Cerita Remaja IGO Mbapuk : Hong Lui Bun 4

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Sabtu, 04 Agustus 2012

Cerita Remaja IGO Mbapuk : Hong Lui Bun 4-Cerita Remaja IGO Mbapuk : Hong Lui Bun 4

Begitu mencapai seberang Ai-pong-sut sudah kembangkan
ketangkasan gerak tubuhnya terus meluncur kepusat istana,
sekali lompatan sepuluh tombak dicapainya, badannya
memang pendek sehingga lebih leluasa bergerak diantara
pucuk pohon. Dibawah memang pernah kepergok para
penjaga, namun karena gerakan tubuhnya teramat cepat,
mereka berkepandaian rendah lagi. maka para penjaga itu
merasa kabur pandangan, kapan pernah menyangka bahwa
seseorang telah menyelundup kedalam.
Beberapa kejap lamanya Ai-pong-sut meluncur dengan
kecepatan tinggi tanpa menemukan rincangan apapun,
ternyata keadaan sebelah depan makin rata dan lebar,
sunyijuga hening, keadaan tidak seperti didalam lingkungan
istana, maka dia menduga kemungkinan dirinya salah arah,
segera dia menghentikan langkah melompat tinggi kepucuk
pohon lalu menerawang sekitarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seketika dia berdiri melenggong dipucuk pohon, karena
keadaan yang dilihatnya sekarang jauh berbeda dengan apa
yang digambarkan oleh Jian-li-tok-heng, mungkin setelah
dirinya keluar hutan tadi sudah kesasar, apalagi telah dia
menggenjot tenaga meluncur dengan kecepatan tinggi,
dengan arah yang ditujupasti lebih jauh lagi, pada hal
lingkungan istana seluas ini, dalam waktu sesingkat ini ke
mana dia harus mencaritahu ?
Waktu dia menengak meneliti letak bintang, diduga
sekarang sudah menjelang kentong keempat, saat ini
kemungkinan Liok Kiam-ping danJian-li-tok-heng svdah berada
di Ling-hong-khek, bahwa dirinya datang terlambat jelas bakal
bikin kapiran urusan besar. Satu jam lagi, petugas pagi dari
istana bakal keluar melaksanakan kerja rutin untuk turun
tangan jelas akan lebih sukar. Karuan hatinya bingung dan
gugup, untunglah pada saat itu dikejauhan didangarnya suara
kentong a n peronda, pikirnya: "Untuk. tanya jalan terpaksa
harus memaksa peronda itu," sebat sekali dia meluncur turun
kebawah terus memburu kearah utara dan menyelinap
kebelakang sebuah potlon dan menunogu.
Tak lama kemudian cahaya lentera yang guram mulai
menyorot keluar dari balik hutan-Ai-pong-sot sudah mengincar
tepat, sebat sekali dia melompat keluar, tangan kanan
terangkat, dengan kecepatan kilat dia mencengkram
pergelangan tangan orang. Saking kaget orang yang diaargap
ini membuang galah di mana lenteranya tergantung hingga
lampupun padam. Tahu bahwa dirinya disergap kawanan
maling atau penjahat yang beroperasi didalam istana peronda
waktu ini segera meratap: "Harap Hohan memberi ampun,
lepaskan tanganku, aduh, aduh."
"Ling-hong-khek di mana. Lekas katakan-' desis Ai-pongsot.
"Itulah tempat tinggal kaum Lama, letaknya disebelah
tenggara, melampaui pekarangan besar ini, akan tampak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebuah menara tunggal yang menjulang tinggi itulah. Tapi di
sana amat berbahaya, malam hari dijaga keras dan dironda
kawanan anjing besar." demikian orang itu menerangkan
sambil menuding kesatu arah.
"Kau memang jujur. tapi maaf, kau harus istirahat sejenak."
ujar Ai-pong-sut lalu menutuk Hiat-topenidurnya, tubuhnya dia
jinjing kepinggir direbahkan dibawah pohon besar.
Kira-kira satu jam lagi hampir terang tanah, waktu sudah
mendesak maka Ai-pongsat tidak ayal lagi melesat kearah
tenggara melewati pagar tembok tinggi. Dipekarangan luar
yang dikelilingi tembok tinggi inilah lingkungan dalam bagi
para petugas istana, tempat tinggal mereka didalam deretan
rumah pendek yang menjurus kebarat, seluruh petugas saat
itu dikerahkan seluruhnya, yang ketinggalan juga yang sudah
kelelahan setelah bertugas.
Terdengar sebuah suara melengking berkata: "Genduk cilik
itu memang manis sekali, siapa pun yang melihatnya pasti
menaksir padanya, sayang dia jatuh ditangan kawanan padri
bengis yang kasar itu, jangan kata perempuan melihat
tampang mereka lelaki siapapun merasa jijik, kalau genduk itu
diserahkan kepadaku, tanggung dalam tiga hari pasti sudah
takluk lahir batin, dengan gaya apa saja juga pasti dengan
senang hati dia melayani."
Seorang lain bertanya: "Kalau pakai kekerasan apa pula
bedanya, kan juga sama-sama senang dan nikmat, kawanan
padri itu justru bermuka-muka, ingin dia menyerahkan
kesucian suka rela. Hm.Jit ko kau cukup ahli main perempuan,
apa bedanya main paksa dengan suka rela?"
Suara melengking itu berkata: "Rasanya tentu berbeda.
sayang genduk itu masih terlalu hijau, kalau tidak. hehehe,
wah, pasti nikmat sekali."
"Konon Jik-lian-coa sedang meramu sejenis arak obat,
cukup minum beberapa tetes perempuan berhati paling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keraspun akhirnya akan menurut kepadamu, apa keinginanmu
pasti dilayani sepuas hati."
Mendengar musuh hendak memperkosa Siau Hong dengan
arak obat, sudah tentu jantung Ai-pong-sut berdebar tegang.
Maklum dia belum tahu kalau arak obat itu sudah dibuang dan
diganti dengan air teh oleh coh-sing-hwi dirumah gendak Jiklian-
coa PekJi-hay.
Didengarnya suara melengking itu berkata pula: "Arak obat
apa.Jik-lian-coa hanya ingin bermuka-muka saja didepan Siucongkau,
malam tadi kabarnya arak obatnya itu tidak manjur
sedikitpun, saking gusar padri asing itu persen satu gamparan
di muka Jik-lian-coa, sekarang dia sudah menghadap kepada
Glam-lo-ong di akhirat."
Mendengar Siau Hong selamat lega hati Ai-pong-sut,
segera dia menyusuri tembok menuju keselatan terus
membelok ketimur. Betuljuga tidakjauh setelah dia melampaui
pekarangan besar ini, dilihatnya sebuah bangunan loteng dua
tingkat yang diterangi api lilin besar dan lamplon yang dikerek
tinggi dari kejauhan sudah kelihatan beber bayangan orang
bergerak mondar mandir d iba wah loteng.
Pada hal keadaan sekeliling amat sunyi senyap. Maka Aipong-
sut menduga Liok Kiam-ping danJian li-tok-heng pasti
belum tiba ditempat itu, maka dia tidak ingin bergebrak
mendahului rekan-rekannya, maka dia merunduk lebih maju
sambil menunggu kesempatan ditempat gelap.
---ooo0dw0ooo---
Kini kita ikuti perjalanan Jian-li-tok-heng yang melewati
jembatan gantung membelok kesebuah lorong, dilihat
keadaan sekitarnya, lorong ini seperti menjurus kedalam
perumahan, pengalaman Kangouwnya amat subur, dia tahu
larangan keras bagi setiap orang yang mondar mandir
diperumahan para dayang atau Thaykam, maka penjagaan di
sinijuga pasti lebih keras, sekilas dia celingukan, mendadak dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mepet dinding, kaki menutul bumi, kedua tangan diulur maju
mundur, dengan Pia-hou-kang dia merambat masuk kedalam.
Disaat dirinya hampir mencapai mulut lorong mendadak
didengarnya suara lambaian baju orang yang berlari
mendatangi, ternyata sekitar sini juga ada penjaga gelap.
diam-diam dia bersyukur dalam hati bahwa dirinya tidak
bertindak gegabah.
Namun dalam keadaan seperti dirinya tidak boleh berpeluk
tangan, dengan mengerut alis jari tangannya mengorek batu
dinding terus ditimpukan keluar.
Suara berisik terdengar sepuluh tombak disemak belukar
sana. Suara orang orang kaget terdengar dimulut lorong,
seorang berkata: "Mari kami periksa ke sana." menyusul derap
kaki orang beranjak dari dekat menjauh.
Jian-li-tok-heng tahu para Busu atau pengawal istana yang
ditugaskan didalam istana semua pilihan melalui ujian berat,
rata-rata memiliki kepandaian tinggi, orang tidak mudah
ditipu, maka dia mencomot lagipecahan dinding lebih besar,
dengan tenaga lebih keras dia timpukan ketempat lebih jauh
lagi..
Kedua Busu itu sedang melangkah ke sana, belum lagi
memeriksa keadaan di sini, suara berisik kembali terdengar
disebelah kanan, kali ini mereka tidak ayal lagi, dengan
kesebatan gerak badan mereka terus memburu kearah suara
berisik.
Melihat akalnya berhasil mengelabui musuhJian li-tok-heng
mempercepat gerak kaki tangannya terus merambat masuk
dan menyelinap kedalam. Mengikuti serambi panjang ya
berpagar, dari bilangan dalam di mana terdapat bilik-bilik buku
mengitari ruang kembang, maju lebih lanjut adalah istana
kediaman para putri.
Dari pengkolan serambi sebelah kiri terdengar langkah
mendatangi, suaranya perlahan, untung malam sunyi, kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukan tokoh setingkat Jian-li-tok-heng susah mendengar jelas.
Serambi hanya ada satu, kekanan kiri tak mungkin menyingkir,
mundur kebelakang juga tiada tempat untuk menyembunyikan
diri, dalam gugupnya jian-li-tok-heng angkat kepalanya,
seketika hatinya bersorak girang. Segera dia menjejak kaki
melejit mumbul keatas pilar yang melintang diatas serambi,
dengan sebelah tangan dia memeluk belandar, kedua kaki
tertekuk sambil bertopang didinding belakang, maka seluruh
tubuhnya mepet dilangit-langit. Kejadian berlangsung dalam
waktu singkat, betapa gesit dan cekatan gerak gerik serta
tindakannya sungguh amat tegas dan berbahaya.
Baru saja Jian-li-tok-heng meyelinap keatas belandar, dua
orang biau berpakaian ketat dengan menyoreng pedang
dipinggang mendadak muncul dari arah dalam dengan
langkah lebar dan cepat mereka lewat dibawahnya.
Setelah bayangan kedua orang ini lenyap dibelokan sana,
lekas Jian-li-tok-heng melompat turun, begitu kedua kaki
menyentuh lantai, selincah kucing tubuhnya terus melesat
kesebelah dalam.
Penerangan disebelah dalam agak terang, dua kamar
dideretan depan diterangi dua lampu kaca hingga keadaan
jauh lebih terang mungkin disinilah kamar dinas para peronda
yang sering mondar mandir menunaikan tugasnya.
Jian-li-tok-heng adalah begal budiman yang sering
beroperasi secara tunggal didaerah selatan, sasaran oprasinya
adalah pembesar korup dan hartawan kikir yang menindas
rakyat, segala seluk beluk dalam gedung-gedung besar sudah
biasa dijelajahinya. Sekilas dia menerawang keadaan lalu
melesat langsung kebilangan dalam. tiba didepan sebuah
jendela, meminjam cahaya remang-remang, dari celah-celah
jendela dia mengintip kedalam.
Kebetulan kamar yang diintipnya ini adalah tempat ganti
pakaian setiap Ko-cin-ong hendak melakukan dinas, mepet
jendela, terbentang sebuah meja panjang melintang,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibelakangnya terdapat sebuah kursi kebesaran warna merah
dengan ukiran serba antik, ditempat duduknya dilembari
kasuran empuk yang disulam gambar bunga mekar.
Jian-li-tok-heng segera ulur tangan kanan sedikit
menjinjing daon jendela, sementara tangan kiri merogoh
secarik sampul, surat yang sudah ditulis dan dipersiapkan
sebelumnya, begitu melompat kedalam kamar, dia tindih
sampul suratnya itu dibawah tatakan tinta, lalu dia menyelinap
keluar pula menutup daon jendela serta mengundurkan diri
dari arah datangnya tadi.
Bahwa separo tugasnya sudah tercapai betapapun lega
juga hatinya, langkahnya juga terasa lebih enteng, sekali
menjejak kaki tubuhnya segera melejit tinggi keatas genteng.
Namun sedikit geseran pakaiannya dipinggir payon telah
mengejutkan orang-orang didalam kamar.
Mendadak dua bayangan orang melesat keluar dari dalam,
tanpa bersuara dengan kencang menguntit dibelakang Jian-litok-
heng .
Jian-li-tok-heng sedang mengayun langkah dengan
kecepatan tinggi, kupingnya yang tajam mendengar lambaian
pakaian disebelah belakang, segera dia insyaf sedikit
kelalaiannya barusan sudah mengundang perhatian musuh
sehingga dirinya dikuntit. Dia tidak berani lari kearah Linghong-
kek karena kuatir menggagalkan rencana besar, lekas
dia membelok kekanan terus melesat kebelakang gunungan
yang tersebar dibeberapa tempat.
Kedua biau yang menguntit dibelakangnya juga termasuk
jago kosen di Bulim, meski Jian-li-tok-heng mengembangkan
kemahirannya, mereka juga hanya ketinggalan belasan
tombak saja. Tahu kedua lawan cukup tangguh. setiap
melompat dan menyelinap. Otak Jian li tok-heng berpikir dan
mencari akal cara bagaimana menghadapi kedua lawannya ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah melewati jembatan gantung, dia tidak menuju keatas
gunung, malah mengitari gunungan terus menyusur keselatan.
Aksinya ini memang membuat kedua penguntitnya bingung
dan tertegun, maklum sebagai petugas dalam yang menjaga
keselamatan penghuni istana, mereka tidak boleh
meninggalkan tempat tugasnya terlalu jauh, pada hal mereka
sudah berada diluar jembatan gantung. jauh melampaui
lingkungan tugasnya, petugas yang biasa dinas di sini juga
tidak kelihatan muncul maka mereka tahu bahwa urusan tidak
beres. Padahal musuh didepan mata apapun mereka tidak bisa
putar balik, berhenti sejenak kedua orang itu tampak bisikbisik,
agaknya sedang berunding, maka seorang putar balik
kedalam istana yang lain-mengejar lebih lanjut.
Lega hati Jian-li-tok-heng setelah melihat seorang lawannya
mengundurkan diri, kalau satu lawan satu dia tidak perlu
gentar, maka sengaja dia memperlambat langkah, setelah
jarak dekat mendadak dia berhenti dan menunggu. Dilihatnya
pengejarnya ini seorang pendek berusia lima puluh lebih,
langkahnya enteng gerak badannya lincah, dalam sekejap
orang sudah melejit datang berhenti dua tombak didepannya.
Laki-laki pendek ini menyapa dingin: 'Apakah tuan orang
Hong-lui-pang, harap bicaralah terus terang saja."
Jian-li-tok-heng mengangkat kedua tangan, katanya
tertawa: "Tidak setimpal kau tanya siapa diriku, kalau dapat
mengalahkan sepasang telapak tanganku, boleh nanti kau
mengetahui"
Laki-laki tua pendek naik pita matanya mendelik gusar,
bentaknya beringas:
"Bangsat bernyali besar, memangnya di sini kau kira tiada
hukum. Lihat pukulan' kedua telapak tangannya memukul
dengan gempuran dahsyat kedada jian- li-tok-heng.
Jian-li-tok-heng mendengus hina, kedua lututnya ditekuk
sambil melangkah mundur setengah langkah, delapan bagian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaga dikerahkan lalu mendorong sebelah tangannya. Begitu
pukulan kedua pihak saling bentur "Daar." ledakan dahsyat
membuat kedua orang tertolak selangkah.
Jian-li-tok-heng tahu kekuatan lawan masih dibawahnya,
setelah sejurus menjajalnya, dia yakin dirinya lebih unggul,
maka semangat tempurnya makin berkobar, bentaknya: "Nah
sambutjuga pukulanku." dengan seluruh kekuatannya dia
dorong kedua tangan memukul lawan-
Bahwa adu kekuatan segebrak tadi berhasil seri alias sama
kuat, rasa nyeri orang pendek seketika lenyap. Meski
menghadapi damparan pukulan dahsyat kedua tangan lawan,
sedikitpun dia tidak gentar lagi, lekas dia kerahkan setaker
tenaganya pula, dengan berani dia songsong pukulan musuh.
Sudah tentu akibatnya cukup fatal bagi dirinya, bukan saja
tubuhnya terpental mundur lima langkah, darah juga bergolak
dadapun sesak mata berkunang-kunang, jelas dia sudah
terluka dalam.
Gebrak kedua berhasil melukai lawan, sudah tentu makin
berkobar semangat Jianli-tok-heng. Baru saja dia
menggerakkan tangan siap menggempur pula. Mendadak di
lihatnya lawan melejit minggir tiga langkah lebar
menempatkan dari pada posisi lebih tinggi membelakangi arah
angin, di mana tubuhnya sedikit melengkung, kedua tangan
memeluk dada lalu berputar kedalam, pelan-pelan telapak
tangannya bergerak menghadap keluar, telapak tangan yang
semula putih lambat laun berobah menjadi merah darah,
Begitu telapak tangannya menekan kedepan, segumpal hawa
panas yang membara seketika menerjang kedepan seperti
lahar gunung berapi.
Betapa luas pepgalaman Jian-li-tok-heng melihat telapak
tangan lawan merah membara mengeluarkan suhu panas
pula, karuan hatinya kaget setengah mati, jeritnya: "Jik-yanciang."
.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pukulan telapak tangan sejenis jik-yan-ciang memerlukan
landasan kekuatan murni, kekuatannya mampu membakar
sebatang balok besar, dengan mengerahkan Lwekang tenaga
pukulan dapat disalurkan melalui telapak tangan yang
membara -panas, untuk meyakinkan Jik-yan-ciang harus
diyakinkan sejak kecil dan selama hidup belum pernah kawinbila
kawin ditengah jalan latihannya akan buyar dan salahsalah
membahayakanjiwa sendiri. Siapa saja yang terkena
pukulan ini kulit badannya hangus, isi badannyapun hancur
luluh menjadi abu, tiada obat sakti macam apapun didunia ini
yang mampu menyembuhkan pukulan ini, jikalau bukan
menghadapi musuh besar yang tangguh biasa nya tidak boleh
dilancarkan, karena praktek dari pukulan hebat ini juga
menguras tenaga murni sendiri. Berbeda bila Lwekang lawan
lebih tangguh, seperti sekarang dia menghadapi Jian-li-tokheng
Jian li-tok-heng sendiri juga bersyukur karena dua kali
adu pukulan tadi lawan tidak mengerahkan pukulan jahat nya
ini, apalagi tahu tenaga sendiri masih lebih unggul, maka dia
melayani serbuan lawan dengan tabah.
Suatu kesempatan dia mengerahkan hawa murni dari
pusar, tenaga dikerahkan dikedua tangan terus- memapak
pukulan dahsyat lawan- Ledakan keras mendesis seperti bara
yang menganga h mendadak disiram air, asap mengepul hawa
bergolak. Karena posisinya disebelah bawah, meski suhu
panas tertiup buyar oleh angin lalu, namun sisa kekuatanya
masih menerpa turun mengikuti arah angin sehingga rambut
dan sedikit jenggot Jian-li-tok-heng terbakar hangus.
Setelah sedikit cidera dalam bentrokan pertama tadi, lakilaki
tua pendek kali ini tidak melawan secara keras pula,
setelah melontarkan pukulannya sebat sekali dia sudah
menggeser kedudukan- Melihat betapa kokoh dan hebat daya
pukulan lawan, mau tidak mau mencelos hatinya.
"Dengan geram Jian-li-tok-heng menggerung sekali, sambil
mengudak kembali dia lontarkan pukulan dahsyat pula. LakiTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
laki tua pendek sedang melenggong, apapun tidak menduga
bahwa pukulan tangguh lawan melanda secepat ini, apalagi Jik
yan-ciang terlalu menguras tenaga, dirinya belum sempat
ganti napas, sementara pukulan lawan bagai gugur gunung
sudah menindih dadanya seperti ditumbuk barang ribuan kati,
karuan tubuhnya terlempar delapan kaki, mulut terpentang
darah segar menyembur, badannya terkapar tak mampu
bangun lagi.
Jik-yan-ciang memang bukan olah-olah hebatnya, akibat
pukulan dahsyat tadi daon-daon pohon disekitar gelanggang
ternyata sudah rontok hangus dan menguning, mau tidak mau
Jian-li-tok-heng merasa takjup, tapi juga ngeri membayangkan
kedahsyatan pukulan bara ini.
Diperhitungkan, bahwa terang tanah tidak akan lama lagi,
lekas dia kembangkan Ginkang, mengitari gunungan meluncur
langsung kearah Ling-hong-kek
Dalam pada itu Liok Kiam-pingjuga sedang kerahkan Linghi-
pou-hoat pada puncaknya, hanya sekejap dia sudah
melampaui beberapa gedung dan taman kembang. Tengah
berayun langkah, kira-kira sepuluh tombak disebelah depan,
diatas genteng kaca istana, sesosok bayangan orang
berkelebat lantas lenyap. padahal pandangan dan
pendengarannya sudah keliwat tajam, namun gerakan orang
memang teramat cepat sehingga dia tidak melihat dan
mendangar jelas. Pikirnya: Jarang kulihat gerakan tubuh
secepat itu, mungkinkah Hwe-giam-lo sendiri keluar
melakukan inspeksi ? Atau Bong Siu yang sengaja hendak
mencegat diriku? Bila bergebrak di sini pihak musuh terlalu
banyak, lebih baik kupancing saja ketempatjauh supaya lebih
leluasa turun tangan" segera dia melejit mumbul keudara,
sengaja dia merandek gerakan sehingga orang didepan itu
sempat melihat gerakannya lalu membelok kekanan
menerobos ke tempat gelap.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam jarak sepanahan dia meluncur, dia menoleh kekiri,
dilihatnya sesosok bayangan orang sedang berputar dari arah
kanan membelok kedepan seperti hendak mencegat dirinya
dari arah lain- Kiam-ping mempercepat langkah. dirinya sudah
melesat keluar dari taman terus meluncur kedalam hutan, lalu
meluncur turun dan menunggu disebuah tanah lapang.
Hanya sekejap bayangan dibelakang itu pun sudah
mengejar tiba dan hinggap tiga tombak didepannya.
Pendatang ini berusia tujuh puluhan, rambut dan jenggotnya
sudah memutih saiju, namun semangatnya masih kelihatan
gagah dan menyala, terutama sorot matanya mencorong
bagai lampu senter, jelas Lwekangnya sudah teramat
tangguh, perawakannya tinggi besar, tampangnya liar dan
buas, dipinggangnya terselip sebatang Giam-ong-pian.
Liok Kiam-ping cerdik pandai, melihat gaman lawan lantas
dia tahu dengan siapa dirinya berhadapan- Menghadapi lawan
tangguh sedikitpun dia tidak berani gagabah, lekas dia himpun
semangat dan konsentrasikan pikiran, siap siaga menghadapi
pertempuran sengit.
Seperti tertawa tidak tertawa Hwe-giam-lo siu Jan terlorohloroh,
katanya: "Melihat kepandaianmu yang luar biasa tadi,
pasti kau inilah Pat-pi-kim-liong Pangcu Hong-lui-pang yang
baru. Usiamu masih begini muda, belum ada setahun keluar
kandang, namun sudah membuat geger dunia persilatan,
sehingga ayam anjingpun tak bisa hidup tentram. Malam ini
berani kau meluruk kemari, jangan kau salahkan Lohu kalau
bertindak keji padamu, demi kepentingan kaum persilatan
umumnya, terpaksa aku tuntut jiwa ragamu di sini.'
Liok Kiam-ping merasa mual melihat sikap tengik dan mimik
orang yang jelek. tawanyapun lebih mengerikan dari tawa
setan, melihat betapa takabur sikapnya, sungguh tak
terkendali amarah Liok Kiam-ping, segera dia mendongak
tertawa lantang, suaranya laksana genta raksasa yang bertalutalu
diangkasa, sehingga Hwe-giam-lo merasa mendangung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kupingnya. Tahu lawan sengaja pamer Lwekang, lekas Hwegiam-
lo memusatkan tenaga murni untuk bertahan-
Begitu menghentikan tawanya Liok Kiam-ping berkata:
"Dendam permusuhan kaum persilatan sudah lazim
diputuskan dengan adu kekuatan, yang kuat menang yang
lemah binasa, apa kemampuanmu boleh kau tunjukan
kepadaku, apapun kehendakmu pasti kuiringi.'
Siu Jan lulusan perguruan Tiang-pekspay, belakangan dia
terjun dalam kalangan liok-lim, selama beroperasi tiada
korbannya yang ditinggaikan hidup, potlot raja akherat
ditangannya itu sudah diyakinkan hampir lima puluhan tahun,
belum pernah ketemu tandingan, maka dia dijuluki Hwe giamlo
(raja akhirat hidup). Tiga puluh tahun yang lalujago-jago
kosen Bulim bergabung mengganyangnya, untung dia sempat
meloloskan diri, tahu di Tionggoan dirinya sudah tak mampu
bercokol lagi, maka dia minggat ke Se-ek dan masuk Thianllong-
si meyakinkan ilmu yang lebih ganas, dengan Bong Siu
dia seperguruan, sepuluh tahun yang lalu dia turun gunung
dan terjun pula dalam percaturan Kangouw, selama malang
melintang di Tionggoan belakangan ini belum pernah ketemu
tandingan musuh-musuhnya yang lama satu persatu telah
dibunuhnya, sehingga sepak terjangnya semakin telengas.
Liok Kiam-ping menantangnya, karuan dia bergelak tawa
dengan jumawa, katanya:
"Asal kau kuat melawan tiga puluh jurus seranganku,
persoalan malam ini boleh sementara di hentikan sampai di
sini saja ?"
Liok Kiam-ping menyeringai dinging, jengeknya: Jangan
hanya tiga puluh jurus, seratus jurus juga belum pasti kau
dapat mengalahkan aku, tapi..." sengaja Kiamping merendek
memancing reaksi lawan
"Tapi kenapa?" desak Hwe-giam- lo Siu Jan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau sebaliknya kau yang bukan tandinganku, bagaimana
pula penyelesaiannya ?..
Hwe-giam-lo Siu Jan berpikir sejenak. katanya kemudian:
"Baiklah, persoalan malam ini biar Losiu berpeluk tangan
menjadi penonton saja, kau boleh meluruk ke Ling-hong-kek.
tapi tempat lain dalam lingkungan istana kularang kau
trobosan ke sana." menurut hematnya umpama dalam tiga
puluh jurus dirinya tidak mampu membereskan anak muda ini,
padri Tibet yang berada di Ling-hong-kek juga sudah
mempersiapkan diri menyambut kedatangannya, dirinya tidak
perlu ikut turun tangan, umpama Kiamping berhasil menolong
kekasihnya, begitu dia meninggalkan Ling-hong-kek. dirinya
punya alasan untuk mencegatnya lagi. Di sinilah letak
kelicikannya, muslihatnya memang banyak untuk
menyudutkan Liok Kiam-ping.
Apapun usia Kiam-ping masih muda, pengalaman kurang,
tanpa pikir segera dia berkata: "Begitupun baik, seorang
kuncu pasti menepati janjinya "
Sebelum Kiam-ping habis bicara kedua tangan SiuJan
sudah terangkat kedepan dada, dimana tampak sikutnya
ditekuk turun telapak tangan tertarik mundur, dibarengi
gerungan berat dia tepukan telapak tangannya kedepan-
Melihat gerak pukulan lawan tidak membawa kesiur angin,
Kiam-ping tahu serangan lawanpasti ada susulannya yang
lebih keji, betuljuga belum sempat dia menemukan cara
bagaimana dirinya harus melawan, damparan angin pukulan
yang lunak kuat sudah menerjang datang, secara mendadak
tiga tombak sekitar badannya seperti sudah dilingkupi tenaga
pukulan lawan, betapa dahsyatperbawapukulan ini sungguh
mengejutkan-
Lekas Liok Kiam-ping kembangkan Kim-kong-put-hoay-sinkang,
sekujur badan dilindungi rapat dan kokoh, tenaga lunak
pukulan lawan begitu menyentuh hawa pelindung badannya
lantas meletup lirih seperti bunyi gesekan kikir dengan besi,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekuatan pukulan lawan sirna tanpa bekas. Sementara kedua
telapak tangannya yang sudah siaga dengan tenaga penuh dia
dorong kedepan-
Melihat kekuatan Thay-im-ciang yang dilontarkan sirna
seperti kecemplung laut, sungguh bukan kepalang kaget dan
heran SiuJan, tengah dia melenggong, pukulan dahsyat lawan
sudah balas menerjang dirinya laksana amukan gelombang
samudra. Lekas dia menarik napas mengerahkan tenaga serta
memukul kedepan.
"Byaaar." dua kekuatan raksasa beradu menimbulkan
goncangan hebat. Kedua lawan tertolak mundur selangkah.
Diluar tahu Hwe-giam-lo bahwa reaksinya barusan cukup
cepat, tangkisan pukulan kedua timbul secara reftek sehingga
dia tidak sampai kecundang, bila hanya sekali adu pukulan,
sudah pasti dia akan kalah dan terluka parah. Namun
demikian dia sudah mendapat firasat bahwa dalam adu
kekuatan tenaga dalam, dirinya memang bukan tandingan
anak muda ini, apalagi dia menduga lawan memiliki ilmu
pelindung badan dari aliran Hud, kalau tidak mana mungkin
Thay-im-ciang yang sudah diyakinkan puluhan tahun tidak
mempan terhadap anak muda ini.
Mau tidak mau mengkirik bulu kuduknya. Lekas dia melolos
potlot bajanya, maju selangkah tangan kanan merogoh
kebawah, potlotnya justru menusuk ke Jian-kin-hiat di pundak
Liok Kiam-ping. Gerakan potlot bajanya ternyata menimbulkan
deru kencang dan samberan angin dingin, jelas latihan ilmu
potlotnya sudah mencapai taraf yang patut dibanggakan
Liok Kiam-ping menyeringai dingin, kaki kanan mundur
setapak. tubuhnya setengah berputar, telapak tangan kiri
tegak menepis miring kelengan orang. Menyambut serangan
dengan perobahan serangan yang mengunci gerakan lawan
selanjutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu serangan luput telapak tangan lawan sadah menepis
lengan kanan sendiri, lekas SiuJan menjorok kekanan satu
langkah, di mana potlotnya berputar segera dia kembangkan
Lui-ting poan-hoat yang memiliki tujuh puluh dua jurus
tunggal. Gerak potlotnya secepat kitiran, angin menderu di
selingi gemuruhnya guntur.
Liok Kiam-ping memusatkan lahir batin untuk
mengembangkan Leng-hi-pou-hoat, tubuhnya bergerak
selincah kupu menari selulup timbul diantara samberan potlot
lawan yang gencar, setiap mendapat peluang telapak
tangannya pasti balas menggempur dengan dahsyat.
Kalau rangsakan potlot menimbulkan gemuruh suara,
sebaliknya permainan telapak tangan Kiam-ping berkembang
makin meluas, pusaran tenaga kedua pihak yang bergulat
menggetar rontok daon dan ranting pohon, debu terbang
membumbung keudara.
Dalam .sekejap sepuluh jurus sudah lewat. Kedua pihak
merangsak dengan kecepatan tinggi. Gemuruh guntur yang
ditimbulkan dari geseran udara oleh ujung potlot raja akhirat
ditangan SiuJan cukup menggetarkan nyali orang, demi
mempertahankan kejayaan namanya selama puluhan tahun
ini, dia sudah kerahkan seluruh kemahiran permainan
potlotnya untuk merobohkan lawan yang satu ini. Sebaliknya
Liok Kiam-ping harus berjuang demi kebenaran dan
kebangkitan kembali wibawa Hong-lui-pang dipercaturan
dunia persilatan, kedua pihak pantang mundur dan kalah,
sudah logis kalau pertempuran dahsyat ini bukan olah-olah
hebatnya.
Tiga puluh jurus sudah hampir jelang, Liok Kiam-ping pikir
perlu mengembangkan ilmu sakti mendadak dia berputar
dengan kedua lengan terkembang dan melingkar, jurus Llongkiap-
sin-ganpun terlontar secara reftek. Wi- liong- ciang-hoat
memangnya peninggalan orang kuno yang sakti mandraguna,
apalagi dilancarkan oleh Liok Kiam-ping yang sekarang sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibekali kekuatan Lwekang tangguh, perbawanya seumpama
malaikat kaget setan menangis, cuacapun berobah oleh
kehebatan permainannya. Ribuan bayangan telapak tangan
sekaligus seperti memberondang kearah Hwe-giam-lo dalam
waktu yang sama.
Melihat lawan merobah permainan, bayangan telapak
tangan seketika merabu dari berbagaijurusan, karuan Hwegiam-
lo melengak kaget, lekas dia kerahkan tenaga
menggerakan potlot bajanya, secara beruntun dia menyerang
enam jurus kearah bayangan telapak tangan yang rapat
berlapis-lapis itu, syukur dia sempat menyelamatkan diri.
Serangan balasan potlot siuJan terasa lihay juga oleh Liok
Kiam-ping, sebelum serangan lawan mencapai sasaran,
mendadak dia melejit lima kaki ke udara, ditengah udara
kedua kaki memancal sehingga tubuhnya seperti bertahan
sejenak, kini kepala dibawah kaki diatas, sambil menukik dia
kembangkan kedua lengan, dibantu daya tukikan kebawah dia
lancarkan serangan Llong-hwi-kiu-thian, telapak tangannya
menepuk turun-
Tadi SiuJan sudah dipaksa mengerahkan seluruh
kekuatanuya baru berhasil menyelamatkan diri dari serangan
lihay lawan, rasa kejut belum lagi bilang, kini lawan menukik
dengan serangan tak kalah dahsyatnya pula, sudah tentu dia
tidak berani melayani, tubuhnya menjengkan mundur
kebelakang, begitu ujung kaki menutul bumi, tubuhnya lantas
meluncur datang kebelakang.
"Blam." tempat barusan dia berpyak tanahnya seperti
dikeduk pacul berlobang besar sedalam tiga kaki.
Meminjam daya pantul dari pukulan telapak tangannya
ketanah, kembali kedua kaki Liok Kiam-ping memancal,
tubuhnya bersalto di udara, seperti bayangan setan, dia
mengudak ke sana kembali kedua tangannya menyerang
dengan jurus Llong-jiau-king-thiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua kaki SiuJan belum menyentuh tanah, sementara
angin pukulan Liok Kiam-ping sudah memburu tiba, untung
Lwekangnya sadah amat tinggi, dalam keadaan kepepet bagi
orang lain sudah tidak mungkin terhindar bencana, SiuJan
sempat kerahkan hawa murninya sehingga tubuhnya mencelat
mumbul keatas hanya dengan sekali sedotan perut, tubuhnya
melayang miring kepinggir, namun demikian, gerakannya
sedikit terlambat, pantatnya keserempet oleh deru angin
pukulan yang dahsyat, seiring dengan daya dorongan yang
kuat tubuhnya terlempar setombak lebih . Untung tubuhnya
tidak cidera, begitu kaki menyentuh bumi sekaligus dia
menutul terus melesat jauh kedepan lenyap ditelan kegelapan-
"Terima kasih," seru Liok Kiam-ping, begitu bergerak pula,
tubuhnya langsung meluncur kearah Ling-hong-kek. Karena
kegaduhan pertempuran Liok Kiam-ping melawan Hwe giamlo,
setelah SiuJan menyingkir, anak buahnya seperti juga
ditarik mundur seluruhnya hingga suasana menjadi sepi
lengang, keheningan yang mencekam ini terasa menyolok oleh
Kiam-ping.
Tapi tujuan Liok Kiam-ping menolong orang, apapun yang
terjadi dan keadaan bagaimanapun yang harus dihadapinya,
dia tidak perlu gentar lagi, dia langsung bergerak sesuai
petunjuk Jian-li-tok-heng kearah depan
Lekas sekali sebuah gedung berloteng yang menyendiri
jauh dari bangunan gedung-gedung istana lainnya menjulang
didepanya.Jarak masih jauh hingga sukar melihat jelas tulisan
apa yang terukir diatas pigura raksasa diatas loteng, tapi
dilihat keadaan sekitarnya Kiam-ping yakin gedung tunggal
itulah pasti Ling-hong-kek adanya.
Dengan langkah hati-hati dia menyelinap dari hutan, baru
saja hendak melampaui tanah kosong didepan hutan, dari
kanan kiri hutan mendadak muncul dua padri jubah kuning,
dengan mendelik mata dan bertolak pinggang mereka
mengawasi Liok Kiam-ping.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Padri disebelah kiri sudah dikenal oleh Liok Kiam-ping,
waktu orang meluruk ke Kwi-hun-ceng tempo hari, seorang
lagi pasti adalah salah satu dari sepuluh murid pelindung Pakkim
Tayhud.
Padri disebelah kiri membentak: "Bangsat kurcaci hentikan
langkahmu, Tempat suci kediaman Pak-kim Tayhud sedang
tetirah, siapa pun dilarang keluyuran disini, selangkah kau
berani maju lagi, kau akan menyesali hidupmu yang pendek
ini.'
Liok Kiam-ping bergelak tawa, katanya, ”cayhe memang
ada urusan penting ingin bertemu dengan Pak-kim Tayhud,
tolong sampaikan keinginanku.'
Padri Tebet itu berludah serta menjengek: "Manusia
rendah, tengah malam buta rata berani keluyuran di istana
terlarang, memangnya kau sudah bosan hidup, berani
bermimpi ingin bertemu dengan Tayhud segala. Ketahuilah,
kau berada ditempat penjagalan manusia, lekas kau bunuh diri
saja, aku berjanji tidak akan merusak jazadmu, kalau tidak,
hehehe..."
Liok Kiam-ping tertawa geli malah melihat betapa jumawa
sikap padri ini, desisnya dengan nada tinggi: "Kalau tidak
kenapa?"
"Hehehe,, akan kucacah hancur dijadikan pergedel untuk
makan anjing peliharaanku."
"cara yang bagus, sekali kerja dua hasil, biarlah cayhe
sempurnakan keinginan kalian,' membarengi habis
perkataannya kedua tangan Kiam-ping menggenjot kearah
kedua padri Tibet itu. Angin pukulannya menerjang dahsyat
setajam pisau, .belum lagi tubuh terkena telak oleh pukulan,
samberan angin pukulannya sudah mengiris perih muka
mereka, karuan kedua padri Tibet meraung kaget terus
menjatuhkan diri menggelundung jauh dengan jurus penolong
jiwa Ui-liong-hoan-sin (naga kuning membalik badan) salah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
satu jurus dari Thian-llong-toa-pat sek ajaran Pakim Tayhud,
syukur mereka masih sempat menyelamatkan jiwa, namun
keringat dingin sudah membasahi sekujur badan
Mendapat angin Liok Kiam-ping tidak menyia-nyiakan
kesempatan, segera dia memburu maju, sementara kedua
padri itupun sudah mencelat berdiri. Hanya sejurus dia sudah
bikin kedua padri ini menggelundung jatuh menyelamatkan
jiwa, betapa hati mereka takkan ciut, namun mereka tetap
bandel, setelah saling lirik serentak keduanya angkat tangan,
dari kanan kiri menggempur bersama kearah Kiam-ping.
Kedua padri ini merupakan murid Pakim Tayhud yang
diandalkan, biasanya terlalu mengagulkan kepandaian, meski
gabungan pukulan mereka cukup lihay, tapi menghadapi
permainan Liok Kiam-ping, hakikatnya kedua lawan ini
dipandang sepele olehnya.
Ditengah tawa dingin Kiam-ping, sebat sekali tubuhnya
berkisar keluar arena, sambil membalik badan sebelah
tangannya menepuk kebelakang.
"Blang" kedua padri itu dipukulnya mundur lima langkah.
Tampang mereka yang kasar dan bengis tampak merah lalu
pucat, biji lehernya turun naik seperti menelan darah segar
yang hampir tertuang keluar. Lutut goyah badan
sempoyongan, jelas mereka sudah terluka dalam yang cukup
parah.
Ternyata kedua padri ini berkepala batu, tahu dirinya bukan
tandingan, namun mereka pantang mundur, lekas mereka
telan dua butir obat serta mengatur pernapasan, hanya
sekejap mendadak keduanya sudah menghardik bersama,
seperti serigala yang kelaparan serempak mereka menerjang
kearah Liok Kiam-ping.
Rangsakan sengit dilancarkan dengan gerakan nekad
seperti ingin mengadu jiwa, Liok Kiam-ping terdesak mundur
selangkah oleh kenekadan kedua lawannya. Tapi begitu dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggeser minggir, dibarengi dengus hidung, tangannya
sudah siap menggampar. Pada saat itulah segulung tenaga
angin kencang mendadak menubruk tiba dari belakang.
Belum sempat melontarkan serangan Kiam-ping sudah
melompat minggir kekanan. Meminjam daya lompatan
kepinggir ini, kedua tangannya menepuk kepunggung padri
sebelah kanan. Beruntun disergap dan dibokong, karuan Liok
Kiam-ping naik pitam, maka gempuran kedua tangannya ini
dengan landasan tenaga dahsyat, padri padri yang sudah
terluka ini mana kuat menahan pukulannya. Begitu telapak
tangan kanannya mengenai punggung orang, tulang
pundaknya seketika kemeretak. putus dan hancur, badannya
terbanting roboh bergulingan sambil melolong kesakitan baru
jatuh semaput.
Berhasil merobohkan seorang lawan Kiam-ping segera
membalik badan, lima kaki di depannya mendekam seekor
anjing sebesar anak kerbau seperti yang telah dibunuhnya
tadi, anjing yang satu ini lebih besar dan garang, sorot
matanya berkilat hijau siap menerkam.
Melihat kawannya terluka parah padri yang satu tambah
gusar, sambil meraung gusar dia memburu maju sambil
memukul dengan setaker tenaganya dari samping kiri Kiamping.
Dalam waktu yang sama anjing yang mendekam itupun
menyalak sekali terus menerkam juga.
Lekas Kiamping kembangkan Leng-hi-pou-hoat, tubuhnya
mengendap lalu menyelinap serta menjejak. tubuhnya
melambung dua tombak tingginya, ditengah udara dia
menggeliat sekali hingga badannya menukik turun, kedua
tangannya sudah menjulur lurus kebawah merindih batok
kepala anjing besar itu.
Tak nyana sebelum pukulannya mengenai sasaran, dari
samping tahu-tahu meluncur datang sesosok bayangan anjing
besar yang lain dengan kecepatan luncuran anak panah,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua cakar depannya naik turun seperti hendak menyobek
tangan Liok Kiam-ping
Anjing ajak yang dipelihara disini merupakan pilihan dan
terdidik dengan keras, dari kepala hingga ekornya yang
pendek panjang delapan kaki setengah, kalau berdiri dengan
kaki belakang tinggi mencapai satu tombak, maka tubrukan
anjing yang satu ini hampir mencapai sama tingginya dengan
Liok Kiam-ping yang sedang menukik kebawah, sedikit lena
bukan mustahil kedua tangannya kecaplok oleh anjing besar
yang rakus darah ini.
Bahwa anjing bergerak sepandai ini sungguh diluar dugaan
Liok Kiam-ping, lekas dia kerahkan tenaga dari pusar,
menyedot hawa meringankan tubuh sehingga daya anjlok
tubuhnya kebawah seperti dihentikan sedetik diudara, begitu
kedua kakinya menyendal, tubuhnya melayang tiga tombak
jauhnya hinggap dengan kedua kakinya.
Begitu Liok Kiam-ping mulai bergebrak disebelah sini,
mendadak Ai-pong sut Thong ciau melompat keluar dari
tempat gelap. tujuannya menerjang kearah loteng ditengah,
mendadak dua bayangan berkelebat, tahu-tahu Keling dan
Kelong sudah menghadang didepannya.
Melihat yang menghadang dirinya adalah kedua penculik
Siau Hong, meski usia Ai-pong-sut sudah lanjut, tak kuat dia
menahan gejolak marahnya, saking gusar dia melotot tertawa
besar: "Kepala gundul yang tidak patuh ajaran agama, kalau
disorga kau tidak akan diterima, biar hari ini kuantar nyawamu
keakhirat saja."
Keling mendelik gusar, bentaknya: "Bangsat tua yang ingin
mampus, tempo hari Hudya tidak sempat mencabut nyawamu,
hari ini berani kau menyerahkan jiwa ragamu, agaknya
takdirmu sudah diambang mata."
”Jangan membual, di Kwi-hun-ceng kalian tidak mencawat
ekor, memangnya hari ini kalian sudah mampus. Siapa yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan ketimpa ganjaran, nah buktikan saja," sembari bicara
kedua tangannya menggempur Keling dan Kelong. Dia
menyerang dengan gusar, ingin merebut waktu lagi, maka
pukulannya ini tidak tanggung lagi hebatnya.
Kedua padri ini juga jago kosen yang pandai menilai
pukulan lawan, melihat gempuran hebat lawan, serempak
mereka angkat telapak tangan dengan seluruh kekuatan
menangkis. Mereka kira dengan gabungan kekuatan mereka
berdua yakin pasti menang, apalagi mengadu kekuatan
dengan seluruh tenaga yang mereka miliki.
Tak nyana begitu kekuatan pukulan beradu. Kedua padri itu
tertolak mundur selangkah. Tubuh Ai-pong-sut hanya
bergeming sedikit. Untung pukulannya itu ditujukan kedua
jurusan, sehingga kekuatannya terpencar, bila sasarannya
hanya seorang musuh tanggung jiwanya sudah melayang.
Kapan kedua padri jubah kuning mengkirik dibuatnya dalam
gebrak selanjutnya mereka tidak berani main tangkis dan
melawan secara keras.
Mengalahkan kekuatan kedua lawannya, Ai-pong-sut
berderai tawa, serunya: "Dengan bekal kalian yang tak
seberapa juga berani membual. Nah, sambut sekali lagi
pukulan Lohu," sembari bicara ia maju selangkah, kedua
tanganpun didorong kedepan.
Lekas kedua padri itu melompat minggir kedua arah.
Pengalaman Aipong-sut sudah puluhan tahun di Kangouw,
cara bagaimana dia harus menggunakan akal mengelabui
musuh sudah terlalu mahir bagi dirinya, setelah mengadu
pukulan segebrak tadi, dilihatnya kedua bola mata kedua padri
ini selalu saling lirik, maka dia tahu bahwa nyali mereka sudah
pecah, maka pukulan serempak dengan kedua telapak tangan
kali ini hanya gerakan gertak sambel belaka, begitu kedua
padri sudah mencelat kepinggir dari pukulan diteruskan
tenagapun disalurkan, sasaran yang dipilih adalah punggung
Keling yang jaraknya lebih dekat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Padahal kaki Keling belum lagi menginjak bumi, tenaga
pukulan sedahsvat gugur gunung sudah menindih punggung
"Blang" tubuhnya yang kekar besar itu mencelat ke depan dua
tombak jauhnya, mulut terpentang darah segarpun
menyembur, tanpa bersuara dia roboh terkulai.
Karuan serasa terbang arwah Keling saking ketakutan,
lekas dia bersiul panjang pendek dua kali, maka muncullah
dua ekor anjing besar dengan tubrukan sekencang angin les
us, dari kiri kanan moncongnya menggigit kepundak Ai-pongsut.
Tahu kedua anjing ini susah dilawan dengan kekerasan,
otak Ai-pong-sut yang cerdik mendapatkan akal, lekas dia
menjatuhkan diri lalu mengembangkan Te-tong tui, dimana
dengan tendengan dan sapuan kedua kakinya tubuhnya
menggelinding pergi datang. Ternyata kedua anjing ini juga
sudah terlatih cukup pandai, begitu tubrukannya luput,
tangkas sekali sudah putar balik serta menubruk pula dengan
kecepatan kilat. Kelong si padri jahat ikut menyergap dari
samping.
Diancam serbuan dari tiga jurusan, bagi seorang jago yang
berkepandaian agak rendah cukup salah satu serangan ketiga
musuhnya mengenai sasaran, kalau tidak binasa juga pasti
luka parah.
Tapi lain dengan Ai-pong-sut yang kenyang pengalaman,
meski terancam dia tidak menjadi gugup, dengan tabah dia
hadapi sergapan lawan, namun serangan memang gencar dan
lihay, melejit mumbul keatas jelas tidak keburu, meminjam
daya terjang kedepan dia kembangkan ke dua lengannya
sambil menyedot perut sehingga tubuhnya terangkat lima
kaki. cakar kedua anjing yang menerkam dari kanan kiri
menyerempet lewat dibawah kakinya, keadaannya sungguh
amat berbahaya. Bila tubuhnya anjlok kebawah pula Ai-pongsut
menekuk pinggang menyendal kaki, dengan gerak tubuh
yang indah dia melayang keluar setombak jauhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu Jian-li-tok-heng juga sudah tiba disebelah
barat Ling-hong-hek, jaraknya masih tiga puluhan tombak dari
kejauhan sudah mendangar benturan senjata dan suara
bentakan dari arah tenggara, dia tahu bahwa Liok Kiam-ping
sudah mulai bergebrak dengan musuh, untuk mencapai
harapan yang sudah direncanakan sebelumnya, sekaligus
untuk memecah kekuatan musuh, maka dia bertekad
menerjang ke Ling-hong-kek dari arahnya. Ternyata
penjagaan di sini memang lebih kendor hingga dia lebih
leluasa maju terus hingga dia dihadang oleh seorang padri
saja, maka terjadilah pertempuran yang cukup sengit, untung
padri lawannya ini berkepandaian lebih rendah dari Keling.
Untuk mengejar waktu, maka Jian-li-tok-heng merabu
lawannya dengan serangan gencar, gerak tubuh
dikembangkan laksana angin puyuh, Siantian ciangpun
dilancarkan secepat kilat, tampak bayangan berkelebat
diselingi bayangan telapak tangan memberondang kesekujur
badan padri jubah kuning itu.
Dalam jangka sepuluh jurus padri itu sudah didesaknya
mundur, keadaannya cukup gawat. Disaat Jian-li tok-heng
melontarkan sejurus serangan telak. mendadak lawannya
menghardik sekali seraya melompat mundur lima kaki Jian-litok-
heng jejak kaki melompat memburu, kedua tangannya
naik turun menggempur dada lawan-
Disaat genting bagi jiwa si padri inilah, dua ekor anjing
besar mendadak menerjang tiba dari kiri kanan- Umpama
pukulan diteruskan, umpama tidak mati padri Tibet ini pasti
terluka parah, namun Jian-li-tok-heng sendiri juga pasti
menjadi korban kebuasan kedua anjing galak itu.
Sebagai penduduk asli daerah selatan Jian-li-tok-heng
cukup tahu akan kebuasan dan keganasan anjing Tibet ini,
apalagi cakarnya dilumuri racun, umpama tidak tergigit, cukup
tercakar juga orang biaa binasa apalagi kedua anjing ini
menubruk bersama dengan moncong dan cakarnya sekaligus.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah tentu menyelamatkan jiwa sendiri lebih penting,
lekas dia ayun kedua lengan keatas sehingga daya luncuran
tubuhnya kedepan seperti direm secara mendadak, berbareng
kaki menutul bumi hingga tubuhnya melejit lebih tinggi dua
kaki, cakar dan dua moncong anjing menyambar lewat d iba
wah kakinya.
Jian-li-tok-heng tahu anjing Tibet sebesar anak kerbau ini
memiliki tenaga raksasa tubrukannya tidak kalah dari seekor
singa, tapi menyerang dengan membalik badan gerak geriknya
jauh terganggu dan lamban. Mumpung anjing itu menerkam
kedepan, tubuhnya dimiringkan, kaki kanan menjejak
punggung anjing, dengan ringan tubuhnya melayang
setombak jauhnya. Lalu dia kembangkan cui-pat-sian,
tubuhnya limbung seperti orang mabuk yang gentayangan,
dengan ketangkasannya dia berputar dan pergi datang
ditengah tubrukan dan sergapan kedua anjing galak itu.
Umpama jago kosen kelas tinggi juga susah melayani
permainan cui-pat-sian Jian-li-tok-heng. Apalagi kedua ekor
anjing besar ini, meski tenaga besar betapapun gerakan
berputar dan membalik kalau lincah dan cepat.
Padri jubah kuning yang menonton dari samping selalu
berkaok-kaok memberi aba-aba, lama kelamaan dia menjadi
gelisah dan tak sabar lagi, dibarengi gerungan gusar akhirnya
dia terjun pula ketengah gelanggang. Saat mana kedua ekor
anjing itu berada di kanan kiri, padri jubah kuning menyerang
dari arah depan, jadi sekaligus Jian-li-tok-heng dikeroyok dari
tiga jurusan-
Tapi tujuan Jian-li-tok-heng memang memancing ketiga
musuhnya ini menyerang serempak tampak betapa gemulai
gerakan tubuhnya, dengan lincah tahu-tahu dia sudah
menyelinap keluar dari kepungan ketiga lawan, sebat sekali
dia berputar kebelakang padri jubah kuning, telapak
tangannya terus menggablok punggung orang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Padri jubah kuning hanya merasa bayangan berkelebat,
bayangan lawan telah lenyap. disaat dia melenggong itulah,
pukulan telapak tangan lawan sudah mengancam punggung.
Sebetulnya bekal kepandaiannya juga tidak lemah, maka dia
menjebak kaki melompat ke kanan.
Jian-li-tok-heng memang paksa lawan berkelit ke samping,
maka dia hanya menepuk dengan tangan kiri, begitu lawan
bergerak lebih kencang, tangan kanan menyusul dengan
jotosan meski tenaganya tidak begitu keras, tapi padri jubah
kuning yang berperawakan tinggi besar ini kena ditonjoknya
sampai mencelat beberapa tombak jauhnya.
Celakanya tubuh padri jubah kuning yang besar ini
menubruk anjing yang ada di sebelah kanan. Bahwa
tubrukannya kena tempat kosong, kaki belum lagi menyentuh
tanah, mendadak padri jubah kuning menubruk nya dengan
keras, keruan anjing itu kumat sifat liarnya, sebelum tubuhnya
ketumbuk jatuh secara reftek kedua kaki depannya mencakar.
benda yang menumbuk badannya. "Bret" di susul jeritan
kesakitan, jubah kuning ditubuh padri Tibet tercakar sobek
kulit dagingnyapun ikut tercakar dedel dowel. Saking kesakitan
sekujur badannya gemetar.
Jian li-tok-heng juga tidak kenal ampun lagi, di saat padri
itu sedang merangkak berdiri secepat kilat Jian-li-tok-heng
menubruk kedekatnya serta persen lagi sekali tempilingan
"Plak" Ling-tong hiat dibelakang punggung si padri kena
dipukulnya sekali, tubuhnya yang besar kembali tersungkur ke
depan menubruk anjing, darah yang menyembur dari
mulutnya mencuci moncong dan badan anjing ganas itu.
Mumpung kedua lawan itu berguling saling tindih Jian-litok-
heng kembangkan Ginkang, dengan kecepatan angin
puyuh dia melesat kearah Ling-hong-kek. Tapi anjing yang
disebelah kiri ternyata menyalak sekali terus mengudak
dengan tak kalah kencangnya. Tapi Jian-li-tok-heng tidak
kalah akal, dan berlari secara zig-zag sehingga anjing besar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang kalah tangkas gerak geriknya ini berhasil ditinggalkan
beberapa tombak dibelakang.
Ling-hong-kek sudah didepan mata, cukup dua kali
lompatan berjangkit lagi Jian-litok-heng yakin dirinya sudah
bisa mencapai gedung berloteng itu, diam-diam hatinya sudah
kegirangan
Pada saat itulah segumpal bayangan merah laksana angin
puyuh mendadak menukik turun dari tengah udara mencegat
didepannya, dua tangan didorong dengan kekuatan damparan
badai, menyongsong kedatangan Jian-li-tok-heng yang sedang
mengayun langkah secepat terbang. Kedua pihak sama-sama
mengerahkan tenaga, betapapun tinggi Ginkang Jian-li-tokheng,
dalam keadaan ke pepet seperti ini jelas tidak mungkin
menyingkir. Untung pengalaman tempurnya amat luas, meski
menghadapi bahaya tidak gugup, segera dia kerahkan tenaga
berat hingga tubuhnya anjlok kebawah, begitu kaki
menyentuh tanah langsung menjatuhkan tubuhnya ke kanan
terus menggelundang delapan kakijauhnya. Syukur bentrokan
dahsyat dapat dihindarkan
Ternyata yang menyongsong dirinya bukan lain adalah Pakim
Tayhud, orang tengah berdiri tolak pinggang,
senyumannya sinis seperti menghina dan mencemooh.
Jian-li-tok-heng bergelak tawa lalu berseloroh: "Siapa
nyana seorang guru besar ternyata juga bertindak secara
rendah main bokong, bila tersiar luas didania Kangouw,
memangnya nama baikmu tidak pingin kau pertahankan lagi."
Mendelik mata Pa-kirn Tayhud, bentakmya: "Bangsat, tak
usah kau mengoceh di sini, kau berani keluyuran di sini
melanggar larangan, hukumannya sudah mati, berani melukai
para penjaga lagi, jiwamu tak terampun lagi. Lekas bereskan
dirimu sendiri, kalau jatuh ketanganku, tubuhmu takkan bisa
utuh lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kepala gundul macam tampangmu yang tidak patuh
ajaran agama, memangnya masih ada hukum dimatamu.
Jangan main tindas karena kekuasaan berada ditanganmu,
memangnya kau kira kami gentar kau gertak dengan
kekuasaan istana. Padri agung apa macammu ini, kau tidak
lebih hanya anjing penjaga pintu belaka."
"Bedebah, agaknya kau sudah bosan hidup. Malam ini
Lolap takkan mengampuni jiwamu. Lihat pukulan-" tangan
kanan terangkat membundar ke kanan, tangan kiri tegak lurus
kedepan membundar ke kiri, gerakan secara aneh ini beradu
ditengah dada lalu di dorong bergantian. Pusaran angin
kencang laksana amukan angin puyuh segera mendampar
kearah Jian-li-tok-heng.
Karena pundak keserempet angin pukulan lawan, Jian-litok-
heng sudah berlaku waspada, dia tahu betapa tangguh
pukulan orang kini serangan justru tidak menimbulkan deru
angin kencang, dia kira lawan hanya menggertak untuk
memancing reaksinya, maka dia lebih waspada kaki
menyingkir tiga langkah ke kanan serta bersiap siaga.
Ternyata dugaannya memang tidak meleset, disaat
tubuhnya menggeser kepinggir itulah s eg ulung angin
kencang yang dilancarkan belakangan malah telah menerjang
tiba lebih dulu, kekuatannya sedahsyat ombak menghantam
karang. Lekas kedua kakinya menutul bumi, dengan kerahkan
seluruh tenaga di kedua lengan sekuatnya dia memukul terus.
"Blang" kedua lawan tergentak mundur selangkah. Terasa
oleh Jian-li-tok-heng, tenaga lawan setengah tingkat lebih
tinggi dari dirinya, kalau tadi dia tidak menyingkir kepinggir,
sehingga tenaga inti pukulan lawan menyamber lewat
disamping tubuhnya, jelas dirinya takkan kuat melawan
kekuatan pukulan lawan, akibatnya juga sudah dapat
dibayangkan
Perawakan Pa-kim Tayhud kekar tegap dan tangkas,
mendapat angin dia mencecar dengan serangan deras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampakjotosannya samber menyamber, tiga tombak sekeliling
arah seperti dibungkus oleh kepulan debu, hawa kotor udara
bergolak.
Menghadapi amukan lawan yang memiliki kekuatan seperti
kerbau mengamuk ini, Jian-li-tok-heng melayani lebih
waspada, dia kembangkan ketangkasan gerak tubuhnya, kelit
sana trobos sini, setiap ada peluang diapun balas menyerang
sehingga lawan kewalahan juga dibuatnya.
Cepat sekali tiga puluh jurus sudah lewat. Selama ini Jian-litok-
heng lebih banyak mengembangkan Ginkangnya dari pada
balas menyerang, sejauh ini keadaan tetap berimbang, dia
yakin kalau pertempuran berjalan secara begini saja, dirinya
masih kuat bertahan cukup lama.
Sementara itu Liok Kiam-ping sedang sibuk melayani
tubrukan-tubrukan anjing yang dikendalikan musuh, d ari
pengalaman tempur akhirnya berhasil ditemukan satu cara
untuk mengatasinya. Segera dia kerahkan kedua kakinya
secepat kilat tubuhnya berputar, dan berkisar kesebelah kiri.
Mengikuti gerakannya, anjing disebelah kiri yang tetap melotot
ikut bergerak membalik. Mendadak Kiam-ping melompat balik
kesebelah kiri anjing, berbareng sebelah tangannya melolos
Liat-jit-kiam, sengaja gerak langkahnya diperlambat, maka
tubrukan kencang dari anjing besar itu sudah menerkam
kepalanya.
Liok Kiam-ping berkelebat dengan Leng hi-pou-hoat,
tubuhnya melayang enteng lima kaki, sedikit tumitnya menutul
tanah, badannya melejit setombak, dengan gerakan khusus
ditengah udara badannya berputar arah menerjang balik
kearah padri jubah kuning diarah lain, pedang ditangan kanan
bergerak dengan jurus Jit-lun-jut-seng. Berbareng telapak
tangan kiri menyerang dengan jurus Llong-hwe-kiu-thian,
mengincar batok kepala anjing yang menerkamnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pedang dan pukulan telapak tangan dilancarkan bersama.
Perbawanya memang luar biasa. Liok Kiam-ping, meraung
sekali.
Padri jubah kuning sedang berihtiar membokong dikala
lawan terapung, sungguh tak pernah terduga bahwa ditengah
udara Liok Kiam-ping mampu putar balik menerjang dirinya
malah. Mendadak segumpal sinar benderang berbentuk bola
sudah menindih diatas kepalanya, cahaya benderang seterik
sinar matahari membuat silau dan gelap pandangannya,
hakikatnya dia tidak jelas kedudukan Liok Kiam-ping disebelah
mana, tahu jiwa sendiri terancam elmaut, lekas dia gunakan
gerakan naga kuning membalik tubuh, jurus penyelamat dari
Thian-long-toa-patsek. dia menjatuhkan diri terus
menggelundang pergi, semoga jiwanya masih sempat
diselamatkan
Kapan pernah diduganya bahwa Liat-jit-kiam-hoat yang
sakti ini bila serangan sudah dilancarkan, kecuali ilmu silat
lawan teramat tinggi dan sudah siaga sebelumnya, mungkin
masih mampu melawan atau menyingkir. Bagi yang
berkepandaian cetek jelas takkan lolos dari renggutan elmaut.
Padri jubah kuning dibanding Liok Kiamping masih
terlampau jauh, sekilas tertegun oleh perbawa Liat-jit-kiam,
meski dia sempat berkelit juga sudah terlambat. Di mana sinar
benderang berkelebat, darah segera muncrat, ditengah jeritan
ngeri batok kepalanya yang gundul terbelah menjadi dua.
Anjing yang menubruk dari sebelah kanan juga secara telak
kena kepruk telapak tangan Liok Kiam-ping, meraung sekali
tubuh nya terlempar berguling-guling. Untung kulit badannya
tebal, agaknya luka nya juga tidak berat, namun pukulan dan
rasa sakit telah mengobarkan sifat liarnya.
Liok Kiam-ping menarik napas, kembali tubuhnya berputar
lurus dengan gaya indah bagai burung terbang dia melesat
kebelakang anjing, kedua tangan terangkap kedua kaki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkembang dengan kecepatan kilat punggung anjing
diserangnya pula dengan tusukan.
Karena kebesaran badan meski kokoh kuat namun untuk
berputar balik gerakan si anjing agak lamban, sudah tentu dia
sukar melihat lawan yang menukik dari atas, namun dia cukup
cerdik dan tahu kalau dirinya diserang dari atas, lekas dia
menerobos maju kedepan hingga tusukan Kiam-ping
mengenai tempat kosong.
Sudah tentu Liok Kiam-ping tidak membiarkan lawan lolos,
kedua kaki kembali menjejak tubuhnya bersalto sekali lagi
kedepan mengudak tiba, kembali pedangnya bergeLar dengan
tusukan telak. Anjing itu sedang melompat kedepan, kaki
depannya belum menyentuh bumi, sementara pedang Liok
Kiam-ping sudah menusuk tiba. "Bles" Liat-jit-kiam menusuk
pantat anjing sedalam satu kaki lebih, saking kesakitan
mulutnya meraung keras, tubuhnya bergetar dan kelojotan,
sedikit kerahkan tenaga Liok Kiam-ping menekan pedangnya
kebawah terus hinggap turun diatas tanah. Karena tekanan
pedang itulah perut dan selangkang anjing terbelah hingga isi
perutnya kedodoran, jiwa anjing melayang seketika.
Baru saja Liok Kiam-ping hendak membalik tubuh, anjing
yang seekor lagi tanpa mengeluarkan suara sudah merunduk
dekat disampingnya, begitu kaki depan terangkat tubuhnya
segera menerkam dengan gerung a n seram.
Melihat terkaman buas dalam jarak dekat lagi, melompat
keatas sudah tidak keburu, terpaksa dia menggoyang kedua
pundak memaksa tubuhnya berputar, namun pedang panjang
yang dipegangnya kesaruk cakar anjing sehingga
berkerontang dan terangkat keatas satu kaki lebih Liok- Kiamping
sendiri juga belum sempat pasang kuda-kuda hingga dia
keterjang mundur tiga langkah.
Kejadian hanya terpaut beberapa detik, namun perobahan
ini sungguh tak terduga, keadaan cukup genting bagi Kiamping.
Disamping kaget amarahnya berkobar, sembari bersiul
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
panjang dia melambungkan tubuh tiga tombak, laksana
burung rajawali dia menukik turun pula dengan sebelah
telapak tangannya menepuk ke batok kepala anjing buas itu.
Padahal tepukannya ini hanya gerak gertakan belaka, namun
Lwekangnya amat tinggi, maka gerakannya itupun
menimbulkan deru ingin yang cukup berat.
Anjing itu amat cerdik, merasa angin menindih tiba, lekas
dia mengegos ekor tubuhnya berputar menerobos kekanan.
Tapi setelah menyerang dengan telapak tangan kiri, Kiam-ping
meninggikan kedua pundak Liat-jit-kiam ditangan kananpun
membelah tiba. cahaya emas yang berkilau membawa desis
suara yang memekak telinga menyamber secepat kilat.
Padahal anjing itu sedang memutar badan, kaki depannya
sedang terangkat, sinar pedang sudah menyabet tiba, karuan
kedua kaki depannya terpapas putus. "Bluk" badannya yang
besar berat terbanting keras, saking kesakitan anjing itu
bergulingan sambil kaing-kaing.
Menolong lebih penting, maka Liok Kiam-ping tidak
hiraukan korbannya terus berlari kencang pula kedepan
dengan mengembangkan Ling-hi-pou-hoat.
Dalam pada itu Ai-pong-sut Thong cau sudah melayang tiba
dan berdiri setombak jauhnya sejenak dia berhenti, dua ekor
anjing dari kanan kiri kembali menubruk ke arah dirinya.
Tubrukannya jelas lebih garang dan keras dari anjing-anjing
yang menyergap dirinya tadi. Sigap sekali dia kembangkan
ilmu ringan tubuh, bayangan tubuhnya mendadak seperti
berpencar dibeberapa tempat berputar kian kemari seperti
barisan ular diselingi bayangan telapak tangan dan tinjunya.
Betapapun sengit serbuan padri jubah kuning dan kedua
ekor anjing galak itu, namun ujung bajunya saja tidak mampu
disentuhnya. Badan anjing besar dan kaku menubruk balik
dan memutar badan terlalu lamban, Ai-pong-sut menangkap
titik kelemahan ini, dia selalu bergerak kebelakang, karena
tubrukan-tubrukan kedua anjing yang berbadan besar, lama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelamaan padri jubah kuning sering saling tumbuk dan
keterjang minggir malah, hal ini makin menguntungkan Aipong-
sut juga, sehingga dia tidak perlu menaruh perhatian
terlalu besar untuk melayani kedua anjing ini.
Hanya sebentar kedua anjing itu sudah megap-megap
kehabisan tenaga dan sesak napas, namunjuga makin
membangkitkan sinar buas dan liarnya, setiap kali menerkam
dan menyerang, raungan dan geramannya terasa seram
menggiriskan
Ai-pong-sut benar-benar mengembangkan ketangkasan
gerak badannya, setiap posisi tubuhnya boleh di kata tidak
pernah berhenti meski hanya sedetik, gerak g eriknya enteng
dan melayang bagai asap. keruan kedua anjing selalu
menubruk tempat kosong mengamuk sejadi-jadinya, namun
gerak gerik mereka semakin lamban
Melihat kesempatan sudah tiba mumpung lawan kehabisan
napas dan tenaga mendadak Ai-pong-sut melompat keatas
seekor anjing, tenaga dikerahkan dikedua telapak tangannya
terus menggablok punggung anjing.
Anjing ini sedang megap-megap. mana menduga dirinya
bakal disergap. bila dia merasa punggungnya diserang, lekas
dia jejak kaki belakang, tapi dengan telak punggung Ai-pongsut
sudah menindih punggungnya. "Krak" tulang punggungnya
patah. Anjing itu terguling-guling dengan raungannya yang
mengerikan lalu menggeletek tak bernyawa lagi. Seekor lagi
kebetulan berada dibelakang, dengan sisa kekuatannya dia
menerkam datang.
Ai-pong-sut sudah mengincar tepat sasarannya, di saat
tubuh anjing itu terapung diudara, telapak tangannya terayun,
badannya merendah dengan telak dia tepuk dadanya. "Bluk"
ditengah jeritan yang menyeramkan, badan besar anjing itu
terlempar setombak lebih, darah menyembur dari
moncongnya yang panjang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keadaan Ai-pong-sut sendiri juga cukup payah setelah
membinasakan kedua anjing besar itu, sejenak dia berdiri
mengatur napas, waktu dia celingukan padri jubah kuning
ternyata sudah tak kelihatan bayangannya.
Jian-li-tok-heng harus kerahkan seluruh tenaga dan
kemahirannya untuk menempur Pa-kim Tayhud, namun dia
masih terdesak dibawah angin, namun dia tidak patah
semangat, dengan tabah dan berani dia layani serbuan Pa-kim
Tayhud sehingga lawan tidak sempat memecah perhatiannya.
Tengah baku bantam dengan sengit, mendadak terdengar
dua kali lolong anjing yang roboh Pa-kim Tayhud tahu dua
anjingnya sudah binasa, kuatir rencana yang telah diaturnya
berantakan dia perlu memberi bantuan ketempat lain,
beruntun dia lancarkan enam pukulan gencar, sehingga Jianlitok-
heng didesaknya mundur setombak. Baru saja dia
membalik hendak menyingkir, Jian-li-tok-heng tahu maksud
lawan, sudah tentu dia tidak tinggal diam meski dirinya
terdesak mundur terus, apapun dia bertekad untuk
melabraknya untuk mengulur waktu supaya Liok Kiam-ping
punya kesempatan menolong orang. Maka begitu Pa-kim
Tayhud membalik segera dia menubruk majupula seraya
memaki: "Kepala gundul, kau belum mengalahkan aku,
kenapa mau pergi. Hayolah, layani aku tiga ratus jurus, jangan
takut, paling aku hanya menabok kepalamu yang gundul
saja." dengan mengerahkan delapan bagian tenaganya dua
tangannya bergerak. tinju kanan menggenjot dada, telapak
tangan kiri menempiling kepala, tapi begitu serangan
dilancarkan, sebat sekali kakinya sudah melompat minggir
kesamping.
"Di sinilah letak kecerdikannya, tahu tenaga sendiri bukan
tandingan lawan, dia tidak mau adu tenaga, tujuannya hanya
melibat lawannya ini supaya tidak masuk kedalam Ling-hongkek.
maka serangannya itupun hanya gertakan belaka, tenaga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang dikerahkan juga tidak sepenuhnya, begitu menyergap
lantas lompat menyingkir.
"Sebagai seorang guru besar dari suatu aliran sudah tentu
Pa-kim Tayhud harus jaga gengsi dan wibawa, mana dia mau
dicaci maki serendah itu, memangnya dia berdarah panas,
melihat lawan menggenjot dan menempiling, segera dia
mendengus, tubuhnya berputar secepat lesus, tenaga sudah
tersalur dikedua lengan, "Plak" tahu-tahu kedua telapak
tangan sendiri bertepuk didepan dada terus didorong
menangkis jotosan Jian-li-tok heng.
"Blang"" dorongan telapak tangannya menghancurkan batu
gunung sehingga debu terbang krikil mencelat, namun
bayangan lawan tiba-tiba lenyap dari depan matanya.
Tengah dia celingukan, mendadak dari samping kanan
didengarnya gelak tawa lantang.
"Sia-sia kau hidup setua ini, ternyata mata picak kuping
tuli, sejak tadi, cayhe berdiri disini, kenapa batu tidak berdosa
kau pukul hancur. Kalau ditonton kaum persilatan apakah
perbuatan lucu ini ditertawakan orang?" demikian Jian-li-tokheng
mengolok.
Bahwa pukulanya luput karuan membara amarah Pa-kim
Tayhud, sebat sekali dia bergerak tanpa bersuara menerjang
kearah Jian-li-tok-heng, dia tahu lawan takkan berani
mengadu tenaga dengan dirinya, maka dia tidak melontarkan
pukulannya. Diluar tahunya jian-li-tok-heng sudah punya
rencana, begitu Pa-kim Tayhud bergerak. dengan kecepatan
gerak tubuhnya dia melompat juga beberapa tombak
kedepan, dengan gerak yang tak kalah cepatnya dia menjejak
mundur pula secara bergantian, bila Pa-kim Tayhud mengudak
dimana barusan dia berada bayangannya ternyata sudah tidak
kelihatan, karuan dia mencak-mencak gusar seperti kebakaran
jenggot
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pa-kim Tayhud ahli dalam tenaga dalam, sementara jian- litok-
heng ahli dalam Ginkang, kalau berhantam jelas Pa-kim
Tayhud lebih unggul, namun bermain petak. jelas Jian-li-tokheng
lebih lincah dan unggul. Maka dalam lompat melompat
ini, jarak mereka tetap terpaut beberapa langkah, akhirnya
jian- li-tok- heng pancing lawannya kepinggir hutan, katanya
membalik kearah Pa-kim Tayhud dengan tawa lebar: "Kalau
kau berani dan punya kemampuan, hayolah bertanding
dengan aku didalam hutan jangan suruh anjingmu membantu,
hanya buat menakuti orang saja," habis bicara dengan kekeh
tawa menghina dia menyelinap dulu kedalam hutan
Sebagai cianbunjin suatu aliran besar, selama puluhan
tahun Pa-kim Tayhud disegani didaerah Hay-lam, merupakan
jago kosen yang cukup top diwilayahnya, kapan dia pernah
dicemooh dan dihina begini rupa. Bentaknya "Kunyuk mau
mampus, lari keujung langitpun Hudya tidak akan
mengampuni jiwamu," sembari mengumpat dia memburu
kedalam hutan
Daerah itu merupakan hutan kembang Bwe, kembang
sakura yang lebat dan rimbun, luasnya ada belasan hektar.
Begitu menyelinap ke hutan, telinga Jianli-tok-heng yang
tajam mendengar lambaian pakaian dibelakang, maka dia tahu
bahwa padri dari Tibet itu tengah mengudaknya, diam-diam
dia girang, segera dia percepat langkahnya mengembangkan
Ginkang pada puncaknya, badannya bergerak secepat burung
selulupan diantara dahan-dahan pohon
Dengan perawakannya yang tinggi kekar Pa-kim Tayhud
juga kerahkan tenaga dalamnya mengudak dengan kencang.
Dalam pada itu Liok Kiam-ping yang mengembangkan
Leng-hi-pou-hoat cukup beberapa kali tutul kaki tubuhnya
melambung makin tinggi hinggap dilantai kedua gedung besar
tinggi itu. Baru saja kakinya hinggap di pinggir jendela,
serangkum tenaga besar sudah membelah mukanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Padahal tubuhnya masih terapung diudara, kedua kakijuga
belum berdiri tegak, serangan sudah tiba, betapapun tinggi
Lwekangmu juga takkan kuat menahan pukulan telak ini,
untung Kiam-ping cerdik dan cermat, cekatan lagi, kedua
tangan menggentak terbuka, badan yang sudah melorot
kebawah secara kekerasan seperti disedotnya keatas pula
hingga mumbul tiga kaki, sekali raih pula kedua tangan
menangkap payon, kedua kakinya menendang pula, segera
dia hinggap diatas daon jendela yang terbuka, betapa lincah
gerak geriknya.
Baru saja dia pernahkan diri, serangan angin kencang
menyambar lewat dibawahnya tiba-tiba didengarnya dibalik
jendela suara orang keheranan, seorang padri baju kuning
tiba-tiba muncul d lambang jendela, kepalanya melongok
keluar lalu celingukan dengan pandangan kaget dan heran
Ternyata padri ini bersiaga didalam rumah, dilihatnya
bayangan orang melayang kearah jendela, lekas dia kerahkan
tenaga lalu mernukul dengan kedua tangannya. Terasa
pandangan mendadak kabur, bayangan yang diserangnya
tahu-tahu lenyap. tinggi loteng ini ada beberapa tombak,
dibawah juga tetap sunyi tiada suara gaduh jatuhnya sesuatu,
karuan dia menjerit heran dan tidak percaya, lekas dia
memburu ke jendela dan berdiri melongo.
Liok Kiam-ping geli akan kecerobohan padri dungu ini,
segera dia melompat turun, kedua kakinya menendang dan
menjejak ke batok kepala sigundul ini. Padri jubah kuning
sedang melongo mendadak bayangan berkelebat pula didepan
mata, segulung angin besar menyerang kepala, belum sempat
dia melihatjelas penyerangnya, lekas dia melompat mundur
kedalam kamar.
Karena tendangan kakinya luput Liok Kiam-ping melayang
turun kedalam kamar. Kontan dia gerakan kedua lengannya
pula menyerang padri jubah kuning. Lwekangnya tangguh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pukulannya ini mampu meremukan batu gunung, maka
perbawanya sedahsyat amukan gelombang badai.
Padri jubah kuning baru berdiri tegak. bayangan seorang
mendadak melayang masuk disusul pukulan dahsyat menindih
dada. Kamar diatas loteng ini tidak begitu luas, berkelit
kepinggir tidak leluasa, padahal pukulan sudah tiba, lekas dia
angkat kedua tangan sambil kerahkan seluruh kekuatan
memapak pukulan lawan
"Duk, krak" benturan keras diselingi suara tulang patah,
pergelangan tangan padri jubah kuning remuk. badannyapun
seperti di lempar menumbuk dinding lalu membal balik pula
tersungkur roboh sambil muntah darah, begitu menyentuh
lantai badan terkulai untuk tidak bangun lagi.
Liok Kiam-ping tidak pedulikan korbannya, lekas dia
memburu kearah kamar sebelah. Kamar ini besar dan mewah,
suasana hening, tiada bayangan lain kecuali Siau Hong yang
terlena diatas sebuah kursi besar beralas bulu tebal,
rambutnya tak karuan, wajahnya pucat dan terkulai lemas,
jelas dia tertutuk Hiat-tonya.
Sigap sekali Liok Kiam-ping sudah melompat kedepannya,
jarinya segera bekerja cepat menutuk beberapa Hiat-to
ditubuh Siau Hong. Sebelah telapak tangan menekan Bingbun-
hiat menyalurkan hawa murni kedalam tubuh Siau Hong.
Tak lama kemudian Siau Hong sudah bersuara perlahan
lalu pelan-pelan membuka mata, sesaat lagi baru dia melihat
jelas siapa yang berada didepannya, Liok Kiamping sedang
memanggil-manggil lirih namanya, sungguh bukan kepala
girang dan sedih hatinya, seperti anak kecil yang aleman
sudah lama berpisah mendadak melihat orang dekatnya,
sambil menjerit segara dia menubruk kedalam pelukan Liok
Kiam-ping sambil sesenggukan.
Jangan kira Liok Kiarn-ping memiliki Lwekang tinggi
membekal ilmu sakti, di arena pertempuran segagah naga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengamuk. gembong-gembong iblis yang mati ditangannya
tak terhitung lagi, namun menghadapi sifat aleman Siau Hong,
ternyata dia bingung dan gundah hatinya.
"Sudah adik Hong jangan bersedih, sekarang kami masih
berada disarang harimau, musuh tangguh berada disekitar
kita, mari berusaha keluar dulu dari tempat ini, kelak kita
rencanakan lagi menuntut balas supaya teria mpias rasa
penasaran ini."
Siau Hong gadis pingitan yang pandai membaca, maka dia
cukup tahu diri, soalnya bila tidak kuasa menahan gejolak
perasannya maka sekedar melampiaskan rasa rindu belaka,
setelah diberi ingat oleh Kiam-ping, cepat diapun sadar akan
situasi yang masih cukup gawat ini. Dari jendela mereka
melompat turun secara bergilir, Kiam-ping melompat duluan
baru Siau Hong mengikuti.
Setelah hinggap diatas tanah Liok-Kiam-ping mendongak
sambil membuka mulut memekik panjang seperti alunan naga
diangkasa, suaranya menembus hutan menggelegar dimaya
pada.
Mendadak. sesosok bayangan orang dengan kecepatan
mengejar angin meluncur dari arah timur. Hanya sekejap Aipong-
sut sudah meluncur turun hingga didepannya. Pekik
panjang Liok Kiam-ping memang isyarat yang sebelumnya
sudah dijanjikan
Sementara itu Jian-ii-tok-heng sedang kejar mengejar main
petak dalam hutan sambil melabrak Pa-kim Tayhud. jaraknya
dengan Pa-kim Tayhud tetap dipertahankan sejauh satu
tombak. jarak yang tak mungkin terjangkau oleh pukulan
dahsyat macam apapun yang dilontarkan lawan dari belakang.
Dengan ketangkasan gerak badannya kadang-kadang dia
berlari diatas tanah, bila terdesak dia melambung keatas
pohon lalu menyembunyikan diri, Pa-kim Tayhud disergapnya
dari belakang dengan pukulan keras, namun sebelum
mengenai sasaran dia sudah melayang pergi pula. Bila Pa-kim
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tayhud mencaci maki sambil mengejar, sementara dia sudah
menyelinap kebelakang pohon, celakanya mulut Jian-li-tokheng
tidak mau berhenti mengoceh: "Dengan kemampuan
yang tidak seberapa ini berani meluruk ke Tionggoan, lekas
mencawat ekormu kembali ke Lun-pu-si di Tibetmu,
mengasingkan diri menghapus nama, mungkin kau masih bisa
panjang umur, kalau bandel kau akan mampus di sini tanpa
ada liang untuk menguburmu Hweslo gundul, aku bermaksud
baik, jangan kau salah tampa. Bukankah dalam ajaran
agamamu juga ada peringatan yang mengatakan, insafilah
kesalahanmu, kembalilah kejalan benar, falsafat yang baik ini
harus kau resapi benar, jangankan melawan takdir malah, kau
bisa kualat dan menyesalpun kasep."
Pa-kim Tayhud dicaci maki, di goda dan dicemooh, karuan
gusarnya bukan main, tampangnva yang kasar dan berwarna
merah itu kini lebih membara lagi seperti warna darah yang
mengkilap. Sementara kakinya tak pernah kendor mengudak
dengan kencang.
Tengah kedua orang ini saling kejar, dari arah Ling-hongkek
terdengar beberapa kali jeritan, beberapa ekor anjing
agaknya terbinasa pula. Seketika Pa-kim Tayhud seperti
dikemplang kepalanya, pikirnya kaget:
"Mungkin anjingku terbunuh mati seluruhnya, itu berarti
Ling-hong-kek terancam bahaya. Keributan di sini sudah
berlangsung sekian lama, kenapa Hwe-giam-lo SiuJan dan
lain-lain tiada yang muncul, memangnya mereka sembunyi
kemana? Padahal karena anjurannya aku meluruk ke Kwi-hunceng
menuntut balas, meski Ling-hong-kek daerah terlarang,
namun di saat musuh menyerbu tiba, memangnya pantas
mereka menyingkir malah, pasti ada sebabnya kenapa mereka
tidak turut membantu Mungkin mereka juga kesamplok musuh
atau menghadapi bahaya lainnya?" makin dipikir makin
gundah, hatinya tidak karuan rasanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang benar, mana dia mengira bahwa SiuJan sudah
dikalahkan Liok Kiam-ping dan kini sedang mengatur rencana
busuknya?
Karena menguatirkan keadaan Linghong-kek, dirinya perlu
segera balik ke sana, lekas dia kerahkan tenaga mempercepat
langkah mengudak Jian-li-tok-heng, begitujarak agak dekat,
kedua telapak tangannya terus didorong, gumpalan tenaga
dahsyat menerjang kedepan.
jian-li-tok-heng sedang lari sambil melompatjauh ke depan,
mendadak deru angin kencang mengudak dari belakang, dia
tahu padri Tibet ini sudah dibuat gusar betul-betul, tujuannya
memang memancing amarah nya supaya, dirinya lebih leluasa
mempermainkan dia, sebelum angin pukulan mendera tiba dia
sudah melayang keping gir terus menyelinap kebelakang tiga
pucuk pohon-
Diluar sadarnya, kali ini dia ketipu malah. Setelah
melontarkan pukulannya, Pa-kim Tayhud tidak lagi
mengejarnya dia malah lari terus kedepan menuju keluar
hutan, kearah di mana Ling-hong-kek berada.
Begitu Jian- li-tok- heng membalik badan pula, ternyata Pakim
Tayhud sudah meluncur dua puluhan tombak disebelah
depan- Sudah tentu dia tidak berpeluk tangan dan tidak akan
membiarkan padri asing ini pergi apapun harus dipermainkan
lagi beberapa kejap. lekas dia menyelinap dari jarak dekat
berusaha mencegat orang, serunya: "Hweslo, kalah belum
menang pun tidak kenapa lari." Ginkangnya memang lebih
tinggi maka cepat sekali dia sudah memperpendekjarak
mereka, setelah dikejarnya mencapai jarak lima tombak
mendadak dia ayun tangan menimpukan dua butir biji teratai
besi kedepan Pakim Tayhud.
Mendengar suara Pa-kim Tayhud tahu serangan lawan tiba,
lekas dia mengerem daya luncuran tubuhnya, baru saja dia
mau berputar kesebelah kanan, timpukan biji teratai besi
kedua lawan sudah menyamber tiba pula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karuan amarahnya tak tertahan lagi, akhirnya dia nekad
menghentikan langkah serta membalik badan, kedua tangan
dilandasi seluruh kekuatan menggempur Jian-li-tok-heng yang
sedang memburu tiba.
Tujuan Jian-li-tok heng menahannya di sini, supaya tidak
balik ke Ling hong kek. setelah menimpukan senjata rahasia
segera dia menghentikan langkah serta mengawasi saja
dengan tersenyum. Begitu Pa-kimTayhud membalik terus
menghantam, cepat dia berkelit kepinggir.
Kali ini Pa-kim Tayhud betul-betul gemas dibuatnya, hawa
nafsu sudah menghantui hatinya, sambil menggerung dia
memburu maju seraya mengembangkan ciam-liong- sengthian
kedua kakinya yang sudah terapung itu menutul pucuk
dahan hingga tubuhnya melejit lima kaki lebih tinggi, ditengah
udara dia membentang kedua tangan serta memancal kaki,
laksana naga terbang tubuhnya melesat lurus. Dipucuk dahan
yang lemas dan tak mungkin bisa menggunakan tenaga dia
mampu mengem-bangkan Ginkangnya, kecuali Pa-kim Tayhud
memiliki Lwekang dan latihan yang tinggi, siapapun takkan
mampu melakukannya.
Melihat daya serangan lawan cukup kuat Jian-li-tok-heng
tahu lawan sudah dibuat gusar, serangan kali ini
menggunakan seluruh tenaganya, lekas dia kembangkan
Ginkang tunggalnya, melesat minggir sejauh mungkin- Diluar
tahunya di kala daya luncuran tubuh Pa-kim Tayhud hampir
habis, di saat tubuhnya sudah melorot kebawah, mendadak
kedua tengannya seperti menggapai laksana sepasang sayap
burung, kedua kaki sama injak, sehingga tubuhnya melesat
maju lebih jauh lagi.
Masih dalam jarak setombak lebih mendadak Pa-kim
Tayhud mendorong tangan kanan, segumpal cahaya putih
tahu-tahu sudah menindih diatas kepala. Ternyata saking
sengit disaat mengejar dia sudah keluarkan Hiat-te-cu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah tentu Jian-li-tok-heng kaget dan pecah nyalinya,
namun dia tahu kekuatan Hiat-tocu hanya mampu mencapai
setombak, tapi Pa-kim Tayhud mampu melancarkan Hiat-tocu
dalam setombak lebih, betapa dahsyat tenaga yang
dikerahkan sungguh amat mengejutkan, dimakluminya pula
am-gi sejenia Hiat-te-cu bila sudah dilancarkan, jarak seluas
satu tombak sudah dibawah incarannya, kearah manapun
sudah tiada peluang untuk meloloskan diri. Untung dikala
kepepet otaknya yang encer segera memperoleh akal. Secara
mentah-mentah dia memberatkan badan sehingga tubuhnya
anjlok terus menyelinap ketengah rumpun pohon yang lebat.
Sebelum kakinya menyentuh bumi, suara ribut sudah
terjadi dipucuk pohon diatas kepalanya, ranting daon
beterbangan, sekilas sempat dilihatnya daban-dahan pohon
disekitar dirinya sudah terbabat gundul, karuan mengkirik hati
Jian-li-tok-heng. Setelah menggelundung pergi dan melompat
tinggi kebeberapa pucuk pohon yang lain dia bergelak tawa
serta mengolok: "Kepala gundul kalau marah ternyata
menakutkan. Apa salahnya pohon-pohon di sini hidup subur,
kenapa kau membabatnya roboh, memangnya kau tidak takut
ketimpa dosa."
Pa-Kim Tayhud diam saja, mulutnya menggeram, diamdiam
dia bersiap pula hendak menerjang maju.
Sekonyong-konyong didengarnya pekik nyaring yang
mengalun tinggi menembus hutan dan udara dari arah Linghong-
kek. Nadanya tinggi berisi, jelas orang yang memekik
memiliki Lwekang tangguh, kemungkinan murid-muridnya
yang berada di Linghong-kek sudah disikat musuh seluruhnya.
Sekilas melenggong lekas dia memutar balik terus memburu
kearah Ling-hong-kek.
Mend engar pekik suara itu, Jian-li-tok- heng tahu bahwa
Liok Kiam-ping sudah berhasil menolong Siau Hong, segera
diapun memburu kearah yang sama.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah memekikan suaranya Liok Kiamping segera raih
pinggang Siau Hong terus dibawanya melompat jauh keluar
diikuti Ai-pong-sut, cepat sekali mereka sudah melayang
puluhan tombak. Ginkangnya memang sudah mencapai taraf
tertinggi, meski memeluk Siau Hong, dengan mengerahkan
tenaganya, daya luncurnya ternyata tetap mengejutkan-
Jian-li-tok-heng menguntit dibelakang Pa-kim Tayhud
seperti berlomba menuju ke Ling-hong-kek tapi Liok Kiam-ping
bertiga sudah melayang pergi lebih dulu, jaraknya ada tiga
puluhan tombak.
Kala Pa-kim Tayhud tiba didepan gedung, dipelataran
menggeletak mayat seorang muridnya dan dua ekor anjing.
dia tahu dirinya, terlambat datang. sehingga segala
rencananya gagal total. Lekas dia ayun langkah pula mengejar
kearah Liok Kiam-ping bertiga.
Jian-li tok-heng juga tahu bahwa bayangan yang bergerak
didepan adalah gaya Liok Kiam-ping, maka tanpa berjanji
kedua orang itu berlomba lari pula menyusul ke sana.
Liok Kiam-ping sudah meluncur seratusan tombak. dia
melampaui sebuah balairung, baru saja hendak meluncur
turun ketanah, mendadak sebuah bentakan nyaring
menggelegar: "Bangsat, tinggalkan orang yang kau bawa."
Suara lambaian yang ramai meluncur dari berbagai
penjuru, puluhan orang muncul mencegat didepan mereka.
Karuan Liok Kiam-ping mencelos kaget, dilihatnya yang
mencegatnya dua tombak disebelah depan adalah sebarisan
orang, pemimpinnya adalah dua orang tua beruban, sebelah
kiri berusia delapan puluhan tahun, kedua matanya terpejam,
namun sikapnya kelihatan kereng dan berwibawa, mungkin
orang tua inilah yang bergelar Bong-siu (aki buta), disebelah
kanannya adalah Hwe-giam-lo SiuJan, di kanan kiri mereka
masing-masing berdiri Biau-san-si-sat dan Seng si-ciang Hau
Kong-ki, dibelakang mereka masih berdiri pula serombongan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jago-jago Bulim dengan perawakan campuran, semua
berpakaian seragam, mata menyala Thay-yang-hiat menonjol,
jelas mereka juga memiliki kepandaian yang tidak boleh
dipandang rendah, menghadapi pencegatan dengan jumlah
sebesar ini, mau tidak mau Kiam-ping mengkirik juga.
Liok Kiam-ping cukup cerdik, sekilas berpikir, dia lantas
tahu apa yang terjadi, segera dia tertawa lantang, serunya:
"Kukira siapa, ternyata Siau-tangkeh sendiri, memangnya
janjimu tadi sudah kau jilat kembali, Kau kerahkan bantuan
sebanyak ini memangnya ingin main keroyok "
Hwe-giam lo terkekeh, katanya: "Tadi Losiu hanya berjanji
tidak akan mencampuri urusanmu di Ling-hong-kek saja, bila
kau mencari onar ditempat lain dalam wilayah istana ini, maka
aku tidak boleh berpeluk tangan Lemparlah senjata dan
menyerah saja biar ongya sendiri yang akan menjatuhkan
hukuman kepadamu."
Habis dia bicara bayangan merah mendadak berkelebat
tiba. Pa-kim Tayhud sudah meluncur tiba disamping. Matanya
mendelik mukanya beringas, baru saja dia hendak buka suara
menegor Hwe-giam-lo.
Hwe-giam-lo lebih licin, melihat tampang mukanya dia
sudah tahu duduk persoalannya, lekas dia memapak
selangkah serta berkata menjura dengan tertawa: "Karena ada
urusan lain, maka Losiu beramai datang terlambat, sementara
kawanan tikus berhasil kami cegat di sini. apapun yang terjadi
malam ini tak boleh membiarkan mereka keluar dari istana.
Harap Taysu tunggu sejenak. Setelah Losiu beramai
membekuk kawanan tikus ini. Boleh terserah bagaimana kau
akan menghukum mereka." jelasnya dia meng umpak tapi
juga menghasut. Maklum tokoh kosen seperti Pakim Tayhud
yang punya kedudukan tinggi, mana dia mau meminjam
tangan orang untuk membekuk musuh.
Maka dia terloroh-loroh, katanya: "Kenapa Siu-tangkeh
bilang begitu, kawanan tikus ini membuat onar di Ling-hongTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
kek, anggaplah aku kurang hati-hati dan kepandaian Lun-pu-si
kurang becus. Tapi Lolap seorang diri tetap tidak akan
membiarkan mereka lolos dari sini."
Mendangar percakapan mereka Liok Kiam-ping menarik
kesimpulan bahwa pertempuran dahsyat takkan bisa
dihindarkan lagi, Situasi setegang ini sudah tidak lagi menarik
urat syaraf bagi Liok Kiam-ping, namun kehadiran Siau Hong
serta keselamatannya mau tidak mau akan merupakan beban
dan menjadi pikirannya juga.
Liok Kiam-ping kumpul ditengah kepungan musuh, dengan
suara berbisik mereka berunding lalu ketiganya berdiri
menghadap ketiga jurusan, Siau Hong berada ditengah
mereka. Liok Kiam-ping serahkan cui-le kiam kepada Siau
Hong supaya gadis ini siaga sendiri dan bila perlu turun
tangan untuk membela diri. Sementara Kiam-ping bertiga
sudah mencopot jubah luarnya serta digulung dan diikat
dipinggang, siap tempur.
Maka kakek uban yang berdiri di sana sambil memejam
mata berkata: ”Siu-sute, sekarang waktunya sudah hampir
pagi sebentar lagi dinas pagi sudah tiba, untuk turun tangan
sudah tidak leluasa lagi."
Hwe giam-lo mengiyakan perlahan lalu membentak kepada
Liok Kiam-ping: "Bangsat, masih punya pesan apa boleh kau
sampaikan kepadaku, kalau tidak Lohu beramai tidak kenal
kasihan lagi kepadamu."
Liok Kiam-ping terbahak-bahak katanya: "Kalian sampah
persilatan yang tidak tahu malu menculik gadis remaja
berusaha memperkosa dengan obat mesum lagi, diluar tahu
pihak penguasa berbuat sewenang-wenang, beginikah kalian
anggap awak sendiri orang gagah kaum persilatan- Apalagi
kawanan tikus seperti kalian, siapa saja yang tak pernah lolos
dari cengkraman tanganku, dengan tenaga orang banyak
kalian masih mimpi hendak mengeroyokku, sungguh
menggelikan, orang gila yang mimpi dimabuk kepayang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena boroknya dikorek dihadapan umum sudah tentu
Hwe-giam-lo SiuJan naik pitam dampratnya gusar: "Kunyuk,
yang tidak tahu mampus, kematian sudah didepan mata masih
berani mengoceh tak karuan, kalian memang tidak boleh
diberi ampun," kedua tangan diputar kekanan kiri lalu berpadu
didepan dada, perlahan didorong kearah Liok Kiam-ping.
Tekadnya besar membalas kekalahannya tadi, maka kali ini
dia menyerang dengan seluruh kekuatannya.
Liok Kiam-ping menerawang: ”Jumlah mereka banyak.
kekuatannya jelas lebih besar, untuk mencapai kemenangan
harus menyelesaikan pertempuran secara cepat, maka
serangannyapun tidak kenal ampun lagi." Melihat betapa
dahsyat pukulan kedua tangan lawan, Kiam-ping tidak ayal
lagi, lekas dia tarik napas kerahkan tenaga dikedua tangan,
dengan sepuluh kekuatannya menepuk maju menyongsong
pukulan lawan- Beberapa kali Liok Kiam-ping ketiban rejeki
dan selalu mujur, maka Lwekangnya sekarang sudah jarang
ada tandingan di Bulim, dengan sepuluh bagian kekuatannya
ini. perbawanya sudah laksana gugur gunung.
"Byaar," ledakan menggelegar mengakhiri adu kekuatan ini.
Liok Kiam-ping tergeliat sedikit. Sementara Hwe-giam-lo
SiuJan tergentak mundur tiga langkah. baru saja dia berdiri
tegak Liok Kiam-ping mendesak setapak^kedua tangannya
kembali menepuk pula.
Pukulan kedua ini lebih kuat deras dari tangkisan pertama
tadi. berkelit sudah tidak sempat lagi bagi Hwe-giam-lo SiuJan,
kalau menangkis dengan pukulan juga jelas dirinya bakal
kecundang lebih parah, disaat dia bimbang itulah. Mendadak
didengarnya seorang membentak dibelakang: ”Jangan gentar
sute."
Segumpal damparan angin kencang laksana amukan lesus
mendampar kearah tenaga pukulan Liok Kiam-ping Kembali
terjadilah ledakan lebih dahsyat, bumi goncang, kedua orang
tertolak selangkah, deru napas kedua orang mendadak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menderu sesak dan berat. Tiga tombak disekitar arena seperti
disibak oleh kekuatan angin lesus yang mendadak meledak
tercerai berai.
Penonton disekitar gelanggang seperti ditindih dadanya
sehingga menyurut mundur lebih jauh. Pertempuran adu
kekuatan sedahsyat ini memang belum pernah terjadi.
Bong Siu bergelak tawa, katanya: "Kawanan kunyuk yang
malu dilihat orang, ternyata kau memang sedikit berisi, sayang
malam ini harus tewas disini."
Liok Kiam-ping balas menjengek: "Siapa nyana Bong Siu
dari barat yang diagulkan sebagai Bulim cianpwe ternyata juga
menjadi pesuruh yang tunduk perintah orang, menyerang
secara membokong lagi, apa pula kemampuanmu hayolah
keluarkan, kalian maju bersama juga akan kutandingi seorang
diri."
"Bocah sombong, bila kau mampu lolos dari sepasang
tangan Lo-siu, malam ini boleh kau pergi dari sini dengan
bebas, kalau tidak maka kau harus menyerah dan dibelenggu
menunggu hukuman," sembari bicara dia sudah menghimpun
tenaga dan semangat, perlahan kedua tangan bergerak lalu
membentak: "Sambutlah pukulan Lohu."
Liok Kiam-ping tetap kerahkan sepuluh bagian tenaganya
menyambut dengan keras. Kedua orang terhuyung tiga
langkah oleh kekuatan lawan Bong Siu berkunang-kunang.
Sementara napas Liok Kiam-ping memburu.
Kelihatannya kedua pihak sudah sedikit cidera, untung
Lwekang kedua orang sudah mencapai taraf tinggi, istirahat
sejenak. gejolak darah dirongga dada sudah berjalan normal
lagi.
Seluruh hadirin menonton sambil menahan napas, rasa
tegang mengencang detak jantung mereka, suasana hening
lengang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terutama Siau Hong, jantungnya seperti hendak melompat
keluar, saking tegang napas ikut memburu dan berat.
Liok Kiam-ping tahu pihaknya malam ini pihaknya serba
sulit, maka diinsyafinya bahwa pertempuran adu tenaga akan
merugikan pihak sendiri, tapi wataknya angkuh dan tinggi
hati, dihadapan umum betapapun dia tidak mau asor dibawah
orang lain
Setelah mengatur napas dan kendalikan kekuatannya,
mendadak dia menghardik: "Sambut juga pukulanku." kedua
tangan membundar lalu menjojoh, kali ini dia kerahkan dua
belas kekuatannya, pukulannya ternyata tidak menimbulkan
gelombang angin deras seperti tadi.
Tak pernah terpikir oleh Bong Siu bahwa lawan ternyata
memiliki kekuatan setangguh ini, jarang dia berhadapan
dengan lawan sehebat dia, konon lawan masih muda belum
genap dua puluh tahun, bagaimanapun dia latihan dan
meyakinkan ilmujuga tak mungkin bisa mencapai taraf setinggi
ini, memangnya tokoh kosen siapa yang menitis dibadannya,
di saat hatinya bimbang dan menimang-nimang itulah.
Hardikan Liok Kiam-ping disertai pukulannya menyentak kaget
lamunannya.
Tenaga pukulan lawan semula masih lunak dan enteng,
namun kian lama tambah besar dan mendampar hebat
laksana guntur menggelegar. Betapa dahsyat tenaga
pukularnya sungguh belum pernah selama hidup di lihatnya.
Seluruh hadirin tiada yang tak terpesona dan melelet lidah
oleh kedahsyatan pukulan Liok Kiam-ping.
Walau tahu kekuatan pukulan lawan teramat dahsyat,
namun sebagai seorang tokoh besar yang disegani didalam
Bulim, sudah tentu Bong Siu malu untuk menyingkir. Terpaksa
dia menekuk lutut serta melangkah mundur setengah langkah,
tenaga dari pusar dikerahkan dikedua lengan lalu menangkis
dengan pukulan keras juga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ledakan sedahsyat guntur membuat seluruh hadirin pekak
dan tersibak mundur, akibat dari benturan kedua kekuatan
sungguh bukan olah-olah hebatnya. Badan kedua jago yang
berlaga ini seperti dilempar gempa sejauh delapan kaki.
Siau Hong menjerit kaget serta memburu ke sana. Tapi Aipong-
sut lebih cepat sekali raih dia sudah pegang lengan Liok
Kiam-ping yang hampir jatuh serta memapahnya berdiri.
"Bluk" Bong Siu terlempar duduk lalu bersamadi menekan
darah yang hampir menyembur, namun darah sudah meleleh
di ujung mulutnya.Jelas luka-lukanya cukup parah. Hwe-giamlo
SiuJan dari lain-lain memburu maju merubungnya.
Liok Kiam-ping juga menelan kembali darah yang sudah
hampir menyembur keluar meski merasa kepala pusing,
namun daya ingatnya masih tetap jernih, setelah dipapah Aipong-
set sekalian dia duduk bersimpuh, dari dalam kantong
bajunya dia merogoh ke luar selembar kelopak Soat-lian terus
dikulumnya. Setelah itu dia mulai samadi mengerahkan
Lwekang.
Soat-lian adalah obat mujarab, begitu masuk mulut lantas
mengeluarkan sari manisnya dan tertelan kedalam mulut,
lekas sekali luka dalamnya sudah diobati. Memangnya
Lwekang Kiam-ping amat tangguh, dengan mengerahkan
tenaga menyalurkan hawa murni sekali putaran, luka-luka
dalamnya boleh dikata sudah sembuh sama sekali.
Demikian pula Kiuyap-ci-lan didalam tubuhnya mulai
menunjukan kasiatnya setelah mengalami gembleng dan adu
kekuatan barusan, dibantu kasiat Soat-lian lagi, makin terbaur
dan senyawa dengan jiwa raganya, tenaga bukan saja pulih
Lwekangnya malah maju setingkat
Hanya sekejap semangatnya sudah pulih, segera dia
melompat bangun dengan gairah, sorot matanyapun lebih
mencorong dibanding sebelum terluka tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bong Siu juga menelan beberapa butir obat untuk
menyembuhkan luka dalamnya, tapi kasiat obatnya tidak
seampuh Kiu-yap-ci-lan dan Soat-lian. maka dia agak
terlambat dan saat itu masih samadi.
Melihat wajah Liok Kiam-ping cerah dan bergairah, Siau
Hong tahu bahwa luka dalamnya sudah pulih, rasa kuatirnya
tadi seketika sirna, tanyanya penuh perhatian:
"Ping-ko, bagaimana luka-lukamu ? Apa sudah sembuh ?
keadaanmu tadi sungguh menakutkan. "
Liok Kiam-ping tertawa, katanya: "Luka-lukaku sudah
sembuh, tapi kita masih dalam kepungan musuh, apapun
harus cari akal untuk menjebol kepungan lebih dulu." lalu dia
memberi tanda kepada Ai-pong-sut dan Jian-li-tok-heng,
katanya perlahan: "Sekarang kita maju bersama... " belum
habis dia sudah mendahului bergerak.
Memangnya Ai-pong-sut dan Jian-li-tok-heng sudah tidak
sabar lagi. melihat Liok Kiam-ping memberi aba-aba,
serempak merekapun menyerbu.
Bong Siu masih bersamadi, ketiga musuh tangguh ini sudah
beraksi terpaksa Hwe-giam-lo menyuruh Biau-san-si-sat maju
mencegat Liok Kiam-ping. Sementara dia dan Pa-kim Tayhud
masing-masing menghadapi Ai-pongsut danJian-litok-heng.
Begitu maju ketengah arena Biau-san-si-sat lantas
mengepung Liok Kiam-ping ditengah, mereka bergerak
mengelilingi makin lama makin cepat, lama kelamaan
bayangan tubuh mereka sudah tidak kelihatan, demikian arena
putaran mereka makin mengecil.
Berdiri ditengah kisaran bayangan musuh, perasaan Liok
Kiam-ping menjadi gundah dan risau, mendadak dia maju
setindak. tangannya memukul kearah Nyo Llong. tertua dari
Biau-san-si-kiat yang kebetulan berputar didepannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diluar tahunya keempat saudara Nyo ini menggunakan Susiang-
tin (barisan empat gajah) yang mengutamakan tenang
mengatasi aksi, kalau lawan tidak bergerak diri sendiri harus
diam, maka begitu Liok Kiam-ping melontarkan pukulan
dengan kedua tangannya, orang ketiga dari Biau-san-si-sat
Nyo Hong melontarkan pukulan dari belakang memukul
punggung
Liok Kiam-ping menggeram rendah, kedua lengan
terkembang, dengan sebelah tangan dia menangkis pukulan
Nyo Hong. "Blang" Nyo Hong tertolak mundur setapak lebar.
Meminjam benturan keras ini tubuh Liok Kiam-ping
mencelat mumbul tiga kaki, tubuh yang terapung berputar
lurus dan datar, melesat setombak jauhnya, dia kira dengan
lompatan sejauh ini dirinya sudah tolos dari kepungan
keempat lawannya.
Tak nyana waktu dia angkat kepala dan melihat
seputarnya. Biau-san-si-sat tetap berdiri diempat penjuru
sekaku batu, d irinya jelas masih dalam kepungan mereka,
karuan hatinya heran dan bingung.
Tapi Liok Kiam-ping cukup cerdik, melihat bentukan dan
keadaan keempat lawannya dia lantas tahu bahwa barisan ini
akan bergerak bila disentuh, maka gerakan selanjutnya dia
amat berhati-hati. Kali ini dia melompat lagi dengan gaya
ciam-llong-seng-thian setinggi tiga tombak ditengah udara dia
mengeliat serta berputar mengembangkan Ginkang yang tiada
taranya, kedua tangan terkembang laksana seekor burung
raksasa yang pentang sayap. Dalam hati dia sudah bertekad
dengan mengincar satu sasaran untuk menggempurnya dari
atas udara.
Tak nyana Su Siang-tin memang hebat dan lihay, begitu dia
bergerak, Biau-san-si-sat juga lantas beraksi, mereka
berlompatan dari satu pojok ke pojok lain, gerak gerik mereka
sudah terlatih dan mahir sekali. Karuan Kiam-ping
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebingungan malah, dalam kurungan yang bergerak begini dia
jadi kehabisan akal kesasaran mana dia harus menyerang.
Padahal ginkang Ing-wi-kiu-coan paling banyak hanya bisa
dikembangkan sembilan kali putaran, setelah itu harus anjlok
turun kebumi berganti napas. Liok Kiam-ping sudah terbang
berputar lima kali, keadaan cukup mendesak. dia pantang
bimbang lagi, sekilas berpikir segera dia pilih Nyo Hou yang
berada paling dekat untuk dijadikan sasaran serangannya,
kedua kaki memancal, dengan badan menukik dia menepuk
dari atas.
Tak nyana sebelum dia lontarkan pukulannya Nyo Hong
menubruk datang dari kiri kanan-Gerak gerik mereka teramat
aneh dan cepat, hampir susah dikelit dan dihindari.
Bahwa serangan gagal awak sendiri terancam serangan
musuh malah, lekas dia punahkan tenaga pukulannya, kedua
lengan menggentak naik keatas, sehingga tubuhnya
menggeliat mumbul tiga kaki kesamping, syukur sempat
meluputkan diri.
Waktu berhantam di Kwi-hun-ceng tempo hari Ai-pong-sut
Thong cau harus banyak memecah perhatiannya sehingga
padri Tibet lawannya sempat memungut keuntungan daripada
dirinya, dalam hati selama ini dia merasa penasaran, maka
begitu menubruk maju dia papak Pa-kim Tayhud serta
melabraknya dengan sengit.
Pa-kim Tayhud sendiri juga sedang uring-uringan,
memangnya rasa dongkolnya tidak terlampias mendadak
bayangan berkelebat segulung angin pukulan sudah menyapu
mukanya. Daya serangan cukup deras, membalik tangan
menang kia sudah tidak sempat, lekas dia melompat pergi ke
sebelah kanan.
Menghadapi musuh besar sudah tentu Ai-pong-sut tidak
menyia-nyiakan kesempatan, segera dia kembangkan
Ginkangnya yang tinggi, bagai bayangan setan mengikuti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerak gerik lawan- Sekali gempur pula dengan kedua tangan
dia cecar lawan dengan damparan angin dahsyat.
Pa-kim Tayhud belum berdiri diatas ke dua kakinya, dari
belakang pukulan lawan sudah menderu tiba, karuan dia
makin beringas, ditengah gerungan gusarnya kedua tangan
terkembang, badannya yang besar dengan jubah kedodoran
itu melayang tinggi setombak ditengah udara dia menekuk
pinggang sambil menendang dengan badan membalik.
Dua jurus pukulan Ai-pong-sut membuat lawannya berkelit
secara runyam, rasa dangkol hatinya sedikit teria mpias, maka
sifat humornya segera kambuh, setelah tawa berkakakan dia
berseloroh: "Sampah persilatan padri jahat yang ingkar ajaran
agama, dengan bekal kepandaianmu yang cukup mahir main
lari dan menyingkirjuga berani bermuka-muka di Tlonggoan.
Gundul tua malam ini adalah saat terbaik kau bertobat dan
minta ampun, untung beberapa peng awalmu itu sedang
menunggumu diperjalanan ke akhirat, sebentar kuantar
jiwamu untuk menyusul mereka"'
Karena terapung diudara Pa-kim Tayhud tidak bisa
bersuara, terpaksa dia hanya melotot sambil mendangus saja,
di mana kedua tangannya menggaria kebawah, dia memutar
balik tubuhnya terus balas menubruk. Serangan yang
dilancarkan dengan rasa gusar memang tangguhnya luar
biasa.
Ai-pong-sut berada diaebelah bawah sudah tentu tidak
berani menyambut secara keras, lekas dia geser kedua kaki
kekanan, dengan sebat dia berkiaar kebelakang Pa-kim
Tayhud seperti gerakan gangsing yang berputar, kedua
telapak tangan terus menggempur dan merogoh bagian
bawah badan lawan-
Bahwa tubrukan kedua tangan mengenai tempat kosong,
mendadak tenaga merogoh dan menyapu datang kebagian
bawah tubuhnya, lekas kedua kaki memancal berbareng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tinjunya menjotos kebawah, meneruskan daya tubrukan dia
menjerit minggir setombak kesebelah kiri.
Serangan Ai-pong-sut kali ini tidak maksud melukai lawan,
tujuannya hanya memaksa turun lawannya, maka sebelum
mengenai sasaran kedua tangan ditarik. tubuh berputar
kembali dia berkelebat kebelakang Pa-kim Tayhud. Kedua
telapak tangannya ditarikan sekencang angin ribut, beberapa
hiat-to ditubuh Pa-kim Tayhud dirabunya dengan gencar.
Bayangan merah seketika terbungkus oleh bayangan telapak
tangan yang tak terhitung banyaknya.
Tak pernah terpikir oleh Pa-kim Tayhud bahwa orang tua
pendek gemuk yang satu ini gerak-geriknya ternyata begitu
tangkas, sedikit lena dirinya terdangar oleh rangsakan lawan
tapi sebagai maha guru silat suatu aliran, Kungfunya memang
mempunyai kelebihan sendiri dalam alirannya, lekas dia sudah
balas menyerang enam jurus pukulan, keadaan sekarang
berimbang.
Hwe-giam-lo SiuJan adalah manusia licik dan munafik, dia
langsung menubruk kearah Siau Hong, tangan kiri bergerak
dengan Kim-liong-jiu mencengkram pundak kanan Siau Hong.
Siau Hong berkelebat mundur sambil mengayun cui-le-kiam
dengan jurus Pak-coa-toh-sim menuruk urat nadi
dipergelangan tangan Sinar pedang berkelebat, cahayanya
ternyata mencorong selebar satu kaki, sekilas pandang bagi
seorang ahli pasti tahu bahwa pedang itu adalah gaman sakti
peninggalan jaman kuno.
Cengkraman Hwe-giam-lo itu hanya pancingan reaksi saja,
begitu sinar pedang bergerak dia sudah menekuk sikut
menarik pergelangan, untung gerakannya masih cukup
tangkas, namun keringat dingin sudah membasahi jidatnya,
hatinya rasa kagetpun menggelitik hati. Lekas dia kembangkan
gerakan tubuhnya, secepat kilat jari tangan kanan menggantol
urat nadi Siau Hong yang memegang senjata, gerakannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cukup gesit dan aneh, jelas dia yakin bahwa cengkramannya
pasti berhasil.
Jian-li-tok-heng bekerja lebih cermat dan seksama, diamdiam
dia sudah menerawang situasi malam ini tidak
menguntungkan pihaknya, hatinya sudah siaga bukan
memikirkan cara bagaimana mengejar kemenangan tapi
berusaha supaya tidak kalah dan fatal, maka sejak tadi dia
selalu memperhatikan keadaan Siau Hong dan tak berani
meninggalkannya terlalu jauh, supaya bisa memberi bantuan
bilamana perlu.
Melihat Siau- Hong terancam oleh cengkraman Hwe-giamlo
segera dia menghardik: "Bangsat tua, stop " dengan jurus
cian-bwe-jiu (gerakan tangan menggunting kembang Bwe),
jari tangannya menjojoh urat nadi dilengan kanan Hwe-giamlo
SiuJan.
Hwe-giam-lo sudah senang bahwa cengkeramannya pasti
berhasil, tak nyana bahwa Jian-li-tok-heng juga sudah
mengancam lengannya dengan ujung jari, kalau tidak menarik
serangan, lengan sendiripun pasti celaka, maka dia tidak
sempat melukai musuh. Lekas dia menurunkan pundak serta
miringkan tubuh sambil berputar, jari telunjuk dan tengah
tangan kanan terangkap balas menutuk ci-tong-hiat
dipunggung Jian-li tok-heng, menarik serangan merobah
gerakan cepat tepat dan pas, gerak geriknyapun mahir dan
wajar.
Sebelum serangan dilancarkan penuh, angin tajam sudah
mengancam punggung, lekas Jian-li-tok-heng melangkah maju
dengan kaki kiri, gerakan dirobah Pek-ho-can-ji, telapak
tangan kiri menepuk cong-hiat-hiat dibelakang batok kepala
lawan, gerakan sekaligus dari seorang ahli kungfu yang benarbenar
berisi.
Lekas Hwe-giam-lo menarik leher sembunyikan kepala,
tutukan jari tangan kanan berobah mencengkeram, ke atas
balas menyodok urat nadi tangan kiri Jian-li-tok-heng yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyerang tiba, sementara tangan kiri dengan Im-ciang
menepuk ki-bun-hiat dibelakang iga, satu jurus dua gerakan,
serangan kali ini bukan saja lihai juga menakjubkan.
Jian li-tok-heng menekuk lutut sehingga tubuhnya setengah
jongkok sambil menarik serangan, sementara tangan kanan
menepuk serangan tangan kiri lawan dengan jurus Latf-pihoa-
san
"Plak" kedua tangan mereka beradu jian-li-tok-heng
tergetar keras, tubuhnya bagian atas tergeliat mundur,
kakinya mundur setengah langkah. Hwe-giam-lo SiuJan
berkedudukan disebelah bawah, getaran pukulan keras ini
membuatnya jatuh duduk diatas genteng, tangan kirinya sakit
sekali seperti tulang pergelangannya patah.
Memperoleh angin Jian-li-tok-heng makin bersemangat dan
gagah, mendesak selangkah kedua tangannya mengepruk
kebatok kepala Hwe-giam-lo siuJan, serangan kedua tangan
ini menghimpun seluruh tenaganya, sudah tentu perbawanya
cukup mengejutkan
Hwe-giam-lo sedang kesakitan dan hendak melompat
berdiri, ingin menuntut balas rasa sakitnya ini, mendadak
pukulan lawan sudah menindih tiba pula, lekas dengan
gerakan keledai malas berguling dia menggelundang
setombak jauhnya.
Padahal pukulan Jian-li-tok-heng teramat keras, karuan
genteng kaca dibawah kakinya pecah hancur berantakan.
Dalam pada itu Liok Kiam-ping melayang tiga tombak
kepinggir, begitu kedua kakinya hinggap dibumi, Biau-san-sisat
tahu-tahu sudah berada disekelilingnya pula, mereka tetap
bergerak cepat mengelilingi dirinya.
Memangnya wataknya keras dan tinggi hati, sudah tentu
tak mau dirinya dipihak yang didesak dan terancam dalam
barisan, ditengah bentakannya kedua tangan terpentang kekiri
kanan masing-masing menempur Nyo Liong dan Nyo Hou
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja, kedua pukulannya dilancarkan dan Nyo Hun didepan dan
menubruk maju pula. Sudah ia tak sempat melukai lawan, ia
berputar dengan tangkas dan kedua tangannya dibuat
menangkis tubrukan kedua musuhnya ini.
"Blang, blang", Loji dan Losi dari Biau-san-si-sat terpukul
mundur. Kiam-ping siap mengudak tapi Nyo Llong dan Nyo
Hong sudah menambal kekosongan posisi mereka, kekuatan
pukulannya bertambala dahsyat ditambah daya tubrukannya
kedepan Lekas Liok Kiam-ping ayun kedua tangannya
menangkis secara keras kearah damparan pukulan lawan-
Tapi pukulan menangkis baru dilontarkan, sementara deru
angin kencang sudah menderu pula dari kanan kiri. Akhirnya
Liok Kiam-ping berdiri ditengah tak bergerak, gerak tubuhnya
berputar ditempat, ia terus menggempur kekanan dan
belakang.
Seranganya yang cukup tangkas ini didesak pula oleh
keempat musuh sehingga terdesak dibawah angin, segera ia
tarik tangan setelah melontarkan serangan susulan lawan
sudah mencegat dirinya lebih dulu. celakanya gerak mereka
makin menciut, badan terasa beku dan menyesak napas. Liok
Kiam-ping terus menggempur dengan kedua tangannya secara
kilat.
Serangan kilat secara keras adu tenaga lagi paling
menguras tenaga, betapapun tangguh Lwekang Liok Kiamping,
jelas takkan kuat bertahan terlalu lama. Semasakan air
kemudian, napasnya sudah menderu berat, keringat sudah
membasahi jidatnya.
Ai-pong-sut masih terus melabrak Pa-kim Tayhud dengan
gusar dan dandam, dengan ketangkasan tubuhnya, dia cecar
lawannya sehingga Pa-kim Tayhud didesak mundur berulang
kali, namun dari padri Tibet inipun berjuang sekuat tenaga
sehingga keadaan masih bertahan sama kuat. Mereka sama
menyerang secara kilat, setiap serangan menggunakan
seluruh kekuatan pula, maka benturan pukulan yang dahsyat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terus menggelegar dengan suaranya yang keras menggoncang
bumi, hawa bergolak ditengah arena, genteng kaca
beterbangan kesegala penjuru.
Dua bayangan merah dan kelabu seperti saling gubat lalu
naik turun saling gontok. hakikatnya sukar dibedakan
denganjurus serangan apa mereka menggempur musuhnya.
cara adu tenaga yang dilakukan kedua lawan setandang ini
berbeda lagi, namunjuga menguras tenaga. Ratusanjurus
kemudian, keringat sudah berketes-ketes dijidat meleleh
keleher Ai-pong-sut.
Mata Pa-kim Tayhud beringas, jenggotnya basah, napasnya
ngos-ngosan seperti babi yang akan disembelih. Tapi kedua
orang ini tiada yang mau mengalah, keduanya masih terus
baku hantam dengan sengit.
Setelah Hwe-giam-lo SiuJan dipukulnya menggelundung
pergi Jian-li-tok-heng sudah siap menerkamnya pula.
Mendadak dirasakan sejalur tenaga lunak menggulung dari
belakang, deru angin pukulan lunak ini membawa bau busuk.
Jian-li. tok-heng hanya menyedot sedikit bau busuk ini,
rasanya sudah mual hampir tumpah, maka dia berpikir
mungkinkah ini Sip hu-ciang (pukulan mayat busuk) yang
pernah kudangar dan belum pernah kulihat itu. Konon pukulan
ini mampu membuat busuk mayat korbannya dalam sekejap.
bagi yang menyedot hawa busuknya saja, bisa tumpahtumpah
dan semaput."
Apapun Jian-li-tok-heng tidak menyangka bahwa lawannya
sudah meyakinkan pukulan jahat yang paling beracun didunia
ini, untung dia bersiaga dan hanya menyedot sedikit hawa
busuk. kalau sampai tumpah dan semaput, akibatnya tentu
amat fatal. Tanpa pikir dia melompat tinggi mencari
kedudukan yang lebih tinggi menanjak angin, sambil menahan
napas...
"Tindakannya memang berhasil. Hawa busuk beracun ini
didesak keluar dengan tenaga dalam melalui ujung jari yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dijentikan atau diseling dalam pukulan telapak tangan, maka
daya pukulannya cukup tangguh, sementara hawa beracunnya
tertolak balik oleh hembusan angin lalu.
Padahal Jian-ti-tok-heng bergerak tanpa perhitungan,
namun sekaligus dia sudah memperoleh kedudukan yang
menguntungkan, karena hawa beracun itu tidak mampu
melawan angin, celaka adalah anak buah Hwe-giam-lo sendiri
yang berdiri dibawah, beberapa prang tampak meloso jatuh.
terus terguling jatuh dari atas genteng.
Musuh tak berhasil dirobohkan malah orang sendiri yang
keracunan, karuan Hwe-giam-lo makin gusar danpenasaran,
lekas dia hentikan serangan pukulan hawa busuk beracun,
mengerahkan hawa murni memulihkan tenaga Maklum setiap
kali pukulan beracun dilancarkan, tenaga dalam sendiri akan
dikorting beberapa puluh prosen sesuai daya tahan dan lama
dari pukulan itu dilancarkan, untuk memulihkan kekuatan
harus mengerahkan hawa murni dan bersamadi cukup lama.
Anak buahnya yang lain segera berlompatan turun, disamping
menyingkir juga menolong beberapa temannya yang
keracunan, Hwe-giam-lo sudah menghimpun semangat
menyusun kekuatan pula.
Betapapun gencar pukulan Liok Kiam-ping yang terkepung
didalam Su-siang-tin tetap tak mampu menjebol atau
merobohkan keempat lawannya karena kerja sama Biau-sansi-
sat cukup ketat dan rapat, beruntun dia menggempur
hampir seratus jurus tetap tak mampu memecahkan barisan
lawan
Padahal dengan bekal Lwekang Liok Kiam-ping sekarang,
jarang ada tokoh silat di Bulim yang mampu menandanginya,
setiap pukulannya mampu menghancurkan batu
menggugurkan gunung. Sayang Su-siang-tin merupakan daya
cipta bersama dari Biau-san-si-sat, kelihatannya mereka
memukul secara bergiliran dengan tenaga individu, pada hal
setiap salah seorang mereka menyerang, gabungan tenaga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka berempat sebagai landasannya, itu berkat kerja sama
ketat dan serasi serta gerakan berputar mereka dari satu
kedudukan kelain kedudukan secara berantai, maka semakin
cepat mereka berputar mengelilingi musuh kekuatannya
tambah besar.
Sudah tentu Liok Kiam-ping tidak tahu seluk beluknya,
dengan gencar dia terus menggebuk musuhnya dengan
kekuatan penuh, lama kelamaan dia kehabisan tenaga sendiri,
hingga serangan yang semula gencar menjadi lamban-
Sejenak dia menentramkan hati mengatur napas, pikirannya
menjadi jernih, untung daya kekuatan barisan lawan
mengutamakan tenang mengatasi aksi, gerakan mereka
merupakan reaksi dari gerakan lawan, cepat atau lambat balas
menyerang setiap ada kesempatan
Serangan Liok Kiam-ping sudah jauh lebih lambat, maka
reaksi Su-siang-tinpun mengendor. Tapi keadaan tetap
tegang.
Otak Kiam-ping memang encer, sejenak dia menerawang,
lekas sekali dia sudah menyimpulkan sesuatu, meski agak
nyerempet bahaya, rasanya lebih mendang daripada main
gempur tanpa membawa hasil sedikitpun.
Mendadak dia berhenti dan berdiri tegak mengerahkan
hawa murni. Secara reflek Kim-kong-put-hoay-sin-kang telah
bekerja membungkus dirinya dengan hawa sakti. Kedua
tangan sudah bersilang tegak didepan dada penuh dilandasi
kekuatan, setelah mengincar kedudukan lawan mendadak dia
melompat maju seraya memukul kearah Nyo Liong. Kali ini
seluruh tubuhnya sudah dilindungi Sinkang, cukup dia
memperbesar tenaga, hawa sakti itupun bekerja semaksimal
mungkin, sebat sekali dia ikuti gerak gerik Nyo Liong dari
belakang. Mendadak tangan terayun memukul sejurus pula.
Begitu pukulan dilancarkan, Nyo Hong dibelakangnyapun
sudah menepuk tiba dengan pukulan dahsyat. Melihat lawan
tidak berkelit Nyo Hong yang memukul dengan kedua telapak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan bersorak girang dalam hati, tak nyana satu kaki
sebelum pukulannya mengenai tubuh Liok Kiam-ping,
tangannya tak mampu maju lagi seperti ditahan suatu tenaga
sekokoh dinding.
Jelasnya tenaga pukulannya sirna tak berbekas, seperti
batu kecemplung laut, hanya desis suara yang mengerik saja
yang terdangar. Karuan Nyo Liong mengkirik seram dan pecah
nyalinya, ilmu macam apakah yang dilancarkan lawan,
memangnya dia pandai sulap dan ilmu hitan ?
Pada saat itulah, "Blang" dengan telak pukulan Liok Kiamping
mengenai Nyo Liong tubuhnya yang besar mencelat
terbang setombak lebih terbanting diatas genteng.
Sejurus serangannya berhasil Liok Kiamping tidak kepalang
tanggung lagi, memutar miring badannya, kedua tangan
kembali menepuk kearah Nyo Hou yang menerjang tiba.
Su-siang-tin dipimpin oleh Nyo Liong tenaganya
sebagaiporos kekuatan dari barisan empat gajah ini, setiap
serangan balasan selalu dibawah pimpinannya, begitu Nyo
Liong kepuku jatuh, barisan jadi pecah, kekuatannyapun
buyar.
Karena itu dikala Liok Kiam-ping memukul Nyo Hou, Nyo
Hun yang berada di belakangnya juga memukul dengan kedua
tangannya, tapi kekuatan pukulannya jauh lebih rendah
dibandang pukulan gabungan tadi Pukulan musuh hanya
menimbulkan sedikit reaksi dipunggung Liok Kiam-ping, lekas
sekali sudah sirna oleh tangkisan hawa saktinya. Karuan Biausan-
si-sat melongo dan ciut nyalinya.
Diantara Biau-san-si-sat, kepandaian dan Lwekang Nyo Hou
paling tinggi, orangnya juga lebih cerdik, begitu melihat
saudara tuanya terpukul jatuh, maka dia insyaf
Su-siang-tin takkan mampu mengurung lawan lagi, maka
dia sudah kaget dan siaga. Begitu kedua adiknya gagal
merobohkan lawan, Liok Kiam-ping sudah balas menepuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan kedua tangan, mana dia berani menangkisnya, lekas
dia mengegos pergi lima kaki.
Sementara Nyo Liong sudah berdiri, mendadak dia
menghardik, "Lihat pisau." tangan terayun, selarik sinar
kemilau meluncur lurus mengarah dada Liok Kiam-ping.
Dari cerita Jian-li-tok-heng, Liok Kiam-ping tahu bahwa
Biau-san-si-sat memiliki kepandaian menimpuk pisau terbang
secara bergabung pula, kekuatan barisan pisau terbang empat
bersaudara ini amat ganas dan lihay, biasanya jarang
dilancarkan bila tidak dipaksa. Mendangar Nyo Liong
menghardik lekas dia berputar menatap tajam, selarik sinar
dingin laksana kilat menyambar tiba, mendangar suara dia
dapat membedakan, senjata apa yang menyerang, bahwa Nyo
Liong sudah menyerang dengan pisau terbang, maka para
saudaranya, pasti akan ikut menghujani dirinya dengan
senjata rahasia yang sama, maka Kiam-ping tidak berani lena
sedikitpun. Lekas dia kembangkan Leng-hi-pou untuk
meluputkan diri.
Tak nyata sebelum dia berdiri tegak, dua jalur angin telah
menyambar pula dari ka nan kiri, jelas dirinya sudah terancam
oleh bidikan kedua pisau terbang ini, untung Lwekangnya
tinggi dan bekerja menurut jalan pikirannya, mendadak dia
membentang kedua lengan serta menghantam kebawah
sehingga tubuhnya mencelat naik lima kaki, duajalur sinar
kemilau menyambar dari bawah kakinya secara bersilang,
namun mendadak melesat mundurpula balik kearah
datangnya.
Kiranya, pisau terbang yang diyakinkan Biau-san-si-sat
berbeda dengan Am-gi umumnya, pisau terbang mereka
dikendalikan dengan tenaga dalam, namun karena batang
pisau cukup lencir panjang, tak bisa brputar atau melingkar
balik, terpaksa ditimpukan dan disedot balik saja.
Liok Kiam-ping terapung diudara, sesaat dia melenggong
menyaksikan ilmu tunggal yang aneh dan menakjupkan ini,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lekas dia menggeliat pinggang menggerakkan kaki tangan, di
mana kedua lengannya menggaris kebawah tubuhnya
melayang turun setombak jauhnya, sekalian dia merogoh
kebelakang melolos Liat-jit-kiam serta melompat maju pula.
Bahwa pukulan hawa beracun Hwe-giam-lo bukan saja
tidak berhasil merobohkan lawan malah orang sendiri yang
menjadi korban, maka-gusarnya sudah memuncak, sekilas dia
melirik kepertempuran Kiam-ping dan Ai-pong-sut, keadaan
mereka masih amat tangguh. Biau-san-si-sat dan Pa-kim
Tayhud belum mampu merebut kemenangan, jikalau malam
ini tak mampu merobohkan dan membekuk mereka, maka
dirinya jelas takkan mampu bercokol lebih lama di kota raja,
maka tanpa menghiraukan peraturan Bulim, lekas dia
membentak: "Kalian lekas maju, malam ini jangan biarkan
mereka lolos dari sini." lalu dia mendahulul menubruk kearah
Jian- li-tok- h eng .
Dipinggir gelanggang masih ada belasan Wisu atau guru
silat dalam istana yang menontonpertempuran, mereka
sedang asyik dan pesona oleh kesaktian ilmu Liok Kiam-ping,
bentakan Siu-Jan mengejutkan mereka serempak semua
melolos senjata terus merubung maju.
Melihat muka Siu-Jan beringas, jian- li-tok- heng yang
pemikir ini lantas tahu bahwa pertempuran malam ini susah
dibereskan, apalagi dia harus melindungi Siau Hong, maka
gebrak selanjutnya dia tidak berani adu kekuatan, dengan
Ginkang yang tinggi dia melayang keluar kalangan. Baru saja
dia hendak balas menyerang, serombongan Wisu mendadak
menyerbu tiba. Karuan dia naik pitam, dampratnya: "Kawanan
tikus tidak tahu malu, berani main keroyok. baiklah jiwa kalian
takkan kuampuni." dengan melontarkan Sian-tian-ciang dia
songsong kedatangan kawanan Wisu itu dengan gempuran
dahsyat.
Gerak geriknya selincah ikan berenang didalam air,
badannya menyelinap pergi datang diantara samberan sinar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
golok dan pedang musuh, sementara kedua tangannyapun
tidak nganggur. beberapa lawan balas dipukulnya jatuh
bangun.
Hwe-giam-lo sudah marah dan serangannya sepenuh
tenaga. Ditambah beberapa kawannya, maka rangsakan
mereka cukup menjadikan tekanan berat. Tapi Jian- li-tokheng
justru menyerang lebih gencar dan mengamuk seperti
banteng ketaton, meski dikeroyok keadaan tetap berimbang
alias sama kuat Jian- li-tok-heng juga menyerang para
pengeroyoknya dengan rasa gusar, maka perbawanya juga
cukup hebat, namun tiga puluh jurus kemudian, keadaannya
mulai berbeda.
Lwekangnya setaraf dengan Hwe-giam-lo dengan bekal
pengalamannya, meski cukup payah menghadapi keroyokan
namun dia masih cukup kuat bertahan, namun rangsakan lima
pengeroyoknya memang perlu diperhitungkan, akhirnya dia
terdesak semakin payah.
Disaat dia bertahan mati-matian itulah, mendadak
terdengar jeritan menyayat hati, seorang gurusilat mencelat
terbang karena punggungnya termakan pukulan sejauh
beberapa tombak, darah menyebur dari mulutnya sehingga
genteng kaca menjadi merah.
Siau Hong berdiri dibelakang Jian li-tok-heng, kini Jian- litok-
heng terkepung musuh, sudah tentu Siau Hong terpencil
malah, dua laki-laki agaknya ingin memungut keuntungan,
dari kanan kiri mereka menyergap datang.
Memangnya Siau Hong sudah benci setengah mati
terhadap kawanan Busu dari istana, matanya mendelik gigi
gemeratak. melihat musuh main keroyok lagi maka
amarahnyapun terbakar, cui-le-kiam segera dia sendal
menusuk lurus kearah lakl-laki yang menyergap dari kiri.
Laki-laki disebelah kiri ini cengar cengir sambil melintang
golok menangkis pedang, dikira gadis cantik terang lemah,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekali ketuk juga pasti pedangnya terlempar terbang. Tak
nyana begitu senjata beradu "Trang" golok sendiri tahu-tahu
patah menjadi dua. Karuan cengir tawanya seketika menjadi
kaku, arwah serasa terbang dari raganya, sambil miring tubuh
lekas dia mencelat jauh kepingir.
Siau Hong benar-benar gemas, baru saja pedangnya
bergerak hendak mengudak. terasa angin tajam memburu tiba
dari kanan- Lekas dia tarik pedangnya berkelit sambil
membalik pedang menyongsong tabasan golok lawan-
Tapi Lwekang orang yang satu ini lebih tinggi, melihat
pedang Siau Hong mampu membuat putus goloktebal
kawannya, segera dia tahu pedang lawan gaman pusaka yang
tajam luar biasa, maka ia tidak berani membenturnya,
pergelangan ber-putar goloknyapun dipelintir dari menabas
dirobah menepis miring, yang diincar adalah pinggang Siau
Hong.
Tangkisannya luput golok lawan malah membacok
pinggang, lekas Siau Hong melangkah mundur setapak.
berbareng ujung pedang didongak keatas dengan jurus Sip-lito-
so menusuk pundak kanan lawan- Baru setengah jalan
serangannya, tahu-tahu angin kencang menyerang dari
belakang, ternyata lelaki yang putus goloknya membuang sisa
goloknya terus menubruk dengan pukulan tinjunya.
Lekas Siau Hong menurunkan pundak. Menarik
pergelangan, kaki kiri menjejak tubuhnya berkelit kekanan,
tangan kanan balik menabas dengan jurus So-cin-pwe-ki (So
cin memanggul pedang) kepada lelaki yang menyergap
daribelakang. sebelum serangannya berhasil, laki-taki bergolok
disebelah pinggir sudah melompat maju pula menyerangnya.
Lekas Siau Hong kembangkan Hian-li-kiam-hoat, dengan
berani dan tabah dia lompat sana terjang sini dari samberan
golok dan pukulan tangan kedua lawannya, untung cui-le-kiam
ditangannya tajam luar bias a.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua musuhnya jeri terhadap senjata ampuh ini, maka
dalam waktu singkat Siau Hong masih kuat bertahan-
Ai-pong-sut Thong cau masih baku bantam dengan Pa-kim
Tayhud, kekuatan mereka berimbang, serang menyerang adu
tipu adu kekuatan, tenaga mereka sudah terkuras banyak,
maka gerakan mereka mulai lamban dan kelihatan lelah.
Mendadak enam orang merubung datang ikut mengepung Aipong-
sut, maka sinar golok, pedang dan tombak samber
menyamber sederas hujan merabu ke badannya yang gemuk
pendek. serangan gencar ini memangpatut dibuat kaget dan
jeri.
Kalau dalam keadaan biasa Thong cau boleh tidak pandang
sebelah mata terhadap mereka, tapi disamping menghadapi
Pa-kim Tayhud yang setaraf, tenaganyapun sudah lemah,
maka terasa betapa payah dia harus melayani serbuan
keenam orang ini.
Untung keadaan Pa-kim Tayhud sendirijuga lebih payah,
melihat enam orang merubung maju segera dia
mengundurkan diri kepinggir lalu duduk bersimpuh
mengerahkan hawa murni berusaha memulihkan kondisi.
Tekananjauh berkurang maka sekuatnya Ai-pong-sut masih
mampu melayani keroyokan keenam guru silat ini. Namun dia
hanya bertahan tiga puluh jurus, selanjutnya keadaan
bertambah payah, lebih banyak bertahan daripada
menyerang, gerak geriknya lamban dan selalu berkelit saja
menghindari serangan.
Hatinya sudah gelisah, kalau keadaan seperti initerus
berlangsung, pihak mereka pasti akhirnya binasa semua atau
menjadi tawanan musuh, daripada berkorban secara percuma
terpaksa harus nekad menerjang kepungan meskHarus
menempuh bahaya.. Lekas dia merebahkan diri diatas genteng
terus melancarkan Te-tong-tui, untung genteng di atas istana
datar dan luas, genteng kaca di sinipun cukup rapi, maka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cukup leluasa dia mengembangkan ilmu tendangannya sambil
bergulingan diatas genteng.
Tangan dan sikut serta kakinya bekerja dengan baik sekali,
tubuhnya yang gendut seperti bola yang bisa membal saja
bergelundungan kian kemari. Kecepatannyapun cukup
mengejutkan- Keenam lawannya dirabu dengan tend a ng an
berantai sampai mencak-mencak kerepotan dan lompat
mundur sehingga arena lebih besar dan lebih leluasa bagi
gerak geriknya. Tapi lama kelamaan ke enam lawannya mulai
berlaku cerdik, serempak mendadak mereka menubruk maju
bersama.
Setiap lawannya terdesak mundur Ai-pong-sut rebah diam
diatas genteng mengatur napas menghimpun tenaga, begitu
keenam lawannya merubung maju pula segera dia bergerak
pula. Sulit keenam lawannya yang bertaraf menengah
menyelami permainan Te-tong-tui yang aneh dan lihay,
mereka jadi bingung dan tak tahu bagimana harus melawan,
setiap Ai-pong-sut menggelundung datang tersipu mereka
melompat menyingkir. Sehingga keenam orang ini satu sama
lain seperti berlomba menyelamatkan diri tanpa sadar untuk
melawan dan berdaya untuk mengalahkannya, hal ini meng
untung kan Ai-pongsut untuk menyusun kekuatannya kembali.
Hanya sekejap dia beristira hat sambil bergulingan, semangat
dantenaganya sudah lekas pulih.
Bila keenam orang itu merangsak maju pula, diam-diam Aipong-
sut sudah kerahkan tenaga dan mengembangkan tipu
terlihay dari Te-tong-tui yang dinamakan bersuara ditimur
menggempur barat. Gerak geriknyapun bertambah cepat dan
tangkas. Jelas dia menggelundung ketimur, namun secepat
kilat mendadak melenting kebarat, sehingga orang sukar
menjajagi ke mana a rah serangannya.
"Aduh." sekonyong-konyong seorang melolong kesakitan,
seorang lelaki kekar terpental roboh diatas genteng. Kedua
lututnya tersapu patah, saking kesakitan dia melolong seperti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
babi disembelih, keringat bertetesan diatas jidat sesaat
kemudian dia berkelejetan terus jatuh semaput.
Sejurus serangannya telak merobohkan musuh, baru saja
Ai-pong-sut akan meneruskan permainannya, Pa-kim Tayhud
yang selesai bersamadi melihat orang pihaknya menjadi
korban segera mencelat berdiri sambil menghardik, kedua
tangannya mengembangkan Thian-liong-toa-pat-sek terus
menerjang maju. Kedua telapak tangannya menepuk kebadan
dan kepala Ai-pong-sut. Deru pukulannya laksana hujan bayu,
perbawanya amat mengejutkan.
Melihat kedahsyatan serangan lawan, lekas Ai-pong-sut
menggelundung kesamping, berbareng dia perhatikan di mana
lawan akan menaruh kedua kakinya, dia siap bertindak
dengan sergapan mematikan.
Diluar tahunya Pa-kim Tayhud juga sudah berencana
didalam bertindak. meminjam tenaga tepukan kedua
tangannya, sekalian dia mengerahkan tenaga mukjijat dari
Thian-liong-toa-pat-sek, tubuhnya mendadak mencelat balik
sambil menggeliat dia memutar tubuh, sehingga tubuhnya
laksana naga melingkar diudara. Kembali telapak tangannya
menepuk deras kearah Ai-pong-sut. Daya serangannya jauh
lebih keras lagi.
Ternyata Thian-liong-toa-pat-sek adalah lawan utama dari
Te-tong-tui yang dia kembangkan. Kalau pertempuran begini
dilanjutkan berarti dirinya akan selalu dipihak yang diserang
dan kemungkinan besar jiwa bisi celaka, maka segera
mencelat berdiri pula diatas kedua kakinya. Lima orang sisa
pengeroyoknya tadi segera merubung maju pula sambil
angkat pedang dan golok.
Setelah sedikit memulihkan tenaga dan semangatnya,
gerak gerik Ai-pong-sut mulai tangkas pula, dengan
kesebatannya dia pergi datang diantara sambaran golok dan
tombak serta pedang, namun karena harus bersiaga oleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sergapan Pa kim Tayhud dari sebelah atas, jadi kelihatan
keadaan tetap dalam keadaan terdesak.
Sudah setengah malam dia bertempur, kekuatannya boleh
dikata sudah hampir habis, tadi waktu melancarkan Te-tongtui
berkesempatan memulihkan sedikit tenaga, kinHarus
menghadani Pa-kim Tayhud yang dibantu lima orang lagi,
maka keadaannya makin gawat s Tigapuluhjurus kemudian,
keadaannya sudah makin payah, napas sesak keringat
gemerobyos Tapi dia tetap bergelut mati-matian.
Begitu mengeluarkan Liat-jit-kiam, baru saja kaki Liok-
Kiam-ping menutul genteng, deru angin dibelakang sudah
menerpa tiba. Tanpapikir dia balikanpedang terus menabas.
"Tring" sebatang pisau terbang telah dipukulnya mabur
beberapa tombak jauhnya. Baru saja dia melejit ke sana
memburu musuh, angin kencang mengudak tiba pula dari
belakang, tapi sebelum dia membenturnya jatuh dengan
pedang, samberan senjata musuh telah ditarik mundur. Baru
Liok Kiam-ping sempat menerawang keadaan sekitarnya, dua
larik sinar putih dari kanan kiri meluncur dengan gerakan zigzag
melesat tiba.
Berkelit keempat penjuru serba susah, dipukul jatuhjuga
susah, terpaksa hanya melambung keudara, namun baru saja
dia melejit sinar putih sudah melesat ting gi diatas kepalanya,
lekas dia mengembang kedua tangan sehingga daya
mumbulnya direm, berbareng kedua kaki memancal tubuhnya
rebah datar ditengah udara, sehingga dua batang pisau
terbang meluncur lewat diatas dan bawah tubuhnya, pisau
diatas menyerempet sobek bajunya, sungguh amat
berbahaya. Kecuali Liok Kiam-ping memilik Lwekang tinggi,
siapapun sukar terhindar dari samberan pisau terbang yang
lihay tadi.
Disamping kaget sudah tentu gusar Liok Kiam-ping bukan
main, mendadak dia bersuit keras, segera dia kembangkan
Ing-wi-kiu-coan dari Leng-hi-pou yang paling top, tubuhnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berputar di tengah udara laksana elang melayang terus
menukik menerkam kelinci, serangannya adalah batok kepala
Nyo Hou yang ditempiling dengan dahsyat.
Nyo Houtahu diri, insaf dirinya bukan tandingan, lekas dia
melompat menyingkir sambil menerobos pergi dari lingkaran
pukulan lawan- Hal ini justru menjadi Harapan Liok Kiam-ping
diwaktu pedangnya membelah turun, telapak tangan kiripun
sudah siap. begitu dia incar di mana Nyo Hoa beranjak.
mendadak dia tepukan telapak tangannya.
Tapi pada saat sama "Ser" angin menyambar kencang
dibawah kakinya, terpaksa Kiam-ping batalkan tepukan
tangannya, kedua kaki memancal tubuhnya meluncur lurus
kedepan melampaui tubuh Nyo Hou, turun setombakjauhnya..
Sambitan pisau terbang Nyo Hun menyambar lewat
dibawah Liok Kiam-ping segera di raih oleh Nyo Hou.
Sementara Nyo Liong membentak dengan aba-aba rahasianya,
berempat serempak mereka merubung maju pula. Maka sinar
putih samber menyamber dari empat penjuru kearah Liok
Kiam-ping yang terkepung ditengah
Kini melangkah dengan Leng-hi-pou, pedangnya bergerak
secara lincah, pisau terbang yang meluncur tiba diketuknya
pergi, pertahanannya Cukup kokoh tak tertembuskan tapi
pisau terbang itu tiada yang terketuk jatuh, setiap tertangkis
pasti mental balik kearah pemiliknya, sehingga keempat
lawannya tak pernah kehabisan senjata, kalau tidak terpegang
oleh pemilik semula pasti juga disambar saudaranya yang lain-
Perlu diketahui setiap saudara Nyo memiliki lima batang
pisau terbang, meski setiap kali menyerang hanya mampu
digunakan sebatang. namun bila tak keburu menarik balik
pisau pertama dengan mudah mereka akan menggunakan
yang kedua, maka begitu permainan dikembangkan mereka
tidak akan pernah kehabisan senjata karena pisau itu akan
terus ditimpukan silih berganti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Barisan pisau terbang yang diyakinkan Biau-san-si-sat,
selama ini jarang dikembangkan, kaum persilatan hanya
pernah dengar belum pernah menyakslkan yang pernah
menyakslkan juga hanya beberapa gelintir orang saja,
selamanya belum pernah gagal apa lagi dlkalahkan selama
berkecimpung di Kangouw menghadapi musuh tertangguhpun
mereka paling hanya menggunakan dua batang, lawan pasti
sudah gugur dibawah pisau terbang mereka. Tapi ma lam ini
mereka sudah keluarkan empat batang, selama hidup juga
baru pertama kali ini dikembangkan.
Untung Liok Kiam-ping berapakali ketiban rejeki sehingga
Lwekangnya sekarang sudah bertaraf paling tinggi, walau
harus menangkis dan menghadapi serbuan pisau terbang yang
gencar, keadaannya masih tetap wajar dan kuat, sayang dia
lebih banyak bertahan dari pada menyerang.
Dengan cui-le-kiam Siau Hong, kembangkan Hian-li-kiamhoat,
setelah dididik oleh Kiam-ping, kepandaiannya sudah
cukup lumayan, kalau satu lawan satu kedua lelaki itu jelas
bukan tandingannya, namun kedua lawan ini mengoceh dan
merabu dengan serangan gencar, semula dia labrak kedua
lawannya dengan gencar, tapi setelah Hian-li Kiam-hoat habis
dilancarkan, gerak geriknya menjadi lamban, apa lagi tenaga
dalamnya makin menipis sehingga makin lama makin terdesak
dibawah angin-
Namun demikian dia sudah bertahan sebanyak tujuh puluh
jurus, namun napas memburu, keringatpun sudah membasah
kuyup sekujur badannya.
Mendapat kesempatan kedua lelaki itu mempergencar
serangannya. Saat itu Siau Hong baru berkelit dari tabasan
golok musuh, pukulan telapak tangan lelaki yang lain juga
sudah menyerobot tiba dari pinggir. Terpaksa dia menutul kaki
melejit pergi, pada hal da lam keadaan lelah, dia harus
melompat beruntun dua kali, sudah tentu gerak geriknya
menjadi lebih lambat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Plak," langkahnya gentayangan karena pundaknya tersapu
oleh pukulan tangan lawan tubuhnya tergentak mundur
beberapa langkah baru berdiri tegak lagi. Tulang pundaknya
seperti remuk. sakitnya bukan main-
Lelaki bergolok itu diam-diam merunduk dari belakang
terus membacok dengan serangan ganas. Rasa sakit hampir
membuat Siau Hong semaput, mendadak dirasakan angin
tajam mengancamjiwa lagi, diam-diam dia sudah mengeluh
dalam hati. Untuk berkelit sudah tidak sempat lagi, jiwanya
jelas susah diselamatkan lagi.
Jian-li-tok-heng yang menghadapi keroyokan enamjago
kosen walau merasa kepayahan, tapi pengalamannya paling
luas. Ginkangnyajuga amat tinggi, maka dalam beberapa
kejap dia masih bermain wajar. Memaklumi diri, berada
disarang musuh, ada musuh tanpa aku, maka sambil
berhantam diam-diam dia sudah siapkan beberapa biji teratai
besi, siap bertindak bila perlu.
Dia tahu kepandaian Siau Hong terbatas, pengalaman
tempurnya juga cetek, bila gadis harus ditolongnya ini sampai
roboh danjatuh lagi ketangan musuh, berarti nama besar
Hong-lui-pang akan runtuh total, maka sambil melayani
keenam lawannya, tak lupa dia selalu perhatikan keadaan Siau
Hong.
Melihat Siau Hong diancam bacokan golok, kontan dia
membentak. tanpa hiraukan keadaan diri sendiri yang kepepet
mendadak dia melambung keudara sambil menimpuk., biji
teratai besi ditangannya seluruhnya dia timpukkan kearah lakilaki
bergolok itu.
Bahwa goloknya akan membelah batok kepala gadis ini,
pahala besar akan diperoleh, terbayang olehnya pangkat akan
dijabatnya pula, karuan senangnya bukan main sehingga dia
lupa daratan, memangnya dia juga tidak menduga bahwa
Jian-li-tok-heng mampu memecah perhatian menolong Siau
Hong, mengancamjiwanya dengan senjata rahasia. Bila dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersentak kaget ternyata sudah terlambat. Lengan kanan, ping
gang dan lehernya sekaligus ketimpuk lima biji teratai besi.
Rasa sakit membuatnya menjerit kesakitan, goloknya jatuh
berkerontang diatas genteng, orangnyapun roboh tersungkur,
Menghadapi perobahan diluar dugaan, disamping kaget
Siau Hong segera sadar bahwa jiwanya tertolong dari
renggutan elmaut. Dilihatnya Jian-li-tok-heng melambung
turun hinggap disampingnya, katanya perlahan 'Nona Siau
Hong, bagaimana keadaanmu ?"
Siau Hong tertawa manis, sahutnya "Tidak apa- apa hanya
terkejut -saja."
Disaat mereka tanya jawab, 'Hwe-giam-lopimpin anak
buahnya merubung majupula. Maka mereka mulai baku
hantam pula lebih sengit. Walau berdampingan dengan Siau
Hong, namun karena kepandaian terlalu rendah, maka Jian-litok-
heng harus bekerja lebih keras, selalu bertindak
melindungi keselamatan Siau Hong, sudah tentu keadaannya
lebih payah.
Menghadapi Pa-kim Tayhud seorang yang selalu
menggempur dengan tenaga dahsyat, Ai-pong-sut sudah
kepayahan, apa lagi masih diserang oleh lima lawan yang lain,
karuan keadaannya lebih berat. Akhirnya disadarinya bahwa
melayani dengan pukulan berat cara yang betul, umpama
tidak terpukul luka parah juga akhirnyamati kelelahan sendiri,
lekas dia pusatkan pikirannya, kini dia kembangkan ring an
tubuhnya, dari menyerang dia mulai bertahan, dengan
ketangkasannya dia berkelit dan menyingkir dari serbuan
lawan-lawanya. sudah tentu setiap peluang baik tidak
diabaikan, namun serangannya juga hanya sejurus tanpa
menggunakan tenaga ampuh. cara yang ditempuh ternyata
membawa manfaat bagi dirinya, bukan saja tidak terdesak
seperti tadi, tenaganya bisa dipertahankan untuk jangka lebih
panjang, sudah tentu dia tidak lupa memutar otak mencari
akal, untuk menjatuhkan lawanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Sementara Pa-kim Tayhud pimpin orang-orangnya merabu
dengan gencar, tapi menghadapi gerakan lawan yang segesit
kera, dalam waktu simgkat mereka kewalahanjuga dibuatnya.
Ai-pong-sut menerawang keadaan, terang tanah sudah
akan tiba tak lama lagi, jelas mereka tak boleh bertahan lama
bertempur disini, betapapun pertempuran harus di akhiri
secepatnya dan meninggalkan tempat ini. Padahal dalam
kepungan serapat ini dan tekanan cukup berat, mana mungkin
meloloskan diri.
Sang waktu berjalan tanpa kenal kasihan kokok ayam
sudah terdengar dikejauhan, karuan hatinya makin gelisah.
Pukulan dahsyat Pa-kim Tayhud bagai gugur gunung
menindih kepalanya, disaat hati gelisah, sedikit lena tindihan a
ng in pukulan itu sudah dekat diatas tubuhnya, berkelit ke kiri
kanan jelas tidak keburu, secara reftek dia gunakan langkah
sempoyongan menyurut mundur, syukur masih sempat
menyelamatkan jiwa. Karena langkah sempoyongan itulah,
tiba-tiba didengarnya suara berdering nyaring didalam
bajunya, meski suara lirih tapi sudah menyentuh
kesadarannya. Begitu dia memeriksa keadaan, rasa girang
segera terunjuk diatas alisnya yang tegak.
Mumpung berkelit dengan berputar badan mendadak dia
merogoh keluar Yam-yam-tam dari kantong bajunya, dia incar
seorang laki-laki dibelakang, lalu melangkah setindak, begitu
jarak agak dekat, pelor besinya segera dia timpuk.
Jarak terlalu dekat, laki-laki itu sedang menyerbu dengan
bernafsu, mana menyangka lawan bakal menyergap dengan
pelor besinya yang sudah terkenal di Kangouw.
Terdengar jeritan keras menggetar udara ditengah
malampekat. Begitu roboh dipermukaan genteng darahnya
sudah berceceran mengalir kebawah.
Bahwa pelornya berhasil merobohkan musuh, semangat
juang Ai-pong-sut berkobar pula. Dua lingkaran lagi dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berputar pelor besinya ditimpuk lagi. "Pluk" batok kepala
seorang laki ditimpuknya pecah, tanpa mengeluarkan suara
korbannya jatuh terguling, da rah dan otaknya berceceran
diatas genteng.
Sisa orang pengeroyok menjadi ciut nyalinya, meski tidak
berani mundur, tapi serangan mereka sudah jauh lebih kendor
dan hati-hati. Sebaliknya. Pa-kim Tayhud melotot gusar,
jengotnya yang sudah basah oleh keringat tampak bergerakgerak
kaku, Beruntun malam ini dia kecundang secara
beruntun, meski awak sendiri tidak terluka, namun para
muridnya yang dijadikan pengawal pribadanya juga runtuh
total, demikian pula anjing-anjing peliharaannya yang
dibawanya dari Tibet terbunuh semuanya, betapa hatinya
takkan penasaran.
Melihat Ai-pong-sut Thong cau unjuk kegagahannya,
dengan yam-yam-tam beruntung merobohkan dua orang yang
mengeroyoknya bersama dirinya, bila hal ini tersiar di dunia
persilatan, di mana selanjutnya dia harus menaruh muka ?
Bukankah nama besar Lun-pu-si ikut runtuh pula ? Saking
malu menjadi gusar, nafsu membunuhnya makin berkobar,
mumpung tubuh sedang berputar, diapun merogoh kedalam
kantong dadanya, terus menggayun tangan, selarik sinar putih
kemilau segera melesat kearah Ai-pong-sut, Ternyata diapun
keluarkan Hiat-te-cu, senjata rahasia tunggal dari
perguruannya yang lihai.
Sebelum mengeluarkan pelor besinya Ai-pang-sutjuga
sudah pikirkan akibatnya, Dia tahu Hiat-te-cu amat ganas dan
mengerikan bila dilancarkan dalam setombak terjangkau oleh
kehebatan senjata rahasia ini, namun didalampertempuran
yang serabutan begini, bukan musuh.
Karena itu dia kembangkan ketangkasan langkahnya
berputar diantara rombongan musuh yang merabunya
berpencar juga dengan gaman mereka, sehingga Pa-kim
Tayhud harus berpikir dua belas kali sebelum melancarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hiat-te-cu. Pelor besinya justru bergerak dengan leluasa,
namun dia juga tidak berani menggunakan tenaga
sepenuhnya, kuatir sedikit pecah perhatian, diri sendiri kena
sergapan yang fatal, untuk berkelit mungkin tidak keburu lagi.
Meski leluasa menyerang musuh betapapun dia tetap berlaku
waspada.
Untuk menyelamatkan jiwa ketiga sisa pengeroyoknya
menyingkir agakjauh kepinggir gelanggang sehingga Pa-Kim
Tayhud memperoleh banyakpeluang melancarkan Hiat-tecunya.
Ai-pong-sut juga sudah punya perhitungan matang, melihat
lawannya berputar dengan kedua pundak terangkat lengan
terayun kebelakang sinar putih lantas berkelebat, langsung dia
menjatuhkan diri menggelundung pergi setombak jauhnya.
Maka terdengar suara gaduh dan gemuruh. genteng kaca
pecah beterbangan selebar satu tombak dengan percikan
kembang api, pecahan kaca menyambar ke kekuatan
serangan Hiate-cu memang cukup mengejutkan.
Walau sebelumnya sudah siaga dan menggelindang pergi
dan selamat, tapi melihat betapa hebat perbawa serangan itu,
mau tidak mau mengkirik juga bulu kuduknya.
Liok Kiam-ping kerahkan tenaga murninya menempur
barisan pisau terbang Biau-san-si-sat betapapun manusia
berdiri darah daging, setelah bertempur setengah ma lam,
lawan yang dihadapi musuh tangguh lagi, apa lagi sekarang
dikeroyok empat, lama kelamaan dia susah memberi
perlawanan-
Disamping pintar Kiam-ping, juga berbakat, sudah tentu dia
tidak ingin selalu terkepung oleh barisan lawan, benaknya
bekerja secara kilat, mendadak dia teringat permainan
kombinasi ilmu pukulan dengan ilmu pedang, dalam keadaan
terkepung begini terpaksa dia harus berani menempuh bahaya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah memukul pergi sebatang pisau terbang yang
meluncur tiba, mendadak dia menerobos kepinggir, ujung
pedangnya menusuk kearah Nyo Hong, berbareng telapak
tangan kiri menggenjot, segulung angin kencang menyapu
dari belakang Nyo Hun.
Kedua jurus serangannya dilancarkan serempak Biau-sansi-
sat terlongong sejenak. terutama Nyo Hun dan Nyo Hong,
lebih penting mereka berkelit dan menyelamatkan diri, tak
sempat menarik balik pisau terbang sendiri, lekas mereka
melompat keluar kalangan.
Tapi pada saat itulah dua batang pisau terbang telah
disambitkan oleh Nyo Hou, Tak sempat melukai lawan lekas
Liok Kiam-ping melompat mumbul keatas, disamping
menyelamatkan diri sekalian pedangnya meluncur laksana
lembayung menus uk kearah Nyo Liong.
Mumpung Liok Kiam-ping mumbul keatas itulah. Nyo Hong,
dan Nyo Hun sudah melompat majupula menduduki posisi
masing-masing, Liok Kiam-ping tetap terkepung ditengah
mereka.
Liok Kiam-ping amat gusar, kedua kaki menjejak tubuhnya
meluncur terus ke udara. Amarahnya sudah tak terkendali lagi,
maka serangannya sudah tidak perhitungan lagi, tekadnya
besar untuk mematahkan barisan pisau terbang lihay ini,
Mumpung tubuhnya berputar datar, pedang ditangan kanan
menyabet kepinggir membelah Nyo Hong, sementara dengan
tekanan tenaga raksasa tangan kirinya menggempur Nyo Hou.
Nyo Hong sedang berkisar kedepan, mendadak angin keras
menindih turun, cahaya terang menyilau mata pula, seketika
dia mengeluh dalam hati. Tapi dalam kepepet otaknya yang
cerdik memperoleh akal, lekas dia, timpukan sebatang pisau
terbangnya keatas, sambil melompat minggir sejauh mungkin-
Liok Kiam-ping sedang lancarkanseranganpedangnya,
mendadak samberan angin kencang dari luncuran sebatang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pisau menembus udara melesat keatas, karuan gerakannya
sedikit merandek sambil miring tubuh.
Karena dia miring tubuh inilah sehingga Nyo Hong sempat
melompat keluar kalangan.
Baru telapak tangan Kiam-ping bergerak Nyo Houjuga
sudah siaga, lekas diaperkuat tenaga kakinya hingga tubuhnya
menubruk kedepan lebih pesat, meminjam sapuan tenraga
lawan dia melompat lebih jauh beberapa tombak.
Pada saat itulah pisau terbang Nyo Liong dan Nyo Hun
sudah meluncur tiba. Meminjam tenaga tolak pukulan tangan
kirinya tubuh Kiam-ping melayang keudarapula, Tapi Biau-sansi-
sat tetap mengepungnya, kini gerak langkah mereka
bertambah kencang. Secara beruntun dan berantai ganti
berganti mereka terus merabu Liok Kiamping dengan
timpukan pisau terbang. Kedua pihak bergerak adu kecepatan-
Maka hanya cahaya benderang saja yang samber menyambar,
siapa lena pasti termakan samberan sinar tajam itu.
Pertempuran makin tegang.
Liok Kiam-ping dan kawan-kawan masih terus berjuang
dengan gigih.
Mendadak bunyi genta yang ditabuh bertalu lembut
kumandang dari istana dalam. Itulah genta tanda berkumpul,
panggilan kilat, bahwa genta berbunyi sepagi ini, sudah tentu
Hwe-giam-lo dan kawan-kawannya amat terkejut, mereka
bertanya-tanya:
"Mungkin ada musuh yang membuat onar di istana ?"
"Harap kalian berhenti." dari kejauhan kumandang seruan
yang kuat berisi.
Liok Kiamping berempat memangnya sudah kepepet dan
hampir kehabisan tenaga, seruan itu justru sesuai Harapan,
kalau kawanan Wisu semua mundur dan berdiri ke belakang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hwe-giam-lo, merekapun berkumpul menghadap kearah
datangnya suara.
Siu-Jan sudah buka mulut hendak bicara mendadak
dilihatnya dua bayangan orang meluncurpesat laksana bintang
terbang, gerak tubuhnya tangkas dan lincah,jelas kedua orang
yang mendatangi ini memiliki Ginkang tinggi. Hanya sekejap
kedua bayangan itu sudah meluncur tiba didepan mereka.
Hadirin baru jelas melihat yang datang ini adalah dua
pengawal raja yang bergaman golok tebal.
Begitu kedua orang ini tiba, Siu-Jan segera tampil kedepan,
sambil menjura dia menyapa, "Tayjin berdua untuk keperluan
apa kelihatan terburu-buru. Genta berbunyi didalam istana,
tentu ada keonaran terjadi. Losiu sedang pimpinan anak buah
mencegat kawanan bangsat yang trobosan di istana, bila
sudah kubekuk mereka pasti akan kugusur dan laporkan
kepada ongya..."
Belum habis dia bicara kedua Wisu bergolok tebal itu sudah
mendengus dingin kata seorang: "ongya justru sedang kuatir
karena hal ini. Maka kami disuruh kemari tanya duduk
perkaranya kepada Siu-tangkeh dan Pakim Taysu, perintah
kilat diajukan supaya kalian segera masuk memberi laporan-
Diperintahkan pula bila penyatron memang tidak sengaja
membuat kegaduhan, harap lekas suruh orang mengantar
mereka keluar istana, dilarang mempersulit mereka."
Liok Kiamping bertiga saling pandang sejenak. mereka tahu
rencana berhasil, maka mereka mengulum senyum lega.
Sudah tentu perkataan kedua orung Wisu bergolok itu
laksana pentung mengemplang batok kepala Siu-Jan, tahu
bahwa kedoknya sudah terbongkar, malam ini jelas tak
mungkin menahan orang-orang Hong-lui-pang di sini,
sebetulnya sudah ingin berlaku nekad menahannya secara
kekerasan, namun dihadap kesaksian kedua pejabat tinggi
istana bergolok tebal ini, betapapun tak berani membangkang
perintah secara terang - terangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Walau hati kaget dan jeri, namun sikapnya tetap berlaku
wajar, dengan bergelak tawa segera dia menjawab: 'Losiu
memang ingin segera memberi laporan kepada ongnya,
silakan Tayjin berangkat lebih dulu, setelah Losiu
menyelesaikan urusan di sini, segera aku masuk memberi
laporan kepada ong-ya.
Lalu dia berpaling kearah Liok Kiam-ping, katanya: 'Malam
ini kalian memang mujur, dapat pergi tanpa kurang suatu apa,
tapi dosa kalian memang terlalu besar, kaum persilatan sudah
sudah ingin menumpas kejahatan yang kalian lakukan- Tiga
hari lagi di saat rembulan bercokol ditengah cakrawala, kita
selesaikan persoalan malam ini di Ban-siu-san, pada waktunva
bila kalian tidak datang kita akan meluruk ke Kwi-hun-ceng
dan akan kami bumi Hanguskan seluruh perkampungan itu.' "
Liok Kiam-ping bergelak tawa, katanya:
'Muslihatmu sudah terbongkar, masih berani membual,
sungguh tidak tahu diri. Baik, cayhe pasti menepati pertemuan
di Ban-siu-san” lalu dia peluk pinggang Siau Hong mendahului
meluncur pergi. Ai-pong-sut dan Jian-li-tok-heng juga
bergerak di kanan kirinya.
Dengan tertawa Siu-Jan berkata kepada Biau-san-si-sat:
"Tolong kalian bersaudara mengantar mereka sampai dipintu
gerbang istana." lalu dia memberi kedipan mata kepada
mereka. "Setelah mengiakan empat bersaudara Nyo itu segera
melayang pergi dengan kecepatan tinggi.
Ternyata seperti biasanya pagi-pagi Ka-cin-ong sudah
bangun setelah membersihkan badan dia masuk kekamar mau
ganti pakaian untuk mengadakan sidang pagi, dikamar
pakaiannya itulah mendadak dia menemukan secarik kertas
diatas meja tulisannya. Itulah tulisan atau laporan yang
ditinggaikan Jianli-tok-heng, dalam laporan dipaparkan
kejahatan dan intrik yang dilakukan Hwe-giam-lo Siu-Jan
dengan Pa-kim Tayhud, di luar tahu ongya melakukan
penculikan gadis dan berusaha memperkosanya dengan obat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mesum. Demi menolong gadis yang tak berdosa itu, waktu
yang mendesak tak mungkin memberi laporan langsung
kepada ongya, mohon maaf sebesar-besarnya bahwa mereka
langsung bertindak di istana.
Ka-cin-ong berwatak keras, jujur dan benci kejahatan,
apalagi kejahatan perkosaan, kalau betul anak buahnya
melakukan perbuatan terkutuk dan kotor ini, bila bocor dan
diketahui orang-orang yang menentang politiknya, bukankah
akan meruntuhkan nama baik dan kedudukannya, karena itu
dia menabuh genta serta memberi perintah membebaskan
para penyatron, kalau tidak Liok Kiam-ping pasti takkan bis a
pergi dengan leluasa.
Biau-san-si-sat apaljalanan di istana, terpaksa Liok Kiamping
mengikuti langkah mereka, sepanjang jalan mereka
berlompatan diwuwungan rumah, lalu melompat turun
menyusuri taman kembang yang panjang dan luas langsung
menuju kegerbang istana.
Biau-san-si-sat sengaja hendak menjajal Ginkang Liok
Kiam-ping bertiga, diam-diam mereka saling mengedip mata
terus mempercepat langkah, laksana panah terbang mereka
meluncur pesat sekali.
Sejak kecil mereka dibesarkan diatas pegunungan hidup
didalam gua yang curam dan terjal, tenaga kaki mereka jauh
lebih kuat dari kaum persilatan umumnya, apalagi mereka
latihan tekun dan rajin, dalam bidang khusus mereka memiliki
kelebihan orang lain-
Kali ini mereka, diundang ke Tionggoan pikirnya punya
kesempatan untuk pamer kepandaian, merebut nama
mencapai kedudukan tinggi, apapun tak terpikir sebelumnya
bahwa malam pertama mereka menggebrak melawan musuh,
barisan pisau terbang kebanggaan merekapun tak
memperoleh hasil yang diharapkan, memangnya hati lagi kesal
dan penasaran, mumpung ditugaskan mengantar mereka
keluar, kini mereka kembangkan kekuatan kaki, hendak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meninggalkan musuh jauh dibelakang biar malu dan
melampiaskan rasa dongkol mereka.
Mereka lari dengan sepenuh tenaga, kecepatannya
memang amat mengejutkan, tubuh mereka laksana empat
gumpal asap meluncur dengan kecepatan kilat menyambar.
Bagi yang berpandangan kura ngjeli pasti sukar membedakan
bentuk badan mereka.
Cukup lama Biau-san-si-sat mengayun langkah kilat, lekas
sekali mereka sudah dekat tembok yang dekat dengan pintu
gerbang, secara diam-diam mereka pasang kuping
mendengarkan gerakan dibelakang, mereka kira Liok Kiamping
berempat sudah jauh ditinggal dibelakang maka sambil
tertawa pongah mereka saling pandang.
Tak nyana baru saja mereka berhenti, terasa angin kesiur
menyambar disamping badan, ternyata Liok Kiam-ping sudah
melompat tinggi melampaui kepala mereka meluncur keatas
tembok.
Liok Kiam-ping bergelak tawa, katanya:
"Kalian tak usah mengantar jauh-jauh, tolong sampaikan
kepada Siu-tangkeh, perjan Jian, di Ban-siu-san esok lusa,
cayhe beramai pasti datang. Selamat bertemu" habis berkata
dia pimpin Ai-pong sut dan Jian-li-tok-heng melompat keluar.
Lompatan-nya mencapai beberapa tombak jauhnya.
Kecepatan gerak tubuh dan jarak lompatannya yang jauh
dan enteng sungguh membuat Biau-san-si-sat berdiri
melenggong, sesaat lamanya mereka tak mampu bersuara,
Akhirnya Nyo Liong mendengus gemas lalu mendahului putar
tubuh lari balik kedalam istana.
Belum ada seratus tombak Liok Kiamping berempat
meninggalkan istana, mendadak dibelakang terdengar
bentakan lalu disusul benturan senjata beradu, suasa
bentakan seperti amat dikenal, diduga Coh-siang-hwi Ih Tiauhiong
mencegah musuh yang menguntit mereka. Tapi mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga tahu kepandaian Coh-siang-hwi memang tidak tinggi,
namun otaknya encer, ginkangnya tinggi, pasti tidak sukar dia
memancing musuh kearah lain, maka mereka terus maju
kedepan, tanpa menguatirkan keselamatannya.
Fajar sudah hampir menyingsing, orang-orang kota bangun
lebih pagi, jalan raya sudah mulai tampak orang berlalu lalang,
peronda danpenjaga-penjaga kotajuga masih bekerja dan siap
kembali kepangkalan, walau Kiam-ping tidak perluperlu kuatir
kebentur mereka, namun untuk menempuh perjalanan cepat
jadi agak terganggu. Karena itupula tekad mereka untuk lekas
keluar kota lebih besar.
Syukurlah akhirnya mereka tiba diluar kota, tiba ditempat
yang dijanjikan, baru saja Kiam-ping hendak memanggil Suma
Lingkhong untuk pulang bersama ke Tay-hud-si, mendadak
diatas tembok kota lima puluhan tombak dari tempat mereka
berdiri seperti ada bayangan seorang melompat turun
kebawah tembok, hanya sekali berkelebat lantas lenyap.
Liok Kiam-ping menguatirkan keselamatan Suma Lingkhong
yang seorang diri menunggu di tempat ini, bila musuh
tahu jejaknya lalu mengeroyok dan membekuknya, tentu tentu
anggota Hong-lui-pang lain yang bertugas didalam kota akan
terancam pula keselamatannya, maka Kiam-ping menyuruh
Jian-li-tok-heng tinggal di sini menunggu dan mencari jejak
Suma Ling-khong, bila perlu jejak mereka sepanjang jalan
harus dilenyapkan, demikian pula harus peri hatikan adakah
mata-mata musuh yang menguntit mereka. Lalu Liok Kiamping
gendong Siau Hong bersama Ai-pong-sut kembali ke Tayhud-
si.
Padri-padri penghuni Tay-hud-si sedang sembahyang pagi,
suara mantram mengalun jernih dipagi nan cerah dan segar,
mendengar mantram yang lembut ini rasa penat seketika tak
terasa lagi.
Sungkan masuk daripintu depan, Liok Kiamping berputar
kesamping melompat masuk melompati pagar tembok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah masuk kamar, istirahat sekedarnya, maka Siau
Hong menceritakanpengalamannya sejak di culik.
Setelah dibawa kekota raja dia disembunyikan didalam
Ling- hong- kek, beberapa kali padri-padri Tibet itu hendak
merenggut kesuciannya, entah dengan bujukan atau rayuan
selalu tidak berhasil. Ternyata Bong Siu dan Hwe-giam-lo tidak
ambil peduli akan maksud cabul kawanan pa dri Tibet itu,
memang ingin memancing kedatangan Liok Kiamping dengan
kehadiran Siau Hong didalam istana. Tapi Pa-kim Tayhud tidak
sabar lagi, sering mereka mendesak Bong Siu dan Hwe-giamlo
untuk segera bertindak. entah bagaimana akhirnya mereka
mau menahan sabar, bila dalamjangka dua hari Liok Kiamping
tidak keburu menolongnya, akibatnya sungguh tidak
berani dibayangkan. Siau Hong mengakhiri ceritanya dengan
tangis sesenggukan diatas kursi ma las.
Liok Kiam-ping merasa kasihan dan sedih pula, namun
kuatir diketahui kawan padri dalam kuil ini, tentu bikin runyam
keadaan, maka dia membujuk dan menghiburnya.
Mendadak daon jendela terpukul perlahan dan membuka,
tampak cob-siang-hwi ih Tiau-hiong melompat masuk dengan
pakaian pelayan warung arak.
Setelah berpisah dengan Liok Kiam-ping, seorang diri dia
bergerak didaerah Ta-mo-siang, tahu jejak pihaknya sudah
menarik perhatian orang-orang istana, maka dia menduga,
dijalan-jalan raya pasti dyaga oleh mata-mata musuh yang
mengawasi gerak-gerik pejalan kaki. Saat itu kentongan ketiga
baru lewat namun penduduk kota raja masih banyak yang
keluyuran dijalan raya. toko-toko masih buka, hotel dan
restoranpun tak ketinggalan, suasana terang benderang,
untuk mengembangkan ginkang jelas tidak leluasa.
Pengalaman coh Siang-hwi Cukup luas, Cerdik dan Cekatan
lagi, sedikit menaruh perhatian dia lantas menemukan
beberapa orang yang sembunyi dipojok jalanan yang gelap.
Diemper toko dan sepanjang jalan, gerak gerik mereka patut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dicurigai. Maka dia pilih gang sempit dan lorong sepi, setelah
putar kayun kian kemari akhirnya dia tiba didaerah yang tak
jauh dari Ta-mo-siang-nya, sambil menyambar sebuah
kranjang dia melompat keluar pagar lalu berjalan berlenggang
dari gang sempit diujung timur.
Topi sengaja dia tarik rendah, langkahnya lebar, berjalan
diantara kerumunan orang-orang kota yang mondar mandir,
mulutnya bernyanyi kecil. Lekas sekali dia sudah tiba didepan
Su-hay-ju, seketika hampir saja dia berdiri kaku saking kaget.
Ternyata didepan pintu besar hotel masing-masing
berduduk didepan lelaki berseragam ketat, disekitar hotel
bayangan orangpun bergerak selepas mata memandang,
jumlah orang yang mengurung hotel ini sedikitnya ada
empatpuluh orang Demikian pula diruang besar, dikamar kasir
semua dijaga orang-orang penting.
Coh-siang-hwi Ih Tiau-hiong bernyali besar, tabah dan
teliti, seperti tak terjadi apa-apa dia jinjing kranjang
ditangannya melangkah masuk kedalam sambil mendengus
nap berat. Laki-laki yang duduk diujung pintu serempak
melototi kepadanya. namun lekas sekali mereka sudah
melengos kearah lain, seperti tidak sudi berurusan dengan
pelayan yang berbau apek.
Coh-siang-hwi langsung masuk kedalam menuju kebilik
barat, secara kasar dia berteriak: "Siangkong hidangan sudah
kuantar."
Sebelum pintu terbuka dia sudah mendorongnya terbuka
serta menyingkap kerai menyelinap masuk
Semua anggota Hong-lui-pang yang menyaru kacung buku
melongo, baru saja mereka hendak menegor lekas Coh-sianghwi
angkat jarinya mendesis didepan mulut mencegah mereka
bicara, Tidak lama dia berada didalan kamar. Dari, penjelasan
kedua rekannya itu dia mendapat kabarjejak Kim-gin tay-beng
yang menginap di Hotel Bok-jun tak jauh dari sini, maka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
begitu keluar dari Su-hay-jun, dia langsung menuju ke Hokjun
khek-can-
Kira-kira seratus tombak dia menuju keutara, dari kejauhan
sudah tampak sederetan kereta barang yang diparkir didepan
hotel Bend era IHong-jang Piaukiok berkibar ditiup angin,
tampak merah dan angker bendera piaukiok itu.
Coh-siang-hwi amat teliti, didepan hotel dia adakan
pemeriksaan lebih dulu. Setelah yakin tiada sesuatu yang
mencurigakan baru dia melangkah masuk kedalam hotel.
Dalam hati dia menduga mereka mungkin sudah berhasil
mengelabui orang-orang istana yang bertugas ditempat ini.
Diujung serambi yang membelok kekanan, kebetulan dia
bersua dengan Thi-pi-kim-to Tan Kianthay yang sedang
berjalan. Lekas dia memburu maju sambil memberi tanda
ulapan tangan sekalian dia melempar segulung kertas.
Sekilas pandang Tan Kian-thay sudah kenal samaran Cohsiang-
hwi, tahu urusan agak ganjil lekas dia raih gulungan
kertas itu lalu dibeber dan dibaca, akhirnya dia manggut.
Karena tugasnya selesai lekas Coh-siang-hwi berputar
keluar hotel. Dijalan raya dia tidak balik dari arah datangnya
tadi tapi mengembangkan ginkang menuju ketempat gelap.
Kentongan ketiga baru saja lewat Coh-siang-hwi Ih Tiauhiong
sudah menyembunyikan diri dibawah pohon rimbun
didepan istana Ka-cin-ong. Sayup-sayup didengarnya suara
ribut didalam dia menduga Liok Kiam-ping tentu sudah turun
tangan, sebetulnya besar niatnya ikut menerjang masuk
membantu, namun mengingat tugasnya disini amat penting,
terpaksa dia menahan sabar.
Kentongan keempat sudah lewat, Liok Kiamping beramai
belum juga keluar, karuan hatinya makin gelisah. Suara ributribut
dalam mendadak juga hening dan sepi, karuan rasa
gugupnya bertambah besar. Sudah tentu diluar tahunya saat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu Liok Kiamping sudah jauh menjelajah kedekat Ling hongkek.
Coh-siang-hwi menunggu dengan rasa tidak karuan-
Mendadak dilihatnya empat bayangan orang dengan
kecepatan kilat serta lincah melesat keluar dari dalam istana.
Waktu dia tegasi, dilihatnya yang keluar adalah Liok Kiamping
menggendang siau Hong, dibelakangnya adalah Ai-pong-sut
dan Jian-li-tok-heng tahu usaha mereka berhasil, sungguh
girangnya bukan main
Baru saja dia hendak bersuara memanggil, mendadak
dilihatnya sesosok bayangan orang laksana burung terbang
bergerak mengintil dibelakang Liok Kiam-ping dalam jarak tiga
puluhan tombak. Coh-siang-hwi tertawa dingin, pikirnya:
"Bong Siu memang teramat Culas dan licik agaknya dia ingin
menjaring kita semuanya. Sayang malam ini kau membentur
ditangan ih Thiau-hiong, jangan harap keinginanmu bisa
terkabul.. segera dia kambangkan coh-sian-hwi (terbang
diatas rumput) laksana panah meluncur dia melesat ke sana
mencegat bayangan hitam itu. Hanya beberapa kali lompatan
puluhan tombak sudah dicapainya. Kontan dia ayun tangan
menimpukkan segenggam pasir kearah bayangan hitam yang
menguntit itu.
Bayangan itusedang meluncur pasti tidak menduga bakal
disergap. namun dia berusaha mengerem daya luncurannya
serta melompat tinggi kesamping, waktu dia menoleh pandang
kearah penyergapnya, baru dia melihat jelas dandanan Cohsiang-
hwi, karuan dia menggerutu dalam hati: "Dalam waktu
begini kenapa aku kesamplok dengan orang rendahan,
mungkinkah pihak mereka sudah menanam orang-orangnya di
kota raja ?" lalu dia membentak: "Berdiri, Kunyuk bernyali
besar, berani kau membokong tuan besarmu."
Memangnya Coh-siang-hwi orang apa, tanpa hiraukan
tegoran orang dia tetap melangkah lebar kedepan. Sudah
tentu laki-laki baju hitam itu merasa teri hina, amarahnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membara, mungkin sudah biasa dia berbuat sewenangwenang
didalam kota, segera meloncat kedepan mencegat ih
Tiau-hiong seraya mengayun golok, bentaknya: "Keparat,
memangnya kau sudah makan nyali Harimau berani melawan
perintahku." coh siang hwi melirik hina, jengeknya:
”Jalan raya tempat umum, siapapun boleh berjalan dengan
bebas, di kota raja kau berani main Cegat, memangnya mau
rampok atau, begal ?'
Saking gusar laki-laki itu bergelak tawa, serunya: "Keparat,
jangan pura-pura pikun, kau kira tuan besarmu gampang kau
apusi, bicaralah jujur, kalau bohong awas .."
"Awas apa ?" tantang Coh-siang-hwi.
"Kau akan kuringkus dan kugusur kepenjara."
"Memangnya aku melanggar hukum, berani kau
menangkap aku."
"Keparat berani melawan, rasakan golokku." golok
besarnya segera menabas leher Coh-siang-hwi.
Sudah tentu cob-siang-hwi tidak pandang sebelah mata,
sengaja dia bersikap gugup dan ketakutan, langkahnya
sempoyongan dua tindak, kebetulan dia dapat meluputkan diri
sementara mulutnya berteriak-teriak: "Tolong rampok
membunuh orang, Tolong ada begal disini"
"Keparat, sampai pecah tenggorokanmu juga tak berguna.
damprat laki-laki baju hitam, kembali goloknya membelah dari
atas.
Coh-siang-hwi menggeliat tubuh lalu berkelit kekiri,
mulutnya masih mengoceh: "Rampok kejam, bila kena
bacokanmu, bukankah badanku terbelah jadi dua." mendadak
dia menggeser ke kiri tubuhnya setengah jongkok sambil
berputar, tangan kanan menekan kepantat laki-laki baju
hitam. Gerak geriknya Cekatan..
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bacokan golok mengenai tempat kosong, karena terlalu
bernafsu laki-laki itu menggunakan tenaga besar sehingga
tubuhnya ikut terseret maju, baru dia berusaha mengerem
tubuhnya "Plak" pantatnya kena ditabok sekali karuan
tubuhnya mencelat kedepan, walau Coh-siang-hwi tidak
menggunakan banyak tenaga, tapi rasa sakit pedas membuat
dia berdiri meringis.
Karena pantatnya dihajar sudah tentu laki-laki itu makin
gusar, bentaknya: "Keparat, ternyata kau juga berisi, serahkan
nyawamu."
Baru saja goloknya terayun hendak menubruk maju,
mendadak dari hutan sebelah kiri kumandang suara serak
berat berkata: "Siau-hoa-pan (Macan kumbang cilik), kenapa
kau, jangan biarkan penyatron melarikan diri," suaranya sudah
amat dikenal.
Belum lenyap suaranya sesosok bayangan orang sudah
meluncur turun disamping mereka. sekian melirik Coh-siang
hwi melihat jelas, pendatang ini adalah Seng-si-ciang Hou
Kongki. Maka tahulah dia bahwa musuh mengerahkan seluruh
kekuatannnya untuk mengejar jejak mereka, menduga Liok
Kiam-ping beramai sudah pergi jauh, maka dia harus berusaha
meloloskan diri.
Hou Kong-ki menyeringai dingin: "Anak muda, tidak kecil
nyalimu berani mencegat petugas hukum, lekas ikut Lohu
kembali ke istana, hukumanmu boleh diperingan, kalau
membangkang, hm, hehehe.”
"Kalau membangkang kenapa ?"
"Kau akan mampus di sini.'
"Ah, apa iya, kukira tidak."
"Bedebah, kau ingin mampus." damprat Hou Kong-ki,
kedua tangannya memukul dengan tenaga dahsyat kearah
Coh-siang-hwi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selicin belut Coh-siang-hwi menerobos lewat dari bawah
melompat setombak jauhnya, Seng-si-ciang (pukulan mati
hidup) Hou Kong-ki bersuara heran, tak nyana bocah yang
sepele ini ternyata memiliki ketangkasan luar biasa, kembali
dia maju dua langkah, kedua tangan kembali memukul, daya
pukulannya lebih besar dan hebat.
Baru saja ujung kaki Coh-siang-hwi menginjak tanah,
belum lagi berdiri tegak, pukulan kedua lawan sudah mendera
tiba. Jelas terlambat sedikit dia bakal terluka parah. Untung
dia memiliki ginkang tinggi, Cukup menutul sedikit tubuhnya
sudah melambung dua tombak, di tengah udara kembali
tubuhnya melejit seperti ikan yang melenting dari permukaan
air, sehingga tubuhnya mumbul lebih tinggi hinggap dipucuk
pohon. Beg itu dia mengembangkan ginkangnya Seng-si-ciang
Hou Kong-ki betul-betul terlongong dibuatnya.
Sekilas dia melenggong itulah, begitu menutul pohon tubuh
Coh-siang-hwi sudah melambung tinggi pula kedepan,
beruntun beberapa kali lompatan sudah mencapai belasan
tombak.
Seng-si-ciang Hou Kong-ki termasuk orang ternama, sudah
tentu dia pantang berpeluk tangan membiarkan lawan lolos
dari hadapannya. Sambil menggerung gusar segera dia
melompat juga ke atas pohon terus mengudak kencang.
Coh-siang-hwi tahu seng-si-ciang Hou Kong-ki pasti
mengejar dirinya, maka sengaja dia berputar ke selatan. gerak
geriknya segesit kelinci yang lari ketakutan mencari
perlindungan, dari beberapa lompatannya dapat dinilai betapa
sempurna latihan ginkangnya, hanya sekejap dia sudah
meluncur seratusan tombak jauhnya. Lwekang Seng-si-ciang
cukup tangguh, melihat lawan bergerak tangkas dan gesit,
lekas diapun mengembangkan Ginkang. Namun sudah setaker
tenaga dia kerahkan, Coh-siang-hwi masih puluhan tombak
disebelah depan. Karuan makin berkobar amarahnya, tanpa
pikirkan akibatnya segera dia kerahkan dua belas tenaganya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kini langkahnya lebih enteng dan Cepat, sehingga jarak kedua
pihak ditarik lebih pendek tinggal belas an tombak lagi, namun
napas Hou Kongki sendiri juga sudah sesak dan sengal-sengal,
badan basah kuyup oleh keringat.
Kini Coh-siang-hwi berlarian kearah barat, didepan lapatlapat
terlihat kemilau Cahaya refteksinar dipermukaan air.
Menurutperi hitungan kecepatan larinya, dia menduga dirinya
sudah hampir tiba diujung akhir dari Lam-hay. Karuan hatinya
girang. langkahnya dipercepat, hanya sekejap dia sudah
meluncur dekat ketempat yang dituju. Selepas mata
memandang permukaan air melulu, suasana hening sepi tiada
bayangan manusia, menyusuri pesisir dia berlari terus kebarat
lalu menuju kesemak-semak daon welingi yang berbentuk
selat. Semak-semak welingi tumbuh subur setinggi manusia,
dari pinggir sini menjurus kesebrang sana.
Ih Tiau-hiong kerahkan tenaga murninya, segera dia
kembangkan Ginkang Ting-bing-to-cui, tubuhnya meluncur
seringan kupu ketengah semak welingi. Ujung kakinya
menutul pucuk daon welingi, daya pantulnya tubuhnya terus
melejit majupula secara berganda. Hanya beberapa kali
lompat berjangkit seratus tombak telah dicapainya gerak
geriknya tidak kalah cepat berlari ditanah datar. Memang tidak
malu dia dijuluki
Coh-siang-hwi, kenyataan memang dia mampu meluncur
secepat angin diatas rumput.
Setiba dipinggir semak-semak welingi, selepas mata
memandang sekitarnya belukar melulu, menyaksikan betapa
hebat Ginkang orang, yakin diri sendiri tidak mampu
melakukan, terpaksa dia berdiri melongo dan menghela napas
gegetun, akhirnya dia membanting kaki laluputar balik.
Baru saja Coh-siang-hwi selesai menceritakan
pengalamannya, kerai tiba-tiba tersingkap Jian-li-tok-heng
dan Suma Ling-khong melangkah kekamar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebelum duduk mulut Jian-li-tok-heng sudah mengomel:
"Kawanan kunyuk itu memang licin dan licik, kalau aku
terlambat datang, Suma-hiante tentu ketipu mereka..." setelah
berpisah dengan Liok Kiam-ping, Jian-li-tok-heng menyelinap
masuk kehutan.
Di sini dia berhenti sejenak dan menunggu, tak lama
kemudian tiga bayangan hitam secara beruntun meluncur tiba
dari depan, jarak setiap bayangan ada dua puluh tombak,
gerak gerik mereka tangkas langkah ringan, jelas mereka
mereka memiliki Kungfu yang boleh diandalkan.
Bayangan terdepan setiba didepan hutan mulutnya
mendadak bersuara heran, kedua kaki menjejak. tubuhnya
lantas meluncur kearah Liok Kiam-ping pergi. Sebelum
tubuhnya meluncur pula mendadak dari samping kanan hutan
menerobos keluar seorang, pedang panjang berkelobat terus
menabas turun. Bayangan hitam itu memang Cekatan, melihat
pedang terpaut lima dim di atas kepalanya, lekas dia kerahkan
Jian-kin-tui sehingga tubuhnya melorot kebawah terus
mengegos pula kepinggir.
Disaat tubuhnya berputar bayangan hitam itupentang
kelimajarinya dengan jurus
Tam-tui- ciang menepuk kepundak penyergapnya .
Penyerang ini ternyata bukan lain adalah Suma Ling-khong.
Suma Ling-khong pasang kuda-kuda merendahkan tubuh
sehingga pundaknya tidak kena tepukan lawan, pedang
ditangan kanan dari membelah diganti menggiris lengan
bayangan hitam.
Gerakan pedangnya enteng dan lincah, secepat kilat
menyambar, lengan lawanjelas pasti teriris oleh tajam
pedangnya. Mendadak dari kiri membelah segulung tenaga
keras membentur tangan kanan Suma Ling-khong yang
memegang pedang sehingga tertolak mundur keatas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bayangan hitam yang datang duluan segera berputar
seperti gangsingan menerobos pergi dari bawah sinar pedang,
mumpung Suma Ling-khong terjengkang kebelakang, Ujung
kakinya dengan gaya ikan lele melompati pintu naga tubuhnya
meluncur setombak jauhnya,
Melihat dua lawan mengeroyoknya, karuan Suma Lingkhong
naik pitam, matanya mendelik gusar, kini dilihatnya
jelas kedua orang baju hitam berusia lima puluhan, pendatang
dulu berperawakan lebih gemuk.
Suma Ling-khong tenangkan hati menghimpun tenaga, dia
tahu sebentar lagi akan terang tanah, urusan tidak boleh
diulur panjang, dia harus berusaha meloloskan diri
secepatnya, baru saja dia a ngkat pedang hendak melabrak
lawan- Bayangan hitam ketiga telah meluncur tiba pula
dipinggir gelanggang.
Perawakan orang ketiga ini agak kekar tinggi, rambut dan
alisnya sudah memutih, usianya diatas enampuluh, matanya
cekung hidangnya betet, bolamatanya bersinar biru, jelas
lwekangnya amat tinggi. Begitu dia tiba kedua orang baju
hitam yang datang duluan segera menjura dan memberi
hormat lalu berdiri dikanan kirinya.
Laki-laki berub an ini terkial-kial dengan nada dingin,
suaranya lebih jelek dari pekik kokok-beluk, wajahnya yang
tirus tampak menyeringai seram dan sadis, siapapun akan
mual melihatnya. Setelah puas tertawa dia berkata sinis:
'Tikus bernyali besar, tengah malam buta rata berani kau
mencegat petugas hukum yang menjalankan tugas, kalau tahu
diri lekas laporkan di mana pangkalan kawanan bangsat Honglui-
pang, Losiu akan ampuni jiwamu kalau membangkang
jiwamu tidak terampun lagi."
Suma Ling-khong balas tertawa lantang, serunya: "Mohon
maaf, kiranya kalian petugas hukum yang sedang dinas
tengah malam buta rata makan angin bercapek lelah, sungguh
petugas teladan yang patut dipuji. Bicara tentang di mana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pangkalan orang-orang Hong-lui-pang, terus terang saya ini
orang awan yang tidak tahu apa-apa, kalian petugas hukum
tentunya cukup mampu untuk mencarinya sendiri."
Laki-laki muka tikus merasakan jawaban Suma Ling khong
bernada menyindir, seketika merah mukanya, dengusnya:
"Kurcaci busuk, agaknya kau sudah bosan hidup," kedua
tangan terangkat kedua tangan menepuk bersama kedepan,
segulung tenaga kencang menerjang kearah Suma Lingkhong.
Seumpama kambing-kambing kecil yang tidak takut
harimau. Suma Ling-khong tidak pedulikan betapa lihaynya
lawan, lekas dia mas ukan pedang, dengan kedua tangan dia
balas memukul sekuat tenaga menangkis pukulan lawan-
"Plak" benturan keras mengakibatkan Suma Ling-khong
tergentak tiga langkah, da rah dalam tubuhnya agak
mendidih.
Laki-laki tua muka tikus tertolak setengah langkah. Karena
adu pukulan dirinya lebih asor Suma Ling-khong agak grogi,
hatinya bimbang di saat dia kebingungan- Laki-laki muka tikus
tidak memberi kesempatan lagi kepadanya, kedua tangan
bersilang, disertai gerungan keras dia dorong pula kedua
tangan dengan dua belas bagian tenaganya memukul kearah
Suma Ling-khong. Perbawa pukulannya jauh lebih dahsyat
dari jurus pertama tadi.
Sekilas tenaga Suma Ling-khong sudah terlambat mau
berkelit, dada terasa sesak seperti ditindih barang berat, jelas
dia bakal terluka pa rah oleh pukulan dahsyat ini. Untunglah
pada saat gawat itu, dari hutan disampingnya mendadak
meluncur segulung kekuatan deras menyongsong pukulan
dahsyat laki-laki muka tirus. "Byaar" ledakan yang terjadi dari
benturan kedua pukulan laksana gemuruh halilintar,
menimbulkan pusaran hawa yang membumbung tinggi
keudara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah melontarkan pukuian menangkis serangan laki-laki
muka tirus Jian li-tokheng sudah melompat ketengah
gelanggang sambil bergelak tawa. Serunya: "Sungguh tak
nyana Hou-san-it-siu ternyata juga mengabdi diri kepada
kerajaan. ong-losu, caramu main berantas tanpa memberi
peringatan lebih dulu apakah tidak terlalu picik, apa tidak
takut merusak nama baikmu selama ini ?"
Hou san-it-siu adalah namajulukan laki-laki muka tirus,
namanya ong Tang, dari perguruan Tiang-pekspay, Lwekang
ajaran perguruannya sudah diyakinkan mencapai taraf
tertinggi, tiga puluh tahun yang lalu namanya sudah
menggetar Kangouw, namun karena sifatnya yang eksentrik
menimbulkan kebencian khalayak ramai, sehingga dia susah
bercokol lagi dipercaturan dunia persilatan- Dua puluh tahun
yang lalu, karena suatu peristiwa, perb uatannya dianggap
kotor hina dan memalukan sehingga diusir dari perguruan,
maka selanjutnya dia menyembunyikan diri. Diluar tahu orang
luar dia terjun kealiran Micong di Tibet memperdalam ilmu.
Kali ini atas undangan Bong Siu dan Pa-kim Tayhud sengaja
dia datang membantu untuk membrantas orang-orang Honglui-
pang. Kaum persilatanjarang yang tahu seluk beluknya.
Sungguh tak nyana bahwa Jian li-tok-heng membongkar
asal-usulnya, karuan dia melenggong, tapi lekas sekali dia
sudah bergelak tawa, katanya: "Entah sudara dari a lira n
mana, ternyata masih mengenal Losiu, sudikah kau
memperiihatkan wajah aslimu ? Atau sudi kiranya sebutkan
nama gelaranmu ?"
Ternyata Jian - li - tok - heng mengenakan cadar hitam
menutupi mukanya, dengan gelak tawa dia berkata: "Bagus,
bagus. Asal kau dapat mengalahkan kedua tanganku, siapa
diriku boleh nanti kuberi tahu kepadamu."
Memangnya watak Hou-sau-it-siu eksentrik, karuan dia naik
pitam: "Sahabat, agaknya memandang rendah orang she ong,
terpaksa biarlah kita tentukan dengan adu kepandaian saja."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lalu dia bersiap mengerahkan tenaga. Jian- li-tok-heng berdiri
dengan sikap jumawa, hakikatnya tidak kelihatan dia bersiap
atau memasang kuda-kuda. Di sinilah dia memperlihatkan
kematangan pengalamannya, sebelum bergebrak. dia tidak
ingin memperlihatkan aliran kepandaian silat sendiri kepada
lawan.
Ditunggu-tunggu lawan lawan tetap berdiri tak acuh, Housan-
it-siu menjadi tak sabar, serunya: "Kenapa ? Hayo
serang."
Makin berkobar amarah Hou-san-it-siu sung guh tak terpikir
olehnya bahwajiwanya sendiri sudah eksentrik, ternyata lawan
yang dihadapinya justru lebih nyentrik lagi ? Karena itu,
betapapun dia jumawa dan tinggi hati. mau tidak mau harus
berlaku waspada, apalagi dalam adu kekuatan pukulan tadi
sedikitpun dirinya tidak memperoleh keuntungan-
Segera dia mengkonsentrasikan pikiran dan batin, seluruh
kekuatan Lwekang dikerahkan dikedua lengan, ditengah
hardikan rendah: "Lihat pukulan." kedua tangan mendadak
menjotos kedada Jian-li-tok-heng. Sebelum pukulannya
mengenai sasaran, suara angin mengamuk sudah
menunjukkan perbawa pukulannya .
Melihat lawan menghimpun tenaga Jian-li-tok-heng tahu
bahwa serangannya pasti sepenuh tenaga, apalagi deru
pukulannya seperti angin ribut, maka Jian-li-tok-heng tidak
berani ayal, lekas dia menyurut selangkah, kedua tangan
menbundar didepan dada lalu kerahkan tenaga menangkis
kearah pukulan lawan
Dua kekuatan beradu. Tubuh bagian atas Jian-li-tok-heng
terjengkang sedikit, kaki kanan mundur setengah langkah
Hou-san-it-siu tertolak mundur tiga langkah berat baru berdiri
tegakpula. Bahwa latihannya puluhan tahun ternyata sia-sia,
karuan amarahnya makin memuncak. padahal dia sudah
berlatih sepuluh tahun dengan rajin, hari ini pertama kali
mengadu kepandaian setelah keluar kandang, ternyata dirinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kecundang ditangan lawan yang tidak dikenal, karuan
mukanya merah padam, sehingga mukanya yang tirus
kelihatan jelek dan seram.
Adu pukulan menang seurat, kemenangan jelas dipihaknya,
maka Jian-li-tok-heng bergelak tertawa: "Dengan bekalmu
yang tak seberapa ini berani menahan orang. Nah, sambutlah
sejurus pukulan Lohu."
Sembari bicara tenaga dikerahkan dikedua tangan serta
ditekan keluar dengan gerakan enteng, gayanya seperti
menggempur dengan keras, padahal tenaga tidak disalurkan
Sekali kena pukulan Hou-san-it-siu sudah teramat jeri,
sudah tentu dia tidak berani menangkis, lekas menjejak
mundur selangkah, ternyata samberan tenaga lawan
mendadak sirna, karuan dia melongo kaget, batinnya:
"Pukulan macam apakah ini ?"
Mumpung lawan mundur dan melenggong, mendadak Jianli-
tok-heng mendesak setapak lebar, kali ini tenaga
pukulannya betul-betul dilontarkan dengan tepukan dahsyat,
perbawa pukulannya betul-betul lebih mengejutkan dari
pukulan yang tad i.
Sedikit lena pukulan dahsyat sudah menindih tiba, balas
memukuljelas tidak keburu, lekas Hou-san-it-siu gunakan Bitcang-
pou (langkah menyesatkan jejak) berkelebat hilang dari
tempat berdirinya.
Gerak tubuhnya ternyata cukup tangkas mengejutkan,
langkahnya itu memang kepandaian tunggal yang tidak
sembarang di ajarkan kepada orang aliran Bit-ciong, padahal
Jian li-tok-heng juga tokoh yang mahir menggunakan
kesebatan tubuhnya, pandangannya yang tajam ternyata tidak
sempat mengikuti gerakan lawan, tahu-tahu orang sudah lolos
dari damparan angin pukulannya. Tahu keadaan agak ganjil
lekas Jian-li-tok-heng melompat mundur lima kaki jauhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoa-san-it-siu terkekek pongah, tangan bergerak. kembali
ia menubruk dengan serangan gencar. Dengan kesebatan Bitciong-
pou yang mengaburkan pandangan, dia bergerak
dengan kecepatan luar biasa, sejauh ini dia tidak berani main
keras lagi.
Maksud Jian-li-tok-heng semulaingin memukul mundur
lawan, lalu menyusul ke dalam Tay-hud-si, menghadapi
langkah lawan yang mengaburkan pandangan, sukar juga dia
meninggalkan lawan, kecuali diapun ikut bergerak sebat untuk
melabraknya dengan sengit.
Baku hantam kedua orang ini makin cepat, bayangan
mereka berkelebat saling gubat, hingga susah diikuti dan
dibedakan bayangan mereka. Tenaga pukulan Jian-li-tok-heng
lebih kuat, dalam melancarkan serangan dan menyambut
serangan lawan, dia lebih banyak aktif dari lawannya, setiap
peluang tidak pernah diabaikan, segera balas menyerang
dengan serangan telak. ins af tenaga lebih asor, Hou san-it-siu
tidak berani melawan dengan kekerasan, hanya lena sekilas
saja, rangsakan lawan yang hebat telah menyudutkan dirinya
keposisi yang terdesak.
Dalampada itu Suma Ling-khong tengah menyaksikan
dengan takjup, Mendadak didengarnya seorang membentak:
"Kawan, kau jangan nganggur saja." sebelum Suma Lingkhong
memberi jawaban, empat gulung angin pukulan sudah
memberondong tiba dari kanan kiri, betapa hebat sergapan
yang diluar dugaan ini, cukup mengejutkanjuga.
Begitu mendengar bentakan, belum sempat Suma Lingkhong
perihatikan lawan yang menyergap. pukulan sudah
menderu tiba, lekas dia menjejak kedua kaki, tubuhnya melejit
setombak ditengah udara dia menggeliat pinggang hingga
tubuhnya berputar setengah lingkar, dengan gaya yang indah
dia meluncur dua tombak jauhnya.
Hatinya geram karena dua lawan membokong secara licik
dan kejam, segera dia memekik keras, tangan meroboh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang panjang dipunggung. sekali gentak dengan gerakan
membundar dia menusuk Jian- kin- hiat dipundak laki-laki baju
hitam yang perawakan pendek gemuk dengan jurus Pekcoatoh-
sin.
Bahwa pukulan derasnya luput, tahu-tahu pedang lawan
sudah menusuk dari kanan, lekas dia menurunkan pundak
sambil menyurut mundur. Seorang baju hitam yang lain
hendak memungut keuntungan, mumpung gerak pedang
Suma Ling-khong berputar, dari pinggir mendadak dia
menggempur pula dengan sekali pukulan.
Belum lagi tusukan pedangnya dilancarkan sepenuhnya,
pukulan angin lawan telah menerpa tiba, lekas dia geser kaki
kanan hingga tubuhnya setengah miring, tusukan pedang
kedepan dengan sendirinya ikut bertolak balas menabas
pergelangan lawan yang membokong ini.
Sebat sekali laki-laki gemuk pendek sudah membalik badan,
kembali dia menubruk dengan jurus Siang-tui-ciang
menggempur Ling-tai-hiat dipunggung Suma Ling-khong.
Mengikut gerak pedangnya yang menabas miring, kaki kanan
Suma Ling-khong menutul hingga tubuhnya minggirtiga
langkah. Gerak pedangnya bukan saja lincah juga cepat dan
kuat, bolak balik dia cecar kedua lawannya dengan serangan
mematikan. Sinar pedangnya gemerdep diantara samberan
pukulan tangan yang gencar, meski dikeroyok dua, dia masih
melayani lawannya dengan seimbang.
Sementara itu, dengan keunggulan tenaganya Jian-li-tokheng
terus mencecar lawannya, dalam hati dia membatin:
'Kentongan kelima sudah lewat, sebentar lagi akan terang
tanah, bertempur cara begini, mungkin harus seratus jurus
baru dapat membekuk lawan." tiba-tiba timbul akal dalam
benaknya, setelah lawan dia rangsek dengan serangan
membadai, mendadak gerakannya menjadi lamban, kaki
tangan kelihatan kaku dan berat. Disaat melangkah dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memutar badan sengaja dia melimbungkan tubuh, napaspun
mulai memburu.
Hou-san-it-siu kira setelah merangsak gencar lawan mulai
kehabisan tenaga, tak terpikir olehnya bahwa orang sedang
mengembangkan gerak langkah aneh ciptaan sendiri yang dia
cangkok dari cui-pat-sian- Karena senang, Hou-san-it-siu
kembangkan Bit-clong pou sekuat tenaganya, gerak tubuhnya
berkelebat laksana kilat menyambar, boleh dikata membuat
pandangan orang kabur, tenaga serangannyapun mulai keras
dan berani.
Tahu lawan sudah terpancing oleh muslihatnya, makin
kacau gerak gerik Jian-li-tok-heng, tubuhnya limbung kian
kemari, ada kalanya dia membuat kakinya meleset beberapa
langkah baru berdiri pula.. Meski gerakannya sudah pontang
panting, namun Hou-san-it-siu tetap tak mampu menyentuh
ujung bajunya, apa lagi menjamah badannya.
Waktu itu Jian li-tok-heng sedang meluputkan diri dari
tendangan dan Cengkraman bersama dari hou-san-it-siu yang
sudah bernafsu meroboh kan dia, dengan terus sempoyongan
dia mundur dua langkah. sebelum dia berdiri tegak. Hou-sanit-
siu sudah menerjang tiba, kedua tangan menggempur
dengan dua belas bagian tenaganya secara beruntun.
Mendengar deru angin Jian-li-tok-heng sudah bersiaga,
tahu Hou-san-it-siu menggempur dengan setaker tenaga,
lekas dia bergerak dengan Jit-sing-lian-hou-pou, sebat sekali
badannya berkelit kekanan, disaat tubuhnya roboh hampir
menyentuh tanah, setangkas tupai mendadak tubuhnya
berputar laksana gangsingan, dengan kecepatan yang tak
terukur, dia menyelinap kepinggir kanan Hou-san-it-siu, di
mana kedua tangannya menjojoh kebawah iga dan ketiak
lawan
Bahwa lawan sudah dicecarnya pontang panting, Hou-sanit-
siu sudah kegirangan karena lawan akan dipukulnya roboh,
celakanya begitu serangan kebacut dilontarkan, bayangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lawan mendadak lenyap. sebagaijago silat kenamaan dia
lantas insaf posisi sendiri yang tidak menguntungkan, menarik
serangan jelas tidak sempat. saking bernafsu menyerang
tubuhnya ikut tersuruk kedepan, baru saja dia hendak
kendalikan diri, angin kencang sudah mengancam
lambungnya.
Jikalau pukulan lawan kena dengan telak kalaujiwanya tidak
mampus seketika pasti juga sekarat, Untung Lwekangnya
tinggi, meski terancam bahaya tidak gugup, sekalian dia
kerahkan tenaganya menerjang maju selangkah, dengan
sendirinya, sasaran pukulan Jian-li-tok-heng menjadi serong,
kekuatannyapun sirna sebagian, namun pantatnya tetap kena
dengan telak.
Ditengah jeritan mengerikan tubuh Hou-san-it-siu yang
keras itu terbang setombak jauhnya, tulang rusuk pantatnya
patah, setelah terbanting ditanah dia meronta-ronta sambil
merintih kesakitan
Mendengar jeritan Hou-san-it-siu, kedua laki-laki baju hitam
yang bergebrak dengan Suma Ling-khong segera melompat
keluar kalangan pertempuran, berbareng mereka memburu
datang memberi pertolongan, melihat luka-luka Hou-san-it-siu
amat parah, lekas mereka menggotongnya pergi tanpa
bersuara sepatahpun.
Suma Ling-khong hendak mengudak. lekas Jian-li-tok-heng
mengulap tangan mencegahnya, setelah ketiga orang itu tak
kelihatan bayangannya, lekas mereka kembali ke Tay-hud-si.
ooooo)dow(ooooo
Setelah Jian-li-tok-heng menceritakan pengalamannya,
sementara itu hari sudah terang tanah, setelah bertempur
semalam suntuk. mereka merasa badan penat,perut lapar dan
dahaga setelah makan ala kadarnya, mereka beristirahat,
waktu bangun tidur hari sudah menjelang lohor.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan suara lirih Liok Kiam-ping berkata: "Bahwa
semalam kita berhasil lantaran bekerja menurut rencana dan
situasi memang menguntungkan- Bahwa muslihat musuh
menjebak kita tidak terlaksana, bukan mustahil selanjutnya
mereka akan lebih jahat dan membalas dengan segala daya,
secara terbuka Hwe-giam-lo Siu-Jan sudah menyatakan
tantangan untuk berduel, membuktikan bahwa mereka siap
mempertaruhkan seluruh kekuatan mereka untuk menumpas
kita. Yang menjadi kapiran adalah Kongsun Tongcu dan lainlain
belum lolos keluar kota situasi berobah cukup cepat dan
genting, tiada cara untuk mengadakan kontak dengan mereka,
hal ini cukup membuat kita prihatin-'
"Hm," Ai-pong-sut bersuara dalam mulut, lalu katanya:
"Peristiwa ini sudah diketahui oleh Ka-cin-ong, umpama dia
tidak mengadakan pengusutan secara teliti, paling sedikit
cukup menyiutkan nyali mereka, hingga selanjutnya tak berani
sewenang-wenang lagi, hakikatnya mereka seperti ma can
kertas, kuat diluar lemah didalam, tantangan duel itu hanya
gertak sambel belaka."
Setelah menepekur Jian-li-to-heng angkat bicara: "Kurasa
tidak seluruhnya betul, melihat betapa kuat dan ketat
penjagaan dalam kota, mata-matanya tersebar luar, dari sini
dapat disimpulkan bahwa Siu-Jan sudah punya suatu kekuatan
meski kecil didalam kota raja, bilaintrikjahat mereka belum
terbongkar, yakin mereka masih berani bertindak. "
Berdiri tegak alis Liok Kiam-ping, desisnya: ”Jikalau mereka
masih berani berlaku sewenang-wenang, demi keselamatan,
kejayaan dan nama baik Hong-luipang kita, betapapun akan
menghadapinya dengan berani.”
Ai-pong-sut Thong cau berkata: Jikalau kebentur padri
Tibet lagi, akan Losiu hajar mereka dengan sepasang Yamyam-
tuiku." agaknya setelah dua kali gebrak tak berhasil
merobohkan lawan, hatinya amat penasaran
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Coh-siang-hwi Ih Tiau-hiongjuga berkata: "Kali ini mereka
sudah lama mempersiapkan diri maka kekuatannya cukup
tangguh. setelah mengalami kekalahan sekali pastitakkan
berpeluk tangan, apalagi kota raja adalah daerah kekuasaan
mereka, jikalau bertarung terang-terangan, pihak kami jelas
tidak periu gentar, yang harus dikuatirkan mereka meng
gunakan cara kotor, tidak menghiraukan aturan Bulim lagi,
maka keadaan kita jelas cukup kritis. Sesuai yang diutarakan
oleh Pangcu, lebih baik kita berusaha membantu Kongsun
Tongcu beramai keluar kota, balik kekuatan kita berkumpul,
menghadapi sesuatu perobahanpun tak perlu takut, disamping
itu tenaga harus dipencar untuk mencari berita, mata-mata
mereka tersebar diseluruh pelosok kota, banyak orang mulut
usil, jejak kita gampang konangan bila dapat sedikit
mengetahui seluk beluk musuh, betapapun kita lebih mudah
menghadapinya."
Jian-li-tok heng menyatakan akur, katanya: "Konon
Bansiu-san berada dibarat kata, daerah luas itu tak ada
jeleknya kita periksa bersama, supaya besok sudah ada
persiapan untuk bergerak."
Setelah makan slang, beramai mereka berangkat secara
berpencar.
Ai-pong-sot Thong cau dan Jian-li-tok-heng adalah kawan
seperjalanan yang cocok, mereka menyamar sebagai
pedagang kelilingan, berangkat lewat pintu selatan-
Liok Kiam-ping sendiri mengenakan jubah biru yang sudah
luntur warnanya, memakai kacamata putih yang bundar dan
melorot dipucuk hidung dengan berkumis panjang, tangan
memegang galah bergantung secarik kalin panjang yang
sebagai tanda pengenal sebagai tabib dan peramal kelilingan,
Coh-siang-hwi sebagai pembantu atau penyambung lidah
berangkat pada rombongan bedua.
Semula Siau Hong ribut ingin ikut, namun setelah dibujuk
orang banyak. terpaksa dia mau tinggal di Tay-hud-si.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping berangkat dari pintu barat, dengan
langkahnya yang ditirunya dari tabib kelilingan umumnya,
keadaannya memang mirip sekali, sambiljalan lewat Celah
kacamatanya yang bundar, takpernah lena keduamatanya
melirik kekanan kiri, disetiap sudut kota terutama dipos-pos
penjagaan pintu kota, tidak sedikit orang-orang yang patut
dicurigai sebagai kaki tangan musuh. Sambil menenteng
galah, tangan yang lain pegang kipas, kelakuannya yang
tengik, Liok Kiam-ping berienggang keluar kota, ternyata
gerak geliknya yang sengaja dibuat-buat meniru tabib
kelilingan itu tidak menarik perhatian mereka.
Setelah menyusuri dua jalan raya. makin kebarat keadaan
makin sepi, namun pemandangan alam di sini semakin permai,
hawapun sejuk.
Ternyata daerah barat yang terdapai sebidang hutan luas
ini, bukan saja pepohonan tumbuh subur dan rindang, di sana
sini tampak gedung berloteng atau villa antik yang dlbangun
ditengah hutan, jelas penghuni setiap gedung itu kalau bukan
pejabat pemerintah pasti Hartawan besar yang kaya raya,
boleh dikata merupakan daerah elite.
Maju lagi kearah selatan terdapat sebuah danau buatan,
dipinggir danau sebelah timur terdapat sebuah restoran
berloteng. Liok Kiam-ping menuju restoran itu langsung naik
keloteng. Setelah menempati sebuah kursi, dia menurunkan
kacamatanya.
Mendadak pandengannya tertuju kearah sebelah kanan, di
mana terpaut tiga meja duduk seorang tua, mengenakan
jubah panjang dengan sepatu tinggi, wajahnya putih
berjenggot pendek halus yang sudah memutih, matanya besar
tajam dengan alis lentik tegak, sikapnya kelihatan gagah dan
kereng. Namun wajahnya kelihatan agak pucat, sorot matanya
pudar, sering batuk-batuk. Sekilas pandang Liok Kiam-ping
lantas tahu bahwa orang tua ini mengidam penyakit dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang cukup parah, kalau tidak lekas dlobati bisa
membahayakan jiwanya, tak urung dia melirik beberapa kali.
Agaknya orang tua itujuga sudah memperi hatikan
kedatangannya, melihat wajahnya yang bersih, hatinya
merasa kagum akan ketampanannya, bila pandangan mereka
bentrok, lakl-laki tua lantas tersenyum dan menyapa: "Tuan ini
agaknya juga penggemar alam, punya hobby yang sama,
bagaimana kalau duduk kemari beromong-omong '
Memangnya Liok Kiam-ping sedang risau dan kesepian,
sudah tentu dengan senang hati dia menghampiri lalu duduk
dihadapan orang tua. Setelah saling memperkenalkan diri,
orang tua ini mengaku she Liong. Semula mereka hanya
ngobrol tentang pemandangan alam dan soal-soal obyek turis,
lambat laun mereka membicarakan pengalaman mengembara
di Kangouw. Terasa oleh Liok Kiam-ping bahwa orang tua she
Liong ternyata luas pengetahuan dan pendidlkan tinggi.
Demikian pula orang tua she Liong mengagumi sikap gagah
Liok Kiam-ping secara tutur katanya yang ramah dan sopan,
ternyata pengetahuannya juga tidak cetek.
Dalam percakapan itu, orang tua she Liong sering batukbatuk
dan berludah keluar jendela. Maka Liok Kiam-ping
menyatakan ingin memeriksa penyakitnya, ternyata orang tua
memberi tanggapan yang ramah dan membiarkan dirinya
diperiksa. Bila Liok Kiam-ping sudah memeriksa danyut nadi
pergelangan tangan kiri orang tua, maka dia berseru kaget:
"Agaknya cayhe salah lihat, semula Lo-tiang ( kau orang tua )
kusangka seorang pembesar yang lagi Cuti, ternyata seorang
kosen dari Bulim..." lalu dengan tersenyum dia meneruskan,
"agaknya Lo-tiang terlalu menguras tenaga dalam bermain
cinta sehingga kehabisan hawa dan tenaga murni, seumpama
dian yang sudah hampir kehabisan minyak. kalau tidak lekas
dlobati...' "
Orang tua she Liong gelak-gelak, katanya riang: "Betul,
betul, Liok-siansing boleh katakan saja terus terang...”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping cerdik pandai, namun dia tidak banyak
bicara lagi, dari pemeriksaan urat nadi diketahui bahwa orang
tua ini sebetulnya memiliki Kungfu yang tinggi, namun dia
tidak banyak bicara soal ini, dari dalam kantongnya dia
mengeluarkan sebutir Soat-lian suruh orang tua she Liong
menelannya, lalu dia duduk dibelakang orang, telapak tangan
kanan menekan Ling-tai-hiat.
Begitu Soat-lian masuk mulut lantas tertelan kedalam
perut, rasanya yang getir harum lantas diketahui bahwa obat
ini amat mujarab, hawa hangat lantas timbul dari pusar, hanya
sekejap sekujur badan merasa segar, napas enteng dan
panjang, tulang tulang yang semula terasa linu telah sirna.
Setengah jam kemudian, Liok Kiam-ping mengakhiri
pengobatannya katanya menjura:
"Penyakit Lo-tiang sudah sembuh sembilan puluh prosen,
selanjutnya dilarang dekat dengan kaum hawa, minumlah
banyak obat-obatan yang menambah tenaga, pasti usia bisa
bertahan lebih lama cayhe masih ada janji, sampai disini
pertemuan ini, cayhe mohon diri, semoga bertemu lagi dilain
kesempatan-"
Orang she Liong gelak-gelak, katanya: "Selama hidup orang
she Liong memang gemar belajar silat, pengalamanku boleh
dikata Cukup luas dalam hal ini, sungguh tak nyana Lioksiansing
masih begini muda, namun memiliki taraf kepandaian
setinggi ini." lalu dia merogoh kantong mengeluarkan sebuah
kantong cilik sutra berlapis bulu yang disulam indah dengan
warna warni yang bagus, katanya tertawa: "Barang dalam
kantong ini meski mestika yang beri harga, yakin takkan
terpandang oleh Siansing, tapi bagi kelanamu di Kangouw
kelak yakin akan membawa banyak manfaat. orang she Liong
mengagumi bakat dan kepandaianmu, semoga kelak masih
ada kesempatan bertemu lagi. sudilah kau terima tandamata
ini." habis bicara tanpa menunggu jawaban Liok Kiam-ping,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia putar turuh terus turun loteng dan beranjak lebar
menyusuri pinggir danau kearah selatan-
Terasa amat mendalam makna ucapan orang she Liong,
maka Liok Kiam-ping simpan kantong sutra berbulu itu
kedalam bajunya, setelah bayar rekening dia berangkat
menuju kearah Tlong-lam-hay.
Saat itu hari sudah petang, menjelang magrib keadaan
ternyata sudah sepi, maka Liok Kiam-ping tidak segan
mengembangkan Ginkang menyusuri pinggir danau, begitu
pesat luncuran tubuhnya, bayangannya laksana segumpal
asap yang terbang susah diikuti mata telanjang orang biasa.
Hanya setanakan nasi lamanya, dia sudah tiba diujung
Lam-hay. Langkahnya diperlambat, dengan keadaan yang
serupa dia berlenggang dijalan Tiang-an barat, tak jauh dari
Si-pay-lou dia menemukan sebuah warung arak kecil, setelah
makan malam dia minta kamar dan menutup pintu. Kantong
sutra pemberian orang she Liong segera dia keluarkan serta
menuang isinya, ternyata didalam hanya ada sebuah batu jade
mainan berbentuk hati, ditengahnya bertuliskan empat huruf
yang berbunyi ”seperti Tim datang sendiri”.
"Tim" artinya aku, membahasakan diri seperti sebagai raja.
Dari tulisan empat huruf itu Liok Kiam-ping menarik
kesimpulan bahwa orang tua she Liong tadi adalah Baginda
raja yang berkuasa sekarang, yaitu Kaisar Kian Long. Seperti
diketahui ayah Baginda raja Kian Liong yang berkuasa
sekarang yaitu Yong cin dahulu pernah belajar silat dikuil Siaulim,
setelah tua dan mangkat, Kian Liong diangkat sebagai ahli
warisnya, sudah tentu Kungfunya juga tidak lemah.
Tengah Kiam-ping menepekur, mendadak didengarnya
seorang bicara dengan suara melengking: "Lo-liok, lekas
sedikit, kalau terlambat, kau bisa di caci maki dan hukum
pentung."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seorang serak suara menjawab: "Dalam kota raja yang
terlarang, menghadapi beberapa orang juga begitu tegang.
Bukankah Siu congya sendiri yang memimpin operasi kali ini,
memangnya kawanan itik itu bisa terbang kelangit. Hayolah
habiskan lagi dua kati arak ini, terus terang kesempatan
jarang ada, kalau arak belum masuk perut, rasanya tiada
gairah kerja."
”Jangan gegabah. Kau tahu situasi cukup tegang.
makaJangan kau melalalkan tugas, hari masih panjang,
kesempatan minum masih ada. Betapa tinggi Kungfu Siucongnya,
orangnya pandai lagi, namun kali ini tampak dia
begitu serius memimpin seluruh gerakan kali ini. Soalnya
musuh memang teramat tangguh dan hebat, terpaksa selaruh
kekuatan dikerahkan-" demikian ucap suara melengking,
"hayolah, kalau kau masih malas berjalan, biar aku berangkat
lebih dulu."
"Ya, ya, baiklah," orang yang bersuara serak agak gugup,
"tunggu sejenak biar kuhabiskan dulu sepoci ini." lalu
terdengar tenggorokannya menenggak arak dengan bernafsu,
setelab berkecek mulut dia memuji arak bagus.
Langkah mereka lekas sekali menuju ketangga loteng terus
beranjak keluarwarung merangkap penginapan sederhana ini.
Mau tidak mau Liok Kiam-ping membatin: "Mungkin jejak
Ginjutay-beng dan lain-lain sudah konangan mereka, maka
malam-malam mereka mengerahkan bala bantuan untuk
mengeroyok Ginjutay-beng beramai ? Atau bukan mustahil
Tay-hud-si tempat kita berpijak diketahui mereka, sekarang
mereka slap menggerebek tempat itu." setelah direnungkan
dia berkeputusan untuk mencari tahu dudukpersoalannya lebih
dulu, bila perlu biar bertindak lebih dulu saja. Segera dia
keluar pintu, dengan dandanan semula dia beranjak kearah
Tak-mo-siang.
Sekarang mari kita ikuti perjalanan Ai-pong-sut Thong cau
dan Jian-li-tok-heng yang berputar dari selatan lalu masuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kota dari pintu barat. Disekitar Ban-siu-san mereka putar
kayun sebentar lalu membelok kearah Thian-kio, mendadak
ditempat yang tersembunyi mereka menemukan tanda rahasia
Honglui-pang mereka. Sebagai kawakan Kangouw, mereka
tetap bersikap tenang dan wajar, mereka menuju kearah yang
ditunjukan oleh tanda rahasia.
Tak lama mereka berjalan, dari arah depan dilihatnya Tlo
Ping salah seorang pembantu mereka yang terpercaya sedang
berjalan gopoh dari depan- Jian-li-tok-heng sudah hampir
menyapa, untung dari kejauhan Thio Ping sudah memberi
tanda serta menuding kebelakang, maka Jian-li-tok-heng
lantas melihat tiga orang laki-laki pakaian ketat tengah
menguntit dibelakang Thio Ping, dibelakang ketiga laki-laki
menguntit pula dua laki-laki setengah umur berjubah panjang,
jaraknya sekitar dua tombak.
Kelihatannya kedua orang setengah umur ini berjalan
santai sambil tuding sana tunjuk sini seperti menikmati
pemandengan alam sekitarnya, namun langkah mereka tidak
pernah kendor. jaraknya tetap bertahan sekitar dua tombak
dibelakang ketiga orang berpakaian ketat.
Sekilas pandang Jian-li-tok-heng lantas tahu, Thio Ping
sedang dikuntit orang. setelah memberi tanda kedipan mata
kepada Ai-pong-sut. mereka batuk bersama dua kali lalu putar
tubuh berjalan cepat disebelah depan Thio Ping malah.
Kepandaian Thio Ping biasa saja, namun dia cerdik pandai
dan pemberani, hari ini tugasnya mencari orang disekitar
Thian-kio, tugas yang diemban cukup berbahaya, maka Setiba
ditempat yang dituju, segera dia membuat tanda rahasia
gawat, setengah hari lamanya dia putar kayun hampir
menjelajahi seluruh Thian Kio namun, bayangan Liok Kiamping
dan lain- lain tiada yang ditemukan, tengah kebingungan,
ternyata dirinya sudah menarik perhatian orang, sehingga ke
manapun dia pergi selalu dikuntit lima orang itu. Tapi tugas
belum selesai, betapapun dia tidak mau tinggal pergi, maka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia ajak kelima orang itu bermain petak. lama kelamaan,
meski dia cukup tahan akhirnya merasa bingung dan gugup,
dia tahu dirinya harus berusaha meloloskan diri dari kuntitan
musuh.
Mendadak didengarnya suara orang batuk-batuk. waktu dia
angkat kepala dilihatnya Jian-li-tok-heng dan Ai-pong-sut
Thong ciau berada disebelah depan, karuan hatinya lega
Sambil merunduk jalan didepan Jian-litok-heng dan Aipong-
sut bisik-bisik, akhirnya mereka melangkah lebar menuju
timur kearah Thian-lam. Thio Ping membuntuti dibelakang
mereka.
Dalam sekejap satu li sudah mereka tempuh, keadaan
semakin sepi dan belukar, di sini jarang ada orang melancong,
pinggir jalan juga dipagari pepohonan yang lebat dan rimbun,
keadaan di sini memang lebih sejuk dan segar.
Bila mereka memanjat ketanjakan sebuah bukit rendah,
sekilas Jian-li-tok-heng menoleh kebelakang ketiga laki laki itu
masih mengekor dibelakang, namun dua orang jubah panjang
tidak kelihatan lagi, agaknya menyembunyikan diri entah
dimana.
Kini mereka menyusuri jalan pegunungan kecil, daerah ini
agaknya jarang dikunjungi orang, pepohonan lebih rungkut
dan belukar.
Mendadak Jian-li-tok-heng mendengus geram, begitu
membalik tubuh dengan langkah cui-pat sian dia menyelinap
dari samping Thio Ping menerjang kebelakang, gerak geriknya
selemah daon teratai yang ditiup angin lalu, badannya
langsung menumbuk orang ditengah.
Aksinya teramat mendadak, ketiga orang itupun sedang
berjalan dengan langkah Cepat, kejadian yang tak terduga ini
membuat mereka kaget setelah Jian-li-tok-heng menabrak
tiba, sebelum sempat buka suara laki-laki ditengah itu sudah
meloso roboh dengan pinggang tertutuk Hiat-tonya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua teman orang itu, berjingkat mundur sambil bersiaga,
maka sikutan dan tendangan Jian Ii-tok.heng tidak berhasil
merobohkan mereka, Bentak orang yang dikanan: "Berdiri,
Kalian bernyali besar melukai orang didaerah terlarang,
memangnya kau kira kami tidak mampu membekukmu."
Jian-li-tok-heng bergelak tawa, katanya: "Barusan Losiu
terpeleset hingga tersuruk kedepan, untung tidak menabrak
kalian, temanmu ini Hanya pingsan sebentar, keadaan hanya
kebetulan, kenapa aku disalahkan. Apalagi sejak tadi kalian
menguntit kami, entah apa maksudnya, tolong dijelaskan."
"Siapapun boleh melancong di sini, memangnya kau ini
opas atau begal, perlu aku memberitahu siapa aku kepadamu.
Sebaliknya kau melukai orang, berikan tanggung jawabmu."
bentak orang disebelah kiri.
Sementara itu Ai-pong-sot sudah mendapat penjelasan dari
Thio Ping, ternyata jejak mereka sudah konangan, sekeliling
hotel sudah dikepung dan diawasi, padahal kebanyakan
orang-orang Hong-lui-pang sudah mengundurkan diri dari kota
serta berkumpul ke Tayhud-si tapi di kota masih ada Ginj.
taybeng, dan Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay dan beberapa jago
kosen yang lain yang tinggal dalam hotel, keadaan mereka
cukup gawat, maka Thio Ping merasa harus segera
melaporkan hal ini.
Sudah tentu mendelik gusar Ai-pong-sut setelah mendapat
laporan Thio Ping disamping gemas diapun dongkol akan
kelicikan dan kekejaman musuh yang bermusuhan hendak
menjaring Hong- lui-pang, maka dia memberi bisikan kepada
Thio Ping supaya keluar dari pinto En-tin-bun, setelah
berputar lewat clok-an-bun langsung menuju kebarat dan
lurus ke Tay-hod-si.
Setelah Thio Ping pergi, kebetulan Ai-pong-sot melangkah
maju waktu laki-laki di di sebelah kiri habis mengoceh. Segera
dia menanggapi, "Saudara kukira mata mu tidak picak, tugas
apa yang kalian lakukan? Langkah apa pula yang akan kami
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lakukan ? Kukira kau juga sudah maklum, bicaralah terus
terang, kami tidak akan menyiksamu, kalau membangkang
rasakan bila kau sekarat bagaimana rasanya."
Ternyata laki-laki itu balas menjengek: "Kalian sudah
terkepung di sini masih berani petingkah, berani kalian
meninggalkan Thiantam, coba saja rasakan bogem kita."
Jian-li-tok-heng tergelak-gelak. katanya: "Kurcaci yang
tidak tahu di untung, memangnya kalian setimpal-..." belum
habis bicara tangannya sudah terayun menyambit biji teratai
besi mengincar kedua laki-laki pongah itu.
Kepandaian kedua orang ini teramat rendah, jarak dekat,
mereka tengah mendengar perkataan lawan, serangan secara
mendadak lagHingga mereka tersentak kaget bila angin tajam
sudah menyambar tiba, belum sempat berkelit mereka sudah
mengeluh terjungkal roboh tak bernyawa lagi.
Setelah kedua orang inipun roboh binasa oleh biji teratai
besi, kuatir kedua laki-laki setengah umur yang sembunyi
dalam hutan menyusul tiba, lekas dia tarik Thong cau
melompat kedalam hutan- Memangnya mereka ahli ginkang
dengan kecepatan gerak tubuh laksana meteor mengejar
rembulan, mereka lari berlompatan berputar dari arah lain
mengitari bukit langsung balik kearah Bak-mo-siang.
Saat itu tiba saatnya memasa ng lampu, keadaan di Bakmo-
siang masih ramai, restoran penuh dikunjungi orang-orang
yang lapar, tetabuan dan nyanyian terdangar di setiap
restoran dari para pengamen atau pelacur yang sengaja
disewa untuk menemani para tamu.
Dibandang siang tadi, pejalan kaki dijalan raya jauh lebih
berjubel, ditengah keramaian terasa juga ketegangan, seperti
keheningan menjelang datangnya hujan badai, hawapun
terasa panas. Sebagai kawakan Kangouw, melihat keadaan di
sini sesaat mereka melenggong bingung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata seratus langkah disekitar hotel di mana semula
orang-orang Hong-lui-pang menginap. barisan tentara
bertombak atau bergolok tajam kemilau tampak berjaga dan
memeriksa, setiap orang yang lewat diperiksa indentitas dan
arah tujuannya. Lebih jauh disebelah depan lagi, adalah
orang-orang persilatan yang menyembunyikan diri, dari
tampang dan sikap mereka, mudah sekali ditebak bahwa
mereka jago-jago kelas satu di Bulim.
Dikanan kiri pintu hotel berduduk delapan guru silat dari
istana, sementara Sengsi-ciang Hou Kong-ting duduk ditengah
ruang besar, keduamatanya melotot lurus menatap keluar.
Sementara dari kantor hotel sering terdengar tawa orang yang
keras dan berisi, jelas petugas juga berada di sana.
Gelagatnya kekuatan musuh dikerahkan, untung Gin-jitaybeng
sudah perintahkan anak buahnya mengundurkan diri
keluar kota, kalau seluruhnya terjebak dalam kepungan,
urusan tentu cukup berabe.
Disaat mereka berdua sembunyi disuatu tempat gelap.
mendadak dilihatnya Liok Kiam-ping melangkah tiba dengan
gayanya yang tetap dibuat-buat supaya samarannya benarbenar
mirip tabib kelilingan, ternyata kawanan tentara itu
hanya mendengus jijik kearahnya. Maka dengan leluasa Liok
Kiam-ping menuju ke hotel lalu membelok ke kiri masuk
kedalam gang kecil, sekali berkelebat dia menyelinap masuk
dari pintu samping serta membelok kelorong.
Agaknya orang-orang Siu-Jan sudah peri hatikan sebelah
depan dan sekitar hotel, dalam jarak seratus tombak sudah
mereka jaga dan awasi, tapi bagian belakang hotel ternyata
agak diabaikan, hanya beberapa petugas saja yang berjaga di
sini, maklum betapapa ketat penjagaan, mereka juga harus
memikirkan kepentinganpenguasa hotel, tamu-tamu keluar
masuk seperti sedia kala, bila Liok Kiam-ping menyelinap
keserambi sebelah timur, sayup,sayup dia sudah mendengar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gelak tawa Gin-jitay-beng. Lekas dia menuju kearah pintu
terus menyelinap ke dalam kamar.
Sementara itu, Gin-jitay-beng, It-cu-kiam Koan Yong, Thipi-
kim-to Tan Kian-thay dan lima Hiangcu lagi sedang makan
minum dibawah lilin yang benderang, sambil bercakap dan
berkelakar diam-diam mergka berundang mencari akal untuk
meloloskan diri.
Mereka juga tahu sejak pagi tadi jejak mereka sudah
konangan oleh Seng-si-ciang Hou Kong-ting, maklum berita
Hong-jang piaukiok tutup usaha sudah tersiar luas, setelah
mereka mencari berita kepihak kalangan Piaukiok
membuktikan bahwa berita itu benar, sudah tentu jejak
rombongan piausu ini menarik perhatian dan patut dicurigai,
maka tanpa ayal Siu-Jan perintahkan anak buahnya meng
awas Hotel serta menjaganya ketat.
Pagi itu Tan Kian-thay dengan beberapa orang keluar hotel,
ditengah jalan mereka kesamplok dengan serombongan lakilaki
berpakaian ketat, dari dandanan mereka yang cukup
menyolok, sikapnya garang melotot kepada rombongan
mereka lagi. Tan Kianthay cukup berpengalaman, dia tahu
gelagat agak ganjil, lekas dia kumpulkan orang-orangnya lalu
diambil putusan, membawa beberapa tenaga yang dapat
diandaikan tenaganya dia berputar kayun menyusuri beberapa
jalan raya laluputar balik kearah hotel. Sementara orang-orang
lain diperintahkan pergi ke Tay-hud-si. Hanya Thio Ping
seorang yang ditugaskan pergi ke Thian-kio, ditempat yang
sudah ditentukan menunggu kedatangan Liok Kiam-ping dan
lain- lain-
Waktu Tan Kian-thay kembali ke hotel, orang-orang yang
bertemu ditengah jalan tadi ternyata tersebar disekitar hotel,
hal ini membuktikan rasa curiganya tadi, lekas dia membusung
dada beranjak masuk dengan langkah tegap.
Tujuannya adalah menarik perhatian musuh kepada dirinya
supaya saudara-saudaranya yang lain lolos dengan selamat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba di Tay-hud-si. Sikapnya yang tenang seperti menguasai
situasi ini justru diluar dugaan Siu-Jan dan kamrat-kamratnya.
Situasi yang genting diluar dilaporkan kepada Gin-jitaybeng,
maka mereka tak berani bergerak secara gegabah, bila
musuh tidak menyerbu atau mengusik mereka, maka
merekapun takkan beraksi, sambil menunggu tugas Thio Ping,
semoga selekasnya bertemu dengan Liok Kiam-ping serta
datang menolong.
Pada hal hari sudah magrib, Thio Ping tidak kunjung pulang
memberi kabar, maka mereka menduga urusan pasti gagal,
akhirnya mereka berkesimpulan untuk bergerak nanti malam
sebelum bertindak malam itu sengaja mereka berpesan
hidangan yang luar biasa untuk makan minum dan brpesta,
sudah tentu maksudnya untuk berunding mencari akal.
Begitu Liok Kiam-ping menerobos masuk lewat jendela
dengan samarannya yang serba aneh dan lucu, karuan orang
banyak melengak heran dan kaget, setelah Liok Kiam-ping
menurunkan kacamata topinya, baru orang banyak mengenali
dirinya, serempak semua berdiri memberi hormat.
Liok Kiam-ping mendekati meja perjamuan meraih sebuah
cangkir lalu membalik kearah luar jendela, setelah menenggak
habis teh dalam cangkir, cangkir beling itu lantas diremasnya
pecah berkeping-keping. Mendadak lengan kanannya terayun
ke arah sepucuk pohon besar diluar jendela.
Terdengar tiga kali jeritan, dari atas pohon yang rimbun
daonnya beruntun jatuh bayangan empat orang, begitu
terbanting di tanah masih berkeleetan beberapa kejap baru
jiwanya melayang.
Sudah tentu orang banyak berdiri menjublek. pada hal
betapa tinggi lwekang Ginjutay-beng, namun musuh sembunyi
dalam jarak sepuluh tombak diatas pohon tanpa mereka
ketahui, maka dapat dibayangkan betapa tinggi kepandaian
orang yang sembunyi diatas pohon.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanpa hiraukan para korbannya Liok Kiam-ping berkata
kepada orang banyak
"Diluar terjaga ketat oleh pasukan kerajaan gelagatnya
malam ini terpaksa kita harus berani bertindak baru bisa
menyelamatkan diri, sekarang mumpung pimpinan mereka
belum tiba, lekas kita beraksi lebih dulu pasti berhasil
melabrak kepungan." lalu dia menanggaikan jubah luarnya
langsung berlompat keluar jendela.
orang banyak sejak tadi sudah menyiapkan buntalan,
serempak mereka bersiap keluar. Tapi pada saat itulah
didengar seorang berkata dengan suara sinis: "Begini saja
kalian mau pergi, apa tidak terlalu mengabaikan sahabat." dari
tempat gelap serempak melompat keluar enam orang.
Waktu Liok Kiam-ping angkat kepala, tampak dibawah
potion berdiri jajar enam orang, Seng-si-ciang Hou Kong-ting
berdiri ditengah. Liok Kiam-ping bergelak tawa, ujarnya:
"Kukira siapa, kiranya Hou-tangkeh yang ke mari, kami
rakyat awam yang mematuhi Hukum. tidak mencuri bukan
maling, entah mengapa tengah malam buta tangkeh main
cegat.”
Seng-si-ciang Hou Kong-ting terkekeh dingin, katanya:
"Atas perintah Ka-cin-ong Losiu diutus ke mari untuk
mengundang tuan dan kawan-kawan ke istana untuk
mempertanggung jawabkan peristiwa semalam. "
Liok Kiam-ping mendengus ejek: ”Meminjam kekuasaan
sewenang-wenang menculik perempuan, tahu salah tidak
berani menyelesaikan urusan secara jantan lalu berbuat
curang menggunakan kekuasaan, berani memalsu perintah
Ka-cin-ong pula, aku heran setua ini kau hidup ternyata tidak
tahu malu, pantasnya nama busukmu tercoret dari kalangan
persilatan-"
Berkerut alis Hou Kong-ting, caci maki pedas membuatbolamatanya
melotot, hingga wajahnya yang beringas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelihatan lebih seram menakutkan, bentaknya: "Tengah
malam menyelundup ke istana hukumannya adalah mati,
masih berani mengoceh tak karuan," kata Hou-tangkeh, "kalau
tahu diri lekas menyerah, mungkin hukuman bisa diperingan,
ketahullah hotel ini sudah terkepung rapat oleh pasukan besar
tumbuh sayap juga jangan harap bisa terbang,"
"cayhe beramai mematuhi Hukum tak pernah melanggar
aturan, sebagai rakyatjelata juga tahu hidup berdampingan.
Kau tua bangka ini sebagai penegak hukum justru main tindak
dan sewenang-wenang. Kalau mampu, hayolah bekuk kami
dengan kemampuanmu." rasa gusar Liok Kiam-ping sudah
memuncak. mumpung, Siu-Jan dan lain- lain belum tiba, maka
mereka harus lekas meninggalkan tempat ini, maka sebelum
Hou Kong-ting menjawab dia sudah menyerang dengan
sebelah tangannya. Sebelum, tenaga pukulan tiba deru angin
sudah melanda sedahsyat badai mengamuk.
Seng-si-ciang Hau Kong-ting sudah buka mulut hendak
balas memaki, melihat lawan menyerang dengan pukulan
keras, lekas dia pasang kuda-kuda dengan menekuk lutut
merendahkan tubuh, tenaga dikerahkan seluruhnya dikedua
tangan langsung menyongsong pukulan-
"Byaaar." Dua jalur pukulan beradu menimbulkan ledakan
dahsyat. Tubuh Hou Kong-ting terlempar setombak jauhnya,
jatuh duduk ditanah, darah bergolak didadanya, napas sesak,
kedua tulang lengan sampai jari-jarinya putus dan remuk,
mukanya pucat berkeringat, jelas lukanya tidak ringan-
Segera Liok Kiam-ping memberi tanda supaya orang
banyak dalam kamar lekas keluar dan berangkat, sebelum
mereka melompat keatas tembok. mendadak seorang berkata
lantang: "Para sahabat, urusan belum beres, kenapa mau
pergi ." lenyap suaranya tampak Biau-san-si-sat meluncur
turun di tengah gelanggang.
Melihat Biau-san-si-sat tiba, maka Liok Kiam-ping tahu
sebentar Siu-Jan dan lain- lain tentu juga datang, untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengejar waktu lekas dia memberi aba-aba: "Semua serbu."
lalu dia mendahului memukul dengan tenaga dahsyat kearah
Biau-san-si-sat.
Dinilai lwekang Biau-san-si-sat, mereka tidak memiliki
kepandaian yang berarti, lihay mereka dalam permainan
gabungan yang merupakan barisan pedang yang rapat dan
ketat, gerak gerik mereka serasi dan terlatih baik sekali
Hingga lawan tak sempat balas menyerang karena kerepotan
melayani rangsakan mereka.
Demikianpula kali ini mereka berpencar dengan kepungan
barisan kepada Liok Kiam-ping cuma keadaan kali ini berbeda
dengan kemaren malam, soalnya orang-orang Hong-lui-pang
kali ini maju bersama, jumlahnya lebih banyak dari mereka,
jelas mereka takkan bisa mengeroyok Liok Kiam-ping, apalagi
arena pertempuran terlalu sempit, posisinya jadi berdesakan,
salah bergerak bukan mustahil teman sendiri termakan
senjata, jelas mereka tak mampu mengembangkan barisan-
Begitu Biau-san-si-sat berpencar, Gin-jitay-beng segera
melabrak Nyo Hou, sementara To-pi-kim-to Tan Kian-thay
mencegat Nyo Hong, It-cu-kiam Koan Yong menghadapi Nyo
Hun.
Melihat pihaknya tak mampu bergabung yo Liong tahu
mereka takkan bisa mengemban barisan, padahal kepandaian
sendiri terbatas, menghadapi kepandaian Liok Kiam-ping yang
tangguh sudah tentu tak berani dia melawan secara keras,
untung Lwekangnya paling tinggi diantara saudaranya, lekas
dia melompat lima tindak. meski cepat dan cekatan reaksinya,
tak urung dia keserempet oleh angin pukulan Liok Kiam-ping
hingga tersurut setindak baru berdiri tegak, hatinya tersirap
kaget.
Liok Kiam-ping menyeringai dingin, segera dia kembangkan
Leng-hi-pou-hoat, gerak geriknya bagai setan gentayangan,
sekalian dia gerakan kedua tangan terus menyodok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sejalur angin kencang menerpa ke arah Nyo Liong dari arah
Samping.
Baru saja berhasil menyelamatkan diri dari pukulan
pertama, belum tegak berdiri, pukulan kedua yang keras telah
menerpa tiba pula, bergegas dia menjejak kaki Seraya
menjengkang kebelakang, meminjam daya dorongan angin
pukulan lawan dia gunakan gerakan ikan meletik, tubuhnya
meluncur lurus Setinggi Satu kaki dipermukaan tanah, gerak
geriknya memang lincah cekatan.
Ginjutay-beng yang mencegat Nyo Hou melabraknya
dengan sengit. Diantara empat bersaudara ini, Lwekang Nyo
Hou paling tinggi, melihat gerakan Gin Jay-beng membawa
getaran angin Serta telapak tangannya berobah perak
kemilau, dia tahu orang tua ini memiliki Lwekang tangguh,
Gini-a-ciang merupakan pukulan ampuh yang ganas pula,
begitu turun tangan lantas merangsak dengan kecepatan
tinggi, dia harap lawan dapat didesaknya dibawah angin-
Memangnya Gin-a-ciang yang dimainkan Gin-jay-bong
mengutamakan kecepatan dan kelincahan, lawan yang satu ini
agaknya mencocoki seleranya, maka permainan telapak
tangannya makin gencar saja.
Gempur menggempur dengan tenaga keras kedua orang ini
jelas menguras tenaga, ditengah samberan sinar perak yang
menderu keras membuat lingkungan dua tombak disekitar
gelanggang hawa bergolak. debu beterbaran, daon pohon
rontok beri hamburan, betapa cepat gerak gerik mereka
hingga susah dibedakan bayangan mereka yang
sesungguhnya.
Dua puluh jurus kemudian, gerakan yo Hou mulai lambat
dan berat, lama kelamaan lebih sering bertahan daripada
merangsak sengit.
Lwekang Gin-ji-ay-bong memang amat tinggi, makin
tempur makin gagah, ditengah berkelebat bayangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubuhnya, pukulan telapak tangan pasir peraknya semakin
menimbulkan pergolakan yang lawan terdesak dibawah angin-
It-cu-kiam Koan Yong menghadapi Nyo Hong, orang ketiga
dari Biau-san-si-sat, kepandaian mereka seimbang, terus juga
berhantam secara kilat, gerak-gerik Nyo Hong sedikit lebih
lincah tapi permainan pedang It-cu-kiam menang dalam
menyerang, bila ilmu pedang dikembangkan, sinar pedangnya
melintas diangkasa, membuat udara bergelombang.
Untung langkah Nyo Hong cukup cepat, pukulan tangannya
menimbulkan suara keras, ditengah samberan pedang ia
berkelit, menyelinap. melompat secara bebas dan cekatan,
sejauh mereka masih sama kuat alias seri
Kalau Nyo Hun yang menghadapi Thi-pi-kim-to Tan Kianthay
berbeda keadaannya, kalau yang satu bergerak pergi
datang selincah kera, yang lain mantap dan kuat, Pat-kwa-to
kan dikombinasikan dengan pukulan lengan kiri yang lihay,
cepat dan tangkas gerak gerik nyata dia dicecar pontang
panting dan menyapu balas menyerang.
Para Hiang-cu Hong-lui-pang bertiga menyerbu ketengah
arena, melabrak orang-orang baju hitam yang baru masuk
dari luar, satu sama lain beri hantam dengan seru. orangorang
Hong-lui-pang menyadari posisi mereka yang terjepit.
Kalau tidak bergerak cepat lolos dari kurungan, setiap saat
jiwa terancam bahaya, maka mereka bertempur dengan
gagah.
Suara pertempuran gegap gumpita itu, terdengar seorang
mengerang kesakitan, tampak badan Nyo Liong tersaruk dua
langkah keserempet angin pukulan Liok Kiam-ping, darah
sudah merembes keluar dari bibirnya, mukanya pucat,
tubuhnya gontai.
Ternyata menghadapi kelincahan Nyo Liong yang tinggi
Ginkangnya, hingga serangan lihaynya selalu dikelit lawan,
untuk mengejar waktu, timbul hawa membunuhnya mendadak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia memutar kedua tangan satu lingkar lalu menyodok keluar
dengan jurus Liong-kiap-sin-gan.
Wi- liong- ciang-hoat adalah ajaran kuno yang digdaya,
sejak kecil Nyo Liong hidup di Biau-kiang daerah terpencil
yang masih liar, kapan pernah menyaksikan pukulan dahsyat
yang tiada taranya, terasa ribuan bayangan telapak tangan
seperti memberondang sekaligus kesekujur badan. Karuan
pecah nyalinya, lekas dia menjejak mundur dengan kelincahan
tubuhnya, padahal lompatannya mundur berjangkit dua kali,
namun tak urung damparan angin pukulan musuh masih
membuatnya dadanya sesak darah yang menyembur ke
tenggorokan ditelannya pula.
Insaf luka sendiri tidak ringan, mana dia berani ayal, lekas
dia jejak kaki, tubuhnya melejit tinggi keatas rumah.
Liok Kim-ping siap mengejar, mendadak sesosok bayangan
menusuk. daripuncakpohon dengan sambaran laksana bintang
jatuh, kedua tangannya menindih kepala dan dadanya. Betapa
dahsyat tenaga pukulan yang dilancarkan menukik disertai
daya luncur kencang ini, hakikatnya Liok Kim-ping tidak
sempat berpikir, lekas dia kembangkan kesebatan langkahnya,
tubuhnya berkelebat minggir beberapa kaki lolos dari
jangkauan tenaga pukulan dahsyat ini.
Bila dia membalik badan maka dilihatnya yang membokong
ini bukan lain adalah Hwe-giam-lo Siu-Jan, saking gusar Kiamping
malah tertawa: "Memang hebat serangan Siu-tangkeh
yang main sergap secara curang ini, janjimu sendiri belum kau
tepati, kenapa sudah menjilat ludahmu pula, hari ini main
keroyok dengan bantuan pasukan besar segala. Apa sih
maksudmu ."
Siu-Jan terkekeh dingin, jengeknya: "Liok-pangcu, jangan
mendapat angin kau tidak mau mengalah kepada lawan, Nyo
Liong jelas kau kalahkan, kenapa kau masih akan
membunuhnya. Apa salahnya Lohu turun tangan menolong
jiwanya. Bicara soal kejadian malam ini, sebagai petugas yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjalankan perintah, jauh berbeda dengan janji pribadi
besok malam, bila kalian mau ikut Lohu kembali ke istana,
ongya sendiri yang akan memeriksa persoalan ini."
Liok Kiam-ping tahu lawan sengaja menindas pihaknya
dengan alasan hukum, maka dia menjengek: "Menculik orang
menuntut balas segala adalah kalian yang melakukan, sebagai
petugas hukum kerajaan, kau boleh bekerja secara terangterangan,
kenapa kalian justru bertindak secara pengecut,
main sergap dan intai, mengepung dengan pasukan segala.
Umpama kau kerahkan selaksa pasukan juga kita takkan
gentar. Kalau tahu diri lekas tarik anak buahmu dan jangan
jiwa mereka yang kau korbankan."
Berdiri alis Hwe-giam-lo Siu-Jan, dampratnya gusar:
"Bedebah, kalian berani melawan petugas hukum, baiklah,
jangan menyesal kalau Lohu bertindak secara tegas demi
menegakkan hukum yang berlaku. Disini terlalu sempit, kalau
beranHayo ikut aku keluar. "lalu dia mendahului melompat ke
luar tembok.
Liok Kiam-ping tahu mereka hendak main keroyok
denganjumlah yang lebih besar, tapi wataknya memang
angkuh, sejak dia menjabat Pangcu Hong-lui-pang, kapan dia
pernah di kalahkan lawan, bahwa lawan sudah menantang,
umpama masuk ke sarang naga juga pasti di bunuhnya, tanpa
ayal segera dia ikut melompat ke atas tembok. Satu di depan
yang lain dibelakang, kedua orang ini mengembang
kelincahan, hanya beberapa kali lompat jauh mereka sudah
berada disatutanah lapang yang luas. Hwe-giam-lo berdiri
tegak ditengah lapang.
cepat sekali Liok Kiam-ping juga sudah melompat tiba,
sebelum dia berdiri tegak, dari tempat gelap mendadak
menerobos puluhan orang mengepung Liok Kiam-ping, situasi
Cukup tegang dan mendebarkan. Sebetulnya dikepung
belasan orang Liok Kiam-ping juga tidak merasa gentar,
bahwa Bong Siu akipicak dari barat serta Pa-kim Tayhud dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tibet juga muncul dan berdiri di kanan kiri Siu-Jan benarbenar
mengejutkan hatinya.
Pengalaman tempur Liok Kiam-ping sekarang sudah cukup
matang, sengaja dia tertawa lantang, serunya: ,Entah apa
kemampuanku ini sehingga bikin capai para cianpwe
menungguku ditempat ini, tapi baiklah bila kalian ada maksud
maju bersama, cayhe juga tidak akan mundur."
Bong Siu maju selangkah, bolamatanya yang putih
terbeliak, katanya: "Anak muda, jangan setelah mendapat
kemenangan lantas congkak. Semalam kita belum puas,
sekarang Lohu akan mengiringi babak pertama."
"Boleh -aja, hayolah kau boleh menyerang lebih dulu."
tantang Liok Kiam-ping tertawa.
Bong siu amat penasaran bahwa kemaren malam dia
kecundang, maka kali ini dia kerahkan Gun-goan-kang yang
jarang pernah dia gunakan selama hidup, kedua lengan
terangkat lurus didepan dada, Lwekang sudah tersalur
keseluruh tubuh, diserta Hardikan mengguntur dia dorong
kedua tangannya, damparan angin lesus yang menderu hebat
berkisar kearah Liok Kiam-ping.
Liok Kiamping insyaf orang tua ini sudah bertekad
menuntut kekalahannya kemaren dengan pukulan yang
ampuh, maka Kim-kong-put-hoay-sin-kang dia kerahkan,
Lwekang tersalur dari pusar terus bergerak dengan serangan
Liong- kiap-sin-gan.
Ternyata begitu dua kekuatan beradu tubuh Liok Kiam-ping
hanya sedikit tergentak saja. Tenaga pukulannya yang
dahsyat seperti batu kecemplung laut tak berbekas, sementara
damparan pukulan sirna oleh ketahanan kesakitan Kim-kongput-
hoay-sinkang, satu li disekeliling tubuhnya, hawa seperti
meletus karena gesekan keras oleh tekanan dahsyat.
Gun-goan-kang dilontarkan berdasar kekuatan murni
seorang perjaka yang belum pernah kawin, pukulan biasa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
takkan mampu menahan atau mematahkannya, maka pukulan
Liok Kiam-ping tersibak buyar keempat penjuru.
Untung Liok Kiam-ping sudah mengerahkan Kim-kong-puthoay-
kang hingga tubuhnya terlindung dan memunahkan
kekuatan pukulon Gun-goan-kang, kalau tidak jelas dia akan
kecundang. otaknya cerdas, sekilas menepekur, lekas sekali
dia sudah menyadari keanehan pukulan lawan, maka
selanjutnya dia tidak mau mengadu kekuatan, namun tenaga
sakti pelindung badan tidak pernah kendor.
Bahwa pukulan Gun-goan-kang tidak mampu merobohkan
lawan Bong siu juga melengak heran, betapapun dia tidak
habis mengerti dalam usia semuda ini Kiam-ping pernah
meyakinkan ilmu mujijat dari aliran Hud tertinggi. Maka kedua
kali dia menggerakan tangan, kali ini dia menyerang dengan
sepenuh tenaga.
Angin bergolak ditengah udara, laksana amukan badai yang
lebih dahsyat, hingga para penonton dipinggir gelanggang
tersedak mundur. Kali ini Liok Kiam-ping sudah punya
pegangan, sejak tadi dia sudah mendapat cara untuk melayani
pukulan lawan, kedua tangan lawan terangkat, sigap sekali dia
sudah menyingkir delapan kaki kepinggir, meluputkan diri dari
damparan telak pukulan lawan- Mendadak kedua tangan
melingkar terus menepuk. serangan balasan dilontarkan dari
arah kanan- Tapi serangan belum berhasil merobohkan
musuh, Bong Siu hanya bergeming sedikit saja
Namun demikian amarah Bong Siu sudah berkobar, biji
matanya melotot, rambut kepalanya tegak kaku. mendadak
dia menarik napas panjang, tenaga tersalur sepenuhnya di
kedua lengan menggempur kearah Liok Kiam-ping.
Desiran angin yang keras dan banyak laksana letusan
gunung seketika menindih badan-Liok Kiam-ping luruskan
kedua tangan, dengan tenaga lengket dia tarik kedua
tangannya kebelakang terus dituntun keluar. Perawakan Bong
siu yang gede kekar tampak terhuyung maju tiga tindak, bila
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaga pukulan lawan sudah hampir sirna, mendadak Liok
Kiam-ping balas menepuk dengan kedua tangan-
"Blang." Bong siu tergentar mundur tiga langkah kembali
ketempat semula baru tegak pula, umpama seorang kakek
yang disengkelitj atuh oleh bocah cilik, pada hal Gun-goankang
sudah dia yakinkan puluhan tahun, ternyata tak mampu
merobohkan lawan, celakanya awak sendiri hampir celaka
malah.
Pada hal Gun-goan-kang teramat menguras tenaga, setelah
tiga jurus lekas dia menarik diri menghimpun Semangat
mengendalikan tenaga. lwekangnya memang sudah tinggi,
sedikit menghimpun tenaga dan mengatur napas,
semangatnya sudah segar kembali. sebaliknya Liok Kiam-ping
tetap berdiri menggendong tangan sambil tersenyum simpul.
Bong siu memang kawakan Kangouw yang licin, walau
hatinya penasaran, tapi lahirnya dia masih tersenyum ramah,
katanya: "Anak muda, tidak lemah lwekang mu, marilah kau
sambut lagi beberapa pukulan Lohu." mulut bicara kaki
bertindak, dengan keeepatan berantai dia serang Liok Kiamping
tujuh pukulan tiga tendangan
Menghadapi rangsakan hebat dan gencar lawan, Liok Kiamping
tetap tersenyum lebar, dia kembangkan Leng-hi-pouhoat,
badannya turun naik dan berlompatan diantara
samberan pukulan dan tendangan. Beruntun diapun balas
menyerang sembilan pukulan lima tendangan. Rangsakan
Bong siu baru terbendung dan dipunahkan.
Kali ini kedua pihak bergerak dengan kecepatan luar biasa
hingga susah dibedakan bentuk bayangan mereka, laksana
dua ekor naga yang bergelut saling gubat, beruntun terdengar
suara bak-buk yang ramai, angin pukulan berderai keempat
penjuru menimbulkan kepulan debu dan pasir.
Kapan hadirin pernah saksikan adu kekuatan sedahsyat
danselihay ini, kecepatan gerak kedua lawan ini susah diikuti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan pandangan telanjang, padahal dalam sekejap mereka
sudah beri hantam lima puluh jurus Keringat sudah
membasahi jidat Kiam-ping napas Bong siu mulai tersengal.
Lambat laun serangan dan tangkisan kedua pihak semakin
lambat.
Makin lama situasi takkan menguntungkan pihaknya, maka
Liok Kiam-ping menerawang situasi, bila berjalan lama, bukan
saja tenaga sendiri terkuras, untuk mengalahkan lawan juga
harus lima ratas jurus kemudian, apalagi salah seorang dari
pihak Siu-Jan ikut terjun ketengah gelanggang, maka dirinya
pasti kalah. Maka jalan paling baik adalah lekas mengakhiri
pertempuran-
Keinginan timbul segera dia menjejak kaki tubuhnya melejit
setombak lebih, ditengah udara dia menekuk pinggang
memancal kaki Hingga tubuhnya menukik turun sambil
mengembangkan kedua lengan, terus menyerang dengan
jurus Liong-hwi-kiu-thian- Dibawah serangan pukulan Wiliong-
ciang yang dijaya ini, Bong Siu seperti ditindih lapisan
telapak tangan yang berkelebatan-
Seketika Bong Siu rasakan ribuan telapak tangan
memberondong kearah tubuhnya dalam waktu sekejap.
Lwekangnya melebihi orang lain, meski tahu perbawa pukulan
ini teramat dahsyat dan perobahannya sukar dijajagi, lekas dia
kembangkan ketangkasan langkahnya, beruntun berputar tiga
lingkar baru lolos dari tindihan pukulan dahsyat.
"Blum." ledakan keras menggetar bumi, tanah di mana tadi
Bong Siu berdiri terpukul amblas sedalam satu kaki lebih.
Meminjam daya tolak dari pukulannya, seringan burung gerak
badan Liok Kiam-ping melayang turun kepinggir. Baru saja
ujung kaki menyentuh tanah, jurus Liong-jiau-king-thian telah
dilontarkan lagi dengan kekuatan gugur gunung kepunggung
Bong Siu.
Baru saja Bong Siu merasa lega dan bersyukur bahwa ia
lolos dari serangan maut lawan, belum lagi berdiri tegak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pukulan sedahsyat gugur gunung lawan telah menerjang tiba
pula, mendengar kesiur angin dia sudah siaga, lekas dia
melompat tinggi ke udara sambil melayang maju tiga kaki,
namun gerakannya sedikit terlambat, punggungnya sempat
tertekan oleh daya pukulan dahsyat lawan, sakitnya bukan
kepalang, namun dia kertak gigi.
Gerakan Kiam-ping memang cepat luar biasa, dengan satu
kisaran lebar, dia sudah berkelebat kesebelah depanBong Siu
kedua tangan sekarang bergerak dengan serangan jurus Wiliong-
tin-gak yang sakti.
Sedetik sebelum serangan dilontarkan, dari samping
didengar gerungan keras, dua jalur angin keras melanda dari
kanan kiri, Bila Liok Kiamping tetap melontarkan jurus saktinya
itu, Bong Siu jelas ajal seketika, namun awak sendiri juga
tidak luput dari ancaman kedua pukulan dahsyat itu.
Sudah tentu menolong jiwa sendiri lebih penting, ditengah
jalan dia tarik serangan, meminjam daya tolak tarikan kedua
lengannya dia melayang mundur kebelakang, pada hal sebat
sekali dia menarik atau membatalkan serangan, namun
demikian Bong Siu tergetar sempoyongan oleh sisa tenaga
pukulannya yang tak terkontrol lagi.
Wi-liong-king-thian memang jurus terampuh dari Wi-liongciang,
perbawanya bukan olah-olah hebatnya. Dua puluh
tahun yang lalu, Kiu-thian-sin-liong pernah sekaligus
merobohkan sembilan ciangbunjin dari sembilan parta
perguruan silat kenamaan dengan jurus ini, enam mati tiga
luka parah, tragedi yang menyedihkan ini merupakan peristiwa
yang tecatat dengan tulisan tinta emas dalam lembaran
sejarah persilatan- Betapapun tinggi Lwekang Bong Siu juga
bukan tandingan kekuatan gabungan sembilan ciangbunjin,
untung Liok Kiam-ping dipaksa menarik serangan, hingga dia
hanya tersaruk lima langkah, tapi luka-lukanya tidak ringan.
Peryergap yang menolong Bong Sin bukan lain adalah Hwegiam-
lo Siu-Jan dan Pa-kim Tayhud, karuan amarahnya tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terkendali lagi, sindirnya: "Kalian tokoh lihay dari Bulim,
sebagai Cikal bakal dari suatu aliran lagi, perbuatannya
ternyata begini rendah, membokong dengan serangan jahat.
Marilah kalian maju bersama, biar aku tamatkan riwayat kalian
berdua."
Dicaci dan dicemooh karuan Siu-Jan dan Pa-kim Tayhud
murka dan malu, mata mendelik gusar seliar binatang buas.
Serempak mereka menggerung sambil siap menerjang.
Mendadak beberapa bentakan nyaring mengurungkan niat
mereka, puluhan bayangan orang meluncur turun kedua pihak
musuh yang beri hadapan-
Sekilas Liok Kiam-ping melihat Gin-jlay-beng menyusul
kemari setelah menggasak para musuhnya. Seperti dituturkan
disebelah depan Nyo Liong melarikan diri setelah terluka oleh
samberan angin pukulan Liok Kiamping, lalu Liok Kiam-ping
mengejar Siu-Jan ketempat ini, di dalam pekarangan hotel
Gin-ji-tay-beng masih terus bertarung dengan yo Hou,
memangnya Biau-san-si-sat sudah merasa payah, melihat
saudara tua mereka lari pula, maka semangat tempur mereka
makin luluh. Tapi Gin-jiay-bing pergencar serangannya yang
mematikan, Nyo Hou sebagai orang yang terkuat dari Biausan-
si-sat juga masih setingkat dibawah Gin-jlay-beng,
mengalahkan lawan jelas tidak mungkin, namun untuk
membela diri jelas masih mampu. Karena itu meski Gin-jitaybeng
sudah pergencar serangannya tetap belum mampu
merobohkan lawan-
Saking bernafsu menggasak musuh, mendadak dia
melompat delapan kaki keudara, ditengah udara tubuhnya
berputar laksana burung raksasa, lalu dengan sergapan kilat
dia menukik turun, Kedua tangannya bergerak dengan kilau
peraknya yang mengaburkan pandangan- yo Hou menjadi
pusing dan berkunang-kunang merasa angin menindih tiba,
dia tahu dirinya takkan kuat menangkis, lekas dia
menjatuhkan diri kepinggir sejauh satu tombak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ginjutay-beng tertawa ejek. meminjam tenaga pukulan
sendiri dia layangkan tubuhnya kesana sambil pentang kedua
tangan, berbareng kedua kaki menjejak hingga tubuhnya
melesat maju mengudak musuh, dengan jurus bulu besi
terpentang diudara, dia menubruk turun dari belakang batok
kepala Nyo Hou.
Jurus ini merupakan permainan Ginji-tay-beng yang sudah
terkenal puluhan tahun, selama hidup jarang digunakan,
menyadari malam ini mereka terkepung musuh, kuatir
keselamatan Liok Kiam-ping terancam dikeroyok musuh
disebelah luar, dia wajib memberi bantuan kesana, maka dia
merasa perlu secepatnya menyelesaikan pertempuran ini.
Perbawa serangannya kali ini memang cukup mengejutkan,
gerak tubuhnya laksana burung raksasa disertai sultan yang
mengerikan lalu menukik turun dengan samberan kilat.
Baru saja kaki Nyo Hou menyentuh tanah, badan belum
tegak lurus, sultan melengking sudah menyambar tiba,
berkelit ke manapun serba sulit, jelas jiwanya bakal melayang
ditangan musuh. Untunglah meski terdesak dan terancam dia
tidak gugup, meminjam tutulan kakinya sekuatnya, dia bikin
tubuhnya doyong kedepan, lalu secepatnya mengebas tangan
kebelakang, selarik sinar dingin melesat kelengan Gin-j-aybeng.
Agaknya dia bertekad gugur bersama musuh, umpama jiwa
sendiri ajal oleh pukulan lawan, paling sedikit lawanjuga harus
mengorbankan lengan kanannya.
Baru pukulan dilontarkan, tampak oleh Gin-jitay-beng
pundak orang b ergerak. untung pengalaman tempurnya amat
luas, segera dia tahu lawan akan menggunakan tipu licik yang
jahat, terutama dia tahu Biausan-si-sat memiliki kepandaian
menimpuk pisau terbang, maka Sebelumnya sudah siaga.
Begitu sinar dingin melesat lekas dia menurunkan pundak
kanan, sementara samberan pukulannya menyamber ke kiri,
berbareng tenaga dipusar dikerahkan hingga tubuhnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setengah terbalik, kedua kaki menekuk dan menjejak,
tubuhnya melayang setombak lebih kesebelah kiri.
Dikala pukulan menyapu kekiri itulah di dengarnya Nyo Hou
mengerang tertahan, ternyata pundaknya kesapu pukulan
hingga terhuyung tiga langkah. Untung dia bertindak nekad, di
saat terancam jiwanya menimpukan pisau terbang, kalau tidak
pukulan Ginjitay-bang yang kena pundaknya itu pasti
menamatkan jiwanya.
Belum lenyap rasa kagetnya. mumpung Gin-jiay-bang
melayang kesebelah sana, kembali Nyo Hou menimpuk
sebatang pisau tanpa menyaksikan apakah timpukannya dapat
melukai musuh, segera dia bersuit memanggil saudaranya lalu
mendahului lompat keatas genteng dan lari kejalan raya.
It-cu-kiam Koan-yong sedang melabrak Nyo Hong, orang
ketiga dari Biau-san-si-sat, dalam tiga puluh jurus mereka
tetap berimbang, namun permainan pedang Koan Yong lebih
lihay hingga lawan dicecarnya makin terdesak mundur.
Permainan pedang panjang Koan Yong memang peranti untuk
menyerang musuh, tiada pertahanan, maka begitu
dikembangkan, lawan yang kira-kira setaraf kepandaiannya
pasti sukar membendang gelombang serangan yang
memberondang seperti ombak lautan, apalagi Nyo Hong tidak
bersenjata, taraf kepandaiannya setengah tingkat lebih
rendah, karuan dia tak kuat melawan lagi.
Lima puluh jurus lemudian, Nyo Hongjelas tak kuat
melawan lagi. It-cu-kiam melancarkan jurus Heng-sau- Jiankun,
pedang menyambar daritengah menyapu ping gang Nyo
Hong, gerak pedang bagai melayang tertiup angin, sehingga
perbawa serangan initampak lihay dan menakupkan.
Sudah tentu Nyo Hong tak berani ayal, dia tahu sapuan
pedang ini amat lihay, lekas dia menjengkang tubuh
kebelakang, berbareng kakinya menutul bumi, dengan
gerakan ikan gabus melompat melawan arus tubuhnya
meluncur kebelakang hampir satu tombak. Melihat lawan lolos
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari samberan pedangnya, ditengah jalan Koan Yong
menghentikan gerakan lalu melompat maju mengejar, kali ini
pedangnya membabat kedua kaki Nyo Hong dengan jurus
Sim-lui-si-te.
Baru saja Nyo Hong menginjak tana h, pedang sudah
menyambar tiba, secara reflek dia mencelat keatas, "Sret" alas
sepatunya terpapas hilang, karuan rasa kagetnya bukan main,
langsung dia melompat minggir sejauh mungkin. Kali ini dia
tak berani ayal lagi, sambil melayangkan tubuh sebelah
tangannya bergerak. selariksinarputih melesat dari tangannya
melesat kearah It-cu-kiam Koan Yong.
Pedang Koan Yong sudah bergerak hendak menyerang
pula, mendadak dilihatnya selarik sinar putih melesat
kemukanya., dia tahu lawan menimpuk pisau terbang, karena
jarak teramat dekat, berkelit tidak mungkin, lekas diaputar
pedangnya hingga pisau terbang disampuknyajatuh. Disaat
itulah Nyo Hong berkesempatan melompat tinggi meluncur
keluar pagar.
Dalam babak lain Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay yang
melabrak Nyo Hun juga tengah beri hantam sengit, Tan Kianthay
mengeluarkan Pat-kwa-to-hoat dari perguruanSan-sengbun
yang kokoh dan berat, melabrak Nyo Hun yang bergerak
lincah dan tangkas, sebetulnya mereka cukup berimbang,
untung Tan Kian-thay mengkombinasikan permainan golok
dengan tinju tangan kiri, begitu golok menyambar tahu-tahu
tinju mengancamjiwa lawan, sehingga Nyo Hun yang lincah
dan licin ini merasa kewalahan juga, serangan dan
permainannyapun diperhitungkan dengan cermat kalau tidak
mau tertabas golok berat lawan- Dengan menggunakan
kelincahan tubuhnya Nyo Hun mengharap dapat menguras
tenaga lawan baru akan balas merangsaknya, maka
permainannya meski cukup terdesak. tapi dia masih bertempur
setengah santai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pengalaman tempur Tan Kian-thay lebih matang, dia tahu
tujuan lawan hendak membikin lelah dirinya, sudah tentu dia
juga harus memperi hitungkan kondisi sendiri, lekas dia
pusatkan perhatian, melawan dengan tabah dan mantap.
hingga lima puluh jurus kemudian, tiba-tiba timbul akal dalam
benak Tan Kian-thay, mendadak dia menghardik sekali, golok
ditangan kanan mencacar lima jurus, sementara tinju kirinya
menghantam tiga kali.
Nyo Hun kira lawan sudah bernaftu merobohkan dirinya,
diam-diam dia senang dalam hati, tetap menggunakan
kelincahan tubuhnya dia berkelit kian kemari sambil melompat
dan menyelinap setangkas kera, tapi rangsakan lawan
memang teramat gencar, beruntun dia harus mundur lima
langkah secara zig-zag.
Tan Kian-thay tidak memberi angin, serangannya bertubitubi,
meski Nyo Hun kembangkan ginkangnya, namun
kesempatan balas menyerang sudah tak berhasil direbutnya.
Dalam keadaan tercecar dia masih kuat bertahan dua puluh
jurus. Saat itulah Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay mulai memperlih
atkan gerakannya yang lambat, kacau dan ngawur,
napasnyapun mulai memburu. Waktu itu dia tengah
menggunakan tipu Poat-hong-pat-bak (delapan kali pukul
menyibak angin) sekuatnya dia ayun goloknya membelah
kepala Nyo Hun, deruan angin menggulung, perbawanya
memang hebat, selintas pandang seperti ingin gugur bersama.
Nyo Hun kembangkan kelincahan gerak-geriknya, sekali
berkelebat dia menyelinap kebelakang Tan Kian-thay.
Kebetulan golok berat lawan yang membelah kena tempat
kosong, serangan tak mungkin ditarik balik lagi. Nyo Hun
sudah mengincar benar, mendadak dia ayun kedua telapak
tangannya menggaplok ci-tong-hiat dipunggung Tan Kianthay.
Diluar tahunya Tan Kian-thay sengaja memancing
serangannya ini, kupingnya mendengar gerak kedua tangan
Nyo Hun, lekas dia mengendap tubuh kedepan, ujung golok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menopang tanah segesit tupai dia melompat berputar kekiri,
berbareng tinju tangan kirinya memukul pergelangan kiri Nyo
Hun
Nyo Hun sudah girang bahwa serangannya bakal berhasli,
maka dia sedikit lena, tahu-tahu bayangan orang berkelebat,
"Plak" pergelangan tangan kiri seperti terpukul martil, sakitnya
bukan kepalang. Gusar dan benci membara dalam rongga
dadanya, nafsu jahatpun timbul, sambil gertak gigi menahan
sakit, tangan kanan beruntun menimpuk tiga kali, tiga batang
pisau terbang meluncur beriring.
Bahwa pancingannya berhasil memukul tangan musuh,
tiba-tiba didengarnya Nyo Hong yang melawan It-cu-kiam
bersuit dua kali, lalu didengarnya pula suara pakaian
melambai tampak Giniji-tay-beng, It-cu-kiam dan para
Hiangcu mengudak keluar tembok. Tahu perobahan telah
terjadi lekas Tan Kian-thay menjejak kaki ikut mengudak
kesana. Diluar tahunya tindakan ini telah menolong jiwa
sendiri, karena tiga batang pisau timpukan yo Hun seluruhnya
jatuh menubruk tembok.
Sudah tentu Nyo Hun cepat angkat langkah seribu juga.
Bila Gin-jay-beng, beramai memburu tiba ketempat Liok
Kiamping, musuh yang mengepung diluar juga membanjir
masuk, hingga arena pertempuran dipagari kepala manusia.
Sambil bertolak pinggang Siu-Jan menyapu pandang,
dilihatnya seluruh orang-orang Hong-lui-pang sudah
terkepung, maka dengan terkekeh pongah dia berkata: "Begini
lebih baik, kalian kumpul jadi satu, menghemat tenaga Lohu
malah."
"Mengandal permainan badut kalian, orang she Liok tidak
perlu merasa kuatir, hutan golok barisan pedangpun tak
terpandang olehku, hayojah kalian boleh majU seluruhnya."
"Bocah jumawa, dalam wilayah kerajaan yang terlarang,
memangnya kaU boleh mengganas, pasukan kerajaan sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengepung tempat ini, sedikit beting kah kalian akan dihujani
anak panah. Menyerah saja dan ikut Lohu masuk ke istana,
curahkan isi Hatimu kepada ongya, mungkin hukumanmu
tidak berat, kalau membangkang, hehehe..."
"Kalau membangkang kenapa?"
"Hong-lui-pang ditumpas, keluarga kalianpun tak luput dari
hukuman, semua akan dihukum cacah dan gantung."
"Kau kira kami gentar dan tunduk oleh obrolanmu"
"Inilah perintah dan hukum, berani kalian melawan?"
”Jangan sewenang-wenang, meminjam perintah palsu
untuk menindas kita, perbuatanmu lebih rendah dari kawanan
rampok, jikalauperbuatan kotormu diketahui Baginda, yakin
ongya kalianpun takkan bisa menyelamatkan batok
kepalamu."
"Kunyuk keparat, kematian didepan mata masih berani
bertingkah, malam ini jangan harap kau bisa lolos serahkan
jiwamu." demikian bentak Siu-Jan lalu memberi kedipan mata
kepala Pa-kim Tayhud.
Sebat sekali kedua orang ini brputar kekanan kiri, empat
tangan merabu kearah Liok Kiam-ping dari dua a rah.
Kedua orang ini sudah benci dan d end am, tanpa hiraukan
kedudukan dan rasa malu, segera maju bersama mengeroyok
Liok Kiam-ping, besar tekad mereka untuk membinasakan Liok
Kiam-ping yang dianggapnya sebagai duri didepan mata.
Dua gulung angin mengamuk melanda dari samping
menggencet ketengah. Menghadapi keroyokan dua musuh
tangguh sudah tentu Liok Kiamping tidak berani ayal, dia
kembangkan Leng-hi-pou hingga gerak geriknya laksana
bayangan setan, begitu melayang lima kaki kedepan, dia
menghindari gencetan dahsyat itu, berbareng menggentak
kedua lengan kekiri kanan dengan landasan tenaga besar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Blum, byar." dua kali ledakan yang berbeda volume
suaranya, tiga orang yang adu tenaga tersurut mundur
setapak.
Mumpung ada kesempatan segera Gin-jitay-beng
membentak: "Kawanan tikus yang main keroyok. Rasakan
pukulan Lohu." segulung tenaga pukulan bagai gugur gUnung
menerjang punggung Siu-Jan Karena gusar dan benci akan
perb uatan musuh yang licik dan kotor, maka diapun
membokongnya setelah bersuara lebih dulu, pukulannya amat
dahsyat.
Lekas Siu-Jan menggeser tujuh kaki kesamping, begitu
membalik badan dia balas menampar kearah Gin-ji-tay-beng.
Bahwa gempuran luput Gin-jay-bong sudah siaga menyambut
serangan musuh, begitu Siu-Jan menampar dia mendengus
sambil pasang kuda-kuda, kedua tangan ditepukkan dengan
seluruh kekuatannya. Begitu pukulan beradu menimbulkan
goncangan keras Hwe-giam-lo Siu-Jan tertolak mundur tiga
langkah. Sementara Gin-jitay-berg tergeliat mundur satu
langkah.
Melihat dirinya lebih unggul, berkobar semangat
tempurnya, beruntun dia merangsak dua jurus pula. Siu-Jan
menggertak gigi, beruntun dia sambut lagi dua pukulan lawan
dengan tangkis tenaga, kembali dua ledakan suara
menggelegar diudara. Beruntun Siu-Jan tersurut beberapa
langkah baru berdiri tegak pula, darah mendidih dirongga
dadanya, muka pucat pasi, mungkin lukanya tidak ringan lagi.
Melihat Gin-jl-ay-beng membantu dirinya, Liok Kiam-ping
tidak ayal lagi, kedua tangan menggempur tiga jurus kepada
Pa-kim Tayhud. Lawan masih muda tapi Pa-kim Tayhud tahu
tenaga dalamnya amat tangguh, semula dia tidak berani
melawan adu tenaga, namun pukulan Liok Kiam-ping cepat
dan merabu gencar, dia tidak diberi kesempatan memilihcaranya
sendiri, terpaksa dia pusatkan pikiran, kerahkan
setaker tenaga, mengadu kekuatan tiga pukulanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
"Blang, blang, blang" tiga kali ledakan keras. Pa-kim
Tayhud mundur tiga langkah, sedang Liok Kiam-ping hanya
menggeliat saja.
Kedua orang ini terhitung jago kosen kelas tinggi, tenaga
dalamnya amat kuat, begitu angin pukulan mereka beradu,
menimbulkan pergolakan hawa yang menggoncangkan bumi
dan pepohonan disekitar gelanggang. Penonton yang
memagari arena terdesak mundur satu tombak.
Pa-kim Tayhud sebagai seorang guru silat yang kenamaan
didaerahnya, selama hidup dia terlalu mengagulkan diri,
karena undangan pihak kerajaan dia datang ke Pakkhia, tapi
berulang kali dia kecundang oleh orang orang Hong-lui-pang,
kini dihadapan orang banyak kembali dia asor dalam adu
kekuatannya, Liok Kiam-ping mendesaknya keripuhan, karuan
gusar dan penasaran membakar hatinya. Jenggotnya tampak
bergerak mengejang, sambil menghardik murka, dia kerahkan
dua belas bagian tenaganya menggempur kearah Liok Kiamping
dengan dorongan kedua telapak tangan-
Insaf bila pertempuran malam ini tidak lekas dibereskan,
para Hiangcu kemungkinan bisa celaka. melihat padri Tibet ini
menyerang dengan nekad. Tahu lawan bermaksud adu jiwa,
tegak alis Liok Kiam-ping, nafsu membunuh sudah membakar
hatinya, lekas dia kerahkan Kim-kong-put-hoay sin-kang, lalu
berdiri siaga, bila angin pukulan lawan sudah menerjang tiba
hampir menyentuh tubuh, mendadak dia gunakan tenaga
daya lengket, kedua tangan semula diangkat lurus kedepan
terus ditarik serta menuntunnya kebelakang, pukulan dahsyat
lawan sudah dipunahkan separo, tangan yang terayun
kebelakang itu mendadak diabitkan kedepan balas
menggempur dengan kekuatan besar.
Melihat pukulan dahsyat dirinya dipunahkan kepinggir, Pakim
Tayhud melenggong kaget. Pada saat itulah dirasakan
angin kencang sudah menindih dada. "Bluk" tubuh Pa-kim
Tayhud yang gede tinggi itu ditumbuk terbang delapan kaki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan "Blang" terbanting keras ditanah, dadanya sesak seperti
dipukul godam, untung Lwekangnya tangguh, sekuatnya dia
masih kuat menahan semburan darah dari.mulutnya, namun
keandaannya sudah hampir sekarat.
Akibat dari pukulannya itu Liok Kiam-ping sendiri juga
tersurut tiga langkah, darah seperti berontak dalam tubuhnya,
jelas diapun terluka tidak ringan.
Sudah tentu akhir pertempuran ini membuat Siu-Jan
berjingkrak lebih gusar, lekas dia membentak: "Hayo semua
maju, malam inijangan biarkan satu diantara kawanan kunyuk
ini meloloskan diri."
Seruannya mendapat sambutan gegap gumpita dari anak
buahnya yang mengurung gelanggang barisan terdepan
segera menyerbu sambil angkat senjata mereka, sudah tentu
orang-orang Hong-lui-pang juga tidak mau menyerah, mereka
bertarung sengit dan nekad.
Lekas Liok Kiam-ping menggeram sekali tanpa hiraukan
luka dalamnya, dia ayun tangannya menggempur kearah Siu-
Jan, biang keladi dari keonaran ini. Luka- luka nya sebetulnya
enteng, diburu amarah, maka gempurannya ini tanpa
meninggalkan sisa tenaga. Siu-Jan sudah merasakan
kehebatan pukulannya, kali ini tak berani menangkis, lekas dia
berkelit delapan kakijauhnya, syukur terhindar dari
serempetan pukulan dahsyat itu.
Amarah Liok Kiam-ping makin berkobar karena
serangannya luput, rasa bencinya terhadap Siu-Jan meresap
ketulang sungsum karena lawan tidak kenal aturan, melanggar
tata tertib dunia persilatan dengan rangkaian muslihat jahat,
mengerahkan pasukan kerajaan lagi, maksudnya menumpas
pihak Hong-lui-pang mereka, betapa keji dan jahat
maksudnya, sungguh ingin sekali pukul membinasakan kurcaci
Hina dina ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kiam-ping bergerak dengan seluruh kemampuan, sebelum
Siu-Jan berdiri tegak dia tambahi sekali pukulan pula. Apapun
Siu-Jan tidak mengira di saat dirinya berkelit, serangan kedua
lawan sudah menerjang secepat ini, untung lwekangnya
tinggi, pikiran cerdik tabah dan tidak gugup, mendengar deru
angin menerjang tiba, lekas dia menjatuhkan diri
menggelundung lima kaki jauhnya.
Pukulan Liok Kiam-ping dilancarkan sebatas dada, maka dia
tidak mengincar bagian bawah, begitu Siu-Jan menjatuhkan
diri, dari mendorong dia robah gerakan tangannya menekan
kebawah, namun lawan sudah menggelundang pergi. "Blum."
tanah terpukul belong setengah kaki, tanah muncrat setombak
jauhnya, celaka adalah anak buahnya yang kecipratan tanah.
Sebelum Liok Kiam-ping menambahi serangan lagi, Biausan-
si-sat sudah menubruk maju mengepung dirinya. Kalau
dulu mereka bertahan lalu balas menyerang, tapi sekarang
mereka justru bergilir menyerang lebih dulu. Su-siang-tin yang
mereka kembangkan berempat, maka rangsakan bergilir, ini
sungguh merobah situasi mereka yang terdesak dulu. Tak
menduga bahwa barisan empat gajah lawan ternyata juga
memilikiperbawa yang cukup mengejutkan ini. sesaat Liok
Kiamping takjub dibuatnya.
Tapi dia berkepandaian tinggi, ketabahannya sudah teruji,
pukulan secara bertubi merabu gencar kesekujur badannya,
lekas dia kerahkan tenaga dalam bertahan, kedua tangan juga
tidak berhenti menyerang, maka terdangarlah rentetan suara
benturan menimlbulkan bergolakan hawa disekitar
gelanggang.
Beruntun terancam bahaya dan dia selalu lolos, karuan
disamping jeri dan syukur, gusar Hwe-giam-lo Siu-Jan tak
kepalang, melihat Biau-san-si-sat mampu membendang
serangan Liok Kiam-ping lega juga hatinya, lekas dia membalik
menubruk kearah G in-jitay- beng .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Saat itu Gin-jay-beng sedang menghadapi keroyokan dua
laki-laki seragam hitam, pukulannya yang kuat dan deras
membuat kedua lawannya berputar pontang panting, disaat
dia hampir merobehkan kedua lawan, sejalur angin keras
menerjang dari samping. Lekas dia tarik serangan sambil
berkelit minggir, sempatjuga sebelah tangan nya balas
menampar kearah penyerang.Jarak mereka cukup dekat,
begitu saling bentrok terdengar "Plak" kedua pihak tersurut
selangkah. Melihat yang menyergap dirinya Siu-Jan, menyala
mata Gin-ji-tay-beng. sambil menggerung gusar dia membalik
tangan seraya menubruk pula.
Bahwa sergapannya luput, malah dirinya tertolak mundur
oleh tamparan lawan, sudah tentu tak karuan perasaaa Hwegiam-
lo Siu-Jan- Melihat lawan menggempur pula dengan
amarah membara, sudah tentu dia tak berani menyambut,
pukuian lawan tadi sudah terukur oleh nya, maka dia
kembangkan kesebatan langkah nya berputar dan
berlompatan diantara samberan telapak tangan perak lawan-
Kedua laki-lakipengeroyoktaditelah ganti napas, kini mereka
keluarkan golok besar terus melabrak majupula. Kekuatan Ginjitay-
beng kira-kira setanding dengan Siu-Jan, Siu-Jan sudah
dihajar oleh Liok Kiam-ping, sedikit banyak hatinya sudah jeri
semangat tempurnya tidak segagah tadi, maka Gin-jay-beng
berhasil menguasai arena pertempuran, tapi setelah kedua
lawan ini mengeroyoknya, karuan keadaan terbalik, meski
gusar namun otaknya masih berpikir dengan dingin, dari
menyerang dia merobah pertahanan diperketat.
Tahu gelagat tidak menguntungkan, bila tidak lekas
berusaha membebaskan diri dari tekanan yang makin berat
ini, jiwa bisa celaka, untung pengalaman tempurnya selalu
memberi dorongan semangatnya, meski tak berani balas
menyerang secara gencar, namun dia bisa
mengkonsentrasikan pikiran- melawan dengan tabah, dan
wajar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
It-cu-kiam Koan Yong melawan empat jago pakaian ketat,
untung permainan pedangnya ganas dan lihay, sinar
pedangnya bagai lembayung yang mengubat tubuhnya,
sementara gerak-geriknya selincah naga menusuk. menabas,
membelah dan menyapu, setiap jurus mengandung tipu
berbahaya, keadaannya ternyata lebih mending. Tapi tiga
puluh jurus kemudian, permainan pedangnya mulai kendor
dan lamban, namun dalam waktu singkat dia masih kuat
bertahan.
Begitu musuh menyerbu Tan Kian-thay sudah menggenjot
roboh seorang lawan dengan tinju kiri, tiga musuh yang
menyerbu, tiba menjadi jeri melihat nasib temannya, maka
mereka tak berani mendesak terlalu ketat, seranganpun
menjadi kepalang tanggung. Apalagi permainan golok Tan
Kian-thay juga menciutkan nyali mereka, hingga serangan
mereka yang bergilir juga selalu kandas ditengah jalan- Lima
Hiangcu yang lain setiap orang melawan satu musuh, tiada
yang bersuara, semua giat berjuang mempertahankan mati
hidup, sedikit lena jiwa pasti melayang.
Ditengah kegaduhan denting senjata yang bentur
memercikan lelatu api, mendadak kumandang sebuah jeritan
keras, seorang laki-laki baju hitam terpukul terbang oleh
telapak tangan perak Gin-jitay-beng, darah menyembur dari
mulutnya, begitu menyentuh tanah orangnya tak bergerak
lagi.
Bong Siu sudah siaga dipinggir arena, sebetulnya sejak tadi
dia sudah siap turun tangan membalas pukulan Liok Kiam-ping
dengan sergapan mematikan, namun rangsakan Biau-san-sisat
cukup gencar dan hebat, permainan Liok Kiam-ping juga
mantap dan melayani secara wajar, maka sulit dia terjun
kearena.
Dengan jelas dia melihat Gin jitay-beng memukul mampus
anak buahnya itu, maka sambil membentak dia angkat lurus
kedua tangannya, Gun-goan khi-kang segera terlontar dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua telapak tangannya, sebelum tiba tenaga pukulannya,
hawa panas sudah melanda lebih dulu.
Gin-jitay-beng sedang curahkan perhatian melayani
serbuan Siu-Jan dan seorang baju hitam, serangan balas
sudah jarang dan sukar dia lancarkan, mendadak terasa
datang nya samberan hawa panas seperti lahar gunung api
dari samping, seketika dadanya sesak.
Pengalaman memberi tahu bahwa gelagat jelek
mengancam jiwanya, lekas dia tutup seluruh Hiat-to
ditubuhnya, dengan Ginkang yang luar biasa dia bergerak
laksana burung bangau menjulang ke langit tubuhnya
menjejak lurus setombak tingginya. Hamburan angin panas
bagai amukan badai dipadang pasir menggulung lewat
dibawah kakinya dalam hati diam-diam dia merasa leg a dan
syukur sempat menyelamatkan diri. Padahal Gun-goan-khang
teramat ganas, melukai lawan tanpa dirasakan sebelumnya,
syukur reaksinya menghadapi perobahan cukup cekatan,
Ginkangnya luar biasa, namun isi perutnya sudah terluka
sedikit. Bong Siu sendiri juga belum sembuh luka dalamnya.
maka pukulan itu tidak dilancarkan sepenuh tenaga, kalau
terkena telak tentu jiwanya sudah melayang. Tapi di saat
tubuh masih terapung itulah, disaat dia ganti napas mendadak
tenaga dipusar seperti buntu, hingga badannya anjlok seperti
bintang jatuh.
Siu-Jan orangnya picik, culas dan kejam, melihat ada
kesempatan dalam hati dia bersorak girang, lekas dia maju
setapak. kedua tangan terbalik, keatas terus menepuk
kepunggung orang. Belum lagi Gin-jitay-beng tancap kakinya
ditanah, deru angin sudah menerjang tiba dari belakang, jelas
dia takkan mampu menangkis atau berkelit, jiwanya tinggal
segaris diambang elmaut.
Pada detik kritis itulah mendadak kumandang sebuah
hardikan, sejalur tenaga lunak menyongsong tiba dari
samping, hingga tubuh Gin-ji-tay-beng yang sempoyongan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hampir jatuh itu seperti terpapah hingga satu tombak jauhnya.
Berbareng segulung tenaga keras lain menangkis pukulan Siu-
Jan- "Daaar." ledakan keras membuat Siu-Jan terjengkang tiga
langkah.
"Ser, ser," dua bayangan orang segera meluncur turun
hinggap ditengah arena. Karuan Siu-Jan blingsatan, setelah
berdiri tegak baru dia tnelihat didepannya berdiri dua orang
lakl-lakitua tua tinggi pendek dengan rambut dan jenggot
beruban, berjubah panjang. Kedua orang tua ini sudah tentu
bukan lain adalah Ai-pong-sut Thong cau dan Jianli-tok-heng.
Sebetulnya kedua orang tua inipun sudah tiba sejak tadi,
sengaja mereka sembunyi diatas genteng menunggu situasi,
mereka ikuti langkah Liok Kiam-ping yang memimpin Ginijitay-
beng dan lain- lain melabrak musuh disaat jiwa Gin-ji-taybeng
terancam bahaya baru mereka dipaksa turun tangan.
Jian-li-tok-heng mendorong tubuh Gln-ji-tay-beng
kepinggir sementara Ai-pong-sut menangkis pukulan Siu-Jan.
Sudah tentu munculnya kedua orang ini memberi pukulan
batin bagi Siu-Jan, sesaat dia berdiri bingung dan melongo.
Ai-pong-sut Thong cau terkial-kial, katanya: "Sebetulnya
Siu-tangkeh terhitung jagoan Bulim yang patut disegani, di
kotaraja namamu juga disegani, sayang kau sewenangwenang,
berkomplot melakukan kejahatan, menggunakan
kekuasan menindas rakyat, bila kebobrokanmu ini dilaporkan
ke istana, Ka-cin-ongpun takkan bisa melindungimu.'
Ai-pong-sut Thong cau dan Jian-li-tok-heng berpakaian
serba baru dengan bahan mahal serta berwibawa, sikapnya
gagah dan garang lagi, maka Siu-Jan menduga kedua orang
ini kalau bukan pembesar yang sedang berkuasa di istana,
pastilah veteran yang sudah mengundurkan diri, sebelum asal
usul lawan diketahui, terpaksa dia bersabar dan menjawab
dingin: 'Mereka adalah kawanan jahat yang sering melakukan
perampokan dan pembunuhan, buronan yang harus ditangkap
oleh kalangan pembesar, cayhe mendapat perintah untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membekuk mereka, tuan justru mengacau tugasku,
memangnya kalian juga komplotan mereka, lekas sebutkan
nama kalian."
Mumpung ada kesempatan, lekas Gin-ji-tay-beng
bersimpuh ditanah terus bersamadi mengerahkan lwekang
menyembuhkan luka dalamnya. Kuatir orang mengalami
sergapan, lekas Jian-li-tok-heng mundur kesampingnya,
menjaga keselamatannya. Tindakannya ini lantas
menimbulkan dugaan dalam hati Siu-Jan, segera dia
mendamprat pula sebelum Thong cau menjawab
pertanyaannya: 'Ya, kalian memang sekomplotan, agaknya
Lohu kurang hormat.'
Dengan lantang Ai-pong-sut berkata: 'Tindakan kalian
dengan Cara kotor dan hina ini pasti menimbulkan kemarahan
kaum persilatan, Lohu berdua sudah berani datang,
memangnya tidak gentar menghadapi kawanan tikus terkutuk
seperti kalian."
Mendadak seorang laki- laki baju hitam melangkah maju
lalu berbisik ditelinga Siu Jan. Hwe-giam-lo Siu-Jan lantas
terkekeh dingin, katanya: 'Agaknya kalian memang pandai
sembunyi, lohor tadi kalian berada diThian-tam, tiga orang
kami kau bunuh, malam ini jangan harap kau bisa lolos dari
keadilan," habis bicara segera dia keluarkan Giam-ong-poan
(potlot raja akirat) yang jarang dipakai sudah angkat namanya
kejenjang taraf tertinggi dalam dunia persilatan, maju tiga
langkah segera dia kembangkan Hong- lui-poan-hoat
mengetuk batok kepala Jian-li-tok-heng.
Giam-ong-poan termasuk senjata garis luar, panjang dua
kaki lebar tiga dim, bentuknya mirip sebatang panah perintah
yang besar, dapat digunakan sebagai golok, pedang, potlot
atau alat tutuk yang mematikan. warnanya hitam gemerdep.
bagi seorang ahli akan tahu sekali pandang bahwa senjata ini
bukan terbuat dari besi biasa, pedang golok biasa pasti tak
mampu menabasnya putus.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gusar dan penasaran sudah membakar hati, maka
serangannya mengandung perbawa deru guntur dan
samberan kilat. Jian-li-tok-heng tahu betapa lihay permainan
gaman lawan, segera dia kembangkan Ginkang dengan
langkah enteng menggeser delapan kaki Sambil berputar,jurus
Tui-hun-kan-gwat (mengejar mega memburu rembulan) dari
pukulan kilat telapak tangannya, menepuk dengan gaya
melintang ke Jian-kin-hiat dipundak kiri Hwe-giam-lo Siu-Jan-
Sebelum serangan mengenai sasaran, bayangan lawan
sudah berkelebat hilang, berbareng pukulan keras lawan
sudah menggulung tiba kepundak kiri, lekas dia menyurut kaki
kiri setapak. gamannya melintang miring menyontek kedua
pergelangan tangan lawan dengan jurus Beng-kung-toan-llu
(memutus arus disungai melintang).
Jian-li-tok-heng menekuk sikut menurunkan tangan,
dengan enteng dan berputar kekanan, kedua tangannya
menyodok ke ciangbun-hiat dibawah ketiak Hwe-giam-lo Siu-
Jan-Bahwa serangan gamannya luput, pukulan lawan malah
menindih tiba, lekas Siu-Jan gunakan kelembutan langkahnya
seperti air mengalirpergi, Glar.-ong-poan menderu keras
merabu segencar hujanbadai ketubuh lawan-
Kini kedua orang serang menyerang dengan gerak cepat,
bayangan hitam gaman Siu-Jan menggugus tinggi seperti
gunung yang dita buri telapak tangan yang bermain selincah
naga membelitpohon, keduanya berkutet dengan seru hingga
susah dibedakan satu dengan yang lain-
Dalam sekejap kedua orang sudah serang menyerang
belasanjurus. setelah Gin-jitay-beng mengakhiri semedinya,
Ai-pong-sut segera menantang kepada Bong Siu: "Kita
nganggur dari pada menonton lebih baik terjun ke arena,
hayolah kau layani beberapa gebrak pukulanku?"
Bong Siu menjengek dingin: 'Kalau kau pingin digebuk,
boleh saja, hayo maju', tenaga dikerahkan dikedua lengan,
siap menyambut pertempuranTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Ai-pong-sut, tahU tenaga lawan amat besar, menerawang
situasi yang tidak menguntungkan pihaknya, maka dia tidak
akan main kekerasan, namun harus mengakhiri pertiarungan
secepat mungkin- Disana dia menepekur mencari akal
Mendadak didengarnya lolong jeritan, tampak seorang
Hiangcu roboh terkapar mandi darah.
Karuan Gln-jay-beng terjingkrak berdiri dengan mata
menyala, sambil memekik nyaring dan terjun ketengah
rombongan musuh terus main gasak dan ganyang, dimana
telapak tangan perak dan kaki melayang beberapa jiwa orang
telah direnggutnya. Melihat darah nafsunya makin menggila,
kaki tanganpun mengamuk merenggut beberapa jiwa pula,
sudah tentu keadaan menjadi kacau balau oleh amukan Ginjitay-
beng.
Mumpung keadaan kacau itulah Ai-pongsut Thong cau
lontarkan pukulannya kea rah Bong Siu. Bong Siu sedang
mengawasi orang-orangnya yang dibabat roboh oleh amukan
Ginjutay-beng, diserang secara mendadak karuan dia
gelagapan, dalam sesingkat ini tak sempat dia gunakan Gungoan-
kh-kang melawan, lekas dia berkelit minggir, belum
sempat balas menyerang serangan lawan sudah menindih tiba
pula.
Ternyata begitu melancarkan serangan, sebelum gaya
permainannya sebelumnya, dia sudah berkelebat pula keposisi
lain, membuntuti gerak-gerik lawan yang berkelit, sebelum
lawan sempat balas menyerang, dia sudah mendahului
dengan serangan yang mematikanpula.
Ginkangnya memang luar biasa, setelah dikembangkan
sungguh laksana bayangan berkelebat susah diraba kearah
mana dia bergerak Lwekang Bong Siu memang tangguh,
namun luka dalamnya belum sembuh, tenaga sudah jauh
berkurang, maka dia terdesak kerepotan dan ikut berputar
mengikuti gerakan lawan yang berkisar seperti rod a.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan ketahanan tenaga dalamnya yang tangguh. Liok
Kiam-ping mainkan kedua telapak tangannya menyambut
keras rangsakan Biau-san-si-sat, gempur-menggempur secara
adu tenaga sudah tentu menguras banyak tenaga, semula dia
masih kuat dan bergerak secara wajar. Tapi lima puluh jurus
kemudian, luka dalam tubuh yang semula tidak pa rah tak
tahan oleh permainan berat yang menggunakan tenaga besar,
luka ringan makin berat, tenagapun makin surut dan lemah,
napas sudah terse ngkal berat. Namun dia kukuh pendapat
dan keras kepala, meski tahu adu tenaga cara demikian
akhirnya akan merugikan diri sendiri, namun dia masih terus
merangsak musuh.
Mendadak didengarnya beberapa kali bentakan, dia
mendengar suara Ai-pong-sut dan Jian-li-tok-heng yang telah
menyusul tiba, lega dan senang hatinya, maka otaknyapun
berpikir lebih jernih. otaknya cukup cerdas, sekilas pandang
dia rasakan situasi masih amat genting bagipihaknya, maka
segera dia merobah strategi permainannya. Dengan
mengembangkan Leng-hi-pou, dia berkelit kian kemari dengan
berbagai gaya dan gerakan yang aneh, lucu dan menakubkan,
namun tak pernah dia abaikansetiap kesempatan untuk balas
menyerang lawan-
Pada saat itulah, pekik orang yang dikenal suaranya
mengejutkan dirinya, tampak seorang Hiang cu roboh terkapar
tak bernyawa lagi. Kematian Hiang-cu itu membangkitkan
amarahnya pula, memdadak dia memekik keras, suaranya
menggetar langit dan bumi, yang lwekangnya rendah seketika
menungging sambil menutup kuping.
Belum lenyap gema pekik suaranya, dia melompat tiga
tombak. mencapai ketinggian lompatnya dia berputar lalu
menukik turun, di mana cahaya emas berkembang Liat-jitkiam
sudah diloloskan keluar, mumpung tubuh menukik dia
lancarkan Jit-lun-jut-seng. Tampak cahaya kuning emas yang
cemerlang laksana kilat menyambar keatas kepala Nyo Liong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nyo Liong kepala barisan, tampuk pimpinan dari barisan
empat gajah ini. bila kepalanya terbunuh tentu barisan
akanpecah sendirinya, maka dia incar lawan yang satu ini
dengan keampuhan jurus pedangnya.
Memangnya Nyo Liong sudah terpengaruh oleh pekik
suaranya, mendadak melihat lawan melambung keudara,
menyusul bola matahari yang padang menyilau mata menukik
turun sederas air terjun raksasa. Cahaya benderang itu
hakikatnya membuat dia tak bisa melihat bayangan musuh,
karuan pecah nyalinya, tanpa ayal segera dia kerahkan
seluruh kekuatan yang dimilikinya melompat dan berkisar
terus menggelundung pula, syukur lolos dari ancaman elmaut.
Begitu berdiri lagi tangannya terayun balik menimpuk
sebatang pisau. Begitu serangan luput Liok Kiam-ping sudah
menjaga kemungkinan ini, sebelum Gerak pedangnya
mencapai gerakan sepenuhnya, dia kuras tenaga dipusar
sambil mengembangkan Leng-hi-pou sekaligus menggunakan
Eng-wi-kiu coan di mana kedua kakinya bergerak turun naik,
tubuhnya laksana roda kereta yang berputar kencang
melayang setombak kepinggir.
Dua batang pisau terbang melesat bersilang dibawah
tubuhnya. Ternyata setelah Nyo Liong lolos dari ancaman
elmaut menimpuk pisau terbang, Nyo Hong juga sempat
sambitkan pisau terbangnya, gerak mereka secara reftek
ternyata mengandung kerja sama yang ketat dan
mengejutkan-
Liok Kiam-ping memang sengaja melayang keluar
kalangan, namun sebat sekali Biau-san-si-sat sudah memburu
dari posisi masing-masing berusaha mengepungnya pula. Tapi
kecepatan mereka ternyata masih diungguli oleh Kiam-ping,
sebelum lingkaran mereka terbentuk. Mendadak Liok Kiamping
berputar memapak Nyo Hou yang memburu tiba, terus
menyerangnya dengan pedang, Bola surya yang bend era ng
langsung menerjang kepala. Kejadian mendadak serangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
deras lagi, betapapun tinggi Lwekang Nyo Hou,juga kelabakan
dibuatnya, untung dia tidak gugup, ketabahannya memang
patut dikagumi, lekas dia mengerem daya luncur tubuhnya
sambil mendoyong tubuh terus menggelundung delapan kaki,
syukur jiwanya selamat.
Liok Kiam-ping juga jeri menghadapi barisan pisau terbang
Biau-san-si sat, begitu pedangnya luput, dia tak berani
membiarkan tubuhnya mengendap rendah mendekati bumi,
Sekali jejak dan pancal kembali tubuhnya melejit mumbul
b-putar diudara melayang keluar ling ka ran-
Dalam pada itu It-cu-kiam Koan Yong baru saja habis
melancarkan it-cu-kiam-hoat, hingga serangannya sed ikit
terhenti, untuk balas menyerang pula menjadi sulit, maka dia
terdesak oleh rangsakan lawan malah, keringat sudah
membasahi jidat napaspun memburu.
Disaat dia kerepotan melayani serangan musuh, mendadak
sejalur tenaga kencang menerjang tiba dari pinggir, untuk
meluputkan diri dari serangan lawan didepannya, tak mungkin
dia menggeser langkah, beg itu terjangan angin tiba secara
reftek dan hanya bis a miringkan tubuhnya. "Blang" lengan kiri
terpukul telak, tubuhnya terlempar lima kaki, tulang pundak
kirinya keseleo, saking kesakitan dan mengerang sambil kertak
gigi, langkahnyapun sempoyongan hampir jatuh.
Melihat ada kesempatan lakilaki baju hitam disebelah kiri
angkat golok lalu membacok. Dengan amukannya Gin-jaybeng
kembali merobohkan lima orang baju hitam, sekilas
matanya melirik, dan mendangar it-cu-kiam Koan Yong
mengerang kesakitan, dilihatnya seorang musuh sedang
membacoknya pula, karuan dan menggerung gusar: "Bangsat
curang." lenyap suaranya orangnyapun menubruk tiba.
Telapak tangan kananya membelah tegak kearah tangan
kanan laki-laki baju hitam yang memegang golok, sementara
tangan kiri menggenjot Yu-bun hiat, satujurus dua gerakan,
cepat dan ganas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kepandaian laki-laki baju hitam masih rendah, meski cepat
bacokannya juga kalah cepat dibandang gerakan Gin-jitaybeng,
sebelum goloknya membelah kepala Koan Yong tahutahu
lengan sendiri sudah tertabas buntung oleh telapak
tangan musuh, celaka lagi Hiat-to dipunggungjuga kena tinju,
seketika jiwa melayang tanpa mengeluarkan suara.
Setelah merobohkan musuh lekas Gin-jitay-beng
menyelinap kepinggir Koan Yong serta menarik lengan dan
menekanpundak. "Krak" sekali gentak dansambung lagi tula
ng yang keseleo. Lalu tanyanya "Bagaimana rasanya ?"
It-cu-kiam Koan Yong membuka mata lalu tersenyum,
sahutnya: "Pasti tidak apa-apa, cuma dalam waktu dekat tidak
leluasa bergerak. Padahal luka lengan kirinya cukuparah,
meski dlobati dalam setengah bulan pasti takkan bisa sembuh.
"Syukurlah, hayo maju bersama kita bantai kawanan
kurcaci ini. "lalu Gin-jitay-beng mendahului menyerbu.
Ternyata yang menyergap It-cu-kiam Koan Yong adalah
Seng-ci-ciang Hou Kong-ting, orang ini berjiwa rendah,
telengas dan banyak muslihatnya, sehingga dia mendapat
kepercayaan penuh dari Siu-Jan, kepandaiannya memang
bagus, kalau orang banyak baku hantam setengah harian.
sengaja dia berpeluk tangan dalam rombongan orang banyak,
setelah melihat It-cu-kiam kehabisan tenaga, baru dia tampil
memungut keuntungan, sergapannya itu memang lihay dan
bernafsu.
Tak nyana, diluar perhitungannya, It cu-kiam Koan Yong
masih sempat memutar miring tubuhnya dalam posisi yang
sudah amatsulit, dengan sendirinya pukulan telapak juga
hanya menyerempet saja kelengan kiri lawan. Lebih
mengejutkan lagi Ginjuay-beng menerjang tiba disaat yang
menentukan, sekali gebrak bukan saja menolong jiwa Koan
Yong, Sekaligus membinasakan seorang anak buahnya.
Betapa gagah danperkasa sepak terjang Gin-jitay-beng
mcmbikin ciut nya linya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disaat musuh melenggong Ginjuay-beng angkat kedua
telapak tangannya, begitu sinar perak berkelebat baru Hou
Kong-ting tersentak kaget dari lamunannya. Gin-jitay-beng
sudah teramat gemas kepada musuh yang picik dan licin,
maka serangannya tidak tanggung-tanggung lagi, Hou Kongting
dirabunya dengan sengit hingga membela dirisaja, untung
tiga orang baju hitam segera menyerbu datang dengan
bacokan golok kepundak Ginju tay-beng.
"Hiiaat. "Gin-jitay-beng menggembor keras, sebat sekali dia
menyelinap perg keluar kalangan, kedua tangan bertepuk
sekali. lalu didorong maju serta membelok kekanan yang dia
near adalah musuh bergolok. Permainan dengan gerak yang
menyesatkan pandangan lawan memang cukup menakupkan,
laki-laki itu merasa pandangan kabur, sebelum golok ditarik
balik, gempuran musuh sudah memukul dada "Blang" Ling-taihiat
di dada seperti ditumbuk bend a ribuan kati, pandangan
seketika gelap berkunang, da rah menyembur dari
tenggorokan, badanpun terlempar dua tombak roboh tak
bangun lagi.
Ginjutay-beng amat geram menghadapi kekejaman musuh
serta kelicikannya, maka serangannya mematikan musuh.
Setelah merobohkan seorang musuh, kakinya tidak berhenti,
dengan jurus Peksho-can-ji (bangauputihpentang sayap),
kedua tangannya terkembang ke kanan kiri menggempur
kedua laki-laki baju hitam.
Kedua orang itu sedang takjup oleh permainannya yang
lihay, baru saja mereka melompat keluar kalangan, tahu-tahu
gempuran Gin-ji-tay-beng sudah tiba, satu bergerak sedikit
lambat, tubuhnya terpukul terbang setombak lebih, begitu
ambruk tak berkutik lagi. Seorang lagi sempat miringkan
tubuh, maka dia hanya tersodok sempoyongan lima langkah
menerobos kepungan orang banyak terus ngacir entah ke
mana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Song-si-ciang Hou Kong-ting disambut oleh It-cu-kiam Koan
Yong. Tahu luka di lengan kiri lawan cukupparah, hingga
gerak-geriknya tampak terganggu. maka Hou Kong-ting
kembangkan kegesitan tubuhnya, berputar dan menyerang
mengitari lawan. It-cu-kiam terpaksa ikut berputar dan
terdesak dengan napas memburu bagai dengus kerb a u.
Dalam dua gebrak Gin-ji-tay-beng merobohkan tiga orang
baju hitam, kini melihat It-cu-kiam Koan Yong terancam
bahaya, lekas dia membentak serta memburu tiba: "Koansing-
tong silahkan mundur dan istirahat, "bangsat ini biar
kubereskan. "belum habis dia bicara, kedua langan sudah
menggempur dengan kekuatan menggugurkan gunung kearah
Seng-si-ciang Hou Kong-ting. "Blang". Seng-si-ciang Hou
Kong-ting pontang panting tujuh kaki, muka pucat napas
berat,jelas lukanya parah, serasa terbang arwahnya, lekas dia
menyurut mundur ketempat gelap terus mabur dari tempat
itu.
Gin-ji-tay-beng tertolak setapak oleh tenaga yang teritul
balik, sebetulnya dia sudah siap mengudak. mendadak
didengar sebuah jeritan mengerikan, seorang Hiang-cu
terkapar binasa. Karuan amarahnya memuncak, bentaknya
dengan beringas: ""Kawanan kurcaci yang harus diganyang,
malam ini biar kalian rasakan kelihayan Gini-oh-ciangku ini,
seperti banteng ketaton dia menyerbu ketengah orang banyak
lalu menggasak dengan serabutan. seumpama harimau lapar
terjun ditengah kelompok kambing.
orang-orang baju hitam yang berkepandaian rendah dan
tengah bertempur itu mana kuat melawan pukulannya, di
mana telapak tangan perak menyambar "Blang" seorang telah
dipukulnya remuk kepalanya "Bluk" kembali kaki menendang
seorang menungging memeluk perut sambil mengeluh
kesakitan,jatuh untuk tidak bangun kembali isi perutnya
tertendang remuk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Kian-thay sedang menggasak tiga orang berpakaian
hitam, goloknya dimainkan dengan tang kas, lawan
mengeroyok sambil memperhatikan permainan goloknya, tak
nyana tinju kiri mendadak menggenjot dagu seorang lawan
hingga terpukul Ko. namun dua temannya menjadi lebih
waspada, jumlah musuh memang teramat banyak gugur satu
majU satu setiap lobang ditambal ataU diganti lagi oleh
seorang temannya. Tiga puluh jurus kemudian Tan Kian-thay
jadi tidak sabar, pengalamannya luas, menerawang situasi
malam ini, dia insyaf untuk meloloskan diri jelas tidak mudah,
bukan mustahil situasi yang lebih genting akan segera
mengancam mereka bersama, maka pertempuran harus
segera diselesaikan-
Maka golok dan tinjunya bergerak lebih gencar, tangan kiri
menyerang dengan jurus clong- thian-bau, tinjunya menjotos
Tay-yang-hiat dipelipis laki-laki sebelah kiri. Karena
menghadapi serangan mendadak laki-laki itu agak tertegun,
untung dia sudah bersiaga sejak tadi. lekas dia menekuk
badan seperti orang menjura layaknya, berbareng pundak
diturunkan hingga tinju kiri lawan berhasil dihindarkan.
Tapi tak pernah terpikir bahwa golok baja ditangan Tan
Kian-thay yang gagal membacok temannya sekalian diputar
balik dengan jurus Sim-lui-sin-te, dari kanan dia menabas lakilaki
disebelah kiri bagian bawah, gerakan goloknya aneh dan
mendesis kencang. Di mana sinar golok menyambar "cras,
eras," dan kaki sebatas lutut laki-laki sebelah kiri tertabas
buntung, da rah muncrat orang itupun melolong kesakitan
terbanting menggelepar, saking kesakitan dan mengejang dan
meronta-ronta.
SemangatTan Kian-thay tambah menyala setelah
menjatuhkan satu lawan pula dengan goloknya, kini diaputar
balik pula goloknya membabat dan lawan yang sudah
ketakutan, sayang sebelum Tan Kian-thay meneruskan
serangannya. bayangan merah berkelebat, menyusul segulung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
angin pukulan telah menindih mukanya. Begitu berat tekanan
pukulan ini Hingga Tan Kian-thay sesak napas, tahu lawan
yang menyergap brkpandaian tinggi, lekas dia kerahkan
setaker tenaga melompat minggir kesamping. Tan Kian-thay
sudah bergerak cukup Cerdik dan dan memilih arah yang
diperi hitungkan, reaksinyapun Cekatan, sayang dia kalah
cepat hingga dan keserempet oleh samberan tenaga pukulan
orang hingga teri huyung beberapa langkah.
Bila dia melihat jelas siapa pembokongnya. seketika dia
berdiri kaget. Seorang padri Tibet yang berperawakan gede
dengan tampang yang menakutkan berdiri setombak
didepannya, bolamatanya melotot sebesar jengkol tengah
menatap kepadanya. Pembokong ini ternyata Pa-kim Tayhud
adanya. Seperti diketahui padri yang satu ini terluka parah
setelah adu pukulan dengan Liok Kiam-ping, untung tenaga
dalamnya amat ampuh, dapat menolong diri tepat waktunya,
segera dia samadi mengerahkan hawa murni menyembuhkan
luka sendiri, sekarang keadaannya sudah mending dan tidak
berakibat fatal lagi.
Disaat dia membuka ke duamatanya, dia saksikan Gin-jitaybeng
dan Thi-pi-kim- to berhasil merobohkan dua musuh
hingga pihaknya terdesak ketakutan, maka tidak hiraukan
luka-luka yang belumsembuh benar, lekas dia lontarkan
pukulan mencegah Tan Kian-thay mengganas dengan
goloknya, selamatlah kedua laki-laki baju hitam.
Tahu Lwekang sendiri bukan tandingan lawan, namun
keberanian Tan Kian-thay memang luar biasa, dalam situasi
yang mendesak begini, meski jeri juga harus nekad, maka dia
menjengek dingin: "Hebat benar Lwekang Taysu, ternyata kau
juga pandai berbuat curang, membokong seperti perbuatan
manusia rendah yang tidak tahu malu, memangnya kau tidak
takut nama baikmu runtuh ?"
Pa-kim Tayhud bergelak tawa katanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagiku menolong jiwa orang lebih penting, turun tangan
tidak perlu kasihan- Apa lagi dalam situasi seperti malam ini,
siapa kuat dia menang, anak muda, hayolah serang,
permainan apa yang kau mampu kembangkanpasti kusambut
bertangan kosong."
Thi-pi-kim-to Tan Kian-thay juga tokoh yang sudah punya
nama dalam kalangan Kavgouw, kapan dia dihina dan
diremehkan dihadapan umum, segera dia membentak gusar:
"Baik, lihat serangan-" dengan jurus Lat-pi-hoa Sau (Sehuat
lengan membelah gunung).Bacokan golok ternyata Serangan
gertak Sambal, ditengah jalan golok dari membacok berobah
menusuk, ujung golok menusuk kedada lawan-
Pa-kim Tayhud berkepandaian tinggi, memang tidak malu
dia diagulkan sebagai jago silat kosen, golok sudah
mengancam dada, namun dia tetap tak berkelit atau
menyingkir, bila Tan Kian-thay merobah bacokan menjadi
tusukan baru kaki kanan menyurut setengah langkah, kelima
jari kanan terkembang mencengkram Hoan-meh-hiat ditangan
kanan Tan Kian-thay. Dia balas menyerang untuk
menyelamatkan jiwa sendiri, maka gerakannya amat lihay,
disaat cengkramannya hampir mengenai sasaran- Mendadak
Tan Kian-thay menghardik sekali, tenaga dikerahkan
Sepenuhnya ditangan kiri, dengan jurus menjojoh langSung
naga kuning, Sementara tinjunya melayang dengan deru
keraS menggenjot dada si padri.
Jikalau Pa-kim Tayhud tidak menarik serangan merobah
gerakan, umpama tangan Tan Kian-thay cacad seketika, tapi
dadanya yang kena tinju lawanjuga pasti terluka parah kalau
tidak mampus seketika.
Serangan balasan Tan Kian-thay yang ajak musuh gugur
bersama ternyata berhasil menggertak si padri Tibet. Lekas
dia menekuk sikut menarik serangan berbareng langkah
berputar setengah bundar, hingga serangan kedua pihak tidak
mencapai sasaran
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun hal ini telah membangkitkan amarah dan sifat
liarnya, mendadak kedua tangannya melingkar yang lain
menyodok dengan tarikan keras, sebelum Tan Kian-thay
membuat ancang-ancang, telapak tangannya sudah menyodok
kepunggung orang. Untung dia membekal luka dalam hingga
pukulannya ini Hanya sekuat delapan bagian dari kekuatan
biasanya. Namun perbawanya sudah cukup mengejutkan.
Sebelum berdiri tegak deru pukulan lawan yang gemuruh
sudah menekan, untuk berkelit atau melompat pergi tidak
keburu lagi, untung dalam terdesak timbal akalnya,
memangnya dia sudah teri huyung kedepan sekalian
menjatuhkan diri terus menggelundung setombak lebih.
Pada hal reaksinya cukup cepat, tak urung dia tersapu
setombak lebih oleh tenaga pukulan yang deras, celakanya
lengan kiri menyentuh batu waktu badannya terbanting
kebumi, "Krak" tulang lengannya patah, saking kesakitan dia
menjerit sekali lalujatuh semaput.
Pa-kim Tayhud memburu maju hendak menambah sekali
pukulan dibatok kepalanya. Mendadak didengarnya pekik
panjang seperti teriakan naga diangkasa, mendadak Liok
Kiam-ping meluncur turun dari udara laksana naga terbang
menghadang didepan Pakim Tayhud.
Seperti diketahui dengan seluruh kekuatannya Liok Kiamping
mengembangkan Ginkang Eng-wi-kiu-coan melawan
barisaan pisau terbang Biau-san-si-sat. Setelah dia
menggunakan cara menyerang dari luar garis lingkaran
mereka, rangsakan Biau-san-si-sat ternyata menjadi kendor
dan permainan pisau terbang mereka seperti tidak berfungsi
lagi, gerak gerik menjadi kacau, dari menyerang menjadipihak
yang dicecar malah. Berhasil memperdayai musuh untuk
menyelesaikan pertempuran lebih cepat, dia rela
mengorbankan tenaga dalam yang terkuras, serangan
dipergencar, Liat-jit-kiam menyerang dengan jurus Liat-jityam-
yam menabas leher Nyo Hong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bola bundar yang menyala benderang membikin
pandangan yo Hong silau, cahaya nya yang panas dan terik
seperti membakar tubuhnya, dalam keadaan terdesak dan
kepepet, dia berusaha menjatuhkan diri terus menggelundung
pergi, sebetulnya dia bis a menyelamatkan diri.
Pada detik itulah mendadak Liok Kiam-ping mendengar
jeritan Tan Kian-thay, dia duga kawannya itu terluka parah
kalau belum binasa, seketika alisnya tegak. hawa nafsu
berkobar dirongga dada, ditengah jalan pedangnya dirobah
dengan jurus Jik-yang-say-loh menerbitkan jalur-jalur kuning
emas laksaan banyaknya. seluruhnya menabas miring ke arah
Nyo Hong. Betapa cepats amberan pedangnya, karena dia
menguatirkan keselamatan Tan Kian-thay, sebelum tubuh Nyo
Hong jatuh menyentuh bumi, di mana tajam pedang
menyambar, kedua pahanya sudah ditabas buntung.
Paha tertabas sudah tentu jiwa belum melayang, namun
sakitnya cukup membuat, Nyo Hong terguling-guling sambil
menjerit-jerit. Sudah tentu tiga saudaranya tidak berpeluk
tangan serempak mereka ayun tangan menimpuk senjata
rahasia, tiga batang pisau melesat bersama kesatu sasaran
dari tiga arah yang berbeda.
Tak sempat perhatikan keadaan lawannya, sekali menjejak
tanah Liok Kiam-ping menjulang keatas tiga tombak tingginya,
sekaligus meluputkan diri dari samberan tiga batang pisau
terbang, lalu meluncur turun kehadapan Pa-kim Tayhud.
Dengan mendelik bundar Liok Kiam-ping menatap Pa-kim
tayhud, desisnya geram:
"Betapa terhormat kedudukan Taysu di Bulim namun
berlaku kejam bermain curang, apa kau tidak malu. Baiklah
kau sambut beberapa juius permainan pedangku.'
Saking malu Pa-kim Tayhud, Menjadi gusar semprotnya:
"Dalam arena pertempuran siapa kuat dia menang, hakikatnya
dalam Bulim tidak kenal salah dan benar, siapa berkepandaian
lebih tinggi dia benar, hukum rimba berlaku, apalagi aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menunaikan tugas menangkap kalian kawanan pemberontak,
kunyuk keparat, memangnya kau mampu lolos dari tanganku "
"Kepala gundul yang tidak tahu malu, sia-sia kau belajar
ajaran agama berbuat mesum menculik perempuan,
meminjam kekuatan kerajaan kau sewenang-wenang
menyembunyikan diri, memutar balik kenyataan, kaum Budhis
ikut malu karena perbuatanmu yang kotor, kaum persilatan
juga akan mencampakkan manusia durjana macam dirimu.
Kedokmu sudah terbongkar, masih berani bermulut besar, bila
kau berani kembali kedalam istana, hukum kerajaan tidak
akan mengampuni dosamu.' '
Tampang Pa-kim Tayhud yang memangnya beringas
bertambah jelek dan mengerikan setelah dicaci maki, kulit
mukanya yang kasar legam menjadi lebih gelap dan buruk.
Sementara itu it-cu-kiam Koan Yong sudah memapah Tan
Kian-thay, wajahnya pucat pias, napas nya masih sengalsengal
keringat sederas hujan diatas jidat dan sekujur badan.
Melihat keadaan orang Kiam-ping tahu luka dalamnya amat
parah, lekas dia keluarkan sebutir Soat-lian, sembari berkata
dia jentik pil obat itu: "Terimalah Koan-siang-tong, berikan
obat ini kepada Tan-tongcu, biar duduk samadi
menyembuhkan luka."
Lekas It-cu-kiam Koan Yong raih obat yang meluncur
kearahnya terus dijejalkan kemulut Tan Kian-thay serta
memapahnya duduk semadi.
Baru Llok Kiam-piig merasa lega, mendadak Pa-kim Tayhud
menghardik: "Lihat serangan." belum hilang suaranya angin
pukulan sudah menderu tiba laksana damparan angin puyuh.
Ternyata serangan dilontarkan dulu baru dia bersuara.
Kiam-ping slap menyambut pukulan lawan, namun sudah
tidak keburu lagi, lekas dia kerahkan Kim-kong-put-hoay-sinkang,
tubuhnya berkelebat minggir hingga terhindar dari
pukulan telak musuh. Pada hal tubuhnya terlindung ilmu sakti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pelindung badan, tak urung dia masih tersuruk oleh
serempetan pukulan dahsyat lawan. Lekas dia menarik napas
mengerahkan tenaga, syukur dirinya tidak terluka, maka dia
balas membentak:
"Sekarang kau pun sambut pukulanku." saking gusar
pukulannya ini sung guh bukan olah-olah hebatnya.
Angin puyuh berputar sederas badai, hawa udara seluas
tiga tombak bergolak seperti mendidih.
Pa-kim Tay-hud tahu lawan pasti menyerang sepenuh
tenaga sehinga angin badai yang menerjang sedahsyat itu.
Maka dia tidak berani ayal, lekas dia pusatkan pikiran
kerahkan tenaga, merendahkan tubuh pasang kuda-kuda,
seluruh kekuatan dikerahkan, ditengah bentakannya tenaga
pukulanpun dilontarkan memapak pukulan lawan.
Adu kekuatan kali ini sungguh luar biasa hebatnya hingga
bumi tergoncang, dua jalur kekuatan menciptakan pusaran
angin kencang yang membumbung tinggi keangkasa hingga
seluruh arena menjadi dingin seketika.
Padri Tibet sempoyongan tujuh langkah dadanya yang
kekar bidang turun naik, kulit mukanya pucat berganti merah
lalu menghijau, dengan keampuhan tenaga dalamnya dia
berusaha menekan da rah yang hampir menyembur dari
mulutnya, padahal luka dalam yang belum terobati ditambah
luka yang lebih parah lagi.
Liok Kiam-ping sendiri juga tergetar dua langkah oleh
tenaga ritul yang hebat, jantungnya berdetak sedikit lebih
cepat.
Sebagai maha guru silat didaerahnya yang diagungkan
kapan Pa-kim Tayhud pernah kecundang begini mengenaskan,
sungguh tak nyana latihan Lwekang selama enampuluh tahun
masih terluka oleh kekuatan anak muda yang belum genap
dua puluh tahun, betapa hatinya takkan sedih dan penasaran,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beringas dan gregeten lagi, ingin rasanya mengkremus lalu
menelannya bulat-bulat.
Tampak bola matanya mendelik keluar, otot hijau diatas
jidatnya merongkol bagai cacing, bila dia pentang lebar
mulutnya darah segera menyembur keluar, kedua lengan
terpentang lurus, kakinya beranjak selangkah, seperti singa
yang sudah keok. namun karena lapar masih ingin menyobek
mangsanya dan menggaresnya dengan lahap. Mendadak
tangan kanan tertekuk lalu terangkat pula, secercah cahaya
kemilau segera meluncur dari lengan bajunya langsung
menungkrup kebatok kepala Llok Kiam-ping.
Lick Kiam-ping tahu lawan keluarkan Hiat-te-cu, senjata
rahasia besar berantai yang lihai dan ganas peranti mencaplok
batok kepala manusia. Lekas dia berputar melayang keluar
menyingkir setombak jauhnya tak terduga cahaya gemerdep
itu melayang ditengah udara mendadak melorot jatuh
ditengah jalan.
Ternyata luka- luka dalam Pa-kim Tay hud teramat parah,
sisa tenaganya sudah tidak mencukupi untuk melontarkan
Hiat-te-cu lagi, apalagipikirannya sudah tidak karuan hingga
senjata rahasia ini tidak terkendali pula, hingga ditengah jalan
seperti balon bocor mendadak melayang jatuh ketanah, tapi
daya luncurnya betul-betul cepat luar biasa.
Untung lawan sudah lemah, padahal Hiat-te-cu belum
pernah gagal dan tak terlawankan oleh siapapun atau dengan
cara apa pun, kalau Kiam-ping harus menghadapinya langsung
mungkin sukar dia terhindar dari ancaman maut.
Rasa kaget Kiam-ping juga belum hilang, terasa tokoh
selihay dan setinggi Pakim Tayhud merupakan jago yang
jarang di temukan selama hidup, padahal sudah terluka parah,
namun seperti binatang terluka masih mengamuk dengan
nekad, maka diapun tak berani lena, dengan sepenuh
perhatian dia layani labrakannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari tempat gelap mendadak menubruk keluar dua laki-laki
setengah umur, tujuannya membokong Tan Kian-thay yang
sedang samadi ditanah. Gerak gerik mereka cukup tangkas
dan lincah, jelas memiliki kepandaian yang cukup tinggi. It-cukiam
yang berjaga dipinggir menyambut dengan gerungan
gusar, pedang terayun dia hadang kedua musuh terus
menyerangnya dengan sengit. Kalau da lam keadaan biasa, Itcu-
kiam Koan Yong masih tidak pandang kedua orang ini
sebelah matanya, namun tulang lengan dipundaknya masih
belum leluasa bergerak. sehingga gerak geriknya kurang
lincah, dikeroyok lagi maka permainannya menjadi kacau dan
tak karuan, hingga dia terdesak oleh serangan kedua lawan
yang bertubi-tubi.
Dengan langkahnya yang ajaib Ai-pong-sut ajak Bong Siu
bermain petak, gerak geriknya aneh dan lucu berputar seperti
bola menggelinding, namun dia lebih banyak merangsak
musuh dari pa da lawan menyerang dirinya, namun
serangannya selalu kandas ditengah jalan, hal ini memang
disengaja untuk mempermainkan Bong Siu supaya lawan
repot dan tak sempat balas menyerang dirinya.
Dinilai kekuatan Lwekang, mereka seimbang, cuma
ketahanan Bong Siu lebih ampuh, sementara Ai-pong-sut lebih
unggul da lam ginkang dengan permainannya yang lucu, jadi
kedua pihak mempunyai kelebihannya. Sayang Bong Siu
sudah terluka dalam lebih dulu, betapapun tenaga dalamnya
sudah dikorting, dalam pertempuran ini dia lebih banyak
membela diri dari pada merangsak lawan, karena terdesak
tiada kesemptatan dia ganti napas untuk melontarkan Gungoan-
khi-kang, ilmu khusus yang diyakinkan sejak enampuluh
tahun lalu.
Tiga puluh jurus kemudian, gerak gerik Ai-pong-sut makin
kencang, malah mulutnya juga mengoceh: ’Jelas matamu
melek, kau justru ’pura-pura’ picak bekal kepandaian cakar
kucing begini juga bermimpi hendak merajai kaum persilatan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di Tionggoan, kuanjurkan lekas kau mencawat ekor dan
pulang ke daerahmu saja, mungkin masih banyak tahun untuk
menikmati hari tuamu, kalau bandel, kau bisa celaka di sini."
"coba lihat, jurus Siang-tui-ciang ini masih cukup lincah kau
lancarkan, tapi harus maju tiga dim lagi baru terhitung matang
latihanmu, maka perlu kuanjurkan kepadamu sipicak palsu ini,
mumpung ada kesempatan lekas pulang saja melatih ulang
ilmumu ini."
Memangnya Bong siu sudah gusar dan penasaran,
mendengar ocehan si kate buntek ini, betapapun sabarnya,,
akhirnya naik pitam juga. Mendadak dia membentak sekali,
kedua lengan dilandasi kekuatan terus menepuk-nepuk ke
berbagai Hiat-to besar disekujur badan Ai-pong-sut Thong
cau.
Melihat akalnya berhasil memancing ama rah lawan, diamdiam
Ai-pong-sut merasa senang, maka dia bertahan tanpa
balas menyerang, dengan kesebatan badannya dia berputar
dan menggelindang seCepat bola.
Dalam sekejap lima puluh jurus telah tercapai pula. Karena
terlalu bernafsu menyerang hingga menguras tenaga, maka
luka dalam Bong Siu kumat lagi, keringat sudah membasah
kuyup sekujur badan, napaspun makin berat.
Melihat kesempatan telah tiba Ai-pong-sut tidak sia-siakan
waktu, mumpung dia berputar, sambil berkelit, diam-diam dia
sudah keluarkan kedua pelor bandulannya. Sementara ituBong
Siu sudah terengah-engah, gerak- geriknya mulai berat. Maka
Ai-pong-sut mengincarnya lalu mendadak ayun tang an kanan,
pelor besinya segera meluncur mengepruk Hoa-kiat-hiat
didepan dada Bong siu.
Mendengar derusuara luncuran pelor Bong Siu sudah siaga,
lekas dia geser kaki kiri sambil mundur setapak tangan kanan
terulur menepuk kearah bayangan hitam yang meluncur
kearahnya. Ternyata pelor Ai-pong-sut itu seperti hidup dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
punya mata, baru saja Bong Siu angkat tangannya, benda
hitam gemerdep itu mendadak membelok kekanan, tetap
meluncur kearah dadanya pula, Disaat Bong siu bingung dan
bimbang, mendadak didengarnya
Ai-pong-sut membentak sekali lagi: "Nah. sambut lagi yang
satu ini." deru angin kencang disertai luncuran bayangan
hitam yang gemerdep meluncur dari kanan- sementara
bandulan yang pertama seperti merandek sejenak menunggu
kawan untuk kerja sama. bertolak dari arah berlawanan.
Kali ini dua pelor menyerang bersama dalam keadaan
terluka dan lemah tenaga untuk menyelamatkan diri dari
timpukan ke dua pelor besi ini sudah tidak mungkin bagiBong
Siu. Untung dia berkepandaian tinggi, dengan miring tubuh dia
hindarkan samberan bandulan yang meluncur dari kanan, baru
saja dia hendak menjejak kaki melambungkan tubuh keudara,
pelor besi yang lain sudah meluncur tiba dari belakang dan
telak mengenai lengan kirinya.
"Krak" itulah suara tulang lengan kirinya yang patah, pelor
besi ternyata menembus lengan orang hingga tinggal kulit
daging nya yang masih gandeng hingga lengannya kontalkantil
dipinggir pundak.
Bong Siu alias akipicak yang tidak picak ini melolong seperti
serigala yang terluka, suara nya yang mengerikan
menggiriskan siapapun yang mendangarnya. Mempertahankan
jiwa lebih penting, maka dia tidak hiraukan orang lain, sebat
sekali dia berkelebat keluar arena, hanya beberapa kali
lompatan bayangannya. sudah lenyap dari pandengan ditelan
tabir malam.
Dengan melambaikan kedua tangan Thong cau menarik
balik kedua pelor besinya, maksudnya hendak mengejar
musuh. Tapi pada saat itulah dilihatnya tiga sinar putih
berbareng melesat kearah Lick Kiam-ping. Ternyata setelah
Nyo Hong tertabas buntung kakinya, tiga saudaranya
membentak bersama, dengan beringas mereka menubruk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kerarah Llok Kiam-ping. Sebelum tiba pisau terbang sudah
disambitkan lebih dulu. Mereka bertekad membalas dendam
maka timpukan pisau terbang menggunakan setaker tenaga.
Saat Llok Kiam-ping sedang adu kekuatan dengan Pa-kim
Tayhud, kesempatan berkelit jelas tiada, terpaksa dia
kerahkan Kimkong-put-hoay-sin-kang, siap menyambut ketiga
pisau terbang itu secara keras.
Melihat keadaan gawat Llok Kiam-ping, Ai-pong-sut mana
mau berpeluk tangan, kedua pelornya segera diaputar arah
terus ditimpukkan pula menerjang dua batang pisau terbang,
mulutpun berteriak: "Pangcu jangan kuatir, lekas menyingkir
dari timpukan pisau sebelah kiri, dua yang lain biar Lohu yang
membereskan." "Tring, tring,' dua kali, sinar putih kontan
terpukul jatuh ditanah.
Mendengar seruan Ai-pong-sut rasa senang hati Kiam-ping
bukan main, secara reftek dia berkelit kesebelah kiri, pisau
menyerempet lewat diatas pundaknya, untung tidak melukai
kulit badannya. berhasil merontokan pisau lawan, Ai-pong-sut
putar kedua pelornya pula sebelum Biau-san-sam-sat
menimpuk dengan pisaunya, yang diincar adalah Nyo Llong.
Ai-pong-sut gusar karena musuh membokong di saat lawan
menghadapi elmaut, dengan serangan pisau terbang
gabungan berusaha membunuh musuh, betapa keji dan jahat
maksudnya, maka dia timpukan kedua pelor dengan tenaga
penuh, pelor melesat secepat kilat menyambar.
Tak pernah terpikir oleh Biau-san-sam-sat bahwa pelor besi
lawan dapat dikendalikan sesuka hati, maju mundur berputar
atau tolak balik bergerak sesuai keinginan sang penimpuk.
sekilas lena Nyo Llong seketika menjerit karena lengan
kanannya disambar putus, ditengah jeritan yang menyayat
hati dia sempoyongan, untung Nyo Hun berkelit lebih dini
hingga dia selamat, namun nyalinya sudah pecah.
Tampak kedua tangan Ai-pong-sut mendorong dan
melambai, pelor yang melukai Nyo Llong mendadakputar balik,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setelah meluncur setengah lingkar, secepat memburupula
kearah Nyo Hun pula.
Dengan telapak tangan kilat Jian-li-tok-heng menghadapi
Glar.long-poan Siu Jan, kedua pihak dahulu mendahului
dengan serangan cepat, gerak gerik mereka amat tangkas dan
gesit, yang tampak hanya bayangan telapak tangan yang
bertaburan ditengah samberan potlot yang menari dengan
deru angin kencang.
Pertarungan amat seru, lima puluh jurus kemudian, Jian-litok-
heng sudah kembangkan seluruh kemampuan Ginkang
yang pernah dia yakinkan, sehingga gerak tubuhnya
sedemikian enteng dan berkelebat kian kemari, kedepan
belakang dan mengelilingi musuh hingga mengaburkan
pandangan- Lwekang SiuJan memang cukup tinggi, tapi bila
ilmu potlotnya itu dikembangkan memerlukan landasan tenaga
yang kuat, sehingga deru anginnya gemuruh seperti guntur
menggelegar dikejauhan, karena itu makin lama bertempur,
diapun merasa makin payah.
Namun otaknya memang pandai berpikir Secara licik dan
jahat, melihat Jian-li-tok-heng menguasai situasi malah
rangsakan senjata nya yang gencar justru menguntungkan
lawan, maka dia kendorkan permainan mulai pusatkan
perhatian, kini setiap jurus permainannya betul-betul
diperhitungkan
Namun betapa cerdiknya Jian- li-tok-heng, melihat
perobahan gerak lawan dia sudah tahu ke mana kiblatnya,
sudah tentu dia tidak memberi angin maka pukulan telapak
kilatnya dia lancarkan secepat kilat betul, bayangan telapak
tangannya menyambar kian kemari, hanya sayang tidak
memancarkan cahaya, namun perbawa pukulannya betul-betul
tak kalah cepat dan hebatnya dengan kilat sungguh an-
Maksud Hwe-giam-lo Siu Jan mengendorkan serangan
memang ingin menghimpun tenaga mengatur napas lalu cari
kesempatan merobohkan lawan dengan jurus tunggaL Tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nyana kesempatan yang pendek inij ustru dipungut Jian- litok-
heng untuk mencecar dirinya, karuan dia kerepotan
dansibuk membela diri, Delapan jurus kemudian, napas nya
betul-betul sudah sesak, badan lelah, namun dia masih nekad
mengadu jiwa..
Melihat kesempatan sudah hampir tiba, diam-diam Jian- litok-
heng sudah jepit dua biji teratai besi dijari tangan kiri,
sementara tangan kanan menyerang dengan jurus Hwi-hun-tui
tian (mega terbang mengejar kilat) menggablok kepundak kiri
SiuJan, SiuJan menarik mundur kaki kiri menghindar gablokan
keras ini, tubuhnya lalu berputar balik, pikirnya hendak
menusuk lawan dengan potlot bajanya, pada saat itulah
tangan kiri Jian-li-tok-heng terangkat, selarik sinar kemilau
melesat langsung ke Yok-kin-hiat dibawah dada SiuJan-
SiuJan tegakan potlotnya hendak mengetuk jatuh, namun
selarik sinar putih yang lain ditimpukan kebelakang namun
meluncur tiba lebih dulu. Memang itulah kepandaian khusus
Jian li-tok-heng yang sudah kenamaan puluhan tahunTian-toim-
yang (memutar balik positip dan negatif) , selama kelana di
Kangouw, jarang dia lancarkan kemahirannya ini, namun
sekali turun tanganpasti takpernah gagaL Secara reflek SiuJan
berkelit kekanan-
"cret" pundak kirinya ketimpuk biji teratai besi amblas
kedalam dagingnya. Kontan dia menjerit ngeri, tubuhnya
sempoyongan tiga langkah sembari menimpuk potlot kearah
Jian- li- tok- heng, kencang sekali luncuran potlot baja yang
berat panjang ini, dilempar dengan sisa tenaga dalam hati
murka pula.
Agaknya Jian- li-tok-heng tidak kira bahwa lawan masih
senekad ini, sekilas melenggong potlot lawan sudah meluncur
satu kaki didepan dadanya, untuk menyingkir jelas tidak
sempat untung dia berlaku Cerdik, lekas dia menjatuhkan
tubuh terus gunakan gerakan ikan gabus melompati arus,
tubuhnya mencelat lurus kebelakang setombak. syukur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jiwanya selamat. Namun Giam-ong-poan menyerempet kepala
nya hingga ikat kepala nya mencelat terbang tak urung diapun
bergidik ngeri. Bila dia berdiri tegak pula, matanya menyapu
kesekitar gelanggang, bayangan SiuJan ternyata sudah
lenyap.
Agaknya setelah menimpukan senjatanya, di saat Jian- litok-
heng repot menyelamatkan diri, dia ngacir lebih dulu Jianli-
tok-heng masih Celingukan, mendadak diluar tembok
kumandang sempritan panjang dan pendek dua kali, jarak
suara nya sekitar belasan tombak, ternyata sempritan sahut
menyahut dari depan belakang dan kanan kiri disekitar rumah
dan hotel, menyusul bayangan puluhan orang berlompatan
keatas tembok terus lari terbiri-birit. Dalam sekejap seluruh
anak buah siuJan sudah pergi seluruhnya, yang ditinggal
hanya mayat-mayat dan mereka yang terluka tak mampu
jalan.
Sudah tentu pihak Hong-lui-pang tidak tinggal diam,
serempak mereka memburu keatas tembok tapi baru berdiri
tegak. mendadak suara jepretan gencar berbunyi diluar sana.
Hujan panah menyambut mereka yang memburu keluar,
karuan mereka sibUk menangkis dan melompat balik kedalam.
Tengah Liok Kiam-ping dan lain- lain berunding, bagaimana
mereka akan menghadapi perkembangan ini. Mendadak suara
Siu-Jan yang serak dingin kumandang: "Kalian sudah umpama
kura-kura dalam jaring, lekas lempar senjata dan menyerah,
ikut Lohu masuk istana, bila pasukan besar kerajaan tiba,
maka kalian akan mampus dengan tubuh hancur lebur."
Liok Kiam-ping bergelak tawa, serunya lantang: ”Jago yang
sudah keok, sukma yang lolos dari elmaut, jangan membual
belaka, kalau berani boleh kau lakukan apa kemampuanmu. "
"Baik, kalian tunggu saja." ancam Siu-Jan.
Keadaan menjadi sepi, gencatan senjata mendatangkan
kesunyian yang mencekam perasaan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping dan lain-lain tahu bila mengulur waktu
situasi akan makin tidak menguntungkan pihaknya, akhirnya
diputuskan untuk bertindak dengan cara racun dilawan
dengan racun. Ai-pong-sut dan Jian-li-tokheng ditugaskan
sebagai pelopor membawa dua barisan orang yang tak
seberapa jumlahnya. dengan biji teratai besi dan pelor belibis
mereka harus bisa menghancurkan barisan panah musuh,
sementara Liok Kiam-ping bersama Giniji-tay-beng berada
dibagian belakang melindungi orang banyak.
Jian li-tok-heng berdiri membetulkan pakaiannya, kedua
tangannya menggenggam beberapa biji teratai besi. lalu
mendahului lompat keatas tembok, Suara jepretan terdengar
ramai diluar. Anak panah selebat hujan deras memberondang
kearahnya. Jian- li-tok-heng kerahkan tenaga di kedua tangan
yang dia putar serta menimpukan dua genggam biji teratai
besi dengan Boan-thian-hoa-hi (hujan kembang memenuhi
langit).
Benturan keras yang menimbulkan suara gemerincing
disertai kembang api ditengah,udara merontokan anak panah
dari busur besi. Sebat sekali Jia n- li-tok-heng sudah melesat
kedepan laksana hembusan angin kencang. Tak nyana baru
saja kakinya menyentuh tanah, tubuh mumbul tiga kaki,
bidikan panah yang lebat sudah memberondang kearah
dirinya. Terpaksa dia ayun pula kedua tangannya menimpukan
biji teratai besi, suara gemerincing disertai pancaran kembang
api, rontoknya anak panah dan busur beserta biji teratai
besinya terdengar ramai, namun hanya sekejap. keadaan
kembali Hening lelap.
Gerak gerik Jian-li-tok-heng agaknya sudah diawasi musuh,
ke mana dia melompat anak panah pasti memberondong
kearahnya, betapapun kuat dan banyak senjata rahasianya
juga kewalahan melawan bidikan panah yang meluncur keras,
terpaksa dta melompat balik keatas tembok dan turun
diantara orang banyak yang sedang menunggunya: Padahal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka siap bergerak. namun Jian- li-tok-heng geleng-geleng
kepala sambil menghela napas.
Ai-pong-sut Thong cau mendahului lompat keatas tembok,
kedua tangan terayun sepasang pelornya dia timpukkan
kearah hujanpanah, tiga kaki didepannya panah rontok
tersapu pergi. Tapi tak sedikit pula panah yang menyambar
lewat menancap ditanah pekarangan dalam. Hanya beberapa
kali gerakan merontokan hujan panah, Ai-pong-sut sudah tahu
gelagat, dengan sepasang pelornya jelas takkan mampu
membendang bidikan panah sebanyak ini, soalnya dia harus
kerahkan tenaga mengendalikan kedua pelornya, disamping
harus mengembangkan Ginkang. Bila ada seorang lagi ikut
menerjang maju, pada hal tiga kaki disekitarnya sudah tak
mungkin bisa menyelamatkan diri. Terpaksa diapun melompat
balik kedalam tembok.
Liok Kiam-ping melihat cuaca, waktu hampir menjelang
kentong keempat, bila terlambat dan hari terang tanah, jelas
lebih sulit mereka keluar kota. Dengan mengerut alis dia
mendengus, katanya: "Keadaan sudah mendesak. terpaksa
kita harus berjuang bersama sekuat tenaga. " setelah
beberapa babak pertempuran sengit, luka dalamnya
bertambah parah, untuk mengembangkan Ginkang tertinggi
dengan mengendalikan Pok-kiam-hwi-hing dia memerlukan
hawa murni yang tangguh, kalau tenaga cadangan kandas
ditengah jalan, akibatnya bisa celaka.
Setelah dipikir-pikir, dia merogoh sebutir Soat-lian terus
ditelannya, duduk samadi mengerahkan tenaga murni. Soatlian
memang obat mujarab, ilmu pengobatannya sekarang
juga sudah cukup lihay, dengan tenaga murni dia dorong
kasiat obat bekerja lebih cepat hingga tersalur keseluruh
badan.
Setengah jam kemudian samadinya sudah selesai, bukan
saja luka dalamnya sembuh, tenaga dan semangatnya
bertambah gairah. Kiu-yap-ci-lan didalam tubuhnyapun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menunjukan kasiatnya, sehingga Lwekangnya bukan susut
malah bertambah tangguh. Mendadak dia melompat berdiri,
wajahnya bersemu merah, sorot matapun terang. Setelah dia
memberi tanda dan berpesan seperlunya kepada orang
banyak. dia cabut cui-le-kiam lalu memberi aba-aba: "Serbu."
lalu dia mendahului bergerak dibelakang Ai-pong-sut dan
Jian- li-tok-heng.
Begitu hinggap diatas tembok sepasang pelor Ai-pong-sut
sudah ditimpukan kearah barisan pemanah yang sempat juga
melepaskan bidikannya, namun anak panah rontok empat kaki
disekitar badannya. Meski ada beberapa batang yang lolos
kebelakang, juga dipukul jatuh oleh Jian- li-tok-heng dengan
biji teratai besi. Mereka langsung lompat ke rumah penduduk
dan berlari kearah timur. Liok Kiam-ping membuka jalan
sambil putar kencang pedangnya, dibelakang orang banyak
terus mengikuti langkahnya. Jarak mereka tinggal delapan
tombak dari barisan panah musuh yang terakhir, namun
panah bidikan barisan terahir ini ternyata jauh lebih kencang
dan deras, untuk maju lebih lanjut agak terhalang.
Liok Kiam-ping mengincar tempat kedudukan musuhnya,
mendadak dia memekik tinggi suaranya menembus langit
menggetar bumi, genderang telingapun pecah bagi yang
berkepandaian rendah. Mendadak dia jejak kedua kaki terus
melambung tujuh tombak ketengah udara, ditengah udara dia
memutar pedangnya laksana naga mengamuk menerjang
kearah barisan panah musuh, gerakan cui-le-kiam yang
dilandasi Lwekang memancarkan Cahaya benderang seluas
tiga kaki. Tampak Cahaya benderang meluncur pesat laksana
meteor jatuh berputar diangkasa, dalam sekejap beberapa
tombak telah dicapainya. Hakikatnya tiada yang melihat jelas
bentuk bayangan Liok Kiam-ping yang terbungkus cahaya
benderang.
Mendadak terdengar jeritan-jeritan di sertai berhamburnya
darah serta kaki tangan dan kepala manusia dari kanan, kiri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak sedikit panah yang melesat kedalam lingkaran cahaya
tapi semuanya mental balik dan berjatuhan tanpa guna. Tapi
jumlah musuh terlalu banyak. dalam waktu singkat berat juga
bagi Liok Kiam-ping membabat habis mereka.
Setiap pedang berputar beberapa jiwa melayang dengan
badan yang tidak utuh, hanya beberapa gebrak dia melabrak
musuh, mayat sudah bergelimpangan- Karuan pembidik yang
lain segera ngacir melempar busur dan panah berlompatan
menyelamatkan diri. Beruntun sembilan kali Liok Kiamping
melayang berputar diudara, disaat dia harus ganti napas baru
dia meluncur turun. Sementara itu orang banyak sudah
ratusan tombak meninggalkan kepungan pemanah, baru lega
hati mereka.
Luka-luka It-cu-kiam Koan Yong dan Tan Kian-tha memang
cukup parah, maka sukar mereka mengembang ginkang,
maka mereka membelok di gang- gang rumah penduduk terus
menuju ke a rah yang terdekat untuk mencapai jalan raya.
Sambil menenteng cui-le-kiam, Liok Kiam-ping berjalan
paling akhir. Mendadak didengarnya derap kuda yang ramai,
jelas barisan kuda memburu kearah ke sini. Lekas Liok Kiamping
memberi perintah: "Kalian terus maju, biar aku yang
membendung pasukan kuda itu." lalu dia melintang pedang
berdiri dijalan raya.
Lekas sekali rombongan kuda itu sudah memburu tiba,
jumlahnya ada belasan kuda. Kuda dilarikan kencang, setiba
didepannya mendadak tali kekang ditarik hingga kuda
meringkik sambil berjingkrak berdiri dengan kaki belakang.
Setelah kuda berdiri tenang, Liok Kiamping melihatjelas,
ada empat kuda berada paling depan, penunggangnya adalah
Wisu berseragam kebesaran menyoreng golok, usia mereka
rata sekitar empat puluhan, namun sorot matanya tajam
menyala, pelipisnya menonjol, jelas mereka memiliki latihan
dasar yang kuat tenaga dalam maupun luar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seorang yang ditengah segera angkat kedua tangan lalu
menyapa: "Selamat bertemu Siauhiap. Ka-cin-ong-hu kali ini
keliru memakai orang sehingga nama baik beliau ternoda,
maka Ka-cin-ong amat menyesal dan merasa simpati akan
nasib kalian, biang keladi dalam penggrebekan yang menyalah
gunakan kekuasaan malam ini sudah ditahan dan menunggu
hukuman sesuai dosanya. Padahal urusan menyangkut jiwa
manusia, didaerah kota raja lagi, urusan tidak boleh
terbengkelai ditengah jalan, maka hamba diutus kemari untuk
mengundang Siauhiap untuk membicarakan persoalan ini."
Liok Kiam-ping juga tahu bahwa urusan cukup genting,
maka diapun berkata: "cayhe beramai berjuang untuk
menyelamatkan diri, sudah tentu dalam pertarungan tak kenal
kasihan, Entah ongya ada pesan apa harapsuka memberi
petunjuk"
Wisu disebelah kanan lantas bicara:
"Hal itu sudah diketahui oleh ongya, perlu dimaklumi,
undangannya tidak bermaksud jahat terhadap Siauhiap
sekalian. soalnya kejadian dalam wilayah kota raja, bila pihak
penguasa mengusut perkara ini, nama baik onghu juga akan
terseret, maka Siauhiap diundang untuk merundingkan Cara
penyelesiannya."
Jelasnya pihak istana akan lempar batu sembunyi tangan,
pihaknya akan ditahan dengan alasan pembuat onar dan
diserahkan kepada yang bewenang. Kalau hal ini ternyata
berarti Hong-lui-pang selanjutnya akan hancur dan lebur,
apalagi jikalau urusan berbuntut panjang, bencana dikelak
kemudian pasti akanselalu mengganggu.
Sebaliknya bila pihak istana yang harus menanggung
segala akibat peristiwa inijuga tidak mungkin. Maka urusan
harus diselesaikan dengan biang keladinya, yaitu Siu-Jan dan
kamprat-kampratnya. Dosa mereka teramat besar, bila
pihaknya terlibat, nama baik mereka juga tak bisa dicuci
bersih lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah merenung sejenak. mendadak dia teringat akan
batu jade berbentuk hati pemberian orang tua she Liong,
katanya dengan tersenyum: "Sebetulnya cayhe ingin beri
hadapan dengan ongya kalian, supaya dapat kulaporkan
langsung seluk beluk persoalannya, sayang hari. hampir
terang tanah... " sebelum mengakhiri ucapannya, matanya
menyapu pandang kedalam rombongan berkuda.
Dari belakang rombongan tiba-tiba menerobos seekor kuda,
penunggangnya adalah seorang tua yang berpakaian perlente,
dengan tertawa lebar dia berkata lantang: "Aku ada di sini,
Siauhiap ingin omong apa, silakan katakan saja."
Liok Kiam-ping menduga orang tua ini pasti Ka-cin-ong
adanya, lekas dia menjura hormat, katanya: "Mohon suruhlah
mundur anak buahmu, supaya cayhe dapat bicara terus
terang." sikapnya serius dan tulus.
Tanpa sangsi laki-laki tua mengulap tangan, maka
rombongan berkuda itu mundur belasan langkah jauhnya.
Liok Kiam-ping segera merogoh batu jade berbentuk hati
itu serta mengaCungkan tinggi dengan kedua tangan: 'Ongya
kenal benda ini ?'
Sudah tentu Ka-cin-ong tahu dan kenal batu jade hijau
berbentuk hati itu, karena mainan kalung ini sering tergantung
dileher SriBaginda, boleh dikata setiap hari dia melihatnya,
namun entah bagaimana bisa berada ditangan pemuda ini, dia
duduk terlongong dipunggung kuda.
Liok Kiam-ping maju selangkah lebih dekat, dengan suara
perlahan dia bercerita bagaimana mainan kalung batu jade ini
bisa berada ditangannya, lalu dia angsurkan batu jade.
Ka-cin-ong terima batu jade itu sambil bergelak tawa,
katanya: "Kalau begitu anggaplah aku yang banyak curiga
dalam hal ini. Bila sidang pagi tiba, biar kulaporkan persoalan
ini kepada Baginda, yakin persoalan akan beres tanpa
merugikan pihak siauhiap. Siauhiap memang generasi muda
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang paling menonjol, cerdik pandai dan berbakat jadi
pemimpin, bagaimana kalau mampir ke istanaku."
Liok Kiam-ping menjura, katanya:
"cayhe orang awam yang tidak punya kemampuan apaapa,
syukur ongya sudi percaya kepadaku, kelak bila leluasa
pasti akan mampir keistana. Maaf, urusan penting menunggu
penyelesaian, sekarang juga, cayhe mohon diri." setelah
menjura pula segera dia berlari ke arah barat.
Setelah meninggalkan Ka-cin-ong Liok Kiam-ping
kembangkan ginkang kearah barat, cepat sekali dia sudah
keluar dari pintu kota terus membelok ke utara, waktu itu
sudah dekat kentongan lima, Cuaca sudah remang-remang.
Diluar kota penduduk desa sudah sibuk memikul kayu bakar
atau dagangan apa saja berduyun menuju ke kota maka
jalanan semakin ramai.
Bila mengembangkan Ginkang menarik perhatian orang,
maka Kiam-ping memperlambat langkah, namun karena
menguatirkan keselamatan orang banyak maka langkahnya
jelas masih lebih cepat dari orang jalan.
Bila fajar menyingsing diapun tiba di Tay-hud-si, setelah
diperiksa, kecuali It-cu-kiam Koan-Yong dan Thi-pi-kim-to Tan
Kian-thay yang terluka, empat Hiangcu gugur dimedan laga,
kerugian masih lebih enteng dibanding korban yang jatuh
dipihak musuh.
Liok Kiam-ping memang pemimpin bijaksana, terhadap
anggotanya tidakpandang bulu, tinggi rend ah dianggap sama,
maka dia mendapat dukungan seluruh anggota bahwa anak
buahnya ada yang terluka dan binasa, perasaannya jadi
tertekan, wajahnya tampak sedih dan masgulpula.
Ai-pong- sut lebih tua dan tab ah, segera dia tertawa
memecah kesunyian: "Bong siu dan Siu-Jan kerahkan seluruh
kekuatan hendak menumpas kita, akibatnya justru mereka
yang runtuh total, namaburukjabatan jatuh badan terluka lagi,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yakin selanjutnya mereka takkan berani bertingkah pula
terhadap kita.'
Jian- li-tok-heng tersenyum, katanya: "Kukira tidak
demikian. Siu-Jan terkenal sebagai orang licik dan culas,
perbuatannya serba jahat, setelah dia kocar kacir dikota raja,
bukan mastahil mereka akan membalas kecabang kita
diberbagai tempat. Yang paling dikuatirkan mereka meminjam
kekuatan penguasa, dengan fitnah lalu menggrebek secara
diam-diam, jelas kita tidak akan biaa menduga sebelumnya.
Entah siapa pembesar yang mengejar tadi, bagaimana pula
menyelesaiannya dengan Pangcu.' Liok Kiam-ping tersenyum,
katanya:
"Peristiwa ini sudah diketahui oleh Ka-cin-ong, dan dia
sendiri bertanggung jawab untuk menyelesaikan hal ini
kepada Baginda. Muslihat Siu-Jan terbongkar, yang harus kita
kuatirkan memang berbagai cabang yang kekurangan tenaga,
untuk ini kita harus cepat mengambil langkah seperlunya,
betapapUn kita harus berjUang supaya para kawan yang
gUgur meram dialam baka." habis bicara dia menghela napas
panjang. Coh-siang-hwi Ih Tiau-hiong berkata:
"Pangcuperlu menjaga kondisi badan, tak usah kau
bersedih hati, bagi kita yang hid up dalampermainansenjata,
mati hidup sudah takterpikir lagi, demi membela keadilan dan
kebenaran kaumpersilatan, gugur dimedan lagapatut
dibanggakan. Sekarang markas pusatsedang kosong, kurasa
kita perlu segera berangkatpulang sambil menyebar berita
keberbagai cabang, sementara menghentikan keg lata n,
sedapat mungkin menyembunyikan diri, bila situasi genting
berlalu baru mulai beraksi lagi. Bagaimana pendapat Pangcu."
"Memang begitulah maksud hatiku." ucap Liok Kiam-ping
lega, "mari kita segera berangkat."
ooooodowooooo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dibawah terik matahari dimusim rontok yang panas ini,
puluhanpenunggang kuda sedang membedal tunggangan
menuju kearah selatan. seolah-olah mereka lupamatahari
sedang memancarkan cahayanya yang paling panas, namun
tujuan mereka kekota Ki-ling belumjuga tercapai.
"Rombong an besar ini bukan lain adalah orang-orang
Hong-lui-pang dibawah pimpinan Liok Kiam-ping, setelah
meninggalkan kotaraja, lewat cin-hay, Jiang-ciu, G-kic lalu
memasuki, wilayah Soa-tang. Tengah hari tadi mereka sudah
istirahat di kota Lip-seng, Suma Ling-khong kangen kepada
sang ibunda, setelah mendapatpersetuuan Liok Kiam-ping dia
mohon diri menempuh perjalanan seorang diri. Setelah makan
kenyang dan Cukup istirahat rombong an besar ini
melanjutkan perjalanan keselatan, menjelang petang, mereka
sudah berada di karesidanan Ki-poh masuk kota lalu menginap
dihotel Pek-hok.
Setelah makan malam, mendadak Liok Kiam-ping teringat
akan janjinya kepada pihak Kong-tong-pay, kaum persilatan
menguta makan menepati janji dan dapat diperCaya, dengan
wataknrya yang kaku dan jujur, betapapun malu bila ingkar
janji. Maka dia kumpulkan orang banyak serta memberi
penjelasan, urusan menyangkut kepentingan dan kebesaran
nama Hong-lui-pang, waktu yang dijanjikan sudah hampirtiba,
maka dendam perguruan harus segera dituntut. Setelah
dibicarakan, lalu diputuskan Liok Kiam-ping harus segera
meluruk ke Kong-tong ditemani Ai-pong-sut. Sementara
rombong an lain tetap menuju keselatan kembali ke Un Ciu,
pulang ke Kui-hun-ceng sebagai markas pusat mereka.
Keesokan harinya baru mereka melanjutkan perjalanan dan
berpiaah, Liok Kiam-ping berdua menuju kebarat, sementara
rombong an besar tetap menuju keselatan
Menempuh perjalanan bersama Ai-pong-sut yang
pengalaman danpandai memilih jalan dekat Liok Kiam-ping
tidal kapiran disepanjang jalan. Selama tiga hari dua malam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka menempuh perjalanan tanpa bermalam, hanya
sekedar istirahat setiap tiba waktunya makan, kalau mereka
membekal kepandaian dan Lwekang tinggi maka badan tetap
kuat, namun kuda tunggangan mereka yang kepayahan,
terpaksa hari itu mereka bermalam di Tiang-an. Setelah
mendapatkan hotel Jui-lay, mereka cari makan di restoran cuisian-
lou yang tak jauh letaknya dari hotel mereka menginap.
Mereka memilih tempat duduk yang dekat jendela, pelayan
segera menghidangkanpesanan mereka. Dengan lahap Liok
Kiam-ping makan minum tanpa banyak bicara.
Pada saat itulah. tangga loteng berkereot oleh langkah kaki
dua orang tua yang berwajah berperawakan sama, mirip satu
dengan yang lain, usia kedua orang tua kembar ini sudah
tujuh puluh tahun, wajahnya bersih, namun sorot matanya
berkilat tajam, sekilas pandang siapapun tahu bahwa Lwekang
mereka sudah amat tinggi.
Dengan langkah lebar dan berat mereka naik keatas loteng,
sekilas mereka menjelajah keadaan loteng lalu duduk dimeja
tengah, sikapnya angkuh dan pongah. Dibelakang kedua
orang tua ini ikutseorang laki-laki berusia empat puluhan
memanggul pedang, sikapnya amat hormat dan mundukmunduk
kepada kedua orang tua ini.
Melihat tampang kedua orang tua ini, hati Ang-pong-sut
diam-diam merasa keki, namun sikapnya wajar, dengan jari
yang dibasahi arak dia menulis diatas meja: "Perhatikan
percakapan ketiga orang itu.'
Melihat kedua orang ini Liok Kiam-ping juga sudah
menduga bahwa mereka memiliki kepandaian tinggi,
mendapat peringatan Ang-pong-sut lagi, maka dia khusus
perhatikan tingkah pola mereka, kalau sikapnya kelihatan
biasa dan wajar, padahal dia sudah pasang kuping dengan
mengerahkan tenaga murninya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan taraf latihan lwekangnya yang tinggi, bila dia
kerahkan tenaga murni. dalam jarak sepuluh tombak ada daon
jatuh pun bisa didengarnya jelas, bila kali ini dia mengerahkan
kemampuannya, nyamuk terbang dalam ruang restoranpun
dapat ditangkapnya.
Sejenak hening, laki-laki tua yang duduk disebelah atas
mendadak tertawa enteng, katanya: 'Loji, kerja sama kami
dalam soal dagang kali ini, menurut pendapatmu, adakah
sesuatu yang tidak sempurna?'
Laki-laki yang duduk didepannya segera menjawab: 'Hanya
waktunya yang terburu-buru, ada hal Seng ih-hun biasanya
bekerja cermat dan sempurna, menghadapi persoalan takkan
mundur dan gugup, apalagi kedua pihak belum bentrok atau
beri hadapan, namun dia sudah gugup dan ketakutan
demikian rupa, kurasa hal ini patut kita selidiki dan perhatikan,
bukan mustahil dibelakang persoalan ada udang dibalik batu?'
Laki-laki disebelah atas mendengus, katanya: 'Memangnya
mereka berani betingkah dan merancang muslihat terhadap
kami berdua.'
"Bila tiba saatnya, sebelum persoalan diselidiki jelas kurasa
jangan terburu nafsu turun tangan, kalau gegabah tentu
merugikan kita sendiri. '
Laki-laki setengah umur yang duduk disamping lekas berdiri
dan menjura, katanya tertawa nyengir: 'cianpwe berdua
semoga mendapat berkah. Kali ini Suhu mengundang kalian
untuk kerja sama, tujuannya adalah untuk menuntut balas
kematian The Hong Suheng dan para Sute yang terluka, pasti
tiada tujuan lain, mengingat waktu yang dijanjikan sudah
diambang mata kuatir musuh datang lebih dulu dan kita tak
kuat menghadapinya, maka Tecu diperintahkan untuk
mengundang cianpwe berdua, tujuannya jelas hanya untuk
menuntut keadilan demi menyelesaikan persoalan ini secara
adil."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Laki-laki tua yang duduk disebelah atas bertanya: "Apakah
benda itu masih ditangan lawan kalian"
Laki-laki setengah umur tertawa, sahutnya: "Hal ini tak
perlu disangsikan, Cuma...."
"cuma bagaimana ?" tanya laki-laki tua yang lain
Sengaja berkerut alis laki-laki setengah umur, katanya
rawan: "Kabarnya lawan masih berusia muda, namun
kekuatan Lwekangnya amat mengejutkan, belakangan ini
seorang diri dia melukai Bong Siu, memukul Pa-kim Tayhud
luka parah. Membuat onar di kota raja nama dan
kebesarannya sudah menggetar dunia, dalam kalangan Bulim
sekaran mungkin sukar dicari tandingannya."
Laki-laki yang lebih tua agaknya berwatak lebih
berangasan, mendadak dia mendelik, bentaknya: "Umpama
sejak dalam kandungan dia sudah meyakinkan Lwekang,
dalam usia semuda itu, latihannya paling juga baru tiga
puluhan tahun. Aku yakin Bong Siu dan lain-lain pasti gegabah
dan memandang enteng lawan, atau terbokong oleh
keroyokan musuh. Jikalau kebentur ditangan Lohu, dalam tiga
jurus jangan harap dia bisa menyelamatkanjiwa, Loji,
mumpung malam ini bulan purnama, kita terus melanjutkan
perjalanan saja." beberapa saat kemudian setelah kenyang
makan minum membayar rekening, mereka segera berangkat.
Agaknya laki-laki tengah umur itu tahu watak kedua orang
tua yang suka diumpak dan dibombong, sengaja dia membuat
mereka gusar supaya malam ini juga lekas melanjutkan
perjalanan, hasutannya memang berhasil
Setelah ketiga orang itu turun keloteng, Ai-pong-sut segera
mengedip mata kepada Liok Kiam-ping, lekas dia
menyelesalkan rekening terus pulang ke hotel. Setiba didalam
kamar, Ai-pong-sut Thong cau berkata perlahan: ”Kedua
orang tua diatas restoran tadi adalah Sip-san-siang-koay yang
sudah terkenal tiga puluh tahun yang lalu, sepasang saudara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kembar ini selalu membuat pusing kaum persilatan, entah
golongan putih atau aliran hitam, kenyataan mereka memang
memiliki kepandaian yang luar biasa, tiada seorangpun yang
tahu asal-usul perguruannya, keahlian mereka adalah Ko bokciang
(pukulan kayu kering) yang beracun, bila badan terpukul
sedikit aja, badan akan kering menghitam dan jiwa melayang,
tiada obat dapat menawarkan racun mereka, wataknya
nyentrik dan jahat lagi, sepak terjang mereka tidak pernah
membedakan salah benar, siapa kuat dia menang, itulah
pedoman hidup mereka. Meski berwatak angkuh dan tinggi
hati, namun jarang mereka melakukan kejahatan, ya tingkah
lakunya saja yang tidak kenal kompromi dan selalu bertolak
belakang dengan pendapat umum, karena itulah mereka di
juluki Slang-koay. Yang tua bernama Ki Kong, berwatak
berangasan, sering naik darah, adiknya bernama Ki Ping
sifatnya lebih sabar, tabah dan cerdik tapi dia sering
terpengaruh oleh watak saudara tuanya yang berangasan, apa
kehendaknya pasti dituruti." demikian tutur Thong cau, dari
percakapan mereka tadi dapat disimpulkan bahwa Kong-tongkoay-
khek Seng Ih-hun pasti mengundang mereka dengan
menyogok serta hasutan yang menimbulkan ketamakan
mereka, jadi jelas kedatangan mereka adalah untuk
menghadapi kami. Dari sini sudah jelas pula untuk
menghadapi Seng Ih-hun, kita pasti akan bertempur antara
mati dan hid up, oleh karena itu mereka juga berusaha
mengerahkan tenaga, yakin tidak sedikit gombong iblis yang
mereka undang untuk membantu. Karena itu tiba saatnya kau
harus tabah, hati-hati dan waspada, jangan sampai kau
menjadi korban muslihat jahat mereka seperti nasib cousu kita
Hweithian-sin-mo yang ajal ditangan musuh."
Berdiri tegak alis Liok Kiam-ping, katanya: "Nasehat Tianglo
patut kuperhatikan, tapi jiwa raga Kiam-ping hanya untuk
Hong-lui-pang, kedatanganku kali ini demi menuntut balas
sakit perguruan, menegakan keadilan Bulim, aku bersumpah
dengan Kungfu yang kuyakinkan membuat perhitungan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan dengan musuh sampai tuntas, meski menghadapi
lautan golok lautan minyak juga tidak akan undur setapak."
Ai-pong-sut terharu, katanya: Jiwa ksatria PangCu patut
dipuji dan dijadikan teladan semoga insan persilatan akan
memperoleh berkahnya, kau bakal memperkokoh kekuatan
dasar Hong-lui-pang kita, bila cousu kita tahU dialam baka,
yakin beliau-beliau akan meram dengan tentram dan lega.
Tapipohon besar mendatangkan angin ribut, semakin tinggi
kedudukan menimbulkan sirik hati orang lain- Dunia persilatan
serba kotor, semoga Pangcu bertindak secara teliti dan sabar,
segala persoalan besar kecil tak boleh dihadapi secara
gegabah, semoga Pangcu tidak mengabaikan harapan seluruh
anggota kita.'
"Petuah Tianglo akan terukir dalam sanubari Kiam-ping
selama hidup,' ujar Kiam-ping.
Esok harinya, fajar baru menyingsing mereka sudah
menempuh perjalanan tetap naik kuda, arahnya belok ke
utara.
Hari kedua menjelang magrib, tiba diTiang-bu. Maju lebih
kedepan mereka akan memasuki wilayah Kam-slok.
Pengalaman Ai-pong-sut amat luas, dia tahu lebih maju
mereka sudah akan memasuki wilayah kekuasaan Kong-tongpay,
untuk menjaga tidak terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan, dia mengajurkan untuk istirahat semalam,
menghilangkan lelah, mengumpulkan tenaga dan semangat.
Kiam-ping setuju, maka mereka mencari hotel dan
menginap. Menjelang tengah malam, mereka sedang samadi.
Mendadak lambaian pakaian terdengar melayang diatas
genteng dari kejauhan semakin dekat.
Liok Kiam-ping pasang kuping, yang datang empat orang,
kepandaian mereka kelas rendahan, dalam hati dia tertawa
geli, segera dia kerahkan Khikang lalu berunding dengan Aipong-
sut menggunakan ilmu gelombang panjang, segera dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melompat turun dari ranjang, sekali berkelebat menyelinap
keluar pintu.
Dipekarangan mendadak terdengar suara 'kiotak.' suara
batu yang dijatuhkan, jelas orang-orang itu mencari tahu
keadaan dibawah. Menyusul dua bayangan melompat turun
dari atas genteng. Begitu kaki menyentuh bumi sigap sekali
mereka sudah menyusup ketempat gelap dibawah jendela.
Orang ini menempel kuping dijendela mendengarkan
dengan seksama, dalam kamar keadaan Sekeliling pekarangan
hening lelap.jarum jatuhpun terdengar, karuan dia berpikir:
"Konon kepandaian lawan amat tinggi, dalam jarak Sepuluh
tombak daon jatuh dapat didengarnya, kenapa begini
gegabah, kami sudah berada di sini tetap tiada reaksi apa-apa.
Memangnya mereka salah lihat atau keliru menilai
kepandaiannya?"
Kedua orang ini mendekam lagi sesaat lamanya, mereka
cukup sabar, lalu dengan ujung golok ditangan mereka
mencungkil jendela hingga terbuka. Bayangan berkelebat,
salah seorang telah melompat masuk kedalam. Beberapa
kejap kemudian, orang yang masih menunggu dibawah
jendela tetap tidak mendengar suara apapun didalam, seketika
mengkirik bulu kuduknya, tapi tak berani bersuara memanggil
atau bertanya. Setelah dipikir akhirnya diapun menjejak kaki
ikut melompat kedalam kamar.
Disaat kedua orang dibawah melompat kedalam kamar.
Dua orang baju hitam yang berjaga diatas genteng mendadak
merasa pinggangnya kesemutan, badan lantas kaku tak bisa
bergerak. "Blak, bluk ' dua kali kedua orang ini terjungkal
jatuh ketanah, mendadak mereka pentang mulut terus
bergelak tawa seperti orang gila. Kiranya Kiam-ping telah
menutuk Hiat-to mereka yang menimbulkan rasa geli
dipinggang.
Sudah tentu keributan dipekarangan ini membuat kaget
seluruh penghuni dan pengurus hotel, beramai-ramai mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keluar dan merubung kedua orang ini. Kiam-ping sembunyi
ditempat gelap lalu menyelinap kembali kekamarnya. Tampak
kedua orang baju hitam yang melompat kedalam kamar
menggeletak lunglai dilantai, jelas tertutuk Hiat-tonya oleh Aipong-
sut.
Kiam-ping buka hiat-to salah seorang, orang itu membuka
mata terus berjingkat duduk. matanya celingukan bingung.
Dengan tersenyum Liok Kiam-ping berkata: "cayhe tidak
kenal kalian berdua, tak bermusuhan tiada sakit hati, untuk
apa tengah malam buta rata kalian meluruk kemari membawa
golok segala. Bicaralah terus terang, aku pasti tidak
menyakitimu."
Laki-laki ini bingung kenapa dirinya menggeletak dilantai
dan kenapa mendadak siuman tahu lawan berkepandaian
tinggi, lari jelas tidak mungkin. Tapi urusan menyangkut jiwa
dan keluarga, betapapun dia sukar bicara. Maka dia hanya
geleng kepala tanpa bicara.
"Agaknya kalau tidak disiksa kalian tidak mau mengaku,
baiklah kau rasakan dulu tubuh yang digeragoti semut." lalu
Thong cau mengedip mata kepada Liok Kiam-ping.
Kiam-ping acungkan jari telunjuk dari kejauhan beruntun
dia menutuk dua belas Hiat-to ditubuhnya, terakhir dia
mencengkram perut orang. Semula laki-laki baju hitam hanya
merasa badan mengejang dan kesemutan, tapi setelah rasa
kejang hilang, rasa kesemutan itu makin keras dan melebar
keseluruh badan, tubuh seperti digigit ribuan semut, gatal dan
linu membuat keringatnya membanjir keluar, hanya sekejap
dia sudah tidak tahan, meronta dan meratap: "Hohan-
..kasihanilah...baiklah aku bicara."
Sekali jari telunjuk Kiam-ping menjentik, rasa sakit dan
gatal ditubuh laki-laki itu seketika lenyap. Setelah napas yang
tersengkal agak reda baru laki-laki itu bicara: "Kami berempat
diutus oleh cousu Kong-tong-koay-khek untuk menyelldiki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jejak kalian, supaya..." mendadak dua jalur sinar kilat
menyambar masuk dari jendela, laki-laki itu menggerang
sekali, tubuhnya tersungkur terus mati. Temannya yang
tertutuk Hiat tonya dan meringkal dilantai itupun mampus
seketika.
Kejadian mendadak dan tak terduga, betapapun tinggi
kepandaian Liok Kiam-ping juga tak sempat memberi
pertolongan, disaat dia memeriksa penyebab kematian kedua
orang ini, orang banyak dipekarangan mendadak menjerit
kaget dan bubar tunggang langgang.
Liok Kiam-ping membanting kaki, bentaknya: "Bangsat keji,
tak segan kau membunuh orang sendiri, membunuh orang
menutup mulut, Siau-ya takkan memberi ampun kepadamu."
Lekas Ai-pong-sut mencegah dia mengejar, katanya:
"Takperlu dikejar, apalagi dia sudah pergi jauh, mengejar
hanya membuang waktu dan tenaga. Urus saja penguburan
mereka."
Untung pengurus hotel sudah biasa menghadapi kejadiankejadian
seperti ini, apalagi Liok Kiam-ping mau keluar ongkos
untuk pengub uran keempat orang ini, pihaknya tidak
dirugikan malah mendapat untung dari sisa uang yang
diterima, maka persoalanpun selesai sampai di situ.
Dalam pemeriksaan Liok Kiam-ping tadi, sekujur badan
para korban tidak ada luka-luka hanya bagian ci-tong-hiat
dipunggung terdapat tanda hitam sebesar kacang tanah
hingga kulit daging sekelilingnya membengkak hijau, darah
hitam tampak mengalir keluar dari tanda hitam yang
membengkak itu.
Pengalaman Ai-pong-sut mengenai berbagai jenis senjata
rahasia khusus dari berbagai perg uruan cukup luas, kalau
tidak mau dikatakan cukup apal, setelah memerlksa luka-luka
itu akhirnya dia manggut dan mendesis: "Mungkinkah dia"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa benar ada gembong iblis lihay yang muncul " tanya
Liok Kiam-ping.
Ai-pong-sut Thong cau mengangguk. katanya: "Empatpuluh
tahun yang lalu pernah muncul pendekar aneh yang bertabiat
eksentrik, golongan hitam atau aliran putih tiada yang pernah
kontak dengan dia, sepanjang tahun dia senang mengenakan
jubah putih, mengasingkan diri di Hay-sim-san di Jing-hay,
tiada orang pernah melihat wajah aslinya, maka umum
memberijulukan Pek-ih-koay-khek (orang aneh berbaju putih).
Belakangan karena memperebutkan semacam mestika Bulim,
dan membunuh banyak orang dengan cara yang terlampau
keji Hingga menimbulkan kemarahan umum serta
mengeroyoknya, namun dengan bekal kepandaiannya yang
mengejutkan dia berhasil lolos, malah tidak sedikit jago-jago
kosen dari berbagai golongan yang binasa dan terluka, maka
sejak itulah permusuhanpun semakin mendalam." .
"Suatu ketika dia kepergok di Tiam-jong-san dan dikeroyok
oleh seratusan jago-jago kosen berbagai cabang persilatan,
kali ini orang aneh berjuang mati-matian sampai titik darah
terakhir, namun karena dikeroyok sekian banyak. tak mampu
dia meloloskan diri dari kepungan sekian banyak orang
terpaksa dia taburkan Bo-dhi-son yang amat beracun, tak
sedikit jago-jago kosen dari berbagai cabang itu yang gugur,
orang aneh itu sendiri juga terluka parah, syukur dia berhasil
meloloskan diri. Sejak kejadian itu tak pernah lagi muncul
jejak orang aneh itu.
"Konon Bo-dhi-son berasal dari Thian-tok, dibuat dengan
serbuk besi yang lembut dicampuri racun jahat, bila
disambitkan tidak mengeluarkan suara, bagi yang terluka dan
keracunan tiada obatnya untuk menolong jiwanya. Pendatang
ini dalam jarak tiga tombak mampu mengincar Hiat-to setepat
ini, Lwekangnya jelas amat mengejutkan, untung tidak dalam
melesak kedaging, maka berani kuduga yang datang pasti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukan orang aneh itu." lalu dia menghela napas dengan
perasaan masgul.
Watak Liok Kiam-ping memang amat angkuh, kapan dia
pernah tunduk kepada orang lain-Berdiri alisnya, sambil
menggereget dia, berkata: "Kepandaian orang itu memang
lihay, namun cara turun tangan begini tidak patut dipuji, Kiamping
jadi ingin menghadapinya," ternyata Lwekangnya yang
tinggi sudah merasakan adanya sesuatu suara yang
mencurigakan diluar, maka sengaja dia memancing supaya
pendatang itu unjukan diri. Pancingannya ternyata berhasil,
tiba-tiba seorang tertawa dingin lalu melayang turun secarik
kertas.
Kiam-ping ulur tangan menangkap terasa berat, diam-diam
dia rasakan tenaga lawan yang tangguh, bila dia baca kertas
itu, dimana ada tulisan tinta hitam yang berbunyi: "Selamat
bertemu didepan' di bawahnya tertanda satu huruf 'Ho' atau
bangau.
Cukup lama Ai-pong-sut Thong cau dan Liok Kiam-ping
berdiri melenggong, mereka tak habis mengerti tokoh macam
apa orang yang menggunakan nama "Ho" ini, namun dia
sudah menunggu didepan, akhirnya juga pasti bertemu, asal
sepanjang jalan ini beri hati-hati pasti takkan kurang suatu
apa.
Waktu itu sudah sekitar kentongan kelima, fajar hampir
menyingsing, karena sedang musim panas, maka sebagian
besar tamu-tamu hotel suka menempuh perjalanan dipagi
Hari, hawa sejuk dan nyaman, maka hari masih petang
mereka sudah berg eg as melanjutkan perjalanan- Demikian
pula Liok Kiam-ping dan Ai-pong-sut sudah melanjutkan
perjalanan ke barat laut.
Tengah hari mereka beristirahat di King-jwan, bila maju
pula lebih lanjut kesebelah barat, mereka mulai memasuki
daerah pegunungan, jarang kendaraan atau pejalan kaki lewat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di sini, umpama ada kereta lewat juga jalannya amat lambat
karena jeleknya jalan pegunung an yang berbatu.
Bila mereka sudah memutari pinggang gunung, jalan
pegunungan makin susah ditempuh, padahal gunung
gemunung seperti berlapis dan bersusun makin tinggi, deru
angin disertai pekik binatang dan lolong serigala terdengar
jelas mendirikan bulu roma dan menciutkan nyali.
Namun Kiam-ping berdua bernyali besar, menghadapi
pedalaman yang makin belukar dan menakutkan ini, sudah
terlalu biasa bagi mereka, perjalananpun tidak teri hambat
karenanya, cuma mereka memperlambat laju kuda mereka,
namun sepanjang jalan ini mereka tetap santai berjalan sambil
berbincang. Bila mereka sudah melampaui sebuah puncak
tinggi, kini mereka berada ditengah kabut lebat, jubah
panjang mereka melambai tertiup angin. Satujam kemudian
puncak ini sudah jauh ditinggal kebelakang, didepan mencegat
sebuah selat sempit, mulut selat ditumbuhi rumput liar
setinggi manusia, jelas jarang ada manusia pernah menjelajah
tempat ini.
Kira-kira ratusan tombak kemudian, mendadak terdengar
derap lari kuda kumandang di sebelah belakang.
Dua ekor kuda berlari kencang bagai mengejar angin
menyusul dari belakang, dalam sekejap sudah melesat lewat
kedepan. Salah seorang diantaranya waktu lewat dua tombak
didepan mereka sempat menoleh ke arah Kiam-ping berdua
sambil menyeringai dingin, lekas sekali kuda mereka sudah
dibedal jauh.
Didalam selat sempit yang rusak jalannya namun bisa
membedal kuda secepat terbang, dapatlah dibayangkan
bahwa penunggang kuda itu sudah ahli dan biasa
mengendalikan kuda didaerah pegunungan.
Ai-pong-sut Thong cau seperti memikirkan sesuatu, tibatiba
dia hentikan kudanya lalu menoleh kebelakang, mulutnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersuara lirih, katanya: "Pangcu, tempat ini belukar hanya ada
satu jalan di sini, puncak tinggi mencegat jalan didepan dan
dibelakang, kedua kuda tadi cukup menyolok, mungkinkah
musuh yang mengintai gerak gerik kami untuk menjebak kami
disebelah depan '
Liok Kiam-ping tertawa dingin, katanya: "Biar perangkap
atau jebakan yang di buat kawanan rase atau serigaia, kenapa
dibuat takut."
Belum habis dia bicara mendadak suara sinis membentak:
"Kalau tidak takut boleh kau rasakan' mendadak melesat
keluar serangkum hujan hitam dari hutan kiri dengan daya
luncuran yang kencang disertai desisangin yang ribut, jelas
kepandaian pembokong cukup tinggi.
Tanpa berjanji Kiam-ping dan Thong cau angkat tangan
menggempur kearah bayangan hitam itu. Kedua orang ini
memiliki kekuatan pukulan yang hebat, apalagi mereka
bergabung dengan pukulan dahsyat, sudah tentu perbawanya
bukan olah-olah hebatnya. Empat jalur pukulan seperti
berpadu ditengah terus mendera sederas hujan badai
sehingga gumpalan hujan hitam itu terpukul buyar keempat
penjuru. Menyusul terdengar suara gemuruh dari robohnya
sepucuk pohon besar didepan mereka. Beg itu dahsyat
pukulan gabungan mereka sehingga pohon besar itu seperti
dibetot hingga roboh seakarnya.
Terdengar seorang memuji didalam hutan: "Pukulan bagus,
selamat bertemu didepan" sesosok bayangan orang menjulang
tinggi lurus keatas terus merambat makin tinggi diatas dinding
gunung yang curam, hanya sekejap bayangannya sudah
lenyap. Liok Kiam-ping berdua tertawa saling pandang, segera
mereka keprak kuda pula.
Mereka maklum bahwa dalam selat sempit ini mereka bakal
menghadapi banyak rintangan dan bahaya namun mereka
tidak gentar, bekal kepandaian mereka yang tinggi membuat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nyali mereka keliwat besar, bahwasanya Kiam-ping tidak
pandang sebelah mata lawan-lawannya.
Syukur Ai-pong-sut Thong cau luas pengalaman, selalu dia
yang memberi petunjuk dan memberi peringatan kepada Liok
Kiam-ping bagaimana dia harus bertindak menyelamatkan diri,
kini kudanya membuntut dibelakang, dia duduk berputar arah
mengawasi belakang supaya tidak dibokong.
Suasana cukup tegang, namun mereka terus maju tanpa
gentar. Kira-kira setanakan nasi kemudian, dasar lembah ini
makin sempit, dinding gunung menjulang lurus tinggi,
keadaan di sinijelas teramat berbahaya.
Lwekang mereka tinggi, mata kuping tajam, mendadak dari
sebelah atas puncak mereka mendengar desis suara perlahan.
Tanpa berjanji keduanya saling menoleh lalu tersenyum, diamdiam
mereka bersiaga.
Sekonyong-konyong ledakan dahsyat yang menggetar bumi
meruntuhkan batu-batu gunung sepuluh tombak didepan
mereka hingga selat sempit itu tersumbat, jelas mereka
takkan bisa mundur kebelakang.
Ai-pong-sut Thong cau berdiri diatas pelana kudanya, dia
melihat jelas keadaan, lekas dia berseru: "Awas Pangcu, lekas
terjang keatas dinding sebelah kanan."
Belum lenyap suaranya, dua bayangan orang sekencang
panah meluncur berpencar kearah dua dinding yang tegap
dan curam.
Barusaja tubuh mereka melambung keatas, hujan panah
selebat hujan telah membrondong tiba, kuda tunggangan Aipong-
sut menjadi korban lebih dulu, sambil meringkik
panjang, tubuhnya terjungkel roboh berkelejetan, darah
berceceran, kuda itu jelas tak tertolong lagi jiwanya.
Sementara kuda tunggangan Liok Kiam-ping membedal
keranjingan saking kaget dan ketakutan- Tapi Hanya sejauh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belasan tombak mendadak kaki depan terpeleset, kaki
belakang terangkat, cepat sekali bayangannya sudah lenyap
ditelan semak rumput, kiranya dibawah semak rumput ada
dipasang lobang jebakan yang dalam.
Bukan kepalang gusar hati Liok Kiam-ping melihat betapa
keji musuh mengatur perangkap. bolamatanya membara.
Demikian pula Ai-pong-sut Thong cau juga tidak kalah sengit
dan dendam. Tapi bayangan musuh ternyata tidak kelihatan,
memangnya kepada siapa mereka harus melampiaskan rasa
penasaran ini.
Selat dibawah itu jelas tak mungkin dilewati lagi, terpaksa
mereka merambat naik lewat dinding gunung yang terjal itu,
seperti cecak tapijuga laksana kera mereka merambat dan
melompat diantara akar-akarpohon dan rotan. Ginkang
mereka sudah mencapai puncak sempurna, maka gerak gerik
mereka betul betul mengejutkan-
Tapi panah dari bibir jurang disebelah atas ternyata masih
terus dibidikan kebawah selebat hujan- Untung jurang ini
teramat tinggi, hingga bidikannya menceng atau nyeleweng
dari sasaran yang diincar, umpama kebetulan melesat kearah
sasaran yang tepat juga dengan mudah dipukujatuh oleh
Kiam-ping dan Thong cau.
Dengan mudah kedua orang ini terus merambat seratus
tombak. bentuk lembab itu ternyata makin berobah, dinding
gunung ternyata makin menyempit didasarnya. Sekilas Liok
Kiam-ping menerawang keadaan, tiba-tiba timbul akalnya,
segera dia berbisik kepada Thong cau: "Tianglo sementara
disini memancing perhatian musuh, aku akan menyusup
kesebelah bawah sana merambat didinding cadas itu." setelah
mengincar suatu tempat dia kerahkan seluruh Lwekang,
tenaga disalurkan dari pusar kedua kaki.
Segera dia melesat miring hingga tubuhnya meluncur tujuh
tombak jauhnya. Ditengah jejak udara dia pentang kedua
tangan serta menggeliat ping gang, disaat tubuhnya hampir
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melorot turun kedua kaki memancal pula, hingga tubuhnya
melambung lebih jauh lima tombak. Beruntun sembilan kaki
putaran tubuhnya mumbul makin tinggi mencapai bibir jurang.
Sekilas dia awasi keadaan sekitarnya terus berkelebat kearah
gerombolan musuh yang membokong.
Melihat Liok Kiam-ping sudah mencapai tujuan, Ai-pong-sut
tak mau tinggal diam lagi sengaja dia memperlihatkan diri
menarik perhatian musuh, mulutpun mencaci maki: "Kurakura,
anak kelinci semua. Kalau berani Hayo turun melawan
Lohu tiga ratus jurus kalian sembunyi diatas seperti cucu kurakura
belaka."
Sudah tentu para pembidik panah itu tiada yang menduga
bahwa elmaut sudah mengancam jiwa mereka. Begitu
meluncur tiba Liok Kiam-ping lantas membentak. kedua
tangan didorong didepan dada dengan seluruh kekuatannya,
amarah memang sudah membakar dadanya, maka
terdangarlah jerit dan pekik orang-orang yang terenggut
jiwanya, entah kaki tangan protol atau batok kepala yang
terpental, hujan darahpun menggiriskan..
Sisa pemanah yang masih hid up sudah tentu menjadi ngeri
dan jeri, beramai mereka lempar busur dan panah lari sipat
kuping. Namun Kiam-ping sudah kebacut ngamuk hingga yang
terlambat lari menjadi korban pukulannya, mayat-mayat
bergelimpangan diatas pegunungan yang jarang diinjak
manusia. Sayang Kiam ping terlampau diburu amarah
sehingga tiada satupun musuh yang lolos jiwanya, sebetulnya
menawan seorang dapat diminta keterangannya.
Sambil bersiul panjang, tubuhnya laksana meteor terjun
kedalam lembah terus meluncur keluar lembah terus lari
secepat terbang kearah depan. Karena hambatan kali ini,
hingga senja telah tiba baru mereka tiba di Si-cap-li-po.
Tempat itu merupakan sebuah desa kecil, penduduknya
sekitar dua ratusan keluarga, sepanjang jalan desa itu hanya
ada satu hotel kecil yang menjual juga makanan- Maju
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedepan lagi sudah memasuki wilayah Liang-ping, letaknya
sudah diwilayah kekuasaan Kong-tong-pay.
Setelah berunding mereka makan malam di Hotel kecil itu,
mumpung terang bulan mereka mengembangkan Ginkang
malam itu juga menuju ke Liang-ping. Jarak hanya belasan li,
dengan Ginkang mereka yang tinggi dalam beberapa kejap
sudah mereka capai langsung masuk kota.
Saat itu sudah menjelang tengah malam jalan ray a sudah
sepi, untung hotel Eng-an masih buka, maka mereka minta
kamar lalu bermalam. Baru saja fajar menyingsing, pelayan
sudah menggedorpintu kamar mereka serunya: "Tuan ada
tamu berkunjung."
Liok Kiam-ping melenggong, mereka tiba tengah malam,
tiada orang tahu, didaerah barat daya sini Hakikatnya mereka
tidak punya sanak kadang, dari mana datangnya tamu? Tapi
orang sudah datang, mungkin ada persoalan yang ingin
dibicarakan, maka dia berkeputusan, biarlah ditemui dulu lihat
siapa yang datang, segera dia buka pintu.
Seorang laki-laki berusia lima puluhan, bejubah panjang
menjura kepada Liok Kiam-ping, katanya tertawa: "Liokpangcu
sudi berkunjung kedaerah kita sungguh merupakan
kehormatan besar bagi warga penduduk setempat, cayhe
bertugas atas perintah menyampaikan kartu penunggu balas
an-" lalu dia mengangsurkan sebuah kartu merah besar.
Mau tidak mau Kiam-ping cukup kagum oleh cara kerja
mereka yang cekatan, dengan tersenyum dia terima kartu itu
serta membukanya. "Besok sore sebelum jam lima, kami
tunggu kedatangan tuan diperkampungan kita, harap datang
tepat waktunya. Tertanda Kong-tong koay-khek seng lh-hun.
Liok Kiam-ping segera bergelak tawa, katanya: "Entah apa
kemampuan cayhe, syukur kalian sudi mengundang kami,
tolong sampaikan jawaban ini, tiba saatnya kami pasti akan
datang dan mohon petunjuk."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Laki-laki jubah panjang menjura pula lalu berkata: "Selamat
bertemu." putar tubuh terus pergi.
Ui-yap-ceng (perkampungan daon kuning) terletak dibawah
Kong-tong-san, tiga puluh li dibarat laut Liang-ping, pintu
gerbang perkampungan tampak terbentang lebar, enam belas
lakl-laki berpakaian ringkas tampak berdiri jajar menjadi dua
baris didepan pintu, semua bertubuh kekar tegap.
semangatnya kelihatan menyala, jelas tenaga luar dalam
mereka sudah terlatih cukup kokoh dan tangguh.
laki-laki itu membusung dada menggendong kedua tangan,
biji mata mereka menatap lurus kedepan perkampungan, tiada
yang b ergerak semua mematung kaku. Keadaan terasa sepi
lengang, tiada suara apapun sehingga terasa keadaan cukup
menegangkan.
Menjelang tengah hari,jalanraya dari Llang-ping tampak
dibedal kencang dua ekor kuda mendatangi, secepat angin
lesus menuju kepintu gerbang perkampungan- Yang didepan
adalah seorang Suseng mud a berwajah genteng dan cakap.
jubah putihnya melambai, bercokor dipunggung kuda
kelihatan gagah perkasa. Dibelakangnya adalah seorang tua
berjubah pula dengan rambut dan jenggot ubanan, muka
merah bolamatanya tampak meneorong terang, jelas Lwekang
dan Gakangnya amat tangguh..
Kedua orang ini bukan lain adalah Liok Kiam-ping dan Aipong-
sut Thong cau yang meluruk datang untuk menuntut
balas. Setiba didepanpintu gerbang di mana terdapat lapangan
luas, serempak mereka melompat turun.
Dari dalam perkampungan segera melangkah keluar dua
laki-laki berusia limapuluhan merekapun mengenakan jubah
panjang sepatu rendah berkaos kakiputih, langsung mereka
menghampiri serta menjura, sapanya dengan tertawa: "Liokpangcu
memang dapat dipercaya, Suslok kami sudah
menunggu diruang tamu, kami diutus untuk menyambut
kedatangan kalian-" berbareng mereka memburu maju
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menerima tali kekang kuda Liok Kiam-ping dan Ai-pong-sut
lalu menambat kuda ditempat yang sudah tersedia dipinggir
pintu, lalu berkatapula dengan menjura: "Silakan ikut kami."
lalu mendahului melangkah kedalam pintu.
Begitu melangkah masukpintu gerbang perkampung an,
pandangan Liok Kiam-ping mendadak menjadi terang,
keadaan didalam ternyata luas dan terbuka. Taman kembang
didepan matanya ini mungkin luasnya ada belasan bau,
pohon-pohon tua tumbuh subur tersebar, gunungan, empang
teratai dengan ikan emas, serta gardu pemandangan
berloteng, memang merupakan tempat pesiar yang indah
dansejuk hawanya. Dibelakang kebon berdiri rumah-rumah
dengan bentuk bangunan yang megah dan gagah.
Mereka terus menyusuri jalan panjang yang berliku dengan
pohon-pohon rindang berjajar disepanjang jalan, lebarjalan
hanya lima kaki, dalam jarak lima langkah dikedua sisi jalan
berdiri laki-laki kekar berusia muda yang kelihatan kereng dan
gagah, jumlahnya ada puluhan banyaknya, semuam
memegang golok besar berpunggung tebal, pandangan lurus
kedepan dengan sikap serius lagi.
Sekilas pandang Liok Kiam-ping hanya tersenyum
menghadapi keadaan didepan mata, dia tahu lawan hendak
menggertak dan mencoba kebesaran nyali mereka berdua
untuk menjaga segala kemungkinan, diam-diam dia kerahkan
Kim-kong-put-hoay-sinkang, lalu menoleh kepada Ai-pong-sut
dengan tersenyum.
Langkah mereka tetap tegap dan gagah, mereka terus
memasuki jalan sempit yang diapit pohon yang sengaja
ditanam dengan formasi tetap.
Ai-pong-sut juga sudah maklum tujuan lawan, maka dia
tidak ambi peduli, setelah Liok Kiam-ping menoleh kepadanya
dengan tertawa, segera dia mengangguk tanda maklum,
seperti tak acuh dan tidak terjadi apa-apa dia melangkah lebar
kedalam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru beberapa langkah mereka melewati barisan manusia
bergolok tebal besar itu, mendadak terdengar gerungan ramai
dari kanan kiri, di mana sinar kilat menyambar, golok- golok
besar itu sudah membacok laksana samberan kilat. Mungkin
mereka bergerak penuh perhitungan atau sudah sekian lama
latihan mereka cukup matang, dua dim diatas batok kepala
kedua orang tamunya, golok-golok itu mendadak berhenti.
Tapi lain keadaan dua golok yang membacok diatas batok
kepala Liok Kiam-ping, begitu mereka menghentikan bacokan
golok. mendadak terasa datangnya suatu arus tenaga besar
yang ritul balik tenaga bacokan golok besar itu hingga membal
naik keatas hingga hampir terlepas dari pegangan pemiliknya.
Karuan dua orang penyergap itu pucat membesi dengan
hidung kedutan, berdiri kaku dengan pandangan terlongong.
Sudah tentu mereka tidak habis mengerti bahwa Liok Kiamping
telah melindungi badannya dengan Kim -kong-put-hoaysin-
kang betapa hebat pertahanan tenaga saktinya, jangan
kata hanya golok biasa, senjata pusakapun belum tentu dapat
melukai dirinya.
Barisan golok itu akhirnya mereka tinggaikan dibelakang,
keadaan didepan berobah lagi. Tampak sebuah pendopo
besar, diatas sebuah pigura besar yang dipantek diatas
dinding dalam pendopo itu bertuliskan tiga huruf emas gaya
kuno "Yo-sim-tong".
Baru saja mereka tiba didepan pintu besar pendopo,
mendadak kumandang gelak tawa lantang yang ramai.
Seorang laki-laki tua berusia delapan puluh tahun dengan
wajah merah, rambut, jenggot dan alis sudah memutih saiju,
namun semangatnya masih kelihatan gagah dan perkasa
sudah beranjak turun dari undakan menyambut keluar.
Setiba didepan pintu pendopo orang tua kekar besar ini
lantas merangkap kedua tangan sapanya dengan tawa lebar:
"Kalian berdua berani berkunjung ketempat kita, sungguh
menambah semarak gedung besar ini, Losiu baru saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menerima tamu hingga terlambat menyambut, harap
dimaafkan" dibelakangnya memang berbondong keluar
belasan orang-orang persilatan dengan pakaian yang
seragam, langkah enteng dan gesit, kelihatannya adalah
murid-murid kalangan Kong-tong-pay sendiri.
Tahu bahwa orang tua gagah didepannya ini adalah Kongtong-
koay-khek Seng ih-bun hati Liok Kiam-ping agak
mendelu, namun sikapnya tetap wajar, katanya: "Kedatangan
cayhe berdua memang terlalu sembrono, buat apa Seng-lotangkeh
begini sungkan."
Kong tong-koay-khek Seng ih-bun bergelak tawa, katanya:
"Bagus-bagus, di sini bukan tempat untuk bicara, silahkan
kalian masuk sambil minum arak barang dua cangkKir." lalu
dia mengulap tangan sambil menyurut selangkah kepinggir.
Ai-porg-sut sedikit angkat tangannya dipinggir telinga, Liok
Kiam-ping lalu mendahului melangkah kedalam pendopo.
Pendopo seluas ini Hanya diduduki lima orang, hingga terasa
sepi dan kosong.
Didalam pendopo duduk empat orang yang berjajar
disebelah kiri, kecuali Sip-san-siang-koay, seorang adalah
pemuda yang berusia dua puluh lima tahun, selintas pandang
kelihatan wajahnya cakap bersih, seperti dari keluarga baikbaik,
namun bila diteliti, akan terasa sorot matanya
memancarkan sinar sadis, jelalatan lagi, hingga orang akan
menarik kesan bahwa pemuda ini bukan saja licik, juga
banyak muslihatnya.
Seorang lagi adalah Hwesio bertubuh pendek gemuk berisi,
alis tebal matajalang, tampangnya bengis menakutkan,
usianya sudah mencapai tujuh puluhan-Dua orang murid
Keng-tong lagi berdiri meluruskan tangan di kanan kiri meja.
Begitu Liok Kiam-ping masuk kedalam pendopo, empat
orang didalam itu tetap duduk ditempatnya tanpa bergeming,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melirikpun tidak sudi kepada Liok Kiam-ping berdua, sikap
mereka kelihatan temaha.
Kong-tong-koay-khek Seng in bun memburu maju dua
langkah berdiri ditengah mereka, mempersilakan Liok Kiamping
berdua duduk disebelah kanan, lalu memperkenaikan
mereka.
Baru sekarang Liok Kiam-ping tahu, bahwa pemuda
berjubah sekolahan ini ternyata Tho-hoa Siusu Hun Ho, jago
muda harapan Bulim yang baru muncul dan tenar belum lama
ini kalangan Kangouw. Kungfunya tinggi, dengan Bo dhi-soa
yang beracun dia telah menggetar Bulim, tindakannya tercela,
culas, kejam dan pandai mengatur muslihat, setiap kali
melakukan kejahatan selalu meninggalkan tanda kembang
sakura, lambang kebesarannya yang sudah memusingkan
golongan lurus maupun alira n hitam.
Didalam penginapan kota Liang-ping, pembunuhan yang
terjadi malam itu mungkin adalah perbuatan pemuda ini.
Namun Liok Kiam-ping diam saja tidak mengungkat urusan
itu.
Padri pendek kekar itu adalah Hoat-liau Siansu yang dahulu
menjadi pengawas Siau-lim-si, tiga puluh tahun yang lalu
namanya pernah menggetar Bulim dan disegani karena terlalu
besar mengumbar emosi Hendak mendirikan alira n cabang
lain dari Siau-lim-pay, terpaksa dia diusir dari Siau-lim lalu
kelana di Kangouw, wataknya memang pongah, tinggi hati
dan keras kepala sepak terjangnya agak kejam dan selalu
diburu oleh keinginan hati sendiri.
Sip-san-siang-koay tampak melenggong dan adu pandang
begitu melihat Liok Kiam-ping berdua, karena dirumah makan
itu mereka pernah bertemu muka dengan Liok Kiam-ping
berdua mereka tidak sangka dengan pengalaman dan
ketajaman pandang mereka, kali ini ternyata meleset
penglihatan, karuan mendelu dan risi Hati mereka, tanpa
sadar berbareng mereka mendengus ejek menghina.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja Liok Kiam-ping berduduk langsung dia menjura
kepada Kong-tong-koay-khek, katanya tertawa: "Kiam-ping
masih muda cetek pengetahuan, berkat kebaikan dan
pesanpara cianpwe leluhur kita, ada satu persoalan yang
rasanya janggal ingin kami mohon petunjuk kepada Senglotangkeh,
semoga kau orang tua tidak kikir memberi
penjelasan-"
Kong-tong-koay-khek Seng lh-hun tersenyum lebar,
katanya: "Liok-pangcu datang khusus untuk menyelesaikan
persoalan lama, nanti pasti akan kuberikan pertanggungan
jawab supaya beres. Kebetulan yang hadir hari ini adalah
jagoan gagah yang jarang bertemu, marilah Losiu persilahkan
kalian menikmati secangkir arak sebagai selamat datang. lalu
tangan kanan bergerak kearah luar, dari pintu luar para murid
yang bertugas segera bekerja cepat, menyiapkan meja
perjamuan terdiri dua meja dikiri kanan, cepat sekali kedua
meja itu sudah terisi penuh berbagai ma cam hidangan lezat.
Sebagai kaum persilatan sudah biasa hidup bebas secara
terbuka, tanpa sungkan merekapun mencari duduk diantara
kedua meja di kanan kiri itu. Liok Kiam-ping dan Ai-pong-sut
Thong cau dipersilahkan duduk dimeja sebelah timur.
Kong-tong-koay-khek Seng Ih-hun memegangi poci perak
datang menghampiri kedepan meja, katanya kepada Liok
Kiam-ping dengan tertawa: "Hidup diatas pegunungan yang
terpencil lagi belukar. segalanya serba kasar dan mungkin
pelayanan kami kurang komplit, Sengaja Losiu haturkan
secangkir arak ini, silakan minum sebagai pelepas dahaga."
lalu dia angkat poci dan didorong kedepan dengan kedua
tangan-
Liok Kiam-ping menyambut dengan tertawa: "Seng-lotangkeh
jangan terlalu sungkan, cayhe mana berani menerima
penghormatan sebesar ini." Cangkir dipegang terus diangkat
keatas, mendadak terasa cangkirnya seperti ditindih suatu
benda berat yang tidak kelihatan hingga menekan ke bawah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kiam-ping melengak sekilas, dia tahu orang sengaja hendak
menjajal tenaganya, lekas dia kerahkan Kim-kong-put-hoaysinkang
dipusatkan keujung jari-jarinya terus menyongsong
kemulut poci.
King-kong-put-hoay-sin-kang adalah ilmu mujijat aliran Hud
yang tiada taranya. Kini keinginan timbul tenagapun bekerja.
begitu dia kerahkan dengan landasan tenaga dalam di ujung
jarinya, kekuatannya boleh dikata mampu mencoblok besi
seperti menusuk tahu, meminjam cara menyentuh benda
menyalurkan tenaga yang sakti, dia kerahkan tenaga lewat
cangkirnya terus diangkat menyongsong mulut poci.
Tampak kedua tangan Kong-tong-koay-khek Seng Ih-hun
yang memegang poci terangkat ke atas. Meski sudah
kerahkan setaker tenaganya, juga tak mampu menindihnya
turun lagi. Anehnya arak panas sepoci penuh ternyata
setetespun tiada yang mengalir keluar.
Karuan gugup dan gelisahnya bukan main, pada hal otot
hijau sudah merongkol di jidatnya, mukanya sudah merah
padam, tegel hijau dibawah kakinya gemeretak pecah dan
retak. Jago-jago kosen yang hadir dalam pendopo itu tiada
yang tidak merasa takjup dan kagum menyaksikan adu
kekuatan yang luar biasa ini, terutama kekuatan tenaga dalam
Liok Kiam-ping membuat mereka amat kagum.
Maklum poci lebih besar, tenaga lebih mudah dikerahkan
pada kedua tangan yang memegangnya, apalagi menindih
turun dari atas ke bawah, tenaga yang disalurkan lebih mudah
dimanfaatkan- Liok Kiam-ping justru disebelah bawah, hanya
memegang cangkir yang jauh lebih kecil, namun hanya
dengan kekuatan dua jari ternyata mampu menahan arak
dalam poci Hingga setetespun tiada yang mengalir keluar,
betapa hebat kekuatan tenaga dalamnya, siapa takkan
terkejut dibuatnya.
Kuatir bila kejadian memalukan berlangsung lebih lama
akan bikin tuan rumah lebih runyam meski kejadian tuan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rumah lebih runyam, meski kemudian tuan rumah sendiri yang
menjadi biang keladinya betapapun pihak sendiri hanyalah
tamu yang diundang, sebelum bertanding secara resmi dan
terbuka, maka Liok Kiam-ping perlu dianjurkan untuk
bertindak penuh perhitungan, maka dengan gelak tawa Aipong-
sut berkata: "Seng-lo-tangkeh agaknya memang ingin
melayani tamunya secara baik, Pangcu, apa halangannya kau
iringi kehendak tuan rumah."
Memang Liok Kiam-ping sendiri juga merasa urusan bakal
runyam bila diteruskan, mumpung ada kesempatan dia
manggut serta mengendorkan tenaganya, maka arakpun
mengalir keluar dari mulut poci dan tepat mengisi penuh
secangkir.
Jamak tangan Liok Kiam-ping bergetar keras, perlahan dia
tarik mundur cangkirnya, tapi arak dalam cangkirnya tiada
setetespun yang muncrat keluar. cangkir langsung diangkat
terus ditenggaknya habis. Setelah mengucap terima kasih
langsung dia duduk ditempatnya pula.
Betaparun tebal muka Kong-tong-koay-khek, tak urung dia
merah padam saking malu, dengan sikap risi dan kikuk dia
kembali ketempat duduknya.
Hoat-liau Siansu dari Siau-lim-si mendadak berdiri, serunya
lantang dengan tertawa:
"Liok-pangcu membekal Sinkang luar biasa, namanya sudah
menggetar dunia, hari ini Lolap dapat beri hadapan dengan
jago kosen, betapa senang dan bahagia hatiku, mumpung ada
kesempatan, sengaja kuhaturkan secangkir arak ini Kepada
Liok-pangcu." lalu dia tuang secangkir arak penuh diangkatnya
cangkir itu terus dilempar kearah Liok Kiam-ping.
cangkir arak itu seperti terbang diatas nampan yang tidak
kelihatan, terbang lurus dengan cepat dan enteng. caranya ini
menggunakan ilmu mengantar benda diudara kosong yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dilandasi kekuatan Khikang yang hebat, latihannya agaknya
memang sudah mencapai taraf yang tinggi.
Liok Kiam-ping tertawa lebar katanya:
"cayhe angkatan muda yang masih cetek pengalaman,
mana berani mendapat penghormatan besar dari Lo-siansu,
namun untuk kehormatan terpaksa harus menerima perintah,
namun tak berani kami memberi balasan apa-apa, maka
cukup sekian saja." sembari bicara telapak tangan kiri sedikit
terangkat, segulung tenaga lunak yang tidak kelihatan segera
menyongsong cangkir yang meluncur tiba, hingga cangkir itu
seperti tertahan ditengah jalan, bergantung diudara,
Mendadak kelima jari tangan kanannya menekan dan
mencengkram keudara, maka sejalur arak segera mumbul dari
dalam cangkir itu, mengikuti gerakan tangan Liok Kiam-ping
yang ditarik mundur, seperti seutas rantai perak. arak itu
meluncur pula kearahnya, mulut sudah menunggu lebar terus
disedotnya masuk ke dalam mulut. Sementara tangan kiri
menepuk kedepan pula hingga cangkir itu meluncur balik
kepemiliknya .
Hoat-liau Siansu seorang Hweslo kosen dari siau-lim-pay.
Lwekangnya tinggi, tenaganya hebat, dia pikir ingin pamer
kekuatan untuk menarik balik gengsi dan muka Kong-tongkoay-
khek yang mendapat malu barusan, tak nyana
dirinyapun kalah seurat oleh kekuatan sakti anak muda ini,
padahal dalam kalangan Bulim, bukan saja namanya disegani,
kedudukkannyapun amat tinggi, mana dia bisa menerima
kekalahan ini tapi kenyataan lawan lebih lihay, tanpa sebab
tiada alasan dia mengumbar amarah, saking gemas dia hanya
kertak gigi saja.
Setelah Hoat-liau Siansu duduk pula, maka Ai-pong-sut
Thong cau berdiri serta menjura kepada Kong-tong-koay-khek
Seng Ih-hun, katanya: "Seng-lo-tangkeh untuk
memperebutkan Wi-liong-pit-kip dua puluh tahun yang lalu,
kau tidak segan melanggar aturan Bulim, dengan kasar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengeroyok ciangbunjin kita secara kotor dan licik, hingga
beliau meninggal di Tay-pa-san- Lantaran kematian
ciangbunjin hingga perguruan kita runtuh total dan terpaksa
harus menghapus nama dalam percaturan dunia persliatan,
sudah dua puluh tahun kita menanggung malu."
"Padahal, Hong-lui-pang kita tak pernah bermusuhan
dengan Kong-tong-pay kalian, seng-lotangkeh ternyata tak
segan-segan melakukan kejahatan karena diburu sifat loba
dan tamak. Sudah dua puluh tahun d end am ini tak terbalas,
hari ini kami bersama Pangcu kita yang masih muda ini
berkunjung kemari untuk menyelesaikan persoalan lama,
semoga seng-lo-tangkeh bis a memberikan keadilan kepada
kami.
Kong-tong-koay-khek Seng ih-hun bergelak tawa, katanya:
"Tahun itu kami berenam kebetulan lewat Tay-pa-san,
ditengah jalan kebetulan bersua dengan ciangbun kalian
ciang-kiam-kim-ling Locianpwe, karena kami dengar dan tahu
bahwa Wi-liong-pit-kip merupakan ilmu sakti yang dijaya,
maka kami bermaksud meminjamnya untuk dibaca
sekedarnya, namun ciang-kiam-kim-leng cianpwe bukan saja
menolak malah mencaci kami, terpaksa kita turun tangan
secara keras. Tapi peristiwa sudah duapuluh tahun berselang,
dendam permusuhan apapun rasanya sudah boleh dilupakan
atau tak dirasakan lagi."
"Tahun lalu, muridku yang tertua Pi-san-khek The Hong
bersama sutenya Ti Thian-bin yang melangsungkan
pernikahan-nya tetah terbunuh di Kui-hun-ceng kalian- Setelah
itu di Tayli dalam propinsi Hun- lam, Sam-jay-kiam perguruan
kita yang sudah terkenal itupun mengalami pembunuhan keji
oleh Hong-lui-pang kalian hingga satu mati dua luka parah.
Liok Pangcu, pepatah bilang, dendam ada mulanya, hutang
ada penagihnya."
"Bila Hong-lui-pang ingin menuntut balas sepantasnya
langsung membuat perhitungan dengan Losiu yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertanggungjawab langsung akan peristiwa ini, kenapa tanpa
membedakan salah benar lantas main bunuh kepada muridmuridku
yang tak berdosa, Liok-Pangcu, memangnya kau
tidak takut ditertawakan sesama Bulim."
Berdiri alis Liok Kiam-ping, katanya: "Baik saya jawab
sanggahanmu. Pi-san-khek The Hong membantu Ti Thian-bin
merebut dan menduduki Kwi-hun-ceng, memeras perempuan
untuk dijadikan selir, dihadapan umum mempermainkan
Sumoayku lagi, maka kematiannya hanya boleh kau salahkan
perbuatannya yang tidak senonoh dan kotor."
Jawaban Liok Kiam-ping diucapkan dengan nada tinggi
tegas dan kereng, meski bermuka tebal, tak urung Kong-tongkoay-
khsk Seng Ih hurt menjadi malu dan gusar. mukanya
pucat menghijau. sikapnya kikuk dan serba runyam.
Loji dari Sip-san-siang-koay mendadak terkekeh dingin,
katanya: "Seng-lo-tangkeh, buat apa kau ajak mereka perang
mulut, permusuhan memang sudah mendalam mana mungkin
didamaikan lagi, namun kedua pihak sudah jatuh korban,
boleh merasa lega dan himpas, apalagi urusan terjadi garagara
Wi-liong-pit-kip. maka menurut hemat Loslu, buku yang
tidak membawa berkah ini, kelak pasti akan mendatangkan
bencanapula bagi kalian, bagaimana kalau titipkan saja
kepada Losiu bersaudara untuk menyimpannya, tanggung
takkan hilang dan pasti selamat, selanjutnya kedua pihak
berjabatan tangan, damai dan akur, bukan penyelesaian
begini lebih baik.
Ai-pong-sut Thorg cau terbahak-bahak. katanya:
"Penyelesaian baik apa, Wi-liong-pit-kip adalah pusaka
perguruan kita yarg menjadi simbol kebesaran ciangbunjin
pula, siapa pun jangan harap biaa menyentuhnya, apa lagi
manusia yang berhati jahat dan rendah mertabatnya. Hari ini
kami sudah bertekad menuntut balas dendam kematian
ciangbunjin kita secara tuntas, bahwa kami sudah berani
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meluruk ke Ui-yap-san-ceng ini, memang sudah bertekad
untuk gugur di sini. Loji, kukira batalkan saja niat serakahmu."
Toa-koay Ki Kong menarik alia, katanya dengan nada berat:
"Agaknya kalian tidak akan tunduk sebelum dihajar adat, Loji
memberi nasehat secara baik, kalian justru meniatkanya.
Baiklah, putuskan saja persoalan ini dengan kepandaian
masing-masing."
"Memang itulah maksud kedatangan kami berdua," seru Aipong-
sut, "umpama kalian kerahkan seluruh penghuni
perkampungan ini mengeroyok kami, kami juga tidak akan
mundur setapakpun."
Melihat Sip-san-siang-koay mulai naik itam, diam-diam
Kong- tong-koay-khek Seng Ih-hun menjadi girang. apalagi
seruan Ai-pong-sutjustru dapat digunakan alasan untuk
membakar mereka pula, maka dengan tertawa dia berkata:
"Bicara bertanding mengadu kekuatan, kalian hanya dua
orang, seorang ksatria bukan tandingan orang banyak. tapi
kami takkan main keroyok. lalu bagaimana pertandingan ini
dilangsungkan serahkan kepada kalian untuk menentukan-"
Bertaut alis Liok Kiam-ping, katanya gagah: "Tamu harus
patuh akan kehendak tuan rumah, apapun cara yang kalian
gunakan pasti kamHadapi."
Tho hoa-siu-su Hun Ho yang sejak tadi tak bicara
mendadak menjengek dingin, katanya: "Liok-pangcu gagah
perkasa memang mengagumkan, cayhe ada satu cara yang
cukup adil, entah Liok-pangcu sudi menerima usulku ini." lalu
dia berbisik-bisik dipinggir telinga Kong-tong-koay-khek Seng
lh-hun.
Liok Kiam-ping mengangguk, serunya: "coba diterangkan-"
Sebelum bicara Tho- hoa-siu-su tertawa riang, karanya:
"Menurut pendapat cayhe, kita adakan lima babak
pertandingan, bertanding secara bebas tanpa batas, terserah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggunakan Kungfu apapun boleh, pihak mana yang
menang tiga babak terhitung pihak mana yang menang."
Liok Kiam-ping bergelak tawa, katanya: ”Jikalau kami
berdua beruntung menang?"
Kong-tong-Roay-khek Seng Ih-hun segera menjawab: 'Uiyap-
san-ceng akan kuserahkan seluruhnya kepadamu. Tapi
jika kami yang menang ?"
Berkilat mata Liok Kiam-ping, katanya tegas: "Kami berdua
akan serahkan batok kepala di sini."
"Bagus, waktunya sudah banyak terbuang, marilah kalian
ikut Losiu." kata Kong-tongkoay-khek Seng Ih-bun, lalu dia
mendahului melangkah keruang belakang.
orang banyak berjalan beriringan., Setelah melewati
beberapa pekarangan dan rumah, baru mereka tiba
dilapangan latihan- Luas lapangan latihan ini ada enam
ratusan tombak. dua sisi lapangan terdapat dua rak senjata
yang berisi segala jenis persenjataan, diarah timur dan barat
terdapat paya-paya kembang setinggi tombak.
Paya-paya kembang ditimur dibagian bawahnya adalah
tanah berpasir, dibagian depannya berjajar empatpiring besar
warna merah, diatas setiap piring raksasa ditancap enam belas
bongkot dupa wangi kayu cendana buatan pabrik Lo-han di
Hay-tam, jadi jumlah seluruhnya ada enampuluh empat
bongkot, setiap dupa panjang tiga kaki enam dim, setiap
bongkot sebesar mulut cangkir, setiap bongkot dupa diikat
benang merah.
Ditengah pasir, menurut kedudukan Patkwa digali
enampuluh empat lobang kecil sebesar mulut cangkir, j a rak
setiap lobang satu dengan yang lain satu langkah, entah kekiri
kanan, maju atau mundur jaraknya sama.
Didalam paya-paya kembang disebelah barat, digantung
empat bola besi sebesar semangka dengan tambang besar,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua sampingnya ada kupingnya untuk dipegang, dipasangi
drat untuk tutup hingga bagian dalamnya bisa diisi pasir,
bobotnya bisa ditambah atau dikurangi, bagian luar dari
bolaini dipasangi pisautajam dan runcing kecil-kecil Sepanjang
tiga dim, jumlahnya sembilan batang setiap bola.
Tambang besar itu merupakan anyaman kawat baja yang
lembut, diatasnya digantung ratusan kelinting kecil, bila bola
bergerak kelintingan itu akan berbunyi dengan suaranya yang
mengaburkan konsentrasi, seorang yang meyakinkan ilmu
weduk sekalipun. bila kesenggol oleh bola besi ini pasti bolong
atau putus anggota badannnya tubuhpun akan ketumbuk
terbang mencelat.
Ai-pong-sat berpengalaman luas, sekali pandang kedua
barisan ini, dia lantas tahu itulah barisan dupa wangi
kepandaian tunggal dari Siau-lim-si dan Ku Hong-hwi-goan-ki
yang hanya pernah didengarnya saja. Barisan ini lebih sulit
dihadapi dan bahaya dari pada bertempur dengan pisau
terbang, pukulan atau golok dan pedang.
Dibelakangnya lagi adalah ceng-tlokstin yang terdiri
delapanpuluh satu batang bambu hijau. Barisan orang-orang
itu akhirnya berhenti dibarak sebelah barat yang sudah
disediakan.
Dalam mengadu Lwekang dengan Liok Kiam-ping tadi
Hoat-liau Siansu merasa asor, maka kali ini dengan kemahiran
latihan ilmu tunggal Siau-lim yang tidak sembarang diturunkan
kepada murid-muridnya, dia ingin balas mengalahkan
lawannya, maka dengan tertawa dia berkata kepada Liok
Kiam-ping: "Babak pertama, Lolap ingin mohon beberapa
jurus petunjuk kepada Sicu diatas barisan dupa Lohan ini?"
Ai-pong-sat lebih menguasai situasi dan apal akan
permainan barisan dupa sejenis ini
apalagi dia tahu keadaan hari ini serba pelik, dia harus
membela Kiam-ping supaya dia menghemat banyak tenaga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk babak kedua dan selanjutnya. Maka dengan bergelak
tawa dia berkata: "Ilmu lihay dan aneh dari Siau-lim-si jarang
diajarkan kepada murid didiknya sekalipun memang pernah
menggetarkan Bulim. Hari ini Losiu dapat beri hadapan
dengan jago kosen, terhitung terbuka mataku, biarlah aku
mempertaruhkan jiwaku yang sudah tua ini untuk mengiringi
beberapajurus diatas bariaan dupa ini. Hweslo gede, silahkan
turun gelanggang, mohon kau bertindak secara kalem -aja."
Sementara itu Kong-tong-koay-khek Seng Ih-hun sudah
perintahkan murid- murid Kong-tong-pay yang bertugas
dilapangan menancapkan bongkot- bongkot dupa itu kedalam
lobang- lobang yang sudah tersedia diatas pasir, lalu
mengundurkan diri berdiri jauh dibelakang.
Betapapun bagus buatan dupa wangi kayu cendana itu,
namun hanya diikat benang merah kecil ditancap diatas pasir
yang tidak dalam lagi, jikalau seorang harus bermain silat
diatas dupa yang berdiri dipasir itu, kalau tidak memiliki
lwekang dan Ginkang tinggi, siapa berani mencobanya.
Sebetulnya berhantam diatas bambu entah bertangan
kosong atau bersenjata tajam sudah termasuk kepandaian
khusus yang lihay dan jarang ada di Bulim, tapi bambu
ditancap ditanah yang keras, dipucuk bambu orang masih bisa
mengerahkan tenaga menggunakan kekuatan- Tapi berbeda
dengan bongkot dupa yang diikat benang kecil ditancap diatas
pasir belaka, sedikit menggunakan tenaga, kalau tidak bikin
dupa- dupa itu patah, pasti dia akan roboh, dan bila dupa
patah atau roboh akibatnya bisa fatal.
Karena Ai-pong-sut yang menantang. maka Hoat-liau
siansu mengerut kening, katanya dengan tawa enteng: "Lo
sicu, bahwa kaujuga minta petunjuk diatas dupa Lohan yang
wangi ini, memang kebetulan bagi Lolap marilah Sicu.-
silakan."
Ai-pong-sutjuga berkata: "Silakan-" hampir berbareng
kedua orang ini melayangkan tubuhnya keudara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Agaknya Hoat-liau Siansu dari Siau-limsi ingin pamer
kepandaian, tadi dia berdiri dia rah selatan, begitu tubuhnya
terapung langsung meluncur kearah barat, kakinya hinggap
dibongkot dupa paling pinggir, begitu kaki menutul ujung dupa
tubuh lantas berputar diatas dupa, kaki kiri bergantung
dengan gaya Kim-ke tok-lip (ayam emas berdiri kaki satu), dua
tangan terangkat didepan dada berganti dengan gaya Thongcu-
pai- hud (anak kecil menyembah kepada Budha). Betapa
lincah. enteng dan tangkas gerak tubuhnya membuktikan
bahwa Lwekangnya memang amat tinggi.
Begitu tubuhnya terapung Ai-pong-sat lantas tahu kemana
arah luncuran Hoat-liau, dalam keadaan seperti ini mana mau
dia dianggap lemah, lekas dia kerahkan tenaga simpanan,
ujung kaki sedikit menutul, tubuh bagian atas tidak
bergeming, dua tangan terangkap. hanya meminjam kekuatan
gerak kedua sikutnya, tubuhnya mumbul keatas pula meluncur
enteng dibarat daya hinggap diatas bongkot dupa paling
sudut. Tubuhnya berputar secara otomatis tanpa meminjam
tenaga kaki dan tangan- Begitu dia berputar balik kebelakang
maka mereka beri hadapan satu dengan yang lain-
Melihat kesebatan gerak badan Ai-pong-sut yang lihay juga,
diam-diam Hoat-liau siansu kaget dan heran, lekas dia
menurunkan ping gang, kaki kiri menggeser kekiri menutul
perlahan diujung dupa yang disebelahnya, hingga tubuhnya
setengah berputar, dua tangan yang terangkap didepan dada
terbuka, tinju kiri menindih pergelangan tangan kanan
berhenti sejajar dengan dada, muka miring menatap Ai-pongsut
Thong cau, dengan demikian Hoat-liau Siansu sudah
membuka jurus permainan menurut pembukaan ilmu pukulan
Siau-lim-pay siap menunggu serangan, sebat sekali kaki
kirinya sudah beranjak kebongkot dupa yang lain berbareng
berputar kekiri.
Ai-pong-sut tetap meluruskan kedua tarngannya
menggeser kekanan, diatas pucuk dupa dia berpindah posisi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan menutul ring an kedua kakinya, tubuhnya gemulai
laksana tangkai teratai yang ditiup angin, kelihatan lamb an
padahal sebat, seperti berat padahal ringan, dengan bergontai
beruntun dia berkisar kearah kanan. Maka kedua orang
berputar berlawanan berpindah posisi.
Kini Ai-pong-sut tepat disebelah barat, sementara padri
Siau-lim Hoat-liau berada ditimur.
Hoat-liau Siansu mendahului beranjak maju selangkah
sambil merangkap kedua tangan, mendadak telapak
tangannya memukul keluar begitu melontarkan serangan dia
sudah gunakan Pay-san im-ciang langsung menggempur Aipong-
sut. Kedua telapak tangannya seperti menerbitkan
pukulan angin kencang bagai gugur gunung dahsyatnya.
Ai-pong-sut juga mendesak maju, jarak mereka hanya
terpaut satu bongkot dupa, ternyata dia tidak menyingkir juga
, tidak berkelit, kedua tangan dilandasi kekuatan Lwekangnya
menyongsong pukulan lawan-
Begitu angin pukulan kedua pihak bentrok. kedua pihak
sama tergetar, kelihatannya enteng saja getaran yang timbul
dari akibat hentrokan pukulan mereka, padahal bila mereka
adu kekuatan ditanah biasa, pasti sudah sempoyongan
mundur beberapa langkah.
Diam-diam Ai-pong-sut Thong can kaget dan heran,
sekarang diinsyafi bahwa Hoat-liau Siansu padri dari Siau-lim
ini memang membekal kepandaian tunggal yang cukup lihay,
jikalau dirinya tidak mempunyai latihan enampuluh tahun, adu
pukulan kali ini mungkin dirinya sudah terjungkal jatuh
ditengah barisan, maka gebrak selanjutnya dia bertindak lebih
cermat dan hati-hati.
Lekas dia menggeser kekiri selangkah, lalu mendesak maju
lebih dekat, dengan demikian kedudukannya sekarang berada
dipinggir kanan si padri, kedua tangan terpentang dengan
jurus Kim-tiau-jan-ji (garuda emas pentang sayap) telapak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan membelah miring kearah pundak kanan Hoat-liau
Siansu.
Hoat-liau Siansu juga melangkah kekiri selangkah, tapi
tubuhnya sudah setengah berputar, telapak tangan kiri
menyelonong naik keatas, kaki kanan menutul ujung bongkot
dupa berbareng kaki kiri terangkat keatas, telapak tangan
melintang membelah turun.
Inilah Teng-san-gua-hou-sek (naik gunung menunggang
harimau) sebetulnya hanyalah langkah pembukaan, namun
keduanya adalah jago kelas wahid, bila bergerak saling
serang, tak mungkin saling tangkis dan mengunci secara
sungguhan, soalnya kedua pihak takkan mau menyerang
dengan tipu sesungguhnya, namun cukup jurus dilancarkan,
bila lawan sempat memunahkan serangannya dengan tipu
bagus, segera dia akan merobah permainan secara singkat
dan tegas.
Dengan gaya menunggang harimau Hoat-liau Siansu
sekalian memiring tubuh keluar, bila kaki kirinya meluncur
turun dia berbalik menutulkan kaki kebongkot dupa disebelah
belakang, sekalian dia merendahkan tubuh hingga tubuhnya
bergerak mengikutipermainan pukulan tangannya, tubuhnya
berputar laksana angin lesus, dari kiri berputar balik kearah
kiri, kedua telapak tangan melintang didorong kekiri, kali ini
dia bermain dengan cui- pi-jiu ajaran murni pukulan Siau-limpay.
Pukulan ini amat berat, telapak tangan tegak mampu
menyabat buntung lengan orang, apa lagi gerak serangannya
secepat angin memukul ketulang rusuk Ai-pong-sut Thong
cau.
Tahu lawan kali ini melontarkan serangan ganas, lekas Aipong-
sut kerahkan hawa murni dalampusarsambil
mengkeretkan perut melompat kedepan, dengan ringan dia
melompat minggir menyelamatkan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu Hoat-liau Siansu melontakan pukulannya, Ai-pongsut
lantas berkelit, hingga pukulan mengenai tempat kosong
maka dia dipaksa untuk menggeser langkah kebongkot dupa
yang lain, beruntun dia pindah posisi tiga langkah,
kelihatannya seperti mengudak gerakan Ai-pong-sut, padahal
dia dipaksa oleh serangan sendiri untuk mengendalikan diri.
Baru saja Ai-pong-sut melompat ke sana, Hoat-liau Siansu
sudah berada dibelakangnya pula. dalam keadaan tetap
membelakangi lawan, Ai-pong-sut menutulkan kaki kiri
kebongkot dupa, secara diam-diam di kerahkan sedikit tenaga,
hingga hawa sekujur badannya terangkat mumbul, begitu
tenaga pukulan tiba, tubuhpun membelok kekiri seenteng asap
melayang diudara, bila kaki kanannya hinggap dibongkot dupa
yang lain, kini dia sudah berputar arah sama sekali,
kedudukannya berbalik dipinggir kiri Hoat-liau Siansu. Dengan
gaya permulaan permainan Kim-na-jiu yang mempunyai 36
jurus permainan, dia merangkap keduajari menyerang dengan
jurus Kim-bong-ji-jui (kumbang emas bermainpuntul) menutuk
Gwa-yang-hiat Hoat-liau Siansu, gerakannya enteng serangan
lihay dan lincah.
Lekas Hoat-liau siansu mengganti langkah dengan kaki
kanan maju selangkah, kepala miring kekiri, hingga pukulan
kemuka dikelit bebas, sekalian telapak tangan kiri terbalik
keluar, dengan gaya Kim-si-to cian-hoan (lutung emas berbalik
meng unci tangan) berbalik dia mencengkerampergelang an
tangan Ai-pong-sut Thong cau.
Begitu tutukan keduajari luput, lekas Ai-pong-sut membawa
dirinya mengendap kebawah, kaki kiri dikeluarkan dari
belakang, lengan kanan merendah turun kebawah, maka
lengan kiri sudah di abitkan dengan gerakan burung merak
pentang sayap. lengan baju tangan kirinya yang lebarpanjang
menerbitkan segulung angin berbalik menggulung dari
punggung kanan padri Siau-lim itu. Kalau Hoat-liau Siansu
tidak lekas menarik diri, hampir saja jiwanya melayang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditangan Ai-pong-sut Thong cau dengan serangannya yang
lihay ini.
Kini kedua orang berpencar pula, lalu berpindah posisi
saling putar kedudukan. Lekas sekali sepuluh jurus telah
lewat. Padri melawan preman yang mengembangkan Ginkang
ini terus bertarung dengan segala kelincahan kaki tangan dan
entengnya tubuh, mereka keluarkan segala kemahiran dan
ilmu simpanan mereka yang jarang dipamerkan didepan
umum, kedua pihak memiliki keunggulan sendiri-sendiri. Para
penonton diluar arena tiada yang manvaksikan dengan
pandangan takjup pesona dan melongo.
Bahwa Ai-pong-sut Thong cau ternyata memiliki
kepandaian aneh yang lihay, Hoat-liau Siansu insaf bila
pertempuran cara begini sampai berkepanjangan, sedikit lena
pasti fatal akibatnya bagi diri sendiri oleh pukulan lawan yang
lihay.
Selanjutnya Ai-pong-sut Thong cau betul-betul pamer
kemahiran gerak tubuhnya dengan Ginkang yang tiada
taranya, kini dia tidak perlu setiap langkah menutul bongkot
dupa, tapi mampu melangkah kosong diudara namun maju
mundur tetap leluasa, beruntun dia melompati empat bongkot
dupa berlari kearah timur laut, kebetulan Hoat-liau Siansu juga
bergerak kearah yang sama.
Tujuannya memang ingin menyerang secara ganas,
kebetulan melihat Ai-pong-sut menubruk tiba, segera tangan
ka nanny a merogoh dengan Yam-gi-slok-jan, salah satu jurus
permainan cap-pwe-lo-han, telapak tangan tegak miring
menabas kepundak kiri Ai-pong-sut.
Lekas Ai-pong-sut menurunkan pundak kekanan,
sementara kaki beruntun berpindah di beberapa pucuk
bongkot dupa berputar kesebelah kanan, lalu berbalik
mengiprat tangan menepuk kepundak belakang Hoat-liau
Siansu dengan jurus To-cian-bwe-hoa (menggunting terbalik
kembang sakura). Lekas Hoat-liau Siansu juga merobah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerakan dengan Hong-hun-to-gwat memanggang mega
menyanggah rembulan,jarinya menuding IHoan-meh-hiat Aipong-
sui Thong cau. Lekas Ai-pong-sut menarik langkah
berputar badan hingga bayangan kedua orang kembali
berpencar kearah yang berlawanan.
Mau tidak mau Ai-pong-sut agak kaget dan kagum, Hoatliau
Siansu memang tidak malu pernah mendapat didikan
murni dari siau-lim-pay. Kungfunya memang luar biasa,
selama hidup boleh dikata baru sekali ini dia betul-betul
menghadapi musuh tangguh, jikalau tidak dihadapi dengan
kepandaian tunggal sendiri, bukan mustahil dirinya bakal
dikalahkan lawan. Hati berpikir kaki tanganpun bergerak.
beruntun dia menerjang dua kaki denganJit-sing-pou (langkah
tujuh bintang) yang terbalik gerakannya.
Dia sudah bertekad menggunakan Liong-sing-pat-ciang
yang berhasil diciptakan setelah diselami enampuluh tahun
dan belum pernah dia gunakan dalam pertarungan untuk
menghadapi Hoat-liau Siansu.
Liong-sing-pat-ciang adalah delapan jurus permainan
berantai susul menyusul, namun harus dilancarkan sekaligus
tanpa ganti napas, manfaatnya besar, serangannya aneh,
perbawanya besar dan kuat, bila dikembangkan lawan a kan
sukar menjaga dan melawan. Tapi Liong-sing-pat-ciang jelas
sukar dikembangkan diatas barisan seperti bongkot dupa Lohan
begini, ada lima jurus diantaranya harus dimainkan secara
lincah dengan gerakan mengendap dibawah sekali sentuh
harus segera mengerahkan tenaga" maka mengembangkan
Liong-sing-pat-ciang (delapan jurus pukulan bentuk naga)
sebetulnya amat berbahaya, juga sukarnya bukan main- Tapi
dengan kecepatan langkah dan gerak kakinya Ai-pong-sut
Thong cau tutul menutul diatas bongkot dupa laksana
kecapung menutul air teras merabu Hoat liau Siansu.
Sebagai murid didik Siau-lim-pay, sudah tentu Hoat-liau
Siansu memiliki kemampuan yang luar biasa. Kungfunya sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencapai taraf tinggi, dibekali pengalanan luas lagi, hanya
melihat permainan lawan segera dia tahu jurus apa atau tipu
apa yang akan dilancarkan lawan, kini dia melihat Ai-pong-sut
merabu dalamjarak dekat sambil melangkah tujuh bintang,
pada hal dibelakang permainan langkah yang tangkas dan
Cepat itu tersembunyi gerak langkah naga melingkar, diamdiam
hatinya kaget.
Mungkinkah lawan melancarkan Liong-sing-pat-ciang yang
pernah didengar dan belum pernah disaksikan, menurut cerita
salah seorang teman seperguruannya, Liong-sing-pat-ciang
hanya bisa dihadapi dengan cappwe-lo-han-jiu dari Siau-limpay
dan mungkin masih bisa mengalahkannya Thong-sian-pathoat
dari ajaran murni Kun-thau Siau-lim yang termashur itu.
Tapi waktu dia meninggalkan Siau-lim-si dulu, kedua ilmu ini
baru berhasil dipelajari separo atau kulitnya saja, hari ini dia
dipaksa menghadapi Liong-sing-pat-ciang, terpaksa dia nekad
dan berani menghadapi resiko didepan mata. Kini kedua lawan
bertemu lagi ditengah barisan bongkot dupa.
Kaki kiri Ai-pong-sut Thong Cau menutul bongkot dupa,
jelas dia meng g una kan gaya sian-jin-ci-to (sang dewa
menunjuk jalan), namun gaya yang indah ini
menyembunyikan tipu Hun-liong-tam-jiau (naga ulurcakar
dibalik mega) yang cukup cepat dan fatal bila mengenai
sasarannya, apalagi yang diserang adalah Hoa-tay-hiat
ditubuh Hoat-liau Siansu.
Bila serangan begini sudah di lancarkan yang diutamakan
adalah serangan telak tak kenal kompromi, hanya sekali
dansekejap. namun harus melihat gelagatpula, bila lawan
menangkis dan melawan dengan tipu lain, maka gerakannya
itu akan berobah dalam belasan variasi yang mengaburkan
pandangan, maka serangan ini sekaligus juga menunggu
reaksi lawan lalu bertindak secara telak.
Sudah tentu Hong-liau Siansu tahu betapa lihay pukulan ini,
tenaga sedikit dikerahkan dikaki kiri, tubuhnya berkelebat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekiri, kaki kanan menendang kekanan, begitu tubuh bagian
atas ketarik kekiri, dia kelit dulu pukulan dari a rah depan,
agaknya dia segan melawan pukulan sisa Ai-pong-sut, disinilah
letak kelicinannya, namun telapak tangan kiri justru merogoh
keluar mengancam lengan kanan Ai-pong-sut malah.
Permainan pukulan telapak tangan Siaulim yang satu ini
memang jauh berbeda dengan pukulan telapak tangan
umumnya, apa lagi Thong-sian-pat-hoat sesungguhnya adalah
Kungfu tunggal Siau lim-pay yang hebat, setiap jurus setiap
gerakan mengandung perobahan yang tak habis-habis, makin
cepat serangan dilancarkan semakin cepat pula ditarik balik,
kelengan kanan lawan padahal hanya gerakpancingan belaka,
mendadak dia malah menarik telapak tangan kiri, berbareng
tubuh bagian atas dia tarik kekiri, sebat sekali telapak tangan
kanan sudah membalik dengan jurus To-tiam kim-teng
(menyulut terbalik lampu emas) dalam gaya Hong-pi-ciang
memukul rusuk Ai-pong-sut. Pukulannya membawa deru angin
kencang dan deras sekali.
Melihat pukulan lawan dengan cara mematahkan
serangannya, Ai-pong-sut lantas tahu bahwa lawan
menggunakan Thong-sian-pat-hoat untuk menghadapi ilmu
tunggalnya. Karena jurus serangannya luput, kaki kanan
menutul balik ke belakang pada bongkot dupa disebelah kiri.
tenaga dikerahkan dari pusar, disalurkan kedua lengan,
tubuhnya seringan daonjatuh berputar diatas dupa, kecuali
menarik tangan diapun menyurutkan badan, bila ujung
bajunya yang lebar panjang itu diabitkan, laksana roda kereta
yang menggelinding secepa kilat menyerang dari sayap kanan
Hoat-liau siansu. Berkelit sambil balas menyerang
dilaksanakan berbareng, cepatnya susah diikuti pandangan
mata.
Melihat gaya permainan lawan serba cepat dan kilat, kaki
kanan yang semula menjajag kekiri sekalian dia gunakan cara
yang berbahaya, kaki kiri tetap tidak bergeming, hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengguna kan kekuatan tenaga pusar kaki kanan dia tarik
balik sambil miring kan tubuh, hingga tubuhnya terpelintir
kearah lain, lalu mendadak berjongkok. seperti orang yang
mendadak kejeblos dilobang yang tak kelihatan, kaki kanan
menutul bongkot dupa didepan, hingga dia sempat menarik
kaki kiri, dua telapak tangannya terpentang. telapak tangan
kanan memukul miring kebelakang dengan Toa-cui-pi-iu
berbalik dia menyapu kedua lengan Ai-pong-sut Thong cau.
Ai-pong-sut Thong- cau tetap menggunakan langkah naga
melingkar, menarik gerakan berantai, hingga kedua pihak
tanpa berjanji bergerak jurus lawan jurus tipu lawan tipu,
yang lain menendang lawan balas menyepak, namun kedua
pihak berkelit pula bersama, kini yang satu berkisar ketimur
yang lain kebarat, keduanya berputar mengelilingi arena.
Begitu Hoat-liau Siansu berada di timur, sebat sekali Aipong-
sut Thong cau berputar tubuh dengan gerakan terbang
menubruk maju, beruntun dia melompat lima bongkot dupa
mengejar dibelakang Hoat-liau Siansu, dua jari tangan kanan
dengan jurus
Siang-liong-tam-cu (dua naga merogoh mutiara) menutuk
ke Gick-im-.la ditubuh Hoat-liau Siansu.
Hoat-liau Siansu membelakangi lawan, pada hal kakinya
sudah berada diatas dupa paling pinggir, belum lagi tubuhnya
membalik, angin tutukan sudah menyerang tiba, lekas dengan
gerak Gick-bong-hoan-sin (ular sanca membalik tubuh) dia
berputar kekiri sambil mengipat kepala, hingga tutukan jari Aipong-
sut menyerempet bawah kupingnya, berbareng dia
kerjakan telapak tangan kiri dengan Kim-jijiu (jepitan tangan
emas ) meng unci kepusar Ai-pong-sut Thong cau.
Jurus ini mengandung perobahan yang cepat dan keji,
meng and a ng tenaga besar pula, siapapun yakin bahwa Aipong-
sut Thong cau kali inipasti terluka dan kecundang oleh
serangan lihay Hoat-liau Siansu ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diluar tahunya Liong-sing-pat-siang Ciptaan Ai-pong-sut
memang sudah teruji sebagai ilmu pukulan tingkat tinggi
sedikit meng gonjot tubuh mendadak dia melambung ke atas
dipermukaan dupa, ujung kakinya menendang kepala Hoautiau
Siansu yang gundul.Jurus serangan balasan ini teramat
berbahaya namun juga lihay, jikalau sedikit kurang tenaga
yang dikerahkan, atau terlambat sedikit -aja, bukan saja
permainannya itu bakal gagal, kemungkinan besar dia sudah
terluka dan roboh oleh kelihayan lawan-
Mimpipun Hoat-liau Siansu tidak menduga bahwa lawan
yang gendut ini berani main lompat diatas udara dengan
permukaan dupa yang gampang roboh ini, lekas dia berputar
kekiri beruntun kakinya berpindah ke beberapa bongkot dupa,
dengan kemahiran silat dan langkah yang terlalu apal diatas
dupa ini, namun ujung sepatu Ai-pong-sut sempat
menyerempet kulit kepalanya yang gundul, hampir saja dia
terjungkal jatuh kebawah.
Sampai dengan babak ini, Hoat-liau Siansu sudah terhitung
kalah setengah jurus, namun bermain diatas dupa adalah
kemahirannya, disamping wataknya yang angkuh dan tinggi
hati, mana dia mau terima kalah, malah sebaliknya membakar
amarah dan sifat liarnya.
Tubuh Ai-pong-sut yang melambung kearah timur meluncur
lewat diatas kepala lawan, diatas dupa tidak boleh sembarang
lompat tinggi danjauh, karena kakinya tak mungkin pinjam
tenaga terlalu besar, semua gerakan seenteng kecapung itu
hanya diandasi tenaga dalam yang murni, setelah beruntun
melampaui lima bongkot dupa baru dia meluncur turun.
Nafsu Hoat-liau Siansu sudah membakar emosinya, cepat
dia barputar sambil mendesak maju, sigap sekali dia
berkelebat di mana Ai-pong-sut akan menghinggapkan
kakinya, kali ini tak kepalang tanggung dia menggunakan Pansian-
ciang menggebuk punggung Ai-pong-sut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu Ai-pong-sut berspekulasi menggunakan Liong-singpat-
ciang, dia sudah menduga dan mempersiapkan diri bila
Hoat-liau Siansu balas menyergap dari arah belakang, maka
begitu kakinya menutul bongkot dupa. secara reftek dia sudah
menggeser tubuhnya kepinggir. Bagi pertempuran jago lihay,
bagi yang berada disebelah depan, sedikit pikiran tergerak.
secara reftek kedua pundak akan bergerak. bila yang
mengudak seorang kosen, tenaga pukulannya dilancarkan
mengikuti gerak badannya, mana mungkin dia bisa meloloskan
diri dari pukulan lawan, Namun Ai-pong-sut ternyata
mempunyai bekal pengalaman dan gemblengan yang luar
biasa didalam pertempuran ditempat seperti ini, maka Hoatliau
Siansu sedikitpun tidak melihat adanya tanda-tanda gerak
perobahan lawan-
Bila Hoat-liau Siansu kebacut melontarkan pukulannya,
dengan lincah Ai-pong-sut sudah berkisar balik kepinggir kiri
lawan, kedua lengannya membundar dengan jurus ong-liongban-
cu (naga hitam melilit Saka), kedua telapak tangannya
membelah rusuk kiri Hoat-liau Siansu.
Begitu pukulan Hoat-liau Siansu luput, serangan kedua Aipong-
sut sudah tiba, pada hal tubuhnya mendesak terlalu
dekat, berkelit sudah terlambat, dalam keadaan terdesak
terpaksa dia gunakan Lian-tay-payhud (menyembah Budha
dipanggung teratai), dengan pukulan berat laksana barisan
gunung yang kokoh dia nekad mengadu kekuatan dengan Aipong-
sut untuk gugur bersama. Tekad Hoat-liau yang nekad
ini memang berani dan lihay, dalam detik yang berbahaya ini
maka dia harus berani bertindak secara berbahaya pula, kedua
telapak tangan mendadak menggencet masuk terus didorong
bersama ke luar, angin pukulannya sudah memyampuk muka
Ai-pong-sut, mendadak terdengar suara "He" ditengah
gentakan suaranya dia gunakan pukulan berat Siau-lim-pay
yang harus dibarengi dengan bentakan dan mengerahkan
tenaga bersama melontarkan pukulannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ai-pong-sut Thong cau melancarkan gurusJiong-liong-kianbwe
(naga sakti menggulung ekor) meng gunakan kedua
tangannya angin pukulannya juga sudah menyentuhjubah
lawan, hanya tinggal mengerahkan tenaga, maka Hoat-liau
Siansupasti akan toboh binasa ditengah barisan dupanya
sendiri. Tak nyana Hoat-liau siansu justru nekad mengajak
dirinya gugur bersama dengan serangan balas an yang
mematikan, tidak berusaha mematahkan serangannva malah
balas menyerang dengan jurus mematikan pula. Betapapun
luas pengalaman dan tabah hati Ai-gong-sur, dalam keadaan
seperti ini, terpaksa dia harus menyelamatkan jiwa sendiri.
Pada hal gebrak ini berlangsung teramat cepat, kalau
dituturkan cukup panjang memenuhi Halaman buku ini, pada
hal kejadian hanya dalam waktu sekejap belaka.
Untuk menolong diri lekas Ai-pong-sut menurunkan tangan
menarik serangan, tenaga pukulannya secara mentah dia kisar
kepinggir sementara telapak tangan kiri merogoh keatas di
tengah pukulan kedua tangan lawan berbareng telapak tangan
kanan membalik dengan jurus Hun-liong-sam-sian untuk
mematahkan Liang-tay-pay-hud lawan-
Hati Hoat-liau sudah dilembari keinginan jahat, kini dia
tidak ingin menang, maka jurus serangannya amat keji dan
telengas.
Tak nyana baru saja pukulan dilontarkan, Ai-pong-sut
Thong cau sudah melaucarkan Hun-liong-sam-sian- Secara
mendadak dia menarik serangan hingga kedua telapak tangan
ditekan kebawah dengan Pay-san im-ciang, dengan seluruh
kekuatannya dia menggempur lambung Ai-pong-sut. Gaya
serangannya ini bukan olah-olah lihaynya, telapak tangan Aipong-
sut Thong cau sudah kebacut terbalik keatas begitu
pukulannya mendadak menepuk turun, siapapun takkan
mungkin menolong diri, jelas lawan bakal terpukul jatuh
kebawah barisan dupa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hebat memang kepandaian Ai-pong-sut ketenangannya
luar biasa meski menghadapi bahaya, dalam keadaan kepepet
yang tidak mungkin menolong diri, secara lembut dia berhasil
menekuk tubuh miring keatas, bukan saja separo tenaga
pukulan lawan sudah punah, sekaligus dia balas menyerang
denganjurus Kim-liong-to-kak (naga emas melempar sisik),
kedua lengannya dengan deru angin kencang menyambut
keluar. Menghindar sambil balas menyerang, cepatnya luar
biasa.
Mimpipun Hoat-liau Siansu tidak menduga, dalam keadaan
yang tersudut dan tak mungkin begitu lawan masih mampu
berbuatsejauh itu, apalagi cepat pula. Padahal melihat
serangannya hampir mengenai sasaran, hatinya sudah senang
hingga gerakan sedikit kendor, perhatianpun lena, bila
pukulan balasan lawan menderu tiba, sadarpun sudah
terlambat.
"Blang" suaranya tidak keras, namun secara telak pundak
kirinya kena pukul. Tubuhnya mencelat jatuh dibawah bongkot
dupa malah terhuyung lagi Hingga barisan bongkot dupa itu
diinjak-injak porak peronda. Sampil menahan sakit dengan
sikap bengis dia membentak kepada Ai-pong-sut: "Thong- lo
tangkeh memang berilmu sakti, selama Lolap masih bernapas,
tiga tahun lagi pasti menuntut balas kekalahanku hari ini." lalu
dia berputar kearah Kong-tong-koay-khek Seng lh hun katanya
dengan tertawa getir: "Kedatanganku kali ini semula dengan
harapan besar untuk membantu melenyapkan bencana yang
mengancam perkampunganmu, tak nyana aku malah
terjungkal mendapat malu, hari ini malu aku tetap tinggal
disini, biarlah Lolap mobon pamit dulu." tanpa menungga
reaksi Kong-tong-koay-khek Seng Ih-hun dia sudah melompat
jauh keluar, beberapa kali lompatan pula, tubuhnya yang
sudah lenyap diluar perkampungan.
Setelah Hoat-liauSiansu pergi, betapapun picik dan licik
Kong-tong-Koay-khek Seng lh-hun juga tak tahan menahan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
malu dan gusar, sesaat alisnya berkerut, tapi tak malu dia
sebagai gembong Kangouw yang culas, hanya sekejap
sikapnya sudah wajar seperti tidak terjadi apa-apa, katanya
tertawa: "Thong- lo-tangkeh memang berkepandaian tinggi,
Losiu sungguh kagum..."
Sebelum habis dia bicara, Tho-hoa-siu-su sudah
menimbrung sambil maju selangkah, "kalah menang adalah
kejadian biasa, babak selanjutnya biar Siaute yang mencoba."
lalu dia berpaling kearah Thong cau, serunya:
"cayhe punya kepandaian yang tidak becus, mohon
petunjuk beberapa jurus main senjata rahasia diatas payapaya
kembang itu kepada Locianpwe." lalu dia buka telapak
tangannya kearah Ai-pong-sut menunjukan segenggam Bodhi-
soa yang rata- rata sebesar kacang hijau.
Mendengar orang menantang Ai-pong-sut main senjata
rahasia dipaya-paya kembang itu, Liok Kiam-ping tahu lawan
hendak mencelakai jiwa Ai-pong sut dengan Bo-dhi-soa yang
jahat itu. karena senjata rahasia itu rata-rata dapat
disambitkan sejauh lima tombak dan jarang gagal, padahal
dalam jarak tiga tombak saja sulit mengelitnya, kuatir terjadi
yang tidak dlinginkan segera dia tampil ke depan, katanya:
"Pernah kudengar Bodhi-soa selama puluhan tahun amat
ditakuti kaum Bulim, cayhe tidak tahu diri ingin menjajal
kemahiran seorang kosen untuk membukamata menambah
pengetahuan."
Berdiri alis Tho-hoa-siu-su, katanya dingin: "Terlalu berat
ucapan Liok-pangcu, kepandaian cayhe yang tidak patut
ditonton ini, kebetulan mendapat petunjuk seorang lihay,
Pangcu sudi member ipetunjuk. mana cayhe berani tidak
menerimanya." lalu dia menjura serta membuka kedua
tangan, "Silakan Pangcu "
Kaki menjejak tangan, terpentang dengan gaya bangau
menjulang kelangit tubuhnya melambung lima tombak
tingginya, ditengah udara bersalto sekali mendemonstrikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keindahan tubuhnya yang menggeliat enteng lalu meluncur
turun kearah selatan paya-paya kembang, dengan tersenyum
lebar dia membalik ke arah sini, Ginkangnya memang sudah,
matang. Liok Kiam-ping mendengus hidung, diam-diam
menarik napas, tenaga dikerahkan dari pusar, tak kelihatan
dia menggerakan badan, mendadak tubuhnya mumbul
keudara hingga tujuh tombak tingginya setelah mencapai
ketinggian baru berhenti, kakinya terangkat dan bergerak
seperti orang naik tangga, tubuhnya meluncur miring kebawah
berhenti di sebelah utara Tho-hoa siu-su Ginkang langkah
enteng diudara kosong yang dipertontonkan Liok Kiam-ping
betul-betul membuat seluruh hadirin terbeliak kaget dan
kagum.
Tho-hoa-siu-su sendiri juga melenggong, namun wataknya
angkuh tak mau kalah, apapun harus bertarung dulu, apalagi
dia yakin Bo-dhi-soa yang dimiliki mempunyai kehebatan yang
tak dimiliki orang lain, umpama tidak bisa menang, kalau
hanya melindungi diri yakin masih mampu. Rasa takut seketika
sirna, sebat sekali langkahnya berkisar dari timur ke tenggara,
langkahnya enteng dan lincah.
Dengan santai Liok Kiam-ping beranjak kearah barat laut
membelok ke utara, kelihatannya dia bergerak lambat, pada
hal cepatnya luar biasa, dia hanya menggunakan separo
tenaga namun kecepatannya sudah sebanding dengan Thohoa-
siu-su, dalam waktu yang sama mereka tiba dibarat dan
timur lalu berdiri beri hadapan pula.
Setelah kedua orang berputar satu bundaran ditengah
paya-paya kembang, langkah mereka makin cepat. Yang
seorang berloncatan seperti kecapung seindah burung Camar
melawan gelombang samudra. Sebaliknya yang lain
melangkah enteng dan santai seperti orang bertamasya
layaknya menikmati keindahan alam, langkahnya cepat lembut
laksana mega mengambang seperti air mengalir
berkepanjangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lama kelamaan bayangan mereka semakin kabur dan
remang-remang hampir tidak kelihatan, kini yang terlihat
tinggal dua bayangan putih berkelebat turun naik menyusuri
ping gir paya-paya, susah dibedakan lagi mana Liok Kiamping,
yang mana Tho-hoa-siu-su, saat itu bayangan mereka
membelok dipojok paya-paya kembang yang luasnya hanya
setombak lebih, hingga jarak kedua pihak semakin dekat Di
saat keduanya beri hadapan mendadak Tho-hoa-siu-su
memperlambat gerak langkahnya berbareng tubuh setengah
diputar sambil mengayun lengan dan menghardik pelahan:
"Lihat serangan-" segumpal bayangan hitam bertaburan dari
tangannya, berbagai Hiat-to penting ditubuh Liok Kiamping
menjadi sasaran utama.
Padahal Tho-hoa-siu-su baru menghardik perlahan setelah
Bo-dhi-soa ditangannya ditimpukan, hingga suara terdengar
pasirpun sudah menyerang tiba dalam waktu yang sama.
Sejak mula Liok Kiam-ping sudah waspada, melihat orang
memperlambat langkah, lantas dia tahu bahwa lawan akan
bertindak, maka dia sudah mempersiapkan diri, Bila gumpal
hitam dari pasir lawan meluncur tiba. Ditengah jengek
dinginnya, dia menjengkang tubuh bagian atas kebelakang,
bobot tubuh seluruhnya dipusatkan diujung kakinya yang
berdiri dipinggir paya-paya kembang, maka Bo- dhi-soa
meluncur lewat didepan mukanya.
Tangkas luar biasa Liok Kiam-ping menggentak kedua
lengan keatas hingga pinggangnya terangkat, sedikit paha
mengerahkan tenaga, badannya lantas terbalik bagai
gangsingan berputar. Disaat tubuh masih berputar itulah
tangannya sempat memetik sebatang ranting pohon, begitu
tubuh berdiri tegak dia balas menghardik: "Sambut serangan."
tanganpun terayun. Selarik bayangan kelabu bagai anak ranah
mini melesat kearah Tho-hoa-siu Su.
Bahwa serangan Bo- dhi-soa pertama luput, Tho-hoa-siu-su
dibuat takjub oleh cara Liok Kiam-ping mendemonstrasikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keindahan gerak tubuhnya, baru saja dia menyiapkan
serangan kedua, Liok Kiam-ping sudah menghardik dan balas
menyerang dengan luncuran bayangan kelabu.
Sebagai ahli senjata rahasia, setelah dia mendengarkan
dengan cermat, ternyata tak mampu dia membedakan senjata
rahasia jenis apa yang digunakan Liok Kiam-ping untuk
menyerang dirinya, karuan kejut dan curiga pula hatinya.
Sekilas dia melenggong itulah, bayangan kelabu itu sudah
melesat tiba, lekas dia miring kan tubuh sambil meraih tangan
menangkap Am-gi lawan, namun karena daya luncurnya kuat
luar biasa, telapak tangannya tergetar pedas dan sakit.
Waktu dia membuka telapak tangan, kiranya hanya secuil
ranting kembang kecil panjang satu dim lebih, karuan hatinya
merasa dingin dan bergidik, maklum ranting kembang sekecil
itu bobotnya juga amat ringan, orang biasa menimpuknya
juga takkan terlempar jauh, namun waktu dia meraih ranting
sekecil ini terasa betapa besar tenaga lemparan lawan, ini
menandakan bahwa orang memiliki Lwekang yang betul-betul
mengejutkan.
Untung dalam pertandingan ini dirinya tidak mengadu
tenaga, malah dari lemparan ranting kembang ini dapat
diduga bahwa lawan tidak punyapermainan senjata rahasia
yang patut dibuat takut, kalau tidak mana mungkin balas
menyerang dengan hanya ranting kembang? Maka Tho-hoasiu-
su berpikir jikalau aku tidak keluarkan kemahiranku,
mungkin hari ini aku takkan mampu mengalahkan dia."
setelah hati berkeputusan, niat jahatpun timbul dalam hatinya.
Kaki menutul kembali dia meneruskan langkahnya meluncur
kedepan. Kembali kedua orang ini berputar mengelilingi
pingggir paya-paya kembang,jaraknya separo dari seluruh
lebar paya-paya kembang, makin lari makin cepat, kini susah
dibedakan lagi bayangan mereka.
Liok Kiam-ping insaf bahwa lawan berani menantang adu
senjatai rahasia serta menggunakan Bo-dhi-soa, tentu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mempunyai kepandaian khusus yang hebat, apalagi Bo-dhisoa
sendiri teramat ganas, maka jarak dirinya dengan lawan
tidak boleh terlalu dekat maka sejauh ini dia hanya kerahkan
tujuh bagian, tenaganya saja, sisa yang lain untuk bersiaga
menghadapi segala kemung kinan, apalagi dia tahu lawan
manusia culas dan telengas.
Saat itu dari tenggara dia sedang meluncur kearah timur,
ujung kakinya baru menutul pinggir paya-paya kembang. Thohoa-
siusu sudah mengincar tepat, mendadak dia menghardik
dari arah barat laut, tangan kiri bergerak dengan jurus Hay-tetam-
gwat (merogoh tembulan didasar laut). maka segenggam
Bo-dhi-soa melesat lurus menyusuri langit-langit paya-paya
kembang terus menukik turun setelah jarak dekat menggulung
bagian bawah tubuh Liok Kiam-ping, senjata rahasia sudah
ditimpukan baru dia bersuara, dari sini dapat dinilai betapa
jahat hatinya.
Untung Liok Kiam-ping sudah mempersiapkan diri, melihat
Bo-dhi-soa menggulung tiba, tumitnya sedikit menutul,
tubuhnya terapung lima kaki menghindar serangan bagian
bawah. Tak nyana baru saja tubuhnya terapung. Tho-hoa-siusu
kembali mengayun tangan kanan, segenggam Bo-dhi-soa
yang lain telah ditaburkan, kali ini daya luncurnya jauh lebih
kencang.
Kejadian amat mendadak perobahanpun tak terduga, bila
orang lain mungkin takkan bisa menyelamatkan diri dari
ancaman elmaut ini. Untung Liok Kiam-ping memiliki kelebihan
yang luar biasa dari manusia umumnya setelah berulang kali
dia mendapat penemuan aneh, rejeki selalu nomplokpada
dirinya, kini lwekangnya boleh dikata sudah tiada taranya,
menghadapi elmaut dia masih berlaku tenang, segera dia
mengempeskan pusar menggentak kedua tangan hingga
tubuhnya yang mulai melorot kebawah dia tarik mumbul pula
lima kaki lebih tinggi, gumpalan pasir itu melesat lewat
dibawah kakinya, sungguh berbahaya sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Serangan gelap Tho-hoa-siu-su yang menggunakan cara
licik dan melanggar aturan Bulim telah membangkitkan
amarah Liok Kiam-ping, apalagi dia tahu lawan yang satu ini
sering mengganas dengan pasir beracunnya itu, maka timbul
keinginan membunuhnya demi keselamatan umat manusia
umumnya, apalagi meraka yang tidak berdosa supaya tidak
konyol ditangannya.
Diam-diam dia kerahkan tenaga sembari mengembang
kedua lengan, tubuhnya melambung datar, beg itu kedua kaki
memancal, seperti naga yang mengegot tubuhnya meluncur
turun tepat disebelah utara. Bentuk para-para kembang ini
memanjang sempit, paling lebar hanya tiga tombak. maka
Kiam-ping kerahkan Kim kong-put-hoay-sin-kang untuk
menahan Bodhi-soa, secara tidak terduga dia balas
menyergap pula, baru akan bisa mengalahkan lawan-
Tapi Kim- kong-put-hoay-sin-kang hanya mampu menahan
serangan Bo- dhi-soa dalam jarak dua tombak, kurang dari
dua tombak Kiam-ping tidak yakin dapat menahannya. Maka
dia harus bertindak di kala kedua pihak berganti posisi, satu
diutara yang lain diselatan, sengaja harus mengincar
kedudukan yang tepat lalu dia melayang turun tepat diutara
para kembang.
Dua kali serangan gagal, Tho-hoa Siusu sudah melengak
heran, lekas dia bergerak maju kedepan dan tepat berada di
selatan.
Sebelum lawan bergerak pula Liok Kiamping sudah
mengayun tangan kanan seraya membentak: "Awas."
segulung angin kencang meluncur kearah Tho-hoa Siusu.
Lekas Tho-hoa Siu-su mengebut lengan baju, "Plak"
setangkai ranting kering dikebasnva mencelat beberapa
tombak jauhnya. Sebelum dia berputar arah, ranting kedua
sudah meluncur tiba pula dari arah depan, Menyusul ranting
ketiga dan keempat memberondong secara beruntun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terpaksa Tho-hoa Siusu menarik kedua lengan bajunya,
maka suara plak-plok beruntun memecah kesunyian, ranting
kayu beterbangan.
Untung Liok Kiam-ping hanya berusaha mencegah gerak
majunya, serta memancing kemarahnya, padahal tiada niatnya
melukai lawan, maka ranting kayu selalu ditimpukan tepat dari
depan.
Tho-hoa Siusu makin cepat menarikan kedua lengan
bajunya, sementara serangan ranting Liok Kiam-ping juga
makin gencar, saking kerepotan Tho-hoa Siusu sampai merasa
lelah dan memburu napasnya. Hanya sekejap Tho-hoa Siusu
terdesak mendelik gusar wajahnya merah padam, mendadak
dia menghardik sekali, tubuhnya menyurut mundur
meluputkan diri dari serangan telak yang datang dari depan-
Berbareng dia ayun tangan, segumpal bayangan hitam
meluncur lurus kearah Liok Kiam-ping.
Liok Kiam-ping sudah siap siaga maka dia tidak merasa jeri,
Kim- kong-put-hoay-sin-kang dikerahkan mencapa
ipuncaknya, tubuhnya tidak berkelit tidak bergerak. dengan
cermat dia menatap lurus kedepan.
Karuan Tho-hoa Shtsu kegirangan, mumpung bodhi-soa
ditangan kanan baru diayun setengah jalan, tangan kiri sudah
bergerak pula menaburkan segumpal bayangan hitam juga
dengan kecepatan lebih kencang menggulung kedepan-
Kabut hitam seketika memenuhi udara hingga pandangan
teraling menjadi remang-remang. Bo-dhi-soa adalah pasir
beracun yang amat jahat, merupakan senjata rahasia ampuh
yang ganas, bila tubuh orang tersambit sebutir pasir saja, jiwa
sang korban takkan bisa ditolong, apalagi sekarang udara
dipenuhi pasir sebanyak itu, betapa hebat perbawa
serangannya sungguh bukan kepalang hebat dan menakutkan.
Tak nyana dua kaki kabut hitam itu mendekati tubuh Liok
Kiam-ping, seperti menumbuk rintangan dinding baja yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak kelihatan, kabut hitam itu tertahan dan perlahan-lahan
rontok kebawah.
Liok Kiam-ping sudah mengincar dengan tepat, mendadak
kedua tangannya diulur serta mencengkram dengan
menggunakan daya lengket dia menggapai kearah Bo- dhisoa,
maka pasir-pasir yang berjatuhan hampir menyentuh
tanah itu sebagian tersedot ketelapak tangannya
Kapan Tho-hoa Siusu pernah saksikan Sin-kang (ilmusakti)
sehebat ini, dia kira tenaga serangan sendiri yang kurang
besar dan kuat sehingga daya terjang Bo-dhi-soa tidak
memadai menjebol pertahanan lawan, Maka dengan kekuatan
lebih besar dan gencar dia tambahi serangannya. Tak nyana
pasirnya seperti kecemplung kedalam lautan lenyap tanpa
bekas. Betapapun licik dan licinjiwanya, seketika dia berdiri
melenggong meluruskan kedua tangan- Mumpung lawan
melenggong itulah, Kiam-ping menutul ujung kakinya hingga
tubuhnya melejit maju setombak lebih dekat, sebelum kakinya
hinggap lagi dipinggir para-para kembang, tangan kanan
sedikit terayun, segumpal bayangan hitam lantas meluncur
kearah Tho hoa Siusu.
Tho-hoa Siusu tengah melongo, mimpipun tak menduga
lawan bisa bergerak seceepat ini, beg itu lawan melompat
senjata rahasiajuga sudah meluncur dengan desing suaranya
yang keras, bagai anak panah Hoakay-hiat didadanya di
jadikan sasaran utama.
Lekas dia pasang kuda-kuda mengendapkan tubuh, 'Wut'
bayangan hitam melesat lewat diatas kepalanya. Dia pandai
mendengar suara membedakan benda, maka dia tahu senjata
rahasia yang menyerang dirinya ini jelas adalah Bo dhi-soa
miliknya, kenapa bisa meluncur keluar dari telapak tangan
lawan, mungkin .. belum habis dia menduga serangan kedua
yang sama telah rnenyerang Bu-coat-hiat diperutnya. Lekas
dia angkat kaki kiri, dengan kekuatan kaki kanan dia miring
kan tubuh kekanan, Bodhisoa menyamber lewat pundaknya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disaat tubuhnya berkelit inilah, serangan ketiga Bo-dhi-soa
Liok Kiam-ping sudah memecah udara, tenaga luncurannya
jauh lebih besar dan keras dibanding dua serangan terdahulu
boleh dikata menyerang tiba bersamaan dengan serangan
kedua.
Apapun Tho-hoa Siusu tidak menduga bahwa Liok Kiamping
mampu menyerang dirinya dengan Bo dhi-soa yang
dilandasi tenaga dalamnya yang murni, hanya sedikit
menggetar telapak tangan, bayangan hitam lantas melesat
keluar, maka tiga gelombang serangan boleh dikata hampir
bersamaan, hanya arah sasarannya saja yang berbeda.
Maka terdengarlah keluhan tertahan. Tho-hoa Siusu
bermuka pucat, kaki kanan terkena sebutir pasir, tiga mili
melesak ke dalam dagingnya, seketika kaki kanannya lantas
kaku dan mati rasa.
Pikirannya masih waras dan mengerti apa yang telah
terjadi, lekas dia merogoh keluar sebuah botol kecil warna
putih dari dalam kantingnya, baru saja dia tuang sebutir pil
dan dijejalkan kedalam mulut.
Liok Kiam-ping sudah kebacut benci akan keculasan
manusia yang satu ini, mana dia berpeluk tangan melihat
lawan berusaha menyelamatkan jiwa. Sekarang dia
menggerakan kedua tangan, dengan gaya Boan-thian-hoa-hi
(Hujan kembang memenuhi udara) dua gumpal bayangan
hitam laksana hujan badai menggulung kearah Tho-hoa Siusu,
betapa hebat dan mengejutkan perbawa serangannya .
Rasa pegal dan linu kaki kanan Tho-hoa Siusu belum hilang
meski sempat menelan sebutir pil penawarnya, namun gerak
gerik tubuhnya jauh lebih lamban dan tak mampu melompat
lagi, pada hal serangan sudah menggulung tiba. Tapi secara
reftek upaya menyelamatkan jiwa masih tetap dilakukan juga,
tanpa pikir bahwa tubuhnya masih setengah terapung diudara,
langsung dia memberatkan badan menjatuhkan diri kebawah
"Blang" tubuhnya terbanting keras kebawah paya-paya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kembang. Agaknya rasa sakit menyiksanya luar biasa, begitu
tubuh menyentuh tanah dia melolong keras dengan jeritan
yang mengerikan.
Waktu Kong-tong-koay-khek dan lain-lain memburu
kedepannya, baru mereka melihat jelas, wajah Tho-hoa Siusu
sudah tak bisa dikenali lagi karena selebar mukanya kini sudah
berobah hitam dengan bintik-bintik hitam legam memenuhi
kulit mukanya, air hitam mulai meleleh dari setiap bintik hitam
diwajahnya.
Kiranya bersamaan waktu dia menjatuhkan diri kebawah,
pasir beracun ditangan Liok Kiam-ping juga secara telak
mengenai selebar mukanya. Mendadak tubuhnya mengejang,
kedua tangan mencakar tanah, kedua kaki memancal
berkelejetan dua kaliterus tak bergerak dan makin lunglai,
ternyata jiwanya sudah melayang.
Bodhi-soa memang teramat ganas, masuk daging racunnya
tak bisa ditawarkan dengan obat apapun meski obat penawar
perguruan sendiri juga harus menggunakan kadar yang
setimpal, dalam jangka satu jam tidak boleh terlambat. Liok
Kiam-ping ping in melenyapkan penjahat yang sudah keliwat
takaran melakukan kekejaman, maka kali ini dia betul-betul
mengerahkan segala kemampuannya, maka pasir-pasir
beracun yang melesak amblas kekulit daging pemiliknya
mengakibatkan Tho-hoa Siusu tak sempat lagi menolong jiwa
sendiri dengan ob at pena war yang dipegangnya.
Mungkin mimpipun tak pernah terpikir dalam benaknya,
bahwa ajalnya berada dibawah senjata rahasia beracun yang
dilatihnya sendiri sekian tahun lamanya, Tuhan memang ma
ha adil, karma telah menjatuhkan fonis akan jiwanya.
Bahwa Tho-hoa Siusu tewas dimedan laga, jelek-jelek
orang datang untuk membantu pihaknya, betapapun tabah
dan tebal muka Kong-tong-koay-khek Seng fh-hun, tak urung
dia menyeringai sadis. katanya: "Liok Pangcu, caramu main
brantas secara keji ini, apakah tidak keterlaluan. Tho-hoa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siusu ajal memang harus disesalkan kepandaian sendiri yang
tidak becus, tapi dia orang luar, lukanya sudah cukup parah,
tapi kau masih juga menyerangnya hingga jiwanya melayang.
Apakah perbuatanmu ini tidak bakal menimbulkan kemarahan
kaum Bulim."
Liok Kiam-ping berkata serius: 'kau saksikan sendiri
pertandingan ini, dia memang sengaja mencari jalan
kematiannya, cayhe menggunakan Caranya untuk membalas
kejahatanna, di Hotel dia membunuh orang pihakmu, dengan
Bodhi-soa tega membunuh kawan sehaluan, betapa jahat
jiwanya seperti ular berbisa, maka kematiannya adalah
setimpal dengan perbuatannya. Kiam-ping berdiri dalam
percaturan Bulim, aku bertindak berdasarkan keadilan,
tentang segala akibatnya boleh aku menanggung seorang
diri."
Ki-kong Lo-toa dari Sip-san-siang-koay terkekeh dingin,
katanya: "Tuan berjiwa keji, bertangan gapah, memangnya
begitulah keadilan yang kau tegakkan."
"Memberantas kejahatan adalah berbuat kebajikan,
manusia seperti Tho-hoa Siusu, kejahatannya sudah keliwat
takaran, korban ditangannya tak terhitung banyaknya,
siapapun wajib melenyapkan jiwanya. Hari ini secara
kebetulan saja meminjam tanganku untuk melenyapkan dia
karma memang sudah menentukan nasib hidupnya, tadi dia
menyerang tanpa mematuhi aturan Bulim, jlkalau yang
menjadi korban adalah Cayhe, lalu apa yang akan kau
katakan?"
Ki Ping Loji dari Sip-sin-siingkoay ikut tertawa dingin,
katanya: "Bertarung dimedan laga memang berdasarkan kuat
menang lemah mati, kematian Tho-hoa Siusu memang harus
salahkan kemampuan sendiri yang tidak becus. Tapi Liokpangu
bertekad membunuhnya dengan cara keji, tak usah kau
menggunakan alasan menegakan keadilan segala, apa Liokpangcu
jeri menghadapi tuntutan balas."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berdiri alis Liok Kiam-ping, katanya: "Cayhe berkelana di
Kangouw, berpedoman aturan perguruan, dengan segala
tekad dan kemampuan rela membela keadilan dan kebenaran,
umpama wibawa perguruan hancur lebur, Cayhe berani
berkorban asal tidak pernah bertindak secara keliru."
Kong -tong-koay-khek Seng ih-hun membentak: ”Jelas kau
ini berjiwa culas dan telengas, masih berani bicara tentang
keadilan Bulim, apa tidak malu kau hidup didunia fana ini.
Baiklah, didalam Ui-yap-san-ceng akan kucabut nyawamu."
Ai-pong-sut Thong Cau bergelak tawa, katanya: "Kalian
kawanan tikus masih punya kemampuan apa boleh keluarkan
saja, buat apa petingkah saja."
Ki Ping menyeringai kelam, katanya kepada Liok Kiam-ping:
"kalian justru mengudal ludah tidak mau mengaku salah.
ingatlah sepasang tinju kalian takkan kuat melawan empat
tangan- Maka menurut pendapat Losiu, lekas serahkan saja
Wi-liong-pit-kip. kejadian hari ini, kami bersaudara mau
menjadi penengahnya mendamaikan kedua pihak, yakin Senglota
ngkeh juga sudah berusia lanjut, berjiwa bajik dan luhur,
urusan ini tentu mau dilerai sampai disini saja, kuharap kalian
berpikir secara damai, kesempatan masih ada."
Melotot mata Liok Kiam-ping, katanya "Wi-liong-pit-kip
adalah milik perguruan kita, simbol kebesaran yang tiada
taranya, umpama Cayhe tidak becus juga pantang
membiarkan pusaka itu terjatuh ketangan orang luar. Dari
ribuan li aku meluruk kemari untuk menuntut balas sakit hati
perguruan, meski menghadapi gunung golok. lautan api,
Kiam-ping akan kerahkan segala kemampuan untuk membalas
budi luhur perguruan-. Maksud baik kalian terpaksa Kiamping
tak bisa menerima:"
Ki Kong berjiwa angkuh dan terlalu mengagulkan diri, tak
tahan dia menahan a ma rah, bentaknya: "Anak setan-. tutup
mulutmu, dengan sekedar ajaran tunggal perguruan berani
kau membangkang kehendak Lohu. Bedebah, kalau berani
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hayo lawan Lohu diatas Ceng-tiok-tin kalau kau bisa
mengalahkan sepasang tangan Lohu, urusan hari ini boleh
anggap tiada sangkut paut dengan kami, Kalau sebaliknya
kenapa?" Jengek Aipong-sut Thong Cau.
"Seluruh barang yang kalian hawa harus ditinggalkan, lalu
mencawatlah ekor dan enyah dari sini."
Jikalau pihak Cayhe yang kalah, jangan kata hanya barang
yang kami bawa, batok kepala kami berdua juga akan
kamipersembahkan." demikian kata Liok Kiam-ping.
Ki Kong menyeringai lebar, katanya: "Bocah sombong,
kemarilah ikut Lohu," lalu dia mendahului beranjak kearah
Ceng-tiok-tin (barisan bambu hijau).
Liok Kiam-ping tak bicara, diapun beranjak ke sana. orangorang
lain juga ikut berpindah kesebelah timur.
Setiba dipinggir Ceng-tiok-tin, Sip-sin-siang-koay berdiri di
selatan, Liok Kiam-ping di sebelah utara, kedua pihak jadi
berhadapan.
Ceng-tiok-tin merupakan barisan bambu runcing sebanyak
delapanpuluh satu batang sebesar jari, ditancapkan dalam
tanah menurut arah langkah berputarnya jam, panjang bambu
empat kaki dua dim, bagian atasnya runcing setajam golok.
bagian bawahnya enam dim terpendam didalam tanah,
kelihatannya berdiri kokoh dan teguh.
Tapi dibandang Bwe-hoa-tin dari Siau-lim-si, Ceng-tiok-tin
jauh lebih sukar dan banyak ragamnya, karena besarnya Bwehoa-
tin ada empat dim, bagian atasnya datar dan rata,
gampang barpijakan menggunakan tenaga. Bicara tentang
Ceng-tiok-tin, jangan kata bersilat adu pukulan, maju mundur
dan berlompatan, sekilas lena bila terjatuh pasti tubuh akan
belong dan tertusuk mampus. Kaum persilatan yang punya
Kungfu tinggi, tidak banyak yang berani bertandang diatas
Ceng-tiok-tin. Siang-koay memiliki kepandaian tunggal
perguruannya, tingkat kepandaiannya tinggi, terhitung tokoh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ternama dalam Bulim, sayang sepak terjang mereka lebih
menjurus kearah sesat, sifat merekapun tamak dan sadia,
hingga ketenaran mereka menjadi luntur, belakangan malah
dikategorikan sebagai penjahat ulung.
Ki Kong membenci kepongahan Liok Kiam-ping, maka dia
puntak hiraukan peraturan Bulim, katanya "Bedebah, naiklah."
lalu dia melompat lebih dulu hinggap secara enteng diatas
pucuk bambu.
Dalam waktu yang sama Liok Kiam-ping juga melompat
tinggi hinggap diatas sebatang bambu. Berdiri diatas bambu
hanya boleh menggunakan ujung kaki, apalagi tak boleh
menekan terlalu keras dan berat.
Sementara itu Ki Kong sudah beranjak dua langkah diatas
barisan bambu runcing, dari selatan berputar kearah barat.
Sementara Liok Kiam-ping menggeser langkah kearah timur,
tapi dia beranjak lurus melewatitiga batang batang bambu lalu
melintang menggeser pula empat langkah.
Ki Kong mempercepat langkah dan melebar kaki, sedikit
menutul dia angkat tubuhnya keatas berbareng tangan kanan
merogoh dengan Siang-yang-toa-kin-toh-cianghoat langsung
mencengkram pundak kanan Liok Kiam-ping.
Tubuh Liok Kiam-ping menggelinjang kekiri, kakinya sudah
melampaui empat batang bambu gerak geriknya enteng dan
sebat.
Melihat Liok Kiam-ping tidak menyambut serangannya
hanya berkelit saja, hidang Toa-koay Ki Kong mendangus,
kakinya menutul tubuhnya bergerak lembut mendesak maju
dengan jurus Hay-te-lau-gwat (merogoh bulan didasar laut)
kembali dia menyerang dengan telapak tangan berantai,
telapak tangan kiri menyelonong keluar, mengikuti gerakan
tubuh yang meluncur kebawah, telapak tangannya menepuk
kebawah iga kanan Liok Kiam-ping, berbareng telapak tangan
kanan merogoh pula terus disendal keluar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping membuang tubuhnya kebelakang sebelah
sebelah kanan, pundak kanan ditekan turun, namun
pinggangnya ditekuk kekiri, dengan gaya indah dia berkelit,
serangan Lo-koay hanya terpaut satu dim hampir mengenai
tubuhnya.
Lekas Toa-koay tarik serangannya, telapak tangan
terangkat naik bersamaan gerakan tubuhnya yang mumbul,
dengan serangan membelah dengan telapak tangan tunggal
yang dilandasi tenaga besar memukul hoa-kay-hiat di dada
Liok Kiam-ping.
Kedua lawan bergebrak dalamjarak dekat, serang
menyerang dilakukan dengan gerak cepat dan singkat, jelas
serangan itu akan mengenai sasaran.
Lwekang Liok Kiam-ping lebih unggul dari kebanyakan
orang, meski terancam dia tidak gugup, tampak dia ayun
kedua tangan keatas, tubuhnya menjengkang kebelakang,
diatas Ceng-tiok tin ternyata dia berani mengembangkan
gerakan Kim-le-to-jeng-poh (ikan gabus melompat balik
melawan arus), dengan enteng tubuhnya berjumpalitan ke
belakang, dikala tubuhnya jungkir balik setinggi tujuh kaki,
kedua kaki dan satu tangannya berpelukan sehingga tubuhnya
mengkeret bagai bola, beg itu melorot turun sebelah ujung
kakinya beruntun menutul dipucuk tujuh bambu runcing.
Toa-koay yakin serangannya pasti dapat merobohkan atau
sedikitnya melukai lawan, atau mendesaknya jatuh kebawah,
waktu menyerang dia gunakan seluruh tenaganya. Tak nyana
lawan berkepandaian tinggi bernyali besar, berani
menggunakan gaya ikan meletik balik melawan arus
menghindari serangannya, padahal gerak serangannya sudah
terlanjur dilontarkan-jelas dia sudah melanggar kode etik
pertempuran dalam gelanggang silat.
Apalagi jago-jago silat setingkat mereka yang diutamakan
adalah dapat menyerang dapat membela diri dan bila perlu
membatalkan serangan ditengah jalan demi keselamatan jiwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sendiri, kalau lawan tidak berkelit, maka lawan akan
memperoleh kesempatan balas menyerang lobang kelemahan
sendiri.
Beruntun dia menyelonong maju tiga batang bambu baru
berhasil menguasai keseimbangan tubuhnya, namun keringat
dingin sudah membasahi tubuhnya, lekas dia mengatur napas
menghimpun tenaga dan semangat dalam hati dia sudah
bertekad untuk melancarkan Cin-pou-kan-bak (melangkah
maju menyusul pukulan) yang mempunyai tiga gerakan
berantai dari permainan Hun-liong-sam-sian-jiau (naga
menunjukan cakar tiga kali dibalik mega) untuk adu jiwa
dengan Liok Kiam-ping.
Tenaga dalam dia kerahkan ditelapak tangan, ditengah
hardikannya, dia mendesak maju kesamping Liok Kiam-ping,
gerak perta ma dengan jurus Siang-cian-heng-tui (mendorong
melintang sepasang tangan), seiring dengan gerakan badan
kedua tangannya diabitkan kekiri dan kekanan dengan tenaga
besar, bila tubuh orang kes amber tenaga dorongannya, pasti
terjungkaljatuh ketanah.
Melinat Lo-koay mulai nekad dan bertempur seperti
mengajak adu jiwa, Liok Kiam-ping tak berani ayal lagi,
dengan gaya burung camar berputar diudara kakinya beruntun
berpindah kedudukan dipucuk bambu membalik kepinggir, Lokoay
mendadak lengan kanannya dia menggertak dengan
gerakan enteng, seiring dengan tubuh yang miring tangan
kanan menjulurkan duajari, ia menutuk ke Thay-yang-hiat
dipelipis kiri Lo-koay dengan jurus Kim-ke-to-ih (ayam alas
menyisik bulu).
Kearah kanan Toa-koay memiringkan kepala merendahkan
pundak. telapak Kiri balas menyerang denganjurus Phoat-hunkian-
jin (menyingkap mega melihat mentari) pinggir telapak
tangannya menepis urat nadi Liok Kiam-ping.
Liok Kiam-ping juga menekan pundak menarik tangan, kaki
kanan mundur selangkah, telapak tangan kiri menepuk lengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Toa-koay denganjurus Thi-so-heng-jo (rantai melinta ng
menahan perahu) .
Toa-koay dipaksa menutul kaki diujung bambu. tubuhnya
melompat keatas, ditengah udara menggeliat pinggang tubuh
berputar dengan jurus Jong-eng-pok-tho (burung elang
menyambar kelinci) kedua tangan memukul kepunggung Liok
Kiam-ping didorong oleh tubuh yang menukik turun.
Mendengar angin pukulan Liok Kiam-ping sudah waspada.
diapun menjejak kaki tubuhnya meluncur lurus datar beberapa
dim diatas ujung bambu runcing, mencapai jarak tertentu
tubuhnya menggeliat sekali melampaui lima batang bambu
hingga mencapai pinggir bambu diarah tenggara.
Toa-koay sudah kerahkan tenaga murninya, tubuh yang
terapung dari menukik turun seenteng asap meluruk tiba,
kedua tangan di depan dari belakang denganjurus pukulan
bundar berantai dilontarkan. Gaya pukulan seperti itu
mengandung tenaga pusaran seiring dengan gerakan kedua
tangan yang membundar maju mundur, jelas merupakan
pukulan berat, sebelum kaki menginjak bambu, pukulan
tangan kanan sudah dilontarkan,
Liok Kiam-ping membuang tubuh kekanan, telapak tangan
kiri menabas pergelangan Toa-koay dengan jurus palang besi
melintang tegak.
Terpaksa Toa-koay menarik telapak tangan kanan, kaki kiri
merogoh kedepan, telapak tangan kiri disodorkan kedepan
memukul Thay-gi-hoat ditulang rusuk kiri Liok Kiam-ping,
tenaga keras serangan keji.
Sebelum tangan Toa-koay tiba, Liok Kiam-ping sudah
rasakan tekanan angin keras, lekas dia membalik tubuh
bersalto kebelakang sambil menghimpun tenaga dalam
daripusar langsung disalurkan kedua lengan mencapai kedua
telapak tangan, meminjam tenaga pusaran telapak tangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kanan memukul miring dengan Toa-cui-pi-jiu menggempur
Seng- hong- hiat ditubuh Toa-koay.
Lekas Toa-koay menarik mundur kaki kiri, meluputkan diri
dari pukulan telapak lawan-telapak tangan kanan bergerak
dengan jlo-jlok-bwe (meraih ekor burung). tangannya
menyapu keketiak kanan Liok Kiamping yang kosong.
Liok Kiam-ping miring kan tubuh, maka dua telapak tangan
saling bentur "Plak" tidak begitu keras, namun kedua pihak
tergetar mundur tiga batang bambu.
Diatas bambu runcing kecil ini sedikitpun pantang
menggunakan tenaga berat, mereka kuat berdiri dengan
ujung kaki tanpa memberati bambu yang terpinjak dibawah
kaki mereka lantaran menggunakan tenaga murni, kaki juga
hanya menutul seperti menjamah sekejap saja lantas pindah
kedudukan, tapi karena Liok Kiam-ping balas menyerang
meminjam daya pusaran angin pukulan lawan sehingga dalam
adu tenaga kali ini dengan sendirinya tenaganya dikorting
sebagian.
Diam diam Liok Kiam-ping membatin, Lwekang iblis tua ini
memang cukup mengejutkan, kalau bertempur cara begini,
mungkin akan makan dua ratusan jurus baru bisa membekuk
lawan-Jikalau waktu berkepanjangan padahal pihaknya hanya
berdua, tenaga jelas kalah kuat, maka dia merasa perlu
menggunakan Kungfu simpanannya yang lihay supaya tidak
dirugikan lebih dulu. Maka permainan kedua tangannya segera
berobah, mendesak maju selangkah sete1ah dirasa cukup
dekat telapak tangan kanan membundar serta berpadu
ditengah terus melancarkanjurus Liong-kip-sin-gan.
Lwekang Kiam-ping sekarang sudah mencapai puncak
sempurna, begitu dia melancarkan Wi-liong clang, sudah tentu
perbawanya bukan olah-olah hebatnya. Tampak telapak
tangan bertaburan, secara aneh menakubkan memberondong
ke Hiat-to besar diseluruh tubuh Toa-koay.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebetulnya Toa-koay Ki-kong juga menyiapkan serangan
lihay hendak merangsak lebih dulu, tak nyana mendadak
dilihatnya lawan merubah gerak serangan, seketika dirinya
dirabu ribuan telapak tangan yang memberondong dari segala
jurusan. Lekas dia kembankan Ginkang tunggal Yap-ceng-cappwe-
hoan-can (burung walet jumpalitan delapan belas kali),
selicin belut tubuhnya berputar seperti gangsingan sambil
melompat dari pucuk bambu kepucuk bambu yang lain
sebanyak empat batang, syukur dia masih sempat
menyelematkan jiwa. Tapi kejut hatinya sudah bukan
kepalang, sekujur badan merinding dan berdiri bulu kuduknya.
Sejurus serangannya luput Liok Kiamping tidak berhenti
bergerak. langkahnya bersilang mengembangkan Ling-hi-pouhoat,
gerakannya seperti setan gentayangan melompat
terbang, sebelah tangannya menyerang dengan jurus Lionghwi-
kiu-thian
Belum lagi Toa -koay berdiri tegak. angin kencang sudah
mcnerpa tiba dari belakang, lekas dia menjatuhkan tubuhnya
kedepan,ujung kaki mengerahkan tenaga melesat kedepan
kembali dia berhasil menyelamatkan diri.
Beruntun dirinya terdesak mundur, padahal kedudukan dan
tingkat Kungfunya didunia persilatan, kapan dia pernah dibuat
malu begini rupa, saking kaget, heran dan marahnya, tiba-tiba
timbul niatjahat dalam benaknya, diam-diam dia kerahkan
tenaga dalam dikedua lengan. seketika dari bawah
pergelangan tangannya mulai berobah hijau lalu gelap dan
hitam. Ditengah hardikannya, kedua tangan didorong lurus
kedepan.
Ternyata dia sudah menggunakan Ko-bok-ciang yang
teramat ganas dan beracun, pukulannya sekaligus
mengeluarkan uap hitam, bila pakaian atau kulit daging
manusia kesentuh sedikit saja, akan terbakar hangus, paling
ringan terluka bakar, namun bukan mustahil jiwa bisa
melayang seketika karena pukulan kayu kering ini dilatihnva
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan racun yang ganas. Agaknya Toa-koay sudah nekad
untuk membunuh Liok Kiam-ping dengan ilmu simpanannya
yang amat ditakuti kaum persilatan ini.
Liok Kiam-ping sudah bersiaga, dia tahu sampai dimana
kelihayan Ko-bok-ciang lawan, melihat telapak tangan lawan
berobah hitam mengeluarkan uap hitam berbau bacin lagi,
lantas dia tahu bahwa Lo-koay mulai kerahkan seluruh
kemampuannya dengan pukulan beracun hendak merobohkan
dirinya. karuan geram hati Liok Kiam-ping, perlahan dia
kerahkan Kim - kung-put- koa y-s in- ka ng-
Dua kaki disekitar badan Liok Kiam-ping., uap hitam lawan
seperti tertahan oleh dinding kaca berhenti ditengah udara.
Kim-kong-put-hoay-sin-kang ilmu digjaya dari aliran Hud yang
tiada taranya. Ko-bok-ciang-kang memang ganas dan hebat,
namun mana mampu menjebol kesaktiannya, maka terdengar
desis geseran halus. daripertahanam hawa sakti Liok Kiamping
dengan uap hitam yang mendesak makin keras dalam
perg ulatan yang cukup sengit, namun lambat laun uap hitam
sirna tak berbekas.
Ternyata Toa-koay masih belum kapok kembali dia
kerahkan tenaganya serta menyerang lebih gencar dan kuat,
uap hitam itu laksana kepulan asap hitam yang bersuhu panas
bergulung-gulung kearah Liok Kiam-ping.
Liok Kiam-ping berdiri tegak penuh wibawa, ilmu sakti juga
sudah dia kerahkan mencapai puncaknya. Bila kabut
menggulung dekat ditubuhnya lantas mengeluarkan desis
suara yang ramai lalu tertolak balik sirna tertiup angin lalu.
Bahwa Ko-bok-ciang tak berhasil serta kehilangan
keampuhannya, Toa-koay insyaf dirinya bisa celaka, baru saja
timbul niatnya menarik balik serangan- Mana Liok Kiam-ping
memberi kesempatan padanya berbareng dengan bertautnya
kedua alis, mendadak dia maju selangkah, kedua tangan
mendadak menepuk dari bawah keatas, dengan jurus Liongjiau-
king-thian, yang menjadi sasaran adalah dada Toa-koay.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Amarah sadah melandasi serangan Liok Kiam-ping, maka
dia kerahkan sepenuh tenaganya. Sebelum menarik seluruh
kekuatan Ko-bok-ciang, Lo-koay takkan mampu mengerahkan
tenaga serta balas menyerang dengan kepandaian lain,"blang"
suaranya tidak keras, tapi secara telak iga bawah Toa-koay
sudah terkena sekali pukulan- Ditengah jeritannya tubuhnya
terpental terbang tiga kaki.
Untung Lwekangnya tangguh, sekuatnya dia tahan darah
yang sudah menyembur keluar tenggorokan, disaat tubuhnya
terpukul terbang sekaligus dia menggeliat ping gang hingga
badannya mumbul lebih tinggi dan jatuhnya diluar ceng-tioktin.
Bila daya luncuran tubuhnya mengendor, hawa murnijuga
sudah ludes, pandangan seketika menjadi gelap. badanpun
terbanting jatuh ditanah, jelas luka-lukanya tidak ringan-
Sebagai adiknya Ki Ping sudah tentu amat prihatin akan
keselamatan sang engkoh lekas dia memburu kesamping Toakoay
serta memapahnya duduk, sebuah pil merah segera dia
jejalkan kemulut Toa-koay, lalu membetulkan letak duduknya
supaya samadi menyembuhkan luka dalamnya.
Saat Toa-koay melayang jatuh, Liok Kiam-ping juga
melompat enteng hinggap di tanah.
Kong-tong-koay-khek Seng Ih-hun adalah bangkotan silat
yang pandai melihat gelagat, melihat Liok Kiam-ping
membekal ilmu sakti yang tiada taranya, ko-bok-ciang yang
paling ganas ternyata tak mampu melukai, gelagatnya pihak
sendiri makin terdesak maka dia membatin: "Usianva masih
muda, tiada sesuatu keistimewaan ditubuhnya, apa betul dia
sudah meyakinkan ilmu mencapai taraf membalik sederhana
kembali ke murni." entah kenapa mendadak bulu kuduknya
berdiri, seketika dia menjublek. pandangannya lurus
mengawasi langit.
Tiga babak sudah menentukan kalah menang sepantasnya
pertandingan boleh dihentikan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun Liok Kiam-ping berdua tetap berdiri dipinggir
dengan tenang dan angker, mereka menunggu kesudahan dan
jawaban musuh.
Mendadak Lo-ji Ki Ping menghardik beringas: "Anak
keparat, keji amat kau, Sip-can-siang-koay tidak bermusuhan
tiada dandam dengan kau, berani kau turun tangan secara keji
kepada engkohku hingga luka parah, umpama ada tabib sakti
dapat menyelamatkan jiwanya, juga selama hidup dia akan
lumpuh atau menjadi cacat. sip-san-siang-koay selamanya tak
pernah berpisah. Nah, anak keparat boleh kaupun
sempurnakan juga jiwaku.”
Amarah menggejolak dadanya karena sedih melihat
keadaan saudara tuanya yang parah, tanpa menunggu reaksi
Liok Kiamping, dia jejak kedua kakinya melompat maju, kedua
tangan menyerang bersama kearah Liok Kiam-ping sekuat
tenaganya.
Ternyata Lo-koay Ki Kong terluka dalam yang amat parah
oleh pukulan Liok Kiam-ping. Sip-san-siang-koay terhitung
jago top di bulim, sejak muda berkecimpung di Kangouw,
kapanpernah kecundang sedemikian mengenaskan, kembali
Lo-ji KiPing amat sedih dan dendam daripada kematian
saudaranya, seperti orang gila dengan kalap dia menerjang.
Sudah tentu Liok Kiam-ping tidak tahu dan tidak pernah
menduga bahwa Ko-bok-ciang yang jahat luar biasa itu, waktu
ditarik dan dikendorkan, ternyata tak punya hawa pertahanan
bila menghadapi serangan balasan lawan, kalau Kiam-ping
tahu seluk beluknya tentu pukulannya tadi tidak beg itu berat.
Tapi rasa sesal telah mengetuk sanubarinya, elek-jelek orang
datang membantu pada permusuhan apa-apa dengan dirinya,
jikalau sampai menjadi cacat seumur hidup, bagi seorang
pesilat, hal ini berarti akan buntu jalan hidup selanjutnya..
Melihat Ki Ping menyerang dengan kalap lekas dia kerkelit
kekiri. Ternyata Ki Ping tidak berhenti, menutul kaki dia
melompat keatas mengejar gerakan lawan, kedua tangannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kembali menggempur Liok Kiam-ping dari arah depan. Pukulan
ini cepat lagi barat, hampir saja mengenai tubuh Liok Kiamping.
Untung Lwekangnya tinggi, ketenangannya juga luar
biasa, disaat pukulan lawan hampir mengenai tubuh, dia
kembangkan Ling-hipou hoat, Sekali berkelebat, dia sudah
lolos dari jangkauan tenaga gempuran lawan. Tapi dia tidak
balas menyerang-
Melihat Liok Kiam-ping, berkelit melulu, Ai-pong-sut
menjadi kurang senang dan naik pitam. Bila Ki Ping
menyerang pada jurus ketiga, dia sudah tidak tahan sabar,
bentaknya: "Pangcu mundur saja, biar Losiu tamatkan pula
jiwanya." sembari bersuara tubuhnya sudah melompat tinggi,
kedua tangannya menepuk lurus kebatok kepala Ki Ping.
Kedua pihak sama-sama menyerang dari udara, tenaganya
jauh, lebih kuat dari pukulan biasanya, "Byaar" ledakan terjadi
dikala pukulan kedua pihak beradu, keduanya melorot jatuh
dari udara,
Jago-jago silat sekosen mereka sudah tentu pandai
meminjam tenaga menggunakan tenaga, meminjam daya
tolak benturan kedua pukulan mereka. sekalian tubuh mereka
melayang miring anjlok diluar gelanggang.
Ai-pong-sut terlempar lima kaki melayang enteng ketanah.
sebaliknya Ki Ping tertolak tujuh kaki. setelah hinggap ditanah
masih gentayangan dua langkah baru berdiri tegak.
"Lo-ji," seru Ai-pong-sut Thong cau." tidak sukar kalau kau
ingin adu jiwa. Nanti Lohu akan mengabulkan keinginanmu.
Tapi kenyataan terpapar didepan mata. luka-luka lotoa tidak
ringan, lebih penting kau memberi pertolongan kepadanya.
jikalau kau bertindak hanya memburu emosi, bukan saja
ditertawakan orang jiwa saudaramu juga bisa celaka. Hari
masih panjang, lain kesempatan boleh kau meluruk ke Kwihun-
ceng, Losiu akan selalu menanti kedatanganmu. Lo- ji,
insyafilah keadaanmu sendiri."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Ping melenggong mendengar nasehatnya, apapun dia
tidak mau mengakhiri pertikaian ini begini saja, maka dia
terkekeh-kekeh, katanya: "Lain kesempatan apa, selanjutnya
Sip-san-siang-koay akan hapus dari percaturan Kangouw. Hari
ini Lohu harus adu jiwa dengan kalian, para tua bangka,
sambut seranganku." maju selangkah kedua tangan bergerak
satujurus, segulung tenaga pukulan dahsyat menerjang
kearah Ai-pongsut Thong cau. Agaknya amarahnya betul-betul
berkobar, serangannya menggunakan setaker kekuatannya.
Setelah mengalahkan, Hoat-liau Siansu dari Siau-lim-pay
tadi, tenaga Ai-pong-sut sudah banyak terkuras, dalam waktu
dekat jelas tak mungkin pulih seperti sedia kala.. Melihat Loji.
Ki Ping menyerang seperti Harimau menyerbu ketengah
gerombolan kambing, dia tahu dirinya tidak untung kalau
melawan secara keras, lekas dia melangkah minggir kekanan,
mulutnya masih berusaha menyadarkan lawan: "Lo-ji, apa
betul kau ingin adu jiwa.jiwa engkohmu sudah tidak kau
pikirkan lagi"
"Hari ini Sip-san-sang-koay bertekad membuat perhitungan
dengan kau umpama lidahmu tumbuh kembang teratai, Lohu
tetap tidak akan mengampuni jiwa kalian," mulut bicara kaki
tangan tidak berhenti, sebat sekali dia menyergap maju
mencegat kedepan Ai-pong-sut, secara aneh kedua tangannya
merogoh dengan jurus Hun-liong-sian-jiau, yang diincar
adalah Hoa-kay-hiat di dada Ai-pongsut Thong cau.
Ai-pong-sut menyurut mundur selangkah menghindar,
telapak tangan kiri membundar balik dengan gerak Kim-si-toajan-
hoan (benang emas berbalik membelitpergelangan)
menabas urat nadiJi-koay Ki Ping.
Ji-koay Ki Ping dipaksa menekuk sikut, merendahkan
tenaga sambil miring dan maju selangkah berbareng tangan
kanan menyapu miring kebelakang, Tam-jong-ciang langsung
menepuk kepundak kanan Ai-pong-sut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ai-pong-sut tahu permainan pukulan lawan amat aneh
menakjupkan, lekas dia menyelinap miring kepinggir sambil
membuang pundak. tangan kanan terangkat dengan jurus
Yap-te-jay-hoa (memetik kembang dibawah daon), merangkap
kedua jari telunjuk danjari tengah menutuk Ki-ti-hiat ditubuh
Ki Ping seCara terbalik.
Amarah Ki Ping sudah tak terbendang maka dia bertekad
menggunakan serangan keji, namun beberapa jurus
serangannya selalu dipUnahkan oleh Aipong-sut, maka niat
jahatnya makin berkobar, maka tekadnya lebih besar untuk
memboyong seluruh kemampuan latihannya adu jiwa dengan
Ai-pong-sut.
Niatnya baru berkelebat dalam benaknya, sementara
tutukan jari Ai-pong-sut sudah mengancam Hiat-tonya, lekas
dia merangkap kedua tangan sambil berputar setengah
lingkar, mendadak kedua tangan terbuka terus menepuk
dengan jurus Hing-toan-jik-lim-jun (memotong miring berisan
emas). Pukulannya ini mengandung tiga unsur tenaga yang
berbeda, lengan melintang, jari menutuk dan tepukan telapak
tangan, bila pukulannya sudah dilontarkan, untuk menyambut,
mematahkan atau menghindar serba sukar dan tidak mungkin
memang lihai serangan yang satu ini.
Melihat permainan adu jiwa lawan Ai-pongsut menggeram
gusar, segera dia kembangkan Ginkang tunggalnya, beruntun
kakinya bergerak saling berputar, secara aneh dia menyelinap
pergi, tenaga sudah dikerahkan dikedua lengannya terus
memapak serangan lawan
Kali ini dua pukulan telapak tangan beradu secara telak.
keduanya mundur tuuh kaki. Ki Ping kalah setengah tingkat
dalam ketangguhan Lwekangnya tapi Ai-pong-sut sudah susut
tenaga dalamnya, maka hasil adu tenaga ini kelihatan
berimbang. Demi menuntut balas sakit hati sang Engkoh, Ki
Ping sudah tidak hiraukan keselamatan sendiri maka dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menubruk maju pula dengan serangan makin sengit. Serangan
makin ganas dan dahsyat.
Darah terasa bergolak didada Ai-pong-sut dia tahu dirinya
sudah terluka sedikit, lekas dia kembangkan kelincahan gerak
tubuhnya melayani serangan Ji-koay yang menggila.
Tampak bayangan kelabu berkelebat kian kemari, selulup
timbul diantara sambaran pukulan yang menderu kencang,
cukup sengitjuga jalannya pertempuran.
Waktu sudah banyak terbuang, jikalau pertempuran seperti
ini berkepanjangan, jelas tidak menguntungkan pihaknya,
lekas dia maju selangkah lalu menjura kepada Kong-tongkoan-
khek, katanya: "cayhe ada sebuah permintaan yang
mungkin kurang pantas, entah Seng-lo-tangkeh sudi memberi
muka kepadaku."
Pihaknya sudah kalah beruntun, mimik Kong-tong-koaykhek
kelihatan kaku dan sinis, mendengar pertanyaan Liok
Kiam-ping kelihatannya dia melengong, namun sebagai
bangkotan penjahat, segera dia bergelak tawa, katanya: "Liokpangcu
ingin tanya apa boleh katakan saja. Losiu slap
mendengarkan."
Bertaut alis Liok Kiam-ping, katanya:
"Urusan hari ini lebih baik kau saja yang menyelesaikan
dengan aku, waktu sudah banyak terbuang, urusan tak boleh
ditunda. aku yang tidak berguna mohon petunjuk beberapa
jurus untuk mengakhiri permusuhan kedua pihak."
Karena ditantang secara langsung oleh Liok Kiam-ping,
merah muka Kong-tong-koay-khek Seng Ih-hun, apalagi
dihadapan sekian banyak anak muridnya mana boleh dia
menyurut mundur. Tapi dia mempunyai rencana lain dalam
hati dia, mencaci bocah keparat yang tidak tahu diri ini,
kematian sudah didepan dada masih berani petingkah, Maka
dia bergelak tawa, katanya: "Ilmu sakti Liok-pangcu memang
mandraguna, kepandaanmu lebih unggul dari kebanyakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang bahwa kau inginjajal kepandaian, memang kebetulan
bagi Lohu. Tapi Lohu punya sekedarpermainan yang mungkin
kurang enak dipandang, aku akan mohon petunjuk Liokpangcu
di dalam Kiu-bong-hwi-goan-kiu."
Sementara itu empat buah Kiu- bang- gin sudah digotong
keluar oleh murid-murid Kong-tong-pay lalu dipasang
ditempatnya.
Seng lh-hun menuding kebawah paya-paya kembang,
katanya menoleh: "Kalau sekiranya memenuhi selera
LiokPangcu, boleh kita ganti permainan yang lain."
Watak Liok Kiam-ping angkuh, kapan dia pernah tunduk
kepada orang lain, sejak menjabat Pangcu Hong-lu-pang, dia
lebih tinggi hati, walau tahu Kiu-bong-gun-goan-giu belum
pernah dilihat dan tak tahu seluk beluknya, tapi kepandaian
tinggi membuat nyalinya besar, katanya dengan wajah serius:
"Sebagai murid Hong-lui-bun, dihadapan para leluhur cayhe
sudah bersumpah mendarma baktikan diriku demi
kepentingan Hong-lui-pang demi menegakkan keadilan Bulim,
dan menjaga wibawa dan kebesaranperguruan gunung golok
atau lautan api takkan mundur setapakpun. Kalau Seng-lotangkeh
sudah memilih permainan ini, cayhe rela melayani,
silakah Lo-tangkeh." lalu dia belitkan bagian bawah jubahnya
dipinggang. langsung melompat masuk kebawah paya-paya
kembang. Berdiri disebelah selatan.
Sementara Kong- tong-koay-khek Seng ih-hun berdiri
disebelah utara. Kedua pihak menjura serta berkata: "Silakan'
lalu keduanya bergerak bersama memukul melintang kearah
Kiu-bin-giu yang tergantung digelanggelang rantai.
Empat buah bola besar berat itu seketika terayun dengan
suaranya yang menderu, paya-paya kembang yang terbuat
dari kayu seketika berg eta r mengeluarkan suara kriyat kriyut.
Empat buah bola bergigi dan berpisau runcing tajam itu
terayun pulang pergi dengan kekuatan yang cukup
mengejutkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping berkepandaian tinggi, tapi dia tak berani
gegabah, sepenuh perhatian dia layani permainan lawan
Begitu bola bergerak kedua pihak lantas bergerak
mengikuti arah bola terayun, keduanya saling samber
dalamjarak setengah kaki disebelah bola, arahnya lurus untuk
menghindari hantaman Kiu-bong-giu secara telak Disaat dua
bola bersilang lewat, kedua orang itu baru mulai bergerak
saling hantam.
Seiring dengan gerakan menyelinap ketengah Kong-toaykhek
seng lh bun miringkan tubuh kesebelah kiri, kedua
tangan memukul kesebelah kanan- Liok Kiam-ping pasang
kuda-kuda menurunkan tubuh, padahal dua bola berat bergigi
dan berpisau itu sudah terayun balik. terpaksa mereka
melompat minggir kesamping utara dan elatan di mana kedua
bola yang lain berada.
Sebat sekali Liok Kiam-ping bergerak. disaat tubuhnya
hinggap kebawah, kebetulan berada disebelah kanan bola,
muka menghadap keluar paya-paya kembang, mendadak dia
melangkah keluar setindak tangan kiri terayun kebelakang.
bola yang berada disebelahnya telah dipukulnya terayun lurus
kebelakang.
Begitu bola terdorong pergi, orangnyapun melompat keluar
dari arah barat, gerak geriknya yang sebat dan tangkas, jelas
tak mampu diimbangi oleh jago silat umumnya. Kini empat
buah bola itu sudah bergerak semua, gelang-gelang kecil
diatas tambang yang mengikat bola besar itu gemerincing
sehingga suasana menjadi berisik.
Kini kedua pihak mengeluarkan kemampuan sejati, mereka
melompat pergi datang diantara samba ran empat bola yang
pergi datang secara cepat dan ketat, bila bayangan mereka
melompat dekat, keduanya lantas saling serang dan membela
diri. Bertempur dengan cara menghindar tumbukan bola lalu
saling serang hakikatnya tak boleh bergerak secara lambat
atau lena, hatipun harus selalu ingat dan awas akan gerak laju
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan arah bola-bola tajam itu, mendadak maju lain saat
mundur, menyerang atau membela diri secara bergantian,
jelas pertempuran ini jauh berbeda dengan adu kepandaian
umumnya.
Dalam sekejap mereka sudah saling labrak puluhan jurus,
bukansaja sulit mengembangkan Ginkang dalam samberan
bola- bola yang samber menyamber itu, tenagapun harus
diperhitungkan celakanya perhatian harus selalu ditujukan
pada gerak gerik lawan, sudah tentu mereka ingin selekasnya
merobohkah lawan dalam adu tenaga, pukulan dan
ketangkasan
Liok Kiam-ping tahu Kiu-bong-giu sudah diyakinkan Kongtong
koay-khek Seng Ih-hun dengan baik, bukan saja
permainannya sudah leluasa dan matang, dia masih mahir
memainkan Pat-sian-ciang yang lihay, maka dia
memperingatkan diri sendiri supaya tidak memandang enteng
lawan, bila lawan lolos dari sepasang telapak tangan sendiri,
bukan saja malu terhadap leluhur danpara anggota bagaimana
dia harus bertanggungjawab sebagai seorang pimpinan. Maka
Kiam-ping kembangkan Ling-hi-pou-hoat, diam-diam Wi-liongciang-
hoat juga disiapkan, sudah bulat tekadnya untuk tidak
memberi ampun kepada Kong-tong- kony-khek seng ih-bun.
Kebetulan kedua pihak kini berada dipusat pusaran
keempat bola. Seng Ih bun bergerak dari selatan keutara,
sebaliknya Liok Kiam-ping dari utara keselatan, keduanya jadi
berada tepat ditengah sudut bersilangnya bola-bola itu,
kontan Kong-tong-koay-khek menyodok miring kearah
bayangan Liok Kiam-ping, berbareng kakinya merebut maju
kepinggir, kedua tangan terayun serong ke timur, dengan
miring tubuh bergaya memukul harimau.
Liok Kiam-ping melompat tiba mengikuti ayunan sebuah
bola, gerak geriknya setangkas tupai seringan angin, agaknya
Kongtong-koay-khek Seng ih-bun tidak berani mengadujiwa,
sebelum serangan mengenai sasaran, lekas dia tarik balik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangan sebelum dia sendiri kesambar bola yang datang dari
ping gir. Gerak geriknya memang cekatan namun tenaga
serangannya tadi cukup keras, hingga dalam menyelamatkan
diri kali ini dia tampak keripuhan
Namun gerakan Liok Kiam-ping kali ini juga cukup
berbahaya, semula dia menghadap ke barat membelakangi
timur, saat mana sepasang tangan Kong-tong-koay khek Seng
ih-hun sudah menyerang tiba, sementara depan dan belakang
diancam ayunan bola, jelas dia takkan bisa menyelamatkan
diri, kalau tidak terluka oleh pukulan lawan, pasti roboh
keterjang bola. Untung dalam keadaan terdesak timbul
akalnya, sebat dia mengegos tubuh keutara sambil menggeser
selangkah. syukur dia selamat, namun jiwanya hampir saja
melayang kalau terlambat sedikit saja.
Karena serangan kedua tangannya luput, Kong-tong-koaykhek
terancam samberan bola yang datang dari belakang,
lekas dia menyilang langkah menyingkir keselatan- Dalam hati
dia maklum, berdasar kepandaian silat dan kekuatan Lwekang,
bertempur ditempat datar elas dirinya bukan tandingan Liok
Kiam-ping, Dirinya sudah sekian tahun berlatih secara tekun
ditengah ayunan bola-bola yang dapat mengancamjiwa orang
ini, betapapun tinggi kepandaian seorang, jelas takkan leluasa
bergerak ditengah ayunan bola, jikalau tidak memiliki
ketangkasan luar biasa. Tapi dia masih mempunyai permainan
rahasia yang belum dikeluarkan bila permainan nakal ini tidak
lekas dikembangkan, jelas tidak mudah dia merobohkan lawan
yang masih mud a belia ini.
Dua puluh tahun yang lalu dia pernah melukai dan
mengeroyok ciangbunjin mereka yang sudah tua hingga
tewas, permusuhan jelas tak mungkin dilerai atau didamaikan
lagi, sekarang apa pula, halangannya bertindak lebih kejam
lagi. biar adu jiwa saja dengan bocah ini dan membunuhnya
secara licik bila perlu. Pikiran jahatnya timbul wajahnyapun
beringas diliputi nafsu membunuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Saat mana bola dibelakang Liok Kiam-ping baru saja
menyamber lewat, disaat orang menyingkir dan merobah
gerakan itulah mendadak Kong-tong- koaykhek menyergap
dengan tangan kanan menepuk keperut Liok Kiam-ping.
Tangan kiri menyerang dengan jurus Tay-beng-can-ji (burung
rajawalipentang sayap) merogoh keatas sebelah kiri, dengan
tangan kiri ini dia menabas tambang besar yang mengikat Kiubong-
giu sehingga bola itu tersendal balik, sementara bola
dibelakangnya juga sudah terayun tiba.
Maka dia menurunkan pundak kekiri, bola dibelakangnya
menyamber lewat diatas pundak kanan, dengan kedua jarinya
dia dorong lagi bola itu hingga terayun lurus ke muka Lloh
Kiam-ping. Maka Liok Kiam-ping sekaligus diserang dari tiga
haluan, kalau kelit kekanan, harus menghadapi bola yang
terayun datang dari barat, kiri harus melawan bola yang
disendal datang oleh Kng-tong-koaykhek Seng Ih-hun.
Terpaksa Liok Kiam-ping gunakan gerakan Thi-pan-kio
(Jembatan besi) yang lemas menjengkang tubuh kebelakang
datar dengan tanah, namun sebelum Kong-tong-koay-khek
mengundurkan diri, dia masih terancam oleh serangan keji
lainnya, lekas dia gerakkan tangan kiri mengunci pergelangan
Kong- tong-koay-khek seng Ih-hun, tubuhnya terus anjlok
pula kebawah, karena bola yang disendal balik lawan sudah
menyamber kemukanya.
"Bagus." dia menghardik sekali, merangkapjari telunjuk
danjari tengah dia menjojoh ketengah bola yang kosong
sehingga bola itu berhasil disampuknya kepinggir oleh
kekuatan dua jarinya, terayun balik ke arah datangnya
semula.
Sementara posisi Kiam-ping tetap tidak bergeming atau
berkisar, bola yang menyamber lewat daripundak kanan Kongtong
koay-khek menyerempet punggung kirinya sehingga
serangan telak kedua bola ini terhindar, sudah tentu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pertahanan Kong-tong-koay-khek Seng Ih hun menjadi
terbuka lebar.
Betapa lincah dan tangkas gerak tubuh Liok Kiam-ping,
kesempatan sebaliknya tidak di abaikan, lawan tak boleh lari,
serempak kedua tangan merogoh keatas, denganjurus Liongjiau-
king-thian mengincar Hoakay-hiat didada Seng Ih-hun.
Gaya pukulan dan gerak tububnya bukan saja cepat, serangan
telak juga tepat, merupakan salah satut gerak tipu Wi-liongpit-
kip yang lihay, puluhan tahun yang lalu jurus inipun sudah
menjagoi Kangouw, maka ingin berkelitpun Kong-tong- koaykbek
seng Ih-hun sudah terlambat.
Ujung jari sudah menyentuh pakaiannya, tenagapun hampir
dikerahkan- Melihat lawan merobah gerakan, mendadak
pandangan sendiri menjadi kabur, tahu-tahu serangan lawan
sudah mendera didepan mata, untung Kong- tong- koay-khek
mempunyai kemahiran luar biasa didalam menghadapi saat
gawat seperti ini, badan bagian atas dia miringkan, sambil
angkat kedua tangan, mengikuti daya pukulan Liok Kiam-ping,
dan melompat sambil menyelinap dicelah antara samberan
dua bola, sekaligus meluputkan diri dari pukulan telak lawan-
Sayang betapapun luas pengaIaman dan sikap reaksinya, tak
urung dia tersapu juga oleh pukulan Kiam-ping, tulang rusuk
bagian atasnya seketika sakit luar biasa.
"Plak" tubuhnya mela yang pergi. sambil menahan rasa
sakit, berdasar pengalaman tempur dan kemahirannya main
ditengah barisan bola ini, tangan kanannya menarik tambang
besar, tubuhnya kembali meny elinap pergi dari celah-celah
samberan bola dan melayang turun. Ditengah suitan panjang,
dia sudah tidak pikirkan keselamatan sendiri, mendadak dia
angkat tubuhnya sambil merangkap dua jari menutuk kearah
bola yang terayun datang dari belakang, hingga bola ini
terayun lebih cepat menyongsong bola yang datang dari
depan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Murid-murid Keng-tong-pay yang menonton dari luar payapaya
kembang mendadak ada yang menjerit kaget:
"Susioksuco, jangan.' cepat dia menarik tambang besar yang
dipegangnya hingga bola yang terayun itu ketarik naik satu
kaki lebih tinggi. Sementara tambang bola yang ditutul Seng
Ih-hun dan terayun tiba itu teriris oleh pisau tajam dibola yang
ketarik mumbul, maka bola berat berduri dan bpisau tajam itu
jatuh menggelindang ditanah.
Mendengar teriakan murid Kong-tong-pay itu, Liok Kiamping
sudah waspada, lekas dia mendahului lompat keluar dari
paya-paya kembang sambil menoleh kebelakang. Mendadak
didengarnya sebuah ledakan keras disertai jeritan yang
menyayat hati. Ditengah kepulan asap tebal, darah muncrat
disertai tulang dan daging.
Kong-tong-koay-khek seng Ih-hun tampak roboh celentang
ditengah genangan darahnya sendiri, kedua kakinya sebatas
paha hancur lebur karena ledakan tadi, keadannya amat
mengerikan
Ternyata didalam bola bandulan berat ini di isi bahan
peledak. agaknya Kong-tong koay-khek Seng Ih-hun sudah
bertekad gugur bersama Liok Kiam-ping, maka dia nekad
mendorong bola supaya saling tumbuk dan meledak.
Bila rencananya ini berhasil, umpama tidak mati pasti Liok
Kiam-ping luka parah, untung seorang murid berteriak sambil
menarik ujung tali yang menggantung bola sehingga bola itu
terangkat, tujuannya hendak menolong kakek gurunya
terhindar dari bahaya benturan dan besar ibu jari kaki itu
ternyata tergores putus oleh pisau tajam dibola yang lain dan
jatuh tepat dibawah kaki Kong-tong-koay-khek Seng Ih-hun,
maka kedua kakinya hancur luluh sebatas paha karena
ledakan keras itu, orangnya seketika roboh semaput.
Liok Kiam-ping sendiri juga kaget dan ngeri hingga dia
berdiri menjublek sekian saat. Untung murid Keng-tong-pay
tadi menjerit kaget sehingga dia sempat melompat keluar,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau tidak tentu diapun ikut cidra. Namun melihat keadaan
Kong-tong- khek Seng Ih-hun yang begitu mengenaskan, tak
tega hatinya, lekas dia menghampiri serta berkata kepada
murid-murid Keng-tong-pay yang merubung maju: 'Luka-luka
Seng-lotangkeh amat berat, tidak boleh banyak bergerak,
apalagi terkena racun belirang, kalau tidak lekas dlobati kadar
racun lekas merembes kedalam badan, cayhe sedikit paham
ilmu pengob atan, bila kalian percaya kepada cayhe, lekas
ambilkan air putih, cayhe akan membantu sekuat tenaga
untuk menolong jiwa seng- lo- tangkeh."
Sejak Pi-san-khek The Hong meninggal, Sam-jay-kiam juga
gugur, maka murid-murid Kong-tong sudah tiada jago yang
bisa diagulkan, kepandaian mereka bertaraf rendah, mana
berani melabrak Liok Kiam-ping apalagi mereka juga
kehabisan akal tak tahu bagaimana harus menolong Seng ih
hun. syukur Liok Kiam-ping menyatakan kesediaan dirinya
memberikan pertolongan-
Maka murid-murid Khong-tong menjadi ribut, ada yang lari
mengambil air dan mengeluarkan obat-obatan dan kain
pembalut serta pelengkapan lainnya. Dengan teliti Liok Kiamping
membersihkan bagian luka-luka lalu membubuhi obat
mujarab untuk penawar racun serta menutuk beberapa Hiat-to
menghentikan darah keluar, dirogohnya sebutir Soat-lian lalu
dibagi dua, separo untuk Seng Ih-hun sisa separo yang lain
diberikan kepada Toa-koay Ki Kong.
Wajah Kong-tong-koay-khek seng Ih-hun pucat pasi, masih
semaput, sudah tentu dia tak bisa menelan Soat-lian yang
sudah masuk tenggorokan, maka Liok Kiam-ping pegang
dagungnya lalu dipencet hingga mulut terbuka lalu didorong
dengan sekumur airjernih. Sayang darah keluar banyak. lukaluka
parah lagi, sehingga kasiat Soat-lian berjalan lamb at..
Baru saja Liok Kiam-ping bersimpuh hendak mengerahkan
hawa murni desalurkan ketubuh orang supaya membatu kasiat
orat. Mendadak didengarnya dua suara bentakan terus. Dua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang yang lagi baku hantam disebelah sana tampak terpental
mundur, Ai-pong-sut Thong cau dan Ji-koay Ki Ping mundur
lima langkah. Ternyata kedua orang ini adu pukulan..
Kalau Ji-koay Ki Ping merasa kedua lengannya linu dan
lemas, sementara dada Ai-pong-sut agak sesak dan tersengal
napasnya. Mendadak Ji-koay Ki Ping menggeram sambil
angkat kedua tanganya lurus kedepan, telapak tangannya
mulai berobah hijau.
Sekilas melirik Liok Kiam-piang tahu Jikoay siap
melancarkan Ko-bok-ciang yang lihay untuk mengakhiri
pertempuran, kuatir Aipomg-sut lidak kuat menghadapi ilmu
pukulan jahat ini, lekas dia melompat ketengah gelanggang,
seraya berseru: "Tianglo boleh mundur saja." Kim-kong-put
hoy-sinkang dikerahkan melindungi sekujur badan, sementara
kakinya bergerak mendadak kearah Ji-koay Ki Ping.
Walau Ko-bok-ciang beracun dan jahat, namun dua kaki di
sekitar tubuh Liok Kiam-ping segera buyar tertiup angin tak
berbekas. Karuan Ji-koay mengkirik dan berdiri bulukuduknya.
Dengan tersenyum Liok Kiam-ping berkata: Ji-tangkeh,
selesailah sampai di sini saja. Kami tidak bermusuhan sebelum
ini, aku masih punya separo butir soat lian, silakan berikan
kepada Lo toa, yakin luka-lukanya bisa lekas disembuhkan-'
habis bicara kedua lengan bajunya dikebas naik turun, kabut
hitam segera buyar, di mana tangannya terayun, selarik sinar
putih lantas meluncur kearah Ji-koay.
Bahwa Ko-bok-ciang tak mampu melukai lawan, hati Jikoay
Ki Ping sudah ketakutan, di saat keripuhan lawan sudah
menimpukan separo butir Soar-lian kearah dirinya, lekas dia
meraihnya, untung dia lebih sabar dibanding saudara tuanya,
kepalanya juga lebih pandai berpikir, segera dia bergelak
tawa, katanya: "Liok-pangcu memiliki ilmu sakti, Losiu benarbenar
terbuka hari ini, kesalahan memang dipihak kami,
karena tamak dan mudah percaya hasutan orang sehingga
Lotoa terluka berat, memang setimpal sebagai imbalannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata Siau-hiap berbudi luhur memberi obat lagi, sungguh
tak terhingga Lo-siu terima kasih gunung tetap menghijau, air
tetap mengalir, biarlah kelak kita bertemu lagi.”
”Silakan Siau-hiap" setelah memberi hormat dia bopong Lotoa
Ki Kong, beberapa kali lompatan dia sudah lenyap dibalik
wuwungan.
Mengawasi bayangan orang Liok Kiam-ping menghela
napas, lalu dia membalik serta duduk dipinggir Seng lh bun,
kedua telapak tangannya menekan Bing-bun-hiat dipunggung
Seng ih-hun serta menyalurkan hawa murni kedalam tubuh
orang.
Beberapa kejap kemudian, wajah pucat Seng Ih-hun mulai
bersemu merah, perlahan orang nyapun siuman, begitu
membuka mata melihat Liok Kiam-ping yang sedang
mengobati dan menolong dirinya, tak tertahan airmata
bercucuran air mata duka bercampur haru..
Deng an mendelu Liok Kiam-ping berkata: "cianpwe masih
harus banyak istirahat, semoga lekas sembuh, selamat
tinggal." lalu dia ajak Ai-pong-sut meninggalkan tempat itu.
Dengan langkah seperti terbang Kiam-ping langsung turun
gunung menuju ke Liang-ping, ditengah jalan dia prihatin akan
luka-luka Ai-pong sut, tanyanya prihatin: "Bagaimana lukaluka
Tianglo, apakah perlu diobati, dulu baru melanjutkan
perjalanan lagi?"
Ai-pong-sut Thong cau bergelak tawa, katanya: "Luka-luka
seringan ini, Losiu masih kuat menahannya Pangcu, waktu
sudah mendesak. kita perlu menempuh perjalanan."
Dibawah gunung menemukan kuda tunggangan mereka
terus dibedal kearah timur. Hari sudah sore, pejalan
kaki.sudah jarang maka mereka berani membedal kuda
sepertri mengejar angin. Jarak tiga puluh li mereka tempuh
dalam setanakan nasi, hari itu mereka sudah kembali kehotel
Eng-an.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pemilik dan kacung hotel sudah tahu mereka pulang dari
Ui-yap-san-ceng maka pelayanan luar biasa.
Setelah membersihkan badan dan makan Ai-pong-sut naik
keranjang duduk bersamadi menyembuhkan luka dalamnya.
Setelah sehari penuh bertempur, menempuh perjalanan
jauh lagi, meski Liok Kiam-ping memiliki Lwekang tangguh
juga merasa lelah, namun dia merasa perlu menjaga
keselamatan Ai-pong-sut, maka dia duduk disebelahnya.
Waktu berjalan tanpa terasa mendadak Ai-pong-sut
membuka mata, lalu berkata perlahan: "Pangcu. kenapa kau
belum tidur, jangan karena Losiu kesehatanmu sendiri
terganggu." "
Liok Kiam-ping tersenyum katanya mengangguk: "Ya,
marilah istirahat, keadaanmu sudah jauh lebih baik."
Lekas sekali fajar telah menyingsing. Pagi-pagi benar
mereka sudah menempuh perjalanan menuju ketenggara. Dua
hari kemudian mereka tiba di Po-ke mulai memasuki jalan raya
yang menuju ke Thong- koan keadaan di sini makin sulit
dilewati.
Thong-koan adalah kota penting didaerah utara padang
rumput, sebagai daerah penting disepanjang tembok besar,
membelakangi gunung Hoa-san lagi, keadaannya memang
serba alamiah. sejak dahulu kala tempat strategis ini sudah
sering menjadi rebutan dua pasukan besar yang ingin
menyerbu ke Tlonggoan.
Liok Kiam-ping berdua kepingin lekas pulang keselatan,
pemandangan panorama yang indah sepanjang jalan terutama
disekitar tembok besar tidak diperhatikan lagi. Tapi perjalanan
memang amat susah, apalagi kuda lebih sukar jalan, terpaksa
mereka turun dan menuntunnya. Untunglah mereka berhasil
mencapai puncak yang bersaiju, bagi yang bernyali kecil tentu
tak berani lewat daerah sini. Setelah tiba dibalikpuncak, kota
Thong-koan sudah kelihatan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Saat mana mentari sudah condang ke barat, mereka
tengah mencongklang kuda supaya menempuh perjalanan
lebih cepat.
Mendadak dari arah hutan di sebelah belakang mereka
mendengar suara tawa lirih, meski suaranya lirih, namun jelas
terdengar oleh kuping Liok Kiam-ping, jelas orang sengaja
tertawa dengan tekanan tenaga dalam.
Tanpa janji Kiam-ping berdua menoleh namun suasana
sepi, tiada bayangan manusia. Namun karena mereka memiliki
kepandaian tinggi kejadian tadi tidak diperhatikan, setelah
beradupandang sambil tertawa mereka keprak kuda
melanjutkan perjalanan Tapi selanjutnya mereka sedikit pecah
perhatian ke belakang.
Puluhan tombak kemudian tawa lirih itu terdengar lagi,
suaranya lebih keras, jelas jaraknya lebih dekat. Ai-pong-sut
berjalan disebelah belakang dan sudah waspada, sekilas
berhasil ditangkap oleh lirikan matanya berkelebatnya
bayangan kelabu melesat kedalam hutan- Sebagai kawakan
Kangouw dia tentu jelas segala seluk beluk kaum persilatan,
maka dia berseru lantang kedalam hutan: "Sahabat siapa,
kalau ada keperluan boleh silakan keluar dan bicara beri
hadapan kenapa sembunyi-sembunyi seperti panca longok,
kami tidak sudi melayani orang yang tidak genah."
Maka terdengarlah suara dangin dari dalam hutan, seorang
berkata: "Sahabat, kalau berani, mari ikuti diriku." maka
melesat lah sebuah bayangan kelabu meluncur dipucuk pohon,
menginjak dahan melayang diatas daun pohon, selincah kera
setangkas burung terus meluncur keatas puncak gunung
disebelah kiri.
Liok Kiam-ping membisiki apa-apa ditelinga Ai-pong-sut,
mendadak dia membentak: "Baik, memangnya kau mampu lari
ke mana." sebelah tangan menekan pelana kuda tubuhnya
mencelat mumbul lima tombak. ditengah udara dia menggeliat
sambil memancal kedua kaki, dengan gaya indah tubuhnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meluncur setengah bundar, hinggap dipinggir hutan- Hanya
sedikit tutul kembali badannya melambung lebih tinggi terus
mengudak kearah mana bayangan kelabu tadi menghilang.
Kiam-ping kerahkan seluruh tenaganya mengembangkan
Ling-hi-pou-hoat, gerak tubuhnya berkelebat seenteng asap
melayang, hanya beberapa kali lompatan berjangkit
bayangannyapun lenyap.
Aipong-sut menentukan arah, lalu dia keprak kudanya
sambil menuntun tunggangan Kiam-ping menuju kekota Tongkoan
lebih dulu.
Thong- koan terletak dipusat Ui-ho, kota persimpangan
yang ramai perdagangan, penduduknya padat, salah satu kota
besar yang penting diwilayah utara.
Saat itupelita mulai dipasang, penduduk kota berduyunduyun
di jalan raya, entah pedagang yang menjajakan
dagangannya, atau pejalan kaki yang berbelanja, lampulampu
sudah dipasang terang benderang, ramainya bukan
main-
Sambil menuntun kedua ekor kudanya Ai-pong-sut putar
kayun di jalan raya, akhirnya dia berputar satu lingkar lalu
menemukan hotel Hok-yang dan menetap di situ.
Pelayan menerima kudanya terus dibawa keistal, pelayan
lain mengajaknya memilih kamar kelas satu.
Sekarang mari kita ikutipengejaran Liok Kiam-ping, sambil
lari kencang kakinya berlompatan diantara pucuk pohon,
setiba diatas puncak selepas mata memandang, bayangan
kelabu tadi sudah tidak kelihatan. Padahal dinilai taraf
Ginkangnya sekarang yang sudah sempurna, dalam kalangan
bulim sekarang, jago yang mampu menandangi dirinya bisa
dihitung dengan jari. Padahal bayangan kelabu tadHanya
sepuluhan tombak lebih didepan Kiam-ping, umpama dalam
waktu singkat tak berhasil mengejarnya sedikitnya masih bisa
mengawasi gerak geriknya. kenyataan bayangan itu sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lenyap entah kemana., dari sini dapat disimpulkan bahwa
kepandaian orang itu juga amat tinggi.
Seingatnya jago-jago kosen yang pernah bergebrak dengan
dirinya, rasanya tiada yang memiliki kungfu setaraf bayangan
kelabui ini. Maka boleh diduga bahwa kemungkinan dia
seorang gembong iblis yang sudah lama mengasingkan diri.
Tapi Kiam-ping kebacut angkuh, apalagi sejak menduduki
Hong-lui-pang Pangcu, belum pernah dia merasa jeri
menghadapi apapun. Setelah membulatkan tekadnya. kembali
dia celingukan memeriksa sekelilingnya. Kiri kanan adalah
ngarai terjal yang berbahaya, batu-batu cadas beraneka
bentuknya, tak mugkin ada jalan yang bisa dilewati orang
disana, hanya bagian tengahnya saja ada hutan yang rimbun
keadaan di sini agak datar dan bisa diselidiki.
Suasana sepi. lengang, mentari terus merambat kearah
barat, hanya deru angin pegunungan yang sering membuat
ribut hingga daon-loon pohon dan rumput liar yang tumbuh
tinggi gemulai ditiup angin, yang bernyali kecil pasti tak berani
maju lebih lanjut.
Liok Kiam-ping bernyali besar, sedikitpun dia tidak risau
atau kuatir meski berada didaerah terpencil lagi serba sukar
dan belukar, agaknya bayangan kelabu dari tokoh silat lihay
itu betul-betul menarik perhatiannya. Setelah meneliti keadaan
dia segera mengembang Ginkang kesuatu arah yang di rasa
betul, tetap menginjak dahan dan daon-daon pohon meluncur
dengan kecepatan tinggi. Setelah memutari ping gang gunung
kini dia berada didaerah yang permai dan sejuk.
Tampak dibelakang hutan rimbun sana terdapat sebuah
bangunan gedung atau perkampungan besar, perkampungan
yang terpencil dipinggir gunung, seperti seekor mahluk
raksasa mendekam dibawah gunung. Di sebelah kiri gedung
terdapat sebuah aliran sungai kecil, airnya mengalir deras dari
lembah gunung sana kearah selatan,jembatan panjang yang
terbuat dari bambu tampak liku-liku, panorama di sini ternyata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cukup memukau. Sebelah kanan terdapat sebuah jalanan kecil
yang berlandaskan batu gunung melingkar dari bawah terus
keatas, mungkin itulah jalan yang menjurus keluar gunung.
Bahwa ditengah gunung belukar dan terpencil begini terdapat
sebuah gedung besar dan megah, bukan saja menyolok mata,
kehadiran gedung digunung inipunpatut dicurigai.
Baru saja Liok Kiam-ping turun didepan gedung tengah dia
celingukan, dari dalam pekarangan mendadak didengarnya
tawa dingin orang, lalu berkata: "Bagaimana ? Setelah tiba di
sini kenapa takut. Memangnya Pat-pi-kim-liong adalah seekor
kura-kura." suaranya sudah dikenal entah di mana, namun
sulit dia mengingatnya.
Orang sudah menyindir secara pedas, watak Liok kiam-ping
memangnya tinggi hati, mana dia rela diremehkan, setelah
melenggong dia lantas bergelak tawa, katanya: "Saudara dari
mana, berani memancingku ke mari kenapa tidak berani unjuk
diri. Memangnya menyambut tamu dengan sindiran tajam beg
itu."
Suara serak dan tua yang lain segera berkumandang:
"Lohu beramai sudah sejak tadi menunggumu di sini.
memangnya kau sudah tuli, kenapa salahkan orang lain."
suaranya lembut namun terdengar jelas, pembicara
menggunakan ilmu mengirim gelombang panjang.
Liok Kiam-ping sudah perhatikan arah suaranya, maka dia
tahu orang berada di pekarangan belakang. Segera dia
melangkah lebar ke dalam, setelah melewati pendopo, hatinya
tercengang heran- Gedung sebesar ini ternyata sunyi senyap
tidak kelihatan bayangan orang, tapi pajangan dan prabot
rumah serba baru antik dan mengkilap bersih. Tapi Liok Kiamping
tidak hiraukan segala keganjilan di sini, dia tetap
beranjak kesebelah belakang.
Setelah menyelinap kesamping melewati sebuah pintu
belakang dia tiba dipekarangan belakang, di sini ternyata ada
kebon kembang kecil, pemandangan serba baru, rumput hijau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tumbuh lembut seperti permadani, bunga-bunga berkembang
semerbak. bentuk dan gaya bangunannya serba modern,
namun suasana nan tentram seperti dialam dewata.
Liok Kiam-ping beranjak maju sambil celingukan, kini dia
beranjak disebuah jalan berbatu sempit yang diapit
pepohonan bambu tinggi setombak lebih, bila angin
menghembus lalu, dari daon-daon bambu bertaburan serbuk
putih laksana halimun beterbangan diudara. Liok Kiam-ping
setengah melamun sambil memperhatikan keadaan
sekelilingnya sehingga tidak begitu ambil perhatian akan
taburan serbuk putih yang mengenai tubuh dan pakaiannya,
semula punggung tangan dan mukanya yang terkena serbuk
putih itu terasa gatal-gatal, tapi Hanya sebentar sudah lenyap
tak terasa lagi.
Keluar dari jalanan sempit ini, didepannya terbentang
sebuah lapangan, baru saja dia beranjak beberapa langkah.
Didengarnya kesiur angin yang meluncur dari berbagai
penjuru, gerak geriknya cepat dari tangkas.
Bila Liok Kiam-ping angkat kepalanya, sepuluh tombak
didepannya, berjajar belasan orang yang bertubuh tinggi
pendek. gemuk dan kurus tidak merata dan merekapun
berbeda, namun usianya sudah tujuh puluhan- Ternyata Kimkong-
ci Hong Kiat, Tay-bok it-siu dan Tang -ling-sin-kun ada
diantara mereka.
Ditengah barisan adalah seorang kakek berusia sembilan
puluhan, rambut dan jenggot sudah memutih saiju, namun
sorot matanya berkilat penuh wibawa.
Liok Kiam-ping maju dua langkah, baru saja dia akan
bersuara. Kakek tua ditengah barisan sudah terkekeh,
katanya: "Anak ntuda, anggaplah usiamu memang panjang,
ternyata kau mampu lolos dari Jit-pou-tui-hun-san, tapi di sini
jangan ha rap kau bisa meloloskan diri."
Liok Kiam-sing tertawa besar, katanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Selama hidup cayhe membedakan tegas budi dan dendam,
kapan pernah takut dan undur setapakpun menghadapi
tantangan. Agaknya kalian ingin menyelesaikan urusan lama,
jelaskan saja, cayhe pasti melayani dengan senang hati."
Kakek ubanan itu terbahak-bahak. katanya: "Tuan memang
pemuda yang supel dan menyenangkan- Tentu kau sudah
tahu maksud kami, hari ini kau masuk jaring, maka jangan
salahkan kami bertindak keji kepadamu."
Liok Kiam-ping balas menjengek: "Kalau tidak salah
dugaanku, kalian tentu datang dari Ham-ping-kiong ? Tuan
siapa, memangnya tak berani memperkenalkan diri ?"
"Anak muda," kakek ubanan tertawa bingar, kau memang
cerdik, dugaanmu tidak salah, siapa Lohu, boleh kau lihat ini,"
lalu dia merogoh kantong mengeluarkan sebuah mainan batu
jade warna hijau tua, diatas mainan berbentuk mainan kalung
itu bertuliskan dua huruf "Ham-ping". Itulah Ham-ping- giokling
yang pernah ditakuti dan disegani duapuluh tahun yang
lalu.
Melihat Ham-ping- giok-ling, maka Liok Kiam-ping yakin
bahwa kakek tua ubanan didepannya ini pasti Ham-ping-lengmo.
Didengarnya Ham-ping-leng-mo berkata lebih lanjut: "Sejak
kau keluar kandang, dengan bekal kungfu perguruanmu yang
tak seberapa itu, kau mengaduk keributan di Kangouw hingga
terjadi Hujan darah, tahun lalu kau membunuh ceng-san-biaukhek,
sayang Lohu sedang tetirah hingga tak bisa turun
gunung menyelesaikan persoalan ini terpaksa kukeluarkan
perintah dengan kebesaran Ham-ping- giok- ling ini, mengutus
murid didikku mencarimu keberbagai penjuru, berapa kali kau
berhasil lolos dari kejaran, malah tidak sedikit jago-jago kami
yang kau lukai, hari ini syukur kau mengantar kematian. maka
jangan salahkan kalau Lohu bertangan gapah merogoh
jantungmu demi memberantas kejahatan di Bulim."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar orang menyinggung ceng-san-biau-khek. maka
terbayang oleh Liok Kian-ping akan dendam kematian leluhur
perguruannya ciang-kiam-kim-leng dan Lui Kou-ok yang gugur
dikeroyok musuh secara keji seketika berdiri kedua alisnya,
katanya dengan rada rawan:
"Hong- lui bun berada di selatan, perguruanmu di utara,
satu dengan lain tak pernah bermusuhan, saling hormat dan
menghargai, dua puluh tahun yang lalu, kalian beritikad jahat
ingin merebut pusaka kebesaran kita Wi-liong-pitrkip. tak
segan-segan Sekongkol dengan lima perguruan lain secara keji
dan picik main keroyok dan membunuh ciangbunjin kita yang
terdahulu, perbuatan kotor kalian sudah menimbulkan
kemarahan masal. Tak nyana dua puluh tahun kemudian
ceng-san-biau-khek kembali membunuh Lui Kou-ok cianpwe
yang sudah terluka parah serta merebut Wi-liong-pit-kip.
Dandam dan sakit hati perguruan kita tak terlampias, maka
menghukumnya secara setimpal sesuai perbuatannya.
Sekarang kau sendiri sudah muncul, maka tiba saatnya
kematian ciang-kim-kim-ling di Tay-pa-san yang kalian
keroyok dua puluh tahun yang lalu diselesaikan."
Ham- ping- leng- mo adalah gembong iblia yang paling
laknat diantara pentolan-pentolan iblis, hanya membanting
kaki cukup membuat kalangan persilatan jeri kepadanya,
apalagi bila Ham-giok-ling muncul, kaum persilatan peduli
aliran putih atau golongan hitam akan pusing tujuh keliling
dibuatnya.
Sejak muda dia terlalu mengagulkan diri dan anggap
wibawanya besar, kapan ada orang berani berdebat dan
bicara lantang dengan dirinya, apalagi dicercah seperti Liok
Kiam-ping sekarang. Baru pertama kali ini terjadi sejak dia
hidup, karuan amarahnya meluap. alia berdiri mata melotot,
bentaknya murka: "Tutup mulutmu anak muda, jangan
berdebat saja, hari ini kau sudah tidak kuasa akan jiwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ragamu sendiri memang sebentar akan kuberikan keadilan
kepadamu, berapa jurus kau berani melawan pukulan Lohu?" "
Liok Kiam-ping tertawa besar, katanya: "Ya, memang itulah
keinginan Cayhe. Berapa banyak kau memukul seluruhnya
pasti kusambut.'
Jago-jago kosen yang berdiri di kanan kiri Ha m-ping-lengmo
menggeram gusar dan mengepal tinju, semua melotot
gusar kearah Pat-pi-kim-liong. Maka munculah tiga orang dari
samping Ham-ping-leng-mo. sebentar mereka berbisik-bisik
seorang lantas berkata kepada Liok Kiam-ping: "Anak
muda,jari tanganku protol, istanaku hancur, dendam ini tak
pernah Lohu lupakan, hari ini akan kubuat badanmu hancur
lebur baru terlampias dendam kami."
Yang tampil ini adalah Kim-kong-ci Hong Kiat, Tay-bok-itsiu
dan Tang-ling-sin-kun, Liok Kiam-ping menyeringai dingin:
"Kukira siapa, kalian jago-jago yang pernah keok ini juga
berani petingkah, sepatutnya kalian bertobat dan
mengasingkan diri keatas gunung demi jiwa tua kalian,
ternyata tidak kapok masih berbuat jahat. Hari ini tak boleh
kuberi ampun lagi, boleh kalian maju bersama, untuk
menghemat waktu dan tenagaku."
Hong Kiat bertiga termasuk jago kelas wahid di bulim,
meski taraf kepandaian mereka kalah setingkat, namun
dengan gabungan tiga orang, yakin masih kuat bertahan dan
menyelamatkan diri, sekilas mereka saling pandang lalu
menyeringai dengan maju bersama, ditengah bentakan
menggelegar serempak mereka menyerang satujurus.
Pukulan gabungan tiga jago top sudah tentu bukan olaholah
hebatnya, ternyata Liok Kiam-ping berdiri tegak tidak
berkelit atau menyingkir, bertolak pinggang sambil tersenyum
lebar malah.
"Bocah keparat ini memang ingin mampus." demikian
damprat tiga lawannya dalam hati, tenaga pukulan ditambah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lagi dua bagian. Bolamata Liok Kiam-ping mendadak
mencorong seperti nyala lampu senter dimalam gelap. diamdiam
dia sudah kerahkan ilmu saktinya. Bila pukulan lawan
hampir menyentuh tubuhnya mendadak dia, angkat kedua
tangannya, secapat kilat balas memukul sekali. Begitu tenaga
dahsyat beradu "Blang" menimbulkan ledakan hebat.
Hawa bergolak dalam arena dua tombak mengeluarkan
desir keras balon gembes, jago-jago yang menonton dipinggir
gelanggang terdesak mundur setindak. pakaian mereka
berkibar seperti diterjang angin badai, semua terbelalak kaget
dan tersirap darahnya. celaka adalah tiga orang yang
memukul serempak itu mengalami tekanan tenaga yang
dahsyat hingga tubuhnya terdesak doyong kebelakang, namun
sekuatnya mereka bertahan sehingga enam kaki merekaamblas
kedalam bumi.
Sementara Liok Kiam-ping masih berdiri santai ditempatnya
sambil, tersenyum lagi, sesentipun tak pernah tergeser dari
tempatnya, Adu kekuatan gebrak pertama ini jelas tiga orang
tua bangkotan itu sudah kalah tenaga, karuan mereka
menggerutu dan mengumpat dalam hati: "Darimana
datangnya ilmu sakti bocah ini, Lwekangnya maju secepat ini,
sungguh luar biasa." Tengah mereka bimbang dan mengatur
napas dan menghimpun tenaga, dua orang tampil pula
kemuka berjajar dengan mereka bertiga.
Liok Kiam-ping tertawa hina, katanya:
"Kawanan tikus, boleh kalian maju main keroyok seperti
dulu, agaknya memang itulah modal kemenangan kalian- Hari
ini kalian akan tahu dan saksikan apa itu Kungfu sejati."
Pernyataan pongah dengan sikap takabur lagi, karuan orang
orang Ham-ping-kiong berjingkrak gusar.
Lima orang tua itu menggeram bersama segera mereka
berpencar dengan gerakan gesit mengurung Liok Kiarn-ping
dengan posisi Ngo- heng-tin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok Kiam-ping hanya melirik hina, katanya tak acuh:
"Barisan macam ini sudah sering cayhe melihatnya.
Memangnya Ngo-heng-tin dapat berbuat apa terhadapku."
Kim-kongci Hong Kiat membentak:
"Anak muda, jangan membual saja, kalau tempo hari kau
tidak pura-pura mampus, tentu badanmu sudah hancur lebur.
Hari ini tubuhmu sudah terkena Toh-bing-tui-hun-san yang
beracun, dalam dua jam tubuhmu akan membusuk menjadi
cairan darah. Anak muda pikirkan dulu nasibmu, dengan cara
apa kau ingin mampus."
Bercekat hati Liok Kiam-ping, lekas dia kerahkan hawa
murni dari pusarnya, hawa panas segera tersalur keseluruh
badan menembus tiga puluh enam Hiat-to besar dan kembali
kepusar pula, ternyata berjalan lancar tanpa gangguan
sejenak dia melenggong otaknya bekerja, lekas sekali dia
sudah tahu duduknya persoalan, maka segera dia tersenyum,
katanya: "Maksudmu serbuk putih yang bertaburan dari atas
pohon dan mengotori sekujur badanku ini."
Hong Kiat tertawa senang dan puas, katanya: "Agaknya
kau sudah meras akan sendiri, maka lekas kau pasrah nasib
saja, kami akan membereskan kau secepatnya, daripada kau
tersiksa dan menderita."
"Racunmu yang tak berguna ini memangnya dapat berbuat
apa atas diriku. Setan tua, agaknya kau sudah makin gila dan
sia-sialah akal muslihatmu."
Sudah tentu jago-jago Ha m-ping-kiong yang hadir
melengak dan bingung, pada hal mereka juga maklum, sikap
yang ditujukan Liok Kiam-piag sekarang, sedikitpun tidak
kelihatan keracunan, tapi Toh-bing-tui-hun-san jelas
bertaburan dibadannya, tapi entah kenapa kadar racunnya
ternyata tak bekerja dan punah karena apa, bocah ini
memang serba ganjil dan gaib.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak Liok Kiam-ping bergelak tawa katanya:
"Bagaimana, kalian sudah insyaf belum akan dosa dan
kesalahan. Hahahaha." nada tawanya amat pongah dan
menghina.
Sudah tentu kelima lawannya menjadi riai dan naik pitam,
ditengah gerungan mereka, maka bariaan mulai bergerak.
Serempak kaki mereka bergerak. bayangan lima orang segera
berputar cepat mengelilingi Liok Kiam-ping, gelombang
pukulan yang bertenaga dahsyat bertubi-tubi melanda kearah
Liok Kiam-ping dari berbagaipenjuru. Hawa udara menjadi
kalut dan bergolak saking kuat dan keras samberan angin
pukulan yang saling gubat ditengah arena menjadi pusaran
angin puyuh yang dahsyat membumbung tinggi keangkasa.
Liok Kiam-ping menarikan sepasang tangannya, bergerak
secepat kilat, beruntun dia lontarkan empat kali pukulan
keempat penjuru. Tapi setiap pukulannya seperti dibendang
oleh arus angin puyuh yang dahsyat itu hingga punah tak
berbekas. Pukulannya malah mengeluarkan letupan-letupan
kecil beruntun seperti petasan renteng berbunyi.
Makin hantam Liok Kiam-ping merasakan posisinya makin
terjepit, betapapun dahsyat tenaga pukulannya, selalu tertolak
balik oleh pergolakan hawa udara dari hasil gubatan tenaga
pukulan kelima lawannya. Jikalau cara begini terus cara
tempurnya, dalam jangka tiga jam pasti dirinya kehabisan
tenaga dan mandah diringkus menjadi tawanan musuh.
Melihat kepungan mereka berhasil membendung pukulan
lawan dan mengurungnya hingga tak berkutik, sudah tentu
kelima orang itu amat senang dan bangga, mereka berlomba
mengerahkan setaker tenaga, menyerang dengan segala
kemampuan, barusan gabungan pukulan mereka sedemikian
keras dan kuatnya, bukan lagi debu yang tersedot
membumbung keudara, tapi pasir dan krikilpun mulai
terangkat keudara dan berputar kencang membumbung makin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tinggi keudara seperti sebuah saka besar yang menyanggah
langit.
Terasa oleh Liok Kiam-ping tekanan angin puyuh yang
menggubat tubuhnya makin kuat, lambat laun bernapaspun
terasa berat dan sukar. Walau Seng-sokoan dalam tubuhnya
sudah tembus, tenaga dalamnya takkan pernah habis dan
berkurang, namun lama kelamaan dia merasa kepayahanjuga
karena napasnya sesak.
Sungguh tak habis pikir bahwa kelima orang ini mampu
menggabung kekuatan sedahsyat dan setangguh ini. Makin
bertempur mereka makin cepat lagi bergerak dan gencar
menyerang, kelihatannya mereka juga sudah kerahkan seluruh
kemampuan, Setanakan nasi kemudian, kelima musuhnya
juga sudah mandi keringat, hati mereka mulai gugup dan
kurang tentram. Karena mereka amat bernafsu dan
menyerang sekuat tenaga maka bila pertempuran
Berjalan lebih terus lagi akhirnya mereka sendiri juga akan
roboh lemas. Sementara kedua tangan Liok Kiam-ping masih
bergerak lincah seperti tidak pernah merasa lelah karena
kehabisan tenaga.
Bagai kilat pandangan tajam Hamping leng-mo, kini dia
sudah melihat gelagat yang makin tidak menguntungkan bagi
kelima orangnya, maka perasaannya ikut menjadi berat dan
prihatin.
Kembali semasakan air telah berlalu. Mendadak timbul
kecerdikan Liok Kiam-ping batinnya: ”Keuletan dan kehebatan
barisan lima orang ini terletakpada gabungan tenaga mereka
yang terkontrol dalam satu gerakan sehingga berpusar
menjadi satu kekuatan, kekuatan daya putar inilah yang
memunahkan tenaga pukulan dirinya, kenapa aku tidak
menggunakan cara kebalikannya untuk melawan daya putaran
musuh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Segera dia kerahkan sepuluh bagian tenaganya, kedua
tangan bertepuk lalu menepuk perlahan, berbareng badannya
berputar kearah berlawanan dari daya putaran gabungan
tenaga kelima lawannya. Ternyata upayanya memang
membawa perobahan besar, maka terjadilah pergesekan dan
benturan dahsyat dari dua arus -kekuatan yang saling tumbuk.
"Blang blung" yang keras menggetar bumi, kelima orang
lawannya tergetar keras hingga tak kuat berdiri tegak. semua
tersurut mundur beberapa langkah dari kedudukan semula.
Orang-orang Ham-ping-kiong lainnya yang menonton dari
luar kalangan juga sudah melihat gelagat jelek bagi pihaknya,
sikap dan mimik mereka kelihatan kuatir dan tegang, semua
siap siaga untuk bertindak sembarang waktu.
Mendadak terdengar Kim-kong-ci Hong Kiat berteriak:
"Robah barisan-" belum lenyap suaranya, bayangan lima
orang tahu-tahu sudah berobah gaya dan gerakan, secara
aneh dan menakjupkan satu sama lain saling selulup dan
samber menyamberpergi datang namun tidak langsung
menyerang musuh, hanya membikinpandangan lawan kabur
dan kepala pusing, agaknya mereka merobah strategi
pertempuran, dengan kelembutan siap mengatasi gerakan
sambil menunggu kesempatan bertindak.
Dengan bekal kepandaian yang dimiliki Liok Kiam-ping
sekarang untuk membobol kepungan dan meloloskan diri
bukan soal sulit Tapi tidak sudi berbuat demikian, dia malu
menggunakan kekuatan sendiri, menyambut tantangan cara
apapun dari musuh-musuhnya. Maka dia mengincar salah satu
posisi diarah depannya, sembilan bagian tenaga yang sudah
dihimpun dilontarkan lewat tepukan sebelah tangannya.
"Byaaarrr." ledakan yang dahsyat Sekali, bumi bergetar seperti
keterjang lindu.
Ternyata pukulan Liok Kiam-ping kali ini berarti melawan
lima pukulan gabungan musuh musuhnya. kebetulan barisan
gabungan lima orang ini terletak pada kumpulan tenaga yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi daya putaran besar untuk memunah kan pukulan
musuh, jikalau musuh yang mereka lawan mempunyai
Lwekang yang lebih rendah, hakikatnya mereka takkan
mampu melawan, begitu terbungkus didalam putaran
gabungan tenaga, lawan kalau tidak mati sesak napasnya,
pasti lunglai kehabisan tenaga karena tergulung pergi datang
oleh putaran arus pukulan yang besar. kecuali itu, daya
tenang menundukan gerakan yang mereka lakukan sekarang
juga hebat manfaatnya, bila lawan turun tangan, peduli
kepada siapa serangan ditujukan, keempat orang yang lain
pasti memberi reaksi dengan serangan serentak.
Kumat sifat angkuh Liok Kiam-ping, beruntun dia
melontarkan lima jurus pukulan lagi.
Kelima musuhnya sudah merasakan pukulan dahsyat lawan
tak tertahankan, namunsekuat tenaga mereka terus melawan
dan bertahan- Lima jurus kemudian tiba-tiba Liok Kiam-ping
merobah gaya silatnya, diam-diam telapak tangan kiri
menggunakan daya lengket mendadak jarinya mencengkram
kearah kiri. Seorang laki-laki tua berbaju panjang mendadak
tersuruk maju dua langkah kedalam lingkaran, sebelum dia
menguasai diri dan berdiri tegak. Telapak tangan kanan Liok
Kiam-ping sudah terangkat memukul kearah yang sama
dengan tenaga sepuluh bagian.
"Blang" bayangan orang seketika mencelat terbang delapan
kaki jauhnya "Bluk" terbanting keras ditanah. Betapapun tinggi
Lwekangnya, sambil kertak gigi dia menahan sakit dan
menelan kembali darah yang sudah menyembur keluar,
namun mukanya sudah pucat pasi, jelas sudah terluka dalam
yang amat parah.
Jago-jago kosen yang menonton disekitar gelanggang
berobah dingin mukanya, beramai mereka melompat maju.
Lekas Hong-kiat juga hentikan gerakan barisan dan menyurut
mundur, dilihatnya orang tua yang rebah ditanah mengerut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
alis dan kening, agaknya menahan derita yang luar biasa,
darah meleleh diujung mulutnya, rintihannya perlahan.
Sementara itu jago-jago Ham-ping-kiong yang lain sudah
berdiri jajar berbentuk setengah lingkar, semua berwajah
beringas gusar menatap Liok Kiam-ping tanpa berkedip.
agaknya mereka menunggu perintah siap bergerak bersama.
Ternyata Ham-ping-leng-mo juga pesona kaget oleh
pukulan dahsyat Liok Kaim-ping tadi, tapi sebagai benggolan
iblis. sekilas berpikir dia sudah mendapatkan akal, pikirnya:
"Kalau hari ini tidak berhasil mengganyang bocah ini, Hamping-
kiong takkan bisa berdiri di Kangouw, buat apa aku
mematuhi peraturan Kangouw segala. lalu dia panggil Hong
kiat serta bisik-bisik padanya, akhirnya dia bergelak tawa,
katanya: "Anak muda kau memang hebat, beranikah kau
melawan Thian-kan-it-goan-tin dari Ham-ping-kiong kami."
Berdiri alis Liok Kiam-king katanya mengejek: "Memang
cayhe ingin belajar kelihayan ilmu tunggal Ham-ping-kiong,
kalian boleh maju bersama."
Ham-ping-leng-mo amat gemas, tanpa bersuara dia
mengulap sebelah tangannya. Maka bayangan orang
bergerak. dua belas jago kosen Ham-ping-kiong segera
bergerak terbagi menjadi empat mengepung Liok Kiamping
ditengah lingkaran- Setiap kelompok tiga orang, satu sama
lain saling mengerahkan ilmu sakti mereka berdiri berjajar.
Laki-laki tua ditengah barisan sebelah timur mendadak
membentak: "Awas anak muda sambut serangan." kedua
tangan terangkat lurus lalu membundar serta disendal,
segulung tenaga menderu seperti badai menggulung kearah
Liok Kiam-ping. Dua orang teman dikanan kirinya berbareng
menggapai kosong diudara terus menekan, kelihatannya
hanya gerakan kosong, padahal secara langsung tiga orang ini
telah bergabung melontarkan pukulan dahsyat yang
mengejutkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Angin belum sampai deru suaranya sudah melanda tiba
mengiris kulit. Mendengar suaranya Liok Kiam-ping sudah
siaga, lekas dia kerahkan seluruh tenaganya dikedua lengan
memukul kearah lawan. Maka dua kekuatan dahsyat dua pihak
bertemu ditengah udara. Benturan keras menggelegar, kedua
pihak tertolak sempoyongan.
Sebelum Liok Kiam-ping menurunkan lengannya, sultan
sudah melengking dibelakangnya. Lekas dia memutar tubuh,
kedua tangan ditarik lalu dilepaskan pula, kembali dentuman
keras menggoncang bumi. Belum lenyap suaranya, dua jalur
tenaga dahsyat sudah menggencet tiba dari kiri kanan- Sebat
sekali Kiam-ping mengegos, dua belas bagian tenaganya di
kerahkan dikedua tangan menepuk kekanan kiri.
”Byaar, byaar" tergencet oleh tekanan tenaga yang tertutul
balik, tubuh Liok Kiamping terlempar mumbul lima kaki
diudara, dada terasa sesak kepala sedikit pening, hampir saja
dia terjungkal roboh.
Untung otaknya cerdik pandai, meski terdesak tidak gugup,
mumpung tubuhnya mumbul keatas sekalian dia kerahkan
tenaga, kedua kaki memancal kekanan kiri sehingga tubuhnya
terangkat tiga kakipula lebih tinggi, kedua lengan menggaris
miring hingga tubuhnya rebah datar diudara leksana seekor
burung raksasa yang pentang sayapnya berputar diudara,
Kiam-ping tahu kalau dirinya melorot turun pasti dirinya akan
digempur pukulan dahsyat dari kiri kanan dan depan
belakang, lebih celaka kalau dirinya digencet pukulan dari
empat penjuru sekaligus, umpama dirinya kerahkan seluruh
kekuatannya melawan secara keras, hanya beberapa gebrak.
umpama tidak terpukul luka parah juga pasti dirinya mati
lemas saking lelah.
Menuruti adatnya yang keras dan tak mau kalah, apapun
akibarnya dia tetap akan melawan sampai titik darah terakhir.
Tapi lawan mengeroyok tanpa memegang aturan bulim jikalau
dirinya hanya menuruti adat dan melawan secara keras,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukankah berarti masuk perangkap musuh. Sebetulnya
sebagai insan persilatan demi nama dan kedudukan. siapapun
rela mengorbankan jiwa raga, namun berkorban secara
membabi-buta adalah perbuatan yang bodoh. Apalagi dia insaf
dirinya sedang memikul tugas berat dan mulia demi
menegakkan kembali wibawa dan kebesaran nama perg
uruan, menuntut balas sakit hati leluhur perguruan pula maka
dia pantang mati apalagi berkorban secara konyol.
Akhirnya Kiam-ping bertekad untuk berjuang pakai otak.
semangat tempurnya berkobar. Selingkar dia berputar
terbang. mendadak kedua kakinya memancal terus meluncur
kearah timur laut, kedua tangannya menggempur dengan
kekuatan gugur gunung, apalagi tubuhnya menukik dan
menerjang turun, perbawa serangannya lebih dahsyat, yang
diincar adalah orang terakhir yang berkedudukan dipaling
timur.
Saking marah serangan ini betul-betul dahsyat bukan
kepalang. Tapi begitu dia mulai balas menyerang, seluruh
barisan juga ikut mulai bergerak. Tampak bayangan orang
didepan matanya, bentuk tubuh lawan mendadak lenyap.
"Blum" di mana angin pukulannya menggempur, tanah dan
batu beterbangan, tanah seperti dikeduk sedalam satu kaki
dalam arena setombak luasnya.
Liok Kiam.ping sendiri tertolak oleh daya membal yang
keras sehingga daya lajunya teri henti, maka tubuhnyapun
melorot turun. Belam lagi dia berdiri tegak. suara gernuruh
telah melanda dari sekelilingnya menindih tubuhnya Kiam-ping
menjublek menghadapi damparan angin besar yang
menerjang dirinya, tak tahu bagaimana dia harus balas
menyerang. Padahal serangan sudah tiba, tiada tempo buat
dia memutar otak, mendadak dia kerahkan Kim-kong puthoay-
sin-kang, biarlah bertahan dulu sementara.
Letak kelihayan barisan musuh adalah dua belas pukulan
mereka dapat digabung menjadi satu jalur kekuatan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
makin ketat dan menciut ketengah gelanggang, pukulan biasa
dengan Lwekang kepalang tanggung hakikatnya tak mungkin
bisa balas menyerang atau melawan, maka betapapun tinggi
Lwekang seseorang, akhirnyajuga akan menyerah kehabisan
tenaga barisan musuh memang lihay luar biasa.
Untung Liok Kiam-ping berulang kali ketiban rejeki,
badannya dilindungi ilmu sakti dari aliran Hud, dalam waktu
pendek dia masih mampu bertahan menyelamatkan jiwa,
jikalau orang lain, mungkin sudah mati sesak napas atau jatuh
pingsan oleh tekanan hawa pukulan lawan.
Akan tetapi Kim-kong-put-hoay-sin-kung yang sakti tiada
bentuknya ini takkan kuat bertahan lama karena tekanan
hawa yang makin mengecil ruang lingkupnya, apalagi jarak
terlalu dekat. Hanya setengah jam Liok Kiam-ping sudah
mandi keringat, namun dia masih bertahan dan berkutet
sekuat tenaga.
Dasar otaknya encer, sambil melawan otaknya bekerja
mencari akal bagaimana memukul dan membuat barisan
musuh berantakan Maka perlahan dia mengendorkan
pertahanan ilmu saktinya, maka terasa arus pukulan yang
deras makin mengecil ini sumber kekuatannya datang dari
arah timur seperti damparan ombak laut yang bergulunggulung,
setelah mengitari pertahanan ilmu saktinya ternyata
berputar balik lalu bertolak maju pula.
Baru sekarang Liok Kiam-ping teringat bahwa barisan ini di
namakan Thian-kan, pasti sumber tenaganya datang dari
timur, jikalau dirinya turun tangan dari sumbernya,
kemungkinan dapat menemukan jalan pemecahannya .
Kini Kiam-ping kerahkan seluruh kekuatan, arus tenaga
lawan yang menggencet keras itu menjadi terdesak
mengeluarkan letupan-letupan lirih mundur dua kaki.
Mumpung arus tenaga lawan belum lagi menggencet maju,
mendadak Kiam-ping kerahkan dua belas bagian tenaganya
menggempur kearah timur sebanyak enam jurus pukulan- Kali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini Liok Kiam-ping menyerang dengan seluruh kekuatannya,
maka perbawa pukulannya bukan olah-olah dahsyatnya.
Begitu gelombang pasang menggulung seperti amukan angin
puyuh kearah timur, maka terjadilah ledakan- ledakan kecil
seperti bunyi petasan- "Blang" seorang laki-laki tua di sebelah
timur terpukul mundur lima kaki. Begitu orang tua disebelah
timur ini terpukul pergi tekanan arus besar seketika susut
sebagian besar.
Bahwa pukulannya berhasil melukai seorang sesuai
rencananya. berkobar sifat gagah Liok Kiamping. semangat
tempurnya makin berkobar, segera dia melompat maju
melesat keluar dari lobang pertahanan lawan, berbareng
kedua tangan memukul pula kearah seorang laki-laki tua yang
berada diarah timur pula.
"Blang" ditengah benturan keras diselingi jeritan yang
mengerikan, tubuh orang tua itu terbanting setombak
jauhnya, darah menyembur tinggi beterbaran diudara, lukanya
amat parah, begitu ambruk tak bergerak lagi.
Namun belum sempat Liok Kiam-ping, lolos dari barisan
yang jebol diarah timur ini, bayangan orang berkelebat,
seorang jago Ham-ping-kiong yang lain telah melompat maju
menanbal kedudukan kawannya yang roboh. Agaknya orang
inijuga sudah terlatih dan mahir mengikuti gerakperobahan
barisan, karena dia sudah dapat menyesuaikan perobahan
barisan ikut berputar dengan lincah.
Tekanan arus pukulan dahsyat mulai bergolak menggencet
tubuh Liok Kiam-ping dari berbagai penjuru. Benci Liok Kiamping
sudah bukan kepalang, terpaksa dia kembangkan pula
Kim-kong-put-hoay-sin-kang mengincar sasaran mendadak dia
mendesak maju selangkah, secepat kilat dia memukul pula
sekuat tenaga.
Lolong jeritan terdengar lagi. bayangan seorang terpukul
terbang setombak jauhnya, roboh untuk tidak bangun lagi.
Begitulah secara beruntun setelah terdengar pukulan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengenai sasaran satupersatu lawan menjerit kesakitan serta
jatuh terguling. Setiap korban pukulan pasti menyemburkan
darah hingga berceceran ditanah, keadaan amat mengerikan-
Hanya beberapa kejap. dua belas musuh yang membetuk
barisan gabungan tinggal lima orang saja yang masih
melawan-
Namun saking bernafsu merobohkan musuh, Liok Kiamping
sendiri juga kehilangan banyak tenaga, mukanya pucat,
napasnya tersengal. Tapi dirinya pantang berhenti dan
menyerah. Rasa bencinya terhadap orang-orang Ham-pingkiong
sudah merasap ketulang sungsum. matanya melotot
gusar, sambil kertak gigi dia sudah siap menggunakan
serangan terakhir yang paling ampuh.
Mendadak didengarnya Ham-ping-leng mo membentak:
"Anak muda, kejam betul hatimu, hari ini tak terampun
jiwamu." Dari jarak jauh dia, menggerakan kedua tangan satu
lingkar lalu disodok kedepan, telapak tangannya menepuk
kearah Liok Kiam-ping. Sebelum tenaganya mengenai sasaran,
hawa dingin sudah menerjang tiba lebih dulu.
Seluruh hadirin yang kesampuk angin pukulan dingin ini
tiada yang tidak menggigil kedinginan Ternyata gembong iblis
ini sudah melontarkan Han-ping-ciang-kang yang ganas dan
beracun.
Setelah kehilangan banyak tenaga. sepantasnya Liok Kiamping
berkelit meluputkan diri dari pukulan dingin yang dahsyat
ini namun wataknya terlalu keras kepala apalagi menghadapi
musuh perg uruan, sedikitpun dia tidak mau mengalah. Sambil
kerak gigi dia kerahkan sisa tenaganya menyongsong pukulan
lawan
Dua gelombang pukulan beradu ditengah udara. Ledakan
keras seperti letusan gunung beradu menggelegar, kedua
orang tertolak mundur selangkah. Setelah banyak terkuras
tenaga murninya, Liok Kiam-ping masih kuat adu pukulan
dengan gembong iblis ini, sungguh luar biasa kemampuannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mukanya tambah pucat, sekuatnya dia tekan darah yang
bergolak didadanya, matanya mendelik dan siap siaga menanti
serangan lawan
Bukan main rasa kaget Ham-ping-leng-mo, bahwa Liok
Kiam-ping mampu melawan pukulan Lwekang yang sudah
diyakinkan hampir enampuluh tahun lebih, ternyata dia tidak
mampu mengalahkan anak muda yang sudah banyak terkuras
tenaganya, sungguh bukan olah-olah tangguh Lwekang bocah
ini. Jikalau adu kekuatan dalam keadaan biasa, gelagatnya
dirinya juga bukan tandingan bocah ini. Kini mumpung ada
kesempatan, lawan sudah terkuras tenaganya, yakin sudah
terluka dalam pula, kalau hari ini tidak diganyang sekalian,
selanjutnya Ham-ping-kiong tidak akan aman dan tentram.
Amarah menunjang niatjahatnya, lekas dia kerahkan
tenaga mengatur pernapasan, diam-diam mulai mengerahkan
Hian-ping-im-sat, ilmu yang barusaja berhasil diyakin kan
setelah dirinya tetirah sekian tahun lamanya, telapak
tangannya berobah mengkilap seperti batu jade yang
terbungkus kabut putih yang bergulung-gulung dari tengah
telapak tangannya.
Pukulan dangin ini berintikan sumber hawa dingin yang
amat keji, disedot dan diserap lewat urat nadi, bila tenaga di
kerahkan, hawa yang diserapnya akan membeku menjadi
Sekeping es dengan tenaga timpukan dapat menyerang lawan
dalam setiap gerakan, bila lawan tersambit kepingan es, urat
nadi akan buntu dan membeku badanpun kaku dan jiwa
melayang, tiada obat untuk menyembuhkan atau menolong
jiwanya, jahatnya bukan main-Hanya tenaga sakti dari aliran
Hud saja yang mampu menahan serangan dingin ini, tapi
jikalau landasan tenaganya kurang kokoh juga pasti kalah oleh
kekuatan musuh, maka akibatnya akan lebih fatal.
Ham-ping-leng-mo tahu bahwa Liok Kiamping meyakinkan
ilmu sakti dari aliran Hud, yaitu Kim kong-put-hoay-sin-kang
yang mampu menahan serangan gelombang dari ilmu yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dilatihnya, maka sejak tadi dia tak berani melancarkan ilmu
simpanannya, terlebih dulu dia suruh anak buahnya
mengeroyok Liok Kiamping, sekaligus menguras tenaganya.
Ternyata Liok Kiam-ping bernyali besar, hakikatnya dia
tidak pandang sebelah mata kepada musuhnya, wataknya
yang angkuh kapan mau menyerah kepada musuh, maka dia
gampang ketipu diluar dasarnya.
Setelah beradu pukulan dengan Ham-ping leng-mo,
sebetulnya dia sudah terluka dalam yang amat parah, meski
Lwekangnya tidak ukuran lagi tingginya, tak urung wajahnya
tetap pucat pasi, napaspun memburu.
Betapa luas pengalaman dan tajam pandangan Ham-pingleng-
mo sekali pandang lantas hati maklum, mana dia mau
mengabaikan kesempatan baik ini, maka dia pergencar
mengerahkan Hian-ping-im-sat. Sudah tentu tujuannya sekali
gempur meroboh kan lawan-
Begitu tangan bergerak. dua gulung hawa beruap putih
laksana panah melesat kearah Liok Kiam-ping. Deru angin
yang mendesing keras membawa desis angin yang membising
telinga.
Liok Kiam-ping terpesona kaget oleh serangan lawan yang
mendadak dan aneh ini, Tapi dia cerdik pandai, melihat sikap
serius iblis tua ini dalam mengerahkan tenaga dan ilmunya,
dia maklum bahwa lawan akan menyerang dengan ilmu keji
beracun, malah lebih jahat dari pukulan Heksat-kang.
Walau menyadari dirinya sudah agak terluka dalam, tidak
boleh sembarang mengerahkan ilmu sakti, namun ingin hid up
adalah kodrat manusia bewatak seperti Liok Kiam-ping yang
tidak mau menyerah dan terima ajal. Maka dia kerahkan
kekuatan Kim-kong-put-hoay-sin-kang, apapun yang bakal
terjadi, lawan dulu biar akibatnya ditanggung belakangan- Uap
putih dari pukulan lawan yang melesat deras itu sudah dua
kaki didepan badanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Ternyata terbendung berhenti dan bergolak diudara.
karuan Ha rn-ping- leng-mo membatin: "ilmu sakti bocah ini
memang hebat, setelah luka dalam dia masih mampu
melawan sembilan bagian tenaga dingin Lohu kalau lawan
dalam keadaan segar bugar, Ham-ping-im-sat yang semula
dibanggerakan dan yakin dapat mengalahkan musuh manapun
hari ini takkan berguna terhadap pemuda yang satu ini, kalau
sekarang tidak turun tangan keji, pasti kelak akan menjadikan
bibit bencana.”
Benaknya bekerja secepat kilat, sementara tangannya tak
teri henti menyerang sambil menambah tenaga.
"Bless" uap putih itu bergulung-gulung, ditengah desis
suaranya yang ramai, mendadak uap putih yang bergolak
makin keras itu berhasil mendesak maju satu kaki Liok Kiamping
tampak menggertak gigi, sckuatnya dia kerahkan sisa
tenaganya dia menahan sambil membusung dada. Ternyata
uap putih berhasil didesaknya mundur satu kaki pula. Namun
demikian sudah menunjukan tenaga Liok Kiam-ping yang
makin lemah, keringat sebesar kacang mulai menghiasi
jidatnya lalu berketes-ketes mengalir keleher dan wajahnya.
Uap putih mendesak maju setengah kaki pula Sebentar
lagi sudah jelas Kiamping takkan kuat bertahan. Sekonyongkonyong
dalam saat genting itulah kumandang sebuah suara
bentakan lantang: ”Jangan kuatir Pangcu " lenyap suaranya
orangnya tiba, sesosok bayangan kelabu meluncur turun
digelanggang.
Jago-jago yang hadir seluruhnya tumplek perhatian
menyaksikan pertarungan sengit yang susah ditonton selama
puluhan tahun ini, sehingga mereka melupakan keadaan
sekelilingnya. Maka bentakan lantang ini menyentak mereka
dari lamunan, ingin mencegat juga sudah kasep. Apalagi
gerakan pendatang ini amat cepat, Sebelum kedua kaki
menginjak tanah, dua bayangan hitam dengan desing
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suaranya yang tajam melesat kearah kedua telapak tangan
Ham-ping-leng-mo.
Mendengar suara Ai-pong-sut Thong- cau seketika menyala
semangat Liok Kiam-ping, sisa tenaga dalam tubuhnya
dikerahkan seluruhnya memperkeras ketahanan ilmu saktinya,
hingga uap putih lawan didesaknya mundur pula menjadi dua
kaki seperti semula.
Baru saja Ham-ping-leng-mo pusatkan pikiran dan
tenaganya untuk menambah kekuatan Hian-ping-im-sat.
Mendadak dua bayangan hitam dengan desing suaranya yang
tajam melesat bagai kilat kearahnya. Mendengarkan suara
membedakan senjata, dia tahu sejenis pelor besi yang
menyerang dirinya, namun desing suaranya justru lebih keras
dari biasanya.
Sudah tentu menyelamatkan diri sendiri lebih penting,
mendadak dia tarik kedua tangan sambil melangkah minggir
kekiri, disaat mengegos itulan dia menarik balik kekuatan
Hian-ping-im-sut. Tak nyana begitu dia mengegos kekiri, dua
bayangan hitam yang meluncur datang itu untuk membelok
dan tetap menerjang kearah dirinya. Baru sekarang dia sadar
bahwa kedua bayangan hitam ini mungkin adalah Yam-yamtam
yang sudah lama terkenal itu. Bukankah Tay-bok-it-siu
kecundang oleh sepasang bandulan besi.
Sambil tertawa dang in dia mengelinjang tubuh. 'Sret" tibatiba
tubuhnya melesat tinggitujuh tombak keudara, ditengah
udara dia menekuk pinggang seraya menjejak kaki, dengan
gaya yang indah gemulai tubuhnya melesat sepuluh tombak
jauhnya.
Pelor belibis milik Ai-pong-sut memang bisa membelok dan
mengejar musuh karena dikendalikan oleh tenaga dalam, tapi
paling tinggi hanya dapat mencapai satu tombak. Begitu Hamping-
leng-mo melambungkan tubuhnya, maka Yan-yam-tam
tak mampu mengejarnya. Lekas Ai-pong-sut menggapai
dengan kedua tangan, dua pelornya dia tarik kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah membersihkan badan dan sekedar istirahat, di
Hotel Hok-eng, Ai-pong-sut keluar jalan-jalan, pikirnya hendak
mencari warung untuk mengisi perut, setelah makan malam
dia pikir akan segera menyusul Liok Kiamping. Waktu dia
membelok kesebuah gang, mendadak di kaki tembok dipojok
jalan sana dia menemukan tanda rahasia tanda rahasia Honglui-
bun, tanda itu menyatakan keadaan gawat dan mohon
bantuan, mungkin sudah beberapa hari tanda rahasia itu di
sana, karena kehujanan hingga kelihatannya sudah agak
buram.
Lupa mengisi perut Ai-pong-sut langsung menuju kearah
yang ditunjuk dalam tanda rahasia, hatinya gugup setengah
mati: 'Sejak tadi Pangcu mengejar jejak musuh, belum ada
kabar beritanya, sekarang orang kita sendiri memberi tanda
SoS, persoalan yang satu belum beres timbul persoalan yang
lainpulapula, agaknya tiada kehidupan tentram dan sentosa
dalam kalangan Kangouw.
Dengan perasaan tertekan danprihatin dia terus bergerak
kearah tanda yang dilihatnya disepanjang jalan, akhirnya dia
membelok beberapa kali dan tiba ditanah tega la n diluar kota
a rah selatan.
Daerah tegalan di sini rungkut dengan semak-semak yang
subur menghijau, hari sudah menjelang mag rib, halimun
mulai timbul, orang jalan makin jarang dan keadaan makin
sepi dan belukar.
celoteh burung gagak riuh dan ramai dipucuk pohon,
sayang sekali tanda bahaya perguruan lernyata putus sampai
di sini, sekeliling tiada jalan lagi, pada hal Lwekang Ai-pongsut
tinggi, pengalaman luas, namun dia berdiri kebingungan-
Sekilas dia menerawang sekelilingnya, mendadak dia lompat
tinggi kepucuk pohon, dengan kelincahan tubuhnya dia
mengembangkan Ginkang berlompatan dari pucuk kepucuk
pohon yang lain-Matanya memang tajam, dilihatnya dipinggir
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebuah tanah gunduk disebelah kirisana, lapat-lapat seperti
kelihatan bayangan sebuah biara yang dkelilingi tegalan-
Pada hal gunung di sini amat liar tiada bangunan apa - apa
disekitarnya. Kehadiran biara bobrok ini rasanya terlalu
menyolok. Kalau tanda bahaya berhenti di sini, kenapa tidak
menyelidiki tempat itu. Segera dia melesat seperti terbang ke
sana.
Pintu biara sudah roboh separo, pigurapun sudah kropos
dan takjelas tulisan apa yang terukir diatasnya, mungkin
sudah terlalu lama tidak dihuni dan diurus orang, maka cat
pintunyapun sudah luntur, galagasi bertebaran di tepi
dipinggir daon pintu, kembali dia menemukan tanda bahaya
perguruannya. Penemuannya membuat hatinya girang seperti
kafilah yang menemukan oase dipadang pasir, diam diam dia
bersyukur bahwa perjalanannya kali ini tidak sia-sia, apapun
harus diselidiki, mungkin sekaligus dapat membongkar
muslihat licik musuh kenapa Liok-pangcu dipancing musuh.
Dengan rasa senang dan lega namun tak lepas dari
kewaspadaan dia menjejak kaki, secepat kilat dia melesat
kedepan pintu. Perlahan dia ulur tangan lalu mengetuk dua
kali dengan tanda rahasia perguruan-
Dari dalam biara mendadak menerjang keluar sesosok
bayangan menghadang didepan sambil berseru: "Tunggu
sebentar: Ibu jari dan jari telunjuk teracung membundar
didepan dada.
Aipong-sut melihat jelas, orang ini berusia tigapuluhan,
berpunggung harimau berpinggang biruang, tampak gagah
dan cekatan, gerak tanda yang diperlihatkan ini jelas sebagai
seorang wakil Thocu dari salah satu cabang: Maka Ai-pong-sut
mengangguk, kelima jarinya terbuka lurus tangan kanan
terangkat menyentuh pundak kanan lalu diturunkan-
Melihat gerakan itu Ai-pong-sut lantas merangkap kedua
tangan menjura dan terangkat diatas kepaia, serunya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memberi hormat kepada Ai-pong-sut: "Tecu Li Eng-siu wakil
Thocu cabang Thong- koan menyampaikan sembah hormat
kepada Tianglo."
Ai-pong-sut Thong- cau mengulap tangan, katanya dengan
tertawa: 'Li-hu-thocu tak usah banyak hormat, apakah
disiniterjadiperistiwa genting, apakah tanda sos diluar itu
kalian yang meninggalkan.'
Seketika merah mata Li Eng sin, mendengar pertanyaanAipong
sut, katanya dengan sedih: 'Demi karunia Suco dan
kebaikan Pangcu, Tecu diangkat sebagai wakil Thocu di
Thong-koan, membantu Thocu cui-pi-jiu Lau Bunja mengatur
segala kepentingan Hong Lui-bun kita didaerah Thong-koan
ini, disaat aktifitas kita makin maju, mendadak kami
memperoleh perintah kilat dari pusat bahwa segala kegiatan
diluar harus segera dibekuk, maka kami segera menunaikan
tugas dengan baik.
"Disaat kita sibuk memberikan info kepada kader-kader kita
yang sedang bertugas diluar mendadak puluhan jago-jago
kosen Ham-ping-kiong yang datang dari Bok-pak malammalam
menyerbu ke markas, mereka main bunuh, tumpas dan
bakar, banyak anggota kita yang gugur, terluka parah,
demikianlah nasib Lau-thocu yang terluka parah ditangan
orang-orang Ham-ping-kong."
Perawakan Li Eng-siu memang kekar dan gagah, namun
dia seorang yang tak kuat menahan emosi, beri hati lemah,
membayangkan betapa mengenaskan keadaan para
saudaranya yang gugur dan terluka air matapun bercucuran,
sambil terisak dia meneruskan ceritanya: 'Waktu itu kebetulan
Tecu mendapat tugas diluar daerah, sehingga tidak
mengalami tragedi yang mengenaskan- Dikala aku kembali,
markas sudah menjadi puing mayat bergelimpangan, keadaan
amat mengenaskan, seluruh harta milik dan dokumen telah
dirampas musuh." Ai-pong-sut Thong cau bersuara heran dan
gemas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'Hari itu juga para korban dikebumikan, sambil mengutus
orang minta bantuan kemarkas pus at, disamping
mengumpulkan sisa anggota yang masih hidup untuk
merundingkan langkah selanjutnya, tak nyana hasil
penyelidikkan menunjukan bahwa para anggota lain yang
masih selamat juga sudah diluruk keruman mereka, seluruh
keluarganya juga diganyang habis-habisan, ayam anjingpun
tiada yang hidup, Demikian pula Kawan-kawan yang diutus
minta bantuan kemarkas atau kecabang lain kedapatan mati
ditengah jalan Maka untuk menyelidiki asal usul dan tempat
berpijak musuh, kami tak berani jauh meninggalkan daerah
ini, terpaksa siang malam menyembunyikan diri sambil
melacak jejak musuh.
Berapa orang kami sebar untuk membuat tanda tanda
rahasia diberbagai pelosok kota. dengan harapan ada kawan
kita yang melihat tanda mohon bantuan itu segera datang
memberi pertolongan. Agaknya harapan kita terkabul dengan
kehadiran Tianglo disini. Tecu akan berjuang sekuat tenaga,
mohon Tianglo pimpin usaha kita untuk menuntut balas bagi
kematian para saudara.'
Selama mendengar cerita darah Ai-pongsut sudah mendidih
gusar, mata melotot muka merah padam rambutnya yang
jarang jarangan berdiri. Tapi sebagai seorang kawakan, dia
tahu gugup tiada gunanya, katanya setelah menghela napas
panjang: 'Li-hu-thocu tak usah terlalu bersedih hati, musuh
tangguh disekeliling kita, dalam menghadapi situasi segenting
inipantang emosi, kita harus menghadapinya dengan pikiran
dingin, cermat dan sabar. Entah bagaimana hasil penyelidikan
Li-hu thocu tentangjejak musuh ? Siapa pemimpin mereka ?'
Li Eng-siu membungkuk hormat dan memberi keterangan:
'Musuh tidak punya tempat tinggal tetap. namun diketahui ada
tiga tempat di kota sering mereka kumpul di sana, tapi kumpul
sebentar lantas berpencar pula, maka dapat diduga mereka
pasti mendirikan markas darurat diluar kota.'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ai-pong-sut mengangguk maklum, diperjalanan diluar kota
tadi bukan mereka juga dipancing musuh, bukan mustahil
kejadian itu ada hubungahnya dengan peristiwa disini, maka
dia bertanya 'Pernah kau selidiki sebelah barat luar kota. Tak
heran sampai sekarang Pangcu belum juga kembali.'
'Haya, jadi Pangcu juga telah datang, dimana sekarang
beliau? Musuh menyerbu kaki tangannya di daerah barat kota,
penjagaan amat ketat, sudah berapa kali Tecu menyelidik
kesana, tapi akhirnya mundur teratur menghadapi penjagaan
mereka yang keras, malah hampir saja jiwa Tecu melayang."
Ai-pong-sut Thong cau berkata: 'Waktu lewat daerah barat
siang tadi PangCu dipancing musuh, sampai sekarang belum
tiba, agaknya mereka sudah berencana sehingga kami
terjeblos dalam perangkap mereka. Urusan amat genting dan
tak boleh ditunda lagi, sekarang mari kita bersiap menyambut
atau menyusul PangCu.'
Li Eng-siu mengiakan, segera dia mendahului bergerak
dengan kelincahan tubuhnya menuju kebarat. Sebagai orang
setempat, dia Cukup apal seluk beluk daerah sini, apalagi
mereka menguatirkan keselamatan sang Pangcu, maka sekuat
tenaga mereka menggenjot langkah berlari bagai terbang naik
kepuncak barat.
Satu jam kemudlan mereka sudah tiba diluar kota. Maju
lagi tiga li mereka tiba dipinggir sebuah hutan- Disaat mereka
Celingukan memeriksa keadaan sekitar Ai-pong-sut
mendahului bergerak hendak masuk ke hutan. Mendadak
terdangar kesiur angin yang cukup keras, dari suaranya
seperti ada tiga jenis senjata rahasia yang menyerang dari tiga
jurusan-
Ai-pong-sut menghardik gusar: "Bangsat berani mati."
melompat selangkah, kedua lengan bajunya dikebaskan- Tiga
senjata rahasia yang menyerang tiba dipukulnya jatuh
ditanah.
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Remaja IGO Mbapuk : Hong Lui Bun 4 dan anda bisa menemukan artikel Cerita Remaja IGO Mbapuk : Hong Lui Bun 4 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-remaja-igo-mbapuk-hong-lui-bun-4.html?m=0,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Remaja IGO Mbapuk : Hong Lui Bun 4 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Remaja IGO Mbapuk : Hong Lui Bun 4 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Remaja IGO Mbapuk : Hong Lui Bun 4 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-remaja-igo-mbapuk-hong-lui-bun-4.html?m=0. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...