Cerita ABG Bugil: Pedang Pelangi 6

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Selasa, 07 Agustus 2012

Cerita ABG Bugil: Pedang Pelangi 6-Cerita ABG Bugil: Pedang Pelangi 6-Cerita ABG Bugil: Pedang Pelangi 6-Cerita ABG Bugil: Pedang Pelangi 6-Cerita ABG Bugil: Pedang Pelangi 6-Cerita ABG Bugil: Pedang Pelangi 6


"Baik, sekarang kalian boleh berangkat lebih dulu." bisik
Hee Giok yang. Ciu Gwat dan ciu kul menurut, mereka segera
berjalan menuju kearah kiri hutan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee Giok yang sendiri baru berjalan setelah kedua orang
budaknya berlalu dua kaki lebih dulu, tapi disaat Ciu Gwat dan
Ciu Kui hampir mencapai tepi hutan itulah, mendadak ia
meluncur dari samping, dengan kecepatan seperti seekor
burung elang yang terbang melintas, dia menerobos masuk
kebalik hutan
Sebagaimana diketahui, tentu saja kepandaian silat yang
mereka pelajari adalah kepandaian silat dari Kiu hoa sinnie.
Sekalipun mereka belum mempunyai kesempatan untuk
bertarung melawan orang sehingga tidak mengetahui sampai
dimanakah taraf ilmu silat yang dimiliki namun berbicara dari
kepandaian silat yang mereka miliki sekarang, sesungguhnya
masih jauh lebih tinggi daripada kebanyakan jago persilatan
lainnya.
Tatkala tiba ditepi hutan, kedua orang itu segera teringat
dengan pesan nonanya.
Bila tiba didepan hutan nanti, berhentilah sejenak kemudian
meneruskan perjalanan dengan langkah pelan, perhatikan kiri
dan kanan, perhatikan dulu suasana disekeliling tempat itu
sampai jelas sebelum meneruskan perjalanan-
Kedua orang itu sama sekali tak menyangka kalau tujuan
nonanya adalah agar mereka memancing perhatian lawan,
mereka masih menyangka kalau orang berjalan malam yang
bertemu dihutan harus berbuat begitu lebih dulu sebelum
memasukinya.
Itulah sebabnya ketika tiba ditepi hutan mereka segera
berhenti sejenak sambil menengok kekiri kanan, setelah yakin
kalau di sekitar sana tiada orang lain, mereka baru
meneruskan perjalanan dengan langkah pelan
Selama hidup, baru pertama kali ini mereka menjadi "orang
yang berjalan malam", tak heran kalau pekerjaan ini dirasakan
segar dan amat merangsang perasaan tegang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekalipun tidak menjumpai musuh yang melakukan
penghadangan, mereka toh tidak bertindak gegabah, dengan
memasang mata dan telinga baik baik mereka meneruskan
perjalanannya menuju ketengah hutan, sementara tangannya
yang memegang gagang pedang terasa basah oleh keringat
saking tegangnya.
Menanti mereka berpaling kebelakang dan tidak menjumpai
bayangan nonanya, kedua orang itu segera menganggap
majikannya masih tertinggal dibelakang sana, karenanya
desingan langkah yang ringan dan sangat berhati hati mereka
meneruskan perjalanan kembali.
Padahal Hee Giok yang sudah menerobos masuk kedalam
hutan mendahului mereka waktu itu ia sudah bersembunyi
dibelakang sebatang pohon besar sambil memperhatikan
keadaan disekitar sana, apakah ada yang bersembunyi atau
tidak. andaikata ada maka dia akan menyergap mereka
secepat kilat sebelum lawan sempat bertindak lebih dulu,
sebab hanya berbuat demikianlah musuh bisa dirobohkan
tanpa menimbulkan banyak suara berisik.
Siapa tahu meskipun Ciu Gwat dan Ciu Kui telah berada
berapa tombak didalam hutan ternyata tak sesosok bayangan
manusia yang menampakkan diri untuk melancarkan
serangan, suasana tetap hening dan sepi sementara kedua
orang itu tetap meneruskan perjalanannya memasuki hutan
tersebut tanpa hadangan. Pelan pelan Hee Giok yang
mematahkan sebatang ranting pohon, kemudian dengan
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya dan meminjam
kegelapan malam yang mencekam seluruh jagad, ia
menerobos maju mendahului kedua orang dayangnya dan
melanjutkan pemeriksaannya.
Hutan yang lebat dan luas ini membentang dari kaki bukit
hingga mencapaipuncak gunung, letaknya persis berada
disebelah kiri pesanggrahan keluarga Hee.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Makin kedalam menerobos Hutan tersebut makin gelap
gulita suasana disekelilingnya.
Biarpun Ciu Gwat dan Ciu Kui sama sekali tidak
berpengalaman didalam dunia persilatan, namun
kenyataannya sepanjang perjalanan mereka tidak menjumpai
hadangan apapun.
Kejadian tersebut tentu saja amat mencengangkan hati Hee
Giok yang, mungkinkah pihak Lou cu san tidak melakukan
penjagaan atau persiapan apa pun?
Sebagai mana diketahui, pesanggrahan keluarga Hee
terletak dikaki bukit, dengan mengambil jalan menembusi
hutan berarti menjauhi kaki bukit tersebut, kemudian dari
lambung gunung mereka balik kembali kebawah sebelum
mencapai sisi kiri dinding pekarangan pesanggrahan tersebut.
Sekarang, Hee Giok yang telah mendahului Ciu Gwat dan
Ciu Kui meluncur turun lebih dulu ditepi hutan, tempat itu
merupakan tempat yang telah ditetapkan sebagai tempat
pertemuan-
Baru saja tubuhnya melayang turun ke atas tanah, dari sisi
hutan tak jauh dari posisinya segera terdengarlah suara
ranting pohon yang bergoyang.
Suara itu adalah kode rahasia mereka, maka Hee Giok yang
segera menggoyangkan pula ranting pohon yang berada
ditangannya
Dalam waktu singkat terdengarlah desingan angin lembut
bergema membelah angkasa tampak tiga sosok bayangan
manusia meluncur datang dari tiga arah yang berbeda.
Tampaklah Huan Cu Im, Siang Ci Un dan Siang Siau Un
bertiga melayang turun ke atas tanah hampir bersamaan
waktunya. Dengan suara lirih Huan Cu Im segera katanya :
"Toako, apakah kau telah menemukan pos penjagaan
disekitar sana...?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee Giok yang segera menggeleng.
"Tidak, aku menyuruh Khu Heng dan Khu Hoat berjalan
dimuka untuk memancing kemunculan musuh, ternyata
sepanjang jalan tenang dan sekali tidak terlihat sesuatu apa
pun, jangan lagi manusia, bayanganpun tak kelihatan"
"Kalau begitu aneh sekali " bisik Siang Ci Un kemudian
dengan suara pelan-"Kenapa begitu kalianpun tidak
menemukan penjagaan?"
"Yaa, sama sekali tidak" sahut Siang Siau Un, "seolah olah
hutan tersebut memang tanpa penjagaan"
"Tadinya aku masih mengira para penjaga telah kalian
robohkan lebih dahulu karena kamu masuk kedalam hutan
lebih duluan"
"Waah... kalau begitu keadaannya jadi kurang beres " kata
Siang Ci Un kemudian.
Baru saja dia berbicara sampai disitu, tampak Ciu Gwat dan
Ciu Kui telah muncul pula dari balik hutan-
"Apanya yang tidak beres?" Siang Siau Un segera bertanya,
"mungkin saja mereka tidak menaruh penjagaan didalam
hutan ini?"
"Tidak mungkin" Siang Ci Un menggelengkan kepalanya
berulang kali "hutan ini merupakan satu satunya wilayah yang
bisa dimanfaatkan orang luar untuk mendekati pesanggrahan
mereka, baik ada kejadian ataupun tidak mustahil mereka tak
akan meletakkan penjagaan disekitar tempat ini untuk
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan."
"Tapi kenyataannya mereka toh sama sekali tidak
memasang penjagaan disekitar tempat ini"
"Justru karena itulah kuanggap kejadian ini diluar
kebiasaan" kata Siang Ci Un dengan wajah amat serius,
kemudian lanjutnya kembali, "ketenangan yang diluar dugaan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini justru menandakan kalau persoalannya diluar kebiasaan.
aaahh..."
Mendadak ia teringat kembali dengan bom udara yang
mereka saksikan sesaat setelah meninggalkan kota tadi,
sehingga tanpa terasa dia berseru tertahan.
Huan Cu Im segera mendekatinya sambil bertanya : "Jiko,
apa yang sedang kau pikirkan?"
Agar perkataan itu bisa diutarakan dengan lirih, maka
pemuda tersebut sengaja berdiri sangat dekat dengannya.
Siang Ci Un dapat mengendus bau hawa lelakian yang
sangat kuat dari tubuh pemuda tersebut, tiba tiba saja hatinya
berdebar keras, ia dapat merasakan betapa panasnya
selembar mukanya waktu itu. Dengan suara agak tergagap
segera sahutnya: "Aku... aku sedang berpikir..."
Dengan sekuat tenaga dia berusaha mengendalikan
ketenangan hatinya, kemudian berkata lagi dengan lirih:
"Ketika kita baru meninggalkan kota tadi, bukankah terlihat
ada bom udara yang dilepaskan orang. Jangan jangan
dikosongkannya hutan ini dari penjagaan memang sengaja
mereka melakukan untuk memancing musuh memasuki
wilayah mereka ke dalam ?"
"Bagaimana juga kita kan sudah sampai disini, biar
merupakan siasat atau jebakan, kita tetap harus memasukinya
seperti rencana semula" seru Siang Siau Un cepat.
"Tidak." Siang Ci Un menggelengkan kepalanya dengan
cepat, "kalau mereka sampai berani memancing kita untuk
masuk kedalam, berarti mereka sudah melakukan persiapan
secara matang dan tinggal menunggu kita masuk perangkap.
tapi mungkin juga hal ini mereka lakukan disebabkan kekuatan
mereka terlalu minim sehingga mustahil untuk membendung
serbuah musuh dari luar, karenanya mereka lebih suka
memilih menjebak kita dalam hutan..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jite, menurut pendapatmu apa yang mesti kita lakukan
sekarang?" tanya Hee Giok yang.
Siang Ci Un memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu,
lalu katanya lirih:
"Tentu saja kita harus berusaha untuk bisa masuk kedalam,
tapi bila jumlah rombongan kelewat besar, maka sasaranpun
jadi lebih jelas dan terang, oleh sebab itu aku rasa kita
berenam harus memisahkan Khu Heng dan Khu Hoat tetap
bersiaga disini, sebab disinilah letak jalan mundur kita, kita
wajib mempersiapkan kekuatan untuk membantu kita setiap
saat, tapi jejak kalian tak boleh sampai ketahuan..."
Rupanya dia kuatir kepandaian silat Ciu Gwat dan Ciu Kui
yang terlalu cetek bukan saja tak akan membantu usaha
mereka nanti, sebaliknya membuat gerak gerik mereka lebih
tak leluasa, karenanya dia putuskan untuk meninggalkan
kedua orang dayang tersebut diluar hutan saja.
Hee Giok yang segera manggut manggut tanda setuju:
"Nah, kalian dengar sendiri, setelah kami masuk nanti,
Carilah sebuah pohon besar untuk menyembunyikan diri,
bilamana keadaan memaksa, pergunakanlah jarum untuk
melindungi diri."
"Budak mengerti" sahut Ciu Gwat cepat.
Siang Siau Un yang berada disampingnya cepat cepat
menimbrung:
"Eeei, kalian lagi lagi salah menyebut, seharusnya
membahasai diri dengan hamba."
"Jite, bagaimana dengan kita sendiri?" sementara itu Hee
Giok yang telah bertanya lagi.
Siang Ci Un merasa rikuh untuk berjalan serombongan
dengan Huan Cu Im, terpaksa katanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Silahkan toako dan samte berangkat lebih dulu, biar aku
dan sute satu kelompok kita harus membagi diri dalam dua
kelompok yang mengambil arah berbeda, dengan begitu selain
bisa mengacaukan perhatian musuh, pun dapat saling bantu
membantu,jika satu pihak menjumpai bahaya, maka
rombongan lain bisa memberi bantuan, keadaan ini akan jauh
lebih baik ketimbang kita berempat menempuh perjalanan
bersama sama..."
"Aaah, aku ingin satu regu dengan samko tidak enak
melakukan perjalanan bersamamu huuh, baru satu langkah
aku berjalan, kau tentu susah ribut dua patah kata, pasti
menjemukan suasananya nanti..."
"Justru karena kau nakal maka harus satu regu denganku"
ujar Siang Ci Un ketus. "kau toh mengerti, tempat ini adalah
sarang naga gua harimau, memangnya tempat untuk
berekreasi?"
"Aku tak bakal takut dengan Cecunguk Cecunguk itu"
bantah Siang Siau Un segera "bagaimana samko? Kau
bersedia satu regu denganku bukan...?" Terpaksa Huan Cu Im
harus manggut manggut.
"Baiklah, lebih baik kita memang melakukan perjalanan
bersama sama" Dengan wajah berseri seri karena kegirangan,
Siang Siau Un segera berteriak:
"Nah bagaimana jiko? Kau sudah mendengar sendiri
bukan? samko bersedia menempuh perjalanan bersamaku"
cepat cepat Hee Giok yang menyela:
"Kalau memang sute ingin berada satu regu dengan samte,
biarlah mereka berjalan bersama"
Sambil berpaling Siang Ci Un berpesan-
"Kau boleh saja berada bersama samko tapi ingat, jangan
kelewat terburu nafsu. "Tak usah kuatir, pokoknya aku akan
menuruti semua nasehat samko"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang Ci Un tidak banyak berbicara lagi dia segera
menuding ke arah bangunan gedung pesanggrahan keluarga
Hee dalam kegelapan sana, kemudian berbisik kembali:
"Aku dan toako akan menuju ke gedung bagian tengah
langsung dari sini, sedang samte dan sute boleh menelusuri
hutan dengan menyelinap masuk lewat belakang, andaikata
bertemu dengan sergapan musuh, kalian harus memberikan
perlawanan secara menyendiri, jangan bergabung dengan
kami lagi di gedung tengah, sebab bila berbuat demikian maka
bisa jadi jejak kita yang berada di tengah gedung bakal
ketahuan lawan"
"Bila sampai menemui keadaan seperti ini, lebih baik kalian
mengundurkan diri saja, jangan kelewat asyik terlibat dalam
pertarungan, bila keadaan tidak betul betul gawat dan
berbahaya, jangan melepaskan kode rahasia untuk minta
bantuan, kode bahaya kita adalah berpekik panjang..."
Siang Siau Un segera manggut manggut.
"Kami tak bakal menemui bahaya apapun bila ada musuh
yang melakukan penghadangan, kami pasti dapat
menyelesaikannya secara tuntas."
Berbicara sampai disini, dia segera menarik ujung baju
Huan Cu Im sambil katanya lagi :
"Samko mari kita berangkat."
Dengan cepat dia membalikkan badan dan melompat pergi
lebih dulu, mereka menuju kegedung pesanggrahan tersebut
dengan berjalan menelusuri hutan-Terpaksa Huan Cu Im
harus mengikuti di belakangnya dengan gerakan cepat.
Menanti sampai kedua orang itu sudah pergi jauh, Hee Giok
yang dan Siang Ci Un baru melompat ketengah udara dan
seperti dua titik Cahaya petir mereka meluncur ke muka
langsung menerobos masuk melalui dinding pekarangan yang
tinggi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang Siau Un menunggu sampai Huan Cu Im menyusul
dan sengaja melakukan perjalanan berdampingan dengannya,
sambil berpaling dan Cemberut tiba tiba ia berseru: "Samko "
"Sttt... kita sudah hampir tiba didaerah musuh, lebih baik
jangan berbicara dulu" sela Huan Cu Im cepat.
"Aku kan cuma ingin bertanya sepatah kata saja kepadamu
" seru nona itu semakin cemberut.
Terpaksa Huan Cu Im menghentikan langkahnya, kemudian
seraya berpaling tanyanya "Apa sih yang ingin kau tanyakan?"
Siang Siau Un segera tertawa cekikikan, dengan mata
berkedip katanya lirih : "Aku ingin bertanya, sebetulnya kau
lebih suka toako atau jiko?"
Merah jengah selembar wajah Huan Cu Im setelah
mendengar pertanyaan itu, segera serunya :
"Aneh benar kau ini, mengapa kau tanyakan persoalan
macam begitu dalam keadaan seperti ini?"
"Aku pingin tahu" kata Siang Siau Un sambil mengerdipkan
sepasang matanya dengan nakaL
Huan Cu Im segera berpikir :
"Jelas budak ini kecil orangnya tapi besar pikirannya, baik,
biar aku mengajaknya bergurau."
Berpikir sampai disitu ia lantas tertawa dan bisiknya lirih :
"Yang samko paling cintai adalah kau"
Bagaimanapun juga Siang Siau Un masih seorang nona
kecil, kontan saja ia jadi tersipu sipu sehabis mendengar
perkataan itu, serunya kemudian dengan manja. "Aah...
samko jahat..."
Dengan cepat dia membalikkan badandan meneruskan
perjalanannya dengan langkah cepat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebenarnya Huan Cu Im hanya bermaksud mengajaknya
bergurau dan membuatnya jengah, sungguh tak disangka
olehnya sinona malah kabur dengan Cepatnya karena jengah.
Padahal tempat itu adalah wilayah pesanggrahan keluarga
Hee, sudah jelas dia tak akan bisa berteriak dengan suara
keras, itulah sebabnya melihat nona itu berlarian cepat, buru
buru dia mengejarnya dari belakang.
Berbicara soal tenaga dalam, tentu saja kemampuan yang
dimiliki Siang Siau Un masih ketinggalan jauh bila
dibandingkan kemampuan Huan Cu Im karena itu dalam
menempuh perjalanan jauh Huan Cu Im yang ditunjang oleh
tenaga dalam yang sempurna dapat berlari cepat dan riang
tanpa membuang banyak tenaga lain dengan Siang Siau Un
setelah berlarian sekian waktu, dia akan terengah engah dan
mandi keringat...
Tapi sekarang, mereka hanya menempuh jarak pendek.
ditambah lagi Siang Siau Un cerdas dan sedang menempuh
perjalanan dalam kegelapan malam, otomatis dia tak akan
berlarian secara lurus.
Sebentar saja ia telah melewati dinding pekarangan dan
belok ke sana putar kemari dengan cepatnya.
Untung sekali dalam gedung pesanggrahan tersebut penuh
dengan pepohonan dan tempat kegelapan, sehingga jejak
mereka tidak mudah ketahuan lawan-
Tapi Huan Cu Im yang kepayahan harus mengikuti dari
belakang, sekejap mata kemudian ia sudah kehilangan jejak
dari nona tersebut.
Kejadian tersebut tentu saja sangat menggelisahkan hati
Huan Cu Im, gedung yang dihadapinya begitu besar dan luas,
kemanakah dia harus menemukan kembali jejak nona tersebut
?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara dia sedang melakukan pengamatan disekeliling
sana, mendadak dari arah barat sana berkumandang datang
suara bentrokan senjata tajam yang ramai sekali. Dengan
perasaan terCekat Huan Cu Im segera berpikir:
"Waaah..., Siang Siau Un pasti sudah terlibat dalam
pertarungan yang seru melawan musuh "
Mengetahui akan hal tersebut, pemuda tak dapat ragu ragu
lagi, ia segera menjejakkan sepasang kakinya keatas tanah
dan berkelebat menuju kearah mana berasalnya suara
tersebut.
Baru saja dia meluncur ketengah udara melintasi sebuah
bangunan rumah, mendadak terdengar suara gelak tertawa
yang panjang, keras melengking bergema memecahkan
keheningan, disusul kemudian terdengar seseorang
mendengus tertahan.
Huan Cu Im merasa gelak tertawa tersebut sangat dikenal
olehnya, satu ingatan segera melintas didalam benaknya.
Cepat cepat dia berkelebat kesamping dan
menyembunyikan diri dibalik kegelapan di sisi kanan gedung
tersebut, baru saja ia mengintip keluar, terdengar suara
nyaring tadi telah berseru kembali tertawa dingin :
"Hmmm... tak nanti mereka bisa melarikan diri dari sekitar
sini, hayo kalian cepat membekuknya "
Walaupun suara bentakan tersebut berasal dari gedung lain
yang rasanya terletak disebelah barat, namun ditengah malam
yang begini hening, suara tersebut dapat terdengar dengan
jelas sekali.
Huan Cu Im mengenali suara yang nyaring dan sedikit
melengking itu dengan amat jelas kembali satu ingatan
melintas dalam benaknya, kembali dia berpikir :
"Kalau didengar dari nada pembicaraan orang ini, bukankah
dia adalah pejabat ketua Kay pang saat ini Kwa Tiang tay?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aaah, benar, dia adalah Lengcu emas, ini berarti tempat ini
merupakan daerah komplotannya tak heran kalau dia bisa
muncul di Lou cu san"
Belum lama dia menyembunyikan diri mendadak terdengar
olehnya suara dengusan nafas seseorang yang berasal dari
suatu tempat tak jauh dari posisinya.
Perlu diketahui, semenjak dia belajar ilmu Hong lui ing dari
pengemis sakti berwajah senyum Yu It man, tenaga dalam
yang dimilikinya telah memperoleh kemajuan pesat,
ketajaman mata dan pendengarannya juga bertambah hebat,
sehingga suara yang berada dari seputar berapa kaki darinya
dapat ditangkap olehnya secara jelas sekali.
Sekarang ia mendengar ada orang bersembunyi disisinya,
lagipula dengus napas orang itu sangat memburu, kalau
bukan Siang Siau Un lantas siapa lagi?
"Tampaknya budak cilik ini memang sengaja menjauhi
aku..."
Berpikir begitu, tiba tiba saja dia membalikkan badan dan
berkata sambil tertawa rendah:
"Kau tak usah menyembunyikan diri, aku sudah
mengetahui jejakmu sedari tadi..."
Siapa tahu baru saja dia selesai berbicara tampaklah
sesosok bayangan manusia yang kecil mungil menerjang
keluar dari tempat persembunyiannya dan keluar menuju ke
semula dengan kecepatan bagaikan kilat
Melihat nona itu kabur kembali ke arah pagar pekarangan,
Huan Cu Im mengira gadis tersebut sedang mengambek.
maka segera pikirnya :
"Aku toh Cuma mengajakmu bergurau, kau malah menjadi
bersungguh sungguh, sekarang kita sedang berada dalam
perjalanan untuk melakukan penyelidikan di bukit Lou cu san,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kenapa kau malah mengudurkan diri dari sini tanpa sebab
musabab?"
Berpikir begitu, cepat cepat dia melakukan pengejaran
secara ketat, sambil mengejar, serunya dengan suara lirih.
"Sute, kau jangan nakal lagi, hayo cepat berhenti."
Siapa tahu bayangan manusa yang kecil mungil itu sama
sekali tidak menggubris, dia malah kabur semakin cepat lagi.
Terpaksa Huan Cu Im harus mempercepat pengejarannya,
kembali dia berseru: "Sute, hayo ceat berhenti, kau jangan
kelewat menuruti nafsu sendiri."
Dalam waktu singkat mereka telah melalui dua buah
bangunan gedung dan kini sudah sampai disebuah tanah
pelataran itu langsung berhubungan dengan bagian belakang
gedung karena batas tanah tadi adalah pagar pekarangan
yang tinggi.
Ketika berada satu kaki dari batas pekarangan
tersebt,mendadak bayangan manusia yang kecil mungil itu
menjejakkan kakinya keatas tanah, lalu melejit ke udara dan
melintasi pagar pekarangan tersebut dengan cepat.
Baru saja tubuhnya melejit keduara, Huan Cu Im telah
memburu kesitu, dan saat itulah tampak nona itu
berjumaplitan beberapa kali sebelum kakinya mencapai diatas
pagar pekarangan, kemudian roboh terjungkal keatas tanah.
Dengan perasaan amat terkejut cepat cepat Juan cu im
memburu kedepan serta menyambar tubuh itu kedalam
pelukannya, kemudian ia baru bertanya lirih:
"Sute, apakah kau terluka?"
Namun setelah menundukkan kepalanya dan melihat jelas
raut wajah nona tersebut dia baru tahu kalau nona yang
berada dalam pelukannya sekarang bukan Siang Siau Un
melainkan seorang nona kecil yang bergaun hijau.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam sekilas pandangan saja, Huan Cu Im dapat
mengenali orang tersebut, ternyata dia adalah Cui Cui, si
dayang yang pernah melayaninya sewaktu berada dalam
kamar baca pesanggrahan keluarga Hee di Lou cu san
Waktu itu dayang tersebut memejamkan matanya rapat
rapat, selembar wajahnya yang cantik menarik dan selalu
tersungging senyuman manis itu, kini berada dalam keadaan
pucatpias seperti mayat.
Dari keadaannya itu dapat diketahui bahwa luka dalam
yang dideritanya parah sekali tak heran kalau pagar
pekarangan setinggi satu kakipun tak sanggup dilampauinya.
"Dimanakah letak luka yang dideritanya?" ingatan tersebut
segera melintas lewat didalam benaknya.
Sambil membopong tubuh nona tersebut perasaan Huan Cu
Impenuh diliputi keragu raguan, dengan cepat dia
menghimpun tenaga dan melejit ketengah udara. lalu setelah
melalui pagar pekarangan, dia langsung menerobos masuk
kedalam hutan
Disuatu tempat yang agak tersembunyi, dia menurunkan
tubuh Cui Cui dan mendudukkannya di atas tanah, setelah itu
tangan kanannya ditempelkan ke atas jalan darah Leng tay
hiat dipunggungnya, menarik nafas dan pelan pelan
menyalurkan hawa murninya ke dalam tubuh nona tersebut.
Setelah menderita luka parah, Cui Cui masih harus
menempuh perjalanan jauh dengan langkah tergesa gesa,
akibatnya ia menjadi sesak napas dan jatuh tak sadarkan diri.
Namun setelah memperoleh bantuan penyaluran hawa
murni dari Huan Cu Im, napasnya yang tersumbat menjadi
lancar kembali, ia lantas mengeluh pelan dan membuka
matanya kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan cepat nona itu mengetahui bahwa ia telah ditolong
seseorang, tapi siapa kah penolongnya ? Ia meronta dan
berusaha untuk menengok kebelakang.
Melihat nona itu meronta, Huan Cu Im mengerti bahwa
dayang tersebut telah sadar dari pingsannya, cepat cepat dia
berbisik :
"Cui Cui luka yang kau derita begitu parah sekali, lebih baik
jangan bergerak dulu"
"Siapa kah kau?" tanya Cui Cui lemah.
"Aku adalah Huan Cu Im, sudah, jangan berbicara dulu"
"Aaah" kejut dan gembira Cui Cui segera berseru, "kau
adalah Huan kongcu... budak budak sudah tidak apa apa, kau
tak usah membantuku dengan tenaga dalam lagi, ada... ada
satu persoalan penting... budak... budak ingin mohon bantuan
kongcu... harap kongcu segera hentikan pertolonganmu."
Sambil berkata, dayang itu berusaha untuk meronta
bangun.
Terpaksa Huan Cu Im harus menarik kembali tangannya
sambil bertanya:
"Cui Cui, persoalan apa sih yang kau maksudkan?"
Cui Cui membalikkan badan, mendadak ia bertekuk lutut
dan menyembah kepada pemuda tersebut sambil katanya:
"Kongcu, terimalah hormat budak.. harap kongcu sudi
menyelamatkan jiwa seseorang..."
Huan Cu Im menjadi kelabakan, buru buru dia
menggoyangkan tangannya berulang kali sambil berseru :
“Eeei... kau jangan berbuat demikian, bila ingin
menyampaikan sesuatu, berdirilah dulu sebelum berbicara"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cui Cui segera bangkit berdiri, selintas pengharapan
muncul menghiasi wajahnya yang pucat, sambil mengawasi
pemuda tersebut bisiknya lirih :
"Huan kongcu, kau pasti harus menolongnya budak mohon
kepadamu.... persoalan ini merupakan suatu masalah yang
penting sekali..."
"Cui Cui, tenangkan dulu hatimu dan berbicaralah pelan
pelan, sebenarnya siapa sih yang ingin kau tolong ?"
"Dia adalah Sam Siang tayhiap Yu Hua liong "
Begitu mendengar nama "Sam siang tayhiap Yu Hua liong"
disebut, Huan Cu Im berdiri tertegun, segera tanyanya cepat :
"Jadi Sam siang tayhiap telah terjatuh ke tangan orang
orang Lou cu san?"
"Benar" Cui Cui mengangguk. "Yu tayhiap telah mereka
tangkap dan kini disekap dalam sebuah ruangan bawah tanah,
kau pasti tahu letaknya, bukankah kaupun pernah disekap
didalam ruang bawah tanah? Ruangan tersebut terletak di..."
Belum habis perkataan itu diutarakan, mendadak dia
mengerang kesakitan, paras mukanya berubah hebat dan
tubuhnya sempoyongan hampir roboh ketanah...
Huan Cu Im menjadi terperanjat sekali setelah
menyaksikan kejadian itu, buru buru tanyanya:
"Cui Cui, kenapa kau?"
Cui Cui membuka mulutnya lebar lebar bisiknya terputus
putus: "Di... di... ka... kamar... kamar baca..."
Untuk mengucapkan "kamar baca" pun nona itu sudah
kepayahan, hanya begitu Selesai berkata ia tak sanggup
menahan diri lagi dan segera roboh terjungkal keatas tanah.
Setelah roboh keatas tanah inilah, Huan Cu Im baru melihat
bahwa punggung nona tersebut telah ditembusi sebatang piau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terbang yang menancap hampir menembusi punggungnya,
dari keadaannya yang parah bisa disimpulkan kalau jiwa gadis
tersebut tak akan tertolong lagi.
Diam diam Huan Cu Im menghela napas panjang,
gumamnya lirih :
"Kau tak usah kuatir Cui Cui, aku menyanggupi
permintaanmu itu, pasti aku akan laksanakan kehendakmu itu
dan menyelamatkan Yu tayhiap dari sekapan"
Selesai berkata, dia segera mengangkat kepalanya, lebih
kurang tiga kaki dihadapannya, dibawah sebatang pohon
besar tampaklah sesosok bayangan manusia berdiri disitu
Dengan tenaga dalamnya yang sempurna dan mampu
melihat dalam kegelapan, dalam sekilas pandangan ia sudah
mengenali orang itu sebagai tiang lo pelatih dari Kay pang
Ong Tin Hay adanya.
Dengan wajah penuh amarah dia mendengus berat berat,
kemudian melangkah maju mendekatinya sambil mendengus
dingin: "Jadi kau yang telah membunuh Cui Cui?"
Ong Tin Hay mengamati lawannya dengan seksama, ia
segera mengenalinya sebagai Huan Cu Im, maka sambil
tertawa seram serunya: "Bocah keparat, rupanya kau"
Hawa napsu membunuh yang sangat tebal telah
menyelimuti seluruh wajah Huan Cu Im, serunya dengan
suara dalam:
"Aku ingin tahu, benarkah kau yang membunuh Cui Cui
dengan piau terbang?"
"Benar, akulah yang telah membunuhnya, mau apa kau?"
"Benar sekali " bentak Huan Cu Im dengan marah, "aku
harus membayar selembar jiwanya dengan jiwamu "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil mendesak maju ke muka, sepasang tangannya
segera didorong kedepan melancarkan sebuah pukulan
dahsyat.
Serangan tersebut dilancarkan dalam keadaan gusar, tak
heran kalau tenaga kekuatan yang terkandung benar benar
luar biasa hebatnya.
Boleh dibilang Ong Tin Hay sama sekali tak punya
kesempatan untuk melancarkan serangan balasan, tiba tiba ia
menjerit kesakitan, lalu terlihat tubuhnya mencelat sejauh
beberapa kaki lebih dengan kecepatan luar biasa.
"Kraaakkk... kraaakkk..."
Secara beruntun tubuhnya menubruk dua batang pohon
besar yang menyebabkan pepohonan tersebut tumbang
keatas tanah sebelum akhirnya dia sendiripun jatuh keatas
tanah.
Dalam kenyataannya, ketika ia menjerit kesakitan tadi, isi
perutnya sudah terhajar hancur oleh tenaga pukulan yang
dilepaskan Huan Cu Im bisa dibayangkan sendiri apakah dia
masih mampu untuk hidup lebih lanjut. Mimpipun Huan Cu Im
tidak mengira kalau tenaga pukulan yang dilancarkan olehnya
bisa memiliki daya kemampuan begitu dahsyat, untuk sesaat
lamanya dia menjadi termangu mangu.
Pada saat itulah dia mendengar suara desingan lirih
bergema membelah keheningan, kemudian tampaklah sesosok
bayangan manusia melayang turun dari atas pohon.
"Siapa??" Huan Cu Im segera menghardik dengan suara
dalam.
"Samko aku yang datang " Ternyata orang itu adalah Siang
Siau Un.
"Kemana saja kau telah pergi?" Huan Cu Im segera
menegur. Dengan paras muka bersemu merah, Siang Siau Un
segera berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ketika melihat kau lari masuk kedalam hutan sambil
membopong seorang nona, kukira... kukira... maka aku tak
berani ikut masuk kemari."
Saking jengahnya nona itu tak mampu untuk melanjutkan
kata katanya.
Tentu saja Huan Cu Im dapat menangkap arti yang
sebenarnya dari ucapan tersebut tanpa terasa wajahnya
bersemu merah pula dibuatnya, agak tersipu sipu ia
menjelaskan-
"Nona itu adalah Cui Cui dia terluka parah karenanya aku
terpaksa harus membopongnya masuk kehutan dan
mengobati lukanya dengan tenaga dalam, aaai... sayang sekali
kau datang terlambat."
Sambil membereskan rambutnya yang kusut, Siang Siau Un
segera berkata.
"Setelah mend engar suara bentakmu aku baru masuk
kehutan untuk melihat yang terjadi, samko, sungguh tak
kusangka kenapa pukulanmu begitu dahsyat dan mengerikan
hati, siapa sih korbannya ini...?"
"Dia bernama Ong Tin Hay, seorang tiang lo dari Kay pang
dia juga yang telah membunuh Cui Cui dengan piau terbang."
"Apakah Cui Cui adalah nona yang terluka itu" Huan Cu Im
segera mengangguk:
-oo0dw0oo-
Jilid: 47
"Sesungguhnya dia adalah seorang yang bertugas dikamar
baca bukit Lou Cu san, sungguh tak disangka ternyata dia
adalah seorang mata mata yang sengaja menyusup kemari"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"oooh..." Siang Siau Un membelalakkan matanya lebar
lebar, "dari mana kau bisa tahu?"
"Dia mohon kepadaku untuk menolong seseorang, orang
itu disekap mereka dalam sebuah ruang bawah tanah"
"Apakah tidak dijelaskan olehnya siapakah orang itu ?"
"Sudah, ia telah menerangkan kepadaku, dia adalah Sam
siang tayhiap Yu Hu liong"
"Aaah" Siang Siau Un segera berseru tertahan, kemudian
Cepat Cepat tanyanya, "dimanakah dia sekarang?"
"Cui Cui hanya sempat menerangkan kalau orang itu
berada di kamar baca, selesai mengatakan perkataan
tersebut, dia sudah tertimpa musibah"
"Samko, tahukah kau dimanakah letak kamar baca itu?"
seru Siang Siau Un kemudian dengan Cemas,
"mari kita tengok ke sana aku pernah mendengar suhu dia
orang tua berkata, asal kita bisa menemukan Yu tayhiap.
maka semua rahasia dibalik badai besar yang menimpa dunia
persilatan selama inipun bakal tersingkap. tapi sayang jejak Yu
tayhiap telah lenyap hampir tiga puluh tahun lamanya, tak
seorang manusia pun yang mengetahui kabar beritanya."
"Mula mula suhu menaruh curiga kalau dia berada didalam
Benteng keluarga Hee, sehingga kedatanganku ke benteng
keluarga Hee kali inipun bermaksud mencari cici untuk
menanyakan soal Yu tayhiap"
Kemudian tak sampai Huan Cu Im sempat berbicara, dia
telah menyambung lebih jauh "Samko, bukankah kau pernah
disekap mereka didalam ruang bawah tanah? Apakah ruang
bawah tanah tersebut terletak didalam kamar baca...?"
"Rasanya bukan" sahut Huan Cu Im sambil menggelengkan
kepalanya berulang kali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hayo kita berangkat " seru Siang Siau Un segera sambil
menarik ujung baju Huan Cu Im "asal kita bisa menemukan
letak kamar baca tersebut, rasanya tidak sulit untuk
menemukan letak ruang bawah tanah tersebut"
Habis berkata, dia segera berlarian keluar dari hutan
tersebut dengan langkah tergesa gesa.
Huan Cu Im segera ditariknya sampai ikut lari beberapa
langkah, dengan cepat dia berbisik: "Nanti dulu "
"Kau masih ada urusan apa lagi?" tanya Siang Siau Un
sembari berpaling.
"Tahukah kau dimana letak kamar baca?"
"Apakah kau sudah mengetahulnya?"
"Kamar baca letaknya digedung muka, padahal tempat ini
terletak digedung belakang, apabila masuk lewat sini maka
kita mesti melewati gedung tengah lebih dulu sebelum tiba
digedung muka, jika sampai berbuat begini, bukankah langkah
kita ini bakal mengejutkan semua penghuni yang berada di
ketiga gedung tersebut? Kalau suasana sudah menjadi
gempar, bagaimana kia bisa menolong orang ?"
"Lantas apa yang mesti kia lakukan sekarang ?" tanya
Siang Siau Un dengan wajah termangu.
Huan Cu Im sama sekali tidak menanggapi pertanyaan
tersebut, kembali ia berkata lebih jauh :
"Selain dari pada itu, toako dan jiko sudah masuk sekian
lama tanpa ada kabar beritanya, tiga toh tok boleh bertindak
sendiri sendiri tanpa memikirkan keselamatan mereka"
Siang Siau Un dibuat kehabisan daya oleh perkataan
tersebut, dengan gelisah dia segera berseru:
"Makanya aku kan bertanya kepadamu apa yang mesti kita
lakukan sekarang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau jangan buru buru menempuh perjalanan, biar aku
berpikir sejenak..."
"Kau mau berpiklr, ayohlah berpikir dengan cepat," seru
Siang Siau Un segera tanpa melepaskan cekalannya.
Huan Cu Im termenung beberapa saat lamanya, kemudian
baru berseru lirih:
"Aaah, aku punya akal bukankah tadi toako dan jiko masuk
lewat gedung tengah, sedang kita diminta masuk lewat
gedung belakang, jelas tujuannya adalah untuk jumlah kita
sehingga tak sampai jejak kita ketahuan musuh, tapi sekarang
kita harus pergi ke gedung muka untuk menolong orang
apabila masuk lewat gedung belakang dan mesti menempuh
dua gedung lebih dulu jejak kita akan lebih gampang
ketahuan, tapi jika kita masuk langsung dari gedung muka,
maka tujuan kita menjadi lebih tegas dan jelas."
"oleh sebab itu lebih baik masuk melalui gedung tengah
saja, asal belok ke gedung sebelah muka, kamar baca empek
Hee terletak digedung muka dekat halaman sebelah timur
jalan menuju ke situ agak terpencil dan tak usah mengganggu
orang orang dalam gedung selain itu kita pun tak sampai
mengacaukan rencana toako dan jiko... nah, mengapa tidak
kita coba bertindak begini saja? Bagaimana menurut
pendapatmu?"
Siang Siau Un segera tertawa cekikikan:
"Aaah masa untuk mendapatkan ide semacam inipun kau
harus membuang sekian waktu ? Baiklah, hayo kita segera
berangkat"
Kedua orang itu segera menelusuri hutan dan cepat cepat
balik kembali ke tempat semula (yaitu tempat dimana mereka
berpisah dengan Hee Giok yang serta Siang Ci Un tadi).
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja mereka lewat tiba ditempat tersebut, Ciu Gwat
telah melompat turun dari atas pohon sambil berbisik : "Huan
cungcu ?"
"Apakah toako dan jiko sudah ada beritanya ?" Huan Cu Im
segera bertanya. Dengan cepat Ciu Gwat menggelengkan
kepalanya berulang kali:
"Sama sekali tak ada beritanya sejak tadi budak
bersembunyi diatas pohon sambil mengamati keadaan
disekitar sini, namun ditempat ini maupun dalam gedung
gerak gerik apa pun"
Huan Cu Im segera manggut manggut:
"Kalau begitu Cepatlalh kembali keatas pohon, kami akan
masuk kedalam."
Ciu Gwat segera memberi hormat dan balik kembali keatas
pohon besar.
Huan Cu Im segera memberi tanda kepada Siang Siau Un,
dan berangkat mereka berdua melintasi tanah lapang.
Huan Cu Im berjalan dimuka sedang Siang Siau Un
menyusul dibelakang, kedua orang itu melewati pagar
pekarangan secara beruntun.
Tampaklah gedung disekitar situ berada dalam keadaan
gelap gulita, tak setitik Cahayapun yang nampak. juga tak
kedengaran suara manusia, seakan-akan semua penghuni
gedung tersebut sudah terlelap tidur dengan nyenyak sekali.
Kalau digedung belakang tadi masih kedengaran suara
bentrokan senjata, maka suasana ditempat ini begitu hening,
sepi dan tak kedengaran sedikit suarapun.
Bukankah Hee Giok yang dan Siang Ci Un sudah datang
kesana sekian waktu? Mengapa merekapun tak nampak
batang hidungnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im mulai menggerutu dalam hati kecilnya, cepat
dia memberi tanda kepada Siang Siau Un kemudian bersama
sama melayang turun kedalam halaman-
Semula dia bermaksud menelusUri beranda sebelah timur
kemudian menuju kehalaman timur.
Akan tetapi berhubung ia menjumpai gedung tersebut
berada dalam keheningan yang luar biasa, lagipula sama
sekali tidak menemukan bayangan tubuh Hee Giok yang
maupun Siang Ci Un, pemuda tersebut segera berpendapat
bahwa keadaannya mencurigakan sekali cepat dia
menghentikan langkahnya, lalu sambil berpaling bisiknya lirih.
"Tampaknya situasi di sekitar tempat ini sangat
mencurigakan, aku rasa lebih baik kita menemukan toako dan
jiko lebih dulu sebelum berbicara jauh"
Siang Siau Un tidak berbicara, dia hanya mengangguk
berulang kali...
Huan Cu Im segera melangkah naik keatas undak undakan
batu dan melewati beranda menuju kepintu samping.
Tempat itu merupakan sebuah ruang tamu yang lebar dan
luas, suasana terasa hening, sepi dan sama sekali tak
terdengar sedikit suarapun, seakan akan tempat itu sama
sekali tak ada kehidupan.
Menghadapi situasi yang begini sepi, Siang Siau Un menjadi
rada takut, segera bisiknya
"Samko mustahil gedung pesanggrahan keluarga Hee yang
berada dibukit Lou cu san ini dibiarkan kosong tanpa
penjagaan barang sedikitpun juga, keadaan ini benar benar
mencurigakan sekali."
"Ssstt..." cepat cepat Huan Cu Im menghalangi nona itu
berbicara lebih jauh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka berdua segera menelusuri beranda dan masuk
kembali kesebuah halaman gedung lain-
Sementara berjalan, mendadak Huan Cu Im menarik
tangan Siang Siau Un seraya berbisik: "Ada orang datang "
Dengan tenaga dalamnya yang begitu sempurna,
ketajaman mata dan pendengarannya memang sangat
mengagumkan, cepat cepat mereka berdua menyembunyikan
diri ke balik kegelapan.
Benar juga , tak selang berapa saat kemudian tampaklah
dua sosok bayangan manusia meluncur datang bagaikan
burung elang terbang di angkasa, dalam waktu singkat
mereka sudah melayang turun di depan gedung tersebut.
Ternyata kedua orang itu adalah lelaki kekar yang
mengenakan pakaian ringkas untuk berjalan malam tingkah
laku maupun gerak gerik mereka sangat berhati hati, setelah
memperhatikan sekejap keadaan disekeliling tempat itu, salah
seorang diantaranya yang berada didepan segera berbisik:
"Sungguh aneh, mengapa bukit Lou cu san seperti tanpa
penjagaan sama sekali?"
Orang yang berada dibelakang segera menyahut:
"Bagaimanapun juga kitakan sudah sampai disini, peduli
amat ada penjagaan atau tidak^ itu kan bukan urusan
penting. Sute ayoh berangkat, tempat tinggal Sim hujin
berada dibelakang, mari kita tengok kebelakang sana"
selesai berkata, kedua orang itu kembali berkelebat pergi
meninggalkan tempat itu. Dengan keheranan Huan Cu Im
segera berpikir
"Jika didengar dari nada pembicaraannya jelas mereka
datang untuk mencari gara gara dengan pihak Lou Cusan,
bukankah kamipun sedang mencari tempat tinggal perempuan
she Sim itu ? Mengapa tidak mengikuti dibelakang mereka saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
?" Berpikir sampai disitu, cepat cepat dia berbisik dengan
suara lirih : "Mari kita cepat pergi dari sini"
Dalam pembicaraan mana, kedua orang berada didepan
telah melompat naik ke atas atap rumah dan berada tepat
lima kaki dari hadapannya.
Dengan cepat Huan Cu Im menghimpun tenaga dalamnya
sambil melompat naik ke atas atap rumah, kemudian
menguntitnya dari kejauhan.
Siang Siau Un tak mau ketinggalan, dengan cepat nona itu
menyusul pula dibelakangnya.
Dengan memanfaatkan kegelapan malam yang menyelimuti
seluruh angkasa, mereka berusaha untuk mempertahankan
sellsih jarak dengan kedua orang yang berada di depan itu
sejauh empat lima kaki.
Pesanggrahan keluarga Hee memang sangat luas, biarpun
hanya gedung bagian tengah namun terbagi pula dalam
beberapa halaman gedung.
Begitulah, keempat orang tersebut, dua di muka dan dua di
belakang segera melewati dua buah bangunan gedung
sebelum secara tiba tiba kedua orang yang berada didepan
melayang turun keatas tanah.
Menanti Huan Cu Im berdua menyusul pula kesitu, mereka
telah kehilangan jejak kedua orang tersebut, ini berarti
mereka telah menyelinap kedalam beranda rumah.
Dengan pandangan yang tajam Huan Cu Im segera
memeriksa sekejap sekeliling tempat, baru saja dia akan
menyusul ke bawah, saat itulah ia menyaksikan ada dua sosok
bayangan manusia sedang bergerak mendekat dari ujung
rumah sebelah barat.
Biarpun selisihnya jarak kedua belah pihak terpaut tujuh
delapan kaki, namun dengan ketajaman matanya yang jeli,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam sekilas pandangan saja ia sudah mengenali kedua
orang tersebut sebagai Hee Giok yang serta Siang Ci Un.
Rupanya kedua orang itu berusaha melakukan penyelidikan
sekian lama tanpa hasil yang memuaskan, sampai pada
akhirnya tibalah ditempat tersebut. Dengan Cepat pemuda itu
berpaling kearah Siang Siau Un sambil bisiknya:
"Toako dan jiko telah datang"
Baru selesai ia berkata, Hee Giok yang dan Siang Ci Un
telah menjumpai mereka pula dan segera melayang datang.
Dengan perasaan gemnira cepat cepat Siang Siau Un
menyongsong kedepan, tanyanya kemudian dengan suara
lirih:
"Toako, jiko, apakah kalian telah berhasil menemukan
sesuatu?" Dengan cepat Siang Ci Un menggeleng
"Belum, seluruh gedung ini dicekam dalam kegelapan total,
tak seorang manusia pun yang kelihatan"
"Aneh, masa tak ada manusianya disini?"
Belum habis perkataan itu diutarakan, mendadak pelataran
rumah terdengar seseorang berseru dengan suara yang dingin
menyeramkan dan tinggi melengking :
"Sudah sekian lama kalian berempat berlarian diatas atap
rumah, kalau sudah linu kakinya, silahkan duduk beristirahat
dalam ruangan, sudah sekian lama kunantikan kedatangan
kalian"
Bersama dengan selesainya perkataan ini, dari balik
beranda disisi rumah tengah segera bermunculan delapan
buah lentera yang menerangi seluruh pelataran gedung itu
bagaikan disiang hari.
Bukan Cuma begitu, dari empat penjuru disekeliling atap
rumah pun segera bermunculan dua puluhan sosok bayangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
manusia yang segera mengepung keempat orang itu rapat
rapat.
Huan Cu Im segera mengalihkan pandangan matanya
kesekeliling tempat itu, dengan cepat ia menjumpai bahwa
kedua orang manusia berjalan malam yang memimpin
perjalanan mereka sejak tadi pun kini berada di antara
rombongan pengepung.
Dengan cepat ia sadar kalau dirinya sudah ditipu orang,
jelas sudah kalau semua yang berlangsung merupakan
perangkap yang telah diatur lawan secara rapi, mereka
sengaja berperan sebagai manusia berjalan malam dan
memancing mereka berdua datang kesitu. Sementara itu Hee
Giok yang telah berpaling dan berseru sambil tertawa dingin:
"Mereka toh sudah menegur kita, mari kita turun kebawah "
Tanpa menunggu jawaban lagi, ia segera menjejakkan
kakinya keatas rumah dan melayang turun ketengah halaman
gedung.
Tentu saja Siang Ci Un, Siang Siau Un dan Huan Cu Im
harus mengikuti dibelakangnya.
Setibanya ditengah halaman gedung, mereka baru melihat
dengan jelas bahwa orang yang berada diatas pelataran dan
menegur mereka tadi tak lain adalah sinenek berbaju hitam,
yang berambut putih dan bermuka seperti keledai.
Disebelah kiri kanan nenek tersebut, masing masing berdiri
sebelas orang perempuan muda bergaun hitam, usia mereka
rata rata baru mencapai dua puluh tahunan.
Dari nada pembicaraannya, Huan Cu Im segera mengenali
orang tersebut sebagai wakil congkoan yang berbicara dengan
Yap Ling pada malam itu, yakni sinenek berbaju hitam yang
telah menyatroni kuil cu im an berapa malam berselang.
Ditinjau dari sini, dapat pula disimpulkan bahwa sebelas
orang nona berbaju hitam yang berdiri dibelakang tubuhnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak lain adalah dua belas tusuk konde emas, tapi sekarang
kehilangan seorang anggotanya yakni Yap Ling sehingga
jumlahnya menjadi sebelas orang.
Sementara itu Siang Siau Un pun segera dapat mengenali si
nenek berbaju hitam itu sebagai orang yang telah menculik
Yap Ling waktu itu kemudian berhasil dibuat lari ketakutan
oleh gurunya.
Hanya Hee Giok yang dan Siang Ci Un berdua yang tidak
dapat mengenali, sebab paras muka si nenek berbaju hitam
yang mendatangi kuil cu im an malam itu berbeda sekali
dengan paras muka si nenek sekarang.
Perbedaan pada raut wajahnya memang bukan suatu
kejadian aneh, sebab bisa jadi ia telah mengenakan topeng
kulit manusianya pada malam itu.
Dengan pandangan mata yang tajam, dalam sekilas
pandangan nenek berbaju hitam itupun segera mengenali
Huan Cu Im, Siang Ci Un dan Siang Siau Un bertiga hanya
saja dia tidak mengetahui asal usul dari dua bersaudara Siang
Ci Un.
Hanya Hee Giok yang yang mengenakan topeng kulit
manusia yang sama sekali tak dikenal olehnya.
Dalam waktu singkat paras mukanya berubah hebat,
serunya kemudian sambil tertawa melengking:
"Kukira siapa yang telah berangkat dari kota Yu tay Ceng
menuju kemari, hee... hee... ternyata hanya kalian beberapa
orang. Hey Huan Cu Im, besar amat nyalimu, dengan susah
payah Hee Poocu membebaskan dirimu bahkan
menyelamatkan pula kau dari pengaruh totokan, tapi
kenyataannya kau justru membawa orang untuk menyerang
Pesanggrahan keluarga Hee..."
Ditinjau dari perkataannya itu terbukti sudah bahwa rumah
penginapan yang dibuka dikota Yu tay ceng memang sebuah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rumah penginapan yang diusahakan pihak Lou cusan sehingga
dia telah memperoleh laporan sejak semula.
Tak heran pula kalau perjalanan mereka memasuki
Pesanggrahan tersebut sama sekali tidak menemukan
hadangan apa saja, ternyata mereka sedang mematuhi siasat
untuk memancing musuhnya masuk perangkap.
"Jadi kau adalah wakil congkoan ?" tanya Huan Cu Im
kemudian sambil tersenyum.
"Benar"
"Kalau begitu tak salah lagi, rupanya kau lah yang telah
menyuruh orang dusun menipuku dulu dan kau juga yang
telah menculikku datang ke bukit Lou cu san, apakah kau pula
yang telah menyerang kuil Cu im an diBenteng keluarga Hee
belum lama berselang? Adapun kedatanganku pada malam ini,
tak lain untuk menanyakan dua hal kepadamu"
"Apa yang hendak kau tanyakan?"
"Pertama, setelah mengetahui bahwa kaulah yang telah
menculikku serta membawanya ke bukit Lou cu san, kalau
begitu kau juga yang telah menotokan jalan darah Imjiu ceng
hiat ke tubuhku?"
Pertanyaan ini memang sangat diplomatis, ia tidak
menyebut soal jarum im khek ciam tapi menyinggung soal
ilmu totokan im jiu ceng hiat, sebab bila nenek ini yang
melakukan totokan dengan im jiu ceng hiat, secara otomatis
dia pula yang telah mempergunakan jarum Im khek ciam
tersebut.
Hee Giok yang, Siang Ci Un dan Siang Siau Un segera
mengalihkan keenam buah mata mereka ke wajah nenek
tersebut serta mengawasinya tanpa berkedip. mereka ingin
tahu bagaimana jawabnya.
Andaikata nenek itu mengangguk, ini berarti dialah musuh
besar yang telah membunuh ibu mereka selama ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun sinenek berbaju hitam tidak memberikan
jawabannya, ia malah bertanya kembali dengan suara yang
menyeramkan: "Apa pula persoalan yang kedua?"
"Pertanyaanku yang pertama belum kaujawab "
"Katakan dulu semuanya, otomatis aku akan memberikan
jawaban untukmu"
"Baik" kata Huan Cu Im kemudian, "pertanyaan kedua yang
ingin kuajukan adalah pesanggrahan keluarga Hee dibukit Lou
cusan apakah benar milik Benteng keluarga Hee? Kalau toh
kau adalah wakil congkoan dari Pesanggrahan keluarga Hee,
apa sebabnya kau menyerang kuil Cu im an dalam benteng
keluarga Hee pada berapa malam berselang? Siapa yang
menyuruhmu berbuat demikian ?"
Pertanyaan yang terakhir ini segera membuat paras muka
nenek berbaju hitam itu berubah hebat, ia segera tertawa
lengking:
"Huan Cu Im, kau bertanya kelewat banyak dan kau tidak
seharusnya datang lagi ke Lou cu san ini setelah pihak kami
membebaskan dirimu tempo hari"
"Aku toh sudah muncul disini sekarang, apa pula hendak
kau lakukan?" Nenek berbaju hitam itu segera tertawa seram:
"Ini namanya menghantarkan sendiri ke dalam perangkap.
mencari mampus untuk diri sendiri"
Rupanya dia hanya menganggap Huan Cu Im seorang
sebagai musuhnya yang paling utama, sedang ketiga orang
lainnya dianggap cuma sebagai pembantu pembantunya saja.
Mendengar perkataan itu Huan Cu Im segera tertawa terbahak
bahak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahh...peduli amat aku datang
untuk menghantar diri ataukah mengantar kematian sendiri,
masalah ini hanya soal kecil, yang penting kau harus
menjawab kedua pertanyaanku lebih dahulu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali paras muka nenek berbaju hitam itu berubah
hebat, setelah tertawa seram ia berkata :
"Lebih baik kau tanyakan sendiri kedua pertanyaan tersebut
kepada nenek moyangmu nanti "
Agaknya hawa nafsu membunuh telah menyelimuti seluruh
wajahnya. Huan Cu Im segera mendongakkan kepalanya dan
tertawa terbahak bahak.
"Haa... haa... haa... wakil congkoan, aku kuatir kau tak
akan mudah lolos dengan begitu saja, bila kau enggan
menjawab pertanyaanku tadi"
"Bocah keparat, besar amat bacotmu" Umpat sinenek
sambil menyeringai seram.
"Apa yang telah kuucapkan tentu akan kulaksanakan pula
dengan sebaik baiknya, kalau tak percaya, silahkan untuk
dibuktikan sendiri."
Baru saja selesai berkata, tiba tiba terlihat sesosok
bayangan manusia berkelebat lewat dan melayang turun
ditengah arena dengan gerakan tubuh yang sangat cepat, hal
ini menunjukkan kalau kepandaian silat yang dimiliki orang tua
sangat tinggi.
Cepat cepat Huan Cu Im berpaling, ternyata orang itu
adalah pejabat ketua Kay pang, Kwa Tiang tay.
Dengan wajah sedingin es nenek berbaju hitam itu segera
menegur: "Kwa pangcu ada apa?"
Setelah melayang turun kedalam arena, cepat cepat Kwa
Tiang tay maju berapa langkah ke depan dan berkata dengan
sikap yang sangat menaruh hormat:
Lapor wakil congkoan, tianglo pelatih Ong Tin Hay telah
menemui ajalnya dibunuh seseorang diluar pesanggrahan, isi
perutnya hancur berantakan dan ia mati secara mengenaskan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa jadi dalam perkampungan kita telah kedatangan musuh
yang sangat tangguh"
Padahal dia adalah seorang ketua dari satu perkumpulan
besar, tapi sikap terhadap seorang wakil congkoan ini begitu
menaruh hormat, bahkan munduk munduk terhadapnya
bukankah kejadian ini merupakan suatu peristiwa yang sangat
aneh?
Sementara itu si nenek berbaju hitam tersebut hanya
mengiakan pelan tanpa memberi komentar apa apa.
Kwa Tiang tay segera berkata kembali:
"Selain itu, siautepun hendak melaporkan kepada wakil
congkoan bahwa siaute telah berhasil membekuk dua orang
mata mata dari luar hutan sana"
Satu ingatan segera melintas dalam benak Hee Giok yang,
namun ia tetap membungkam diri.
"Mana orangnya?" terdengar nenek berbaju hitam itu
bertanya dengan suara keras.
"Sudah diluar"
"Gusar mereka kemari"
"Baik" sahut Kwa Tiang tay, ia segera bertepuk tangan ke
arah luarpintu sambil membentak:
"Wakil congkoan memerintahkan kepada kalian untuk
menggusur masuk kedua orang mata mata tersebut"
Segera muncullah empat orang lelaki berbaju hitam yang
bersenjata terhunus yang mengiring dua orang manusia
berbaju hijau.
Melihat itu, si nenek berbaju hitam itu segera berseru
sambil tertawa seram: "Nah, kini jumlahnya menjadi enam
orang, tak seorangpun yang dapat lolos"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesungguhnya Hee Giok yang sangat menguatirkan
keselamatan Ciu Gwat serta Ciu Kui, cepat cepat dia berpaling
ke belakang.
Ternyata kedua orang manusia berbaju hijau itu tak lain
adalah Ciu Gwat dan Ciu Kui yang dikuatirkan-
Tampaknya jalan darah mereka sudah tertotok, buktinya
sepasang tangan mereka terkulai lemas kebawah dan sama
sekali tidak memiliki kekuatan untuk memberikan perlawanan.
Harus diketahui, sekalipun hubungan antara Hee Giok yang
dengan Ciu Gwat dan Ciu Kui adalah hubungan majikan
dengan pelayan dalam kenyataan hubungan mereka justru
lebih akrab daripada saudara kandung sendiri.
Bayangkan saja betapa gelisahnya nona tersebut setelah
menyaksikan kedua orang itu muncul dalam ruang an digusar
oleh empat orang lelaki kekar bersenjata lengkap.
Dengan suara nyaring ia segera membentak keras: "Hay
cepat bebaskan kedua orang itu" Kwa Tiang tay segera
tertawa seram:
"Heeehhh... heeehhh... heeehhh... hay bocah keparat,
untuk menyelamatkan jiwa kalian berempatpun tak mampu,
apa gunanya kau main membentak kepada kami?"
"Toako, coba tenangkan dulu hatimu" cepat cepat Siang Ci
Un berbisik memperingatkan.
"Tidak!! aku harus memaksa mereka untuk membebaskan
kedua orang itu lebih dulu" Kwa Tiang tay segera tertawa
tergelak:
"Haaahh... haaahhh... haaahhh... bocah keparat, sedang
mimpi nampaknya dirimu..." Huan Cu Im segera melangkah
maju menghalangi dihadapan Hee Giok yang, bisiknya: Toako,
biar siaute yang bertindak duluan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee Giok yang tidak tahu kalau kepandaian silat yang
dimiliki Huan Cu Im sebetulnya merupakan yang tertangguh
diantara keenam orang tersebut, dia kuatir serangan pemuda
tersebut gagal untuk membebaskan Ciu Gwat dan Ciu Kui dari
cengkeraman musuh maka sambil mengulapkan tangannya ia
berkata: "Tak usah, aku harus turun tangan sendiri
Kemudian tanpa menunggu sampai Huan Cu Im berbicara
lagi, ia sudah menggerakkan tangan kanannya dan...
"Criiingg..."
Lapisan cahaya bianglala yang menyilaukan mata pun
muncul diangkasa menyusul selapis hawa pedang yang
menggidikkan hati menyebar ke empat penjuru danterasa
menyayat badan.
Sambil menuding Kwa Tiang tay dengan ujung pedangnya,
nona itu kembali membentak:
"Hey, aku toh menyuruh kalian membebaskan kedua orang
itu, sudahkah kalian mendengar perkataanku ini ?"
Sementara itu nenek berbaju hitam tersebut kelihatan
tertegun juga setelah melihat cehaya pelangi memancar
kemana mana bersama dengan diloloskannya senjata lawan
paras mukanya segera berubah hebat, serunya kemudian:
"Aaah, pedang pelangi?"
"Hmm, tak nyana kau memang berpengetahuan luas"
jengek Hee Giok yang sinis.
Dengan pandangan mata yang tajam dan mendalam nenek
berbaju hitam itu menatap wajah Hee Giok yang lekat lekat,
kemudian serunya lagi: "Kau adalah Hee Giok yang "
"Hmm, kau tak lebih cuma seorang wakil congkoan dari
keluarga Hee berani amat kau menyebut namaku secara
langsung? Hmm, kurang ajar..." Nenek berbaju hitam itu
segera tertawa dingin:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Heeehhh... heeehhh... heeehhh... tempat ini adalah Lou cu
san, bukan benteng keluarga Hee, lebih baik kau tak usah
menunjukkan lagak kenonaanmu dihadapanku, mengerti?"
"Jadi kau tidak bersedia membebaskan mereka?" Kwa
Tiang tay tertawa tergelak sekali lagi
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... membebaskan mereka?
Hey budak cilik, perkataanmu jauh lebih merdu daripada
nyanyianmu tiang lo pelatihku telah tewas terbunuh, aku akan
mencabut pula nyawa kedua orang bocah keparat ini sebagai
pengganti nyawa anak buahku itu..."
(Dia belum tahu kalau Ciu Gwat dan Ciu Kui adalah
perempuan yang berperan sebagai laki2)
"Bagus sekali tampaknya kau memang ingin mampus "
Hee Giok yang benar benar dibuat sangat gusar, sambil
membentak nyaring ia mengayunkan tangan kanannya secara
tiba tiba pedangnya langsUng diayUnkan ke tubuh Kwa Tiang
tay sementara tubuhnya meluncur secepat petir mendekati ke
empat lelaki kekar yang sedang menjaga Ciu Gwat serta Ciu
Kui.
Tindakan yang dilakukan olehnya sekarang boleh dibilang
cepat bagaikan sambaran kilat.
Perlu diterangkan disini bahwa Kwa Tiang tay sama sekali
tidak menduga bahwa Hee Giok yang adalah murid Kiu hoa
sinnie yang berkepandaian sangat lihay, diapun tidak tahu
kalau pedang yang digunakan nonat tersebut merupakan
senjata yang amat tajam.
Maka setelah melihat Hee Giok yang melancarkan serangan
pedang ke arahnya, sementara nona itu justru berusaha
merebut kembali kedua orang mata mata itu dari anak
buahnya, dia mengira serangan lawan yang tertuju kearahnya
hanya serangan tipuan yang bertujuan menolong orang.
Karena itu sambil tertawa tergelak ia berseru:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haah... haah... haah... ingin menyelamatkan orang? Tak
akan segampang yang kau duga..."
Belum habis perkataan tersebut diutarakan tubuhnya sudah
mendesak maju ke muka untuk menyongsong kedatangan
nona tersebut.
Tangan kirinya segera direntangkan dan mencoba untuk
menghadang jalan pergi Hee Giok yong.
Tapi, bagaimana mungkin ia bisa mengatasi serangan ilmu
Hu kong kiam hoat (ilmu pedang pemisah cahaya) dari Hee
Giok yang yang merupakan murid kesayangan dari Kiu hoa
Sinni ini?
Sementara nona itu masih meluncur kemuka, sebuah
tusukan pedang telah dilancarkan pula olehnya.
Tapi berhubung gerakan yang dilakukan kedua belah pihak
sama sama cepatnya, maka disaat cahaya pedang pelangi
membelah angkasa, pada saat yang bersamaan pula Kwa
Tiang tay sedang menghadang jalan perginya dan belum lagi
selesai mengutarakan kata katanya tadi.
Mendadak ia menjerit keras, percikan darah segar
memancar ke empat penjuru, ternyata lengan kirinya sebatas
bahu telah dloleh cahaya pedang Hee Giok yang sehingga
tergagar kutung menjadi dua bagian-
Saking kesakitan, pengemis itu segera mundur kebelakang
dengan sempoyongan dan hampir saja roboh tak sadarkan
diri...
Bersamaan waktunya dikala Kwa Tiang tay menjerit keras
tadi, Hee Giok yang telah mendesak tiba dihadapan keempat
orang lelaki kekar berbaju hitam itu.
Tentu saja keempat orang lelaki berbaju hitam itu
merupakan anggota Kay pang, bahkan jago jago yang dibawa
serta Kwa Tiang tay kali ini hampir semuanya merupakan
jago-jago pilihan yang berilmu tinggi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karenanya disaat Hee Giok yang mendesak maju ke
hadapannya, serentak keempat orang itu mengayun goloknya
sambil melintasi dihadapan Ciu Gwat dan Ciu Kui untuk
menghalangi jalan pergi lawan-
Tapi Hee Giok yang kelewat hebat untuk mereka, tahu tahu
bayangan manusia telah berkelebat lewat dan disaat
pedangnya diayunkan ke depan, keempat bilah golok lawan
serentak terpapas kutung menjadi beberapa bagian.
Bukan begitu saja, tangan kirinya segera diayunkan
berulang kali mengeluarkan ilmu Can hoa ci untuk menotok
jalan darah keempat orang itu, kemudian sambil memutar
hadap. telapak tangannya diayunkan berulang kali untuk
menepuk bebas jalan Ciu Gwat dan Ciu Kui yang tertotok.
Rasanya semua gerakan itu panjang untuk diuraikan, tapi
dalam kenyataan gerak serangan dari Hee Giok yang ini hanya
dilakukan dalam waktu yang amat singkat.
Tahu tahu saja ia telah berhasil mengutungi lengan kiri Kwa
Tiang tay, merobohkan empat anggota Kay pang serta
menyelamatkan kedua orang rekannya.
Nenek berbaju hitam itu sama sekali tak menyangka kalau
gerak serangan dari Hee Giok yong bisa dilakukan sedemikian
cepatnya sehingga si pengemis penakluk naga Kwa Tiang tay
yang termashur sebagai jago nomor wahid dikolong langit pun
harus kehilangan sebuah lengannya tak sampai satu gebrakan
diujung pedangnya.
Sementara ia bersiap siap akan turun tangan membantu,
tahu tahu saja Hee Giok yang telah berhasil menyelamatkan
Ciu Gwat serta Ciu Kui dan mengundurkan diri dari situ
Perasaan kaget dan gusar membuat neenk berbaju hitam
itu harus menahan geramnya, begitu hebat dia menahan diri
sehingga rambutnya yang beruban pada bergetar keras
sementara mukanya yang bertampang keledai ditariknya
panjang panjang. Katanya kemudian sambil mengangguk:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku lupa kalau kau adalah murid Kiu hoa sinnie yang
tangguh, ehmm... tampaknya hebat juga kepandaianmu, tapi
sayang kalian telah berada dalam kepungan Lou cu san pada
malam ini, biar si nikou tua itu datang sendiripun, aku tetap
bersikeraS akan menahannya pula ditempat ini"
Hee Giok yang meraSa amat mendongkol karena
mendengar nenek tersebut mengejek gurunya, ia segera
membentak nyaring:
"Nenek jahat, besar amat perkataanmu itu huuh... apa sih
kedudukanmu? Kau anggap seorang wakil congkoan adalah
orang yang terhormat? Berani betul bicara Semena mena"
Siang Siau Un yang berada disisinya cepat cepat ikut
menimbrung:
"Toako, keenakan kalau kau sebut wakil congkoan
kepadanya, padahal dalam kenyataannya dia tak lebih cuma
seorang budak tua dari Benteng keluarga Hee kalian, sekarang
si pelayan tua ini berani berbicara seenaknya, bagaimana
kalau kubekuk saja pelayan kurang ajar ini agar bisa diberi
pendidikan bagaimana caranya menghormati majikan?"
Kata kata tersebut terang sangat menyakitkan hati, tak
heran kalau nenek berbaju hitam itu menjadi teramat gusar,
segera teriaknya dengan suara yang menyeramkan :
"Hee Giok yang, kau anggap aku sebagai wakil congkoan
menyantap nasi dari benteng keluarga Hee kalian? Kau mesti
tahu, jangan lagi dirimu, biar ayahmu sendiri juga harus
menaruh hormat bila bertemu diriku, jangan lagi aku berhasil
membekukmu pada malam ini, biar kujagal kau pun aku
percaya ayahmu tak dapat banyak berbicara"
Kalau didengar dari nada pembicaraannya itu jelaslah
sudah bahwa kedudukan nenek berbaju hitam itu bukan cuma
seorang congkoan belaka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Satu ingatan segera melintas dalam benak Siang Ci Un,
diam diam dia menjawil tangan Hee Giok yang mencegah
berbicara lebih jauh, kemudian sambil melangkah maju ke
muka katanya.
"Waah... hebat betul kedudukan wakil congkoan yang kau
jabat itu...? Sampai sampai Hee pocu sendiripun 'tak berani'
bersikap kurang hormat kepadanya... atau jangan jangan
dibelakangmu masih ada kekuatan lain yang menjadi
penunjangnya?"
Paras muka si nenek berbaju hitam itu segera berubah tak
menentu, ditatapnya Siang Siau Un lekat lekat kemudian
serunya sambil tertawa seram :
"Heeehh... heeehhh... heeehhh... mulutmu kelewat tajam,
kau adalah orang pertama yang tak boleh diampunipada
malam ini"
"Hmmm... inilah pertanda kalau kau telah melakukan suatu
yang takut diketahui orang." jengek Siang Ci Un segera
mengambil tertawa dingin.
Huan Cu Im segera menyela pula :
"Bagaimana wakil congkoan ? Kau belum memberitahukan
kepadaku siapa yang telah menggunakan ilmu im jiu ceng hiat
untuk menotok jalan darahku...?"
"Apa gunanya setelah kau ketahui persoalan ini?"
Huan Cu Im mengernyitkan alis matanya rapat rapat lalu
berseru sambil tertawa tergelak :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... aku benci atas kekejian
orang ini karena ia telah menotok jalan darahku dengan ilmu
imjiu ceng hiat yang jahat, bila aku she Huan sudah
mengetahui siapa orangnya, maka akan kupapas kutung
sepasang lengannya, agar dia tak bisa menggunakan ilmu
jahat itu lagi terhadap orang."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, potong saja sepasang tangannya..." sambung Siang
Siau Un sambil mencibirkan bibirnya, "hey wakil congkoan,
apakah kau takut samko ku memotong sepasang tanganmu
itu ?"
Si nenek berbaju hitam itu melirik sekejap ke arah Huan Cu
Im, lalu ujarnya dingin
"Huuuh..., kau anggap dengan kemampuan yang dimiliki
bocah keparat ini, dia mampu memotong sepasang tanganku
?"
"Kalau memang begitu, mengapa kau tak berani mengakui
?" desak Siang Siau Un segera.
Perkataan demi perkataan sangat memojokkan nenek
berbaju hitam itu, memang ia bertujuan untuk memanaskan
hati nenek tersebut agar dia mengatakan siapa yang telah
menggunakan ilmu imjiu ceng hiat tersebut.
Biarpun nenek berbaju hitam itupun tahu bahwa musuh
sedang berusaha memanasi hatinya, namun sebagai seorang
manusia yang berwatak berangasan, ia tak sudi untuk
mengaku kalah dengan begitu saja.
Dengan sinar mata yang berkilat kilat memancarkan cahaya
tajam, ia segera membentak keras:
"Siapa bilang aku tak berani ?"
"Kalau begitu kaulah yang telah menotok jalan darah
samkoku... ah, samkoku adalah Huan Cu Im... bukan begitu ?"
"Anggap saja memang aku yang berbuat, mau apa kau?"
teriak nenek berbaju hitam itu penuh amarah.
Paras muka Hee Giok yang segera berubah hebat,alis
matanyapun turut berkenyit kencang.
Cepat cepat Siang Ci Un menarik ujung baju rekannya
mencegah gadis itu mengumbar hawa amarahnya, kemudian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baru katanya lagi: "Jadi kaupun pandai menggunakan jarum
im khek ciam ?"
