Cerita ABG SEksi : Si Pedang Tumpul 3

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Selasa, 07 Agustus 2012

Cerita ABG SEksi : Si Pedang Tumpul 3-Cerita ABG SEksi : Si Pedang Tumpul 3-Cerita ABG SEksi : Si Pedang Tumpul 3-Cerita ABG SEksi : Si Pedang Tumpul 3-Cerita ABG SEksi : Si Pedang Tumpul 3-Cerita ABG SEksi : Si Pedang Tumpul 3

“Aku mengerti, di kelompok Cianpwee, pesilat tangguh
sangat banyak dan mereka kebanyakan merampok barang
orang kaya untuk menolong orang miskin, yang paling kami
takuti adalah para pesilat tangguh seperti kalian tidak terlihat
kepala atau ekornya, kalau bertemu kami benar-benar angkat
tangan, Ho Cianpwee, bila Anda ingin membantu, kami benarbenar
merasa sangat berterima kasih!”
“Aku kira tidak akan jadi masalah, di golongan hitam kami
memang terpencar, tapi kami juga paling kompak, biasanya
kami akur maka kami tidak tertelan oleh perkumpulan lain dan
teman-teman kami juga lebih pengertian, bisa menjaga diri
sendiri tidak seperti perampok lain, orang beraneka ragam,
incaran kami adalah pejabat korup, lintah darat, dan orangorang
yang kaya secara tidak jujur, memang kami
menyandang nama perampok, tapi kami adalah orang-orang
yang menjaga keadilan kecuali marah dan mencari nama,
kami tidak pernah mencari masalah dengan perusahaan
perjalanan, kalau aku dan kedua hweesio bergabung dan
mengatakan perusahaan perjalanan Su-hai diurus oleh
keponakan kami, teman-teman tidak akan mengganggu
sekalipun diadu domba!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dia tertawa kepada Kie Tiang-lim berkata, “Kie Tayhiap, bila
perusahaan perjalanan Su-hai masih diurus oleh Anda, kami
tidak akan berani membantu, tapi Anda sudah menyerahkan
perusahaan perjalanan Su-hai kepada generasi muda, kami
yang lebih tua jadi wajib mendukung!”
“Lihiap begitu melindungi generasi muda, kami sangat
berterima kasih, hanya apakah akan membuatmu repot?”
Ho Gwat-nio menghela nafas, “Kami memang merasa
tindakan kami tidak memalukan, tapi kami tetap termasuk
golongan hitam, maka kami tidak merasa bangga, apalagi
kami harus bertahan sampai tua, tapi karena kami sudah
masuk golongan hitam kami dihina oleh orang-orang yang
menegakan keadilan, ingin berhenti dan cuci tangan pun sulit,
apalagi menjadi orang yang menegakan keadilan, semenjak
bertemu Kie Tayhiap di penginapan melihat kalian begitu baik
kepada kami, aku semakin merasa malu, sebaliknya kalau hari
itu kami menang, aku tidak akan bersikap baik kepada kalian,
ini adalah perbedaan antara lurus dan sesat, setelah kami
pergi, Liu Hwan dan Liu Kong kedua kakakku mengobrol
tentang kebaikan kalian, dalam hati kami merasa menyesal,
waktu itu kami sudah bertekat ingin berteman dengan kalian!”
Ciam Giok-beng berkata, “Kalau Ho Lihiap berkata seperti itu,
aku merasa malu, sebab saat itu kamilah yang mencari garagara
dulu dengan kalian!”
“Karena saat itu Pui Tayhiap sudah tahu gerak-gerik kami,
maka dia memberi isyarat dan kalian baru mencari gara-gara,
kami tidak menyalahkan kalian, malahan kami mendengar
langsung kata-kata Lan-tiang-siang-sat yang berbuat tidak
baik kepada kalian, Lan-tiang-siang-sat mempunyai nama
jelek, kami sudah tahu tapi kami memikirkan karena kami satu
golongan, mereka meminta tolong kepada kami, tapi kami
juga bukan dengan alasan ini membantu mereka!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku tahu, ini semua karena ingin mencari nama, bila bisa
mengalahkan Paman Kie dan Paman Ciam, nama kalian akan
terkenal di dunia persilatan!” kata Goan Hiong sambil tertawa.
“Aku mengakui semua itu benar, hanya saja kami memang
tidak tahu diri, kilauan beras mana mungkin bisa bersaing
dengan cahaya bulan dan bintang, itu benar-benar membuat
kami malu, tapi Lan-tiang-siang-sat terus menghina Kie
Tayhiap, mereka mengatakan kalau Kie Tayhiap mempunyai
ilmu yang sangat hebat tapi selalu menghina golongan hitam,
bila bertemu dengannya, pasti akan mati.”
“Dari mana datangnya cerita seperti ini? Di golongan hitam
aku juga mempunyai banyak teman, mereka bisa
membuktikan kalau aku orang seperti apa,” kata Kie Tiang-lim.
“Mendengar tidak lebih baik daripada melihat, apalagi
kenalan Tayhiap sudah banyak yang meninggal, yang tersisa
pun sudah banyak yang pensiun dan menyepi di hutan dan di
gunung, kata-kata menghina ini menyebar dengan cepat maka
golongan hitam selalu membenci Kie Tayhiap, tapi nama Kie
Tayhiap yang tersebar luas ada kebaikannya juga, paling
sedikit Kie Tayhiap selama beberapa puluh tahun berkelana di
dunia persilatan jarang ada yang berani mengganggu, kami
terpencar maka jarang ada kesempatan bertemu dengan
Tayhiap, walaupun bertemu karena orang kami sedikit kami
juga tidak berani berbuat macam-macam kepada Kie Tayhiap,
kali ini karena Lan-tiang-siang-sat sudah berencana dan
sebelumnya sudah mengundang banyak orang persilatan,
maka semua orang ingin membuat gara-gara pada Kie
Tayhiap, ada dua kelompok teman kami yang datang terlebih
dulu, tapi sebelum bertemu dengan Kie Tayhiap, mereka
sudah mengalami berbagai macam masalah dan akhirnya
mereka kembali ke tempat asalnya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Itu karena Paman Pui!” kata Goan Hiong.
“Aku sudah dengar Pui Tayhiap mengatakan kedua
kelompok itu adalah angkatan muda, untung hanya diberi
peringatan, kelak begitu bertemu mereka, aku akan
menjelaskan kepada mereka, semenjak dinasihati oleh Kie
Tayhiap dan dimaafkan oleh kalian semua, aku merasa sangat
malu. Pada saat itu aku juga melihat Kie Tayhiap ternyata
sangat ramah, dibandingkan dengan kabar yang tersebar
sangat berbeda, maka aku sangat menyesal karena telah
dibohongi orang, tadinya aku ingin datang sendiri untuk minta
maaf, tapi aku sulit untuk mengucapkannya, untung di tengah
jalan aku bertemu dengan Pui tayhiap, hingga kami bisa
datang kemari!”
Kata Goan Hiong, “Semua karena jasaku, aku yang
meminta paman mengejar kalian bertiga, pertama untuk
menjelaskan persoalan sebenarnya, kedua untuk
mengenalkanmu kepada Paman Pui....”
Diam-diam Pui Ciauw-jin menendangnya, “Bocah, kau mau
bilang apa lagi?”
Ho Gwat-nio sedikit terkejut dan berkata, “Menurut Goanheng,
Pui Tayhiap adalah tabib yang sangat pandai, dia juga
bisa mengobati berbagai macam penyakit, saat Liu Kong pergi,
Goan-heng masih sempat mengatakan Pui Tayhiap bisa
mengobati bau badanku, maka dengan malu-malu aku minta
diobati, apakah ada yang salah?”
Goan Hiong tertawa, katanya, “Benar, aku mengenalkan
pasien untuk Paman Pui, karena khawatir Cianpwee malu,
maka aku menitipkan kabar ini kepada Liu Kong taysu, Paman
Pui adalah tabib yang baik, walaupun dia hanya teman, dia
tidak akan menolak bila ada yang meminta agar dia mau
mengobati orang sakit, ini adalah hal yang sebenarnya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengapa Paman menendangku? Apakah Ho Cianpwee tidak
membayar ongkos pengobatannya?”
Pui Ciauw-jin menghembuskan nafas, tapi juga melotot
kepadanya.
“Ho Cianpwee, Paman Pui sangat mahir ilmu pengobatan
tapi dia membuka harga terlalu tinggi, semakin ringan
penyakitnya harganya semakin tinggi, aku menduga Anda
pasti diperas olehnya hingga mengeluarkan uang banyak.”
“Setan kecil, apakah kau mau dihajar lagi?”
Tapi Ho Gwat-nio dengan serius berkata, “Bau badanku
jangankan orang lain, saat udara panas, aku sendiri pun tidak
tahan dengan baunya. Maka aku dijuluki rubah berekor 9,
begitu mendengar julukan ini aku sangat marah, sehingga
berbuat yang tidak pantas, banyak teman yang sudah kubuat
tidak tahan, aku juga mencari banyak tabib terkenal tapi tetap
tidak bisa sembuh, Pui tayhiap benar-benar tabib hebat,
sebungkus obatnya langsung manjur, aku benar-benar
berterima kasih kepadanya.”
“Apakah Paman Pui tidak membuka harga tinggi kepada
Anda?” tanya Goan Hiong.
“Tidak, aku juga malu menanyakannya!” jawab Ho Gwatnio.
“Celaka! Sebenarnya kau harus bertanya dulu sekarang dia
sudah membuka harga pasti sangat tinggi, dan seumur hidup
Anda tidak bisa melunasinya!” kata Goan Hiong.
Ho Gwat-nio tertawa, “Aku adalah perampok, tidak ada
hutang yang tidak bisa dibayar, berapa pun Pendekar Pui
membuka harga, aku akan mengambilnya dari orang lain,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
inilah alasannya mengapa aku sangat boros, dan yang rugi
adalah orang-orang itu!”
Kata Goan Jit-hong, “Ho Lihiap, jangan dengarkan kata-kata
anakku, ilmu pengobatan Adik Pui memang sangat tinggi, tapi
dia jarang mengobati orang lain, sepeser uang pun dia tidak
mau terima, aku dan dia sudah bersaudara selama puluhan
tahun, bila aku sakit pinggang atau sakit punggung pun belum
pernah dia mau mengobatiku, dia mau mengobati Anda, ini
adalah nasib baikmu!”
Pui Ciauw-jin segera berteriak, “Toako, jangan menyalahkan
orang baik, aku hanya mengobati beberapa penyakit yang sulit
diobati oleh orang lain, kalau penyakit biasa aku kalah dengan
tabib biasa, aku tidak mau mengobatimu karena khawatir
penyakitmu makin berat!”
Ciam Giok-beng berkata, “Kata-kata ini sangat masuk akal,
satu tubuh tapi penyakit beribu-ribu, seorang tabib lihai pun
hanya bisa mengobati beberapa macam penyakit tidak
mungkin semua penyakit bisa diobati olehnya!”
Mereka terus mengobrol, akhirnya Goan Hiong berkata,
“Kita akan pergi dari sini, di sini sudah tidak ada apa-apa. Tapi
kukira masih ada mata-mata Biauw-eng, tidak baik buat Ho
Cianpwee!”
“Aku tidak takut, beda kuil dupa pun berbeda, Biauw-eng
adalah pemimpin golongan hitam di 6 propinsi, dan kami
adalah orang golongan hitam yang hanya lewat, aku yakin
Biauw-eng ingin memperluas pengaruhnya menjadi pemimpin
6 propinsi, tapi dia masih belum berani mencari gara-gara
dengan kami, apalagi sekarang dia sedang mengincar emas
milik keluarga Yu untuk biaya membangun usahanya. Dia tidak
benar-benar ingin bersebrangan dengan perusahaan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
perjalanan, hari ini kalian telah membantunya, di dalam
hatinya dia pasti merasa berterima kasih!”
Dengan senang Kie Pi-sia berkata, “Berarti dia tidak akan
mengganggu kami lagi?”
“Belum tentu, hanya saja sekarang dia tidak mempunyai
rencana apa pun, tapi setelah semua orang golongan hitam
dikuasainya, demi membangun wibawanya di mata orang
golongan hitam, waktu itu incarannya adalah perusahaan
perjalanan!”
Kie Tiang-lim mengangguk, “Kata-kata Ho Lihiap sangat
masuk akal, hari ini Biauw-eng tiba-tiba mundur dengan cepat,
berarti tujuannya sudah tercapai, dan dia terburu-buru pulang,
maka dia tidak ingin bertarung menghabiskan tenaga, dan
masalahnya dengan perusahaan perjalanan menjadi tidak
jelas, itu karena dia akan membuat rencana lain di kemudian
hari, perempuan itu sangat pintar, ilmu silatnya pun sangat
tinggi, dia adalah orang yang sangat berbahaya, dia lebih
pintar dari suaminya yang telah meninggal!”
“Bagaimana cara kita menghadapinya?” tanya Kie Pi-sia.
Kie Tiang-lim menghela nafas, “Kita adalah orang yang
menegakan keadilan dan kebenaran, kita tidak bisa
membunuh semua orang terpaksa selangkah demi selangkah
maju ke depan!”
Kie Pi-sia, Goan Hiong, dan sekelompok anak muda mulai
merasa tanggung jawab mereka semakin berat.
Terakhir Pui Ciauw-jin berkata, “Kalian tidak perlu cemas,
aku dan Gwat-nio serta dua hweesio sudah menjalin
persahabatan, mereka akan membantu kita, bila terjadi
sesuatu, mereka akan memberi kabar dulu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Benar, kami juga tidak ingin Biauw-eng mengua sai semua
golongan hitam, kalau dia bisa menyatukan golongan hitam di
darat dan air, tujuan berikutnya pasti kami yang berjalan
sendiri-sendiri, dan kami tidak ingin dikuasai oleh siapa pun.
Makanya dengan membantu kalian berarti membantu kami
sendiri juga, tapi aku kira dalam waktu 1-2 tahun ini tidak
akan terjadi apa-apa. Yang harus kalian perhatikan dan hatihati
adalah Lim Hud-kiam!”
“Apa yang terjadi pada orang itu?”
“Sepertinya dia tidak suka dengan Su-hai, aku pernah
bertanya pada dua gadis Yu, mereka menjawab bila Su-hai
tidak ditutup Lim Hud-kiam tidak akan tinggal diam,
sebenarnya orang itu ada permusuhan apa dengan kalian?”
“Kalau aku tahu sudah dari tadi aku sudah
mengatakannya!” kata Kie Tiang-lim.
Goan Jit-hong menjawab, “Marga Lim adalah keluarga yang
sukses di Su-chuan, mereka tinggal di kota Ceng-seng, ilmu
pedang mereka sangat terkemuka, tapi mereka belum pernah
berkelana di dunia persilatan, aku tidak mengerti ada
permusuhan apa dia dengan Kie Toako?”
“Benar, tapi kalau dibilang dia dendam kepada kami, dia
selalu membantu kami tapi juga bersebrangan dengan kami,
aku tidak tahu apa yang dia pikirkan!”
“Melihat dia berusaha keras membuat kita berhenti
membuka perusahaan perjalanan, sangat mirip dengan tujuan
Lok Ji-sute, tapi aku tidak melihat dia ada hubungan dengan
Lok Ji-sute, bila ada kesempatan aku akan mencari dia untuk
berkata-kata!” kata Ciam Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Liu Kong taysu dan Liu Hwan taysu pernah bertemu
dengannya, bila bertemu dengan kedua hweesio itu kita bisa
tanyakan kepada mereka,” kata Pui Ciauw-jin.
“Dengan cara apa kedua guru itu memancing Lim Hudkiam?”
tanya Goan Hiong.
“Dengan nama Gwat-nio, mengajak dia bertemu di suatu
tempat rahasia dan mengatakan ingin membalas dendam
karena telah dihina di rumah makan itu, tapi Gwat-nio jangan
pergi ke sana, wakili oleh kedua taysu itu, tujuannya
memancing dia!”
“Dengan ilmu silat kedua taysu itu mungkin tidak akan bisa
menariknya!” kata Kie Tiang-lim.
Kata Pui Ciauw-jin, “Salah paham kita dan Gwat-nio sudah
hilang, jadi di antara kita tidak ada permusuhan lagi, kedua
taysu itu tidak akan bertarung dengannya, hanya
memancingnya keluar, supaya dua gadis Yu itu bisa pergi, aku
sudah meminta dua hweesio itu untuk bertanya kepada Lim
Hud-kiam sebenarnya di antara kalian ada perselisihan apa,
aku harap kedua taysu ini bisa membawa kabar saat pulang
nanti!”
“Harapannya sangat kecil, kalau dia mau mengatakannya
dia sudah mengatakan dari awal, tapi bertanya pun tidak ada
salahnya, Pui Toako berjanji bertemu dimana dengan kedua
taysu itu? Mungkin mereka sekarang sudah selesai
pertemuannya,” kata Ciam Giok-beng.
“Kedua taysu ini banyak mengenal orang dari bagian air,
jadi mereka tidak akan muncul di sini, tapi kami sudah berjanji
bila sudah selesai akan bertemu dengan kalian di penginapan,”
kata Pui Ciauw-jin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau begitu lebih baik kita cepat pulang, jangan membuat
kedua guru itu lama menunggu kita,” jawab Kie Tiang-lim.
Mereka kembali ke penginapan dan bertanya kepada kasir,
ternyata memang ada seorang pemuda dan dua hweesio yang
satu gemuk dan yang satu kurus datang menginap, mereka
memesan masing-masing sebuah kamar yang bersebelahan.
Mereka juga memesan nasi, sayur, dan arak untuk diantar ke
kamar, sekarang mereka sedang makan dan belum selesai.
“Orang itu pasti Lim Hud-kiam, dia masih ada di sini, cepat
kita ajak dia mengobrol,” kata Ciam Giok-beng.
Begitu tiba di depan pintu kamar, He Gwat-nio yang masuk
lebih dulu, dia membuka pintu, terlihat wajahnya menjadi
merah dan dia segera keluar, Kie Tiang-lim masuk ke kamar,
dan dia pun terpaku!
Ternyata Liu Kong dan Liu Hwan diikat dengan tubuh
telanjang bulat, mulut mereka disumpal dengan 2 paha ayam.
Di meja masih terhidang 3 macam sayur, sepiring ikan yang
masih utuh, sepiring daging, dan sepiring ayan yang sudah
ditarik pahanya, masih ada 3 pasang sumpit.
Tiga cangkir arak berada di 3 posisi yang berbeda, 3 dupa
sudah dinyalakan, kedua hweesio itu telanjang seperti babi
atau kambing untuk sembahyang.
Kedua mata Liu Kong dan Liu Hwan melotot, mereka tidak
bisa bergerak, sepintas terlihat kalau mereka sudah ditotok.
Kie Tiang-lim segera membuka totokannya.
Hweesio gemuk Liu Kong menarik paha ayam yang
menyumpal mulutnya dia berteriak, “Lim Hud-kiam benarbenar
kurang ajar, kalau bertemu lagi dengannya, aku akan
menguliti dan menarik uratnya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Tiang-lim memberi baju kepada mereka berdua dan
berpesan, “Pakai bajunya dulu, baru kita mengobrol.”
Buru-buru mereka memakai baju, sehelai kertas terjatuh,
Goan Hiong mengambilnya untuk dilihat, di kertas itu tertulis:
Mencelakai orang adalah prilaku yang tidak terpuji, harus
dihukum menjadi kambing atau babi untuk dijadikan sesaji,
kelak harus membaca bacaan agama Budha, kosong adalah
kosong.
Semua orang sudah masuk, Ho Gwat-nio menyobek surat
itu dan bertanya, “Suheng, apa yang terjadi?”
Dengan malu Liu Hwan menundukkan kepala dan
menjawab, “Gwat-nio, kita benar-benar kalah, bagaimana
denganmu? Apakah sudah selesai?”
“Sudah beres dan banyak hal yang terjadi di luar dugaan,
sewaktu keadaan sedang gawat Yu Bwee-nio melepaskan dua
paku beracun untuk membunuh Yu Ji-tong, dengan begitu dia
telah menolong Kie Tiang-lim, Yu Liong dan Yu Houw sudah
tahu rencana busuk pamannya, mereka melepaskan niat
membalas dendam, Biauw-eng tidak bertarung lagi malah
mundur!” kata Ho Gwat-nio.
“Sudahlah, walaupun kita dihina oleh Lim Hud-kiam tapi kita
tidak gagal total!” kata Liu Hwan.
“Mengapa bisa terjadi seperti itu kepada kalian?” tanya Ho
Gwat-nio.
“Kami bertemu dengan Lim Hud-kiam dan menjelaskan
serta menerangkan kalau kami bukan mencari dia untuk
membalas dendam, dan kami berniat berteman dengannya,
dia sepertinya sangat senang tapi dia tidak tenang karena
memikirkan pertarungan di tepi sungai dan ingin melihat ke
sana, kami takut dia akan pergi ke sana dan mengganggu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
rencana kita, maka kami menariknya datang kemari dan
menjamin tidak terjadi apa-apa pada Kie Tayhiap!” kata Liu
Kong.
“Apakah dia percaya?” tanya Ho Gwat-nio.
“Dia tidak percaya, setelah sampai di sini kami baru
memberitahu bagaimana cara kita menolong Kie Tayhiap,
maka dia pun mengikuti kami kemari, supaya bisa mengulur
waktu kami memesan sayur dan arak, tapi dia terus bertanya
terpaksa aku memberitahu rencana Biauw-eng dan rencana
kita kepadanya!”
“Apakah kau memberitahu dua bersaudara Yu juga pergi ke
sana?” tanya Ho Gwat-nio.
“Kami tidak bisa berbohong karena dia bertanya dengan
sangat detil!” jawab Liu Kong.
“Bagaimana reaksinya setelah dia tahu?” tanya Ho Gwatnio.
“Dia marah besar, aku memberitahu rencana Biauw-eng
sangat kejam, hanya dua bersaudara Yu yang mempunyai
dendam langsung baru bisa membantu, setelah itu dia diam
tidak bersuara, akhirnya dia berkata kalau itu adalah satusatunya
cara yang bisa mengatasi bahaya ini, kami melihat
sepertinya dia setuju, tapi tidak disangka sewaktu dia
memberikan arak kepada kami, tiba-tiba dia menotok kami
dan memarahi kami, mengatakan kami telah yang membuat
dua gadis Yu jadi tidak punya perasaan, dan membuat kami
berdua menjadi seperti tadi!” kata Liu Kong.
Kie Pi-sia marah dan berkata, “Membunuh ayah dan
memperkosa ibu, dendam ini harus dibalas, dengan alasan apa
dia melarang orang lain membalas dendam? Mengapa dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengatakan telah membuat dua bersaudara Yu jadi tidak
berperasaan?”
Kie Tiang-lim menghela nafas, “Yu Ji-tong memang pantas
mati, tapi kepada dua gadis itu dia memang memiliki budi
karena telah membesarkan mereka!”
“Dia mengatakan ilmu kedua gadis itu diajari oleh Yu Jitong,
hati menyimpan dendam boleh ada, tapi dengan ilmu Yu
Ji-tong membalas kepada Yu Ji-tong itu perbuatan yang tidak
bisa dimaafkan, dia melarang kedua gadis itu membalas
dendam, semua karena alasan ini, maka tidak bisa dikatakan
kalau kata-kata Lim Hud-kiam salah,” kata Liu Kong.
Kie Tiang-lim menarik nafas lagi, “Pemuda itu sangat tahu
dan mengerti peraturan, kadang-kadang membuatku merasa
malu, apalagi telah membuat kalian berdua menjadi seperti
ini!”
Liu Kong tertawa kecut, “Kemarin ini kami telah bertindak
tidak sopan pada Kie Tayhiap, sekarang kami hanya bisa
memberikan sedikit bantuan, kami jadi seperti ini memang
pantas kami dapatkan, memang kami berdua dari golongan
hitam tapi kami tidak melakukan kejahatan, apa alasan dia
memperlakukan kami seperti itu!”
“Apa yang membuat dia marah?” tanya Ho Gwat-nio sambil
tertawa.
“Katanya, dami mengikuti Kie Tayhiap kami lupa pada
kebenaran dan membuat kedua gadis itu melakukan hal yang
tidak benar!”
Dengan perasaan menyesal Pui Ciauw-jin berkata, “Semua
adalah ideku, hingga membuat kalian berdua tersiksa!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku tidak mengakui tentang hal ini, kami melakukan ini
bukan karena ingin menjilat Kie Tayhiap, Yu Ta-tong adalah
orang yang jahat, dia pantas mati, Kie Tayhiap membunuh dia
untuk menegakan keadilan dan kebenaran, kami membantu
Kie Tayhiap adalah demi kebenaran, bukan karena ingin
menjilat, kalau Biauw-eng tidak mengatakan bahwa kalau
orang yang tidak berhubungan langsung tidak diijinkan
membantu, kami tidak perlu memanggil kedua gadis Yu itu,
kami sendiri bisa turun tangan!”
“Mengapa kedua taysu tidak berterus terang kepada Lim
Hud-kiam?” tanya Goan Hiong.
Liu Hwan tertawa kecut, “Saat kami baru akan berbicara,
mulut kami sudah disumpal dengan paha ayam, maka kami
sulit bicara!”
“Pemuda itu tidak jahat, hanya terlalu fanatik, dia kukuh
menjaga prinsipnya!” kata Ciam Giok-beng.
“Tapi prinsipnya juga tidak salah/' kata Kie Tiang-lim.
“Sute, apakah kau berdiri di pihaknya lagi?” Dengan penuh
perasaan Kie Tiang-lim menjawab, “Dari dulu orang selalu
mencari nama dan keuntungam, kita berada di dunia
persilatan kita juga merasa kalau diri kita bersih, tidak suka
nama atau uang, sebenarnya kita tidak bisa keluar dari
lingkaran ini, apalagi bagi yang membuka perusahaan
perjalanan!”
Goan Hiong berkata, “Paman Kie, aku tidak setuju dengan
pendapat ini, nama dan keuntungan bukan tidak boleh
didapat, tapi didapat dengan tidak melanggar peraturan, kita
belajar ilmu silat bukan untuk main-main, tapi setelah belajar
ada tempat untuk dipraktekkan, membuka perusahaan
perjalanan adalah satu-satunya cara yang benar, orang harus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
makan, petani menanam padi, buruh belajar keahlian, dan kita
yang belajar ilmu silat mencari makan dengan cara ini, semua
ini adalah cara yang lurus, apa salahnya?”
“Seperti kau dan aku, sekarang belum butuh mencari
makan dengan cara seperti itu,” kata Kie Tiang-lim.
“Semua orang persilatan bukan orang kaya, seperti Suteku,
mereka kebanyakan putra dari buruh bercocok tanam, kalau
tidak mencari makan, bukankah mereka sudah berjalan di
jalan sesat?”
Kata Goan Jit-hong, “Lim Hud-kiam lahir di keluarga kaya,
dia bisa berteriak ini dan itu, tapi ada orang yang tidak bisa,
kecuali ilmu silat mereka tidak mempunyai keahlian apa-apa,
selain bekerja di perusahaan perjalanan, atau jadi perampok,
apa yang bisa mereka lakukan? Aku ingin anak muda keluar
dan bekerja di perusahaan perjalanan semua itu supaya
mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang cocok, kalau hanya
mengandalkan sedikit sawah yang diwariskan dari nenek
moyang, mana cukup untuk mereka hidup?”
“Itu memang benar, Kie Sute, aku ingin mengatakan
sesuatu yang tidak enak didengar olehmu, saat kau masih
muda, kau tidak punya rumah atau sawah, sekarang harta dan
rumah semua kau dapatkan dari hasil membuka perusahaan
perjalanan, kalau guru tidak menyuruhmu membuka
perusahaan perjalanan untuk mencari makan, aku kira aku
juga akan kelaparan, guru mengajari kita ilmu silat tapi tidak
mewariskan harta apa pun, kalau bukan karena setiap tahun
kau memberiku uang, entah apa yang bisa kulakukan?”
Ho Gwat-nio ikut berkata, “Kata-kata Ciam Tayhiap benar,
mengapa kami bisa masuk golongan hitam, semua untuk
mempertahankan hidup, siapa yang mengatakan kami
mengambil harta yang tidak bersih? Merampok orang kaya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dan memberikan kepada orang miskin, kita sendiri pun bisa
mendapatkannya, sekarang kami sudah tidak perlu khawatir
lagi karena hasil rampokannya ada sedikit yang ditabung,
menurutku membuka perusahaan perjalanan adalah satusatunya
cara untuk bertahan hidup!”
Kie Tiang-lim masih mengeluh, “Aku tahu tapi begitu
membuka perusahaan perjalanan usaha yang datang tidak
bisa ditolak, kalau orang yang korupsi menitipkan harta
mereka kepada kami, apakah akan bertentangan dengan hati
nurani kita?”
“Kita tidak bisa berbuat apa-apa, paling baik
menghindarinya, kalau tidak bisa kita tetap harus bertanggung
jawab, orang yang korupsi mereka mengumpulkan harta
mereka selama puluhan tahun begitu dirampas oleh perampok
bukankah akan lebih kasihan lagi? sehingga kami membuka
perusahaan perjalanan seperti untuk melindungi orang-orang
seperti ini.”
“Lim Hud-kiam melarang kita membuka perusahaan
perjalanan hanya untuk alasan pribadi, mengapa di dunia ini
begitu banyak perusahaan perjalanan tapi dia hanya mencari
gara-gara dengan kita? Berarti alasannya tidak masuk akal,
kita tidak akan tunduk kepadanya!” kata Souw Thian-sia.
Liu Hwan marah dan berkata, “Bocah itu sudah dua kali
mempermainkan kita, kita tidak akan memaafkan dia, bila dia
mencari gara-gara lagi dengan perusahaan perjalanan, kami
akan membantu!”
Goan Hiong berkata, “Dua taysu bukan hanya membatnu
kami menghadapi Lim Hud-kiam, kelak masih akan banyak
masalah yang akan kami minta kalian membantunya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Perusahaan perjalanan kalian sudah sangat berwibawa
sejak dulu, apalagi sekarang sudah tambah banyak tenaga
baru, siapa yang berani mencari masalah dengan kalian? Tuan
terlalu sungkan!”
Goan Hiong baru ingin menceritakan apa yang dikatakan
Biauw-eng tadi, Ho Gwat-nio berkata, “Toako berdua,
memang Biauw-eng serakah dan dia ingin menguasai
golongan hitam, kelak dia pasti akan membasmi kita, maka itu
aku ingin menggunakan pertentangannya dengan perusahaan
perjalanan untuk menghalangi perkembangannya, apakah
Toako berdua setuju?”
Liu Hwan tampak berpikir sebentar dan berkata, “Kita
memang tidak termasuk perkumpulan mana pun, tapi kita
tetap berada di dunia persilatan, kalau mendukung
perusahaan perjalanan Su-hai secara terang-terangan, rasanya
itu tidak mungkin.”
“Kami tidak ingin kalian mendukung kami secara terangterangan,
hanya berharap kalian bisa diam-diam memberi
kabar kepada kami, supaya kami tidak masuk ke dalam
perangkap mereka!” kata Goan Hiong.
“Tidak jadi masalah, kami akan memberitahu teman-teman
dan mereka pasti akan membantu,” kata Liu Kong.
“Sebenarnya golongan hitam ada perkumpulan, tapi kami
tidak mempunyai perkumpulan, aku adalah seorang
perempuan yang jarang bergaul, tapi kedua Toakoku
hubungan mereka sangat luas, setelah ada mereka yang
membantu, kalian tidak perlu takut lagi!” kata Ho Gwat-nio.
“Kalau begitu kami merasa sangat berterima kasih!” kata
Goan Hiong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia ikut berterima kasih, kata Liu Hwan, “Semua tidak
perlu sungkan, bila Lim Hud-kiam tertangkap, tolong serahkan
dia kepada kami!”
Kie Tiang-lim merasa keberatan, tapi Kie Pi-sia menjawab,
“Tidak masalah, dia adalah musuh kita bersama, asalkan kami
bisa menangkap dia, kami pasti akan menyerahkannya kepada
kalian.”
“Aku ingin membuka bajunya sampai dia telanjang bulat
dan menaruhnya di depan kuil, biar dia tahu bagaimana
rasanya telanjang bulat!” kata Liu Hwan gemas.
Melihat cara Liu Hwan membalas dendam hanya dengan
cara itu, Kie Tiang-lim segera tertawa dan berkata, “Cara
kalian membalas sangat adil, memang anak itu keterlaluan!”
Kata Goan Hiong, “Kalian harus hati-hati kalau mencari kuil,
kuilnya harus kuil hweesio, jangan kuil nikoh, kalau tidak yang
lari adalah para nikoh itu!”
Semua tertawa mendengar lelucon ini, sambil mengingat
saat kedua hweesio ini ditelanjangi dan mulutnya disumpal
dengan paha ayam.
Dengan cepat Goan Hiong minta maaf, “Aku mengatakan
apa yang kuingat, tapi bukan maksudku mentertawakan Locianpwee!”
Wajah Liu Hwan menjadi merah, katanya, “Tidak apa, tapi
aku benar-benar kagum dengan kepandaian bocah itu, setiap
kali menyerang kami, pasti bisa membuat kami tidak bisa
melawan, kalau benar-benar ingin membalas kepadanya,
sepetinya kalian harus membantu kami!”
Karena takut Goan Hiong bersikap terlalu sombong dan
takut mereka akan curiga, maka Kie Tiang-lim segera
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menjawab, “Tidak masalah, orang itu terlalu sombong,
beberapa kali aku juga dikalahkan olehnya, selama
perusahaan perjalanan Su-hai berdiri, aku belum pernah
gagal, satu-satunya aku kekalahanku adalah dikalahkan
olehnya, kalau dia tidak dihukum, wajahmu mau ditaruh di
mana?”
Liu Kong dan Liu Hwan memang marah tapi setelah
mendengar perkataan Kie Tiang-lim, kemarahan mereka pun
surut, sebab nama Kie Tiang-lim lebih tersohor dibandingkan
nama mereka, tapi dia pun sempat kalah oleh Lim Hud-kiam,
apalagi mereka.
Tapi Liu Hwan tetap tidak percaya dan berkata, “Bagaimana
Kie Tayhiap bisa kalah di tangannya?”
Demi menghibur dan mempererat tali sahabat dengan
mereka, Kie Tiang-lim menceritakan kejadian sewaktu mereka
mengantarkan barang Thio Yan-to.
Liu Hwan kemudia berkata, “Kami juga pernah mendengar
Thio Yan-to sangat kaya, dulu kami juga berencana akan
merampoknya begitu kalian telah mengantarkannya sampai di
tempat. Tapi setelah tiba di Seng-touw, kami baru mendengar
kalau dia telah menyumbangkan uangnya untuk fakir miskin,
kami merasa aneh, orang sepelit itu mau menyumbangkan
uangnya ternyata terjadi sesuatu di balik semua itu!”
“Ternyata kalian berdua datang kemari demi orang tua she
Thio!” kata Goan Hiong.
Liu Hwan menjawab jujur, “Betul, kalau tidak mendukung
Lan-tiang-siang-sat, belum tentu kami akan datang ke sini!”
Salah paham sudah jelas, semua orang tampak sangat
akur, sekali lagi mereka memesan sayur dan arak dan dibagi
ke beberapa meja, mereka makan dan minum dengan senang,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ho Gwat-nio dan kedua hweesio itu sangat bersahabat dengan
orang persilatan golongan lurus, apalagi Kie Tiang-lim dan
Ciam Giok-beng sangat tersohor, bisa mengobrol, makan dan
minum bersama mereka, sepertinya level mereka pun jadi
naik!
Ciam Giok-beng dan Kie Tiang-lim tahu sekarang anak
muda yang menguasai perusahaan perjalanan, bila ada
beberapa orang yang memiliki kedudukan penting di golongan
hitam mendukung mereka, tentu bisa mengurangi banyak
kerepotan, apalagi ketiga orang itu di dunia persilatan
golongan hitam mempunyai hati menegakan keadilan dan
kebenaran walaupun mereka sedikit sadis, tapi untuk
menghukum orang jahat bukan masalah!
Obrolan mereka tentang Lim Hud-kiam yang paling banyak
dikemukakan. Karena kedua hweesio itu dan Ho Gwat-nio
sama-sama dirugikan, maka hal apa pun tentang dia, mereka
bicarakan dengan sangat jelas.
Tapi mereka tidak mendapatkan banyak tahu tentang Lim
Hud-kiam, Goan Jit-hong hanya tahu kalau dia lahir di kota
Ceng-seng tapi dia menganggap ilmu pedangnya bukan
warisan dari ayahnya.
Sewaktu dia bertarung dengan Souw Thian-sia di rumah
makan, pertama kali saat dia berkecimpung di dunia
persilatan, karena belum pernah mendengar nama orang ini
dia lebih tidak tahu dari mana asalnya.
Tapi setelah beberapa kali bertemu, generasi tua lebih
menganggap kalau pemuda itu lincah, pintar, dan berilmu silat
tinggi, dia adalah orang paling berbakat di antara para pesilat
muda.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia dan Goan Hiong tidak terima pendapat ini, tapi
mereka tidak mengungkapkannya, karena Souw Thian-sia
benar-benar kalah di tangannya, kalau mereka membantah,
akan membuat Souw Thian-sia merasa malu. Untuk Ho Gwatnio
dan kedua hweesio itu juga bukan hal yang baik karena
mereka benar-benar tidak bisa mengalahkan Lim Hud-kiam.
Setelah istirahat semalam, perusahaan perjalanan Su-hai
kembali ke Kim-leng, demi merapatkan Ho Gwat-nio dengan
Pui Ciauw-jin, Goan Hiong mengajak mereka berjalan
bersama.
Tentu saja Pui Ciauw-jin sangat setuju, Ho Gwat-nio pun
setuju, kedua hweesio mendengar setelah sampai di Kim-leng,
Ciam Giok-beng akan mendirikan Kian-kun-kiam-pai, dia tahu
pasti akan banyak orang terkenal dunia persilatan yang datang
berkunjung. Bila mereka menjadi tamu terhormat di sana,
otomatis akan mengangkat kedudukan mereka tapi mereka
juga malu.
Goan Hiong membantu mereka mencari alasan yang bagus,
“Lim Hud-kiam sering berada di tempat yang tidak tentu,
kalian berdua ingin mencarinya untuk membalas dendam, cara
yang paling tepat adalah sering kontak dengan Su-hai karena
Lim Hud-kiam selalu mengawasi gerak-gerik Su-hai, tanpa
diundang pun dia akan datang sendiri.”
Dengan alasan ini, kedua hweesio itu akhirnya setuju
mereka ikut sampai ke Kim-leng, In Tiong-ho membawa dua
keponakannnya juga telah tiba di Kimleng. Masih ada Pui
Thian-hoa, Bu Ta-kuang, Thio Yan-to dan putranya.
Karena terus didesak banyak orang, akhirnya Ciam Giokbeng
mendirikan Kian-kun-kiam-pai, perusahaan perjalanan
Su-hai pun bisa melebarkan sayapnya. Mereka membuka
cabang di Hang-ciu, Lok-yang, dan Kim-to, selama 2 bulan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
terjadi hal besar yang cukup menggegerkan dunia persilatan,
tapi Lim Hud-kiam yang membuat orang khawatir malah tidak
muncul.
Ooo)w*z(ooO
BAB 14 Awan terbuka dan bulan terlihat
Pusat Kian-kun-kiam-pai berada di perusahaan perjalanan
Su-hai, Kian-kun-it-kiam Siau Pek adalah Couwsu pertama,
Ciam Giok-beng orang yang mendirikan perkumpulan ini tapi
dia ketua generasi kedua Kian-kun-kiam-pay, Souw Thian-sia
paling lama berada di sana, berarti dia adalah murid generasi
ke-3 yang tertua, kemudian Kie Pi-sia, Goan Hiong yang
ketiga, Goan Jit-hong dan Pui Ciauw-jin memilih Pui Thianhoa,
Leng Chu-seng, Seng Cung, Ouwyang Ping menjadi murid
Ciam Giok-beng, ditambah 2 keponakan In Tiong-ho, In Tiongling
dan In Tiong-ki dan putrinya In Tiong-ceng, semua murid
berjumlah 10 orang.
Murid-murid Goan Jit-hong sebagian dibawa oleh pengurus
Su-hai untuk bekerja di tiga tempat, To-seng, Bu Ta-kuang
bertanggung jawab di Kim-to, Ki-seng, Lim Piauw-leng
bertugas di Hang-ciu, Pian-seng, Oh Yan-cauw di Lok-yang,
Thio Yan-to dan putranya mengikuti Bu Ta-kuang ke ibu kota,
karena dengan posisinya sebagai mantan pejabat dia
mempunyai hubungan dengan orang-orang pemerintah, jadi
mencari usaha lebih mudah sehingga usaha mereka terus
berkembang!
Pergaulan Thio Yan-to sangat luas untuk mencari peluang
usaha lebih mudah, gara-gara di Su-hai didirikan Kian-kunkiam-
pai, maka perusahaan perjalanan ini menjadi sangat
berwibawa, juga karena ada 2 hweesio, yaitu Liu Kong dan Liu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Hwan dua pesilat tangguh dari golongan hitam, semenjak
mereka menjadi tamu terhormat saat diadakan rapat akbar
untuk mengumumkan berdirinya Kian-kun-kiam-pai, mereka
merasa bangga, maka orang-orang yang bertemu selalu saling
memberitahu.
Posisi mereka berdua di golongan hitam sangat tinggi,
semenjak orang-orang tahu mereka berhubungan erat dengan
Su-hai, sedikit banyak memberi dukungan, maka bila pengurus
Su-hai mempunyai tawaran kecil untuk jarak dekat, tidak perlu
harus diantar oleh pengurus terkenal tapi tugas tetap bisa
dibereskan dengan aman!
Usaha Su-hai dalam keadaan seperti itu semakin
berkembang hanya dalam waktu beberapa bulan mereka
berhasil mendapatkan hasil sangat banyak dan sukses!
Berarti barang yang dibawa Su-hai tidak pernah gagal, apa
lagi keuangan Su-hai sangat kuat, walaupun terjadi 1-2 kali
kehilangan barang tapi Su-hai selalu menggantinya dengan
penuh, kemudian baru menyuruh orang untuk mencari barang
yang hilang, pengurus Su-hai banyak dari keluarga Goan, dan
mereka berilmu tinggi dan sangat berani, apa lagi melalui
kedua hweesio itu mereka bisa mendapatkan kabar, mereka
tidak perlu harus memberi kabar ke pusat, mereka bisa
membereskannya sendiri.
Yang paling senggang adalah di pusat perusahaan Su-hai,
ketua dan wakil ketua sibuk berlatih ilmu pedang, mereka
sama sekali tidak menerima tawaran, di 6 propinsi bagian
selatan karena masalah dengan Biauw-eng belum selesai dan
mereka juga kekurangan orang, bila ada bisnis yang harus
melewati propinsi di sana, mereka sering mengalihkannya
kepada perusahaan perjalanan Kim-leng, yang dipegang dua
bersaudara Ma, karena Su-hai, mereka beberapa kali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mendapat tawaran besar, saat rapat akbar di Pa-tong, Biauweng
berjanji tidak akan mengganggu mereka.
Hubungan Pui Ciauw-jin dan Gwat-nio semakin akrab,
mereka dicomblangi oleh Goan Hiong, hubungan mereka
sudah berada di tahap persiapan menikah, Pui Thian-hoa
sangat menyukai ibu tirinya dan merasa puas dengan pilihan
ayahnya.
Hal yang menyenangkan sangat banyak, tapi masalah yang
kurang menyenangkan pun ada, ini adalah hubungan antara
Goan Hiong dan Kie Pi-sia, setiap hari mereka bersama-sama
berlatih ilmu pedang dan sering bergurau, tapi hubungan
mereka tidak ada kemajuan karena Kie Pi-sia tidak menaruh
hati kepada Goan Hiong.
Kie Tiang-lim tahu apa yang ada dalam hati Kie Pi-sia, Lim
Hud-kiam selalu ada di hati Kie Pi-sia, hal ini tidak bisa
diberitahukan kepada Goan Hiong, dia hanya mendukung
Goan Hiong supaya bisa lebih dekat dengan Kie Pi-sia....
Waktu sudah memasuki musim gugur, musim gugur selalu
membuat orang merasa sedih, ilmu pedang Tay-lok sudah
berhasil dikuasai oleh Goan Hiong dengan lancar, boleh
dikatakana kemampuannya setara dengan Kie Pi-sia, karena
Souw Thian-sia juga punya bakat, dia sudah lebih maju, selain
itu dia sering mewakili gurunya mengajar keponakan dan anak
In Tiong-ho berlatih dasar ilmu silat, waktunya sudah habis
setengahnya.
Hari ini kebetulan kedua hweesio datang, mereka
berkumpul di rumah makan untuk makan, sekalian
merencanakan pernikahan Ho Gwat-nio dan Pui Ciauw-jin.
Pui Ciauw-jin adalah tipe orang yang sangat merindukan
kampung halaman, dia ingin kembali ke kampung halamannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
di Su-chuan dan menikah di sana, sekalian menyembayangi
istrinya yang sudah meninggal, Ho Gwat-nio adalah
perempuan sangat pengertian, dia setuju dengan rencana Pui
Ciauw-jin, tapi teman-temannya tidak setuju karena mereka
sangat sibuk dan mereka ingin berkumpul beramai-ramai di
Kim-leng, mereka selalu menasehati mereka untuk membuat
pesta pernikahan di Kim-leng.
Sesudah berunding dan disetujui oleh kedua calon
mempelai, mereka mengambil waktu Tiong-ciu (15/8) saat
bulan bulat, pasangan pun akan menempuh hidup baru,
sekarang masih awal bulan 7, waktunya masih lama, mereka
bisa memberitahu saudara-saudara dan teman-teman!
Pergaulan Pui Ciauw-jin tidak luas maka temannya tidak begitu
banyak, sebaliknya Ho Gwat-nio mempunyai banyak teman,
begitu dia menikah lagi, tentu saja harus memberitahu temantemannya,
besok kedua hweesio bersiap-siap berangkat untuk
memberitahu teman-teman golongan hitam agar pada hari
Tiong-ciu mengumpul di Kim-leng untuk manghadiri pesta
pernikahan.
Untuk menambah keramaian, Kie Tiang-lim setuju menjadi
wali dari kedua belah pihak, dia akan mengundang temantemannya
untuk berpesta, ini adalah pesta untuk golongan
hitam dan putih, dan ini juga kesempatan untuk menjalin
hubungan baik antara kedua golongan.
Generasi muda yang ikut berencana hanya Souw Thian-sia,
Kie Pi-sia, Pui Thian-hoa, dan Goan Hiong mereka duduk di
satu meja, otomatis mereka hanya mendengar.
Di sebelah meja mereka ada beberapa pedagang kaya yang
berkumpul, mereka memanggil perempuan-perempuan untuk
menemani mereka minum arak, juga memanggil penyanyi
wanita untuk bernyanyi, salah satu penyanyi wanita terkenal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
adalah Hun Ki-hoa, kebetulan Hun Ki-hoa menyanyikan lagu
Kang-lam-ho.
Suara Hun Ki-hoa sangat merdu, diiringi musik indah dia
pun bernyanyi, “Semua orang mengatakan Kanglam sangat
baik, air Kanglam berwarna biru seperti langit, di perahu
mendengar suara air hujan....”
Souw Thian-sia dengan penuh perasaan berkata, “Empat
bulan yang lalu di sinilah pertama kali aku bertemu dengan
Lim Hud-kiam, karena lagu ini kami pun bentrok!”
Nyanyian Hun Ki-hoa masih terdengar.
Pedagang-pedagang kaya itu sama sekali tidak mendengar
isi lagunya, setelah selesai bernyanyi mereka bertepuk tangan
dan memuji nyanyiannya sangat bagus.
Kie Pi-sia sudah memanggil Hun Ki-hoa dan bertanya,
“Nona Hun, apakah ini perasaanku saja, di ujung kedua
kalimat sepertinya berbeda dengan kalimat yang dulu?”
Hun Ki-hoa tertawa, berkata, “Betul, aku sudah
mengubahnya!”
“Perubahannya jadi tidak menyambung dan tidak ada
artinya!” kata Kie Pi-sia.
“Lagu aslinya adalah 'sebelum tua jangan kembali ke
kampung halaman, sesudah kembali ke kampung halaman
akan merasa sedih' kedua kalimat ini membuat Lim Hud-kiam
marah, maka terjadilah keributan itu!” kata Souw Thian-hoa.
“Betul, hari itu Tuan souw juga berada di sana, karena dua
kalimat ini membuat seorang tuan muda marah, dia
mengeluarkan pedang dan golok membuatku terkejut,
semenjak itu bila aku menyanyikan lagu ini, di ujung lagunya
aku selalu mengubah kalimat itu,” jelas Hun Ki-hoa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia jadi marah, katanya, “Benar-benar kurang ajar,
menyanyi adalah kebebasan masing-masing, mengapa harus
dilarang? Nona Hun, nyanyikanlah lagi menurut lagu aslinya!”
Kie Tiang-lim berkata sambil tertawa, “Pi-sia, jangan
bergurau lagi!”
Kie Pi-sia dengan keras menjawab, “Aku ingin mendengar
lagu aslinya, Lim Hud-kiam tidak ada di sini, aku ingin
mendengar yang asli, apakah dia berani melarangku, Nona
Hun, bernyanyilah, apa yang akan terjadi nanti itu akan
menjadi tanggung jawabku!”
Kie Pi-sia adalah Ketua Su-hai, Hun Ki-hoa adalah seorang
penyanyi dia tidak berani membantah, terpaksa Hun Ki-hoa
menyanyi lagi.
Saat Hun Ki-hoa sedang menyanyikan bait 'belum sampai
tua jangan pulang kampung', tiba-tiba dia berhenti bernyanyi
dan terus batuk, kemudian dia tidak bisa bernyanyi lagi.
Semua orang terkejut, Kie Pi-sia bertanya, “Apa yang
terjadi, Nona Hun?”
Hun Ki-hoa membersihkan mulutnya dengan saputangan
lalu dengan ekspresi jijik dia berkata, “Seekor lalat masuk ke
mulutku dan menyelip ke leher, aku benar-benar minta
maaf....”
Kie Pi-sia agak tenang dan berkata, “Tidak apa-apa,
teruskanlah nyanyian ini.”
Pemusik mulai memainkan alat musiknya lagi, kata Kie Pisia,
“Tidak perlu dari awal, nyanyikanlah 2 kalimat terakhir,
aku senang mendengarnya.”
Baru saja mulut Hun Ki-hoa membuka, tiba-tiba dia
menutup mulutnya dengan saputangan lagi, lalu dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
memuntahkan lagi seekor lalat, hal ini membuatnya terkejut,
dengan suara gemetar dia berkata, “Nona, aku benar-benar
tidak berani bernyanyi lagi, lalat kedua masuk ke mulutku,
benar-benar aneh, aku yakin tuan muda itu datang lagi?”
Ciam Giok-beng merasa hal yang terjadi tadi tidak mungkin
begitu kebetulan!
Kie Pi-sia menjawab, “Tenanglah, tidak akan terjadi apaapa,
tuan muda itu sudah mati!”
Kie Tiang-lim terpaku, lalu berkata, “Pi-sia, dari mana kau
tahu kalau Lim Hud-kiam sudah mati?”
“Begitu lama dia tidak muncul, pasti dia sudah mati!” kata
Kie Pi-sia sambil tertawa dingin.
Tapi Hun Ki-hoa tidak ingin bernyanyi lagi, dia ketakutan
hingga tubuhnya gemetar.
Kie Pi-sia tahu pasti ada yang mengacaukan, mungkin ini
perbuatan Lim Hud-kiam tapi di sekeliling sana tidak ada sosok
orang itu, maka Kie Pi-sia tambah marah dan berkata, “Kalau
kau tidak mau menyanyi, aku yang menyanyi, musik mainkan
lagunya dari kalimat terakhir, aku ingin tahu, apakah akan ada
lalat lagi?”
Yang lain segera siap siaga.
Pemusik dengan tubuh gemetar mulai memainkan alat
musiknya, Kie Pi-sia mengikuti alunan musik bernyanyi,
“Sebelum tua jangan pulang ke kampung....”
Dia bernyanyi 2 kali tapi tidak terjadi apa-apa.
Dengan senang Kie Pi-sia berkata, “Ternyata lalat pun takut
mati, dia memilih orang lemah supaya lebih mudah dihina.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Suaranya sangat besar, sengaja berkata kepada orang yang
sedang bersembunyi, tapi tetap tidak teja di apa-apa.
Semua merasa aneh, tapi Ho Gwat-nio tertawa, “Tadi pasti
kebetulan, hingga kita semua jadi tegang, sudahlah, lebih baik
kita minum arak saja!”
Melihat tidak terjadi apa-apa, terpaksa Kie Pi-sia duduk
kembali.
Goan Hiong mengeluarkan uang untuk diberikan kepada
Nona Hun dan pemain musik, baru saja akan duduk untuk
minum, tidak lama kemudian datang seorang pelayan
perempuan berbaju hijau membawa sebaki uang perak, dia
berkata, “Uang ini adalah uang tip pemberi nona kami untuk
nona yang tadi menyanyi.”
Uang itu berjumlah sekitar 100 tail perak, pelayan itu
meletakkan uang dan segera akan berlalu dari sana.
Kie Pi-sia mendekatinya dan berteriak, “Orang kurang ajar,
jangan pergi!”
Dia adalah ketua perusahaan perjalanan Su-hai yang
terkenal tapi ada orang yang menganggap dia adalah
penyanyi wanita, tentu saja hal ini membuatnya marah, dia
menarik pelayan itu, pelayan itu memberontak dan berteriak,
“Apa maumu?”
“Siapa yang menyuruhmu mengantarkan uang ini?”
“Nona kami!”
“Nonamu berada di mana?
“Di loteng di tempat VIP.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan marah Kie Pi-sia menarik pelayan itu, sebelah
tangannya memegang pedang, “Ayo, bawa aku ke tempat
nonamu, kalau tidak, aku akan membunuhmu!”
Kie Pi-sia lari dengan cepat ke atas loteng, Goan Hiong
dengan cepat mengikutinya dari belakang, mereka sampai di
tempat VIP yang tertutup oleh tirai kain.
Tirai disibakkan dengan pedang, Kie Pi-sia berteriak, “Lim
Hud-kiam, kalau berani, keluarlah, jangan bersembunyi di
dalam!”
Tapi dia segera bengong, karena di sana hanya ada
seorang perempuan berwajah bulat, matanya seperti bintang,
dia sangat cantik, di sisinya berdiri seorang pelayan berbaju
hijau.
“Mana Lim Hud-kiam?”
Perempuan itu melihat Kie Pi-sia dan berkata, “Kau mencari
siapa?”
Pelayan yang ditarik Kie Pi-sia menjawab, “Nona, dia adalah
orang yang menyanyikan lagu itu!”
Perempuan itu tertawa, “Ternyata kau datang untuk
berterima kasih, hanya sedikit tip tidak perlu sungkan.”
Kie Pi-sia melihat di atas meja hanya ada satu mangkuk dan
sepasang sumpit, berarti perempuan itu datang sendiri, Kie Pisia
masih mengira dia salah masuk begitu mendengar katakata
perempuan itu dia marah lagi, “Apakah kau yang
menyuruh pelayan mengantarkan uang itu?”
“Betul, apakah masih kurang, tidak apa-apa, aku suka
suaramu, bernyanyilah sekali lagi, aku akan memberimu tip
lagi.”
“Kurang ajar, kau anggap aku ini siapa?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Penyanyi perempuan yang sering bernyanyi di rumah
makan ini, memangnya kau siapa?”
Kie Pi-sia hampir pingsan, Goan Hiong menghampiri mereka
dan berkata, “Nona, kau salah paham, dia adalah ketua
perusahaan perjalanan Su-hai, dia bukan penyanyi yang
bernyanyi di sini.”
“Ternyata begitu, tapi aku juga tidak salah, seorang
perempuan bernyanyi di depan banyak orang di rumah makan,
siapa yang akan tahu dirinya? Siau Ceng, ambil kembali uang
itu.”
Pelayan itu memberontak meloloskan diri dari cengkraman
Kie Pi-sia, perempuan itu berkata lagi, “Jangan ambil semua,
sisakan 10 tail perak untuk dia.”
Kie Pi-sia kembali marah dan berteriak, “Kau bilang apa?”
Dengan santai perempuan itu menjawab, “Lagu itu keluar
dari mulut seorang penyanyi rumah makan harganya bisa
mencapai ratusan tail perak, kalau keluar dari mulut ketua
perusahaan perjalanan, harga 10 tail perak terlalu banyak, aku
tidak mempunyai uang kecil, terpaksa aku memberi lebih
banyak, masa kau masih merasa itu tidak cukup?”
Karena marah tubuh Kie Pi-sia jadi gemetar, kalau bukan
karena perempuan itu terlihat seperti sangat lemah, Kie Pi-sia
akan menyerangnya dengan pedang.
Perempuan itu berkata lagi, “Kau harus berpikir, seorang
perempuan bekerja di perusahaan perjalanan, kau seharusnya
merasa malu, kau masih tidak tahu diri di rumah makan dan di
depan banyak orang, kau menyanyi, apakah pantas
mendapatkan 10 tail perak? Kalau tidak salah, perusahaan
perjalananmu sangat sepi? Maka kau harus bernyanyi di
rumah makan ini.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Goan Hiong tahu perempuan itu sedang mencari gara-gara,
tapi dia tetap dengan sabar bertanya, “Siapa nama dan she
Nona? Ada petunjuk apa yang bisa Anda berikan?”
“Kau pasti teman Lim Hud-kiam!” bentak Kie Pi-sia.
Perempuan itu tidak meladeni dia, dia berkata kepada Goan
Hiong, “Aku lihat kau sangat berpendidikan, tapi mengapa kau
tidak mengerti aturan? Di sini semua adalah perempuan, kau
adalah seorang laki-laki, mengapa kau ikut masuk kemari,
masih sempatsempatnya menanyakan she dan namaku?
Apakah di rumahmu kau tidak pernah diajari oleh orang
tuamu?”
Goan Hiong terpaku dan tidak bisa menjawab.
Kie Tiang-lim dan lain-lain ikut naik, Goan Jit-hong dengan
marah berkata, “Ini adalah putraku, Nona memarahi dia dan
mengatakan di rumah dia tidak diajari oleh orang tuanya,
berarti Nona juga marah kepadaku yang tidak bisa mendidik
anak.”
Perempuan itu tersenyum, katanya, “Pepatah berkata: bisa
melahirkan putra, tapi tidak bisa mendidik ini adalah salah
ayahnya, mengajar tidak dengan ketat, itu karena gurunya
malas, kalau kau tidak mencarikan dia guru, kau yang salah,
kalau dia punya guru, gurunya harus dihajar, pokoknya
putramu ini harus diajar dengan benar!”
Ciam Giok-beng tersenyum, “Kata-kata Nona benar sekali,
aku adalah gurunya, dia kurang sopan, berarti aku yang salah,
bagaimana kalau Nona yang mengajarinya?”
“Pergi! Pergi! Semua pergi, kalian yang tua yang muda,
perempuan dan laki-laki, tidak ada yang baik, hari masih
terang, sudah membawa pedang dan golok, lalu masuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ruangan orang lain, apakah kalian mau merampokku?” tanya
perempuan itu dengan marah.
Ho Gwat-nio melihat kesengajaan gadis itu, dia tertawa
dingin, tiba-tiba tangannya sudah terulur dan mencengkeram
pergelangan tangan gadis itu dia berkata, “Kau benar, sekali
memberi tip langsung 100 tail perak, berarti kau adalah orang
kaya, aku jadi ingin merampokmu.
Pergelangan gadis itu tercengkram, tapi dia membalik
tangannya dan mendorong, “Pergilah, rubah bau, jangan
mencakar-cakar orang, nanti tubuhku ikut bau.”
Ho Gwat-nio tahu dia akan memberontak, maka dia
mencengkeram lebih kuat, tapi ternyata perempuan itu
dengan mudah meloloskan tangannya dan mendorong,
tenaganya terasa sangat kuat.
Ho Gwat-nio sampai terlempar, untung di belakang ada Pui
Ciauw-jin maka dia tidak sampai menabrak dinding.
Gadis itu berteriak, “Siau Ceng, Siau Pek, usir mereka!”
Dua pelayan menyahut, dalam waktu bersamaan mereka
menarik tirai dan mereka keluar, semua yang ada sana,
termasuk Ciam Giok-beng terkejut dan keluar tirai.
Ciam Giok-beng dan lain-lain memang punya ilmu silat yang
kuat, tapi karena mereka tidak ada persiapan dan mereka
sedang berkumpul, maka mereka semua terusir keluar, hal ini
membuat semua orang jadi bengong.
Mereka terdiri dari beberapa pendekar terkenal, tapi mereka
terusir oleh 2 pelayan kecil berusia sekitar 13-14 tahun,
mereka memang tidak ada persiapan, tapi hal ini benar-benar
membuat mereka malu, karena itu mereka tidak ingin masuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
lagi dan mereka hanya bisa terpaku, mereka tidak tahu harus
berbuat apa.
Kie Pi-sia sangat marah, tiba-tiba dia menyerang gadis itu
dengan pedangnya, jurus yang dia keluarkan adalah Tay-lokiam-
hoat, jurus yang ganas menyerang tirai yang dipasang
oleh 2 pelayan kecil itu, terdengar suara yang terus berbunyi,
ternyata tirai disobek dengan pedang, hanya saja tidak ada
yang terluka.
Perempuan itu menjadi marah, “Ternyata dengan ilmu
pedang ini kau menghina orang, baiklah, kalau kau mau
melemparkan pedangmu ke bawah, aku akan memaafkanmu,
juga tidak akan memperpanjang masalah denganmu.”
Kie Pi-sia berteriak dengan marah, “Kurang ajar, kalau
berani, cabutlah pedangmu dan bertarung denganku, jangan
hanya bicara saja, kalau bukan karena kau bertangan kosong,
sudah sejak tadi aku membacok mu, kau benar-benar kurang
ajar!”
Wajah perempuan itu berubah, “Kau adalah ketua
perusahaan, tapi kau seperti seorang perampok? Aku harus
memberimu pelajaran.”
“Silakan, bawa pedangmu kemari!”
Kie Pi-sia melihat di bawah pinggang perempuan ini terselip
pedang, maka dia berteriak untuk mengajak bertarung dengan
perempuan itu dan membalas penghinaan tadi.
Perempuan itu tertawa dingin, dia juga berdiri, “Dengan
ilmumu yang pas-pasan itu, tidak pantas membuatku
menggunakan pedang, dan aku tidak suka ada orang di
depanku menggunakan pedang atau golok, lemparkan
pedangmu ke bawah, jangan membuat aku marah!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau kau tidak mencabut pedang, aku akan menyerangmu
walaupun tanganmu tidak ada pedang.” Bentak Kie Pi-sia.
Perempuan itu tersenyum, berkata, “Kau benar-benar tidak
tahu malu, begitu membuka mulut ingin membunuh orang,
kau benarbenar seperti perampok betina, lempar pedangmu,
lalu pulanglah, jangan merusak acaraku yang sedang
menikmati arak dan sayur, baru makan beberapa suap, karena
tertarik dengan suaramu aku memberimu tip 100 tail perak,
tidak disangka malah merepotkan, benar-benar susah jadi
orang baik!”
Kemudian dia mencapit sepotong daging ikan dengan
sumpitnya dan pelan-pelan memasukkan ke dalam mulutnya,
melihat dia begitu tenang dan tidak menganggap
keberadaannya Kie Pi-sia benar-benar marah, dia menyerang
dengan pedang, maksudnya bukan ingin melukai dia, tapi
hanya ingin membuat sumpitnya jatuh dan mau bertarung
dengannya.
Tapi jari perempuan itu sedikit di angkat ke atas, daging
ikan yang dicapit terbang keluar, daging ikannya melayang
dan mengenai hidung Kie Pi-sia, karena Kie Pi-sia tidak siap
dan sakit, air mata pun memenuhi matanya.
Dalam keadaan tidak begitu jelas, dia melihat sumpit
perempuan itu turun dan memukul di balik tangannya, segera
tangannya terasa sakit membuat pedang yang dipegangnya
terjatuh ke atas meja.
Sewaktu dia membuka mulut untuk memaki, gerakan
perempuan itu lebih cepat lagi, dia sudah mencapit sepotong
daging bebek, dan menyumbat mulut Kie Pi-sia, membuat dia
tidak bisa bicara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kemudian dia merasa ketiaknya mati rasa, ternyata sumpit
perempuan itu sudah menotok nadinya, dia berkata kepada 2
pelayannya, “Makan nasi pun tidak tenang, mari kita pergi dari
sini!”
Dua pelayan itu segera mengambil bungkusan yang
dibungkus dengan kain, mereka masing-masing menggendong
bungkusan itu dan keluar dari ruangan VIP.
Sewaktu Kie Pi-sia bertarung, semua orang yang ada di
depan pintu melihat dengan jelas melihat mereka keluar, Goan
Hiong ingin menghadang mereka, tapi perempuan itu berkata,
“Apakah kalian belum cukup merasa malu, dan ingin
dipermalukan lagi?”
Ciam Giok-beng membentak kepada Goan Hiong, “Hiong
Hiantit, kau tidak boleh menyerang!”
Kemudian dia berkata kepada perempuan itu, “Ilmu silat
Nona sangat hebat, aku mengaku kalah dari Nona, aku harap
Nona bisa meninggalkan nama, kelak kalau kita bertemu dan
aku bisa meminta petunjuk!”
Perempuan itu tertawa senang, katanya, “Cuaca begini
bagus, Kim-leng begitu banyak tempat melancong, kalian
bukannya menikmati keadaan malah mengajak bertarung di
sini.”
Tapi Ciam Giok-beng bersikeras berkata, “Aku sudah tua,
kaki dan punggungku sudah kaku, dan aku tidak tertarik untuk
melancong, bila Nona sudah cukup bermain, apakah bisa
memberi petunjuk kepada kami?”
“Aku benar-benar sial, sesudah bertemu dengan kalian ingin
bermain pun tidak bisa, begini saja, nanti jam 5 subuh kita
bertemu di danau Coan-bu.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Melihat dia setuju untuk bertemu, Ciam Giok-beng dengan
serius berkata, “Apakah Nona pasti akan datang?”
“Tentu saja, aku tidak takut malu, mengapa harus sampai
tidak datang? Malam ini orang yang datang jangan terlalu
banyak, bawa saja beberapa yang berilmu tinggi, kalau yang
seperti perempuan tadi ilmu pedang belum lulus sudah ingin
mencari nama, benar-benar memalukan, Siau Ceng, Siau Pek,
mari kita pergi dari sini!”
Mereka dengan tenang meninggalkan tempat itu dan turun
dari loteng, tidak seorang pun yang berani menghadang
mereka, begitu sampai di bawah, pelayan yang bernama Siau
Ceng mengangkat baki tempat menyimpan uang dan
bertanya, “Nona, mereka tidak menginginkan sepiring uang
perak, apakah akan kita simpan lagi?”
Perempuan itu mengambil uang 10 tail perak itu dan
tertawa, katanya, “Barang yang sudah kuberikan kepada
orang lain, tidak akan kuambil kembali, berikan 90 tail perak
kepada kasir untuk mengganti kerugian tirai yang rusak,
makanan juga minuman kita, 10 tail perak lagi sudah
kujanjikan untuk diberikan kepada perempuan yang bernyanyi,
lebih baik buat kenang-kenangan baginya.”
Dia hanya melempar uang perak ke atas dan uang perak itu
sudah mendarat di ruang VIP, Kie Pi-sia yang masih ditotok
masih bengong berdiri di sana.
