Cerita Dewasa Silat Ngetop : Payung Sengkala 2

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Jumat, 03 Agustus 2012

Cerita Dewasa Silat Ngetop : Payung Sengkala 2-Cerita Dewasa Silat Ngetop : Payung Sengkala 2-Cerita Dewasa Silat Ngetop : Payung Sengkala 2.


"oooouw tidak. aku tidak memikirkan apa2" jawab Lam
Kong Pak agak kaget.
"Hmmm sekalipun tidak kau katakan aku pun tahu, kau
tentu sedang memikirkan cioe Cien cien"
"Aaaaai" siauw-heng sudah putus hubungan dengan
dirinya, "buat apa pikirkan dirinya lagi?"
"Kalau tidak tentu kau sedang memikirkan Liuw Hwie
Yen"
"Eeeeei....kau melamun sampai ke mana saja? siauwheng
tiada ikatan apapun dengan dirinya. buat apa aku
pikirkan gadis itu?"
"siauw moay berkenalan setelah kau berkenalan lebih
dahulu dengan dirinya...."
kata Pek Li siang sedih. "Aku tidak akan egois atau
mencari untung sendiri, bahkan siauw-moay pun tahu
kesulitan serta susah sebagai seorang perempuan.
seandainya kau mencintai dirinya, terus teranglah pergi
mencintai dirinya. jangan karena siauw-moay kau harus
merusak semua kebahagiaannya "
"siang-moay, kau...."
"sungguh semua perkataan siauw-moay diucapkan
sejujurnya, aku percaya Cioe Cien cien pun sangat
mencintai dirimu "
"siang-moay, kau amat agung dan mengagumkan. siauwheng
semakin menghormati dirimu" seru Lam Kong Pak
sambil memeluk pinggang Pek Li siang dan menciumnya
penuh kasih sayang. Tiba2 Pek Li siang menuding kearah
dinding sebelah depan serunya^ "Cepat lihat"
Lam Kong Pak angkat muka, tampak olehnya dari
dinding sebelah depan pada saat yang sangat dikenal. dapat
ditangkap kalau mereka adalah anak buah dari sipemilik
Pegadean Bu-lim.
Diantaranya terdapat Hay Thian siang cho atau sepasang
manusia jelek dan Hay Thian- ... sin si Boh atau si Catatan
mati hidup Pek Boe. Hek sim Wangwee atau si Wangwee
berhati hitam Coe sim, Im Yen Mo shu atau sikakek iblis
Asap berawan si Coe Lok 'Wu Im' Atau siawan hitam Chi
Jie Tiauw Gwat Atau si rembulan pagi Guw Yang dan
terakhir 'Toa Lek sin' atau si Malaikat Raksasa Loo Liang
Jen-
Keenam orang itu setelah melayang turun dari atas
tebing segera menyebarkan diri di sekeliling sana,
Diikuti melayang turun delapan orang perempuan,
mereka adalah Im Yang pat Khie atau Delapan manusia
banci yang segera menyembunyikan diri pula diantara batu
berserakansetelah
semua orang menyembunyikan diri dengan wajah
serius Lam Kong Pak berbisik lirih "Perduli kabar berita ini
siapa yang bocorkan, rasanya malam ini kita bakal
kerepotan setengah mati untuk mendapatkan dua jurus
terakhir dari antara sembilan jurus maha sakti ilmu Payung
sengkala. Cukup membicarakan dari empat belas jagoan
dari sipemilik Pegadaian Bu-lim ini. sudah dapat membuat
kita berdua kewalahan "
"Apakah sipemilik Pegadaian Bu-lim serta suma Ing
tidak datang ?" Tanya Pek Li siang
"Kalau mereka berdua tidak datang, mungkin kita masih
ada harapan."
"Terhadap peristiwa sedemikian besarnya, mana
mungkin mereka tidak datang? Mungkin pada saat ini
mereka sudah berada disekitar sini "
Baru saja ucapan itu selesai diutarakan tiba2 tampak dua
sosok bayangan hitam berkelebat lewat dari antara serakan
batu. ^
secara lapat2 Lam Kong Pak dapat melihat bahWa
mereka adalah sipemilik pegadean Bu-lim serta suma Ing.
sang rembulan makin meninggi dan tergantung diatas
awang2, walaupun disekitar tebing sama sekali tak bersinar,
namun tebing sebelah Lam Kong Pak sini terang benderang
bagaikan disiang hari bolong.
Tempat persembunyian dari Lam Kong Pak sangat tidak
menguntungkan, diam2 ia merasa amat gelisah. asalkan
dirinya munculkan diri sekalipun memiliki ilmu
meringankan tubuh lebih bagus pun akan sulit untuk
mengelabuhi perhatian orang banyak.
Tiba2 serentetan cahaya ke-perak2an entah muncul dari
sebelah mana tahu2 berkelebat .dan menghajar diatas tebing
batu sebelah kiri Lam Kong Pak sehingga memercikkan
bunga-bunga api.
Lam Kong Pak tahu Kakak beradik she-Liuw
bersembunyi dibalik batu karang itu, dari rentetan cahaya
ke-perak2an tersebut jelas disambit mengancam kakak
beradik she-Liauw berdua.
Namun dari balik batu karang itu tidak kelihatan gerak
gerik apapun, diikuti dua kali rentetan cahaya ke-perak2an
menghajar pula diatas batu karang menimbulkan percikan
bunga api jelas tenaga sambitan orang sangat luar biasa.
"Tong Hwie" tiba2 dari balik batu karang berkumandang
keluar suara bentakan keras. " Lebih btaik kurangi
permainan macam ini didepan aku orang she Liuw. kalau
tidak jangan salahkan aku tidak akan berlaku sungkan2 lagi
".
suara ini jelas berasal dari si Wie Tuo wajah kumala
Liuw Hauw siang, tanpa terasa kedua orang muda mudi itu
diliputi oleh rasa ragu2. pikirnya didalam hati:
"Apakah antara mereka kakak beradik mengikat tali
permusuhan dengan si salju Bulan Keenam Tong Hwie?
sekalipun ada ganjalan hati, tidak seharusnya perhitungan
dilakukan dalam saat yang demikian kritis ini "
"criiiing, criiiing, criiiing" kembali tiga rentetan cahaya
ke-perak2an berkelebat datang.
Liuw Hauw siang tak dapat menahan hawa gusar dalam
hatinya lagi. ia meloncat keluar dari tempat
persembunyiannya dan berteriak lantang dari atas batu
cadas "Tong Hwje ayo serahkan diri uttuk menerima
kematian "
Begitu ucapan tersebut diutarakan, si salju bulan keenam
munculkan diri dari antara serakan batu, jarak masing2
pihak terpaut di antara lima, enam belas tombak. melihat
jarak sejauh itu tak urung Liuw Hauw siang tertegun juga
dibuatnya, pikirnya dalam hati:
"Jarak sedemikian jauhnya, mana mungkin senjata
rahasia Yen ci Piauwnya bisa sampai disini? tak mungkin
tenaganya begitu besar "
Tetapi pikiran lain dengan cepat berkelebat didalam
benaknya, ia tertawa dingin. Karena sebagai orang cikal
bakal yang menguasai ilmu melepaskan senjata rahasia,
tenaga sambitannya tentu amat mengejutkan hati.
"Eeeei... orang she-Liuw, kenapa kau sembarangan
menuduh orang....?" Bentak si Enam Bulan sai ju Tong
Hwie dengan suara berat.
"Tong Hwie, sungguh pandai benar kau ber-pura2
Heeee...heeee ...heeee... lelaki sejati tidak akan melakukan
perbuatan yang merugikan orang lain, dan setelah berbuat
tak berani bertanggung jawab acaknya kau hanya seorang
jago yang cunya nama kosong belaka"
"Liuw Hauw siang" Bentak si Enam Bulan salju Tong
HHwie keras2, ia mulai naik pitam. "Aku orang she-Tong
menghormati akan sifat kependekaranmu, ini bukan berarti
aku jeri kepadamu. malam ini berapa kali kau bicara secara
sembarangan menuduh diriku. sebenarnya apa
maksudmu?"
sembari bicara ber-sama2 dua orang pemuda lainnya
segera berkelebat keluar dari tempat persembunyian.
"Haaaa... haaaa... haaaa... selamanya Tong Hwie
menjagoi kolong langit dengan andalkan ilmu menyambit
senjata rahasia" Liuw Hauw siang tertawa ter-bahak2.
"Namun dalam pandangan aku orang she Liuw sama sekali
tak bernilai. apa maksudmu melancarkan enam batang
senjata rahasia Yen ci Piauw kepadaku barusan ?"
"omong kosong kapan aku orang she Tong melancarkan
serangan dengan senjata, piauw ?"
Dari dalam sakunya Liuw Hauw Siang ambil keluar
sebatang senjata rahasia Yen ci Piauw yang amat besar dan
diangsurkan kehadapan Tong Hwie seraya berkata "Coba
kau lihat sendiri "
Tong Hwie menerima benda itu dan seketika berdiri
tertegun- sedikitpun tidak salah senjata rahasia tersebut
memang benar2 adalah senjata rahasia Yen ci Piauwnya.
"sekarang kau masih mau coba mungkir?" seru Liuw
Hauw siang sambil mengejek.
"Suatu peristiwa yang sangat aneh tadi aku orang she
Tong sama sekali tidak melancarkan serangan dengan
senjata rahasia."
"Kawanan tikus yang tidak tahu malu kenyataan sudah
berada didepan matanya. kau masih ingin bicara bohong?"
Tubuhnya meloncat kedepan laksana kilat sepasang
telapak bergerak berbareng dengan menggunakan ilmu sakti
Hwie Him Pat si, ia melancarkan serangan dahsyat
kemuka.
Tong Hwie sadar dibalik peristiwa ini masih ada hal2
yang mencurigakan, namun iapun tak dapat mandah
dipukul. segera digunakan ilmu pukulan ^Ku Lang cianuntuk
menyambut datangnja serangan tersebut.
Braak...braaak...braaak...."
Ditengah bentrokan beberapa kali, Tong Hwie yang
kalah setingkat dalam hal tenaga dalam tergetar mundur
dua langkah kebelakang.
Kedua orang pemuda yang ada disisinya segera
masukkan tangannya kedalam saku siap melancarkan
serangan dengan senjata rahasia.
"Tunggu sebentar" Bentak si Enam Bulan salju Tong
HHwie dengan cepat, kedua orang pemuda itu segera
menarik kembali serangannya dan berdiri tak berkutik, sekonyong....
"Braaak" Dari arah sebelah kanan Lam Kong Pak timbul
percikan bunga2 api diikuti suara bentakan cioe Ci Kang
yang segera bangun berdiri
"Liuw Hwie Yen kau perempuan hina. ayoh serahkan
diri untuk terima kematian"
"Cioe Ci Kang, kaupun seorang ketua perguruan besar.
kenapa sembarangan menuduh orang lain?" Teriak si Tiauw
san Tangan Beracun Liuw Hwie Yen sambil loncat keluar
dari tempat persembunyiannya .
Cioe Ci Kang segera mengangsurkan sebatang senjata
garpu pengejar sukma Cu Mu Lee Hun cha kearah depan
sembari berteriak, "Kau kenal tidak dengan benda ini?"
sembari bicara ia lempar benda tadi kehadapan Liuw Hwie
Yen-
Tanpa dipungut kembali si Tiauw san Tangan Beracun
sudah tahu kalau senjata tersebut merupakan senjata
rahasia andalan mereka berdua, tak kuasa lagi ia dibikin
terbelalak dan tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.
Terdengar cioe ci Kang tertawa dingin-
"Aku lihat sebelum kau menjumpai peti mati tak akan
mengucurkan air mata, tempo dulu kau menyaru sebagai
rombongan kesenian menyelundup masuk kedalam
perkampungan kami, kendati kerugian tidak seberapa
namun kesempatan tersebut telah digunakan penghianat2
untuk mengacau dan membakar sehingga seluruh isi
perkampungan kalang kabut. Heeee...heeee....hutang
piutang tersebut sudah sepantasnya kalau kita perhitungkan
malam ini juga "
"Hmmm" siapa yang jeri kepadamu "
Kedua orang itu segera meloncat naik keatas batu cadas
dan melangsungkan pertarungan seru disana.
Lam Kong Pak serta Pek Li siang saling bertukar
pandangan sekejap. mereka sadar persoalan ini tidak
semudah itu, mungkinkah kedatangan mereka malam ini
hanya ingin berkelahi saja disini?
sementara itu si Enam Bulan salju Tong Hwie sudah
kena dipaksa Liuw Hauw siang mundur sejauh enam, tujuh
langkah kebelakang, jelas ia bukan tandingan dari pemuda
tersebut.
Namun ia pun menyadari peristiwa ini ada sedikit tidak
beres, maka dari itu ia berusaha menahan sabar dan tidak
menggunakan senjata rahasianya.
Tetapi situasi makin lama berubah semakin kacau,
seandainya ia tidak mengeluarkan senjata rahasianya, maka
dalam tiga lima puluh jurus mendatang pasti akan
menderita kalah.
Dipihak lain setelah Liuw Hwie Yen saling bergebrak
dua tiga puluh jurus dengan cioe Ci Kang, kendati gadis
tersebut merasa agak kepayahan juga ia masih dapat
mempertahankan diri tidak sampai menderita kalah dalam
ratusan jurus mendatang.
Lam Kong Pak yang bersembunyi ditempat kegelapan
diam2 pasang mata memperhatikan keadaan
disekelilingnya. ia temukan para anak buah dari si pemilik
pegadean Bulim lambat2 mulai bergerak kedepan
melakukan pengurungan, tanpa terasa suatu ingatan
berkelebat di-dalam benaknya.
"Aduuh celaka, kita sudah masuk perangkap" serunya
tertahan.
"Masuk perangkap siapa ?"
"sipemilik Pegadaian Bu- lim"
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Keenam batang senjata rahasia Yen Ci Piauw yang
menyambar lewat tadi kendati tanda milik si Enam Bulan
salju Tong Hwie namun Tong Hwie kelihatan bimbang dan
linglung. hal ini jelas menunjukkan kalau senjata tersebut
bukan dia yang melancarkan dengan kedudukannya tidak
mungkin ia bicara bohong."
"sedangkan disebelah cioe ci Kang sana, tiba2 dihajar
dengan sebatang senjata garpu pengejar sukma, dan
sekalipun bararg itu milik kakak beradik she- Liuw tetapi
Liuw Hwie Yen pun tidak mengaku kalau benda tersebut
dia yang lancarkan- Coba dipikirkan kecuali ketiga
rombongan tersebut adalah rombongan kita. dan bisanya
adalah anak buah pemilik pegadaian Bu- lim, jadi
permainan ini jelas hasil permainan setan sipemilik
pegadaian Bu-lim"
"Apa tujuannya berbuat demikian?"
"Hal ini apa perlunya ditanyakan lagi? ia ingin
membangkitkan rasa permusuhan diantara para jago
sehingga melakukan saling bunuh. Menanti waktunya
sudah tiba, ia dapat masuk kedalam celah gua tanpa
halangan dan kesulitan "
"Ehmmm sangat beralasan" Pek Li siang mengangguk.
"Jadi...kalau begitu. orang yang membocorkan rahasia ini
pastilah sipemilik pegadaian Bu-lim"
"Kemungkinan sekali apa yang kita bicarakan selama
dalam perjalanan telah dapat ditangkap olehnya, ia lantas
sebarkan berita ini diempat penjuru untuk memancing
datangnya para jago Bu-lim "
"seandainya ia tidak bocorkan rahasia ini kekcolong
langit bukankah jauh lebih baik?"
"Tentu saja ia mempunyai rencana kejinya sendiri sebab
tujuan utama dari sipemilik pegadaian Bu-lim adalah kita
berdua, terhadap para jago macam mereka ia tidak pikirkan
didalam hati. Mungkin sekali tidak lama kemudian ia akan
mulai turun tangan terhadap kita "
"Aku tidak percaya seandainya tidak mengundang
datang begitu banyak jago lihay dan pusatkan semua
kekuatan untuk menghadapi kita berdua, bukankah hal ini
akan jauh lebih gampang diselesaikan?"
"Karena ia sudah bulatkan tekad untuk pasti
mendapatkan pusaka itu, tentu saja ia tidak akan
melakukan perbuatan tanpa pegangan- Para jago semua
yang hadir disini boleh dikata sudah terkana siasat sekali
timpuk dapat dua ekor burung. Kejadian ini hanya
mendatangkan keuntungan tanpa memberikan kerugian
kepadanya, akhirnya para jago ini bakal hancur sendiri dan
musnah ber-sama2, Kalau kau tidak percaya lihat saja nanti
Cepat kau kutudungi wajahmu"
Pek Li siang menurut, ia ambil keluar sapu tangan dan
dikenakan diatas wajahnya.
Tiba-tiba terdengar Tong Hwie membentak keras: "Liuw
Hauw siang, kau sangat keterlaluan Aku orang she Tong
akan adu jiwa dengan dirimu."
Bicara sampai disitu ia bungkukkan badannya, angkat
kaki mengangguk. dalam sekejap mata suara desiran tajam
bergema memenuhi angkasa, berbagai senjata rahasia
laksana tawon berbareng meluncur kearah seluruh tubuh
Liuw Hauw siang.
Liuw Hauw siang membentak keras, dari kedua belah
ujung bajunya segera meluncur keluar belasan batang
senjata garpu pengejar sukma.
"Bruuuk...." senjata memecahkan diri berubah jadi berpuluh2
batang garpu kecil dan menyambut datangnya
sambaran senjata rahasia itu.
Masing2 pihak semuanya jago dalam hal senjata rahasia,
pertarungan ini seketika berubah makin seru, suara ting,
tang, ting, tang bentrokan senjata rahasia menggema tiada
hentinya diseluruh angkasa.
Liuw Hauw Siang tertawa ter-bahak2,
"Haaa..haaaa...haaa...kiranya seorang ahli senjata
rahasia yang tersohor diseluruh kolong langit pun hanya
begini saja agaknya kepandaian kau si Enam Bulan salju
Tong Hwie terbatas pada itu iuga."
Tong Hwie tertawa dingin. "Nih. coba rasakan-"
Dari kedua belah ujung bajunya tiba2 meluncur keluar
dua buah benda bulatan hitam melayang keatas kepala
Liuw Hauw Siang kemudian melesak dan memercikan
ribuan kuntum bunga api.
Liuw Hauw Siang angkat muka, ia tidak kenal apa nama
dari bunga api tersebut.
Siapa sangka justru inilah cara suara di Timur
menghantam di Barat dari Tong Hwie, jika Liuw Hauw
Siang dongakkan kepala, laksana kilat Tong Hwie segera
pentang mulutnya, tiga buah bulatan merah sebesar buah
touw dengan dahsyatnya menyambar tubuh pemuda
tersebut.
Untuk menghindar tidak sempat lagi, dua butir yang
pertama dengan susah payah berhasil dihindari tetapi
butiran yang ketiga dengan telak bersarang diatas
pundaknya, seketika badannya terdorong mundur tiga
langkah lebar kebelakang.
Hancuran baju beterbangan, badan hancur dan darah
segar mengucur keluar dengan derasnya, seluruh lengan
kanannya tak sanggup diangkat kembali.
Sementara itu pertarungan antara Cioe Cie Kang dengan
Liuw Hwie Yen pun telah mencapai ratusan jurus, pada
dasarnya kepandaian Liuw Hwie Yen memang sudah kalah
setingkat daripada kepandaian cioe Ci Kang. setelah kini
melihat kakaknya terluka pikiran makin bercabang, seketika
tubuhnya kena didesak mundur sejauh lima enam langkah.
Merasa dirinya terdesak Liuw Hwie Yenjadi gusar,
kedua belah ujung bajunya diayunkan kedepan, lima batang
senjata garpu pengejar sukma dengan mengubah diri jadi
puluhan batang laksana kilat meluncur kedepan.
Cioe Cie Kang kaget, dengan sekuat tenaga ia
mengeluarkan ilmu cakar Boe Khek Hek Hong cau-nya.
sang badan laksana kilat bergeser tiga langkah kesamping,
dengan sangat tepat sekali ia berhasil meloloskan diri dari
ancaman bahaya maut.
sekali lagi Liuw Hwie Yen ayunkan tangannya, tujuh.
delapan batang senjata garpu kembali meluncur kedepan.
Cioe Ci Kang membentak keras. sementara ia siap
mundur kebelakang. Tiba2 Cioe Cien cien berkelabat
kedepan, sepasang tangan direntangkan dengan
menggunakan ilmu "Tong Thian it Coe siang" disambutnya
serangan lawan itu.
Angin pukulan men-deru2 pasir debu beterbangan
memenuhi angkasa. dua puluh batang senjata garpu
berhasil disapu rontok semua keatas tanah, namun cioi Cien
cien tidak mau lepas tangan begitu saja, jurus pertama habis
digunakan jurus kedua menyusul datang.
Liauw Hwie Yen mengerti bagaimana lihaynya ilmu
"Tong Thian it Coe siang" tersebut, dengan sekuat tenaga ia
mengirim sebuah pukulan dengan menggunakan gerakan
dari "Hwie Him Pat sih"
"Braaaak " ditengah suara benrokan keras menimbulkan
pusaran angin kencang. masing-masing pihak tergetar
mundur tiga langkah lebar kebelakang.
Jelas ilmu sakti "Tong Thian it coe siang" yang dimiliki
Cioe Cien cien baru memperoleh kesempurnaan tiga empat
bagian belaka. seandainya berganti Cioe Hujien yang turun
tangan, Tentu saja Liaw Hwie Yen tak bakal sanggup untuk
menerimanya.
Dalam pada itu antara Liuw Hauw siang dengan Tong
Hwie telah melangsungkan pertarungan kembali, kali ini ia
lebih ber-hati2, serangann dilancarkan dengan segenap
tenaga, ia tidak memberi kesempatan lagi bagi lawannya
untuk menyambit senjata rahasia. kembali Tong HHwie
berhasil didesak mundur beberapa langkah kebelakang.
Ketika Lam Kong Pak melihat kakak beradik she Liuw
sudah menderita rugi hatinya merasa sangat gelisah. karena
kakak beradik she- Liuw pernah memberi bantuan
kepadanya sewaktu ada diperkampungan Toa Loo san-cung
sehingga ia bisa lolos dari kekejian cioe Ci Kang.
Sementara mereka berdua masih merasa ragu2
mendadak dari sisi tubuh mereka berdua menyambar lewat
sebutir batu besar dan menghantam kearah batuan sebelah
kanan.
"BRRAAAAAK " Batuan kecil beterbangan memenuhi
angkasa, Cioe Hujien membentak keras, badannya
berkelebatan menerjang kearah tempat persembunyian
mereka berdua.
Lam Kong Pak serta Pek Li siang sadar ada orang
ditempat kegelapan yang sedang mengadu mereka
melakukan sesuatu. cioe Hujien telah berdiri diatas batu
dan menuding kearah mereka berdua sembari menegur
"Darimana datangnya bajingan keparat, berani
membokong diriku ?"
Karena tempat persembunyiannya sudah ketahuan Lam
Kong Pak serta Pek Li siang terpaksa harus keluar dari balik
batu. ujar sang pemuda
"Hujien- jangan se-kali2 kena terpergauh oleh siasat
sekali sambit dapat dua hasil dari orang lain, cayhe sama
sekali tidak...."
Cioe Hujien yang melihat dengan mata kepala sendiri
batu tersebut meluncur datang dari arah Lam Kong Pak.
mana mau mempercayai perkataan pemuda tersebut?
Dengan penuh kegusaran segera bentaknya: "Lihat
serangan- ...."
Jurus pertama dari ilmu sakti "Tong THian it coe siang"
yang disebut sebagai It Cie Cing Thian- atau satu Tiang
menyanggah langit segera dilancarikan keluar.
Gerak-gerik seorang jagoan tersohor ternyata jauh
berbeda, gerakannya lebih mantap ber-puluh2 kali lipat
daripada gerakan cioe Gen cien tadi
segulung angin taupan yang maha dahsyat dengan cepat
menggulung keluar menyapu tubuh Lam Kong Pak.
"Aku dengar orang berkata, ilmu sakti Tong Thian it coe
siang merupakan kepandaian dahsyat dikolong langit" Pikir
Lam Kong pak dalam hati. ini hari aku harus mencobanya."
setelah pikiran itu berkelebat lewat dalam benaknya,
hawa murni segera disalurkan melalui pusar mengelilingi
badan, sepasang tangan direntangkan memperlihatkan
suatu jurus serangan yaug amat hebat.
Jurus ini bukan lain adalah salah satu jurus serangan dari
ilmu ciptaan barunya yang disebut sebagai satu telapak sam
Hoo It Ciang Hoat hasil gabungan dari ilmu Thian sun soe,
ilmu telapak Lian Tiong sam Yen ciang Hoat serta ilmu
pukulan kilat sien Thian cap sah sih.
Angin pukulan men-deru2 membuat seluruh angkasa
penuh dengan pasir serta debu yang beterbangan, diikuti
dua gulung angin pukulan terbentur satu sama lainnya
mengakibatkan ledakan keras.
seluruh bumi bergetar, pandangan mata jadi kabur dan
se-olah2 semua bukit dilanda oilh gempa yang maha
dahsyat.
Cioe Hujien terdesak mundur lima langkah kebelakang
badannya, sempoyongan- ..lama sekali ia baru dapat
menenangkan hati.
sebaliknya Lam Kong Pak sendiripun terdesak mundur
empat. lima langkah kebelakang, seluruh lengan kanannya
jadi kaku dan linu, diam2 ia merasa terkesiap.
"Ilmu sakti Tong Thian it coa siang ternyata bukan nama
kosong belaka...." pujinya.
Sementara itu Cioe Cien cien telah tertarik perhatiannya
sehingga berpaling kearah Lam Kong Pak akibat bentrokan
yang barusan terjadi, ia sama sekali tidak menyangka sang
manusia aneh berpakaian macan toreng ini ternyata
sanggup menerima datangnya serangan ilmu sakti "Tong
Thian it coe siang" yang jadi andalan itu
setelah melengak beberapa saat, cioe Hudjien tertawa
dingin tiada hentinya.
"Jago Bu-lim yang bisa menerima seranganku dengan
tenaga delapan bagian, dewasa ini bisa dihitung dengan jari
tangan- siapa anda? jurus serangan dari ilmu apakah yang
barusan kau gunakan?"
Karena takut Cioe Cien cien mengenali suaranya, Lam
Kong pak segera mengubah suaranya jadi serak tua,
jawabnya
"Loohu sudah lama tidak menggunakan namaku yang
sebenarnya, sedang mengenai jurus serangan barusan loohu
beri nama sebagai ilmu telapak sam Hoo It Ciang hoat"
sekali lagi Cioe Hujien dibikin tertegun, nama ilmu
telapak sam Hoo It Ciang Hoat baru untuk pertama kali ini
ia dengar, tidak disangka suatu ilmu silat yang tidak
tersohor bisa bertanding seimbang dengan ilmu sakti Tong
Thian it coe siangnya.
sekalipun begitu dalam hati ia merasa tidak puas, dengan
tenaga sepuluh bagian sekali lagi sepasang telapaknya
direntangkan kemudian sekuat tenaga mendorong kedepan-
Ia menggunakan jurus kedua dari ilmu "Toa shia Ciang
Cing" atau Bangunan besi hampir Roboh.
Lam Kong Pak Pun tidak ingin menunjukan
kelemahannya, sekali lagi ia mengirim serangan dahsyat
dengan ilmu telapak sam Hoo It Ciang Hoatnya.
"Braaaak..."
Kali ini tenaga pukulannya makin besar, batuan cadas
dikedua belah dinding pada berguguran, seluruh jago yang
sedang melakukan pertarungan ditengah kalanganpun
sama2 berhenti,
Kedua orang itu sama2 mandur lima langkah kebelakang
menang kalah masih belum berhasil ditentukanTimbul
hawa amarah dalam dada Cioe Hujien ia
membentak keras. jurus ketiga "Liong Hoo Hwi Pah." atau
loteng Naga menghantam paku. jurus keempat Thian coe
Wie Bun- atau Tiang langit melindungi Pintu ber-sama2
dilancarkan-
Lam Kong Pak tidak berani berayal, ia kumpulkan
semua tenaganya mengirim satu pukulan gencar.
seketika itu juga angin pukulan men-deru2, pasir debu
beterbangan. angin taupan melanda empat penjuru
membuat orang tak sanggup pentang mata. para jago
disekitar kalangan sama2 terdesak mundur beberapa
tombak kebelakang.
Lam Kong Pak merasakan tenaga tekanan diatas
dadanya makin bertambah lipat ganda hampir2 tak sanggup
bernapas. tubuhnya mundur delapan langkah kebelakang
dengan sempoyongan-
Kali ini coe Hujien hanya mundur empat langkah
kebelakang jelas ia berhasil merebut posisi diatas angin-
Cioe Cien cien sewaktu melihat pendekar aneh itu sangat
luar biasa, ia takut Pek li siang yang berada disisi kalangan
ikut turun tangan membantu. sebelum musuh bergerak ia
mendahului menubruk kearah gadis si Pek li siang tersebut.
"Berhenti " Bentak Pek Li siang gusar. "Apa yang hendak
kau lakukan ?..."
"Aku hendak melepaskan kedok wajahmu"
"Hmm kau belum sesuai untuk berbuat demikian "
CIOE CIEN CIEN mendengus dingin badannya
bergerak menubruk kedepan kedua orang itupun segera
melangs ungka suatu pertarungan sengit.
seandainya peristiwa ini terjadi pada sepuluh hari
berselang, dua orang Pek Li siang turun tangan berbareng
pun masih bukan tandingan cioe Cien cien, tapi keadaan
sekarang sama sekali berbeda.
Bukan saja jalan darah serta urat2 nadi seluruh badan
Pek Li siang berhasil ditembusi oleh Lam Kong pak.
bahkan ia telah menghabiskan lima, enam bayi buah
misterius berusia ribuan tahun-
Tenaga dalamnya telah memperoleh kemajuan sangat
pesat. Ditambah pula Lam Kong pak telah menurunkan
ilmu telapak sam Hoo It Ciang Hoat kepadanya.
Kedua orang gadis tersebut setelah saling bergebrak
balasan jurus. karena cioe cien Cien terlalu memandang
enteng pihak lawan ia kena didesak mundur tiga, empat
langkah kebelakang.
sebagai seorang gadis berhati angkuh dan tidak ingin
dikalahkan orang, tentu saja Cioe Cien cien tidak mau
memperlihatkan kelemahannya, ia segera mengeluarkan
ilmu sakti Tong Thian it cie siang-nya untuk menggenjot
pihak lawan,
Pek Li siang sama sekali tidak gentar, ia salurkan tenaga
murninya mencapai delapan bagian menyambut serangan
tersebut dengan keras lawan keras. "Bluuuuumm "
Tubuh Cioe Cien cien terpental sejauh satu tombak lebih,
hampir2 saja roboh keatas tanah. sedangkan Pek Li siang
sendiri hanya mundur tiga langkah kebelakang.
Dengan adanya kejadian ini memang kalah sudah dapat
ditentukan- namun cioe Cien cien sebagai seorang dara
bertabiat keras tidak mau sudahi sampai begitu saja. ia
membentak gusar, sekali lagi badannya menubruk kedepan
sembari melancarkan tiga buah serangan berantai.
Pek Li Siang adalah seorang gadis berhati ramah dan
welas kasih, memandang diatas wajah Lam Kong Pak ia
tidak tega melukai gadis tersebut. karena itu kendati pihak
lawan mendekati kalap ia layani dengan hati tenang.
Dalam pada itu Lam Kong Pakpun mengandung maksud
hati yang sama. ia tidak tega turun tangan keji terhadap diri
Cioe Hujien, karena ia dapat melihat bahwasanya Cioe
Hujien jauh2 lebih baik daripada cioe ci Kang.
Pertarungan antara Liuw Hauw seng dengan Tong Hwie
pun telah mencapai pada puncaknya, Tong Hwie bukan
tandingan dan ia pun tidak berkesempatan melepaskan
senjata rahasia. posisinya sangat terdesak. Kendati ada dua
orang pemuda berdiri disisi kalangan namun mereka tak
berani turun tangan secara gegabah. tampak wajah dua
orang pemuda itu kelihatan amat gelisah.
sebaliknya Liuw Hwie Yen yang bertanding melawan
cioe cie Kang kena didesak berada dibawah angin- namun
dalam tiga lima jurus lagi ia tak akan dikalahkan-
Pada saat itu rembulan telah berada diatas awang2 dan
menerangi seluruh jagat dengan terangnya.
Tiba2 terdenar suara suitan keras bergema memenuhi
angkasa. suara itu amat tinggi melengking bagaikan jeritan
iblis. membuat bulu tengkuk semua orang pada bangun
berdiri.
Diikuti ujung baju tersempok udara bergema datang
puluhan sosok bayangan manusia munculkan diri dari balik
bukit.
orang2 itu bukan lain adalah delapan manusia banci "Im
Yang Pat Khie" serta sepasang manusia aneh dari Hay
Thian Hay Thian siang Gho sekalian- Diantaranya Sikakek
iblis Asap Berawan Si coe Lok serta si MalaiKat raksasa
Loo Liang Jen berlari mendekati Lam Kong Pak.
si Rembulan pagi Guw Yang serta si Awan Hitam ChiJie
berjalan mendekati Pek Li siang.
Loo-toa dari sepasang manusia aneh si Catatan Mati
Hidup Pak Boe mendekati si Enam Bulan salju Tong
HHwie. sedang loo-tienya si Wang wee Berhati Hitam Coe
Sin menubruk kearah Cioe Ci Kang.
sepasang telapak tangan simalaikat raksasa Loo Liang
Jen yang besar bagaikan kipas membabat batok kepala Lam
Kong Pak keras2.
Melihat kejadian tersebut Lam Kong Pak segera merasa
bahwa dugaannya sama sekali tidak melesat.
Tentunya si Pemilik Pegadean Bu-lim melihat waktunya
sudah tiba. ia segera kerahkan seluruh kekuatannya untuk
menghadang para jago, sementara ia sendiri masuk kedalam
celah batu untuk mengambil mustika.
Terhadap si malaikat raksasa ini Lam Kong Pak
menaruh rasa suka, karena ia merasa orang ini adalah
searang manusia kasar yang jujur dan berpikiran lurus,
melihat datangnya serangan dengan sebat ia menyingkir
kesamping.
sedangkan sikakek iblis Asap berawan yang menubruk
kearah cioe Hujien, segera ayunkan Huncweenya yang
panjang melancarkan delapan buah serangan berantai,
sedang mulutnya menghembuskan s eg ulung asap rokok
yang tebal.
Pengetahuan cioe Hujien sangat luas, ia tahu asap
tebalnya ini bisa digunakan mengikuti kemauan hati,
seandainya ia kena dikurung maka mudah sekali masuk
perangkap. Badannya segera berkelebat kesamting dan
mengirim serangan dengan ilmu sakti Tong-Thian it Coe
siangnya.
Dalam sekejap mata seluruh tebing telah digetarkan oleh
bentakan2 keras serta bentrokan- bentrokan senjata. Pasir
dan debu memenuhi angkasa angin pukulan men-deru2.
REMBULAN per-lahan2 merambat ketengah udara,
namun para jago se-akan2 sudah lupa dengan waktu,
mereka pusatkan seluruh perhatiannya melakukan
pertarungan- kerahkan semua tenaganya, tenaganya untuk
merobohkan pihak lawan-
Tentu saja mereka tak mungkin tidak harus kerahkan
semua tenaganya, karena setelah anak buah para pemilik
pegadean Bu- lim terjunkan diri kedalam kalangan,
pertarunganpun berubah jadi pertarungan besar2ansebentar
memukul sini sebentar lagi memandang sebelah
sana, lagi pula masing2 pihak tidak mau bekerja sama,
situasi semakin gawat.
Jelas. kalau keadaan demikian terus menerus para jago
akan rontok satu persatu dan akhirnya menggeletak semua
diatas tebing ini.
Lam Kong Pak yang harus melawan cioe Hujien serta
simalaikat raksasa Loo liang Jen mulai kepayahan, hal ini
bukan dikarenakan ilmu silatnya tidak sanggup menghadapi
mereka, adalah karena ia tidak tega turun tangan keji
terhadap mereka berdua.
Yang satu adalah ibu kandung dari kekasihnya, sedang
yang lain adalah seorang jago jujur yang ia kagumi.
seandainya ia tidak mengeluarkan ilmu payung seng
kalanya, jelas sukar untuk memukul mundur kedua orang
itu.
Lam Kong Pak merasa amat gelisah. menjumpai
rembulan telah mendekati ditengah awang2. ia takut
tindakannya didahului oleh sang pemilik pagadean Bu-lim
sehingga bukan saja dendam berdarahnya sukar dibalas
bahkan merasa berdosa terhadap oei ci Hu cianpwee.
Diam2 Lam Kong Pak melirik kesisi kalangan,
dilihatnya Pek Li Siang sedang melangsungkan pertarungan
sengit melawan si awan hitam cai Jie serta Rembulan pagi
Gun Yang, bahkan ia menemukan pula kalau kedua orang
iblis tersebut se-akan2 tidak terlalu memperhatikan cioe cien
cien, perhatian utama ditujukan kepada Pek Li siang
seorang.
Sedangkan cioe cien cien sendiripun tidak membantu
Pek Li Siang ia hanya melancarkan serangan secara
serampangan sementara perhatiannya diarahkan kepada
cioe Hujien.
Lam Kong Pak membentak keras tubuhnya meloncat
ketengah udara, jurus kedua dari ilmu sakti Payung Sang
kala segera dilancarkan keluar.
Seketika itu juga cahaya merah laksana payung dengan
dahsyatnya mengurung datang. cioe Hujien tergetar keras,
dengan sekuat tenaga ia melancarkan satu pukulan dengan
ilmu Tong Thian It coe Siangnya.
Simalaikat raksasa pun mengirim sebuah serangan
kedepan .
"Bluuuum...." Ditengah suara bentrokan keras cioe
Hujien mendengus, ia muntahkan darah segar dan jatuh
terduduk satu tombak dari kalangan.
Bagaimana pun juga si Malaikat raksasa memiliki bakat
alam, ia hanya terpukul mundur tujuh, delapan langkah
kebelakang. pakaian yang dikenakan koyak2 dan hampir2
mendekati telanjang.
cioe cien cien menjerit kaget, ia lari kesisi cioe Hurien
dan berseru dengan air mata bercucuran
"lbu. kau... kau tidak mengapa bukan ?"
"cien-jie. aku menderita sedikit luka dan tidak mengapa.
Hanya saja kita sudah masuk perangkap orang lain "
"Maksudmu kita masuk perangkapnya si pemilik
Pegadaian Bu-lim ?"
"Tidak salah. mungkin kali ini kita hanya datang dengan
sia2 belaka. bisa meloloskan diri dari sini dalam keadaan
selamatpun sudah beruntung "
"lbu. siapakah tamu aneh ini? kenapa ilmu silatnya bisa
demikian lihay?."
"Tempo dulu aku menyangka ilmu sakti "Tong Thian it
Coe siang" yang kumiliki kecuali sang pemilik Pegadean
Bu-lim dewasa ini tanpa tandingan- siapa sangka harus
menderita kalah ditangan seorang pemuda"
"Apa? Pendekar aneh ini adalah seorang pemuda ?
bukankah ia menyebut dirinya sebagai Loohu?"
"Menyebut dirinya Loohu atau tidak apa pentingnya,
sejak semula aku sudah dapat melihat kalau dia adalah
seorang pemuda yang berusia diantara dua puluh tahunan.
bukan saja jurus serangannya sangat aneh, tenaga dalamnya
pun amat sempurna. sungguh luar biasa "
Dengan wajah penuh rasa terperanjat Cioe Cien Cien
alihkan sinar matanya kearah Lam Kong Pak dan
memandangnya tak berkedip.
sementara itu Lam Kong Pak sudah berkelebat kesisi Pek
Li siang menyambut datangnya serangan si awan hitam
ChiJie. Begitu turun tangan ia mengeluarkan ilmu telapak
"sam Hoo It Gang Hoat" tidak sampai sepuluh jurus ia
berhasil memaksa tubuh ChiJie mundur kebelakang dengan
sempoyongan.
setelah tenaga tekanan berkurang, semangat Pek Li siang
berkobar kembali. ber-turut2 ia melancarkan serangan
memaksa si Rembulan Pagi Guw Yang terdesak mundur.
setelah menelan obat luka Cioe Hujien lambat2 bangun
berdiri, sementara ia mau berbicara sambil meraung keras
simalaikat raksasa Loo Liang Jen telah menubruk datang.
telapak tangannya membabat keluar mengirim sebuah
serangan.
Cioe Hujien tidak mengerti kalau ia memiliki tenaga
dalam yang luar biasa, pikirnya: "Apakah untuk
membereskan kerbau dungu inipun aku tidak sanggup ."
Dengan jurus Loteng Naga Menumbuk Paku ia sambut
datangnya serangan Loo Liang Jen dengan keras lawan
keras.
"Braaaak...." terdengar suara bentrokan keras menggema
diangkasa, tubuh Loo Liang Jen yang tinggi besar bagaikan
pagoda sama sekali tak bergeming. sebaliknya Cioe Hujien
tergetar mundur setengah langkah kebelakang.
Peristiwa ini seketika membuat Cioe Hujien berdiri
melengak. ia tidak menyangka kerbau dungu inipun tidak
mudah dihadapi. Kembali Loo Liang Jen membentak keras,
suaranya menggema diseluruh lembah membuat telinga
mendengung. Tangannya diayun mencengkeram tubuh cioe
Hujien.
Tiba2 Cioe Cien cien berpaling, melihat kejadian itu ia
jadi amat gusar. dengan ilmu cengkeraman angin hitam Boe
Khek Hek Hong cau ia ancam sepasang pinggang dari Loo
Liang Jen-
"Krooook" Cioe Cien cien menjerit tertahan, sambil
memegang pergelangan sendiri ia meloncat mundur
selangkah kebelakang.
Kiranya dalam serangan barusan- Loo Liang Jen sama
sekali tidak menderita luka sebaliknya sebuah lengan
kanannya amat sakit bagaikan retak.
Baru saja telapak tangan Loo Liang Jen yang besar
bagaikan kipas tiba didepan dada Cioe Hujien, perempuan
itu tiba2 kertak gigi dan melancarkan serangan dengan
gerakan Thian Teh Mang" atau langit bumi lebar meluas.
jurus terakhir dari ilmu sakti Tong Thian it soe siang.
Kembali terjadi suatu bentrokan yang menggetarkan
seluruh jagat. tubuh Loo Liang Jen yang tinggi besar
mencelat sejauh satu tombak menghantam sebuah batu
karang dibelakangnya .
"Bruuuk...." Hancuran batu beterbangan memenuhi
angkasa. debu dan kerikil menghalangi pandangan mata.
Cioe Hujien sendiri mundur beberapa langkah lebar
kebelakang.
Tampak Loo Liang Jen duduk melongo. ia tak sanggup
merangkak bangun lagi sementara sepasang matanya yang
besar bulat memancarkan cahaya menggidikkan, tiba2 ia
meraung keras sekali lagi tubuhnya meloncat kedepan.
sebenarnya Cioe Cien Cien sedang memperhatikan
seluruh tubuh Lam Kong Pak dengan hati curiga, namun
dalam keadaan seperti ini ia tiada kesempatan untuk
melihat lebih jauh. ibu dan anak bekerja sama untuk
menghadapi simalaikat raksasa Loo Liang JenLam
Kong pak sendiri, ketika dilihatnya situasi makin
lama semakin mendesak ia segera membentak keras Jurus
ketiga dari ilmu sakti Payung seng kala, Ban san Tiauw
Thian- Atau selaksa Payung menghadap kelangit segera
dilancarkan.
Terdengar jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang memenuhi angkasa, sebuah lengan kanan
dari si Awan Hitam Chi Jie terbabat putus jadi dua bagian,
tak sanggup lagi ia roboh keatas tanah.
Pek Li siang membentak keras, iapun memainkan ilmu
telapak "sam Hoo it Ciang Hoat" hingga mencapai pada
puncaknya.
"Bruuuk " satu hantaman dengan telak bersarang ditubuh
si Rembulan Pagi Guw Yang membuat orang itu muntah
darah segar dan mundur kebelakang sejauh lima, enam
langkah dengan sempoyongan-
" Waktunya sudah hampir tiba bukan?" Teriak Pek Li
siang dengan napas ter-engah2.
Melihat cahaya rembulan tepat menyoroti celah batu
tersebut Lam Kong Pak merasakan seluruh tubuhnya
tergetar keras, sementara ia bermaksud menggapai Pek Li
siang untuk diajak melayang kedalam celah batu, tiba2
terdengar suara tertawa seram menggema memenuhi
angkasa, bagaikan bayangan setan tahu2 suma Ing telah
muncul dihadapannya.
"Tidak kalian sangka bukan" jengeknya dingin-
"Heeeee... heeeee...heeeee... susah payah kalian kali ini
bakal sia2 belaka...."
Begitu ucapan selesai diutarakan, jurus2 serangan ampuh
ilmu sakti Payung sang kala telah dikeluarkanMenemui
musuh besarnya munculkan diri, hawa amarah
segera berkobar didaLam dada Lam Kong pak. ia tidak
memperduli sisa kekuatan yang ada lagi mengirim satu
pukulan kedepan.
"Bluuuuum " Ditengah bentrokan, mereka berdua sama2
mundur selangkah kebelakang,
"Anjing keparat, serahkan nyawamu...." Bentak Pek Li
siang penuh kegusaran-Ia menyerang dengan gunakan ilmu
telapak sam Hoo It Ciang Hoat.
"Bruuuuk" tubuh Pek Li siang mundur beberapa langkah
kebelakang hampir2 saja ia jatuh terjengkang keatas tanah.
Namun ia sudah lupa akan mara-bahaya yang
mencekam dirinya, kepada Lam Kong Pak sadis ini segera
berseru: "serahkan andjing keparat ini kepada siauw- moay
kau cepat pergi...."
Walaupun Lam Kong Pak tahu saatnya sudah tiba dan
kemungkinan besar sipemilik Pegadaian Bu-lim sudah
masuk kedalam celah batu, namun bagaimanapun juga ia
tak dapat meninggalkan Pek Li siang seorang diri, agar ia
menempuh mara bahaya. Ia segera berteriak kesas: "siangmoay,
kau cepat mundur kebelakang "
"Tidak lebih baik siauw-moay bekerja sama dengan
dirimu untuk membereskan jiwa anjing keparat ini...."
"Jangan bermimpi disiang hari bolong. Lihat
serangan...."
serangan ini dilancarkan suma ing dengan sekuat tenaga.
cahaya hijau menyilaukan mata, deruan angintaupan
melanda empat penjuru. batu dan pasir beterbangan
memenuhi angkasa. Keadaan sangat mengerikanLam
Kong Pak tidak mau menunjukkan kelemahan,
iapun mendorong satu pukulan dengan segenap tenaga.
"Bruuuk " suara bentrokan menggelegar keras. suma Ing
terpukul mundur lima langkah kebelakang sedangkan Lam
Kong Pak sendiri mundur enam langkah.
Dia mana tahu kalau jurus serangan ini telah
menggunakan gerakan keenam dari ilmu sakti Payung seng
kala, seandainya ia tidak memperoleh penemuan aneh
mungkin sejak tadi sudah menggeletak keatas tanah.
suma Ing tertawa seram, sekali lagi ia mengirim satu
pukulan dahsyat.
Angin puyuh melanda keampat penjuru mengiringi
menggeletarnya guruh membelah bumi. Rembulan tak
bersinar. puluhan batu besar beterbangan diangkasa.
Pada saat yans bersamaan Lam Kong Pak serta Pek Li
siang melancarkan satu pukulan secara berbareng, Terasa
suatu getaran yang amat keras menggetarkan seluruh tubuh
mereka disusul jeritan lengking menggema ditengah ledakan
tersebut.
Kiranya tubuh Pek Li siang telah terpukul hingga
mencelat sejauh dua tombak dari tengah kalangan-
Inilah gerakan yang ketujuh dari ilmu sakti Payung sang
kala, kekuatannya sangat luar biasa sukar dilukiskan
dengan kata2, Lam Kong Pak merasakan darah panas
bergolak didalam rongga dada dan akhirnya iapun muntah
darah segar.
Ia melayang kesisi Pek Li siang, tampak olehnya pundak
gadis itu berpelepotan darah paras mukanya pucat pasi dan
saat ini sudah jatuh tidak sadarkan diri
Perasaan menyesal yang tak terkira memenuhi benaknya.
Kalau bukan ia banyak bicara, gadis ini tidak akan
kehilangan satu2nya orang yang paling dikasihi, seandainya
Pek Li Gong tidak menemui bencara. malam ini iapun tidak
akan menderita luka separah ini.
Dua titik air mata jatuh berlinang membasahi wajah Pek
Li siang yang lembut dan ayu itu.
Tiba2.....
suma Ing bergerak kedepan, sambil tertawa seram
jengeknya: "Baik2lah mengundurkan diri dari lembah ini,
kemungkinan selembar jiwamu masih bisa tertolong"
sepasang mata Lam Kong Pak berubah merah be-api2.
bibirnya digigit kencang2. saat ini ia sudah lupa akan
mustika yang berada didalam celah batu, ia hanya ingin
menggigit daging suma Ing dan menghirup darahnya.
"suma Ing" Bentak Lam Kong Pak keras-keras. "Asalkan
cayhe masih ada hawa murni tiga coen pun pasti akan
kubalas dendam sakit hati ini "
"Haaaaa...haaaa....haaaaa...." suma Ing tertawa terbahak2.
"saat kematianmu sudah tiba."
Tiba2 terdengar suara jeritan kaget berkumandang
ditengah malam buta, ada orang yang ber-kaok2 keras:
"Cepat lihat Celah batu itu mulai membuka ....."
Lam Kong Pak segera berpaling, tampak dari balik celah
batu itu menyembur keluar suatu sumber air yang amat
deras sekali diikuti menyebar keatas permukaan tanah.
Kemudian dari antara celah2 batu itu menggema suara
gemerutukan laksana guruh membelah bumi.
suma Ing membentak keras, sekali lagi ia melancarkan
satu serangan dahsyat kearah Lam Kong Pak.
Pemuda she- Lam Kong tidak berani menerima serangan
tadi dengan keras lawan keras sambil menggendong tubuh
Pek Li siang ia menyingkir lima langkah kesamping.
Pada saat yang amat kritis itulah mendadak semburan air
yang memancar keluar dari balik celah batu semakin santar,
suara gemerutukpun makin nyaring.
se-konyong2 terdengar suara ledakan yang amat keras
menggetar memenuhi angkasa, celah batu itu membelah
jadi dua bagian disusul dari balik ruangan celah itu
berkumandang suara jeritan babi yang sangat mengerikan.
Dalam sekejap mata suma Ing telah melancarkan tujuh
buah serangan berantai, ia ada maksud membinasakan Lam
Kong Pak. dalam pukulannya. Lam Kong Pak terdesak
hebat, terpaksa ia harus meloncat kekanan menyingkir
kekiri untuk meloloskan diri dari bahaya maut. sekalipun
demikian tubuhnya terkena beberapa hajaran pula sehingga
sebuah tulang iganya patah.
suma Ing tertawa seram tiada hentinya. Lambat2 ia
bergerak kedepan makin mendekati mangsanya.
Tiba2 dari telinga Lam Kong Pak menggema keluar
suara bisikan yang amat lirih: "Hawa murni salurkan
melalui Nie Tan berkumpul dipusar, kembali ke Ce Hu dan
dorong satu pukulan kedepan- cepat"
Lam Kong Pak tidak ambil pertimbangan lain, ia
mengikuti bisikan tersebut melancarkan satu pukulan.
"Braaaak...." suara jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang memenuhi angkasa disertai suatu getaran
keras.
Tubuh suma Ing mencelat sejauh tiga tombak lebih dan
roboh disisi celah batu itu dalam keadaan tidak sadarkan
diri
Dalam pada itu sipemilik Pegadean Bu-lim sedang
menghalangi serbuan para jago Bu-lim dengan sekuat
tenaga, ia tidak membiarkan orang2 itu mendekati celah
batu. Banyak diantara mereka roboh terluka parah dan tak
sanggup merangkak bangun kembali.
Lam Kong Pak sendiripun tidak berani ragu2 lagi, sambil
menahan luka2 dibadan ia bopong tubuh Pek Li Siang dan
berkelebat mendekati celah batu tersebut.
Pada saat itu jeritan babi yang mengerikan dari balik
celah berkumandang semakin keras. semburan air telah
berhenti dan bau amis yang sangat memuakkan berhembus
keluar.
Lam Kong Pak gertak gigi meloncat kedepan, tubuhnya
laksana kilat melayang masuk kedalam gua gelap itu
Dalam sekejap mata jeritan mengerikan serta semburan
air telah berhenti semua.
Namun bau amis semakin menebal membuat perut
terasa mual. Tubuhnya yang meluncur masuk kedalam pun
terjatuh kedalam lumpur.
Pada dasarnya sebuah tulang iga Lam Kong Pak telah
patah, iapun harus menggendong Pek li Siang.
Bantingannya barusan membuat kepala pusing tujuh
keliling. mereka berdua telah menjadi manusia lumpur.
Diam2 pemuda itu hela napas panjang sembari berpikir:
"Aaaaaai...habislah sudah aku kali ini?"
Keadaan di dasar gua itu gelap gulita sukar melihat jari
tangan sendiri. bau sangat menusuk hidung. karena ia takut
tubuh Pek Li Siang tenggelam didasar lumpur tanpa pikir
panjang lagi tubuh gadis itu diangkat keatas.
Jeritan babi telah berhenti, namun suara dengusan berat
semakin kuat. seakan2 ada alat pompa yang besar dan
banyak sedang bekerja dalam saat bersamaan-
Walaupun Lam Kong Pak tak dapat melihat makluk
apakah itu, namun ia pasti tahu binatang ini pastilah
binatang beracun peninggalan dari jaman dahulu kala.
Ia tentu berhenti berteriak karena mendengar dirinya
berdua terjatuh kedalam lumpur dan saat ini siap
melancarkan terkaman-
Tiba2 terdengar segulung angin sambaran yang keras
mengapu datang Lam Kong Pak yang ada didasar lumpur
tidak leluasa untuk bergerak.
Ia hanya merasa tangannya jadi ringan, Pek Li siang
tahu2 sudah digulung pergi oleh sesosok makhluk hitam
yang besar sekali,
Rasa terkejut yang mencekam dalam hatinya saat ini
sukar dibayangkan- ia mendengar suara gemurutukan keras
se-olah2 binatang raksasa tadi sedang menelan suatu benda.
Hati Lam Kong Pak hancur lebur, kemungkinan besar
Pek Li siang telah ditelan hidup2 oleh makhluk aneh itu,
hal ini membuat ia jadi sangat gusar.
se-konyong2.... Muncul dua buah lentera merah yang
amat besar menerangi seluruh dasar gua tersebut,
Ambil kesempatan itu Lam Kong Pak memperhatikan
keadaan disekelilingnya, hati terasa menjelos.
Kiranya diempat dinding gua itu penuh dengan ular aneh
berkaki empat yang tak diketahui namanya sedang
merambat kesana kemari, lidah merah menjulur tiada
hentinya.
Kedua buah tentera merah itu bergerak makin mendekat.
hembusan angin men-deru2, bau busuk semakin menusuk
hidung.
Lam Kong Pak menjerit kaget, buru2 ia kumpulkan
semua tenaga untuk meloncat keatas
Tubuhnya melayang setinggi satu tombak lebih lima
enam, hawa murni sukar dikumpulkan jadi satu lagi.
Badannya sekali lagi melayang turun kebawah.
sementara badanya masih berada ditengah udara itulah
secara lapat2 ia dapat melihat bilamana kedua buah lentera
tersebut kiranya adalah sepasang mata dari makhluk aneh
itu.
Hawa gusar seketika memuncak membuat ia lupa akan
mara bahaya, ia tahu Pek Li siang telah ditelan hidup2 oleh
makhluk aneh itu.
sepasang lengan mendadak bergetar keras kemudian
bagaikan kilat menubruk kearah binatang aneh itu.
Karena hanya menubruk kearah mana ia baru bisa lolos
dari dalam lumpur sementara jarak kedua buah lentera
merah itu tinggal tiga empat tombak dihadapannya.
Tubuhnya melayang tepat disisi tepi telaga lumpur itu
badannya maju kedepan dengan sempoyongan. setelah
melihat lebih cermat lagi tak kuasa ia menjerit kaget.
Kiranya batok kepala dari makhluk aneh tersebut besar
bagaikan suatu gundukan tanah bukit, diatas kepalanya
tumbuh dua buah tanduk raksasa, mulutnya bagaikan
mulut gua, taring yang runcing muncul dari balik mulut,
kedua buah lubang hidungnya laksana cerobong asap.
Tubuhnya besar bulat dengan duri tajam disepanjang
punggungnya memancarkan cahaya tajam. sewaktu
binatang itu bergerak kedepan seluruh dinding gua itu
bergeser se-akan2 tertimpa oleh gempa bumi yang amat
keras.
Pengetahuan Lam Kong pak sangat luas, teringat
olehnya akan pelajaran yang pernah ia terima:
"Naga yang jantan bertanduk dan yang betina tanpa
tanduk. Naga yang memiliki tanduk tunggal disebut ciauw,
memiliki dua tanduk disebut cioe dan tanpa tanduk disebut
Ghi”.
Makhluk aneh ini memiliki sepasang tanduk. panjang
tubuh mencapai puluhan tombak jelas ia termasuk jenis
naga yang disebut Ku Cioe Liong.
Jangan dikata saat ini ia menderita luka parah, kendati
tenaga murninya masih utuh pun susah juga untuk
melenyapkan binatang ini.
Naga bertanduk itu makin lama bergerak makin dekat
jaraknya tinggal dua tombak. Mulutnya terpentang lebar
dan mengelarkan suara yang amat aneh.
Lam Kong Pak kumpulkan semua tenaganya dikedua
belah lengan, diiringi bentakan keras ia melancarkan satu
pukulan dengan jurus Ban san Tiauw Thian- atau selaksa
Payung Menghadap kelangit.
Dua gulung cahaya merah berbentuk payung laksana
kilat mengurung sekitar batok kepala naga bertanduk itu
dan menghantamnya keras2.
siapa nyana naga bertanduk ini merupakan binatang
raksasa yang telah berusia ribuan tahun- mana mungkin ia
jeri terhadap pukulan ini, lagipula Lam Kong Pak sudah
teriuka. serangannya barusan hanya menggunakan tenaga
sebesar tiga empat bagian belaka.
"Braaaak...." Terjadi bentrokan keras. naga bertanduk itu
tampak tak berkutik sedangkan Lam Kong Pak tergetar
mundur tiga langkah kebelakang, hampir2 saja ia terjatuh
kedalam telaga lumpur.
oleh hantaman tadi menimbukkan rasa gusar dari naga
bertanduk tersebut. kepalanya yang besar menggeleng
kemudian memperdengarkan jeritan keras yang
mengerikan, tubuh melengkung kemudian menyusut sejauh
tiga tombak.
sementara Lam Kong pak mempersiapkan serangan yang
kedua, tiba2 naga bertanduk itu mementangkan mulutnya
lebar2 dan meraung keras, tubuhnya tiada hentinya
dihentakkan keatas tanah.
seketika itu juga seluruh bumi bergetar keras. batu cadas
berterbangan memenuhi seluruh ruangan, hampir2 saja
Lam Kong Pak tak sanggup berdiri tegak. Tiba2 ia
terdengar jeritan keras berkumandang datang secara lapat2,
suara itu se-olah2 datang dari tempat kejauhan namun
kalau didengarkan lebih cermat jelas bergema dari tempat
yang sangat dekat.
Lam Kong Pak berseru tertahan ia temukan suara itu
berasal dari jeritan Pek Li siang bahkan muncul dari mulut
Naga Bertanduk itu.
"Apakah seseorang yang telah ditelan naga Bertanduk
selama setengah harian lamanya belum juga mati" pikiran
ini berkelebat dalam benaknya.
Namun jeritan itu semakin lama semakin santar. Lam
Kong Pak tidak memperdulikan keselamatan dirinya lagi, ia
melompat ketengah udara dan meluncur masuk kedalam
mulut besar sang naga yang terpentang lebar2 itu.
Perbuatan ini sangat mengena dihati naga bertanduk itu,
dengan sekuat tenaga ia menghisap.
seketika itu juga Lam Kong Pak merasakan seluruh
badannya panas seperti dibakar mengikuti tenggorokan
yang licin dari naga tadi ia terjerumus masuk kedalam
lambung makhluk tersebut.
= = ooo OOOOO ooo = =
"SIANG MOAY siang moay...." sembari meluncur
masuk kebawah ia ber-teriak2.
Dalam keadaan seperti ini seluruh badannya terasa amat
panas dan kering sukar ditahan- Namun napasnya tidak
menjumpai kesulitan, laksana dalam dunia luas,
Berada didalam lambung naga bertanduk itu ia tak
sanggup bangun berdiri. laksana berada dikolong meja.
Terasa tubuh naga tadi. Berguling, melingkar terus tiada
hentinya, mungkin pula merasa sangat tidak enak dibadan-
"Siang- moay, siang- moay....sembari bergulingan ia
berteriak memanggil tiada hentinya.
suaranya sangat mengharukan itulah nasib para pendekar
muda yang selalu diselubungi rintangan dunia.
"ENGKOH LAM KONG, Engkoh Lam Kong "
Mendengar suara itu Lam Kang Pak jadi kegirangan,
dengan sekuat tenaga ia berteriak kembali. namun tidak
berhasil menemukan berasal dari arah manakah suara
tersebut, ia tahu lebar tubuh naga bertanduk raksasa ini
mencapai tujuh, delapan tombak dan panjangnya puluhan
tombak bahkan isi perutnya beraneka macam, sukar untuk
mencari seseorang dalam keadaan seperti ini. "Engkoh Lam
Kong, kau berada dimana?"
suara itu berkumandang se-olah2 datang dari tempat
yang sangat jauh.
"Aku berada disini, aku berada disini" Lam Kong pak
segera berteriak keras. "Engkoh Lam Kong, kau berada
dimana?"
"Siang moay aku sendiri pun tidak tahu, karena sama
sekali tak dapat kulihat jelas"
Bantingan tubuh naga bertanduk itu semakin lihay,
berhubung naga itu menggerakkan kepalanya terus maka
makin lama Lam Kong pak terperosok semakin jauh.
menurut dugaannya ia sudah berada dilambung Naga
tersebut.
Dengan tangannya ia raba empat penjuru namun
sekeliling sana terasa amat licin sekali sukar mencekal
sesuatu.
"siang-moay, siang- moa y kau berada dimana ?"
Kali ini tidak kedengaran adanya suara jawaban, Lam
Kong Pak semakin gelisah pikirnya: " Kalau demikian terus
menerus kami bakal mati kepanasan, katanya orang yang
tertelan oleh ikan besar atau ular besar lama kelamaan ia
bakal hancur jadi air darah dalam perutnya, seperti pula
manusia menelan udang serta ikan hidup2, lama kelamaan
akan hancur sendiri"
Karena cemas, keringat dingin mengucur keluar
membasahi seluruh tubuhnya, membuat seluruh badan
basah kuyup sangat enak dibadan-
"Siang moay, siang moay... ," suasana kembali hening
dan sunyi tak kedengaran sedikit sua rapun, bahkan ia
mulai merasa dari empat penjuru serasa ada suatu benda
yang lunak dan licin sedang mengisap dirinya.
Ia tidak berani meluncur lebih kebawah. buru2
dicekalnya sebuah bulatan daging yang amat besar erat2,
Dengan adanya kejadian ini sang naga bertanduk
bergolak semakin keras, suara jeritan keras secara lapat2
menggema datang,
Namun jeritannya kali ini jauh berbeda dengan keadaan
semula, se-akan2 ia memperdengarkan jeritan sedih.
Pikiran Lam Kong Pak sedikit bergerak, dalam
perkiraannya naga bertanduk itu tentu tidak tahan karena ia
mencekal bulatan daging itu erat2. mungkinkah bulatan
daging ini adalah hati sang naga?
seketika timbul suatu pikiran didalam benaknya, ia
berpikir asalkan hatinya ini bisa dihantam sampai hancur
maka ia tak bakal bisa hipup lagi.
seandainya naga bertanduk itu mati maka ia bisa bangun
berdiri, dengan sendirinya dapat berusaha pula untuk keluar
dari kurungan-
Berpikir sampai disitu ia segera pusatkan seluruh
tenaganya disepasang tangan, dengan ilmu telapak sam
Hoo It Ciang Hoat dihantamnya bulatan daging itu tiga
kali.
Kejadian selanjutnya sangat luar biasa. seluruh tubuh
naga itu menggulung dan meng-hentak2 semakin keras.
Dari arah depan terdengar suara gemuruh yang amat keras
laksana terjadi gempa yang dahsyat, namun ia tetap
mencekal bulatan daging itu erat2, sampai mampus tak
akan mau dilepaskan-
Lama sekali suasana baru jadi tenang kembali, namun
Lam Kong Pak tidak mau berdiam sampai disitu saja,
dengan segenap tenaga ia menghantam daging bulat itu
keras-keras.
"Bruuuuuuk...." Dengan telak kepalanya menembusi
bulatan daging tadi, bahkan ada serentetan cairan yang
dingin meluncur keluar tepat menyemprot kedalam
mulutnya dan masuk kedalam perut.
Naga bertanduk itu tidak berkutik kembali, mungkin ia
sudah mati.
Lam Kong Pak yang merasa cairan tadi masuk kedalam
mulutnya, ia berusaha untuk memuntahkan kembali keluar,
namun ia tidak berhasil tanpa terasa segera pikirnya
"seandainya cairan itu beracun, habislah sudah diriku...."