"Aku tidak tahu"
"Bagus sekali nenek jahat" teriak Siang Siau Un kemudian,
"akhirnya kau telah memberikan pengakuan sendiri pada
malam ini"
Dengan pedang terhunus, pelan pelan Hee Giok yang
mendesak maju pula kedepan, serunya sambil menggigit bibir
menahan emosi:
"Nenek jahat yang berhati keji, rupanya kaupUn dapat
menggunakan ilmu jarum im khek ciam... hayo jawab, apakah
ibuku mati ditanganmu...?"
Pertanyaan tersebut sama sekali di luar dugaan nenek
berbaju hitam itu, paras mukanya segera berubah hebat,
serunya cepat.
"Aku toh tak punya dendam sakit hati apa pun dengan
ibumu, buat apa kubunuh dirinya? Kau jangan menuduh yang
bukan bukan."
"Bukankah kau dapat menggunakan ilmu jarum im khek
ciam?" desak Hee Giok yang sambil menuding dengan ujung
pedangnya. "Kalau bukan kau yang telah mencelakai ibuku,
hanya kata kan siapa lagi yang bisa menggunakan ilmu jarum
im khek ciam dalam dunia persilatan dewasa ini...?"
"Jika kau bertanya kepadaku, lantas aku mesti bertanya
kepada siapa...?"
"Bagus sekali" ucapan Hee Giok yang kemudian dengan
wajah serius dan menggigit bibir kencang kencang, "kalau
begitu, terpaksa kuanggap kau sebagai musuh besar
pembunuh ibuku, aku akan mencincangmu untuk membalas
dendam..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pelan pelan pedang pelanginya diangkat ke atas, kemudian
selangkah demi selangkah berjalan mendekati lawannya.
Setelah nenek berbaju hitam itu mengakui bahwa dia
mengerti ilmu jarum im khek ciam, maka Siang Ci Un dan
Siang Siau Un pun segera menganggapnya sebagai musuh
besar pembunuh ibu mereka pula.
Tanpa terasa kedua orang itupun maju bersama mendekati
nenek tersebut.
"oooh, kalian hendak mengandalkan jumlah banyak?"
jengek nenek berbaju hitam itu sambil tertawa seram, tiba tiba
ia bertepuk tangan lalu teriaknya lengking, "hayo keluar
semua, bekuk anjing anjing kecil ini"
Dengan bergemanya suara bentakan tersebut, maka dari
sisi kiri dan kanan ruang an beranda, segera bermunculan
kelompok demi kelompok manusia.
Hampir sebagian besar kawanan jago yang munculkan diri
barusan dikenaloleh Huan Cu Im.
Rombongan yang muncul dari beranda sebelah kiri adalah
ketua Go bipay Cing im tootiang, Dewa bermuka merah Lou
Su tong si auman berbulu emas Kiang Cu tin serta si bintang
meluncur Huan Tong.
Sedangkan kawanan jago yang muncul dari beranda
sebelah kanan adalah Housiang siang ketua Sau hoa bun
beserta keempat orang dayangnya yakni Sau hoa, Bong hoa
Cu hoa dan Ti hoa.
Sementara itu dari belakang tubuhnya berkumandang pula
suara gemerisik nyaring dari atas gedung sebelah selatan
segera bermunculan pula puluhan sosok bayangan manusia
Ketika Huan Cu Im mencoba untuk berpaling dan
mengawasi pendatang tersebut, ternyata mereka adalah orang
orang Kay pang yang dipimpin oleh Tiang lo bagian hukum
Song Jin bin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hampir semua pengemis itu bersenjata tongkat besi dan
bermuka bengis, tak salah kalau dikatakan sekelompok
pengemis jahat.
Selembar hawa nafsu membunuh telah menyelimuti pula
wajah Hee Giok yang yang cantik, dia memperhatikan sekejap
kawanan jago yang mengepung disekitarnya, kemudian sambil
tertawa dingin ia berkata.
"Hey nenek jahat, biarpun kau memiliki sepuluh laksa
prajurit tangguh, jangan harap kau bisa meloloskan diri dari
kematian pada malam ini, hanya sebelum itu nona ingin
bertanya dulu kepadamu, kuharap kau bersedia pula memberi
jawaban dengan sejujurnya..."
"Hey budak ingusan, berani amat kalian datang mencari
gara gara dengan Lou cu san kami?" bentak Cing im totiang
dingin.
"Hidung kerbau tua, kau tak usah banyak bicara," tukas
Siang Siau Un cepat. Siang Ci Un yang berada di sampingnya
cepat cepat menegur.
"siau un, kau tak boleh kurang ajar, bagaimanapun juga dia
adalah ketua Go bipay Cing im totiang..."
"Aku tahu, tapi dia sudah takluk kepada musuh dan
membantu orang jahat melakukan perbuatan busuk. orang
semacam ini kenapa mesti dihormati...?"
Berubah hebat paras muka Cing im totiang setelah
mendengar perkataan tersebut, ia segera membentak keras.
"Hey budak cilik, kau jangan sembarangan bicara "
Diam diam Siang Ci Un menghela napas panjang, pikirnya.
"Aai... tampaknya semua orang dari Go bipay telah
kehilangan kesadaran dan pikiran yang jernih..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalampada itu, ketua Sau hoa bun Hoa Siang siang yang
telah bertemu dengan Huan Cu Im, segera menjengek sambil
tertawa seram :
"Hmm... rupanya lagi lagi kau si bocah busuk yang datang
membuat kegaduhan di sini"
Waktu itu, Hee Giok yang sama sekali tak menggubris
terhadap ejek mengejek yang terjadi disekelilingnya, sambil
menuding nenek berbaju hitam itu dengan pedangnya ia
membentak keras :
"Hayo jawab, siapa namamu dan berasal dari marga
mana?" Nenek berbaju hitam itu tertawa seram:
"IHeeehh... heeehh... heeehh... aku adalah wakil congkoan
disini, tak punya nama"
"Kau tak berani mengakui?"
"Siapa bilang tak berani, hanya saja kau sibudak cilik belum
berhak untuk mengetahuinya "
"Bagus sekali"
Teringat kembali akan kematian ibunya diujung jarum Im
khek ciam yang jahat Hee Giok yong merasakan hatinya
bergolak keras dan emosinya berkobar kobar.
Begitu berterlak "bagus sekali" daripedangnya segera
digetarkan keras keras kemudian sambil menjejakkan kaki,
tubuh bersama pedangnya yang memancarkan cahaya
pelangi, langsung meluncur ke depan dan menerjang tubuh
nenek berbaju hitam itu.
Kiu hoa sinnie termashur namanya didalam dunia persilatan
karena ilmu pedang terkendalinya yang hebat, tapi sayang
Hee Giok yang yang masih mudadan belum sempurna dalam
tenaga dalam, sehingga ia belum mampu pula mengeluarkan
ilmu pedang terkendali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Biarpun begitu, ilmu pedang Hun kong kiam yang
dipergunakan sekarang mampu pula untuk menyerang musuh
darijarak beberapa kaki, hanya keampuhannya masih kalah
bila dibandingkan dengan kehebatan ilmu pedang terkendali.
Namun bagi orang awam yang tidak mengetahui duduk
persoalan yang sesungguhnya, serangan tersebut paSti akan
dianggapnya sebagai ilmu pedang terkendali yang maha
dahsyat itu.
Baru saja cahaya pedang berkelebat membelah angkasa,
mendadak terdengar kesebelas orang nona berbaju hitam
yang berdiri dibelakang nenek berbaju hitam itu membentak
bersama, lalu tempat bayangan manusia berkelebat lewat,
sebelas bilah pedang serentak membentuk lapis an cahaya
perak yang kuat dan tebal untuk menghadang dihadapan
nenek berbaju hitam itu.
Serangan pedang dari Hee Giok yang meluncur tiba dengan
kecepatan luar biasa, tak terhindarkan lagi cahaya pedang
segera saling beradu satu sama lainnya. Traang... Traaang...
Traaanggg..."
Di tengah suara dentingan yang sangat nyaring, sebelas
bilah pedang yang membentuk sebuah jaring pedang itu telah
menerima ancaman dari Hee Giok yang dengan keras lawan
keras, akibatnya nona tersebut terdesak mundur sejauh dua
langkah.
Akan tetapi akibat bentrokan mana, kesebelas bilah pedang
tersebut terpapas kutung pula oleh babatan pedang pelangi
sehingga tinggal tiga inci panjangnya.
Bentrokan yang terjadi kali ini benar benar berlangsung
amat cepat dan tak terlukiskan dengan kata kata:
Sejak Hee Giok yang melancarkan serangan pedang
terkendalinya hingga kesebelas nona berbaju hitam itu
membendung ancaman tersebut dengan serangan bersama,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semuanya dilakukan dengan kecepatan bagaikan sambaran
kilat.
Bagi para penonton, selain mereka dapat mendengar suara
bentrokan senjata yang amat nyaring, tak sebuah gerakan
serangan pun yang dapat diikuti secara jelas, dalam sekejap
mata semuanya telah berakhir pertarunganpun telah terhenti.
Hee Giok yang mundur dua langkah kebelakang, dan
menundukkan kepalanya memeriksa sekejap pedang sendiri,
kemudian katanya dengan suara dingin :
"Nenek jahat, lebih baik jangan menyuruh orang lain yang
menghatar kematian untuk mewakilimu, jika merasa punya
kepandaian sambut sendiri serangan berikut "
"Heeehhh... heeehhh... heeehhh... kau anggap aku tak
berani... ?"jengek nenek berbaju hitam itu sambil tertawa
seram.
"Kalau begitu, sambutlah serangan pedangku ini " hardik
Giok yang dengan kening berkerut.
Tubuhnya berkelebat cepat kemuka, cahaya pedang segera
membias di angkasa, serentetan cahaya pelangi disertai hawa
pedang yang dingin menggidikkan langSung menyambar
keperut nenek itu.
Sebelas orang nona berbaju hitam itu kembali membentak
nyaring, lalu sekali lagi mereka menggerakkan pedangnya
bersama sama untuk membendung ancaman tersebut.
Kali ini Hee Giok yang telah sertakan segenap tenaga yang
dimilikinya didalam serangan tersebut, bisa dibayangkan
betapa hebat dan dahsyat akibat yang ditimbulkan...
"Traaanggg..."
Dentingan nyaring bergema memecahkan keheningan, kali
ini kesebelas bilah pedang tersebut tak ada yang utuh,
semuanya terpapas kutung jadi beberapa bagian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditengah jeritan kaget yang amat keras, serentak kesebelas
orang nona berbaju hitam itu melompat mundur kebelakang.
Sementara itu serangan pedang dari Hee Giok yang sama
sekali belum berakhir, cahaya pedang yang berkilauan tetap
melaju ke muka mengancam tubuh si nenek. "Traaang..."
sekali lagi terjadi bentrokan nyaring yang amat
memekikkan telinga...
Entah sedari kapan, dalam genggaman nenek berbaju
hitam itu telah bertambah dengan sebilah pedang lebar yang
berwarna hitam pekat, dengan senjata inilah dia membendung
serangan pedang pelangi nona tersebut...
Akibat dari bentrokan tersebut, tiba tiba Hee Giok yang
merasakan dada sebelah kanannya amat sakit, agaknya telah
tertusuk oleh sebatang jarum yang lembut tapi tajam.
Sengatan jarum yang sakit sekali itu muncul secara tiba
tiba dan langsung menyerang kedalam isiperut, hal ini
menyebabkan genggaman Hee Giok yang atas pedangnya
menjadi mengendor dan hampir saja teriepas dari cekalan.
Nenek berbaju hitam itu segera memanfaatkan kesempatan
tersebut dengan sebaik baiknya, dia membalikkan pedang
lebarnya dan balik menindih diatas pedang Giok yang
kemudian serunya sambil tertawa seram
"Hee... hee... hee... mengapa kalian tidak segera maju
untuk membekuknya ?"
Sementara itu kesebelas orang nona berbaju hitam itu telah
membuang kutungan pedang mereka, begitu mendengar
komando serentak mereka mengiakan dan menerjang
kedepan secara bersama sama.
Huan Cu Im, Siang Ci Un, Siang Siau Un Ciu Gwat dan Ciu
Kui yang menyaksikan peristiwa itu menjadi sangat
terperanjat, serentak mereka menyerbu kedepan untuk
memberi pertolongan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampaknya nenek berbaju hitam itu telah menduga sampai
disitu, sambil menuding kedepan, segera bentaknya: "Hadang
mereka "
Cing im totiang, Auman berbulu emas Kiang Cu tin, si
bintang lewat Huan tong, ketua Sau hoa bun, Hoa Siang siang
serta anak buahnya Sau hota dan Peng hoa serentak maju
kedepan dan menghadang jalan pergi kelima orang jago kita.
Huan Cu Im menjadi sangat gelisah setelah menyaksikan
situasi tidak menguntung kan, sambil membentak keras dia
mengeluarkan ilmu Hong lui ing di tangan kirinya untuk
menerjang ke hadapan Kiam Cu tin serta Huan tong,
kemudian mendorong tubuh kedua orang itu sampai mencelat
sejauh satu kaki lebih.
Kemudian secepat sambaran petir tubuhnya berputar
kencang mendesak ke hadapan kesebelas orang nona berbaju
hitam itu, lagi lagi dia melakukan dorongan dengan ilmu Hong
lui ing yang menyebabkan nona nona cantik itu roboh
berjumpalitan seperti bunga yang terhembus angin kencang.
Dalam keadaan seperti ini tidak kesempetan lagi baginya
untuk banyak melihat, setelah menyerbu ke Samping Hee Giok
yang, pedang pelangi hijaunya segera diloloskan, kemudian-..
"Traaang" melakukan cukilan ke atas.
Setelah dua kali dia mengeluarkan ilmu Hong lui ing untuk
merobohkan musuh musuhnya dan berhasil menyerobot maju
kedepan, nenek berbaju hitam itu menjadi tertegun buatnya.
Belum habis ingatan kedua melintas lewat cahaya hijau
yang amat menyilaukan mata telah melintas didepan mata,
lalu terdengar dentingan nyaring, tahu tahu genggamannya
terasa ringan-
Rupanya pedang lebar berwarna hitam yang terhunus itu
sudah terbabat kutung menjadi dua bagian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebagaimana diketahui, pedang pelangi dan pelangi hijau
merupakan sepasang pedang mestika yang amat tajam, ketika
Hee Giok yang menerjang ke muka tadi, setelah kena
terhadang oleh kesebelas orang nona berbaju hitam itu (untuk
membabat kutung kesebelas bilah pedang mereka), tenaga
yang dipergunakan dalam senjatanya telah berkurang
setengah bagian. padahal pedang emas hitam yang
diandaikan nenek berbaju hitam itu tebal lagi lebat,pada saat
kekuatan pedang Hee Giok yang sudah mulai melemah,
tangkisan dengan pedang pelanginya menjadi tak berkekuatan
lagi.
Hal ini masih ditambah Hee Giok yang sebagai seorang
gadis masih lemah dibidang tenaga dalam, oleh karena itulah
meski dia membawa senjata tajam, namun gagal mengutungi
senjata musuh.
Berbeda sekali dengan Huan Cu Im yang telah melatih ilmu
Hong lui ing, tenaga dalamnya amat sempurna dan sudah
jarang ada tandingannya dikolong langit, apa lagi dalam
gerakan mencukil tadi, tenaga yang dipancarkan kuat sekali,
secara otomatis pedang emas hitam dari nenek berbaju hitam
itu berhasil dipapas kutung olehnya secara gampang...
Dalam pada itu Hee Giok yang merasakan ada segulung
tenaga serangan hawa dingin yang tak berwujud menusuk
jalan darah Hiat hay hiatnya (terletak satu koma tiga inci
diatas tetek sebelah kanan), serangan mana membuatnya
hampir saja tak dapat bernapas dan seluruh kekuatannya
seolah olah lenyap tak berbekas (hal ini dikarenakan jalan
darah Hiat hay merupakan nadi yang berhubungan dengan
paruparu).
Ia sadar, tubuhnya pasti sudah dilukai lawannya dengan
jarum im khek ciam yang sangat jahat itu, bia ia tak
mempertahankan diri sekarang, tak disangkal lagi ia bakal
tewas oleh senjata maut lawannya itu, otomatis dendam
kesumatnya tak pernah akan terbalas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
-oo0dw0oo-
Jilid: 48
Ingatan itulah kemudian membuat si nona berusaha
mempertahankan diri dengan sepenuh tenaga.
Untungnya, sekalipun menghadapi perubahan yang
mendadak sekali diluar dugaan ini, pikirannya tak menjadi
kalut, kelima jari tangan kanannya masih tetap menggenggam
gagang pedangnya kencang kencang, biarpun pedang emas
hitam darisi nenek berbaju hitam itu menekan terus
senjatanya dengan sepenuh tenaga, sambil menggertak gigi
menahan penderitaan ia mempertahankan diri terus dengan
sekuat tenaga.
Sampai akhirnya babatan pedang Huan Cu Im berhasil
mengutungi pedang emas hitam lawan dan daya tekanannya
mendorong, Hee Giok yang baru merasakan lututnya menjadi
lemah, tak ampun lagi ia jatuh terduduk ke atas tanah.
Dalam pada itu, nenek berbaju hitampun tidak menduga
kalau senjata yang diandalkan Huan Cu Im adalah sebilah
senjata yang amat tajam dan mampu mengatasi pedang emas
hitam miliknya, dalam terkesiapnya, buru buru dia
mengundurkan diri ke belakang. Huan Cu Im segera
membangunkan Hee Giok yang, sambil tanyanya dengan
Cemas: "Toako, mengapa kau?"
Pelan pelan 'Hee Giok' yang membuka matanya, lalu
dengan suara yang lemah tak bertenaga ia menjawab.
"Aku... aku sudah terkena... ilmu jarum im khek ciam..."
Mendengar itu, tanpa sadar Huan Cu Im berpaling ke arah
nenek berbaju hitam itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kebetulan sekali waktu itu si nenek berbaju hitam yang
sudah mundur sejauh berapa depa sedang memandang ke
arahnya sambil tertawa licik, sementara jari tangannya
digetarkan kemuka melepaskan serangan ke tubuh anak muda
itu.
Huan Cu Im yang pernah menderita siksaan akibat terkena
jarum Im khek Ciam tentu saja tak berani bertindak gegabah,
sambil membentak keras dia melepaskan bacokan ke depan
dengan senjata pedang pelangi hijaunya menggunakanjurus
"ombak menggulung di samudra luas"
Kemudian sambil membungkukkan badan ia memungut
pedang pelangi milik Giok yang d^ tanah dan
menyarungkannya kembali setelah itu baru bisiknya: "Toako,
mari kita Cepat pergi"
Dengan setengah memayang setengah membopong,
pemuda itu membawa Hee Giok yong mengundurkan diri dari
situ.
Bacokan pedang yang dilancarkan olehnya tadi memang
hebat dan mengerikan, hawa pedang yang terpancar keluar
dari pedang pelangi hijaunya segera menciptakan selapis
kabut berwarna hijau yang amat tebal dan menyilaukan mata.
Sesungguhnya serangan jari tangan yang dilancarkan
nenek berbaju hitam itu adalah serangan im khek ciam yang
maha hebat, sebagai semacam ilmu serangan hawa dingin
yang merupakan ilmu sesat dari Tay im kau, serangan hawa
dingin yang terpancar keluar memang hebat dan mengerikan
sekali.
Akan tetapi kalau dibandingkan dengan sinar pedang yang
terpancar keluar dari pedang pelangi hijaunya, serangan jari
berhawa dingin itu segera hilang lenyap setelha menyentuh
lapisan hawa pedang tersebut...
Agaknya nenek berbaju hitampun mengetahui akan
kelihayan pedang pelangi hijau lawan, dia tak berani
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melancarkan serangan lagi, tanpa sadar langkahnya mundur
terus ke belakang berulang kali.
Kesebelas orang nona berbaju hitam yang kehilangan
senjatanya akibat dibabat pedang pelangi Hee Giok yang tadi
tadipun sekarang tak berani banyak berkutik, tentu saja
merekapUn tak berani mendekati Huan Cu Im yang perkasa
itu.
"Hadapi mereka dengan senjata rahasia "
Dengan wajah berubah menjadi hijau membesi dan
menyeringai mengerikan, nenek berbaju hitam itu
mengulurkan sepasang tangannya sambil menjerit lengking,
kemudian teriaknya lagi :
"Hayo Cepat bertindak. hadapi saja orang orang itu dengan
senjata rahasia yang paling keji "
Dalam sewotnya dia menjadi hampir kalap. teriak
teriakannya tak berbeda dengan jeritan orang gila.
Ditengah bentakan dan jeritan lengking nenek tersebut,
kesebelas orang nona berbaju hitam itu segera menyebarkan
diri ke sekeliling arena dan mengepung Huan Cu Im serta Hee
Giok yong ditengah arena...
Tampaknya mereka telah memperoleh pendidikan yang
ketat, kesebelas orang itu masing masing menempati sebuah
posisi, sementara tangan kanannya secara terlatih
mengenakan sarung tangan kulit kambing dan merogoh ke
dalam kantung senjata rahasia masing masing.
Tak disangkal lagi mereka telah bersiap sedia melepaskan
senjata rahasia untuk mereka, dan bisa diduga senjata rahasia
yang digunakan pastilah senjata rahasia yang paling jahat dan
beracun.
Sambil memayang tubuh Giok yang, Huan Cu Im mencoba
memperhatikan situasi pertarungan dipihak lainTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Dilihatnya Siang Ci Un kakak beradik serta Ciu Gwat dan
Ciu Kui telah terlibat dalam pertarungan yang amat seru
melawan si Auman berbulu emas Kian cu tin, Huan Tong, Sau
hoa dan Peng hoa.
Siang Ci Un kakak beradik dengan sebilah pedang
melindungi badan, sebuah tongkat pengail mengobrak abrik
pertahanan lawan, saat itu berhasil mendesak dan meneter
kedua orang lawannya habis habisan.
Sebaliknya Ciu Gwat dan Ciu Kui yang sangat menguatirkan
keselamatan majikannya begitu turun tangan mereka segera
pergunakan ilmu pedang Kiu hoa kiam hoat guna mendesak
musuhnya.
Namun pengalaman mereka didalam menghadapi musuh
kurang luas, sebaliknya lawan mereka adalah Sau hoa dan
Peng hoa yang sangat berpengalaman, meski kepandaian silat
mereka mengungguli lawan, namun untuk sementara waktu
keadaan tetap berimbang.
Hanya saja, kalau berbicara dari posisi secara keseluruhan,
keadaan mereka memang Cukup gawat. betapa tidak? Musuh
berjumlah amat banyak. malah jago jago lihay seperti cing im
totiang, si Dewa bermuka merah Lo Sin tong dan Hoa Siang
Siang sekalian belum lagi turun tangan.
Disamping itu, diselatan pelataran telah berkumpul pula
sejumlah anggota Kay pang yang setiap saat bisa turun
tangan melancarkan serangan kilat.
Kesemuanya ini menunjukkan bahwa mereka beberapa
orang telah terkepung dalam perangkap musuh yang berlapis
lapis, lebih celaka lagi Hee Giok yang telah terkena serangan
jahat Im khek ciam,jangan lagi untuk bertarung, tenaga untuk
berdiri tegakpun hampir boleh dibilang tak dimiliki lagi
Sekujur tubuhnya saat itu lemah semua tak berbeda
dengan segumpal kapas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im betul betul gelisah berCampur marah, sambil
melintangkan pedangnya di depan dada, ia membentak
dengan suara yang keras bagaikan geledek:
"Sebelas tusuk konde emas, dengarkan baik baik Aku orang
she Huan tak ingin melukai kalian, tapi jika kamu semua
berani menyerang kami dengan mempergunakan senjata
rahasia beracun, jangan salahkan kalau aku akan bertindak
kejam kepada kalian"
Bentakan yang menggelegar itu segera menggetarkan hati
kesebelas orang nona berbaju hitam itu, tanpa terasa mereka
saling berpandangan sekejap. otomatis tangan mereka yang
merogoh ke kantong senjata itu menjadi lebih lamban.
Nenek berbaju hitam yang berdiri diatas undak undakan
batu dan melihat kejadian itu segera berteriak lengking :
"Hey bocah keparat, kematian sudah didepan mata, apa
gunanya kau ngebaCot besar? Hey budak sekalian, sebarkan
kearah mereka itu"
Karena perintah menyerang sudah diturunkan kesebelas
orang nona berbaju hitam itu tidak berani berayal lagi,
serentak mereka mengayunkan tangannya kedepan
menyebarkan segenggam pasir emas ketengah udara.
Waktu itu Huan Cu Im dan Hee Giok yang berdiri di tengah
kepungan, sedangkan kesebelas orang nona itu berdiri pada
posisi yang berbeda disekeliling mereka, dengan sendirinya
pasir emas yang mereka tebarkan pun segera berkumpul
diatas kepala kedua orang itu dan menimbulkan suasana
remang remang.
Seandainya ada orang berani mendongakkan kepalanya
untuk menyaksikan datangnya ancaman tersebut, maka akan
terlihatlah beribu ribu bintang emas menyebar dimana mana
dan meluncur turun seperti hujan pasir, indah sekali
pemandangannya saat itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sejak lawannya mengenakan sarung tangan kulit, Huan Cu
Im telah mengetahui bahwa senjata rahasia yang mereka
pergunakan pasti amat beracun dan hebat sekali, baru
sekarang ia mendapat tahu kalau senjata yang mereka
sebarkan ternyata adalah segenggam pasir emas.
Selama berkelana didalam dunia persilatan, ia memang
pernah mendengar tentang keampuhan pasir emas perenggut
nyawa ini, konon asal ada sebutir saja yang mengenai badan,
maka luka tersebut akan membusuk dan hancur menjadi
darah kental, bahkan tulang dan rambutpun tak tersisa, oleh
karena keganasan dan kehebatannya, sembilan partai besar
telah mengumumkan kepada seluruh umat persilatan agar
tidak menggunakan senjata maut tersebut.
Menyadari akan kritisnya keadaan, pemuda itu menjadi
terCekat, pikirnya tanpa terasa. "Apakah aku dan Giok yang
harus tewas ditempat ini secara konyol dan mengenaskan-..?
"Tidak. aku tak boleh mati konyol dengan begini saja..."
Itulah sebabnya disaat pasir emas itu disebarkan ke udara,
Huan Cu Im segera membentak keras, dengan menghimpun
seluruh tenaga yang dimilikinya dia memutar pedang pelangi
hijaunya satu lingkaran diatas kepala dan segera
mengeluarkan ilmu Hong lui ing.
Dia tak tahu apakah ilmu tersebut bermanfaat untuk
menanggulangi ancaman serius tersebut, namun setelah
membuat gerakan melingkar serangannya langsung ditumpah
ke arah si nenek berbaju hitam yang berdiri diatas undak
undakan batu.
Akan tetapi berhubung tangan sebelah dipakai untuk
memayang tubuh Giok yang dan tangan kanan memegang
pedang, maka bila menanti kesebelas orang nona berbaju
hitam itu menyebar pasir emasnya ia baru melepaskan pedang
untuk mengeluarkan Hong lui ing,jelas keadaan sudah
terlambat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
oleh sebab itulah terpaksa segenap kekuatan tubuhnya
disalurkan ke dalam pedang dan menggunakan senjata itulah
dia melakukan pertaruhan yang terakhir.
Dengan gerakan melingkar tadi, pedang pelangi hijaunya
segera memancarkan selapis Cahaya pedang berwarna hijau
yang membentuk lingkaran lingkaran lebar diatas kepala
kedua orang itu.
Biarpun Cuma cahaya pedang namun berhubung ilmu yang
digunakan adalah Hong lui ing, maka hawa murni yang
terpancar keluar dari pedang otomatis merupakan daya hisap
Hong lui ing yang maha dahsyat.
Dengan begitu, secara otomatis lingkaran sinar pedang
yang terbentukpun memiliki daya peng hisap yang
mengerikan-
'sreet.'
Ibarat ikan paus menghisap air, senjata rahasia pasir emas
yang menyebar diangkasa itu segera terhisap kedalam
lingkaran cahaya hijau itu.
Mengikuti arah tudingan ujung pedangnya, pemuda itu
segera memuntahkan kembali tenaga hisapannya tersebut
Dengan cepat muncullah sebuah mulut celah pada
lingkaran cahaya hijau itu, dan dari balik celahan cahaya hijau
inilah meluncur keluar serentetan sinar emas yang langsung
meluncur kedepan dan menerjang si nenek berbaju hitam
yang berdiri diatas undak undakan batu.
cahaya emas yang menyembur keluar itu bukan lain adalah
pasir emas yang berhasil dihisap dan diikat oleh daya hidup
Hong lui ing, kini bagaikan air bah yang menjebolkan
bendungan, secara serentak beribu ribu butir pasir emas itu
memuntah keluar.
Mimpipun nenek berbaju hitam itu tak menyangka kalau
Huan Cu Im memiliki tenaga dalam yang begitu sempurna,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahkan berhasil mengembalikan serangan pasir emas pereng
gut nyawa yang maha dahsyat itu ke arahnya.
Diliputi perasaan kaget dan terkesiap. cepat cepat dia
menjejakkan kakinya keatas tanah dan melesat kesamping kiri
untuk meloloskan diri.
pada detik yang hampir bersamaan, semburan pasir emas
itu telah menyambar datang, dalam waktu singkat lapisan
batu hijau pada undak undakan batu itu bagaikan diberondong
oleh serangkai mercon, diiringi ledakan yang keras dan
menyemburnya asap kuning wilayah seluas satu kaki
disekeliling tempat itu telah hancur berantakan dan tak
nampak lagi wujudnya.
Demonstrasi kepandaian yang sangat hebat ini segera
mengejutkan kesebelas orang nona berbaju hitam itu, wajah
mereka pucat pias dan peluh dingin membasahi seluruh
badan, untung mereka cukup cekatan dan segera menyingkir
kesamping, coba kalau terlambat sedikit saja, niscaya banyak
korban yang akan berjatuhan.
Tindakan yang dilakukan Huan Cu Im sekarang, hampir
membuat semua hadirin terperangah dan berdiri melongo.
cing im totiang, Hoa Siang siang dan sekalian yang dibuat
ngeri juga oleh kehebatannya, dengan sendirinya pandangan
mereka terhadap sianak muda itupun ikut berubah.
Tentu saja kedua belah pihak yang sedang terlibat dalam
pertarungan, saat itu ikut berhenti pula tanpa terasa.
Jangan lagi orang lain, sesungguhnya Huan Cu Im
sendiripun hampir tak perCaya dengan kemampuan yang telah
dilakukan itu dia tak mengira kalau pasir emas perenggut
nyawa yang menyebar diseluruh angkasa itu berhasil
disingkirkan kearah lain secara mengejutkan-
Peristiwa ini kontan saja membangkitkan kembali
semangatnya, dengan melintangkan pedangnya didepan dada,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ia berseru sambil tertawa nyaring. "Hey nenek jahat, malam
ini aku ampuni jiwamu untuk sementara waktu" Lalu sambil
berpaling kearah Siang Ci Un kakak beradik, katanya pula :
"Jiko, samte, mari kita pergi, barang siapa berani
menghalangi kepergian kita, aku she Huan akan menyuruh dia
mampus dalam keadaan yang paling mengerikan"
Setelah mempertunjukan kebolehannya, tentu saja pemuda
itu berani bicara lebih keras.
Selesai berkata, dia segera memayang tubuh Giok yong
dan beranjak pergi dulu ke arah selatan.
cepat cepat Ciu Gwat dan Ciu Kui memburu ke depan
sambil berseru : "Huan kongcu, biar budak yang memayang
siocia "
Huan Cu Im manggut manggut dan membiarkan kedua
orang itu berjalan lebih dulu sambil memayang Giok yang,
Siang Ci Un dan Siang Siau Un melindungi dari sisi kiri dan
kanan, sementara dia sendiri mengikuti dari belakang.
Ketika tianglo bagian hukum dari Kay pang, Song Jin bin
menyaksikan cing im totiang, Hoa Siang siang dan sekalian
jago lihay hanya berdiri termangu mangu di tempat tanpa
melakukan sesuatu tindakan, otomatis mereka pun tak berani
melakukan penghadang dan membiarkan musuh musuhnya
berlalu dari situ.
Ketua Kay pang Kwa Tiang tay masih terluka parah, dengan
sendirinya ia tak mampu melakukan suatu penghadangan,
itulah sebabnya ketika melihat Huan Cu Im dan rombongan
bergerak menuju ke arahnya, tanpa diperintah lagi para
anggota Kay pang tersebut sama sama menyingkir kesamping
untuk memberi jalan-
Setelah meninggalkan gedUng, didepan situ terbentang
sebUah tanah lapang serta dinding pagar setinggi satu kaki.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja Ciu Gwat dan Ciu Kui membawa nonanya
melewati tanah lapang tersebut, mendadak terdengar Giok
yong berbisik pelan: "Hentikan perjalanan "
cepat cepat Ciu Gwat dan Ciu Kui menghentikan
langkahnya. Siang Ci Un yang berada disampingnya segera
bertanya : "Toako, bagaimana perasaanmu sekarang?"
Hee Giok yang segera menghembuskan napas panjang,
katanya:
"Nenek jahat menotok jalan darah Hiat hay dengan ilmu im
khek ciam, selama ini aku gagal untuk menghimpun tenaga
guna menembusi sumbatan tersebut, tapi sekarang agaknya
sudah ada harapan"
Siang Ci Un menjadi kegirangan, buru buru serunya:
"Kalau begitu seCepat mencoba untuk menembusi
sumbatan tersebut..."
Ia segera perintahkan kepada Ciu Gwat dan Ciu Kui untuk
menurunkan nonanya keatas tanah lapang. Sementara Huan
Cu Im, Siang Ci Un dan Siang Siau Un melindungi
keselamatannya dari sekitar sana.
Perlu diketahui, sejak keCil Hee Giok yang sudah belajar
silat dari Kiu hoa sinni, adapun tenaga dalam yang dilatih
adalah Sian kang sim hoat dari golongan Budha.
Sekalipun serangan im khek ciam sangat lihay,
bagaimanapun juga ilmunya tersebut merupakan ilmu sesat
dari golongan hitam, setelah melalui percobaan Giok yang
yang berulang ulang tanpa bosan untuk menembusi hambatan
tersebut, pelan pelan jalan darah Hiat hay yang tersumbat
mulai tertembus.
pada saat itulah tiba tiba terasa segulung hawa murni
menerjang ke atas mengikuti pengerahannya sekuat tenaga,
terjangan tersebut langsung menembusi jalan darahnya yang
tersumbat sehingga menjadi lancar kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keberhasilan ini segera menggirangkan hatinya, maka
setelah mengatur pernafasan Sebentar, dia membuka
matanya dan berkata sambil tertawa: "Nah sudah beres,
sekarang kita boleh pergi dari sini"
"Apakah nona telah sembuh" tanya Ciu Gwat.
"Tentu saja telah sembuh" Giok yang tertawa sambil
membereskan rambutnya yang kusut, "kalian pun boleh
melepaskan bimbingan itu"
"Kalau memang toako sudah sembuh, bagaimana kalua kita
mencari nenek bajingan lagi untuk membuat perhitungan?"
usul Siang Siau Un dengan bersemangat.
"Jangan " Cegah Giok yang, "malam ini mereka telah
membuat persiapan yang matang lagi pula jumlah mereka
jauh lebih banyak dari pada jumlah kita, dengan kemampuan
kita beberapa orang, belum tentu bisa meraih kemenangan
yang berarti. Untung saja kita telah berhasil menyelidiki
siapakah pembunuh ibu kita dengan ilmu im khek ciam
tersebut, hitung hitung perjalanan kita pada malam ini tidak
sia sia belaka."
Beberapa orang itu segera melompati tembok pekarangan
dan meninggalkan pesanggrahan keluarga Hee dengan lancar
dan tanpa rintangan. Sesaat kemudian, tiga empat li telah
dilalui
Mendadak Giok yang memperlambat langkahnya lalu
bertanya sambil berpaling :
"Adik cu im, hebat benar jurus pedang yang kau
pergunakan tadi, ternyata kau bisa menggiring serangan pasir
emas yang menyelimuti angkasa untuk berbalik menyerang
nenek jahat itu, kepandaian apa sih itu?"
"Benar" sambung Siang Siau Unpula "jurus pedang yang
digunakan samko tadi benar benar luar biasa, dalam waktu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
singkat begitu banyak jago telah berhasil dibuat mati kutunya
karena terpesona"
"Sesungguhnya gerak serangan yang siaute pergunakan
tadi bukanjurus pedang" Huan Cu Im menerangkan, "tapi
hanya sebuah gerak tipuan yang hebat, namun karena terburu
buru, aku tak sempat membuang pedang untuk
mempergunakan sebagaimana mestinya itulah sebab^
terpaksa aku menggunakannya dengan pedang"
"Bila tenaga dalammu tidak peroleh kemajuan yang pesat,
tak nanti kepandaian tersebut dapat kau pergunakan dengan
sebaik baiknya," ucap Siang Ci Un sambil menatapnya penuh
Cinta.
"Samko, apa sih kepandaian yang kau gunakan itu?" tanya
Siau un- "kau mempelajarinya dari mana? Apakah pelatih Ju
yang mengajarkan kepadamu?"
"Ilmu tersebut bernama Hong lui ing."
Kemudian sambil menggelengkan kepalanya berulang kali,
Huan Cu Im berkata lebih jauh "Kepandaian tersebut bukan
guruku yang mengajarkan-"
"Lantas siapa yang mewariskan kepandaian tersebut
kepadamu?" tanya Siang Siau Un-
"Kepandaian itu diwariskan seorang locianpwee yang
bernama Yu Liong..."
"Yu Liong?" dengan perasaan ingin tahu Siang Siau Un
mendesak lebih jauh, "manusia macam apakah dia itu?"
"Dia adalah seorang kakek yang bermuka kurus lagi lancip."
Secara garis besarnya dia melukiskan bentuk muka dari
kakek yang bernama Yu Liong itu.
Satu ingatan segera melintas dalam benak Siang Siau Un,
segera tanyanya :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kakek itu rada kukoay dan sewaktu berbicara
sering membuat lelucon dan gerak geriknya amat kocak.
terutama sekali kebiasaannya memegang batang hidung
sendiri?"
"Tepat sekali.. Apa yang kau lukiskan memang sangat
tepat." seru Huan Cu Im gembira. "Apakah kaupun kenal
dengan dia orang tua?"
"Hey, kau kira siapakah dia?" seru Siang Siau Un sambil
tertawa cekikikan. "Sejak kau menyebut ia bernama Yu Liong,
aku sudah menaruh curiga kalau orang tersebut adalah dia
orang tua."
"Su moay, cepat katakan, siapa sih orang itu?" tanya Hee
Giok yong cepat.
"Dia adalah sukong ku"
"Masa dia adalah sukongmu?" seru Huan Cu Im terkejut
bercampur keheranan.
"Buat apa aku mesti membohongimu?" sambung Siang Siau
Un lebih lanjut, "dia orang tua disebut orang sebagai
Pengemis sakti berwajah senyum Yu It man bukankah Man
berarti pula naga? Bukankah berari Yu Liong adalah Yu it man
? Tahun ini dia orang tua telah berusia hampir seratus tahun"
"Benar Benar " seru Huan Cu Im kemudian, "Yu locianpwee
memang berkata bahwa tahun ini umurnya sudah mencapai
sembilan puluh tujuh tahun-.."
Begitulah, sambil berbincang bincang sambil berjalan,
tanpa terasa mereka telah menempuh perjalanan sejauh dua li
lagi.
Tiba tiba Huan Cu Im menghentikan langkahnya lalu
mendongakkan kepala dan memeriksa keadaan cuaca, ketika
melihat kentongan ketiga sudah hampir menjelang, dia pun
berkata : "Toako,jiko, apakah kita akan kembali keBenteng
keluarga Hee...?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak. aku tak akan pulang" sahut Hee Giok yang sambil
menggelengkan kepalanya dan tertawa, "aku ingin mencari
rumah petani disekitar sini dan tinggal untuk sementara
waktu, aku ingin membebaskan dendam berdarah ibuku lebih
dulu sebelum pulang"
"Ehmmm, begitupun ada baiknya juga " Huan Cu Im
memberikan persetujuannya, "kalau begitu siaute perlu
kembali kepesanggrahan keluarga Hee lebih dulu, asal kalian
meninggalkan tanda rahasia disepanjang jalan, siaute pasti
akan menyusul kalian nanti"
Siang Ci Un menjadi tertegun, dengan sepasang biji
matanya yang jeli dia mengawasi pemuda itu lekat, kemudian
tanyanya penuh perhatian: "Mau apa kau balik lagi ke sana?"
"Aku harus menolong Sam siang tayhiap Yu Huan Liong, Yu
tayhiap dari cengkeraman musuh"
"Betul" sambung Siang Siau Un, "Yu tayhiap telah disekap
dibawah tanah ruang baca, aku pun akan ikut ke sana"
"Darimana kau tahu tentang persoalan ini ?" tanya Siang Ci
Un yang amat teliti itu.
"Kabar ini kan disampaikan oleh Cui Cui... aaai, waktu
sudah makin larut malam, kenapa sih kau bertanya terus tiada
habisnya...?"
Secara ringkas Huan Cu Im segera menceritakan
pengalamannya bagaimana mereka berdua mendengar
bentrokan senjata digedung belakang, bagaimana Cui Cui
terluka dan mengatakan dimana Yu tayhiap telah disekap...
Mendengar cerita tersebut, Siang Ci Un segera berkata :
"Kalau begitu, sebelum kedatangan kita kedalam hutan
tersebut, pasti ada orang lain yang telah menyelundup masih
kedalam perkampungan dan meringkus semua penjaga yang
berada dalam hutan, bisa jadi Cui Cui adalah orang yang
dikirim untuk menyelundup masuk kesitu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, segala sesuatunya telah kau ketahui sekarang,
sudahlah, samko, kita harus segera berangkat " seru Siau un-
"Bila ingin pergi, kita harus pergi bersama," ucap Giok yang
cepat, "hanya saja, setelah terjadinya pertarungan yang
berlangsung cukup seru tadi, penjagaan yang mereka lakukan
tentu akan semakin diperketat belum tentu usaha kita
menolong orang bisa terlaksana secara mudah..."
Siang Siau Un segera tertawa cekikikan:
"Toaci, menurut pendapatku perkataanmu justru
merupakan kebalikannya oleh karena kita menunjukkan diri
semuanya, mereka pasti mengira sudah pergi semua, otomatis
penjagaan akan diperkendor, bila kita balik lagi maka hal ini
justru telah memanfaatkan keteledoran mereka..."
Hee Giok yang segera manggut manggut :
"Perkataan su moay memang beralasan sekali, baiklah,
mari kita berangkat sekarang juga "
Dengan memanfaatkan kegelapan malam yang mencekam
seluruh jagad, mereka berenam segera balik kembali ke
Pesanggrahan keluarga Hee.
Kali ini tujuan kedatangan mereka adalah menolong orang,
oleh sebab itu Huan Cu Im berenam berusaha keras untuk
menghindari bentrokan yang tak perlu sehingga tak usah
"memukul rumput mengejutkan ular" lagipula jumlah jagoan
tangguh dibukit Lou cu san telah diketahui banyak jumlahnya,
ditambah lagi dengan orang orang Go bipay dan Sau hoa pay,
sesungguhnya mereka tak boleh dipandang terlalu enteng.
Dengan mempertahankan suatu jarak tertentu, dipimpin
oleh Huan Cu Im, seorang mereka mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya menyusup kegelapan dan mendekati
perkampungan itu.
Huan Cu Im bergerak dipaling muka dengan mengerahkan
segenap ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya, seperti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
burung malam menembusi hutan, dalam sekali kelebatan saja
ia telah menyusup kedalam pepohonan lebat.
Dengan pandangan matanya yang tajam, dalam sekilas
pandangan saja ia telah melihat dibelakang sebatang pohon
besar bersembunyi segumpal bayangan hitam. Tanpa terasa
dia berpikir:
"Tampaknya mereka benar benar sudah membuat
persiapan yang matang matang ini berarti mereka telah
menduga kalau kami bakal balik lagi setelah pergi tadi..."
Berpikir sampai disitu, dengan cepat dia membungkukkan
badan memungut sebutir batu, lalu disambitkan ke arah
bayangan hitam tersebut keras keras.
Sebagaimana diketahui, tenaga dalam yang dimilikinya
sekarang sudah amat sempurna, lagipula selisih jarak diantara
mereka berdua hanya dua kaki, serangan batu yang meluncur
dengan kekuatan dahsyat serta inceran yang tepat ini seketika
juga berhasil merobohkan jalan darah musuh.
Baru saja dia akan membalikkan badan untuk memberi
kode kepada Hee Giok yang sekalian, siapa tahu begitu dia
membalikkan tubuh, tampaklah dibawah sebatang pohon
besar tak jauh dibelakang tubuhnya telah muncul seorang
lelaki berbaju hitam yang bersenjata lengkap sedang
mengawasinya dengan mata melotot besar.
Dalam keadaan sama sekali tak berjaga begini, tentu saja
Huan Cu Im terperanjat sekali, dengan cepat dia bersiap sedia
melancarkan serangan dengan jari tangannya.
Tapi niat tersebut kembali diurungkan karena secara tiba
tiba dia saksikan lelaki berbaju hitam itu nampaknya tidak
memberikan suatu gerak gerik yang mencurigakan.
Dalam keadaan beginilah terasa desingan angin berhembus
lewat, Hee Giok yang dengan suatu gerakan yang cepat telah
menerobosi hutan meluncur ke sisinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adik Cu im, apa yang sedang kau lihat ?"
Terdengar gadis itu menegur lirih.
"Hati hati, didalam hutan ada penjaganya" bisik Huan Cu
Im memperingatkan-
"Di mana ?"
Huan Cu Im berpaling, tapi ia segera berseru tertahan
setelah menyaksikan lelaki berbaju hitam itu masih berdiri
tegak pada posisinya semula tanpa bergerak^
"Sungguh aneh "
Dalam pada itu Siang Ci Un dan Siang Siau Un telah
menyusul tiba didalam hutan.
Sewaktu Hee Giok yang turut berpaling, tentu saja diapun
telah menyaksikan hal tersebut, segera tanyanya dengan lirih:
"Kau telah merobohkan orang itu ?"
"Bukan"
Hanya sepatah kata yang diucapkan, kemudian tubuhnya
bergerak maju kedepan menghampiri lelaki berbaju hitam itu,
setelah diperiksa dengan seksama, segera dijumpainya orang
itu memang sudah ditotok jalan darahnya oleh seseorang.
Kenyataan ini semakin mencengangkan hatinya, ujarnya
kemudian : "Heran, siapakah orang ini ?"
"Kalau dilihat dari potongan bajunya yang berwarna hitam,
tentu saja anggota dari Lou cu san" sahut Siau un cepat.
"Bukan, maksudku siapa yang telah menotok jalan darah
orang ini?"
"Coba kalian lihat, disitupun ada seorang lagi" tiba tiba
Siang Ci Un berseru.
Ternyata dari sekeliling tempat mereka berhenti, hanya
dalam jarak berapa kaki saja telah mereka temukan delapan
orang lelaki berbaju hitam yang semuanya membawa golok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terhunus dan sebuah tabung besi berwarna hitam itu adalah
senjata rahasia yang amat lihay.
Dari kedelapan orang tersebut, ada yang bersembunyi
dibelakang pohon, ada pula yang bersembunyi dibalik semak
belukar, yang jelas wilayah hutan seluas beberapa kaki itu
telah mereka jaga dalam posisi seperti sebuah kantung.
Dan posisi kantung itu persis diatur pada jalanan yang
tentu dilalui orang bila ingin masuk kedalam hutan tersebut.
Seandainya sebelum kedatangan mereka orang orang
tersebut belum dirobohkan orang lain, apa bila delapan buah
batang tabung besi itu memuntahkan senjata rahasia bersama
sama, maka biarpun kepandaian silat yang kau miliki
betapapun tingginya, susah juga rasanya untuk
menghindarkan diri ditengah kegelapan begini.
"Sungguh aneh," ucap Giok yong kemudian, "Siapakah
yang telah mendahului kita dengan merobohkan orang orang
tersebut?"
"Bukan saja orang tersebut dapat merobohkan kedelapan
jago tersebut sekaligus, dia pun dapat membuat mereka
semua tetap berada dalam posisinya semula," kata Siang Ci
Un keheranan, "andaikata kita tidak mendekatinya, tak
seorangpun akan menduga bahwa mereka telah ditotok jalan
darahnya, cukup dilihat dari kemampuan tersebut, dapatlah
diduga bahwa kepandaian silat yang dimiliki orang ini pasti
liehay sekali.^."
"Mereka toh sudah tertotok semua, apa lagi yang perlu
dipersoalkan...?" sela Siau un tiba tiba, "kalau toh sudah ada
orang membukakan jalan buat kita, berarti dia pasti teman
kita, waktu sudah cukup larut, lebih kita cepat cepat masuk
kedalam."
"Perkataan su moay memang betul, mari kalian ikuti
diriku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selesai berkata, dia segera bergerak lebih dulu menembusi
hutan lewat sisi kiri diluar hutan bawah sebatang pohon,
kembali mereka temukan dua orang lelaki berbaju hitam yang
berdiri tegak disitu.
Ketika melihat kehadiran beberapa orang tersebut ternyata
mereka tetap berdiri kaku di tempat semula, bergerak
sedikitpun tidak bergerak.
Pemuda itu mempunyai pengalaman sebelumnya, ia tahu
kedua orang ini pasti telah ditotok pula jalan darahnya karena
itu sama sekali tidak digubris lagi.
Dengan menghimpun tenaga dalamnya, bagaikan melintas
ditengah udara dia meluncur melalui sebidang tanah berumput
dan melayang turun diatas pagar pekarangan-
Setelah memperhatikan sekejap suasana di balik pagar,
dengan cepatpemuda itu meluncur kembali ke bawah,
Hee Giok yang, Siang Ci Un, Siang Siau Un, Ciu Gwat dan
Ciu Kui segera mengikuti pula jejaknya.
Tempat itu merupakan halaman timur pesanggrahan
keluarga Hee, diujung serambi terdapat pintu berbentuk bulat,
dibalik pintu bulat tadi terletaklah kamar baca Hee Im hong.
Ketika tiba didepan pintu bulat tersebut, tiba tiba Huan Cu
Im menghentikan langkahnya.
"Adik Cu im, tahukah kau jalan masuk menuju keruang
bawah tanah di kamar baca ayah ?" tanya Giok yang setengah
berbisik.
"Aku kurang tahu" jawab Huan Cu Im seraya berpaling,
"aku mendengar kesemuanya ini dari Cui Cui, sayang sebelum
keterangannya selesai disampaikan, ia sudah keburu mati."
"Kalau begitu mari kita cepat masuk untuk melakukan
pemeriksaan-.."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ssst... jangan gegabah," kembali Huan Cu Im berbisik,
"aku lihat di kamar baca ada lampu lentera."
"Tapi siapakah yang berdiam disitu?"
"Itulah sebabnya kita harus berhati hati, jangan sampai
jejak kita ketahuan orang dalam"
Hee Giok yang manggut manggut sambil berpaling segera
perintahnya :
"Ciu Gwat, Ciu Kui, kalian berjaga jagalah diluar, kamu
berdua tak usah ikut masuk"
Dengan memperingan langkahnya keempat jago yang lain
segera menyelinap masuk ke balik pintu bulat satu demi satu,
untuk saja ditengah halaman gedung itu penuh dengan aneka
bunga dan pepohonan yang lebat itu...
Di depan mata berjajar tiga buah bangunan ruang baca
yang indah, cahaya lentera berasal dari balik jendela ruang
sebelah kiri waktu itu keempat daun jendelanya berada di
dalam keadaan terbuka lebar.
Saat itulah mendadak terdengar seseorang menjerit dengan
suara yang tinggi melengking :
"Hey tua bangka, kau datang dari mana?"
Menyusul kemudian terdengar seseorang menjawab
dengan suara yang tua dan rendah mendalam :
"Menjawab pertanyaan toa suhu, aku yang tua datang
kemari untuk membunyikan kentongan, tadi..."
"Kenapa tadi? Hayo cepat katakan" perintah suara yang
melengking itu lagi.
"Ketika aku yang tua kebetulan lewat di luar dan melihat
dalam kamar baca ada sinar lampu, maka akupun datang
kemari untuk melakukan pemeriksaan, malam sudah begini
kelam, kalau memasang lentera perlu waspada agar tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sampai terjadi kebakaran eeeiii... siapa tahu kedatangan aku si
tua telah diketahui toa suhu yang segera memerintahkan aku
untuk masuk..."
Mendengar suara pembicaraan yang tua lagi rendah itu,
satu ingatan segera melintas dalam benak Huan Cu Im, dia
merasa suara tersebut sangat dikenal olehnya, bukankah
berasal dari Yu Liong si orang tua yang mewariskan ilmu Hong
lui ing kepadanya? Dengan perasaan girang cepat cepat dia
membungkukkan badannya seraya berbisik: "Rupanya orang
yang sedang berbicara adalah orang tua Yu"
"Apakah dia adalah sukongnya su moay?" tanya Hee Giok
yang.
Kemudian sambil berpaling ke arah Siang Siau Un, kembali
katanya dengan suara rendah
"Menurut adik Cu im, orang yang berbicara adalah
sukongmu"
"Sungguh?" seru Siang Siau Un kegirangan "kalau begitu,
mari kita cepat cepat masuk ke dalam "
"Kau jangan bertindak gegabah lebih dulu mari kita
perhatikan dulu dengan jelas sebelum berbicara lebih jauh"
Secara pelan pelan keempat orang itu bergerak maju ke
depan mendekati sederet pepohonan besar, dari situ mereka
dapat menyaksikan keadaan didalam ruangan lewat jendela
dengan jelas.
Kamar baca tersebut memang mempunyai perabot yang
sangat indah, selain hiolo antik tempat bunga, terdapat pula
lentera porselen yang memancarkan sinar putih yang sangat
lembut.
Didepan jendela terletak sebuah meja panjang, disitulah
duduk saling berhadapan dua orang hwesio tua yang bertubuh
gemuk dan kurus.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena waktu itu musim panas dimana udara sangat
kering, si hwesio gemuk berada dalam keadaan setengah
telanjang, sepasang teteknya kelihatan terjuntai kebawah
persis seperti gumpalan daging yang berlebihan-
Hwesio kurus yang duduk dihadapannya mempunyai alls
mata yang tebal dengan mata yang kecil, diapun mengenakan
pakaian pendek berwarna kuning.
Diatas meja tersedia empat macam hidangan sayur,
sementara dihadapan masing masing terletak sebuah
mangkuk besar yang kelihatannya berisi arak, sebab ditepi
meja terdapat sebuah guci arak yang berada dalam keadaan
terbuka.
Saat itu disamping kedua orang itu tadi berdiri seorang
kakek kurus yang bermuka runcing dan memakai pakaian
pendek. senyuman selalu dikulum dan dandannya memang
persis seperti orang yang menjaga kentongan
Dalam sekilas pandangan saja Huan Cu Im segera
mengenali kakek kurus tersebut tak lain adalah Yu Liong, si
orang tua yang telah mewariskan ilmu sakti Hong lui ing
kepadanya.
Adapun sepasang hwesio tua yang bertUbuh gemuk dan
kurus itupun sudah pernah dijumpai sebelumnya, mereka
adalah Toa tat Cuncu serta Tay tek sangjin dari Ngo tay san.
Dengan wajah gembira Siang Siau Un segera berbisik: "Yaa,
ternyata dia adalah sukong"
Buru buru Siang Ci Un menarik ujung bajunya sambil
memperingatkan dengan suara lirih: "Sstt... jangan berbicara
dulu"
Sementara itu tampak Tay tek sangjin (si hwesio gemuk)
sedang memicingkan matanya sambil berkata :
"Hey orang tua, aku seperti pernah bertemu denganmu.."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, benar" jawab pengemis sakti berwajah senyum
sambil tertawa "setiap malam aku pasti memukul kentongan
disekitar sini tentu saja toa suhu pernah bertemu denganku"
Toa tat cuncu yang mengangkat mangkuknya dan meneguk
habis isinya segera membelalakan matanya yang sipit lebar
lebar lalu menegur lagi dengan suara dalam : "Benarkah kau
menjadi tukang kentongan disini?"
"Benar, benar..." pengemis berwajah senyum kembali
membungkukkan badan berulang kali, "dahulu aku menjadi
tukang kentongan di Benteng keluarga Hee, kemudian
pesanggrahan ini selesai dibangun, atas kemurahan hati Poocu
yang menganggap aku telah berjasa karena sudah menjadi
tukang kentongan hampir dua puluhan tahun lamanya, maka
ia memindahkan aku kemari dan khusus mengawasi gedung
timur ini, dengan tugas tersebut maka pekerjaankupun
menjadi jauh lebih ringan"
Toa tat Cuncu segera menempelkan telapak tangannya ke
atas guci arak serta menghisapnya ke atas, setelah memenuhi
kembali mangkuknya dengan arak, ia meletakkan guci
tersebut sembari bertanya "Apakah kau pandai minum arak?"
Pengemis sakti berwajah senyum memandang sekejap
kearah guci arak itu, kemudian sambil menelan air liur dan
tertawa paksa jawabnya:
"Toa suhu, terus terang saja kukatakan, sejak menjadi
tukang kentongan hampir puluhan tahun lamanya, aku tidak
mempunyai kegemaran lain selain minum arak. orang orang
disekitar sini semuanya menyebutku sebagai pemabuk..."
"Bagus sekali" Toa tat Cuncu segera mendorong mangkuk
arak kehadapannya, kemudian berseru, "kalau begitu
kuhadiahkan semangkuk arak ini untukmu"
Pengemis sakti berwajah senyum menjadi sangat
kegirangan, tapi ditatapnya Toa tat Cuncu kemudian dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pandangan ragu lalu katanya agak tergagap : "Toa suhu...
arak itu-kan minumanmU aku... masa aku berani..."
Dengan nada tidak sabar Tay tek sangjin menukas :
"Hey orang tua, jika suhengku menyuruh kau minum, lebih
baik kau segera meminumnya^ apa lagi yang kau ributkan?"
"Baik, baik..." pengemis sakti berwajah senyum segera
membungkukkan badan berulang kali, "Terima kasih banyak
atas hadiah dari Toa suhu..."
Dengan suatu langkah cepat dia memburu kemuka untuk
menerima mangkuk arak tersebut, kemudian setelah
meneguknya satu tegukan, ia berkata sambil tertawa :
"Bila toa suhu tidak menghadiahkan kepadaku, seumur
hidup jangan harap aku si tua dapat mencicipi arak berusia
lima puluh tahun semacam ini, ehm... betul betul arak wangi"
Sembari berkata dia mencicipi lagi satu tegukan, menyusul
kemudian tanpa sungkan sungkan lagi dia meneguk seluruh isi
mangkuk
Huan Cu Im yang menyaksikan peristiwa tersebut diam
diam menjadi amat geli, dengan suara lirih dia segera
menerangkan asal usul dari kedua orang hwesio tua itu
kepada Giok yong.
Kemudian Giok yong pun berpaling dan menyampaikan
tersebut ke sisi telinga Siang Ci Un.
Mendengar bisikan tersebut, Siang Ci Un segera berkata:
"Kalau begitu kedua orang hwesio tersebut mempunyai asal
usul yang luar biasa" jadi kesengajaan orang tua Yu meng
goda mereka pasti mengandung suatu maksud tertentu..."
Kemudian diapun menyampaikan keterangan soal asal usul
kedua orang hwesio tersebut kepada adiknya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu pengemis sakti berwajah senyum telah
meneguk habis isi mangkuk tersebut, sambil meletakkan
kembali mangkuk arak itu ke meja ia berkata sambil
membungkukkan badannya:
"Terima kasih banyak atas pemberian arak dari toa suhu,
benar benar banyak terima kasih, aku harus berdinas lagi
sekarang..."
"Tunggu sebentar" tiba tiba Toa tat Cuncu berseru lagi.
Kemudian dengan telapak tangannya dia meng hisap
kembali guci arak tersebut serta memenuhi kembali
mangkuknya dengan arak setelah itu katanya: "Hey orang tua,
minumlah semangkuk lagi sebelum pergi berdinas..."
"Ini... ini..." pengemis sakti berwajah senyum segera
mengangkat bahu, "terus terang saja toa suhu, dihari hari
biasa aku hanya minum empat tahil arak, tidak lebih, sebab
kalau kebanyakan aku bisa mabuk"
"Sekalipun mabuk juga tak menjadi soal?" bentak Tay tek
sangjin dengan keras, "bukankah suhengku yang memberi
arak kepadamu? Apakah kau berani menolak ?"
"Baik, baik " sekali lagi pengemis sakti berwajah senyum
membungkukkan badannya berulang kali sambil tertawa
paksa, "minum minum... haaahh... haaahh... arak ini adalah
arak bagus, sekalipun aku situa minum sampai mati karena
mabuk pun tak menjadi soal..."
Dengan cepat dia mengulurkan tangannya untuk
menyambut cawan tersebut, tapi kali ini, sebelum sepasang
tangannya menyentuh mangkuk arak tersebut, tiba tiba ia
berseru tertahan- sepasang tangannya segera memegang
perut sendiri sambil terbungkuk bungkuk, serunya sambil
mengerang kesakitan-
"Adduuh... sakit benar perutku... oooh... ada yang tak
beres... dalam arak itu pasti ada racunnya..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika menyebut bahwa "dalam arak pasti ada racunnya"
kakinya telah melangkah maju lagi sembari merebut mangkuk
arak tersebut, kemudian dengan rakusnya dia meneguk habis
isi cawan tersebut.
Dengan mata melotot besar Tay tek Sangjin mengawasinya
tanpa berkedip. lalu berseru:
"Bukankah kau mengatakan kalau dalam arak ada racunnya
? Kenapa isi cawan itu kau teguk kembali ?"
Setelah menghabiskan dua mangkuk besar arak wangi,
pengemis sakti bermuka senyum sudah berada dalam keadaan
setengah mabuk dengan wajah sedih katanya kemudian-
"Aku... aku tak pernah ambil perduli apakah itu rasa sakit,
bagiku asal bisa minum beberapa teguk arak, rasa sakitpun
akan hilang dengan sendirinya, tapi kedua mangkukku berisi
racun, nyawaku pasti akan melayang... yaa, siapa suruh aku
rakus dan minum arak pemberian orang... aai, sekalipun harus
mati, aku tak akan menyesal, tapi kalau tak dapat bersua
dengan wajah majikanku, rasanya aku tak akan mati dengan
mata meram"
"Siapa sih majikanmu?" tanya Toa tat Cuncu
Mendadak pengemis sakti berwajah senyum menjerit
tertahan, lalu sambil memegangi perut sendiri dan terbungkuk
bungkuk, dia mengangkat kepalanya memandang ke arah Toa
tat Cuncu, katanya dengan sedih bercampur marah :
"Toa suhu, kau... kau telah mencampurkan racun
penembus usus didalam arak tersebut, perutku... perutku sakit
sekali..."
"Mungkinkah kesemuanya itu sungguhan?" Siang Siau Un
segera berbisik dengan lirih.
"Ssstt... saksikan saja dengan hati tenang, jangan berisik
dulu..." seru Siang Ci Un cepat cepat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu Toa tat cuncu telah melototkan sepasang
matanya bulat bulat serta memancarkan sinar mata yang
menggidikkan hati, dia berkata:
"Umat persilatan dari daratan Tlonggoan kalian sudah
terbiasa menggunakan akal licik untuk menipu orang, sudah
jelas kita pernah bersua muka sewaktu berada di Sau hoa san
ceng, tapi kau ngotot mengaku sebagai pemukul kentongan
ditempat ini, hm, kau anggap permainan busukmu dapat
mengelabui mata pinceng dengan begitu saja? IHai ketahuilah
aku telah mencampurkan racun yang sepuluh kali lipat lebih
hebat dari pada racun penembus usus..."
Sambil berkata ia segera memperlihatkan cincin yang
dikenakan dijari tengah tangan kanannya.
Cincin itu berwarna hitam pekat dan berukiran sebuah
wajah dedemit yang mengerikan sekali, jelas benda itulah
yang telah menyebarkan racun jahat.
Tidak menunggu sampai pengemis sakti berwajah senyum
berkata lagi, Toa tat Cuncu telah berkata lebih jauh:
"Tapi kalau saudara bersedia menjawab semua
pertanyaanku dengan terus terang dan blak blakan, siapa tahu
aku dapat mengampuni selembar jiwamu" sudah jelas ia
mempunyai obat penawar racun tersebut.
Dengan cepat pengemis sakti berwajah senyum
menggelengkan kepalanya berulang kali: "Aku telah berpikir
secara masak masak rasanya lebih baik mati saja daripada
hidup"
Jawaban tersebut seketika itu juga membuat Toa tat Cuncu
menjadi tertegun, seekor semutpun ingin hidup terus apa lagi
manusia? Tapi kenyataan dia lebih suka memilih mampus,
bukankah manusia ini aneh sekali ? Sambil memicingkan
matanya Tay tek sangjin bertanya: "Hey tua bangka, kenapa
kau sudah bosan hidup didunia ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ilmu silat yang dimiliki kedua orang toa suhu amat hebat
dan tangguh, sedangkan aku pun sudah terkena racun yang
keji, aku hanya merasa malu kepada majikanku, oleh sebab
itu lebih baik mati saja dari pada hidup menanggung derita"
"Siapa sih majikanmu?" sekali lagi Tay tek Sangjin.
Agaknya dia ingin secepatnya mengetahui siapakah majikan
orang tersebut.
"orang yang sudah hampir mati selalu akan berbicara
dengan sejujurnya" kata pengemis sakti berwajah senyum,
"akupun tak ingin mengelabuhi toa suhu berdua lagi,
sebetulnya majikan adalah... adalah... aduuh mak... sakit betul
perutku..."
Tampaknya waktu untuk bicarapun sudah tak sempat lagi,
tapi kenyataannya dengan gerakan cepat dia telah
menyambar mangkuk arak yang berada dihadapan Tay tek
sangjin serta meneguknya secara lahap.
Seperti yang telah dia katakan tadi betapapun sakitnya
penderitaan yang dialami asal sudah meneguk arak beberapa
tegukan saja, rasa sakit tersebut akan segera hilang dengan
sendirinya.
Tay tek sangjin tidak berusaha untuk menghalangi
perbuatannya itu, sebaliknya malah membiarkan dia meneguk
habis isi mangkuk araknya.
Setelah meletakkan kembali mangkuk arak itu ke meja dan
menyeka ujung bibirnya Pengemis sakti berwajah senyum
baru berkata lagi sambil tertawa:
"Yaa, memang beginilah tabiatku, meski isi perutku sudah
berlubang tujuh delapan belas tempatpun, asal ada arak
diminum maka semua rasa sakit akan hilang dengan
sendirinya. aku tak takut mati, tapi paling takut kalau sakit
perut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kadangkala bila sudah lama tak minum arak, ular ular arak
dalam perutku akan mulai menggigit dinding perutku, mereka
akan menggigit kencang kencang sehingga rasa sakitnya betul
betul tak terlukiskan dengan kata kata, dalam keadaan begitu
terpaksa kau harus menguras isi saku untuk membeli arak.
biar tak ada uang pun terpaksa harus mencuri untuk dapat
membagikan jatah tersebut.
Tapi memang sungguh aneh kalau dikatakan, asal arak itu
sudah mengalir keperut, maka ular ular arak dalam perutpun
akan melepaskan gigitannya, dan perutku tidak akan sakit lagi,
oleh sebab itu..."
Dia berbicra sambil berdiri, ludahnya muncrat kemana
mana bagaikan hujan gerimis sikapnya yang sangat kocak itu
hampir saja membuat Siang Siau Un tertawa cekikikan saking
gelinya.
Dengan perasaan tak sabar Tay tek sangjin segera berseru:
"Cukup, cukup, tak usah kau singgung persoalan yang tak
berguna seperti itu, ayoh cepat katakan, siapa majikanmu "
"Oooh... baiklah, baiklah, akan kusebutkan, akan
kusebutkan" pengemis sakti berwajah senyum mengangguk
tiada hentinya, "terus terang saja, majikanku adalah..^" Tapi
ia sengaja berhenti berbicara dan berseru sambil tertawa :
"Toako suhu, ijinkaniah kepadaku untuk meneguk arak lagi "
Tapi ia masih berkata asal minum empat tahil arak maka
bakal mabuk. tapi kenyataannya semangkuk arak sudah
mencapai dua-tiga belas tahil, sedang dia telah menghabiskan
tiga mangkuk besar sekaligus...
"Baik, ambillah sendiri" ucapkan Tay tek Sangjin.
"Terima kasih banyak toa suhu"
Pengemis sakti berwajah senyum segera mengambil
mangkuk arak yang berada dihadapannya, mengambil guci
arak dan memenuhi mangkuknya dengan arak. begitu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semangkok habis diminum, dia mengisi penuh lagi
mangkuknya dan meneguk kembali sampai habis.
Begitulah seterusnya sampai tiga mangkuk lebih, kemudian
ia baru memenuhi semangkuk arak yang diberikan ke hadapan
Tay tek sangjin sambil ujarnya dengan senyum dikulum:
"Terima kasih banyak toa suhu, silahkan kaupun minum
semangkuk..."
"Nah, sekarang kau boleh menyebutkan siapa nama
majikanmu itu?" desak Tay tek sangjin cepat.
"Baik, baik,.." Pengemis sakti berwajah senyum mengiakan
berulang kali, "majikanku adalah... heeehh... heeehh...
heeehhh... ini namanya meminjam pengaruh arak untuk
membesarkan nyali, coba kalau di hari biasa, biar kau
menghajarku sampai matipun belum tentu aku berani
mengakuinya..."
"Kalau begitu katakanlah cepat"
"Baik, baik..."
Pengemis sakti berwajah senyum segera miringkan
tubuhnya ke samping, dengan gerakan mana maka dia persis
menghindari kedua orang hwesio tersebut dengan wajahnya
menghadap ke arah Huan Cu Im berempat.
Sesudah mengerdipkan matanya berulang kali, dia baru
berkata . "Sebetulnya majikanku adalah... adalah Sam...
Siang... tayhiap... Yu..."
Mendengar nama tersebut, Toa tat Cuncu segera tertawa
tergelak, suara amat keras dan memekikkan telinga.
la seperti sudah menduga ke situ, buktinya belum selesai
kakek tersebut berbicara, dia telah tertawa tergelak lebih dulu.
ooooDewioooo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid: 49
Betul juga , sesaat kemudian hwesio itu berkata :
"Hmm, sejak semula aku telah mengetahui bahwa
kedatanganmu dikarenakan manusia yang bernama Sam siang
tayhiap tersebut, malam ini sudah datang beberapa orang
dengan tujuan yang sama, tapi tak seorangpun yang dapat
meloloskan diri, sekarang tinggal kau seorang yang tetap
berjaga jaga diluar rupanya karena tak ada kabar berita maka
kaupun turut masuk untuk melihat keadaan."
"Dalam gedung timur ini hanya dihuni kami suheng te
berdua, apa gunanya tukang kentungan ditempat seperti ini?
Itulah sebabnya sejak membuka suara untuk pertama kali
tadi, kau sudah membongkar rahasiamu sendiri, tapi kuakui
nyalimu memang besar dan takaran arakmu memang hebat,
meskipun kau sudah menghabiskan dua mangkuk besar arak
beracun, nyawanya kau masih bertahan hingga sekarang
terbukti kalau tenaga dalammu memang sempurna, tapi bila
ingin meloloskan diri dari bencana pada malam ini"
"Aduuh.." mendadak pengemis sakti berwajah senyum
memegangi perut sendiri sambil berteriak kesakitan, setelah
itu sambil manggut manggut katanya lagi:
"Aku... aku tahu... malam ini... nyawaku pas...pasti akan...
melayang... tapi aku... aku benar benar mati... mati tak
meram..."
"Bila kau masih ada keinginan terakhir yang hendak
disampaikan, tak ada salahnya kalau diutarakan secara blak
blakan, mengingat kau telah meneguk dua mangkuk besar
arak beracun Hek ya cha milikku dan masih sanggup bertahan
sekian waktu sehingga tak malu menjadi seorang jago nomor
wahid dari daratan Tionggoan, bisa jadi aku akan memenuhi
kehendakmu itu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali pengemis sakti berwajah senyum terbungkuk
bungkuk menahan rasa sakitnya yang luar biasa, sambil
merintih tiada hentinya, dia berkata lebih jauh :
"Aku... aku hanya... mempunyai... satu keinginan-..
sebelum menemui ajalku... aku... aku ingin bertemu sekali
saja... dengan majikanku... bersediakah kau untuk meme...
memenuhi keinginanku ini... ooh... aduuuh.. aduuuh
sakitnya..."
Siang Siau Un yang menyaksikan kejadian tersebut dengan
perasaan tak tenang segera bertanya :
"Sebetulnya sukong sedang bermain sandiwara ataukah
benar benar menderita kesakitannya?"
"Tentu sedang bermain sandiwara " sahut Siang Ci Un
dengan suara lirih.
"Tapi dia kan sudah menghabiskan dua mangkuk arak
beracun dari keledai gundul itu..."
"omintohud..." sementara itu kedengaran Toa tat cuncu
berseru memuji keagunan sang Buddha sambil manggut
manggut, "baik, aku bersedia mengabulkan permintaanmu itu,
hanya saja biarpun majikanmu bisa bertemu dengan kau,
belum tentu dia dapat mengenalimu kembali..."
Pengemis sakti berwajah senyum hanya merintih kesakitan,
lalu menjawab dengan suara yang sangat lemah, sedikitpun
tak bertenaga:
"Te... terima kasih baa... banyak aa... atas kesediaan toa...
suhu untuk mengabulkan per... permintaanku..."
Toa tat cuncu segera berpaling seraya berseru:
"Sute, ajaklah dia turun ke bawah untuk bersama dengan
manusia she Yu itu, dia tak mungkin bisa bertahan selama
seperminum teh lagi..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tay tek Sangjin segera bangkit berdiri dan merangkap
tangannya didepan dada seraya menyahut
"Slate akan melaksanakan perintah" Lalu seraya berpaling,
serunya:
"Hey tua bangka, apakah kau masih sanggup berjalan
sendiri?"
"Aku... aku maa... masih sanggup,.." jawab pengemis sakti
berwajah senyum sambil manggut manggut.
Tay tek sangjin segera berjalan mendekati dinding ruangan
sebelah depan.
Keempat orang jago yang bersembunyi di balik pepohonan
segera memasang mata baik baik untuk memperhatikan
keadaan dalam ruangan tersebut, setelah mendengar kalau
Tay tek sangjin akan mengajak si pengemis sakti berwajah
senyum untuk menjumpai yu tayhiap.
Di atas dinding yang dituju tergantung sebuah lukisan
pemandangan serta seperangkat "Lian" yang berdasar kertas
merah, di depannya terletak sebuah meja panjang dan diatas
meja terletak sebuah tempat hio yang sangat antik.
Waktu itu Tay tek sangjin membuka penutup hioloo antik
tersebut, tahu tahu saja dari dinding sebelah kanan telah
muncul sebuah pintu rahasia tanpa menimbulkan sedikit suara
pun.
Tak disangkal lagi, disitulah terletak mulut masuk menuju
keruang bawah tanah.
Tiba tiba pengemis sakti berwajah senyum membalikkan
badan dan menghampiri Toa tat cuncu, dengan wajah penuh
berterima kasih dia menjura berulang kali sambil berseru:
"Terima kasih banyak toa suhu... terima kasih banyak atas
kesediaan toa sUhU untuk memenuhi keinginanku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari balik wajah Toa tat cuncu yang kurus kering tinggal
kulit pembungkus tulang itu segera terlintaS peraSaan
kasihan, namun perasaan tersebut hanya sebentar saja
melintas lewat, kemudian sembari mengulapkan tangan
kanannya dia berseru : "cepat sana, pergi menjumpai
majikanmu itu"
"Baik, baik, terima kasih, terima kasih"
Entah apa yang kemudian dilakukan si pengemis sakti
berwajah senyum, tahu tahu dia sudah menggenggam tangan
kanan toa tat cuncu dengan tangan sebelah, sementara
tangan yang lain secepat kilat telah meloloskan cincin hitam
yang berada dijari tengahnya.
Kemudian diiringi suara gelak tertawa yang sangat nyaring,
secepat sambaran kilat saja dia telah nyelonong keluar lewat
jendela.
Semua orang dapat mengikuti jalannya peristiwa tersebut
dengan sangat jelas, ternyata dengan suatu gerakan yang
amat santai si pengemis sakti berwajah senyum telah
meloloskan cincin milik Toa tat cuncu serta membawanya
kabur.
Dalam tertegun dan melongonya, ternyata cincin hitam
miliknya telah dilolosi orang dan dibawa kabur tanpa bisa
berbuat apa apa
Kalau dilihat memang tampaknya santai sekali, padahal
kecepatan gerak tersebut hakekatnya berlangsung dalam
sekejap. tahu tahu orangnya telah nyelonong keluar melalui
jendela.
Toa tat cuncu segera membentak gusar sambil
menjejakkan sepasang kakinya, secepat kilat diapun
melakukan pengejaran dengan menerobosi jendela.
Sedemikian cepatnya peristiwa itu berlangsung, ternyata
Tay tek sangjin masih belum menyadari apa gerangan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah terjadi dengan wajah termangu mangu segera serunya:
"Suheng, kenapa kau?"
Bersamaan dengan saat Toa tat cuncu menerobos keluar
melalui jendela, waktu itulah terdengar pengemis sakti
berwajah senyum yang berada diluar jendela berseru sambil
tertawa tergelak:
"Haaah... haaa... toa suhu, aku kembalikan semua
pemberian arakmu tadi..."
Tiba tiba saja terlihat semburan air berwarna kuning
memancar keluar dari atap rumah, langsung menyambar
kewajah Toa tat cuncu.
Ternyata pengemis sakti itu sudah mendesak keluar arak
beracun yang berada dalam perutnya dengan tenaga dalam,
kemudian menyemburnya keluar untuk melukai musuh.
Sementara itu tubuh Toa tat cuncu sedang menerobos
keluar dari jendela, selama tubuhnya masih berada ditengah
udara, tentu saja amat sulit baginya untuk menghindarkan diri
dari ancaman yang tiba.
Berada dalam keadaan begini, terpaksa dia harus
melindungi batok kepalanya dengan ujung baju lengannya,
semburan arak yang memancar datang itupun segera
menyambar diatas ujung baju lengannya bagaikan hujan
panah.
Masih untung Toa tat cuncu telah menyalurkan pula tenaga
dalamnya keujung lengannya guna membendung sambaran
hujan panah arak tersebut sehingga semburan tadi
berhamburan ke tanah.
Nyatanya meski sudah menyambar keatas lantai, ternyata
kekuatannya belum berkurang, begitu menyambar permukaan
tanah lantai beranda itupun sama sama berlubang seperti
diberondong oleh panah tajam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki kedua orang
jago tersebut segera membuat keempat orang jago muda
yang bersembunyi dibalik pepohonan menjadi bergidik dan
sama sama menjulurkan lidahnya tanpa terasa.
Dengan terhadangnya pengejaran pendeta itu untuk
berapa saat bayangan tubuh pengemis sakti berwajah senyum
telah meluncur lagi sejauh puluhan kaki dari tempat semula.
Terdengar pengemis itu berseru sambil tertawa lengking: "Toa
suhu, maaf kalau aku tak akan menemanimu lagi..."
Toa tat cuncu adalah seorang pendeta yang sangat tingi
hati, sejak memperoleh undangan untuk datang ke
Pesanggrahan tersebut, baik Hee Im hong maupun Sim hujin
memandang mereka sebagai tamu agung, hal mana
menyebabkan dia tak memandang sebelah matapun terhadap
umat persilatan dari daratan Tionggoan pada umumnya.
Tapi kali ini ternyata cincin kesayangannya telah diserobot
orang tanpa ia bisa berbuat apa apa, bayangkan saja rasa
terhina yang dideritanya mana bisa ditelah dengan begitu saja
?
Sambil membentak penuh amarah, ia segera melejit
kembali ketengah udara dan melakukan pengejaran dengan
sepenuh tenaga.
Tampil sesosok bayangan kuning berkelebat lewat dan
langsung menerjang kearah mana pengemis sakti berwajah
senyum tadi melarikan diri..
Pada saat itulah Huan Cu Im mendengar seseorang telah
berbisik disisi telinganya dengan suara yang lembut :
"Sekarang aku telah berhasil memancing pergi gembong
iblis tua tersebut, mengapa kalian tidak segera turun tangan
untuk menolong orang? Kesadaran Yu tayhiap agak terganggu
sehingga kalian tak usah banyak berbicara lagi dengannya,
Cukup menotok jalan darahnya dan dengan Cepat Cepat pergi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meninggalkan tempat ini, aku akan menanti kedatangan kalian
di kota Liong ong tin-.."
suara bisikan tersebut makin lama semakin jauh dan makin
lirih... Buru buru Huan Cu Im berkata kepada ketiga orang
rekannya:
"Yu locianpwee menyuruh kita masuk ke dalam untuk
menolong orang, sekarang dalam ruangan tersebut masih ada
Tay tek sangjin seorang, biarsiaute yang menghadapi pendeta
tersebut, sedang kalian segera turun kebawah untuk
menolong orang Yu tayhiap berada dalam keadaan tak sadar
pikirannya kalian cukup menotok jalan darahnya lalu
membawanya keluar dari situ, mengerti?"
Kemudian tanpa menanti jawaban dari ketiga orang itu lagi,
dia menginjakkan kakinya keatas tanah dan segera menerobos
masuk ke dalam ruangan melalui jendela. Hee Giok yang
segera bangkit berdiri dan berkata:
"Dia seorang diri belum tentu sanggup manahan hwesio
kurus itu, biar aku pergi membantunya, jimoay dan sammoay
segera turun keruangan bawah tanah untuk menolong orang?"
selesai berkata dia segera menyusul pula ke depan.
Terlihatlah tiga sosok bayangan manysia secara beruntun
telah memasuki ruangan tersebut melalui jendela.
Waktu itu Tay tek Sangjin baru saja membuka pintu
ruangan rahasia bawah tanah dia belum tahu kalau cincin
suhengnya telah diserobot orang, waktu itu dikiranya
pengemis sakti berwajah senyum yang sudah keracunan
sedang berusaha melarikan diri dari sana. Tampak dia
menggelengkan kepalanya dan bergumam seorang diri:
"Suheng memang kebangetan, dia toh sudah minum arak
beracun yang direndem dengan cincin Hek ya che, berapa
jauh sih yang mampu dia tempuh?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru selesai dia berkata, sesosok bayangan manusia telah
menerobos masuk kedalam ruangan melalui jendela. Tay tek
Sangjin segera berseru:
"Suheng, apakah kau telah berhasil membereskan nyawa
tua bangka itu...?"
Sambil melayang turun dihadapan pendeta tersebut, Huan
Cu Im segera berseru dengan suara lantang:
"Aku adalah suhumu, bukan toa suhengmu."
Sambil mengayunkan telapak tangan kanannya, sebuah
pukulan dahsyat langsung dilontarkan ke depan-
Waktu itu Tay tek sangjin belum lagi melihat jelas paras
muka bayangan manusia yang menerobos masuk kedalam
ruangan, ketika segulung angin pukulan yang maha dahsyat
telah mengancam keselamatan jiwanya .
dalam terkejutnya cepat cepat dia membentak
"Siapa yang berani main gila dihadapan Hud yamu?"
Dengan cepat dia mengayunkan pula tangannya untuk
menyambut datangnya serangan tersebut dengan keras lawan
keras.
Ketika dua gulung angin pukulan saling beradu satu sama
lainnya, segera terjadilah suara ledakan keras yang sangat
memekikkan telinga, akibatnya kedua orang itu sama sama
tergetar mundur sejauh satu langkah dari posisi semula.
Sementara bentrokan kekerasan itu masih berlangsung Hee
Giok yang, Siang Siau Un dan Siang Ci Un telah menerjang
masuk pula kedalam ruangan-
Rupanya mereka telah berunding secara baik, buktinya
begitu tiba dalam ruangan tersebut, dua bersaudara Siang
langsung menerobos masuk ke dalam ruangan rahasia
dibawah tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tay tek sangjin menjadi tertegun, lalu dengan sinar mata
memancarkan Cahaya tajam, ia berseru sambil tertawa aneh:
"Bocah keparat, tampaknya kalian pingin mampus semua?"
Mendadak dia menerjang kedepan meninggalkan Huan Cu
Im dan menghadang jalan pergi dua bersaudara Siang.
"Keledai gundul, lihat pedang" seru Hee Giok yang sambil
tertawa dingin. "Sreee....."
Segulung cahaya pedang berwarna pelangi melintas di
tengah udara dan langsung menyambar pinggang Tay tek
sangjin-
Cahaya tajam yang menyilaukan mata dari pedang pelangi
dan hawa pedang yang menyesakkan napas benar benar
merupakan sebuah ancaman yang serius.
Bagaimanapun juga Tay tek sangjin adalah seorang jago
silat yang tangguh dan berpengalaman cukup matang, begitu
dirasakan cahaya pedang tersebut sangat aneh buru buru dia
melompat mundur untuk menghindarkan diri. Huan Cu Im
segera berteriak keras:
"Toako, berjaga jagalah kau dimulut keluar, biar siaute
yang menghadapi pendeta itu" Sembari berseru sebuah
pukulan yang dahsyat kembali dilontarkan ke depan-
Mimpipun Tay tek sangjin tidak menyangka kalau kedua
orang pemuda yang berada dihadapannya Hee Giok yang
mengenakan pakaian pria merupakan musuh begitu tangguh.
baik yang membawa pedang maupun dengan tangan kosong,
nyata sekali memiliki kepandaian yang masih berada diatas
kemampuannya.
Karena itu sewaktu mendengar Huan Cu Im sesumbar
dengan mengatakan kekuatannya seorang dapat menghadapi
dirinya, dia menjadi teramat gusar, bentaknya: "Bocah
keparat, besar amat baCotmu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sepasang tangannya segera direntangkan ke samping,
kemudian dengan mempergunakan sepasang telapak tangan
yang besar lagi kasar dia melancarkan serangkaian serangan
berantai.
Huan Cu Im memang berniat menguasahi gerakan tubuh
hwesio kurus tersebut, maka dengan mengeluarkan ilmu
pukulan Hwee sin pat ciang tubuhnya berputar kian kemari
dan melepaskan serangan demi serangan secara gencar.
Sebagaimana diketahui ilmu pukulan Hwee sin pat ciangnya
itu merupakan suatu kepandaian yang berkumandang dari
ilmu pukulan Sian hong ciang dari perguruan Hong lui bun di
Lam hay.
Ketika dia baru selesai belajar silat dulu, pemuda ini masih
sanggup beradU delapan buah pukulan dengan Tay tek
sangjin, tapi setelah dia mempelajari ilmu Hong lui ing
sekarang, tenaga dalamnya telah memperoleh kemajuan yang
pesat sekali.
Begitu serangan tersebut dikembangkan, dengan sendirinya
daya pengaruh yang terpancar keluarpun menjadi semakin
hebat.
Dalam waktu singkat angin pukulan telah menderu deru
dari delapan penjuru sementara angin pukulan berpusing
bagaikan amukan amukan topan.
Walaupun Tay tek sangjin dengan sepasang tangannya
melancarkan serangkaian serangan bacokan berantai, namun
setiap kali tenaga pukulannya saling membentur dengan
kekuatan lawan, maka daya serangan tersebut segera
dipunahkan sama sekali oleh kekuatan berpusing yang
ditimbulkan lawan-
Bukan begitu saja, bahkwan tubuhnya secara
mengherankan turut berputar pula mengikuti gerak serangan
lawan, kuda kudanya tak sanggup mempertahankan diri,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sehingga akibatnya dia harus berputar kian kemari tiada
hentinya.
Andai kata tenaga dalam yang dimilikinya tidak sedemikian
sempurnanya dan bila berganti orang lain, mungkin tubuhnya
sudah terlempar jauh oleh putaran angin berpusing yang
ditimbulkan dari serangan pemuda tersebut.
Dalam tujuh delapan gebrakan selanjutnya, secara
beruntun Tay tek sangjin harus berputar pula sebanyak tujuh
delapan kali sekarang pendeta itu mulai sadar bahwa tenaga
pukulan si anak muda tersebut memiliki keanehan yang
sangat mengerikan, dia tak mungkin bisa bertahan lebih jauh.
Begitu ingatan tersebut melintas lewat dengan cepat
tubuhnya bergerak mundur beberapa langkah kebelakang,
kemudian sambil melotot dengan pendangan benigs, ia
menghardik:
"Hay bocak keparat, ilmu dari aliran mana yang telah kau
pergunakan?"
"Aku tak punya perguruan, tapi kalau ingin tahu nama ilmu
tersebut ilmu pukulan itu bernama delapan pukulan menghajar
anjing..." kata Huan Cu Im sambil tertawa
Baru saja kedua orang itu menghentikan pertarungan,
Siang Ci Un dan Siang Siau Un telah muncul dari balik pintu
rahasia sambil membimbing seorang kakek bermuka lebar dan
bertelinga besar, tentu saja orang tua tersebut tak lain adalah
Sam siang tayhiap Yu Hua liong.
Buru buru Hee Giok yang berseru:
"Kalian berdua berangkatlah lebih dulu meninggalkan
tempat ini, biar aku dan samte menghadapi serangan lawan"
Dengan melintangnya pedang pelanginya didepan dada, dia
hadang dimuka kedua orang tersebut serta membiarkan Siang
Ci Un bersaudara berlalu lebih dulu dari situ.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat ada dua orang lelaki muda berhasil menolong
tawanannya dari ruang rahasia bawah tanah, Tay tek sangjin
menjadi gelisah berCampur gusar.
la segera membentak keras, sambil menghimpun segenap
kekuatan yang dimilikinya dia rentangkan sepasang tangannya
ke samping kiri dan kanan...
Pukulan yang diayunkan ke arah kiri menghajar tubuh Huan
Cu Im, tentu saja tujuannya mencegah pemuda itu turun
tangan, sementara itu serangan tangan kanannya dilontarkan
ke tubuh Hee Giok yang.
Serangan yang dilontarkan ke arah Huan Cu Im segera
menyambar tiba lebih dulu, dalam waktu singkat pemuda
tersebut merasakan datangnya segulung tenaga tekanannya
yang menyesakkan napas menghantam tiba kekuatan
serangan tersebut dirasakan berbeda sekali dengan daya
serangan pukulan biasa.
Satu ingatan segera melintas didalam benaknya, buru buru
dia berseru keras: "Toako cepat mundur hati hati dengan ilmu
pukulan Tayjiu eng..."
Sambil berseru tangan kirinya melakukan gerakan
menggapai ke tengah udara sementara tangan kanannya
melakukan gerakan menggiring, dengan cepat pemuda itu
mengeluarkan ilmu Hong lui ing nya untuk menggiring
ancaman tersebut ke arah lain-
Kemudian berada ditengah jalan, dia gabungkan kedua
gulung kekuatan angin pukulan yang dilancarkan Tay tek
sangjin tadi menjadi satu, kemudian setelah sepasang
tangannya membuat gerakan melingkar di udara, dia kembali
semua kekuatan serangan tersebut ke arah Tay tek sangjin-
Bentaknya kemudian : "Mari kita pergi "
Sambil menarik tangan Hee Giok yang, cepat cepat kedua
orang mengundurkan diri dari situ dengan menerobosi
jendela.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu itu, sesungguhnya Tay tek sangjin telah
melancarkan serangan dengan penuh amarah, kedua buah
pukulan Tayjiu eng yang dilepaskan benar benar memiliki daya
kekuatan yang sangat mengerikan hati.
Akan tetapi mimpipun tak pernah menyangka kalau Huan
Cu Im mampU menerima kedua gulung tenaga pukulan
tersebut kemudian mengembalikannya secara utuh
kepadanya.
Menanti dia sadar akan kekuatan serangan yang berbalik
mengancam dirinya, serangan tersebut sudah meluncur
datang seperti air bah yang menjebolkan tanggul, sama sekali
tak mampU dibendung lagi.
Tak terlukiskan rasa kaget yang dialaminya waktu itu, apa
lagi dia cukup mengerti sampai dimanakah kemampuan dan
kedahsyatan dari tenaga pukulan Tayjiu eng yang bergabung
menjadi satu melanda datang bersama sama itu.
dalam terkejut dan ngerinya, buru buru dia menghindarkan
diri dari ancaman itu.
Dinding sebelah kanan yang kemudian terhajar oleh tenaga
serangan tersebut segera jebol dan muncul sebuah lubang
yang amat besar, hancuran batu bata dan debupun
beterbangan dimana mana.
Akibatnya seluruh tubuh Tay tek sangjin menjadi terkena
hancuran debu dan pasir itu sampai sepasang matanya tak
mampu dibuka kembali.
Cepat cepat dia menyeka wajahnya dari debu, lalu
celingukan sekejap kesekitar sana, kemudian setelah
menyambar toya penakluk iblis yang diletakkan disudur
ruangan dia menjejakkan kakinya ke atas tanah, dan secepat
kilat menerobos keluar dari ruangan itu lewat jendela.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menanti dia tiba diatas atap rumah dan memeriksa keadaan
disekitar situ, dikejauhan sana terlihatlah ada tiga sosok
bayangan manusia sedang bergerak menjauh.
Dalam keadaan begini, hawa amarah yang berkobar
didalam dadanya sUngguh tak dapat dikendalikan lagi, tanpa
berpikir panjang lagi dia membentak keras kemudian
melakukan pengejaran dari belakang.
Tay tek sangjin dan kakak seperguruannya Toa tat cuncu
disebut orang sebagai dua rasul dari Ngo tay san, tenaga
dalamnya amat sempurna dan ilmu silatnya amat lihay, kecuali
Toa tat cuncu, boleh dibilang jarang sekali ada jago persilatan
dari daratan Tionggoan yang mampu menandinginya.
Tapi malam ini dia harus menderita kekalahan secara tragis
ditangan seorang pemuda, bisa dibayangkan sampai
dimanakah kegusaran yang membara didalam dadanya?
Sambil melejit ke tengah udara dan melakukan pengejaran
dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat, ia berteriak keras:
"Hey bocah keparat, kalian hendak kabur ke mana?"
Bentakan itu dipancarkan dengan tenaga dalam yang amat
sempurna, meskipun suaranya lengking dan kecil, tapi amat
tajam dan menusuk pendengaran.
Ketiga sosok bayangan manusia itu sedang berjalan diatas
atap rumah ketika secara tiba tiba melihat ada sesosok
bayangan manusia meluncur datang dari tengah udara diiringi
bentakan yang tinggi melengking dan menusuk pendengaran-
Dalam terkejutnya cepat cepat mereka mundur selangkah
ke belakang kemudian menyebarkan diri ke dalam posisi segi
tiga yang segera mengurung Tay tek sangjin ditengah arena.
Menyusul kemudian salah seorang diantara mereka
membentak keras : "Manusia dari mana yang berani
mendatangi Lou cu san ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata orang itu adalah tianglo bagian hukum dari Kay
pang Song Jin bin, malam ini adalah tugas orang orang Kay
pang melakukan perondaan malam, sedang dua orang yang
berada dikiri kanannya adalah kedua orang murid delapan
karung kebanggaannya.
Kepandaian silat yang paling termashur dari Kay pang
adalah ilmu Tah kau pang hoat, sekalian kini tinggal dua puluh
delapan jurus saja sehingga banyak inti sari kepandaian
tersebut telah lenyap namun setiap anggota Kay pang selalu
dibekali dengan sebuah tongkat penggebuk anjing.
Baru saja Song Jin bin bersama kedua orang muridnya
berhasil mengurung Tay tek sangjin ditengah arena, Tay tek
sangjin dengan sorot mata yang bengis telah menegur ketus.
"Hey, apakah kalian bertiga telah melihat ada tiga orang
bocah keparat yang kabur sambil membawa seseorang?"
Tay tek sangjin yang bertubuh gemuk seperti gumpalan
daging merupakan ciri khas baginya, oleh sebab itu Song Jin
bin segera mengenalinya dalam sekilas pandang saja buru
buru dia menjura seraya berseru: "Oooh, kiranya taysu..."
Tay tek sangjin semakin gusar lagi, kembali hardiknya:
"Hey, Hud ya sedang bertanya apakah kau telah melihat
ada tiga orang bocah keparat melarikan diri sambil memayang
seseorang?"
Karena perkataannya terpotong setengah jalan, Song Jin
bin menjadi tertegun, buru buru sahutnya:
"siaute tidak... tidak melihat..."
"Hmmm, semuanya gara gara kau..." umpat Tay tek sang
jin penuh amarah. Mendadak dia melepaskan sebuah pukulan
Tayjiu eng keatas dada Song Jin bin-
Mimpipun Song Jin bin tidak menyangka kalau Tay tek
sangjin bakal melampiaskan semua kemarahan keatas dirinya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pukulan Tay jiu eng yang maha dahsyat itu persis
menghantam diatas dadanya secara telak.
Tak ampun lagi dia mendengus tertahan, kemudian roboh
terjungkal keatas tanah.
Begitu melepaskan pukulannya, tanpa mempedulikan mati
hidupnya lagi Tay tek sangjin segera berlalu dari situ dengan
kecepatan tinggi.
Namun setelah perjalanannya terhenti sejenak. mana
mungkin ia bisa menyusul lawan lawannya lagi?
Dengan Huan Cu Im mendapat tugas membopong tubuh
Sam siang tayhiap Yu Hua liong, berangkatlah Hee Giok yang,
Siang Ci Un, Siang Siau Un, Ciu Gwat dan Ciu Kui menuju
kearah selatan.
Ketika hampir sampai dijembatan Kiu tau kiau, tampak
diujung jembatan duduklah seorang kakek bungkuk berbaju
hitam.
Ketika orang itu melihat kemunculan Huan Cu Im dengan
rombongannya, cepat cepat dia berseru:
"Kalian cepat menyeberangi jembatan dan bersembunyi
dibalik semak belukar, disebelah kanan jalan, lalu telusurilah
jalan disitu dan menuju kehutan bambu dibelakang situ...
sesudah menembusi hutan bambu,jalanlah kesebelah barat,
disitulah terletak liong ong ki, tapi kalian jangan berhenti
berjalan, habis lewat Say ko bio beloklah ke timur dan kalian
baru berhenti setelah tiba di ciuphu"
Huan Cu Im segera menghentikan perjalanannya seraya
bertanya: "Lotiang, siapakah kau? Apakah..."
Kakek bungkuk berbaju hitam itu sama sekali tak berpaling
sambil mengeluarkan tangan kanannya kembali ia mendesak:
"Kalian tak usah bertanya siapakah diriku lagi cepat pergi,
kalau tidak keadaan bisa terlambat..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im ingin bertanya lagi, tapi Siang Ci Un yang
mendengar orang itu bisa menyebut nama "liong ong ki"
segera mengetahui bahwa orang ini adalah utusan dari
pengemis sakti berwajah senyum maka segera ujarnya
"Samte, kalau toh lotiang ini menyuruh kita bersembunyi
disitu, mari kita segera berangkat"
"Yaa betul" kata Hee Giok yang pula, "samte mari kita
segera pergi dari sini"
Tergegas gegas keenam orang itu menuju ke sebuah
rumah gubuk disisi jalan disitu mereka temukan pintu yang
setengah terbuka dan cepat cepat menerobos masuk kedalam.
"Biar aku yang masuk dulu" seru Siang Siau Un-
Dengan suatu gerakan cepat dia mendului rekan rekan
lainnya menerobos masuk kedalam.
Siang Ci Un, Huan Cu Im, Hee Giok yong, Ciu Gwat dan Ciu
Kui segera mengikuti dibelakangnya .
Betul juga dibelakang sana yang terdapat sebuah pintu dan
diluar pintu merupakan semak belukar yang lebat, disusul
kemudian pada ujung semak belukar merupakan hutan
bambu.
Sambil berjalan Hee Giok yang segera berseru: "Entah
siapakah kakek bungkuk tadi ?"
"Aku lihat tangan kanannya kosong, bisa jadi lengan
tersebut sudah buntung"
Sementara kedua orang itu masih berCakap Cakap. Siang
Siau Un telah mengintip dari balik semak belukar untuk
memperhatikan situasi diujung jembatan sana.
Jarak dari semak sampai jembatan hanya berapa puluh
kaki, waktu itu si kakek bungkuk tersebut sedang menyulut
huncwee nya dengan api, kemudian menghisapnya dalam
dalam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dilihat dari kejauhan, percikan api pada huncwee nya itu
nampak seperti kilatan bintang yang bertaburan diangkasa.
Disaat Siang Siau Un mengerdipkan mata inilah, entah
sedari kapan tahu tahu diatas jembatan telah bertambah
dengan sesosok bayangan manusia yang tinggi besar...
Ternyata orang itu tak lain adalah Toa tat cuncu dari bukit
Ngo tay san-Dengan perasaan terkejut buru buru Siang Siau
Un menggapai kebelakang.
"Hey, mau apa kau ?" Siang Ci Un segera menegur.
Siang Siau Un segera menempelkan jari tangannya didepan
bibir, lalu dengan merendahkan suara nya dia berbisik :
"Ssstt, bajingan gundul itu telah menyusul sampai disini"
Ketika mendengar berita tersebut, serentak semua orang
mengalihkan perhatiannya ke atas jembatan tersebut.
Waktu itu si kakek bungkuk masih berada di ujung
jembatan sambil menghisap huncwee nya dengan santai dan
penuh kenikmatan, walaupun Toa tat cuncu telah melayang
turun di atas kehadiran orang tersebut,jangan lagi menyapa,
memandang sekejap ke arahnya pun tidak...
Dengan tatapan yang tajam Toa tat cuncu segera
mengawasi orang itu sekejap kemudian tegurnya dengan
suara lantang.
"Hey si tua, apakah kau melihat ada seorang kakek ceking
lewat dari jembatan ini"
Tampaknya kegagalannya untuk menyusul si pengemis
sakti berwajah senyum selama ini membuat hawa amarah nya
berkobar kobar, teguran tersebut diucapkan dengan suara
nyaring bagaikan genta emas, sampai para muda mudi yang
sedang bersembunyi di dalam rumah gubuk pun dapat
mendengar dengan jelas sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pelan-pelan kakek bungkuk itu berpaling dan memandang
ke arah Toa tat cuncu, kemudian serunya keras keras: "Hay,
apa kau bilang?"
"Loolap sedang bertanya, apakah kau melihat ada seorang
kakek ceking yang lewat dari jembatan ini?"
Kakek bungkuk itu segera menuding ke arah telinga sendiri,
setelah itu katanya lagi
"Aku tak bisa mendengar apa yang sedang kau katakan,
coba tempelkanlah bibirmu disisi telingaku dan ucapkan
sepatah demi sepatah, dengan begitu aku baru dapat
mendengar lebih jelas..."
Walaupun Toa tat cuncu sedang dicekam oleh kegusaran
yang meluap waktu itu, namun bagaimana punjua dia tetap
merupakan seorang pendeta saleh dari bukit Ngo tay san-
Ketika dilihatnya kakek bungkuk itu adalah seorang cacad,
sedang apa yang diucapkan tak terdengar pula olehnya,
dengan jengkel dia segera mendepakkan kakinya berulang kali
ke atas tanah. "Blaaammm Blaaammm..."
Diiringi suara benturan keras, sebuah undak undakan batu
diujung jembatan tersebut segera terhentak hancur dan patah
menjadi dua bagian.
Baru saja ia bersiap siap akan pergi meninggalkan tempat
tersebut, mendadak dari belakang tubuhnya terdengar
seseorang mendesis lirih.
Dengan suatu gerakan cepat ia segera membalikkan
tubuhnya sambil melakukan pemeriksaan, dengan cepat ia
sakslkan ada sesosok bayangan hitam bertubuh ceking sedang
kabur dari balik beberapa batang pohon yang liu diseberang
sana. Bayangan tersebut kalau bukan si pengemis sakti
berwajah senyum, lalu siapa lagi? Dengan penuh amarah Toa
tat cuncu segera membentak: "TUa bangka celaka, hendak
kabur ke mana kau?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sepasang kakinya segera menjejak tanah, sesosok
bayangan manusia melejit ketengah udara dan meluncur
kedepan dengan kecepatan luar biasa.
Mendadak terdengar Siang Siau Un berseru tertahan:
"Eee... kemana perginya kakek bungkuk itu? Kenapa ia
lenyap tak berbekas?"
Dengan disinggungnya persoalan tersebut semua orang
turut berpaling, betul juga , kakek bungkuk yang semula
masih duduk di ujung jembatan sambil menghisap huncwee
tadi, dalam sekejap mata telah hilang lenyap entah ke mana
perginya.
Rupanya sewaktu semua orang memperhatikan Toa tat
cuncu dan menyaksikan bagaimana dia melejit ditengah
udara, slkakek bungkuk yang tidak mendapat perhatian itu
telah pergi hingga tak berbekas.
Menyakslkan kesemuanya ini, Siang Ci Un berkata :
"Kalau dilihat bahwa dia berada serombongan dengan Yu
loocianpwee, sudah dapat dipastikan dia pun seorang Bu lim
cianpwee yang berkedudukan tinggi didalam dunia persilatan"
"Untung saja dia menyuruh kita cepat cepat pergi,"
sambung Hee Giok yang "seandainya sampai bertemu dengan
Toa tat cuncu, niscaya sulit bagi kita untuk meloloskan diri dari
cengkeraman mautnya..."
"Sukong toh masih berada di sini" timbrung Siau un, "masa
kita harus takut dengan keledai gundul itu?"
"Tapi kan lebih baik Yu locianpwee memancingnya pergi
seperti saat ini coba kalau benar benar terjadi pertarungan,
sudah pasti banyak waktu yang akan terbuang dengan
percuma" kata Giok yang lagi.
"Sekarang kita tak usah banyak berbicara dulu" tukas Siang
Ci Un cepat, "lebih baik kita tempuh perjalanan secepatnya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tempat ini masih termasuk dalam lingkungan daya pengaruh
pihak Lou cu san"
"Kalau masih dalam lingkungan pengaruh Lou cu san lantas
kenapa?" Siau un mencibirkan bibirnya, "bukankah kita pun
baru saja lolos dari kepungan mereka yang amat kuat?"
Huan Cu Im sendiri tidak banyak berbicara, setelah
membopong tubuh Sam siang tayhiap Yu Hua liong, ia
beranjak lebih dulu melalui pintu belakang, menembusi hutan
bambu dan mengikuti petunjuk dari kakek bungkuk tadi, dia
menelusuri jalan keCil yang berada disebelah barat menuju ke
selatan.
Waktu itu kentongan keempat sudah lewat, didepan situ
nampak segerombolan bayangan hitam yang mirip sekali
dengan sebuah dusun. Hee Giok yang segera berkata:
"Mungkin kota yang berada didepan sana adalah liong ong
ki, bagaimana kalau kita tunggu kedatangan Yu locianpwee
disini ?"
"Aku rasa tidak perlu,"jawab Siang Ci Un, "karena kita kan
sudah membuktikan sekarang bahwa kakek bungkuk itu
sejalan dengan Yu locianpwee, sebelum berpisah dengan kita
di Pesanggrahan keluarga Hee dia memang berpesan agar kita
menunggunya di liong ong ki, sebab waktu itu mungkin dia
merasa kota tersebut letaknya paling dekat tapi kemudian
setelah menganggap tempat kurang aman, dia baru mengutus
kakek bungkuk agar menunggu kita di ujung jembatan dan
berpesan agar kita jangan menunggu disini, aku pikir sudah
sepantasnya kalau kita turuti pesan dari kakek bungkuk
tersebut"
Hee Giok yang segera menghela napas panjang:
"Aaai... didalam menghadapi persoalan apa saja, penilaian
pandangan jimoay selalu paling jitu, aku benar benar tak
pernah menduga sampai kesitu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aaah, toaci kelewat memuji diriku, aku tak lebih hanya
seringkali mengikuti ayah berkelana ditempat luaran sehingga
pengalamanku didalam dunia persilatan jauh lebih matang dan
luas ketimbang kalian semua"
"Yaa, bagi seseorang disamping harus membawa selaksa
jilid kitab, diapun harus menempuh perjalanan selaksa li,
dengan demikian pengetahuan serta pengalamannya baru
akan bertambah, sayang semenjak kecil aku belum pernah
keluar dari rumah"
Demikianlah dengan menelusurijalan raya mereka melewati
kota liong ong ki dan menempuh perjalanan sejauh tujuh
delapan li lagi sebelum tiba disebuah dusun lain-sesuai dengan
petunjuk dari kakek bungkuk, mereka segera berbelok
kesebelah timur.
Tempat itu merupakan wilayah dusun yang paling sepi
disekitar sana, dengan menembusi keheningan mereka
menempuh perjalanan lagi sejauh dua puluhan li.
Huan Cu Im yang berjalan dipaling muka tiba tiba
mendengar seseorang berkata dengan suara yang amat lirih:
"Hey, hingga sekarang kalian baru datang, sudah lama
sekali kunantikan kedatangan kalian, cepat menuju ke hutan
sebelah kiri" Ternyata suara tersebut berasal dari kakek
bungkuk.
Buru buru Huan Cu Im berseru kepada orang orang yang
berada dibelakangnya : "Kalian cepat mengikuti aku"
Dengan suatu langkah yang sangat cepat dia berlarian
menuju ke sisi kiri hutan. Siang Siau Un yang berada
dibelakang segera menegur :
"Hey samko, kenapa kau meninggalkan jalan raya malah
memilih memasuki hutan belukar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siau un, kau tak usah ribut dulu" tukas Siang Ci Un cepat,
"samte tentu mempunyai alasan yang kuat untuk berbuat
demikian"
Semua orangpun mengikuti dibelakang Huan Cu Im
menembusi hutan tersebut.
Namun sepanjang perjalanan ternyata mereka tidak
menjumpai seorang manusiapun tapi sebelum pertanyaan
tersebut sempat diutarakan keluar, mendadak terdengar lagi
suara si kakek bungkuk itu bergema disisi telinganya :
"Telusurilah jalan gunung yang sempit menembusi tebing
dan terus kebawah, aku menanti kalian dibawah tebing
tersebut"
Diam diam Huan Cu Im merasa terkejut berCampur
keheranan, pikirnya segera :
"Kakek bungkuk itu masih berada dibelakang bukit, kenapa
suaranya bisa kudengar dengan sejelas ini? Waaah, tenaga
dalam yang dimilikinya hebat sekali, dia pasti seorang tokoh
persilatan yang berilmu sangat tinggi"
Berpikir sampai disitu, diapun segera melangkah kakinya
menelusuri jalan setapak menuju ke atas bukit.
Tebing itu tidak terlalu tinggi, namun mereka sudah
menempuh perjalanan semalam suntuk. menanti mereka tiba
diatas tebing, air keringat telah membasahi tubuh mereka
saking lelahnya.
Waktu itu fajar sudah hampir menyingsing, setitik cahaya
merah mulai muncul di ufuk timur, semua orang tak tahu
dalam semalaman itu sudah berapa jauh perjalanan yang
telah mereka tempuh.
Kini, setelah tiba diatas tebing dan terhembus angin fajar,
semangat mereka terasa jauh lebih segar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im menghembuskan napas panjang dan
memimpin rombongannya menuruni tebing tersebut dan
langsung menuju kebelakang bukit.
Benar juga , ia saksikan kakek bungkuk itu sedang berdiri
dibawah sebatang pohon sambil menggapai kearahnya,
kemudian membalikkan badan dan beranjak pergi dari situ
Huan Cu Imsekalian mengikuti dibelakangnya menempuh
perjalanan sejauh setengah li lagi, setelah membelok dibukit,
didepan mata terbentang sebuah telaga yang sangat luas air
telaga amat tenang bagaikan Cermin, empat penjuru
merupakan bukit sebagai penyekat, benar benar merupakan
sebuah tempat yang tenang dan menarik.
Didepan telaga belakang bukit terdapat sebuah hutan lebat
dibalik hutan lamat lamat terlihat sudut dinding pekarangan
rumah, ternyata tempat tersebut merupakan sebuah
perkampungan kecil yang lebih mirip dengan sebuah
pertapaan-
Kakek bungkuk itu mengajak semua orang mendekati
perkampungan tadi, setelah dekat sekali, semua orang baru
dapat melihat bahwa di atas dinding pekarangan terpancang
sebuah papan nama yang bertuliskan empat huruf besar :
"Huan oh san Ceng"
"Tempat apakah ini?" Hee Giok yang segera bertanya.
Tiba tiba kakek bungkuk itu berpaling, lalu jawab:
"Tempat ini adalah rumah abu dari leluhur keluarga Li
setiap tahun hanya pada hari ceng beng saja anak keturunan
kelaurga Li baru berkunjung kemari, dihari biasa di sini hanya
dijaga seorang pengurus rumah tangga."
"Dalam gedung ini terdapat dua puluhan dua kamar tamu
dengan perabot yang lengkap. benda benda itu disediakan
untuk mereka yang datang berziarah. Yu locianpwee merasa
kalian sudah cukup lelah setelah semalaman suntuk tak tidur,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka kalian boleh menggunakan tempat ini sebagai tempat
pelepas lelah,jangan kuatir, tempat ini lebih nyaman dari pada
rumah penginapan"
waktu itu fajar sudah mulai menyingsing diufuk timur,
setelah orang itu berpaling, semua orangpun dapat melihat
jelas raut wajah nya.
Ternyata orang ini mempunyai bentuk muka yang sangat
aneh, pada jidat mukanya terdapat sebuah lekukan yang
cukup dalam batang hidungnya putus setengah, kelopak
matanya menonjol keluar dan memelihara jenggot model
jenggot kambing.
Lengan kanannya nampak sudah kutung karena ujung
lengan bajunya nampak kosong bajunya berwarna hitam dan
sangat longgar sehingga mendatangkan kesan misterius bagi
siapa pun yang melihatnya.
Ketika selesai berbicara, kakek bungkuk itu segera
mengajak semua orang untuk melalui pintu samping kiri, lalu
setelah menelusuri sebuah beranda panjang, mereka melewati
sebuah taman yang penuh dengan aneka pepohonan dan
bunga.
Akhirnya mereka masuk lewat pintu bulat menuju kesebuah
ruang tamu yang luas, di sana tersedia dua baris kursi, sedang
ditengah terdapat dua buah meja panjang, segala sesuatunya
nampak teratur rapi.
Sambil mengulapkan tangannya kakek bungkuk itu berseru
:
"Silahkan kalian duduk dulu "
Kemudian kepada Huan Cu Im katanya pula :
"Dibelakang sana terdapat lima buah kamar, aku telah
menyuruh sipengurus rumah tangga untuk membenahi
pembaringan, sekarang bawalah Yu tayhiap untuk berbaring
dulu disana."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im menurut dan berjalan dibelakang, benar juga
disana terdapat lima buah kamar, maka diapun membuka
pintu kamar pertama dan membaringkan tubuh Yu Hua liong
diatas pembaringan, kemudian baru mengundurkan diri dari
sana.
Si pengurus gedung abu itu menyediakan sepoci air untuk
mereka semua dan menyiapkan air teh, kalau tadi ia masih
ngeri dan ketakutan setelah bertemu dengan si kakek bungkuk
yang berwajah menyeramkan, karena disangkanya telah
bertemu dengan perampok. maka setelah bertemu dengan
beberapa orang Siangkong yang Semuanya berwajah tampan
dan berbadan anak Sekolahan, hatinya menjadi lega kembali.
Huan Cu Im menunggu sampai kakek itu mengundurkan
diri dari situ, kemudian ia baru menjura kepada kakek
bungkuk itu seraya berkata :
"Terima kasih banyak atas petunjuk dari locianpwee, tapi
sampai sekarang boanpwee sekalian belum sempat
mengetahui nama locianpwee, bersediakah kau untuk
memperkenalkan diri?"
Kakek bungkuk itu segera tersenyum.
"Aku adalah sahabat ayahmu selama belasan tahun lebih,
apakah ayahmu belum pernah menyinggung tentang diriku?"
Buru buru Huan Cu Im memberi hormat seraya berkata:
"Rupanya empek adalah sahabat karib ayahku. harap
dimaafkan bila keponakan bersikap kurang hormat,
sesungguhnya ayahku telah meninggalkan rumah semenjak
tiga belas tahun berselang dan hingga kini belum muncul
kembali, bahkan kabar beritapun belum pernah kedengaran
lagi..."
Tidak sampai perkataanitu selesai diucapkan, kakek
bungkuk tersebut telah menukas dengan nada keheranan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sejak meninggalkan rumah pada tiga belas tahun
berselang, hingga kini belum ada kabar berita tentang
ayahmu? Kalau begitu selama ini kau belum pernah
menjumpainya"
"Yaa, sewaktu ayah lenyap dari rumah keponakan masih
berusia sangat muda, walaupun sudah cukup lama keponakan
berkelana dalam dunia persilatan untuk menelusuri jejak
ayahku itu, namun hingga sekarang belum ada kabar
beritanya yang berhasil kuperleh"
"Ehmmm... ehmmm..." kakek bungkuk itu manggut
manggut berulang kali, "Sebetulnya tujuanku masuk
keperbatasan kali ini pun tak lain hendak mencari ayahmu,
haah... haaah... tenyata Thian telah mengabulkan keinginanku
itu, aku perCaya pada saat pertemuan antara keponakan
dengan ayahmu akan berlangsung dalam waktu singkat,
nantikan saja saatnya"
Dengan pandangan terharu Huan Cu Im mengawasi kakek
bermuka bengis, bungkuk dan berlengan kutung ini lekat
lekat, tanyanya kemudian: "Ada urusan apa empek mencari
ayahku?"
"ooh, tidak apa apa, aku sengaja datang ke daratan
Tionggoan ini, pertama untuk mencari ayahmu, dan
selanjutnya ingin menengok pula ayahnya"
Sambil berkata dia lantas menuding ke arah Hee Giok yang.
"Apakah kau orang tua kenal juga dengan ayahku?" dengan
wajah keheranan Giok yong segera bertanya.
Kakek bungkuk itu segera tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahh... bukan cuma kenal saja,
boleh dibilang hubungan kami cukup rapat"
"Tapi locianpwee masih belum menyebutkan namamu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku adalah Yo Leng kong, menjabat sebagai ketua Tiang
pek pay..."
Tiba tiba dia berpaling dan ujarnya lagi kepada Huan Cu
Im:
"Tahukah kau apa sebabnya ayahmu lenyap tak berbekas
sejak tiga belas tahun beselang?"
"Jadi empek tahu?" Huan Cu Im balik bertanya dengan
tubuh bergetar keras
Yo Leng kong segera mengelus jenggotnya yang berwarna
merah dan menjawab : "Tentu saja aku tahu"
Kemudian tidak menunggu sampai Huan Cu Im bertanya
lagi, dia menyambung lebih jauh :
"coba lihatlah, jidatku Cekung ke dalam batang hidungku
patah bahkan lengan kananku pun kutung, tentu saja
tampang muka seperti ini bukan raut wajahku yang
sebenarnya"
"Jadi locianpwee pernah menderita luka yang sangat
parah?" tanya Siau un-
"Benar" kembali Yo Leng kong memandang sekejap ke arah
Huan Cu Im, kemudian lanjutnya "ayahmu tidak pernah
pulang kembali ke rumah semenjak tiga belas tahun
berselang, karena dia mengalami nasib sama seperti diriku,
menderita luka yang sangat parah..."
"Aaah...." Huan Cu Im menjerit kaget "apakah ayah dan
empek telah bertemu dengan musuh tangguh ?"
"Bukan " Yo Leng kong menggeleng, "kami telah terjebak
oleh suatu perangkap yang amat licik, sehingga membuat
ayahmu dan aku bersama sama terperosok jatuh kedalam
jurang yang dalam sekali..."
Ketika mendengar kata kata tersebut terutama mengenai
"terjebak oleh suatu perangkap licik", tiba tiba saja Hee Giok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang merasakan hatinya bergetar keras, segera pikirnya:
"Mungkinkah mereka ditipu oleh ayah ?"
Sementara itu Huan Cu Im telah bertanya:
"Apakah empek dan ayah jatuh bersama sama, tapi waktu
itu aku tidak tahu kalau ayahmu pun tidak tewas oleh
peristiwa tersebut..."
"Lantas darimana empek bisa tahu kemudian bahwa
ayahku belum tewas..." desak Huan Cu Im cepat cepat.
"Harap keponakan tenangkan dulu hatimu tak ada salahnya
bila kuberitahukan kepadamu hal yang sebenarnya, tapi
kejadian ini pun baru kuketahui setelah aku masuk ke
perbatasan dan tiba di daratan Tionggoan ini, karena aku
telah berjumpa dengan ayahmu."
"Empek telah bertemu dengan ayahku?" Huan Cu Im
menjadi sangat girang sekali cepat cepat tanyanya lagi,
"empek. kau bertemu ayah dimana? Dan sekarang beliau
berada dimana?"
"Keponakan tak usah terburu napsu, saat ini ayahmu masih
belum ingin menampakkan diri, dia baru bisa tampik kedepan
bila saatnya sudah tiba nanti, dan persoalan inilah yang
menyebabkan dia tak dapat bersama denganmu selama ini,
nah kau sudah mengerti bukan sekarang ?"
Dengan air mata bercucuran membasahi pipinya, Huan Cu
Im mengangguk, lalu katanya lagi :
"Apakah ayah yang berkata demikian kepada empek ?"
"Benar menurut perhitunganku saat perjumpaan kalian
ayah dan anak seharusnya sudah tak akan terlalu jauh lagi"
"Empek... kau.. kau..." saking girangnya Huan Cu Im tak
bisa menahan diri lagi sehingga air matanya jatuh berlinang
semakin deras,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"kau mengatakan keponakan akan bertemu lagi dengan
ayah dalam waktu singkat ?"
"Tentu saja..." Yo Leng kong tertawa
"Locianpwee, siapa sih orang yang telah mencelakai kalian
waktu itu ?" tiba tiba siau un bertanya. Yo Leng kong segera
tersenyum.
"soal belum bisa dibicarakan pada saat ini, aaai...
dikemudian hari kalian toh bakal tahu dengan sendirinya"
Selapis bayangan gelap semakin menyelimuti perasaan Hee
Giok yang, kembali dia berpikir: "Entah betulkah ayah?"
sementara mereka masih berbincang bincang, tiba tiba Yo
Leng kong mendongakkan kepalanya dan berkata sambil
tertawa: "Kita ada tamu"
Perkataan tersebut segera membuat Huan Cu Im, Hee Giok
yang dan Siang Ci Un sekalian menjadi tertegun.
Sambil tertawa tergelak Yo Leng kong berseru lagi seraya
mendongakkan kepalanya:
"Hey sobat, sudah berapa hari ini kau menguntit dibelakang
aku she Yo, sebagai teman atau musuh, sekarang bisa kau
terangkan dengan sejelas jelasnya"
Menyusul teguran itu, terdengar gelak tertawa nyaring
berkumandang memeCahkan keheningan, ditengah gelak
tertawa itu tampak sesosok bayangan manusia meluncur
masuk kedalam ruangan dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat.
Tahu tahu, ditengah ruangan telah bertambah dengan
seorang lelaki ceking berjubah panjang dan berwajah
penyakitan, hanya saja sepasang matanya memancarkan sinar
yang amat tajam sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu menampakkan diri, dia segera menjura seraya
berkata : "Selamat bersua kembali Yo ciangbunjin, aku adalah
Kui Hui nian..."
Setelah bertemu dengan orang ini, Yo Leng kong segera
teringat kalau mereka pernah berjumpa ketika masih berada
dalam pertemuan puncak di bukit Hong san tempo hari. Maka
sambil membalas hormat dia menegur :
"Selama ini Kui loko mengikuti diriku terus menerus, entah
persoalan apa yang hendak kau sampaikan ?"
"Yo ciangbunjin jangan salah paham, aku adalah anggota
perguruan Hong lui bun dari Lam hay, pertemuan puncak
dibukit Hong san tempo hari, aku telah ikut bersama Hee
bengcu pergi ke benteng keluarga Hee, kemudian karena
perasaan ingin tahu, akupun menguntil lagi sampai di Lou cu
san, sehingga akibatnya secara kebetulan saja aku sejalan
dengan Yo ciangbunjin"
Yo Leng kong segera manggut manggut :
-oo0dw0oo-
Jilid: 50
"Apakah kedatangan loko dikarenakan ilmu pukulan Siang
hong ciang serta ilmu jari Lui hwee ci ?"
"Benar, aku adalah satu satunya ahli waris perguruan Hong
lui bun di Lam hay dewasa ini, dari mendiang guruku pernah
kudengar kalau perguruan kami sebenarnya mempunyai ilmu
Sian hong ciang dan Lui hwee ci yang sangat ampuh, tapi
sudah lama lenyap dari tangan kami, kemudlan tersiar berita
dalam dunia persilatan kalau kedua macam kepandaian sakti
telah diperoleh Hee tahyhiap serta pendekar berbaju hijau
Huan Tayhiap. itulah sebabnya aku segera memburu ke Hong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
san untuk menyaksikan keramaian, siapa disangka aku justru
telah menyaksikan suatu peristiwa besar yang
menggemparkan seluruh dunia persilatan-.."
"Persoalan apakah itu?" tanya Siau un. Kui Huan nian
termenung sebentar, kemudian sahutnya:
"Seandainya kemaren kaliain memasuki Lou cu san untuk
menyelamatkan Yu tayhiap. sulit rasanya untuk membicarakan
persoalan ini."
"begitu seriusnya persoalan tersebut" Giok yong keheranan.
"Mungkin persoalan ini jauh lebih serius daripada apa yang
kalian duga sekarang..." jawab Kui Huan nian, kemudian
setelah menarik napas panjang panjang, kemudian
melanjutkan, "aku telah menyaksikan para ketua dari Siau
limpay, Butong pay, Heng san pay Pat kwa bun, Heng gi bun
serta segenap tokoh persilatan yang menghadiri pertemuan
puncak dibukit Hong san telah dibekuk semua oleh orang
orang Lou cu san, bahkan Siang Ciangbunjin dari Hoa sanpay
pun ikut..."
"Bagaimana keadaan ayah?" dengan perasaan sangat
terperanjat Siang Ci Un dan Siang Siau Un berseru bersama.
Dengan perasaan terCengang karena di luar dugaan Kui
Huan nian balik bertanya: "Jadi Siang ciangbunjin adalah ayah
kalian berdua?"
"Benar, apakah ayah pun berada di bukit Lou cu san?" ujar
Siang Ci Un kemudian-
"Yaa, Siang ciangbunjin datang kebukit Lou cusan bersama
sama Hee Bengcu, tapi bisa jadi ia telah disekap dalam bukit
Lou cu san sekarang"
"masa ada kejadian seperti ini?" berubah hebat paras muka
IHee Giok yang, "sebetulnya apa maksud dan tujuan ayah?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"cici" Siang Siau Un segera berseru pula "bagaimana kalau
kita datangi Lou cu san lagi untuk selamatkan ayah sekalian?"
"Aku rasa hal ini tidak perlu" ujar Yo Leng kong segera,
"sebab persoalan ini sesungguhnya telah diketahui oleh Yu
locianpwee secara jelas sekali"
"Jadi kalian sudah tahu ?" seru Kui Huan nian dengan
wajah tercengang.
Sambil mengelus jenggotnya dan tertawa Yo Leng kong
mengangguk : "Bukan hanya sudah tahu, malahan kami telah
mempersiapkan rencana yang matang"
Kemudian sambil menghadapi kewajah Kui Huan nian, dia
berkata lebih jauh seraya tertawa:
"Kui lote, maaf kalau kusebut kau sebagai lote karena
usiaku lebih tua dari padamu. lote memang tak malu disebut
seorang tokoh berpengalaman, karena kebetulan sekali kami
sedang kekurangan tenaga untuk membantu melaksanakan
rencana tadi, bersediakah lote untuk menyumbangkan sedikit
pikiran dan tenaga demi terwujudnya keadilan dan kebenaran
didalam dunia persilatan? Bila kau bersedia kami akan
menyambut kedatanganmu dengan penuh kegembiraan. Lagi
pula kujamin kedua macam kepandaian sakti dari perguruan
kalian yang hilang itu dapat lote bawa kembali ke Lam hay"
"Yo ciangbunjin, sungguhkah perkataanmu itu?" seru Kui
Huan nian kegirangan.
Tiba tiba terdengar seseorang menyambung sambil tertawa
lengking:
"Perkataan yang telah diucapkan ketua Tiang Pekpay masa
kau anggap sebagai gurauan belaka?"
"Horee... sukong datang" Siau un segera bersorak gembira
setelah mendengar suara tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Benar juga dari depan pintu segera muncul seseorang tak
lain adalah sipengemis sakti berwajah senyum, ditangannya
dia membawa setumpuk bangkai merpati yang diikat menjadi
satu dengan rotan paling tidak burung merpati itu mencapai
belasan ekor banyaknya. Sambil melompat menyambut
kedatangan orang tua itu, Siang Siau Un segera berseru:
"sukong darimana kau dapatkan burung merpati liar sebanyak
ini..."
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh..." sambil tertawa tergelak
pengemis sakti berwajah senyum meletakkan tumpukan
burung merpati itu ke atas tanah, kemudian ujarnya:
"Kalian anggap hwesio Siang itu mudah dihadapi? Aku
mesti mengajaknya beradu lari sejauh ratusan li lebih sebelum
berhasil meninggalkannya, sepanjang jalan kembali tadi aku
pun menangkap sembilan ekor burung merpati untuk teman
minum arak ku nanti" Kemudian sambil menepuk bahu Kui
Hua nian, dia berkata pula sambil tertawa:
"Hey anak muda, apa yang diucapkan Yu ciangbunjin
memang tepat sekali, nampaknya kau memang seseorang
yang mempunyai maksud, soal dua ilmu sakti dari
perguruannya Hong lui bun aku pikir tidak ada masalah lagi,
bila persoalan kita telah usai, tanggung kau dapat memboyong
kedua macam kepandaian tersebut pulang Lam hay"
Sesungguhnya Kui Hua nian telah berusia lima puluh
tahunan, tapi nyataya dia dipanggil seorang muda tak heran
kalau Kui Hua nian dibuat tertegun dan berdiri melongo.
Sampai lama, kemudian dia baru menegur sambil menjura:
"cianpwee, kau adalah..."
Sambil tertawa Yu Leng kong segera menimbrung:
"Dia adalah pengemis sakit berwajah senyum Yu li man, Yu
locianpwee yang amat termashur namanya dalam dunia
persilatan, pernahkah lote mendengar nama tersebut?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan perasaan gugup Cepat Cepat Kui Hua nian
menjatuhkan diri berlutut seraya ujarnya:
"oooh... rupanya Yu locianpwee, mendiang guruku pernah
bilang, kau orang tua merupakan seorang cianpwee yang
paling dikagumi dan disanjung oleh guru almarhum sungguh
tak nyana dalam perjalananku ke daratan Tionggoan kali ini,
ternyata aku dapat berkenalan dengan Yu locianpwe, peristiwa
ini boleh dibilang benar benar merupakan suatu
keberuntungan bagiku"
Tiba tiba terdengar Siang Siau Un berseru tertahan:
"Hey sukong, kenapa merpati ini semua adalah merpati
surat?"
"Yaa, siapa yang mengatakan bukan?" sahut pengemis
sakti berwajah senyum sambil mengangkat bahu, "burung
burung itu dilepaskan dari bukit Lou cu san, mungkin
maksudnya untuk memberi kabar kepada komplotannya yang
tersebar dimana mana untuk turut menelusuri jejak kita,
karena itu akupun segera menangkap burung itu semua,
daripada mereka harus capai capai menempuh perjalanan
yang cukup jauh"
Semua orang sudah pernah mendengar dari Siang Siau Un
kalau sipengemis sakti berwajah senyum tidak suka dengan
segala macam adat istiadat, karena siapa pun tidak memberi
hormat atau selamat kepadanya. Huan Cu Im kemudian
berkata: "Locianpwee, Yu tayhiap..."
Sambil mengulapkan tangannya pengemis sakti berwajah
senyum segera menukas:
"Biarkan dia berbaring terus, dalam persoalan ini,
bagaimana pun juga kita harus menyuruh dia yang tampil
sebagai pimpinan kita semua, oleh karenanya bagaimana pun
jua dia mesti kita tolong dari Cengkeraman musuh, tapi
sayang dia bukan terbius oleh obat racun biasa, sedang
permainan busuk dari Tay imi kau pun sama sekali tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kupahami, karenanya terpaksa mesti kita mengangkut dia
pergi kebukit Hong san..."
Kemudian sambil mendongakkan kepalanya memandang ke
arah Hee Giok yong dia berkata lebih jauh:
"Bila suhumu telah datang, dia akan menggunakan ilmu
dari Sakyamuni untuk menyembuhkan luka tersebut, dengan
begitu aku si orang tua pun tak usah terlalu memikirkannya
lagi"
"Apakah suhu ku juga akan datang?" tanya Hee Giok yang
kejut bercampur gembira.
"Tentu saja suhumu harus datang, kau anggap huru hara
yang diperbuat ayahmu hanya merupakan suatu peristiwa
kecil saja?"
Hee Giok yang menjadi sedih sekali, ibunya telah lama
meninggal, selama ini dia hanya hidup bersama ayahnya
seorang, mungkin saja selama ini ayahnya terlalu menurut
dengan perkataan dari perempuan she Sim itu sehingga
melakukan banyak persoalan dalam dunia persilatan, apa lagi
jika didengar dari perkataan Yu locianpwee barusan, dimana
gurunya pun sampai turut campur, jelas persoalannya sudah
menanjak dalam keadaan yang sangat serius...
Mendadak terdengar Siang Ci Un berkata "Locianpwee, soal
ayahku..."
"Ehmmm, aku sudah tahu" tukas pengemis sakti berwajah
senyum sambil mengulapkan tangannya, "kau tak perlu
berbicara lagi, segala sesuatunya sudah kupersiapkan secara
baik baik? Nah, sudah semalaman kalian tidak tidur, setelah
makan bubur, pergilah tidur dengan sepuas puasnya, oya...
pergilah kalian berdua untuk membantu pengurus tua tersebut
membuat bubur, dan keluarkan juga guci arak yang disimpan
digudang bawah tanah, kalian jangan membuat pengurus tua
kerepotan sendiri... ooh... ooh... oya... siapa yang membawa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
uang? Berilah beberapa tahil untuknya agar dia pun turut
merasa bergembira"
"Sukong, aku punya..." seru Siang Siau Un dengan segera.
Kemudian sambil mengangkat setumpuk burung dara
tersebut, berlari lebih dulu menuju ke dapur.
Hee Giok yang yang menyaksikan hal tersebut buru buru
berseru pula:
"Ciu Gwat, Ciu Kui coba kalian berdua pergilah ke dapur
untuk bantu mempersiapkan bubur"
Ciu Gwat dan Ciu Kui segera mengiakan dan menyusul
dibelakang Siang Siau Un segera pergi ke dapur.
Tak selang berapa saat kemudian, Ciu Gwat dan Ciu Kui
telah muncul kembali dengan membawa sekuali bubur sedang
yang lain membopong seguci arak wangi. Ketika Huan Cu Im
tidak nampak Siau un muncul kembali, ia segera bertanya:
"Mana Siau un?"
"Su Kongcu segera akan menyusul kemari" jawab Ciu Gwat
cepat.
Sementara itu si pengemis sakti berwajah senyum telah
membuka guci arak tersebut dan berkata sambil tertawa:
"Mungkin sibudak cilik itu sedang menyiapkan hidangan
buat teman minum arakku padahal untuk minum arak kenapa
mesti menunggu sayur?"
Dengan cepat dia menyambar sebuah mangkuk dan
mengisinya penuh dengan arak kemudian sekali teguk dia
menghabiskan isinya, setelah itu dia baru berkata: "Ehmmmm,
arak ini bagus sekali, Lengkong mari minum semangkuk." Lalu
sambil mendongakkan kepala dia berseru pula: "Dan Kui lote,
mari kaupun turut meneguk arak."
Yo Leng kong dan Kui Hau nian segera mengambil sebuah
mangkuk dan mengisinya dengan arak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Saat itulah terdengar Siang Siau Un berseru dari luar pintu:
"Sukong, sudah datang, sudah datang, coba kau orang tua
rasakan hidangan yang kumasak sendiri ini"
Sambil berkata nona itu muncul dengan membawa sepiring
burung dara goreng.
"Hey budak cilik, kau memang hebat " puji pengemis sakit
berwajah senyum sambil tertawa.
Sebelum nona itu sempat mendekatinya, sebuah sambaran
kilat telah mencomot separuh potong burung dara goreng dan
segera dilalapnya dengan rakus. Kemudian bertanya:
"Ehmm... ha rum sekali, betul Ada kalanya aku siorang tua
ingin sekali bersantap yang nikmat dengan hidangan yang
mewah, tapi ada kalanya justru makan sembarangan,
misalnya berhasil menangkap seekor ular, daripada
dipanggang atau dimasak kelewat lama dan membuang
waktu, sering kutelan begitu saja keperut, padahal setelah
masuk keperut, dipanggangkah atau ditelan begitu saja,
rasanya juga sama saja."
Beg itulah, dalam dua tiga kali gigitan, separuh potong
burung dara itu sudah dimakan habis berikut tulangnya.
waktu itu Huan Cu Im Hee Giok yang dan Siang Ci Un
sedang bersantap dengan kepala tertunduk. mendengar cerita
tersebut, mereka jadi muak sekali. Kontan saja Siang Ci Un
memprotes :
"Locianpwee, kalau sedang makan lebih baik jangan
berbicara yang jorok. bisa jadi isi perut kami akan keluar
semua"
"Baik, baik, aku siorang tua tak akan berbicara lagi."
Sipengemis sakti berwajah senyum segera mengambil
cawan araknya dan meneguk secara lahap. setelah itu baru
katanya sambil tertawa:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi kalau aku ingin minum arak tentunya tak
mengganggu bukan ?"
"sukong" seru Siau un, "kenapa tulang belulangnya tidak
kau tumpahkan keluar ?"
"Kau tahu, tulang adalah bagian yang paling enak. jika
dimakan rasanya lebih gurih dari pada makan kacang goreng,
kalian tahu tidak apa sebabnya anjing suka makan tulang ?
Padahal mahluk terpandai didunia ini adalah anjing, sebab
didalam tulang itulah tersimpan sumsum tulang yang
berkhasiat hebat, orang tahunya makan daging dan tak
mengerti makan tulang, jadi kalau dihitung hitung sebetulnya
orang lebih bodoh daripada anjing."
Banyolan ini kontan saja menggelikan semua orang
sehingga tanpa terasa lagi mereka semua tertawa tergelak.
Selanjutnya pengemis sakti berwajah senyum pun tidak
banyak berbicara lagi dengan mereka, dia melalah bubur yang
tersedia semangkuk demi semangkuk, kemudian dilanjutkan
dengan minum arak sampai puas.
Huan Cu Im sekalian juga tidak menggubrisnya lagi, selesai
mengisi perut, mereka pun pergi kekamar belakang untuk
melepaskan lelah.
Tengah hari itu, sipengurus rumah yang telah diberi persen
banyak oleh Siau un telah menyiapkan sekuali penuh nasi
dengan ayam goreng yang lezat, bahkan disediakan juga
beberapa macam sayur, seperti daging panggang, telur dadar,
dan beberapa macam sayuran.
Setelah mendapat waktu beristirahat cukup lama, rasa letih
semua orangpun telah hilang, semangat mereka nampak
segar kembali... selesai bersantap. tiba tiba pengemis sakti
berwajah senyum berkata: "Nah, setelah kenyang, sekarang
kita harus naik perahu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sukong, kita hendak pergi ke mana ?" tanya Siang Siau Un
keheranan-
"Tidak terlalu jauh, asal kalian mau menuruti perkataanku,
tanggung tidak bakal salah"
Lalu kepada Huan Cu Im katanya pula:
"Mari anak muda, gendonglah dulu Yu tayhiap naik ke atas
perahu..."
"Apakah locianpwee telah menyiapkan perahu?" tanya
pemuda tersebut
"Itu dia sudah menanti didepan pintu" ujarnya pengemis
sakti berwajah senyum sambil tertawa "perahu itu milik
keluarga Li. Aku telah merundingkan persoalan ini dengan
pengurus rumah tangga, tapi mereka cuma bisa menghantar
kita sampai di Thia ku kiau, dari situ kita harus menyewa
perahu lain"
"Sukong, kenapa kita harus naik perahu?" tanya Siau un.
Pengemis sakti berwajah senyum segera melotot "Kau
anggap kita hendak pergi ke mana?"
"Jika kau orang tua tidak memberitahu dari mana aku bisa
tahu..."
Dengan wajah serius dan bersungguh sungguh si pengemis
sakti berwajah senyum segera berkata:
"Kalau begitu aku perlu memberitahukan kepadamu, dalam
perjalanan mendatang kalian hanya boleh bersembunyi
didalam ruang perahu, jangan sekali kali mencoba untuk
menongolkan kepala untuk menikmati pemandangan alam.
mengerti?"
"Kenapa harus demikian?"
"Kenapa?" pengemis itu mendengus, "sebab perjalanan kita
ini harus dilakukan dengan sangat rahasia dan tak boleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sampai bocor, sebab bila jejak kita sampai ketahuan, bisa
mempengaruhi suatu masalah besar yang penting sekali
artinya"
"Haaa... masa begitu serius?"
"Hmmm" kembali pengemis sakti berwajah senyum
mendengus, "pokoknya persoalan ini seratus kali lipat lebih
serius daripada apa kau bayangkan sekarang"
Kontan saja Siang Siau Un tertawa cekikikan:
"Padahal aku sedang membayangkan langit pasti bakal
ambruk. waah... kalau begitu bakal ada seratus langit yang
akan ambruk semua..."
"Budak nakal..." umpat pengemis sakti dengan gemas.
Sementara pembicaraan berlangsung, Huan Cu Im telah
muncul sambil membopong tubuh Yu Hua liong, maka semua
orangpun mengikuti dibelakangnya keluar dari perkampungan
Huan oh san ceng.
"Betul juga , ditepi pantai berlabuh sebuah perahu layar
berwarna hitam, diatas geladak telah dipasang papan
penyebrangan. Pengemis sakti berwajah senyum segera
berseru:
"Sekarang kalian masuk ke dalam perahu lebih dulu, sebab
aku akan membantu pengurus rumah tangga itu untuk
mendayung perahu"
Huan Cu Im langsung melompat naik ke atas perahu dan
masuk ke dalam ruangan-
Ruang perahu itu terbagi menjadi ruang muka, tengah dan
belakang, ruang tengah paling lebar dan bisa digunakan
semua orang untuk beristirahat, diruang belakang agak sempit
tapi terdapat dua buah pembaringan yang bisa dipakai untuk
tidur, disitulah Yu Hua liong dibaringkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menanti semua orang sudah naik ke atas perahu, pengurus
rumah tangga itu segera menaikkan tangga penyebrangan,
melepaskan tali pengikat dan mulai mendayung perahunya.
Pengemis sakti berwajah senyum meminjam sebuah topi
lebar dari kakek itu, dan dikenakan dikepalanya, lalu sambil
membawa sebuah guci arak dia menuju ke ujung perahu serta
mendayung.
"Yu cianpwee, lebih baik boanpwee saja yang mendayung"
kata Kui Hau nian tiba tiba.
"Kau bisa mendayung perahu?" tanya pengemis sakti
berwajah senyum seraya berpaling. Kui Hau nian segera
tertawa.
"Sejak kecil boanpwee berdiam di Cu kiang ko bagaimana
mungkin tak bisa mendayung?"
"Bagus sekali kalau begitu aku kuatir si Lo koan keh itu
sudah tua dan tidak kuat mendayung kalau kau bersedia
membantu ini lebih baik lagi."
Lo koan keh atau pengurus rumah tangga itu segera
menggoyangkan tangannya berulang kali seraya berseru.
"Aku si tua masih sanggup untuk mendayung sendiri, kek
koan silahkan beristirahat didalam ruangan saja, asal kita
sudah sampai diselat situ, perahu akan berlayar sendiri
ditengah sungai"
"Lo koan keh, kau tak usah sungkan sungkan, aku benar
benar dapat mendayung"
Mendadak dia melancarkan sebuah totokan secepat kilat
menotok jalan darah lo koan keh itu, kemudian membopong
tubuhnya dan diletakkan diruang depan-Pengemis sakti
berwajah senyum segera tertawa terbahak bahak:
"Haah... haah... haah... Kui lote, cara kerjamu kali ini benar
benar hebat dan luar biasa"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aaah, cianpwee terlalu memuji" Kui Hau nian tertawa.
Siang Siau Un yang menyaksikan peristiwa tersebut
menjadi sangat keheranan, segera tegurnya:
"sukong, sebetulnya apa yang sedang kalian lakukan?"
"Kau anggap Hu an san ceng adalah tempat abu siapa?
terus terang kukatakan kepadamu, Ang cioh adalah daerah
milik keluarga Li, sedangkan si trenggiling Li Biau cay justru
merupakan orang kepercayaan dari Hee Im hong, sudah
sekian lama kita berdiam disini, jika kita berangkat, tadi kau
anggap lo koan keh ini tak akan melaporkan kunjungan kita
kepada majikannya?"
oooodwoooo
Perahu itu pelan pelan bergerak menuju ketengah telaga
lalu keluar dari selat.
Kui Hau nian memang sangat berpengalaman, dia segera
menaikkan layar dan memegang kemudi diburitan, perahu pun
meluncur tenang diatas permukaan air.
Hee Giok yang, Siang Ci Un maupun Huan Cu Im sekalian
tidak mengetahui ke manakah perahu tersebut akan berlayar,
tapi merekapun tak berani bertanya, sebab selama si
pengemis sakti berwajah senyum masih bercokol disitu, tiada
persoalan yang mereka kuatirkan lagi...
Sudah lima, enam hari mereka berlayar di atas sungai,
sampai sekarang semua orang belum mengetahui juga
dimanakah mereka berada waktu itu, tentu saja perahu
tersebut telah melalui beberapa buah kota besar namun
berhubung si pengemis sakti berwajah senyum telah berulang
kali berpesan agar semua orang itu jangan melongokkan
kepala, maka tak seorang pun yang berani mengintip keluar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disamping itu setiap kali melalui kota besar, perahu
tersebut selalu dijalankan cepat cepat, dalam sekejap mata
telah lewat dengan begitu saja.
Bila malam tiba, perahu itu selalu membuah sauh tapi
tempat yang dipilih selalu merupakan tepi sungai yang
terpencil dan jauh dari keramaian manusia.
Satu-satunya orang yang boleh naik kedarat cuma Kui Hua
nian seorang, karena dia selalu berada diwilayah Leng lam,
otomatis tidak banyak yang kenal dengannya.
Berbeda sekali dengan Yo Leng kong, sekalipun dia berasal
dari luar perbatasan, namun berhubung tampang mUkanya
menyeramkan sehingga gampang memancing perhatian
orang, maka ia tak diperkenankan naik ke daratan.
oleh sebab sebab itu selama lima enam hari tersebut,
beberapa orang muda mudi yang lincah dan segar itu dibikin
masgul dan kesal sekali.
Terutama sekali bagi Siang Siau Un yang sifatnya memang
suka bergerak, andaikata sukongnya tidak berulang kali
menegurnya, mungkin tak sedetikpun ia bisa tenang.
Untuk melenyapkan suasana kesal dan sepi ini, ternyata
nona ini mempunyai cara bagus untuk mengatasinya, karena
dia sudah mempunyai alat pancingan maka saban hari dia
duduk diruang depan sambil mengail ikan.
Alhasil setiap hari dia selalu berhasil mengail berapa ekor
ikan segar yang menambah kesegaran hidangan beberapa
orang itu.
Dari antara sekian orang, perasaan Hee Giok yang yang
paling tidak tenang.
Sebetulnya dia meninggaikan benteng keluarga Hee untuk
mencari pembunuh dari ibunya, siapa tahu setelah terjadinya
peristiwa di Lou cu san, bukan saja ia berhasil menemukan
pembunuh yang menghabisi nyawa ibunya, bahkan dia malah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
turut terlibat dalam usaha pertolongan terhadap Yu Huan liong
dan memusuhu ayahnya sendiri.