Uang perak mengenai pundak Kie Pi-sia, membuat nadinya
yang ditotok jadi terbuka, saat dia baru akan bergerak, uang
perak itu terjatuh dari pundaknya dan terjatuh tepat di atas
tangannya.
Perempuan itu tidak melihat ke atas, langsung tertawa dan
berkata, “Dia benar-benar menerima uang ini, uang yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
berkilauan, siapa yang tidak suka, simpanlah uang ini untuk
membeli pita atau jepit rambut, aku nasehati lebih baik kau
lepaskan niat untuk membuka perusahaan perjalanan dan
berganti profesi menjadi penyanyi, dengan begitu kau pasti
akan mendapatkan uang lebih banyak lagi!”
Mereka pergi begitu saja, semua orang dengan cepat
masuk ke ruang VIP, Kie Tiang-lim dengan penuh perhatian
bertanya, “Pi-sia, apakah kau terluka?”
Wajah Kie Pi-sia benar-benar menyedihkan, matanya
berkaca-kaca, tapi dia berusaha menahan tangisanya supaya
air matanya tidak bergulir jatuh, dengan suara gemetar dia
menjawab, “Aku sangat baik dan tidak terluka.”
Dia menyimpan uang perak itu ke dalam balik dadanya,
Goan Hiong terkejut dan bertanya, “Ji-suci, apakah betul kau
menginginkan uang itu?”
“Betul, uang ini pantas kudapatkan, mengapa tidak kuambil
saja? Aku ingin membeli golok kecil dengan uang ini dan
menancapkannya ke dalam jantungku.”
Ciam Giok-beng marah dan berkata, “Sebetulnya hari ini
kau yang salah, orang lain sedang menyanyi, kau terlalu
banyak urusan dan membuat dirimu sendiri terhina.”
Kie Pi-sia terdiam.
Goan Hiong melihat sikap Kie Pi-sia tidak seperti biasanya,
dengan cepat dia berkata, “Ji-suci, kau jangan begitu,
kegagalan kecil jangan dimasukkan ke dalam hati, uang perak
yang kau simpan itu, kelak bila bertemu dengannya lagi,
lemparkan saja ke mukanya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Itu belum cukup, bukankah dia menyuruhmu membeli pita
atau jepit rambut, nanti dengan uang ini kita beli sekeranjang
bunga, bunga itu kau tancapkan di atas kepalanya.”
“Apakah kita bisa menancapkan bunga pada kepalanya?”
tanya Kie Pi-sia.
Ho Gwat-nio tertawa dingin, “Dia menotok nadimu baru
memberimu uang perak, kau bisa menotok dia kemudian
menancapkan bunga ke atas kepalanya!”
“Bibi Gwat, apakah Anda mau membantuku?”
“Tidak masalah, kami akan membantumu.”
“Tidak boleh!” bentak Ciam Giok-beng.
“Suhu, apakah Anda mau Ji-suci dihina oleh orang lain?”
tanya Goan Hiong.
“Memang perempuan itu keterlaluan, tapi Pi-sia sendiri yang
mencari gara-gara, dia adalah seorang ketua perusahaan
perjalanan, apa maksudnya bernyanyi di depan umum?” tanya
Ciam Giok-beng.
“Aku ingin membuat Lim Hud-kiam marah!” jawab Kie Pisia.
“Apa salah Lim Hud-kiam kepadamu, sehingga kau begitu
membencinya? Di depan Lim Hud-kiam, kau boleh
mengajaknya bertarung, tapi Lim Hud-kiam tidak ada disini,
kau sudah membuat malu perguruanmu sendiri!”
Kie Pi-sia terus menangis.
Pui Ciauw-jin berkata, “Ciam Toako, masalah hari ini jangan
salahkan semuanya kepada Pi-sia, kita semua harus
instropeksi diri, kau juga berada di sini tadi, mengapa tidak
melarang Pi-sia? Apakah ini terlalu mengada-ada?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng menarik nafas, “Hari ini yang mendapat
penghinaan bukan hanya Pi-sia, kita diusir oleh kedua gadis
kecil itu, penghinaan kepada kita lebih besar.”
Ho Gwat-nio berkata, “Itu tidak memalukan, kita hanya
tidak ada persiapan, Siau Sia dengan pedang menyobek tirai
dan menghancurkan kusen jendela, membuktikan kalau kedua
gadis itu bukan orang berilmu silat tinggi!”
“Nona itu pun tidak seberapa, karena Ji-suci terlalu terburuburu,
maka terkena tipuannya, kalau ilmu Tay-lo-kiam-hoat
benar-benar dikeluarkan, belum tentu dia bisa menahannya,
apakah betul pendapatku ini?” tanya Goan Hiong.
Ciam Giok-beng tetap marah, “Sembarangan, aku
mengajarkan kalian Tay-lo-kiam-hoat, tapi tidak ingin
sembarangan diperagakan di depan musuh, pedang orang lain
belum dikeluarkan dari sarungnya tapi kau sudah terpikir ingin
mengalahkan dengan Tay-lo-kiam-hoat?”
Goan Hiong terdiam, Ho Gwat-nio dengan cepat berkata,
“Ciam Tayhiap, Siau Sia belum mengeluarkan Tay-lo-kiamhoat,
berarti dia selalu ingat nasehatmu, dia dihina,
penghinaan ini adalah penghinaan kepada Kian-kun-kiam-pai,
kau jangan melarangnya membalas penghinaan ini!”
“Aku tidak melarangnya membersihkan nama, Kian-kunkiam-
pai baru dibangun, tapi penghinaan tadi menyangkut 3
generasi, masa aku akan membiarkannya begitu saja?” tanya
Ciam Giok-beng.
“Supek, aku sudah mengerti, Anda ingin aku membalasnya
sendiri, jangan meminta bantuan kepada orang lain, tapi ilmu
silatku lebih rendah dari orang lain....”
“Kalau kau bicara seperti itu, kau tidak pantas menjadi
murid Kian-kun-kiam-pai,” kata Ciam Giok-beng marah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Terima kasih Supek sudah memberi petunjuk, aku sudah
mengerti, penghinaan ini tidak perlu dibantu orang lain, juga
jangan dilakukan dengan cara yang kotor, tapi harus mencuci
bersih nama perguruan!” kata Kie Pi-sia.
Ciam Giok-beng baru tertawa dan berkata, “Akhirnya kau
mengerti juga maksudku, kalau sekali lagi kau punya pikiran
tidak benar, aku akan mengusirmu keluar dari perguruan,
Kian-kun-kiam-pai boleh menerima penghinaan, tapi apa yang
kau lakukan tidak boleh membuat orang marah atau membuat
malu nama perguruan!”
“Mari kita pulang, tidak perlu makan dan minum di sini lagi,
kita siap-siap dulu, malam ini kita akan pergi ke Coan-bu-ouw
(Danau Coan-bu)!” kata Kie Tiang-lim.
Ciam Giok-beng berkata, “Sute, mengapa sekarang kau jadi
begitu banyak khawatir, ini bukan pertarungan besar, hanya
bertarungan untuk mencari tahu, kalau bisa menang kita akan
senang, kalau kalah juga tidak perlu malu, di atas orang ada
orang lagi, di luar langit masih ada langit lagi, kita bukan yang
terbaik di dunia ini, untuk apa kau begitu serius? Mari kita
teruskan makan dan minumnya!” Dia lalu turun dari loteng.
Goan Jit-hong dengan tertawa ikut turun dan berkata,
“Ciam Toako benar-benar seorang ketua hebat, kebesaran
hatinya sangat luas, aku kagum kepadamu!”
Kie Tiang-lim juga turun sambil merasa malu, semua orang
ikut turun dan duduk kembali.
Walaupun semua kembali tertawa atau bergurau, tapi tetap
terasa kehilangan rasa senang tadi.
Ho Gwat-nio berkata, “Kita lupa menanyakan she dan nama
gadis itu, ilmu silatnya memang tinggi.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Dia satu komplotan dengan Lim Hud-kiam, paling sedikit
ada hubungannya, kalau tidak saat aku menyanyikan 2 kalimat
itu, apa hubungan dengannya?” tanya Kie Pi-sia.
“Betul, sewaktu Nona Hun bernyanyi, 2 ekor lalat masuk ke
mulutnya itu adalah pekerjaannya, apa lagi caranya sangat
mirip dengan Lim Hud-kiam!” kata Goan Jit-hong.
“Dari awal aku sudah melihat bagaimana cara dia menotok
Kie Pi-sia, cara Lim Hud-kiam menotok Ho Lihiap sama dengan
caranya menotok Pi-sia!”
“Kalau begitu malam ini kita harus bertanya dengan jelas!”
kata Kie Tiang-lim.
“Sepertinya tidak ada guna, nama dan she nya pun dia
tidak memberitahu, kulihat sifatnya mirip Lim Hud-kiam, aku
juga tidak mengerti mereka dari perguruan mana? Umur
masih muda, tapi mempunyai ilmu begitu tinggi, sepertinya
mereka selalu mencari gara-gara dengan kita, aku sangat
mengharapkan mereka jujur menjawab pertanyaanku, supaya
aku lebih tenang dan saat berhadapan dengan mereka, aku
bisa lebih mengatur siasat!” kata Ciam Giok-beng.
“Suheng, apa yang ingin kau selidik?” tanya Kie Tiang-lim.
“Tetap seperti kata-kataku dulu, apakah mereka ada
hubungannya dengan Ji-sute?” kata Ciam Giok-beng sambil
mengeluh dan menarik nafas.
“Suheng, kau sudah melaksanakan kewajiban kepada Jisuheng,
dulu yang memaksa Ji-suheng melepaskan citacitanya
adalah guru, kau pun pernah membantu bicara kepada
guru, kalau dia tahu, dia tidak pantas mencari masalah dengan
Suheng!” kata Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tapi Ciam Giok-beng tetap menarik nafas, “Saat guru
meninggal, dia pernah pulang, berarti dia bukan orang yang
tidak tahu mana yang salah dan mana yang benar, juga bukan
orang yang tidak punya perasaan, tapi saat dia minta diajari
Tay-lo-kiam-hoat, guru menolaknya, hal ini membuat seumur
hidupku tidak tenang.”
“Itu adalah perintah guru, tidak bisa menyalahkan Suheng,”
kata Kie Tiang-lim.
“Memang ini adalah perintah guru, tapi aku juga harus
bertanggung jawab, karena aku berhak mengubah keputusan,
jujur saja, waktu itu aku tidak percaya kepadanya, aku takut
setelah dia tahu rumus Tay-lo-kiam-hoat, aku akan sulit
mengendalikannya, bakatnya lebih tinggi dari aku, tapi
sifatnya terlalu fanatik, aku takut dia akan membawa banyak
masalah atau membunuh orang, memikirkan hal itu aku pun
menolaknya, tapi setelah 10 tahun berlalu, dia tidak seperti
yang kupikirkan, maka hal ini membuatku menyesal, aku ingat
kita hanya 3 bersaudara tapi tidak hidup akur, aku sedih tapi
sudah terlambat!”
Kie Tiang-lim terdiam, kata Goan Hiong, “Suhu, ada satu
kalimat yang ingin kuungkapkan, tapi sebelumnya aku minta
maaf dulu.”
“Katakanlah!” jawab Ciam Giok-beng.
“Saat aku masuk perguruan, aku tidak tahu ada kejadian
ini, sesudah Suhu memberitahu tentang hal ini, menurutku,
walaupun dia adalah Lim Hud-kiam atau perempuan tadi, bila
mereka tidak ada hubungan dengan Lok Susiok, tidak akan
menjadi masalah, bila mereka disuruh oleh Lok Susiok, mereka
harus dihukum dengan hukuman berat, keadaan sekarang
dengan dulu sudah tidak sama!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apa yang tidak sama?” tanya Ciam Giok-beng.
'Dulu boleh dikatakan hubungan pribadi, tapi sekarang Suhu
dengan nama Sucouw mendirikan perguruan, bila mereka
mencari masalah lagi, berarti mereka tidak menghormati
Sucouw dan perguruan kita, istilahnya seperti pengkhianat,
maka dosa mereka akan berat!”
“Kata-kata putraku tidak salah, buat orang dunia persilatan
yang paling penting adalah minum air harus ingat mata airnya,
kalau tidak berarti kurang sopan, aku lahir di Kion-lai, garagara
berbeda pendapat, aku keluar dari perguruan Kiong-lai,
tapi sikapku pada perguruan dan generasi atas aku tetap
menghormati mereka, saat aku tinggal di kota Ceng-bok-koan,
mungkin kadang-kadang aku bisa menganggu teman-teman
persilatan, tapi aku tidak berani mengusik kepada Kiong-lai-pai
malah aku harus mengantar dan menjemput saudara
seperguruan, bukan karena aku takut, tapi ini adalah aturan
dunia persilatan, minum air jangan lupa pada mata airnya,”
kata Goan Jit-hong.
“Goan-heng adalah orang yang pengertian, aku tidak berani
disamakan dengan Goan-heng, kali ini aku memang bersalah,
aku telah bersalah kepada Lok Ji-sute, kalau dia menyuruh
orang memarahiku, aku pasti akan menerimanya,” kata Ciam
Giok-beng.
“Suheng tidak bersalah kepada Lok Ji-suheng!” ucap Kie
Tiang-lim.
“Saat kita mendirikan pergurun Kian-kun-kiam-pai, kecuali
kau yang termasuk tetua perguruan, Pui-heng, Goan-heng,
dan In Lote sampai Ho Lihiap, Liu Kong, dan Liu Hwan,
mereka menjadi tetua terhormat yang diundang, tapi tidak
disediakan tempat untuk Lok Ji-sute,” kata Ciam Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kata-kata ini membuat semua orang terpaku diam.
Dengan menyesal Kie Tiang-lim berkata, “Ini semua karena
kecerobohanku, sebab aku yang mengatur persiapan
pekerjaannya!”
“Bukan salahmu, aku adalah ketuanya, itu salahku,
seharusnya aku ingat pada hal ini, tapi begitu pekerjaan
menumpuk aku langsung lupa.”
“Suhu tidak perlu menyesal, tua muda ada susunannya,
Suhu adalah murid pertama dan ketua perguruan saat ini, Jisusiok
tidak datang untuk memberi selamat, itu salah beliau,
Suhu tidak perlu menyisakan tempat, beliau harus menuruti
aturan perguruan, hanya kakek guru yang namanya tercantum
di buku, orang lain harus melalui upacara baru tercatat
namanya di buku perguruan, kita tidak tahu apakah Lok Jisusiok
masih hidup atau sudah mati, kalau beliau masih hidup,
bila tidak ada upacara, tetap bukan anggotanya.”
“Betul, Kian-kun-kiam-pai adalah perguruan dunia
persilatan, semua harus ada aturannya, bila Lok Su-hoan
masih hidup, dia harus datang untuk memberi selamat, itu
bukan salah Ciam Toako, tidak perlu jadi masalah!”
Ciam Giok-beng menarik nafas panjang, saat makan semua
orang kehilangan semangat, selesai makan semua kembali ke
perusahaan perjalanan dengan diam.
Hampir sore semua orang bersiap-siap pergi ke Coan-buouw,
di luar terlihat banyak pengurus perusahaan perjalanan
berkumpul, dari ahli silat Kim-leng juga banyak.
“Untuk apa mereka datang?” tanya Ciam Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kabar di dunia persilatan menyebar sangat cepat, mereka
pasti tahu kita dirugikan, maka mereka ingin sekali lagi
menyaksikan kita mendapat malu!” kata Goan Hiong tertawa.
Kie Tiang-lim marah, katanya, “Hiong Hiantit, kau jangan
bicara seperti itu!”
“Kalau tidak, untuk apa mereka datang?”
Kie Tiang-lim melihat orang-orang yang datang, ada dari
perusahaan perjalanan Kim-leng, 2 bersaudara Ma, maka dia
mendekat dan bertanya, “Adik Ma, ada apa kalian kemari?”
“Kami diundang untuk menyaksikan pertarungan!” jawab
Ma Xiong dengan aneh.
“Undangan? Siapa yang memberi undangan?” tanya Kie
Tiang-lim.
Kie Tiang-lim melihat undangan, yang ditanda tangan dia
sendiri, di undangan tertulis, “Hari ini Kie Pi-sia bentrok
dengan seorang perempuan yang belum jelas she dan
namanya di sebuah rumah makan, karena di sana banyak
orang maka mereka belum membuat perhitungan, dan berjanji
tengah malam pukul 12.00 akan bertarung di Coan-bu-ouw
untuk mengembalikan nama baik perkumpulan, undangan ini
mengajak teman-teman dunia persilatan untuk menyaksikan
pertarungan.”
Kie Tiang-lim tertawa kecut, “Dari mana kabar ini
datangnya?”
“Apakah undangan ini bukan kalian yang
menyebarkannya?”
“Hanya ada sedikit masalah kecil, mana berani merepotkan
semua orang? Ada yang memalsukan namaku dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menyebarkan undangan, apakah semua orang
mendapatkannya?” tanya Kie Tiang-lim.
“Setiap orang punya, isinya sama, orang yang
mengantarkan undangan katanya datang dari perusahaan
perjalanan kalian, tidak disangka ada orang berani
memalsukan nama Kie Tayhiap, apa lagi sedikit banyak kami
sudah mendengar, maka kami sama sekali tidak curiga!”
jawab Ma Hiong-hui.
Kie Tiang-lim memberikan undangan palsu itu kepada Ciam
Giok-beng, dia tertawa kecut, Ma Hiong-hui melihat hal ini
membuat mereka resah, maka dengan cepat dia berkata,
“Kalau undangan ini palsu, aku akan memberitahu temanteman,
mari kita pulang, entah siapa yang telah bergurau?”
Tapi Ciam Giok-beng menggelengkan kepala, “Tidak perlu,
kalian sudah datang kemari biar kalian bisa menjadi saksi,
perguruan kami tadi pagi mendapat malu, bila malam nanti
mendapat malu lagi, Kian-kun-kiam-pai akan tutup dan
dibubarkan, tidak akan muncul lagi di dunia persilatan!”
“Ketua, tidak perlu begitu, pendirian Kian-kun-kiam-pai
adalah peristiwa yang membuat penduduk Kim-leng bangga,
maka dunia persilatan Kim-leng ikut merasa bangga, apa lagi
orang-orang perguruan kalian banyak yang berbakat, dan
perguruan kalian juga merupakan perguruan lurus, mengapa
Ketua tega....” tanya Ma Hiong-hui.
Kie Tiang-lim menarik nafas panjang, katanya, “Adik Ma
pernah bersusah payah bersama kami, perasaan kita memang
berbeda, tapi perguruan kami terlalu menyolok, sering
membuat orang iri, undangan ini contohnya, terlihat kalau ini
adalah pekerjaan sesama orang dunia persilatan.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku kira ini tidak mungkin, sebab dunia persilatan Kim-leng
benar-benar mendukung perguruan kalian, bagi kami
pendirian perguruan kalian merupakan suaru dukungan besar,
mungkin yang membuat undangan adalah lawan....”
“Yang ingin bertarung dengan kami adalah seorang gadis
tanpa nama, sewaktu dia pergi, dia masih berpesan agar hal
ini jangan disebarkan, jadi mana mungkin dia yang
menyebarkan undangan palsu ini?” tanya Ciam Giok-beng.
“Susah dikatakan, anak muda ingin cepat terkenal, dia
mencari pesilat untuk bertarung, ini adalah hal biasa, dia takut
tidak ada yang tahu, maka dia menyebarkannya secara matimatian!”
“Gadis itu tidak sama, kepandaiannya sangat tinggi,
kemampuannya berada di atas murid-muridku, aku sendiri
belum tentu bisa mengalahkannya!” kata Ciam Giok-beng.
Ma Hiong-hui terpaku, “Masa ada hal seperti itu, beberapa
waktu yang lalu muncul Lim Hud-kiam yang membuat langit
dan bumi bergejolak, sekarang muncul lagi seorang gadis
tanpa nama, sampai-sampai Ketua pun belum tentu bisa
menang darinya....”
Ciam Giok-beng menarik nafas, katanya, “Sekelompok anak
muda ini punya kesempatan baik, ditambah bakat, mereka
benar-benar kekuatan yang sangat besar.”
Kie Tiang-lim pun ikut bicara, “Gelombang Tiang-kang dari
belakang terus mendorong ke depan, orang baru
menggantikan orang lama, kelak dunia persilatan mungkin
akan dikuasai oleh anak muda, karena mereka memang
benar-benar hebat, Lim Hud-kiam dan gadis tanpa nama pun
demikian, Yu Bwee-nio dan Yu Leng-nio berilmu lebih tinggi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dari Lan-tiang-siang-sat beberapa kali lipat, ini adalah hal yang
harus diakui.”
“Kie Cianpwee, jangan terus melihat orang lain, anak muda
di perguruan Anda tidak kalah dengan orang lain, masa depan
mereka benar-benar cerah,” kata Ma Hiong-hui.
Ciam Giok-beng tertawa kecut, “Perkumpulan kami, dua
generasi ke bawah memang berbakat, tapi bila ingin lebih
menonjol dari orang lain, harus mengandalkan kekuatan
mereka sendiri, kalau mengandalkan tehnik yang kuberikan,
tidak akan membuat banyak kemajuan, kepandaian
setengahnya mengandalkan kerajinan setengahnya lagi
mengandalkan kesempatan....”
“Mendengar kata-kata Ketua, aku merasa kami ini lebihlebih
tidak bisa hidup di dunia persilatan, lama berada di dunia
persilatan tiba-tiba muncul 2 anak muda yang langsung
menutupi kami, siapa yang mau rajin belajar ilmu silat pasti
akan mencari peluang lebih, kalau tidak ada peluang
selamanya tidak akan menonjol.”
“Bukan begitu, peluang sering datang tanpa sengaja, kalau
bertemu dengan peluang yang ada itu adalah nasib baik, kalau
tidak, kita harus rajin belajar, kalau punya ilmu tinggi, tetap
bisa menonjol!” kata Ciam Giok-beng.
Kata Ma Hiong-hui, “Aku tidak percaya, pesilat-pesilat
tangguh yang biasa tenang tiba-tiba bisa muncul dan
menggegerkan dunia persilatan.”
“Di dunia persilatan, banyak pesilat tangguh, mereka
kebanyakan hidup tenang, tidak mencari nama, mereka
menyepi ke tempat yang tidak diketahui orang, hari ini aku
meminta kalian supaya tidak pulang, supaya kalian bisa
menyaksikan dan mengenal pesilat tangguh tanpa nama,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
membuat dan membantu mereka terkenal, setelah terkenal
mereka ibarat pohon, semakin besar anginnya pasti semakin
kencang, pesilat-pesilat tangguh yang ada di belakang mereka
tidak akan bisa bersembunyi lagi, dengan begitu akan
membuat dunia persilatan yang sepi ini menjadi ramai,
membuat dunia persilatan memasuki babak baru.”
“Aku tidak begitu mengerti maksud Ketua Ciam,” kata Ma
Hiong-hui.
“Guruku, Kian-kun-it-kiam sangat terkenal di dunia
persilatan, sebab dalam hidupnya beliau tidak pernah kalah,
bukan karena guruku memiliki tehnik bagus hingga tidak
terkalahkan, itu disebabkan pesilat yang benar-benar jago
malas keluar untuk bersaing, kami berada di bawah nama
guru yang terkenal, kalau kami bertarung dan kalah, hal ini
akan tersebar ke seluruh dunia persilatan, mungkin akan
memancing pesilat tangguh yang bersembunyi keluar, dengan
begitu dunia persilatan akan ramai!”
Ma Hiong-hui tertawa dan berkata, “Kelihatannya Ketua
menginginkan lawan ketua yang menang?”
Ciam Giok-beng menggelengkan kepala, “Tidak juga, kita
harus berusaha sekuat tenaga, demi nama baik perguruan
kami, bisa menang itu paling bagus, bila kalah pun tidak apaapa,
maka aku berharap kalian bisa berada di sana untuk
memberi semangat kepada lawan!”
“Kebesaran hati Ketua benar-benar luas dan membuat
orang kagum, orang-orang dunia persilatan bila punya sedikit
nama biasanya sangat takut pada kegagalan, banyak
perbuatan salah dilakukan, supaya tidak ada yang tahu selalu
ditutup-tutupi, dibandingkan dengan Ketua benar-benar
seperti langit dan bumi!” kata Ma Hiong-hui, lanjutnya lagi,
“Aku pamit dulu, aku akan memberitahu teman-teman untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
sementara jangan ikut, begitu Ketua sudah bertemu dengan
lawan, kami baru akan datang untuk menyaksikan
pertarungan, mungkin perempuan itu benar-benar takut jadi
terkenal, begitu melihat banyak orang dia malah
bersembunyi!”
“Itu lebih baik, dulu aku juga takut terjadi hal seperti ini
kalau bertemu dengan kalian, begitu bertemu lawan, aku akan
menyuruh orang memberitahu kepada kalian,” kata Ciam Giokbeng.
Ma Hiong-hui pergi, Ciam Giok-beng dan lain-lainnya turun
dari kuda, mereka sedang berjalan-jalan di pinggir danau.
Coan-bu-ouw adalah sebuah danau terkenal di jaman Samkok,
di sini Sun-cuan melatih tentara lautnya, karena itu danau
ini sangat terkenal, tapi lama kelamaan benda-benda
bersejarah di danau ini menghilang, yang tinggal hanya orangorang
yang menanam pohon Yang-liu dan arben, juga bunga
teratai, serta menjadi tempat wisata.
Mereka berputar satu keliling, tapi tidak melihat ada sosok
perempuan yang pagi tadi, maka semua merasa patah
semangat, Kie Pi-sia dengan cemberut berkata, “Pasti
perempuan itu melihat banyak orang, maka dia tidak mau
muncul, kita jadi sia-sia datang kemari!”
Goan Hiong malah tertawa, lalu berkata, “Yang tidak
menepati janji adalah dia, jangan salahkan kita, bila tidak
datang kita bisa bermain menikmati suasana yang nyaman,
tidak akan kecewa!”
“Betul juga, kota Kim-leng adalah ibu kota dari 6 kerajaan,
pemandangan di sini bagus, aku belum pernah bermain
dengan puas, aku sudah tinggal 3-4 bulan di Kim-leng, setiap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
hari selalu sibuk, hari ini aku punya kesempatan melihat-lihat
ke indahan danau!” kata Ciam Giok-beng.
Jam 1 malam sudah lewat, jam 2 akan segera tiba,
perkiaraan mereka perempuan itu tidak akan muncul, maka
mereka menyewa beberapa perahu besar, memesan arak juga
sayur lalu mereka naik perahu menyusuri danau.
Tiba-tiba dari arah danau terdengar suara seruling,
suaranya merdu, diiringi angin malam yang dingin membuat
suara itu terdengar sangat menyedihkan, suara seruling itu
menggugah hati setiap orang yang ada di sana.
Sesudah mendengar suara itu, Goan Hiong berkata, “Suara
seruling itu sangat merdu dan bagus, siapakah yang sedang
meniupnya?”
Ho Gwat-nio meletakkan gelas araknya dan berkata, “Dia,
perempuan yang pagi tadi!”
“Dari mana kau tahu?” tanya Pui Ciauw-jin.
“Suara seruling ini bernada penuh kesedihan dan bertanya
teman baiknya sekarang berada di mana,” jawab Ho Gwat-nio.
Pui Ciauw-jin tidak percaya, katanya, “Salah, lagu tadi
bukan tipuan gadis itu!”
Ho Gwat-nio menarik nafas, berkata, “Aku adalah
perempuan, aku sudah lama hidup dalam kesepian, maka aku
bisa merasakan nada lagu itu!”
“Bibi Gwat sungguh orang yang mengerti perasaan, tapi
kalau perempuan itu yang meniupnya, aku meragukan,
mengerti perasaan dari alunan lagu, kalau bukan temannya
maka tidak akan mengerti perasaannya, perempuan itu masih
muda tidak mungkin dia mempunyai pikiran seperti Bibi Gwat!”
kata Goan Hiong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tapi aku percaya itu dia, tadi aku melihat dia memang
cantik, tapi di tengah dahinya terlihat sinar kesedihan, sangat
mirip denganku dulu, perasaan itu adalah perasaan kesepian
juga sifat angkuh, perasaan ini tidak usah memandang umur,
yang tahu pasti mengerti!” kata Ho Gwat-nio.
“Apakah betul, sebaiknya kita ke depan mencari tahu,” kata
Kie Pi-sia.
Dia terus menyuruh pendayung mendayung ke sumber
suara seruling, semakin mendekati tempat sumber suara itu
ternyata tempat itu penuh dengan bunga teratai, ada sebuah
sampan kecil dan ada seorang gadis berbaju putih, dia sedang
berdiri di ujung perahu, tangannya memegang seruling dan
meniupnya, dia adalah gadis pagi tadi.
Siau Ceng dan Siau Pek duduk di belakang perahu terus
mendayung, mereka juga mendengar suara seruling
majikannya, wajah mereka penuh air mata.
Perahu besar semakin mendekat, karena badan perahu
bergesekan dengan daun teratai maka mengeluarkan suara
dan mengagetkan mereka, perempuan itu menoleh kepada
mereka.
Ciam Giok-beng tertawa dan berkata, “Ternyata Nona
berada di sini meniup seruling, kita sudah mencari kemanamana,
maaf, kami sudah mengganggu Nona!”
Perempuan itu dengan dingin menjawab, “Kalau tahu sudah
mengganggu mengapa tidak pergi?”
Melihat sikapnya begitu angkuh, Kie Pi-sia mulai marah, dia
membentak, “Kau yang berjanji terlebih dulu dengan kami,
kenapa malah bersembunyi di sini, apa maksudmu?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan dingin perempuan itu menjawab, “Aku menyuruh
kalian datang tapi jangan banyak orang, tapi kalian sengaja
membawa orang-orang bodoh kemari, aku jadi malas bertemu
dengan kalian.”
“Orang lain bodoh lalu kau apa?”
Perempuan itu melotot lalu tertawa, katanya, “Kau adalah
orang yang paling goblok, aku tidak mengerti mengapa dia
bisa menyukaimu?”
Kie Pi-sia meloncat ke atas perahu juga berteriak, “Apa
yang kau katakan?”
Perempuan itu menarik nafas, katanya, “Tidak apa-apa,
percuma saja bicara denganmu, mana ada orang yang lebih
tua, aku harap mereka tidak sebodoh dirimu!”
Ciam Giok-beng menepuk-nepuk pundak Kie Pi-sia dan
berkata, “Ada apa, Nona?”
“Aku berjanji bertarung pedang denganmu, atau kita harus
bertarung mempertaruhkan nyawa?”
“Nona, kita tidak saling bermusuhan, untuk apa bertarung
mempertaruhkan nyawa?” tanya Ciam Giok-beng.
“Benar, di sini ada bulan, danau, dan air, keadaan di sini
begitu indah, bertarung dengan pesilat tangguh adalah
sesuatu kenikmatan. Aku kira anda mengerti akan hal ini,
maka aku mengajakmu kemari, tidak tahunya kau membawa
begitu banyak orang untuk melihat pertarungan kita, hal yang
baik menjadi buruk!”
“Orang-orang di pintu kota itu bukan aku yang mengajak,”
jelas Ciam Giok-beng.
“Mereka membawa undangan yang disebarkan oleh Suhai!”
kata perempuan itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Betul, undangan itu ada tanda tangan perusahaan
perjalanan Su-hai, tapi perusahaan perjalanan kami tidak
pernah menyebarkan undangan, ada orang yang memalsukan
tanda tangan kami untuk bergurau!” jelas Ciam Giok-beng.
“Aku percaya, kau tidak akan berbohong, kalau kau tidak
memanggil orang, kita berjanji di lain waktu!”
“Tidak! Supek yang berjanji bertarung pedang denganmu,
tapi aku berjanji mempertaruhkan nyawa denganmu, karena
pada kejadian tadi pagi kau sudah menghinaku!”
Perempuan itu tertawa, berkata, “Tadi pagi aku sudah
memberi pelajaraan padamu, apakah masih belum cukup?
Sudahlah, aku tidak mau bertarung denganmu.”
“Kau tidak mau, tapi aku mau, aku tidak sudi membiarkan
kau menghinaku,” teriak Kie Pi-sia.
“Kau tidak tahu diri!” perempuan itu marah.
Kie Pi-sia mencabut pedang dan membentak, “Kita naik ke
darat!”
“Aku tidak ingin ke darat, kalau kau mau, pergilah sendiri!”
jawab perempuan itu.
“Kalau kau tidak mau, aku akan menarikmu ke sana.”
ancam Kie Pi-sia.
Perempuan itu tertawa, katanya, “Coba saja, kalau kau bisa
naik ke perahuku, kau termasuk orang yang pintar tapi
sebelumnya aku harus memberitahu dulu, bila terjatuh ke
dalam air, jangan salahkan aku.”
Kie Pi-sia marah dan berteriak, dia terbang meloncat ke
perahu kecil itu, perempuan itu sama sekali tidak melayaninya,
pelayannya yang bernama Siau Ceng mendayung perahu
hingga meluncur maju sampai 1 tombak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia berada di tengah-tengah udara, ujung kakinya
menitik air, dia meloncat lagi ke atas, berusaha mendekati
perahu kecil itu, Siau Ceng menghantam Kie Pi-sia yang
datang dengan dayungnya, tapi Kie Pi-sia sudah ada
persiapan, dia menyapu dengan pedangnya, dayung itu
dibacok hingga terbelah menjadi dua, tubuhnya tetap
berusaha turun di sisi perahu, tapi Siau Pek sudah memukul
lutut Kie Pi-sia dengan dayungnya.
Hanya sedikit lagi, kaki Kie Pi-sia akan menginjak pinggiran
perahu, tapi PONG, dia terjatuh ke dalam air, perempuan itu
tertawa terbahak-bahak.
Kie Pi-sia langsung tenggelam ke dalam air, Goan Hiong
berteriak, “Celaka, Ji-suci tidak bisa berenang, aku harus
segera menolongnya!”
Dengan aneh Kie Tiang-lim berkata, “Musim panas ini,
bukankah kalian setiap hari belajar berenang kepada Ho
Lihiap? Dan kalian mengatakan harus berjaga-jaga terhadap
ilmu ini, bila perusahaan perjalanan harus melalui jalan sungai
kita sudah siap, mengapa dia belum menguasai tehnik
berenang?”
“Berenang tidak mudah dikuasai. Apa lagi di sisi sungai
banyak orang, dia malu untuk belajar!” jawab Goan Hiong.
“Kalau begitu, cepat tolong dia, kalau tahu dia tidak bisa
berenang, aku tidak akan bergurau dan mendorongnya masuk
ke dalam air!” kata perempuan itu.
Goan Hiong marah, katanya, “Apa ini yang dinamakan
bergurau? Dia jatuh karena terkena pukulan kalian,
seharusnya kalian yang menolong dia!”
“Kami tidak bisa berenang!” jawab perempuan itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng merasa Goan Hiong terlalu cerewet,
bukannya segera menolong Kie Pi-sia malah marah-marah
tidak masuk akal, maka dia menyuruh orang lain menolong Kie
Pi-sia.
“Siau Sia, mereka semua tidak bisa berenang, tunggulah,
Goan Hiong akan menolongmu!” teriak Ho Gwat-nio.
“Apakah dia di bawah air bisa mendengar teriakanmu?”
tanya perempuan itu.
Kata-katanya baru selesai, tiba-tiba sampan itu terbalik,
sampan pun tenggelam, kedua gadis kecil itu jatuh ke dalam
air, perempuan itu bergerak, kemudian dia berdiri di atas
bagian perahu yang belum tenggelam.
Kie Pi-sia muncul dari dalam air, “Kau juga harus mencoba
bagaimana rasanya masuk ke dalam air.”
Wajah perempuan itu segera berubah, dia mencabut
pedang yang terselip di pinggang dan berteriak, “Cepat
keluarkan 2 pelayanku, kalau mereka mati tenggelam, kau
harus bertanggung jawab!”
“Mereka tidak akan mati di dalam air tapi mereka terlalu
jahat, aku akan membiarkan mereka minum sampai kenyang,
baru membawa mereka naik, dan kau juga harus turun untuk
mencoba air danau ini.”
“Biar aku menunggu kalian di darat, ingat 2 pelayanku tidak
boleh mati, kalau tidak, aku akan membunuh kalian untuk
membayar nyawa mereka!”
Kemudian tubuhnya melayang, dia turun dan berjalan di
atas permukaan danau, kadang-kadang dengan tumpuan di
atas daun teratai dia melayang menuju daratan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ilmu meringankan tubuhnya yang tinggi, membuat semua
orang jadi tercengang, ilmu ini harus dilatih selama puluhan
tahun baru bisa bergerak ringan seperti daun.
Dia menganggap air danau yang luas seperti jalan raya,
seperti tidak membutuhkan tenaga tapi dengan tenang bisa
melaluinya, dengan cara apa dia berlatih ilmu ini?
Melihat hal itu Kie Pi-sia jadi bengong, Ciam Giok-beng
berteriak, “Pi-sia, cepat tolong mereka yang di dalam air!”
Kedua pelayan yang masih berada di dalam air kaki dan
tangan mereka terus bergerak-gerak, kelihatannya mereka
sudah cukup banyak minum air danau.
Dengan marah Kie Pi-sia berkata, “Aku tidak mau menolong
mereka, biar mereka mati.”
Ho Gwat-nio tertawa, berkata, “Jangan bercanda lagi,
kemarahanmu bisa dilampiaskan, mereka berdua sudah cukup
tersiksa, tolonglah mereka baru bertarung dengan perempuan
itu!”
Dengan gemas Kie Pi-sia mencengkeram leher baju mereka
dan melemparkannya ke perahu besar, kedua pelayan sudah
tidak bisa bergerak, mata mereka terus membelalak.
Lalu Kie Pi-sia tidak naik ke perahu besar, dia membalikkan
sampan kecil itu, dengan tubuh basah kuyup dia duduk di
belakang perahu kecil, dia mendayung menuju darat.
Perahu besar mulai mendarat, Kie Tiang-lim berteriak, “Pisia,
naiklah kemari!”
“Naik perahu sana tidak ada baju ganti, lebih baik aku
disini, perempuan itu menghinaku dan mengatakan aku tidak
bisa naik ke perahunya, sekarang aku sudah mengambil alih
perahunya.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Tiang-lim tahu sifat putrinya yang keras, dihina di depan
banyak orang pasti tidak bisa menerima, maka setelah dipikirpikir
dia membiarkannya!
Ho Gwat-nio menolong 2 pelayan yang tenggelam tadi
supaya air keluar dari perut mereka, dia juga berkata, “Ilmu
meringankan tubuh dan ilmu pedang perempuan itu sangat
tinggi, tapi tidak di sangka, ada juga yang dia tidak bisa.”
“Manusia tidak bisa menguasai semuanya, coba kita lihat air
danau begitu banyak, tetap tidak bisa menghadangnya, aku
benar-benar tidak yakin bisa menang darinya!”
Goan Hiong sedikit aneh dan berkata, “Suhu, Tay-lo-kiamhoat
sudah begitu sempurna, ditambah puluhan tahun
pengalaman, apakah akan kalah darinya?”
“Aku tidak berkata seperti itu!” kata Ciam Giok-beng.
Goan Hiong bertambah bingung, “Bukankah Guru tadi
mengatakan tidak yakin bisa menang darinya?”
Pui Ciauw-jin tersenyum, berkata, “Keponakanku, di dalam
hati anak muda seperti kalian, inginnya hanya ada menang
dan kalah, padahal ilmu silat tidak sederhana seperti itu,
gurumu hanya mengatakan belum tentu bisa menang darinya
tapi tidak mengatakan akan kalah darinya, ilmu silat ada 2
macam, yang satu adalah diam, diam seperti gunung tidak
bergerak, dengan kepandaian gurumu, diam akan membuat
dia tidak terkalahkan, yang satu lagi adalah Leng (Leng=
kelincahan) Leng seperti awan yang lewat, ringan tidak
berbekas, seperti perempuan itu, dia berada di posisi tidak
terkalahkan, pesilat tangguh bertarung, dia menang atau
kalah, hanya ada perbedaan tinggi dan rendah!”
“Aku tidak mengerti, tidak terjadi kalah atau menang, dari
mana bisa ada tinggi dan rendah?” tanya Goan Hiong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kata Pui Ciauw-jin, “Tinggi atau rendah, hanya pandangan
sendiri, tidak ada yang tahu, diam seperti batu, Leng seperti
angin, angin dan batu bagaimana bisa tahu rendah atau
tinggi?”
Ciam Giok-beng tertawa, katanya, “Makin dijelaskan, dia
semakin tidak mengerti, aku akan ambil contoh yang lebih
sederhana, diam seperti gunung, Leng seperti air, gelombang
terus bergejolak, satu gunung cukup membuat dia diam, air
sungai terus mengalir, melewati gunung dan turun, gerakan
air sungai ini mengalir ribuan li, tapi gunung tetap berada di
sana, mereka saling tidak mengalahkan siapa pun.”
“Aku mengerti sekarang, tapi pertarungan malam ini,
apakah harus diam, paling sedikit harus ada yang kalah dan
menang, kuat dan lemah?” tanya Goan Hiong.
Pui Ciauw-jin tersenyum, katanya, “Memindahkan batu
untuk meratakan laut, dengan diam mengalahkan gerakan, air
mengalir melewati gunung, dengan gerakan mengalahkan
diam, menang atau kalah harus menggunakan hati.”
“Suhu, biar aku bertarung dengannya,” kata Goan Hiong.
“Bisa saja, hari ini aku tidak ingin bertarung, sebab umur
kami berbeda jauh, aku tidak menganggapnya adalah lawan,
tapi aku harus memberitahu padamu, dengan Tay-lo-kiamhoat,
kau hanya bisa bertahan tidak mengalah, tapi tidak bisa
mengalahkan dia, lebih baik gunakan ilmu pedang cepat yang
diajar oleh Paman Pui, itu lebih aman.”
“Ciam Toako bergurau lagi, ilmu pedangku tetap Leng, bila
dipakai benar akan menang dari musuh, kalau salah
menggunakan akan kalah, mengapa Ciam Toako mencarikan
cara kedua?” kata Pui Ciauw-jin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Sekarang aku sudah mengerti, awal adalah diam supaya
tidak kalah, kemudian dengan Leng untuk menang, apakah
betul, Suhu ingin aku bertarung dengan cara seperti itu?”
tanya Goan Hiong.
“Aku hanya memberitahu padamu, kalau ingin menang
harus siap untuk kalah.”
Goan Hiong berpikir sebentar, “Murid mengerti sekarang,
pertarungan ini jangan dianggap terlalu serius, menang adalah
berita menyenangkan, asal bisa menjaga nyawa sendiri, kalau
hari ini kalah berarti esok hari bisa menang!”
Ciam Giok-beng tertawa, katanya, “Bocah, begitu
mendengar kau langsung bisa mengerti maksudku, tidak siasia
aku mengajarmu!”
Dengan penuh semangat Goan Hiong tidak menunggu
perahu mendarat, dia sudah terbang ke darat, perempuan itu
memeluk pedang di dadanya, dia memilih suatu tempat agak
luas, dia sama sekali tidak melihat kedatangan Goan Hiong.
Goan Hiong mengeluarkan pedangnya, berkata, “Silakan,
Nona!”
Dengan santai perempuan itu bertanya, “Apa maumu?”
“Aku ingin melihat ilmu pedangmu yang bagus!”
“Aku menunggu gurumu!” kata perempuan itu tertawa.
Dengan santai Goan Hiong menjawab, “Apakah Nona
menganggap aku tidak pantas bertarung denganmu?”
Dengan angkuh perempuan itu berkata, “Aku kira kau
seharusnya tahu diri.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tehnik ilmu pedang Nona membuatku kagum, tapi
pandanganmu terlalu dangkal, dari mana Nona tahu aku pasti
kalah dari Nona?”
Perempuan itu tertawa, “Kie Pi-sia adalah Sucimu, tapi dia
kalah dengan memalukan, maka lebih baik kau suruh yang
lebih tua bertarung denganku.”
“Suciku kalah tidak memalukan, yang memalukan adalah
Nona, dua pelayanmu masih terbaring di perahu besar dan
tidak bisa bergerak, tadi Nona mengatakan tidak mengijinkan
Suciku naik ke perahumu, tapi sekarang perahu Nona dalam
kekuasaan Suciku!”
Perempuan itu jadi marah, katanya, “Aku tidak menyangka
dia akan menggunakan siasat seperti itu!”
“Saat Nona berkata besar, seharusnya sudah bersiap-siap,
mungkin perahumu akan terguling!”
Tepat saat itu Kie Pi-sia mendayung perahu itu sampai di
darat, dengan tubuh yang masih basah kuyup, dia tertawa
bangga, katanya, “Betul, sebuah perahu pun kau tidak
sanggup melindungi, apakah pantas mengajak bertarung
dengan guruku? Paling sedikit kau telah memalukan dirimu
satu kali.”
Perempuan itu berkata, “Sekarang kita sudah berada di
darat, aku tidak takut kepadamu, silakan, sesudah memukul
yang muda baru mencari perhitungan dengan yang lebih tua.”
“Suciku sudah menang darimu satu kali, maka sekarang
giliranku, perguruan Kian-kun memiliki bermacam-macam
ilmu, bertarung dengan pedang di darat, belum tentu akan
kalah darimu!” kata Goan Hiong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apakah kau tidak takut malu, yang pasti aku akan
mengikuti kemauanmu, panggil orang-orang yang ingin
melihat keramaian, bila ingin membuat malu diri sendiri
sekalian saja dibesarkan!” kata Perempuan itu.
“Kata-kata ini adalah kata-kata Nona, jangan salahkan kami
yang mencari banyak orang menyaksikan kemudian
menghinamu!”
Perempuan itu tertawa dingin, “Banyak orang melihat,
bagiku tidak masalah. Walaupun pendekar-pendekar yang ada
di kota Kim-leng semua datang dan bertarung denganku, aku
tetap akan menang.”
“Kami adalah murid Kian-kun-kiam-pai, kami tidak akan
melakukan hal yang membuat malu diri sendiri, mereka hanya
menyaksikan, kita tetap satu lawan satu, mencari kemenangan
dengan pertarungan adil.”
Perempuan itu tertawa lagi, katanya, “Jangan terlalu
sombong, tadinya aku hanya akan memberi sedikit pelajaran
kepada kalian, tidak disangka, Kie Pi-sia mengandalkan tehnik
berenangnya mempermainkan aku, sekarang aku tidak akan
sungkan-sungkan lagi, aku ingin di depan banyak orang
mengalahkan Kian-kun-kiam-pai dan perusahaan perjalanan
Su-hai.”
Goan Hiong tertawa terbahak-bahak, “Ternyata Nona
sengaja berpura-pura anggun, tadinya kami merasa malu, tapi
orang yang pura-pura memang kerdil, sekarang aku malah
merasa kami lebih anggun darimu!”
Wajah perempuan itu berubah pucat karena marah, Ciam
Giok-beng dan yang lain sudah mulai naik ke darat, pesilatpesilat
yang ada di Kim-leng sudah berdatangan, mereka
mengelilingi dan menunggu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Siau Ceng dan Siau Pek dengan lesu mendekati majikannya,
air yang mereka minum sudah keluar, tapi tubuhnya tetap
terasa lemas seperti sakit berat.
Perempuan itu menghibur, “Siau Ceng, Siau Pek, kalian
jangan sedih, aku akan menghukum mereka, aku akan
melempar mereka ke dalam danau untuk direndam.”
“Nona, jangan terlalu percaya diri, kalau kami turun ke air
tidak masalah, kalau kau yang turun, harus merepotkan kami
menarikmu naik!” kata Goan Hiong.
Perempuan itu membentak, “Marga Goan, sekarang aku
mengajak bertaruh dengan semua orang Kian-kun-kiam-pai,
siapa yang kalah dariku, dia harus turun ke danau Coan-bu
lalu berguling-guling.”
“Bagaimana kalau kau yang kalah?” tanya Goan Hiong.
“Aku yang akan meloncat ke danau, karena itu adalah
kuburanku!”
“Untuk apa harus sampai seperti itu? Aku tidak memaksamu
mati di sana!”
Perempuan itu mulai menyerang tapi Goan Hiong sama
sekali tidak bergerak.
Perempuan itu menarik kembali pedangnya, “Mengapa kau
tidak menahan seranganku?”
“Menurut aturan bertarung, kau harus meninggalkan nama
dan marga!” kata Goan Hiong.
“Aku tidak mau memberitahu namaku, lebih-lebih tidak mau
mengikuti aturan!”
“Tidak bisa, kami adalah murid Kian-kun-kiam-pai,
perguruan ini memang baru berdiri, tapi kami bukan orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
yang tidak punya nama, bila kau tidak memberitahu namamu,
aku akan mengakui kekalahan ini, aku juga tidak bersedia
bertarung denganmu, kecuali namamu tidak boleh diketahui
oleh orang banyak.”
Siau Ceng yang berdiri di sisi segera berteriak, “Jangan
sembarangan bicara, nona kami adalah orang baik-baik, kalau
dia mau terkenal, di dunia ini Kian-kun-kiam-pai belum ada
sebagiannya.”
“Kian-kun-kiam-pai tidak pernah menyombongkan diri atau
menganggap kami yang paling kuat, tapi kami juga tidak sudi
bertarung dengan orang yang menyembunyikan identitas.”
“Baiklah, dengar baik-baik margaku Liu, pohon Yang Liu
punya Liu, namaku Ji-swie, apakah kau ingat?”
“Apakah itu nama aslimu?”
“Tidak perlu tahu asli atau palsu, yang penting aku
memakai nama ini dan tidak akan berubah.”
“Biaklah, namamu tidak akan digunakan karena hari ini kau
yang akan meloncat ke Coan-bu-ouw, di sisi danau Coan-buouw
aku akan mendirikan sebuah batu nisan supaya orang
yang mencarimu tahu di mana mayatmu terbaring!” kata Goan
Hiong.
Dengan marah Liu Ji-swie menggerakkan pedangnya dan
menyerang, Goan Hiong melencengkan pedangnya, dia mulai
siap-siap mempergunakan Tay-lo-kiam-hoat dan selalu
menutup semua arah supaya pedang lawan tidak bisa
menyerangnya, jurus-jurus Liu Ji-swie sangat ringan, tempat
yang di mana dia menyerang sangat tepat, jurusnya aneh,
tubuhnya sangat ringan dan seperti melayang kesana kemari,
membuat orang sulit menduga arahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia melihat pertarungan ini, wajahnya mulai
tersenyum, dia mulai mengerti mengapa begitu menyerang dia
langsung kalah, bukan ilmunya lebih rendah dari perempuan
itu, tapi karena dia terlalu tergesa-gesa, maka dia kalah, apa
yang Ciam Giok-beng bicarakan dengan Goan Hiong di perahu,
dia sudah mendengarnya, maka dia pun menganalisa diri.
Ilmu pedang Lin Ji-swie sangat aneh, tapi hanya satu kata
yang bisa melukiskannya yaitu 'cepat' maka begitu bertarung
dia sudah mengambil kesempatan.
Jurus Goan Hiong adalah jurus bertahan, karena dia
bertahan dengan baik, membuat lawan tidak bisa menyerang.
Sesudah Liu Ji-swie menyerang 10 jurus lebih, melihat
lawan tidak membalas, dengan cemas dia berkata, “Kau
adalah laki-laki, apa maksudmu hanya bertahan?”
Kata-katanya baru keluar, Goan Hiong tiba-tiba menyerang,
Liu Ji-swie pun ikut melayang, dia mengikuti pedang Goan
Hiong menyerang, refleknya cepat sekali, benar-benar sulit
dibayangkan.
Tapi serangan Goan Hiong tadi hanya untuk mencari tahu,
baru sampai di tengah-tengah, dia menarik kembali
pedangnya, dengan tenang dia kembali mementahkan
serangan Liu Ji-swie dan kembali seperti semula.
Liu Ji-swiea berteriak, “Apakah dengan cara ini kau bisa
melindungi dirimu? Aku ingin lihat kau bisa bertahan sampai
berapa lama?”
“Kau bisa bertahan berapa lama, aku pasti sama bisa
bertahan berapa lama, dengan cara bertahan untuk
melawanmu yang menyerang aku akan lebih irit tenaga.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Ji-swie tertawa dingin, tiba-tiba gerakan pedangnya
bertambah cepat, dia tidak menggunakan jurus ringan, tapi
dengan jurus ganas, memaksa Goan Hiong bertarung, dia juga
sering membuat dirinya banyak celah supaya Goan Hiong
menyerangnya dan bisa memecah penjagaannya yang ketat.
Menghadapi serangan seperti itu, Goan Hiong mulai tidak
sabar karena setiap kali harus menahan serangan lawan,
terlihat sangat lelah dan lawan selalu terlihat banyak celah,
sepertinya untuk menyerang celah-celah itu sangat mudah
dilakukan.
40 jurus sudah berlalu, Goan Hiong semakin lelah,
pertarungan ini seperti seekor anjing galak berhadapan
dengan domba, cakar anjing galak yang tajam sulit digunakan,
begitu domba datang menabrak dia hanya bisa mendorongnya
kembali, walaupun tenaga kedua belah pihak berbeda jauh,
tapi mereka tetap berniat membereskan lawan, tangan
diulurkan akan terkena nadi penting untuk apa harus terus
bertahan?
Maka begitu ada kesempatan datang, Goan Hiong
menggunakan kesempatan itu menyerang, pedangnya tibatiba
didorong keluar untuk menyerang leher Liu Ji-swie, ini
adalah waktu ketika lawan mundur, jurus berikutnya Goan
Hiong akan terus menyerang.
Tapi reflek Liu Ji-swie di luar dugaan Goan Hiong,
menghadapi jurus yang menyerang lehernya, dia sama sekali
tidak peduli, tubuhnya tetap condong ke depan, ujung pedang
menunjuk pundak Goan Hiong.
Tidak peduli pada nyawanya, dan hanya ingin melukai
pundak lawan, pertarungan seperti ini boleh dikatakan belum
pernah terjadi dari dulu sampai sekarang, Goan Hiong yang
punya banyak akal tetap hanya termangu, seorang pesilat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pedang yang paling penting adalah reflek, bakat Goan Hiong
di bidang ini sangat tinggi, tapi melihat keadaan sekarang, dia
jadi ragu-ragu melihat ujung pedangnya hampir mengenai
leher lawan, dia sedang berpikir apakah harus memiringkan
ujung pedang supaya tidak menusuk leher lawan, tiba-tiba dia
merasa pundaknya dingin lalu panas, Liu Ji-swie sudah
membalikkan tubuh dan mundur.
Goan-hong merasa dingin karena ujung pedang merobek
baju, lalu panas karena kulitnya tergores pedang, Goan Hiong
melihat pundaknya telah tergores dan darah menetes
membasahi bajunya.
Kie Pi-sia berteriak, “Goan Toako, jangan sungkan, dengan
cara tidak peduli nyawa sendiri, dia jadi unggul.”
Liu Ji-swie dengan dingin berkata, “Marga Goan, silahkan
meloncat ke danau!” Goan Hiong menyimpan pedangnya dan
tertawa, “Tehnikku berada di bawahmu, aku marga Goan tidak
akan menarik kembali apa yang tadi telah kukatakan, tapi aku
tetap akan bertanya, bila tadi pedangku terus menyerang, apa
yang akan terjadi?”
“Waktu itu kau akan tahu, salahnya mengapa kau tidak
berani menyerangku, sekarang kau tidak perlu banyak tanya,
turunlah ke danau!”
Goan Hiong tertawa, dia benar-benar turun ke danau
kemudian naik lagi, dia memeluk pedangnya dan berkata,
“Aku ingin bertanya lagi.”
“Kau adalah jenderal yang kalah, buat apa banyak tanya,
kau tidak pantas bertarung lagi, pergi dan beristirahatlah di
pinggir!”
“Bagaimana denganku?” tanya Kie Pi-sia sambil membawa
pedangnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Siapa pun sama saja, hari ini aku siap melayani
pertarungan bergilir dari kalian, dari yang paling tua sampai
yang paling muda masing-masing mempunyai kesempatan.”
Karena Goan Hiong kalah duluan, maka dia berdiri di
sebelah sana, Kie Pi-sia mendekat, dia seperti Goan Hiong
menyerang kemudian mundur untuk bertahan, Liu Ji-swie
malas menunggu, sesudah beberapa jurus, dia mulai
menyerang dengan cara tidak peduli pada nyawa, tenaga Kie
Pi-sia tidak sekuat Goan Hiong, begitu sampai jurus ke-6, dia
mulai menyerang posisi menyerang tetap pada leher
lawannya.
Liu Ji-swie tidak berganti posisi, tapi serangan ke bawah dia
naikkan ke pundak, sama seperti menyerang Goan Hiong,
karena Goan Hiong kalah maka Kie Pi-sia tidak sungkansungkan
menyerang, tapi dia tetap mempunyai hati nurani, dia
tidak ingin nyawa orang lain melayang, maka dia menyerang
sangat hati-hati, dalam benaknya paling-paling melukai dia itu
sudah cukup!
Tapi begitu Liu Ji-swie melihat ujung pedang Kie Pi-sia
mendekat sekitar beberapa sentimeter, kepalanya tiba-tiba
ditundukkan dia menggigit ujung pedang Kie Pi -sia, kemudian
pedangnya melayang, Kie Pi-sia merasa pundaknya dingin
kemudian panas, darah pun mengalir, karena terkejut dia
mundur mendekati Goan Hiong.
Dengan senang Liu Ji-swie berkata, “Kali ini kau harus tahu
diri, kalau tadi kau ingin membunuhku, kau harus tetap
mengalami kegagalan.”
Goan Hiong terdiam.
“Caramu benar-benar berbahaya! Kalau meleset sedikit,
nyawamu akan melayang!” seru Kie Pi-sia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Ji-swie tersenyum, katanya, “Pesilat pedang yang hebat
tidak boleh meleset, hidup, mati, menang, kalah, ditentukan
dalam sekejap mata.”
Saat Kie Pi-sia ingin kembali ke tempatnya, Liu Ji-swie
tertawa, katanya, “Kau tadi sudah masuk ke air, sekarang kau
tidak perlu masuk ke air lagi.”
Kie Pi-sia menjawab dengan dingin, “Aku tidak sudi
menerima kebaikanmu, tadi aku masuk ke air karena ingin
menang, sekarang aku masuk ke air untuk menepati janji, dua
hal ini jangan dicampur adukkan menjadi satu.”
Kie Pi-sia tetap masuk ke danau dan berguling-guling lalu
naik kembali, Liu Ji-swie tertawa, katanya, “Sangat baik,
mengenai hal ini kau lebih baik dariku, aku kagum kepada
sifatmu yang keras ini!”
“Aku tidak terima kekagumanmu, karena di lain waktu kita
akan bertarung lagi, aku bisa lebih bebas berhadapan
denganmu, memang tadi aku kalah, tapi aku tidak terima,
karena aku tidak mau melukaimu, maka saat bertarung tadi
aku membatasi diri, kalau benar-benar menyerang sekuat
tenaga aku tidak percaya gigimu bisa bertahan menggigit
pedangku!”
Liu Ji-swie tersenyum, dia mengambil pedang miliknya, lalu
menyentil, ujung pedang langsung putus, kemudian dia
mengambil ujung pedang yang terputus itu dengan pedangnya
dan memotongnya menjadi dua lagi, dengan angkuh dia
berkata, “Karena kau tidak mempunyai niat melukai orang,
maka aku hanya akan melukaimu sedikit saja, kalau tidak bila
pedangku sedikit di angkat ke atas, paling sedikit bisa
membelahmu menjadi 2 bagian, aku menyentil bisa
mematahkan pedang, tidak mungkin aku tidak tahan dengan
pedangmu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tenaga gigitannya pasti lebih kuat dari sentilan jari, karena
itu Kie Pi-sia tidak bisa bicara apa-apa lagi.
Sambil tertawa Liu Ji-swie berkata kepada Ciam Giok-beng,
“Dua murid paling baik dari perguruanmu, sudah berhasil
kukalahkan, sekarang giliranmu bertarung denganku!”
Sewaktu Ciam Giok-beng bersiap-siap akan bertarung, Pui
Ciauw-jin segera berkata, “Ciam Toako, bagaimana kalau aku
yang mencoba dulu?”
“Kau bukan murid Kian-kun-kiam-pai jangan membuat
masalah denganku!” kata Liu Ji-swie.
“Memang aku bukan murid Kian-kun-kiam-pai, tapi saat
berdirinya Kian-kun-kiam-pai, aku dengan posisi sebagai Tetua
Kian-kun-kiam-pai ikut andil, maka kami masih ada
hubungannya, apa lagi Goan Hiong sebelum masuk Kian-kunkiam-
pai adalah muridku, dasar ilmu silatnya aku yang
mengajarkan, sekarang dia kalah, aku merasa malu, aku ingin
mengambil kembali sedikit nama baikku!”
“Kalau kau ingin meramaikan suasana, tidak masalah!”
Pui Ciauw-jin tertawa terbahak-bahak, “Karena kekalahan
Goan Hiong membuat wajahku panas karena malu, maka aku
ingin mencari alasan yang tepat supaya bisa merendam
tubuhku kedalam air danau, aku harap Nona Liu bisa
membantuku.”
“Jangan macam-macam, bila ingin bertarung,
mendekatlah!” kata Liu Ji-swie marah.
Pelan-pelan Pui Ciauw-jin keluar dan berkata, “Pedangmu
sudah putus apakah perlu diganti dengan yang lain? Kadangkadang
walaupun hanya sedikit masalah akan menjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
masalah besar.” Dengan angkuh Liu Ji-swie menjawab, “Tidak
perlu, hanya kurang 10 sentimeter tidak masalah bagiku.”
“Seberapa pendek baru jadi masalah?”
“Jangan banyak bacot! Dengan tangan kosong pun aku bisa
menang darimu,” Liu Ji-swie berkata dengan angkuh.
Pui Ciauw-jin tetap tertawa dan berkata, “Kau sendiri yang
berkata demikian, bila terjadi sesuatu jangan salahkan aku,
aku dijuluki si pedang aneh, jurus pedangnya aneh,
pedangnya aneh, orangnya pun aneh!”
“Jangan banyak bacot, lebih baik kau masuk ke danau dan
menjadi siluman.”
Pedang menyerang, Pui Ciauw-jin menahannya, Pui Ciauwjin
balik menyerang, dengan tenang Liu Ji-swie menahan, tibatiba
dia mengeluarkan jurus aneh dan menyerang wajah Pui
Ciauw-jin, tangan kosong Pui Ciauw-jin tiba-tiba melayang,
dari dalam lengan bajunya dia mengeluarkan sebuah pisau
kecil, kemudian terdengar suara TANG, pedang panjang Liu Jiswie
terputus, punggungnya dipukul dengan punggung
pedang membuat Liu Ji-swie terus maju ke depan.
Begitu tubuhnya bisa berdiri tetap, dengan marah dia
berkata, “Kau benar-benar menggunakan cara licik!”
“Sebelumnya kan aku sudah memberitahu dan sudah
berpesan kau harus hati-hati, julukanku adalah si pedang aneh
maka jurusku pun pasti aneh, seperti pisau kecil yang kupakai
adalah salah satu jurus anehku, tapi tadi kau mengatakan
dengan tangan kosong bertarung denganku pun tidak
masalah, aku hanya memutuskan pedangmu, seharusnya lebih
tidak bermasalah, ternyata kau hanya besar mulut saja
prakteknya tidak ada!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Ji-swie bertambah marah lagi, “Aku yang membuat
masalah? Kalau kau berani tunggulah, aku akan mengganti
pedang baru! Aku tidak peduli pada pemainan persetanmu!”
“Tentu, aku ingin kau mengganti pedang, meski kau mau
beberapa kali pun ingin diganti tidak masalah, karena umurku
lebih tua darimu satu kali lihat lebih, aku tidak boleh
meremehkanmu.”
Liu Ji-swie melotot, bentaknya, “Apakah kau meremehkan
ku?”
Dengan santai Pui Ciauw-jin menjawab, “Kalau tadi aku
menyerangmu dengan bagian tajam, tanganmu akan putus,
tapi aku tidak mau berbuat seperti itu, maka hanya dengan
punggung pedang aku menepukmu, aku ingin memberi sedikit
pelajaran kepadamu, kau jangan terlalu sombang, kau masih
muda, jangan kira sesudah mendapat ilmu warisan dari
keluarga, kau akan menjadi tidak terkalahkan! Kau harus tahu
di luar langit masih ada langit lagi, memang para orang tua
dalam tehnik pedang tidak sebagus dirimu, tapi berdasarkan
pengalaman, mereka menang darimu, ilmu pedang yang
didapat dari warisan keluarga tidak perlu disombongkan,
pengalaman adalah hasil kerja keras sendiri, Nona, kau masih
terlalu jauh!”
Wajah Liu Ji-swie berubah menjadi pucat, Siau Ceng segera
memberikan pedangnya kepada majikannya, “Nona,
gunakanlah pedangku!”
Liu Ji-swie mendorong tangannya, dia menarik nafas, “Siau
Ceng, tadi aku memang sudah kalah, kalau kalah harus
mengaku kalah, kita tidak boleh berbuat licik, kalian
kembalilah, bila ada kesempatan bertemu dengan orang itu,
beritahu kepadanya, carilah aku di sana.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Siau Ceng terpaku, katanya, “Nona, apakah kau tidak akan
pulang dengan kami?”
Dengan angkuh Liu Ji-swie menjawab, “Aku tidak akan
kembali, ketika ada kesempatan keluar aku tidak ingin pulang,
apalagi sekarang.”
“Kelak kalau kami ingin mencari Nona, bila bertemu dengan
orang itu, bagaimana kami memberitahu kepadanya?”
Liu Ji-swie tertawa sedih, berkata, “Beritahu kepadanya, air
danau ini adalah kuburanku!”
Siau Ceng, Siau Pek terkejut, katanya, “Nona jangan
bergurau!”
“Nona tidak perlu begitu serius! Nona tidak bisa berenang,
kalau masuk ke dalam air akan berbahaya!” Pui Ciauw-jin
dengan cepat berkata.
“Aku sudah memaksa 2 orang kalian masuk ke dalam air,
aku kalah bukan karena ilmu pedangku lebih rendah darimu,
aku kalah tapi hatiku tidak terima!”
“Betul! Maka kau tidak perlu serius seperti itu!” jawab Pui
Ciauw-jin.
Liu Ji-swie tertawa dingin, katanya, “Tadi aku sudah
mengaku kalah, walaupun aku bukan orang terkenal, tapi aku
tidak akan licik!”
Kemudian dia berjalan menuju danau, Pui Ciauw-jin
mengejar dan melarangnya, Liu Ji-swie menoleh dan berkata,
“Kau tidak perlu ikut, tenanglah di belakangku, tidak akan ada
orang yang akan mencari masalah dengan kalian lagi, apa lagi
Siau Pek dan Siau Ceng bisa menjadi saksi bahwa kematianku
ini adalah kehendakku sendiri, bukan karena dipaksa oleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kalian maka tidak akan ada orang yang mencari kalian untuk
membalas dendam!”
Dia melayang di atas air danau, dia berjalan sangat cepat di
permukaan air, orang-orang yang ada di belakang ilmu
meringankan tubuhnya tidak sebaik dia, maka mereka tidak
bisa mengikutinya berjalan di atas air, Pui Ciauw-jin dengan
cepat mengambil perahu kecil lalu mendayung menuju danau,
Ho Gwat-nio dengan cepat terjun ke dalam air lalu berenang
menghampiri Liu Ji-swie, menang sangat cepat tapi lebih
lambat dari Liu Ji-swie.
Yang lain juga dengan cepat naik ke perahu besar, dan
memerintahkan tukang perahu segera mendayung ke depan,
terlihat di bawah siraman cahaya bulan Liu Ji-swie terus
berlari, kemudian dia naik ke atas, lalu seperti seekor bangau
malam masuk ke tengah danau, hanya terlihat ada riak-riak
air, bayangannya sudah tidak terlihat, Ho Gwat-nio dengan
cepat menyelam ke sana, dia tidak bisa melihat apa-apa.