Cairan dingin yang masuk kedalam mulutnya barusan
amat banyak. mungkin ada satu mangkuk besar. Begitu
masuk. kedaLam perut segera menimbulkan perasaan yang
amat dingin-bagaikan minum air es ditengah hujan salju.
seluruh tubuhnya gemetar.
Rasa panas luar biasa yang mengeram diseluruh
tubuhnya tadi kini sudah lenyap tak berbekas. bahkan
tulang iganya yang patah terhajar pukulan sisastera wan
bertangan keji pun tidak terasa sakit lagi.
Namun ia tidak memperhatikan hal tetek bengek ini,
karena ia sama sekali tidak tahu kalau cairan yang
diminumnya barusan bukan lain adalah cairan berasal dari
nyali naga, cairan tersebut merupakan benda yang paling
mustika diseluruh kolong langit ia telah meneguknya sangat
banyak. "siang-moay, siang- moa y"
Tiba2 ia terkejut sendiri, karena terasa olehnya jeritan
dan teriakannya sangat kuat dan penuh bertenaga bahkan
telinga sendiri-pun secara lapat2 tergetar keras.
Ia bangun berdiri, seluruh rasa sakit dibadannya telah
lenyap tak berbekas. badan jadi nyamanDalam
pada itu ia sudah lupa bagaimana adalah kepala
naga dan bagian mana adalah ekornya.
Karena asal ia ingin keluar maka dia harus menerobos
keluar maka dia haras menerobos keluar dari mulut naga,
sedangkan badan naga bertanduk itu sangat kuat dan keras.
sewaktu berada diluar tadi ia dapat melihat sisik naga itu
bercahaya dan begitu kuat dan keras.
Apa lagi pada saat ini ia tidak bersenjata tajam, tidak
mungkin untuk membelah perut untuk menerobos keluar.
Kembali ia berteriak dua kali, tetapi tidak kedengaran
juga suara jawaban. pikirnya kemudian:
"sudah setengah harian lamanya aku berada disini,
namun belum juga menunjukkan tanda hendak mencair,
mungkin karena dalam tubuhku ada hawa murni "Yen Ing
cing Khie." kenapa aku tidak me-lihat2 kesebelah sana?
seandainya disana tidak tembus bisa saja kembali lagi
kemari, bagaimana pun salah satu adalah bagian
mulutnya...."
setelah ambil keputusan ia lantas berjalan kedepankurang
lebih tiga lima tombak kemudian mendadak kakinya
terbentur dengan suatu benda yang amat lunak sekali, ia
segera merasa bahwa benda tersebut adalah manusia yang
berbaring disana.
IA TERPERANJAT, dalam dugaannya orang ini pasti
Pek li siang. Karena itu ia mulai meraba disekeliling tubuh
orang itu, rabaannya ini menambah keyakinannya orang ini
bukan lain adalah Pek-li siang, sebab bentuk tubuh orang ini
kecil mungil dan padat berisi.
Ia mencekal denyut jantungnya, terasa detakan nadi
masih berdenyut, ini pertanda gadis tersebut belum
menemui ajalnya. "siang-mooay, siang- moay...." serunya
berulang kali.
Tiada sahutan dan tak ada suara pantulan, Lam Kong
Pak makin terkesiap. ia sadar Pek Li siang tiba disana jauh
lebih pagian, bahkan tenaga lweekangnya tidak sempurna
yang dimilikinya, kemungkinan ia sudah tidak tahan-
"siang-moay, cepat sadar.. cepat bangun-" Tetap tiada
jawaban,
Mendadak tangan Lam Kong Pak meraba pada bagian
pinggangnya, ia merasa seakan-akan tangannya telah
meraba sejilid kitab. namun pemuda tersebut tidak ambil
perhatian, telapak tangannya ditempelkan keatas jalan
darah Leng Tay Hiatnya dan bantu menyadarkan gadis
tersebut.
sementara bawa murni disalurkan kedalam tubuh gadis
itu, sang badan segera menggetar keras, seakan dari telapak
tangannya muncul suatu kekuatan tak berwujud yang
menyerang kedalam tubuhnya kemudjan mendapatkan
penolakan dari dalam badan gadis tadi.
Lam Kong Pak ter-heran2, ia tak tahu apa sebabnya bisa
terjadi begini, ia masih mengira Pek- li siang menderita luka
dalam yang amat parah.
Ia mana tahu peristiwa ini terjadi berhubung tanpa
sengaja ia telah menelan cairan dari nyali naga, tenaga
lweekangnya memperoleh kemajuan pesat. tenaga murni
yang dimiliki dewasa ini sudah bukan tandingan jago2 kelas
satu dalam dunia persilatan lagi.
Tidak selang seperminum teh kemudian- tubuh yang
kecil mungil itu mulai ber-gerak2 jelas tenaganya sudah
pulih kembali dan ia-pun sadar dari pingsannya.
Terhadap Pek-li siang gadis mungil ini Lam Kong Pak
merasa menyesal bercampur kasih. ia pernah ambil
keputusan untuk membuat ia bergembira selalu sepanjang
masa.
oleh karena itu hawa murninya yang paling dahsyat dan
tiada bandingan itu per-lahan2 disalurkan kedalam
tubuhnya, siapa nyarna perbuatan gegabahnya ini hampir
saja membuat ia menyesal sepanjang masa.
Sementara tenaganya disalurkan mencapai pada puncak,
mendadak sang gadis bertubuh langsing itu meloncat
bangun, diiringi gelak tertawa seram sang telapak diayun
kedepan mengirim sebuah serangan-
Tenaga lweekang Lam Kong Pak pada saat itu sudah
hampir habis. lagi pula ia tidak ber-jaga2, serangan tadi
dengan telak bersarang diatas jalan darah dari cin Kiat pada
pundaknya ditambah pula tenaga pukulan orang itu sangat
dahsyat. jangan dikata untuk salurkan tenaga melakukan
periawanan, sekalipun hawa murninya berhasil
dikumpulkan pun belum tentu bisa terhindar dari mara
bahaya.
Tubuhnya terhajar hingga terpental sejauh satu tombak
lebih, ia muntah darah dan berseru:
"Adik Siang. aku adalah Lam Kong Pak"
Dalam pemikiran Lam Kong Pak, ia mengira Pek-li
Siang sadar dari pingsannya dan salah menganggap dia
sebagai orang jahat. karena itu turun tangan lebih dahulu
untuk merubuhkan pihak musuh. pemuda kita sama sekali
tiada maksud menyalahkan perbuatannya.
Kalau ia membungkam masih baikan, karena suasana
dalam lambung naga tersebut gelap gulita jangan dikata
orang lain, sekali pun ia yang telah memiliki tenaga
lweekang amat sempurna pun belum bisa melihat di-tempat
kegelapan, dengan seruan itu sama halnya memberi tahu
kepada lawan dimana saat ini ia berada.
"Braaaaaaaak...." satu serangan berat kembali bersarang
diatas pinggangnya, bahkan ia merasa hantamannya kali ini
jauh lebih keji dari serangan pertama, se-kan2 orang itu ada
maksud membinasakan dirinya dalam sebuah pukulan itu.
"Adik siang, Adik siang... aku adalah....."
"Braaaaak...." kembali satu serangan menghantam
datang, pukulan ini kontan membuat tubuh Lam Kong Pak
terpental sejauh tiga tombak dan seketika jatuh tidak
sadarkan diri
"Ha..haaa...haaaa...haanaa...." Diiringi gelak tertawa
seram yang menggidikkan hati terdengar suara seseorang
berseru
"siapa yang jadi adik siangmu? heeeee....heeee....ini
namanya kau cari mati buat diri sendiri, jangan salahkan
aku simajikan pemilik pegadean Bu-lim bertindak telengas
sebetulnya aku orang sudah kempas- kempis tinggal ajalnya
dan mengira malam ini akan mati dalam lambung naga,
siapa sangka karena bencana malah mendapat untung.
bukan saja tanpa sengaja menemukan kitab pusaka payung
sengkala dalam lambung naga ini bahkan memperoleh juga
tenaga murnimu yang maha dahsyat itu " Dengan bangga ia
ter-kekeh2, sambungnya
"Sejak ini, aku akan muncul kembali dikolong langit
dengan kedudukan seorang Bu-lim Bengcu, aku tak perlu
jeri dan takuti lagi segala macam persoalan
heeee...heeee....heeeee...."
sekali lagi ia tertawa seram, terusnya kemudian"
Dengan pukulanku terakhir yang menggunakan delapan
bagian hawa murni. aku percaya kau keparat cilik tak bakal
bisa hidup lebih jauh kau tak usah menyalahkan aku
bertindak telengas"
Bicara sampai disitu sembari me-raba2 ia bergerak
menuju kebagian lain,
sementara itu Pek-li siang pun sudah sadar kembali dari
pingsannya, ia tahu pemilik pegadaian Bu-lim berada tiga
tombak dihadapannya ia tak berani berkutik maupun
menghembuskan napas panjang ia sadar saat ini dia bukan
tandingan, seandainya ia terhajar mati itu soal kecil, namun
engkoh Pak-nya pun selama hidup tak ada yang menolong
lagi.
oleh karena itu diam2 ia mengertak gigi kencang2 dan
membungkam dalam seribu bahasa, menanti pemilik
Pegadaian Bu-lim sudah pergi jauh ia baru bergerak
mendekati Lam Kong Pak.
Ketika denyutan nadi diperiksa, detak jantung terasa
sebentar ada sebentar hilang dan ter-putus2 seakan sebentar
lagi akan berhenti.
Ia jadi amat gelisah. air mata jatuh berlinang. sembari
berteriak keras tubuhnya segera menubruk keatas badan
Lam Kong Pak dan menangis ter-sedu2.
Namun dengan cepat ia memperingatkan diri, kalau
tidak cepat menolong pemuda itu maka kekasihnya akan
binasa dan sejak itu mereka akan dipisahkan oleh dunia
yang berbeda, karena itu sepasang telapaknya segera
ditempelkan keatas jalan darah 'Leng Tay Hiat' Lam Kong
Pak, sisa tenaga yang dimilikinya tiada putus disalurkan
keluar.
Walaupun Pek-li siang pernah makan buah dewa dan
pernah pula merasakan berganti kulit, namun dibandingkan
dirinya Lam Kong Pak ia masih terpaut sangat jauh, karena
itu seperminum teh lamanya salurkan hawa murninya
kedalam tubuh pemuda itu. Lam Kong Pak tetap tak
berkutik,
Siapa nyana pada saat Pek-li siang berteriak 'Engkoh Pak'
tadi telah mengejutkan Pemilik Pegadaian Bu-lim,
sebetulnya ia sudah berada didekat Mulut Naga tapi setelah
mendengar jeritan itu ia segera berhenti.
Ia tahu jeritan tersebut kemungkinan besar berasal dari
'siang-moay' yang diteriakkan Lam Kong Pak tadi, dan
iapun sadar kemungkinan besar apa yang diucapkan tadi
sudah didengar olehnya.
Ia tidak ingin melepaskan seorangpun yang mengetahui
rahasianya. apalagi Pek-li siang sudah setengah harian
berada dilambung naga tanpa jatuh tidak sadarkan diri, ia
makin terperanjat dan tidak ingin melepaskan orang itu.
Kembali ia putar badan dan berjalan balik kearah lambung
naga.
Namun ia tak berani gegabah. karena masing2 pihak tak
bisa saling kelihatannya, ia tak mengerti apa sebabnya Pekli
siang tidak jatuh pingsan? bahkan iapun tidak tahan,
seandainya bukan Lam Kong pak salah mengira dia adalah
Pek Li siang. mungkin dirinya pun kini sudah menemui
ajal.
sementara itu Pek-li siang sedang salurkan hawa
murninya untuk menolong Lam Kong Pak. saat ini amat
gawat. jangan dikata sipemilik pegadaian Bu-lim yafng
begitu lihay. cukup seorang jago Bu-lim biasa pun sudah
dapat mencabut selembar jiwanya
Dia....sipemilik pegadaian Bu-lim sudah tiba disekitar
kedua orang itu, namun ia tidak langsung turun tangan,
karena ia ada maksud sekali hantam mencabut jiwa lawan-
Ia pusatkan perhatian untuk mengamati napas mereka
berdua untuk membedakan posisi sepasang muda-mudi itu.
akhirnya ia tiba dua tombak dibelakang Pek-li siang.
Membicarakan tenaga lweekang yang dimilikinya
dewasa ini, benda lempengan besi yang berada pada jarak
dua tombak pasti akan hancur ber-keping2 kalau terhantam
telak pukulannya.
Diam2 ia salurkan hawa murninya hingga mencapai dua
belas bagian- ia menyadari asalkan serangan ini dilepaskan
maka kedua orang itu kontan akan hancur dan berubah jadi
daging kumal.
Detik dimana ia mempersiapkan suatu serangan gencar,
mendadak serentetan cahaya tajam memancar datang dan
tepat menyerbu telapak kanannya.
Walaupun lingkaran cahaya itu tidak luas, namun sangat
terang benderang membuat telapak kanannya yang telah
dipersiapkan suatu pukulan tersorot amat jelas, se-akan2
orang itu sudah tahu bahwasanya ia hendak melancarkan
serangan bokongansi
Pemilik pegadean Bu-lim terkesiap. ia tahu dalam
lambung Naga kembali muncul seorang jago lihay, buru2
niatnya untuk membinasakan kedua orang itu dihilangkan,
badan mundur tiga langkah kesamping untuk meloloskan
diri dari sorotan cahaya tajam itu.
siapa sangka se-olah2 sang pelepas cahaya itu sudah
memahami rahasia hatinya, bagaikan bayangan ia
mengikuti terus dan kembali menyoroti wajahnya terang
benderang. seandainya ia tidak mengenakan kain kerudung,
seluruh raut mukanya akan terlihat amat jelas.
Ia mendengus dingin, badannya bergerak cepat. sekilas
pandang orang akan merasa ia berkelit kekanan dalam
kenyataan ia berkelit kekiri, kemudian dua langkah bergeser
kedepan dan meloncat satu tombak kekanan-
Dengan perbuatannya ini sang cahaya tajam tadi
setengah harian lamanya tak berhasil menemukan sasaran,
sebab si Pemilik Pegadaian Bu-lim sudah bersembunyi
dibelakang jantung naga tersebut.
"siapa kau?" bentak pemilik Pegadaian Bu-lim amat
gusar.
"Tay tei Liong in" suara yang seram dan tua menjawab.
Pemilik Pegadaian Bu-lim tertegun, pikirnya:
"siapakah orang ini? belum pernah ku- dengar nama si
Naga Pengasingan " Ia segera bertanya: "Tahukah kau
siapakah diriku??"
"Seorang perempuan cabul yang mencelakai suami
sendiri "
"Tutup mulut"
"KALAU kutinjau dari nada suara anda agaknya suara
seorang wanita." seru Pemilik Pegadaian Bu-lim lagi
dengan senyum berat.
"Aku tiada ikatan dendam sakit hati dengan dirimu,
mengapa tanpa sebab kau memusuhi diriku?"
" Heeee...heee...heeeee... kita mempunyai ikatan dendam
sedalam lautan, loo-nio saking gemasnya ingin sekali
kusantap daging tubuhmu "
"siapakah sebenarnya anda? apakah gelar Naga
pengasingan tersebut menandakan apa bila kau
mengasingkan diri dalam jantung naga ini ?"
"Tidak salah. hitung2 kau masih cerdik juga. Loo -io
sudah puluhan tahun lamanya menantikan kehadiranmu
ini."
si Pemiliki Pegadaian Bu-lim seketika terkesiap. ia
teringat akan seseorang. tanpa terasa timbul hawa bergidik
dalam hatinya.
"Kalau dugaanku tidak salah, seharusnya kau adalah
'Mo San Sin Li' atau si Malaikat Payung sengkala Coe
Hong Hong yang tersohor pada sepuluh tahun berselang ?"
"Heee....heeeee....heeeeee....heeeeee...."
setelah tertawa seram. diikuti isak tangis yang amat
sedih. suaranya mirip kuntilanak ditengah malam buta
membuat orang merasakan bulu kuduknya pada bangun
berdiri,
"Perempuan cabul" teriaknya kemudian, "Dugaanmu
sedikitpun tidak salah. Loo-nio memang puteri dari sian
Yen ping si Malaikat Payung sengkala Coe Hong Hong,
waktu ini dengan menggunakan tindakan keji kau merayu
sian Yen ping kemudian menipu tujuh jurus rahasia ilmu
silat Payung sangkala, kemudian melukai Loo-nio. kau
anggap loo-nio pasti menemui ajalnya. Hm, tak kau sangka
bukan aku masih sehat."
Pemilik Pegadean Bu-lim kerahkan tenaga murninya
hingga mencapai dua belas bagian, kemudian diiringi
bentakan keras mendorong telapaknya kedepan-
Serangan ini menggunakan jurus ketujuh dari ilmu Thian
Mo san, dahsyatnya luar biasa, Terdengar deruan angin
pukulan diiringi sambaran geledek meluncur kedepanDiiringi
suara tertawa seram. dari hadapannya muncul
pula segulung angin pukulan yang sangat dahsyat
menyambut kedatangan serangan lawan, dua gulung angin
pukulan berbentrokan satu sama lainnya menimbulkan
getaran keras.
Pemilik Pegadean Bu-lim terpukul getar, sehingga tak
kuasa ia mundur selangkah kebelakang.
Rasa terkejutnya bukan alang- kepalang. ia sadar
kepandaian silatnya selama sepuluh tahun ini telah
memperoleh kemajuan pesat, pada mulanya ilmu silat
pemilik Pegadean Bu-lim hanya kalah setingkat. kini
walaupun ia berhasil memperoleh tujuh jurus ilmu silat
Payung sengkala, namun tetap bukan tandingan .
Ia tahu dalam serangannya tadi pihak lawan tentu
menggunakan ilmu sakti Payung sengkala jurus kedelapan
atau jurus yang kesembilan- datangnya paling tinggi hanya
tujuh, delapan bagian saja.
Ditinjau dari segi ini bisa diambil kesimpulan- kalau ini
hari ia tidak menggunakan kecerdikan untuk merebut
kemenangan, jangan harap bisa lolos dari lambung naga
dalam keadaan selamat.
Dalam pada itu si saga Pengasingan telah bertanya
dengan nada berat:
"Bagaimaaa perempuan cabul? kalau tahu keadaan
tinggalkan kitab pusaka tersebut, kemungkinan Loo-nio
masih bisa melepaskan satu jalan hidup bagimu"
"Hmmm heee....heeere... kau anggap aku takut
kepadamu?"Jengek si Pemilik Pegadaian Bu-lim sembari
tertawa dingin sesudah ia termenung dan berpikir sebentar.
"Aku pergi ke-mana2 mencari dirimu setelah ini hari saling
berjumpa, jangan dikata pergi dari sini. sebelum salah satu
diantara kita roboh binasa pertarungan ini hari tidak akan
berhenti, ayoh kalau berari keluar dari sini"
"Kau anggap setelah berada diluar, kau bisa melarikan
diri dari cengkeraman Loo-nio??"
"Hmmmj angan bicara sesumbar"
"Ayoh berangkat"
"Ayoh berangkatlah"
suaranya makin lama semakin menjauh.
sementara itu air muka Pek-li siang pucitpasi bagaikan
mayat, keringat mengucur keluar membasahi seluruh
tubuhnya. ia telah selesai menyalurkan hawa murninya
kedalam tubuh pemuda tersebut,
"Siang moay " seru Lam Kong Pak sambil meloncat
bangun-
"Ehmmm "
"Hampir2 saja siauw-heng melakukan suatu kesalahan
besar, tidak disangka tanpa sengaja aku telah menolong si
Pemilik Pegadaian Bu-lim."
"siapa yang bilang tidak masih untung pada saat yang
sangat kritis muncul si Malaikat Payung sengkala
menggagalkan niat jahatnya, kalau tidak mungkin pada saat
ini kita berdua sudah mati konyol."
"siang moay. cepat duduk semedi atur pernapasan, aku
akan lindungi keselamatanmu."
"Ehmmmm"
Walaupun tadi Lam Kong Pak duduk semedi untuk
menyembuhkan lukanya, namun pendengarannya sama
sekali tidak tertutup dalam keadaan setengah sadar setengah
tidak ia dapat menangkap seluruh pembicaraan dengan
sangat jelas.
Ia mendengar perempuan itu bergelar si Malaikat
Payung sengkala dan bernama Coe Hong Hong, berhubung
mendengar sebutan Payung sengkala tanpa sengaja ia tidak
menghubungkan tiga jurus ilmu silat Payung sengkala
kepadanya, lagi pula dari mulut Coe Hong Hong sendiri
mengakui kalau sian Yen ping adalah suaminya. dus berarti
perempuan ini bukan lain adalah ibu kandung coe Lie Yap.
Detik inilah Lam Kong Pak baru tahu pada sepuluh
tahun yang lalu si Malaikat Payung sengkala Coe Hong
Hong dicelakai oleh Pemilik Pegadaian Bu-lim, tetapi
secara bagaimana pula Coe Lie Yap terjatuh kedalam mulut
kawah gunung berapi? sedang oei Ci Hu jatuh kedalam selat
buntu? beberapa soal yang membingungkan hatinya ini
membuat ia jadi kebingungansetelah
kini mengerti bahwasanya Perempuan she- Coe
itu adalah bakal mertuanya, ia semakin gelisah. ia harus
memberitahu bakal mertuanya kalau si Pemilik Pegadaian
Bu-lim adalah seorang manusia keji. manusia licik. tak
boleh satu kali lagi ia kena tertipu.
Disamping itu Lam Kong Pak pun merasa menyesal
terhadap peristiwa yang menimpa oei Ci Hu, ia ingin
menggunakan kesempatan ini untuk membalas budi
tersebut.
Berada pada saat yang demikian kritisnya bisa ia tidak
turun tangan dalam hati rasanya sangat tidak tenteram.
Namun Pek Li siang sedang mengatur pernapasanberada
dalam keadaan seperti ini ia tak bisa meninggalkan
dirinya begitu saja.
Kurang lebih setengah jam kemudian Pek-li siang baru
selesai bersemedi, mereka berdua segera menerobos keluar
dari mulut naga.
Ketika itu walaupun suasana dalam gua sangat gelap.
tetapi secara lapat2 masih bisa membedakan barang
disekitarnya, karena fajar telah menyingsing.
seorang nenek tua berambut putih, bermata satu, lengan
kiri putus hingga ketiak dan raut Mukanya mirip iblis
sedang melangsungkan pertarungan sengit melawan pemilik
Pegadaian Bu-lim, keadaan yang mengerikan itu mungkin
hasil perbuatan pemilik Pegadaian Bu-lim tempo dulu.
Pertempuran berjalan amat seru, angin pukulan menderu2
membuat lumpur berhamburan memenuhi angkasa.
Mendadak Pemilik Pegadaian Bu-lim membentak keras:
"Ini hari sebelum salah satu diantar kita menemui ajalnya
pertarungan tidak akan berhenti ayoh pergi, kita teruskan
pertarungan ini ditempat luaran" selesai bicara ia enjotkan
badan dan berlalu dari situ
si Naga Pengasingan tidak mau memperlihatkan
kelemahannya, iapun enjot badan membuntutinya dari
belakang.
"Siang- moay mari kita ikuti mereka, bila perlu kita bantu
loocianpwee itu."
"Engkoh Pek. siapakah perempuan tua itu?"
Lam Kong Pak segera menceritakan secara garis
besarnya.
sementara mereka bicara, si Naga Penasaran serta
Pemilik Pegadaian Bu-lim sudah lenyap tak berbekas.
Diantara celah2 batu hanya teringgal noda darah, mayat
bergelimpangan di-mana2, mereka kebanyakan adalah anak
buah dari Tiga miskin empat kaya serta seorang pegadaian
Bu-lim.
suasana disekeliling bukit sunyi senyap tak kedengaran
sedikit suarapun, daun berguguran angin gunung bertiup
sepoi2 pemandangan semacam ini menambahkan
kepedihan dalam tubuh setiap manusia,
"Siang- moay, ayoh kita turun kebawah me-lihat2"
"Bukankah kita hendak menguntit mereka itu?"
"Mereka sudah berada puluhan li jauhnya dari sini,
dikejarpun percuma. walaupun kitab pusaka terjatuh
ketangan Pemilik Pegadaian Bu-lim, namun coe Cianpwee
masih berkemampuan untuk merebutnya kembali, mari kita
pergi memeriksa naga bertanduk itu lagi."
Mereka berdua masuk kembali melalui celah batu, saat
inilah mereka baru melihat jelas makluk itu panjangnya
empat, lima puluh tombak. kasar tubuhnya sepuluh
lingkaran dari batang pohan- mulutnya yang besar terbuka
lebar cukup dimasuki satu orang dengan badan tegak.
seluruh tubuhnya bersisik. setiap sisik besarnya
sekepalan- keras dan alot memancarkan cahaya tajam.
Lam Kong Pak meloncat naik keatas kepala naga,
menjumpai sepasang tanduk yang tajam memancarkan
cahaya ke-emas2an, segera ujarnya kepada Pek -Li siang:
"Siang moay, menurut catatan dalam kitab pengetahuan
makhluk laut serta telaga disebutkan tanduk naga bisa
digunakan sebagai senjata, kuat dan atosnya luar biasa,
sepasang tanduk ini panjangnya empat depa dan besarnya
selengan, mengapa kita tidak berusaha untuk
mengambilnya?"
"Baik agaknya kuat dan tajamnya luar biasa, hanya tidak
tahu bisa dicabut keluar tidak?"
"Biarlah kucoba "
Ia berdiri diatas kepala naga, sepasang tangannya
mencekal sebuah tanduk kencang2, dengan salurkan tenaga
sebesar delapan bagian diiringi bentakan keras dicabutnya
keatas,
Tenaga betotan sebesar tujuh, delapan bagian tenaga
murni ini melebihi kekuatan seribu kati, terdengar suara
rekahan yang amat keras, sisik besar diatas kepala naga itu
retak dan muncat keempat penjuru, namun tanduk itu
masih belum berhasil dicabut keluar.
Timbul rasa ingin menang dalam hati Lam Kong Pak.
dengan tenaga murni sebesar delapan bagian sekali lagi ia
dorong telapaknya kearah tanduk naga tersebut.
"Braaak" tanduk naga masih tidak bergeming. sebaliknya
Lam Kong Pak terdesak turun dari kepala naga, lengan
kanannya jadi linu dan kaku. sakitnya luar biasa.
Tanpa sadar mereka berdua berseru kaget. sadarlah
bahwasanya tanduk naga itu betul2 kuat dan atos dan
merupakan mustika yang jarang didapatkan dalam kolong
langit, dengan kejadian ini niat untuk memperoleh tanduk
naga itu semakin besar.
"seandainya kita memiliki sebilah golok mustika maka
semuanya akan beres...." Ujar Pek-li siang.
"Kita bisa babat putus bersama akar-akarnya"
"Kalau memang mustika biasa dapat membabatnya
hingga putus, tanduk naga ini tidak terhitung barang
mustika dalam kolong langit, biarlah siauw-heng mencoba
sekali lagi "
Lam Kong Pak segera salurkan tenaga murninya hingga
mencapai dua belas bagian, kemudian sekuat tenaga
dicabutnya keatas,
"Phluuuuk...." bersama dengan dagingnya tanduk tadi
tercabut lepas, tapi dengan kejadian ini ia tak bisa menahan
keseimbangan lagi, badannya tidak ampun terjatuh kedalam
pangkuan Pek-li siang.
Ambil kesempatan itu Lam Kong Pak mengirim sebuah
ciuman keatas pipi, Pek-li siang kena dicium jantung gadis
itu berdetak semakin keras, ia memeluk pemuda itu tak
berkutik, sebaliknya malahan mendorong bibir kecilnya
kedepan-
"Tjiiiittt....tjjjjtttt..." ciuman yang nyaring bergema tiada
henti hingga lama sekali Pek-li siang baru melepaskan
pelukannya sembari berkata:
"Engkoh Pak. jangan terlalu tamak minta ciuman terus,
ayoh cepat cabut sekalian tanduk yang lain"
"Kali ini cukup dengan tenaga murni delapan bagian
sudah bisa mencabut keluar tanduk tersebut Karena
beberapa kecupan tersebut sudah cukup menambah tenaga
serta semangat siaw-heng"
"Kau jahat. aku tak mau memperdulikan dirimu lagi"
Kembali Lam Long Pak meloncat naik ke atas kepala
naga dan mencabut tanduk kedua ini, sembari
membersihkan daging yang menempel ditanduk kemudian
mengobat-abitkan senjata tadi, pujinya tiada habis:
"senjata ini betul2 seimbang, bahkan tidak terlalu
panjang dan tidak terlalu pendek persis sekali dengan
senjata pedang berkait Jie Ih Kouw Kiam" hanya senjata ini
betul2 kuat dan atos. sungguh luar biasa"
Dua orang masing2 mencekal sebatang tanduk kemudian
sekuat tenaga dibentrokan satu sama lainnya
"Traaaaang...." suara amat nyaring berdentang bagaikan
pekikan naga sekalipun begitu senjatanya sendiri sama
sekali tidak rusak maupun gumpil. Mereka berdua jadi
kegirangan setengah mati. ujar Lam Kong Pak:
"Benda ini sungguh luar biasa bahkan tidak berada
dibawah keampuhan delapan belas macam senjata tajam
lainnya, sejak ini kita bisa berkelana didalam dunia
persilatan dengan membawa sebuah senjata lebih hebat"
Mendadak dari atas celah berbatu berkumandang datang
suara dengusan dingin, bahkan suara itu berasal dari suara
seorang gadis muda belia, mereka berdua tersentak kaget
dan ber-sama2 enjotkan badan melayang keatas.
Ketika sinar mata dialihkan kearah mana berasalnya
suara tadi, tampak sesosok bayangan manusia yang kecil
mungil dengar amat gesit meloncat diatas dinding tebing
kemudian lenyap tak berbekas.
serentak ingatan berkelebat dalam benak Lam Kong Pak,
ia kenali bayangan tubuh orang itu sangat mirip Coe Lie
Yap. lagi pula gadis itu pernah berkata tidak lama
kemudian akan munculkan diri dalam dunia persilatan,
mungkinkah semua pemandangan yang dilakukan tadi
dapat dilihat semua olehnya?
Timbul perasaan malu dalam hati Lam Kong Pak. ia
tahu gadis itu tentu salah paham. dia harus dan
berkewajiban memberikan penjelasan kepadanya, segera ia
membentak: " Cepat kejar"
Ilmu meringankan tubuhnya dikerahkan, laksana kilat
badannya mencelat keluar dari celah berbatu dan
melakukan pengejaran.
= = ooo OOOOO ooo = =
sejak memperoleh hawa murni 'Yen Ing cing Khie' dari
oei Ci Hu, tenaga lweekangnya memperoleh kemajuan
pesat.
sekali berkelebat tubuhnya mencapai puluhan tombak.
dalam dua tiga kali loncatan saja sebuah tebing setinggi
ratusan tombak sudah dilalui, tampak sesosok bayangan
tubuh yang kecil mungil bagaikan sambaran kilat meluncur
turun dari atas tebing Beng Gwat Cang. "Adik Yap.
dengarkan dulu penjelasan siauw-heng "
sembari berteriak Lam Kong pak mengejar terus
kebawah puncak, namun bayangan tubuh yang lari
didepannya sedikitpun tidak berhenti, malahan kecepatan
gerakannya berlipat ganda.
"Adik Yap. adik Yap dengarkan dulu ucapanku...."
"Hmmmm"
Gadis didepan mendengus dingin, ia tetap tidak berhenti
berlari. tubuhnya berkelebat bagaikan anak panah terlepas
dari busur ketempat semak2.
Walaupun ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Lam
Kong Pak sangat bagus, namun ia tak sanggup menyandak
gadis tadi,, ditambah pula gadis itu tidak mengambil jalan
besar, sebaliknya berkelit kekiri bersembunyi kekanan,
sengaja mencari tempat2 yang sulit untuk melarikan diri,
Kejar mengejar selama satu jam lebih, namun belum
berhasil juga menyandak gadis tadi.
Ketika pemuda itu berpaling kebelakang. bayangan Pekli
siang sudah lenyap tak berbekas, hatinya sangat berduka.
namun ia tahu tenaga lweekang yang dimiliki Pek-li siang
tidak lebih rendah seberapa jika dibandingkan dengan
kepandaian coe Lie Yap. jago lihay pada umumnya masih
bukan tandingan dara manis itu. oleh sebab itu ia
melanjutkan pengejarannya kedepan.
Ketika senja telah tiba mereka sudah ratusan li
meninggalkan daerah pegunungan Thay-san, dan tiba di
Kie Hu tempat kelahiran Kong Hu-cu, Teringat
bagaimanapun coe Li Yap tak berhasil kecandak. ia lantas
ambil keputusan untuk menginap dikota itu, sementara
menanti kedatangan Pek-li siang.
Karena itu ia berganti pakaian dan masuk kekota Kie
Hu, setelah mendapatkan sebuah rumah makan terbesar ia
berjalan masuk- cari tempat pesan sayur serta arak dan
mulai bersantap.
"Tok...tok...tok...."^ dari mulut tangga muncul tiga
orang, sekilas pandang Lam Kong Pak segera tertawa
dingin dan melengos kesamping.
Kiranya orang pertama adalah seorang lelaki
berperawakan kurus kering bagaikan bambu memakai baju
warna biru, membawa kantung uang dipundak, kantung
depan berisi pit serta bak dan kantong belakang berisi siepoa
besar, dia bukan lain adalah si Loo-toa sepasang
manusia jelek dari Hay Thian itu si Catatan mati hidup Pak
Bee.
Manusia kedua berkepala seperti Waluh pinggangnya
besar. panca indera kecil dan. mukanya putih seperti
tembok, memakai baju kembang2 perlente. dia adalah si
Wang wee berhati hitam Coe sim.
orang ketiga berperawakan tinggi besar sembilan depa,
pinggangnya amat kekar bagaikan sampan kecil, telapak
tangannya besar bagaikan kipas. telinganya memakai dua
gelang besar yang beratnya ada setengah kati, tubuhnya
memakai kulit macan. mata sebesar lonceng.
Walaupun ia naik keatas loteng dengan langkah hati2,
namun cukup menimbulkan goncangan keras seakan loteng
tadi diserang gempa bumi. orang ini adalah 'Toa Lek sin'
atau si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen.
sejak semula Lam Kong Pak sudah menaruh simpatik
terhadap orang ini, saat ini walaupun wajahnya menghadap
keluar jendela tetapi secara diam2 ia memperhatikan terus
tingkah laku ketiga orang itu,
setelah mereka bertiga ambil tempat duduk. sang pelayan
berjalan kedepan namun tidak berani terlalu dekat dengan
mereka bertiga, se-akan2 ia takut ambil ia digigit dan ditelan
oleh tiga manusia ganas itu.
"Tuan-tuan sekalian kami persilahkan memesan sayur"
Ujar pelayan itu sambil mengangsurkan daftar makanan
ketangan si Wang wee berhati hitam Coe sini
Karena pelayan ini pandai melihat orang ketika
dilihatnya si Wangwee berhati hitam mempunyai
perawakan gemuk dengan telinga lebar mirip seorang
hartawan kaya, ia lantas mengangsurkan kartu tanda
memesan makanan kepadanya.
" Keparat cilik" kontan saja si Wangwee berhati hitam
memaki "Kau tidak punya mata. kurang ajar coba lihat
potonganku apakah aku yang lebih patut memesan sayur?"
selama hidup si Wangwee Berhati hitam tak pernah
mendermakan uangnya dengan sia2, apalagi ia tahu si
Malaikat Raksasa Loo Liang Jen memiliki kekuatan makan
yang luar biasa.
sementara kali ini paling sedikit akan menghabiskan
uang tidak kurang dari puluhan tahil perak.
Pelayan itu tertegun. laksana patung mendengar kata2
orang itu.
Kembali ia menyapu sekejap wajah ketiga orang itu.
Akhirnya ia angsurkan daftar makanan tadi ketangan Loo
Liang Jen.
si Malaikat raksasa tidak mengenal tulisan, sembari
menuding kearah daftar menu tadi segera serunya kepada
sang pelayan,
"Coba kau keparat cilik saja yang bacotkan untukku
dengar"
"Bebek panggang, daging goreng, cah ayam, ikan kakap
masak kecap. burung dara goreng Loo Liang Jen-..."
Mendengar pesanan dari kawannya itu lalu membentak
keras-
"Apa?" sepasang mata simalaikat raksasa melotot bulat2
mungkin mulut cawanpun tak akan sebesar itu.
"Loo Liang Jen" kembali pelayan itu mengulangi, namun
begitu ia mundur juga selangkah kebelakang saking
kagetnya.
"Keparat kurang ajar kau keparat cilik berani memaki
aku Loo Toa-ya?"
"Hamba mana berani memaki kau orang tua, dalam
rumah makan kami memang ada nama sayur yang disebut
Liang Jen Leo bahkan merupakan masakan terkenal dari
kami "
"Coba katakan sayur macam apa yang dinamakan Liang
Jen Loo?"
"sayur ini dibuat oleh koki tersohor kami dalam kota luar
kota tak seorangpun yang tidak mengenalnya."
"Cepat katakan" teriak Lop Liang Jen sambil menelan
ludah, .
"Untuk membuat sayur ini diperlukan daging ayam yang
gemuk dan besar, ayam itu kita cekoki dulu obat usus agar
binatang tadi buang seluruh kotoran dalam perutnya,
setelah itu tidak diberi makan maupun minum selama tiga
hari, nah pada saat itulah perut ayam itu sudah kosong dan
bersih."
Pada saat ini bukan saja sepasang manusia jelek dari Hay
Thian tertegun, sekalipun Lam Kong Pak yang kebetulan
ikut mendengarpun keheranan dibuatnya. Terdengar
pelayan itu meneruskan kembali kata2nya:
"Setelah perut serta usus ayam itu dicuci bersih, maka
ayam itu kita beri minum kuah jinsom."
"Apa? kuah jinsom?" teriak si catatan mati hidup sambil
menjulurkan lidahnya.
"Benar toa-ya dalam kuah jinsom yang diberikan kepada
ayam itu dicampuri pula dengan bumbu obat rahasia kami
agar seluruh bagian tubuhnya saling berhubungan sehingga
kuah jinsom tadi terhisap seluruhnya, kemudian kita beri
lagi dengan beberapa macam obat2an terkenal."
"Apakah rumput2 obat tersohor...." si Catatan mati
hidup tidak dapat menahan sabar dan menukas.
"Toa-ya kalau dicekoki dengan rumput obat2an biasa,
sayur Liang Jen Loo tidak dapat dikatakan sebagai suatu
masakan yang mahal dan tersohor dimana2"
Air liur mulai menetes keluar dari mulut si Malaikat
Raksasa Loo Liang Jen.
sambil memperlihatkan jari tangannya, pelayan itu
meneruskan kembali keterangannya:
"Pertama kami menggunakan bunga merah dari daerah
si Kiang, kedua, jinsom seribu tahun, ketiga tulang naga,
Keempat tanduk rusa yang masih muda. kelima bubuk
mutiara. keenam 'Ci Hoo Cha', ketujuh cakar naga emas
kedelapan Hu Khie Nya kesembilan Ayam emas berdiri
disatu kaki. kesepuluh bumbu Chiet Li siang yang bersama2
kami cekok kepada ayam itu, kemudian kita bunuh,
bulu kita bersihkan dan kepala dibuang, sedang daging babi
di-potong2 sampai Hancur. Bersama sayur laut. ikan kakap.
sirip ikan dicacah dan memenuhi rongga badan ayam
tersebut, kemudian dikukus selama sehari satu malam
dengan beras ketan, akhirnya digoreng selama setengah jam
dengan minyak"
"Sudah habis?" tanya Loo Liang Jen sambil menelan air
liur,
"Belum, belum setelah diangkat dari kuali, dengan
minyak pelumas masakan selama tiga hari tiga malam
lamanya,"
"Kali ini tentu sudah selesai bukan?" sela si Wangwee
berhati hitam itu agaknya keheranan,
"Belum selesai, belum selesai kau jangan terburu napsu.
untuk membuat resep masakan ini kurang semacam saja
seluruh masakan hancur berantakan tiada keruan rasanya,
maka rumah makan kami sudah terkenal diseluruh wilayah
kota, sudah berpengalaman lama tak mungkin bisa salah
berbuat barang sedikit pun...."
"Lalu harus diapakan lagi masakan itu?" jelas si cacatan
mati hidup mulai tidak sabarkan diri lagi.
"Ada setelah dikukus selama tiga hari tiga malam,
masakan itu diberi minyak wijen serta kecap. lalu dikukus
lagi selama tiga jam, menanti masakan itu sudah
menguning kemudian dengan-..."
"Apakah masih belum selesai?" si malaikat raksasa rada
mendongkol, sebab perutnya sudah mulai keroncongan-
"Sudah hampir....sudah hampir....Toa-ya, kau jangan
cemas dulu bagaimana pun juga kurang satu macam cara
saja masakan itu bakal gagal, rumah makan kami sudah
pengalaman lama, kepercayaan sudah terjamin, tak akan
menipu para langganannya"
= = ooo ooooo ooo = =
"KAU pingin mati? ayoh cepat katakanlah segera" si
Catatan Mati Hidup pun mulai dibikin mendongkol.
"Benar Toa-ya, setelah dikukus tiga jam didinginkan
ditempat yang banyak anginnya kurang lebih tiga lima hari
kemudian dicoreng sekali lagi dan dikukus seperminum teh
lamanya, setelah itulah dengan tangan memisahkan
masakan tadi dua tingkat, dibawah berisikan sayur laut,
ikan kakap. sirip ikan serta daging, sedang dibagian atas
berisi beketan yang telah dicampuri dengan puluhan macam
bumbu sayur kenamaan, karena itu beras ketanpun berubah
menguning. Nah pada saat itulah masakan tadi baru bisa
dimakan"
"Masakan inikah yang dinamakan Liang Jen Loo atau
loteng dua Tingkat?...." tanya si wangwee berhati hitam
sambil menghela napas, "Berapa tahil harga sayur ini?"
IA MENGIRA beberapa tahil perak sudah cukup mahal
harganya, siapa sangka pelayan itu mendadak tertawa,
namun ia sadar dihadapan tamu tak boleh kehilangan rasa
hormat.
segera sambil menahan gelak tertawa sahutnya serius:
"Toa-ya, untuk membeli salah satu macam bahan obat
yang mahal, uang beberapa tahil perak tidak cukup,"
"Lalu berapakah harga sayur itu?" tak kuasa si Catatan
mati hidup bertanya.
"Selamanya rumah makan kami tidak terlalu menitik
beratkan soal untung banyak asal harga itu pantas.
sebenarnya harga masakan Loteng dua tingkat itu seratus
lima puluh tahil. Namun dipotong dengan korting sekarang
sekarang harganya tinggal seratus dua puluh tahil."
"Apa?...." hampir2 saja si Wangwee berhati hitam tidak
percaya dengan telinga sendiri, sekalipun jiwanya
dicabutpun ia tak akan memesan masakan semahal itu,
"Seratus dua puluh tahil" kata pelayan itu lagi sambil
tersenyum.
"Aku pesan satu" tanpa berpaling Lam Kong pak berseru
hambar, ia segera mengeluarkan enam batang perak
lantakan dan diletakkan keatas meja.
Air liur si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen mengetes
semakin deras, sepasang manusia jelek dari Hay Thian pun
dengan pandangan kaget melirik sekejab tubuh pemuda itu.
"Baik siauw-ya hamba segera akan menghidangkan
masakan itu"
sesudah menghitung uang itu tepat seratus dua puluh
tahil, pelayan tadi buru2 lari turun dari atas loteng.
Tidak selang beberapa saat kemudian pelayan tadi telah
menghidangkan masakan loteng dua tingkat tersebut,
tampaklah disebuah baki besar terletak seekor ayam gemuk
yang berwarna kekuningan dan menyiarkan bau harum
semerbak yang amat menusuk hidung.
Lam Kong pak segera merobek Loo Liang Jen tadi jadi
dua bagian- seketika bau harum memenuhi seluruh
ruangan. Dengan bagitu nikmat pemuda tadi merasakan
kelezatan masakan tersebut.
setelah meneguk tiga cawan arak Kong pak memuji tiada
hentinya:
"Sungguh lezat sungguh nikmat masakan ini benar2 luar
biasa....benar2 luar biasa"
sepasang manusia jelek dari Hay Thian saling bertukar
pandangan. masing2 menelan ludah, terutama sekali si
Malaikat Raksasa Loo Liang Jen- sepasang matanya
melototi masakan 'Liang Jen Loo' dihadapan Lam Kong
pak bulat2, sedang perutnya bunyi gemerutukan tiada
hentinya.
Dengan ilmu menyampaikan suara Lam Kong pak
berseru kepada si Malaikat raksasa itu:
"Loo-heng, kalau kau tidak pandang dirimu sebagai
orang luar, silahkan datang kemari untuk bersantap bersama2,
siauw-te suka menjamu dirimu...."
si malaikat raksasa adalah seorang kasar yang dungu,
selama hidup ia paling mementingkan perut belaka,
mendengar ada orang mengundang ia makan tanpa pikir
panjang lagi segera berjalan menghampiri
"Loo-te, benar2 kau hendak menjamu diriku?" serunya
bersamaan dengan ucapan tadi tanpa sungkan2 tangannya
menyambar separuh bagian masakan 'Liang Jen Loo' dan
mulai dikunyah dengan lahap.
"Tentu saja Loo-heng tak usah sungkan-" Lam Kong tak
berpaling dan teriaknya kepada sang pelayan- "sediakan
lima ekor lagi. setelah selesai nanti rekening boleh ditagih
keseluruhannya "
Mendengar tamunya hendak pesan lima ekor lagi.
pelayan itu tertegun. Peristiwa ini benar2 luar biasa dan tak
pernah terjadi sepanjang hidup para hartawan kaya pada
umumhya bisa makan seekor saja sudah sangat luar biasa,
tak disangka Lam Kong Pak memesan lima ekor.
sepasang mata si Malaikat Raksasa melotot semakin
bulat lagi, sembari makan serunya:
"Loo-te. kau benar2 royal dan berlapang dada. sejak ini
aku Loo Liang Jen sudah ambil keputusan untuk mengikat
persahabatan dengan dirimu"
"Mana, mana. hanya sedikit maksud tak perlu dianggap
terlalu serius. seandainya kegemaran terhadap soal makan.
bergaul dengan siauw-te tak bakal salah lagi. sebab siauw-te
adalah seorang manusia rakus akan masakan dan semua
persoalan tak perlu kupandang serius asalkan perut selalu
kenyang dan mulut bisa mencicipi perbagai masakan "
"Baik. loo-te. aku Loo Liang Jen ambil keputusan untuk
bergaul dan mengikuti dirimu terus."
"siauw-ya bagaimana kalau kau bayar dulu harga lima
ekor Liang Jen Loo tersebut?" Bagaimana pun juga pelayan
itu rada tidak percaya Lam Kong pak dapat membayar
harga itu,
Dari sakunya Lam Kon pak segera ambil keluar sebutir
mutiara dan diangsurkan ketangan pelayan itu,
"sana, tanyakan kepada Chiang-kwee kalian mutiara ini
bisa ditukar dengan berapa ekor Liang Jen Loo?"
Membawa mutiara itu pelayan tadi lari turun loteng,
tidak selang beberapa lama kemudian sudah muncul
kembali dengan wajah penuh senyuman.
"Ujar ciang-kwee kami mutiara tadi dapat ditukar
dengan lima belas ekor"
"Bagus, sekarang kuborong lima belas ekor yang sepuluh
ekor dibungkus "
Pelayan itu belum pernah menjumpai hartawan seroyal
ini, buru2 mengiakan dan menghidangkan lima ekor 'Liang
Jen Loo' keatas meja dan membungkus kesepuluh ekor
lainnya dengan kertas minyak kemudian diletakkan diatas
meja.
Lam Kong pak yang menghabiskan separuh saja sudah
kenyang. Loo Liang Jen sekaligus menghabiskan lima ekor
setengah, setelah membersihkan mulut dan meneguk sepoci
arak ujarnya
"Loo-te, sepanjang hidup, kurasakan baru kali ini benar2
aku merasa gembira dan makan sampai puas, mengikuti
mereka berdua selamanya tidak pernah kenyang, ayoh
berangkat sejak ini kau boleh panggjl aku sebagai Loo-loo,
bagaimanapun kau bisa memuaskan selera makanku maka
berarti kau adalah majikanku. Ayoh berangkat" Lam Kong
pak pun bangun berdiri
sementara mereka hendak turun loteng. tiba2 sepasang
manusia jelek dari Hay Thian tertawa seram dan menegur:
"Mutiara yang kau keluarkan tadi paling idak bernilai
seribu tahil perak. jelas kau bukan manusia sembarangan,
tahukah kau siapakah yayamu berdua ?"
Lam Kong pak sengaja memperlihatkan sikap terkejut,
"Selamanya siauw-seng berkelana dan tidak kenal jago2
lihay. namun ditinjau dari dandanan kalian berdua serta
wajah yang agung, telah mengingatkan siauw-seng akan
dua orang jago lihay."
"Heeee...heeeee...bisa mengenali yayamu berdua,
terhitung kau masih memiliki sedikit pengetahuan"Lam
Kong pak tersenyum.
"Bukankah kalian berdua adalah sepasang manusia
bagus dari Hay Thian yang tersohor dalam dunia
persilatan?"
seketika sepasang manusia jelek tertegun dibuatnya.
"Walaupun kami tidak bagus, namun kau keparat cilik
bisa mengubahnya ini pertanda kau masih pandang tinggi
yaya berdua. Demikian saja. asalkan kau suka mengundang
kami makan dua ekor masakan 'Liang Jen loo' maka kami
tak akan menyusahkan dirimu"
"Boleh, boleh. kalian berdua terlalu sungkan-sungkan-
Nah ambillah"
Dari bungkusan kertas minyak itu Lam Kong Pak ambil
dua ekor 'Liang Jen Loo' dan diangsurkan kedepan.
Ketika si Wangwee berhati hitam hendak menerimanya,
tiba2 Lam Kong Pak menariknya kembali sambil berseru:
"Siauw-seng ingin menyerahkan sendiri kepada Toa-ya "
si Catatan Mati Hidup jadi kegirangan setengah mati.
segera ujarnya^
"Agaknya kau keparat cilik pandai sekali membuat hati
orang jadi gembira, lain kali kalau ada kesempatan aku
ingin mengangkat dirimu menjadi putera angkatku"
sembari bicara tangannya segera diangsurkan untuk
menerima masakan tadi, siapa nyana Lam Kong pak
dengan suatu gerakan yang amat cepat laksana kilat jari
tangannya sudah berkelebat mencengkeram urat nadinya.
si Catatan Mati Hidup tentu saja menjerit kesakitan"
Kau masih ingin merasakan masakan Liang Jen Loo?"
jengek Lam Kong Pak sambil tertawa dingin.
si Wangwee berhati hitam terkesiap. tiba2 ia teringat
sesuatu segera bentaknya:
"Apakah kau adalah keparat cilik yang menyaru sebagai
majikan kecil kami sisasterawan bertangan keji suma Ing
dan menyelonong masuk kedalam istana Naga"
"Tidak salah, kalian dua orang manusia tak berguna
lebih baik kurangi permainan kasar dihadapanku. ini hari
asalkan kalian suka memberitahukan dimanakah letak
sarang sipemilik pegadaian Bu-lim, siauw-ya segera
membuka satu jalan hidup buat kalian, kalau tidak,
Hmmmm... aku segera akan mengirim kalian untuk segera
berangkat melakukan perjalanan jauh"
Kendati si Wangwee berhati hitam tahu bahwasanya
ilmu silat yang dimiliki Lam Kong Pak luar biasa hebatnya.
namun ia tidak ingin digertak orang lain dihadapan umum.
sambil tertawa seram tubuhnya yang bulat bagaikan bola
bergerak kedepan melancarkan satu serangan.
Lam Kong pak tentu saja tidak pandang sebelah
matapun terhadap dirinya, ia tetap berdiri tak berkutik,
tangan laksana kilat berkelebat kedepan mengusap wajah si
Wangwee berhati hitam keras2.
Ucapannya ini berakibat sangat luar biasa, si Wangwee
berhati Hitam menjerit kesakitan kemudian mundur tiga
langkah kebelakang dengan sempoyongan, seluruh
wajahnya penuh dengan noda, hidungnya kena terusap
datar sedang giginya ada berapa biji kena tergetar lepas,
si Catatan Mati Hidup jang melihat kejadian itu jadi
terkejut dan berdiri dengan mata terbelalak. mulut melongo,
ia tidak menyangka seorang pemuda yang baru berusia dua
puluh tahunan bisa memiliki kepandaian silat sedemikian
dahsyatnya.
Lam Kong pak sangat membenci kedua orang mahkluk
aneh ini. karena merekalah yang menculik pencuri sakti
Pek-li Gong dan dibawa kedalam istana naga sehingga tidak
beruntung menemui ajalnya. peristiwa ini sepanjang hidup
membuat hatinya tidak tenteram,
"Kalian mau bicara tidak?" bentak Lam Kong pak
dengan suara berat.
"Kau keparat cilik kalau benar2 punya nyali ayoh jagal
sekalian diri kami, suruh kami bicara jujur....Hmmm sama
artinya bermimpi disiang hari bolong"
Lam Kong pak turun tangan laksana kilat menotok jalan
darah si catatan mati hidup, diikuti sang tubuh bergerak
mendesak kesisi si Wangwee berhati hitam.
si Wan-gwee berhati hitam ada maksud melakukan
perlawanan. siapa nyana tenaga lweekang yang dimiliki
Lam Kong Pakpada saat ini sudah amat luar biasa, jangan
dikata mereka sekalipun si Pemilik Pegadaian Bu-lim
sendiripun mungkin masih ketinggalan jauh.
Pandangan mata terasa jadi kabur. sebelum ia sadar apa
yang telah terjadi tahu2 dirinya sudah kena dicekal,
Melihat dalam kedainya terjadi pertempuran, pelayan itu
ketakutan sehingga seluruh tubuhnya gemetar keras.
"Kau tak usah takut" hibur Lam Kong Pak dengan suara
ringan. "siauw-yamu tak akan mendatangkan kerepotan
buat rumah makan kalian-"
Ia lantas berpaling kepada si Malaikat raksasa Loo Liang
Jen dan terusnya
"Loo- loo, gotong kedua orang manusia laknat ini dan
mari kita pergi"
Pada saat ini si Malaikat Raksasa benar2 sudah takluk
seratus persen terhadap diri Lam Kong Pak, ia mengiakan
dan bagaikan mencengkeram ayam kecil saja ia menenteng
tubuh sepasang manusia jelek dari Hay Thian dan berlalu.
sekeluarnya dari rumah makan tersebut mereka
meneruskan perjalanan kearah selatan, malam harinya
mereka sudah berada di Phu Yang perbatasan karesidenan
Li Auw,
Mendadak terdengar suara derak kaki kuda
berkumandang datang. Lam Kong pak serta Loo Liang Jen
buru2 menyingkir kesamping, dua ekor kuda dengan
meninggalkan debu yang memeruhi angkasa berkelebat
lewat dari sisi mereka.
secara lapat2 Lam Kong pak dapat menangkap
penunggang kedua ekor kuda itu adalah gadis muda
berbadan langsing dan montok. namun ia tidak ambil
perhatian serius.
siapa sangka kedua ekor kuda itu belum jauh telah putar
haluan dan berlari kembali untuk kemudian berhenti tepat
dihadapan sang pemuda. Lam Kong pak tercengang,
setelah angkat kepala ia baru berseru tertahan-
Kiranya ialah satu diantara kedua orang gadis berbaju
ungu itu bukan lain adalah adik perempuan dari Liuw
Hauw siang itu Poocu dari benteng Hwie Him Poo yang
disebut Tiauw san tangan beracun Liuw Hwie Yen, gadis
kedua berdandan seorang dayang namun kepandaian
menunggang kudanya hebat juga.
Pada dasarnya wajab Liuw Hwie Yen memang cantik
molek. kini ia mengenakan pakaian ringkas berwarna ungu.
pupurpun amat tipis dengan pinggang serta potongan badan
yang langsing namun berisi padat. mendatangkan suatu
perasaan yang aneh bagi yang melihat.
Ketika ia menjumpai Lam Kong Pak ada disana, laksana
seseoreng yang menemukan sumber mata air ditengah
gurun pasir buru2 ia meloncat turun dari atas kudanya
sembari berseru:
"Kiranya Lam Kong siauw-hiap, kau berkelana kesana
kemari sebenarnya hendak pergi kemana ?"
Lia Kong Pak menghela napas panjang ia tidak ingin
menceritakan persoalan yang menyangkut tentang coe Li
Yap. karena itu buru2 katanya:
"sewaktu berada dirumah makan tadi aku berhasil
menangkap dua orang anak buah pemilik pegadaian Bulim,
menanyakan sarang mereka kedua orang keparat ini
tak mau bicara, terpaksa aku hendak mencari suatu tempat
untuk mengopas mereka...."
"Seandainya Lam Kong Pak sauw-hiap tidak menolak.
bagaimana kalau mampir dibenteng kami?" dengan cepat
Liuw Hwie Yen menawarkan jasa baiknya, sementara
sepasang biji mata mengerling indah.
"Mengganggu ketenangan benteng kalian membuat hati
kami merasa kurang enak, aku pikir lebih baik mencari
sebuah penginapan saja didepan sana,"
"Rumah kami terpaut baberapa li saja dari sini. Lam
Kong sauw-hiap kebetulan lewati sini kalau tidak hampir..."
Dayang cilik ini adalah dayang pribadi Liuw Hwie Yensejak
semula ia sudah mengerti maksud hati nonanya, pada
saat ini ia segera menimbrung dari samping:
"Nona orang lain adalah Beng-cu dari pertemuan besar
para jago dewasa ini, orang agung tak akan menginjak
tempat yang jelek buat apa kau bersikap keras?"
"Mana. mana kalau kau bicara begini cayhe tidak kuat
menerimanya "
"kalau benar tiada bermaksud demikian, nona kami
mengundang dengan tulus hati mengapa kau tidak ingin
menerimanya ?"
"Siauw Hong, jangan kurang ajar." Liuw Hwie Yen
segera menegur dayang ciliknya ini. "Lam Kong siauw-hiap
tak bakal menolak tawaran kita ini"
Mereka bicara yang lain menyambung, membuat Lam
Kong pak jadi serba salah. alasannya tidak ingin
mengganggu tentu saja bohong. yang genting ia tidak ingin
mendekati perempuan cantik lagi sebab dewasa ini beberapa
orang gadis yang dikenalnya sudah cukup membuat ia
pusing tujuh keliling dan serba susah menghadapinya.
"Ayoh berangkat kudaku ini kuberikan untukmu" kata
Liuw Hwie Yen sambil angsurkan tali les kudanya kepada
sang pemuda..
"Hal ini mana boleh jadi, kuda milik nona mana boleh
kutunggangi ?"
"ooouw sungguh tak kusangka seorang pendekar besar
yang lihay dan gagah perkasa ternyata begitu malu2 dah
bersikap seperti perempuan." goda Liuw Hwie Yen sambil
tertawa genit. "Kudaku mengapa tak boleh kau tunggangi?"
"Benar yang kau tunggangi adalah kuda milik nona dan
bukannya suruh kau menunggangi."
Saking girangnya hati dayang Siauw Hong hampir2 saja
ia salah bicara.
"Siauw Hong, kau berani bicara ngaco-belo sekali lagi
hati2 kurobek selebar bibirmu."
Beberapa patah kata dari Siauw Hong tadi seketika
membuat wajah Liuw Hwie Yen maupun Lam Kong Pak
berubah merah padam bagaikan kepiting rebus.
"Lam Kong Sauw-ya " teriak si malaikat raksasa pula
dengan suaranya yang serak berat. "Setelah mereka
memaksa kau untuk menunggang. kau tunggangilah
bagaimanapun juga sebelum kau tunggangi mereka tak
akan merasa puas"
Sebelum pipi Lam Kong Pak berubah semakin memerah
lagi. namun mereka tahu Loo Liang Jen adalah manusia
tolol, selamanya kalau bicara tak pernah dipikir dalam otak.
karena itu mereka pada membungkam
Terdengar Siauw Hong tertawa cekikikan- ia menandang
Lam Kong Pak serta Liuw Hwie Yen bergantian-
Walaupun Liuw Hwie Yen pada waktu itu
menundukkan kepalanya rendah2 namun jantungnya
berdebar keras.
Sejak semula ia sudah kenal dengan Lam Kong Pak.
hanya saja pemuda itu tidak kenal dengan dirinya.
Sewaktu Lam Kong Pak menyelundup masuk kedalam
perkampungan Toa Loo San-cung dengan jalan menyaru,
mereka kakak beradik sudah tahu.
Karena itu ketika Lam Kong Pak menjumpai cioe ci
Kang ia segera turun tangan menolong selembar jiwanya.
Dan sejak ia mendapatkan pertolongannya. Timbul
perasaan simpatik dan menghormat dalam hati Lam Kong
Pak.
"Ayoh berrangkat" akhirnya Liuw Hwie Yen berseru.
"kuda ini gunakanlah, aku akan menunggang seekor kuda
bersama Siauw Hong^"
"Tidak usah, lebih bilk, aku berjalan kaki saja"
"Aaaah tidak. kau tidak mau menunggang kuda berarti
tidak mau kasih muka untukku"
"cepatlah ditunggangi Sauw-ya, kalau gadis itu tidak
ditunggangi lagi ia tentu akan marah."^ Tukas Loo Liang
Jen pula.
"Lo Loo Kau jangan ngaco belo lagi kalau tidak aku tak
akan memperdulikan makan- minum lagi"
"Baik Sauw-ya, aku Lo Loo tak akan bicara lagi, asaikan
kau membiarkan aku makan aku pasti akan menuruti
perkataanmu"
= oo = = ooo ooo ooo = = oo =
LIUW HWIE YEN serta Siauw Hong sama2 tertawa,
pada saat inilah mereka baru melihat Loo Liang Jen
mengempit dua orang.
"Lam Kong Sauw-hiap. siapakah kedua orang itu ?"
tanya Liuw Hwie Yen kemudian-
"Anak buah pemilik pegadaian Bu-lim. manusia jelek
dari Hay thian "
"Aaaaaah kiranya mereka berdua, aku dengar
kepandaian silat mereka berdua luar biasa"
"Tidak seberapa lihay, padahal dalam kenyataan
sepasang pusaka hidup ini tidak lebih hanya termasuk
barang kelas dua kelas tiga diantara anak buah Pemilik
Pegadaian Bu-lim lainnya."
"Lalu siapakah si manusia raksasa ini?" tanya Siauw
Hung.
"Simalaikat raksasa Loo Liang Jen " ,
"Apa? namanya Loo Liang Jen?"
"Tidak salah"
Liuw Hwie Yen serta Siauw Hong kontan tertawa
cekikikan tiada hentinya,
"Walaupun nama ini kedengaran aneh dan istimewa
namun sangat cocok sekali dengan kenyataan" kata Liuw
Hwie Yen sambil menahan rasa gelinya.
"Kalau berdiri ia memang mirip Liang Jen Loo atau
Loteng dua tingkat "
Lam Kong Pak segera meloncat naik keatas kuda itu,
sedangkan Liuw Hwie Yen serta siauw Hong naik satu
kuda dan melarikan-nya kearah benteng beruang terbang,
sementara si Malaikat Raksasa dengan langkah lebar
mengikuti dari belakang, sekali langkah sebelas dua belas
tombak telah dilalui, ia sama sekali tidak ketinggalan-
Setibanya di Benteng Hwie Him Poo, per-tama2 Siauw
Hung turun dari kuda dan masuk kebenteng lebih dahulu,
sedangkan Lam Kong Pak memperhatikan benteng tersebut
dengan perasaan kagum.
Membicarakan soal keangkerannya tidak dibawah
keangkeran perkampungan Toa Loo San cung, tembok
benteng tinggi melebihi lima tombak. diatas loteng pintu
benteng terpancang sebuah bendera besar diatas bendera
tadi bersulamkan kata2 "Hwie Him-Poo" dengan tulisan
besar.
Baru saja mereka meloncat turun dari atas kuda, si Wie
Luo berwajah kumala telah muncul dari dalam dan saling
menyapa dengan penuh kehangatan, kemudian membawa
Lam Kong Pak berdua menuju keruang tengah.
"Koko. kau temani dulu Lam Kong Sauw-hiap, aku akan
pergi kebelakang sebentar" Liaw hwie Yen mengerling dan
tertawa manis kearah Lam Kong Pak kemudian
mengundurkan diri dari ruangan tersebut,
Lam Kong Pak segera memperkenaikan si Malaikat
Raksasa Loo Liang Jen kepada mereka serta beritahu
bahwa kedua orang yang berhasil ditawannya adalah
sepasang manusia jelek dari Hay Thian, anak buah
sipemilik pegadian Bu-lim.
"LiuW-heng" ujar Lam Kong Pak, "Siauw-te telah
membawa anak buah pemilik pegadaian Bu-lim kedalam
benteng anda, kemungkinan besar akan mendatangkan
bencana buat benteng kalian, hal ini membuat tidak
tenteram"
"Kenapa Lam Kong-heng pandang kami seperti orang
luar?" teriak Liuw Hauw Siang keras-, "Kami semua
bersumpah tidak akan berdiri bersama dengan sipemilik
pegadaian Bu-lim, kami tidak mencari gara2 dengan
mereka, kemungkinan besar mereka tak akan melepaskan
kita, kali ini didalam pertemuan pera jago Lam Kong-heng
berhasil merebut kedudukan Bengcu, hal ini sama arti telah
membalaskan rasa mangkel kami selama ini, asalkan Lam
Kong-heng tidak menyalahkan Siauw-te suka cari urusan,
Siauw-te rela menjadi anak buah heng-thay"
"Mana-mana. . . .Liuw-heng sudah lama tersohor dalam
dunia persilatan, banyak persoalan aku masih menantikan
petunjukmu"
"Lam Kong-heng bermaksud menyeleaikan kedua ekor
makhluk aneh ini secara bagaimana?"