Sekalipun tidak pantas bagi ayahnya untuk melakukan
perbuatan yang merugikan umat persilatan, tapi
bagaimanapun juga dia adalah putrinya, oleh sebab itu selama
beberapa hari dia selalu masgul dan murung.
ooodwooo
Senja telah menyelimuti angkasa, dengan cepat langit akan
menjadi gelap. asal langit sudah gelap maka dalam waktu
singkat akan tiba saat larut malam. Kini larut malam sudah
tiba, namun perahu masih berlayar tiada hentinya.
Keadaan tersebut jauh berbeda dengan keadaan pada lima
enam hari berselang, diwaktu waktu lalu, begitu langit menjadi
gelap mereka pun segera membuang sauh.
"Jangan-jangan sudah hampir tiba ditempat tujuan?"
Setiap orang yang berada diatas perahu tersebut rata rata
mempunyai perasaan yang sama, oleh sebab itu semua orang
tidak dapat tidur, seakan akan sedang menantikan sesuatu.
Lambat laun perahu itu mulai memasuki selat sempit
kemudian dari selat itu berbelok menuju kehulu.
Hal ini bisa diketahui dari suara air yang menerpa perahu,
sebab gempuran ombaknya makin bertambah kecil,
sedangkan dari permukaan airpun sering dijumpai
rerumputan.
Kini selat tersebut makin menyempit,jalannya perahu pun
semakin berat dan pelan, dasar perahu yang menggesek
sudah bukan rerumputan lagi tapi pasir.
Dalam keadaan begitulah perahu tersebut bergerak lagi
sejauh satu dua li, tiba tiba terdengar seseorang bertanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan suara rendah: "Apakah yang datang adalah Yu
locianpwee?"
Huan Cu Im segera mengenali suara tersebut sebagai suara
Ban Sian cing, tanpa terasa dia berpikir:
"Jangan jangan sudah sampai bukit Hong san?"
Sementara itu si pengemis sakti berwajah senyum telah
berkata sambil tertawa terkekeh kekeh:
"Hey anak muda, ibumu yang menyuruh kau datang
kemari?"
Segera terdengar Ban Siang cing berseru kegirangan:
"Aaah, ternyata benar benar Yu locianpwee, boanpwee Ban
Sian cing mendapat perintah dari ibu untuk disini"
"Ehmmm " pengemis sakti berwajah senyum manggut
manggut, "kalau begitu ibumu telah menerima surat
pemberitahuan yang kukirim dari Bu oh dengan burung
merpati?"
Dari atas darat terdengar suara terali besi dinaikkan orang,
menyusul kemudian terdengar Ban Sian ceng menjawab
dengan hormat : "Benar, silahkan Yu locianpwee menjalankan
perahu masuk ke dalam..."
"Baiklah " sipengemis sakti berwajah senyum segera
memberi tanda kepada Kui Hua nian yang memegang kemudi
sambil serunya, "mari kita terus perjalanan"
Sekarang Huan Cu Im telah yakin kalau mereka benar
benar sudah tiba dibukit Hong san, ditinjau dari suara terali
besi yang dinaikkan, bisa jadi perahu tersebut telah berlayar
masuk ke kebun belakang keluarga Ban-
Tak selang berapa saat kemudian perahu itu berhenti,
kemudian terdengar pengemis sakti berwajah senyum berseru
sambil tertawa :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentunya kalian semua masih sadar bukan? Hayo cepat
keluar, kita telah sampai ditempat tujuan."
Menyusul seruan tersebut, dia segera melompat turun
keatas daratan...
Kui Hau nian segera menambat perahu dan bersama sama
Yo Leng kong naik pula ke darat.
Ban Sian ceng segera menyambut kedatangan mereka
seraya berseru :
"Boanpwee akan membawa jalan untuk Yu locianpwee."
"Tunggu sebentar, masih ada serombongan jago jago
perempuan yang ikut datang bersamaku"
Sementara berbicara, Huan Cu Im dengan membopong Yu
Hua liong bersama sama Hee Giok yong sekalian telah naik ke
darat.
Benar juga , tempat itu merupakan jalan air di kebun
belakang keluarga Ban, di sekitar kebun penuh dengan
tumbuhan pepohonan, dimana perahu tersebut berlabuh
sekarang adalah sebuah dermaga batu, maju lebih kedepan
terdapat sebuah pagoda ditengah air.
Malam itu suasana gelap gulita, dilangit tiada cahaya
rembulan dan bintang, seharusnya bila Ban Sian ceng
mendapat tugas untuk menyambut kedatangan si pengemis
sakti berwajah senyum, dia harus memasang berapa lentera
tepi pantai.
Tapi menyatakan suasana disitu amat gelap. terpaksa
semua orang harus naik kedarat dengan menelusuri
kegelapan.
Ditengah kegelapan Ban Sian ceng telah melihat kehadiran
Huan Cu Im, terkejut dan gembira ia segera menegur :
"Hey saudara Huan, ehm... sungguh tidak kusangka
saudara Huan juga ikut datang."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik baikkah saudara Ban?" Huan Cu Im balas menyapa.
Pengemis sakti berwajah senyum buru buru menyela :
"Jika ingin berbincang bincang, lebih baik didalam saja,
hayo kita cepat masuk"
Ban Sian ceng mengiakan, serunya kemudian :
"Harap saudara Huan mengikuti siaute."
Ia segera berjalan lebih dulu menuju ke pagoda air itu.
Huan Cu Im sekalian segera mengikuti di belakangnya
melewati jembatan kiu ci kiau masuk kedalam pagoda air,
tempat itu merupakan sebuah bangunan yang lebar dan
dikelilingi oleh air, ditengah ruangan terdapat sebuah meja
perjamuan yang besar.
Ternyata Ban sian ceng tidak mempersilahkan para
tamunya duduk diruangan tersebut, melainkan langsung
menuju ke belakang penyekat...
Dibelakang penyekatpun merupakan sebuah ruang yang
lebar tempat itu merupakan sebuah dapur, karena pagoda
semacam ini sering dipakai untuk menjamu orang di musim
panas maka ditempat semacam ini selalu tersedia sebuah
dapur.
Didalam dapur terlihat beberapa buah tungku dan sederet
mangkuk, piring dan aneka macam perabot lainnya. Tapi
diantara beberapa tungku tersebut sekarang, telah digeser ke
samping separuh bagian.
Ternyata di bawah tungku tadi terdapat sebuah pintu
rahasia kecil, sinar lentera nampak memancar keluar dari
bawah tanah sehingga setiap orang dapat melihat dengan
jelas undak undakan batu dibalik pintu rahasia tersebut. sudah
jelas dibawah sana terdapat sebuah ruang rahasia.
Ban sian ceng memimpin semua orang menuruni undak
undakan batu itu, menanti semua orang sudah berada diruang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bawah, dari mulut pintu rahasia tadi segera terdengar bunyi
gemerincingan nyaring, tampaknya tungku diatas tanah telah
tergeser kembali keposisinya semula.
Diam diam Huan Cu Im merasa keheranan, segera pikirnya
:
"Kalau toh sudah tiba ditempat tujuan, kenapa mereka
harus bersikeras begini rahasia?"
Diujung undak undakan adalah sebuah lorong rahasia yang
Cukup lebar, kedua belah dindingnya terbuat dari ubin hijau,
dua lentera memancarkan sinarnya menerangi sekeliling situ.
Ditengah lorong rahasia itulah berdiri dua orang yang
dimuka adalah seorang nenek berambut putih yang berusia
lima puluh tahunan, mukanya lembut dan kulitnya putih halus,
namun kelihatan keren dan sangat anggun.
Nenek tersebut bukan lain adalah Ban lo hujin dari keluarga
Ban di bukit Hong san
Dibelakangnya adalah seorang gadis muda dia tak lain
adalah putrinya, nona Ban hui.
Ban Sian cing yang berjalan dipaling depan segera
memburu maju ke muka sambil serunya :
"lbu, Yu locianpwee telah datang"
Buru buru Ban Lo hujin maju ke depan sambil memberi
hormat, katanya:
"Yu locianpwee, selamat datang disini, sudah sejak tadi
boanpwee menantikan kedatangan kau orang tua dengan
penuh hormat"
cepat cepat pengemis sakti berwajah senyum berkelit ke
sisi Ban Sian ceng, kemudian serunya :
"Ban hujin, apa apaan kamu ini? Hayo cepat bangun, aku si
tua bangka paling tak senang dengan cara seperti ini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Boanpwee juga tahu kalau kau orang tua tidak senang
dengan tata cara seperti ini, tapi kehadiran kau orang tua kali
ini adalah demi keselamatan jiwa segenap umat persilatan,
biarlah boanpwee mewakili segenap umat persilatan untuk
memberi hormat kepadamu"
Menyusul perkataan tersebut, dengan menarik tangan
putrinya, ia bangkit bersama.
Pengemis sakti berwajah senyum cepat cepat
menggoyangkan tangannya berulang kali sambil berseru lagi:
"Soal ini... soal ini... aku si tua bangka tidak berani untuk
menerimanya"
Kemudian sambil menunjuk ke arah Yu Hua liong yang
berada dalam bopongan Huan Cu Im, kembali dia berkata:
"Yu tayhiap telah dibawa kemari, apakah Kiu hoa lonie
telah sampai disini?"
"Sinni sudah datang, tapi Hoa pangCu belum tiba" jawab
Ban lo hujin cepat "menurut sinni, dia telah berhasil
mendapatkan pil ciat mi wan milik kelUarga Un di Leng lam,
sekarang sedang pergi mencari Lam lee totiang"
"Mau apa pergi mencari si hidung kerbau itu?"
"Sinni yang menyuruh, katanya oleh sebab orang yang kita
hadapi adalah bekas anggota Tay im kau dimasa lalu, ada
beberapa macam ilmu jahatnya yang cuma bisa ditandingi
oleh Lam lee to tiang, oleh sebab itu Hoa pangcu dengan
membawa tanda pengenal dari sinni telah pergi
mengundangnya, menurut perhitunganku, dalam beberapa
hari ini mereka akan sampai disini."
"Bagus sekali kalau begitu" sipengemis sakti berwajah
senyum segera manggut manggut.
Kemudian dipimpinBan lo hujin, berangkatlah mereka
menelusuri lorong rahasia tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ban Sian ceng segera mendekati adiknya sambil berbisik:
"Adikku, coba kau lihat siapa yang datang itu,"
Padahal Ban huijin telah mengetahui akan kehadiran Huan
Cu Im, hanya saja karena ibunya sedang berbicara dengan
pengemis sakti berwajah senyum, maka dia tidak berani bicara
sembarangan-
Kini setelah diungkap kakaknya, merah padam selembar
wajahnya, sengaja dia berseru tertahan, kemudian sambil
berpaling serunya "Huan toako, rupanya kaupun telah
datang,"
"Saudara Huan," seru Ban sian ceng pula, "serahkan saja
Yu tayhiap kepadaku."
Tentu saja dia sengaja berbuat demikian, agar pemuda
tersebut berkesempatan untuk berbicara dengan adiknya.
Buru buru Huan Cu Im menyahut :
"Saudara Ban tidak usah sungkan sungkah biar aku yang
membopong pun sama saja, oya tentunya kalian semua belum
saling mengenal bukan? Biar kuperkenalkan kalian satu
persatu setelah membaringkan Yu tayhiap nanti."
Sementara pembicaraan masih berlangsung, mereka telah
tiba disebuah ruang bawah tanah yang Cukup besar, tempat
itu berbentuk seperti sebuah ruang tamu, dikedua belah
sisinya terdapat empat buah pintu...
Ban Sian ceng mengajak Huan Cu Im menuju kepintu
sebelah kanan, tempat itu merupakan sebuah kamar tidur
dengan dua buah pembaringan.
Huan Cu Im segera membaringkan tubuh Yu Hua liong
diatas ranjang, kemudian baru bersama Ban Sian ceng
mengundurkan diri dari situ.
Semua orang melangkah masuk ke ruang tamu, disisi kiri
ruangan tampak duduk seorang nikou dan seorang nenek
pengemis bermata satu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee Giok yang serta Siang Siau Un yang bertemu dengan
kedua orang itu segera berteriak keras. "suhu "
cepat cepat mereka memburu ke depan memberi hormat
pada guru masing masing.
Ternyata kedua orang itu adalah Kiu hoa sinni, gurunya
Hee Giok yang dan nenek pengemis bermata buta, gurunya
Siang Siau Un. Dengan perasaan terkejut Kiu hoa sinni berseru
:
"Muridku, kaupun turut datang? Bagus, bagus sekali, ulah
yang dilakukan ayahmu hampir saja membuah dunia
persilatan jadi kacau balau tidak karuan, untung masih ada
seorang putri seperti kau yang masih mengerti keadaan..."
Sementara itu si nenek pengemis bermata buta juga telah
membuka matanya sambil mengungkit dengan menggunakan
toyanya, segera umpatnya sambil tertawa :
"Kau si budak cilik makin lama memang semakin tak tahu
adat, hayo cepat menyingkir kesamping, aku si nenek toh
gurumu, apa salahnya kalau nanti saja baru memberi
hormat?"
Atas sentakan yang pelan dengan menggunakan tongkat
tersebut, tubuh Siang Siau Un segera terjungkit keatas dan
berdiri di samping.
Sambil tertawa terbahak bahak si pengemis sakti berwajah
senyum segera berkata seraya menjura:
"selamat bersua Lo suthay, aku situa tak menyangka kalau
kau sudah tiba disini."
dia bilang hidangan dikuil pinni tidak sedap dantawar, maka
dia usulkan untuk berangkat ke Ban Siong ceng ini lebih
awaL.."
"Perkataanmu itu hanya benar setengah" serusi nenek
pengemis dengan cepat, "hari itu aku si nenek yang berdiam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikuilmu ketika bangun pagi kujumpai ada seekor anjing di
depan kuil, anjing itu gemuk lagi menyenangkan, sebetulnya
aku pingin menangkapnya dan dimasak. tapi takut mengotori
kuilmu, maka niat tersebut terpaksa kuurungkan akibatnya
setiap kali teringat dengan daging anjing, aku jadi tak betah
untuk berdiam lebih lama lagi disitu, itulah sebabnya kuajak
kau cepat cepat berangkat"
perkataan tersebut segera disambut dengan gelak tertawa
keras dari semua orang.
"omintohud" Kiu hoa sinni segera merangkap tangannya
didepan dada, "cici tua, karena perkataanmu itu, bisa jadi kau
akan dijebloskan ke dalam neraka dikemudian hari, nah
sampai waktunya jangan salahkan kalau sinni tak bisa
menyelamatkan dirimu"
Sambil tertawa Ban Lo hujin ikut menimbrung:
"Sudah banyak tahun aku kenal dengan sinni, tidak
kusangka sinni pun gemar bergurau, haahhh... haaahh... baru
pertama kali ini kudengar sinni turut bergurau"
"Kau tahu, hubungan kami kakak beradik paling tidak
sudah berjalan selama enam puluh tahunan" kata nenek
pengemis kemudian, "sayangnya, berapa pun serius dan
kerennya dia jika sudah bertemu dengan enci tua tanggung ia
tak bisa menjadi serius lagi"
Pengemis sakti berwajah senyum yang berada disitu cepat
cepat berseru kemudian: "sudah cukup, sudah cukup,
sekarang tiba giliranku untuk memperkenalkan semua orang"
Mula mula dia perkenalkan dulu si nenek pengemis, Kiu hoa
sinni serta Ban lo hujin kepada Yo Leng kong dan Kui Hau
nian, kemudian sambil berpaling ke arah Huan Cu Im, katanya
lagi sambil mengangkat bahu:
"Hey anak muda, kawanan muda mudi itu seharusnya kau
yang memperkenalkan kepada semua orang"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im segera mengiakan dan memperkenalkan Hee
Giok yang kepada semua orang ya hadir.
Sekarang Ban Siang cing bersaudara baru tahu kalau
beberapa orang pemuda tampan itu ternyata semuanya
adalah kaum wanita.
Tentu saja Ban Hui jin yang paling gembira, sebab dalam
waktu singkat dia telah peroleh beberapa orang teman
sekaligus. Siang Siau Un segera berseru dengan manja
"Kami semua tidak saling menyebut sebagai cici atau adik,
tapi membagi diri menjadi toako,jiko dan samko, samko
adalah Huan samko,jika ditambah dengan kalian berdua
aaah... urutanku makin lama semakin bertambah kecil, aku
menjadi lo Liok (si nomor enam)..."
Dalam waktu itu si pengemis sakti berwajah senyum telah
berkata pula dengan suara serius :
"Perahu kita lebih baik di cat baru, sebab kalau tidak
begitu, perahu mana gampang dikenali orang lain"
"Ketika hendak masuk kemari tadi, boanpwee telah
menyerahkan tugas tersebut kepada hu congkoan" sahut Ban
Sian ceng cepat
"Aaah, betul..." kata pengemis sakti berwajah senyum lagi,
"diatas kapal masih terdapat seseorang, dia adalah pengurus
rumah abu dari keluarga Li, orang ini penting artinya, untuk
sementara waktu harus ditahan secara ketat,jangan sampai
memberi kesempatan kepadanya untuk melarikan diri."
"Boanpwee mengerti."
"Waktu sudah semakin larut" kata Ban Lo hujin kemudian,
"terpaksa aku mesti menyiksa kalian untuk sementara waktu
dengan berdiam diruang bawah tanah ini"
Lalu kepada Ban Huijin dia berseru
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huijin, ajaklah ketiga orang nona itu untuk berdiam
dikamar samping "
Ternyata ruang bawah tanah itu luas sekali, kecuali ruang
tamu, disisi kiri dan kanan masing masing terdapat empat
buah kamar, dibagian belakang terdapat pula sederet pintu
panjang yang menghubungkan dengan sebuah serambi
panjang, dikedua belah sisi serambi masing masing terdapat
juga empat buah kamar.
Nenek pengemis bermata buta dan Kiu hoa sinni berdiam
didua buah kamar sebelah kiri sedang dua kamar disebelah
kanan sebuah untuk pengemis sakti berwajah senyum, sedang
Huan Cu Im dan Yu Hua liong menempati sebuah kamar yang
lain-
-oodwoo-
Keesokan harinya, matahari sudah bersinar jauh diatas
angkasa.
Di kebun belakang dekat pagoda air terdapat empat lima
orang tukang kayu sedang merombak sebuah perahu, ada
yang memaku kayu, ada yang memasang jendela, ada pula
yang sedang mengeCat tubuh perahu tersebut.
Di atas pantai berdiri seorang lelaki berbaju hijau yang
gerak geriknya mirip seorang mandor, dia tak lain adalah wakil
congkoan dari perkampungan Ban Siong ceng yang barusan
diangkat, Ban Kiam sia namanya.
Semenjak peristiwa dipertemuan puncak bukit Hong san
tempo hari, Ban lo hujin sudah tidak menaruh kepercayaan
lagi terhadap congkoan mereka Ban Tiong tat yang sudah
banyak tahun mengikuti Bengcu mereka akibat perbuatan
pagar makan tanaman, tapi berhubung dia mempunyai
seorang tulang punggung yang sungguh seperti Hee Im hong
lagi pula memikul gelar sebagai congkoan dari Kui im san ceng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
(Kui im sang ceng adalah tempat dimana sembilan partai
besar mengadakan pertemuan, atau dengan perkataan lain
sebagai markas besar dari Bengcu) maka Ban lo hujin
terpaksa hanya bisa menahan sabar saja.
Dalam hal ini tentu saja Ban Tiong tat mengerti dengan
jelas sekali, manusia memang selalu mengarah ke atas,
sedang air mengalir ke bawah.
Tempo hari dia dapat berpihak kepada Hee Im hong,
lantaran Ban lo cengcu sudah wafat dan kedudukan Bengcu
tak mungkin dipertahankan lagi, bila berpihak kepada Hee Im
hong, itu berarti dia masih dapat menampilkan diri dihadapan
umum sebagai orang yang berkedudukan tinggi.
Sungguh tak disangka sejak Hee Im hong diangkat sebagai
Bengcu, ternyata dia hanya diberi gelar kosong sebagai
congkoan perkampungan Kui Im san ceng, padahal Hee Im
hong tidak berdiam dibukit Hong san, sedang perkampungan
Kiu im san ceng hanya tempat bertemunya sembilan partai,
tentu saja tidak setiap kali diadakan pertemuan puncak
ditempat tersebut.
Atau dengan perkataan lain, dalam kenyataan
kedudukannya sebagai seorang congkoan sesungguhnya tidak
banyak berguna, tidak heran kalau dia meraSa kecewa sekali.
Disatu pihak dia takpuas dengan kedudukan tersebut,
dipihak lain diapun malu terhadap Ban lo hujin, oleh sebab itu
kendatipun dia masih tetap merupakan congkoan dari
keluarga Ban dibukit Hong san, namun didalam kenyataannya
dia selalu tinggal di perkampungan Kui im san ceng dan jarang
sekali pergi ke perkampungan Ban tiong ceng, otomatis dia
jarang sekali mencampuri urusan dari keluarga Ban-
Ban Lo hujin yang cerdikpun segera menggunakan hal
tersebut sebagai alasan untuk menyingkirkan congkoannya
yang berhianat ini, alasannya pun Tiong tat telah menjadi
congkoan dari Kui im san ceng, padahal banyak urusan disitu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terutama urusan dari Bengcu, karena kuatir tak bisa
menanggung semua masalah yang ada, maka diapun
mengangkat Ban Kia sia sebagai walinya.
Padahal didalam kenyataannya wakil congkoan tersebut tak
lain adalah congkoan keluarga Ban yang baru.
Sementara itu wakil congkoan Ban Kim sia mendapat
perintah dari majikan mudanya Ban Sian cing untuk
mengawasi sejumlah tukang untuk merombak perahu tersebut
jadi sebuah perahu yang baru, saat itu mereka sedang sibuk
bekerja.
Tiba tiba dari belakang tubuhnya terdengar seseorang
menegur dengan suara dalam:
"Kim sia "
Ban Kim sia buru buru berpaling, ketika mengetahui yang
datang adalah congkoan buru buru dia menurunkan
tangannya kebawah seraya berseru:
"selamat pagi paman Tiong "
Ban Tiong tat mendengus :
"Kim sia, aku sedang mencarimu, apa yang lagi kau
perbuat dikebun belakang ini?"
"Ada urusan apa paman mencariku?"
"Sudah setengah bulan lebih aku tak pernah pulang kemari,
semalam aku baru pula ng, oleh karena sebentar akan
menyambangi Ban Lo hujin, padahal selama setengah bulan
ini tidak kuketahui apa saja yang telah terjadi dirumah,
dapatkah kau memberi laporan kepadaku, agar bila ditanya
Ban lo hujin nanti, aku dapat menjawab dengan sebaik
baiknya...?"
Ban Kim sia mengiakan berulang kali, setelah itu baru
sahutnya sambil tertawa paksa: "Menjawab pertanyaan
paman, dirumah tidak pernah terjadi apa apa"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ehmm, lantas dari mana datangnya perahu ini?" desak
Ban Tiong tat tiba tiba. Mendadak Ban Kim sia memburu maju
ke muka, lalu bisiknya lirih :
"Sau cengcu berpesan kepadaku untuk merombak perahu
tersebut baru datang semalam dan buru buru akan diperbaiki"
Berkilat sepasang mata Ban Tiong tat setelah mendengar
jawaban tersebut, dia bertanya lebih jauh: "Darimana
datangnya perahu ini?"
"Keponakan cuma tahu ada banyak orang datang kemari
semalam dengan naik perahu ini, keadaan yang lebih jelas
kurang kuketahui secara pasti"
"Kau benar benar tidak tahu?" tanya Ban Tiong tat sambil
mengawasi keponakannya itu lekat lekat.
"Keponakan benar benar tidak tahu, buat apa aku mesti
membohongi paman? oya..."
Mendadak ia seperti teringat akan sesuatu, setelah berseru
tertahan kata kata tersebut, tidak dilanjutkan kembali. Buru
buru Ban Tiong tat bertanya : "Apa yang hendak kau
sampaikan?"
sambil merendahkan suaranya Ban Kim sia segera berkata :
"Sekarang keponakan sudah teringat akan suatu persoalan,
rasanya diruang muka perahu ini terdapat seorang kakek yang
tertotok jalan darahnya, malah pagi tadi keponakan yang
menghantarnya menuju kedalam ruang bawah tanah"
Sepasang mata Ban Tiong tat semakin berkilat lagi sesudah
mendengar perkataan itu, buru buru dia bertanya: "Tahukah
kau siapakah kakek tersebut ?"
"Entahlah"Ban Kim sia menggeleng, "ia tertidur pulas tanpa
berbicara ataupun bergerak. darimana keponakan bisa tahu
siapa gerangan orang itu ?"
Ban Tiong tat segera mendengus :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Berhubung urusanku kelewat sibuk, maka atas anjuranku
di depan lo hujin lah kau bisa diangkat sebagai wakil
congkoan, jika kau begitu bodoh dan berotak bebal, dalam
menghadapi persoalan apa saja tidak mengerti, mana
mungkin kedudukan wakil congkoanmu itu bisa kau
pertahankan terus ?"
"Benar, benar... terima kasih atas nasehat paman"
cepat cepat Ban Kim sia membungkukkan badan sambil
memberi hormat. Ban Tiong tat segera bertanya lagi :
"Siapa saja yang telah datang kemari semalam? masa soal
inipun tidak kau ketahui?"
"Soal itu mah sudah keponakan ketahui yang datang
rasanya adalah Kiu hoa sinni lalu..."
"Kiu hoa sinni?" seru Ban Tiong tat dengan perasaan
terkesiap. "masih ada siapa lagi?"
"Lalu sipengemis sakti berwajah senyum..."
“Oooh..."
Tiba tiba wajahnya nampak terkejut, kemudian bisiknya:
Ban Tiong tat ikut terkejut dan buru buru berpaling.
Betul juga , tampak olehnya majikan mudanya (Ban Sian
ceng) dengan mendampingi seorang kakek ceking berbaju
biru dan memakai topi rumput yang rongsok sedsang berjalan
menelusuri tepi sungai menuju kearah mereka berdua.
Dalam sekilas pandangan saja Ban Sian ceng telah
mengenali Ban Tiong tat, dia segera menyapa:
"Paman Tiong, apakah kau baru datang dari perkampungan
Kui imsan ceng?"
Terpaksa Ban Tiong tat harus menyambut kedatangan
majikan mudanya sambil tersenyum, sahutnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku baru pulang semalam, kini bersiap siap akan
menjumpai lo hujin, tapi berhubung paman sudah setengah
bulan lebih tak pernah pulang kesini, maka aku ingin bertanya
dulu kepada Kim sia atas kejadian yang telah menimpa
perkampungan kita setelah setengah bulan ini, kalau tidak jika
lo hujin sampai menanyakan, bukankah paman bakal
gelagapan dan tidak mampu menjawab?"
Pengemis sakti berwajah senyum dengan sepasang biji
matanya yangjeli mengawasi wajah Ban Tiong tat tanpa
berkedip. kemudian katanya sambil manggut manggut:
"Jadi dia yang bernama Ban congkoan-.. IHmmm...
hmmm... ketika aku siorang tua berkunjung ke Ban Siong
ceng kalian pada belasan tahun berselang, dialah yang
menghidangkan arak kepadaku, hey anak muda ketajaman
mataku tak salah bukan? Dalam sekalian pandangan saja telah
kukenali kembali, haaahh... haaahh..."
Buru buru Ban Tiong tat membungkukkan badannya
memberi hormat, ucapnya: "Kau adalah Yu locianpwee,
hamba memang Ban Tiong tat, terimalah salam hormat
hamba"
Sebenarnya si pengemis sakti berwajah senyum masih
tertawa cengar cengir tapi tiba tiba saja dia menarik mukanya
sambil mendengus serunya:
"Kau si bocah keparat tukang gelinding rupanya sekali
menggelinding sudah naik tiga tingkat, sudah puluhan tahun
lamanya kau mengikuti Ban bengcu, masa sampai sekarang
masih belum memahami watakku? Tahun dulu sewaktu aku
datang berkunjung ke Ban Siong ceng, Ban bengcu toh sudah
berpesan kepadamu bahwa aku si orang tua paling tidak suka
diberi hormat orang lain, jika sekali disembah orang, berarti
umurku bakal pendek setahun, yang paling kusukai adalah
arak tua, bukankah kau disuruh siapkan seguci arak wangi
untukku? Masih ingat tidak dengan peristiwa ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buru buru Ban Tiong tat merangkak bangun dari atas tanah
dan manggut berulang kali: "Yaa, hamba masih ingat"
Sekali lagi si pengemis sakti berwajah senyum tertawa
terkekeh kekeh, sambil menepuk bahunya dia memuji:
"Waah, kalau begitu daya ingatanmu hebat juga "
"oya..." mendadak ia berseru tertahan, lalu berkata lebih
jauh:
"Kebetulan sekali aku lagi mencarimu, malah tadi aku
sempat bertanya kepada sau cengcu kalian, apakah Ban
congkoan ada? Sau cengcumu lantas menjawah katanya kau
telah diangkat menjadi congkoan di perkampungan Kui im san
ceng dan belum datang. Kini kau telah pulang kembali, ini
malam kebetulan sekali. Lo hujin kalian telah menyerahkan
semua persoalan yang ada disini kepadaku, kebetulan sekali
akupun sedang mencari seorang pembantu yang pandai
bekerja..."
"Yu locianpwee" buru buru Ban sian cing menimbrung dari
samping, "paman Tiong sudah terlalu sibuk di perkampungan
Kui im san ceng, jika kau orang tua hendak memerintahkan
sesuatu, serahkan saja kepada boanpwee untuk
mengerjakannya"
"Aaa, kalian kaum muda mana bisa mengikuti terus
dibelakangku serta melaksanakan perintahku?" pengemis sakti
berwajah senyum menggelengkan kepalanya berulang kali,
"apalagi Ban congkoan adalah seorang yang pernah bekerja
untuk ayahmu, tentu saja dia lebih cocok untuk membantu
semua persoalanku"
Ketika Ban Tiong tat mendengar kalau Lo hujin telah
menyerahkan semua persoalannya kepada pengemis sakti
berwajah senyum, sudah pasti persoalan ini adalah "persoalan
besar" kontan saja hatinya tergerak, buru buru dia berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bila Yu locianpwee ada persoalan yang hamba kerjakan,
hamba pasti akan melaksanakan dengan sebaik baiknya"
Pengemis sakti berwajah senyum segera tertawa bangga.
"Soal urusan mah banyak sekali. Ehmm... anak muda kau
boleh pulang dahulu,jika aku ada urusan, pasti akan
kuserahkan kepada Ban congkoan untuk mengerjakannya"
setelah mendengar perkataan tersebut, terpaksa Ban Sian
ceng berkata: "Kalau begitu boanpwee mohon diri terlebih
dulu"
Dia tak berani memberi hormat kepada sipengemis sakti
berwajah senyum itu. Sambil mengulapkan tangannya
pengemis sakti berwajah senyum segera berseru: "Kalau
hendak pergi cepatlah pergi, kenapa mesti banyak berbicara
terus ?"
Kemudian sambil menggapai kearah Ban Tiong tat, dia
berkata pula: "Ban congkoan, cepat ikuti aku kemari?"
-oo0dw0oo-
Jilid: 51
Sambil berkata dia segera berjalan melewati jembatan Kiu
Ci kiau menuju ke pagoda air.
Terpaksa Ban Tiong tat harus mengikuti dibelakangnya.
Setelah menikung dua tikungan diatas jembatan, pengemis
sakti berwajah senyum segera duduk diatas jembatan, lalu
sambil berpaling katanya:
"Ban congkoan, tahukah kau ada urusan apa aku si orang
tua datang mencarimu ?"
"Hamba akan menuruti semua perintah locianpwee"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu aku perlu memberitahukan kepadamu" ujar
sipengemis sakti berwajah senyum sambil mengawasi wajah
Ban Tiong tat dengan sepasang matanya yang tajam,
"mengingat kau pernah membantu Ban Beng Cu selama
banyak tahun, lagi pula tak pernah melakukan kejahatan
terhadap umat persilatan, maka aku berniat menolong
selembar jiwamu, entah kau sendiri masih pingin hidup atau
tidak?"
Ban Tiong tat sangat terkejut, lalu katanya sambil tertawa
paksa: "Yu locianpwee, kau bukan sedang menggertak diriku
bukan?"
Pengemis sakti berwajah senyum segera mendengus.
"Hmm, buat apa aku menggertakmu? Apa yang telah kau
lakukan seharusnya sudah kau pahami sendiri, buat apa aku si
orang tua mesti main gertak?"
"Yu looCianpwee..."
"Kau tak usah merahasiakan persoalan ini lagi, aku siorang
tua paling tidak suka mendengar kata kata bohong" tukas
pengemis sakti berwajah senyum secara tegas, " masalah kau
membantu Hee Im hong mencelakai orang orang dari
sembilan partai besar telah berlalu, dan kitapun tak usah
membicarakannya kembali, aku cuma pingin tahu atas
perintah siapakah kau berkunjung kembali keperkampungan
Ban sian ceng pada hari ini...?"
Dengan perasaan terkesiap Ban Tiong tat berseru: "Yu
locianpwee..."
Si pengemis sakti berwajah senyum segera mengulapkan
tangannya memotong kata katanya yang belum selesai itu,
kembali ujarnya:
"Kau balik lagi kemari, tak salah lagi pasti sedang
menyelidiki masalah Yu Hua liong, tanpa kau mengakuinya
sendiri, bukankah aku sudah mengetahui dengan sendirinya?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nah, jika kau bersedia mengakui atas perintah siapa kau
datang kemari, ini berarti kau sedang menolong dirimu sendiri,
kau mesti tahu kedudukan Bengcu yang dijabat IHee Im hong
saat ini, tak sampai setengah bulan lagi pasti roboh...jika kau
meneruskan persekongkolanmu dengannya, berarti kau
sedang menggali liang kubur bagi diri sendiri..."
Ban Tiong tat segera menundukkan kepalanya rendah
rendah:
"Harap Yu locianpwee maklum, sesungguhnya hamba
mempunyai kesulitan yang tak bisa diutarakan keluar..."
"Bukankah keempat anggota keluargamu telah keracunan
semua?” sela pengemis tersebut.
"Benar!" Ban Tiong tat mengakui dengan penuh
penderitaan, "sudah hampir empat puluh tahunan hamba
mengikuti majikan tua mana mungkin aku akan melupakan
budi dengan membalas air susu dengan air tuba? Akan tetapi
semua anggota keluargaku telah keracunan, seandainya racun
itu hanya racun biasa, obat mustika penawar racun dari
perkampungan Ban Siong san ceng kita masih sanggup untuk
menawarkannya kembali hamba telah mencoba berulang kali,
namun semuanya gagal, harus menunggu pengirim obat
pemunah yang diserahkan pihak lawan setiap bulan satu
kali..."
"Ehmmm... aku mengerti" pengemis itu manggut manggut,
"dan sekarang akupun memiliki obat penawar racun itu jika
kau tak percaya, tetap pertahankanlah hubunganmu dengan
pihak lawan, dan tetap kirimlah berita kepada mereka, soal
kau bersedia menyesali perbuatanmu serta bertobat, aku
tanggung akan mengatasi semua persoalan tersebut
bagimu..."
Berbicara sampai disitu, dia berkata lagi:
"Tapi kau harus menyanggupi dulu dan sekali menyanggupi
jangan mencoba coba membohongi diriku lagi. Nah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pertimbangkanlah ini masak masak sebelum memberi jawaban
kepadaku"
"Bila kau orang tua bersedia membantu hamba untuk
menyelesaikan persoalan ini, apa yang mesti kupertimbangkan
lagi? Segala sesuatunya terserah kepada keputusan kau orang
tua"
"Baik" kata pengemis sakti berwajah senyum kemudian,
"aku bersedia mempercayaimu, kalau begitu sekembalinya
dari sini segera sebarkan kabar kalau jejak Yu tayhiap masih
menjadi tanda tanya dan sama sekali tidak berkunjung ke
bukit Hong san, kedua kabarkan pula kalau Ban Lo hujin sakit
parah dan mendekati ajalnya..."
"ini..." Ban Tiong tat menjadi serba salah, "soal jejak Yu
tayhiap. hamba dapat mengatakan kalau tidak tahu, tapi Lojin
kan masih segar bugar, masa aku mesti mengabarkan kalau
dia sakit gawat dan mendekati saat ajalnya?"
"Soal ini tak usah kau tanyakan lagi, pokoknya laksanakan
saja perintahku ini siarkan berita tersebut keluar."
Ban Tiong tat segera manggut manggut.
"Baiklah, hamba akan menyiarkan berita tersebut sesuai
dengan kehendak kau orang tua apakah masih ada pesan lain
lagi ?"
Persoalan ini adalah sebuah masalah besar yang tak boleh
sampai gagal dalam pelaksanaannya kau seharusnya mengerti
bukan apa akibatnya bila urusan ini terbengkalai?"
"Hamba bersedia menerima hukuman"
"Hukuman sih tidak perlu dilaksanakan" kata pengemis
sakti berwajah senyum sambil tertawa terkekeh kekeh, "tapi
aku bisa mencabut selembar jiwamu"
Kemudian tak sampai Ban Tiong tatsempat berbicara, dia
telah berkata lebih lanjut:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Asal jalan darahmu tidak kubebaskan, maka didalam dua
belas jam kemudian seluruh urat nadimu akan mengejang
keras sebelum mampus. sampai saatnya kau jangan
menyalahkan diriku lagi"
Ban Tiong tat menjadi tertegun setelah mendengar
perkataan itu, tiba tiba saja dia merasa kalau dibalik ucapan
tersebut mengandung maksud yang tak beres, dengan wajah
berubah hebat buru buru serunya terperanjat:
"Apakah kau orang tua telah melakukan sesuatu diatas
tubuh hamba...?"
"Tentu saja" sahut pengemis sakti berwajah senyum sambil
mengangkat bahu dan tertawa, "aku tak pingin menderita
kerugian dengan siapapun, kalau Ban lohujin saja dapat kau
hianati, apalagi aku si pengemis tak ada hubungan sanak
saudara denganmu, kau hianati maka hendak kutaruh
kemanakah selembar wajahku ini ? oleh sebab itu mau tak
mau terpaksa aku harus meninggaikan suatu tanda dulu diatas
tubuhmu..."
Kemudian setelah menelan air liur dia berkata lebih jauh:
"sekarang cobalah mengerahkan tenaga apakah denyutan
nadimu terasa rada berat?"
Mendengar perkataan tersebut, Ban Tiong tat segera
mencoba untuk mengerahkan tenaga dalamnya, betul juga ,
disekitar denyutan nadinya ia merasa peredaran hawa murni
tidak lancar, seolah olah merasa berat dan sudah sekali untuk
menembusinya.
Padahal denyut nadi merupakan bagian yang paling vital
dalam kehidupan manusia, sudah jelas bagian tersebut tak
boleh dianggap sebagai barang gurauan belaka. Tak heran
kalau dia menjadi amat terkesiap dan buru buru berseru
penuh belas kasihan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yu Locianpwee, kau orang tua kelewat menaruh curiga,
berapa besarkah keberanian yang kumiliki? Mana mungkin aku
akan menghianati kau orang tua?"
"Yaa siapa tahu? Pepatah kuno mengatakan: Tidak takut
selaksa tapi takut seandainya, andaikata kau benar benar
menghianati aku sampai waktunya biar ada kaki untuk laripun
percuma, toh lebih baik aku turun tangan lebih dulu, haahhh...
haaahhh..."
Setelah menggelengkan kepalanya sambil tertawa, dia
berkata lebih jauh:
"Tapi kau tak perlu kuatir, sejak hari ini asal kau bersedia
bekerja untukku, maka sekalipun dalam setengah bulan
mendatang kau bakal sibuk sekali, asal setiap tengah malam
datang menjumpaiku, otomatis aku pun akan membantumu
untuk sedikit meringankan penderitaan, tapi aku perlu
memperingatkan kepadamu, ilmu Soh sim jiu tersebut
merupakan ilmu khas diriku, jika ingin mencoba untuk
menembusinya dengan mengerahkan tenaga dalam, atau kau
mencoba meminta bantuan orang untuk membebaskan
totokan tersebut, sampai waktunya darahmu bisa mengalir
terbalik sehingga memutuskan semua nadimu, apabila
menjadi bodoh atau cacad seumur hidup, jangan salahkan aku
kalau tidak memberi ingatan lebih dulu"
Cucuran air keringat segera membasahi seluruh jidat Ban
Tiong tat, dengan ketakutan dia berkata:
"Kau orang tua tak usah kuatir, sudah sejak lama hamba
menyesal serta bertobat, asal kau orang tua memberi
perintah, hamba pasti akan melaksanakannya tanpa
membantah."
"Baiklah, tengah malam nanti kutunggu kedatanganmu
ditempat ini"
Ketika selesai mengerjakan persoalan tersebut, Pengemis
sakti berwajah senyum merasa kan hatinya lega sekali, sambil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertawa bangga dia segera berkata : "Nah, aku si orang tua
akan pergi dulu"
Setelah menghantar kepergian sipengemis sakti berwajah
senyum, tergesa gesa dia pun beranjak pergi dari situ,
kemudian pun menyiarkan berita tentang sakit parahnya Ban
Lo hujin yang sudah mendekati saat ajalnya, setelah itu dia
pun bersiap siap memberikan laporan kepada pengemis sakti
pada tengah malam itu juga .
ooodwooo
Menjelang malam hari itu juga , kembali muncul sebuah
perahu yang membuang sauh di kebun belakang
perkampungan Ban Siong ceng.
Waktu itu, seluruh kebun belakang telah kuasahi oleh wakil
congkoan Ban Kim sia beserta orang orang kepercayaannya,
jadi berita disitu tak mungkin bisa tersiar keluar.
Dari perahu tadi muncullah Lam He cinjin, seorang tosu
bermuka merah berjenggot panjang,jubah merah, ikat
pinggang lebar dan menyoren sebilah pedang besar.
Yang datang bersamanya adalah Pek hoa pangcu Tin tin
beserta Leng Bwee oh, Ay Ang tho, congkoan Hoa hiang, Siau
bi sekalian berempat.
Oleh Ban Sian ceng dan Huijin, mereka pun dipersilahkan
masuk keruang bawah tanah.
ooodwooo
Pada hari kedua setelah Ban Tiong tat menyiarkan berita
tentang sakit parahnya Ban lo hujin yang sudah mendekati
ajalnya, dari perkampungan Ban Siong ceng telah menyiarkan
berita duka, dikabarkan Ban lo hujin telah tutup usia pada
bulan enam tanggal tiga belas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyusul kemudian dari pihak keluarga Ban membagikan
surat pemberitahuan tentang berita duka itu kepada seluruh
partai besar serta segenap jago persilatan.
Berhubung per wakil dari sembilan partai besar masih
bertamu dibenteng keluarga Hee dan sampai sekarang belum
pulang, maka semua warta duka itupun dikirim ke benteng
keluarga Hee untuk disampaikan kepada yang bersangkutan.
Padahal didalam kenyataannya yang menerima undangan
Hee Kang bengcu untuk berkunjung ke benteng keluarga Hee
cuma ketua Hoa san pay Siang Han hui serta ketua Pat kwa
bun ci Cing.
Sedangkan para jago lainnya sama sekali tidak memenuhi
undangan tersebut, tapi dalam perjalanan pulangnya dari
pertemuan puncak dibukit Hong san, mereka telah diculik
lawan-
Namun pihak partai besar tidak menggubris soal ini, bagi
mereka karena orang orang yang menghadiri pertemuan
puncak dibukit Hong san belum kembali ke rumah, mereka
pun dianggap sedang memenuhi undangan dan berdiam di
benteng keluarga Hee. Tentu saja ide tersebut keluar dari
benak si pengemis sakti berwajah senyum.
Tak disangka lagi tindakan tersebut tak bedanya
merupakan sebuah pukulan untuk pihak benteng keluarga
Hee, sebaliknya pihak merekapun tak bisa mengatakan kalau
orang yang bersangkutan tidak berada dibenteng keluarga
Hee.
Sebab jika mereka mengatakan kalau orang orang tersebut
tidak berada disitu, pihak partai besar tentu melakukan
penyelidikan lebih lanjut ke mana perginya semua peserta
pertemuan puncak dibukit Hong san itu?
Sudah pasti jika penyelidikan sampai dilakukan kesulitan
kesulitan yang lebih besar bakal terjadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebab dalam kenyataan mereka semua berada dibukit Lou
cu san lagi pula telah dipersiapkan juga bahwa dalam waktu
singkat orang orang tersebut akan dibiarkan terjun kembali
kedalam dunia persilatan-
Sekalipun mereka dapat menciptakan manusia gadungan
itu bisa bertindak seperti yang asli, namun yang palsu toh
tetap palsu sekalipun dapat menggantikan untuk sementara
waktu tak mungkin bisa mewakilinya terus sepanjang masa.
oleh sebab itulah pihak Lou cu san berusaha
mempergunakan obat obatan serta pelbagai cara lain untuk
merubah kesadaran serta jalan pikiran mereka tanpa
mempengaruhi kepandaian silat yang dimiliki yang penting
orang orang takluk kepadanya serta menuruti perintah dari
seseorang.
Setelah melalui pembedahan dan kerja yang cermat selama
satu bulan lebih segala sesuatunya telah berjalan dengan
lancar dan sukses kini mereka sedang bersiap sedia
membebaskan mereka kembali ke masyarakat ketika berita
duka dari keluarga Ban tiba
Jauh hari sebelum diterimanya berita duka itu
sesungguhnya congkoan dari benteng keluarga Hee Soh Han
sim telah menerima kabar tentang sakit gawatnya Ban lo hujin
sehingga atas berita kematian dari perempuan tua tersebut
dia sama sekali tidak merasa tercengang.
Seorang nenek yang lanjut usia harus menerima pukulan
batin yang berat dalam pertemuan puncak dibukit IHong san
bagaimana mungkin dia tak mati karena mendongkolnya.
Maka dipimpin oleh Hee Im hong sebagai Bu lim bengcu
berangkatlah dia bersama para wakil sembilan partai dalam
pertemuan puncak dibukit Hong san menuju keperkampungan
Ban Siong san ceng untuk turut berbelasungkawa atas
kematian Ban lo hujin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hari ini adalah tanggal sembilan belas bulan enam Siang
hari udara terasa panas matahari bersinar cerah ditengah
angkasa.
Baru saja rombongan sembilan partai besar yang dipimpin
Hee Im hong tiba dimuka tanah lapang didepan
perkampungan Ban Siong san ceng sembilan kali ledakan
mercon telah bergema dimuka pintu perkampungan tersebut
sebagai tanda hormat atas kehadiran Bu lim bengcu beserta
para ketua dari sembilan partai tersebut.
Menyusul kemudian dari balik pindu gerbang yang dihiasi
bunga dan kain putih itu muncul congkoan Ban Tiong tat
dengan langkah tergesa gesa. Sambil memberi hormat dia
segera berkata:
"Sungguh tak beruntung tay hujin kami telah bernasib jelek
dan dipanggil pulang ke alam akhirat, karenanya mewakili
segenap keluarga hamba ucapkan terima kasih banyak atas
kunjungan Bengcu serta para ciangbunjin dari sembilan partai
besar. Maafkan juga karena sau-cengcu tak bisa menyambut
sendiri kehadiran tuan sekalian, untuk itu harap bengcu dan
para ciangbunjin bisa memaklumi"
"Ban congkoan tak usah berkata begitu" sahut Hee Im
hong sambil tersenyum. Kemudian Ban Tiong tat pun
mempersilahkan tamunya seraya berseru:
"Bengcu, ciangbunjin sekalian, silahkan masuk"
Baru berkata sampai disitu, seorang lelaki berbaju hijau
yang membawa sebuah tulisan "silahkan" yang amat besar
telah masuk lebih dulu untuk membawa jalan-
Hee Im hong dengan langkah lebar mengikuti dibelakang
manusia berbaju hijau itu masuk kepintu kedua, kemudian
setelah melewati pelataran sampailah diruangan dimana layon
tersebut bersemayam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dipimpin oleh Hee Im hong, segenap wakil dan ciangbunjin
dari partai besar memberikan penghormatannya yang terakhir.
Setelah itu Ban Sian ceng dengan pakaian berkabung
munculkan diri dari belakang ruangan dan berkata sambil
memberi hormat.
"Mewakili ibunda almarhum, kuucapkan banyak terima
kasih atas kesudian Bengcu serta ciangbunjin sekalian yang
datang menyampaikan bela sungkawa..."
Buru buru Hee Im hong membangunkan pemuda tersebut
dari atas tanah, lalu serunya:
"Keponakanku, kau tak usah banyak adat. semula ini aku
tahu lo hujin selalu sehat dan segar bugar, apa sebabnya dia
bisa berpulang kealam baka secara mendadak?"
Dengan air mata bercucuran Ban Sian cing menyahut:
"Sejak pulang dari pertemuan puncak di bukit Hong san,
ibuku mulai merasa tak sehat badan, pada mulanya kami
sangka ia sakit karena terlalu salah dalam mempersiapkan
pertemuan puncak tersebut, siapa tahu hari berikutnya ia
mulai segan makan dan minum, tubuhnya makin kurus dan
lemah walaupun sudah diundang berapa orang tabib untuk
melakukan pemeriksaan, namun semuanya tak sanggup
mengatakan sumber sakitnya, hingga permulaan bulan ini
sakitnya bertambah parah, sekalipun dibantu obat yang
mujarab, namun sakitnya tak bisa disembuhkan lagi..."
Dengan wajah sedih Hee Im hong segera manggut
manggut, katanya:
"Selama ini, bukan saja lo hujin selalu mendampingi lo
bengcu melakukan banyak jasa bagi umat persilatan, terutama
sekali pada lima tahun terakhir ini, beliau selalu memimpin
dunia persilatan dan menegakkan keadilan serta kebenaran
dalam dunia ini, jasanya boleh dibilang sangat besar. Sebagai
penghormatan yang terakhir, bolehkah kujenguk wajah lo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hujin yang terakhir kalinya? Harap keponakan suka membawa
kami"
"Berhubung udara panas sekali, jenasah ibuku tidak
disemayamkan dalam ruangan ini, melainkan untuk sementara
waktu disimpan dalam ruang bawah tanah di pagoda air
kebun belakang sana, padahal Bengcu adalah seorang tamu
agung, masa..."
Sambil mengelus jenggotnya Hee Im hong segera
menjawab:
"Aku serta para ciangbunjin adalah kenalan lama lo hujin,
kini lo hujin telah berpulang kealam baka, sudah sepantasnya
bila aku bersama sama para ciangbunjin menjenguk wajahnya
untuk terakhir kalinya, keponakan tak perlu sungkan sungkan-
"
Agaknya dia telah bertekad akan menjenguk wajah terakhir
dari Ban lo hujin. Dengan perasaan apa boleh buat Ban Sian
cing segera berkata:
"Bila bengcu memang menghendaki demikian,
keponakanpun merasa tak enak untuk menampik, silahkan
bengcu untuk mengikuti keponakan"
Maka dengan dipimpin oleh Ban Sian cing serta congkoan
Ban Tiong tat sebagai petunjuk jalan, berangkatlah Hee Im
hong sebagai Bu lim bengcu, cing im totiang sebagai wakil
bengcu, Kwa Tiang tay serta segenap ketua dan wakil dari
perguruan perguruan besar meninggalkan ruang tengah
menuju ke pagoda air dike bun belakang.
Dalam pagoda air itu telah disediakan banyak tempat
duduk. tiba tiba Ban Tiong tat menghentikan langkahnya dan
memberi hormat kepada Hee Im ohng seraya berkata:
"Lapor bengcu, berhubung ruang bawah tanah dalam
pagoda air ini sangat sempit, maka diharapkan Bengcu serta
para ketua dan wakil partai bisa masuk kesana dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beberapa kelompok. selain mereka yang turun ke bawah,
diharapkan lainnya tetap menunggu diruang Ruang bawah
tanah tidak mungkin kelewat besar, tentu saja tak akan
mampu menampung orang sebanyak itu"
Sementara pembicaraan berlangsung, empat orang lelaki
berbaju hijau telah muncul menghidangkan air teh.
Tentu saja Hee Im hong percaya dengan ucapan Ban Tiong
tat, maka diapun menyahut sambil manggut manggut:
"Kalau begitu biar cing im toheng, Kwa pangCu bersama
aku turun lebih dulu"
Berhubung Bengcu akan turun, otomatis congkoan Soh Han
sim serta ketua pelatih Ju It koay harus mendampinginya ikut
turun pula ke ruang bawah.
Ban Sian cing dan Ban Tiong tat kembali berjalan dimuka
membawa tamu tamunya menuruni anak tangga dan menuju
ke ruang bawah tanah.
Pintu masuk menuju ke ruang bawah tanah kini sudah
mengalami perubahan, bentuknya yang semula berupa tungku
api, kini sudah ditutup dengan dinding permanen sehingga tak
pernah akan menduga kalau bentuknya semula adalah tungku
dapur.
Setelah menuruni anak tangga, terbentang sebuah lorong
yang panjang dan hanya bisa dilalui dua orang secara
bersama sama, pada ujung lorong terdapat sebuah ruangan
yang tidak terlalu lebar.
sebuah layar memisahkan ruang mUka dan belakang meja
sembayang teratur sangat rapi dibelakang layar putih itulah
jenasah disemayamkan, bahkan terdengar juga suara orang
sedang menangis.
Dengan mata berkaca kaca Ban Sian cing berkata
kemudian: "Lapor Bengcu, jenasah ibuku bersemayam
dibelakang layar"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disaat Ban sian ceng berbicara tadi Ban Tiong tat sudah
maju ke mUka dan menyingkap tirai putih sambil serunya:
"Bengcu dan kedua wakil Bengcu tiba"
Dari belakang layar segera terdengar suara tangisan
beberapa orang perempuan.
Dengan wajah serius Hee Im hong selangkah masuk
kedalam ruangan di belakang tirai tersebut tidak terlalu luas,
di tengah perbaringan tubuh Ban lo hujin, wajahnya ditutup
dengan selembar kain putih.
Sementara dikedua belah sisi jenasah berlutut empat, lima
orang perempuan yang semuanya memakai baju berkabung
dan menutupi wajahnya sambil menangis.
Ban lo hujin hanya mempunyai seorang putri yakni si
burung hong hijau Ban Huijin, berarti perempuan yang lain
adalah keponakan atau keponakan menantu dari Ban lo hujin.
Berhubung didalam ruangan terdapat kaum wanita yang
mendampingi jenasah Hee Im hong sebagai seorang Bengcu
merasa rikuh untuk masuk lebih kedalam.
Tapi dimana dia berdiri sekarang, jaraknya hanya berapa
depa dari jenasah tersebut. dengan ketajaman matanya, tentu
saja dia dapat menyaksikan dengan jelas bahwa jenasah yang
berbaring disana benar benar adalah jenasah dari Ban lo
hujin-Maka sembari menjura ia segera berkata:
"Enso tua, siaute khusus datang untuk menyambangimu
untuk terakhir kalinya, semoga kau dapat beristirahat dengan
tenang Siaute tak akan mengganggu lagi"
Setelah menjura, pelan pelan dia mengundurkan diri dari
situ Ban Sian ceng segera berlutut kembali ke atas tanah
sambil berseru: "Terima kasih Bengcu, terima kasih Hu
bengcu"
Segala sesuatunya berada dalam keadaan wajar dan tiada
yang mencurigakan, tentu saja Hee Im hong pun tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencurigai lebih jauh, sambil membangunkan Ban Sian ceng
dari atas tanah segera katanya:
"Keponakanku, hadapilah peristiwa ini sebagai suatu
keadaan yang wajar dan lumrah, baik baik jaga dirimu"
Ban Tiong tat segera mengangkat tangannya sambil
berkata: "Silahkan Bengcu lewat jalan samping"
Ternyata yang ditunjuk bukan yang semula
"Apakah dari sinipun bisa tembus ke pagoda air itu ?" Hee
Im hong segera bertanya.
"Tidak pagoda air itu adalah pintu masuk. sedangkan
jalanan ini merupakan pintu luar, diatas adalah ruangan tamu"
Sembari berkata begitu, dia segera berjalan lebih dulu
dimuka dan membawa Hee Im hong sekalian berlalu dari sana
melalui sebuah lorong disebelah kanan.
ooodwooo
Pada saat itulah diatas pagoda air telah muncul wakil
congkoan Ban Kim sia dengan membawa sebuah daftar nama,
sembari memberi hormat segera serunya:
"Sekarang dipersilahkan ketua Hoa sanpay, Hui san taysu
dari siauw lim si dan Giok cing totiang dari Bu tong pay untuk
masuk ke dalam..."
Maka ketua Hoa sanpay siang Han hui, Hui san taysu dari
siau lim pay dan Giok cing totiang dari Bu tong pay bangkit
berdiri dan mengikuti dibelakang wakil congkoan Ban Kim sia
masuk ke ruang bawah tanah...
Kemudian setelah memberi penghormatan terakhir kepada
Ban lo hujin, mereka dipersilahkan mengundurkan diri dari situ
Kata Ban Kim sia selanjutnya sambil memberi hormat:
"Siang ciangbunjin, silahkan berjalan lewat sini, pintu keluar
berada disini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selesai berkata, dia segera berebut untuk berjalan dimuka
lebih dahulu.
Lorong tersebut cuma dapat dilewati oleh dua orang secara
bersama sama setelah berjalan lebih kurang empat lima kaki,
pada dinding sebelah kanan terdapat sederet pintu rupanya
disana tiga ruangan kecil.
Ban Kim sia yang berjalan didepan sengaja memperlihatkan
langkah kakinya.
pada saat itulah Giok- cing totiang dari Bu tong pay yang
dipaling belakang mendadak merasakan dirinya diserang
orang dan tahu tahu jalan darahnya sudah tertotok.
Disusul kemudian Hui san taysu dari Siau lim si serta Siang
Han hui dari Hoa sanpay yang berjalan dipaling muka
mengalami nasib yang sama.
orang yang berhasil menaklukkan Siang Han hui sekalian
dalam waktu sekejap mata ini tak lain adalah pengemis sakti
berwajah senyum.
Menyusul robohnya ketiga tokoh persilatan itu, dari balik
pintu ruangan segera muncul tiga orang manusia, mereka
adalah Huan cu im, Yo Leng kong dan Kui Hui nian masing
masing membopong tubuh seorang dan seCepat kilat
mengundurkan diri kembali kedalam ruangan.
Walaupun ketiga tuangan kecil itu masing masing terdapat
sebuah pintu, namun didalamnya justru saling berhubungan
satu sama lainnya, disudut dinding terdapat tiga buah
pembaringan yang didirikan secara darurat.
Huan cu im sekalian bertiga dengan membopong tubuh
Siang Han hui, Hui san taysu serta Giok cing totiang, dengan
cepat membaringkan tubuh mereka diatas pembaringan
tersebut.
Waktu itu dalam ruangan sudah terdapat tiga orang yang
menanti, ketiga orang itu adalah ketua Pek hoa pang Hoa Tin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tin, Kiu hoa sinni serta Lam totiang yang memakai jubah
pendeta berwarna merah membara.
Ketiga orang itu masing masing sudah mempunyai
tugasnya tersendiri, Hoa Tin tin telah mempersiapkan pil ciat
mi wan yang berhasil diperolehnya dari keluarga Uh dileng lam
itu kedapam tiga buah poci arak kecil, begitu korban
dibaringkan, dengan cepat pula dia melolohkan pil tersebut
masuk kedalam mulut mereka.
Sementara Kiu hoa sinni segera mengeluarkan ilmu can hoa
cinya dan secara berturut turut menotok jalan darah Giok seng
hiat yang berada dibelakang benak mereka bertiga sebanyak
tiga kali.
Lam lee totiangpun tak berani berayal, dengan pergunakan
sepasang telapak tangannya yang merah membara seperti
bara api itu, dia menguruti seluruh tubuh korbannya dengan
ilmu pengurut jalan darah.
Begitu Siang Han hui selesai diurut, dia segera menguruti
orang kedua dan ketiga begitu seterusnya.
Selesai dengan pekerjaan tersebut, dia baru
menghembuskan napas panjang serta menarik kembali
tangannya. Pengemis sakti berwajah senyum segera bertanya:
"Apakah mereka semua telah sembuh kembali?"
Lam lee totiang segera manggut manggut sambil tertawa:
"Kesadaran mereka telah ditutup oleh ilmu Tay im pit jit
yang maha dahsyat, setelah terkena totokan sinni diatas jalan
darah Giokseng hiat nya, kini pengaruh ilmu tersebut telah
menyebar rata keseluruh badan dengan kepandaian ketiga
orang ini, pengaruh tersebut akan hilang dengan sendirinya
dalam beberapa hari, tapi setelah dibakar oleh hawa murni
Lee hwee cing khi ku tadi otomatis mereka semua telah
sembuh kembali seperti sedia kala"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus sekali," seru pengemis sakti berwajah senyum
kemudian-
Dengan suatu gerakan cepat ia segera membebaskan
ketiga orang tersebut dari pengaruh totokan-
Siang Han hui, Hui san taysu dan Giok cing totiang
merasakan tubuhnya bergetar serta kemudian membuka
matanya dan bangun duduk.
Dalam sekali pandang siang Han hui telah melihat
kehadiran si pengemis sakti berwajah senyum serta Kiu hoa
sinni, dia segera berseru tertahan, kemudian tergopoh dia
menjura seraya berseru: "Yu cianpwee, sinni..."
Hui san taysu serta Giok cing totiang juga bersamaan
waktunya melompat turun dari atas pembaringan serta
memberi hormat.
cepat cepat pengemis sakti berwajah senyum
menggoyangkan tangannya berulang kali sambil berkata:
"Kalian bertiga takperlu banyak adat, waktu yang
mendesak sulit bagiku untuk banyak berbicara dengan kalian
semua, kini Hee Im hong masih menunggu diruang tamu bila
kalian terlalu lama disini, dia tentu akan curiga."
"Ketahuilah, kalian telah hilang kesadarannya karena
terpengaruh oleh ilmu sesat dari Tay im kau, dan sekarang
daya pengaruh tersebut telah hilang cepat naik dulu ke atas
persoalan selanjutnya aku pasti akan mengaturkan untuk
kalian-"
Siang Han hui juga tahu betapa berharganya waktu cepat
cepat dia menjura seraya berkata:
"Kalau begitu boanpwee akan menantikan perintah
selanjutnya dari cianpwee"
selesai berkata ia segera beranjak pergi lebih dulu. Waktu
itu wakil congkoan Ban Kim sia telah menunggu diujung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lorong, dengan cepat dia membawa ketiga orang itu keluar
dari lorong bawah tanah.
Sementara itu congkoan Ban Tiong tat telah balik kembali
ke pagoda air dan membawa ketua Heng sanpay liong Tiong
goan ketua Pat kwa bun Hong ci ciong dan ketua Lak hap bun
Ki cu hoo memasuki ruang bawah tanah.
Menyusul kemudian wakil congkoan Ban Kim sia mengajak
pula ketua Heng masuk ke ruang bawah tanah.
Setelah itu Ban Tiong tat mengajak sau cengcu dari
keluarga Tong Tong Bun hoan istrinya clok Sin go dan Seng
Bian tong dari Hoasan pay masuk pula ke bawah.
Rombongan berikut adalah Dewa bermuka merah Lou Siu
tong si Auman berbulu emas Kiang cu tin si bintang lewat
Huan Tong dan keponakan murid dari cing im totiang yang
bernama Lu Siu.
Semua jago tersebut segera dicekoki pil ciat mi wan oleh
Hoa Tin tin lalu ditotok jalan darah Giok seng hiatnya oleh Kiu
hoa sinni dan akhirnya diuruti oleh Lam lee totiang dengan
ilmu Lee hwee cing khi sehingga pengaruh Tay im pit jit yang
ditanamkan pihak Tay im kau ditubuh mereka segera menjadi
punah sama sekali.
Sejak awal sampai akhir semuanya hanya membutuhkan
waktu selama sepertanak nasi tapi semua jago tersebut telah
memperoleh kesadarannya kembali.
Diantara mereka hanya cing im totiang seorang yang belum
memperoleh pengobatan sebab dengan kedudukannya
sebagai wakil bengcu ia telah masuk ke ruang bawah tanah
bersama sama Hee Im hong dengan sendirinya diapun tak
bisa peroleh pengobatan tersebut.
Ruang tamu dikebun belakang ini terletak saling
berhadapan dengan pagoda air diantaranya terdapat sebuah
bangunan berloteng yang sangat besar dan megah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aneka bunga tumbuh dengan indahnya di luar ruangan
tersebut disitulah Ban Siau hong bengcu yang lalu sering
menjamu tamu tamunya.
Ruangan tersebut terdapat enam belas buah pintu besar
pada tiga penjurunya, kini semuanya terbuka lebar sehingga
suasana terasa segar dan nyaman-
Waktu itu, Bu lim Bengcu Hee Im hong didampingi kedua
orang wakilnya yaitu cing Im totiang dari Go bipay dan Kwa
tiang tay dari Kay pang serta segenap ciangbunjin serta
wakilnya dari sembilan partai besar sedang duduk bersantai
disitu sembari menikmati air teh.
Walaupun semua jago telah peroleh kembali kesadaran
otaknya, namun berhubung pengemis sakti berwajah senyum
telah berulang kali berpesan agar tidak memperlihatkan hal
tersebut diluar, maka semua orang tetap berlagak seakan
akan kesadarannya belum pulih kembali.
Ketika Hee Im hong menyaksikan kawanan jago tersebut
berubah menjadi begitu penurut setelah pengemis proses
selama satu bulan lebih di bukit Lou cu san, bahkan Siang han
hui yang paling susah diajak berbicara pun kini menjadi
menurut sekali dengan perkataannya, tentu saja dia sangat
gembira.
Sementara pembicaraan santai masih berlangsung dengan
riang gembira, tiba tiba dilihatnya Ban Tiong tat berjalan
masuk ke dalam ruangan dengan langkah tergesa gesa, lalu
sambil menjura kepada Kwa Tiang tay, ketua dari Kay pang
tersebut, ia berseru:
"Kwa pangcu, ada beberapa orang tiang lo dari
perkampungan anda ingin bertemu denganmu"
"Siapakah mereka ?" tanya Kwa Tiang tay dengan wajah
tertegun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mereka hanya mengatakan ada urusan ingin bertemu
dengan pangcu, soal lain sama sekali tidak disinggung"
"Berapa orang yang datang ?"
"Semuanya terdiri dari empat, lima orang"
Setelah mengerutkan dahinya, Kwa Tiang tay segera
bangkit berdiri seraya berkata: "sekarang dimanakah orangnya
?"
"Berhubung didepan sana banyak orang, sekarang hamba
telah mempersilahkan mereka menunggu dipesanggrahan Ing
hwat sian, apakah pangcu bermaksud akan menjumpai
mereka ?"
Kwa Tiang tay manggut manggut:
"Yaa, biar kutengok siapa mereka ?"
Kemudian sambil menjura kepada Hee Im hong, katanya:
"Bengcu, toheng sekalian, berhubung siaute ada urusan,
untuk sementara waktu ingin memohon diri lebih dulu"
"Silahkan saja saudara Kwa" jawab Hee Im hong sambil
mengulapkan tangannya.
Ban Tiong tat segera mendampingi Kwa Tiang tay
mengundurkan diri dari ruangan tersebut menuju ke Ing gwat
sian-
Tempat itu berupa sebuah gedung yang terdiri dari tiga
bilik mukanya menghadap ke timur dan di depannya terdapat
sebuah tanah yang berbentuk bulat.
Mereka berdua melewati tanah lapang mendekati dan
pelataran, Ban Tiong tat segera menghentikan langkahnya
seraya berseru:
"Beberapa orang tiang lo dari perkumpulan anda sedang
menunggu kedatangan Kwa pangcu didalam ruangan silahkan
Kwa pangcu masuk kedalam"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tahu"
Dia segera melangkah masuk kedalam ruangan tersebut
sambil melayangkan pandangan matanya tapi apa yang
kemudian terlihat segera membuat hatinya terperanjat.
Ternyata ruangan tengah persanggarahan ing gwat sian
tersebut kosong tanpa alat perabot bahkan meja kursipun
tidak nampak. yang melihat sekarang hanya dua tumpukan
karung goni yang sangat tinggi paling tidak berjumlah tiga
puluh lima, enam buah, namun tiada orang yang duduk disitu.
Disampingnya berdiri seorang nona berbaju ungu yang
berusia enam tujuh belas tahunan dan memegang sebuah
tongkat pemukul anjing berwarna hijau, panjangnya delapan
depa, ternyata benda tersebut tak lain adalah Pek long kan,
benda yang paling dihormati dalam perkumpulan Kay pang.
Disisi kiri dan kanan masing masing duduk dua orang
pengemis tua berambut putih. semuanya duduk bersila
tumpukan karung goni yang tinggi dan memejamkan mata
rapat rapat, dalam sekilas pandangan dapat diketahui bahwa
tumpukan karung goni tersebut paling tidak berjumlah dua
puluh empat biji.
Di bawah disisi kanan duduk pula seseorang, dia adalah
pengemis penakluk harimau Lian Sam sin yang menduduki
sembilan belas tumpukan karung goni.
Disisinya berdiri seorang pengemis lagi, dia adalah kepala
cabang kota Kim leng Lian Sam goan.
Sebenarnya Kwa Tiang tay dan Lian Sam sin sama sama
menjabat sebagai tianglo kiri kanan dari Kay pang dengan
pangkat sembilan belas buah karung goni, namun berhubung
dia sudah menjadi pangcu, maka tingkatannya naik menjadi
dua puluh satu buah karung goni.
Yang membuat hatinya terkejut bercampur gugup adalah
keempat pengemis tua berjenggot putih yang mempunyai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tingkatan dua puluh empat buah karung goni itu, jelas mereka
adalah empat tianglo yang sudah lama hidup mengasingkan
diri dari keramaian dunia, mengapa orang orang itu bisa
muncul bersamaan waktunya ditempat ini ?
Terutama sekali dua tumpukan karung goni di tempat
utama yang jumlahnya paling tidak mencapai tiga puluh lima,
enam buah itu, siapakah orangnya? Benarkah dalam
perkumpulan mereka masih terdapat angkatan tua yang
menduduki tingkatan sedemikian tingginya
Jika dilihat dari formasi dalam ruang ing gwat sian ini,
bentuknya mirip sekali dengan sebuah sidang tingkat tinggi
dari perkumpulan Kay pang.
Setelah sangsi berapa saat akhirnya Kwa Tiang tay
mengeraskan kepala dan melangkah masuk ke dalam
ruangan, kemudian setelah menjura dalam dalam ia berkata:
"Tecu pejabat ketua Kwa Tiang tay memberi hormat kepada
cianpwee tiang lo berempat"
Walaupun dia menjabat sebagai ketua, oleh karena
kedudukan tersebut belum pernah dikukuhkan secara resmi,
maka dia hanya mempunyai kedudukan sebagai seorang
pejabat ketua saja.
Pengemis penakluk harimau Lian Sam sin pelan-pelan
bangkit berdiri, kemudian bentaknya dengan suara nyaring:
"Kwa Tiang tay, setelah berjumpa dengan leluhur kau,
meng apa kau tidak berlutut?"
"Leluhurku? Dimana leluhurku?"
Waktu itu Kwa Tiang tay telah meluruskan kembali
tubuhnya, dia menjadi teramat gusar setelah mendengar
perkataan itu, dampratnya:
"Lian tianglo, kau sudah dua puluh tahun lebih menjabat
sebagai tianglo kanan, tahukah kau bahwa menurut peraturan
perkumpulan, seorang pangcu tidak perlu berlutut"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kwa Tiang tay, kau tidak lebih hanya menjabat sebagai
ketua untuk sementara waktu setelah coa pangcu menemui
ajalnya, jadi kau bukan seorang pangcu sungguhan, lagi pula
menurut peraturan perkumpulan, sekalipun pangcu tak perlu
berlutut bila berjumpa dengan angkatan tua dari
perkumpulan, tapi bila bertemu dengan toya Pek liang kau
yang ditinggalkan leluhur tua, sama artinya bertemu dengan
leluhur tua sendiri, kenapa tidak berlutut untuk memberi
hormat? Apakah kau memandang rendah benda mestika
tersebut?"
Diam diam Kwa Tiang tay mendengus, padahal telah
melihat dengan jelas bahwa benda yang berada ditangah
budak cilik tersebut benda mestika perkumpulannya.
Karenanya cepat cepat dia berlutut dan menyembah sambil
ujarnya: "Tecu Kwa Tiang tay menjumpai leluhur tua"
Mendadak tersebut seseorang berseru dengan suara yang
lengking dan tajam:
"Kwa Tiang tay, Lian Sam sin menuduhmu telah meracuni
coa PangCu sampai mati merebut kedudukan pangcu secara
tidak sah menjual perkumpulan kita kepada pihak lain dan
menggabungkan diri dengan kaum sesat benarkah kau telah
melakukan hal tersebut? Sekarang kau harus memberikan
pengakuannya dihadapan kami semua"
Dengan perasaan terkejut cepat cepat Kwa Tiang tay
mendongakkan kepalanya sekarang dia baru melihat bahwa
diatas dua tumpukan karung goni yang tinggi dan semula
kosong itu, sekarang telah bertambah dengan dua orang.
orang yang duduk diatas tumpukan karung goni sebelah kiri
adalah seorang kakek ceking bermuka kurus yang memakai
jubah lebar, alis matanya pendek dan matanya kecil,
bentuknya lucu dan amat kocak.
Sedangkan diatas karung goni sebelah kanan duduk pula
seorang nenek pengemis berambut putih yang baju berwarna
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
birunya penuh tambalan, sepasang matanya terpejam,
tampaknya ia sedang mengantuk.
begitu melihat kehadiran kedua orang ini Kwa Tiang tay
segera merasakan hatinya tergetar keras bukankah kedua
orang ini adalah leluhur perkumpulan mereka yang terhormat,
pengemis sakti berwajah senyum serta nenek pengemis
bermata buta
Konon kedua orang ini telah berusia di atas seratus tahun
dan masih supek cou dari coa pangcu, dibandingkan keempat
tianglo tua tersebut, tingkat kedudukannya masih berapa kali
lebih tinggi.
Diam diam Kwa Tiang tay merasa menyesali mengapa dia
tidak menduga sampai di situ, sehingga dua tempat yang
diluangkan di tengah ruanganpun tak terpikirkan olehnya.
Kalau bukan kehadiran dua orang leluhur tua tersebut,
mana mungkin keempat tianglo tua itu akan duduk disamping?
Maka dengan tergopoh gopoh dia segera berlutut sambil
menyembah tiada hentinya, ujarnya:
"Tecu tidak tahu akan kehadiran lo cou Tiong berdua,
harap dosa tecu dapat dimaafkan"
"Hmm, hayo bangkit berdiri" teriak pengemis sakti
berwajah senyum dengan suara lengking, "pertanyaan yang
kuajukan tadi belum kau jawab"
Kwa Tiang tay menurut dan segera bangkit berdiri,
kemudian ia baru berkata:
"Menjawab pertanyaan lo cou Tiong, sesungguhnya hal ini
hanya merupakan suatu perebutan kekuasaan antara tecu
dengan Lian tianglo, karenanya dia sengaja memfitnah tecu
dengan kata kata yang bohong, padahal coa pangcu mati
dibunuh oleh Leng Kang toa yang telah mencampurkan racun
Kiu coat tok ke dalam obatnya, bukti tersebut berhasil tecu
temukan saat kejadian dan disaksikan pula oleh Lian Sam sin"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pengemis sakti bermuka senyum segera mendengus dingin:
"Hmmm, kay pang mengutamakan keadilan dan kesetia
kawanan, kalau berbicara jangan seenaknya sendiri, kau
berani membohongi aku si orang tua?"
"Tecu berbicara dengan sejujurnya, kalau tak percaya
silahkan memanggil Koan See yong, waktu itu diapun menjadi
saksi"
"Kwa Tiang tay, ketahuilah jika kau berani bicara bohong,
peraturan Kay pang tak akan membiarkan kau hidup senang
dengan begitu saja..."
"Bila tecu berbohong, kami bersedia menerima hukuman
sesuai dengan peraturan, tapi Lian Sam sin harus bisa
menunjukkan bukti atas tuduhannya itu, jangan asal menuduh
saja tanpa dasar yang kuat"
Pengemis sakti bermuka senyum segera manggut
manggut:
"Ehmmm, jadi kau mengatakan Koa See yong bisa diajukan
sebagai saksi..."
"Benar"
"Lian Sam sin, cepat undang mereka semua datang kemari"
Lian Sam sin meng ia kan dan segera bertepuk tangan tiga
kali sambil serunya:
"Yu locianpwee memerintahkan kalian masuk kemari"
Tampak pintu sebelah kiriterbuka dan muncullah empat
orang, sebagai orang pertama adalah Huan cu im, menyusul
kemudian murid coa pangCu yakni Leng Kan to, orang ketiga
dan keempat adalah orang keperCayaan Kwa Tiang tay sendiri
yakni Koan See yong yang bertubuh kekar serta Lo Bun pin
yang bertubuh cebol bulat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diam diam Kwa Tiang tay merasakan hatinya terCekat,
setahunya Koan See yong dan Lo Bun pin ikut datang kebukit
Hong san ini bersama kawanan jago Kay pang lainnya, tapi
mereka semua ditinggalkan diluar mengapa sekarang berada
disini?
Keempat orang itu bersama sama berjalan menuju kesisi
kanan dan berhenti disana.
"Koan See yong" pengemis sakti berwajah senyum berseru
Dengan perasaan hati kebat kebit tak karuan
Koan see yong segera mengiakan: "Tecu siap."
"Kwa Tiang tay menyuruh kau menjadi saksi, coba kau
ulangi sekali lagi apa yang telah kau akui terhadap keempat
telinga tua tadi, agar Kwa Tiang tay pun mendengarkan"
Mendengar kalau Koan See yong telah memberikan
pengakuannya terhadap keempat tianglo tua, padahal dia tak
tahu apa yang telah diakui olehnya, diam diam Kwa Tiang tay
menjadi kaget bercampur bergidik, sinar matanya yang tajam
bagaikan sembilu pun segera dialihkan kewajah Koan See
yong.
Waktu itu Koan See yong sama sekali tidak memandang
kearahnya, walau hanya sekejap pun, dia mengiakan dengan
kepala tertunduk dan menjawab: "Kwa tianglo yang
menyerahkan racun Kiu coat tok kepada tecu dan minta
tecu..."
Kwa Tiang tay tidak menyangka kalau orang
kepercayaannya ini berani memberikan pengakuan yang
sebenarnya, kontan saja hawa amarahnya meluap, dengan
suara menggeledek segera bentaknya: "Apa kau bilang?"
Tapi si pengemis sakti berwajah senyum segera
mengulapkan tangannya seraya tersenyum: "Kau jangan
berkaok kaok disini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba tiba saja Kwa Tiang tay merasakan tubuhnya bergidik,
bulu kuduknya tanpa terasa pada bangkit berdiri mulutnya pun
segera terbungkam dalam seribu basa.
Terdengar Koan See yong berkata lebih jauh. "Kwa tianglo
telah berjanji kepada tecu bila dia berhasi menjadi pangcu
maka dia akan mengangkat toucu dari kota Kim leng tecu
memang bodoh sehingga mau diperalat olehnya, disaat Leng
Kang to sedang mengambil obat untuk coa pangcu, tecu telah
manfaatkan kesempatan disaat dia tak menaruh perhatian
untuk menceburkan racun Kiu coat tok tersebut ke dalam
mangkuk obat"
"Kau mengatakan Kwa Tiang tay sengaja meracuni coa
coan Tiong karena dia hendak merampas kedudukan pangcu
tersebut? "
"Benar"
Pengemis sakti berwajah senyum segera berseru lagi "Lo
Bun pin sekarang tiba giliranmu"
Lo Bun pin yang gemuk pendek itu segera mengiakan
berulang kali setelah maju beberapa langkah kedepan ia
berkata
"Selama ini tecu selalu mengikuti Kwa tianglo, tahun
berselang Kwa tianglo telah menerima tawaran dari Hway lam
tayhiap Hee Im hong untuk menjabat sebagai Kim ciang
lengcu."
"Apakah tugas dari seorang Kim ciang Lengcu?" tanya
pengemis sakti berwajah senyum
"Menurut Kwa tianglo, Kim ciang Lengcu adalah pimpinan
dari suatu perkumpulan, dia mengurusi perkumpulan Kay pang
dan mengangkat tecu menjadi Jago pedang lencana tembe"
"Apakah kau mempunyai bukti?"
"Punya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari sakunya Lo Bun pin segera mengluarkan sebuah
lencana tembaga dan segera diserahkan ke depan.
Dengan sekali ayunan tangan, pengemis sakti berwajah
senyum segera menyambar lencana tembaga tersebut dari
tangan Lo Bun pin, tahu tahu saja benda tadi sudah melayang
ke tangannya.
setelah diperhatikan sekejap. dia segera manggut manggut
seraya berkata lagi: "Masih ada yang lain ?"
"Kwa tianglo kuatir tianglo pelatih ong Tin hay dan tianglo
bagian hukum song Jin bin tak mau bekerja sama dengan
kami, karenanya ia memerintahkan kepada tecu untuk
mencampurkan dua bungkus obat pembingung sukma
kedalam minuman mereka, kemudian ternyata ong tianglo dan
Song tianglo sangat taat dengan semua perintah dari Kwa
Tianglo."
Pengemis sakti bermuka senyum segera mendongakkan
kepalanya lalu berkata lagi:
"Huan cu im walaupun kau bukan termasuk anggota Kay
pang namun kaupun merupakan salah seorang saksi, coba kau
ceritakan pengalamanmu sewaktu berada dikota Kim leng "
Huan cu im mengiakan dan segera melangkah maju
kedepan, diapun menceritakan bagaimana ketika baru
pertama kalinya tiba di Kim leng dia telah menerima surat dari
Kim ciang Lengcu yang memintanya agar bertemu di kota Kui
bin sia, kemudian bagaiman si Lengcu emas memerintahkan
kepadanya untuk meracuni Siang Han hui, bagaimana
memerintahkan kepadanya mengerubuti Lian Sam sin-
Kemudian bagaimana pula dia ditipu untuk mendatangi
sebuah gedung besar, dibius ditengah jalan dan setelah
mendusin telah berada dikantor Kay pang cabang kota Kim
leng, kemudian bagaimana dia bersama Leng Kang to dituduh
membunuh coa pangcu, bagaimana dia dipaksa untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menunjukkan siapa dalangnya, untung keselamatan jiwanya
ditolong oleh orang orang Pek hoa pang...
Setelah mendengarkan kisah tersebut Pengemis sakti
berwajah senyum segera bertanya: "Apakah kau yakin kalau
Lengcu lencana emas adalah Kwa Tiang tay...?"
"Yaa, aku yakin" Huan cu im mengangguk, "baik
perawakan maupun nada pembicaraan dari Lengcu emas
tersebut, tak ada bedanya dengan Kwa tianglo"
"Bagus sekali "
Pengemis sakti berwajah senyum segera mengulapkan
tangannya dan memerintahkan Huan cu im agar mundur dari
situ, kemudian sembari mengalihkan sinar matanya ke wajah
Kwa Tiang tay, dia menegur dengan suara dalam
"Kwa Tiang tay, sudah kau dengar semua?"
"Tapi tecu pun mempunyai seorang sakti" jawab Kwa Tiang
tay dengan sikap yang tetap menghormati.
Tampaknya dia sendirinya pun telah sadar bahwa
kemampuan yang dimilikinya sekarang bukan menjadi jaminan
kuat baginya untuk berhasi meloloskan diri dari kejadian hari
ini, untung saja Hee Bengcu serta para ciangbunjin dari
pelbagai perguruan lain masih berada diruang tengah, asal dia
berhasil melarikan diri ketempat tersebut sudah pasti Hee
Bengcu akan mengembalikan keputusan baginya.
oleh sebab itu meski diluarnya dia selalu bersikap hormat,
padahal dalam hati kecilnya telah membuat persiapan cukup
matang.
begitu selesai berkata, dia segera menjatuhkan diri
kebelakang, lalu dengan gerakan ikan Leihi melejit, secepat
kilat tubuhnya melompat keluar dari ruangan tersebut dan
melarikan diri melalui pintu.
"Binatang, kembali"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang berbicara adalah si nenek pengemis bermata buta.
Dalam pada itu, Kwa Tiang tay telah berada dipintu
gerbang ing gwat sian dan melesat sejauh tiga kaki lebih
diatas pelataran, sekalipun dia tidak melihat ada jago yang
mengejarnya, namun dia sendiri pun tak berani bertindak
gegabah, dengan suatu gerakan cepat dia meneruskan
kembali usahanya untuk melarikan diri dari situ.
Siapa tahu baru saja sepasang kakinya menjejak
permukaan tanah, tiba tiba ujung baju belakangnya terasa
seperti ditarik orang, menyusul kemudian sepasang kakinya
meninggalkan permukaan tanah dan tak sanggup lagi untuk
melesat ke depan.
Bukan cuma begitu, bahkan punggungnya terasa
mengencang kemudian sehingga badannya tak bisa dicegah
lagi meluncur balik ke dalam ruangan-
Detik detik tersebut merupakan detik penentuan antara
hidup dan mati, tentu saja Kwa Tiang tay tidak mau menyerah
dengan begitu saja.
Sementara tubuhnya masih berada ditengah udara,
mendadak ia bertekuk pinggang sambil melejit kebelakang,
kemudian sepasang tangan mendayung dengan cepat, diiringi
jejakan kakinya dia berusaha meronta dengan sepenuh
tenaga.
Ternyata usahanya ini memberikan hasil yang lumayan,
seketika itu juga dia lolos dari cengkeraman tersebut.
Tapi sayang rasa gembiranya tidak berlangsung lama,
sebab tahu tahu punggungnya terasa mendapat sebuah
cambukan yang keras sekali sehingga mendatangkan rasa
sakit yang merasuk sampai ketulang sumsum, tak tahan lagi
mendengus tertahan-
"Blaaammm. . . "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tubuhnya segera terbanting jatuh dari tengah udara dan
roboh terkapar diatas tanah
Padahal semua yang hadir dalam ruangan masih tetap
duduk seperti sedia kala seakan akan tiada seorangpun yang
turun tangan, tapi kenyataannya tubuh Kwa Tiang tay kena
ditangkap kembali dari luar ruangan dan terbanting keatas
tanah.
Kwa Tiang tay memang benar benar nekad sekalipun
tubuhnya sudah terbanting keatas tanah, ternyata sambil
menahan rasa sakit dia telah melejit bangun lagi keatas tanah
serta berusaha untuk melarikan diri lewat pintu.
Namun kali ini dia hanya mampu menggerakkan tubuhnya
sejenak dan sama sekali tidak melejit karena pada detik itulah
ia temukan bantingan yang dialaminya barusan membuat
seluruh tulang belulang dalam tubuhnya seakan akan sudah
terlepas semua tak sedikit tenaga pun yang mampu disalurkan
keluar. Habis sudah riwayatnya...
"Mungkinkah ilmu silatku telah dipunahkan mereka...?"
ingatan tersebut dengan cepat melintas dalam benaknya.
Tiba tiba terdengar pengemis sakti berwajah senyum yang
masih duduk di atas karung goni itu berkata dengan wajah
serius: "Kwa Tiang tay, apakah kau telah mengakui semua?"
Kwa Tiang tay berbaring diatas tanah sambil berusaha mati
matian untuk menghimpun hawa murninya kembali, namun
sayang... dalam bantingan yang cukup keras tadi segenap
hawa murni yang dimilikinya telah buyar dan hilang tak
berbekas, bagaimana pun dia telah berusaha untuk
menghimpunnya kembali, namun usahanya selalu gagaL
dalam keadaan demikian, otomatis dia tak mampu berkutik
atau mengucapkan sepatah katapun.
Pengemis sakti be^wajah senyum segera berseru lagi:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Leng Kang to, coba kau geledah sakunya apakah terdapat
lencana emas yang dimaksud"
Leng Kang to mengiakan dan berjalan mendekati Kwa
Tiang tay, kemudian tak sungkan sungkan tangannya
merogoh ke dalam sakunya serta memeriksa isinya.
Benar juga, ia berhasil menemukan sebuah lencana emas
yang segera dipersembahkan kehadapan pengemis sakti
berwajah senyum. Dengan wajah serius Pengemis sakti
berwajah senyum berkata lagi:
"Kwa Tiang tay, tampaknya kau sudah gila kedudukan,
hingga Kay pang pun kau hianati, bukan saja telah meracuni
pangcu bahkan berani membuat huru hara yang cukup fatal
bagi kekuatan perkumpulan kita. Nah, kini semua bukti
kejahatanmu telah terpapar di depan mata, apa lagi yang
hendak kau katakan?"
-oo0dw0oo-
Jilid: 52
Setelah melalui usahanya yang gagal untuk menghimpun
kembali tenaga dalamnya Kwa Tiang tay benar benar sadar
kalau ilmu silatnya telah punah disaat tubuhnya terbanting
keras keras keatas tanah tadi.
Tahu kalau tiada harapan lagi baginya untuk lolos dari
keadilan, tanpa terasa dia menjadi nekad dan segera ujarnya.
"Locu berani berbuat berani pula bertanggung-jawab, apa
yang hendak kalian lakukan terhadap locu, silahkan saja untuk
dilaksanakan locu tak ambil peduli"
Dengan mengerutkan dahi, Liang Sam sin segera
menghardik:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kwa Tiang tay, bukan saja telah melakukan suatu
perbuatan dosa besar, sekarang masih berani berlagak begitu
kasar dihadapan lo cou tiong?"
Sambil merangkak bangun, Kwa Tiang tay berteriak keras:
"Locu hanya mempunyai selembar nyawa kenapa aku tak
berani?"
Mendadak pengemis tua berambut putih yang duduk disisi
sebelah kiri memancarkan sinar yang tajam dari balik
matanya, kemudian membentak dengan suara menggeledek:
"Binatang yang pingin mampus."
Kwa Tiang tay segera merasakan seluruh tubuhnya
gemetar keras, segulung hawa di menembusi tulang
punggungnya membuat ia terbungkam seketika.
Pengemis tua berambut putih yang duduk disisi kiri itu
segera bangkit berdiri, kemudian sambil memberi hormat
kepada pengemis sakti berwajah senyum dan nenek pengemis
bermata buta, ia berkata:
"Musibah yang menimpa Kay pang terjadi akibat ulah dari
penghianat ini, tecu berharap supek berdua mau mewakili
perkumpulan kita untuk membersihkan tubuh perkumpulan
kita dari anasir anasir jahat serta menjatuhkan hukuman
cincang kepada Kwa Tiang tay sebagai otak dari semua
kejahatan ini, sedang Koan See yong dan Lo Bun pin sebagai
pembantu kejahatan ini diberi ganjaran tiga tusukan pisau
pada ulu hatinya, sebab bila manusia manusia murtad seperti
mereka tidak diberi ganjaran setimpal bagaimana mungkin
kebenaran serta keadilan bisa ditegakkan?"
"Yaa, sudah sepantasnya... Sudah sepantasnya" pengemis
sakti berwajah senyum manggut manggut, "aku si orang tua
memang paling benci dengan kawanan manusia durhaka
seperti ini, sekalipun diganjar dengan seribu tusukan pisaupun
tidak menjadi soal, Lian Sam sin, cepat kau gusur pergi ketiga
penghianat tersebut serta segera laksanakan hukumannya..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lian Sam sin segera memberi hormat sambil mengiakan,
kemudian sambil mengangkat kepala ujarnya:
"Tecu mempunyai suatu persoalan yang hendak dilaporkan
kepada lo cou tiong"
"Jika ingin berbicara, cepat saja utarakan!" seru pengemis
sakti berwajah senyum sambil mengulapkan tangannya,
"jangan ngomong soal lapor, lapor melulu"
Setelah memberi hormat, Lian Sam sin kembali berkata:
"Sejak kematian coa pangcu, sampai kini pejabat ketua
dipegang oleh Kwa Tiang tay tapi sekarang semua kejahatan
yang dilakukan Kwa Tiang tay telah terbongkar, ini berarti kita
harus memiliki seorang ketua baru untuk mengisi kekosongan
tersebut, padahal semasa coa pangcu masih hidup dulu, beliau
telah menunjukkan Leng Kang to sebagai ahli waris serta
penerus kedudukannya, biarpun Leng Kang to pernah difitnah
sebagai pembunuh gurunya, tapi sekarang semua persoalan
telah menjadi jelas, karenanya mohon lo cou tiong suka
merehabilitir nama baik Leng Kang to sebagai calon ketua
perkumpulan kita"
"Soal pengangkatan seorang pangcu merupakan suatu
pekerjaan yang besar, soal ini mesti disepakati dulu oleh
semua tiang lo perkumpulan kita, jadi aku si orang tua tidak
dapat mengambilkan keputusan"
Kemudian setelah memperhatikan sekejap ke sekeliling
tempat itu, kembali ujarnya sambil tertawa:
"Bagaimanapun juga aku si orang tua serta si nenek
pengemis termasuk juga sebagai tiang lo perkumpulan kita,
apalagi keempat tiang lo lainnya juga hadir disini. Ehmm,
lantas bagaimana menurut pendapat kalian?"
Pengemis tua berambut putih yang berada diujung kiri itu
segera memberi hormat seraya berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tiga generasi tiang lo dari perkumpulan kita kini hadir
semua disini, tecu rasa, kalau toh semasa hidupnya coa
pangcu telah menetapkan Leng Kang to sebagai pewaris
kedudukannya, sedang setahuku coa pangcu adalah seorang
yang jujur, teliti dan setia dengan perkumpulan, tecu rasa
pilihannya sudah pasti tak akan keliru, lebih baik biar Leng
Kang to saja yang menduduki jabatan tersebut, entah
bagaimana pendapat locianpwe berdua serta sute bertiga?"
"Dalam soal ini aku serta sipengemis tua tak punya
pendapat, lebih baik kalian saja yang memutuskan" ujar nenek
pengemis bermata buta segera.
Ketiga orang pengemis tua berambut putih lainnya serentak
bangkit berdiri seraya berkata:
"Tecu sekalian setuju dengan pendapat toa suheng"
"Bagus sekali" kata pengemis sakti berwajah senyum
kemudian sambil manggut manggut "kalau begitu kita
putuskan demikian saja."
"Leng Kang to" Lian Sam sin segera membentak keras,
"mengapa kau tidak segera berlutut dan mengucapkan terima
kasih kepada kedua orang lo cou tiong serta keempat supek
cou?"
oleh karena hal ini sudah merupakan tata cara didalam
perkumpulan Kay pang, maka si pengemis sakti berwajah
senyum pun tak enak untuk menolak.
Demikianlah, Leng Kang to segera menjatuhkan diri
berlutut serta menjatuhkan penghormatan sebanyak delapan
kali.
Pengemis tua berambut putih yang ada disebelah kiri itu
kembali bangkit berdiri sambil katanya lagi:
"Ketua perkumpulan yang baru Leng Kang to dengarkan
baik baik, perkumpulan kita mengutamakan kesetiaan dan
keadilan dalam menjalankan peranannya dalam dunia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
persilatan, kita wajib menolong kaum lemah serta menindas
kaum penjahat. Dalam sebulan mendatang, kau harus belajar
semua tata cara perkumpulan kita dari tiang lo kanan Lian
Sam sin, dan selanjutnya dalam melaksanakan tugasnya, tiang
lo kanan akan mendampingimu harap kau bisa camkan baik
baik"
"Tecu akan mengingatnya selalu didalam hati" sahut Leng
Kang to dengan air mata bercucuran.
ooodwooo
Bu lim Bengcu Hee Im hong yang berada diruang belakang
mulai menaruh curiga setelah melihat Kwa Tiang tay yang
pergi sekian lama, ternyata hingga kini belum juga kembali. Ia
segera berpaling sambil katanya
"Soh congkoan, coba kau keluarlah untuk memeriksa
kenapa Kwa pangcu sudah sekian lama pergi namun belum
juga kembali, mungkinkah telah terjadi suatu atas dirinya?"
Soh Han sim segera mengiakan dan beranjak pergi
meninggalkan ruangan tersebut.
Didepan pelataran congkoan keluarga Ban, Ban Tiong tat
telah berdiri menanti, melihat kemunculannya, dia segera
maju menyongsong serta menyapa sambil tertawa "Saudara
Soh, ada urusan apa?"
Diam diam Soh Han sim tak senang hati setelah mendengar
sebutan itu, pikirnya:
"Selama ini tua bangka celaka tersebut selalu menuruti
perintahku dan bersikap sangat menaruh hormat, mengapa ia
menyebut saudara kepadaku hari ini?"
Maka sambil mengelus dagunya dia menjawab:
"Bengcu yang menyuruh aku keluar untuk menanyakan
kepadamu saat ini Kwa pangcu berada dimana? Mengapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah sekian lama pergi hingga kini belum juga kembali?"
Tiba tiba Tiong tat mendekati seraya berbisik:
"Ssst... kalau Bengcu yang menanyakan, hal ini paling baik
lagi bisa jadi Kwa pangcu telah menemui kesulitan..."
"Sebenarnya apa sih yang telah terjadi?" tegur Soh Han sim
dengan perasaan tak senang.
"Asal Soh congkoan mau kesitu, aku rasa semua persoalan
tanggung beres, kalau tidak waah... rasanya sulit juga untuk
meloloskan diri"
"Sebetulnya persoalan besar apa sih?"
"Sebab ada beberapa orang tiang lo dari Kay pang sedang
menyelidiki soal kematian coa pangcu yang konon mati
keracunan, sekarang Kwa pangcu diajak pergi untuk dijadikan
sasaran"
"Mengapa tidak kau katakan sedari tadi?"
"Siaute sendiripun baru mendengar soal ini dari hu
congkoan, sebetulnya aku hendak masuk untuk memberi
laporan kepada Bengcu, tapi karena loko sudah keluar yaa aku
pun lapor kepada loko saja, apakah Soh congkoan hendak
melaporkan soal ini kepada Bengcu lebih dulu ?"
"Huuuh, hanya masalah sekecil ini kenapa mesti dilaporkan
kepada Bengcu ?" seru Soh Han sim makin tak senang hati,
"dimanakah orangnya sekarang ?"
"Dia berada diruang ing gwat sian, sebelah barat Tiong bun
koan"
"Hayo jalan" seru Soh Han sim kemudian sambil
mengulapkan tangan, "bila mereka ada persoalan, suruh
semuanya pergi menghadap Bengcu"
"Baik, baik... Biar siaute membawa jalan buat Soh
congkoan" kata Ban Tiong tat kemudianTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Begitulah, seorang dimuka yang lain dibelakang
berangkatlah kedua orang itu menembusi pepohonan-
Tak selang berapa saat kemudian tibalah mereka ditempat
tujuan-
Tempat itu merupakan sebuah bangunan dua tingkat yang
terdiri dari lima ruang, di balik pintu gerbang merupakan
sebuah halaman kecil yang penuh ditumbuhi aneka bunga
anggrek.
Tempat tersebut merupakan gedung buku keluarga Ban
yang dibagian tengahnya terdapat sebuah ruang tamu kecil
sedang disisi kiri merupakan kamar baca.
Saat itu suasana gedung bertingkat itu amat hening sepi
dan sama sekali tak terdengar sedikit suarapun.
Ban Tiong tat segera menghentikan langkahnya setelah tiba
dimuka pelataran, lalu katanya:
"soh congkoan dari Benteng keluarga Hee telah tiba^
"Silahkan dia masuk" seru seseorang dari dalam ruangan
dengan suara dalam.
"Soh congkoan, silahkan" buru buru Ban Tiong tat
mengangkat tangannya sambil mempersilahkan.
Dengan langkah lebar soh Han sim segera melangkah
masuk kedalam ruangan, tapi di ruangan tengah tidak ditemui
seorang manusiapun. Sambil tertawa paksa Ban Tiong tat
segera berkata
"Mereka semua berada dikamar baca, silahkan Soh
congkoan menuju kekamar baca"
oleh karena Soh Han sim adalah tamu, tentu saja dia
persilahkan tamunya untuk berjalan dimuka.
Tempat itu merupakan sebuah pintu berbentuk bulat,
didalamnya adalah sebuah kamar baca yang sangat luas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Soh Han sim sama sekali tidak menaruh curiga kepada Ban
Tiong tat, karena dianggapnya congkoan tersebut telah
berpihak kepadanya, dengan langkah lebar dia langsung
masuk kedalam kamar baca tersebut.
Tapi setelah mengetahui siapa saja yang hadir di dalam
kamar baca tersebut hampir saja ia berdiri mematung saking
kaget dan tercengangnya.
Tidak sedikit yang berada dalam kamar baca itu ada yang
duduk ada pula yang berdiri, namun tidak tampak Kwa Tiang
tay dari Kay pang maupun para tiang lo dari perkumpulan Kay
pang.
Yang duduk semua berjumlah tiga orang ditengah adalah
seorang kakek berjubah ungu yang beralis mata tebal
berjenggot putih dan bermuka merah, dia tak lain adalah sam
siang tayhiap, Yu Hua liang yang berhasil diselamatkan dari
bukit Lou cu san.
orang kedua adalah seorang perempuan cantik yang
berdandan sebagai rahib, dia adalah ketua Pek hoa pang Hoa
Tin tin.
Sedangkan orang ketiga adalah seorang perempuan tua
berambut putih, ternyata dia tak lain adalah Ban lo hujin, istri
Ban Bengcu almarhum dari bukit Hong san yang diberitakan
telah tutup mata itu.
Yang berdiri disamping adalah Ban Sian cing Ban Huijin
kakak beradik serta Leng Bwee oh dan Ay Ang tho dari Pek
hoa pang.
Disamping itu masih ada dua orang pemuda berbaju lagi
dia kenali yang menggembil pedang pelangi adalah Hee Giok
yang yang sedangkan yang satunya Siang ci un tidak
dikenalnya.
Bagaimana pun juga si burung berkepala sembilan Soh Han
sim adalah jago kawakan yang telah banyak berpengalaman
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
didalam dunia persilatan, sedikit banyak tergetar juga hatinya
setelah melihat kehadiran beberapa orang itu, tapi hanya
sejenak kemudian ia telah berhasil menenangkan kembali
hatinya.
Dengan cepat pula dia sadar akan apa yang telah terjadi
tanpa terasa sekulum senyuman yang dingin dan
menyeramkan menghiasi wajahnya. Sambil menjura dia
berkata.
"Ban lo hujin, kuucapkan selamat kepadamu karena
nyatanya kau masih hidup, segar bugar."
Sambil menarik muka Ban lo hujin mendengus dingin:
"Hmmm Soh Han sim selama ini kau banyak akal
muslihatnya tapi tindakanku ini tidak pernah kau duga
bukan?"
Sambil senyum tak senyum, sahut Soh Han sim, "Yaa,
tindakan yang dilakukan Ban lo hujin kali ini benar benar diluar
dugaan siapa saja."
"Demi menyelamatkan semua perguruan dan partai dari
ancaman musibah besar musibah terpaksa aku harus berpura
pura mati"
"Sayang sekali walaupun lo hujin telah berlagak mati
namun masih belum mampu untuk menyelamatkan pelbagai
perguruan besar dari ancaman musibah" ujar Soh Han sim
dingin.
"Tahukah kau mengapa kuundang kedatanganmu kemari?"
"Aku memang ingin memohon petunjukmu"
"Menurut hasil penyelidikanku, semua tindak tanduk yang
dilakukan Hee Poocu tak lain adalah hasil dari pengaruhmu
yang telah memperalat dirinya, tentunya kau adalah tokoh
penting didalam perkumpulan Tay im kau bukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perkataan yang terakhir ini sangat mengejutkan hati Soh
Han sim sehingga paras mukanya berubah hebat, setelah
tertawa seram katanya:
"Hehee... heeeh... heeeh... sungguh tak sangka banyak
juga yang lo hujin ketahui, sebenarnya lo hujin bisa
beristirahat dengan aman tentram sesudah kedudukan Bengcu
kau serahkan, tapi ketahuilah bila kelewat banyak yang kau
ketahui, hal ini justru tidak akan mendatangkan keuntungan
apa apa bagimu"
"Dalam pertemuan puncak yang diselenggarakan dibUkit
Hong san pada bulan lima tanggal lima yang lalu, jago-jago
dari pelbagai perguruan telah kehilangan daya kemampuan
dihadapanku, sehingga apa yang telah kalian rencanakan
menjadi terwujud. Maka sekarangpun aku wajib merebutnya
kembali dari tangan kalian- Keluarga Ban dari bukit Hong san
tak sudi menerima ancaman, tak sudi diperalat ataupun
dihasut, kami hanya berjuang demi ditegakkannya keadilan
serta kebenaran didalam dunia persilatan"
soh Han sim segera manggut manggu:
"Ehmm, hanya saja bila lo hujin berbuat demikian maka
kau bakal menyesal dikemudian hari"
"Soh Han sim" tiba tiba Ban Sian ceng membentak keras,
"kematian sudah berada didepan mata, kau masih berani
bicara tekebur?"
Sekali lagi Soh Han sim memperdengarkan suara gelak
tertawanya yang amat menusuk pendengaran, ujarnya
kemudian:
"Haaah... haaah... haaah... tapi aku justru tidak berhasil
menemukan sesuatu hal yang terasa menjadi ancaman bagi
keselamatan jiwaku"
Dengan memancarkan sinar mata yang amat tajam, Yu Hua
liong membentak pula dengan suara dalam:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Soh Han sim, kau belum menjawab pertanyaan dari Ban lo
hujin, apa kedudukanmu didalam perkumpulan Tay im kau"
"Saat ini He eBengcu berada diruang tengah, mengapa Yu
loji tidak menanyakan sendiri persoalan ini kepada Hee
Bengcu?"
Sambil tertawa hambar Hoa Tin tin turut berkata:
"Soh congkoan, tampak sebelum melihat peti mati kau tak
akan mencucurkan air mata, sebelum diberi peringatan kau
enggan berbicara terus terang?"
sekali lagi Soh Han sim tertawa tergelak:
"Haah... haaah... haaah... tapi sayang aku belum pernah
melihat peti mati"
"Peti mati sudah berada dihadapanmu sekarang" tiba tiba
terdengar seorang nona menanggapi dari belakang tubuhnya.
Pelan pelan Soh Han sim berpaling, tampak olehnya
didepan pintu dibelakang tubuhnya telah berdiri berjajar
empat orang, dari keempat orang tersebut hanya seorang
yang dikenal, dia adalah Huan Cu im yang menggembol
pedang pelangi hijaU. Sedang ketiga orang lainnya adalah Yo
Leng kong Kul HaU nian serta Siang SiaU Un. Yang berbicara
barusan tak lain adalah Siang SiaU un.
Ternyata Yo Leng kong serta Kui Hau nian sudah sejak tadi
bersembunyi diluar pintu untuk berjaga jaga bila Soh Han sim
berusaha melarikan diri melalui pintu depan, sebaliknya Huan
cu im Siang Siau un baru saja tiba disana. Ban lo hujin segera
bertanya.
"Huan sauhiap. nona Siang, apakah Kwa Tiang tay telah
dibereskan..."
Sebelum Huan cu im sempat menjawab, Siang Siau un
telah berkata sambil tertawa Cekikikan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah dibereskan sedari tadi yaitu dijatuhi hukuman
terberat dari perkumpulan Kay pang, tubuhnya dicincang
menjadi lima bagian. Malah kedudukan ketua Kay pang sudah
terpilih yakni dijabat oleh Leng Kan to"
"Bagus sekali kalau begitu" ucap Ban Lo hujin sambil
manggut manggut gembira. Sebaliknya Soh Han sim justru
amat terperanjat mendengar ucapan ini, segera pikirnya:
"Kalau didengar nada pembicaraan mereka tampaknya Kwa
Tiang tay betul betul telah mereka bereskan, kalau begitu Ban
lo hujin telah mempersiapkan rencana pada hari ini seCara
matang sempurna..."
Berpikir sampai disitu, diapun segera berkata dengan suara
sedingin salju :
"Kwa Tiang tay adalah wakil Bengcu hasil pemilihan umum
seluruh umat persilatan bila kalian berani melakukan sesuatu
terhadap Kwa hu bengcu sama artinya secara terbuka akan
memusuhi bengcu. Setelah aku mengetahui akan persoalan
ini, harus kulaporkan hal tersebut kepada Bengcu, maaf kalau
aku tak bisa memenuhi lebih lama lagi"
oleh karena pintu bundar telah dihadang oleh empat orang
maka pandangannya segera dialihkan ketempat lain, menyusul
kemudian tubuhnya berubah menjadi segulung asap hijau
langsung melesat kearah jendela panjang terpentang lebar.
Tempat itu merupakan jalan mundur yang telah
dipersiapkan sejak dia dihadang oleh pihak musuh, hanya
keenam jendela panjang itu nampak bebas dari penjagaan
dan cuma dihiasi oleh rak rak bunga
Tindakan yang dilakukannya saat ini boleh dibilang amat
cepat bagaikan sambaran kilat, belum sempat para jago yang
berada dalam ruangan itu menghalangi kepergiannya, sesosok
bayangan manusia telah menerobos keluar melalui jendela.
Mendadak terdengar Huan cu im membentak keras: "Kembali"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sepasang tangannya segera disilangkan di depan dada,
tangan kiri menggapai sementara tangan kanan membetot,
dia keluarkan sebuah jurus aneh.
Kalau dibicarakan memang sangat aneh, sudah jelas Soh
Han sim telah menerobos keluar melalui jendela, akan tetapi
menyusul gerakan menggapai itu, tahu tahu tubuhnya
tersedot balik kedalam ruangan-..
Kejadian tersebut kontan saja membuat para jago yang
berada dalam ruangan menjadi tertegun, siapa pun tidak
menyangka kalau Huan cu im memiliki ilmu silat yang begitu
tinggi dan sempurna, nyatanya dalam sekali gapaian tangan
saja ia telah berhasil membetot Soh Han sim kembali
ketempat semula.
Tentu saja Soh Han sim sendiripun amat terperanjat, tapi
bagaimanapun juga dia adalah seorang jagoan yang sudah
cukup berpengalaman didalam menghadapi musuh tangguh.
Begitu dirasakan munculnya segulung tenanga hidapan
yang begitu kuat dari belakang tubuhnya dan membetot dia
kebelakang, jago tersebut segera sadar kalau sulit baginya
untuk meloloskan diri.
Karena dia tak melawan dan membiarkan badannya
terhisap mundur kebelakang, namun begitu tenaga hidapan
lawan sedikit mengendor, dengan sekuat tenaga dia meronta
serta meloloskan diri dari tenaga hidapan tersebut.
Dia bikin terkejut lagi setelah tahu kalau orang yang
berhasil membetotnya kembali tak lain adalah Huan cu im,
segera pikirnya: "Heran, darimana datangnya tenaga dalam
sehebat itu?"
Dia menyangka dirinya telah terlepas dari tenaga hisapan
lawan, padahal Huan cu im yang mengeluarkan ilmu Hong lui
ing seCara kebetulan sedang menarik kembali ilmu saktinya
itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan suara menggeledek Ban lo hujin segera
membentak:
"Soh Han sim, sekarang kau mesti mengerti bahwa bukan
suatu pekerjaan yang gampang untuk meloloskan diri dari
tempat itu, daripada melawan dengan percuma, lebih baik
jawab saja semua pertanyaanku sejujurnya"
Dengan memancarkan sinar mata yang tajam
menggidikkan hati, Soh Han sim memperhatikan sekejap
sekeliling tempat itu, kemudian tanyanya: "Lo hujin, apa yang
ingin kau tanyakan?"
"Apa yang kau jabat didalam perkumpulan Tay im kau?
Siapakah koncunya? Apakah sekarang ia berada dibukit Lou cu
san?"
Soh Han sim tertawa seram :
"Apakah lo hujin anggap Soh Han sim bakal menjawab
semua pertanyaanmu itu?"
"Kau harus menjawabnya" seru Hee Giok yang tegas
soh Han sim segera mengalihkan pandangan matanya ke
wajah nona itu, lalu tegurnya "Mungkin kau adalah toa siocia
bukan?"
"Benar, memang aku "
"Toa siocia, tahukah kau kalau Bengcu berada diruang
tamu?"
"Tentu saja tahu"
"Toa siocia kan anak kandung Bengcu, mengapa kau justru
mengambil sikap memusuhi ayah sendiri? Apakah kau tidak
takut disebut anak durhaka yang berani dengan orang tua
sendiri?"
"Tutup mulutmu" bentak Hee Giok yang dengan gusar,
"ayah telah kalian pengaruhi dengan pikiran-pikiran yang jahat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serta keji ayah telah kalian kelabuhi dengan perbuatan
perbuatan yang licik, tindakanku membongkar intrik busuk
dari kalian manusia manusia menolong ayah terpelas dari
belenggu jahat kalian semua"
"Soh Han sim " kata Yu Hua liong pula "bila kau enggan
menjawab dengan sejujurnya, tahukah bagaimana akhirmu
hari ini?"
"Yu Inji, jelek jelek begitu kau toh seorang pendekar besar
yang punya nama termashur didalam dunia persilatan, kenapa
? Kau ingin meraih kemenangan dengan mengandalkan
jumlah banyak? "
"Yu cianpwee, lo hujin, tak ada gunanya kita banyak
berbicara dengan manusia jahanam semacam ini, biar
boanpwee yang membekuknya dulu" tukaS Hee Giok yang
cepat
"Soal ini tak usah toako turun tangan sendiri" tukas Huan
cu im, "lebih baik biar siaute saja yang membekuknya"
Ketika terhisap balik oleh kekuatan Huan cu im tadi,
sesungguhnya Soh Han sim masih kurang perCaya, dia tidak
yakin dengan usia semuda itu, Huan cu im berhasil menguasai
ilmu kepandaian sedemikian sempurnanya.
la segera tertawa seram sesudah mendengar perkataan itu,
katanya segera :
"Huan cu im, Bengcu bersikap cukup baik kepadamu, bukan
saja menganggapmu sebagai putra sendiri, menjodohkan toa
siocia kepadamu, siapa tahu kau adalah manusia yang tak
kenal budi. air susu kau balas dengan air tuba, tak heran kalau
toa siocia pun berani menghianati orang tua sendiri dan
minggat dari rumah, rupanya kau sibocah keparat yang
membujuknya . . . "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee Giok yang menjadi mendongkol bercampUr gusar
setelah mendengar perkataan itu segera bentaknya keras
keras: "Kau jangan sembarangan bicara"
Demikian gusarnya nona itu, begitu selesai membentak
pergelangan tangan kanannya segera digetarkan keras
keras... "Sreeet..."
Jari tangannya segera ditotokkan ketengah udara dengan
mengeluarkan ilmu can hoa ci yang mematikan.
Soh Han sim telah membuat persiapan sejak tadi, sambil
tertawa seram tubuhnya segera mengegos kesamping dan
menghindar ke kiri.
orang yang berdiri dibelakang tubuh sisi kirinya adalah Kui
Hau nian, tiba tiba ia membentak keras:
"Hey, kau jangan menyingkir ke sini "
Sambil menggetarkan pergelangan tangan kanannya,
sebuah totokan segera dilancarkan pula.
Dia adalah seorang jago dari perguruan Hong lui bun di
Lam hay, sejak perguruan Hong lui bun kehilangan kedua
macam ilmu saktinya yang paling diandalkan sejak seratus
tahun berselang, ilmu pukulan Sian hong ciang dan Lui hwee
ci, beberapa orang angkatan tua perguruan itu segera merasa
semua kemampuan dan kecerdasan yang dimilikinya
menciptakan dua macam ilmu baru dengan menggunakan
ilmu Sian hong ciang dan Lui hwee ci sebagai dasarnya,
hingga terciptalah ilmu Tay hong ciang serta Thian lui ci.
Jadi boleh dibilang kedua macam kepandaian tersebut pun
merupakan kepandaian yang cukup diandalkan
kemampuannya.
Serangan totokan yang dipergunakan barusan tak lain
adalah ilmu jari guntur langit, begitu angin serangan
dilancarkan segera terdengarlah suara gemuruh keras seperti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
guntur yang membelah bumi kedahsyatannya sungguh
mengerikan.
Dengan cepat Soh Han sim menyingkir kesamping lalu
tangan kanannya dikebaskan kedepan dan menyambar kekiri
tubuh lawan.
Huan cu im tidak berpeluk tangan belaka dengan tangan
kiri menghisap dan tangan kanan menggiring ia membentak
nyaring.
"Soh congkoan dengan sedikit kemampuan yang kau miliki
itu lebih baik bermain dulu beberapa jurus denganku."
Termakan gapaian serta giringan itu otomatis tenaga
pukulan Soh Han sim yang ditujukan ke tubuh Kui Hau
nianpun segera terhisap sama sekali.
oleh karena telapak tangan kanan Soh Han sim
menghantam kesebelah kiri otomatis tubuhnya ikut berputar
kesebelah kiri, namun berhubung angin pukulannya terhisap
oleh Huan cu im dengan sendirinya dia jadi berputar ke kanan
mengikuti datangnya tenaga hisapan tersebut.
Huan cu im sama sekali tidak memberi kesempatan
padanya untuk turun tangan, tangan kiri yang sebetulnya
menggapai kearah kanan tiba tiba mendorong ke kanan
sebaliknya tangan kanannya yang melakukan gerakan
menggiring kearah kiri kini turut menyambar pula kesebelah
kanan- ini berarti gerakan tangan yang semula menghisap ke
sebelah kiri sekarang malah melakukan tolakan kesebelah
kanan-
Soh Han sim yang tenaga pukulannya terhisap sedang
berputar kesebelah kanan waktu itu ketika tiba tiba muncul
segulung tenaga besar yang mendorongnya kesebelah kiri
tubuhnya yang sedang berputar segera terdorong keluar.
Dalam posisi demikian mana mungkin kuda kudanya masih
bisa dipertahankan terus? Tak ampun lagi tubuhnya terdorong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maju sejauh dua tiga langkah. Menyaksikan kehebatan Huan
cu im yang sanggup memutar balikkan badan Soh Han sim
bagaikan sebuah patung boneka saja semua orang menjadi
kagum dan bersorak memuji.
Hijau membesi selembar wajah Soh Han sim yang kurus
kering itu tiba tiba dia membentak keras,
"Bocah keparat she Huan aku akan beradu jiwa denganmu"
Begitu sepasang kakinya berhasil berdiri tegak sepasang
telapak tangannya seperti sepasang kampak langsung
dibacokkan ke wajah Huan cu im.
Dalam malu berCampur gusarnya serangan tersebut telah
disertai dengan tenaga dalam sebesar puluhan tahun
latihannya, angin pukulan menderu deru seperti gulungan
ombak yang menyambar tiba dengan hebatnya, ternyata
gerak serangan yang digunakan merupakan gerakan beradu
jiwa.
Huan cu im memang berniat mempermainkan lawannya ini
tentu saja ia tidak memikirkan soal serangan dahsyat itu
didalam hati sambil tersenyum katanya: "Kau ingin beradu
jiwa denganku? bagus sekali"
Ia tetap berdiri dengan sikap yang amat santai dengan
sepasang tangan disilangkan didepan dada, menanti angin
pukulan musuh sudah berada didepan mata, tangan kirinya
baru melakukan gerakan melingkar diatas kepala sementara
tangan kanannya melakukan sanggahan dengan keras lawan
keras dia sanggah angin pukulan dari Soh Han sim itu keatas.
Bukan hanya begitu saja, gulungan angin serangan dari
Soh Han sim yang sebetulnya membacok lurus kedepan itu
setelah termakan oleh gerakan menyanggah dan berputar
tadi, otomatis angin pukulan itu mengikuti gerakan tangannya
berputar satu lingkaran di atas kepala, setelah itu... "Weeeess"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata secara langsung kembali menerjang ke tubuh Soh
Han sim.
Kepandaian silat yang dimiliki Soh Han sim boleh dibilang
sudah mempunyai hasil latihan selama dua, tiga puluh
tahunan, dengan sendirinya serangan yang dilancarkan bisa
dikendalikan sesuai dengan kehendak hati sendiri.
Akan tetapi mimpipun dia tak mengira kalau pihak musuh
bisa menggunakan taktik "pinjam tenaga pemukul tenaga"
untuk membawa angin serangan yang dilancarkan itu berputar
satu lingkaran ditengah udara kemudian balik menerjang
kembali kearahnya tanpa ia berhasil mengendalikannya
kembali.
Bisa dibayangkan betapa terkesiap dan ngerinya jagoan
iblis tersebut ketika itu.
Padahal sekeliling tubuhnya waktu itu dipenuhi oleh jago
jago musuh sehingga tiada tempat luang baginya untuk
menghindarkan diri, didalam keadaan apa boleh buat terpaksa
dia menyilangkan sepasang tangannya di depan dada,
kemudian dengan mengeluarkan jurus "menutup pintu
menghadang harimau" dia sambut datangnya angin pukulan
sendiri itu dengan sepenuh tenaga. "Blaaammm. . . "
Walaupun angin pukulannya berhasil diterima dengan baik,
toh tak urung gempur juga kuda kudanya, dia tak mampu lagi
berdiri tegak dan secara beruntun mundur sejauh dua
langkah.
Sekarang dia baru yakin kalau Huan cu im yang
dihadapinya sekarang sudah bukan Huan cu im dulu lagi,
nyatanya dia telah memperoleh pendidikan yang hebat
sehingga entah ilmu sakti apa saja yang berhasil dipelajari
olehnya ?
Tak sempat lagi untuk mengatur pernapasannya yang
terengah engah, dengan suara menggeledek ia segera
membentak :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey orang she Huan, percuma kalau menghadapi diriku
dengan permainan licik beranikah kau melangsungkan
pertarungan secara jantan dan kesatriaan denganku?"
"Mengapa tidak?" sahut Huan cu im sambil tertawa "aku
cuma kuatir kau tak akan sanggup bertahan sebanyak sepuluh
gebrakan di tanganku."
"Belum tentu begitu"
Tiba tiba sepasang tangannya dipergunakan bersama
dengan lima jari ditekukkan ke bawah seperti kaitan satu
didepan yang lain dibelakang bersama sama mencengkeram
tubuh Huan cu im.
Melihat datangnya ancaman ini Huan cu im sama sekali
tidak menunggu sampai gerakan itu tiba dengan
mementangkan kelima jari tangannya seperti Cakar yang
sama dia balas mendesak maju ke muka.
Soh Han sim tertawa dingin seCara beruntun sepasang
tangannya melakukan gerakan mencakar berulang kali, tapi
bukan musuh yang diserang melainkan hanya mencakar udara
seCara ngawur.
Tapi hasilnya, dalam waktu singkat seluruh udara telah
dipenuhi oleh desingan angin dingin yang tajam serta
menggidikkan hati.
Gerak Cakarnya yang menyambar kekiri kanan muda dan
belakang persis seperti laba laba yang membuat sarangnya
disuatu wilayah tertentu, ketika Huan cu im mencoba untuk
mengeluarkan ilmu Yu sin ki na jiu, ternyata serangannya kini
terbendung oleh hawa dingin musuh yang menggidikkan hati
itu serta tak mampu untuk menembusinya.
Paras muka Yu Hua liong segera berubah hebat, sambil
menatap tajam wajah Soh Han sim, serunya pelan:
"Aaah ilmu serangan yang dipergunakan olehnya adlaah
ilmu im hojiu dia benar benar adalah jagoan dari Tay im kau"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Secara beruntun Huan cu im mengeluarkan beberapa
macam ilmu untuk menembusi pertahanan musuh, namun
setiap kali serangan tersebut selalu kena dipantulkan oleh
tenaga pukulan lawan yang dingin lembut tak menggidikkan
hati itu, lama kelamaan terperanjat juga hatinya...
Maka setelah mendengar Yu Hua liong menyinggung soal
ilmu im lojiu, satu ingatan segera melintas dalam benaknya,
pikirnya
"Jika ia memasang selembar jaring laba laba disini, kenapa
aku tidak merasakannya dengan menggunakan pedang?"
Berpikir sampai disitu, gerak serangannya segera berubah,
sepasang tangannya mengeluarkan gerakan pedang lalu
diiringi bentakan keras tubuhnya menyerbu kemuka dengan
jurus "menyingkap awan membuka jalan" dengan jari tangan
pengganti pedang ia menyerang kemuka.
Perlu diketahui, ilmu ci kiam cap sah si tersebut sebetulnya
merupakanjurus serangan untuk Suatu ilmu pedang, sejak
kecil ia telah mempelajari tenaga dalam golongan lurus dan
setiap kali melatih ilmu ci kiam tersebut, selalu mengerahkan
tenaga dalamnya menembusi ujung jari yang dipancarkan
keluar sebagai hawa pedang, apa lagi sejak melatih ilmu Hong
lui ing sin kang tenaga dalamnya telah peroleh kemajuan
berlipat ganda
Begitu serangan dilancarkan, hawa pedang pun memancar
menyelimuti seluruh angkasa. "Sreet Sreeet Sreeet..."
Ditengah desingan angin tajam yang memekikkan telinga,
hawa lembut berkekuatan dahsyat yang berhasil dibentuk Soh
Han sim dengan gerakan mencakarnya itu seketika hancur
sebagian besar oleh hawa pedangnya itu sementara pemuda
tersebut berhasil pula menerjang ke hadapan mukanya.
Sebetulnya Soh Han sim sengaja mengeluarkan im lojiu
untuk mengurung musuhnya lebih dulu menanti jaring udara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangannya berhasil terbentuk. dia baru akan melancarkan
serangan balasan.
Dalam keadaan begitu maka asal dia mengayunkan
tangannya saja maka tenaga serangannya yang terpancar
keluar akan mengurung seluruh tubuh musuh seperti sebuah
jaring laba laba.
Mimpipun dia tak menyangka kalau Huan cu im berhasil
menembusi jaring yang dibentuknya bahkan mendesak sampai
di depan mata.
Dalam kaget dan gusarnya dia segera tertawa seram,
kelima jari tangan kirinya disentilkan keras keras
memancarkan lima gulung tenaga serangan berhawa dingin
yang menyerang sepasang mata Huan cu im, sementara
tangan kanannya yang dipentangkan lebar lebar bergerak kian
kemari bagaikan sebuah garpu ikan, dimana seCepat
sambaran petir menusuk dada pemuda tersebut.
Tindakan yang dilakukannya ini benar cepat bagaikan
sambaran kilat, tapi gerakan tubuh Huan cu impun tidak
lambat.
Tangan kanannya segera menyambar ke muka, dengan
kelima jari tangannya yang dipentangkan seperti kaitan, dalam
suatu perputaran saja ia telah menyambar urat nadi penting
diatas pergelangan tangan Soh Han sim.
Menanti Soh Han sim menyadari akan bahaya dan bersiap
sedia untuk melakukan perubahan jurus, keadaan sudah
terlambat.
Tahu tahu pergelangan tangan kanannya terasa kaku,
ternyata sudah dicengkeram musuhnya erat erat.
Walaupun demikian, ternyata dia bersikap acuh tak acuh,
seakan akan bukan urat nadinya yang kena dicengkeram,
sebaliknya kelima jari tangan malah segera diputar serta balas
mencengkeram pergelangan tangan Huan cu im.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bahkan reaksi tangan kanannya juga teramat cepat,
diantara gerakan tadi, kelima jari tangannya setelah
melancarkan sentilan kembali empat gulung tenaga serangan
yang amat dingin dan tajam bagaikan serangan jarum
langsung menyusup kedalam iga kanan Huan cu im.
Menyaksikan musuhnya menggetarkan tangan kanannya,
Huan cu imtak ambil diam dengan cepat tangan kirinya
melakukan sebuah babatan pula keluar.
Dengan demikian, sebelah tangan mereka berdua saling
cengkeram mencengkeram, sementara tangan lainnya yang
bebas dipergUnakan untuk saling melancarkan serangan
dengan kecepatan luar biasa.
Dalam sekejap itu juga , secara tiba tiba Huan cu im
merasakan mengalir keluarnya segulung hawa dingin yang
amat merasuk tulang muncul dari balik telapak tangan kiri Soh
Han sim.
Didalam kagetnya, buru buru dia mengerahkan hawa
murninya untuk mendesak ancaman tersebut.
Dengan cepatnya pula Soh Han sim menemukan jika Huan
cu im sedang menyalurkan tenaga dalamnya untuk
membendung serangan, memanfaatkan kesempatan yang
sangat baik ini dia segera membentak. telapak tangan
kanannya dengan jurus "membuat rata bukit Hoa san" dia
hantam batok kepala Huan cu im.
Dengan cepat pula Huan cu im merentangkan kelima kali
jari tangannya, ia akan menunggu sampai serangan musuh
hampir mengenai batok kepalanya, seCara tiba tiba dia baru
melakukan Cengkeraman kilat, ilmu yang akan dipergUnakan
adalah ilmu Tay lek eng jian kang.
Semula dia hanya bermaksud menggunakan cara tersebut
untuk beradu kekerasan dengannya, siapa sangka ketika
cengkeram mautnya itu menyentuh telapak tangan lawan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera terdengarlah suara gemerutukan nyaring bergema
memecahkan keheningan. "Kraaaak Kraaaak Kraaaak"
Kelima jari tangan kanan Soh Han sim segera hancur
berantakan, termakan oleh bentrokan itu.
Akibat dari remuknya tulang tulang jari tangannya, Soh Han
sim segera menjerit sekeras kerasnya dan roboh terjungkal
keatas tanah, mungkin karena sakitnya ia segera jatuh tak
sadar diri
Kejatuhan ini ternyata diluar dugaan Huan cu im sendiri,
dia tak tahu berapa jauhnya kemajuan yang berhasil diraih
dalam tenaga dalamnya setelah belajar ilmu Hong lui ing dari
sipengemis sakti berwajah senyum, karenanya sewaktu
mengeluarkan ilmu Tay lek eng jiu kang tadi, secara otomatis
lebih besar tenaga dalam yang dipergUnakan olehnya.
Padahal cengkeramannya itu sudah cUkup untuk
menghancurkan batu karang menjadi bubuk. bagaimana
mUngkin kelima jari tangan Soh Han sim mampU menahan
cengkeraman mautnya itu?
Sementara Huan cu im masih tertegun, Siang Siau un telah
maju selangkah ke depan seraya menotoktiga buah jalan
darah penting ditubuh Soh Han sim, setelah itu pujinya:
"Samko, kau benar benar sangat hebat"
Berkilat pula sepasang mata Yu Hua liong setelah mengikuti
jalan pertarungan itu segera tanyanya:
"Huan sauheng, apakah kepandaian sakti yang kau
pergunakan barusan adalah ilmu coan ing sin kang dari
kalangan buddha? Aku dengar kepandaian sakti itu sudah
lama lenyap dari peredaran dunia persilatan sungguh tak
disangka meski Huan sauheng masih muda usia namun telah
berhasil melatih kepandaian silat hebat ini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ban lo hujin turut mengalihkan pandangan matanya ke
wajah Huan cu im dengan perasaan kaget berCampur
keheranan.
Tentu saja Ban Huijin yang berdiri di sebelah kanan Ban Lo
hujin lebih terkejut lagi dibuatnya, dia baru berpisah selama
satu bulan dengan Huan toakonya, tapi kenyataannya
sekarang ilmu silat yang dimiliki pemuda tersebut telah
memperoleh kemajuan yang begini pesat.
Dengan wajah bersemu merah buru buru Huan cu im
menjawab:
"Yu cianpwee terlalu memuji, padahal kepandaian yang
kupergunakan tadi bukan ilmu coan ing sinkang"
"Lantas ilmu apakah yang lote pergunakan tadi?" tanya Yo
Leng kong dengan perasaan ingin tahu.
"oooh, itu mah ilmu Hong lui in yang diwariskan Yu
locianpwee kepadaku"
"Ilmu Hong lui in?"
Kui Hau nian adalah ahli waris dari perguruan Hong lui bun
di Lamhay, begitu mendengar nama "Hong lui", dia segera
merasa kalau kepandaian tersebut ada sangkut pautnya
dengan perguruannya sendiri, oleh sebab itu cepat cepat dia
bertanya:
"Huan lote, aku dengar ilmu Hong lui in tersebut ada
hubungannya dengan perguruan kami."
"Betul," Huan cu im manggut manggut, "sesungguhnya
kepandaian sakti ini diciptakan oleh Kiang cinjin dari Kun lun
pay. Ceritanya dia merasa ilmu Sian hong ciang serta Lui hwee
ci yang pernah dilihatnya dulu kelewat dahsyat dan ganas,
karenanya diapun menciptakan sejenis kepandaian yang bisa
menahan ancaman Sian hong ciang serta lui hweeci tersebut
dan kepandaian itupun dinamakan Hong lui in."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah mendengar penjelasan tersebut Kui Hau nian
menghela napas panjang.
"Aaaai tampaknya dalam soal ilmu silat benar benar berlaku
peribahasa yang mengatakan, Diluar langit masih ada langit,
diatas manusia pintar masih ada manusia pintar lain. Sudah
banyak tahun ilmu Sian hong ciang dan Lui hwee ci dari
perguruan kami hilang dari peredaran belum lagi kepandaian
sakti tersebut berhasil siaute temukan sungguh tak disangka
kini telah muncul ilmu tandingan dari kepandaian tersebut"
Tiba tiba terdengar Pengemis sakti berwajah senyum
berseru dari luar jendela
"Hey anak muda, mengapa mesti putus asa? Aku-toh sudah
berjanji kepadamu, pokoknya perjalananmu kali ini tak bakal
sia sia, Sian hong ciang dan Lui hwee ci sebagai ilmu warisan
perguruanmu pasti dapat kau boyong pulang, disamping itu
akupun ingin memperlihatkan pula kepadamu kalau didaratan
Tiong goan sudah ada ilmu sakti yang dapat menandingi
kehebatan kedua macam ilmu sakti perguruanmu, sehingga
kalianpun tidak sampai melakukan perbuatan yang
menyimpang dari garis yang telah ditentukan sucou kalian"
Ketika mengucapkan kata kata yang terakhir tadi, orangnya
sudah pergi jauh.
Sementara itu Soh Han sim telah mendusin dari pingsannya
dan berbaring diatas tanah sambil terengah engah.
Ban Sian cing segera maju memberi hormat seraya
berkata: "Yu locianpwee, bagaimana dengan manusia she Soh
ini ?"
"orang ini merupakan manusia durjana dari perkumpulan
Tay im kau, sekarang kita mesti manfaatkan kesempatan ini
untuk mengorek keterangan sekitar latar belakang
perkumpulan itu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik " sahut Ban Sian cing mengiakan, kemudian
bentaknya keras keras:
"Soh Han sim, sudah kau dengar? Nah, lebih baik berilah
pengakuan secara blak blakan"
Waktu itu paras muka soh Han sim telah berubah menjadi
pucat pias seperti mayat, dia hanya memandang wajah Ban lo
hujin serta Yu Hua liong tanpa mengucapkan sepatah
katapun.
"Aku telah menotok jalan darahnya" siang Siau un segera
berseru tertahan.
cepat cepat dia maju ke muka sambil menendang belakang
tengkuknya keras keras, lalu bentaknya: "Hayo cepat bicara "
Ternyata dia telah menotok jalan darah Thian tu hiatnya
tak heran kalau orang tersebut tak mampu berbicara.
Siapa tahu begitu jalan darahnya dibebaskan, tiba tiba Soh
Han sim memuntahkan darah segar dan sekali lagi jatuh tak
sadarkan diri..
"Sungguh aneh" Siang Siau un segera berseru tertahan,
"kenapa dia...?"
Dalam sekilas pandangan saja Yu Hua liong dapat melihat
kalau wajah orang itu pucat pias seperti mayat, agaknya
menderita luka dalam yang cukup parah, hal ini membuatnya
sangat keheranan.
Dengan cepat dia bangkit berdiri dan menghampirinya,
memegang pergelangan tangan kanan orang she Soh itu serta
memeriksa denyutan nadinya, setelah itu ia baru berkata:
"Waaah, parah betul luka dalam yang dideritanya"
Ia segera berpaling ke arah Huan cu im seraya bertanya:
"Apakah Huan sauheng telah beradu tenaga dalam
dengannya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar" Huan cu im mengangguk, "ketika akan
mencengkeram urat nadinya tadi, diapun balas mencengkeram
urat nadiku, saat itulah aku merasa ada segulung aliran hawa
dingin yang menusuk tulang menyusup keluar dari balik
telapak tangannya, oleh sebab itu aku pun segera
mengerahkan tenaga untuk menolaknya kembali".
"Nah itulah dia" seru Yu Hua liong kemudian sambil
tersenyum, "berbicara dari tingkatan tenaga dalam yang
dimiliki Huan sauheng, bagaimana mungkin dia sanggup
membendung pukulan balikmu? Enso tua tampaknya kau
terpaksa mesti mengeluarkan sebutir pil pat po lian sang wan
untuk menyelamatkan selembar jiwanya"
Ban Lo hujin manggut manggut segera perintahnya:
"Sian cing, coba berikan sebutir pil penyembuh luka
kepadanya"
Ban Sian cing mengiakan dan mengeluarkan sebutir pil dari
dalam botol porselen dan segera dijejalkan ke mulut Soh Han
sim.
Pelanpelan Soh Han sim memejamkan matanya rapat rapat
selama ini ia tetap membungkam diri dalam seribu basa.
Keadaan tersebut berlangsung sampai seperminum teh
lamanya.
Lama kelamaan habis juga kesabaran Ban Hujin, ia segera
membentak keras:
"Hey orang she soh, kau tak bakal mampus, kenapa mesti
berlagak sadar modar?"
"Hayo cepat bicara" teriak Siang Siau un pula, "jika enggan
berbicara lagi, segera akan kulecuti tubuhmu, agar kau
merasakan kelihayanku..."
Merah membara sepasang mata Soh Han sim, dengan
suara menggeledek bentaknya keras keras:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lebih baik kalian membunuhku saja"
"Hmmm" Siang Siau un mendengus "sebelum kau ungkap
latar belakang dari perkumpulan Tay im kau, dianggapnya
gampang untuk mampus begitu saja?"
"Kini, seluruh kepandaian silatku telah punah, selain mati
rasanya tiada persoalan penting lainnya, apa yang mesti
kutakuti?"
"Siapa yang telah memunahkan ilmu silatmu?" tanya Siang
Siau un keheranan.
"Siapa lagi kalau bukan Huan cu im si anak jadah keparat
itu" umpat Soh Han sim sambil menggigit bibir kenoang
kencang.
Kontan saja Siang Siau un menendang tubuhnya keras
keras, teriaknya dengan marah "Kau berani memaki
samkoku?"
Dengan cepat Siang ci un mengulapkan tangannya, lalu
berkata:
"Siau un, kularang kau untuk turun tangan terhadap
seseorang yang telah kehilangan kemampuan untuk
memberikan perlawanan"
"Siapa suruh dia memaki orang semaunya sendiri?"
"Aku sama sekali tidak memunahkan ilmu silatnya" Huan Cu
im segera membantah.
Yu Hua liong tersenyum dan ikut berkata "ilmu silat yang
dilatih Soh Han sim adalah tenaga dalam im kang dari
golongan sesat, sebaliknya ilmu yang kau latih merupakan
tenaga murni dari golongan lurus, dengan sendirinya tenaga
im kangnya buyar dengan begitu saja setelah bertemu dengan
hawa murnimu aaai... dari sinilah membuktikan kalau kaum
sesat tak pernah bisa mengungguli kaum benar, Soh Han sim
apakah kau belum mau bertobat?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Soh Han sim" sambung Ban lo hujin pula "kau berjulukan
burung berkepala sembilan selama hidup sudah kelewat
banyak tindakan kejahatan yang kau lakukan, semestinya
manusia semaCam kau tak boleh dibiarkan hidup terus, tapi
setelah Huan sauhiap memunahkan segenap ilmu silatmu
tanpa disadari berarti telah melenyapkan juga semua bibit
dosa darimu, karenanya asal kau bersedia bertobat atas
semua kejahatan yang pernah kau perbuat serta kembali
kejalan yang benar, separuh hidupmu selanjutnya masih ada
kesempatan untuk hidup tenteram sebagai manusia biasa,
coba pikirkanlah baik baik"
Soh Han sim mengangkat kepalanya dan memandang
sekejap ke arah Ban lo hujin kemudian ujarnya:
"Masa kalian masih bersedia membebaskan aku"
"Asal kau bersedia menyesali perbuatan yang lampau serta
mau bertobat, kujamin tiada orang yang akan mencelakai
jiwamu"
Tampaknya Soh Han sim seperti tertarik dengan tawaran
itu, tapi sejenak kemudian ia sudah menggelengkan kepalanya
sambil berkata lagi:
"Tidak bisa, sekalipun kalian bersedia membebaskan diriku,
belum tentu orang orang Tay im kau akan melepaskan diriku
dengan begitu saja"
Ban lo hujin segera tersenyum.
"Saat berakhirnya kekuasaan Tay im kau telah berada
diambang pintu, untuk melindungi keselamatan sendiripun
sudah menjadi masalah yang gawat siapa lagi yang berniat
mengurusi dirimu? Tapi kalau kau toh tetap kuatir, silahkan
saja berdiam diperkampungan Ban siong san ceng kami ini,
rasanya tak nanti ada orang yang berani mencelakai dirimu
lagi"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sungguh ucapan lo hujin itu?" soh Han sim mencoba
untuk menegaskan.
"Apa yang telah kuutarakan, tentu saja berlaku"
"Kalau begitu, akupun bersedia untuk menjawab"
Dengan cepat Soh Han sim merangkak bangun, kemudian
setelah menyembah beberapa kali katanya:
"Sebelum kuucapkan banyak terima kasih dulu kepada lo
hujin, bila lo hujin ingin menanyakan suatu, silahkan bertanya,
apa yang kuketahui pasti akan kujawab"
"Yang ingin kuketahui haya sekitar latar belakang
perkumpulan Tay im dan berapa banyak kau ketahui, katakan
saja sebatas pengetahuanmu"
Soh Han sim segera tertawa getir:
"Biarpun aku mengerti sedikit, namun bukan berarti seluruh
latar belakangnya kuketahui, lebih baik lo hujin yang bertanya
dan aku yang menjawab"
"Baik" sahut ban lo hujin, "kalau begitu katakan dulu
siapakah kaucu dari Tay im kau?"
Soh Han sim segera dibuat tertegun, sesaat kemudian ia
baru berkata agak tergagap
"Lo hujin, terus terang saja aku tak sanggup menjawab
pertanyaanmu yang pertama ini"
"Kau tidak besedia menjawab?" seru Ban Huijin-
"Bukan begitu, mungkin kalian tak percaya, sesungguhnya
aku betul betul tak tahu, sebab sejak masuk menjadi anggota
Tay im kau dan menjabat sebagai pelindung hukum
perkumpulan, sampai sekarang belum pernah bertemu dengan
kaucu"
"Lalu kau mengadakan kontak dengan siapa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dengan Hee Hujinya kni perempuan she Sim, tapi
kedudukannya juga sebagai pelindung hukum perkumpulan"
"Mungkin... mungkinkah Hee... Hee pocu?" tanya Ban
Huijin lebih jauh.
Berhubung disitu hadir Hee Giok yang, dia merasa rikuh
untuk menyebut nama Hee Im hong secara langsung.
"Bukan" Soh Han sim segera menggeleng "Sim si hujin
menguasai bukit Lou cu san, dia pula yang menyuruh Hee
Poocu mengutus diriku untuk menjabat kedudukan congkoan
dalam benteng keluarga Hee,padahal dalam kenyataannya
Hee pocu harus mentaati semua perintahku"
"Perempuan she Sim itu masih mempunyai seorang enci,
apa kedudukannya dalam perkumpulan ?" tanya Hee Giok
yang.
"Diapun berkedudukan sebagai pelindung hukum, tapi dia
juga menjabat kedudukan wakil congkoan dalam benteng
keluarga Hee kedudukannya masih berada dibawahku"
"Sesungguhnya apa sih jabatanmu sebenarnya ?" tanya Yu
Hua liong tiba tiba sambil mengelus jenggotnya .
"Tugasku mengawasi dan mendampingi Hee pocu selama
dia menjadi Bu lim Bengcu dan langkah berikut adalah
menguasai sembilan partai besar..."
"Apalagi yang kau ketahui?"
"Hanya ini saja" Soh Han sim tertawa getir, "bila dipikirkan
kembali saat ini, sekali pun mereka mengutus diriku untuk
mengawasi Hee pocu serta mendampinginya dalam usaha
menguasahi sembilan partai besar sehingga sepintas lalu
kedudukan dan kekuasaanku seolah olah besar, padahal
dalam kenyataannya setiap langkah dan tindakanku masih
harus menunggu perintah dari perkumpulan, atau dengan
perkataan lain aku tak lebih cuma seorang bonekanya saja,
tak sebuah perkumpulan rahasia pun yang kuketahui"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rasanya kau menyadari juga akan hal ini"
"Bagus sekali" kata Ban lo hujin pula sambil mengangguk
"Tiong tat, ajaklah dia pergi dari sini, dan berikan sebuah
kamar di kebun belakang untuknya serta beri jabatan sebagai
bengkoan, beri uang gaji setiap bulan kepadanya agar dia bisa
hidup secara baik baik"
Dengan bersusah payah Soh Han sim merangkak bangun,
kemudian memberi hormat berulang kali sambil serunya:
"Terima kasih banyak lo hujin"
Ban Tiong tat segera membimbingnya dan mengundurkan
diri dari ruangan itu.
-oo0dw0oo-
Jilid: 53
Soh Han sim pergi dari ruang tengah karena mendapat
perintah untuk memeriksa keadaan ketua dari Kay pang Kwa
Tiang tay, tapi setelah pergi sekian lama belum nampak juga
kembali, BengCu Hee Im hong mulai merasakan ketidak
beresan persoalan itu.
Saat itulah, wakil congkoan dari Ban siong san Ceng Ban
Kim sia munculkan diri dan berkata sambil memberi hormat:
"Lapor BengCu, pejabat ketua yang baru dari Kay pang,
Leng Kang to mohon bertemu"
"Pejabat ketua Kay pang yang baru?" Hee Im hong
tertegUn, segera tanyanya, "ke mana perginya Kwa pangcu?"
Ban Kim sia segera tertawa paksa:
"Hamba sendiripun kurang begitu tahu tentang masalah
Kay pang, mengapa bengCu tidak persilahkan pejabat ketua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kay pang yang baru masuk lebih dulu kemudian tanyakan
sendiri kepadanya?"
Hee Im hong segera manggut manggut:
"Baiklah, harap Ban hu congkoan sampaikan bahwa aku
mempersilahkannya masuk"
"Baik " Ban Kim sia mengiakan dan segera membalikkan
badan berjalan keluar dari situ, kemudian teriaknya lagi keras
keras: "Hee bengcu mempersilahkan Leng pancu masuk ke
dalam"
Menyusul seruan itu, dia telah muncul kembali
mendampingi Leng Kang to bersama si pengemis penakluk
harimau Lian Sam sin dan tocu kantor cabang kota Kim Leng
Lian Sam goan.
Dengan langkah lebar Leng Kang to segera maju selangkah
kedepan dan memberi hormat kepada Hee Im hong sambil
ujarnya:
"Pejabat ketua Kay pang yang baru Leng Kang to
menjumpai bengcu"
Hee Im hong sebagai seorang jago yang berpengetahuan
sangat luas, tentu saja enggan menerima penghormatan
sebesar itu, buru buru dia membimbingnya bangun dan
berkata sambil tersenyum:
"Leng sauheng tak usah banyak adat"
Sebelum duduk persoalan yang sebenarnya dibikin jelas,
tentu saja dia pun enggan memakai istilah "pangcu"
Setelah Leng Kang to bangkit berdiri, Lian Sam sin segera
maju dan berseru sambil menjura:
"Aku si pengemis tua menjumpai bengcu pejabat ketua
perkumpulan kami yang baru Leng Kang to masih muda dan
cetek pengetahuannya, harap selanjutnya Bengcu sudi banyak
memberi petunjuk kepadanya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lian loko terlalu merendah" kata Hee Im hong sambil
mengangkat tangannya, "silahkan bertiga mengambil tempat
duduk. sebetulnya urusan partai anda bukan menjadi masalah
pribadiku, tapi sebagai seorang Bengcu, mau tak mau
terpaksa siaute harus bertanya juga sejak kapan Kay pang
mengangkat pangcu baru dan mengapa tak nampak Kwa
pangcu muncul kembali di sini ?"
Leng Kang to bertiga duduk menurut urutan
kedudukannya, lalu oleh Lian Sam sin jawabnya:
"Sebetulnya kedatangan aku she Lian mendampingi Leng
pancu adalah untuk melaporkan peristiwa ini kepada Bengcu,"
"Perkumpulan kami memang bernasib buruk sehingga coa
pangCu almarhum diracuni orang seCara tragis, atas
pemeriksaan yang dilakukan sendiri oleh kedua orang lo
coutlong dan keempat tianglo kami semua persoalan telah
terungakap jelas tianglo kiri Kwa Tiang tay sebagai pembunuh
utama dalam kasus meraCuni coa pangCu telah dituduh
sebagai pembunuh, penghianat perkumpulan dan berkomplot
dengan musuh untuk menggulingkan kekuasaan pangCu
lama."
"Karena bukti sudah jelas, maka bersama para
pembantunya Koansee yong dan Lo Bun pin, mereka telah
dijatuhi hukuman yang sesuai dengan dosa kesalahan yang
telah diperbuat, atas persetujuan semua tianglo, pewaris coa
pangcupun diangkat menjadi pangcu baru meneruskan
kedudukan gurunya"
Makin mendengar Hee Im hong merasa Semakin
tersenggang, tapi makin diperhatikan dia semakin terperanjat,
bukanlah kedua orang "lo coa tiong" dari Kay pang adalah si
pengemis bermata buta? Mungkinkah kedua orang itu sudah
berada diperkampungan Ban siong san ceng?
Kalau toh Kwa Tiang tay sudah menjalani hukuman mati,
sebagai urusan rumah tangga Kay pang, tentu saja dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebagai orang luar tak baik untuk mencampurinya. Maka
sambil mengelus jenggotnya Hee Im hong manggut manggut
katanya:
"Jikalau rapat tianglo dari perkampungan anda telah
menetapkan demikian, aku harus menyampaikan selamat buat
Leng pangcu. Kini Kwa Tiang tay sudah mati, sudah barang
tentu dia tak perlu untuk mempersoaikan kembali."
"Terima kasih Bengcu" cepat cepat Leng Kang to memberi
hormat.
Lian Sam sin segera bangkit berdiri lalu mewakili Leng Kang
to memperkenalkannya kepada para ciangbunjin serta wakil
dari partai partai besar yang hadir disitu
Semua orang pun menyampaikan selamat kepada Leng
Kang to, kemudian baru duduk kembali.
Mendadak tampak wakil congkoan Ban Kim sia masuk
kembali dengan langkah tergesa gesa, kemudian setelah
memberi hormat kepada Hee Im hong katanya: "Lapor
Bengcu, lo hujin dan Yu tayhiap telah tiba"
begitu mendengar nama "lo hujin" Hee Im hong segera
menjadi tertegun, siapa gerangan "lo hujin" yang
dimaksudkan Ban Kim sia?
Baru saja rasa curiga melintas dalam benaknya, dari luar
pintu telah muncul serombongan manusia.
Sebagai orang pertama adalah Sam siang tayhiap Yu Hua
liong, orang yang telah ditolong dari bukit Lou cu san dan
hingga kini belum ketahuan jejaknya.
orang kedua adalah Ban lo hujin yang sangat
menggetarkan perasaan hatinya, nyonya tua yang jelas sudah
meninggal dunia tersebut kini telah berjalan masuk ke dalam
ruangan didampingi Ban Sian ceng serta Ban Huijin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dibelakang mereka mengikuti ketua Pek hoa pang Hoa Tin
tin, Leng Bwee oh, Ay Ang tho, disusul kemudian Yo Leng
kong Kui Hou nian serta Hee Giok yang, siang ci un dan Siang
Siau un.
(Hee Giok yang maupun dua bersaudara Siang masih
menyaru sebagai pria).
Ketika bertemu dengan Ban lo hujin, Hee Im hong nampak
terperanjat sekali, tapi dia bukan manusia biasa, dalam waktu
singkat dia telah memahami semua duduknya persoalan-
Sepasang matanya segera berkilat tajam lalu dengan
senyum dikulum dan tertawa tergelak dia bangkit berdiri untuk
menyambut. "Selamat bersua kembali saudara Yu" ujarnya.
Kemudian sambil berpaling ke arah Ban lo hujin, katanya
pula seraya menjura :
"Enso tua sungguh nasibmu masih baik ternyata tetap
hidup segar bugar didunia ini, Cuma siaute rasa, gurauan enso
kali ini benar benar rada keterlaluan"
Ban Lo hujin tertawa dingin-
"Teguran Hee Bengcu memang benar, tapi seandainya
tidak kusiarkan berita kematianku, bagaimana mungkin dapat
mengundang kehadiran Hee Bengcu disini? Dan bagaimana
pula bisa kuundang kedatangan para ciang bunjien dan wakil
partai besar yang telah Bengcu undang ke benteng anda...?"
Ucapan tersebut kelewat blak blakan dan mirip dengan
tusukan langsung sebilah pisau tajam.
Walaupun Hee Im hong sudah dapat menebak berapa
bagian, namun dia belum dapat menduga dengan cara apakah
Ban lohujin akan memusuhi dirinya, maka sebelum kedua
belah pihak sampai bentrok secara terang terangan, terpaksa
dia harus berkata sambil tersenyum
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bila enso tua ada persoalan, cukup kirim orang untuk
menyampaikan kabar, masa siaute tak akan segera datang ?"
Sementara berbicara, matanya yang tajam memandang
sekejap ke wajah beberapa orang yang berada di belakang
tubuh Ban Lo hujin, dia merasa bahwa kawanan manusia yang
turut masuk ke dalam ruangan bersama Ban Lo hujin itu tidak
terlampau tangguh.
Diantara sekian orang, yang tidak dikenal olehnya hanya si
kakek aneh berjubah hitam dan berlengan kutung (Yo Leng
kong) serta seorang lelaki berwajah penyakitan (Kui Hui nian)
yang nampaknya memiliki ilmu silat yang agak tangguh.
Sedangkan sisanya ketiga orang pemuda (Hee Giok yang
serta dua bersaudara Siang) yang berada bersama Huan cu im
hanya mirip anak murid perguruan kenamaan, dengan
kemampuan beberapa orang itu, jangan lagi dipihaknya masih
terdapat jago-jago tangguh dari pelbagai perguruan, sekalipun
dia seora ngpun masih sanggup untuk menghadapinya.
Begitulah, setelah memperhatikan sekitar arena, hatinya
menjadi lega separuh, sekulum senyuman pun segera
menghiasi ujung bibirnya, dia berkata sambil tersenyum:
"Enso tua, saudara Yu, silahkan duduk semua "
Yu Hua liong, Ban Lo hujin, Hoa Tin tin Yo Leng kong serta
Kui Hau nian sekalian segera mengambil tempat duduk.
sementara lainnya hanya berdiri disamping.
Sementara itu Huan cu im telah maju ke hadapan Hee Im
hong dengan sikap sangat menghormati, lalu menyapa:
"Empek Hee"
"Keponakan Huan" ujar Hee Im hong sambil mendehem,
"bukankah kau keluar rumah bersama Giok yang, apakah Giok
yang tidak ikut datang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekalipun ucap tersebut bernada lembut, namun secara
diam diam mengandung maksud menegur pemuda tersebut
yang dituduh telah melarikan anak gadis orang.
Kendatipun Huan cu im merasa tak pernah melakukan
perbuatan asusila namun teguran yang dilakukan dihadapan
orang banyak ini cukup membuat wajahnya merah padam
cepat cepat sahutnya:
"Enci Giok yang ikut datang, sebentar dia akan muncul
sendiri untuk bertemu dengan empek Hee"
"Hmmm" Hee Im hong mendengus berat berat, "kaum
perempuan memang selalu condong keluar, lebih baik dia tak
usah datang menjumpaiku lagi"
Hee Giok yang yang berdiri disamping, hampir saja dibuat
menangis saking malunya namun ia pun tahu kalau saat
sekarang bukan saat yang baik untuk berbicara.
Terpaksa sambil menahan air matanya yang mengambang
dalam kelopak mata ia berusaha mengendalikan diri, masih
untung dia mengenakan topeng kulit manusia, sehingga orang
lain tak melihat raut mukanya secara jelas. Ban lo hujin segera
berkata lagi :
"Huan sauhiap. tolonglah minggir dahulu, aku mendapat
pesan dari Yu locianpwee untuk membicarakan tiga hal
dengan bengcu"
Huan cu im merasa mengiakan dan segera mengundurkan
diri dari tempat tersebut.
Tercekal juga perasaan Hee Im hong setelah mendengar
nama "Yu locianpwee" disinggung singgUng, tapi segera
tanyanya sambil tersenyum tenang : "Enso tua, siapa sih yang
kau maksudkan dengan Yu locianpwee itu...?"
Sengaja dia mengajukan pertanyaan tersebut agar dapat
mencari tahu nada pembicaraan lawanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Ban Lo hujin tersenyum.
"Nama besar Yu locianpwee sudah termashur di seantero
jagad semenjak tujuh, delapan puluh tahun berselang, dia
adalah salah seorang dari dua cikal bakal Kay pang, yakni si
Pengemis sakti berwajah senyum, rasanya Bengcu pasti
mengetahuinya bukan?"
Diam diam Hee Im hong merasa terkejut, buru buru
ujarnya sambil tertawa paksa:
"Yu locianpwee adalah seorang tokoh persilatan yang amat
terhormat kedudukannya dalam dunia persilatan, sudah lama
siaute mengaguminya, apakah beliau hadir disini ? Apakah
siaute berkenan untuk menyambanginya ?"
"Gerak gerik Yu locianpwee ibaratnya bangau sakti yang
terbang kemana mana, setelah pergi kemana ? Tapi bila beliau
berniat untuk menjumpai Bengcu, dia pasti akan datang
sendiri kemari, tapi bila beliau enggan bertemu dengan
Bengcu, jangan harap kau bisa bertemu dengan dia orang
tua"
Apa yang diucapkan olehnya memang merupakan suatu
kenyataan, Pengemis sakti berwajah senyum selalu bertindak
dan berbuat menurut kehendak hati sendiri, dan hal ini sudah
menjadi kebiasaannya semenjak tujuh, delapan puluh tahun
berselang. Sambil menghela napas panjang, Hee Im hong
segera berkata :
"Kalau begitu, siaute benar benar tak berjodoh untuk
bertemu dengannya " Kemudian sambil menjura kepada Ban
lo hujin, katanya :
"Tadi, enso bilang Yu locianpwee hendak menyampaikan
berapa persoalan kepadaku, apakah enso dapat mengutarakan
persoalannya ?"
"Ya, ada tiga persoalan yang hendak kusampaikan kepada
Bengcu, harap sudi memberi keterangan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Silahkan enso utarakan " dengan penuh kesangsian dan
kecurigaan Hee Im hong menyahut.
"Persoalan pertama mengenai Si burung berkepala
sembilan Soh Han sim yang konon menjadi congkoan dalam
Benteng Bengcu, apakah Bengcu tahu secara jelas asal
usulnya?"
Hingga kini Soh Han sim belum juga menampakkan diri,
Hee Im hong sadar congkoannya pasti sudah tertimpa
musibah, karenanya dia segera berkerut kening setelah
mendengar pertanyaan itu, katanya:
"Apakah enso mencurigai asal usul Soh congkoan? Ia
datang kemari bersama siaute, asal enso memanggilnya
menghadap dan mengajukan pertanyaan sendiri kepadanya,
bukankah semua persoalan akan menjadi jelas?"
"Soal ini sih tidak usah" tukas Ban lo hujin, "sebelum
pertemuan puncak di bukit Hong san diselenggarakan, soh
congkoan telah merobohkan para ciangbunjin dan wakil partai
yang turut serta dalam pertemuan ini, bahkan memaksa diriku
untuk menuruti perintahnya, sejak peristiwa tersebut aku
sudah menaruh curiga kalau dibelakangnya pasti ada dalang di
belakang layar, ternyata Soh congkoan telah mengakuinya
tadi..."
Sekali lagi Hee Im hong mengerutkan alis matanya,
sementara sinar matanya berkilat, dengan suara dalam ia
berseru:
"oooh, rupanya enso telah memaksa berbicara dengan
jalan menyiksa?"
Ban lo hujin tertawa hambar.
"Harap Bengcu jangan emosi, sesungguhnya aku sendiripun
hanya melaksanakan tugas sesuai dengan perintah dari Yu
locianpwee..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yu locianpwe adalah seorang Bu lim cianpwee" kata Hee
Im hong bersungguh sungguh, "selama inipun aku selalu
menghormatinya, tapi cara kerja dia orang tua kali ini..."
"Kesemuanya ini demi kebaikan Bengcu sendiri" tukas Ban
lo hujin cepat, "Soh congkoan pun telah mengakui kalau dia
adalah petugas Tay im kau yang diselundupkan ke samping
Bengcu"
"Apa?" dengan perasaan terkesiap Hee Im hong pura pura
kaget, "dia adalah anggota Tay im kau? Oooh... oooh... apa
lagi yang dia katakan?"
"Padahal dia sendiripun tak lebih cuma seorang boneka
yang diperalat pihak Tay im kau, terhadap latar belaakng Tay
im kau boleh dibilang sama sekali tak tahu"
"Mana orangnya sekarang?" seru Hee Im hong teramat
gusar, "aku hendak bertanya sendiri kepadanya"
"Ilmu silat yang dimiliki Soh congkoan telah punah,
sebentar lagi dia akan keluar sendiri untuk bertemu dengan
Bengcu"
Hawa amarah menyelimuti seluruh wajah Hee Im hong,
namun agaknya dia sedang berusaha untuk menahan diri,
katanya kemudian
"Apakah persoalan yang kedua?"
"Kedua orang putri kesayangan Siang ciangbunjin dari Hoa
sanpay pernah mendapat kabar yang mengatakan Huan
sauhiap telah dilukai jarum im khek kiam dari pihak Tay im
kau, padahal ibu mereka justru tewas oleh ilmu Im khek ciam
tersebut dan selama penyelidikan banyak tahun selalu gagal
untuk menemukan sipemakai ilmu im khek ciam tersebut, oleh
sebab tolong tanya siapa yang telah melukai Huan sauhiap
dengan ilmu im khek ciam tersebut dan saat ini apakah masih
berada di bukit Lou cu san?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dimanakah kedua orang putri dari Siang ciangbunjin itu ?"
dengan sinar mata yang tajam Hee Im hong mengawasi
sekejap sekeliling tempat itu. Siang ci un dan Siang Siau un
segera melangkah maju ke depan, kata ci un : "Kami dua
bersaudara berada disini "
Hee Im hong segera berpaling ke arah Siang Han hui
seraya menegur : "Siang ciangbunjin, apakah kedua orang ini
adalah putrimu ?"
"Benar" sahut Siang Han hui.
ooodwooo
"Saudara Siang" kembali Hee Im hong bertanya, "betulkah
nyonyamu tewas oleh ilmu Im khek ciam?"
sekilas perasaan sedih danpedih melintas wajah Siang Han
hui, segera jawabnya:
"Benar, istriku memang tewas oleh ilmu Im khek ciam,
sudah banyak tahun siaute melakukan penyelidikan tanpa
berhasil menemukan si pembunuhnya, untung putriku sangat
berbakti hingga berhasil mendapatkan keterangan yang
sangat berharga itu. Karenanya bila Bengcu mengetahui
secara pasti jejak dari bajingan Tay im kau itu, harap sudi
memberi keterangan kepadaku, siaute pasti akan merasa
berterima kasih sekali..."
"Baik, baik" secara beruntun Hee Im hong mengiakan
berulang kali, kemudian sinar matanya dialihkan ke wajah Ban
lo hujin sambil tanyanya lagi: "Enso, apakah persoalan yang
ketiga?"
"Bengcu belum memberi jawaban atas pertanyaan yang
kedua" Siang ci un segera mengingatkan.
Hee Im hong mendengus dengan suara dalam:
"Hmmm, aku pingin mengetahui persoalan yang ketiga
lebih dulu, sebelum menjawab semua pertanyaan itu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baiklah" ujar Ban lo hujin kemudian, "persoalan ketiga
adalah masalah yang menyangkut sijago berbaju hijau Huan
Tay seng yang telah lenyap semenjak tiga belas tahun
berselang, apakah Bengcu mengetahui kabar beritanya?"
Ketika Huan cu im mendengar Ban Lo hujin menyinggung
soal ayahnya, ia merasakan hatinya terCekat, cepat cepat
pandangan matanya dialihkan ke wajah Hee Im hong.
Berubah hebat paras muka Hee Im hong, segera katanya:
"Huan Tay seng adalah adik angkatku, sejak ia hilang dari
peredaran dunia persilatan, siaute sudah mencoba untuk
mencari kabar beritanya tanpa hasil apakah enso mengetahui
kabar beritanya?"
Kembali Huan cu im mengalihkan pandangan matanya ke
wajah Ban Lo hujin: Ban Lo hujin segera tersenyum.
"Seharusnya Bengcu mengetahui kabar beritanya"
Huan cu im yang mendengarkan pembicaraan tersebut
menjadi sangat terCengang buru buru dia berpaling lagi ke
arah Hee Im hong.
"Enso apa maksud perkataanmu itu?" seru Hee Im hong
dengan wajah berubah hebat.
Ban Lo hujin tertawa hambar:
"Aku sendiripun hanya mendengarnya dari orang lain"
"Siapakah orang itu? Apa yang dia katakan?" tegur Hee Im
hong dengan suara dalam, matanya memancarkan sinar
tajam.
"Apakah Bengcu merasa takut?" jengek Ban lo hujin dingin.
Pertanyaan ini sangat menggetarkan perasaan Huan cu im
sehingga hatinya bergolak keras, diam diam pikirnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bila ditinjau dari nada pembicaraan bibi Ban, jangan
jangan empek Hee yang telah mencelakai ayahku hingga
tewas."
Waktu itu Hee Im hong sendiripun dicekam oleh gejolak
emosi yang luar biasa dengan suara dingin segera bentaknya.
"Ban hujin selama ini kuhormati dirimu sebagai enso
kuharap setiap perkataan yang akan diutarakan
dipertimbangkan dahulu dengan sebaik baiknya."
"Kenapa? Kini semua jago dari pelbagai partai besar hadir
disini apakah Bengcu berniat membunuhku untuk
menghilangkan saksi hidup?"
Sampai disini Huan cu im tak dapat mengendalikan diri lagi
dengan suara keras ia segera berseru.
"Empek Hee sebenarnya apa yang terjadi dengan ayahku?"
Belum selesai perkataan tersebut diutarakan tiba tiba ia
mendengar suara gurunya Ju It koay yang membisik dengan
ilmu menyampaikan suara:
"Nak. dengarkan saja semua pembicaraan yang sedang
berlangsung kau tak usah turut menimbrung"
Sementara itu Ban Lo hujin juga telah mengulapkan
tangannya sembari berkata,
"Huan sauhiap kau tak usah terburu napsu sebentar biar
aku yang menanyai dirinya hingga jelas"
Ban lo hujin dalam pada itu Hee Im hong telah menegur
dengan suara dalam "sesungguhnya kau telah mendengarkan
hasutan siapa? Hayolah terangkan secara blak blakan kepada
kami semua"
"Ban hujin mendengar dari siaute" tiba tiba Yo Leng kong
menyela dari samping.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapakah kau?" bentak Hee Im hong sambil menatap
tajam orang tersebut.
Tiba tiba Yo Leng kong mendongakkan kepalanya lalu
tertawa terbahak bahak dengan suara yang aneh ujarnya
"Waaah... setelah menjabat kedudukan Bengcu yang
terhormat rupanya Hee poocu sudah tidak kenal lagi dengan
sahabat lama?"
Dengan sinar mata yang tajam bagaikan sembilu Hee Im
hong mengawasi wajah Yo Leng kong lekat lekat, selang
berapa saat kemudian ia baru berkata. "Siapakah kau? Maaf
bila aku manusia she Hee tidak dapat mengingatnya kembali"
Yo Leng kong segera mengebaskan ujung lengan kanannya
yang kosong dihadapan lawan lalu mendesis:
"Yaa, siapa suruh lengan kanan siaute telah kutung dan
paras mukaku telah rusak."
Tiba tiba Hee Im hong merasakan hatinya bergetar keras
sambil mengawasi orang itu lebih seksama ia berseru
"Kau..."
Rupanya dia mengira Yo Leng kong adalah Huan Tay seng.
Tidak sampai perkataan tersebut selesai diutarakan, Yo
Leng kong telah berkata lagi sambil tertawa dingin:
"PeriStiwa yang terjadi di bukit Pek sia san tepi telaga cou
oh pada tiga belas tahun berselang tentunya masih kau ingat
bukan? Nah, boleh dibilang siaute adalah satu satunya saksi
hidup,.."
Sepanjang tanya jawab tersebut berlangsung, Huan cu im
mengikuti terus semua pembicaraan tersebut dengan
seksama.
Pada saat itulah, tiba tiba ia mendengar suara dari si
Pengemis sakti berwajah senyum berbisik disisi telinganya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey anak muda, sejak kau pelajari ilmu Hong lui in, saat
inilah kesempatan yang terbaik bagimu untuk
mendemonstrasikannya di hadapan semua orang, perhatikan
baik baik sinar mata Hee Im hong sudah mulai memancarkan
sinar jahat, tampaknya sebentar lagi dia akan melancarkan
totokan maut, cepatlah kau giring kekuatan tersebut keluar
jendela, jangan sampai teledor"
"Saksi hidup?" sementara itu im hong sudah tertawa
tergelak, "haaahhh... haaahhh...haaahhh... perkataan anda
hanya menimbulkan kecurigaan saja"
Dengan pandangan mata yang tajam Yo Leng kong
memandang sekejap kesekeliling tempat itu, kemudian
serunya dengan lantang
"Jelek-jelek begini siaute masih terhitung seorang
ciangbunjien dari suatu perguruan besar, masa perkataanku
tidak dipercayai orang lain-..?"
Hee Im hong segera mendengus dengan suara dalam:
"Hmmm, menyebut nama sendiripun tak berani,
ciangbunjin macam apaan dirimu itu"
Yo Leng kong tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... Siaute adalah Yo Leng
kong, sekarang Bengcu sudah teringat kembali bukan?"
"Kau adalah ciangbunjin dari Tiang pek pay" seru Hee Im
hong tertegun, kemudian sambil manggut manggut lanjutnya
"ehmm bagus sekali, bagus sekali"
begitu selesai berkata, tiba tiba ia menggerakkan tangan
kanannya sambil melancarkan sebuah totokan kilat ke tubuh
Yo Leng kong
Huan cu im telah bersiap sedia setelah memperoleh bisikan
dari Pengemis sakti berwajah senyum tadi, karenanya sewaktu
melihat Hee Im hong menggerakkan pergelangan tangannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil melepaskan serangan dengan jari tengahnya, dia pun
berani berayal lagi.
SeCepat kilat tangan kanannya diputar satu lingkaran diatas
kepala sementara tangan kirinya mendayung dengan ilmu
Hong lui in, dalam waktu singkat serangan jari Lui hwee ci
yang dilancarkan Hee Im hong telah dibuangnya keluar
jendela.
Mimpipun Hee Im hong tidak mengira kalau ilmu Lui hwee
ci yang telah dilatihnya dengan susah payah selama dua puluh
tahunan dan menggunakan himpunan seluruh tenaga Sam
yang cin khi yang dimilikinya, begitu dilepaskan tahu tahu
sudah terlepas dari kendali sendiri dan dibuang orang keluar
jendela.
Yang lebih mencengangkan hatinya adalah orang yang
membuang ancaman dahsyatnya itu ternyata tak lain adalah
Huan cu im.
sementara ia masih tertegun, tiba tiba kedengaran
seseorang berseru dari luar jendela sambil tertawa:
"Siapa yang membuang kuaci keluar jendela? Adakah kulit
kuaci yang dibuang?"
Entah sejak kapan, ternyata diluar jendela telah muncul
seorang kakek yang kurus kecil, tiba tiba saja ia bertepuk
tangan keras keras, hawa serangan Lui hwee ci yang dibuang
Huan cu im keluar jendela itu tahu tahu sudah terkurung
dalam tepukan tangannya. "Blaaammm...
Mendadak terjadi suara ledakan yang amat memekikkan
telinga, ternyata dalam tepuk tangan tadi ia telah menepuk
buyar himpunan tenaga Sam yang cing khi yang maha
dahsyat itu.
Ledakan yang menggelegar dalam ruangan, serentak
mengejutkan para jago yang hadir disana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampaknya si kakek Ceking itupun turut terperanjat
dibuatnya, sambil berseru tertahan segera serunya :
"Aduh, mak siapa yang membuang petasan kepadaku ?
Memangnya aku si orang tua dianggap kwaci ?"
Baru selesai perkataan tersebut diutarakan, dalam waktu
singkat bayangan tubuhnya telah lenyap tak berbekas.
Sambil tertawa dingin Yo Leng kong segera menjengek:
"Waaah... hebat sekali ilmu Lui hwee ci dari Hee Bengcu"
Berkilat sepasang mata Hee Im hong, dia sama sekali tidak
peduli ejekan Yo Leng kong, tubuhnya yang tinggi besar
segera berkelebat maju ke muka dan sekejap kemudian telah
mendesak maju kehadapan Huan cu im.
Biarpun gerakan tubuhnya dilakukan dengan keCepatan
luar biasa, namun oleh karena perhatian semua orang sedang
tertuju kepadanya seorang, maka baru saja tubuhnya
bergerak. Hee Giok yang, Siang ci un, Siang Siau un bertiga
yang berdiri paling dekat dengan pemuda itu telah
berkelebatan maju ke muka serta melindungi Huan cu im dari
tiga penjuru. "Toook..."
Diiringi suara tongkat besi yang mengetuk lantai bergema
memenuhi seluruh ruangan sesosok bayangan manusia
secepat sambaran petir telah melinyap kedepan serta
menghadang didepan tubuh Huan cu im.
Ternyata orang itu adalah seorang pengiring yang datang
bersama Hee Bengcu, yakni ketua pelatih dari benteng
keluarga Hee Ju It koay adanya.
Dengan wajah yang diliputi kegusaran Hee Im hong segera
menegur dengan suara dalam "Ju cong kau tau, ada yang
hendak kau perbuat? Hayo cepat mundur dari sini"
Yo Leng kong tertawa tergelak:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... Hee Bengcu, kau
anggap siapakah loko ini?"
Kemunculan Ju It koay yang secara tiba tiba menghadang
didepan Huan cu im telah menimbulkan keCurigaan Hee Im
hong, dia sadar pasti ada sesuatu yang tak beres dibalik
kejadian ini, maka dengan wajah agak berubah dan suara
kurang leluasa katanya "Dia adalah Ju cong kautau dari
benteng keluarga Hee"
"Haaahhh... haaahhh... haaahhhh..." sekali lagi Yo Leng
kong tertawa tergelak, "aku kuatir kalau apa yang menjadi
kenyataan sama sekali diluar dugaan Hee Bengcu"
Dengan tatapan mata yang tajam bagaikan bara api, Hee
Im hong mengawasi wajah Ju It koay tanpa berkedip.
kemudian tegurnya dengan suara dalam: "Hayo bicara Ju cong
kautau"
Ju It koay termenung beberapa saat, kemudian baru
katanya dengan suara pelan:
"Aku tahu sikap toako terhadap putraku memang sangat
baik, karenanya perselisihan pribadi diantara kita tak perlu
disinggung kembali, siaute hanya ingin menasehati toako..."
"Kau...?" Mendadak Hee Im hong merasakan tubuhnya
bergetar keras, sepasang mata mendelik besar, serunya
tertahan, "kau adalah Huan hiante?"
Dari sebutan "Hiante" itu Huan cu im turut merasakan
hatinya bergolak keras, serunya emosi:
"Suhu... dia orang tua... mungkinkah ayahku...?"
Dia ingin maju menyongsong namun sangsi juga untuk
bertindak begitu. Selain Huan cu im, ternyata ada seorang lagi
yang turut merasakan gejolak perasaannya setelah
mendengar perkataan dari Hee Im hong itu, orang tersebut
tak lain adalah ketua Pek hoa pang, Hoa Tin tin-..
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mimpipun dia tak menyangka kalau siJago berbaju hijau
Huan Tay seng yang dulu ganteng dan gagah, kini telah
berubah menjadi seorang kakek yang reyot lagi cacad, tanpa
terasa dengan sepasang matanya yang jeli dia awasi Ju It
koay lekat lekat, matanya terasa kabur oleh genangan air
mata. Sambil tertawa tergelak Yo Leng kong segera berseru:
"Huan loe, suhumu adalah ayahmu, mengapa kau tidak
segera maju untuk menghormatinya ? Ayah dan anak yang
telah berpisah selama tiga belas tahun, hari ini dapat
berkumpul kembali "
Dengan ucapan tersebut, Huan cu im segera yakin kalau
perkataannya tidak salah, dengan serunya : "Ayah..."
Tak kuasa lagi dia menjatuhkan diri berlutut ke atas
tanah...
Ju It koay, atau sekarang lebih tepat disebut Huan Tay
seng segera manggut manggut pula dengan air mata
bercucuran, katanya :
"Nak, kau baik sekali. hayo bangun, ayah masih ingin
berbinoang bincang dulu dengan empek Heemu"
Sambil menyeka air mata Huan cu im bangkit berdiri. Siang
Siau un yang berada disampingnya segera berbisik :
"Samko, selamat kepadamu, akhirnya kalian ayah dan anak
dapat berkumpul kembali"
Dengan pandangan kaku Hee Im hong mengawasi ayah
dan anak berdua itu tanpa berkedip. sampai lama kemudian ia
baru menghela napas panjang sambil katanya:
"Hiante dahulu aku telah melakukan perbuatan yang salah
kepadamu, sejak peristiwa tersebut hatiku selalu merasa sedih
menyesal"
Sambil tersenyum Huan Tay seng segera menukas:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah siaute katakan, urusan pribadi sudah menjadi
urusan yang basi, yang sudah lewat biarkan saja lewat, buat
apa toako mesti membicarakannya kembali..."
"Yaa, hiante memang selalu jujur dan setia kepada
siapapun, karenanya Thian melimpahkan karunianya
kepadamu" ucap Hee Im hong dengan nada sedih, "begitu
bapaknya begitu pula anaknya, kini bukan saja keponakan
Huan telah tumbuh menjadi dewasa, lagi pula kepandaian silat
sangat tangguh bagaimanapun juga Hiante lebih beruntung
ketimbang aku"
"Thianpun melindungi toako" ujar Huan Tay seng pula,
"hanya saja tidak seharusnya toako mau menuruti bujuk setan
kaum sesat sehingga melakukan perbuatan yang keluar dari ril
kebenaran, kini anak buahmu sudah pada bubar, tokoh tokoh
partai besarpun telah memperoleh kesadarannya kembali,
toako sudah menjadi sasaran semua orang, karenanya siaute
harap mau sadar akan posisinya, serta cepat kembali kejalan
yang benar, karena kedamaian didunia persilatan berarti
kedamaian pula bagi toako..."
"Terlambat..." tiba tiba Hee Im hong menggelengkan
kepalanya dengan sedih dan tidak berbicara lagi.
"Toako" kembali Huan Tay seng berkata dengan wajah
bersungguh sungguh "asalkan mau bertobat serta menyesali
semua perbuatanmu dulu aku percaya para tokoh partai partai
besar sebagai perguruan kenamaan tak akan mencari urusan
lagi denganmu apanya yang teriambat...?"
Sambil melangkah maju kemuka Hee Giok yang ikut
berseru pula :
"Ayah, apa yang dikatakan paman Huan benar, semua
kekalutan dan kekacauan dalam dunia persilatan bersumber
dari perkumpulan Tay im kau, ayah, mengapa kau tak mau
mengikuti nasehat paman Huan? Asal kau tumpas perguruan
Tay im kau seakar akarnya, bukankah tindakanmU itu bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menebus semua dosa dosamu dulu? Apa lagi yang mesti kau
kuatirkan"
"sembilan partai besar serta segenap umat persilatan pasti
dapat memaklumi keadaanmu?" Hee Im hong memandang
sekejap ke arah Hee Giok yang, kemudian manggut manggut
"Ternyata kau betul betul anak cay"
Hee Giok yang segera melepaskan topeng kulit manusianya
lalu sambil berlutut dan mencucurkan air mata, katanya
"Putrimu memang tidak berbakti, tapi ayah... turutilah
nasehat paman Huan..."
Tapi Hee Im hong tetap menggelengkan kepalanya
berulang kali, bisiknya pelan-"Kalian tidak tahu..."
"Ayah, belum Cukupkah ayah disiksa dan dipermainkan
perempuan rendah she Sim itu?" seru Hee Giok yang sambil
mengangkat wajahnya yang sedih dan penuh air mata itu,
"hampir saja nama baik kau orang tua terCemar, ayah...
apakah kau masih berniat melindunginya . . .? "
Yu Hua liong segera bangkit berdiri dari kursinya dan
berkata pula sambil menjura
"Saudara Hee, tepat sekali apa yang dikatakan putrimu,
semua yang hadir disini telah mengerti bahwa semua
kekaluran terjadi dalam pertemuan puncak dibukit Hong san
tempo hari merupakan ulah dari orang orang Tay im kau, tak
seorangpun yang akan menyalahkan dirimu..."
"Terima kasih sekali untuk nasehat Saudara Yu yang amat
berharga itu, hanya saja..."
Tiba tiba sepasang mata Hee Im hong menjadi basah,
sembari membangunkan tubuh Hee Giok yong dari atas tanah,
ia berkata dengan sedih:
"ciangbunjin toheng dan saudara sekalian yang hadir disini,
aku hanya bisa bersyukur kepada kalian karena sudah bebas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari pengaruh jahat orang orang Tay im kau, sebab dengan
begitu siautepun merasa tanggung jawabmu menjadi lebih
ringan, siaute..."
Setelah mendengar perkataan dari ayahnya ini, Hee Giok
yang seperti mendapat suatu firasat jelek. buru buru katanya
lagi: "Ayah, sebenarnya kenapa sih kau ini ?"
Hee Im hong tidak langsung menjawab pertanyaan itu,
sambil membelai bahu putrinya ia berkata kepada Huan Tay
seng
"Huan hiante, kau tidak mempersoalkan kembali peristiwa
lama, hal ini menimbulkan rasa gembiraku, aku telah
menjodohkan anak cay kepada cu im, keputusan ini telah
kuambil sejak kuberikan pedang pelangi hijau kepadanya pada
pertemuan pertama dulu, sekarang kalian ayah dan anak telah
berkumpul kembali, anak cay pun sudah menjadi Calon
menantumu, aku hanya berharap hiante bisa menganggapnya
sebagai putri sendiri... cu im, kaupun harus baik baik
menjaganya..."
Huan Tay seng segera menemukan pula ketidak beresan
dibalik perkataan itu, dengan mata melotot tegurnya:
"Toako, mengapa kau berkata begitu? Sebenarnya
kesulitan apakah yang kau alami? Kita sebagai saudara angkat
sudah sepantasnya saling membantu, bila kau menjumpai
kesulitan, utarakanlah kepadaku"
Hee Im hong tertawa pedih. "Terus terang saja hiante,
aku..."
Mendadak ia menutup mulut sambil menggelengkan
kepalanya berulang kali, kemudian setelah menghela napas
panjang katanya lagi: "Aaai, lebih baik persoalan ini tak usah
dibicarakan lagi"
"Ayah, harus kau katakan, harus kau katakan-.." pinta Giok
yang dengan perasaan gelisah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil melototkan matanya bulat bulat Hee Im hong
berkata sambil tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... anak manis kau mesti
memahami watak ayahmu, paling tidak aku masih termasuk
punya nama didalam dunia persilatan? Hanya saja..."
"Ayah, hanya saja kenapa ?" tanya Giok yang tak sabar
"Baik, jlka kau memaksa ayah untuk mengatakannya,
terpaksa ayah harus berbicara seadanya, ketahuilah selama
belasan tahun terakhir ini kehidupan ayah telah dikuasai orang
lain, bila ayah berani meninggalkan perkumpulan Tay im kau,
maka kehidupanku hanya akan berlangsung selama tiga hari"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, hampir semua yang
hadir dalam arena dibuat terperanjat sekali.
Hee Giok yang sendiripun merasakan hatinya bergetar
keras, matanya terbelalak lebar lebar, dengan cemas
tanyanya:
"Ayah mengapa orang tua hanya bisa hidup selama tiga
hari saja?"
"Sejak sembilan tahun berselang telah diracuni orang
dengan suatu jenis racun yang sangat jahat, setiap tiga hari
sekali aku mesti menelan sebutir pil pemUnah, bila tiada obat
penawar tersebut maka tengah hari ketiga, racun jahat
tersebut akan mulai bekerja"
"Racun jahat semacam apakah yang telah toako derita?"
Huan Tay seng ikut bertanya, "kini segenap tokoh silat dari
pelbagai partai besar hadir disini, masa mereka tak mampu
untuk memunahkan racun yang menyerang didalam tubuh
toako?"
Yu Hua liong segera manggut manggut, katanya pula:
"Perkataan Huan loko memang benar, semua jago dari
partai besar hadir disini secara lengkap. tak ada salahnya bila
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee loko mengutarkannya keluar, sesungguhnya racun jahat
semacam apakah yang telah kau derita?" Hee Im hong
menghela napas panjang:
"Aaai... siaute sendiripun tidak tahu racun jahat macam
apakah yang kuderitakan, sudah berulang kali kucoba
melakukan pemeriksaan bila sedang mengatur pernapasan,
namun usahaku ini selalu gagal, apa bila menjelang tengah
hari ketiga aku belum juga menelan pil pemunah racun itu,
maka racun jahat tersebut akan segera kambuh"
"Bagaimanakah perasaan toako bila racun itu sedang
kambuh? tanya Huan Tay seng penuh perhatian-
"Mula mula kepalaku terasa pening sekali dan ingin tidur,
lambat laun seluruh tubuhku mulai gentar keras, keempat
anggota badanku seakan akan digigit oleh berjuta ekor semut
dan akhirnya dari kuku sampai mata akan berubah menjadi
hijau sementara seluruh kulit badan membengkak seperti mau
pecah."
Siang Han hui dari Hoa sanpay mendengar perkataan
tersebut menjadi terperanjat sekali, segera serunya.
"Jangan jangan Hee Bengcu sudah terkena racun cacing
racun penempel tulang? Siaute lupa entah membaca hal
tersebut dari buku yang mana tapi gejalanya bila racun itu
sedang bekerja memang persis seperti apa yang Hee bengcu
lukiskan, waktu itu siaute malah menganggap cerita tersebut
cuma isapan jempol belaka dan sama sekali tidak menaruh
kepercayaan, tak nyana ternyata di dunia ini betul betul
terdapat racun semacam ini"
"Apakah empek Siang mengetahui obat penawar dari racun
tersebut?" tanya Giok yang kemudian-
"Dalam kitab tersebut sama sekali tidak dijelaskan, tapi aku
percaya obat penawarnya pasti ada, sebab setiap benda
didunia ini pasti ada tandingannya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee Giok yang berpaling kembali kepada ayahnya dan
bertanya lebih jauh. "Ayah, setiap kali siapa kah yang
memberikan obat penawar racun kepadamu?"
"orang itu adalah Soh Han sim"
"Kalau begitu aku segera pergi mencarinya"
"Aku juga ikut" sambung Huan cu im.
Tergesa gesa kedua orang itu keluar dari ruangan-
Ban Hui jin segera menyusul pula dibelakangnya sambil
berteriak keras:
"Huan toako, enci Hee, biar aku yang membawakan jalan
untuk kalian berdua"
"Aaah, betul" Huan cu im sambil tertawa, "aku cuma tahu
pergi dengan terburu buru, padahal tidak kuketahui
dimanakah Soh Han sim berada"
Ban Huijin tersenyum manis: "Nah, kalau begitu ikutilah
aku"
Dengan cepat nona itu berjalan lebih dulu didepan, setelah
menembusi kebun sekian lama, akhirnya dia baru berbisik:
"lbu kuatir ada orang yang mencelakai jiwanya setelah dia
kehilangan ilmu silatnya, maka secara diam diam ia telah
berpesan kepada paman Tiong dengan ilmu menyampaikan
suaranya untuk mengirim Soh Han sim kedalam ruang bawah
tanah. karenanya baru saja kalian meninggalkan ruangan, ibu
segera menyuruh aku untuk menjadi petunjuk jalan buat
kalian berdua"
Begitulah dengan Ban Huijin berjalan didepan, mereka
berjalan menuju ke dalam sebuah gua dibalik gunung
gunungan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Enci Ban, bukankah pintu masuk kedalam ruangan bawah
tanah itu terletak di dalam pagoda air?" tanya Giok yang
kemudian keheranan.
"Ada tiga buah pintu masuk untuk menuju keruang tengah
tersebut, belakangan ini karena ibu hendak menyiarkan berita
kematiannya untuk membohongi orang, maka beliau telah
membuka sebuah pintu baru ditempat ini sekarang kita akan
masuk melalui pintu baru tersebut"
Huan cu im dan Hee Giok yang segera mengikuti
dibelakangnya memasuki gua dibalik gunung gunungan itu,
tempat tersebut terletak diseberang pagoda air, ditengahnya
dipisahkan oleh sebuah permukaan air yang luasnya mencapai
empat lima kaki.
Setelah memasuki gua dibalik gunung gunungan itu maka
terbentanglah sebuah lorong yang sempit dengan batu
gunung yang menonjol disana sini, lubang diatas dinding
lorong memberikan sebuah ventilasi udara yang cukup
menyegarkan bagi ruangan bawah tanah itu.
Diujung lorong adalah sebuah ruangan, dari dalam sakunya
Ban Hui jin mengeluarkan sebuah anak kunci serta membuka
pintu yang terkunci rapat itu.
Ketika pintu terbuka maka terlihatlah di balik pintu
merupakan sebuah ruang tamu yang sangat luas, ditengah
ruangan terdapat sebuah meja besar dengan delapan buah
kursi disekelilingnya, didekat dinding sebelah atas terdapat
sebuah meja membentuk persegi panjang yang menyimpan
beberapa macam barang antik, sementara diatas dinding
tergantung sebuah lukisan pemandangan yang sangat indah.
Ban Huijin yang berpaling dengan pelan pelan mendorong
meja panjang itu serta melepaskan sebuah papa npelindung
dinding maka terlihatlah sebuah gua kecil dibalik dinding
tersebut.
Katanya kemudian seraya berpaling:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huan toako, coba kau rapatkan kembali pintu ruangan"
Huan cu im menurut dan segera merapatkan kembali pintu
depan.
begitu pintu tertutup, semua orang baru mengetahui
bahwa pintu yang tampak terbuat dari kayu dari arah luar,
sesungguhnya terbuat dari baja asli, gedung kunci pintu pun
terbuat dari besi pula,jika sudah dikunci dari arah dalam maka
jangan harap orang luar bisa membukanya.
Sambil berpaling Ban Huijin berseru sambil tertawa:
"sekarang kita boleh turun kebawah"
Habis berkata dia segera menuruni undak undakan batu
lebih dulu dibalik gua Kedua orang lainnya segera mengikuti
pula dibelakangnya.
Ditempat itu semuanya terdiri dari dua buah ruangan,
dibagian luar kosong melompong tanpa perabot, disitu hanya
tampak sebuah meja dan dua buah bangku, diatas diujung
sebuah lampu lentera, sedang dibagian dalam adalah sebuah
kamar tidur dengan sebuah pembaringan kayu yang cukup
besar
"Soh congkoan, kami datang untuk menjengukmu" seru
Ban Huijin kemudian-
Dengan langkah yang amat berat Soh Han sim muncul dari
balik ruangan, katanya kemudian seraya menjura:
"Nona Ban, terima kasih banyak atas kesudian lo hujin
untuk menampung diriku, tapi aku tetap kuatir, tak mungkin
aku bisa hidup melewati malam ini"
"Mengapa kau bisa berkata begitu? ^
"sebab aku mempunyai semacam firasat seakan akan ada
orang hendak mencabut jiwaku"
"Soh congkoan tidak usah kuatir, jangan lagi dalam
perkampungan Ban siong san ceng penuh orang kami
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
disinipun hadir Kiu hoa sin nie Yu locianpwee serta nenek
bermata buta, betapapun lihaynya pihak Tay im kaujangan
harap mereka berani mencari gara gara kemari. ditambah lagi
tempat ini terletak amat rahasia tak seorangpun yang
mengetahui kalau kau berdiam disini apa lagi yang mesti kau
takuti...?"
Soh Han sim segera tertawa getir.
"Mungkin sudah terlalu banyak kejahatan yang kulakukan
sehingga begitu kehilangan kepandaian silatku maka
keadaanku seperti sudah kehilangan pegangan perasaanku
menjadi tak pernah tenang kembali."
"Lepaskan golok pembunuh dan kembalilah kejalan Budha,
asal Soh congkoan telah bertobat serta menyesali perbuatan
yang lalu pancaran sinar terang dari hatimu pasti akan
mengusir semua bayangan hitam dari benakmu, dan kaupun
tak perlu merasa gelisah atau tidak tenteram" kata Huan cu
im.
"Terima kasih banyak Huan sauhiap atas nasehatmu"
ooodwooo
"Soh congkoan" kata Hee Giok yang kemudian, "ada satu
persoalan hendak kami tanyakan kepadamu"
"Toa siccia tak perlu sungkan sungkan" sahut Soh Han sim
sambil mengangkat bahu dan tertawa, "bila ada persoalan
lebih baik utarakan saja secara terus terang, asal kuketahui
pasti akan kujawab dengan sejujurnya"
Huan cu im segera menarik bangku seraya serunya: "Mari
kita duduk dulu sebelum berbincang bincang"
Hee Giok yang dan Ban Huijin segera mengambil tempat
duduk. tentu pula dengan Soh Han sim.
"Ayahku telah diracuni orang, tahukah Soh congkoan, siapa
yang telah meracuni beliau?" tanya Giok yang kemudianTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
"Aku cuma tahu kalau Bengcu sudah terkena semacam
racun yang sangat jahat dan setiap tiga hari sekali mesti
menelan obat penawar racun, tentang siapa yang
meracuninya, aku sendiripun kurang begitu tahu..."
Dia kuatir Hee Giok yang tidak mempercayai perkataannya,
selesai berkata ia segera menambahkan lagi dengan wajah
serius:
"Aku telah mengalami nasib setragis ini untuk melindungi
jiwa sendiri saja sudah tak mampu, tentu saja apa yang
kuketahui akan kuutarakan tanpa ragu, tapi dalam persoalan
ini aku benar benar tidak tahu"
"Lalu darimana datangnya obat penawar racun yang harus
kau berikan kepada ayahku setiap tiga hari sekali?"
"Saban kali cui huan dayang hujin yang selalu
menyerahkan obat tersebut kepadaku, oleh karena aku selalu
mendampingi Bengcu maka obat itu harus diminum menjelang
tengah hari. Biasanya dihari begitu kalau Bengcu tidak berada
diruang tidur tentu berada dikamar baca, maka setiap kali
akupun bisa menyerahkan pil tersebut kepada Bengcu tepat
pada waktunya"
"Lalu bagaimana seandainya ayah hendak keluar rumah?"
"Setiap kali Bengcu keluar rumah, akupun akan selalu
mengiringi kepergiannya, maka dari itu sebelum berangkat,
cui huan selalu menyerahkan semua barang kebutuhan
Bengcu disepanjang jalan kepadaku otomatis obat untuk
Bengcu sudah disiapkan pula"
"Baiklah" kata Hee Giok yang selanjutnya "dalam
perjalanan ke bukit Hong san kali ini, berapa banyak obat
yang diserahkan cui huan kepadamu?"
"Semuanya terdiri dari empat bungkus, keCuali sebungkusa
yang telah diminum ditengah jalan tiga hari berselang dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemarin siang telah minum sebungkus lagi, kini tinggal dua
bungkus"
"serahkan obat tersebut padaku"
"Baik" Soh Han sim segera mengiakan.
Dengan dia merogoh kedalam sakunya dan mengeluarkan
sebuah kotak keCil, kemudian ujarnya lebih jauh:
"Dalam kotak ini masih terdapat dua bungkus an obat,
setiap kali akan minum sebungkus harus dicampur dulu
dengan air teh"
Hee Giok yang membuka kotak tersebut serta memeriksa
isinya, betul juga didalam kotak itu memang terdapat dua
bungkus an keCil, maka sambil disimpan kembali kedalam
saku dan bangkit berdiri ujarnya:
"Baiklah, kita boleh pergi dari sini, moga moga kau bisa
menjaga diri baik baik" Ketika berbicara sampai disitu, tiba
tiba ia berseru tertahan seraya bertanya:
"Soh congkoan apakah kau sudah memiliki sesuatu benda
yang bisa dipakai untuk melindungi keselamatan jiwamu bila
ada musuh yang berhasil menyelundup kemari ?"
Soh Han sim tertawa getir,
"Segenap hawa murniku telah digetarkan Huan sauhiap
sampai buyar, keadaanku sekarang tak berbeda seperti orang
biasa, bila musuh hendak merenggut jiwaku, terpaksa aku
hanya bisa menyerahkannya secara pasrah"
Hee Giok yang segera mengeluarkan sebuah tabung jarum
dari sakunya seraya berkata:
"Tabung ini berisikan jarum sakti Kiu hoa hong ciam, setiap
kali dibidikkan bisa menyemburkan sampai sembilan batang
jarum semula benda itu diserahkan suhu kepadaku untuk
melindungi keselamatanku karena aku baru mulai mempelajari
ilmu silat, sekarang aku sudah tidak membutuhkannya maka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kupinjamkan kepadamu untuk sementara waktu, tapi kau tak
perlu kuatir, tampat ini rahasia sekali letaknya, sekalian pun
ada orang dipihak musuh yang berhasil menyusup kemari,
belum tentu mereka dapat menemukan tempat ini, sekalian
berhasil ditemukan, dengan mengandalkan kesembilan batang
jarum tersebut rasanya masih cukup waktu bagimu untuk
menghadapinya, nah simpanlah benda tersebut baik baik"
Soh Han sim menjadi kegirangan setengah mati, sambil
mengucapkan terima kasih berulang kali dia menerima tabung
tersebut. Ban Huijin berkata kemudian sambil tertawa:
"lbuku berpesan kepada paman Tiong agar melakukan
peronda siang dan malam diluar sini, begitu ditemukan jejakan
musuh, kami akan segera menyusul kemari"
"Budi kebaikan lo hujin tak akan kulupakan untuk
selamanya" ucap Soh Han sim kemudian dengan perasaan
amat berterima kasih.
Setelah ketiga orang itu mengundurkan diri dari ruang
bawah tanah, Ban Huijin menutup kembali pintu masuk ke gua
seperti sedia kala kemudian baru membuka pintu dan keluar.
Setelah pintu dikunci kembali, mereka baru tinggalkan
gunung gunungan serta kembali ke ruang belakang.
ooodwooo
Sepeninggal Huan cu im dan Hee Giok yang sekalian
bertiga tadi, sambil tertawa Ban lo hujin segera berkata
kepada Huan Tay seng:
"Huan tayhiap. hari ini kalian ayah dan anak telah
berkumpul kembali, peristiwa semacam ini boleh dibilang
merupakan suatu peristiwa besar yang patut diperingati, aku
ingin menambah bunga diatas peristiwa ini dengan
kegembiraan ditambah kegembiraan entah bagaimana
maksudmu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Tay seng mengira Ban lo hujin hendak membicarakan
soal perkawinan antara putranya dengan Hee Giok yang, ia
tahu bahwa putranya dengan Giok yang telah menjadi
kenyataan, maka bila Ban lo hujin yang bertindak sebagai mak
comblangnya, hal inijauh lebih baik lagi:
Karenanya dia segera menjura dan katanya sambil tertawa
terbahak bahak: "Terserah keinginan enso"
Ban lo hujin segera berpaling ke arah Ay Ang tho yang
berdiri dibelakang ketua Pek hoa pang, lalu sambil menggapai
katanya: "Nona Ay, kemarilah kau"
Ay Ang tho menyahut dan segera tampil ke depan, lalu
katanya dengan hormat: "Lo hujin ada perintah apa?"
Ban lo hujin tersenyum.
"Nak. Huan tayhiap adalah ayah kandungmu, mengapa kau
tidak maju kedapan untuk menghormatinya? "
Ay Ang -ho menjadi tertegun, segera dipandangnya wajah
Huan Tay seng dengan sangsi untuk berapa saat dia tak
berani untuk maju ke depan...
Huan Tay seng sendiripun dibuat terperangah oleh kejadian
ini, sambil memandang ke arah Ban lo hujin katanya: "Enso,
sesungguhnya apa yang telah terjadi?"
Ban lo hujin tersenyum:
"Aku hanya mendapat titipan pesan dari Pek hoa pangcu,
nona Ay sesungguhnya adalah putri kandungmu, dan
sekarang kalian ayah dan anakpun telah berkumpul kembali"
"Soal ini... soal ini..."
Hanya perkataan itu saja yang sanggup diutarakan oleh
Huan Tay seng, tanpa terasa dia mengalihkan sinar matanya
ke wajah Hoa Tin tinTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Sementara itu sepasang mata Pek hoa pangcu Hoa Tin tin
yang jeli telah basah oleh air mata, dengan cepat dia bangkit
berdiri seraya berkata:
-oo0dw0oo-
Jilid: 54
"Huan tayhiap. aku tak akan menyalahkan dirimu, waktu itu
kita berdua sama sama menjadi korban kejahatan orang lain,
andaikata Hoa Tin tin tidak menerima pesan dari suhu untuk
mempertahankan kedudukan dan kehadiran Pek hoa pang
dalam dunia persilatan, sedari dulu aku telah mengakhiri
hidupku tapi Ay Ang tho benar benar adalah putri kandungmu,
aku tak bisa membiarkan bocah itu hidup tanpa ayah untuk
selamanya, oleh sebab itu aku telah minta tolong kepada Ban
lo hujin untuk menerangkan duduk persoalan yang
sebenarnya kepadamu..."
Ketika berbicara sampai disitu, ia tak bisa menahan diri
sehingga menangis terisak. Buru buru Ban lo hujin berkata:
"Sesungguhnya beginilah peristiwanya, waktu itu Pek hoa
lo pangcu mempunyai dua orang murid kesayangan, seorang
bernama Hoa Siang Siang dan seorang lagi adalah Hoa Tin tin,
sesungguhnya kedua orang ini adalah kakak beradik
sekandung Hoa Siang Siang lebih tua setahun daripada Hoa
pangcu"
Semua jago yang hadir dalam ruangan segera memasang
telinga baik baik serta mendengarkan kisah Cerita tersebut
dengan seksama, karena selama ini mereka selalu
menganggap Pek hoa pang sebagai suatu perguruan kaum
sesat dan jarang ada yang mengetahui latar belakang
sebenarnya. Terdengar Ban lo hujin berkata lebih jauh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Didalam perkumpulan Pek hoa pang berlaku suatu
peraturan, yakni semua anggota perkumpulan itu tak boleh
kawin serta memperlakukan soal jinah, sebagai pantangan
nomor wahid.
"Waktu itu disaat lopangcu sakit berat ia telah memilih
seorang calon penggantinya kalau berbicara menurut urutan
maka Hoa Siang Siang yang seharusnya terpilih, tapi Lo pancu
menganggap Hoa Siang Siang berwatak jelek lagi pula suka
mencari menangnya sendiri, bila kedudukan pangcu sampai
diserahkan kepadanya, niscaya banyak kesulitan yang bakal
dialami oleh perkumpulan Pek hoa pay, oleh sebab itu
beliaupun mengumumkan Hoa Tin tin sebagai calon
penggantinya."
"Ketika Hoa Siang Siang melihat gurunya pilih kasih, dalam
marahnya dia pergi meninggalkan perguruan, dan akhrinya
ditebing Sian hoa gay diluar kota Kim leng, dia mendirikan
perguruan sendiri yang bernama Sau hoa bun."
"oooh..." diam diam semua orang mengangguk. Ban lo
hujin berkata lebih jauh:
"Semenjak Hoa pangcu menjabat sebagai ketua, kedua
belah pihakpun hidup tersendiri tanpa terjadi sesuatu peristiwa
pun, siapa tahu tujuh belas tahun kemudian-,..."
Ia memandang sekejap kearah Huan Tay seng, kemudian
melanjutkan kembali.
"Huan tayhiap mempunyai seorang sahabat karib, kalau
disebut namanya kalian semua mungkin tahu atau paling tidak
pernah mendengar namanya, dia adalah sitombak bercabang
tiga Nyoo Lip biau, Nyoo tayhiap dari keluarga Nyoo di wilayah
Kang say, nama besar perusahaan ekspedisi Sam cay piaukiok
dimasa itu cukup termashur pula diseantero jagat, tapi gara
gara peristiwa tersebut menjadi bangkrut dan harus gulung
tikar"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ilmu tombak dari keluarga Nyoo sangat termashur
diseluruh kolong langit, tentu saja semua orang mengetahui
nama besar dari si tombak bercabang tiga Nyoo Lip biau.
Tapi tak ada yang tahu apa sebabnya perusahaan Sam cay
piaukiok yang termashur itu menjadi bangkrut dan akhirnya
gulung tikar?
Terdengar Ban lo hujin berkata lagi
"Waktu itu, Nyoo lip biau mendapat sebuah order untuk
mengirim sebuah barang yang sangat mahal harganya, konon
benda itu adalah seperti intan permata yang tak ternilai
harganya."
"Dalam perjalanan menuju ketempat tujuan, ia telah
bertemu dengan seorang nyonya muda yang hendak terjun ke
sungai untuk bunuh diri, Nyoo tayhiap yang berwelas kasih
segera menyelamatkan jiwanya, setelah ditanyakan sebab
muasababnya, baru diketahui kalau nyonya muda itu hendak
bunuh diri karena sering dihina mertuanya dan mempunyai
suami yang suka berjudi, katanya bila sudah kalah main, maka
pulangnya dia pasti dihajar sampai babak belur, akibat
perlakuan tersebut akhirnya perempuan itu pun melarikan diri.
Terdorong oleh rasa perikemanusiaan Nyoo tayhiap pun
menampung perempuan itu serta diajak meneruskan
perjalanan bersama, sebab waktu itu malam sudah larut, lagi
pula besoknya kereta barang mereka juga akan melalui dusun
yang dimaksud, ia berniat mengawalnya pulang sampai ke
rumah.
"Maka disebuah rumah penginapan mereka pun menyewa
sebuah kamar untuk perempuan tersebut. Siapa tahu, malam
itu juga mereka telah dikerjai orang lain, Nyoo tayhiap beserta
anak buahnya baru bangun dari tidurnya menjelang Siang hari
keesokannya sedang barang kawalan mereka beserta
perempuan muda yang ditolong itu sudah lenyap entah pergi
kemana..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berhenti sejenak untuk tukar napas, Ban lo hujin
meneruskan kembali ceritanya:
"Tentu saja Nyoo tayhiap mejadi sangat gelisah, sebab
perempuan muda tersebut belum pernah dijumpai dalam
dunia persilatan sehingga identitas maupun asal usul sama
sekali tak bisa diraba.
"Dalam keadaan seperti ini dia jadi teringat degnan seorang
sahabat karibnya yakni Huan tayhiap untuk membantunya
menyelidiki kasus tersebut.
Dari keterangan yang berhasil dikumpulkan Huan tayhiap
tentang perempuan muda yang memakai sekuntum bunga
merah diatas sanggulnya itu, ia jadi teringat pula dengan para
anggota Pek hoa pang diwilayah selat Wu see sia barat laut
Kiu hoasan dipropinsi An hui yang menggunakan pula bunga
merah sebagai simpulnya, hanya saja setahunya anggota
perkumpulan itu jarang sekali melakukan perjalanan dalam
dunia persilatan.
"Maka diiringi Nyoo tayhiap. berangkatlah Huan tayhiap
menyambangi perkumpulan Pek hoa pang, kemudian atas
kesaksian dari Nyoo tayhiap ternyata mereka benar benar
menemukan kalau setiap anggota Pek hoa pang memang
mengenakan sekuntum bunga merah di sanggulnya, persis
seperti keadaan perempuan muda tersebut..."
Berbicara sampai disini, Ban lo hujin melirik sekejap lebih
dulu kearah Pek hoa pangcu, kemudian baru melanjutkan kata
katanya:
"Hoa pangcu belum pernah mengadakan hubungan dengan
orang luar, tentu saja menghadapi kunjungan dua orang
sahabat kangouw yang sama sekali tak diduga ini ia merasa
keberani sekali.
"Setelah terjadi pembicaraan barulah diketahui kalau sudah
terjadi peristiwa besar seperti ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Waktu itu Hoa pangcu memberikan pernyataan bahwa
semua anggota Pek hoa pang tak pernah terjun kedunia
persilatan, lagi pula perkumpulan mereka mengutamakan soal
jinah, membunuh dan mencuri, sebagai tiga pantangan
tersebut, tak mungkin anggota perguruannya melakukan
perbuatan semacam itu.
"Tapi siapun teringat pula dengan perguruan Sau hoa bun
yang didirikan Hoa Siang Siang, anggota perkumpulan itupun
memakai kuntum bunga merah disanggul sebagai tanda, bisa
jadi perbuatan tersebut dilakukan pihak mereka. Sudah tentu
dugaan tersebut tidak ia terangkan kepada Huan tayhiap
maupun Nyoo tayhiap.
"Tatkala Huan tayhiap dan Nyoo tayhiap melihat Pek hoa
pangcu menyangkal, sedangkan setiap anggota perguruannya
memakai bunga merah sebagai tanda, tentu saja tak mau
mempercayai hal tersebut dengan begitu saja, akan tetapi
berhubung Hoa pangcu memberi jawaban secara luwes, lagi
pula tiada bukti yang menguatkan, akhirnya mereka berdua
terpaksa harus mohon diri
"Padahal kedua orang itu tidak pergi jauh mereka ada
maksud melakukan penyelidikan lagipada malam harinya.
"Siapa tahu sepeninggal kedua orang itu, ternyata Hoa
pangcu segera menyiapkan kereta dan segera meninggalkan
selat Wee see sie, hal segera menimbulkan kecurigaan Huan
tayhiap dan Nyoo tayhiap. maka secara diam diam mereka
berduapun melakukan penguntilan dari belakang."
Berbicara sampai disini, Ban lo hujin segera berpaling dan
tanyanya sambil tersenyum:
"Hoa pangcu, apa yang kuceritakan tak salah bukan?"
Dengan air mata bercucuran membasahi wajahnya, Hoa Tin
tin manggut manggut. Maka Ban lo hujin pun berkata lebih
jauh:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Waktu itu Hoa pangcu berniat menyelidiki soal barang
kawalan perusahaan Sam cay piaukiok yang hilang, tentu saja
tujuan tak lain adalah perguruan sau hoa bun ditebing Sian
hoa gay diluar kota Kim leng, tapi Huan tayhiap dan Nyoo
tayhiap telah salah mengartikan maksud dan tujuannya,
mereka mengira pihak Pek hoa pang benar benar telah
membegal barang kawalan tersebut dan kini berniat untuk
menyembunyikannya di tempat lain, maka sepanjang jalan
mereka mengikuti terus perjalanan Pek hoa pangcu dengan
seksama.
"Sejak Hoa Siang siang mendirikan perguruan sendiri, iapun
belum pernah bentrok dengan Hoa pangcu secara terang
terangan, sejak Hoa pangcu menjadi ketua, Hoa Siang siang
juga menjadi tianglo pelindung hukum dari Pek hoa pang..."
"oleh sebab itu Pek hoa pang masih menganggap Hoa
Siang siang sebagai tianglo pelindung hukumnya dan sama
sekali tidak mengakui perguruan Sau hoa bun nya. Ketika Hoa
pangcu tiba di tebing Sian hoa gay Hoa Siang siang juga
menyambut kedatangan Hoa pangcu sebagai seorang ketua.
Diseluruh tebing Sian hoa gay penuh ditumbuhi aneka
bunga yang berwarna warni sekalipun tiada larangan untuk
orang lain menikmatinya tapi ada dua peraturan yang harus
dipegang teguh oleh setiap orang pertama orang asing
dilarang memasuki daerah terlarang dan kedua setiap umat
persilatan dilarang memasuki daerah tersebut dengan
membawa senjata.
Tatkala Huan tayhiap dan Nyoo tayhiap berdua menanti
Hoa pangcu hingga tiba di tebing Sian hoa gay mereka tahu
kalau sudah tiba ditempat tujuan saat itu menjelang senja
mendekati malam keduanya memasuki tebing Sian hoa gay
tersebut maka berarti kedua orang itu sudah melanggar kedua
buah larangan dari Hoa Siang siang.
"Bagaimana mungkin mereka dapat menduga kalau pihak
Sian hoa gay telah melakukan persiapan? Baru saja kedua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang itu memasuki hutan bunga, mereka sudah dibikin
mabuk oleh asap dupa seratus bunga dan tergeletak ditengah
hutan bunga tadi, gara gara perbuatan mereka yang gegabah
ini, akhirnya terciptalah suatu kesalahan besar yang tak bisa
ditolong lagi...
Semua jago mendengarkan kisah tersebut dengan
terpesona, makin didengar makin asyik sehingga suasana
dalam ruangan hening dan sepi kecuali pembicaraan Ban lo
hujin seorang.
Setelah beristirahat sejenak dan menghirup air teh seteguk.
Ban Lo hujin berkata lebih jauh:
"Tentu saja barang kawalan dari perusahaan Sam cay
piaukiok telah dibegal oleh anak buah Hoa Siang siang tapi
sewaktu Hoa pangcu melakukan penyelidikan ternyata Hoa
Siang siang selalu menyangkal, malah ia sempat melayani Hoa
pangcu secara ramah dan baik sekali.
"Menanti Huan tayhiap dan Nyoo tayhiap telah berhasil
ditawan, timbullah suatu niat akal busuk didalam hati Hoa
Siang siang, secara diam diam dia meloloh kedua orang itu
dengan bubuk bunga pembangkit berahi sementara dalam
hidangan untuk Hoa pangcu pun diberikan pula obat yang
sama.
"Waktu itu dia berniat membiarkan Huan tayhiap dan Nyoo
tayhiap memperkosa Hoa pangcu secara bergantian, tapi di
saat terakhir ternyata dia berubah pikiran, hanya Huan tayhiap
yang kemudian dihantar kedalam kamar tidur Hoa pangcu
sebaliknya memerintahkan seorang dayangnya untuk melayani
Nyoo tayhiap..."
Ketika mendengar sampai disini semua jago yang hadir
dalam ruangan sama sama dibuat keheranan, rencana busuk
apakah yang sesungguhnya telah direncanakan Hoa Siang
siang dengan perbuatannya itu? Ban lo hujin berkata kembali:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tindakan dari Hoa Siang siang waktu itu betul betul keji,
rupanya telah membiarkan dayangnya melayani Nyoo tayhiap.
ia segera mengikat kedua orang itu menjadi satu dan pada
malam itu juga menghantar mereka ke gedung pengadilan di
kota Kim leng dengan tuduhan Nyoo tayhiap telah
memperkosa rakyat biasa, bukan cuma begitu, malah diapun
menghubungi istri tua Nyoo tayhiap agar datang menyaksikan
sendiri adegan tersebut digedung pengadilan-
"Untung saja istri tua Nyoo tayhiap adalah seorang yang
bijaksana, dia pula yang kemudian menebus Nyoo tayhiap
hingga dibebaskan dari tahanan.
"Akibat dari peristiwa tersebut, bukan saja nama baik Nyoo
tayhiap jadi ternoda, barang kawalannya yang hilang
dibegalpun terpaksa dilepaskan dengan begitu saja. Sejak
itulah perusahaan Sam cay piaukiok gulung tikar dan menutup
usahanya"
Mengetahui akan kekejaman serta kelicikan Hoa Siang
siang, para jago sama sama menggeleng gelengkan kepalanya
berulang kali, mereka semakin menguatirkan pengalaman dari
sijago berbaju hijau Huan Tay seng. Terdengar Ban lo hujin
berkata lagi:
"Rupanya Hoa Siang siang sengaja berbuat demikian
karena dia berhasrat akan merampas kedudukan ketua Pek
hoa pang dari tangan adiknya, sebab berjinah merupakan
pantangan pertama yang paling besar dalam perkumpulan itu.
"Huan tayhiap yang dilolohi dengan bubuk bunga
pembangkit birahi secara otomatis terjebak ke dalam
perangkap liciknya, menanti ia sadar kembali, nasi sudah
menjadi bubur, namun waktu itu Huan tayhiap salah
menduga, dia mengira Hoa pangcu sengaja mempergunakan
tubuhny a sebagai umpan agar dia masuk perangkap. dalam
gusarnya setelah menampar pipi Hoa pangcu keras keras, ia
segera kabur melalui jendela.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Untung saja ketika itu Hoa Siang siang sedang sibuk
mengirim Nyoo tayhiap ke gedung pengadilan, sekalipun dia
telah mengutus dayangnya untuk melakukan perondaan
namun ilmu silatnya bukan tandingan Huan tayhiap. itulah
sebabnya secara mudah Huan tayhiap berhasil meloloskan diri
dari situ. Kasihan Hoa pangcu, kesucian tubuhnya telah
ternoda dengan percuma..."
Ketika mendengar sampai disitu, seluruh badan Huan Tay
seng segera gemetar keras bagaikan disambar petir disiang
belong ia berseru dengan nada kaku:
"Aaai... seandainya enso tidak menjelaskan duduk
persoalan yang sebenarnya hari ini, siaute tak akan tahu kalau
tempo dulu aku sudah melakukan pcrbuatan seperti itu siaute
benar benar telah berbuat salah kepada Hoa pangcu, siaute
benar benar pantas untuk mati..."
Mendadak ia mengayunkan telapak tangan sendiri dan
langsung dihantam ke atas ubun ubun.
Hee Im hong dan Yo Leng kong berdua berdiri paling dekat
dengannya, dengan suatu gerakan cepat Hee Im hong segera
mencengkeram lengan Huan Tay seng sambil serunya "Hiante,
apa yang hendak kau perbuat? Kejadian itu toh bukan
kesalahanmu?"
Yo Leng kong yang sudah menerjang ke sampingnya
segera ikut berbicara pula:
"Ban Lo hujin sengaja memceritakan kisah tersebut dengan
harapan agar kalian ayah dan anak bisa saling mengenal,
mengapa kau mesti bertindak seceroboh ini?"
Sementara itu Hoa Tin tin yang selama Ban lo hujin
mengisahkan pengalamannya hanya duduk dengan air mata
bercucuran, kini bangkit berdiri pula secara tiba tiba sembari
berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huan tayhiap mengapa sih kau harus berbuat begitu?
Biarpun Hoa Tin tin telah mengalami nasib demikian, namun
aku tidak menyalahkan dirimu, hal ini disebabkan kita berdua
sama sama telah dicelakai orang, betapa pun lihaynya ilmu
silat yang dimiliki seseorang tak nanti mampu ia
mengendalikan daya kerja obat perangsang seperti itu
kejadian lama kini sudah lewat, siapapun tak perlu
menyalahkan pihak yang lain"
"Apalagi saat ini Hoa Tin tin telah masuk menjadi anggota
agama Budha, tiada masalah lagi bagiku dengan peristiwa
tersebut, cuma bocah itu... bagaimanapun dia adalah anak
kandungmu, aku tak tega membiarkan dia tetap hidup
diperguruan Pek hoa pang dan terikat oleh segala macam
peraturan, aku tak tega membiarkan dia hidup membujang
sepanjang masa, lebih lebih tak tega membiarkan dia tak tahu
siapa ayahnya, bila kau masih teringat dengan peristiwa dulu
serta merasa menyesal atas kejadian mana, harap terimalah
dia disisimu tapi bila kau enggan mengakuinya, akupun tak
bakal memaksa..."
Mendengar sampai disini, Ay Ang tho tak bisa menahan diri
lagi, tiba tiba ia menubruk kedalam rangkulan Hoa Tin tin
sambil serunya keras keras: "oooh ibu..."
Meledaklah isak tangis yang memilukan hati.
Dengan air mata bercucuran Huan Tay seng segera
berlutut dan katanya sambil menahan isak tangisnya:
"Hoapancu, aku telah berbuat salah kepadamu, aku pantas
mati, karena akulah yang telah merusak seluruh
kehidupanmu, kau seorang perempuan mulia, seorang
perempuan yang agung, aku pasti akan menuruti
perkataanmu serta mengakuinya sebagai anak kandungku
sendiri, untuk itu... terimalah sebuah hormatku"
"Huan tayhiap. harap kau segera bangkit berdiri, Hoa Tin
tin tidak berani menerima penghormatanmu" seru Hoa Tin tin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gelisah "anak Tho, cepat kau bangunkan Huan tayhiap dan
jumpailah ayahmu, mulai sekarang kau seharusnya
menggunakan nama marga Huan"
Sambil menyeka air mata yang bercucuran deras, Ay Ang
tho berjalan kehadapan Huan Tay seng, lalu serunya: "Ayah,
silahkan bangun"
Setelah membangunkan Huan Tay seng dengan cepat gadis
itu berlutut dihadapannya dan menyembah seraya berseru:
"Putrimu menghunjuk hormat buat ayah..."
Dengan air mata bercucuran membasahi wajahnya, Huan
Tay seng memeluk tubuh Ay Ang tho erat erat, serunya lirih:
"Putriku sayang, ayah merasa bersalah kepada Hoa pancu,
akupun malu kepadamu..."
Sementara itu Ban lo hujin yang melihat ayah dan anak
telah saling mengakui, sambil tertawa segera berkata lagi:
"Sudah, sudahlah Huan tayhiap. sekarang kalian ayah dan
anak telah berkumpul kembali, peristiwa ini merupakan suatu
kejadian yang amat menggirangkan hati. sudah sepantasnya
bila kau bergembira menyambutnya"
Semua jago pun bersama sama maju kedepan
mengucapkan selamat kepada Huan Tay seng, disamping itu
melontarkan pula puji pujian dan rasa kagum kepada Hoa Tin
tin
Kebetulan pada saat itulah Huan cu im, Hee Giok yang dan
Ban Huijin baru kembali dari ruang bawah tanah. Huan Tay
seng segera bertanya:
"Nak. apakah kalian telah berjumpa dengan Soh Han sim?
Apa yang dia katakan?"
"Dalam sakunya masih terdapat dua bungkus obat yang
telah kuambil semua" kata Hee Giok yong menerangkan,
"menurut pengakuannya, obat penawar raCun itu selalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diserahkan cui huan, seorang dayang disamping perempuan
Sim kepadanya, aku rasa perempuan she Sim itulah yang telah
meracuni ayahku kini masih ada waktu selama sembilan hari,
aku rasa biar aku segera berangkat ke Lou cu san untuk
mencari perempuan she Sim itu ayah, kedua bungkus obat ini
harap kau orang tua menerimanya"
Sambil menerima kotak berisi obat itu Hee Im hong segera
berseru:
"oooh... rupanya perbuatan perempuan rendah itu, baik,
ayah akan berangkat kesitu bersamamu dengan
mengandalkan kemampuan kita ayah dan anak berdua, kutak
percaya kalau tak mampu menghancurkan perkumpulan Tay
im kau mereka" Seraya berkata dia segera bangkit berdiri
"Tunggu sebentar saudara Hee" buru buru Yu Hua liong
mencegah, "saudara Hee dapat menyadari akan kesalahan
dan segera mendusin kembali, hari ini merupakan suatu
peristiwa yang patut digirangkan, sedang mengenai
bagaimana Cara kita membasmi Tay im kau, aku rasa
persoalannya menyangkut keadaan yang lebih luas, untung
saja saudara Hee masih mempunyai dua bungkus obat
penawar raCun sehingga takperlu kelewat tergesa gesa
mumpung kita semua berkumpul disini, mengapa tidak kita
rundingkan dulu persoalan itu secara seksama sebelum
mengambil tindakan berikut..."
Sementara pembicaraan masih berlangsung Huan Tay seng
telah menarik tangan Huan Ang tho (kini dia memakai nama
marga Huan) dan diperkenalkan kepada Huan cu im sambil
serunya:
"Nak, dia adalah adik kandungmu " Lalu kepada Huan Ang
tho katanya pula "Hayo cepat memanggil toako"
Huan cu im sama sekali tidak menyangka kalau Ay Ang tho
betul betul adalah adik kandungnya, ketika teringat apa yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pernah dilakukan dalam ruang bawah tanah malam itu,
hatinya segera berdebar keras sekali
Andaikata waktu itu dia tidak berusaha menerjang keluar
dengan mempertaruhkan jiwa raganya, sebaliknya telah
menodai kesucian tubuh adiknya, bagaimana mungkin ia bisa
hidup sebagai manusia lagi?
Berpikir sampai disini, selembar wajahnya berubah menjadi
merah padam seperti bara api, segera panggilnya dengan lirih.
"Adikku..."
Huan Ang tho menundukkan kepalanya dengan wajah
merah padam, diapun berseru "Toako..."
Dalam pada itu Ban Sian Ceng telah mendekati Ban lo hujin
sambil bisiknya lirih:
"lbu, tadi Yu locianpwee berpesan kepada ananda agar
malam ini ibu selenggarakan perjamuan secara besar-besaran
untuk menjamu semua orang, disamping itu juga guna
merayakan kembalinya Hee Bengcu kejalan yang benar dan
berkumpulnya kembali paman Huan dengan putra-putrinya,
hidangan mesti disiapkan yang paling lezat, bila perlu semua
orang boleh minum arak sampai mabuk"
Tergerak hati Ban lo hujin setelah mendengar perkataan
itu, dia tahu Yu locianpwee pasti mempunyai maksud tertentu
dengan perintahnya tersebut, karenanya sambil manggut dia
berkata
"Ya a, sudah sepantasnya kita berbuat demikian, cepat
kauperintahkan kepada paman Tiong agar menyiapkan segala
sesuatunya"
"Ananda telah memerintahkan paman Tiong untuk
mempersiapkan kesemuanya itu" sahut Ban Sian ceng.
"Kalau begitu bagus sekali..." ucap Ban lo hujin kemudian
sambil manggut manggut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara ibu dan anak masih berbincang bincang,
sementara itu semua orang juga sedang membicarakan soal
racun penempel tulang yang diderita Hee Im hong.
Kini Hee Giok yang telah mendapatkan dua bungkus obat
penawar racun, sedang dari antara partai partai besar,
keluarga Tong dari Suchuan lah yang terhitung paling ahli
dalam bidang racun, Tong Bun huan yang hadir sekarang pun
merupakan sau ceng cu dari keluarga Tong, dia menjadi otak
dari semua pembicaraan yang kemudian berlangsung.
Selanjutnya ketua Hoa Sanpay Siang Han hui juga banyak
membaca buku ilmu pengetahuan, terhadap soal ilmu
ketabiban dia mempunyai kemampuan yang cukup
mengagumkan-
Sedang lainnya seperti ketua Pat kwa bun Hong ci Cing
mahir dalam ilmu obat obatan, ketua Tiam cong pay cia Yujin
mahir dalam rumput obat, Tianglo kanan dari Kay pang si
pengemis penakluk harimau Liam Sam sin juga mahir dalam
ilmu rumput rumputan, karenanya beberapa orang itu segera
terlibat dalam pembicaraan yang serius.
Tapi sayang biarpun mereka telah melakukan penyelidikan
hampir selama setengah harian untuk menyelidiki bahan obat
yang dipakai untuk menawarkan racun tersebut, hasilnya tetap
nihil.
Tiba tiba Yu Hua liong berseru sambil tertawa gelak:
"Toheng sekalian, sekalipun obat ini dinamakan obat
penawar racun dalam kenyataannya bukan obat penawar
racun yang hebat, sebab setelah menelan obat ini, hasilnya
hanya bisa mencegah daya racun itu untuk sementara waktu,
sedang selewatnya tiga hari tetap harus minum obat lagi, aku
pikir sekalipun bahan obat obatannya berhasil ditemukan, juga
tidak efisien dalam penggunaannya, karena racun yang
sebenarnya belum bisa dihilangkan sama sekali, menurut
pendapat siaute kita harus berusaha untuk mendapatkan obat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penawar racun yang sebenarnya, dengan begitu persoalannya
baru bisa teratasi"
"Perkataan saudara Yu memang benar" sahut Siang Han
hui, "tapi obat yang demikian ini tak gampang diperoleh, lagi
pula saudara Hee cuma memiliki dua bungkus obat yang
terakhir, dalam waktu yang terdesak begini, sebelum kita
berhasil menemukan obat penawar racun yang sesungguhnya,
bila kita bisa menemukan sumber bahan obat yang digunakan
dalam obat tadi, berarti kita pun bisa memperpanjang waktu.
Dengan tersedianya waktu yang cukup, rasanya tidak terlalu
sulit untuk menemukan obat penawar racun yang sebenarnya"
"Yaa, perkataan Siang cianbunjin memang benar" ucap Ho
cing Cing, ketua Pat kwa bun pula, "dewasa ini kita hanya
tersedia waktu selama delapan hari, rasanya waktu sesingkat
ini tidak cukup untuk melakukan penyelidikan lebih jauh"
"Haaahh... haaahh... haaahh..." Yu Hua liong tertawa
terbahak bahak, "toheng sekalian, kalian harus mengerti,
seandainya kita tidak tahu siapa yang telah meraCuni Hee
Bengcu dan tidak mengetahui harus menjadi obat penawar
racun dimana, persoalan semacam inilah baru merupakan
persoalan yang sulit, tapi sekarang kita tahu kalau Tay im kau
yang meracuninya, dan mereka tinggal di Lou cu san, dengan
kekuatan yang dimiliki kita semua, rasanya cukup untuk
menggempur mereka serta membasmi seakar akarnya, dalam
keadaan terjepit masa mereka tak akan menyerahkan obat
penawar racun itu? Dari sini sampai di Lou cusan paling banter
hanya memerlukan waktu selama tiga hari, entah bagaimana
menurut pendapat toheng sekalian?"
"Betul juga perkataan saudara Yu" seru Liok Tiong goan,
ketua Heng sanpay, "bila kita serbu bukit Lou cu san dengan
mempergunakan gerakan yang tercepat serta membasmi Tay
im kau dari muka bumi ini, bukan saja obat penawar racun
buat Hee Bengcu bisa diperoleh dengan mudah, dunia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
persilatan pun akan menjadi aman dan tentram untuk
selamanya"
"Benar" dukung Ki cu ho, ketua Lak hap bun pula,
"bagaimana kalau kita bertindak demikian saja?"
"Aaai, siaute benar benar sangat menyesal" kata Hee Im
hong kemudian, "memelihara harimau bukan saja merugikan
diri sendiri, bahkan menyusahkan pula segenap umat
persilatan lainnya, sekarang kalau toh toheng sekalian
berhasrat akan membasmi Tay im kau dari muka bumi, siaute
bersedia menjadi pelopornya"
"BengCu tak usah kelewat menegur diri sendiri" kata Siang
Han hui selanjutnya, "tapi dalam usaha membasmi Tay im kau
dari muka bumi memang lebih baik saja BengCu yang
memimpin"
Buru buru Hee Im hong menggoyangkan tangannya
berulang kali, segera ujarnya:
"Saudara Siang hal ini tak berani kuterima, siaute bisa
menjadi BengCu lantaran usaha dari pihak Tay im kau, siaute
sendiri tak lebih cuma sebuah beneka saja, kini kalian semua
telha pulih kembali kesadarannya, sedang siaute yang berdosa
sudah untung masih bisa hidup dengan selamat, karenanya
kedudukan Bengcu sudah tak berani kujabat lebih jauh,
maksud siute, mumpung para jago dari pelbagai perguruan
telah berkumpul semua disini, kuharap kalian bisa mencari
seorang Bengcu lain yang lebih bijaksana lebih saleh dan
berguna sebagai penggantiku."
Yu Hua liong segera menggoyangkan tangannya berulang
kali, katanya sambil tertawa:
"Saudara Hee, untuk sementara hal kedudukan Bengcu tak
perlu dipilih ulang, dan terus terang saja kukatakan, dalam
usaha menumpas Tay im kau nanti, sebetulnya saudara Hee
lah yang memilul semua tanggung jawabnya, oleh karena itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saudara Hee mesti menerima tanggung jawab ini secara
jantan. "
"Perkataan saudara Yu memang benar, siaute tak bakal
menghindarkan diri" sahut Hee Im hong segera.
"Perkataan siaute belum selesai..." kata Yu Hua liong lagi
sambil tertawa, "kalau toh saudara Hee mempunyai kewajiban
untuk memikul tanggung jawab dalam pembasmian terhadap
perkumpulan Tay im kau, maka sebelum tugas itu selesai
dikerjakan, kau harus tetap memangku jabatan sebagai
Bengcu, dengan demikian kau baru bisa memberikan petunjuk
petunjuknya, atau dengan perkataan lain, bukankah saat
merupakan kesempatan yang terbaik buat saudara Hee untuk
menebus dosa?"
"Benar" Hee Im hong segera manggut manggut. Yu Hua
liong tertawa gelak:
"Haaahh... haaahh... haaahh... apabila perkumpulan Tay im
kau telah dibasmi, berarti semua dosa saudara Hee pun sudah
tiada, betul bukan? Nah, kalau toh saudara Hee sudah tak
bersalah lagi, bahkan sudah menyumbangkan tenaga dan
pikiran demi kesejahteraan umat persilatan, maka jabatan
Bengcu sudah sepantasnya tetap dijabat oleh saudara Hee,
kenapa kita mesti memilih lagi yang baru ?"
"Tidak" tampik Hee Im hong dengan tegas, "siaute hanya
berharap bisa menebus dosa dosaku, sedang kedudukan
Bengcu tak berani siaute jabat lebih lanjut"
"Baik, baik" kata Yu Hua liong kemudian sambil tersenyum,
"soal ini adalah masalah dikemudian hari, mari kita bicarakan
dikemudian hari saja"
"Perkataan saudara Yu betul" ujar Siang Han hui pula.
"dewasa ini kita memang tak perlu membicarakan soal
pemilihan Bengcu lagi, siaute rasa masalah yang perlu kita
bahas sekarang adalah bagaimana usaha kita untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membasmi Tay im kau dari muka bumi, karena masalah inilah
merupakan pokok persoalan kita sekarang."
Sambil mengelus jenggotnya Yu Hoa liong tersenyum: "Soal
itu mah tak susah"
"Apakah Yu tayhiap sudah mempunyai rencana yang
matang?" tanya Ban lo hujin-
"Haaahh... haaahh... haaahh..." kembali Yu Hua liong
tertawa tergelak, "Enso, harap putra putrimu diutus keluar
untuk memeriksa dulu sekeliling tempat ini, sebab apa yang
hendak siaute bicarakan tak boleh sampai bocor dan diketahui
pihak lain-"
Ban lo hujin segera mengulapkan tangannya, seraya
berseru:
"Sian ceng, Huijin, coba kalian lakukan perondaan
disekeliling gedung, sebelum mendapat panggilan siapa saja
dilarang mendekati gedung ini."
Ban Sian ceng bersaudara segera mengiakan dan
mengundurkan diri dari ruangan tersebut.
Kemudian Ban lo hujin baru berkata: "sekarang Yu tayhiap
beleh berbicara"
Pelan pelan Yu Hua liong mengalihkan pandangan matanya
memperhatikan segenap sekeliling tempat itu, lalu dengan
suara yang rendah ia berkata:
"Apa yang tersedia ditempat ini sekarang merupakan
barang jadi yang tinggal dipakai, saudara Hee beserta
segenap jago dari pelbagai perguruan khusus kemari untuk
menyampaikan duka cita kepada enso, maka selesai upacara
penghormatan besok, kalian tentu akan pulang bukan? Nah,
para jago dari sembilan partai bisa saja tetap berlagak masih
belum sadar pikirannya, otomatis mereka akan pulang juga ke
Lou cusan dengan mengikuti saudara Hee"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang Han hui yang mendengar perkataan itu segera
manggut manggut, katanya:
"Siasat saudara Yu memang sangat hebat, bila kami pulang
ke bukit Lou cu san dengan mengikuti Hee Bengcu, pihak
musuh pasti tak akan menaruh curiga, dengan begitu kita
tentu mempunyai kesempatan yang baik sekali untuk
menguasahi mereka dari dalam"
"Sementara itu enso, siaute Yo, ciangbunjin, Hoa pangcu,
saudara Huan, nona Hee dan lain lainnya beleh berangkat
sedikit rada lambat" ujar Yu Hua liong lebih jauh, "tentu saja
sepanjang jalan kita harus berusaha untuk merahasiakan jejak
kita sedapat mungkin, menanti sudah sampai bukit Lou cu san
kita dapat menantang pihak Tay im kau secara terang
terangan, dengan gencetan luar dalam, masa mereka tak bisa
kita tumpas seakar akarnya ?"
Setelah mendengar keterangan ini, para jago merasa
rencana tersebut memang sangat jitu dan rasanya tak
mungkin bisa meleset lagi dari perhitungan, maka
keputusanpun segera diambil. Ujar Ban lo hujin kemudian:
"Tapi bagaimana dengan Soh Han sim? ilmu silatnya telah
kita punahkan...?"
"Soal itu mah bukan masalah yang gawat dia hanya
kehilangan tenaga dalamnya, asal dia mau tunjukkan
semangat yang menyala dan bertindak lebih hati hati dan
seksama tidak sulit rasanya untuk mengelabuhi orang lain.
Bagaimana pun juga tugasnya toh hanya mendampingi Hee
Bengcu? Asal saudara Hee tidak memberi perintah apa apa
kepadanya, dia pun tak usah banyak bergerak, otomatis
rahasianya tak akan ketahuan orang lain"
Ketika perundingan telah selesai, waktu sudah
menunjukkan menjelang magrib, Ban Tiong tat pun segera
memerintahkanpara centeng untuk menyiapkan meja
perjamuan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika hidangan sudah siap. Ban lo hujin mempersilahkan
tamunya untuk mengambil tempat duduk.
Tiba tiba Yu Hua liong bertanya:
"Enso, kemana perginya Kiu hoa sinni, Yu loocianpwee,
nenek pengemis serta Lam iee totiang berempat? Mengapa
tidak diundang sekalian-.."
Ban lo hujin tersenyum.
"Sinni telah pergi, sedang Lam iee totiang telah naik
gunung untuk menyambangi sahabatnya, maklum belum tentu
sepuluh tahun sekali dia bisa tiba dibukit Hong san, sedangkan
nenek pengemis adalah tianglo tingkat tinggi dari Kay pang,
tadi bersama keempat tianglo utama Kay pang telah pergi
lebih dulu, yang tersisa hanya Yu locianpwee seorang, tapi dia
memang tersohor karena jejaknya yang Susah dibuntuti, mau
datang ia segera datang, mau pergi pun dia segera pergi,
tiada orang yang bisa menemukan jejaknya, tadi Sian ceng
sudah berusaha mencarinya, tapi kamarnya kosong kecuali
dua guci arak yang melompong, mungkin diapun sudah
meninggalkan tempat ini"
Sekilas perasaan girang menghiasi wajah Yu Hua liong, tapi
segera ujarnya sambil menghela nafas:
"Bila dapat mengundang datang seorang saja dari empat
cianpwee itu hal mana sudah merupakan suatu kehormatan
besar bagi kita semua, yaa.^. coba kalau tiada bantuan dari
keempat cianpwee ini, mungkin seluruh dunia persilatan sudah
terjatuh kedalam cengkeraman maut pihak Tay im kau"
selang berapa saat kemudian, Ban lo hujin baru berseru
lagi dengan serius: "Mari dimulai..."
Dengan diiringi basa basi, semua orangpun mengambil
tempat duduk diseputar meja jamuan.
Menanti semuanya sudah duduk, Ban Lo hujin baru bangkit
berdiri sambil mengangkat cawan araknya, lalu berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Malam ini aku sengaja menyelenggarakan perjamuan ini,
pertama untuk merayakan keberhasilan Hee Bengcu
meloloskan diri dari cengkeraman Tay im kau dan berjuang
kembali demi keadilan dan kebenaran dalam dunia persilatan,
kedua untuk merayakan keberhasilan para ciangbunjin dan
wakil dari sembilan partai besar yang lolos dari cengkeraman
musuh serta memperoleh kembali kesadaran pikirannya,
ketiga untuk merayakan keberhasilan Kay pang membersihkan
tubuh organisasinya dari manusia jahanam serta mengangkat
Leng pangcu sebagai ketua baru, kemudian keempat untuk
merayakan keberhasilan Huan tayhiap yang berkumpul
kembali dengan putra putrinya. Kecuali keempat hal yang
patut digembirakan ini, kelima adalah untuk menyampalkan
selamat kepada saudara sekalian, semoga usaha membasmi
Tay im kau cepat berhasil serta membebaskan dunia
persilatan dari cengkeraman dan teror manusia manusia
laknat, untuk kesemuanya ini mari kita meneguk secawan
arak..." Selesai berkata dia segera meneguk habis isi
cawannya.
Para jago pun masing masing mengangkat cawan sendiri
serta meneguk habis isi cawan, menyusul kemudian orang
juga menghormati Hee Im hong, Leng Kang to serta Huan Tay
seng ayah beranak dengan secawan arak. tidak ketinggalan
pula kepada para ciangbunjin dan wakil dari sembilan partai
besar.
Selanjutnya perjamuanpun berlangsung sangat meriah
diselingi senda gurau yang amat ramai.
Selesai perjamuan, Hee Im hong dan para jago dari
sembilan partai besar dihantar oleh cong koan Ban Tiong tat
untuk kembali ke gedung tamu untuk beristirahat.
Tentu saja kain putih tanda duka cita yang semula
menghiasi pintu gerbang perkampungan Ban siong san ceng,
kini sudah dilepas semua, suasana duka cita segera berubah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi suasana riang gembira, sementara berita kematian
Ban lo hujin pun seakan akan lenyap dengan begitu saja.
Yu Hua liong, Huan Tay seng, Huan cu im, Yo Leng kong,
Kui Hau nian beserta ketua Pek hoa pang Hoa Tin tin, Hee
Giok yang Siang ci un kakan beradik sekalian karena tak ingin
menampakkan diri di depan umum, mereka tetap berdiam
dikebun belakang.
Ketika perjamuan baru usai dan Huan cu im slap kembali
kekebun belakang, tiba tiba ia mendengar suara sipengemis
sakti berwajah senyum berbisik disisi telinganya.
"Hey anak muda, bila semua sudah bubaran nanti,
datanglah seorang diri kepuncak gunung gunungan, ingat,
jangan sampai jejakmu ketahuan siapa saja"
Huan cu im tidak mengetahui apa sebabnya Yu locianpwee
bertindak begitu rahasia, persoalan apakah yang terjadi?
Maka setelah berada dlkamar sejenak bersama ayahnya,
dengan alasan ada sedikit keperluan, pemuda itu segera
mohon diri dari ayahnya dan menuju kegunung gunungan.
siang tadi ia sudah pernah berkunjung kesitu, karenanya
pemuda itu tak usah mencari tahu letak yang tepat.
Sebagaimana diketahui, digedung belakang banyak
berdiam tamu agung, sedang tamu tamu itupun perlu
dirahasiakan identitasnya, maka dibawah pimpinan wakil
congkoan Ban Kim sia, sekitar tempat itu dilakukan penjagaan
secara khusus, terutama disekitar gunung gunungan tersebut,
untuk melindungi keselamatan jiwa Soh Han sim, disana telah
ditempatkan penjagaan ekstra.
Biarpun begitu, dengan kepandaian silat yang dimiliki Huan
cu im sekarang tentu saja semua penjaga ekstra tersebut
dapat dihindarinya dengan mudah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seperti segulung asap ringan saja, dia melintas diantara
pepohonan dan tiba di atas gunung gunungan itu dalam waktu
singkat.
Diatas gunung gunungan terdapat sebuah gardu serta
beberapa batang pohon siong tua saat itu dalam gardu amat
sepi tak nampak sesosok bayangan manusiapun.
Tapi sebelum pemuda tersebut sempat celingukan disekitar
sana suara suara bisikan dari sipengemis sakti berwajah
senyum telah bergema disisi telinganya. "Hey anak muda aku
siorang tua berada disini"
Mengikuti sumber suara tersebut Huan cu im berpaling,
ternyata sipengemis sakti berwajah senyum sedang
berjongkok dibelakang sebuah batu besar dekat gardu, Cepat
Cepat dia memburu ke situ sambil tertawa dengan keheranan:
"Locianpwe, ada apa?"
"Sstt, cepat jongkok"
Disamping tubuh sipengemis sakti berwajah senyum
terdapat sebuah poci arak kecil serta sebuah mangkuk besar,
setelah menghirup araknya setegukan, ia baru berkata lagi:
"Kalau tak ada urusan, buat apa aku si orang tua
mengundangmu kemari...?"
Huan cu im segera menurut dan berjongkok disampingnya,
kemudian tanyanya lagi "Apakah ada orang hendak
mencelakakan Soh Han sim ?"
Sambil tertawa pengemis sakti berwajah senyum manggut
manggut, sahutnya:
"Ehmm, tampaknya kau sianak memang bodoh, tapi... buat
apa kau mesti bertanya lagi? Kalau bukan untuk menanti
kemunculan seseorang, buat apa kita mesti bercokol disini?
Memangnya untuk menunggu digigit nyamuk ?"
Kemudian sambil menyodorkan mangkuk araknya
kehadapan pemuda tersebut kembali ia berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey anak muda, minumlah juga satu tegukan"
"Boanpwee ta kpandai minum arak lebih baik kau orang tua
saja yang minum "
Sambil menarik kembali mangkuknya, pengemis sakti
berwajah senyum berkata:
"Hey anak muda, sebetulnya kau baik dalam segala hal,
hanya sayang tak pandai minum arak, kalau tidak... waaah,
betapa nyamannya menemani aku si orang tua minum arak
sambil menikmati keindahan alam...?"
Selang sejenak kemudian, mendadak sipengemis sakti itu
berseru lagi, seakan akan teringat akan sesuatu, katanya
sambil menepuk pahanya keras keras:
"Yaa benar.. Bukankah kau tak pandai minum arak? Kau
takut mabuk bukan? Mari aku si orang tua akan mengajarkan
sebuah cara yang bagus sekali, tanggung kau tak bakal mabuk
blar minum seribu cawan pun, tapi kau mesti merahasiakan
cara ini dengan sebaik baiknya. Bila kau sedang minum arak
maka kerahkanlah tenaga dalammu untuk mendesaknya
keluar lagi dari badan, seperti misalnya dari Tiong ciu kau
dapat salurkan hawa arak itu melewati Hway im lalu menuju
ibu jari dan disalurkan keluar lewat nadi Sau siang, atau dari
Jiu yang beng keng keluar dari nadi Siang yang, pokoknya
semua nadi ditangan atau kaki dapat digunakan untuk
meyalurkan keluar hawa arak dari dalam tubuhmu dengan
demikian mana mungkin kau bisa mabuk ?"
"oooh, jadi dengan cara begini kau orang tua minum arak?
Tak heran kalau kau tak pernah mabuk"
"Huuss... aku siorang tua paling suka minum arak tentu
saja arak itu kuminum kedalam perut, dengan demikian
kenyamanan dan kenikmatannya baru bisa dirasakan, jika
hawa arak sudah dipancarkan keluar, apa gunanya kita mesti
minum? cara semaCam ini hanya kuajarkan kepada kalian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang tak pandai minum arak. dengan begitu kau pun bisa
turut bergaya dihadapan orang lain"
Melihat orang tua itu hanya menyinggung soal arak. Huan
cu im menjadi tak sabar, segera tanyanya:
"Locianpwee, sebenarnya apa yang akan terjadi pada
malam nanti...?"
"Sebentar kau toh bakal mengetahui dengan sendirinya"
kata pengemis sakti sambil tertawa.
Huan cu im cukup mengetahui akan watak siorang tua yang
gemar jual lagak ini, karenanya diapun tidak bertanya lebih
jauh melainkan menunggu perkembangan selanjutnya dengan
tenang, sebab dia perCaya bahwa perhitungan si orang tua itu
tak bakal meleset. Pengemis sakti berwajah senyum pun tidak
berbicara lagi, seorang diri dia makan kaCang sambil minum
arak. sikapnya kelihatan santai sekali...
Waktu pun berlalu dengan cepat, suasana diatas gunung
gununganpun terasa lebih nyaman ketimbang dalam ruangan,
paling tidak disitu banyak anginnya sehingga udara tetap
segar.
Waktu sudah menunjukkan mendekati kentongan kedua,
namun belum juga terlihat sesuatu gerakan.
Pengemis sakti berwajah senyum sendiri pun mulai curiga
dan ragu-ragu, sambil menurunkan kembali mangkuk araknya
ia bergumam:
"Aneh benar, mengapa hingga sekarang belum juga datang
? Waaah... agaknya apa yang terjadi diluar perhitunganku "
"Locianpwee, sekarang tentunya kau bersedia
memberitahukan kepadaku bukan, sebenarnya siapakah orang
itu ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali pengemis sakti berwajah senyum menggelengkan
kepalanya berulang kali : "Tidak bisa, saat ini kau belum beleh
mengetahui hal tersebut..."
Kemudian secara tiba tiba ia berseru tertahan, seperti
teringat akan sesuatu segera tanyanya:
"Anak muda, apa yang kalian rundingkan sore tadi? Apakah
sudah dibicarakan sesuatu rencana tertentu?"
Secara ringkas Huan cu im menerangkan hasil perundingan
sore tadi, dimana empek Hee dengan memimpin para jago
dari sembilan partai berangkat dulu ke Lou cu san untuk
mempersiapkan penyerangan dari dalam, sementara jago-jago
lainnya berangkat ke Lou cu san dengan gerakan paling
rahasia lalu menantang pihak Tay im kau secara terang
terangan.
Kemudian bila sudah terjadi pertarungan, merekapun akan
melakukan serangan gabungan dari luar dan dalam untuk
membasmi semua jago dari Tay im kau
Mendengar keterangan ini pengemis sakti berwajah senyum
segera manggut manggut, tanyanya kemudian-
"Hee Im hong pulang dulu dengan membawa segenap anak
buahnya merupakan suatu cara yang bagus, tapi bagaimana
dengan Soh Han sim yang ilmu silatnya telah punah?"
"Bagaimana pun juga Soh Han sim selalu mendampingi
empek Hee, maka asal empek Hee tidak mengutusnya untuk
melakukan suatu tugas, belum tentu orang lain akan
mengetahui rahasianya"
"Ehm, lantas kapan mereka akan berangkat?"
"Besok"
"Mengapa tidak kau katakan sedari tadi?" seru pengemis
sakti berwajah senyum kemudian sambil melompat bangun
dari atas tanah, "buat apa kita mesti menunggu disini lagi...?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berbicara sampai disitu, dia segera mengulapkan
tangannya kepada Huan cu im sambil berpesan lagi:
"Kau beleh pulang sekarang, tapi ingat, jangan kau
Ceritakan kejadian pada malam ini kepada siapa saja"
Kemudian pengemis itu berseru lagi sambil menarik tangan
pemuda tersebut dan berbisik disisi telinga:
"Selain itu, besok kau harus memberitahukan kepada Ban
lo hujin secara diam diam bahwa rencana kita laksanakan
seperti semula, tapi ingat, pesan tersebut tak boleh sampai
kedengaran pihak ketiga"
"Boanpwee mengerti" pemuda itu manggut manggut.
"oya..." kembali sipengemis menambahkan, "kita berjumpa
lagi setibanya di Lou cu san nanti, sampai waktunya aku si
orang tua pasti akan memberitahukan kepadamu apa yang
harus dilakukan, nah aku pergi dulu"
Selesai berkata, sepasang kakinya segera menjejak tanah
keras keras, sesosok bayangan manusia tampak berkelebat
ditengah udara dan lenyap dibalik kegelapan malam.
Huan cu im dapat merasakan bahwa cara berbicara Yu
locianpwee pada malam ini nampak sedikit aneh, rahasia
danpenuh diliputi selapis selubung yang susah ditebak isinya.
tapi sebagai pemuda yang sudah meningkat pengalamannya
setelah dipikirkan kembali sejenak. satu ingatan pun segera
melintas didalam benaknya.
"Jangan jangan disekitar kami terdapat penghianat? Tapi
siapakah penghianat itu?" demikian ia berfikir.
Tapi pendapat itupun segera dibantah kembali, dia merasa
tak mungkin ada penghianat disekitar mereka, bukankah
setiap jago yang hadir sudah diketahui identitasnya secara
jelas?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat hari sudah larut malam diapun segera beranjak
meninggalkan tempat itu untuk kembali ke kamarnya.
Waktu itu Huan Tay seng masih duduk ditepi pembaringan,
melihat Huan cu im menyelinap masuk ke dalam kamar tak
tahan diapun bertanya: "Nak. kemanakah kau pergi?"
Tentu saja Huan cu im tak ingin membehongi ayahnya,
maka secara ringkas dia menceritakan apa yang dialaminya
barusan.
Selesai mendengar keterangan itu, sepasang mata Huan
Tay seng segera terbelalak lebar lebar, serunya keheranan:
"Jadi Yu locianpwee menganggap diantara kita terdapat
seorang penghianat?"
"Yaa" Huan cu im manggut manggut, "ananda pun
berpendapat demikian-.."
"Bila mendengar dari nada pembicaraan Yu locianpwee,
agaknya dia menduga ada orang yang akan berbuat tidak
menguntungkan terhadap Soh Han sim malam ini, tapi
berhubung besok soh Han sim akan turut Hee toako pulang ke
Lou cu san, maka niat tersebut diurungkan. Bila ditinjau dari
kesemuanya ini, jangan-jangan rencana kita sudah bocor lebih
dahulu...?"
"Aku rasa dengan ikut campurnya Yu locianpwee didalam
persoalan ini rasanya tak mungkin akan terjadi sesuatu
masalah dalam rencana kita"
"Yaa, moga moga saja begitu"
"Sekarang waktu sudah larut, sedang besok pagi semua
orang akan berangkat, mari kita tidur"
Malam itu berlalu tanpa sesuatu kejadian, keesokan harinya
Ban lo hujin menyuruh Ban Tiong tat untuk menyampaikan
rencana mereka kepada Soh Han sim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keesokan harinya selesai bersantap. Hee Im hong masih
dengan kedudukannya sebagai Bengcu dengan mengajak para
ciangbunjin dan wakil dari sembilan partai besar dan
mengajak pula congkoan Soh Han sim dan ketua pelatih Ju It
koay (Huan Tay seng) berangkat meninggalkan
perkampungan itu.
Hanya ketua Kay pang sudah bukan Kwa Tiang tay lagi,
karenanya tidak turut serta didalam rombongan tersebut.
Ban Sian ceng serta Ban Huijin masih dengan pakaian
berkabung menghantar tamunya hingga keluar dari pintu
gerbang.
Kemudian dengan dipimpin oleh Hee Im hong,
berangkatlah rombongan tersebut meninggalkan tempat itu
Sepeninggal rombongan ini, pintu gerbang perkampungan
Ban siong san ceng pun ditutup kembali.
Ban Sian ceng bersaudara cepat cepat melepaskan pakaian
berkabung mereka dan menyusul kekebun belakang.
Waktu itu, wakil congkoan Ban Kim sia telah menyiapkan
dua buah perahu layar di kebun belakang.
oleh karena perjalanan akan ditempuh dengan penuh
rahasia, oleh sebab itu semua orang harus naik kapal dari
kebun belakang dari situ perahu langsung berlayar keluar dari
selat menuju ke telaga Ang ci oh.
rombongan ini dipimpin oleh Sam siang tayhiap Yu Hua
liong, kalau pada perahu pertama ditumpangi oleh Yo Leng
kong, Kui Hau nian, Huan cu im, Lian Sam sin, Leng Kang to,
Lian Sam goan, Ban Sian ceng dan Tiong tat kaum barisan
"lelaki"
Maka pada perahu kedua merupakan rombongan
"perempuan", mereka adalah Ban lohujin, Ban Huijin, Hee
Giok yang, Siang ci un, Siang Siau un, ciu gwat, ciu kui, Pek
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoa pangcu, Hoa Tin tin, congkoan Hoa hiang, Leng Bwee oh,
Huan Ang tho serta Siau bi.
Setelah mengangkat sauh, perahu pun pelan-pelan
bergerak meninggalkan kebun belakang perkampungan Ban
siong san ceng.
Kedua rombongan perahu itu bergerak dengan suatu jarak
tertentu, tapi untuk hubungan kontak, setiap hari selalu ada
burung merpati yang menghubungkan perahu yang satu
dengan perahu lain-
Senja itu perahu mereka tiba di Say ko bio jaraknya dengan
bukit Lou cu san tinggal enam tujuh li.
Tempat itu merupakan pos terakhir dalam perjalanan
mereka, sebab bila gerakan lebih ke depan berarti jaraknya
dengan Lou cusan lebih dekat, bisa jadi pasukan air pihak
lawan akan melakukan pemeriksaan ataupun penghadangan,
karenanya mereka berpendapat lebih baik mendarat di Say ko
bio kemudian meneruskan perjalanan ke bukit Lou cu san
dengan melalui jalan darat.
Tengah hari itu, Ban Tiong tat juga telah menerima surat
terakhir yang dikirim Hee Im hong lewat burung merpati,
dikatakan pagi itu mereka telah tiba di liong ong ki dan
menurut rencana siangnya langsung naik ke bukit Lou cu san.
Dengan demikian, beleh dibilang kerja sama diantara
mereka sepanjang jalan amat rapat dan erat.
Setelah perahu merapat didaratan, semua orang pun naik
ke darat sambil melemaskan otot, maklumlah setelah berapa
hari dikurung dalam perahu, mereka merasa semangatnya kini
berkobat kembali.
Waktu itu malam sudah tiba, kegelapan mulai menyelimuti
seluruh permukaan bumi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
congkoan Ban Tiong tat telah menyiapkan air teh serta
hidangan didalam kuil itu, kemudian mengundang semua
orang untuk beristirahat di gedung sebelah timur.
Empat batang lilin yang besar telah disulut kaum pendeta
dalam ruangan, suasana yang terang benderang membuat
keadaan disitu terasa lebih nyaman.
Disitupun telah disediakan dua buah meja perjamuan
sekalipun yang dihidangkan hanya sayuran dan hidangan yang
tak berjiwa namun kelihatan kalau semua hidangan itu amat
lezat dan harum.
Selama beberapa hari ini semua orang memang selalu
makan daging dan ikan, karenanya hidangan barang barang
tak berjiwa ini menambah kenikmatan semua orang dalam
bersantap.
Selesai mengisi perut, semua orang mulai berunding
kembali rencana selanjutnya dalam operasi kebukit Lou cu san
malam nanti.
Sementara perundingan masih berlangsung, mendadak
terdengar siau bi yang baru berusia empat belas tahun dari
perkumpulan Pek hoa pang menjerit kesakitan kemudian
sambil memegang perutnya dengan kedua belah tangan ia
terbungkuk bungkuk... Dengan wajah keren Hoa Tin tin
segera berpaling seraya menegur: "Hey, mengapa kau ??"
-oo0dw0oo-
Jilid: 55
Dengan wajah berseru merah karena malu, buru buru Siau
bi menjawab: "Perut... perut tecu... sakit... sakit sekali..."
Belum habis perkataan itu dlutarakan, Huan Ang tho telah
berkata pula dengan Cepat:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suhu, tecu pun merasa perutku mulai sakit... aduh... aduh
celaka...jangan jangan dalam sayur... sayur itu ada
racunnya..."
Sementara Hoa Tin tin masih tertegun, Lian Sam goan dari
Kay pang, Ban Huijin, Leng Bwee oh, Hoa hiang, Siang ci un
dan lainnya mulai merasakan pula perutnya sakit sekali. Ban lo
hujin segera menemukan kalau keadaan tidak beres, buru
buru serunya:
"coba kalian atur pernapasan, sambil melakukan
pemeriksaan, apakah benar benar telah keracunan?"
Mendengar seruan itu, semua orangpun segera mengatur
pernapasan masing masing melakukan pemeriksaan, alhasil
paras muka mereka semua berubah sangat hebat. Dengan
wajah penuh amarah Yu Hua liong mendengus dingin serunya
keras keras:
"Ternyata kita benar benar sudah dipeCundangi orang
harap saudara sekalian, jangan panik atau gugup, cepat untuk
bersiap dan mengatur pernapasan untuk mencegah daya kerja
racun tersebut, coba dilihat apakah hidangan yang sudah
terlanjur dimakan masih bisa ditumpahkan keluar.."
"Bisa jadi hwesio yang menghuni dalam kuil ini mempunyai
hubungan dengan pihak Lou cu san" seru Yo Leng kong tiba
tiba, "biar locu segera menjaga mereka semua..."
"Yo ciangbunjin tak boleh bertindak gegabah," buru buru
Ban Lo hujin mencegah, "bisa juga persoalan initak ada
sangkut pautnya dengan para hwesio dari kuil ini..."
Sementara itu Ban Tiong tat telah mengeluarkan pil
pemunah racun Pat poo coat tok wan dari keluarga Ban dan
siap dibagikan kepada para penderita sakit perut.
Dengan wajah hijau membesi Ban lo hujin segera bangkit
berdiri, kemudian bentaknya keras keras:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tunggu dulu Tiong tat, coba jelaskan, dari mana
datangnya racun tersebut?"
Ban Tiong tat jadi melongo, kemudian agak ketakutan
sahutnya:
"Lo hujin, jangan mencurigai diriku, dulu hamba pernah
melakukan kesalahan, tapi sekarang telah bertobat mana
mungkin..."
"Tapi hidangan tersebut kau yang siapkan kalau bukan kau
siapa lagi...?" bentak Yu Hua liong gusar.
Sembari berkata dia segera mengayunkan telapak
tangannya dan siap dihantamkan ke atas batok kepalanya.
Buru buru Lian Sam sin menangkis dengan tangannya, lalu
membujuk :
"harap Yu tayhiap jangan gusar dulu, tidak sulit untuk
menyelidiki duduk persoalan yang sebenarnya dalam peristiwa
ini, persoalan terpenting sekarang adalah bagaimana caranya
mendesak keluar dari racun tersebut dari dalam tubuh kita"
Sementara itu Hoa Tin tin telah mengeluarkan pula embun
penolah sari racun dari seratus bunga, lalu katanya pula:
"Ban congkoan benar benar telah bertobat lo hujin
memang masalah terpenting saat ini adalah memunahkan
racun kita semua, aku rasa bila pil penolak racun Pat too coat
tok wan dari perkampungan Ban siong san ceng dicampur
dengan embun penolak racun perkumpulan kami khasiatnya
pasti luar biasa dan racun sejahat apapun niscaya akan
dimusnahkan. Kalau toh lo hujin mencurigai obat penawar
racun milik Ban congkoan, aku rasa dalam saku keponakan
Ban berdua tentu terdapat persediaan juga bukan?"
"Yaa, aku memang membawa sebotol" cepat cepat Ban
sian ceng berseru sambil mengeluarkan dari sakunya. "Bagus
sekali kalau begitu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoa Tin tin segera menerimanya, kemudian sambil
mengeluarkan sebutir dan diletakkan dimangkuk, diapun
menuang semangkuk embun penolak racun, kemudian
membagikan kepada semua orang.
Rupanya dalam waktu yang amat singkat ini, hampir semua
orang yang hadir telah merasakan perutnya sakit sekali, bagi
mereka yang memiliki tenaga dalam agak sempurna rasa sakit
itu masih bisa ditahan, tapi bagi mereka yang bertenaga
dalam rendah, rasa sakit telah membuat mereka mandi peluh
sebesar kacang kedele, bahkan sambil merintih tiada hentinya,
air mata pun turut bercucuran keluar.
Kini semua orang sudah duduk bersila di atas lantai dan
mengatur pernapasan untuk mendesak keluar sari racun dari
dalam tubuhnya.
pil pemunah racun Patpo coat tok wan dari perkampungan
Ban siong san ceng serta embun penolak racun Pat hoa coan
tok liok dari Pek hoa pang memang mempunyai kasiat yang
luar biasa, tak sampai seperminum teh kemudian rasa sakit
telah berhenti sama sekali.
Tapi masalah lain segera timbul, dengan berhentinya rasa
sakit yang melilit, ternyata perut mereka jadi keruyukan dan
mendesak keluar dari bawah.
Berbondong bondonglah para jago lari meninggalkan
ruangan serta berebut masuk kakus untuk melepaskan
hajatnya, berapa diantaranya yang tak bisa menahan diri
terpaksa harus menahan keluar ampas dari tubuh mereka
dengan sekuat tenaga, wajahnya yang memerah membuat
keadaan orang orang itu mengenaskan sekali
Melihat kalau keadaan sangat tidak menguntungkan, buru
buru Ban lo hujin berpesan kepada Ban Tiong tat agar
membatalkan saja rencana mereka untuk menyatroni bukit
Lou cu san pada malam ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian diperintahkan juga agar menyiapkan tempat
dalam ruang kuil itu agar semua orang dapat istirahat selama
serta memulihkan kembali tenaga yang dibuang.
Diantara sekian orang, boleh dibilang tenaga dalam yang
dimiliki Huan Cu im paling sempurna, tentu saja jika
dibandingkan dengan usianya, dia masih belum dapat
menandingi Yu Hua liong, Ban hujin, Yo Leng kong, Lian Sam
sin ataupun Hoa Tin tin sekalian.
Kesemuanya ini tak lain akibat dia mempelajari ilmu Hong
lui in yang maha sakti dimana merupakan simhoat tenaga
dalam dari golongan Buddha, sudah barang tentu hasilnya
jauh berbeda dengan yang lain.
Tatkala mendengar perkataan dari Yu Hua liong tadi,
seCara diam diam pemuda itu segera mengatur pernapasan
untuk melakukan pemeriksaan, alhasil dia temukan kalau
diantara dada dan lambungnya memang tersumbat oleh
sejenis racun, karenanya secara diam diam diapun
mengerahkan tenaga dalamnya untuk membendung daya
kerja racun tersebut.
Peristiwa semacam ini baru dialami untuk pertama kali
sehingga boleh dikata pemuda itu belum berpengalaman sama
sekali walaupun kemudian racun tersebut berhasil dibendung
daya kerjanya dengan tenaga dalam, tapi apa yang mesti
dilakukan pada langkah berikut? Untuk sesaat dia tak
mempunyai sesuatu gambaranpun.
pada mulanya dia ingin bertanya kepada rekan rekan lain
yang berada disampingnya tapi karena dijumpainya Yu Hua
liong dan Ban lo hujin sekalian sedang memejamkan mata
sambil menyalurkan tenaga dalam, niat itu kemudian
diurungkan.
pada Saat Seperti inilah, tiba tiba saja dia teringat kembali
dengan perkataan Yu locianpwe yang pernah disampaikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepadanya berapa malam berselang sewaktu berada di atas
gunung gunungan.
"Setelah minum arak, maka hawa arak bisa disalurkan
keluar melalui dua belas nadi mengapa tidak kucoba
menyalurkan keluar sari racun yang mengeram didalam
tubuhku melalui kedua belas nadi tersebut?"
Berpikir sampai disitu, pelanpelan diapun menarik napas
panjang panjang, kemudian dengan menggunakan teknik dia
desak sari racun yang berada dalam tubuhnya menuju ke urat
cu yang beng keng, kemudian dengan melalui tenggorokan,
mengalir lewat lambung, ternyata sari racun tersebut
pelanpelan bergerak turun kebawah dan akhirnya terdesak
keluar melalui jalan darah Lee ko hiat dijari kakinya...
Penemuan yang sama sekali tak terduga ini menggirangkan
hatinya, hal ini pun menjadikan dia semakin rajin menyalurkan
tenaga dalamnya untuk membersihkan sisa sisa racun yang
masih berada dalam dada dan lambung melalui urat cu yang
beng keng tersebut.
Menanti Hoa Tin tin memberikan pil penawar racun yang
dicampur dengan embun seratus bunga, sisa racun yang
masih mengeram didalam tubuhnya sudah tinggal tak
seberapa, dengan kekuatan gabungan kedua jenis obat
mujarab itu, dengan cepatnya semua racun yang tersisa dapat
dibersihkan.
Menanti dia membuka matanya, dijumpai semua orang
sedang berak berak akibat minum obat penawar racun itu. Ia
mengerti bahwa hal ini diakibatkan oleh gempuran obat
penawar racun yang membersihkan sari racun dari tubuh
mereka, jadi berbeda sekali dengan cara yang dipergunakan,
yaitu mendesak keluar sari racun dengan pengerahan tenaga
dalam.
Begitulah, untuk sesaat semua kakus menjadi ramai
pengunjung, dalam perkiraan mereka, asal sudah membuang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kotoran dari perut, maka keadaan akan membaik, karena
nyatanya setelah itu tubuh mereka jauh lebih segar.
Siapa tahu, baru saja mereka selesai membuang hajat dan
balik keruang tengah, tiba tiba saja perut terasa mulas
sehingga tergesa gesa mereka harus balik kembali kekakus.
Demikianlah keadaan tersebut berlangsung sampai
beberapa kali, jangan dilihat membuang hajat hanya soal
kecil, tapi kalau dilakukan sampai berulang kali, hal mana
merupakan suatu kejadian yang sangat membuang tenaga,
tak heran kalau beberapa saat kemudian semua orang sudah
dibuat lemas dan kehabisan tenaga.
Paras muka mereka hampir semuanya kusut dan layu,
sepasang matanya cekung ke dalam, keadaan seperti ini benar
benar nampak mengenaskan sekali.
Kalau orang lain sibuk pergi kekakus, maka hanya Huan cu
im seorang yang tetap duduk dengan santai, jangan lagi
berulang kali, pergi kekakus satu kali saja tak pernah.
Kejadian tersebut dengan cepat mengundang perasaan
heran dihati Yu Hua liong, tiba tiba ia menegur:
"Huan sauheng, kau seperti tidak mengalami sakit perut ?"
"Betul, ketika cianpwee menyuruh kami mengatur napas
sambil memeriksa badan tadi, boanpwee temukan kalau racun
itu berada diantara dada dan lambung, maka boanpwee
mendesak keluar sari racun tersebut melalui urat cu yang
beng keng dengan mengerahkan hawa murniku, sebetulnya
boanpwee juga ingin mengajarkan Cara tersebut kepada
semua orang..."
Selintas perasaan tak percaya segera menghiasi Yu Hua
liong, diawasi wajah Huan cu im dengan seksama, lalu
tegurnya dingin "Huan sauheng, benarkah perkataanmu itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari nada teguran tersebut dapat disimpulkan kalau dia
mencurigai Huan cu im sebagai orang meraCuni hidangan
disana.
"Apa yang boanpwee ucapkan merupakan suatu bukti yang
nyata" cepat cepat pemuda itu menjawab.
"Sudah puluhan tahun lamanya aku melatih tenaga
dalamku, aku percaya kemampuan sekarang telah mencapai
tingkatan yang paling sempurna, tapi nyatanya tak sanggup
melakukan seperti yang dikatakan Huan sauheng yaitu
mendesak keluar sari racun melalui urat cu yang beng keng...
saudara Huan jawabanmu tadi benar benar menimbulkan
kecurigaanku. . . "
"Apa yang menyebabkan cianpwee menaruh curiga?" tanya
Huan cu im agak tertegun.
Yu Hua liong memperhatikan sekejap sekeliling ruangan,
kemudian katanya sambil tertawa nyaring:
"Semua orang yang berada dalam ruangan ini telah terkena
serangan licik dari Tay im kau, tapi kenyataannya hanya Huan
sauheng seorang tetap segar bugar, apakah kejadian ini tidak
menimbulkan keCurigaan orang ?"
Perkataan semaCam ini benar benar mudah sekali
memancing kesalah pahaman orang lain-
Yo Leng kong yang kebetulan bersemedhi tiba tiba
membuka matanya dan berseru sambil tertawa:
"Sesudah mendengar keterangan dari Huan sauhiap
barusan, akupun telah mencoba untuk mendesak keluar sari
racun melalui urat cu yang beng keng tapi tanpa hasil menurut
pendapatku hal ini disebabkan sistim penyaluran hawa murni
dari Huan sauhiap mungkin berbeda dengan sistim kita
semua, bayangkan saja, bukankah Huan sauhiap sanggup
menggiring serangan Lui hwee Ci dari Hee Beng cu yang
sangat lihay itu serta membuangnya ke arah lain? walaupun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah puluhan tahun lamanya kita berlatih tenaga dalam,
apakah diantara kalian ada yang mampu menggiring serangan
Lui hwee ci serta membuangnya kearah lain? oleh sebab itu
siaute beranggapan bahwa apa yang dikatakan Huan sauhiap
betul betul merupakan suatu kenyataan, harap saudara Yu
jangan menaruh kesalah pahaman"
Sambil manggut manggut Ban Lo hujin berkata pula:
"Apa yang dikatakan Yo ciangbunjin memang tepat sekali,
Huan sauhiap telah mendapat pendidikan ilmu silat dari Yu
locianpwee, simhoat tenaga dalamnya memang berbeda
dengan orang lain, aku rasa Yu tayhiap kelewat menaruh
curiga"
Mendengar perkataan mana, Yu Hua liong segera tertawa
terbahak bahak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... aku pernah berhutang
budi kepada Huan sauheng masa aku akan menuduhnya yang
bukan bukan? padahal bukannya aku tak percaya dengan
Huan sauheng, tapi persoalan ini akan mesti dibedakan antara
urusan dinas dan pribadi, setelah menemukan persoalan yang
mencurigakan tadi, timbul perasaan curiga dalam hatiku,
karenanya masalahpun mesti dibikin jelas dulu, Huan
sauheng, tentunya kau tidak marah kepadaku bukan?"
Berhubung Yo Leng kong maupun Ban lo hujin telah
mengucapkan kata begitu mau tak mau diapun pasti mencari
kesempatan untuk mengundurkan diri. Dengan cepat Huan cu
im menjura katanya:
"Sudah sepantasnya bila Yu cianpwee menaruh curiga
kepada boanpwee, masa boanpwee menjadi marah
kepadamu?"
Dengan kening berkerut Kui Hau nian berkata kemudian:
"Setelah minum obat penawar racun dan buang air
berulang kali, mula mula kukira sari racun tersebut akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
punah dengan sendirinya, siapa tahu dalam pemeriksaanku
barusan ternyata kutemukan kalau sari racun itu sama sekali
belum lenyap. tapi telah membuyar kemana mana, malah
kujumpai hawa murnikupun turut membuyar... entah
bagaimana perasaan kalian semua"
"Benar" sambung Hoa Tin tin, "aku pun mempunyai
perasaan yang sama sekalipun pembuyaran tenaga dalam
berlangsung lambat sekali, tapi sudah jelas pihak lawan telah
mencampurkan bubuk pembuyar tenaga didalam obatnya,
sebab andakata cuma satu dua jenis racun saja, embun
seratus bunga penolak racun dari perkumpulan kami serta pil
pemunah racun pat poo wan dari Ban siong san ceng pasti
dapat melumatnya sampai punah. Tetapi jika ditinjau dari
situasinya sekarang kemungkinan besar racun yang mereka
pergunakan paling tidak mencapai lima jenis atau lebih"
"Bila diperhatikan dari pembicaraan Hoa pangcu barusan"
kata Yo Leng kong, "agaknya kau mempunyai pengetahuan
yang cukup luas dalam bidang racun meracun, tapi tahukah
kau jenis racun apa saja yang mengeram didalam tubuh kita
sekarang dan bagaimana cara pemunahannya? "
"Yo ciangbunjin terlalu memuji, padahal Hoa Tin tin pun
hanya tahu sedikit sekali. Menurut apa yang kuketahui, racun
yang dicampurkan dalam hidangan kita malam ini paling tidak
mencapai lima jenis ke atas yang pertama sudah pasti bubuk
penghilang rasa Ma ih san, lalu sejenis racun rumput yang
disebut cian yong Cau serta bubuk pembuyar tenaga.
"Bubuk Ma ih san dapat membuat orang hilang rasa serta
melelehkan air mata tiada hentinya, air mata yang mengering
akan menyebabkan peCahnya nadi disekitar urat mata
sehingga terjadi pendarahan hebat sampai korbannya tewas,
bukankah diantara kalian ada yang melelehkan air mata disaat
merintih kesakitan tadi?
"Racun ciau cong cau mempunyai daya kerja paling cepat,
tapi kedua jenis racun itu dapat dipunahkan oleh embun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seratus bunga penolak racun dari perkumpulan kami Ini
berarti hanya bubuk pembuyar tenaga yang membutuhkan
obat penawar khusus, sekalipun reaksinya cukup lambat, tapi
sebelum memperoleh pil penawarnya, tenaga dalam kita tak
diragukan lagi pasti akan semakin berkurang dan
membuyar..."
"Orang orang Tay im kau sungguh sunggh keji dan
menjengkelkan" seru Siang Siau un dengan perasaan gemas,
"bagaimana kalau kita manfaatkan saja kesempatan disaat
tenaga dalam kita belum buyar sama sekali, langsung
menyerbu kebukit Lou cu san ? Asal manusia manusia
jahanam jahanam itu telah ditumpas bersih, bukankah obat
penawar racunnya dapat diperoleh secara mudah ?"
Hoa Tin tin segera tersenyum.
"Seandainya kita tak bergerak. tenaga dalam kita pun tak
akan membuyar secepat itu, tapi jikalau kita menggunakan
tenata otomatis proses pembuyaran tenagapun akan
beriangsung semakin cepat, padahal jarak dari sini sampai
kebukit Lou cu san masih ada tujuh puluh li lebih, belum lagi
pesanggrahan keluarga Hee kita capai, mungkin saja tenaga
dalam kita sudah buyar separuh bagian"
Siang Siau un menjadi tertegun, kemudian serunya: "Lalu
apa yang kita perbuat sekarang ?"
"Aku tidak keracunan, biar aku yang berangkat" seru Huan
cu im tiba tiba, "aku rasa bila kita tidak bergerak. empek Hee
sekalian juga tak akan melakukan suatu tindakan, asal tidak
bertindak. dengan sendirinya rahasia merekapun tak akan
sampai terbongkar, biar aku pergi mencari ayah serta
berusaha untuk mendapatkan obat pemunah racun itu, siapa
tahu usahaku ini bakal berhasil ?"
"Ehmm, cara ini memang bisa dicoba" Hee Giok yong
membenarkan, "tapi kepergianmu seorang diri terlalu
berbahaya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak mengapa, ini namanya kalau tidak memasuki sarang
harimau, mana mungkin akan diperoleh anak macan? Bila aku
berangkat seorang diri, rasanya hal ini malah lebih leluasa
bagiku"
"Aaai..." Ban lo hujin menghela napas panjang, "rasanya
selain cara tersebut memang tiada jalan lain, tapi Huan
sauhiap harus berhati hati sekali dalam perjalananmu nanti"
"Bibi tak usah kuatir, boanpwee dapat menjaga diri dengan
sebaik baiknya"
Kemudian sambil menjura kepada semua orang, katanya
pula: "Kalau begitu aku mohon diri lebih dulu"
Hee Giok yang dan Siang ci un serentak melompat maju
kedepan, terdengar Giok yong berbisik.
"Samte, dewasa ini pihak Lou Cusan mempunyai sejumlah
jago persilatan yang berkepandaian hebat sekali, kau mesti
bertindak sangat berhati hati"
"Berbicara soal kepandaian silat yang dimiliki, tentu saja
kita tak usah kuatir" kata Siang ci unpula, "tapi pihak Tay im
kau mempunyai banyak akal muslihat yang amat licik, cara
kerja merekapun rendah serta tak tahu malu, kau mesti ekstra
waspada menghadapi segala kemungkinan yang tidak
diinginkan" Huan cu im tertawa.
"Silahkan Cici berdua segera masuk. bila siaute berhasli,
sebelum terang tanah besok pasti sudah tiba kembali disini"
Selesai berkata, dia segera mengerahkan ilmu meringankan
tubuhnya dan berangkat meninggalkan tempat tersebut.
Menyaksikan si anak muda itu berangkat dengan langkah
dengan cepat Hee Giok yang segera menggenggam tangan
Siang ci un dan katanya dengan nada sedih:
"Ji moay, aku benar benar menguatirkan keselamatan
jiwanya, kau tahu, perempuan she Sim itu licik dan banyak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akal muslihatnya ini berarti keberangkatannya berbahaya
sekali"
Tentu saja siang ci un sendiripun merasa sangat kuatir, tapi
segera sahutnya sambil tertawa paksa setelah mendengar
perkataan itu:
"cici tak perlu menguatirkan keselamatan jiwanya, aku
yakin dengan kepandaian silat yang dimilikinya dia masih
mampu untuk menghadapi segala kemungkinan yang tidak
diinginkan."
"Yaa moga moga saja begitu" sambung Giok yong dengan
suara yang lembut.
Tiba tiba terdengar seseorang tertawa Cekikikan dari
belakang, seraya berkata "Nah itulah yang disebut kalau
bekerja tidak tenteram bakalnya banyak kekelutan"
Siang ci un segera berpaiing seraya menegur,
"Hey setan Cilik... mau apa kau datang kemari?"
siang Siau un tertawa cekikikan-Aku kan merasa kuatir
terhadap keselamatan jiwanya"
Kontan saja siang ci un mengayunkan tangannya dan siap
menempeleng serunya dengan gemas.
"Setan cilik berani menggoda. Pingin digebuk nampaknya?"
Sambil tertawa cekikikan cepat cepat Siang Siau un
menyembunyikan diri. Siang ci un segera menarik tangan Giok
yong dan serunya sambil membalikkan badan
"Toaci mari kita masuk tak usah menggubris dirinya lagi..."
Melihat encinya berdua sudah masuk Siang Siau unpun
cepat cepat memburu dari belakang tapi saat itulah mendadak
mendengar seseorang memanggilnya dari belakang:
"siau un"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar suara panggilan itu Siang Siau un menjadi
girang setengah mati buru buru serunya, "suhu"
Ternyata yang datang adalah si nenek pengemis bermata
buta. "SSStt..." nenek itu segera berbisik "hayo cepat kemari."
cepat cepat Siang Siau un menghampirinya lalu berseru
dengan gembira "Suhu, kedatanganmu memang kebetulan
sekali"
"Saat ini suhu tak punya banyak waktu untuk berbicara
lama denganmu" kata si nenek pengemis kemudian, "selewat
kentongan ketiga nanti bakal ada orang datang kemari,
karenanya masih belum saatku untuk menampakkan diri.
Kalian semua telah terkena racun jahat pembuyar tenaga yang
bersifat lambat daya kerjanya, disakuku hanya terdapat tiga
biji teratai saja yang bisa memunahkan racun tersebut.
Sekarang, telanlah sebiji dan sisanya yang dua biji kau
serahkan kepada Hee Giok yong serta cicimu. Tapi kalian
bertiga harus bertanggung jawab pula terhadap segala
kejadian yang bakal berlangsung malam nanti, tapi jangan
kuatir, meskipun cukup berbahaya dan menegangkan
perasaan, sampai waktunya mungkin saja bakal muncul
penolong yang akan membebaskan kalian dari kesulitan, nah
sekarang pergilah cepat"
Seraya berkata dia serahkan ketiga biji teratai itu ke tangan
Siang Siau un.
"Suhu" kata Siang siau un, "Huan toako telah berangkat ke
bukit Lou cu san mungkinkah dia..."
"Bakal ada orang lain yang membantunya, kalian tak usah
kuatir, nah sudah dulu, itu dia mereka datang"
siang Siau un masih ingin mengajukan pertanyaan, tapi
matanya menjadi silau dan tahu tahu sudah kehilangan
bayangan tubuh gurunya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
la tak berani berayal lagi, cepat cepat ditelannya sebiji
teratai salju, terasa segulung hawa dingin yang menusuk
tulang menjalar keluar dari dalam dadanya sementara
mulutnya terasa harum dan segar.
Mendadak terdengar Siang ci un berseru dari dalam
ruangan: "Siau un seorang diri kau hendak ke mana? Hayo
cepat kembali"
Rupanya Siang ci un dan Hee Giok yang sekembalinya
kedalam ruangan belum nampak juga adiknya menyusul jadi
merasa kuatir, sebab malam ini semua orang telah terkena
racun pembuyar tenaga, ini berarti kekuatan mereka sudah
berkurang banyak. dia takut adiknya tak tahu diri hingga
bertemu dengan pihak lawan. Itulah sebabnya mereka segera
menyusul balik.
"cici, aku berada disini" sahut Siang Siau un dengan wajah
berseri seri karena girang.
"Su moay (adik ke empat), kau betul betul kelewat nakal"
ujar Hee Giok yang pula "kau mesti kelewat waspada malam
ini, mau apa sih kau berdiri diluar kuil seorang diri?"
Sambil tertawa Siang siau un berseru:
"Malam ini pemandangan sangat indah, aku lagi menikmati
keindahan rembulan" Lalu sambil menggapai serunya lagi
dengan suara lirih:
"Toaci, Jici, cepat kemari, agaknya disana ada sesosok
bayangan manusia"
Mendengar ada bayangan manusia, buru buru Giok yong
dan ci un memburu kedepanwalaupun
mereka sudah terkena racun pembuyar tenaga,
namun tenaga dalam yang dimilikinya belum buyar sama
sekali. Sambil celingukan ke sekeliling tempat itu ci un
bertanya: "Dimana orang itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diam diam siau un menjejalkan sebiji teratai salju kedalam
genggaman tangan encinya, kemudian berbisik:
"cici, benda itu adalah teratai salju yang dapat
memunahkan racun dari bubuk pembuyar tenaga, cepat kau
telan"
"Dari mana kau peroleh benda ini?" tanya ci un keheranan-
"Ssst, barusan suhu datang kemari, dia orang tua hanya
memiliki tiga biji teratai salju yang diserahkan kepadaku untuk
disampaikan kepadamu dan toaci"
"Kalau Cuma tiga biji, seharusnya kita serahkan untuk Yu
tayhiap dan Ban lo hujin" kata ci un kemudian-
"Tidak suhu berpesan begitu, aku tak ingin membantahnya,
hayo cepat ditelan, aku masih akan memberitahukan sesuatu
kepadamu"
Tiba tiba terdengar Giok yong menegur
"Hey kalian berdua kasak kusuk sendiri apa sih yang lagi
dibicarakan?"
Terpaksa ci un menelan biji teratai salju yang diserahkan
kepadanya, kemudian baru ujarnya sambil tertawa ringan:
"Toaci, cepat kemari"
Giok yong menurut dan mendekati, ci un pun segera
menceritakan kembali apa yang barusan didengarnya itu
dengan suara lirih
Dengan cepat Siau un menyodorkan teratai salju itu
kepadanya, Giok yong menyambut dan segera ditelannya.
Kemudian Siang ci un baru bertanya lagi: "Apa lagi yang
dikatakan sinenek?"
SeCara ringkas Siau un menerangkan bahwa tengah malam
nanti bisa jadi ada jago dari Lou cu san yang bakal datang
menyatroni mereka semua... Giok yong menjadi tertegun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setelah mendengar perkataan itu, katanya kemudian: "Perlu
kita sampaikan persoalan ini kepada Yu cianpwee serta Ban lo
hujin?"
Siang ci un termenung sebentar, kemudian baru katanya:
"Si nenek berkata bahwa saat ini belum saatnya untuk
menampakkan diri, ini berarti sebelum dia orang tua
menampakkan dirinya lebih baik kita jangan menyinggung soal
kedatangan si nenek kemari, kalau toh dia orang tua sudah
bilang kita bertiga yang harus menghadapi kejadian pada
malam ini, aku rasa kitapun tak usah banyak berbicara lagi
asal kita bertindak lebih berhati hati, aku rasa persoalan tentu
dapat teratasi dengan sendirinya"
"Baiklah kalau begitu" kata Hee Giok yang kemudian sambil
manggut manggut.
"Tapi bagaimana seandainya Yu cianpwee menaruh curiga
kepada kita setelah kita bertiga ditemukan sama sekali tidak
keracunan?" tanya siau un.
"Soal itu mah bukan masalah penting" kata ci un, "kita kan
bisa beralasan bahwa pada setengah bulan berselang si nenek
telah menghadiahkan sebiji teratai salju kepada kita bertiga
yang katanya bisa menambah kekuatan tubuh kami, siapa
tahu berkat kasiat teratai salju itu maka kami bertiga tak
sampai keracunan, dengan alasan demikian masa dia akan
mencurigai kita lagi?"
Sambil tertawa Giok yang segera manggut manggut:
"Yaa, jimoay memang berotak encer dan lihay sekali, dalam
sekilas pikiran saja telah berhasil mengarang alasan setepat
ini"
"Nah sekarang kita harus cepat cepat masuk" kata ci un
kemudian, "bila kelewat lama disini, orang lain bisa menaruh
curiga terhadap kita bertiga"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika mereka kembali ke dalam ruangan semua orang
mengira mereka bertiga baru saja menghantar Huan cu im
sampai ke tengah jalan, karenanya tak ada yang menaruh
perhatian.
oleh karena racun pembuyar tenaga sudah mulai bekerja
dalam tubuh masing masing orang, maka semua orang yang
berada dalam ruangan sama sama duduk berkumpul sambil
merundingkan tindakan selanjutnya sebab mereka tahu
mengatur pernafasanpun tak ada gunanya karena tak bakal
banyak menolong.
Setelah memperhatikan sekejap sekeliling ruangan, yu Hua
liong menghela nafas panjang seraya berkata :
"Bila berbincang dari situasi yang kita hadapi sekarang,
rasanya sebelum fajar menyingsing esokpagi, seluruh tenaga
dalam yang kita miliki sudah tak dapat dipertahankan lagi,
andaikata Huan sauheng gagal memperoleh obat penawar
racunnya, bila pihak Tay im kau mengutus seorang atau dua
orang jago saja, niscaya kita semua dapat diringkus tanpa
mampu melawan"
"Yaa, kesemuanya ini hanya bisa pasrah pada nasib" kata
Ban lo hujin dengan suara sedih "dalam pikiranku semula,
tindakan kita kali ini pasti akan berhasil dengan sukses, siapa
tahu... aaai kenapa mesti ditunggu sampai esok pagi?
Seandainya saat ini ada orang yang datang mencari gara gara,
bukankah kita semua akan diringkus secara mudah"
"Aaah, belum tentu begitu" ujar Yo Leng kong sambil
tertawa terbahak bahak, "walaupun diantara kita semua,
terkecuali mereka yang masih muda muda, orang orang
seperti saudara Yu, Ban lo hujin, Lian loko Hoa pangcu,
saudara Kui dan siaute berenam paling tidak masih bisa
mempertahankan tenaga dalamnya sebesar lima bagian
hingga kini, bila pihak mereka berani datang mencari gara
gara, kita mampu untuk bertarung mati matian"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Perkataan Yo ciangbunjin memang betul" sambung Kui
Hau nian, "daripada duduk berpeluk tangan menunggu saat
kematian, kan lebih baik kita bekerja sama dan beradu jiwa
dengan mereka, aku yakin kita masih sanggup untuk menarik
kembali modal kita" Sambil tertawa Hoa Tin tin turut berkata
"Perkataan Yo ciangbunjin dan Kui ciangbunjin yang gagah
dan penuh bersemangat sangat mengagumkan sekali, tapi
setiap masalah ada berat dan ada pula yang enteng andaikata
dengan beradu jiwa maka persoalan menjadi selesai,
pertaruhan tersebut dinilai cukup berharga, tapi sebaliknya
jika kita sudha berkorban namun tidak mendatangkan
kerugian apa apa bagi pihak Tay im kau, lantas apa gunanya
kita mesti beradu jiwa dengan percuma ?"
"Lantas bagaimana menurut Hoa pangcu?" tanya Yo leng
kong kemudian-Setelah tertawa hambar Hoa Tin tin berkata
"Apa posisi kita belum sama sekali terdesak dan putus
harapan, lebih baik kita jangan mengorbankan diri secara
percuma, kini Huan sauhiap sudah berangkat ke Lou cu san,
siapa tahu kalau ia berhasil mendapatkan obat penawar racun
buat kita semua?"
"Bagaimana kalau seandainya gagal?" tanya Yu Hua liong.
"Itupun tak menjadi soal" sahut Hoa Tin tin tetap tenang,
"kalau toh Yu locianpwee dan nenek pengemis sudah
mencampuri persoalan ini, apa lagi beliau pula yang berperan
menolong Yu tayhiap serta membebaskan para ciangbunjin
sembilan partai besar dari pengaruh obat pelenyap pikiran,
aku yakin beliau berdua pasti mengetahui juga dengan
rencana besar kita ini, asal seorang saja diantara mereka hadir
disini, bukankah semua ancaman bahaya sudah teratasi?"
Kemudian setelah tertawa, ia berkata lebih jauh.
"Disamping itu, Lam Iee totiang hanya menyambangi
sahabatnya di bukit Hong san dan belum pergi jauh, Kui hoa
sinnipun masih berada disekitar sini, bukankah hal ini berarti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kita masih mempunyai bala bantuan yang bisa diandalkan?
Tipu muslihat Tay im kau yang licik hanya bisa dibilang
berhasil untuk sekarang, tapi bukan berarti berhasil secara
keseluruhan"
Yu Hua liong menjadi tertegun, menyusul kemudian
katanya sambil tertawa terbahak: "Haaahhh... haaahhh...
haaahhh... pendapat Hoa pangcu memang hebat sekali, dalam
hal ini, siaute benar benar tak pernah menduga sebelumnya"
"Yu tayhiap terlalu memuji" kembali Hoa Tin tin berkata,
"hanya pada malam ini kita benar benar dihadapkan dengan
persoalan pelik, yaitu bagaimana caranya melewati malam ini
secara aman dan tenteram..."
"Apakah Hoa pangcu berpendapat bahwa malam nanti
mereka pasti akan mengirim orang untuk menyergap kita ?"
tanya Ban lo hujin-
"Yaa, hal ini sudah pasti mereka lakukan. Bukankah mereka
sudah tahu kalau kita keracunan? Mereka pasti dapat
menghitung juga kalau tenaga dalam kita sedang dalam
proses memudar dan membuyar, masa mereka tak akan
memanfaatkan kesempatan yang begini baik dengan begitu
saja serta melepaskannya ? Menurut perhitunganku, selewat
tengah malam nanti mereka pasti akan muncul disini"
"Bibi Hoa, mengapa mereka baru datang selewat tengah
malam ?" tanya Ban Huijin keheranan.
"Sebab mereka tahu kalau sebelum lewat tengah malam
tenaga kita masih tersisa lima bagian, tapi selewatnya tengah
malam, kekuatan kita tinggal empat bagian, saat seperti ini
merupakan saat lemah kita semua, nah bila mereka
melancarkan sergapan secara hebat maka tenaga dalam kita
pasti akan buyar makin cepat oleh sebab itulah menurut
dugaanku mereka pasti akan kemari selewat tengah malam"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lantas apa yang mesti kita lakukan?" tanya Ban Huijin
dengan perasaan cemas. "Yaa, kita harus menghadapi dengan
akal, jangan sekali kali mengandalkan kekuatan"
"Bibi Hoa, apakah kau telah berhasil mendapatkan cara
terbaik untuk menanggulangi persoalan ini?"
Hoa Tin tin tersenyum:
"Baru sih sudah ada..."
Berkilat sepasang mata Ban Huijin setelah mendengar
perkataan itu segera tanyanya : "Bibi Hoa, apakah akalmu?
Hayo cepat utarakan keluar"
"Akalku ini tak boleh diketahui semua orang karena makin
sedikit yang tahu makin hebat kasiatnya" ujar Hoa Tin tin
tersenyum.
"Lalu berapa orang yang boleh tahu?"
sekali lagi Hoa Tin tin tertawa:
"Pokoknya sampai waktunya nanti, kau tak bakal
ketinggalan"
Kemudian sambil berpaling ke arah Ban Lo hujin katanya
pula:
"Lo hujin, aku ingin minta bantuan Ban congkoan untuk
melaksanakan sUatu tugas"
"Bila Hoa pangcu hendak memerintahkan sesuatu, silahkan
saja memberi perintahnya kepada Tiong tat" sahut Ban lo
hujin tertawa^
"Ban congkoan" Hoa Tin tin segera berseru.
"cayhe berada disini" sahut Ban Tiong tat cepat cepat.
"Kemarilah"
Ban Tiong tat menyahut dan segera menghampirinya, Hoa
Tin tin pun membisikkan sesuatu ke Sisi telinganya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian tampak Ban Tiong tat mengagguk sambil
sahutnya: "Akan hamba laksanakan"
"Nah, pergilah cepat" seru Hoa Tin tin kemudian sambil
mengulapkan tangannya.
Setelah mengundurkan diri dari hadapan Hoa Tin tin, Ban
Tiong tat segera menggapai ke arah Lian Sam goan sambil
serunya: "Lian tuacu, harap turut siaute"
Lian Sam goan menyahut dan berlalu mengikuti dibelakang
Ban Tiong tat...
"Bibi Hoa misterius amat gerak gerikmu" seru Ban Huijin
tanpa terasa. Hoa Tin tin segera tertawa:
"Aku belajar tipu muslihat dari Khong Beng, pokoknya
tanggung sip hasilnya"
Yu Hua liong yang mendengar perkataan tersebut segera
tertawa terbahak bahak, serunya:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... tipu muslihat yang ditiru
Hoa pangcu dari Khong Beng sudah pasti tipu muslihat kota
kosong... Mana mungkin siasat kota kosong bisa diterapkan
disini? kata Hoa Tin tin lembut siasat yang hendak
kulaksanakan justru merupakan siasat yang termasuk paling
jelek dan biasa"
Ban Huijin segera balik ke sisi Ban lo hujin seraya tanyanya,
"ibu tahukah kau siasat apa yang hendak dilaksanakan bibi
Hoa..."
Ban lo hujin tersenyum, "Hoa pangcu tak pernah
memberitahukan soal itu kepadaku dari mana aku bisa tahu?"
Ban Tiong tat meninggalkan ruangan hampir seperempat
jam lamanya sebelum balik kembali ke dalam ruangan
bersama Lian Sam goan,
"Ban congkoan apakah sesuatunya sudah dilaksanakan?
tanya Hoa Tin tin kemudianTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
"Telah hamba laksanakan" sahut Ban Tiong tat sambil
memberi hormat.
"Bagus sekali" Sambil tersenyum, Hoa Tin tin segera
berkata kepada semua orang "orang yang bakal kupakai kali
ini semuanya terdiri dari kaum wanita sekarang harap nona
Hee dan kedua orang nona Siang ikuti diriku"
kemudian kepada Hoa hiang Leng Bwee oh Huan Ang tho
Siau bi beserta kedua orang dayang Giok yang yaitu ciu kui
berenam katanya pula. "Kalian pun turuti aku"
Selesai berkata ia segera beranjak pergi dari situ,
kesepuluh orang perempuan itu serentak meng ikuti
dibelakangnya.
Sebagaimana diketahui digedung tersebut masing masing
terdapat tiga buah ruang tamU disisi kiri dan tiga ruangan lagi
disisi kanan setelah semua orang keracunan tadi Ban lo hujin
telah memerintahkan kepada Ban Tiong tat untuk meminjam
seluruh gedung tersebut dari pihak kuil yang siap dipakai
sebagai tempat beristirahat semua orang.
Tiga ruangan disebelah kiri diperuntukkan tamu lelaki,
sedangkan tiga ruangan disebelah kanan untuk kaum wanita.
Kini Hoa Tin tin memimipin kesepuluh orang perempuan itu
masuk ke dalam kamar dan segera menguncinya, lalu mereka
berunding didalam dengan suara lirih.
Tak selang berapa saat kemudian, ia muncul kembali di
ruang tengah sambil memimpin kesepuluh orang pasukan
perempuan-
Kawanan jago lainnya tak ada yang tahu siasat apa yang
hendak diatur oleh Hoa Tin tin, apa lagi telah dikatakan tadi
kalau siasat tersebut sangat rahasia, karenanya sebelum Hoa
Tin tin mengumumkan, tak ada yang berani bertanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun semua orang dapat melihat bahwa paras muka Hoa
Tin tin penuh dengan pancaran sinar cerah, seakan akan dia
yakin sekali dengan kesuksesan siasatnya.
Waktupun makin berlarut, kini kentongan kedua pun sudah
lewat setengah kentongan lebih.
Waktu itu Ban Tiong tat sudah berdiri didepan ruangan,
disampingnya berdiri pula dua orang anggota Kay pang dari
tingkat delapan karung kedalam gedung dengan langkah
tergesa gesa, lalu bisiknya kepada Ban Tiong tat "Ban
congkoan, ada orang datang"
"Berapa orang datang ?" tanya Ban Tiong tat.
"Sebuah tandu dengan empat dayang yang membawa
lentera"
Baru saja ia berkata sampai disitu, dari luar pintu gerbang
sudah terdengar seseorang berseru dengan lantang :
"Sau buncu khusus datang kemari untuk menyambangi Ban
lo hujin dari bukit Hong san "
Ternyata yang datang adalah ketua Sau hoa bun, Hoa
Siang siang...
Buru buru Ban Tiong tat maju menyongsong, betul juga
sebuah tandu telah berhenti didepan pintu gerbang, empat
orang gadis berbaju hijau berdiri dimuka tandu, jadi yang
datang hanya lima orang.
Melihat hal ini, dia merasa rada cepat cepat serunya sambil
menjura :
"Ban Tiong tat sudah lama menunggu kedatangan kalian,
harap Hoa buncu menanti sebentar, agar kulaporkan dulu ke
dalam"
"Hayo cepat "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ban Tiong tat segera membalikkan badan dan lari masuk ke
dalam ruang gedung, lalu serunya:
"Lapor lo hujin, yang datang adalah Sau hoa buncu
bersama keempat dayangnya, ia minta siaute memberi
laporan"
"Segala sesuatunya terserah Hoa pangcu" sahut Ban lo
hujin cepat.
Ketika Hoa Tin tin mendengar yang datang adalah Hoa
Siang siang, tanpa terasa ujarnya sambil tertawa dingin : "Ban
congkoan, kata kan dipersilahkan masuk "
Ban Tiong tat mengiakan dan segera mengundurkan diri
dari sana. Hoa Tin tin segera mengangkat tangannya memberi
tanda rahasia.
Ban Huijin, Hee Giok yang dua bersaudara Siang bersama
Leng Bwee oh, Huan Ang tho, Siau bi, ciu gwat dan ciu kui
bersembilan serentak menyebarkan diri dengan gerakan cepat
mengambil posisi disekeliling gedung.
Hanya Hoa Hiang, congkoan dari perkumpulan Pek hoa
pang masih tetap berdiri dibelakang Hoa Tin tin-
Tak lama kemudian terdengar sUara langkah kaki manusia
dari depan gedung, menyusul tampak congkoan Ban Tiong tat
masuk kembali kedalam ruangan diikuti ketua Sau hoa bun
Hoa Siang siang.
Dibelakang Hoa Siang siang mengikuti pula keempat
dayang berbaju hijau yakniSau hoa, Bong hoa, cu hoa dan Mi
hoa.
Ditangan Sau hoa memegang sebilah pedang panjang
bermutiara bunga dan pita merah, itulah cu hoa kiam dari Hoa
Siang siang.
Semua yang hadir dalam ruangan serentak bangkit berdiri.
Memang inilah peraturan dunia persilatan, sebab Hoa Siang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siang datang dengan kedudukannya sebagai ketua perguruan
Sau hoa bun.
Walaupun dunia persilatan sangat luas dengan beratus
jenis perguruan besar maupun kecil, tapi seorang ketua
perguruan tetap merupakan ketua yang patut dihormati, itulah
sebabnya semua orang tak berani melanggar peraturan yang
telah berlaku dalam dunia persilatan ini.
Ban lo hujin segera menyapa sambil tertawa :
"oooh, aku tak tahu kalau Hoa buncu akan berkunjung
kemari ditengah malam buta, maaf bila kami tak
menyambutmu dari kejauhan"
Dengan pandangan mata yang tajam Hoa Siang siang
memperhatikan sekejap para hadirin dalam ruangan,
kemudian sahutnya:
"Ban lohujin tak usah sungkan sungkan, Hoa Siang siang
tak berani menerimanya, Yu tayhiap. tayhiap sekalian,
silahkan duduk"
"Siaumoay tidak menyangka kalau yang datang adalah Cici"
sapa Hoa Tintin pula dengan suara dingin-
"Apakah kau merasa diluar dugaan dengan kehadiranku
ini?"
"Yang berada diluar dugaanku adalah kedudukan ketua Sau
hoa bun yang kau angkat sendiri itu"
"Apanya yang perlu diherankan ? Raja mana sih yang tidak
mengangkat dirinya sendiri?" sahut Hoa Siang siang sambil
tertawa terkekeh kekeh, kemudian terusnya, "lagi pula
perguruan Sau hoa bun yang kudirikan ini khusus akan
menyapukan bunga-bunga dari Pek hoa bun kalian, bukankah
bunga bunga dari Pek hoa pang telah berguguran semua? Jika
dibiarkan bertumpuk dilantai, lama kelamaan tempat itu pasti
akan ternoda dan kotor. nah itulah sebabnya Sau hoa bun
khusus datang untuk membersihkan sampah sampah bunga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang berguguran itu, terutama untuk mengatur kaum wanita
yang suka mencari main lelaki dan melahirkan anak jadah
apakah kejadian yang memalukan seperti ini tak pantas
diatur?"
pucat pias selembar wajah Hoa Tin tin saking gusarnya,
dengan suara gemetar dia berseru
"cici jelek jelek begitu kau adalah tianglo pelindung hukum
perkumpulan kita, mengapa kau malah menodai nama baik
perguruan?"
Hoa Siang siang segera melengos dan sahutnya dengan
suara angkuh :
"Sudah sejak lama aku bukan anggota Pek hoa pang lagi,
sebelum sinenek setan itu mampus, aku telah melepaskan diri
dari ikatan Pek hoa pang dan kini adalah ketua Sau hoa bun
mengenai arti dari Sau hoa atau menapu bunga? Nah, aku
memang khusus akan menyapu bersih Pek Hoa pang..."
"cici, kau kelewat tekebur dan jumawa" seru Hoa Tin tin
dengan muka hijau membesi, "ketahuilah, aku mengalah terus
menerus karena tak tega melukai saudara sendiri, kau anggap
peraturan perguruan benar benar tak mampu mengapa
apakan dirimu?"
Dengan suara yang tak kalah dinginnya Hoa Siang siang
berseru pula dengan keras
"Tin tin, dengarkan baik baik perkataanku ini, seandainya
kau bukan adik kandungku, biar ada sepuluh orang Hoa Tin tin
dan sepuluh perkumpulan Pek hoa pang pun sudah kutumpas
habis semenjak sepuluh tahun berselang, mengerti kau?"
Sebelum Hoa Tin tin sempat menjawab, Ban lo hujin telah
mengulapkan tangannya seraya berkata:
"Hoa pangcu bagaimanapun juga kedatangan Hoa buncu
pada malam ini adalah sebagai tamu, harap kau jangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berbicara dulu mari kita dengarkan dahulu maksud
kedatangan Hoa buncu"
Kemudian sambil mengulapkan tangannya dia
menambahkan.
"Hoa buncu bila ingin membicarakan sesuatu harap duduk
dulu sebelum berbicara."
Tanpa sungkan sungkan Hoa Siang siang segera
mengambil tempat duduk di hadapan Ban lo hujin kemudian
katanya sambil tertawa
"Yaa betul aku kan khusus datang kemari untuk
menyambangi Ban lo hujin setiap kali kami kakak beradik
bertemu muka selalu saja ribut seperti kucing bertemu anjing
seakan akan aku yang menjadi kakaknya memang sengaja
mencari ribut saja..."
Lalu sambil berpaling ke arah Ban lo hujin kembali ujarnya
sambil tertawa.
"Setelah Hee bengcu pulang ke rumah, kami baru tahu
kalau Ban lo hujin berada dalam keadaan sehat walafiat tanpa
kekurangan sesuatu apapun, sedang berita kematian yang
disiarkan pada sepuluh hari berselang tak lebih hanya isapan
jempolan belaka, kejadian ini benar benar patut dibanggakan
dan diberi selamat"
"Hoa buncu, kedatangan pada malam ini untuk mewakili
suatu perkumpulan tertentu ataukah atas maksud dan
kehendak Hoa buncu pribadi...?" tegur Yu Hua liong.
"Kedua dUanya boleh dibilang benar" sahut Hoa siang siang
sambil tersenyum, "aku adalah pendiri dari perguruan Sau hoa
bun, jadi mewakili diriku sendiri pun bukannya tak bisa, tapi
kedatanganku pada malam ini adalah mewakili pelbagai partai
besar didunia persilatan dewasa ini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pelbagai perguruan besar?" tanya Ban lo hujin sambil
tersenyum, "entah perguruan besar mana saja yang Hoa
buncu maksudkan?"
Hoa siang siang segera tertawa terkekeh kekeh:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... tentu saja mewakili Hee
bengcu serta sembilan partai besar"
"Apa yang dikatakan Hee Bengcu?"
"Setelah Hee bengcu dan orang orang dari sembilan partai
besar mendapat tahu kalau Ban lo hujin beserta Yu tayhiap
sekalian menderita keracunan, maka ia minta kepadaku agar
berangkat kemari serta menyampaikan undangan kepada
kalian, katanya berhubung kesehatan kalian semua agak
terganggu daripada menderita ditengah jalan, lebih baik
beristirahat saja dibukit Lou cu san- karena disitu sakit kalian
dapat pula disembuhkan"
"Tidak usah" tukas Ban lo hujin dengan suara dingin, "aku
rasa kedatangan Hoa buncu untuk mewakili perkumpulan Tay
im kau bukan...?"
"Kalau lo hujin memaksa berkata begitu anggap saja
memang benar." sahut Hoa Siang siang kemudian sambil
tertawa angkuh "padahal perkumpulan Tay im kau sendiripun
tidak menaruh maksud jahat terhadap kalian semua..."
Ban lo hujin segera mendengus berat berat. "Hmm kalau
begitu Hoa buncu sedang bertindak sebagai pembujuk dari
Tay im kau?"
Untuk kesekian kalinya Hoa Siang siang tertawa terkekeh
kekeh.
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... kalau hanya membujuk
mah tak perlu aku sendiri yang kemari aku tak lebih hanya
ingin memperingatkan kepada Lo hujin bahwa sejak kematian
Ban bengcu lima tahun berselang lo hujin sudah cukup lama
memikul tanggung jawab berat serta menyumbangkan pikiran
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan tenaga demi dunia persilatan. Lagi pula lo hujin sudah
cukup lama memikul beban sebagai penyelenggara pertemuan
puncak dibukit Hong san, sudah sepantasnya bila kau
menggunakan sisa waktu yang ada untuk hidup senang dan
gembira, sebab tugasmu hanya tinggal mengawinkan anak
anakmu dan hidup gembira, mengapa kau justru memimpin
pasukan untuk memusuhi perkumpulan Tay im kau...?"
"Bukan aku yang hendak memusuhi pihak Tay im kau lebih
dulu, tapi pihak Tay im kau lah yang memusuhi dunia
persilatan lebih dulu"
"Sekalipun perkataan itu benar, tapi bila hujin tidak
menggerakkan pasukan, dunia pun pasti aman tenteram dan
tak pernah akan terjadi peristiwa apapun, tapi begitu lo hujin
bergerak..."
Pelan pelan dia mengalihkan pandangan matanya kearah
kawanan jago dalam ruangan, kemudian melanjutkan-
"Bukan saja hal tersebut menyebabkan banyak orang
terkena racun pembuyar tenaga, bahkan sampai adikku sendiri
juga terseret dalam peristiwa ini..."
"Sudah, kau tak usah banyak bicara lagi" tukas Hoa Tin tin
penuh amarah "silahkan segera angkat kaki dari sini"
"Heeeh... heeeh... heeh... adikku yang baik" jengek Hoa
siang siang sambil tertawa dingin, "malam ini cicimu datang
mewakili Hee bengcu, mewakili sembilan partai besar serta
mewakili Tay im kau untuk membujuk Ban lo hujin, adikku,
bukankah kaupun sudah terkena racun pembuyar tenaga? Kini
kekuatan yang kalian miliki tinggal sisa empat bagian saja,
tapi begitu fajar menyingsing esok hari, keempat bagian sisa
tenaga yang masih ada pun akan lenyap dengan begitu saja.
Karenanya lebih baik jangan salah tafsiran maksud baikku
ini..."
"Lantas apa yang dikehendaki Hoa bengcu?" tanya Yu Hua
liong kemudianTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
"Aku mendapat perintah dari Hee Bengcu untuk
mengundang saudara sekalian berkunjung ke Lou cu san, asal
sudah tiba di Lou cu san maka racun yang kalian derita pun
otomatis akan punah dengan sendirinya, apakah kalian berniat
untuk turut?"
"Andaikata kami menolak?" tanya Ban lo hujin tiba tiba.
"Aaah, hal ini mana boleh jadi?" seru Hoa Siang siang
sambil tertawa, kemudian terusnya:
"Aku hanya datang melaksanakan perintah, bila Ban lo
hujin dan saudara sekalian menolak untuk ikut kami,
bagaimana caraku untuk memberikan pertanggung-jawaban
kepada Hee Bengcu nanti?"
"Kalau begitu kaupun tak usah ikut pulang"jawab Hoa Tin
tin dengan suara dingin. Hoa Siang siang memandang sekejap
ke arahnya, kemudian tertawa terkekeh kekeh:
"Haaah... haaah... haaah... kalau kudengar nada
pembicaraan adik, rasanya kau berniat menahanku disini"
"Tepat sekali, aku memang demikian" jawab Hoa Tin tin
dengan suara sedingin es.
"Adikku yang manis, kau tak usah keras kepala, bukankah
sudah kuterangkan tadi bahwa semua orang yang berada
disini sudah keracunan bubuk pembuyar tenaga dan kini
tenaga dalamnya tinggal empat bagian saja? Jika kalian
melancarkan serangan bersama sama, memang bisa saja aku
terbunuh ditangan kamu semua, tapi setelah melancarkan
serangan bersama sama nanti, seluruh tenaga murni yang
kalian miliki akan punah dengan begitu saja, apakah tindakan
seperti itu cukup berarti untuk kalian?"
Rupanya dia telah memperhatikan segala sesuatunya
sampai sejauh itu. Dengan nada suara yang sangat tenaga
Hoa Tin tin berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kami tak usah membuang tenaga dengan percuma, tapi
tetap dapat meringkusmu"
"Oya...?" sambil tertawa lebar Hoa Tin tin memandang
sekejap kawanan jago yang berada disitu, kemudian
melanjutkan-
"Waah, kalau soal ini mah belum pernah kuduga
sebelumnya"
"Tak lama lagi kau akan menyaksikannya dengan mata
kepala sendiri..."
Baru berbicara sampai disitu, tangan kanannya telah
diulapkan dengan gerakan perlahan.
Gerakan itu sangat indah dan lembut, seakan akan
dilakukan tanpa maksud tertentu, tapi sebagai jago kawakan
yang berpengalaman, tentu saja Hoa siang siang tak akan
menikmati keindahan gerakan itu, tentu ia mengerti kalau
ayunan tangan Hoa Tin tin pasti merupakan semacam tanda
rahasia, ini berarti yang mesti diperhatikan adalah orang orang
disekeliling ruangan.
oleh sebab itu dengan pandangan mata yang tajam dia
mengalihkan perhatiannya untuk memeriksa keadaan
disekeliling tempat itu
Ternyata apa yang dikatakan Hoa Tin tin memang benar,
dia segera akan membuktikan sendiri, dan sekarang dia telah
membuktikan dengan mata kepala sendiri.
Dari diantara ayunan tangan dari Hoa Tin tin itulah, Ban
Huijin, Hee Giok yang, siang ci un, Siau un, Leng Bwee oh,
Huan Ang tho, siau bi, ciu gwat dan ciu kui bersembilan
masing masing maju selangkah ke depan dan persis
mengurung Hoa Siang siang beserta keempat orang
dayangnya di tengah arena.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu itu kesembilan orang tersebut telah mengeluarkan
sebuah tabung besi berwarna hitam dari sakunya, dan
monodong tabung tertuju ke arah Hoa siang siang
Berubah hebat paras muka Sau hoa, Bou hoa, cu hoa, dan
Ti hoa berempat sesudah menyaksikan peristiwa ini, mereka
segera bersiap siap untuk meloloskan pedang.
Tampaknya Hoa Siang siang sendiripun tidak menyangka
kalau Hoa Tin tin bakal melakukan tindakan seperti ini, untuk
sesaat dia menjadi tertegun.
Kemudian dengan suara nyaring buru buru dia berseru :
-oo0dw0oo-
Jilid: 56
"Kalian jangan bergerak dulu "
"cici, kautak pernah menyangka bukan?" kata Hoa Tin tin
kemudian dengan lembut "sebetulnya tabung jarum itu
dipersiapkan untuk menghadapi pihak Tay Im-kau, tapi kau
lah yang mesti menjadi korban pertamanya..."
Kemudian tidak menunggu sampai Hoa Siang siang buka
suara dia berkata lebih jauh:
"Sekarang, tak ada salahnya kuperkenalkan dulu
kepadamU, dari kesembilan jarum yang ada sekarang, tiga
tabung berisi Kiu hoa lian hoa ciam, dua buah tabung berisi
Hanpeng sin ciam dari Tiang pekpay dan empat tabung yang
lain adalah Hoa say cuat mia ciam dari pek hoa pang kami
tentunya kau bisa membayangkan bukan bagaimana hebatnya
serangan jarum itu bila dilancarkan bersama sama, sebuah
tabung saja sudah cukup untuk memusnahkan sepuluh orang
jago lihay dunia persilatan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam hal ini tentu saja Hoa siang siang mengetahui secara
jelas sekali, namun sikapnya acuh tak acuh, katanya sambil
tertawa hambar:
"Adikku kau betul betul hebat, cici harus merasa kagum
kepadamU, bagaimana rencanamu selanjutnya ?"
Sambil berpaling Hoa Tin tin segera berseru :
"Nona Hee, cepat kau totok jalan darahnya, jika ia berani
melawan, bunuh saja sampai mampus."
Hee Giok yang mengiakan dan segera melangkah maju ke
muka.
Diam diam Hoa Siang siang merasa girang sekali setelah
mendengar perkataan itu, dia melirik sekejap ke arah Hee
Giok yang, lalu ujarnya sambil tertawa merdu:
"Kukira pemuda tampan dari manakah yang bergabung
disini, rupanya putri kesayangan dari Hee Bengcu"
Baru saja Hee Giok yang berjalan maju sejauh tiga depa ke
tengah arena, secepat sambaran petir dia sudah melompat
bangun dari tempat duduknya, lalu sambil mementangkan
cakarnya dia langsung mencengkeram urat nadi pada
pergelangan tangan gadis tersebut.
Dalam perhitungannya, usia Giok yang masih muda, lagi
pula tenaga dalamnya tinggal empat bagian, masa dia tak
berhasil membekuknya? Tapi sayang, perhitungan kali ini
sudah keliru besar sekali
Hee Giok yang segera tertawa dingin, tak sampai tubuhnya
kena dicengkeram, telapak tangan kanannya segera
diayunkan ke bawah membacok cakar setan Hoa Siang siang
yang mengancam urat nadi dipergelangan tangan kanannya
itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kepandaian silat yang dimiliki Hoa siang siang memang
terhitung hebat sekali, tentu saja dia tak memikirkan ancaman
dari Giok yang itu ke dalam hati, ujarnya sambil tertawa.
"Nona Hee, tenaga dalammu sekarang tinggal empat
bagian, mana mungkin kau sanggup menandingiku? "
Tangan kanannya ditarik kembali, kemudian didorong ke
depan untuk menyambut datangnya serangan dari Hee Giok
yang itu
Kedua belah pihak sama sama melancarakan serangannya
dengan kecepatan luar biasa, tahu tahu... "Plaaakkk"
Sepasang tangan mereka telah saling beradu satu sama
lainnya sehingga menimbulkan suara benturan keras, ternyata
tenaga dalam yang mereka miliki berimbang akibatnya masing
masing mundur satu langkah dari posisi semula.
Diam diam Yu Hua licng merasa terkejut bercampur
keheranan juga setelah menyaksikan peristiwa ini, sekilas rasa
kaget melintas lewat dari balik pandangan matanya.
Sementara tangan kanannya saling beradu kekerasan
dengan serangan musuh, tangan kiri Hee Giok yang sudah
tidak berdiam diri dengan begitu saja, mendadak dia
melepaskan sebuah totokan ke muka.
Segulung desingan angin serangan segera meluncur ke
muka dan menyambar tubuh Hoa Siang siang.
Sebagai jagoan yang berpengalaman, Hoa siang siang
cukup mengetahui kehebatan ancaman tersebut, sebab
serangan jari dia itu tak lain adalah serangan ilmu can hoa ci
andalan Kiu hoa sinnie yang sudah termashur karena
kehebatannya dalam dunia persilatan, sudah barang tentu ia
segan untuk melakukan bentrokan keras melawan keras
Dalam keadaan begini, tubuhnya segera berkelebat
kesamping dan mengundurkan diri dari ancaman tersebut, lalu
menyelinap ke samping badan Ban lohujin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesungguhnya perhitungan Hoa siang siang memang
benar, untuk menumpas kawanan penjahat memang mesti
bekuk pentolannya dulu asal Ban lo hujin berhasil
dicengkeram pergelangan tangannya, sudah pasti kesembilan
buah tabung jarum itu tak banyak faedahnya.
Sayang sekali, baru saja dia bergerak mendekati tiba tiba
terdengar seseorang berseru sambil tertawa ringan: "sekarang
sudah tiba giliranku"
Tahu tahu punggungnya terasa mengencang dan tubuhnya
bagalkan seekor ikan sudah terkail dan ditarik naik ketengah
udara.
Tentu saja sipengail adalah Siang Siau Un, terdengar nona
itu berseru sambil tertawa cekikikan: "Mau kabur kemana
lagi?"
Hoa siang siang sangat terkejut dan buru buru
melengkungkan tubuhnya kemudian membalikkan badan
ditengah udara dengan cepat tangan kirinya diayunkan
kemuka lalu didayung ke belakang, sayang sekali rontaan
tersebut tak berhasil membuatnya terlepas dari cengkeraman.
Tapi kepandaian silat yang dimiliki Hoa Siang siang
memang sangat mengagumkan, setelah berhasil menyambar
beng pengail tersebut, dibetotnya kemudian keras...
"Breeettt..."
Pakaian bagian punggungnya tertarik sampai robek, tapi
dia sendiripun terlepas dari kaitan dan cepat cepat seperti
sambaran petir melarikan diri keluar pintu.
Sayang sekali Hee Giok Yong sudah menduga sampai disitu
dan telah berjaga jaga di muka pintu, begitu melihat
musuhnya menerjang kearahnya, ia segera mendengus
dingin: "Hmmm, enyah kau dari sini"
Sambil menggetarkan jari tangannya, dia lepaskan sebuah
totokan ketubuh Hoa siang siang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebagai seorang jagoan yang cukup berpengalaman, Hoa
Siang siang mengerti sampai di manakah kehebatan ilmu
totokan can hoa ci tersebut, tentu saja diapun tak berani
menyambutnya dengan keras melawan keras, cepat cepat
badannya miring kesamping lalu melewat lewat dari
sampingnya.
Hee Giok yang segera mendesak maju ke depan sambil
memutar sepasang telapak tangannya melancarkan
serangkaian serangan berantai.
Disaat tubuhnya mendesak kedepan itulah secara beruntun
dia telah melepaskan lima buah serangan berantai yang
semuanya dilancarkan dengan kecepatan luar biasa dan
kedahsyatan yang amat mengagumkan...
Hampir saja Hoa siang siang tidak percaya dengan apa
yang terlihat di depan mata seseorang yang sudah terkena
racun pembuyar tenaga masih memiliki daya pukulan yang
begitu hebat?
begitu ujung kakinya mencapai permukaan tanah,
sepasang ujung bajunya dikebaskan kedepan dan
menciptakan selapis tenaga pukulan yang kuat untuk
membendung ancaman dari Hee Giok yang.
Setelah itu sepasang telapak tangannya yang putih bersih
muncul secara tiba tiba dari balik bajunya dengan kelima jari
tangan yang direntangkan seperti kuncup bunga anggrek.
Seperti mau mencengkeram, seperti juga mau menapak,
dia ancam beberapa buah jalan darah penting ditubuh Hee
Giok yang, kecepatan serangannya hampir saja sulit diikuti
dengan pandangan mata.
Rupanya dia telah mengeluarkan ilmu Liok hoa ciang hoat
(ilmu pukulan bunga berguguran) yang telah dipelajarinya
selama banyak tahun, begitu serangannya dilepaskan ibarat
daun dan bunga yang berguguran, ancaman datang dari mana
mana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bukan cuma begitu, malah dibalik ancaman tersebut dia
selipkan juga ilmu Lan hoa hud hiat jin hoat (ilmu penolak
jalan darah bunga anggrek) semua dilepaskan dengan
kecepatan luar biasa.
Hee Giok yang meski terhitung seorang murid Kiu hoa sinni,
sesungguhnya dia belum pernah mengikuti rahib tersebut
dalam jangka waktu lama oleh sebab itu kepandaian yang
dikuasai hanya serangkaian ilmu pedang serta sebuah ilmu
totokan can hoa sin ci yang lihay itu
Karenanya setelah menghadapi serangkaian ancaman dari
Hoa Siang siang yang menerobos kian kemari seperti kupu
kupu yang terbang diantara aneka bunga, kemudian melihat
pula serangan jarinya berulang kali menemui kegagalan, dia
mulai gugup dan panik sehingga terdesak mundur berulang
kali kebelakang.
Masih untung saja Hoa Siang siang rada jeri terhadap
kelihayan ilmu jari can hoa Ci nya, hingga tidak berani
mendesak kelewat dekat, coba kalau bukan begitu, niscaya ia
sudah termakan serangan musuh sedari tadi...
Siang Siau Un segera melihat keadaan yang tidak
menguntungkan itu, dengan sUatu gerakan cepat dia
mendesak maju kemuka tongkat bambunya langsung dibabat
kepinggang Hoa Siang siang kuat kuat.
Perlu diketahui, tongkat bambu yang berada ditangan nona
itu sesungguhnya bukan bambu asli, tapi merupakan sebuah
toya yang dibuat nenek pengemis bermata buta dari baja asli
dicampur dengan batu kemala hijau sepintas lalu saja
bentuknya menyerupai bambu, padahal kekuatannya melebihi
baja asli, panjangnya tujuh depa dan bila tak terpakai bisa
ditekuk menjadi dua bagian, sedang kalau ditekan tombolnya
maka akan berubah menyerupai tongkat pancingan.
Waktu Hoa Siang siang sedang gembira dan semangat
meneter musuhnya habis habisan setelah melihat wajah Giok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang telah berubah memerah hatinya berdebar dan napasnya
terengah engah terutama sekali serangan serangan can hoa ci
nya makin meleset dari sasaran dia tahu bila didesak beberapa
jurus lagi nisCaya musuhnya berhasil dibekuk hidup hidup,
Siapa tahupada saat itulah terasa desingan tajam
menyambar lewat tahu tahu sebuah bayangan hijau
menyambar pinggangnya.
Sebagai jagoan yang berpengalaman luas ia memiliki
ketajaman mata untuk mengawasi keadaan disekitar sana
dalam sekilas pandangan saja dia telah melihat kalau benda
yang digunakan Siang Siau Un adalah tongkat bambu hijau
milik si nenek pengemis bermata buta tak terlukiskan rasa
kagetnya.
sebab bila dilihat dari munculnya tongkat bambu hijau milik
si nenek pengemis ditangan anak muda itu (Siang Siau Un
menyaru sebagai pria) berarti nenek pengemis yang disegani
itu berada pula disekitar sana.
Begitu ingatan tersebut melintas dalam benaknya, buru
buru dia melayang ke belakang untuk menghindarkan diri.
Dengan demikian Hee Giok yang pun mempunyai
kesempatan untuk mengatur pernapasan, tentu saja gadis itu
amat penasaran, sambil membentak keras, sebuah totokan
kilat dilancarkan dari kejauhan.
Hoa siang siang baru saja menghindarkan diri dari
serangan tongkat Siang Siau Un ketika melihat serangan
totokan Hee Giok yang menyambar tiba, dalam keadaan begini
terpaksa dia harus menghindarkan diri.
Perlu diketahui sekalipun Siang Siau Un belum lama
mengangkat guru, namun setelah si nenek pengemis bermata
buta menghadiahkan sebuah tongkat bambu kepadanya
otomatis dia telah mengajarkan juga ilmu Tah kau pang hoat
kepadanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ilmu Tah kau pang hoat terdiri dari sembilan kali sembilan
delapan puluh satu jurus tapi yang diwariskan kepada Siang
Siau Un hanya sembilan jurus saja dari teknis mengikat.
Sewaktu sapuan toya Siang Siau Un berhasil dihindari Hoa
Siang siang barusan tangan kanannya segera digetarkan keras
kemudian sekali lagi menyapu kaki telanjang Hoa Siang siang.
Sebetulnya ketua dari perguruan Sau hoa bun ini sudah
mengira kemenangan berada dipihaknya ia tak menyangka
kalau keikut sertaan Siang Siau Un dalam penyerangan
menyebabkan Hee Giok yang bukan saja dapat mengatur
pernapasan, bahkan dia sendiri kena dipaksa mundur
sebanyak dua kali, kontan saja hawa amarahnya berkobar.
Maka ketika melihat toya bamb Siang Siau Un melakukan
sapuan lagi dengan menempel permukaan tanah, kali ini dia
tidak menghindar ke arah lain, tapi hanya melompat sedikit
saja, sapuan lawan telah mengenai Sasaran kosong.
Begitu sapuan mencapai depan mata, dia segera menarik
nafas panjang dan tubuhnya melejit lima inci ke tengah udara.
Siapa tahu serangan yang dilancarkan Siang Siau Un
barusan justru menggUnakan teknik "mengikat" baru saja
tubuhnya melejit ke tengah udara, tahu tahu toya bambu itu
bergetar sambil menyambar ke atas, ujung toya itu persis
menghantam kakinya.
Seketika itu juga Hoa siang siang merasakan kakinya
kesakitan, dengan sempoyongan dia mundur sejauh tiga
langkah lebih sebelum berhasil mempertahankan
keseimbangan badannya.
Hee Giok yang segera manfaatkan kesempatan itu dengan
melancarkan sebuah totokan can hoa ci lagi ke dadanya.
Sedangkan Siang Siau Un yang telah berhasil dengan
serangannya telah menggetarkan kembali toyanya sambil
melancarkan tusukan maut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dibawah kerubutan dua orang nona tersebut, hampir boleh
dibilang Hoa Siang siang tak ada kesempatan lagi untuk
melancarkan serangan balasan, kejadian ini membuatnya
gusar berCampur gelisah.
Sementara itu keempat dayangnya tetap berdiri tegak di
tempat semula dan tak seorangpun yang berani bergerak
sebelum memperoleh perintah darinya, karena mereka
memang sudah terbiasa dididik dalam peraturan yang ketat.
Apalagi sembilan tabung jarum lawan betul betul
merupakan sebuah ancaman yang amat menakutkan, apabila
ia gagal mengalahkan Hee Giok yang berarti keselamatan
keempat dayangnya juga terancam.
Setelah melalui perhitungan yang seksama Hoa Siang siang
segera menggerakkan tubuhnya sambil berpekik nyaring
Itulah tanda rahasia yang ditujukan kepada dayang
dayangnya untuk bertindak. Sau hoa yang membawa pedang
cu hoa kiam segera menggetarkan tangan kanannya dan
melemparkan senjata tersebut kearah Hoa Siang siang.
Dengan suatu gerakan cepat Hoa Siang siang menerima
pedang tadi, lalu... "criiing" ia telah meloloskan senjatanya.
Kemudian diiringi perputaran pinggang dengan jurus
"mengayun golok memotong air" dia lepaskan sebuah bacokan
kilat ke atas tongkat bambu Siau Un.
Melihat datangnya bacokan itu Siang Siau Un mendengus
dingin, tangan kanannya kembali digetarkan, tiba tiba saja
toyanya melepaskan serangkaian serangan berantai. "Sreet,
sreet, sreeet..."
Toyanya menyambar ke kiri ke kanan berulang kali,
bagaikan amukan gelombang laut sjaa dia meneter Hoa Siang
siang habis habisan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee Giok Yong juga tak berani berayal, ia segera
meloloskan pedang pelanginya sambil mendesak ke depan dan
melepaskan sebuah tusukan kilat.
Sesungguhnya pedang cu hoa kiam miliki Hoa Siang siang
termasuk juga sebilah pedang yang tajam sekali, tapi dia
adalah seorang jago kawakan yang amat berpengalaman,
ketika menyaksikan kilauan Cahaya yang memancar keluar
dari pedang pelangi diatangan Hee Giok Yong, ternyata ia
menjadi lebih waspada dan enggan melakukan bentrokan
kekerasan dengan gadis tersebut.
Perlu diketahui, bagaimanapun juga Hoa Siang siang
termasuk seorang jago yang sudah lama termasyur namanya
dalam dunia persilatan, baik tenaga dalam maupun ilmu
silatnya telah mencapai tingkatan yang sempurna, sudah
barang tentu dia tak memandang sebelah matapun terhadap
Hee Giok yang maupun Siang Siau Un.
Kilatan cahaya pedangnya yang menyilaukan mata khusus
ditunjukkan untuk menghadapi Hee Giok yang, sementara
sarung pedang ditangan kirinya bergerak ke atas ke bawah
membendung semua ancaman dari Siang Siau Un...
Begitulah dalam waktu singkat ketiga orang itu sudah
terlibat dalam pertarungan yang amat sengit, dua puluh jurus
lewat tanpa terasa...
Seperti diketahui Siang Siau Un hanya bisa menggunakan
sembilan jurus ilmu Tah kau pang hoa, jadi bolak balik diapun
hanya bisa memakai jurus serangan yang sama, lama lama hal
ini pun diketahui oleh Hoa siang siang.
Akibatnya Hoa Siang siang dapat bergerak dengan lebih
leluasa dan tidak mendatangkan ancaman yang mengerikan
dirinya lagi.
Sebaliknya Hee Giok yang sendiripun mempunyai jalan
pikiran yang sama dengan Hoa siang siang, ketika melihat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cahaya pedang cu kong kiam milik lawannya berkilauan dia
tahu kalau senjata lawan tajam sekali.
Sekalipun pedang lawan miliknya dapat memotong besi
seperti mengiris tahu, tapi jikalau kedua bilah senjata mestika
itu saling beradu, sekalipun tak akan sampai patah namun jika
meninggalkan berapa gumpilan dimata pedangnya, bukankah
hal itu akan merupakan kerugian yang besar sekali?
Dasar ilmu silatnya memang sudah bukan tandingan Hoa
Siang siang, ditambah lagi dia merasa ragu dengan ketajaman
senjatanya dengan sendirinya ilmu pedangnya tak dapat
berkembang secara baik, serangan serangannya segera
berhasil dikendalikan Hoa Siang siang membuatnya tak
sanggup maju selangkah lagi.
Dalam suatu pertarungan, bila keadaan berimbang maka
kedua belah pihak sama sama saling menyerang atau
bertahan, tapi bila disatu pihak lebih lemah, maka pihak kuat
akan lebih menyerang, sedang pihak lemah hanya bisa
bertahan terus menerus.
Begitulah keadaan arena disaat itu, setelah serangan
serangan Hee Giok yang berhasil dikendalikan Hoa Siang
siang, maka kini berganti serangan Hoa Siang siang yang
makin lama makin bertambah gencar dan dahsyat sebaliknya
posisi Hee Giok yang makin lama semakin melemah dan
bertambah bahaya.
Ditengah pertarungan sengit, Hoa siang siang merubah
kembali taktik pertarungan, hal ini membuat kedua orang
lawannya terdesak mundur lagi sejauh berapa langkah.
Sambil tertawa dingin Hoa siang siang makin pergencar
serangannya, dalam waktu singkat Hee Giok yang dan Siang
Siau Un terjerumus dalam posisi berbahaya sekali.
Siang Ci Un segera menyaksikan keadaan yang tidak
menguntungkan itu, laksana kilat dia meloloskan pedangnya
sambil menyerbu ke dalam arena untuk memberi pertolongan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyaksikan hal ini, diam diam Hoa siang siang merasa
terkejut sekali, segera pikirnya
"Aneh, mengapa sebanyak ini yang tidak keraCunan ?"
Tangan kirinya segera diayunkan ke muda dengan sarung
pedangnya dia tangkis datangnya ancaman dari Siang Ci Un
itu.
Kepandaian silat yang dipelajari Siang Ci Un boleh dibilang
berasal dari ajaran ayahnya, gerak pedangnya sangat ringan
dan lincah, jurus serangannya "bunga bwee menyambut
musim semi" segera dirubahnya menjadi jurus "rembulan
menggeser bayangan bunga", lalu dari sisi kiri berputar
kebelakang punggung Hoa Siang siang, sementara tangan
kirinya dengan menggunakan ilmu jari penembus awan
langsung menotok jalan darah ci yang hiat ditubuh perempuan
itu.
Baru saja Hoa siang siang merasa terkejut dan buru buru
menghindarkan diri kesamping, sebuah serangan pedang dari
Siang Ci Un kembali telah menyambar datang.
Dengan terjunnya Siang Ci Un kedalam arena pertarungan,
Hee Giok yang serta Siang Siau Un segera merasakan
tekanannya makin mengendor, cepat cepat Hee Giok yang
memutar pergelangan tangannya sambil melancarkan sebuah
totokan, sementara Siang Siau Un mengayunkan tongkat
bambunya mengancam bahu musuh.
Dengan suatu gerakan yang ringan Hoa Siang siang
miringkan tubuh bagian atasnya untuk menghindari serangan
tongkat bambu itu, tapi sayang gerakan ini kurang cepat
sehingga bajunya segera kena disambar dan robek sebagian.
pada saat itulah gelak tertawa keras mendadak bergema
dari luar pintu kemudian tampaklah sesosok bayangan
manusia menerobos masuk kedalam ruangan seraya berseru
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hoa buncu masa kau kena dikurung oleh tiga orang budak
cilik tanpa bisa berkutik?"
Begitu orang itu melayang turun ke dalam arena Ban Huijin
segera mengacungkan tabung jarumnya seraya membentak
"Kalau kau tidak segera menghentikan langkahmu, jangan
salahkan kalau aku tak akan bertindak sungkan sungkan."
orang itu mengenakan jubah pendeta berwarna abu abu
bermuka hijau seperti kepiting perawakan tubuhnya tidak
terlampau tinggi namun bahunya lebar sekali sebilah pedang
panjang tersoren dipunggungnya.
Dilihat dari gerakan tubuhnya sewaktu meluncur datang,
bisa diketahui kalau kepandaian silat yang dimilikinya memang
hebat sekali. Sambil mendengus dingin Lian Sam sin berseru:
"Hmmm, rajawali sakti dari langit selatan cho Lam jiang"
"Betul, memang aku yang datang" sahut cho Lamjiang
dingin.
Sekalipun dia berada dibawah ancaman tabung jarum dari
Ban Huijin, dalam kenyataannya ia seakan akan tak pandang
sebelah matapun terhadap ancaman tersebut, ketika sudah
selesai berbicara dengan Lian Samsin pelan pelan dia baru
membalikkan badannya serta memandang sekejap ke arah
tabung jarum ditangan gadis itu. Tiba tiba jengeknya sambil
tertawa dingin
"Hmm, dengan permainan busuk maCam begini, kalian
juga ingin bermain gila dihadapan aku orang she cho? Berapa
batang bambu yang dicat hitampun mau kalian pakai untuk
menggertak aku?"
Berbicara sampai disitu, dia segera menggetarkan tangan
kirinya, empat buah tabung jarum segera menggelinding jatuh
dari balik sakunya, ternyata semua tabung itu hanya bambu
bambu yang dicat warna hitam, sama sekali bukan tabung
jarum seperti apa yang digembar gemborkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berubah hebat paras muka Hoa Tin tin setelah
menyaksikan kejadian itu, tentu saja dia tahu kalau keempat
tabung jarum itu adalah benda yang diserahkan kepada
anggota Kay pang yang menjaga didepan pintu rupanya
benda benda itu kena dirampas oleh si Rajawali sakti dari
langit selatan sehingga kepalsuannya diketahui.
Setelah rahasia kepalsuan tabung jarumnya ketahuan
orang, demi keselamatan jiwa semua orang, Hoa Tin tin pun
tak ambil peduli lagi terhadap asal usul dari si Rajawali sakti
tersebut.
Dengan cepat tangan kanannya diayunkan ke tengah udara
memberi tanda rahasia. "criiing, Criiing..."
Diiringi tanda rahasia tersebut, bunyi gemerincing pun
bergema memeCahkan keheningan.
Belum selesai gelak tertawa si rajawali sakti dari langit
selatan, mendadak wajahnya yang hijau seperti warta kepiting
itu mengejang keras, mulutnya menganga dan tak sempat
berbicara lagi tubuhnya segera roboh terjungkal ke atas tanah
Rupanya dari sembilan buah tabung jarum yang berada
ditangan Ban Hui jin sekalian bersembilan, ketiga tabung yang
berada di tangan Leng Bwee oh, Huan Ang tho dan Siau bi
adalah tabung jarum hoa say coat mia ciam sedangkan dua
tabung yang berada ditangan ciu gwat dan ciu kui benar benar
berisi jarum Kiu hoa lian hoa ciam yang sangat hebat.
Ini berarti hanya keempat tabung yang berada ditangan
Ban Huijin, Hee Giok yang Siang Ci Un dan Siang Siau Un saja
yang merupakan tabung palsu, karena Hoa Tin tin sudah
mendapat tahu kalau racun pembuyar tenaga yang mengeram
dalam tubuh Hee Giok yang serta dua bersaudara Siang telah
berhasil dipunahkan.
Sementara itu keempat tabung yang berada ditangannya
keempat anggota Kay pang di depan pintu pun merupakan
tabung palsu andaikata ada musuh yang berusaha melarikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diri lewat pintu gerbang, berarti keempat anggota Kay pang
itu dapat menghadang jalan perginya.
Mimpipun si rajawali sakti dari langit selatan tidak
menyangka kalau gara gara keberhasilannya membongkar
kepalsuan tabung jarum itu justru mendatangkan bencana
kematian baginya, diapun tak pernah menyangka kalau ilmu
silat yang telah dilatihnya dengan susah payah selama banyak
tahun ternyata tak sempat digunakan setengah jurus pun
karena jiwanya keburu direnggut oleh lima buah tabung
jarum.
Sementara semua jago dalam ruangan masih dibuat
tertegun karena mendengar perkataan dari rajawali sakti tadi,
tahu tahu semua orang mendengar desingan tajam dan
menyaksikan musuhnya roboh binasa, kejadian ini
mengejutkan sekali hati semua orang.
Berubah hebat paras muka Yu Hua Liong, tapi menyusul
kemudian sambil tertawa tergelak:
"Kecerdasan Hoa pangcu benar benar mengagumkan,
sungguh tak kusangka kau bisa mengatur siasat seperti ini,
tabung jarum yang asli dan gadungan memang cukup
membingungkan orang"
Hoa Tin tin tertawa
"Sesungguhnya keempat tabung jarum palsu yang berada
ditangan anggota Kay pang tadi tak lebih merupakan
pancinganku saja, padahal kesembilan tabung jarum disini
semuanya asli "
Sementara berbicara, kembali dia mengerdipkan matanya
kepada congkoan Hoa hiang serta ketiga orang muridnya Leng
Bwee oh, Huan Ang tho serta Siau bi. Lagi lagi dia memberi
tanda rahasia.
Keempat orang itu segera mengerti, menggunakan
kesempatan disaat semua orang masih merasa ngeri karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kematian sirajawali sakti dari langit selatan, dengan suatu
gerakan cepat mereka membalikkan badan dan
mengacungkan tabung masing masing ke hadapan dada Sau
hoa, cong hoa, cu hoa serta Ti hoa.
Hoa Tin tin juga tidak banyak berbicara, secepat kilat dia
melancarkan totokan untuk menotok jalan darah ditubuh
mereka semua, dalam waktu singkat keempat dayang dari
Hoa Siang siang itu sudah kena ditotok semua jalan darahnya.
Waktu itu Hoa Siang siang sendiripun sudah bersiap siap
akan turun tangan ketika mendengar suara desingan angin
tajam dan menyaksikan rekannya si rajawali sakti roboh
terjungkal keatas tanah.
Dengan perasaan terkejut buru buru dia bertanya:
"cho toheng, mengapa kau ?"
Sambil tertawa Hoa Tin tin segera berseru:
"Si Rajawali sakti telah berubah menjadi bangkai rajawali,
tak ada salahnya jika kau periksa badannya, mungkin ada
delapan sampai sembilan puluh batang jarum yang telah
menancap diatas badannya "
Bergetar keras perasaan Hoa Siang siang tapi segera
ujarnya lagi sambil mendengus: "Hmmm ternyata kau benar
benar kejam"
Kembali Hoa Tin tin tertawa.
"Kalau kita berbelas kasihan terhadap musuh, bukankah
sama artinya bersikap kejam terhadap diri sendiri ?"
Kemudian sambil menggoyangkan tangannya berulang kali,
dia berkata lagi seraya tersenyum:
"Nona Hee, nona Siang, kalian boleh menghentikan dulu
serangannya, aku hanya ingin membuktikan kepadanya kalau
bubuk pembuyar tenaga sama sekali bukan ancaman yang
serius buat kami, sudah kuduga kalau dia telah bergabung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan Tay Im-kau ternyata dugaanku tak salah, malah
mereka telah memakai racun untuk menghadapi kami... Hmm,
padahal persiapan kamipun cukup kuat"
Hee Giok yang Siang Ci Un dan Siang Siau Un menurut dan
segera menghentikan ancamannya
Pelan pelan Hoa Tin tin menggerakkan tenaganya dan
meraba sekuntum bunga mutiara yang menghiasi sanggulnya
Lagi lagi dia memberi tanda rahasia.
Dengan suatu gerakan yang amat cepat kembali Ban Huijin
bersembilan mengacungkan tabung jarumnya kearah Hoa
Siang siang.
Kali ini terkesiap juga hati Hoa Siang siang, apalagi
dihadapan matanya sudah terkapar sesosok mayat yang telah
menjadi korban keganasan jarum jarum itu.
Berbicara yang sesungguhnya, baik ilmu silat maupun
nama besar si Rajawali sakti dari langit selatan cho Lamjiang
sama sekali tidak berada dibawahnya, tetapi dalam
kenyataannya belum sampai satu gebrakan dia telah tewas
oleh sembilan buah tabung jarum (dalam kenyataannya hanya
lima batang tabung)
Sekarang, kesembilan tabung jarum itu kembali diarahkan
kepadanya, tak heran kalau dia merasa terkejut dan bergetar
hatinya
"Apakah kau hendak turun tangan kepadaku ?" tegurnya
kemudian dengan suara sedingin salju.
Dengan wajah amat serius dan sungguh sungguh Hoa Tin
tin berkata:
"Mengingat kau telah menghianati perkumpulan Pek hoa
pang, mendirikan perguruan sendiri dan mengangkat diri
menjadi Sau hoa buncu, lalu melihat kenyataan kau telah
bergabung dengan pihak Tay Im-kau untuk melakukan
pelbagai kejahatan, semestinya malam ini tak bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengampuni dirimu, namun memandang atas hubungan kita
sebagai sesama saudara sekandung, kuampuni jiwamu untuk
kali ini, tapi pengampunanku kali inipun untuk terakhir kalinya,
letakkan pedangmu dan segera pergi dari sini, mulai sekarang
bertobatlah dari perbuatanmu serta kembali menjadi orang
baru, asal kau bersedia untuk berbuat demikian, bukan saja
kita masih tetap sebagai saudara sekandung, semua persoalan
yang telah lewatpun kita sudahi sampai disini saja, kalau tidak,
bila kita sampai bertemu kembali dilain waktu, saat itulah
merupakan saat bagi kita untuk menyelesaikan semua
persoalan yang telah berlangsung selama ini"
Hoa siang siang benar benar teramat gusar sampai
wajahnya berubah menjadi hijau membesi dan giginya saling
bergemerutukan keras, serunya keras keras:
"Bagus sekali Tin tin, ingatlah baik baik, bila kita bersua
kembali dikemudian hari buktikan saja kau sebagai ketua Pek
hoa pang akan membasmi diriku ataukah sau hoa bun kami
yang akan menyapu bersih seratus bunga kalian?"
"Banyak berbicara tak ada gunanya, yang jelas letakkan
dulu pedangmu dan segera angkat kaki dari sini, mumpung
sampai sekarang aku belum berubah pikiran"
Hoa siang siang benar benar tidak banyak berbicara lagi,
dia meletakkan pedang cu hoa kiamnya dan berkata:
"Aku rasa keempat dayangku telah kau totok semua jalan
darahnya, aku hendak mengajak mereka pergi dari sini"
"Boleh saja"
Hoa Tin tin segera berpaling sambil memerintahkan:
"coba kalian geledah senjata tajam yang mereka bawa, dan
lepaskan orang orang itu dari sini"
Hoa hiang berempat segera mengiakan, dengan cepat
mereka merampas pedang pendek milik Sau hoa sekalian,
kemudian menepuk jalan darah yang tertotok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hayo kita pergi" seru Hoa Siang siang kemudian-
Tanpa membuang waktu dia segera beranjak lebih dulu
meninggalkan tempat tersebut. Sau hoa sekalian berempat
mengikuti dibelakangnya dan cepat cepat berlalu dari situ.
Sepeninggal orang orang itu, Hoa Tin tin baru
membungkukkan badan dan memungut pedang cu hoa kiam
yang segera disarungkan, lalu sambil menyerahkan kepada
Hoa hiang, ujarnya sambil menghela napas panjang:
"Perguruan kami sungguh tak beruntung hingga dapat
muncul seorang penghianat macam dia, keluarga pun sangat
tak beruntung karena kami kakak beradik harus saling gontok
gontokan sendiri..."
Ketika berbicara sampai disitu, dua titik air mata tak
tertahan lagi jatuh berlinang membasahi pipinya .
ooodwooo
Dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya Huan Cu
Im melakukan perjalanan sangat cepat, enam tujuh puluh li
ditempuh dalam waktu setengah jam Tak lama kemudian ia
telah tiba dibukit Lou cu san.
Jalanan menuju bukit tersebut sangat dikenal olehnya,
karena itu tanpa berpikir panjang dia langsung menyusup
kedalam hutan, kemudian sambil menghimpun tenaga
melompati pagar pagar pekarangan dan melayang turun
keatas tanah dengan ringan-
Sejak kemunculannya diatas bukit sampai sekarang,
ternyata tiada sesuatu gerakan pun yang terlihat, malah
bayangan manusia pun tak nampak sama sekali.
Dengan cepat dia memperhatikan sekejap sekeliling tempat
itu kemudian menyelundup masuk kedalam serambi panjang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tujuannya sekarang adalah mencari empek Hee atau
ayahnya, asal seorang diantara kedua orang tersebut berhasil
ditemukan, dia baru akan merundingkan bagaimana caranya
memperoleh obat penawar racun.
oleh sebab itu dia langsung menuju ke ruang gedung
sebelah timur, sebab disanalah biasanya Hee im hong
berdiam.
Kini dia telah berada didepan pintu gwat tong bun, asal
melewati pintu tersebut maka dia akan sampai dikamar baca,
nampaknya kehadirannya disitu sama sekali tak menarik
perhatian orang orang Tay Im-kau...
Setelah memasuki sarang harimau, apalagi perjalanannya
kali ini hanya boleh berhasil dan tak boleh gagal sekalipun
nyalinya besarpun tak urung pemuda tersebut harus waspada
dan bersiap sedia selalu.
Dengan suatu gerakan cepat dia menembusi serambi
panjang dan menyelinap masuk ke dalam pintu gwattong bun.
Waktu itu kentongan pertama baru saja lewat sedikit, dari
balik kamar baca lamat lamat tampak sinar lentera yang
menyorot keluar, tapi tirai jendela disekitar ruangan telah
diturunkan, hingga hanya setitik cahaya yang sempat
menerobos keluar.
"Tampaknya orang yang berada dalam kamar baca benar
benar adalah empek Hee"
Berpikir demikian dia segera menelusuri kebun bunga dan
tiba kedepan pelataran ruangan, kemudian dengan cepat
menaiki tangga batu dan tiba didepan pintu, sebelum
menyelinap masuk. dia sempat menyembunyikan diri untuk
memperhatikan sekejap suasana dalam kamar baca itu.
Mendadak pintu ruangan terbuka dan muncullah sesosok
bayangan manusia yang tinggi kurus dari balik ruanganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Dalam sekilas pandangan saja Huan Cu Im telah mengenali
orang itu sebagai si burung berkepala sembilan Soh Han sim.
Tampak langkahnya berat sekali, dia hanya berhenti
sejenak didepan pintu lalu menegur dengan suara lirih :
"Apakah yang datang adalah Huan sauhiap? Hayo cepat
masuk"
Huan Cu Im segera maju menyongsong kemudian tany any
a: "Apakah empek Hee berada didalam?"
soh Han sim manggut manggut dan memberi tanda agar
dia segera masuk ke dalam.
Dengan langkah cepat Huan Cu Im menyusup masuk ke
dalam ruangan, sementara Soh Han sim segera menutup pintu
ruangan kembali.
Setelah memasuki pintu, didepan mata terbentang ruang
tamU yang luas, kemudian setelah melewati sebuah pintu lagi
yang berbentuk bulat ia baru sampai dikamar baca
Tanpa menunggu Soh Han sim membawakan jalan Huan
Cu Im langsung melangkah masuk dalam ruangan, ia saksikan
empek Hee sedang duduk menghadap kejendela dengan
membelakanginya sehingga yang tampak hanya punggung
kursi yang tinggi. Tanpa Curiga Huan Cu Im segera berseru
"Empek Hee"
"Aku bukan empek Hee "
Jwaban tersebut sangat dingin dan berasal dari mulut
seorang wanita, menyusul mana kursi berpunggung tinggi
itupUn pelan pelan berputar.
Sekarang dapat terlihat dengan jelas bahwa orang yang
duduk dikursi tersebut adalah seorang wanita berbaju hijau
yang berdandan aneh sekali. Huan Cu Im merasa terperanjat
sekali, serunya tanpa terasa:
"Haaah, rupanya bibi Hee."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Benar, perempuan berbaju hijau itu adalah istri muda Hee
Im hong, Sim hujin. Sambil tertawa hambar perempuan itu
berkata: "silahkan duduk keponakan Huan"
Berhadapan muka dengan Sim hujin, ternyata untuk berapa
saat lamanya Huan Cu Im tak sanggup mengucapkan sepatah
katapun. setelah tertawa lembut, kembali Sin hujin berkata:
"Anak bodoh, mengapa kau termangu Setelah sampai
disini, apakah kau tidak merasa seperti pulang ke rumah
sendiri? Bila ingin membicarakan sesuatU, silahkan duduk dulu
sebelum berbicara"
Huan Cu Im mengundurkan diri kesudut kiri dan duduk
disebuah kursi, setelah itu dia baru mengangkat kepala seraya
berkata: Keponakan datang kemari untuk mencari empek
Hee"
"Aku tahu" Sim hujin manggut manggut, "ada urusan apa
kau mencari empek Hee? Apa salahnya kalau disampaikan
kepada bibi Hee saja?"
Berbicara sampai disini, tiba tiba dia tertawa dan
menambahkan:
"Padahal seandainya kau sedang menjumpai kesulitan, bibi
Hee pun bisa membantumu juga "
Tergerak perasaan Huan Cu Im setelah mendengar
perkataan itu, segera ujarnya: "Bila bibi Hee bersedia
mengabulkan, tentu saja hal ini jauh lebih baik lagi"
Soal meracuni kawan jago persilatan, tentu saja Sim hujin
mengetahui secara jelas, oleh sebab itu pemuda kita merasa
tak perlu memberi penjelasan lagi.
"bisa saja kukabulkan permintaanmu itu" ucap Sim hujin,
"tapi kau pun mesti menyanggupi juga sebuah permintaan
bibi"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bila bibi Hee ingin menyampaikan suatu permintaan,
silahkan saja disampaikan dengan berterus terang"
Sim hujin tertawa dengan suara dalam, lalu tertawa:
"Bibi Hee memang lebih suka berbicara secara terus terang
dan blak blakan, baiklah, akan kusampaikan kepadamu
keadaan yang sesungguhnya, ketahuilah aku adalah anggota
Tay Im-kau, kedudukan dalam perkumpulan ini tinggi sekali"
"Sampai ditingkatan yang manakah kedudukan bibi Hee
dalam perkumpulan itu ?" tanya Huan Cu Im dengan nada
menyelidiki.
"Dibawah satu orang dan diatas selaksa orang"
"Wakil ketua"
"Hampir mendekati"
Kemudian setelah berhenti sejenak, Sim hujin berkata lebih
jauh: "Tahu kau, apa sebabnya kuberitahukan kedudukanku
ini kepadamu...?"
"Keponakan tidak tahu"
Pelan pelan Sim hujin berkata lebih jauh:
"Kujelaskan kedudukan bibi kepadamu karena aku hendak
mewakili perkumpulan untuk menyampaikan sikap kepadamu"
"Keponakan mengerti, bibi Hee mewakili Tay Im-kau
hendak mengajak keponakan untuk merundingkan sesuatu"
"Tidak. Bukan begitu" tukas Sim hujin sambil menggeleng,
"yang hendak kubicarakan dengan keponakan adalah soal
yang menyangkut keponakan pribadi"
"Persoalan apa yang menyangkut keponakan pribadi?"
"Keponakan Huan sejak kau tiba diBenteng keluarga Hee
entah disengaja ataU tidak ternyata kau selalu memusuhi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perkumpulan kami oleh sebab itulah pihak kami telah
menentukan dua pilihan untukmu..."
Kata terakhir sengaja diucapkan dengan nada panjang
kemudian berhenti dan tidak dilanjutkan kembali.
"ooh.... bolehkah keponakan tahu dua pilihan macam
apakah yang telah ditentukan perkumpulan kepadaku?"
"Tentu saja boleh" Sim hujin tersenyum "pertama oleh
karena keponakan memiliki ilmu silat yang sangat hebat dan
tak malu menjadi tokoh dari generasi penerus dunia persilatan
pihak kami sangat berkeinginan untuk menampung dirimu dan
berusaha membawa keponakan untuk mencapai tingkat
kedudukan yang lebih tinggi dan mulia lagi"
"Waa, tidak nyana kalau perkumpulan anda menaruh
perhatian yang begitu serius kepada keponakan, hal mana
benar benar merupakan suatu kebanggaan bagi diriku"
"Siapa yang tahu keadaan dialah manusia yang bijaksana"
kata Sim hujin pelan, kemudian sambil mengangkat kepalanya
dan memandang sekejap ke arah Huan Cu Im, dia
meneruskan:
"Kalau begitu keponakan Huan telah menyetujui?"
"Siautit masih ingin mendengarkan dulu jalan yang kedua"
Sim hujin tersenyum.
"Kalau bukan sahabat berarti musuh, kau anggap masih
ada jalan lain lagi?"
"Kalau begitu, biar siautit menolak tawaran yang kalian
ajukan, maka pihak perkumpulan kalan berniat akan
melenyapkan diriku dari muka bumi?"
"Yaa, boleh dibilang begitu"
Kemudian sambil meraba anting anting di telinganya, Sim
hujin berkata lebih jauh dengan lembut dan halus:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Padahal keponakan Huan tak usah terburu napsu
menjawab pertanyaanku ini, tak ada salahnya kalau
kaupertimbangkan dulu secara masak masak dan baru
memberikan jawaban besok"
"Aku..."
Huan Cu Im merasa sangat gelisah, kawanan jago yang
berada dikuil Say ko bio sudah keracunan bubuk pembuyar
tenaga, bila menunggu sampai besok. berarti kemampuan
yang dimiliki setiap orang sudah keburu musnah, karena itu
setelah mengucapkan kata "aku", dia tak mampu melanjutkan
kembali kata katanya.
"Tak usah dikatakan lagi" kata Sim hujin tiba tiba sambil
mengulapkan tangannya, "aku dengar kalian ayah dan anak
telah berpisah selama empat belas tahun lamanya sebelum
berkumpul kembali, peristiwa ini patut disampaikan selamat
kepadamu"
Diam diam Huan Cu Im merasa amat terkejut, tanpa terasa
pikirnya: "Heran, darimana dia bisa mengetahui tentang soal
ini?"
Tentu saja rasa keheranan tersebut tak sampai diutarakan
keluar... Setelah tertawa hambar, kembali Sim hujin berkata:
"Tak sebuah persoalan pun yang telah kalian alami
diperkampungan Ban siong san ceng yang tidak diketahui,
cuma saja aku tak pernah menyangka kalau Ju It koay
sesungguhnya adalah Huan ji siok..."
Tidak menanti sampai Huan Cu Im buka mulut dia berkata
lebih jauh:
"oleh sebab itu, setelah keponakan Huan sampai disini,
sepantasnya bila kau pergi menjenguk Huan ji siok sebagai
orang janganlah bekerja menuruti emosi tanpa memikirkan
akibatnya, sebab biasanya hal ini merupakan penyakit umum
yang diderita setiap orang, alangkah baiknya jika kau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjenguk Huan ji siok lebih dulu, biar ada persoalan pun kau
rundingkan dulu dengannya"
Mendengar perkataan itu, Huan Cu Im segera berpikir
"Perkataan ini ada benarnya juga, aku tidak mencari ayah
dan mengajaknya berunding lebih dulu?"
Berpikir sampai disitu, diapun segera bangkit berdiri seraya
berkata: "Saat ini ayahku berada dimana?"
"Huan ji siok berdiam dihalaman gedung sebelah barat, biar
kuantar ke situ" Berbicara sampai disini, diapun berseru keras
: "Kim Peng "
Tampak seorang dayang berbaju hijau berjalan masuk ke
dalam ruangan dengan langkah tergesa gesa, kemudian
sambil hormat katanya:
"Hujin ada perintah apa ?"
Sambil menunjuk ke arah Huan Cu Im, kata Sim hujin:
"Coba ajaklah Huan siang kong untuk menjumpai Huan
jisiok di gedung sebelah barat"
Kim Peng segera mengiakan, kemudian setelah mengerling
sekejap ke arah Huan Cu Im, katanya:
"Harap Huan siangkong mengikuti budak"
Dengan mengikuti dibelakang dayang tersebut Huan Cu Im
berjalan melalui sebuah ruang tamu dan masuk kedalam
pelata ran yang lain dalam halaman tadi tumbah dua batang
pohon kui hoa yang tinggi besar sederet bangunan yang
terdiri dari tiga ruangan berjajar mengitarinya suasana amat
tenang dan nyaman.
Dengan memperingan langkah kakinya dayang berbaju
hijau itu mendekati depan jendela. Mendadak terdengar suara
Huan Tay seng menegur dari balik ruangan
"Siapa disitu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buru buru dayang berbaju hijau itu menjawab "Lapor Huan
jiya budak A hoa yang datang"
"Ada urusan apa?"
"Huan siangkong telah datang"
"Huan siangkong?" Huan Tay seng kelihatan tertegun
kemudian serunya lagi, "anak im kah yang datang?"
Buru buru Huan Cu Im menyahut: "Benar, ayah, ananda
yang datang"
"oooh, aaah..." dengan terkejut bercampur gembira Huan
Tay seng segera berseru, "anak im, hayo cepat masuk"
Sementara itu si dayang telah membukakan pintu sambil
berkata: "Silahkan masuk Huan siangkong"
Buru buru Huan Cu Im melangkah masuk kedalam
ruangan-
Bentuk kamar tidur itu persegi panjang, perabotnya amat
sederhana tapi semuanya rapi dan bersih.
Ketika Huan Cu Im melangkah masuk ke dalam ruangan,
Huan Tay seng baru saja bangkit dari tempat tidurnya sambil
tertawa ia segera bertanya: "Anak Im, kenapa kau datang
kemari?"
"Rekan rekan yang lain berada di kui Say ko bio," sahut
sang pemuda.
"Duduklah lebih dulu, mari kita bicarakan pelan pelan"
Huan Cu Im menurut dan segera duduk di tepi
pembaringan, kemudian ia baru berkata:
"Setibanya dikuil say ko bio petang tadi, semua rekan kita
telah keracunan, mula mula perut terasa sakit sekali, disusul
kemudian mereka mulai berak tiada hentinya, sekarang
keadaan menjadi payah karena semua orang jadi lemas dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kehabisan tenaga, baru saat itulah diketahui bahwa kami telah
terkena bubuk racun pembuyar tenaga..."
"Bagaimana keadaannya sekarang ?" tanya Huan Tay seng
kemudian dengan kening berkerut.
"Tanpa mendapatkan obat penawar racun, buatan sini,
racun tersebut susah dipunahkan itulah sebabnya ananda
khusus datang kemari untuk mencari empek Hee serta ayah"
"Apakah kauterlah bertemu dengan toako?" tanya Huan
Tay seng kemudian-Yang dimaksudkan sebagai toako tentu
saja Hee Im hong.
"Belum" pemuda itu menggeleng, "tapi ananda telah
bertemu dengan bibi Hee"
"Apa yang dikatakan enso"
Secara ringkas Huan Cu Impun menjelaskan semua
pembicaraannya dengan Sim hujin, termasuk juga tawaran
yang diajukan kepadanya.
Selesai mendengar keterangan tersebut Huan Tay seng
segera manggut manggut seraya bertanya:
"Bagaimana menurut maksudmu?"
"Kalau ananda disuruh bergabung dengan perkumpulan
Tay Im-kau rasanya hal ini mustahil bisa kupenuhi"
"Aaaai..." Huan Tay seng menghela napas panjang, "tapi
bagaimana dengan nasib rekan rekan lainnya yang masih
berada dikuil Say ko bio? Mereka semua telah terkena racun
pembuyar tenaga, apakah kau tidak memikirkan nasib dan
keselamatan mereka?"
Huan Cu Im jadi tertegun, serunya kemudian-"Maksud
ayah, ananda harus menyanggupi tawaran tersebut ?"
Huan Tay seng termenung tanpa menjawab, sampai lama
kemudian ia baru berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nak. seandainya kau putra orang lain, tentu saja ayah
tidak setuju, tapi kau adalah putra ayah, karenanya ayah pun
merasa tak enak hati untuk menolak tawaran tersebut"
Huan Cu Im benar benar tertegun dibuatnya, ayahnya tak
lain adalah gurunya selama ini, jadi tabiatnya boleh dikata
telah dimengerti olehnya dengan jelas, dia tegas, keras hati
dan gagah, jujur dan tak sudi tunduk pada paksaan, tapi apa
sebabnya jawaban dari ayahnya malam ini justru berubah
seratus delapan puluh derajat? Seakan akan berasal dari
pembicaraan orang lain saja ?
Ditatapnya Huan Tay seng lekat lekat, kemudian serunya
dengan perasaan ragu :
"Apalagi pihak Tay Im-kau telah menawarkan dua jalan
kepadamu andaikata kau tampik tawaran tersebut, bisa jadi
mereka akan mengerahkan segenap kekuatan yang ada untuk
menghadapi dirimu lebih dulu, coba bayangkan sendiri apakah
aku tidak kuatir?"
Huan Cu Im semakin kebingungan dibuatnya, mengapa
ayahnya justru mendesak dan membujuknya agar menyerah
kepada pihak Tay Im-kau? Jangan-jangan sekembalinya
kebukit Lou cu san, dia telah dipengaruhi oleh obat pelupa
diri??
"Aaah..." mendadak ia seperti mendengar kembali bisikan
dari Kim Peng tadi, "janganlah bersikap serius dalam
menghadapi setiap persoalan"
Mungkinkah yang dimaksudkan "jangan bersikap serius"
adalah dalam persoalan ini...
Tiba tiba suatu perasaan yang menyeramkan timbul dari
dasar hati sanubarinya tanpa terasa dia berpikir lebih jauh.
"Jangan jangan orang berada dihadapanku sekarang,
bukan ayahku yang asli?"
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita ABG Bugil: Pedang Pelangi 6 dan anda bisa menemukan artikel Cerita ABG Bugil: Pedang Pelangi 6 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-abg-bugil-pedang-pelangi-6.html?m=0,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita ABG Bugil: Pedang Pelangi 6 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita ABG Bugil: Pedang Pelangi 6 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita ABG Bugil: Pedang Pelangi 6 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-abg-bugil-pedang-pelangi-6.html?m=0. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 1 komentar... read them below or add one }

hendri prastio mengatakan...

artikelnya bagus sekali sob,,menambah pengetahuan dan wawasan.. terima kasih banyak atas sharenya..semoga selalu menciptakan karya" terbaiknya,,,dan ditunggu UPDATEan terbarunya sob,,,pokoknya mantap deh! keren buat blog ente ! dan saya mohon dukungannya sob buat lomba kontes SEO berikut:
Ekiosku.com Jual Beli Online Aman Menyenangkan
Commonwealth Life Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik Indonesia
terima kasih atas dukungannya sob,, saya doakan semoga ente selalu mendapatkan kebaikan,, dan terus sukses!! amin hehe sekali lagi terima kasih banyak ya sob...thaks you verry much...

Posting Komentar