Pui Ciauw-jin adalah orang kedua yang sampai di sana, dia
juga segera turun ke dalam air untuk mencari Liu Ji-swie,
orang-orang yang ada di perahu besar yang bisa berenang
semua turun ikut mencari.
Tapi setelah semua mencari sekian lama, tetap tidak ada
hasilnya, Kie Tiang-lim menarik nafas dan berkata, “Tidak
perlu dicari lagi, sudah begitu lama, walaupun
menemukannya, nyawanya pasti tidak akan tertolong lagi.”
Dengan aneh Ho Gwat-nio berkata, “Aku hanya terlambat
sedikit, tidak mungkin tidak menemukan dia, walaupun dia
mati, harus ada mayatnya bukan?”
“Hanya ada satu kemungkinan, dia masuk ke dalam air
terlalu tergesa-gesa, maka tubuhnya menancap di dasar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
danau, maka kita tidak bisa menemukan dia,” kata Pui Ciauwjin.
“Tidak mungkin, air danau ini dalamnya hanya 5 meter,
tidak mungkin menancap ke dasar danau, air begitu dalam
mungkin tubuhnya malah akan terapung, aku yakin dia bisa
berenang dan teknik berenangnya lumayan tinggi, pada
kesempatan ini dia melarikan diri!”
Siau Ceng dan Siau Pek masih berada di perahu besar,
wajah mereka penuh air mata, sesudah mendengar kata-kata
Gwat-nio, Siau Pek marah dan berkata, “Jangan sembarangan
bicara, kalau nona kami bisa berenang, saat kami jatuh ke
dalam air, dia tidak akan meminta kalian menolong kami,
kalian yang menyebabkan nona mati, mengapa terus
menghina dia?”
Ciam Giok-beng melihat air danau kemudian tersenyum,
katanya, “Gadis kecil, kami tidak memaksanya, maka kalau
bicara kau harus hati-hati, kalau tidak untuk apa kami datang
menolongnya?”
Siau Pek menunjuk Goan Hiong dan berkata, “Dia yang
membuat nona mati karena dia memaksa ingin tahu nama dan
marga nona, dan masih bilang harus membuat batu nisan di
sisi danau, memang dia sengaja ingin membuat nona mati!”
Goan Hiong melihat air danau, kemudian berkata, “Katakata
tadi memang aku yang mengucapkan, tapi masuk ke
dalam air adalah kemauannya, kalah dan menang adalah hal
yang biasa, kalau kalah lalu ingin bunuh diri, itu salah dia
karena jiwanya terlalu sempit, apa lagi dia belum mati, kalau
dia mati aku yang akan mengganti nyawanya.”
“Kalau suami nona mengetahuinya, jangan harap kalian
bisa hidup!” teriak Siau Ceng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Ternyata Nona Liu sudah menikah, siapa suaminya?” tanya
Ciam Giok-beng.
Siau Pek menendang Siau Ceng, dia melarang Siau Ceng
terus bicara, kemudian bertanya kepada Goan Hiong, “Kau
bilang nona belum mati? Dari mana kau tahu?”
“Nona kalian tidak bisa berenang, maka tidak mungkin
begitu masuk ke dalam air langsung menghilang, jadi tidak
mungkin dia mati!”
Siau Pek sangat kecewa dan berkata, “Ternyata kau hanya
menduga saja dan itu belum tentu benar, ilmu silat nona
sangat tinggi, tapi dia sudah bertekad ingin mati, dia berlari
sangat cepat, mungkin tubuhnya menancap di dasar danau,
lebih baik kalian turun dan membawa mayat nona ke atas, aku
akan menutupi kesalahan kalian!”
Goan Hiong berkata, “Hari ini orang yang menyaksikan
tragedi ini tidak mungkin menutupinya, tapi tidak masalah
untuk kami, karena kami tidak bersalah dan kami tidak takut
akan ada yang datang untuk membalas dendam, tapi aku bisa
membuktikan kalau dia tidak mati.”
“Apa buktinya?” tanya Siau Pek.
“Bila kau memberitahu nama asli nonamu, aku akan
memberitahu padamu!” kata Goan Hiong.
“Nona bermarga Liu, itu tidak salah, tapi nama nona tidak
bisa disebut, dia mengatakan kalau namanya adalah Ji-swie,
ya Ji-swie,” kata Siau Pek.
“Siapa nama suaminya?” Goan Hiong bertanya lagi.
“Marga suaminya adalah Ciu, namanya Pek-ho, ilmu
pedangnya sangat tinggi, lebih tinggi dari nona, aku hanya
bisa mengatakannya sampai di sini, aku harus memberitahu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kalau nona belum menikah, hanya sudah bertunangan, tapi
nona tidak suka dengan pernikahan ini.” kata Siau Ceng.
“Sudah! Sudah cukup banyak yang kuberitahu, sekarang
giliranmu yang memberitahu,” tuntut Siau Ceng.
“Nona kalian sudah ditolong orang lain!” kata Goan Hiong.
Mata Siau Ceng dan Siau Pek membesar dan bersama-sama
bertanya, “Apakah benar?”
“Pasti benar, kepalaku jadi jaminannya!”
“Mengapa kita tidak melihatnya?” tanya Siau Ceng.
“Orang ini sudah lama bersembunyi di bawah air, ilmu silat
orang itu sangat tinggi, begitu nona kalian masuk ke dalam air
dia langsung dibawa oleh orang itu, mungkin orang itu adalah
calon suaminya yang bernama Ciu Pek-ho.”
“Tidak, tidak mungkin, pertama Tuan Ciu tidak tahu kami
berada di sini karena dia sedang ada perlu dan pergi, kedua,
Tuan Ciu tidak bisa berenang!” jelas Siau Pek.
“Berarti ada orang lain lagi, dia sangat mahir berenang, dari
awal dia sudah menunggu di dalam air untuk menolong
nonamu, dia pasti orang yang sangat mengenal nonamu,” kata
Goan Hiong.
Wajah Siau Pek dan Siau Ceng terlihat senang, mereka
bertanya, “Mengapa kau bisa tahu!”
“Waktu aku naik perahu kemari, aku melihat ada riak air,
riak air itu menuju ke barat, seperti seekor ikan besar yang
sedang berenang di bawah air, di Coan-bu tidak ada ikan
besar, maka aku mengambil kesimpulan itu adalah orang,
orang itu sudah menolong nona kalian, siapakah orang itu?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Siau Ceng dan Siau Pek dengan cepat meloncat ke perahu
kecil yang dibawa Pui Ciauw-jin, mereka mendayung terus ke
arah barat, dari perahu Siau Pek masih menoleh, “Kalau nona
tidak mati, itu adalah nasib baik kalian, hal yang lain tidak
perlu kalian tahu, kalian juga tidak perlu mengejar kami, kalau
tahu kalian mengikuti kami, kami tidak akan melepaskan
kalian.”
Ho Gwat-nio turun ke dalam air sebelah sana diam-diam
Goan Hiong tahu Ho Gwat-nio sangat pintar berenang, dia
akan mengikuti perahu kecil itu, maka dia pura-pura berkata,
“Siapa yang sudi mengurusi masalah kalian, kami masih belum
puas bermain di danau ini!”
Perahu besar terus melaju ke arah timur, karena baju
beberapa orang sudah basah, maka semua sudah tidak
tertarik lagi untuk bermain, mereka pamitan pada temanteman
dunia persilatan yang datang untuk melihat keramaian.
Kemudian mereka pamit pulang ke perusahaan perjalanan Suhai
dengan menunggang kuda, setelah mereka selesai
mengganti baju dan baru mulai mengobrol, Ho Gwat-nio
sudah kembali.
“Bagaimana hasilnya, Gwat-nio?” tanya Pui Ciauw-jin.
“Orang yang menolong Nona Liu itu, apakah Lim Hudkiam?”
Goan Hiong juga ikut bertanya.
“Mengapa kau mengira orang itu adalah dia?” tanya Ho
Gwat-nio tertawa.
“Ilmu pedang Liu Ji-swie sama dengan Lim Hud-kiam,
hanya Lim Hud-kiam yang mahir berenang!” jawab Goan
Hiong.
“Tebakanmu boleh dikatakan benar, juga bisa disebut
salah!” kata Ho Gwat-nio tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apa artinya?” Goan Hiong terpaku.
“Aku tahu mereka pergi ke arah barat, mereka turun di kuil
Gi-beng, Liu Ji-swie sedang memuntahkan air yang tertelan di
belakang hutan kecil itu, Yu Bwee-nio dengan basah kuyup
memberikan pertolongan, Yu Leng-nio juga berada di sana,
yang menolong dia adalah kakak beradik ini, tapi aku tidak
melihat Lim Hud-kiam, kedua gadis itu selalu bersama Lim
Hud-kiam, maka tebakanmu hanya benar separuh saja!”
“Tapi aku tetap menduga Liu Ji-swie ada hubungannya
dengan Lim Hud-kiam, apa hubungan di antara mereka?” kata
Goan-Hiong.
“Aku tidak tahu, tapi kelihatannya demi Lim Hud-kiam, Liu
Ji-swie datang kemari, tapi Lim Hud-kiam tidak ingin bertemu
dengannya maka dia meminjam mulut kakak beradik ini
menyuruhnya untuk segera pulang dan jangan membuat onar
di luar,” kata Ho Gwat-nio.
“Ho Lihiap, apakah kau mendengar obrolan mereka?” tanya
Ciam Giok-beng.
“Aku tidak berani terlalu dekat, tapi sepertinya begitu!”
jawab Ho Gwat-nio.
Ooo)d*w(ooO
Siau Ceng dan Siau Pek masuk kedalam hutan, begitu
melihat 2 bersaudara Yu, mereka terpaku.
“Mengapa kalian, mana Lim Kongcu?” Siau Pek berteriak.
“Dia tidak datang, dia berpesan tidak ingin bertemu
dengannya lagi!” kata Yu Bwee-nio tersenyum.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan sedih Liu Ji-swie menarik nafas, “Apakah betul dia
tidak mau memaafkan aku? Demi dia, aku membuang semua
yang kumiliki, dengan susah payah mencari dia kemari!”
Yu Leng-nio berkata, “Nona Liu, Lim Kongcu mengatakan
kalau semua sudah berlalu, membicarakan hal itu akan
membuat kacau lagi, bukannya membereskan masalah, malah
akan membuat semua orang tenggelam dalam kesedihan, kau
sudah mempunyai pernikahan yang baik, untuk apa mencari
kerepotan lagi?”
“Dulu aku bodoh, demi mendapatkan ilmu pedang yang
lebih tinggi, aku menyia-nyiakan cintanya, dan menyetujui
pernikahan dengan keluarga Ciu, tapi itu adalah salah satu
cara agar aku bisa mendapatkan ilmu tinggi, aku kira dia akan
mengerti, dia malah salah paham kepadaku!” kata Liu Ji-swie.
“Apakah pernikahan bisa dipermainkan? Lim Kongcu sudah
satu kali kecewa dan sedih!” kata Yu Leng-nio.
“Demi dia, aku menjadi seperti itu, aku tidak mau dia selalu
di bawah orang-orang, maka dengan cara ini aku mengatur
agar dia bisa mendapatkan kesempatan naik ke atas!” kata Liu
Ji-swie.
“Lim Kongcu mengerti maksudmu, tapi kau tidak cukup
mengerti akan dia, seorang lelaki yang mempunyai kebesaran
hati yang luas, apakah mau menerima bantuanmu dengan
cara seperti itu? Dia menerima kebaikanmu tapi dia tidak bisa
melaksanakan kehendakmu!” kata Yu Bwee-nio.
“Bila Lim Hud-kiam tidak menonjol di antara orang-orang,
ayahku tidak akan mengijinkan aku menikah dengannya, aku
membantunya, dia malah bersikap seperti itu kepadaku,” kata
Liu Ji-swie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Sekarang kau adalah perempuan yang sudah bersuami,
jangan mengungkit masalah ini lagi, lebih baik kau kembali ke
tempatmu, anggaplah masa lalu hanya mimpi!” kata Yu Lengnio.
“Apakah semua ini kehendak Lim Hud-kiam?” tanya Liu Jiswie.
“Ini adalah nasehat dari kami, Lim Kongcu sudah tidak
mempunyai perasaan apa-apa kepadamu, dia menganggap
perkenalan kalian adalah kesalahan besar!” jawab Yu Lengnio.
“Aku tidak percaya, dia akan melupakan aku begitu saja,
dia pasti merindukanku, kalau tidak mengapa dua kalimat
terakhir yang ada di dalam lagu itu begitu dibencinya, karena
aku dia jadi membenci lagu itu!” kata Liu Ji-swie.
Yu Leng-nio tertawa dingin, katanya, “Nona Liu, kau
menganggap dirimu terlalu tinggi, kau memang cantik dan
tidak ada yang bisa menyaingimu, ilmu pedangmu pantas
dibanggakan, tapi seorang perempuan tidak bisa dengan 2
kemampuan ini menguasai laki-laki, kau benar-benar tidak
punya semacam sifat perempuan yang sangat penting, yaitu
lembut, penurut, dan rendah hati, itu adalah kecantikan
perempuan yang abadi, Lim Kongcu memang sangat
membenci 2 kalimat terakhir lagu itu, tapi itu bukan karena
kau, tapi karena dia sulit melupakan penghinaan yang dialami
di rumahnya, apakah kau mengerti?”
“Aku mengerti, sejak dia pergi lama kelamaan aku baru
mengerti, dulu aku terlalu sombong dan egois, terlalu
memandang nama, sekarang aku menyesal dan ingin berubah,
aku membuang apa yang kumiliki, datang dari jauh
mencarinya!” kata Liu Ji-swie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Terlambat, sudah terlambat, kau berganti nama menjadi
Ji-swie (seperti dulu) tapi tidak akan bisa mengubah
identitasmu, jangan lupa kau adalah hujin dari keluarga Ciu,”
kata Yu Bwee-nio.
“Tapi aku tidak menikah dengan Ciu Pek-ho!” kata Liu Jiswie.
“Tapi di dalam hati Lim Kongcu, kau adalah orang Ciu, jadi
dia tidak ingin bertemu denganmu!” kata Yu Bwee-nio.
Wajah Liu Ji-swie berubah, katanya, “Apakah dengan
bersembunyi di dasar air untuk menolong aku, semua adalah
rencananya?”
“Tidak, itu rencana kami, karena malam ini Lim Kongcu
tidak datang, dia mengira kau tidak akan bentrok dengan
orang lain,” kata Yu Bwee-nio.
“Mengapa?” tanya Liu Ji-swie.
“Karena dengan nama perusahaan perjalanan Su-hai dia
menyebarkan undangan kepada semua orang persilatan di
Kim-leng mengenai pertarunganmu, itu semua karena dia
ingin melarangmu bertarung, dia mengira kau akan ingat
kepada larangan dan aturan di Ceng-seng, dan tidak akan
mudah mengeluarkan identitas sendiri, tapi ternyata kau
masih tidak peduli pada semua aturan ini, apakah kau tahu
dengan begitu kau akan mendapat banyak masalah?” tanya
Yu Bwee-nio.
“Aku sudah mengatakan kalau aku tidak peduli apa yang
akan terjadi!” jawab Liu Ji-swie.
“Kau tidak peduli tapi Lim Kongcu peduli, dia melakukannya
bukan demi dirimu, tapi demi ayahmu, dia tidak mau ayahmu
terseret dalam masalah di sini karena dirimu, karena ayahmu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
telah membesarkan dia, maka aku nasehati agar kau kembali
ke rumah!” kata Yu Bwee-nio.
“Aku tidak akan pulang, kecuali Lim Hud-kiam....” kata Liu
Ji-swie.
“Tidak mungkin, Nona Liu, kau masih tidak berubah, kalau
kau ingin mendapatkan seorang laki-laki, jangan dengan cara
mengancam, apakah kau pikir dengan cara mengancam kau
akan mendapatkannya? Ingat, kau adalah anak perempuan
keluarga Liu, kau juga menantu keluarga Ciu, kau
menanggung nama baik 2 keluarga besar yang terkenal di
Ceng-seng, maka jangan melakukan hal-hal bodoh.”
Wajah Liu Ji-swie berubah pucat karena marah, dia berkata
dengan marah, “Lim Hud-kiam benar-benar tidak punya
perasaan, aku tidak akan memaafkan dia, aku tahu apa yang
dia pikirkan, aku akan membuat dia seumur hidup menyesal
dengan apa yang telah dia lakukan kepadaku, apa yang aku
katakan akan kulakukan!”
Yu Leng-nio tertawa dingin, katanya, “Nona Liu, Lim Kongcu
tahu apa yang kau pikirkan. Maka dia menyuruh kami
memberitahu, kau salah karena telah mencari masalah dengan
perusahaan perjalanan Su-hai.”
Liu Ji-swie tertawa dingin, katanya, “Apakah aku salah?
Kalau aku salah, mengapa dia begitu memperhatikan mereka?
Dan dia takut aku mencari masalah dengan mereka?”
“Karena alasan lain, bukan karena alasan seperti yang kau
kira,” kata Yu Leng-nio.
“Kalian siapanya Lim Hud-kiam? Berani-beraninya mewakili
dia bicara! Apakah hal-hal tentang dia sudah diberitahukan
semuanya kepada kalian?” Liu Ji-swie dengan marah bertanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Betul! Apa yang terjadi padanya, Lim Kongcu telah
memberitahu, tapi tenanglah, kami tidak pantas kau
cemburui!”
“Aku kira kalian juga tidak pantas!” teriak Liu Ji-swie.
“Lim Kongcu adalah teman kami, dia sudah bersumpah
seumur hidup tidak akan menikah, maka kau tidak pantas
terus mencarinya,” Yu Bwee-nio berkata dengan santai.
“Kalau dia seumur hidup tidak mau menikah, lalu untuk apa
kalian terus mengikutinya? Apakah dengan cara ini kalian bisa
menipu orang lain,” kata Liu Ji-swie dengan dingin.
Dengan rasa rendah Yu Leng-nio berkata, “Nona Liu, kau
cantik juga anggun, tapi mengapa pikiranmu begitu kotor?
Hubungan antara laki-laki dan perempuan, apakah harus
menikah dulu baru bisa berkumpul?”
Tiba-tiba Liu Ji-swie tertawa, “Suatu hari nanti kalau dia
berubah pikirannya ingin menikah, bagaimana kalian
mengaturnya?”
“Mungkin juga, karena dia adalah anak tunggal, supaya
mendapatkan keturunan, maka tidak mungkin tidak menikah,
tapi dengan persahabatan kami tidak ada hubungannya,
teman selamanya adalah teman.”
Liu Ji-swie tertawa, katanya, “Melihat keadaan kalian, bukan
hanya teman, jalan bersama, duduk juga bersama, itu adalah
teman kotor!”
“Kami mengakuinya, tapi kalau hati tidak merasa bersalah,
bertelanjang berhadapan juga tidak masalah, perasaan mulai
dari hati tapi terhenti pada peraturan, kami tidak peduli
pandangan orang lain.”
“Apakah kalian tidak ingin jadi istrinya?” tanya Liu Ji-swie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tidak, kami tidak memikirkan hal ini, punya sahabat seperti
dia, kami sudah merasa puas, kalau dia mau menikah dengan
kami, yang pasti kami akan merasa senang, tapi kami tidak
ada pikiran seperti itu, kami juga tidak akan marah kalau dia
menikah dengan orang lain!”
“Apakah kalian seumur hidup tidak akan menikah?” Liu Jiswie
merasa aneh.
Dengan sedih Yu Leng-nio berkata, “Betul, di dunia ini tidak
ada laki-laki yang lebih baik darinya, paling sedikit di dalam
hati kami, demi dia kami pantas menjaganya seumur hidup!”
“Kalau dia menikah bukan dengan kalian dan yang akan
menjadi istrinya tidak suka kepada kalian, bagaimana dengan
kalian?”
Yu Leng-nio berkata, “Kalau benar terjadi seperti itu, kami
akan meninggalkan dia, kami bersama dengannya bukan atas
permintaannya, melainkan kami yang mau sendiri!”
Sedikit emosi Liu Ji-swie bertanya, “Mengapa kalian begitu
rendah?”
Dengan serius Yu Bwee-nio menjawab, “Itu hanya
pandanganmu, asalkan Lim Kongcu tidak menganggap kami
rendah itu sudah cukup, Nona Liu, kalau kau mengerti cinta,
kau tidak pantas berkata demikian, saat kita mencintai
seseorang, yang kita pikirkan bukan kita mendapat berapa,
melainkan kita sudah mengeluarkan berapa dan apakah yang
kita keluarkan terlalu sedikit?”
Liu Ji-swie terdiam lama, dengan terharu dia berkata,
“Terima kasih untuk kata-kata kalian yang sudah membuatku
mengerti, kalau dibandingkan dengan kalian, aku terlalu
dangkal, dulu aku hanya ingin selalu mendapatkan sesuatu
tidak terpikir harus memberi.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tidak begitu juga, kali ini Nona Liu keluar dari rumah
sudah berkorban banyak, hanya saja Nona Liu bersikukuh
ingin menerima kembali apa yang sudah kau berikan, maka
pengorbananmu ada tujuannya, karena itu juga nilainya jadi
berkurang,” kata Yu Bwee-nio.
“Kalian lebih bernasib mujur, paling sedikit pemberian kalian
ada yang menerima, pemberianku tidak ada yang menerima!”
kata Liu Ji-swie.
“Air hujan jatuh ke bumi membuat rumput dan bunga
bertumbuh, tapi bukan karena bunga dan rumput hujan baru
turun, saat kita memberikan sesuatu bukan karena ada orang
yang menerima baru kita memberi, cintailah orang yang kau
cintai karena ada orang yang kau cintai, maka kau
memberikan cinta.”
“Lalu sekarang aku harus bagaimana?” tanya Liu Ji-swie.
“Lim Kongcu berharap kau kembali, maka kau harus
kembali ke tempatmu,” kata Yu Bwee-nio.
“Setelah pulang aku akan menjadi menantu keluarga Ciu,
bukankah dengan begitu aku akan lebih jauh lagi darinya? Aku
sudah berkorban banyak, bukankah semua itu jadi tidak
berarti?” tanya Liu Ji-swie.
“Kau mengira kau sudah berkorban tapi tidak bagi Lim
Kongcu, pulanglah dan terima nasib yang telah mengatur jalan
hidupmu, itu baru pengorbanan sejati!”
“Apakah dia tahu?” tanya Liu Ji-swie.
“Pengorbanan adalah pemberian secara diam-diam, tidak
perlu ada yang tahu, tapi aku yakin Lim Kongcu pasti tahu!”
“Karena itu tidak ada jauh dan dekat, semua itu tidak bisa
dilihat dengan pandangan mata, walaupun jauh kita pasti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
memiliki hubungan batin, walaupun benar kau bisa menjadi
istri Lim Kongcu bukan berarti kau harus benar-benar dekat
dengannya, hati yang sama walaupun jauh tapi akan
bertambah erat!” kata Yu Bwee-nio.
Liu Ji-swie mengangguk, “Aku sudah mengerti, pergilah
kalian, beritahu Lim Hud-kiam, aku tidak ingin bertemu
dengannya lagi, aku akan segera pulang, tapi aku tidak akan
menikah dengan Ciu Pek-ho, aku juga tidak bisa karena Lim
Hud-kiam menikah dengan Ciu pek-ho, ini adalah pilihanku,
kebebasanku, Lim Hud-kiam tidak bisa memaksaku!”
Yu Bwee-nio tampak berpikir sebentar, berkata, “Pasti, Lim
Kongcu hanya berharap kau pulang, tidak memaksamu
menikah dengan siapa pun, aku bisa paham akan hal ini!”
“Aku benar-benar iri kepada kalian, sekarang dia tidak mau
menemuiku, ingin menjadi temannya pun aku tidak bisa, tapi
aku akan menunggunya di rumah, kalau dia mau menemuiku,
aku akan merasa sangat berterima kasih!” kata Liu Ji-swie.
“Lim Hud-kiam akan pulang bila urusannya sudah selesai,
Ceng-seng adalah rumahnya, daun akan kembali ke asalnya,
tidak mungkin seumur hidup dia akan berkelana di luar,
apalagi ibunya masih hidup.”
“Mengapa dia selalu bertentangan dengan Su-hai?” tanya
Liu Ji-swie.
“Kami pun tidak tahu, apa pun akan dia beri tahu kepada
kami, hanya mengenai hal ini dia tidak pernah mau
menjelaskannya,” kata Yu Bwee-nio sambil tertawa.
Liu Ji-swie berkata lagi, “Aku ingin tanya, bagaimana
kemampuan ilmu pedangnya? Aku sudah pernah bertemu
dengan beberapa orang Su-hai, dengan teknik pedangnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
sama sekali tidak bisa melawan mereka, apakah dia butuh
bantuan orang lain?”
“Aku kira tidak perlu, orang-orang tua dan muda yang ada
di Su-hai semua pernah dikalahkan olehnya, dia bukan Lim
Hud-kiam yang dulu lagi!” kata Yu Bwee-nio.
Dengan senang Liu Ji-swie berkata, “Kalau begitu aku bisa
ikut senang, aku takut dia dirugikan, apalagi kali ini aku
pulang untuk menolak pernikahan dengan Ciu Pek-ho, orang
itu berjiwa sempit, dia tidak akur dengan Lim Hud-kiam,
mungkin dia akan mencari Lim Hud-kiam. Aku tidak berharap
Lim Hud-kiam akan mencintaiku lagi, tapi aku juga tidak ingin
membuat Lim Hud-kiam susah!”
“Kau tidak perlu mengkhawatirkan masalah itu, kau tahu
dulu Lim Hud-kiam berselisih dengan keluarga Ciu, dulu demi
dirimu dia tidak ingin ribut dengan keluarga Ciu, sekarang dia
tidak ingin mencari perselisihan dengan keluarga Ciu, tapi bila
Ciu Pek-ho mencarinya dia tidak akan takut, memang keluarga
Ciu di Ceng-seng adalah nomor satu, tapi bukan berarti
mereka tidak terkalahkan!”
Liu Ji-swie mengangguk, dia menghela nafas dan berkata,
“Aku tahu dia marah dan meninggalkan rumah, dia pasti akan
bertemu dengan orang aneh dan berilmu tinggi, dulu aku
mengira dia keluar dari rumah karena aku, maka aku buruburu
mencarinya, sekarang aku tahu bukan karena alasan itu,
maka aku merasa kecewa tapi demi keberhasilannya, aku
tetap akan memberi selamat kepadanya!”
Liu Ji-swie tercekat, kemudian dia menghapus air matanya,
dia membawa Siau Pek dan Siau Ceng pergi dari tempat itu,
dua bersaudara Yu juga pergi ke arah berlawanan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ho Gwat-nio yang bersembunyi di tempat jauh begitu
melihat mereka pergi, dia baru kembali tapi sayang mereka
semua tidak melihat Lim Hud-kiam yang berdiri di tempat lain.
Dia adalah orang terakhir yang meninggalkan tempat itu, dia
tidak mengejar dua bersaudara Yu. Dia seorang diri berjalan
ke arah kuil Gu-beng dan berdiri dengan termangu.
Pemuda itu seperti menanggung banyak kesedihan,
identitasnya yang misterius, perjalanan yang misterius,
sekarang seharusnya sudah ada jawaban, tapi sepertinya dia
tidak ingin membuka rahasia ini. Dia ingin seperti seekor ulat
sutra, selapis demi selapis mengelupas dan yang tersisa
adalah seekor ulat sutra yang mati tersiksa!
Ooo)*dw*(ooO
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Si Pedang Tumpul JILID KE TIGA
Karya : Tong Hong Giok
Terjemahan : Liang Y L
Edisi Ke 1 : January 2009
Kiriman : Lavilla (trims yeee)
Edit & Ebook : Dewi KZ
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz. info/
http://kang-zusi.info http://cerita-silat.co.cc/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
BAB 15 Pesta di Tiang-kang-cui-cai
Cerita Ho Gwat-nio membuat semua orang terdiam, yang
paling tidak tenang adalah Kie Pi-sia, dari perkataan Liu Ji-swie
dia merasa sedikit senang, tapi penjelasan dari dua
bersaudara Yu membuat rasa senangnya hilang, kemudian
diganti dengan kemarahan lalu berubah menjadi bingung.
Terakhir risau, dia sendiri tidak bisa menjelaskan perasaannya.
Ciam Giok-beng berpikir lama baru berkata, “Dari peristiwa
yang didengar oleh Ho Lihiap, kita jadi lebih banyak tahu
mengenai identitas Lim Hud-kiam tapi juga membuat kita
bertambah bingung, Lim Hud-kiam terus mengawasi kita itu
adalah suatu bukti, walaupun tidak bisa membereskan
masalah ini, perusahaan perjalanan kita tidak akan bisa
melebarkan sayap!”
Kie Tiang-lim mengerutkan alis, katanya, “Dia tidak punya
tempat tetap, jika sengaja mencarinya pasti tidak akan
menemukan, kita hanya bisa menunggu dia mencari kita!”
Tiba-tiba Kie Pi-sia berkata, “Cabang perusahaan kita sudah
mulai menjalankan usaha, tapi di pusat tidak ada tawaran,
itulah kenyataan, mulai besok aku akan menerima tawaran.
Menerima barang yang akan diantar ke Su-chuan, aku ingin
tahu apakah Lim Hud-kiam akan datang mencari kita?”
“Mengapa hanya menerima barang yang harus diantar ke
Su-chuan?” tanya Goan Hiong.
“Karena barang yang diantar ke tempat lain tidak akan
timbul masalah, dengan selembar bendera Su-hai semuanya
mudah lewat, sedangkan pada perjalanan ke Su-chuan tempo
hari kita ada masalah dengan Tiang-kang-cui-cai dan masalah
itu belum selesai, kita harus membereskan dan sekalian kita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
bisa berkunjung ke Ceng-seng, ke kampung halaman Lim Hudkiam,
dan di sana kita bisa menyelidikinya!”
Ciam Giok-beng berkata, “Pepatah mengatakan: orang lain
tidak mengganggu kita, kita tidak perlu mengganggu mereka,
untuk apa kau berbuat seperti itu?”
“Siapa bilang dia tidak menggangguku? Bukankah Liu Jiswie
telah membuat Kian-kun-kiam-pai malu, aku dan Goan
Toako dipaksa turun ke air, dia masih sempat menghinaku
dengan memberikan 10 tail perak, apakah aku akan diam saja
dengan penghinaan ini? Apakah orang-orang Kian-kun-kiampai
penakut?”
“Benar juga, Liu Ji-swie benar-benar keterlaluan, masalah
berasal dari Lim Hud-kiam, tapi dia malah melampiaskan
kepada kita, sekalian saja kita pergi ke Ceng-seng. Pertama,
kita bisa tahu apa yang terjadi di sana, kedua dengan cara ini
kita protes kepada Lim Hud-kiam, apakah dia tetap akan
bersembunyi dan dengan diam-diam selalu mengacaukan
kita?” tanya Pui Ciauw-jin.
“Ceng-seng belum pernah terlibat urusan dunia persilatan,
keterangan yang bisa kita ketahui, di sana ada 3 keluarga
yang ahli ilmu pedang, yaitu marga Lim, marga Ciu, dan
marga Liu. Mereka jarang membuat masalah di dunia
persilatan, apakah kita mencari mereka untuk membuat
ribut?” tanya Ciam Giok-beng.
“Suhu, paling sedikit keluarga Liu dan keluarga Lim sudah
membuat masalah kepada kita!” kata Goan Hiong.
“Itu masalah antara angkatan muda!” kata Ciam Giok-beng.
“Biar anak muda juga yang membereskan masalah ini !”
kata Kie Pi-sia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apakah kalian mampu? Akhirnya malah bisa membuat
malu diri sendiri lagi!” kata Ciam Giok-beng.
Pui Ciauw-jin berkata, “Kalau mau pergi harus pergi
bersama, hanya mengandalkan kekuatan anak muda kurasa
tidak akan berhasil, tapi Ciam Toako bisa tidak ikut, sedang
Goan Toako punya alasan yang tepat sebab orang tua Lim
Hud-kiam ada sedikit perselisihan dengannya, memang bukan
besar tapi alasannya cukup kuat, sekalian membereskan
masalah antara anak muda. Aku bisa menemani Goan Toako
pergi ke sana!”
Goan Jit-hong berkata, “Adik Pui, kau diam tapi pikiranmu
tidak diam, kau mulai lagi membawa angkatan muda kita
membuat masalah, apakah kau bisa menjadi seorang
Cianpwee? Jangan lupa perkawinanmu dengan Gwat-nio
sudah ditetapkan, lebih baik kau tinggal di sini menunggu jadi
pengantin.”
Wajah Ho Gwat-nio menjadi merah katanya, “Tidak perlu
mencemaskan masalah kami, tapi kurasa aku pun harus
bersembahyang dulu ke kuburan cici, itu adalah hal yang
penting untukku!”
Yang dimaksud dengan cici oleh Ho Gwat-nio adalah istri
Pui Ciauw-jin yang sudah meninggal, ini adalah alasan yang
tepat, hal ini membuat Pui Thian-hoa terharu.
Ciam Giok-beng berpikir sejenak, katanya, “Mendengar
alasan Ho Lihiap tadi, jadi harus berjalan ke sana, baiklah, kita
ramai-ramai ke sana dan pesta pernikahan Adik Pui
dipindahkan ke sana, kita ke rumah Adik Pui untuk
melaksanakan pernikahan ini, hal ini akan membuat semua
orang menjadi leluasa!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apakah Suheng juga ingin pergi ke sana?” tanya Kie Tianglim.
“Kukira tidak akan jadi masalah, pertama, Adik Pui akan
membuat pesta pernikahan di sana, kedua, aku selalu merasa
Lim Hud-kiam ada hubungan erat dengan Ji-sute yang
menghilang, pada kesempatan ini kita sekalian bisa mencari
tahu, hingga ada tanggung jawab kepada perguruan!”
“Kalau begitu, aku tidak akan mencegah lagi!” kata Kie
Tiang-lim.
“Kita tetap harus mencari barang yang akan diantar ke Suchuan,
artinya kita tidak peduli pada ancaman Lim Hud-kiam,
dan kita akan mencari tahu bagaimana sikap Tiang-kang-cuicai,
Biauw-eng!”
Pui Ciauw-jin berkata, “Benar, Hiong Hiantit sudah
mengambil segumpal rambut milik putri Biauw-eng, aku sudah
menelitinya, di sana terkandung obat bius dan aku sudah
menemukan cara untuk mengatasinya, pada kesempatan ini
kita beri pelajaran kepada mereka supaya mereka tahu
kelihaian kita dan jangan menganggap itu adalah ilmu gaib!”
“Barang yang kita antar besar atau kecil tidak jadi masalah,
kalau kita pergi dengan tangan kosong, orang akan mengira
kita takut kepada Tiang-kang-cui-cai, masalahnya dalam
waktu begitu singkat, apa kita bisa mendapatkan tawaran
kesana?” kata Goan Hiong.
“Tidak perlu mempertimbangkan harga, gratis pun tidak
apa, yang penting kita mendapatkan barang kiriman, kita tidak
perlu mengambil keuntungan.”
Goan Jit-hong berkata, “Kalau begitu aku ada cara,
bukankah Adik Pui akan pulang ke kampung halaman untuk
menikah, aku akan menjadi walinya yang pasti aku harus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mempersiapkan barang-barang untuk pernikahan, aku akan
menggunakan jasa perusahaan perjalanan Su-hai untuk
membawanya, bagaimana menurut kalian?”
Liu Hwan tertawa, berkata, “Gwat-nio adalah Sumoi kami,
yang pasti kami harus menyiapkan barang-barang yang perlu
untuk pernikahannya, di kota Kim-leng barang-barangnya
lebih lengkap, barang ini kami titipkan kepada Su-hai!”
Kie Pi-sia tertawa, katanya, “Itu lebih baik, tapi ongkos
perjalanan pun tetap harus diperhitungkan!”
“Tentu saja! Masalah keuangan antara saudara kandung
pun harus jelas, ongkos seperti biasa malah ditambah bonus,
dengan begitu kelak ada orang yang kenal pun akan malu
meminta gratis mengantarkan barang,” kata Goan Jit-hong.
Memang itu hanya lelucon, tapi Su-hai mendapat alasan
yang tepat untuk pergi ke daerah Su-chuan!
Membutuhkan waktu dua hari untuk persiapan penuh,
kabar sudah tersebar luas, kedudukan Pui Ciauw-jin dan Ho
Gwat-nio di dunia persilatan karena Kian-kun-kiam-pai menjadi
terpandang. Orang luar mendengar mereka akan menikah,
yang tidak bisa pergi ke Su-chuan untuk mengucapkan
selamat mulai mengantarkan hadiah ke kantor Su-hai,
banyaknya hadiah mencapai satu perahu besar dan harga
barang-barang itu tidak murah, terlihat benar-benar harus ada
orang yang mengatur dan melindungi barang-barang itu.
Saat akan berangkat di malam hari, Thio Yan-to datang
memberikan beberapa barang yang sangat berharga, karena
hari pernikahan sudah ditentukan, dalam beberapa hari dia
akan tiba di ibu kota. Dia menitipkan jam yang dibuat di negeri
barat. Setiap setengah jam sekali akan berbunyi, setiap kali
berbunyi ada sebuah boneka perempuan di tangannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
membawa bendera kecil, bendera itu menunjukkan waktu
sekarang. Boneka itu bisa memberi hormat, harga jam itu 10
ribu tail emas. Itu adalah barang dari negeri barat dan sangat
langka, dengan harga sangat tinggi Thio Yan-to baru bisa
mendapatkan benda ini. Pui Ciauw-jin yang tidak
mementingkan uang dan barang begitu melihat hadiah itu
langsung menyukainya. Untuk menunjukkan kepada Lim Hudkiam,
Kie Pi-sia sengaja mengajak Thio Yan-to pergi bersama
mereka, masih menyuruhnya untuk menyebarkannya keluar
kalau barang itu adalah barang titipannya.
Thio Yan-to menyetujuinya, karena yang ikut hanya dia
tidak ada keluarga yang selalu merepotkan maka Kie Tiang-lim
tidak menolaknya.
Kali ini mereka membawa barang lebih banyak
dibandingkan dulu, mereka menyewa 3 perahu besar. Ciam
Giok-beng, Kie Pi-sia, dan Goan Hiong terpisah di 3 perahu.
Kie Tiang-lim, Thio Yan-to, dan In Tiong-ho berada di satu
perahu, Ciam Giok-beng, Ho Gwat-nio, dan Kie Pi-sia berada di
satu perahu. Goan Hiong, Pui Ciauw-jin, Pui Thian-hoa, dan
Seng Cung berada di perahu yang ada paling belakang.
Yang tidak ikut dipimpin oleh Souw Thian-sia menunggu di
markas pusat Su-hai di Kim-leng sambil berlatih ilmu silat.
Goan Jit-hong dan Liu Hwan serta Liu Kong berjalan lewat
darat, kedua hweesio itu bertanggung jawab mencari tahu
kabar dari golongan hitam. Goan Jit-hong masih harus sering
berhubungan dengan orang yang di perahu. Orang yang
keluar kali ini tidak berkurang dari jumlah tempo hari, malah
kekuatan mereka bertambah.
Mereka selalu berhati-hati dalam perjalanan, dan dengan
selamat mereka bisa tiba di tempat tujuan. Yang paling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mereka khawatirkan adalah Lim Hud-kiam tapi batang
hidungnya sedikit pun tidak terlihat.
Kie Pi-sia merasa kecewa, dia menyalahkan Lim Hud-kiam
yang tidak datang mencari masalah.
Ho Gwat-nio berkata, “Lim Hud-kiam tidak mendukung
kalian membuka perusahaan perjalanan, dia bukan benarbenar
ingin mencari masalah dengan kalian melainkan dia
tidak mau kalian melindungi pejabat korup. Kali ini begitu kita
mengantarkan barang-barang pernikahanku, Lim Hud-kiam
tidak tertarik pada hal ini!”
“Aku sengaja menyuruh Thio Yan-to ikut, maksudnya
supaya dia tahu ada barang Thio Yan-to, supaya dia marah!”
kata Kie Pi-sia.
Ho Gwat-nio tertawa, katanya, “Thio Yan-to sudah pensium,
dia juga sahabat Su-hai, semua orang tahu tentang hal ini,
maka kau tidak bisa membohongi orang-orang!”
“Kalau begitu berarti kali ini kita sia-sia saja melakukan
perjalanan sampai di sini?” tanya Kie Pi-sia.
“Tidak juga, kita memasang bendera dengan gagah maju,
paling sedikit Tiang-kang-cui-cai tidak akan bisa menutup
sebelah matanya, bila mereka melepaskan barang yang kalian
bawa, berarti mereka mengakui kesalahan mereka!” kata Ho
Gwat-nio sambil tertawa.
“Tapi aku ingin tahu reaksi Lim Hud-kiam kalau dia tidak
muncul, hal ini tidak seru, orang-orang Tiang-kang-cui-cai
tidak menjadi pikiran bagiku!”
“Tiang-kang-cui-cai adalah suatu perkumpulan, sedangkan
Lim Hud-kiam adalah perorangan, mengapa melepaskan yang
berat dan memilih yang ringan?” tanya Ho Gwat-nio.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia tidak tahu mengapa dia begitu membenci Lim
Hud-kiam, maka dia pun hanya menjelaskan, “Tiang-kang-cuicai
adalah suatu wadah, Lim Hud-kiam mengancam
perusahaan perjalanan Su-hai maka aku lebih mementingkan
tindakan yang dilakukannya!”
Ho Gwat-nio sangat mengerti pikiran Kie Pi-sia, dia juga
sadar Kie Pi-sia menjadi aneh, dari rasa suka menjadi benci,
tapi dia tidak mau mengutarakan pendapatnya dia hanya
berkata sambil tertawa, “Siau Sia, kau terlalu fanatik,
sebenarnya Lim Hud-kiam tidak melakukan kesalahan
kepadamu, kau tidak pantas membencinya, kalau kau mau
mendengarkan omonganku, buanglah pikiran mengenai dia
jauh-jauh, supaya kau sendiri tidak terluka begitu juga dengan
orang lain.”
Kie Pi-sia terpaku, tanyanya, “Bibi Gwat, apa yang kau
katakan?”
Ho Gwat-nio tersenyum, katanya, “Di perahu ini hanya ada
kita berdua, aku pernah mengalami hal seperti ini, maka aku
bisa melihat dengan jelas, kebencianmu kepada Lim Hud-kiam
sudah melewati batas, kau sendiri tidak sadar, tapi orang luar
yang melihat akan tahu, maka aku nasihati dirimu, kau harus
hati-hati membereskan masalah ini, Goan Hiong sangat baik,
jangan sampai membuat hatinya terluka!”
Kie Pi-sia diam tidak bisa menjawab.
Ho Gwat-nio mengelus pundak Kie Pi-sia dan berkata lagi,
“Orang sering terlalu membuat perhitungan malah akhirnya
tidak mendapatkan apa pun, kau melepaskan kebahagiaan
yang ada di dekatmu menunggu kebahagiaan yang belum
tentu bisa kau dapatkan. Kau akan menyesal, usiamu masih
muda, jangan masuk ke dalam tandu yang tidak bisa keluar,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menghancurkan orang lain juga dirimu, jangan main-main
dengan kebahagiaanmu sendiri.”
“Aku mengerti apa yang Bibi katakan, tapi belum tentu
semuanya benar, aku membenci Lim Hud-kiam, karena dia
sangat menghinaku, dia selalu mempermainkan kita, tapi
berpura-pura jadi orang baik. Maka aku harus benar-benar
mengalahkan dia untuk melampiaskan kekesalanku!”
Ho Gwat-nio tertawa, katanya, “Kalau benar kau
mempunyai pikiran seperti itu, itu sangat baik, mencari Lim
Hud-kiam tidak sulit, kita berjalan ke barat, dia pasti ada di
belakang kita, karena dia belum tahu tujuan kita, jadi dia
masih diam, kalau tahu kita akan ke Ceng-seng untuk mencari
informasi mengenai dia, dia pasti akan keluar melarang kita
tapi bila bertemu dengannya....”
“Begitu bertemu dengannya, aku akan mengajak dia
bertarung, bila aku bisa menang darinya, aku akan senang
tapi bila aku kalah berarti ilmu silatku belum bisa bersaing
dengannya. Paling-paling aku akan pulang untuk belajar ilmu
pedang lagi. Setelah itu baru aku akan mencari dia untuk
membuat perhitungan. Yang paling tidak kusukai darinya
adalah dia melarang kita membuka perusahaan perjalanan,
semua orang punya cita-cita, mengapa dia melarang kita?”
Ho Gwat-nio tersenyum, “Aku juga pernah dipermainkan
olehnya, kalau mau melampiaskan kekesalan lebih baik kita
bersama-sama menghadapinya, tapi masalah mengenai Lim
Hud-kiam bisa jadi prioritas kedua, yang terpenting adalah
Tiang-kang-cui-cai, dua hari lagi kita akan memasuki wilayah
mereka, bagaimana sikap mereka kepada kita? Lebih baik kita
lebih berhati-hati!”
“Itu urusan ayah dan Supek, aku tidak perlu merasa
cemas!” kata Kie Pi-sia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kau salah kalau berpandangan seperti itu, Ciam Tayhiap
adalah ketua Kian-kun-kiam-pai, kau yang menjadi
penanggung jawab perusahaan perjalanan, kau harus
memperhatikan perusahaan perjalanan ini!”
“Kalau begitu bagaimana kalau perahu kita berjalan di
paling depan?” tanya Kie Pi-sia.
“Baik, suruh Goan Hiong naik ke perahu ini, kalian adalah
ketua dan wakil ketua, kalian harus berunding dulu, kami
hanya bisa berada di belakang kalian, hal-hal mengenai
perusahaan perjalanan hanya kalian yang bisa mengambil
keputusan!”
“Aku tahu, kau dan Paman Pui berada di dua perahu
berbeda, maka kalian tidak bisa berkomunikasi dan buru-buru
ingin ke perahunya!”
Wajah Ho Gwat-nio menjadi merah, dia berkata, “Bocah,
kau jangan bergurau, kami sudah dewasa, apalagi hari
pernikahan kami sudah ditentukan, bertemu atau tidak sama
saja, malah kalian anak muda yang harus lebih sering
berkumpul.”
Wajah Kie Pi-sia juga menjadi merah, saat mereka berdua
sedang bergurau tiba-tiba dari arah darat terdengar derap
langkah kuda yang berlari cepat, penunggang kuda itu
melambaikan tangan ke arah mereka.
Ternyata penunggang kuda itu adalah Goan Jit-hong, Ho
Gwat-nio mendorong Kie Pi-sia dan berkata, “Calon mertuamu
datang, pasti ada berita penting, kita suruh perahu mendarat
dan mendengar kabar apa yang dia bawa!”
Kie Pi-sia segera memerintahkan perahu untuk mendarat,
tapi air terlalu dangkal, perahu tidak bisa merapat. Goan Hiong
segera menurunkan sebuah sampan untuk menjemputnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng juga melihat Goan Jit-hong, dia segera
memerintahkan 3 perahu untuk lebih mendekat dan bersamasama
naik ke perahu Goan Hiong, Goan Jit-hong tepat tiba di
sana.
Goan Hiong yang terlihat paling tegang, “Ayah, kau
membawa berita apa?”
“Kabar dari kedua hweesio, katanya Tiang-kang-cui-cai
telah mengumpulkan semua orang dari tiap cabang di pusat,
mereka juga sudah mengeluarkan perintah kepada semua
bagian golongan hitam agar siap menghadang kita, maka aku
datang ke sini untuk memberitahu!”
Kie Pi-sia tertawa dingin, dengusnya, “Masalah ini sulit
dihindari, dimana sekarang mereka berada? Dengan cara apa
mereka akan merampas barang kita?”
Goan Jit-hong menggelengkan kepala, “Belum tahu, Liongli-
hek-sai Biauw-eng bila melakukan rencananya selalu rahasia,
dia tahu orang-orang golongan hitam bersahabat dengan kita,
dia takut mereka akan membocorkan rahasia ini kepada kita,
maka dia tidak memberitahukan rencananya kepada anak
buahnya. Dia mengambil semua keputusan dengan tiba-tiba,
karena itu sebelum kita tiba di Ie-tok mereka tidak mungkin
bergerak, dan kedua hweesio juga menitipkan kita kepada
teman baik mereka, kita harus sering berhubungan lagi, kabar
berikutnya, sesudah sampai di Ie-tok baru akan diberitahu
lagi!”
Semua orang memikirkan dengan cara apa mengatasi
masalah ini, Thio Yan-to segera mengeluarkan pendapat,
“Musuh banyak sedangkan jumlah kita sedikit, kalau bertarung
secara terbuka kita akan rugi, kita bisa menyerang mereka
dengan tiba-tiba, kita naik ke darat, di kota Ie-tok kita ganti
dengan jalan darat, mereka tidak bisa apa-apa.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia tertawa dingin, katanya, “Kali ini kita bukan
membawa barang orang lain, kita sengaja memasang bendera
Su-hai karena ingin menemui mereka untuk membereskan
masalah, mana mungkin kita bersembunyi dari mereka?”
Kie Tiang-lim berkata, “Biauw-eng memang pemimpin
perampok, tapi perampok-perampok darat bagian Su-chuan
tidak memiliki perkumpulan, maka dia juga merangkap
sebagai pemimpin perampok bagian darat, bila kita berjalan
lewat darat pun belum tentu bisa melepaskan diri dari dia.
Yang kita pikirkan sekarang adalah dengan cara apa bisa
menguntungkan kita? Karena orang-orang kita tidak biasa
bertarung di atas sungai, di darat kita bisa lebih saling
membantu!”
Tapi Kie Pi-sia mempunyai pendapat sebaliknya, “Barangbarang
yang ada di 3 perahu, bila kita merobah dengan jalan
darat harus memakai 40-50 kereta, kehilangan satu kereta
saja akan menjadi kegagalan kita. Apalagi kita sangat
kekurangan orang, tidak mungkin satu kereta dijaga oleh satu
pesilat tangguh, lebih baik berkumpul di perahu, lebih mudah
bagi kita untuk menjaga barang-barang ini!”
Ciam Giok-beng berkata, “Masuk akal juga! Tapi bila kita
menjaga barang di air yang kita takutkan adalah bila musuh
menyerang dari bawah air, karena lawan kita adalah
perampok, mereka pasti menguasai tehnik berenang di dalam
air kalau mereka membocorkan perahu dari bawah air, apa
yang harus kita lakukan?”
Kata Kie Pi-sia, “Mengenai hal ini aku sudah berunding
dengan Goan Toako, orang kita yang bisa turun ke air ada 7-8
orang setiap perahu harus dijaga oleh 2 orang, saling
berpatroli di bawah air, ini cukup untuk menanggulangi
serangan tiba-tiba dari dasar air, apalagi menurut Bibi Gwat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
teman-temannya banyak yang jago berenang, bila kita
memberi tanda bahaya mereka akan datang membantu, hal ini
tidak menjadi masalah, bila perlu 3 perahu didekatkan supaya
lebih mudah untuk saling mendukung.”
Ho Gwat-nio tertawa, katanya, “Serangan dari dasar air
tidak perlu kita takutkan, 3 perahu tidak boleh didekatkan,
berada di atas air yang paling menakutkan adalah serangan
api, tentara Co-coh yang berjumlah 800 ribu orang (Jaman
Sam-kok) kalah karena perahunya dibakar di atas sungai, saat
itu musuh hanya menyerang dengan api yang dipasang di
ujung anak panah, sekarang tehnik membakar perahu lebih
maju, bisa menembakkan bom atau hal lainnya, tembakan
bisa jauh dan api akan lebih cepat menyala kemudian
menjalar, maka 3 perahu tidak boleh saling berdekatan, harus
mengambil jarak sekitar 100 meter bila terjadi sesuatu perahu
bisa mundur!”
Kie Pi-sia berkata, “Mengambil jarak 100 meter tidak
masalah, karena dengan ilmu silat, kita sanggup menyebrang
ke perahu lain bila terjadi sesuatu!”
“Kalau di dasar air tidak ada masalah, aku lebih suka
berjalan lewat jalan air, aku sudah meneliti keadaan di darat,
kalau berjalan lewat darat, kita harus melalui jalan-jalan
pegunungan yang sangat berbahaya, bila mereka bersembunyi
di atas gunung lalu dengan batu atau batang pohon yang
digulingkan, mereka dengan leluasa menyerang kita dan kita
tidak akan bisa melawan, kali ini tidak seperti dulu, dulu Lantiang-
siang-sat hanya terdiri dari beberapa orang, sekarang
yang kita hadapi adalah perkumpulan besar dan kuat, kita
harus siap-siap dan waspada!”
Mendengar penjelasan Ciam Giok-beng, Thio Ceng-koan
(nama asli Thio Yan-to, karena pedagang garam namanya jadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
berobah jadi Thio Yan-to) dan Kie Tiang-lim otomatis
melepaskan niat berjalan lewat darat, sekarang saatnya bagi
mereka untuk mengatur orang.
Di antara banyak orang itu hanya Ciam Giok-beng dan Kie
Tiang-lim yang tidak bisa berenang, tapi mereka berdua
mempunyai ilmu meringankan tubuh yang tinggi dan tenaga
dalam yang kuat, sehingga mereka sanggup berjalan di
permukaan air untuk menyebrang, maka tidak ada yang
mengkhawatirkan mereka.
Ho Gwat-nio dan Pui Ciauw-jin sangat mahir berenang,
Goan Jit-hong, Goan Hiong, Kie Pi-sia, Pui Thian-hoa, Seng
Cung memang tidak begitu mahir tapi paling sedikit mereka
bisa menjaga diri. In Tiong-ho karena tinggal di dekat laut,
sejak kecil sudah belajar berenang, kecepatan berenangnya
tidak kalah dengan seekor ikan, dia pasti tidak takut air.
Ditambah dengan kekuatan dua hweesio yang berjanji akan
bertemu di Ie-tok maka kekuatan mereka pun bertambah.
Yang paling membuat khawatir adalah Thio Yan-to (Thio
Ceng-koan).
Orang ini tidak bisa ilmu silat juga tidak bisa berenang,
karena itu dia ditaruh di sebuah perahu dan dilindungi oleh Pui
Thian-hoa, Ciam Giok-beng, In Tiong-ho bertanggung jawab
mengenai hubungan antara air dan darat. Goan Jit-hong, Goan
Hiong ditambah Pui Ciauw-jin berada di satu perahu. Kie
Tiang-lim, Kie Pi-sia, dan Ho Gwat-nio serta Seng Cung berada
di satu perahu. Mereka berencana begitu sampai di kota Ietok,
masing-masing hweesio akan membawa sebuah perahu
kecil untuk menjadi penghubung 3 perahu besar.
Kedua hweesio itu memang orang golongan hitam maka
mereka tidak mau bentrok secara terang-terangan dengan
Tiang-kang-cui-cai, tapi kali ini barang yang diantar adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
barang-barang Ho Gwat-nio untuk persiapan pernikahan,
maka mereka berani tampil secara terang-terangan, karena Ho
Gwat-nio adalah Sumoi mereka, maka dengan alasan inilah
Biauw-eng tidak bisa bertindak sembarangan, membuat
teman-teman mereka yang berada di golongan hitam tetap
boleh ikut mengantarkan barang Ho Gwat-nio.
Perahu sudah tiba di Ie-tok, Liu Kong dan Liu Hwan naik ke
atas perahu untuk menemui mereka, tapi tidak ada kabar
baru, sebab teman mereka yang memberi kabar mengatakan
kalau Biauw-eng tidak membicarakan apa-apa. Dia hanya
memberitahu kepada semua anak buahnya untuk berkumpul
tapi tidak menjelaskan hal apa yang ingin dia sampaikan, hal
ini membuat semua orang merasa aneh.
Rencana sudah disusun, kedua hweesio mendukung
rencana ini, yang terpenting di perahu tidak akan terjadi
pertarungan massal. Memang jumlah lawan banyak tapi asal
perahu dijaga tidak akan jadi masalah. Satu lawan satu, bagi
para pesilat tangguh seperti mereka tidak jadi masalah, maka
mereka pun menuruti rencana, naik perahu terus melaju ke
tujuan berikutnya.
Sepanjang perjalanan sangat tenang, sesampainya di kota
Pa-tong yang merupakan pusat Tiang-kang-cui-cai, semua
orang bersiap-siap asalkan bisa melewati kota Pa-tong dengan
selamat berarti Biauw-eng tidak akan merampok barang
mereka dan berarti mereka mengaku kalah dari perusahaan
perjalanan Su-hai.
Rencana Kie Pi-sia dan Goan Hiong sangat tepat, keluaran
mengatakan kalau barang yang diantar adalah barang-barang
pernikahan Ho Gwat-nio dan Ho Gwat-nio adalah orang
golongan hitam, orang-orang golongan hitam akan merasa
malu kalau merampok barangnya. Tapi barang-barang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pernikahan Ho Gwat-nio dibawa oleh Su-hai bagi Biauw-eng ini
adalah hal yang sulit!
Kalau berada di posisi Ho Gwat-nio golongan hitam
memang keterlaluan kalau barang pernikahannya diantar oleh
Su-hai, tapi Ho Gwat-nio sendiri tidak suka dengan Tiangkang-
cui-cai apalagi calon suaminya adalah Pui Ciauw-jin,
berarti dia memang berniat membantu Su-hai. Pada
kesempatan ini Kie Pi-sia dan Goan Hiong berharap mereka
akan selamat sampai di Su-chuan.
Perahu hampir mendekati Tiang-kang-cui-cai, di atas sungai
itu kecuali 3 perahu besar dan 2 perahu kecil milik Su-hai,
perahu lainnya tidak terlihat dan ini membuktikan rencana
Tiang-kang-cui-cai juga kalau Biauw-eng mempunyai rencana
lain. Su-hai memang sudah mempunyai rencana yang matang
tapi tetap saja mereka terlihat tegang. Sampai-sampai Ciam
Giok-beng sudah tidak sabar dia mengenakan baju ketat
pedang terselip di pinggangnya dan selalu berdiri di depan
perahu, siap untuk bertarung.
Karena bendera Su-hai dipasang, maka perahu Kie Pi-sia
yang melaju pertama, begitu melaju sebentar, Ho Gwat-nio
menunjuk, “Mereka sudah datang!”
Sebuah sampan melaju dengan cepat, di sampan itu
terpasang bendera Tiang-kang-cui-cai bergambar naga
terbang, di atas sampan itu ada 3 orang, dua orang
mendayung sedangkan seorang lagi berdiri.
Setelah jarak mereka ada 80 meter, orang yang berdiri itu
berteriak, “Aku adalah pemimpin patroli Tiang-kang-cui-cai,
namaku Cia Beng, aku memberi hormat kepada Ketua Kie!”
Cia Beng adalah putra sulung Biauw-eng saat terjadi
keramaian di Pa-tong, Kie Pi-sia pernah bertemu dengannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Karena lawan hanya datang satu perahu, maka dengan
tenang Kie Pi-sia membiarkan perahu itu mendekat dan
membalas memberi hormat, “Ketua Cia, ada pesan apa?”
“Aku diperintahkan oleh ibuku yaitu pemimpin Tiang-kangcui-
cai mengundang kalian ke darat, aku membawa
undangannya!”
Kie Pi-sia merasa aneh, apa yang dikehendaki Biauw-eng?
Dia berpikir sejenak lalu menjawab, “Kami sedang buru-buru
ingin sampai di tempat tujuan, maka kami tidak bisa
berkunjung, harap Ketua bisa memberitahu ibu Anda, begitu
kita telah menyelesaikan tugas, kami baru akan datang
mengunjungi beliau, kami tidak bisa menerima undangan ini,
harap Ketua membawanya kembali!”
Cia Beng berkata, “Ketua, jangan salah paham! Ibuku tahu
perusahaan perjalanan kalian membawa barang-barang
pernikahan Ho Cianpwee, walaupun tempo hari di antara kita
terjadi hal yang tidak enak, tapi kali ini menurut aturan dunia
persilatan kami tidak berani berlebihan, dan ibuku telah
menyiapkan sebuah hadiah kecil maka beliau mengundang
semua teman-teman golongan hitam untuk memberikan
selamat kepada Ho Cianpwee, dengan segala hormat kami
harap kalian sudi naik ke darat!”
Kata-kata Cia Beng ini membuat Ho Gwat-nio tidak bisa
menolak, dia berkata, “Aku berterima kasih atas kebaikan
ibumu, kalau begitu aku akan ikut denganmu mengunjungi
ibumu, hal ini tidak ada hubungannya dengan perusahaan
perjalanan!”
Cia Beng tertawa, “Cianpwee telah menitipkan barangbarang
pernikahan kepada Su-hai, mengapa mengatakan
mereka tidak ada hubungannya? Menurut ibuku, bagaimana
pun juga semua orang harus diudang ke darat!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Pi-sia, sepertinya kau yang harus ke sana!” kata Kie Tianglim.
“Apa maksud mereka?” kata Kie Pi-sia pelan.
Kie Tiang-lim dengan pelan berkata, “Setelah pertemuan
tempo hari mereka tahu sampai di mana kekuatan kita tapi
mereka tidak ingin berhenti sampai di sini saja, keadaan
mereka sangat sulit, kebetulan mereka menemukan
kesempatan ini untuk berbuat kebaikan, pertama, dia tidak
akan membuat Su-hai susah bila lewat di sini, sekalian
menyelesaikan ketegangan kemarin ini!”
“Aku tidak ingin menerima kebaikan mereka!” kata Kie Pisia.
“Pi-sia, kita membuka perusahaan perjalanan yang
terpenting adalah menjaga hubungan baik, jangan sampai
mendapat jalan buntu, kalau bisa memberi kesempatan
berikanlah, kau harus mengerti aku dan gurumu jadi
pendukung kalian, hanya mendukungmu supaya menjalankan
perusahaan ini dengan adil bukan membuat masalah dengan
orang lain, orang lain bisa begitu sungkan kepadamu karena
memandang muka angkatan tuamu, kalau hanya
mengandalkan kekuatan anak muda, Tiang-kang-cui-cai tidak
akan peduli,” kata Kie Tiang-lim.
Melihat ayahnya mulai marah, dengan terpaksa Kie Pi-sia
setuju.
Dia berkata kepada Cia Beng, “Baiklah, kami akan
mengunjungi ibumu, di mana ibumu?”
“Ibuku menunggu di pelabuhan di pusat, biar aku memberi
undangan dulu baru membawa jalan untuk kalian!” sahut Cia
Beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Silakan!” kata Kie Pi-sia, dari balik dadanya Cia Beng
mengeluarkan sebuah undangan berwarna merah, dia
memberikan kepada Kie Pi-sia dengan kedua tangannya,
kemudian memberi selamat kepada Ho Gwat-nio, terpaksa Ho
Gwat-nio membalasnya.
Perahu kecil milik Cia Beng berada paling depan untuk
membawa jalan, kira-kira 2 li dari sana, perahu masuk ke
sebuah selat, jalan di sana berliku-liku, tidak lama kemudian
tiba di pusat Tiang-kang-cui-cai. Perahu-perahu berhenti di sisi
sungai dan mengosongkan sebuah tempat untuk perahu kecil
itu berlabuh. Di pelabuhan sudah banyak orang yang
menunggu.
Biauw-eng mengenakan baju mewah, kecuali beberapa
orang yang pernah bertemu tempo hari, ditambah orangorang
golongan hitam yang bermarkas di Su-chuan dan Hopak.
3 perahu besar itu satu per satu berlabuh, Kie Pi-sia tidak
berani turun dulu, Ciam Giok-beng membawa orang-orang
naik ke pelabuhan.
Biauw-eng memimpin banyak orang menyambut mereka,
“Berdirinya Kian-kun-kiam-pai adalah peristiwa besar dunia
persilatan, waktu itu aku tidak diundang, maka hari ini aku
baru bisa memberi selamat kepada ketua Kian-kun-kiam-pai!”
Ciam Giok-beng tertawa sedikit malu dan berkata, “Hujin
terlalu sungkan, aku hanya membuat tempat untuk melatih
beberapa murid itu bukan hal penting!”
“Ketua terlalu merendah, guru Anda adalah Siau Tayhiap
pesilat pedang nomor satu, begitu ilmunya diwariskan kepada
Ketua, aku yakin itu lebih bagus untuk perkembangan Kiankun-
kiam-pai, ini benar-benar hal besar dunia persilatan!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng merasa kalau masalah ini terus dibicarakan
tidak akan ada gunanya, maka dia berkata sambil tertawa,
“Hujin memberikan undangan kepada kami, apakah ada
petunjuk lain?”
“Ketua sedang memperluas perkumpulan, mengapa ada
waktu untuk jalan-jalan ke barat?”
“Aku pergi ke Su-chuan untuk memberikan ucapan selamat
kepada Adik Pui dan Ho Lihiap, mereka akan menikah!” jawab
Ciam Giok-beng.
“Pendekar Pui adalah teman baik Ketua, Ho Lihiap adalah
orang terkenal dunia persilatan, pernikahan ini adalah hal yang
membahagiakan, aku mengajak beberapa teman baik
menyiapkan pesta untuk memberi ucapan selamat!”
Kemudian dia melambaikan tangan, segera dua lelaki tegap
membawa dua kotak besar datang ke arah mereka, mereka
diperintahkan Biauw-eng membuka kotak itu, di dalamnya
berisi sepasang giok berbentuk kuda yang diukir dengan
indah. Harganya sekitar 100 ribu tail emas.
Biauw-eng memerintahkan kedua lelaki itu menyerahkan
hadiah itu kepada Ho Gwat-nio dan berkata, “Teman-teman
golongan hitam tidak percaya ada pernikahan seperti ini maka
mereka tidak sempat menyiapkan hadiah, biar aku yang
mewakili mereka memberikan sepasang kuda ini, sepasang
kuda ini merupakan benda pusaka turun temurun dari seorang
kaya di Su-chuan, dengan harga tinggi aku membelinya, aku
harap Ho Lihiap mau menerimanya!”
Ho Gwat-nio malah merasa malu, tapi karena pemberian
dari sesama golongan hitam maka dengan terpaksa dia
menerimanya, dan dia terus mengucapkan terima kasih,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalian begitu baik padaku, di hari pernikahan nanti aku
mengundang kalian datang ke sana untuk minum arak!”
“Walaupun Ho Lihiap tidak mengundang, kami tetap akan
datang untuk memberikan selamat!”
Goan Hiong merasa di balik tawa Biauw-eng tersimpan
rencana busuk, maka saat mereka sedang berbicara, dia buruburu
mundur untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, dia
berkata, “Bibi Gwat, hari pernikahan Bibi hampir tiba, di rumah
masih banyak hal yang harus dibereskan, bagaimana kalau
kita berangkat sekarang!”
“Tadinya semua yang ada di sini ingin Ho Lihiap bersenangsenang
bersama kami, aku tidak tahu kalau hari
pernikahannya sudah ditentukan maka kami tidak berani
mengganggu perjalanan Ho Lihiap!” kata Biauw-eng.
Kie Pi-sia tidak menyangka Biauw-eng akan begitu
pengertian, maka dia dengan cepat menyuruh Ho Gwat-nio
pamitan, Biauw-eng sama sekali tidak mengungkit-ungkit
keributan yang terjadi tempo hari, dan membawa semua
orangnya ke pelabuhan, dia tertawa, dan berkata, “Ho Lihiap,
jangan lupa, di hari pernikahanmu kami akan datang untuk
minum arak kegirangan,waktu itu jangan lupa bersulang untuk
kami!”