"Siauw-te ingin mengetahui dimanakah letak sarang
sipemilik pegadaian Bu-lim?"
"Lam Koang-heng pada beberapa waktu ini siauw-te
telah berhasil menemukan suatu organisasi rahasia yang
tingkah lakunya sangat aneh serta misterius, ilmu silat
mereka Sangat lihay, agaknya tidak berada diatas
kepandaian si pemilik pegadaian Bu-lim. Lam Kong-heng
kau harus ber-hati2 terhadap mereka "
"Tentang berita ini siauw-te sama sekali tidak tahu", seru
Lam Kong Pak dengan hati tergetar keras. "Entah
dimanakah letak organiiasi rahasia ini? dan apa namanya ?"
"Seandainya kami bisa tahu seorang dari organisasi
rahasia ini maka persoalan tak bisa dikatakan sangat
misterius, sedangkan mengenai namanya siauw-te pun
kurang tahu, namun satu hal yang menyolok yaitu setiap
anggota organisasi ini tentu mempunyai ciri khas yang
sama. setiap orang berambut warna hijau dan panjangnya
sepundak-"
"Eeeei. . . .benarkah dikolong langit ada manusia
berambut hijau ?"
"Aku pikir mereka tentu mempolesi rambut mereka
dengan sesuatu saat sehingga warnanya berubah."
Mendadak terdengar suara ting tang ting tang yang
nyaring, dari balik horden muncul seorang gadis, dia bukan
lain adalah Liuw Hwie Yen- hanya saja pada saat ini ia
sudah ganti pakaian ala keraton berwarna kuning, wajahnya
bermake-up dan kelihatan jauh lebih cantik lagi.
Bau harum ciri khas seorang gadis berhembus memenuhi
ruangan membuat orang terpesona dibuatnya.
Ia duduk disamping Lam Kong Pak. dan ujarnya: "Lam
Kong sauw-hiap. coba kau lihat bagaimana dengan pakaian
yang siauw- moay kenakan ini?"
"Terlalu bagus, hampir2 saja aku tidak mengenalnya
kembali "
Senyuman manis menghiasi seluruh wajah Liuw Hwie
Yen, jantungnya berdebar keras. Suatu pujian yang
merupakan kata2 biasa daLam pandangannya melebihi
sanjungan setinggi langit.
Tidak selang beberapa lama kemudian meja perjamuan
telah dipersiapkan, bahkan dipasang pula beberapa batang
lilin besar sebagai penerangan- sehingga membuat seluruh
ruangan itu terang benderang seperti disiang hari bolong
saja.
Ketika si Malaikat raksasa Loo Liang Jen melihat bakal
ada makan minum ia kegirangan, serunya: "Sauw-ya, aku
Loo-loo sudah tahu asal ikuti dirimu dimana saja pasti ada
makan dan minum. bahkan nona2 cantik semuanya suka
kepadamu. Sejak semula aku sudah ada maksud mengikuti
dirimu, hanya sayang baru sekarang kita baru berkenalan- .
."
Bicara sampai disitu tanpa sungkan2 lagi ia meneguk
beberapa cawan arak dan membuka bungkusan ayamnya,
sekali gigit dalam sekejap seekor ayam telah disikat habis.
Lam Kong Pak ada maksud memberi peringatan
kepadanya agar sedikit tahu sopan santun, namun
perbuatannya ini kena dicegah oleh Liuw Siang kakak
beradik.
"o, Saudara ini berlapang dada berjiwa terbuka. ia jujur
dan polos, dalam hatinya sama sekali tidak dikotori oleh
segala macam kelicikan mau makan mau minum berbuat
sesuka hati, seandainya orang2 Bu-lim seperti dia semua
jujur dan polos maka peristiwa pembunuhan tak bakal
terjadi di-mana2"
"Aku hanya takut kalian berdua mentertawakan dirinya "
"Mana mungkin- siauw-te paling suka orang dengan
memiliki watak kasar tapi jujur dan polos semacam Loo
heng "
"Lam Kong sauw-hiap. aku hormati secawan arak
untukmu " ujar Liuw Hwie Yen kemudian sambil angkat
cawannya,
"Nona Liuw, kau jangan memanggil aku dengan sebutan
sauw-hiap. sauw-hiap terus menerus, aku benar2 tak berani
menerimanya"
"Lalu kau sendiripun kekanan dan kiri selalu nona Liuw.
apakah aku berani menerimanya ?"
"Soal ini. . . ." Lam Kong Pakjadi gelagapan dibuatnya.
Liuw Hauw Siang yang melihat adiknya membuat
tetamu mereka jadi gelagapan segera mengedipi matanya
memberi peringatan-
"Agaknya kita diantara sesama tingkatan tak perlu terikat
oleh segala peradatan- kau panggil dia sebagai engkoh Pak
saja "
"Engkoh Pak " seru Liuw Hwie Yen, namun dengan
cepat ia telah berganti nada,
"Adik Pak"
"Nona Liuw apakah kau lebih besar dariku?" bantah
Lam Kong Pak.
"Tahun ini aku berusia dua puluh satu tahun- coba
katakan aku lebih tua tidak dari usiamu?"
"Eeeei. . . kalau begitu aku harus memanggil kau dengan
sebutan enci"
"Kalau begitu yang jadi adik harus menghormati encinya
dengan secawan arak."
"Enci Liuw, aku hormati secawan arak untukmu" kata
Lam Kong Pak.
"Enci ya enci kenapa harus ditambahi dengan kata Liuw
lagi?" bagaimanapun juga Liuw Hwei Yen adalah seorang
jago kawakan berada dihadapan engkohnya ia sama sekali
tidak memusingkan soal peradatan, dalam kenyataan sejak
kecil mereka hidup ber-sama2 diantara mereka berdua
sudah tiada rahasia yang disembunyikan daam hati sendiri.
"cici, siauw-te menghormati secawan arak untukmu
terima kasih pula atas bantuanmu sewaktu berada didalam
perkampungan Toa Loo San cung tempo dulu."
"Menghormati arak yaa menghormati arak kenapa harus
mengungkap peristiwa tempo dulu lagi. kalau kau ingin
membalas budi tersebut kami dua bersaudara harus
membalas pula kepadamu budi pertolongan "
"Siauw-te mana berani menerima penghormatan sebesar
ini ?"
"Kau sudah lupa akan perbuatanmu menolong kami dua
bersaudara sewaktu berada didalam pertemuan para jago
tempo dulu ?"
"Perbuatan sampingan tak perlu diingat selalu, mari, kita
habiskan secawan arak"
MEREKA bertiga meneguk secawan demi secawan,
puluhan cawan arak dihabiskan, sementara Loo Liang Jen
membungkam dalam seribu bahasa, ia ribut dengan
perutnya sendiri.
Tidak lama berselang sayur yang dihidangkan dimeja
perjamuan sudah tinggal tidak seberapa. Melihat hal itu
Liuw Hauw Siang segera berteriak untuk menambahi sayur
yang lain, tentu saja Loo Liang Jen kegirangan setengah
mati. Lam Kong Pak sendiripun tak pernah merasakan
kegirangan seperti ini hari.
"Dimana enci siauw Hong?" tiba2 Lam Kong Pak
teringat akan diri Siauw Hong karena selama setengah
harian lamanya tidak kelihatan ia munculkan diri.
"Ia berada didalam dapur membuat sayur, seluruh sayur
yang dihidangkan saat ini adalah hasil kerjanya"
"Sungguh tak kusangka enci Siauw Hong memiliki
kepandaian sedemikian hebatnya"
"Kalau adik sangat suka dengan kepandaiannya ini, kau
janganlah buru2 pergi, selama beberapa hari ini suruh dia
buatkan sayur untukmu, tanggung selamanya kau tak akan
bosan"
"Nona, kau lagi sanjung2 soal apa tentang dirimu?"
Diiringi dengan ucapan tadi Siauw hong munculkan diri
dari balik horden-
"Enci Siauw Hong, kepandaianmu memasak sungguh
luar biasa, siauw-te benar2 merasa kagum dan kenyang"
"Aiaaaaai. . . .Lam Kong Sauw-ya, ini masih belum
seberapa" seru Siauw Hong dengan nada genit, "Asalkan
nona bisa menahan dirimu selama beberapa hari disini, aku
siauw Hong akan keluarkan seluruh kepandaian
memasakku untuk buatkan sebuah "Liang Jen Loo" untuk
kalian cicipi. tanggung loteng dua tingkat yang kubuat tidak
kalah rasanya dengan masakan yang kau cicipi barusan-"
"Apa. . . .loteng dua tingkat. ..."
Si malaikat raksasa Loo Liang Jen yang sedang makan
minum tidak terlalu memperhatikan apa yang sedang
mereka bicarakan, ia masih mengira orang2 itu sedang
membicarakan soal dirinya.
"cepatlah makan orang tolol" goda Siauw Hong sambil
tertawa cekikikan- "kalau tidak cukup didalam dapur masih
ada sebuah kepala babi yang sangat besar serta panggangan
ayam"
"Enci kau sangat baik. kalau setiap hari ada masakan
seenak ini. Lam Kong Pak sauw-ya mau pergipun aku Loo
Liang Jen tidak akan mau pergi "
Mereka semua tertawa ter-bahak2, sementara waktu
sudah menunjukkan kentonan kedua tengah malam.
Mendadak lilin2 raksasa yang ada didalam ruangan
bergoyang kencang kemudian makin mengecil dan akhirnya
mati, suasana seketika gelap gulita bagaikan berada didalam
neraka.
Air muka Liuw Hauw Siang kakak beradik berubah
hebat, mereka terkesiap dan siap2 bangun- namun segera
dihadang Lam Kong Pak.
"Permainan setan macam begini buat apa diurusi, biarlah
saja, mari kita lanjutkan minum arak."
Melihat sikap pemuda itu tenang2 saja se-akan2 tidak
pernah terjadi sesuatu apapun, terpaksa Liuw Hauw Siang
kakak beradik menurut dan duduk kembali, sekalipun
begitu hati mereka sangat tidak tenang.
Tiba-tiba jilatan api diatas lilin yang telah mati muncul
kembali,titik api berkedip seperti kacang kedelai besarnya,
suasana masih tetap gelap ditambah pula suasana amat
menyeramkanLam
Kong Pak telah mempersiapkan hawa murninya
disepasang telapak. sambil angkat cawannya kepada Liuw
Hauw Siang berdua ujarnya: "Mari-mari. aku hormati
secawan arak buat kalian berdua, setelah kalian meneguk
habis isi cawan masing2. siauw-te akan memperlihatkan
sedikit kepandaian menangkap setan, namun kalian berdua
jangan mentertawakan. ..."
Mereka ber-sama2 meneguk habis isi cawannya,
sementara itu si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen pun telah
kenyang. menjumpai peristiwa aneh itu la tertegun dan
memandang di kegelapan dengan mata terbelalak dan
mulut melongo.
"Jikalau dia memang setan- maka ia tak akan berani
menjumpai manusia" seru Lam Kong Pak keras2.
Hawa murni yang telah dipersiapkan, segera
disalurkankan kedalam mulut dan ditiup keras2 kearah
batang lilin raksasa itu, ujarnya kembali: "coba kalian lihat,
masih ada api setan tidak disekitar sini ?".
Beberapa batang lilin yang apinya sudah mengecil itu
tiba2 pulih kembali seperti sedia kala, suasana dalam
ruangan seketika terang benderang kembali.
Walaupun ilmu silat Liuw Hauw Siang kakak beradik
masih terpaut sekali kalau dibandingkan dengan kepandain
silat yang dimiliki Lam Kong Pak. namun sewaktu melihat
lilin mereka tertiup sekecil itu se-olah2 terhembus oleh
angin taupan, mereka sadar kalau ada orang yang secara
diam2 main setan disana.
Kini melihat Lam Kong Pak memperlihatkan juga ilmu
silat yang demikian dahsyat, bahkan diri mereka berlatih
dua abad lagi pun belum tentu berhasil, mereka semakin
kagum lagi terhadap pemuda kita ini.
"Sauw-ya bukankah kau hendak menangkap setan?"
Teriak si Malaikat raksasa kegirangan karena dalam
pandangannya Lam Kong Pak adalah majikan mudanya,
Lam Kong Pak menunjukkan kepandaian silat yang
demikian dahsyatnya dengan tanpa sengaja telah
memberikan muka pula kepadanya. ,
"Tunggu sebentar, kemungkinan besar masih ada
permainan lain, lebih baik tunggu mereka tunjukkan
kepandaian dahulu baru itu turun tangan menangkap setan-
" kata Lam Kong Pak.
Sementara LiuW Hauw Siang kakak beradik masih
setengah percaya setengah tidak, mendadak segulung hawa
dingin yang sangat menusuk tulang berhembus datang api
lilin seketika bergoyang kencang, namun tidak sampai
padam.
Tanpa kuasa Liuw Hauw Siang berdiri mengkirik. bulu
kuduk pada bangun berdiri dan merah dibikin terkesiap.
Lam Kong Pak tertawa dingin,jengeknya: "Dengan
andaikan permainan seperti itu sudah berani datangi
benteng Hwie Him Poo untuk unjukkan kejelekan, sungguh
tidak tahu diri."
Sebelum ia selesai bicara tangannya segera diayun
kedepan. beberapa batang lilin yang ada didalam ruangan
lambat2 melayang keatas dan berhenti diatas kepala
masing2. Lam Kong Pak segera angkat empat cawan arak
kemudian serunya: "Kalian berempat datang dari tempat
kejauhan, kalau tidak kuhormati dengan secawan arak
kalian tentu akan menganggap kami sebagai tuan rumah
tidak tahu diri. Nah. arak wangi berusia ratusan tahun.
silahkan kalian berempat mencicipi."
Begitu ucapan selesai diutarakan empat cawan arak
segera meloncat keatas udara dan berhenti diujung jilatan
api keempat batang lilin tersebut, benda2 itu tidak naik juga
tidak tidak turun. sedang arak dalam cawan sama sekali
tidak tumpah.
Dengan andaikan hawa murni memaksa cawan bergerak
ditengah udara mungkin bukan satu soal sulit. namun
membuat empat cawan arak berhenti tak berkutik d iatas
jilatan api lilin, kepandaian seperti ini betul2 luar biasa.
Tidak selang beberapa saat kemudian arak didalam
cawan yang berada diatas lilin itu. sudah memanas dan
memperdengarkan suara mencicit yang keras, sepasang
tangan Lam Kong Pak bergerak keempat cawan arak tadi
laksana kilat meluncur keluar dari pintu.
Terdengar suara galak tertawa dingin yang amat
menyeramkan berkumandang dari arah luar ruangan
disusul suara hancurnya cawan arak itu.
"Siapa anda?" Seru seorang itu. "Kalau bukan anggota
benteng Hwie Him Poo harus tahu diri cepat
mengundurkan diri dari sini, aku akan membuka satu jalan
buat kau keluar."
Setelah mendengar suara pihak lawan, diam2 Lam Kong
Pak pun menggerutu karena ia sadar tenaga lweekang yang
dimiliki orang ini benar2 luar biasa dan setanding dengan
sipemilik pegadaian Bu- lim.
Iapun segera tertawa lantang. "cayhe adalah putera
tetamu angin geledek Lam Kong Liuw anak murid Siauw
Yau sianseng "Lu ih Beng"
= = ooo - ooo = =
"cittt. . .Cttttt. . . .etitt. . . Aku kira keturunan jago lihai
dari mana. Hmm kendati Hong Loei Khek atau siJagoan
Angin Geledek serta Siauw Yauw sianseng bangkit
kembalipun, aku orang takpandang sebelah matapun dihati.
Hey anjing kecil, lebih baik cepat munculkan diri untuk
menerima kematianmu."
Lam Kong Pak meloncat bangun, telapak tangan
didorong kedepan melancarkan sebuah serangan dahsyat,
beberapa batang lilin kontan terpukul padam disusul
munculnya lima sesosok bayangan manusia.
Lam Kong Pak sudah punya rencana masak dalam
hatinya. ia ingin mempamerkan kepandaiannya, Setelah
menerobos keluar dari ruangan, dengan busungkan dada ia
berjumpalitan ditengah udara, setiap langkah ia mumbul
lima tujuh tombak keangkasa. hanya lima enam langkah
belaka ia sudah mencapai tiga puluh tombak jauhnya.
kemudian berhenti dan berdiri tegak diangkasa,
Angin malam berhembus datang mengibarkan jubah
panjangnya, pemuda itu mirip sekali seperti dewata yang
baru turun dari kahyangan-
Ilmu meringankan tubuh yang maha dahsyat ini bukan
saja membuat keempat orang iblis itu tercekat. sekalipun
dua bersaudara she- Liuw beserta "Toa Lek Sin" sekalipun
dibikin melengak.
Pemimpin dari keempat orang gembong iblis itu tertawa
dingin, jelas ia tidak dibikin jeri oleh demonstrasi itu.
serunya ^ "Hmmm ? Ilmu hitam dari aliran sesat tidak
berharga dipamerkan dihadapan Loo cauwmu"
Lam Kong Pak maju selangkah lebar kedepan dan
melayang turun keatas permukaan tempat berdiri
dihadapan keempat orang gembong iblis itu. setelah
diamatinya beberapa saat ia melihat pemimpin keempat
iblis tersebut mempunyai wajah yang sangat mengerikanrambutnya
hijau dengan alis warna hijau, wajahnya merah
membara bagaikan api, jubahnya mentereng dengan
sulaman naga di belakang pungguug tertancap sebuah panji
besar.
orang kedua memiliki perawakan tinggi besar. tubuhnya
mencapai ketinggian delapan depa. jika dibandingkan
dengan si Malaikat raksasa Loo Liang Jen hampir
seimbang. Dipunggungnya menggembol papan besi kirakira
ratusan kati beratnya.
orang ketiga menggembel senjata sapu terbuat dari baja,
sedangkan orang keempat menggembel golok besar.
Tak usah ditanya lagi keempat orang ini luar biasa dan
memiliki tenaga dahsyat, bahkan kelihatan sekali bukan
sipemilik Pegadaian Bu-lim.
"Malam2 kalian berempat mendatangi benteng Hwie
Him Poo kami, entah apa maksud kalian ?" Tegur Lam
Kong Pak dengan suara berat.
"Loo cauw mendapat perintah dari pang cu kami untuk
menawarkan menyerah buat Liuw bersaudara." jawab
pemimpin empat manusia iblis yang menyebut diri sebagai
Loo- cauw,
"Perkumpulan kami menawarkan kedudukan Tong-cu
buat kalian berdua, Tapi jikalau kalian tak mau menyerah.
maka benteng ini akan kami sapu rata dengan tanah"
"Tolong tanya kalian berasal dari perkumpulan mana. . .
."
"Liok Mao Pang"
(Liok Mao Pang artinya Perkumpulan Bulu Hijau).
"Aaaaah Liuk Mao pang? belum pernah cayhe dengar
akan nama perkumpulan tersebut"
"Bukankah sekarang kau sudah mendengarnya? bukan
saja perkumpulan kami akan menguasai seluruh dunia
persilata. Pegadaian bu-lim yang tersohorpun akan kami
basmi habis kecuali mereka rela menyerah kepada kami "
"Dimanakah alamat perkumpulan kalian?"
"Keparat cilik. terlalu banyak yang kau tanyakan hanya
saja memandang diatas kepandaianmu yang dahsyat
seumpama kau ada maksud menyerah kepada perkumpulan
kami, Loocauw bisa jadi perantaramu untuk mintakan
kedudukan Tong- cu untukmu."
"Dapatkah cayhe mengetahui nama besar anda ?"
"Tong-cu sebelah Utara dari Perkumpulan Bulu Hijau,
Shia Bian Loo cauw atau sikakek moyang berwajah
kepiting Pi Hoo "
"Ehmmmm bagus sekali nama ini hanya saja kendati
kulitnya tebal ( Pi Hoo) sayang tak kuat menahan sebuah
jotosanku "
Dalam pada itu Liuw bersaudara tercekat hatinya,
mereka tahu pada tiga puluh tahun berselang si Kakek
Moyang berwajah kepiting Pi Hoo ini sudah tersohor akan
kekejiannya, waktu itu Tiga manusia Miskin empat
Manusia kaya belum terjun kedalam dunia Kangouw.
"Kau berani menghina Loohu?" Hardik Kakek Moyang
berwajah Kepiting gusar.
Lam Kong Pak tidak menggubris dirinya. ketiga orang
lainnya ia berseru: "Harap kalian bertiga suka
memperkenalkan diri, jadi kalau kugebah pergi nanti
namamu sudah tercatat lebih dahulu"
"Tong-cu ruang sebelah barat Thiat Pan atau si Bangku
Besi Auw Put Kay "
"Siang- cu ruang Timur Thiat Sauw co si Sapu Besi Kiem
Kioe "
"Siang- cu ruang Barat Boe Siang To" atau Tanpa
Tandingan Hong Guan "
"Heee. . .heeeee. . .heee. . . kiranya prajurit2 tak bernama
semua." Jengek Lam Kong Pak sambil tertawa dingin.
Buru-buru Liuw Hwie Sen menowel ujung baju pemuda
tersebut dan melirik sekejap kearahnya, Lam Kong Pak
mengerti maksudnya. jelas gadis itu sedang memberi
kisikan kepadanya kalau orang itu bukan manusia tak
bernama, mereka mempunyai asal usul yang besar
Lam Kong Pak sudah menjajal kekuatan mereka sewaktu
masih berada dalam tadi, dapat mengetahui apabila
kepandaian silat dari Kakek moyang berwajah kepiting ini
kendati lumayan, tetapi masih terpaut sangat jauh darinya.
Kemudian ia meninjau pula situasi yang tertera didepan
mata, ia merasa tidak seharusnya mengulur waktu terlalu
banyak. Sebab mereka belum tahu sudah kedatangan
beberapa musuh pada saat itu, seandainya cuma empat
manusia yang ada didepan mata saja, kepadaian Liuw
bersaudara ditambah Siauw Ang serta Si Malaikat raksasa
sudah cukup untuk merobohkan keempat orang ini, lain hal
jikalau ditempat kegelapan masih banyak orang.
oleh sebab itu pemuda kita segera ambil keputusan untuk
menyelesaikan pertarungan ini secepat mngkin- ujarnya:
"Aku Lam Kong Pak sekarang berada disini, kalian berani
datang cari gara2 ini sama artinya sedang memusuhi diriku.
Hmmm Jikalau kalian berempat bisa mengundurkan diri
dari Benteng ini dalam keadaan selamat chayhe. . . ."
"Haaaaa. . . .haaa^. . . .haaaa. ..." si Kakek Moyang
Berwajah kepiting mendongak tertawa tergelak. "Keparat
cilik lebih baik kurangi impianmu disiang hari bolong, kalau
aku Loo- cauw tidak datang sih tidak mengapa sekarang
sudah tiba disini, , sebelum benteng Hwie Him Poo
menyerah tak akan mengundurkan diri. Aku lihat baik kau
ikuti saja Loo-cauw"
Sembari berkata orang itu melepaskan panji besar yang
tersoreng dipunggungnya.
Tiang bendera itu panjangnya lima depa dengan besar
selengan bocah. cahaya keemas memancar keluar
menyilaukan mata, jelas terbuat dari baja yang susah dicari
dikolong langit,
cukup ditinjau dari senjata aneh yang digunakan,
membuktikan kalau si Kakek Moyang berwajah kepiting ini
bukan manusia sembarangan-
Ketika itu, tiga orang gembong iblis lainnya telah
meloloskan senjata tajamnya.
Dua bersaudara she- Liuw serta Siauw Ang
menggunakan pedang, Loo Liang Jen tangan kosong,
sedangkan Lam Kong Pak mengeluarkan tanduk tunggal
naga saktinya.
Begitu ia mengeluarkan tanduk naga tersebut si kakek
Moyang berwajah kepiting berdiri tertegun, ia tahu benda
tersebut btukan Suatu senjata yang biasa2 saja.
Dalam pada itu dari sekeliling ruangan mulai
bermunculan bayangan musuh yang segera mengurung
seluruh kalangan-
Melihat musuh mulai bermunculan, Liuw Hauw Siang
mengeluarkan sumpritan istimewanya memperdengarkan
suitan tiga kali panjang dua kali pendek. dari benteng Hwie
Him Poo segera muncul cahaya lampu yang menerangi
seluruh kalangan, dari tempat luar merekapun mengurung
datang.
Menjumpai anak buah orang lain telah dipersiapkan
dengan begitu rapi, sikakek moyang berwajah kepiting sadar
serangannya malam ini ada kemungkinan menjumpai
kegagalan- ia sepera membentak keras: "Hong siang-cu.
Kiem siang-cu ringkus Liuw Hauw Siang dua bersaudara "
Si Sapu Besi Kien Kioe serta Golok tanpa tandingan
mengiakan dan berbareng maju kedepan, si Sapu Besi
menerjang Liuw Hiuw Siagg sedangkan golok tanpa
tandingan menubruk Liuw Hwie Yen.
Senjata yang digunakan Liuw bersaudara adalah pedang,
dalam soal senjata tajam mereka sudah menderita rugi,
Sapu besi serta golok besar berkepala setan merupakan
senjata berat. dengan pedang yang ringan mereka tak berani
menyambut serangan lawan dengan keras lawan keras.
Sekalipun begitu, dalam soal jurus serangan Liuw
bersaudara tidak kalah dari musuh, maka dari itu begitu
menyerang mereka bisa berbagi dalam posisi bertahan dan
menyerang. suatu pertarungan sengitpun segera berlangsung
.
Sementara itu be-ratus2 tokoh lihay pelindung benteng
Hwie Him Poo telah mengurung seluruh kalangan rapat2,
golok dicabut keluar dari sarungnya, anak panah dipasang
gendewa. hawa pembunuhan meliputi seluruh angkasa,
setiap saat banjir darah bisa terjadi.
Si Sapu Besi Klem Kioe sudah melakukan kejahatan bersama2
sikakek Moyang Berwajah Kepiting Pi Hoopada tiga
puluh tahun berselang, sebuah senjata sapunya dimainkan
begitu dahsyat. sehingga daerah sekitar satu tombak lima
enam depa terkurung dalam bayangan senjatanya.
Terdengar angin serangan men-deru2, atap rumah
beterbangan memenuhi angkasa. Walaupun Liuw Hauw
Seng telah mengeluarkan kepandaian Hwie Him Pat Sih
untuk mempertahankan diri. ia gagal merebut diatas angin,
sebab diatas senjata ia sudah menderita rugi terlebih dahulu.
Liuw Hwie Yen yang harus menghadapi Golok Tanpa
tandingan Hong Goan keadaannya makin payah,
bagaimanapun anak perempuan tak bisa menangkan tenaga
lelaki, setelah ratusan jurus lewat keringat sebesar kedelai
mulai mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.
SiBangku Besi Auw Pat Kay yang melihat rekan2nya
sudah turun tangan- ia jadi gatal. kepada si Malaekat
Raksasa Loo Liang Jen segera tantangnya: "Hey kerbau
dungu kita jangan menganggur terus2an, coba terima dulu
bagaimana rasanya digebuk oleh bangku besi dari Loayamu
ini."
Begitu berkata hendak bertarung serangan tiba, orang ini
sama sekali tidak membicarakan soal peraturan Bu- lim,
Papan bangku besi yang beratnya ada tiga ratus kati diirirgi
desiran angin yang memekikan telinga menghantam batok
kepala Loo Liang Jen.
Malaikat raksasa she- Loo bukan manusia sembarangania
tidak berkelit maupun menghindar. lengannya dengan
cepat disodokkan keatas papan besi itu.
"Loo-tua, kau jangan- . . ." sebelum peringatan dari Lam
Kong Pak selesai diutarakan, lengan Loo Liang Jen sudah
saling beradu dengan papan besi tersebut.
"Traaaang. ..." diiringi bentrokan keras yang
menggetarkan seluruh ruangan, masing2 pihak mundur tiga
langkah kebelakang.
Melihat kedahsyatan Loo Liang Jen dalam menghadapi
musuhnya dengan tangan kosong, tokoh lihay dari benteng
Hwie Him Poo mengurung disekeliling tempat itu ber-sorak
memuji.
Diam2 sibangku besi Auw Put Kay terkejut. sejak ia
terjunkan diri kedalam dunia persilatan belum pernah
menjumpai manusia yang memiliki tenaga dalam lebih
dahsyat dirinya, tak disangka pada malam ini muncul
seorang manusia luar biasa yang menggunakan
kempalangan papan besinya dengan lengan kanan bahkan
sama sekali tidak berada dibawah angin, bahkan yang lebih
hebat lengan sendiri terasa linu dan sakit.
Ia sedikit tidak percaya atas apa yang dirasanya barusan,
sembari tertawa dingin segera, serunya:
"Keparat cilik, aku lihat sejak dilahirkan kau sudah
makan nasi, mari. . . mari. . .mari.. terima kembali sebuah
kemplangan papan bangkuku. . . ."
"Bluuum. . . ." kali ini dengan disertai tenaga lebih beban
ia menghantam kembali batok kepala simalaekat raksasa.
Sejak dilahirkan Loo Liang Jen sudah memiliki tenaga
dalam yang luar biasa, dibandingkan dengan kepandaian
Kiem Tong Kang Thiat Puh San serta kepandaian ilmu
kebal yang dipelajari cap San Thay Poo jauh lebih hebat
lagi, dalam pertarungan yang dihaiapinya se-hari2, jarang
sekali ia menjumpai musuh yang seimbang, sekarang
menjumpai orang yang memiliki tenaga hampir seimbang
dengan tenaganya, timbul keinginan untuk saling beradu
tenaga.
Dengan mulut membungkam, kembali ia ayunkan
lengan kanannya untuk menyambut kedatangan papan
bangku tersebut.
"Traaaang. . . ." sekali lagi terjadi bentrokan keras yang
menimbulkan suara tajam. masing2 pihak mundur tiga
langkah kebelakang, beberapa buah ubin kena diinjak retak,
Menjumpai papan besinya sedikit gumpil dalam
bentrokan barusan sipapan besi sangat kaget dan hatinya
tercekat. pikirnya: "Mungkinkah keparat cilik ini ditempa
dari baja murni yang tahan pukulan ?"
Tanpa berpikir panjang lagi ia kumpulkan sepuluh
bagian tenaga murninya dan sekali lagi menghajar kemuka.
"Keparat cilik, lihat serangan "
Loo Liang Jen adalah seorang tolol. kembali ia
menggunakan tangan yang sama untuk menyambut
datangnya serangan itu. Siapa sangka sipapan besi tahu
lihay. ia tidak berani menyambut lagi serangan itu dengan
keras lawan keras.
Menanti papan besinya mencapai satu depa diatas batok
kepala Loo Liang Jen, mendadak senjata itu membentuk
gerakan setengah busur menyapu pinggang si malaikat
raksasa. Liang Jen tidak menyangka pihak lawan
menggunakan siasat.
"Bluuuum. . .,"
Dengan telak serangan tadi bersarang dipinggangnya
membuat lelaki raksasa ini mundur lima langkah
kebelakang, sekalipun begitu si Papan besi pun ikut mundur
dua langkah kebelakang.
Dengan adanya kejadian ini bukan saja gusarkan Loo
Liang Jen, bahkan sipapan bangku besi serta Kakek
Moyang berwajah kepiting punjadi amat terperanjat. sebab
mereka sadar kemplangannya barusan sedikit berkekuatan
ratusan kati,
Seandainya serangan tadi bersarang diatas kepala jagoan
biasa, niscaya badan orang itu akan hancur berantakan-
Sebaliknya Loo Liang Jen sama sekali tidak menderita
luka.
Sementara itu Lam Kong Pak mendengus, ia membenci
sipapan bangku besi menggunakan siasat licik bentaknya
gusar: "Loo situa, tangkap bangsat itu "
"Baik, sauw-ya "
Bagaikan tubrukan harimau Loo Liang Jen menubruk
kearah sipapan kursi besi merasakan datangnya serangan
amat dahsyat
si bangku besi Auw Pat Kay terkesiap. ia tahu asaikan
badannya kena ditangkap niscaya akan hancur berantakan.
Sibangku besi membentak keras, ia menyapu tubuh
bagian bawah Loo Liang Jen, lalu mengambil kesempatan
itu menyingkir tiga langkah kesamping.
Siapa sangka Loo Liang Jen bisa menduga akan maksud
tujuannya bukan saja ia tidak menghindar dari kemplangan
papan bangku itu tubah nyamalah menubruk kedepan-
Badannya sembilan depa, lengannya panjang melebihi
empat lima depa, dimana ia menubruk kedepan mendadak
terdengar suara bentrokan keras bergema memenuhi
angkasa
"Bluuuuuu.mm..." Sebuah serangan dengan telak
bersarang ditubuh manusia raksasa ini membuat ia
membentak keras. dengan gerakan yang tidak berubah ia
mencengkeram bahu si bangku besi.
Bangku besi kontan merasakan bahunva sakit bagaikan
hancur berantakan dihantam martil besi. namun iapun
terhitung seorang jagoan lihay, sekalipun sakit dia tidak
berteriak.
Melihat rekannya terluka. Si Kakek Moyang berwajah
kepiting kaget. ia segera meloncat kedepan menghampiri
punggung Loo Liang JenLam
Kong Pak yang ada disisi kalangan sama sekali
tidak menyangka orang itu bisa melancarkan serangan
bokongan, untuk menolong tidak sempat lagi.
Begitu tiba dibelakang panggung Loo Liang Jen si kakek
moyang berwajah kepiting ini mengayunkan tangannya
menghajar bahu si Malaikat raksasa tersebut, namun tidak
gemilang, rasa terkejutnya bukan alang kepalang, mengerti
dirinya sudah terlalu memandang rendah pihak lawan-
Tenaga pukulannya segera ditambahi dengan tiga bagian
kemudian sekali lagi dihantam keatas tubuh raksasa
tersebut. badan Loo Liang Jen yang tinggi besar tergetar
mundur sampai satu tombak jauhnya dan jatuh terduduk
keatas tanah.
"Bangsat tua berwajah merah beraninya membokong
dari belakang, terhitung jagoan mana kau? mari mari mari
kita coba sekali lagi"
Loo Liang Jen tidak tahu lihay, ia siap untuk kembali
kedepan. Padahal dalam kenyataan seandainya sikakek
moyang berwajah kepiting ingin melukai dirinya gampang
bagaikan membaliki tangan sendiri.
"Loo tua ayoh cepat mundur kebelakang" bentak Lam
Kong Pak keras2.
"Siauw-ya mungkin kau tak sanggup menghadapi
dirinya, kekuatan dari bangsat tua berwajah merah ini
sangat luar biasa"
"Aku suruh kau mengundurkan diri ayo cepat
mengundurkan diri. tak usah banyak bicara lagi "
Air muka Lam Kong Pak membesi kemudian lambat2 ia
mendekati sikakek moyang berwajah kepiting.
Ketika itu pertarungan antara dua bersaudara she Liuw
melawan si Sapu besi serta goloK tanpa tandingan sudah
mencapai puncak ketegangan, walaupun dalam hal jurus
serangan dua bersaudara she-Liuw duduk di-atas angin,
namun dalam tenaga serta senjata mereka menderita rugi,
sampai saat ini keadaan masih seimbang.
Lam Kong Pak berjalan terus kedepan dan berhenti lima
langkah dihadapan si Kakek moyang berwajah kepiting itu.
tegurnya dengan suara berat: "Aku Lam Kong Pak bukan
sengaja menggertak atau menakut2i dirimu, terus terang
saja kuberitahukan kepadamu, kepandaianmu masih
terpaut sangatjauh, pulang dan laporkan kepada pangcumu,
suruh ia datang sendiri mencari aku "
"Heeeee. . .heeee. . . .hereee. . .keparat cilik kau tidak
takut lidahmu putus disambar geledek kau anggap pangcu
kami manusia sebangsa apa, enak benar kau si anjing kecil
pentang bacot "
"Sekali lagi cayhe peringatkan dirimu, jikalau kau berani
membangkang lagi. jangan salahkan kalau cayhe tidak
sungkan2 lagi menghadapi dirimu"
"Haaaa. . .haaaa. . .haaaaa. ..." si Kakek moyang
berwajah kepiting tertawa tergelak.
"Jangan dikata kau, sekalipun ayahmu siJagoan Angin
Geledek serta gurumu Siauw Sianseng turun tangan
berbareng pun takkan sanggup menerima seratus jurus
serangan dari aku si Loo-cauw "
"Bagaimana kalau kepandaian anda dibandingkan
dengan kepandaian sipemilik Pegadaian Bu-lim?"
"Pemilik Pegadaian Bu-lim ?"
"hmmmm "
"Apa kau bisa , . ."
"Tidak percaya bukan?"
"Sekalipun harus pejamkan mata aku si Loo cauw bisa
menghitung berapa banyak usus yang kau miliki buat apa
kau mengibul??"
"Tahukah kau benda apa yang berada ditanganku saat
ini?" sembari berkata Lam Kong Pak unjukkan tanduk
naganya.
"sebuah tanduk binatang apa anehnya. Hmmm anjing
kecil, kau... ."
Lam Kong Pak membentak keras, dengan kecepatan
yang sukar dibayangkan dengan kecepatan yang sukar
dibayangkan dengan kata2 ia menerjang kedepan sembari
melancarkan serangan-
Dimana angin pukulan menderu tampak bayangan
manusia berkelebat lewat laksana kilat. Dalam sekejap mata
ia sudah mengitar sikakek moyang berwajah kepiting
sebanyak empat kali.
"Plaaaaak. . .plooook " diiringi gaplokan nyaring. pipi
sikakek moyang berwajah Kepiting sudah digaplok sampai
membengkak. dengan sempoyongan ia mundur tiga
langkah kebelakang, dari ujung mulutnya masih menetes
keluar darah segar. Untuk beberapa saat lamanya ia berdiri
tertegun diatas tanah.
Serangan ini benar2 luar biasa dan mengejutkan hati
manusia, dari empat penjuru segera berkumandang suara
sorak-sorai memuji.
Pengalaman sikakek moyang berwajah kepiting amat
luas. ia tahu dengan andalkan kepandaian yang dimiliki
lawannya ia bukan tandingan, sambil tertawa seram ia
segera berteriak: "Silahkan Than-cu munculkan diri"
Belum habis ia berteriak. dari sepuluh tombak jauhnya
berkumandang ujung baju tersampok angin- segulung
bayangan darah meluncur datang dengan cepatnya.
Dalam sekejap mata dihadapan pemuda kita telah berdiri
seorang nyonya muda yang amat cantik sekali memakai
baju warna merah.
Lam Kong Pak keheranan dibuatnya. Ternyata nyonya
muda itu baru berusia dua puluh empat, lima tahunanwajah
dengan alis yang melentik bagaikan pohon liuw.
pinggangnya ramping dan wajahnya bersih. polos sama
sekali tidak membawa kegenitan ataupun kecabulan-
Dengan wajah penuh senyuman- nyonya itu menegur:
"Bukankah kau adalah sang Bengcu yang menangkan
seluruh pertarungan dalam pertemuan para jago tempo
dulu?"
"Tidak berani, tidak berani. cayhe Lam Kong Pak
adanya "
"Emmmm sungguh tepat sekali tamparan yang barusan
kau lepaskan terhadap anak buahku itu."
Lam Kong Pak tertegun, bahkan sikakek moyang
berwajah kepiting pun berubah hebat air mukanya.
sekalipun ia mendongkol namun berhubung peraturan
perkumpulan Liok Mao Pang amat ketat, berada dihadapan
seorang Tong-cu ia tak berani berkutik.
"Apa maksud anda dengan ucapan tersebut?" dengan
tidak mengerti Lam Kong Pak bertanya.
Nyonya cantik itu tersenyum alisnya melentik dengan
biji mata yang bening bagaikan air telaga, sekalipun
simalaikat raksasa Loo Liang Jen seorang dungu pun jadi
terpesona dibuatnya.
Diam2 Lam Kong Pak mengakui baik kecantikan
maupun potongan badan nyonya muda ini tidak berada
dibawah kecantikan Liuw Hwie Yen, Pek-li Siang, cioe clen
clen serta cu Li Yap sekalian- bahkan ia membawa
keagungan yang tidak berani dipandang enteng oleh orang
lain-
"Pi Tong-cu bicara tidak genah. menuduh dan memaki
orang seenaknya. apakah kau salah menggaplok orang ?"
Suaranya merdu menawan hati, nyaring dan lembut
merangsang setiap manusia, membuat orang terpesona dan
tergiur.
Mendadak Liuw Hauw Siang membentak keras. . .
."Traaaaaang. ..." diiringi bentrokan keras, percikan bunga
api memenuhi angkasa, diikuti jurus terakhir dari "Hwie
Him Pat Sih" dilepaskan mengancam jalan darah Hongwie-
hiat diatas tubuh si sapu besi Kiem Kioe.
Pada waktu itu Sis apu besi Klem Kioe sudah kehabisan
tenaga, untuk menghindar sudah tidak sempat lagi. gagang
sapu besinya disodok keatas bahu Liuw Hauw Siang.
Semua kejadian ini berlangsung dalam sekejap mata.
Lam Kong Pak ingin menolong tapi tak sempat lagi.
Terdengar dua kali dengusan berat menggema diangkasa,
bahu Liuw Hauw Siang kena disodok sehingga pakaiannya
hancur, darah segar mengucur keluar membasahi tubuhnya.
sedangkan sisapu sendiri walaupun jalan darah Hong-wie
niatnya tidak sampai tertotok, namun kulitnyapun terluka
sehingga mengluarkan darah segar. Masing2 pihak mundur
lima, enam langkah kebelakang baru berhenti, napas
mereka ter-egah2 bagaikan kerbau.
"Dua bersaudara she Liuw ini apakah sahabatmu ?" tiba2
nyonya cantik itu bertanya.
"sedikitpun tidak salah"
"Aku sangat mengagumi dua bersaudara she Liuw itu,
ternyata mereka memiliki seorang sahabat yang begitu setia
kawan dan suka membantu mereka menghadapi musuh
tangguh"
"Antara sesama kawan sudah sepantasnya saling bantu
membantu."
Mendadak. . .
si Golok Tanpa Tandingan serta Liuw Hwie Yen pun
membentak berbareng. jelas mereka pun hendak
menentukan kalah menang daLam jurus terakhir ini.
Sementara Lam Kong Pak siap maju kedepan memberi
bantuan, mendadak nyonya muda itu membentak nyaring:
"Hong siangcu, tahan "
Bentakan tersebut walaupun merdu dan halus namun
disertai suatu kewibawaan yang besar, buru2 sigolok tanpa
tandingan membuyarkan serangannya sambil mundur tiga
langkah kebelakang.
Siapa sangka ketika itu Liuw Hwie Yen sedang
melancarkan sebuah jurus serangan yang keji dan telengas,
tidak sempat baginya untuk menarik kembali serangan tadi.
Lagi pula ia berjulukan Tiauw San tangan beracun, tentu
saja perbuatannya telengas, pedangnya bagaikan pelangi
dengan jurus Thian Gouw Li Teh" atau Kerbau Baja
Membajak tanah menusuk paha sigolok tanpa tandingan-
Si Golok tanpa tandingan walaupun seorang gembong
iblis, namun sangat taat dengan perintah atasannya,
mendengar Than-cu mereka memerintahkan ia berhenti
menyerang.
Semua kejadian segera pasrah, sambil gertak gigi ia
terima datangnya tusukan dengan terbuka.
Liuw Hwie Yen makin ganas, ia cabut pedangnya dari
atas paha kemudian menusuk pinggang Golok tanpa
tandingan itu.
Suara bentakan itu tidak keras namun di sertai oleh suatu
kewibawaan yang terbantahkan oleh siapapun, dengan
cepat Liu Hwie Yen tarik kembali serangannya sambil
mundur tiga langkah kebelakang.
"Siapa anda?? ?" tegurnya kepada nyonya cantik itu.
Perempuan tersebut. sambil berpaling ke-arah Lam Kong
Pak ia berkata "Tanya saja kepadanya "
"Tanya aku?" kali ini Lam Kong Pak yang dibikin
tertegun- "cayhe hanya tahu nona adalah anggota
perkumpulan Liok Mao Pang, dan tidak tahu. . . ."
"Itu sudah cukup buat kalian, bukankah nona Liuw ingin
mengetahui soal ini?"
"Hmmm apa maksudmu menerobos benteng kami
ditengah malam buta ?" tegur gadis she Liuw itu kembali
sambil mendengus dingin.
Nyonya muda itu tersenyum manis terhadap Lam Kong
Pak. membuat pemuda itu jadi tertegun dan timbul suatu
pikiran aneh benaknya.
"Selama hidup aku Lam Kong Pak kurang senang main
perempuan" pikirnya dalam hati. "Mengapa aku bisa
mempunyai perasaan aneh malam ini berhadapan dengan
nyonya muda ini?"
"Nona Liuw betul2 lihay," terdengar nyonya muda itu
memuji sambil tertawa. "Tidak memalukan disebut Tiauw
San tangan Beracun"
"Kau tak usah bicara kemari menghindari pembicaraan
pokok. nonamu sedang bertanya kepadamu apa maksud
kalian malam2 menerobos kedalam benteng kami?"
"Pun Than-cu mendapat perintah untuk datang kemari,
sedangkan mengenai apa maksud Pangcu kami. Pun Thancu
kurang tahu"
"Lalu apa yang kau kehendaki ?"
"Menasehati kalian berdua agar mau menyerah kepada
perkumpulan kami "
"Tahukah kau apa yang dipikirkan kami dua
bersaudara?"
"Itu urusan pribadi kalian berdua, nonamu mana tahu"
Setelah nyonya muda itu mengaku dirinya sebagai nona,
Lam Kong Pak pun baru tahu kalau orang lain masih
seorang gadis.
Bahkan sewaktu berbicara senyuman selalu menghiasi
wajahnya,
Liuw Hwie Yen kembali tertawa dingin tiada hentinya.
"Sekalipun pangcu perkumpulan Liok mao Pang
mengundurkan diri dan menyerahkan kedudukan pangcu
itu buat kami berdua pun kami tak bakal sudi menerimanya
?"
"Kau bisa mempunyai semangat seperti ini boleh dikata
patut dipuji patut diberi selamat," kembali perempuan
cantik itu tertawa,
"Inilah dinamakan setiap manusia mempunyai kemauan
yang berbeda. nonamu sangat mengagumi sikap serta
pendirian kalian-"
Kali ini Lam Kong Pak yang dibikin tertegun sehabis
mendengar ucapan itu, segera tanyanya: "Lalu apa maksud
dan tujuan nona datang kemari?"
"Menasehati liuw bersaudara antuk menyerah dan
menggabungkan diri dengan perkumpulan kami"
"Seandainva orang lain tidak sudi menyerah?"
"Kami akan pulang untuk memberi laporan"
"Than-cu" mendadak sikakek moyang berwajah kepiting
menimbrung dari samping, "Bukankah masalah ini sudah
Hu Pangcu serahkan tanggung jawabnya kepada Than-cu ?
Hal ini sama artinya bila keadaan memaksa kita boleh
menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah ini.
..."
"Pi Tong-cu " tukas perempuan cantik itu tiba2, "Tugas
ini atas tanggung jawabmu atau tanggung jawabku? "
“Harap Than-cu jangan gusar, aku orang mengakui telah
salah bicara "
Sejak itu si Kakek Moyang berwajah Kepiting tidak
berani bicara lagi, ia membungkam seribu bahasa.,
dalam hati kecilnya Lam Kong Pak mengerti amat jelas,
dengan apa yang diutarakan si Kakek Moyang berwajah
kepiting sewaktu munculkan diri tadi. tujuan kedatangan
mereka kali ini tentu hendak menyapu rata benteng Hwie
Him Poo. Tentu saja lain halnya kalau dua bersaudara she
Liuw tunduk dan menggabungkah diri dengan
perkumpulan Liok Mao Pang.
"Kalau begitu anda boleh pulang. maaf kami tak bisa
menghantar lebih jauh" seru Liuw Hwie Yen cepat.
Gadis ini dengan cepat mengusir temannya, sebab ia
melihat baik kecantikan maupun potongan badan
perempuan berbaju merah ini jauh melebihi dirinya, bahkan
terhadap Lam Kong Pak sangat bersababat. tentu saja
sebagai seorang wanita yang menaruh hati pula kepada
pemuda tersebut, ia merasa cemburu bercampur iri.
Perempuan cantik itu segera tersenyum, ujarnya lirih:
"Nona Liuw, kalau kau bisa bersabar dan berlaku sungkan
lagi, maka tindakanmu ini akan mendatangkan kebaikan
untukmu "
Ia berpaling dan kepadalam Kong Pak tambahnya: "Dua
bersaudara she-Liuw tak dapat menghantar kepergianku,
Lam Kong sauw-hiap. kau bisa bukan mewakili sang tuan
rumah untuk menghantar kepergian tetamunya? "
Lam Kong Pak tertegun, bicara sesungguhnya ia merasa
gadis ini merupakan sekuntum bunga teratai yang tumbuh
ditempat yang kotor, namun sama sekali tak ternoda.
mendatangkan rasa hormat dihati orang. tak kuasa lagi ia
mengangguk. "Tiada halangan bagiku untuk menghantar
kepergianmu. Nah silahkan."
"Tunggu sebentar" mendadak Liuw Hwie Yen
menghardik, setelah mendengus dingin terusnya: "Kau
anggap benteng Hwie Him Poo adalah suatu daerah bebas
dalam dunia persilatan yang bisa didatangi sesuka hati dan
ditinggalkan kalau sudah bosan? terima dulu tiga buah
seranganku sebelum pergi"
"Nona Liuw aku lihat lebih baik tak usah kita bergebrak
dengan menggunakan kekerasan" kata gadis berbaju merah
itu sambil tersenyum, ia sama sekali tak dibikin gusar oleh
tantangan tadi.
"Bagaimana, kau tidak berani? "
"Berani juga boleh, tidak berani juga boleh. nonamu
tidak ingin bergebrak menggunakan kekerasan dengan
dirimu “
“Hmmm sekalipun kau tidak maupun harus mau"
Dalam hati kecil Lam Kong Pak sadar bahwasanya Liuw
Hwie Yen bukan tandingan orang lain, cukup ditinjau dari
ilmu meringankan tubuh yang diperlihatkan sewaktu
munculkan diri tadi sudah dapat ditarik kesimpulan kalau
kepandaiannya jauh lebih tinggi berlipat kali dari gadis she-
Liuw itu. Namun Lam Kong Pak tidak mengerti mengapa
perempuan itu bersikap demikian sungkan terhadap
mereka.
Lambat2 perempuan berbaju merah itu putar badan,
akhirnya ia mengangguk.
"Baiklah, daripada membantah lebih baik kuterima
tantangan itu"
"Tunggu sebentar" mendadak Lam Kong Pak berseru
sambil maju selangkah kedepan.
"Bagaimana kalau aku mewakili nona Liuw menerima
beberapa jurus seranganmu? "
Kembali dara berbaju merah itu tertegun. kemudian ia
mengangguk.
"Sama saja, sama saja. hanya saja kau harus mengalah
kepadaku."
Padahal, pada saat ini Lam Kong Pak sudah menaruh
simpatik terhadap dara berbaju merah ini, sekalipun gadis
itu tidak berkata demikian, iapun tidak bakal turun tangan
keji terhadapnya.
"Nona. silahkan-"
Lam Kong Pak segera membuka tubuhnya dan menanti
dengan sikap tenang.
"Lihat serangan" diiringi suara bentakan keras, gadis itu
meloncat tiga tombak keangkasa bagaikan segumpal awan
merah. telapak tangan disertai desiran angin meluncur
kebawah menggulung bagian atas Lam Kong Pak.
Diam2 pemuda kita mengangguk. ia sadar ilmu silat
yang dimiliki gadis ini jauh lebih lihay berkali2 lipat
daripada kepandaian dari cioe ci Kang itu Ketua
Perkampungan Toa Loo San-cung badannya segera
meloncat berputar melampaui gadis tersebut kemudian
merandek sejenak ditengah udara.
Dua gulung desiran angin serangan diiringi suitan tajam
meluncur kebawah. "Tas. . .tars tasss. . ." Dengan telak dua
biji genteng diatas bangunan rumah dihadapan Liuw Hwie
Yen tertembus oleh serangan tadi dan seketika berlubang.
Liuw Hwie Yen terkesiap. saat ini ia baru mengakui
kalau kepandaian gadis berbaju merah itu sungguh jauh
lebih lihay berkali2 lipat dari kepandaiannya, diam2 ia
membenci pada diri sendiri.
"Ilmu silat Bu-lim Bengcu benar2 luar biasa, nonamu
mengaku kalah . ." Seru gadis berbaju merah tadi sambil
melayang permukaan tanah.
"Mana, mana. . ." Lam Kong Pak pun melayang turun
keatas tanah. "Nona, silahkan"
Dara berbaju merah itu tidak bicara apa segera
memimpin anak buahnya berlalu terlebih dulu keluar
Benteng. Para jagonya kendati dibikin kebingungan namun
tiada seorangpun yang berani bicara.
Terutama sekali sikakek moyang berwajah Kepiting
beserta si sapu besi Auw Put Kay yang merupakan tokoh
lihay dalam Bu-lim, diam2 mereka gemas setelah dilihatnya
Thancu mereka mengundurkah diri tanpa melakukan suatu
gerakanpun.
LAM KONG PAK menghantar mereka sampai keluar
dari Benteng, sementara mau balik mendadak sidara
berbaju merah itu berkata kenada si Kakek Moyang
Berwajah Kepiting sekalian: "Tong-cu berdua harap
berjalan selangkah lebih dahulu dengan membawa serta
mereka. Pun Than-cu segera akan menyusul"
"Nona masih ada urusan^ apa lagi? " Pemudalam Kong
segera bertanya.
"Tak ada urusan lain aku hanya merasa Lam Kong
Sauwhiap terlalu tidak pandang sebelah matapun terhadap
diriku, bertanya namaku pun tidak"
Mengingat ucapan itu cengli juga , Lam Kong Pak
dengan wajah memerah segera bertanya: "cayhe kurang
hormat, nona jangan mentertawakan diriku. tolong tanya
siapa nama nona. ."
"Aku bernama Yu chen, dengan julukan 'si Hiat ciang
oh' berdarah “
“oooow kiranya nona Yu. Selamat tinggal"
Lam Kong Pak segera menjura dan sikap kembali
kedalam benteng.
"Tunggu sebentar " Kembali si ciang oh berdarah
berseru. "Tahukah kau bahwa tindak tandukku ini hari
sudah melanggar peraturan Perkumpulanku? "
Lam Kong Pak membungkam, karena ia tahu pihak
lawan bukan sedang berdusta, dengan kekejian serta
kekejaman orang2 perkumpulan Llok Mao Pang, tidak
mungkin mereka bisa bersikap demikian sungkan terhadap
pihak benteng Hwie Him Poo, jelas tindakan ini atas
keputusan dari ciang oh berdarah sendiri.
"Lalu apa sebabnya nona Yu sengaja melanggar
peraturan perkumpulanmu yang sudah jadi ketetapan? . . ."
"Apa kau masih tak tahu? Aku berbuat demikian karena
kau “
“Karena aku? " seru Lam Kong Pak, ia tertegun.
"cayhepun baru pertama kali ini berkelana seCara resmi
dengan dua bersaudara she-Liuw dari benteng Hwie Him
Poo entah apa maksud nona Yu mengatakan bahwa
perbuatanmu ini dilakukan karena aku? " Merah padam
selembar wajah ciang oh berdarah.
"Dengan tabiat serta tingkah lakumu, tak mungkin kau
berpeluk tangan membiarkan orang lain menyapu rata
benteng Hwie Him Poo, kau pasti akan campur tangan-
Walaupun aku bukan tandinganmu namun dengan dua tiga
orang bekerja sama, belum tentu yang menderita rugi
adalah pihak kami, bukankah dengan demikian jago2
lainnya dengan gampang dan leluasa bisa membasmi
seluruh anggota benteng yang ada."
"Aku rasa urusan tak akan terjadi segampang itu " jengek
Lam Kong Pak sambil tertawa dingin-
"Jadi kau tidak percaya? Aaaaai. . ." ciang oh berdarah
menghela napas dalam2, "Dari perkumpulan kami malam
ini telah diutus tiga puluh orang tokoh lihay, sisanya sudah
berkumpul dan memasang jebakan disekitar benteng, begitu
melihat Cahaya api mereka akan segera menerjang kedalam
untuk membantu Kami. Semua persiapan telah diatur rapi
kalau tidak perCaya kau boleh pulang dan melakukan
pemeriksaan sendiri"
"Aaaaah kiranya begitu." Sekarang Lam Kong Pak baru
perCaya. "Lalu, apa sebabnya kau lalaikan tugasmu
ditengah jalan? "
"Bukankah barusan sudah kukatakan-aku berbuat
demikian karena kau “
“Aku. . .aku tidak ingin menerima budi kebaikanmu ini"
"Terus terang kuberitahu kepadaku. berhUbUng aku
tidak ingin terjadi bentrokan seCara langsUng dengan
kalian, maka dengan menempuh bahaya dihUkum oleh
Pangcu, ku perintahkan mereka untuk segera
mengundurkan diri “
“Tapi, nanti setelah kau pulang bukankah. . . ."
"Soal ini kau tak usah turut Campur. asal kan kau tabu
akan jerih payahku ini sudah lebih dari Cukup "
Walaupun dalam hati Lam Kong Pak sangat terharu,
namun ia tidak berani mengutarakan perasaan tersebut
keluar, sebab ia sudah berlaku was-was dan tidak berani
mendekat perbuatannya akan mendatangkan kerepotan
baginya. "Adik Pak. aku boleh panggil dirimu dengan
sebutan ini. bukan? ? ? ? . ....."
"Kau tidak senang mempunyai enci seperti aku? ? Aku
tahu, kau tentu menganggap aku adalah perempuan
murahan yang sudah bejad moralnya bukan? padabal
sampai detik ini encimu masih suci bersih dan tetap tak
ternoda, hingga kini aku masih. ..."
Kata selanjutnya tidak diteruskan-setelah sejenak
tambahnya: "Kau takut nona Liuw menyalahkan dirimu? ?
? "
"Tidak cayhe sudah berkata, kita baru berkenalan untuk
pertama kalinya, tak bisa dibicarakan adanya suatu
hubungan istimewa”
“Kalau begitu kau tentu sudah punya. . . .”
“Benar, bahkan tidak cuma seorang.”
“Apa? tidak cuma seorang? ? ”
“Ehmmmm "
"Dapat Kau beritahukan kepada cici, berapa orang nona
yang sudah menjadi milikmu? ”
“Soal ini. . . ."
"Kau takut aku mengacau dari tengah? "
"Tidak aku tidak punya ingatan yang begitu jelek atas
dirimu "
"Kalau kesanmu terhadap diriku amat jelek? "
"Mungkin aku tak akan membiarkan kau mengundurkan
diri dari benteng Hwie Him Poo dalam keadaan selamat "
"Aku percaya. sebab kau benar memiliki kekuatan untuk
berbuat demikian "
Buru2 Lam Kong Pak mengalihkan pokok pembicaraan
kesoal lain, ujarnya: "Nona Yu, dapatkah kau beritahu
kepadaku dimanakah alamat markas besar perkumpulan
kalian dan siapakah pangcumu? "
"Boleh tapi kau harus mengubah sebutanmu terhadap
diriku."
Kembali Lam Kong Pak membungkam, ia lebih rela
untuk sementara tak tahu akan persoalan itu daripada
mencari kerepotan buat diri sendiri.
Melihat pemuda itu tidak mau memanggil dirinya
dengan sebutan "Enci" si ciang oh berdarah menghela nafas
panjang.
"Aaaaaaai. . . .dalam kenyataan aku Yu chen bukan
seorang perempuan yang tak tahu malu, sekarang aku
sudah melanggar peraturan perkumpulan demi dirimu,
dengan demikian orang lain dapat menduga betapa
rapatnya hubungan kita, aku bisa menurut dan
mendengarkan semua perkataanmu. Kau harus tau
dimanakah alamat perkumpulan kami dan siapakah pangcu
kami merupakan rahasia paling besar dari perkumpulan
Liok Mao Pang."
"Kalau begitu sudahlah Cayhe ucapkan banyak terima
kasih atas perhatian nona Yu harap kau baik berjaga diri "
Selesai bicara iapun putar badan kembali kebenteng.
Sekali lag si ciang-oh berdarah menghela napas sedih, ia
merasa pemuda maCam inilah merupakan pasangan yang
paling ideal baginya, perduli harus mengeluarkan
pengorbanan sebesar apa pun ia harus berhaSil mencapai
tujuan.
Setelah termenung beberapa saat lamanya. terakhir ia
memperoleh suatu rencata yang amat bagus.
Untuk sementara waktu kita tinggalkan dulu diri Yu
Shen dalam pada itu Lam Kong Pak telah kembali keruang
tengah, dua bersaudara She-Liuw segera menyambut
kedatangan sembari berkata: "SEANDAINYA malam ini
Lam Kong Siowhiap tidak kebetulan berada disini, tak
dapat dibayangkan bagaimana dengan akhir dari benteng
Hwie Him Poo "
"Mana, mana Harap kalian berdua jangan terlalu memuji
diriku, dalam kenyataan berapa orang gembong iblis
tersebut bukannya musuh tangguh yang sulit dihadapi"
"Bagi adik Pak tentu saja gampang sekali menghadapi
mereka seperti membalikkan telapak sendiri, sebaliknya
bagi orang lain benar2 sukar untuk dilawan-" Sela Liuw
Hwie Yen dengan cepat.
"Soal ini. . . ." Lam Kong Pak sadar, rasa cemburu gadis
ini amat besar ia Tidak menanggapi lebih lanjut, mengambil
kesempatan tersebut segera katanya:
"Kali ini siauwte sudah lama mengganggu ketenangan
anda. hatiku sungguh merasa tidak tenteram, sekarang arak
dan nasi sudah mengenyangkan perutku, siauwte ada
maksud mohon diri terlebih dahulu."
"Eeeceei. . .eeeei. . .hal ini mana boleh." cegah Liuw
hauw Siang, "Apakah Lam Kong-heng merasa pelayanan
kami kurang sesuai dengan selera anda? "
"Mana, mana. Hanya saja siauwte masih punya tugas
lain yang harus diselesaikan dengan cepat, siauwte benar2
tak dapat tinggal disini terlalu lama"
"Adik Pak, bukankah kau hendak melakukan
pemeriksaan terhadap Hay Thian siang cho ditempat ini? "
Sela Liuw Hwie Yen pula.
"Tentang soal ini soal itu lagi, jikalau kau tidak merasa
Cici sudah berbuat salah kepadamu. tinggalah beberapa hari
disini"
"Jikalau demikian adanya, terpaksa siauwte harus
mengganggu semalaman disini, dan besok pagi baru
berargkat."
Sementara itu Liuw Hauw Siang telah membebaskan
jalan darah Sepasang manusia jelek dari Hay Thian yang
tertotok. lambat2 kedua orang iblis itu lalu segera bangun
berdiri.
"Keparat Cilik " teriak mereka berdua berbareng. "Kalau
kau ingin membinasakan yayamu berdua. ayoh cepat
lakukan-kalau kau berani menghina kami. Hmmm jangan
salahkan kalau kami akan mulai memaki dirimu dengan
kata2 yang kotor"
"Kalian berdua sama2 jago kenamaan dalam dunia
persilatan." Ujar Lam Kong Pak "Asalkan aku melepaskan
diri dari ikatan dengan pemilik Pegadaian Bu-lim,
kemanapun kalian masih bisa angkat nama. cayhe nasehati
kalian berdua lebih baik cepat2 mengundurkan diri dari
komplotan mereka dan selamatkan jiwamu. Pemilik
pegadaian Bu-lim tidak akan memperoleh akhir yang baik,
sedangkan dimanakah sarang dari pemilik pegadaian Bulim,
seandainya kalian berdua sudah beritahu akan kami
terima dengan senang hati. ucapanku hanya sampai disini
saja, harap kalian berdua bisa pertimbangkan masak2
sebelum menurunkan keputusan "
"Tiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dan tak
bisa dipaksakan seseorang berbuat menurut kemauan orang
lain-" Sahut Wan-wee berhati hitam,
"Anda hendak menurunkan hukuman apa terhadap
yayamu? "
"Silahkan pergi dari sini " Hardik Lam Kong Pak dingin-
"Aku berharap selanjutnya kalian berdua suka melakukan
pekerjaan mulia bagi umat Bu-lim, pokoknya kalau kalian
berani berbuat jahat lagi, tahu sendiri apa akibatnya. . . ."
Si catatan mati Hidup Pak Boe melotot kearah si
Malaikat Raksasa Loo Liang Jen, kemudian serunya: "Looheng,
kau tidak maupergi nasih menunggu apa lagi?"
"Selama toayamu mengikuti kalian berdua belum pernah
makan minum dengan kenyang." jawab Loo Liang Jen
dengan suara serak-"Apa lagi dengan perbuatan kalian
berdua, pada suatu saat batok kepala kalian akan pindah
rumah."
Mendengar ucapan itu, si Wan-gwee berhati hitam
segera menyela: "Loo-heng, kau harus tahu peraturan dari
Pegadaian kita, terhadap mereka2 yang berhati. . . ."
"Tutup mulut " Bentak Loo Liang Jen keras laksana
guntur membelah bumi, seluruh ruangan tergetar keras
sehingga debu dan pasir berguguran-teriaknya kembali:
"Kalian dua orang anak jadah lebih baik tutup baCotmu,
jangan sampai mengobarkan hawa amarahku. awas. nanti
kuinjak kalian berdua sampai hancur berantakan"
Melihat Loo Liang Jen naik pitam, dan merasakan
situasi tidak menguntungkan buat mereka berdua si Wangwee
berhati hitam lirik sekejap kearah si catatan mati
hidup ajaknya: "Toa-ya. mari kita pergi Bagaimana pun
juga ini bukan persoalan kita “
“Ucapan Jie-ya sedikitpun tidak salah, hanya saja. . . .”
“Bagaimana? "
"Sudah setengah harian kita tidak makan, perutku
kosong dan tidak terisi. ..."
"Eeeeei ...., padahal sisa makanan yang masih ada
dimeja. seandainya diberikan kepada kita berdua masih
belum terlalu menghina yaya berdua "
Si Wan-gwee berhati hitam melirik sekejap sisa makanan
diatas meja, kemudian diam2 menelan ludah.
Melihat kerakusan kedua orang gembong iblis itu. Lam
Kong Pak serta dua bersaudara she-Liuw tak dapat
menahan geli lagi, mereka tertawa ter-babak2
Disamping itu merekapun tidak menyangka kedua orang
gembong iblis tersebut bisa memiliki akhlak serendah itu.
"Eeeeei .... aku Loo situa memandang diatas sesama
rekan. akan mohonkan ijin kepada tuan rumah" Kata si
Malaikat raksasa Kemudian-"Mari bawa kesini uang kalian-
"
pada saat ini si catatan mati hidup sudah lupa akan
kedudukannya, ia segera ambil keluar kantong uangnya
sembari berkata: "Loo situa, kau cukup bersahabat. yaya
berdua selama hidup tak akan melupakan dirimu "
Loo Liang Jen segera ambil tulang2 ayam sayap bebek,
kaki bebek serta sisa2 daging dan ikan yang ada diatas meja
lalu dimasukkan kedalam kantong uang itu semua.
"Demikian cukup bersahabat bukan? ? ? " serunya. Si Wangwee
berhati hitam jadi gugup dan kebelakan sendiri.
"Eeeei Loo situa, kau jangan begitu sentimen dengan
kami hubungan kita berdua kan bukan hubungan biasa
saja," Teriaknya.
"Lalu apa yang kau minta? "
"Mendengar ucapan dari nona siauw Ang, katanya
dalam dapur masih ada sebuah kepala babi serta dua buah
hati. sekarang kau Loo situa sudah jadi tulang punggung
kami harap kau suka memberi muka dan hadiahkan sebuah
hati babi buat kami berdua "
Hampir2 Lam Kong Pak tidak percaya dengan telinga
sendiri, tak disangka kedua orang ini benar2 tak tahu....
"Siauw Ang" Liuw Hauw Siang segera berteriak keras.
"Ambil keluar kepala babi serta hati babi itu dan berikan
semua kepada mereka "
siauw Ang mengiakan dan tidak selang beberapa saat
kemudian telah muncul kembali dengan membawa sebuah
kepala babi serta hati babi yang semuanya berjumlah tujuh,
delapan kati.
Sepasang manusia jelek dari Hay Thian sudah terbiasa
berbuat rendah, mereka tak tahu malu.
Ketika melihat kepala babi dan hati babi wajah mereka
seketika dihiasi dengan senyuman. dengan cepat mereka
maju menerimanya.
Setelah menerima kepala babi dan hati babi itu, sepasang
manusia Jelek dari Hay Thian tertawa haha hihi. kembali
serunya: "Lam Kong sauwhiap. hamba sekalian mohon diri
terlebih dahulu "
Selesai berkata mereka menjura dan segera
mengundurkan diri dari dalam benteng.
Setelah kedua orang itu lenyap dari pandangan, Lam
Kong Pak menghela napas tiada hentinya.
"Aaaaaai. . . .tak kusangka dalam dunia persilatan
mempunyai manusia yang tak tahu malu seperti mereka.
dunia mana bisa aman selama manusia2 semacam itu
berkeliaran di-mana2. Aaaaaaai, malam ini boleh dikata
sepasang mata siauwte sudah terpentang lebar2 "
Ketika itu kentongan keempat sudah hampir tiba, Liuw
Hauw Siang segera berkata kepada siauw Ang: "Apakah
kau sudah menpersiapkan kamar istirahat buat Lam Kongheng?
"
"Sejak tadi sudah kupersiapkan Pekerjaan seperti ini
tidak akan jatuh gilirannya kepadaku. Sio-cia telah turun
tangan mempersiapkan sendiri "
Sembari berbicara dayang tersebut melirik sekejap kearah
Liuw Hwie Yen. kontan gadis itu jadi jengah dan
tundukkan kepalanya rendah2, merah padam selembar
wajahnya.
Demikianlah Liuw Hauw Siang lantas menghantar Lam
Kong Pak menuju kesebuah kamar yang indah, kemudian
mohon diri dan kembali kekamar sendiri.
Sementara Lam Kong Pak hendak berbaring, meodadak
siauw Ang muncul dengan membawa secawan air Teh.
"Siauwhiap. silahkan minum teh "
"Sudah terlalu malam, aku tidak mau. terima kasih atas
perhatianmu "
"Ayoh minumlah!! hari ini kau terlalu banyak makan
masakan yang berminyak"
Lam Kong Pak tahu kalau ia tidak minum air teh itu
maka dayang tersebut akan menggerutu terus, tanpa banyak
bicara lagi ia meneguk tiga tegukan.
Melihat pemuda itu minum teh yang disuguhkan, siauw
Ang tersenyum dan melirik sekejap kearah Lam Kong Pak.
lirikan tersebut mengandung arti yang sangat mendalam
dan sukar dibayangkan apa maksudnya. Hanya saja Lam
Kong Pak tidak terlalu memperhatikan.
Setelah memadamkan lampu, Lam Kong Pak siap tidur.
mendadak kepalanya terasa sedikit pening. segera pikirnya:
"Malam ini aku terlalu banyak minum lain kali aku harus
batasi takaran arakku Siapa sangka makin lama kepalanya
semakin pusing tujuh keliling, matanya mulai ber-kunang2.
ia jadi terperanjat dan sadar dirinya kena dibokong orang.
hanya saja pemuda kita tak menyangka penyakit tersebut
justru muncul dari air teh yang ia minum barusan.
Menanti kesadarannya sudah penuh, Siauw Ang
munculkan diri dalam ruangan dan bergumam seorang diri:
"Manis manis.... kalau sudah mencicipi bagaimana
nikmatnya tubuh seorang gadis perawan, jangan lupa
dengan aku yang sudah jadi mak comblangnya " ia
membapong tubuh Lam Kong Pak dan segera lari masuk
kedalam kamarnya Liuw Hwie Yen.
Ketika itu Gadis she-Liuw pun sedang berangkat tidur.
melihat perbuatan dayangnya ini jadi tertegun.
"Siauw Ang. apa yang hendak kau lakukan" tanyanya.
“Hihi. . .hiiiii. . . .hiiihi kalau benar siocia ada maksud
terhadap sauwhiap maka kau harus menggunakan suatu
tindakan yang luar biasa untuk mendapatkan dirinya. kalau
tidak mungkin giliran tidak akan sampai ketangan siocia."
"omong kosong" Bentak Liuw Hwie Yen merah padam
selembar wajahnya. walaupun ia sedang membentak
namun suaranya tidak keras.
"Slocia kau harus tahu aku Siauw Ang berbuat demikian
karena timbul dari maksud baikku. lagi pula aku sudah
melolohkan dirinya, sekali pun kau tidak ingin mengunakan
kesempatan ini, setelah ia sadarkan diri diapun tak akan
berpeluk tangan begitu saja. sekarang nasi sudah jadi bubur
kau tak usah ragu2 lagi.”
“Soal ini. . . ."
Liuw Hwie Yen pun sering kali berpikir dan termenung,
ia tahu Lam Kong Pak sudah punya tiga, empat orang
sahabat perempuan yang ada harapan jadi isterinya
dikemudian hari. seandainya saat ini tidak berusaha untuk
mendapatkan dirinya, mungkin delapan bagian dikemudian
hari giliran tersebut tak sampai ketangannya.
Walaupun dia adalah seorang gadis dari kalangan lurus,
namun berada dalam keadaan seperti ini tak ada pikiran
lain yang berkelebat dalam benaknya.
SauwAng sang dayang genitpun mengerti apa yang
sedang dipikirkan majikannya, segera membaring kan tubuh
Lam Kong Pak keatas pembaringan, menutup pintu dan
mengundurkan diri.
Jantung Liuw Hwie Yen terdetak sangat keras hampir2
saja terasa mau meloncat keluar dari rongga dadanya, ia
pandang wajah Lam Kong Pak yang tampan dengan
terpesona, pikirnya semakin kalut.
Tanpa sadar ia menyapu sekejap tubuh Lam Kong Pak
yang kekar dan penuh berotot tubuhnya seketika gemetar
keras. napsu birahi mulai memuncak membuat seluruh
badannya jadi panas. bulu2 badan se-akan2 pada
berkembang.
Segulung bau ciri khas seorang lelaki berhembus
menusuk hidung, pikirannya mulai goyah. sepasang
matanya tak kuasa lagi memandang seluruh tubuh pemuda
itu dari atas sampai kebawah, napsu birahi semakin
memuncak.
Akhirnya tak tahan ia mulai mengelus pipi Lam Kong
Pak dan bergugam seorang diri: "Adik Pak, sejak pertama
kali cicimu menjumpai dirimu. aku sudah ambil keputusan
untuk kawin dengan dirimu. Sekarang urusan sudah jadi
begini. terpaksa encimu harus menempuh."
Berbicara sampat disitu seluruh tubuhnya gemetar keras,
sebab ia tahu jelas bagaimanakah tabiat Lam Kong Pak,
seandainya ia sadar dan mengetahui perbuatan ini. pemuda
ini pasti akan menuduh dia perempuan rendah, mungkin
bisa menuduh dirinya adalah seorang perempuan cabul.
Mulai terjadi suatu pertarungan sengit dalam benaknya,
gadis yang selamanya bernyali saat ini dibikin kelabakan
sendiri.
"Inmmm Tiauw San tangan beracun yang tak tahu malu
..." mendadak dari luar jendela berkumandang datang suara
dengusan dingin,
Napsu birahi yang sedang berkobar dalam tubuh Liuw
Hwie Yen seketika mendingin kembali ia loncat turun dari
atas pembaringan dan meloncat keluar dari jendela.
Ketika itu malam sunyi bagaikan air, rembulan dan
bintang menghiasi angkasa. suasana hening dan tak
kedengaran sedikit suara pun-"Mungkinkah aku salah
mendengar? " pikirnya dalam hati. Namun dengan jelas ia
mendengar suara tersebut bahkan dapat membedakan kalau
suara itu suara seorang gadis.
"Aduuuh celaka" mendadak ia berseru dan meloncat
kembali kedalam kamar.
Dimana sinar matanya menyapu, diatas pembaringan
kosong tak nampak ada manusianya, bayangan Lam Kong
Pak yang semula ada disana pun lenyap tak berbekas. kali
ini berseru kaget.
gadis ini sadar kalau ia sudah kena tertipu oleh orang
lain, rasa cemasnya bukan alang kepalang. seandainya
perempuan itu adalah sahabat Lam Kong Pak masih tidak
mengapa, seumpama perempuan itu adalah perempuan
jahat sedang pemuda itu sudah kehilangan kesadarannya,
bukankah ia akan dipermainkan orang lain tanpa bisa
melawan?
“Aku tidak membunuh Pek Jien, Pek Jien mati karena
aku . . ." saking cemasnya Liuw Hwie Yen menangis tersedu2,
kembali ia periksa disekeliling Benteng Hwie Him
Poo, namun tidak berhasil menemukan sesuatu apapun.
Ia belum putus asa, kembali dicarinya dia diluar benteng.
namun hasilnya tetap nihil.
Sementara itu Lam Kong Pak dibawa lari oleh seorang
dara berbaju merah keluar benteng, gerakannya cepat
laksana kilat. tidak selang beberapa lama kemudian mereka
udah tiba dalam sebuah kuil bobrok.
Dara berbaju merah itu segera meletakkan badan sang
pemuda keatas tanah dan menjejalkan sebutir pil pemunah
kedalam mulutnya .
Beberapa saat kemudian Lam Kong Pak sadar kembali,
begitu ia buka mata hawa gusar segera memuncak. dengan
kecepatan sukar dibayangkan dengan kata2 ia gaplok gadis
itu beberapa kali.
"Tak kusangka kau adalah seorang perempuan rendah,
hitung2 sepasang mataku sudah buta " makinya.
Dara berbaju merah itu bukan lain adalah si ciang oh
berdarah Yu chen, sebenarnya ia bermaksud baik. tak
disangka pemuda itu telah menaruh salah paham terhadap
dirinya.
Walaupun dia adalah seorang gadis pembunuh tak
berkedip. namun berhubung sudah jatuh cinta terhadap
Lam Kong Pak maka sekalipun penasaran ia tak bisa
marah. "ADIK PAK, dengarkan dulu perkataanku."
ujarnya halus.
"Apa yang hendak kau ucapkan lagi? " hardik Lam Kong
Pak amat gusar^ "Hmmm. . . .sejak semula aku sudah tahu
kalau orang2 perkumpulan Liok Mao Pang tak seorang pun
manusia baik. hiitng2 akulah yang punya mata tak berbiji"
"Adik Pak. kau tak boleh membuat aku jadi penasaran "
"Membuat kau jadi penasaran? haaaaa. . .haaaa. . .
.haaaaa. . . Lam Kong Pak tertawa tergelak. "memandang
diatas budi pertolonganmu atas benteng Hwie Him Poo,
aku Lam Kong Pak mengampuni jiwamu satu kali, kalau
lain kali kita berjumpa lagi. jangan salahkan aku Lam Kong
Pak berhati keji bertindak telengas," Selesai bicara ia
meloncat bangun dan berkelebat keluar dari kuil tersebut.
"Adik Pak adik Pak dengarkan perkataanku. aku yang
menolong dirimu dari perbuatan-."
Lam Kong Pak tak mau mendengar pun tak mau
menggubris, ia lari terus kedepan tanpa berpaling. diam2
pemuda itu hanya benci pada diri sendiri. benci
pengalamannya terlalu cetek sehingga hampir2 saja terkena
perangkap Si ciang oh berdarah. ia berjanji mulai hari ini
akan bertindak lebih berhati2.
Tiga hari kemudian ia sudah tiba kembali disekitar telaga
sak cioe-ouw, pada saat itulah dalam benak Lam Kong Pak
muncul satu pikiran:
"Kenapa aku tidak memasuki markas si pemilik
Pegadean Bu-lim lagi? disamping akan kubasmi kurcaci2
itu, sekalian memeriksa kembali kedelapan manusia baja
tersebut"
Teringat akan delapan buah manusia baja tersebut,
hatinya jadi sedih. sebab semua sanak keluarga yang rapat
hubungannya dengan dia tak seorang pun yang lolos dari
kematian, semuanya mati dalam keadaan yang
mengenaskan. "Siuw-ya sauw-ya" mendadak Loo Liang Jen
muncul dengan badan penuh keringat.
Menjumpai sahabat lamanya ini Lam Kong Pak pun
segera berseru pula^ "Lootua, bagaimana kau tahu kalau
aku berada disini? "
Napas Loo Liang Jen tersengkal seperti dengusan
kerbau, jawabnya: "Ketika malam itu kau lenyap tak
berbekas. seluruh benteng Hwie Him Poo jadi gempar,
ambil kesempatan itu aku keluar dari benteng dan tidak
lama kemudian berjumpa dengan dara berbaju merah dari
perkumpulan Liok Mao Pang itu. agaknya ia barusan
menangis. sepasang matanya merah bengkak. ia bertanya
kepadaku apakah sedang mencari kau, aku menjawab
benar. ia lantas menghela napas panjang dan mengatakan
kau lari ke Selatan. maka dari itu aku lantas mengejar
datang."
Bicara sampai disitu, ia membuka sebuah bungkusan,
ambil keluar seekor ayam panggang 'Liang Jen Loo' dan
dimakan dengan lahap.
Bagaikan sudah tiga hari tiga malam tidak makan saja,
ketika menyamtap ayam itu kelihatan sekali begitu rakus
dan lahap sampai2 tulang ayampun ditelan.
"Ayoh jalan. kita periksa kedalam istana Naga " seru
Lam Kong Pak kemudian-
"Apa? ? Sauwya, kau ingin menempuh bahaya? "
"Loo tua, kau boleh lega hati" Kata Lam Kong Pak
sambil menepuk bahunya. "Berjalan dengan diriku.
tanggung kau tak bakal menjumpai mara bahaya "
"Sauw-ya, asal kau berani pergi. siapa bilang aku Loo
Liang Jen takut pergi juga? "
Setibanya ditelaga Sak cloe Auw, perahu berloteng
tersebut masih tetap ada disana. hanya saja suasana amat
sunyi tak kelihatan sosok bayangan manusia pun-pada saat
ini Lam Kong Pak telah memiliki ilmu silat yang maha
hebat, sampai2 terhadap pemilik Pegadaian Bu-lim pun ia
tidak takut. begitu tiba disana, ia cekal lengan Loo Liang
Jen dan membentak keras^
"Bangun " sekali loncat lima belas tombak dilewati
dengan mudah, dengan gampang sekali ia telah melayang
turun diatas perahu berloteng itu. Dalam pada itu, senja
telah tiba. sang surya telah lenyap dibalik gunung.
"Loo tua, kau bisa berenang? " tanya Lam Kong Pak
lirih.
"Bisa sih bisa, cuma tidak begitu sempurna “
“Kalau begitu bagus sekali."
Mendadak. ....
Terdengar suara bentakan keras bergema gegap gempita,
cahaya lampu menerangi seluruh perahu diikuti pintu
terbuka dan muncul puluhan orang tokoh lihay yang
dikepalai oleh sisasterawan bertangan ganas suma Ing,
kemudian disusul oleh Si kakek Asap berawan Si coe Lok
Lampu Hitam Pengejar sukma Leng cing cioe, Si Awan
Hitam chi Jie. si Rembulan pagi Gouw Yang serta Delapan
manusia Banci sekalian.
Ketika Lam Kong Pak melihat Suma ing muncul disana
sepasang matanya segera memancarkan cahaya ber-api2.
hardiknya penuh kegusaran-"Suma ing. kau anjing bajingan
keparat serahkan nyawamu "
Sikap sisasterawan bertangan ganas Suma Ing masih
tetap tenang2 saja, sambil angkat bahu serunya "Lam Kong
Pak, kalau ini hari majikan cilikmu memberi kesempatan
bagimu untuk melarikan diri lagi, sejak ini hari aku tak akan
menggunakan she-Suma lagi"
"Kalau kau tak mau she Suma, ikuti aku saja she-Loo "
seru Loo Liang Jen dengan cepat.
"Loo Liang Jen. kau tahu bukan akan hukuman siksa
dari pegadaian kita? " Loo Liang Jen membungkam.
"Suma Ing" Kembali Lam Kong Pak membentak keras.
"Kau hendak ajak berduel seorang lawan seorang atau turun
tangan berbareng? " Suma Ing tertawa dingin.
“Heeeeee. . .heeeee . . .heeee . . . kau anggap setelah
beruntung bisa menduduki kursi Bu-lim bengcu maka
seluruh kolong langit bisa kau injak seenaknya? terus terang
Kuberitakan kepadamu. aku berani bicara sesumbar,
kecuali pemilik Pegadaian sendiri, suma Ing berani
menjamin dikolong langit tak ada manusia yang bisa
mengalahkan diriku"
"Bagus sekali" Lam Kong Pak segera mengeluarkan
tanduk naganya. "Dalam tiga jurus, kalau aku Lam Kong
Pak tak berhasil membinasakan dirimu, aku segera putar
badan berlalu dari sini"
"Hmmm kau masih ingin pergi? "
"Bisa pergi atau tidak. aku akan lihat dulu sampai
dimana kepandaian silat yang berhasil kau miliki."
Diam2 Lam Kong Pak mengerahkan tenaga murninya
sampai mencapai delapan bagian, dengan gerakan Sam
Huan Hwee Gwat Atau Tiga gelang berjumpa Rembulan
dari ilmu telapak Sam Hoo It ciang Hoat ia hajar kening
suma ing keras2.
Sejak pertarungan digunung Thay-san tempo dulu, Suma
Ing telah memperoleh dua jurus terakhir ilmu silat Payung
Sengkala dari pemilik pegadaian Bu-lim kepandaiannya pun
memperoleh kemajuan pesat,
Ia tidak memandang sekejappun terhadap diri Lam Kong
Pak. melihat datangnya serangan itu, badan tetap tak
berkutik. sepasang telapak membalik dan melancarkan dua
gulung Cahaya merah terbentang Payung.
"Braaaaaak. . . ." diiringi bentrokan keras, masing2 pihak
mundur tiga langkah kebelakang.
Jurus serangan yang barusan digunakan Suma Ing
adalah jurus kedelapan dari ilmu sakti Payung sengkala,
kekuatannya sangat luar biasa, siapa sangka ia tak berhasil
merebut kedudukan diatas angin. tak urung lelaki itu
dibikin tertegun juga Lam Kong Pak segera melangkah
Tiong Kong menuju ke Hong Bun, tanduk naganya dikebas
kedepan. Dalam sekejap mata telah muncul dua puluh
tanduk yang mengincar seluruh tubuh Suma Ing secara
berbareng, kendati dalam kenyataan serangan tersebut
hanya terdiri satu urus.
Suma Ing tidak puas kembali ia melancarkan sebuah
serangan dengan ilmu sakti Payung sengkala.
Siapa sangka, ketika itu Lam Kong Pak telah menambahi
tenaganya dengan dua bagian-tanduk naga berkelebat
menembus gulungan angin Khien-kang dan terus bergerak
kedalam.
"criiiiit. ..." Tidak ampun pakaian yang dikenakan Suma
Ing tertembusi oleh serangan tersebut sehingga berlubang.
badannya mundur tiga langkah kebelakang dengan
sempoyongan-Melihat musuhnya kena dikalahkan,
simalaikat raksasa Loo Liang Jen tertawa bergelak sambil
bertepuk tangan,
"Haaaaa. . . .haaaa .... haaaa. . , Suma Ing, ayoh Cepat
pulang dan tambal dulu pakaianmu yang berlubang itu "
"Serbu" Suma Ing segera membentak dengan penuh keg
usaran,
Dalam sekejap mata dua puluh orang tokoh lihay bersama2
menyerbu kedepan dan mengurung dua orang itu
rapat2.
Setelah para gemboag iblis menyerbu berbareng, kendati
ilmu silat Lam Kong Pak lebih lihay pun lama kelamaan
keteter juga . Tidak sampai lima puluh jurus si Malaikat
raksasa sudah kena dihantam sampai lima, enam kali,
untung kulit badannya atos bagaikan baja dan tidak sampai
terluka.
Kembali dua tiga puluh jurus telah lewat Lam Kong Pak
kedesak sampai mundur lima enam langkah kebelakang.
akhirnya ia tiba dipinggiran perahu berloteng tersebut.
Semangat Lam Kong Pak bangkit kembali ia membentak
keras. secara beruntun tiga jurus ilmu silat payung sengkala
diKeluarkan-"Trasasang . . . trailing . ... " diiringi suara
berdentingan yang ramai, senjata tajam pihak lawan pada
patah jadi dua bagian, bahkan sampai Hun-cwee milik
sikakek Asap berawan pun putus jadi dua bagian-
"Suma Ing, kau berani berduel melawan aku Lam Kong
Pak? " tantang pemuda tersebut dengan penuh kegusaran-
Selama hidup Sisasterawan bertangan ganas ini selalu
memandang tinggi diri sendiri, ia tahu kepandaian silat
yang dimiliki Lam Kong Pak kembali memperoleh
kemajuan pesat, namun ia tetap tidak Jeri.
"Siapa yang takuti dirimu " sahutnya.
Ia segera ulapkan tanganya mengundurkan para jago
yang berpihak kepadanya. "Kalian cepat mundur
kebelakang "
Kawanan iblis menurut dan ber-sama2 mundur tiga
tombak kebelakang.
"Lihat serangan " Suma Ing segera membentak keras,
dari pinggangnya ia ambil keluar sebuah cambuk lemas
berkepala naga dengan gerakan Sam IHoa ciTeng Atau tiga
bunga berkumpul dipuncak menghantam batok kepala Lam
Kong Pak.
Dengan sebat pemuda kita berkelit kesamping, sementara
ia mau balas menjerang siapa sangka cambuk brak.kepala
naga itu sudah berputar balik dan menghantam jalan darah
Giok-jen-hiat.
Kiranya cambuk lemas berkepala naga ini merupakan
sebuah senjata mustika, senjata itu bisa digunakan untuk
menyerang tempatjauh dan bisa pula digunakan untuk
menghadapi serangan jarak dekat.
Lam Kong Pak terperanjat, dengan gerakan Thio Hwie
Pian Be Atau Thio Hwie naik kuda, ia menyingkir
kesamping, Siapa nyana cambuk kepala naga tadi kembali
menyapu kearah kakinya.
Pada saat inilah Lam Kong Pak baru tahu lihay. ia tidak
berani bertindak gegabah sambil bersuit nyaring badannya
meloncat lima tombak ketengah angkasa dan melayang tiga
tombak dari kalangan,
Setelah berhasil merebut posisi diatas angin Suma Ing
tertawa seram.jengeknya. "Lam Kong Pak, coba kau lihat
serangan ku ini. ..."
cambuk lemas berkepala naga tadi laksana seekor naga
beracun yang hidup menyapu tubuh bagian bawah Lam
Kong Pak, sementara telapak kirinya mengirim sebuah
pukulan bercahaya merah dengan bentuk payung.
Lam Kong Pak terkesiap. ia baru tahu bahwasanya pihak
lawan telah mengerahkan seluruh kepandaiannya untuk
membinasakan diri sendiri.
Dalam keadaan gelisah. tenaga murni Yen ci Beng Khie
yang ada dalam tubuhnya menunjukkan reaksi. dari ubun2
meluncur keluar sekilas Cahaya putih menyambut datang
serangan ilmu sakti Payung sengkala tersebut,
"Bluuuuum,. . ." dengan sempoyongan Suma Ing
mundur lima langkah kebelakang sebelum ia sempat berdiri
tegak, Lam Kong Pak telah berkelebat datang, badannya
melesat satu tombak keangkasa dan didalam sekejap mata
meluncarkan tiga buah tendangan berantai.
Sekali Suma Ing kehilangan posisi, ia tak sanggup
menahan diri. buru2 badannya berjongkok untuk berguling
kesamping,
Siapa sangka Lam Kong Pak sudah ada niat membalas
dendam ia sudah punya tekad untuk merobohkan orang itu
dalam ceceran darah segar. Badannya laksana kilat
meluncur datang dan menginjak diatas jari tangan Suma
Ing.
Kejadian ini sungguh jauh diluar dugaan para iblis.
Dengan sekuat teuaga Suma Ing cabut tangannya. namun
tidak gemilang bahkan jari2nya terasa amat sakit.
"Sekarang aku hendak bertanya akan satu persoalan
kepadamu, harap kau suka menjawab sejujurnya." hardik
Lam Kong Pak dengan keras, "Kalau kau berani
membangkang jangan salahkan aku akan bunuh kau pada
saat ini juga "
Air muka Suma Ing berubah hebat, dengan suara serak ia
segera menjawab: "Sekali pun kau binasakan dirikupun aku
tak akan merjawab pertanyaanmu itu "
"Benar begitu? coba ulangi sekali lagi "
"Tentu saja siauw-ya mu tak akan memberi jawaban
untukmu , . . ."
Lam Kong Pak salurkan hawa murninya kearah telapak,
terdengar suara gemerutukan yang sangat keras
berkumandang memenuhi angkasa, keringat sebesar kacang
kedelai mengucur keluar membasahi seluruh tubuh Suma
Ing, air bercampur darah bercucuran-Mau bicara tidak? "
“Maaaa. . .matikan saja niatmu itu Lam Kong Pak aku
beritahu kepadamu. Seandainya kau tidak berhasil merebut
kedudukan Bu-lim Bengcu masih tidak mengapa Hmmmm
sekarang. bukan saja Pemilik Pegadaian Bu-lim tak akan
melepaskan dirimu sekalipun perkumpulan Llok Mao Pang
akan kerahkan seluruh kekuatannya untuk menghadapi
dirimu “
“Hmmm aku Lam Kong Pak tidak takut"
Kalau kau bernyali ayoh datang ikutilah pertemuan yang
diselenggarakan perkumpulan Llok Mao Pang digunung Hu
Gouw-san pada bulan sembilan Tiong Yang. ..."
"Aku Lam Kong Pak pantang mundur, namun ini hari. .
. ."
Gerombolan gembong iblis ber-sama2 meluruk kedepan,
mereka akan turun berbareng untuk menolong
pimpinannya.
“Kalian ingin hidup atau mati? ayoh kalau mau mati
majulah serentak"
Ucapan ini mendatangkan daya pengaruh yang amat
besar, para gerombolan iblis tak berani menggunakan
nyawa Suma Ing sebagai taruhan, mereka ber-sama2
mundur tiga langkah kebelakang.
"Sebenarnya aku ingin menghancur leburkan dirimu,
memeras darahmu, sampai titik darah penghabisan-" Seru
Lam Kong Pak sambil kertak giginya tajam. "Namun
sekarang, aku sudah berubah niat, bagaimana pun juga
nanti bulan sembilan Tiong Yang masih ada kesempatan
untuk basmi kalian semua. hanya saja. . . ."
Timbul rasa berdesir dalam hati Suma Ing pada saat ini
kelima jari tangan kirinya sudah diinjak sampai hancur,
namun hal ini tak mengapa sebab tangan kanannya belum
hancur. namun ia sadar Lam Kong Pak tak mau
melepaskan dirinya dengan begitu saja.
"Kau anjing keparat terlalu kejam" Maki Lam Kong Pak
penuh kegusaran-"sebelum kubinasakan dirinya, akan
kusuruh kau merasakan bagaimana enaknya kalau hidung
hancur mata buta? "
Mendengar ancaman tersebut. Pikiran Suma ing
mendingin separuh. segera teriaknya keras2. "Lam Kong
Pak, kalau kau benar2 seorang lelaki sejati berilah kepuasan
untukku. jikalau kau bikin cacat badanku seperti itu.
kendati jadi setanpun aku tak akan melepaskan dirimu"
Lam Kong Pak tertawa dingin-”Heee, . . heeee....heeee. .
.ini yang dinamakan siapa berbuat dosa siapa harus
memikul dosanya Hmmm apa dosanya ketujuh orang
manusia emas itu? mengapa kau menghadapi mereka
dengan siksaan yang begitu keji? Pernahkah kau pikirkan
bagaimana perasaan sanak saudara mereka? "
Suma Ing bungkam dalam seribu bahasa, hal ini bukan
dikarenakan Liang Simnya merasa tersinggung. sebaliknya
ia sedang memikirkan siasat untuk melarikan diri dari
tangan lawan-
Lam Kong Pak kertak gigi, tangan kirinya ditempelkan
keatas kening Suma ing. jari tangan membengkok. dan
Suma ing seketika menjerit ngeri. biji mata kirinya tahutahu
sudah dikorek keluar dari kelopak mata.
Para jago yang hadir disekeliling kalangan rata2
merupakan gembong iblis yang membunuh orang tak
berkedip namun setelah melihat siksaan yang diperlihatkan
pemuda she Lam Kong ini. hatinya pada tercekat.
Lam Kong Pak membuang biji mata itu keatas tanah,
diikuti jari tangannya menekan keatas batang hidungnya.
"Kraaaaak. . . ." batang hidung yang tinggi mancung pun
dengan cepat hancur dan jadi pesek. darah segar mengucur
keluar membasahi seluruh tubuhnya.
"Laam. , . Kong . . . Pak^ kau keparat anjing .... seees. . .
sekalipun aaaa . . aku Suma Ing jadi . . . seee. . . setanpun
aaaaa. . . akan kubalas dendam sakit hati ini. ."
"Aku tidak membinasakan dirimu pada saat ini justeru
hendak memberi kesempatan kepadamu untuk membalas
dendam. Selama hidup kau paling mengandalkan
kegantengmu serta ketampanan wajahmu. ini hari aku akan
membuat wajahmu jadi buruk lebih jelek dari setan. inilah
akibat yang harus kau terima "
"Leee . . .lebih baik kau . . .sekalian kau cabut jiwaku . .
."
"Tidak segampang itu , . ."
Dengan jari tangannya ia menggarat kepala Lam Kong
Pak, darah segar segera muncrat keluar, kemudian dengan
jari tangan serta ibu jari merobek dan membeset kulit
wajahnya sampai kekulit rambut.
Darah segar bagaikan samber air mengucur keluar tiada
hentinya, seketika ia berubah jadi seorang manusia
berdarah.
"Loo tua kau turun dulu keperahu dan tunggu aku disana
" Perintahnya kepada si Malaikat Raksasa,
"Baik," Sahut Loo Liang Jen, kemudian tambahnya.
"Perlukah kubakar sekalian perahu berloteng ini? "
"cepat atau lambat kita harus bakar ludes sarang kurcaci
ini. sekarang jangan dulu"
Dalam pada itu nyali para iblis sudah dibikin pecah oleh
perbuatan Lam Kong Pak yang sadis dan keji bahkan Suma
Ing pun bukan tandingannya, seandainya, mereka maju
kedepan bukankah sama halnya mencari penyakit buat diri
sendiri?
Maka dari itu melihat simalaikat raksasa turun dari
perahu berloteng, tak seorangpun diantara mereka berani
turun tangan menghadang, dalam kenyataan dengan
kekuatan yang dimiliki Loo Liang Jen, siapa yang kuat
menahan dirinya?
Menanti si malaikat raksasa telah menepi, Lam Kong
Pak baru berkata kepada para iblis dengan suara berat:
"Seandainya cuwi sekalian tidak cepat balik kejalan yang
benar, Suma Ing adalah contoh kalian yang paling baik.
haruslah diketahui kaum lurus tak dapat bergaul dengan
kaum sesat. Macam Sipemilik pegadaian Bulim serta
perkumpulan Llok Mao Pang, cepat atau lambat bakal
mengalami kehancurannya pula. ucapan cayhe hanya
sampai disini, harap kalian suka berpikir tiga kali sebelum
bertindak "
Selesai berkata. ia enjotkan badan melayang setinggi dua
puluh tombak lebih, dengan gerakan Thian Be IHeng Gong
atau kuda semberani terbang diangkasa meluncur dua puluh
tombak kedepan dengan posisi datar. kemadian melayang
turun ditepi pantai dan ber-sama2 malaikat Raksasa berlalu
dari sana.
"Siuw-ya, kau. . .sebenarnya kau manusia atau malaikat?
ini hari aku Loo Liang Yen baru merasa sepasang mataku
terbuka lebar2."
"Tentu saja manusia." jawab Lam Kong Pak sambil
tertawa, “Hanya saja pengalamanmu sangat cetek sehingga
semua persoalan kau anggap aneh"
"Sauw-ya, mengapa sewaktu berada di Benteng Hwie
Him Poo kau pergi tanpa pamit? "
"Ada urusan penting yang harus kuselesaikan dengan
cepat. tak ada kesempatan untuk mohon diri lagi,"
"Apakah disebabkan masalah istana naga ini? "
"Benar "
Mendadak terdengar suara gemuruh yang amat ramai
berkumandang datang dari arah depan diikuti debu
mengepul memenuhi angkasa, tujuh buah kereta kencana
dengan kencang bergerak mendekat. Tiap kereta ditarik
oleh empat ekor kuda jempolan.
Disetiap kereta duduk sebagai kusir seorarg lelaki
bertampang bengis, kuda2 itu sudah berkeringat semua, dari
lubang hidung mereka menghembuskan hawa putih.
Dimana kereta terbuat bergerak lewat, permukaan tanah
meninggaikan bekas sedalam empat coen, jelas kereta2 itu
sedang mengangkat benda yang amat berat.
Horden kereta tertutup rapat, tidak kelihatan adanya
tanda2 manusia berada dalam kereta tersebut.
Delapan kereta besar berkelebat dengan cepatnya
melewati sisi Lam Kong Pak berdua, kusir2 kereta tersebut
tak seorang pun yang melirik sekejap kearah pemuda kita
berdua, mereka ayunkan cambuknya melarikan sang kereta
semakin cepat lagi.
Timbul rasa curiga dalam hati Lam Kong Pak. kalau
dikatakan rombongan kereta pengawal barang, tidak
tampak adanya panji perusahaan Piauw Kok serta Piauw-su
yang mengawal. kalau dikatakan sedang mengangkut
manusia tak kedengaran sedikit suara pun. "Loo tua, coba
kau tunggu sebentar dalam hutan sebelah sana aku akan
pergi melakukan pemeriksaan."
SELESAI bicara ia enjotkan badannya melayang turun
kereta kedua dari belakang per-lahan2 dirobeknya horden
yang menutupi kereta dan mengintip kedalam.
"Aaaaah ...,!" ia menjerit tertahan.
Kiranya dalam kereta tersebut berisikan sebuah manusia
emas yang amat besar, jelas benda tersebut hasil tempaan
diistana naga dan tak usah ditanyakan lagi isi dari keenam
kereta lainpun sama saja,
Dan yang terutama lagi. manusia emas yang diintip saat
ini bukan lain adalah si Pencuri sakti Pek-ti Gong, teringat
bahwa iapun sudah putus hubungan dengan Pek-li Siang,
hatinya jadi amat sedih.
Pada saat ini Lam Kong Pak cepat menduga, kusir2 yang
melarikan kereta2 tersebut tentu anggota dari istana Naga
tujuan mereka kemungkinan besar adalah markas besar dari
pemilik Pegadaian Bu-lim.
Dengan cepat Lam Kong Pak mempertimbangkan diri,
kebetulan ia pun ada maksud hendak mendatangi Markas
besar dari pemilik Pegadaian Bu-lim. hanya saja bagaimana
dengan si Malaikat raksasa Loo Liang Jen yang masih
menanti disana?
Antara pemuda kita dengan Loo Liang Jen sudah timbul
hubungan yang sangat erat dia tidak tega meninggalkan
dirinya seorang diri, diam2 ia loncat turun kembali dari
kereta, kembali kedalam hutan kemudian ber-sama2 Loo
Liang Jen mengejar kembali kereta-kereta tersebut.
Sebelum itu Lam Kong Pak memesan wanti2 agar
manusia raksasa itu bersembunyi dalam kereta tanpa
mengeluarkan sedikit suarapun sampai waktunya ia akan
datang memberi kabar.
Demikianlah mereka berdua bersembunyi dalam kereta
kelima serta kereta keenam, semetara kusir dari kedua
kereta tersebut sama sekali tak merasa.
Dengan menimbulkan suara kemerutukan yang sangat
keras. kereta itu bergerak makin lambat, namun goncangan
terjadi semakin hebat. sehingga akhirnya kusir kereta yang
paling belakang berteriak keras:
"Loo-Thio, Loo-Lie, apa yang terjadi? mengapa kereta
kalian larinya semakin lambat? "
"Sungguh aneh sekali!" jawab kusir kereta kelima serta
keenam, "Kami rasakan kereta yang kami tumpangi selama
setengah harian ini makin lama semakin berat. kuda yang
menghela kereta tak mau bergerak. . .apa yang bisaku
lakukan lagi? "
"Hmmm! tak ada alasan sengaja kalian cari alasan.
kereta kita semua terbuat darimana kereta2 kalian secara
mendadak bisa jadi berat dengan sendirinya!"
Mendadak kereta berhenti. Lam Kong Pak yang
bersembunyi dalam kereta secara lapat2 dapat menangkap
suara hembusan angin yang menggoyangkan pohon siong.
ia segera dapat menduga kalau mereka telah berada diatas
gunung.
"Toako sekalian. mari kita beristirahat sebentar agar
kuda2 kitapun pulih kembali tenaganya, Bagaimanapun
malam ini kita tak bakal sampai ditempat tujuan!"
Setelah ketujuh orang kusir kereta itu bersantap rangsum
kering mereka, perjalanan pun segera dilanjutkan. Kali ini
Lam Kong pak mengintip keluar dari balik horden.
Kiranya kereta2 yang sedang ditumpangi sedang
bergerak memasuki sebuah selat sempit, kedua belah
samping tinggi menjulang bukit2 yang curam. keadaannya
amat mengerikan,
Perjalanan ini amat sulit dan penuh dengan belokan2
tajam entah sudah mengitari beberapa belokan akhirnya
masuk kedalam sebuah gua besar.
Gua itu gelap sekali, namun kusir2 kereta itu tak
seorangpun yang menyulut lampu. Agaknya mereka sudah
sangat hapal dengan keadaan medan disana.
Hanya saja suara gemuruh roda bergelinding semakin
memekikkan telinga.
Setelah keluar dari gua mereka tiba dilembah yang
dalam, pintu gua tadi pun segera menutup kembali. Melihat
kejadian itu Lam Kong Pak terkesiap.
Sekarang ia baru tahu kalau lembah itu dibuat dalam
keadaan rahasia dan penuh diliputi kemisteriusan. Bahkan
penjagaan sangat ketat, pos ronda berjumlah puluhan
banyaknya.
Kereta tadi bergerak langsung memasuki sebuah
perkampungan yang amat besar, setelah melewati tanah
rumput yang luas mereka berhenti ditengah sebuah kebun
bunga.
Setelah kereta dihentikan, secara beruntun kusir2 kereta
itu pada berlalu meninggalkan keretanya.
Dalam keadaan seperti ini Lam Kong Pak tak berani
berlaku ayal, buru2 ia loncat turun dari kereta dan bersama2
dengan Loo Liang Jen bersembunyi dibalik kebun
bunga.
Tidak selang beberapa saat kemudian muncul puluhan
orang secara beruntun yang dikepalai oleh si Pemilik
Pegadian Bu-lim dengan kain hijau mengerudung
wajahnya, kemudian disusul silampu hitam Pengejar
Sukma Leng Cing Cioe, sikakek iblis asap mega, si Coe Lok
beserta Sepasang manusia Jelek dari Hay Thian sekalian.
hanya Suma ing seorang tak kelihatan batang hidungnya.
Pemilik pegadaian Bu-lim memerintahkan anak buahnya
untuk menurunkan kesembilan manusia emas itu dan satu
persatu dipindahkan kedalam ruang rahasia, ambil
kesempatan itu Lam Kong Pak serta Loo Liang "Jen ikut
nyelonong masuk kedalam ruang rahasia tidak lama
kemudian manusia emas itupun sudah dipindah semua.
Dibawah petunjuk pemilik pegadaian Bu-lim, para
gembong iblis itu bekerja keras mengatur kembali ketujuh
buah manusia emas tadi sesuai dengan urutan yang asli.
Melihat hal tersebut Lam Kong Pak jadi tercengang dan keheran2an.
Sebab menurut terdahulu. setelah si Jago Arak dari Lamhay
Ih Boen Kauw disusul oleh si Jagoan Angin geledek
Lam-kong Liuw Siauw Yauw sianseng Lu Ih Peng si
Mahasiswa bertangan sakti Sang Hong Tie. si Pencuri sakti
Pek-li Gong si Janda kawin tujuh kali Poei Koei dan
terakhir si Dewa Harta. Bertangan telengas Go Siang.
Tetapi kali ini urutannya sama sekali berubah. si Jagoan
Angin Geledek beralih dalam kedudukan pertama disusul
oleh 'Siauw Yauw sianseng' Lu Ih Beng Sijago arak dari
lam-hay Ih Boen Kauw. si Mahasiswa bertangan sakti Sang
Hong-lie, sipencuri sakti Pek-li Gong si Janda kawin tujuh
kali Poei Koen dan terakhir sidewa harta bertangan telengas
Go Sing.
„Angkut kemari dua buah manusia emas terakhir!"
dalam pada itu sipemilik pegadean Bu-lim memberi
perintah.
Diikuti muncul dua buah manusia emas yang diletakkan
pada posisi terakhir dengan demikian jumlahnya jadi
sembilan buah.
Pikiran Lam Kong Pak rada bergerak, pikirnya: "Suma
Ing pernah berkata bahwa ia sudah memperoleh sembilan
jurus ilmu sakti payung Sengkala kini patung emas
bertambah lagi dengan dua biji. ditambahkan dengan tujuh
yang lalu jadi sembilan. apakah si Pemilik Pegadaian Bulim
benar2 sudah berhasil menguasai seluruh kepandaian
sakti tersebut? "
Sewaktu Lam Kong Pak bersembunyi dibalik tebing
tempo dulu, ia berhasil menangkap pembicaraan dan si
Dewi Payung sengkala Cie Hong Hong ibu kandung dari
Coe Li Yap dengan pemilik pegadaian Bu-lim dan tahu
bahwa kitab rahasia dua jurus terakhir dari ilmu sakti
Payung sangkala kembali terjatuh ketangan pemiiik
pegadaian Bu-lim. hanya ia tak tahu secara bagaimana
akhirnya si Dewi payung sengkala melepaskan dirinya
pergi.
Karena curiga, dengan tajam Lam Kong Pak memeriksa
dua manusia emas terakhir, tampak olehnya diatas dada
manusia emas itu tertulis nama dari ketua perkampungan
Toa Loo san Cung Cioe Ci Kang, kemudian yang kedua
adalah Liuw Hauw Siang dari benteng Hwie Him Poo.
Rasa kejut yang dialami Lam Kong Pak pada saat ini
bukan alang kepalang, sebab dari tiga manusia miskin
empat manusia kaya, kecuali Liuw Hwie Yen seorang
sisanya sudah terperangkap semua ditangan pemilik
pegadaian Bu-lim.
Boleh dikata perbuatan ini adalah suatu perbuatan keji
yang tak disertai perikemanusiaan, Pemilik pegadaian Bulim
adalah seorang perempuan. namun hatinya sadis dan
kejam melebihi ular berbisa. bahkan Lam Kong Pak pernah
jatuh ketangannya sekali dan hampir2 saja jiwanya
melayang.
„Kalian segera mundur semua dari tempat ini!" terdengar
pemilik pegadaian Bu-lim berseru kembali sambil ulapkan
tangannya.
Segerombolan gembong iblis itu ber-sama2
mengundurkan diri, pintu besi ruang rahasia itupun perlahan2
tertutup kembali, suasana dalam ruangan seketika
jadi gelap gulita.
„Kraaaak. . . .!" mendadak dari atas dinding memancar
keluar sembilan rentetan cahaya tajam yang tidak menceng
tepat menyorot diatas tubuh kesembilan manusia emas itu,
cahaya tadi berwarna biru dan membuat kesembilan
manusia emas yang berbentuk aneh semakin mengerikan
lagi kelihatannya.
Ternyata disekeliling dinding sudah terpasang sembilan
butir mutiara yang pada mulanya tertutup oleh papan
Otomatis, asalkan tali yang ada disamping ditarik maka
papan itu akan bergeser kesamping dan memancarkan
cahaya mutiara itu.
Menjumpai patung emas dari ayahnya, gurunya, serta
Sang cianpwee, rasa sedih menyelimuti benak Lam Kong
Pak, air mata jatuh berlinang membasahi seluruh wajahnya.
Dengan sorotan penuh kebencian ia melototi pemilik
pegadaian Bu-lim tak berkedip, tubuh gemetar keras.
Ketika itu Pemilik pegadean Bu-lim berjalan kedepan
patung emas dari jagoan angin geledek kemudian derdiri
dengan kepala tertunduk. agaknya ia sedang berdoa, hanya
tak kedengaran apa yang sedang diucapkan.
Lam Kong Pak jadi bingung, mungkinkah perempuan itu
masih menyembunyikan suatu rahasia yang tak diketahui
khalayak ramai?
Siapa sangka urusan berada diiuar dugaan per-lahan2 si
pemilik pegadaian Bu-lim melepaskan kain kerudung dan
bergumam; "Lam Kong Liuw, aku Sun Han Siang demi
dirimu telah hidup sebatarg kara dikolong langit. sebetulnya
aku harus menjaga nama baik dan kedudukan yang
terhormat. Namun aku tidak terlalu memikirkan tentang
soal itu. demi memenuhi harapanmu aku rela mendapat
nama jelek, dengan menggunakan cara apapun berusaha
mendapatkan kitab rahasia Payung Sangkala. . . ."
Hampir2 saja Lam Kong Pak berseru tertahan,
mimpipun ia tidak menyangka kalau pemilik pegadaian Bulim
mempunyai hubungan yang sangat akrab dengan
ayahnya. bahkan yang membuat ia makin terperanjat
adalah wajah pemilik pegadaian Bu-lim yang membuat ia
makin terperanjat adalah wajah pemilik pegadaian Bu-lim
yang penuh bercahaya pucat namun dingin kaku dan
agung, agaknya sudah lama tidak tersorot oleh cahaya sinar
matahari.
Ditinjau dari usianya baru tiga puluh tahunan, namun
rambutnya telah beruban. sebenarnya apa yang telah
terjadi?
DALAM pada itu terdengar pemilik pegadaian Bu-lim
kembali bergumam seorang diri: "Lam Kong Liuw.
dapatkah harapanmu itu mencapai pada tujuan yang
diinginkan aku masih belum ada pegangan, namun aku bisa
melakukannya dengan segenap tenaga sedangkan mengenai
kedua orang anakmu yang seorang masih berada disisiku,
sedangkan yang seorang lagi malah bermusuhan dengan
diriku. . ."
Bicara sampai disini, tak kuasa lagi titik air mata jatuh
berlinang.
"Yang aku lahirkan sendiri tak ada disampingku, bahkan
mungkin sekali bersumpah tak akan hidup berdampingan
dengan diriku, sebaliknya yang bukan aku lahirkan sendiri
malah memperoleh seluruh kepandaianku. sejak kecil tak
pernah merasakan siksaan mau pun penderitaan. Tapi, aku
tahu kau bisa memaafkan diriku, sebab perbuatanku terlalu
sadis, terlalu keji. seandainya kau dapat mendengar
penjelasanku ini, mungkin kau bisa memaafkan diriku — ,
antara orang baik dan orang jahat hanya terpaut sedikit
saja, Nabi besar pernah berkata: 'Tidak sedikit manusia baik
berjiwa binatang', aku dapat meresapi kata2 itu mendalam
tokoh2 dari kalangan putih yang kubinasakan kebanyakan
pernah memakai kedok berbuat mulia. berbuat bajik tapi
dalam kenyataan mengincar kecantikanku, mengincar kitab
pusaka ilmu silatku. Namun dalam kenyataan mereka
adalah perdekar2 kalangan putih yang sudah tersohor
dalam dunia persilatan, kalau dikatakan siapa yang suka
percaya? . . . Sekarang puteramu. Tidak! juga puteraku
Hanya saja mungkin ia tak akan mengakui aku seorang
perempuan kejam, perempuan telengas sebagai ibunya. kini
ia berada disisiku. bahkan kemungkinan hendak
membinasakan diriku. Sebab ia mempunyai kemampuan
untuk berbuat demikian. . ."
Lam Kong Pak tercekat hatinya, secara lapat2 ia dapat
menangkap makna dari ucapan Pemilik pegadaian Bu-lim
itu, ia bilang sang ayah punya dua anak. yang seorang
berada disisinya sedang yang lain bersumpah tidak mau
berdiri berbareng dengan dirinya. yang ada disisinya dan
dididik sejak kecil hingga dewasa bukan dilahirkan olehnya,
sedangkan yang bermusuhan malah ia sendiri yang
melahirkan.
Lam Kong Pak terkesiap, ia merasa salah satu dari dua
orang putra yang dikatakan perempuan ini ada
kemungkinan adalah dirinya. tapi mengapa ayahnya tak
pernah berkata kalau ia punya saudara? dan tidak pernah
mengatakan pula siapakah ibu kandungnya?
Dan siapa pula yang dikatakan sang bocah, yang
dibesarkan disisinya?
+ + ooo OOOO ooo + +
KEMBALI Pemilik Pegadaian Bu-lim bergumam
seorang diri: "Demi tercapainya tujuan yang ku-cita2kan,
aku membutuhkan uang serta tenaga pembantu yang amat
banyak. karena itu aku membuka pegadaian Bu-lim. selama
banyak tahun sudah mengumpulkan puluhan laksa tahil,
dengan modal yang kuat aku hendak membeli puluhan jago
untuk jual nyawa buat diriku? "
Dengan ter-mangu2 Lam Kong Pak melototi perempuan
cantik namun sepasang tangannya penuh bernoda darah itu
dalam hatinya timbul suatu perasaan yang sukar
dibayangkan. namun bagaimana pun juga ia tidak percaya
kalau dia adalah putra kandungnya.
"Sekararg aku hendak menyelesaikan rencanaku"
kembali ia melanjutkan kata2nya.
"Dapatkah berhasil aku hanya separuh pegangan,
mungkin kau bisa membenci diriku, jikalau tahu hanya
punya separuh pegangan mengapa harus mempertaruhkan
kebahagiaanku sepanjang hidup untuk coba memperdalam
ilmu 'Tong Bian Thay Hoat' Atau kepandaian semacam
hipnotis. Aaaai! Kalau dibicarakan kau tentu akan jadi
jelas.. . . Tempo dulu kau kena dibokong orang, badanmu
menderita luka parah dan harapan kau hidup hanya
separuh saja. Kebetulan waktu itu aku mendapat tujuh jurus
sakti dari ilmu payung Sangkala dalam kitab tersebut ilmu
hipnotis 'Tong Bian Thay Hoat'. namun tak termuat cara
penyembuhannya. aku tahu cara penyembuhan hanya
termuat di atas kitab pusaka dua jurus terakhir, lagi pula
demi kau bisa memperoleh 'Tong Bian Kang Khie' Dari
kepandaian Hipnotis 'Tong Bian Thay Hoat' ini sehingga
menuntut balas, kau harus menempuh bahaya dihipnotis.
Dalam kenyataan memang demikian. namun dalam
pandangan orang lain dikira aku sudah membunuh dirimu
kemudian membungkus badanmu dengan cairan emas.
Karena itu aku dipandang sebagai perempuan paling keji
dikolong langit! Diantara kesembilan manusia emas, hanya
kau dan 'Siauw Yauw sianseng' Lu Ie Beng dua orang yang
pura2 mati karena kena hipnotis 'Tong Bian Thay Hoat'
sisanya merupakan musuh besarmu semua, bahkan mati
ditanganku serta Ing-jie. sebab mereka terlalu keji terhadap
dirimu aku harus menuntut balas. Rahasia ini hanya
diketahui olehku serta seorang lain hanya saja orang ini
sudah puluhan tahun tak pernah munculkan diri, entah ia
masih hidup atau sudah mati!"
Lam Kong Pak yang mendengar ucapan itu jadi tertegun,
sepasang matanya terbelalak lebar mulutnya melongo,
hampir2 saja ia mengira dia sedang bermimpi.
pemandangan yang tertera didepan sana hanya merupakan
khayalan belaka.
Sebab dahulu ia pernah dengar orang membicarakan soal
'Tong Bian Thay Hoat' Namun ia tidak percaya orang yang
kena dihipnotis sehingga tak bisa bicara, tak berkutik tidak
makan tidak minum bisa bertahan sampai puluhan tahun
tanpa membusuk, bahkan masih tetap hidup seperti sedia
kala.
Suatu peristiwa khayal suatu kejadian yang tak masuk
akal!
"Engkoh Liuw!" Diatas kecantikan wajah pemilik
pegadaian Bu-lim terlintas kesedihan yang bebat. butir2 air
mata jatuh berlinang, sambungnya; "Aku cinta padamu.
aku hendak menciptakan dirimu sebagai manusia nomor
wahid sekolong langit sebab di Hatiku masih tetap
demikian. lebih suka jadi kepala ayam daripada jadi ekor
kerbau, justru tabiat inilah yang tak kau sukai, sekarang aku
hendak membangkitkan dirimu kembali!"
Dengan menahan napas, Lam Kong Pak tumpahkan
seluruh perhatiannya kearah tubuh perempuan cantik itu
bahkan memberi tanda pula kepada Loo Liang Jen agar ia
tidak menimbulkan suara,
Pemilik pegadaian Bu-lim mengeluarkan tangannya yang
pucat dan halus untuk menekan mata sebelah kanan dari
patung tembaga si jagoan angin Geledek.
„Kriiiik!" Lambat2 pakaian tembaganya mulai
menggulung dari bawah keatas. dan menggulung terus
sampai kekepala.
Pemilik pegadaian Bu-lim segera melepaskan pakaian
tadi dan muncullah tubuh se-orang manusia yang masih
segar bugar bagaikan hidup.
Dalam detik tersebut seluruh tubuh Lam Kong Pak
gemetar keras. air mata jatuh berlinang hampir2 saja ia
menubruk kedepan, memeluk jenasah ayahnya dan
menangis tersedu sedan. .. Tetapi kesadarannya masih utuh,
ia tahu seandainya ia berbuat demikian bisa merusak satu
persoalan besar. perduli perempuan itu bisa membangkitkan
kembali ayahnya atau tidak ia harus melihat akhirnya lebih
dulu.
Tampak perempuan tadi secara sangat ber-hati2
membopong jenasah tersebut dan dibaringkan keatas tanah,
kemudian dari dalam sakunya ai ambil keluar sejilid kitab
kecil.
Kitab. tersebut serdiri dari tiga, lima bab dan terbuat dari
kain sutera yang antik tak menarik.
Perempuan itu memperhatikan dahulu dari atas hingga
ke bawah, kemudian laksana kilat tangannya bergerak.
cepat menotok seratus nol delapan jalan darah ditubuh
jagoan angin geledek.
Setelah itu pejamkan matanya dan menempelkan
sepasang tangannya diatas ubun2 serta Khi Hay-hiat
ditubuh jagoan angin geledek.
Waktu dengan cepatnya berlalu ditengah keheningan,
ketegangan. kegelisahan serta kemisteriusan.
Dua jam telah berlalu. namun jagoan angin geledek yang
berbaring diatas tanah masih seperti sedia kala.
Sedangkan pemilik pegadaian Bu-lim sudah basah kuyup
oleh keringat. asap mengepul keluar dari atas ubun2.
Wajahnya yang pada dasarnya sudah pucat pasi, saat ini
lebih menyeramkan lagi, boleh dikata mirip dengan
manusia yang terbuat dari lilin.
Kembali setengah jam telah lewat, pemilik pegadaian Bulim
per-lahan2 buka mata melirik sekejap kearah jenasah si
jagoan Angin Geledek lalu menghela napas panjang dan
dari kelopak matanya mengucur air matanya, gumamnya
seorang diri:
"Aku telah mencelakai dirinya! aku telah mencelakai
dirinya! ilmu hipnotis 'Tong Bian Thay Hoat' hanya bisa
membuat orang tidur dan tak bisa pulih kembali seperti
sedia kala, aku. . .aku. . . ."
Rasa sedih, berduka menyelimuti seluruh benaknya. sang
badan jadi sempojongan dari matanya memancarkan
cahaya ber-api2. dengan wajah meringis keji, serunya;
“Kalau dewi payung sengkala berani membohongi diriku.
akan kutuntut kembali sepuluh kali lipat dari apa yang
kuterima ini!"
Dicekalnya kitab pusaka itu erat2, tangan yang pucat
gemetar keras titik air mata turun berlinang membasahi
kitab tersebut.
Dari lubuk hati Lam Kong Pak muncul perasaan
simpatik dan kasihan, seandainya ia tidak ingin
mengganggu konsentrasinya dalam menyelidiki cara
membangkitkan kembali sijagoan angin geledek sejak
semula ia sudah menubruk kedepan sambil menangis tersedu2.
Akhirnya pemilik pegadaian Bu-lim berhasl
menenangkan hatinya, setelah mengatur pernapasan dan
wajahnya pulih kembali seperti sedia kala ia memeriksa
kembali setiap patah kata yang termuat diatas kitab.
Lewat sejenak. sekali lagi ia turun tangan melakukan
penyembuhan. Namun hasilnya nihil. Si Jagoan Angin
geledek masih tetap seperti sedia kala,
Melihat usahanya kembali gagal Pemilik pegadaian Bulim
amat gusar. dengan penuh kebencian teriaknya:
"Dengan menggunakan cara paling rendah paling keji aku
Sun Han Siang merebut kitab pusaka ini. Hal ini kulakukan
bukan karena ingin mengincar ilmu silat yang tertera
disana. sebabnya hanya ingin mempelajari ilmu Hipnotis
Tong Bian Thay Hoat. tak disangka kembali aku tertipu
oleh perempuan rendah itu!"
Saking marahnya, napas jadi ter-sengkal2 kembali
serunya: "Kini musuh tangguh sudah ada didepan mata,
empat penjuru diliputi mara bahaya. Gerombolan manusia2
yang anggap dirinya sebagai jagoan kalangan lurus pada
memusuhi diriku, perkum pulan Liok Mao Pang pun sudah
ambil keputusan untuk adakan pertemuan pedang pada
bulan sembilan Tiong Yang, tujuan mereka yang terutama
tentu saja hendak melenyapkan pegadaian Bu-lim. namun
didengar dari nada ucapan pangcu mereka agaknva sedang
mempersiapkan diri untuk menghadapi Bu-lim beng-cu.
Siapakah Bu-lim Beng-cu itu? apakah pu. . . ."
Pikirannya sangat kalut, dengan ter-mangu2 ia
memandangi jenasah jagoan Angin Geledek. air mata
membasahi wajahnya.
Rasa benci semakin memuncak hinggal akhirnya sukar
ditahan lagi, kitab pusaka tersebut di-remas2 jadi satu
kemudian dibanting keatas tanah.
Agaknya Lam Kong Pak ikut dibikin terharu air mata
tanpa terasa jatuh berlinang membasahi wajahnya, Ketika
itulah mendadak dari batok kepalanya terasa ditetesi pula
oleh benda cair yang sangat dingin,
Ketika ia mendongak, tampaklah si Manusia Raksasa
Loo Liang Jen yang berdiri dibelakangnya sedang
mengucurkan air mata.
Agaknya pemandangan yang sangat megharukan ini
membuat Loo Liang Jen simanusia baja ikut sedih.
Mendadak. sinar mata Pemilik pegadaian Bu-lim
ditujukan kearah kitab pusaka yang berada diatas tanah, ia
temukan ujung dari kitab tadi membuka, se-olah2 terdapat
lapisan didalamnya,
Dengan cepat ia ambil kembali kitab tadi dan
dibentangkan keatas tanah, sedikitpun tidak salah.
Ternyata lembaran terakhir terdiri dari dua lembar yang
menempel jadi satu, ujungnya telah terbuka sedikit.
Rasa kaget, girang bercampur aduk dalam hatinya ia
tempelkan telapaknya keatas kitab kemudian kerahkan
tenaga murninya, tidak selang beberapa saat kemudian asap
putih mengepul keluar dari atas kitab tadi.
Menanti ia menghentikan salurkan hawa murninya kitab
tadi sudah dibikin lembab oleh asap putin hasil tenaga
lweekangnya, dengan amat mudah sekali ia berhasil
melepaskan tempelan kertas tersebut.
Terbaca olehnja, diatas lembaran terakhir tadi tertera
beberapa baris tulisan dengan kata2 yang sangat kecil;
"UNTUK memperoleh cara penyembuhan atas pengaruh
ilmu Hipnotis, cepatlah pergi mencari seorang tokoh lihay
berambut hijau bermata hijau Tenaga lweekang orang ini
sangat lihay sukar ditemukan tandingannya. ilmu Hipnotis
'Tong Bian Thay Hoat' adalah kepandaian tunggal orang
ini. Tempo dulu ilmu tersebut ditukar dengan kepandaian
payung sengkala. ia hanya memberitahukan bagaimana
cara menggunakan ilmu tersebut namun tak dikatakan
bagaimana cara penyembuhkannya. sebaliknya delapan
jurus ilmu payung sengkala kena dibohongi olehnya. dan!
sejak itu manusia tadi lenyap tak berbekas."
Dibawah tulisan tadi tertera nama Dewi Payung
Sengkala serta Siang Yen Ping.
Tulisan ini kembali memberikan harapan bagi pemilik
pegadaian Bu-lim serta Lam Kong Pak, walau pun manusia
berambut hijau bermata hijau sudah lama lenyap tak
berbekas. namun bagaimana pun juga masih bisa
dibuktikan kalau ia belum mati.
Apalagi saat ini muncul sebuah perkumpulan dengan
nama Liok mao Pang atau perkumpuian dengan nama Liok
Mao Pang atau perkum pulan Bulu Hijau.
Walaupun tak diketahui siapakah pangcu mereka,
namun kemungkiran besar dia bukan lain adalah manusia
berambut hijau bermata hijau itu.
Tiba2 pemilik pegadaian Bu-lim meloncat bangun dan
berseru dengan suara berat: "Jikalau kau adalah putera dari
Lam Kong Liuw cepat keluar dan pandanglah jenasahnya
untuk terakhir kali sebab mulai sekarang mungkin sukar
melihatnya kembali!"
Dada Lam Kong Pak serasa digodam dengan martil
berat, hampir2 saja ia jatuh tidak Sadarkan diri. tanpa
berpikir panjang lagi ia munculkan diri dan menangis
tersedu dihadapan jenasah Lam Kong Liuw ayahnya.
Si malaikat raksasa Loo Liang Jen pun segera menyusul
keluar, begitu perawakannya yang tinggi besar munculkan
diri pemilik pegadaian Bu-lim rada tertegun.
Namun Loo Liang Jen tidak menengok barang sekejap
pun kearahnya iapun jatuhkan diri berlutut didepan jenasah
Lam Kong Liuw sambil mengucurkan air mata,
Dengan penuh kasih sayang pemilik pegadaian Bu-lim
mengelus kepala Lam Kong Pak, air mata jatuh berlinang
disamping muncul perasaan cinta seorang ibu terhadap
puteranya.
Lam Kong Pak makin sedih lagi, ia menangis tersedu.
Tiba2 pemilik pegadean Bu-lim menarik tubuh Lam
Kong Pak sehingga saling pandang memandang dengan air
mata bercucuran.
Ketika itulah ia baru menemukan wajah perempuan
cantik ini rada mirip dirinya. Rasa cinta kasih muncul dari
dasar sanubarinya.
"Bocah. tahukah kau siapa aku? "'
„Aku. . .aku. . . .tahu!"
"Bocah baik! kau sungguh membuat mama jadi terharu!"
Lam Kong Pak tak dapat menahan diri lagi. ia menubruk
kedepan memeluk tubuh pemilik pegadean Bu-Lim sembari
berseru: "Ibu. . . .!" tak tertahan meledaklah isak tangis jang
amat sedih.
Lama sekali mereka berdua saling berpelukan sambil
menangis, akhirnya Sun Han Siang menghapus air mata
diatas wajah pucatnya, kemudian ia berkata dengan nada
menghibur: "Pak-jie kau dapat memaafkan ibumu bukan
karena tidak memelihara dan mendidikmu hingga dewasa?
"
"Aku tidak pernah menyalahkan dirimu!"
"Bocah, tahukah kau apa sebabnya aku menempuh
bahaya menghipnotis ayahmu dengan ilmu 'Tong Bian
Thay Hoat' sehingga ia tidak sadar selama puluhan tahun? "
„Aku sudah tahu!"
„Aaaaai ! asalkan kau dapat memahami jerih payah
ibumu. akupun bisa berlega hati! tahukah kau hampir2 saja
engkohmu hancur ditangan siapa? "
"Ibu! siapakah engkohku? " tanya Lam Kong Pak dengan
hati terkesiap.
„Aaaaaai. . . .! engkohmu bukan lain adalah Suma Ing!"
jawab Sun Han Siang sambil menghela napas panjang.
„Apa? dia? "
Saking terkejutnya Lam Kong Pak sampai berdiri
tertegun, ia tidak percaya Hal ini merupakan kenyataan.
tapi ia tahu ibunya tak akan membohongi dirinya.
"Kalau benar dia adalah engkohku, mengapa she Suma?
"
“Karena walaupun dengan dirimu berasal dari satu ayah,
namun dilahirkan oleh ibu yang lain!"
"Jadi aku punya dua orang ibu? "
„Ehmmm! ibu dari Suma Ing adalah genduk ayahmu.
setelah melahirkan dia lantas mati. sedang kau dilahirkan
olehku. sejak kecil telah dikirim oleh ayahmu untuk dididik
oleh Siauw Yauw Sianseng."
"Ibu! mengapa dia mengirim aku kepada orang lain? "
"Bocah aku serta ayahmu adalah manusia bertabiat keras
kepala. sering kali mempunyai pendapat yang berbeda.
waktu itu disebabkan satu persoalan kecil kami cekcok,
karena gusar aku lantas pergi. maka dari itu kau dikirim ke
Lu Ih Beng sana untuk dipelihara siapa sangka tidak lama
kemudian ia dibokong orang. . . ."
"Dibokong siapa? "
"Aaaaaai. . . .! kalau dibicarakan mungkin membuat kau
tidak percaya" seru Sun Han Siang sambil menghela napas,
diatas wajahnya pucat terlintas rasa benci yang sangat
mendalam.
„Orang ini disebut sebagai pendekar besar dari kalangan
Pek-to waktu itu, mereka dipimpin oleh Si-jago Arak dari
Lam-hay The Boen-kau. Si-tangan selaksa tulisan Thian To,
sipencuri sakti Pek-li Gong serta Simahasiswa bertangan
sakii Sang Hong Tie."
„Apa? Sang cianpwee dia. . .dia pun membokong
ayahku? "
"Hal ini tak bisa disalahkan kalau kau tidak percaya,
seandainya ibumu tidak percaya, seandainya ibumu tidak
mendengar sendiri ayahmu bercerita, akupun tak akan
percaya. lagi pula selama hidup ayahmu keras dan jujur.
Selamanya tak pernah bicara bohong sebelum mempunyai
keyakinan ia tak akan menfitnah sahabat karib sendiri!"
Kembali Lam Kong Pak tertegun, dia adalah seorang
pemuda yang masih berhati suci lagi pula baru saja
munculkan diri ia belum tahu bagaimana kejinya manusia
KangOuw. maka dari itu hatinya rada menaruh curiga-
"Mengapa mereka hendak membokong ayahku? "
"Sebenarnya mereka terkena siasat sekali timpuk dapat
dua burung dari orang lain. Ada orang menyiarkan kabar
bohong katanya kitab ilmu silat payung sangkala terjatuh
ditangan ayahmu. Berita ini dengan cepat diketahui oleh
seluruh umat Bu-lim. coba kau bayangkan siapa yang tidak
ingin mendapatkan kepandaian sedahsyat itu? secara diam2
mereka turun tangan terhadap ayahmu. tentu saja wajah
mereka berkerudung semuanya, namun ilmu silat yang
dimiliki ayahmu jauh lebih tinggi setingkat dari kepandaian
siapapun. dalam kerubutan empat orang akhirnya ayahmu
menderita luka parah dan menemukun kembali wajah asli
mereka."
"kemudian? "
"Sewaktu mereka hendak turun tangan keji kebetulan
ibumu tiba disana. ketika itu ilmu silat yang aku miliki jauh
melebihi ayahmu, mereka sadar perbuatannya gagal dengan
cepat satu persatu melarikan diri. Didalam angpapan
mereka tidak lama kemudian bila ayahmu tidak bicara
siapapun tak akan tahu kalau perbuatan ini adaiah hasil
karya mereka. Siapa sangka. walau pun luka ayahmu sangat
parah ia masih dapat menyebutkan kedudukan mereka.
Waktu ini hampir saja akupun tidak percaya. kebetulan
ketika itu aku sudah memperoleh tujuh jurus dari ilmu sakti
Payung Sengkala, demikianlah dengan ilmu Hipnotis 'Tong
Bian Thay Hoat' aku sembunyikan ayahmu. Namun
disebabkan dua jurus terakhir sampai sekarang urusan
masih tertunda, Dalam anggapan ibumu, setelah
mendapatkan dua jurus terakhir dari kepandaian tersebut,
tentu bisa membangunkan kembali ayahmu. Siapa sangka
dibalik peristiwa tersebut masih tersembunyi suatu tabir
rahasia. kelihatannya terpaksa aku harus pergi menghadiri
pertemuan pedang yang diadakan perkumpulan Liok Mao
Pang pada bulan sembilan yang akan datang!"
SAAT inilah Lam Kong Pak baru tahu mengapa ibunya
turun tangan begitu keji terhadap jago2 kalangan lurus.
segera ia bertanya:
"Ibu dimanakah suma ing toako pada saat ini? "
„Aaaai. . . .sejak kau menginjak hancur jari tangannya,
mengorek keluar biji mata kirinya dan menghancurkan
batang hidungnya. ia sudah berubah sama sekali. ia
bersumpah hendak. . . ."
"Hendak membalas dendam sakit hati? "
"Aaaaai. . .ia belum tahu kalau kau adalah saudaranya,
kalau tahu mungkin. . . ."
"Ibu. aku sudah berbuat salah terhadap toako dapatkah
aku pergi menjumpai dirinya? ? "
"Tentu saja. . . .hanya lebih baik pada saat ini jangan kau
jumpai dahulu Suma Ing!"
"Kenapa? "
„Dia. . . .waktu dekat ini ia sudah mendekati gila, setiap
kali tersinggung perasaannya tentu membunuh orang. kalau
pada saat ini ia menjumpai dirimu, aku tidak berani
tanggung. . . ."
"Aku hendak memberi penjelasan kepadanya, sebab
kami adalah seudara seayah!" jawab Lam Kong Pak kukuh.
"Walau pun perkataanmu tidak salah. namun ia sudah
hampir mendekati gila!. .."
„Ibu aku sudah pastikan diri hendak berjumpa dengan
dirinya!"
"Baiklah! ibupun berharap kalian berdua bisa hidup
dengan damai dan tenteram. kau harus tahu walaupun dia
bukan dilahirkan oleh ibu. tapi akulah jang mendidik dan
memeliharanya sampai dewasa."
"Ibu! tadi aku mengatakan bahwa orang2 yang
membinasakan ayahku adalah jago2 dari kalangan Pek-to
lalu apa sangkut pautnya antara si Janda kawin tujuh kali
Poei Koen, si dewa Harta bertangan telengas Go Sing, Cioe
Ci Kang suami isteri serta Liuw HauW siang dengan ayah?
"
"Benar. mereka sudah seharusnya mati. Sebab bukan saja
mereka sudah berbuat keji mengambil kesempatan orang
lain susah bahkan Cioe Ci Kang Sang Hong-lie berserta
Siauw Koen ayah dari Liuw Hauw Siang berkomplotan
hendak memperkosa ibumu. . . ."
"Aaaaah . . .!" Sepasang mata Lam Kong Pak melotot
bulat2 dan memancarkan cahaya ber-api2.
"Sedikit pun tidak salah. manusia seperti itu sudah
seharusnya mati!"
„Seandainya aku tak kuat menghadapi mereka, mungkin
sejak semula sudah tak bisa berjumpa kembali dengan
dirimu, maka dari itu aku sudah berbulat tekad untuk
menyuruh mereka merasakan bagaimana tersiksanya mati
tak dapat hidup pun susah."
"Aaaaaaa! kiranya begitu aku masih mengira mereka
digunakan sebagai suatu contoh belala!"
"Ibumu mana bisa menggunakan seorang manusia hidup
sebagai contoh yang mati? "
"Aaaaai. . .! menurut berita yang kudengar. katanya
orang yang kena dihipnotis kalau tidak ada gerakan. maka
dalam tiga bulan harus dibangkitkan kembali. kalau tidak
maka selamanya tak ada harapan lagi!"
Sun Han Siang tidak bicara, ia memberi pesan wanti2
kepada si Malaikat Raksasa Lo Liang Jen agar dia baik2
menjaga Lam Kong Pak, setelah itu mereka bertiga baru
keluar dari ruang rahasia.
Sekeluarnya dari ruang rahasia para gembong iblis yang
ber-jaga2 didepan pintu jadi tertegun, sebab mereka lihat
Lam Kong Pak, Loo Liang Jen ternyata jalan ber-sama2
dengan pemilik pegadaian Bu-lim. bahkan hubungan
mereka begitu akrab.
"Cuwi sekalian tak usah menaruh curiga." dengan cepat
Sun Han Siang memberi penjelasan, "Dia adalah putra
kandung dariku. lain kali harap kalian suka baik2 menjaga
keselamatannya!"
Dengan adanya penjelasan ini, maka rasa curiga dibenak
para iblis pun bisa dihapuskan, kembali Sun Han Siang
berkata:
"Sedangkan mengenai keadaan yang lebih nyata. akan
kuberitahukan kepada kalian bilamana ada kesempatan,
sekarang kumpulkan semua orang keruang jago. aku ada
urusan hendak dibicarakan dengan mereka."
Selesai Sun Han Siang memberi pesan. ia membawa
Lam Kong Pak ber-jalan2 kesana kemari.
Pada saat inilah ia baru tahu kekayaan si Pemilik
Pegadaian Bu-lim bisa menandingi sebuah kerajaan.
Jago lihay banyak bagaikan mega, kecuali jago2 yang
pernah Lam Kong Pak jumpai masih ada banyak lagi jago2
dari kalangan Hek-to.
"Walaupun aku sudah berhasil mempelajari seluruh jurus
diri ilmu Payung sengkala namun aku percaya tenaga
dalamku tak bisa menandingi dirimu. entah secara
bagaimana kau bisa memperoleh penemuan aneh itu? "
tanya Sun Han Siang.
"Aku sudah memperoleh penemuan aneh sebanyak tiga
kali, pertama setelah jatuh kedalam kawah gunung berapi
dan berjumpa dengan Coe Li Yap puteri dari si dewi
Payung Sangkala dari gadis ini aku mendapat warisan tiga
jurus ilmu sakti Payung Sangkala!"
"Apa? putri dari Dewi Payung Sangkala? "
"Benar. hanya waktu itu aku belum tahu siapakah si
Dewi Payung Sangkala itu. aku aku hanya tahu ayahnya
bernama Siang Yen Ping. Kedua kalinya terjadi didasar
telaga dimana terletak istana Naga. secara tidak sengaja aku
masuk kedalam sebuah gua dan disebuah selat buntu tanpa
sengaja telah ber jumpa dengan Oei Ci Hu cianpwee sedang
bersemedi disana. ia berhasil menciptakan Bayi hawa sakti
dan tidak lama kemudian bakal mencapai titik terdahsyat.
tidak disangka telah diganggu olehku bayi hawa sakti tadi
berubah jadi dua gulung asap putih menerobos masuk
melalui lubang hidung' Sejak itu tenaga dalamku
memperoleh kemajuan pesat puluhan kali lipat. Ketiga
kalinya terjadi didalam celah batu di tebing Beng Gwatcang
gunung Thaysan waktu itu aku berjumpa dengan naga
sakti dan terhisap masuk kedalam perutnya tanpa sengaja
aku telah menghantam sebuah daging besar. daging itu
pecah dan menyembur keluar segulung carian yang masuk
kedalam mulutku. sejak itu tenaga dalamku maju semakin
pesat hanya aku tak tahu apa sebabnya bisa begini."
"Bocah rejekimu sungguh bagus sekali, hampir boleh
dikata seluruh rejeki yang ada dikolong langit sudah
diborong olehmu seorang. kau tidak tahu. naga sakti yang
kali jumpai adalah binatang sekali berusia selaksa tahun
cairan yang kau minum adalah cairah nyali naga. jangan
dikata minum begitu banyak, sekali pun hanya setetes saja
sudah dapat membuat seseorang berganti tulang berganti
kulit. agaknya tenaga lweekang yang kau miliki jauh diatas
dugaan ibumu!"
"Ibu apakah bisa masih ada harapan untuk bangkit
kembali? "
"Asalkan bisa bertemu dengan manusia berambut hijau
bermata hijau. mungkin tak persoalan lagi!"
"Seandainya ia tak mau beritahu kepada kita bagaimana
cara menghidupkan kembali orang dari pengaruh hipnotis?
"
"Terpaksa kita harus menggunakan kekerasan!"
"Bukankah kau pernah berkata bahwa ilmu silatnya
sangat lihay sukar dibayangan dengan kata2? "
„Benar. namun kita bisa merebut kemenangan dengan
andaikan akal serta kecerdikan!"
Sambii menggandeng tangan Lam Kong Pak mereka
berjalan kesana kemari. antara ibu dan anak penuh diliputi
kegembiraan. se-akan2 mereka berdua telah menemukan
kembali barang pusaka yang telah lama hilang.
Ketika mereka bertiga memasuki ruang Ci Gie Tong,
dalam ruangan telah penuh dengan ratusan tokoh lihay,
suaranya hiruk pikuk segera berhenti. ratusan pasang mata
ber-sama2 dialihkan keatas tubuh Lam Kong Pak.
Sambii menggandeng tangan pemuda itu Sun Han Siang
naik keatas mimbar dan duduk dikursi kebesarannya,
sementara Lam Kong Pak dan Loo Liang Jen berdiri
dikedua belah sisinya.
Ketika itu Sun Han Siang tidak duduk, ia tetap berdiri
dengan sikap agung penuh wibawa Segerombolan jago dari
kalangan Hek-to dengan memancarkan cahaya penuh
dendam beralih keatas tubuh Lam Kong Pak, kebanyakan
mereka adalah manusia2 yang pernah merasakan kelihayan
ditangan pemuda ini.
Suasana dalam ruangan sunyi senyap tak kedengaran
sedikit suara pun. hampir boleh dikata jatuhnya jarum pun
bisa kedengaran. . .
"Pegadaian ini bisa besar seperti sekarang kebanyakan
atas hasil jerih payah saudara2 sekalian." ujar Sun Han
Siang mulai dengan ucapannya. "Untuk itu aku
mengucapkan terima kasih dahulu kepada kalian semua!? "
Sinar matanya menyapu sekejap keseluruh ruangan.
kemudian terusnya: "Sekarang aka hendak memberi
keterangan kepada kalian. Lam Kong Pak adalah putraku.
perjumpaan ini hari membuat aku sangat gembira. nanti
aku hendak adakan sedikit perjamuan untuk merayakan
pertemuan ini. harap kalian semua sudi menghadirinya."
Diatas wajah para jago tak kelihatan terlintas rasa
gembira, sebaliknya malah ada yang tertawa dingin,
terutama sekali si Lampu hitam pengejar sukma Leng Ling
Cioe, sikakek asap berawan Si Coe Lok, si Awan Hitam
Cui Jie serta si Rembulan pagi Gouw Yang sekalian.
"Sejak ini hari, Lam Kong Pak adalah wakil Pemimpin
dalam pegadaian kita ini" Seru Sun Han Siang meneruskan
kata2nya. "Aku berharap agar Cu wi sekalian suka memberi
petunjuk. . . ."
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar. dari antara
para iblis bergema datang suara sindiran yang amat dingin
dan menusuk pendengaran, jelas banyak orang merasa tidak
puas sebab Lam Kong Pak diangkat jadi wakil pemimpin
dalam Pegadaian Bu-lim tersebut.
"Ibu! aku tidak berhasrat untuk memangku jabatan
sebagai wakil pemimpin dalam pegadaian ini." Seru Lam
Kong Pak coba menampik tawaran tadi. "Asalkan aku bisa
sumbang tenaga untuk menolong dan membantu ibu. hal
ini sudah lebih dari cukup. Aku tidak membutuhkan nama
besar!"
"Tidak selama. selama hidup apa yang telah kuucapkan
satu tak pernah jadi dua. aku kira tak bakal ada yang berani
membangkang!"
Agaknya pemilik Pegadaian Bu-lim pun dapat melihat
banyak diantara anak buahnya merasa sangat tidak puas
dengan keputusannya ini, segera dengan nada dingin
kembali berkata:
"SELAMANYA perintah yang kukeluarkan berat
Laksana gunung aku sudah ambil ketetapan untuk
mengangkat Lam Kong pak sebagai wakil Pemimpin
pegadaian kita. Barang siapa yang merasa tidak puas
silahkan ajukan usul atau alasan2nya. dan alasan itu akan
aku pertimbangkan secara bijaksana!"
"Dengan kepandaian silat yang dimiliki Lam Kong Pak,
memang tidak terlalu memalukan bila ia menjabat sebagai
Wakil pemimpin dalam Pegadaian Kita." ujar sikakek Asap
berawan memberikan alasan penolakannya, Namun
ditinjau dari perbuatannya yang lalu dimana selalu
memusuhi orang2 Pegadaian kita, bahkan majikan kecil
kita Suma Ing pun menjadi cacad ditangannya. aku rasa
pengangkatan ini kurang sesuai!"
"Perkataan dari Si Thayhiap memang cengli juga ." Sun
Han Siang. menganggukkan kepalanya, „Namun pepatah
mengatakan dua negara saling bertempur tujuannya hanya
ingin saling membela kaisarnya Orang yang berlatih ilmu
silat saling bergebrak tujuan yang terakhir sama saja hanya
ingin membunuh pihak lawan, dalam keadaan seperti ini
tentu saja tak dapat dihindar salah satu pihak akan terluka
atau binasa. Apalagi dia tak tahu kedudukan sebenarnya
dari diriku."
"Jikalau kau sudah bulatkan tekad untuk mengangkat dia
sebagai Wakil Pemimpin Pegadaian kita, aku
mengumumkan untuk mengundurkan diri dari Pegadaian
Bu-lim!" seru si Lampu hitam Pengejar sukma.
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar segera disusul
dengan reaksi jago2 lainnya. Bahkan sebagnian besar
meloncat keluat dari kalangan dan siap untuk turun tangan
bertindak, keadaannya amat berbahaya dan penuh diliputi
ketegangan, semua dalam sikap kesiap siagaan.
Mendadak terdengar suara bentakan keras
berkumandang memecahkan kesunyian, Suma Ing bagaikan
setan berdiri didepan pintu,-melototi Lam Kong Pak
dengan sinar mata ber-api2 kemudian selangkah demi
selangkah bergerak kedepan. . . .
Situasi berubah dengan cepatnya, diantara para iblis yang
hadir dalam ruangan terjadi kekacauan.
Mereka ber-sama2 mundur kesamping sembari
menonton terjadinya suatu peristiwa berdarah.
"Ing-jie. apa yang hendak kau lakukan? " Bentak Sun
Han Siang dengan suara yang berat.
Suma Ing tidak ambil pusing, lambat2 ia bergerak
kedepan mendekati Lam Kong Pak. ketika itu mata sebelah
kirinya sudah menjadi buta, batang hidungnya hancur dan
tinggal lubang yang masih ada keadaannya amat
menyeramkan membuat siapa saja yang melihat merasakan
bulu kuduknya bangun berdiri,
"Ing-jie. kalau kau tidak mau mendengarkan ucapanku,
aku akan bertindak sesuai dengan peraturan Pegadaian
kita!" Bentak Sun Han Siang kembali.
"Hmmm! paling2 cuma mati ditanganmu!" jawab Suma
Ing dingin ketus dan sinis. "Keparat cilik ini ada dendam
berdarah sedalam lautan dengan diriku. ada dia tak akan
ada aku maka dia harus dilenyapkan dari muka bumi!"
"Toako!" seru Lam Kong Pak dengan Wajah penuh
penyesalan, "Dengarkan dulu penjelasan siauwte."
„Hmmm! siapa yang kesudian jadi toakomu? kau Anjing
keparat. enak benar bicara semaunya. kau kira dirimu
sudah berhasil memperoleh tulang punggung yang bakal
membelai dirimu? Heeeeee. . .heeeeee. . .asalkan aku Suma
Ing berteriak. maka semua 18 jago yang ada diruang ini
akan berubah jadi musuh bebuyutanmu!"
Mendengar ancaman tadi, sinar mata Sun Han Siang
dengan cepat menyapu sekejap keseluruh ruangan,
sedikitpun tidak. ucapan dari Suma Ing bukan gertak
sambal belaka Setiap jago yang hadir disana pada
menunjukkan sikap tidak bersahabat.
Namun Lam Kong Pak tetap tenang dan sama sekali
tidak gentar menghadapi kejadian itu. kembali serunya:
"Toako. tahukah kau bahwa kita adalah saudara
sekandung? "
"Apa? aku Suma Ing adalah saudaramu? "
"Ing-jie. sedikitpun tidak salah. dia adalah adik
kandungmu!"
"Tidak!" teriak Suma Ing sambil meloncat. "Aku tidak
punya adik macam dia, aku hendak membinasakan
dirinya!"
"Toako, dengarkan dulu panjelasanku. kemudian
hukumlah dri siauwte aku rela menerima hukumanmu!"
Suma Ing mendongak tertawa seram "Haaaa. . .haaa. .
.haaaa. . . Kau anggap dengan ucapan manis semacam itu
kau bisa lolos dari rintangan ini? Heee. . .heeee. . . . Aku
Suma Ing sudah kau bikin sampai begini rupa, mati tak bisa
hidup pun Sungkan sebelum aku berhasil mendapatkan
ganti rugi sepuluh kali lipat dari pada yang kuterima aku tak
akan berpeluk tangan!"
"Ing-jie! kalian adalah saudara sekandung dahulu ia tidak
tahu kelau kau adalah toakonya. sekarang. sudah
seharusnya kau memaafkan perbuatannya itu!. . . ."
"Tidak bisa!" hardik Suma Ing dengan suara keras,
Sebelum dendam ini kubalas aku Suma Ing tak akan
berpeluk tangan!"
"Seumpama aku benar2 adalah saudaramu apakah kau
pun tetap ingin menuntut balas? " tanya Lam Kong Pak
dengan nada serius.
"Aku tidak punya adik semacam kau!"
"Toako. ayah kita adalah si Jagoan Angin Geledek Lam
Kong Liuw, tempo dulu beliau mati dicelakai musuhnyya.
sedang siauwte dikirim ketempat 'Siauw Yauw sianseng' Lu
In Beng untuk dipelihara disana. sedangkan toako kau
selalu berada disisi ibu."
"Tutup mulutmu!" teriak Suma Ing makin kalap.
"Terang2an kau sedang mengacau belo. kau she Lam Kong
dan aku she-Suma. dari mana bisa dilahirkan oleh seorang
ayah yang sama. apalagi ibu belum pernah membicarakan
persoalan ini dengan diriku!"
"Ing-jie. apa yarg diucapkan Pak-jie sedikitpun tidak
salah, ketika itu disebabkan aku merasa waktunya belum
tiba. maka tidak kuberitahukan hal ini kepadamu. . . ."
"Heeee. . .heeee. . .karena kau tidak beritahu kepadaku,
maka kau katakan waktunya belum tiba. Sekarang ia sudah
datang kau lantas mengatakan waktunya sudah tiba.
Hmmn! sampai matipun aku tidak akan percaya!. . ."
Dengan sekuat tenaga Lam Kong Pak berusaha untuk
menahan sabar dan menekan hawa amarahnya didalam
hati. kembali ia berkata: "Toako walaupun kita dilahirkan
oleh satu ayah namun dari ibu yang berbeda. Ibu tua
melahirkan dirimu kemudian meninggal, sedang siauwte
dilahirkan oleh ibu ini."
"Haaa . .haaaa. . .haaaaa. . ." Suma Ing tertawa tergelak
dengan nada kalap. wajahnya yang jelek menyeremkan
berkerut tiada hentinya. bagaikan malaikat iblis yang
sedang unjukkan keganasannya, "Tak usah kau teruskan
lagi kata2mu itu “
“Kalau begitu toako sudah percaya bukan kalau kita
adalah saudara sekandung? ”
“Sudah percaya "
"Kalau begitu bagus sekali, Siauwte merasa sangat
bersalah terhadap dirimu."
“Haaa. . .haaaa. . .haaaaa. . .kau kira setelah aku percaya
lantas diantara kita sudah tak ada urusan lagi? IHeee. .
.heee. . .kau terlalu mengangap dirimu pinter kalau aku
Suma ing tidak tahu masih tak mengapa, sekarang setelah
tahu aku makin ingin membalas dendam ini"
"Ing-jie. apa Maksudmu? " seru Sun Han Siang rada
tertegun.
"Apa maksudku lebih baik kau bertanya kepada dirimu
sendiri "
"Ing-jie, walaupun kau bukan dilahirkan olehku, namun
aku menganggap kau bagaikan putra kandungku sendiri.
sejak kecil aku yang melihara dirimu sampai dewasa. kau
merasa pernahkah aku berbuat tidak benar kepadamu? ? ”
“Tentu saja ada " terlak suma ing keras-keras. "Dibagian
mana ibumu berbuat tidak adil kepadamu? ”
“Kau pilih kasih "
"Kapan aku pernah pilih kasih? "
"Sekarang ini Hmmm. tangan kiriku, mataku hidungku
rusak dan cacad ditangannya. bukan saja kau tidak
menghukum dirinya malahan mengucapkan kata2 yang
seenak sendiri. Hmmm bukan putra kandungan sendiri
memang selalu akan berbeda "
Mendengar tuduhan itu Sun Han siang jadi kheki, air
mata jatuh berlinang sementara badannya gemetar keras.
"Toako " saking tak tahannya Lam Kong Pak berseru.
“Harap kau bersikap lebih sopan terhadap ibu, perduli
siauwte sudah melakukan pelanggaran besar atau kecil, ibu
sama Sekali tidak Salah. sekarang kau memaki dan
menegur ibunya dengan seenak sendiri. apakah kau tidak
merasa. . . ."
"Tutup mulut, dia bukan ibuku "
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar. Sun Han Siang
jatuh terduduk diatas kursi dengan badan lemas sedangkan
Lam Kong Pak hampir saja tidak berani mempercayai
telinga sendiri.
Ia tertegun, kemudian dengan suara berat serunya:
"Apakah kau anggap ibu yang sudah mmelihara dirimu
sampai besar adalah suatu cinta kasih yang palsu? "
"Tentu saja palsu " Teriak Suma ing yang sudah mulai
kehilangan sifat kemanusiannya lagi. "Demi mengangkangi
posisi. serta kedudukan sendiri. mau tak mau ia harus
menggunakan tenagaku. sekarang dia sudah mendapatkan
kau, tentu saja aku tak diperlukan lagi"
"Omong kosong " Lam Kong Pak sudah tak dapat
menahan rasa gusarnya lagi, ia turun dari mimbar dan
berdiri dihadapan Suma ing, bentaknya kembali dengan
suara lantang: "Jikalau kau berani mengucapkan sepatah
kata saja yang menghina ibu. siauwte tidak akan sungkan
lagi terhadap dirimu. . ."
"Hmmm jangan andaikan pengaruh hendak menekan
orang lain "
"Aku rela jadi pembantu Suma siauwhiap" tiba2 silampu
hitam pengejar sukma berseru. diikuti si Kakek Asap
berawanpun mengucapkan pendiriannya tanpa ragu2.
Setelah itu banyak lagi yang mengikuti niat kedua orang
itu. keadaan tersebut menunjukkan se-akan2 suatu
pertarungan segera akan berlangsung.
"Sudah kalian lihat belum? " jengek Suma ing sambil
tertawa seram. "Kalian ibu dan anak sudah jadi katak
dalam tempurung."
Melihat Suma ing begitu menghina dan pandang rendah
ibunya. Lam Kong Pak tak bisa menahan sabar lagi. dengan
cepat ia cengkeram urat nadi pemuda itu lalu menghardik:
"coba ulangi sekali lagi perkataanmu itu"
Suaranya keras, seandainya sinar mata yang dipancarkan
keluar bisa membunuh orang, mungkin sejak semula Suma
ing sudah roboh bermandikan darah. "Kalian ibu dan anak
sudah jadi katak dalam tempurung." teriak Suma ing
keras2.
Lam Kong Pak segera menyalurkan hawa murninya,
seluruh tubuh Suma ing kontan gemetar keras. wajahnya
membiru dan keringat dingin sebesar kacang kedelai
mengucur keluar tiada hentinya. namun ia tidak mendengus
pun tidak kedengaran merintih.
Para iblis dibawah pimpinan si Lampu Hitam pengejar
sukma per-lahan2 bergerak kedepan.
"Pak-jie cepat lepaskan dirinya jikalau ia sudah tak mau
mengakui diriku sebagai ibunya lagi, kau jangan terlalu
memaksa dirinya "
Karena ibunya sudah berkata demikian. Lam Kong Pak
lepas tangan dan menggetar mundur badannya sejauh dua
langkah. serunya kembali dengan suara sinis: "Terhadap
manusia macam anjing babi seperti ini, hanya akan
mengotorkan tanganku saja kalau dibunuh. Hmmm. sangat
tidak. berharga "
la menyapu sekejap kearah para iblis kemudian
bentaknya: "Berhenti "
Namun si Lampu Hitam Pengejar Sukma serta si Kakek
Asap berawan tidak menggubris mereka melanjutkan
perjalanannya kedepan.
Sepasang alis Lam Kong Pak kontan berkerot, sembari
tertawa dingin jengeknya: "Jangan dikira dengan adanya
hasutan dari kalian beberapa sampah masyarakat lantas bisa
menimbuikan badai besar disini. jikalau aku Lam Kong Pak
tidak unjukkan sedikit kepandaian kepada kalian-Hmm
kamu berdua masih juga tak tahu diri
= = ooo OOOOO ooo = =
BELUM habis ia berkata. dengan mengerahkan delapan
bagian tenaga murninya ia menggurat keatas tanah didepan
si Lampu Hitam Pengejar Sukma.
"Sreeeeet....." diiringi suara desiran tajam ubin hijau
diatas lantai hancur ber-keping2 dan muncullah sebuah
liang yang dalam dan setengah depa panjangnya. Si Lampu
Hitam Pengejar Sukma segera berherti.
"Kalau ada orang yang berani melampaui celah tersebut.
aku akan membuat dia roboh dengan bermandikan darah"
bentak Lam Kong Pak.
Ucapan tersebut diutarakan sepatah demi sepatah. nada
ucapannya dingin menimbuikan hawa berdesir dihati para
jago.
Mereka tahu seandainya Lam Kong Pak benar2 turun
tangan, Mungkin bagi mereka untuk melawanpun tak
sanggup, Namun orang Bu-lim paling mengutarakan gengsi.
demi nama baik. Sekalipun harus mempertahankan
nyawanya, mereka tetap bergerak maju.
Si lampu Hitam Pengejar Sukma menyapu sekejap wajah
si Kakek asap berawan, si Awan Hitam serta Rembulan
Pagi sekalian setelah saling bertukar pandangan mereka bersama2
cabut keluar senjatanya dan tergerak kedepan siap
melampaui celah tersebut.
Pada saat ini keadaannya amat tegang bagaikan telor
diujung tanduk. asalkan para jago melangkah setindak lagi
suatu pertarungan sengit segera akan berkobar,
Walaupun ilmu silat yang dimiliki Lam Kong Pak, Sun
Han Siang serta Loo Lian Jen sangat lihaypun mereka tak
bakal bisa memenangkan kerabutan ratusan orang jago
lihay.
Bagaimanapun juga Sun Han Siang adalah seorang
tokoh Bu-lim yang sangat berpengalaman melihat situasi
tidak menguntungkan ia segera membentak keras "Tunggu
sebentar "
Silampu hitam Pengejar Sukma sekalian segera berhenti
namun pada saat ini diatas wajah mereka sudah tidak
menunjukkan tanda-tanda menghormat lagi.
Dengan sepasang mata yang tajam Sun Han Siang
menyapu sekejap keseluruh ruangan, kemudian dengan
suara berat serunya
"Selamanya aku selalu bersikap baik kepada kalian
semua, kecuali mereka yang telah melanggar peraturan
pegadaian kita sehingga dihukum sesuai dengan peraturan
yang tercantum. belum pernah aku bersikap jelek kepada
kalian semua. ini hari seandainya ada diantara kalian yang
ingin melepaskan diri dari pegadaian ini, akupun tidak ingin
memaksa lebih jauh, tiap manusia mempunyai tujuan yang
berbeda. sudah seharusnya aku memberi kesempatan
kepada kalian semua "
Ia merandek sejenak. kemudian dengan suara keras
tambahnya: "Jikalau ada diantara kalian yang ingin tetap
berada dalam pegadaian ini, silahkan berdiri sebelah sini"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar suasana dalam
ruangan terjadi kegaduhan.
Per-tama2 Delapan manusia banci im Yang Pat Khie
meninggalkan barisan menyeberang kearah pemilik
pegadaian Bu-lim dan berdiri disisi Lam Kong Pak.
Kemudian disusul sepasang manusia jelek 'Hay Thian
Siang cho' pun menggeserkan badannya ingin melangkah
keluar. namun mereka ragu2 ambil keputusan.
"Kalau kalian berdua tidak ingin keluar, lebih baik tak
usah bergerak-." Sela si Lampu Hitam Pengejar sukma
segera membentak.
Dalam ucapan tersebut jelas disertai pula dengan nada
ancaman, pada dasarnya kedua orang gembong iblis ini tak
mempunyai pendirian yang kokoh. kena dibentak mereka
segera berhenti.
Melihat kedua orang itu berhenti Lam Kong Pak segera
membentak pula: “Hey sepasang manusia jelek dari Hay
Thian. bagaimana sikap pemilik pegadaian Bu-lim terhadap
kalian berdua? "
Kena ditanya secara begini, kedua makluk tersebut
segera berjalan keluar dan berdiri dibelakang im Yang Pat
Khie.
Dengan demikian situasipun berubah, walaupun diruang
tengah masih terdapat ratusan orang jago lihay, namun
yang cukup berkekuatan cuma dua tiga puluh orang
banyaknya.
Im Yang Pat Khie ditambah Hay Thian Siang cho
setelah menyebrang maka pihak Lam Kong Pak jadi
berjumlah tiga belas orang.
Lam Kong Pak sangat kagum dengan kecerdikan ibunya,
adakala harus menggunakan akal dan ada kalanya lebih
condong mengandalkan tenaga kekerasan sesuai dengan
posisi dihadapan- Situasi yang pada mulanya amat kritis
dengan cepat berubah jadi seimbang, Melihat kesempatan
bagus telah hilang, si Lampu Hitam pengejar sukma tak
berani mcenempuh bahaya lagi. Mereka bersama-sama
menengok kearah Suma ing.
Melihat pihaknya tidak akan menguntungkan Suma ing
kertak giginya kencang, Kepada Lam Kong Pak serta Suma
ing segera teriaknya: “Hubungan ibu dan anak serta
hubungan tali persaudaraan sejak ini menjadi putus"
Bicara sampai disitu ia lantas mengulapkan tangannya
memnuju kearah para jagoan iblis: "Mari kita pergi
meninggalkan tempat ini."
Dengan dipimpin oleh si Lampu Hitam pengejar Sukma,
lima enam puluh orang jago bersama-sama untuk keluar
dari ruangan menuju ketempat berlindung
"ibu " seru Lam Kong Pak dengan alis berkerut.
"Koko begitu tak tahu diri kau pun tak usah marah.
namun iblis2 itu tak boleh dibiarkan berlalu begitu saja”
“Mengapa? "
“Kemungkinan sekali kepergian mereka kali ini
menggabungkan diri dengan perkumpulan Liok Mao Pang.
lain kali bakal mendatangkan banyak kerepotan buat diri
kita sendiri"
"Biarkan saja mereka pergi"
"Bagaimana lihaynya ilmu silat yang mereka miliki aku
mengetahui sangat jelas. dan mereka tak akan jadi suatu
kekuatan yang amat besar. kecuali angkatan tua mereka
turun gunung lagi, barulah kita akan jadi kerepotan untuk
menghadapinya.”
“Dengan usia mereka setua itu apakah gurunya masih
hidup dikolong langit? "
"Ada beberapa suhu mereka yang masih hidup,
seandainya mereka turun gunung ber-sama2 dan
menggabungkan diri dengan perkumpulan Liok Mao Pang,
maka urusan akan jadi tidak gampang " kata Sun Han
Siang. "ibu kita harus basmi mereka."
"Kalau tidak maka mereka akan tiba disalah satu
perkumpulan puncak rimba persilatan Liok Mao Pang lebih
dahulu "
"Tentu saja boleh, hanya saja aku rasa dalam waktu
singkat pihak perkumpulan Liok Mao Pang tidak akan
mempercayai mereka “
“Mengapa? "
"coba bayangkan sudah puluhan tahun lamanya
Pegadaian Bu-lim menjagoi dunia persilatan-secara
mendadak kekuatannya rontok bahkan sebagian besar anak
buahnya meninggalkan pegadaian untuk menggabungkan
diri dengan mereka. dalam anggapan orang2 perkumpulan
Liok Mao Pang tentu mengira mereka sedang pura2
menyerah “
“Benar. ibu kau benar2 seorang pemimpin yang lihay “
“Pak-jie. coba kau lihat, sekarang kau malah memuji2
ibumu "^
"Majikan" tiba2 si Wang wee berhati hitam menyela dari
samping.
"Jikalau kau suka menggunakan caraku maka aku bisa
membuat mereka merasa kan kejahatan yang telah mereka
lakukan itu."
"Sekalipun tidak dibunuh mati oleh orang2 perkumpulan
Liok Mao Pang, tentu akan diusir dari sana”
“coba katakan "
"Walaupun pihak perkumpulan Liok Mao Pang sudah
ambil keputusan untuk mengadakan pertemuan puncak
para jago bulan Sembilan Tiong Yang nanti, namun tetap
masih menaruh rasa jeri terhadap kita. Maka dari itu
dengan adanya puluhan jago pegadaian yang menyeberang
kearah mereka. Mungkin akan diterima dengan hati
gembira. cayhe mempunyai sebuah siasat dengan racun
melawan racun untuk membuat pengkhianat-penghianat
yang tidak kenal budi itu bertarung mati2an lebih dahulu
melawan orang2 perkumpulan Liok Mao Pang, setelah itu
kita boleh sekali terjang menghancurkan kekuatan mereka."
"Tidak " dengan cepat Sun Han Siang menolak.
"Walaupun cara ini sangat bagus, namun Ing-jie adalah
pemimpin mereka, seandainya pertarungan sampai terjadi,
Ing-jie tentu akan menyerbu lebih dahulu. Aku tidak tega
kalau ia mati konyol. lagi pula kecuali si lampu hitam
pengejar Sukma. Si awan Hitam chi Jie, si Rembulan pagi
Gouw Yang serta si kakek asap berawan, sisanya bukan
manusia yang berpendirian untuk sementara waktu mereka
kena di-kibuli,"
"Jikalau kita hendak membinasakan mereka dengan cara
ini. aku merasa tidak tega.”
“ibu, Pak-jiepun mempunyai salah yang sama" sambung
Lam Kong Pak. "Bagaimana pun juga kaum sesat tak akan
mampu menangkan kaum lurus."
"Pihak perkumpulan Liok Mao Pang tidak akan berhasil
melakukan suatu kejadian besar."
"Dengan kekuatan sisa yang masih ada pada kita masih
tidak sulit untuk membasmi mereka "
"cayhe sangat kagum dengan cara2 kalian, ibu dan anak
bertindak. semua persoalan dibereskan secara jujur dan
terbuka." seru si Wangwee berhati hitam, "cukup andalkan
soal ini. kami berdua sudah ambil keputusan untuk
mengikuti majikan terus "
Demikianlah Sun Han Siang lantas membawa Lam
Kong Pak serta si Malaikat raksasa Loo Liang Jen
melakukan perjalanan dengan meninggalkan sepasang
manusia jelek dari Hay Thian serta Im Yang Pat khie
menjaga rumah.
Bahkan sekalian beritahu kepada mereka bahkan
perjalanan kali ini hanya bermaksud meninjau belaka.
Dalam pertemuan puncak para jago, lain kali Pemilik
pegadaian Bu-lim berjanji akan sekalian membawa mereka.
Ketika malam hari tiba, Sun Han Siang Sekalian telah
tiba disekitar gunung Hok Gauw "ibu adakah markas besar
perkumpulan Liok Mao Pang berada diatas gunung Hok
Gouwsan ini? " Tanya Lam Kong Pak yang memecahkan
kesunyian"
Tidak salah, hanya saja gunung Hok Gouw-san
panjangnya ada ratusan li, dimanakah persisnya sarang
mereka aku kurang tahu"
"Bagaimana pun kita tak boleh menerjang seenak sendiri
tanpa tujuan? "
"Pak-jie. kau anggap ibumu suka berbuat semacam
kalian anak muda? Setiap persoalan asal dipikir dan
diperbincangkan, tidak susah untuk memperoleh jalan
keluar."
"Kalau begitu mama sudah punya rencana masak? "
"Tentu saja." sembari berkata ia mengeluarkan sebuah
buntalan dari sakunya dan dibuka.
"Mama, apakah gunanya dengan simpananmu rumputrumput
yang berwarna hijau ini? ? ? " tanya Lam Kong Pak
lagi dengan nada tertegun,
"Inilah surat pas buat kita untuk menyelundup masuk
kedalam markas perkumpulan Liok Mao Pang mereka."
"Aaaaah--jadi maksud mama kita hendak nyelonong
masuk dengan jalan menyaru dan mengenakan rambut
warna hijau ini? "
"Tidak salah walaupun kita belum begitu tahu apakah
pihak mereka sudah bikin persiapan atau tidak.
bagaimanapun ber-siap dan ber-hati2 kan lebih bagus "
"Sekarang bukan saja kita tak tahu dimna letak markas
besar mereka, apa gunanya dengan rambut hijau ini? "
"Kau tak usah gelisah, mamamu sudah punya akal
bagus" dari sakunya kembali perempuan ini ambil keluar
sebuah bungkusan kertas minyak. setelah itu ia
menambahkan "cepat kalian pergi kumpulkan daun serta
ranting-ranting kering, mama akan main sulapan buat
kalian "
Dengan menbawa perasaan setengah percaya setengah
tidak, Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen menurut juga .
dalam sekejap mata mereka telah berhasil mengumpulkan
satu tumpukan ranting serta daun kering,
Bubuk halus yang ada didalam kertas minyak tadi oleh
Sun Han Siang segera disebarkan keatas kobaran api yang
sedang membakar ranting2 tadi. . . Blaauummm. . . . ketika
bubuk tadi terjilat api, segera terjadi ledakan keras diikuti
kobaran api semakin dahsyat hingga mencapai ketinggian
dua tombak ketengah udara.
Yang aneh lagi jilatan api tersebut segera berubah jadi
hijau tua, kobaran api mengumpul dan tidak membuyar,
segulung asap hitam membubung tinggi keangkasa.
"Mama. . .benda apa itu? " tanya Lam Kong Pak
keheranan.
"Inilah yang dinamakan Lang Yen-Hwee Hua Atau
bubuk api asap Srigala, terbuat dari kotoran Srigala serta
mesiu, ketika terjilat api, kobaran api segera akan berubah
jadi hijau tua bahkan tidak akan menyebar meski terhembus
angin. coba nanti kau lihat tidak lama kemudian pasti ada
orang datang kemari, kalian cepat kenakan rambut hijau
itu, segala persoalan boleh kalian lakukan setelah ada
kedipan mataku"
= = ooo oooo ooo = =
DEMIKIANLAH Sun Han Siang segera bekerja keras
untuk bantu Loo Liang Jen serta Lam Kong Pak menyaru,
sinanusia raksasa menyaru sebagai seorang perempuan
jelek.
Sedikitpun tidak Salah, tidak sampai Seperminum teh
kemudian ada lima orang lelaki munculkan diri secara
beruntun, jarak mereka antara lima enam tombak dari Sun
Han Siang sekalian, sementara tangannya menuding
kelangit sebagai kode rahasia,
otak Sun Han Siang berputar cepat, ia tak tahu kode
rahasia seperti itu menandakan dari orang2 itu ataukah
kode rahasia untuk berhubungan.
Waktu tidak mengijinkan perempuan ini berpikir terlalu
lama, iapun segera angkat tangannya menuding kelangit.
kedua jari ditekuk sementara kelima jari lainnya dibiarkan
menuding keangkasa.
Kelima orang lelaki itu segera tertegun-kemudian air
mukanya berubah serius den berbareng menghunjuk
hormat.
"Hamba sekalian meryambut kedatangan Than-cu "
serunya bersamaan.
Melihat kejadian ini diam2 Lam Kong Pak memuji, ia
tahu dalam waktu amat singkat ibunya berhasil menebak
arti dari lima jari lawan yang menuding kelangit. Itulah
menandakan bahwa mereka termasuk golongan kelas lima.
Sedangkan ibunya menunjukkan tiga jari ini birani ia
berasal dari golongan2 kelas tiga atau dalam kedudukan
perkumpulan Liok Mao Pang terhitung seorang Than-cu.
"Silahkan Than-cu mengikuti hamba sekalian "
Sementara kelima orang lelaki itu sudah berseru.
Kemudian putar badan dan bergerek kedalam hutan.
Sun Han Siang mengerling sekejap kearah Lam Kong
Pak kemudian tanpa banyak cincong menjusul
dibelakangnya.
Gerakan tubuh kelima orang itu sangat cepat dan ringan,
bahkan rambut mereka yang panjang terurai sepundak
berwarra hijau pekat, ketika terhembus angin dan berkibar
mendatangkan pemandangan yang sangat menyeramkan.
Kurang lebih setelah melewati tiga lima li, tiba2 kelima
orang lelaki itu berhenti dan menuding kearah sebuah hutan
song didalam sebuah selat. ujarnya: "silahkan Than-cu
melewati pos kedua" Habis bicara mereka putar badan dan
berlalu.
Mananti orang2 itu sudah pergi dengan ilmu
menyampaikan suara Sun Han Siang segera berbisik kepada
kedua orang rekannya: "Aku lihat untuk memasuki markas
besar perkumpulan Liok Mao Pang, kita harus bertindak
lebih ber-hati2 "
Demikianlah dibawah pimpinannya mereka lanjutkan
perjalanan memasuki hutan song dalam selat tersebut.
"Kraaaak. . . .? "
Tiba2 dihadapan ketiga orang itu meluncur datang
sebuah panji kecil warna hijau yang tingginya setengah
depa dengan panjang satu depa, panji tadi tepat menancap
diatas tanah dan berkibar tiada hentinya tertiup angin.
Diatas panji tadi tersulamlah beberapa patah kata: "Than-cu
keempat dari ruang ketiga. pi Hoo "
Membaca nama orang itu Lam Kong Pak tertegun,
Segera pikirnya: "Mungkinkah orang ini adalah sikakek
Moyang berwajah Kepiting Pi Hoo? ? "
Belum habis ia berpikir, dari dalam hutan telah muncul
tiga orang, orang pertama adalah seorang laki2 berjubah
lebar dengan sulaman naga. dipunggungnya menggembol
panji besar wajahnya merah bagaikan darah dialah si Kakek
Moyang Berwajah kepiting Pi Hoo,
Buru2 Lam Kong Pak menutupi wajahnya dengan
rambut hijaunya sehingga sebagian raut mukanya
tersembunyi, sementara si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen
sudah disaru oleh Sun Han Siang sebagai seorang
perempuan berwajah jelek.
Dalam pada itu si Kakek Moyang Berwajah Kapiting
telah tiba dihadapan mereka dan menunjukkan keempat
jarinya menuding kelangit.
Pikiran Sun Han Siang rada tergerak, segera pikirnya
"Manusia berwajah merah ini jelas adalah seorang Tong-cu,
kalau aku menyaru sebagai Than-cu lagi kemungkinan
besar jejakku bisa konangan, kenapa aku tidak pertinggi
kedudukanku setingkat lebih keatas dan menyaru sebagai
seorang Hu-hoat? "
Karena berpikir demikian ia lantas menunjukkan kedua
jari tangannya menghadap ke-langit. Sementara itu
hidungnya mendengus mengeluh dingin.
Dengusan ini sengaja dipancarkan dengan disertai tenaga
lweekang. Suaranya kuat dan tajam hingga rasanya
mengetuk hati lawan-Tak kuasa si Kakek Moyang Berwajah
Kepiting melihatnya tertegun.
Segera ia menegur dengan nada suaranya yang sangat
berat: "Dalam perkumpulan kami cuma ada tiga orang
pelindung Hukum, tolong tanyakan siapakah sebenarnya
anda? "
"Seorang Tong-cu yang berkedudukan rendah berani
kurang ajar terhadap seorang Pelindung Hukum. Hmmm
apakah kau sudah bosan hidup," gertak Sun Han Siang
dengan nada suara dingin, Suaranya adem bagaikan
hembusan angin dimusim salju.
Seketika itu juga membuat orang jadi bergidik dibuatnya,
bulu roma seketika pada bangun berdiri.
Seluruh tubuh si kakek Moyang Berwajah Kepiting
gemetar keras, ia ragu sejenak akhirnya ujarnya: "Silahkan
Hu-hoat berlalu "
Sekali lagi Sun Han Siang mendengus dingin kemudian
dengan kerahkan ilmu meringankan tubuhnya berkelebat
sejauh lima enam belas tombak dan menerobos hutan
belantara.
Lam Kong Pak tahu jejak Loo Liang Jen ketahtuan-ia
segera menarik tangan kirinya dan ikut meloncat kedepan,
sekali terobos ia menggapai lima enam belas tombak lebih,
Menanti pemuda itu angkat muka kembali hatinya
terperanjat, Tampak didalam hutan berdiri dua puluh orang
lebih lelaki kekar berambut hijau membagi diri jadi dua
barisan,
Pandangan mata mereka menatap kedepan sementara
dalam rangkulannya mencekal sebuah panji besar.
Gerakan tubuh Sun Han Siang amat ringan, bagaikan
mega diangkasa dengan sama sekali tidak jeri ia terobosi
kedua barisan tadi. tiba2 kedua puluh orang lelaki itu
membentak berbareng, panji raksasa dituding ketanah
sedangkan jari tangan menuding kelangit.
Lam Kong Pak terkesiap. ia mengira orang2 itu sudah
berhasil mengetahui rahasia penyaruannya dan siap
melancarkan serangan siapa sangka gerakan mereka
merupakan sebuah cara pemberian hormat yang aneh
sekali.
Menanti ketiga orang itu sudah malewati dua barisan
dinding manusia dan keluar dari hutan, ujar Sun Han
Siang:
"cara seperti ini hanya bisa digunakan satu dua kali saja,
kalau diganakan sekali lagi tentu tak akan manjur, lagi pula
dipos penjagaan ketiga ada kemungkinan dijaga sendiri oleh
seorang Than-cu, dengan kedudukan seorang Than-cu tentu
saja mereka kenal baik atas pelindung Hukumnya.
bagaimana pun juga tak mungkin bukan suruh aku menyaru
sebagai wakil pangcu "
"Lalu. . . .apakah kita harus tinggalkan usaha kita ini
ditengah jalan? "
"Tidak! aku pikir lebih baik kita tak usah lewati pos2
penjagaan itu, aku duga disekitar sini pasti ada jalan lain
yang menghubungkan tempat ini dengan markas mereka,
cuma jalannya tentu lebih sulit tapi aku pikir dengan
kepandaian yang kita miliki tidak sulit untuk dicoba "
Bicara sampai disitu Sun Han Siang. lantas memeriksa
keadaan disekeliling sana, kemudian tambahnya: "Mari ikut
aku "
Sun Han Siang membawa kedua orang itu berjalan
mendekati sebuah tebing yang boleh dikata hampir tegak
lurus, tinggi tebing tadi ada ratusan tombak.
Diatas dinding yang curam banyak bergelantungan akar
rotan-dengan potongan badan Loo Liang Jen yang tinggi
besar rasanya tidak terialu sukar untuk memanjat keatas.
Terdengar suara gemuruh yang amat keras
berkumandang dari arah dalam, ketiga orang itu buru2
menyembunyikan diri kebelakang pohon kemudian
mengintip keluar,
Tampak oleh mereka lembah itu luasnya tak ada
beberapa li, empat penjuru terbungkus oleh tebing yang
tinggi menjulang kelangit sehingga. membentuk sebuah
lingkaran yang mirip dengan kurungan.
Suatu tempat berpemandangan alam sangat indah, tak
disangka perkumpulan Liok Mao Pang bisa menggunakan
tempat semacam ini sebagai markas besarnya, suatu
kejadian yang patut disayangkan,
Sun Han Siang mengamati keadaan disekelilingnya
beberapa saat. setelah itu kepada Lam Kong Pak ujarnya :
"Luas lembah ini terlalu lebih buat kita, tak mungkin
semua tempat bisa kita jelajahi dalam sekejap mata,"
"Lebih baik kita bekerja secara terpisah saja."
"Kalian berangkat kesebelah Timur dan aku kearah
barat."
"Pokoknya yang tegas tujuan kehadiran kita kali ini
adalah mendapatkan cara penyembuhan diri ilmu Tong
Bian Thay Hoat."
"Seumpama Pangcu dari perkumpulan ini adalah
simanusia bermata hijau itu maka kedatangan kita tak bakal
salah lagi.”
“Tetapi tingkah laku kalian harus selalu ber-hati2"
"Mama aku bisa berhati2 tapi kau orang tua pun harus
berlaku hati2 juga " kata Lam Kong Pak.
"Aku lihat lebih baik biarlah aku ikuti diri mama, dengan
begitu akupun bisa membantu bila mana masih sangat
memerlukan tenaga bantuan-"
"Pak-jie. bukan mama pilih kasih, kau memang jauh
lebih berbakti dari pada Ing-jie." Hibur Sun Han Siang
sambil menepuk-nepuk pundaknya, "Dengan andalkan
sepatah katamu barusan, mama sudah sangat gembira
sekali. Kau boleh berlega hati walaupun ilmu silat mama
tak bisa mengunguli dirimu tetapi pengalamanku jauh lebih
luas daripada dirimu. . . asalkan kalian bisa berhati-hati
mama-pun merasa tenteram “
“Mama, lalu kita nanti akan bertemu lagi dimana? "
Dari dalam sakunya Sun Han Siang ambil keluar sebuah
tabung kecil yang kemudian diserahkan kepada Lam Kong
Pak sambil berkata:
"Tabung ini terisi penuh tanda bahaya, asalkan kau
menjumpai mara bahaya tekanlah kenop diatas tabung ini
maka dari tabung akan meluncur keluar tiga batang panah
kecil dengan tiga warna yang berbeda yaitu merah, kuning
dan hijau. Setelah melihat tanda tersebut mama akan segera
datang menyambut kedatangan kalian-Atau sebaliknya
kalau kalian melihat tanda bahaya ini itu berarti mamalah
yang sudah menjumpai musuh tangguh, kita beri batas saja
sampai malam ini bunyi kentongan ketiga. Sampai
waktunya kita harus sudah tiba ditempat berkumpul dan
bersama2 keluar dari lembah. jangan se-kali2 lupa waktu "
"Baik. mama, akan kuingat selalu "
--ooo OOOOO ooo--
SELESAI bicara, dengan pandang penuh rasa sayang
Sun Han Siang melirik sekejap kearah Lam Kong Pak.
kemudian mengikiti tebing curam itu memasuki dalam
lembah.
Memandang bayangan ibunya pergi menjauh, lama
sekali Lam Kong Pak berdiri ter-mangu2, sejak kecil ia
sudah kehilangan orang tua dalam bayangannya yang polos
selalu meninggalkan sebuah kesan buram,
Hal ini membuat ia kehilangan kesan mesra kehidupan
manusia yang layak tetapi sejak ia bertemu kembali dengan
ibunya perasaan tersebut telah muncul lagi dalam hatinya.
"Loo tua ayoh berangkat, kita turun kebawah"
Begitulah mereka berdua segera menuruni tebing yang
curam dan berangkat kearah timur, sepanjang perjalanan
hanya sekali manusia yang berlalu lalang. mereka
mempunyai rambut warna hijau, masing2 pihak angkat jari
sebagai tanda hormat. Lam Kong Pak serta Loo Lian
Jenpun menirukan gaya menirukan gaya mereka
melanjutkan perjalanannya kedepan-Setelah menerobos
beberapa buah jalur jalan besar, tiba lah mereka didepan
sebuah pintu besar, banyak orang ber-desak2an hendak
memasuki pintu itu.
Mereka berdua segera jalan menghampiri, terbaca diatas
pintu besar itu tergantung sebuah papan nama besar yang
bertuliskan "Liok Mao Piat Hu^ empat huruf dari tinta
emas.
Dibalik pintu merupakan rumah petak yang berdempet
dan indah, halaman sangat luas, sewaktu orang2 itu telah
melewati pintu besar bagaikan batu tenggelam dalam
samudra saja segera jejaknya lenyap tak berbekas.
Lam Kong Pak tarik tangan Loo Liang Jen ikut masuk
kedalam pintu. sesudah mengitari sebuah gunung2an-loteng
dan gardu mulai bermunculan didepan mata, bunga
semerbak burung berkicau membuat suasana disana amat
nyaman.
Mengikuti beberapa orang anggota Liok Mao Pang,
kedua orang itu berjalan terus lebih kedalam, kurang lebih
setelah berjalan satu li secara lapat2 barulah mulai terdengar
suara hiruk pikuk.
Tidak lama kemudian mereka berdua sudah tiba
disebuah tanah lapang, tanah lapang itu luasnya mencapai
puluhan hektar, didepan berdiri tegak sebuah pintu, diatas
pintu tergantung sebuah papan yang bertuliskan^ "Liok Sin
Tit it can" atau perhatian pertama,
Disamping pintu berdiri sebuah rumah kecil, asap tebal
mengepul keiuar lewat atap rumah,
Ketika Lam Kong Pak mendekati tempat itu, tampak
seorang lelaki kekar sedang mengaduk-aduk sebuah kuali
besar yang penuh dengan air mendidih, secara terpisah air
tadi dituangkan kedalam ember tidak jauh dari kuali berdiri
tiga orang, ketiga orang itu tidak lebih hanya jago kelas tiga
sewaktu berada di Pegadaian Bu-lim tempo dulu.
"Kemarilah cepat "
Lelaki kekar itu berseru sambil menggapai salah seorang
diantaranya segera maju mendekat lelaki tadi dengan cepat
mencekal rambutnya kemudian dicelupkan kedalam ember
besar penuh dengan air mendidih itu.
"Aduuuuh mak. ..." orang itu menjerit kesakitan, seluruh
tubuhnya gemetar keras.
"Kenapa? apakah terlalu dingin? " teriak lelaki kekar itu,
Dari kuali besar kembali orang itu ambil orang itu ambil
segentong air mendidih kemudian dimasukkan kedalam
ember tadi setelah itu menekan kepala orang tadi kedalam
air yang mendidih itu,
"Aduuuuuuh. . . .mak. ..." sekali lagi orang itu merintih
kepanasan.
“Hmmm air medidih seperti ini kau masih katakan
dingin? baiklah, akan kusuruh kau rasa kan sendiri
bagaimana rasanya panas" dengus lelaki yang kekar tadi.
Sembari bicara ia mengambil satu gentong air mendidih
kemudian langsung diguyurkan keatas kepala orang
"Aduuuuuuuh. . . . Mak. . . ."
Suaranya semakin lirih dan akhirnya sirap tak terdengar
lagi, jelas ia sudah jatuh tidak sadarkan diri lagi.
Setelah orang itu jatuh pingsan, lelaki kekar itu ambil
segayung air dingin lalu diguyurkan keatas kepalanya,
sementara tangan lain mencekal rambutnya dan sekali cabut
beserta kulitnya terkupas lepas, dengan begitu batok
kepalanya jadi kelimis tinggal daging putih yang
mengerikan, "Bagus"
Lelaki kekar itu segera ambil sebuah botol mengeluarkan
semacam bubuk warna hijau lalu disebarkan keatas
kepalanya.
"Ayoh berikutnya" ia berseru.
orang kedua maju kedepan, mereka pun mendapat
perlakuan yang sama seperti orang pertama tadi.
Melihat kejadian itu Lam Kong Pak gelengkan
kepalanya berulang kali, pikirnya^ "Kiranya seseorang
sebelum ikut serta dalam perkumpulan Liok Mao Pang
masih harus merasa kan dulu siksaan, tidak aneh kalau
rambut mereka rata2 berwarna hijau semua. ternyata
rambut semula dicabut seakar-akarnya kemudian disebari
lagi dengan bubuk penumbuh rambut, Mungkin bubuk
itulah merupakan sebab tumbuhnya rambut warna hijau.
Kepada Loo Liang Jen segera ajaknya: "Ayoh berangkat.
Loo tua. mari kita lihat keadaan didepan sana"
Tidak jauh mereka berjalan-tampaklah sebuah panggung
tanah yang tingginya ada satu tombak lebih lima enam
dengan luas beberapa puluh tombak disisi panggung
tergantung sebuah papan nama dan diatas papan tadi
bertulis kan “Hwee Tauw Thay,"
Apa arti dari Hwee Tauw Thay atau Panggung Berpaling
ini, Lam Kong Pek tak mengerti. ia hanya merasakan
lautan manusia berkumpu disekeliling panggung tersebut.
Mereka berdua lantas ikut ber-desak2an diantara orang
banyak dan menengok keatas panggung. tiba2 terdengar
bentakan keras diatas panggung telah bertambah dengan
seseorang.
Melihat kemunculan orang itu diam2 Lam Kong Pak
menghela napas panjang pikirnya: "Tempo berselang
gembong iblis inipun termasuk jago nomor wahid, tak
disangka keadaannya pada hari ini begitu mengenaskan "
Ternyata orang ini bukan lain adalah Hek Teng Tui Hunatau
Lampu Hitam Pengejar Sukma Leng cing cioe, batok
kepalanya putih kelimis dengan bertaburkan bubuk warna
hijau.
Ia menjura dulu keempat penjuru. setelah itu serunya:
"cayhe Leng cing cioe dengan bersungguh-sungguh hati
mengutarakan niatku dan tak akan berpaling kembali. harap
Kauw jien suka mengadakan pemeriksaan dan menentukan
kedudukan "
Baru saja ia menyelesaikan kata2nya dari antara
kerumunan orang banyak tiba2 meloncat datang sesosok
bayangan manusia, dengan jurus 'Han Tong Hok To' Atau
bangao Berenang Dikolam Dingin orang itu melayang datar
keatas panggung.
Orang itu memiliki perawakan tinggi besar delapan depa.
alisnya tebal matanya bulat diatas punggungnya
menggembol bangku panjang terbuat dari baja, dialah Thiat
Pan Teng atau siBangku Baja Auw Put Kay.
Sewaktu berada dibenteng Hwee Him Poo tempo dulu,
orang ini pernah menderita kalah ditengah si Malaikat
Raksasa Loo Liang Jen, meski saat ini pun ia tahu si Lampu
Hitam Pengejar Sukma tidak gampang dihadapi, namun ia
tak pikirkan dihati,
Sambil tertawa dingin dan perlihatkan lagak angkuh
tegurnya: "Benarkah kau tak akan berpaling? "
"caybe sudah bulatkan tekad, sampi mati akan berbakti
pada perkumpulan Liok Mao Pang"
"Baik kalau begitu terimalah dulu tiga buah jurus
seranganku "
Sembari berkata dengan agak sombong ia lepaskan
senjata bangku bajanya dari panggung. "Ayoh Cabut
senjatamu"
"Biarlah cayhe terima tiga jurus serangan anda dengan
tangan kosong belaka."
Si Bangku Baja tertawa dingin, ia tidak banyak bicara
lagi. senjata anehnya digetarkan kemudian langsung
menumbuk batok kepala lawan-Si Lampu Hitam pengejar
Sukma tidak gugup, ia murdur setengah langkah kebelakang
ujung baju dikebaskan keluar. seketika muncullah lima
buah lampu hitam dari balik pakaiannya langsung meluncur
kemuka dan berseliweran disekeliling tubuh si Bangku baja.
Kekuatan alam yang dimiliki siBangku Baja luar biasa, ia
tak usah buyarkan serangan senjata anehnya dengan datar
disapu keluar. . . Praaak. . .praaak. . . Praaaak. . .
memngiringi gemuruh keras, kelima buah lampu hitam tadi
sudah tersapu hancur oleh serangannya.
la tidak berhenti sampai disitu saja, mengikuti gerakan
tadi senjata bangkunya dengan membawa desiran angin
tajam menekan batok kepaia, menghantam dada, mengetuk
bahu, menyodok perut dalam sekejap mata melancarkan
tiga puluh serangan gencar seketika pihak lawan kena
didesak mundur tiga langkah lebar kebelakang.
"Bagus sekali seranganmu ini " bentak si-lampu Hitam
Pengejar sukma. dalam sekejap mata dari balik bajunya
kembali meluncur keluar belasan buah lampu hitam yang
bagaikan belalang terbang diangkasa mengurung empat
arah delapan penjuru.
Si Bangku Baja Auw Put Kay tak berani terlalu
memandang enteng lawan, dengan gerakan 'Heng Sauw
Lak Hoo' atau Menyapu Halimun Enam Benteng serta Sam
Hoa Kay Teng atau tiga Bunga Berkumpul di Puncak ia
sambut datangnya serangan lawan,
"Praaaaak. . . Praaaaa. . . . Praak..... " kembali terjadi
suara hiruk pikuk yang memekikkan telinga. belasan buah
lampu hitam yang beterbangan diangkasa itu pun sekali lagi
terhajar hancur.
Ditengah tepuk tangan riuh meriah dari penonton, si
Bangku Baja perlihatkan kemampuannya, dengan suatu
kekuatan yang maha dahsyat ia tekan Leng cing cioe
habis2an.
Keadaan yang kritis mulai mencekam seluruh kalangan,
Meski Si Lampu Hitam Pengejar sukma pernah menghasut
para jago lain untuk meninggalkan Pegadaian Bu-lim,
dalam situasi seperti ini Lam Kong Pak menaruh rasa
kasihan juga atas keadaan orang she-Leng itu.
Tampak Leng cing cloe mendengus dingin diam2 ia tarik
napas panjang2, tiba2 ia buka mulutnya dan
menyemburkan serentetan Cahaya darah kedepan-cahaya
darah tadi meluncur kedepan laksana kilat Cepatnya,
suasana dibawah panggung kontan jadi gempar. sebab
siapapun tahu kepandaian ini bernama Hiat Ko Peng Jian"
atau darah Sakti menyembur manusia suatu kepandaian
yang membutuhkan pengumpulan hawa murni.
Dalam pada itu si Bangku Baja merasa kan daya tekaan
makin lama makin berat. ia-pun kumpulkan segenap tenaga
yang dimilikinya dengan mendorong bangku baja itu
kedepan menyambut datangnya serangan-
"Braaaak. . ." darah segar muncrat keempat penjuru,
bayangan manusia saling berpisah. pergelangan si Bangku
Baja merasa ada kaku. tak tertahan lagi dengan
sempoyongan ia mundur satu tombak kebelakang
samentara senjata bangkunya terlepas diatas panggung,
Sedangkan si Lampu Hitam Pengejar Sukma sendiri pun
ikut mundur tiga langkah kebelakang sekalipun kepandaian
Hiat Ko Peng Jien-yang digunakan barusan merupakan
suatu kepandaian ampuh, tetapi paling banyak
membutuhkan tenaga murni, seandainya pihak lawan
melancarkan serangan kembali niscaya ia bakal celaka,
Untung pihak lawan tidak berbuat demikian.
Dengan wajah merah padam menahan rasa jengah si
Bangku Baja pungut kembali senjata anehnya, kemudian
kepada si lampu Hitam Pengejar Sukma ia menjura dan
berkata: "Kepandaian silat yang dimiliki Leng-heng betul2
hebat, aku orang she-Auw mengaku kalah " Habis bicara ia
putar badan dan meloncat turun dari atas panggung.
Diiringi suara tepuk tangan riuh rendah dari bawah
punggung, terdengar seorang berteriak lantang:
"Pemeriksaan terhadap Leng cing cioe telah selesai, atas
perintah Pangcu kau diangkat sebagai Tongcu. harap segera
melaporkan diri kemarkas pertama" Si Lampu Hitam
Pengejar Sukma meloncat turun dari panggung dan berlalu.
Dalam pada itu Lam Kong Pak yang mengamati
keadaan disekelilingnya beberapa waktu, masih belum
berhasil juga mengetahui siapakah yang barusan berbicara.
tapi di dengar dari nada ucapannya kalau bukan Pelindung
Hukum Perkumpulan Liok Mao Pang tentulah wakil
Pangcu.
Diikuti si Awan Hitam chi Jie meloncat naik keatas
panggung, batok kepalanya pun kelimis sehingga kelihatan
sangat menggelikan sekali.
Sementara ia siap menjura keempat penjuru, mendadak
dari belakang tubuhnya berdesir lewat angin tajam.
orang yang menyusul naik keatas panggung ini memiliki
perawakan yang aneh sekali kepalanya seperti Melinjo,
mulutnya mirip kelinci, hidungnya betet dan lagi kikinya
pengkor.
Si Awan Hitam chi Jie rada tertegun segera tegurnya
"oooouw. . . .kiranya 'Pat Pit Lwee Keng' atau si Dewa
Guntur Berlengan Delapan Si Put Siuw Thay hiappun telah
datang”
“Heeee. . . .heeeee. . . . chi Jie keluarkan simpananmu
untuk minum tetek."
"Kemungkinan besar kau bisa pula merebut kedudukan
seorang Tong-cu, kalau tidak mungkin kedudukanmu akan
jauh dibawah si lampu Hitam Pengejar Sukma. ...”
“Aaaaah. mana, mana. harap Si Thayhiap suka memberi
peluang untukku"
SEPASANG kaki si Dewa guntur tangan Delapan yang
pengkor menekuk kemudian Laksana segulung angin puyuh
meluncur kehadapan chi Jie, tangannya yang kurus kering
seperti Cakar langsung menyambat lewat
Si Awan Hitam chi Jie buang bahu menyingkir tiga
langkah kesamping, sementara siap melancarkan serangan
balasan, Cecar lawan dengan membawa desiran tajam dan
pergunakan gerakan2 "Sang Sia ciauw ceng" atau Atas
Bawah Saling Bertarung telah menggulung datang.
Gerakan atas mengancam sepasang mata sambaran
bawah mengancam Buah Zakar. Kecepatan gerakannya
sukar dilukiskan dengan kata2.
Chi Jie terperanjat, ia tahu selama banyak tahun
kepandaian silat orang telah mendapat kemajuan pesat,
iapun tak ingin mundur kebelakang.
Ilmu telapak awan hitam 'Wu In cau ciang Hoat' segera
dikerahkan keluar. Suatu pertarungan sengit pun segera
berkobar, masing2 pihak pergunakan gerakan tercepat dan
tenaga terdahsyat berusaha saling merobohkan,
Debu dan pasir beterbangan memenuhi angkasa saking
hebatnya pertarungan itu sampai para penonton dibawah
panggupg tak jelas melihat bayangan mereka,
"Sauw ya. kau lihat diantara mereka berdua siapa yang
bakal merebut kemenangan? " tanya si Malaikat Raksasa
dengan berbisik.
"sekarang masih sukar ditentukan, tapi aku rasa mereka
akan berakhir dengan seri"
"Tak bisa tentukan siapa menang siapa kalah? "
"Tidak mungkin mereka berdua akan sama-sama terluka"
"Blummmm-Blummmm--bayangan manusia berpisah,
bahu siawan hitam chi Jie kena tersambar, daging dan
darah beterbangan memenuhi angkasa.
Sementara telinga kiri si dewa Guntur Bertangan
Delapan Si Put Siuwpun kena terobek separuh, darah segar
mengucur keluar dengan derasnya.
"Aaah. . .siauw-te tak ada minat melukai dirimu, harap
Si-heng jangan marah." buru2 chi Jie menjura mohon maaf.
"CHI-HENG PUN harus cepat2 bubuhi mulut lukamu
dengan obat" Si Dewa Guntur berien delapan pun menjura.
"Sebab Cakar dari aku orang she-Si memang rada-rada
kurang bersih."
Air muka chi Jie berubah hebat, ia merasa kan bahunya
mulai kaku dan gatal, ia tahu cakar lawan pasti sudah
direndam dalam racun jahat.
Ditengah tepuk tangan yang riuh rendah, seseorang
berteriak pula: "Si Awan Hitam chi Jie diangkat sebagai
Tong-cu, harap melaporkan diri ke markas pertama"
chi Jie segera menjura dan meloncat turun kebawah
panggung.
= = halaman hilang = =
"Siapa diantara kalian ada yang ingin memberi petunjuk
padaku? ? " kembali ia ulangi pertanyaannya .
Kembali pemuda itu berdiri diatas panggung, sambil
bergendong tangan memandang kelangit, sikapnya amat
congkak.
"Luar biasa " pikir Lam-kong Pak dalam hati, Walaupun
koko bersumpah tidak mau berdiri berdampingan dengan
diriku tapi aku tetap mengagumi dirinya kalau bukan ia
tersikap sangat kurang ajar terhadap ibu, ini hari
kemungkinan besar aku bisa menbantu dirinya. . . ." sekonyong2-....
Sesosok bayangan merah berkelebat naik keatas
panggung, dipandang sepintas lalu ilmu meringankan
tubuhnya tidak terdapat keistimewaan apapun, tapi lain
dalam pandangan Lam-kong Pak.
Ketika sepasang kaki orang itu melayang diatas lantai,
seluruh tubuhnya hampir boleh dikata berbaring datar
kemudian lambat2 turun berdiri, kalau dibandingkan
dengan kepandaian dari si Bangku besi, ilmu tersebut
terlebih lihay beberapa kali lipat.
Yang muncul adalah seorang gadis, seluruh tubuhnya
terbungkus oleh pakaian ringkas warna merah darah,
wajahnya cantik dengan potongan badan yang mengiurkan.
beribu-ribu pasang mata dibawah panggung se-akan2
tumbuh akarnya, susah ditarik kembali.
Orang ini bukan lain adalah 'Hiat chin ciang ooh' atau
ciang ooh tangan berdarah Yu chen, dia lah Than-cu
keempat dari perkumpulan Liok Mao pang. (suatu
kedudukan terakhir diantara than-cu lainnya ).
"Nona adalah? ? ..." Suma Ing segera menjura.
"Than-cu keempat. si ciang ooh Tangan Berdarah Yu
chen “
“ooooouw kalau begitu Cayhe kurang hormat”
“Suma siauw-hiap. silahkan-Yu Than-cu, silahkan "
Si ciang ooh Tangan berdarah tidak sungkan-sungkan
lagi, laksana kilat tangannya bergerak kedepan-jari tangan
tegak laksana tombak.
Dalam sekejap mata ia melancarkan tiga puluh serangan
lebih, semuanya diarahkan pada jalan darah penting
ditubuh Suma Ing.
Gerakan tubuh Suma Ing tidak kalah sebatnya. se-olah2
awan ditengah udara, beruntun ia menghindari tiga
serangan lawan tanpa melancarkan serangan balasan-Merah
dadu selembar wajah Si ciang ooh Tangan berdarah. ia tahu
kepandaian lawan setingkat lebih lihay dari dirinya, jurus
ampuh segera dikeluarkan semua untuk mendesak lawan-
Dalam sekejap mata tiap jengkal udara diatas panggung seakan2
dipusingi oleh deruan angin puyuh yang
memekikkan telinga, desiran jari tangannya bagaikan
bergolak.
Sungguh hebat sampai penonton yang ada dibawah
panggung berteriak kaget dan mundur kebelakang.
Setelah dua puluh jurus lewat, Suma Ing tak sungkan2
lagi ia bersuit panjang, tubuhnya mencelat setinggi satu
tombak. tangan kanan menyusut kemudian meluncur
kedepan serentetan cahaya merah berbentuk payung segera
mengurung kebawah.
Si ciang ooh Tangan berdarah tahu ilmu Payung Thian
Mo san-ini adalah ilmu sakti yang ampuh sekali, diam2 ia
terperanjat. dengan kerahkan segenap tenaga lweekang
yang dimiliki memakai jurus 'Hwie ci-Liuw-Siang' atau jari
Beterbangan Tinggalkan Wewangian ia terima datangnya
serangan tersebut.
"Braaaaaks-" ditengah bentrokan keras masing2 pihak
tergetar mundur selangkah kebelakang. Si ciang oh Tangan
berdarah merasakan lengan kanannya sakit bagaikan patah.
kembali ia terpukul mundur satu langkah kebelakang.
Ia tak tahu kalau dalam serangan ini Suma Ing cuma
memakai tujuh bagian tenaganya kalau tidak niscaya ia
bakal roboh binasa dalam satu jurus saja.
Bagaimanapun juga dalam perkumpulan Liok Mao
Pang. Si ciang ooh Tangan Berdarah memiliki kedudukan
tertinggi, ia bukan manusia sembarangan. walaupun dalam
jurus pertama ia terdesak tapi ia masih memiliki dua jurus
ampuh lainnya yang belum digunakan-
SETELAH menyaksikan dirinya jatuh dibawah angin,
alisnya kontan melentik lima jari tangan kirinya dipentang.
lima gulung desiran tajam langsung menghantam beberapa
buah jalan darah penting didada Suma Ing.
Kehebatan tenaga serangan membuat Suma ing
terperanjat. ia menyadari bilamana ilmu sakti Thiam Mo
San-belum dipelajari, maka ia bukan tandingan dari gadis
itu.
Delapan bagian tenaga lweekang segera dihimpun pada
sepasang telapak, dan meledaklah jurus keenam dari ilmu
Payung sengkala itu ditengah udara. "Bluuuuumm---" Suma
ing terdesak mundur tiga langkah kebelakang, sementara -Si
ciang ooh Tangan Berdarah mundur tujuh, delapan langkah
kebelakang. badannya bergoyang tiada hentinya.
dalam keadaan seperti ini Lam Kong Pak tak tahu ia
harus menguatirkan keselamatan siapa, tapi ia berharap
kedua belah pihak jangan sampai terluka. sebab walaupun
si ciang ooh Tangan Berdarah pernah coba mendekati
dirinya dengan cara yang kurang sopan, tapi bagaimana
pun juga ia masih memberi muka kepadanya sehingga
melepaskan benteng Hwie Him Poo.
Makin bertarung Suma ing semakin naik pitam, ia
mendengus dingin. dengan menghimpun sembilan bagian
tenaga murninya kembali ia melancarkan sebuah serangan
dengan jurus kesembilan ilmu sakti Payung Sengkala.
Terdengar deruan angin tajam bergetar membelah bumi,
se-akan2 gulungan ombak ditengah samudra membuat
seluruh permukaan bergetar keras. serentetan cahaya merah
tua meluncur keluar dari telapaknya langsung menghantam
kedepan.
Si ciang ooh Tangan Berdarah sadar sisinya sangat
berbahaya, segera ia menggunakan jurus terakhir dari ilmu
saktinya 'Ki Thian Hua Teh' atau Menuding langit
menggurat bumi sambut serangan tersebut.
"Bluuumm---" Asap debu berterbangan memenuhi
angkasa, para hadirin jadi kacau balau. suasana hiruk pikuk
sudut panggung tergetar ambruk sehingga hampir2 saja
menghantam para penonton disampingnya.
Suma ing tergetar mundur tiga langkah lebar kebelakang,
sedang si ciang ooh Tangan berdarah mundur keujung
panggung dengan sempoyongan, darah kental mengucur
keluar menodai ujung bibirnya, jelas isi perutnya sudah
tergetar luka.
"Maaf maaf" Suma ing segera menjura, “Harap Yu
Than-cu suka memaafkan tindakan cayhe, karena tak bisa
menahan diri sehingga melukai dirimu."
"Aaaaah--Suma Sauw-hiap terlalu sungkan kepandaian
silatmu terbukti jauh lebih lihay setingkat. Pun Than-cu
akui bukan tandinganmu "
Selesai bicara ia segera meloncat turun dari atas
panggung, kali ini dari bawah panggung tidak kedengaran
suara sorak-sorai memuji. hal ini disebabkan Yu chen
mendapat simpatik dalam kalangan perkumpulan Liok-mao
Pang semua orang tak tega menyusahkan dirinya lagi.
Kembali Suma ing menjura keempat penjuru sambil
berseru: "Siapa lagi yang ingin naik keatas panggung untuk
memberi petunjuk kepadaku? "
Mendadak ada orang berseru keras: "Suma Sauw-hiap.
apabila kau berhenti sampai disini saja. atas perintah
pangcu. kau diberi kedudukan sebagai Than-cu. seandainya
kau ingin menjajal sekali lagi. Pangcu akan merasa semakin
senang "
Suma ing berpaling kearah loteng ditempat kejauhan lalu
menjura dengan sangat hormat: "Suma ing pasti tak akan
mengecewakan harapan Pangcu, aku rela dijajal sekali"
"Bagus " Dari tengah udara melayang datang suara
pujian-"Lanjutkan ujian ilmu silat ini"
Suma ing berpaling keempat penjuru, terlaknya lantang:
"Siapa yang ingin naik keatas panggung memberi petunjuk
kepadaku? "
Ucapan ini diulangi sampai tiga kali, namun suasana
dibawah panggung tetap sunyi senyap. jelas semua orang
sudah dibuat jeri akan kelihaian ilmu silat dari Suma ing.
Mendadak. . . .
Sesosok bayangan manusia melayang datang dari tengah
udara, begitu ringan bagaikan selembar daun kering.
melayang kekiri berputar kekanan kemudian hinggap diatas
panggung tanpa mengeluarkan sedikit suara pun.
orang itu punya potongan badan yang amat langsing,
jelas seorang perempuan tapi lain halnya dengan Si ciang
ooh, Tangan berdarah, wajahnya berkerudung kain warna
biru sehingga siapapun sulit untuk melihat wajahnya.
Menyaksikan kehadiran orang itu, Suma ing tertegun.
"cayhe Suma ing. tolong tanya nona adaalah. . . .? ”
“Salah seorang diantara tiga Pelindung Hukum
perkumpulan "
"Tolong tanya nama Hu Hoat adalah. . . .”
“Kau tidak pantas mengetahui nama besar Pun Hu
Hoat"
“Kalau begitu, cayhepun tak usah paksakan diri untuk
mengetahui hal itu. Nah silahkan"
"Tunggu sebentar" seru orang berkerudung itu.
"Mengapa kau mengenakan kain kerudung diatas
wajahmu?"
"Soal ini. . .mungkin mempunyai alasan yang sama
dengan Hu Hoat."
"Belum tentu "
"Bagaimana bisa belum tentu? "
"Aku kira wajahmu sudah dirusak seseorang"
"Kalau sudah tahu. apa gunanya bertanya kembali? "
"Bertanya kepadamu. agar hatiku kembali merasa sedih "
Pada dasarnya watak Suma ing tinggi hati dan angkuh,
sejak wajahnya dirusak orang wataknya makin berangasan.
ia paling takut ada orang mengejek tentang kejelekan
tersebut.
Kini mendengar ejekan tersebut. ia jadi naikpitam. segera
bentaknya: "cayhe tidak saling mengenal dengan diri Hu
Hoat, tentu saja tak mungkin terikat oleh dendam atau sakit
hati. mengapa Hu-Hoat mengucapkan kata2 yang melukai
orang? ? ? "
“Hmmmm bukan saja akan kulukai hatimu, nanti aku
pun akan turun tangan melukai dirimu "
Tak kuasa Lam kong Pak yang ikut mendengar jadi
tergetar, ia dengarkan nada ucapan gadis itu dengan
seksama. hatinya semakin terjelos. sebab ia dapat mengenali
suara tersebut merupakan logat dari seorang gadis yang
dikenalnya.
“Hu Hoat. kau jangan terlalu sombong dulu. belum tentu
yang menang adalah kau "
"Tidak salah. sebelum bergebrak. memang cuma ada
sepatah kata ini saja untuk menghibur diri sendiri.”
“Haaaaa. . . .haaaaa. . . .haaaa. . .. ."
Suma ing tertawa ter-bahak2 dengan kerasnya. "cayhe
datang kemari dengan maksud menggabungkan diri dengan
perkumpulan anda. berkat kebaikan budi Pangcu. suruh
terjang lautan api akan kuterjang. naik kegunung golok
akan kulewati. sekalipun mati tak akan kutolak. tapi kalau
ada orang hendak main2 dengan aku, cayhepun bukan
seseorang manusia yang takut akan mencari urusan "
"Tidak salah. justru disebabkan kau adalah tuan muda
dari Pegadaian Bu-lim maka Pangcu perkumpulan kami
memandang tinggi dirimu. tapi kalau majikan pegadaian
Bu-lim sendiri yang datang berkunjung. Pun Hu-hoat
percaya ia dapat merebut kedudukan sebagai Hu Pangcu "
"Tentang soal ini aku rasa Hu-Hoat memang jauh lebih
mengerti, cayhe tak usah banyak ribut."
"Kau mau ribut atau tidak sama saja, karena kau dan
majikan pemilik pegadaian Bu-lim sama2 merupakan
manusia berbahaya yang cuma berani membokong orang
dari belakang "
Suma ing benar2 naik pitam dibuatnya. "Kapan cayhe
pernah membokong orang? " bentaknya,
"Pulang dan tanyalah persoalan ini kepada Majikan
Pemilik Pegadaian Bu-lim, maka ia akan tahu dengan jelas.
Hmm kalau dia tidak membokong orang, darimana ia
dapatkan ilmu sakti Payung sengkala tersebut? "
"Hmmm. . . Hmmm. . .cayhe sudah melepaskan diri dari
Pegadaian Bu-lim, Silahkan Hu Hoat mencari sendiri
majikan Pegadaian Bu-lim dan bikin perhitungan dengan
dirinya "
"Tentu saja harus bikin perhitungan, hanya saja ini hari
aku ingin menagih kembali separuh dari nilai yang harus
kudapati kembali dari tubuhmu "
"cayhe tidak suka bergurau dengan dirimu. mungkin
diriku bisa mendatangkan kekecewaan bagimu? "
"Kau anggap setelah sembilan jurus ilmu Thian-mo-San
kau kuasai. lantas dikolong langit sudah tak ada orang yang
bisa menandingi dirimu lagi? ...."
Tak kuasa Suma ing dibuat tertegun.
"Mungkin kau pun bisa mainkan ilmu saperti Thian-Mo-
San tersebut? " tanyanya.
"Mungkin tidak lama kemudian kau bia tahu sendiri.
ilmu sakti Thian-Mo-San ini berhasil kau curi belajar dari
mana? "
"Hu-Hoat. kalau bicara lebih baik tahulah sedikit tata
kesopanan "
"Aku rasa perkataanku sudah cukup sopan."
Pada saat ini Lam-kong Pak sudah kenal siapakah gadis
itu, diam2 ia mengeluh. kiranya ia kenali suara dari sang
Pelindung Hukum ini bukan lain adalah sang dewi dari
kawah gunung berapi 'Hwee San Sian cu' Coe Lie Yap
adanya.
Asalkan gadis itu turun tangan, segera pemuda kita bisa
membuktikan benarkah dia atau bukan-
Lam Kong Pak sangat berharap bukan dia. sebab kalau
benar dia, Seumpama gadis itu bukan tandingan dari Suma
ing ia pun tak bisa turun tangan membantu. lagi pula saat
ini orang she Suma itu sedang naik pitam, ia takut gadis
tersebut menemui celaka ditangannya.
Apalagi menurut apa yang diketahui Lam Kong Pak,
ilmu sakti Thian Mo San-yang berhasil dikuasai Coe Lie
Yap hanya tiga jurus permulaan, ia belum bisa
dibandingkan dengan Suma ing. dengan kekalahan pasti
terbayang dihadapannya.
Dan kini. ia sudah bisa membuktikan bahwa gadis
berkerudung itu adalah Coe Li Yap sebab bukan saja nada
suaranya adalah logat gadis itu. bahkan potongan badan
serta ilmu meringankan tubuhnya pun tidak berbeda,
Lam kong Pak amat gelisah, tak kuasa lagi ia mulai
garuk2 kepala yang tidak gatal.
Dengan pandangan Curiga siMalaikat raksasa Loo Liang
Jen melirik sekejap kearahnya. "Sauw-ya " ia berseru. "Kau.
. .kau. . .kau kenapa sih? ”
“Aku? ooouw. . .aku. . .aku tidak apa2 "
Tapi makin didengar ia semakin membuktikan kalau dia
adalah Coe Lie Yap. Berhubung ia pernah mendapat
warisan ilmu silat dari gadis itu, lagi pula hawa murni oei ci
Hiu sahabat karib dari Sian Yen Ping ayah Coe Lie Yap
pernah dibuyarkan olehnya. selama ini Lam kong Pak
merasa telah salah melakukan suatu pekerjaan, ia rasa
bilamana malam ini dia tidak turun tangan membantu
maka hatinya bakal selalu tidak tenteram.
Dalam pada itu hawa gusar yang berkobar dalam rongga
dada Suma ing sudah tak terkendalikan lagi, ia menghardik:
"Sudah kau tak usah bersilat lidah terus, ayoh kita
buktikan dengan ilmu silat kita"
"Hmm siapa yang jeri padamu "
Kedua orang itu segera berpisah dan membuat posisi
yang dirasakan menguntungkan diri sendiri. Menyaksikan
posisi orang, Seluruh tubuh Suma Ing tergetar keras.
"Kau pun menguasai ilmu sakti Thian Mo San? "
serunya,
"Membicarakan soal ilmu sakti Thian Mo Sanseharusnya
kau adalah cucu muridku"
“Harap kau suka menyebutkan nama besarmu" kata
Suma ing sambil menahan hawa gusarnya.
"Kau tak pantas untuk mengetahuinya "
"Aku lihat kau tikak berani mengutarakan siapa namamu
"
"Lebih baik kau tarik kembali permainanmu itu. Pun Hu
Hoat tidak suka dengan permainan macam itu"
Sementara itu si Malaikat Raksasa yang ada dibawah
panggung melihat air muka Lam Kong Pak semakin tidak
tenteram lagi. segera ia bertanya: "Sauw ya. apakah hatimu
merasa tidak tenteram? "
"Eeeeehmm. ...”
“Kenapa? "
"Beritahu padamu pun percuma "
"Belum tentu. jangan kau anggap aku bodoh dan tidak
berotak. kadang kala dalam benakku masih bisa muncul
pula akal2 setan"
Waktu itu pikiran Lam Kong Pak benar2 sudah kalut ia
merasa memberitahukan persoalan ini kepada si Malaikat
Raksasa tak ada ruginya, maka ia segera membeberkan hal
ikhwal tersebut kepadanya.
Tampak si Malaikat Raksasa tundukkan kepala berpikir
sejenak. lalu katanya:
"Demikian saja bilamana keadaan terdesak biarlah aku
yang perlihatkan diri, dan memberi pertolongan kepada
gadis itu "
"JANGAN saat itu kau tak akan bisa lolos dari
cengkeraman perkumpulan Liok Mao Pang "
"Kalau gagal melarikan diri dari sini pun tak mengapa,
aku bisa menyerah kepada mereka "
"Apa? ? ? "
"Menyerah dengan demikian selembar nyawaku bisa
diselamatkan. apakah tenaga kerbau yang aku Loo Liang
Jen miliki tak beguna bagi mereka? ? "
"Harap kau jangan teruskan ucapanmu dahulu aku
masih mengira kau. . . .”
“Sauw-ya. kau sudah salah mengira"
"Aku tak pernah salah menduga, kaulah terlalu tidak
punya semangat apa bedanya dirimu dengan si Hantu
Hitam Pengejar Sukma sekalian? "
"Tentu saja berbeda. sebab aku cuma pura-pura
menyerah "
"Pura2 menyerah? "
Lam kong Pak terperanjat, ia tidak menyangka Loo
Liang Jen bisa memikirkan cara tersebut. perduli cara ini
bisa dilaksanakan dengan lancar atau tidak. bagaimanapun
jauh lebih bagus daripada sama sekali tak punya akal.
"Bagaimana kau hendak pura2 menyerah? " kembali
Lam kong Pak bertanya.
"Gampang sekali. nanti apabila nona Coe terdesak
dibawah angin. aku segera meloncat naik keatas panggung
dan melancarkan sebuah serangan bokongan kearahnya."
"Jangan dia adalah engkohku. aku tidak tega melihat ia
dihajar sampai babak belur"
"Aku tidak sampai memukul dirinya hingga modar,
asalkan pertarungan ini bisa dibubarkan tanpa menentukan
siapa menang siapa kalah. itu sudah cukup "
"Kau anggap orang2 dari perkumpulan Liok Mao Pang
suka mempercayai dirinya? "
"Kenapa mereka tak suka mempercayai diriku? pertama
nona Coe tidak kenal aku. orang2 Liok Mao Pang tentu saja
tak dapat menganggap aku punya maksud untuk membantu
nona Coe “
“Lalu apa sebabnya kau turun tangan? "
"Sebab aku merasa tidak leluasa melihat kesombongan
dan keangkuhan Suma Ing.”
“Hmm kau anggap Suma Ing tak punya mulut untuk
membantah? ”
“Kalau ia punya mulut. lalu kenapa? "
"Ia bisa mengatakan kau adalah orang kepercayaan dari
si majikan pemilik pegadaian Bu-lim dan sengaja datang
untuk pura2 menyerah "
"Tidak mungkin, aku punya akal untuk memaksa mereka
percayai perkataanku “
“coba katakan "
"Aku bisa mangatakan dalam pegadaian Bu-lim aku pun
ada maksud melepaskan dari mereka. hanya tidak ingin
melakukan perjalanan ber-sama2 Suma Ing. maka
menunggu setelah mereka berlalu, diam2 aku-pun
melarikan diri dari Pegadaian Bu-lim"
"Eeeehmm. . . bagus sih bagus. cuma rada menempuh
bahaya. kau harus tabu seandainya kurang cermat kau
sampai terjatuh ketangan orang2 perkumpulan Liok Mao
Pang aku tidak punya keyakinan untuk menolong kau
keluar dari sini "
"Tidak. Sauw-ya. asalkan kau mengerjakan pekerjaan
sesuai dengan rencana kita semula. sudah cukup,
Seumpama kau yang terjatuh ketangan orang2
perkumpulan Liok Mao Pang, aku maSih punya akal untuk
menolong kau keluar,"
Lam kong Pak melirik Sekejap kearah Loo Liang Jen, ia
benar2 meresapi kata yang mengatakan "Menilai orang
jangan menilai dari raut wajahnya" dahulu ia Selalu
menganggap Loo Lian Jen Sebagai gentong nasi yang tak
punya akal dan tahunya perut selalu kenyang siapa sargka
kejadian jauh diluar dugaannya, ia memiliki kecerdikan
yang jauh lebih hebat dari orang lain,
"Baiklah, kita lihat saja nanti" katanya kemudian,
dalam pada itu Suma Ing yang ada diatas panggung telah
tertawa dingin tiada hentinya. "Lihat serangan " tiba2 ia
berseru.
Ditengah bentakan keras, ilmu sakti Thian Mo San
segera dilancarkan keluar. Inilah jurus pertama 'cong Koei
Kay san'. atau cong Koei membuka payung.
Gadis berkerudung itu tidak berkelit mau pun
menghindar. iapun mengeluarkan jurus pertama cong Koei
Kay San-untuk memapaki datangnya serangan tersebut.
"Gaedaaaarrr. . . " sudut panggung kembali ambruk
termakan pusingan angin puyuh, pasir debu beterbangan
memenuhi angkasa. deruan angin tajam menyambar silih
berganti. sepulub tombak sekeliling kalangan tergetar keras
se-akan2 gempa dahsyat.
Suma Ing tergetar mundur tiga langkah kebelaKang,
sedangkan gadis berkerudung itu pun mundur tidak kurang
tidak lebih tiga langkah pula.
Lam Kong Pak tidak ragu2 lagi ia tahu gadis
berkerudung itu adalah Coe Lie Yap tapi ia pun paham.
mengapa Coe Lie Yap menggabungkan diri pada
perkumpulan Liok Mao Pang dan menjabat sebagai seorang
pelindung hukum.
sekarang ia makin gelisah, tiada hentinya ia menggaruk
kepala yang tidak gatal
"sauw-ya. kau tak usah gelisah. nanti lakukanlah
menurut akalku " bisik si Malaikat Raksasa.
Setelah menerima serangan tadi, Coe Lie Yap merasa
amat terperanjat, ia tidak menyangka ilmu silatnya yang
dicuri orang malahan jauh lebih dahsyat setingkat dari pada
kepandaian sendiri.
Walaupun dalam bentrokan barusan kedua orang itu
berhasil merebut posisi seimbang tapi dipandang dari sudut
Coe Lie Yap ia merasa dirinya berada dibawah angin. sebab
ia melatih ilmu sakti Thian Mo San ini beberapa tahun
sebelum Suma Ing. hanya saja disebabkan dia seorang
gadis, tenaga lweekangnya terbatas maka dalam bentrokan
barusan hanya berhasil mengimbangi kekuatan lawan
belaka.
Gadis itu merasa sangat tidak puas ia kumpulkan tenaga
murni delapan bagian, kemudian dengan menggunakan
jurus kedua 'Hwee San Toa cang' atau Payung Api Pentang
Melebar segera mendesak lawannya.
Suma Ing tak berani berlaku ayal, iapun mengeluarkan
jurus kedua 'Hwee San Toa cang' menyambut datangnya
serangan tersebut.
"Bluuuummm ..." sekali lagi terjadi ledakan dahsyat
ditengah angkasa. sudut panggung kembali ambruk
berantakan, debu pasir beterbangan hingga tujuh delapan
tombak tingginya dari permukaan-Dalam bentrokan kali
ini. kedua orang itu kembali tergetar mundur tiga langkah
kebelakang, siapa pun tidak berhasil mendapatkan
keuntungan dalam bentrokan tersebut.
Lam Kong Pak yang menyaksikan jalannya pertarungan,
semakin gelisah lagi. hatinya dag dig dug dan sangat tidak
tenteram.
Suma Ing membentak keras. ia mengeluarkan jurus
ketiga Ban San Tiuw Thian-atau selaksa Payung menengok
kelangit.
Coe Lie Yap kumpulkan tenaga lweekangnya sampai
sepuluh bagian, mengikuti pihak lawan ia pun mengguna
kanjurus ketiga menyambut datangnya serangan lawan,
"Braaaaak . . ," seluruh permukaan tergetar keras,
seketika itu juga angin puyuh menyambar keempat penj
uru.
Kali ini Coe Lie Yap mundur kebelakang setengah
langkah lebih banyak dari pihak lawan, ia sangat gusar.
jurus keempat 'Loei Sau Poe cau' atau Payung Geledek
Menyinari Jagad segera dikeluarkan,
Siapa sangka dalam benak Suma Ing sudah muncul niat
jahat. ia tidak mengeluarkan jurus keempat sebaliknya
mengerahkan jurus kelima San Kay Pat Huang atau Payung
Sakti Mengurung Delapan Penjuru.-Jurus2 sakti ilmu Thian
Mo San-ini semakin keatas angkanya semakin dahsyat,
bahkan jurus berikutnya merupakan jurus tandingan dari
sebelumnya.
"Bluuuummm . . ." sekali lagi terjadi ledakan dahsyat,
panggung tersebut sudah mulai berantakan, para penonton
lari serabutan menghindarkan diri dari serangan nyasar.
debu dan pasir beterbangan bagaikan hujan deras . . , . ,
Coe Lie Yap terpukul mundur sejauh lima langkah,
sedangkan Suma Ing hanya mundur tiga langkah belaka.
"Bajingan tengik kau benar2 seorang manusia yang tak
tahu malu"
"Dalam pertarungan sengit, masing2 pihak berusaha
membinasakan lawannya. kalau kau merasa bukan
tandingan, Cepatlah ambil kesempatan ini mengundurkan
diri “
“Hmmm. , kalau kau punya kepandaian, ayoh keluarkan
semua "
Jelas Coe Lie Yap tak mau turun tangan lebih dulu
sehingga memberi keuntungan bagi pemuda tersebut.
Teatu saja Suma Ing pun tahu apa sebabnya gadis itu tak
mau turun tangan lebih dahulu, tapi ia tidak ambil perduli,
ditengah bentakan keras. jurus keenam 'It San Coe Thian'
atau Payung Sakti penyangga langit segera dilancarkan
keluar.
Coe Lie Yap tak mau cari keuntungan dengan cara licik,
walaupun ia tahu dalam hal tenaga lweekang ia masih kalah
setingkat dari lawannya. iapun menggunakan jurus keenam.
Siapa sangka ketika jurus tersebut digunakan sampai
tengah jalan, tiba2 terdengar Suma Ing tertawa seram,
"coba kau lihat jurus seranganku ini ....." teriaknya.
Belum habis bicara, serangannya telah berubah dengan
menggunakan jurus ketujuh 'San Hun Im Yang' atau
Payuag pemisah Im dan Yang.
Coe Lie Yap benar2 naik pitam. pikirnya: "Kalau
memang kau duluan yang tidak punya malu, dan tiap kali
main licik. kenapa aku harus kukuh pegang aturan? "
Dengan menghimpun tenaga sepuluh bagian-ia
melancarkan sebuah serangan dengan jurus kedelapan 'Koei
San Sin Kay' atau Payung Setan Pentang merekah.
"bluuuuumm. . . Gelegarrrr. . ." pasir, debu serta batu
kerikil beterbangan mengurung puluhan tombak sekeliling
kalangan, panggung ambruk berantakan.
Dalam bentrokan ini tubuh Coe Lie Yap terpukul
mundur sejauh satu tombak sedangkan tubuh Suma Ing
terpental sampai satu tombak lebih tujuh delapan langkah,
setelah mengeluarkan kuda2 sampai berulang kali, ia baru
bisa menahan diri.
"Heeee. . .heeeee. . .heeee. . .sungguh tak kunyana kau
sebagai seorang pelindung Hukum. ternyata cuma pandai
main bokong belaka "jengek Suma Ing sambil tertawa
dingin.
"Kau yang duluan tidak pakai aturan-Pun Hu-hoat
kenapa harus membicarakan soal keadilan dan kebenaran
dengan manusia macam kau "
"Baiklah mari kita adu serangan yang terakhir”
“Adu yaa adu. siapa yang jeri padamu "
Kedua orang itu sama2 tak berani berlaku gegabah,
tenaga lweekang segera disalurkan hingga mencapai
puncaknya.posisi mulai diatur dan suatu duel yang maha
dahsyat segera akan terjadi.
Lam kong Pak amat gelisah. ia siap maju kedepan.
Si Malaikat Raksasa yang menyaksikan hal itu, buru2
berbisik: "Kau jangan sembarangan turun tangan, kalau
tidak maka kepandaian untuk menghidupkan kembali
seseorang yang terkena ilmu hipnotis Tong Bian Toa Hoat
bakal gagal kita dapatkan-lebih baik biarlah aku ."
Belum habis ia bicara, tampak kedua orang itu sama2
membentak keras, lambat2 telapak tangannya didorong
kedepan.
Simalaikat raksasa tak dapat bersabar lagi ia membentak
keras suaranva laksana guntur membelah bumi.
menggetarkan seluruh penjuru membuat kendang telinga
semua hadirin terasa amat sakit.
Waktu itu Suma Ing sedang melancarkan serangan
terakhirnya sampai separuh jalan tahu2 si Malaikat Raksasa
telah berada dibelakang punggungnya dimana ia langsung
mencengkeram pundaknya lalu diangkat ketengah udara.
Menyaksikan kejadian diluar dugaan ini, Coe Lie Yap
tertegun-buru2 ia tarik kembali serangannya sambil
membentak keras si Malaikat Raksasa: "Siapa kau? berani
benar kau mengacaukan urusan dari Pun Hu Hoat. . .? ? "
"Kurang ajar." pikir si malaikat raksasa. "Sudah kutolong
dirimu, kau malah menegur diriku. Hmmmm sungguh
manusia yang tak tahu diri. . ." Tanpa banyak Cakap ia
segera membanting tubuh Suma Ing keatas tanah.
Dengan gerakan ikan Lee hi meletik Suma Ing meloncat
bangun. bentaknya keras: "Loo Liang Jen. berani benar kau
menyusup kedalam perkumpulan kami. agaknya kau sudah
bosan hidup? "
"Haaaa. . .haaaa. . .haaaa. . . ^"
Loo Liang Jen mendongak tertawa ter-bahak2, “Baru
pantang makan barang berjiwa selama tiga hari sudah ingin
terbang kenirwana belum lama kau Suma Ing datang
keperkumpulan ini, nama serta kedudukanpun belum
punya. sekarang berani mengatakan kata2 Jelek orang lain.
Hmm. sungguh tak tahu malu."
"Tangkap mata2 " teriak Suma Ing keras2.
Seketika itu juga puluhan jago lihay bermunculan dan
segera mengurung manusia raksasa itu rapat2.
"Eeeeei. . .eeeeei. . .kalian dengarkan dulu perkataanku"
seru si Malaikat Raksasa, "Aku datang kemari untuk
menyerah "
"Siapa yang sudi mempercayai omongan setanmu? ? "
jengek suma Ing sambil tertawa seram. "Tangkap mata2 ini
"
Sudah setengah harian lamanya si Malaikat Raksasa
harus menahan rasa dongkol ingin sekali ia bergerak
melemaskan otot2. melihat munculnya beberapa orang jago
lihay ia sambut kedatangan mereka dengan beberapa bogem
mentah, dalam sekejap mata empat, lima orang jagoan telah
roboh terjengkang.
"Tahan " bentak Coe Lie Yap keras.
Sebagai seorang Pelindung Hukum. perintahnya berat
laksana bukit karang begitu bentakan tersebut diucapkan
para jago segera berhenti bergerak.
“Hey. apakah kau hendak melepaskan mata2 itu? " teriak
Suma Ing keras2.
"Diam kau " maki Coe Lie Yap. "Apa sangkut pautnya
urusan ini dengan dirimu? Pun Hu-hoat sedang
membereskan masalah perkumpulan kami sendiri, apa
hakmu untuk ikut Campur? "
Seketika Suma Ing dibikin gelagapan dan tak bisa
mengucapkan sepatah katapun. sebab pada saat ini ia
memang tidak berhak untuk ikut buka suara. hatinya terasa
amat gelisah, sebab ia tahu Loo Liang Jen adalah orang
kepercayaan simajikan Pemilik Pegadaian Bu-lim.
Dan berarti kemungkinan besar si Majikan Pemilik
Pegadaian Bu-lim pun berada disekitar sini. Sementara itu
Coe Lie Yap tetah berpaling kearah Loo Liang Jen sambil
menegur: "Kau berasal dari aliran mana? "
"Pegadaian Bu-lim “
“Apa maksudmu datang kemari? "
"Untuk menyerah"
"Jangan percaya dengan obrolannya " teriak Suma Ing
keras2. "Dia adalah orang2 kepercayaan dari si Majikan
Pemilik pegadaian Bu-lim”
“Lalu kau sendiri? " dengus Coe Lie Yap sambil melirik
sekejap kearahnya.
Seketika itu juga Suma Ing dibikin bungkam dalam
seribu bahasa, sebab hubungannya dengan si Majikan
Pemilik Pegadaian Bu-lim jauh lebih erat.
Kembali Coe Lie Yap berpaling kearah si Malaikat
Raksasa. katanya lebih jauh: "Aku minta kau menjawab
sejujurnya, sebab kalau tidak hal ini tak akan
mendatangkan kebaikan bagimu"
"Tentu saja aku akan bicara terus terang kepada rona
Coe. ...”
“Apa? bagaimana kau bisa tahu aku she Coe? ”
“Hal ini. . .hal ini. . . ."
"Bagaimana? " desak Coe Lie Yap lebih jauh.
“Harap kau suka mendekat. aku hendak
memberitahukan akan nama seseorang kepadamu.”
“Kalau ingin bicara, utarakan saja dari. . ."
"Tidak bisa jadi, perkataan ini tidak boleh diketahui
orang lain "
Ambil kesempatan itu Suma Ing segera menghasut:
"Jangan percaya dengan omongan setannya. Sewaktu cayhe
membawa puluhan orang datang kemari untuk bergabung
dengan perkumpulan Liok Mao Pang, majikan Pemilik
Pegadean Bu-lim telah berkata barang siapa yang tak ingin
tetap tinggal boleh segera mengundurkan diri dari
pegadaian Bu-lim, dan ia menyatakan hendak tetap tinggal
disamping Majikan Pemilik Pegadaian Bu-lim. kini ia
datang kemari hendak bergabung. Hmmms etan baru
percaya kalau ia datang dengan maksud baik "
Coe Lie Yap mendengus dingin, kembali ia bertanya
kepada Si Malaikat Raksasa: "Sebenarnya siapa kah kau? ”
“Si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen “
“Apa maksudmu datang kemari? "
"Hendak menggabungkan diri dengan perkumpulan Liok
Mao Pang "
Sementara itu Lam kong Pak yang ada disisi kalangan
goyangkan tangannya berulang kali, si Malaikat Raksasa
melirik sekejap kearahnya kemudian melengos.
Sejak semula Suma Ing sudah curiga kehadiran
simalaikat raksasa tentu bukan seorang diri, sebab si
malaikat raksasa selalu jalan ber-sama2 Lam Kong Pak. dan
ia tidak percaya si malaikat raksasa seorang bisa mampu
menyusup kedalam perkumpulan bulu Hijau ini.
"Hu-Hoat" segera ia berseru, "Kalau kau merasa tidak
keberatan, persoalan kita bisa diundurkan sampai kemudian
hari saja aku hendak memberitahukan satu masalah besar
kepadamu "
“Hmmm persoalan apa yang hendak kau katakan
kepadaku "
"Pernahkah kau mendengar dalam pertemuan perbuatan
nama serta urutan kedudukan dalam dunia persilatan telah
muncul seorang Bengcu baru? ”
“Ehmmm, pernah kudengar “
“Tahukah kau siapakah orang itu? "
"Tahu atau tidak apa sangkut pautnya dengan dirimu? ”
“Hmm dia adalah Lam Kong Pak "
"Kenapa? kau merasa tidak puas? " seru Coe Lie Yap.
"Menurut apa yang pun Hu-hoat ketahui, bukankah kau
menderita kekalahan total ditangannya? "
"Tidak salah tapi tahukah kau apa hubungannya dengan
si Majikan Pemilik Pegadaian Bu-lim? "
"Apa hubungannya? " tanya Coe Lie Yap dengan hati
tergetar. Jelas ia rada terperanjat.
"Mereka adalah ibu dan anak "
"omong kosong " hardik Coe Lie Yap keras2. meski
begitu hatinya sakit seperti disayat dengan pisau tajam.
Ia mencintai Lam-kong Pak dengan segenap jiwa dan
raganya, iapun membenci simajikan Pemilik Pegadaian Bulim
hingga merasuk ketulang sumsum, ia terikat dendam
sedalam lautan dengan perempuan itu. sebab ia sudah
bertemu dengan ibunya si Malaikat Payung Sengkala Coe
Hong Hong, dan ibunya beritahu kepadanya orang yang
memukul dia sampai terluka lalu merampas kitab pusaka
Thian Mo-San-itu tempo dulu bukan lain adalah simajikan
Pemilik Pegadaian Bu-lim.
Maka dari itu setelah mendengar kabar berita ini hatinya
sangat terperanjat, ia tidak berharap apa yang didengar
merupakan kenyataan. dan ia berharap apa yang dikatakan
Suma Ing hanya isapanjempol belaka, Lam kong Pak bukan
putra dari si Majikan pemilik Pegadaian Bu-lim.
Kembali Suma Ing tertawa dingin tiada hentinya.
"Bukankah kau tidak percaya? Heeee. . .heeee. . .heeeee. .
.saksi sudah berada dihadapanmu " katanya.
"Siapa? "
"Si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen "
Ucapan ini membuat si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen
tertegun, ia jadi serba salah. sebab apa yang diucapkan
Suma Ing adalah kenyataan, ia tak tahu apa yang harus
diucapkan pada saat ini, menjawab sejujurnya atau tidak?
apa akibatnya kalau ia menjawab jujur?
"Loo Liang Jen, benarkah apa yang ia katakan? " tanya
Coe Lie Yap.
Dengan perasaan tidak sengaja Loo Liang Jen melirik
sekejap kearah Lam Kong Pak, ia berharap pemuda itu bisa
memberi kisikan kepadanya.
Siapa sangka Lam Kong Pak sendiri pun belum berhasil
mendapatkan petunjuk. ia tidak takut mendapat urusan-tapi
takut membuat urusan semakin berantakan sehingga
rahasianya terbongkar dan usahanya untuk mendapatkan
cara penyembuhan Tong Ming toa Hoat mengalami
kegagalan, hal ini bisa mengakibatkan ayahnya Lam-kong
Liuw sepanjang masa tak bisa hidup kembali.
Ia Melihat Lam-kong Pak tidak memberikan reaksi
apapun, si malaikat raksasa segera berteriak: "Ia sedang
omong kosong, ngaco belo harap Hu-hoat jangan
mempercayai obrolannya dialah putra asli dari si majikan
pemilik pegadaian Bu-lim itu"
"Sudah dengar belum? " jengek Coe Lie Yap kemudian
sambil tertawa dingin. "Eeei. . .orang she Suma. aku tahu
kau adalah seorang manusia rendah yang tak berharga dan
sampah masyarakat. aku percaya Lam-kong Pak bukan
putra dari si Majikan Pemilik pegadean Bu-lim. perempuan
rendah itu "
Ucapan ini mengobarkan darah panas di rongga dada
Lam kong Pak, ia tidak akan membiarkan siapa pun
menghina dan mengejek ibunya. segera ia berseru berat:
"Kau salah besar. menurut apa yang cay-he ketahui, Lam
Kong Pak dengan simajikan pemilik pegadean Bu-lim
benar2 punya hubungan sebagai ibu dan anak"
Coe Lie Yap serta si Malaikat Raksasa sama2 merasa
kan hatinya tergetar keras. "Siapa kau? ? " hardik gadis itu.
"cayhe adalah seorang anggota dari pegadaian Bu-lim,
kali ini ber-sama2 simalaikat raksasa meninggalkan
keanggotaannya dari Pegadaian Bu-lim. . . .”
“Dia adalah Lam Kong Pak " tukas Suma Ing sambil
tertawa seram,
Padahal Coe Lie Yap pun sudah kenali logat suara dari
Lam Kong Pak. hanya ia tak berani memastikan-setelah
mendengar suara dari Suma Ing barusan gadis itu baru
melengak dan berdiri tertegun,
Kembali Suma Ing tertawa seram, "orang lain sudah
mengakui bahwa hubungannya dengan si Majikan Pemilik
Pegadaian Bu-Lim adalah ibu dan anak. Hu Hoat apakah
kau masih belum percaya? "
Seluruh tubuh Coe Lie Yap gemetar keras ia berpaling
lalu tanyanya kepada lam Kong Pak dengan suara berat:
“Kau adalah Lam Kong Pak? "
"Tidak salah "
“Hubunganmu dengan si Majikan Pemilik Pegadaian
Bu-lim adalah ibu dan anak? "
"Tidak salah"
“Hu-Hoat, sekarang kau percaya bukan? " teriak Suma
Ing sambil tertawa seram.
Seluruh tubuh Coe Lie Yap gemetar semakin menghebat,
pelbagai pikiran memenuhi benaknya. berada dalam
keadaan seperti ini ia tak tahu apa yang harus dilakukan?
si Majikan Pemilik Pegadaian Bu-lim punya ikatan
dendam sedalam lautan dengan dirinya. dan justru ia sudah
punya janji perkawinan dengan Lam-kong Pak. "oooh
Thian kenapa kau mengatur diri kami secara begini? kenapa
kau begitu tega mengatur kami macam begini? ? "
Menjumpai situasi tidak menguntungkan-Si Malaikat
Raksasa segera berteriak keras: "Si Majikan Pemilik
Pegadaian Bu-lim bukan orang jahat, aku Loo Liang Jen
boleh menjadi saksi "
Kalau Loo Liang Jen tidak mengucapkan kata2 ini,
mungkin keadaan masih bisa teratasi, justru kata2 ini amat
menusuk perasaan Coe Lie Yap.
Karena perbuatan si Majikan Pegadaian Bu-lim tempo
dulu. membuat ibunya harus menderita selama puluhan
tahun didalam perut naga bertanduk tunggaL membuat
mereka ibu dan anak harus berpisah selama banyak tahun.
Coe Lie Yap segera kertak gigi dan membentak keras:
"Tangkap mereka "
Suma Ing meraung keras, pertama kali ia menerjang
lebih dulu langsung menubruk ke arah Lam-kong Pak.
Selama beberapa bulan Lam-kong Pak sering malang
melintang didalam dunia persilatan, sebagian besar anggota
perkumpulan Liok Mao Pang pernah mendengar namanya.
Kini melihat Suma Ing saling berhadapan dengan Lamkong
Pak, suasana segera tercekam dalam ketegangan.
PADA saat ini pikiran Coe Lie Yap paling kalut, ia serba
salah dibuatnya. dengan Lam-kong Pak gadis ini pernah
ikat janji untuk hidup berdampingan sampai tua dan tidak
memikirkan orang lain-Seandainya Lam Kong Pak terbukti
benar2 adalah putra musuh besarnya. ia tak bisa
memaafkan pemuda itu. . .mungkinkah hubungan tersebut
harus diputuskan begitu saja?
"Yap-moay, kau harus mendengarkan penjelasanku lebih
dahulu " teriak Lam-kong Pak dengan suara berat,
Sejak menjumpai Lam Kong Pak bermesraan dengan
Pek li Siang sewaktu ada disela gunung Thay-san tempo
dulu, Coe Lie Yap sudah membenci diri Lam Kong Pak, ia
anggap pemuda tersebut sebagai seorang pemuda yang
tidak bertanggung jawab dan serius dalam suatu
perCintaan.
Kemudian ia berjumpa kembali dengan ibunya yang
sudah lenyap selama puluhan tahun dari mulut Coe Hong
Hong lah ia barutahu musuh besarnya adalah Majikan
Pemilik Pegadaian Bu-lim.
Dan Kini ia tahu Lam Kong Pak adalah putra majikan
Pemilik Pegadaian Bu-lim itu bahkan pemuda itu mengakui
sendiri. hawa gusarnya sukar dikendalikan lagi. Terdengar
Suma Ing tertawa seram.
"Lam-kong Pak " teriaknya. "Siksaan yang telah aku
orang she-Suma terima sebentar lagi akan kukembalikan
kepadamu berikut rentennya, Hmmm.."
agaknya Loo Thian Ya masih cukup cinta Coe Lie Yap
yang selama ini bersemi dalam dadanya kini sudah hancur
berantakan-ia tahu persoalan ini sama sekali tak ada
hubungannya dengan Lam-kong Pak. tapi pemuda itu
sudah mengakui sendiri sebagai putra kandung Majikan
Pemilik pegadaian Bu-lim, hal ini membuat ia tak bisa
menahan sabar lagi.
"Nona Coe " teriak Loo Liang Jen keras, "Kau harus
memahami dahulu duduknya persoalan ."
Coe Lie Yap kebaskan ujung bajunya memutuskan
perkataan lelaki raksasa tersebut, kemudian bentaknya:
"Suma Ing. belum juga turun tangan? "
Mendengar seruan itu Suma Ing segera bergerak maju,
jurus keenam dari ilmu sakti Thian Mo San segera
dilancarkan keluar.
Lam-kong Pak mendengus dingin ia pun menggunakan
jurus keenam menyambut datangnya serangan tersebut.
Dua gulung desiran angin tajam berbentuk payung
menjulang tinggi keangkasa, angin puyuh menggulung dan
menyapu setiap benda yang berada daiam radius sepuluh
tombak, membuat panggung itu tersapu rata dengan
permukaan tanah.
Ditengah bentrokan dahsyat yang memekikkan telinga.
Lam-kong Pak mundur tiga langkah lebar, sedang Suma Ing
terpukul mundur sampai sejauh tujuh langkah lebih.
"Suma Ing " seru Lam Kong Pak dengan suara berat.
"Sejak kecil kau dibesarkan oleh ibu di sayang dimanja dan
dicintai. Beliau sama sekali tidak pandang dirimu sebagai
orang luar. kenapa kau sudah melupakan budi ini
sebaliknya malah menaruh dendam kepadanya. . . ."
Suma Ing membentak keras, ia tak mau mendengarkan
lanjutan dari ucapan tersebut. jurus kesembilan dari ilmu
sakti Thian Mo San-segera dilepaskan. seketika itu angin
puyuh menutup seluruh jagad, begitu mengerikan se-akan2
hari kiamat telah tiba.
Dari Sun Hai siang, pemuda lam Kong Pak telah
mempelajari jurus keempat sampai jurus kesembilan dari
ilmu sakii Thian Mo San tersebut, kemudian ia pun
menenggak cairan empedu naga bertanduk tunggal tenaga
lweekangnya saat ini betul2 amat sempurna,
"Gelegaaarrr. . ." Sekali lagi Suma Ing terpukul mundur
sejauh satu tombak dengan sempoyonan, napasnya terengah2
bagaikan kerbau.
"Nona Coe " kembali Loo Liang Jen berteriak. "Dia
adalah Calon suamimu "
“Heeee. . .heeeeee. . .heeee. . tanyakan seodiri kepada
Lam Kong Pak. apakah ia masih punya muka untuk
mengakui ikatan perkawinan ini? "
Lam Kong Pak masih muda. darah panasnya kontan
bergolak setelah mendengar perkataan itu. ia tak mau
mengalah dan segera teriaknya keras2:
"cayhe sudah berusaha mengakhiri persoalan ini secara
baik. kalau memang kau keras kepala bahkan hendak
membatalkan ikatan perkawinan terserah dirimu sendiri.
lain kali kau jangan merasa menyesal"
"omong kosong " teriak Coe Lie Yap tertawa kalap. "Kau
anggap dikolong langit cuma ada kau seorang lelaki? "
"Jadi juga atas usulmu. semula cayhe kan tidak mohon
dan me-rengek2 kepadamu "
Suatu penghinaan yang hebat, se-akan2 sebuah gaplokan
yang bersarang telak dipipi Coe Lie Yap ia naik pitam dan
menganggap ucapan ini sebagai suatu ejekan, ia segera
membentak:
"Bajingan ucapanmu sangat kotor. dengan perkataan ini
maka bisa kunilai bahwa watak serta tabiatmu tak berbeda
jauh dengan Majikan Pemilik Pegadaian Bu-lim. serahkan
jiwamu"
Sambil berkata ia menubruk maju kedepan jurus ketujuh
dari ilmu sakti Thian Mo San segera dilepaskan.
"Braaaaaak. . ." kedua orang itu sama2 mundur dua
langkah kebelakang. dalam kenyataan Lam Kong Pak cuma
menggunakan tenaga murninya sebesar enam bagian.
Rasa cinta dan dendam berkobar dalam rongga dada Coe
Lie Yap. ia jadi benci bercampur sakit hati sekali lagi
tubuhnya menubruk kedepan dengan menggunakan jurus
kesembilan dari ilmu sakti Payung sengkala.
Lam Kong Pak kembali mengalah, ia cuma
menggunakan tenaga murninya sebesar delapan bagianmeski
begitu cukup membuat tubuh Coe Lie Yap tergetar
sehingga mencelat mundur sejauh lima, enam langkah.
Hal ini semakin mempertebal rasa bencinya, ia gertak
gigi dan berseru: "Lam-kong Pak, aku akan adu jiwa dengan
dirimu "
"Maaf. aku masih tidak kepingin menemani kau
berangkat ke akhirat"
"Jangan mimpi disiang hari bolong" sela Suma Ing
sambil tertawa seram, "Malam ini jangan harap kau bisa
lolos dari perkumpulan kami dalam keadaan selamat "
Sembari berkata, disaat Coe Lie Yap melancarkan
serangan dengan jurus kesembilan Suma Ing pun
menghimpun segenap tenaga yang dimilikinya ikut
mengirim sebuah serangan pula dengan jurus kesembilan
dari ilmu sakti Thian Mo San-Menghadapi dua serangan
dahsyat yang dilancarkan secara berbareng oleh dua orang
tokoh maha sakti, kendati tenaga lweekang Lam Kong Pak
lebih hebatpun, ia tak akan sanggup menahan diri.
Terdengar suara getaran keras yang maha dahsyat
bergeletar membelah bumi. pasir debu beterbangan
memenuhi angkasa. begitu dahsyat ledakan tadi
mengakibatkan timbulnya sebuah liang yang sangat dalam
diatas permukaan tanah, tubuh Lam Kong Pak mencelat
sejauh satu tombak lebih lima enam langkah sebelum ia
sempat berdiri tegak tegak. bayangan manusia bersamaan
waktunya menubruk datang.
Mereka adalah Suma Ing, si Lampu Hitam Pengejar
sukma, si kakek Asap Berawan, serta si Loei Kong
bertangan delapan Si Put siuw.
Saat ini Lam Kong Pak sudah dibikin pusing tujuh
keliling mata terasa ber-kunang2 perut terasa muaL lagi
pula pasir dan debu beterbangan menutupi pemandangan
sukar bagi pemuda itu untuk melihat jelas keadaan
dihadapannya. ia masih mengira Coe Lie Yap pun
termasuk diantara jago2 yang menubruk datang.
"Braaaank. . ." sekali lagi terjadi ledakan dahsyat, kali ini
Lam Kong Pak terlempar mundur sejauh satu tombak lebih.
Tapi ia tidak terluka, hawa napsu mulai berkobar
menyelimuti seluruh wajahnya.
"Coe Lie Yap " ia membentak. "Kau hanya tahu orang
tuamu celaka ditangan orang apakah kau tahu penderitaan
yang dialami orang tuaku tempo dulu jauh lebih
mengenaskan? Heeee. . .heeeee. . .kalau memang kau begitu
tega kepadaku aku Lam Kong Pakpun tidak akan berlaku
sungkan2 lagi."
Selesai bicara ia ambil keluar tanduk naga saktinya dan
langsung menubruk kearah Coe Lie Yap.
Gadis she-Coe itu tahu, tentu pemuda tersebut salah
menganggap ia pun ikut main kerubut. tapi saat ini hatinya
sedang panas. ia tidak berkelit mau pun menghindar.
telapaknya kembali didorong kedepan melancarkan sebuah
serangan-Suma Ing sekalian tak mau ketinggalan, mereka
sama2 menubruk maju. Loo Liang Jen tidak kasih jalan-ia
membentak keras kemudian bergerak maju menyongsong
kedatangan mereka.
"Braaaak. . . Braaaak . . , Braaaaaak . . . ." ditengah suara
dahsyat, si Loei Kong berlengan delapan serta sikakek Asap
berawan kena dihajar oleh bogem mentah Loo Liang Jen
sehingga tubuh mereka mencelat sejauh tujuh, delapan
langkah.
Sedangkan Coe Lie Yap serta Suma Ing terdesak mundur
sejauh beberapa tombak kebelakang oleh serangan senjata
Lam Kong Pak yang digacungkan dengan permainan ilmu
sakti Thian Mo San-Suma Ing amat gusar, lengannya diulap
berulang kali sambil berteriak: "Ayoh kalian maju semua"
Seketika itu juga ber-puluh2 jago lihay perkumpulan
Liok Mao Pang meluruk kedepan, Coe Lie Yap yang paling
tidak suka dengan pertarungan cara berkerubutpun saat ini
diam saja,
Posisi Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen amat kritis,
untuk sementara waktu mereka masih sanggup bertahan,
tapi mereka tahu, begitu lewat sedikit lama, mereka pasti
akan terjatuh ketangan mereka.
"Sauw-ya " Loo Liang Jen segera berteriak keras.
"cepatlah berlalu dari sini. serahkan saja manusia2 kurcaci
ini Kepadaku "
"Tidak mau hidup kita hidup bersama, mau mati kita
modar berbareng. aku Lam Kong Pak bukan seorang
manusia yang takut mati "
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang silih
berganti, ber-puluh2 orang kaki tangan perkumpulan Liok
Mao Pang yang maju didepan tersapu oleh tanduk naga lam
Kong Pak sehingga bergelimpangan dan menemui ajalnya
seketika itu juga .
Telapak raksasa Loo Liang Jen pun cukup ampuh, berpuluh2
manusia bergelimpangan tersambar oleh
hajarannya, tapijumlah anggota perkumpulan Liok Mao
Pang sangat banyak jago2 lihay diantaranya belum turun
tangan-Loo Liang Jen sangat gelisah. kembali ia
membentak keras: "Sauw-ya, kau masih belum mau pergi?"
"Kalian mau lari kemana? " serentetan suara teguran
yang dingin dan menyeramkan berkumandang datang,
disusul munculnya sesosok bayangan manusia aneh. orang
itu berambut hijau dan berwajah menyeramkan-"kalian
semua segera undurkan diri" serunya begitu mencapai
permukaan tanah
Suma Ing sekalian tanpa mengucapkan banyak perkataan
segera mengundurkan diri kebelakang ketika itulah Lam
kong Pak serta Loo Liang Jen baru bisa mengatur napasnya
yang mulai terengah-engah.
"Siapakah anda? ? " tegur Lam Kong Pak dengan suara
berat.
"Pelindung Hukum Utama dari perkumpulan Liok Mao
Pang Hoo Hek Coen-cu Atau Si Rasul Hitam tebal chin
Tong"
Lam Kong Pak terperanjat, ia pernah dengar orang
bilang jauh puluhan tahun berselang ibis ini sudah
merupakan jago kelas satu dalam dunia persilatan, tak
disangka kini ia sudi menjabat sebagai pelindung hukum
perkumpulan Liok Mao Pang. ditinjau dari hal ini sudah
cukup bisa dibayangkan betapa dahsyatnya Pangcu serta
wakil pangcu mereka.
Lam Kong Pak segera bulatkan tekad. ia menegur
dengan nada berat: "Apakah anda ada maksud ikut
mengerubuti diriku? "
"Loohu akan turun tangan sendiri. kenapa harus main
kerubut? asalkan kau bisa menerima dua puluh jurus
serangan Loohu tanpa menderita kalah, akan kuanggap
dirimu sangat lihay "
Suatu omongan kosong tak berarti. Lam Kong Pak tahu
orang ini kulitnya tebal dan hatinya hitam. Iasama sekali
tidak pernah memperdulikan soal keadilan mau pun
kebajikan dunia persilatan.
Segera ia pun berkata: "cayhe pun akan ajak kau
bertaruh, apa bila dalam dua puluh jurus kau tidak
menunjukkan tanda2 kalah, lain kali kita bertemu lagi
dalam pertemuan puncak para jago "
"Keparat cilik kau masih ingin pergi dari sini? ? " jengek
si Rasul Hitam tebal sambil tertawa seram.
Begitu selesai bicara, dalam sekejap mata ia melancarkan
tiga serangan berantai.
“Hmmmm sungguh bukan nama kosong belaka " seru
Lam Kong Pak sambil tertawa dingin.
"Braaaaak. . . .braaaaaak. . . .braaaaak. . . ." dua orang
itu sama2 terpukul mundur sejauh tiga langkah kebelakang.
“Hmmmm tidak lebih Cuma begini." batin si anak muda
itu. Segera ia mengeluarkan ilmu telapaks 'Sam Hoo It
ciang Hoat' yang dimainkan berbareng senjata tanduk
naganya.
Tenaga Lweekang yang dimiliki sang Rasul Hitam Tebal
ini meski lebih sempurna dari pada Coe Lie Yap. ia hampir
seimbang dengan Suma Ing. dalam delapan sembilan belas
jurus pertama ia berhasil rebut diatas angin-
"chin Hu Hoat, masih ada satu jurus " tiba2 terdengar
Suma Ing berteriak keras.
si Rasul Hitam Tebal membentak keras, rambut hijaunya
yang sepanjang pundak pada berdiri bagaikan landak. Ia
perlihatkan selembar wajahnya yang adem menyeramkan.
Kemudian melancarkan sebuah serangan terakhir dengan
gunakan segenap tenaga dalam yang dimilikinya.
Lam Kong Pak menggerakkan tanduk Naga Saktinya
menusuk kedepan, sementara tangan lain mengeluarkan
jurus kesembilan dari ilmu sakti Thian Mo San-
"Braaaaaakk. . . ." seluruh permukaan bergetar keras,
suasana jadi hiruk pikuk. Ditengah dengusan berat si Rasul
Hitam tebal terpental mundur sejauh satu tombak lebih.
Sedangkan Lam Kong Pak pun tidak menang dengan
mutlak, iapun tergetar mundur sejauh tiga langkah lebar.
Menyaksikan kemenangan rekannya. Loo Liang Jen segera
berteriak keras: "chin Tong sijadah tua sudah kalah total,
Sauw-ya. Mari kita berlalu. . . ."
"Heeeeee. . . .heeee. . . .heeeeeeee. . . .siapa yang suruh
kalian pergi??"Jengek Si Rasul Hitam tebal tertawa seram.
"Kalau mau pergi. tinggalkan dulu batok kepala kalian "
Lam Kong Pak tertawa dingin.
"Loo tua, perkataannya mana boleh dipercaya" serunya.
"Bajingan tua ini adalah manusia paling hina, manusia
paling menarik dalam dunia persilatan dewasa ini.
Ucapannya kosong bagaikan kentut bau. Kau anggap ia
benar2 menepati janji ?"
"Tidak salah" sambung sang Rasul Hitam tebal sambil
tertawa sinis. "Dalam kamus Loohu memang tidak kenal
Pegang janji serta Perikemanusiaan- Saudara2 sekalian
ayoh maju berbareng. Pun Hu Hoat mengharapkan yang
hidup "
Begitu perintah dilepaskan. Suma ing memberikan
reaksinya pertama kali. Dia ikuti kawanan gembong iblis
lainnya pun sama2 meluruk kedepan-
Diantara jago2 itu cuma Coe Lie Yap seorang tetap
berdiri disisi kalangan tak berkutik. Meski ia membenci
Lam Kong Pak tapi gadis tersebut paling benci dengan
pertarungan Cara begini. ,
Ia mengalah. Lam Kong Pak tak mau menerima
kebaikannya itu. Terdengar ia tertawa dingin dan mengejek:
"Coe Lie Yap. Buat apa kau pura2 tidak tega? ayoh
maju. Sauw-ya mU tidak takut meski bertambah lagi
dengan kau seorang."
Coe Lie Yap benar2 amat gusar, tubuhnya gemetar
keras, teriaknya histeris: "Akan kulihat kau roboh dan
modar ditempat ini "
"Haaaaaa. . .haaaaaaaa. . .haaaaaaaa. . .selembar jiwa
aku Lam Kong Pak harus diganti dengan puluhan lembar
jiwa orang lain, kematianku Cukup berharga. . . ."
Jeritan ngeri yaag menyayatkan hati bergema tiada
berputusan, ditengah terjangan Lam Kong Pak serta Loo
Liang Jen- Manusia2 kelas, tiga, empat sama2 roboh
bergelimpangan jadi mayat, darah segar muncrat kesana
kemari bagaikan pancuran
Walaupun begitu kedua orang itu pun semakin lama
terdesak semakin kebelakang oleh serangan2 gencar para
jago.
Mendadak dari tempat kejauhan berkumandang datang
gelak tertawa yang sangat aneh, tiap gelak tertawanya
membuat jantung para jago bergetar keras, seakan-akan
jantung mereka disiram dengan minyak mendidih, sakit.
panas dan amat kering. . . .
Lam Kong Pak dapat tahu suara itu berasal dari loteng
ditempat kejauhan itu. hatinya terperanjat. Dinilai dari
gelak tertawa itu, bisa diketahui betapa sempurnanya tenaga
Lweekang yang dimiliki orang itu. "Kok . . . Kok . . . Kok
.... Kok. . . ."
Ketika suara terakhir bergema, ditengah kalangan telah
bertambah dengan seorang manusia aneh berambut hijau
sepanjang pinggang dan berdiri kaku bagaikan sebatang
bambu.
Para jago perkumpulan Liok Mao Pang yang hadir
disekeliling kalangan buru2 menjura memberi hormat
kepada orang itu kemudian masing2 mundur sejauh satu
tombak kebelakang.
Menyaksikan hal tersebut Lam Kong pak terkesiap.
disamping itu iapun dapat tahu semakin panjang rambut
hijau yang dipelihara orang2 perkumpulan itu, semakin
tinggi pula kedudukannya .
Dari balik rambut hijaunya yang lebat, manusia aneh itu
melirik sekejap kearah Lam Kong Pak, rambut serta
tubuhnya sama sekali tak bergetar, kecuali gelak tertawa
nyayang aneh dan menusuk pendengaran-
"Siapakah anda??" tegur Lam Kong Pak. sungguh
menyeramkan gelak tertawa mu "
"Kik. ... kik.... kik.... kik. . . ."
Beberapa orang yang memiliki tenaga Lwekang agak
lemah, segera gemetar keras dan berjongkok keatas tanah.
mereka merasakan betapa ngerinya gelak tertawa itu
sehingga menggetarkan jantung serta isi perut
"Loohu oei Hun. orang2 Bu-lim sama2 memberi julukan
go Hoa Lok Atau Daging lima warna kepadaku"
Semula Lam Kong Pak agak terkesiap. di ikuti ia tertawa
hambar.
Sebaliknya si Malaikat Raksasa tak kenal lihay,
mendengar nama itu ia mendongak dan tertawa-tawa
tergelak.
"Haaaaaa ....haaaaaaaa. . .haaaaaaaaa. . ." sungguh tak
nyana kau sijadah tua memiliki nama yang lebih aneh dari
namaku"
Sementara itu Lam Kong Pak yang mengawasi wajah
orang tadi, segera dapat dijumpai banyaknya belang-belang
merah putih diatas tubuh serta wajahnya, tidak aneh kalau
orang Kangouw menyebut dia sebagai si Daging Lima
Warna. Nama besar orang ini amat tersobor. la angkat
nama bersama-sama Sidewi Payung Sengkala serta si Awan
Hitam Pengejar Rembulan oei ci Hu.
"Keparat cilik" terdengar Ngo Hoa Lok berseru." Asal
kau bisa menerima lima buah serangan Loohu. Maka kau
akan diantar keluar dari tempat ini oleh Pangcu sampai
anak buah kami semuanya "
"Bagus, biar aku terima dahulu kelima seranganmu itu"
teriak Loo Liang Jen.
"Loo tua, kau tak bakal sanggup" tukar Lam Kong Pak
menghalangi jalan perginya, lalu secepat kilat ia maju
kedepanSetelah
saling berhadap-hadapan, si anak muda itu
salurkan segenap tenaga Lwekang yang dimilikinya bersiap
sedia. "lblis tua. ayoh, Cepat turun tangan " serunya.
Si Daging Lima Warna tidak sungkan2 ditengah gelak
tertawanya yang aneh ia melancarkan sebuah babatan
dahsyat.
Belum pernah Lam Kong Pak menjumpai Cara
bertarung seperti ini. ia tertegun, Sebelum sempat berbuat
sesuatu tahu2 segulung angin tajam yang luar biasa
dahsyatnya telah menggulung datang.
la merasakan ada selapis tembok yang sangat kuat
menekan dadanya, hal ini membuat sianak muda itu
terkesiap.
"Braaaaaak ....." suara ledakan keras bergetar membelah
bumi, Lam Kong Pak terpukul mundur sebanyak tiga
langkah lebar kebelakang.
Sedangkan si Daging Lima Warna sama sekali tidak
bergeming, badannya ikut maju tiga langkah kebelakang.
Dan .... Kikkk...... kikkkk . . .gelak tertawa aneh bergema
memecahkan kesunyian, serangan kedua telah dilepaskan
kembali.
Buru2 Lam Kong Pak mengeluarkan jurus keenam dari
ilmu sakti Thian Mo San menyambut datangnya serangan.
Kembali ledakan keras bergeletar membela bumi, tidak
banyak dan tidak kurang pemuda itu mundur lagi sejauh
tiga langkah lebar.
"Kikk. . . .Blummmmmm . . .Kikkk. . .
.Blummmmmmm . . . ." dua serangan berikutnya menyusul
beruntun, ujung bibir Lam Kong Pak mulai dinodai oleh
darah segar, sedang sang tubuh pun terlempar sejauh satu
tombak lebih dari tempat semula. Kini tinggal serangan
terakhir. . . .
"Kukk. . .Kikkkk. . . .Kiikk. . . ." Sidaging Lima Warna
tertawa aneh, suaranya bergema diempatpenjuru.
Kemudian. . . . "Braaaaaakk . .. ."
Bagaikan selembar daun kering. tubuh Lam Kong Pak
mencelat sejauh lima enam tombak dari kalangan dan
terbanting jatuh kedalam tumpukan bebungaan.
Loo Liang Jen sangat terperanjat ia meraung gusar,
dengan segenap tenaga telapak tangannya membabat
keluar. serombongan gembong iblis yang sama sekali tak
menduga datangnya serangan itu tersambar telah diiringi
jeritan kesakitan. Berpuluh-puluh orang roboh keatas tanah.
Sementara Simanusia Raksasa itu sendiri langsung
menubruk kearah pepohonan-
Suma Ing sekalianpun tak mau ambil diam, mereka
sama2 menubruk kedepan-
Lam Kong Pak yang terlempar keluar kalangan segera
muntah darah segar, isi perutnya bergeser dari tempat
semula dan ia jatuh tidak sadarkan diri. . . .
Sesaat sebelum rombongan gembong iblis itu tiba
ditempat kejadian, tiba2 dari balik pepohonan berkelebat
lewat sesok bayangan merah, segera mengemrit tubuh Lam
Kong Pak segera berlalu dari situ.
Menanti Loo Liang Jen tiba ditempat itu dan tidak
menjumpai Lam Kong Pak ada di situ, sebagai seorang jago
kawanan ia sadar tentu Lam Kong Pak berhasil meloloskan
diri atau mungkn ditolong oleh ibunya. ia pun tak mau
berdiam lebih lama disitu. Badannya segera menerobosi
pepohonan dan melarikan diri dari tempat sama seraya
melepaskan panah tanda bahaya.
Rombongan gembong iblis itu pun kemudian menyusul
sampai disana, tidak menjumpai bayangan Lam Kong Pak.
Mereka jadi amat gusar. Terutama sekali Suma ing. Ia
merasa amat kecewa. Ingin sekali ia menyiksa Lam Kong
Pak lebih sadis lagi. tak disangka si anak muda itu berhasil
melarikan diri.
Pada saat ini, keadaan Coe Lie Yap paling runyam. ia
merasa gelisah dan bimbang. Haruskah merasa gembira
atau sedih setelah kejadian ini? ?
Diam-diam ia cuma bisa berdoa, berharap Lam Kong
Pak bisa lolos dari marabahaya, kemudian dilain waktu
mencari dia lagi untuk bikin perhitungan- . . .
Sementara itu Lam Kong pak yang dibawa lari oleh
sesosok bayangan merah tidak lama kemudian telah tiba
diatas sebuah loteng.
Gadis itu meletakkan Lam Kong Pak di atas
pembaringan, kemudian menutup pintu dan mencekoki
beberapa butir pil kedalam mulutnya.
Perlahan-lahan Lam Kong Pak sadar kembali, seluruh
tubuhnya gemetar keras rintihnya: "Dingin- . . .dingin- .
.oootw.. . .Sungguh dingin- ..."
Gadis itu bukan lain adalah si ciang ooh Tangan
Berdarah Yu chen, sejak semula ia sudah menemukan jejak
Lam Kong Pak yang menyusup kedalam markasnya dengan
ia menyaru. Selama itu ia cuma mengawasi terus gerakgerik
pemuda itu. Dan akhirnya ketika Lam Kong Pak
terluka, ambil kesempatan baik ini ia turun tangan
menyelamatkan jiwanya. Ketika mendengar rintihan
tersebut, buru2 gadis itu menutupi badannya dengan
selimut. "Adik Pak. Masih dinginkah ? ?"
Kesadaran Lam Kong Pak punah, ia tetap pejamkan
sepasang matanya. "Dingin . . . .oooouw. . .dingin sekali.
..." rintihnya.
Yu chen ambil keluar semua selimut yang dimilikinya
dan ditutupkan keatas badannya tetapi Lam Kong Pak tetap
merintih kedinginan-
Yu chen amat mencintai pemuda ini, ia jadi gugup,
Gadis ini tahu pemuda tersebut merintih kedinginan sebab
dikarenakan racun pukulan si Daging Lima Warna telah
menyerang kedalam jantung serta isi perutnya, dalam
ruanganpun tak ada tungku pemanas, ia jadi kelabakan dan
tak mengerti harus menggunakan benda apa untuk
menghangatkan badan si anak muda itu.
"Dingin. . . .ooooouw, sungguh dingin sekali. . . ."
Sepasang gigi Lam Kong Pak mulai beradu. badannya
menggigil keras. Bulu kuduk pada bangun berdiri
Si ciang ooh Tangan Berdarah benar2 dibikin gelisah
setengah mati, iapun takut perbuatannya diketahui orang
lain, keringat dingin mengucur keluar membasahi seluruh
tubuhnya.
Mendadak badannya bergetar keras. sepasang pipinya
berubah merah dadu. Biji yang bening memancarkan
Cahaya Cinta yang mendalam. Gumamnya seorang diri^
"Adik Pak. encimu tetap seorang gadis perawan yang tak
pernah dijamah lelaki lain, Kali ini, demi menghangatkan
badanmu. Terpaksa aku akan telanjang bulat. kau janganlah
memandang rendah encimu "
Kembali pipinya memerah, usianya tahun ini sudah dua
puluh empat. Walaupun sepanjang hari bergaul dengan
para gembong iblis dari kalangan hitam, tetapi badannya
tetap perawan- Tak pernah ada lelaki yang berani
menjamah badannya.
Tampak gadis itu ragu sejenak, tapi ketika melihat Lam
Kong Pak makin lama makin kedinginan- Akhirnya ia
ambil keputusan, setelah memadamkan lampu, melepaskan
pakaiannya hingga telanjang bulat kemudian menyusup
masuk kebalik selimut.
Untuk mengalirkan hawa panasnya kedalam pemuda itu,
bisa dibayangkan betapa kerasnya debaran jantung gadis
itu, ketika ia harus membuka pakaian Lam Kong Pak satu
persatu sehingga akhirnya lelaki tadi berada dalam keadaan
telanjang bulat.
Akhirnya ia berhasil melepaskan seluruh pakaian Lam
Kong Pak. potongan badan yang kekar penuh berototpun
segera tertera jelas didepan mata. bau lelaki yang aneh
merangsang tubuhnya membangkitkan suatu perasaan ......
suatu niat. . . .dan suatu keinginan yang aneh .....
Dalam pada saat itu Lam Kong pak tetap merintih
kedinginan, hal ini membuat gadis itu tak berani berayal
lagi, buru2 ia peluk pemuda itu erat-erat.
Gesekan kulit dengan Kulit menimbulkan kontak listrik
bertegangan tinggi, hampir saja jantungnya terasa copot. Ia
merasa seluruh badannya panas seperti dibakar, tiap bagian
tiap pori-porinya terasa gatal, nyaman dan nikmat sekali. . .
. Nafsu Birahipun pelahan-lahan bangkit memenuhi benak
gadis itu. . . . Terutama sekali sewaktu tubuh Lam Kong
Pak gemetar keras, dadanya yang bidang dan keras sewaktu
saling bergesek. . .saling bersentuhan dengan Sepasang buah
dadanya yang montok dan berisipadat itu, mendatangkan
suatu perasaan nikmat. . . .menimbulkan perasaan ingin
berbuat sesuatu ....
Lam Kong Pak yang kedinginan, sewaktu secara tiba2 ia
berhasil memeluk sesuatu benda yang panas, ia memeluk
semakin kencang. Namun badannya tetap gemetar keras.
Yu chen kehilangan akal, terpaksa bibirnya ditempelkan
keatas bibir pemuda itu dan lambat2 menyalurkan hawa
panasnya kedalam tubuh si anak muda itu.
Tidak lama kemudiar kesadaran Lam Kong Pak pulih
kembali, hawa dingin semakin larut dan ia segar kembali.
Perlahan-lahan matanya dipentang. tapi setelah meiihat
apa yang terbentang didepan hatinya tergetar keras, dengan
cepat ia meloncat bangun.
Tapi menemukan dirinya berada keadaan telanjang
bulat, buru2 si anak muda itu menyusup kembali kedalam
selimut. Bentaknya keras- keras:
"Aku. . .sejak semula aku tahu kalau kau adalah seorang
wanita cabul yang tak kenal malu. Tak kusangka
perbuatanmu begitu rendah dan memuakkan-
Karena sudah punya gambaran jelek terhadap si ciang
ooh Tangan Berdarah, tanpa menanyakan hijau atau merah
lagi, ia segera menegur dan memaki gadis itu habis2an-
Kerena dimaki Yu chen jadi jengah dan malu sekali.
Serunya tergagap: "Adik Pak. Dengarkan dulu
penjelasanku. "
"Tutup mulutmu. Bicara sampai tanah pun aku tidak
akan percaya. Perempuan rendah, kau adalah perempuan
yang paling tak tahu malu dikolong langit dewasa ini"
Yu chen jadi amat sedih, dengan wataknya kalau pihak
lawan bukan orang yang dicintai. Sejak semula ia sudah
turun tangan keji. Tapi ia tak bisa berbuat apa- apa kepada
pemuda ini. Dengan air mata jatuh berlinang serunya:
"Adik Pak, kau harus mencari tahu dulu duduknya
perkara kemudian baru memaki orang. Walaupun aliran
yang encimu anut sesat, tapi aku bukan manusia serendah
yang kau tuduhkan. . .."
"Sudah. . jangan bicara lagi" bentak Lam Kong Pak.
Mendadak dari luar ruangan bergema datang suara
dengusan dingin.
"Yu chen Walaupun kau memiliki welas kasih, sayang
orang lain tak mau menerima kebaikanmu itu." Serunya.
"Tjtittt. . .tjtttttt. . .Sebagai seorang Than-cu, tak kunyana
kau berani menyembunyikan musuh. Ayoh keluar dari
ruangan dan terima kematian "
Yu chen dan Lam Kong Pak sama2 terkesiap. mereka
kenali suara tersebut sebagai suara Coe Lie Yap.
Buru2 Yu chen mengenakan pakaiannya dan berkata
kepadalam Kong Pak:
"Adik Pak. kau terkena pukulan beracun dari si Daging
Lima Warna. Harap kau suka ber-hati2. Aku akan keluar
sebentar. Nanti sekembalinya dari sana akan kuberi
penjelasan kepadamu "
Selesai bicara ia segera menerobosi jendela dan lenyap
dari pandangan Lam Kong Pak hanya mendengar suara
tertawa dingin dari Coe Lie Yap bergema satu kali lagi,
kemudian suasana jadi sunyi senyap.
Lam Kong Pak telah menelan dua butir pil mujarap. lagi
pula mendapat bantuan hawa murni dari Yu chen yang
disalutkan lewat bibir dengan bibir, lukanya pada saat ini
sudah rada sembuh.
la tahu, saat ini keadaan dari ibunya dengan Loo Liang
Jen sangat kritis. ia tak bisa berdiam lebih lama disana,
Buru2 ia memakai baju kemudian menerobos keluar dari
jendela.
Saat itu bintang bertaburan diangkasa. Selaksa li tidak
nampak awan- Coe Lie Yap serta Yu chen entah sudah
pergi kemana.
Tak usah diperiksa lebih seksama lagi, ia temukan
disetiap tempat dibalik kegelapan berdiri seorang jago lihay
berambut hijau yang bersiap sedia menjaga segala
kemungkinan.
cahaya terang menyorot keluar dari atas loteng, tempat
itu merupakan daya tarik yang terutama bagi Lam Kong
Pak. ia tahu pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang
tinggal disana, dan ibunya kemungkinan besar sembunyi
diatas loteng tersebut.
Setelah teringat akan keselamatan ibunya serta Loo
Liang Jen, pemuda ini jadi lupa akan luka parahnya yang
belum sembuh, badannya segera berkelebat kearah loteng
itu.
Walaupun terluka, sebagian besar lukanya telah
disembuhkan oleh hawa murni si ciang ooh tangan
Berdarah. Ilmu meringankan tubuhnya masih tetap
mengejutkan-
Setelah berada diatas loteng. ia tidak menemukan ada
pengawal yang berjaga disana. Dalam kenyataan tempat ini
merupakan tempat penting bagi perkumpulan Liok Mao
Pang. orang2 dibawah kedudukan Hu Hoat, kecuali ada
urusan penting atau diundang, tak ada yang berani
mendekati loteng tersebut.
Loteng ini dibangun dalam tiga tingkat, saat ini Lam
Kong Pak berdiri diatas atap loteng tingkat kedua.
menengok keatas jendela loteng ketiga terbentang didepan
mata.
Tampak sebaris bayangan manusia dengan tenangnya
berdiri disisi jendela, suasana dalam loteng sunyi senyap tak
kedengaran sedikit suarapun.
Lam Kong pak tak berani berayal, ia tahu wakil pangcu
dari perkumpulan Lok Mao Pang ini. si Daging Lima
Warna memiliki tenaga lweekang yang amat sempurna.
Apa lagi Pangcunya. Ia tentu jauh lebih dahsyat lagi.
Berada disisi jendela, ia melubangi sedikit kertas jendela
itu kemudian mengintip kedalam dengan Cepat hatinya
tergetar keras,
Tampak diatas sebuah kursi kebesaran yang berlapiskan
emas, duduk setengah berbaring seorang manusia aneh
berambut panjang sampai lantai, berbaju warna hijau dan
bersepatu warna hijau pula.
Berhubung rambut hijaunya panjang dan tebal, hampir
seluruh wajahnya tertutup, orang lain sulit melihat jelas
bagaimanakah raut mukanya. Tapi sepasang matanya
memancarkan cahaya tajam. begitu tajam sehingga
menggidikkan hati yang melihat.
Ia setengah duduk setengah bersandar diatas kursi
kebesaran itu, kedua kakinya diangkat keatas dan
diletakkan diatas sebuah rak kaki yang khusus dibuat
didepan kursi kebesaran tersebut.
Duduk disebelah kirinya adalah wakil Pangcu. si Daging
Lima Warna oei Hun ia duduk diatas kursi bersulam.
Selanjutnya disamping wakil Pancu duduk sang Pelindung
Hukum utama. Sirasul Hitam Tebal chin Tong, ia cuma
berdiri dan tidak ada tempat duduk.
orang ketiga mempunyai potongan baju istimewa,
kepalanya memakai topi pancip sepanjang beberapa depa.
Diatasnya tertulis huruf, It Kian Seng Hay." Alis dan
matanya sayu, wajahnya pucat pias. Bajunya terbuat dari
kain belacu dan berdandan seperti orang berkabung.
Lam Kong Pak segera kenali orang ini sebagai "Huo Boe
ciang" atau sidedemit hidup Gouw Tjhiet. Tentu dia adalah
satu dari Tiga pelindung Hukum perkumpulan.
Disebelah kanan Pangcu. Duduk si dewa dari Kawah
Gunung Berapi Coe Lie Yap. saat ini ia tetap mengenakan
kerudungnya.
Jelas Coe Lie Yap berkedudukan sebagai Pelindung
Hukum Ketiga, dan sangat dimanja oleh Pangcunya.
Mendadak tubuh pangcu itu sedikit bergerak. sepasang
matanya yang tajam melirik sekejap kearah Coe Lie Yap
lalu berkata: "Gusur orang itu kemari"
Coe Lie Yap segera berteriak lantang: "Gusur
pengkhianat itu kemari"
Ucapan ini secara berantai disampaikan ketempat luaran,
dalam sekejap perintah dijalankan.
Tidak lama kemudian, si Loei Keng berlengan delapan Si
Put Siuw dan sikakek Moyang berwajah kepiting Pi Hoo
dengan menggusur ciang-ooh Tangan Berdarah masuk ke
dalam ruangan-
"Ayoh berlutut" bentak kedua orang gembong iblis itu
hampir berbareng.
si ciang ooh Tangan berdarah tetap berdiri tegak
ditempat semula, katanya: "Nonamu sudah melanggar
peraturan perkumpulan, aku rela menerima setiap hukuman
yang dijatuhkan kepadaku. Tapi nonamu pun punya satu
keistimewaan bukan orang yarg kukagumi dan kuhormati,
aku tidak sudi bertekuk lutut dihadapannya "
Kedua orang gembong iblis itu jadi gusar, mereka siap
turun tangan memaksa gadis itu bertekuk lutut.
Mendadak Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang ini
ulapkan tangannya. "Tak usah gunakan kekerasan "
katanya,
Suaranya begitu lembut, lunak dan lambat, Seakan- akan
ia takut bila mengeluarkan suara terlalu keras dapat
mengakibatkan Yu chen ketakutan,
"Mengapa kau menyembunyikan musuh besar
perkumpulan kita didalam kamarmu?" tanya sang Pangcu.
"Karena aku cinta padanya "
Lam Kong Pak yang ikut mendengar, segera mendengus
dingin. "Perempuan lonte yang tak kenal malu " pikirnya.
Coe Lie Yap tertawa dingin dengan penuh perasaan
Cemburu katanya: "Sayang sekali kau berbuat goblok,
kebaikan hatimu tidak ia terima dengan senang hati " ^
"Mau terima cinta ku atau tidak, itu urusannya" kata Yu
chen dengan nada sedih. "Asaikan nonamu tidak
melakukan perbuatan yang merugikan dirinya, hal ini sudah
cukup "
Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang itu sedikit
membongkokkan badan meneliti wajah Yu chen dengan
seksama. lalu anggukkan kepalanya berulang kali.
" Ehmmmmmrm--- Cantik juga wajahmu. Berapa usia
mu tahun ini?? "
"Dua puluh empat tahun "
"Bagaimana Caramu menolong selembar jiwanya ? ?"
"Dengan gesekan badan diatas badan sehingga
mendatangkan hawa hangat dalam tubuhnya, kemudian
menyalurkan hawa murni melalui blbir ditempelkan dengan
bibir. Dengan demikian lukanya akan sembuh"
Mendengar ucapan itu Lam Kong Pak tertegun. ia baru
tahu bahwa dirinya telah salah menuduh gadis itu.
"Aaaaaaaaaahh--- kiranya aku telah salah menuduhkan
yang bukan-bukan kepadanya" selalu memikirkan pemuda
itu.
"Tahukah kau dosa apa yang telah kau buat ?" Seru Coe
Lie Yap dengan nada keras.
"Tidak tahu "
Pangcu dari perkumpulan Bulu Hijau lantas berpaling
kearah pelindung hukum "Hoo Hek-Coen cu" atau si Rasul
Hitam Tebal cin Tong, katanya: "chin Hu Hoat, umumkan
dosa yang telah ia lakukan "
Si Rasul hitam Tebal maju kedepan dan berseru lantang:
"Mengadakan hubungan senggama dengan musuh, dijatuhi
hukuman gaya kaki keledai"
Ucapan ini membuat Lam Kong Pak melengak. ia tak
tahu Cara penyiksaan apakah yang disebut itu. tapi si ciangooh
Berdarah, Yu chen langsung berubah hebat air
mukanya.
Sedangkan Coe Lie Yap sendiripun merasakan hatinya
tergetar keras, hal ini bisa dibuktikan betapa keji dan
seramnya cara penyiksaan tersebut
"Keluarkan alat penyiksa " Ujar Sang Pangcu dengan
suara lembut.
Perintah ini diucapkan dengan suara halus tanpa emosi
barang sedikit pun, meski demikian Lam Kong Pak dapat
melihat bahwa orang ini benar2 sangat keji, ia boleh dikata
seorang iblis yang membunuh orang tanpa berkedip.
"Petugas alat Siksa Kaki Keledai siap melaksanakan
tugas" teriak Si Rasul Hitam Tebal keras2.
Tidak lama kemudian tampaklah dua orang petugas dari
perkumpulan Liok Mao Pang dengan menggotong sebuah
alat siksa yang sangat aneh masuk kedalam ruang loteng
dan meletakkan alat tadi ditengah ruangan-
Alat siksa ini bentuknya mirip sebuah kursi kebesaran,
hanya yang mengerikan diatas sebuah penyangga besi
terletak sebuah kursi hidup yang bisa digerakkan kesana
kemari ditengah kursi hidup itu terdapat sebuah lubang
yang tidak begitu besar, kurang lebih selebar mulut cawan,
dibawah lubang terdapat sebuah tongkat besi sepanjang satu
depa bentuknya mirip alat kelamin keledai yang tepat
diarahkan kedalam lubang tadi.
Depan belakang kiri dan kanan kursi kecil itu terdapat
dua buah gelang untuk menginjak kaki perempuan,
disamping gelang terdapat rantai saja yang sangat kuat.
Sebelah atas dan kiri kanan kursi itupun terdapat gelang
rantai untuk membelenggu tangan-
Menyaksikan kesemuanya itu Lam Kong Pak segera
sadar apa sebenarnya alat tersebut. tak kuasa ia gertak gigi
kencang2. alat2 siksa semacam ini jelas sengaja ditujukan
buat kaum wanita.
Tongkat besi yang panjangnya sedepa dan tepat
mengarah lobang dibawah kursi itu bisa dinaik turunkan
secara otomatis dimana tongkat besi itu akan masuk keluar
dari dalam lubang.
Sewaktu seorang perempuan dengan badan telanjang
bulat dan duduk diatas kursi itu dengan kedua belah paha
terpentang lebar kemudian dirantai diatas kursi. maka
tongkat besi yang mengarah lubang tadi akan tepat
menembusi liang kemaluan dari wanita tersebut, apa yang
akan terjadi?
Alat siksa semacam inipun terdapat dalam tiap
pengadilan negeri, dimana alat tersebut khusus untuk
menyiksa kaum wanita cabul yang melakukan perbuatan
terkutuk hanya saja tongkat besi yang digunakan tidak
begitu kasar dan besar semacam ini.
Si ciang ooh berdarah Yu chen adalah seorang gadis
perawan, melihat alat siksa ini tentu saja air mukanya
berubah hebat, keringat dingin mengucur keluar membasahi
seluruh tubuhnya.
"chin Hu-hoat, kau coba lebih dahulu alat tersebut." ujar
Pangcu perkumpulan Liok Mao Pang dengan nada lembut.
"coba diperiksa apakah alat siksa ini masih bisa digunakan
sebagaimana mestinya "
DENGAN langkah lebar sirasul hitam tebal maju
kedepan, dari sudut alat tersebut ditekannya semacam
tombol rahasia -crrring. . . Tongkat besi tadi segera
menerobosi lubang dan menusuk kedalam keras2.
"Ehmmm. . . . meski alat siksa ini sudah lama tak pernah
digunakan, ternyata masih berjalan sebagaimana mustinya"
kata sang Pangcu seraya mengangguk. "Malam ini Pun
pangcu akan menyaksikan sendiri jalannya hukuman ini,
lepaskan seluruh pakaiannya "
Perintah begitu diutarakan, si Rasul Hitam tebal segera
melangkah maju kehadapansi ciang ooh berdarah dan
tangannya langsung menyambar kearah dada gadis itu.
Si ciang ooh berdarah tidak sudi buah dadanya terpegang
lawan, dengan sebat ia menyingkir kesamping.
"Heeee. . .heee. . .heeee. . . .kau berani melawan perintah
pangcu. . . ."jengek Rasul Hitam Tebal sambil tertawa
seram.
Belum habis ia berkata, laksana kilat tangannva
menyambar kedepan-
"Breeeet " Pakaian si Ciang ooh berdarah bagaian dada
kontan tersambar robek jadi dua. buah dada yang putih,
montok serta penuh isi dan padat itu seketika menongol
didepan mata.
"Hiii. . .hiiii. . . .hiiii. . . ."
Pangcu perkumpulan Liok Mao Pang tertawa ter-kekeh2
sepasang mata dengan tajam menatap bukit daging Yu chen
yang padat montok berisi itu tanpa berkedip.
Sinar mata para gembong iblis pun bagaikan terhisap
oleh besi semberani, sama2 tertuju kesepasang buah dada
gadis itu, sikap mereka amat bernapsu se-akan2 siap
menubruk dara tadi dan memegang sepasang bukit daging
itu erat2.
si ciang ooh Berdarah mentupi dada sendiri dengan
tangan, teriaknya keras: "Anjing keparat kau sebagai
seorang pangcu perkumpulan besar, ternyata berwatak
cabul dan terkutuk. kau tidak lebih dari seekor anjing dan
babi. . . ."
"Breeet. . . ." sekali lagi si Rasul Hitam Tebal turun
tangan merobek pakaian bagian bawah dari gadis itu, paha
yang putih serta lekukan lembah yang menawan hati
seketika terbentang didepan mata, begitu indah sehingga
mempesonakan setiap orang yang hadir disana.
Si ciang ooh berdarah malu, ia berjongkok untuk
melindungi bagian terlarangnya dari pandangan banyak
orang, menanti si rasul hitam tebal siap turun tangan untuk
kesekian kalinya, tiba2 Coe Lie Yap membentak keras:
"Tahan"
Agaknya si Rasul Hitam Tebal tak berani membangkang,
ia tarik kembali serangannya sambil mundur selangkah
kebelakang.
"Pangcu " ujar Coe Lie Yap kemudian- "Meski pun
perkumpulan memiliki peraturan perkumpulan- negara
punya hukum negara, tapi cara menyiksa perempuan
dengan cara seperti ini benar2 menyinggung perasaan serta
gengsi kaum wanita, maka dari itu Pun Hu-hoat
mengusulkan agar diganti dengan hukuman lain"
"Baiklah" sang pangcu mengangguk. "Atas permintaan
nona, untuk sementara waktu hukuman ini. . . ."
Tiba-tiba. . . .
"Seng chiu Thian Kiauw Simanja bertangan sakti Suma
Ing mohon berjumpa dengan Pangcu" dari luar pintu loteng
terdengar ada orang berteriak keras.
"Silahkan dia masuk kedalam"
Suma Ing dorong pintu berjalan masuk kedalam loteng,
tiba dihadapan Pangcu ia menjura dalam2 lalu katanya:
"cayhe ada persoalan yang maha rahasia hendak
dilaporkan kepada Pangcu harap Pangcu suka
mengundurkan hadirin yang ada dikiri kanan-"
"Beberapa orang ini adalah orang kepercayaan Pun
pangcu. terhadap masalah besar macam apa pun mereka
boleh ikut mengetahui, Nah, ketahuilah secara terus terang"
"Tapi urusan ini sangat luar biasa, cayhe tak berani
bicara blak-blakan dihadapan orang lain, harap pangcu. . .
." Ia merandek dan melirik kekiri kekanan.
"Hmmm penghianat dari pegadean Bu-lim kau punya
rahasia besar apa yang tak diketahui orang ?" dengus Coe
Lie Yap mendongkol.
sebelum Suma Ing menjawab. sang pangcu telah ulapkan
tangannya,
"Bawa pergi dirinya, kecuali Coe Hu-hoat seorang, harap
kalian suka menyingkir untuk sementara waktu "
Dengan mencengkeram tangan Yu chen, si Racun Hitam
Tebal berlalu turun loteng. sementara Hu Pangcu si Daging
Lima Warna sekalian setelah melotot sekejap kearah Suma
Ing secara beruntun sama2 mengundurkan diri.
Menyaksikan betapa rendahnya martabat engkohnya
sehingga sudi jadi budak orang lain, Lam Kong Pak merasa
malu, benci dan mendendam ia sadar pasti Suma ing
hendak melaporkan suatu masalah besar.
"Suma ing kau kemarilah " kata sang Pangcu sambil
menggapai kearahnya.
Dengan cepat Suma ing berjalan kesisi Pangcu dan
membisikkan sesuatu dengan nada lirih.
Tiba2 tampak tubuh Pangcu dan Coe Lie Yap sama2
tergetar keras. diikuti sang pangcu bertanya: "Bagaimana
kau bisa tahu akan persoalan ini?"
"Sebab lima orang diantaranya akulah yang mengerjakan
sendiri, diantaranya cuma Hiat-chiu cay Seng atau si Dewa
Harta Bertangan telengas seorang yang benar2 mati karena
Cairan tembaga"
"Pembantu. ..." Teriak sang pangcu sambil bangun
terduduk. Segerombolan gembong iblis sama2 berlari masuk
kedalam ruang loteng.
"Hu Pangcu. pilih beberapa orang tokoh sakti, Ikutilah
Suma ing berangkat ke Pegadaian Bu-lim. kerahkan
segenap kemampuan kalian dan rampas datang ketujuh
manusia emas tersebut"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, Lam Kong Pak
merasa amat terkesiap. hampir2 saja ia jatuh tidak sadarkan
diri.
la tahu Suma ing tentu telah melaporkan bahwa ayahnya
'Hong Loei Khek' belum mati melainkan hanya sementara
waktu saja tidak sadar karena terkena ilmu hipnotis Tong
Bian Thay Hoat."
Disamping itu ia pun merasa curiga. kalau benar mereka
tahu bahwa diantara orang2 itu hanya Hong Loei khek serta
Siauw Yauw Sianseng belaka yang masih hidup, lalu apa
gunanya mereka siap merampas keenam orang manusia
emas tersebut? Dalam pada itu Suma ing telah ulapkan
tangannya sambil berseru:
"Harap kalian jangan berangkat dulu. persoalan ini
sangat luar biasa, maka dari itu cayhe telah mengutus
orang2ku untuk melaksanakan tugas berat ini "
"Kau telah mengirim siapa saja?" tanya sang Pangcu
dengan hati bergetar keras.
"Thiat Pan Theng atau siBangku Besi Auw Put Kay,
Thiat Siauw cio sisapu Besi Kim Kioe Boe Siang To sigolok
tanpa tandingan Hong Gwat, Hek Teng TUi Hun si Lampu
Hitam Pengejar sukma Leng cing cioe IM Yen Shu atau si
Kakek berawan serta dua orang tokoh sakti yang cukup
diandaikan, semuanya berjumlah tujuh orang "
Sang Pangcu segera tertawa ter-bahak2 habis mendengar
laporan itu, sambil menepuk menepuk bahunya ia berseru:
"Suma Ing pandai benar kau selesaikan pekerjaan ini. Pun
pangcu saat ini juga mengumumkan kau diangkat sebagai
Hu Hoat keempat dari perkumpulan Liok Mao pang"
Lam Kong Pak yang mencuri dengar berita ini hatinya
terkesiap. ia tidak memperdulikan keselamatan diri ibunya
serta Loo Liang Jen lagi, sebab bagaimana pun juga mereka
berdua masih punya kemampuan untuk bertahan,
sebaliknya Hong Loei Khek serta Siauw Yauw Sian Seng
yang tidak sadar terkena ilmu hipnotis Tong Bian Thay
Koat bilamana sampai terjatuh ketangan orang ini, tentulah
banyak celaka daripada rejeki.
Segera ia enjot badan dari lari secepat kilat dari tempat
itu, para jago yang menghalangi jalan perginya segera
diterjang tanpa ampun sehingga mencelat sejauh beberapa
tombak.
Tiga hari kemudian ia telah tiba kembali dilembah
rahasia markas besar Pegadean Bu-lim. tampak mayat2
bergelimpangan diatas tanah, suasana amat mengerikan
sehingga mendirikan bulu roma sesosok bayangan manusia
pun tak nampak^
Per-tama2 ia lari dulu menuju kegua rahasia tersebut,
sebab ketujuh buah manusia emas itu tersimpan dalam gua
itu, saat ini jantungnya berdebar keras ia berharap bisa
mendahului pihak musuh dan tiba lebih dahulu disana.
Tapi ketika kakinya melangkah masuk kedalam gua tadi,
menjerit kaget sebab pintu satu dari gua tadi sudah dihajar
hingga hancur lebur badannya dengan cepat menerobos
masuk kedalam dan berkelebat kedalam laksana kilat.
Tiba ditempat tujuan, hanya terlihat sesosok manusia
tembaga menggeletak diatas tanah itulah si dewa harta
bertangan telengas Go Seng, sisanya enam buah sosok
manusia tembaga lainnya telah lenyap entah kemana.
Pemandangan yang mengenaskan membuat ia berdiri
termangu ditempat, ia benci. ia sangat membensi Suma Ing.
Kalau bukan dia yang membongkar rahasia ini, bukan saja
manusia tembaga tak bakal tercuri, bahkan ilmu hipnotis
Tong Bian Thay Hoat pun akan berhasil didapatkan, ia tak
akan putus hubungan dengan ibunya serta Loo Liang Jen,
Tak kuasa lagi ia pukul dada sendiri sambil depak2
keatas tanah, setelah kertak gigi ia membentak. lantas
melancarkan sebuah pukulan dahsyat keatas manusia
tembaga Hiat chiu cay Sin- tersebut.
"Bluuumm. ..." diiringi ledakan keras, manusia tembaga
itu terpukul pental hingga mencelat sejauh tiga tombak
lebih.
Setelah itu dengan hati gusar ia jalan keluar dari gua,
kemudian memeriksa setiap sosok mayat yang menggeletak
ditanah. im Yang Pat Khie delapan manusia banci sama2
mati binasa, meskipun Lam Kong Pak tidak menerima cinta
kasih dari Si Gaun pembawa Angin Sak Liuw Hong.
namun menyaksikan banci ini mati dalam keadaan
mengenaskan tak urung ia merasa bersedih hati juga .
Jago2 yang berjaga dalam gua rahasia kecuali im Yang
Pat Kie Delapan manusia banci adalah Hay Thian Siang
cho sepasang manusia jelek dari Hay Thian tapi saat ini
kedua orang itu lenyap tak berbekas, mayat merekapun
tidak nampak.
Lam Kong Pak kerja keras mengubur seluruh mayat itu
kedalam lubang, lalu buru2 lari keluar lembah. dalam
pemeriksaan yang seksama ia temukan enam buah bekas
kereta besar yang bergerak menuju kearah markas besar
perkumpulan Liok Mao Pang. Berkelebat lewat suatu
ingatan- Lam Kong Pak merasa ia belum kehilangan
harapan .
Kalau kereta yang mereka datangkan adalah untuk
mengangkut manusia2 tembaga itu maka dengan andaikan
tenaga Sinkang yang dimiliki. masih sempat baginya untuk
menyusul mereka.
Segera ia kerahkan segenap tenaga untuk mengejar
kedepan mengikuti bekas kereta tersebut, pada kentongan
hari kedua ia sudah menemukan keenam buah kereta itu
beristirahat didalam sebuah hutan.
Pada waktu itu si Lampu hitam pengejar sukma serta
Golok Tanpa Tandingan sekalian yang mengawal kereta
sedang berdahar rangsum kering yang mereka bekaL
Dengan suatu gerakan yang sebat, Lam Kong Pak
bersembunyi diatas sebuah pohon besar dimana pemuda ini
putar otak mencari akal bagaimana caranya merampas
manusia- manusia tembaga itu dari tangan gembong iblis,
sebab ia sadar setiap manusia tembaga itu mempunyai
bobot seberat ribuan kati.
Meskipun tidak terlalu sulit baginya untuk membopong
kedua buah manusia tembaga itu sekaligus dengan
andaikan tenaga lweekangnya yang sempurna, tapi ia
hendak berusaha untuk mengelabuhi kawanan gembong
iblis tersebut.
Apa yang dibayangkan terlalu gampang, dipandang dari
situasi yang terbentang didepan mata rasanya terlalu sulit
untuk melaksanakannya.
Sementara itu kawanan iblis duduk mengelilingi keenam
buah kereta itu untuk mengelabui mereka boleh dibilang
tidak mungkin terjadi.
Dikala pikirannya sedang kalut dan hatinya merasa
ragu2, tiba2 tampak olehnya sesosok bayangan manusia
laksana kilat menyambar kebawah sambil melancarkan
sebuah serangan dahsyat kearah kawanan iblis tersebut.
Dalam sekejap mata jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang memenuhi seluruh angkasa, ranting daun
pada berguguran debu pasir beterbangan memenuhi
pandangan, sesaat suasana jadi kacau balau tidak karuan.
Menyaksikan kejadian itu Lam Kong Pak kegirangan
setengah mati pikirnya: "Aaaah kalau tidak turun tangan
pada saat ini, mau tungga sampai kapan lagi ?"
la melayang turun dari atas pohon berkelebat kearah
kereta pertama, horden disingkap dan ia berdiri tertegun,
kiranya kereta itu kosong tak ada sesuatu bendapun.
la melayang kedalam kereta kedua. . .dan. . .kembaii
kereta ini kosong tak ada sesuatu apapun.
Ketika itulah kawanan iblis telah menemukan jejaknya,
mereka serentak menubruk datang dengan hebatnya.
"Aduuuh celaka. ..." tiba2 terdengar salah satu diantara
kawanan iblis itu menjerit tertahan.
"Kita kehilangan dua buah manusia tembaga . . . ."
"Kehilangan dua buah?" Teriak si Lampu Hitam
Pengejar sukma sambil tarik kembali serangannya.
"Benar tembaga dari Hong Loei Khek Lam Kong Liuw
serta Siauw Yauw Sianseng Loe It Beng telah lenyap tak
berbekas"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, bukan saja kawanan
iblis jadi amat terperanjat. bahkan Lam Kong Pak pun tidak
ingin bertempur lebih jauh, ia segera enjotkan badan
melayang keatas sebuah ranting pohon yang paling tinggi
untuk memeriksa keadaan sekeliling tempat itu.
Beberapa li dari sana, tampak sesosok bayangan manusia
dengan mengempit dua buah benda yang besar dan betat
sedang berlari kencang kearah depan-
Lam Kong Pak kaget, dengan cepat ia enjotkan badan
melayang sejauh dua puluh tombak lebih, laksana
gumpalan mega ia mengejar bayangan tersebut dengan
cepatnya. tidak selang beberapa saat kemudian terlihat
secara lapat2 bayangan manusia itu kurus kecil dan punya
potongan badan ramping.
Diam2 Lam Kong Pak menambahi tenaganya, dengan
sebat ia mendekati bayangan itu, tiga lima puluh tombak
lebih dekat, saat itulah pemuda tersebut baru tahu bahwa
orang itu adalah seorang perempuan- meskipun kaum
lemah da halus. Membawa dua buah manusia tembaga
yang berat. larinya sama sekali tidak mengendor.
Lam Kong Pak terkesiap. ia percaya dalam dunia
persilatan dewasa ini kaum wanita yang memiliki
kepandaian sedahsyat itu kecuali ibunya belum pernah ia
dengar ada orang lainpun memiliki kepandaian semacam
ini.
"Siapa didepan ?" segera ia membentak. "Ayoh cepat
berhenti "
Perempuan itu berlagak pilon, tidak menoleh dan tidak
menggubris. tubuhnya berkelebat cepat dan tahu2 sudah
berbelok kedalam sebuah lekukan bukit yang dalam.
Lam Kong Pak menguntit masuk kedalam. namun ia
segera mengeluh- Kiranya dalam lekukan bukit tersebut
batuan aneh banyak tersebar luas, jalanan kecil berliku2 dan
banyak cabangnya, terlalu sulit baginya untuk menentukan
melalui jalan yang manakah perempuan tadi melenyapkan
diri.
Sementara hatinya bimbang, mendadak terdengar
jengekan tertawa dingin perempuan makin lama makin
menjauh dan akhirnya lenyap dari pendengaran.
Lam Kong Pak tak mau lepaskan mangsanya begitu saja.
dengan kencang ia mengejar terus. tapi bolak balik putar
kesana berbelok kemari tak kunjung ditemui juga bayangan
orang itu, hatinya terasa amat berduka.
Akhirnya pemuda itu menghela napas panjang, duduk
diatas batu ia tertegun. selama beberapa hari ini banyak
peristiwa aneh yang telah dijumpai, teringat kembali
olehnya akan kata2 dari ibunya, si Pencuri Sakti ciat cuang
Sin Tou Pek Li Gong serta Si Mahasiswa bertangan sakti
sin chiu cuang Goan- Siang Hong Tie sekalian sebenarnya
adalah manusia2 palsu, mereka pura2 berbuat bajik padahal
niatnya busuk dan keji.
Sekarang ia baru sadar, Si mahasiswa bertangan sakti Sin
chiu Cuang Goan- Siang Hong Tie menitahkan ia
menyusup kedalam perkampungan Toa Loo San Cung
dengan jalan menyaru dalam usahanya mendapatkan kitab
pusaka Payung Sengkala, sama sekali bukan demi
membalaskan sakit hati suhunya Siauw Yauw Sian-Seng
Loe It Beng. melainkan demi kepentingan pribadinya,
menjagoi seluruh dunia persilatan
Masih ada lagi Pek Lie Siang meskipun bersikap baik
sekali kepadanya dan ia pun bersikap baik pula kepadanya
sebab ia pernah melakukan kesalahan terhadap gadis Pek
Lie ini namun kini setelah ia tahu ayah gadis ini adalah
seorang munafik, rasa sesalpun lantas hilang lenyap. tentu
saja soal perkawinan diantara mereka berdua tak mungkin
terjadi lagi.
Sedangkan mengenai Tjloe Cien Cien serta Coe Li Yap.
mereka semua adalah puteri musuh besar, cioe Ci Kang
pernah ada maksud memperkosa ibunya tempo dulu sedang
Coe Li Yap bersumpah tak akan hidup berdampingan lagi
dengan dirinya. mengenai soal ini la merasa rada kurang
tenteram.
Sebab kesemuanya ini terjadi karena ibunya hendak
menolong jiwa ayahnya yang terancam, ibunya terpaksa
harus merampas kitab pusaka milik orang tua Coe Lie Yap.
melukai ibu gadis itu sehingga tertelan dalam perut naga
dan menderita selama sepuluh tahun. Kesemuanya demi
menolong ayahnya yang tercinta.
Ia sadar perkawinannya dengan Coe Li Yap tak mungkin
tertolong lagi, diantara mereka berdua sudah dihalangi
dengan sebuah jurang pemisah yang dalam sekali.
Sedang mengenai Tiauw-san tangan beracun Tok Chiu
Tiauw San- Liuw Hwie Yan serta Ciang ooh berdarah Yu
Chen, ia merasa rindu dan kangen, Sebab mereka berdua
sama2 menaruh perasaan cinta kepadanya, terutama sekali
Yu Chen, ia rela menjalani siksaan aneh demi
menyembuhkan lukanya,
Ia geleng kepala berulang kali, kepala terasa pening. perlahan2
badannya bangun berdiri.
Pemuda ini bermaksud menyelidiki kembali
perkumpulan Liok Mao Pang serta mencari tahu apakah
ibunya serta Loo Liang Jen telah lolos dari mara bahaya
atau belum.
Mendadak. . . .
Ia merasa ada sebuah tangan yang kuat menekan
bahunya. "Bocah cilik, kau hendak pergi kemana??. . ."
Tegur seseorang.
Lam Kong Pak terperanjat, laksana kilat ia mundur tiga
langkah lebar kebelakang. namun tangan itu tetap menekan
diatas bahunya.
"Apabila pikiran seseorang tidak lurus dan perhatian
tidak dipusatkan jadi satu, paling gampang orang itu
dikecundangi musuh" kata orang itu kembali. Seraya
berkata ia lepas tangan-
Lam Kong Pak segera berpaling, kiranya orang itu
adalah seorang kakek tua berdandan orang desa yang
memakai baju kasar dan berwajah penuh welas kasih. ketika
itu sikakek tersebut sedang duduk diatas sebuah batu besar.
Lam Kong Pak masih ingat, ketika berada diatas loteng
rumah makan tempo dulu, kakek tua ini pernah memberi
petunjuk kepadanya, ia tahu dia adalah seorang tokoh silat
angkatan tua yang lihay, buru2 pemuda ini menjura dalam2
sambil berkata: "Dapatkah boanpwee mendapat tahu
siapakah nama besar dari cianpwee ?...."
"Panggil saja diri Loohu dengan Liuw Pa Loo"
"Cianpwee apakah kau lihat ada seorang perempuan
dengan mengempit dua buah manusia tembaga lewat dari
sini ?"
"Lihat sih lihat, cuma Loohu merasa kurang leluasa
untuk menghalangi jalan perginya"
"Kalau begitu, cianpwee kenal dengan dia?"
"Tidak salah. justru karena kenal dengan dia maka aku
merasa kurang leluasa untuk menghalangi jalan perginya "
"Hmmm. . ." Lam Kong Pak mendengus dingin,
pikirnya: "Aku masih mengira kau adalah seorang manusia
baik. tak tahunya kaupun segolongan dengan orang itu ."
"Meskipun loohu bukan terhitung manusia baik." tiba2
terdengar orang tua itu bergumam, "Tapi aku pun bukan
manusia segolongan dengan orang2 itu "
Mendengar ucapan itu Lam Kong Pak terperanjat,
kembali ia berpikir: "Mungkinkah siorang tua itu bisa
menebak isi hati orang? kalau tidak darimana ia bisa
menebak tepat apa yang sedang aku pikirkan pada saat ini?"
Terdengar sikakek tua itu kembali bergumam "Meskipun
loohu tidak mengerti ilmu menebak isi hati orang, tapi aku
tahu orang lain sedang memaki diriku atau tidak "
Merah padam selembar wajah Lam kong Pak menahan
malu.
"Boanpwee tidak akan berani memandang kurang
hormat terhadap cianpwee . . ." buru2 serunya.
"Haaaa. . .aaaa. . .haaa. . .bocah ciiik berhadapan
dengan diriku pun kau berani bicara bohong "
Lam Kong Pak tundukkan kepalanya semakin rendah, ia
tak berani mengucapkan sesuatu lagi untuk membantah.
"jangan bersedih hati bocah cilik." ujar sikakek tua itu,
"Mari kuberitahu kepadaku gadis itu bukan saja loohu
kenal, aku percaya kaupun pernah bertemu muka dengan
dirinya, hanya saja kau tak pernah menyangka akan
dirinya, lain kali diantara kalian kemungkinan besar bakal
terikat sedikit hubungan yang erat"
"Tapi. . .tapi. . .boanpwee takpernah berjumpa dengan
dirinya" seru Lam Kong Pak tertegun. "dalam dunia
persilatan dewasa ini para tokoh silat wanita termasuk
ibuku sendiri, rasanya masih belum bisa menandingi
kehebatannya "
"Tidak salah, namun kau benar2 pernah bertemu satu
kali dengan dirinya "
"Apa gunanya ia rampas kedua buah manusia tembaga
itu ?"
"Kalau benar manusia tembaga dan bukan terbuat dari
emas, sudahlah kalau telah dirampas gadis itu, buat apa kau
gelisah dan cemas macam begini?"
"cianpwee, kau tidak tahu manusia tembaga itu. ..."
Mendadak ia membungkam, sebab asal usul sikakek tua
ini terasa amat mencurigakan kalau ia bicara terus terang,
bukankah dalam dunia persilatan akan bertambah seorang
lagi yang tahu bahwa ayahnya sementara waktu mati
karena terkena ilmu hipnotis Tong-Bian Thay Hoat?
keadaan ini terlalu bahaya.
"Nah beginilah baru betul, bicara sampai ditengah jalan
harus direm dan dipikirkan kembali" kata sikakek tua itu.
"Inilah kunci terpenting yang harus dijaga setiap umat Bulim,
sebab hati manusia sukar diduga "
Dari ucapan itu Lam kong Pak tarik kesimpulan bahwa
sikakek tua ini ada kemungkinan sudah tahu akan peristiwa
ini. lalu siapakah dia ?
Dengan ter-putus2 terpaksa ia berkata: "cianpwee, kalau
memang kau sudah. . . .sudah tahu akan persoalan ini. .
.boanpwee. . .pun rasanya tak usah menuturkan kembali"
Sikakek mendongak dan tertawa ter-bahak2 "Haaaaa. .
.haaaa. . .haaaa. . .bocah, pinter sekali kau tidak aneh setiap
budak yang ketemu kau lantas jatuh Cintrong seperti kena
sihir. bicara terus terang gadis yang merampas manusia
tembaga itu untuk sementara waktu tidak akan menjumpai
mara bahaya, tapi peristiwa ini menyangkut suatu dendam
cinta yang terjadi tempo hari. setiap kali ibumu bertemu
dengan gadis tersebut. mereka pasti akan melangsungkan
suatu pertarungan sengit"
"cianpwee. sudahlah. lebih baik jangan bicara pulang
pergi namun selalu merahasiakan duduknya perkara karena
persoalan ini boanpwee menjadi cemas sekali hingga
hampir2 mati kaku "
"Waaah. . .waaaah. . .kau jangan mati kaku dulu, bisa2
loohu tidak kuat menanggung resikonya beberapa orang
budak itu pasti akan menuntut ganti rugi diriku, cctttt. .
.ctttt. . .coba lihat. bukankah mereka telah datang. . . ."
Karena takut tertipu Lam Kong Pak tidak berpaling, ia
cuma pusatkan perhatiannya untuk mendengar.
Sedikitpun tidak salah terdengar ujung baju tersampok
angin disusul menderu datangnya beberapa sosok bayangan
manusia, ia lantas berpaling dan tampaklah mereka ada
cioe ci Kang suami istri beserta cioe cien cien.
Dalam sekejap mata itulah sikakek tua tadi sudah lenyap
tak berbekas, entah kemana ia menghilang.
Menjumpai cioe ci Kang teringat pula kata2 ibunya
bahwa lelaki ini pernah ada maksud memperkosa dirinya.
Lam Kong Pak naik pitam.
"Engkoh Pak. . ." cioe cien cien berseru dan lari
menubruk kedalam pelukannya.
Lam Kong Pak mendengus sinis, menanti gadis itu
hampir mendekati tubuhnya tiba2 ia menyingkir
kesamping. Dengan demikian cioe cien cien terdorong maju
tiga langkah lebar kedepan, hampir2 saja ia jatuh
terjengkang.
"Engkoh Pak. apakah kau masih tak mau memaafkan
siauw-Moay?" seru cioe cien cien dengan sedih. "Meskipun
diatas mulut siauw-moay terikat jodoh dengan Suma ing.
namun hal ini dikarenakan ia menyaru sebagai engkoh
misanku. bahkan ibukupun hampir-hampir tertipu olehnya.
padahal yang siauw-moay cintai adalah. . .adalah kau."
"Hmmm" Lam Kong Pak mendengus dingin. "Mulai
sekarang hubungan kita putus masing2 pihak tak pernah
saling kenal"
"Keparat cilik" Teriak cioe ci Kang gusar. "Tempo dulu
kau menyaru sebagai menantuku menyusup kedalam
perkampungan, membuat Toa Loo San Cung kaCau balau
tidak karuan bahkan membunuh pula putraku cioe It Tiong
loohu akan bikin perhitungan dengan dirimu "
"Bagus. bagus. sekarang juga kau perhitungkan serentak.
meski kau tidak mencari diriku. akupun akan mencari
dirimu "
"Tunggu sebentar" Sela nyonya cioe dengan suara berat.
"Selama ini hubunganmu dengan cien-jie tidak jelek bahkan
selama beberapa hari ini ia selalu merindukan dirimu
sampai2 makan tak enak tidurpun tak nyenyak, apakah
sekarang kau telah mendapat yang baru dan melupakan
yang lama? apakah sibuk dalam urusan yang tak bisa
ditunda sehingga melupakan dirinya?" tanya nyonya cioe.
Mendadak Lam Kong Pak menjerit tertahan, tanpa sadar
tubuhnya mundur selangkah kebelakang.
"cioe ci Kang"jeritnya. "Bukankah kau telah mati
dibunuh pemilik pegadaian Bu-lim??"
"Haaa . . .haaaa. . . keparat Cilik, sekarang kau baru tahu
tokoh silat baik dari golongan hitam maupun golongan
putih yang dicelakai Sun Han Siang bukan cuma loohu
seorang. Hmmm Hmmm sayang jerih payahnya selama ini
sia2 belaka. tujuh buah manusia tembaga ditambah lagi dua
buah sungguh menggelikan ia berbuat hati2, namun kena
diakali juga oleh Suma Ing"
"Permainan setan apa yang telah dilakukan Suma ing?
apakah ia tidak membinasakan kalian dengan cairan
tembaga?" tanya sang pemuda dengan wajah tertegun.
"Sembilan manusia tembaga, kecuali Hiat-chiu chay-sin
yang mati binasa, serta dua diantara lenyap. sisanya masih
hidup semua"
Sekarang Lam kong Pak baru tahu bahwasanya sejak
dahulu Suma ing sudah ada niat mengkhianati ibunya,
beberapa orang musuh besar ibunya yang diserahkan
kepadanya ternyata tidak dilakukan seperti apa yang
diperintahkan, diam2 ia sudah main setan-
Tak usah ditanya. ayah serta gurunya pun dilakukan
sama yaitu dibungkus dengan kulit tembaga untuk
mengelabuhi ibunya, setelah tiba diperkumpulan Liok Mao
Pang barulah mereka dilepaskan-
Tetapi perkampungan Liok Mao Pang bukanlah lampu
yang kehabisan minyak, orang-orang ini bisa dilepaskan
tentu sebelumnya telah dikuasai lebih dahulu. Sementara
itu terdengar Lam kong Pak tertawa dingin-
"cioe ci Kang, bukankah sekarang kau telah
mendapatkan tulang punggung ?"Jengeknya.
"Tidak salah, Loohu telah menggabungkan diri dengan
perkumpulan Liok mao Pang, tapi bakerja diluar
perkumpulan, jabatanku adalah Tong-cu bagian urusan
luar."
"Keparat cilik." sela nyonya cioe kembali. "Kau masih
belum menjawab pertanyaan dari Loo-nlo "
"Aku Lam Kong Pak meskipun seorang lelaki yang
pegang janji, tapi aku tak bisa kawin dengan putri musuh
besar."
"Dendam sakit hati apa yang terikat diantara kita?"
"Tanya saja bajingan tua itu " terlak Lam Kong Pak
sambil menuding kearah cioe ci kang.
Tubuh ketua perkampungan Toa Loo-san-cung kontan
tergetar sangat keras. "Dendam apa yang pernah loohu ikat
denganmu ?" serunya.
"cioe ci Kang, dalam dunia persilatan kau terhitung
manusia kelas satu, tapi kau masih ingat bukan tempo dulu
kau pernah timbul niat busuk niat rendah dan maksud
terkutuk. terkutuk terhadap ibuku?"
sekilas rasa malu dan menyesal berkelebat diatas wajah
cioe ci Kang.
"Niat busuk apa yang pernah timbul dalam hati loohu
terhadap dirinya." ia bertanya.
Lam Kong Pak tak dapat menahan diri lagi, ia
membentak keras. telapaknya segera didorong kedepan
mengjrim sebuah pukulan.
Sebagai istri cioe ci Kang. bagaimanapun cioe-hujien
harus membela suaminya, menyaksikan datangnya
serangan ber-sama2 ia pun melancarkan sebuah pukulan-
"Braaakk...." batu debu danpasir beterbangan memenuhi
angkasa, Lam Kong Pak terpukul mundur selangkah
kebelakang, sementara cioe ci Kang suami istri mundur tiga
langkah lebar.
"Engkoh Pak, kau janganlah lukai orang tuaku " Teriak
cioe cien cien dengan air mata membasahi wajahnya.
"Braaak ...." kembali cioe ci Kang suami istri
melancarkan sebuah serangan, kali ini Lam Kong Pak tidak
sungkan lagi, ia kumpulkan tenaganya sampai delapan
bagian lalu memaka jurus ketujuh dari ilmu sakti Payung
Sengkala mengirim sebuah pukulan mematikan-
Terdengar dua kali dengusan berat bergema memenuhi
angkasa, nyonya cioe yang memiliki tenaga lweekang lebih
sempurna terpukul mundur sejauh satu tombak baru bisa
menahan diri sedangkan cioe ci Kang tergetar sampai dua
tombak jauhnya, ia jatuh terduduk diatas tanah. wajahnya
pucat pasi. baju bagian dadanya terbakar dan koyak.
"Engkoh Pak .... memandang diatas wajah siauw-moay,
ampunilah orang tuaku "
"Baik" teriak Lam Kong Pak keras2. "Memandang diatas
wajah putrimu, untuk sementara kuampuni selembar
jiwamu. lain kali bertemu lagi .... hati2 dengan jiwa
anjingmu "
Selesai bicara tanpa melirik lagi kearah cioe cien cien, ia
putar badan dan berkelebat pergi.
Beberapa waktu telah berlalu, sampailah pemuda ini
disebuah kota kecil dalam propinsi IHoo-lam, baru saja
masuk kedusun tampaklah ditengah sebuah tanah lapang
berkumpul banyak sekali orang yang sedang menonton
keramaian dari tengah kalangan terdengar seorang sedang
berteriak dengan suara yang serak:
"Aku orang berasal dari keluarga Hartawan dan
merupakan siucay dalam bidang ilmu sastra, hanya saja
berhubung sejak kecil aku gemar berpesiar mengunjungi
tempat2 mengunjungi tempat2 berpemandangan indah,
maka sengaja kutinggalkan kotaku Peking "
Mendengar suara itu Lam-kong Pak kaget ia kenali suara
itu sebagai suara dari Malaikat Raksasa Loo Liang Jen
segera pemuda ini berpikir: "Hmmm, keparat cilik itu entah
lagi ngibul dengan tujuan apa ?"
Terdengar Loo Liang Jen melanjutkan banyolannya
dengan suara lantang: "Harap saudara2 jangan menaruh
salah paham, cayhe bukan kekurangan ongkos jalan lantas
minta sokongan kepada kalian- Tapi aku hendak
mendemonstrasikan semacam kepandaian kepada kalian
dengan dasar kepandaian itu merupakan andalanku "
"Kepandaian hebat apa yang kau miliki?" tanya
seseorang.
"Kepandaian sakti yang cayhe miliki ini sekarang sudah
lenyap dari peredaran, katanya Tempo dulu Thio Thian-su
pun pernah memiliki kepandaian ini. hanya saja kalau
dibandingkan dengan kepandaian cayhe sekarang, ia masih
ketinggalan jauh "
Lam Kong Pak yang mendengar banyolan tersebut,
diam2 merasa geli ia lantas menerobos kedalam kawanan
manusia itu dan melongok kedalam kalangan-
Wajah si Malaikat Raksasa telah berubah menguning,
agaknya sudah berapa hari ia belum bersantap.
"Kepandaian hebat yang hendak cayhe demonstrasikan
ada dua macam." kata si Malaikat Raksasa lebih jauh.
"Pertama. kepandaian itu disebut dalam segenderang
kerbau minum. dan kedua disebut Angin Topan menyapu
sisa awan "
"Apa itu kepandaian sakti dalam segenderang kerbau
minum serta Angin Topan menyapu sisa awan itu?"
"Kepandaian tersebut merupakan kepandaian Hian-kang,
ini hari kalian bisa menyaksikan kepandaian yang sudah
lama lenyap ini, hitung2 kalian masih punya rejeki yang
tidak diharapkan datangnya "
Ia menelan ludah dahulu karena tenggorokan terasa
kering, kemudian menerangkan garis besar dari ilmu sakti
segenderang kerbau serta Angin Topan menyapu sisa awan
itu.
"Yang dimaksudkan Dalam segenderang kerbau minum
adalah minum arak yang berkadar alkohol tinggi sebanyak
seratus kati dalam sekali tegukan harus sudah selesai
bahkan yang penting arak sebanyak seratus kati itu bisa
dihabiskan tidak sampai seperminum teh lamanya, itulah
sifat ilmu dalam segenderang kerbau minum " Tapi
bagaimana tanggapan para hadirin pada umumnya?
Begitu ucapan tersebut selesai diutarakan, tanggapan
para penonton jadi gempar dibuatnya.
Ada yang mengatakan bahwa dia sedang mengibul, dan
ada pula yang mengatakan bahwa dia mempunyai
kepandaian setan, Semua itu belum dibuktikan, pendapat
orang yang tidak cocok terhadap jiwanya.
Tapi bagi orang yang sama jiwanya, ber-lebih2an cara
menyanjungnya.
Kebanyakan orang mempunyai pendapat yang sama
yaitu orang ini bukan sedang menjual silat seperti
kebanyakan orang ahli lainnya.
Maka mereka sama2 menantikan dengan tenang
perkembangan selanjutnya yang akan dibawakannya .
"Lalu apa yarg dikatakan ilmu sakti Angin Topan
Menyapu sisa Awan itu???" tanya salah seorang lagi
diantara pejalan dari penonton.
"Waaaahh..... kepandaian ini lebih susah lagi." jawab si
Malaikat raksasa setelah menelan ludah. "Didalam setengah
jam cayhe bisa menghabiskan lima puluh potong bak-pao,
lima belas kukusan kueh, enam puluh mangkok mie kuah,
dua belas nasi tim dan tambah lagi lima mangkok kuah "
Setelah mendengar kata2nya itu, semua penonton sama2
tertawa gelak. terdengar pula seseorang diantara mereka
sambil tertawa dingin mengejek: "Eeeeei. . . .lebih baik kau
jangan mengibul. apakah mungkin seorang manusia biasa
bisa berbuat demikian laksana obrolanmu itu, bohong
semua siapa orangnya yang punya kantong perut segede itu,
memangnya perut karet, kerbau sendiri belum tentu bisa
menghabiskan makanan yang beratnya sampai berpuluh
kati beratnya. sudahlah tidak usah mengibul panjang lebar.
semua orang tak ada yang percaya terhadap obrolanmu itu"
sela seseorang penonton yang membencinya itu.
"Maka itu aku bilang kepandaian ini adalah kepandaian
Hian-kang" kata Si Malaikat raksasa sambil tertawa.
"Tentu saja orang biasa tak bisa melakukannya kalau
kalian semua merasa keberatan untuk mengeluarkan uang
menjajal kepandaian sewaktu ini, yaaa sudahlah, cayhe
mau pergi." Sambil berkata ia pura2 menunjukkan hendak
berlalu dari situ,
"Keparat cilik ini pinter juga ." pikir Lam Kong Pak
setelah menyaksikan tingkah lakunya. jangan dilihat ia
bodoh dan bebal, ternyata masih punya akal juga .
terang2an sudah banyak hari tidak makan, ternyata ia bisa
menggunakan akal ini untuk mengenyangkan perutnya "
Lam Kong Pak benar2 kagum dan memuji kebajikannya
akhlak lelaki raksasa ini, ia "tahu seandainya orang dari
kalangan hitam mengalami kejadian ini, mereka pasti sudah
melakukan tindak pidana untuk menangsal perutnya yang
lapar,"
Mendadak tampak seorang pemuda munculkan diri dari
antara para penonton dan bertanya: "Bagaimana kalau kau
tak bisa melakukannya? ?"
"Kalau cayhe tak dapat melakukannya, akan kubayar
berapa harga yang telah kumakan"
"Bicara doang percuma. untuk meyakinkan kami
sepantasnya kau keluarkan semacam barang dulu sebagai
jaminan "
Perkataan ini seketika membuat Loo Liang Jen jadi serba
salah dalam sakunya tak terdapat uang barang sepeserpun,
ia jadi tertegun dan berdiri melengak.
"oooouw kiranya kau hendak menipu?" seru pemuda itu
sambil tertawa dingin,
Tiba2 terdengar bentakan nyaring memecahkan
kesunyian, seorang gadis kembali munculkan diri dari
antara penonton-"Aku berani bertindak sebagai jaminan,"
teriaknya.
Sambil bicara dari sakunya ia ambil keluar sepotong
uang perak lantas dibuang keatas tanah.
"Sekarang andaboleh percaya bukan" ujar Loo Liang Jen
segera sambil melirik sekejap kearah Pek li Siang.
Pemuda itu segera menitahkan pelayannya, tidak selang
beberapa saat kemudian beberapa buah nampan besar telah
diletakkan diatas tanah, dua orang lelaki lain dengan
menggotong sebuah guci arak yang amat besar segera
meletakkannya didepan Loo Liang Jen-
Sejak semula Loo Liang Jen sudah lapar, ia lantas
sambar beberapa potong bak-pao, satu persatu ditelan
begitu saja. dalam sekejap mata berpuluh potong sudah
habis ditelan. Diikuti makanan lain pun ditelan dengan
begitu saja.
Tidak sampai setengah jam, lima mangkok kuah panas
yang terakhirpun sudah berpindah tempat.
SETELAH berhenti sejenak, ia raba perut sendiri lantas
angkat guci arak dan. . .kuluk. . .kuluk. . .kuluk. . .tidak
sampai beberapa waktu, arak sudah tinggal separoh guci.
Tidak lama kemudian, seguci arak besar itupun sudah
disikat habis tanpa ketinggalan barang setetespun.
Setelah itu sambil mengusap mulut ia menjura dalam2
kepada seluruh hadirin. katanya: "Hidangan yang diberikan
sudah cukup mengikat persahabatan dengan kalian, aku tak
berani mengganggu lebih jauh dan mohon diri lebih dahulu
"
Para penonton berdiri dengan mata terbelalak mulut
melongo, pemuda itupun berdiri tertegun sementara si
Malaikat Raksasa dengan Pek-li Siang setelah pungut
kembali uang dari atas tanah lantas berlalu.
Ketika itu si Malaikat Raksasa tak dapat membongkok
badannya lagi sebab kekenyangan, badannya lurus dan
tegak bagaikan sebatang pit.
"Loo tua" Lam Kong Pak segera maju menepuk
bahunya. "Tak kusangka kau masih punya kecerdikan
untuk berbuat demikian"
"sauw-ya, sejak kau tidak berada disisiku aku si Lootua
jadi putus makan. bagaimana juga aku tak boleh mati
kelaparan"
"Engkoh Pak, kau datang dari mana?" ujar Pek-li Siang
pula sambil tertawa.
"Pegadaian Bu-lim "Jawaban pemuda ini kaku dan
dingin.
"Pegadaian Bu-lim? cuma kau seorang?"
"Ehmmmm ..."
"Sudah bertemu dengan majikan Pemilik Pegadaian Bulim
?"
"Sudah"
"Sungguh berbahaya, bagaimana kau bisa lolos?"
"Nona Pek-li" kata Lam Kong Pak dengan suara berat.
"Angkatan tua kita pernah ikut saling permusuhansepanjang
hidup sukar diselesaikan. aku lihat lebih baik
mulai sekarang kita berpisah, daripada dikemudian hari kita
sama2 menderita "
"Engkoh Pak. kenapa kau ucapkan kata2 semacam ini?"
seru Pek-li siang terperanjat "Bukankah ayahku adalah
sahabat karib dari ayah serta gurumu ? darimana mereka
bisa bermusuhan ?"
"Justru karena mereka bersababat, maka perbuatan jahat
yang ia lakukan tak pernah disangka orang lain "
"Engkoh Pak, katakanlah kepadaku. sebenarnya dendam
apa yang telah terikat"
"Aku rasa lebih baik kau tanya sendiri pada ayahmu "
"Ayahku sudah mati konyol, dan kau pun melihat
dengan mata kepala sendiri." Seru Pek-li Siang sambil
tertawa dingin. "Hmmm aku tahu kau sudah mendapatkan
yang baru maka sekarang hendak meninggalkan diriku"
"Ayahmu sama sekali tidak mati, kau boleh temukan
dirinya dalam perkumpulan Liok Mao Pang, tempo dulu
aku merasa menyesal karena kelancanganku banyak bicara
membuat ayahmu menemui bencana. tapi sekarang dendam
dan budi sudah terselesaikan kalau ayahmu benar2 sudah
menggabungkan diri dengan perkumpulan Liok Mao Pang,
lain kali berjumpa lagi hati2 dengan selembar jiwanya, aku
akan bertindak telengas kepadanya " selesai bicara, ia tarik
tangan Loo Liang Jen dan berlalu dari situ.
Mendengar ayahnya belum mati Pek-li Siang setengah
percaya setengah tidak. sebab dengan mata kepala sendiri ia
lihat Pek-li Gong ayahnya dicor dengan cairan tembaga.
Tapi gadis inipun percaya Lam Kong Pak tidak mungkin
sembarangan bicara.
Menanti otaknya mendingin kembali. Lam Kong Pak
serta Loo Liang Jen telah lenyap tak berbekas.
KENTONGAN ketiga baru saja lewat, dalam markas
besar perkumpulan Liok Mao Pang tiba2 muncul dua sosok
bayangan manusia, kedua orang itu adalah Lam Kong Pak
serta Loo Liang Jen.
Kedua orang itu segera meloncat naik keatas loteng
tersebut, ketika mendengar dari dalam loteng ada suara
orang lagi bicara mereka lantas mengintip kedalam,
tampaklah Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang
dengan duduk bersandar diatas kursi kebesaran yang
disepuh emas sedang ber-cakap2 dengan seorang nyonya
berkerudung.
Dari balik sepasang mata pangcu perkumlan Liok Mao
Pang memancar serentetan cahaya yang menggidikkan, ia
tumpangkan kakinya keatas kaki yang lain lalu bertanya:
"Apa maksud kehadiran anda ?"
"Ingin menukarkan semacam benda dengan barang
milikmu "
"Barang apa yang kau inginkan ?"
"Ilmu Hipnotis Tong Bian Thay Hoat "
"oooouw ?...." sang Pangcu tertawa ter-bahak2. "Hendak
kau tukar dengan barang apa kepandaian tersebut ?"
"Dua buah manusia tembaga "
Lam Kong Pak terperanjat bukankah orang ini adalah
perempuan yang merampas kedua buah manusia tembaga
itu? sedikitpun tidak salah kalau tujuannya mencuri adalah
bermaksud bajik. kenapa ia hendak menggunakan benda itu
untuk ditukarkan dengan barang lain?
Tampak tubuh Pangcu dari perkumpulan Liok Mao
Pang itu gemetar keras, sampai rambutnya yang hijau
bergoyang tiada henti2nya. "Siapakah kedua orang manusia
tembaga itu ?" tanyanya.
"Kau tak usah berlagak pilon, tujuan perkumpulan kalian
dalam merampas manusia2 tembaga ini. apakah perlu aku
katakan lagi?"
Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang segera bangun
terduduk. kembali ia menegur: "Kau sudah merampas pergi
kedua buah manusia tembaga itu kenapa kau gunakan
kedua benda itu untuk tukar syarat dengan aku ?"
"Semula aku mengira orang lain, tak disangka mereka
adalah Hong Loei Khek serta Siauw Yauw Sianseng, pun
jien tiada hubungannya dengan mereka, tentu saja tak
berharga bagiku untuk menyimpannya terus "
"Apa maksudmu minta ilmu hipnotis Tong Bian Huan
Goan Thay Hoat tersebut?"
"Ini adalah rahasia pribadiku, maaf tak bisa
kuterangkan" tukas perempuan berkerudung itu sambil
tertawa dingin.
"Baiklah kapan barter ini dilakukan?"
"Besok malam kentongan ketiga, aku tunggu kalian
dilembah Joan Hun Kok gunung Bong-san- sampai
waktunya kau harus berangkat sendiri, kalau tidak pegang
janji. pun-jien tidak akan munculkan diri "
Selesai bicara tanpa menanti jawaban lagi, perempuan
berkerudung itu lantas menerobosi jendela dan keluar,
Lam Kong Paksiap menguntit. namun tiba2 ia
mendengar pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang
berseru "Suma ing "
Mengiringi suara mengiakan Suma ing muncul dalam
ruangan. ia segera bertanya "Pangcu kau ada perintah apa?"
"Perkataan dari pun pangcu apakah sudah kausampaikan
kepadanya ?"
"Sudah, cuma dia. . . ."
"Kenapa dia?"
"Dia maki diriku kalang kabut"
Liok Mao Pangcu tertawa tergelak, mendadak ia
merandek dan berkata kembali: "Angkat alat siksa aneh
milik pun pangcu kepintu penjara bawah air, perlihatkan
alat tersebut kepadanya, kalau ia tidak menurut, Pun
pangcu akan siap menggunakan kekerasan "
"Aku lihat ia tak akan menyetujui, pangcu. hamba lihat
lebih baik kau paksakan saja dengan kekerasan "
"Tidak. akan kucoba sekali lagi "
suma ing membongkokkan diri dan mengundurkan diri.
Lam Kong Pak yang mengikuti jalannya tanya jawab itu
segera menaruh curiga, agaknya mereka berhasil
menangkap seorang perempuan- dibawah ancaman mereka
kalau tidak menurut maka akan dibunuh, ia lantas
menggapai Loo Liang Jen untuk menguntit secara diam2.
Dalam pada itu sekeluarnya dari pintu loteng, Suma ing
lantas memerintah anak buahnya dengan suara berat:
"Gotong alat siksa buat wanita dari perkumpulan kita
kemulut pintu penjara dibawah air"
Habis berkata ia lantas berjalan menuju kearah belakang.
Tidak selang beberapa saat kemudian mereka tiba
didepan sebuah tempat yang beruji besi, dari balik tempat
itu terdengar suara air serta bau apek yang bukan kepalang.
"Su Han Siang " terdengar Suma ing menegur berat.
"Kau mau terima permintaan tersebut tidak?"
Nama orang itu mendatangkan rasa kaget yang bukan
kepalang bagi Lam Kong Pak, kepalanya langsung pening
dan hampir saja jatuh tak sadarkan diri ia tidak percaya
ucapan semacam itu bisa diutarakan Suma ing.
Tiba-tiba terdengar dari balik penjara berkumandang
keluar suara makian yang penuh rasa benci: "Suma ing. kau
binatang terkutuk. kalau kau masih punya peri
kemanusiaan berikanlah kematian bagiku. tak usah kau
bicara tidak karuan lagi. aku yang jadi ibumu ikut merasa
malu terhadap tingkah lakumu itu "
"Apanya yang perlu dimalui ?" jengek Suma ing tertawa
seram." lelaki membutuhkan perempuan dan perempuan
membutuhkan lelaki, hal ini sudah merupakan kejadian
umum umat manusia. apalagi kau sudah menjanda hampir
belasan tahun lamanya, kau harus pikirkan bibir kecilmu
yang ada dibawah itu untuk mencari kawan main- Kau
harus tahu pun pangcu memiliki kehebatan yang luar biasa,
tidak lama kemudian ia akan menjagoi dunia persilatan,
sekarang ia menaruh kesan baik kepadamu. sepantasnya
kau terima ajakan main cinta darinya. . . ."
"cuuuuuh. ..."
Serentetan ludah meluncur laksana kilat kedepan,
hampir saja menodai wajah Suma Ing.
Melihat dirinya diludahi, Suma Ing naik pitam. sambil
tertawa seram ujarnya kembali: "Sun Han Siang, putramu
membuat aku jadi macam begini. aku akan mencari balik
modalku dari tubuhmu "
"Binatang keparat, cepat enyah dari sini"
"Hmm. . .IHmmm. . .malam ini akan kusuruh kau melek
matamu. dan mencicipi bagaimana rasanya alat siksa dari
perkumpulan kami ini"
Selesai bicara, dua orang lelaki telah menggotong datang
alat siksa kaki keledai yang dimaksudkan dengan alat siksa
kaki keledai adalah menunjukkan besarnya alat kelamin
keledai dimana bentuknya mirip sebuah paha. maka dari itu
alat siksa yang khusus ditujukan menghancurkan alat
kelamin kaum wanita ini disebut alat siksa kaki keledai.
Lam Kong Pak benar2 teramat gusar. saat ini rasa
bencinya sukar dilukiskan dengan kata2 ia merasa tidak
sepantasnya Suma Ing menggunakan alat siksa yang keji ini
untuk menghadapi ibu sendiri, tindakan yang terkutuk ini
harus diselesaikan dengan jalan membunuh.
Dalam pada itu Suma Ing telah menekan tombol dekat
bangku yang berbentuk bulat itu.
"criiing. ..." diiringi suara nyaring tongkat besi sebesar
mulut Cawan itu segera menyodok kedepan menembusi
lubang yang terletak tepat didepan tongkat besi tadi.
"Sudah kau lihat? permainan ini akan mengakhiri siksaan
batinmu setelah menjanda selama belasan tahun. sudah
sepantasnya kau ucapkan terima kasih kepadaku."
"Weesss. . ." tiba2 dari balik jeriji besi meluncur datang
segulung angin pukulan diikuti suara gemerincingan rantai.
Lam Kong Pak tak kuat menahan diri, ketika ia siap
meluncur turun kebawah mendadak sesosok bayangan
manusia yang kecil ramping telah berkelebat datang, kiranja
orang itu adalah Coe Li Yap.
Sewaktu gadis itu menyaksikan alat siksa tertera didepan
pintu penjara. segera ia mendengus dingin.
"Suma Ing. apa yang hendak kau lakukan" tegurnya.
"Mendapat perintah dari pangcu untuk paksa dia takluk
kepada perkumpulan kita."
"Masih ingatkah dia adalah apamu ?"
"cayhe sedang menjalankan tugas dari pangcu, harap
Coe Hu-hoat jangan mencampuri"
"Bicara kepadamu, perempuan ini ada ikatan dendam
sedalam lautan dengan pun hu-hoat. meski begitu aku tidak
setuju kau hadapi dirinya dengan menggunakan alat siksa
tidak berperikemanusiaan ini."
Seraya berkata ujung bajunya diayun kedepan. .
."Bluuum " alat siksa kaki keledai itu segera terpukul hancur
ber-keping2.
"Coe Li Yap " teriak Suma Ing sambil tertawa seram.
"jangan kau kira setelah dimanja oleh pangcu, lantas pun
Hoe-hoatjeri kepadamu. Hmmm IHmmm kau telah
menghancurkan alat siksa milik perkumpulan, hal ini sama
artinya memandang hina Pangcu. Lihat serangan "
"Bluuuuum. ..." Sepasang telapak saling beradu satu
sama lainnya, ternyata berakhir dengan seimbang.
Coe Li Yap membentak gusar, sekali lagi ia menubruk
kedepan- Suma Ing tak mau unjukkan kelemahan- mereka
berdua segera melangsungkan suatu pertarungan yang amat
sengit.
Menggunakan kesempatan baik itu Lam Kong Pak
meloncat keluar dari tempat persembunyian laksana kilat ia
Cengkeram tubuh seorang lelaki. saat ini napsu membunuh
telah berkobar memenuhi seluruh rongga dada, tubuh
lawannya kontan dilempar keatas tembok.
"Braaaak. . . .Daaaarrr. . . ." tubuh lelaki itu seketika
hancur ber-keping2.
Dalam pada itu si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen pun
tidak ambil diam. ia melayang ketepi jeriji besi, tangannya
bergerak mencengkeram besi tadi dan dipentang kesamping
dengan segenap tenaga.
"criitttt. . . ." Terali besi tadi cuma membengkok sedikit.
gagal ia mematahkannya.
Terali besi itu besar lagi kasar, meski Loo Liang Jen
memiliki tenaga alam yang luar biasa tak urung gagal juga
untuk mematahkannya, diulang tindakan tersebut sampai
tiga kali, namun keadaan masih tetap seperti sedia kala.
tanpa sadar iapun naik pitam.
Tubuhnya mundur selangkah kebelakang. sepasang
telapak disaluri tenaga lalu mendorong kedepan dengan
segenap tenaga.
Terdengar suara getaran yang amat dahsyat diikuti hirukpikuk
yang memekikkan telinga, terali besi itu melengkung
kedalam namun belum juga patah, sekali lagi ia
melancarkan dua buah serangan, seluruh permukaan
bergetar diikuti suara nyaring, terali besi itu roboh keatas
tanah.
Menyaksikan kejadian itu Suma Ing jadi amat gelisah, ia
mengirim sebuah pukulan berat lalu berseru: "Untuk
sementara kita jangan bergebrak sendiri, mari hadapi dulu
musuh tangguh"
Siapa sangka Coe Li Yap tetap berlagak pilon, ia malah
mengejek: "suma Ing. apakah kau takut melakukan
pertarungan kembali dengan diriku? sebelum diakhiri
dengan menang kalah pertarungan malam ini tidak akan
diselesaikan "
"Coe Li Yap. kalau tawanan sampai lolos kau harus
tanggung seluruh pertanggungan jawabnya "
Coe Li Yap mendengus berat, dengan kalap ia
menyerang gencar. Suma Ing semakin gelisah namun ia tak
berhasil meloloskan diri.
Sementara itu Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen telah
masuk kedalam terali besi menyaksikan keadaan
dihadapannya mereka terkesiap dan merasa ngeri. kiranya
sepasang kaki dan tangan Sun Han siang telah dirantai
dengan rantai besi sebesar jari tangan tubuhnya terendam
didalam air, meski sudah berdiri diujung kaki yang
tersumbul diatas permukaan air hanya terbatas hidungnya
belaka.
Pakaian yang ia kenakan sudah robek dan compang
camping tidak karuan, wajahnya pucat pias bagai mayat.
napasnya lemah sekali.
Mendadak Lam Kong Pak menjerit kaget, dari balik
sebuah gua besar yang ada didalam kolam tersebut
meluncur datang be-ratus2 ekor ikan aneh berbentuk pisau
yang panjangnya lima Coen, ujung mulutnya bergerigi dan
memancarkan Cahaya keperak2an. "Aaaaah ikan pemakan
bangkai . . . ."
serentak Lam Kong Pak serta Loo Liang Jen menarik
rantai besi itu berusaha mematahkannya. Loo Liang Jen
kerahkan segenap kemampuan yang dimilikinya, setelah
bersusah payah rantai ditangan sebelah kiri berhasil
dipatahkan- namun pada saat itu ikan2 pemakann bangkai
telah mendekati tubuh Sun Han Siang, geriginya yang tajam
siap mengoyak tubuh perempuan gagah itu.
Hubungan ibu dan anak adalah erat sekali menyakskan
kejadian itu Lam Kong Pak amat Cemas. tanpa
memperdulikan keselamatan sendiri ia segera terjun
kedalam air.
Pemuda ini membenci ikan2 aneh tersebut. dengan
kerahkan tenaga sinkang ia babat ikan2 tersebut dengan
dahsyatnya.
Walaupun melancarkan serangan didalam air kurang
kuat hasilnya, tetapi dengan tenaga lweekangnya yang amat
sempurna, ikan2 aneh itu tak kuat menahan diri, berpuluh2
ekor segera mati binasa.
Ikan aneh ini berasal dari gunung2 serta sungai2 yang
sudah tersohor akan keseramannya, mereka tidak takut
mati. barisan depan tersapu binasa barisan belakang
kembali meluruk datang, bahkan dari balik gua besar
didasar air kembali meluncur datang be-ratus2 ekor
banyaknya.
Loo Liang Jen yang berusaha mematahkan rantai.
setelah bersusah payah akhirnya berhasil pula mematahkan
rantai yang membelenggu tangan kanan Sun Han Siang.
meski begitu perempuan gagah ini masih belum mampu
berkutik sebab sepasang kakinya masih tetap terbelenggu
didasar air. sementara itu Lam Kong Pak yang berada
didasar air pun tak ada kesempatan untuk bekerja karena ia
harus berusaha keras membinasakan ikan2 aneh tersebut.
Kalau tidak, bukan saja Sun Han siang bakal binasa dikoyak2
ikan aneh itu bahkan ia sendiripun tak akan
terhindar dari mara bahaya.
Mendadak. . . .
"Heeee. . .Heeee. . .Heeeee. . .Hee. . . ." Gelak tertawa
yang sangat aneh berkumandang datang, tahu2 didepan
pintu terali besi telah berdiri seorang manusia aneh yang
memelihara rambut berwarna hijau sepanjang pinggang.
orang itu bukan lain adalah wakil pangcu dari
perkumpulan Liok Mao Pang yang disebut orang sebagai Si
Daging Lima Warna oei Hun.
"Coe Hoe-huat, kau tak mau berhenti bergebrak?"
tegurnya dingin.
Kiranya Coe Li Yap ada maksud memberi kesempatan
buat Lam Kong Pak untuk menolong Sun Han Siang lolos
dari mara bahaya, sebenarnya perbuatan ini tidak ingin ia
lakukan, tetapi seorang gadis demi Cintanya kadangkala
bisa melakukan perbuatan apapun.
la merasa meskipun Sun Han Siang adalah musuh
besarnya, tetapi disebabkan perasaan Cinyanya terhadap
Lam Kong Pak yang tak dapat diputus dengan apapun jua
itu, ia ambil keputusan untuk biarkan sun Han Siang lolos
dari mara bahaya untuk kemudian mencari kesempatan lagi
dalam usahanya membalas dendam.
Suma ing menghina Pun Hoe-hoat." sahut Coe Li Yap
Cepat. "ia memberi kesempatan buat musuh untuk
memasuki penjara dibawah air, kesalahan tidak terletak
pada diriku"
"omong kosong " buru2 Suma ing membantah,
"Terang2an kau yang mencari gara2 dahulu dengan diriku,
kau yang menghalangi diriku dan memberi kesempatan
kepada musuh untuk menyusup kedalam penjara. . . ."
si Daging Lima Warna tidak ingin mendengarkan
pertengkaran tersebut, tanpa memperdulikan kedua orang
itu lagi ia berjalan masuk kedalam penjara air. kemudian
sambil tertawa seram jengeknya:
"Bagus . . .bagus. . . . Pun Hu Pangcu akan membiarkan
kalian bertiga sama2 mati binasa didalam penjara air ini. . .
."
Sembiri berkata dari dalam sakunya ia ambil keluar
sebuah botol kecil lalu dilempar ketengah kolam,
"criiiiiit..." seketika itu juga berkobarkan serentetan
bunga api yang makin lama menjilat semakin bear.
Setelah permukaan air dilapisi dengan Cairan minyak.
kini terkena jilatan bunga api segera terjadilah kebakaran
hebat yang makin lama menjalar makin luas sehingga
akhirnya hampir seluruh permukaan air terbungkus oleh
jilatan api.
Menyaksikan kekejaman orang, Lo Liang Jen naik
pitam, ia berteriak keras dan mengirim sebuah pukulan
dahsyat kearah si Daging Lima Warna itu.
Meski si Malaikat Raksasa memiliki tenaga alam yang
luar biasa, ia masih kalah setingkat kalau dibandingkan
dengan si Daging Lima Warna, dalam bentrokan yang
dahsyat ia terdorong mundur sejauh tiga langkah lebar.
"Hey tua bangka, kekuatanmu sungguh luar biasa."
Teriaknya dengan nada berat. "Mari kita beradu lagi
sebanyak tiga pukulan"
"Braaaak Braaak Braaaaak " dalam bentrokan tiga kali,
kembali, Loo Liang Jen tergetar mundur sejauh tujuh,
delapan langkah tetapi si Daging Lima Warna pun tak
berani beradu kekerasan lagi, dengan cepat antara mereka
berdua telah melangsungkan suatu pertarungan yang amat
seru.
Tiba2 bunga air bergerak kesamping, Lam kong Pak
dengan membopong tubuhnya ketengah udara dan bergerak
ketepian, tubuh mereka berdua sama2 terjilat api bahkan
dagingnya robek dan darah segar mengucur keluar tiada
hentinya.
Ternyata sewaktu Lam Kong Pak berusaha mematahkan
rantai yang membelenggu kaki Sun Han Siang ia kena
terbabat oleh ikan Pemakan bangkai tersebut.
Pada saat itulah mendadak terdengar seseorang tertawa
seram, segulung angin pukulan yang amat dahsyat
dihantam kedepan menghajar Lam Kong Pak serta Sun
Han siang yang berada ditengah udara.
"Bluuummmm. ..." berhubung diatas tubuh kedua orang
itu terjilat api pemandangan dihadapannya kurang jelas,
dalam keadaan tidak siaga itulah bahu Lam Kong Pak
terkena hantam dengan telak.
Waktu itu Sun Han Siang telah jatuh tidak sadarkan diri,
kini setelah Lam Kong Pak terluka tidak ampun lagi tubuh
mereka berdua sama2 terbanting keatas tanah.
Suma ing tertawa seram tiada hentinya, sreeeet ia ambil
keluar sebatang cambuk lemas berkepala naga lalu berseru:
"Lam Kong Pak, Hmmm tak nyana kau pun ada hari
apesmu, inilah yang dinamakan Hutang Darah Bayar
Darah. aku Suma ing akan menggunakan cambuk lemas ini
untuk menghancur lumatkan tubuh kalian beidua "
Meski terhantam dengan telak dan menderita luka dalam
yang parah, seandainya Lam Kong Pak hanya seorang diri
dengan sisa tenaganya. Tapipada saat ini ia tak dapat
lepaskan ibunya, ia peluk bundanya erat2 sambil gertak gigi
menahan penderitaan.
Loo Liang Jen yang menyaksikan situasi kurang
menguntungkan, ia segera melancarkan sebuah pukulan
kearah Suma ing. Dasar kepandaiannya sudah kalah
setingkat dari si Daging Lima Warna, dengan pecahnya
perhatian si Malaikat Raksasa inipun kena dihantam pula.
Sementara itu Suma ing telah menyingkir kesamping,
ujarnya kembali:
"cambuk pertama akan kuhantam sepasang telingamu,
kemudian menghajar hidung serta mulutmu terakhir akan
kurusak wajahmu. aku akan suruh kalian rasakan
bagaimanakah rasanya disiksa dengan keadaan seperti ini. .
. ."
"Sreeeet. ..." cambuk lemasnya dengan segenap tenaga
dibabat kearah bawah,
Ditengah saat yang amat kritis, bayangan manusia
meluncur masuk kedalam kalangan, serangan yang
dilancarkan tepat pada waktunya memaksa Suma ing
tergetar mundur sejauh tiga langkah.
Suma ing berpaling, orang itu adalah Coe Li Yap. ia jadi
naik pitam. teriaknya gusar: "Bangsat kiranya kau adalah
mata2 musuh, kiranya kau adalah musuh dalam selimut,
Hey kawan, tangkap bajingan perempuan ini, semua resiko
akan kutanggung "
Dalam sekejap mata si Kakek Moyang berwajah kepiting
Pi Hoo, siBangku Besi Auw Put Kay. si Sapu Besi Kiem
Kioe, si golok tanpa tandingan Hong Gwan si Lampu
Hitam Pengejar sukma Leng cing Bloe serta Dewa Geledek
berlengan delapan Si Put Siauw sekalian gembong2 iblis
serentak meluruk kedepan,
Coe Li Yap tidak berhenti sampai disitu saja, segera ia
keluarkan ilmu sakti Payung Sangkala menghadang jalan
perginya iblis2 itu.
Tetapi setelah bergebrak beberapa saat, berhubung
jumlah jago terlalu banyak lagi pula Suma ing pun
menguasai ilmu sakti tersebut, maka ia mulai tidak tahan
dan keteter hebat.
Dalam pada itu Loo Liang Jen pun terdesak dibawah
angin, agaknya ia tidak bakal tahan dua tiga puluh jurus
lagi.
Meski demikian- dengan kulitnya yang tebal serta
badannya yang kekar walaupun kena terhantam berulang
kali ia masih sanggup mempertahankan diri, terdengar ia
berteriak keras:
"Hey Daging Lima Warna, berhenti "
"Kau ingin menyerah?" seru sidaging lima warna sambil
tarik kembali serangannya.
"ooouw . . , masih terlalu pagi. Eeeei. tua bangka sialanperutku
rada lapar, bagaimana kalau kita bersantap dahulu
kemudian baru lanjutkan kembali pertarungan ini??"
Si Daging Lima Warna naik pitam, saat itulah Loo Liang
Jen mendadak melayang kearah Lam Kong Pak berdua,
sepasang telapaknya direntangkan kesamping, sibangku besi
Auw Put Kay serta golok tanpa tandingan Hong Gwan
sama2 terpental sejauh satu tombak dari dalam kalangan.
Loo Liang Jen melayang kesisi tubuh Lam Kong Pak
serta Sun Han Siang, tangannya bergerak cepat mengempit
kedua orang itu.
Tapi, ketika itulah sidaging lima warna telah menubruk
kembali.
Mendadak terdengar dua kali bentakan keras, diluar
pintu terali besi muncul kembali dua orang jagoan- mereka
adalah si Pencuri sakti Pek-li Gong serta si Mahasiswa
bertangan sakti siang Hong Tie.
Menjumpai kedua orang itu, Loo Liang Jen tertegun.
segera pikirnya: "Eeeeei. . . .ternyata kedua orang tokoh
silat dari kalangan putih inipun benar2 sudah takluk pada
perkumpulan ini"
Terdengar Pek-li Gong dengan suara keras berteriak:
"jangan lepaskan mata2. ayoh sahabat semua kita perketat
serangan "
Seraya berkata ia melancarkan serangan dengan ilmu
san-Thiam-Sip-Sam-Sih kearah si Daging lima warna.
"EEEEI pencuri tua. apa yang hendak kau lakukan ? ?"
teriak daging lima warna dengan nada gusar.
"Eeeei tua bangka. inilah yang dinamakan suara ditimur
menyerang dibarat. menuding depan menghantam
belakang, lihat. . ."
Belum selesai bicara, dengan gerakan tubuh yang lincah
ia berkelebat kesisi tubuh Loo Liang Jen dan melancarkan
kembali sebuah serangan dahsyat.
Serangan itu jelas ditujukan kearah batok kepala Loo
Liang Jen, kalau sampai terkena niscaya simalaikat raksasa
itu akan mati binasa. tetapi kebetulan sekali waktu itu Suma
Ing maju sambil melancarkan sebuah babatan- Pek li Gong
segera tarik kembali serangannya dan berbalik meraba
sekejap kearah ,Benda aneh yang berada diantara paha
Suma ing. "Hay bajingan tua. apa maksudmu pegang
anuku?" jerit Suma Ing dengan marah.
"orang yang bermaksud baik tentu mendapat pembalasan
yang layak. tadi ada orang mengirim sebuah tendangan
kearah anumu, kalau bukan loohu tepat pada saatnya turun
tangan- ketiga macam anumu yang sangat berharga itu
niscaya sudah hancur tidak ketolongan"
Dalam pada itu si Mahasiswa bertangan sakti Siang
Hong Tie pun ikut menubruk ke depan, ia membentak keras
kemudian melancarkan tiga buah serangan berantai, tiap
serangan lebih hebat dari serangan sebelumnya. Loo Liang
Jen keteter hebat, saat ini ia harus mengempit dua orang
lagi pula harus menghadapi serangan sekaligus dari empat
arah delapan penjuru. ia tak sanggup menahan diri dan
terlempar keluar dari pintu.
Loo Liang Jen tidak ambil perduli apakah pihak lawan
bermaksud jelek atau bermaksud baik, ia membentak keras.
dengan segenap tenaga mengirim sebuah sapuan hebat lalu
putar badan dan lari.
Belum sampai dua tiga tombak jauhnya dari tempat
semula, mendadak dihadapannya berkumandang datang
gelak tartawa seseorang yang aneh, tahu2 seorang manusia
aneh yang memiliki rambut hijau sepanjang kaki telah
berdiri dihadapannya. Orang itu bukan lain adalah Pangcu
dari perkumpulan Liok Mao Pang.
Loo Liang Jen tidak kenal lihay, ia segera membentak
keras: "Makhluk tua yang mirip setan- apa yang kau
inginkan ?"
Waktu itu air muka Pek-li Gong maupun Siang Hong
Tie sama2 berubah amat serius namun mereka tidak maju
menghalang. ke dua orang itu hanya berdiri diluar kalangan
tanpa berkutik.
Dalam pada itu Lam Kong Pak telah sadar dari
pingsannya, menjumpai Pek-li Gong serta Siang Hong Tie
pun hadir disana. ia jadi benci dan marah sekali.
Terdengar Pangcu dari perkumpulan Liok Mao-Pang
berkata setelah tertawa aneh: "Loo Liang Jen, aku dengar
kau memiliki kekuatan alam yang sangat luar biasa, dimana
seorang diri bisa membendung serangan ratusan orang. Pun
Pangcu ingin sekali menjajal kemampuanmu itu "
"Mau bergebrak sih boleh2 saja, cuma perut aku si Loo
tua sedang lapar. entah kau situa bangka mau tidak
memberi makanan buat diriku ?"
"Kau ingin makan apa ?"
"Makanan yang ingin kumakan terlalu banyak, dalam
waktu sesingkat ini tak mungkin bisa disediakan, lebih baik
sediakan saja dulu delapan puluh biji bak-pao "
Gelak tertawa bergeletar memecahkan kesunyian,
"delapan puluh bak-pao kalau sudah dihabiskan bukankah
ia bisa ajukan pula permintaan untuk dua ratus biji
berikutnya?"
Namun Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang segera
ulapkan tangannya. "Baiklah, cepat siapkan delapan puluh
biji bak-pao " perintahnya.
Tidak lama kemudian dua orang lelaki dengan
menggotong empat buah keranjang besar telah muncul
ditengah kalangan- Loo Liang Jen tidak sungkan2
tangannya langsung menyambar kedalam keranjang
tersebut, dalam sekejap mata lima biji bak-pao sudah lenyap
dibalik perutnya .
Demikianlah dalam sekejap mata delapan puluh biji bakpao
sudah berpindah tempat sambil memegang perut
Sendiri dan menendang keranjang tadi hingga mencelat
Sejauh sepuluh tombak Serunya:
"Eeei. . . Siluman tua, sekarang kita boleh mulai. kau
hendak ajak aku bertanding apa?"
Pangcu dari perkumpulan bulu hijau ini tidak menjawab
langsung, ia berpaling kesekeliling kalangan lalu
membentak berat:
"Kalian semua putar badan dan menghadap kebelakang,
siapapun dilarang mengintip pertarungan ini"
Dari atas sang wakil pangcu Ngo-Hoa Lok atau Daging
Lima Warna hingga kebawah kaum Tongcu sama2 putar
badan dan menghadap kebelakang.
"Nah. Loo Liang Jen, sekarang kita boleh mulai " kata
sang pangcu kemudian.
Loo Liang Jen letakkan Lam kong Pak ibu dan anak
keatas tanah. lalu serunya: "Eeeei siluman tua, Sewaktu kita
berdua sedang bergebrak. kau harus melarang siapa pun
diantara mereka mengutik2 kedua orang ini "
"Kau tak usah kuatir, seandainyapun pangcu ada
maksud menahan kalian, aku tidak akan menggunakan
macam2 cara seperti ini "
Loo Liang Jen tak berani bertindak gegabah, tenaga
dalamnya disalurkan mengelilingi seluruh badan kemudian
dengan segenap tenaga telapaknya dibabat kearah batok
kepala lawan-
Pangcu itu tidak gugup dengan tenang badannya
menyingkir kesamping, batok kepala bergoyang rambutnya
yang panjang tiba2 berkelebat kemuka mengampar
pinggang Loo Liang JenSimanusia
raksasa ini tidak menyangka pihak lawan bisa
menggunakan cara seperti ini, mau tak mau ia harus tarik
serangan sambil menyingkir, siapa sangka tindakannya
terlambat selangkah.
"Breeet tubuh Loo Liang Jen besar dan kekar seperti
pagoda itu tergulung dan terlempar tiga tombak jauhnya
dari kalangan, dimana badannya mencium tanah segera
muncullah sebuah liang besar.
Menyaksikan kejadian itu Lam Kong Pak yang berbaring
diatas tanah jadi terperanjat, ia kaget dan tercengang akan
kehebatan rambut panjang sang pangcu. tak kuasa lagi ia
melirik keatas wajah orang itu.
Dalam sangkaannya, sang pangcu dari perkumpulan
Liok-Mao Pang inipasti memiliki mimik wajah yang
menyeramkan, atau kalau tidak wajahnya penuh codet
bekas bacokan golok siapa sangka dugaannya meleset,
wajah dari ketua perkumpulan bulu hijau ini sama sekali
tidak cacad, bahkan kelihatan ganteng sekali.
Sementara itu Loo Liong Jen telah merangkak bangun
dari atas tanah, sambil meloncat bangun terlaknya:
"delapan puluh biji bak-pao belum cukup untuk
memulihkan seluruh tenagaku, maka aku cuma punya
tenaga lima enam bagian belaka. . . ." Seraya berseru
telapaknya didorong sejajar dada, dalam keadaan seperti ini
mau tak mau ia harus gunakan akal ia sadar apabila dalam
perta rungan ini kalah. maka besar kemungkinan Lam
Kong Pak serta ibunya akan menjumpai mara bahaya.
Dua gulung angin pukulan yang amat dahsyat segera
berbentrok jadi satu ditengah udara. saat itulah tiba2
pangcu itu memisahkan telapaknya kesamping, tenaga
serangan dari Loo Liang Jen segera terbelah jadi dua bagian
dan meluncur kekiri dan kekanan tanpa bisa dicegah lagi.
Diikuti rambut panjang pangcu itu bekerja cepat, dalam
sebuah kebasan tubuh Loo Liang Jen terangkat dan
terlempar lagi sejauh dua tombak lebih dari kalangan-
KALI INI bantingan tersebut terasa cukup berat, Loo
Liang Jen merasakan kepalanya Pening mata berkunang,
delapan puluh biji bak-pao yang barusan dimakan hampir2
saja tertumpah keluar.
"Bagaimana? kau sudah takluk?" seru sang pangcu
sambil tertawa.
"Takluk "
sang pangcu tersenyum, ia tetap berdiri disana,
rambutnya yang panjang diurai kembali untuk menutupi
wajahnya, kemudian ia memerintah: "Nah bawalah mereka
pergi"
"Bawa pergi ?"
"Tidak salah bukankah kau sudah takluk kepada pun
pangcu? kalau sudah takluk tentu saja pun pangcu pun tidak
akan terlalu jelek melayani dirimu " Loo Liang Jen
mendongak tertawa ter-bahak2.
"Aku takluk akan ilmu silatmu, bukan takluk pada
pribadimu" serunya.
"Hu Pangcu, tangkap mereka semua " bentak sang
pangcu dengan nada keren.
Serombongan gembong iblis sama2 berpaling, tanpa
mengucapkan sepatah katapun si daging lima warna
meloncat kedepan melancarkan sebuah tubrukan maut.
Tiba2 seratus tombak sekeliling kalangan berhembus
lewat segulung angin puyuh yang maha dahyat, langit
serasa jadi gelap tanah dan pasir beterbangan memenuhi
angkasa, tampak sesosok bayangan manusia dengan
mencekal sebuah payung raksasa yang memancarkan
cahaya merah melayang turun dari atas sebuah bukit
setinggi puluhan tombak.
Seluruh tubuh sang pangcu dari perkumpulan Liok Mao
Pang tergetar keras, ia berseru kaget:
"Aaaaah. . . . Payung Sengkala. . . . ."
Kawanan iblis menyaksikan pangcunya menunjukkan
rasa kaget mereka sama2 meloncat mundur sejauh puluhan
tombak berusaha menyelamatkan jiwa sendiri.
Hembusan angin puyuh makin besar, batu-batu sebesar
kepalan mulai ikut menari dan meloncat ditengah angkasa,
membuat para anggota perkumpulan Liok Mao Pang yang
cetek ilmu silatnya tertimpa dan luka2 parah jeritan tangis
berkumandang memenuhi angkasa.
Kulit badan Loo Liang Jen kasar, tebal lagi kuat,
ditengah hujan batu yang begitu dahsyat ia kempit tubuh
Lam kong Pak serta ibunya melarikan diri dari situ, tak
seorang pun yang menghalangi jalan pergi mereka, bahkan
angin puyuh tersebut baru berhenti ia bertiga keluar dari
perkumpulan Liok Mao Pang,
Loo Liang Jen berlari sejauh puluhan li, kemudian
mencari suatu tempat yang tersembunyi, meletakkan Lamkong
Pak dan ibunya keatas tanah.
Waktu itu mereka berdua sudah sadar, Loo Liang Jen
segera bekerja keras mengobati luka yang mereka derita.
Untung tenaga lweekang yang dimiliki kedua orang itu
amat sempurna, setelah lewat semalaman mereka dapat
mengatur pernapasan sendiri, ketika Siang hari berikutnya
telah menjelang, kedua orang itu dapat meloncat bangun
dengan kesehatan seperti semula.
Tiba2 Sun Han Siang kerseru kaget, ternyata diatas
pinggangnya terselip sebuah pakaian wanita lengkap. ia
lantas tahu pakaian tersebut tentu pemberian dari Coe Li
Yap. ia segera ganti baju.
Setelah selesai barulah terdengar Lam Kong Pak berkata
dengan nada gemas bercampur benci: "lbu, Suma Ing
bajingan keparat itu sudah kehilangan jiwa yang sadar,
apakah kau masih mengampuni dirinya?"
"Seandainya dikemudian hari aku berjumpa dengan
dirinya, akan kuberi satu kesempatan lagi baginya untuk
bertobat." jawab Sun Han Siang dengan alis berkerut.
"Kalau ia belum juga menyesal, terpaksa akan kucabut
selembar jiwanya dari pada membuat onar dalam Bu-lim
dikemudian hari."
"lbu. siapakah orang yang muncul dengan membawa
payung sengkala tadi ?"
"lbu sendiripun tidak tahu, orang ini bisa membawa
benda mustika dari dunia persilatan, kemungkinan besar ia
ada hubungan dengan Mo San Sin Li atau si Malaikat
Payung sengkala Coe Hong Hong, yang membuat aku tidak
habis mengerti adalah apa sebabnya ia sudi menolong kita
berdua ?"
Lam kong Pak segera menceritakan kembali apa yang
diketahuinya tentang janji seorang perempuan berkerudung
dengan Liok Mao Pang pangcu diselat Tong Hun-Kok
gunung Bong San kentongan ketiga malam nanti.
Mendengar berita itu, seluruh tubuh Sun Han Siang
bergetar keras. serunya cepat-cepat: "Manusia tembaga
ayahmu serta siauw-yauw Sianseng telah terjatuh ditangan
orang2 perkumpulan Liok Mao-Pang, sedang ilmu Tong
Bin- Hut Goan Thay-hoat pun cuma bisa menyembuhkan
orang yang terkena ilmu hipnotis tersebut, apa maksud serta
tujuan perempuan itu menukar ilmu tadi ?"
Kembali Lam kong Pak menceritakan secasa bagaimana
dua diantara manusia2 tembaga itu kena dicuri seseorang.
Tiba2 air muka Sun Han Siang berubah hebat, terdengar
ia bergumam seorang diri: "Mungkinkah dia ?"
"lbu, siapakah orang itu ?"
"Seorang perempuan yang tak tahu malu"
"Siapakah sebenarnya orang itu?"
"Untuk Sementara waktu persoalan ini tak dapat
kukatakan kepadamu, tempo dulu ia pernah mati2an
mengejar ayahmu, padahal waktu itu ia sudah jadi seorang
janda "
Lam Kong Pak termenung dan putar otak memikirkan
persoalan itu, ia merasa dugaannya tidak salah. kalau
perempuan itu tiada ikatan persahabatan yang erat dengan
ayahnya, tidak mungkin ia sudi merampas dua buah
manusia tembaga itu kemudian mengunjungi markas besar
perkumpulan Liok Mao- Pang dengan maksud
mendapatkan ilmu penyembuhan dari Tong Bin Hut-Goan-
Thay-Hoat.
Tapi mengapa ia hendak menukar ilmu tersebut dengan
manusia tembaga? bukankah kejadian ini bagaikan kepala
harimau berekor ular? apakah ia punya rencana lain dan
bermaksud mendapatkan ilmu Tong-Bin-Thay IHoat
belaka?
"Pek-li Gong serta Siang Hong Ti munculkan diri pula
didalam perkumpulan Liok-Mao Pang," ujar Lam kong Pak
lebih jauh. "Bahkan ia pernah menempuh bahaya diam2
membantu kita, sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka
berdua? apakah Siang cianpwee benar2 bisa melakukan
pekerjaan semacam itu?"
"lbu sendiripun rada menaruh curiga, jangan dikata aku
mengetahui jelas bagaimanakah watak serta tabiat Siang
Hong Tie, sekalipun Pek-li Gong sendiri pun sudah lama
melakukan perbuatan kebajikan menolong sesama manusia
dan menegakkan keadilan. Namun. . .sewaktu ayahmu
menderita luka parah, ia pernah menyebutkan nama2
mereka,"
"Apa yang dikatakan ayah waktu itu?"
"Waktu itu dengan nada ter-putus2 ia mengatakan 'Lamhay-
cioe-Khek; siJago arak dari Laut Selatan Ih Boen
Kauw, ,Hiat chiu cay Sin Sidewa harta bertangan Telengas
Go Seng ,chiet Kia Kua Hu sijanda kawin tujuh kali Poei
Koen, Biee Giok Kang serta ayah Liuw Siang sekalian
bekerja sama melukai dirinya. kemudian ia menyebutkan
pula nama dari Siang Hong Tie serta Pek li Gong namun
karena parahnya luka yang ia derita belum sampai habis
bicara ia sudah keburu pingsan, maka aku lantas
menggunakan ilmu hipnotis Tong Bin Thay Hoat untuk
melindungi keselamatan jiwanya "
"oooouw. . . kiranya begitu, aku pikir dalam persoalan
ini kemungkinan besar telah terjadi kesalahanpaham "
Sementara itu itu sang surya telah lenyap dibalik gunung
burung2 kembali kesarangnya, Loo Liang Jen kembali
merasa perutnya sangat lapar.
"Ayoh jalan " ajak Sun Han Siang kemudian- "Mari kita
Cari suatu tempat untuk beristirahat, malam ini sebelum
kentongan ketiga kita harus sudah tiba diselat Toan Hun-
Kok diatas gunung Bong-san "
tiga orang berjalan keluar dari daerah pegunungan berlari
menuju kearah gunung Bong-san, Loo Liang Jen yang
memanggul kantong ransum, sambil berjalan makan tiada
hentinya. ketika kentongan kedua baru saja lewat mereka
sudah tiba disekitar lembah Toan Hun Kok,
Selat ini disebut pemutus sukma sebab keadaannya
memangamat bahaya, letaknya berada di-tengah2 jepitan
dua bukit yang terjal dan licin, disisi selat tadi terbentang
sebuah jurang yang dalamnya ratusan tombak kabut tebal
menutupi pemandangan sekeliling tempat itu.
"Selat ini panjangnya ada puluhan li," kata Lam Kong
Pak memecahkan kesunyian. "Kalau kita menanti disini,
belum tentu bisa berjumpa dengan mereka "
"Tempat ini letaknya berada diatas sekali, dari tempat ini
bisa melihat keadaan dibawah dengan jelas, kalau mereka
munculkan diri maka kita yang berada diatas tentu akan
melihatnya, saat itu tidak terlambat untuk turun kebawah "
jawab Sun Han Siang.
Lam kong Pak tidak bicara lagi, sepasang matanya
segera dicurahkan kearah bawah. tiba2 berbisik lirih: "cepat
lihat"
Sesosok bayangan manusia meluncur masuk kedalam
selat, orang itu adalah siperempuan berkerudung.
ditangannya ia kempit dua buah manusia tembaga, ketika
tiba ditengah lembah ia lantas sembunyikan diri ditempat
kegelapan.
"Perempuan itulah yang kumaksudkan." ujar Lam Kong
Pak kembali. "Mari kita turun kebawah "
"Tunggu sebentar, kalau kita turun pada saat ini
kemungkinan besar jejak kita bakal konangan. tunggu saja
sampai ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang munculkan
diri, ketika mereka sedang pecahkan perhatian untuk saling
berjumpa kita baru munculkan diri menurut perhatianku
kedatangan sang ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang
akan jauh lebih lambat dari waktu yang telah ditetapkan."
Sedikitpun tidak salah, menanti kentongan ketiga sudah
lewat dari atas selat baru kelihatan muncul sesosok
bayangan manusia yang tinggi besar, dipandang dari
kejauhan orang itu kelihatan amat menyeramkan, langkah
kakinya terasa sangat berat.
Tampak tubuhnya dengan ringan melayang masuk
ketengah selat, diikuti dalam beberapa kali kelebatan
tubuhnya sudah lenyap dari pandangan.
Ketika itulah mereka bertiga baru melihat jelas, tidak
aneh kalau kepalanya kelihatan begitu besar menyeramkan,
ternyata ia sudah melilitkan rambut hijaunya yang panjang
diatas kepala, wajah, tengkuk serta badan-
"cepat turun kebawah " bisik Sun Han Siang. "Tapi harus
ber-hati2 usahakan secermat dan seringan mungkin, jangan
sampai jejak kita diketahui mereka "
Ketiga orang itu menyembunyikan diri di diantara batu2
cadas yang berserakan didasar selat, ketika putar kepala
menengok keluar maka tampaklah si perempuan
berkerudung itu sedang berdiri berhadap2an dengan sang
ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang, jarak mereka
terpisah sejauh lima tujuh tombak, kedua belah pihak
sama2 membungkam dalam seribu bahasa.
Lama sekali mereka berdua tidak bicara se-akan2 kedua
belah pihak sedang mengawasi dan memeriksa keadaan
lawannya dengan seksama.
Beberapa saat kemudian, terdengarlah sang ketua dari
perkumpulan Liok Mao Pang buka suara lebih dahulu. ia
bertanya: "Apakah sudah kau bawa datang?"
"Ehmm sudah kubawa datang" perempuan berkerudung
itu mengangguk tanda membenarkan. "Serahkan dahulu
ilmu hipnotis Tong Bin Thay Hoat tersebut kepadaku "
"Lebih baik satu pihak menyerahkan manusia tembaga,
pihak lain menyerahkan kitab Tong Bin Thay Hoat, kedua
belah pihak sama2 tidak akan tertipu dan menderita
kerugian" sang pangcu mengusulkan-
"Demikianpun baik juga "
Setelah menyetujui, perempuan berkerudung itu masuk
diantara bantuan cadas yang berserakan diatas tanah dan
ambil keluar dua buah manusia tembaga itu langsung
diletakkan diatas tanah, sedangkan Pangcu dari
perkumpulan Liok Mao Pang mengeluarkan secarik kertas
dari sakunya kemudian dicekal ditangan.
"Ilmu Tong Bin Thay Hoat adalah ilmu sakti yang kau
ciptakan sendiri, benarkah asli atau bukan kau harus
praktekkan dahulu dihadapanku, dengan demikian Punjien
(aku orang) pun bisa lega hati "
"Benarkah isi manusia tembaga itu adalah Hong Loei
Khek serta Siauw Yauw sianseng, pun pangcu pun harus
membuka dan memeriksanya lebih dahulu . . . ." sambung
Liok Mao Pangcu.
"Hal ini sudah tentu hanya saja demi menjaga agar kau
tidak dapat melancarkan serangan mematikan kepadanya
dikala sedang memeriksa, maka kau harus melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu kepada sesosok manusia
tembaga yang kutunjukkan- setelah berhasil kau baru dapat
memeriksanya "
Usul ini disambut sang pangcu dari perkumpulan bulu
Hijau itu dengan sikap tertegun, agaknya ia tak dapat
menebak maksud dari perempuan berkerudung itu. tetapi
setelah berpikir sejenak akhirnya ia mengangguk juga ,
"Demikianpun boleh juga bagaimanapun kau tidak bakal
bisa lolos dari sini "
Habis bicara ia lantas berjalan menghampiri manusia
tembaga itu. "Manusia tembaga sebelah mana yang harus
kucoba?"
"Jajal dahulu yang sebelah sana " sahut siperempuan
berkerudung sambil menuding kesebelah kiri.
"Hiii. . .hiiii. . .hiii. . . agaknya manusia tembaga yang ini
bukan termasuk orang penting " goda sang pangcu sambil
tertawa cekikikan, suaranya nyaring memekikkan telinga.
"Hmmm tentang soal ini kau tak usah urus "
"Baiklah. sekarang harap kau segera mengundurkan diri
lima tombak dari sisi kalangan"
"Suruh aku mundur kebelakang ?" jengek si perempuan
berkerudung sambil tertawa dingin-
"oooouw. . . . jadi aku harus memberi kesempatan
kepadamu untuk merampas kedua sosok manusia tembaga
ini ?"
"Apa yang kau ketahui? kau harus tahu untuk
mengerahkan Tong Bin Thay Hoat maka seseorang harus
mengerahkan tenaga dalam. kalau sampai kau turun tangan
kepadaku ketika aku sedang menggunakan ilmu tadi.
bagaimana jadinya ?"
Mengingat ucapan itu tepat juga , siperempuan
berkerudung menurut dan segera mengundurkan diri lima
tombak kebelakang.
"lbu. . . ." bisik Lam-kong Pak dengan ilmu
menyampaikan suara. "Bagaimaaa kalau kita rampas kedua
sosok manusia tembaga itu dikala mereka tidak menduga ?"
"Turun tangan merampas kedua sosok manusia tembaga
itu belum tentu mendatangkan hasil yang memuaskan,
karena kedua orang gembong iblis ini agaknya berada
dalam keadaan siap siaga. lagi pula meski berhasil kita
rampas. harus punya ilmu Tong Bin Hu Goan Thay Hoat
baru bisa sembuhkan mereka berdua, aku lihat lebih baik
biarkan saja ia menjajal. kalau manjur kita baru bekerja
mengikuti situasi waktu itu."
Dalam pada itu Liok Mao Pangcu membuat sebuah
lubang kecil diatas lapisan tembaga tersebut, dan lubang
kecil tadi letaknya tepat diatas jalan darah Tan Thian atau
pusar mulutnya ditempelkan diatas lubang tadi meniupnya
kencang2.
Seketika itu juga memancarlah keluar hawa panas yang
luar biasa dari balik kulit tembaga, ua pputih makin lama
semakin tebal sehingga akhirnya meliputi puluhan tombak
sekeliling tempat itu.
"Pak-jie" terdengar Sun Han Siang berbisik. "Menurut
dugaan ibumu, manusia tembaga ini tentulah ayahmu "
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Apakah tadi tidak kau dengar ucapan dari perempuan
berkerudung itu ? karena ia takut Liok Mao Pangcu turun
tangan keji maka ia pilih manusia tembaga itu agar ia coba.
hal ini menandakan kalau orang ini tidak terlalu penting,
hal ini menandakan kalau orang memakai akal untuk
menipu pihak lawannya. ia menduga Liok Mao Pangcu
tentu menjangka manusia tembaga ini adalah Siauw Yauw
Sianseng dan bukan ayahmu. tidak mungkin ia turun
tangan keji kepadanya."
"Mengapa ia begitu baik terhadap ayah?"
"Justru inilah sebabnya dia adalah seorang perempuan
yang tidak tahu malu"
Uap putih makin lama kian menebal, dari bagian Tan
Thian manusia tembaga itu mulai mengembun, air yang
menetes keluar dapat dibayangkan bagaimana tebal serta
panasnya uap air yang berkumpul dalam kulit tembaga itu.
Tiba2 Liok Mao Pangcu berhenti meniup kedalam
lubang kecil tadi, kemudian memayang bangun manusia
tembaga tersebut.
"cepat lihat" suara Sun Han siang kembali berbisik.
"Kemungkinan besar ia akan suruh manusia tembaga itu
berjalan maju beberapa langkah "
Saat inilah Lam kong Pak baru melihat bahwa diantara
beberapa tempat dari kulit tembaga tersebut berbentuk
persendian misalnya saja antara lekukan lutut serta paha,
bagian pinggang, bagian tangan semuanya ada lekukan
yang mempermudah gerakan-
"Untuk membuktikan bahwa ilmu dari pun pangcu
manjur, tentu saja harus kucobakan dihadapanmu " kembali
sang pangcu berkata
Belum selesai ia berkata, manusia tembaga itu sudah
mulai bergerak dan menunjukkan tanda2 gerakanpada
saat ini bukan saja Lam- kong Pak berdua dibikin
terharu. sekalipun perempuan berkerudung itupun ikut
gemetar keras.
"coba lihat, akan kusuruh dia maju beberapa langkah
kedepan " kata Liok Mao Pangcu. Habis bicara ia tabok
bagian kepala dari manusia tembaga itu.
begitu ditabok, manusia tembaga tersebut segera
menggerakkan kakinya maju kedepan setiap langkah
kakinya meninggalkan suara yang nyaring,
"lbu. sekarang juga kita rampas manusia tembaga itu "
seru Lam kong Pak.
Sun Han Siang pun menduga manusia tembaga ini
pastilah Hong Loei Khek siJagoan Angin Geledek Lam
kong Liuw adanya, apa lagi kesempatan baik sukar didapat.
maka ia siap2 turun tangan-
Mendadak. . . .
ditengah suasana tegang tersebut, Liok Mao Pangcu
tertawa seram.
"Perempuan rendah, kau sudah tertipu. manusia tembaga
yang pun pangcu inginkan bukan lain adalah manusia
tembaga ini " jengeknya.
Sementara ia masih berbicara, manusia tembaga tadi
sudah berjalan sejauh empat lima tombak dari kalangan,
bahkan masih meneruskan langkahnya maju kedepan-
Perempuan berkerudung itu sadar bahwa dirinya tertipu,
ia segera tertawa dinginpula.
"Heeee. . .heeee. . . .heeee. . . yang tertipu justru kau
sendiri, manusia tembaga inilah baru benar Hong Loei
Khek si jagoan angin Geledek Lam-kong Liuw. . . ."
Seraya bicara ia pura2 berlari kearah manusia tembaga
yang menggeletak diatas tanah namun mendadak dengan
suatu gerakan yang tak di-sangka2 ia berkelebat dan
menubruk kearah manusia tembaga yang sedang berjalan
kedepan itu.
"Bagaimana ?" bisik Sun Han siang setelah menyakslkan
kejadian tersebut.
"Dugaan ibumu itu tidak melesat bukan, kedua orang itu
sama2 bukan manusia sembarangan "
"lbu. kesempatan baik hanya berlangsung sejenak saja.
kalau terlambat kita akan menemui kegagalan ayoh cepat
kita rampas"
"Dua harimau saling berebut, salah satu pasti akan
terluka. lihat"
Sementara itu Liok Mao Pangcu yang ada didalam
kalangan telah tertawa seram, telapak tangannya berputar
kencang mengirim sebuah pukulan kearah tubuh
perempuan berkerudung tadi.
"Manusia rendah " jengeknya sinis. "Selama hidup
harapanmu tidak bakal tercapai "
"Bruuuk. . . ." Batuan rontok bagalkan hujan gerimis,
ditengah bentrokan yang menimbulkan suara keras itu
tubuh Liok Mao Pangcu bergoyang tiada hentinya
sedangkan perempuan berkeruduhg itu terdesak mundur
dua langkah kebelakang.
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Dewasa Silat Ngetop : Payung Sengkala 2 dan anda bisa menemukan artikel Cerita Dewasa Silat Ngetop : Payung Sengkala 2 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-dewasa-silat-ngetop-payung.html?m=0,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Dewasa Silat Ngetop : Payung Sengkala 2 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Dewasa Silat Ngetop : Payung Sengkala 2 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Dewasa Silat Ngetop : Payung Sengkala 2 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-dewasa-silat-ngetop-payung.html?m=0. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar