun baik. Sedikit banyak pertanggungan jawab
sudah kita lakukan-" setelah mencari putar kayun disekitar
situ, baru ke dua orang ini putar balik kedalam desa.
Dari pembicaraan kedua orang ini Kiamping tahu bahwa
musuh hanya mendirikan cabang di desa ini, kekuasaan kecil,
namun belum berhasil dia mengetahui di mana markas cabang
mereka. Pulau apa pula yang mereka maksud, apakah It-cukiam
ditawan ke atas pulau ? Mumpung mereka mengutus
orang pulang ke pulau, biar aku menguntitnya.
Tanpa mengeluarkan suara Kiam-ping kuntit dibelakang
kedua orang itu. Setelah melampaui beberapa gang, mereka
memasuki sebuah perkampungan yang besar. Kiam-ping
mendekam ditempat gelap menunggu. Tak lama kemudian
pintu besar perkampungan terbuka dan menyelinap keluar
seorang lelaki kekar, dengan langkah gugup dia menuju
keping gir sungai.
Saat mana tiada rembulan sinar bintangpun guram, angin
laut menghembus dengan suaranya yang ribut, hawa segar
sehingga Kiam-ping merasa nyaman dan bersemangat.
Lelaki itu menghampiri sebuah kapal kecil yang berkabin
dengan tertutup kain, setelah melepas tambatan dan
menarikjangkar, baru saja dia hendak melompat keatas kapal.
Dua tombak dibawah pohon sana mendadak didengarnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suara gedebukan seperti ada benda b erat jatuh terus
kecemplung ke sungai, air tampak muncrat.
Buru-buru lelaki itu berlari kebawah pohon, tampak air
sungai gemeletuk^ tapi tidak terlihat apa-apa disekitar sini.
Mendapat kesempatan baik ini, lekas Kiam-ping melompat
terbang seringan asap melayang turun ke atas kapal tanpa
mengeluarkan suara. Sesaat, memperhatikan air sungai, tiada
sesuatu yang menarik perhatiannya, maka lakl-laki kekar itu
kembali keatas perahu, mengangkat galah mendorong kapal
ketengah sungai terus dikayuh kearah laut.
Kebetulan mendapat angin buritan maka laju kapal secepat
anak panah. Kiam-ping mendekam diatas kabin, suasana sepi
yang terdengar hanya gemericik air yang tergayuh, jelas lakilaki
ini cukup ahli mengemudi kapal ditengah lautan- Kecuali
ketemu hujan badai atau gelombang pasang baru kapal kecil
berlayar ini akan terombang ambing, sekarang cuaca baik,
angin menghembus tenang, maka laju kapal amat pesat.
Kira kira satujam kemudian, laju kapal mulai diperlambat,
kelihatannya sedang melewati daerah yang banyak karang,
karena kapal harus putar kalian belok kiri, sering juga kapal
menyerempet karang hingga mengeluarkan suara cukup
keras.
Mendadak terdengar sebuah bentakan: "Saudara dari
cabang mana yang kemari membawa kapal, ada urusan apa
tengah malam kemari ?'
Lelaki kekar segera melompat keatas dek serta menjawab
dengan suara berat, Dari markas cabang ciok-wi-cun, ada
laporan penting harus langsung disampaikan kepada Kiongcu,
tolong sampaikan dan bantu menunjukkan jalan-'
"Ikuti aku. " maka kapal bergerak maju pula, setelah
membelok beberapa kali kapalpun berhenti di pesisir.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari tempat tinggi terdengar sebuah suara kumandang:
"Hentikan kapal di situ, tunggu pemeriksaan-"
"Laporan Tong cu. Markas cabang dari ciok-wi-cun ada
kabar penting harus disampaikan kepada Kiong-cu, hamba
memberanikan diri membawanya kemari, mohon Tongcu
memberikan putusan- yang bersuara adalah orang menjadi
penunjuk jalan-Ternyata tempat itu merupakan benteng
pertahanan yang terletak dipinggir laut.
Suara lantang itu sedikit bimbang, lalu katanya pula: "Kapal
itu sudah diperika belum ?"
"Aku yang rendah tidak berani bertindak lebih dulu, mohon
Tongcu maklum."
"Tan Kui-jay," suara lantang itu berkata, "turunlah kau
danperiksa dengan teliti, jangan sampai mata-mata musuh
menyelundup kemari."
Maka terdengar seorang mengiakan, lalu terdengar langkah
seorang beranjak turun ke arah kapal. Maka petugas yang
menunjukjalan itu berkata lega perlahan: "Baiklah, selanjutnya
mohon Tang-heng menunjukkan jalannya, Siaute harus segera
kembali kepos penjagaan-" lalu terdengar gemericik air, kayuh
bekerja, kapalpun bergerak mundur.
Mendengar kapal akan diperiksa lekas Kiam-ping kerahkan
tenaga di kaki tangan, sambil menghirup napas tubuhnya
segera meletik mumbul keatas. kedua kaki menginjak dinding
papan, sementara tangan kanan merogoh keatas memegang
celah-celah langit-langit di atas kabin, begitu kaki kiri
menyendal pula tubuhnya membalik, jadi tubuhnya gelantung
menempel langit-langit seperti cecak.
Terasa ujung kapal bergerak. langkah mendekat
menyingkap kerai kabin lalu menyoroti kedalam kabin yang
kosong tanpa perabot apapun. Hanya sekilas pandang kerai
lalu diturunkan pula. Langkah kaki semakin jauh pula, jelas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
petugas itu sudah melompat kedaratan bersama utusan dari
ciok-wi-cun.
Menunggu sesaat lagi baru Kiam-ping melayang turun.
waktu dia mengintip keluar dua bayangan orang itu sudah
naik ke daratan dan sedang memanjat undakan keatas
gunung.
Di sebelah kanan terdapat lima petak rumah bata panjang,
dari jendela sinar lampu memancar keluar. agaknya disinilah
letak kantoran terdepan dari pos penjagaan
Setelah kedua orang itu-puluhan tombak jauhnya baru
Kiam-ping melompat keluar. dengan Ginkangnya yang tinggi
tidak sukar dia membuntuti kedua orang itu, supaya tidak
konangan orang lain dia selalu memilih tempat gelap.
Setiba diujung undakan tampak muncul pula sesosok
bayangan lain menghadang kedua orang itu, lekas Kiam-ping
memperhatikan, setelah saling berbisik, Tan Kui-jay tampak
putar balik, dua bayangan orang itu meneruskan perjalanan
kedalam lewatjalanan kecil di samping rumah.
Baru sekarang Kiam-ping tahu mereka bergiliran membawa
utusan dari ciok-wi-cun itu kedalam, penjagaan memang
cukup ketat. Maka Kiam-ping tidak berani lena, arah yang
ditempuhnya juga selalu sepi dan gelap. dari kejauhan dia
terus maju, membuntuti kedua orang didepan itu.
Beruntun mereka melewati pula empat pos penjagaan,
didepan sudah terlihat sebidang hutan dengan pepohonan
pendek. Setelah kedua orang itu memasuki hutan baru Kiamping
kembangkan Ginkang, kedua kaki hanya menutul dipucuk
pohon, beberapa kali lompatan dia sudah berada tak jauh
dibelakang kedua orang itu.
Ternyata hutan pohon pendek ini cukup luas dan panjang,
memagari beberapa bangunan, tidak jarang dia melihat
bayangan orang bergerak d iba wah, Dengan Ginkang yang
tinggi Kiam-ping terus maju dari pucuk pohon, gerakannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seringan burung, pesat lagi lincah, kalau bukan jago kosen
takkan bisatahuada orang sedang berlompatan diatas pohon
Sudah tentu cara yang ditempuhnya ini lebih cepat, maka
dia harus sering berhenti menunggu dan mendekam untuk
sembunyi bila ada orang lain disekitarnya. Keluar dari hutan
kedua orang itu memanjatjalan undakan dilereng bukit,
disebelah atas tampak sebuah istana besar yang megah
menjulang diatas gundukan tanah besar, letaknya tepat
ditengah pulau yang paling tinggi.
Bayangan kedua orang itu tampak masuk kedalam istana.
Tanpa pikir Kiam-ping terus menguntit ke sana.
Bukan saja megah istana ini besar dan luas, bangunannya
berlapis-lapis menduduki belasan hektar ditanah pegunungan,
dindingnya terbuat dari batu-batu karang yang di susun
sedemikian rupa, maka dapat dibayangkan betapa hebat
proyek besar dipulau terpencil ini. Didepan istana berdiri
sebuah pigura batu raksasa, di mana terukir tiga huruf
berbunyi "Tang- ling- klong.' '
Diam-diam Kiam-ping merasa senang, secara tidak terduga
dirinya berhasil menyelundup kesarang musuh. It-cu-kiam
Koan Yong dia yakin pasti diculik kepulau ini. Menolong orang
lebih penting, sekalIrkalijejak sendiri tidak boleh konangan,
maka sebelum bertindak dia merasa perlu mencari tahu seluk
beluk pulau dan istana besar ini, apalagi bekerja secara diamdiamjuga
lebih menguntungkan- Maka dia melompati tembok
masih terus menguntit dibelakang kedua orang.
Membelok dua kali pula, langkah kedua orang itu
mendadak lenyap. Lekas Kiam-ping mendekam ditanah
pasang kuping, tetap dia tidak menemukanjejak mereka,
terpaksa dia angkat kepala mengawasi sekelilingnya, keadaan
gelap gulita, suasana sepi lengang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja dia hendak melompat, mendadak cahaya api
tampak menyala benderang disebuah pendopo, bayangan
orangpun tampak bergerak.
Tang, tang. tang, tiga kali pukulan genta, maka bayangan
orang bergerak dari berbagai penjuru, semua berlari kearah
pendopo, Liok Kiam-ping tidak ayal lagi, mumpung keadaan
agak ribut dia kembangkan Ginkangnya mendekam dibawah
layon diluar pendopo, dari sini dengan leluasa dia mengawasi
keadaan didalam.
Setelah melangkah orang banyak berhenti didalam
pendopo baru Liok Kiam-ping melongok kedalam. Sungguh
hatinya kejut bercampur girang pula. Ternyata orang-orang
Ham-ping-klong yang melarikan diri dari Kwi-hun ceng semua
berada disini, diantara mereka masih ketambah Yu-ling
Kongcu dan beberapa orang tua baju hitam yang masih asing
baginya.
Kim-kong-ci Hong Kiat bersama Tang-ling-sin-kun yang
duduk ditengah mereka tampak bersikap serius dan prihatin-
Setelah saling pandang tanpa bersuara akhirnya mereka
duduk diam. Tapi Tang-ling-sin-kun lekas berdiri pula serta
berkata sambil menyapu pandang hadirin: 'Menurut laporan
dari ciok-wi-cun yang baru saja diterima, ternyata musuh
buyutan kita bocah keparat itu sudah lolos dari jebakan kita
dan kini meluruk kemari, oleh karena itu malam-malam
kukumpulkan kalian untuk membicarakan persoalan itu.
Seorang lelaki tua baju hitam yang duduk disebelah kanan
berkata: 'Dalam pertempuran di Kwi-hun-ceng, mendadak
orang-orang Hong- lui- bun bermunculan, hal ini sebelumnya
tidak pernah kita perhatikan- Sekarang keadaan kita cukup
payah, sementara Hamping Lojin belum bisa segera tiba,
jikalau pihak Hong- lui- bun dengan segala kekuaiannya
menyerbu kemari terpaksa kita harus berjuang mati-matian
melawannya.'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'Melawan juga bukan cara yang baik" sela Kim-kong-ci
Hong Kiat. "Apalagi menurut laporan bocah keparat itu
meluruk datang seorang diri, jikalau dapat kita sikat dia, maka
orang-orang Hong-lui-bun yanglain tidak perlu dibuat takut."
"Kalau bocah keparat itu berani meluruk kemari, pasti ingin
menolong It-cu-kiam."
Tay-bok-it-siu tertawa gelak-gelak. "Betul, betul." katanya
lalu berkata bisik-bisik kepada Tang-ling-sin-kun dan Hong
Tiat, akhirnya mereka sama mang gut setuju, rona muka
merekapun kelihatan berseri girang.
Maka Tang-ling-sin-kun lantas berseru lantang: "Sementara
kalian boleh kembali ketempat masing-masing, penjagaan dan
ronda harus diperketat, begitu ada apa-apa harus segera
memberi tanda, jikalau serbuan musuh memang teramat
tangguh, semua harus cepat mundur ke Thay-im-low, d is ana
jiwa kalian baru bisa selamat." lalu berkata pula kepada Kimkong-
ci Hong Kiat, "marilah kita kurung it-cu-kiam Koan Yong
didalam kerangkeng besi ditengah Thay-im-lout dari samping
kita menunggu dan menonton perkembangan situasi.
Diam-diam girang hati Liok Kiam-ping bahwa It-cu-kiam
Koan Yong memang disekap ditempat ini, Thay-im-low yang
dikatakan tadi entah dimana, ada perangkap berbahaya apa ?
Apapun jadinya nanti, bila dia tahu letak Thay-im-low, It-cukiam
harus ditolongnya.
---ooo-dw-ooo---
Ternyata seorang diri It-cu-kiam Koan Yong mengejar
musuh kearah timur laut, dilihatnya lima puluhan tombak
disebelah depan bayangan musuh berkelebatan lalu lenyap
entah kemana, segera It-cu-kiam Koan Yong mempercepat
larinya, dia mengudak sampai dasar lembah, dilihatnya rumput
di sekitar sini tertindih ambruk oleh benda berat, sebagai
kawakan Kangouw melihat ini dia mulai curiga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu Kim-kong-ci Hong Kiat yang mundur paling
akhir ternyata ketinggalan, bila dia tiba didepan mulut lobang,
dilihatnya ada orang menyusul kemari, sebelum tahu yang
datang kawan atau lawan, maka dia tutup lobang dengan batu
besar terus sembunyi disemak-semak rumput. Akhirnya
dilihatnya yang datang adalah It-cu-kiam Koan Yong, dia tahu
orang-orang Hong - lui- bun yang lain pasti akan segera
mengudak kemari, mumpung It-cu-kiam sedang langak longok
kedalam lobang gua, mendadak dia lancarkan Kim-kong-ci.
Sejalur tenaga angin mendadak menerjang punggung It-cukiam.
Mendengar suara, hati Koay Yong terkejut, sebat sekali dia
melompat maju kedepan. Diluar tahunya Kim-kong-ci teramat
keras dan ganas, padahal tubuhnya sudah mencelat setombak
jauhnya, namun tenaga jari lawan masih mengudak tiba,
seketika dia merasa tubuh linu begitu badan tersungkur jatuh,
seketika dia pingsan-
Untung lompatanjauh itu mengurangi tenaga tutukanjari itu
hingga dirinya tidak terluka parah, namunjuga hanya tertutuk
semaput saja. Sejak semaput It-cu-kiam terus disekap dan
akhirnya dipindah dalam kurungan bawah tanah diatas pulau
ini.
Kim-kong-ci Hong Kiat manggut-manggut sambil
tersenyum, kedua orang ini lantas berdiri meninggalkan
tempat itu lebih dulu.
Orang banyakpun segera bubar, kembali ketempat
penjagaan yang sudah ditentukan sebelum ini. Kedap lain
sinar la mpupun padam, pendopo itu kembali gelap gulita,
suasanapun hening.
Liok Kiam-ping melompat keatas wuwungan, mendekam
sejenak d eng a n penuh perhatian periksa keadaan istana
megah ini. Tampat diujung timur laut sana terdapat sebuah
bangunan loteng tinggi seperti berdiri tunggal ditengah air.
Setelah terdengar suara berisik, mendadak sorot lampu yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
benderang keluar dari jendela menyinari permukaan air, sinar
reftek membuat sekitarnya benderang pula.
Bentuk pucuk loteng itu mirip sebuah kurungan besi, dilihat
dari kejauhan kelihatan kosong, samar-samar hanya kelihatan
beberapa jeruji besi seperti mengurung atap loteng.
Jaraknya terlalujauh, susah terlihat apakah ada orang
terkurung d id alamnya. Kiam-ping bergerak selembut kucing
selincah burung elang, lewat bayang-bayang gedung yang
gelap dia berputar menuju timur laut dari gedung besar
berloteng itu.
Padahal penjagaan istana ini cukup ketat dan keras, namun
dengan gerak g erik Kiam-ping seperti setan, ternyata masih
mampu bergerak seperti mundar mandir dirumah sendiri.
Setelah menyusuri serambi berliku sembilan, tampak
sebuah telaga seluas belasan hektar dengan airnya yang
jernih berada di atas perbukitan, ditengah telaga itulah,
didirikan sebuah gedung loteng puluhan tingkat, tingkat
terakhir dibuat dalam bentuk seperti kurungan dengan jerujijeruji
besi, mungkin loteng tinggi inilah yang dinamakan Thayim-
lou.
Bentuk telapak bundar maka dari loteng itu sampai
kedaratan kira-kira ada tiga puluh tombak jauhnya, tanpa
jembatan menghubungkan satu dengan yang lain, tapi
disekitar loteng sengaja dibuatkan pula ikatan-ikatan bambu
panjang dalam bentuk Pa-tkwa sebagai tempat berpijak.
Dasar berotak encer, sesaat dia berpikir setelah melihat
situasi didepan mata, akhirnya berpikir: "Loteng itu dibangun
di tengah telaga, pasti dipasang jalan rahasia bambu-bambu
yang mengambang diatas airjaraknya satu dangan yang lain
ada lima tombak bagi yang lwekangnya biasa, jelas tidak bisa
menyeberang, tadi Tangling-lo-koay bilang, bila terpaksa
orang banyak harus mundur masuk ke Thay-im-lou, jiwanya
pasti selamat dan tertolong, dari nada bicaranya dapat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
disimpulkan bahwa orang-orang yang berkepandaian
rendahpun dengan mudah nyeb erang kesana sembunyi d id a
la m loteng. Dari sini dapat diduga bambu yang terapung itu
bukan jalan sesungguhnya, dibaliknya tentu ada perangkap.
Kalau mereka berani terang-rerangan menculik orang
kemari dan dikurung diatas loteng, bukan saja bentuk loteng
itu agak ganjil, penuh dipasangi alat rahasia, maka dapatlah
dibayangkan betapa berbahayanya loteng itu.
Permukaan seluas ini, kecuali meminjam bambu yang
terapung itu sebagai batu lompatan tiada cara lain untuk
menyeberang? Dari udara jelas tidak mungkin melesat terbang
sejauh itu, apalagi memasuki loteng ?
Sesaat lamanya dia menepekur, akhirnya diperolehnya
sebuah cara yang baik. Didalam hutan sekitarnya dia
menjemput lima enam papan lebar satu kaki. sebelum
bertindak dia jemput dulu sebutir batu, setelah mengincar dia
timpukkan batu itu diatas bambu-bambu yang terapung itu
"Klotaks air muncrat dua kaki tingginya, dari kanan kiri bambu
terapung mendadak menjeplak beberapa batang gantolan besi
yang terang kap ditengah bambu. Begitu gantolan besi
mengencang bambu itupun, tenggelam kedalam air.
Bila orang menggunakan Ginkang tinggi berpijak diatas
bambu terapung dan kaki pahanya terjepit gantolan besi,
betapapun lihay Kungfumu juga jangan harap bisa meloloskan
diri.
Dari perangkap yang terpasang dipermukaan telaga
sedemikian berbahayanya, maka dapat dibayangkan betapa
lebih berbahayanya perangkap didalam loteng.
Alis Liok Kiam-ping bertaut kencang, namun hatinya juga
amat benci dan dendam kepada kawanan penjahat yang keji.
Pertama dia lempar sebuah papan, melayang turun
dipermukaan air sejauh lima tombak. karena papan terapung
dipermukaan air, tak bisa di gunakan tempat berpijak untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selanjutnya melompat pula kedepan, kecuali yang memiliki
Ginkang taraf tinggi, cukup menutul sedikit saja, tubuh sudah
bisa melayang pula maju kedepan-
Menyusul Kiam-ping gunakan gaya Ui-koh-clong-siau
(burung kutilang menjulang kemega) tubuhnya melambung
tinggi lima lima tombak. ditengah udara dia menekuk
pinggang memancal kedua kaki, gerakkannya pun dirobah
menjadi Hwi-yen-tho-lim (walet terbang masuk hutan),
laksana panah tubuhnya melesat terbang, bila daya lajunya
makin berkurang dan hampir melorot turun, dia pentang
kedua lengan, ujung kaki menutul dipermukaan papan yang
terapung itu. Berbareng dia lempar papan kedua, sementara
badannya sudah melejit tinggi pula keudara.. Begitu beruntun
dia melempar lima buah papan, tubuhnya sudah melenting
tinggi keudara hampir mencapai pinggir loteng.
Disaat tubuh masih terapung dan hampir anjlok turun
itulah, "Biang" mendadak sebuah suara berkumandang dari
atas loteng, berbareng sebaris anakpanah melesat datar
sejajar dengan air melesat kepermukaan telaga.
Lekas Kiam-ping kerahkan seluruh sisa hawa murni
dalampusarnya, begitu kedua lengan meronta keatas, syukur
tubuh yang melotot turun itu masih mampu diangkatnya pula
naik lima kaki, panah yang melesat sekencang itu kebetulan
meny amber lewat d iba wah kakinya, waktu dia meluruskan
kedua kakinya, kebetulan hinggap diloteng tingkat kedua.
Dalam menghadapi serangan berbahaya seperti itu, kalau
Kiam-ping sebelum ini memperoleh penemuan gaib, hingga
bekal kepandaiannya sesakti sekarang apapun dia takkan
terhindar dari mara bahaya, bila yang menghadapi perangkap
keji orang lain yang berkepandaian sedikit rendah, punya jiwa
rangkap dua belas juga telah terkubur dalam telaga.
Loteng itu dikelilingi jendela, semua tertutup rapat, cahaya
lampu tampak menyorot keluar, bayangan orang juga
bergerak-gerak. didengarnya suara perca kapan pula, namun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sukar dia menentukan di mana letak orang berbicara itu.
Tujuan Kiam-ping menolong orang, hakikatnya tidak perlu
menghiraukan bagaimana keadaan d id a la m loteng,
Kembali die enjot kaki, tubuhnya melenting tiga tombak.
ujung kaki sedikit menutul ujung genteng, tubuhnya terus
menjulang tinggi keatas, begitulah secara beruntun
Kiam-ping gunakan cara yang sama, hingga terakhir dia
mencapai ketinggian dipucuk loteng, Sesaat dia melongojuga
setelah berada dipucuk loteng. Kerangka kurungan besi ini
terbuat dari besi sebesar lengan, dasar kurunganjuga dekuk
bagian tengahnya jadi berbentuk seperti kukusan, It-cu-kiam
Koan Yong tampak rebah terkulai didasar kukusan,
kelihatannya tertutuk Hiat tonya.
Dinding miring yang licin tak bisa buat berpijak itu
tertancap pula barisan pisau runcing yang kemilau. Diatar
kurungan Liok Kiam-ping melangkah dua tindak, kebetulan
kakinya menginjak sebatang besi melintang, kejadian terjadi
begitu cepat, tahu-tahu besi yang diinjak itu patah dua dan
tubuhnyapun kejeblos masuk kedalam kurungan- Begitu kedua
kaki menanjak tampat kosong, tubuh Liok Kiam-ping lantas
anjlok kcbawah. lekas dia kembangkan Ling-hi-pou-hoat
Ginkang tingkat tinggi, begitu dia menyedot napas, tubuhnya
lantas melayang turun dengan badan melintang datar, lalu
menggunakan gaya Ing-wi-kiu-coan secara indah dan bagus
sekali tubuhnya berkisar lalu melayang turun pelan-pelan
ditengah.
Begitu berdiri tegak disamping It-cu-kiam Koan Yong
segera dia mendongak memandang keatas, seketika dia
mengkirik dibuatnya. ternyata diatas langit langit tepat
dibawah pucuk loteng ini, tingginya paling tidak ada puluhan
tombak, empat penjuru dipasangi ujung golok yang tajam
mengkilat, bila bergerak kurang hati-hati, bukan mustahil dada
bisa ketembus golok atau perut robek.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lekas dia membuka tutukan Hiat-to It-cu-kiam. Mungkin
terlalu lama rekannya ini tertutuk Hiat-tonya, walau Hiat-to
sudah di buka, dia masih dalam keadaanpulas, terpaksa Kiamping
harus memijat dan mengurutnya baru mulai siuman-
Baru Kiam-ping buka suara mau tanya pengalamannya,
tiba-tiba terdengar kekeh tawa panjang dari sebuah jendela
kecil yang letaknya didinding miring. Disusul sebuah suara
dingin berkata: "Pat-pi-kim- liong, sekarang apa pula yang
bisa kau katakan ? Mungkin kesempatan untuk berpesan
kepada sanak kadangmupun tidak sempat lagi. IHehehehe^'
Walau amat gusar, tapi mengingat diri terkurung, tumbuh
sayap juga tidak dapat terbang keluar, gugup atau mencaci
makijuga tidak berguna.
Sebagai cerdik cendekia, meski berada ditempat bahaya,
Kiamping tetap berlaku tenang, sekilas dia menepekur, lalu b
erg elak tawa: "Kalian kawanan iblis gerombolan setan, semua
jago-jago yang sudah keok ditanganku, tidak berani
bertanding terang-terangan, pandainya hanya bermain
muslihat mencelaka i jiwa orang, kalau hal ini tersiar
dikalangan Kangouw, memangnya kalian tidak ditertawakan
dan dihina kaum persilatan ? Masih berani kalian mengagulkan
diri sebagai orang gagah"
"Untuk melenyapkan bocah keparat macammu, kenapa
harus bicara soal aturan segala. Tapi kalau kau mau menerima
dua syaratku, Lohu boleh membujuk partai-partai silat yang
lain, y a kin jiwa kalian masih bisa diselamatkan-"
"Baik, coba katakan dulu apa syaratmu ?"
"Persoalanya kan sepele. Pertama, asal kau melumpuhkan
Lwekang, selamanya tidak boleh mencari setori dengan kami,
lalu membubarkan pula Hong- lui- bun, diumumkan secara
luas selanjutnya tidak akan berkecimpung dikalangan
Kangouw. Bagaimana anak muda ?' "Ini bukan persoalan
sepele, patut dipertimbangkan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik, Lohu akan tunggu jawabanmu sampai besok." lenyap
suaranya maka terdengar daun Jendela kecil itu tertutup.
Begitu mendapat kabar kilat dari clok-wi-cun, Hong Kiat
dan Tang- ling-sin-kun sudah lantas menduga bahwa Liok
Kiam-ping pasti lolos dari renggutan elmaut, juga sudah
diduga cepat atau lambat dia pasti akan me nyelundup
kepulau ini. Maka sengaja mereka mengatur tipu daya
mengurung It-cu-kiam di kurungan besi yang wadahnya
berbentuk kukusan untuk memancing kedatangan Kiam-ping
sekaligus membekuknya.
Undang-undang perguruan Tang- ling- kiong teramat keras
hukumanpun berat, setiap murid yang khianat atau murtad,
selamanya tidak pernah diberi ampun. Kurungan besi diatas
Thay-im-lou itulah biasanya para pelanggar undang-undang
disekap. bangunannya teramat kokoh dan berbelit-belit, keluar
masuk pintu rahasianya. hanya diketahui oleh Tang- ling-sinkun
ayah beranak.
Sekarang mereka sudah berhasil memancing Liok Kiamping
masuk perangkap. bila mau segera turun tangan
membunuhnya, segampang dia angkat tangan, tapi Tangling-
sin-kun manusia tamak. Dia mempunyai rencana lain dan
mengincar Wi-llong-pit-kip serta Tnian-gwa-cin-keng dua
pusaka yang dimiliki Liok Kiam-ping, maka sengaja dia
mengajukan dua syarat dan mau menunggu jawaban Liok
Kiam-ping.
Sudah tentu diluar tahunya bahwa Liok Kiam-ping juga
sudah punya perhitungan matang sendiri, dengan bekal
keyakinan dan kepercayaan pada diri srndiri, sayang dia
tersekap dalam kurungan, meski tahu tidak leluasa turun
tangan, maka sengaja dia mengulur waktu pura-pura
mempertimbangkan usul yang diajukan lawan, waktu
sepanjang ini yakin akan berhasil memperoleh akal untuk
meloloskan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu Tang- ling-sin-kun mengundurkan diri, segera dia
duduk bersimpuh mulai samadi, memulihkan seluruh tenaga,
semangat dan Lwekangnya.
Kira-kira menjelang kentongan kedua, Liok Kiam-ping
segera mencopotjubah panjangnya serta disobek menjadi tali
kain panjang lalu disambung hingga panjangnya diperkirakan
sudah tujuh tombak. diperkirakan sudah mencukupi, lalu dia
gulung tali kain itu serta digubat digubat dipinggang, setelah
melolos cui-le-kiam, dia memberi pesan kepada It cu-kiam
supaya menunggu dengan sabar. lalu dia menghirup napas
mengerahkan hawa murni mengenjot tubuh.
Sekali lagi dia kembangkan Ling ho-pou-hoat, meminjam
tenaga murni yang dikerahkan dari pusar, tubuhnya mumbul
pelan-pelan seringan kapas menerobos jaringan ujung golok
yang tajam dan runcing terus maju keatas.
Mengembangkan ginkang d ipucuk pisau-pisau tajam,
bukan saja diperlukan Ginkang yang tinggi, juga memerlukan
Lwekang yang tangguh, baru bisa bertahan lama menembus
mara bahaya. Begitu tiba d id ekat jendela kecil didinding
miring, mendadak pedang ditangannya dibuat menyodok,
ujung sebuah golok yang runcing ditabasnya putus, lalu dia
hinggap diatas kurungan golok yang sudah tumpul itu.
Begitu kaki mengerahkan tenaga, kembali cui-le-kiam
terayun, maka terdengarlah suara berdering, pisau-pisau
tajam yang dipasang disekitarjendela telah dibabatnya patah
seluruhnya. cui-le-kiam dia pindah ketangan kiri terus
ditancapkan didinding tanah Hat, untuk sementara menahan
setengah tubuhnya, sambil kerahkan tenaga dilengan kanan
terus terayun kejendela cilik.
"Brak" jendela kecil itu telah dipukulnya jebol. Maka terlihat
dibalik sana adalah sebuah kamar kecil. Kiam-ping bekerja
lebih cepat telapak tangannya terus bekerja menepuk pinggir
jendela setelah agak goyah sekali hantam pula lobang jendela
digempurnya menjadi besar, dengan lincah dia melompat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masuk. Lekas dia ulurkan tali kain yang sudah disediakan
kedasar sana.
Begitu melihat tali kain mengulur turun, Koan Yong tahu
Kiam-ping sudah berhasil keluar, lekas dia merambat keatas
dengan tali kain, kakinya menutul disela-sela dinding yang
tidak tertancap golok, dengan cepat dia sudah memanjat
keatas.
Kamar kecil ini termasuk pintunya juga terbuat dari tanah
liat bercampur kapur, daun-pintunya terbuka dari luar
kedalam, begitu ahlinya pembuat daon pintu sehingga
sedemikian rapat dan rata, sedikitpun tidak ada celah-celah.
Dikala mereka mencari akal bagaimana harus meloloskan
diri dari kamar kecil ini, mendadak terdengar langkah kaki
mendatangi. Sebelum orang itu mendekat d aon pintu,
mendadak It-cu-kiam koan Yong menendang dua kali ked aon
pintu hingga mengeluarkan suara keras, lalu dia memberi
tanda kepada Kiam-ping supaya tidak bersuara, dengan lincah
mereka sembunyi dibelakang pintu.
Akal yang digunakan koan Yong ternyata amat manjur,
pada hal langkah kaki sudah lewat, mendengar dalam kamar
mendadak ada suara, orang itu agaknya membalik, terdengar
suara kunci berderik. pelan-pelan daon pintupun terbuka,
seorang kacung cilik melongok kedalam.
Sekali tutuk kontan Kiam-ping menutuk hiat-tonya.
Kejadian tidak terduga serta mendadak. kacung cilik tidak
sempat bersuara, tahu-tahu tubuhnya sudah tertutuk lunglai.
"Katakan, di mana Tang- ling-lo-koay dan lain-lain ?
Bagaimana turun dari sini ?"
"Inilah Thay-im-to yang penuh dipasangi perangkap
laksana jaring langitjala bumi, mau ketemu Sin-kun ? Kalau
berani boleh ikut aku."
Koan Yong tahu bocah ini hendak main tipu, dia menjadi
tertawa geli, katanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Boleh, boleh, tapi bagaimana jalan keluarnya dari sini, kau
harus jelaskan dulu kepada kami."
Pucat muka bocah itu, katanya tersendat: 'Wah, aku tidak
tahu, bagaimana bisa menjelaskan kepada kalian.'
"Kau masih bocah beginijuga sudah keras kepala,
memangnya kau ingin disiksa, lekas katakan, kami pasti tidak
akan menyakiti kau,"
Ternyata kacung cilik ini memang bandel, tidak menjawab
dia malah pejam mata, tanpa hiraukan pertanyaan mereka
berdua.
Karuan It-cu-kiam Koan Yong naik pitam, dia tendang dua
kali dipunggung di bocah, katanya keki: "Agaknya kau
memang ingin disiksa baru tahu rasa. Liok-ciangbun kau saja
yang turun tangan-"
Liok Kiam-ping juga menyadari tempat mereka dikurung
amat berbahaya, kalau lama-lama ditempat yang penuh
peralatan rahasia ini, sekali kebentur orang-orang Tang- lingklong
untuk meloloskan diri tentu makan banyak waktu,
kesempatan tidak boleh diabaikan, lekas dia membungkuk
terus menutuk urat nadi si kacung serta membuka tutukan
Hiat-to pelemas nya.
Seketika si kacung mengejang kaku lalu mendelik sambil
merintih-rintih, saking kesakitan sekujur badan mandi
keringat, namun bocah ini memang keras kepala, meski
kesakitan tapi dia tetap bungkam dan melototkan mata.
Saking tak tahan akhirnya air matapun bercucuran, kepala
mang gut berulang-ulang kearah Liok Kiam-ping,
Setelah Hiat-to terbuka, sejenak dia beristirahat, lalu
dengan suara sedih menjelaskan: Jalan bercabang dalam
loteng ini simpang siur, aku hanya tahu untuk turun kebawah
loteng selalu harus putar kekanan beruntun tiga kali, lalu putar
kekiri sekali, sekaligus diulang tiga kali, lalu dimulai lagi dari
permulaan, paling akhir akan berada di mulut loteng paling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bawah, tentang peralatan rahasianya, terus terang aku tidak
tahu apa-apa."
Melihat bocah ini bicara setulus hati, yakin bocah ini tak
berani menipu, apalagi dirinya harus segera meninggalkan
tempat ini. Maka dia serahkan si kacung kepada Koan Yong,
dikempit d iba wah ketiak mereka terus keluar.
Lorong-lorong dalam loteng memang simpang siur,
semuanya berbentuk bundar dan liku-liku, umpama tidak
ditunjukkan jalannya, siapapun akan bingung jalan mana yang
harus ditempuh. Begitu sesuai penjelasan si kacung mereka
bertiga terus turun kebawah tanpa mendapat rintangan apaapa,
akhirnya mereka tiba disebuah kamar yang cukup besar.
Did a la m kamar terdengar perca kapan beberapa orang,
agaknya sedang merundingkan persoalan apa yang cukup
genting. Si kacung menunjuk kedalam kamar dengan
ibujarinya, sebagai tanda bahwa Tang-ling-sinkun dan lain-lain
berada d id a la m.
Dengan meringankan langkah Liok Kiam-ping berputar
kesebelah pinggir pintu terus mendekat serta mencuri dengar.
Kebetulan didengarnya Hong Kiat berkata dengan tawa
lantang: "Lwekang bocah itu amat tangguh, beberapa kali
nasibnya selalu mujur, lolos dari berbagai perangkap. maka
menurut pendapatku lebih cepat kita bunuh dia saja lebih
baik, supaya tidak mendatangkan kesulitan-"
Tang-ling-sin-kun terloroh-loroh, katanya: "Ikan yang
sudah berada dalamjaring, memangnya dia mampu terbang
lolos ? Tunggu saja setelah dia menerima syarat yang kita
ajukan baru kita bunuh dia, kan belum terlambat".
Kurasa lebih baik kita bertindak lebih hati-hati, siapa tahu
terjadi sesutu diluar dugaan, bukankah bakal membuang
tenaga ?"
"Siapapun yang sudah kejeblos dalam kurungan Thay-imlou,
meski Lwekangnya tinggi juga jangan harap bisa lolos.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bila terang tanah, bocah itu masih keras kepala untuk
membunuhnya juga segampang angkat tangan, cuma sayang
.....”
Sebelum dia bicara habis, sebuah suara dingin mendadak
berkumandang dari luar pintu. "Kenapa harus tunggu sampai
terang tanah, sekarang juga boleh dibereskan, bukankah lebih
sederhana." lenyap perkataan, dua orangpun muncul
diambang pintu-
Karuan orang-orang dalam kamar terperanjat, serempak
mereka berjingkrak dengan pandangan melotot heran-
Terutama Tang- ling-sin-kun, hatinya membatin: "Bocah ini
memang anak setan, jalan rahasia dalam Thay-im-lou kecuali
kami ayah beranak siapapun tiada yang tahu mungkinkah dia
bisa keluar dari atas kurungan, pada hal jeruji besi sebesar
lengan terbuat dari baja lagi, umpama senjata sakti apapun
jangan harap dapat mematahkannya . . . "
Mendadak Liok Kiam-ping membentak:
"iblis laknat, jangan pura-pura pikun, sekarang kalian tak
boleh diampuni." dendam dan kebenciannya sudah
memuncak. segera dia kerahkan seluruh tenaga terus
menggempur dengan kedua tangan-
Kelihatan perlahan Kiam-ping mendorong kedua telapak
tangannya, tapi damparan ingin pukulan yang ditimbulkan
oleh kekuatan Lwekangnya ternyata sedahsyat gugur gunung
menerjang kearah Tang- ling-sin-kun.
Mendangar bentakan Kiam-ping baru Tang- ling-sin-kun
tersentak sadar, namun angin dahsyat telah menindih tiba,
dalam gugupnya tak sempat menangkis, untung Lwekangnya
juga sudah mancapai taraf tinggi, lekas dia melompat
menyingkir sejauh setombak. angin pukulan lawan
menyamber dari bawah kakinya "Biang" kursi kebesarannya
menjadi sasaran, kursi hancur lebur inenumbuk dinding,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dindingpun retak. Dengan enteng badannya berputar terus
melayang turun kesebelah kanan-
Serangan pertama luput, amarah Kiam-ping makin
berkobar, berputar kekanan, kembali dua tangannya tertekuk
sikut terkembang keluar terus disendai kedepanpula. Baru raja
Tang-ling-sin-kun turun dilantai, angin kencang menyamber
tiba pula, dengan gugup dia melompat, namun sudah
terlambat, lekas dia putar kedua lengan lalu terangkap
didepan dada terus menangkis dengan seluruh kekuatan yang
ada.
Dua angin kekuatan saling tumbuk mengeluarkan suara
menggelar. Tang-ling-sinkun terlempar tiga tindak baru berdiri
tegak pula, darah seperti mendidih, mungkin terluka ringan-
Liok Kiam-ping hanya menggeliat sedikit. Karuan Tangling-
sin-kun kaget dan tidak habis mengerti, batinnya: "Hanya
dalam jangka satu bulan, Lwekang bocah ini ternyata
mencapai kemajuan seperti ini." makin dipikir makin goyah
pendirian dan tekadnya, maka timbul hasratnya untuk
melarikan diri.
Disaat Liok Kiam-ping menggempur Tang- ling-sin-kun,
Kim-kong-ci Hong Kiat yang berdiri disamping juga
membarengi memukulkan tenaga yang tidak kurang
dahsyatnya. Lwekangnya setengah tingkat lebih tinggi dari
Tang- ling-sin-kun, maka perbawa pukulannyapun bukan olaholoh
lihaynya
Merasa angin pukulan dahsyat menerjang dari samping
kanan, Kiam-ping tahu Hong Kiat yang licik itu menyergap
dirinya, pada hal kedua tangannya kebacut dipukul kedepan,
betapapun tak s empat putar tubuh menangkis atau melawan-
Dalam kugupnya timbal akal bagus, mendadak dia menj
engkang tubuh kebelakang, kedua kaki menjejak dengan gaya
La-hi-to-jeng-poh (ikan lele meletik balik melawan arus),
tubuhnya bersalto kebelakang setombak lebih, Baru saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua kakinya menginjak lantai, terdengar suara alat rahasia
berbunyi, bayangan orang berkelebat, tahu-tahu bayangan
Tang-ling-sinkun sudah lenyap. jelas melarikan diri dari jalan
rahasia.
Tang-ling-lo-koay lolos lagi dari hadapannya, karuan
amarah Kiam-ping dia tumplek kepada Kim-kong-ci Hong Kiat.
Dia tahu gembong iblis ini memiliki Lwekang tangguh, Kimkong-
ci pun teramat lihay, lekas dia kerahkan tenaga sarta
mengembangkan Kim-kong-put-hoay-sin-kang, kedua bola
matanya mencorong bagi sinar senter, langkah demi langkah
mendesak kearah Kim-kong-ci Hong Kiat
Kedua pihak sama-sama meng konsentrasikan diri, kamar
sebesar ini menjadi sunyi senyap keheningan yang mencekam
perasaan, ketenangan menjelang datangnya hujan badai.
Setindak dua tindak. tiga tindak. pelan tapi pasti dan mantap
sementara benaknya bekerja kilat, maka berhasil dia
memperoleh akal untuk menghadapi lawan yang satu ini.
Kinijarak mereka tinggal dua tombak.
Dalam gaya yang tetap dengan sikut tertekuk dua, telapak
tangan didepan dada lalu berputar keluar mendadak
ditepukkan keluar, Tenaga dahsyat yang dapat menggoncang
gunung laksana damparan hujan badai.
Menghadapi lawan tangguh, Kim-kong-ci Hong Kiatjuga
tidak berani gegabah, lekas diapun kerahkan seluruh
kekuatannya, balas memukul dengan segala kedahsyatan
yang dimilikinya.
Udara tersibak oleh dua jalur kekitatan yang bertumbukan
mengeluarkan suara menggelegar, gedung berloteng ini
seperti digoncang gempa besar Kim-kong-ci mundur
selangkah, sedang Liok Kiam-ping hanya terangkat tumit
kakinya.
Tahu Lwekang sendiri lebih tinggi dibanding lawan,
menyala semangat tempur Kiam-ping, lekas dia maju tiga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
langkah sambil mengembangkan Ling-hi-pou-hoat, secepat
kilat dia memukul enam j urus, merebut kesempatan merabu
musuh, walau dirinya dilindungi ilmu sakti, tetap dia jeri
menghadapi Kim-kong-ci yang ganas, maka dia kerahkan
kelincahan gerak tubuhnya, kaki hanya menutul sedetik terus
pindah posisi dan merobah gaya, namun serangan tidak
menjadi kendor karenanya.
Kim-kong-ci Hong Kiat kembangkan ilmu pukulannya yang
tidak kalah cepat gerakannya, diantara s a mb era n pukulan
diapun bergerak tak kalah gesit, dalam waktu sesingkat itu
diapun batas menyerang ilmu j urus, keadaan sementara tetap
setanding. Serang menayerang berlangsung dalam kecepatan
tinggi, tipu-tipu yang dilontarkan juga semakin menakjupkan.
Deru angin pukulan samber menyamber, tak jarang terjadi
benturan pukulan, sungguh pertempuran dahsyat yang jarang
terjadi.
Dalam sekejap ilmu pukulan jurus. Liok Kiam-ping
membentak. tubuhnyapun melambung keudara, disaat tubuh
meluncur keangkasa itulah tangannya melolos Liat-jit-kiam.
Dibarengi gerakan tangan kiri denganjurus Llong-kiap-sin-gan,
pedang ditangan kanan menyerang dengan jurus Jit-lun-jutseng.
Dua jurus serangan yang dikombinasikan dalam taburan
telapak tangan dan samberan sinar pedang.
Lwekang Kim-kong-ci Hong Kiat memang tinggi,
pengalaman luas. melihat Kiamping mengeluarkan pedang,
gaman dan tangan menyerang berbareng dengan jurus
berbeda dia insaf detik-detik yang menentukan sudah didepan
mata, maka dia sudah menyiagakan diri serta
mengembangkan Ginkangnya yang khas, syukurlah dengan
Ginkang yang dikembangkan sepenuh tenaga dia berhasil lolos
dari renggutan maut.
Ternyata Liok Kiam-ping sendirijuga mempunyai rencana,
maka lawan takkan dibiarkan lolos pedangnya berobah
dengan jurus Liat-jit-yam-yam, cahaya pedang yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkembang laksana tabir itu sepertijala saja menjaring
tubuhnya dengan tekanan dahsyat.
Saking kaget Kim-kong-ci Hong Kiat tersirap. mata silau
berkunang, terasa selarik cahaya yang terang benderang
laksana pancaran sang surya menerpa kearah dirinya, hingga
mata tak mampu mengikuti laju senjata lawan, dalam
gugupnya lekas dia kembangkan Kim-kong-ci menuding
kearah cahaya yang benderang itu.
Dua jalur hawa putih laksana rantai perak besar mendesis
dengan suara yang membising, untung Liok loam-ping dipaksa
merandek oleh tudingan jari yang luar biasa. Mumpung
memperoleh kesempatan Hong Kiat membereset kepinggir
dengan telapak kaki meluncur licin seperti terpeleset dimuka
saiju, badannya lolos dari jangkauan cahaya pedang.
Lekas Kiam-ping menarik napas mengerahkan hawa murni,
ditengah udara badannya berputar terus melesat dibelakang
lawan dengan pedang jurus Sip-yang-se-loh.
Hong kiat betul-betul tidak berani lena, disertai hardikan
keras, kembali dia kerahkan Kim-kong ci, sekuat tenaga
menuding pula kearah Kiam-ping.
Kiam-ping sudah kerahkan Kim-kong-put-hoay-sin-kang
tanpa batas, Kim kong-ci serangan lawan ternyata tidak
dihiraukan, sekali berkelebat dia menukik turun dengan
pedang terayun. Di mana sinar pedangnya meny amber lewat,
terdengarlah jeritan mengerikan- Dua jari Kimg-kong-ci yang
menuding itu terbatas kutung oleh pedang, ilmu sakti macam
King-kong-ci yang diyakinkan puluhan tahun lenyap dalam
sekejap ini, sungguh bukan kepalang gusar dan sedih hatinya,
jauh lebih sedih daripada mampus. Bola matanya sudah
melotot gusar, sambil meraung dia sudah menjejak kaki
hendak menubruk dengan serangan terakhir, biar gugur
bersama bila perlu: ”Jangan-" mendadak sebuah pekik
berkumandang dibela kang, sesosok bayangan laksana kilat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meny amber dari belakang tembok, sekali raih dan tarik kedua
orang segera menyurut mundur dan lenyap dibalik tembok.
Tak urung ilmu sakti pelindung badan Kiam-ping juga
tertembus oleh kekuatan Kimkong ci yang lihay hingga tubuh
yang sempat berkelitpun terserempet, di kala tangan kanan
menabas turun, pundak kanan tersambar oleh kekuatanjari
musuh, untung badannya terlindung hawa sakti, walau
pundaknya tidak tertembus luka, tapijuga terasa seperti
dipukul palu godam yang berat, lengan kanan lemas lunglai
tak bisa bergerak. saking kesakitan hingga tenaga tab as a n
kebawahpun menjadi batal, karena itu pula dia hanya
menabas dua jari Hong Kiat, kalau tidak mestinya lengan
lawan yang tertabas buntung,
Ditengah jeritan Kim kong-ci Hong Kiat itulah, Liok Kiamping
juga tidak kuat memegang pedangnya lagi, Liat-^itkiamjatuh
berkerontang dilantai, orang nyapun tersuruk
duduk.
Disaat It-cu-kiam Koan Yong memburu maju hendak
menolongnya, sementara Tang-ling-lo-koay juga mencelat
keluar dari balik dinding serta menolong rekannya itu masuk
pula kelorong bawah tanah, disamping Kiam-ping selamat,
Hong Kiat seniiri juga terhindar dari renggutan elmaut.
Waktu Koan Yong sadar dan menubruk maju, bayangan
kedua orang itu sudak lenyap dibalik pintu rahasia. Tapi
karena terburu nafsu melarikan diri, Tang- ling-lo-koay lupa
menutup kembali daonpinto.
Liok Kiam-ping menginsyapi.Jian-kim-hiat dipundak
kananya terluka cukup parah, setelah dia bersamadi
mengerahkan tenaga lwekang, syukur keadaannyajauh lebih
sembuh, tapi gerak-geriknya masih belum leluasa. Untuk
mengejar waktu dan supaya lekas keluar dari Thay-im-loo,
maka merekapun keluar dari pinto rahasia serta mengudak
musuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lorong rahasia itu berliku-liku, setiap beberapa langkah
pasti menemukan lapisan pintu rahasia, Mereka maju terus
berputar-putar, tanpa terasa ternyata kembali ketempat
semula di mana tadi mereka berhantam dengan musuh.
Akhirnya Kiam-ping teringat akan Keterangan si kacung cilik,
untuk meloloskan diri kenapa cara itu tidak dicoba sekali lagi.
Maka bersama It-cu-kiam Koan Yong mereka putar kekanan
tiga kali belok kekiri sekali, ternyata dengan leluasa mereka
bisa maju terus, setelah belak belok pula beberapa kali, di
sebelah depan sudah kelihatan sinar reftek yang kemilau
dipermukaan air telaga, kali ini dengan leluasa mereka bisa
keluar dari Thay-im-loo.
Tahu mereka sudah tidak jauh lagi dari mulut pintu keluar,
karuan Kiam-ping kegirangan, lekas dia mempercepat
langkah.
Berderet merupakan lingkaran sebentuk dengan lembah,
dipinggir telaga adalah rumah rumah petak yang berdiri
sendiri-sendiri, air telaga memang sudah kelihatan, tapi
jaraknya masih cukupjauh. Pada hal sudah berada ditingkat
terbawah, tapi Kiam-ping berdua tidak menemukan pintu
untuk keluar, terpaksa hanya bisa longok-longok dari jendela
terpaksa Kiam-ping keluarkan pedang, merusak jendela serta
memukulnya dengan gempuran dahayat. Tapi kamar demi
kamar ini ternyata dibuat sedemikian rupa, kamar satu dengan
kamar yang lain ternyata terjalin dengan lapisan tembok. bila
orang masuk kedalam, kurang hati-hati menyentuh tombol
rahasia, maka lapisan tembok akan menutup kencang. Setelah
susah payah menjebol dinding demi dinding baru mereka tiba
pinggir air.
Dikala mereka longok-longok kesebrang. mendadak
terdengar beberapa kali dentuman keras, disertai suara
bentakan dan caci maki orang banyak. suasana seperti ribut
dan gaduh dari pertempuran besar.
---ooo-dw-ooo---
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini kita balik mengikuti pengalamanJian-li-tok-heng yang
sibuk mengeduk guguran tanah cadas dimulut gua karena
ledakan dahsyat oleh lemparan bom Kim-kong-ci Hong Kiat.
Tapi tenaga seorang mana mampu selekasnya mengeduk
tanah cadas sebanyak itu sarta membuka mulut gua yang
sudah gugur, meski teng gorokan hampir pecah panggilannya
kepada "Ji-te" ternyata tidak mendapat penyahutan-. mulut
gua juga tidak tersumbat oleh tanah cadas saja, batu-batu
segede kerbau jelas tidak mampu didorong atau dikeluarkan
oleh tenaga seorang meski tokoh selihay Jian-li-tok-heng,
saking gelisah akhirnya jian-lin-tok-heng berdiri bingung
membanting kaki.
Sedikit dirinya lena Kiam-ping sudah terkurung d id a la m
gua, bila kejadian ini tersiar di kalangan Kangouw, kaum
persilatan pasti mengira dirinya takut mati, demi
menyelamatkan jiwa dari serangan Kim-kong-ci sehingga
keselamatan Kiam-ping kini sukar diramalkan, apakah
selanjutnya dirinya masih ada muka berkecimpung di
Kangouw, atau menemui orang-orang pihak sendiri ?
Di saat dia berdiri bingung dengan muka kecut itulah.
Mendadak didengarnya suara lambaian pakaian orang yang
sedang berlari kencang tiba di mulut selat. Lenyap suaranya
seorang telah meluncur turun dimulut selat.
WaKtu Jian-li-tok-hang menoleh dilihatnya yang datang
adalah Ai-pong-sut Thong ciau dengan Kim-gin-hu-hoat,
karuan girangnya bukan main-
Ternyata Ai-pong-sut Thong ciau bersama Kim-gin-hu-hoat
dan lain-lain setelah kembali ke Kwi-hun-ceng cepat mereka
membongkar papan besi menolong Thi-pi-kim-to Tan Kianthay,
demikianpula Pi-lik-jiu cui Khay. Beramai-ramai mereka
membersihkan bahan-bahan peledak serta semua bahanbahan
bakar yang sudah disiapkan musuh untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghancurkan Kwi-hun-ceng. Setelah kerja berat setengah
harian baru selesai.
Kini mereka kumput dipendopo besar menunggu Liok Kiamping
danJian-li-tok-heng yang pergi mencari ft-cu-kiam Koan
Yong.
Tengah orang banyak menunggu dengan gelisah,
mendadak terdengar ledakam dahsyat yang menggoncang
bumi dari arah ke mana Kiam-ping berdua pergi. Kim-ji-tay
beng merasa heran dan curiga, maka dia usul supaya lekas
menyusul ke sana.
Si gede Siang Wi segera berkaok setuju dan minta ikut.
Mengingat menolong orang harus secepatnya, si gede tidak
pernah meyakinkan Ginkang, kalau diajak malah menjadi
beban belaka, maka bocah gede ini dibujuk dan diapusi, dia
ditugaskan menemani Tan Kian thay menjaga dan melindungi
perkampungan-
Memangnya perut sudah lapar, sejak tadi juga sudah uringuringan,
maka diam-diam dia menyingkir, tapi dalam hati
membatin
"Baik, biar kalian terbang kelangit, aku toh bisa menguntit
kalian dari bawah tanah. Setiap kali ada tugas. aku selalu
ditinggal. Kali ini aku tidak mau ditipu lagi. Apapun memang
bocah cilik lebih baik terhadapku. Ya, apapun aku harus lekas
menyambutnya pulang baru perutku bisa di isi." Lalu dia
panggul pentung bajanya diatas pundak, dari kejauhan dia
membuntuti orang banyak.
Badannya gede langkahnya lebar, bila dia mau kerahkan
tenaga berlari kencang, kecepatannya juga tidak kalah dari
seorang yang pernah meyakinkan Ginkang.
Kim-gin-hu-hoat dan lain-lain mengembangkan Ginkang
berlari sambil berlompat ditanah pegunungan yang tidak rata,
berbatu-batu lagi, mereka terus tancap gas ke arah Liok Kiamping
pergi mencari It-cu-kiam. Sudah tentu diluar dugaan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka bahwa si gede yang dianggap sobloh ini ternyata juga
menguntit dari kejauhan-
Bila orang banyak tiba dimulut selat, mereka melihatJian litok-
heng sendirian sedang sibuk mengeduk tanah dan menj
ungkit batu, kelihatan gugup dan bingung, sementara
mulutnya memanggil-manggil, Tahu terjadi sesuatu diluar
dugaan, maka orang banyak mempercepat langkah, cepat
sekali mereka sudah memburu tiba ditempat kejadian-
Memangnya Jian-li-tok-heng sedang bingung seorang diri
melihat orang banyak menyusul datang, lega hatinya, lekas
dia jelaskan kejadian kepada orang banyak sudah tentu orang
banyak ikut gugup dan bingung Maka beramai-ramai mereka
bekerja mengeduk tanah dan batu supaya menemukan lorong
gua dan menemukan Liok Kiam-ping.
Tapi tanah cadas dan batu-batu besar yang ambruk ini
sedemikian banyak dan berat celakanya mereka tidak
membawa pacul dan sekop. dengan tenaga tangan kosong
dan senjata pedang atau golok jelas tak bisa mereka bekerja.
Untunglah d is a at orang banyak mati kutu, sigedeSiang Wi
tampak berlari mendatangi sambil memikul pentung bajanya,
dari kejauhan bocah gede ini sudah pentang bacotnya: "Nah,
kalian semua disini, kali ini akupun tidak bakal ketinggalan
lagi." dengan lebar dia mendatangi sambil bertanya: "Mana
bocah cilik ? Di mana dia ?'
Melihat dia menyusul datang, kuatir akan keselamatannya,
sebetulnya orang banyak merasa keki dan sebal, namun
melihat betapa Jenaka sifatnya, yang suka usil mulutpun
urung melontarkan sindirannya. cohsiang-hwi f h Th la u- h
long ternyata lebih cermat dan dapat berpikir, melihat si gede
memanggul pentung bajanya yang besar, dia lantas ingat
pentung itu bisa dipakat untuk bekerja. Lekas dia memapak
maju kedepan si gede serta menjawab sambil, menuding
longsoran tanah: 'Ciangbunjin berada di bawah tanah,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebetulan kau datang, lekas gunakan tongkat bajamu
menyungkil batu besar itu bersama."
Mendengar sibocah cilik terpendam karuan bocah gede
menjadi gugup, dengan mulut berceloteh lekas dia sogok
pentung bajanya kebawah batu. dengan mengerahkan seluruh
kekuatan ditekannya pula kebawah sehingga tongkat amblas
sedikit demi sedikit, namun selebar mukanyapun merah
padam.
Kim-gin-hu-hoat,Jian-li-tok-heng dan lain-lain segera maju
membantu mereka berholopis-kuntut baris, syukurlah batu
raksasa itu berhasil digesar maju dan tersingkir kedepan,
hingga mulut lorong disebelah bawah sudah kelihatan- Setelah
tergeser sedikit maka leluasa jari gampang mereka
merobohkan batu besar itu.
Kecuali Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay, orang banyak beriring
masuk kedalam lobang gua, ada yang menyalakan obor,
terasa lorong gua ini lembab dan bekas terendam air,
lantainya becek dan licin-
Kim-gin hu-hoat danJian-li-tok-heng sudah berpengalaman,
mereka tahu urusan agak ganjil, maka dia berseru supaya
orang banyak berjalan lebih cepat. Kira-kira hampir satu jam
kemudian, merekapun keluar gua dan tiba dipinggir sungai.
Saat itu sudah menjelang kentongan keempat, angin
malam menghembus dingin, tega la n belukar depinggir
sungai terasa sepi dan menakutkan- Maka orang banyak
berpencar mencari ubek-ubekan disepaniang tepi sungai.
Mendadak Kim-ji-tay-beng menyuarakan siulan tanda
rahasia dari hutan d is eb rang sungai orang banyak segera
memburu ke sana, masuk kedalam hutan- Tampak Kim-ji-taybeng
menuding tanda rahasia peninggalan Liok Kiam-ping
diatas dahan pohon- Katanya: "Tanda ini pasti ditinggalkan
oleh ciangbunjin, mari lekas kita kejar."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesuai arah yang ditinggalkan dalam tanda rahasia, orang
banyak menuju keutara akhirnya memasuki perkampungan
terus maju tiba dipinggir muara. Masih satu setengah jam
baru fajar menyingsing, perkampungan masih diliputi
keheningan, penduduk masih pulas dalam hawa yang dingin,
maka mereka tak bisa mencari berita, terpaksa semua
berkumpul dibawah sebuah pohon besar tak jauh ditepi sunjai
menunggu datangnya fajar.
Begitu terang tanah sigede dibangunkan dari dengkurnya,
dia masih berkaok-kaok dan ribut karena perut lapar, malah
ribut minta ke restoran membeli nasi. orang banyak akhirnya
kewalahan menghadapi rengekannya, memangnya mereka
juga sudah bertempur dua hari dua malam, meski sekedar
istirahat, boleh dikata mereka juga keletihan, perlu makan dan
minum. Untung clok-wi-can adalah desa ramai tempat yang
cocok untuk berlayar keluar lautan, perdagangan disini cukup
ramai dan laris.
Rombongan besar ini terpaksa putar kayun d id es a
nelayan ini, dengan dandanan tampang dan gerak gezik
mereka, masih begini pagi pula, desa kecil yang b las any a
tentram ini kapan pernah didatangi rombongan orang luar
daerah sebanyak ini, maka kehadiran mereka cukup menarik
perhatian orang banyak^ tidak sedikit yang memandang
heran, pesona dan melotot, tapi penduduk jug a tiada yang
menegur atau menyapa mereka.
Akhirnya orang banyak memilih sebuah restoran berloteng
yang paling besar d id esa ini. baru saja hendak melangkah
masuk. Dari depan mendatangi seorang lelaki gagah, langsung
dia menghadang sambil membuka lebar kedua tangan,
serunya: "f Hari ini kami tidak jualan, silahkan kalianpindah ke
restoran lain saja."
Dandanan serta tingkah laku orang inijelas tidak mirip
sedang jualan, kacung atau pemilik restoran, makaJian-li-tokheng
tahu bahwa orang sengaja hendak mencari gara-gara,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau pindah kerumah makan lainjuga akhirnya akan
mengalami nasib sama. Maka dia tertawa lebar, katanya:
'Sungguh menggelikan, orang yang membuka warung kok
takut dikunjungi pembeli, kalau warungmu ini tidak jualan,
lekas tutup pintu saja. Sekarang hari masih pagi, tapi pintu
sudah di buka, jendela sudah terpentang, meja kursijuga
mengkilap menunggu tamu, memangnya kau sengaja menolak
kedatangan kami ? Sahabat, jangan kau kira kami datang dari
luar daerah lantas boleh dibuat permainan." lalu dengan
menyeringai lebar, dia maju ke depan lelaki itu sambil
menggendong kedua tangan
Sementara itu sigede sudah mencium bau masakan
didalam rumah makan, liurnya sudah menetes, ulat dalam
perutnya jug a sudah menari-nari, sungguh laparnya tidak
tertahan lagi, tanpa minta pendapat orang banyak. segera dia
melangkah maju, sekali raih dia jambak baju dibelakang kuduk
lelaki kekar itu, seperti menjinjing kelinci saja dia angkat orang
itu serta membentak bengis dengan mata mendelik: "Kau mau
jual nasi tidak ? Perut tuan besarmu sudah lapar. Awas kalau
kau tidak mau jual padaku."
Lelaki itu bertubuh tegap. tapi si gede ini lebih tinggi dan
besar lagi, betapa hebat tenaganya, karuan merinding bulu
kuduknya, apalagi badannya dijinjing keatas kontal-kantil
diudara, meski keras kepalanya, terpaksa dia mengangguk
juga. Dalam hati dia membatin: "Seorang lelaki harus pandai
melihat gelagat, kenapa aku harus konyol dihadapan mereka,
untung atau rugi nanti juga ada orang yang akan
membereskan persoalan ini. Maka dengan menyengir kuda dia
berkata: Jual atau tidak harus kulaporkan dulu kepada
pemiliknya."
"Mau lapor kek atau mau kencing tidak peduli, yang terang
tuan besar mau makan, lekas suruh koki masak nasi dan lauk
pauk yang paling enak." sembari bicara dia kibaskan
tangannya, lelaki itu terlemparnya setombak lebih, cukup lama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemudian baru bisa merangkak bangun sambil merintih- rintih,
tulang pungguhgnya serasa patah, dengan tertatih-tatih dia
mundur kedalam
Tak lama kemudian keluarlah seorang tua, dibelakangnya
ikut pula seorang lelaki setengah baya, tampangnya kurus
kaku dan kelihatannya berhati culas.
Sambil munduk-munduk orang tua ini menghampiri sambil
soja, katanya: "Tuan-tuan silakan duduk d id a la m, memang
Losiu yang salah, pelayan kurang- ajar, sehingga tuan-tuan
dibuat marah, biar aku orang tua mohon maaf."
Melihat tingkah laku orang tua ini, diam-diam orang banyak
geli. Tapi perut mereka memang sudah lapar, maka
merekapun tidak mau memperpanjang persoalan, terutama si
gede, tanpa disilakan lagi segera dia melangkah masuk
kedalam.
Orang tua dan lelaki setengah umur itu segera menyilakan
orang banyak lalu ikut masuk kedalam, menarik kursi
membersihkan meja. Lalu berdiri disamping menunggu orang
banyak memilih menu yang dikehendaki.
Jian-li-tok-heng menjadi sebal melihat tampang lelaki
setengah umur yang kelihatan munafik. katanya sambil
mengerut alis:
"Lekas siapkan semeja penuh masakan apa saja yang bisa
cepat jadi, bawakan lima kati arak wangi."
Maka lelaki setengah baya segera tarik suara kearah dapur
menyerukan apa yang dipesanJian-li-tok-heng. Pada akhir
katanya dia tambahi lagi beberapa patah kata yang tidak
dimengerti artinya oleh orang banyak.
Gin-ji^tay-beng lantas merasakan perkataan akhir orang
pasti mengandung arti, kenapa tidak menyebut nama menu,
tapi menggunakan istilah yang tidak dimengerti, segera dia
jambret lengan lelaki setengah umur bermuka kurus tepos,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sentaknya: "Apa arti perkataanmu ? Jangan kau main kayu
didepan kami ya ?"
Lelaki itu melengak. namun sikapnya kelihatan belum tahu
apa arti istilah yang dia serukan tadi, dengan pura-pura
meringis dia merengek: "Tuan ada pertanyaan apa boleh
katakan saja baik-baik, kenapa main tangan ? Istilah yang
kukatakan tadi maksudnya supaya kuahnya yang panas dan
tidak boleh pedas."
Dengan mendengus Gin-ji-tay-beng lepas pegangan sambil
dorong tubuh orang. Lelaki itu genta y angan pergi terus lari
kedapur.
Kerja koki didapurpun cekatan, tidak berapa lama lima
macam menu yang kelihatan lezat sudah dihidangkan,
sementara didapur koki kedengaran masih sibuk memasak
menu yang lain. Maklum yang dipesan adalah hidangan
lengkap. seluruhnya ada dua belas macam menu.
Si gede memangnya sudah kelaparan beberapa hari, tanpa
tunggu komando dia ulur tangan terus menjejal mulutnya
dengan hidangan yang sudah tersedia.
Jian-li-tok-heng angkatpoci arak. digojok-gojok beberapa
kali, lalu tuang secangkir penuh, tampak warna arak agak
butek. maka dia tahu arak ini tidak beres, lekas dia singkirkan
poci ke pinggir. Setelah orang banyak mulai makan, arak dia
buang keatas tanah, lalu dia memberi bisikan kepada orang
dia sendiri terus meloso jatuh meringkel ditanah. Demikian
pula yang lain, ada yang mendekam dimeja, ada yang
celentang ditanah dengan berbagai macam gaya yang
berlainan, yang terang sebelum pura-pura pulas mereka
memperdengarkan suara berisik, seperti cangkirjatuh
mangkok tumplek dan piring pecah, lalu badan jatuh
gedebukan.
Beberapa kejap kemudian, lelaki setengah umur itu tampak
melongok keluar sekali, melihat orang banyak sudah terkulai,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sengaja dia murcul dengan berteriak: "Tuan-tuan masih mau
pesan apa ?" lalu melangkah mendekati. orang banyak tiada
yang bersuara, tetap pura-pura mabuk dan pulas.
Karuan lelaki itu kesenangan, serunya dengan keplok:
"coba sekarang masih bisa bertingkah, ternyata sedikit
menggunakan akal, Liok-ya sudah bikin kalian keok
seluruhnya, satupun tiada yang tolos, nah, selanjutnya kalian
menjadi tawananku." sembari bicara dia ulur tangan merogoh
kantong bajuJian-li-tok-heng hendak menggagapi kantongnya.
Mendadak angin berkesiur, Hiat-to bisunya tertutuk^
tubuhpun menjadi lemas dan jatuh tersungkur. Segera Kim-jilay-
beng berdiri disampingnya, setelah membuka tutukan
IHiat-tonya kontan dia persen dua kali tamparan, lalu
membentak: "Anak kura-kura juga berani main akal-akalan
didepan mata kami, tidak kecil ya nyalimu. Siapa yang
mendukung nyalimu, lekas terus terang, jiwamu nanti
kuampuni."
Karena tamparan dua kali di kiri kanan mukanya, seketika
pipinya bengap membiru, giginya juga protol dua buah,
rasanya sakit pedas, darah meleleh dimulutnya.
Si gede betul-betul gemas, menyangka orang membandel
lekas dia maju sambil angkat kaki menendang "Bluk" lengan
kanan lelaki setengah umur tertendang keseleo, karuan
sakitnya bukan kepalang, lelaki itu menjeiit-jerit seperti babi
disembelih.
Kuatir si gede menyiksa mati orang, lekasJian-li-tok-heng
mencegahnya, katanya ramah: "Kami tahu kaupun
menjalankan perintah, Maka bicara saja terus terang, kami
tidak akan menyakitimu lagi, kenapa kau mau disiksa demi
orang lain ?"
Insyaf jiwa sendiri tercengkram ditangan orang, akhirnya
orang itu berkata setelah menghela napas: "Desa ini
dinamakan ciok-wi-can, merupakan salah satu markas cabang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ham-ping-kiong dibawah kekuasaan Tang-ling-kiong.
Beberapa hari yang lalu waktu rombongan besar kembali,
pernah membekuk seorang entah bernama "kiam" apa. Dua
hari yang lalu datang juga seorang pemuda, entah bagaimana
dia bisa menyelundup ke atas pulau. Kabarnya semalam
markas pusat marah-marah lalu mengutus seorang Tocu
kemari untuk memimpin kerja. Tadi Tongcu kami bercampur
diantara orang desa pura-para menonton diluar pintu, beliau
tahu kalian kemari untuk mencari pemuda itu, maka aku yang
rendah disuruh membius kalian-"
"Berapa jauh letak Tang- ling- kiong dari sini ? Apakah
hubungan kesana selalu dengan kapal ?"
"Dari sini ke Giok-hoan-to kira-kira diperlukan tiga jam
pelayaran, tapi kapal yang ada di sini semua dibawah
kekuasaan markas cabang, siapa yang ingin menyewa
kapaljuga harus minta persetujuan dari markas cabang."
Kau memang berterus terang, baiklah kami tidak akan
menyakitimu lagi. Tapi sementara kau harus bantu
menunjukkan jalan.'
Sudah tentu pucat muka lelaki itu, katanya ketakutan:
"Tuan-tuan harap maklum, aku sudah terluka begini, gerak
gerikku terlalu payah, umpama kalian membebaskan aku,
hidupku selanjutnya juga susah diramalkan- Dari sini terus
berlayar ketimur laut, tiga jam kemudian Giok-hoan-to sudah
akan tercapai, Tang- ling- kiong juga sudah bisa kelihatan dari
kejauhan disiang hari. Mohon kalian sudi mengampuni aku."
Melihat betapa kasihan keadaan orang, kalau tadi sudah
bilang tidak akan menyakitinya lagi, terpaksa
membebaskannya. Setelah membereskan bekal apa yang
harus di bawa, orang banyak langsung menuju kepinggir
muara.
Kebetulan ada sebuah kapai besar berlabuh dimuara. cohsiang-
hwi lh Tiau-hong kelahiran Kang la m, sejak kecil pernah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berlatih kepandaian didalam air, mengemudi kapal adalah
keahliannya, maka dia tunggu orang banyak sudah naik
semua, terus angkat galah mendorong kapal ketengah sungai,
kapal berputar arah, sekali dia kerahkan tenaga, galah
terbenam kedasar sungai, kapalpun laju kedepan, kebetulan
angin menghembus kedepan, maka bila layar dikerek tanpa
dikayuh kapal laju sendiri didorong angin. Lekas sekali kapal
sudah keluar muara dan kini tengah berlayar ketengah lautan,
coh-siang-hwi Ih Tiau-hlong putar kemudi, kapal menuju ke
timur laut.
Syukur cuaca baik, tanpa mendapat rintangan kapal
berlayar tiga jam lamanya, tak lama kemudian Gickshoan-to
memang sudah kelihatan darijauh, terutama Tang- ling- kiong
yang dibangun dipuncakpaling tinggi diataspulau. Sekarang
saatnya air pasang maka ombak menderu besar. Laju
kapalpun menjadi terhambat, untung sudah dekat pulau, yakin
kapal tidak akan terbalik dan tenggelam. cuma semakin dekat
pula u, juga semakin berbahaya, karena disekitar sini banyak
karang yang tajam, sedikit kurang hati-hati bila kapal
menumbuk karang akibatnya juga pasti fatal, apalagi bila tidak
hafal keadaan sekitarnya. maka coh-siang-hwi betul-betul
memeras keringat, serta memperlambat lajunya kapal.
Pulau sudah didepan mata, dalam, jarak beberapa menit
lagi sudah akan sampai, namun mereka seperti dihukum
diatas kapal lebih lama karena laju kapal harus diperlambat
kalau mau selamat, karuan Kim-ginhu-hoat menjadi keki dan
gemas.
Tengah orang banyak berdiri diatas dek mendongak keatas
pulau. Dari sebuah batu besar diatas pulau, mendadak
kumandang sebuah bentakan: "Kapal pendatang harus
berhenti. Setelah diperiksa baru boleh masuk." lalu muncullah
sebuah sampan kecil panjang manghadang didepan kapal.
Sebetulnya orang banyak tidak mau hiraukan peringatan,
tapi perj a la nan terhalang gelagatnya mereka harus pakai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekerasan Maka semua tiada yang bersuara, kapal terus
dimajukan pelan-pelan
Dalam jarak sekitar satu tombak. mendadak Kim gin-huhoat
melompat bersama, laksana panah mereka menyergap
kearah sampan kecil panjang itu, sekali ayun sebelah tangan,
dua orang diatas sampan telah dipukulnya terpental jatuh ke
air. Tanpa mengeluarkan suara murid Tang- ling- kiong itu
telah tamat riwayatnya.
Sampan kecil itu hanya dibuat batu loncatan oleh Kim- ginhu-
hoat, cepat sekali tubuh mereka sudah melambung tinggi
lompat keatas batu karang, dengan mengembangkan
kelincahan gerak mereka terus menerjang naik keatas pulau.
Jian-li-tok-heng dan coh-siang-hwi berjajar disebelah
belakang, merekapun mengembang Ginkang tak mau
ketinggalan- Si bocah gede yang ketinggalan diatas kapal
sudah tentu gugup setengah mati, mulutnya lantas berkaokkaok:
"Hehe, kalian tunggu." dengan nekad diapun meniru
melompat keatas sampan, tapi sampan kecil sementara
badannya besar berat, sampan itu tidak kuat menahan
lompatannya, sampan tenggelam si gedepun tercebur diair,
untung dipinggir pantai, kedalaman airjuga hanya sebatas
pinggang, tidak sulit si gede maju kedepan lalu memanjat
karang, namun dia ketinggalan juga.
Sementara itu kawan-kawannya sudah jauh berada diatas.
Dari samping kanan mendadak melompat keluar lima
bayangan orang, berdiri jajar mencegat jalan- Lelaki ditengah
berusia lima puluhan, bermuka tikus bermata bebek, wajahnya
kelihatan buas dan liar. Dikanan kirinya berdiri masing-masing
dua orang yang berperawakan gemuk kurus tinggi rendah
tidak rata. usia mereka juga rata sekitar empat puluh lima
tahun, tampangnya juga jahat dan ganas, memang begitulah
wajah asli dari kawanan bajak laut.
Melihat Kim-gin-hu-hoat dan lain-lain menyerbu datang,
gerak gerik, mereka tampak gesit dan cekatan, ilmu silatnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tentu tidak lemah, tanpa bersuara terus terjang maju dengan
sengit, maka dapat diduga maksud kedatangannya tentu
kurang baik . Lekas dia merogoh kantong lalu disambitkan
keudara.
Letusan nyaring bergema diang kas a, maka terdengarlah
suitan demi suitan bersahutan semakinjauh, bayangan
orangpun tampak bergerak-gerak d ipunca k pegunungan,
kekuatan orang-orang Tang- ling- kiong memang cukup
mengejutkan-
Setiba Kim-gin-hu-hoat berempat didepan, jalur karang
rata, lelaki muka tikus segera menyambut dengan tawa sinis,
katanya: "Semua berhenti. Buang dulu senjata kalian serta
sebutkan nama kalian, apa maksud kedatanganmu. Tangling-
kiong bukan pasar, orang tidak boleh mondar mandir
seenak udelnya sendiri."
Melotot mata Kim-ci-tay-beng, katanya tertawa: "Di Kwihun-
ceng, baru saja kalian lari mencawat ekor, di sarang
sendiri ternyata sudah membusung dada, memangnya kalian
sudah lupa. majulah merasakan sepasang tanganku." secepat
kilat telapak tangannya yang sudah menguning emas itu
menyerang tujuh jurus kearah Hiat-to lawan-
Lelaki muka tikus ini sudah keok dan dirugikan oleh Kim-jitay-
beng waktu bertempur di Kwi-hun-ceng, maka dia tahu
betapa lihaynya Kim-sa-ciang lawan, maka tak berani melawan
dia menyingkir lima kaki sambil, melompat. Tangan terbalik
dia keluarkan pipa cangkiong diputar kekikri, dengan deru
keras pipanya mengetukJian-kin-hiat dipundak kanan lawan-
Kim-ji-tay-beng mengejek hina, sengaja dia sedikit
membusung dada, berbareng kaki kanan mengeser
kebelakang, pergelangan ditarik pundak direndahkan,
disamping menghindari serangan lawan, telapak tangan kiri
dig entak. maka serangkum angin kencang menyerang iga
lawanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Jurus ini dilancarkan cepatjuga melanggar kebiasaan. Pada
hal lelaki muka tikus sudah melontarkan serangannya sepenuh
tenaga di kala lawan membusung dada, mendadak lawan
menggasak dengan pukulan telapak tang a n kebawah iga,
baru dia sadar dirinya ketipu, untung dia memiliki Lwekang
cukup tangguh, lekas kakinya menutul karang dengan gerakan
ikan meletik melawan arus, tubuhnya meluncur turun
kesebelah bawah. di kala luncuran tubuhnya hampir anjlok
turun dia bersalto sekali, bila kaki sudah hinggap diatas
karang pula, kini dia berada dibela kang orang banyak.
Kebetulan si gede yang sudah naik kedarat saat itu sudah
memburu datang, kedatangannya jug a tepat pada saatnya, d
id a la m air tadi hatinya sudah jengkel, minum air asin lagi,
kini melihat musuh seketika amarahnya berkobar, pentung
dirangsak terus mengembang batok kepalanya."
Pada hal lelaki iua itu baru saja hinggap dikarang dan
belum berdiri tegak, tahu-tahu pentung baja lawan sudah
menyapu datang, saking kaget serasa pecah nyalinya, namun
tak lupa dia berusaha menyelamatkan diri, lekas dia
menjatuhkan tubuh kesamping terus mengelundung kedepan
kaki si gede. Sekalian pipa cangkiongnya menyapu sepasang
kaki orang.
Begitu pentungnya meny amber, tiba-tiba bayangan musuh
lenyap "Blang" pentungnya menghantam karang. sehingga
batu pecah dan muncrat. Tengah melongo tiba-tiba pahanya
terasa disapu pipa lawan, untung kulit badannya kebal,
rasanya cuma pedas dan kesemutan, waktu dia menunduk
musuh ternyata menggelinding kedepan kakinya. Karuan
amarahnya semakin menyala, badan berputar ke kanan, Kingthian-
pang yang berbuat dari baja itu menyapu turun
melintang ke kiri bawah.
celentang ditanah, untuk berkelit jelas sudah terlambat,
tapi lelaki maka tikus ini ternyata cukup cerdik disaat pentung
hampir mendarat ditubuhnya, sekalian dia menggelundung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga kearah kiri terus menancap kaki dengan gerakan keledai
malas berguling di tanah, tubuhnya terus melayang ke air.
Bila pentung baja itu akhirnya betul-betul mengenai
pantatnya, tubuh nyapun sudah menggelinding satu tapak
lebar, sehingga daya sapuan pentung itu tidak begitu dahsyat,
namun demikian tak urung dia mengeluh kesakitan tubuhnya
tercebur kedalam air.
Begitu lelaki muka tikus menyelamatkan diri terjun keair,
keempat pembantunya pecah nyalinya, tanpa berjanji mereka
sudah angkat langkah seribu. Dua diantaranya kecandak oleh
Jian-li-tok-heng dan Gin-jiay-beng satu orang satu
membanting mereka diantara karang, keduanya luka parah tak
mampu bangun. Dua orang lagi bergerak lebih cepat, mereka
menyelinap di tikungan karang, bila di susul ke sana ternyata
telah lenyap entah ke mana..
Untuk mengejar waktu, maka jago-jago Hong-lui-bun ini
tidak berusaha mengudak musuh, mereka terus manjat
undakan batu yang berliku-liku keatas gunung dengan ginkang
yang tinggi. sekilas si gede melongok kebawah laut, pada hal
si muka tikus menyelam didalam air, melihat orang tidak
muncul di permukaan air, dia kira orang sudah mampus, lekas
panggul pentung baja terus menyusul pula dibela kang orang
banyak.
Sepanjang undakan batu yang berterap dan bersusun
dengan beberapa pos penjagaan ini memang dijaga ketat,
apalagi sebelumnya mereka sudah melihat tanda ledakan
diudara, maka sudah siap menyambut serbuan mereka.
Sayang mereka hanyalah jago jago kelas dua, bila orangorang
Hong-lui-bun menyerbu tiba, dalam sekejap mereka
sudah dibikin kucar kacir, kalau tidak mati atau luka parah,
tapi ada juga yang sempat melarikan diri.
Waktu mereka tiba dldepan hutan, terdengar bunyi kentong
ditabuh sekali, maka terjadilah hujan panah selebat hujanorang
banyak memiliki ginkang tinggi dan merata, dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
putar kencang senjata atau mengobat-abitkan lengan baju,
anak panah semua dipukul jatuh.
Kuatir dirinya ketinggalan lagi, si gede segera putar
kencang pentungnya terus menerjang kearah barisan
pemanah. Pada hal hujan panah makin deras dan banyak,
namun Lwekang Kim-gin-hu-hoat berempat cukup tinggi.
hujan panah berhasil disapujatuh, namun maju mereka
terhambat, apalagi bidikan panah musuh terasa semakin
kencang dan lihay, maka mereka berhenti, namun kedua
tangan sibuk mematahkan serangan musuh.
Jian-li-tok-heng insyaf pihaknya dipihak terang musuh
dipihak gelap. kalau mereka menjadi sasaran bidikan panah
mus uh, jelas tidak menguntungkan, salah-salah sedikit lena
pihak mereka b akal jatuh korban-
Syukurlah dalam sibuknya itu masih sempat Jian-li-tok-heng
mencari akal, lekas dia berpaling memberi tanda kepada Kimgin-
hu-hoat dan ih Tiau-hlong, dia suruh mereka berpencar.
Begitu mereka berpencar, maka bidikan panah barisan tidak
dapat dipusatkan pada satu sasaran, dengan sendiri
tekananpun berkurang, maka mereka berempat
mengembangkan Ginkang masing-masing, setiap ada
kesempatan terus mendesak maju.
Kini jarak mereka dengan barisan pemanah tinggal belasan
tombak, Kim-gin-hu-hoat saling memberi tanda ulapan
tangan, mendadak kedua orang bersiul panjang, tubuh
mereka menjulang keudara, mengembangkan Ginkang tunggal
mereka Eng-sian-kiu-coan (elang berputar sembilan lingkar),
tubuhnya tegak lurus, kedua tangan terkembang laksana dua
burung elang yang pentang sayap dan berputar di udara.
Para pemanah itu sembunyi dalam hutan, pandangan
mereka hanya terarah pada ketinggian setombak lebih dari
tanah, maka bidikan mereka tidak terarah keudara yang lebih
tinggi, kini kedua orang ini melambung tinggi lima tombak.
jadi lenyap dari pandangan, hakikatnya lenyap dari sasaran,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka bidikan mereka tetap diarahkan yang masih berada
dibawah.
Cepat sekali Kim-gin-hu-hoat sudah berputar tiga lingkar,
jarak dari pohon tinggal satu tombak lagi, di tengah udara
mereka menekuk pinggang, gerakan seindah perenang yang
memperagakan loncatannya dari papan loncatan, begitu kaki
memancal, tubuhnya seketika melesat kencang kedepan,
dengan enteng mereka sudah menerobos masuk kedalam
hutan, sedikit menutul dipucukpohon, tubuh mereka tidak
berhenti terus anjlok ketengah para pemanah.
Para pemanah sedang sibuk pasang panah tarik busur
membidikkan panah. mereka penuh perhatian kearah depan,
mimpi tidak pernah duga bahwa musuh tahu-tahu menubruk
dari udara, begitu Kim-gin-hu-hoat terjun ditengah mereka,
karuan terjadi jerit tangis, barisanpanah kalang kabut. Kedua
orang Hong - lui- bun ini menyerbu bagai banteng ketaton,
serangan mereka tidak kenal ampun lagi, tampak di mana
telapak emas dan perak mereka bergerak. korbanpun
berjatuhan meregang jiwa.
Dalam sekejap sepertiga para pemanah telah disikat roboh,
sisanya yang masih hidup membuang busur dan panah terus
ngacir kedalam hutan, bubar seperti kera yang ketakutan
karena pohon tumbang.
Begitu hujan panah berhenti, lekas sekaliJian-li-tok-heng
bertiga ikut menyerbu ke dalam hutan- Si gede berada
dipaling belakang sambil menyeret pentungnya.
Kambrat-kambrat Tan- liong- kiong sudah lenyap tak
kelihatan bayangannya, maka mereka dapat maju lebih
leluasa, namun belumjauh mereka maju, terdengar sebuah
suara serak kasar seperti bunyi gembreng berkata: "orangorang
Hong- lui- b un j angan terlalu takabur, kalau tahu diri,
lekas buang senjata dan menyerah, kami akan mohon belas
kasihan Kiongcu untuk mengampuni jiwa kalian, berani, maju
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selangkah lagi, dalam hutan inilah kalian akan terkubur
dengan badan hancur." lalu dia memberi aba-aba: 'Tembak.'
'Dar.' letusan keras memekak telinga, maka terdengarlah
suara mendesing menembus hutan mematahkan dahan dan
merontokkan dadaonan- Di susul dari kiri kanan beruntun
terdengar letusan pula dalam suara yang tetap keras,
kekuatan daya tembak senjata musuh memang cukup
dahsyat.
Jian-li-tok-heng mendengarkan suara membedakan benda,
hatinya merasa aneh, maka dia melompat keatas pohon besar,
dari rimbunnya pohon dia sembunyi dan mengintip kedepan,
seketika keringat dingin membasahi tengkuknya. Lekas dia
melompat turun dan berkata kepada Kim-gin-hu-hoat:
'Kawanan tikus bertindak keji, entah dari mana mereka
memperoleh senjata api, kalian harus lebih berhati-hati, kita
harus cari daya untuk merampas atau paling tidak merusak
senjata api itu,jangan dilawan secara gegabah dan berkorban
sia-sia.'
Berempat menepekur mencari akal, namun senjata api
memang terlalu keras daya tembaknya, daging manusia biasa
takkan mampu menahannya, hingga lama mereka tak berhasil
menemukan jawaban.
Pada hal suara letusan senjata api semakin dekat, ternyata
para pemanah tadi menggeremet maju pula kedalam hutan
sambil membawa senjata api. Untunglah letupan senjata api
dari tiga arah itu hanya sekali-sekali. ini membuktikan bahwa
lawan hanya memiliki tiga batang senjata api. Apalagi untuk
mengisi peluru mereka harus berhenti cukup lama.
Sejak mula Jian-li-tok-heng sudah perhatikan, lawan sudah
menembakkan kira-kira tujuh peluru, setelah menembak harus
berhenti cukup lama baru menembak lagi, dia tahu senjata api
itu harus selalu dibersihkan mesiunya dan ditiup keluar
asapnya lalu disogok lagi baru bisa diisi peluru serta
ditembakkan lagi, jadi setiap ganti peluru harus makan waktu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beberapa menit, maka Kim -gin-hu-hoat berembuk. mumpung
musuh berhenti menembak itulah mereka akan menerjang
keluar hutan
Tapi coh-siang-hwi lh Tiau-hlong memang lebih Carmat,
katanya: "Kurasa lebih dulu dua orang menerjang keluar,
menyerbu kearah rombongan penembak itu, bila waktu
mendesak dan tidak sempat lagi, untuk mundur kurasa juga
masih sempat"
Kim-gin-hu-hoat menerima usulnya, secara diam-diam
mereka terus menyelinap kearah datangnya letusan, sembunyi
ditempat yang tidak terjangkau oleh tembakan, bagitu letusan
berbunyi segera melompat keluar.
Ginkang mereka kerahkan sekuat tenaga, dalam sekejap
puluhan tombak mereka capai, berapa kali lompatan lagi
mereka sudah akan mencapai rombongan penembak musuh.
Disaat mereka kegirangan dalam itulah, mendadak mereka
seperti dihadang oleh gumpalan angin kencang yang kokoh
hingga luncuran tubuh mereka terhalang.
Begitu mereka anjlok turun angkat kepala, tampak Tangling-
sin-kun, Tay-bok-it-siu dan belasan orang menghadang
didepan-
Wajah Tang-ling-sin-kun kelihatan mengulum senyum sinis,
katanya sesumbar:
"Para Hu-hoat yang terhormat. Masih mau masuk kedalam
? Biar kuberitahu kepada kalian, bocah she Liok itu sudah
terperangkap di Thay-im-lou, untuk meloloskan diri hanya
dalam mimpi belaka, sekarang biar Lohu beramai sekalian
tangkap kamu berdua lebih dulu."
Sudah tentu Kim-gin-hu-hoat kaget, namun lahir mereka
tetap wajar, mereka tahu Liok ciangbun bukan orang yang
pendek umur, meski terperangkap dalam Thay-im-loo, meski
kaget den sedikit Cidra, yakinjiwanya tidak akan berbahaya,
betapapun harus terjang masuk meniliknya didalam. Setelah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka mengambil tekad, perasaanpun menjadi tenang.
Bentak Kim -gin-hu-hoat: "iblis laknat, jangan membual, hari
ini Lohu beramai akan menyapu habis kalian kawanan tikus
busuk ini, Tang- ling- kiong akan kami bumi hanguskan- coba
kalian tikus-tikus busuk ini akan lari dan sembunyi di mana."
tanpa menunggu reaksi Tang-ling-lo-koay, kedua telapak
tangannya bergerak menyerang dengan Kim-sa-ciang.
Lekas Tang-ling-lo-koay memusatkan, pikiran
mengembangkan kelincahan tubuhnya, tubuhnya tampak
lincah dan gesit menyelinap pergi datang diantara samberan
telapak emas lautan, sering pula balas menyerang dengan
Hek-sat-ciang yang mematikan-
Melihat saudara tuanya sudah turun tangan, maka Gin-jiaybeng
tidak mau ketinggalan, begitu kedua tangan bergerak.
laksana lembayung perak tubuh mencelat maju terjun
ketengah arena. Tanpa bicara segera Tay-bokit-siu memapak
maju menyambut pukulannya, kedua orang inipun bertarung
dengan sengit.
Pada jaman itu bedil sudah merupakan senjata api yang
lihay, tapi didepan mereka orang pihak sendiri sedang
melabrak musuh, maka seranganpun dihentikan-
Dalam beberapa kejap kemudian Jian-litok-heng, bertiga
juga tidak mengabaikan kesempatan, bersama Ih Tiau-hung
dan si gede Siang Wi lekas mereka memburu maju.
Kim ji-tay-beng perang tanding melawan Tang -ling-sin-kun
kedua lawan menggunakan gerakan cepat dan serangan kilat,
maka bayangan mereka berkelebat cepat seperti dua naga
yang berkutet secara rapat, bagi mereka yang berpandangan
biasa, hakikatnya susah mengikuti apa lagi membedakan
gerakan dan bayangannya.
Gin-ji-tay-beng menghadapi permainan Loh-sing-ciang-hoat
Tay-bok-it-siu, keduanya sama-sama ahli bertempur saling
terkam dan lompat ketengah udara, ditengah udara mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sering adu kekuatan pula. Bertarung ditengah udara dengan
lompatan kuat dan pukulan dahsyat sudah tentu terlalu
menguras tenaga, setelah puluhan jurus saling pukul, wajah
mereka sudah mulai terkering at, napas juga menderu berat.
Begitu tiba ditengah gelanggang Jan-li-tok-heng terus
menyerbu dengan serangan kilat. Demikian pula si gede
khusus menyerbu kearah orang banyak. pentungnya dlobatabitkan
sekencang baling-baling pesawat udara. Ternyata
orang-orang
Tang-ling-kiong juga menyerbu maju memapak kedatangan
mereka. Maka ramailah pertempuran yang acak-acakan ini.
Menghadapi Tang-ling-sin-kun, Kim-jitay-beng sudah
merasa payah, kini lawan dibantu tiga jago kosenpula, untuk
membela diri sudah kerepotan, apalagi balas menyerang,
untung dia cukup berpengalaman di medan laga. Ginkangnya
juga tinggi, dalam waktu singkat mungkin masih kuat
bertahan.
Memangnya napas sudah menderu- deru seperti truk penuh
muatan, keadaan Giniji-tay-beng juga tidak lebih baik dari
saudara tuanya, apalagi dia dihimpit dari depan dan belakang,
sehingga menjadi bulan-bulanan musuh, walau melawan
dengan nekad tapijuga sudah mandi keringat.
LwekangJian-li-tok-heng juga cukup tinggi, tapi lawannya
ada empat, semuanya jago-jago Tang- ling- kiong, begitu tiba
dia sudah diserbu lebih dulu, maka keadaannya juga menjadi
repot.
Coh-Siang hwi melawan tiga musuh, keadaannya jauh lebih
terdesak lagi, kepandaiannya paling rendah diantara tiga
rekannya kecuali si gede, masih untung Ginkangnya memang
setaraf cuma Lwekangnya yang lebih rendah, dengan
kelincahan tubuhnya dia masih mampu bikin ketiga lawannya
saling tumbuk dan tubruk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pentung Siang Wi memang panjang dan berat, disapukan
bagai angin badai, namun menghadapi jago kosen, betapapun
lihay permainan tongkatnya juga tidak berguna, untung
badannya kebal, meski mengalami beberapa kali benturan dan
pukulan tidak kurang suatu apa.
Disaat pertempuran hampir mencapai babak terakhir, suara
pertarungan yang gegap gempita disebelah depan mendadak
sirap. bayangan orang muncul seperti diterjang ombak, lalu
terdengar suara gedebukan, kejap lain bayangan orang
mencelat terbang disertai lolong panjang yang mengerikan-
Kim-gin hu-hoat sedang bertahan mati-matian, mendengar
jeritan-jeritan sekilas mereka melirik kesana, mata mereka
amat tajam, meski hanya sekilas pandang, tapi mereka sudah
melihat Liok Kiam-ping dibuntuti It-cu-kiam Koan Yong sedang
menerjang keluar dari istana dalam. Musuh yang merintangi
disikatnya tanpa ampun.
Ternyata setiba dibawah Thay-im lou, Kiam-ping bersama
Koan Yong sudah tidakjauh lagi dari telaga, disaat mereka
mencari perahu atau jalan lain untuk menyeberang, mendadak
mendengar suara letusan-letusan keras dari luar istana,
samar-samar terdengar pula pertempuran ramai. Mereka
menduga bala bantuan Hong- lui- bun juga sudah menyerbu
tiba, atau musuh Tang- ling-sin-kun dari kelompok lain tengah
membuat perhitungan dengan pihak Tang- ling- kiong, apapun
yantg terjadi, kesempatan baik pula bagi pihaknya untuk
menerjang keluar.
Namun menghadapi permukaan air seluas ini, mau tidak
mau dia berdiri bingung, dirinya bisa menyeberang dengan
cara datangnya tadi. namun It-cu-kiam Koan Yong jelas tidak
bisa melakukan apa yang pernah dilaksanakannya tadi.
Dengan gelisah dia mondar mandir dibawah loteng, periksa
sana meneliti sini, dengan harapan dapat menemukan kunci
alat-alat rahasia, supaya dengan bebas mereka bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyeberang serta memberi bantuan teman-teman yang lagi
berantam di luar.
It-cu-kiam Koan Yong juga merasakan di atas permukaan
air telaga, dirinya jelas tidak mampu melesat terbang
dipermukaan dalam jarak sejauh ini, namun pikirannya lebhih
cermat, akhirnya berhasil dia memperoleh akal. Maka katanya
kepada Liok Kiamping: "Kulihat kacung cilik tadi hanya
memiliki Kepandaian kembangan belaka, tidak bisa Ginkang
lagi, tapi dia bisa berada disini., pasti ada jalan rahasia lain
untuk sebrang menyebrangi telaga, maka dapat dipastikan
kunci alat rahasianya pasti berada diatas loteng, dijaga dan
dikendalikan oleh seorang petugas pula. Bagaimana kalau kita
periksa kedalam "
Seketika Liok Kiam-ping sadar, usul It-cu-kiam memang
masuk akal tidak rugi untuk dicoba, maka sambil mang gut
segera dia mendahului masuk pula kedalam loteng, mereka
berpencar kekanan dan kiri mengetuk dinding, memeriksa
setiap sudut dan kaki tembok, bila perlu ditusuk dan diungkit
dengan ujung pedang lagi. Begitu mendengar ketukan
menyebabkan suara mendengung, dinding segera dibongkar
dan papan lantaipun disingkap. Usaha mereka ternyata tidak
sia-sia, akhirnya ditemukan kamar bawah tanah, namun
kosong melompong tidak dihuni orang.
Waktu mereka maju terus dan membongkar kaki dinding d
iba g ia n tengah mendadak terdengar suara mencurigakan,
bayangan orang tampak berkelebat terus lenyap dari
pandangan- Liok Kiam-ping tahu tanpa sengaja mereka sudah
menemukan orang yang bertugas mengendalikan alat rahasia
diseluruh Tang -ling-kiong, baru saja dia hendak lompat
kebawah, mendadak didengarnya derap orang berlari naik
keatas tangga, bayangan orang melesat keluar terus lari
kearah danau.
Sementara itu ikatan bambu panjang yang semula tersebar
dan tenggelam itu kini sudah merapat dan sambungTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
menyambung dipermukaan air, orang itu tampak berlari sipat
kuping kearah sebrang diatas bambu bambu terapung, dalam
sekejap. Separo jarak permukuan danau telah dicapainya,
jelas orang inipun memiliki kepandaiaan yang lumayan,
sekejap lagi dirinya bakal mencapai Sebrang.
"Lekas kejar "seru Liok Kiam-ping, lalu mendahului
bergerak. tubuhnya melesat terbang keudara, lenyap
suaranya, orang nyapun sudah menutul bambu terapung terus
memburu orang didepan itu. Gerakan Kiamping laksana
meteor mengejar rembulan, hanya beberapa kali lompatan dia
sudah menyandak orang didepan itu, setelah jarak dekat lekas
dia tepukkan telapak tangannya kedepan
Orang didepan itu sedang mengenjot langkah sekuat
tenaga, seperti para pelari yang hampir mencapai finis,
sebrang sudah didepan mata, sungguh tak pernah terpikir
olehnya bahwa musuh dibela kang dapat mengudak secepat
kilat, baru saja dia kerahkan tenaga ditelapak kaki untuk
melompat keseb erang serta menurunkan alat rahasia,
sehingga bambu terapung berpencar dan kembali ke tempat
semula. Tahu-tahu segulung tenaga pukulan dahsyat sudah
menindih punggungnya. Kontan dia mengerang tertahan,
tubuhnya memang melompat tiga tombak jauhnya, tapi
"Biang" ambruk ditanah untuk tidak bangun lagi, jelas jiwanya
tidak tertolong lagi.
Cepat sekali Liok Kiam-ping sudah hinggap diseberang,
kejap lain lt-cu-kiam Koan Yong juga sudah menyusul tiba.
Legalah hati mereka. Dari tempat tinggi mereka terus
menerjang turun kebawah, dengan kencang mereka
menerjang kearah datangnya pertempuran-
Setelah melompati pagar tembok Liok Kiam-ping dan It-cukiam
melihat Tang-ling-sin-kun bersama begundalnya sedang
mengeroyok Kim-gin-hu-hoat berlima, karuan memuncak
amarah mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keadaan coh-siang-hwi ih Thian-hiong saat itu paling kritis,
dengan ginkang tinggi, dia harus berkelit kian kemari dari
sergapan para lawamnya, namun karena terkepung rapat itu
dia sudah terdesak mundur kebawah tembok jalan mundur
sudah tiada, maka gerak geriknya makin terbatas, mendadak
segulung tenaga menindih badan, jelas jiwanya takkan
tertolong lagi.
Untung kedatangan Liok Kiam-ping sedetik lebih cepat,
kedua tangannya menggempur dengan lekuatan gugur
gunung, menukik dari tengah udara, belum tiba orangnya,
tenaga pukulan sudah melanda.
Dua kekuatan dahsyat beradu.Jago Tang- ling- kiong yang
menggempur dengan sekuat tenapa itu jelas bukan tandingan
Liok Kiam-ping, apalagi kedudukannya disebelah bawah, maka
akibat yang dideritanyapun lebih mengenaskan pula. Begitu
pukulan menindih hingga dadasesakdiatahu elmaut tengah
mengancam jiwa, sebisanya dia menjatuhkan tubuh
kebelakang, tapi sudah terlambat. "Blang", kedua lengannya
patah, dadapun seperti ditumbuk benda berat ribuan kati,
darah menyembur dari mulutnya, orangnyapun terbanting
gepeng tak bergerak ditanah.
Gempuran Liok Kiam-ping makin mengobarkan amarahnya,
musuh yang kebentur ditangannya tiada yang diberi ampun,
sedikit menutul sebat sekali, dia sudah melabrak kearah Tangling-
sin-kun, musuh yang merintangi dibabat dan diterjangnya
kocar kacir. Sambil menghardik kedua tangannya
menggempur terpencar kearah Tang- ling-sin-kun dan dua
jago yang membantunya.
Lwekang kedua orang yang membantu Tang- ling-sin-kun,
setingkat lebih rendah di banding jago yang tertindih gepeng
oleh pukulan Liok Kiam-ping, namun sekuatnya mereka
mempertahankan diri, namun sebelum mereka sempat
bersuara pukulan Kiam-ping sudah bikin mereka terpental jauh
jatuh ditengah gerombolan anak buahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Coh-siang-hwi sendiri juga tersibak mundur membentur
dinding oleh s ambera n tenaga kuat. Begitu melihat yang
menolong dirinya adalah Liok Kiam-ping, entah dari mana
datangnya tenaga dan semangatnya, sambil angkat pedang
lekas dia lari balik kearah gerombolan Tang- link- kiong yang
sedang mengeroyok Kim-ji-tay-beng, seorang jago memapak
dirinya. kedua orang seimbang bertempur dengan seru.
It-cu-kiam Koan Yong juga menerjang kearahJian-li-tokheng
yang dikeroyok musuh, dengan kekuatan mereka
berdua, keroyokan musuh berhasil dibendung.
Liok Kiam-ping memekik panjang dan keras, nadanya tinggi
melengking menemtbus mega, genderang telinga serasa
pecah, sebelum gema suaranya lenyap. tubuhnya sudah
terapung di udara, kedua kaki menendang dan mendepak.
sementara tangan kanan menjotos, telapak tangan kiri
membabat, empat lawan sekaligus diserangnya jumpalitan tak
bangun lagi, kejap lain dia sudah berada di samping Gin-ji-taybeng.
Begitu mendengar pekik suara Liok Kiam-ping, Tang- lingsin-
kun dan gembong-gembong iblis lainnya tertegun, setelah
melihat bayangan Liok Kiam-ping baru mereka betul-betul
terpukul lahir batin, semua mereka-reka dalam hati: "orang ini
manusia biasa atau malaikat dewata ? Thay-im-lo kokoh kuat
berdinding baja berlantai besi, manusia baja juga jangan
harap dapat membobol ke luar, apalagi dia harus menolong
seorang ?" di saat lawan melengak itulah Gin-jitay-beng
memperoleh kesempatan ganti napas, namun masih
tersengal-sengal.
Amarah Liok Kiam-ping benar-benar memuncak. musuh
besar didepan mata, bola matanya menyala gusar, kedua
tangannya menari, tenagapun dikerahkan, "Biang, Blang" dua
jiwa orang telah digasaknya pula.
Umpama burung yang sudah ketakutan melihat bidikan
panah, demikian pula nyali Tay-bok-it- siu sudah pecah, kini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melihat Liok Kiam-ping menyerbu dengan serangan dahsyat,
gempuran tenaganya mampu merobohkan gugusan gunung,
mana berani dia melawan-lekas dia kembangkan kelincahan
tubuhnya, dalam hati dia sudah mengatur rencana melarikan
diri.
Walau kulit badan kebal tidak mempan senjata, tapi musuh
yang mengepung Siang wi semua adalah jago-jago silat,
sasaran yang diincar diatas tubuhnya juga tempat-tempat
yang lemah, mau tidak mau dia harus berlaku lebih hati-hati
dan selalu harus menyelamatkan titik kelemahannya. Saat itu
dia sedang mengembangkan Na-kang-cap-pebak dan sudah
hampir habis, lawan masih belum berhasil dirobohkan,
seketika dia teringat tempo hari betapa leluasa dia menyikat
musuh yang bergerombolan dengan teriakan yang gegap
gumpita. Ya. kenapa tidak aku menerjang kerombengan besar
musuh daripada terkepung disini: Segera dia robah permainan
tongkatnya, kini dia ganti menggunakan permainan Liu-hunhwi-
bu, ilmu pentung mega mengalir kabut terbang, tampak
ditengah putaran pentungnya yang kencang, laksana mega
mengambang seperti air mengalir saja dia menerjang
kelingkaran luar.
Jago-jago Tang- ling- kiong itu tidak menduga akan
perobahan permainan pentungnya, begitu si gede menerjang
keluar, mereka juga belum siaga, demi menyelamatkan jiwa
terpaksa mereka melompat menyingkir, kepungan keb a cut
jebol maka sigedesudah menerjang ketengah gerombolan
orang banyak. orang-orang Tang- ling- kiong berteriak-teriak^
senjata menyerang s era buta n, namun karena jumlah musuh
terlalu banyak, berdesakan lagi, satu sama lain malah saling
tumbuk dan terhalang, sehingga senjata susah digerakkancara
tempur si gede, yang mengincar bagian lemah musuh
memang bermanfaat, pihak Tang- ling- kiong memang dlobrak
abrik kalang kabut, tidak sedikit yang pecah nyalinya dan arus
manusiapun berpencar dan bergerak makinjauh. Melihat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
musuh dipukul mundur ketakutan, si gede kegirangan, terlak
nya: "Nah, kalian takut sekarang. Haha, sungguh
menyenangkan-' kembali dia putar pentungnya terus mengejar
seperti menggiring kambing.
Melihat Liok Kiam-ping terjun kearena pertempuran, lolos
dari segala upaya, yang menjebaknya, maka Ta ng-ling-s inkun
sudah tahu bahwa hari ini pihaknya pasti akan mengalami
kekalahan total, keadaan yang sudah fatal begini, kalau
dirinya tidak melancarkan ilmu tunggal simpanan, untuk
melaloskan diri nanti pasti sukar. Beruntun dia cecar Gln-j^aybeng
enam pukulan hingga lawan terdesak tiga langkah.
Tubuhnya sedikit membungkuk kedepan, kedua telapak
tangan didorong lurus sebatas dada, hawa murni dipusar
dikerahkan pula, telapak tangannya yang putih mulai bersemu
hijau, dari hijau berobah pula menjadi hitam. Seperti sepasang
cakar, uap hitam merembes keluar, begitu pengerahan
tenaganya mencukupi dibarengi bentakan dia memukul kearah
Gin-ji-tay-beng dan coh-siang-hwi Ih Tiau-hiong.
Gin-ji-tay beng terdesak mundur, baru saja dia siapkan
tenaga hendak balas menggempur, mendadak dilihatnya
telapak tangan lawan berobah hitam mengeluarkan asap
gelap. maka dia tahu lawan sudah mengerahkan ilmu Hekssatelang,
asap hitam itu mengandung racun jahat, manusia sukar
tertolong bila menghisap asap racun itu. Tempo hari Gin-jitay-
beng sudah merasakan sendiri betapa lihaynya pukulan
beracun musuh. Lekas dia berteriak: "Itulah Hekssat-ciang,
lekas menyingkir," lalu dia mendahului melompat keatas
dengan gerakan Peksho-ciong-thian, syukur serangan luput
tidak mengenai dirinya.
Coh-siang-hwi Ih Tiau-hiong kaget mendengar peringatan
kawannya, lekas dia menerjang keping gir, tapi sudah
terlambat, hidungnya telah menghirup sedikit asap hitam itu,
seketika tububnya lunglai dan terperosokjatuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tatkala itu kebetulan Kiam-ping memukul mundur Tay-bokit-
siu, semestinya dia sudah siap menambahi sekali pukulan
lagi, namun mendadak dilihatnya Ih Tiau-hiong roboh
keracunan, lekas dia kerahkan Kim-kong-put-hoay-sin-kang,
tubuhnya mencelat mumbul bersalto ke belakang. Menolong
jiwa orang lebih penting, lekas dia keluarkan Soat-lian
dijejalkan kemulut Ih Tiau-hiong serta berpesan supaya dia
bersamadi mengerahkan hawa murni membantu khasiat Soatlian
menawarkan racun- Setelah berdiri dia membalik terus
menyerang sejurus kearah Tang- ling-sin-kun-
Amarahnya benar-benar sudah memuncak. nafsunya sudah
ketagihan merenggut jiwa orang, maka pukulannya ini
dilandasi kekuatan yang hebat, walau pundak kanannya
terluka oleh Kim-kong-ci dan belum sembuh, namun pukulan
dengan sepenuh tenaga ini ternyata bukan olah-olah
dahsyatnya.
Beberapa kali pernah mengalami kekalahan dibawah
pukulan orang, maka kali ini Tang-ling-sin-kun betul-betul
sudah jeri, Hekssat-ciang juga tidak berguna terhadap lawan,
gempuran sedahsyat ini, lekas dia melompat lima kaki
kepinggir, begitu gempuran dahsyat lawan menyerempet
dipinggir tubuhnya, tenaga yang dipersiapkan kontan
dilontarkan membalas dengan gempuran hebat.
"Blum" dentuman keras, tanah selebar satu tombak
melesak amblas seperti ditindih batu segede gajah sedalam
satu kaki. Pukulan balasan Tang-ling-sin-kun sirna tanpa
bekas, seperti tiupan angin dari mulut melawan hembusan
angin lalu.
Tang-ling-sin-kun sudah kerahkansetakertenaga dan segala
kemampuannya, sekuat tenaga dia berkelit baru terhindar dari
rangsakan lawan, namun balas menyerang sudah tidak
mampu lagi.
Celaka adalah anak buah Tang^ling-sinkun, tidak sedikit
yang menjadi korban oleh tenaga pukulan Liok Kiam-ping
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang nyasar, satu persatu korban bergelimpangan, yang
terluka parah juga merintih- rintih menyedihkan-
Melihat It-cu-kiam Koan Yong selamat dan sekarang
mendampingi dirinya, bukan kepalang senangJian-li-tok-heng,
semangat tempurnya menyala lagi, diantara s a mb era n
telapak tangan, seorang musuh kena digenjotnya terjungkal,
keadaan ini seimbang.
lt-cu-hwi-kiam yang dilancarkan Koan Yong juga bergulunggulung,
sedemikian ketat serangan pedangnya sehingga
musuh kerepotan menangkis. Kerja sama dengan serangan
kilat telapak tanganJian-li-tok-heng lagi, sungguh pertahanan
mereka sekokoh baja, serangan juga deras.
Empat jago Tang- ling- kiong lawan mereka berbalik
kedesak kerepotan, mereka terus menyurut mundur sambil
berpencar, pikirnya hendak merobah posisi dan menggunakan
perlawanan cara lain-
"Aduh," mendadak seorang jago Tag-ling-kiong menjerit
roboh, ternyata telapak tangan Jian-li-tok-heng telah
mendarat di Ling-tai-hiat ditengkuknya, "Bluk " tubuhnya
terlempar setombakjauhnya, jiwa melayang seketika.
Seorang jago Tang- ling- kiong yang lain merinding dan
panik oleh jeritan temannya, sekilas tertegun, pedang It-cukiam
sudah menabas tiba, "cret" pundak kiri bagian belakang
tergores luka panjang satu kaki, darah seketika mengucur
deras, saking kesakitan lekas berlari pergi.
Melihat keempat lawannya kini mati satu terluka satu,
kemenangan jelas berada di pihaknya maka It-cu-kiam Koan
Yong tidak tega, serunya dengan tekanan berat:
"Sahabat, lekas tinggalkan arena pertempuran yang tidak
kenal kasihan ini, masing-masing tidak bermusuhan, kamijuga
tidak ingin membunuh. Lekas kalian pergi saja.'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
It-cu-kiam Koan Yong memang berpikir bajik, tapi tak
pernah terpikir olehnya bahwa anak buah Tang- ling- kiong
terkenal buas dan culas, biasanya bertangan gapah, apalagi
peraturan amat keras, sementara Tang-ling-sin-kun sendiri
masih hadir dan melawan musuh, mana berani mereka
melarikan diri, apalagi pertempuran masih begini kacau, siapa
menang dan mana bakal kalah masih sukar diramalkan-
Kedua orang itu segera menyeringai, katanya: "Anak murid
Tang ling-kiong tiada yang penakut, j angan kira kalian pasti
menang." tanpa menunggu reaksi It-cu-kiam, mumpung lawan
tidak menduga, mereka maju bersama melabrak dengan
pedang ditanga n-
Tujuan Jian-li-tok-heng berdua adalah setelah lawan
terdesak kewalahan, pihaknya memberi kelonggaran supaya
musuh tahu diri dan mundur teratur, siapa duga maksud baik
mereka justru d is a la h artikan oleh lawan, sifat buas mereka
justru makin membara, serangan bukan lagi gencar tapi, juga
ganas dan kotor, main bokong dan sergap pula.
Jian- li-tok-heng gelak- gelak saking marah, serunya:
"Sebelum melihat peti mati kalian memang belum kapok,
baiklah, Lohu berdua sempurnakan keinginan kalian.' serangan
dipergencar dengan tenaga dahsyat, tipu-tipu lihay
dilontarkan, kedua lawan dan anak buahnya yang mengepung
arena didesaknya mundur pula hingga tak mampu balas
menyerang.
Namun kedua jago Tang- ling-kiong masih terus bertahan
dengan bandel, mereka ingin bertempur sampai titik darah
penghabisan, bila perlu biar gugur bersama, lama kelamaan
terbakar amarah It-cu-kiam, apalagi mengingat mereka masih
berada di sarang musuh, selain ditawan musuh dirinya juga
tersiksa dan banyak menderita. Maka dengan sengit segera
dia putar pedang ikut menggempur.
Melihat Liok Kiam-ping meluruk kearah Tang- ling-sin-kun,
sudah tentu dalam hati Tay-bok-it-siu bersorak girang, kini s a
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
at paling baik untuk menyelamatkan diri, lekas dia gempur
Gin-jitay-beng tiga kali pukulan. bila lawan terdesak mundur,
mendadak dia kembangkan Ginkang meluncur ketanah miring
diluar sana.
Gin-jitay-beng memang terdesak mundur oleh gempuran
musuh yang mendadak. baru saja dia menubruk balik, lawan
sudah ngacir lebih dulu, terpaksa dia awasi musuh pergi
dengan mendelong, saking dongkol dia membanting kaki.
Rasa penasarannya segera dia tujukan kepada anak buah
Tang- ling- kiong dan jago-jagonya, tubuhnya melompat tinggi
mengembangkan Glngkang Eng-sian-kiu-coan ditengah udara
dia menukik naik turun dengan pukulan sepasang telapak
tangannya ke arah orang banyak.
Tampak cahaya perak laksana kilat menggempur kebawah,
begitu tubuhnya melorot turun kebetulan gempuran
tenaganya menyanggah tubuhnya sehingga tertolak ke udara
pula, sungguh mirip elang yang menerkam kelinci, musuh
sebanyak itu saling berdesakan lagi, tidak sedikit yang menjadi
korban pukulan peraknya.
Disamping puluhan korban yang berkepandaian biasa ada
dua jago Tang ling-kiong yang mampus jug a.
Demikian pula Kim-ji tay-beng bertindak seperti adiknya,
Tang-ling-sin-kun sudah ditandingi Llon Kiam-ping dirinya
tidak perlu membantu ciangbunjin, maka kini dia bergerak
lebih bebas, jago-jago Tang- ling- kiong dilabraknya seperti
banteng ketaton. Di mana cahaya emas berkelebat, dua orang
menjerit roboh dengan kepala pecah.
Si gede masih terus mainkan tongkatnya melawan serbuan
anak buah Tang-ling-kiong yang tidak kenal takut sama sekali,
pada hal setiap pentung si gede mendarat ditubuh mereka
kalau tidak kepala pecah, tulang patah, pasti perut kesodok
bolong, lama kelamaan orang-orang Tang-ling-kiong hanya
berputar-putar dan lari kian kemari tetap mengepungnya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akhirnya sigede dikeroyok pula oleh jago-jago yang
berkepandaian lebih tinggi.
Setelah keracunan keadaan coh-siang-hwi ih Tiau-hong
diantara sadar tak sadar setelah menelan Soat-lian,
semangatnya sudah jauh lebih baik, Soat-lian memang obat
mujarab peranti pemunah racun, tapi Hekssat-ciang memang
teramat ganas, meski hawa racun sudah didesak keluar, tapi
tenaga dan Lwekangnya belum pulih, maka dia tetap
bersimpuh ditanah.
Melihat ih Tiau-hiong duduk ditanah menyembuhkan lukaluka,
seorang jago Tang-ling-kiong anggap ada kesempatan,
mendadak dia menerobos maju terus melompat kebelakang
coh-siang-hwi ih Tiau-hiong, pedang terangkat hendak
menusuk.
Disebelah sana Jian-li-tok-heng berhasil menewaskan
seorang jago, kebetulan ujung matanya menangkap ancaman
bahaya yang mengancam jiwa ih Tiau h long, karuan rasa
kagetnya tercetus dari bentakannya yang menggelegar,
menyusul ke sana jelas sudah terlambat, kontan dia sambitkah
biji teratai besi, yang diincar adalah urat nadi dipergelangan
tangan yang memegang pedang.
"Ser, ser," biji teratai besi mendesing di udara dan "Plak,"
Aduh, orang itu menjerit ngeri. Tangannya tertembak bolong,
tulangpun patah, saking kesakitan dia meraung mundur sambil
mendekap tangannya yang terluka, pedang jatuh di tanah.
Berhasil meny alamatkan jiwa Ih Tiau-hiong, Jian-li-tokheng
tidak berhenti, lekas dia memburu ke sana lalu berjaga
dihadapan ih Tiau-hiong.
Menghadapi perlawanan Tang-ling-sin-kun yang
mengembangkan kelincahan gerak tubuh-yang aneh dan lihay,
Liok Kiam-ping agak kewalahan juga menghadapi kelicikan
lawan, bila bertempur begini terus sedikitnya dua ratus jurus
baru dirinya bisa mengalahkannya. celakanya bila waktu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terulur lebih lama lagi, siapa tahu bala bantuan tangguh pihak
lawan keburu datang, hal itu pasti tidak menguntungkan
pihaknya maka dia harus secepatnya merobohkan gembong
laknat ini.
Otaknya memang encer, sekilas berpikir, segera dia
mendapat cara untuk mengatasi jurus tunggal musuh. Segera
dia perkeras gerak serangannya, bagai amukan angin gila
sekaligus dia mencecar tujuh jurus, Tangling-sin-kun
didesaknya mundur tiga langkah tangan meraih kebelakang,
maka Liat-jit-kiam-pun telah dicabutnya. Kontan dia lancarkan
jurus Jit-lun-jut-seng .
Padahal Tang-ling-sin-kunjuga sudah siap menggempur.
mendadak dilihatnya sinar surya mencorong diangkasa
menyilaukan mata, jarak seperti begitu dekat, begitu
pandangan menjadi gelap hakikatnya dia tidak melihat di
mana musoh berada, tahu betapa lihay jurus serangan diri
Liat-jit-kiam-hoat, lekas dia menyurut lima kaki.
Keyakinan sudah semayam dalam benak Liok Kiam-ping,
menyusul tubuhnya yang melar keudara, jurus kedua Liat-jityam-
yam disambung membelah kepala, sementara telapak
tangan kiri menggempur dahsyat denganjurus i-hwe-kiu-thian-
Baru saja Tang-ling-sin-kun berdiri tegaki sementara lawan
sudah mengudak tiba, sebelum serangan tiba, hawa panas
laksana lahar gunung merapi telah merangsang, cahayanya
yang benderang jauh lebih cemerlang darijurus pertama tadi.
Mau mundur lagi jelas tidak keburu, lekas dia kerahkan
seluruh kekuatannya, sambil menggerung pula dia lontarkan
pukulannya kearah bola matahari, berbareng kakinya
menggeser berusaha menyingkir pergi.
Diluar tahunya jurus serangan telapak tangan Liok Kiamping
ternyata tidak menggunakan sepenuh tenaga, ditengah
jalan mendadak berobah jadi jurus Llong-jiau-king-thian,
mumpung lawan berkelit dan menyingkir, jari-jarinya telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berhasil mencengkram urat nadi dipergelangan tangannya.
Pedang sudah terangkat hendak memenggal.
Begitu niat nadi tercengkram seketika tubuh Tang-ling-sinkun
merasa lemas den separo tubuhnya seperti kaku, terpaksa
dia pejam mata menunggu ajal.
Mendadak terdengar sultan-sultan nyaring beberapa kali,
seluruh orang-orang Tang-ling-kiong menghentikan
pertempuran terus lari menyingkir, tinggal orang-orang Honglui-
bun yang masih berada ditengah gelanggang. Kiam-ping
tahu sesuatu yang tidak beres, waktu dia angkat kepala,
tampak orang-orang Tang-ling-kiong menyingkir ke tiga
jurusan, dari ketiga jurusan ini terpancang tiga pucuk bedil
yang diarahkan kearah gelanggang.
Terdengar suara Yu-ling Kongcu membentak: "Pat-pi-kimliong,
berani kau turun tangan keji kepada bapakku, hari ini
kalian harus terkubur pula di pulau ini. Baiklah bebaskan dulu
bapakku, boleh kita tentukan suatu tempat dan hari apa
terserah untuk bertanding menentukan kalah menang,
bagaimana ?"
Liok Kiam-ping membatin: "Maksud ke datang a nku hanya
menolong It-cu-kiam, tujuan sudah tercapai, buat apa barus
menumpahkan darah di sini ? Tang-ling-sin-kun berulang kali
keok ditanganku, untuk membereskan dia kelak masih ada
kesempatan." maka dengan gelak tawa dia berkata: "Asal Asal
bertanding berdasar kepandaian sejati, kapan saja Liok Kiamping
masih melayani."
"Baik," jeng ek Yu-ling Kongcu, pada pertandirgan silat di
Ui-san tahun ini, kita bereskan perhitungan hari ini."
Liok Kiam-ping berpaling dan tersenyum kepada Tang-lingsin-
kun, katanya: 'Mobon Sin-kun mencapaikan diri mengantar
kami seperjalanan," lalu dia berseru kepada orang banyak
terus beranjak kepinggir laut. Ih Tiau-hiong kembali pegang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemudi mengerek layar, kapal kecil itu segera berlayar menuju
ke ciokswi-cun.
---ooo0dw0ooo---
Mentari memancarkan cahayanya yang benderang hawa
tidak begitu panas, burung berkicau dipucukpohon, musim
semi memang tampak permai dan sejuk didaerah Kang lam.
Tatkala itu orang-orang Hong-lui bun sedang sibuk
membangunjalan, serta memperbaiki gedung, luar dalam
tampak sibuk bekerja dengan giat, namun suasana yang ramai
ini terasa tentram dan bergembira. Mereka sibuk
mempersiapkan segala keperluan demi tercapainya kejayaan
nama besar Hong-lui-bun dikalangan Kangouw, markas besar
harus dibangun dengan segala bentuk kemegahannya, supaya
berwibawa dan kelihatan angker.
Sejak kembali dari Tang- ling-kiong, Liok Kiam-ping lantas
pimpin seluruh anggota Hong-lui-bun membangun dan
memperbaiki Kwi-hun-ceng, banyak yang dirombak dan
adapula bangunan baru, terutama lorong-lorong bawah tanah
telah disumbat buntu, serta mencari para anggota yang bubar
dan terpencar.
Dalam jangka satu bulan, proyek besar dalam membangun
markas pusat Hong-lui-bun inipun berakhir, bentuk gedung
serta warnanya telah berobah, demikian pula jalan raya
sekitarnya yang menjurus kearah Kwi-hun-ceng telah
diperlebar dan diratakan sehingga Hong-lui-bun tampak lebih
angker dan disegani.
Pagi hari itu setelah sarapan pagi Liok Kiam-ping
kumpulkan Tianglo Hong-lui-bun Ai-pang-sut Thong ciau, Kimgin-
hu-hoat di Pau-gwat-lou untuk membicarakan kapan
peresmian berdirinya Hong-lui-bun didunia persilatan akan
diadakan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kim-ji-tay-beng memberi usul: "Sekarang orang-orang kita
sudah bermunculan di Kangouw, tiba saatnya angkat nama
dan menegakkan wibawa, sekaligus menuntut balas bagi
kematian ciangbun kita, serta melampiaskan penasaran kita
dua puluh tahun harus menyembunyikan diri biar selamat.
ciangbun, kuharap kau dapat memaklumi perasaanku.'
Giniji-tay-beng juga angkat bicara, ”Yang terang Hong-luibun
kita sudah jelas bermusuhan dengan Ham-cui, Tang-ling,
Hwe hun, Bu-tong, Siau-lim, Gobi dan lain-lain golongan silat,
umpama kita berlaku bajik hati mereka justru sekejam
binatang, apapun urusan takkan berakhir demikian saja,
banyak urusan besar harus kita tanggulangi dikelak kemudian
hari, oleh karena itu perlu kita membuat kejutan lebih dulu,
masing-masing Kita gempur perguruan silat itu satu persatu,
supaya kita tidak dikeroyok lagi seperti nasib yang menimpa
ciangbun kita dulu."
"Menuntut balas melampiaskan dendam benar adalah tugas
mulia dan itu memang yang utama bagi kita." demikian ujar
Ai-pong sut Thong ciau, ”tapi hanya mengandal tenaga kita
sekarang masih jauh dari mencukupi. Berkat bantuan para
Enghiong sehingga kali ini kita berhasil merebut kembali Kwihun-
ceng, betapapun mereka bukan atau belum menjadi
anggota kita.”
Jadi menurut aturan Bulim, perguruan atau golongan mana
yang tidak banyak menerima murid serta mendidiknya.
generasi demi generasi merupakan tradisi. Hanya Pang atau
Pay saja yang boleh mengumpulkan sebanyak mungkin tunastunas
muda, serta tokoh-tokoh lihay dan orang aneh yang
berkepandaian tinggi, berjuang berdampingan demi mencapai
cita-cita tinggi.
Maka Losiu berpendapat,” Hong-lui-bun sudah dua puluh
tahun hapus dari percaturan dunia persilatan, anggota lama
kita sudah bubar dan tersebar entah kemana, kalau kali ini
kita harus berdiri pula dan merehabilitir nama baik Hong-luiTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
bun kita dulu, lebih baik kalau memupuk kekuatan dasar dan
memperbanyak anggota, dengan kekuatan utuh dan besar,
baru kita bisa menjagoi bulim.”
Mendengar petunjuk Locianpwe yang satu-satunya ini, Liok
Kiam-ping juga merasakan betapa gawat urusan yang harus
dihadapinya. Maklum, soalnya pengalaman dirinya di kalangan
Kangouw masih terlalu cetek sehingga sukar baginya
mengambil suatu kesimpulan dan keputusan, setelah
manggut-manggut Kiam-ping mohon petunjuk lebih lanjut
kepada Ai-pong-sut Thongciau: "Baiklah, menurut pendapat
cianpwe, bagaimana kita harus mempersiapkan diri supaya
lebih sempurna. Kiam-ping masih muda cetek pengalaman,
mohon banyak diberi petunjuk."
Melihat sikapnya yang polos dan setulus hati, maka Aipong-
sut menghela napas, katanya: ”Situasi sudah mendesak.
Hong-lui-bun pantang mundur, jikalau urusan ini sampai gagal
bukan saja mengabaikan harapan dan cita-cita para cianpwe
yang telah berada dialam baka, selanjutnya akan mengalami
masa bahaya dan kemungkinan bisa runtuh lagi. oleh karena
itu kita harus memperbesar, nama dan melebarkan kekuatan
selanjutnya diganti menjadi Hong-lui-pang. Pintu dibuka lebar
untuk menerima dan mengumpulkan orang-orang gagah
sebanyak mungkin, baru kita akan berdiri dalam percaturan
Bulim, selanjutnya tinggal usaha kita untuk memperbesar
sayap dan menambah kekuatan- Tentang tata tertib dan
peraturan, tetap kita gunakan ketentuan-ketentuan yang telah
dicapai oleh para cianpwe terdahulu. Ini adalah usul pribadi
Losiu sendiri, mohon ciangbun dan lain-lain ikut
mempertimbangkan lebih dulu.'
Kim-gin-hu-hoat ternyata langsung mengangguk tanda
setuju.
Liok Kiam-ping lantas berkata dengan prihatin: ”ini
persoalan besar jaya atau runtuhnya perguruan kita. Petunjuk
cianpwe memang sesuai situasi dan kondisi. Maka Kiam-ping
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
harus lebih giat bekerja. Baiklah dikala peresmian akan
kupanjatkan doa kepada para cosu dan cianpwe yang telah
mendahului kita, supaya beliau-beliau lega hati."
Selanjutnya Kim-ji-tay-beng berkata:
"Kalau mengundang dan menerima banyak orang gagah
dariBun dirobah jadi Pang. Disaat Hong-lui-pang akan
diresmikan, kita harus menyebar luas undangan untuk sesama
kaum persilatan, sebagai gengsi dan menjaga harga diri."
Liok Kiam-ping mengangguk, tapi lekas dia mengerut alis,
katanya: "Menilai situasi yang kita hadapi sekarang, musuh
terlalu banyak. kurasa tidak benar kalau urusan dibesarbesarkan-
Tapi peresmian Hong-lui-pang merupakan urusan
besar, adalah pantas kalau hal ini disampaikan kepada para
Bulim cianpwe... " sebelum dia bicara habis Ai-pong sutThong
ciau sudah ditatapnya seperti mohon pendapatnya.
Betapapun usia Ai-pong-sut memang lebih tua,
pengalamanjuga lebih matang, sejenak dia menerawang lalu
berkata dengan seri tawa: "Urusan tiada yang sempurna dan
kita tidak boleh terlalu menitik beratkan sesuatu pada urusan
bercabang. Demi menyesuaikan keadaan yang kita hadapi
sekarang, terpaksa harus bekerja demi keuntungannya saja,
marilah kita tentukan dulu kapan peresmian akan dirayakan,
baru selanjutnya dipilih pula siapa-siapa yang patut kita
undang bagaimana pendapat ciangbun ?'
Liok Kiam-ping memuji berulang kali. Sudah tentu Kim-ginhu-
hoatjuga setuju saja. Maka mereka berempat lantas
merundingkan waktu untuk peresmian itu. Baru saja rapat
kerja itu berakhir. Kebetulan Suma Lingkhong telah datang.
Dua saudara muda bertemu lagi, sudah tentu bukan kepalang
riang hati mereka, hubungannya semakin intim.
Baru saja Liok Kiam-ping turun dari atas loteng, tiba-tiba
didengarnya sebuah suara semerdu kicau burung kenari:
"Pingko, kenapa sampai sekarang baru bubar rapatnya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
betapa gelisah aku menanti. Apakah kalian mau berangkat
lagi? Jangan seperti tempo hari waktu menyerbu ke Tang-lingkiong,
begitu lama kaupergi hingga aku menunggu dengan
merana... " tiba-tiba siau Hong sudah berdiri didepannya,
dengan langkah gemulai menyambut dirinya, entah karena
sudah terlalu rindu atau keki, dengan cemberut tiba-tiba dia
membalik tubuh pula terus melangkah pergi dengan lebar.
Sudah terlalu biasa Kiam-ping memanjakan nona jelita yang
menjadi teman bermainnya sejak kecil. Sejak dia
menyembuhkan luka-lukanya, nona binal ini sudah anggap
Kiam-ping sebagai teman hidupnya seumur hidup, maka
makan minum dan dandanan, semua menuntut dan harus
dipenuhi, kemanapun Kiam-ping pergi selalu dia mendampingi.
Kali ini karena harus merundingkan urusan besar, maka
terpaksa Siau Hong disuruh menunggu di bawah.
Sebenarnya cinta Liok Kiam-ping sudah dicurahkan kepada
Le Bun, padahal Kiamping pemuda romantis, lelaki sejati yang
berpegang teguh pada norma-norma susila. apapun dia tidak
akan mengalihkan cintanya kepada gadis lain, terhadap Siau
Hong yang sebatang kara ini, hanya belas kasihan belaka yang
meresap dalam sanubarinya, maka dalam hal apa saja dia
selalu membela dan melindunginya seperti adik kandung
sendiri.
Kini melihat Siau Hong mengumbar adat pula, lekas dia
memburu dua langkah, dengan lembut dia pegang kedua
tangannya, lalu berkata dengan tawa lembut: "Hari ini harus
membicarakan pemulihan perguruan kita dalam percaturan
Bulim, maka banyak persoalan yang harus dibicarakan,
sehingga kau menunggu terlalu lama. Tentang perjalanan ke
Tang-ling-kiong tempo hari, mengingat pentingnya menolong
jiwa orang, terpaksa aku hatus bekerja keras hingga terlambat
pulang. Waktu sudah lohor, hayolah kita makan siang."
Melihat betapa besarperhatian Kiamping terhadap dirinya,
seketika lebar senyum Siau Hong, dia balas memeluk lengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kiamping serta melangkah gemulai ikut Kiam-ping menyusuri
jalan kecil berbatu menuju kekamar makan
Tiga hari kemudian.
Luar dalam Kwi hun-ceng sudah disapu dan dibersihkan
serta dipajang, sejak pinggir jembatan sampai diluar pintu
gerbang perkampungan, setiap tiga tindak dipasang sepasang
tamplon merah. Dibawa h lamplon berdiri seorang pemuda
berpakaian ketat warna hijau.
Empat lamplon besar dengan cahayanya yang benderang
tergantung masing-masing dua di kanan kiri pintu gerbang,
cahayanya menerangi daonpintu gerbang yang bercat merah
hingga kelihatan semarak.
Hong-lui-ting terletak tak jauh dibela kang pintu gerbang,
menghadap keluarpintu pula, jendela kaca tampak bersih dan
dihiasi guntingan kertas yang rapi dan bagus dengan berbagai
corak dan warna. Semua kelihatan bersih mengkilap.
didepanpintu berdiri delapan orang lelaki seragam biru muda,
semua berperawakan kekar berotot dengau daging merongkol,
tampak betapa besar semangat mereka dengan pandangan
lurus menyala.
Lantai Hong-lui-ting yang mengkilap bagai kaca itu terbuat
dari batu hijau, luasnya ada satu setengah bau, ruang seluas
ini hanya disanggah dua saka bundar besar di kanan kiri
ruangan tengah, melingkari kedua saka beton besar itu adalah
relif dua ekor naga besar yang berebut mutiara, proyek
bangunannya sungguh luar biasa.
Mepet dinding diujung ruangan sana, dikiri kanan dijajar
dua baris kursi besar bersandar dikanan kiri dan belakang
terbuat dari kayu cendana, alas kursi adalah kasur bundar
terbuat dari beludru biru bersulam indah, menambah semarak
dan angker. Sejajar dengan dua baris kursi kebesaran itu
tergantung disebelah atas lampu sorot sebanyak puluhan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
buah, sehingga seluruh ruangan besar ini benderang seperti di
siang hari bolong.
Tepat ditengah ruangan letaknya agak ke belakang
terdapat sebuah meja panjang, asap dupa tampak mengepul
dari hlolo yang berada diatas meja. Disebelah kiri terdapat
meja kecil, sebuah kotak batu jade berada di atasnya,
permukaan batujade berukir empat huruf berbunyi wi-hongpit-
kip. diatas kotak batujade terletak sekeping batujade
warita putih hijau mengkilap. ditengahnya terukir seekor naga
warna darah yang sedang pentang cakar, ukirannya begitu
bagus seperti hidup,
Dibelakang kotak tertancap tiga batang panji masingmasing
berwarna merah biru dan putih, ditengah setiap panji
disulam benang hitam bertuliskan dua huruf "HONG LUI".
Diatas rak meja panjang itu tertancap sebuah pentung bambu
sebesar mulut mangkok, bagian luarnya dibungkus kain
kuning. Dibelakang meja panjang terdapat tempat pemujaan,
di sana dipuja sinci cousu IHonglui-bun Kiu-thian sin-llong,
dan para cianpwe dari beberapa generasi. Kain gordyn warna
kuning tampak menjuntai dari langit-langit terbelah dua
kekanan kiri. Didepan gordyn tergantung sebuah lampu abadi
yang akan menyala sepanjang jaman
Ruangan sebesar itu kini diliputi keheningan. Kira-kira
menjelang tengah hari, bunyi genta bertalu sembilan kali,
maka dari belakang ruangan muncul Tan Kian-thay, dilengan
kirinya terikat secarik kain merah yang bertuliskan ci tong dua,
huruf kuning, dibelakangnya ikut delapan anak-anak berbaju
hijau.
Begitu masuk ruang besar Tan Kian-thay pimpin kedelapan
anak-anak itu menuju kemuka meja panjang serta
menyampaikan sembah hormat kearah pemujaan. Setelah itu
mereka berpencar, menyalakan Tingeoa, lilin dan menyiapkan
meja sembahyangan, dengan teliti dan penuh perhatian- Dua
batang lilin merah sebesar lenganpun sudah dinyalakan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibatang lilin itu ada ditulisi huruf yang berbunyi 'bersatu padu
kita teguh" sementara lilin sebelah kanan ditulisi "melebarkan
sayap membesarkan kekuatan", dibawah penerangan yang
benderang, persiapan ini berjalan tertib hikmad.
Thipi-kim-toTan Kian-thay membalikkan badan lalu berdiri
tegak disamping kiri pintu, kedua tangannya terkembang,
maka delapan anak-anak berseragam hijau itu berpencar
berdiri jajar di kanan kiri pintu.
Tak lama kemudian, dari kejauhan terdengar derap langkah
yang lembut tapi kerap dan banyak. Maka dari pintu kiri
membelok masuk empat pasang lampu istana yang kelihatan
antik berwarna merah, dibelakangnya adalah pemuda
berjubah putih, alis lentik mata menyala semangatnya gagah,
langkahnya mantap dan enteng langsung menuju, kearah
pintu. Delapan lamplon antik istana itu sudah berpencar pula
di kanan kiri pintu semuanya angkat tinggi lampu diatas
kepala, Tan Kian-thay memburu maju keambang pintu serta
menjura. Liok Kiam-ping sedikit mengangguk terus melangkah
masuk kedalam ruang besar.
Dibelakangnya adalah orang-orang gagah serta anggota
Hong-lu^-bun, beriring satu persatu melangkah masuk. pelan
tapi pasti ruang besar itu akhirnya penuh sesak dibanjiri
manusia.
Liok Kiam-ping langsung menuju kedepan tengah
menghadap kepemujaan, maka protokol segera menarik
suara:
"Upacara dimulai." Seorang petugas atau pembantu
upacara segera maju menyerahkan sembilan batang dupa
wangi kepada Liok Kiam-ping, maka Liok Kiam-ping mulai
menyampaikan sembah sujudnya kepada pemujaan setelah
doa dipanjatkan maka dupa itu ditancapkan diatas hiong-lo
kuningan berukir kepala singa. Setelah itu dia berlutut tiga kali
menyembah sembilan kali. Hadirinpun ikut menjura kearah
altar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berdiri pula pelan-pelan Kiam-ping membalik
menghadap keluar, Ai-pongsut Thong ciau melangkah maju
dari rombongan orang banyak, terlebih dulu dia menjura
kearah altar lalu berseru lantang: 'Sejak ciangbunjin Hong-luibun
kita mengalami keroyokan serta gugur oleh enam partai
besar perguruan di Tay-pa-san, tanda kebesaran dan Pit-kip
kita juga direbut hingga akhirnya tak karuan paran, maka
seluruh anggota kita tercerai berai dan dipaksa
menvembunyikan diri secara terpencar dua puluh tahun
lamanya. Demi memikul tugas dan tanggung jawab warisan
para leluhur, hari ini Liok-ciang bun menegakkan pula nama
kebesaran Hong-lui-bun kita, bersumpah untuk menuntut
balas, maka sejak hari ini kita memaklumkan kepada hadirin
bahwa selanjutnya kita merobah dan memperluas Hong-luibun
menjadi Hong-lui-pang, semoga kita bersatu padu,
berjuang bahu membahu memperkuat diri dan masa depan
yang lebih cemerlang.
Yakin para Enghiong yang mengadiri upacara kebesaran ini,
semua punya tekad dan cita rasa yang seirama dengan kita,
maka hadirin pasti juga setuju akan kebi^aksanan dari ciang
bun.'
Serentak hadirin mengiakan bersama sambil angkat tinju
kanan keatas kepala: 'Setuju ' suaranya bergema dan bertalutalu
hingga mengalun panjang dan lama.
Ai-pong-sut berputar menghampiri. meja kecil disebelah
kanan, mengambil Hiat-llong-po-giok serta diangkat setinggi
alis, setelah menjura tiga kali kearah altar lalu mendekati Liok
Kiam-ping serta mengalungkan batu pusaka itu dileher Liok
Kiam-ping. Kembali hadirin bersuara dalam paduan yang
rendah berat: "Pangcu." semua menjura hormat.
Lekas Liok Kiam-ping balas menjura, setelah mengangguk
dia ulapkan tangan serta berkata dengan tersenyum: "cukup
sampai sekian saja." lalu wajahnya berobah serius. katanya
lebih lanjut: "Atas kebijaksanaan dan kewelas-asihan para
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cosu kita, hari ini Kiam-ping diangkat menjadi ciang bun dan
menerima warisan serta cita cita besar para leluhur, sejak kini
sebagai Llong-thian Pangcu dari Hong-lui-pang, tugas utama
adalah menegakkan Hong-lui-pang didalam percaturan dunia
persilatan, giat bekerja demi membela kebenaran dan keadilan
kaum Bulim, Kami kuatir dengan bekal kemampuanku yang
kurang becus ini tidak mampu memikul tugas dan tanggung
jawab berat, untuk itu kami mohon kesudian para cianpwe
dan saudara serta seluruh anggota kita untuk memberikan
nasehat, petunjuk dan koreksi, segala persoalan harus
dimusyawarahkan dan ditampung bersama. Dengan bekal
Kungfu yang kumiliki aku bersumpah untuk membela
keutuhkan Pang kita serta rela berkorban demi tegaknya
kebesaran Hong-lui-pang pula."
Habis Liok Kiam-ping menyampaikan pidato sambutannya,
protokol melambai tangan keluar, dua orang pembantu
upacara segera menggotong masuk sebuah guci perak tinggi
satu kaki dengan kaki sepanjang dua kaki ketengah ruang
besar. Dua orang lagi dibelakangnya membawa sebuah guci
arak simpanan lama, segel dibuka arakpun dituang kedalam
guci perak berbareng empat orang itu memberi hormat
kepada Kiam-ping lalu mengundurkan diri kes ambing.
Maka Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay selaku protokol tarik
suara pula, ”Bersumpah setia minum arak darah."
Seorang pembantu upacara lain segera tampil kedepan,
sebelah tangan menyunggih sebuah nampan perak. diatas
nampan menggeletak sebilah pisau yang kemilau tajam
kedepan Liok Kiam-ping, sebelah lututnya tertekuk, kedua
tangan dia angkat nampan berat berisi pisau tajam kehadapan
sang Pangcu.
Liok Kiam-ping ambil pisau cilik itu serta berkata: "Atas
kebijaksanaan para cos u, sehingga para Enghiong sudi
menyatukan diri kedalam Hong-lui-pang kita, selanjutnya
Hong-lui-pang akan terjun dalam percaturan dunia persilatan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
inipun merupakan keberuntungan dan kebahagian kaumBulim,
mohon para saudara sudi bersatu padu seia-sekata berjuang
bercama menanggulangi segala kesukaran. Sekarang cayhe
memberi contoh, dengan darahku ini kutuang kedalam arak
sebagai tanda setia kawan"
Pisau kecil tajam itu segera mengiris ujung jari tengahnya,
darah segera mengucur dan menetes kedalam guci perak.
dengan lantang mulutnya membacakan naskah sumpah serta
sepuluh larangan besar setiap anggota.
Selanjutnya Ai-pong-sut, Kim-ji tay-beng Kongsun cinkheng,
Ginjutay-beng Kongsun cin-giokJian-li-tok-hengJin Hou
dan lain-lain berurutan maju kedepan diambil darahnya.
Setelah seluruh hadirin sudah memberikan darahnya, semua
kembali ketempat semula. Acara selanjutnya adalah
pemberian hormat kearah altar pemudaan para cos u, dua
belas orang maju bersama berdiri satu barisan, d iba wah
komando protokol mereka bersumpah setia.
Setelah seluruh acara selesai. Dengan lantang Liok Kiamping
berkata: "upacara perserikatan kita bersama telah
berakhir. Sekarang silakan protokol membacakan daftar para
Tong-cu dan Hiangcu Hong-lui-pang kita.'
Ruang sebesar itu, dengan hadirin sebanyak itu, ternyata
hening lelap. seluruh hadirin berdebar jantungnya.
Liok Kiam-ping melangkah kedepan menjura kearah altar
lalu dari atas meja panjang dia mengambil sejilid buku tebal
bersampul kulit kambing, itulah buku jurnal dari permulaan
berdirinya Hong- lui-pang.
Thi-pi-kim-to-Tan Kian-thay memburu maju dua langkah
menjura kepada Liok Kiamping lalu terima buku tebal itu dari
tangan Liok Kiam-ping. Sejenak dia tenangkan diri serta
membasahi teng gorokan- maka dengan lantang dia
membacakan: "Para calon Tongcu dan Hiangcu kita sudah
diputuskan dalam rapat. Jin-bong-tong Tongcu Kim-ji-tay-beng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kongsun cin-kheng, tugasnya mengatur jadwal kerja para
anggota serta diberi wewenang penuh dalam keanggotaan-
Kim-ji-tay-beng segera tampil kedepan altar, dengan laku
hormat. dia menyulut dupa serta sembahyang kearah altar,
lalu membalik kearah Kiam-ping memberi hormat pula,
dengan kedua tangan dia terima selembar panji kebesaran
jabatannya lalu mundur kesamping.
Protokol melanjutkan dengan lantang, Jun-lui-tong Tong-cu
Jian-li-tok-heng Jin Hou, berkuasa dalam hukum serta berhak
memberi jasa kepada anggota yang berpahala.
Jian-li-tok-hengJin Houjuga maju kedepan altar memberi
hormat selayaknya, dari Kiam-ping diapun menerima selembar
panji kecil warna biru.
Hoat-hi-tong Tongcu Gin-ji-tay-beng Kongsun Cin-giok,
mengurus ransum dan dana. Ginjutay-beng juga menerima
selembar panji warna putih.
Lebih lanjut adalah: "Sing-tong-cu It-cu-kiam Koan Yong
pelaksana hukuman. Ci-tong-cu bagian protokol Thi-pi-kim-to
Tan Kian-thay. Coh-huhoat Coh-sung-hwi lh Tiau h long, Yuhuhoat
Ki-ling-sin Siang Wi. Congsinje (komisaris umum)
Suma Ling-Khong. Cong koan perkampungan Pi-lik-jiu Ciu
Khay, selanjutnya di bacakan pula para Hingcu dan Thocu,
mereka juga menerima tanda jabatan yang terbuat dari
sekeping bambu kuning.
Para angggota biasa juga menerima selembar kain panjang
yang berbeda warna dan tulisannya, tanda para anggota
terbagi dalam beberapa barisan yang harus tunduk kepada
pimpinan masing-masing.
Terakhir Liok Kiam-ping berseru lantang, pula: 'Hari ini
Pang kita berdiri secara resmi, berkat bantuan Tiang lo kita
sejak generasi lampau Ai-pong-sut Thong-locianpwe yang ikut
memberikan saran dan pendapatnya, maka beliau juga patut
mendapat kehormatan dari seluruh anggota." hadirin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serempak menjura kepadanya. Sampai di sini maka upacara
resmi berdirinya Hong-lui-pang telah berakhir.
Suasana berobah riang gembira, satu sama lain memberi
salam dan selamat, cukup lama ramah tamah ini berlangsung
acara terakhir adalah perjamuan, dalam ruang samping sudah
tersedia lengkap puluhan meja perjamuan, hadirin segera
mencari tempat duduk. Kembali suasana menjadi ramai oleh
gelak tawa yang riuh rendah. Bila perjamuan usai haripun
sudah hampir tengah malam.
Liok Kiam-ping kembali ke Pau-gwat-lau, Siau Hong seperti
burung mungil segera lari menyongsongnya. memicingkan
matanya yang masih ng antuk dengan Jenaka dia mengawasi
wajahnya.
Liok Kiam-ping tertegun, katanya penuh kasih sayang:
"Kenapa belum tidur. kalau kedinginan kau bisa selesma"
Betapa kasih sayang dan besar perhatian Kiam-ping
terhadap dirinya, sungguh manis dan senang hati Siau Hong
dengan wajah merah dan aleman dia pegang kedua lengan
Kiam-ping, bibirnya yang merah merekah mendesis haru:
"Ping-ko." segera dia menjatuhkan diri kedalam pelukan Kiamping.
Sikapnya yang aleman tidak perlu dibuat heran, sejak Liok
Kiam-ping kembali di Kwi-hun-ceng, hanya Kiam-ping seorang
yang pandang sebagai orang dekatnya, Kiam-ping begitu kasih
sayang dan memperhatikan segala kebutuhannya, betapa
hatinya takkan senang dan haru hingga sesenggukan-
Liok Kiam-ping melenggong, lekas dia pegang pundak Siau
Hong dan berkata lembut: "Siau Hong, jangan terlalu emosi, di
sini banyak orang, sebentar mungkin ada orang datang, hari
sudah larut malam, kau harus istirahat." bicara punya bicara
nada suaranya ternyata makin sember, tenggorokannya terasa
tersumbat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sejak kecil bukankah Liok Kiam-ping juga sudah
sebatangkara, pernah hidup terlunta-lunta, melihat betapa
haru Siau Hong, dengan sendirinya terketuk hula sanubarinya.
Mendengar suara Kiamping juga tersendat, lekas Siau Hong
angkat kepalanya, dengan berlinang air mata dia tersenyum
manis, barusan dia mau bicara, didengarnya langkah orang
mendatangi dari bawah loteng, tersipu-sipu mereka memisah
diri.
---ooo-dw-ooo---
Tiga bulan kemudian
Malam hari dimusim panas. Kwi-hun-ceng tampak berdiri
gagah perkasa ditengah kegelapan, disepanjang sungai
pelindung perkampungan mondar mandir rombongan ronda.
Disekeliling Hong-lui-ting juga terpendam para penjaga
yang tersembunyi, namun tidak sedikit pula para Hiang-cu
serta Thocu yang bertugas jaga dibagian luar, ini pertanda ada
persoalan penting sedang dibicarakan, ternyata rapat memang
sedang berlangsung didalam.
Ruang besar itu terang benderang. Didepan meja panjang
duduk berderat belasan orang,
Liok Kiam-ping duduk ditengah, diatas kursi berukir indah,
sebelah kanan duduk Ang pong-sut Thong Ciau lalu berurutan
Kim-ji tay-beng Kongsun Cin-kheng,Jian-li-tok-heng Jin Hou,
Gln-ji-tay-beng Kongsun Cin giok dan seterusnya dengan
beberapa Hiangcu, hadirin bersikap serius dan duduk tegak
menambah suasana menjadi hikmad.
Liok Kiam-ping membuka suara lebih dulu, "Sudah tiga
bulan sejak Hong-lui-pang kita berdiri, berkat kerja sama para
saudara, sampai sekarang kita telah berhasil mencapai
kemajuan tahap pertama, para Thocu dari berbagai cabang
juga sudah menunaikan tugasnya. Dalam beberapa hari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belakangan ini, laporan terus masuk. ada beberapa perguruan
yang pernah bermusuhan dengan kita, secara diam-diam
sedang berlatih diri serta mengundang bala bantuan
menambah kekuatan, jelas mempunyai rencana jahat
terhadap pihak kita, terutama Ham-cui, Tang- ling dan Sebong
sudah ada tanda-tanda akan berserikat, bila saatnya
sudah tiba, pasti akan mengadakan aksi yang tidak
menguntungkan kita. Sementara Siau-lim, dan Gobi agaknya
juga sudah terhasut oleh Bu-tong, tanpa hiraukan nama baik
dan kebesaran perguruan mereka di Bulim, secara diam-diam
memilih dan menguji jago-jago mereka untuk bergabung
menyerbu markas besar kita ini. Demikian pula Pa-kian toahud
dari Tibet juga ada niat jahat terhadap kita. Menyaring
seluruh laporan ini, jelas posisi Pang kita dalam bahaya, untuk
itu harap persoalan kita rundingkan bersama, entah bagai
mana pendapat kalian.
Maka Ai-pong-sut bicara lebih dulu: "Hong-lui-pang kita
baru memupuk dasar kekuataannya, kekuatan luar dalam
sudah terjalin dengan baik, sudah saatnya kita beraksi untuk
bertindak kepada para musuh, dengan menggempur musuh
lebih dulu, kita akan menegakkan wibawa di Kangouw,jikalau
kita menunggu partai-partai persilatan itu bergabung
mengeroyok kita, nasib ciangbun kita yang dahulu menjadi
contoh yang nyata, maka beliau mati di Tay-pa san dikeroyok
enam perguruan bestar, hal ini perlu kita pertimbangkan
secara mendalam."
Menyinggung dendam perguruan, Hoat-Tongcu Girn ji-taybeng
berkata penuh emosi sambil melotot mata: "Yang
menamakan dirinya perguruan besar tidak lebih hanyalah
manusia yang sudi berbuat kotor dan rendah, demi
meruntuhkan kita dan merebut tanda kebesaran tidak segansegan
mereka main bunuh jikalau dendam kesumat ini tidak
segera di balas bagaimana kita tegak berwibawa di Kangouw,
betapa kita harus bertanggung jawab kepada arwah leluhur
kita."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jin-hung-tong Tongcu Kim-ji-tay-beng juga tampil bicara
dengan menegak alis: "Membalas dendam kematian
ciangbunjin kita yang terdahulu merupakan tugas utama yang
harus segera kita lakukan. Urusan tidak berlaru-larut,
mumpung situasi masih menguntungkan kita sebelum musuh
bergabung dan meluruk kemari, lebih menguntungkan bila kita
turun tangan lebih dulu, satu persatu kita gempur dan
hancurkan."
Pi-lik-jiu Ciu Kay juga terbakar amarahnya, katanya:
"Cianpwe kita mengalami ajalnya secara mengenaskan dalam
pengeroyokan yang tidak seimbang, dendam ini tidak boleh
ditunda pula. Pangcu, meski harus terjun kedalam lautan api.
Ciu Khay siap menpelopori"
Hadirin yang lainjuga memeluk dendam dan kemarahan
yang memuncak, semua bertekad menuntut balas, semangat
tempur mumpung menyala.
MakaJun-lui-tong Tong-cuJian-li-tok-heng Jin Hou angkat
bicara dengan kalem: "Menyerang atau bertahan harus pandai
melihat gelagat, terutarna sebelum menyerang harus dapat
mengukur kekuatan lawan dan mempertimbangkan tenaga
sendiri. Untuk itu lebih baik kita jadikan dendam permusuhan
lama menjadi ukuran, atau kita pilih dulu yang dekat baru
menggempur yang lebih jauh pelajaran sudah membuktikan,
markas pusat kitapun tilak boleh kosong. Hal inipun perlu
dipertimbangkan."
Liok Kiam-ping manggut, katanya: "Usul kalian memang
seirama dengan tekadku, menilai kekuatan musuh, kukira
pihak Ham-cui paling tangguh, selanjutnya Se-bong, Pa-kim
Tay-hud yang utama. Selanjutnya Bu-tong, Hwe-hun dua
partai ini pernah kusikat habis kekuatan inti mereka, yakin
dalam waktu dekat mereka takkan berani bertindak. Tang- ling
juga sudah kita obrak abrik, mereka sudah takluk dan
bergabung kepada Ham-cui Malah anasir-anasir mereka sudah
diselundupkan ke Tionggoan pula, maka tindakan pertama kita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
harus menggempur Ham-cui-kiong, sekaligus mencegah
mereka kerja sama dengan Se-bong, Setelah itu baru kita
luruk ke Tibet mengganyang Bong-siu, Sa-yang dengan pihak
Tang-ling kita sudah menjanjikan waktu pertandingan, bila
sekarang kita serbu, apakah tidak melanggar aturan, entah
bagaimana pendapat hadirin ?' lalu Kiamping mengeluarkan
selembar peta, diataspeta itu memberi garis-garis sebagai
jalan dari mana mereka harus menggempur musuh.
Sing-tong-cu It cu-kiam Koan Yong berkata: 'Kawanan
jahat yang selalu ingkar janji dan sering berbuat keji, tak perlu
kita bicara tentang aturan dengan mereka.'
"Betul." seru Gin-ji-tay-beng, bersikap aturan dengan
mereka akan merugikan kita sendiri. Kematian ciangbunjin kita
yang terdahulu karena dikeroyok di Tay-pa-san merupakan
contoh yang nyata."
Coh-siang-hwi Ih Tiau-hiong berpikir panjang, katanya
perlahan: "Untuk menggempur musuh kita harus kerahkan
seluruh kekuatan, baru punya keyakinan bisa menang, dengan
sendirinya pertahanan markas besar kita menjadi lebih lemah,
dalam situasi yang sudah gawat luar dalam sukar mengadakan
ikatan kerja sama, Tang- ling dekat didepan mata, umpama
duri yang mengancam keselamatan kita, sembarang waktu
akan meluruk kemari lebih dulu. Maka mereka perlu
dilenyapkan lebih dulu, tentang bagaimana kita serbu partai
perguruan yang lain, biarlah kita tentukan lagi setelah saatnya
tiba.'
Pendapat Coh-siang-hwi Ih Tiau-hiong memang obyektif,
orang banyak hanya memperhitungkan cara bagaimana
menyerbu musuh, tidak memikirkan pertahanan sendiri,
apalagi musuh terlalu banyak, bukan mustahil di saat markas
kosong, musuh lain meluruk datang, bukankah sejarah akan
berulang, Coh-siang hwi memang cerdik dan cermat tak heran
orang banyak kagum dan memujinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping memuainya berulang kali, katanya: "Cohhuhoat
memang betul, situasi memang seperti apa yang
diuraikan- Maka keputusan pertama saat ini adalah serbu dulu
Tang-ling, tapi kita juga harus mengadakan segala persiapan
untuk menghadapi segala kemungkinan. "
Ci-tong-su Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay berkata: "Dalam
menghadapi situasi didepan mata, kurasa kekuatan kita tidak
boleh dipencar, apakah pada arah menyerbuan kita,
sepanjang jalan perlu didirikan pos-pos penghubung, bila
menghadapi situasi genting, bagaimana harus memberi tanda
S.o.S., bagaimana pula pihak yang lain harus segera memberi
bantuan, semua ini harus kita bicarakan juga."
"Hal ini memang sudah kupikirkan,' ucap Liok Kiam-ping.
"Baiklah sekarang kita tentukan, Suma Cong-sin harus
memimpin puluhan orang kita yang cekatan, pandai bekerja
bertindak cepat untuk mengatur segala keperluan kita di
sepanjang jalan, kontak harus selalu diadakan sehingga lancar
dan tertib. Tiga buah kapal besar sudah harus disiapkan di
Ciok-wi-cun untuk dipakai"
Cong sin-je Suma Ling-khong berdiri, sambil menjura dia
menyatakan terima tugas, Terus mohon mengundurkan diri,
segera mempersiapkan tugasnya.
Liok Kiam-ping berkam kepada Ai-thong-sut -Thong ciau
dengan tertawa: "Markas pusat ini perlu dijaga juga, untuk ini
aku mohon cia npwe suka menerima tugas berat, dibantu oleh
Ciu-congkoan. Bila menghadapi persoalan genting lekaslah
adakan hubungan dengan tanda panah api. Selebihnya harus
ikut dalam penyerbuan ini. Diantara anak buah para Tongcu,
pilih dulu sepuluh Hiangcu sebagai pengawal." Rapat ini
diakhiri setelah hadirin makan tengah malam.
---ooo-dw-ooo---
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari dalam Kwi-hun-ceng dicongklang puluhan kuda
tunggangan, dipimpin oleh seorang pemuda jubah biru
berwajah putih cakap. penunggang kuda dibelakangnya
semua berpakaian ketat warna hitam, perawakan kekar tubuh
tegap.
Setiba diluar perkampungan kuda dibedal kencang,
penunggangnya mendekam dipunggung kuda, lekas sekali
rombongan besar berkuda tadi lenyap ditelan tabir malam-
Pemuda cakap itu adalah Suma Lingkhong yang sekarang
menjabat komisaris umum Hong-lui-pang, malam itu dia
pimpin belasan, orang menuju ke ciok-wi-cun serta mengatur
pos-pos penjagaan sebagai kontak antara markas pusat
dengan rombongan besar yang akan menyerbu ke Tang-lingkiong,
merekapun harus menyiapkan tiga buah kapal besar.
Besok pagi, hari belum terang tanah, didepan
perkampungan telah berjajar dua barisan panjang, semua
berdiri tegak penuh semangat, sepasang matanya menatap
kearah pintu gerbang, tampak betapa gagah perkara barisan
ini.
Tak jauh disisijembatan, tiga puluhan anak buah Hong-luipang,
setiap tangan memegang tali kendali seekor kuda,
perawakkan tinggi badan kekar kaki panjang, selintas pandang
orang biasa juga akan tahu, kuda-kuda itu semua pilihan.
Dengan tenang mereka melalui dipinggir sungai.
Tak lama kemudian, dari dalam perkampungan beranjak
keluar serombongan orang, dua orang berjalan paling depan,
sebelah kiri adalah pemuda jubah putih, wajah cerah mata
bersinar, laagkahnya tegap gagah, dan bukan lain adalah -
Hong-lui-pang Pang-cu Pat-pi-kim-liong Liok Kiam-ping, Aipong-
sut Thong ciau berjalan disebelah kanan, tampak
wajahnya bundar, jenggot alisnya putih, kepalanya plontos,
tubuhnya pendek gemuk, semangatnyapun bergairah, suara
bicaranya lantang, wajahnya cerah dan tersenyun lebar dan
ramah,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dibelakangnya adalah orang-orang gagah Hong-lui-pang,
tinggi rendah, tua muda tidak ketinggalan
Setiba rombongan besar ini didepan perkampungan,
barisan yang berada diluar itu segera siap tegak lalu memberi
hormat.
Liok Kiam-ping sambut dengan anggukan sedikit kepala.
setelah mereka melewati jembatan Liok Kiam-ping
menghentikan langkah, dengan senyum ramah dia berkata
kepada Ai-pong-sut Thong Ciau, "Kiam-ping serba tidak
mampu, mana berani membuat capai Cianpwe mengantar
sejauh ini, mohon silakan berhenti sampai di sini saja, Terima
kasih."
Ai-pong-sut Thong Cau berkata: "Ah, kenapa Pangcu bilang
demikian Terpaksa Losiu tunduk akan perintah, semoga kalian
sukses dalam tugas. lekas pulang."
Liok Kiam-ping menerima tali kendali, setelah mengucap
selamat berpisah, segera dia cemplak kuda terus dibedal
keluar hutan orang-orang gagah yang lainjuga naik kepung g
ung kuda masing-masing. Lekas sekali rombongan besar
Hong-lui-pang ini sudab lenyap dikejauhan
Dibawah terik matahari Liok Kiam-ping pimpin barisannya
menempuh perjalanan dalam kecepatan tinggi, daerah yang
mereka lalui sekarang adalah pegunungan yang berhutan
belukar, maka kuda terpaksa dilarikan agak perlahan, hingga
hari sudah lohor, mereka yang berada dibela kang sudah
merasa gerah dan capai, maka Kiam-ping perintahkan barisan
beristirahat, setiap orang membawa rangsum kering sendiri,
sambil istirahat mereka makan siang, hanya beberapa kejap
istirahat setelah makan, mencongklang kuda pula melanjutkan
perjalanan secara tertib tidak banyak berisik.
Menjelang magrib, sebelum mentari terbenam, ciok-wi-can
sudah jauh kelihatan di sebelah depan. Diwaktu barisan depan
mulai memasuki hutan pula, sayup,sayup Kiam-ping
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendengar suara caci maki dan bentakan serta bentrokan
senjata tajam yang beradu disebelah depan agaknya ada
orang lagi bertempur sengit, dari suaranya kedengarannya
bukan hanya satu dua orang.
Tahu ada sesuatu yang tidak beres, lekas Kiam-ping
memberi tanda kebelakang barisan, segera dia mendahului
lompat turun dari punggung kuda terus menerobos hutan
bertari kearah datangnya suara.
Lekas sekali orang banyak telah tiba di gelanggang
pertempuran, tampak Suma Ling-khong bersama dua anak
buahnya sedang dikeroyok oleh tujuh orang Tang-ling-kiong.
seorang anak buah Suma Ling-khong tampak terluka lengan
kirinya, darah membasahi separo badannya, namun dia masih
bertempur gagah berani.
Tak jauh dikaki tembok sana, tampak rebah seseorang, dari
dandanannya jelas adalah anggota Hong-lui-pang. Seorang
diri suma Ling-khong sedang melawan seorang tua jubah
hitam dan lima orang Tang-ling-kiong, kelihatan keadannya
sudah demikian payah, untung Lwekangnya terpupuk baik dan
kuat, dalam waktu dekat masih kuat bertahan.
Laki-laki tua jubah hitam adalah seorang Tongcu dari Tang
-ling-kiong, bulan lalu dia ditugaskan pegang pimpinan markas
cabang Tang-ling-kiong di ciok-wi-ca.- Memergoki Suma Lingkhong
mencari kapal dan hendak menyewanya pergi ke
ciokshoan-to, maka dia menampilkan diri serta bertanya
dengan sikap menantang karena tiada persesuaian kata, maka
mereka saling labrak.
Semula dia masih mampu menandingi Suma Ling-khong,
tapi lama kelamaan dia semakin terdesak. Melihat pihak lawan
hanya ada empat orang, sementara pihak sendiri lebih
banyakjumlah dan tenaganya, maka dengan siulan lagu
khusus dia memberi isyarat kepada anak buahnya supaya ikut
terjun kedalam arena.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seorang diri menghadapi keroyokan orang banyak. semula
Suma Ling-khong masih gagah perkasa, serang menyerang
dengan leluasa, celaka adalah tiga anak buahnya, ilmu silat
mereka biasa saja, mana kuat menghadapi serbuan belasan
musuh, dalam per tempuran seru itu seorang anak buahnya
menjerit roboh, saat itulah lengannya terbacok luka panjang,
untung Suma Ling-khong sempat memburu datang
menolongnya sehingga jiwanya diselamatkan
Melihat adik angkatnya dikeroyok dan anak buahnya
menjadi korban, karuan bukan main gusar Liok Kiam-ping,
ditengah bentakan, dia melompat maju seraya mengayun
kedua tangan sebelah tangan menggempur kearah lelaki tua
jubah hitam, tangan yang lain menggempur kawanan Tangling-
kiong.
Pihaknya sudah hampir menang, suma Ling-khong tinggal
tunggu waktu menerima kekalahan, mimpipun tidak terbayang
dalam benaknya bahwa elmaut justru merengut nyawanya,
begitu mendengar bentakan, sementara damparan angin
kencang sudah melanda tiba, mau menangkis sudah
terlambat. Tahu-tahu dia rasakan dada seperti ditumbuk
kepala kerbau, kerongkongan seketika menjadi anyir, darah
segarpun menyembur dari mulutnya, tubuhnyapun terlempar
dua tombak jauhnya. tanpa mengeluarkan jeritan, nyawanya
melayang seketika.
Hanya segebrak Liok Kiam-ping telah tamatkan riwayat
lelaki tua jubah hitam sudah tentu anak buah Tang-ling-kiong
yang lain menjadi panik dan terbang sukmanya, melirikpun
tidak berani, mereka berlomba melarikan diri.
Gusar Suma Ling-khong belum termampias, dengan gemas
masih sempat dia membunuh dua orang dengan pedangnya,
agaknya masih belum puas lagi, dia terus mengudak. Lekas
Liok Kiam-ping menyusulnya serta memanggilnya: "Hian-te,
musuh sudah lari tak usah dikejar, lebih penting kita
selesaikan dulu urusan kita."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suma Ling-khong menghentikan langkah terus putar balik,
dia sendiri turun tangan membubuhi obat serta membalut luka
anak buahnya. Kejap lain orang banyak langsung menuju ke
sungai.
Sementara itu orang-orang Tang-ling-kiong sudah tidak
kelihatan lagi bayangannya, Ciok-wi-can seperti kedatangan
perampok. para nelayan dan keluarganya masuk pintu, tiada
seorangpun yang berkeliaran dijalanan, demikian pula toko,
warung dan hotel restoran semua tutup pintu, tidak heran
kalau keadaan dermaga juga sepi lengang.
Dengan susah payah berhasil juga mereka menggunakan
tiga kapal layar, cukup tiba muat seluruh orang-orang Honglumpang
yang datang. Coh-siang-hwi tetap pegang kemudi di
kapal paling depan, berlayar ketimur laut menuju ke Giokkoan-
to. Karena pernah datang, sekali maka In Tiau-hiong
lebih leluasa bekerja, kapal mereka tidak mengalami
hambatan sedikitpun, kali ini. mereka hanya memerlukan
waktu dua jam, Tang- ling kiong sudah jauh kelihatan diatas
bukit.
Sudah tentu pihak Tang-ling-kiong sudah kelihatan
bayangan orang berlari kian kemari menempati pos-pos
penjagaan mereka agaknya musuh sudah siap menyambut
serbuan mereka.
Kira-kira lima tombak lagi kapal sudah akan menepi, tapi
Liok Kiam-ping sudah tidak sabar lagi, segera dia mendahului
melompat tinggi lima tombak. dengan gaya seorang juara
loncat indah dia meluncur keatas hinggap diatas karang tak
jauh dibawah undakan batu.
Kejap lain orang-orang gagah lainnyapun eudah
berlompatan keatas darat. Seperti air bah yang tak
terbendung lagi, orang-orang Hong-lui-pang terus menyerbu
keatas, ternyata perlawanan musuh tidak berarti hingga
mereka mencapai depan istana, ternyata ditanah lapang diluar
istana inilah Tang-ling-sin-kun pusatkan seluruh kekuatannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk menyambut serbuan mereka, Kecuali seluruh anak buah
Tang-ling-kiong, pihak musuh ketambah dua padri perawakan
kasar dengan kasa warna merah. Liok Kiam-ping bersama
rombongannya maju terus sampai dipinggir tanah lapang.
Padri disebelah kiri gelak-gelak tertawa, katanya: "Apakah
kalian datang dari Kui-hun ceng, Pinceng beramai memang
sedang bersiap-siap bersama Tang-ling-sin-kun untuk meluruk
kesarang kalian, kebetulan kalian datang sendiri. agaknya
yang maha Kuasa nemang memberi berkah kepada kepada
kalian untuk mencari jalan kematian. kembali dia akhiri
perkataannya dengan loroh tawa latah.
Padri bertubuh sedikit kate disebelah kanan ikut
menimbrung: "itulah yang dinamakan berbuat jahat
memperoleh ganjaran semestinya, cepat atau lambat jiwa
kalian harus menebus dosa." betapa jumawa sikap dan tutur
katanya sungguh menyebalkan, seolah-olah para pendekar
dari Hong-lui-pang sudah dianggapnya domba-domba yang
sudah siap dijagal.
Berdiri alis Liok Kiam-ping, maju selangkah dia membentak
sambil menuding: 'Kepala gundul, jangan takabur dan
membual belaka, sebutkan dulu nama kalian, Hong-lui-pang
tidak sudi bergebrak dengan kawanan celurut yang tidak
punya nama."
Umpat caci Kiam-ping ternyata manjur, kedua padri asing
mendelik gusar, bentaknya geram: "Anak muda, kau inilah
Pat-pi-kim-liong bukan, kami Kelin dan Kelong dua diantara
sepuluh Huhoat Pa-kim Tayhud juga tidak kau ketahui, buat
apa kau mengagulkan diri dlkalangan Kangouw. ingin aku
tanya ada permusuhan apa perguruan kita dengan kau, berani
kau membunuh Keling dan Keting dua Huhoat kita, hari ini kau
harus menebus dosamu."
Liok Kiam-ping menerawang: "Bagaimana jadinya padripadri
Tibet ini bisa sekongkol dengan pihak Tang-ling-kiong,
jelas dalam persoalan ini pasti ada seseorang yang menjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
promotor dari muslihat keji ini." lalu dia menyeringai dingin:
"Wah kurang hormat agaknya sikapku tadi, kiranya tokoh
kosen dari luar perbatasan yang masih liar, memang harus di
akui cayhe belum pernah mendengar nama kalian. Perbuatan
jahat, memperkosa, merampok serta membunuh semenamena
adalah pantangan utama kaum persilatan, sebagai insan
persilatan, menjadi kewajiban kita bersama untuk
menegakkan kebenaran, membela yang lemah menindas yang
lalim, terhadap manusia durjana yang keliwat berbuat jahat,
siapapun wajib menumpasnya. Dengan alasan itulah maka aku
wakilkan guru kalian membersihkan anasir jahat, kalian adalah
pendeta dari perguruan besar yang ternama, kenapa
sebaliknya bicara soal dengan dan pembalasan segala."
Makin berkobar amarah kelin, bentaknya dengan melotot:
"Tutup mulutmu, membersihkan anasir jahat adalah menjadi
kewajiban perguruan kita sendiri, umpama hari ini lidahmu
dapat berkembang laksana bunga teratai juga jangan harap
mencuci bersih dosa kesalahanmu, apapun hari ini kita pasti
menuntut balas bagi kematian kedua Sute."
Liok Kiam-ping tertawa menyindir: "Hanya kalian berdua,
apa yakin dapat tercapai?"
Kelong menimbrung: 'Kami dapat perintah kemari untuk
membantu Tang-ling-sin-kun, biar kuberitahu kepadamu, guru
kami Pa-kim Tayhud dengan empat Huhoat besar segera juga
menyusul datang langsung meluruk ke Kui-hun-cang.
sekarang umpama kalian ingin putar balikjuga jangan harap
bisa lolos. Nah, coba kalian lihat kebelakang, apa yang ada di
sana." tangannya menuding kebelakang orang banyak.
Jian-li-tok-beng dan coh-siang-hwi segera membalik badan,
tampak dari arah jalan mereka datang tadi. pihak Tang-lingkiong
telah memasang tiga pucuk bedil, ternyata Tang-lingsin-
kun yang culas dan jahat ini insyaf bahwa Hong-lui-pang
kali ini pasti menyerbu dengan segala kekuatannya, apakah
pihaknya kuat membendung serbuan mereka masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merupakan tanda tanya, mumpung padri Tibet ajak mereka
perang mulut, diam-diam dia sebar juru tembaknya berputar
kebelakang lalu mencari posisi yang baik siap menembak bila
diberi aba-aba. Jarak orang-orangnya dengan kedua padri
Tibet tidak terlalu jauh dari orang-orang Hong-lui-pang, maka
mereka agak kuatir bila tembakan bedil mengenai pihak
sendiri.
Jian-li-tok-heng banyak pengalaman, coh-siang-hwi cermat
dan teliti, kedua orang segera membisiki sesuatu kepada Liok
Kiam-ping. Langsung Liok Kiam-ping angkat lengan kanannya
seraya membentak: "Lekas berpencar dan terjang kedepan,
jangan biarkan mereka menyingkir jauh, dekati secara ketat."
Belum habis bicara orangnya sudah mendahului melompat
keatas menubruk kedepan, berbareng kedua tangan bergerak
menyerang sejurus kepada Kelin. Memikirkan keselamatan
markas pusat di Kui-hun-ceng, pasti Ai-pong-sut Thong can
yang berada di sana takkan kuat melawan serbuan musuh.
maka dia merasa perlu urusan di sini segera dibereskan untuk
segera pulang memberi bantuan, maka serangannya ini
menggunakan tenaga penuh.
Kelin adalah Huhoat terbesar dari sepuluh murid Pa-kim
Tayhud, Lwekangnya tangguh, biasanya dia terlalu agulkan
dirinya, kali ini ada kesempatan meluruk ke Tionggoan, dia
pikir musuh masih terlalu muda, betapapun tinggi Lwekangnya
juga pasti bukan tandingannya, maka dia juga gerakkan kedua
lengan menangkis hanya dengan delapan kekuatan
"Blang" dentuman menggelegar. Badan Kelin yang tinggi
besar itu terpental delapan kaki dan jatuh terduduk darah
bergolak sudah menyentuh tenggorokan, untung Lwekangnya
tinggi, lekas dia telan kembali darah yang sudah hampir
menyembur keluar, lekas dia keluarkan sebutir pil merah terus
ditelannya, mukanya yang kasar berwarna coklat mengkilap
kini menjadi pucat hijau, jelas luka dalamnya tidak ringanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Pukulan Liok Kiam-ping benar-benar memecah nyalinya, dari
mana bocah ini bisa memiliki Lwekang setangguh ini ?'
Mendengar aba-aba Liok Kiam-ping Kim-ji-tay-beng segera
memberi tanda kepada saudaranya, segera mereka berpencar
menubruk kearah Tang-ling-sin-kun dan Kim-kong-ci Hong
Kiat. Empat orang ini sudah menjadi musuh bebuyutan, bukan
sekali ini mereka sudah bertarung, kekuatan mereka kira-kira
seimbang, kini bertarung merebut mati hidup, maka setiap
pukulan menggunakan seluruh kemampuan mereka.
Jian-li-tok-heng melompat kedepan Tay-bok-it-siu, katanya
gelak tertawa: "Saudara lama memalukan kalau kami
menganggur, hayolah menambah keramaian” mulut
berceloteh, kaki tangan bekerja, dia mainkan pukulan kilatnya
merabu Tay-bok-it-siu segencar hujan badai. Telapak
tangannya berpeta laksana lapisan baling-baling mengurung
tubuh lawan
Tay-bok-it-siu siap membalas olok-olok lawan, apa celaka
serbuan lawan terlalu gencar sesaat dia tersedak kerepotan,
terpaksa dia meng konsentrasikan diri mengembangkan Lohing-
ciang-hoat, selincah kupu menari dia berlompatan kian
kemari setiap peluang tidak diabaikan untuk balas menyerang.
Melihat Kelin Sang Suheng roboh hampir muntah darah
dalam segebrak. Kelong merinding dibuatnya, namun dia
nekad menerjang maju dengan sergapan dahsyat
membendung pukulan Liok Kiam-ping.
Liok Kiam-ping terloroh tawa, katanya: "Kalian berdua
boleh maju bersama, supaya aku tidak membuang tenaga."
kedua tangan bergerak. kini menepuk kedua lawan
Dalam pada itu It-cu-kiam Koan Yong, Thi-pi-kim-to Tan
Kian-thay dan coh-siang-hwi Ih Tiau-hiang juga menerjang
maju melabrak lima jago Tang-ling-kiong. Sementara si gede
Siang Wi tanpa bicara menerjang ketengah rombongan besar
anak buah Tang-ling-kiong, Belasan hiangcu yang lain juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyerbu dengan sengit. Pertempuran besar berlangsung
dalam ketegangan yang memuncak. benturan senjata tajam
diselingi jerit kesakitan, jiwa melayang dan korbanpun
berjatuhan diantara ceceran darah yang mengerikan
Kim-ji-tay-bang melawan Tang-ling-sin-kun, kedua lawan
sama-sama memiliki Ginkang tinggi, mereka mengadu
kelincah dan ketangkasan, Lwekang merekajuga setanding,
maka pertarungan mereka kelihatan lebih dahsyat, pukulan
telapak tangan berwarna kuning emas berbentuk laksana
busur yang berpindah-pindah, gerak gerik mereka kelihatan
sebat dan saling merebut kesempatan, maka mereka berusaha
dahulu mendahului menyerang lawan
Kim-ji-tay-beng juga kuatir akan keselamatan markas
pusat, maka dia tidak ingin bertempur berkepanjangan, sambil
bersiul panjang tubuhnya melambung keangkasa, ke dua
tangan terkembang laksana sayap burung mengembangkan
Eng-sian-kiu-cwan (elang sembilan putaran) Ginkang
andalannya, sinar emas dari kedua telapak tangannya
menindih turun dari atas kebatok kepala Tang-ling-sin-kun-
Berada di bawah jelas posisi Tang-lin-sin-kun, agak terjepit,
melihat lawan menudih dengan setaker tenaganya, dasa
rjahat dan otaknya licik, jelas dia tidak mau dikalahkan dengan
menderita rugi besar, lekas dia menggeser lima kaki kepinggir,
tubrukan dari atas terhitung dapat diluputkan. Begitu kaki
menyentuh tanah, baru saja dia membalik hendak balas
menggempur, tak nyana segulung tenaga dahsyat telah
menindih tiba laksana gugur gunung. Ternyata meminjam
daya pantul pukulannya yang luput, Kim-ji-tay-beng
melambungkan pula tubuhnya sambil berputar satu lingkar
mengudak musuh yang menyingkir. Belum tubuhnya
menerjang tiba angin pukulannya sudah menerjang tiba lebih
dulu.
Melihat gempuran lawan berantai, untuk menangkis dengan
membalik tidak sempat lagi, Tang-ling-sin-kun tahu lebih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penting menyelamatkan diri, lekas dia menjejak kaki
melompat maju sekalian, begitu ujung kaki menyentuh tanah,
kembali dia kerahkan tenaga hingga tubuhnya melejit
kedepanpula lebih jauh.
Begitu turun tangan Gin-ji-tay-beng menggunakan caranya
pula, setiap pukulannya dilandasi kekuatan Lwekangnya yang
dahsyat, padahal taraf Lwekang setingkat lebih asor dari Hong
Kiat, namun kekuatan Kim-kong-ci Hong Kiat sudah
dipunahkan oleh Liok Kiam-ping, maka Lwekangnya dikorting
cukup besar, sehingga pertarungan melawan Gin-ji-tay-beng
cukup seimbang. Setelah mengadu beberapa kali pukulan,
bahwa .tenaganya tidak lebih asor, semangat tempur Gin jitay-
beng semakin besar, apalagi dia tahu Hong Kiat baru
mengalami luka dalam yang cukup parah, meski sudah
sembuh juga belum pulih seperti semula, kekuatannya tidak
akan kuat bertahan lama, maka serangannya tidak pernah
kendor.
Tiga puluh jurus kemudian, Hong Kiat sudah terdesak
hingga napasnya sengal-sengal. Sedang Gin-ji-tay-beng hanya
berkeringat jidatnya.
Jian-li-tok-heng sesuai nama gelarannya, diapun
mengembangkan kelincahan gerak tubuhnya, Tay-bok-it-siu
terus dicecar dengan serangannya, diselingi pula olok-olok
yang membakar amarah lawan, karuan Tay-bok-it-siu semakin
naik pitam, serangan balasannya semakin sengit dan bernafsu.
Si gede Siang Wi putar tongkat besarnya menerjang kian
kemari diantara rombongan besar orang-orang Tang -lingkiong,
dimana tongkatnya menyambar, batok kepala pecah,
kaki tang a n putus, jeritan demi jeritan. seperti rumput yang
disapu badai saja, anak buah Tang- ling-kiong diterjangnya
tercerai berai. Makin mengamuk Siang wi makin bernapsu,
sementar mulutnya berkaok-kaok pula: "Anak kura-kura,
kemana kalian akan lari."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditengah menghambur serangan dan caci makinya,
sekonyong-konyong segulung angin pukulan dahsyat
menerjang dari depan. Karuan si gede melengak. gerakannya
tertunda sesaat, setelah melihat yang membokong adalah Yuling
Kongcu yang juga menghadang didepannya, dengan
murka dia ayun tongkatnya mengemplang.
Ternyata sejak tadi Yu-ling Kongcu memimpin juru
tembaknya dan memencar kekuatan barisan senjata apinya ini
ditempat-tempat strategis, mendadak dilihatnya sigede
mengamuk dan membantai anak buahnya dengan tongkat
besarnya, lekas dia melompat maju menghadang. Dia tahu
sigede ini meyakinkan kekebalan, senjata tidak mempan,
tenaganyapun dahsyat, sukar dilawan dengan kekuatan kasar,
melihat pentung lawan mengemplang segera dia kembangkan
kelincahan badannya berkelit kekanan, kedua lengan
membundar terus terangkap didepan dada serta didorong
dengan landasan Hek-sat-ciang kedua telapak tangannya
berwarna hitam legam mengeluarkan asap hitam pula.
Bahwa badannya kebal selama bertempur belum pernah
menderita kalah, mana si gede tahu kelihayan Hek-sat-ciang,
melihat dorongan kedua telapak tangan lawan perlahan dan
lemah, pentungnya tetap diputar memapak maju. Seketika
hidungnya mengendus bau racun, kepala menjadi pusing
pandanganpun gelap. "Bluk" tongkat besarnya terlepas jatuh,
langkahnyapun sempoyongan hampir jatuh.
Melihat serangan berhasil, Yu-ling Kongcu tidak menyianyiakan
kesempatan, lekas dia maju selangkah, tangan
terangkat terus membelah.
Coh-siang-hwi sedang melabrak seorang jago Tang-lingkiong,
jaraknya paling dekat, ditengah pertempuran sengit, dia
mendengar tongkat beratjatuh, sekilas dia melirik ke sana,
melihat sigede kecundang oleh Yu-ling Kongcu, tempo hari dia
pernah terluka juga pukulan Heks sat-ciang Tang-ling-sin-kun.
tahu betapa lihaynya pukulan sesat ini, maka tanpa ayal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekuatnya dia menggempur lawannya hingga terdesak
mundur. kaki kerahkan tenaga menjejak sekuatnya, tubuhnya
melambung keudara meluncur kesamping si gede, sambil
menahan napas dari samping dia menusuk telapak tangan
musuh.
Yu-ling Kongcu tengah lancarkan serangan mematikan,
tiba-tiba selarik sinar putih dingin menyambar tiba, betapapun
tinggi kungfunya, dia dipaksa menyelamatkan diri dengan
membatalkan serangan lebih dulu, lekas dia berkelit
kesamping. Dilihatnya pula asap beracun Heks-sat-ciangnya
tidak membawa pengaruh terhadap penyergapnya ini, lekas
dia melompat sambil ayun tinju menyerang.
Lebih penting menolong orang, maka coh-siang-hwi berdiri
tegak ditengah gelanggang sambil menuding pedang menahan
serangan musuh. Tapi kepandaian Yu ling Kongcu teramat
tinggi bagi dirinya, maka dia dipaksa melayani dengan cukup
berat.
It-ji-hwi-kiam yang dilancarkan Koan Yong bertubi-tubi
laksana semburan sumber air yang deras, lawan digempur
ketat sehingga keripuhan- Sementara Thi-pi-kim-to Tan
Kian-thay disamping melancarkan ilmu goloknya juga
mengembangkan coh-pit-kun (tinjau lengan kiri)
dikombinasikan permainan Pat-kwa-to-hoat, sehingga
perbawa permainannya berlipat ganda.
Sementara Liok Kiam-ping menahan Kelin dan Kelong,
tenaganya lebih kuat, ketrampilannyajuga lebih unggul,
namun permainan silat kedua paderi Tibet ini memang aneh
dan lihay pula, Lwekang mereka juga tangguh, hingga Kiamping
dipaksa untuk mencurahkan perhatiannya. Mendadak dia
bersiul, kedua tangannya melintir terus disendai dengan jurus
Llong-kiap-sin-gan.
Wi-liong-ciang merupakan ajaran silat warisan jaman kuno,
tampak bayangan telapak tangan berterbangan diselingi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gemuruh guntur yang menggelegar, seluruh Hiat-to ditubuh
lawan menjadi incaran jari jemarinya. Betapapun tingginya
kungfu Kelin dan Kelong, kapan pernah menyaksikan ilmu
pukulan selihay ini, denganjurus apa musuh menyerang,
hakikatnya dia belum melihat jelas, maka dia tidak berani
melawan dengan pukulan keras pula, dalam seribu
kesibukannya lekas dia kembangkan ajaran perguruan yang
tidak sembarang diajarkan kepada muridnya, yaitu Liu-sipbiau-
hong-pou-hoat, badannya bergeming langkahpun
bergerak.
Diluar tahunya jurus serangan Liok Kiamping tidak
diteruskan, sebelum tenaga dikerahkan, telapak tangan kiri
yang dilandasi tenaga berputar balik dengan jurus Liong-jiauking-
thian, secepat kilat menabok belakang batok kepala
Keling yang gundul.
Kelong sedang kebingungan karena kuatir Kelin mati
dibawah pedang Liok Kiam-ping, apapun dia tidak menduga
bahwa gerak gerik lawan bisa segesit setan, tahu-tahu sudah
putar balik kebelakangnya, serangannya jauh lebih dahsyat
dan sigap dari serangan yang terdahulu. Padahal angin
pukulan sudah menyentuh badan, berkelit jelas tidak sempat,
namun dia tetap berusaha menjejak kaki, badannya mumbul
kedepan, tapi terasa pinggangnya seperti ditumbuk Suatu
benda ribuan kati. mulutnya seketika mengerang tertahan,
orang nyapun ambruk tersungkur, darah menyembur sejauh
setombak dari mulutnya.
Sudah tentu Kelin tersirap kaget, serasa terbang arwahnya,
nyalinya pecah, lekas dia bersalto beberapa kali, menyelinap
kedalam rombongan orang banyak terus menghilang.
Baru sekarang Liok Kiam-ping sempat menjelajah pandang
sekelilingnya, dilihatnya si gede menggeletak ditanah, cohsiang-
hwi melindungi mati-matian menghadapi serangan Yuling
Kongcu, dia membatin sigede tentu semaput terkena
pukulan Hek-sat-ciang yang beracun, padahal dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekebalan badannya, tak mungkin dia bisa kecundang secepat
ini, kuatir coh-siang-hwi juga menjadi korban, lekas dia
melesat kesana, tiba diarena. langsung dia menepuk tangan
kearah Yu-ling Kongcu.
Pada saat yang sama, seorang jago pedang Tang-ling-kiong
secara diam-diam menyelinap kebelakang si gede yang
menggeletak miring tak bergerak. tiba-tiba pedangnya
menusuk kepunggungnya. Sudah tentu cohsiang-hwi Ih Tiauhiong
tersirap gusar, bola matanya melotot membara, untuk
membebaskan diri dari serangan Yu-ling Kongcujelas tidak
bisa, mana mungking dirinya mampu menyelamatkan jiwa si
gede.
Walau kepalang pusing tujuh keliling, pandangan
berkunang-kunang, tapi kekebalan si gede ternyata tidak jadi
pudar, punggungnya terasa sakit seperti kena lecutan pakaian
dipunggung, bolong dan sobek. garis putih seperti goresan
kapur menghias punggungnya.
Melihat si gede tidak kurang suatu apa, lega hati coh-sianghwi,
namun amarahnya juga memuncak. dia benci kepada
jago yang membokong secara licik, tanpa bersuara dengan
kertak gigi dia merangsa sengit.
Tang-ling-sin-kun didesak mundur berulang kali, karuan
semakin membara amarahnya, semula dia berikrar untuk
mengulur waktu, setelah para juru tembaknya menempati
posisi yang menguntungkan baru akan mengganyang musuh.
Tapi setelah dia menerawang arena pertempuran dilihatnya
pihak sendiri jatuh korban lebih banyak. orang-orang Hong-luipang
bertempur seperti banteng ketaton laksana harimau
ngamuk celakanya dua padri Tibet yang diandalkan juga
sudah dikalahkan, situasi jelas tidak menguntungkan
pihaknya, bila tidak segera melancarkan pukulan jahatnya,
kemungkinan urusan bisa berantakan, Serta merta dia
kerahkan Hek-sat-ciang-kang, dua gumpal asap hitam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyembur dari telapak tangannya menerjang kearah Kim-jitay-
beng yang menukik turun
Ditengah udara sedang menukik lagi, tahu-tahu dirinya
disongsong semburan asap hitam uncuk memutar tubuh jelas
tidal keburu lagi, lekas Kim-ji-tay-berg menahan napas serta
memberatkan badan anjlok kebawah turun ditanah.
Liok Kiam-ping berhasil membatalkan sergapan Yu-ling
Kongcu, baru saja dia hendak menyerang pula, ujung matanya
menangkap situasi yang mengancam jiwa rekan-rekannya
yang lain, dengan darah tersirap lekas dia menggentak,
tubuhnya melambung. kedua tangan mumpung tubuh masih
menerjang kemuka sekuatnya dia pukulkan menimbulkan
damparan angin lesus.
Begitu keterjang angin lesus gumpalan asap hitam beracun
itupun buyar, meski ada sebagian yang melanda kearah Kimji-
tay-beng, untung dia sudah menutup napas, hingga asap
racun tidak sampai melukainya. Tapi hatinya sudah kebat
kebit dan mengucap syukur.
Mumpung Liok Kiam-ping menolong Kim-ji-tay-beng, Yuling
Kong cupunya peluang berlari kearah barisan juru
tembaknya.
Dalam pada itu Gin-ji-tay-beng masih bertarung dengan
Hong Kiat, keduanya mengerahkan tenaga latihan puluhan
tahun, gempur menggempur adu kekuatan. Kini napas Gin-jitay-
beng juga sudah senin kempis, badan Hong Kiat sudah
basah kuyup, napasnya berat tinggal satu-satu, Limu puluh
jurus kemudian gerak gerik mereka mulai lamban. Setiap kali
mengadu pukulan harus diselingi istirahat yang cukup makan
waktu, begitu bentrok lantas terpencar pula, seperti bocah
bermain petak satu sama lain saling kejar. Seratus jurus
kemudian, gerakan mereka benar-benar diperhitungkan,
keduanya sudah kehabisan tenaga, laksana dian yang hampir
kehabisan minyak. namun jurus serangan yang dilancarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
justru merupakan ilmu simpanan yang sakti dan tunggal,
cukup lama baru melontarkan sejurus serangan
Jian-li-tok-heng masih terus mempermainkan Tay-bok-it-siu
dengan serangan dan olok-olok, tujuh turunan Tay-bok-it-siu
telah dimakinya hingga mata mendelik rambut berdiri, saking
murka dan gemas, ingin rasanya dia kremus musuh yang satu
ini. Maka serangannya dilandasi kekuatan besar, laksana angin
ribut saja dia menggempur dengan sengit.
Rangsakan badai Tay-bok-it-siu ini justru telah melanggar
pantangan bagi setiap pesilat didalam arena pertarungan
antara mati dan hidup. Melihat pancingan berhasil dan saat
sudah tiba, maka Jian- li-tok- heng juga lancarkan permainan
pukulannya mencapai puncak kehebatannya. Dengan
sendirinya keadaan Tay-bok-it-siu lebih mendekati adu jiwa
secara ngawur dan menghabiskan tenaga.
Kebetulan saat itu Jian- li-tok- heng tengah melancarkan
jurus cui-hun-cu-bu, (mengejar mega menyandak kabut),
kedua telapak tangannya menepuk secara bersilang,
kecepatannya luar biasa. Dirangsak oleh serangan hebat ini
Tay-bok-it-siu menyurut selangkah, telapak tangannya
sekalian balas menepuk kepundak kiri mengincar Thian-conghiat
di pundak kiri Jian-li-tok-heng mengundurkan kaki kiri,
berbareng tubuhnya berputar ke kanan, dlkala berputar itulah
sigap sekali tangan kiri sudah menggenggam dua butir biji
teratai besi.
Bila tubuhnya sudah berputar berhadapan, tangan kanan
mencengkeram pergelangan tangan Tay-bok-it-siu dengan
jurus memetik bintang merogoh rembulan
Karena jarak terlampau dekat, Tay-bok-it-siu dipaksa
berkisar sambil berkelit, diwaktu dia menyurut mundur inilah,
tangan kiri Jian-li-tok-heng menutupi lengan kanan yang
melengkung lalu menggunakan im-jiu menggentak. tampak
dua titik bayangan gem melesat ke kanan kiri pundak Taybok-
it-siu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jurus Am-toh-tan-jiang (diam-diam menyebrang sungai)
me rupakan jurus tunggal yang peranti untuk membebaskan
diri dari ancaman elmaut berbareng balas menyerang,
sebetulny merupakan permainan keji dan kotor, selama hidup
jarang dia guankan, kini mengingat dirinya berada di sarang
musuh, menguatirkan keselamatan para saudara yang
lainpula, maka dia tidakpikirkan resikonya lagi, tapi setiap dia
lancarkan jurus keji ini, tiada lawan yang mampu
menyelamatkan diri.
Tay-bok-it-siu diburu amarah, hatinya tegang dilandasi
emosi lagi, sehingga serangannya kurang kontrol, begitu
merasa samberan angin tajam dia juga sudah menginsyafi
adanya bahaya, secepat kilat dia berkisar sambil merendahkan
tubuh, meski cukup sigap dia bergerak tak urung pundak
kirinya terkena am-gi lawan
Jarak sedemikian, daya luncuran biji teratai besi teramat
besar hingga senjata rahasia itu tembus melobangi
pundaknya. Saking kesakitan dia menjerit ngeri, badannya
terhuyung tiga langkah.
Kali ini Jian-li-tok-heng tidak memberi ampun lagi, laksana
setan dia menubruk maju dengan mengayun kedua tangan
menyerang Hong-kay-hiat dan Tam-tiong-hiat didada orang.
Serangan ini lebih keji dan menamatkan riwayat orang. Karena
terluka gerak gerik Tay-bok-it-siu sudah jauh lebih lamban,
untuk berkelit sudah tidak mampu lagi, cepat dia sumbat
beberapa Hiat-to bagian atas disekitar luka, sekalian
menjatuhkan diri menggelundung kesana. Sayang usahanya
tetap terlambat serambut, pukulan lawan menyerempet Sengkiat-
hiat dan telak mengenai dada, tubuhnya terlempar dua
tombak darah menyembur dari mulutnya. begitu terbanting
ditanah dengan luka parah dan semaput.
Jian-li-tok-heng tahu, pukulannya berusaha teramat berat,
umpama tidak mati iblis tua ini pasti terluka parah, dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jangka lima tahun paling cepat baru bisa memulihkan tenaga
semula.
Setelah Tay-bok-it-siu dipukulnya roboh, tanpa ayal Jian-litok-
heng menyerbu kearah Kim-ji-tay-beng sambil bersiul
panjang keduanya mahir Ginkang tinggi, dari kiri kanan
mereka menggencat musuh mengudak keluar kalanganmenyusurijalanan
kecil mereka berlari kencang kearah kiri
terus berputar balik, hanya dalam sekejap tanpa banyak
mengeluarkan suara mereka sudah menyelinap kedalam
hutan, Mereka merunduk hati-hati dan penuh perhatian
menyelinap kebelakang barisan juru tembak yang sudah siap
membidikkan bedilnya.
Mendadak keduanya membentak bersama, kedua tangan
masing-masing menggempur dengan seluruh kekuatan
mereka kearah kawanan juru tembak. Maka terjadilah
penjagalan secara tuntas, di mana angin pukulan melanda
jiwa melayang mayat bergelimpangan. Kaki tangan protol
darah berhamburan. hanya beberapa orang yang sempat
melarikan diri kedalam hutan karma jarak mereka tidak
terjangkau oleh kekuatan pukulan mereka berdua, sekejap
mata musuh telah ngacir dan tidak kelihatan lagi.
Lekas Jian-li-tok-heng melejit kedepan mendekati beberapa
pucuk bedil yang ditinggalkan begitu saja, dengan gerak cepat
dia kumpulkan beberapa pucuk bedil, serta memegang satu
dan siap menarik pelatuknya.
Lain lagi yang dilakukan Kim-ji-tay-beng, dia langsung
memanjat keatas ngarai yang berpohon rotan menjuntai
kebawah, setelah melampaui sebuah gundukan karang, dia
menyusuri lekukan karang menyelinap kebelakang hutan
diarah lain, Ginkangnya tinggi gerakannya laksana burung
elang yang menyelinap keselah-selah dahan pohon- Bila dia
sudah tiba diatas kawanan juru tembak mendadak dia menarik
kedua lengannya, laksana malaikat dewata dia terjun dari
tengah udara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Juru tembak itu sedang tumplek perhatian kearah
gelanggang pertempuran didepan sana, mimpi juga tidak
menduga bahwa elmaut mengancam dari belakang hutan,
malah penyergap mempunyai Kungfu tinggi, bila mereka sadar
telah kedatangan musuh, untuk menyelamatkan diri atau
bertindak sudah tidak keburu lagi.
Sebelum Kim-ji-tay-beng anjlok kebawah, tenaga sudah
dikerahkan dikedua tangan, "Plak, plok" beruntun dua juru
tembak terdekat telah ditempeleng dan ditabok batok
kepalanya, dua jiwa melayang seketika. Begitu kedua kaki
hinggap diatas tanah, ke dua tangannya lantas bekerja,
cahaya emas lantas gemerlapan diudara, jeritan demijeritan,
berapa kali dia gerakan tangan mengangkat kaki, beberapa
orang telah dirobohkan lagi dengan patah tangan, kaki
keseleo, mayat tumpang tindih.
Saat itulah juru tembak diarah kanan sana sudah mulai
membidikkan bedilnya dengan suaranya yang menggelegar..
"Dar." asap mengepul pelor besipun beterbandan sehingga
daon-daon pohon rontok berhamburan dengan suaranya yang
keresekan.
Jian-li-tok-heng yang sembunvi di hutan sebelah depan
segera menggeser arah bedil, tapi dia tidak berani balas
menembak karena kuatir bila Kim-ji-tay-beng belum berhasil
dengan sergapannya, pihak dirinya kemungkinan bisa jatuh
korban lebih banyak, sekali salah langkah, urusan besar bisa
gagal total.
Sementara itu Kim-ji-tay-beng sudah menyikat juru tembak
dihutan sebelah kiri, segera dia angkat sepucuk senapan terus
menembak kearah hutan sebelah kanan- "Dar." karuan orangorang
Tang-ling-kiong tersirap kaget dan bingung, namun
nyali mereka memang sudah ciut, siapa berani mengadu jiwa
raga sendiri dengan pelor besi yang mengandung pasir besi,
ingin membuang bedil melarikan diri, namun Yu-ling Kong-cu
berada dibelakang mendorong semangat tempur mereka,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keadaan jadi serba susah, maju mundur berabe, terpaksa
hanya mengeluh dalam hati.
Mendengar tembakan Kim-ji-tay-beng Jian-li-tok-heng
kegirangan, segera diapun menarik pelatuk bedil menembak
kearah kanan, serumpun lidah api menerjang kearah hutan
sebelah kanan Maka Kim-ji-tay-beng tahu bahwa Jian-li-tokheng
juga sudah berhasil, tanpa ayal kembali dia membidik
pula dengan beberapa kali tembakau. Reaksi jian-li-tok-heng
juga tidak lambat, tembakan demi tembakanpun dibidikkan.
Suara "Dar, dor" tembakan bedil kuno memang cukup
keras hingga mereka yang lagi berhantam ditengah arena
pekak telinga.
Sudah tentu juru tembak orang-orang Tang-ling-kiong tidak
hiraukan perintah lagi, beramai-ramai mereka lari lintang
pukang keempat penjuru. Yu-ling Kongcu berkaok-kaok sambil
mengancam, tapi menyelamatkan jiwa lebih penting, Siapapun
tiada yang tunduk akan perintah dan ancamannya lagi.
Karuan amarahnya memuncak. sambil menggerung dengan
mata membara dia melompat ma menerjang kearena, Heksat-
ciang di lancarkan sekuat kemampuannya, yang dijadikan
sasaran serangan kejinya adalah para Hiangcu, Thocu Honglui-
pang. Tindakan Yu-ling Kongcu memang keji, di mana asap
hitamnya menyembur, beberapa jiwa seketika melayang.
Karuan beberapa jago kosen Hong-lui-pang yang sibuk
mengganyang musuh dipaksa putar balik melindungi orang
sendiri. orang-orang Tang-ling-kiong sebelumnya sudah
menelan obat pena war racun, kalau musuh kuatir menghirup
asap beracun sebaliknya pihak mereka menyerbu majupula
beramai-ramai. Melihat situasi yang mendesak bertaut alis Liok
Kiam-ping, mendadak dia membentak keras, tubuhnya melejit
ke atas menubruk kearah Yu-ling Kongcu.
Begitu tekanan menjadi enteng, Tang- ling-sin-kun kini
dapat bergerak bebas, make timbul niat jahatnya, jelas para
juru tembak dan bedil pihaknya sudah terjatuh ketangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
musuh, terpaksa dia kembangkan senjata ampuh satu-satunya
yang masih ada yaitu melancarkan Hek-sat-ciang yang ganas.
Kini ganti dia yang melabrak ke rombongan orang-orang
Hong-lui-pang. Lwekangnya tangguh maka Hek-sat ciang
memperlihatkan kekuatannya yang mengejutkan, sebelum
tenaga pukulan mengenai sasaran, semburan asap hitam telah
melanda lebih dulu, siapa saja sedikit menghirup asap hitam
ini, kontan jatuh pingsancoh-
siang-hwi Ih Tiau-hiong berteriak: "Kalian harus
menahan napas, cari tempat yang lebih tinggi dan melawan
angin," cara yang diserukan ternyata memang tepat, dalam
waktu dekat pihak Hong-lul-pang masih belum terancam
secara fatal, namun untuk bertahan selamanya diposisi yang
lebih menguntungkan jelas tidak mungkin, apa lagi mereka
harus melindungi orang-orang yang sudah keracunan, balas
menyerang juga serba susah.
Dalam pada itu Gin-ji-tay-beng dengan Hong Kiat sudah
berhantam dua ratus jurus, tenaga kedua belah pihak sudah
hampir ludes, bola mata mendelik bunder, keduanya saling
melotot dengan langkah berat maju setindak demi setindak.
Mendadak Gin-ji-tay-beng menggeram rendah, tenaga
terakhir dia kerahkan dikedua tangan terus menggempur
kedepan, Gumpalan angin pukulan memang menerpa, tapi
kekuatannya sudah jauh berkurang. Hong Kiat juga kertak
gigi, kedua tangan terangkat lurus didepan dada, dari pusar
dia kerahkan sisa tenaganya memapak pukulan lawan-\
"Blang" dua kekuatan beradu.
Kim-kong-ci Hong Kiat terg entak mundur pula tiga
langkah, tubuhnya sempoyongan, tenggorokan terasa anyir,
meski sekuatnya dia menahannya supaya tidak tumpah, tapi
darah tetap meleleh dari ujung mulut, jelas luka-lukanya
tambah parah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Giniji-tay-beng hanya tergentak selangkah, namun darah
bergolak didadanya, matapun berkunang-kunang. Ternyata
kedua musuh ini masih belum kapok, sudah selemah itu
kondisi mereka, tapi masih belum ada yang mau kalah dan
mengakhiri pertarungan adu jiwa ini. Dengan langkah berat
limbung kembali mereka maju selangkah dua langkah akhirnya
berhadapan pula dalam jarak dekat.
Tembakan-tembakan dari sebelah kanan sudah bungkam,
Jian-li-tok-heng dan Kim-ji-tay-beng mendengar pertempuran
ditengah arena bertambah kalut, maka mereka menduga Yuling
Kongcu mengabaikan bedil-bedil, mereka terjun ketengah
arena. Secepatnya mereka menghancurkan bedil rampasan,
lalu meluruk kehutan sebelah kanan. Bedil-bedil yang
ditinggalkan, mereka hancurkan pula, terus terjun ketengah
gelanggang..
Tang-ling-sin-kun sudah mengembangkan Hek-sat-ciang
pada tingkat paling tinggi, bau amis mengarungi seluruh
gelanggang pertempuran, Gin-ji--ay-beng sedang mengadu
kekuatan terakhir dengan Hong Kiat, keadaannya sudah
benar-benar lemah kehabisan tenaga, mana dia sempat
perhatikan keadaan sekelilingnya, kebetulan dia berdiri diposisi
bawah jadi menghadap kearah datangnya angin
Sekilas dia tarik napas, hawa racunpun disedotnya cukup
banyak, kontan badannya limbung dan tersaruk jatuh ditanah.
Kim-kong-ci Hong Kiat mengira ada peluang, mendadak dia
menghimpun tenaga dan semangat, maju dua langkah
tangannya terus diayun Untung Kim-ji-tay-beng terjun kearena
tepat pada waktunya, melihat adiknya terluka dan semaput,
kini hampir dipukul Hong Kiat pula, lekas dia menghardik
sambit mempercepat langkahnya, laksana luncuran anak
panah dia memburu kedepan Hong Kiat.
Sinar emas berkelebat, anginpun menderu kencang
menindih keatas kepala Hong Kiat..
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi asap hitam mengebul menghadang jalan, Kim-ji-taybong
harus bergerak secara hati-hati. sehingga gerakannya
banyak tertunda, dengan sendirinya tenaga pukulannya
banyak berkurang, maka Hong Kiat hanya tergentak mundur
jatuh tersungkur.
Begitu tiba ditengah gelanggang tampak oleh Jian-li-tokheng,
orang-orang Tang-ling-kiong sudah memburu datang
pula, yang diburu dan diincar adalah orang-orahg Hong-luipang
yang sudah tidak berkutik ditanah, seorang Hiangcu
yang semaput ditanah sudah terbunuh oleh bacokan senjata
musuh, keadaan yang lain juga amat berbahaya. Lekas dia
rogoh segenggam biji teratai besi, kedua tangan menimpuk
dengan gaya hujan kembang di angkasa, dia taburkan biji
teratai besinya kearah orang-orang Tang-ling-kiong.
Orang-orang Tang-ling-kiong tengah kegirangan, pikirnya
dengan mudah dapat mengganyang musuh, tak nyana belum
lagi mereka banyak bertindak jiwa sendiri sudah amblas
disambar biji teratai besi, tidak sedikit yang menjerit roboh,
yang selamat dan hanya terluka segera sipat kuping.
Tapijumlah mereka memang terlalu banyak. yang depan roboh
yang belakang maju pula. Walau biji teratai besi amat ampuh,
betapapun tak mampu membendung arus manusia yang
menyerbu secara bergelombang. jelas situasi amat mendesak.
Menghadapi situasi yang amat kritis coh-siang-hwi tidak
pernah gugup atau bingung otaknya memang encer,
disamping mencari akal dia bantu para Hiangcu dan Thocu,
mumpung
Kim-ji-tay beng dan Jian-li-tok-heng memburu datang
membendung serbuan orang-orang Tang-ling-kiong. lekas dia
pimpin beberapa orang mengumpulkan kawan-kawan mereka
yang roboh kesuatu tempat serta dijaga ketat, situasi berobah
lebih enteng dan tidak segawat tadi.
Bukan kepalang benci Liok Kiam-ping akan kelicikan dan
kekejian Yu-ling Kongcu dan bapaknya, begitu menerjang tiba
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia menyerang dengan jurus Llong-kap-sin-gan. Wi- liongciang
adalah ilmu pukulan digdaya, kini dia menyerang
dengan amarah lagi. Maka perbawanya lebih dahsyat. Sekujur
badan Yu-ling Kongcu seperti dikurung oleh lapisan telapak
tangan
Dulu Yu-ling Kon-cu pernah kecundang ditangan Liok Kiamping,
Lwekang Liok Kiam-ping sekarang jauh maju berlipat
ganda, sebelum tenaga pukulan tiba, damparan angin sudah
menyapu tiba, karuan pecah nyali Yu-ling Kongcu, lekas dia
kembangkan langkah ajaibnya, sekuatnya mengegos tujuh
kaki kepinggir.
Bahwa serangannya luput amarah Liok Kiam-ping semakin
memuncak. segera dia melompat keatas denganjurus Llonghwe-
kiu-thian menyerang musuhnya pula.
Begitu ujung kaki menyentuh tanah, tenaga gempuran
musuh laksana tindihan gunung ambruk telah mengancam
punggungnya pula, untuk berkelit lagi kali ini sudah tidak
keburu, tapi otaknya memang licik, meski terancam bahaya
tidak lupa dia mencari akal menyelamatkan diri, terpaksa dia
menjatuhkan diri dengan gerakan keledai malas bergulingan
dia menggelundung setombak lebih.
Tenaga pukulan Liok Kiam-ping kedua inijauh lebih ampuh,
"Biang" tempat dimara
Yu-ling Kongcu berpijak barusan terpukul bolong, tanahnya
seperti dikeduk rata. Yu-ling Kongcu menggelundung cukup
cepat, tapi sekujur badan teruruk oleh tanah yang terkeduk
oleh kekuatan pukulan tangan Kiamping, keadaannya sungguh
lucu dan ruyam.
Melihat putra kesayangannya terancam oleh Liok Kiamping,
lekas Tang-ling-sin-kun memburu kebelakang Liok Kiamping,
tanpa buka suara mendadak dia menggempur
punggungnya. Tujuannya menolong jiwa putranya maka dapat
dibayangkan perbawa kekuatan pukulannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tahu musuh menyergap dengan serangan dahsyat, Kiamping
kerahkan Kim-kong-put-hoay-sin-kang menutup seluruh
badan. Begitu teka nan pukulan Tang-ling-sin-kun tiba
dibelakang tubuhnya, maka terdengarlah letupan beruntun,
seperti riak gelombang yang berbuih terus sirna tanpa bekas.
Karuan saking kaget berobah air muka Tang-ling-sin-kun,
pikirnya: "Sinkang bocah ini agaknya sudah pulih dan maju
berlipat ganda pula malah, pertempuran hari ini agaknya sulit
mempertahankan Tang ling- kiong pula." "karuan merinding
bulu kuduknya, keringat dinginpun bertetesan. mendadak dia
mencebir bibir bersiul sekali, diam-diam dia memberi tanda
rahasia kepada Yu-ling Kong cu putranya supaya lekas
melarikan diri. Sementara kedua tangan dengan segala daya
kemampuannya menggempur Kiam-ping beberapa jurus.
Mendengar suara Yu-ling Kongcu tahu maksud sang ayah,
segera dia putar badan menyerbu kearena pertempuran orang
banyak kembali dia kembangkan Hek-sat-ciang, seperti gila
dia merabu kepada musuh.
Kuatir pihak sendiri jatuh korban pula, lekas Kiam-ping
menepuk sejurus serangan kepada Tang-ling-sin-kun, dari
arah samping mendadak dia mencegat ke sana. Ternyata
tindakan Yu-ling- Kongcu hanya pancingan belaka, begitu Liok
Kiam-ping memburu kemari, segera dia menyelinap kedalam
rombongan anak buahnya terus menghilang. Setelah
meluputkan diri dari serangan Kiam-ping, melihat sang putra
sudah berhasil menyelamatkan diri, kuatir Kiam-ping membalik
melibat dirinya dalam pertempuran sengit pula, lekas dia
mencelat mundur, sempatjuga dia meraih tubuh Hong Kiat
yang menggeletak terus lari kepinggir laut dan menghilang.
Kejadian berlangsung sekejap mata orang-orang yang lagi
baku bantam itu ternyata tiada yang tahudan sadar bahwa Yuling
sin-kun bapak dan anak telah melarikan diri.
Melihat tidak sedikit anak buahnya yang menggeletak
keracunan, bila tidak segera diberi pertolongan, racun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyerang jantung, meski punya obat dewa juga takkan
mungkin bisa ditolang lagi. Maka dia bekerja secara kilat, Hiatto
mereka dia tutuk satu persatu, lalu dia keluarkan tiga
kelopak kembang teratai saiju, serta dibagi-bagikan kepada
semua yang menjadi korban
Soat lian obat mujarab, bagi mereka yang keracunan
membawa khasiat yang luar biasa, untung orang banyak tidak
berat keracunan, tiga kelopak kembang salju itu sudah lebih
dari cukup untuk menolong mereka.
Tengah Kiam-ping sibuk menolong anak buahnya itu,
mendadak didengarnya sempritan melengking sahut
bersahutan, waktu dia angkat kepala, dilihatnya anak buah
Tang-ling-kiong sedang berlompatan mundur kepinggir laut
dan ngacir kedalam hutan. Agaknya baru sekarang mereka
sadar bahwa Tang-ling-sin-kun dan anaknya telah
menyelamatkan jiwa lebih dulu, tahu Tang ling-kiong takkan
kuat bertahan lagi, maka beramai-ramai mereka melarikan
diri. Kim-ji-tay-bengJian-li-tok-heng dan lain-lain sudah
mengudak dan mengganyang musuh, namun Kiam-ping
keburu mencegah dan menarik balik mereka.
Lekas sekali para korban sudah siuman, Kiam-ping sendiri
sudah mandi keringat. Belum lagi mereka sempat mengatur
napas, mendadak dari arah barat daya terdengar dentuman
keras, asap biru tampak meluncur ketengah udara lalu
meledak keras memercikan kembang api dan asap merah.
Itulah tanda bahaya yang sudah dipersiapkan oleh pihak
Hong-lui-pang, karuan hati Kiam-ping beramai kaget dan
gugup,
Kiam-ping membatin: Kemungkinan Pa-kim Tayhud sudah
meluruk ke Kwi-hun-ceng, maka markas pusat perlu
memberikan tanda bahaya dan minta bantuan Maka dia
perintahkan Kim-ji-tay-beng dan It-cu-kiam Koan Yong
sementara tetap tinggal diatas pulau ini, menghancurkan
sarang musuh, untuk segera menyusul pulang. lalu Kiam-ping
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pimpin semua anak buahnya kembali, dengan tiga kapal yang
mereka bawa lekas sekali mereka sudah berlayar menuju ke
ciok-swi-cun.
Dalam perjalanan kembali ke ciok-wi-cun itulah, mendadak
terlihat dari depan meluncur mendatangi sebuah tongkang
kecil sempit yang berlajupesat kearah kapal mereka.
Lwekang Kiam-ping tangguh daya, penglihatannya jauh
lebih tajam dari orang lain, jarak masih jauh, tapi dia sudah
melihat Suma Ling-kong berdiri diujung tongkang sambil tolak
pinggang mengawasi kedua kapal besar yang mendatangi.
Kebetulan cuaca cerah cerah, tiada angin tiada ombak. kapal
berlaju dengan kecepatan tinggi, dalam sekejap tongkang
kecil itu sudah dalam jarak sepanahan Kiam-ping segera
memberi tanda kapal memperlambat daya lajunya. setelah
dekat benar, Kiam-ping memberi aba-aba lalu meraih tambang
panjang yang dilemparkan Suma Ling-khong.
Tongkang kecil itujuga tidak dinaikan, cuma ditambat
disamping kapal hingga berlaju jajar melanjutkan perjalanan
kedepan.
Setelah berada di atas kapal Suma Ling-khong lantas
melaporkan keadaan Kwi-hun-ceng. Ternyata Pa-kim Tayhud
dengan ke empat muridnya telah meluruk ke Kwi-hun-ceng,
katanya mau menuntut balas kematian Keting dan Keling. Aipong-
sat Thong cau dan Pi-lik- jiu cin Khay sedang pimpin
seluruh kekuatan yang ada menghadapi tantangan musuh.
Lwekang tangguh, kepandaian tinggi, seorang diri Ai-pongsut
Thong cau masih mampu menghadapi Pa-kim Tayhud
seorang, tapi keempat murid besarnya itujuga memiliki Kungfu
tinggi, beringas dan mahir berperang, jelas Pi-lik-jiu ciu Khay
danpara Hiang-cu yang ditinggalkan susah melawan
ketangkasan mereka. Beruntung jumlah mereka lebih banyak
dengan kekuatan keroyokan yang terpimpin, sementara
serbuan musuh masih dapat dibendung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat situasi amat mendesak. jiwa orang-orang sendiri
terancam bahaya, suatu kesempatan Ai-pong-sut menimpuka
n pelor tanda bahaya. Dalam jarak belasan li orang-orang
Hong-lui-pang dipendam sepanjangjalan antara markas pusat
sampai ke ciokswi-cun, maka secara beruntun, dari satu
penjagaan kepenjagaan yang lain tanda bahaya dan minta
bantuan itu terus disambung sehingga terlihat dari Tang lingkiong.
Terakhir Suma Ling-khong yang melepas tanda s.o.s itu
sehingga terlihat oleh Liok Kiamping dan lain-lain
Segera Kiam-ping suruh coh-siang-hwi dan lain-lain
membantu para kelasi sehingga kapal layar ini laju lebih cepat
lagi, beruntung saat itu ada angin buritan lagi, sehingga
perjalanan yang biasa makan waktu dua jam kali ini bisa
ditempuh dalam satu jam lebih sedikit, lekas sekali orang
banyak sudah mendarat di ciokswi-cun.
Suma Ling-khong kembali menjadi pelopor barisan, dia
menunjukan jalan dan arah sehingga Liok Kiam-ping bisa terus
membedal kuda secara berganti memburu ke Kwi-hun-ceng,
belum setengah perjalanan kuda mereka sudah ambruk
keletihan, terpaksa mereka ganti berlomba lari, semula
rombongan mereka masih bisa bergerombol, namun karena
Ginkang masing-masing berbeda lama kelamaan banyak yang
ketinggalan di belakang, jarakpun makin jauh.
Celaka adalah si gede yang tidak pernah meyakinkan
Ginkang, dia hanya bisa barlari dengan langkah lebar, meski
sudah kerahkan seluruh tenaganya, tetap dia ketinggalan
paling belakang. keringat sudah membasahi badan, napas
juga egos-ngosan.
Dua jam lamanya Liok Kiam-ping tancap gas, berlari dalam
keeepatan tinggi, Kwi-hun-ceng sudah tampak dikejauhan-
Jarak masih cukupjauh, namun dia sudah mendengar gegap
pertempuran yang riuh rendah.
Amarah Kiam-ping mendidih dirongga dadanya, segera dia
percepat larinya, tubuhnya meluncur bagaikan anak panah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melampaui sungai pelindung perkampungan Sekilas dilihainya
Ai-pong-sut sedang berhantam sengit melawan seorang padri
Tibet bertubuh tinggi besar berkasa merah dengan gelang
emas melingkar diatas kepalanya yang gundul. Takjauh
dipinggir sana, Pi-likjiu ciu Khay bersama orang-orang Honglui-
pang lainnya sedang mengerubut dua padri Tibet kasa
kuning yang menyerang bagai serigala kelaparan jelas pihak
mereka terdesak payah meski berjumlah lebih banyak.
dipinggir gelanggang menggeletak tiga mayat orang-orang
pihak Hong-lui-pang yang jadi korban keganasan musuh.
---ooo0dw0ooo---
Marilah kita bertolak kebelakang sejenak. Dua hari setelah
rombongan Kiam-ping berangkat, menjelang lohor peronda
kampung jauh diluar garis sungai pelindung berlari tergopoh
mernberi laporan: "Ada lima padri yang tidak diketahui asal
usulnya, tanpa hiraukan peringatan juga tidak mau
menjelaskan maksud kedatangan mereka, tapi Lwekang dan
Kungfu mereka teramat tinggi terus menerjang kedalam
perkampungan, beberapa kawan telah ditutuk mati kutu,
gelagatnya tidak menguntungkan bagi Hong-lui-pang kita."
Ai-pong-sut yang memperoleh laporan melengak kaget,
sejenak dia berpikir tak habis dia berpikir, kawan atau musuh
yang meluruk datang, lekas dia panggil Pi-lik-jiu dan pimpin
para Hiang-cu yang lain keluar menyambut, tak lupa dia
perintahkan perketat penjagaan
Waktu mereka tiba dipintu gerbang perkampungan, tampak
lima padri berdiri jajar menghadang pintu. Yang berdiri
ditengah adalah seorang Thauto (imam berambut) dengan
rambut ubanan muka merah seperti bayi usianya sudah tujuh
puluhan, kedua matanya terpejam, wajahnya yang keriputan
tampak merah, mirip sebuah patung batu, yang diletakan
ditengah jalan. Dikanan kirinya berdiri masing-masing dua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
padri berkasa kuning, semuanya beralis tebal, mata melotot
bertampang bengis dan menyeramkan
Ai-pong-sut Thong cau membatin: "orang sering bilang,
bukan naga ngamuk takkan menyebrang kali, kawanan padri
yang tidak memiliki kepandaian tinggi takkan berani bersikap
garang dan berani meluruk ke Kwi-hun-ceng, maksud
kedatangan mereka jelas hendak mencari gara-gara, hari ini
aku harus hadapi mereka dengan hati-hati, apalagi tampang
mereka begitu bengis dan buas, jelas bersikap bermusuhan"
segera dia tampil kedepan serta menyapa lantang: "Harap
tanya siapakah nama-nama gelar Taysu dan tetirah
dikelenteng mana selama ini ? Apa maksud kedatangan kalian
ke Kwi-hun-ceng kita ? Semoga sudi menjelaskan pula."
Padri berambut dengan tubuh kekar gede ditengah
mendadak membuka kedua matanya, sinar terang mencorong
dari bola matanya, suaranya berat: "Asal Pat-pi-kim- liong
keluar, urusan akan mudah dibereskan, kalian tidak perlu
tanya siapa kami.'
Melihat betapa j umawa sikap mereka, "Ai-pong-sut yang
berdarah panas ini amat gusar, tapi latihan Lwekangnya
tinggi, kesaabarannya juga melebihi orang biasa, Sebelum dia
tahu asal usul lawan dan tahu maksud kedatangannya,
sedapat mungkin dia kendalikan emosi, katanya: "Siang
kemaren karena sesuatu urusan penting Liok pangcu sedang
keluar pintu. Taysu boleh jelaskan apa maksud
kedatanganmu, bila dia sudah pulang pasti akan kulaporkan
kepadanya."
Padri berambut itu menyeringai: "Masa begini kebetulan,
kami datang dari Lun-put-si di Tibet selatan, dari ribuan li
meluruk kemari, memangnya harus percaya oleh beberapa
patah omonganmu, pulang dengan penasaran, apapun kami
harus masuk menggeledah perkampungan ini. Sicu silakan kau
minggir." habis bicara kakinya bergerak terus melangkah lebar
menerjang kedalam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Padri tibet ini bergelar Pa-kim Tayhud, pemimpin besar
Lun-put-si di Tibet selatan, kedudukannya hanya dibawah
Dalai Lama, Kungfunya merupakan aliran tersendiri dan
menjagoi Tibet Selatan, Thian-liong-toa-patsek yang
diyakinkan pernah menggetarkan Bulim. Waktu mengembara
diBulim dahulu Ai-pong-sut pernah merasakan sendiri
kelihayan lawan, pada hal waktu itu taraf kepandaiannya juga
belum seberapa, dia yakin dengan bekal kemampuannya
sekarang kira-kira dirinya masih mampu mengatasinya. Kini
meski dia agak tercengang menghadapi kekasaran lawan,
jelas dirinya dipaksa untuk turun tangan-segera dia
membentak: "Berdiri Kwi-hun-ceng adalah markas pusat
Hong-lui-pang, mana boleh kau trobosan di tempat suci kita,
agaknya kau memang mencari setori, silahkan pamer
kepandaianmu, Losiu akan melayanimu."
Pa-kim Tayhud gelak tertawa, katanya: "Kakek cilik
ternyata bernyali besar, tentunya kau bukan orang yang tidak
ternama, sebutkan dulu nama gelarmu, akan kupertimbangkan
apakah setimpal menghadapiku."
Sudah puluhan tahun Ai-pong-sut Thong cau melang
melintang di kangouw, kapan pernah dihina begini rupa,
saking gusar dia terbahak-bahak serunya: "Losiu Thong cau,
seorang kroco di Kangouw, marilah kau coba rasakan sekali
pukulanku." kedua tangan segera menyodok dengan delapan
kekuatan tenaganya kearah Pa-kim Tayhud.
Lwekang Pa-kim Tayhud sudah mencapai taraf sempurna,
melihat lawan menyerang, dia hanya sedikit merendahkan
pundak. kedua tangan terangkat, dengan lima tenaganya
balas menepuk kearah serangan musuh. Dua jalur kekuatan
bentrok "Dar." Ai-pong-sut kelihatan limbung tapi tidak
tergeser dari kedudukan, sebaliknya Pa-kirn Tayhud tertolak
mundur tiga langkah. Baru sekarang dia insaf dirinya dirugikan
karena terlalu memandang enteng lawan, dihadapan keempat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
muridnya dia kecundang karuan amarahnya membara, saking
murka dia terkial dingin:
"Tidak nyana, kakek kecil seperti kau juga punya bobot,
marilah adu kekuatan sekali lagi." kali ini dia menekuk lutut
pasang kuda-kuda, lengan bawah menempel dada ke dua
telapak tangan terkembang menghadap keluar, dengan
mengerahkan setaker tenaga kedua tangannya mendorong
kearah Ai-pong-sut.
Damparan angin badai seketika menggulung menyebabkan
hawa bergolak dengan desis suaranya yang ribut. Dalam
gebrak pertatria beruntung dirinya lebih unggul seurat, kini
melihat lawan menggempur dengan seluruh kekuatannya, tak
berani dia melawan, lekas dia mengegos minggir setombak
sambil berkelit dia merogoh keluar sebutir pelor peringatan
ditimpukan keudara, pelor itu meledak mengeluarkan asap
biru membumbung lebih tinggi ke angkasa, ledakanpelor
minta bantuan ini lekas sekali sudah terdengar oleh komisaris
umum Suma Lingkhong yang berada di clokswi-cun,
selanjutnya meneruskan kepada Liok Kiam-ping dan kawankawan-
Melihat lawan melepas pelor Pa-kim Tayhud tahu bahwa
lawan minta bantuan, maka dia lebih yakin lagi seorang Aipong-
sut cukup dirinya melayaninya, jikalau pihak lawan
kedatangan bala bantuan, pihak sendirijelas akan kalah. Rasa
jeri yang menggelitik sanubarinya seketika sirna, diapun
bersiul memberi aba-aba kepada keempat muridnya, Empat
padri yang menonton dipinggir gelanggang segera merubung
maju melabrak orang-orang Hong-lui pang.
Begitu pertarungan di mulai Pi-lik-jiu ciu Khay sudah
menaruh perhatian terhadap keempat Lama jubah kuning ini,
kini melihat mereka maju serentak. segera dia siapkan anak
buahnya: "Hayo, ganyang musuh.' dia mendahului mencegat
salah satu dari keempat Lama itu. Tiga Lama yang lain
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berpencar melabrak orang-orang Hong- lui-pang, pertempuran
menjadi kacau dan suara gegap gumpita.
Pa-kim Tayhud juga pergencar serangannya, dibarengi
gerak langkah yang gesit pula Ai-pong-sut sudah merasakan
kelihayan musuh, maka diapun kerahkan seluruh
kemampuannya, segala pikiran dan semangat dipusatkan,
dengan penuh waspada dia layani rangsakan musuh.
Berhasil mendesak musuh Pa-kim Tayhud bertambah
garang, lawan tidak diberi peluang lagi ? Begitu serangan
dilancarkan, segencar baling-baling bayangan telapak
tangannya merabu seluruh Hiat-to mematikan ditubuh Aipong-
sut.
Untung ketangkasan gerak Ai-pong-sut cukup lihay,
perawakannya kate kecil dan kurus lagi maka dia leluasa
bergerak diantara samberan pukulan lawan Dalam sekejap
lima puluh jurus telah tercapai, Pa-kim Tayhud insyaf bila
pertempuran berjalan lama pasti tidak menguntungkan
pihaknya, maka dia bertekad selekasnya mengakhiri
pertarungan, maka gerakan kedua kaki tangannya semakin
gencar, disamping dia memberi semangat kepada keempat
muridnya menggasak musuh sebanyak mungkin-
Sekonyong-konyong terdengar jeritan seorang anggota
Hong-lui-pang, sedikit lena punggungnya kena dijambret oleh
ceng krama n seorang Lama, tubuhnya lantas dilempar pergi
lima kakijauhnya, roboh untuk tidak berkutik lagi.
Pik-lik-jiu ciu Khay takjauh dari tempat kejadian, ingin
membantujuga sudah terlambat, apalagi lawan yang
dihadapinya cukup tangguh, seorang diri hakikatnya dia
sendiri merasa berat melayaninya, mana sempat menolong
orang lain, terpaksa dia menyaksikan seorang kawannya
roboh binasa. Namun bola matanya mendelik buas.
Hiiiaaat... ' ditengah pekik liarnya, serentak dia lontarkan
enam jurus pukulan-Lama yang jadi lawannya gelagapanjuga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
oleh rangsakan lihay dan mendadak ini, seketika dia terdesak
mundur tiga tindak.
Sementara itu Ai-pong-sut yang melabrak Pa-kim Tayhud
sudah mencapai seratus jurus, betapapun ganas dan lihay
serangan Pa-kim Tayhud, namun ujung pakaian lawanpun tak
mampu disentuhnya. Mendadak Pakim Tayhud merobah
permainan, badannya yang segede anak kerbau mendadak
mencelat keudara, kedua lengan terkembang, ditengah udara
berputar laksana seekor naga, pukulan telapak tangannya
membawa gemuruh guntur menindih kearah Ai-pong-sut.
Begitu dia mengembangkan Thian-liong-toa-pat-sek.
perbawanya sungguh laksana guntur menggelegar kilat meny
amber, bayangan pukulan berderai diang kas a, sehingga
susah dijaga atau dibendung.
Dahulu pernah Ai-pong-sut melihat gerakan pukulan tangan
yang khas dan lihay ini, tapi dulu Lwekang lawan masih belum
mencapai taraf yang dikehendaki,jadi perbawanya tidak begitu
hebat, kini setelah puluhan tahun kembali Pa-kim Ta yhud
melancarkan serangan terhadap dirinya, gelagatnya berbeda
pula, mau tidak mau dia kerepotan dan gelagapan pula, waktu
melawannya jug a terasa bimbang dan kurang mantap.
Untung Ginkangnya sudah mencapai tarap tinggi,
langkahnya ajaib pula, sekuatnya dia kembangkan kesebatan
tubuhnya baru selamat dari serangan lawan- Tapi hanya
berkelit dan mandah diserangjuga bukan cara bertempur yang
benar, sehingga dalam melayani serangan lawan terasa makin
terdesak dan payah.
Setiap jurus dari permainan Thian-liong-toa-pak-sek ini
mengandung tiga gerakan variasi, setiap gerakan terbagi pula
tiga tipu lihay, setiap tiga jurus dilancarkan harus berganti
napas sekali. Bila ilmu pukulan ini dilancarkan harus dilandasi
kekuatan Lwekang yang sudah diyakinkan puluhan tahun,
tenaga terpusat dipusar kekuatan tersalur ke seluruh tubuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang membutuhkan jadi berbeda dengan langkah Ling-hi-poukhong
tubuhnya bergerak diudara.
Pa-kim Tayhud mengejar kemenangan dalam waktu
singkat, maka seluruh tenaga dan
kemampuannya dipertaruhkan, gerak kedua tangannya
menimbulkan damparan angin sekeras amukan badai dig urun
prahara. Melihat betapa dahsyat lawan mempergencar
serangan, sedikit lena pasti jiwa melayang, lekas Ai-pong-sut
konsentrasikan pikiran, sekuat tenaga dia hadapi dan lawan
serangan musuh dengan tabah.
Kedua orang adalah jago kosen Bulim yang jarang ada
tandingan, Lwekang mereka sudah mencapai taraf
kesempurnaannya, dengan adu kekuatan setaker tenaga ini,
maka dapat dibayangkan betapa hebat pertempuran ini.
Benturan demi benturan terus berlangsung, saking dahsyat
akibat dari adu kekuatan ini, pohon-pohon tiga tombak
disekitar arena tersapu gundul daonnya oleh getaran angin
pukulan mereka, ditengah- kepulan debu yang membumbung
tinggi hakikatnya susah dibedakan bayangan kedua orang
yang lagi baku bantam ini.
Sebetulnya Ai-pong-sut Thong cau dapat menundukan
lawan dengan ilmu tunggal perguruannya Yan-yam-tam
(sepasang pelor belibis), namun setelah pertempuran
memuncak sejauh ini, kesempatan mengeluarkan kedua
bandulannya itu sudah tiada, mana mungkin dia melancarkan
ilmu tunggalnya itu, terpaksa dia kembangkan Ginkangnya,
mengikuti situasi dia berlompatan kian kemari.
Dua ratus juras telah tercapai, kedua orang yang baku
hantam ini masih terus berkutet siapapun tidak berani lena.
Keduanya ingin menuntut balas kematian orang pihaknya yang
telah gugur, meski tenaga sudah banyak terkuras, namun
mereka masih terus serang menyerang dengan tenaga berat.
Pertempuran dahsyat yang jarang terjadi dan terlihat di Bulim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Saking murka otot hyau diatas kepala Pi-lik-jiu ciu Khay
tampak merongkol keluar mulutpun berkaok-kaok, namun dia
tidak mampu membantu anak buahnya yang digasak musuh.
Dua Lama tampak melompat jauh ke depan terus menerobos
kedalam perkampungan
Kalau dibagian luar pertempuran berjalan seru, penjagaan
didalam perkampungan juga cukup ketat, namun jago-jago
lihay mereka sudah dikerahkan diluar, maka sisa yang berjaga
didalam tidak berarti sama sekali.
Siau Hong sebetulnya ingin ikut Kiamping dalam
penyerbuan ke Tang- ling- kiong, namun setelah bujuk sana
bujuk sini terpaksa dia mau ditinggalkan, beberapa hari ini
hatinya sedang masgul, maka seharian dia tidak mengunjukan
diri, saat itu dia sedang bermalas-malasan diatas tempat tidur.
Begitu musuh menggrebek datang Ai-pong-sut lantas
melarang siapapun memberitahu kepadanya. Setelah
pertempuran berjalan cukup lama, pekik dan jeritan diarena
pertempuran semakin keras dan mengerikan, dalam
keheningan diatas loteng, Siau Hong dapat mendengarkan
sayup,sayup, semula dia kira orang-orang Hong-lui-pang
sedang latihan secara masal, tapi lama kelamaan dia
mendengar juga suara jeritan yang menyayat hati terasa
gelagat tidak beres, memangnya hati sedang masgul, pikiran
kalut lagi, kepingin melakukan sesuatu. Bergegas dia
melompat turun dari ranjang terus lari keluar.
Baru raja dia sampai di Hong-lul-ting, bentakan dan jeritan
itu terdengar riuh dari pekarangan luar. Segera dia percepat
langkahnya melesat keluar. Sejak menelan soat-lian,
Lwekangnya maju berlipat ganda, mendapat bimbingan
danpetunjuk Kiam-ping lagi serta latihan bersama jago-jago
kosen pula, maka taraf kepandaiannya sekarang sudah cukup
tangguh, kira-kira satu kelas denganjago kosen di Bulim.
Begitu tiba diarena pertempuran, seketika matanya
mendelik gusar, alis tegak berdiri. Dilihatnya dua lama jubah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kuning berperawakan tinggi besar sedang mengganas, korban
sudah berjatuhan dengan mengerikan- Tapi orang-orang
Hong-lui-pang tiada yang takut mati, gugur satu maju dua,
depan roboh yang belakang mendesak maju, semangat
tempur mereka yang tinggi sungguh cukup membuat jeri
musuhnya.
Disertai pekik melengking Siau Hong jinjing pedangnya
meluruk kearah salah satu padri Lama terus menusuk.
Bencinya keliwat batas karena Lama ini terlampau ganas dan
keji, maka serangannya ini menggunakan jurus Hian-li-kiamhoat
yang baru saja diyakinkan.
Hian-li-kiam-hoat memang serasi untuk permainan seorang
perempuan, gerakannya gemulal enteng dan lincah, setiap
gerakannya merupakan serangan yang ketat hingga Lama itu
didesaknya mundur. Sayang dia baru belajar dan gerakan
belum sempurna, Lwekangnya belum cukup kuat untuk
melandasi permainan ilmu pedangnya, hanya sekejap
serangannya kuncup ditengah jalan, dari pihak yang
mendesak segera menjadi pihak yang didesak malah. Pada hal
ilmu pedang ini khusus bermanfaat untuk menyerang, kini
terpaksa hanya untuk bertahan, maka keadaannya semakin
parah.
Lima puluh jurus kemudian dia sudah terdesak dibawah
angin, sekujur badan basah kuyup oleh keringat, napasnya
pun tersengal berat.
Melihat betapa cantik menggiurkan gadis lawannya ini,
timbul niat jahat Lama jubah kuning, untuk membekuknya
hidup - hidup, maka serangannya diperhitungkan sekali, kalau
tidak sejak tadi Siau Hong tentu sudah dikalahkan,
mungkinjiwa juga sudah melayang.
Pertempuran dibilangan luar ternyata masih terus
berlangsung dalam suhu tinggi. Pa-kim Tayhud terpaksa harus
mengulang permainan Thian-liong-toa-pat-sek, kini berbeda
pula cara bertempur mereka, tidak lagi mengembangkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelincahan tubuh, tapi melancarkan pukulan berat yang
mengurus tenaga.
Jidat basah alis Ai-pong-sutpun sudah lengket. Demikian
pula napas Pa-kim Tayhud menderu seperti babi yang siap
dijagai.
Setelah dua Lama menerjang masuk keperkampungan,
tekanan terhadap Pi-lik-jiu ciu Khay jauh berkurang, walau
pihaknya berjumlah banyak, keadaan masih bertahan sama
kuat, namun mereka tidak mampu merobohkan atau memukul
mundur musuh.
Disaat orang banyak bertempur mati-matian itulah, sebuah
siulan bernada tinggi mengalun diang kas a, sebelum lenyap
gema suaranya, sesosok bayangan sudah meluncur turun
hinggap ditengah arena.
Begitu Liok Kiam-ping tiba, disusul beberapa bayangan
orang berdatangan pula.
Karena Lama yang meluruk datang masih asing bagi
dirinya, untuk tahu seluk beluk lawan, maka Kiam-ping
sengaja gunakan hardikan Say-cu-bong: 'Kalian berhenti.'
sementara langkahnya lebar menghampiri Pa-kim Tayhud.
Bentakannya sekeras geledek. hadirin seperti dikemplang
kepalanya, semuanya tergetar mundur, siap bertindak
menurut perintah. Melihat orang orang Hong-lui-pang datang
pada saatnya, sungguh senang dan lega hati Ai-pong sut,
lekas dia bersimpuh menenangkan hati bersemadi, setelah
baku hantam selama dua jam, keadaannya boleh dikata sudah
teramat payah.
Begitu berhadapan dengan Pa-kim Tayhud, Liok Kiam-ping
menyeringai dingin, katanya: "orang beribadat harus
mengutamakan welas asih, bebas dari duniawi, menganjurkan
umat Tuhan berbuat bajik dan menjadi teladan kaum
penjabat. Tanpa sebab Taysu menyerbu kemarkas kita, main
bunuh lagi, cayhe mohon tanya kepada Taysu apa alasanmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pa-kim Tayhud menenangkan hatijuga, segera dia menatap
pemuda yang menghampiri, katanya: "Tentu tuan inilah Patpi-
kim- liong Liok Kiam-ping adanya, kami bercokoljauh
diselatan Tibet, tak pernah bersaing atau bermusuhan dengan
semua aliran persilatan di Tionggoan- Beberapa bulan yang
lalu dua muridku keling dan Keting karena sesuatu urusan
datang ke Tionggoan, ternyata keduanya gugur dalam
menunaikan tugas oleh pukulan Liok-pangcu, mohon sudi
kiranya memberi keadilan kepadaku."
Kiam-ping berpikir: Jadi dia inilah Pakim Tayhud, mungkin
dia digosok danperCaya pengaduan muridnya, sengaja
meluruk datang menuntut balas, permusuhan telah terjadi,
pertikaian ini jelas tak mungkin didamaikan lagi." maka
dengan tersenyum dia berkata:
"Sejak dahulu kala, peradaban bangsa kita paling
menentang perbuatan cabul. Bagi kaum persilatan jaga
merupakan kejahatan yang paling kotor danpantas diganyang,
Keling dan Keting sebagai murid Taysu sepantasnya berdarma
bahti kepada umat manusia, banyak menimbun kebajikan, tapi
sebaliknya mereka justru bertindak lalim, mengandal Kungfu
yang tinggi menindas sesama kaum persilatan yang lemah,
ditengah siang hari bolong, menggoda perempuan berbuat
mesum lagi, maka kematiannya setimpal menebus dosanya.
cayhe mewakili pihak yang berdiri di tengah keadilan
menghukum mereka, maka Taysu harap maklum dan periksa
adanya. "
Pa-kim Tayhud mendengus hidung, katanya: "Padri
perguruanku, bila benar membuat pelanggaran dia akan
dihukum oleh adat dan undang-undang perguruan, orang lain
tidak pantas menghukumnya, kau sudah lancang bertindak.
tidak memberi penjelasan pula kepadaku, hari ini urusan
terlanjur sejauh ini, kalau kami sudah berani meluruk kemari,
sebelum urusan beres, jangan kira kami takut lantas mau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ngacir." Tahu urusan tidak bisa dijelaskan, saking murka Kiamping
tertawa lebar, katanya:
"Kiranya Taysujuga hanya begini saja, kau lebih cenderung
bermusuhan daripada melaksanakan kebajikan, Baiklah,
urusan hari ini terpaksa diselesaikan dengan kekuatan
Kungfu."
Mengencang alis Pa-kim Taysud, katanya:
"Memang itulah maksud kedatanganku, entah bagaimana
kau akan bertanding."
Sebagai tuan rumah aku sih menuruti kehendak tamu,
boleh Taysu mengajukan caranya, aku pasti mengiringi."
Pa-kim Taysu membatin: "Bocah ini amat sombong, konon
Liat-jit-kiam-hoatnya ganas dan digjaya, kalau bertanding
senjata mungkin aku tiada harapan." maka dengan tersenyum
dia berkata: "Baiklah, bagaimana kalau kita bertanding tenaga
pukulan ?"
"Boleh saja, sekuatnya aku akan melayani."
"Baik, pertama kita mengadu tiga kali pukulan." lalu dia
mengempit ketiak dengan kedua telapak tangan bergerak
membundar terus berjaga didepan dada. Bentaknya: "Nah
silahkan serang lebih dulu."
Kungfu Kiam-ping tinggi, hatinya tabah, musuh tangguh
didepan mata, meski kelihatan sikapnya ramah dan santai, dia
berkata tawar: "cayhe tidak sudi mendahului."
Melihat lawan masih muda belia, umpama sejak dilahirkan
dari rahim ibunya bocah ini sudah belajat silat, paling juga
baru memiliki latihan Lwekang dua puluh tahun, namun berani
bermulut besar dan seangkuh ini, maka bertaut alisnya,
bentaknya gusar: "Sambut pukulan." kedua telapak tangan
menyilang maju terus berputar lurus dengan tepukan delapan
bagian tenaganya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping merasakan betapa dahsyat pukulan lawan,
dia konsentrasikan diri, badan sedikit jongkok kaki setengah
langkah menyurut mundur, kedua tangan menghimpun
delapan puluh prosen tenaganya balas menepuk kedepan.
"Byaar." dentumam keras menggoncang bumi sehingga
menimbulkan reaksi yang bukan kepalang hebatnya. Pa kim
Tayhud tersurut selangkah lebar. Liok Kiam-ping hanya
melangkah setengah tindak pula.
M impipun tak pernah terbayang dalam benak Pa- kim
Tayhud, bocah semuda ini ternyata memiliki Lwekang
setangguh ini, maka dia tidak berani ayal, lekas dia kerahkan
seluruh kekuatan tenaga dalamnya, pelan tapi meyakinkan
disalurkan kedua lengan, gerakan lamban memberi peluang
supaya benaknya berpikir mencari akal, cara bagaimana
dirinya harus menggempur dan menjatuhkan lawan, Kali ini
pukulannya betul-betul menggunakan setaker tenaganya,
kembali pukulan dilontarkan.
Liok Kiam-ping juga sudah bersiap. dia eambutpula dengan
pukulan kedua tangan.
Kali ini Liok Kiam-ping coba mempraktekan ilmu pukulan
lengket yang baru dipelajarinya dari Thian-tok-cin-keng,
begitu kedua tenaga raksasa beradu, tenaga yang tersalur
mendadak disedotnya kembali.
Karena benturan dahsyat ini badan Pakim Tayhud
sebetulnya sudah terjengkang kebelakang. mendadak terasa
segulung tenaga besar menyedot sehingga kekuatan
pukulannya yang dahsyat tersirap kedepan, maka tanpa kuasa
tubuhnya tersuruk maju selangkah malah. Tapi dia tidak tahu
bahwa Liok Kiam-ping telah menggunakan akalnya, dia sangka
tenaga land as a n lawan kurang kokoh sehingga terlanda oleh
tenaga pukulannya hingga pertahanannya jebol. Maka hatinya
diam-diam senang, dengan setaker tenaganya pula dia
melontarkan sekali pukulan lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping mempraktekkan manfaat besar untuk
percobaan kecil, ternyata manjur dan berguna, betapa senang
hatinya sungguh sukar dilukiskan- Begitu usahanya berhasil,
semangat tempurnya makin menyala. Melihat lawan
menggempur pula, dari deru suaranya dia tahu pukulan kali ini
lebih dahsyat pula, lekas dia kembangkan pula daya lengket,
kedua tangan yang didorong lurus kedepan mendadak ditarik
mundur.
Begitu gempurau dilancarkan, tenaga pukulannya ternyata
seperti tengelam di lautan, bukan saja tidak menimbulkan
reaksi malah tubuhnya tersuruk maju dua langkah pula, lekas
dia kerahkan tenaga diujung jari-jarinya supaya tubuh
terkendali. Saat itulah Liok Kiam-ping kerahkan seluruh tenaga
dikedua telapak tangan terus menggenjot kedada lewan.
Begitu pukulannya sirna Pa- kim Tayhud sudah tahu
gelagat mengancam dirinya, lekas dia melempar tubuh sendiri
kebawah, terus menggelundung pergi dengan gerakan Uihong-
toa-gun sin (naga kuning menggelundung pergi). Tapi
pukulan Kiam-ping memang teramat dahsyat, meski reaksinya
cukup cekatan, tak urung badannya tergentak dua tombak
jauhnya, beruntung dia sempat menggelundung sehingga
luka-lukanya tidak begitu parah, namun nyalinya sudah pecah.
Ternyata Kiam-ping juga tidak mau bertindak terlalu kejam,
maka dia tidak mengudak serta menyusuli serangan pula
sambil berdiri menggendong tangan, dia tersenyum ditengah
arena, lawan ditatapnya tajam.
Begitu kedua kaki mendepak badan Pa-kim Taysu sudah
mencelat berdiri, melihat betapa sikap lawan dirasa
mencemooh dan menghina, amarahnya malah berkobar,
selebar mukanya merah coklat, sambil menggeram buas dia
lancarkan Thian-liong-toa-pat-sek merabu dengan sengit.
Liok Kiam-ping kembangkan Leng-hi-pou-hoat, gerakannya
tampak santai dan tak acuh, berkelebat kian kemari ditengah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
samberan pukulan lawan tubuhnya tampak lemah gemulai
tapijuga gagah.
Sementara ituSiau Hong melawan seorang Lama bernama
Keping, tenaganya sudah lemah Keping menggoda pula
dengan ceriwis sehingga amarahnya makin menyala, namun
dengan kertak gigi dia mengamuk dengan serangan gencar,
meski langkahnya sempoyongan tak karuan, sering pula
serangan lawan tak sempat dihiraukan lagi boleh dikata, dia
sudah nekat dan ingin adujiwa dengan musuh. Hal ini-justru
membuat keping kerepotanjuga, karena ingin membekuknya
hidup,hidup, dia harus berusaha menyelamatkan diri dari
serangan lawan, dia dipaksa mundur tiga langkah.
Namun Lwekangnya tangguh, kepandaian tinggi, hati tabah
dan tenang, setelah mundur, dia curahkan perhatian, sering
balas menyerang lagi sambil tetap mengoceh dengan olokolok
yang kotor.
Seorang Lama lagi bernama Kelu, dengan bahasa Tibet
mendadak dia memberi peringatan kepada Keping, Segera dia
pergencar seraagannya kepada orang-orang Hong-lui-pang
yang mengeroyoknya, lawan dilabraknya kocar kacir.
Tenaga lemah sebaliknya kepala seperti hampir pecah, Siau
Hong masih nekat menyerang membabi buta, karena tanpa
penjagaan sama sekali sudah tentu banyak. kelemahannya
hingga musuh mendapat banyak kesempatan untuh
menyergapnya. Sekonyong-konyong dirasakan pinggang
terasa linu, pedang panjang jatuh ditanah orangnya juga
roboh.
Sekali raih Keping berhasil menyambar tubuhnya, sekali
lompat dia lari kepinggir tembok serta melompat keluar sana.
orang-orang Hong-lui-pang berusaha merintangi, namun
mereka digasak oleh Kelu hingga jatuh pontang panting.
Begitu Keping melompat keluar tombok, lekas sekali Kelu
sudah menyusul, nampak dua bayangan kuning berkelebat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diluar tembok terus menyelinap kedalam hutan- Gerakan
mereka teramat cepat, orang banyak yang berkepandaian
biasa tiada yang mampu menyandak apa lagi merintangi.
Dengan langkah ajaibnya Liok Kiamping sementara itu
sedang menghadapi Thianliong-toa-pat-sek Pa-kim Tayhud,
pertarungan hebat yang jarang terjadi dalam Bulim selama ini,
kedua pihak bergerak penuh perincian, setiap serangan sudah
diperhitungkan secara masak disamping menyerang dengan
tipu lihay, sekaligus berusaha memecahkan serangan lawan,
maka adu kekuatan ini memuncak tegang, tiga tombak
disekitar arena hawa terasa mendidih, hingga penonton di luar
gelanggang seperti dihembus angin panpas dari tungku yang
membara.
Lima puluh jurus kemudian Thian-liongtoa-pat-sek telah
dikembangkan mencapai puncaknya, dikala tubuhnya
melambung berlegot diudara laksana nags, lapisan bayangan
telapak tangan terus menindih laksana jala besar.
Kiam-ping lebih waspada, seluruh perhatian dia curahkan
untuk melawan serangan disamping dia mencari luang untuk
balas menyerang dengan juras yang mematikan- Sekarang Pakim
Tayhud baru sadar bahwa lawan sejauh ini melawan
masih belum melawan dengan sepenuh tenaga, umpama dia
boyong seluruh kemampuannya melancarkan Thian-liong-toapat-
sekpulajuga tiada artinya lagi.
Celaka adalah bila lawan melontarkan ilmu simpanannya
yang sakti, pasti dirinya akan kecundang dan beroleh malu
besar. Makin dipikir hati makin kecut, jikalau dirinya tidak
mendahului melancarkan ilmu simpanan yang ganas, sebentar
lagi untuk berlalu dari tempat ini kemungkinan sudah
terlambat.
Mendadak dia turunkan badannya kepinggir sambil
menggentak lengan kanan, selarik sinar berkelebat meluncur
kebatok kepala Liok Kiam-ping. Melihat serangan lawan belum
mencapai sasaran sudah ditarik balik serta mencelat mundur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hati Kiam-ping sudah curiga, tengah membatin tiba-tiba selarik
sinar putih telah mengancam kepalanya. Lekas dia
kembangkan jurus penyelamat Sui-bong-biau-si (melayang
mengikuti arah angin) dari Leng-hi-pou-hoat, tubuhnya
bergerak laksana setan dalam kecepatan yang tak terukur,
sekali berkelebat bayangannya sudah lenyap.
Pa-kim Tayhud sudah kegirangan bahwa serangan kejinya
bakal melumpuhkan lawan, namun dalam sekejap mendadak
bayangan lawan lenyap dari pandangan mata, karuan dia
melenggong. Seluruh hadirin yang menyaksikan diluar
gelanggang juga tiada yang tahu dengan gerakan apa Liok
Kiam-ping menyingkir Karena melenggong gerakan Pa-kim
Tayhud sedikit merandek, Jian-li-tok-heng banyak
pengalaman, baru sekarang dia melihat sebuah benda
mengkilap bundar berbentuk seperti topi, seketika dia menjerit
kaget: "Hiat-te-cu."
Hiat-te cu adalah senjata ampuh kaum Lama yang punya
kedudukan tinggi diistana raja yang berkuasa sekarang,
biasanya jarang dipertunjukan dimuka umum, hadirin juga
hanya pernah mendengar namanya, belum pernah
menyaksikan sendiri. Am-gi seperti ini hanya dikendalikan oleh
kekuatan hawa murni pemakainya, dalam jarak setombak
lebih masih mampu terjangkau, hanya keserempet saja jiwa
bisa melayang, apa lagi kalau kepala kecaplok, leher putus
jiwa melayang, merupakan senjata rahasia paling jahat masa
itu.
Beruntung Liok Kiam-ping berulang kali menemukan rejeki
besar, Lwekangnya sudah bertambah lipat ganda, maka
dengan mudah dia meluputkan diri. Mendengar pekik suara
Jian-li-tok-heng, jantung lantas berdegup, Tapi sikapnya tetap
tenang dan wajar, katanya setelah terkekeh dingin: "Ternyata
TaySu juga punya kedudukan tinggi di istana, sungguh cayhe
berlaku kurang hormat."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bahwa serangannya luput Pa-kim Tayhud kebingungan
sendiri, mendadak didangarnya lawan bersuara di belakang,
amarahnya semakin membara, kembali tangan kanan
menggentak terus di sendai, berbareng badan berputar, di
mana cahaya putih berkelebat ke belakang, kali ini dia
menyerang dengan setaker tenaga, maka daya luncur Hiat-tecujauh
lebih pesat. Tapi cara yang digunakan justru telah
melanggar pantangan kaum persilatan umumnya.
"Haaaiiiit." Kiam-ping menggembor panjang, Kim- kongput-
hoay-sin-kang dikerahkan, kedua tangan berganti
memukul kearah sinar putih yang meny amber tiba, berbareng
tubuh menggelundang pergi, syukur masih sempat
menyelamatkan diri.
Kali ini Pa-kim Tayhud yakin serangan yang dilancarkan
sepenuh tenaga ini pasti dapat merobohkan lawan, tak nyana
baru saja cahaya putih mumbul mencapai ketinggian tertentu,
terasa gerakannya seperti terbendang tembok baja. jelas Hiatte-
cu tak mampu menembus pertahanan Kim-kong-put-hoaysinkang,
lekas dia kerah-kan tenaga menekan tangan kebawah
supaya Hiat-te-cu yang bercahaya kemilau itu menungkrup
kebawah, namun pukulan Liok Kiam-ping sudah menerjang
tiba, ""Blam" cahaya putih terpukul serong ke pinggir.
Dua kali serangannya tidak berhasil, mengkirik sendiri bulu
kuduk Pa kim Tayhud hal ini belum pernah terjadi selama dia
menggunakan Hiat-te-cu, namun dasar licik dan licin, segera
dia bergelak tawa, katanya:
"Agaknya Sicu sudah meyakinkan ilmu sakti mandraguna
dari aliran Buddha, Kim-kong-put-hoay-sin-kang. Baiklah
selama gunung tetap menghijau, pada tanggal sembilan bulan
sembilan tahun ini, Lolap akan meluruk balik ke Kwi-hun-ceng
guna mohon pengajaran lebih jauh."
Tanpa menunggu jawaban Liok Kiam-ping segera bawa
kedua muridnya terus berlalu masuk kedalam hutan- orang
banyak hendak mengejar, tapi dicegah oleh Liok Kiam-ping.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu mereka beranjak kedalam perkampungan, dari
dalam berlari keluar seram dengan orang semua merubung ke
depan Liok Kiam-ping, sebelum memberi hormat seorang telah
memberi laporan dengan muka pucat: "Pangcu, celaka dua
belas, nona Siau Hong diculik dua orang Lama setelah ditutuk
hiat-tonya. kami beramai tak mampu merintangi dan
mengejarnya, harap Pangcu lekas bertindak."
Mendangar kabarjelek ini karuan semua orang Hong-luipang
kaget dan gusar, semua melenggong saling pandang.
Terutama Liok Kiam-ping, sedihnya bukan main, menyesal
kenapa membiarkan Pa-kim Tayhud bertiga berlalu begitu
saja. Meski otaknya enter namun menghadapi kejadian
mendadak begini, dia jadi kebingungan dan kehabiaan akal.
Sambil meng gereget segera dia bergerak hendak mengudak.
Tapi Ai-pong-sut dan lain-lain membujuk orang banyak
segera kembali keperkampungan, mencari akal untuk
bertindak supaya tindakan tidak sia-sia, kalau mengejar tanpa
rencana, bukan saja tidak berhasil, urusan mungkin b ia a
lebih parah.
Liok Kiam-ping menghela napas panjang dengan langkah
berat dia pimpin orang banyak banyak masuk kependopo.
Lekas sinar tabir malam telah menyelimuti alam semesta,
hembusan angin senja terasa semilir memabukan.
Sudah saatnya orang beriatirahat, namun mereka masih
sibuk berunding dan mengatur merancang apa yang harus
dilaksanakan
Menjelang tengah malam seluruh Kwi-hunceng masih
kelihatan sibuk. bayangan orang tampak bergerak hilir mudik,
lampu terang benderang di segala pelosok. petugas bekerja
keras, burung-burung merpati pos satu persatu dilepaskan,
bunyi desiran angin sayapnya terdangar ramyai data dalam
sekejap tertelan tabir malam. keadaan agaknya cukup tegang.
Merpati pos itu sudah terlatih sedemikian rupa, meski dihujan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebat atau malam gelap juga dapat menunaikan kewajibannya
dan baik.
Lilin besar menyala didalam Pau-gwat-lou, pimpinan
tertinggi Hong-lui-pang sedang mengadakan sidang darurat,
wajah mereka kelihatan serius, semua menepekur mencari
akal, suasana hening terasa mencekam hingga napas mereka
terdangar berat, petugas ronda diluar jaga mondar mandir
dengan langkah prihatin, bicara tidak berani keras.
Setelah menghela napas Liok Kiam-ping berkata: "Karena
kelalaian cayhe hingga Pa-kim Tayhud pergi dengan bebas,
terjadi pula perobahan tak terduga ini hingga sulit untuk
menolong siau Hong. Betapapun Lama jubah kuning itu
harus dibekuk dan dihukum setimpal, kalau tidak bila hal ini
tersiar diluar, wibawa Hong-lui-pang yang baru berdiri akan
pudar dan mengalami pukulan berat" lalu geleng-geleng dan
menghela napas pula.
Jun-lui-tong TongcuJian-li-tok-heng berkata: "Pangcu,
bukan saatnya kau menyalahkan diri sendiri, tadi kita semua
juga hadir, siapapun tidak menduga dalam perkampungan
terjadi periatiwa yang kebetulan ini, yang penting sekarang
kita harus menyelidiki jejak musuh.
Hoat-hi-tong Tongcu Ginju tay.beng angkat bicara: "Siau
Hong terculik dari markas pusat, betapapun kita harus
berusaha sehingga mereka tak mampu lari jauh, menurut
pendapatku lekas kita kerahkan seluruh kekuatan mengudak
ke berbagai arah, umpama tumbuh sayap juga mereka takkan
bisa lolos."
Aipong-sat berkata: "Urusan tidak boleh terburu nafsu,
kukira lebih penting kita cari tahu jejak musuh baru
mengejarnya serentak, kalau berpencar mengudak tanpa
tujuan, bukan saja menghabiskan waktujuga membuang
tenaga, hasilnya nihil lagi, musuh punya kesempatan
menyergap kita, maka akibatnya lebih parah."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gin-ji-tay-beng mendebat: "Dunia seluas ini, dalam waktu
singkat kemana kita harus mencarinya."
Gin-ji-tay-beng gelisah katanya: "Dunia seluas ini, ke mana
kita harus mencarinya ?'
Maka Liok Kiam-ping bertanya kepada Jin-bong-tong
Tongcu Kim-ji-tay-beng: "Apakah laporan dari berbagai
cabang sudah tiba."
"Burung dara pos yang membawa surat sudah dilepas,
namun paling cepat juga besok pagi baru bisa memperoleh
jawaban” demikian sahut Kim-ji-tay-beng.
Jian-li tok-heng menimbrung: 'Tampang dan dandanan
mereka gampang dikenali, bila berbagai kekuatan cabang kita
dikerahkan, yakin jejak mereka pasti dapat ditemukan
secepainya, semoga sebelum terang tanah, kita sudah
memperoleh laporan yang diharapkan-'
Kata Liok Kiam-ping kemudian setelah terpekur: 'Kalian
sudah bekerja berat semalam suntuk. satu jam lagi sudah
bakal terang tanah, silakan kalian beristirahat saja, pulihkan
dulu tenaga dan semangat supaya besok bekerja lebih baik."
Memang orang banyak sudah letih, segera mereka
berpamitan dan mengundurkan diri, untung mereka memiliki
dasar Lwekang tangguh, hanya samadhi satu dua jam juga
sudah cukup untuk memulihkan kondisi semula.
Kira-kira sejam kemudian, dua suitan berbunyi diudara, dua
ekor burung datang menukik turun kedalam Kui-hun-ceng.
Sementara itu Liok Kiam-ping yang sedang samadi sudah
mengatur pernapasan dan mengerahkan hawa murni satu
putaran, kondisinya boleh dikata sudah pulih seperti sedia
kala, memang Lwekangnya sudah amat tinggi, maka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendengarannya teramat tajam, mendengar suara burung
dara yang menukik turun, hatinya amat senang, baru saja dia
berdiri. Seorang Hiangcu berseragam biru sudah muncul
diambang pintu ruang langsung memburu kedepan Liok Kiamping
serta mengangsurkan sepucuk surat dengan kedua
tangannya, katanya: "Lapor Pangcu, inilah surat laporan dari
cabang di Tinkang diutara sungai, silakan memeriksanya."
Liok Kiam-ping mengangguk seraya terima surat itu, dia
suruh Hiangcu itu mengundurkan diri. Sementara itu orang
banyak juga sudah memburu datang dari berbagai penjuru,
tampak semangat mereka sudah segar dan gagah. Gin-ji-taybeng
yang berwatak berangasan membuka suara lebih dulu:
"Padri Tibet itu datang dari Lun-pu-si, kenapa sekarang
menempuh perjalanan ke utara, mungkinkah hanya perangkap
belaka?"
Jian-li-tok-heng si ahli pikir berkata: 'Pa-kim Tayhud
memiliki Hiat-te-cu, kemungkinan besar dia adalah salah
satujago kosen istana yang baru diundang untuk mengisi
kekosongan jabatan di sana, sekarang kebetulan dalam
perjalanan ke Pak-khia, mumpung ada kesempatan dia ingin
menggunakan kekuatan pemerintah memancing kita masuk
perangkapnya. Kalau dugaanku ini betul, maka urusan
memang cukup genting."
Ai-pong-sut Thong can mengangguk, katanya: "Kota raja
dijaga ketat, kalau padri Tibet itu meminjam kekuatan
pemerintah untuk melawan kita memang patut dipikirkan
secara cermat, urusan hanya boleh di selesaikan dengan akal,
jangan pakai kekerasan yang tanpa perhitungan maka
menurut pendapat Los iu, perbuatan mereka yang rendah dan
hina dina ini pasti takkan berani dilakukan secara terangterangan,
karena perbuatan merekapun termasuk melanggar
hukum."
Bertaut alis Liok Kiam-ping, katanya: "Dari kejadian yang
beruntun ini, kedatangan padri Tibet kemari dan membela
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pihak orang-orang Glokshoan-to pasti sudah direncanakan
sebelumnya, dibela kang layar pastijuga ada seorang biang
keladinya, tujuannya jelas untuk meruntuhkan Hong-lui-pang
kita, menculik Siau Hong tidak lain hanya untuk memancing
aksi kita saja, bukan mustahil sekarang mereka sudah
mengatur berbagai perangkap keji, namun perangkap apapun
Hong-lui-pang kita pantang mundur"
Mendadak Kim-ji-tay-beng tepuk tangan dan berseru:
"Betul, apakah kalian masih ingat begal tunggal Hwe-giam-lo
SiuJan yang tiga puluh tahun lalu pernah malang melintang di
Say-pak. tiga kali meluruk ke puncak Gobi membunuh Go-bi
ciangbun dan delapan belas muridnya ?"
Jian-li-tok-heng mengangguk, katanya: "Betul, Grmbeng
laknat ini berilmu tinggi, entah dari aliran atau perguruan
mana, konon sejak dua puluh tahun yang lalu sudah
mengasingkan diri entah di mana, untuk apa kau
menyinggung begal jahat itu ?"
"Kukira tidak meleset, Kungfu orang ini basil ajaran orang
barat, kalau tidak salah sealiran dengan Bong-siu, sekarang
penjabat komandan pengawal raja di istana, bukan mustahil
dia berintrik dengan kawanan padri Tibet itu."
"Kalau dugaan ini betul, berartiBongsiujuga sudah berada di
kota raja.Jikalau mereka bergabung, urusan memang cukup
gawat bagi kita."
Melotot mata Gln-ji-tay-beng, katanya: "Peduli Hwe-giamlo,
Bong-siu atau siapa saja, bila kebentur ditangan kita
jiwanya pasti tidak terampun lagi, biarlah kita mengobrak
abrik istana raja juga tidak perlu dibuat takut, kalau tidak
sungguh penasaran-
”Ji-te," cegah Kim-ji-tay-beng, kau selalu mengumbar adat
melulu, tujuan lawan memang membakar amarah kita,
sekaligus untuk menjaring seluruhnya. Bila masuk kota raja,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebelum jelas duduknya persoalan, kularang kau mengunjuk
diri dan membuat onar."
Ai-pong-sut Thong cau tertawa, katanya: "Kalau benar
Hwe-giam-lo SiuJan berada di kota raja, dengan dia Losiu
masih ada perhitungan lama yang belum dilunasi, mumpung
kali ini ada kesempatan, biar kubereskan sekalian di kota
raja."
BerkataJian-li-tok-heng serius: "Musuh berani membuat
profokasi terhadap kita, pasti sebelumnya sudah ada
persiapan, dalam keadaan kita ditempat terang musuh dipihak
gelap. maka untuk masuk ke kota raja kita harus menyamar
dan dibagi beberapa kelompok, yang penting kita harus
berusaha masuk kekota raja tanpa konangan dan kumpul di
suatu tempat, secara diam-diam bekerja di bawah tanah
mencaritahu situasi di sana, setelah urusan cukup terang baru
turun tangan, yang terang pihak kita harus berusaha supaya
tidak bentrok langsung dengan kekuatan pemerintah, supaya
tidak menimbulkan sesuatu yang tidak kuharapkan-"
Liok Kiam-ping mengangguk menyatakan setuju: "Baiklah,
kita persiapkan secepatnya sekarang kalian boleh
mempersiapkan diri dan terus berangkat. KepadaJin-bongtong
Tongcu kuserahkan tugas dan tanggung jawab untuk
memegang tampuk pimpinan dimarkaspusat ini dibantu Yuhuhoat,
ciu-con-koan dan para Tongcu serta Hiang-cu yang
tidak ikut serta." habis bicara segera dia berbangkit, orang
banyakpun lantas mengundurkan diri mempersiapkan bekal
masing-masing.
Tekad Liok Kiam-ping begitu besar untuk lekas menolong
Siau Hong di kota raja sekaligus untuk menegakkan wibawa
Hong lui-pang pula, begitu mengundurkan diri bersama cohsiang-
hwi Ling-khong mereka menyamar pelajar yang akan
ujian ke kota raja. Ai-pong-sat Thong cau seperjalanan
dengan Jian-li-tok-heng menyamar pedagang, mereka
berangkat belakangan dari arah lain.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gin-ji-tay-beng dan Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay bersama Itcu-
kiam Koan Yong beserta beberapa IHiangcu menyamar
orang-orang piauklok yang pulang kekota raja. Sebelumnya
sudah dijanjikan setiba di kota raja akan berkumpul di Thiankic.
Pakkhia adalah kota raja yang sudah dibangun sejak jaman
kuno melalui beberapa kali dynasti, kota kuno yang megah
dan angker ini amat besar, luas dan ramai, penduduk padat,
perdagangan ramai kehidupan makmur, lalu lintas dalam kota
amat ramai bagi orang yang belum pernah datang ke kota raja
pasti gampang kesasar.
Menjelang magrib dari pintu barat pelan-pelan masuk tiga
ekor kuda yang dijalankan lambat-lambat, dibelakangnya
mengintil dua orang kacung cilik yang memikul keranjang
berisi buku, alat-alat musik dan pakaian, sambiljalan mereka
bicara riang gembira.
Tiga orang penunggang kuda itu masih muda dan gagah
berpakaian pelajar, kebetulan mereka dijalan raya yang ramai
dan merupakan daerah mewah, sepanjang jalan raya ini
berderet toko-toko serba ada dan restoran besar, orang-orang
besar dan kaya sering mondar mandir disini, maka kedatangan
ketiga pemuda inipun tidak menarik banyak perhatian-
Tidak ada yang tahu atau menduga bahwa ketiga pemuda
ini bukan lain adalah samaran Hong -lui - pang Pancu Pat-pikim-
liong Liok Kiam-ping beserta rombongannya. Setiba di
jalan Selatan, Liok Kiam-ping menginap di hotel Si-hay-jun.
Habis membersihkan badan dan makan malam, Liok Kiamping
berpesan kepada kedua kacung cilik supaya menjaga
pintu, lalu bersama coh-siang-hwi Ih Tiau-hlong dan Suma
Ling-khong keluar pintu mencari berita.
Arus manusia yang berlalu lalang dijalan raya penuh sesak.
Liok Kiam-ping bertiga memasuki sebuah Restauran Hoa-inglou,
pelayan menyilakan mereka naik kelantai dua, saat makan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
malam, maka restoran ini penuh dikunjungi orang-orang yang
suka merogoh kantong, terpaksa Kiam-ping bertiga mendapat
tempat dipojok timur mepet dinding.
Para tamu restoran ini kebanyakan berpakaian ketat, sambil
makan minum mereka bicara sambil senda gurau, waktu
Kiam-ping bertiga naik keloteng, para tamu menoleh kearah
mereka namun tiada, yang ambil perhatian.
Kiam-ping memilih beberapa masakan dan memasan sepoci
arak. Hatinya dirundung kuatir akan keselamatan Siau Hong,
maka tiada selera makan minum, maka dia hanya menemani
coh-siang-hwi dan Suma Ling-khong makan minum saja,
namun dengan penuh perhatian dia selalu perhatikan para
tamu yang hilir mudik silih berganti.
Dari tempat duduk yang termasuk kelas mewah disebelah
dalam sana, mendadak kumandang gelak tawa, seorang
berkata: "Siko, kau memang hebat, obat mujarab seperti itu,
bila diserahkan ke ong-hu, meski genduk itu terbuat dari
besijuga akirnya pasti luluh, apa kehendakmu dia pasti
menurut saja, bila Siu-ya senang, cukup sepatah katanya,
tanggung seumur hidupmu takkan kekurangan Kami
bersaudara juga pasti dapat ketiban rejeki. Hayolah Siaute
suguh kau secangkir."
Disusul seorang tertawa terloroh sinis, katanya: "Itupun
hanya kebetulan saja, dari seorang teman tanpa sengaja aku
mendengar tentang kasiat obat itu, padahal harganya tidak
seberapa, cuma kalau dicampur dalam suatu ramuan
kasiatnya memang luar biasa, bila kuserahkan kepada siu-ya,
manfaatnya pasti besar bagi beliau. Pagi tadi aku disuruh
bertugas diluar, oh, ya, Li-lote bagaimana dengan tugasmu ke
selatan kali ini ?"
Sebuah suara melengking berkata: Jikalau bukan karena
tugas ini, aku masih ingin bersenang-senang di Hang cu
beberapa hari ? Konon untuk merebut balik Siau Hong
sigenduk genit itu, pihak lawan mengerahkan seluruh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekuatannya meluruk kekota raja, menurut perhitungan,
dalam dua hari ini pasti sudah berada di kota raja."
"Semua itu sudah dalam perhitungan Siu-ya. bila mereka
sudah berada dikota raja, saat hong-lui-pang hancurpun
sudan tiba.. '
Pendengaran Liok Kiam-ping amat tajam, pada hal suasana
restoran itu ramai dan ribut, namun percakapan beberapa
orang ini dapat didengarnya dengan jelas. Mendengar mereka
menyinggung Hong-lui-pang, menyebut Siau Hong lagi, maka
dia menduga beberapa orang ini pasti kaki tangan musuh,
mengingat soal obat dan kasiatnya segala, sesaat dia
melenggong dibuatnya.
Coh-siang-hwi yang lagi makan dengan lahapnya selalujuga
memperhatikan keadaan sekitarnya, melihat mimik muka
Kiam-ping agak ganjil segera dia bertanya: "Pangcu, kau
melihat apa ? "
Kiam-ping memberi kedipan mata, katanya: "Di sini banyak
orang, mari bicara diluar saja." lalu dia mendahului berdiri,
coh-siang-hwi ikut turun kebawah.
Tak lama kemudian Liok Kiam-ping kembali sendirian,
berbisik-bisik sejenak dengan Suma Ling-kheng lalu pura-pura
makan minum dengan kalem pada hal kupingnya
memperhatikan percakapan orang-orang dibilangan dalam.
Agaknya beberapa orang berkerumun lagi dibilik dalam
kelas vip sehingga suasana terdengar lebih ramai, yang jelas
semua menyanjung puji kepada la kolaki yang dipanggil si-ko
tadi, sementara Si-ko selalu terkekeh kesenangan.
Terdengar Si-ko berkata: "Para saudara, orang-orang
seperti kami yang hidup dibawah golok dan pedang, bila tiba
saatnya memang perlu mencari hiburan sepuasnya, bukan aku
Jik-lian coa PekJi-hay mengagulkan diri, selama hidupku tiada
sesuatu keahlianku, namun bicara main perempuan, aku yakin
lebih ahli dan lihay dari kamu semua, perempuan macam apa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja, h eh e, ditang a nku pasti dia tunduk dan menyerah lahir
batin, demikian pula Siau Hong genduk genit itu, meski dia
berontak dan melawan, cukup lima tetes saja, pasti dia pasrah
dan menyambut hangat kepadamu."
"Pek-siko, apa nama obat mujarabmu itu . "
"O, namanya cong-jun-kiu, siapa saja yang meminumnya,
akan segera melayang ke sorga.'
Mendengar Siau Hong akan dikerjai dengan obat mesum,
bergetar sekujur badan Liok Kiam-ping, dengan menggereget
dia membatin: "Kawanan bangsat itu memang berani
melakukan perbuatan jahat macam apa saja"
"Di mana siau Hong disekap belum berhasil kuselidiki, pada
hal waktu cukup mendesak, terpaksa aku mulai turun tangandari
orang-orang ini, umpama jejak ia sampai konangan
musuh juga apa boleh buat." karena gejolak amarahnya,
alisnya berdiri napaspun memburu, hampir tak terkendali dia
hendak terbang kedalam melabrak orang-orang itu.
Untunglah pada saat itu didengarnya seorang berkata
dengan suara serak: "Kalau demikian berapa lama lagi obat
mujarabmu itu dapat kau ramu Siko ?"
"Dalam dua hari lagi juga pasti sudah manjur."
Mendengar masih ada tempo dua hari cukup untuk
menyelidik dan mengatur rencana, sedikit lega hati Liok Kiamping.
Tak lama kemudian terdengar langkah ribut dari dalam,
seorang laki-laki kurus setengah umur berjubah panjang
tampak melangkah keluar lebih dulu, matanya yang sipit
memicing, langkahnya sengaja dibuat-buat menuju ke anak
tangga, sikapnya ter-lalu pongah. Di belakangnya ada lima
orang lelaki yang beda perawakan, semuanya bersikap garang
dan tengik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setiba dimulut tangga, seorang lelaki dibela kang yang
bertubuh kekar mendadak berkata kepada laki-laki kurus
didepannya: "Siko, sekarang mau kemara, Siaute masih ada
sedikit urusan harus segera kubereskan, terpaksa tidak dapat
meng iring imu. bila ada persoalan besok pagi kami bertemu
lagi di Siang-hok-teh-lau saja bagaimana ?"
'Li-lote, kenapa terburu nafsu, baru saja tiba sudah kangen
agaknya, tidak kumpul semalam kenapa sih. Baiklah besok
kami bertemu di Siang-hok-teh-lau.' habis bicara terus turun
loteng,
Mumpung kedua orang itu sedang bicara, diam-diam Liok
Kiam-ping mengincar punggung si-ko terus menjentik jari,
segulung bayangan hitam segera meluncur menempel dibaju
punggung laki-laki kurus setengah umur itu, lalu Kiam-ping
memanggil pelayan supaya menghitung rekeningnya.
Sementara itu coh-siang-hwi Ih Tiau-hiong sudah
menunggu d iba wah loteng, mendengar suara Liok Kiam-ping
dia sudah maklum, begitu rombongan enam orang itu turun
segera dia mengincar mereka, dilihatnya pula noda hitam
dipunggung laki-laki kurus itu, segera dia tersenyum penuh
arti, segera dia melangkah keluar restoran lebih dulu lalu
menyingkir kepinggir, setelah rombongan orang itu beranjak
beberapa tombak baru dia mengikuti mereka.
Bila Liok Kiam-ping dan Suma Lingk-hong tiba dibawah
loteng, sementara lh Tiau-hiong sudah puluhan tombak
jauhnya. Kuatir Ih Tiau-hiong mengalami bahaya bila jejaknya
konangan musuh, maka dari kejauhan Kiam-ping berdua juga
mengintil sambil pasang mata.
Setiba diujung jalan raya besar Jik-lian-coa PekJi-hay
angkat tangannya berpisah dengan kelima orang yang lain,
langkahnya dlpercepat menyelinap kedalam sebuah gang kecil
dan menghilang ditempat gelap.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah tentu Ih Tiau-hiong tidak mau ketinggalan,
Ginkangnya memang tinggi segera dia melejit ke atas seraya
memberi ulapan tangan kearah Liok Kiam-ping berdua, sebat
sekali diapun menyelinap kedalam gang kecil itu.
Dengan kecepatan langkah Coh-siang-hwi lekas sekali dia
sudah menyusul bayangan didepan, tampak jik-lian-coa terus
mengayun langkah secepat terbang, agaknya dia amat apal
seluk beluk daerah ini, jalan yang ditempuh selalu daerah
gelap dan sempit tersembunyi, gerak geriknya cekatan lagi,
beberapa kali hampir Coh-siang-hwi ketinggalan dan
kehilangan jejaknya. Akhirnya dia tiba didepan sebuah rumah
pendek berpetak disini dia berhenti sejenak lalu Celingukan,
akhirnya angkat tangan mengetuk pintu tiga kali, dari dalam
rumah segera terdengar sebuah suara perempuan berkata:
"Sebentar, Si-ya bukan ? kenapa sampai sekarang baru
datang." maka daun pintu terbuka, PekJi hay segera
menyelinap masuk.
Sebat sekali ih Tiau-hiong meluncur turun didepan pintu,
dengan kapur dia memberi tanda silang dipinggirpintu lalu
melejit mumbul keatas wuwungan, dia merunduk maju ke
arah sinar lampu yang menyala disebelah dalam. Setelah
melewati sebuah pekarangan, dari arah kamar kiri mendadak
didengarnya suara perempuan tertawa cekikikan, katanya:
"Hihi, tanganmu selalu tidak genah, membuatku geli saja. Hm,
kau minum arak lagi."
"oh, mestikaku, biar kuberitahu kabar gembira padamu,
dua hari lagi aku akan ketiban rejeki, bila uang sudah ditang a
nku boleh sebagian kuberikan kepada Ai-losam, biar dia
mencari bini lain, selanjutnya kau akan menjadi biniku yang
resmi, hehehe."
"Sebal aku mendengar ocehanmu. Berapa kali kau bilang
begitu, buktinya sampai sekarang tetap tetap tiada buntutnya,
memangnya aku maupercaya obrolanmu.'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hehehehe, kali ini pasti tidak ngapusi lagi, kenyataan
sudah didepan mata, malahan barang yang kuperlukan juga
berada di sini.'
"Barang apa, memangnya betul-betul dapat mendatangkan
rejeki ?"
"Dua botol arak itulah, Siu-congya dari istana ingin
memakainya, bila dia sudah membuktikan kasiat arak
buatanku itu, bukan saja kami bakal ketiban rejeki, bukan
mustahil aku bakal mendapat jabatan penting di istana. Kalau
aku sudah punya pangkat, apa lagi yang kau kuatirkan.
Hehehe, eh, di mana kedua botol arak itu."
"Ya tetap dirak minuman dikamar sebelah. Aku jadi muak
bila mengendus bauarakdari mulutmu, kau tidur dulu, biar
kubikinkan bubur kuah untuk menghilangkan rasa mabukmu.
lalu perempuan itu keluar pergi kedapur.
Sudah tentu Coh-siang-hwi tidak membuang kesempatan
baik ini, dengan enteng dia meluncur dipekarangan
menyelinap kekamar sebelah kanan, meminjam sedikit cahaya
api dari kamar sebelah, samar-samar dilihatnya pada rak
dipinggir almari ada dua buah botol putih porselin, diperut
botol masing-masing ditempel kertas merah, diatas kertas
merah itu satu ditulis cong-jun-ciu yang lain bertulis coa-cuiciu.
Coh-siang hwi raih botol yang bertulis cong-jun-ciu,
membuka tutup serta mengendus baunya, lalu dia tuang
seluruh isi botol itu dikaki tembok. dari teko yang ada diatas
meja dia tuang air teh kedalam botol, setelah disumbat pula
lalu ditaruh ditempat semula. Sebat sekali tanpa
mengeluarkan suara dia sudah melompat keluar rumah, saat
mana
Liok Kiam-ping dan Suma Ling- khong juga sudah tiba
didepan rumah petak itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Segera Coh-siang-hwi memberi laporan singkat, diam-diam
Liok Kiam-ping bersyukur, mereka bertiga segera balik ke
hotel Si-hay-jun.
Besok pagi, mereka bertiga dibagi dua, Coh-siang-hwi
sendirian berangkat menuju ke Thoan-klo, Kiam-ping
seperjalanan dengan Suma Ling-khong.
Thian klo merupakan daerah teramai dikota raja, bagian
utara terdapat Lian-hoa-ti (empang teratai), sebetulnya lebih
cocok kalau dikatakan danau teratai karena empang teratai ini
amat luas dan besar, tepat ditengah empang terdapat
gundukan tanah hingga mirip sebuah pulau, dari pulau ini
dengan sebrang dibangun jembatan yang berliku-liku
keberbagai penjuru, perahu dapat lewat dibawah jembatan-
Saat itu musimnya kembang mekar, berbagaujenis
kembang yang ditanam di sekitar empang teratai seperti
berlomba memampilkan keindahannya, Hawa segar harum
semerbak.
Sang-hok-teh-lau terletak di selatan empang teratai, sepagi
itu para tamu sudah memenuhi seluruh restoran berlantai dua
ini, seorang pemuda berjubah biru dengan santai tengah
duduk menikmati secangkir teh dipinggir jendela yang
menghadap kedanau.
Tak lama kemudian, tangga loteng bergetar oleh derap
langkah dua laki-laki berpakaian ketat, setiha di atas loteng,
matanya melotot menyapu pandang seluruh hadirin, suasana
yang semula ramai seketika hening, beberapa orang tampak
berdiri menjura kepada kedua orang ini, pelayanpun segera
menyilakan mereka duduk. Salah seorang berkata: "Siapkan
dulu beberapa poci the yang paling baik, nanti sebentar ada
orang yang akan datang."
Pelayan mengiakan terus mengundurkan diri menyiapkan
yang diminta.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum lama kedua orang laki-laki ini duduk, anak tangga
berderap lagi, kali ini datang lima orang kaum persilatan, yang
terdepan adalah laki-laki setengah abad berkulit muka merah
perawakannya gagah, berpakaianjubah panjang warna kuning
sutra, sepatu pendek bersol tinggi, langkahnya tegap dan
enteng, setiba diatas loteng dia batuk dua kali, suaranya berat
berisi, jelas Lwekangnya cukup tangguh.
Empat orang dibelakangnya adalah orang-orang yang
pernah muncul di Hoa-ing-lau kemarin jik-lian-coa PekJi-hay
diantaranya. Dua laki-laki yang datang duluan bergegas
menyambut dengan laku hormat lalu berdiri di kanan kiri.
Laki-laki tua kekar itu hanya mengangguk sedikit lalu
membuka kedua tangan, katanya: "silakan duduk. kami bicara
dengan santai saja." lalu dia mendahului duduk di kursi
tengah. Yang lain segera menarik kursi di sekeliling meja.
Coh-Siang-hwi ih-Tiau-hiong masih muda, namun
pengalamannya d id a la m Piauklok cukup luas, maka tokohtokoh
Bulim yang terkenal belakangan ini dia cukup tahu dan
kenal, melihat laki-laki kekar muka merah ini, diam-diam
hatinya kaget, batinnya: "Bukankah dia ini Seng-si-ciang IHou
Kongki yang bertangan gapah itu, agaknya dia yang menjadi
pemimpin rombongan orang-orang ini.'
Diluar tahunya bahwa Seng-si-ciang Hou Kong-ki sekarang
adalah tangan kanan Hwe-giam-to SiuJan yang terpercaya,
urusan besar kecil diluar istana dipercayakan kepada Hou
Kong-ki.
Belum sempat orang-orang ini berbicara dari bawah loteng
muncul lagi empat orang tua yang berpakaian sama. Begitu
empat orang tua ini muncul, Seng-si-ciang Hou Kong-kipun
berdiri menyambut, setelah basa basi ala kadarnya, orang
banyak duduk pula ditempatnya.
kedatangan empat orang tua ini kembali membuat Cohsiang-
hwi kaget dan bertanya-tanya dalam hati, kenapa BiauTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
san-si-sat inipun sekomplotan dengan mereka, jelas
persoalannya tidak boleh diremehkan.
Biau-san-si-sat sejak kecil hidup didaerah Biau, semula
mereka anak keluarga Nyo yang kelantar ditanah rantau,
setelah ayah bunda mereka mati, sejak kecil mereka dirawat
oleh seorang aneh serta dididik sampai besar, masing-masirg
diberi nama Nyo Llong, Nyo Hou, Nyo Hong dan Nyo in,
seluruh kepandaian orang tua itu diturunkan kepada empat
bersaudara ini, menjelang tua mereka berhasil menciptakan b
arisan pis a u terbang yang dilancarkan bersama, Tokoh lihay
kelas wah id di bulim juga jarang yang mampu mengalahkan
barisan pisau terbang mereka, selama puluhan tahun malang
melintang menjadikan watak mereka terlalu angkuh dan
sombong.
Setelah bisik-bisik entah merundingkan apa dengan rekanrekannya,
maka Seng-si-ciang Hou Kong-ki angkat bicara
kepada Blau-san-si-sat: "Kami patut mengucap terima kasih
akan kesudian kalian datang ke kota raja untuk bantu
membasmi orang-orang Hong-lui.pang, Siu-tangkeh sedang
disibukkan urusan dinas hingga tak sempat menyambut
kedatangan kalian, maka kami yang disuruh menyambut dan
menyatakan maaf." lalu dia berdiri dan menjura.
Nyo Llong tertua dari Biau-san-si-sat bergelak tawa,
katanya: "Kami sesama kaum persilatan adalah jamak saling
bantu. Apa lagi Bong Siu Locianpwejuga tulis surat
rnengundang kami, maka kami bersaudara tidak bisa
menampik, apa lagi demi memberantas kejahatan di Bulim
untuk ini Hou-tangkeh tidak usah kecil hati. Apa benar musuh
bernyali begitu besar berani meluruk ke kota raja membuat
onar. Bila perlu biar kami luruk kes arangnya untuk membabat
habis mereka saja." habis bicara keempat saudara itu bergelak
tawa dengan angkuh.
Seng-si-ciang IHou Kong-ki segera menjelaskan: "Menurut
laporan, orang-orang Honglui-pang sudah bergerak secara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berpencar, dihitung perjalanan mereka, sekarang mungkin
sudah berada dikota raja." lalu dia berpaling kepada jik-liancoa
PekJi-hay dan bertanya: "Dua hari ini, adakah orangorang
yang patut dicurigai berada dikota raja."
PekJi-hay menjura lalu menjawab hormat: "Sejak kemaren
belum kelihatan orang-orang yang patut dicurigai, namun
laporan diterima, kemaren ada pemuda pelajar yang tiba di
sini, keadaan mereka patut diperhatikan, namun gerak
geriknya seperti tidak pandai silat... " sampai di sini secara
kebetulan dia angkat kepala, mendadak dia beradu pandang
dengan Coh Siang- hwi yang kebetulanjuga sedang
memperhatikan omongannya, segera dia menghentikan
perkataan lalu dilanjutkan dengan bisik-bisik.
Ih Tiau-hiong terlalu asyik mendengar percakapan mereka
hingga tidak menyadari sikapnya yang terlalu menyolok,
setelah beradu pandang dengan PekJi-hay, hatinya mencelos
kaget, lekas dia melengos, namun sudah terlambat, tahu
gelagat tidak menguntungkan, apalagi apa yang iinginkanjuga
sudah diperoleh, maka dia merasa tidak perlu tinggal lamalama
di sini, setelah memanggil pelayan membayar rekening
segera dia meninggalkan restoran itu.
Dengan langkah lebar dia menuju ke timur sesuai petunjuk
yang ditinggalkan Liok Kiam-ping dengan sandi-sandi rahasia
setelah putar kayun dia membelok pula dari arah selatan
kebarat. Setelah keluar dari pintu barat lurus kedepan akan
tiba di Hay-tian, sebuah danau yang dipagari pohon yang-liu
sepanjang pinggirnya. kearab utara danau Coh-siang-hwi
melangkah menuju ke dermaga dibawah pohon ditambat
beberapa buah perahu, berjalan kira-kira sepanahan,
dikejauhan Liok Kiam-ping dan Suma Ling-khong sudah
kelihatan sedang berdiri menikmati keindahan alam permai di
sekitar danau. setelah dekat Coh-siang-hwi memberi tanda
kedipan mata serta menjura, katanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maaf bikin kalian menunggu lama, perahu sudah tersedia,
silakan naik, biar kutunjukan tempat-tempat tamasya yang
menyenangkan." tanpa menunggu jawaban Kiam-ping dia
mendahului lompat keatas perahu serta memegang galah.
Kiam-ping tahu ada persoalan yang kurang beres, namun
dengan tertawa dia ikut naik ke atas perahu bersama Suma
Ling-khong. setelah perahu dikayuh ketengah danau. Cohsiang-
hwi kerahkan tenaga, setiap galah ditangannya bergerak
perahu laju dengan kencang. Selama ini mereka tiada yang
bicara, setanakan nasi kemudian, perahu sudah beberapa li
ditengah danau.
Tak lama kemudian perahu membelok ke selatan memasuki
daerah semak belukar daon-daon welingi di sini tumbuh subur,
para pelancong jarang yang mau mengkayuh perahunya
ketempat ini.. Coh-siang-hwi sengaja membelokkan perahunya
kedalam rumpun doan-daon welingi untuk menghilangkanjejak
mereka.
Ditempat belukar ditengah danau inilah coh-siang-hwi
melaporkan apa yang telah dilihat dan didengarnya kepada
Liok Kiamping.
Bertaut alis Liok Kiam-ping setelah mendengar laporannya,
katanya menghela napas, tak nyana urusan berbuntut makin
luas, kelihatannya mereka memang sudah mengatur rencana
secara matang, menurut situasi sekarang kekuatan mereka
cukup merepotkan kita, bukan mustahil dibela kang mereka
masih ada lawan dan rencana keji yang sukar diduga."
"Pangcu," kata Coh-siang-hwi, 'menurut pendapatku,
agaknya mereka juga mempersiapkan kekuatan pemerintah
untuk menghadapi kami, namun secara diam-diam
mengumpulkan dulu jago-jago kosen dari berbagai daerah
untuk menjaring kita bersama, jelas tujuan mereka teramat
keji dan jahat.'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suma Ling-khong berkata: "Bahwa mereka sudah
mengerahkan kekuatan untuk melawan kita, tentu sudah
punya rencana yang cukup matang, maka menurut
pendapatku, pihak mereka tentu sudah menaruh curiga
terhadap Ih-heng dan sudah tahujejak kita di sini"'
Ih Tiau-I Hong seperti ingat sesuatu, katanya: "Betul, hal
ini tadi tidak kuperhatikan, waktu PekJi-hay bentrok pandang
dengan aku, orang-orang disekitarnya lantas diam dan saling
bisik-bisik, sepanjang jalan kemari tadijuga rasanya ada orang
menguntit namun beberapa kali aku menoleh tidak pernah
kulihat ada orang yang patut dicurigai."
Liok Kiam-ping menepekur sejenak. katanya kemudian:
"Agaknya daerah Toa-mo-siang sudah tidak mengutungkan
bagi pihak kita, namun rombongan lain belum sempat kita
hubungi, bagaimana mungkin kita menyingkir lebih dulu."
Coh-siang-hwi ih Tlou-hiong memeras otak. katanya
kemudian: 'Dari nada bicara mereka sepanjang jalan
kelihatannya sudah mereka atur mata-mata mengintai yang
tersebar luas diseluruh kota, oleh karena itu... " sampai di sini
mendadak dia berhenti, karena mendadak suara gemericik air
terka y uh terdengar disebelah belukar sana.
Pendengaran Liok Kiam-ping lebih tajam mendadak dia
menjerit kaget: "celaka." begitu kaki menjejak diatas perahu
tubuhnya lantas melambung lima kaki, diudara kedua tangan
terkembang sambil menggeliat pinggang, tuh uh ny a lantas
melesat lebih jauh kedepan Suara keresekan disebelah depan
yang semula lirih ternyata semakin ribut dan cepat seperti
seorang yang sedang lari ketakutan tanpa hiraukan jejak
sendiri yang sudah konangan.
Dengan mengembangkan Ginkangnva Kiam-ping menutul
dipucuk daon-daon welingi, disaat ketiga kali dia melambung
keatas, dilihatnya seorang lelaki kekar sedang melajukan
sebuah sampan kecil menerobos gerombolan daon-daon
welingi. Ditengah gerungan gusarnya, tubuh Kiam-ping
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meluncur lebih pesat lagi, dengan jurus Llong-hwi-kiu-thian
kedua lengannya berputar lantas mencomot ke arah kedua
pundak lelaki diatas sampan itu.
Merasa angin kencang menyerang tiba, laki-laki kekar itu
tahu gelagatjelek mengancam dirinya, pada hal diatas sampan
tak mudah bergerak atau berkelit, baru saja dia hendak
tinggalkan sampan terjun keair, ternyata sudah terlambat,
kedua pundak sudah tercengkram oleh Liok Kiam-ping, saking
kesakitan dia menjerit tertahan, sambil kertak gigi.
Lekas sekali Coh-siang-hwi sudah mengkayuh perahunya
menyusul tiba, dia kenal lelaki kekar ini juga berada di Sianghok-
teh-lau datang bersama Seng-si-ciang Hou Kong-ki,
segera dia berbisik kepada Liok Kiam-ping.
Liok Kiam-ping memelintir lengan orang serta membentak
kereng: "Atas perintah siapa kau menguntit kami bertiga lekas
mengaku."
Lelaki itu menyeringai sinis, katanya: "cayhe kebetulan
bertamasya diperairan ini, tiada sangkut paut apa dengan
kalian, apalagi daerah ini masih termasuk wilayah kota raja,
siapapun bebas mondar mandir di sini dan patuh akan hukum
kerataan, memangnya kehadiranku di sini melanggar larangan
kalian-"
Liok Kiam-ping tak bisa bicara oleh debat orang, sesaat dia
perhatikan roman orang, tampangnya yang kasar, mirip
maling jahat yang sering melakukan kekejaman, sudah tentu
dia tidak percaya bahwa orang kebetulan bertamasya
diperairan ini. Maka Kiam-ping menarik muka serta mendesis:
"Kalau kau tidak merasa berbuat salah, kenapa melihat kami
kau lantas melarikan diri ?"
orang itu mendelik, katanya: "Kapan aku melarikan diri,
bertamasya mengendalikan sampan adalah kejadian biasa,
ditempat seperti ini memangnya harus memilih arah tertentu ?
Kurasa kau sendiri yang terlalu curiga terhadap orang lain-"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping tersenyum, katanya: " Debatanmu memang
pintar dan masuk akal tapi dalam posisi kami hari ini, lebih
baik keliru membunuh orang daripada membebaskan jiwamu,
jika tidak mengaku terus terang, boleh kau rasakan Siu-im-nimeh-
jiu-hoat yang cukup nikmat."
Laki-laki inijuga seorang ahli silat, sudah tentu dia tahu
ancaman Liok Kiamping bukan gertak sambel melulu, maka
berobah air mukanya, namun lawan masih berusia begini
muda, tak mungkin memiliki Lwekang tinggi untuk
melancarkan ilmu taraf tinggi yang amat ditakuti bagi kaum
persilatan umumnya, maka dia membungkan sambil memejam
mata.
Bertaut alis Liok Kiam-ping menghadapi kebandelan lelaki
ini, pelan-pelan dia rangkap kedua jari tangannya terus
menutuk dua belas hiat-to besar ditubuh laki-laki kekar ini, lalu
sambil tersenyum dia mundur dan menanti.
Semula lelaki kekar itu hanya merasa tubuhnya geli dan
kesemutan sedikit, tanpa ada reaksi lain, maka mendadak dia
melotot dilihatnya Liok Kiam-ping memeluk dada sambil
nlenunduk mengawasi dirinya, dalam hati segera dia
membatin: 'Kesempatan sebaik ini, kalau tidak sekarang lari
kapan lagi." begitu timbul keinginan melarikan diri segera dia
kerahkan tenaga sambil menarik napas panjang, berbareng
kedua kaki menjejak hendak terjun kedalam air.
Tak nyana begitu dia menarik napas dan mengerahkan
tenaga, seketika keram kaki tangan lemas lunglai, seluruh
tenaga tak mampu dikerahkan, tubuh yang seharusnya
mencelat seketika meringkel diatas geladak seperti cacing
kekeringan, napas mulai sesak mulutpun megap-megap. darah
dalam tubuhnya seperti mengalir balik.
Liok Kiam-ping tersenyum, katanya: "Mumpung darah
dalam tubuhmu belum bertolak belakang, lekas kau mengaku
saja, cayhe tidak akan menyiksamu lebih lanjut, supaya
kaupun tidak menderita lebih parah . "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi lelaki kekar ini tetap membandel, katanya: "Bila kalian
meninggaikan danau ini, pihak kita pasti akan memberi
hajaran setimpal kepadamu."
Mendelik mata Kiam-ping, katanya, kereng: "Agaknya
sebelum tersiksa kau belum kapok dan tak mau bertobat,
baiklah rasakan saja betapa nikmat siksaanku."
Seketika laki-laki kekar, sekujur badan seperti ditusuki
jarum hingga tulangpun terasa sakit seperti dipelintir dan
copot, urat nadi seperti digigit semut, pegal linu karena darah
yang mengalir balik, saking kesakitan keringat dingin
membanjir keluar sambil meraung-raung tubuhnya
berkelejetan.
Ih Tiau-hiong tertawa dingin, katanya: "Seorang laki-laki
harus pandai melihat gelagat, percakapan kalian semalam di
Hoa-teng-ciu-lau sudah kami dengar seluruhnya, sekarang
kami hanya membuktikan pengakuanmu saja. Lekas kau
mengaku saja supaya tidak tersiksa lebih parah."
Betapapun keras hati laki-laki kekar itu, akhirnya tak tahan
oleh siksaan berat ini, tahu persoalan memang tidak bisa
mengelabui orang, sambil meratap dia berkata: "Tolong di
bebaskan-.. dulu... tutukan Hiat... toku... aku akan .. bicara
jujur... '
'Goblok.' maki Liok Kiam-ping, kalau sejak tadi kau berterus
terang, kau tidak akan tersiksa seperti ini." lalu dia tutuk
beberapa Hiat-to ditubuhnya.
Setelah napasnya agak tenang baru lelaki kekar itu berkata:
"Aku yang rendah memang diperintah oleh Seng-si-ciang Hou
Kongki untuk menguntit kalian, tujuan kami adalah mencari
jejak orang-orang Hong-lui-pang yang datang kekota raja."
Liok Kiam-ping mengancam: "Siapa perancang rencana
jahat memancing pihak Hong-lui-pang masuk kota raja ? Nona
Siau Hong sekarang disekap dimana ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Seluruh rencana dirancang sendiri oleh Bong Siu dan Hwegiam-
lo Siu Jan, secara diam-diam mereka juga mengundang
beberapa benggolan penjahat didaerah Biau untuk bantu
menghadapi musuh, tekad mereka besar untuk memberantas
seluruh orang-orang Hong-lui-pang. Tentang nona Siau Hong
kabarnya ditahan di istana Ka-cin-ong, padri Tibet sudah
beberapa kali hendak menodai kesuciannya, tapi selalu gagal,
tapi tepatnya dimana dia ditahan kami tidak tahu."
Mendengar Siau Hong hampir ternoda dan melawan matimatian
demi mempertahankan kesuciannya, sungguh
bergelora darah Liok Kiam-ping, tanyanya dengan beringas:
"Apa kah Ka-cin ongya tahu akan kejadian ini ?"
"ongya sedang sibuk merebut kekuasaan dengan Sam-pwelek,
maka secara diam-diam diapun sedang menggaruk
banyak jago-jago kosen untuk menunjang usahanya, sebagai
pelindung dan pengawalnya, meski biasanya dia menaruh
kepercayaan kepada Hwe-giam-lo dan Pa-kim Tayhud, tapi
bila dia tahu akan rencana kedua orang ini pasti akan
ditentang dan dilarangnya, maka sejauh ini mereka bekerja
diluar tahu ongya."
Lega hati Liok Kiam-ping, dia cukup puas akan jawaban
orang ini, maka timbul niatnya hendak membebaskan jiwanya.
Tapi Ih Tiau-hiong segera tampil kedepan, katanya: "Pangcu,
kami masih berada didaerah berbahaya, ada aku pantang ada
musuh, betapapun orang ini tidak boleh diampuni."
Sudah tentu laki-laki itu meratap dan minta-minta ampun.
Liok Kiam-ping menepekur sejenak. apa boleh buat,
mendadak dia melotot kereng, dengan ujung jari tengah dia
tekan Bing-bun-hiat dikepala orang, jiwanya seketika
melayang.
Selanjutnya Coh-siang-hwi. yang bekerja melucuti pakaian
orang serta diseretnya ke dalam sampan serta diikat dengan
ikat pinggang, sebelah tangannya segera memukul hancur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dasar sampan hingga berlobang besar cepat sekali sampan
itupun tenggelam beserta mayat lelaki kekar itu.
Kejap lain Coh-siang-hwi sudah meng kayuh perahu
mereka keluar dari semak semak daon welingi putar balik
kearah datang semula. Setelah mengembalikan perahu di
tempat semula serta meninggaikan beberapa keping uang,
Kiam-ping bertiga langsung mendarat, belum jauh mereka
berjalan, mendadak dilihatnya sandi rahasia Hong-lui-pang
mereka yang menuding kearah selatan-
Jalan raya yang mengitari danau hanya menuju keutara
dan selatan, sesaat mereka perhatikan keadaan sekelilingnya,
setelah di rasa tiada orang yang patut dicurigai, lalu mereka
berlenggang sambil bersenda gurau seperti pelancongan
umumnya menuju keselatan lewat deretan barak-barak
penjual wedang dan makanan-
Kira-kira setengah jam mereka menuju kearah selatan,
diarah teluk danau sebelah timur dari kejauhan sudah
terdangar gelak tawa Ai-pong-sut Thong cau yang lantang.
Mereka mempercepat langkah, diujung warung paling pojok.
mereka melihat Ai-pongsut Thong can sedang duduk
berhadapan dengan Jian-li-tok-heng menikmati teh panas.
Begitu Kiam-ping bertiga datang Aipong-sut lantas bergelak
tawa pula, serunya:
"Para KongCuya sejak kapan masuk kota raja ? Musim
panas memang saatnya bertamasya di danau. Sungguh
kebetulan cuaca hari ini cukup cerah, bersua pula di sini, biar
nanti aku orang tua menjadi petunjuk jalan, sekarang silakan
nikmati dulu teh panas, biar aku yang traktir."
Dengan tertawa ih Tiau-hiong angkat bicara: "Siau-seng
bertiga kemaren sudah tiba di sini, banyak terima kasih akan
maksud baik Lotiang, bahwa Lotiang harus merogoh kantong,
kami bertiga menjadi sungkan untuk menampik maksud baik
ini.' maka mereka bertiga mencari tempat duduk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ai-pong-sot tetap tertawa lebar, katanya: "Ah, kenapa
Kongcu begitu sungkan, selanjutnya bila kalian sudi selalu
mampir ke warung kami, terus terang orang tua seperti aku ini
sudah amat girang dan berterima kasih. Nah, silakan kalian
melepas lelah sambil main catur." lalu dia dorong papan dari
biji catur kehadapan Liok Kiam-ping dan Suma Ling-khong.
Jian li-tok-heng celingukan, melihat sekeliling tiada orang
lain, sambil pura-pura melihat orang main catur dia berbisik:
Jejak kami sudah diketahui musuh, tempat-tempat penting di
dalam kota sudah diawasi pihak musuh, terutama daerah Toamo-
siang dan pintu barat, mata-mata musuh lebih banyak.
tadi kami kemari sesuai petunjuk rahasia Pangcu, hampir saja
kami kepergok dengan mereka ?"
Liok Kiam-ping bertanya: "Kalian kapan tiba ? Apa pula
yang kalian ketahui ?"
Jian-li-tok-heng menerangkan: 'Kemaren malam baru tiba,
kebetulan bersua dengan seorang teman baik yang kebetulan
dinas di istana Ka-cin-ong, dari keterangannya sedikit banyak
sudah kami ketahui seluk beluk istana secara lengkap.' Siau
Hong disekap di mana ?" tanya Liok Kiam-ping..
"Konon dipuncak tertinggi Ling-hong-kek. tingkat bawah
adalah kediaman para padri Tibet, bila malam tiba penjagaan
ketat, anjing ajakpun dilepas bebas secara bergerombol,
umpama orang dalamjuga tidak berani bergerak sembarangan
disekitarnya. Kabarnya padri Tibet hendak menggunakan
kekerasan dengan obat mesum, maka kami rasa perlu segera
memberi laporan kepada Pangcu, marilah kita bicarakan
bagaimana untuk mengatasi persoalan pelik ini."
Liok Kiam-ping mengangguk, katanya:
"Sekarang kita pulang dulu ke dalam kota lalu
mempersiapkan diri, nanti malam kita pergi menolong Siau
Hong."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ih Tiau-hong berkata: "Saat ini mereka memang
mengharap kedatangan kita, maka gerakan kita ini harus
seratus persen dirahasiakan, kurasa istirahat saja diluar kota.
malam nanti kita bersama menyelidik ke istana, lalu bekerja
melihat situasi dan kondisi, aku yakin asal kita berlaku hatihati
dengan rencana yang sempurna, pasti berhasil dengan
gemilang. Bagaimana pendapat Pangcu ?"
"Begitupun baik, jikalau mengejutkan musuh tentu mereka
memperketat penjagaan- Kita memang perlu memberikan
kejutan kepada mereka." demikian ujar Liok Kiamping, lalu
bertanya: "Apakah rombongan Hoat-hi-tong sudah tiba, dapat
tidak mengadakan kontak dengan mereka ?"
Jian-li-tok-heng menjawab: 'Mereka bergerak dalam
rombongan piauklok. masuk kota raja secara terang-terangan,
lawan pasti tidak akan menaruh curiga, bila sedikit
diperhatikan kurasa tidak sukar mengadakan kontak dengan
mereka."
Saat itu mentari sudah doyong kebarat, hari menjelang
petang. orang banyak meninggalkan warung teh lalu
bermalam di Tay-hud-si diluar kota.
Kentongan kedua baru saja lewat, lima bayangan orang
dengan kedok hitam menutup kepala yang kelihatan hanya
bola mata saja beruntun meluncur keluar dari dalam kuil kecil
kuno diluar kota timur itu. Gerak gerik mereka cekatan dan
tangkas, bagai meteor terbang dalam sekejap mereka sudah
lenyap ditelan kegelapan-
Setiba dikaki tembok kota, satu orang ditinggalkan, empat
yang lain segera melambung tinggi keatas tembok kota
langsung meluncur kedalam. Setiba dijalan raya seorang
ditinggalkan berlari kearah Toa-mo-siang. Sementara tiga
bayangan yang lain belok ke utara terus berlari bagai terbang.
Gerak langkah mereka cepat dan enteng, Ginkang mereka
memang teramat tinggi, selincah kucing tanpa mengeluarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suara mereka terus maju kedepa n sebuah istana besar
dengan pintu gerbangnya yang tinggi tebal dan angker.
Saat itu sudah tiba saatnya aplusan penjaga, namun
keadaan di sini amat ketat dan keras, tinggi tembok tiga
tombak lebih, bagipesilat yang ginkangnya biasa jelas tak
mungkin naik keatas tapi bagi ketiga sosok bayangan itu tidak
menjadi soal.
Setelah berbisik dan berunding sekian saat ketiga bayangan
itu merunduk kearah barat dari kaki tembok sejauh puluhan
tombak. mendadak menjejak kaki tubuh melambung tinggi
hinggap diatas tembok secara enteng tanpa mengeluarkan
suara sedikitpun, sengaja ketiga orang ini berpencar, jarak
masing-masing ada dua tombak, dengan mengembang
ginkang, memerobos semak belukar, berlindung ditempat
gelap. mereka terus merunduk maju kedalam istana.
Istana yang satu ini luasnya hampir seratus hektar,
gedung-gedung dibangun seperti berlapis-lapis merupakan
sebuah kota kecil didalam sebuah kota besar, bentuk istana
yang satu hampir mirip dengan yang lain, biasanya untuk
mencari alamat seseorang didalam istana jug a memerlukan
waktu setengah hari. Apalagi ketiga orang ini baru pertama
kali ini masuk istana, mereka harus bergerak secara sembunyi,
takut kepergok lagi, maka usaha mereka seperti menggagap
jarum didasar laut. Untung sebelumnyaJian-li-tok-heng sudah
memperoleh informasi yang diperlukan dari temannya yang
berdinas di istana, arah yang dituju sudah cukup jelas maka
mereka maju lebih leluasa, namun karena penjagaan di istana
dengan rombongan rondanya yang ketat, maka mereka tetap
harus berhati-hati, betapapun hal ini merupakan hambatan
yang cukup berarti juga.
Setelah melewati dua gedung istana, mungkin sudah tidak
jauh lagi dari kediaman para kerabat istana maka penjagaan
di sini lebih keras, rombongan ronda kaum persilatan terus
hilir mudik. Kiam-ping bertiga berunding sejenak lalu mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berpencar ketiga jurusan, timur barat dan selatan, dari tiga ini
serempak melucur kearah Ling-hong-kek.
Jian-li-tok-heng bergerak dari kanan menuju ketimur
dengan kecepatan maksimal, tengah dia mengitari sebuah
empang teratai meluncur kebelakang sebuah gunungan, dari
lobang gua disebelah kanan gunungan menerobos keluar
sesosok bayangan mengadang didepannya. orang ini berusia
tiga puluhan, tubuhnya kuat dan tegap. bergaman golok
punggung tebal, begitu melompat kedepan lantas membentak
kereng: "Kurcaci dari mana malam-malam berani terobosan di
istana, hayo menyerah dan ikut tuanmu menghadap congkau
(guru kepala), mungkin jiwamu bisa diampuni.
Sudah tentu Jian li-tok-heng tidak sempat melayani orang,
jengeknya dingin: Jangan ribut, malam-malam aku kemari
memang hendak mencari orang, kalau kau mau membantu
tolong tunjukan jalannya." sembari bicara tubuhnya terus
menerjang, kedua tangan menepuk kearah Ki-bun dan Tanthian
dua Hiat-to besar ditubuh besar ditubuh orang.
Mendengar orang datang mencari kenalan baiknya, laki-laki
tegap itu melenggong sekejap. baru saja mulutnya terbuka
hendak bicara, mendadak terasa segulung angin kencang
menindih tiba, karuan darahnya tersirap namun sebelum dia
sempat bersuara tubuhnya sudah diterjang pukulan hingga
mencelat tiga tombak dan terbanting mampus dengan darah
menyembur dari mulutnya.
Sebat sekali Jian-li-tok-heng memburu ke sana serta meraih
mayat orang, begitu membalik badan dia lempar mayat orang
kedalam gua digunungan sebelah kanan, begitu menutul kaki
pula tubuhnya melambung tinggi laksana burung raksasa.
Dibela kang gunungan ada sebuah jembatan gantung yang
menjurus ke bilangan dalam, baru saja dia hendak melejit
keatas jembatan, mendadak didengarnya suara batuk
perlahan disebrang sana, dengan seksama dia perhatikan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dilihatnya sesosok bayangan orang kurus tinggi setengah baya
sedang mendekam ditempat gelap dipinggirjembatan.
Jian-li-tok-heng tahu penjagaan istana memang amat
keras, sebelum tugas sendiri terlaksana, apapun jejak dirinya
tidak boleh konangan, bila menerjang secara kekerasan jelas
makan banyak tenaga, salah-salah urusan bisa gagal total
jadinya, maka dia berkeputusan untuk bertindak dengan akal,
pada hal tempat ini sudah dekat dengan kediaman para
kerabat istana, tidak boleh gembar gembor, apa boleh buat,
dengan mengerut alis dia meraih sebutir krikil terus dilempar
ketengah jembatan gantung.
"Klotak" suara batu berdentam diatas jembatan, laki-laki
setengah umur disebrang itu segera menorobos keluar. Begitu
melempar krikil Jian-li tok-heg lantas melompat tinggi kepucuk
gunungan, sengaja dia menggunakan tenaga sehingga
langkahnya mengeluarkan suara.
Kepandaian laki-laki kurus setengah baya itu agaknya tidak
rendah, telinganya tajam pandai membedakan suara lagi,
melihat bayangan orang berkelebat diatas gunungan lekas dia
kembangkan ginkang memburu ke sana. Sebat sekali kakinya
sudah hinggap dipuncak gunungan, selayang mata
memandang sekelilingnya gelap pekat, tiada kelihatan
bayangan atau jejak manusia disaat dia bingung dan
celingukan mendadak terasa kesiur angin kencang dari
samberan Am-gi yang menyerang datang dari arah kanan,
tahu ada orang membokong dirinya, kaki kanan menggeser
mundur selangkah sambil miring tubuh, baru saja dia selamat
dari samberan Am-gi, tahu-tahu segulung angin pukulan yang
belakangan sudah memukul pinggang di mana Hiat-to
pelemas badannya tertutuk dengan telak. pandangan seketika
menjadi gelap, orangnyapun roboh semaput.
Agaknya Jian-li-tok-heng sengaja mengeluarkan suara
untuk menarik perhatian musuh supaya mengejarnya, begitu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
musuh mengejar tiba dia sembunyi dibela kang batu lalu balas
menyergapnya .
Sementara itu Ai-pong-sut bergerak dari barat menyusup
hutan dengan kecepatan luar biasa pula, daerah yang dilalui
adalah hutan tua yang ditumbuhi pohon-pohon besar dan
rimbun keadaan sunyi dan hening, Ginkangnya sudah
mencapai taraf yang sempurna menginjak dahan atau
menyentuh daon, tubuhnya melayang laksana burung
terbang, hanya sekejap dia sudah melewati hutan lebat ini.
Didepan dia dihadang sebuah empang lebar, ditengah empang
dibangun sebuah panggung batu, diatas panggung ini berdiri
sebuah kopel bundar ada pintu jendela yang yang tertutup
rapat, keadaan gelap gulita tiada penerangan, agaknya sudah
lama tempat ini tidak dihuni orang.
Disekitar empang tertambat beberapa sampan untuk
tamasya. Sejenak Ai-pong-sut berdiri menerawang keadaan,
untuk menempuh perjalanan lebih cepat kedepan,
menyebrangi empang ini lebih cepat dan pendek tengah dia
berpikir mendadak dari dalam hutan didengarnya sebuah
suara serak berkata: "orang sering memuji kungfu Siucongkau
bagaimana lihaynya tapi menghadapi persoalan
ternyata bernyali sekecil tikus, memangnya tempat sepi
terpencil seperti sarang setan di sinijuga harus kita jaga
segala. Huh, sungguh menyebalkan."
Seorang lagi bergelak tawa, katanya: "Memangnya siapa
bilang tidak. Mengingat dahulu betapa kita berdua mondar
mandir di Tionggoan, jelek-jelek juga pernah merebut nama
dan gelaran, walau sekarang aku kehilangan lengan kiri,
kapan aku pernah mengerut alis, siang tadi begitu mendengar
Pat-pi-kim- liong sudah tiba di kota raja, keadaan menjadi
ribut dan gelisah, seluruh kekuatan dikerahkan untuk bersiaga,
Li-lote kurasa persoalan kecil terlalu dibesar-besarkan."
Suara serak itu berkata pula: ”Jit-ko, anggaplah nasib kami
yang jelek. kebetulan diwajibkan jaga di tempat ini..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ai-pong-sut tahu kedua orang ini adalah penjaga yang
diutus dari istana untuk memperketat keadaan, karena tempat
ini sepi danjauh dari keramaian, maka kedua petugas ini
sedang menggerundel.
Segera dia menarik napas menghimpun hawa murni,
langkahnya enteng menghampiri kearah datangnya suara,
Lwekangnya memang sudah tinggi ditempat gelap dapat
melihat jelas seperti diaiang hari, dari kejauhan sudah tampak
olehnya ditanah iapang dipinggir hutan sana, duduk beradu
pundak dua laki-laki berpakaian ketat, mulut mereka masih
terus menggerundel panjang pendek.
Memangnya Ginkang Ai-pong-sut sudah amat tinggi,
bergerak hati-hati meminjam kegelapan dan sembunyi
didahanpohon lagi, secepat kilat dia berkelebat kebelakang
kedua orang, tenaga yang sudah dikerahkan dikedua telapak
tangan terus menggablok punggung mereka. Di mana dua
jalur angin pukulan melanda "Blang" orang disebelah kiri
terpukul roboh terjerembab tidak bergerak lagi, tapi laki-laki
diaebelah kanan yang buntung lengan kirinya berkepandaian
lebih tinggi, begitu merasa angin pukulan menyerang kontan
dia menjatuhkan diri terus menggelundung pergi hingga
jiwanya selamat.
Sigap sekali dia melompat bangun terus mencebir bibir
bersuit panjang, sultannya melingking tinggi menembus hutan
terdangar nyaring dimalam hari, maka tampak gerakan
beberapa bayangan orang dari berbagai penjuru memburu
kemari.
Berkepandaian tinggi nyali Ai-pong-sut amat tinggi,
sedikitpun dia tidak terpengaruh oleh datangnya bala bantuan
musuh, tangannya tetap menyerang gencar sambil
mengembangkan giniang, gerak geriknya laksana setan,
sebelum laki-laki buntung sempat melihat jelas lawannya,
tenaga pukulan dahsyat kembali telah menerpanya, lekas dia
angkat tangan tunggainya menangkia, "Krak" pergelangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangannya seketika patah, tubuhnyapun tersapu lima kaki
jauhnya, saking kesakitan mulutnya hanya sempat menjerit
sekali lantas terbanting semaput.
Cepat sekali beberapa bayangan orang sudah meluruk tiba,
Ai-pong-sut dikepung dari segala jurusan. Melihat kawan
mereka roboh semua, insaf lawan yang dihadapi amat
tangguh, pendatang ini tidak berani segera turun tangan,
sesaat mereka saling melotot hingga keadaan hening sejenak.
Akhirnya seorang laki-laki setengah umur berperawakan
sedang tampil kedepan bentaknya sambil menuding:
"Dari kepandaianmu pasti bukan seorang kroco, berani
meluruk kemari kemari harus main sembunyi-sembunyi
macam panca longok, menyergap orang-orang yang
berkepandaian rendah lagi, memangnya kau tidak merasa
malu."
Ji-pong-sut tertawa lebar, katanya: "Menghadapi kawanan
tikus macam kalian, memangnya perlu bicara aturan Kangouw
segala."
Laki-laki tengah umur terkekeh dinginjengeknya: "Agaknya
kau memang ingin diaiksa, malam inijangan harap kau biaa
lolos dari sini. Hayo kawan-kawan ganyang dia." lalu dia lolos
pedang panjang serta menyerang dengan jurus Hekscua-tosim,
yang diincar adalah Jian-kin hiat dipundak lawan
Lima orang yang lainjuga menubruk maju, maka sinar
golok dan samberan pedang silih berganti, semua merabu
ketubuh Ai-pong-sut. Ai-pong-sut mendangus geram, serunya:
"Kalian juga belum setimpal bergebrak dengan aku." belum
habia dia bicara mendadak tubuhnya berkelebat, dengan
gerak langkah ajaib tahu-tahu tubuhnya menyelinap keluar
dari samberan golok danpedang musuh. Padahal tenaga
sudah tersalur dikedua tangan, di mana telapak tangannya
menampar dan menggenjot "Blang, bluk" dua orang
menjeritjatuh binasa. Mungkin daerah ini terlalu terpencil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka petugas yang dinas di sini berkepandaian kelas dua,
maka dengan mudah Ai-pong-sut merobohkan dua lawan
dalam satu gebrak.
Sudah tentu empat kawannya yang lain copot nyalinya,
tanpa berjanji serempak mereka sudah siap ngacir selamatkan
jiwa, sayang kesempatan sudah tidak ada lagi, terasa kaki
menjadi goyah, sebuah jeritan kumandang pula, seorang
terpukul terbang dan jatuh kedalam air. Tiga orang lagi makin
tidak karuan perlawanan mereka, jangan kata menyerang,
membela diripun rasanya terlalu repot.
Ai-pong-sut ingat dirinya umpama berada di sarang
harimau, dia perlu segera membantu
Liok Kiam-ping diaebelah depan bersama Jian-li-tok-heng
untuk menolong Siau Hong, maka waktu tidak boleh terbuang
percuma, segera dia pergencar gerakan tangannya, dua orang
dipukulnya luka parah pula. Tinggal laki-laki setengah umur
tadi yang masih melawan dengan nyali pecah, mumpung Aipongsut
merobohkan kedua temannya, segera dia melompat
jauh ke sana menorobos kedalam hutan. Ai-pong-sut tidak
sempat mengejarnya, namun kuatir orang pulang memberi
laporan segera dia timpukan sepasang Yam-yam-tam dengan
tenaga dikerahkan sepenuhnya pelor belibianya bagai meteor
memburu kepunggung laki-laki setengah baya itu.
Yam-yam-tam adalah senjata andalan Aipong-sut yang
terkenal, selama ditimpukan tidak pernah meleset, laki-laki itu
terlalu bernafsu menyela matkanjiwa hingga tidak menduga
bahwa jiwanya diburu peluru lawan
"Blang" punggungnya ketembak secara telak. tenaga
timpukan Ai-pong-sut agaknya teramat besar, pelornya itu
melesak amblas kepunggung orang dan tembus keluar
dadanya, laki-laki itu menjerit lalu tersungkur binasa.
Dengan menggapa tangan kanan pelor baja Ai-pong-sut
telah melesat balik ketangannya. Sejenak dia berdiam diri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memperhatikan keadaan sekelilingnya, lalu melangkah keping
gir empang, melompat keatas sebuah sampan dan duduk
diujung belakang, kedua tangan segera menepuk kebelakang
secara beruntun, sampan kecil itu segera meluncur secepat
panah kearah sebrang.
Setengah jam Ai-pong-sut Thong cau sudah mendarat
disebrang, kembali dia mengembangkan Ginlangnya yang
tinggi melesat kearah timur.
Kini mari kita ikuti perjalanan Liok Kiam-ping, setelah
berpisah dengan kedua pembantunya, segera dia kembangkan
Leng-khong-pou-hi, seperti naik mega layaknya meluncur
kepusat istana. Daerah yang dilalui adalah gedung-gedung
istana yang menjulang tinggi bertingkat, maka untuk meluncur
diantara wuwungan istana kemungkinan sekali jejaknya
gampang konangan namun demi menolong orang maka dia
tidak hirauhan akibat ya akan dialaminya namun dia bergerak
secara hati-hati dan main sembunyi juga.
Gerakan tubuhnya laksana segumpal asap yang melayang
diudara, hanya pakaiannya saja berkibar mengeluarkan suara,
namun sekali berkelebat lantas lenyap daripandengan mata.
Bagi orang biasa pasti menyangka yang dilihatnya barusan
adalah burung yang terbang lewat.
Tengah Kiam-ping meluncur dengan keceepatan tinggi,
mendadak dari samping terdangar sebuah suitan lirih, selarik
sinar putih melesat keluar menerjang dirinya.
Lekas Kiam-ping menggentak kedua lengan sehingga
luncuran tubuhnya sedikit diperlambat, sebat sekali, tubuhnya
berputar meluputkan diri, gerak geriknya lemas gemulai,
"Pletak" sebuah bola perak jatuh dipermukaan genteng.
Menyusul sebuah gerungan kumandang dari tempat gelap:
"Kepandaian bagus," tahu-tahu dua laki-laki tua berusia lima
puluhan melompat keluar mengadang didepannya. Dengan
mendelik salah seorang diantaranya menegor: "Kepandaian
saudara amat tinggi, malam buta rata keluyuran di istana,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau bukan maling pasti rampok atau pembunuh gelap. lekas
sebutkan namamu, supaya kami tidak kesalahan tangan." '
Liok Kiam-ping mendangus ejek: 'Kalau salah tangan
memangnya kenapa?'
"Hehe, agaknya kau memaksa Losiu turun tangan
menahanmu."
"Memangnya kau yakin dapat menahan aku, Dalam tiga
jurus bila kau dapat mengalahkan aku, boleh terserah
tindakan apa yang ingin kau lakukan terhadapku ."
Kedua orang tampak gusar, "Bangsat takabur.' serempak
mereka membentak, empat tangan bergerak dari kiri kanar,
memukul ke berbagai Hiat-to mematikan ditubuh Liok Kiamping.
Empat jalur tenaga menderu seperti mengurung Liok
Kiamping ditengah arena, perbawa serangan kedua orang ini
memang cukup mengejutkan-
Namun kungfu Liok Kiam-ping tinggi, nyalinyapun besar,
meski dikeroyok dua dengan serangan gencar lagi. dia tetap
berdiri sekokoh gunung, bila tepukan tangan kanan hampir
menyentuh tubuhnya baru mendadak dia mengembangkan
Leng-hi-pou-hoat. sekali berkelebat tubuhnya lenyap dan
menyelinap keluar darijangkauan tenaga pukulan lawan-
Bahwa jejaknya sudah konangan maka diapun tidak mau
membuang waktu, kedua lengan melingkar, lengan kanan
bergerak danggan jurus Llong-kiap-sin-gan. Pukulan Wi- liongciang-
hoat adalah ilmu warisan sejak jaman dulu, kapan kedua
lawan ini pernah melihat ilmu sehebat ini, disaat mereka
melenggong karena serangan sendiri mengenai tempat
kosong, pukulan Liok Kiam-ping sudah menerpa tiba, mau
berkelit sudah terlambat, seorang menggeram perlahan,
tubuhnya terjungkal roboh keping gir. Seorang lagi sempat
berkelit sehingga jiwanya lolos dari lobang jarum, lekas dia
berusaha melompat pergi melarikan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah tentu Liok- Kiam-ping tidak memberi kesempatan dia
melarikan diri, kembali dia gerakan dua tangan, kali ini,
menyerang dengan jurus Llong-hiau-king-thian, baru saja
ujung kaki orang tua itu menyentuh genteng, tubuhnya
seketika tersuruk mumbul karena lambungnya terkena telak
pukulan Kiam-ping, tubuhnya terlempar jauh melayang jatuh
kebawah.
Tanpa hiraukan korbannya Liok Kiamping kerahkan seluruh
kekuatannya mengembangkan Leng-hi-pou-hoat, tubuhnya
meluncur lebih kencang lagi kedepan. Bila orang-orang
dibawah gedung menjadi geger. Sementara dia sudah
meluncur ratusan tombak jauhnya.
Liok Kiam-ping meluncur turun ketanah dan menyelinap
ketempat gelap. untung letak Ling- hong-khek sudah diketahui
arahnya, meski putar kayun belak belok kian kemari
menghindari kawanan ronda dan para penjaga Liok Kiam-ping
masih bisa maju dengan leluasa. Dikala dia menyelinap
kebelakang sebuah pohon besar, dari tempat gelap dipojok
sana mendadak menerobos kelua sesosok bayangan hitam
besar, sebelum kedua cakarnya tiba, dengan napasnya yang
memualkan sudah menyampuk hidung.
Mendengar suara Kiam-ping lantas bersiaga, sebat kakinya
menggeser kekiri sehingga tubrukan bayangan itu mengenai
tempat kosong, sekilas melirik baru dia melihatjelas yang
menyergap dirinya adalah seekor anjing Tibet yang tinggi
kekar sebesar anak kerbau, bila mendekam ditanah panjang
tubuhnya ada delapan kaki, kedua matanya menatap jalang
siap menerkam pula.
Dari cerita Jian-li-tok-heng dapat diketahui bahwa anjing
Tibet ini segarang harimau, tangkas dan kuat, cerdik pula,
cakarnya beracun, buasnya luar biasa, meski badan sudah
terluka selama badan masih bisa bergerak akan terus
melawan dan menyerang sampai ajal. Kaum Bulim kelas satu
juga kewalahan menghadapinya. Terutama anjing yang satu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini kelihatannya sudah terlatih baik sekali, untuk
membunuhnya pasti memerlukan tenaga.
Mungkin penasaran karena terkamannya barusan luput,
sambil menggeram kembali dia menerjang. Tapi gerakan
anjing kali ini memang cukup cerdik, kelihatannya tubuhnya
menerkam padahal gerakan tubuhnya masih sempat berobah
sambil menunggu reaksi lawan, bila lawan berkelit kekiri
sekaligus gerak perobahan tubuhnya akan mengikuti gerakan
lawan-
Untung menghadapi anjing yang sudah terlatih baik ini,
sedikit banyak Kim-ping sudah punya pengalaman, tahu
betapa buas dan jahatnya anjing ini, bahwa dua kali tubruknya
tidak mengenai sasaran, anjing ini berjalan melingkar
mengelilingi dirinya, jelas anjing ini sedang mencari posisi dan
siap menerkam pula bila sudah mendapatkan peluang, maka
Kiam-ping tumplek perhatian dan mengerahkan tenaga.
Bahwa pancingannya tidak berhasil anjing buas ini naik
pitam, mendadak dia mendekam pula terus meraung, kaki
belakang menjejak tubuhnya lantas menerkam mumbul
keatas, betapa besar tenaga yang dikerahkan untuk tubrukan
dahsyat ini sampai mengeluarkan deru angin kencang.
Tujuan Kiam-ping memang memancing amarahnya, begitu
anjing itu menerkam pula dengan buas, mendadak dia
menggeser kekanan satu langkah, kedua kaki menutul bumi,
tubuhnya melejit mumbul delapan kaki, ditengah udara dia
menekuk pinggang, secara berputar dia sudah melejit diatas
anjing kedua tangannya terus menepuk kebawah.
Tahu batok kepalanya ditempiling anjing buas ini memang
cerdik, begitu kedua kakinya menerkam kosong pula, kontan
dia menjatuhkan badannya kekiri, tubuh sebesar anak kerbau
itu menggelinding lima kaki kepinggir.
"Blum." karuan tepukan telapak tangan Kiam-ping yang
dahsyat membuat lobang besar di atas tanah sedalam dua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kaki, sungguh dia tidak habis mengerti bahwa seekor anjing
ternyata secerdik ini dapat meluputkan diri dari serangan
telapak tangannya, sekilas dia melenggong lekas dia menarik
napas lagi, meminjam daya pantul dari pukulan telapak tangan
kebawah, kedua kaki memancalpula sehingga tubuhnya
melejit minggirjuga ke samping, di mana kedua lengannya
ditekuk lalu digentak. dua jalur tenaga pukulan yang mampu
meremukkan batu raksasa melanda kedepan.
Anjing besar itu sedang bergulingan ditanah, keempat
kakinya terangkat diudara, belum sempat membalikkan tubuh
dan berdiri diatas kakinya, dan dadanya sudah kena pukulan
telak: "Bluk, dua kali, tubuhnya yang besar seketika gepeng
dan remuk seperti ditindih benda berat ribuan kati tanpa
mengeluarkan suara jiwanya melayang seketika.
Meski berhasil membinasakan anjing lihay ini, tak urung
Liok Kiam-ping merasa bersyukur pula dapat merobohkannya.
Segera dia kembangkan pula Ginkangnya, melesat lebih
dalam.
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Remaja IGO Mulus : Hong Lui Bun 3 dan anda bisa menemukan artikel Cerita Remaja IGO Mulus : Hong Lui Bun 3 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-remaja-igo-mulus-hong-lui-bun-3.html?m=0,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Remaja IGO Mulus : Hong Lui Bun 3 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Remaja IGO Mulus : Hong Lui Bun 3 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Remaja IGO Mulus : Hong Lui Bun 3 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-remaja-igo-mulus-hong-lui-bun-3.html?m=0. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 1 komentar... read them below or add one }

obat herbal insomnia / susah tidur mengatakan...

dukhh pengen komentar ,,tapi terlalu panjang niikh text nya ,,hhe ,,,thnks ajjha ya dah share ke kita kita

Posting Komentar