Setelah selesai berbicara dan siap naik ke atas perahu, tibatiba
Kie Pi-sia melihat sesuatu, dia berteriak, “Berhenti dulu, di
mana bendera perusahaan perjalanan kita?”
Benar, bendera Su-hai yang menancap di atas perahu telah
hilang, dan dua orang yang berjaga pun ikut menghilang.
Dia berteriak, “Biauw Hujin, ini pasti tujuan kalian!” Biauweng
berkata, “Di dalam perahu banyak barang-barang
pernikahan, Ho Lihiap adalah orang kuat di kalangan golongan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
hitam, semua orang sangat menghormatinya, maka barang
yang dibawa tidak perlu dilindungi, di perahu menancap
sebuah bendera Su-hai, bukankah itu sangat berlebihan?”
“Pernikahan Bibi Gwat dan Paman Pui diurus oleh Thio Yanto
yang sudah pensiun, dia menitipkannya kepada kami.”
“Bukankah Thio Yan-to adalah orang yang berpatungan
dengan Su-hai? Pendekar Pui adalah calon mertua Ketua Suhai,
semua adalah orangmu sendiri, untuk apa kalian berpurapura?”
“Justru karena orang sendiri maka kami harus
perhitungkannya dengan jelas,” kata Kie Pi-sia.
Biauw-eng marah, katanya, “Kata-katamu tidak salah, Ho
Lihiap adalah teman kami, kami tidak akan mengambil barangbarang
pernikahannya, tapi bila dipasang bendera Su-hai itu
jadi masalah bagi kami!”
“Apakah Hujin tidak bisa memberikan sedikit muka kepada
kami?” tanya Ho Gwat-nio.
Biauw-eng kembali tertawa, katanya, “Apa katamu? Kami
tidak mengambil barangmu sedikit pun, Ho Lihiap boleh
memeriksanaya, kalau ada yang kurang aku yang akan
bertangggung jawab!”
“Tapi bendera perusahaan perjalanan....” kata Ho Gwat-nio.
“Bendera perusahaan perjalanan adalah urusan Su-hai, Ho
Lihiap tidak usah menanyakan, itu akan membuat kita jadi
tidak nyaman. Sebenarnya hal ini membuatku serba salah
karena masalah antara Su-hai dan Tiang-kang-cui-cai belum
selesai, kali ini mereka mengantarkan barang pernikahan tapi
mereka menggunakan bendera Su-hai, bila aku memberi jalan
untuk mereka, bagaimana aku bisa berdiri di dunia persilatan?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kalau kami menghadang, kami akan membuat susah teman
yang sama-sama dari golongan hitam, terpaksa aku
mengambil bendera tapi barang yang dibawa kami lepaskan,
supaya enak untuk semua pihak!” kata Biauw-eng.
“Berarti Ketua mengaku kalau Ketua sudah mengambil
bendera Su-hai?” tanya Kie Pi-sia.
“Karena bendera menghilang di tempat kami, kami tidak
mengaku pun tidak bisa, apalagi aku yang menyuruh orangku
untuk mengambilnya!”
Kie Tiang-lim lebih berpengalaman, dia tertawa katanya,
“Pi-sia, bendera hilang karena kita ceroboh, untuk apa
terkejut, kita masih ada cadangan, keluarkan saja selembar
lagi, bukankah masalah akan beres?”
“Apakah begitu mudahnya?” tanya Kie Pi-sia terpaku.
Kie Tiang-lim berkata, “Kalau bendera hilang direbut di
depan banyak orang pasti bukan hal mudah untuk dibereskan,
bendera dicuri apa anehnya, anggap saja bendera itu sudah
usang lalu kita buang.”
Kie Pi-sia berpikir sebentar lalu tertawa terbahak-bahak,
katanya, “Masuk akal, Ketua, bendera itu aku berikan kepada
Anda sebagai kenang-kenangan dari kami, dalam keadaan
seperti itu hilang 10 atau 100 bendera paling-paling kami
hanya rugi ongkos membuatnya.”
Tapi tawa misterius Biauw-eng mulai muncul, dia berkata,
“Memang ini bukan hal penting, kalau kalian masih ada perlu
lain, silakan pergi, aku masih harus menyiapkan upacara untuk
merayakan kemenanganku!”
“Merayakan kemenangan apa?” Tanya Liu Kong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Taysu sama-sama orang golongan hitam, aku tidak akan
membohongimu, tempo hari Tiang-kang-cui-cai berniat
membuat masalah dengan Su-hai tapi belum terlaksana, aku
merasa kurang bisa memimpin, maka aku merasa malu, kali
ini aku sangat beruntung, aku telah berhasil, selain berhasil
mengambil bendera Su-hai aku juga berhasil menangkap 2
orang mereka, nanti aku akan menjadikan 2 orang ini sebagai
tumbal di depan banyak orang, aku akan membunuh mereka
untuk dijadikan sesajen menyembahyangi bendera, kalau
taysu tertarik silakan tinggal di sini untuk menyaksikannya!”
Wajah Kie Pi-sia dan Goan Hiong berubah, karena dua
penjaga bendera hilang bersama bendera, cara Kie Tiang-lim
tidak bisa dipergunakan lagi.
“Apakah upacara menyambut kemenangan Hujin bisa
ditunda?” tanya Goan Hiong dengan marah.
“Terlambat sedikit tidak apa, tapi jangan terlalu lama-lama,
karena banyak teman-teman yang harus segera pulang untuk
beres-beres menghadiri pesta pernikahan Ho Lihiap!” jawab
Biauw-eng.
“Tidak akan lama, aku hanya ingin tahu bendera dan orang
yang menjaga bendera berada di mana? Supaya aku bisa
mengambilnya!” kata Goan Hiong.
“Ada di depan, di atas panggung sembahyang,” jawab
Biauw-eng.
Semua orang mengikuti jari tangannya yang menunjuk, di
sudut timur lapang ada sebuah panggung persegi terbuat dari
batu, tingginya 3-4 meter lebarnya juga 3-4 meter. Tapi
panggung itu kosong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Biauw-eng berkata, “Mungkin waktunya belum tiba, jadi
mereka belum siap, kalau kalian tertarik aku akan segera
menyuruh mereka untuk bersiap-siap!”
Goan Hiong mengerti maksud Biauw-eng, artinya bendera
dan tawanan akan dibawa ke panggung kemudian akan
disusun barisan untuk membuktikan apakah dia mampu untuk
merebutnya.
Ini adalah aturan dan cara dunia persilatan, maka dengan
tenang dia berkata, “Hujin bergerak lebih cepat itu lebih baik,
karena kami masih harus segera berangkat ke kampung
halaman Paman Pui!”
“Kami sudah berusaha cepat, karena upacara kami kali ini
sangat sederhana, hanya 2 orang penjaga panggung, dan
akan segera dimulai!”
Goan Hiong terpaku, maksud Biauw-eng dengan hanya dua
orang yang menjaga panggung, berarti dia hanya menyuruh 2
orang untuk bertarung, asal bisa menang dari dua orang itu,
dia bisa mengambil kembali bendera dan orang yang ditawan,
dia segera bertanya, “Siapakah mereka berdua?”
“Aku tidak bisa memberitahu, karena dua pesilat tangguh
yang menjaga panggung tidak ingin diketahui namanya, maka
mereka akan naik ke panggung untuk bertarung dengan wajah
ditutup, asal kalian bisa mengambil kembali bendera
perusahaan perjalanan dan tawanannya itu sudah cukup, yang
lain kalian tidak perlu tahu!”
“Apakah Hujin mempunyai peraturan yang lain?” tanya
Goan Hiong.
“Tidak, dua orang yang menjaga panggung yang bertarung
juga dua orang ini tapi dari pihak kalian tidak dibatasi berapa
orang asal yang sudah turun dari panggung tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
diperbolehkan naik lagi. Kalian semua adalah pesilat tangguh,
malah beberapa dari kalian adalah orang terkenal,' peraturan
kecil ini aku kira kalian tidak akan keberatan bukan?”
“Tentu saja, aku harap Hujin juga bersiap-siap!”
Biauw-eng mundur dengan tertawa, di bawah panggung,
kedua belah pihak berada di dua sisi, satu sisi diberikan
kepada Ciam Giok-beng dan lain-lain, yang satu lagi adalah
dari pihak Tiang-kang-cui-cai dan semua tertutup tirai.
Tidak lama kemudian ada beberapa orang yang naik ke
panggung untuk mendekor, pertama bendera Su-hai
dikeluarkan dan ditancap di sudut di sela-sela batu, kemudian
mereka menggotong dua orang tawanan yang diikat seperti
bacang, mereka diletakkan di tempat yang tidak begitu
tengah, terakhir muncul 2 orang yang wajahnya tertutup kain,
baju mereka yang satu berwarna putih yang satu berwarna
hitam, di pinggang mereka masing-masing terselip pedang
panjang, kain ditutup dari atas kepala hanya terlihat sepasang
mata dan sepasang telinga.
Sorot mata kedua orang itu sangat tenang dan tajam,
kelihatannya mereka adalah pesilat tangguh, orang berbaju
putih berdiri di pojok, tanpa suara. Orang baju hitam memberi
hormat dan berkata, “Aku menunggu kalian memberi
petunjuk!”
Dari suaranya mereka adalah laki-laki. Tapi suara mereka
sangat asing, mengapa orang yang wajahnya ditutup ini tidak
ingin identitasnya diketahui banyak orang? Nafas orang itu
sangat kuat bukan sembarangan pesilat.
Goan Hiong dan Kie Pi-sia berunding untuk menentukan
siapa yang akan naik ke atas untuk bertarung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Lawan hanya mengeluarkan dua orang, kelihatannya
mereka yakin bisa menang dari kita, maka ronde pertama ini
sangat penting, kalian harus hati-hati!” pesan Ciam Giok-beng.
“Tidak apa-apa, untung pihak kita tidak ditentukan berapa
orang yang boleh turun, maka pertama-tama kita bisa
mencoba dulu kekuatan mereka supaya lebih mantap!”
Dia bertanya kepada dua orang yang ada di atas, “Apakah
kalian bergiliran bertarung atau satu selesai baru satu yang
maju?”
Orang berbaju hitam menjawab, “Kami harus mendengar
keputusan kalian dulu, kalau dari kalian semua ingin maju
untuk mencoba kekuatan kami, kami harus mengirit tenaga,
kalau dari pihak kalian yang ingin bertarung tidak banyak aku
sendiri sudah cukup. Orang kedua tidak perlu bertarung!”
Nada bicaranya sangat sombong, boleh dikatakan tidak
menganggap mereka, tapi Goan Hiong tidak berpikir begitu
lawan bisa bicara seperti itu berarti mereka memang kuat.
Kalau hanya dengan satu orang bisa mengalahkan mereka
semua, itu benar-benar memalukan, mereka tidak bisa
menerimanya. Maka dengan suara besar dia berkata, “Orang
yang naik ke panggung tidak terlalu banyak, kami tidak akan
menggunakan cara bergiliran tapi lebih baik kalian berdua
bergiliran memberi petunjuk kepada kami.”
“Baiklah, yang penting begitu turun dari panggung tidak
boleh naik lagi, kita bisa beberapa kali terus bertarung, hanya
boleh gagal satu kali.”
Goan Hiong berunding lagi, akhirnya diambil keputusan Pui
Thian-hoa yang turun pada ronde pertama.
Sewaktu Pui Thian-hoa baru naik ke panggung dan ingin
mengatakan sesuatu, orang berbaju hitam sudah berkata,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tidak perlu memberitahu nama karena kami pun tidak
meninggalkan nama, naik ke panggung langsung bertarung,
tidak perlu banyak bacot, satu-satunya harapan adalah Tuan
harus hati-hati dan pintar, Tuan harus mundur dengan tubuh
sempurna jangan merepotkan aku karena harus menendang
mayatmu ke bawah panggung!”
Pui Thian-hoa benar-benar tidak tahan dengan ocehan
orang berbaju hitam, dia segera menyerang dengan pedang,
orang berbaju hitam hanya menahan dengan asal-asalan
kemudian pedangnya dibalik menyerang, pedang segera
mengenai pundak Pui Thian-hoa, kemudian dia ditendang
hingga turun dari panggung.
Hanya dalam satu jurus Pui Thian-hoa sudah kalah,
memang luka di pundaknya tidak parah tapi hal ini benarbenar
membuatnya malu.
Ho Gwat-nio sangat perhatian kepadanya, dengan cepat dia
membalut luka Pui Thian-hoa, tapi Pui Thian-hoa malah
mendorong tangan Ho Gwat-nio, “Bibi, lebih baik kau tambah
satu tusukan pedang lagi di bahuku, aku benar-benar merasa
malu untuk hidup lagi!”
Ho Gwat-nio tertawa, katanya, “Jikat dalam satu jurus kau
bisa tertendang turun, kalau begitu selama puluhan tahun
belajar silat hanya sia-sia belaka!”
Pui Ciauw-jin datang meghampiri mereka dan berkata,
“Jangan kecewa, mungkin ilmu pedang mereka lebih tinggi
darimu, tapi kalau kau bisa lebih tenang, kau tidak akan kalah
dalam satu jurus, dalam ilmu pedang paling dilarang adalah
cepat marah, kemarahan akan membuatmu terburu-buru
sehingga kemampuanmu jadi mengambang, kau sudah
melanggarnya maka kau bisa kalah!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tapi kata-katanya benar-benar membuatku marah!” kata
Pui Thian-hoa.
“Justru itu siasat dari mereka, kau terkena tipuannya, maka
dalam satu jurus dia bisa langsung menang, dasar ilmu
pedangmu aku dan Paman Goan yang mengajarkanmu,
ditambah lagi oleh gurumu, memang tidak bisa dikatakan
nomor satu tapi kemampuanmu lebih tinggi dari kebanyakan
orang, teknik lebih rendah itu bukan salahmu, jika dalam satu
jurus sudah kalah berarti adatmu kurang, kau harus
mengambil pelajaran dari kekalahanmu dan menyesalinya.
Jangan malah ingin bunuh diri, benar-benar memalukan! Kalau
kau belum masuk Kian-kun-kiam-pai aku sungguh ingin
membunuhmu, kau benar-benar membuat malu keluarga Pui!”
Pui Thian-hoa tidak berani membuka suara, dia menurut
saja menerima pengobatan dari Ho Gwat-nio.
Orang berbaju hitam tertawa kepada orang berbaju putih,
“Ronde pertama terlalu enteng, aku sama sekali belum
mengeluarkan tenaga, berikutnya tetap aku yang bertarung!”
Orang berbaju putih menggelengkan kepala, “Jangan
melanggar peraturan, aku juga harus bertarung, masa kau
sendirian ingin menikmati kemenangan!”
Orang berbaju hitam tertawa dan mundur, Goan Hiong
yang berdiri di bawah panggung sangat jelas mendengar
suara orang itu. Walaupun suaranya sengaja diberat-beratkan
tapi terdengar kalau suara itu adalah suara perempuan, dan
suara itu adalah suara Biauw-eng. Karena takut kalah maka
dia menutupi semua bagian kepala dan wajahnya. Tapi Goan
Hiong tidak ingin menunjukkan siapa dia sebenarnya, hanya
saja kepada orang yang akan bertarung dia lebih hati-hati
mengaturnya, karena Biauw-eng belum pernah
memperlihatkan ilmu silatnya di depan umum, kalau dari pihak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Su-hai yang naik bertarung bukan orang yang mempunyai
sedikit kemampuan, pihak Su-hai pasti akan kalah, setelah
dipikir-pikir terpaksa dia mengambil keputusan kalau dia yang
akan mencobanya.
Kie Pi-sia pun sudah mendengar suara orang itu, dengan
pelan dia berkata, “Orang itu adalah Biauw-eng, biar aku yang
bertarung dengannya!”
Dengan pelan juga Goan Hiong menjawab, “Kau adalah
ketua perusahaan perjalanan, kau tidak boleh bertarung, lebih
baik Suhu yang bertarung jangan kau, kalau kau kalah
walaupun kita sanggup merebut kembali bendera, tapi wajah
kita tidak bisa dipungut kembali, lebih baik aku yang naik!”
Goan Hiong meloncat naik ke panggung, dia diam tidak
membuka mulut, hanya pelan-pelan mengeluarkan pedangnya
dan menyerang orang berbaju putih, dia menahan dengan
pedangnya, memang dia menahan dengan cepat tapi Goan
Hiong sudah ada persiapan sebelumnya, maka lawan tidak
bisa mengalahkannya, karena dalam satu jurus orang berbaju
putih tidak sanggup mengalahkan Goan Hiong, maka dia tidak
kalah bersaing dengan orang berbaju hitam, karena itu dia
mulai dengan kesabaran penuh bertarung. Ilmu pedangnya
sangat cepat sejurus demi sejurus tidak memberi kesempatan
kepada Goan Hiong untuk bernafas juga tidak memberi
kesempatan kepadanya untuk mengeluarkan Tay-lo-kiamhoat.
Setelah 10 jurus berlalu, Goan Hiong mulai tahu apa yang
lawan kehendaki, maka Goan Hiong pura-pura bertindak
bodoh, dengan ilmu meringankan tubuh dia berputar di
panggung, seperti berjalan-jalan, ini adalah keahlian Goan
Hiong. Dia belajar ini dari Pui Ciauw-jin, ini adalah salah satu
keistimewaan Pui Ciauw-jin, karena tangan kosongnya akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mempunyai banyak kesempatan untuk mengeluarkan
tehniknya yang tinggi—mencopet, tidak ada seorang pun yang
melihatnya.
Tapi orang berbaju putih sudah tahu kemampuan
mencopetnya, dia juga lebih waspada, dan Goan Hiong pun
tidak bisa mendekatinya, apalagi untuk berputar di
belakangnya, maka setelah 40-50 jurus berlalu mereka tidak
terlihat tegang.
Tapi orang berbaju hitam mulai tidak sabar, dia berkata,
“Apakah pertarungan kalian bisa lebih dipercepat? Lawan yang
lebih tua belum keluar, untuk apa bermain dengan anak-anak,
hanya membuang tenaga dan energi!”
Orang berbaju putih mulai marah, “Jangan kira bocah ini
mudah dihadapi, dia adalah angkatan muda Kian-kun-kiam-pai
yang paling merepotkan, di dalam pikirannya banyak rencana
aneh, kalau tidak hati-hati kita akan kalah olehnya, kau
bernasib baik, mendapat lawan yang bodoh, maka kau
mengira semua murid Kian-kun-kiam-pai adalah orang bodoh!”
Kali ini suara orang berbaju putih tidak ditutup-tutupi, maka
semua bisa mendengar kalau itu adalah suara Biauw-eng, tapi
tidak ada seorang pun yang memberi komentar, hanya orang
berbaju hitam terlihat tertawa dan berkata, “Dari awal aku
sudah bilang kau tidak perlu campur tangan, aku jamin aku
sendiri cukup untuk mengatasi mereka semua!”
Orang berbaju putih tahu semua orang sudah tahu siapa
dia dari suaranya, tidak ada gunanya menutupi diri lagi, maka
dia menarik penutup wajahnya serta topengnya lalu berkata,
“Aku adalah ketua Tiang-kang-cui-cai, kau memang sudah
membantuku, tapi kau tidak bisa memborong semuanya
supaya kau bisa menjadi terkenal, muka Tiang-kang-cui-cai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mau ditaruh di mana? Ini akan menjadi bahan pembicaraan
semua orang!”
Orang berbaju hitam tetap tertawa dengan sombong, “Tapi
kau sudah bertarung lama dengan pemuda itu, tetap tidak ada
hasilnya, untuk apa harus mencari muka lagi?”
Karena marah Biauw-eng langsung turun dari panggung,
dia berkata, “Baiklah, sekalian saja aku membuat malu diriku,
aku mengaku kalah, apakah dengan kekuatanmu sendiri kau
bisa menang!”
Melihat Biauw-eng turun dari panggung dan belum
bertarung sudah mengaku kalah, dia terpaku dan bertanya,
“Mengapa kau harus melakukan itu?”
Biauw-eng menjawab dengan dingin, “Bila aku ingin
menang dari pemuda itu sangat mudah, tapi untuk menang
dari gurunya tidak akan mudah, aku ingin mencari masalah
dengan Su-hai dengan caraku sendiri, caranya bisa
memperoleh kemenangan, ini adalah rencanamu maka kau
yang bertanggung jawab!”
“Biauw Hujin, kau jangan salah paham, bila hari ini kita bisa
membuat bendera Su-hai ditinggal di sini, ini adalah kemuliaan
bagi Tiang-kang-cui-cai!” kata orang berbaju hitam.
“Aku tidak peduli, aku sudah mengatakan ingin
mengembalikan maka aku punya cara tersendiri, hari ini kau
saja sendiri yang berjuang menghadapi mereka!” sahut Biauweng.
“Apakah kau akan membiarkan aku sendiri berjuang?”
tanya orang berbaju hitam mulai marah.
“Aku sudah membuat malu diriku satu kali, maka aku sudah
mengambil keputusan untuk lepas tangan, yang penting kali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ini barang yang dibawa Su-hai adalah barang-barang
pernikahan Ho Lihiap, aku akan membiarkan mereka melewati
daerahku, dengan begitu aku tidak merasa bersalah kepada
Ho Lihiap, di luar aku juga mendapatkan nama, kelak bila
perusahaan perjalanan Su-hai membawa barang dan melewati
daerah sini, aku tetap akan memakai caraku!”
“Kalau begitu, aku juga akan lepas tangan!” kata orang
berbaju hitam.
“Silakan, kalau kau lepas tangan, aku akan membiarkan
mereka mengambil kembali bendera mereka, dan dengan
hormat mengantarkan mereka melewati Su-chuan, bagiku itu
tidak merugikan!” kata Biauw-eng.
“Mengapa kau tidak menepati janji?”
Biauw-eng tertawa dingin, “Di dunia persilatan golongan
hitam, kami hanya tahu untung dan rugi, tidak peduli pada
kepercayaan, kalau tidak kami akan mati kelaparan, aku
merasa sampai saat ini kekuatanku belum begitu kuat, masih
belum sanggup bertarung dengan Su-hai yang didukung oleh
Kian-kun-kiam-pai, untuk menuruti permintaanmu maka aku
keluar untuk mencobanya, kalau kau memandang remeh
diriku, aku pun tidak akan percaya kepadamu!”
“Baiklah, aku kira aku sendiri sanggup menghadapi mereka,
marga Goan, turunlah! Suruh gurumu naik untuk bertarung
denganku!”
Goan Hiong tersenyum, berkata, “Menurut peraturan, belum
saatnya aku harus turun!”
“Aku beri kesempatan kepadamu untuk turun, kalau dalam
satu jurus aku berhasil memukulmu hingga turun dari
panggung, apakah kau masih ada muka berdiri di dunia
persilatan?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Goan Hiong berkata, “Tidak apa, asal aku bisa merangkak
bangun, aku masih bisa berdiri, kami menjadi pengantar
barang dari perusahaan perjalanan adalah untuk membela
kebenaran bukan untuk mencari nama, kalah menang tidak
jadi masalah, apalagi belum tentu dalam satu jurus kau bisa
memukulku turun dari panggung ini, dan belum tentu juga
ilmu silatku berada di bawahmu, semua tergantung pada
nasib, kalau aku kalah berarti nasibku kurang baik!”
Sikap masa bodoh Goan Hiong membuat orang berbaju
hitam marah, dia berteriak, “Satu jurus pun kau tidak akan
bisa menahannya, untuk apa kau ingin menjadi jagoan?”
“Aku bukan ingin menjadi jagoan, melainkan mengantar
barang perusahaan perjalanan kalau dalam satu jurus kalah itu
adalah hal biasa tidak perlu merasa malu, karena ini adalah
pertarungan ilmu pedang, satu jurus kalah dengan ratusan
jurus baru kalah, itu sama saja, tidak berbeda jauh, maka
meski dalam satu jurus kau bisa mengalahkan Suteku, tidak
perlu merasa bangga, karena nasibmu sedang mujur, dan
pastinya jurusmu benar!”
Orang berbaju hitam tertawa dingin, katanya, “Kau baru
berkelana di dunia persilatan, sudah mulai punya nama, hari
ini setelah bertemu denganmu, kata-kata mereka tidak salah,
kau benar-benar hebat, pantas Hujin Biauw di saat yang tepat
mengundurkan diri, dia takut aku tidak sanggup menghadapi
kalian, nantinya malah membuat hal memalukan!”
Biauw-eng memang mempunyai pikiran seperti itu, karena
begitu dia bertarung dengan Goan Hiong, dia merasa ilmu
pedang pemuda itu maju pesat dibandingkan beberapa bulan
yang lalu, semua ini pastinya karena jasa Ciam Giok-beng, dan
Ciam Giok-beng dalam waktu singkat bisa mendidik seorang
pemuda menjadi begitu bagus kemampuannya, maka dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
harus membuat perhitungan baru lagi dengan Kian-kun-kiampai.
Dan kepercayaannya kepada orang berbaju hitam mulai
goyah, karena pada akhirnya sulit untuk dibereskan lebih baik
dari awal dia keluar, maka dengan sombong dia menjawab,
“Aku mempunyai cara tersendiri mengatasi masalah!”
“Mengapa awalnya kau setuju dengan ideku?” tanya orang
berbaju hitam.
“Karena permintaanmu dan aku berhutang budi kepadamu,
dulu kau pernah menolongku, maka aku tidak enak kalau tidak
setuju, tapi kau terlalu sombong, apa lagi sikapmu kepadaku,
membuatku tidak tahan, kalau masalahnya ada yang
menyangkut pribadiku, itu tidak jadi soal. Tapi aku adalah
pemimpin dari Tiang-kang-cui-cai aku tidak bisa
mempertaruhkan kemuliaan dunia golongan hitam untukmu,
maka aku memutuskan untuk mundur!”
Orang berbaju hitam tertawa terbahak-bahak, “Biauw Hujin,
Anda menganggap kalau Anda pintar, nanti kau akan
menyesal, sewaktu aku mengalahkan mereka satu per satu,
kau akan menyesal, menyesal telah kehilangan kesempatan
baik!”
“Aku tidak akan merasa menyesal, kalau kau berhasil
membuat perusahaan perjalanan Su-hai tidak bisa berdiri lagi
di dunia persilatan, tujuanku juga tercapai, bila kau kalah, aku
masih punya kesempatan yang lain!”
Orang berbaju hitam terpaku, lalu berkata, “Kau benarbenar
pandai memperhitungkan semuanya!”
“Kami melakukan perdagangan tanpa modal, kalau tidak
pandai berhitung, kami tidak akan bisa hidup!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Orang berbaju hitam tertawa terbahak-bahak, “Sungguh
aku sudah diperalat olehmu datang kemari, dengan terpaksa
membiarkanmu mengambil keuntungan, marga Goan, kau
juga pandai bicara, tapi aku tetap harus membuatmu kalah
dengan gagal total, begitu kau kalah untuk ketiga kalinya, aku
akan menendangmu turun!”
“Aku percaya kau sanggup melakukan ini, tapi aku juga
akan memberi suatu jaminan, saat aku turun dari panggung,
paling sedikit aku harus membalas seperti membuka penutup
wajahmu, biar semua orang bisa melihat siapa kau
sebenarnya!” kata Goan Hiong.
Sorot mata orang berbaju hitam menjadi galak, “Goan
Hiong, bila kau berani melakukan tindakan itu, aku akan
membunuhmu! Dan aku tidak akan memaafkanmu!”
“Kau membajak bendera juga menculik tawanan, kau sudah
merusak citra Su-hai, apakah kau mengingat muka kami?”
tanya Goan Hiong.
“Baiklah, kita mulai bertarung!” seru orang berbaju hitam.
Goan Hiong menyerang dengan pedangnya tanpa
keseriusan, sepertinya orang berbaju hitam ingin menepati
janjinya, dia sama sekali tidak melayaninya, dia ingin Goan
Hiong menjadi serius, baru dia akan membalas, kali ini
perhitungan Goan Hiong sangat tepat, setelah satu jurus
tipuan, berikutnya melancarkan jurus yang dahsyat, jurus Taylo-
kiam-hoat yang paling hebat sudah dikeluarkan.
Tay-lo-kiam-hoat adalah jurus inti dari Kian-kun-kiam-hoat,
walaupun di dalam hati orang berbaju hitam sudah
mengetahuinya, tapi dia sama sekali tidak menyangka kalau
Goan Hiong akan mengeluarkan jurus ini, sekarang bayangan
pedang seperti gunung sudah menutupinya, sama sekali tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ada kesempatan untuk membalas, karena keganasan Tay-lokiam-
hoat membuat orang berbaju hitam terdesak mundur
hingga ke sudut panggung.
Setelah serangan pertama Goan Hiong berhasil, dia tidak
ingin melepaskan kesempatannya lagi. Serangan kedua segera
menyusul, jurus ini lebih hebat lagi, membuat orang berbaju
hitam mundur ke sisi, dia tidak bisa mundur lagi, dia meloncat
keluar panggung.
Goan Hiong menyusul ke sisi panggung, karena tidak ada
tempat lagi dan baru bisa menghentikan laju tubuhnya, ilmu
silat orang berbaju hitam di luar dugaan semua orang. Dia
terbang keluar dari panggung tapi setelah berputar dia
kembali lagi dengan cepat. Dia datang menyerang dengan
pedangnya dan menusuk. Goan Hiong sama sekali tidak
menyangka kalau lawan bisa berputar di udara kemudian
kembali lagi ke panggung, dia ingin menyerang lagi tapi sudah
tidak sempat, orang itu datang dengan cepat, dalam keadaan
bahaya Goan Hiong masih bisa bersikap tenang, tubuhnya
membalik ke belakang untuk menghindari serangan ini dan
membiarkan tubuh lawan melewati tubuhnya.
Demi menjaga-jaga kalau orang berbaju hitam menyerang
lagi, sebelah tangan Goan Hiong yang memegang pedang
menyapu ke arah lawan dengan cara maju untuk mundur.
Dengan begitu dia baru bisa berdiri tegak, musuh sudah
menghilang hanya terdengar suara Kie Pi-sia yang cemas,
“Goan Toako, dia berada di belakangmu!”
Goan Hiong membalikkan pedangnya untuk menahan,
orang berbaju hitam sambil tertawa meloncat menjauh,
“Jangan terburu-buru, kalau aku mau menendangmu kau
sudah berada di bawah, ini adalah jurus pertama, aku sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
berjanji sampai jurus ketiga baru aku akan menendangmu
turun dari panggung, masih tersisa dua kali lagi kesempatan.”
Goan Hiong tertawa kepadanya, “Maaf, kau mempunyai
selera yang tingi tapi aku tidak ingin melayanimu, maaf,
maaf!”
Orang berbaju hitam menghadangnya dengan pedang, “Kau
mau apa?”
“Aku sudah menyerangmu dengan 2 jurus, memang aku
tidak bisa mengalahkanmu, tapi aku bisa membuatmu tidak
bisa membalas, jurusmu yang tipuan dan benar aku sudah
mengetahuinya, begitu menghadapi guruku, ilmu meringankan
tubuh yang seperti tadi tidak akan berhasil banyak, karena itu
aku tidak ingin membocorkan ilmu pedang perkumpulan kami
kepadamu, sekarang aku akan turun dari panggung!”
Orang berbaju hitam memang sedikit takut dengan
kedahsyatan Tay-lo-kiam-hoat, maka dia ingin melihat lebih
banyak jurus Tay-lo-kiam dari Tay-lo-kiam-hoat, gara-gara
Goan Hiong telah membuka rahasianya, dia merasa malu dan
membentak, “Belum sampai di jurus yang aku tentukan, kau
tidak diijinkan turun!”
“Bukan kau yang menentukan, tapi kakiku yang menempel
di tubuhku!”
“Tapi pedangku ada di tanganku, apakah kakimu bisa lebih
cepat bergerak dari pedangku, bila kau malas, aku akan
menyimpan kedua kakimu di sini!”
“Aku tidak percaya, kalau bisa aku ingin mencobanya!” kata
Goan Hiong.
Orang berbaju hitam memegang pedang, begitu Goan
Hiong bergerak dia bersiap mengeluarkan serangan, Goan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Hiong berpikir sejenak lalu berkata, “Benar, aku lupa sesuatu,
aku tidak boleh turun dari panggung sekarang sebab penutup
wajahmu belum kubuka!”
Orang berbaju hitam tertawa dingin, katanya, “Benar, aku
sedang menunggu kau membuka tutup kepalaku, karena itu
kau harus mengeluarkan dua jurus andalanmu lagi!”
“Tidak perlu, sebab dengan dua seranganku tadi telah
membuat penutup kepalamu terbelah menjadi dua, sekarang
belum terlepas karena masih tersambung dengan benang tipis,
bila aku meniupnya benang bisa langsung putus!”
Orang berbaju hitam marah, berkata, “Sembarangan bicara,
pedangmu dari tadi sama sekali tidak mendekatiku!”
“Percaya atau tidak, terserah padamu, coba kau rasakan
sendiri, jangan katakan aku menipumu, bila kau ingin
merasakannya, goyangkan perlahan sekali, jangan dibuka
semuanya olehmu!” kata Goan Hiong.
Mendegar kara-kara Goan Hiong begitu serius, orang
berbaju hitam pelan-pelan meraba penutup kepalanya, dan
saat itu Goan Hiong menyerangnya dengan cepat, karena
diserang tiba-tiba orang berbaju hitam menahan dengan
pedangnya.
Tapi gerakan Goan Hiong hanya setengah jalan, kemudian
dia melepaskan pedangnya, maka orang berbaju hitam hanya
menahan tempat kosong, dan bayangan pedang sudah datang
menghampirinya, terpaksa dia menepuk pedang yang datang
dengan tangan kosongnya. Memang pedang ditepuk dan
terjatuh tapi tubuh Goan Hiong dengan cepat lewat di depan,
tangannya sudah mengait penutup kepalanya, lalu Goan Hiong
pun mendarat di bawah panggung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Penutup wajah jadi terbuka, tampak wajah yang asing,
usianya tidak lebih dari 30 tahun, hanya lebih tua sedikit dari
Goan Hiong, wajahnya sangat biasa, tidak jelek juga tidak
tampan!
Orang berbaju hitam melihat Goan Hiong, dengan cara
tipuan membuka penutup wajahnya, dia marah sekali dan
berteriak, “Orang she Goan, kalau berani naiklah!”
Goan Hiong melempar penutup wajah dia tertawa terbahakbahak,
“Aku sudah mengaku kalah dan turun dari panggung,
aku juga telah menepati janji membuka penutup kepalamu,
pertarungan antara kita berdua berakhir sampai di sini, aku
tidak akan naik lagi, bila tertarik silahkan kau yang turun!”
Orang berbaju hitam marah, berteriak, “Kalau kau
menggunakan ilmu sesungguhnya membuka penutup
wajahku, aku bisa memaafkanmu, tapi kau menggunakan cara
licik!”
“Aku bilang aku akan meniupmu dan akan membuat
penutup wajahmu terbuka, aku tidak bohong, kau harus
mengerti di dunia persilatan mengatakan bahasa bohong
adalah meniup angin besar, aku hanya meniup sekali, sudah
membuatmu terkejut, itu salahmu sendiri, pengalaman
hidupmu terlalu dangkal!”
Orang berbaju hitam berteriak, “Kalau kau tidak berani naik,
aku yang akan turun!”
“Baik, aku akan menyambutmu dengan senang hati, tapi
jangan lupa, kau tidak boleh turun dari panggung, bila kau
turun, kau akan kalah, kami akan merebut kembali bendera
Su-hai dan orang yang kalian tawan!”
Saat itu orang berbaju hitam bersiap akan turun, begitu
mendengar kata-kata Goan Hiong, dia segera berdiri dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
nada seram bertanya, “Apakah kau mengira dengan
memainkan sedikit kepintaranmu maka aku akan
melepaskanmu?”
“Jangan terlalu serius, wajahmu tidak bopeng, tidak cacat,
tidak kekurangan sesuatu apa pun, kau tidak perlu menutupi
wajahmu, apalagi kita tidak saling kenal!”
Dengan dingin orang berbaju hitam berkata, “Aku suka dan
aku sudah mengatakan kalau kau membuka penutup wajahku,
kau harus mati!”
“Kata-kata itu baru nanti kita bahas, masalah di antara kita
diselesaikan dulu, bendera dan tawanan masih ada di
tanganmu, aku tidak bisa melepaskan mereka, tapi pasti akan
ada orang yang bisa mengambilnya kembali, kau tunggu
sebentar, akan ada orang yang naik untuk bertarung!”
Orang berbaju hitam berteriak, “Aku tidak tahu aturan,
kecuali kau naik untuk mencari mati, kalau tidak aku akan
mencari orang-orang Su-hai!”
Goan Hiong berteriak, “Perusahaan perjalanan Su-hai tidak
takut pada ancamanmu, kau tidak tahu aturan, tapi kami tahu,
bila kau mau mencariku, turunlah sekarang!”
Orang berbaju hitam tertawa dingin, “Kau jangan mimpi
aku bakal tertipu lagi olehmu, awalnya aku hanya ingin
memberimu sedikit pelajaran, tapi kau dengan cara licik
membuka penutup wajahku, maka di antara aku dan Su-hai
sudah menjadi musuh, aku akan membunuh kalian semua!”
Kemudian dia membalikkan tangan ingin merobek bendera
itu menjadi dua bagian, Kie Pi-sia berteriak, pedang pun
datang menyerang, tapi orang berbaju hitam sudah meloncat
menjauh, dia tertawa dingin, “Jangan terburu-buru, aku akan
membunuh dua orang ini dulu, baru akan mencari orang she
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Goan, terakhir baru giliranmu! Yang penting di antara kalian
tidak akan ada yang lolos!”
Sambil bicara dia mengayunkan pedangnya, dua kepala
terguling jatuh, dua penjaga bendera itu berteriak memilukan
hati.
Melihat kelakuan orang itu begitu kejam, Goan Hiong
sangat marah, saat dia merebut pedang dan ingin meloncat ke
atas panggung, orang berbaju hitam sudah turun dari atas,
pedangnya siap membacok Goan Hiong, Goan Hiong
mendorong dengan pedangnya, tapi dapat dilewati olehnya.
Dia balik menyerang dengan pedangnya. Melihat lawan
menyerang begitu ganas Goan Hiong berguling ke samping
untuk menghindar.
Tapi orang berbaju hitam masih terus mengejarnya, untung
Kie Pi-sia datang menghadang, dan Goan Hiong bisa terlepas
dari bahaya karena dia hampir dibacok di bagian punggung.
Pui Thian-hoa dan Seng Cung pun datang mengepung, Goan
Hiong meloncat bangun dia ikut masuk ke dalam lingkaran
pertarungan. 4 orang dengan 4 pedang, mengelilingi orang
berbaju hitam tapi dia terlihat sangat berani, dengan satu
pedang dia maju dan mundur, bertahan juga menyerang, dia
bisa menahan serangan dari mereka berempat dan memaksa
keempat orang itu sering berada dalam bahaya.
Setelah beberapa jurus, melihat keadaan tidak seperti
biasanya, Goan Hiong segera berteriak, “Barisan Tay-lo-kiamhoat,
bentuk Kian-kun 4 jurus segera digunakan!”
Teriakan Goan Hiong segera disambut, 4 orang segera
mengurung dari 4 penjuru, sebenarnya Tay-lo-kiam-hoat tidak
ada barisan pedang hanya ketika Goan Hiong dan yang
lainnya sedang berlatih jurus Tay-lo, iseng-iseng mereka
bergabung berlatih satu kali serangan, mereka bergabung di 4
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
penjuru, dengan satu jurus yang sama menyerang orang yang
dikepung, memang hasilnya lebih dahsyat.
Mereka pernah bertanya kepada guru mereka, Ciam Giokbeng,
apakah dengan bergabung jurus Tay-lo lebih baik dan
lebih dahsyat, tapi Ciam Giok-beng hanya tertawa dan berkata
kalau itu tidak akan ada gunanya, karena Tay-lo-kiam-hoat
memang hanya ada satu jurus, dengan 4 jurus yang datang
dari 4 penjuru membuat lawan sulit untuk menahan, tenaga
dan kekuatan 4 orang kalah dari tenaga satu orang. Tapi
karena anak muda kurang pengalaman, maka Tay-lo-kiamhoat
belum begitu sempurna, Ciam Giok-beng merasa dengan
cara ini bisa menutupi kekurangan mereka, ada jalan yang
lumayan bagus, maka dia setuju jurus ini disebut barisan Taylo-
kiam-hoat.
Sekarang melihat serangan orang berbaju hitam terlalu
lemah, di dalam kegugupannya, mereka teringat pada barisan
ini, karena keempat orang itu sudah sering berlatih ilmu
pedang, maka mereka sudah sangat kompak, kapan
menyerang, menyerang dengan jurus apa, posisi masingmasing
di mana, mereka sudah sangat paham, maka begitu
menyerang, 4 pedang bersama-sama menyerang dan
serangan itu sangat dahsyat.
Melihat di sekelilingnya hanya ada bayangan pedang, orang
berbaju hitam sambil menahan dengan pedangnya, dia
meloncat tinggi untuk keluar dari kepungan mereka, akhirnya
dia bisa lolos dari serangan mereka.
Tapi posisi Goan Hiong dan Kie Pi-sia lebih kuat, jurus
mereka pun lebih hebat, mereka berhasil menggores kaki
orang berbaju hitam dengan goresan tipis.
Ooo)w*z(ooO
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
BAB 16 Rahasia di kota Ceng-seng
Ilmu meringankan tubuh orang berbaju hitam sangat tinggi.
Dia tahu bila sekali lagi masuk ke dalam barisan mereka, dia
tidak akan seberuntung sekarang, maka dari tengah udara dia
melarikan diri ke dalam kerumunan orang-orang.
Karena orang berbaju hitam masuk ke dalam kerumunan
orang-orang Tiang-kang-cui-cai, Goan Hiong dan yang lainnya
tidak enak kalau mereka terus menyerang, dia berteriak,
“Teman-teman golongan hitam, kami mohon minggir sedikit!”
Seharusnya orang-orang Tiang-kang-cui-cai melindungi
orang berbaju hitam karena orang itu telah membantu mereka
tapi karena orang itu tidak tahu aturan dunia persilatan,
sebelum masalah selesai dia berani membunuh tawanannya,
itu benar-benar melanggar aturan, apalagi terhadap ketua
mereka, dia bersikap terlalu sombong. Hal ini membuat
mereka marah, apalagi Biauw-eng sudah mengumumkan tidak
mau campur lagi dari pertarungan ini, maka mereka lebih-lebih
tidak mau ikut campur, maka begitu Goan Hiong berteriak,
mereka segera memberi jalan.
Melihat Goan Hiong dan teman-teman akan mengepungnya,
dia masuk lagi ke dalam kerumunan orang-orang, karena terus
mengejar tanpa hasil Goan Hiong berteriak, “Kau berani
membunuh orang dan menghancurkan bendera Su-hai, kau
harus berani keluar, jangan jadi kura-kura yang bersembunyi
di dalam tempurungnya!”
Karena kakinya terluka, orang berbaju hitam mulai keluar
keganasannya, dengan pedangnya dia menyerang dan
berteriak, “Apakah Tay-lo-kiam-hoat adalah ilmu pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
terkuat? Hari ini aku akan memperlihatkan ilmuku yang
dikatakan ilmu pedang sesungguhnya!”
Barisan disusun lagi, tapi melihat sikap orang berbaju hitam
begitu ganas, mereka pun menjadi sangat hati-hati tidak
berani bertindak gegabah.
Orang berbaju hitam tertawa sinis, katanya, “Baiklah,
datanglah kemari, Goan Hiong, Kie Pi-sia, kalian berdua
memang lebih kuat, bisa menggores kakiku, sekarang kalian
berdua harus menganti kerugian ini 10 kali lipat!”
“Sobat, kita belum pernah bertemu, juga tidak ada dendam,
mengapa kau terus bertentangan dengan kami? Dan kau telah
membunuh dua orang kami!”
Orang berbaju hitam tertawa sinis, “Membunuh dua orang
bukan jumlah yang banyak! Pedangku harus memakan 20
nyawa baru kita impas!”
Usia Seng Cung paling muda juga paling tidak tahan
dengan ejekan orang berbaju hitam, dia berteriak, “Suheng,
jangan banyak bicara lagi dengan dia! Bunuh saja dia untuk
membalaskan dendam dua saudara kita yang terbunuh!”
“Dendam ini pasti akan dibalas, tapi kita harus tahu jelas
apa alasannya melakukan ini!” kata Goan Hiong.
Orang berbaju hitam tertawa dingin, bentaknya, “Begitu
kalian sudah mendaftar ke kantor dewa kematian, kalian akan
mengerti, balas dendam harus menunggu roh kalian!”
Seng Cung menyerang dari belakang, jurus yang dia
gunakan tetap jurus Tay-lo-kiam-hoat, karena tidak bergabung
dengan 3 orang temannya, maka kekuatannya berkurang,
orang berbaju hitam membalikkan pedangnya dengan jurus
sangat aneh tapi pas dia menyerang tepat di titik lemah Seng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Cung, cahaya pedang berkilau, ujung pedang telah melewati
tulang rusuk Seng Cung dan menembus hingga ke punggung.
Melihat Sutenya terluka, Pui Thian-hoa segera menyerang,
jurusnya sangat cepat, ujung pedang menjadi titik bintang
menutup ke sana, pedang orang berbaju hitam memang
menusuk Seng Cung tapi tidak membuat nyawa Seng Cung
terancam, untung dia tidak mengeluarkan ujung pedang dari
pinggir, bila dengan cara seperti itu nyawa Seng Cung tidak
akan tertolong lagi, maka serangan Pui Thian-hoa telah
menolong nyawa Seng Cung.
Orang berbaju hitam mencabut pedang harus dengan posisi
lurus baru bisa menahan serangan Pui Thian-hoa, kalau tidak
nyawa Seng Cung tidak akan terjamin, orang berbaju hitam
pun akan terluka oleh pedang Pui Thian-hoa.
Orang berbaju hitam masih tidak ingin mati bersama, di
dalam situasi terdesak dia menendang Seng Cung, dia menarik
pedangnya dari tubuh Seng Cung, menahan dan membuat
pedang Pui Thian-hoa terjatuh.
Goan Hiong dengan cepat menyerang, dia menahan
serangan kedua kalinya dari orang berbaju hitam, membuat
Pui Thian-hoa bisa mundur dari sana.
Jurus pedang dari orang berbaju hitam datangnya aneh,
jurusnya sepertinya khusus diciptakan untuk menaklukkan
Tay-lo-kiam-hoat, walaupun Goan Hiong berhasil menolong
Pui Thian-hoa, tapi dia sendiri berada dalam bahaya lagi.
Untung Kie Pi-sia menyerang dengan cepat, membantu
Goan Hiong mundur dari sana, Pui Thian-hoa ikut serta, dia
tertolong Kie Pi-sia.
Tiga pesilat muda dari Kian-kun-kiam-pai mengandalkan
jurusnya bergiliran menyerang, baru bisa menahan serangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
lawan, mereka sendiri tidak sampai terluka tapi mereka selalu
berada dalam bahaya.
Setiap kali orang berbaju hitam menyerang, selalu menjadi
ancaman bagi mereka. Kie Pi-sia bersama ketiga kawannya
harus ekstra hati-hati dan berkonsentrasi penuh baru bisa
menahan, itu pun pas-pasan.
Tay-lo-kiam-hoat berjumlah 36 jurus, setengah dari 36
jurus itu bertahan dan setengahnya lagi jurus menyerang,
sebenarnya jurus menyerang hanya ada 18 jurus tapi begitu
mereka bertiga menyerang dengan jurus-jurus ini, orang
berbaju hitam malah menyerang semakin hebat, sampaisampai
jurus menyerangnya pun tidak sanggup
menghadangnya. Maka barisan pun mulai kacau serangan
mereka sudah kehilangan kedahsyatannya, untung Pui Thianhoa
dan Goan Hiong sebelumnya pernah belajar ilmu pedang
dari Pui Ciauw-jin, maka dengan jurus inilah mereka tidak
sampai terluka dan mati.
Tapi Kie Pi-sia mengalami kesulitan, semua jurus
pedangnya didapatkan dari Ciam Giok-beng, tapi dalam
keadaan sekarang semua tidak bisa digunakan, sepertinya
orang berbaju hitam tahu kelemahan Tay-lo-kiam-hoat dia
terus menyerang Kie Pi-sia, selain harus bekerja keras dia
masih harus mengandalkan bantuan dari Goan Hiong dan Pui
Thian-hoa, dan dia bisa terhindar dari sabetan oleh orang
berbaju hitam.
Ilmu pedang orang berbaju hitam masih terus berobahrobah,
keadaan ini sangat jelas, bila ditarik panjang lagi,
ketiga orang ini malah akan mati oleh pedang orang berbaju
hitam.
Kie Tiang-lim, Goan Jit-hong, Pui Ciauw-jin yang berada di
luar pertarungan terlihat sangat cemas, mereka ingin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menolong, tapi Ciam Giok-beng menghalangi mereka yang
akan menolong.
Pui Ciauw-jin berteriak, “Ciam Toako, aku lihat ketiga anak
itu tidak akan bisa bertahan lagi!”
“Aku mengerti, tapi tidak ada yang bisa membantu mereka,
kecuali mereka mencari cara sendiri untuk mundur, kalau tidak
dari kita masuk satu orang ke sana, mereka akan mati satu
orang,” kata Ciam Giok-beng.
Pui Ciauw-jin dengan aneh bertanya, “Mengapa bisa seperti
itu?”
“Pandanganku tidak salah, jurus pedang orang itu
sepertinya jurus sesat, sepertinya ilmu pedangnya khusus
diciptakan untuk menaklukkan kita, sekarang ketiga anak
muda itu masih bersemangat maka mereka masih bisa
bertahan, bila ada satu orang yang masuk ke sana untuk
membantu, begitu semangat mereka sedikit kendur, mereka
akan terbunuh, yang membuatku aneh adalah dari mana
datangnya orang itu?” tanya Ciam Giok-beng.
Melihat ketiga anak muda itu berada dalam bahaya, Ho
Gwat-nio tidak tega dia memohon, “Ciam Toako, dalam
keadaan seperti itu kau masih ingin tahu siapa orang itu? Oh
celaka!”
Ternyata saat mereka sedang bicara, Kie Pi-sia bergerak
melesat dan masuk ke dalam bayangan pedang orang berbaju
hitam, Goan Hiong dan Pui Thian-hoa dipaksa mundur, ingin
menolong sudah tidak sempat, Ho Gwat-nio dengan cepat
berlari ke depan, memang tubuhnya ingin maju, tapi dia
adalah orang yang berpengalaman dan sering bertarung,
maka tanpa senjata dia sudah melayangkan tangannya
melepaskan senjata rahasia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tampak orang berbaju hitam hampir mematahkan pinggang
Kie Pi-sia, tapi karena ada serangan senjata rahasia maka dia
harus menahan dengan pedangnya, dia berhasil
menyingkirkan senjata rahasia itu, tapi pedangnya tetap
diayunkan ke arah Kie Pi-sia.
Karena Ho Gwat-nio melepaskan senjata rahasia membuat
Liu Kong dan Liu Hwan bersama-sama melepaskan simbal besi
mereka!
Simbal terbang milik kedua hweesio itu berjumlah 16 buah,
satu kelompok terdiri dari 4 buah, menyerang dari 4 penjuru,
awal dan akhirnya saling menyambung, tadinya pedang orang
berbaju hitam terus menyerang Kie Pi-sia, sekarang untuk
menjaga dirinya dia harus memutarkan pedang untuk
menahan serangan kemudian dia memutar tubuhnya, 16
simbal semua dipukul hingga jatuh.
Karena ada simbal besi yang datang membuat Kie Pi-sia,
Pui Thian-hoa, dan Goan Hiong bisa mengambil kesempatan
menarik nafas, kemudian mereka dengan cepat mundur
sambil terengah-engah.
Pui Ciauw-jin pun ikut menarik nafas lega dan berkata,
“Ciam Toako, mereka sudah tertolong!”
Ciam Giok-beng tertawa kecut tapi tidak bersuara. Goan Jithong
berasal dari perkumpulan lurus, dia menarik Pui Ciauwjin
dan berkata, “Pandangan Ciam Toako tidak akan salah,
pedang melawan pedang, siapa yang masuk akan
mempercepat kematian mereka, karena Ciam Toako hanya
bisa ilmu pedang, maka dia sama sekali tidak terpikir
menggunakan senjata rahasia!”
Wajah Pui Ciauw-jin menjadi merah, Ciam Giok-beng segera
berkata, “Pikiranku terlalu kuno, untung ada Ho Lihiap dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kedua taysu, aku merasa berterima kasih kepada kalian, kalau
tidak ketiga anak itu akan mati karena aku!”
Ho Gwat-nio dan kedua hweesio merasa lega setelah
mendengar penjelasan Goan Jit-hong, mereka merasa
canggung, karena mereka berasal dari golongan hitam, hal
seperti ini sering membuat mereka menjadi sensitif, tapi tadi
mereka melepaskan senjata rahasia karena mereka berniat
baik dan tidak terpikir pada hal lain.
Murid Kian-kun-kiam-pai setelah bertarung 3 melawan satu,
masih harus mengandalkan senjata rahasia untuk menolong
mereka dari bahaya, memang senjata rahasia itu untuk
menolong mereka tapi tidak secara terang-terangan, baginya
memang tidak merasa bersalah tetapi setelah dijelaskan oleh
Goan Jit-hong, mereka merasa menyesal, karena perkumpulan
lurus lebih memilih bertarung sampai mati, dan tidak mau
menerima pertolongan berupa senjata rahasia, apalagi mereka
bersahabat dengan Kian-kun-kiam-pai, di depan mata
golongan hitam mereka merasa malu.
Tapi setelah mendengar kata-kata Ciam Giok-beng, mereka
baru merasa lega, orang-orang golongan hitam yang ada di
sana pun ikut merasa nyaman.
Sebenarnya Goan Jit-hong hanya berkata kepada Pui
Ciauw-jin karena mereka sangat akrab, apa pun biasa
dikatakan langsung, Ho Gwat-nio sudah pasti akan menjadi
istri Pui Ciauw-jin maka tidak aneh kalau Goan Jit-hong berani
bicara seperti itu, tapi dia lupa masih ada dua hweesio, maka
dia pun merasa menyesal, mendengar kata-kata Ciam Giokbeng
dia bertambah kagum kepada Ciam Giok-beng.
Terdengar orang berbaju hitam membentak kepada Biauweng,
“Biauw Hujin, memang aku mengatakan kalau aku sendiri
yang akan menghadapi Su-hai, tapi mengapa golongan hitam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
yang dipimpin oleh Anda malah membantu lawan, apa
maksudnya ini?”
Biauw-eng sangat berpengalaman, dia hanya tersenyum,
“Bukankah kau sudah menghina kami? Kami beritahu bahwa
orang golongan hitam bisa menolong orang yang berada di
bawah ancaman pedangmu dan membuktikan kalau kami
bukan orang yang tidak berguna!”
Kata-kata ini selain memuji diri sendiri juga memberitahu
kepada Su-hai bahwa nyawa mereka selamat karena ditolong
oleh orang golongan hitam, Biauw-eng benar-benar pintar!
Goan Hiong segera berkata, “Biauw Hujin, Bibi Gwat adalah
angkatan tua kami, kedua guru adalah penasihat perkumpulan
kami, mereka menolong kami, itu tidak ada hubungannya
dengan Tiang-kang-cui-cai, maka kata-kata Hujin tadi tidak
bisa kami terima!”
“Apakah kau tidak mau mengaku kalau mereka bukan
orang golongan hitam?” tanya Biauw-eng.
Dengan serius Goan Hiong menjawab, “Hujin jangan lupa
kalau mereka bukan orang Tiang-kang-cui-cai, maka kami
tertolong bukan karena jasa kalian!”
Kata-kata Goan Hiong membuat Biauw-eng tidak bisa
berkata apa-apa, tapi orang berbaju hitam sudah berteriak,
“Ciam Giok-beng, sekarang waktunya kau berkomentar!”
Ciam Giok-beng berpikir sebentar, baru berkata, “Ilmu
pedang Tuan sangat bagus, aku kagum kepadamu, keempat
muridku adalah orang yang terkuat dari generasi muda Kiankun-
kiam-pai, sekarang satu terluka dan 3 orang lainnya
kalah, kalau aku tidak mengaku kalah, itu adalah hal picik!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Orang berbaju hitam tertawa terbahak-bahak, “Kalau begitu
Kian-kun-kiam-pai mengaku kalah!”
Ciam Giok-beng menggelengkan kepala, “Aku mengaku
kalah, tapi bukan Kian-kun-kiam-pai yang mengaku kalah,
juga bukan Kian-kun-kiam-hoat yang kalah!” (Kiampai=
perkumpulan ilmu pedang).
“Apa katamu! Apakah kau juga ingin mencoba ilmuku?”
tanya orang berbaju hitam dengan marah.
“Tidak, aku juga tidak sanggup mengalahkanmu!” jawab
Ciam Giok-beng.
“Kau adalah seorang ketua, kau pun mengaku kalah, apa
mau dikata lagi?” ucap orang berbaju hitam.
“Orang Kian-kun-kiam-pai boleh mengaku kalah tapi Kiankun-
kiam-hoat tidak akan kalah, karena caramu mengalahkan
kami masih dengan ilmu Kian-kun-kiam-pai!”
Orang berbaju hitam terpaku, “Jangan sembarangan bicara,
kapan Kian-kun-kiam-pai mempunyai ilmu pedang seperti ini?”
“Memang perkumpulan kami tidak mempunyai ilmu pedang
seperti itu tapi setiap jurus yang kau keluarkan mengarah
pada kekurangan kami, kalau bukan dari perkumpulan kami
tidak akan terjadi hal seperti itu, hal ini kau tidak bisa
mengingkarinya!”
“Benar-benar tidak ada hubungannya!” teriak orang berbaju
hitam, wajahnya berubah.
Kata Ciam Giok-beng, “Kau tidak bisa berbohong, aku sudah
melihat dengan jelas, siapa yang megajarkanmu ilmu pedang
ini? Aku juga tahu tapi aku hanya sekedar bertanya, dimana
orang itu? Apakah kau adalah muridnya?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Orang berbaju hitam berteriak, “Aku tidak mengerti apa
yang kau bicarakan! Jurus-jurus pedangku diwariskan dari
keluargaku, kau sudah mengaku kalah, aku harus mengajukan
satu syarat!”
“Apa syaratnya?” tanya Ciam Giok-beng.
“Tutup perusahaan perjalanan Su-hai, bubarkan Kian-kunkiam-
pai, pulang tutup pintu dan berpikir serta berlatih, aku
akan memaafkan kalian!”
“Semua ini keinginan siapa?” tanya Ciam Giok-beng.
“Tentu saja keinginanku, kau jangan mengulur-ulur waktu,
bila kau menerima, cepat pergi dari sini, kalau tidak aku akan
menahan kalian di sini!” ancam orang berbaju hitam.
Wajah Ciam Giok-beng terlihat sedikit marah, “Aku
memandangmu satu perguruan, maka aku selalu menahan
emosiku tapi kau sungguh berani berkata sombong seperti
itu!”
Orang berbaju hitam tertawa dingin, “Siapa yang sudi satu
perguruan denganmu? Kau benar-benar tidak tahu malu,
karena kalah maka kau berusaha memaksaku satu perguruan
denganmu, kau ingin menjadi muridku pun belum pantas!”
Ciam Giok-beng mengeluarkan pedangnya, “Aku tidak tahu
orang itu dengan cara apa mendidikmu, tapi dari sikapmu
yang sombong dan tidak tahu sopan santun, kau pantas mati!”
Orang berbaju hitam tidak lagi banyak bicara, dia mulai
menyerang. Ciam Giok-beng dengan marah berkata, “Jangan
kira Kian-kun-kiam-pai tidak bisa mengalahkanmu! Cepat
katakan apa hubunganmu dengan orang itu!”
Orang berbaju hitam tetap tidak mau bicara, dia hanya
mengangkat pedangnya dan menyerang Ciam Giok-beng, TayTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
lo-kiam-hoat segera di keluarkan oleh Ciam Giok-beng, ilmu
pedang orang berbaju hitam bisa menekan Kie Pi-sia dan lainlain
tapi melawan Tay-lo-kiam-hoat yang dimainkan Ciam
Giok-beng, jurusnya seperti menyatu dengan rapat dan sama
sekali tidak terlihat celah yang bisa diserang.
Tadinya ilmu silat orang berbaju hitam merupakan
penangkal Tay-lo-kiam-hoat tapi menghadapi Ciam Giok-beng
yang punya ilmu pedang ini, dia tidak bisa berbuat banyak.
Baru 10 jurus lebih orang berbaju hitam sudah beberapa
kali berada dalam bahaya, kalau bukan karena Ciam Giokbeng
sengaja melepaskan dia, dari awal dia sudah terkena
pedang dan terluka.
Sambil bertarung Ciam Giok-beng berkata, “Sekarang
apakah kau akan mengaku kalah? Menang atau kalah bukan
ditentukan dengan pedang tapi orangnya, kemenangan tidak
mengandalkan semua jurus.”
Orang berbaju hitam berteriak dengan marah, “Buat apa
aku menerima kekalahan, aku harus membunuhmu, tua
bangka!”
Pedangnya menyerang lebih kuat, dia seperti seekor
harimau yang sudah gila, terpaksa Ciam Giok-beng
mengeluarkan 3 jurus andalannya, jurus terakhirnya
mengurung orang berbaju hitam dalam bayangan pedang.
Orang berbaju hitam menahan dengan terengah-engah,
Ciam Giok-beng membentak, “Buang pedangmu dan mengaku
kalah!”
“Tidak, ilmu pedangmu hanya bisa menaklukkan orang
biasa, kalau di keluargaku, satu sen pun tidak berharga!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Hati Ciam Giok-beng tersentuh dan berkata, “Aku ingin tahu
identitasmu, asal kau mau mengatakan kepadaku, aku akan
melepaskanmu, mana orang tuamu?”
Su baju hitam sepertinya tahu kata-katanya meleset,
dengan cepat dia berkata, “Tidak semudah itu, sekarang kau
belum tentu bisa menang dariku, sepertinya tidak perlu repotrepot
mencari keluargaku!”
“Apakah kau ingin bermain licik? Pedangmu sudah kutekan
dengan pedangku, nyawamu sudah berada dalam
genggamanku, apakah itu bukan disebut kalah?” tanya Ciam
Giok-beng.
Orang berbaju hitam tertawa dingin, teriaknya, “Kalian
dengan cara bergiliran bertarung dengan ku, tentu saja
menghabiskan tenagaku, kemudian kau yang terakhir tinggal
memetik hasilnya, memang kau bisa menang dariku tapi
apakah tindakanmu itu bisa dikatakan berharga?”
Ciam Giok-beng adalah ketua perguruan, tentu saja dia
tidak pantas bertengkar dengan orang berbaju hitam, dalam
keadaan unggul seperti itu, Ciam Giok-beng tersenyum,
berkata, “Lalu sekarang kau mau apa?”
“Biarkan aku beristirahat dan minum, setelah itu baru kita
bertarung lagi, aku yakin aku bisa mengalahkanmu!”
“Baiklah, aku terima permintaanmu, hari ini aku akan
membuatmu kalah total, kalau sudah kalah kau tidak bisa
bicara apa-apa lagi!”
Ciam Giok-beng menarik kembali pedangnya dan mundur,
orang berbaju hitam pun menghembuskan nafas lega.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Biauw-eng menyuruh orang mengambilkan air, dia segera
meminum habis kemudian dia berkata, “Orang tua Ciam, kita
mulai dari awal!”
“Bukankah kau ingin beristirahat?” tanya Ciam Giok-beng.
Orang berbaju hitam tertawa, berkata, “Orang yang berilmu
silat tinggi tidak perlu beristirhat lama-lama, dia akan cepat
pulih!”
“Baiklah, kita mulai lagi!” sahut Ciam Giok-beng.
Mereka saling berhadapan, orang berbaju hitam menarik
nafas panjang kemudian menyerang, kali ini dia sangat
berhati-hati, mengeluarkan jurus pun sangat mantap seperti
ingin bertarung dengan tenaga dalam.
Tapi tenaga dalam Ciam Giok-beng sangat hebat, itu tidak
masalah baginya, tapi dia ingin tahu apa yang akan dilakukan
orang ini. Maka dia tidak terburu-buru ingin menang, dia terus
melayani dengan tenang. 20 jurus telah berlalu memang
gerakan mereka lebih lambat, tapi menyerang atau
bertahannya sangat bagus.
Kie Tiang-lim terus menghela nafas, “Pemuda itu benarbenar
orang berbakat, aku berkelana di dunia persilatan sudah
puluhan tahun, memang aku sudah mendapatkan sedikit
nama, tapi aku tidak berani mengatakan kalau aku hebat, di
luar langit masih ada langit, di luar orang hebat masih ada
yang lebih hebat, pemuda itu contohnya, kalau bukan Ciam
Suheng, aku kira tidak akan ada orang yang sanggup
mengalahkan dia. Pi-sia, kau sudah mendapat beberapa
pelajaran, sudah saatnya kau harus berhati-hati!”
Di dalam hatinya Kie Pi-sia memang tidak terima, tapi tadi
orang itu melawannya, mereka tetap kalah dan hampir
terbunuh, karena itu dia tidak berani membantah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng dan orang berbaju hitam bertarung sudah
melewati 40 jurus, ilmu pedang orang berbaju hitam makin
ganas, sekali lagi Tay-lo-kiam-hoat dikeluarkan oleh Ciam
Giok-beng, tapi orang berbaju hitam mulai tahu rahasia jurus
ini, dia sudah tidak seperti tadi kalang kabut dengan lagak
memalukan. Pedangnya tetap bergerak seperti angin topan
dan menyerang nadi-nadi penting Ciam Giok-beng.
Tapi Ciam Giok-beng mulai melambatkan ilmu pedangnya,
dan orang berbaju hitam mulai terlihat kelelahan. Tiba-tiba dia
mendekat dan menyerang, setelah Ciam Giok-beng bertahan
dia malah menyerang, saat sekali lagi dia akan menekan, tibatiba
orang berbaju hitam membuka mulutnya dan
menyemburkan hujan bintang menutupi wajah Ciam Giokbeng.
Karena Ciam Giok-beng tidak mengira akan terjadi hal
seperti ini dan tidak tahu apa yang dikeluarkan dari mulutnya,
maka dia melambaikan lengan bajunya, kesempatan ini dia
pergunakan untuk menyerang tenggorokan Ciam Giok-beng,
cepat dan ganas. Ciam Giok-beng mempunyai banyak
pengalaman hampir saja dia tertipu, memang dia bisa berkelit
tapi ujung pedangnya sudah memotong segumpal janggutnya.
Jago tua itu mulai marah, dia membentak, “Anak yang tidak
tahu malu, aku melihatmu mempunyai ilmu pedang begitu
bagus, maka aku selalu memaafkanmu. Tidak disangka kau
begitu tidak tahu malu dan licik!”
Wajahnya terkena beberapa tetes air, Ciam Giok-beng tahu
itu adalah air yang diminum oleh orang berbaju hitam, dia
menekan air itu dengan tenaga dalamnya kemudian
menyemburkan dan membuat serangannya menjadi dahsyat
dengan tujuan memecah konsentrasi Ciam Giok-beng. Dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
punya kesempatan menyerang Ciam Giok-beng, gerakan ini
bagi seorang pesilat pedang benar-benar sangat licik.
Maka Ciam Giok-beng tidak sungkan lagi, beberapa jurus
dia menyerang membuat orang berbaju hitam terus mundur,
kelihatannya dia akan kalah, melihat semprotan airnya gagal
dan dia akan kalah, orang berbaju hitam mulai nekad, dia
menggunakan pertarungan berbahaya, dia tidak peduli dengan
serangan Ciam Giok-beng, malah balik menyerang celah-celah
Ciam Giok-beng.
Ilmu pedang Ciam Giok-beng lebih tinggi dari orang berbaju
hitam, tapi tetap tidak bisa menahannya karena orang berbaju
hitam bukan pesilat biasa. Jika tidak mau melukai, dia tidak
bisa segera menang, maka nafsu membunuh Ciam Giok-beng
mulai tampak, kalau tidak cepat mengambil tindakan mungkin
Ciam Giok-beng bisa terluka oleh orang berbaju hitam. Ciam
Giok-beng membentak, “Anak muda, tadinya aku berbaik hati
ingin memberimu suatu jalan supaya bisa terus hidup, tapi kau
memilih jalan kematianmu sendiri, karena itu jangan salahkan
aku!”
Jurus pedang Ciam Giok-beng tiba-tiba menjadi ganas,
dengan satu jurus dia berhasil melencengkan pedang orang
berbaju hitam ke pinggir, kemudian dengan membalikkan
tangan dia menyerang ke dada orang berbaju hitam, jurusnya
sangat keras dan ganas.
Orang berbaju hitam tahu tapi sudah tidak sempat
menahan dia seperti seekor binatang yang sudah terkurung,
dia melempar pedangnya ke dada Ciam Giok-beng, bila Ciam
Giok-beng melanjutkan serangan dengan pedangnya, dia akan
tertusuk. Jurus pedangnya sudah keluar dan tidak bisa ditarik
kembali, bencana tidak bisa dihindari, terpaksa dia
memiringkan tubuhnya ke samping membiarkan pedang orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
berbaju hitam menancap di pundaknya tapi serangannya tetap
diarahkan ke dada orang berbaju hitam.
Semua itu bukan karena Ciam Giok-beng kejam, ini semua
dikarenakan orang berbaju hitam tidak tahu aturan dan licik
pula. Kalau melepaskan dia dan pundaknya tidak terkena
pedang kelak tidak akan ada orang yang bisa mengalahkan
orang berbaju hitam.
Keadaan mereka sangat berbahaya, kelihatannya yang satu
akan mati dan yang satu terluka, tapi tidak ada seorang pun
yang bisa mencegah keadaan ini. Karena semua orang tahu
ilmu pedang Ciam Giok-beng dan tidak ada seorang pun yang
bisa menahannya, semua mengeluarkan suara teriakan, tibatiba
muncul sesosok bayangan lebih cepat dari angin.
Begitu sosok orang itu menggulung di antara mereka
berdua, terlihat ada sinar hijau, kemudian terdengar bunyi
sesuatu, serangan Ciam Giok-beng tertahan, pedang yang
dilempar oleh orang berbaju hitam digetarkan hingga miring
dan hanya melewati sisi baju Ciam Giok-beng dan hanya
membuat kulitnya tergores.
Terhindar dari maut membuat orang berbaju hitam melihat
orang yang tiba-tiba datang ternyata orang itu adalah seorang
lelaki setengah baya dengan wajah penuh cambang, dia
memasukkan pedangnya ke dalam sarung dan berdiri dengan
tegak. Matanya menyorong, dia berkata, “Ciu Pek-ho, kau
sungguh keterlaluan, Ciam Enghiong sudah beberapa kali
melepaskanmu, kau masih licik dan tidak punya otak, benarbenar
tidak seperti seorang pesilat pedang, hal seperti ini lebih
mencoreng nama keluargamu yang terkenal di Ceng-seng.”
Semua orang baru tahu ternyata orang berbaju hitam
bernama Ciu Pek-ho, maka mereka pun bergetar apalagi dari
pihak Kian-kun-kiam-pai, mereka tahu kalau Ciu Pek-ho adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
calon suami Liu Ji-swie yang bertarung dengan mereka di
Coan-bu-ouw, tidak disangka dia adalah orang berbaju hitam
ini.
Orang berbaju hitam terpaku, karena lelaki setengah baya
itu tahu namanya, “Siapakah Tuan? Mengapa Anda tahu
namaku?”
Lelaki setengah baya itu tertawa terbahak-bahak, “Kau
tidak perlu tahu siapa aku, yang penting aku mengenalmu,
kau tanpa ijin meninggalkan Ceng-seng dan mencari masalah
di sini, kau sudah melanggar peraturan keluarga, kau masih
bertarung dengan licik di sini, bila aku memberitahu 3 tetua
Ceng-seng, kau akan tahu hukuman apa yang akan kau
dapatkan!” Ciu Pek-ho terpaku lagi, “Apakah Tuan mengenal 3
tetua itu?”
“Tentu saja aku kenal, kalau tidak bagaimana aku bisa
menahan jurusmu yang bernama 'Han-sat-su-eng' untung kau
masih bernyawa, pergilah cepat dari sini!”
Nada bicaranya seperti orang yang lebih tua, walaupun Ciu
Pek-ho tidak mengenal lelaki setengah baya itu tapi dia tidak
berani membantah, dia terdiam sebentar lalu berkata,
“Cianpwee pasti teman ayahku, keponakanmu akan menuruti
perintahmu, tapi mereka telah menghina calon istriku!”
Lelaki setengah baya itu tertawa dingin, “Kau mau
membalaskan dendam calon istrimu, kau harus memikirkan
terlebih dulu kekuatanmu sendiri kalau sudah kalah dari orang
lain, kau harus berani mengakui dan kembali ke rumah!”
Kata Ciu Pek-ho, “Cianpwee, mereka sudah tahu identitas
Hui-hui, kali ini mereka dengan alasan ini masuk ke Su-chuan,
maksudnya adalah ingin pergi ke Ceng-seng untuk mencari
Hui-hui, kalau ketahuan oleh ayah dan 3 tetua, Hui-hui akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dihukum maka keponakan berniat ingin menghalangi mereka
di sini, supaya hal ini tidak tersiar ke mana-mana!”
“Aku sudah bertemu dengan ayahmu di Ceng-seng dan Liu
Hui-hui telah kembali ke Ceng-seng, dia sudah melaporkan
apa yang dia lakukan di luar sana, tentu 3 Cianpwee akan
membereskan masalah ini!' kata lelaki setengah baya itu.
“Apa? Hui-hui telah kembali, dia....”
“Dia pergi tanpa ijin, tentu saja dia harus di hukum, lebih
baik kau cepat pulang, supaya bisa memohon kepada ayahmu
agar jangan menghukum Hui-hui terlalu berat, tapi 3 tetua
sudah mengambil keputusan untuk membereskannya sendiri,
maka hal yang terjadi di sini tidak bisa ditutup-tutupi lagi!”
“Aku tidak takut, asal Hui-hui jangan tersiksa itu sudah
cukup, Cianpwee sudah berpesan aku akan menuruti perintah
Anda,” kata Ciu Pek-ho.
Lelaki setengah baya itu mengangguk, Ciu Pek-ho
mengambil pedangnya yang terjatuh dan langsung pergi.
Kie Pi-sia mencoba menghadang, tapi lelaki setengah baya
itu berkata, “Biarkan dia, apa yang terjadi di sini aku akan
bertanggung jawab!”
Ciam Giok-beng juga berkata, “Pi-sia, jangan membuat
masalah lagi!”
Ciu Pek-ho sudah pergi, lelaki setengah baya itu berkata
kepada Biauw-eng, “Masalah antara aku dan Su-hai biar kami
yang membereskannya sendiri, kalau tidak ada hal lain kami
pamit dulu!”
Biauw-eng tidak memberi reaksi, lelaki setengah baya itu
berkata, “Hujin, apa yang terjadi hari ini bila diketahui oleh 3
tetua Ceng-seng aku kira kau juga tidak akan bisa tenang,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
memang anggota Tiang-kang-cui-cai banyak tapi tidak akan
cukup buat melawan Ceng-seng, Hujin harus berpikir dengan
tenang!”
“Tapi semua ini Ciu Pek-ho yang minta!” kata Biauw-eng.
“Dia memang ceroboh, 3 tetua Ceng-seng tidak akan
berbuat ceroboh, untung tidak terjadi peristiwa hebat dan 3
tetua Ceng-seng sendiri yang akan membereskan masalah
dengan Su-hai, tujuanmu sudah tercapai, aku kira lebih baik
kau lepas tangan untuk masalah ini!”
Biauw-eng tertawa, berkata, “Tuan dan 3 tetua Ceng-seng
saling kenal aku pasti akan memberi muka kepada Tuan,
baiklah, silakan, Tuan!”
Lelaki setengah baya itu melambaikan tangan kepada Ciam
Giok-beng, “Ciam Enghiong, kita cari tempat untuk
meneruskan pembicaraan kita, bagaimana kalau kita ke
perahuku?”
“Boleh, di mana perahu Tuan?”
“Tidak jauh dari sini, kita berjalan kaki ke sana, yang lain
bisa naik perahu masing-masing, sambil berjalan kita
berbincang-bincang,” kata lelaki setengah baya itu.
Ciam Giok-beng mengangguk dan berjalan mengikutinya,
Goan Hiong berkata, “Suhu, Anda seorang diri ke sana,
sepertinya hal ini kurang baik, apakah aku perlu ikut serta?”
“Tidak perlu, aku sendiri saja sudah cukup,” jawab Ciam
Giok-beng.
Lelaki setengah baya itu tertawa, “Bila Goan-heng ingin
ikut, ikut saja karena kau adalah wakil ketua Su-hai, banyak
masalah di mana dia harus membereskannya!”
“Aku juga ikut!” kata Kie Pi-sia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lelaki setengah baya itu menggelengkan kepala, “Tidak
perlu, ada sebagian masalah di mana sebaiknya lelaki yang
membereskannya, pembicaraan antar lelaki lebih bebas dan
leluasa!”
Kie Pi-sia masih ingin membantah, tapi Ciam Giok-beng
dengan sorot mata melarangnya melakukan itu.
Kie Tiang-lim pun menyuruh semua kembali ke perahu
masing-masing, dan Ciam Giok-beng serta Goan Hiong
mengikuti lelaki setengah baya itu pergi dari sana.
3 perahu mulai berangkat, 3 orang terdepan sudah naik
perahu sedang dan layar pun dikembangkan.
Setelah Goan Hiong naik ke perahu itu dia merasa aneh,
karena itu adalah sebuah perahu mewah, di dalamnya ada dua
orang gadis cantik sedang duduk, mereka adalah Yu Leng-nio
dan Yu Bwee-nio.
“Lim Lo-te, sekarang kau boleh dengan wajah asli
menemuiku!” kata Ciam Giok-beng.
Lelaki setengah baya itu membuka kumis dan janggut
palsunya, dia menerima sebuah handuk kecil pemberian Yu
Bwee-nio dan menghapus cat yang dipoles di wajahnya,
ternyata lelaki setengah baya itu adalah Lim Hud-kiam yang
menyamar.
Lim Hud-kiam tertawa, berkata, “Aku mengundang kalian
berdua kemari, pasti dengan wajah asli akan menemui kalian,
kalau tidak aku akan menyuruh dua bersaudara Yu
menghindar.”
“Dengan cara apa pun kau ingin bertemu denganku, kau
tidak akan bisa lolos dari kejelian mataku, dari awal aku sudah
tahu kalau itu dirimu!' kata Ciam Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Hud-kiam terpaku, “Ciu Pek-ho sudah mengenalku
selama 10 tahun lebih tapi dia masih tertipu samaranku, aku
tidak bisa menipu Lo-cianpwee, sungguh Lo-cianpwee punya
mata jeli!”
Ciam Giok-beng tertawa, katanya, “Ketrampilan mengubah
wajahmu sangat hebat, sampai suaramu pun ikut berubah,
aku sebenarnya tidak bisa mengenalimu, yang membuatku
bisa mengenalimu adalah senjatamu, yaitu pedang tumpul.”
Lim Hud-kiam tertawa, “Ternyata dari pedangku Locianpwee
bisa mengenaliku, aku takut Ciu Pek-ho akan
mengenaliku maka aku membalikkan tubuh saat melancarkan
jurus, saat aku menggetarkan pedangnya sedikit lambat, maka
membuat Ciam Cianpwee terluka ringan.”
“Tidak apa-apa, kalau bukan karena Lim Lo-te
menggetarkan pedangnya, lukaku akan lebih berat lagi
sebenarnya aku yang harus berterima kasih kepadamu!”
“Jurus Han-sat-su-eng harus dilakukan dengan berhadapan
baru bisa mengatasinya, maka aku menolong dia dulu baru
menolong Cianpwee, ini bukan berarti aku lebih
mementingkan dia. Melihat keadaan tadi bila Cianpwee
membunuhnya, dia pantas mendapatkan, tapi keadaan tidak
memungkinkan Cianpwee melakukan itu maka aku
memberanikan diri meminta Cianpwee melepaskan dia!”
Ciam Giok-beng tertawa, katanya, “Aku tidak bermaksud
ingin membunuh dia, dari ilmu silat dan perkataannya yang
sombong aku mengetahui kalau ada sekelompok orang yang
menjadi pendukungnya, bila aku membunuh dia, akan timbul
masalah bertubi-tubi, tapi dia terus bermain licik, aku terpaksa
harus membunuhnya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kami sudah bertemu dengan Nona Liu, kecuali mendengar
nama Ciu Pek-ho dan mengetahui sedikit tentang Lim Lo-te,
yang lainnya kami benar-benar tidak mengerti....”
Lim Hud-kiam tertawa kecut, “Nama asli Liu Ji-swie adalah
Liu Hui-hui, mereka adalah turunan dari 3 tetua Ceng-seng,
Goan-heng sudah tahu kalau aku adalah orang Ceng-seng, itu
sudah cukup jangan mencari tahu lebih lanjut lagi!”
Kata Goan Hiong, “Ayahku dulu pernah lewat Ceng-seng
dan pernah bertarung dengan ayahmu, dia baru tahu ternyata
di Ceng-seng ada pesilat pedang yang bersembunyi, apakah
orang tua Lim-heng adalah salah satu dari 3 tetua Ceng-seng?
Dua keluarga ilmu pedang Ceng-seng yang lain, bagaimana
keadaan mereka?”
Lim Hud-kiam menjawab, “Di Ceng-seng menetap banyak
keluarga pesilat pedang, aku hanya salah satunya, ayahku
bukan salah satu dari 3 tetua Ceng-seng!”
“Siapa saja 3 tetua Ceng-seng?” tanya Goan Hiong.
“Ceng-seng bukan suatu perguruan tapi Ceng-seng
mempunyai aturan yang ketat, penduduk Ceng-seng harus
bisa ilmu silat, ilmu pedang, tidak diijinkan berhubungan
dengan dunia luar!'
“Di kota itu ada suatu peraturan, semua urusan ditangani
oleh 3 keluarga yang berilmu paling tinggi, sekarang 3
keluarga itu adalah Liu Ta-su, Ciu Ih-beng, 3 orang tua Bunta,
mereka disebut 3 tetua Ceng-seng!”
“Kata orang di langit tidak akan ada dua matahari, dalam
satu negara tidak akan ada 2 raja, 3 orang mengurus sebuah
kota, pasti akan berbeda pendapat, bagaimana bisa
menguasai dengan baik?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Goan-heng salah, gunung
Ceng-seng hanya tempat berkumpul orang dunia persilatan
yang di sana ingin tinggal menyepi, bukan suatu negara atau
suatu perkumpulan, maka tidak ada yang berniat merebut
kekuasaan, dan 3 tetua Ceng-seng hanya bertanggung jawab
dalam masalah disiplin, yang lainnya masing-masing mengurus
masalah sendiri, maka tidak akan timbul masalah.”
Ciam Giok-beng sangat tertarik, “Tempat itu sungguh aneh,
orang-orang Ceng-seng selain berlatih ilmu silat mereka
melakukan apa saja?”
“Mereka tidak perlu melakukan apa-apa, kota itu kota
mandiri, hanya barang untuk keperluan sehari-hari menyuruh
orang keluar membelinya, lelaki bercocok tanam, perempuan
menenun, sekolah, berlatih ilmu silat, hidup mereka sangat
tenang!”
“Sudah berapa lama berlangsung kehidupan seperti ini?”
tanya Goan Hiong.
“Aku tidak tahu begitu jelas, mungkin sudah ada ratusan
tahun!” jawab Lim Hud-kiam.
“Selama ratusan tahun tidak ada yang tahu, sungguh bukan
hal yang mudah, apakah semua orang yang ada di sana bisa
menerima hidup tenang seperti itu?” tanya Ciam Giok-beng.
“Kehidupan di sana sangat nyaman, dan tidak ada beban
kehidupan, para anak muda ada yang mencoba-coba keluar,
tapi setelah keluar berkelana, mereka tetap merasa hidup di
luar tidak seenak hidup di Ceng-seng, maka mereka tetap
kembali ke gunung itu dan tetap ada disiplin ketat melarang
orang-orang Ceng-seng keluar mencari masalah, maka
kehidupan di sana sangat tenang!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau kalian tidak keluar apakah orang luar bisa masuk?”
tanya Ciam Giok-beng.
“Ceng-seng dikelilingi oleh pegunungan yang terjal, hanya
ada satu jalan masuk ke sana, dan jalan itu selalu ada yang
menjaganya, orang luar sulit untuk masuk, walaupun ada yang
masuk mereka senang hidup tenang di sana, dan tidak ingin
keluar lagi!”
Ciam Giok-beng tertawa, berkata, “Aku punya seorang Sute
bernama Lok Su-hoan, apakah mungkin dia masuk ke Cengseng
karena dia senang kehidupan di sana dan akhirnya
tinggal di sana!”
Lim Hud-kiam berkata, “Aku tidak tahu, sebab orang yang
datang ke sana tidak sedikit, dan mereka belum tentu
menggunakan nama asli mereka, siapa yang berniat datang ke
Ceng-seng tidak pernah ditolak, hanya butuh kesungguhan
dan tidak akan ditanya mengenai masa lalunya, apakah Sute
Cianpwee berada di Ceng-seng, selain dirinya sendiri yang
tahu aku kira yang lain tidak akan ada yang tahu, karena
orang yang masuk ke gunung itu kebanyakan melepaskan
nama dan identitas asli mereka, dan mereka memulai
kehidupan baru, pertanyaan Cianpwee tadi aku tidak bisa
menjawabnya dengan baik!”
Melihat Lim Hud-kiam terus menghindari pertanyaan ini,
Ciam Giok-beng hanya bisa tertawa dan tidak bertanya lagi,
dia mengganti topik pembicaraan, “Aturan terlarang di Cengseng
seperti apa contohnya?”
“Tidak ada yang istimewa, tapi melarang siapa pun untuk
membocorkan berita keluar, memang tidak melarang orang
pergi keluar tapi melarang orang itu muncul di depan umum
menggunakan identitasnya sebagai orang Ceng-seng maka
aku memanggil Ciu Pek-ho dan segera mengejutkan dia!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Menurut Lim-heng, Biauw-eng ingin memperalat Ciu Pekho
untuk menjalankan rencana busuknya, seperti apa rencana
itu? Ceng-seng melarang orang-orangnya membocorkan
identitas....” tanya Goan Hiong.
“Di Ceng-seng masih ada satu peraturan, bila orang Cengseng
dibunuh oleh orang lain maka semua orang Ceng-seng
akan membalas demi orang itu. Biauw-eng adalah satusatunya
orang yang tahu peraturan ini maka dia ingin
menggunakan tangan kalian membunuh Ciu Pek-ho, supaya
membuat Ceng-seng bermusuhan dengan kalian, kekuatan
Ceng-seng sangat hebat, Ciu Pek-ho hanya salah satu orang
dengan kemampuan ilmu silat lapis kedua, bila Cianpwee
membunuhnya, semua kerepotan akan mengikuti Cianpwee!”
“Aku sudah mengerti mengapa Ciu Pek-ho ingin mencari
kami untuk bertarung! Kami tidak mengenalinya!” kata Ciam
Giok-beng.
“Semua itu karena Liu Hui-hui, dia keluar dari Ceng-seng
tanpa ijin, memang Ceng-seng tidak melarang orang-orangnya
keluar, tapi harus diijinkan dulu oleh 3 tetua, tanpa ijin keluar
dari Ceng-seng hukuman yang akan diterima sangat berat, Ciu
Pek-ho takut kalian ke Ceng-seng untuk memberitahu kalau
Liu Hui-hui pernah bentrok dengan kalian, dia takut Liu Hui-hui
akan terkena hukuman berat, maka disini dia ingin
menghalangi kalian supaya Liu Hui-hui tidak dihukum!”
“Tapi kami tidak mengatakan akan ke Ceng-seng!” kata
Ciam Giok-beng.
“Mata-mata Ceng-seng berada di mana-mana, obrolan Liu
Hui-hui dengan dua bersaudara Yu di kuil Gi-beng didengar
oleh Ho Cianpwee secara diam-diam, mata-mata Ceng-seng
juga melihatnya, kebetulan mata-mata ini adalah pengurus
keluarga Ciu, maka begitu Ciu Pek-ho mendapat kabar ini, dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengambil keputusan kalau kalian akan pergi ke Ceng-seng,
sebenarnya dia keluar dari Ceng-seng karena ada keperluan,
setelah mendapat kabar ini dia tidak kembali ke Ceng-seng
melainkan langsung datang kemari menghalangi kalian!”
Ciam Giok-beng berkata, “Memang kami berencana akan
pergi ke Ceng-seng tapi tujuan kami yang utama adalah
mencari tahu tentang keberadaan Lim Lo-te dan Ji-sute, Lok
Su-hoan.”
“Itu terlalu berlebihan, sebab aku sudah putus hubungan
dengan Ceng-seng dan memberi pernyataan bahwa
selamanya aku tidak akan kembali ke sana. Kalian pun tidak
akan mendapatkan kabar apa pun tentang Lok Su-hoan, aku
sudah memberitahu tidak akan berhasil!” kata Lim Hud-kiam.
“Tapi aku punya firasat kalau Lok Ji-sute berada di sana,”
kata Ciam Giok-beng.
“Bila Cianpwee tidak percaya, silahkan pergi ke sana, tapi
Cianpwee akan mengalami hambatan!” kata Lim Hud-kiam.
“Mengapa kau tidak secara terang-terangan memberitahu
kami supaya kami tidak perlu jauh-jauh ke sana, juga tidak
akan timbul pertarungan yang tidak diinginkan,” kata Ciam
Giok-beng/
“Aku tidak bisa memberitahu,” kata Lim Hud-kiam.
“Mengapa kau selalu melarang kami membuka perusahaan
perjalanan?” tanya Ciam Giok-beng.
“Ini adalah keputusanku, aku merasa orang dunia persilatan
kalau menjalankan perusahaan perjalanan hanya ingin
mendapat untung, benar-benar membuat ilmu silat yang suci
dan berwibawa menjadi ternoda!” kata Lim Hud-kiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Di dunia ini banyak perusahaan perjalanan, mengapa kau
hanya mengincar Su-hai?” tanya Goan Hiong.
“Karena Su-hai adalah perusahaan perjalanan yang terbesar
dan paling ternama, bila Su-hai tutup yang lain akan ikut
tutup!”
Goan Hiong tertawa, katanya, “Lim-heng sungguh pandai
berbohong, aku kira kau sendiri juga tidak akan percaya,
membuka perusahaan perjalanan adalah satu-satunya
pekerjaan yang bisa menghasilkan uang untuk orang dunia
persilatan, bila perusahaan perjalanan Su-hai ditutup
perusahaan perjalanan yang lain akan lebih makmur dan
sukses!”
Lim Hud-kiam tampak berpikir sebentar, dia merasa
alasannya tadi terlalu memaksa, maka dia mengambil kalimat
lain, “Orang lain benar-benar mencari kehidupan dan ilmu silat
mereka juga biasa-biasa saja, aku tidak sudi mengurusi hal ini,
tapi kalian membuka perusahaan perjalanan hanya untuk
mencari nama, mencari nama lebih penting dibandingkan
mencari keuntungan dan kalian lahir dari keluarga terkenal,
ilmu silatnya pun cukup tinggi maka aku sering mencari alasan
untuk menghalangi kalian, aku tidak akan mengijinkan kalian
menggores kesucian ilmu silat!”
Goan Hiong marah, “Setiap orang mempunyai keinginan
tersendiri, dengan alasan apa kau melarang kami?”
“Dengan pedang tumpul ini aku akan selalu mengikuti
kalian, melarang kalian sampai kalian menutup perusahaan
perjalanan kalian!”
Goan Hiong ingin marah lagi tapi Ciam Giok-beng menyela,
“Aku tahu alasan ini hanya untuk menutupi dirimu, ini bukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
keinginanmu yang sebenarnya, mengapa kau tidak secara
terang-terangan menjelaskan kepada kami?”
“Aku sudah terus terang menjelaskannya!” kata Lim Hudkiam.
“Aku tahu pasti ada alasan yang lain dan aku tahu alasan
itu demi Lok Ji-sute tapi kau tidak mau mengaku, terpaksa
kami harus ke Ceng-seng untuk mencari bukti, dengan begitu
kasus Liu Hui-hui pasti akan menyangkut kepada kami!”
Lim Hud-kiam tertawa, berkata, “Tiga tetua Ceng-seng
sudah mengetahui hal-hal yang menyangkut Liu Hui-hui, Liu
Ta-su hanya punya seorang anak perempuan, dia juga tidak
melakukan kesalahan apa pun, maka hukuman untuknya tidak
akan berat, apalagi masalahnya tidak ada hubungannya
denganku!”
“Dia pergi dari Ceng-seng, itu semua untuk mencarimu,
kalau kami ke Ceng-seng mencarinya, dengan peraturan Cengseng
yang berlaku aku yakin akan muncul masalah besar!”
kata Ciam Giok-beng.
“Aku sudah mengatakan apa yang terjadi padanya tidak ada
hubungannya denganku!” kata Lim Hud-kiam sambil tertawa.
“Demi kau dia dihukum, mana hati nuranimu? Jelaskan saja
sekarang supaya kami tidak usah pergi ke Ceng-seng dan
mengurangi kerepotan yang bakal terjadi!” kata Ciam Giokbeng.
“Aku tidak bisa memberitahu hal mengenai diriku dan di
kota Ceng-seng tidak ada orang yang bernama Lok Su-hoan,
kalau kalian bersikukuh ingin pergi ke sana, karena di Cengseng
ada suatu peraturan bila orang Ceng-seng mendapat
kegagalan di luar, orang-orang Ceng-seng tidak akan
membiarkannya apalagi kalian secara terang-terangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengalahkan Liu Hui-hui dan Ciu Pek-ho, kalian harus ke sana
untuk membereskannya kalau tidak akibatnya akan berat, aku
mengundang kalian datang kemari untuk memberitahu hal ini,
sekarang aku sudah memberitahu, silakan kalian pergi!” kata
Lim Hud-kiam.
“Bila kami tidak pergi kesana, apa yang akan terjadi?” tanya
Ciam Giok-beng.
“Ceng-seng akan keluar karena Liu Ta-su dan Ciu Ih-beng
adalah orang yang berjiwa sempit, mereka selalu melindungi
biar pun salah, mereka menganggap ilmu pedang Ceng-seng
tidak ada yang bisa melawan dan juga menganggap mereka
nomor satu di dunia ini, sekarang putra putri mereka keduaduanya
kalah, mana mereka akan tahan? Begitu mereka
keluar dari Ceng-seng, aku takut murid-murid Kian-kun-kiampai
tidak akan ada yang tersisa!” kata Lim Hud-kiam.
“Apa maksudmu?” tanya Ciam Giok-beng.
“Kata-kataku tadi tidak ada yang bohong, orang-orang
Ceng-seng tidak diijinkan mengalami kegagalan, kegagalan
satu orang harus dicuci bersih oleh darah 10 orang!”
“Kalau begitu orang-orang Ceng-seng bukan orang yang
serius tapi orang gila, mereka tidak mau berhubungan dengan
dunia luar, bukan karena takut tapi karena mereka
menganggap orang-orang dunia persilatan tidak pantas
menjadi musuh mereka maka mereka tidak sudi keluar!” kata
Ciam Giok-beng.
“Boleh dikatakan seperti itu, tapi ilmu silat seperti yang
dimiliki Liu Hui-hui dan Ciu Pek-ho, bukan menyombongkan
diri tapi paling sedikit mereka mempunyai keistimewaan!” kata
Lim Hud-kiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apakah Tuan juga menganggapnya begitu?” tanya Ciam
Giok-beng.
“Aku tidak merasa seperti itu, maka aku meninggalkan
Ceng-seng aku tidak suka dengan sikap sombong, aku juga
tidak setuju mereka menutup pintu untuk orang lain serta
menyombongkan diri, lebih-lebih tidak suka mereka menghina
orang-orang. Gunung Ceng-seng adalah daerah yang tenang,
tapi tidak cocok untuk ditempati anak muda, kecuali keluarga
Liu, keluarga Ciu serta 3 marga, mereka tidak mengijinkan
marga lain berkembang di sana!”
“Sepertinya Tuan tidak mendapat posisi di sana!” tanya
Goan Hiong.
“Tidak juga, di sana boleh dikatakan aku punya hak
istimewa, hanya saja aku tidak betah dikekang, juga ada
sedikit masalah pribadi, tapi sudahlah, pembicaraan kita
berakhir sampai di sini!”
“Kalau gunung Ceng-seng begitu tidak ada aturan, aku akan
ke sana untuk mencari mereka, atau mereka yang keluar
mencariku, apa bedanya!” kata Ciam Giok-beng.
“Di antara 3 tetua itu, Bun-ta yang lebih mengerti dan lebih
tahu aturan, maka bila ke gunung Ceng-seng paling sedikit
bisa dengan cara adil bertarung dan membereskan masalah,
ilmu pedang Cianpwee sudah mencapai taraf sangat tinggi,
masih bisa bertarung dengan mereka, bila menang dari
mereka semua masalah akan selesai, bila kalah masalah tidak
akan diperluas, maka lebih baik pergi ke Ceng-seng, semakin
cepat semakin bagus!” kata Lim Hud-kiam.
“Masih ada satu pertanyaan lagi, dan aku sudah beberapa
kali bertanya, aku harap kau bisa memberikan jawaban yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pasti, Suteku Lok Su-hoan apakah dia tinggal di Ceng-seng?”
tanya Ciam Giok-beng.
“Aku juga sudah menjawabnya, bahwa di gunung Cengseng
tidak ada orang itu, Lam-huang-kiam-sou (Jago pedang
dari selatan) Lok Su-hoan tidak ada hubungannya dengan
gunung Ceng-seng!”
“Tidak, aku pikir pasti ada hubungannya!” kata Ciam Giokbeng.
“Suhu, kita pergi saja, aku kira Lim-heng sudah
memberikan jawaban yang membuat kita puas, kita sudah dua
kali dibantu oleh Lim-heng, kita sanggup membereskannya,
tapi kali ini kami sungguh merasa berterima kasih kepadamu!”
kata Goan Hiong.
“Tidak apa, aku bukan sungguh=sungguh ingin membantu
kalian, hanya saja sifatku ingin selalu ikut campur dan
menyukai keramaian apalagi tujuanku belajar ilmu silat adalah
menghentikan pembunuhan, menghindari pembunuhan adalah
pekerjaanku!” kata Lim Hud-kiam.
“Kami juga cinta damai kami tidak akan menyerang orang
lain dulu, tapi jika orang lain menyerang kami dulu, kami
harus melawan!” ujar Goan Hiong.
“Kalau kalian tidak berhenti menjalankan perusahaan
perjalanan, kalian tidak akan berhenti membunuh, jadi kau
tidak perlu berterima kasih kepadaku kelak kita akan tetap
menjadi musuh!” kata Lim Hud-kiam.
“Alasan Lim-heng tidak cukup membuat kami harus
menutup perusahaan perjalanan, tapi kami tetap menganggap
Lim-heng adalah musuh sekaligus tamu terhormat!”
Diiringi tawanya dia pergi mengikuti Ciam Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Saat Ciam Giok-beng dan Goan Hiong telah kembali ke
perahu besar, perahu kecil milik Lim Hud-kiam telah menjauh,
melihat layar perahu Lim Hud-kiam, Kie Pi-sia merasa bingung,
karena dia mendengar lelaki yang menolong mereka ternyata
adalah Lim Hud-kiam! Dia pergi bersama dua gadis Yu.
Ciam Giok-beng seperti sengaja menyinggung perasaan Kie
Pi-sia yang aneh ini, selain memberitahukan obrolan mereka
dengan Lim Hud-kiam, dia juga sengaja memberitahu
hubungan Lim Hud-kiam dengan dua gadis Yu, mereka terlihat
sudah sangat akrab seperti sudah menjadi satu keluarga.
Dia masih berkata, “Lim Hud-kiam sungguh bisa menikmati
hidup, perahu mewahnya tidak kalah dengan perahu milik
kerajaan, apalagi ada gadis cantik yang menemani, benarbenar
menikmati hidup!”
Kie Pi-sia hanya bereaksi dengan dingin, kemudian lari ke
atas perahu dan melihat laut.
Ciam Giok-beng mendorong Goan Hiong sambil
mengedipkan mata, Goan Hiong segera mengerti, dia segera
berlari mengikuti Kie Pi-sia dan berkata, “Suci, kelak kita juga
bisa membeli sebuah perahu yang lebih besar dan indah.”
“Apakah kau iri dengan kehidupan seperti dia?“ tanya Kie
Pi-sia sambil menoleh.
“Tidak juga, tapi aku merasa nikmat juga,” kata Goan Hiong
sambil tertawa.
Wajah Kie Pi-sia segera berubah menjadi serius dan
berkata, “Benar-benar tidak berguna, usia masih muda sudah
ingin menikmati hidup, apakah kau belajar ilmu silat hanya
untuk menikmati hidup seperti itu?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Melihat wajah Kie Pi-sia menampakkan rasa tidak suka,
dengan cepat dia berkata, “Tentu tidak, kalau ingin menikmati
hidup lebih baik aku tinggal di rumah saja menjadi tuan muda,
untuk apa bekerja di perusahaan perjalanan? Keluargaku
memang bukan orang kaya, tapi apa yang dimakan dan
dipakai sangat cukup, aku tidak perlu mencari uang dengan
menempuh bahaya!”
“Tapi tadi kau mengatakan hidup seperti itu sangat berarti!”
kata Kie Pi-sia.
Kata Goan Hiong sambil tertawa, katanya, “Maksudku
setelah sukses kita bisa mencari kehidupan di tengah-tengah
kesibukan, kita tidak bisa seumur hidup terus menerus sibuk!”
Dengan dingin Kie Pi-sia berkata, “Kalau begitu kau sendiri
saja yang menikmati hidup, jangan bawa aku, seumur hidup
aku memilih berkelana di dunia persilatan, asal aku masih
bernafas, pedang tidak akan kulepaskan!”
Goan Hiong sedikit terkejut, berkata, “Suci, apakah
selamanya kau tidak akan punya kehidupan pribadi? Kau ingin
selamanya hidup dalam pertarungan?”
“Benar, sebelum bertemu dengan Lim Hud-kiam, aku tidak
mempunyai tekad seperti ini, sekarang aku sudah mengambil
keputusan, seumur hidup aku akan berkelana di dunia
persilatan!”
Wajah Goan Hiong sedikit berubah, “Begitu besarkan
pengaruh Lim Hud-kiam kepadamu?”
Tiba-tiba Kie Pi-sia tertawa, katanya, “Benar, aku masih
berniat ingin mengalahkan dia, waktu itu aku baru bisa
berhenti berkelana, tapi hari ini dia bisa menggetarkan jurus
guru yang bernama 'Kiu-cong-kuang-han' (9 lapis cahaya
dingin). Melihat bakat dan ilmu dari kemampuan kita, rasanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
aku tidak mungkin bisa mengalahkan dia, tapi aku tidak mau
mengaku kalah darinya, maka aku harus mengalahkan dia
dalam bidang usaha atau nama!”
“Itu belum tentu!” kata Goan Hiong.
“Goan Toako, aku lebih mengenal Tay-lo-kiam-hoat darimu,
seumur hidupnya guru memperdalam dan mengubah ilmu itu,
tapi tidak lebih tinggi dari kemampuan ilmu pedang Lim Hudkiam,
apalagi kita, kita tidak bisa seperti Supek seumur hidup
hanya memperdalam dan menggubah ilmu pedang, kita tidak
mungkin lebih maju dari Supek, maka aku tidak terlalu banyak
berharap pada hal ini!”
“Kau sudah beberapa kali mengalami kegagalan, seperti
kalah dari Liu Ji-swie, Ciu Pek-ho, apalagi Liu Ji-swie pernah
memaksamu turun ke air, mengapa kau selalu membandingbandingkan
dengan Lim Hud-kiam?” tanya Goan Hiong.
“Karena dia orang yang pertama mengalahkan aku, dan dia
juga sudah kuanggap orang yang tidak sanggup kukalahkan,
Liu Ji-swie dan Ciu Pek-ho pernah mengalahkanku, tapi
mereka kalah oleh Supek, maka aku masih mempunyai
kesempatan untuk mengalahkan mereka!”
“Lim Hud-kiam belum pernah bertarung dengan Suhu, dari
mana kau tahu Suhu bakal tidak sanggup mengalahkannya?”
kata Goan Hiong tidak terima.
“Kalau tidak percaya, kau tanyakan saja kepada Supek,
jurus 'Kiu-cong-kuang-han' dari Tay-lo-kiam, apakah jurus
terdahsyat yang bisa membunuh? Kalau bukan terpaksa guru
tidak akan menggunakannya, tapi bila bertarung dengan Lim
Hud-kiam, dengan mudah dia akan mengalahkan guru, dari
sini dapat dibuktikan kalau kepandaian guru tidak lebih tinggi
dari Lim Hud-kiam.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau begitu Lim Hud-kiam adalah pesilat pedang tidak
terkalahkan, nomor satu di dunia ini?”
Ciam Giok-beng sudah datang menghampiri mereka dan
menjawab, “Belum tentu, di dunia ini tidak ada pesilat nomor
satu, tapi pandangan Pi-sia juga tidak salah, kau memang
tidak bisa mengalahkannya dengan Kian-kun-kiam-hoat, bukan
karena ilmu pedang kita tidak bagus, melainkan karena dia
sangat mengenal perubahan-perubahan ilmu pedang kita,
maka dia selalu bisa mengambil kesempatan, bila ingin
mengalahkan dia harus mencari jalan menggunakan ilmu lain!”
Goan Hiong terpaku, katanya, “Dari perguruan lain? Di
perguruan mana kita bisa mempelajari ilmu mereka? Aku
sudah menguasai tidak sedikit ilmu pedang perguruan lain!”
Ciam Giok-beng berkata, “Caranya bukan seperti itu, seperti
ilmu pedang Ceng-seng yang sangat tinggi, setiap jurusnya
memang lebih bagus dari jurus kita!”
“Itu dilihat dari luar, bila diteliti lagi memang ilmu Ciu Pekho
dan Liu Ji-swie sangat tinggi tapi tidak seluas dan sedalam
ilmu pedang kita, ilmu pedangnya sangat cepat, tidak seperti
ilmu pedang kita harus benar-benar menguasai ilmu pedang
itu, ilmu pedang Ceng-seng terbatas, tapi Tay-lo-kiam-hoat
tidak terbatas, aku mengira ilmu pedang guru belum mencapai
tahap paling tinggi, aku memang kalah dari Ciu Pek-ho tapi
aku tidak mengaku kalau Tay-lo-kiam-hoat jelek, mungkin
suatu hari nanti aku bisa mengalahkan dia!” kata Goan Hiong.
“Aku senang kau berpikiran positif, bukan karena pernah
gagal sehingga kehilangan kepercayaan diri!” kata Ciam Giokbeng.
“Murid berkata dengan sejujurnya!” jawab Goan Hiong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Pengamatanmu lebih dalam dari Pi-sia, maka aku
bertambah percaya lagi kepada kalian, kali ini kita pergi ke
Ceng-seng harus meneliti dan mengamati lebih banyak, itu
akan bermanfaat bagi kalian, Tay-lo-kiam-hoat tidak bisa
mengalahkan Lim Hud-kiam, itu hanya pandanganku. Tapi di
tangan kalian Tay-lo-kiam-hoat bisa lebih diperdalam lagi, tapi
aku beritahu, Tay-lo-kiam-hoat mungkin belum tentu bisa
menang, tapi tidak akan kalah dari orang lain, hari ini kalian
kalah dari Ciu Pek-ho, karena ilmu pedang kalian belum
terlatih dengan baik, kalau kalian dengan tenang berpikir
mencari sebab kekalahan kalian, lain kali bila kalian bertarung
lagi, aku jamin satu lawan satu belum tentu kalian akan
kalah!”
“Dua kali bertarung aku merasa seharusnya aku jangan
kalah, tapi aku selalu mengalami kegagalan, apakah Guru bisa
memberitahu apa sebabnya aku bisa kalah?” tanya Kie Pi-sia.
“Aku bisa memberikan petunjuk, tapi aku merasa lebih baik
kalian mencari tahu sebab kekalahan kalian sendiri, Sucouw
mewariskan ilmu Tay-lo-kiam dengan tidak sempurna, tidak
ada yang memberitahuku, aku sendiri yang pelan-pelan
mencari tahu, hanya dengan cara ini baru bisa membuat kita
mempelajari ilmu baru, kalau setiap masalah harus
ditunjukkan oleh orang lain kalian tidak akan dewasa-dewasa,
selamanya akan terus berada di belakang orang lain!”
Dengan senang Goan Hiong berkata, “Apa yang dikatakan
Suhu benar juga, Kie Suci, kita gunakan waktu selama
beberapa hari ini untuk meneliti ilmu pedang, bila bertemu
dengan Ciu Pek-ho di Ceng-seng, kita berharap kita bisa
menang darinya untuk menebus kegagalan hari ini, bagaimana
menurut pendapat Suci?”
Ooo)d*z(ooO
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
BAB 17 Memecahkan barisan
Perahu berlayar selama 5 hari, akhirnya mereka tiba di Pasiau,
berikutnya harus ditempuh dengan berjalan kaki, maka
perahu ditinggalkan dan mereka mulai berjalan. Pertama-tama
mereka mampir dulu ke rumah Goan Jit-hong, barang yang
dibawa diturunkan untuk persiapan pernikahan Pui Ciauw-jin
dan Ho Gwat-nio. Di Pa-tong mereka memang tidak bentrok
besar-besaran dengan Biauw-eng, tapi tetap saja mengganggu
ketenangan semua orang.
Maka pernikahan pun diselenggarakan dengan sederhana,
hanya mengundang keluarga dan teman dekat sekedar untuk
meramaikan suasana, dan setelah kedua hweesio menjelaskan
kepada teman-teman golongan hitam dan memberitahu
semua orang kelak akan mengundang mereka kembali, semua
orang sudah tahu kalau mereka akan pergi ke Ceng-seng,
maka mereka tidak merasa terlalu terkejut, setiap orang
memperhatikan persiapan mereka pergi ke Ceng-seng.
Pintu kota Ceng-seng tertutup rapat, biasanya orang lain
tidak ingin melihat keramaian di dalam hanya menunggu hasil
pertarungan, 3 hari setelah hari pernikahan kecuali Thio Yanto
kembali ke rumahnya untuk menengok keluarganya, Seng
Cung dan Pui Thian-hoa sedang beristirahat karena terluka,
pengantin baru Pui Ciauw-jin dan Ho Gwat-nio meski baru saja
menikah tapi mereka ingin ikut ke Ceng-seng.
karena Goan Jit-hong pernah pergi ke Ceng-seng, otomatis
dia yang membawa jalan, sesampainya di depan gunung
Ceng-seng mereka hanya melihat hutan rimba, hutan tertutup
oleh awan dan kabut, hanya ada sebuah jalan kecil untuk
memasuki gunung Ceng-seng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Setelah melihat itu Ciam Giok-beng berkata, “Pantas di
Ceng-seng tinggal begitu banyak pesilat tangguh, tapi jarang
ada yang tahu karena tempat ini cocok untuk persembunyian
pesilat tangguh!”
Goan Jit-hong tertawa, berkata, “Toako jangan melihat dari
luar suasana terasa tenang, sebenarnya di dalam berbeda
dengan keadaan di luar! Dulu aku tidak sengaja lewat di sini,
karena iseng aku masuk ke dalam untuk melihat-lihat, di sana
ada sebuah rumah besar, karena merasa patut dicurigai aku
ingin melihatnya lebih jauh, lalu aku bentrok dengan paman
Lim Hud-kiam, terakhir ayahnya keluar dan memarahiku!”
Kata Goan Hiong, “Dari kata-katanya kemarin, posisi
keluarga Lim di Ceng-seng tidak istimewa, maka di dalam sana
pasti ada yang lebih istimewa!”
Goan Jit-hong mengangguk, “Tentu saja, tapi saat itu aku
baru tiba di depan kediaman keluarga Lim dan sudah
dihadang, aku tidak bisa mengunjungi tempat lain, hari ini bila
kita mau masuk sepertinya juga harus melewati kediaman
keluarga Lim dulu, sekalian mencari tahu identitas bocah itu!”
Dia mulai naik ke gunung, baru berjalan sekitar 1 li ada
sebuah jurang yang menganga, tapi di depan jurang ada
sebarisan rumah sangat bagus.
Goan Jit-hong menunjuk, “Itulah kediaman keluarga Lim,
rumah 3 tetua Ceng-seng mungkin berada di belakang jurang
sana!”
Sewaktu mereka tiba di rumah besar itu, segera terdengar
suara seorang lelaki setengah baya yang menyambut mereka,
sambil tertawa berkata, “Goan-heng, kita pernah bertemu 20
tahun lalu, mungkin Anda sudah tidak mengenalku!”
“Kemarin ini aku terburu-buru,” kata Goan Jit-hong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Namaku adalah Lim Cu-hoan, 20 tahun yang lalu aku yang
pertama menghadangmu, melihat sungai kecil yang ada di
depan rumah, aku masih merasa takut.”
Goan Jit-hong baru ingat, 20 tahun yang lalu dia datang
kemari dan ada seorang remaja memegang pedang
menghalanginya, akhirnya dia dipaksa turun ke sungai kecil
itu!
Goan Jit-hong tertawa, berkata, “Dulu rambutmu hitam dan
berbaju merah, sekarang rambut sudah memutih, aku sama
sekali tidak menyangka akan kembali kemari, sepertinya
kakakmu sudah meninggal?”
“Setelah Goan-heng pergi, 5 tahun kemudian, Cu-tio Toako
meninggal karena sakit, perjanjian 20 tahun lalu dengan
Goan-heng mungkin tidak akan bisa ditepati!” kata Lim Cuhoan.
“Tidak apa-apa, aku kalah oleh pedang Toako-mu, aku
terima kekalahan ini, sebenarnya di antara kami tidak ada
permusuhan, aku membuat perjanjian supaya ada alasan
kembali kemari sekalian bertamu, apalagi semenjak aku
meninggalkan perguruan, aku selalu tinggal di rumah, dan aku
sudah lupa tentang hal ini sampai keponakanmu Lim Hud-kiam
datang ke rumahku!”
Dengan emosi dia bertanya, “Benarkah Goan-heng telah
bertemu dengan keponakanku? Bagaimana keadaannya
sekarang? Apa ilmu pedangnya lebih tinggi dari ayahnya?”
Goan Jit-hong merasa aneh mendengar nada pertanyaan
Lim Cu-hoan.
Lim Cu-hoan menarik nafas lagi dan berkata, “Bocah itu
adalah pemuda berbakat dari generasi muda, 4 tahun yang
lalu karena marah dia meninggalkan rumah, menurut cerita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
orang-orang dia tidak mentaati peraturan di luar, maka Cengseng
tidak suka dan bersiap-siap menyuruh orang
menangkapnya!”
“Keponakanmu memang melakukan hal yang tidak benar,
tapi bukan berbuat kejahatan, dia hanya terus bertentangan
dengan perusahaan perjalanan Su-hai, tapi begitu Su-hai
mendapat kesulitan, diam-diam dia malah membantu kami,
ada apa Ceng-seng mencarinya?” tanya Goan Jit-hong.
“Bagaimana dengan kemampuan ilmu pedangnya?” tanya
Lim Cu-hoan.
“Sangat tinggi, Liu Ji-swie dan Ciu Pek-ho yang keluar dari
Ceng-seng, kemampuannya masih berada di bawahnya,” jelas
Goan Jit-hong.
Sikap Lim Cu-hoan terlihat lega, “Bagus sekali! Cu-tio Toako
hanya mempunyai seorang anak, sebelum meninggal dia
menitipkan bocah itu kepada kami, jika orang biasa ingin
mencari masalah dengannya, kami bisa membelanya, tapi
kalau 3 tetua Ceng-seng yang mencari masalah dengannya,
kami benar-benar tidak bisa apa-apa, maka kami berharap dia
bisa menguasai ilmu pedang yang tinggi, asal bisa menjaga
diri saja sudah cukup!”
“Mengapa dia membuat 3 tetua Ceng-seng marah?” tanya
Goan Jit-hong.
“Apakah kalian mengerti dengan keadaan Ceng-seng?”
tanya Lim Cu-hoan.
“Beberapa hari yang lali, kami baru mendengar dari
keponakanmu, jadi kami baru tahu sedikit-sedikit!”
“Ceng-seng sangat mementingkan ilmu pedang, sedang
ilmu pedang yang paling kuat disini dimiliki keluarga Ciu, Liu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dan Bun, selama puluhan tahun ini tidak ada orang yang
sanggup melebihi mereka, maka 3 keluarga ini selalu menjadi
tetua, tapi 3 keluarga sampai generasi sekarang jumlah jiwa
mereka sangat sedikit Bun Ta-cai tidak mempunyai anak, Liu
Ta-su hanya mempunyai seorang anak perempuan, sedangkan
Ciu Giok-hu hanya mempunyai putra tunggal yaitu Ciu Pek-ho,
sepertinya semua kekuasaan akan jatuh ke tangan keluarga
Ciu, Bun Ta-cai tidak mempunyai keturunan jadi dia tidak
peduli, Liu Ta-su tidak suka maka dia memilih Lim Hud-kiam
menjadi menantunya, tapi syaratnya Hud-kiam harus masuk
ke keluarga Liu untuk meneruskan usaha keluarga Liu, Liu Huihui
dan Lim Hud-kiam tumbuh besar bersama-sama, mereka
juga sangat akrab, semua menganggap di antara mereka tidak
ada masalah, tapi sifat Lim Hud-kiam yang keras membuat dia
menolak perjodohan ini, dia mengatakan dia pun anak tunggal
tidak mungkin meneruskan generasi orang lain dan
meninggalkan generasi keluarganya, sehingga keluarga Lim
tidak mempunyai keturunan lagi!”
“Kata-kata Lim Hud-kiam masuk akal!” kara Goan Jit-hong.
“Tapi Liu Ta-su tidak berpikir seperti itu, sebab ilmu silat
Lim Hud-kiam diajarkan oleh Liu Ta-su jadi dia menganggap
Lim Hud-kiam tidak tahu diri, tapi karena putrinya terus
memaksa, dia lalu mengumumkan Hui-hui akan menikah dan
boleh dibawa oleh keluarga Lim, tapi syaratnya, Lim Hud-kiam
harus bisa mengalahkan dia, sedang Ciu Giok-hu juga
bermaksud mengambil Liu Hui-hui jadi menantunya, dia ingin
menggabungkan ilmu pedang dari dua keluarga, maka Ciu
Pek-ho selalu menghina Lim Hud-kiam, sering mengajak Lim
Hud-kiam bertarung dan Lim Hud-kiam selalu yang kalah,
supaya bisa mengalahkan Ciu Pek-ho, Lim Hud-kiam terus
berlatih dengan keras, tapi 4 tahun yang lalu tiba-tiba Liu Huihui
mengumumkan dia akan menikah dengan Ciu Pek-ho, Lim
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Hud-kiam marah dan dia pun pergi dari Ceng-seng, kalau hal
ini berhenti sampai di sini kami tidak akan mengalami
masalah, karena kami juga tidak begitu setuju Lim Hud-kiam
masuk ke keluarga Liu, tapi beberapa waktu yang lalu Liu Huihui
pun meninggalkan Ceng-seng, setelah dia pulang dia
langsung membatalkan janji pernikahannya dengan keluarga
Ciu, waktu itu Ciu Pek-ho tidak ada, begitu dia kembali, 3
tetua Ceng-seng segera menanyakan keadaan Lim Hud-kiam
di luar,” kata Lim Cu-hoan.
“Kami baru tahu sedikit mengenai masalah ini, apakah
keponakanmu sama sekali tidak memberi kabar kepada
keluarganya?” tanya Goan Jit-hong.
“Dulu tidak ada kabar sama sekali, beberapa hari yang lalu
kami menerima sepucuk surat darinya dia memberitahu kalau
Ciu Pek-ho ada di Pa-tong dan dia kalah oleh Kian-kun-kiampai
yaitu oleh Ciam Tayhiap, dan beberapa hari ini akan
datang untuk membereskan masalahnya bersama Goan-heng,
dia berharap aku bisa membantu kalian, mengenai 3 tetua
Ceng-seng yang mencarinya, dia sama sekali tidak
menyinggungnya!” Goan Jit-hong tertawa sambil
memberitahu, “Kejadian yang terjadi di Kim-leng, saat itu Liu
Hui-hui mengganti nama menjadi Liu Ji-swie, dan yang terjadi
pada Ciu Pek-ho di Pa-tong semuanya dia beritahu.”
“Ternyata begitu, pantas Ciu Pek-ho tampak begitu benci
kepada Lim Hud-kiam, ternyata Hui-hui juga salah, bila tidak
bisa melupakan Hud-kiam mengapa harus membuat Hud-kiam
marah?” kata Lim Cu-hoan.
“Aku pernah mendengar pembicaraan antara Liu Hui-hui
dengan dua bersaudara Yu, dia setuju menikah dengan anak
keluarga Ciu, karena dia mendekati Ciu Pek-ho untuk
mendapatkan rahasia ilmu pedang keluarga Ciu, kemudian dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
akan membocorkan rahasia ilmu silatnya kepada Lim Hudkiam,
dan membantu Lim Hud-kiam mengalahkan Ciu Pek-ho
serta ayahnya. Supaya dia tidak perlu menuruti kehendak
ayahnya yaitu Hud-kiam harus masuk ke keluarga Liu, dan
Hui-hui bisa menikah dengan Hud-kiam dan menjadi keluarga
Lim,” kata Ho Gwat-nio.
“Gadis itu memang berhati baik tapi dia tidak mengetahui
bagaimana sifat Hud-kiam, dia punya harga diri tinggi,
angkuh, serta keras, mana mungkin dia mau menerima
keuntungan dengan cara seperti ini?” kata Lim Cu-hoan.
“Tentu Ciu Pek-ho mengira Liu Hui-hui membatalkan
pernikahan mereka karena Lim Hud-kiam, dia jadi tidak
senang dan menaruh iri kepada Lim Hud-kiam maka dia
membuat berbagai macam alasan yang tidak-tidak di depan 3
tetua Ceng-seng, mengenai hal ini kita bisa menjelaskannya di
depan 3 tetua!” kata Goan Hiong.
“Itu memang ide bagus, tapi kukira tidak akan ada
manfaatnya, sebab gara-gara Lim Hud-kiam menolak menikah
dan masuk ke keluarga Liu, maka Liu Ta-su sangat
membencinya, juga gara-gara Ciu Giok-hu sangat menyayangi
putranya, pasti dia tidak akan melepaskan Lim Hud-kiam, aku
hanya berharap dengan ilmu silat yang dimilikinya sekarang,
dia bisa melindungi dirinya, demi harga diri 3 tetua Ceng-seng
tidak akan keluar untuk mencari dia, Lim Hud-kiam tidak akan
terlalu bermasalah asalkan dia tidak kembali kemari!” kata Lim
Cu-hoan.
Goan Hiong berkata, “Belum tentu karena perahunya
berada di depan kami, mungkin dia akan datang untuk
meramaikan suasana.”
“Apakah dia akan pulang hari ini?” tanya Lim Cu-hoan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tiap kali bila kami mendapatkan masalah, dia selalu
datang untuk ikut campur, kadang-kadang dia malah
bertentang dengan kami, tapi kadang-kadang menolong kami,
dia sulit ditebak, mungkin hari ini dia tidak mau ketinggalan
keramaian!” kata Goan Hiong. Dengan rasa khawatir Lim Cuhoan
berkata, “Aku harap dia bisa lebih pintar, jangan datang
kemari untuk mengantarkan kematiannya, ilmu pedang 3
tetua Ceng-seng tidak akan bisa dilawan olehnya!”
“Pergaulannya sangat luas, tempat seperti Tiang-kang-cuicai
pun dia bisa dengan mudahnya keluar masuk, apalagi di
Ceng-seng, tempat di mana dia dilahirkan, keadaan di sini dia
lebih jelas, mungkin saja tiba-tiba dia akan muncul, tapi Tuan
jangan terburu-buru, dia terus membantu kami, bila perlu
kami juga akan membantunya!” kata Ciam Giok-beng.
Lim Cu-hoan dengan wajah serius berkata, “Ciam Tayhiap
memang sangat terkenal di dunia persilatan, tapi ilmu pedang
Ceng-seng tidak rendah, apalagi ilmu 3 tetuanya, ilmu silat
mereka benar-benar di atas siapa pun, lebih tinggi dari Ciu
Pek-ho, Ciam Tayhiap pun sulit melindungi dirinya!”
Ciam Giok-beng hanya tertawa tidak menjawab, Kie Pi-sia
tidak terima pernyataan ini dan berkata, “Dari mana Tuan Lim
tahu kalau ilmu pedang guruku tidak setinggi 3 tetua Cengseng?”
Ciam Giok-beng tersenyum, katanya, “Kita tidak perlu
omong kosong, siapa lebih tinggi atau lebih rendah ilmu
pedangnya harus bertarung dulu baru bisa menentukan, tapi
Tuan Lim boleh tenang sebab keponakanmu sangat pintar, dia
sangat hati-hati juga teliti, bila tahu keadaan di sini berbahaya
dia tidak akan melakukan tindakan bodoh, kami datang
kemari, apa pihak Ceng-seng sudah mengetahuinya?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Surat dari keponakanku memang di alamatkan kerumah
kami tapi mata-mata Ceng-seng sangat banyak, kabar ini tidak
akan lolos dari pandangan mereka, terpaksa aku melapor
kepada 3 tetua Ceng-seng, supaya mereka ada persiapan,
maka begitu kalian tiba di mulut gunung 3 tetua Ceng-seng
sudah menyuruh orang memberitahu, dan menyuruh aku
melayani kalian!” kata Lim Cu-hoan.
“Sombong sekali! Mengapa mereka tidak keluar untuk
menyambut kami, malah kami yang harus ke sana mencari
mereka!” kata Kie Pi-sia dengan dingin.
Kie Tiang-lim berkata, “Karena 3 tetua Ceng-seng tahu kami
sudah kalah dari Lim Hud-kiam, maka mereka memandang
sebelah mata kepada kami!”
Kata Lim Cu-hoan, “Kata-kata Kie Tayhiap masuk akal juga,
tapi 3 tetua Ceng-seng sangat sombong, mereka tinggal di
Ceng-seng dan jarang bergaul dengan dunia luar, kalau kalian
tidak bisa mengalahkan Ciu Pek-ho mungkin saat kalian akan
masuk Ceng-seng pun tidak akan bisa, sekarang mereka
setuju kalian masuk berarti itu sudah melebihi keadaan biasa!”
“Aku tidak peduli siapa yang akan melayani kami, Tuan Lim
yang melayani kami pun, kami sudah merasa bangga,
kedudukan 3 tetua Ceng-seng tidak lebih tinggi dari Tuan
Lim!” kata Ciam Giok-beng.
Lim Cu-hoan tertawa kecut, “Pujian Tuan Ciam membuatku
merasa malu, memang keluarga Lim tinggal di Ceng-seng tapi
hanya pantas menjadi penjaga pintu gunung masuk ke Cengseng
dan tidak diijinkan tinggal di lembah pedang!”
Ciam Giok-beng sedikit emosi, “Dia menamakan lembah
pedang, mungkin dia mengira selain tempat ini di dunia ini
tidak ada orang yang pantas mengatakan tentang pedang?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Cu-hoan berkata, “Di lembah pedang, selain ada
keluarga Bun, Liu, dan Ciu masih ada 9 keluarga lainnya,
mereka adalah pesilat pedang yang tangguh, ilmu kami tidak
bisa bersaing dengan mereka!”
Goan Jit-hong merasa aneh dan berkata, “Aku tidak
percaya, aku pernah melihat ilmu pedang keluarga Ciu dan
Liu, memang masih-masing mempunyai kelebihan, tapi bukan
berarti mereka adalah nomor satu di dunia ini, 20 tahun yang
lalu aku pun pernah bertarung dengan Toako mu, aku merasa
kepandaian Toako mu tidak lebih rendah dari mereka, kalau
lembah pedang dengan 3 tetua Ceng-seng dijadikan unggulan,
sisa 9 keluarga lainnya akan kita ketahui bagaimana
kepandaiannya!”
Dengan sikap rendah hati Lim Cu-hoan berkata, “Cu-tio
Toako pernah mengalahkan Goan-heng, kalau aku tidak
merendah, akan membuat hati Goan-heng tidak enak, aku
hanya bisa mengatakan kalau keluarga kami lebih senang
hidup sederhana, mungkin kami tidak kalah dari orang lain
tapi tidak akan bisa melebihi 3 tetua Ceng-seng, maka
keluarga kami tidak perlu ikut-ikutan bersaing!”
Ciam Giok-beng tertawa, katanya, “Pikiranku seperti itu
juga, kami sudah lama di sini, kalau tidak masuk ke lembah
mungkin orang-orang lembah akan salah paham kepada Limheng.”
Kata Lim Cu-hoan, “Itu tidak masalah, sejak Lim Hud-kiam
meninggalkan rumah, keluarga Ciu dan Liu sudah tidak suka
kepada kami, apa pun yang mereka katakan asal maksud
kedatangan kalian ke sini untuk berkunjung, kami tidak akan
terganggu, mari kita masuk sekarang!”
Dia berjalan di depan, menutup rumah dan sampai di depan
jurang, baru terlihat ada sebuah pintu masuk yang sangat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kecil. Tempat itu tertutup oleh rumah dan harus memutar baru
bisa terbuka. Pintu masuknya memang sangat kecil tapi
semakin berjalan pintu itu bertambah besar setelah beberapa
kali berbelok di depan tiba-tiba ada tempat luas, ternyata itu
adalah sebuah dataran rendah yang luas.
Rumah-rumah yang sudah ada dan rumah-rumah yang
sedang dibangun tampak indah, di sana juga banyak parit
untuk mata air mengalir, parit-parit itu berada di sana sini, di
atas parit yang agak besar dibangun jembatan, bunga-bunga
dan pepohonan tumbuh di sisi parit, pemandangan di sana
benar-benar indah.
Lim Cu-hoan menunjuk sebuah rumah mewah dan berkata,
“Itu rumah Ciu Giok-hu, di sampingnya adalah rumah marga
Liu, awalnya dua keluarga ini mempunyai anggota keluarga
yang banyak, maka rumah mereka pun besar, semakin ke sini
jumlah keluarga mereka semakin sedikit, maka banyak rumah
yang kosong!”
Mereka melihat kedua rumah itu sangat besar, kamar di
sana jumlahnya paling sedikit ada 30-40 kamar, dan hanya
ada 1-2 orang yang tinggal, hal ini benar-benar menyedihkan!
Pelan-pelan mereka berjalan hingga sampai di depan rumah
Ciu Giok-hu, seorang pembantu lelaki datang dan berkata,
“Tiga tetua sedang berada di ruang tamu, harap Tuan Lim
membawa mereka ke dalam!”
Setelah itu dia membalikkan tubuh dan bersiap pergi, Kie
Pi-sia membentak, “Tunggu, berhenti di sana, bawalah
pesanku ke dalam.”
Orang itu berhenti melangkah, membalikkan tubuh dan
bertanya, “Ada pesan apa?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia mendekatinya, tanganya langsung melayang,
orang itu bergerak dengan lincah, dia mengangkat tanganya
untuk menahan, tapi tidak disangka jurus yang Kie Pi-sia
gunakan adalah jurus tipuan, tangan kiri Kie Pi-sia sudah
terjulur dan terdengar suara PLAK! Di wajah pembantu itu
sudah ada tanda 5 jari sangat jelas, kemudian Kie Pi-sia
berkata, “Bawa tamparan ini kepada Ciu Giok-hu, beritahu
kepadanya ini adalah hadiah dariku!”
Orang itu tidak terima dia ditampar begitu saja, dari
pinggangnya dia mencabut pedang dan menusuk, tapi Kie Pisia
sudah siap sebelumnya, dia tidak mundur malah
menerjang maju. Tangan Kie Pi-sia malah mengikuti gerakan
pedang terus maju, kemudian dia menjepit pedang dengan
jari-jarinya, kemudian membalikkan tangan dan menampar
lagi, kali ini tamparan mendarat di sebelah pipi yang lain. Dia
berkata, “Tamparan ini hadiah untukmu, apakah dengan
kemampuanmu yang sedikit ini, kau berani macam-macam di
depanku, apakah tuanmu tidak mengajarkan sopan santun
padamu? Kalau memang tidak bisa, biar aku yang
mengajarkan, kalau kau tidak suka tamparan yang tadi
kuberikan, kau boleh meminta kembali kepadaku!”
Karena pembantu itu sudah menerima 2 kali tamparan,
maka dia tidak berani berkata apa-apa, lalu membalikkan
tubuh dan berlalu dari sana.
Wajah Lim Cu-hoan terlihat senang, “Dua tamparan Nona
Kie benar-benar sangat pantas, orang itu bernama Ong Heng,
dia pembantu keluarga Ciu, dia sangat disayang oleh Ciu Giokhu,
dia juga diajari ilmu silat oleh Ciu Giok-hu, biasanya dia
sangat sombong dan memandang remeh kepada anak muda
yang tinggal di lembah ini, tapi Nona Kie dengan mudah bisa
menghajarnya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng tersenyum, katanya, “Pi-sia, sebenarnya
aku tidak setuju kau menghajar orang, tapi kecepatan
tamparanmu tadi aku sangat suka, sepertinya kau sudah ada
kemajuan, sebenarnya orang tadi termasuk tingkatan pesilat
tangguh, kau membuat dia tidak mempunyai kesempatan
untuk membalas, ini semua di luar dugaanku!”
“Selama beberapa hari ini aku dan Goan Toako selalu
meneliti ilmu silat mereka, jadi tahu untuk menghadapi ilmu
silat keluarga Kie sangat sederhana, asal kita bisa mengadu
kecepatan dengannya akan lebih mudah mengalahkannya!”
jawab Kie Pi-sia.
“Ini bukan masalah cepat atau lambat!” kata Ciam Giokbeng.
Goan Hiong ikut bicara, “Cepat atau lambat memang
penting, tapi yang terpenting ilmu silat keluarga Ciu kurang
mantap tapi cukup ganas, keistimewaan mereka adalah bagus
dalam menyerang tapi tidak bagus dalam pertahanan, bila
menyerang, kita tidak perlu berusaha menahannya, sebaliknya
kita menyerang kekurangannya dengan begitu bisa
mengurangi serangannya yang dahsyat, dan bisa membalikkan
keadaan dengan mengancamnya!” Lim Cu-hoan mengangguk,
berkata, “Pendapat yang bagus, ilmu silat 3 tetua Ceng-seng
masih-masing mempunyai kelebihan, ilmu silat keluarga Ciu
memang seperti itu tapi harus melihat siapa yang dihadapi
baru bisa menentukan segalanya!” Kie Pi-sia tertawa, katanya,
“Aku mengerti, cara ini tidak bisa untuk menghadapi Ciu Giokhu,
tapi untuk menghadapi Ciu Pek-ho ini adalah cara yang
bagus!”
Ciam Giok-beng tersenyum, berkata, “Akhirnya kau
mengerti juga, bila hari ini ada kesempatan kau boleh
mencoba bertarung dengan Ciu Giok-hu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia sedikit terpaku, “Apakah Guru ingin murid
bertarung dengan Ciu Giok-hu?”
“Benar, demi harga dirinya Ciu Giok-hu tidak akan
membunuh pesilat yang lebih muda, inilah kesempatan bagi
kalian untuk belajar, hari ini harapan kemenanganku dari
mereka sangat tipis, bila aku kalah melihat usiaku yang sudah
tua, ingin membalas dari mereka sepertinya tidak banyak
kesempatan lagi, bila ingin menjaga nama baik perguruan
harus dibebankan kepada kalian, aku harap kau sebisa-bisanya
mengambil kelebihan orang lain dan mendapat pengalaman
gagal dulu. Seorang pesilat pedang bila ingin bertambah kuat
harus mengalami kegagalan terlebih dulu!” kata Ciam Giokbeng.
“Murid mengerti apa yang Suhu maksud, aku juga akan
terus mengingat ajaran Suhu selama hidupku, aku akan selalu
ingat!” kata Goan Hiong.
Ciam Giok-beng tertawa, katanya, “Seratus tahun yang lalu
ada seorang Cianpwee di bidang ilmu pedang dijuluki 'Putseng-
lo-jin' (Orang tua tidak pernah menang), orang tua ini
selama hidupnya selalu bertarung dengan orang, tapi dia
belum pernah menang, ilmu pedangnya sangat dikagumi
orang-orang, setiap kali diadakan pemilihan pesilat tangguh di
dunia persilatan dia selalu menduduki urutan 5 besar, selama
30 tahun orang tua ini melanglang buana di dunia persilatan,
setiap tahun orang yang dipilih selalu berganti-ganti, tapi
kedudukannya tidak pernah tergeser, maka semua orang
selalu memilih Put-seng-lo-jin nomor satu di dunia persilatan.”
“Mengapa bisa seperti itu?” tanya Lim Cu-hoan.
“Karena setiap kali orang yang bertarung dengannya selalu
lebih kuat darinya, dan setiap kali dia selalu mengambil
pengalaman dari kekalahannya, membuat ilmu pedangnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
semakin sempurna, memang dia belum pernah menang,
terhadap ilmu pedang orang yang berhasil mengalahkannya
10 tahun yang lalu, 10 tahun kemudian sudah diganti dengan
orang yang lebih kuat, nama mereka pun sudah dilupakan tapi
dia selalu diingat orang.”
Lim Cu-hoan berpikir sebentar lalu berkata, “Kalau Ciam
Tayhiap berpendapat seperti itu, Anda lebih paham dari 3
tetua Ceng-seng, mereka mengira dengan menguasai ilmu
pedang tertinggi, maka mereka bisa sombong, walaupun hari
ini mereka bisa mengalahkan Ciam Tayhiap, tapi kelak mereka
akan kalah oleh Anda!”
Dengan santai Ciam Giok-beng berkata, “Usiaku sudah
terlalu tua, aku tidak memikirkan ingin menonjolkan diri, tapi
aku menaruh harapan besar kepada kedua muridku, asalkan
mereka rajin belajar, mereka akan menjadi pesilat yang
bermasa depan cerah!”
Liu Ji-swie keluar dari pintu, dia masih membawa 2
pelayannya, Siau Pek dan Siau Ceng, dia memberi hormat
kepada Ciam Giok-beng, katanya, “Ciam Tayhiap, saat di Kimleng
aku telah membuat kalian turun ke air, tapi aku sendiri
pun akhirnya masuk ke dalam air, kalian datang ke sini apakah
tidak terlalu berlebihan?”
Ciam Giok-beng tertawa, “Nona Liu sudah salah paham, aku
kemari bukan untuk mencari Nona Liu, di Pa-tong karena Ciu
Pek-ho sudah menghancurkan bendera perusahaan perjalanan
kami dan telah membunuh 2 orang kami, kalau tidak datang
ke sini untuk membereskan masalah, bagaimana nasib Su-hai
yang dipimpin oleh muridku di dunia persilatan?”
“Karena Ciu Pek-ho takut kalian kemari maka dia berusaha
menghalanginya!” kata Liu Ji-swie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau kami tidak kemari, apakah masalah akan selesai?”
tanya Ciam Giok-beng.
Liu Ji-swie berpikir sebentar lalu berkata, “Sejak aku
kembali aku selalu memohon kepda ayahku jangan karena
masalahku maka dia mencari kalian, sebenarnya sudah tidak
ada apa-apa, tapi karena Ciu Pek-ho maka keadaan jadi kacau
lagi!”
“Benar, dari pada 3 tetua menyuruh orang mencari masalah
dengan kami, lebih baik kami yang datang dulu!” kata Ciam
Giok-beng sambil tertawa.
“Aturan Ceng-seng orang luar tidak ada yang tahu, aku kira
pasti ada yang memberitahu Ciam Tayhiap, apakah orang itu
adalah orang yang menolong kedua belah pihak di Pa-tong?”
Ciam Giok-beng mengangguk.
“Apakah orang itu adalah Lim Hud-kiam?”
“Apa alasan Nona mengatakan kalau orang itu adalah Lim
Hud-kiam?” tanya Ciam Giok-beng.
“Sewaktu Ciu Pek-ho kembali dari sana, dia pernah
menyebut orang ini, tapi 3 tetua tidak mengenal orang itu,
maka aku menebak orang itu pasti dia, aku berharap Ciam
Tayhiap bisa memberitahuku, supaya hatiku juga lebih
tenang!” kata Liu Ji-swie.
Ciam Giok-beng tertawa, katanya, “Mengapa Nona Liu
harus tahu kalau orang itu adalah Lim Hud-kiam?”
Dengan sedikit cemas Liu Ji-swie berkata, “Aku tidak berniat
jahat, kalau memang orang itu adalah Lim Hud-kiam, aku
harap Ciam Tayhiap jangan mengatakannya kepada 3 tetua
Ceng-seng!”
“Mengapa?” tanya Ciam Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Karena sewaktu Ciu Pek-ho kembali dia membicarakan
orang ini dan membuat 3 tetua merasa aneh, seseorang yang
mempunyai ilmu pedang begitu lihai juga tahu mengenai
Ceng-seng, hal ini menjadi masalah berat, yang pasti mereka
sudah menaruh curiga kalau orang itu adalah Lim Hud-kiam,
tapi Ciu Pek-ho membantahnya, karena ilmu pedang Lim Hudkiam
tidak setinggi itu maka 3 tetua masih merasa curiga, bila
orang itu adalah Lim Hud-kiam, 3 tetua pasti tidak akan
melepaskan dia lagi!”
“Mengapa bisa begitu?” tanya Ciam Giok-beng lagi.
“Karena Ceng-seng tidak mengijinkan murid-murid Cengseng
mempunyai ilmu silat lebih tinggi dari keluarga Bun, Liu,
dan Ciu, apalagi Ciu Pek-ho selalu menganggap kalau dia
adalah ketua Ceng-seng, bila sekarang dia tahu ilmu silat Lim
Hud-kiam lebih tinggi darinya, dia akan mempengaruhi 3 tetua
Ceng-seng untuk membunuh Lim Hud-kiam, kalau aku tahu
Lim Hud-kiam mempunyai ilmu begitu tinggi, aku merasa
senang sekaligus khawatir, karena ilmu silatnya tidak mungkin
lebih tinggi dari 3 tetua!”
Goan Hiong berkata, “Walaupun orang itu bukan Lim Hudkiam,
kami akan membuat dia kalah, siapa suruh dia selalu
bertentangan dengan kami? Sekarang melalui tangan orang
lain kami bisa menghadapi dia, bukankah dengan begitu
tenaga kami akan lebih irit?”
Liu Ji-swie marah, “Kukira kalian berjiwa pendekar, maka
aku memohon kepada kalian, kalau kalian ternyata begitu
kerdil, hari ini aku harus menghajar jalian, silahkan pikirkan
lagi!”
Dengan marah dia masuk ke dalam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Siau Pek agak khawatir dia berkata, “Ciam Tayhiap, Lim
Kongcu memang bermasalah dengan kalian tapi dia juga
membantu kalian, jangan dengan cara seperti itu menghadapi
Lim Kongcu!”
Kata Goan Hiong, “Lim Hud-kiam boleh dimasukkan
setengah kawan dan setengah lawan, kami boleh saja tidak
menggunakan cara kerdil menghadapinya! Tapi kau harus
memberitahu nonamu, jika ingin Lim Hud-kiam mengurangi
masalah lebih baik suruh nonamu mengurangi perhatiannya
kepada Lim Hud-kiam, Ciu Pek-ho sangat membenci Lim Hudkiam,
jadi biang keladinya adalah nonamu!”
Siau Pek dengan cepat berkata, “Berarti orang itu benar Lim
Kongcu!”
“Kami sendiri pun tidak tahu, karena dari awal sampai akhir,
dia tidak memberitahu siapa dia, dan kami juga tidak tahu
siapa dia sebenarnya!”
“Kalau begitu kalian jangan membuat Lim Kongcu kalah
oleh kalian!” kata Siau Pek.
“Tentu saja, perkumpulan Kian-kun-kiam tidak sejahat
seperti yang kalian kira, kami tadi hanya bergurau dengan
nonamu!”
“Hal seperti ini mana bisa disebut bergurau? Begitu nona
mendengar Ciu Siau-ya menyebut ciri-ciri orang itu, dia
langsung terpikir kalau orang itu adalah Lim Kongcu, dia
berharap orang itu Lim Kongcu sekaligus berharap bukan dia!”
kata Siau Ceng.
“Mengapa begitu?” tanya Goan Hiong.
“Orang itu bisa memecahkan jurus membunuh dari keluarga
Ciu, jadi ilmu pedangnya pasti berada di atas Ciu Kongcu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
karena itu nona berharap orang itu adalah Lim Kongcu tapi
gara-gara Ciu Kongcu, 3 tetua menaruh curiga dan tidak
menguntungkan bagi Lim Kongcu, nona berharap dia bukan
Lim Kongcu!”
“Saat itu kau memanggil Ciu Pek-ho adalah tuan menantu,
sekarang kau memanggilnya Ciu Siau-ya, apakah benar
nonamu sudah membatalkan pernikahannya dengan Ciu Siauya?”
tanya Goan Hiong.
“Tentu saja benar, karena nona sudah mengganti nama
menjadi Hui-hui berarti tekad nona sudah bulat, sekarang
nona sedang menunggu reaksi Lim Siau-ya terhadap masalah
perjodohanya dengan nona!” jawab Siau Ceng.
Goan Hiong berkata, “Orang aneh yang kemarin itu kami
lihat mirip dengan Lim Hud-kiam, tapi belum terbukti maka
kami tidak berani sembarangan bicara, hanya karena Nona Liu
khawatir akan keselamatan Lim Hud-kiam maka hatinya tidak
tenang, kalau orang itu adalah Lim Hud-kiam yang muncul di
Pa-tong, apakah dia akan kemari?”
Siau Ceng menjawab sambil tertawa, “Semenjak Tuan Lim
Cu-hoan mengantar surat kiriman dari Lim Hud-kiam kemari,
nona sudah tahu kalau dia berada di sekitar sini, tapi aku tidak
yakin dia akan kemari.”
“Bagaimana kau tahu?” tanya Goan Hiong.
“Dia tahu kalau 3 tetua tidak suka dan marah kepadanya,
dia tidak akan mau datang untuk mengantarkan kematian, Lim
Kongcu adalah orang yang pintar, dia tahu cara melindungi
dirinya sendiri,” kata Siau Ceng.
Goan Hiong menghela nafas, berkata, “Kalian salah menilai,
Lim Hud-kiam bukan orang yang takut mati, kalau dia anggap
hari ini dia pantas datang ke sini, dia tidak akan karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menyayangi nyawanya tidak akan datang, kalau dia sudah
bertekad, hidup atau matinya dia sudah tidak peduli lagi!”
“Apa benar? Aku harus segera memberitahukan hal ini
kepada nona!” kata Siau Ceng dengan terkejut.
Dia membalikkan tubuh dan segera berlari ke dalam.
Siau Pek ingin pergi, tapi Kie Pi-sia memanggilnya, “Kau
masuk dan beritahukan kepada Ciu Giok-hu, suruh dia keluar
untuk menyambut kami!”
Siau Pek berhenti melangkah, “Tidak mungkin, karena Ciu
Tay-ya sangat sombong, setelah kau berhasil menghajar Ong
heng, dia menyuruh semua orang pergi ke ruang tamu untuk
menyambut kalian, itu pun sudah menunjukkan kalau dia
sungkan kepada kalian! Lebih baik kalian masuk sendiri!”
Kie Pi-sia tertawa lagi, katanya, “Kami tidak perduli
meskipun dia sombong, tapi jangan bersikap seperti itu
kepada kami, guruku adalah ketua perguruan, lebih terkenal
dari dia yang tidak memiliki kedudukan apa pun di dunia
persilatan, kalau dia tidak berani keluar, kami yang akan
menyerangnya!”
Siau Pek mengerutkan alisnya.
Lim Cu-hoan melihat Ciam Giok-beng hanya berdiam diri,
dia tahu kalau Ciam Giok-beng tidak suka dengan sikap Ciu
Giok-hu yang sombong, maka sambil tertawa dia berkata,
“Nona Siau Pek, beritahu kepada Ciu Tay-ya ada orang yang
akan menyerang Ceng-seng, suruh dia bersiap-siap!”
Akhirnya Siau Pek pergi sambil mengangguk-angguk.
Lalu Lim Cu-hoan berkata lagi, “Kalian tidak ingin memberi
tahu keponakanku untuk mengubah penampilan kelak kalau
bicara harus hati-hati, jarak dari sini ke ruang tamu ada 200
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
meter, setiap 5 meter ada pelayan keluarga Ciu yang berjaga,
maka kalian harus hati-hati kalau bicara, jangan membuat
Nona Liu mengalami kesulitan!”
“Tuan Lim, bila kami menyerang ke dalam, apa akibat pada
peraturan yang berlaku?” tanya Goan Hiong.
“Ini adalah peraturan Ciu Giok-hu, orang yang ingin
menemuinya dan mempunyai permintaan kepadanya harus
menyerang dan memberitahu dua cara!” kata Lim Cu-hoan.
“Apa perbedaan dari dua cara ini?” tanya Kie Pi-sia.
“Bila pemberitahuan diterima, dia akan menarik semua
penjaganya yang ada di sini dan mengobrol di ruang tamu,
apakah permintaannya disetujui atau tidak bisa dirundingkan
secara pribadi dan tidak akan menimbulkan masalah besar!”
“Kalau menyerang harus melewati 36 orang pesilat
pedangnya dan juga barisannya. Bila berhasil lolos, apa yang
kalian minta dia akan mengabulkannya, saat keponakanku
ingin keluar dari Ceng-seng, dia mendapat cara ini, maka dia
bisa bebas berkeliaran di luar dengan tenang.”
Kie Pi-sia tertawa dingin, “36 orang pesilat pedang Thiankong
(Bintang utara) apakah mereka sangat lihai?”
Dengan serius Lim Cu-hoan menjawab, “Nona Kie jangan
menganggap remeh kepada 36 orang itu, ilmu pedang mereka
menuruti jumlah Thian-kong sebanyak 36 hari dan terus
berobah-robah, karena dulu Ciu Pek-ho menginginkan
keponakanku pergi dari sini, maka diam-diam dia berpesan
kepada 36 orang ini supaya meloloskan Lim Hud-kiam, maka
Lim Hud-kiam bisa lewat dengan selamat, kalau tidak dengan
kemampuan ilmu silat keponakanku, dia tidak akan bisa
melewatinya. Nona kie bersikukuh ingin Ciu Giok-hu keluar
untuk menyambut kalian, lebih baik jangan dicoba karena itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
hanya masalah kecil, tapi karena Ciam Tayhiap adalah seorang
ketua perguruan, maka tidak mungkin dengan nama besar
Ciam Tayhiap minta bertemu, maka aku sendiri yang
mengambil keputusan yaitu melakukannya dengan cara
menyerang, bila Ciam Tayhiap ingin menarik kembali, masih
sempat!”
Ciam Giok-beng tertawa, katanya, “Sebenarnya aku tidak
memandang aku sebagai seorang ketua perguruan, tapi
melihat Ciu Giok-hu begitu sombong, aku jadi tidak
menyalahkan Kie Pi-sia marah, biar kita masuk dengan cara
menyerang!”
“Sebenarnya dengan menyerang masuk pun ada
kebaikannya, kalian bisa mengetahui sampai di batas mana
kekuatan Ceng-seng dan membandingkannya dengan
kekuatan sendiri, jadi kita bisa yakin kepada kemampuan diri
sendiri!” kata Lim Cu-hoan.
“Apakah pembicaraan kita dengan Liu Ji-swie tadi tidak
didengar oleh Ciu Giok-hu dari dalam? Aku tidak percaya Ciu
Giok-hu bisa begitu tenang!” kata Ciam Giok-beng.
“Ciu Giok-hu sangat sombong, aku percaya dia tidak akan
menyuruh orang untuk mencuri dengar, tapi kalau Ciu Pek-ho
aku tidak bisa menjaminnya, jawaban Goan-heng tadi
membuatnya kebingungan, dia tidak akan mendengar
pembicaraan Siau Pek, karena semua perhatiannya hanya
tertuju kepada Hui-hui, maka hal ini jadi sangat tepat,
walaupun keponakanku pulang hari ini secara tiba-tiba,
mereka tidak ada persiapan sama sekali,” kata Lim Cu-hoan,
katanya lagi, “Ilmu pedang Hud-kiam bisa maju pesat hal ini
membuatku senang juga membuatku merasa khawatir, karena
hal ini akan memancing emosi 3 tetua, aku harap dia jangan
kemari untuk mencari masalah!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dari dalam rumah muncul para pesilat pedang, usia mereka
sekitar 30 tahun, tubuh mereka tegap, sehat, dan penuh
semangat, mereka segera membentuk barisan Thian-kong
(Bintang utara).
“Orang yang diajak bertarung hari ini adalah Ciam Tayhiap,
lebih baik Anda jangan masuk ke dalam pertarungan dulu
supaya staminanya terjaga juga tidak mempertontonkan
ilmunya kepada lawan!” kata Lim Cu-hoan.
“Benar, Suhu istirahat saja dulu, lihat kami dulu apakah
kami bisa menang dari mereka atau tidak!” kata Kie Pi-sia.
Pui Ciauw-jin dengan cepat berkata, “Kalian tidak paham
barisan itu, kalian akan rugi, lebih baik kami yang tua-tua
membuka jalan untuk kalian, aku, Gwat-nio, dua hweesio,
Goan Toako dan In Toako masing-masing menyerang bagian
bawah, Kie Toako menyerang bagian atas, kita serang dari 7
arah, sepertinya barisan ini tidak sulit untuk dihadapi!”
Dia memang sangat paham mengenai barisan pedang,
perkataannya telah membuat 6 orang mengerti, dan
pembagian tugas pun sangat pas, masing-masing akan
menyerang dengan keahlian mereka, maka 6 orang ini segera
mengeluarkan pedang dan mengikuti petunjuk Pui Ciauw-jin.
Kie Pi-sia dan Goan Hiong mengikuti Lim Cu-hoan mundur
ke samping Ciam Giok-beng, tujuh orang itu berkonsentasi
mengumpulkan tenaga dalam, Pui Ciauw-jin yang pertama
masuk barisan membawa pedangnya, kemudian disusul
dengan Ho Gwat-nio membawa kedua goloknya, golok Liu
Kong dan tongkat Liu Hwan bersamaan waktu menyerang
juga bertahan, Goan Jit-hong dan In Tiong-ho ikut maju,--Kie
Tiang-lim memikul pekerjaan terakhir, terlihat cahaya golok
dan bayangan pedang terus berkilauan, suara senjata terus
berbunyi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
36 pesilat pedang memiliki ilmu pedang yang mantap,
tenaga dalam mereka tinggi, tapi tetap tidak bisa menahan
serangan Pui Ciauw-jin dan teman-teman. Cepat melawan
cepat, posisi yang paling depan berhasil dibuat kalang kabut
olehnya.
Bagian Ho Gwat-nio yang paling ringan, asalkan dia bisa
menghadang musuh, akan membantu kekurangan Pui Ciauwjin
dan tidak akan membebankan Pui Ciauw-jin, serangannya
sudah cukup membuat golok Ho Gwat-nio terus melayang,
kilauan cahaya terus mengurung para pesilat pedang itu.
Dia hweesio yang satu menggunakan tongkat yang satu
menggunakan golok, jurus mereka ganas, mereka bisa
mengembalikan jurus-jurus pedang yang dilancarkan musuh,
hanya In Tiong-ho dan Goan Jit-hong yang mendapat tugas
lebih berat, karena posisi di mana mereka berdiri jumlah
musuhnya lebih banyak. Tugas mereka adalah memancing
musuh masuk kemudian akan dihadapi oleh Kie Tiang-lim dan
membuat posisi mengurung, tapi karena Kie Tiang-lim masih
berada di pinggir, sulit untuk menghadang barisan, maka In
Tiong-ho dan Goan Jit-hong masih memiliki jalan untuk
mundur.
Tapi 36 pesilat Thian-kong sangat hebat, walaupun mereka
tidak sanggup mengurung para pendekar, mereka tetap bisa
mempertahankan barisan nya. Hanya saja mereka tidak bisa
melewati tempat Pui Ciauw-jin, Goan Jit-hong, In Tiong-ho,
dan Kie Tiang-lim. Pesilat-pesilat tua itu adalah pendekar
beraliran lurus mereka sangat mementingkan cara
mengalahkan lawan, mereka juga mempunyai jurus-jurus
untuk melukai lawan tapi mereka tidak berniat untuk
melakukannya. Ini adalah salah satu alasan mereka sulit untuk
maju.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ho Gwat-nio dan dua hweesio adalah orang golongan
hitam, mereka lebih tidak peduli pada aturan-aturan ini,
bahkan rubah berekor 9 ini lebih ganas lagi karena dia
membenci Ceng-seng yang telah membuat pesta
pernikahannya menjadi kurang meriah. Hal ini buat Ciam Giokbeng
dan yang lainnya yang terbiasa hidup sepi, mereka tidak
merasakan apa-apa. Jadi Ho Gwat-nio pun malu untuk marahmarah
sekarang, karena keadaan tidak ada kemajuan dia
mulai naik pitam, melihat ada kesempatan datang, panah kecil
sudah melesat keluar, panah terbang dengan cepat tanpa
bersuara, apalagi jaraknya begitu dekat, dengan cepat 3 orang
yang ada di dalam barisan Thian-kong itu sudah terkena
panah Ho Gwat-nio dan mereka pun mundur.
Liu Kong dan Liu Hwan melihat Ho Gwat-nio berhasil
melumpuhkan lawan, senjata mereka pun dimainkan lebih
gesit lagi, sebenarnya dengan cara seperti itu mereka ingin
melepaskan senjata rahasia. 12 simbal besi milik hweesio
gemuk mulai beterbangan, hal ini mempat para pesilat pedang
Thian-kong ketakutan, karena simbal besi itu akan melukai
siapa saja, pertarungan mulai mengendur.
Hweesio kurus mengambil kesempatan ini untuk
menembakkan biji besi yang diuntai menjadi kaling di
lehernya. Karena para pesilat pedang Thian-kong terus
mendengar simbal-simbal yang beterbangan, mereka jadi
kurang peka dengan suara desingan biji teratai besi yang
menyerang mereka, maka hidung dan pipi mereka banyak
terkena serangan biji teratai besi itu, membuat mereka
berteriak kesakitan, melihat keadaan menjadi seperti itu panah
Ho Gwat-nio pun terus dilepaskan tidak lama kemudian 36
pesilat pedang Thian-kong sudah terluka. Otomatis barisan
mereka pun menjadi pecah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Masih beruntung bagi mereka sebab setelah lawan dengan
mudah berhasil memenangkan pertarungan. Mereka tidak
berniat membunuh, simbal besi pun hanya lewat dengan jarak
tipis paling-paling hanya memotong sedikti rambut atau kulit
kepala mereka maka para pesilat pedang Thian-kong yang
berjumlah 36 orang itu tidak ada yang mati.
Liu Kong menarik kembali simbal besinya, dia tertawa
terbahak-bahak, “Puas! Aku puas! Selama hidupku, inilah
pekerjaan yang paling memuaskan yang pernah kulakukan!”
“Aku pun begitu, panahku berhasil menaklukkan banyak
orang dan semua panahku mengenai sasaran, aku pun
pertama kalinya mengalami kepuasan seperti ini, aku sangat
puas!” kata Ho Gwat-nio.
Pui Ciauw-jin melihat barisan mereka berhasil dipecahkan
oleh senjata rahasia, dia merasa aneh, dan bertanya kepada
Lim Cu-hoan, “Lim-heng, ilmu pedang ke-36 orang itu sangat
bagus, dasar ilmu silat mereka juga sangat kuat, tapi mengapa
ilmu menghindar ' senjata rahasia mereka begitu rendah?”
“Aku pun tidak tahu, kalau tidak melihat sendiri, aku sendiri
pun tidak akan percaya, mungkin 3 tetua itu mempunyai ilmu
senjata rahasia yang kuat!”
Ciam Giok-beng tersenyum, “Gwat-nio dan 2 guru memang
mempunyai ilmu yang tinggi, yang penting adalah ternyata
lawan tidak berpengalaman menghadapi senjata rahasia, Ciu
Giok-hu melatih para pesilat itu hanya untuk melindungi
rumahnya dan orang-orang sendiri, maka dia sama sekali tidak
terpikirkan pada senjata rahasia karena itu kita mendapat
keuntungan kali ini!”
Waktu itu Ciu Pek-ho keluar dengan terburu-buru dan
berteriak, “Kalian benar-benar tidak tahu malu! Kalian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menggunakan senjata rahasia untuk mendapatkan
kemenangan!”
Goan Hiong tertawa, berkata, “Apakah kami menyerang
harus menyusun rencana dan cara dulu?”
“Memang tidak ditentukan bertarung dengan cara apa. Tapi
kalian adalah orang terkenal dunia persilatan mana boleh
dengan cara tidak adil memenangkan pertarungan?”
“Kau tahu kalau orang harus memiliki aturan, maka kau
harus tahu dalam ilmu pedang ada 3 larangan, kalau bukan di
tempat dan waktu yang tepat dan bukan orang yang tepat,
pedang tidak boleh dikeluarkan dari sarungnya, 36 pesilat
pedang itu hanya orang-orang yang menjaga rumahmu, kami
mencabut pedang dan tidak bertarung dengan mereka. Itu
sudah termasuk dalam sikap sungkan, mana mungkin kami
menggunakan ilmu pedang bertarung dengan mereka? Supaya
masalah ini cepat selesai, hanya bisa dibereskan dengan
senjata rahasia, mereka benar-benar payah!”
Mulut Kie Pi-sia lebih tajam lagi, dia tertawa dingin,
katanya, “Mereka seperti bantal yang disulam, indah
dipandang indah tapi tidak enak dipakai, untuk menakuti
orang-orang Ceng-seng masih bisa tapi untuk menghalangi
kami itu hanya mimpi! Senjata rahasia tadi untuk memberi
pelajaran kepada kalian!”
Kemarahan membuat tubuh Ciu Pek-ho bergetar dia
berkata, “Kalian sudah berhasil melewati barisan pedang kami,
menurut aturan yang ada kalian bisa mengajukan permintaan
kepada kami!”
“Persetan dengan permintaan! Kami datang bukan untuk
memohon, kami datang ke sini untuk menagih hutang kepada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
orang yang telah membunuh 2 orang kami juga
menghancurkan bendera kami,” kata Kie Pi-sia.
“Ini adalah hal yang kulakukan di luar Ceng-seng, tidak
sesuai dengan peraturan yang ada di Ceng-seng, terpaksa
kalian harus menggunakan cara lain untuk membuat
perhitangan denganku!”
“Benar, nama perusahaan perjalanan Su-hai dan nyawa 2
orang teman kami bukan hal main-main, kau begitu sombong,
karena ayahmu berada di belakangmu, kami ingin
membereskan masalah ini, harus membereskan hingga tuntas,
kami harus memberitahu ayahmu kalau dia telah salah
mendidik anaknya, karena punya ilmu tinggi maka dia jadi
sombong ini adalah sifat yang paling jelek, kami harus
memberi pelajaran kepadanya supaya mereka mengerti. Dunia
ini memang luas, tapi belum mencapai tahap yang dia
inginkan, aku memberi pelajaran pada pelayan sombong yang
bernama Ong heng dan tadi melukai 36 pesilat pedang hanya
sekedar memberi kabar, sekarang suruh ayahmu keluar untuk
menyambut guruku, suruh dia jangan pasang sikap sombong
lagi!”
Wajah Ciu Pek-ho terlihat sangat marah, tangannya mulai
bergerak dia ingin mengeluarkan pedangnya. Dengan santai
Lim Cu-hoan berkata, “Ciu Kongcu, orang yang datang sudah
bisa memecahkan formasi Thian-kong dan permintaan mereka
adalah meminta Ketua Ciu menyambut kedatangan mereka,
kau boleh memikirkan lagi permintaan mereka!”
“Lim Cu-hoan, diam kau! Belum waktunya kau ikut bicara!”
bentak Ciu Pek-ho marah. Lim Cu-hoan ikut marah juga, “Ciu
Kongcu, kau harus tahu dengan jelas, pekerjaanku adalah
menjaga pintu masuk Ceng-seng bukan penjaga rumah
keluarga Ciu, demi peraturan Ceng-seng aku berusaha
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menaatinya tapi kau harus tahu kalau Ceng-seng bukan milik
keluarga Ciu secara pribadi, maka derajat kita sama, kau tidak
pantas memerintah padaku!”
Melihat Lim Cu-hoan berani membantahnya, Ciu Pek-ho
merasa kehilangan muka, maka dia mengeluarkan pedang dan
berteriak, “Pelayan tidak tahu diri, apakah kau tidak
menginginkan nyawamu lagi? berani sekali kau berkata seperti
itu kepadaku!”
Dengan tenang Lim Cu-hoan juga mencabut pedangnya,
pedang Ciu Pek-ho dilibat, mereka mulai beradu tenaga dalam,
saat mereka sedang bertahan tiba-tiba dari ruangan dalam
muncul sesosok bayangan, dengan cepat sosok ini
memisahkan mereka, dan entah dengan cara dan tenaga apa
dia berhasil merebut pedang milik mereka, dia membentak,
“Ciu Pek-ho, apa yang kau lakukan?”
Melihat orang yang datang, sikap galak Ciu Pek-ho langsung
menghilang, dengan sikap hormat dia berkata, “Paman Bun,
Anda pasti sudah mendengar kata-kata Lim Cu-hoan yang
telah membuatku jengkel!” Orang itu tertawa dingin, “Katakata
Lim Cu-hoan tidak salah, dia adalah penjaga pintu kota
Ceng-seng, bukan pelayan keluarga Ciu, untuk apa dia harus
bersikap sungkan dan menuruti perintahmu? Apalagi sampai
saat ini Ceng-seng bukan dikuasai oleh keluarga Ciu, untuk
apa kau sengaja bertingkah di sini? Cepat pergi dari sini!”
Wajah Ciu Pek-ho terus berubah, orang itu bertambah
marah lagi, “Kau mau apa? Apakah kau berani membantah
perintahku?”
Ciu Pek-ho mengangkat kepalanya, “Paman bun, aku tidak
bisa pergi dari sini!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Siapa bilang tidak bisa? Aku akan membuatmu pergi dari
sini!”
Ciu Pek-ho terkejut, dari dalam keluar banyak orang yang
terdepan adalah 3 lelaki setengah baya, mereka terlihat sangat
bersemangat, salah satu dari mereka tertawa dan berkata,
“Lo-ji, mengapa kau memarahi generasi yang lebih muda? Di
depan orang banyak kau harus memberi Ciu Toako sedikit
muka, nanti dia akan ditertawakan orang!”
Orang itu berkata dengan marah, “Lo-toa, biasanya aku
tidak mau mengurusi hal-hal kecil seperti ini, tapi hari ini aku
tidak tahan, bocah ini sangat sombong, kita belum mati tapi
dia sudah menganggap dirinya sebagai ketua Ceng-seng!”
Orang yang berbicara dengannya tersenyum, “Lo-ji, kau
juga sudah ada umur, tapi sifatmu masih keras, Ciu Pek-ho
memang terlalu sombong tapi kelak masih ada waktu
mengajarinya, jangan memarahinya di depan banyak orang,
hal ini membuatnya malu!”
Orang yang berdiri di sisinya dengan wajah marah berkata,
“Benar, Bun Toako, pandanglah mukaku, putraku tidak
bersikap dewasa sehingga membuatmu marah, dia harus
diajar lagi, tapi dari nada bicara Bun-heng tadi tidak seperti
seorang Cianpwee mengajar seorang Houwpwee malah seperti
memarahi putranya sendiri!”
“Aku tidak ada hoki melahirkan seorang putra yang bersikap
demikian memalukan!” kata orang itu.
Orang yang membuka suara itu bicara lagi, “Tunggu sampai
Bun Toako mempunyai anak baru kau bisa mengajari anakmu,
putraku tidak perlu repot-repot kau ajari!”
“Ciu Giok-hu, apakah kau sedang kentut?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu juga narah, “Bun Lo-ji! Jangan mengira setelah
menyempurnakan ilmu pedangmu di danau Seng-soat di
Ceng-hai maka kau pantas mengurusi semua hal, kau belum
pantas mengurusi masalah Ceng-seng!”
Sorot mata orang itu berubah menjadi aneh, dia tertawa
dingin, katanya, “Ciu Giok-hu, apakah masalah Ceng-seng
putramu sudah pantas mengurusinya?”
“Memang belum, tapi sikap Lim Cu-hoan kepadanya
membuktikan kalau dia memandang remeh wibawa tiga
keluarga kita, putraku ingin memberi hukuman pada semua
orang itu untuk menjaga wibawa 3 keluarga kita, seharusnya
kau mendukung putraku!”
“Baru saja aku meninggalkan Ceng-seng 10 tahun, gunung
Ceng-seng tiba-tiba sudah menjadi milik keluarga Ciu, Lo-toa,
Liu Toako, bagaimana menurut kalian?”
Liu Ji-swie dengan cepat berkata, “Paman Bun, Paman tidak
perlu banyak bertanya lagi, sebab keluarga Bun dan keluarga
Liu hanya memiliki sedikit keturunan sedangkan keluarga Ciu
mempunyai seorang putra, maka posisi ketua Ceng-seng
sudah pasti menjadi milik keluarga Ciu, dan yang lebih pasti
lagi Ciu Pek-ho adalah orang yang akan ditunjuk menjadi
ketua Ceng-seng!”
Ciu Giok-hu dengan cepat menyela, “Hui-hui, mengapa
bicara seperti itu? Bukankah keluarga kita akan melaksanakan
pernikahan dan kau akan masuk menjadi anggota keluarga
kami!”
Liu Hui-hui berkata dengan dingin, “Paman Ciu, aku sudah
menjelaskan pertunangan kemarin ini adalah hal yang salah,
dan aku sudah mengumumkan kalau pernikahan kami sudah
batal!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Pernikahan bukan hal main-main, apakah bila ingin batal
bisa langsung batal? Apalagi dulu kau sudah menyetujui
pernikahan ini,” kata Ciu Giok-hu.
“Benar, dulu aku dengan satu kalimat aku mengumumkan
pertunangan sekarang apa salahnya kalau aku membatalkan
pertunangan ini dengan satu kalimat juga? Tidak ada mak
comblang yang menjadi saksi juga tidak ada perintah dari
ayah dan ibuku, semua aku sendiri yang menentukannya!”
Ciu Giok-hu mengerutkan dahinya, “Liu Toako, katakanlah
sesuatu....”
Liu Ta-su dengan terpaksa berkata, “Hui-hui, kau jangan
keras kepala, dulu kau yang ingin menikah dengan Ciu Pek-ho
itu keinginanmu sendiri tapi aku belum menyetujuinya!”
Liu Hui-hui tertawa, berkata, “Dulu ayah belum setuju,
maka sekarang pun tidak perlu mengakuinya!”
“Tapi antara aku dan Ciu Toako sudah ada kesepakatan....”
kata Liu Ta-su.
“Perjanjian kalian adalah setelah ada keturunan, putra
kedua akan diberikan kepada keluarga Liu, tapi aku rasa itu
belum tentu terjadi, dari mana ayah tahu bakal ada harapan?”
Liu Ta-su menjawab, “Aku rasa tidak masalah, sebab dulu
kami terlalu rajin belajar ilmu pedang maka kami terlambat
beristri jadi keturunan kami sangat sedikit, kami sudah
menyelidiki dan mendapatkan sebuah cara, dengan cara yang
cepat adalah semasa kalian masih muda cepatlah menikah,
mungkin kalian bisa melahirkan 3-4 orang putra putri!”
Ciu Giok-hu tertawa, katanya, “Benar, Hui-hui berwajah
hoki bisa melahirkan banyak putra, waktu itu bukan kita 2
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
keluarga saja yang akan mempunyai keturunan, Bun Toako
pun bisa mendapatkan anak yang akan mewarisi marganya!”
Liu Ta-su berkata kepada orang yang memarahi Ciu Pek-ho,
“Bun Ji-ko, aku dan Ciu Toako sudah setuju kalau nanti Huihui
mempunyai anak lelaki ketiga kami akan memberikannya
kepada keluarga Bun untuk diangkat menjadi anak!”
“Ini bukan jalan satu-satunya, sebab aku tidak akan
menikah dengan Ciu Pek-ho, jadi kalian harus mencari cara
lain!”
“Hui-hui, kau!” Liu Ta-su marah.
Liu Hui-hui memprotes, “Ayah, kau boleh membunuhku tapi
tidak bisa memaksaku menikah dengan Ciu Pek-ho, aku
sangat membencinya!”
Liu Ta-su mengeluarkan pedangnya dan membentak, “Kau
kira aku tidak berani membunuhmu?” Liu Hui-hui memutar
pergelangan tangannya dan meletakkan sebuah pisau belati di
depan dadanya, “Ayah, kalau kau ingin aku mati, tidak perlu
menggunakan tangan ayah sendiri, asal kau memintanya itu
sudah cukup!”
Ciu Giok-hu dengan cepat menarik Liu Ta-su dan berkata,
“Liu Toako, Hui-hui hanya bicara saja, nanti dia akan mengerti
untuk apa memarahinya seperti itu?”
Kemudian dia memegang pergelangan tangan Liu Ji-swie
dan berkata, “Anak bodoh, jangan main-main lagi, cepat
berikan pisau itu kepadaku, kita rundingkan lagi cara lain!”
“Tidak, lepaskan tanganmu!”
Sambil tertawa jari Ciu Giok-hu menekan pisau kecil yang
dipegang oleh Liu Hui-hui hingga terjatuh, dengan memberi
isyarat melalui mata, Ciu Pek-ho datang dan menarik Liu HuiTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
hui, tapi Siau Ceng menghalanginya, Siau Pek segera
menunjuk Liu Hui-hui dengan pedangnya dan berkata, “Ciu
Tay-ya, nona dari awal sudah tahu kau akan menggunakan
kekerasan maka dia berpesan kepada kami kalau perlu kami
harus membunuhnya!”
Liu Ta-su marah dan membentak, “Siau Ceng, Siau Pek,
apakah kalian sudah gila? Hayo pergi!”
Siau Ceng dan Siau Pek pura-pura tidak mendengar, Liu Tasu
mengeluarkan pedangnya dan berkata, “Apakah kalian juga
akan memberontak? Aku akan membunuh kalian dulu!”
Pedangnya akan menyerang mereka, Liu Ji-swie berteriak,
“Siau Ceng, Siau Pek, kalian mundur, aku akan menikah
dengan Ciu Pek-ho!”
Ciu Giok-hu tetap memegang tangannya dan berkata,
“Apakah perkataanmu benar, Hui-hui?” Liu Hui-hui
mengangguk.
“Kali ini ada banyak saksi, kau tidak bisa menyesal dan
membantah lagi, kau harus tahu dengan posisi kita 3 keluarga
di Ceng-seng, jangan membuat malu kami, anak baik, tolong
berjanji sekali lagi di depanku!”
Liu Hui-hui segera memasang wajah galak.
“Baiklah, di depan banyak orang, aku berjanji akan menjadi
menantu keluarga Ciu dan aku juga akan memutuskan
harapan kalian!”
Ciu Giok-hu terkejut dan berteriak, “Apa maksud
perkataanmu, Hui-hui?”
“Kau memaksaku melakukan hal yang tidak kusuka, aku
juga akan membuatmu sedih, setelah aku menikah hal
pertama yang akan kulakukan adalah membunuh putramu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
supaya harapanmu mempunyai keturunan terputus, supaya
kau tidak perlu terus merasa khawatir lagi!”
Wajah Ciu Giok-hu berubah, Liu Ta-su pun menarik nafas
dan berkata, “Ciu Toako, Hui-hui telah berkata seperti itu dan
dia akan melakukannya, lebih baik kau jangan memaksanya
dan kau jangan merusak hubungan baik yang terjalin di antara
kita!”
Ciu Giok-hu tertawa terbahak-bahak, “Benar, masalah
antara putra putri kita lebih baik ditunda dulu, kita harus
membereskan masalah yang memang harus kita bereskan!”
Kemudian dia melepaskan Liu Ji-swie dan berkata kepada
Ciam Giok-beng, “Orang she Ciam, di Pa-tong kau berhasil
mengalahkan putraku, kami sedang mencarimu dan kau
sendiri yang datang kemari mencari kami, katakan dengan
cara apa kau ingin meminta maaf kepada kami?”
Dari tadi Goan Hiong melihat ketidakcocokkan di antara
mereka, mendengar kata-kata ini dia berkata, “Kami kemari
bukan untuk meminta maaf, tapi untuk bertanya tentang
kesalahan kalian, Ciu Giok-hu, putramu di Pa-tong telah
merusak bendera kami juga telah membunuh dua pegawai
kami!”
Ciu Giok-hu tertawa terbahak-bahak, “Semua ini tanggung
jawab Ceng-seng, membunuh dua orang adalah hal biasa,
kalau kalian sanggup kalian boleh membunuh dua orang
kami!”
Orang yang dipanggil Bun Lo-ji berteriak, “Nanti dulu, Ciu
Giok-hu, di Ceng-seng ada suatu peraturan, tidak diijinkan
keluar dari sini untuk mencari masalah, putramu di luar sana
telah membunuh orang kau harus menuruti perintah Cengseng
dan menghukum putramu dengan berat bukan malah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
melindunginya, aturan ini kita sendiri yang membuatnya, kau
adalah ketua Ceng-seng, bagaimana bisa kau sendiri yang
melanggarnya!”
“Tapi putraku tidak membocorkan identitasnya di luar
sana!” kata Ciu Giok-hu.
“Mengapa orang lain bisa tahu?” kata Orang itu.
“Siapa orang yang membocorkan identitas putraku? Aku
sedang menyelidikinya,” kata Ciu Giok-hu.
“Siapa dia?” tanya orang itu. Mata Goan Hiong berputar,
berkata, “Siapakah Lo-cianpwee ini?” Lim Cu-hoan menjawab,
“Dia adalah Bun Lo-enghiong, dia adalah adik dari salah satu 3
tetua Ceng-seng, Bun Ta-cai namanya adalah Tho-hoan, 10
tahun yang lalu dia meninggalkan Ceng-seng pergi ke danau
Seng-Soat di Ceng-hai berlatih ilmu silat, dia baru kembali!”
Goan Hiong segera memberi hormat, “Bun Cianpwee, sejak
kedatanganku ke sini, aku sudah melihat kalau Cianpwee
adalah orang yang mengerti aturan maka aku meminta
Cianpwee untuk membantu kami menegakan keadilan, yang
mana yang salah dan yang mana yang benar harus mengerti
dengan jelas!”
Ciu Giok-hu tertawa dingin, berkata, “Bocah, kau jangan
mengadu domba kami, hubungan 3 keluarga Ceng-seng
sangat akrab, caramu tadi tidak akan berhasil!”
Goan Hiong tertawa dingin, “Kau selalu menganggap dirimu
sebagai ketua Ceng-seng, di mata kami kau adalah orang yang
tidak tahu aturan, kami datang kemari dengan menuruti
segala aturan main, karena bertemu Bun Cianpwee maka kami
ingin bicara dengan beliau, bila semua orang seperti dirimu,
aku malas bicara!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu benar-benar marah, dia membentak, “Bocah,
dengan kata-katamu tadi, hari ini aku yakin kau tidak akan
bisa hidup-hidup meninggalkan Ceng-seng!”
Bun Tho-hoan tersenyum, berkata, “Ciu Toako, jangan
menyalahkan orang lain, karena putramu memang bersikap
buruk, dari sikapnya kepadaku sudah terlihat kalau di antara
kita memang tidak kompak!”
“Putraku marah karena lawan dengan senjata rahasia
memecah Barisan Thian-kong, perbuatan mereka kurang jujur,
maka putraku marah, kau adalah orang yang lebih tua, kau
tidak membantu, malah memarahinya, akibatnya dia bersikap
tidak sopan kepada Bun Toako!”
Wajah Bun Tho-hoan mulai terlihat tidak suka, “Di depan
mata, putramu tidak ada niat ingin menghormati orang yang
lebih tua, apakah Ciu Toako masih berpendapat kalau aku
yang salah? Kalau begitu aku harus meminta maaf
kepadanya!”
Kemudian dia memberi hormat pada Ciu Pek-ho, “Ciu Siauya,
tadi aku sudah bersalah aku sudah berbuat tidak sopan
kepadamu, harap Siau-ya memaafkanku!”
Ayah dan anak marga Ciu merasa malu dan tidak bisa
menjawab, waktu itu Bun Ta-cai baru bersuara, “Lo-ji,
mengapa kau bertindak seperti itu?”
Bun Tho-hoan tertawa dingin, “Aku salah telah membentak
Ciu Pek-ho, ini kesalahanku, setelah meninggalkan rumah
selama 10 tahun, aku masih mengira kalau Ceng-seng masih
seperti dulu, maka aku bicara dengan nada orang yang lebih
tua kepada Ciu Pek-ho, kalau Toako dari awal sudah
memberitahu bahwa Ceng-seng sekarang berbeda dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ceng-seng yang dulu aku tidak akan membuat Ciu Siau-ya
marah!”
Wajah Ciu Giok-hu benar-benar terlihat marah. Dia
berteriak, “Bun Lo-ji, mengapa kau sengaja bersikap seperti
itu kepadaku, kita telah bersaudara selama puluhan tahun,
apa maksudmu?”
“Kepada putramu saja aku tidak berani, apalagi bermaksud
lain kepadamu,” jawab Bun Tho-hoan.
Saat Ciu Giok-hu akan membuka mulut, Liu Ta-su menyela,
“Ciu Toako, ini salahmu, Bun Lo-ji lebih tua walaupun dia
membentak Ciu Pek-ho, Ciu Pek-ho harus mendengarnya,
sikapnya tidak baik, masih bisa dimaafkan karena dia masih
muda, tapi kalau kau bertindak seperti putramu, pasti Bun Loji
tidak suka!”
Karena kata-kata Liu Ta-su maka Ciu Giok-hu terpaksa
diam.
Sekarang Ciam Giok-beng baru membuka mulut, “Sebelum
datang kemari, aku sudah berpikir pasti akan terjadi
pertarungan di antara kita, tapi setelah datang kemari, melihat
keadaan kalian, aku malah sulit mengambil keputusan, aku
ingin tanya apakah di Ceng-seng masih ada peraturan yang
dulu?”
Bun Tho-hoan sedikit terkejut dan bertanya, “Mengapa
Ciam Tayhiap berkata demikian?” Dengan tenang Ciam Giokbeng
menjawab, “Seperti kalau mau masuk ke sini harus
menoronos, dan peraturan lainnya.”
Bun Tho-hoan tertawa, katanya, “Disini ada barisan Thiankong,
sebenarnya kedatangan kalian kemari tidak harus
dilayani dengan cara seperti itu, tapi kalian juga tahu kalau
Ceng-seng telah lama meneliti ilmu pedang, menghadapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pesilat pedang rendahan, kami tidak tertarik melayaninya,
maka kakakku setuju dengan barisan pedang bertarung
dengan kalian.”
Kie Pi-sia tertawa dingin, “Pesilat pedang rendahan bisa
mengalahkan Ciu Pek-ho yang kalian anggap sebagai ketua,
berarti ilmu pedang kalian ternyata tidak bagus!”
Dengan barisan pedang menolak kedatangan perusahaan
perjalanan Su-hai itu adalah keinginan Ciu Giok-hu, karena
kesalahpahaman yang terjadi antara Bun Tho-hoan dan Ciu
Giok-hu sudah selesai, maka membuat masalah menjadi
seperti itu, tapi dia tidak menyangka kalau Kie Pi-sia akan
menyerang seperti itu membuatnya mereka tidak bisa
menjawab.
Ciu Pek-ho berteriak lagi, “Saat itu aku sendiri yang
menahan kalian yang terdiri dari banyak orang, kalau bukan
karena orang itu datang mengacaukan pertarungan di antara
aku dan orang she Ciam, masih belum tahu siapa yang hidup
dan siapa yang mati!”
Ciam Giok-beng tersenyum, katanya, “Semenjak aku belajar
ilmu pedang, aku hanya tahu menang dan kalah, tidak tahu
ada yang hidup atau yang mati, karena aku bertarung hanya
tahu siapa yang menang dan siapa yang kalah, setelah itu
akan berhenti bertarung, tapi Tuan dengan pedang ingin
menentukan hidup dan mati, mungkin Tuan telah naik
setingkat lebih tinggi lagi!”
Wajah Ciu Pek-ho menjadi merah, dia tidak bisa menjawab
karena pesilat tangguh hanya bertarung sampai titik yang
tepat, kalau bertarung dengan mempertaruhkan nyawa, itu
adalah sikap yang buruk, sekarang dia tertangkap basah dan
dia merasa malu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Melihat dua orang itu telah kalah bicara, Bun Tho-hoan
tertawa, katanya, “Pertemuan hari ini bukan untuk bersilat
lidah juga bukan untuk mengadu lidah!”
Kata Ciam Giok-beng, “Aku tidak bermaksud beradu mulut,
juga tidak ingin tahu mengenai menang atau kalah, setelah
mendengar orang lain berpendapat aneh, kami datang kemari,
maka kami sudah siap bertarung, hanya saja aku ingin tahu
setelah masuk sini akan terjadi pertarungan seperti apa, bila
ingin bertarung denganku aku akan keluar dari sini, aku
datang ke sini bukan untuk bertarung, aku dihina kalian tidak
apa-apa, tapi di depan perguruan aku harus menjaga wibawa
perguruan kami.” Ciu Giok-hu tertawa dingin, berkata, “Apa
hebatnya perguruan di dunia persilatan? Di mata Ceng-seng
tidak ada satu pun yang pantas untuk dilihat!”
Ciam Giok-beng berkata dengan nada aneh, “Selama
beberapa hari ini aku baru mendengar nama Ceng-seng, dari
Ciu Pek-ho aku baru tahu tentang ilmu silat Ceng-seng, kalau
hanya melihat dan mendengar lalu menjatuhkan keputusan,
Ceng-seng tidak ada apa-apa yang bisa dibanggakan!”
Melihat mulut Ciu Giok-hu tertutup oleh omongan orang
lain, Bun Tho-hoan segera membantu, “Ciam Tayhiap, lebih
baik kita masuk untuk beradu kepandaian, tidak perlu
mengadu mulut!”
“Pertanyaanku belum dijawab,” kata Ciam Giok-beng sambil
tertawa.
“Barisan pedang hanya untuk menghalangi orang-orang
yang datang kemari, Ciam Tayhiap adalah pesilat pedang
terkenal, tentu kami ingin meminta petunjuk dengan sikap
rendah hati!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Nada jawabannya terdengar sangat bersungguh-sungguh,
memang tidak menjawab secara terang-terangan tapi sudah
cukup lumayan. Maka Ciam Giok-beng segera menjawab untuk
menunggu pertarungan.
Tiga tetua Ceng-seng segera berjalan di depan membawa
para pendekar masuk, sampai di sebuah tanah kosong, di kiri
dan kanan lapangan itu sudah ada kursi-kursi.
Di tiap meja sudah ada cangkir teh, di sekeliling lapangan
ada banyak pohon, dan kursi-kursi itu dipasang di bawah
pohon.
Lapangan itu seperti lapangan untuk berlatih silat, tanahnya
sangat padat, di bawah masih ada buluh bambu, dipasang
sesuai gambar tertentu, buluh bambu tidak begitu besar maka
tidak menghalangi gerakan orang di lapangan. Bila buluh
bambu itu dipasang pedang pendek, akan membentuk barisan
pedang, barisan ini bisa melatih ilmu pedang berteknik tinggi.
Setelah 3 tetua Ceng-seng duduk, Bun Tho-hoan, Ciu Giokhu
dan Liu Ta-su duduk di tengah-tengah, setelah itu orangorang
Ceng-seng duduk di kedua sisi, Lim Cu-hoan pamit
kepada para pendekar karena bagaimanapun dia adalah orang
Ceng-seng.
Setelah Ciam Giok-beng dan Kie Tiang-lim duduk mereka
memperhatikan orang-orang Ceng-seng, setiap orang yang
ada di sana dilihat dengan teliti, mereka mencari saudara
seperguruan mereka yang bernama Lok Su-hoan, tapi mereka
tidak menemukan orang itu.
Setelah semua duduk Bun Tho-hoan segera berkata, “Ciam
Tayhiap, ada satu hal yang ingin kami tanyakan dengan jelas,
saat keponakan Ciu bertarung dengan anda di Pa-tong, pernah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ada seseorang yang muncul untuk menolong, siapakah orang
itu? Apakah anda mengetahui orang ini?”
Ciam Giok-beng belum menjawab, Goan Hiong sudah
menyela, “Orang itu tidak memberitahukan namanya, aku
yakin dia orang Ceng-seng.”
Kata Bun Tho-hoan, “Orang-orang Ceng-seng yang berilmu
tinggi semuanya ada di sini, apakah Tuan tahu siapa mana
orang itu? Menurut kami, dia pasti orang Ceng-seng kalau
tidak dia tidak akan bisa memecahkan jurus-jurus Han-sat-sueng
milik keluarga Ciu.”
Goan Hiong tertawa, katanya, “Orang itu mengggunakan
ketrampilan tangan mengubah wajahnya jadi kami tidak bisa
melihat siapa sebenarnya orang itu, tapi menurut perkiraan
kami dia adalah tetua perkumpulan kami yang sudah lama
tidak bertemu, Lam-huang-kiam-sou, Lok Su-hoan, Lok
Susiok!”
“Di Ceng-seng tidak ada orang itu!” kata Bun Tho-hoan.
Goan Hiong menyambung, “Semua membuktikan orang itu
adalah Susiok kami, tidak mungkin orang lain. Karena orang
itu bisa mementahkan jurus-jurus andalan Tay-lo-kiam yang
diciptakan guruku, kecuali Lok Susiok, orang-orang Ceng-seng
tidak mungkin mampu, karena Lok Susiok ada sedikit salah
paham dengan perguruan kami, maka dia pergi, dia tinggal di
Ceng-seng dan aku yakin dia tidak menggunakan nama
aslinya!”
“Kalau begitu dia tidak mungkin berada di sini sebab Lok
Su-hoan adalah murid Kian-kun-it-kiam Siau Pek, kuduga
karena ilmu pedangnya tidak begitu bagus, maka posisinya
tidak bisa diperhitungkan, selama 20 tahun ini Ceng-seng
memang menerima banyak orang luar, mereka tidak pernah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menggunakan nama aslinya, mereka dengan suka rela
menjadi petani di sini untuk mempertahankan hidup, orang
seperti yang kau maksud kami tidak memperhatikan mereka,”
kata Ciu Giok-hu.
Goan Hiong mendengar dia selalu meremehkan Kian-kunkiam-
pai maka dia tertawa dingin, “Kalau Lok Susiok berada di
Ceng-seng, dia tidak akan memperlihatkan kepandaiannya,
bukan karena ilmu silatnya lebih rendah dari kalian, kau
jangan lupa dia bisa memecahkan ilmu pedang yang kau
anggap paling hebat, Han-sat-su-eng, berapa orang Cengseng
yang bisa mengatasi jurus ini?”
Ciu Giok-hu marah dan berkata, “Putraku kalah karena
teknik pedangnya kurang sempurna, bila yang menggunakan
jurus ini adalah diriku, aku percaya tidak mungkin ada orang
yang bisa memecahkannya, Kian-kun-kiam-pai kalian hanya
menggunakan nama Siau Pek, mengakui dirinya adalah
perguruan pedang yang hebat, di mata Ceng-seng itu tidak
ada apa-apanya!”
Dengan dingin Goan Hiong menjawab, “Kian-kun-kiam-pai
tidak berani mengagulkan sebagai nomor satu di dunia ini, tapi
kami menang darimu, ini adalah bukti nyata, bila kami hanya
dimasukan dalam jajaran kedua, berarti kedudukan Ceng-seng
di dunia persilatan ada di jajaran tiga!”
“Tidak juga, keponakan Hui-hui di Kim-leng berhasil
mengalahkan kalian, dan memaksa kalian turun ke air, putraku
di Pa-tong juga telah membuat kalian kocar kacir, apakah ini
bukan bukti?”
“Pada akhirnya mereka berdua gagal total, ini juga bukti
yang ada, dalam catatan kami Kian-kun-kiam-pai selalu
menang dari Ceng-seng!” Jawab Goan-Hiong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu marah besar, “Ciam Giok-beng, kau keluar! Dari
pihak kami siapa pun yang keluar bisa mengalahkanmu, kau
hanya bisa mengalahkan anak muda saja, apa hebatnya!”
Goan Hiong berkata, “Kau belum pantas bertarung dengan
guruku, kalau kau tidak terima perkataanku, kau boleh
mencariku dulu, setelah menang dariku, guruku baru akan
memikirkan apakah beliau tertarik untuk memberi pelajaran
padamu, marga Ciu, kau keluar, kita coba dulu!”
Kemarahan membuat mata Ciu Giok-hu membesar, dia
membentak, “Pergilah! Anak yang tidak tahu diri, kau sudah
kalah dari anakku, kau masih berani berbuat tidak sopan
kepadaku?”
Goan Hiong tersenyum, “Aku mengaku telah kalah dari
anakmu, juga mengaku kalah dari Nona Liu, tapi itu 3 hari
yang lalu, sekarang kau boleh lihat aku tidak akan kalah dari
putramu, maka itu aku menantangmu!”
Ciu Giok-hu bertambah marah, Ciu Pek-ho berkata, “Ayah,
buat apa mara-marah? Biar aku mewakili ayah
menghajarnya!”
Dia segera bersiap-siap keluar, tapi Bun Tho-hoan melarang
dan berkata, “Pek-ho, kembali! Untuk apa kau melakukan itu?
Aku akan menjelaskan kepada mereka!”
Dia segera bertanya, “Ciam Tayhiap, berapa orang dari
pihak kalian yang siap bertanding?”
Ciam Giok-beng berkata, “Orang-orang yang kami bawa
tidak ada yang datang untuk menonton, setiap orang siap
bertarung, silahkan anda sendiri yang mengatur susunan
pertandingan ini!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Bun Tho-hoan berpikir sebentar, katanya, “Baiklah, kita
tentukan peraturan sederhana saja, setiap orang boleh
bertarung beberapa ronde, tapi bila sudah kalah satu kali, dia
akan dicabut haknya untuk bertarung lagi!”
Ciam Giok-beng menjawab, “Baik! Muridku sudah keluar
harap Tuan mencarikan lawan untuknya!”
Ciu Pek-ho berebut bicara, “Aku yang akan bertarung!” Bun
Tho-hoan membentak, “Kau duduk dulu, bila sampai giliranmu
aku akan memberitahu, ronde pertama sangat penting, bila
kalah akan membuat pihak kita patah semangat!”
Ciu Pek-ho tidak terima, “Bun Ji-siok, apakah Paman
mengira aku akan kalah darinya?”
Bun Tho-hoan mengangguk, “Aku rasa kemungkinannya
sangat besar, dia pernah kalah olehmu tapi dia sudah mencari
sebab kekalahannya, dan mencari kelemahan jurusmu, maka
dia berani berkata dengan yakin, sebaliknya sejak kau pulang
kau hanya mengagung-agungkan kesuksesanmu sendiri, kau
selalu menganggap selain Ciam Tayhiap yang lain tidak perlu
dikhawatirkan, orang yang sombong selalu gagal, mungkin
mulai dari sekarang Ceng-seng harus menghapus cara
'menutup pintu menjaga di tempat' kau harus belajar
pengalaman hidup dan ilmu di luar, tidak seperti dulu menjadi
sombong dan besar mulut!”
Ciu Pek-ho tertawa, katanya, “Ajaran Ji-siok benar, tapi aku
kira kedudukan Ceng-seng tidak akan berubah secara besar,
memang Ceng-seng jarang bergerak di luaran, tapi Adik Huihui
di Kim-leng berturut-turut mengalahkan orang-orang
perusahaan perjalanan Su-hai dan di Pa-tong ada yang
membuka identitasku maka orang-orang dunia persilatan
mulai mengenal Ceng-seng bila hari ini bisa mengalahkan
Ciam Giok-beng, aku kira orang-orang yang berani datang ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ceng-seng seperti datang untuk mencabut kumis harimau,
pasti tidak banyak!” Bun Tho-hoan menghela nafas,
“Penyakitmu yang sombong itu masih tidak bisa berubah!”
“Aku tidak sombong, apa yang kukatakan adalah kenyataan
sebenarnya, Ciam Giok-beng adalah pesilat tangguh, aku
mengakui hal ini, bila muridnya dalam beberapa hari bisa
mengalami kemajuan pesat, aku benar-benar tidak percaya,
marga Goan itu memang punya ilmu silat tinggi, dan aku
pernah bertarung dengannya dan tahu jurus-jurus pedangnya,
maka aku memberanikan diri bertarung dengannya, bila Bun
Ji-siok yang akan bertarung atau 3 tetua Ceng-seng yang
bertarung tidak menjadi masalah, tapi kalau orang lain yang
bertarung itu lebih baik, aku lebih yakin bisa menang!”
Bun Tho-hoan berpikir sebentar, “Baiklah, kalau kau
menganggap dirimu bisa menang, aku tidak akan melarangmu
bertarung tapi ada satu syarat, kau boleh menang tidak boleh
kalah!”
Ciu Pek-ho tertawa, katanya, “Kalau aku kalah, aku akan
minta dihukum, seperti Ji-siok, 10 tahun lalu pergi ke danau
Seng-soat untuk berlatih pedang selama 10 tahun!”
Bun Tho-hoan mengangguk, “Kau sendiri yang mengajukan
syarat ini !”
“Aku tidak akan merasa menyesal, bila aku menang, apakah
dengan jasaku ini bisa menghapus hukuman kepada Adik Hui?
Karena dia tanpa ijin telah keluar dari Ceng-seng.”
Liu Hui-hui berteriak, “Aku yang telah berbuat kesalahan
aku sendiri yang akan menanggung akibatnya, kau tidak perlu
ikut canpur, aku tidak terima!”
Bun Tho-hoan berkata, “Walaupun Hui-hui tanpa ijin telah
keluar dari Ceng-seng tapi dia tidak membocorkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
identitasnya kalau dia adalah orang Ceng-seng, maka
tanggung jawab atau hukumannya tidak akan berat, lebih baik
kau sendiri yang harus berhati-hati menghadapi masalah yang
akan datang!”
Ciu Pek-ho melihat sikap Liu Hui-hui begitu keras, dia
sangat kecewa dan tidak berkata apa-apa lagi.
Dia membawa pedangnya dan masuk ke tempat
pertarungan, dengan dingin dia berkata kepada Goan Hiong,
“Saat di Pa-tong, aku melepaskanmu, kali ini kau datang
sendiri ke Ceng-seng untuk mengantar kematian-mu, kali ini
aku tidak akan memaafkanmu!”
Goan Hiong tertawa dengan tenang berkata, “Sewaktu di
Pa-tong, kau mewakili Tiang-kang-cui-cai bertarung dengan
kami, biasanya kami yang membuka perusahaan perjalanan
selalu tidak ingin membuat permusuhan dengan orang
golongan hitam. Maka kami bersikap sangat sungkan
kepadamu hari ini keadaan sudah tidak sama, kau tidak akan
bisa berbuat sewenang-wenang!”
“Maksudmu, Ceng-seng tidak sekuat Tiang-kang-cui-cai?
Biauw-eng memang ketua golongan hitam, tapi begitu
bertemu dengan ayahku bernafas pun dia tidak berani
kencang-kencang, apakah kau kira aku harus mengandalkan
Tiang-kang-cui-cai? Kau benar-benar pandai bercanda!” kata
Ciu Pek-ho.
“Biauw-eng dan Tiang-kang-cui-cai adalah perkumpulan
golongan hitam, mereka selalu selalu mengontak sesama
golongan hitam, maka kami bersikap sungkan, Ceng-seng
hanya terdiri dari beberapa orang, kami tidak akan menaruh di
hati!” kata Goan Hiong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apakah kau dengar, Lo-ji, kedudukan Ceng-seng di luar
sana lebih rendah dari golongan hitam, apakah kita akan
membiarkannya begitu saja?” tanya Ciu Giok-hu.
Bun Tho-hoan tertawa, katanya, “Memang ini kenyataan
sebenarnya, jumlah orang golongan hitam sangat banyak,
mereka bisa membalas dendam dengan segala cara, tapi
mereka sangat kompak, susah dan senang sama-sama dipikul,
satu orang mengalami kesulitan, semua orang akan
membantu, maka mereka bisa menjadi sangat kuat!”
“Setelah membereskan masalah sekarang, kita pun harus
memberitahu keluar sampai di mana kekuatan kita, kalau
Ceng-seng tidak mudah dihina!” kata Ciu Giok-hu.
Bun Tho-hoan tertawa, katanya, “Ciu Toako, untuk apa
melakukan semua itu? Ceng-seng selalu mencari ketenangan,
mencari nama dan mencari kemenangan dan bersaing dengan
para perampok, apa gunanya?”
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Jika Bun Lo-ji benar-benar
ingin mencari ketenangan, kecuali kau tidak belajar ilmu silat
Ceng-seng, baru bisa menjaga ketenangan sampai ratusan
tahun dengan mengandalkan tenaga dan ilmu silat yang
tinggi, coba kau pikir, banyak orang akan datang menyerang
sebab di luar Ceng-seng berhasil dikalahkan, kalau tidak mana
mungkin bisa menjaga ketengan lembah ini?”
“Kita belajar ilmu silat untuk membela diri, bukan untuk
mencari masalah dengan orang lain!” kata Bun Tho-hoan.
“Tapi Kian-kun-kiam-pai sudah datang kemari membuktikan
kalau penjagaan kita sudah tidak aman, maka kita hanya bisa
mengatasinya dengan dua cara, pertama kita cari tempat yang
lain supaya tidak usah menjadi repot, kedua, mengeluarkan
kekuatan kita supaya orang luar tidak berani datang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menyerang kemari, kecuali dua hal ini tidak ada cara lain lagi!”
kata Ciu Giok-hu.
Bun Ta-cai mengerutkan alisnya dan berkata, “Giok-hu, kau
selalu bersemangat dan selalu ingin keluar untuk
memamerkan bahwa ilmu silatmu sangat tinggi, hal ini
bertolak belakang dengan tujuan nenek moyang kita!”
Liu Ta-su ikut bicara, “Bun Lo-toa, jaman sudah berubah,
ratusan tahun yang lalu perkumpulan silat di dunia persilatan
hanya ada beberapa, tidak sebanyak sekarang, aku merasa
pandangan Ciu Toako sangat masuk akal, kita hanya sedikit
memberitahu kepada dunia luar mengenai kekuatan kita dan
membuktikan kalau Ceng-seng tidak bisa dihina begitu saja,
kemudian kita kembali lagi ke sini dan membuat Ceng-seng
menjadi tempat terlarang untuk dimasuki, ini adalah cara
terbaik untuk mencari aman, asal kita tidak menyebut diri kita
sebagai ketua dunia persilatan, dengan tujuan nenek moyang
kita tidak akan bertolak belakang!”
Bun Ta-cai terdiam, Bun Tho-hoan berkata, “Toako, sejak
Kian-kun-kiam-pai datang berkunjung kemari, cara dulu yaitu
menutup pintu sudah harus diubah, tapi kita juga tidak perlu
cepat-cepat keluar untuk mencari jalan, kita bisa melihat dulu
keadaan baru mengambil keputusan!”
“Kata-kata Lo-ji benar, setelah kita berhasil mengalahkan
Kian-kun-kiam-pai kita bisa melihat apakah akan ada orang
datang mengganggu Ceng-seng, kalau tidak ada orang yang
secara terang-terangan datang untuk meminta bertarung
dengan kita, kita tidak perlu mencari masalah, kalau tidak kita
harus memberi sedikit warna kepada orang luar....” kata Ciu
Giok-hu.
Bun Ta-cai berpikir sebentar, “Nanti baru akan kita
bicarakan lagi, hal ini tidak cukup satu atau dua orang yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
bisa membereskan, kita harus menanyakan pendapat banyak
orang.”
Ciu Pek-ho sudah tidak sabar, dia menyapa Goan Hiong,
kemudian menyerang dengan pedangnya tapi Goan Hiong
selalu menghindari bentrok dengan-nya, dia hanya memegang
pedang untuk melindungi tubuhnya atau menghindari
beberapa jurus dengan cara seperti itu.
Hal ini membuat Ciu Pek-ho menjadi terburu-buru, dia juga
tidak berani menyerang habis-habisan, karena posisi Goan
Hiong selalu tidak siap menyerang, maka dengan marah dia
berteriak, “Tadi kau terus memuji-muji dirimu, tapi sekarang
kau hanya bisa menghindar terus!”
Goan Hiong tersenyum, “Seorang pesilat pedang yang
pintar tidak akan mau mengeluarkan tenaga secara sia-sia,
dengan sedikit jurus mengalahkan musuh, ini adalah jurus
pedang tertinggi, untuk apa kau terburu-buru seperti itu?”
“Pendapat yang aneh!” teriak Ciu Pek-ho.
“Tidak aneh, sebab inilah cara Kian-kun-kiam-pai, sebab
terlalu sering mengeluarkan jurus-jurus menyerang akan
terlihat banyak kelemahan, sebenarnya bertahan terus adalah
cara yang bodoh, tapi cara bodoh ini bisa menyimpan
kekurangan kita, orang yang bisa menyimpan kekurangan
adalah orang pintar, aku kira kau tidak akan mengerti
maksudku!” kata Goan Hiong.
“Aku memang tidak mengerti, sebab ilmu silat Ceng-seng
tidak ada teori, tapi ilmu silat sejatinya bertambah maju,
sekarang aku menyuruhmu melihat teori dan praktek, yang
mana yang benar,” kata Ciu Pek-ho.
Tiba-tiba jurus pedangnya berobah, serangannya sangat
kuat ujung pedang berobah menjadi ribuan bintik datang dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
seluruh penjuru, Goan Hiong tidak bisa menghindar lagi tapi
dia tetap tidak berusaha untuk membalas, dia menahan
dengan pedangnya atau menahan serangan lawan!
Walaupun Ciu Pek-ho sangat sombong, tapi ilmu pedangnya
yang dia pelajari selama beberapa tahun ini memang sangat
hebat, setelah melihat strategi Goan Hiong dia pun menjadi
sangat berhati-hati.
Dengan cepat dia mengambil kesempatan mengalahkan
musuh, dengan jurus ganas menyerang musuh supaya bisa
melindungi diri, juga membuat lawan mengeluarkan lowongan,
taktik Goan Hiong hari ini memang telah direncanakan dengan
sangat dalam, membuat ilmu Ciu Pek-ho tidak bisa dikeluarkan
dengan sempurna, karena itu Ciu Pek-ho bertambah hati-hati.
Walaupun secara diam-diam dia bertambah hati-hati, tapi
serangan tanganya tidak berhenti malah bertambah kuat,
pedangnya terus diayunkan membuat Goan Hiong terkurung
dalam bayangan pedang, dengan menahan serangan
membuat Goan Hiong kelabakan, kecuali membalas serangan
Goan Hiong tidak punya waktu untuk mengatur nafas.
Tampak Ciu Pek-ho dengan sepenuh hati menyerang, tibatiba
Goan Hiong melihat ada kesempatan, pedang Goan Hiong
langsung menyerang.
Pedang Ciu Pek-ho sudah tidak sempat ditarik kembali,
gerakannya jadi terlihat gugup, hal ini membuat Goan Hiong
punya kesempatan menyerang, saat pedang Goan Hiong
hampir mengenai tubuhnya, tiba-tiba tangan kiri Ciu Pek-ho
yang kosong mengeluarkan sebuah pedang pendek dan
mengunci pedang Goan Hiong, pedang yang ada di tangan
kanan segera ditarik kembali dan diletakkan di depan leher
Goan Hiong, Ciu Pek-ho tertawa terbahak-bahak, “Bocah, kau
kira kau sudah tahu jurus-jurus pedangku maka kau mencari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
cara ini untuk melawanku? Kalau aku tidak cukup yakin
apakah aku bisa mengeluarkan celah supaya kau bisa
menyerangku? Apakah sekarang kau mengaku kalah?”
Dengan dingin Goan Hiong menjawab, “Bila seorang pesilat
pedang masih memegang pedang dia tidak akan mengaku
kalah!”
“Maka aku memerintahkanmu untuk melepaskan pedangmu
dan mengaku kalah!” kata Ciu Pek-ho.
“Kalau kau menjadi aku, apakah kau akan melepaskan
pedangmu dan mengaku kalah?” dengan angkuh Goan Hiong
menjawab.
“Yang pasti aku tidak akan mau, kepala boleh putus tapi
pedang tidak akan kulepaskan!” kata Ciu Pek-ho sambil
tertawa.
“Kalau begitu mengapa kau menyuruhku melepaskan
pedang dan mengaku kalah?” tanya Goan Hiong.
“Karena mengaku kalah bagimu adalah hal biasa, di Kimleng
di Pa-tong kau pernah mengaku kalah, sekarang jika
sekali lagi mengaku kalah tidak akan menjadi masalah bagimu,
kau bukan orang yang serius!” kata Ciu Pek-ho.
Goan Hiong marah, “Kentut! Di Kim-leng aku mengaku
kalah karena memang ilmu silatku tidak setinggi Nona Liu, di
Pa-tong aku tidak mengaku kalah, apalagi hari ini, aku hanya
kalah oleh tangan kirimu yang menyimpan pedang pendek,
bukan karena ilmu pedangku kalah darimu, maka tidak ada
alasan bagiku untuk mengaku kalah, kalau kau bisa bunuh
saja aku!”
Ciu Pek-ho tertawa dingin, “Kalau begitu kau ingin mati
mencari nama?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tidak juga, aku hanya menjaga harga diri seorang pesilat
pedang!”
Sebenarnya Ciam Giok-beng ingin menyuruh Goan Hiong
mengaku kalah tapi setelah mendengar kata-katanya dia
menarik nafas panjang, dia melihat Goan Jit-hong pun tidak
mengatakan sesuatu.
Dengan hati bergejolak Goan Jit-hong berkata, “Hiong-ji,
kau benar, dalam marga Goan tidak ada pengecut yang
melepas pedang untuk mempertahankan hidup, bila kau mati
pasti akan ada orang yang akan membalaskan dendammu!”
Dengan santai Goan Hiong berkata, “Ayah, tidak perlu
melakukan itu, aku memang tidak bisa menjaga ayah lagi tapi
tidak akan sampai merepotkan ayah untuk membalaskan
dendam, hanya saja aku tidak bisa membalas budi ayah,
harap ayah mau memaafkanku!”
Goan Jit-hong terkejut, “Hiong-ji, kau tidak mau aku
membalaskan dendam, apakah kau akan membiarkan dirimu
mati sia-sia?”
Goan Hiong menggelengkan kepala sambil tertawa, “Ayah,
putramu tidak akan mati sia-sia, masalah balas dendam biar
putramu sendiri yang melakukannya, tidak perlu merepotkan
ayah!”
“Apakah kau sendiri yang akan membalas dendam?” tanya
Ciu Pek-ho tidak percaya.
“Tentu saja, kalau kau ingin membunuhku, kau pun tidak
akan hidup lebih lama dariku, memang aku mati dengan
badan tidak sempurna, kepalaku akan terpenggal, tapi aku
bisa membalas dengan sekali tusukan ke tubuhmu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tangan kiri Ciu Pek-ho masih memegang pedang pendek
yang masih mengunci pedang Goan Hiong. Dia melihat posisi
berdiri mereka berdua dan tidak percaya kalau Goan Hiong
masih mempunyai tenaga dan cara untuk membalas karena itu
dia tertawa dingin, “Bocah, kau jangan licik, kau ingin aku
melepaskanmu?”
Goan Hiong marah, bentaknya, “Ciu Pek-ho, kalau kau takut
mati, lebih baik kau lepaskan pedangmu dan mengaku kalah,
aku akan memaafkanmu, kalau tidak kau boleh mencobanya!”
Ciu Pek-ho juga marah, “Sebenarnya aku tidak ingin
membunuhmu, hanya ingin memberimu sedikit pelajaran tapi
sekarang kalau aku melepaskanmu malah terlihat kalau aku
takut kepadamu!”
Goan Hiong tertawa, katanya, “Kau memang seorang
penakut!”
Dari beberapa kali pertemuannya dengan Goan Hiong, Ciu
Pek-ho tahu kalau dia adalah orang yang banyak akal, maka
setelah mendengar kata-kata Goan Hiong dia mulai was-was
dengan peringatan Goan Hiong, dia mulai percaya tapi dia pun
tidak mau melayaninya begitu saja, maka dengan dingin dia
berkata, “Kau bergurau! Nyawamu berada di tanganku kau
malah balik mengancamku, aku ingin tahu apa yang akan kau
lakukan?”
Ciu Giok-hu sangat memperhatikan nyawa putranya, dia
memang tidak bisa percaya Goan Hiong mempunyai cara
untuk membalas, tapi dia pun tetap tidak bisa tenang, maka
dia berteriak, “Pek-ho, perhatikan tangannya yang kosong,
kalau dia membalas pasti dia akan menggunakan tangan itu!”
Setelah pedang Goan Hiong terkunci, tangan kirinya
dimasukkan ke dalam bajunya, entah apa yang akan dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
lakukan, tapi Ciu Pek-ho sudah memperhatikan hal ini, dia
tersenyum, “Aku sudah tahu, pedang pendekku tersimpan di
dalam lengan baju, aku pasti akan memperhatikan, begitu
juga dengan dia!”
Kata Ciu Giok-hu, “Jarak kalian begitu dekat, apalagi dia
terkenal licik, belum tentu itu pedang pendek, kau harus hatihati
terhadap serangan yang lain!”
“Tenanglah ayah, aku akan hati-hati!”
Kemudian kedua tanganya mulai bergerak, pedang pendek
di tangan kiri membuat pedang Goan Hiong harus terlempar,
tangan kanan yang memegang pedang panjang tidak lepas
dari tenggorokan Goan Hiong. Tapi dengan cepat bisa menepis
tangan kiri Goan Hiong yang tersimpan di dalam lengan
bajunya, dia berpikir, Pasti Goan Hiong tidak akan menyangka
dengan jurus ini, aku tidak perlu takut dia akan macammacam
lagi, dan aku bisa dengan mudah membunuhnya!”
Pedangnya bergerak menepis lengan baju Goan Hiong tapi
ternyata tangan Goan Hiong ditarik ke atas, lengan baju Goan
Hiong bergerak dengan cepat, pedang panjangnya dilempar
dengan cara cepat merebut pedang pendek yang dipegang Ciu
Giok-hu di tangan kiri, pedang pendek ditancapkan ke tulang
rusuk di dada kiri kemudian dia menendang Ciu Pek-ho.
Tapi reflek Ciu Pek-ho sangat cepat, dia melihat dia
tertepis, pedang segera ditarik ke atas, maksudnya adalah
untuk membuat Goan Hiong mundur, tapi semua itu sudah
ada dalam perhitungan Goan Hiong, dia menundukkan
kepalanya untuk menghindari pedang yang datang dan waktu
itu juga kakinya menendang Ciu Pek-ho, dia berguling ke
bawah pedang yang dilemparnya tadi telah diambilnya
kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Beruntung tempat di mana pedang pendek menancap
bukan di nadi penting, apalagi pedang itu adalah pedang
pendek maka tidak bisa membuatnya terluka parah. Dia
meloncat dan tangannya menutup lukanya supaya darah tidak
terus mengucur. Tangan yang lainnya masih memegang
pedang untuk siap siaga.
Goan Hiong melempar pedang pendek dan berkata, “Ciu
Pek-ho, sekarang kau harus tahu kalau kata-kataku bukan
sekedar ancaman, apakah kau masih ingin bertarung?”
“Orang kerdil, kau dengan cara licik melukaiku, apakah kau
jadi bangga karenanya? Yang pasti aku akan berjuang sampai
titik darah penghabisan!”
Dia menyerang lebih ganas lagi, Goan Hiong mengayunkan
pedangnya untuk menggetarkan Ciu Pek-hoi, tenaganya
sangat besar, memang Ciu Pek-ho tidak kalah dari Goan Hiong
untuk kekuatan tenaga pergelangannya tapi karena Ciu Pek-ho
sudah terluka ditambah mengeluarkan tenaga maka lukanya
terasa sakit dan darah masih mengalir.
Goan Hiong tersenyum, katanya, “Ciu Pek-ho, lebih baik kau
turun, memang lukamu tidak akan membuatmu mati, tapi bila
darahmu terus mengalir kau akan kehabisan darah dan mati!”
Ciu Pek-ho meraung, “Pergi! Apa hebatnya? Sebelum
kepalamu lepas dari tubuhmu aku tidak akan mati!”
Dia memang berteriak seperti itu tapi dia tahu tubuhnya
sudah terluka dan tidak akan bisa bertarung lama, maka
dalam waktu singkat dia harus menyelesaikan pertarungan ini,
maka serangannya bertambah cepat dan ganas.
Serangannya yang hebat membuat Goan Hiong masuk
dalam keadaan berbahaya dia masih bisa menahan 2 jurus
pertama tapi setelah itu dia kewalahan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dalam bayangan pedang tiba-tiba jurus Ciu Pek-ho
berubah, tubuhnya berputar sedangkan pedangnya tidak. Cara
menyerangnya menjadi menyabet, dia menyabet ke arah
pundak Goan Hiong.
Cara aneh ini membuat orang menahan nafas, orang-orang
Ceng-seng menyangka Goan Hiong akan sulit menghindari
jurus ini, tidak disangka Goan Hiong tetap menempel di sana
dan tidak melihat bahaya yang mengancam jiwanya. Dari
serangan menusuk menjadi menyapu, dia memukul punggung
Ciu Pek-ho.
Gerakan kedua belah pihak sangat cepat, masing-masing
pihak jadi tidak sempat mengganti jurus, terpaksa kedua
orang itu mengandalkan apa yang mereka bisa lakukan sambil
bergeser tidak lupa untuk menyerang.
Bayangan manusia dan pedang terus saling tumpang tindih,
tapi dalam suatu kesempatan terlihat pinggang Ciu Pek-ho
tergores memang tidak terlalu dalam tapi sangat panjang, dari
arah kiri ke kanan panjangnya ada satu kali sedangkan Goan
Hiong hanya tergores di pundak. Membuat baju bagian
pundaknya sobek tapi tidak ada bagian tubuh lainnya yang
terluka.
Ciu Pek-ho diam sejenak, kemudian dia roboh, wajah Ciu
Giok-hu berubah, dia terbang ke atas seperti seekor burung
besar, pedangnya sudah dikeluarkan, dia turun ke atas kepala
Goan Hiong. Gerakan Pui Ciauw-jin tidak kalah cepatnya dia
seperti panah yang dilepas dari busurnya dengan cepat
melaju, diiringi suara besar Pui Ciauw-jin menerima serangan
yang dilancarkan dari atas.
Goan Hiong dengan tenang berdiri sambil tersenyum, dia
berkata, “Paman Pui, orang yang tinggal di gunung tidak tahu
aturan, untuk apa kau ikut-ikutan seperti dia?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Pui Ciauw-jin marah dan berkata, “Bocah tengik, aku
menolongmu, kau masih tidak tahu diri! Apakah kau tahu
kalau serangan pedang tadi sangat dahsyat?”
“Aku tahu, dia melihat putranya kalah maka dia ingin
membunuhku untuk menutupi rasa malunya, melihat caranya
menyerang tadi aku tidak akan bisa menghindar, harus Paman
yang dari sisi menahan serangannya baru bisa memusnahkan
serangan dahsyat itu tapi sebenarnya tidak seperti itu, kalau
Paman tidak menolong pun aku tidak akan mati, yang sial
adalah putranya!” Goan Hiong tertawa.
Pui Ciauw-jin terpaku, “Apa maksudmu, bocah tengik?”
Goan Hiong tertawa, katanya, “Jika ingin menghindari
serangan pedang tadi aku hanya tinggal berguling saja, sudah
cukup!”
“Tapi orang itu menyerangmu secara berturut-turut, kau
bisa berguling untuk menghindar hanya satu kali, tapi jurus
kedua akan terus dilancarkan sedangkan kau belum berdiri,
pedangnya pasti akan membelahmu menjadi dua!” kata Pui
Ciauw-jin.
“Sewaktu aku berguling, aku akan berguling ke arah
putranya, bila jurus kedua datang yang kena pasti putranya,
aku ingin tahu apakah dia tega menyerang putranya?”
Ciu Giok-hu berteriak, “Marga Goan, kau telah membunuh
putraku lebih baik kau mati dengan tubuh tidak sempura, aku
tidak akan melepaskanmu!”
Goan Hiong tertawa terbahak-bahak, “Kau begitu galak
ingin membunuhku, ternyata ini alasannya, kau harus
berterima kasih kepada Paman Pui, kalau bukan karena dia
yang menahan seranganmu, dengan caraku tadi putramu
benar-benar akan mati di tanganmu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu terpaku, kemudian dengan mata penuh
harapan dia bertanya, “Apakah putraku belum mati?”
“Kami adalah pesilat pedang, dan kami tidak akan
sembarangan membunuh orang, kalau tadi aku tidak cepatcepat
menarik pedangku yang melaju, baju bagian pundakku
tidak akan tergores, ilmu pedang putramu masih rendah kelak
kau harus menyuruh dia untuk berlatih lebih sungguhsungguh!”
kata Goan Hiong.
Ciu Giok-hu mendengar putranya tidak mati, dia sudah tidak
mendengar kata-kata Goan Hiong yang pedas, dengan cepat
dia berjongkok untuk memeriksa luka di pinggang Ciu Pek-ho.
Dia melihat bagian pusarnya ada goresan sepanjang kurang
lebih 15 inci dalamnya paling-paling hanya 1 inci, hanya luka
luar.
Goan Hiong tertawa dingin, “Apakah kau sudah melihat
dengan jelas? Kalau aku tidak menarik kembali pedangku
pedang ini akan membuat tubuhnya terbelah menjadi dua
bagian, mengeluarkan jurus memang mudah tapi untuk
menariknya kembali sangat sulit, demi nyawanya aku harus
mengambil keputusan berbahaya tapi putramu adalah orang
yang sangat kejam, dia tidak akan bertindak seperti diriku,
tadi kalau bukan karena aku cepat-cepat menghindar,
pedangnya akan memotong sebelah tanganku!”
Ciu Giok-hu tahu luka di pinggang Ciu Pek-ho tidak akan
membuatnya mati, tapi dia juga merasa curiga, “Mengapa
dengan luka seperti ini dia bisa roboh dan tidak bisa bangun
lagi?”
Goan Hiong tertawa, katanya, “Karena dia malu, dan dia
pura-pura pingsan, kalau bukan karena jiwanya terlalu sempit,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dia ingin menang tapi tidak mau kalah, kemarahan
membuatnya menjadi pingsan!”
Ciu Giok-hu memeriksa nafas Ciu Pek-ho di hidungnya, dia
sendiri tidak tahu apakah putranya pingsan atau hanya purapura
karena nafasnya biasa-biasa saja, dia melotot melihat
Goan Hiong kemudian menggendong Ciu Pek-ho dan langsung
pergi.
Sampai di tempat duduk segera ada yang datang untuk
menjemput dan membawa Ciu Pek-ho ke belakang untuk
diobati, ornag-orang Ceng-seng melihat Ciu Pek-ho sudah
kalah, hati mereka tidak enak apalagi Ciu Giok-hu mengingat
kata-kata pedas Goan Hiong, kemarahan membuat tubuhnya
gemetar.
Bun Tho-hoan menghiburnya, “Ciu Toako, Pek-ho kalah
mungkin karena tubuhnya terluka, kalau membicarakan
menang atau kalah, dia belum kalah.”
Goan Hiong berkata, “Bun Cianpwee, pernyataanmu tidak
adil, aku tidak akan mengaku kalah!”
“Di lehermu sudah tertempel pedang oleh Pek-ho, apakah
dengan begitu kau bisa disebut menang?” tanya Bun Thohoan.
“Tidak apa-apa kalau pedang di depan leher, asal pedang
tidak terlepas dari tangan dan aku masih ada tenaga untuk
menyerang kembali, maka aku tidak bisa disebut kalah, bukti
yang ada pun menyatakan aku memang seperti itu.”
“Kau bisa menang karena kau memakai cara yang licik!”
kata Bun Tho-hoan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Goan Hiong tertawa, katanya, “Dalam ilmu pedang tehnik
dan pikiran selalu menyatu, aku tidak menggunakan senjata
lain, mana mungkin aku menggunakan cara licik?”
Bun Tho-hoan tidak sanggup menjawab, terpaksa dia
berkata, “Pedangmu terlepas dulu!”
“Tetua salah menyebutkannya, aku tidak melepaskan
pedang tapi aku menggantinya dengan pedang yang lain, dari
pedang panjang menjadi pedang pendek, tanganku belum
pernah kosong!” kata Goan Hiong.
“Pisau belati bukan pedang!” kata Ciu Giok-hu. “Ingat katakata
ini keluar dari mulutmu, pisau belati ini bukan milikku,
aku mengambilnya dari putramu, kalau pisau belati bukan
pedang berarti dari awal putramu sudah kalah!”
Alasan ini dikemukakan oleh Goan Hiong sehingga orangorang
Ceng-seng tidak bisa membela diri lagi.
Karena marah Ciu Giok-hu membentak, “Bocah tengik, kau
jangan keras kepala, hari ini kalian semua tidak akan ada yang
bisa keluar dari sini hidup-hidup!”
Bun Tho-hoan mengerutkan alisnya, “Ciu Toako, kalah dan
menang adalah hal biasa, untuk apa terlalu serius
memandangnya? Kita harus ada etika, jangan membuat orang
lain mentertawakan kita!”
Ciu Giok-hu marah dan berkata, “Bun Lo-ji, ini bukan
masalah etika, aturan Ceng-seng semua murid Ceng-seng bila
dihina di luar sana, kita harus membantunya mencari kembali
mukanya, sekarang di depan kita mereka melukai murid Cengseng,
kita harus membalasnya berkali-kali lipat!”
Bun Tho-hoan menarik nafas, “Kekalahan Pek-ho bukan
karena tehniknya di bawah orang lain. Tehnik pedangnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
berada di atas orang lain, tapi dia tidak mau menggunakan
jalan lurus untuk mencari kemenangan, dia selalu
menggunakan jalan tidak benar, akhirnya malah membuat dia
sendiri terhina, ini menjadi sedikit pelajaran untuknya dan dia
akan mendapat kebaikan!”
“Kalau begitu berarti dia harus berterima kasih kepada
lawan?” tanya Ciu Giok-hu.
Bun Tho-hoan tersenyum, “Jangan marah, tidak perlu
berterima kasih tapi jangan karena masalah ini kau jadi
membenci semua orang, bagaimana pun orang lain sudah
memberi kesempatan, Pek-ho masih bisa hidup ini adalah hal
yang patut kita syukuri!”
Ciu Giok-hu menundukkan kepalanya, Bun Tho-hoan
dengan tertawa, berkata, “Goan Siauhiap memang punya ilmu
pedang yang lumayan bagus, yang membuat kami kagum
adalah gerak reflekmu yang cepat, apakah kau masih berniat
akan meneruskan pertarungan ini?”
Goan Hiong melihat ke arah Ciam Giok-beng, melihat
gurunya tidak memanggilnya untuk turun, dia tahu
kemenangan tadi tidak membuat senang, malah akan
membuat masalah bertambah rumit, di antara orang Cengseng
4 tetua inilah yang paling kuat harus mencari tahu
bagaimana caranya bisa menang dari mereka.
Karena itu dia berkata, “Aku minta petunjuk dari Anda!”
Ciu Giok-hu marah dan berkata, “Bocah ini terlalu sombong,
dia kira di Ceng-seng tidak ada orang yang bisa mengalahkan
dia, biar aku yang menghadapinya!”
Tapi Bun Tho-hoan takut gara-gara putranya terluka akan
membuat Ciu Giok-hu membunuh lawan, maka sambil tertawa
dia berkata, “Ciu Toako, kalian bertiga adalah ketua CengTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
seng tidak baik awal-awal sudah bertarung, di danau Sengsoat
aku berlatih ilmu pedang selama beberapa tahun, sampai
saat ini tidak ada kesempatan bertarung dengan orang lain,
bagaimana kalau kali ini aku yang mencobanya?”
“Paling cocok Bun Lo-ji yang keluar, kali ini dia kembali
dengan membawa kepandaian seperti apa kita pun belum
tahu, kesempatan ini bisa kita gunakan untuk melihat
kemampuannya,” kata Liu Ta-su.
Ciu Giok-hu terpaksa mundur, Bun Tho-hoan keluar sambil
tersenyum, Goan Hiong memberi hormat, “Terima kasih
Cianpwee sudi memberi petunjuk padaku!”
Bun Tho-hoan tertawa, katanya, “Jangan sungkan, aku
adalah orang yang paling tidak berguna di antara orang Cengseng,
dari dulu bertarung belum pernah menang, maka aku
pergi ke tempat jauh untuk berlatih pedang, kali ini adalah
pertama kalinya aku bertarung setelah kembali kemari, harap
kau mau membantuku supaya aku tidak membuat malu!”
“Cianpwee terlalu merendah, guru pernah berkata seorang
pesilat pedang yang terpenting adalah sikap setelah itu baru
tehnik, kebesaran hati dan sikap Cianpwee sudah membuatku
kagum aku hanya berharap bisa memperoleh pengajaran yang
bagus dari Cianpwee.”
Bun Tho-hoan berkata, “Gampang! Silahkan kau dulu yang
mengeluarkan serangan!”
Dengan hormat Goan Hiong berkata, “Pedang Cianpwee
belum dikeluarkan dari sarungnya!”
“Pedangku sangat cepat, begitu keluar dari sarungnya dia
akan langsung menyerang, karena itu tidak dikeluarkan dulu
dari sarungnya, biar kau yang menyerang dulu, begitu
tanganku menyentuh gagang pedang, kau harus hati-hati,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
waktu itu aku tidak akan memberitahu aku akan langsung
menyerang!”
Goan Hiong sedikit terkejut, dia tahu kalau Bun Tho-hoan
bukan orang yang sombong, dia memberitahu dengan
sungguh-sungguh, pedang tidak dikeluarkan dari sarungnya
itu adalah semacam tehnik pedang yang tinggi, katanya orang
yang berlatih ilmu pedang cepat, saat dia meloncat ke atas
untuk menyabet burung, mayat burung dan tubuhnya akan
berbarengan turun dan waktu itu pedang sudah dimasukkan
kembali ke dalam sarungnya, mencabut pedang berarti keluar
untuk menyerang dan memasukkan pedang hanya butuh
waktu sekejap!
Bun Tho-hoan sudah menjelaskan ilmu pedangnya adalah
pedang kilat, pasti sudah mencapai tahap itu, ingin menang
rasanya tidak mungkin, bisa menahan serangannya pada jurus
pertama saja itu bisa disebut cukup bagus.
Karena itu dia menjadi sangat berhati-hati, sebelumnya dia
sudah memastikan dirinya tidak akan menang, maka ujung
pedangnya dikeluarkan dia ingin mencoba.
Tapi Bun Tho-hoan hanya menggoyangkan pundak kedua
tangannya tetap di samping, jurus Goan Hiong mulai
dikeluarkan, jurusnya memang cepat tapi tidak semuanya.
Bun Tho-hoan bergeser sedikit ke belakang menghindari
serangan Goan Hiong dan berkata, “Jangan sungkan, kalau
begitu walaupun aku bisa menang itu pun tidak mulia! Kedua
jurusmu tadi bila aku mengeluarkan pedang kau sama sekali
tidak ada kesempatan untuk mundur, aku akan memberitahu
sebuah rahasia, menghadapi pedang cepat caranya adalah kau
harus lebih cepat lagi, setiap jurus semakin cepat dan semakin
mantap dengan begitu akan membuat lawan menjadi takut,
orang yang berlatih pedang kilat sangat kejam, dia selalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menggunakan celah-celah lawannya, kalau kau bersikap
sungkan kepadaku, kau akan merasa bersalah kepada dirimu
sendiri maka jangan berniat untuk mencari tahu ilmuku dulu!”
Goan Hiong berkata, “Ilmu pedang perguruan kami lebih
mendekati persahabatan, dan tidak bersifat kejam, jurusnya
pun lebih banyak bertahan dibandingkan menyerang, sebelum
pedang cianpwee dikeluarkan dari sarungnya, aku tidak akan
menyerang.”
Bun Tho-hoan berkata, “Dengan persahabatan menahan
kekejaman adalah cara yang paling bagus, tapi tetap harus
melihat siapa lawanmu, bila kata-kata ini keluar dari mulu
gurumu yaitu Ciam Tayhiap, aku kira dia mempunyai etika
seperti itu tapi kau masih muda lebih baik kau jangan
membicarakan mengenai hal ini!”
Dengan serius Goan Hiong berkata, “Aku masih berilmu
rendah tapi mengenai sikap terhadap ilmu pedang, lebih baik
aku membuatnya lebih tinggi!”
“Kalau kau tetap berpendapat seperti itu, aku tidak bisa
berkata apa-apa lagi, aku hanya ingin memberitahu
pengetahuan tentang pedang dan menjadi orang baik tidak
sama, menjadi orang baik harus jujur, biar kita sendiri rugi
asal kita bisa memperoleh 70% itu sudah cukup, tapi di bawah
pedang kita hanya bisa memberi 30%, bisa melewati 30%
akan rugi sendiri!”
“Cara kita belajar tidak sama, dari awal guruku selalu
memberi tahu, menggunakan pedang harus bisa memberi
kelonggaran kepada orang lain berarti memberi kesempatan
juga kepada kita sendiri.”
Bun Tho-hoan berkata, “Kita bisa mencobanya, pokoknya
aku sudah memberitahu, bila kau dirugikan jangan salahkan
aku tidak memberitahumu sebelumnya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Sekali lagi Goan Hiong menyerang terlihat dia sangat
terburu-buru.
Bun Tho-hoan tersenyum sambil mengangkat tangannya,
tanganya baru memegang pedang segera bayangan pedang
mengurung, benar-benar sangat cepat.
Tapi Goan Hiong pun menarik jurusnya sangat cepat,
pedang ditarik untuk menjaga dirinya, dalam dentingan suara
senjata beradu mereka menempel dan langsung berpisah, Bun
Tho-hoan masih berdiri di tempat tidak bergerak sedangkan
Goan Hiong sudah mundur jauh.
Bun Tho-hoan melihat Goan Hiong, dia berkata, “Jarang,
jarang ada orang yang bisa mundur dengan tubuh tidak
terluka, benar-benar di luar dugaanku, aku kira tadinya kau
akan terluka di 3-4 tempat!”
Dengan tenang Goan Hiong berkata, “Ini membuktikan
ajaran guruku benar, seranganmu tampak sangat ganas,
seperti ingin menghajar musuh supaya mundur, tapi bukan
untuk melukai, maka tenaga pedangnya hanya keluar 60%
dan aku masih bisa menarik pedangku untuk menjaga diriku,
bila aku tidak mendengar ajaran guruku, aku tidak akan bisa
menahan serangan Cianpwee tadi!”
Bun Tho-hoan tersenyum, katanya, “Teori adalah teori,
praktek belum tentu cocok dengan teori, di bawah pedang
tidak ada sikap sungkan, memang tadi kau berhasil menahan
seranganku, tapi itu bukan karena teori yang berhasil kalau
tadi aku terus menyerangmu bagaimana dengan nasibmu?”
“Teori yang benar selalu berdiri dengan kokoh, bila tadi
Cianpwee terus menyerang aku pasti punya cara yang cocok
untuk menghadapinya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Bun Tho-hoan tertawa dingin, tiba-tiba dia menyerang
dengan cepat seperti hujan.
Goan Hiong mengayunkan pedangnya untuk bertahan suara
senjata terus berbunyi, tiba-tiba mereka terpisah.
Di dada, pundak, dan tangan Goan Hiong lukanya
bertambah, jumlahnya ada 10 lebih, memang hanya luka
goresan tapi cukup membuat tubuhnya penuh bercak darah!
Bun Tho-hoan tertawa, katanya, “Apa yang akan kau
katakan sekarang?” Dengan serius Goan Hiong berkata,
“Tehnik pedang Cianpwee memang mengagumkan tapi tidak
ada aturan dan etika, itu bukan jalan lurus, apalagi ilmu
pedang Cianpwee memang ganas, sayang hanya mampu
melukaiku seperti ini saja, luka-luka di tubuhku aku kira
Cianpwee sudah melakukan dengan semaksimal mungkin, ini
membuktikan kalau ilmu pedang perguruan kami yang
menjaga diri juga ilmu yang sangat bagus!”
Bun Tho-hoan berkata, “Aku mengakui untuk hal ini, setiap
kali saat pedangku akan mengenai kulitmu kau langsung bisa
menahannya, memang kau hanya luka ringan saja,
sebenarnya aku tidak bersikap sungkan kepadamu, begitu
pedangku keluar aku tidak bisa menguasainya lagi, ingin
mengurangi kecepatan pun sudah tidak mungkin maka posisi
seranganku tidak memilih tempat yang penting!”
“Cianpwee masih mempunyai kejujuran dan kebaikan maka
masih bisa disebut pesilat pedang kalau setiap kali menyerang
nadi yang penting, anda akan malu menghadapi Tuhan!”
“Tampaknya kau memandang remeh ilmu pedangku!” Bun
Tho-hoan sedikit marah.
“Kita lihat, dari dulu orang yang mempunyai ilmu pedang
tanpa etika dan aturan, dia tidak akan sukses, ilmu pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Cianpwee tidak mempunyai etika dan aturan, ini adalah suatu
bukti!”
“Apakah kau ingin mencobanya lagi?”
“Tehnikku tidak begitu bagus, tapi orang yang bisa menang
dari Tetua masih ada.”
“Siapa? Ayahmu atau gurumu?”
“Dari pihak kami semua bisa menang dari Tetua!”
Bun Tho-hoan marah, dia berkata, “Aku tidak percaya,
kecuali gurumu, yang lainnya aku tidak sudi melayani!”
Ooo)de*wi(ooO
BAB 18 Dengan pedang membabat tali gaun
Kata-kata ini membuat semua orang marah. Ho Gwat-nio
dan dua hweesio merasa ilmu silat mereka tidak cukup. Pui
Ciauw-jin, Goan Jit-hong, Kie Tiang-lim, In Tiong-ho mereka
berempat memegang pedang. Mereka ingin keluar untuk
bertarung, mereka melihat ilmu pedang Bun Tho-hoan
memang sangat tinggi tapi kekurangannya juga banyak, dan
ada banyak kelemahan yang bisa diserang.
Goan Hiong melihat 4 Cianpwee bermaksud bertarung, dia
tertawa dan berkata, “Tidak perlu sampai merepotkan
Cianpwee dalam pertarungan ini, Kie Suci yang keluar untuk
bertarung sudah cukup, dia lebih awal masuk perguruan dia
pasti bisa menang dari Bun Cianpwee!”
Kie Pi-sia terpaku, memang dia adalah gadis angkuh, tapi
dia tahu kalau ilmu pedang Bun Tho-hoan sangat tinggi,
cepat, dan kuat. Bukan dia yang bisa mengalahkan Bun Thohoan,
memang dia tidak suka dengan kata-kata Bun Tho-hoan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
yang sombong, tapi dia sendiri pun tidak yakin bisa menang
darinya.
Melihat Kie Pi-sia begitu kaget Goan Hiong tertawa, “Suci,
saat aku bertarung dengannya, aku sudah memperhatikan
banyak kelemahannya, tapi karena Tay-lo-kiam-hoat ku masih
sedikit yang kupahami maka aku merasa gerakanku belum
lancar, tapi aku bisa memberitahu cara-cara untuk
memenangkan pertarungan ini.”
Goan Hiong turun dari lapangan, dia membisiki beberapa
kalimat di telinga Kie Pi-sia.
Kie Pi-sia terus mengangguk, kemudian dia membereskan
bajunya lalu naik ke atas panggung, “Bun Cianpwee, Anda
pasti tidak percaya kalau aku bisa menang dari Anda, tapi aku
yakin aku mampu.”
Awalnya Bun Tho-hoan merasa marah, tapi gejolak hatinya
kemudian bisa ditekannya, dengan tenang dia tersenyum dan
berkata, “Mungkin juga, aku tidak mengannggap ilmu
pedangku nomor satu di dunia ini, di Ceng-seng aku termasuk
orang yang ilmunya berada di jajaran kedua, Nona ingin
mengalahkanku dengan cara apa?”
“Tentu saja aku akan menggunakan pedang!” jawab Kie Pisia.
Bun Tho-hoan berkata, “Ilmu pedang wakil ketua Goan
sudah kucoba, menurutku dia memang masuk perguruan lebih
lambat darimu, tapi tehniknya pasti tidak berbeda jauh
denganmu.”
“Mengenai ilmu pedang perguruan kami, aku lebih
menguasainya, sebelum masuk perguruan dia sudah
menguasai tehnik pedang lain, lalu baru ikut dengan guru,
maka dia lebih menguasai tehnik pedang yang lain, tapi bila
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ingin mengalahkan Cianpwee lebih baik menggunakan tehnik
pedang dari perguruan kami, maka aku merasa yakin aku lebih
berpeluang darinya.”
Bun Tho-hoan tetap tertawa, “Aku percaya kau sanggup
mengalahkan aku, tapi aku tidak percaya dalam waktu begitu
singkat dia bisa melihat kekurangan pada ilmu pedangku!”
Kie Pi-sia tertawa angkuh, “Ilmu pedang Cianpwee sangat
banyak kelemahannya, semua orang bisa melihatnya, karena
Goan Toako pernah bertarung dengan Cianpwee maka dia bisa
melihat lebih dalam.”
Bun Tho-hoan mulai marah, dia berteriak, “Pedang kilat
memanfatkan kecepatan, setiap jurus tidak ada yang
sempurna, kelemahan pasti ada, aku percaya Goan Hiong bisa
melihat kelemahannya tapi aku tidak percaya dia bisa
memanfaatkan kelemahan ini.”
“Yang dimaksud dengan kelemahan dalam tehnik pedang
adalah adanya lowongan dan kelemahan ini dimanfaatkan oleh
lawan, Cianpwee mengakui kalau itu kelemahannya, mana
mungkin tidak dimanfaatkan oleh orang lain?” kata Kie Pi-sia.
Goan Hiong yang berada di bawah panggung tertawa, “Bun
Cianpwee mengira karena jurus pedangnya sangat cepat maka
kelemahannya bisa tertutup, karena itu dia jadi tidak peduli.”
Kie Pi-sia berkata, “Kalau begitu itu bukan kelemahan,
pandangan dasar pun dia belum mengerti, dia hanya bisa
disebut sebagai tukang pedang bukan pesilat pedang!”
Karena Bun Tho-hoan ditertawakan oleh seorang pesilat
muda dia mulai kehilangan kesabarannya, dia membentak,
“Aku ingin tahu apa perbedaan antara tukang pedang dan
pesilat pedang. Semua usaha bisa maju karena rajin, tehnik
adalah seni untuk digunakan.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia tertawa, katanya, “Cara membaginya salah, samasama
huruf kalau ditulis dengan indah akan menjadi tulisan
kaligrafi sedangkan kalau ditulis untuk mencatat akan menjadi
catatan, tidak ada orang yang menyimpan catatan lalu
dianggap itu adalah sebagai tulisan kaligrafi, perbedaannya
adalah seni dan hal biasa. Bila Cianpwee hanya
menggunakannya, itu akan menjadi sebuah catatan serba ada,
walaupun ditulis dengan lancar hanya berupa tulisan ada
kemajuan tapi bukan seni. Yang punya ilmu pedang bagus
disebut tukang pedang, yang punya tehnik pedang yang
berseni itu disebut pesilat pedang.”
“Kalau begitu silakan beri petunjuk kepada tukang pedang
dari pesilat pedang terkenal, aku harap ilmu pedangmu
sebagus kata-katamu tadi!” kata Bun Tho-hoan.
“Aku tidak berani mengatakan kalau aku adalah pesilat
pedang terkenal, tapi kalau ilmu pedang hanya seperti ini dan
tidak ada yang lebih bagus, aku tidak akan mengecewakan
Anda.”
Terdengar Bun Tho-hoan menyarungkan pedangnya dan
berteriak, “Jangan banyak bacot, ayo kita mulai bertarung!”
“Apakah kita akan bertarung dari awal?”
“Tidak hanya dari awal, caranya pun sama seperti aku
menghadapi Goan Hiong, supaya kau lebih mudah melihat
kelemahanku!”
“Kalau begitu Cianpwee berada di pihak yang dirugikan,
karena kali ini Anda tidak bisa mencabut pedang dari
sarungnya, jurus pedangku khusus untuk menghalangi
Cianpwee mencabut pedang dari sarungnya!”
“Jangan banyak omong, silahkan kau dulu menyerang!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Gerakan Kie Pi-sia tidak secerewet perkataannya, sekali
mengatakan permisi pedang pun sudah keluar dan menyerang
kedua tangan Bun Tho-hoan.
Bun Tho-hoan berusaha menghindar, di dalam hati dia
merasa cemas, dia menyesal mengapa dia begitu terburuburu,
sehingga dia ditekan oleh lawannya, mungkin kali ini dia
akan dipermalukan di depan banyak orang.
Ternyata jurus Kie Pi-sia memang aneh, semua sasaran
diarahkan kepada kedua tangan Bun Tho-hoan hal ini
membuat Bun Tho-hoan tidak mempunyai kesempatan
mencabut pedangnya, kali ini dia pasti dirugikan.
Diam-diam dia mengagumi kelincahan dan kepintaran Goan
Hiong mengajarkan jurus-jurus ini kepada Kie Pi-sia, yaitu
dengan segala cara membuatnya susah mencabut pedangnya.
10 jurus telah berlalu, serangan Kie Pi-sia semakin gencar,
tehniknya masih seperti semula, kalau dari tadi pedang Bun
Tho-hoan berada di tangannya dia sudah menang, tapi
sekarang pedangnya masih berada di dalam sarung, hanya
dengan gerakan Kie Pi-sia telah membuatnya tidak bisa
mencabut pedang juga tidak bisa membalas.
20 jurus telah berlalu. Bun Tho-hoan masih berada di posisi
semula, pedangnya tidak bisa dikeluarkan dari sarungnya, tapi
dia adalah pesilat yang berpengalaman, begitu melihat ada
kesempatan tangan kirinya segera menutup dan tangan
kanannya segera memegang pegangan pedang dalam satu
jurus pedang telah dikeluarkan.
Tapi karena rada terburu-buru, tenaga untuk mengeluarkan
pedang tidak tepat dan tidak cukup, pedang malah tersendat
di dalam dan tidak bisa keluar. Karena pedang tidak bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dikeluarkan jurus yang dia keluarkan pun tidak ada gunanya,
malah membuat gerakannya menjadi terganggu.
Gerak reflek Kie Pi-sia sangat cepat, pedang berputar di
udara segera dia menepuk dengan arah horisontal tepat
mengenai tangan Bun Tho-hoan yang memegang pedang,
memang tenaganya tidak besar hanya terasa sedikit sakit.
Karena tergesa-gesa dia bersalto ke belakang kemudian
pedang bisa dikeluarkan dari sarungnya, dengan secepat kilat
dia menyerang pundak Kie Pi-sia.
Kie Pi-sia berdiri sambil tertawa dia tidak melawan, Bun
Tho-hoan menaruh pedang di pundaknya dia tertawa dingin,
“Apakah Anda merasa senang?”
“Memang Cianpwee mempunyai ilmu tinggi tapi sayang
Anda terlambat,” kata Kie Pi-sia sambil tertawa.
Wajah Bun Tho-hoan menjadi merah, “Sedikit terlambat
tidak menjadi masalah, menentukan menang atau kalah bukan
dari satu jurus asalkan aku bisa berbalik memang itu sudah
cukup.”
“Itu hanya pendapat Cianpwee, aku tidak menganggapnya
seperti itu, kalau tadi aku tidak menggunakan punggung
pedang apakah Cianpwee masih bisa menyerangku?”
Bun Tho-hoan terpaku, karena serangan Kie Pi-sia terlihat
sangat alami, dia seperti tidak sengaja menggunakan
punggung pedang hanya memukul dengan pelan dan dengan
cepat bisa dihindarinya, maka Bun Tho-hoan tidak mengaku
kalau dia kalah. Sekarang pertanyaan ini dikemukakan oleh Kie
Pi-sia hal ini membuatnya kembali berpikir, kemudian dia
berkata, “Dengan cara apa pun kau tidak bisa melukaiku,
karena aku bisa menghindar dengan cepat, kalau tadi adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ujung pedang yang kau gunakan paling-paling aku hanya
tergores, tidak akan membuat gerakanku menjadi terganggu.”
“Apakah Cianpwee berpikir demikian?”
“Dengan goresan memang keadaannya seperti itu, kalau
tidak aku akan mengaku kalah, kau sendiri harus tahu
serangan itu bisa mencapai taraf mana.”
“Gerakan Cianpwee memang cepat tapi Anda sudah salah
dalam menghitung waktu, apakah aku harus membantu
Cianpwee menghitungnya lagi?”
“Pedang sudah menentukan apa yang telah terjadi untuk
apa menghitungnya lagi?”
“Pedangku bergerak secara horisontal dan pedang
tumpulnya membutuhkan waktu cukup lama, tenaga pedang
tidak sama, bila ujung pedang yang turun terlebih dulu
kecepatannya akan lebih cepat!” kata Kie Pi-sia.
“Itu tidak bisa dijadikan alasan, tenagamu yang menyerang
dengan pedang turun secara horisontal ataupun lurus itu sama
saja, kalau tidak percaya kau boleh mencobanya lagi!”
“Hal ini aku tidak ingin membantahnya! Karena aku sendiri
pun tidak yakin tapi ketebalan pedangku tidak lebih dari 0.5
inci lebarnya hanya 2.5 inci, memang pada saat turun
perbedaannya hanya sedikit tapi bila mengenai tangan Tetua
itu akan berbeda lagi ceritanya, jarak 2 inci akan membuat
tangan Cianpwee putus, apakah Cianpwee masih bisa
mencabut pedang untuk menyerang balik?”
Bun Tho-hoan berpikir sebentar, “Tidak juga, karena gerak
reflekku menuruti gerak angin dari pedangmu, walaupun kau
menurunkan ujung pedang tapi paling banter hanya akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
membuat telapak bagian atas tergores tidak akan
mengganggu gerakanku!”
“Dengan tehnik Cianpwee aku tidak berani mengatakan
bahwa pembelaan Cianpwee tadi salah, kita tidak akan
membicarakan hal itu lagi sekarang yang akan kita bicarakan
adalah cara Cianpwee, tangan Cianpwee keluar menempel
pada pedangku yaitu pada bagian punggung pedang maka
Cianpwee tidak terluka, kalau diganti menjadi bagian pedang
yang tajam apa yang akan terjadi? Kita bisa membuat suatu
percobaan untuk membuktikan luka apa yang akan dialami
Cianpwee?” kata Kie Pi-sia sambil tertawa.
Dia mencari sepotong ranting pohon sebesar jari dia
meletakkan pedang di atas ranting itu dan meluncurkan
pedang dari atas ke bawah belum sampai di ujung pedang
ranting itu sudah putus.
Dia memberikan ranting itu kepada Bun Tho-hoan, “Coba
Cianpwee lihat ranting ini, dan renungkan kembali apa yang
terjadi tadi, maka Tetua akan tahu apa yang telah terjadi.”
Bun Tho-hoan tidak bisa berkata apa-apa, lama baru
berkata, “Apakah kau benar-benar menepukku dengan
punggung pedang? Atau kebetulan kau memakai punggung
pedang?”
Kie Pi-sia mulai tidak senang, “Kalau Tetua tetap berkata
demikian, berarti aku harus mengaku kalah, memang aku
berlatih pedang tidak selama Cianpwee tapi aku tidak
mendengar ada orang yang menyerang dengan punggung
pedang apalagi menghadapi pesilat kuat seperti Cianpwee,
apakah aku akan begitu sombong?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Lo-ji, kalau sudah kalah harus mengaku kalah, kau berlatih
pedang selama 10 tahun di danau Seng-soat di Ceng-hai, tapi
sifat tidak mau kalahmu tetap belum bisa berubah.”
Bun Tho-hoan berkata dengan marah, “Aku ke sana berlatih
selama 10 tahun aku kira aku akan muncul, tapi....”
Liu Ta-su tiba-tiba tertawa, “Bun Lo-ji, kau bilang muncul di
permukaan, permukaan mana? Apakah di Ceng-seng ada yang
berani menghinamu?”
Bun Tho-hoan tertawa kecut, “Liu Toako, jangan bergurau,
meski aku berlatih dengan giat tetap tidak akan bisa melawan
kalian!”
“Apa maksudmu?” tanya Liu Ta-su.
Bun Tho-hoan menghela nafas, “10 tahun yang lalu di
Ceng-seng semua orang sangat sungkan kepadaku karena aku
adalah keturunan keluarga Bun, aku tahu karena nenek
moyangku maka aku dihormati tapi bila teknik ilmu silatku
dibandingkan dengan orang lain aku yang paling bawah.”
Liu Ta-su berkata, “Bun Lo-ji, kau terlalu merendahkan diri,
Bu-cing-kiam-hoat (Ilmu pedang tanpa debu) milikmu adalah
salah satu ilmu andalan di Ceng-seng, walaupun kau tidak
sekuat dan sehebat Bun Lo-toa tapi kau tidak lebih rendah dari
orang lain, mengapa kau bisa berkata seperti itu?”
Bun Tho-hoan melihat Bun Ta-cai, Bun Ta-cai dengan sedih
berkata, “Apa yang Lo-ji katakan itu adalah kenyataan
sebenarnya, memang Bu-cing-kiam-hoat adalah ilmu andalah
keluarga Bun Ta-cai di keluargaku ada suatu peraturan ilmu ini
hanya boleh diwariskan kepada putra dari istri yang sah dan
tidak boleh diwariskan kepada orang lain.”
“Tapi Bun Lo-ji juga bukan orang lain!” kata Liu Ta-su.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Karena ini adalah aturan dari nenek moyang kami maka
aku tidak melibatkan dia berlatih ilmu Bu-cing-kiam-hoat tapi
karena sifatnya tidak mau kalah maka aku menyuruhnya ke
danau Seng-soat di ceng-haiuntuk belajar ilmu silatnya lebih
dalam, di sana ada seorang temanku dulu dia juga pesilat
pedang tehnik pedangnya tidak berada di bawah keluarga
kami.” Bun Tho-hoan tertawa kecut, katanya, “Heng Seng-cu
sangat baik, dia mengajarkan ilmu silatnya kepadaku dan
mengajariku apa yang dia bisa, sampai ilmu pedang kilat yang
bernama 'Liu-seng-koai-kiam' (Ilmu pedang bintang kilat) pun
diajarkan kepadaku, aku belajar dengan semangat saat aku
sudah lulus dan akan kembali ke mari, dia berkata, 'Walau aku
tidak bisa melampaui kalian bertiga tapi tidak akan terlalu
jauh/ Tapi hari ini pertama kalinya aku bertarung dan aku
sudah kalah di tangan seorang gadis!” Bun Ta-cai berkata,
“Lo-ji, kau sendiri yang salah karena kau terlalu memandang
enteng, kalau dari awal kau terus memegang pedang kau
tidak akan seperti itu!”
Bun Tho-hoan menghela nafas, “Toako, kau belum tahu
Heng Seng-cu punya suatu peraturan yang tidak tertulis,
begitu pedang keluar hanya boleh bertarung dengan satu
orang!”
Liu Ta-su berkata, “Bila kau dikepung oleh 5-6 orang
apakah kau harus berkali-kali memasukkan pedang dulu ke
dalam sarung kemudian baru menghadapi mereka pelanpelan?”
Bun Tho-hoan dengan serius menjawab, “Benar, menurut
aturan aku memang harus berbuat seperti itu!”
“Apakah kau punya waktu cukup banyak?” tanya Liu Ta-su
sambil tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Seorang tua yang berada di sisi bertanya, “Bun Lo-ji kali ini
pulang tidak sama dengan yang dulu, kami pernah bertarung
untuk coba-coba, kami mengajak 10 orang lebih
mengepungnya, Tuan Bun tetap mengeluarkan dan
memasukkan pedang sebanyak 10 kali lebih tapi waktunya
sama dengan kami mengeluarkan 2-3 jurus.”
Liu Ta-su terdiam tidak berkata apa-apa.
Tapi Ciu Giok-hu bertanya, “Bun Lo-toa, kita berteman
sudah lama mengapa aku tidak tahu ada peraturan seperti itu
di keluargamu?”
“Setiap keluarga mempunyai aturan sendiri, kita sudah
berjanji untuk tidak saling bertanya, aku percaya di
keluargamu juga ada peraturan rahasia yang tidak boleh kau
beritahukan kepada orang lain.”
Kata Ciu Giok-hu, “Di keluargaku tidak ada rahasia seperti
ini, asal ilmu pedang kami tidak terpurus pada generasi
berikutnya tidak ada masalah atau larangan, di keluarga Bun
tidak ada generasi penerus bukankah Bu-cing-kiam-hoat akan
musnah jadinya? Kalau begitu Ceng-seng akan mengalami
kerugian.”
Bun Tho-hoan tahu apa maksud Ciu Giok-hu dengan santai
dia berkata, “Bila Pek-ho mempunyai anak lebih aku akan
menjadikan dia sebagai keturunanku asal menggunakan
marga Bun, Bu-cing-kiam-hoat akan kuwariskan kepada anak
itu, kalau tidak ilmu pedang Bu-cing-kiam-hoat akan musnah,
kami tidak bisa berbuat banyak, karena ini adalah perintah
dari nenek moyang kami, harap Ciu Toako mengerti.”
Wajah Ciu Giok-hu berubah, tapi hanya sebentar kembali
seperti semula, dia tertawa, katanya, “Aku sudah berjanji anak
Pek-ho yang kedua akan diberikan kepada Liu Toako, aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
harap Pek-ho bisa mempunyai banyak anak lagi supaya bisa
diberikan kepada Bun Toako untuk meneruskan marganya!”
Dengan nada dingin Liu Hui-hui segera berkata, “Paman
Ciu, Anda tidak perlu menghitung keluarga Liu, keluarga Liu
pasti ada penerusnya dan keluarga Liu tidak akan memintaminta
kepada Anda!”
Wajah Ciu Giok-hu berubah, “Hui-hui, kau....”
“Aku sudah membatalkan perjanjian dengan putramu, maka
Paman Ciu tidak perlu mengkhawatirkan kami!”
Ciu Giok-hu melihat Liu Ta-su kemudian baru berkata,
“Pernikahan harus berdasarkan suka sama suka, bila kau tidak
setuju jangan merasa terpaksa, persahabatan antar dua
keluarga kita sudah lama, apa yang telah kusetujui tidak akan
terganggu gara-gara masalah ini.”
Liu Hui-hui berkata lagi, “Aku tidak akan menikah dengan
putramu, bukan berarti seumur hidupku aku tidak akan
menikah, mengenai keturunan aku pasti akan
menyelesaikannya, aku bermaga Liu bila 'aku melahirkan anak
aku kira akan lebih baik dan lebih akrab dibandingkan anak
yang dilahirkan dari marga lain!”
“Liu Toako, mengapa kau tidak mengeluarkan
pendapatmu?” tanya Ciu Giok-hu.
Liu Ta-su tersenyum, katanya, “Aku merasa menyesal
hanya mempunyai seorang putri tapi kalau dia bisa membuat
keluarga Liu ada generasi penerus aku tidak berani
mengganggu Ciu Toako!”
Ciu Giok-hu dengan dingin menjawab, “Hui-hui tetap ingin
menikah dengan Lim Hud-kiam, tapi Liu Toako pernah kena
getahnya Lim Hud-kiam, apakah cita-citamu bisa tercapai?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan suara besar Liu Hui-hui berkata, “Siapa bilang aku
akan menikah dengan Lim Hud-kiam? Kecuali putramu siapa
pun bisa kunikahi!”
Dari luar Liu Hui-hui terlihat lembut dan penurut tapi bila
marah dia tetap galak dan tidak akan memberi peluang
kepada siapa pun untuk mendesaknya.
Ciu Giok-hu marah besar dia berteriak, “Entah siapa yang
akan kau nikahi, tetap saja putra yang kau lahirkan adalah
marga lain, apakah dia akan menggunakan margamu? Apakah
kau yakin bisa melahirkan seorang anak lelaki?”
Melihat Ciu Giok-hu semakin melenceng Kata-katanya, Liu
Hui-hui berkata, “Orang she Ciu, sia-sia saja kau hidup sampai
begini tua!”
Liu Ta-su dengan cepat berkata, “Hui-hui, kau tidak boleh
kurang ajar, di depan matamu apakah tidak memandang yang
lebih tua? Aturan dari mana ini?”
Liu Hui-hui berteriak, “Ayah, apakah kau sudah mendengar
kata-katanya? Apakah berkelakuannya seperti seorang
Cianpwee? Apakah dia pantas dihormati?”
Ciu Giok-hu yang telah mengeluarkan kata-kata tadi baru
sadar kalau tadi kata-katanya keterlaluan, apalagi ditujukan
kepada seorang gadis, mengeluarkan kata-kata seperti tadi
sungguh membuatnya tidak pantas menjadi seorang
Cianpwee, maka kemarahan Liu Hui-hui membuat wajahnya
menjadi merah dan tidak bisa bicara apa-apa lagi.
Liu Ta-su tidak suka dengan sikap Ciu Giok-hu tapi demi
sopan santun dia memarahi putrinya karena Liu Hui-hui yang
pertama kali marah sekarang terpaksa dia pun diam!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Hui-hui masih terus marah-marah, “Aku melihat kau
ingin mendapatkan ilmu dari keluarga kami maka kau begitu
baik kepada kami, jujur saja kau benar-benar tidak tahu malu,
memaksa memasukkan putramu ke keluarga kami.”
Karena sangat marah Ciu Giok-hu segera berdiri, “Kurang
ajar! Benar-benar kurang ajar!” Liu Hui-hui ikut berteriak, “Kau
yang kurang ajar! Kau memang punya anak lelaki, melihat
keadaannya sekarang mungkin dia tidak bisa menjaga diri,
tapi kau mempunyai pikiran yang tidak betul, ingin menguasai
ilmu pedang dari 3 keluarga seorang diri, kau harus mengerti
mungkin yang tidak akan mempunyai keturunan adalah
keluargamu!”
“Liu Toako, kalau kau tidak bisa menghentikan perkataan
putrimu, aku yang akan mewakilimu mengajarnya!”
“Apa maksudmu, perkataannya memang tidak salah,
putramu belum mau menikah, apakah dia akan punya anak
lelaki? Kata-kata ini tadi kau sendiri yang mengucapkannya
karena kita sudah lama berteman maka aku mengalah, tapi
sekarang aku akan jujur bicara, keluarga Liu lebih memilih
tidak mempunyai keturunan, kami menolak si haram jadah
yang datang dari keluarga Ciu.”
Pedang Ciu Giok-hu sudah dikeluarkan, pedang Liu Ta-su
pun sudah dikeluarkan, mereka siap untuk bertarung.
Bun Tho-hoan dengan cepat berkata, “Apa yang kalian
berdua inginkan? Ada orang luar di sini apakah kalian tidak
merasa malu?”
“Bun Lo-ji, kau dengar sendiri kata-kata mereka, sungguh
membuatku marah, kebaikan yang kuberikan ternyata dibalas
dengan caci maki ini,” kata Ciu Giok-hu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Hui-hui tertawa dingin, “Rubah mengunjungi tempat
ayam, apa maksudnya ini? Kau masih berani berkata kalau kau
berbaik hati?”
“Gadis rendah, keluar atau aku akan membunuh mu!” teriak
Ciu Giok-hu.
Liu Hui-hui tampil tanpa rasa takut, “Aku akan keluar
sekarang, kalau kau tidak berani membunuhku, kau adalah
binatang yang lebih rendah dari anjing!”
Ciu Giok-hu segera menyerang dengan pedang, Liu Hui-hui
seperti tidak melihatnya.
Bun Tho-hoan menahan serangan pedangnya dan bertanya,
“Atas dasar apa sehingga kau harus membunuhnya, Ciu
Toako?”
“Di matanya tidak ada yang lebih tua, dia sudah berkata
tidak sopan dia pantas mendapat hukuman mati.”
“Kalau kau mau membunuh, bunuhlah dulu putramu, sikap
Ciu Pek-ho kepada Bun Lo-ji tadi apakah itu disebut sopan?”
tanya Liu Ta-su.
Ciu Giok-hu berkata dengan marah, “Aku adalah ketua
Ceng-seng.”
“Ketua Ceng-seng bukan kau sendiri saja!” kata Liu Ta-su.
“Ciu Toako, kata-katamu salah, apakah karena Lo-ji bukan
ketua Ceng-seng maka putramu bisa berbuat semena-mena?”
tanya Bun-ta.
Ciu Giok-hu merasa dia telah tidak sengaja membuat Bun
Tho-hoan marah, dengan terburu-buru dia berkata, “Jangan
curiga, kau harus tahu aku tidak bermaksud seperti itu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau kau bermaksud seperti itu pun tidak apa-apa, di luar
Ceng-seng aku selalu mengaku sebagai salah satu dari 3 tetua
tapi di sini semua orang tahu hanya kaulah yang berkuasa,
maka putramu tidak menaruh hormat kepada Bun Lo-ji,
putriku membuat marah padamu tentu dia pantas mati!” kata
Liu Ta-su.
Bun Ta-cai mengerutkan alis, “Liu Toako, jangan berkata
seperti itu.”
“Apa yang kukatakan tadi adalah kenyataan sebenarnya,
pendapat ini bukan hanya aku saja yang merasakannya, juga
bukan baru dimulai hari ini.”
Bun Ta-cai mengerutkan alis dan berkata, “Liu Toako, teras
terang Giok-hu memang senang membuat masalah dia juga
cepat marah, apalagi 3 keluarga kita hanya dia yang
mempunyai anak lelaki, generasi ketiga tidak perlu kita
bicarakan, generasi yang akan datang yang akan menjadi
ketua Ceng-seng pasti dia, maka kita selalu mengalah orang
lain pun seperti itu, bukan karena Ciu Giok-hu bermaksud
ingin menguasai Ceng-seng.”
“Apakah dia berani melakukannya? Ilmu pedang 3 keluarga
kita masing-masing ada kelebihannya, sebelum bertarung
tidak ada yang tahu siapa yang lebih kuat, tapi dia
memanfaatkan dua keluarga kita yang tidak memiliki anak
lelaki, menyiapkan segalanya untuk putranya, dulu demi
kebahagiaan Hui-hui, aku tidak ingin ribut dengannya,
sekarang Hui-hui telah membatalkan pernikahannya dengan
keluarga Ciu maka aku tidak perlu lagi merasa khawatir, kita
harus membereskan masalah ini hingga tuntas!”
“Pendapat Liu Toako terlalu meleset!” kata Bun Ta-cai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Ta-su tertawa dingin, katanya, “Kita tinggal di Cengseng
tidak berhubungan dengan dunia luar, hanya karena
ingin mendapatkan ketenangan dan melewati kehidupan
dengan sederhana, tapi dia memelihara banyak pesilat dan
ingin menguasai Ceng-seng, kemarin ini dia menyuruh
putranya pergi ke Thian-san, di Giok-kiam-kok (Lembah
pedang giok) untuk mencari dukungan dari luar, semua ini
adalah rencana busuknya!”
Ciu Giok-hu tahu dia tidak mendapat banyak dukungan dari
orang-orang Ceng-seng apalagi tadi dia sudah mengatakan
beberapa kalimat yang membuatnya semakin tidak didukung,
untuk menghindari keadaan yang tidak menguntungkan, dia
berusaha tidak membuka mulut tapi sekarang dia sudah tidak
tahan lagi dan membentak, “Liu Ta-su, semua yang aku
lakukan sudah kalian setujui!”
Liu Ta-su tertawa dingin, katanya, “Kami tidak setuju pun
kau tetap akan menjalankan rencanamu, contohnya putramu
pergi ke Thian-san aku dan Bun Lo-toa menganggap tidak
perlu karena Giok-kiam-kok bukan teman akrab kami, apalagi
tempatnya sangat jauh, tidak perlu berhubungan dengannya,
tapi kau tetap menyuruh putramu pergi ke sana!”
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Aku menyuruh Pek-ho pergi ke
sana demi kebaikan semua orang, bila kalian tidak setuju aku
tidak akan membela diri, kalau kelak terjadi sesuatu pada kita,
itu bukan salahku.”
“Kau kira aku tidak tahu, Giok-kiam-kok adalah tempat
sangat miskin, mereka selalu ingin memperluas pengaruhnya
ke Tionggoan, Ceng-seng adalah tempat yang cocok bagi
mereka, kuduga mereka sudah berniat jahat!”
“Dari mana kau tahu?” tanya Ciu Giok-hu. Liu Ta-su
tertawa, katanya, “Setelah kepulangan putramu, dia terus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
diam, kau hanya mendapatkan kabar seperti itu, apakah kau
kira kau bisa berbangga diri?”
“Di sana Pek-ho sudah membangun wibawanya, dengan
pedangnya dia berhasil mengalahkan 11 orang pesilat tangguh
mereka, dan menghilangkan sifat serakah mereka, aku diam
karena semua masalah beres dan tidak perlu sampai
merepotkan kalian, kau sudah tahu kalau mereka bermaksud
tidak baik, tapi mengapa kau diam saja tidak memberitahu
kami?” tanya Ciu Giok-hu.
“Kau mempunyai seorang putra yang bisa melakukan segala
hal, semua masalah telah selesai, jadi tidak perlu memberitahu
supaya aku tidak perlu khawatir, sedangkan kau sendiri sudah
tahu kalau niat mereka tidak baik mengapa masih tinggal
diam? Apa maksudmu?” tanya Liu Ta-su.
Ciu Giok-hu tampak berpikir sebentar kemudian berkata,
“Mengenai masalah ini pihak Thian-san selalu menjaga rahasia
setelah Pek-ho pergi ke sana dengan segala usaha dia baru
mendapatkan sedikit kabar tapi sungguh aneh kau malah
sudah tahu, berarti kau yang patut dicurigai!”
Bun Ta-cai mengerutkan alis, katanya, “Ciu Toako, Liu
Toako, apakah benar Thian-san mempunyai niat seperti itu?
Mengapa kalian tidak memberitahuku?”
“Pek-ho hanya mempunyai perasaan seperti itu dan tidak
begitu mempercayainya, maka aku tidak berani
mengemukakannya, tapi Liu Ta-su mengatakannya dengan
begitu yakin....”
Liu Ta-su tertawa dingin, katanya, “Kau tidak perlu balik
menyerangku, berita darimu lebih rahasia jadi tidak mungkin
kau bocorkan, Bun Toako, nanti aku akan menjelaskannya
padamu tapi sekarang ini bukan waktu yang tepat.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Ceng-seng adalah usaha kita bersama, hal ini bukan hal
biasa aku harap kalian berdua hilangkan dulu sikap saling
bermusuhan, kita sama-sama duduk untuk mencari cara
menghadapi musuh!”
“Itu adalah masalah nanti, sekarang kita sedang melawan
Kian-kun-kiam-pai, apalagi aku sudah kalah bila ingin menjaga
nama baik Ceng-seng, aku kira harus mengandalkan tenaga
kalian bertiga, perbedaan pendapat harus ditunda dulu bila
semua sudah selesai baru kita menyusun rencana!”
Bun Ta-cai mengangguk dan berkata, “Benar! Lo-ji,
kemarilah dulu!” Bun Ta-cai lalu berkata lagi kepada Kie Pi-sia,
“Nona mempunyai ilmu pedang yang hebat aku sangat kagum
kepada Nona, apakah Nona ingin bertarung terus?”
Kie Pi-sia belum menjawab Goan Hiong telah menyela,
“Tidak! Kie Suci adalah ketua Perusahaan perjalanan Su-hai
dia cukup tampil dalam satu ronde saja apalagi dia sudah
menang!”
Tapi Kie Pi-sia sudah mengangkat kepalanya tinggi-tinggi,
berkata, “Aku belum puas, di Kim-leng Liu Hui-hui telah
menghinaku, dia memberi hadiah satu tail perak padaku, dia
mengatakan kalau aku adalah penyanyi yang menyanyi di
rumah makan itu, apalagi di Coan-bu-ouw dia telah
memaksaku turun ke danau, penghinaan ini harus
diperhitungkan dengan jelas!”
Liu Hui-hui tersenyum, “Apa yang telah terjadi di Kim-leng
aku mengaku salah, aku sendiri juga dipaksa turun ke air,
seharusnya kita sudah impas!”
“Apa? Apa begitu mudah penghinaan ini diselesaikan
dengan cara seperti ini? Kau menghinaku karena Lim Hudkiam,
sekarang aku pun akan membuat perhitungan demi Lim
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Hud-kiam, kau tidak perlu lagi memikirkan hubunganku
dengan Lim Hud-kiam, dari awal Lim Hud-kiam selalu
membuat kami repot, melihat dia saja aku sudah sebal, maka
salah paham yang terjadi di antara kita aku tidak bisa terima,
mengapa tiba-tiba saja kau menghubung-hubungkan aku
dengan dia?”
Liu Hui-hui berkata, “Sikap Lim Hud-kiam memang selalu
begitu, dia berbuat begitu karena pikirannya terganggu,
sebenarnya dia adalah orang yang baik, jujur, dan
berpandangan lurus!”
“Jangan berkata sembarangan, aku menganggap dia adalah
seorang penjahat!”
Liu Hui-hui mulai emosi katanya, “Apa pun yang kau
katakan mengenai diriku tidak jadi masalah, tapi kau tidak
boleh menjelek-jelekkan Lim Hud-kiam walaupun sikapnya
aneh itu semua karena diriku, aku tidak akan mengijinkanmu
menghinanya!”
Kie Pi-sia tertawa dingin, berkata, “Dengan alasan apa kau
melarangku?”
Liu Hui-hui mengeluarkan pedangnya dan berkata,
“Sebenarnya aku tidak ingin bertarung denganmu, tapi demi
Lim Hud-kiam, pertarungan ini harus terjadi kecuali kau
menarik kembali kata-katamu yang telah menghinanya!”
“Aku tidak akan menarik kembali kata-kataku!”
“Kau harus menariknya!”
Sepertinya akan terjadi pertarungan, Ciam Giok-beng
membentak, “Pi-sia, kembali, apa maksud dari pertarungan
ini?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Bun Ta-cai juga membentak, “Hui-hui, masalah yang terjadi
sekarang adalah antara Ceng-seng dengan Kian-kun-kiam-pai,
bukan mengurusi masalah pribadi, masalah kalian jangan
dibawa kemari!”
“Paman Bun, kau jangan memarahiku, aku tidak bisa
menentukan masalah Ceng-seng, tapi masalah ini biar aku
sendiri yang membereskannya!”
“Di Ceng-seng tidak ada masalah pribadi,” kata Ciu Giok-hu.
Liu Hui-hui berkata dengan dingin, “Paman Ciu, kau juga
awasi putramu, apa yang dia perbuat di Pa-tong jangan di
katakan mewakili Ceng-seng.”
“Dia berbuat seperti itu karena kau!” teriak Ciu Giok-hu.
“Aku tidak akan berterima kasih, juga tidak akan
mengakuinya, karena aku tidak menyuruhnya pergi ke sana,
dia juga tidak ada alasan melakukan sesuatu di sana demi
diriku!”
“Liu Ta-su, apakah kau yang mendidik putrimu menjadi
seperti itu?” teriak Ciu Giok-hu.
“Kita semua mempunyai putra dan putri, caramu mendidik
putramu kau pun tidak pernah bertanya kepada kami, maka
tidak perlu merepotkanmu untuk mengajar putriku!”
Bun Ta-cai mengerutkan alis, “Liu toako, jangan karena
masalah pribadi semua jadi kacau, pertarungan Hui-hui tidak
boleh terjadi di sini....”
“Aku tidak menganggap ini adalah pertarungan pribadi,
Kian-kun-kiam-pai datang kemari karena Hui-hui, maka apa
yang terjadi di sini harus dia sendiri yang membereskannya,
bila dia tidak bisa membereskannya ada aku ayahnya yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
akan membereskannya, aku tidak akan merepotkan orang
lain!”
“Ayah, aku tidak mengakui semua ini, di Pa-tong Ciu Pek-ho
telah membunuh dua orang Su-hai, tapi aku tidak ada
hubunganya dengan hal ini!”
“Hal itu aku tidak akan mengurusnya, tapi Kian-kun-kiampai
datang kemari karena kau, maka kau yang harus
bertarnggung jawab membereskan semua ini!”
“Lebih baik begitu, kita pisahkan masalah masing-masing
kalau lawan datang mencari Pek-ho, aku yang akan
bertanggung jawab.”
“Kalau menurut kalian pertarungan hari ini tidak ada
sangkut pautnya dengan kami, maka kami bisa melepaskan
tanggung jawab,” kata Bun Ta-cai.
“Bun Lo-toa, ini bukan ideku!” kata Ciu Giok-hu.
Liu Ta-su tertawa dingin, katanya, “Aku yang akan bicara,
bila aku butuh bantuan dengan dasar persahabatan pribadi,
aku akan meminta Bun bersaudara membantuku, tidak akan
memintamu membantuku!”
Bun Ta-cai menarik nafas, “Selama beberapa tahun ini kita
telah bekerja sama dengan baik, karena perbedaan pendapat
di antara kalian berdua, persahabatan kita mulai retak, apakah
kalian berdua tidak memikirkannya?”
“Kukira Bun Lo-toa bisa melihat apakah kita bekerja sama?
Di hati Ciu Giok-hu tidak ada orang lain, dulu demi putriku aku
terpaksa bertahan, sekarang Hui-hui sudah mengumumkan
pembatalan pernikahannya, maka aku tidak bisa menerima hal
seperti ini lagi. Bila kau ingin bekerja sama lagi aku akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mendukung, tapi semua ada aturan mainnya, apakah Ciu
Giok-hu bisa terima hal ini?”
“Menurut aturan yang berlaku putrimu yang harus
dihukum,” Ciu Giok-hu tertawa dingin.
“Aku akan menerima hukumannya, mau di bunuh atau
dicincang, asal kau juga menurut aturan menghukum
putramu!” kata Liu Ta-su.
Bun Tho-hoan tahu permusuhan di antara mereka sudah
menjadi dalam, selama bertahun-tahun menumpuk, tidak akan
bisa selesai dalam waktu singkat, maka dia berteriak, “Kalian
jangan ribut lagi, masa lalu jangan di bicarakan lagi, mulai hari
ini apa yang terjadi di Ceng-seng semua orang harus
bertanggung jawab, Hui-hui, pertarungan kali ini apakah
pertarungan pribadi atau demi kami semua, aku akan
mendukungmu!”
“Terima kasih, Ji-siok, pada pertarungan kali ini aku tidak
butuh dukungan siapa pun, Kie Pi-sia adalah murid Kian-kunkiam-
pai tapi orang tua dari pihaknya tidak ada yang
mendukung, maka menang atau kalah aku tidak akan
mengganggu hasil pertarungan,” kata Liu Hui-hui.
“Bila kau terluka oleh pedang Kie Pi-sia masalah ini ada
hubunganya dengan kami,” kata Bun Tho-hoan.
“Tenanglah, aku tidak akan melukainya, dan tidak mungkin
aku akan terluka oleh pedangnya!”
Liu Ta-su dengan cepat berkata, “Anak, jangan sombong,
Ji-siokmu yang telah menguasai ilmu tinggi pun masih kalah
darinya, apakah kau lebih hebat dari Ji-siokmu?”
Bun Tho-hoan dengan nada sedikit tidak senang berkata,
“Aku memang tidak bisa menang, tapi jika keponakan bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menang dan bisa mengembalikan mukaku, aku akan senang,
aku hanya khawatir....”
Liu Hui-hui masih bisa tertawa, berkata, “Ji-siok jangan
kecewa, ilmu silat keponakanmu tidak lebih tinggi darimu, tapi
dalam pertarungan kali ini aku yakin aku bisa menang!”
Bun Tho-hoan terpaku, Liu Hui-hui berkata lagi, “Tadi
Paman bisa kalah bukan karena ilmu Paman lebih rendah
darinya, melainkan karena Paman terkena tipuan lawan, kalau
tidak mencobanya Paman bisa melihat pedangnya!”
Bun Tho-hoan mencabut pedangnya untuk dilihat, “Tidak
ada yang aneh!”
“Kesalahan Paman bukan pada pedangnya, tapi pada
sarung pedangnya, tadi Paman terlambat mencabut pedang,
maka Paman terkena tipuan mereka, apakah pendapatku
benar?” tanya Liu Hui-hui.
“Benar, dulu aku dengan mudah bisa mencabut pedang,
tapi tadi pedangku sulit keluar, aku harus menambah tenaga
satu kali lipat, itu pun baru keluar separuh, maka gerakannya
menjadi lambat, mengapa kau bisa tahu?”
Liu Hui-hui tertawa, katanya, “Coba Paman lihat lagi sarung
pedangnya maka Paman akan mengerti!”
Bun Tho-hoan menurunkan sarung pedangnya, dia
menumpahkan bubuk dari dalam sarung, bubuk itu berwarna
kuning, dan baunya aneh, dia berkata, “Ini adalah getah
pohon cemara, mengapa benda ini bisa berada di dalam
sarung pedangku? Aku belum pernah melihat benda seperti
ini.”
Kata Bun Ta-cai, “Mungkin saat pelayan membersihkan
pedangmu dan saat meletakkannya kembali mungkin benda
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
itu selalu digunakan untuk bahan pelicin, tidak ada kegunaan
yang lain.”
“Tidak mungkin, pedangku ini selalu aku sendiri yang
membersihkannya, orang lain tidak pernah memegangnya!”
“Aku percaya Ji-siok tidak tahu permainan ini, kalau tidak
Paman tidak akan tertipu, pedang Paman tidak bisa
dikeluarkan semua karena permainan ini,” kata Liu Hui-hui.
Tanya Bun Tho-hoan, “Getah pohon cemara membuat
pedang menjadi licin, mengapa bisa mengganggu saat aku
mencabut pedang?”
“Bagi orang lain memang seperti itu, tapi bagi Paman tidak,
sebab ilmu pedang Paman adalah ilmu pedang kilat, maka
saat mengeluarkan dan memasukkan pedang membutuhkan
waktu sangat singkat, karena terlalu cepat maka badan
pedang tergesek menjadi panas, panas ini akan membuat
getah pohon cemara meleleh, maka membuat per yang ada di
pedang menjadi beku, sewaktu Paman mencabut pedang lagi
otomatis akan lebih susah, dan demi mengirit waktu harus
menggunakan tenaga yang pas untuk mencabut pedang,
maka Paman sulit mengeluarkan pedang.”
“Pasti karena ini, Hui-hui, kau memang pintar, apakah kau
tahu siapa yang menaruh getah pohon cemara ini?”
“Selain Goan Hiong tidak ada orang yang patut dicurigai,
karena dia paling senang bertarung dengan cara licik!”
“Aku mencabut pedang kemudian mengeluarkan jurus, lalu
pedang dimasukkan ke dalam sarung, itu hanya sekejap mata,
tapi dia bisa menaruh bubuk getah pohon cemara, aku benarbenar
kagum kepadanya.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Dia mencari Paman untuk bertarung, maksudnya adalah
untuk mendapatkan hasil ini, karena sudah ada persiapan
sebelumnya maka dia melakukannya tanpa kesulitan,” kata Liu
Hui-hui.
Bun Tho-hoan menghela nafas, “Dia telah melakukan
sesuatu tapi aku tidak sadar, maka aku kalah pun aku bisa
menerimanya dengan baik!”
Goan Hiong tertawa kecut, katanya, “Aku bisa menipu
Cianpwee tapi diketahui oleh Nona Liu, berarti aku masih
bukan apa-apa.”
“Aku tidak melihatnya,” kata Liu Hui-hui sambil tertawa.
“Tapi mengapa kau mengetahuinya dengan jelas?”Tanya
Bun Tho-hoan.
“Aku hanya merasa Ji-siok tidak harus dikalahkan oleh Kie
Pi-sia, tapi aku tidak mendapatkan alasannya kebetulan
tempat aku berdiri di bawah panggung, aku mencium ada
harum biji pohon cemara, kalau terjadi pada pedang orang
lain aku tidak merasa aneh, tapi itu ada pada sarung pedang
Ji-siok, jadi aku merasa ini tidak biasa.”
“Kalau begitu, Nona Liu belum bisa menentukan kalau aku
yang menaruh bubuk itu di sana?” tanya Goan Hiong.
“Ji-siok hanya bertarung denganmu, hanya kau yang
mempunyai kesempatan meletakkan bubuk itu di sana, apalagi
ini adalah keahlianmu!” kata Liu Hui-hui. Bun Tho-hoan
tertawa terbahak-bahak, “Kalau begitu, berarti aku bukan
kalah karena ilmu pedangku tidak baik, anak baik, terima kasih
setelah kau memberitahuku, hatiku menjadi lebih lega, kalau
tidak aku akan merasa sedih, selama 10 tahun berlatih pedang
hasilnya sia-sia.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Menurut aturan Cianpwee tidak boleh keluar lagi!” kata
Goan Hiong.
“Mengapa? Aku tidak kalah dalam ilmu pedang,” kata Bun
Tho-hoan.
Dengan serius Goan Hiong berkata, “Cianpwee, ilmu silat
Anda memang tinggi tapi bukan berarti Anda bisa melawan
guruku, karena ilmu pedang Anda terlalu kejam, bila guruku
ingin menang dari Anda, beliau harus melukai Cianpwee, kami
kemari bukan untuk mencari permusuhan yang lebih besar,
maka dengan cara seperti itu aku membuat Cianpwee kalah di
tangan Kie Pi-sia!”
Dia berkata kepada Liu Hui-hui lagi, “Nona Liu, cara apa
yang akan Nona gunakan menghadapi Kie Suci? Aku harap
jangan memperbesar permusuhan.”
“Kie Pi-sia yang memulai memperlakukanku seperti ini !”
jawab Liu Hui-hui.
“Di rumah makan Kim-leng Nona Liu terlalu menghinanya,
memang boleh dikatakan ini hanya salah paham, tapi
kekesalan Suciku belum habis ini tidak bisa menyalahkannya,”
kata Goan Hiong.
“Juga jangan salahkan aku, siapa suruh dia memamerkan
tenggorokannya dengan bernyanyi?” jawab Liu Hui-hui.
Kie Pi-sia marah, “Aku hanya ingin membuat Lim Hud-kiam
marah, apa hubungannya denganmu?” Liu Hui-hui pun ikut
marah, “Tidak bisa, aku tidak senang dengan dua kalimat yang
ada di dalam lagu itu, bila Lim Hud-kiam tidak mengubahnya
aku yang akan mengubahnya, siapa yang berani menyanyikan
dua kalimat itu aku akan mencari orang itu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Di dunia ini ada banyak manusia, dan setiap hari ada orang
yang akan menyanyikannya!” kata Kie Pi-sia.
“Kecuali aku tidak mendengarnya, kalau sampai terdengar
olehku, aku pasti akan melarangnya,” kata Liu Hui-hui.
Kie Pi-sia tertawa dingin, “Kau melarang orang bernyanyi,
apakah dengan cara itu kau bisa menarik kembali Lim Hudkiam?”
Wajah Liu Hui-hui terlihat seram, dengan dingin dia
berkata, “Aku tidak mengharapkan dia kembali, tapi aku juga
tidak akan mengijinkan orang lain menghinanya!”
“Aku ingin memarahinya, karena dia kurang ajar dan tidak
tahu diri!” teriak Kie Pi-sia.
“Ini adalah permasalahannya, sejahat apa pun dia tetap ada
orang yang menyukai dan mencintainya, aku benar-benar
kagum kepada dua bersaudara Yu, paling sedikit mereka tidak
berpura-pura, ada orang yang senang kepadanya di dalam
hati tapi di luar terlihat pura-pura malah seakan
membencinya!” kata Liu Hui-hui sambil tertawa dingin.
“Siapa yang kau maksud?”
“Siapa yang mempunyai pikiran seperti itu, dia yang akan
tahu sendiri!” jawab Liu Hui-hui.
Kie Pi-sia mulai menyerang dengan pedangnya, setiap jurus
seperti gelombang laut yang datang, tapi satu per satu
dihadapi dengan mudah oleh Liu Hui-hui, dia tidak membalas
hanya berkata dengan santai, “Dengan jurus seperti itu aku
tidak tertarik, lebih baik kau keluarkan Tay-lo-kiam-hoatmu!”
Tapi Kie Pi-sia tetap menyerang seperti tadi, Kie Tiang-lim
tidak mengerti dan berkata, “Anak itu terlalu terburu-buru,
kalau bertarung dengan cara seperti itu lawan akan dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mudah mengalahkannya, mungkin untuk mengeluarkan Taylo-
kiam-hoat pun tidak akan ada kesempatan, apa yang dia
inginkan?”
Tapi Goan Hiong malah tersenyum, “Paman jangan
mengkhawatirkan dia, memang jurus pedang Kie Suci terlihat
kacau, tapi hatinya tidak, kali ini dia memang tidak berani
mengatakan kalau dia bisa mengalahkan lawan tapi paling
sedikit tidak kalah seperti dulu!”
Terpaksa dengan sabar Kie Tiang-lim mengawasinya, Kie Pisia
menyerang lagi, jurus pedangnya semakin ganas, tapi Taylo-
kiam-hoat tetap tidak dikeluarkan, Liu Hui-hui sudah melihat
kalau Kie Pi-sia menunggu satu kesempatan menunggu dia
menyerang dan Kie Pi-sia akan mengeluarkan Tay-lo-kiamhoat
membuatnya tidak bisa menahan jurusnya.
Di Coan-bu-ouw, Liu Hui-hui pernah bertarung dengan Kie
Pi-sia, maka sedikit banyak dia sudah mengenal Tay-lo-kiamhoat,
memang Tay-lo-kiam-hoat hebat tapi di tangan Kie Pi-sia
ilmu ini belum mencapai titik kesempurnaan maka asal ada
persiapan tidak akan sulit menghadapi Kie Pi-sia, karena itu
dengan akal-akalan dia akan membuat Kie Pi-sia kalah.
Kedua pihak masing-masing punya rencana, masing-masing
mencari kesempatan, tiba-tiba Liu Hui-hui mendapatkan
kesempatan, pedangnya tiba-tiba keluar dari arah kiri, dia
membiarkan Kie Pi-sia menyerang, dia tahu ada satu jurus
Tay-lo-kiam-hoat yang harus menyerang dari arah kiri.
Benar saja Kie Pi-sia menghindari serangan, kemudian
tangan yang memegang pedang segera menge luarkan Tay-lokiam-
hoat, dia membacok ke pundak Liu Hui-hui dan pundak
kiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Hui-hui tersenyum, tiba-tiba tubuhnya bergerak masuk,
tangan yang kosong sudah masuk, dan mengangkat
pergelangan tangan Kie Pi-sia, kemudian didorong keluar,
tangan kanan yang memegang pedang menepuk punggung
Kie Pi-sia dan berkata, “Pergilah, ilmumu masih terlalu jauh!”
Kie Pi-sia didorong hingga maju dua langkah, tapi wajahnya
tidak terlihat marah, dia malah tersenyum, tangan yang
dimasukkan ke dalam baju bagian dada dikeluarkan dia
mengeluarkan satu tail perak dan melemparkannya lalu
berkata, “Sambutlah!”
Liu Hui-hui menyambut uang itu tiba-tiba dia merasa baju
bagian pinggangnya menjadi longgar, begitu dia melihatnya
ternyata rok yang dipakainya sudah melorot hingga ke lutut
dia segera menariknya.
Kie Pi-sia tertawa, “Kemarin ini karena aku telah bernyanyi
kau telah memberikan satu tail perak untuk membeli pita
suara yang telah kupakai, sekarang aku akan memberi hadiah
satu kali lipat kepadamu karena kau berani di depan umum
membuka rokmu!”
Liu Hui-hui segera melihat roknya, terlihat talinya sudah
terputus oleh benda yang tajam, sekarang dia baru mengerti
ternyata lawan sudah ada persiapan, dia menggunakan
kesempatan saat menyerang, memancing mendekati Kie Pi-sia
kemudian dia memakai cara tertentu memotong tali roknya,
tadinya dia hanya ingin bergurau dengan Kie Pi-sia sekarang
malah dia yang mendapat penghinaan ini.
Dia benar-benar kesal, tapi dia segera menjadi tenang
kembali, rok masih dipegangnya, dia membuka roknya dan
terlihatlah celana panjang yang terbuat dari sutra, dan kaki Liu
Hui-hui pun terlihat dia tersenyum, “Nona Kie, sekarang kita
sudah impas bukan?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Gerakan Liu Hui-hui membuat orang-orang kaget, sampaisampai
Kie Pi-sia sendiri pun terpaku, dia tidak tahu apa yang
harus dijawabnya.
Liu Hui-hui tertawa dan berkata lagi, “Kemarin ini aku
memang telah kelewatan hingga membuatmu malu, hari ini
kau membalasnya kepadaku, aku merasa kita sudah impas,
dan kemarahan mu sekarang sudah terlampiaskan, apakah
kelak kau tidak akan mencari masalah lagi denganku?”
Liu Ta-su berteriak, “Hui-hui, mengapa kau membiarkan
orang lain menghinamu? “
Liu Hui-hui tertawa, katanya, “Ayah, ini bukan penghinaan,
membuka rok adalah hal biasa, sebenarnya hari ini aku tidak
siap bertarung maka aku mengenakan rok, biasanya sewaktu
aku berlatih pedang aku juga membuka rokku dan itu adalah
hal yang wajar, apakah ini disebut penghinaan?”
Mata Liu Ta-su membelalak, dia tidak bisa berkata apa-apa.
Liu Hui-hui berkata lagi, “Kemarin ini aku menduga Lim
Hud-kiam senang kepadanya, maka aku menghinanya,
sekarang dia menduga Lim Hud-kiam senang kepadaku maka
dia menghinaku, sebenarnya di dalam hati Lim Hud-kiam kita
berdua tidak menempati hatinya, karena hal ini kita jadi ribut,
setelah dipikir-pikir kita malah tidak dewasa, aku
membangunkanmu dari mimpimu tapi Kie Pi-sia masih
bermimpi.”
Karena marah Kie Pi-sia meneteskan air mata dan berteriak,
“Kau sembarangan bicara!”
“Walaupun aku sembarangan bicara tapi di dalam hatimu
kau sebenarnya mengerti, tapi aku akan tetap menasihatimu,
menjadi seorang gadis jangan terlalu kuat, kelak akan
membuat orang yang mencintaimu melarikan diri, seperti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
orang yang kau cintai karena marah akhirnya dia pergi, aku
sudah mendapat pelajaran, aku harap kau jangan meniru
nasibku!”
Kie Pi-sia membawa pedangnya berniat akan bertarung lagi
tapi Liu Hui-hui menggoyangkan tangannya, “Kita jangan
bertarung lagi aku tidak ingin membunuhmu, kau juga tidak
mempunyai alasan untuk membunuhku, Rubah berekor 9
pernah mendengar pembicaraanku dengan 2 bersaudara Yu,
dia akan mengerti aku sudah bukan orang yang pantas kau
cemburui!”
Liu Ta-su mengerutkan alisnya, “Hui-hui, apa yang kau
bicarakan?”
“Ayah, aku sedang berbicara masalah pribadi antara gadis,
ayah tidak boleh mendengarnya, bila ayah telah
mendengarnya anggap saja angin lalu.”
“Tapi sekarang kau mewakili Ceng-seng bertarung!” kata
Liu Ta-su.
“Tidak akan mengganggu, kalah atau menang tetap
diperhitungkan, siapa yang kalah siapa yang menang sekali
melihat sudah tahu dengan jelas,” kata Liu Hui-hui.
“Kalau kau mengira kau kalah, turun dari sini, ganti dengan
orang lain yang akan bertarung!” bentak Kie Pi-sia.
Liu Hui-hui tersenyum, berkata, “Aku tidak mau ribut
denganmu, biar gurumu yang bicara.”
“Pi-sia, turunlah! Ilmu pedangmu lebih maju dibandingkan
kemarin dulu, tapi kau tetap tidak bisa melawan Nona Liu,”
kata Ciam Giok-beng.
Kie Pi-sia terpaku, “Supek, apa maksumu? Aku kalah?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng menghela nafas, “Untuk teknik pedang kau
memang kalah, Nona Liu tidak ingin melukaimu maka kau
baru mempunyai kesempatan.”
“Roknya telah kupotong,” kata Kie Pi-sia.
“Itu tidak ada artinya, kalau lawan ingin melukai mu,
tubuhmu telah terbagi menjadi dua, tapi lawan hanya perlahan
menepukmu,” kata Ciam Giok-beng.
“Karena dia terlalu ceroboh, kami bersama-sama berhasil,
tapi mengapa aku yang kalah?” tanya Kie Pi-sia.
“Kau memutuskan tali roknya dengan sedikit tenaga, maka
dia tidak marah tapi bila kau ingin membunuh, Nona Liu pasti
merasakannya, hanya butuh menggeserkan tubuh sedikit dia
sudah bisa menghindar, tapi pedangnya telah memukulmu
mengapa kau tidak mau mengaku kalau kau kalah?” tanya
Ciam Giok-beng.
Kie Pi-sia berpikir sebentar, dia merasa semua alasan
gurunya sangat masuk akal, dia benar-benar malu, dan
merasa teknik pedangnya masih sangat rendah, tapi dia tidak
mau mengaku kalah di depan umum, dia berteriak, “Menang
atau kalah bukan ditentukan dengan satu jurus, kita harus
bertarung lagi!”
Liu Hui-hui tersenyum, berkata, “Ilmu pedangmu untuk
menjaga diri saja tidak bisa, jadi aku tidak tertarik untuk
bertarung lagi.”
“Aku akan memaksamu bertarung!”
Ciam Giok-beng marah, “Pi-sia, masukan pedangmu dan
kembalilah!” Kie Pi-sia berteriak, “Supek, aku tidak mau
mengaku kalah!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tay-lo-kiam harus sekaligus digunakan tapi kau malah
merusaknya, maka kekuatannya jadi berkurang 10 kali lipat
dengan alasan apa kau bisa menang dari orang lain?” tanya
Ciam Giok-beng.
“Aku ingin merebut kembali kekalahan kita di Kim-leng,
maka aku harus berbuat seperti itu, sekali lagi bertarung aku
tidak akan berbuat seperti itu lagi!” kata Kie Pi-sia.
Ciam Giok-beng mulai marah, “Pi-sia, nama memang
penting tapi etika lebih penting, kalah harus terima kekalahan,
tidak perlu merasa malu, sikapmu yang seperti ini benar-benar
tidak seperti murid Kian-kun-kiam-pai.”
Melihat gurunya mulai marah Kie Pi-sia baru mundur dan
berkata, “Liu Hui-hui, dengan teknik pedang yang tinggi aku
pasti akan mengalahkanmu!”
Liu Hui-hui menggelengkan kepalanya, berkata, “Tidak
perlu, aku sekarang bisa saja mengaku kalah darimu kelak aku
akan melepaskan ilmu silatku dan melakukan tugas sebagai
seorang perempuan ke dapur atau menyulam.”
Kata Ciam Giok-beng, “Nona Liu, kalau pada babak ini Nona
yang menang apakah Nona masih akan bertarung?”
Liu Hui-hui menggelengkan kepala, “Tidak, babak ini
digunakan muridmu untuk melampiaskan kemarahannya kalau
tidak aku sama sekali tidak ingin bertarung.”
Dia mundur, Liu Ta-su berteriak, “Hui-hui, apakah benar
kau tidak akan berlatih pedang lagi?”
“Aku sudah malas memegang pedang kecuali ada yang
memaksaku memegang pedang lagi.”
Dia terus melihat ke arah Ciu Giok-hu, Liu Ta-su mengerti
apa yang dimaksud oleh Liu Hui-hui, dia tertawa dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
angkuh, “Anak, tenanglah selama aku masih hidup aku tidak
akan mengijinkan ada orang menghinamu!”
“Siapa yang akan maju pada babak berikutnya?”
“Aku ingin melihat jurus-jurus Kian-kun-kiam-pai!” kata Liu
Ta-su.
Bun Ta-cai tertawa, katanya, “Baik, dari Kian-kun-kiam-pai
siapa yang akan keluar bertarung?”
Kie Tiang-lim baru akan berdiri, In Tiong-ho segera berkata,
“Toako, biar aku yang mencoba babak ini.”
Putrinya saja sudah begitu lihai pasti ayahnya lebih kuat, In
Tiong-ho memang sangat terkenal di Hun-lam, tapi mungkin
dia bukan lawannya.
Tapi dia sudah tampil, membuat Kie Tiang-lim sangat
terharu, adik angkatnya demi dia supaya bisa mengetahui
jurus-jurus lawan lebih banyak maka dia siap menghancurkan
nama yang telah didapatkan seumur hidupnya.
Liu Ta-su tertawa, katanya, “Hun-lam-Tayhiap, apakah
Anda akan membantu Kian-kun-kiam-pai?”
“Membantu, aku tidak pernah terpikir pada kata ini, karena
di Kian-kun-kiam-pai ada Ciam Tayhiap yang sangat terkenal
dan Kie Toako yang belum pernah terkalahkan juga
mempunyai nama besar, sama sekali tidak perlu kubantu,
hanya saja aku ingin menggunakan kesempatan yang jarang
ada untuk mendapatkan pengalaman yang lebih baik.”
“Tuan tidak perlu sungkan, silakan!”
Setelah memberi hormat In Tiong-ho segera menyerang,
pesilat ternama bertarung memang berbeda pedang
dikeluarkan dengan tidak sembarangan, yang terutama tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
membuat kesalahan, maka jurusnya pun sangat mantap
kebanyakan adalah jurus bertahan.
Jurus pedang Liu Ta-su lebih tenang, dia memegang
pedang tapi tidak bergerak, menghadapi serangan-serangan
tipuan dari In Tiong-ho dia sama sekali tidak melayaninya,
begitu serangannya dari mendekat dia hanya menggeserkan
tubuhnya tidak jauh sudah menghindar serangan lawannya,
satu jurus pun belum dia keluarkan, malah sepasang kakinya
masih berdiri di tempat semula dan belum bergeser.
10 jurus telah berlalu, gerakan Liu Ta-su tetap seperti itu,
In Tiong-ho yang sabar mulai tidak.tahan dengan keadaan
yang merendahkan dirinya.
Jurusnya mulai berubah, seperti hujan dan angin, dia terus
menyerang dengan 9 jurus membunuh, jurus ini adalah 9
jurus istimewa yang bernama 'Leng-ho-kiu-hwan' (Bangau
lincah menari sembilan kali) membuat In Tiong-ho menjadi
terkenal.
Pergelangan tangan Liu Ta-su sedikit bergetar, pedangnya
segera keluar titik bintang yang dingin, di mana senjata
beradu dia bisa mementahkan Leng-ho-kiu-hwan, begitu 9
jurus telah selesai di mainkan, dia pelan-pelan menyerang dua
jurus, In Tiong-ho merasa di bawah ketiaknya ada sedikit rasa
dingin, tahu-tahu Liu Ta-su sudah menarik kembali pedangnya
dan berkata, “Aku menerima ajaranmu!”
Berarti pertarungan sudah selesai, begitu merasa di bawah
ketiaknya dingin, In Tiong-ho sadar kalau dia telah terkena
serangan pedang dan lawan bertindak sangat sungkan, hanya
menitik saja, dalam hatinya kecuali rasa terima kasih dia juga
merasa malu karena lawannya memang sangat berat, sampaisampai
ilmu silat andalannya yaitu Leng-ho-kiu-hwan hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
butuh satu jurus langsung bisa dimentahkan, dan dua kali
menyerang sudah membuatnya terluka.
Dia sudah berkelana di dunia persilatan sejak lama dan
berhasil mendapatkan sedikit nama, tapi lawan hanya dalam 3
jurus berhasil mengalahkan dia, ini sangat memalukan, karena
itu dia melilik ke bawah ketiaknya, pikirnya bila tempat yang
terkena pedang tidak terlihat dia akan pura-pura tidak tahu,
dan menyuruh lawan mengeluarkan beberapa jurus lagi,
walaupun kalah tapi tidak akan membuatnya malu.
Setelah melihat ke bawah ketiaknya tidak ada yang aneh,
bajunya pun masih rapi dan tidak rusak, karena itu dia merasa
aneh!
Tapi perasaan dingin di bawah ketiaknya berasal dari
mana? Apakah dia sudah salah merasakannya? Tapi ujung
pedang lawan memang melewati di bawah ketiaknya, apakah
dia sudah salah menafsirkannya dan pedang lawan hanya
lewat saja?
Karena itu dia merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan
dengan tertawa dia berkata, “Ketua Liu, mengapa berhenti?
Jurus Ling-ho-kiu-hwan memang bisa Anda hadapi tapi
pertarungannya belum selesai.”
Liu Ta-su tertawa dingin, katanya, “Bagaimana In Tayhiap
menganggap pertarungan pantas dianggap selesai?”
“Ilmu pedang Tuan sangat bagus tapi Anda hanya
mengeluarkan 3 jurus aku belum melihatnya dengan jelas,
paling sedikit harus membuatku kalah dengan mengerti!”
Dengan angkih Liu Ta-su berkata, “In Tayhiap bukan baru
sekarang ini belajar ilmu pedang, aku tidak perlu seperti
mengajar anak kepadamu, setiap kalimat harus dibaca dengan
jelas setiap kata apa artinya sehingga baru membuatmu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengerti, aku kira asal mengerti di dalam hati itu sudah
cukup.”
“Ketua dengan cara belajar menjelaskan ilmu pedang aku
jadi lebih ingin tahu bagaimana hasilku dalam ilmu pedang,
paling sedikit Tuan bisa memberi komentar.”
“Aku kira kalau aku memberi komentar kepada pesilat
tangguh tidak perlu secara terang-terangan.”
“Aku orang bodoh, tidak mengerti maksud Anda, harap
Tuan bisa memberi petunjuk.”
“Apakah Pendekar Yun Zhong harus melihat luka di
tubuhmu baru mau mengaku kalah? Kalau begitu kau benarbenar
orang yang angkuh!”
“Aku memang bodoh, bila tidak ada tandanya aku sulit
mengerti.”
Liu Ta-su benar-benar marah, “Sebenarnya aku ingin
membantumu menutup mulut karena Anda telah kalah, tapi
Tuan tetap bersikukuh, terpaksa aku minta maaf, ilmu pedang
Tuan aku hanya bisa memberi komentar dengan 4 kata, begitu
kau melihat kau akan mengerti.”
“Apa 4 kata itu?”
Liu Ta-su menunjuk, “Mungkin sekarang bisa dilihat!”
In Tiong-ho melihat tempat yang ditunjuk yajtu di bawah
ketiak, dengan cepat dia menundukkan kepala untuk melihat
lebih jelas, tempat di mana tadi terkena pedang sudah ada
noda darah, In Tiong-ho benar-benar kaget, bila berdarah
mengapa baju luarnya masih utuh? Kalau tidak terkena
pedang noda darah ini datang dari mana?
Bun Ta-cai segera berkata, “Liu Toako adalah ahli pedang
yang selalu menggunakan tenaga tidak terlihat dia bisa melalui
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kertas bagian luar memotong kayu, kertas tidak sobek tapi
kayunya terputus, coba In Tayhiap lihat apakah ada luka di
dalamnya?”
In Tiong-ho dengan cepat membuka baju luarnya terlihat
baju dalamnya ada bercak darah, 4 kata itu sangat jelas
terlihat, “Jo-ku-sam-go” (Kambing jantan memukul gendang
tiga kali), karena keempat kata itu diukir dengan ringan maka
hanya terkena kulit luarnya saja dan darah yang keluar pun
hanya sedikit.
Dua kali serangan pedang bisa mengukir keempat kata ini,
dan keempat kata ini tulisan kaligrafinya sangat sulit, yang
lebih sulit adalah menggunakan tenaga pedang melewati baju
dan hanya mengenai kulit, tehnik ini bukan tehnik
sembarangan.
Dengan nada kagum In Tiong-ho berkata, “Ilmu Ketua Liu
sudah tidak terukur, aku menerima kekalahan ini !”
Orang lain pun memuji hanya Pui Ciauw-jin dengan wajah
marah berkata, “Ketua Liu, teknik pedangmu memang sangat
tinggi tapi keempat kata itu apakah tidak terlalu menghina In
Tayhiap?”
In Tiong-ho terpaku, katanya, “Pui Toako, Ketua Liu
menganggap pedang adalah bahasa, ini adalah komentar
biasa, tidak mengandung penghinaan.”
Pui Ciauw-jin tertawa dingin, “Apakah In-heng mengerti apa
maksud kalimat itu?”
“Dulu aku sering berkumpul dengan teman-teman yang
menyukai puisi, sewaktu mendapatkan puisi yang bagus
panitia selalu memukul gendang satu kali kalau ada satu puisi
sangat bagus akan memukul sisi gendang sebanyak 2 kali,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ilmu pedangku tidak seharusnya mendapat pukulan gendang 3
kali untuk mendapat pujian.”
Pui Ciauw-jin dengan dingin berkata, “Tulisannya Jo-kusam-
go itu adalah sejenis alat musik setiap kali bila dipukul
akan berbunyi dua kali, satu kali mengeluarkan suara besar
sedangkan yang kedua kalinya suara rendah, begitu suaranya
keluar bunyinya Put-tong, kalau tiga kali dipukul akan menjadi
Put-tong Put-tong, dan Put-tong (tidak lancar, tidak lancar,
dan tidak lancar)!”
“Apakah ini yang dimaksud olehnya?” tanya In Tiong-ho
nada bicaranya mulai berubah.
“Kalau berkumpul untuk menentukan puisi tidak pernah
menggunakan kulit gendang semacam itu, coba kau pikir
semua ini apa maksudnya?” kata Pui Ciauw-jin.
Dengan sedih In Tiong-ho berkata, “Ilmuku rendah, maka
diperlakukan seperti itu, aku harus menerimanya!”
Liu Ta-su tertawa, katanya, “Aku tidak biasa bersikap
sungkan, pedang dan karangan tidak bisa dipalsukan, tadinya
aku tidak mau mengatakan di depan umum, tapi kau yang
memaksanya, jangan salahkan aku!”
Pui Ciauw-jin marah, katanya, “Leng-ho-kiu-hwan milik Inheng
sangat terkenal di Hun-lam, memang tidak bisa
mengalahkan-mu tapi tetap banyak keistimewaannya!”
Dengan sombong Liu Ta-su berkata, “Menurutku, 4 kata ini
tidak termasuk sungkan, kalau menuruti sifatku 10 tahun yang
lalu, aku pasti akan memberi Kau-ci-huang-tou (Anjing makan
kacang kedelai).”
“Apa artinya?” tanya Pui Ciauw-jin dengan dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Makan kacang lebih mudah mengeluarkan gas dari dalam
perut, sebelum makan kentutnya macet di perut, setelah
makan anjing jadi terus menerus kentut!”
Kata-kata ini benar-benar sadis, semua orang tertawa
terbahak-bahak.
Hal ini benar-benar membuat In Tiong-ho jadi malu, dia
meletakkan pedangnya dan melempar ke bawah, “Kalau aku
tidak bisa mencuci bersih penghinaan ini seumur hidup aku
tidak akan memegang pedang lagi.”
Liu Ta-su berkata, “Kalau usiamu 30 tahun, berkata seperti
itu aku percaya, tapi umur manusia ada batasnya, apakah kau
bisa bertahan hidup sampai 30 tahun lagi?”
“Kalau begitu seumur hidup aku tidak akan memegang
pedang yang penting kalau aku masih hidup dan membawa
pedang mengunjungimu, kau harus berhati-hati!”
“Baik, kalau aku tidak ada, kau boleh mencari putriku, yang
penting keluarga Liu akan menunggumu!”
In Tiong-ho mengenakan kembali bajunya dia memberi
hormat kepada Kie Tiang-lim, “Toako, aku tidak berguua, ingin
membantu malah mendapatkan penghinaan, aku memalukan
Toako, aku akan pergi dulu!”
Kie Tiang-lim merasa sedih, dengan tersendat dia berkata,
“Adik, aku yang telah membuatmu merasa malu, kau sudah
tua, tidak perlu memandang menang atau kalau dengan
begitu serius, tunggulah sebentar lagi, kita sama-sama pergi
dari sini!”
“Tidak, aku tidak mau tinggal lebih lama lagi di sini.”
“In Tayhiap, Anda sering mengajarkan kami tentang
kehidupan yang kadang-kadang lancar kadang-kadang tidak,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kita harus menghadapinya dengan terbuka, maka kita baru
bisa hidup senang, mengapa Paman sekarang begitu serius?”
In Tiong-ho menghela nafas panjang, “Aku kalah tidak akan
merasa sedih, aku sedih karena dihina, penghinaan ini harus
kutelan sampai akhir hayatku, aku tidak semuda kalian yang
masih mempunyai waktu panjang dan masih bisa berusaha.
Tuhan memberiku waktu tidak lama lagi, maka aku harus baikbaik
menggunakan waktu yang ada ini, aku harap selagi aku
masih hidup aku masih bisa bertemu dengan kalian.”
Goan Hiong terkejut, katanya, “Apakah Paman tidak mau
bertemu kami lagi?”
“Benar, nama baik bagi seorang pesilat adalah nyawa,
kehilangan nama baik berarti kehilangan nyawa, kecuali tidak
ingin bertemu kalian lagi aku juga tidak ingin bertemu dengan
siapa pun, aku harap kalian bisa memberitahukan hal ini
kepada keluargaku, bila 10 tahun kemudian aku tidak pulang,
berarti aku sudah mati di tempat lain, tempat untuk
bersembahyang bisa ditambahkan satu plakat lagi.”
Setelah berkata seperti itu In Tiong-ho pergi tanpa menoleh
lagi.
Semua tahu bagaimana perasaan hatinya, tidak ada yang
melarangnya, mereka hanya melihat sosoknya yang semakin
lama menghilang.
Liu Hui-hui berkata dengan pelan, “Ayah, untuk apa kau
melakukan semua ini?”
Liu Ta-su tertawa terbahak-bahak, katanya, “Aku paling
benci melihat orang yang menggunakan nama yang didapat
tanpa tahu benar atau tidak, hanya bisa beberapa jurus lalu
muncul dengan sebutan pesilat tangguh, untung dia tahu diri,
kalau tidak aku tidak akan membiarkan dia meninggalkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tempat ini. Tenanglah Hui-hui, jangankan 10 tahun 20 tahun
pun dia tidak akan datang kemari, melihat usianya sekarang
boleh dikatakan ilmu silatnya hanya begitu saja, tidak akan
ada kemajuan yang berarti.”
Ciam Giok-beng marah, “Apakah teman tidak terlalu
sombong?”
Liu Ta-su tertawa terbahak-bahak, “Dari awal dia sudah
salah, tulang dan nadi pun sudah tua, tubuhnya tidak bisa
berubah maka ilmu pedangnya tidak akan bisa maju seperti
kalian, hanya mengandalkan kekuatan sendiri untuk bisa maju
tidak ada jalan lain, dengan ilmu pedangnya yang sekarang
tidak mungkin dia bisa mencapai yang tertinggi, aku kira kau
pun demikian!”
Ciam Giok-beng terdiam, kata-kata Liu Ta-su memang
terdengar sombong tapi dengan melihat usia seperti In Tiongho,
ilmunya tidak akan maju lagi. Pui Ciauw-jin bertanya
dengan marah, “Apakah ilmu pedangmu yang terbaik?”
Liu Ta-su tertawa, “Paling bagus atau tidak hanya dapat
dibandingkan, sebelum ada orang yang bisa mengalahkanku
ilmuku tidak dikategorikan dengan ilmu tidak bagus.”
“Kalau begitu aku yang sudah beberapa kali kalah dari dulu,
ditempatkan di jajaran tidak bagus, tapi bila dibandingkan
dengan ilmumu yang bagus itu aku rasa tidak ada bedanya,”
kata Pui Ciauw-jin.
“Apakah Tuan ingin membandingkan ilmu silat kita?” tanya
Liu Ta-su.
“Boleh juga, karena aku merasa ilmu silatku berada di atas
Tuan, karena itu aku ingin mencobanya, bagaimana kalau
Tuan menyerang dulu?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Ta-su tertawa terbahak-bahak, “Baiklah, baik, tapi aku
ingin bertanya dulu, di bagian tubuhmu yang mana aku bisa
memberi komentar untuk menghukummu yang besar mulut?”
Pui Ciauw-jin tertawa, “Tidak perlu repot-repot. Aku sudah
membantumu mencarikan kata-katanya, yaitu 'Cuo-cing-kanthian'
(Duduk disumur melihat langit), ini adalah pepatah
dalam bahasa Tionghoa artinya adalah katak dalam
tempurung, kau ingin menulis di mana pun bisa!”
Liu Ta-su mulai marah, dia berteriak, “Ini adalah
komentarmu kepadaku, komentarku akan kutulis di tubuhmu!”
“Bila kau sanggup meninggalkan tanda di tubuhku
walaupun sedikit, kau boleh memenggal kepalaku, waktu itu
kau tidak perlu memberi komentar lagi!”
Liu Ta-su jadi marah, dia mulai menyerang, tapi gerakan
Pui Ciauw-jin lebih cepat lagi, mereka bertarung dengan
sengit.
Pedang Liu Ta-su bergerak dengan cepat, pedang Pui
Ciauw-jin lebih cepat lagi, bisa dikatakan sama-sama cepat
tapi jurus mereka tidak sama, pedang Pui Ciauw-jin diayunkan
secara tidak teratur, bisa dikatakan serang sana juga serang
sini, arahnya tidak menentu, memang hawa pedang
berhembus sangat kuat tapi celah ada di mana-mana.
Liu Ta-su tidak tahu apa yang dilakukan Pui Ciauw-jin, tapi
Pui Ciauw-jin bisa menahan serangan dari Liu Ta-su, kadang
Liu Ta-su melihat pedang Pui Ciauw-jin akan menyerang
tenggorokannya, tapi di tengah jalan berubah menyerang
perutnya.
Dengan cara seperti itu Pui Ciauw-jin berhasil menutupi
serangan Liu Ta-su karena Liu Ta-su selalu menyerang ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
celah-celah Pui Ciauw-jin, karena tidak jelas arah serangan
lawan membuat Liu Ta-su tidak berani mencoba-coba lagi.
Akhirnya Liu Ta-su mengerti apa yang dilakukan Pui Ciauwjin,
dia hanya ingin mengacaukan, jurus-jurusnya pun tidak
ada yang sempurna, bisa dikatakan bila dia menyerang Pui
Ciauw-jin dalam satu jurus dia akan bisa mengalahkannya.
Setelah mengetahui jurus-jurus Pui Ciauw-jin, Liu Ta-su
mulai berani, karena dia merasa Pui Ciauw-jin hanya mainmain
dengannya, tiba-tiba dia menyerang dengan gencar,
hawa pedang mengikuti pedang yang keluar, lalu menyerang
dada Pui Ciauw-jin, dengan pedangnya Pui Ciauw-jin membuat
tabir pertahanan, tapi tetap tidak bisa menahan serangan Liu
Ta-su yang gencar, pedang yang dipegang tergetar dan
terbang ke atas, untung dia bisa bergerak dengan lincah, bisa
dengan cepat berguling ke bawah, dia bisa meloloskan diri dari
serangan maut itu, begitu dia bisa berdiri dengan bangga dia
memukul pedang Pui Ciauw-jin yang terjatuh ke arah Pui
Ciauw-jin dan dia menyambut-nya.
Liu Ta-su tertawa dingin, katanya, “Orang she Pui, aku tidak
takut kepada jurusmu yang kacau itu, kalau kau berani
menyerang lagi dalam 3 jurus aku akan meninggalkan tanda di
tubuhmu yang membuatmu selamanya tidak akan
melupakannya!”
Pui Ciauw-jin mengeluarkan tangan kirinya dan berkata,
“Bagaimana tanda ini menurutmu?”
Ternyata di telapaknya dia melukis sebuah sumur, di dalam
sumur itu ada seekor kura-kura, kura-kura itu sedang
mengangkat kepalanya menatap langit yang berada di luar
sumur.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Setelah Liu Ta-su melihat lukisan yang ada di telapak Pui
Ciauw-jin dia terpaku, “Apa maksudnya?”
Pui Ciauw-jin tertawa, katanya, “Ini adalah komentarku,
karena tubuhmu terus bergerak jadi aku terburu-buru
melukisnya, maka aku melukis di sini, gambarnya tidak begitu
mirip maka aku tidak berani memasang harga, ini hanya
sebuah lukisan secara garis besar, bila aku sudah ada waktu
aku akan memberi warna, setelah itu aku akan
memberikannya kepadamu.”
“Sembarangan bicara!” teriak Liu Ta-su.
Pui Ciauw-jin dengan tetap tertawa berkata lagi, “Kalau kau
tidak mau menunggu lama, kau boleh membuka bajumu, dan
aku akan membereskannya, aku memang bukan pelukis
terkenal, tapi lukisan ini tetap bisa laku beberapa tail perak,
pernah ada seorang pelukis berkata, 'Lukisanku mirip pelukis
Ku-hong dari dinasti Tong dan Sung.'.”
Liu Ta-su merasa telinganya seperti ditusuk-tusuk, dia
bertanya, “Apakah lukisan yang kau maksud sudah ada di
tubuhku?”
“Sebenarnya lukisan itu harus diselesaikan sekali gus tapi
aku membaginya menjadi 10 goresan lebih, tidak begitu
bagus, semua salahmu karena tidak mau diam, jadi aku sulit
melukis kepala kura-kuranya maka jadi kebesaran.”
Liu Ta-su tidak mendengar apa yang dikatakan Pui Ciauwjin,
buru-buru dia membuka melihat dadanya mencari lukisan
itu, tapi lukisan itu tidak ada, dengan terpaksa dia bertanya,
“Di mana lukisan yang kau maksud?”
Pui Ciauw-jin menjawab, “Aku rasa hanya kau yang tidak
bisa melihatnya, di depan tidak terlihat di belakang pasti
terlihat.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Setelah Liu Ta-su membuka semua baju bagian luarnya,
gambar yang dilukis dengan kapur putih terlihat di
punggungnya, karena itu dia hanya bisa berdiri dengan
terpaku.
Liu Hui-hui melihat ayahnya hanya termangu, dengan cepat
dia berkata, “Ayah, Orang she Pui ini sering berbuat onar,
ayah harus hati-hati jangan termakan tipuannya!”
“Nona Liu, untuk berbuat onar bukan hal yang mudah,
apalagi dilakukan di tubuh ayahmu, harus menghabiskan
waktu yang lama lukisan itu baru bisa selesai.”
“Aku tidak percaya di punggung ayahku kau bisa berturutturut
menggores sebanyak 10 kali lebih dan dia tidak
merasakannya,” kata Liu Hui-hui.
“Aku tidak berbohong, karena sudah ada buktinya,
jumlahnya 17 goresan, kalau kurang aku akan mengaku
kalah.”
Liu Hui-hui segera menghitungnya, benar ternyata ada 17
goresan, kebanyakan adalah garis lurus, hanya ada beberapa
garis bulat, setiap goresan jaraknya tidak jauh, maka dia tidak
bisa berkata apa-apa lagi.
“Kakak Liu, ilmu pedangmu lebih bagus darinya, hanya
karena ilmu pedangnya kacau balau jadi membuatmu
kebingungan, kau tidak usah malu,” kata Bun Tho-hoan.
Pui Ciauw-jin berkata, “Yang pasti tidak akan memalukan
juga tidak ada keistimewaannya, kalau aku mengganti kapur
putih itu dengan pisau, nah itu baru seru!”
Kata-kata ini membuat wajah Bun Tho-hoan menjadi
merah, sebenarnya dia ingin membantu Liu Ta-su menutupi
rasa malunya, tidak disangka Pui Ciauw-jin akan menjawabnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
seperti itu dan bukti yang ada memang seperti itu. Kalau tadi
Pui Ciauw-jin memegang pisau apakah Liu Ta-su masih
bernyawa? Tapi Liu Ta-su malah tertawa,berkata, “Pui Ciauwjin,
aku mengaku kalah, tapi kalau kau memakai pisau belum
tentu akan mengenaiku, paling-paling hanya akan tergores
sedikit, tapi untuk mengganti goresan ini kau harus membayar
mahal.”
Liu Hui-hui dengan cepat berkata, “Tenaga dalam ayahku
sejak kecil sudah kuat bisa dikatakan golok dan pedang hanya
bisa melukai kulitnya saja.”
Pui Ciauw-jin tertawa berkata, “Tenaga dalam memang bisa
digunakan untuk menghindari golok tapi kau harus lihat
lawannya, aku tidak butuh pedang sakti pisau biasa pun
ayahmu belum tentu bisa tahan goresannya.”
Dari kata-katanya memberitahu kalau dia bukan orang yang
tidak tahu, Liu Ta-su tertawa, berkata, “Orang yang berlatih
ilmu pedang pasti harus berlatih ilmu pernafasan, ilmu
pernafasan bagi seorang pesilat digunakan untuk menjaga diri,
aku mengandalkan pernafasan ini untuk menghindar dan aku
akan menyerang balik, mengenai hal ini kau harus
mengakuinya!”
Pui Ciauw-jin tersenyum, “Tetua Liu memang bisa
membalikkan tubuh dan menyerangku, dan aku tidak akan
bisa menahannya, masalahnya apa tetua Liu bisa melancarkan
pukulan?”
Liu Ta-su marah, “Apakah Tuan tidak percaya aku sanggup
melakukannya? Ini sangat mudah aku akan membiarkanmu
menusuk punggungku dan kau lihat apakah aku berbohong!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tidak perlu, dulu aku pasti akan mengaku kalah tapi
sekarang aku sudah mempunyai istri, dia adalah rubah
berekor 9, Ho Gwat-ji.”
Liu Ta-su tetap marah, “Apa hubungannya semua ini
dengan istrimu?”
“Tentu saja ada hubungannya, istriku berkelana di dunia
persilatan dia mempunyai semacam senjata rahasia yang
paling lihai, namanya adalah 'Lok-seng-cui-hun-tan (Peluru
langit jatuh mengejar roh).”
Dia mengambil sesuatu dari balik baju bagian dadanya dan
mengeluarkan sebuah benda berbentuk seperti kacang
berwarna hitam, kemudian dia menyentil benda itu, butiran
hitam itu terbang ke arah gunung buatan, terdengar suara
gemuruh gunung buatan itu menjadi berlubang terkena peluru
itu.
Pui Ciauw-jin tertawa, “Dengan menggunakan senjata
rahasia ini mungkin tidak bisa mendekati tetua Liu, tapi kalau
aku memakai kesempatan melempar sebutir kemudian
menyentil sebutir lagi, membuat kedua butiran itu saling
beradu, aku kira tenaga dalam tetua Liu tidak akan mampu
menahannya!”
Melihat kekuatan butiran hitam itu Liu Ta-su tidak bisa
bicara lagi, lama kemudian dia baru berkata, “Terima kasih
Tuan tidak menggunakan senjata itu, aku mengaku kalah.”
“Tidak perlu, dalam ilmu pedang aku kalah darimu, kalau
dari awal tetua Liu berniat membunuh, aku tidak akan bisa
mendekati tetua.”
Liu Ta-su adalah orang yang sangat terbuka, meski kalah
dia akan mengaku kalah, dengan serius dia berkata, “Ilmu
pedang separuhnya terdiri dari teknik separahnya lagi adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
cara, tadi Tuan dengan cara serabutan menyerangku, aku
tidak tahu maka jurus mematikan pun tidak berani
kukeluarkan, cara dan rencana Tuan membuatku kagum.”
Dia memberi hormat dan kembali ke tempatnya, Ciu Giokhu
tertawa dingin, “Liu Ta-su, dengan mengaku kalah kau
telah menghancurkan nama 3 tetua Ceng-seng.”
“Aku memang kalah, kecuali mukamu tebal kau bisa
menahan ledakan dari butiran hitam itu!”
Ciu Giok-hu melotot, “Hei marga Liu, gunung Ceng-seng
bukan milikku sendiri, kau sendiri adalah salah satu dari 3
tetua di sini mengapa kau bertentangan denganku?” Liu Ta-su
menjawab dengan dingin, “Ceng-seng memang bukan milikmu
sendiri tapi kenyataannya seperti milikmu sendiri, tenang saja
bila aku kalah aku tidak akan membuat Ceng-seng malu, aku
akan mengundurkan diri dari posisi 3 tetua Ceng-seng, dan
aku juga akan keluar dari Ceng-seng, aku akan membawa
putriku pindah dari sini, aku tidak sekaya dirimu, kalau ingin
pergi langsung pergi, tidak perlu membawa sehelai benang
pun, kau bisa makmur di sini!”
“Kakak Liu, untuk apa membicarakan tentang hal ini?”
tanya Bun Tho-hoan.
Liu Ta-su tertawa, berkata, “Bun Lo-ji, kau sangat tahu
dengan jelas Ciu Giok-hu orangnya seperti apa, bila
bertentangan dengannya apakah aku masih bisa tinggal di
Ceng-seng? Walau pun dijamin olehmu dan kakakmu aku
tetap tidak berani tinggal di sini.”
Dua bersaudara Bun terdiam, wajah Ciu Giok-hu menjadi
seram, dia tidak berkata sepatah kata pun, terakhir Bun Thohoan
menghela nafas, berkata, “Liu Toako, apa kau harus
pergi dari sini. Nanti kita bicarakan lagi sekarang kau masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
berada di Ceng-seng kita harus menyelesaikan masalah kita
sekarang.”
“Masalah yang harus diselesaikan, sekarang harus
mengandalkan kekuatan kalian, sebab aku sudah mengaku
kalah, menurut aturan aku tidak bisa ikut bertarung lagi,” kata
Liu Ta-su.
Bun Tho-hoan melihat Ciu Giok-hu, berkata, “Ciu Toako,
menurut aturan memang seperti itu, sekarang yang masih bisa
bertarung hanya kau dan aku.”
Ciu Giok-hu segera berdiri, “Bun Lo-toa, tidak perlu repot,
Liu Ta-su sengaja berbuat seperti itu karena ingin
menjatuhkan namaku, masalah datang gara-gara putraku,
maka aku sendiri yang akan menanggungnya aku tidak
percaya Ceng-seng akan kalah dari mereka!”
Dengan langkah besar dia keluar, kemudian dia menunjuk
Pui Ciauw-jin dengan pedangnya, “Orang she Pui,
bertarunglah denganku, gunakan cara yang biasa kau gunakan
untuk mencuri ayam, dan senjata rahasia milik golongan hitam
yang kau peragakan tadi, aku tidak peduli!”
Pui Ciauw-jin masih bersabar, tapi dua hweesio yang
mendengar perkataan ini, mereka langsung berdiri
berbarengan, hweesio gemuk Liauw Kong lebih cepat
mengeluarkan amarahnya, dia berteriak, “Orang she Ciu,
harap mulutmu bisa di-rem sedikit, jangan sembarangan
menghina orang!”
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Orang yang masuk golongan
hitam memang tidak ada yang baik, jangankan di depan kalian
di depan Biauw-eng pun aku tetap akan berkata demikian!”
Hweesio kurus Liauw Hwan ikut marah, “Apa hebatnya
Biauw-eng?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Biauw-eng adalah ketua
golongan hitam di darat dan di air, orang seperti kalian
bisanya hanya mencuri ayam atau anjing!”
Liauw Kong benar-benar sudah tidak tahan lagi, dia
membawa goloknya, segera naik ke panggung, Ciu Giok-hu
langsung menggetarkan golok Liauw Kong dengan pedangnya,
kemudian membacok Liauw Kong di punggung, tubuh Liauw
Kong segera terbagi menjadi dua bagian.
Kejadian yang berlangsung sangat cepat, hanya dalam satu
jurus Liauw Kong kalah dan langsung tewas.
Dua hweesio itu seperti saudara kandung, melihat Liauw
Kong terbunuh, mata Liauw Hwan berubah menjadi merah,
dia naik ke atas panggung membawa tongkatnya, kemudian
dia mengayunkan tongkat itu, tapi pedang Ciu Giok-hu
mengikuti gerakan tongkat itu dan menepis, untung Liauw
Hwan dengan cepat melepaskan tongkatnya, tapi kelima jari
tangan kirinya telah terbabat, dia memang sudah terluka tapi
keberaniannya tidak berkurang, dengan satu tangan dia
mengeluarkan rantai besi, dan berniat melilit kaki Ciu Giok-hu,
gerakannya sangat cepat.
Begitu rantai besi melilit ke pergelangan kaki Ciu Giok-hu
dan dia menarik Ciu Giok-hu supaya terjatuh, tapi perbedaan
ini terletak pada kekuatannya, Ciu Giok-hu sama sekali tidak
bergeser.
Liauw Hwan cemas, dia mengeluarkan sebelah tangannya
lagi dengan harapan kalau menggunakan kedua tangannya
supaya bisa menambah tenaganya. Dia lupa kalau jari tangan
kirinya sudah tidak ada karena tenaganya berkurang maka
kaki Ciu Giok-hu bisa mengait rantai besi itu malah Liauw
Hwan yang tertarik ke arah Ciu Giok-hu dalam situasi seperti
itu Liauw Hwan melepaskan tangannya lalu menarik 3 simbal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
besi yang tersimpan di pinggangnya dan simbal itu pun mulai
terbang ke arah Ciu Giok-hu.
Bersamaan dengan terbangnya simbal dia berguling ke arah
Ciu Giok-hu, Ciu Giok-hu tertawa dingin, dia memukul balik
ketiga simbal besi itu dengan pedangnya.
Ketika itu tubuh Liauw Hwan sedang menerjang, tidak bisa
menghindar lagi kedua simbal besinya langsung menancap di
tulang rusuknya, dan yang satu simbal lagi melesat
memutuskan kepala Liauw Hwan, darah berhamburan, dan
darah itu sebagian muncrat ke wajah Ciu Giok-hu.
Ciu Giok-hu dengan cepat membersihkan darah yang
mengenai wajahnya menggunakan lengan bajunya. Tidak
disangka kepala Liauw Hwan terbang ke arahnya, memang
kepala itu sudah terlepas dari tubuhnya, tapi keganasannya
tidak berkurang kepala itu terbang dan mendarat di pundak
Ciu Giok-hu, dan menggigit pundaknya, dalam kesakitannya
Ciu Giok-hu melemparkan dengan sekuat tenaga, kepala itu
memang terlepas dari pundaknya tapi ada 2 baris gigi terlihat
di pundak Ciu Giok-hu.
Ini adalah sebuah sandiwara kehidupan yang penuh
kekejaman dan menakutkan membuat beberapa orang gadis
yang berada di sana berteriak histeris, kepala Liauw Hwan
berguling-guling di bawah tapi matanya masih terus menatap
Ciu Giok-hu begitu melihat giginya menancap di pundak Ciu
Giok-hu, wajahnya yang keriput tersenyum dengan sedih,
memang tidak ada suara yang keluar tapi membuat orang
yang melihatnya merasa seram dan ketakutan.
Ciu Giok-hu mencabut gigi itu satu per satu, melihat Liauw
Hwan begitu membencinya, di wajahnya terlihat sinar
ketakutan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Bun Tho-hoan mengeluh, “Ciu Toako, kau terlalu kejam!”
Ciu Giok-hu menjawab, “Suasana tenang Ceng-seng telah
dirusak oleh mereka, aku tidak akan memaafkan mereka,
sekarang aku sudah mulai membunuh, orang yang datang
kemari walau pun dia itu laki-laki atau perempuan, aku akan
membunuh mereka tanpa sisa!”
Pendekar-pendekar yang datang mengenal dua hweesio itu
belum terlalu dalam, tapi jiwa mereka yang menegakan
kebenaran dan keadilan meski berada di posisi yang tidak
sama tapi mereka sangat akrab. Melihat kematian dua
hweesio, mereka jadi marah, apalagi Ho Gwat-ji, dia selalu
dilindungi oleh dua hweesio dan dia menghormati mereka
seperti kakak sendiri, sekarang melihat mereka berdua tewas
secara bersamaan dia tidak tahan dan ingin keluar untuk
bertarung, tapi Goan Hiong menghalanginya, katanya, “Bibi,
dua hweesio memang sudah meninggal, tapi kekuatan Bibi
tidak cukup untuk membalas dendam buat mereka, untuk apa
mati secara sia-sia? Lebih baik rundingkan dengan Paman
Pui!”
Ho Gwat-ji dengan marah berkata, “Kau benar-benar
kelewatan, kedua kakakku demi kalian harus mati, dan kalian
tidak mau membalaskan dendam mereka sekarang malah
melarangku membalas dendam!”
Goan Hiong tidak bisa berkata apa-apa, Pui Ciauw-jin
memotong, “Gwat-nio, jangan salahkan anak-anak, dia berniat
baik, dendam kedua kakakmu pasti harus di balas tapi dengan
terburu-buru melakukannya tidak akan bisa membereskan
masalah, tadi kalau kedua kakakmu bisa bersabar mereka
tidak akan mati di bawah pedang lawan, bila sekarang kau
keluar kau pun akan mati sia-sia!”
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita ABG SEksi : Si Pedang Tumpul 3 dan anda bisa menemukan artikel Cerita ABG SEksi : Si Pedang Tumpul 3 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-abg-seksi-si-pedang-tumpul-3.html?m=0,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita ABG SEksi : Si Pedang Tumpul 3 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita ABG SEksi : Si Pedang Tumpul 3 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita ABG SEksi : Si Pedang Tumpul 3 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-abg-seksi-si-pedang-tumpul-3.html?m=0. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar