Cerita ABG Bisyar : Pedang Pelangi 1

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Selasa, 07 Agustus 2012

Cerita ABG Bisyar : Pedang Pelangi 1-Cerita ABG Bisyar : Pedang Pelangi 1-Cerita ABG Bisyar : Pedang Pelangi 1-Cerita ABG Bisyar : Pedang Pelangi 1-Cerita ABG Bisyar : Pedang Pelangi 1-Cerita ABG Bisyar : Pedang Pelangi 1

JILID : 1
BUKIT BATU disebelah telaga cau oh tidak begitu tinggi
namun curam dan terjal terutama tebing sebelah utara yang
dekat telaga, tebing yang terjal mencapai ratusan kaki lebih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dipucak bukit itu penuh dengan batu cadas yang
berserakan, belasan batang pohon cemara tua melingkari
tanah datar yang tidak begitu luas, tanah yang berumput
lembut terletak lebih tinggi membuat orang bisa menyaksikan
pemandangan alam disekitarnya dengan jelas.
Malam itu kentongan pertama baru lewat rembulan
tergantung diawang-awang menyinari pohon siong yang
bergoyang terhembus angin-
Tiba-tiba, tampak sesosok bayangan manusia meluncur
keatas tebing itu dengan kecepatan tinggi.
Dia adalah seorang lelaki berjubah panjang warna hijau,
beralis mata tebal, mata jeli dan berusia empat puluh tahun-
Tiba diatas tebing dengan sorot mata yang jeli dia
memandang sekejap sekeliling tempat itu, seakan akan
sedang mencari sesuatu.
"Heran, bukankah kentongan pertama baru lewat?" dia
menggumam sendirian. Pada saat itulah terdengar seseorang
menegur dengan suara yang dalam dan menyeramkan-
"Huan tayhiap, tepat sekali kedatanganmu."
Manusia berbaju hijau yang disebut "Huan tayhiap" itu
kelihatan tertegun dan berpaling segera dari belakang sebuah
batu cadas pelan-pelan berjalan keluar seseorang.
orang itu berperawakan ceking dan jangkung mukanya
semu emas dan mengenakan baju berwarna hijau, gerak
geriknya mendatangkan suatu kesan aneh bagi yang
memandang. Diam-diam manusia berbaju hijau itu berkerut
kening kemudian menjura sahutnya:
"Aku adalah Huan Tay-seng, mungkin saudara adalah
Lenghou Cu, Lenghou tayhiap yang mengundang
kedatanganku kemari?"
Rupanya orang ini adalah Cing-san-khek (jago berbaju
hijau) Huan Tay-seng, seorang jagoan yang nama besarnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah termashur baik di utara maupun selatan sungai besar.
Jago ini berdiam di dusun Kim-gou cun dibawah bukit Pek seksan
tersebut.
"Benar, benar" Lenghhou Cu tertawa terbahak-bahak,
"Cuma aku mah bukan tayhiap-tayhiappan, sebutan tayhiap
tidak cocok bagiku"
Meski lagi tertawa, namun mimik wajah nyonya tidak
menampilkan sedikit senyumanpun, sementara sepasang
matanya memancarkan sinar tajam yang berkilauan dibalik
kegelapan malam.
" Entah ada urusan apa loko mengundang kedatanganku
kemari?" tanya Huan tay seng kemudian.
"siaute sengaja mengundang Huan tayhiap karena ingin
menanyakan satu hal kepadamu." Kata yang terakhir sengaja
dia tarik panjang kemudian tidak teruskan lebih jauh.
"Katakan saja loko, bila kuketahui pasti akan ku utarakan."
"Beberapa tahun berselang siaute mendengar orang
berkata, Huan tayhiap dan Hway lam tayhiap (pendekar dari
Hway lam) Hwee Im hong, Hee tayhiap berhasil mendapatkan
sejilid kitab pusaka peninggalan Hong lui bun dalam sebuah
bukit batu digunung wan san, kemudian membagi kitab itu
menjadi dua dan masing masing memperoleh ilmu sian hongciang
(pukulan angin berpusing) dan Lui hwe ci (ilmu jari api
guntur), entah benarkah ada kejadian seperti ini?"
Diam diam Huan Tay-seng merasa keheranan, sebab
kecuali dia pribadi dan kakak angkatnya Hee Im hong, bahkan
isterinya sendiri pun tidak mengetahui akan soal ini tentu saja
orang lain tak akan mengetahuinya, namun darimana orang ini
bisa tahu? sambil tersenyum dia lantas bertanya: "Dari siapa
loko mendengar akan hal ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dari siapa ku dengar berita ini, aku rasa masalah tersebut
tidak penting, cukup bagi Huan tayhiap untk memberitahukan
saja kepada siaute, betulkah ada kejadian seperti itu?"
Kemudian setelah tertawa seram, sambungnya lebih jauh:
"Huan tayhiap adalah seorang pendekar, pendekar yang bisa
dipercaya perkataannya, asal kau katakan bahwa peristiwa
semacam ini, apa yang kudengar hanya isapan jempol belaka,
siaute akan segera mengundurkan diri dan tak akan mengusik
dirimu lagi. Aku percaya dengan nama besar Huan tayhiap
diwilayah utara dan selatan sungai besar, aku tak nanti akan
membohongi siaute."
sudah barang tentu sijago berbaju hijau Huan Tay seng tak
akan berbohong, katanya kemudian sambil tersenyum:
"Andaikata benar-benar telah terjadi hal seperti ini, entah
bagaimanakah sikap lohu?" Mencorong sinar tajam dari balik
mata Lenghou Cu, setelah tertawa tergelak sahutnya:
"Haaahhh........ haaahhh.......... haaahhh........ Huan
tayhiap tak usah kuatir, siaute tidak bermaksud mengincar
kitab pusaka itu, dihadapan Huan tayhiap. siaute pun tak
berani mempunyai ingatan seperti itu. Cuma.......
sebagaimana diketahui, siaute gemar belajar, ilmu silat dari
sembilan partai tiga belas aliran hampir boleh dibilang telah
siaute saksikan semua."
"Dari sekian banyak aliran, hanya ilmu silat dari Hong lui
bun dan perguruan Mi tiong bun dari see ih yang belum
kusaksikan, aku sebenarnya punya rencana untuk berkunjung
kewilayah see ih dan merasakan kelihayan ilmu silat Mi tiong
bun, tapi setelah kudengar bahwa Huan tayhiap dan Hee
tayhiap telah memperoleh ilmu silat Hong lui bun, timbullah
niatku untuk menyaksikan kelihayan tersebut dan sengaja
mengundang kedatangan Huan tayhiap untuk merasakan
kehebatan sian-hong-ciang tersebut, tentunya Huan tayhiap
tidak akan keberatan bukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Tay-seng segera berpikir:
"Besar amat lagak orang ini, dia bilang ilmu silat dari
sembilan perguruan dan tiga belas aliran pernah disaksikan
semua. Kalau benar begitu, tak mungkin kalau nama Lenghou
Cu terbenam dan tak dikenal seoerti ini, tapi aku memang
belum pernah mendengar namanya.
"Aaaah, dia sudah tahu kalau aku berhasil memperoleh
ilmu sian-hong-ciang, ini berarti segala sesuatunya telah
diselidiki hingga jelas kalau orang lain sudah berbicara dengan
sejelas-jelasnya, tentu saja akupun tidak usah menyangkal
lagi."
Berpikir demikian, tanpa terasa dia berpaling kearah
Lenghou Cu dan pelan-pelang berkata:
" Tiada persoalan yang tak boleh diucapkan kepada orang
lain, kalau toh loko sudah menyinggungnya, akupun tak usah
mengetahui, betul, aku memang mendapat bagian dari ilmu
sian-hong-ciang, tapi berhubung sudah lama kitab itu
terpendam, yang berhasil kami temuka juga hanya buku
salinannya yang tidak lengkap apalagi sim hoat tenaga
dalamnya juga tak ada maka agak sulit bagiku untuk
melatihnya, tidak banyak yang berhasil kupahami dan hingga
kini sudah lama tertunda latihannya. Aku kuatir akan membuat
loko menjadi kecewa."
"Huan thiap tak sungkan-sungkan" Lenghou Cu tertawa
licik, "siaute hanya terdorong rasa ingin tahu saja asal Huan
tayhiap sudi memperlihatkan satu dua jurus agar menambah
pengetahuan siaute, hal ini sudah lebih dari cukup."
"Aku telah mengutarakan sejujurnya, apakah loko tidak
percaya?" Lenghou Cu segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh.......... haaahhhh........ haaaahhhh.. .. .. siapa
yang akan mempercayai perkataan dari Huan tayhiap itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bila loko enggan percaya, yaa apa boleh buat lagi, aku tak
bisa mengucapkan apa-apa lagi. Maaf, aku tak bisa
menemanimu lebih lama lagi."
sesudah berkata dia menjura dan membalikkan badan siap
berlalu dari situ.
"Berhenti" tiba-tiba Lenghou Cu membentak nyaring. Nada
suaranya sekarang kasar dan sama sekali tidak bernada
sahabat.
Huan Tay-seng yang dibentak secara kasar agar naik pitam
juga dibuatnya dia membalikkan badan lalu menegur.
"saudara masih ada petunjuk apa lagi?" Lenghou Cu
tertawa seram.
"Heeeeeehhhhh....... heeeehhhhhh......... heeeehhhh.......
dengan susah payah siaute mengundang kehadiran Huan
tayhiap. masa Huan tayhiap akan berlalu dengan begitu saja?"
"Jadi maksud loko?"
"Huan tayhiap sudah lama termasyur , banyak pengalaman
sudah yang kau miliki, tentu saja kepandaian silat yang kau
milikipun tidak lemah namun menurut pendapat siaute,
diantara sekian banyak kepandaian silat yang dimiliki Huan
tayhiap. yang paling lihay tak lain hanya sian-hong-ciang yang
kau latih selama lima tahun itu"
"Apa maksud loko?"
"Tidak apa-apa" mendadak mencorong sinar aneh dari balik
mata Lenghou Cu, " maksud siaute, Huan tayhiap adalah
seorang jagi yang berilmu tinggi namun tak mau menunjukkan
kelihayannya, tapi menurut pendapat siaute, bila seseorang
sudah dihadapkan pada masalah mati dan hidup, otomatis dia
akan mengeluarkan semua kepandaian silat yang dimilikinya
untuk dipakai melindungi diri."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Tay-seng segera berkerut kening, mencorong sinar
tajam yang menggidikkan hati dari balik matanya, kemudian
dengan suara dalam dia berkata: "Loko, apakah kau berniat
mengajakku berkelahi?"
"Haaaahhh........ haaaahhhh....... haaaahhhh...... seorang
sastrawan dan seorang yang belajar silat, meski terbagi
menjadi bun (sastra) dan bu (silat) namun kedua-duanya
mempunyai suatu penyakit yang hampir mirip antara satu
dengan yang lainnya."
"oya?" Huan Tay-seng tidak menanggapi lebih jauh.
Terdengar Lenghou Cu berkata kembali.
" Hasil karya sastra merupakan hasil dari seorang
sastrawan, tapi harus ada yang memaksa, sebab bila tidak
dipaksa, hasil karyanya tak akan baik.
Begitu pula dengan orang yang belajar silat, biasanya dia
hanya menyembunyikan ilmunya saja, bila tidak ada yang
mendesak. dia tak akan turun tangan, oleh sebab itu demi
memenuhi rasa ingin tahu siaute, terpaksa akan kupaksa Huan
tayhiap untuk melakukan perlawanan."
selesai berkata, telapak tangan kirinya diayunkan kedepan
melepaskan sebuah pukulan.
orang silat bilang: Bila seorang ahli turun tangan segera
akan diketahui berisi atau tidak. Begitu serangan Lenghou Cu
tersebut dilontarkan- segera terasalah ada gulungan angin
tajam yang menyapu kearah depan.
" Hebat juga ilmu silat orang ini" Huan tay-seng segera
berpikir didalam hati. sambil tertawa dingin ia lantas
menjengek: "Loko, yakinkah kau bisa memaksa diriku?"
Mendadak dia membalikkan tubuhnya sambil melepaskan
sebuah pukulan dengan tangan kiri.
Perputaran tubuhnya ini persis berhasil menghindarkan diri
dari serangan lawan, sementara telapak tangan kirinya yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diayunkan kemukapun hanya mendorong pergi serangan
lawan yang mendekati tubuhnya, oleh sebab itu tak bisa
dikatakan sebagai suatu serangan balasan.
Jago berbaju hijau Huan Tay-seng sudah lama termashur,
tentu saja dia tak akan bertarung dengan sembarangan orang.
Padahal serangan tangan kiri Lenghou Cu tadipun hanya
bermaksud untuk mencoba-coba, begitu dilihatnya Huan Tayseng
hanya membalikkan badan menghindarkan diri dari
serangan, diapun tidak melancarkan serangan lebih jauh.
"Heeehhhh...... heeeehhhhh...... itulah sebabnya siaute
sengaja hendak mencoba," jengeknya sambil tertawa seram.
Walaupun dimulut dia tetap merendah, namun tubuhnya
sudah melejit ketengah udara, tangan kanannya dengan jurus
Nao ting kay-san (Ngo-ting membuka bukit) menghantam
bahu kiri Huan Tay-seng.
serangan yang dilepaskan dengan tangan kanan inilah baru
merupakan serangan yang sesungguhnya.
Bacokan itu mengayun dari atas hingga kebawah dengan
gerakan seperti kampak membelah bukit, kekuatannya boleh
dibilang mencapai ribuan kati.
Huan Tay-seng benar-benar amat mendongkol ia merasa
tak punya dendam ataupun sakit hati dengan lawan, namun
nyatanya musuh menerkam dengan sepenuh tenaga. Dengan
kening berkerut tegurnya kemudian dengan suara dingin
bagaikan es:
"Lenghou loko, buat apa kau mesti memaksanya?"
Tubuhnya mundur selangkah dan berkelit sejauh tiga depa.
Kemudian tangan kirinya menggunakan jurus Thian-ong-toutha
(raja langit menyunggih pagoda) menyongsong datangnya
bacokan itu dengan penghimpunan tenaga murni.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang seorang membacok sementara yang lain menyambut,
kalau dibicarakan memang lamban, padahal kecepatan yang
digunakan kedua belah pihak sama-sama cepatnya seperti
sambaran kilat.
"Blaaaaaammmm" ketika sepasang tangan saling beradu,
segera timbullah segulung pukulan angin berpusing yang
menderu deru.
Lenghou Cu tertawa tergelak. tubuhnya berjumpalitan
ditengah udara lalu melayang turun kembali ketanah, lalu
setelah berpusing tiba-tiba ia maju kembali sambil berseru:
"Huan tayhiap. silahkan mencoba beberapa jurus pukulan
siaute lagi....."
Begitu selesai berkata, sepasang telapak tangannya segera
melancarkan serangkaian serangan berantai, bayangan
telapak tangan berlapis lapis, sekejap kemudian dia sudah
melepaskan tiga belas buah pukulan dahsyat.
Tenaga dalam yang dimiliki orang ini memang benar-benar
luar biasa, serangkaian serangan gencar yang dilepaskan
olehnya itu hampir semuanya disertai dengan deruan angin
puyuh yang hampir saja membuat orang tak berkesempatan
untuk berganti napas.
Didalam anggapan Huan Tay-seng, bila ia sudah
menyambut serangan lawan dengan kekerasan, paling tidak
musuh akan mundur teratur.
Tapi setelah bentrokan tersebut, ia baru sadar kalau
kekuatan mereka berdua sebenarnya berimbang diam2 ia
merasa terkesiap sekali.
"Entah siapakah orang ini dan berasal dari mana? Tenaga
dalam yang dimilikinya benar-benar amat lihay, mana mungkin
dia adalah seorang manusia tanpa nama dalam dunia
persilatan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disaat dia masih melamun inilah, Lenghou Cu sudah
melancarkan serangkaian serangan berantai yang menggulung
tiba bagaikan amukan ombak ditengah samudra.
Huan Tay-seng telah sadar kalau malam itu sudah bertemu
dengan musuh tangguh kalau toh pihak lawan sudah datang
mencarinya berarti ia tak akan mengakhiri pertarungan
dengan begitu saja.
Berpikir demikian cepat-cepat dia menghimpun tenaga
dalamnya dan mundur beberapa langkah kebelakang, namun
dia pun hanya berhasil menghindari tiga buah pukulan lawan.
Dengan suara dalam, ia lantas menegur:
"Loko, apakah kau bersikeras hendak adu kekerasan
denganku?"
"Benar"
Begitu menyahut, serangan yang keempat segera
dilontarkan kearah depan.
"Baik" seru Huan Tay-seng keras.
Hawa murninya segera dihimpun kedalam telapak
tangannya dan melancarkan serangan balasan, sambil
miringkan tubuh melepaskan pukulan tangan kiri dipakai untuk
menangkis ancaman, sementara tangan kanannya melepaskan
dengan buah pukulan-
Rupanya dia ingin menggunakan serangan kilat untuk
melihat cara lawan bergerak mengigos maupun menangkis
kemudian mencoba untuk menduga aliran ilmu silatnya.
Dengan tangan kirinya itulah Huan Tay-seng mematahkan
sepuluh buah serangan musuh, sedangkan tiga yang terakhir
dihindari dengan melompat muncul kebelakang.
sebaliknya Lenghou cu juga mengigos kesana kemari
menghindari diri dari delapan buah serangan balasan dari
Huan Tay seng, ternyata semuanya berhasil dihindari.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Agak sangsi juga Huan Tayoseng setelah gagal menemukan
aliran ilmu silat lawan kendatipun ia sudah melepaskan
delapan buah pukulan, untuk sementara waktu dia jadi ragu,
apakah harus berhenti saja ataukah melanjutkan
serangannya? Lenghou Cu kembali tertawa terbahak-bahak
"Huaaaahhhh......... haaahhhh........ ilmu silat yang dimiliki
Huan tayhiap benar-benar sangat lihay, malam ini siaute
betul-betul telah menemukan lawan yang serasi."
Walaupun sedang tertawa, paras muka orang ini maih tetap
dingin dan kaku, sedikitpun tanpa perubahan emosi.
Huan Tay-seng yang menyaksikan hal ini merasa tersentak
hatinya, cepat dia berpikir.
Jangan-jangan orang ini mengenakan topeng.
Tapi setelah termenung sejenak. dia berpikir lebih jauh.
Tapi mengapa pula dia harus mengenakan topeng untuk
menutupi wajah aslinya ?
Makin pikir hatinya semakin curiga sehingga untuk
beberapa saat tak mengucapkan sepatah katapun-
Melihat lawanya membungkam, Lenghou Cu berkata lebih
jauh. "Huan tayhiap. mengapa kau tidak melancarkan
serangan lagi?"
Berkilat sepasang mata Huan Tay-seng, bentaknya dengan
suara dalam: "sobat, sebenarnya siapakah kau?"
"siaute adalah Lenghou cu, bukankah sudah kuutarakan
sedari tadi........?"
"Bukankah wajahmu bukan wajahmu asli?" kembali Huan
Tay-seng mendesak.
"Heeee......... heee.......... heeh.......... Huan tayhiap.
tampaknya kau menaruh curiga terhadap siaute?" seru
Lenghou cu sambil tertawa seram,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"selama hidup siaute tak pernah berganti nama maupun
marga. Lenghou Cu hanya seorang manusia tak bernama
dalam dunia persilatan, masa aku akan mencatut nama orang
lain?" Tiba-tiba Huan Tay-seng tertawa nyaring juga:
"Haaahhhh...... haaahhh...... haaahhhh........ sekalipun loko
enggan menjawab, aku yakin masih sanggup untuk
memeriksa sendiri"
Berbicara sampai disitu, mendadak bentaknya dengan
sepasang alis mata berkenyit: "sobat, berhati-hatilah kau"
Tangan kanannya diangkat dan diayunkan kedepan, sebuah
pukulan dahsyat segera dilontarkan kedepanserangan
ini dilancarkan dengan menghimpun segenap
tenaga dalam yang dimiliki, pukulan udara kosong ini benarbenar
hebat, segulung angin pukulan yang dahsyat langsung
menyapu keudara.
"Tampaknya Huan tayhiap sedang mendesak siaute?"
jengek Lenghou cu sambil tertawa dinginsepasang
telapak tangannya yang disilangkan didepan dada
ditekuk setengah lalu mendorong kesamping kiri
Didalam melepaskan pukulan udara kosong ini, Huan Tayseng
boleh dibilang sudah menghimpun tenaga dalamnya
sebesar tujuh delapan bagian. Tujuannya yang terutama
adalah untuk menyelidiki sampai dimanakah taraf tenaga
dalam yang dimiliki lawa.
Sebab melepaskan pukulan udara kosong hanya bisa
dilancarkan dengan mengandalkan tenaga murni dengan
kekuatan satu bagian- orang baru bisa melancarkan satu
bagian-sedikitpun tak dapat menipu dan cocok untuk mencoba
kekuatan lawan. Dengan cepatnya tenaga pukulan kedua
orang itu saling bertemu satu sama lainnya.
Dalam anggapan Huan Tay-seng, meskipun pihak lawan
sanggup untk menerima pukulan udara kosong tersebut,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
paling tidak tubuhnya akan terdesak mundur sejauh satu- dua
bagian.
siapa tahu begitu sepasang pukulan saling bertemu, tibatiba
saja dia merasakan tenaga serangan yang dilancarkan itu
tahu-tahu sudah dipunahkan oleh segulung kekuatan dingin
yang lembut, bahkan tenaga pantulannya tersapu hingga
lenyap tak berbekas. Tak terlukiskan rasa terkejutnya setelah
menghadapi kejadian ini, segera pikirnya: "Jangan-jangan
orang ini merupakan jagoan dari Tiang-pek-pay?"
Baru saja ingatan tersebut melintas lewat, tangan kirinya
diangkat, jari tangannya seperti tombak secepat kilat
menyodok jalan Hian-ki-hiat ditubuh lawan.
serangan balasan yang dilancarkan olehnya itu dilepaskan
tanpa sungkan-sungkan, dimana jari tangannya disodok.
terdengar suara desingan tajam seperti anak panah yang
terlepas dari busurnya meluncur kearah depan-
Lenghou Cu sama sekali tidak gugup, ujung baju tangan
kanannya dikebaskan kedepan dan melepaskan selapis kabut
udara yang melindungi depan dada.
Dengan begitu, maka sodokan jari tangan Huan Tay seng
tadipun kena dipunahkan oleh segulung udara lembut yang
dingin dari kebasan ujung bajunya.
Tidak sampai Huan Tay-seng melancarkan serangan lagi,
Lenghou Cu berseru dengan suara dingin
"Huan tayhiap. kau sudah melancarkan dua jurus serangan,
jurus yang ketiga sudah sepantasnya bila siaute yang
lancarkan bukan?"
"silahkan saja loko"
Lenghou Cu mengawasi lawanya lekat-lekat, hawa
murninya dihimpun lalu tangan kirinya dari atas menuju
kedalam melepaskan pukulan dahsyat kemuka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangan ini kalau dibilang merupakan tabokan, maka lebih
cocok kalau dibilang sebagai mengangkat tangannya belaka,
karena mirip sekali dengan gerakan orang melepaskan piau.
Terutama sekali ketika mengangkat tangan tersebut,
sewaktu menghimpun tenaga, pukulan itu nampaknya ganas,
namun setelah angin serangannya dilepaskan ternyata tidak
cukup dahsyat sebaliknya hanya berupa hembusan angin yang
lembut.
sejak pukulan dari serangan jarinya dipunahkan dengan
tenaga lembut lawan, Huan Tay seng telah menduga kalau
musuhnya kemungkinan besar adalah orang Tiang Pek Pay
diluar perbatasan.
orang orang Tiang Pek Pay jarang sekali berkelana kedalam
daratan Tiong-goan- ilmu silatnya amat aneh dan beraliran im
kang yang bersifat dingin.
Menghadapi musuh yang begitu tangguh, tentu saja ia tak
berani gegabah, sambil berdiri tegak. hawa murninya
dihimpun dan sepasang telapak tangannya pelan-pelan
diangkat kedepan dada.
Menunggu serangan pukulan berhawa dingin musuh sudah
hampir tiba didepan mata, sepasang telapak tangannya baru
didorong kedepan menyongsong datangnya ancaman
tersebut.
Terdengar deruan angin puyuh menderu deru, angin
berpusing menggulung didepan tubuh kedua orang itu, pada
saat yang bersamaan kedua gulung angin serangan itu segera
punah tak berbekas.
Tidak begitu saja, disaat sepasang tangan mereka saling
membentur itulah, mendadak tangan mereka saling
membentur itulah, mendadak tangan kanan Lenghou Cu
melepaskan sebuah pukulan lagi dengan tangan kanannya
langsung menyergap ke iga kiri Huan Tay-seng tanpa
menimbulkan sedikit suarapun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sepasang tangan Huan Tay-seng sedang didorong kedepan
sejajar dengan dada, kedua gulung angin kekuatan inicun
mengikuti deruan angin bemusing langsung menggulung dan
lenyap tak berbekas.
Betapa terperanjatnya Huan Tay-seng setelah secara tibatiba
muncul segulung angin pukulan berhawa dingin yang
menyergap keiga kirinya, cepat-cepat ia mundur kebelakang,
mengayunkan telapak tangannya melepaskan satu pukulan
dan lolos dari ancaman musuh.
Peristiwa ini dengan cepat membangkitkan amarah Huan
Tay-seng, mencorong sinar tajam dari balik matanya, setelah
tertawa tergelak serunya dengan lantang:
"Aku sama sekali tiada ikatan dendam atau sakit hati
dengan Lenghou loko, mengapa kau menyergapku secara
licik? Apakah kau tidak merasa cara kerjamu itu kebangetan."
Lenghou cu tertawa terkekeh.
"sebagai seorang panglima perang yang pintar, dia tak
segan menggunakan siasat perang untuk menghadapi
lawannya, yang penting musuh bisa ditaklukkan bukan? siapa
bilang kalau siaute main menyergap secara licik?"
"Baik, beranikah kau menyambut sebuah pukulanku lagi?"
dengus Huan Tay-seng kemudian dengan gusar.
sepasang bahunya bergetar dan tubuhnya menerjang maju
kemuka, tangan kanannya diangkat lalu dengan jurus Topithoa-
san (membacok bukit hoa san) langsung menghantam
batok kepala lawan.
Menghadapi ancaman tersebut, kembali Lenghou Cu
tertawa tergelak.
"Haaaahhhh.......... haaaahhhh........ haaaahhhhh.........
siapa bilang siaute tidak berani?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hawa murninya disalurkan kedalam telapak tangan
kemudian menyongsong datangnya ancaman tersebut dengan
keras lawan keras.
"Plaaaaakkkk" sepasang telapak tangan saling membentur
dan menimbulkan suara keras, dalam bentrokan tersebut
kedua belah pihak sama sama berniat untk menahan diri,
siapapun enggan untuk menarik kembali serangannya lebih
dahulu. Dengan suara yang menyeramkan Lenghou Cu segera
berseru:
"Huan tayhiap. kami masih mempunyai tangan kiri yang
menganggur, mengapa kita biarkan mereka berdiam diri
saja?"
Ditengah pembicaraan tersebut, tangan kirinya langsung
diayunkan kemuka menhantam dada lawan-
"Bagus sekali" dengus Huan Tay-seng dengan gusar.
Bersamaan waktunya diapun mengangkat tangan kirinya
dan menyambut ancaman lawan.
Dalam waktu singkat keempat telapak tangan mereka
sudah saling menempel satu sama lainnya dan masing-masing
mengerahkan tenaga dalamnya yang makin lama semakin
dahsyat ketubuh lawan.
Beberapa saat lamanya mereka tak berkutik dari posisi
semula, jelas tenaga dalam yang mereka berdua miliki
seimbang dan siapapun tak bisa mengungguli yang lain.
Pada saat itulah, kurang lebih satu kaki dari arena
pertarungan, tepatnya dibelakang sebuah batu besar, diamdiam
muncul sesosok bayangan manusia yang berperawakan
tinggi besar.
Agaknya orang itu sudah lama bersembunyi disana, gerak
geriknya amat aneh dan mencurigakan, sementara wajahnya
ditutupi dengan selembar kain hitam sehingga tidak nampak
jelas raut wajahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hanya sepasang matanya saja yang jeli mencorongkan
sinar tajam penuh kebanggaan dan kelicikan.
Lambat laun bayangan manusia yang tinggi besar itu makin
lama semakin mendekati kedua orang itu.
Tanpa menimbulkan sedikit suarapun orang itu langsung
menyelinap kebelakang tubuh Huan Tay-seng, ketika jaraknya
tinggal delapan depa, ia segera berhenti tangan kirinya pelanpelan
diangkat dan ditujukan kearah punggung Huan Tayseng
kemudian sebuah sodokan jari tangannya dilontarkan
kedepan.
Padahal Huan Tay-seng dan Lenghou Cu sedang beradu
tangan dalam ketika itu, tentu saja dia tak ada waktu untuk
menggubris sergapan yang datangnya dari arah belakang.
Menanti serangan jari tangan itu sudah hampir tiba
disamping tubuhnya, dia baru menyadari hal ini.
Untuk sesaat tak sempat lagi baginya untuk menghindar,
dalam gugupnya dia memutar setengah badannya secara
paksa dan......
"Bluuuukkkk" angin serangan tersebut menumbuk diatas
tulang iga kanannya membuat seluruh badan bergetar keras,
hampir saja tenaga dalamnya menjadi buyar. Dalam kejut dan
terkesiapnya dia berpekik lirih, "Aaaah, mungkinkah Li......"
Menyusul ayunan tangan kanannya, ia terpental oleh
serangan jari tangan tadi dan mencelat keluar dari tebing yang
tingginya ratusan kaki itu.
Tapi disaat tangan kirinya diayunkan kedepan tadi, diamdiam
ia telah melepaskan pula ilmu sian-hong-ciang yang
dilatih dan ditekuni selama lima tahun terakhir ini.
sementara bayangan manusia yang tinggi besar itu buruburu
mundur kebelakang begitu berhasil menyarangkan
serangannya ketubuh lawan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lenghou Cu tidak mengetahui sampai kesitu melihat Huan
Tay-seng mencelat kebelakang, sedangkan dia masih tetap
berdiri ditempat semula, mulutnya segera memperdengarkan
suara tertawa terkekeh yang amat menyeramkan.
"Heeehhhh..... heeehhhh...... heeehhhh..... sayang sekali
siaute belum sempat menyaksikan kelihayan dari ilmu sianhong-
ciang."
Belum selesai dia berkata, mendadak terasa ada segulung
angin pukulan menyambar lewat dari belakang tubuhnya,
tenaga serangan tersebut nyatanya membawa tenaga
berputar yang kuat langsung menggulung ketubuh sendiri.
Dalam posisi demikian tak sempat lagi baginya untuk
menghindarkan diri, terasa angin serangan tersebut kian lama
menggulung tiba semakin kencang, seluruh tubuhnya boleh
dibilang sudah terkurung sama sekali dibalik ancaman
tersebut.
Dalam keadaan demikian, kendatipun kau memiliki tenaga
dalam yang bagaimanapun lihaynya juga tak akan mampu
untuk dikerahkan keluar.
Angin berpusing yang amat kencang itu menyapu tiba
dengan membawa terus angin serangan yang menderu deru,
dalam waktu singkat tubuh Lenghou Cu sudah terbawa oleh
gulungan angin berpusing itu kearah jurang dan lenyap tak
berbekas.
Kini, tinggal bayangan tinggi besar yang berada diatas
puncak tebing saja berdiri seorang diri ditempat, gumamnya
selesai menyaksikan semua peristiwa tersebut.
" Ilmu pukulan angin berpusing sian-hong-ciang benarbenar
lihay sekali "
oooooo0ooooo
Tengah malam sudah menjelang, semua orang dalam
dusun Kim gou cun telah terlelap dalam tidurnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Penduduk dusun yang sebagian besar hidup sebagai petani,
memang sibuk dan bekerja keras disiang hari, tidur nyenyak
dimalam hari.
Meskipun baru kentongan kedua, namun dalam perasaan
orang dusun sudah melebihi tengah malam, sebagai orang
sederhana, mereka memang tak ada kebiasaan keluar malam.
Didalam dusun Kim gou cun, terdapat sebuah sungai kecil
yang membelah dusun itu menjadi utara dan selatan.
Diatas tikungan sungai kecil pada pantai selatan terdapat
sederet bangunan rumah bata, disitulah jago berbaju hijau
Huan Tay-seng berdiam diri selama ini.
Meskipun Huan Tay-seng masih terhitung seorang manusia
kenamaan dalam dunia persilatan, namun kehidupannya amat
sederhana .Jumlah anggota keluarganya juga sedikit, sawah
seluas tiga puluh bau cukup untuk menghidupi sekeluarga.
Malam ini, meski kegelapan telah mencekam seluruh jagad,
cahaya lentera masih memancar keluar dari rumah keluarga
Huan.
Huan Tay-nio, istri Huan Tay-seng sedang menyulam
dibawah cahaya lentera.
Bila suami yang bepergian belum pulang, dia memang
selalu mengisi waktu senggangnya dengan menyulam
ataujahit menjahit, sebab dia memang seorang istri yang saleh
dan rajin-
Pelayan tua Huan Gi duduk seorang diri disudut pintu
sambil menghisap huncwee, majikan belum pulang majikan
perempuan sedang menyulam maka diapun harus ikut
bertahan juga.
Padahal sudah berulang kali Huan Tay-nio menganjurkan
kepadanya agar tidur lebih dulu, namun Huan Gi menampik,
dia lebih suka untuk duduk disudut ruangan sambil menghisap
huncwee dan tertidur ayam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berbicara soal Huan Gi, dia pun bukan manusia
sembarangan, dikala majikan tua (ayah Huan seng) masih
membuka perusahaan piau kiok di kota Kim teng, dia sudah
mengikuti majikan tua malang melintang diutara dan selatan
sungai besar, golok dan panah sakunya boleh dibilang
merupakan senjata andalannya yang paling disegani oleh
setiap lawannya......
Kini usianya memang sudah lanjut, punggungnya sudah
membungkuk. tapi bila kau mengajaknya membicarakan soal
pengalamannya dulu, pasti dia akan bercerita dengan asyik.
Kini kantongan ketiga sudah makin menjelang tiba.
Diluar pintu, dikejauhan sana terdengar suara anjing
menggonggong, Huan Gi sudah hampir berumur tujuh puluh
tahunan namun ketajaman pendengarannya masih
mengagumkan, betul dia lagi menghisap huncwee sambil tidur
ayam, tapi begitu anjing menggonggong, dia segera melompat
bangun sambil berseru: "Toaya telah pulang"
Huan Tay-nio memang sudah sejak tadi menantikan
kedatangan suaminya, mendengar ucapan itu, ia segera
berhenti bekerja.
Mendadak suara anjing menggonggong itu terhenti,
sebagai seorang jago yang berpengalaman, Huan Gi segera
merasakan sesuatu keanehan, serta merta dia melompat
bangun.
Anjing hanya akan menggonggong bila bertemu orang
asing, apalagi kalau sudah menggonggong, mengapa bisa
berhenti secara tiba-tiba? Kecuali....................
Huan Tay-nio memandang dengan keheranan tidak tahan
ia lantas menegur: "Lo Koan-keh (pengurus rumah tua),
kenapa?"
"Aaaahhhh, tidak apa apa" sahut Huan Gi sambil tertawa,
"budak seperti mendengar suara anjing menggonggong,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemudian suara itu hilang secara tiba-tiba." Huan Tay-nio
turut tertawa.
"Aaaahhhh gonggongan anjing juga diurusi, apa sih
anehnya?"
"soalnya gonggongan tersebut berhenti secara tiba-tiba....."
Justru karena berpikir sampai kesitu, maka Huan Gi lantas
memasang telinga baik-baik untuk mendengarkan dengan
lebih seksama, meski diluarnya ia tetap tenang dan menghisap
huncweenya dengan santai.
Akhirnya dia seperti menangkap suatu suara aneh, sambil
mendongakkan kepalanya dia membentak,
"siapa yang berada diluar?"
Blaaammm.... pintu ruangan ditendang orang keras-keras
hingga ambruk.
Kemudian bagaikan gulungan angin puyuh, muncul tiga
orang lelaki berkerudung hitam yang membawa golok tajam.
Punggung Huan Gi yang semula membungkuk. serentak
menjadi tegak kembali, sambil melintangkan huncweenya
didepan dada, ditatapnya ketiga orang itu lekat-lekat,
kemudian tegurnya sambil menghadang.
"Kalian bertiga berasal dari aliran mana? Mengapa ditengah
malam buta datang kemari? Apa yang hendak kalian lakukan?"
sejak menyerbu kedalam ruangan rumah, ketiga orang
lelaki berkerudung itu tak mengucapkan sepatah katapun-,
dengan dua di kiri, satu dikanan, mereka hanya mengawasi
wajah Huan Gi tanpa bersuara.
Dari depan pintu, kembali muncul seorang lelaki
berkerudung kain hitam bedanya ia tidak membawa golok.
Begitu muncul, orang itu lantas menjura dan menegur
dengan suara yang dingin menyeramkan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lo koan keh tak usah gugup, kami hanya ingin bertanya,
benarkah tempat ini merupakan tempat tinggal dari siJago
berbaju hijau Huan Tayhiap?"
"Menggelikan Dimasa lalu, lohu sudah menjelajahi tujuh
propinsi diselatan dan enam propinsi di utara, menghadapi
keadaan seperti ini masa lohu sampai dibikin gugup?"
Walaupun diluar berkata demikian, namun Huan Gi menjadi
semakin curiga, sudah jelas, kalau pihak lawan tahu tempat ini
merupakan tempat tinggal Huan toaya, bukan saja berani
menyerbu masuk. bahkan sikapnya begitu kasar jelas
kedatangan mereka tidak bermaksud baik.
Maka sambil menarik muka serunya:
"Betul, ada urusan apa sobat mendatangi rumah keluarga
Huan?"
"Apakah Huan tayhiap tidak ada dirumah?"
"Ada dirumah atau tidak sama saja, bila ada persoalan
sampaikan saja kepada lohu." Pimpinan dari lelaki
berkerudung itu segera tertawa seram.
"Heeehhh...... heeeehhhh..........jadi kalau begitu Huan
tayhiap benar2 tidak berada dirumah."
sementara itu Huan Tay-nio sudah mengundurkan diri ke
sisi pintu kamar sebelah kanan walaupun dia berusaha keras
untuk menenangkan diri toh berubah juga paras mukanya.
Dasar kaum wanita, tidak pandai ilmu silat lagi, tentu saja
keder juga hatinya setelah menyaksikan keadaan seperti ini.
Huan Gi mengernyitkan alis matanya yang telah memutih
itu, kemudian menegur lagi dengan suara dalam:
"sobat, sebenarnya kau ada urusan apa?"
"Tidak apa apa........." lelaki berkerudung itu menengok
sekejap ke kiri dan kekanan kemudian melanjutkan, "aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya ingin melihat lihat saja dalam ruangan ini." Huan Gi
menjadi naik pitam.
"Kalau toh kalian sudah mengetahui bahwa tempat ini
merupakan rumah tinggal Huan toaya, mengapa begitu berani
mencari gara-gara disini," bentaknya. Kembali lelaki berbaju
hitam itu tertawa ringan.
"Lo koan-keh, dari mana datangnya api amarah sebesar
itu? Kami toh cuma melihat-lihat dan tidak berniat melukai
orang? Lebih baik lo koan-keh jangan mencoba untuk mencari
gara-gara lagi."
Berapi-api sepasang mata Huan Gi menhadapi situasi
demikian, huncwee ditangannya segera diangkat, kemudian
katanya sambil tertawa seram.
"Haaahhhh...... haaahhh...... haaahhh......, kalau begitu,
kau harus bertanya dulu kepada senjata lohu ini, apakah dia
setuju atau tidak?"
"Aaaah, hampir saja aku lupa kalau lo koan keh pun
seorang ahli silat kalau memang begitu urusan lebih mudah
untuk dibereskan"
selesai berkata, dengan jari tengah dan jari telunjuk tangan
kanannya, dia langsung menyodok keatas bahu lawan.
"Serangan bagus" sahut Huan Gi dengan suara dalam.
Telapak tangan kirinya berubah menjadi serangan telapak
tangan untuk melindungi dada, setelah mundur setengah
langkah, huncwee ditengah kanannya langsung diketokkan
kedepan menggunakan jurus Cupittiam kek (pena merah
menutul jidat).
Jangan kau lihat usianya yang sudah lanjut, baik sewaktu
melancarkan serangan, maupun sewaktu menangkis dan
bertahan, semuanya dilakukan dengan mantap dan cekatan
ternyata dia menggunakan taktik dengan serangan
menghadapi serangan untuk menghadapi lawannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat serangannya gagal total, cepat-cepat lelaki
berkerudung hitam itu miringkan tubuhnya kesamping untuk
menghindarkan diri dari serangan huncwee Huan Gi,
kemudian serunya sambil tertawa seram: "Lo koan keh, kau
benar benar sangat hebat."
Tangan kanannya membuat satu lingkaran lain dengan jari
tangan yang dikeraskan bagaikan tombak, dia sodok urat nadi
pada tangan kanan pengurus rumah tangga tua itu. Huan Gi
menjadi naik darah segera bentaknya dengan suara dalam,
"Kau anggap lohu hanya memiliki kepandaian seperti ini saja?"
Tangan kirinya disilangkan didepan dada kemudian
direntangkan kelima jari tangannya seperti cakar dan kaki
kirinya menerobos maju kedepan secepat kilat menggunakan
Tay lek eng jiau kang (ilmu cakar garuda) dia cengkeram dada
lawan.
Agaknya lelaki berbaju hitam itu sama sekali tidak
menyangka kalau si kakek masih memiliki kepandaian yang
begitu tangguh, buru-buru dia mundur selangkah kemudian
secara beruntun sepasang telapak tangannya melancarkan
tiga buah serangan berantai sebelum berhasil mendesak
mundur Huan Gi.
Jangan dilihat Huan Gi sudah lanjut usia, ternyata dia
masih cukup berangasan, begitu kena terdesak mundur satu
langkah, dia segara mempertaruhkan jiwa tuanya untuk
menyerbu lebih kedepan.
Tangan kirinya masih tetap mempergunakan ilmu eng jiau
kang untuk mencengkeram tubuh lawan, sementara huncwee
ditangan kanannya secara beruntun melepaskan lima jurus
serangan berantai.
Terutama sekali senjata huncwenya itu khusus digunakan
sebagai pengancam jalan darah hampir setiap serangan yang
dilepaskan, sasarannya tak pernah terlepas dari jalan darah
penting ditubuh lelaki berkerudung hitam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyaksikan kegagalannya untuk meraih kemenangan
dengan mengandalkan tangan kosong, tampaknya lelaki
berbaju hitam itu tak berani bertarung lebih jauh, mendadak
permainan serangannya berubah, sepasang tangannya seperti
serangan jari tangan, seperti pula serangan telapak tangan,
sebentar menyodok sebentar lagi manabok. secara beruntun
melancarkan serangkaian ancaman yang dahsyat.
Dalam waktu singkat bayangan jari tangan itu sudah
menyelimuti angkasa, serangan telapak tangan tajam
bagaikan bacokan golok dengan perubahan yang pelik dan
menghimpun jurus serangan dari pelbagai aliran, meluruk
bersama kedepan, kedahsyatannya benar-benar luar biasa.
Bagaimanapun juga, Huan Gi sudah berusia lanjut, setelah
bergebrak beberapa kali, akhirnya dia merasakan lengan
kirinya menjadi kesemutan dan tidak mampu lagi untuk
membendung serangannya.
Tidak ampun, tubuhnya terkena tiga kali totokan,
huncwenya terjatuh ketanah dan tubuhnyapun ikut roboh
terkapar diatas tanah.
Huan Tay-nio menjadi amat terperanjat setelah
menyaksikan peristiwa tersebut, teriaknya cepat:
"Kau apakan Lo koan keh kami?" Lelaki berbaju hitam itu
tertawa seram.
"Heeehhh..... heeehhh...... tak usah kuatir Tay nio, lo koan
keh kalian hanya kena kutotok saja jalan darahnya."
selesai berkata dia lantas berjalan maju kedepan
menghampiri perempuan itu.
Huan Tay-nio mundur ketakutan kedepan pintu kamar,
kemudian sambil memandang kearah manusia berbaju hitam
itu, serunya. "Apa yang hendak kau lakukan?"
"sudah kukatakan tadi, aku hanya ingin melihat lihat
kedalam ruangan ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak sikap Huan Tay-nio seperti lebih tabah, dia
menghadang didepan pintu kemudian serunya dengan
lantang:
"Kalian inginkan barang apa? silahkan saja diambil, tapi
jangan kau usik si bocah yang sedang tidur didalam kamar."
Didunia ini memang hanya sang ibu yang selalu berusaha
untuk melindungi putranya, meskipun sedang menghadapi
ancaman bahaya yang bagaimanapun besarnya.
"Tak usah kuatir Tay-nio, sudah kukatakan kalau aku tak
akan melukai orang," kata lelaki berbaju hitam itu dengan
cepat.
selesai berkata jari tangannya segera disodok kedepan
melancarkan sebuah totokan.
Huan Tay-nio tak mampu untuk menghindarkan diri, tentu
saja ia segera roboh karena tertotok.
Lelaki berbaju hitam itu tertawa bangga, dia membalikkan
badan dan berjalan menuju kedepan pintu, kemudian
bertepuk tangan satu kali. Tepukan tangan tersebut tak salah
lagi sebagai suatu kode rahasia...........
Baru selesai dia bertepuk. dari depan pintu kembali muncul
sesosok bayangan manusia yang tinggi besar.
orang inipun mengenakan selembar kain hitam yang
menutupi raut wajahnya sementara gerakan tubuhnya ringan
dan cekatan, lagipula seperti sangat hapal dengan keadaan
dalam rumah keluarga Huan tersebut, dengan cepat dia sudah
menyelinap keruangan sebelah timur.
Disanalah letak tempat berlatih silat dan membaca buku
dari sijago berbaju hijau Huan Tay-seng dihari-hari biasa,
setiap orang dilarang memasuki tempat itu, termasuk juga
Huan Tay-nio sendiri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu bayangan tinggi besar itu masuk kedalam, lelaki
yang berbaju hitam tadi segera mengerakkan tangannya
kearah tiga orang lelaki bersenjata golok itu.
Dengan cepat ketiga orang lelaki bersenjata golok itu
mengundurkan diri dari ruangan dan cepat menyebarkan diri
ke luar ruangan.
Kini, didalam ruang tamu hanya tinggal manusia berbaju
hitam itu seorang diri, dia tetap berdiri tak berkutik ditempat
semula, mungkin karena majikannya si manusia tinggi besar
itu tidak meninggalkan pesan apa-apa, maka dia tak berani
bertindak secara sembarangan-
Tampaknya manusia bertubuh tinggi besar itu sedang
mencari sesuatu benda, terdengar dari ruangan sebelah
timursana suara laci dan almari yang dibongkar orang serta
suara buku yang dilemparkan keatas tanah.
setengah kentongan kemudian, bayangan manusia tinggi
besar itu baru mengundurkan diri dari ruangan sebelah timur
dan menuju keruangan sebelah barat.
Ruangan barat merupakan kamar tidur dari Huan Tay-nio
dan anaknya Jago berbaju hijau Huan Tay-seng mempunyai
seorang putra yang bernama Huan cu-im tahun ini baru
berusia enam tahun, dan kini ia sudah tidur nyenyak.
Ketika manusia tinggi besar itu menyelinap masuk kedalam
kamar, maka pandangan matanya yang pertama adalah
memandang wajah Huan cu-im, dari balik matanya yang tajam
mendadak memancar keluar sinar kebuasan dan kekejian yang
menggidikkan hati.
Dengan suatu lompatan lebar dia memburu kesamping
pembaringan, lalu mengangkat tangan kanannya dan
menggunakan jari tangannya yang lurus seperti tombak dia
siap menyodok jidat bocah tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi dalam detik itulah, tatkala sorot matanya membentur
dengan wajah Huan cu-im yang merah dadu seperti buah apel
lalu senyuman manis yang mengulum diujung bibirnya meski
lagi tertidur nyenyak, dia menjadi tak tega. Bocah itu nampak
begitu lucu, begitu polos dan menarik hati......
Akhirnya sinar mata penuh hawa pembunuhan yang semula
memancar keluar dari balik mata manusia tinggi besar itu
mendadak berubah menjadi lembut dan lebih ramah,
sementara jari tangannya yang siap menyodok jidatnyapun
berubah arah hanya menotok jalan darah tidurnya.
Menyusul kemudian, diapun melakukan penggeledahan
pula secara besar-besaran didalam ruangan sebelah barat ini.
Dia menggeledah dengan amat teliti, setiap peti, setiap
almari, setiap laci dan setiap pakaian diperiksa semua dengan
seksama, bahkan pembaringan, selimut, badan tak ada yang
lolos dari penggeledahannya..
Padahal diluar ruangan kamar berdiri seorang lelaki
berkerudung hitam, sedangkan diluar pintu masih ada tiga
orang lelaki besenjata golok, tapi dia tak memerintahkan
kepada mereka untuk membantunya melakukan
penggeledahan, seakan akan dia baru merasa lega setelah
diperiksa dan digeledah sendiri.
Akhirnya kentongan kelimapun menjelang datang, dari
kejauhan sana secara lamat lamat terdengar suara ayam
berkokok.
Namun manusia bertubuh tinggi besar itu belum juga
berhasil menemukan sesuatu, dia mendongakkan kepalanya
memandang cuaca diluar, akhirnya dia membalikkan badan
siap mengundurkan diri dari sana.
saat itulah, lagi-lagi sorot matanya membentur dengan
wajah Huan Cu-im yang sedang tertidur nyenyak. satu ingatan
dengan cepat melintas dalam benaknya. "Membabat rumput
keakar-akarnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segulung hawa napsu membunuh kembali menyelimuti
benaknya, jari tangannya pelan pelan diangkat kembali siap
melancarkan serangan maut kebawah.
Mendadak dia seperti mendengar ada suara lembut yang
halus sedang memanggilnya dengan mesra "Empek......"
Mendadak tangannya terasa lemas kembali, hatinya terasa
menjadi lembek. "Bocah ini tak bersalah, apa salahnya kalau
kuampuni selembar jiwanya?"
Mendadak dia menerjang keluar dari ruangan itu dan
beranjak pergi dari rumah tersebut.
Begitu manusia tinggi besar itu berlalu, manusia
berkerudung hitam itupun segera membawa ketiga orang
lelaki bergolok tadi turut berlalu dari sana.
Malam yang kelabu dan penuh dengan ancaman mara
bahayapun akhirnya dapat dilalui.
oooooo0dw)oooooo
Semenjak peristiwa itu Jago berbaju hijau Huan Tay seng
tak pernah pulang kembali kerumahnya, orang persilatan juga
tak pernah melihat si jago berbaju hijau pula.
Ombak belakang sungai tiangkang selalu mendorong yang
sudah lewat, generasi yang barupun muncul kembali.
Dalam waktu singkat sepuluh tahun sudah lewat orang
persilatanpun sudah mulai melupakan nama si Jago berbaju
hijau Huan Tay-seng.
Ooooo0dw0oooo
Penduduk dusun yang sebagian petani pun masih seperti
dulu, pagi hari berangkat kesawah bekerja keras seharian
penuh, lalu malam pulang kerumah dan tidur.
selama sepuluh tahun ini Huan Tay-nio nampak jauh lebih
tua dan sayu, meskipun orang persilatan sudah makin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melupakan jago berbaju hijau Huan Tay-seng namun dalam
hati Huang Tay-nio, suaminya tetap merupakan suami yang
hidup hanya dia belum pulang saja dari bepergian.
si pengurus rumah tangga Huan Gi tentu saja semakin tua
lagi, rambutnya makin berubah, punggungnya makin bongkok
tapi ilmu silatnya tak pernah dilalaikan.
sejak dirobohkan oleh manusia berkerudung hitam pada
sepuluh tahun berselang, ia tak pernah merasa puas, selama
sepuluh tahun belakangan dia selalu melatih ilmu Toa lek eng
jiau kangnya lebih tekun-sering kali dia bersumbar:
"Bila anakan kelinci itu berani datang lagi, lohu pasti akan
mencengkeram batok kepala bajingannya sampai hancur."
orang ini boleh dibilang tua-tua keladi, makin tua makin
jadi, tentu saja jadi lebih tangguh dan kuat.
Terutama sekali sejak majikannya tidak kembali, bukan saja
ia mengoper tanggung jawabnya utnuk melindungi
keselamatan keluarga majikannya, juga selalu menjadi guru
yang memberi petunjuk dasar bagi majikan mudanya Huan
cu-im. seringkali ia berkata begini:
"Ilmu silat lohu tidak terhitung tinggi, kebanyakanpun aku
maju karena memperoleh petunjuk dari majikan tua (ayah
Huan cu-im), ilmuku juga merupakan ilmu silat keluarga Huan-
Majikan kecil, bila umurmu sudah menanjak lebih dewasa, kau
boleh berkelana untuk mencari guru pandai, tapi dasarnya
harus dipupuk mulai sekarang, oleh sebab itu lohu hanya bisa
memupuk dasar silat majikan kecil belaka."
-oo0dw0ooTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
JILID : 2
Tahun ini Huan cu Im berusia enam belas tahun, bukan
saja berwajah tampan, tubuhnya juga kekar dan berotot,
kesumanya ini adalah berkat jasa dari Huan Gi.
Sejak majikan kecilnya berusia enam belas tahun, dia telah
mengajarkan ilmu silat kepadanya, dasar silatnya ditimpa
sangat baik dan kuat sekali.
Semua ilmu golok, panah saku ilmu menotok jalan darah
yang dimiliki Lo Koan keh telah dipelajari dengan baik, bahkan
ilmu simpanan Huan Gi yakni ilmu Tay lek eng jiau kangpun
telah dilatih mencapai beberapa bagian kesempurnaan, batang
pohon siong yang besar dapat dicengkeram olehnya hingga
meninggaikan bekas lima jari tangan yang sangat jelas.
Hati lo koan keh merasa bangga sekali, dia seringkali
memuji muji bakat majikan mudanya yang dibilang amat
bagus dan pintar, bila ada guru pandai yang bersedia memberi
petunjuk, sudah pasti dia akan menjadi termashur di dunia
persilatan-
Berbicara soal guru pandai, sesungguhnya Huan cu-im
telah mengangkat seseorang menjadi gurunya, hanya
peristiwa ini dirahasiakan dihadapan ibu maupun pengurus
rumah tangga tua itu.
Peristiwa ini terjadi pada tiga tahun berselang, waktu itu
Huan cu-im baru berusia tiga belas tahun, musim semi itu
Huan Gi baru saja mengajarkan jurus seratus delapan dari
ilmu Eng jiau kang yang merupakan ilmu ki-na jiu hoat.
Ilmu Ki na jiu hoat merupakan teknik ilmu silat untuk
pertarungan jarak dekat, selain dipakai untuk menghindari
serangan musuh juga dapat digunakan untuk mencengkeram
lawan dikala pihak lawan berkelit.....
setiap kali hendak mewariskan kepandaian silatnya, Huan
Gi selalu mengajak bocah itu melatih diri ditengah hutan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bambu diatas bukit tersebut, sebab hutan bambu itu tumbuh
secara alami dan amat lebat untuk melatih ilmu silat semacam
ini memang merupakan suatu tempat yang ideal.
suatu hari Huan Gi sedang pergi kekota untuk membeli
kebutuhan sehari-hari, Huan Cu-im pun seorang diri berlatih
ilmu Yu sin ki na jiu hoat diatas bukit.
sementara dia masih berlatih menghindarkan diri diantara
pohon bambu yang lebat mendadak terdengar ada seseorang
mendehem sambil memuji dengan suara nyaring. " Engkoh
cilik, gerakanmu benar-benar lincah sekali"
Ketika mendengar ada orang berbicara tanpa terasa Huan
Cu-im menghentikan gerakan tubuhnya dan berpaling, ia
segera menyaksikan ada seorang pengemis yang berpakaian
compang camping dengan membawa sebuah tongkat pendek
sedang memandang kearahnya sambil tersenyum.
Huan cu im mengawasinya sekejap lain tidak menggubris
lagi, dia melanjutkan latihan dengan tekun.
Mendadak terdengar pengemis tua itu menghela napas dan
berkata lebih lanjut:
"Latihan tersebut mana membuang tenaga, setelah
dikuasaipun belum tentu bisa digunakan."
selesai berkata dia lantas membalikkan badan berlalu dari
tempat itu.
Meskipun Huan cu im baru berusia tiga belas tahun, tapi
dihari hari biasa dia selalu mwendengar pujian dari pengurus
rumah tangganya yang dibilang berbakat baik, dan bagaimana
setelah menguasai seratus delapan jurus ilmu Yu sin ki na jiu
hoat tersebut, meski ada empat lima orang lelaki kekarpun tak
akan mampu mendekati tubuhnya.
Maka tak heran kalau hatinya menjadi takpuas sesudah
mendengar perkataan itu, dengan cepat dia menyelinap keluar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan berteriak dengan keras: "Hei apa kau bilang tadi?"
Pengemis tua itu berpaling lalu tertawa,
"Lohu hanya bergurau saja, harap engkoh cilik jangan
menganggap sebagai sungguhan."
"Tidak" desak Huan cu-im lebih jauh "tadi kau bicara
dengan serius, kau mengatakan aku tak bisa menggunakan
ilmu tersebut meski sudah kulatih dengan tekun, bukankah
demikian?"
Pengemis tua itu manggut-manggut,
"Ya a, lohu memang berkata demikian, sebab tenaga yang
engkoh cilik gunakan hanya tenaga kasar, bukan tenaga
murni, bila sudah kau kuasai, paling banter hanya bisa dipakai
untuk bertarung melawan orang."
Huan cu im segera mendengus, meski hatinya agak
mendongkol, namun setelah menyaksikan pengemis itu
kehilangan sebuah kaki kanannya, sewaktu berjalan juga agak
terpincang-pincang, tanpa terasa dia mengulapkan tangannya
sambil berseru: "Pergilah kau, aku tak akan ribut-ribut lagi
denganmu."
Pengemis tua itu nampak tercengang, sekali lagi dia
mengawasi Huan cu-im lekat-lekat, kemudian diam-diam
mengangguk sambil membalikkan badan ia lantas berkata: "
Engkoh cilik, tampaknya kau sebetulnya ada niat untuk ribut
dengan lohu?"
"Benar, sebenarnya aku hendak mencoba kemampuanmu
setelah mendengar ucapanmu tadi, tapi berhubung kau adalah
orang cacad, maka aku tak baik untuk ribut denganmu."
"Mengapa tak baik ribut dengan orang cacad?"
"lbuku pernah berpesan bila bertemu orang cacad harus
membantunya, masa sekarang aku harus ribut denganmu?" ^
Pengemis tua itu segera tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak menjadi soal, tak ada salahnya bila engkoh cilik ingin
mencoba, kau akan segera membuktikan sendiri ilmu yang
kau latih tersebut bisa dipakai atau tidak." Huan cu im
menggelengkan kepalanya lagi.
"Tidak. aku tidak boleh mencoba lo koan keh pun sering
kali memperingatkan kepadaku berlatih silat untuk melindungi
diri, bukan untuk gagah-gagahan dan sok jagoan, apalagi
mencari gara-gara dengan orang lain-"
"sudah lohu katakan tidak mengapa ya tidak mengapa,
engkoh cilik begini saja, asal kau berhasil menangkap ujung
baju lohu, maka anggap saja kau memang hebat." Huan cu-im
merasa amat takpuas, segera pikirnya:
"sudah tujuh tahun aku melatih diri, masa untuk
menangkap ujung bajumu itupun tidak mampu?"
Karena merasa tak puas otomatis wajahnya menunjukkan
perasaan tidak percaya.
sambil tertawa pengemis tua itu berkata lagi:
"Mari, engkoh cilik, kau tak usah kuatir menarik robek
pakaianku ini, silahkansaja turun tangan."
Bagaimanapun juga Huan cu-im adalah seorang bocah, dia
lantas manggut-manggut. "Baik, kalau begitu aku akan segera
turun tangan."
Tangan kanannya diayunkan kedepan, langsung
mencengkeram atas bahu pengemis tua itu. "Kelewat lamban"
seru si pengemis tua tersebut, ia sama sekali tidak berkelit.
Huan cu-im menyaksikan jari tangannya segera akan
mampir diatas bahu pengemis tua itu, tapi pada saat itulah, si
pengemis yang sebenarnya berdiri dihadapan mukanya tadi
mendadak lenyap tak berbekas dalam tertegunnya cepatcepat
dia menghentikan gerakan serangannya lebih jauh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar pengemis tua itu berkata dari belakang
tubuhnya sambil tertawa.
" Engkoh cilik, bukankah kau telah melatih ilmu Yu sin ki na
jiu hoat? Mengapa tidak membalikkan badan sambil
melancarkan cengkeraman mautmu....?"
Mendengar ucapan mana Huan cu-im benar-benar
memutar tangan kanannya sementara tubuhnya ikut berputar
kencang mengikuti cengkeraman kearah belakang.
sesungguhnya gerakan ini paling sukar dipelajari, diapun
dilakukan dengan kecepatan yang bertambah.
Tapi menanti dia membalikkan tubuhnya, pengemis tua itu
sudah tidak nampak batang hidung lagi.
" Gerakan inipun terlalu lamban, bagaimana mungkin bisa
mencengkeram lohu?"
suara dari pengemis tua itu masih saja berkumandang
datang dari belakang tubuhnya.
Kali ini Huan cu-im bertindak lebih cerdik, tidak menanti
sampai lawannya selesai berbicara, dia sudah membalikkan
badan sambil melancarkan sebuah cengkeraman lagi.
sayang meski bocah itu cepat, orang tua tersebutjauh lebih
cepat lagi, bayangan tubuh dari pengemis tua itu belum
nampak juga. Akhirnya Huan cu-im menghentikan gerakannya
sembari berkata:
"Kalau kau bersembunyi terus dibelakang tubuhku,
bagaimana mungkin aku bisa menangkapmu? " Pengemis tua
itu segera tertawa,
"Waaaah, nampaknya engkoh cilik belum juga mau takluk"
Huan cu-im hanya merasakan pandangan matanya kabur
dan tahu-tahu pengemis itu sudah muncul kembali
dihadapannya dan memandang kearahnya sambil
tersenyum......
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lotiang, cepat amat gerakan tubuhmu"
Mendadak dia turun tangan mencengkeram kearah urat
nadi pada pergelangan tangan kiri pengemis tua itu.
Tidak melihat bagaimana pengemis tua itu bergerak. tahutahu
dia hanya merasakan cengkeramannya mengenai sasaran
kosong.
Menanti dia dapat melihat jelas kembali, pengemis tua itu
masih tetap berdiri diposisi semula.
Kenyataan ini membuat hatinya tak percaya, tiba-tiba saja
tangan kirinya bergerak sambil mencengkeram lagi siku lawan.
Kali ini dia dapat melihat dengan jelas, pengemis tua itu
memang tidak berkelit, namun cengkeramannya lagi lagi
mengenai sasaran kosong seakan akan tubuh si pengemis tua
itu tidak berujud...
Kejut dan keheranan segera menghiasi wajah Huan cu-im
dia tidak menyerang lagi karena dia tahu, sekalipun ia
menyerang sampai tua juga percuma.
sambil tertawa pengemis tua itu segera meluruskan tangan
kanannya kedepan kemudian katanya:
"Engkoh cilik, mari kita mencoba dengan cara lain, mari kau
boleh mencengkeram urat nadi lohu kuat kuat, coba akan
kulihat apakah kau mampu mencengkeramku?"
Ia membiarkan lengannya dicengkeram orang, mungkinkah
dia tak mampu untuk mencengkeram tangan lawan?
Tentu saja Huan cu-im tidak percaya, sambil berpaling dia
bertanya:
"Lotiang, kau suruh aku mencengkeram tanganmu kuatkuat,
apakah kau hendak meronta dan melepaskan diri dari
cengkeramanku?" Pengemis itu tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Engkoh cilik, cengkeramlah lebih dulu, kau akan segera
mengetahui apa yang bakal terjadi, lohu tidak perlu meronta."
"Tidak perlu meronta?" Huan cu-im merasa keheranan dan
ingin tahu, maka diapun manggut-manggut tanda setuju.
"Baik" serunya.
Dengan kelima jari tangannya direntangkan lebar-lebar, dia
cengkeram urat nadi pengemis tua tersebut.
Pengemis tua itu memandang kearahnya sambil tertawa,
lalu katanya: " Engkoh cilik, kau harus memegangnya kecangkencang"
Tentu saja Huan cu-im mencengkeram erat-erat, dia telah
mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya untuk
mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan lawan.
siapa tahu, pada saat itulah mendadak pergelangan tangan
pengemis tua itu bergetar keras mengikuti getaran tersebut,
terasa ada segulung tenaga tanpa wujud yang mengembang
keatas.
seketika itu juga kelima jari tangan Huan cu-im tak mampu
mengerahkan tenaganya lagi untuk mencengkeram.
Bukan begitu saja, bahkan kelima jari tangannya pun kena
dipentalkan oleh suatu kekuatan tanpa wujud sehingga
membuat telapak tangannya terpental setinggi beberapa inci.
sekarang Huan cu-im baru terperanjat, teriaknya cepat:
"Lotiang, kau bisa ilmu sihir?"
"HaaaHh..... haaaHh...... haaaHh...... ini mah bukan ilmu
sihir" seru pengemis tua itu sambi tertawa terbahak bahak.
"tentunya engkoh cilik masih teringat dengan perkataan lohu
bukan? oleh sebab tenaga yang digunakan engkoh cilik
hanyalah kekuatan kasar, bukan kekuatan murni, maka
asalkan lohu mengeluarkan tenaga murni, serta merta
tanganmu pun akan tergetar lepas."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekarang Huan cu-im baru merasa benar-benar takluk,
buru-buru dia menjatuhkan diri berlutut sembari berseru:
"Supaya lotiang adalah seorang jago lihay, aku seringkali
mendengar lo koan keh bilang katanya dia hanya bisa
menempa dasar silatku saja, bila ingin mempelajari dari ilmu
silat yang baik harus mengangkat guru pandai, ilmu silat yang
lotiang miliki sangat lihay, aku bersedia untuk mengangkat
dirimu menjadi guruku."
"Bagus, bagus sekali......" pengemis tua itu segera
membangunkan sang bocah dan memandang dengan penuh
kasih sayang " engkoh cilik memang memiliki bakat yang amat
bagus, dasar silat yang kau miliki juga baik, tentu saja lohu
bergembira bisa menerimamu menjadi murid tapi bukan
sekarang, kini lo koan keh hampir kembali, kaupun boleh
pulang ke rumah."
"Jadi lotiang keberatan menerimaku sebagai muridmu?"
tanya Huan cu-im kecewa.
"Lohu telah berjanji akan menerimamu sebagai muridku,
tentu saja aku akan menerimamu, cuma lohu tak mau
diketahui orang, sekembalinya kerumah nantipun kau tak usah
memberitahukan hal ini kepada ibumu dan lo koan keh bila
malam sudah tiba dan kentongan sudah lewat, datanglah
seorang diri kemari, lohu akan menunggumu disini."
"Mengangkat guru adalah suatu kejadian yang terbuka dan
tidak melanggar tata kesopanan, mengapa tak boleh
memberitakan kepada ibuku dan lo koan keh?"
"Aaaaai, kau masih kecil dan tidak mengetahui liciknya
orang persilatan, betul seperti ucapanmu tadi, lohu
menerimamu sebagai murid dan kau mengangkatku sebagai
guru adalah pekerjaan yang baik dan tidak melanggar
peraturan dunia persilatan, tapi dengan demikian orang lain
pasti akan mengetahui akan hal ini. oleh sebab itu kau harus
merahasiakan kejadian ini kepada orang rumah, kalau pagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kau mesti tetap berbuat seperti sekarang belajar silat dari Lo
koan keh, jangan terlalu menyolok kalau berlatih."
"Mengapa harus begitu?" desak Huan cu-im.
"sebab lohu sedang menghindari seorang musuh besarku.
Itulah sebabnya aku baru muncul disini, bila ada orang tahu
kalau lohu berada disini, pasti mereka akan datang mencariku,
itulah sebabnya kau harus menutup mulut rapat-rapat dan
tidak membicarakan persoalan ini dengan siapapun."
Mendengar ucapan itu Huan cu-im segera manggutmanggut.
"Aku tahu, aku tak akan berbicara."
"Baik, sekarang kau boleh pulang dulu, tapi ingat,
kentongan pertama malam nanti jangan lupa datang kemari
lagi." Huan cu-im manggut- manggut.
"Aku akan mengingatnya selalu suhu, nah aku pergi dulu"
Dengan gembira ia segera turun gunung dan berlalu dari situ.
Memandang bayangan punggung yang menjauh, pengemis
tua itu manggut manggut.
"Ehm, anak pintar memang bisa dididik"
Dia mengambil sebutir batu lalu disentilkan kedalam hutan.
Disisi hutan bambu sana tampak seseorang sedang tertidur
melingkar dalam semak belukar, tiba-tiba ia berkelejit dan
berseru tertahan, kemudian sambil menggosok matanya dan
menggelengkan kepalanya berulang kali dia berkata:
"sialan, mengapa aku bisa tertidur disini? sepagian molor
terus, sepikul kayu bakarpun tidak berhasil kuperoleh?"
orang ini berdandan tukang penebang kayu, usianya antara
empatpuluh tahunan, berwajah kurus dan hitam terkena
matahari, dia tak lain adalah ouw Lo si, tetangga keluarga
Huan- sudah enam tujuh tahunan lamanya dia pindah
kedusun Kim gou cun, masih bujangan dan penghidupannya
dengan mencari kayu bakar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setiap hari, bila Huan cu-im mengikuti Lo koan keh naik
gunung berlatih ilmu, dia pun membawa pikiran dan beberapa
utas tali untuk menebang kayu.
Hari ini entah mengapa ia bisa tertidur didalam rumput,
sekarang terpaksa harus pulang dengan tubuh lemas.
Kentongan pertama baru lewat, diam diam seorang diri
Huan cu-im naik keatas bukit.
Pengemis tua itu datang duluan dan sedang duduk diatas
batu besar, sambil mengelus jenggot, katanya sambil
tersenyum: "Engkoh cilik, kau sudah datang?"
"Benar" sahut Huan Cu-im.
Dia berjalan kedepan pengemis tua itu kemudian
menjatuhkan diri berlutut, katanya: "Suhu diatas, tecu Huan
Cu-im memberi hormat untukmu."
selesai berkata dia lantas menjalankan penghormatan besar
sebanyak delapan kali. "Bagus Bagus Bangunlah muridku"
kata pengemis tua itu kemudian. sementara diantara kelopak
matanya tampak air mata mengembang.
Huan Cu-im tampak bangkit berdiri sambil memandang
kearah pengemis tua, kembali ujarnya:
"Suhu, sekarang tecu telah mengangkatmu sebagai guru,
tapi tecu belum tahu siapakah kau orang tua?"
Pengemis tua itu manggut- manggut.
"Pertanyaanmu memang benar, setelah mengangkat guru
memang sepantasnya mengetahui siapakah gurunya, suhumu
she Ci, berhubung sepanjang tahun membawa sebuah tongkat
pendek. maka aku bernama Ci It koay (Ci si tongkat)."
"Tapi ada pula yang memanggilku ci It koay (Ci si manusia
aneh) karena watakku memang aneh sekali, aku merasa
kedua nama ini memang cocok sekali, terutama Ci It Koay (Ci
si manusia aneh) rasanya enak kedengarannya daripada Ci si
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tongkat maka akupun menyebutku sebagai Ci It koay ( Ci
simanusia aneh), cuma...... meskipun nama ini sudah ku
beritahukan kepadamu, kau tak boleh menyinggungnya
dihadapan orang lain, ingat?"
"Tecu akan mengingatnya selalu."
"Bagus sekali, sekarang waktunya sudah tak banyak lagi
muridku kau duduklah, aku akan segera mengajarkan teori Ko
koatnya kepadamu..." Huan Cu-im menurut dan dudukkemudian
bertanya: "suhu, aku hendak mempelajari apa
darimu?" Mendengar pertanyaan itu ci It koay segera tertawa:
"Muridku, kau sudah belajar ilmu pukulan selama banyak
tahun dengan si pengurus rumah tangga tua, cuma selama ini
belum pernah bersemedi. Maka aku akan mengajarkan Ko
koat tentang ilmu mengatur napas."
"Lo koan kek juga mengajarkan ilmu Tay lok eng jiau kang
kepada tecu, apakah ilmu tersebut bukan semacam ilmu?"
"Tay lek eng jiau kang merupakan suatu ilmu tenaga luar,
sedangkan ilmu yang kuajarkan sekarang adalah ilmu tenaga
dalam. Kau harus tahu orang pernah bilang ilmu mengatur
napas melatih tenaga, ilmu luar melatih otot."
"oleh sebab itu latihan kungfu yang kau pelajari selama ini
merupakan aliran keras yang bersifat melatih otot sebaliknya
lweekang melatih tenaga murni, dengan tenaga murni yang
lembut, kita bisa mengatasi ilmu luar yang keras."
"Mulai sekarang, saban pagi hari kau masih tetap mengikuti
lo koan keh belajar ilmu, sedang malampun kau tak perlu
saban hari datang kemari. setelah suhu mengajarkan ko
koatnya nanti, saban malam kau harus bersemedi untuk
mengatur napas, bilamana pergi aku akan muncul untuk
memberi petunjuk kepadamu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia lantas mengajarkan bagaimana caranya bersila,
bagaimana caranya berkonsentrasi, menghilangkan pikiran
dan bagaimana caranya mengatur napas......
Menanti Huan cu-im telah memahami semua dia baru
berkata sambil manggut manggut. "Bagus, malam ini
pelajaran hanya sampai disini, sekarang kau boleh pulang."
Hua Cu-im masih ingin mengucapkan sesuatu lagi, siapa
tahu ketika ia mendongakkan kepalanya gurunya yang jelas
masih duduk dihadapannyaitu dalam waktu singkat telah
lenyap tak berbekas.
sekarang dia semakin yakin kalau gurunya adalah seorang
tokoh silat yang berilmu tinggi, maka sambil menjura keudara
dia berseru "Tecu akan pergi dulu"
Dengan penuh kegembiraan, dia berangkat turun gunung.
Kembali ke rumah, diam-diam dia memanjat tembok peka
rangan dan menyelundup masuk kedalam ruangan, lalu
melepaskan pakaian dan naik kepembaringan untuk bersila,
dengan mengikuti ko-koat ajaran gurunya, ia mulai mencoba
untuk mengatur napas.
siapa tahu, meski sudah berlangsung sekian lama, namun
pikirannya masih tetap kalut, napasnya berat dan belum juga
bisa tenang.
Pada saat inilah, disisi telinganya berkumandang suara
bisikan yang amat lirih sekali seperti suara nyamuk:
"Muridku, napas yang ditarik dan napas yang dibuang harus
dilakukan secara teratur, bila tarik napas maka masukkan
udara kedalam perut, kemudian ditelan. pikiran harus tenang
sebelum napas bisa teratur, dengan begitu semedi baru bisa
berlangsung secara sempurna."
Jelas suara itu berasal dari gurunya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan cu-im tahu kalau suhunya berada diluarjendela sambil
memberi petunjuk kepadanya, maka ia tak berani berayal lagi,
dengan mengikuti petunjuk dari gurunya itu, ia mengosongkan
pikiran dan pelan-pelan mengatur napas.
Entah berapa lama sudah ia berbuat demikian, lambat laun
pikirannya menjadi kosong dan berada dalam keadaan lupa
diri, menanti sadar kembali fajar telah menyingsing.
Ia benar-benar merasa terkejut bercampur keheranan,
ternyata ia sudah duduk semalaman tanpa tidur, namun
tubuhnya masih tetap segar, jauh lebih segar daripada tidur
semalaman suntuk.
Semenjak saat itulah tiap malam Huan cu-im selalu duduk
bersila mengatur napas, gurunya juga setiap malam seperti
muncul disamping memberi petunjuk. Ada kalanya disaat dia
melakukan kesalahan, meski gurunya berada diluar jendela
namun seakan akan menyaksikan dengan mata kepala sendiri
saja, dengan cepat ia memberi petunjuk.
Tiga bula kemudian, Huan cu-im merasakan ketajaman
mata maupun pendengarannya sud jauh lebih maju daripada
dulu, gerakan langkahnya lebih gesit dan cekatan, apalagi
kalau digunakan untuk melatih ilmu Yu sin ki na jiu dan Tay
lek eng jiau kang ajaran lo koan keh tersebut semuanya bisa
dilakukan dengan lebih leluasa.
Huan Gi tidak tahu kalau bocah itu memperoleh petunjuk
dari guru lain dan secara diam-diam melatih tenaga dalam, dia
menganggap keberhasilan yang dicapai Huan cu-im itu
merupakan hasil latihannya yang tekun sudah barang tentu
hanya menjadi girang setengah mati.
Tiga bulan kemudian, cu It koay mulai mengajarkan
serangkaian ilmu pedang yang dimainkan dengan jari tangan
serta delapan gerakan ilmu pukulan sian sin hoat ciang, ilmu
pukulan ini diharuskan berlatih dengan mengkombinasikan
ilmu Yu sin ki na jiu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiga tahun lewat dengan cepat, siang malam Huan cu-im
melatih diri dengan tekun, boleh dibilang semua ilmu silat
ajaran gurunya dan lo koan keh telah dilatihnya hingga hapal
diluar kepala, semuanya dilakukan dengan matang dan
sempurna.
oooooo0dw0oooooo
Malam itu ketika kentongan pertama baru lewat, secara
diam-diam Huan cu-im ngeloyor pergi dari rumahnya dan
berkunjung kembali keatas bukit kecil itu.
Inilah perjalanan yang ditempuh setiap hari, bila malam
tiba dia tentu naik keatas gunung untuk berlatih silat, ada
kalanya gurunya tidak datang, maka diapun berlatih seorang
diri disana.
Ada kalanya secara beruntun sampai beberapa hari tidak
nampak gurunya muncul, maka dia pun berlatih sendiri, bila
selesai latihan, diapun pulang sendiri kerumah. Hal ini sudah
merupakan suatu kebiasaan baginya.
Padahal semenjak Cu It Koay menerima muridnya ini, tidak
seharipun ia meninggalkan sisinya, hanya saja Huan cu-im
tidak mengetahui akan hal ini.
Karena dia tidak melihat gurunya menampakkan diri, maka
dikiranya gurunya tidak datang.
Malam ini, dia datang lebih awal, tapi sewaktu naik keatas
bukit, dijumpai suhunya sudah duduk diatas batu besar, buruburu
dia maju memberi hormat sambil berseru: "Suhu"
Ci It- koay memandang kearahnya lalu manggut- manggut,
ujarnya dengan lembut:
"Muridku, kau datang lebih awal, ehmmm, duduklah, suhu
ada persoalan hendak dibicarakan denganmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu-im merasa agak keheranan, cepat-cepat
tanyanya: "suhu, apakah malam ini tecu tak usah berlatih
lagi?"
"Kau telah melatih semua ilmumu, asal dikemudian hari
mau berlatih lebih tekun, kemajuan yang pesat pasti akan
tercapai. Malam ini kau tak usah berlatih lagi, duduklah suhu
ada persoalan yang hendak dibicarakan denganmu."
Huan cu-im adalah seorang bocah yang pintar, dari nada
pembicaraan gurunya, dia sudah mendengar kalau gurunya
ada persoalan penting yang hendak dibicarakan dengannya
malam ini.
setelah memandang gurunya sekejap. diapun duduk
disisinya sembari bertanya, "Suhu, kau orang tua ada urusan?"
"Benar" ci It Koay manggut manggut sambil tertawa, "kau
sudah tiga tahun berlatih silat denganku, segenap kemampuan
yang kumiliki juga telah kuajarkan semua kepadamu, meski
usiamu masih kecil, kesempurnaanmu belum cukup tapi ilmu
silat kita selalu dianggap sebagai ilmu silat lurus. Kungfu
berarti ilmu yang harus dilatih dengan sungguh sungguh. satu
bagian kau berlatih, satu bagian pula hasil yang kau raih, bila
kau berlatih sepuluh bagian, maka sepuluh bagian pula
hasilmu."
"Tentu saja soal waktu dan pengalaman juga merupakan
modal besar yang penting, hal itu pun tak bisa dicapai dalam
sekejap mata namun kesemuanya ini harus dilatih dan dicari
olehmu sendiri, suhu tak mampu untuk memberikan hal
semacam ini kepadamu."
"Suhu, apa yang kau katakan telah tecu pahami serius."
"Asal sudah paham, hal ini lebih baik lagi" setelah tertawa
Ci It Koay berkata lebih jauh, "maksud suhu, gara-gara harus
mendidikmu, suhu telah berdiam selama tiga tahun disini. Kini
segenap kepandaian silat yang kumiliki juga telah ku wariskan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepadamu."
Huan Cu-im sudah dapat mendengar nada pembicaraan
dari gurunya ini maka sebelum gurunya berkata lebih lanjut
dia berseru dengan nada terkejut. "suhu, kau orang tua
hendak pergi?"
sambil tersenyum Ci It koay manggut2.
"sebenarnya aku masih ada satu persoalan yang harus
diselesaikan tapi demi kau, aku sudah menundanya hingga
kini, sekarang aku harus melakukan perjalanan jauh."
Mengetahui kalau gurunya akan pergi, Huan cu im segera
menjatuhkan diri berlutut, serunya dengan air mata
mengembang dalam kelopak matanya.
"suhu kau orang tua hendak kemana? Besok tecu akan
melapor kepada ibuku, bagaimana bila tecu mengikuti kau
orang tua?"
Ci It Koay segera membelai kepalanya dengan penuh kasih
sayang, bagaikan seorang ayah menyayangi anaknya lalu
ujarnya sambil tertawa ramah:
"Muridku, bangunlah tempat yang hendak ku kunjungi
terletak jauh, jauh sekali dari sini. Kau mana boleh mengikuti
diriku?"
Huan cu-im menyela air matanya dan bangkit, kemudian
sambil duduk kembali disisi gurunya dia bertanya:
"suhu sampai kapan kau baru akan beli kemari?"
"Tentu saja aku akan balik kemari. Hanya belum kuketahui
kapan waktunya."
" Lantas?"
Ci It Koay menggoyangkan tangannya berulang kali, tidak
sampai dia meneruskan kata katanya, dia telah menukas:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"sebelum aku pergi jauh, ada beberapa persoalan harus
kau perhatikan dengan seksama."
"Baik"
setelah mengelus jenggotnya, pelan-pelan Ci lo Koay
berkata:
"Pertama, ilmu Hwee sin ciang ajaran suhu harus kau
kombinasikan didalam seratus delapan ilmu Yu sin ki na jiu
dari aliran Eng jiau kang, hal ini agar kau bisa
menggunakannya lebih lincah dan hidup.
Tapi kedelapan jurus serangan itu merupakan jurus sakti
penolong hasil ciptaanku sendiri, bila digunakan pasti akan
melukai orang jika apabila keadaan tidak sangat mendesak.
kau tidak boleh mempergunakannya secara sembarangan,
sekalipun dengan orang yang paling dekat hubungannya
dengan diripun, kepandaian ini tak boleh dibocorkan.
Mengerti?"
"Akan tecu ingat sekali."
"Kedua, walaupun tahun ini, tapi dengan kepandaian silat
yang kau miliki, kecuali kesempurnaannya yang masih kurang,
asal bertemu dengan seorang jago silat kelas satu, rasanya
masih lebih dari cukup untuk menghadapinya, cita cita dari
seorang lelaki berada d it empat samudra, maka kau harus
pergi untuk melatih diri."
Huan cu-im segera berhasil menangkap kesempatan yang
baik dan tentu saja dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan
tersebut dengan begitu saja. Tidak sampai gurunya selesai
berbicara, dengan wajah berseri, cepat cepat dia berseru:
"Suhu, itulah sebabnya tecu ingin mengikuti kau orang tua
saja"
"Aku bukan bermaksud demikian."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak ada salahnya bila aku berterus terang kepadamu"
tukas Ci It Koay lagi, "dulu aku dan ayahmu adalah sahabat
karib."
Menyinggung soal ayahnya, tanpa terasa perasaan halus
Huan cu-im tersentuh kembali.
Sejak kecil kesannya terhadap ayahnya sangat kagum, dia
mendengar dari ibu dan lo koan keh bahwa ayahnya sedang
pergi, tetapi selama banyak tahun ini ayahnya belum pernah
kembali kerumah.
Dia amat rindu kepada ayahnya, sangat berharap pada
suatu hari ayahnya bisa balik kembali pulang.
Maka dengan membelalakkan matanya lebar-lebar, dia
lantas bertanya dengan keheranan:
"suhu, rupanya kau orang tua adalah sobat ayahku,
tahukah kau, ayahku kini berada dimana?"
sepasang mata ci ft koay agak basah, dengan cepat dia
menggelengkan kepalanya berkali kali.
"Entahlah aku sudah berpisah selama sepuluh tahun lebih
dengannya." Huan Cu-im menjadi amat kecewa.
"Aaaaaaai entah kemana perginya ayahku? selama banyak
tahun, dia takpernah pulang untuk menengok kami."
"Tatkala kau berusia enam tahun, ayahmu telah pergi
meninggalkan rumah karena suatu persoalan bila dihitung
hingga sekarang, paling tidak sudah sepuluh tahun lebih."
Tidak menunggu sampai Huan cu-im membuka suara, dia
menyambung lebih jauh.
"Oleh sebab itu, maksudku usiamu sekarang tidak bisa
dianggap kecil lagi kau sudah seharusnya pergi ke dunia
persilatan untuk mencari pengalaman sekalian mencari berita
tentang ayahmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Ucapan suhu memang benar, aku.... aku harus pergi
mencari ayahku" kata Huan cu-im sambil menangis.
"Ayahmu mempunyai seorang kakak angkat yang bernama
Huan im hong, orang-orang menyebutnya sebagai Hway Lam
tayhiap. dia mempunyai hubungan saudara angkat dengan
ayahmu dan berdiam ditelaga Ang ci oh."
"Tak ada salahnya kau minta ijin dulu kepada ibumu
kemudian pergi mencarinya, nama besar Hoe tayhiap dalam
dunia persilatan amat termashur, pergaulannya juga luas,
siapa tahu kalau dia mengetahui kabar berita tentang
ayahmu?" Huan cu-im menjadi kegirangan-
"Ya a, dari ibupun aku pernah mendengar tentang empek
Hway, konon dia pernah berkunjung kerumahku dulu, kini
sudah banyak tahun tak pernah berkirim surat."
"Hway Lam tayhiap seorang yang suka membantu kaum
lemah dan luas pergaulannya terhadap usahamu untuk
mencari jejak ayahmu. sudah pasti akan memberikan bantuan
yang amat besar, bila kau pergi mencarinya, aku rasa ibumu
pasti akan berlega hati."
"Apakah suhu pun kenal dengan empek Hee?" ci ft koay
segera menggeleng,
"Aku tidak begitu kenal dengannya, ooya.... bila bertemu
dengannya kaupun tak usah menyinggung soal gurumu.
Katakan saja kalau ilmu silatmu itu berasal dari Lo koan keh."
"Tecu mengerti"
Ci It koay segera manggut manggut.
"Baiklah, muridku sejak kini kau harus baik baik untuk
menjaga diri......."
Tergerak hati Huan cu-im setelah mendengar ucapan itu,
dia mendongakkan kepalanya lalu bertanya
"Suhu, kau hendak pergi?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika mengucapkan perkataan itu, wajahnya menampilkan
perasaan berat hati untuk berpisah.
ci It Koay segera tertawa terbahak bahak.
"HaaaHh... haaaHh... haaaHh... aku memang akan pergi.
Apa yang telah kubicarakan dengan mu pada malam ini harap
kau sudi mengingatnya selalu di dalam hati."
"Tecu pasti akan mengingatnya selalu" kata Huan cu-im
dengan air mata bercucuran.
"Bagus, sekarang kau boleh pergi"
sekali lagi Huan cu-im menjatuhkan diri berlutut diatas
tanah, kemudian katanya:
"setelah berpisah pada malam ini, entah sampai kapan tecu
baru bisa bersua lagi dengan suhu?" ci It Koay tertawa.
" Walaupun aku hendak pergi jauh, tak lama kemudian juga
akan kembali, setiap saat kita bisa bersua kembali d idalam
dunia persilatan"
"Kau orang tua harus menetapkan waktunya."
"Dalam perjalanan ku saat ini, sulit bagiku untuk
menetapkan waktunya, tapi setelah kembali kemari, pasti akan
kucari dirimu. Nah... waktu sudah tidak pagi, muridku, kau
boleh culang sekarang."
sekali lagi Huan cu-im menyembah beberapa kali sebelum
berdiri, katanya sambil menyeka air mata:
"Suhu, kalau begitu tecu akan pulang dulu."
Meskipun dimulut dia bilang hendak pulang namun
sekarang kakinya sama sekali tidak bergerak. sepasang
matanya hanya mengawasi wajah gurunya dengan perasaan
berat. sambil tersenyum Ci It Koay berkata:
"Bocah bodoh, perpisahan kita sekarang hanya perpisahan
untuk sementara, aku akan segera kembali lagi kemari. Kini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
usiamu juga tidak kecil, sebagai seorang lelaki sejati, seorang
jantan, masa sikapmu seperti anak anak saja? Cepatlah
pulang, aku harus berangkat pula dari sini......"
Pelan-pelan dia berjalan menuruni bukit, tapi baru
beberapa langkah, dia tak tahan menengok kembali
kebelakang, Tapi waktu itu bayangan gurunya sudah tak
nampak lagi.
Fajar telah menyingsing, Huan tay-nio sudah bangun dan
sedang memberi makan ayam dihalaman belakang.
Huan Gi juga sudah bangun dia dengan menyapu
pekarangan luar.
semalam sekembalinya kerumah, Huan cu-im memikirkan
terus ancaman dari gurunya, hampir semalaman suntuk tak
dapat tidur. Ayah telah pergi, hingga kini sudah hampir
sepuluh tahun lebih. sepuluh tahun tak pernah kembali,
sepuluh tahun tiada kabar beritanya.......
Ucapan dari suhunya memang benar, sebagai seorang
lelaki yang berusia tidak muda lagi, sudah seharusnya dia
mengembara ke dalam dunia persilatan untuk mencari
ayahnya, walaupun harus sampai keujung langitpun,jejak
ayahnya harus ditemukan.
Maka setelah fajar menyingsing, buru-buru dia
membersihkan muka dan menuju ke halaman depan untuk
mencari ibunya. "Ibu......."
Huan Tay-nio memandang sekejap kearah putranya dengan
penuh kasih sayang, lalu katanya sambil tersenyum.
"Nak, kau tidak berlatih ilmu didepan sana? Ada urusan apa
mencariku......?"
Huan cu-im manggut- manggut.
"Ibu, ananda ada satu persoalan yang hendak dirundingkan
dengan ibu....."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ooooh, kalau begitu kita kembali kedalam......"
Huan Cu-im mengikuti dibelakang ibunya berjalan masuk
kedalam ruangan, setelah duduk. Huan Tay-nio bertanya:
"Nak, ada urusan apa yang hendak dirundingkan?
sekarang, kau boleh membicarakannya."
"Ibu, ananda hendak pergi mencari ayah" kata Huan cu-im
setelah termenung sejenak.
Huan Tay-nio merasa terperanjat sekali sehabis mendengar
perkataan itu, sambil memandang putranya dia berseru:
"Mengapa kau mempunyai ingatan untuk pergi mencari
ayahmu?"
Huan cu-im segera menjatuhkan diri berlutut didepan
ibunya, lalu dengan air mata bercucuran katanya:
"Ibu, semalam ananda telah berpikir semalaman sejak ayah
pergi sampai sekarang sudah sepuluh tahun lebih, selama
sepuluh tahunpun ayah tak pernah kembali kesini, sedikit
beritapun tentangnya tiada."
"Dulu ananda masih kecil, tetapi sekarang ananda sudah
dewasa, maka ananda hendak pergi mencari ayah dan ibu.
Kabulkanlah permintaan ananda ini......"
Menyinggung kembali soal suaminya, Huan Tay-nio merasa
amat pedih sampai airmatanya jatuh bercucuran, sambil
memeluk kepala putranya dia berkata:
"Anakku, bila kau mempunyai rasa bakti semacam itu, ibu
merasa amat gembira, cuma usiamu masih amat kecil."
Huan cu-im mendongakkan kepalanya, lalu katanya dengan
cepat:
"Ibu, tahun ini ananda sudah berusia enam belas tahun
padahal ananda sudah sepuluh tahun belajar silat, kalau
hanya busu saja dalam dunia persilatan, mereka sudah bukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tandingan ananda lagi, ananda sekarang masih mampu untuk
melindungi diri sendiri, ibu, kabulkanlah permintaan ananda
ini."
"Nak, bangunlah" ujar Huan Tay-nio sambil menyeka air
mata.
Dengan girang Huan Cu-im melompat bangun serunya
dengan amat gembira:
"Ibu, jadi kau telah setuju?"
"Kapan ibu bilang sudah setuju?"
"Ibu, bukankah kau suruh ananda bangun?"
"Bukankah kau bilang ada urusan hendak dirundingkan
dengan ibu? Berunding berarti mencari penyesuaian pendapat
antara kau dan aku, masa belum lagi dibicarakan, ibu lantas
menyetujuinya? "
"Ibu, kau hendak mencari penyesuaian pendapat apa lagi?"
"Duduklah dulu nak. ibu hendak bertanya dulu kepadamu."
Huan cu-im menurut dan segera duduk didepan ibunya,
kemudian katanya:
"ibu, kau ingin bertanya soal apa?"
"Kau masih kecil, hendak kemanakah kau akan mencari
ayahmu?"
"Ananda telah teringat akan seseorang."
"Siapa?"
"Empek Hee, empek Hee yang disebut orang sebagai Hway
lam tayhiap."
"Bagaimana ceritanya kau bisa teringat dengan empek
Hee?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ananda pikir, kalau toh empek Hee disebut orang sebagai
Hway lam tayhiap. berarti hubungannya pasti luas, dia pasti
akan mengetahui kabar berita tentang ayah."
Diam-diam Huan Tay-nio mengangguk. katanya kemudian:
" Tapi sudah cukup lama kita tak pernah saling berhubungan
dengan empek Hee"
"Menurut apa yang ananda ketahui, empek Hee dengan
ayah mempunyai hubungan sebagai saudara angkat sekalipun
sudah banyak tahun tak pernah surat-suratan namun
hubungan itu toh ada. Ananda pikir ada baiknya untuk
mencari berita tentang ayah, dia pasti akan membantuku
untuk menemukan ayah."
Mendadak Huan Tay-nio seperti teringat akan sesuatu, ia
merasa perkataan semacam itu tidak mirip dengan ucapan
seorang bocah, maka sambil menatapnya lekat-lekat dia
bertanya: "Nak, apakah lo koan keh yang mengajarkan katakata
tersebut kepadamu?"
Huan cu im menjadi tertegun, belum sempat dia
mengucapkan sesuatu, terdengar Huan Gi si Lo koan keh
sudah menimbrung:
"Tay-nio, soal apa yang budah tua ajarkan kepadanya?"
sambil berseru dia berjalan mendekat.
"Im ji bilang hendak pergi mencari ayahnya."
Mendengar ucapan tersebut, Huan Gi segera
membusungkan dada dan memandang ke arah Huan cu-im,
kemudian katanya sambil tersenyum:
"Bagus sekali budak tua tidak pernah membicarakan soal
ini, Tapi dihati memang selalu memikirkan, toaya sudah
banyak tahun meninggalkan rumah. selama ini diapun tidak
ada kabar beritanya, sekarang siauya sudah besar, memang
sudah sepantasnya kalau dia meninggalkan rumah untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengembara, sekalian mencari berita tentang toaya didalam
dunia persilatan-"
"Lo koan keh memang benar, toaya sudah sepuluh tahun
meninggalkan rumah dan dia memang pantas untuk mencari
beritanya dalam dunia persilatan, tapi usia imji masih kecil."
"ibu, ananda sudah tidak kecil, apalagi sudah belajar ilmu
selama sepuluh tahun" buru-buru Huan cu-im berseru, "ibu
coba kau lihat kepandaian ananda ini lemah atau tidak?"
Ketika dia menyaksikan di tepi pintu terdapat sebuah
palang pintu diambilnya palang pintu tersebut, kemudian
dengan jari tengah dan jari telunjuk tangan kirinya dia
menyodok kayu tadi hingga tembus.
Padahal palang kayu itu terbuat dari kayu yang sangat
keras, maklum palang kayu pada saat itu merupakan kekuatan
utama untuk menahan pintu, maka tebalnyapun mencapai
enam inci.
Tapi kenyataannya, hanya sekali ayunan tangan saja kedua
jari tangannya telah tembusi kayu tersebut.
Kepandaian semacam ini, mungkin Huan Gi sendiripun tak
mampu untuk melaksanakannya.
Huan Gi segera membelalakan matanya lebar-lebar dan
memandangnya tanpa berkedip. selang beberapa saat
kemudian dia baru berkata: "Siauya, siapa yang mengajarkan
ilmu tersebut kepadamu?"
Meski usianya sudah lanjut, bukan berarti matanya sudah
melamur dan gampang dikelabui.
"Ilmu tersebut merupakan hasil latihanku sendiri, saban
hari, bila aku sedang berlatih Eng jiu ki na jiu didalam hutan
bambu, aku selalu melatihnya dengan sungguh sungguh,
kadang kala akupun berlatih untuk menjojoh dengan jari
tanganku karena cara ini lebih kuat dan bertenaga penuh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oleh karena itu, setiap hari ku latih kedua juri tanganku ini
untuk menusuk batu cadas. Kemaren, sewaktu kugunakan
tenaga, ternyata batu cadas itu muncul sebuah lubang kecil.
Itulah sebabnya sengaja kudemonstrasikan dihadapan ibu
pada hari ini"
Cerita ini tentu saja hanya cerita karangan yang disusun
olehnya untuk menghadapi keadaan tersebut.
Mendadak Huan Gi menundukkan kepalanya dan berkata
dengan lirih: "Aaaaaai, sayang sekali "
"Lo koan keh, apanya yang sayang ?" tanya Huan Tay-nio
dengan cepat.
Dengan wajah sedih Huan GI berkata:
"sauya berbakat bagus dan merupakan seseorang yang
amat cocok untuk berlatih ilmu, sayang dia tidak pernah
memperoleh petunjuk dari guru pandai, kalau hanya
mengandalkan ilmu silat kucing kaki tiga ajaran budak tua
mah..... benar benar sudah memendam bakat alam"
Kemudian setelah termenung sebentar, dia berkata lebih
jauh:
"Budak tua sangat setuju, bila sauya hendak pergi mencari
toaya. Bukan saja dapat mencari pengalaman diluar, bahkan
bisa pula mencari guru kenamaan dengan begitu bakat alam
sauya menjadi tidak terpendam terus disini."
"Imji bilang, dia akan mencari empek Hee nya"
"Apakah sauya maksudkan Hway lam tayhiap Hee toaya ?"
Huan Tay-nio manggut manggut.
"Benar"
Tiba-tiba mencorong sinar tajam dari balik sinar mata Huan
Gi, wajahnya pun menunjukkan rasa gembira seakan-akan dia
teringat akan sesuatu yang menggembirakan hatinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan cepat dia mengangguk berulang kali, lalu katanya:
"Dahulu, Hee toaya angkat nama bersama-sama loya.
Mereka berdua pun terikat hubungan sebagai saudara angkat,
apalagi dulupun pernah berdiam selama beberapa hari disini."
"sejak toaya pergi sepuluh tahun berselang, antara dua
keluarga tak pernah berhubungan surat lagi, bila sauya ingin
berkunjung kerumah Hee toaya, hal ini memang merupakan
suatu ide yang sangat bagus sekali......"
Tiba tiba Huan Tay-nio tertawa, lalu menyela.
"SEjak tadi aku sudah tahu kalau ucapan fmji hendak
mencari Hee toako adalah atas anjuran dari lo koan keh."
"Bukan, buka ide dari budak tua" cepat cepat Huan Gi
menggoyangkan tangannya berulang kali "budak tua tak
pernah menyinggung soal Heetoaya dengan sauya."
setelah berhenti sejenak. sambungnya lebih jauh:
"Namun usul dari sauya memang ada benarnya juga. Hee
toaya menganggap setiap orang yang berada di empat
samudra sebagai saudara, setiap orang tentu akan
mengacungkan ibu jarinya bila menyinggung nama Hee toaya
bahkan menghormatinya sebagai tayhiap sudah pasti Hee
toaya mengetahui akanjejak dari toaya." Huan Tay-nio
menghela napas panjang.
"Aaaaaaaaai, hal ini sukar untuk dibicarakan- kami semua
sebagai keluarga langsung dari toaya pun tak pernah
mendapatkan kabar berita tentang dirimu."
"Kita tak bisa membandingkan demikian, nama Hee toaya
dalam dunia persilatan cukup termashur. Diapun pandai
bergaul dan mempunyai teman banyak. lagipula banyak orang
yang masuk keluar dalam gedungnya, tentu saja kabar
beritanya jauh lebih lancar dan tajam bila sauya pergi
mencarinya sudah pasti ia akan berhasil mendapatkan berita
tentang toaya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukankah kita dua keluarga masih termasuk hubungan
saudara angkat? Dia pasti akan sepuluh kali lipat lebih
tangguh daripada mempelajari jurus kasaran dari budak tua."
Tergerak juga hati Huan Tay-nio sesudah mendengar
perkataan itu dia lantas manggut manggut.
"Dulu Lo koan keh sering mengikuti kongkong berkelana
mengunjungi berbagai wilayah. Pengetahuan maupun
pengalamannya amat luas bila kau mengatakan bahwa Imji
harus pergi mencari empek Heenya, hal ini tentu tak bakal
salah lagi cuma aku tetap mengUatirkan usia Imji yang masih
kecil......"
Huan Gi tertawa terbahak bahak.
"HaaaHh..... haaaHh..... haaaHh..... tahun ini sauya telah
berusia enam belas tahun, dia sudah bisa dianggap telah
dewasa, padahal ketika toaya masih berusia lima belas tahun
dulu, dia sudah mengikuti budak pergi ke kota Kim leng
dengan menyandang golok dan menunggang kuda, semua
orang menghormatinya sebagai saupiautau Apabila toa nio
merasa kuatir, bagaimana bila budak tua saja yang menemani
sauya untuk berangkat ke Hway lam?"
Huan Tay-nio berpikir sebentar, kemudian manggutmanggut.
"Kalau toh Lo koan keh telah berkata begitu, tentu saja aku
harus menyetujuinya."
Huan cu-im menjadi amat kegirangan serunya dengan
cepat:
"lbu, jadi kau telah setuju?"
Begitulah, akhirnya diputuskan Huan cu-im akan berangkat
menuju ke Hway lam ditemani oleh Huan Gi
^ooooo0dw0oooo^
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari dusun Kim gou-cun yang terletak dibukit Pek shia san
dalam propinsi An- hwee sampai di benteng keluarga Hee
diutara telaga Ang ci oh didekat su yang propinsi Kang siok.
perjalanan yang ditempuh sebenarnya tidak terlalu jauh,
namun berhubung lalu lintas ketika itu tidak lancar, maka
perjalanan mana boleh dianggap sebagai suatu perjalanan
jauh.
Pagi ini, Huan cu-im berpamitan kepada ibunya dan
bersama Huan Gi berangkat meninggalkan dusun Kim gou cun
menuju ke benteng keluarga Hee....
setelah tiba di kota su shia, mereka membeli dua ekor kuda
untuk meneruskan perjalanannya menuju ke utara.
Meskipun Huan Gi sudah belasan tahun ini pernah keluar
masuk. namun bagaimanapun juga dia adalah seorang jago
kawakan dalam dunia persilatan, dengan didampingi seorang
jago kawakan seperti ini, tentu saja Huan cu-im tak usah
berlalu memusingkan segala persoalan yang tetek bengek.
Hari ini mereka tiba didermaga Peng ki dan menggunakan
perahu untuk meneruskan perjalanannya.
Menunding bukit Cing san dikejauhan sana Huan G i
berkata:
"Tempat itulah yang dinamakan sik bun san, tempat tinggal
Hee toaya berada disana, tapi kemudian dia pindah ketepi
telaga Ang ci oh semenjak sepuluh tahun berselang"
"Mengapa empek Hee pindah ketelaga Ang cioh..."
"Mungkin Hee toaya memang menyukai telaga Ang cioh"
sementara pembicaraan masih berlangsung mendadak
terdengar suara mendesing berkumandang dari atas kepala,
ketika mereka mendongakkan kepalanya tampak seekor
burung merpati terbang lewat dari atas kepala mereka menuju
ke pantai sebelah utara. Memandang burung merpati itu,
Huan Gi segera berbisik: "Seekor burung merpati pos "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Merpati pos ?"
"Merpati pos adalah seekor burung merpati yang bertugas
membawa surat, lohu hanya heran, kenapa dia terbang
melintas diatas kepala kita......? sungguh aneh."
Tak lama kemudian mereka sudah naik kedarat.
Pada saat itulah, mendadak Huan Gi merasakan lagi
segulungan desingan angin tajam menyambar kearah
tubuhnya, cepat-cepat dia menggerakkan tangannya untuk
meraup kebelakang, dengan cepat dia berhasil menangkap
sebuah benda.
Benda tersebut terasa enteng dan tipis seperti selembar
kertas yang digulung, dengan perasaan heran dia lantas
memeriksa, betul juga, benda itu adalah segulung kertas.
"Siapa yang menyambit surat ini? Apa maksudnya?" dengan
cepat dia berpikir. Kertas itu segera dibuka dan diperiksa
isinya, terbacalah beberapa kalimat disitu: "Didepan ada
bahaya, tapi kalian tak boleh turun tangan-"
Jelas sebuah surat peringatan. Buru-buru Huan Gi
memeriksa disekeliling tempat itu, sayang banyak orang
berlalu lalang disana, bagaimana mungkin bisa menemukan si
pelempar surat itu diantara sekian banyak orang?
-oo0dw0oo-
JILID : 3
Ketika Huan cu-im menyaksikan paras muka Huan Gi agak
berubah, dengan cepat dia bertanya:
"Lo koan keh, ada apa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Gi sebenarnya ingin merahasiakan kejadian semacam
ini didepan pemuda yang berdarah panas, maka sambil
menyodorkan surat itu katanya: "Periksalah sendiri sauya"
Huan cu-im menerima surat itu dan diperhatikan sekejap,
kemudian bertanya: "Siapa yang menulis surat ini?"
"Baru saja ada orang yang melemparkan kearah kita."
"Tapi apa maksudnya?"
"ORang itu seakan akan sedang memperingatkan kepada
kita kalau didepan sana ada persoalan dan kita tak usah
mencampuri persoalan tersebut."
Sejak belajar silat, Huan cu im belum pernah menjajal
kepandaiannya, maka semangatnya menjadi berkobar setelah
mendengar kalau didepan situ kemungkinan besar akan terjadi
suatu peristiwa.
"Lo koan keh, menurut pendapatmu, peristiwa apakah yang
akan terjadi.....?"
"Sulit untuk dikatakan, bisa jadi merampok atau membegal
atau mungkin ada orang hendak mmbalas dendam. Ya a a,
pokoknya banyak peristiwa yang terjadi dalam dunia
persilatan-"
"Lo koan keh, seandainya menjumpai peristiwa
perampokan atau pembunuhan atau penodongan, apakah kita
tak boleh mencampurinya?"
"Menurut peraturan dunia persilatan, bila orang lain sudah
memberi peringatan, maka kita tak boleh mencampurinya."
"Tapi kalau dia sedang melakukan suatu perbuatan yang
merugikan orang banyak, apakah kitapun tak boleh
mencampurinya?"
"Bukan begitu masalahnya, sekalipun pihak lawan telah
mengirimkan pesan dan pemberitahuan tersebut, namun
apabila masalahnya yang kita hadapi adalah peristiwa yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merugikan orang banyak. tentu saja kita tak dapat berpeluk
tangan belaka, namun jika masalah tersebut tidak
menyangkut masalah kita pribadi, kalau bisa tak usah turun
tangan- Tentu saja hal ini lebih baik lagi."
"Tapi, mengapa dia memberi surat peringatan itu
kepadamu?"
"Mungkin pihak lawan sudah tahu kalau kita adalah orang
yang pandai bersilat."
sambil berjalan sambil berbincang bincang tengah hari itu
mereka meneruskan perjalanannya setelah beristirahat
sebentar untuk mengisi perut.
setelah berjalan tujuh delapan li kemudian tempat yang
mereka lewati makin lama semakin sedih, didepan jauh dari
dusun, dibelakangpun jauh dari kota, kecuali pepohonan
cemara yang lebat, di kedua sisi jalan penuh dengan semak
belukar yang tinggi. Huan Gi yang duduk dikudanya mulai
menggundel dihati:
"Yang dimaksudkan orang tadi sebagai didepan ada
gangguan, mungkinkah ditempat ini?"
Baru habis ingatan tersebut melintas, mendadak dari balik
semak belukar berkumandang suara suitan keras, lalu nampak
berpuluh sosok bayangan manusia berlompatan keluar dari
balik semak belukar yang amat lebat itu.
oooo0oooo
Belasan orang manusia itu rata-rata mengenakan kain
kerudung hitam untuk menutupi wajah sehingga tinggal
sepasang matanya saja yang kelihatan- sambil menggenggam
senjata tajam, dengan garangnya orang-orang itu
menghadang jalan pergi mereka.
Huan Gi menjadi tertegun, dalam surat peringatan tersebut
dengan jelas diterangkan agar mereka berdua jangan
mencampuri urusan orang, tapi kenyataannya sekarang, orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang itu justru muncul untuk mencari gara-gara dengan
mereka berdua.
sebelum mereka sempat berbuat sesuatu, terdengar
pemimpin dari orang orang itu sudah membentak keras:
"sobat, bila tahu diri, harap turun dari kuda kalian"
Huan Gi memandang sekejap orang orang itu, kemudian
sambil menjura tanyanya: "Tolong tanya saudara sekalian
berasal dari aliran mana?"
"Kau tak usah banyak bertanya, yang penting sekarang,
turun dulu dari kuda kalian-"
"Baiklah" ucap Huan Gi sambil mengangguk. Lalu sembari
berpaling, katanya lagi:
"sauya, mari kita turun dari kuda, coba kita lihat apa lagi
yang hendak dia katakan?" sementara berbicara, diam-diam
dia memberi tandan dengan kerdipan mata kepada Huan Cuim
agar dia menahan diri dan jangan bertindak secara
gegabah.
Tanpa membantah, kedua orang itu segera melompat turun
dari punggung kuda masing masing.
setelah kedua orang itu turun, pemimpin manusia
berkerudung itu mengulapkan tangannya kepada Huan cu-im
dan berseru: "Sekarang kau boleh menyingkir."
"Mengapa aku harus menyingkir?" tanya sang pemuda.
"Sebab urusan ini tiada sangkut pautnya dengan dirimu,
sebagai seorang muda, lebih baik jangan mengorbankan jiwa
dengan percuma."
" Hanya mengandalkan kekuatan dari kalian beberapa
orang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Anak muda memang gampang naik darah, apalagi kalau
ucapan lawan kurang sedap kedengarannya, jarang ada yang
mampu untuk menahan diri
Huan Gi sendiripun merasa keheranan setelah mendengar
dari nada ucapannya yang jelas ditujukan kepadanya, buruburu
dia berseru:
"sauya, harap kau mundur dulu, lohU ingin bertanya
kepada mereka."
Walaupun Huan cu-im merasa enggan, namun dia tak ingin
membantah ucapan pengurus rumah tangganya ini, maka dia
melangkah mundur satu tindak kebelakang.
Tahun ini Huan Gi telah berusia delapan puluh tahun, tapi
dia tidak pernah merasakan dirinya sudah tua, bukan saja ilmu
silatnyapun sudah memperoleh kemajuan yang pesat.
Baginya, meski lawan terdiri dari belasan orang, namun dia
yakin masih mampu untuk menghadapinya .
Sebagai seorang jago kawakan yang berpengalaman sekali,
Huan Gi juga tahu kalau si pemberi peringatan tadi sengaja
mengirim surat peringatan kepadanya karena orang itu
mempunyai maksud tertentu, dia tak ingin bertindak kelewat
gegabah sehingga dipecundangi orang lain-
Tatkala sauyanya sudah mundur, dia maju kedepan dan
segera menegur sambil menjura:
"Sobat, kalau kudengar dari nada pembicaraanmu itu,
tampaknya kalian seperti sengaja hendak mencari gara-gara
dengan lohu?"
"Betul, kami memang hendak mencari kau si orang tua"
sahut orang itu dingin.
Menganggap pihaknya terdiri dari belasan orang,
sedangkan musuh ada dua orang, tentu saja dia tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memandang sebelah matapun terhadap Huan Gi, otomatis
lagak bicaranyapun menjadi lebih besar.
"Apakah kalian tidak salah mencari orang?" tanya Huan Gi
lagi dengan wajah keheranan.
"Tak bakal salah"
Huan Gi benar-benar merasa keheranan setengah mati, tak
tahan dia bertanya lagi: "Kalau begitu coba kalian sebutkan,
siapakah lohu?"
"Bukankah kau adalah Huan Gi?" kata pemimpin
rombongan manusia berkerudung itu
"Betul, lohu memang Huan Gi"
"Nah, itulah dia"
Dia segera mengulapkan golok Yun leng to nya kearah
enam tujuh orang yang mengurung Huan Gi itu, kemudian
bentaknya: "Maju semua"
Ternyata mereka bertiga belas, kecuali pemimpin
rombongan, tujuh orang mengurung Huan Gi sementara lima
orang mengerubuti Huan cu-im.
Ditinjau dari hal ini, jelaslah sudah kalau orang-orang itu
memusatkan segenap perhatiannya keatas tubuh lo koan keh
tersebut, sedangkan terhadap Huan cu-im hanya dilakukan
pengawasan agar pemuda itu tak dapat berlalu dari situ.
Betapa gusarnya Huan Gi ketika mendengar orang itu
menurunkan perintah untuk melakukan serangan, dengan
mata melotot bentaknya keras-keras
Bentakan ini amat nyaring, suaranya seperti genta yang
dibunyikan bertalu talu sungguh menggetarkan perasaan
orang.
"Apalagi yang hendak kau katakan?" seru orang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lohu merasa tak pernah mempunyai dendam atau sakit
hati dengan kalian semua atas dasar apa kalian datang
mencari gara-gara dengan lohu......?"
"Tiada alasan apa-apa, anggap saja kami menginginkan
selembar nyawamu itu" Huan cu im turut naik darah dengan
kening berkerut dia segera membentak nyaring:
"Hei, lo koan keh sedang bertanya secara serius kepadamu,
jangan menjawab dengan seenaknya sendiri"
Huan Gi segera menggoyangkan tangannya berulang kali
mencegah si anak muda itu berkata lebih lanjut, kemudian
setelah meloloskan huncweenya, dia berkata sambil tertawa
nyaring:
"Sobat, lebih baik jangan bermain sembunyi macam kurakura,
terhitung jagoan macam apakah dirimu itu? Boleh saja
apabila kalian menginginkan nyawa lohu, tapi lepaskan dahulu
kain kerudung hitam kalian itu....." Pemimpin rombongan
tersebut tertawa seram.
"HeeeHh..... heeeHh.... heeeHh..... kau ingin mengetahui
siapakah aku? Bagus sekali, silahkan saja tanya kepada si raja
akhirat....."
Berbicara sampai disitu, tangan kirinya segera diulapkan
sambil membentak: "Bacok dia sampai mampus"
Tujuh orang lelaki yang mengurung Huan Gi itu tetap
menggenggam senjatanya sambil melakukan gerakan seperti
hendak melakukan terkaman, namun mereka sama sekali
tidak bergerak.
Dengan cepat pemimpin itu dapat merasakan sesuatu yang
aneh, segera bentaknya: "Kalian tidak cepat....."
Mendadak seluruh tubuh mereka bergetar keras, ucapan
selanjutnya tak mampu dilanjutkan lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itulah dari sisi telaga Huan Gi menangkap
serentetan orang suara lembut yang berbisik,
"Lo koan keh, sekarang kalian boleh pergi."
Huan Gi tertegun ketika ia menengok kembali kearah
pemimpin rombongan tersebut ia saksikan sorot mata orang
itu menunjukkan perasaan gelisah, namun mereka tetap
berdiri kaku ditempat semula.
Menyaksikan kenyataan tersebut, dengan cepat dia
mendapat tahu kalau ada jago lihay yang secara diam-diam
telah membantu mereka dengan menotokjalan darah orang
orang itu.
Sudah barang tentu orang yang menolong mereka
sekarang tak lain adalah orang yang memberikan peringatan
kepadanya dengan lempengan gulungan keras tadi...
MEskipun pelbagai kecurigaan memenuhi benaknya, namun
dia tak tahu bagaimana untuk memecahkannya .
seperti, mengapa orang orang itu muncul dengan wajah
berkerudung ditengah siang hari bolong dan menghadang
jalan perginya.
Dengan mereka, boleh dibilang dia tak punya dendam sakit
hati apapun, mengapa mereka hendak membunuhnya? Apa
yang sebenarnya telah terjadi?
sebenarnya dia ingin merobek kain kerudung lawan dan
melihat siapakah gerangan pemimpin rombongan tersebut?
Tapi bagaimanapun juga dia adalah seorang jago kawakan
yang memahami akan pantangan dalam dunia persilatan,
apalagi disitupun ada jago lihay yang membantu mereka
secara diam-diam, kini orang tersebut menyuruh mereka pergi
dahulu, hal ini sudah pasti karena ada alasan satu tujuan
tertentu. setelah berpikir sampai disitu, sambil membalikkan
badan dia lantas berseru kepada si anak muda itu: "sauya
mari kita pergi saja"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu-im memandang sekejap kearah belasan orang
manusia berkerudung yang mengurung disekeliling mereka
berdua dengan ragu, kemudian serunya: "Mereka...."
"sauya tak usah menggubris mereka, lebih baik kita pergi
saja tanpa banyak berbicara."
"Lo koan keh, apakah kau yang telah berhasil menguasai
mereka?" seru Huan cu-im lagi dengan perasaan terperanjat.
"sauya tak usah banyak bertanya, naik saja keatas kudamu,
nanti lohu akan memberitahukan semuanya itu kepadamu
secara pelan pelan-..."
Huan cu im tidak bertanya lagi, dia menurut dan segera
naik keatas kuda, kemudian menarik tali lesnya dan
meneruskan perjalanan menuju kedepan-
Anehnya, belasan orang lelaki berkerudung itu masih tetap
berdiri ditempat semula dengan posisi tak berubah, bahkan
pemimpin merekapun hanya bisa membelalakkan matanya
membiarkan kedua orang itu berlalu dari situ tanpa
mengucapkan sepatah katapun.
Menanti bayangan punggung dari dua orang itu sudah
pergi jauh, dari balik pepohonan siong disebelah kanan jalan
muncul seseorang yang berjalan sambil terpincang pincang.
orang itu berambut panjang sebahu, memakai baju
compang camping dan membawa sebuah karung goni bobrok
dibahu kanannya dengan sebuah tongkat pendek dibawah
ketiak kanannya.
sewaktu berjalan dia akan terbongkok bongkok sambil
terpincang pincang, ketika ujung tongkatnya menyentuh
tanah, segera menimbulkan suatu getaran keras. Ternyata
orang itu adalah seorang pengemis tua.
oleh karena dia jalan terpincang, tentu saja langkahnya
tidak terlalu cepat, menanti dia sudah berhasil mencapai
samping pemimpin rombongan tersebut dengan susah payah,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan kirinya baru menepuk diatas bahu orang itu dan
menegur sambil tersenyum: "Toaya, apakah kau sedang
mengantuk?"
Pemimpin rombongan manusia berkerudung itu merasakan
seluruh tubuhnya bergetar seperti melepaskan suatu beban
berat saja, dalam waktu singkatjalan darahnya yang
tertotokpun menjadi bebas kembali.
Menghadapi kenyataan tersebut, dengan perasaan terkejut
ditatapnya pengemis tua itu lekat-lekat, kemudian tegurnya:
"siapakah kau?"
"Menurut toaya, siapakah diriku ini?" pengemis tua itu balik
bertanya sambil melirik sekejap kearahnya.
"ooooh, kalau begitu kaulah yang telah membebaskan jalan
darahku barusan?"
Pengemis tua itu memperlihatkan bibirnya dan tertawa
lebar, serunya dengan cepat. "Aku mah hanya bisa makan,
siapa bilang aku pandai membebaskan jalan darah orang."
"HeeeHh.... heeeHh.... heeeHH..... sobat, kau benar benar
seorang lihay yang tak mau memperlihatkan kelihayannya,
barusan kau telah membantu untuk membebaskan jalan
darahku, jelas hal ini merupakan suatu kebaikan dan aku
merasa berterima kasih sekali, loko, buat apa kau harus
menampik?"
Mendadak mencorong sinar tajam dari balik mata pengemis
tua itu, setelah tertawa licik dia berkata:
"sesungguhnya aku hanya secara kebetulan saja lewat
disini, oleh karena ku lihat toaya sekalian hanya berdiri terus
tak bergerak. aku mengira kalian tak sabar menunggu orang
sehingga mereka mengantuk. maka kuatir kalau merasa lelah
karena kelewat lama berdiri aku membantumu untuk
membebaskan jalan darahmu. apakah toaya hendak
memerseni beberapa tahil untukku?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang itu mencorongkan sinar tajam dari balik matanya,
mendadak ia bertanya: "Darimana kau bisa tahu kalau aku
sedang menunggu orang ditempat ini?"
Pengemis tua itu mengangkat bahunya sambil tertawa,
"Soal ini mah....."
Mendadak ia berhenti berbicara dan tidak melanjutkan
kembali kata katanya.
"Loko, bukankah kau menginginkan hadiah beberapa rence
mata uang tembaga?" tanya orang itu.
Pengemis tua itu nampak gembira sekali, dia
menganggukkan kepalanya berulang kali,
"Benar, benar, aku.... siaujin memang telah membantu
toaya untuk membebaskan jalan darahmu, silahkan saja toaya
memberi hadiah sekehendak hati toaya."
orang itu mengeluarkan sekeping uang perak dan
diletakkan diatas telapak tangannya, kemudian berkata:
"Asal loko bersedia menerangkan bagaimana kau bisa tahu
kalau aku sedang menunggu orang disini, uang perak ini akan
menjadi milikmu."
AGaknya pengemis tua itu mengharapkan hadiah beberapa
rence uang tembaga, maka menyaksikan orang itu
mengeluarkan sekeping uang perak yang beratnya mencapai
dua tiga tahil perak. kontan saja sepasang matanya terbelalak
lebar, setelah menelan air liur dan tertawa paksa, katanya:
"Baik, aku akan berbicara, tadi aku sipengemis tua sedang
merasa kelaparan karena sudah dua hari tidak bersantap.
perutku benar benar laparnya setengah mati."
"Sudah kukatakan barusan- tukas orang itu dengan cepat,
"asal kau bersedia menerangkan, uang perakku ini akan
menjadi milikmu dan cukup bagimu utnuk bersantap sampai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tujuh delapan kali, oleh sebab itu, kurangilah kata katamu
yang sama sekali tak berguna itu."
"Betul, betul, hamba memang tidak lagi berbicara yang tak
berguna." SEtelah tertawa paksa, pengemis tua itu berkata
lebih jauh:
"Kurang lebih satu jam berselang, ketika hamba sedang
berada didalam hutan sana, kusaksikan ada seekor burung
merpati yang sedang terbang merendah."
"Bagaimana dengan burung merpati tersebut?" tanya orang
itu cepat.
"Hamba sudah pandai bermain ketapil semenjak kecil."
Dari dalam sakunya dia mengeluarkan sebuah ketapil yang
terbuat dari otot kerbau dari dalam sakunya, kemudian
diacungkan didepan orang tersebut, kemudian katanya lebih
jauh:
"Ketika hamba melihat ada burung merpati sedang terbang
merendah, tentu saja hamba tak akan melepaskan
kesempatan tersebut dengan begitu saja maka dengan batu
kusambit burung itu sampai jatuh. siapa tahu burung merpati
itu adalah seekor burung merpati yang membawa sebuah
tabung surat dibawahnya,jelas merupakan seekor burung
merpati pos....."
"Apakah isi suratnya kau baca?" buru buru orang itu
bertanya.
"Kalau tidak aku baca, mana mungkin bisa kuketahui kalau
kau sedang menunggu orang disini dan bermaksud untuk
membunuh seorang lo koan keh yang bernama Huan apa......"
"Kau...." mendadak mencorong sinar buas dari balik
matanya,lalu dengan suara menggeledek dia membentak.
"Keparat"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"sreet" sebuah ayunan golok Yan leng to langsung
dibacokkan keatas bahu pengemis tersebut.
"Toaya apa yang sudah kau katakan sudah termasuk
hitungan, uang perak ini seharunsnya menjadi milikku."
sambil berkata ia lantas merampas uang perak tersebut.
Gerakan dari kedua orang itu dilakukan hampir pada saat
yang bersamaan, tahu tahu pengemis tua itu sudah merebut
uang perak itu dalam gengamannya.
Tetapi bacokan golok itupun segera menyambar pula
keatas tengkuk sipengemis tua tersebut.
orang itu hanya merasakan tangan kirinya menjadi kendor,
tahu tahu uang peraknya sudah kena dirampas, tapi
bersamaan itu juga tangan kanannya ikut menjadi kendor.
Rupanya sewaktu golok Yan leng to tersebut hampir
membacok ditubuh pengemis tua tersebut, sipengemis yang
berhasil merebut uang perak itu menjadi kegirangan setengah
mati dan mundur selangkah kebelakang, dengan begitu
bacokan goloknya yang mengancam si pengemis itupun
segera mengenai sasaran yang kosong.
sudah barang tentu orang itu tidak mau diam, mendadak
dia maju lagi ke depan sambil memutar golok Yan leng to nya,
cahaya golok berkilauan dan langsung menghujam ke ulu hati
pengemis tua tersebut.
Bacokan golok itu sangat cepat, hampir boleh dibilang tak
sempat untuk dihadapi. Tak sempat bagi pengemis tua
tersebut untuk mundur lagi, dia segera menjerit kaget.
Dalam anggapan orang itu, tusukan goloknya sudah pasti
akan berhasil menembusi ulu hati orang, siapa tahu setelah
diamati dengan lebih seksama, ternyata Yan leng to nya entah
sejak kapan sudah dijepit dibawah ketiak kanan pengemis itu.
sekarang dia baru benar-benar merasa amat terperanjat.
sambil tertawa terpaksa, pengemis tua itu segera berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Toaya, buat apa kau harus berbuat demikian? Masa gara
gara sekeping uang perak saja kau hendak membunuh orang?
Baiklah kalau toh engkau hendak membunuh, uang perakmu
lebih baik kukembalikan saja, nah toaya, ambillah"
Telapak tangan kirinya segera didorong kearah hadapan
orang tersebut....
Tatkala orang itu menyaksikan goloknya kena dijepit
dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk mencabutnya lepas,
siapa tahu tidak berhasil dilepaskan-
Maka ketika dilihatnya pengemis itu mendorong uang yang
berada diatas telapak tangan kirinya ke atas dadanya, dalam
keadaan terkejut, dia tak sempat untuk menarik kembali
goloknya, terpaksa ia mengendorkan cengkeramannya dan
melompat mundur kebelakang. Memandang orang itu,
sipengemis mengangkat bahu sambil tertawa, ejeknya:
"Toaya, bagaimana kau?Jadi uang ini sudah tidak kau maui
lagi? Masa golokpun sudah tidak maui lagi?"
Mula-mula dia masukkan dulu uangnya kedalam saku,
kemudian baru mengambil golok itu dengan tangan kirinya,
setelah memandang sekejap kearah ujung golok, katanya
sambil tertawa terkekeh kekeh:
"HeeeHh...... heeeHh...... heeeHh...... toaya, tampaknya
golokmu itu sudah pernah membunuh beberapa orang? Aku
dapat mendengus bau darah yang amat tebal dari ujung golok
ini, cuma kalau golok ini hendak dipakai untuk membunuh aku
sipengemis tua, aku pikir kurang begitu tajam. Apakah toaya
tidak percaya?" sembari berkata dia lantas maju pula
selangkah kearah depan-
Menyaksikan pengemis tua itu maju dengan golok
terhunus, pemimpin dari rombongan manusia berkerudung itu
menjadi ketakutan- Cepat-cepat dia mundur selangkah. sambil
tertawa cekikikan pengemis tua itu berkata lagi:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Berbicara sesungguhnya, golok ini kurang kuat apalagi jika
dibandingkan dengan jari tanganku ini"
Dengan tangan kirinya dia permainkan golok tersebut,
sementara kedua jari tangan kanannya mengepit ujung golok
tersebut kemudian menyentil keatas senjata tersebut.
"Traaaaangggg......" ternyata ujung golok itu patah menjadi
dua bagian, patahannya dengan merubah menjadi setitik
cahaya tajam langsung meluncur keatas dahan pohon siong
yang berada tiga kaki jauhnya itu dan menancap hingga
lenyap dibalik dahan pohon tersebut.
selesai berdemontrasi, sambil tertawa bangga pengemis tua
itu berkata lagi:
"Nah, apa aku bilang? Tidak salah bukan? Toaya adalah
seorang jagoan termashur dalam dunia persilatan, apabila
menggunakan golok besi semacam ini, apakah hal tersebut
tidak akan merusak nama baik orang tua saja?"
Kemudian setelah membuang kutungan golok tersebut
keatas tanah, sambil tersenyum kembali ujarnya:
"Namun aku sipengemis tua harus mengucapkan terima
kasih atas hadiah uang dari toaya, bila toaya tidak ada pesan
lain, aku sipengemis tua akan segera pergi kedusun depan
sana untuk minum arak." Dia membalikkan badan dan siap
berlalu dari situ.
sekarang pemimpin manusia berkerudung itu baru sadar
kalau telah berjumpa dengan jago lihay, dengan
mengandalkan kepandaian silat yang dimilikinya sudah pasti
bukan tandingan orang, maka mendengar orang itu mendadak
pergi buru-buru serunya sambil menjura.
"saudara, harap tunggu sebentar."
"Toaya, kau masih ada urusan apa lagi?" tanya sipengemis
tua itu sambil berpaling.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kepandaian silat saudara benar-benar amat lihay tapi sikap
saudara yang pandai menyembunyikan kepandaian lebih
mengagumkan diriku lagi."
"Mana, mana....."
Pemimpin manusia berkerudung itu berkata lebih jauh.
"Kalau toh saudara sudah memperlihatkan kelihayan ilmu
silatmu, tentunya tidak keberatan bukan untuk meninggalkan
nama sebelum pergi.....?"
"Nama?" pengemis tua itu menggelengkan kepalanya
berulang kali, "sayang sekali aku sipengemis tua tidak
mempunyai nama ?"
Tokkk Tongkat pendeknya ditutulkan keatas permukaan
tanah lalu melompat sejauh satu kaki lebih, mendadak dia
berhenti sambil berpaling katanya lagi,
"AaaaHh, betul toaya memimpin anak buah untuk
melakukan tugas disini sekembalinya nanti pasti akan memberi
pertanggungan jawab juga begini saja katakan kalau aku
sipengemis tua adalah Ci It koay...."
selesai berkata dia langtas meneruskan perjalanannya lagi
berlalu dari tempat tersebut....
sepeninggal pengemis itu, pemimpin manusia berkerudung
itu baru mengambil golok Yan leng to nya yang kutung dari
atas tanah dan dimasukkan kembali kedalam sarung,
kemudian gumamnya....
"Ci It koay....? Heran, mengapa belum pernah kedengaran
manusia lihay yang menggunakan nama tersebut dalam dunia
persilatan?"
Terpaksa sambil turun tangan untuk membebaskan jalan
darah dari anak buah lainnya yang tertotok. dia berusaha
untuk menghimpun ingatannya dan berpikir siapa gerangan ci
It koay tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beberapa saat sudah lewat, akan tetapi dia belum berhasil
juga menemukan jawabannya, siapakah Ci It koay tersebut
masih tetap merupakan suatu teka teki besar baginya.
Dalam keadaan apa boleh buat akhirnya dia mengajak
beberapa orang manusia berkerudung itu untuk berlalu dari
situ.
ooo000dw000ooo
Benteng Hee keh poo terletak ditepi telaga Hong ci oh,
terletak antara kota su yang dan Hway im.
Jalan raya yang lebar beralaskan batu langsung
berhubungan dengan jelas milik pemerintah, panjangnya
belasan li dan dirindangi oleh pepohonan dikedua sisi
jalannya.
Hee keh poo baru didirikan sepuluh tahun, bangunannya
menempati daerah seluas tiga li perseft, sekeliling benteng
dilapisi dinding pekarangan yang kokoh dan megah, persis
sebuah benteng kecil.
Pemilik benteng itu, Hway lam tayhiap Hee Im hong
merupakan seorang pendekar yang terpandang dimata umat
hitam maupun putih, pergaulannya luas dan terhitung seorang
yang bijaksana dan sosial.
Tak heran kalau setahun empat musim benteng Hee keh
poo selalu dikunjungi umat persilatan, semua orang yang
kebetulan lewat atau memang sengaja mampir disitu, selalu
merasa dirinya seakan akan menjadi tamu agung dalam
benteng tersebut.
Untung saja gedung itu dilengkapi dengan banyak ruangan,
bila yang berkunjung adalah tamu dari golongan putih, maka
dia akan ditempatkan dalam gedung khusus orang-orang
golongan putih, demikian juga bila yang berkunjung kaum
hitam, mereka disambut pada ruang kaum hitam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak heran kalau dalam benteng keluarga Hee belum pernah
terjadi perselisihan maupun pertikaian baik orang orang dari
golongan putih maupun golongan hitam semuanya bisa hidup
secara damai.
Nama besar Hway lam tayhiap pun kian hari kian
bertambah cemerlang dan ternama, nama besar Hee keh poo
boleh dibilang diketahui oleh setiap umat persilatan baik
ditujuh propinsi selatan sungai besar maupun enam propinsi di
utara.
Hari ini diatas jalan berbatu didepan benteng kembali
diramaikan bunyi derap kaki kuda.
Menyusul kemudian muncul dua ekor kuda yang dinaiki dua
lelaki, satu tua yang satu muda.
Yang muda berusia enam tujuh belas tahun dan berwajah
tampan, ia nampak kekar dan perkasa.
sedangkan yang tua berpunggung agak bungkuk
rambutnya beruban dan berjenggot putih sebuah huncwee
terselip dipinggangnya.
Biarpun usianya telah lanjut, namun ia masih kelihatan
segar, sepasang matanya bercahaya tajam.
Kedua orang ini tak lain adalah Huan cu im dan pengurus
rumah tangganya Huan Gi yang sedang dalam perjalanan
menuju ke benteng keluarga Hee.
Tiba dipintu gerbang, Huan Gi segera melompat turun dari
kudanya dan mengetuk pintu.
Pintu disebelah kanan terbuka dan muncul seorang lelaki
berbaju hijau, setelah mengamati Huan Gi sekejap, ia menjura
dan menegur sambil tertawa: "Hei orang tua, kau mencari
siapa ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Engkoh cilik, tolong laporkan kepada pocu bahwa putra
seorang sahabatnya Huan cu im minta berjumpa" buru buru
Huan Gi menjawab sambil tertawa.
"orang tua siapa yang kau maksudkan sebagai Huan cu im
itu?"
"Majikan muda lohu."
"Kalian datang darimana?"
"Lu kang."
"Kau bilang majikan mudamu adalah putra seorang sahabat
karib pocu?"
"Benar majikan kami adalah Cing san khek (jago berbaju
hijau) Huan Tay seng, dia adalah sahabat karib pocu."
Nama besar Jago berbaju hijau Huan Tay-seng sudah
cukup termashur dalam dunia persilatan, tapi sudah sepuluh
tahun tak pernah disinggung orang lagi. Lelaki berbaju hijau
itu berseru tertahan, buru buru ia berseru:
"ooooh, harap kau orang tua dan Huan kongcu menanti
sebentar, segera ku laporkan kedatangan kalian kepada
congkoan."
Tak selang beberapa saat, lelaki berbaju hijau itu muncul
kembali mengiringi seseorang.
orang itu berusia empat puluh lima enam tahunan,
berperawakan sedang, alis mata tipis dan mata kecil, bentuk
mukanya kurus dan memelihara kumis yang tipis.
Dengan mengenakan jubah biru dia berjalan penuh gaya,
seakan akan kedudukannya amat terhormat.
setibanya didepa n pintu, tidak menunggu lelaki berbaju
hijau itu berbicara, ia sudah menjura sambil tertawa:
"siaute Cui Kay-seng, bial tidak mengetahui kehadiran Huan
kongcu, harap sudi dimaafkan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Gi tahu orang ini pastilah congkoan dari gedung
keluarga Hee, tapi kalau didengar logat suaranya seperti
pernah dikenal, hanya dia lupa dimanakah mereka pernah
bersua.
Buru buru serunya sambil membalikkan badan:
"sauya, mungkin orang ini adalah congkoan dari gedung
keluarga Hee...."
Huan cu-im segera maju kedepan dan berkata:
"cui congkoan terlalu merendah, aku khusus kemari untuk
menyambangi empek Hee."
"Huan kongcu dan lo koan keh sudah datang dari jauh,
silahkan masuk kedalam untuk minum teh."
Huan cu-im dan Huan Gi segera dipersilahkan masuk pintu
gerbang, melewati pintu lapis kedua dan menelusuri serambi
panjang sebelum sampai di suatu halaman disisi kiri ruang
tengah.
Permukaan tanah disekitar sana dilapis batu hjau, sisi
halamanpenuh dengan bambu panjang yang dihiasi aneka
bunga, betul betul indah dan mesra.
Cui Kay seng mempersilahkan tamunya duduk setelah air
teh dihidangkan diapun berkata, "Huan kongcu, silahkan
minum teh."
"cui congkoan, aku datang kemari khusus untuk
menyambangi empek Hee, harap congkoan-...."
"Baik, baik,.." tukas Ciu Kay seng sambil manggut manggut
"hanya saja......"
"Ciu congkoan, apakah ada yang kurang leluasa?" tanya
Huan Gi curiga. Yang dimaksudkan kurang leluasa, artinya
Hee pocu segan bertemu mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebagai seorang congkoan, tentu saja Ciu Kay seng
mempunyai pengalaman yang luas dalam dunia persilatan
tentu saja diapun dapat menangkap arti lain dari ucapan Huan
Gi tersebut.
Buru-buru dia menggoyangkan tangannya berulang kali
seraya menyahut.
"Bukan, bukan begitu, harap lo koan keh jangan salah
paham, aku tidak bermaksud demikian, sesungguhnya
semenjak tiga hari berselang pocu telah pergi."
Dalam hati kecilnya Huan Gi tertawa dingin, tapi diluar
katanya cepat: "WaaaHh, kalau begitu kedatangan sauya kami
kurang beruntung.....?"
"Betul, betul" Ciu Kay seng tertawa paksa, " mungkin lusa
pocu baru kembali"
Huan cu im memandang sekejap kearah Huan Gi kemudian
katanya: "Kalau begitu lusa kita balik kemari lagi"
"Ooooh, tidak usah. Tidak usah" seru Ciu Kay seng lagi
sambil menggoyangkan tangannya berulang kali, "dari jauh
Huan kongcu datang kemari, masa kau akan pergi dengan
begitu saja? Apalagi pocu dengan Huan Toaya juga terhitung
bersahabat karib dimasa lalu, uan Kongcu, lo koan keh, kita
sama sama bukan orang luar, setibanya dibenteng keluarga
Hee anggap saja seperti dalam rumah sendiri, biarpun pocu
tidak ada juga sama saja. Harap kalian berdua berdiam disini
saja toh satu dua hari lagi pocu akan kembali."
Tidak menunggu kedua orang itu bersuara, dia
menyambung lagi sambil tertawa:
"Pocu banyak urusan, dalam satu bulan pasti ada delapan
sampai sepuluh hari tidak berada dirumah, dulu Huan toaya
juga sering berkunjung kemari, bila pocu tak ada dia lantas
tinggal disini...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ucapan Huan toaya memang betul, sebagai saudara
sendiri kenapa mesti dibedakan antara kau dan aku?
sesampainya di benteng keluarga Hee, sama juga seperti
kembali kedusun Kim gou cun....."
"Ayah sering berkunjung kemari?" menyinggung soal
ayahnya, tanpa terasa Huan cu im bertanya.
"Yaaa, sepuluh tahun berselang dia sering kemari tapi
sepuluh tahun belakangan ini Huan toaya tak pernah kembali
lagi, tahun pertama sejak tidak berkunjung kemari Pocu
merasa keheranan dan pernah mengirim seorang centeng
kedusun Kim gou cun-"
" Kemudian diperoleh kabar Huan toaya tak pernah pulang
kerumah, berita ini membuatnya sangat gelisah dan berusaha
mencari kabar Huan toaya dimana mana, namun tak seorang
umat persilatanpun yang pernah bersua dengan Huan
toaya...."
Huan cu im segera merasakan hatinya menjadi berat,
semula dia berniat minta bantuan empek Hee-nya untuk
menemukan ayahnya, tapi kalau didengar ucapan tersebut
agaknya empek Hee-nya pun tidak mengetahui kabar berita
ayahnya. Berpikir demikian, cepat dia menyela: "Apakah
sampai kini belum juga diperoleh kabar?" Ciu Kay seng
menggelengkan kepalanya berulang kali:
"Selama sepuluh tahun terakhir ini, tak seharipun pocu lupa
dengan nasib Huan toaya, asal ada orang pulang dari Leng
lam ataupun gurun pasir, dia pasti bertanya kepada mereka
adakah menerima berita tentang Huan toaya tapi selama ini
tiada kabar yang diperoleh...."
Huan cu im sangat terharu oleh perkataan itu, katanya
cepat:
"Sebenarnya kedatanganku kali ini tak lain adalah untuk
mencari kabar tentang ayahku"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huan kongcu tak usah kuatir, aku pernah mendengar
cerita daripocu, konon Huan toaya memiliki ilmu silat yang
hebat, sepuluh tahun tidak melihat wujudnya, bagi orang
biasa mungkin dianggap lenyap. tapi bagi seseorang yang
berlatih ilmu, hal semacam ini bukan suatu kejadian yang
aneh."
"Ooooh....." mencorong sinar tajam dari balik mata Huan cu
im, "apakah maksud empek Hee berkata demikian?"
"Waktu itu aku sendiripun merasa keheranan setelah
mendengar perkataan dari pocu" ucap Ciu Kay seng sambil
tertawa, "kemudia pocu berkata bahwa Huan toaya adalah
seorang manusia yang gila ilmu silat, siapa tahu disuatu
tempat terpencil ia bertemu jago lihay dan disitu dia perdalam
ilmunya?"
"Bagi seorang yang sudah gila ilmu silat, untuk peroleh
kemajuan, meninggalkan anak istri selama puluhan tahun
bukanlah sesuatu yang aneh, kalau tidak. dengan nama besar
Huan toaya yang dikenal setiap orang, mengapa tak nampak
batang lehernya, bahkan pulang kerumahpun tak pernah?"
Timbul kembali harapan di hati Huan cu im setelah
mendengar perkataan itu, katanya kemudian:
"Yaaam betul juga perkataan ciu congkoan, mungkin saja
ayah sedang berlatih diri disuatu tempat"
"Pocu yang mengatakan kesemuanya itu kepadaku"
kembali Ciu Kay seng tertawa, "Pocu sangat erat
hubungannnya dtngan Huan toaya, tidak heran kalau tabiat
Huan toaya sangat dikenal oleh pocu kami."
Huan Gi yang berada disampingnya segera manggut
manggut tanda setuju, katanya pula sambil tersenyum:
"Perkara ini memang boleh dipercaya, sejak kecil toaya
kami ini memang sudah gila silat, lohu masih ingat ketika dia
berusia tiga belas tahun, waktu itu dia sedang berada dikota
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kim leng, entah mendengar dari siapa, dia mendapat tahu
kalau hong tiang dari kuil su soat si adalah seorang padri
lihay...."
"Dia lantas menganggap padri tersebut seorang jago
persilatan yang berilmu tinggi, suatu hari diam diam dia pergi
kekuil su soat ni seorang diri untuk mencari hwesio tersebut
dan ingin mengangkatnya sebagai guru, gara gara ulahnya
semua anggot biro ekspedisi jadi gempar, kami harus
mencarinya setengah harian sebelum berhasil di temukan
kembali."
Setelah mendengar ucapan dari pengurus rumah
tangganya ini, Huan cu-im makin percaya lagi. ujarnya
kemudian-
"Kalau begitu tak salah lagi, perkataan dari empek Hee
pasti benar." Memanfaatkan kesempatan itu ciu Kay seng
cepat berkata lagi
"Inilah sebabnya Huan kongcu tak usah cemas, biarpun tak
usah dicari suatu ketika Huan toaya pasti akan muncul sendiri
secara tiba-tiba, untuk sementara waktu lebih baik Huan
kongcu berdia disini saja, toh lusa pocu sudah kembali."
Kemudian setelah tertawa paksa, dia menambahkan-
"Didalam benteng kami masih tersedia sebuah ruangan
khusus untuk Huan toaya menginap. asal Huan toaya kemari,
tak usah dihantarpun dia akan langsung kesitu."
"Sekarang Huan kongcu datang berkunjung lebih baik
berdiamlah diruangan khusus itu, sudah sepuluh tahun kami
tetap mempertahankan wujudnya seperti semula, tiap hari
pasti ada orang yang membersihkan ruangan itu, maksudnya
agar setiap saat bisa dipakai jika Huan toaya telah kembali."
Huan Gi amat terharu oleh perkataan itu.
"Aaah pocu betul betul terlalu sayang dengan sahabat
karibnya....." Ciu Kay seng segera tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pocu dan Huan toaya bukan cuma sahabat saja, mereka
adalah saudara angkat" Tidak menanti kedua orang itu buka
suara, dia menyambung lebih jauh sambil tertawa:
"Ketika ku dengar kedatangan Huan kongcu tadi, segera ku
ingat kalau tempat asal kongcu tak lain adalah tempat asal
Huan toaya, apalagi jika Huan kongcu masuk dan menginap
disini nanti pasti akan semakin akrab hubungan kami, mari
kuhantar kalian berdua untuk melihat lihat." Seraya berkata
dia lantas bangkit berdiri.
Huan Cu im turut bangkit berdiri: "Terima kasih banyak Ciu
congkoan-"
"Huan kongcu tak usah merendah, ayo ikuti aku."
Mendadak Huan Gi seperti teringat akan sesuatu, dia
segera berseru: "Ciu congkoan, tiba tiba saja aku teringat
akan suatu persoalan-"
"Oooh, kau teringat apa?"
"Toaya kami adalah saudara angkat pocu kalian, biarpun
pocu sedang keluar rumah tapi sauya kami baru pertama kali
ini berkunjung kemari, semestinya kalau ia menyambangi pocu
hujin lebih dulu."
"Perkataanmu memang betul, cuma...."
"Apa pendapat Ciu congkoan? Harap diutarakan secara
langsung" Huan Gi memandang sekejap kearahnya.
"Yang kau maksudkan tentunya cu hujin bukan?" ciu Kay
seng tertawa paksa.
"Benar, kalau dihitung hitung belasan tahun berselang aku
pernah berkunjung ke bukit sik bun san dan berjumpa sekali
dengan cu hujin."
"sayang Cu hujin sudah meninggal sembilan tahun
lamanya..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"ooooh, rupanya Cu hujin sudah meninggal dunia, apakah
pocu kawin lagi?" Huan Gi terkejut.
"Pocu mempunyai gedung yang besar dan pekerjaan yang
bertumpuk, tentu saja dia harus mempunyai seorang
pembantu untuk mengurusi kesemuanya itu, nyonya sin kami
telah dinikahi delapan tahun berselang....."
"Kalau toh pocu sudah mengawini sin hujin berarti sin hujin
adalah bibi sauya kami, semestinya dia pergi
menyambanginya."
"Sin hujin orangnya suka akan ketenangan, dia paling benci
berdiam ditempat keramaian... biasanya dia hidup di bukit Lou
Cu san......"
"Lohupun masih ingat agaknya Cu hujin mempunyai
seorang putri yang berusia tiga tahun lebih tua daripada sauya
kami, tahun ini semestinya dia sudah berusia sembilan belas."
"Waaah, hebat amat daya ingatanmu"
suara tertawa ciu Kay seng kelihatan seperti agak
dipaksakan, kemudian buru-buru dia mengalihkan pokok
pembicaraan kesoal lain, katanya,
"Mari ku bawa jalan buat kongcu. Yang penting kita menuju
keruangan untuk beristirahat lebih dulu."
Cara ini memang merupakan suatu cara yang terbaik untuk
menghindarkan diri dari suatu kesulitan-
"Silahkan ciu congkian"
Maka dengan dipimpin oleh ciu Kay seng, berangkatlah
mereka menuju kepintu sudut timur, memasuki sebuah kebun
bunga yang sangat indah.
Dengan menelusuri aneka bunga yang berwarna warni,
mereka memasuki sebuah pintu pekarangan yang berbentuk
bulat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan akhirnya sampailah mereka didepan sebuah ruangan
yang indah dan menawan hati.
Baru mereka sampai didepan ruangan, seorang gadis
berbaju hijau yang berusia tujuh delapan belas tahunan telah
muncul menyambut kedatangan mereka lalu sambil
membungkukkan badannya memberi hormat katanya: "Budak
Ji giok menhunjuk hormat buat congkoan."
"Ji giok. cepat jumpai Huan kongcu dan Lo koan keh."
ji giok mengiakan dan buru buru memberi hormat kepada
Huan cu im berdua dengan kepala tertunduk.
"Budak Ji giok menjumpai Huan kongcu dan Lo koan keh."
Huan cu im belum pernah berbincang dengan kaum wanita,
merah padam selembar wajahnya mendengar ucapan itu.
"silahkan nona segera bangkit."
Ji giok bangkit berdiri dan berdiri disamping dengan kepala
semakin ditundukkan, katanya kemudian dengan manja.....
"Huan kongcu, sebutan nona tak berani budak terima, lain
kali harap kongcu menyebutkan nama budak saja...." Lalu
kepada Huan Gi katanya pula,
"Lo koan keh, serahkan saja barang perbekalan Huan
kongcu kepada budak "
sambil berkata dia menerima buntalan dari tangan Huan Gi.
Terpaksa Huan Gi menyerahkan buntalan tersebut
"Terima kasih nona."
"Tak perlu sungkan sungkan."
Maka Ciu Kay sengpun berkata pula
"silahkan masuk Huan kongcu"
Ketika Huan cu im melangkah masuk kedalam ruangan,
tampak dibagian tengah dari ruangan tersebut adalah sebuah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ruangan tamu kecil, dibagian tengah dinding tergantung
sebuah lukisan yang sangat indah.
sedangkan dikedua belah sisinya tergantung pula lukisan
lukisan indah lainnya.
Pada bagian tengah merupakan sebuah meja dengan enam
buah kursi antik, semuanyan diatur dengan indah dan rapi.
sambil membuka pintu kamar sebelah kiri, Ciu Kay seng
berkata:
"Tempat ini adalah kamar baca Huan toaya sering
membaca buku dalam ruangan ini, kadang kala diapun
bermain catur bersama pocu disana."
Huan cu im melangkah masuk. kamar baca itu memang
indah selain pintu masuk pada dinding sebelah kiri dan kanan
merupakan dua deret almari buku, banyak kitab bacaan yang
disimpan rapi disana, sedangkan pada bagian yang lain
merupakan sebuah jendela yang besar, dari situ orang dapat
menikmati aneka bunga dikebun-
Dibawah jendela adalah sebuah meja baca, diatas meja
terdapat alat alat tulis, sebuah cawan antik serta sejilid kitab
syair ciptaan Li Tay pak. Ujar Ciu Kay-seng kemudian sambil
tersenyum:
"sudah sepuluh tahun keadaan kamar baca ini tidak
berubah, cawan antik ini merupakan cawan teh yang sering
digunakan Huan toaya. Kita syair Li tay adalah kitab yang
paling digemari Huan toaya dihari hari biasa...."
selama dirumah, Huan cu im jarang sekali mendengar
ibunya membicarakan tentang ayahnya, tapi kini baru tiba di
benteng keluarga Hee, ia sudah banyak mendengar tentang
ayahnya dimasa yang lalu, bisa dibayangkan betapa
gembiranya dia.
"Perkataan ciu congkoan memang benar" kata Huan Gi
sambil tersenyum, "lohu memang sering kali mendengar toaya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membawakan senandung lagi, rupanya syair ciptaan Li Tay
pak."
Ciu Kay seng tertawa, dia lantas mengajak kadua orang itu
keluar dari kamar baca dan menuju keruang sebelah barat.
Tempat itu adalah kamar tidur, katanya kemudian, "seprai dan
selimut selalu tersedia, bila Huan kongcu berdiam disini, pasti
akan mendatangkan kesan lebih akrab."
"Disini hanya tersedia sebuah pembaringan, lo koan keh
harus tidur dimana?" tanya Huan cu im kemudian.
"sesungguhnya kamar ini merupakan kamar dari Huan
toaya, oleh sebab Huan kongcu berkunjung kemari, sudah
sepantasnya kalau kau tinggal disini, sedangkan tempat tidur
lo koan keh tak perlu dikuatirkan, aku pasti akan mengaturkan
baginya."
"ciu congkoan tak usah repot repot" kata Huan Gi cepat,
"biar aku tidur dibawah lantai saja, sauya kami baru pertama
kali ini keluar rumah, lohan perlu menemaninya selalu."
"soal ini....." ciu Kay seng termenung sebentar kemudian
manggut manggut, "begini pun ada baiknya juga, tidur dilantai
sih tidak usah dibelakang mana masih terdapat tiga buah
ruang kecil, sebuah untuk tempat tidur Ji giok sedangkan yang
lain kosong, terpaksa kami harus menyiksa lo koan keh...."
"Kita toh orang sendiri, mengapa mesti memakai istilah
demikian? Bagi lohan tidur dilantaipun sudah lebih dari
cukup,"
"Lo koan keh, mari kita pergi melihat lihat" seru Huan cu im
tiba-tiba.
"Biar budak yang membawa jalan" ji giok segera
menyambung. selesai berkata dia lantas berjalan lebih dulu
didepan-
Ciu Kay seng mengikuti kedua orang tamunya dari
belakang, mereka keluar dari ruang tidur menuju ke pintu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
samping, diluarnya berupa beranda yang luas, kemudian
terdapat tiga bilik kecil.
sambil menunjuk kearah bilik bilik kecil itu ciu Kay seng
kembali berkata:
"Kamar disebelah kiri adalah kamar tidurJi giok. bagian
tengah untuk menyimpan barang sedang disebelah kanan
tetap kosong, lo koan keh silahkan melihat sendiri, kalau
cocok biar Ji giok suruh orang membereskan."
sementara dia masih berbicara Ji giok sudah membuka
pintu bilik tersebut.
Bilik itu kosong, kecuali selembar pembaringan, dua buah
kursi dan sebuah rak untuk cuci muka, tidak nampak benda
yang lain, debu tebal melekat dimana mana tapi asal
dibersihkan, ruangan tersebut tampaknya cukup nyaman-
Huan Gi segera tertawa terbahak bahak:
"Haaaa..... haaa..... haaaa...... Ciu congkoan, tempat ini
sangat bagus, sebentar biar lohan sendiri yang
membereskannya......"
"Asal lo koan keh tidak menampik, segalanya dapat diatur"
ciu Kay seng tertawa, "apalagi jauh jauh kemari kau adalah
tamu kami, masa mesti turun tangan sendiri?" Kemudian
sambil berpaling, pesannya:
"Ji Giok, coba kau suruh seorang centeng untuk
membersihkan bilik ini lalu pasang seprei dan selimut, bila ada
yang kurang minta saja keruang depan-"
"Budak terima perintah."
"Nah Huan kongcu, silahkan duduk didepan" kata Ciu Kay
seng kemudian-...
Mereka bertiga kembali keruang tamu didepan sana dan
duduk. Ji giok segera datang menghidangkan air teh dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mundur kembali. sambil tersenyum Ciu Kay seng kembali
berkata:
"Kalian berdua baru datang dan sekarang sudah
memperoleh tempat untuk beristirahat, bila membutuhkan
sesuatu, kalian tak usah sungkan sungkan, minta saja
langsung kepada Ji giok. sepanjang jalan menempuh
perjalanan cepat kalian pasti lelah, silahkan beristirahat. Kita
berjumpa lagi nanti."
"silahkan ciu congkoan mengundurkan diri, kami tidak perlu
pelayanan lagi."
"Kalau begitu aku mohon diri dulu"
Dia membalikkan badan dan segera mengundurkan diri.
sepeninggal congkoan tersebut, Huan cu im mengambil
cawan air teh dan meneguk setengah. Kemudian sambil
berjalan kedepan pintu katanya: "Hmmmmm..... tempat ini
bagus sekali."
"Yaaa, Hee toaya memang selalu teringat dengan
sahabatnya, ruangan sebesar ini ternyata dibiarkan tetap
kosong hanya untuk memperingati Huan toaya....."
Huan cu im tidak mengetahui bagaimanakah perasaan
pengurus rumah tangganya ini, dengan gembira dia berkata
pula:
"Lo koan keh, sejak kecil sampai dewasa, jarang sekali
kudengar tentang segala perbuatan ayahku, hari ini kita baru
sampai dirumah empek Hee, banyak sudah kejadian yang
kudengar, seperti misalnya ayah menyukai syair Li Tay pek.
akupun dapat merasakan ayah pasti menyukai aneka bunga,
kalau tidak mengapa disekitar ruangan ini dikelilingi oleh
bunga yang begitu indah?"
sementara pembicaraan masih berlangsung Ji giok telah
muncul sambil membawa poci berisi air, katanya kemudian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil tersenyum: "Huan kongcu, budak membawakan air
untukmu."
"Terima kasih nona"
"Tak perlu berterima kasih" ji giok memenuhi poci air teh
mereka dengan air mendidih, kemudian terusnya, "bila kongcu
atau lo koan keh membutuhkan sesuatu, setiap saat katakan
saja kepada budak...."
"Apakah nona selalu tinggal disini?" tanya Huan cu-im
mendadak.
Menurut pemikirannya, seandainya budak ini sudah lama
berdiam disini, sudah barang tentu dia mengetahui tentang
masa silam ayahnya, tapi ingatan lain kembali melintas, usia
budak ini paling banter sebaya dengan usianya itu berarti
sepuluh tahun berselang dia masih seorang bocah perempuan
yang berusia lima enam tahunan-
-oo0dw0oo-
JILID : 4
Sambil tersenyum Ji Giok menyahut:
"Baru kemaren budak dipindahkan kemari."
"Nona Ji Giok dipindahkan dari mana?" tanya Huan Gi.
"Budak semua betul digedung bagian belakang, tapi
lantaran usia budak paling kecil maka ciucongkoan hilang. Usia
Huan kongcu tidak besar, maka untuk melayani Huan kongcu
mesti seseorang yang berusia lebih muda darinya itulah
sebabnya ciu congkoan memindahkan aku kemari."
Tertegun Huan Gi setelah mendengar ucapan tersebut,
pikirnya dengan cepat:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Heran, padahal kami berdua baru hari ini sampai disini,
rupanya sejak kemarin ciu congkoan sudah mengetahui atas
maksud kunjungan kami" Sementara itu Ji Giok sudah
melanjutkan sambil tertawa:
"Untuk dipindahkan kemari, budak secara langsung
dinaikkan dua tingkatan, kesemuanya ini tak lain adalah
berkat rejeki dari Huan kongcu."
"Ooooh, jadi kalianpun dibagi bagi dalam tingkatan yang
berbeda?"
"Tentu saja, semula budak tak lebih cuma seorang budak
kecil yang ditugaskan membersihkan gedung belakang, budak
hanya berasal dari tingkat ketiga, tapi untuk dipindahkan
kemari dan bertugas khusus melayani jago jago persilatan
yang berkedudukan dalam dunia persilatan, atau tamu tamu
golongan putih yang terhormat, orang itu harus berasal dari
tingkat pertama."
sekali lagi Huan Gi merasa tertegun terutama setelah
mendengar ucapan yang terakhir itu, segera pikirnya:
"Bukankah Ciu Kay seng menerangkan kalau tempat ini
adalah kamar bekas dipakai Huan toaya dimasa lalu? Mengapa
budak ini justru menerangkan kalau tempat ini khusus untuk
melayani para jago persilatan atau tamu tamu golongan putih?
Mengapa dia mesti membohongi kami berdua dengan cerita
cerita semacam itu?" Tampaknya Huan Cu im merasakan juga
hal itu, dengan cepat dia bertanya:
"Nona Ji Giok. jadi maksudmu tempat ini hanya khusus
dipakai untuk melayani para jago persilatan atau tamu tamu
dari golongan putih?"
Mendadak paras muka Ji Giok berubah sangat hebat, dia
seperti menyadari kalau telah salah berbicara, dengan
perasaan ketakutan buru buru dia membantah:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"oooh.... budak kurang jelas maaf bu.... budak belum lama
dioper kemari, jadi budak kurang jelas."
"Nona Ji Giok tak usah takut kami tak bakal
memberitahukan kesemuanya ini kepada Ciu Congkoan" hibur
Huan Gi tersenyum.
Lambat laun paras muka Ji Giok pulih kembali seperti
sediakala, ia berkata "Budak juga tahu, lo koan keh adalah
orang baik,"
"Apakah Ciu congkoan sangat galak terhadap anak
buahnya?" Huan Gi sengaja bertanya.
Ji giok tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dia
celingukan sebentar ketempat luaran sana, beberapa saat
kemudian baru sahutnya
"Bila budak sampai salah berbicara maka sebagai akibatnya
akan peroleh hukuman yang amat keras, sedemikian hebatnya
sampai budak sendiripun tak dapat melukiskannya dengan
kata kata."
"Bagaimana sih kerasnya?"
"Budak sendiripun kurang tahu, pokoknya amat
mengerikan."
Ketika mengutarakan perkataan tersebut, tampak paras
mukanya diliputi oleh rasa takut dan ngeri yang sangat tebal.
Ji Giok berpikir sebentar, kemudian ujarnya lagi dengan
suara yang lirih.
"Tahun berselang, kemudian ada seorang tamu lewat disini
dan mampir dibenteng kami, waktu itu enci Giok hoa yang
ditugaskan melayaninya, enci Giok hoa paling baik orangnya
diantara rekan rekan budak lainnya. Entah apa yang telah ia
bicarakan dengan tamu tersebut, sepeninggal tamu tersebut,
Ciu congkoan menuduhnya telah membocorkan rahasia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
benteng, kemudian tahu tahu enci Giok hoa hilang lenyap
dengan begitu saja......"
Mendadak selapis perasaan seram dan ngeri menghiasi
wajahnya, agak lama kemudian ia baru melanjutkan agak
tergugup.
"Akhirnya budak dapat tahu, rupanya Giok hoa cici telah
dibunuh secara keji."
"Aaaah masa begitu?" Huan cu im berseru. Paras muka Ji
Giok semakin berubah.....
"Huan kongcu harap kau jangan menanyakan soal ini
kepada siapa saja."
oooooo0dw0oooooo
Huan Gi segera menggoyangkan tangannya berulang kali
sambil menghibur.
"sauya tak akan menanyakan persoalan ini kepada siapa
saja, kau tak usah kuatir." Ji giok menarik napas panjang
panjang.
"Yaaa, budak sendiripun hanya mendengar dari cerita
orang. oya, kongcu dan lo koan keh adalah orang baik baik,
selama berdiam dibenteng ini alangkah baiknya kalau tidak
banyak menanyakan soal soal yang menyangkut rahasia
benteng ini." Huan Gi manggut manggut....
"Ehmmm, aku tahu. sudah berapa tahun nona berada
didalam benteng ini....?"
"sudah setahun lebih."
"Dirumahmu masih ada siapa saja?"
"Masih ada seorang ibu dan seorang kakak, kakakku juga
bertugas dalam benteng ini."
"Nona pernah pulang kerumah?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Belum, menurut peraturan dari benteng ini barang siapa
sudah masuk dan bertugas dalam benteng maka ia tidak
diperkenankan pulang lagi. sementara kehidupan ibuku
dijamin sepenuhnya oleh pihak benteng...."
Ketika berbicara sampai disini, dia berseru lalu katanya lagi.
"Budak segera pergi, aku mesti memberi tahukan kepada
pelayan lain untuk membereskan balik buat lo koan keh."
Dengan cepat dia mengundurkan diri dari ruangan
tersebut. sepeninggal budak itu, Huan cu im segera berseru:
"Lo koan keh, tempat ini....."
Tidak sampai ucapan tersebut dilanjutkan Huan Gi sudah
menggoyangkan tangannya sambil menukas:
"sauya mesti ingat, paling baik kalau kau menganggap apa
yang telah didengar apalagi sampai ditanyakan kepada Ciu
congkoan nanti."
"Maksud mu perkataannya tadi bukan sungguhan?"
"Tidak" paras muka Huan Gi berubah sangat serius, "ia
berbicara sejujurnya, tapi semua masalah tersebut tak ada
hubungannya dengan kita, jadi paling baik kalau kita berlagak
seolah olah tidak tahu."
"Aku lihat dibalik kesemuanya ini pasti terdapat sesuatu
rahasia besar"
Paras muka Huan Gi berubah hebat, cepat cepat dia
menukas:
"sauya, selama melakukan perjalanan di tempat luaran,
yang paling penting adalah kurangi berbicara yang tak
berguna, lebih lebih lagi jangan berlagak sok pintar, yang
merupakan pantangan terbesar bagi umat persilatan pada
umumnya adalah menyelidiki rahasia pribadi orang lain, akibat
yang kecil paling banter terjadi permusuhan. Tapi kalau besar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akibatnya bisa kehilangan nyawa, dalam hal ini kau mesti
mengingatnya baik baik."
Kemudian setelah termenung sebentar, dia melanjutkan
lagi dengan suara rendah. "Menurut pendapat lohan, kita tak
boleh berdiam kelewat lama disini."
"Tapi empek Hee baru kembali lusa."
"SEtelah sampai disini, tentu saja kita harus menunggu
sekembalinya Hee pocu, bila kau bertemu dengan empek Hee
nanti, cukup kau tanyakan soal berita toaya saja dengan
harapan ia dapat membantumu untuk menemukan jejak toaya
kemudian kita segera berangkat kekota kim leng."
"Lo koan keh, mau apa kita ke Kim leng?"
"Dulu, ayahmu pernah membuka biro ekspedisi di kota Kim
leng, puluhan tahun lamanya dia bekerja disitu, jadi banyak
sahabat karibnya yang tinggal dikota tersebut. Lohan
sendiripun mempunyai banyak kenalan disana, setibanya
disitu, bisa jadi kita akan peroleh kabar berita tentang toaya."
"Lo koan keh, mengapa tak kau katakan semenjak dulu?"
seru Huan CU im girang. Huan Gi segera tertawa,
"sebab Hee pocu adalah saudara angkat toaya, maka
langkah pertama bagi kita sudah semestinya berkunjung dulu
kemari......., tapi kalau dibicarakan kembali, perkenalan toaya
dengan Hee pocu waktu itupun berlangsung dikota Kim leng"
Mereka berdua berbincang bincang didepan ruang tamu,
sementara masih asyik berbicara tampak dua orang lelaki
berbaju hijau muncul dengan membawa nampan berisi
hidangan. setelah mengatur hidangan tersebut dimeja,
mereka segera mengundurkan diri
Mereka tak berbicara, juga tak memperhatikan Huan cu im
berdua, seakan akan tugas mereka hanya menghantar
hidangan dan kemudian mengundurkan diri secepatnya. Diam
diam Huan Gi memperhatikan gerak gerik keempat lelaki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersebut, ternyata gerak gerik mereka sangat enteng dan
gesit, sudah jelas merupakan jago jago persilatan yang
berilmu tinggi. Kenyataan tersebut serta merta meningkatkan
kewaspadaan didalam hatinya.
setelah keempat orang lelaki berbaju hijau itu
mengundurkan diri, menyusul kemudian Ciu Kay seng muncul
kembali dan berkata sambil tersenyum:
"Berhubung pocu tidak ada, aku sengaja menyuruh koki
untuk menyiapkan beberapa macam hidangan sebagai
perjamuan untuk menyambut kedatangan Huan kongcu serta
lo koan keh........"
"Aaaah, Ciu congkoan tak usah repot repot."
"Biar Huan kongcu baru pertama kali ini datang berkunjung
namun hubungan Huan kongcu dengan benteng keluarga Hee
berbeda, bila aku tidak menjadi seorang tuan rumah yang
baik. pocu pasti akan mengumpat diriku habis habisan bila
tahu hal itu."
Kemudian tidak menunggu sampai kedua orang itu
menjawab, dia sudah mempersilahkan sambil serunya
berulang kali:
"silahkan, silahkan, silahkan Huan kongcu mengambil
tempat duduk."
SEtelah saling mengalah, akhirnya Huan cu im menempati
kursi utama sedangkan Huan Gi dan ciu Kay seng masing
masin menempati disisi kiri dan kanannya. Ji giok dengan
cekatan memenuhi cawan semua orang dengan arak wangi.
"Huan kongcu, kuhormati secawan arak untukmu" kata Ciu
Kay seng kemudian sambil bangkit berdiri ia mengangkat
cawannya. SElesai berkata, dia meneguk habis isinya dalam
satu tegukan.
"Aku tidak dapat minum arak" tampik Huan cu im.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi setelah dilihatnya Ciu Kay seng mengeringkan isi
cawannya, terpaksa diapun mengeringkan juga isi cawannya.
Buru buru Ji Giok menuangkan arak untuk mereka berdua.
sekali lagi Ciu Kay seng bangkit berdiri kali ini dia berkata
kepada Huan Gi sambil tersenyum:
"Lo koan keh, kau adalah pembantu tiga generasi dari
gedung keluarga Huan jadi kalau dihitung hitung kau masih
terhitung cianpwee ku, cawan arak ini sengaja
kupersembahkan sebagai rasa hormatku untukmu."
sekali teguk ia habiskan pula isi cawannya. orang yang
sudah berusia lanjut biasanya paling senang disanjung orang,
apalagi sanjungan dari Ciu Kay seng kedengaran begitu halus
dan sangat bersahaja. Huan Gi segera tertawa terbahak
bahak.
"Haaahhh.... haaahhh.... haaahhh..... ucapan ciu Congkoan
terlalu sungkan, mari lohanpun menghormati Ciu congkoan
dengan secawan arak pula." Ia pun meneguk habis isi
cawannya.
Huan cu im tidak terbiasa minum arak. maka dia hanya
bersantap belaka.
Ciu Kay seng maupun Huan Gi seolah olah amat cocok satu
sama lainnya, makin berbincang semakin cocok maka cawan
demi cawan arakpun mengalir terus kedalam perut. Tak lama
kemudian, kedua orang itu sudah dipengaruhi oleh air kata
kata (arak).
Mendadak Huan Gi seperti teringat sesuatu dia merasa baik
perawakan tubuh Ciu Kay seng maupun nada suara
pembicaraannya persis seperti lelaki berkerudung yang
memimpin penyerbuan kerumah majikannya sepuluh tahun
berselang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan diperolehnya penemuan tersebut hatinya semakin
tenggelam, pengaruh alkoholnya hilang separuh sementara
kewaspadaannya ditingkatkan.
Namun diluaran dia masih bersikap seperti mabuk. sambil
mengangkat cawannya ia menegur sambil tertawa:
"ciu congkoan, pernahkan kau berkunjung ke dusun Kim
gou cun?"
Ciu Kay seng seperti merasa terkejut dengan pertanyaan
itu, namun dengan cepat wajahnya telah pulih kembali seperti
sediakala, sahutnya sambil tertawa
"Aaaah, belum pernah. Pocu sering keluar benteng,
padahal urusan disini amat banyak bagaimana mungkin aku
punya waktu untuk berjalan jalan."
"Betul juga perkataanmu itu, lohan lupa kalau Ciu congkoan
adalah seorang yang sibuk" Kemudian sambil meneguk arak.
dia melanjutkan kembali sambil tertawa:
"Bila Ciu congkoan punya waktu senggang, berkunjunglah
kedusun Kim gou cun, biar lohan bisa menjadi tuan rumah
yang baik untuk menemani kau minum arak sampai puas."
"Bila ada kesempatan, aku memang kepingin berkunjung
kesana."
"Tahun ini ciu congkoan baru berusia empat puluh
tahunan?"
"Tidak, sudah hampir lima puluh."
"Eehmmm, masa pertengahan, memang masa ini
merupakan masa keemasan bagi seseorang. oyaa..... Ciu
congkoan berasal dari perguruan mana."
Pertanyaan inilah baru merupakan pertanyaan yang utama,
namun bila tanpa diembel embeli basa basi tak mungkin
pertanyaan semacam itu bisa dilontarkan dengan begitu saja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebagai orang yang berpengalaman luas dalam dunia
persilatan, ia tahu bagaimana teknik untuk bertanya sehingga
tujuan sebenarnya sama sekali terselubung.
"Aaaah, perguruan kecil saja, aku berasal dari Thong long
bun...."
Coba kalau bukan lagi terpengaruh arak. tidak nanti dia
akan menjawab pertanyaan tersebut, tapi sekarang apa saja
diutarakkan dengan begitu saja. Berkilat sepasang mata Huan
Gi, segera pikirnya dihati:
"Ternyata dugaanku tidak salah, biarpun pemimpin
manusia berkerudung yang melancarkan penyerbuan malam
itu berusaha untuk merahasiakan identitasnya sendiri, tapi
permainan cakarnya jauh lebih banyak daripada permainan
pukulannya, siapapUn dapat mengetahui kalau gerak jurus
serangannya berasal dari perguruan Thong long bun." Berpikir
demikian, tanpa sadar dia berseru "itulah dia........"
"Lo koan keh, apa kau bilang?" paras muka Ciu Kay seng
berubah hebat.
Huan Gi sangat terkejut tapi cepat cepat dia berkata sambil
tertawa terbahak bahak.
"Haaahhh.... haaahhh.... haaahhh.... ooh, lohan maksudkan
itulah dia. Aku jadi teringat belasan tahun berselang, ketika
toaya baru pulang dari benteng kalian, dia sangat memuji
kelihayan ilmu cakar maut Ciu congkoan."
"Ketika itu lohan baru berusia enam puluh tahun biar
usianya sudah tua, hatiku tidak tua aku berhasrat bila ada
kesempatan pasti akan mencoba beberapa jurus serangan dari
Ciu congkoan. siapa tahu dalam waktu singkat empat lima
belas tahunan sudah lebat, kini aku sudah tua dan tidak
memiliki ambisi seperti dahulu lagi."
"Lo koan keh merendah saja" ciu Kay seng tertawa,
"akupun pernah mendengar orang berkata, konon lo koan keh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berasal dari Eng jiau bun, dan selama hidup belum pernah
lupa untuk melatih diri, bisa dibayangkan tenaga dalammu
tentu amat sempurna, bila ada kesempatan akupun ingin
sekali menyaksikan kehebatanmu." Dalam hati kecilnya Huan
Gi tertawa dingin pikirnya:
"darimana kau bisa tahu kalau aku berasal dari perguruan
Eng jiau bun? darimana pula kau tahu jika latihan tak bisa
mendengar......?"
Tapi diluarnya segera tertawa terbahak bahak, ujarnya:
"ciu congkoan terlalu gemar bergurau, sudah belasan tahun
lohan tak pernah melatih diri, orangnya sudah tua dan
tulangnya sudah pada mengeropos. Mana mungkin aku
mempunyai kepandaian yang bisa diandalkan?"
Ciu Kau seng segera mengalihkan pokok pembicaraan
kesoal lain kembali dia berkata: "Kita hanya tahu minum arak
melulu sampai Huan kongcu terlupakan..."
"Aaah, tidak apa apa, aku toh tak pandai minum arak. tak
nyana kalau takaran minum lo koan keh sangat hebat." Huan
Gi tertawa terbahak bahak.
^Haaahhhh.... haaaahhhh..... haaahhh.... masa sauya
belum pernah melihat lohan minum arak? Dulu sewaktu lohan
masih muda, aku tidak pernah mengenal kata " mabuk",
sekarang sudah tak berguna lagi, baru minum beberapa
cawan, jantungku sudah mulai berdebar amat keras."
"Di waktu waktu biasa akupun jarang minum arak" buru
buru ciu Kay seng berkata pula, "hari in aku merasa cocok
sekali dengan lo koan keh sehingga tanpa terasa banyak
minum arak. padahal aku sudah tidak tahan semenjak tadi."
Ketiga orang itu segera bangkit bersama sama, Ji Giok
datang memberi tiga helai handuk panas.
sambi menyeka wajahnya, Ciu Kay seng berkata lagi:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kedatangan Huan kongcu telah kukabarkan kepada pocu
dengan melalui burung merpati pos, bila tiada aral melintang
mungkin besok pocu sudah sampai kembali dibenteng."
Mendengar soal burung merpati pos sekali lagi Huan Gi
merasakan hatinya tergerak, dia jadi teringat kembali dengan
seekor burung merpati pos yang dilihatnya pagi tadi ketika
mereka sedang menyebrangi sungai.
"Terima kasih banyak atas perhatian dari Ciu congkoan"
Huan cu im segera berseru.
"Aaah kongcu lagi lagi sungkan hal ini sudah merupakan
kewajibanku...." Berbicara sampai disini, dia lantas bangkit
berdiri untuk memohon diri.
Bagaimanapun juga Huan Gi memang sudah tua, setelah
kebanyakan minum arak dia betul betul agak mabuk. mukanya
merah agak membara dan sepasang alis matanya berkenyit
dia seperti sedang memikirkan sesuatu persoalan.
"Lo koan keh, mari kuhantar kau kekamarmu untuk
berisitrahat" kata Huan cu im kemudian.
Huan Gi berpaling melihat Ji Giok tidak hadir disitu, dia
segera berbisik:
"sauya, lohan tidak mabuk. Lohan sedang berpikir, sehabis
bertemu Hee toaya esok, lebih baik kita secepatnya berangkat
ke Kim leng...."
"Apa yang sedang lo koan keh pikirkan?" tanya Huan cu im
sambil menatap wajahnya lekat lekat.
"Aaah, tidak ada apa apa" Huan Gi tertawa, "Mungkin lohan
sudah terlalu lama meninggalkan Kim leng, maka begitu
teringat Kim leng lohan jadi ingin terburu buru berangkat
kesitu."
^oooo0dw^oooo^
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keesokan harinya tatkala tengah hari baru tiba Ji Giok
dengan langkah terburu buru berlarian masuk kedalam
ruangan, kemudian serunya: "Huan kongcu, lo koan keh, pocu
telah pulang"
"Nona Ji Giok. kau mendengar dari siapa?" buru buru Huan
Gi bertanya.
"Ketika budak berada didapur, kebetulan kudengar sinenek
dari ruang bawah mengatakan hal tersebut, dia adalah orang
yang ditugaskan melayani pocu, kedatangannya kedapur
adalah untuk memesan tiga mangkuk bakmi untuk pocu
begitu budak mendengar berita ini cepat cepat aku datang
memberitahukan kepada kalian berdua."
"Terima kasih nona, kini empek Hee berada dimana?" tanya
Huan cu im dengan wajah berseri.
Dia ingin terburu buru menjumpai saudara angkat ayahnya,
tentu saja sekalian mencari tahu kabar berita tentang
ayahnya. Ji giok segera tersenyum.
"Pocu baru saja pulang, paling tidak dia toh mesti
beristirahat dulu sejenak. seusai bersantap nanti, pasti akan
diutus Ciu congkoan untuk mengundang kongcu."
"Perkataan nona Ji Giok memang benar" Huan Gi manggut
manggut, "pocu baru saja pulang, dia memang perlu
beristirahat dulu."
"Biar budak siapkan air teh buat kongcu" kata Ji Giok
kemudian sambil membelokkan badan dan berlalu.
sepeninggal sang budak Huan Gi segera berpesan:
"Sauya harus sangat baik baik bila bertemu dengan Hee
toaya nanti, kau harus bilang kalau kepergian kita kali ini
hanya berniat mencari toaya dan berharap ia bisa
membantumu mencarikan tahu jejak dari toaya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bila Hee toaya bersikeras menahan kita untuk menahan
kita untuk berdiam beberapa hari lagi disini, kau bilang saja
kalau kita harus berangkat dulu ke Kim leng, sekembalinya
dari Kim leng saja baru mampir lagi"
Huan cu im yang menyaksikan pembantu tuanya ini selalu
mengajak dirinya pergi ke Kim leng menjadi sangat
keheranan, bukankah suhunya sendiri malah menganjurkan
kepadamu agar datang mencari empek Hee nya....?
Tatkala dia minta ijin kepada ibunya untuk mengunjungi
empek Hee, lo koan keh nampak sangat gembira, malah
mengatakan kalau ilmu silat empek Hee sangat lihay dan dia
bisa minta petunjuk dari padanya.
Tapi sekarang entah apa sebabnya tahu tahu lo koan keh
sudah berubah pikiran dan selalu mendesaknya agar pergi ke
Kim leng.
Melihat lo koan keh berbicara dengan serius apalagi
semenjak kecil dia memang amat menyayanginya, dia merasa
tak baik untuk menampik niat baiknya maka diapun manggut
manggut.
"setelah bersua dengan empek Hee nanti pasti akan
kuutarakan seperti apa yang lo koan keh katakan-"
Huan Gi menghembuskan napas panjang.
"Lohan terburu buru ingin ke Kim leng, hal ini tak lain agar
lebih cepat bisa menemukan toaya, sebab bila ada beberapa
orang yang membantu usaha pencarian ini, bagaimanapun
juga jauh lebih dari pengharapan."
Belum habis dia berkata, Ji Giok dengan membawa teko air
telah munculkan diri sambil menyambung :
"Lo koan keh apakah kalian berniat pergi setelah bertemu
pocu nanti? Mengapa tidak berdiam beberapa hari lagi?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Walaupun dia sedang berbicara dengan lo koan keh,
namun sepasang matanya yang jeli justru mengawasi wajah
Huan cu im dengan penuh pengharapan-
"sauya datang untuk mencari toaya, tentu saja banyak
tempat harus dikunjungi olehnya sekalian menyambangi
beberapa orang sahabat ayahmu dulu" kata Huan Gi.
"Benar juga perkataan lo koan keh, bila kalian tak ada
urusan, budak sungguh berharap kalian mau berdiam
beberapa hari lagi disini sebelum pergi."
"Kami hanya pergi ke Kim leng sebentar sekembalinya dari
situ tentu akan mampir lagi."
"sungguh?" seru Ji guk dengan wajah berseri.
sementara itu, dari ruang depan terdengar suara langkah
kaki manusia yang berjalan mendekat, buru buru Ji Giok
mengundurkan diri dari situ.
Ciu Kay seng mundur dengan langkah tergesa gesa,
dengan senyum dikulum dia berkata sambil menjura:
"Pocu telah culang, ia sengaja mengutus aku untuk
mengundang Huan kongcu agar bersua dikamar baca"
"Cepat amat pocu sudah kembali" seru Huan Gi. Kembali
Ciu Kay seng tertawa paksa:
" Ketika pocu mendengar Huan kongcu telah datang, dia
buru buru berangkat pulang, belum lagi duduk dia sudah
menyuruh aku mengundang Huan kongcu agar menghadap."
"Lo koan keh, kalau begitu mari kita kesana selekasnya,
jangan biarkan empek Hee menunggu terlalu lama" seru Huan
cu im kemudian-
"Aku akan membawakan jalan buat Huan kongcu" Ciu Kay
seng segera berkata sambil tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia membalikkan badan dan berjalan keluar dari halaman,
sementara Huan cu im dan Huan Gi mengikuti dibelakangnya.
setelah masuk keluar ruangan dan halaman yang ditumbuhi
pepohonan bambu, akhirnya mereka sampai disebuah gedung
yang dikelilingi aneka tumbuhan-Ciu Kay seng segera menaiki
tangga batu dan berkata dengan hormat:
" Lapor pocu, Huan kongcu telah datang."
"Haaahhh.... haaahhh.... haaahhh...." gelak tertawa nyaring
bergema dari balik kamar baca, "cepat silahkan masuk."
Ciu Kay seng menyingkir kesamping untuk memberi jalan,
kemudian berbisik, "Pocu mengundang kalian agar masuk"
sebelum berjumpa dengan empek Hee, Huan cu im merasa
ingin terburu buru menjumpainya.
Tapi sekarang, setelah hampir menjumpainya, dia malahan
merasakan hatinya tak tentram.
Buru buru dia membereskan pakaiannya dan melangkah
masuk kedalam kamar baca.
Tampak seorang kakek berperawakan tinggi besar dan
berwajah merah segar muncul dari ruangan menyambut
kedatangannya. Huan Gi yang mengikuti dibelakangnya
segera berbisik, "sauya, cepat menjumpai Hee pocu."
Mendengar perkataan tersebut Huan Cu im segera
menjatuhkan diri berlutut sambil katanya:
"Keponakan Huan Cu im menjumpai empek Hee" Hee Im
hong tertawa terbahak bahak. "Hiantit, lo koan keh, cepat
bangun"
Baru saja Huan Cu im berlutut, dia merasa ada dua buah
tangan yang tebal tapi lembut membimbingnya bangun.
sambil menarik tangan Huan Cu im, dengan wajah berseru
Hee Im hong berkata lagi:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lohu masih ingat pada belasan tahun berselang, sewaktu
bertemu dengan hiantit. Ketika itu hiantit baru berusia dua
tiga tahun, aku paling suka membopongmu karena mulutmu
manis, setiap bertemu aku segera memanggil empek tiada
habisnya. Haaahhh... haaahhh.... haaahhh..... waktu memang
berlalu amat cepat, dalam sekejap mata hiantit sudah tumbuh
menjadi dewasa"
sembari berkata, tiada hentinya dia amati tubuhnya Huan
kongcu dari atas hingga kebawah, sikapnya hangat dan penuh
perhatian.
Huan Cu im hanya merasakan dibalik kelembutan tangan
yang menggengam tangannya, terasa ada segulung hawa
hangat yang mengalir masuk kedalam tubuhnya, dia merasa
sangat terharu.
Hee Im hong segera menariknya agar duduk disampingnya,
kemudian sambil mendongakkan kepala katanya pula: "Lo
koan keh silahkan duduk"
"selama berada dikamar baca Hee toaya, masa budak tua
punya hak untuk duduk?" Kembali Hee Im hong tertawa
terbahak bahak,
"Haaahhh... haaahhh.... lo koan keh adalah pembantu setia
keluarga Huan selama tiga generasi, bahkan Tay seng
sendiripun dibesarkan olehmu, padahal aku dan Tay seng
adalah saudara angkat, hubungan kami melebihi saudara
kandung, selama berada disini, apa bedanya dengan di
keluarga Huan? Kau sudah tua lagi, masa harus dibiarkan
berdiri melulu? Ayo cepat silahkan duduk"
"kalau begitu budak menerimanya." Dengan hormat Haun
Gi mengambil tempat duduk.
sementara itu Huan Cu im telah memperhatikan empek
Heenya dengan penuh seksama, dia merasa empeknya
mempunyai wajah yang lebar dengan telinga besar, alis
matanya tebal dan matanya besar, hidung, mulutnya lebar,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meskipun sedang bergurau namun wajahnya selalu nampak
keren dan berwibawa....
"Baru semalam aku mendapat tahu akan kehadiran hiantit
dibenteng kami" kata Hee Im hong sambil berpaling, "maka
pagi tadi aku segera berangkat pulang, kerasan bukan hiantit
tinggal dibenteng ini?"
"Yaaaa, kerasan-"
Pelan pelan Hee Im hong melepaskan tangan Huan cu im,
kemudian sambil mengelus jenggotnya yang hitam dia berkata
lagi sambil manggut manggut.
"Asal kerasan saja malah baik, setelah sampai disini hiantit
boleh menganggap tempat ini sebagai rumah sendiri, tak usah
sungkan."
"Kedatangan siautit kali ini, pertama karena ingin mencari
tahu kabar berita tentang ayahku yang sudah banyak tahun
tak pernah kembali. Kedua ingin mohon bantuan empek Hee
untuk mencari kabar berita tentang ayahku karena empek Hee
mempunyai pergaulan yang cukup luas."
"Ayahmu adalah adik angkatku, tiada masalah yang
dirahasiakan olehnya dihadapanku, sebelum pulang kerumah
sepuluh tahun berselang, dia masih sempat berdiam selama
dua hari dibenteng ini, namun tiada masalah apapun yang
pernah dia bicarakan denganku."
"kalau begitu, empek Hee juga tidak mengetahui kemana
perginya ayahku?"
"Kemudian aku dengar ayahmu sudah lama meninggalkan
rumah dan tak pernah pulang kembali, bahkan setahun
lamanya dia pun tak pernah berkunjung kemari, aku merasa
amat keheranan waktu itu, berapa kali aku utus orang untuk
mencari berita ke dusun Kim gou cun tapi ibumu juga bilang
tak tahu menahu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setelah berhenti sejenak, tidak sampai Huan cu-im buka
suara, dia menyambung lebih jauh.
"Aku menjadi sangat gelisah segera kuutus orang untuk
mencari kabar berita ayahmu diempat penjuru tapi anehnya
seluruh umat persilatan tak ada yang pernah bertemu dengan
ayahmu, aku pernah berpikir lebih mendalam lagi, dengan
nama besar ayahmu dalam dunia persilatan, tak pernah ada
perselisihan ataupun permusuhan besar yang dilakukan
olehnya berarti tak mungkin ada suatu ancaman bahaya
baginya dari pihak lain. Maka setelah pikir punya pikir akhirnya
kuambil kesimpulan."
"Bagaimanakah kesimpulan empek Hee?"
Hee Im hong mengelus jenggotnya sambil tertawa:
"Selama hidupnya ayahmu paling suka ilmu silat. Mungkin
saja dalam suatu kesempatan berpesiar kesuatu tempat, ia
telah berjumpa dengan seorang tokoh sakti dan melatih diri
lebih tekun lagi ditempat tersebut....."
Berbicara sampai disitu kembali dia berhenti sejenak.
kemudian baru sambungnya lagi sambil tertawa:
"SEpuluh tahun sekarang sudah lewat dalam pandangan
orang biasa memang merupakan suatu jangka waktu yang
amat panjang, tapi bagi seseorang yang berlatih silat, sepuluh
tahun bukan suatu jangka waktu yang terlalu panjang, sebab
kepandaian yang mendalam sering kali belum bisa berhasil
dikuasai dalam sepuluh tahun saja."
"Namun kalau dibicarakan kembali, sudah sepuluh tahun
ayahmu meninggalkan rumah biarpun dia hidup mengasingkan
diri ditengah gunung yang sepi untuk berlatih sejenis ilmu
semestinya saatnya untuk muncul kembali sudah tiba, maka
aku harap hiantit tak usah gelisah, siapa tahu beberapa hari
lagi ayahmu bakal muncul dengan sendirinya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sesungguhnya kedatangan siautit kali ini adalah untuk
mencari jejak ayahku harap empek Hee sudi membantu
usahaku ini."
"ooooh, tentu saja" Hee Im hong tersenyum, "aku dan
ayahmu sangat akrab, tak usah hiantit katakan pun selama
sepuluh tahun terakhir ini aku selalu memikirkan
keselamatannya, asal kujumpai sahabat dunia persilatan yang
baru pulang dari tempat jauh, pasti kutanyakan sekitar jejak
ayahmu."
"Terima kasih banyak empek Hee, atas perhatianmu."
"Untung hiantit dan lo koan keh telah datang, sebenarnya
akupun sedang menguatirkan kalian- Dulu hiantit masih kecil,
aku kuatir istri adikku tak lega hati, kini hiantit telah dewasa,
tentunya diapun tidak usah kuatir lagi bukan-"
"Bila kalian tidak kemari, akupun berencana hendak
mengundang hiantit untuk datang ke benteng kami serta
mempersilahkan kau berdiam disini saja, aku percaya kau
pasti dapat menemukan ayahmu."
"Ketika siautit hendak meninggalkan rumah ibu telah
berpesan agar siautit dan lo koan keh berangkat ke Kim-leng
setelah berjumpa dengan empek Hee."
Ucapan ini sudah jelas merupakan ajaran dari Huan Gi. Hee
Im hong tertegun sehabis mendengar perkataan itu, serunya
dengan cepat: "Apakah hiantit tidak berdiam beberapa hari
dulu disini? Mau apa kau ke Kim leng?"
"Menurut ibuku, dimasa lalu leluhurku pernah membuka
biro ekspedisi di Kim leng disitu banyak teman lamanya
berdiam setelah siautit keluar rumah sudah sepantasnya pula
untuk manyambangi mereka satu persatu siapa tahu masih
ada orang yang mengetahui kabar berita ayahku."
Hee Im hong tertawa terbahak bahak....
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haaahhh.... haaahhh.... perkataan ibumu ada benar juga,
cuma congpiautau dari beberapa perusahaan biro ekspedisi
merupakan sobat karib dari lohu, bila mereka peroleh kabar
berita tentang ayahmu niscaya akan diutus orang untuk
mengabarkan kepadaku. Hiantit boleh berdiam disini saja,
apalagi kau toh belum pernah keluar rumah, buat apa mesti
menempuh perjalanan jauh?"
"Kasih sayang pocu sungguh mengharukan hati kamu,"
Huan Gi berkata, "tapi saUya baru pertama kali ini terjun
kedUnia persilatan sudah sewajibnya dia mengunjungi mereka
satu persatu sebab hal ini menyangkut sopan santun."
"Maksud toan nio, dia memang ingin menitipkan sauya
kepada pocu agar banyak peroleh bimbingan. Itulah sebabnya
budak berniat menemani sauya untuk mengunjungi Kim leng
lebih dulu, barulah sekembalinya dari Kim leng kami akan
mengganggu lagi." Hee Im hong manggut manggut, katanya
kemudian sambil tertawa:
"Kalau toh hal ini memang maksud dari adik iparku,
memang baik juga kalian mengunjungi Kim leng, namun aku
pikir tak usah terburu napsu, kalau toh sudah kemari, kalian
harus berdiam beberapa hari dulu."
Huan Gi merasa tak baik untuk banyak berbicara lagi,
terpaksa dia mengiakan berulang kali.
Hee Im hong baru berpaling dan bertanya sambil
tersenyum:
"Tahun ini hiantit sudah berusia enam belas tahun, sudah
pernah belajar ilmu silat?" MErah padam selembar wajah Huan
cu im.
"siau tit pernah berlatih beberapa tahun, tapi semuanya
ajaran dari lo koan keh."
sekali lagi Hee Im hong manggut manggut sambil tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ilmu silat yang dilatih Lo koan keh adalah ilmu aliran Eng
jiau bun, dengan dasar kepandaian silatnya, bila kau ingin
berlatih kepandaian lain dikemudian hari, maka kau telah
peroleh fondasi yang cukup kuat."
"Pocu terlalu memuji, dengan sedikit kepandaian yang
kumiliki ini dihadapan pocu ibarat kunang kunang dan
rembulan, tak bisa dibilang seberapa. sedangkan sauya juga
baru belajar beberapa tahun ilmu silat kasaran, dia masih
banyak membutuhkan petunjuk pocu."
"Itu mah tak usah dibicarakan lagi" Hee Im hong mengelus
jenggotnya sambil tertawa, "aku memang tidak berputra,
hiantit sudah kuanggap sebagai putra sendiri, berapapun
kepandaian yang kumiliki pasti akan kuwariskan semuanya,
selewatnya hari ini aku ingin melihat dahulu bagaimanakah
hasil latihanmu selama ini?" Huan cu im menjadi kegirangan
setengah mati.
"Asal empek Hee bersedia mengajarkan kepada siautit, hal
ini merupakan suatu keberuntungan bagi diri siautit."
sementara pembicaraan sedang berlangsung tampak Ciu
Kay seng muncul dengan tergesa gesa, kemudian dengan
sikap yang munduk munduk ia berkata:
"oooh..." tanpa terasa Hee Im hong bangkit berdiri, "Ceng
im totiang berada dimana sekarang?"
"Hamba tempatkan diruang tamu sebelah depan."
SEmentara itu Huan Gi telah mengerling memberi tanda
kepada Huan cu im, kemudian sambil bangkit berdiri ia
berkata:
"Sauya, pocu ada tamu sedang berkunjung, mari kita
mengundurkan diri lebih dulu untuk sementara."
"Empek Hee, keponakan hendak memohon diri" kata Huan
cu im sambil bangkit pula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Duduk saja kalian disini" kata Hee Im hong, "cing im
totiang dari Go bi san adalah tamu yang jarang datang, aku
harus pergi menyambut kedatangannya." sambil berkata buru
buru dia beranjak pergi dari sana.
Huan cu im dengan mengajak pembantunya Huan Gi
mengundurkan diri pula dari situ.
Baru melewati beranda samping, tiba tiba dari depan sana
muncul seseorang tapi ketika bertemu dengan kedua orang
itu, tiba tiba dia membalikkan badan sambil berkelit.
Huan Gi segera merasakan bentuk badan orang itu seperti
sangat dikenal, apalagi gerak geriknya sangat mencurigakan,
hal ini menambah kecurigaannya. Dengan suatu gerakan
cepat dia melompat kemuka, kemudian hardiknya lirih:
"Berhenti"
sebenarnya orang itu berniat menghindar, dihardik oleh
Huan Gi, nampaknya orang itu semakin gugup, tanpa
berbicara mendadak ia melarikan diri terbirit birit.
Jangan dilihat usia Huan Gi sudah menanjak tua,
kepandaian silat yang dimilikinya tak pernah ditangguhkan
sedikitpun sudah barang tentu dia tak sudi membiarkan
mangsa dihadapannya lolos dengan begitu saja, sambil
tertawa dingin ia melejit kemuka. "Weeesssss"
seperti seekor burung elang yang terbang diangkasa, dia
melayang melalui atas kepala orang itu dan turun
dihadapannya kemudian sambil memegang bahunya ia
menghardik:
"Lohan suruh kau berhenti, mengapa kau malah ingin kabur
dengan gugup,....?"
setelah usahanya untuk melarikan diri tak berhasil terpaksa
orang itu menutupi wajahnya dengan ujung baju dan
menyahut dengan kepala tertunduk:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hamba baru datang, karena tersesat dan takut diumpat
congkoan maka hamba jadi ketakutan, harap kau orang tua
sudai mengampuni hamba."
"Lo koan keh, siapakah orang ini?" Huan cu im yang
memburu datang segera menegur.
"gerak gerik orang ini sangat mencurigakan, karena itu
lohan sengaja mengejar kemari"
"Mungkin saja dia memang baru datang dan tidak
mengenal jalan, maka wajahnya kelihatan gugup, lo koan keh,
lepaskan dia saja."
"Benar, benar, harap kau orang tua suka melepaskan aku"
seru orang itu pula berulang kali.
Rasa curiga Huan Gi belum lenyap dengan begitu saja,
apalagi orang itu tak pernah memperlihatkan wajahnya,
sambil mendengus ia segera mebentak. "Dongakkan
kepalamu"
Kemudian sambil menepiskan tangan kirinya yang dipakai
untuk menutupi paras mukanya, dia amati wajah orang itu
dengan seksama, namun dengan cepat ia menjadi tertegun-
"Hei, bukankah kau adalah ong Lo su?" dia berteriak.
Biarpun orang itu mengenakan pakaian centeng, namun
dalam sekilas pandangan saja ia dapat mengenali orang ini
sebagai ong Lo su, seorang tetangga gedung keluarga Huan
yang hidup membujang sebagai penjual kayu bakar.
"Bukan bukan" orang itu menggelengkan kepalanya
berulang kali sambil memperlihatkan rasa kaget dan gugup,
"hamba bukan ong Losu, hamba adalah Thio Tek liok yang
baru datang."
ong Lo su tiba tiba berubah menjadi Thio Tek liok. nama
memang bisa ditukar tapi mukanya yang kurus dan hitam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena terbakar matahari tak mungkin bisa dirubah dengan
begitu saja.
"Kau kenal dengan aku?" kembali Huan Gi menegur sambil
memperkencang cengkeramannya. "Tidak. hamba tak pernah
ketemu dengan kau orang tua"
"Kau juga tak pernah berkunjung ke dusun Kim gou cun?"
"Selama ini hamba berdiam diwilayah Hwaypak, belum
pernah melangkah masuk kewilayah Kim gou cun, kau orang
tua pasti sudah salah orang."
Huan Gi mendengus sambil melepaskan cengkeramannya,
lalu katanya sambil manggut manggut.
"Hmm, kalau begitu aku memang sudah salah melihat
orang, kalau begitu pergilah"
orang itu mengiakan berulang kali dan segera kabur terbirit
birit meninggalkan tempat itu.
"Lo koan keh" kata Huan cu im kemudian sepeninggal
orang itu, "aku lihat orang itu memang mirip sekali dengan
ong Lo su."
Dalam pada itu paras muka Huan Gi nampak serius sekali
dia hanya mengiakan tanpa berbicara.
Tiba kembali dihalaman sebelah timur, Ji Giok menyambut
kedatangan mereka sambil berkata:
"Huan kongcu, lo koan keh kalian sudah kembali? Apakah
telah menjumpai pocu?"
Huan cu im yang berusia hampir sebaya dengan dayang itu
lagipula dia belum pernah berhubungan dengan kaum wanita,
menghadapi penyambutan tersebut dia hanya manggut
manggut dan tergagap tak mampu mengucapakn sepatah
katapun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
SEdang Huan Gi berkerut kenign seakan akan ada sesuatu
yang mengganjal hatinya, kembali diruang tamu, dia lantas
duduk dan menghisap huncweenya tanpa berbicara.
Ji giok yang menyaksikan kedua orang itu tidak berbicara,
diapun merasa canggung untuk banyak bertanya, maka dua
cawan air teh panas segera dihidangkan-
Agaknya selama ini Huan Gi sedang memikirkan bagaimana
ceritanya sehingga ong Lo su bisa tiba di benteng keluarga
Hee.
Ia mulai membayangkan sejak ong Lo su pindah kedusun
Kim gou cun enam tujuh tahun berselang, dimana dia pindah
justru bertetangga dengan gedung keluarga Huan- hingga
penemuannya semalam atas nada suara dan perawakan
badan ciu Kay seng yang hampir mirip dengan lelaki
berkerudung hitam yang memimpin penyerbuan kegedung
keluarga Huan pada sepuluh tahun berselang.
Ketika beberapa peristiwa itu dihubungkan satu dengan
lainnya, dia merasa persoalan ini tidak sederhana, bahkan
kadangkala perasaannya seperti duduk diatas jarum, gelisah
dan tak tenang. Hal ini membuat kakek ini menghisap
huncweenya semakin gencar.
setengah harian sudah lewat dalam keadaan hening, lama
kelamaan habis sudah kesabaran Huan cu im, sambil
mendongakkan kepalanya dia segera menegur:
"Lo koan keh, aku lihat paras mukamu kurang baik, apakah
kau lelah? Masuklah untuk beristirahat"
"Baiklah" Huan Gi manggut manggut setelah
menghembuskan asap huncweenya, "aku akan mohon diri
lebih dulu."
Dengan membawa huncweeya, dia mengundurkan diri dari
situ.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Memandang bayangan punggung lo koan keh yang
menjauh, tiba tiba Ji Giok berbisik, "Mengapa sih lo koan keh?"
Ia mengerdipkan sepasang biji matanya yang bulat dan jeli
sambil menunjukkan sikap cerdik tapi binal.
Huan cu im tak berani memandang ke arahnya, dia
menggelengkan kepalanya sambil menyahut: "Entahlah"
"Budak lihat dia seperti mempunyai rahasia hati" kembali Ji
Giok berkata sambil menggigit bibirnya.
"Lo koan keh selama ini polos dan periang dia tak pernah
merahasiakan sesuatu didalam hatinya, mustahil dia
mempunyai suatu rahasia dalam hatinya."
"Tapi budak bisa melihat, agaknya beban pikiran lo koan
keh sangat berat." Huan cu im tertawa setelah didesak
berulang kali.
"saban hari lo koan keh ribut hendak pergi ke Kim leng,
mungkin dia merasa tak senang hati setelah empek Hee
menahan kami untuk berdiam beberapa hari lagi disini." Ji giok
tertawa cekikikan.
"setelah datang, memang sepantasnya berdiam beberapa
hari sebelum pergi, kalau hanya urusan sepele saja ia tak
gembira, bukankah perbuatannya seperti anak kecil?"
Malam itu, diruang tengah bangunan timur diselenggarakan
perjamuan yang amat meriah.
Ruangan terang benderang bermandikan cahaya, dua
orang gadis berbaju hijau, seorang membawa poci perak
untuk menuangkan arak. yang lain sibuk menghidangkan
sayur yang masih hangat, sibuknya bukan kepalang, padahal
tamu dan tuan rumah hanya dua orang, sang tuan rumah
adalah Hee Im hong, sedangkan tamunya adalah Huan cu im.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perjamuan pada malam ini memang sengaja
diselenggarakan untuk menyambut kedatangan
keponakannnya.
Didepan halaman sisi gedung, terlihat pula kesibukan lain,
suasana disanapun terang benderang bermandikan cahaya.
Hidangan yang disiapkan disitu tak kalah mewahnya dengan
hidangan diruang dalam.
Yang hadir dalam perjamuan inipun hanya dua orang, yang
satu adalah congkoan benteng keluarga Hee yakni ciu Kay
seng sedangkan yang lain adalah lo koan keh Huan Gi.
PErjamuan ini memang diselenggarakan oleh sang pocu,
tetapi berhubung sang pocu dan Huan cu im punya hubungan
sebagai paman dan keponakan, tentu saja perjamuan tersebut
tidak bisa membiarkan congkoan dan pengurus rumah tangga
untuk turut menghadirinya.
Tatkala perjamuan dikedua belah pihak sudah buyar, Huan
cu im tidak mabuk. Ini disebabkan dia memang tidak minum
arak. tentu saja paman Hoe nya tak akan memaksa dia untuk
minum.
Berbeda sekali dengan Huan Gi serta ciu Kay seng, pada
hakekatnya kedua orang ini memang sama sama gentong
arak, pada akhir perjamuan tersebut, kedua belah pihak sudah
mabuk kepayang.
Kembali ke gedung timur Ji Giok telah menyiapkan air teh
kental untuk Huan kongcu dan Huan Gi.
Huan Gi hanya duduk sebentar menghisap huncweenya,
kemudian kembali kekamar untuk beristirahat.
setelah meneguk air teh Huan cu im turut bangkit berdiri Ji
giok segera menghampiri sambil bertanya
"Budak sudah menyiapkan air untuk membersihkan badan
apakah Huan kongcu akan mandi?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak usah, kau boleh pergi beristirahat, oya, aku lihat lo
koan keh kelewat banyak minum pada malam ini harap kau
ambilkan air teh untuknya"
"Kongcu tak usah kuatir, budak mengerti" dayang itu
segera mengundurkan diri Kembali kekamarnya, Huan cu im
menutup kamar, melepaskan sepatu dan tidur.
Dalam lelapnya ia tertidur, mendadak terdengar ada orang
mengetuk pintu sambil berseru
"Huan kongcu, Huan kongcu...."
Jelas suara teriakan Ji Giok biarpun ketukannya tidak
gencar, suaranya justru amat gelisah.
"Nona Ji Giok, apa yang terjadi?" tanya Huan cu im sambil
bangkit berdiri.
"Kongcu, cepat buka pintu, lo koan keh"
Buru buru Huan cu im mengenakanj ubahnya dan sambil
membetulkan kancingnya dia lari keluar sambil bertanya lagi:
"Mengapa dengan lo koan keh?"
"Aku lihat..... aku lihat lo koan keh kurang..... kurang beres
keadaanya....." jawab Ji Giok dengan wajah gugup bercampur
amat gelisah. Huan cu im semakin gelisah mendengar
perkataan itu.
"Bagaimana tidak beresnya?"
"Cepatlah ikuti kau"
sembari berkata, buru buru dia beranjak keluar dari dalam
ruangan tersebut. sambil menyusul dibelakangnya, Huan cu im
kembali bertanya: "Nona Ji Giok. sebenarnya apa yang telah
terjadi dengan diri lo koan keh?"
"Barusan lo koan keh muntah muntah hebat" sahut Ji Giok
sambil mempercepat langkahnya, "kemudian-.... kemudian-
....."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana kemudian?" Huan cu im semakin tegang.
"Dia.... dia sudah pingsan dua kali, setiap kali mendusin dia
memanggil nama kongcu, oleh karena budak lihat keadaannya
semakin tidak beres, maka kuundang kongcu agar menyusul
kesana."
"SElama ini lo koan keh selalu sehat wal'afiat tanpa
kekurangan sesuatu apapun mengapa dia bisa pingsan sampai
dua kali?" pemuda itu bertambah gelisah.
"Budak sendiri juga tak tahu, ia seperti kena angin
duduk...."
sementara pembicaraan berlangsung, mereka sudah tiba
didepan pintu ka kamar lo koan keh, pintu masih terbuka
lebar, cahaya lentera didalam sana remang remang dan sama
sekali tak kedengaran sedikit suarapun . Ji Giok segera
menghentikan langkahnya dan menyingkir kesamping untuk
memberi jalan lewat bagi Huan cu im kemudian dia baru
mengikuti dibelakangnya. Dengan perasaan sangat gelisah
Huan cu im menyerbu masuk kedalam ruangan, dia saksikan
pengurus rumah tangganya sudah tergeletak diatas
pembaringan tak berkutik matanya mendelong besar
sementara napasnya bertambah lemah. Cepat cepat dia
datang menghampirinya. "Lo koan keh......"
Hanya tiga patah kata itu yang sempat diutarakan, karena
air matanya sudah jatuh bercucuran. sorot mata yang semula
sudah medelong, pelan pelan tampak bergerak lagi setelah
Huan Gi mendengar panggilan tersebut, dia menengok
sekejap wajah Huan cu im dengan sorot mata yang sayu, lalu
sambil menggerakkan bibirnya yang kaku, ia berkata dengan
susah payah: "sau.... sau.... cepat..... cepat......."
Begitu lirih dan kaku suaranya sehingga hampir saja susah
ditangkap artinya.
"Lo koan keh, kau tak boleh banyak berbicara" tukas Huan
cu im cepat, "segera akan ku cari Ciu cong koan untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencarikan seorang tabib untukmu, dengan cepat kau pasti
akan sembuh kembali....."
Huan Gi sama sekali tidak mengerdipkan matanya, namun
dua baris air mata telah bercucuran membasahi ujung
matanya, ia tak berbicara banyak.
sementara itu Huan cu im telah membalikkan badan dan
siap beranjak pergi setelah mengucapkan perkataan tadi.
"Huan kongcu" tiba tiba Ji Giok berbisik dengan air mata
berlinang: "lo koan keh..."
Suaranya menjadi sesengukkan sehingga dia menutupi
mulutnya dengan sapu tangan dan tidak berbicara pula.
" Nona Ji Giok" Huan cu im berkata sambil membalikkan
badan, "tolong kau tetap berada disini untuk merawatnya, biar
ku cari Ciu congkoan untuk mencarikan seorang tabib
baginya"
"Huan kongcu, coba kau tengok keadaan lo koan keh,
mungkin dia sudah tak bisa bertahan lebih lama lagi"
Perkataan tersebut ibarat guntur yang membelah bumi
disiang hari bolong, Huan cu im menjadi tertegun dan cepat
cepat lari kembali ketepi pembaringan-
-oo0dw0oo-
JILID : 5
Betul juga, paras muka lo koan keh sudah berubah menjadi
pucat keabu abuan, matanya semakin mendelong dan
cahayanya sudah pudar sama sekali, bahkan dengus napaspun
seolah olah sudah hampir berhenti.
Mati, yaa, dia sudah menghentikan napasnya yang terakhir
untuk kembali kealam baka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan cU im menjadi tertegun, ia seperti tidak percaya kalau
si orang tua yang segar bugar dalam beberapa saat berselang,
kini telah meninggalkannya dengan begitu cepat. Tiba tiba ia
menubruk kedepan memeluk tubuh lo koan keh sambil
berseru "Lo koan keh..."
Sambil menjatuhkan diri berlutut dia menangis tersedu
sedu.
Haun Gi adalah orang yang mengemong dirinya semenjak
kecil, dia sering main kuda kudaan dengan menunggang
diatas punggungnya dulu, selama sepuluh tahun terakhir, dia
juga yang telah mewariskan ilmu silat kepadanya. Boleh
dibilang, semenjak dia masih kecil hingga dewasa, belum
pernah sekalipun mereka berpisah.
Tapi sekarang lo koan keh telah meninggalkan dia secara
tiba tiba bagaimana mungkin pemuda itu tidak bersedih hati
dan menangis tersedu sedu?
Memandang sang pemuda yang menangis tersedu Ji Giok
turut beriba hati sehingga tanpa terasa titik air mata turut
jatuh berlinang.
Selang beberapa saat kemudian Ji Giok baru menyeka air
matanya sambil berbisik:
"Huan kongcu, orang yang sudah mati tak mungkin bisa
hidup kembali, kini lo koan keh telah pergi menangis pun tak
ada gunanya...."
Mendadak Huan Cu im seperti teringat sesuatu, sambil
mendongakkan kepalanya ia bertanya:
"Nona Ji Giok. apakah lo koan keh telah membicarakan
sesuatu denganmu tadi" Dengan sangat cekatan Ji Giok
memandang sekejap ke halaman muka lalu berbisik: "Ada
orang datang rupanya...."
Betul juga, menyusul suara langkah kaki manusia yang
bergema datang dari halaman depan, tampak Congkoan Ciu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kay seng berjalan masuk dengan langkah tergesa gesa. Begitu
berada didalam ruangan, ia lantas menjura kearah Huan cu im
sambil berkata:
"ooooh... rupanya Huan kongcu juga berada disini, barusan
aku mendapat laporan dari centeng yang meronda malam,
mengatakan bahwa disini kedengaran suara isak tangis, entah
apa yang telah terjadi?"
Buru buru Ji Giok maju menyambut sambil menjawab:
"Budak baru saja akan melapor kepada congkoan, lo koan
keh telah meninggal dunia."
"Lhoo...? Mengapa lo koan keh meninggal dunia?" seru Ciu
Kay seng sambil melangkah masuk kedalam ruangan, "
penyakit apa yang diderita olehnya? Mengapa lo koan keh
mengapa kau tidak segera datang melapor?"
Dia berjalan menghampiri pembaringan dan meneliti
sebentar jenasah lo koan keh, setelah itu dengan air mata
berlinang katanya:
"Ooooh, Lo koan keh. Pada santap malam tadi kau masih
kelihatan segar bugar, menagapa begitu cepat kau telah
pergi? Tahukah kau, betapa hormat dan kagumku
kepadamu?" Lalu sambil menyeka air matanya, dia berkata
pula kepada Huan cu im: "Ketika lo koan keh hendak
berangkat, apakah Huan kongcu hadir pula disini?"
"Nona Ji Giok yang memanggilku" sahut Huan cu im
dengan air mata bercucuran, "dia mengatakan keadaan lo
koan keh tidak beres, siapa tahu ketika aku menyusul kemari,
ia sudah tak mampu untuk berbicara lagi" Ciu Kay seng segera
berpaling sambil menegur
"Ji giok, apakah lo koan keh pernah meninggalkan sesuatu
pesan terakhir padamu?" Ji giok amat terkejut, sambil
menundukkan kepalanya buru buru dia menjawab:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sewaktu budak berada dalam kamar tadi kudengar lo koan
keh muntah muntah, karena itu aku datang kemari, budak
mengambilkan secawan air teh untuknya sambil
membersihkan tumpahan didepan pembaringan, mendadak
budak lihat lo koan keh membuka mulutnya sambil
memandang kearah budak. la seperti hendak mengucapkan
sesuatu namun tak sanggup bersuara apa apa, oleh karena
budak melihat keadaannya tidak beres, maka segera
kuundang Huan kongcu kemari, lo koan keh sama sekali tidak
meninggalkan pesan apa apa"
Huan cu im yang mendengar perkataan tersebut, dalam
hati kecilnya segera berpikir:
"Apa yang dikatakan Ji Giok jelas bukan kata kata yang
sesungguhnya, tapi mengapa dia harus membohongi ciu
congkoan?"
sementara itu Ciu congkoan telah berkata setelah
termenung sebentar: "Kalau begitu dia pasti terkena angin
duduk"
Kemudian sambil membalikkan badan dan menjura, ia
berkata kembali:
"Huan kongcu, kematian lo koan keh yang tak disangka
sangka sungguh mengharukan kami semua, segera akan
kulaporkan kejadian ini kepada pocu agar diambil persiapan
untuk upacara penguburan baginya."
sesuai berkata, dia membalikkan badan dan buru buru
berlalu dari tempat itu. sepeninggal Ciu Kay seng, Huan cu im
baru berpaling sambil menegur.
Nona Ji Giok tidak langsung menjawab, dia berjalan dulu
kedepan pintu dan menengok sekejap keluar halaman,
kemudian baru sahutnya dengan suara lirih:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ketika lo koan keh muntah muntah, budak sudah hadir
pula disini, dia muntah muntah banyak sekali sehingga pada
akhirnya darahpun turut ditumpahkan keluar."
"Aaaai.... dia sudah lanjut usia tidak seharusnya ia minum
arak sebanyak itu" Huan Cu im bercucuran air mata dengan
sedih.
"Waktu itu, budakpun berkata demikian namun lo koan keh
segera menggelengkan kepalanya setelah mendengar
perkataan itu Dia bilang arak yang diminum tidak
memabukkan dirinya, sekalipun mabuk juga tak bakal muntah,
karena dia memaksanya keluar dengan menggunakan hawa
murni yang dimilikinya."
"Budakpun lantas bertanya bila sudah ditumpahkan apakah
keadaannya akan bertambah segar? Dia tidak menjawab
kecuali memejamkan mata dan bersemedi. Waktu itu budak
tidak berani mengusiknya. Aku segera membersihkan kotoran
dari tanah. Pada saat itulah mendadak kudengar lo koan keh
menghela napas panjang sambil berkata lohan mungkin tidak
bisa hidup lebih lama lagi....."
"Maka kaupun datang memanggil aku?" sela sang pemuda.
"Tidak. lo koan keh bilang saat itu aku tak boleh pergi
memanggil kongcu"
"Mengapa demikian?"
"Lo koan keh bertanya kepada budak apakah bersedia
membantunya, budak mengangguk dan menyahut, lo koan
keh adalah orang baik, maka apa yang kau suruh, budak pasti
akan melaksanakannya tanpa membantah. Lo koan kehpun
lantas berkata dia mempunyai suatu pesan yang penting sekali
artinya minta kepada budak untuk menyampaikan kepada
kongcu, tapi selain kongcu siapapun tak boleh diberi tahu."
"Pesan apakah itu? Tentu sangat penting artinya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lo koan keh bilang, perkataan itu baru bisa diberitahukan
kepadamu bila dia telah meninggal dunia."
"Bolehkah nona memberitahukan kepadaku sekarang
juga?"
"Harap kongcu dengarkan dulu perkataan budak hingga
selesai, pada waktu itu lo koan keh gemetar keras, tapi dia
melarang budak memberitahukan kejadian tersebut
kepadamu...."
"Mengapa begitu?"
"Ia bilang demi kebaikan kongcu sendiri, ia minta bila dia
sudah tak mampu bersuara lagi budak baru boleh
menyampaikan peristiwa tersebut kepada kongcu, apa yang
kukatakan kepada Ciu congkoan tadi pun merupakan kata
kata yang diajarkan lo koan keh."
"Mengapa lo koan keh harus berbuat demikian?" Dengan
air mata bercucuran tiba tiba Huan cu im bertanya:
"Bersediakah nona untuk memberitahukan kepada ku
pesan terakhir dari lo koan keh?" SElama pembicaraan tadi
berlangsung Ji Giok selalu berdiri didepan pintu, sekarang dia
mendekati Huan cu im secara tiba tiba dan berbisik
"Lo koan keh suruh budak memberitahukan kepada
kongcu, tempat ini tak boleh didiami terlalu lama kau harus
segera pergi ke Kim leng untuk mencari cong piautau dari biro
ekspedisi seng ji ***tak terbaca*** yang bernama seng hian
tong."
"Tempat ini tak boleh didiami terlalu lama?" Huan Cu im
nampak tertegun setelah mend engar perkataan itu.
Dengan lembut Ji Giok manggut manggut, bisiknya:
"Budak sendiripun merasa bahwa kongcu tidak boleh
berdiam kelewat lama disini bila jenasah lo koan keh telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikebumikan nanti, lebih baik turuti saja nasehat lo koan keh
dan segeralah berangkat ke kota Kim leng."
"Apakah nona juga beranggapan aku harus selekasnya
meninggalkan tempat ini?" Ji Giok menundukkan kepalanya
rendah rendah:
"Budak merasa lo koankeh sangat setia kepada kongcu,
apa yang dia ucapkan tak bakal bisa salah lagi."
sementara pembicaraan berlangsung sampai disitu, tampak
Hee Im hong dimuka dan ciu Kay seng dibelakang, tergesa
gesa sedang berjalan mendekat.
Buru buru Huan cu im maju menyambut kedatangannya
dan berkata sambil menjura:
"Empek Hee, lo koan keh,... dia sudah meninggal dunia."
Menyinggung lo koan keh, tak tahan air matanya kembali
jatuh bercucuran.
"Peristiwa ini sungguh diluar dugaan" Hoe Im hong berkata
dengan wajah pedih, "lohu dengar dari Ciu congkoan, konon
lo koan keh mati karena terserang angin dudu. Aaaaai....
bila berbicara dari usianya, dia telah mencapai delapan
puluh tahun, boleh dibilang usianya cukup tinggi, cuma
kejadiannya benar benar kelewat mendadak." sembari berkata
dia melangkah masuk lebih dulu kedalam kamar.
Oooooo0dw0ooooooO
Ji giok segera maju pula sambil menjatuhkan diri berlutut:
"Budak menjumpai pocu"
Hee Im hong mengulapkan tangannya sambil melanjutkan
langkahnya menuju kedepan pembaringan, setelah memeriksa
sendiri keadaan jenasah dari Huan Gi dia berkata dengan nada
sedih:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lo koan keh, kau adalah pembantu setia dari keluarga
Huan selama tiga generasi. Kini tugasmu sudah mencapai saat
terakhir, beristirahatlah dengan tenang. soal Huan hiantit, biar
aku yang akan merawatnya baik baik, kau tak usah kuatir lagi"
setelah menjura dua kali dia baru berpaling sambil berkata
lagi:
"Keponakanku orang yang sudah mati tak mungkin dapat
hidup kembali, apalagi usia lo koan keh sudah amat tua, biar
hidup seratus tahunpun akhirnya toh akan berpulang juga
kealam baka, aku harap keponakan jangan terlalu bersedih
hati."
"Perkataan empek Hee memang benar."
"Aku telah memberitahukan kepada Ciu congkoan bahwa lo
koan keh adalah pembantu setia keluarga Huan, maka sudah
sewajarnya bila ia dikuburkan dengan segala upacara
kehormatan. Nah, sudahlah, ayo turut aku kedepan, biar
urusan disini diselesaikan sendiri oleh ciu congkoan-..."
selesai berkata, dia lantas beranjak pergi dari situ.
Huan cu im mengikuti dibelakangnya menuju keruang tamu
didepan sana. setelah mengambil tempat duduk dikursi utama,
Hee Im hong kembali berkata: "Hiantit, duduklah"
Huan cu im mengiakan dan mengambil tempat duduk
disampingnya.
setelah suasana hening sebentar, Hee Im hong baru
berkata dengan ramah:
"selama ini, hubungan keluarga Hee dan keluarga Huan
bagaikan saudara kandung sendiri, selama berada
dihadapanku keponakan tak usah kelewat menuruti adat."
Kembali Huan cu im mengiakan.
"semula, aku bermaksud untuk menahanmu untuk berdiam
selama beberapa hari disini" kata Hee Im hong lagi, "bila
situasi disekitar sini sudah cukup kaupahami, baru akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kulihat apakah ilmu silat yang kau latih sudah masuk hitungan
atau belum." Kemudian setelah berhenti sejenak. dia
melanjutkan lagi:
"Tapi setelah kematian lo koan keh secara tiba tiba, maka
kupikir bila kau menganggur sepanjang hari, sudah pasti kau
akan selalu sedih dan teringat akan lo koan keh, itulah
sebabnya aku telah memutuskan sejak lusa akan kulatih
sendiri kepandaian silat hiantit setiap pagi, mula mula akan ku
lihat dulu sampai dimana taraf kepandaian yang kau miliki,
kemudian baru kuajarkan kepandaianku, entah bagaimanakah
pendapat hiantit?"
Betapa gembiranya Huan Cu im ketika mendengar janji
empek Heenya yang akan mewariskan ilmu silat kepadanya,
berbicara sebenarnya, dia merasa gembira sekali untuk
menerima tawaran tersebut.
Tapi pesan terakhir dari Huan Gi segera mengiang kembali
disisi telinganya, ia disuruh secepatnya berangkat ke kota Kim
leng untuk bergabung dengan seng bian tong,, cong piausu
dari biro ekspedisi seng kipiau kiok, apa yang mesti dilakukan
sekarang?
Terbayang kesemuanya ini, perasaan sangsi segera
menyelimuti seluruh wajahnya, ia berkata:
"Empek Hee bersedia memberi petunjuk ilmu silat
kepadaku, sesungguhnya hal ini merupakan pucuk dicintai
ulam tiba bagi keponakan, cuma..."
sebagai pemuda ingusan yang belum berpengalaman, ia
tidak pandai berbasa basi, itulah sebabnya setelah
mengucapkan kata "cuma", pemuda itu tak sanggup lagi
untuk melanjutkan kata katanya.
Hee Im hong mengawasi wajah pemuda itu lekat lekat,
kemudian tertawa ramah:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kesulitan apakah yang sebenarnya hiantit hadapi? Empek
Hee adalah saudara angkat ayahmu, katakan saja secara
bebas."
"Bagaimanapun juga lo koan keh adalah pembantu
keluarga kami selama tiga generasi, setelah kematiannya,
siautit merasa wajib untuk melindungi layannya kembali
kedusun Kim gou cun sambil mencarikan tempat yang cocok
untuk mengubur jenasahnya, siautitpun berniat sekalian
melaparkan kepada ibuku tentang kesediaan empek Hee
untuk mewariskan ilmu silat kepadaku. Dengan demikian ibu
tidak usah kuatir."
AGaknya dia berniat untuk pulang dulu kerumah dan
merundingkan persoalan ini dengan ibunya sebelum
mengambil keputusansambil
mengelus jenggotnya Hee Im hong tertawa
terbahak bahak:
"Haaahhh.... hhaaahhh.... hiantit terlalu memikirkan yang
bukan bukan, padahal soal la yon lo koan keh telah
kuserahkan pertanggungan jawabnya kepada Ciu congkoan,
tapi jalan pemikiran hiantit memang tak salah, bagaimanapun
jua lo koan keh memang pembantu setia dari keluarga Huan
selama tiga generasi, memang sudah sepantasnya bila
layannya dikuburkan disamping kuburan keluarga Huan."
"Meskipun demikian, hiantit tak perlu berangkat sendiri lagi
pula dalam peristiwa ini ibumu juga tak perlu direpotkan,
besok biar kuutus Ciu congkoan untuk mengawal sendiri layan
tersebut menuju kedusun Kim gou cu."
"Tentang segala keperluan pekuburan ciu congkoan bisa
mengatur semuanya dan sampai beres. Hian tit cukup menulis
sepucuk surat yang melaporkan kepada ibumu bahwa hiantit
berada disini, aku yakin ibumu pasti akan berlega hati."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setelah mendengar perkataan ini, Huan cu im merasa
sungkan untuk banyak berbicara lagi, terpaksa dia manggut
manggut.
"Kalau toh empek Hee telah berkata demikian, tentu saja
siautit akan menuruti perintah empek."
Hee Im hong tertawa puas, dia manggut manggut dan
berkata lagi:
"Hiantit mesti mengerti, hubunganku dengan ayahku
bagaikan hubungan saudara. Kau adalah putra adik angkatku,
berarti pula keponakanku sendiri, sudah barang tentu empek
Hee berharap kau dapat maju dan sukses dalam perjuangan."
"Bila dikemudian hari kaupun bisa membantu empek Hee
untuk menegakkan keadilan dalam dunia persilatan, maka dari
itu empek sengaja menahanmu disini, dalam hal ini keponakan
pasti mengerti bukan ?"
Ia berbicara dengan ramah dan bersungguh sungguh,
sikapnya amat simpatik.
"Keponakan mengerti" Huan cu im manggut manggut.
"Tentang ayahmu" sambung Hoe Im hong lebih jauh,
"semenjak berpisah sepuluh tahun berselang, hingga kini
belum juga ada kabar beritanya, bukan sengaja empek
membual, tujuh propinsi diselatan dan enam propinsi diutara
boleh dibilang punya hubungan semua dengan benteng
keluarga Hee."
"seandainya berita tentang ayahmu ditemukan, berita
tersebut dengan cepat akan tersiar kemari, jadi hiantit cukup
berdiam disini saja. Kau tidak perlu mengembara untuk
mencari ayahmu. Dengan berbuat demikian, justru halmana
lebih bermanfaat bagimu, dalam hal ini hiantit tentu semakin
dapat legakan hati."
Huan cu im merasa apa yang dikatakan empek Hee
memang sejujurnya, lagipula gurunya juga pernah berkata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
demikian, maka sambil mendongakkan kepalanya dia berkata:
"Kalau begitu soal pencarian ayahku akan kuserahkan
semuanya kepada empek Hee"
"Ha ha ha ha ha buat apa mesti dibicarakan lagi ?" Hee Im
hong tertawa tergelak, "nah cukup waktu masih kelewat pagi,
keponakanpun harus beristirahat." sambil berkata ia bangkit
berdiri dan melangkah keluar dari ruangan itu.
Buru buru Huan cu im menghantar empeknya itu sampai
keluar dari pintu ruangan. sambil melangkah keluar, kembali
Hee Im hong berpaling dan katanya sambil tertawa:
"lbumu mendidikmu kelewat menuruti tata kesopanan
padahal empek bukan orang luar, mengapa kau mesti kelewat
sungkan ?"
^ooooo0dw0ooooo^
Keesokan harinya, ketika Huan cu im bangun dari tidurnya
dan membuka pintu, dia lihat ada seorang dayang berbaju
hijau yang berwajah asing berdiri disana sambil membawa
sebuah baskom berisi air.
Begitu melihat pemuda itu munculkan diri, dayang tadi
segera menyapa dengan lembut.
"Huan kongcu, silahkan mencuci muka " suaranya halus,
lembut dan sangat enak didengar. Ternyata orang itu bukan Ji
giok.
sepintas lalu dayang berbaju hijau ini nampak lebih tua
satu dua tahun daripada Ji Giok, perawakannya tinggi
semampai, pinggangnya ramping dan sewaktu berbicara
matanya nampak bening, pipinya merah dan senyuman yang
tersungging diujung bibirnya nampak begitu manis, indah dan
menawanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Ketika dayang itu melihat Huan cu im sedang memandang
kearahnya tanpa berkedip, tiba tiba pipinya berubah menjadi
semu merah, sambil menundukkan kepalanya dia berkata lagi.
"Huan kongcu, silahkan mencuci muka"
"Nona baru datang?"
"Benar" dayang itu mengiakan, " budak bernama Ci giok.
selanjutnya kongcu boleh menyebut ci giok kepada budak."
"Mana Ji Giok ?"
Mendadak ia menunjukkan sikap yang amat menaruh
perhatian atas diri Ji Giok sesuatu sikap yang dia sendiripun
tak tahu apa sebabnya bisa demikian.
"Adik Ji Giok sedang tak enak badan- maka congkoan
mengutus budak untuk melayani Huan kongcu"
"Ji Giok sakit ? Bukankah semalam dia masih segar bugar,
mengapa mendadak bisa jatuh sakit?" Tiba tiba Huan Cu im
teringat kembali bagaimana Ciu congkoan bertanya kepaa Ji
Giok tentang pesan terakhir Huan Gi semalam, sedang Ji Giok
memberi jawaban sesuai dengan apa yang diajarkan oleh lo
koan keh,jangan jangan ciu congkoan tidak percaya maka dia
sengaja menyingkirkan Ji Giok dari situ?
Menyusul kemudian iapun teringat kembali akan perkataan
dari Ji Giok. bila salah berbicara maka besar kemungkinan
akan menerima hukuman yang amat keji, bahkan perbuatan
seperti Ji Giok yang membocorkan rahasia, bisa jadi akan
diganjar hukuman mati.
Membayangkan kesemuanya itu, tiba tiba saja jantungnya
terasa menyusut kencang, tanpa sadar dia mengawasi wajah
Ci giok saat bertanya: "sekarang dia berada dimana?"
Tiba tiba Ci giok menutupi bibirnya sambil tertawa
cekikikanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
"Adik Ji Giok cuma bilang tak enak badan, coba lihat betapa
gelisahnya..."
Huan cu imjadi rikuh sendiri karena ditertawakan orang,
buru buru ia berkata lagi:
"Aaaaah, aku hanya bertanya sekenanya saja."
"kalau begitu cepatlah Huan kongcu mencuci muka hari ini,
Ciu congkoan akan mengawal layan lo koan keh pulang ke
dusun Kim gou cun, selesai sarapan nanti Huan kongcu harus
segera menulis surat untuk lo hujin, sebentar ciu congkoan
akan datang untuk mengambilnya . "
Huan cu im manggut manggut, cepat dia membersihkan
muka, lalu selesai sarapan dia kembali kekamar untuk menulis
surat dan melaparkan peristiwa yang menimpa lo koan keh
kepada ibunya.
Tak lama kemudian ciu Kay seng telah datang, ia datang
memberitahu kalau jenasah lo koan keh akan dimasukkan
kedalam peti mati dan berharap kedatangan Huan cu im.
Benteng keluarga Hee adalah suatu keluarga yang kaya
raya dan berpengaruh, oleh karena sang pocu telah berpesan
kepada Ciu congkoan agar memberikan upacara yang megah
untuk jenasah lo koan keh, terutama sekali Ciu Kay seng
memang berniat mengambil hati Huan cu im, maka semua
persiapan atas layan lo koan keh telah diatur dengan cara
amat sempurna, jauh lebih megah daripada kematian seorang
hartawan yang kaya raya. Tidak heran kalau Huan cu im benar
benar merasa berterima kasih sekali.
ATas perintah Heepocu, Ciu Kay seng mempersiapkan pula
delapan macam hadiah yang aneka ragam serta tiga ribu tahil
perak, ditambah seorang dayang yang khusus untuk melayani
Huan Toa nio.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan cu im yang melihat semua kebaikan tersebut menjadi
amat rikuh, berulang kali dia berusaha untuk menampik. Tapi
Hee Im hong kembali berkata:
"Hiantit, mengapa sih kau mesti berlaku sungkan terhadap
empek Hee? sebetulnya aku malah mengira ayahmu masih
mempunyai beberapa tabungan- setelah kedatangan kalian,
empek baru tahu dari Ciu congkoan yang mendengar dari lo
koan keh tentang keadaan rumah tanggamu, rupanya kalian
hidup menggantungkan diripada beberapa puluh bau sawah.
Aaaai..... kesemuanya ini memang kesalahan empek. sejak
ayahmu meninggalkan rumah, aku tak pernah memperhatikan
rumah tanggamu dengan baik baik,"
"Coba hiantit bayangkan, setelah empek mengetahui akan
kejadian tersebut, betapa sedih dan menyesalnya hatiku.
Maksudku mengutus Ciu congkoan kesana tak lebih karena
kuingin dia mewakili untuk minta maaf kepada ibumu, padahal
berapa sih nilai dari benda benda itu? Apakah aku sebagai
saudara angkat ayahmu tidak sepantasnya memperhatikan
istri saudara sendiri?"
oleh karena dia telah berkata demikian maka Huan cu im
merasa tak enak untuk menampik lagi.
siang hari itu, Hee pocu datang sendiri untuk memberi
hormat terakhirnya kepada lo koan keh, Huan cu im turut
memberi hormat sambil menangis sedih.
Akhirnya Ciu Kay seng dengan membawa delapan orang
centengnya menggotong peti mati lo koan keh naik keatas
kereta dan berangkat untuk menempuh perjalanan.
sekembalinya dari menghantar keberangkatan jenasah,
Huan cu im seorang diri kembali ke gedung timur, bisa
dibayangkan betapa murung dan masgulnya anak muda
tersebut waktu itu.
Lo koan keh bukan cuma bergaul dengannya semenjak dia
masih kecil, dalam kunjungannya kebenteng keluarga Hee kali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini, mereka berdua sama sama memasuki gedung megah itu,
tapi baru dua hari, lo koan keh telah pergi meninggalkannya
secara tiba tiba sehingga kini tinggal dia seorang diri,
bagaimana mungkin perasaannya tidak sedih?
Dengan sepasang mata berkaca kaca dia berjalan
menelusuri kebun bunga menuju ke gedung tempat
kediamannya.
Ditengah perjalanan, tiba tiba dari balik semak disisi kanan
jalan dia mendengar ada dua orang sedang kasak kusuk.
sejak dia mempelajari tenaga dalam dari gurunya,
ketajaman mata maupun pendengarannya sudah melebihi
manusia biasa, tidak heran kalau dia dapat menangkap bahwa
orang yang sedang kasak kusuk itu adalah seorang pria
dengan seorang wanita. Terdengar si pria berkata dengan
lirih: " Waktunya kita tetapkan kentongan kedua malam
nanti."
"Aku mengerti" sahut sang perempuan-
Walaupun suara perempuan itu sangat lirih, namun nada
suaranya halus dan lembut. Dalam sekilas pendengaran saja
dapat diketahui kalau dia adalah Ci giok.
Pada jaman itu, memang sudah umum terjadi bahwa
seorang dayang dan seorang centeng melakukan hubungan
gelap atau perjanjian rahasia, karena itu Huan cu im berlagak
seakan akan tidak mendengar dan meneruskan langkahnya
kedepansiapa
sangka baru saja berjalan sejauh enam tujuh
langkah, tiba tiba terdengar lelaki itu berkata lagi:
"Mungkinkah pembicaraan kita akan terdengar olehnya?"
"Tidak mungkin, orang she Huan itu tak lebih cuma
seorang anak ayam yang baru menetas."
"Kalau begitu aku pergi dulu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyusul pembicaraan tersebut, terdengar suara desingan
lirih bergema lewat, orang tadi meluncur keluar dari halaman
gedung dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.
Menyaksikan hal tersebut, Huan cu im segera berpikir:
"Hanya seorang centeng dari benteng Hee saja dia sudah
memiliki gerakan tubuh yang begitu cepat, kalau begitu
kepandaian silat yang dimiliki empek Hee pasti lebih hebat
lagi"
Belum sempat ia duduk setibanya di kamar baca Ci giok
telah muncul pula dibelakang tubuhnya, malah sambil menjura
katanya,
"Huan kongcu telah kembali, peti mati lo koan keh pasti
sudah diberangkatkan?"
sewaktu berbicara bukan cuma suaranya yang halus
lembut, lagipula senyumannya menawan hati, menimbulkan
suatu daya tarik yang luar biasa.
"Bagus, bagus sekali" demikian Huan cu im berpikir dihati, "
dibelakang ku kau mengatakan aku sebagai anak ayam yang
baru menetas, sekarang bila berada dihadapanku kau begitu
menyanjungku"
SEmentara itu Ci giok telah mengerdipkan matanya dan
berkata lagi sambil tersenyum.
"Huan kongcu, apa yang sedang kau pikirkan dalam hati?"
Huan cu im terkejut sekali menghadapi pertanyaan tersebut
diam diam pikirnya:
"Teliti dan cerdas amat jalan pemikiran budak ini"
Tapi diluarnya dia berlagak pilon sahutnya dengan hambar:
"Aaaah, aku tidak berpikir apa apa"
"Budak akan menuangkan air teh untuk kongcu" kata Ci
giok kemudian sambil membalikkan badan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan cu im tidak menggubris dirinya dan duduk seorang
diri dimeja baca, diambilnya sejilid kitab syair dari Li Tay pak
dan dibalik balik dua halaman, tapi ia tak tahu apa yang
sedang dibacanya.
Dalam hati kecilnya dia selalu dihantui dengan perkataan
dari lo koan keh menjelang ajalnya, dia tidak diperkenankan
berdiam lebih lama lagi disana tapi disuruh pergi ke kota Kim
lang dan mencari cong piautau dari biro ekspedisi seng
kipiaUkiok yang bernama seng bian tong.
Tapi apakah hubungan antara seng Bian tong dengan
ayahnya? Hingga kini dia belum juga habis mengerti.
Lagipula empek Hee adalah saudara angkat ayahnya dan
bersikap baik kepadanya, apa dia harus pergi dengan begitu
saja? bukankah gurunya juga berpesan agar dia datang
mencari empek Hee?
sekarang, apa yang harus dia perbuat? Menuruti perkataan
dari lo koan keh? Atau tidak usah?
sorot matanya dialihkan keluar jendela dan termangu,
begitu termangunya hingga tidak dirasakan olehnya Ci giok
sudah berdiri disisinya.
"Huan kongcu, silahkan minum teh" ujar ci giok sambil
meletakkan cawan tehnya keatas meja.
"TErima kasih nona" sahut sang pemuda agak terkejut.
Kembali Ci giok tertawa manis.
"Eeehh...... Huan kongcu, mengapa kau malah bersikap
begitu sungkan terhadap budak? oya, aku lihat Hua kongcu
seperti dibebani oleh suatu masalah yang mengganjal dalam
hati?"
sebenarnya Huan cu im tidak memandang kearahnya,
sekarang dia menutup bukunya dan mendongakkan
kepalanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak ada" sahutnya.
"Biar Huan kongcu tidak mengatakannya, budakpun dapat
melihatnya sendiri." kata Ci giok lagi sambil tertawa manis.
"Apa yang bisa kau lihat?" ci giok tertawa misterius.
"Masa kongcu memaksa budak untuk mengutarakannya?"
"Coba kau katakan"
sambil menunjukkan jari tangannya Ci giok bertanya lagi
sambil tertawa rendah. "Kongcu merasa masgul dan tak
senang hati karena sedang teringat akan seseorang."
"oya?"
"Kongcu pasti menganggap pelayanan budak kurang baik,
maka kau jadi teringat selalu dengan adik Ji Giok, bukankah
begitu?"
Merah padam selembar wajah Huan cu im setelah
mendengar perkataan itu, serunya sambil tertawa:
"Aaaah, nona ini memang suka memikirkan yang bukan
bukan"
"Benarkan budak memikirkan yang bukan bukan?" ci giok
mengerling genit, "menurut budak. justru kongcu sendiri yang
kelewat romantis."
"Noan, kau jangan sembarangan berbicara" tegur Huan cu
im dengan wajah serius.
"Harap Huan kongcu sudi memaafkan kesilafan budak"
"Tidak. aku tidak berani menegurmu"
"Terima kasih Huan kongcu" ci giok menundukkan
kepalanya.
"SEkarang aku ingin duduk tenang seorang diri, kau boleh
keluar dari sini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ci giok mengiakan dan mengerling sekejap kearah pemuda
itu sebelum mengundurkan diri.
Huan cu im duduk beberapa kali dengan pikiran dan
perasaan yang amat gundah, kemudian ia bangkit berdiri dan
menuju ke jendela sebelah selatan, disitu ia berdiri termangu
mangu entah kemana larinya pikirannya...
Lambat laun udara semakin gelap. tapi dua masih berdiri
seorang diri didepan jendela tanpa berkutik,
Ci giok muncul dengan membawa lentera, sapanya lembut:
"Huan kongcu, silahkan bersantap"
Huan cu im menyahut sekenanya dan mengikutinya menuju
kekamar baca, disebuah meja kecil terlihat hidangan telah
dipersiapkan-
"Kongcu mau minum arak ?" kemudian ci giok bertanya.
"Tidak. aku tidak minum arak"
"Budak tahu kalau kongcu tidak minum arak. maka tidak ku
sertakan poci araknya mari budak ambilkan nasi untukmu."
SEjak berdiam digedung timur ini, Huan cu im selalu
bersantap bersama lo koan keh, malam ini dia harus
bersantap seorang diri, tak terasa lagi perasaan murung dan
kesal kembali menyelimuti perasaannya .
Apalagi selama berapa hari belakangan ini Ji Giok lah yang
selalu melayani kebutuhannya, walaupun kini ditukar dengan
ci giok yang cantik dan luwes dalam pelayanan, toh timbul
juga perasaaan yang amat tak sedap.
Ketika Ci giok mengembalikan semangkuk nasi, Huan cu im
hanya menyuap beberapa suapan saja, ia merasa tak sukar
untuk menelan nasi nasi itu melalui kerongkongan-
Walaupun hanya semangkuk nasi, ia harus membuang
banyak waktu dan tenaga untuk meng habiskannya .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Budak akan menambahkan nasi untuk kongcu" kata ci giok
selesai pemuda itu menghabiskan nasinya.
"Tidak, tidak usah" Huan cu im menggeleng. setelah minum
dua tegukan kuah, dia pun bangkit berdiri
ci giok menghidangkan sapu tangan panas dan secawan air
teh lalu membereskan piring sisa dan mengundurkan diri
Tak selang beberapa lama, Ci giok telah muncul kembali
disitu sambil berkata: "Apakah Huan kongcu masih ada urusan
yang membutuhkan pelayanan dari budak?" Huan cu im
segera berpikir:
"Yaaa, betul, malam ini dia ada janji dengan kekasihnya,
tak heran kalau dia ingin secepatnya pergi beristirahat." Maka
jawabnya sambil tersenyum:
"sudah tak ada urusan lagi, kau boleh beristirahat"
"kalau begitu budak mohon diri lebih dulu"
Gadis itu membalikkan badan dan segera mengundurkan
diri.
Kembali kekamarnya Huan cu im menutup pintu lalu duduk
bersemedi diatas pembaringan, namun pikirannya terlalu
gundah sehingga sukar baginya untuk menenangkan pikiran-
Akhirnya ia membaringkan diri siap berangkat tidur, siapa
tahu pikiran tetap kalut sehingga mata tak mau terpejam.....
Entah beberapa saat lamanya sudah lewat, dari kejauhan
sana terdengar suara kentongan berbunyi dua kali, pertanda
sudah mendekati kentongan kedua.....
Pada saat itulah tiba tiba dari atas atap rumah terdengar
suara yang amat lirih, kelas ada orang sedang berjalan diatas
atap rumah.
"Aaah, manusia berjalan malam" pekik Huan cu im dengan
perasaan tergerak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan cepat dia teringat kembali akan janji ci giok dengan
lelaki tersebut pada kentongan kedua, pikirnya lebih jauh:
"Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang ini lihay
sekali, jangan jangan mereka bukan melakukan suatu
pertemuan melainkan mempunyai suatu rencana tertentu?"
sementara dia masih termenung, dari depan halaman sana
terdengar lagi suara ujung baju terhembus angin, ia
berkelebat lewat dari arah barat menuju keutara.
Huan cu im segera mengenakan pakaian dan membuka
jendela sebelah utara, dari sana dia melompat keluar dari
ruangan dan melompat naik keatas atap rumah.
Angin dingin berhembus lewat membuat pikirannya menjadi
seger kembali, betul juga, dikejauhan sana tampak dua sosok
bayangan manusia sedang bergerak menuju kearah utara
dengan kecepatan luar biasa.
Biarpun sudah dua hari dia berdiam dibenteng keluarga
Hee, tapi berhubung bangunan dalam benteng itu amat rapat,
dia tak tahu kemanakah perginya kedua orang manusia
berjalan malam itu.
Tapi setelah mengetahui hal ini, dia merasa berkewajiban
untuk mengikuti dan mengetahui apa gerangan yang terjadi.
Berpikir demikian dia lantas melejit kemuka dan mengejar
kedua orang itu dengan cepat.
setelah melewati dua buah bangunan rumah, didepan sana
muncul sebuah dinding pekarangan setinggi dua kaki.
setelah dia melompati dinding pekarangan tersebut, baru
diketahui diluar sana terdapat sebuah jalan yang tembus
kekebun hanya suasana disitu gelap gulita dan tak nampak
setitik cahayapunTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Diam diam Huan cu im mengangguk, lenyapnya kedua
orang itu barusan sudah pasti telah menuju kekebun belakang
melaluijalan tersebut.
Adapun alasan mereka dengan melalui jalan kecil ini
pastilah dikarenakan jalanan itu jarang dilalui orang dihari hari
biasa, berarti diwaktu malam keadaannya pasti lebih sepi lagi,
jadi kemungkinan jejak mereka ketahuan pun amat minim.
Begitulah, sambil berpikir dihati Huan cu im tetap
mempercepat langkahnya menyusul kedua orang tadi untuk
menghindari jejaknya ketahuan, sepanjang jalan dia berlaku
sangat berhati hati dan mengusahakan langkah seringan
mungkin-
Tak lama kemudian ia sudah tiba diujung jalan, sebuah
dinding rendah menghadang jalan perginya.
Diatas dinding itu terdapat sebuah pintu bulat, kedua belah
pintu kayunya tertutup rapat diatas pintu terlihat gembokan
besar, namun bayangan tubuh kedua orang tadi sudah tak
nampak lagi.
Dinding itu hanya beberapa kaki berarti kedua orang itu
sudah melompati dinding tadi.
Huan cu im tak berani berayal, belum tiba dibawah dinding,
kakinya sudah menutul cepat dan melayang keatas dinding.
setibanya kembali diatas permukaan tanah, ia baru melihat
ada sebuah jalan kecil beralas batu cadas terbentang kedepan
sana, kedua sisinya penuh dengan rak bunga, tidak diketahui
jalan tersebut tembus hingga kemana?
Dalam kegelapan malam, lamat lamat dia dapat merasakan
adanya bangunan besar, gardu dan gunung gunungan yang
indah dibalik pepohonan, agaknya ia sudah berada dikebun
belakang benteng keluarga Hee.
sedang kedua sosok bayangan manusia tadi, kini sudah
pergi entah kemana?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"CElaka" ia mengeluh dihati.
Kebun bunga itu sangat luas, jangan lagi dua orang,
sekalipun dua puluh orang juga susah ditemukan setelah
berada disana.
Ditengah keraguan itu, tiba tiba Huan cu im melihat
sesosok bayangan manusia muncul dari atas gunung
gunungan dikejauhan sana, bayangan itu muncul dengan
kecepatan luar biasa, setelah berputar satu lingkaran diudara,
tiba tiba lenyap kembali.
" Cepat amat gerakan tubuh orang ini" sorak Huan cu im
dihati.
Dengan ditemukannya jejak tersebut, ia tidak akan
melepaskannya lagi dengan begitu saja, sambil mengerahkan
ilmu meringankan tubuhnya ia meluncur kedepan dengan
menyelinap diantara pepohonan-
Namun ketika ia sampai disisi kiri gunung gunungan itu,
bayangan lawan sudah lenyap tak berbekas, mestinya pihak
lawan sudah mengejar kearah dua orang pertama tadi.
Adegan demi adegan yang dijumpainya malam ini
menambah kecurigaan sianak muda kita, dia sadar bukan
hanya dua orang manusia yang munculkan diri malam itu, tapi
mau apakah mereka? Mungkinkah musuh musuh empek
Heenya yang datang mencari balas?
Iapun sadar, manusia seperti mereka hanya boleh diikuti
secara diam diam, sebisa mungkin dia harus menhindari
bentrokan secara langsung dengan lawan-
Maka setibanya disamping gunung gunungan dia
menyelinap kembali kebelakang pepohonan-
Dengan sorot mata yang tajam, tak lama kemudian ia
jumpai sesosok bayangan manusia tergeletak kaku ditanah,
jaraknya tak jauh dari ia berada sekarang. Penemuan ini
membuat hatinya makin terkejut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kalau dilihat dari dandanan orang tersebut, ia mirip
seorang centeng, yang aneh dia tergeletak tak berkutik disitu,
entah sudah tewas? Entah sudah tertotok jalan darahnya?
Diam diam ia menyelinap kemuka dan menghampiri orang
itu, betul juga orang itu memang seorang centeng, hanya
jantungnya yang sudah berhenti berdetak karena sebuah
pukulan yang keras, tubuhnya sudah mulai mendingin-
"Benar benar keji perbuatan orang ini" pikir Huan cu im
penuh kemarahan, "tak salah lagi pasti hasil perbuatan dari
orang yang berusaha munculkan diri dari belakang gunung
gunungan, justru karena dia menyerang dengan pukulan berat
maka korbannya tewas tanpa bersuara. sekarang bisa
kusimpulkan, orang yang berdatangan pada malam ini
memang nyata musuh musuh besar empek Hee" Kemudian ia
berpikir lebih jauh:
"Aaaah, betul Tampaknya ci giok si budak itu sudah
bersekongkol dengan orang, buktinya dia punya janji dengan
orang pada kentongan kedua malam ini, Tak heran dia
mengatakan aku cuma anak ayam yang beru menetas dan
sama sekali tidak memandang sebelah matapun terhadap
diriku. Hmmm"
"Kalau dilihat senyuman yang manis, wajahnya yang cantik
dan gerak geriknya yang lembut, tak tahunya ia bisa berhianat
terhadap majikannya sendiri dan berkomplot dengan kaum
bajingan, Hmmm setelah ketahuan rencana busuknya, aku
harus membongkar sampai tuntas pada malam ini...."
Dengan ditemukannya korban disekitar tempat itu Huan cu
im menduga pihak lawan belum pergi terlalu jauh, dengan
bersembunyi dibalik semak belukar pemuda itu bergerak maju
dengan berhati hati sekali melingkari sebuah kolam yang ada.
Di depan sana terbentang sebuah jembatan kecil yang
berbentuk lengkung, kemudian dibelakangnya terbentang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
padang rumput yang luas ditengahnya berdiri lima buah
pesanggrahan yang lamat lamat memancarkan cahaya lentera.
Melihat situasi demikian, Huan cu im menghentikan
langkahnya disisi kolam sambil mengintip keluar, sebab untuk
melewati padang rumput yang luas tanpa tempat
persembunyian jelas bukan pekerjaan mudah apalagi dibalik
rumah rumah itu jelas ada penghuninya.
"Haaahhh..... haaaahhhh...... haaahhh......"
Mendadak dibalik ruangan bergema suara tertawa yang
amat menyeramkan, menyusul kemudian terdengar seseorang
berkata dengan suara yang serak tua:
"setelah kalian masuk kedalam benteng keluarga Hee,
mengapa pula harus menyembunyikan diri? Apakah kuatir aku
memberi pelayanan yang kurang memuaskan?"
suara orang ini amat dingin dan menyeramkan, membuat
siapapun yang mendengarkan merasa amat tak sedap.
"Orang ini bukan empek Hee" Huan cu im segera berpikir,
"tapi siapakah dia? Kalau didengar dari nada pembicaraannya,
jelas amat tekebur."
sementara dia masih berpikir, terdengar suara gelak
tertawa bergema pula dari sisi kanan-
Ditengah gelak tertawa itu, sesosok bayangan manusia
melayang keluar dari balik lapangan rumput, ternyata dia
adalah seorang kakek berbaju biru yang menggembel pedang,
tampangnya kelihatan bersih dan amat keren-
Antara tempat persembunyian Huan cu im dengan
lapangan rumput itu selisih sebuah kolam, apalagi ditengah
kegelapan malam, maka yang tampak olehnya hanya sesosok
tubuh yang terlihat dari samping, otomatis wajahnya tidak
nampak jelas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia merasa usia orang itu diantara lima puluh tahunan, tapi
gerak geriknya amat lembut dan halus, diam diam pikirnya
kemudian-
"Mungkin orang inilah yang beru muncul dari balik gunung
gunungan tadi"
SEtelah tiba dilapangan rumput itu, dengan suara lantang
manusia berbaju biru itu berseru kembali.
"Aku orang she Ciang telah datang, siapakah kau? Mengapa
tidak segera menampakan diri?"
orang yang berada didalam ruangan gedung itu tertawa
tergelak:
" Kukira siapa yang telah muncul, rupanya Ciang Tayhiap
yang disebut orang sebagai Kim mau hou (Pekikan sibulu
emas)"
Ditengah pembicaraan tersebut, dari balik gedung pelan
pelan berjalan kelaur seseorang berbaju panjang, terdengar ia
berkata lebih lanjut: "Kedatangan kalian akan kusambut
dengan semestinya....."
Cahaya lentera menyorot keluar dari balik gedung, apalagi
orang itupun berjalan dengan amat lamban, maka Huan cu im
dapat menyaksikan wajahnya dengan jelas.
orang itupun berusia lima puluh tahunan, berwajah kuda
yang sempit lagi memanjang dengan dikombinasikan dengan
sepasang mata kecil yang bersinar tajam hidung membengkok
seperti paruh elang dan jenggot kambing yang panjang,
perawakan tubuhnya ceking lagi jangkung.
Dalam sekilas pandangan saja, Huan cu im dapat
merasakan hawa sesat yang terpancar keluar dari tubuhnya.
Ketika simanusia berbaju biru itu melihat munculnya
manusia ini, agaknya ia tertegun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena diluar dugaan, kemudian serunya setelah termangu
sesaat: "Aaaah, masa kau adalah soh loko?"
Dari nada suara itu, selain terlintas perasaan diluar dugaan
bahkan dipenuhi dengan rasa kaget.
Kakek ceking itu kembali tertawa seram.
"Benar, akulah orangnya, soh Han sim, apakah ciang
tayhiap merasa sedikit diluar dugaan?"
Huan cu im belum pernah mengembara didalam dunia
persilatan, tentu saja diapun tak tahu kalau nama besar Kim
mau hou Ciang cu tin sudah menggetarkan utara maupun
selatan sungai besar, sepanjang hidupnya entah berapa
banyak pertarungan besar yang pernah dialami orang itu,
pada hakekanya tiada kejadian didunia ini yang bisa
mengagetkan hatinya.....
Kalaupun dibilang ada, maka kejadian tersebut adalah
perjumpaannya dengan soh Han sim ditempat ini.
soh Han sim bergelar Kiu tau nio burung berkepala
sembilan, ia termasuk tokoh persilatan yang bernama busuk
diantara tiga belas partai sesat.
SEtelah perasaan kagetnya hilang, Kiang cu tin segera
mengendalikan kembali emosinya, kembali ia berkata
"Yaa perjumpaanku dengan soh lo kopada malam ini
memang benar benar mendatangkan perasaan tercengang
dan diluar duggan untuk aku orang she Kiang"
"Padahal sedikitpun tidak ada yang aneh" Soh Han sim
tertawa, "sebab aku telah bergabung menjadi congkoan dari
benteng keluarga Hee"
Kiang cu tin agak tertegun setelah mendengar ucapan itu,
Kiu Tau nio (Burung berkepala sembilan) soh Han sim sudah
puluhan tahun termashur dalam dunia persilatan, selama ini
dia memandang rendah segala kehidupan keduniawiaan, tapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekarang mengapa dia malah muncul sebagai congkoan dari
benteng keluarga Hee?
Huan cu im turut tertegun oleh ucapan tadi, biarpun dia
belum tahu tentang identitas soh Han sim, ia mengetahui
secara pasti bahwa congkoan dari benteng keluarga Hee
adalah ciu Kay seng, mengapa dia mengaku sebagai congkoan
dari benteng keluarga Hee sekarang..? Dalam pada itu Kiang
cu tin telah berkata lagi sambil tertawa tergelak:
"ooooh rupanya soh loko telah mendapat kehormatan
utnuk menjadi congkoan benteng keluarga Hee, kalau begitu
maaf bila siaute bersikap kurang hormat"
"Kiang tayhiap tak usah memuji" soh Han Sim masih saja
senyum tak senyum, " boleh aku tahu, ada urusan apakah
Kiang tayhiap mengunjungi benteng keluarga Hee ditengah
malam buta begini? Apakah memerlukan bantuan siaute?"
Biar ucapan tersebut enak didengar, namun bagi Huan cu
im yang sama sekali tak berpengalamanpun dapat mendengar
pula kalau soh Han sim bukan bersungguh hati hendak
membantu Kiang cu tin, sebab nada suaranya amat dingin
menyeramkan, sudah jelas mengandung nada permusuhan
yang begitu tebal.
"Pertanyaan soh loko memang amat tepat, sesungguhnya
kedatangan siaute adalah ingin menjenguk Cing im toheng"
Sekarang Huan cu im baru teringat, ketika ia bersama lo
koan keh mengunjungi empek Heenya kemarin, ciu congkoan
telah datang melaporkan bahwa Cing im totiang dari Go bi pay
datang berkunjung, kemudian empek Hee munculkan diri
dengan tergopoh gopoh untuk menyambut kedatangannya..
Dalam pada itu soh Han sim telah memperdengarkan suara
tertawa dinginnya yang menyeramkan, ia berkata:
"Ketajaman mata dan pendengaran dari Kiang tayhiap
sungguh amat hebat, agaknya Kiang tayhiap juga tahu kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cing im totiang telah diterima sebagai tamu agung oleh
benteng keluarga Hee serta dijamu dalam loteng Teng gwat
lo"
Arti dari "ketajaman mata dan pendengaran" tersebut
sudah jelas mengartikan bila Kiang cu tin tidak mempunyai
mata mata didalam benteng itu darima na ia bisa tahu tempat
kediaman dari Cing im totiang?
Maksud dari perkataan itu sudah barang tentu tak akan
dipahami oleh Huan cu im, tapi berbeda dengan Kiang cu tin
yang merupakan seorang jago silat kawakan. Paras mukanya
segera berubah hebat setelah mendengar perkataan itu,
ujarnya kemudian-
"soh loko adalah congkoan benteng keluarga Hee, setelah
siaute utarakan maksud kedatanganku sekarang, harap kau
sudi memberi laporan ke dalam."
"Aku rasa hal ini mungkin sulit."
"Apakah soh loko tidak bersedia memberi laparan?"
"Bukan begitu" jawab soh Ban sim, "kesatu, Cing im totiang
tak ingin bertemu orang, kedua kedatangan Kiang tayhiap
bukan pada saat yang tepat"
"Apa maksud soh loko berkata demikian?"
"Nama besar Kiang tayhiap dalam dunia persilatan sudah
cukup termashur, bila kedatanganmu kebenteng keluarga Hee
berdasarkan adat kesopanan maka kau tak malu menjadi
tamu agung kami, tapi sekarang..... Kiang tayhiap berkunjung
ditengah malam buta, apalagi secara langsung datang
keloteng Teng gwat lo.,..."
Pelanpelan dia mengangkat wajahnya yang sempit
memanjang serta kaku tanpa emosi itu, kemudian
melanjutkanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
"Loteng Teng gwat lo merupakan salah satu daerah
terlarang dalam benteng kelaurga Hee, siaute sebagai
congkoan dari benteng ini meski ada niat memberi muka
kepada Kiang tayhiap. namun hal tersebut kurang leluasa
rasanya, oleh sebab itu.... terpaksa....."
SE waktu mengucapkan kata kata yang terakhir, tiba tiba
saja ia menarik suaranya panjang panjang dan tidak
melanjutkan kata katanya....
Kiang cu tin sudah lama berkelana dalam dunia persilatan,
tentu saja diapun bisa menangkap nada yang kurang
bersahabat dari si burung berkepala sembilan soh Han sim
tersebut, tanpa terasa ujarnya kemudian dengan suara dalam:
"Mengapa soh loko tidak melanjutkan kata katamu?"
"siaute tak berani menuruti suara hati" ucap soh Han sim
dengan suara menyeramkan, "oleh sebab itu terpaksa akan
menangkap Kiang tayhiap serta menantikan hukuman dari
pocu.”
-oo0dw0oo-
JILID : 6
”oooh, rupanya soh loko bermaksud akan menantang
siaute untuk bertaruh ?” ucap Kiang cu tin sambil tertawa
nyaring
”Bilamana hal ini perlu, tentu saja aku akan melakukannya”
”Bila malam ini setelah berjumpa dengan soh loko, aku
orang she Kiang memang sudah merasa kalau masalahnya
tidak bakal bisa diselesaikan secara baik baik.”
”Itu namanya situasi bagaikan karang saiju bukan?” Soh
Han sim menjengek. ”sudahlah, sekarang siaute ingin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertanya lagi kepadamu pada malam ini berapa banyak anak
buah yang telah Kiang tayhiap bawa?”
”Hanya aku orang she Kiang seorang, aku sama sekali tidak
membawa konco.”
”Haaahhh.... haaahhh... haaahhh....” Soh Han sim tertawa
terbahak bahak, ”mungkin ucapan Kiang tayhiap bukan
muncul dari hati yang jujur bukan ?”
”Jadi soh loko tidak percaya?”
”Percaya atau tidak segera dapat dibuktikan dengan jelas
asal bukti yang nyata tersedia, bukan begitu? Siaute
bermaksud akan memperlihatkan dua orang kepada Kiang
tayhiap. Entah Kiang tayhiap kenali mereka atau tidak?”
Berbicara sampai disitu, dia lantas membalikkan badan sambil
membentak: ”Petugas, bawa kemari kedua orang mata mata
tersebut.”
Ditengah bentakan, terlihat empat orang lelaki berpakaian
ringkas yang membawa golok baja terhunus, munculkan diri
sambil menggusur dua orang manusia yang sepasang
tangannya digelenggu.
Kedua orang ini berusia empat puluh tahunan, perawakan
tubuhnya pendek lagi ceking, dia adalah si bintang kejora
Huan Tong sedangkan yang lain berusia tiga puluh tahunan
dan bertubuh kekar, orang ini masih terhitung keponakan
murid Kiang cu tin yang bernama Lu Siu....
Perlu diketahui, Kiang cu tin berasal dari Go bipay, dia
masih terhitung saudara seperguruan dari cing im totiang,
rupanya ketika ia lagi berbincang bincang dengan si burung
berkepala sembilan Soh Han sim, Huan Tong serta Lu Siu
telah manfaatkan kesempatan itu untuk menyelundup
kedalam rumah serta berusaha menolong cing im totiang,
siapa tahu perbuatannya itu ketahuan lawannya dan akhirnya
kena dibekuk. Kiang cu tin gusar sekali setelah menyaksikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kejadian itu, segera bentaknya : ”Soh Han sim, kau.....” soh
Han sim tertawa seram,
”Heeee, heeeee, heeeee, harap Kiang tayhiap jangan
marah, Teng Gwat lo merupakan tempat yang disediakan
untuk menyambut tamu agung apalagi saat ini cing im totiang
telah beristirahat, siapapun dilarang mengganggu
ketenangannya, oleh sebab itu sudah sewajarnya bila anak
buahku membekuk mereka.”
”Apa yang telah kalian lagi lakukan berhadap cing im
toheng?”
”Waaaah...... lagi lagi Kiang tayhiap salah berbicara, cing
im totiang adalah tamu agung kami, coba pikirkan apa yang
kami lakukan terhadapnya.”
”Tamu agung?” Kiang cu tin segera mendongakkan
kepalanya dan tertawa tergelak gelak. ”menurut apa yang
kuketahui, kalian telah menawan cing im toheng disini, loteng
Teng Gwat lo tak lebih merupakan tempat kalian menyekap
orang, ucapanku ini tak salah bukan?”
Huan cu im yang dapat pula turut mendengarkan
pembicaraan tersebut diam diam menjadi keheranan, menurut
apa yang diketahui olehnya, Go bi pay termasuk satu dia ntara
delapan partai besar, partai itu adalah sebuah perguruan
kaum lurus, tapi sekarang mengapa empek Hee malah
menahan dan menyekap cing im totiang dari Go bi pay?
Sementara itu Soh Han sim telah berkata lagi setelah
memperdengarkan suara tertawa seramnya yang menusuk
pendengaran-
” Kiang tayhiap. Tampaknya tidak sedikit yang berhasil kau
ketahui.”
”Harap Soh loko selekasnya mengabarkan kepada Hee
pocu, nama besarnya bukan diperoleh secara mudah, harap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selekasnya ia bebaskan cing im toheng, sebab dengan begitu
keadaan masih mendingan, kalau tidak...”
” Kiang tayhiap. Pernahkah kau dengar orang bilang
tentang perkataan setelah bertindak satu, mengapa tidak
bertindak semuanya?”
”Rupanya kalian bermaksud hendak memusuhi Go bi pay
kami?” teriak Kiang cutin marah.
”Apa yang mesti ditakuti dengan Go bi pay?” jengek Soh
Han sim sambil tertawa seram, ”sekalipun sembilan partai
besarpun belum tentu akan dipandang sebelah matapun oleh
pocu kami, lebih baik Kiang tayhiap tak usah mengandaikan
nama Go bipay untuk menakut nakuti orang.”
Kiang cu tin semakin naik darah, mencorong sinar tajam
dari balik matanya, mendadak ia meloloskan pedang, lalu
sambil menuding kemuka dengan menggunakan ujung
pedangnya ia menghardik.
”orang she Soh, mari, biar aku orang she Kiang mencoba
jurus ampuhmu lebih dulu.”
Di tengah bentakan, tiba tiba sebelah kakinya menjejak
tanah dan tubuhnya secepat kilat menerjang kearah keempat
lelaki berbaju hijau yang menyandera Huan Tong serta Lu Siu
tersebut.
Pada saat tubuhnya sedang menerjang kemuka, pedangnya
secepat kilat telah melancarkan empat buah bacokan berantai,
tampak empat gulung cahaya pedang yang menyilaukan mata
seperti berkuntum kuntum bunga segera meluncur kebawah.
Si burung berkepala sembilan Soh Han sim hanya berpeluk
tangan sambil menyaksikan Kiang cu tin bertindak, wajahnya
dingin dan kaku tanpa emosi, sikapnya acuh tak acuh, seolah
olah ia sama sekali tak berminat untuk melibatkan diri dalam
pertarungan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keempat lelaki berbaju hijau yang menhadapi ancamanpun
kelihatan tenang sama sekali tak kalut, dua orang diantaranya
segera menggerakkan senjata masing masing dan melepaskan
sebuah tangkisan silang kemuka. ”Traaaang”
Serangan pedang Kiang cutin yang amat dahsyat itu segera
terbendung oleh tangkisan tersebut.
Sementara itu, dua bilah golok yang lain telah membacok
keluar, dua gulung cahaya golok secara terpisah mengancam
kedua iga Kiang cu tin.
Meskipun hanya satu jurus, namun keempat orang itu
dapat mengkominasikan gerakan gerakan bertahan serta
gerakan menyerang, benar benar sebuah kerja sama yang
sangat bagus.
Kiang cu tin amat terperanjat, buru buru dia gunakan
tenaga tangkisan lawan untuk melompat mundur keposisi
semula.
Soh Han sim sendiripun tidak bicara, dia hanya
mengulapkan tangannya menitahkan keempat lelaki berbaju
hijau itu mundur dari situ sambil menggusur kedua orang
tawanannya.
Setelah itu dia baru berkata dengan suara menyeramkan:
” Kiang tayhiap. Para centeng dari benteng kami tidak
terhitung gentong gentong nasi semua bukan? Menurut
nasihat siauwte, lebih baik buang saja senjatamu itu dan
menyerah kalah, daripada nantinya menyesal.”
” orang she Soh” Kiang cu tin tertawa keras saking
marahnya, ”kau tak usah tekebur, tak usah tekebur
dihadapanku, berapa banyak kemampuan yang kau miliki tak
ada salahnya kalau kita coba pertarungkan sampai titik darah
penghabisan-”
”Jadi kau ingin bertarung melawanku?” jengek soh Han sim
sambil tertawa dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari nada suara pembicaraannya, seakan akan dia tak sudi
untuk bertarung melawan Kiang cu tin.
Tentu saja perkataan itu semakin meluapkan hawa amarah
Kiang cu tin, segera bentaknya keras keras-
”Soh Han sim, bila kau tidak turun tangan lebih dulu, aku
orang she Kiang akan menyerang duluan.”
Soh Han sim tertawa dingin, tangan kirinya dikebaskan
pelan, dalam ulapan tangan inilah seorang lelaki baju hijau
yang menyoren pedang telah munculkan diri dari balik pintu
dengan langkah cepat.
Pelan pelan Soh Han sim mengangkat wajahnya serta
memandang kearah Kiang cutin, kemudian menitahkan-
”coba kau terima beberapa jurus serangan dari Kiang
tayhiap”.
”Hamba terima perintah” lelaki berbaju hijau itu
mengiakan-
Tiba tiba ia membalikkan badan serta mengamati wajah
Kiang cu tin lekat lekat, sesudah memberi hormat katanya:
”Silahkan Kiang tayhiap memberi petunjuk”.
Orang ini baru berusia tiga puluh lima tahunan, mukanya
kuning dengan sorot mata yang tajam, bahkan memancarkan
pula sinar kelicikan yang luar biasa. Sambil menatap wajah
lawannya, Kiang cu tin segera menegur, ”Siapakah kau?”
”Aku mendapat perintah untuk minta petunjuk dari Kiang
tayhiap. Jadi aku pikir tak perlu untuk menyebutkan nama.”
”Hmm, jadi kau tak bernama? Selama hidup aku orang she
Kiang paling tak sudi bertarung melawan manusia tanpa
nama” dengus Kiang cu tin dingin. Soh Han sim tertawa
seram, tiba tiba dia menyela.
”Kiang tayhiap cukup mengetahui kalau ia adalah anggota
dari benteng kami. Dia turun tangan mewakili aku, jadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seandainya Kiang tayhiap bisa ungguli dia, nanti siauwte pasti
akan layani pula tantanganmu. Tapi bila kau tak mampu
mengungguli dirinya, lebih baik turuti saja nasehatku dan
menyerah kalah saja”.
Kiang cu tin sungguh amat gusar oleh kata kata itu dia
segera berseru:
”Baiklah, sekarang kau boleh lancarkan seranganmu”.
”Maaf, aku akan menyerang duluan,” kata manusia berbaju
hiaju itu dingin.
Pedangnya segera diloloskan dari sarungnya, lalu diantara
berkelebatnya cahaya hijau dia maju sambil melepaskan
sebuah tusukan kilat.
Kiang cu tin mendengus dingin melihat datangnya ancaman
tersebut, batinnya ”Bocah keparat ini benar benar sombong
dan tekebur”
Sambil miringkan badan meloloskan diri dari ancaman, dia
lepas pula sebuah serangan balasan, lalu dengan jurus naga
sakti melangkah berputar, dia menyerobot kehadapan lawan
kemudian-... Sreeeetttt, sreeet, secara beruntun melepaskan
tiga buah tusukan berantai yang tak kalah cepatnya.
Dia berasal dari Go bipay, asal diberi kesempatan untuk
turun tangan, maka tiga jurus serangan berantai segera
dilancarkan bersamaan waktunya, dan sekali serangan sudah
dilepaskan maka jurus jurus serangan berikutnya secara
beruntun akan mengalir keluar pula tiada hentinya.
Ilmu pedang Luanpoh hong kiam hong (ilmu pedang angin
ribut) dari Go bipay memang terhitung semacam kepandaian
ilmu pedang yang amat dahsyat, bila serangan telah
dilepaskan maka ibarat angin ribut yang menderu deru,
cahaya pedang akan menyambar terus menerus tanpa
berhenti, sebilah pedang dapat dirubah menjadi berpuluh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
batang, membuat pandangan orang akan menjadi kabur dan
kebingungan sendiri.
Sesungguhnya ilmu pedang yang dimiliki manusia berbaju
hijau itupun sangat lihay, tapi berhubung sejak pertarungan
yang pertama ia sudah kena didesak lebih dulu olah Kiang cu
tin dan terkepung dibalik lapisan cahaya pedangnya yang
berlapis lapis, maka untuk beberapa saat sulit baginya untuk
menghadapi ancaman ancaman yang bertubi tubi itu, bahkan
hampir saja tak mampu untuk menghadapinya, berulang kali
dia kena dipaksa untuk menghindar kesana kemari secara
mengenaskan.
Biarpun Kiang cutin berhasil merebut posisi diatas angin,
namun sesungguhnya ia merasa terkejut dalam hatinya,
manusia seperti lelaki berbaju hijau itu sudah jelas tak bakal
memiliki kedudukan yang tinggi didalam benteng keluarga
Heetapi kenyataannya orang ini mampu menahan puluhan
jurus serangan pedangnya.
Dari sini dapat diketahui kalau benteng keluarga Hee benar
benar merupakan sarang naga gua harimau dan tak boleh
dipandang secara enteng.
Satu ingatan segera melintas didalam benaknya, mendadak
permainan pedangnya diperketat, dengan ilmu pedang angin
ributnya yang maha dahsyat sebentar ia tusuk ke timur
sebentar lagi membabat kearah barat, semuanya dilakukan
dengan cepat dan tidak kalut.
Cahaya pedang berkelebat dan menyambar tiada hentinya
ditengah udara membuat orang sukar meraba arah sasaran
dan sukar pula untuk menanggulanginya. ”Tahan”
Mendadak Soh Han sim membentak dengan suara dalam,
menyusul bentakan itu tubuhnya menerjang kemuka dengan
kecepatan luar biasa, dalam sekejap mata ia sudah menerobos
masuk kebalik bayangan pedang lawanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
cahaya pedang segera lenyap dan bayangan manusiapun
saling berpisah.
Lelaki berbaju hijau itu menarik kembali pedangnya sambil
melompat mundur kebelakang.
Sebaliknya pedang yang tadinya ditangan Kiang cu tin,
dalam waktu yang singkat telah berpindah tangan, tahu tahu
senjata tersebut telah dirampas oleh Soh Han sim.
Tak terlukiskan rasa kaget yang mencekam Kiang cu tin
saat ini, mimpipun dia tak pernah menyangka kalau si burung
berkepala sembilan Soh Han sim memiliki kepandaian silat
yang begitu hebat.
Soh Han sim segera membuang pedang rampasannya katas
tanah, kemudian sambil menengok lawannya, dia berkata
sambil tertawa seram:
”Kiang tayhiap. Sekarang sudah tiba saatnya bagimu untuk
menyerahkan diri bukan?”
Sambil berkata demikian, selangkah demi selangkah pelanpelan
ia menghampiri Kiang cu tin.
Kiang cu tin segera membentak keras penuh amarah: ”Aku
orang she Kiang akan beradu jiwa denganmu”
Ia menerjang maju, sepasang telapak tangannya
dipergunakan bersama melancarkan serangkaian bacokan
berantai.
” Kiang tayhiap. Benarkah kau hendak menantang siauwte
untuk bertarung?”
Dengan telapak tangan Soh Han sim menangkis ancaman
yang tiba, telapak tangan kirinya ditolak kedepan,
disambutnya ancaman tersebut dengan keras lawan keras.
”Plaaak Plaaaak”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sewaktu keempat buah telapak tangan itu saling beradu
satu sama lainnya Kiang cu tin merasakan hatinya bergetar
keras tanpa disadari dia mundur tiga langkah secara beruntun-
Sebaliknya Soh Han sim sama sekali tidak terpengaruh oleh
hasil bentrokan itu, malah jengeknya kembali sambil tertawa
seram, ”sekarang kau sudah percaya bukan?”
Di atas wajahnya yang memanjang terselip senyum tak
senyum yang amat tak sedap dipandang, ditatapnya Kiang cu
tin lekat lekat, kemudian selangkah demi selangkah dia maju
mendekati.
Tatkala terjadi bentrokan keras tadi Kiang cu tin sempat
merasakan gejolak hawa darah dalam dadanya, dia sadar
bahwa tenaga dalamnya masih ketinggalan bila dibandingkan
lawannya, dan sekarang ia sudah tak mampu lagi untuk
mengatur napas guna menenangkan kembali gejolak hawa
darahnya, terpaksa selangkah demi selangkah pula dia
mundur kebelakang.
Biarpun Huan cu im belum mempunyai bertarung melawan
orang, namun hasil pertarungan dari Kiang cu tin melawan
Soh Han sim cukup dipahami olehnya, ia tahu kalau Kiang cu
tin bukan tandingan lawan, ingin membuat hati kecilnya mulai
berpikir perlukah dia turun tangan untuk membantu Kiang cu
tin-
Manusia memang selalu demikian, dia akan berpihak
kepada pihak yang lemah.
Semenatara dia masih ragu ragu untuk mengambil
keputusan, tiba tiba dari sebelah kanan tempat
persembunyiannya kedengaran seseorang membentak
nyaring. ” Lihat serangan ”
Segumpal senjata rahasia, diiringi desingan angin tajam
langsung menyambar ketubuh soh Han sim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
”Siapa yang berani menyergapku?” Soh Han sim segera
tertawa seram.
Ujung baju kanannya segera dikebaskan kedepan, segulung
angin pukulan yang maha dahsyat dengan cepat
membuyarkan serangan senjata rahasia yang mengarah ke
pihaknya.
Bersamaan waktunya, tampak bayangan manusia secepat
sambaran petir menerjang kemuka memapaki datangnya
senjata rahasia yang terpukul balik jatuh.
Huan cu im segera mendengar keluhan lirih dari sisi
tubuhnya, seolah olah terdapat orang yang terluka dan roboh
disitu, padahal Soh Han sim telah menerjang tiba
kehadapannya.
Dalam keadaan begini Huan cu im tidak berpikir panjang
lagi, tiba tiba ia melompat bangun dari tempat
persembunyiannya dan mengayunkan telapak tangannya
untuk menyongsong datangnya ancaman tersebut.
Biarpun serangan ini dilontarkan ketengah udara, akan
tetapi berhubung serangan dilakukan demi menyelamatkan
jiwa orang, pada hakekatnya ia telah menggunakan seluruh
kekuatan yang dimiliki.
”Weesssss”
Segulung kekuatan yang maha dahsyat segera meluncur
kemuka menyambut datangnya ancaman itu.
Soh Han sim sama sekali tidak menduga sampai kesana,
menanti ia sadar akan tibanya ancaman angin pukulan sudah
hampir tiba dihadapan tubuhnya.
Dalam keadaan begini, terpaksa dia harus mengayunkan
pula telapak tangannya untuk menangkis datangnya serangan
tersebut. ”Blaaaammmmm. .....”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam bentrokan yang kemudian terjadi, ternyata Soh Han
sim kena terhajar sampai terpental kebelakang.
”cepat lari” tiba tiba Kiang cu tin membentak keras.
Memanfaatkan kesempatan itu dia menyerang kemuka,
telapak tangan kanannya segera diayunkan menghajar dada
Soh Han sim.
Teriakan peringatan tadi rupanya khusus ditujukan kepada
sipelepas senjata rahasia tersebut agar secepatnya melarikan
diri dari situ.
Ini berarti terjangannya yang dilakukan secara nekad tanpa
memperdulikan mati hidupnya sendiripun berniat untuk
melindungi sipelepas senjata rahasia agar berhasil
menyelamatkan diri dari ancaman tersebut.
Pada dasarnya Huan cu im juga seorang pemuda yang
cerdik, begitu mendengar teriakan ”cepat lari” dari Kiang cu
tin, diam diam hatinya terkesiap. Buru-buru dia
menyembunyikan diri siap mengundurkan diri dari tempat
kejadian tersebut.
Tiba tiba dari belakang tubuhnya kedengaran suara orang
merintih, cepat cepat ia berpaling, benar juga diantara semak
belukar dijumpainya ada sesosok bayangan manusia sedang
terkapar disitu
Dengan gerakan cepat ia segera menghampiri bayangan
tadi, lalu tegurnya lirih: ”Apakah saudara telah terluka?”
orang itu hanya merintih, tak sepatah katapun yang
diutarakan-Huan cu im menjadi sangat gelisah, diam diam
pikirnya:
”Luka yang diderita orang ini cukup parah, baik ataupun
buruk, lebih baik kuselamatkan dulu jiwanya dari sini.”
Berpikir demikian dia segera membungkukkan badan dan
membopong tubuh orang itu kemudian dengan bersembunyi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diantara pepohonan, cepat cepat dia mengundurkan diri dari
situ,.
Lamat lamat ia mendengar dua kali benturan keras
bergema dari belakang tubuhnya menyusul kemudian iapun
mendengar suara gelak tertawa Soh Han sim yang menusuk
pendengaran, bahkan terlihat juga ada beberapa bayangan
manusia mulai memencarkan diri untuk melaksanakan
pengejaran-
Huan cu im semakin tak berani berhenti lama, sambil
membopong tubuh orang itu ia kabur menjauh.
Tenaga dalam yang dipelajarinya selama beberapa tahun
dari gurunya, ditambah latihan naik turun gunung yang
dilakukan setiap hari, kesemuanya itu membuat ilmu
meringankan tubuh yang dimiliki olehnya cukup sempurna.
Oleh sebab itu, biarpun dia mesti membopong seseorang
pada saat ini, pemuda tersebut tidak perlu mengeluarkan
tenaga yang cukup besar untuk melompat naik keatap rumah
serta meloloskan diri.
Beruntung sekali perjalanan yang ditempuhnya kali ini
menuju ke bangunan sebelah timur, karena itu sama sekali
jejaknya tak sampai diketahui oleh lawan-
Biarpun begitu, perasaan gugup dan panik sempat juga
menyelinap kedalam hatinya. Tapi dia telah mempersiapakan
segala sesuatunya dengan matang, dia tahu tempat dimana ia
berdiam sekarang merupakan sebuah bangunan rumah yang
tersendiri dan tidak mudah diketahui orang, oleh karena itu
dia memutuskan untuk membawa korban tadi pulang
kekamarnya.
Pemuda ini tidak membuang waktu lagi, setelah melompat
turun kegedung belakang secara samar samar ia menyelinap
masuk kedalam kamarnya serta membaringkan orang tadi
keatas pembaringan sendiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah itu, dia baru bertanya dengan suara lirih: ”Saudara,
lukamu berada dibagian mana? Serius tidak?”
Agaknya orang itu telah sadar kembali karena perjalanan
tadi, dia merintih pelan kemudian berbisik:
”Paman Kiang, apakah...... apakah kita sudah lolos dari
mara bahaya ? Aku....Aku......... aku kena terhajar oleh.....
oleh jarum Bwee hoa-tin yang di..... dipentalkan oleh......
kebasan ujung baju bajingan tua itu, see...... sebagian besar
jarum itu telah menghajar ditubuh boanpwe.”
Tadi Huan cu im hanya ingin buru buru ingin menolong
orang, begitu membopong tubuhnya lantas kabur. Dalam
anggapannya korban adalah seorang pria, tapi setelah korban
itu berbicara, ia baru tahu kalau orang tersebut rupanya
seorang wanita. Ia menjadi tertegun, lalu tegurnya lirih:
”Siapakah nona?”
Perempuan itu masih mengira penolongnya adalah Kiang cu
tin, baru sekarang ia merasa nada suaranya tidak benar, maka
dengan perasaan terkejut ia segera meronta, lalu balik
bertanya dengan suara amat lemah: ”Sii..... siapakah kau?”
”Nona tak usah kuatir, aku bukan sekomplotan Soh Han
sim.”
”Jadi kau...... kau telah menyelamatkan aku?” perempuan
itu menjerit kaget,
”tempat..... tempat apakah ini ?”
”Biarpun tempat ini masih terletak didalam benteng
keluarga Hee, namun nona tak perlu kuatir, rawat saja lukamu
ditempat ini, tak bakal ada yang kemari”
Mengetahui kalau tempat itu masih dalam benteng keluarga
Hee, perempuan tadi semakin terkejut, segera tanyanya lagi
dengan suara gemetar. ”Seee...... sebenarnya siapakah kau?”
”Aku Huan cu im”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum selesai pemuda itu berbicara, perempuan itu telah
menjeriit kaget: ”Kau adalah Huan kongcu?”
”Nona mengenali aku?”
”Terus terang saja, budak adalah ci giok” perempuan itu
merintih lirih.
Hhuan cu im mampu memandang dalam kegelapan
denganjelas, tanpa terasa ia amati gsdis itu dengna seksama,
nada suaranya memang kedengaran amat mirip dengan ci
giok tetapi wajahnya pucat pias dan nampaknya sama sekali
tidak mirip dengan dayang itu. Maka tanpa terasa serunya
keheranan.
”Masa nona adalah ci giok?”
”Budak...... budak mengenakan topeng, maka...... maka
kongcu tidak kenali aku.”
”Asal kau jujur saja. Sudahlah sekarang kau boleh tak usah
kuatir lagi.....”
”Aaaaah....” mendadak ia teringat akan perkataan dari ci
giok tadi, bahwasanya segenggam jarum Bwee hoa ciam yang
dilepaskan olehnya telah dipentalkan oleh tenaga kibasan Soh
Han sim sehingga separuh bagian diantaranya menghantam
diatas tubuhnya. Teringat akan hal itu, maka diapun bertanya.
”Nona terkena jarum Bwee hoa ciam, bagaimana aku mesti
berbuat untuk menolongmu?”
”Soal ini.....”
Hanya kata kata itu yang diucapkan, sedangkan kata
selanjutnya tak mampu dilanjutkan lagi.
”ooooh, nona sendiri juga tak tahu? Waaaah, bagaimana
baiknya sekarang?”
”Budak..... budak.....”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
”Jika jarum itu tak dicabut keluar, niscaya keempat anggota
badan nona tak bisa berkutik, jika mesti menunggu sampai
besok. Waaaah bisa celaka, jelas rahasia ini tak bisa
mengelabui mereka terlalu lama,” kata Huan cu im gelisah.
Agaknya ci giok sudah mengambil keputusan dalam hatinya,
dia lantas berbisik.
”Huan kongcu, kau adalah seorang lelaki sejati, budakpun
tak usah malu malu lagi untuk berbicara terus terang.”
”Betul, kau harus berbicara secepatnya, yang paling
penting sekarang adalah mencabut keluar jarum jarum
tersebut dari tubuhmu, apa akalmu? Katakan saja terus
terang, asal aku mampu untuk melakukannya tentu akan
kukerjakan untukmu.”
Pancaran sinar penuh rasa terima kasih mencorong keluar
dari balik mata ci giok, bisiknya lirih:
”Tubuh budak sudah terkena belasan batang jarum Bwee
hoa-ciam, bahkan beberapa buah nadiku sudah tersumbat
oleh jarum tersebut, jarum jarum itu hanya bisa dihisap keluar
dengan mempergunakan besi sembrani.”
”Haaaaah, sulit kalau begitu, aku mesti pergi kemana untuk
mencari besi kembari itu?”
”Budak...... budak mempunyai benda itu sekarang
tersimpan dalam saku.”
Kata kata dari ci giok itu diutarakan seperti suara nyamuk,
amat lembut dan lirih, untung saja wajahnya tertutup oleh
topeng, coba kalau tidak sudah pasti akan tertampak
wajahnya yang kemalu maluan.
”Mengapa tidak nona katakan sedari tadi?” seru Huan cu im
sambil tertawa.
Tapi secara tiba tiba ia ingat akan sesuatu, wajahnya
menjadi tertegun, kembali ia bertanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
”Nona simpan dimana?”
”Dalam..... dalam saku budak”
Kalau saku itu berada dekat dada, apalagi dada seorang
dara, bagaimana caranya untuk merogoh kesaku orang untuk
mengambil benda tersebut? Huan cu imrjadi ragu ragu, ia
segera bertanya. ”Apakah nona bisa mengambil sendiri?”
Tapi pemuda itu segera menyadari akan kebodohan sendir,
bukankah ucapan tersebut
seakan akan tak berarti sama sekali? Bila ci giok mampu
mengambil sendiri, masa ia tidak mengambilnya semenjak
tadi?
”Huan kongcu” kembali ci giok berkata lirih, ”sepasang
tangan budak sudah tak mampu digerakkan lagi, terpaksa
harus mohon bantuan untuk mengambilkan.”
Huan cu im ragu ragu, tapi demi menyelamatkan orang
terpaksa dia manggut manggut, sesudah masang lilin
kemudian ia mendekati pembaringan, membungkukkan badan
dan merogoh kedalam sakunya.
Sementara itu ci giok telah memejamkan matanya rapat
rapat, seakan akan dengan berpejam mata dan tidak melihat
pemuda itu, merasa malu dalam hatinya dapat dikurangi.
Padahal hatinya sudah berdebar sedari tadi, bahkan
debaran jantungnya makin lama makin bertambah keras,
andaikata tiada topeng diwajahnya, sudah pasti mukanya
telah semerah babi panggang.
Sejak kecil Huan cu im belum pernah bersentuhan dengan
kaum wanita, tatkala tangannya merogoh kedalam saku ci
giok yang hangat, terutama sewaktu ujung jarinya menyentuh
gumpulan daging montok yang lembut dan empuk. Semangat
dan keberanian yang semula berkobar tiba tiba lenyap tak
berbekas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Darah yang mengalir didalam tubuhnya terasa seperti
mendidih, hatinya berdebar keras belum lagi jari tangannya
meraba benda yang dicari, ia sudah gemetaran keras dan tak
mau turut perintah lagi.
Bagian dada merupakan daerah yang paling sensitip bagi
seorang wanita, terutama bagi seorang dara yang masih
perawan, tak heran kalau sekujur badan ci giok gemetar keras
dan memperdengarkan rintihan lirih.
Huan cu im tak berani sembarangan gerayangan, tetapi dia
mau tak mau mesti menggerayangi juga lantaran barang tetek
bengek yang tersimpan didada nona itu banyak sekali, dalam
keadaan begini dia memang harus meraba satu persatu dan
mengeluarkannya.
Diantara benda benda yang terambil antara lain terdapat
sebuah sapu tangan, sebuah botol kemala hijau, sebuah botol
kecil porselen putih, beberapa biji mata uang yang diasah
sehingga tajam pinggirannya serta sebuah bungkusan kain
hijau.
Pemuda itu harus membagi pekerjaannya sampai dua kali
untuk mengeluarkan barang barang tadi, kemudian baru
ujarnya. ”Nona, tidak kutemukan besi sembrani itu”
Sementara itu ci giok sudah terkulai lemas akibat
gerayangan anak muda itu, dia hanya membisik lirih:
”Benda itu berada dalam bungkusan kain hijau.”
”oooooh......”
Huan cu im segera mengambil bungkusan kain hijau itu dan
membukanya, ternyata bungkusan itu berisikan sebuah benda
bulat berwarna hitam, tentu saja benda itu adalah besi
sembrani yang dimaksudkan-Tanpa terasa ia bertanya:
”Nona, bagaimana cara menggunakan batu semberani ini?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini ci giok sudah berhasil menenangkan kembali hatinya,
ia berkata sedih
” Untuk menghisap jarum jarum tersebut dengan besi
semberani, benda itu harus ditempelkan diatas lubang jarum,
paling baik lagi jika bisa mengerahkan tenaga dalam, dengan
begitu jarum-jarum tadi baru akan terhisap keluar. Diseluruh
tubuh budak terdapat belasan tempat yang terkena jarum,
agar bisa menghisapnya keluar, semua pakaian harus
dilepaskan- Dengan begitu mulut luka baru akan kelihatan
dengan jelas.”
”Melepaskan semua pakaian?” Huan cu im kontan saja
menjadi tertegun, bagaimana mungkin ia dapat melaksanakan
kesemuanya ini? Apalagi tubuh seorang dara muda, apakah
boleh dilihat secara bebas oleh seorang pemuda asing?
Kembali ia memandang sekejap payudara si nona yang
menonjol montok dan penuh menggairahkan itu, lalu pikirnya
lebih jauh:
”Biarpun antara sesama saudara kandung, kalau mesti
menelanjangi nona itu, waaah, bisa berabe, toh antara lelaki
dan perempuan ada bedanya?” Dengan perasaan sangsi ia
lantas berkata: ”Tentang soal ini......”
ci giok mengerdipkan matanya berulang kali, lalu berkata
dengan suara pedih
”Huan kongcu, budak tak takut mati, Cuma peristiwa ini
mempunyai sangkut paut yang amat besar, budak tidak bisa
membocorkan identitasku yang sebenarnya, oleh sebab itu
aku berharap kongcu sudi menyelamatkan aku.”
”Aku bersedia menolongmu dan membawamu kemari,
otomatis aku bersedia menyelamatkan jiwamu, hanya saja.....
hanya saja antara pria dan wanita ada bedanya, aku.....”
” Kongcu bermaksud mengobati luka budak. Berarti kau
adalah tabib yang mengobati pasien. Sekalipun antara lelaki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan wanita ada bedanya, asal hatimu lurus dan pikiranmu
tidak sesat, apa yang mesti ditakuti lagi?”
”Kongcu, aku sebagai seorang gadis sucipun tidak
mengacuhkan masalah tersebut, apa pula yang kongcu
kuatirkan?”
Huan cu im tahu, selain menghisap keluar jarum Bwee hoa
Ciam tersebut memang tiada jalan keluar, maka pikirnya
kemudian:
”Kalaupada saat dan keadaan seperti ini aku tidak berusaha
untuk menolongnya, siapa lagi yang bisa menyelamatkan
jiwanya?” Berpikir demikian, dia lantas manggut manggut.
”Baiklah, akan kubantu dirimu untuk menghisap keluar
jarum jarum tersebut.”
Ia segera meletakkan besi semberani itu kesisi
pembaringannya, kemudian mulai bekerja melepaskan pakaian
ketat si nona yang melekat ditubuhnya.
Pemuda ini terpaksa melepaskan pakaian yang dikenakan
gadis itu demi menyelamatkan jiwanya, tiada pikiran sesat
barang setitikpun yang berada dalam benaknya.
Biarpun demikian, pakaian yang sedang dilepaskan olehnya
sekarang adalah pakaian yang melekat ditubuh seorang gadis
berusia hampir sebaya dengannya, peristiwa ini boleh dibilang
baru pertama kali ia alami.
Maka sewaktu jarijari tangannya mulai menyentuh
tubuhnya yang montok dan bahenol dalam hatinya segera
timbul suatu gejolak emosi yang sangat hebat, napasnya juga
jadi turut memburu.
Perlu diketahui pada jaman itu semua wanita rata rata
mengenakan pakaian yang lebar dan kedodoran serta
mengenakan gaun panjang yang mencapai tanah guna
menyembunyikan potongan badan mereka yang meliuk liuk
menggiurkan orang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seandainya ci giok mengenakan pakaian yang lebar dan
kedodoran serta gaun panjang yang mencapai tanah, gejolak
perasaan yang dialami Huan cu im mungkin masih rada
mendingan, sebab dia tak lebih hanya mencopoti jubah yang
kedodoran-
Namun berbeda sekali dengan keadaan yang dialami ci giok
sekarang, ia justru mengenakan pakaian ringkas tersebut
memang khusus di rancang agar dapat bergerak dan
melompat dengan leluasa, itulah sebabnya pakaian tadi begitu
ketat menempel dibadan sehingga pada hakekatnya seluruh
badan terbungkus rapat.
Justru karena begitu, Huan cu im jadi serba salah,
tangannya jadi gemetaran sebab dia mesti mencopoti kancing
kancing yang berada diatas tubuh yang montok dan
menggairahkan itu satu persatu, jelas bukan suatu pekerjaan
yang gampang.
Terutama sekali disaat jari jemarinya mulai menyentuh
bagian dadanya dengan sepasang payudara yang aduhai,
darah yang menggelora didalam dadanya seakan akan
mendidih, hatinya berdebar keras bahkan sampai napaspun
ikut menjadi sesak.
Makin tegang perasaannya makin gugup pula
perbuatannya, kadang kala untuk melepaskan sebuah kancing
saja ia mesti membutuhkan waktu yang cukup lama.
Untuk menyelesaikan pekerjaannya melepaskan sederet
kancing dari atas sampai kebawah, Huan cu im dibuat mandi
keringat dan mukanya berubah jadi merah membara.
Selesai melepaskan kancing kancing pakaian ringkas
tersebut, kembali pemuda itu merasakan serba salah.
Sebab didepan matanya sekarang masih tertinggal selapis
kain kutang berwarna merah yang tipis, dibalik kutang merah
itu mencuat keluar dua buah gumpalan daging yang montok.
Putih, dan aduhaiii.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan cu im baru saja melewati masa pubernya, benih
benih cinta juga mulai berkembang dihati kecilnya, setelah
memandang kejadian tersebut otomatis ia merasa sesak
napas, tenggorokannya terasa bagaikan tersumbat. Ia benar
benar tak mempunyai keberanian lagi untuk melanjutkan
pekerjaannya guna melepaskan kancing kancing kecil diatas
kutang tersebut.
Tapi masalah besar telah berada didepan mata, sekalipun
tak beranipun harus diberanikan juga, terpaksa dia
memejamkan matanya, menenangkan pikiran dan
memberanikan diri untuk melepaskan kancing kancing kecil
diatas kutang tersebut.
Didalam waktu singkat dihadapan matanya telah muncul
sepasang payudara yang putih, montok dan kenyal dengan
sepasang puting susu yang kecil dan merah.
Kali ini dia sudah mempunyai pengalaman biarpun gadis itu
berada dalam keadaan telanjang, namun ia berhasil
menenangkan pikiran dan perasaan hatinya, seluruh perhatian
dan konsentrasinya tertuju pada luka jarum diatas tubuh
korban-
Betul juga pada bagian bagian jalan darah coat ti (disisi
bahu), Mia yong (sebuah urat diatas payudara), Hian ki
(sebuah urat dibawah payudara), Hiat cut (disisi kiri bawah ulu
hati) Hui biau, Kau hiat (dibawah sepasang puting susu) dan
jalan darah lain diseputar dada telah dipenuhi oleh bintik bintik
merah bekas luka jarum, jumlahnya mencapai puluhan. Diam
diam dia berpekik dalam hatinya. ”Sungguh hebat kebasan
ujungan baju orang itu”
Dalam keadaan begini dia tak sempat untuk meneliti lebih
jauh, buru buru diambilnya besi semberani itu diletakkan
diatas telapak tangan, kemudian setelah mengerahkan tenaga
dalamnya, dia tempelkan besi semberani itu keatas bagian
bintik bintik merah tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika telapak tangannya menempel diatas kulit badannya
yang halus dan lembut, seolah olah karena aliran listrik yang
bertegangan tinggi, sekali lagi tubuhnya terasa bergetar keras.
Semenjak kancing kancing pakaiannya dicopot orang, ci
giok sudah dibuat sangat malu sehingga memejamkan
matanya rapat rapat, dia tak berani mengucapkan sepatah
katapun malah merintihpun tak berani.
Apalagi sewaktu telapak tangannya menempel diatas
dadanya gemetar keras sekujur badannya, dadanya menjadi
naik turun tak beraturan, napasnya memburu dan bulu
kuduknya pada bangun berdiri.
Kalau pemuda itu merasakan tubuhnya seperti kena aliran
listrik bertegangan tinggi, begitu juga dengan gadis tersebut,
diapun merasakan badannya kena dialiri listrik berkekuatan
tinggi.
Huan cu im menarik napas panjang, mata memandang ke
hidung, hidung memandang ke hati, segenap pikiran dan
perasaan dipusatkan menjadi satu, lalu pelan pelan
mengerahkan hawa murninya dan mengangkat besi semberani
itu untuk menghisap keluar jarum jarum tersebut dari dalam
luka.
Ketika diamati dengan seksama, betul juga diatas besi
semberani itu menempel sebatang jarum bwee hoa ciam yang
lembut seperti bulu kerbau dan membawa noda darah.
Dengan berhati hati sekali jarum itu dibuang, kemudian
mengulangi kembali pekerjaan tersebut secara berhati hati.
Demikianlah seperempat jam kemudian Huan cu im telah
berhasil menghisap keluar sebelas batang jarum, ditambah
tiga batang yang melekat diatas bahu, jumlah seluruhnya
mencapai empat belas batang jarum bwee hoa ciam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika semua pekerjaan telah selesai, Huan cu im telah
bermandikan keringat, sambil menyeka keringat, sekali lagi dia
memeriksa seluruh badan nona itu dengan seksama.
Kini keadaannya seperti seorang tabib yang benar benar
memeriksa penyakit, biarpun tubuh indah terpampang
dihadapannya, ia tidak merasakan daya rangsangan barang
sedikitpun.
”Nona,” bisiknya kemudian, ”coba kau atur pernapasan,
apakah tubuhmu masih terdapat jarum yang belum terhisap
keluar?”
Selama ini ci giok hanya memejamkan mata berpura pura
tidak tahu untuk mengurangi rasa malunya, namun sekarang
mau tak mau dia mesti membuka suara.
Setelah mencoba untuk mengatur pernapasan, dia
mendesis lirih dan melompat bangun, kemudian sambil
menutupi payudaranya dengan kedua belah tangan, ujarnya
gelisah: ”Terima kasih kongcu, sekarang sudah tidak ada lagi.”
Hampir saja Huan cu im yang berdiri dimuka pembaringan
dibikin terkejut oleh perbuatannya itu, cepat cepat dia
membalikkan tubuhnya sambil berkata: ”silahkan nona
mengenakan pakaianmu”
Dengan cepat ci giok membetulkan kancing pakaiannya,
lalu baru berkata dengan sedih
”Aku sudah selesai, sekarang kongcu boleh membalikkan
badanmu......”
Huan cu im membalikkan tubuhnya, lalu dengan wajah
memerah karena jengah ujarnya: ”Kicnghi nona, karena kau
telah lolos dari mara bahaya.”
Pelan pelan ci giok melepas selembar topeng dari atas
wajahnya, paras mukanya yang cantik jelita kini memerah
karena jengah, mendadak ia jatuhkan diri berlutut dihadapan
Huan cu im, kemudian setelah memberi hormat katanya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
”Huan kongcu benar benar seorang lelaki bijaksana yang
berjiwa besar, malam ini kau telah selamatkan jiwaku, tiada
balasan yang hendak ku berikan kepadamu selain
menyembah”
cepat cepat Huan cu im meletakkan besi semberani itu
keatas meja, lalu dengan wajah gelagapan serunya:
”Nona, harap kau jangan berbuat demikian, silahkan segera
bangkit berdiri, harap nona tak usah memikirkan persoalan
tersebut dalam hati, anggap saja tak pernah terjadi peristiwa
semacam ini.”
Kata kata tersebut hanya merupakan kata kata menghibur.
Yaa..... bagaimanapun juga kesucian seorang gadis
merupakan mahkota yang tak ternilai harganya, bukan saja
dia telah menelanjangi gadis tersebut malah sempat
menggerayangi pula seluruh badannya....
Mengapa takpernah terjadi peristiwa macam itu, berarti
pula agar sinona tak usah mengingat ingat kembali kejadian
tersebut.
Ketika ci giok bangkit berdiri, semu merah yang mewarnai
wajahnya telah luntur, sepasang matanya bening seperti air,
pelan pelan dia menundukkan kepalanya kemudian berkata
dengan suara lembut:
”Huan kongcu telah menyelamatkan selembar jiwa budak,
budi kebaikan ini akan budak ukir didalam hatiku dan selama
hidup tak pernah akan kulupakan.”
Kalau pemuda itu menganjurkan sang nona agar
melupakan peristiwa tadi, malah sang nona sebaliknya
mengingatkan bahwa peristiwa tersebut tak pernah akan
dilupakan olehnya. Maka cepat cepat Huan cu im berkata:
”Nona, harap kau jangan berkata begitu, aku hanya ingin
menanyakan satu hal kepada nona.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu sepasang matanya saling membentur dengan sorot
mata gadis tersebut, dia segera menjumpai bahwa dibalik
sorot matanya yang bening itu selain terselip semacam
perasaan terima kasih yang tak terlukiskan dengan kata kata,
terselip pula perasaan cinta yang teramat mendalam.
Selama ini dia belum pernah berpacaran dengan gadis
manapun, kendati dalam bidang tersebut dia belum
berpengalaman, namun sebagai seorang lelaki yang sudah
meningkat dewasa, sudah barang tentu pemuda tersebut
dapat merasakan sendiri dari sorot mata lawan-
Itulah sebabnya ketika ucapannya masih ditengah jalan, ia
telah menghentikannya secara mendadak. Tiba tiba ci giok
berkata lagi:
”Sebetulnya apa saja yang kongcu tanyakan, budak wajib
memberi jawaban selengkapnya, namun berhubung budak
mempunyai kesulitan maka seandainya pertanyaan yang
hendak kongcu ajukan menyangkut soal identitas budak,
terpaksa budak harus minta maaf, sebab saat ini belum dapat
budak jelaskan kepada kongcu.”
”Kalau begitu aku takjadi menanyakan soal identitasmu”
buru buru Huan cu im berkata, Setelah mengerdipkan
matanya dan tersenyum manis, kembali ci giok berkata:
”Bukannya budak sengaja berlagak sok misterius,
sesungguhnya..... aaaai pokoknya dikemudian hari kongcu
akan mengetahui dengan sendirinya.”
Dari atas meja dia mengambil kembali barang barang yang
dikeluarkan Huan cu im dari sakunya tadi dan dimasukkan
kembali kedalam saku, kemudian bisiknya lagi:
”Budak mengerti, dalam hati kecil kongcu sudah pasti
dihantui oleh pelbagai persoalan yang mencurigakan hatimu,
tetapi malam ini sudah cukup larut, kongcupun sudah tersiksa
sudah hampir setengah malaman lebih, lebih baik beristirahat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja secepatnya, sebab biarpun semua jarum sudah tercabut
dari tubuh budak- sekarang masih harus dibubuhi obat lagi.
Begini saja.... besok malam budak baru akan datang
memberikan keterangan lagi.”
Selesai berkata, dia memungut kembali belasan batang
jarum bwee hoa ciam yang tercabut keluar dari tubuhnya tadi
dan beranjak keluar dari ruanganoleh
karena sang nona masih perlu pulang kekamarnya
guna mengobati lukanya tentu saja Huan cu im tak enak utnuk
menghalanginya, menanti gadis itu sudah berlalu, diapun
menutup pintu, memadamkan lampu dan tidur.
Ketika berbaring diatas ranjangnya, terendus olehnya bau
harum semerbak yang tertinggal dari gadis tadi, kelopak
matanya menjadi berat untuk terpejam, adegan yang
mendebarkan hatipun satu demi satu melintas kembali
didepan matanya.
Kalau tadi dia masih berusaha keras untuk mengendalikan
perasaannya karena harus mencabut keluar jarum jarum
lembut dari tubuh nona tersebut, tentu saja dia belum
merasakan sesuatu apapun.
Tapi setelah membayangkan kembali sekarang, mukanya
kontan saja berubah menjadi merah padam, denyut nadinya
bertambah cepat, perasaannya bergolak dan tentu saja sukar
baginya untuk tidur.
Sejak kecil dia sudah peroleh pendidikan yang ketat oleh
ibunya terutama sekali dalam soal tata krama dan sopan
santun, terbayang kalau ingatan semacam itu sesat, cepat
cepat dia memusatkan pikirannya dan membuang jauh jauh
khayalan tersebut. Tapi satu ingatan teratasi, ingatan lainpun
kembali muncul.
Terbayang kembali tanya jawab antara Kiang cu tin dengan
si burung berkepala sembilan Soh Han sim, dia merasa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
peristiwa yang berlangsung pada malam ini tampaknya sedikit
diliputi rahasia.
Terutama sekali masalah congkoan dari benteng keluarga
Hee, sudah jelas sekali ciu Kay seng yang menduduki jabatan
tersebut, mengapa Soh Han sim juga mengakui sebagai
congkoan dari Benteng keluarga Hee...?
Meninjau dari mimik muka Soh Han sim yang menyeramkan
serta tiada suaranya yang menggidikkan hati, jelas orang itu
tidak mirip orang baik baik, mungkinkah empek Hee tak bisa
membedakannya secara jelas?
Kalau dilihat dari kedatangan Kiang cu tin tampaknya dia
bermaksud untuk menolong cing imtotiang, dan cing im
totiang dari Go bipay juga agaknya sudah disekap diatas
loteng Teng gwat lo, mengapa empek Hee harus menyekap
cing im totiang.
Semakin dipikir, dia merasa dalam benteng keluarga Hee
seakan akan menyimpan banyak sekali rahasia besar.
Pemuda tersebut boleh dibilang sama sekali tidak
berpengalaman sekalipun ia merasa terdapat hal hal yang
tidak beres dalam benteng keluarga Hee, namun tak
terungkap olehnya dimanakah letak ketidak beresan tersebut.
Sewaktu naik kepembarungan tadi, waktu sudah
menunjukkan tengah malam lewat, apalagi pikirannya
dipenuhi pelbagai ingatan sekarang, ia semakin tak dapat
memejamkan mata, dengan cepat kentongan kelimapun
menjelang tiba.
Dari kejauhan sana mulai kedengaran suara yang berkokok,
lamat lamat setitik cahayapun mulai memancar masuk melalui
balik jendela. Setelah semalaman tak tertidur apalagi saat ini
fajarpun telah menyingsing.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan cu im semakin tak ingin tidur lagi, dia segera bangkit
berdiri, membuka pintu kamar dan berjalan menuju kekebun
bunga.
Terasa angin berhembus lembut membawa udara dingin,
namun membuat semangat orang justru bangkit kembali,
pelan pelan ia berjalan menuju kebawah rak bunga, lalu
sambil melepaskan otot otot yang kaku, pelan pelan dia
menghembuskan napas panjang. Mendadak dari belakang
tubuhnya kedengaran seseorang menegur dengan suara
lembut. ”Kongcu, mengapa sepagi ini sudah bangun? Apa
salahnya kalau tidur sebentar lagi?”
Dengan perasaan terkejut Huan cu im membalikkan
badannya, dia lihat ci giok dengan senyuman manus dikulum
telah berdiri dihadapan mukanya. Tanpa terasa pemuda itu
jadi tertegun, segera pikirnya:
”Hebat amat ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya,
walaupun ia sudah tiba dibelakang ku, ternyata aku tidak
mengetahuinya sama sekali”
Tujuannya bangun sepagi ini tak lain memang berharap
bisa menjumpai ci giok secepatnya, kini setelah bertemu
dengan orangnya dia malah gelagapan sendiri dan tak mampu
mengucapkan sepatah katapun.
Mungkinkah hal ini disebabkan perasaan cinta yang tumbuh
setelah semalam ia membantu gadis itu membuka pakaian
dan menggerayangi sekujur badannya?
Sinar berkilat segera terpancar keluar dari balik matanya,
wajahnya yang tampan juga segera bersemu merah, dengan
penuh kekuatiran ia berkata: ”Nona, setelah terluka semalam,
kau seharusnya banyak beristirahat dulu.”
Nona ci giok bukan seorang yang bodoh sudah barang
tentu diapun dapat menduga apa sebabnya pemuda tersebut
sudah terbangun sepagi ini, jelas semalaman ia tak bisa
tertidur, apalagi pancaran sinar matanya yang berkilat ketika
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melihat dirinya dan wajah memerah yang menghiasi wajahnya
bagaimana mungkin semua perubahan perubahan tersebut
dapat lolos dari pandangan matanya?
Seketika itu juga sepasang pipi Ci giok berubah menjadi
semu merah, sambil tertawa ia menjawab:
”Budak sudah terbiasa bangun pagi....”
”Jadi nona telah sehat kembali?”
”Terima kasih banyak, budak sudah sembuh kembali,
budak akan mengambilkan air untuk kongcu mencuci muka.”
Padahal perasaannya waktu itu tak jauh berbeda seperti
Huan cu im dia memang bangun pagi pagi karena ingin
secepatnya bertemu kembali dengan Huan cu im.
Namun setelah berjumpa muka ia menjadi jengah sendiri
karena itu dengan alasan akan mengambilkan air untuk
mencuci muka, ia kabur kembali kedalam rumah.
Memandang bayangan tubuhnya yang menjauh, Huan cu
im merasakan hatinya seperti terbuai mabuk dengan cepat dia
turut melangkah masuk kedalam rumah-
Tak selang berapa saat kemudian ci giok telah muncul
kembali sambil membawa air, dengan wajah merah jengah
katanya sambil tertawa manis. ” Kongcu, silahkan mencuci
muka?”
Ketika Huan cu im selesai mencuci muka ci giok telah
menyiapkan hidangan sarapan pagi.
Baru selesai pemuda itu sarapan, seorang lelaki berbaju
hijau telah muncul dalam halaman dan menanti didepan pintu
dengan sepasang tangan diluruskan kebawah.
Ci giok yang bermata awas segera menangkap kehadiran
lelaki berbaju hijau itu, buru buru ia maju menyongsong
sembari menegur. ”Kim koan si, ada urusan apa?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
”Nona ci giok, aku mendapat perintah dari Pocu untuk
mengundang Huan kongcu”
Berubah paras muka ci giok setelah mendengar perkataan
tersebut, ia terbungkam secara tiba tiba.
Huan cu im yang mendengar perkataan itu dari dalam
ruangan segera berseru: ”Pocu ada urusan apa?”
”Pocu hanya menitahkan kepada hamba untuk
mengundang kongcu, mengenai urusan apa, hamba sendiri
juga kurang tahu.”
”Kini pocu berada dimana?”
”Pocu berada dilapangan latihan silat.”
”Baik aku akan kesana.”
”Biar hamba sebagai petunjuk jalan” buru buru lelaki
berbaju hijau itu berseru.
Ci giok mendongakkan kepalanya memandang kearah Huan
cu im, wabahnya memperlihatkan perasaan gelisah yang amat
tebal.
Namun Huan cu im tak terlalu memperhatikan akan
perubahan tersebut, dia sudah keluar dari halaman timur
mengikuti dibelakang Kim koansi.
Setelah membelok pada pintu masuk kedua mereka
menelusuri sebuah serambi panjang sebelum memasuki pintu
ketiga yang dibaliknya terbentang sebuah lapangan luas untuk
berlatih ilmu silat.
-oo0dw0ooTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
JILID: 7
Waktu itu, diarena hadir dua tiga puluh orang lelaki
berpakaian busu, mereka sedang berlatih ilmu silat, angin
pukulannya menderu deru dan gerakan tubuhnya lincah.
Disamping arena berdiri seorang kakek berperawakan
pendek yang berusia lima puluh tahunan, sorot matanya yang
tajam sedang mengawasi gaya lelaki lelaki lain melepaskan
pukulannya, sudah jelas orang ini bertindak sebagai pelatih.
Huan cu im mengikuti dibelakang Kim koansi mengitari
lapangan menuju kedalam ruangan sudah barang tentu tak
tersedia waktu cukup baginya untuk mengawasi lebih
seksama.
Lapangan berlatih silat memang cukup lebar, pada waktu
itu didepan ruangan lapangan terletak sebuah kursi
kebesaran, orang yang sedang duduk disana tak lain adalah
Hee Im hong, pocu benteng keluarga Hee. Dikedua belah
sisinya tersedia pula delapan buah kursi namun semua bangku
itu kosong, tapi dibagian muka undak undakan batu menuju
keruangan, berdiri empat lima orang. Bila ditinjau dari
dandanan mereka jelas orang orang itupun merupakan para
pelatih.
Huan cu im mengikuti dibelakang Kim koansi menuju
keruang depan, Hee Im hong yang melihat kedatangannya
segera berseru sambil tersenyum: "Hiantit, cepat kemari"
Huan cu im segera datang kehadapannya lalu berkata
dengan hormat: "Keponakan menjumpai empek Hee"
Hee Im hong menarik tangan Huan cu im dan
menyuruhnya duduk disampingnya lalu sambil tertawa ramah
katanya:
"Hiantit, duduklah dulu sambil menyaksikan mereka
berlatih, orang itu adalah para centeng benteng kami,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beberapa orang suhu sedang memberi petunjuk kepada
mereka."
Lalu sambil menuding kearah kakek pendek yang berdiri
ditepi arena itu, dia memperkenalkan.
"Dia adalah Jin Siu Jin suhu, berasal dari perguruan Pek
Hok bun, kepandaian yang mereka latih adalah ilmu pukulan
Pek hok kun, maju maupun mundur semuanya dilakukan
secara gagah dan angkuh, persis gaya seekor bangau putih."
Huan cu im segera mengalihkan pandangan matanya
kedepan, betul juga kedua tiga puluh orang lelaki kekar itu
sedang merentangkan tangannya bergantian sambil memutar
badan, semua gerakan dilakukan dengan lincah dan cekatan.
Sampai jurus Pek Hok kun selesai dilatih Jin suhu baru
memberi hormat kepada pocunya serta kembali ketempat,
namun dia tidak duduk dikursi, melainkan cuma berdiri saja
disamping.
Menyusul kemudian muncul seorang lelaki jangkung yang
bertubuh ceking dan berusia empat puluh tahunan dia
memberi hormat dulu kepada pocunya sambil berkata :
"Sekarang, silahkan pocu menyaksikan latihan ilmu golok."
Sementara itu, kedua tiga puluh orang busu itu sudah
meloloskan goloknya dengan cepat, mereka berdiri sambil
menyilangkan senjata masing masing, ketika melihat lelaki
jangkung itu turun ke arena, serentak mereka melakukan
gerakan penghormatan. Sambil berpaling kearah Huan cu im,
Hee Im hong segera menerangkan :
"Yang ini adalah To It hui, To suhu, dia merupakan jagoan
lihay dari perguruan Tee siang bun aliran utara, ilmu yang
diajarkan adalah ilmu golok To siang to...."
Sementara berbincang bincang, To suhu telah memberi
kode kepada para busu tersebut, tentu saja kode itu
merupakan komando untuk mulai berlatih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kawanan busu tersebu segera memainkan ilmu golok To
siang to, sesuai dengan namanya, ilmu golok tersebut
merupakan sejenis ilmu yang khusus menyerang bawah, oleh
sebab itu ketika memainkan jurus jurus serangannya, mereka
selalu menggunakan kuda kuda Khi bo poh dengan
merendahkan tubuhnya.
Baik gerakan maju maupun gerakan mundur, semua diikuti
dengan gerakan berputar, permainan golokpun darl lamban
lambat laun menjadi semakin cepat. Pada mulanya masih
kelihatan jurus jurus serangan yang mereka pergunakan,
namun pada akhirnya cuma terlihat segulung cahaya golok
yang menyambar kian kemari tak terlihat sama sekali
bayangan tubuhnya.
Biarpun terdiri dari dua tiga puluhan gulung cahaya golok.
semuanya bergerak seragam dan gerak geriknya matang dan
sangat terlatih......
Diam diam Huan cu im memuji akan kehebatan mereka, ia
merasa seorang centeng saja sudah memiliki kepandaian silat
sedemikian hebatnya, sudah jelas kepandaian tersebut bukan
berhasil diperoleh hanya didalam satu dua hari saja.
Sementara masih termenung, mendadak kedua tiga puluh
gulung cahaya golok itu lenyap tak berbekas, dalam waktu
amat singkat, kedua tiga puluh orang busu itu sudah balik
kembali ke posisi semula, semuanya berdiri tegak. wajahnya
tidak memerah, napaspun tidak terengah engah.
To suhu segera membalikkan badan sembari memberi
hormat. "Bagus, bagus" puji Hee Im hong sambil mengangguk
berulang kali.
To suhu segera naik kembali keatas undak undakan dan
berdiri bersama dengan Jin suhu sekalian berlima. Biarpun
dibawah undak undakan disediakan delapan buah bangku
yang jelas dipersiapkan untuk tempat duduk para pelatih, tapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kenyataannya tak seorangpun diantara mereka yang berani
duduk disamping pocu mereka.
Hee Im hong segera mengangkat tangannya kearah
kawanan busu tersebut, serentakpara busu menyarungkan
kembali goloknya dan mengundurkan diri kedua belah sisi
dengan cepat. Sambil mengelus jenggotnya yang hitam, Hee
Im hong segera berpaling dan ujarnya sambil tertawa:
"Hiantit sekarang tiba giliranmu, sejak kecil kau sudah
mengikuti Lo koan keh berlatih ilmu silat bukan? Sekarang
empek Hee ingin mengetahui sampai dimanakah latihan yang
berhasil kau peroleh?"
Ketika Huan cu im mendengar ia diminta tampilkan diri
untuk bermain silat dihadapan orang banyak. mukanya segera
berubah menjadi merah, lalu katanya agak tergagap:
"Keponakan hanya mengikuti lo koan keh belajar beberapa
jurus ilmu silat kasaran yang jelek sekali untuk dilihat."
"Haaahhh..... haaahhh....." Hee Im hong tertawa tergelak,
"ucapan dari keponakan hasil ajaran dari lo koan keh juga
bukan? Apa kau tidak tahu, lo koan keh terhitung seorang
jagoan yang cukup lihay dalam perguruan Eng jiau bun,
ajarannya sudah pasti tak akan jelek."
"Mari, keponakan tak usah malu malu, dihadapan empek
Hee, kurang baik dalam latihanpun tak menjadi soal, toh aku
hanya ingin mengetahui dasar dasar ilmu silatmu agar empek
Hee bisa mengajarkan pula kepandaian silat lain untukmu."
Kemudian sambil menunjuk kearah beberapa orang yang
berdiri ditepi arena, dia mena mbahkan
"Beberapa orang suhu tersebut masing masing memiliki
keahlian yang berbeda, dikemudian hari keponakan akan
berjumpa dengan mreka setiap hari, tak ada salahnya kau
minta banyak petunjuk dari mereka."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jin Siu dan To It hui sekalian buru buru menjura sembari
berkata: "Perkataan pocu terlampau tinggi." Hee Im hong
tertawa tergelak.
"Dia adalah keponakanku Huan cu im, harap suhu sekalian
suka banyak memberi petunjuk kepadanya."
Huan cu im segera menjura kepada mereka. Buru buru Jin
Siu sekalian membalas memberi hormat sambil merendah:
"Memberi petunjuk mah tak berani, asal Huan kong cu
punya kegembiraan, mari kita ingin meneliti."
"Baiklah, hiantit, sekarang kau boleh turun kegelanggang,
semua yang hadir sekarang adalah orang sendiri, kau tak usah
canggung atau malu malu lagi."
Oleh karena dipaksa oleh keadaan, mau tak mau Huan cu
im harus bangkit berdiri dan turun ke gelanggang, tanpa
melepaskan jubah luarnya lagi, dia berjalan satu kaki
ketengah arena, kemudian sambil memberi hormat kepada
Hee Im hong, katanya "Siautit akan mainkan ilmu Yu sin ki na
jiu, harap petunjuk dari empek Hee"
Kemudian kepada Jin Siu sekalian dia menjura pula seraya
berkata: "Harap suhu sekalian sudi memberi petunjuk."
Begitu selesai berkata, dia mulai membuat ancang ancang
lalu dengan kelima jari tangan yang dipentangkan lebar lebar,
dia mainkan seratus delapan jurus ilmu Yu sin ki najiu yang
dipelajarinya dari aliran perguruan Engjiau bun tersebut,
semua gerakan dilatih dengan lamban tapi mantap.
Dia masih teringat akan semua pesan gurunya bahwa
segenap ilmu silat yang dipelajarinya tak boleh diperlihatkan
kepada orang luar, oleh karena itu ilmu Yu sin ki najiu yang
dimainkan sekarang, paling banter hanya disertai dengan
tenaga sebesar lima bagian.
Perlu diketahui, ilmu silat yang dipelajari dari gurunya
merupakan ilmu silat dengan menggunakan tenaga dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aliran lurus, sekalipun dia telah berusaha untuk
menyembunyikan kekuatan dan tak berani terlalu menyolok,
tapi bagi seorang dengan tenaga dalam sepuluh bagian tapi
kenyataannya hanya mempertunjukkan tenaga lima bagian
sedikit banyak kekurangan tersebut akan terlihat dalam jurus
jurus permainannya, dimana tampak tenaga dalamnya seperti
tersendat sendat. Otomatis kejadian ini menimbulkan kesan
yang lain bagi semua penonton yang menyaksikan latihan
tersebut.
Hee Im hong yang menyaksikan latihan tersebut
mengangguk tiada hentinya sambil tersenyum, dia memuji
berulang kali, sedangkan Jin Siu sekalian juga melihat meski
usia pemuda itu maish muda belia, akan tetapi tenaga
dalamnya telah mencapai tingkat yang amat sempurna.
Ketika Huan cu im menyelesaikan latihannya memainkan
seratus delapan jurus ilmu Yu sin ki najiu, wajahnya nampak
masih tetap tenang dan segar, mukanya tidak memerah,
napaspun tidak tersengal sengal.....
Jin Siu serta To It hui sekalian segera bertepuk tangan
memberi pujian.
Begitu beberapa pelatih tadi bertepuk tangan, kawanan
busu yang berada disisi arena pun sama sama ikut memberi
aplus yang meriah.
Huan cu im kembali memberi hormat sambil berkata: "Bila
latihan siautit tidak bagus, harap empek Hee jangan
mentertawakan."
Hee Im hong mengelus jenggotnya sambil tersenyum:
"Ilmu Yu sin ki najiu yang hiantit latih benar benar amat
matang dan sempurna ini menandakan kalau kaupernah
berlatih giat untuk memperdalam kepandaian sia lt, hampir
semua rahasia ilmu silat Eng Jiau bun berhasil kau kuasai,
sekarang empek Hee berniat mencoba kemampuanmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian sambil berpaling ke arah Jin Siu, serunya
"Jin suhu, coba kau pilih dua orang busu untuk turun
gelanggang melayani beberapa jurus serangan dari Huan
hiantit"
"Hamba turut perintah"Jin Siu memberi hormat.
Dari nada pembicaraan empek Hee nya, Huan cu im dapat
menangkap kalau dia hendak diadu dengan dua orang busu,
hatinya menjadi amat gelisah, buru buru serunya:
"Empek Hee, siautit tak mampu, apalagi siautitpun belum
pernah bertarung melawan orang."
"Hiantit tak usah takut" Hee Im hong mengelus jenggotnya
sambil tertawa, " belajar Ilmu silat mempunyai tujuan dipakai
untuk membela diri, menurut penilaian empek Hee, ilmu Ki
najiu yang barusan kau pelajari sudah mencapai enam bagian
sempuran, oleh sebab itu biar Jin suhu mencarikan dua orang
lawan untuk latihanmu, coba kau lihat apakah mampu untuk
menghadapi mereka? Hiantit tak perlu kuatir, pokoknya empek
Hee tidak akan membiarkan kau menderita kerugian"
Sementara itu Jin siu telah membalikkan badan sambil
berseru lantang "Siau LiongJin, Tu Liong seng"
"Hamba siap" dari sisi kiri terdengar ada orang menyahut.
Bersamaan itu pula muncul dua orang busu yang segera
bersiap siap dengan wajah serius.
"Pocu menitahkan kepada kalian berdua untuk berlatih
beberapa jurus dengan Huan kongcu, masing masing pihak
hanya membatasi diri saling menutul saja, serangan tak boleh
terlalu berat, mengerti?"
"Hamba turut perintah" kedua orang busu itu segera
memberi hormat.
Setelah tersenyum kembali Hee Inm hong berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hiantit, pertarungan ini hanya latihan saja, bukan
pertarungan sungguhan, tapi mereka adalah jago jago yang
berpengalaman dalam pertempuran, bila hiantit memang baru
pertama kali ini bertarung, kau tak usah takut takut, turun
tangan saja semampumu."
Huan cu im masih muda, rasa ingin menangpun masih
amat tebal melekat dalam sifatnya, dari pesan Jin Siu kepada
kedua orang busu tadi, ia sudah mendengar kalau
pertarungan hanya dibatasi dengan saling menutul belaka.
Sedang empek Hee sekarang menganjurkan kepadanya
agar mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki tanpa
ragu ragu. Hal ini sama artinya kalau kedua orang busu
tersebut jauh lebih mampu daripada dirinya.
Membayangkan kesemuanya ini, dia merasa amat tak puas,
maka sambil tampilkan diri, dia menjawab: "Siautit mengerti"
Dalam pada itu, Siau Liongjin dan Tu Liong seng telah
berdiri lima depa dihadapan Huan cu im, sesudah memberi
hormat, mereka berkata bersama: "Silahkan Huan kongcu
memberi petunjuk."
Huan cu im mengamati wajah kedua orang itu dengan
seksama, ternyata mereka berdua berusia antara dua puluh
lima enam tahunan, selain mempunyai tinggi badan yang
sama, perawakan tubuh merekapun sama sama kekarnya,
muka mereka juga sama sama merah dengan sorot mata yang
berkilat.
Dalam sekilas pandangan saja, dapat diketahui bahwa
mereka terlalu sering melatih diri dilapangan ini sehingga kulit
tubuhnya terjemur jadi berubah warna. Buru buru dia
memberi hormat sambil katanya:
" Kalian berdua terlalu sungkan, aku hanya sempat belajar
ilmu silat kasaran selama beberapa tahun, harap kalian berdua
sudi memberi petunjuk."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak berani" sahut kedua orang itu bersama.
Kemudian Siau Liong jin yang berada disebelah kiri berkata
pula:
"Hamba mendapat perintah untuk melayani kongcu, harap
kongcu melancarkan serangan lebih dulu."
"Aku belum pernah bertarung melawan orang , lebih baik
kalian berdua menyerang duluan."
"Apakah hal ini kurang baik?" seru Tu Liong seng yang
berdiri disebelah kanan-
"Tidak menjadi soal, kalian harus menyerang duluan,
dengan begitu aku baru bisa memikirkan cara pemecahannya,
bila aku mesti menyerang lebih dulu, aku tidak tahu jurus
serangan manakah yang harus dipergunakan lebih dulu."
Pemuda ini memang belum pernah bertarung melawan
orang, jadi semua perkataannya diutarakan dengan nada
sejujurnya.
Siau Liong jin serta Tu Liong seng yang medengar
perkataan tersebut, diam diam menjadi kegelian.
Sementara itu Jin Siu telah mengundurkan diri, tapi
berhubung dia kuatir kedua orang busu itu menyerang
kelewat berat sehingga melukai keponakan dari pocu dan
akibatnya dia yang mesti bertanggung jawab, maka dia hanya
mundur berdiri tak jauh dari sisi tubuh Huan cu im.
Sewaktu dilihatnya ketiga orang itu sama sama enggan
menyerang duluan, diapun segera berseru:
"Kalau toh Huan kongcu enggan menyerang lebih dulu,
baiklah kalian saja yang menyerang duluan-"
"Baik " sahut Siau Liong jin dan Tu Liong seng bersama
sama. Pertama tama Siau Liong jin yang maju dulu setengah
langkah, kemudian sambil mengeluarkan jurus pembukaan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bangau putih mementangkan sayap. dia berseru: "Huan
kongcu, hamba akan menyerang duluan-"
Tangan kanannya dikembangkan dengan kelima jari
menghadap keatas dia cengkeram bahu Huan cu im.
Jurus serangan tersebut tak berani dilancarkan kelewat
cepat, namun ketika dilepaskan toh disertai pula dengan
deruan angin serangan yang sangat kuat.
Ilmu silat yang dilatih Huan cu im bernama Yu sin ki najiu,
arti "sin" sendiri adalah untuk menghadapi pertarungan jarak
dekat, tentu saja termasuk cara menghindarkan diri dari
serangan jarak dekat lawan-
Ketika menyaksikan tangan kanan Siau Liong jin
menyambar kearah bahunya, ia segera miringkan badannya
menghindar sejauh satu depa kesamping.
Siapa tahu baru saja dia berkelit dari serangan siau Liong
jin, Tu Liong seng telah membuka serangan pula, sambil
berputar setengah lingkaran ia berteriak: " Kongcu, hati hati
kau"
Tangan kirinya diayunkan dari kejauhan, sebuah pukulan
jari tangan diarahkan keiga kiri Huan cu im.
Tentu saja serangan yang dilancarkan olehnya tak berani
dilepaskan dengan gerakan yang terlalu cepat.
Tiba tiba Huan cu im melangkah maju kemuka dan berkelit
dari sisi kanan Tu Liong seng, jurus serangan dari Tu Liong
seng tersebut secara persis menyambar lewat dari sisi
badannya serta mengenai sasaran kosong.
Begitu serangan pertama dari Siau Liong jin terhindar,
tangan kanannya segera dikebaskan kemuka sambil berganti
jurus, lalu dia membalikkan badan menghindar kebelakang
Huan cu im dan menggunakan jurus bangau putih mencakar
ular, kelima jari tangan yang dipentangkan langsung
mencengkeram tengkuk pemuda tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berhubung serangan pertamanya dapat dihindari Huan cu
im karena serangan tersebut dilepaskan terlampau lambat,
maka dalam melepaskan serangan yang kedua kali ini, dia
telah mempercepat gerakannya.....
Baru saja serangan tersebut dilancarkan Huan cu im seolah
olah mempunyai sepasan mata yang tumbuh dibelakang
punggungnya, tiba tiba dia membalikkan badan tangan kirinya
digapai dan persis mencekik punggung tangan Siau Liong jin
serta menolaknya keluar.
Dalam pada itu berhubung Huan cu im berkelit dari sisi
kanannya dan menyaksikan tangan kanannya sedang dipakai
untuk menolak cengkeraman Siau Liong jin, maka Tu Liong
seng segera melihat munculnya titik kelemahan pada tubuh
lawan karena pengangkatan pergelangan tangan kanannya
itu.
Peluang yang sangat baik ini tentu saja tak akan disia
siakan dengan begitu saja, kaki kirinya segera maju
mendesak. bahu kanannya direndahkan dan mengeluarkan
jurus pentang sayap mencari jalan, dia bacok tulang iga Huan
cu im.
Seperti juga dengan Siau Liong jin, ia tak berani
menyertakan tenaga kelewat besar didalam serangannya
tersebut, tapi kecepatan geraknya justru ditingkatkan-
Biarpun pertarungan dilangsungkan dengan sangat lamban,
sudah barang tentu kelambanan tersebut bukan berarti
lamban seperti kaum sastrawan yang lemah gemulai, hanya
gerakannya tak secepat gerakan pada umumnya saja. Padahal
dalam kenyataanpun mereka saling desak mendesak.
Tolakan tangan kanan dari Huan cu im juga dilancarkan
tidak terlalu cepat, tapi Siau Liong jin terlanjur menggunakan
jurus serangannya sampai tengah jalan, tak kuasa lagi
tubuhnya kena ditolak sampai berputar dan buru buru
melompat kesamping.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan cu im sedikitpun tidak merasa gugup ataupanik,
setelah mendorong Siau Liong jin, tiba tiba sikut kanannya
menyodok kebawah dengan sodokan tersebut sikutnya persis
menghantam diatas tulang persendian telapak tangan Tu
Liong seng yang sedang menyerang tiba (letaknya pada
lekukan dibawah ibu jari).
Tu Liong seng segera merasakan pergelangan tangan
kanannya menjadi kaku, dia sangat terkejut dan cepat cepat
melompat mundur kebelakang.
Hanya dalam satu gerakan saja selain Huan cu im berhasil
mendorong Siau Liong jin, diapun berhasil memaksa mundur
Tu Liong seng, tentu saja peristiwa tersebut disambut rasa
gembira oleh Hee Im hong, sepasang matanya segera berkilat
dan sambil tertawa ia manggut manggut berulang kali.
Perlu diketahui, Siau Liong jin serta Tu Liong seng sekalian
tiga puluh enam orang busu merupakan Thian Liong busu
atau busu naga langit yang khusus peroleh pendidikan ketat
dan merupakan jago jago pilihan dari Benteng keluarga Hee.
Mereka semua rata rata memiliki kepandaian silat yang
amat tangguh, itulah sebabnya nama mereka menggunakan
urutan nama "naga".
Kenyataannya sekarang, Huan cu im mampu melayani
kerubutan kedua orang itu dengan gerakan yang santai, sudah
barang tentu kejadian tersebut menimbulkan perasaan
gembira bagi Hee Im hong.
siau Liong jin serta Tu Liong seng berdua, kendatipun tak
berani menyerang kelewat cepat dan berat dalam pertarungan
tadi, bagaimanapun juga mereka pun enggan menampilkan
ketidak becusan mereka dihadapan pocunya, sebab hal
tersebut bisa menghilangkan pamor mereka dan bisa jadi akan
tergeser dari kedudukan mereka sekarang sebagai Thian Liong
Busu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru sekarang, setelah kedua orang itu kena didesak
sampai mundur kesisi arena, tentu saja kedua orang tersebut
semakin tidak terima.
Demi karier serta masa depan mereka sekarang, kedua
orang itu berniat memberikan sedikit hajaran kepada Huan cu
im agar bisa menyelamatkan kembali pamor mereka yang
merosot.
Oleh karena itu, setelah mundur mereka mendesak maju
lagi dengan cepat mereka mendesak kembali kesisi tubuh
Huan cu im sambil melepaskan sebuah pukulan.
Pukulan yang dikombinasikan dengan cengkeraman
tersebut ditujukan kearah sepasang bahu anak muda tersebut,
boleh dibilang serangannya amat cepat dan sangat
mengagumkan.
Jin Siu kuatir mereka melukai Huan cu im, wajahnya
berubah hebat setelah menyaksikan ancaman tersebut, baru
saja dia berniat untuk menghalangi mereka.
Pada saat itulah Huan cu im telah mengambil tindakan, kali
ini pemuda tersebut tidak menghindar ataupun berkelit, ia
menunggu sampai sergapan kedua orang itu hampir
menempel diatas bahunya.
PAda detik yang terakhir, tiba tiba Huan cu im memutar
badannya seperti gangsingan, sepasang tangannya digerakkan
bersama mencengkeram urat nadi kedua orang itu.
siau Liong jin maupun Tu Liong seng sama sama terkejut,
mereka menarik tangannya dengan cepat untuk meloloskan
diri, sayang keadaan sudah tak sempat lagi.
Dalam keadaan begini, mereka membentak bersama lalu
sebuah tendangan kilat dilontarkan-
Huan cu im tidak menunggu sampai tendangan kedua
orang itu dilepaskan, sepasang tangannya diangkat, kelima
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jari tangannya mengendor dan tubuh kedua orang itu sudah
terlempar sejauh satu kaki lebih.....
Kejadian ini dengan cepat membuat Jin Siu berdiri
melongo, menyusul kemudian beberapa kali tepukan
menyambut keberhasilan anak muda itu, sementara para busu
dikedua sisi arena juga ikut bertepuk tangan....
Siau Liong jin serta Tu Liong seng sesungguhnya bukan
lawan yang lemah, setelah terlempar mereka segera
berjumpalitan beberapa kali dan berdiri kembali.
Namun dengan wajah memerah, mereka menjura sambil
ujarnya:
"Huan kongcu memang sangat tangguh, hamba berdua
merasa bukan tandingan"
Buru buru Huan cu im balas memberi hormat:
"Aaaah, aku tak mampu menahan diri, bila menyakitkan
kalian harap sudi dimaafkan" Jin siu segera mengulapkan
tangannya dan kedua orang itupun mengundurkan diri.
Dengan wajah amat gembira, Hee Im hong segera berseru
setelah tertawa terbahak bahak.
"Hiantit memang benar benar hebat, padahal mereka
terhitung busu kelas satu didalam benteng berbincang soal
ilmu silat, mereka tidak berada dibawah kawanan busu lainnya
dalam dunia persilatan, tapi dalam kenyataan kau berhasil
melemparkan mereka berdua didalam satu gebrakan saja, ini
menandakan kalau ilmu silat hiantit memang cukup tangguh"
Berbicara sampai disitu, dia lantas berpaling kearah Jin Siu
dan ujarnya lagi sambil tertawa:
"Jin suhu, aku menyuruh kau mengirim dua orang turun
kegelanggang, maksudku tak lain adalah agar kau mau
percaya, sekarang terbukti bukan kalau aku tidak salah
melihat?" Jin Siu buru buru membungkukkan badan sambil
tertawa paksa:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"SEtiap ilmu silat yang berada didunia ini, asal sudah
diperlihatkan tentu saja tak akan lolos dari pandangan mata
Pocu, barusan pocu menitahkan kepada hamba untuk
mengutus dua orang busu waktu itu hamba memang sudah
mulai curiga." Sambil mengelus jenggotnya Hee Im hong
segera tertawa terbahak bahak:
"Haaahhh.... haaahhh.... haaahhh.... keponakanku ini tak
lain adalah putra saudara angkatku sijago berbaju hijau Huan
Tay seng, ayah harimau tak akan mempunyai anak anjing,
sejak dulu aku sudah tahu kalau ia berbakat bagus serta
merupakan bahan baik untuk belajar silat."
"coba kalian saksikan, dia hanya belajar ilmu Yu sin ki najiu
dari pengurus rumah tangganya, tapi kenyataannya sudah
memiliki kemampuan sehebat ini, bila aku memberi petunjuk
kepadanya, tak sampai tiga tahun tanggung dalam dunia
persialtan akan bertambah lagi dengan seorang jago muda
yang berkepandaian sangat hebat." Seusai berkata kembali ia
tertawa terbahak bahak penuh perasaan bangga.
Bagaimanapun juga Huan cu im masih muda, watak ingin
menangnya masih besar, wajahnya kontan saja berseri setelah
mendengar perkataan dari Hee Im hong tersebut, hati kecilnya
merasa gembira sekali.
Sekembalinya kesisi Hee Im hong, dengan wajah memerah
dia lantas berkata: "Pujian dari empek Hee tak berani siautit
terima."
Hee Im hong segera menariknya agar duduk disampingnya,
kemudian sambil tersenyum dia berkata:
"Hiantit tak usah terlalu merendahkan diri, kau adalah putra
sijago berbaju hijau. Keponakan dari aku orang she Hee,
sudah sepantasnya bila kau mempunyai nama yang tersohor
dalam dunia persilatan, bukan empek Hee sengaja
mengunggulkan diri sesungguhnya apa sih arti dari sembilan
partai besar dalam pandangan kami?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tergerak hati Huan Cu im mendengar perkataan itu dia
lantas teringat pula akan perkataan dari si burung berkepala
sembilan Soh Han sim semalam.
"Apakah artinya dari Go bipay? Sekalipun sembilan partai
besar juga tak bakal dipandang sebelah matapun oleh pocu."
Agaknya empek Hee benar benar tak memandang sebelah
matapun terhadap sebilan partai besar.
Kalau mendengar penuturan dari Lo koan keh, sembilan
partai besar merupakan perguruan perguruan kaum lurus
yang amat ternama didalam dunia persilatan, tapi bila
didengar dari nada pembicaraan empek Hee, tampaknya dia
seperti menaruh permusuhan terhadap sembilan partai besar.
"Hiantit" Hee Im hong segera berpaling, "apa sih yang
sedang kaupikirkan."
"Aaaaah, tidak ada apa apa."
"Pernahkan Lo koan keh mengajarkan ilmu senjata
kepadamu?"
Huan cu im tak berani mengatakan kalau gurunya pernah
mewariskan ilmu pedang ci kiam cap sa si (tiga belas jurus
ilmu pedang jari) kepadanya, terpaksa dia menggelengkan
kepalanya berulang kali. "Belum pernah."
"Baik, mulai besok pagi empek Hee akan mengajarkan ilmu
pedang Kiu Kong kiam hoat lebih dulu kepadamu."
"Terima kasih empek Hee" seru Huan cu im dengan girang.
Hee Im hong tertawa terbahak bahak.
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh..... nak. asal kau bersedia
belajar, empek Hee pasti akan mewariskan segenap
kepandaian silat yang aku miliki kepadamu, dalam tiga tahun
mendatang, aku hendak menciptakan kau sebagai seorang
jago muda nomor wahid dalam dunia persilatan-"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian sambil bengkit berdiri, dia manggut manggut
kepada Jin Siu dan To It hui sekalian sambil berkata: "Baik,
kalian boleh melanjutkan latihan" Kemudian sambil menarik
tangan Huan Cu im, serunya: "Hiantit, mari kita pergi."
Jin Siu dan To It hui sekalian kelima orang pelatih itu
segera membungkukkan badan memberi hormat:
"Hamba menghantar kepergian pocu."
Huan Cu im mengikuti dibelakang Hee Im hong kembali
kekamar baca..... Sambil melepaskan genggamannya, Hee Im
hong berkata kemudian dengan suara ramah.
"Nak. tempat ini merupakan kamar baca empek Hee,
silahkan duduk...."
Seorang dayang berbaju hijau itu segera menghidangkan
dua cawan teh wangi untuk pocu dan Huan Cu im.
Melihat dayang itu berusia hampir sebaya dengan Ji giok.
tanpa terasa Huan Cu im terbayang kembali nasib gadis
tersebut. entah Ji giok betul betul jatuh sakit? Ataukah
sengaja dipindahkan oleh Ciu congkoan?
Sebetulnya dia ingin mintakan ampun bagi Ji giok. namun
terasa sukar untuk mengutarakannya keluar.
Dalampada itu Hee Im hong telah berjalan menuju kedepan
sebaris almari buku yang berada disebelah utara, dia
membungkukkan badan membuka laci almari bagian bawah
dan mengeluarkan sebilah pedang panjang, kemudian setelah
menutup kembali almarinya dan bangkit berdir, ujarnya sambil
tersenyum:
"Hiantit, coba kau lihat bagaimana dengan pedang ini?"
Sambil berkata, "criiing" ia meloloskan sebilah pedang
panjang yang sempit memancarkan cahaya hijau yang
menyilaukan mata tubuh pedang tersebut amat tipis, sekilas
pandangan saja dapat diketahui sebagai pedang jempolanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
"Pedang ini biasa dipergunakan oleh empek Hee?" tanya
Huan cu im kemudian-
Hee Im hong disebut orang sebagai Hway Lam tayhiap
yang tersohor dalam dunia persilatan, sudah barang tentu ia
mempunyai sebuah pedang mustika. Hee Im hong
menyarungkan kembali pedang itu, kemudian ujarnya sambil
tersenyum:
"Empek Hee Jarang memakai pedang, pedang ini dulunya
milik seorang teman empek yang membawanya dari wilayah
Leng lam. Semula terdiri dari sepasang, yang satu bernama
Kim nie (Pedang Pelangi Hijau) yang lain bernama cai hong
(Pedang Pelangi Merah). Kalau pedang Kim nie memancarkan
sinar kehijau hijauan maka pedang cay hong justru
memancarkan cahaya merah bila terkena pancaran sinar
matahari."
"Pedang ini sangat tajam, sekalipun tak bisa membelah
pualam memotong emas. Senjata tajam biasa niscaya akan
terpapas kutung, senjata tersebut memang terhitung senjata
yang tajam sekali."
"Tapi buat empek Hee, senjata itu kelewat enteng, itulah
sebabnya selama ini selalu kusimpan dalam almari dan tak
pernah kupergunakan-Justru karena entengnya senjata
tersebut, paling cocok bila dipakai oleh mereka yang baru
belajar ilmu pedang hiantit, bila kau senang, empek Hee akan
menghadiahkan untukmu."
Tentu saja Huan Cu im amat senang, ditengoknya wajah
empek Hee lalu katanya:
"Empek Hee, pedang ini tentu mahal sekali, keponakan...."
Hee Im hong tertawa terbahak bahak:
"Haaahhh.... haaahhh.... haaahhh.... nak. kau adalah satu
satunya keponakan empek, hubungan empek dengan ayahmu
melebihi saudara sekandung. Semenjak kecil empek juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
paling senang dengan kau, apalah artinya sebilah pedang?
Apalagi empek jarang mempergunakannya, bila kau memang
tertarik. ambil saja pedang mengapa bersungkan sungkan
terhadap empek?"
Dia serahkan pedang Kim nle kiam tersebut ketangan Huan
cu im......
Paras muka Huan cu im segera berseri, dengan sorot mata
penuh rasa terima kasih serunya cepat:
"Terima kasih banyak empek Hee."
Kemudian setelah menerima pedang itu, kembali dia
berkata:
"Empek Hee, lantas pedang pelangi merah berada dimana?
Bolehkah keponakan melihatnya?"
"Dulu siauli selalu ribut menginginkan pedang itu, empek
telah menghadiahkan untuk putriku itu."
"Dari cerita ibu, keponakan mendapat tahu kalau empek
mempunyai seorang putri yang tiga tahun lebih tua dari
keponakan, sudah berapa hari keponakan berdiam disini,
mengapa belum pernah bertemu dengan cici itu?"
Hee Im hong segera menghela napas panjang dan tidak
berbicara lebih jauh.
Melihat empeknya membungkam Huan cu im juga tidak
berani bertanya lebih jauh.
Kembali Hee im hong berjalan mendekati almari buku, dari
dalam rak dia mengeluarkan sejilid kitab tipis, kemudai sambil
menggapai kearah Huan cu im katanya:
" Hiantit, kemari kau. Kitab ini merupakan kitab salinan ilmu
pedang Kiu kiong kiam boh dari kiu kiong bun, setiap kali
melancarkan jurus pedang kaki harus melangkah mengikuti
gerakan kiu klong, merupakan ilmu pedang yang paling baik
ilmu langkahnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Didalam kitab tersebut sudah dicantumkan rumus serta
penjelasannya, terdapa pula keterangan yang menjelaskan
setiap bagian, gerakan, ambil dan bawalah dahulu kitab tadi
hapalkan rahasianya, bila terdapat hal hal yang tidak
mengerti, setiap saat kau boleh datang mencari empek untuk
minta penjelasan-"
Kemudian setelah meneguk air tehnya setegukan, dia
berkata lebih jauh:
"Berhubung empek jarang sekali berada dirumah, asal kau
sudah memahami rahasianya, maka kau bisa melatih sendiri
gerak jurus serangan tersebut mengikuti gambar."
Kemudian ia membuka halaman pertama, sambil menuding
kearah tulisan yang tercantum didalamnya ia memberi
penjelasan secara ringkas, setelah itu baru bertanya: "Hiantit
sudah mengerti?"
Huan cu im pernah belajar ilmu pedang ci kiam cap sa si
dari gurunya, sekalipun menggunakan ilmu jari tangan sebagai
pengganti pedang, namun semuanya mengikuti teori ilmu
pedang, sudah berang tentu ia dapat memahami penjelasan
dari empeknya dengan cepat. Maka sambil manggut manggut
sahutnya
"Siautit mengerti."
Hee Im hong sangat gembira setelah mendengar perkataan
itu disamping memuji akan kehebatannya, dia pun
menerangkan pula banyak rahasia tentang mengerahkan
pedang serta penggunaan tenaga.
Huan Cu im mengingat semua penjelasan tersebut dengan
sepenuh hati, sejak kecil ia telah berpisah dengan ayahnya
maka sikap empek Hee yang menganggapnya sebagai
keponakan sendiri dan perhatiannya melebihi sikap seorang
ayah terhadap putranya membuat anak n^muda tersebut
merasa terharu sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tengah hari itu, Hee im hong menahannya agar bersantap
bersama dengan didalam kamar baca, kemudian pemuda itu
baru berpamitan dan pulang kekamarnya dengan membawa
pedang Kim nie kiam serta kitab ilmu pedang kiu klong kiam
hoat.
Kembali ke gedung timur, dia sudah menyaksikan ci giok
berdiri seorang diri didepan kebun bunga, seakan akan sedang
menantikan kedatangan seseorang.
Ketika melihat kemunculan pemuda itu merah dadu
selembar wajah Ci giok, buru buru dia menyambut
kedatangannya sambil menggerutu:
"Huan kongcu, mengapa kau tidak pulang pulang? Budak
menjadi gelisah setengah mati."
"Nona, apa yang kau kuatirkan?"
"Budak kuatir pocu mengetahui peristiwa semalam" bisik Ci
giok sambil menundukkan kepalanya rendah rendah. Huan Cu
im segera tertawa
"Bagaimana mungkin dia bisa tahu? oya kau sudah
bersantap?"
Sambil bertanya dia masuk kedalam kamarnya. Ci giok
membalikkan badan mengikuti dibelakang tubuhnya, lalu
menjawab lirih: "Sebelum kongcu pulang, budak mana berani
makan dulu?"
"Aku telah bersantap bersama empek Hee dlkamar
bacanya" Huan cu im tertawa, "cepat kau masuk dan
bersantap dulu"
"Aaaaah, tidak mengapa...."
Kemudian dengan nada penuh perhatian, dayang itu
bertanya lagi
"Huan kongcu, kau telah pergi hampir setengah harian
lamanya, apa sih yang kau lakukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku berada dilapangan latihan silat."
Mendengar kata kata "lapangan latihan silat", ci giok
seakan akan merasa tertarik sekali, dengan membelalakkan
matanya lebar lebar, dia bertanya lagi:
"SEtiap orang anggota benteng yang tidak mendapat ijin
dari pocu, dilarang memasuki lapangan latihan silat tersebut,
menurut pendapat budak. lapangan latihan silat tersebut,
tentu dipergunakan seseorang untuk berlatih semacam ilmu
silat rahasia, entah slapa slapa saja yang berada disitu?"
Kalau didengar dari pertanyaan ini, jelas gadis itu
bermaksud untuk menyelidik dan mencari keterangan-
"Agaknya orang yang berlatih silat ditempat itu adalah
sekawanan Busu kelas satu dari benteng, jumlahnya mencapai
tiga puluhan orang" kata Huan cu im. ci giok segera manggut
manggut.
"Kalau begitu mereka sudah pasti dari kelompok Thian liong
Busu, entah siapa siapa pula yang mengajarkan ilmu silat
kepada mereka semua?"
"Pelatihnya berjumlah lima orang, tapi aku hanya
mengetahui dua diantaranya, yang seorang bernama Jin Siu
sedangkan yang lain bernama To It hui."
Mendengar nama nama tersebut, ci giok segera mendengus
dingin: "Hmm, sibangau abu abu Jin Siu dan golok pemutus
nyawa To It hui"
"Jadi kau mengenali mereka?"
"Tidak. aku tidak kenal" Ci giok menggelengkan kepalanya
berulang kali, " budak cuma mendengar orang membicarakan
tentang mereka, kedua orang tersebut merupakan sampah
sampah masyarakat dari golongan hitam."
"Uooh, mereka adalah orang orang dari golongan hitam?"
Huan cu im menjerit kaget.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yang bernama Jin Siu adalah penghianat dari perguruan
bangau putih sedang berusaha mencari dia dimana mana,
rupanya dia sudah tak bisa menancapkan kakinya lagi didalam
dunia persilatan, maka akhirnya diapun bergabung dengan
Benteng keluarga Hee.."
Sambil memandang gadis itu, timbul pelbagai kecurigaan
dalam hati Huan cu im, segera dia bertanya lagi:
"Nona, sesungguhnya siapakah kau?" Ci giok tertawa
manis.
"Bukankah budak pernah bilang, soal identitas serta asal
usul budak pada saat ini belum bisa dijelaskan kepada
kongcu?"
Senyumannya kali ini seperti sekuntum bunga yang sedang
mekar, indah dan sangat menawan.
Tanpa terasa Huan cu imjadi melongo dibuatnya, dia
segera mengangguk berulang kali:
"Baik, baiklah, aku tidak akan bertanya lagi."
ci giok membalikkan badannya dan berkata kemudian
"Budak akan mengambilkan air teh untuk kongcu"
Dengan cepat ia beranjak pergi, tak lama kemudian gadis
itu muncul kembali dengan membawa sebuah cawan berisi air
teh, setelah diletakkan keatas meja, diliriknya pedang yang
tersoren dipinggang pemuda itu sekejap. lalu tanyanya:
"ongcu, rasanya budak belum pernah melihat pedangmu itu."
"Barusan saja empek menghadiahkan pedang itu untukku."
"Waaah, kalau kalau begitu ilmu pedang kongcu pasti amat
bagus" ujar ci giok sambil melirik kearahnya, " mungkin pocu
khusus mengundang kongcu menuju kelapangan latihan silat
untuk menyaksikan ilmu pedangmu?" Huan cu im segera
tertawa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tak pernah belajar pedang, tetapi tebakanmu memang
betul separuh, empek Hee memang bermaksud melihat
kepandaian silatku, malah dua orang busu sempat kulempar
kebelakang."
"Akh, masa kongcu mampu melempar kedua orang Thian
Liong busu tersebut?" ci giok nampak seperti kurang percaya.
Huan cu im segera tertawa terbahak bahak:
"Haaahhh.... haaahhh.... haaahhh.... bagaimana? Kau tidak
percaya? Haaahhh.... haaahhh.... haaahhh.... apakah kau
benar benar menganggap aku orang she Huan sebagai kutu
ayam?"
"Budak tidak berani"
Mendadak ci giok seperti memahami sesuatu, wajahnya
kembali berubah menjadi merah padam, dengan kepala
tertunduk dia lantas berbisik:
"Rupanya semua pembicaraan budak kemarin berhasil
kongcu dengar? Harap kongcu sudi memaafkan kelancangan
budak." Huan cu im kembali tertawa terbahak bahak:
"Aku hanya bergurau saja, tak usah kau pikirkan persoalan
tersebut didalam hati."
"Terima kasih kongcu"
ci giok memberi hormat, lalu bisiknya lagi secara tiba tiba
"SEmalaman kongcu sudah tak tidur, sekarang seharusnya
pergi beristirahat sebentar, malam nanti bisa jadi masih ada
urusan-"
"Malam nanti masih ada urusan apa?" tanya Huan cu im
dengan perasaan ingin tahu. ci giok segera tertawa misterius.
"sampai waktunya, kongcu pasti akan mengetahui dengan
sendirinya......"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selesai berkata, diam diam ia lantas undurkan diri dari
situ....
Semalam, Huan cu im memang belum tidur, semalaman
suntuk. sekarang dia merasakan sedikit agak lelah, maka
setelah masuk kedalam kamar dia menutup pintu, duduk
bersila diatas pembaringan dan pelan pelan mengatur
pernapasan, tak lama kemudian pemuda itu sudah berada
dalam keadaan tak tahu apa apa.
Entah berapa lama sudah lewat, mendadak suara ketukan
pintu menyadarkan kembali pemuda itu, menyusul kemudian
terdengar Ci giok berseru dari luar pintu: "Huan kongcu, kau
harus bangun santapan malam sudah tersedia...."
Huan Cu im membuka matanya, betul juga hari sudah
mulai gelap. maka ia segera melompat turun dari
pembaringan serta membuka pintu kamar.
Ci giok dengan membawa sebaskom air untuk mencuci
muka telah berdiri menunggu diluar pintu.
selesai membersihkan muka Huan Cu im segera berjalan
keluar dari kamar tidurnya. Sementara itu Ci giok telah
menyulut lentera dalam ruangan-
Seorang lelaki berbaju hijau muncul sambil membawa
hidangan, Ci giok menerima hidangan tersebut sedangkan
lelaki berbaju hijau tadi segera mengundurkan diri.
Dengan cepat Ci giok menghidangkan sayur keatas meja,
kemudian menyiapkan semangkuk nasi sebalum ujarnya "
Kongcu, silahkan bersantap dulu."
Huan cu im manggut manggut sambil duduk. tapi tak tahan
dia toh bertanya lagi: "Nona, kau mengatakan malam nanti
ada urusan, sebenarnya apa sih yang bakal terjadi?" Ci giok
tertawa:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau sedang bersantap lebih baik jangan berbicara,
silahkan kongcu bersantap dulu, sampai saatnya yang paling
tepat, budak pasti akan menerangkan kepadamu."
"Waaah, pandai amat kau jual mahal."
"Itu namanya rahasia langit tak boleh bocor" bisik Ci giok
sambil menempelkan jari tangannya diatas bibir dan tertawa:
Terpaksa Huan cu im tidak bertanya lebih jauh dan buru
buru bersantap.
Selesai mengisi perut, ci giok menghidangkan sebuah
handuk panas untuk membersihkan muka, lalu dihidangkan
pula secawan air teh, sebelum ia sendiri memberesi mangkuk
piring serta mengundurkan diri dari sana.
Huan cu im tahu kalau gadis itu pergi kebelakang untuk
bersantap. hanya saja ia tak tahu peristiwa apakah yang bakal
terjadi malam nanti. Terpaksa sambil menghirup air teh, dia
duduk tenang sambil menanti. Betul juga tidak lama kemudian
ci giok telah muncul kembali sembari berbisik:
"Kongcu, sekarang kau masih ada waktu untuk beristirahat
beberap saat lagi, lewat kentongan pertama nanti, budak akan
datang untuk memanggilmu."
"Nama sebenarnya apa sih yang terjadi? Bersediakah kau
menerangkan kepadaku sekarang juga?"
"Kongcu akan tahu dengan sendirinya bila waktunya sudah
tiba, sekarang tak usah banyak bertanya dulu, nah budak
akan mohon diri." Dengan cepat dia mengundurkan diri dari
tempat itu.
Huan cu im hanya merasakan perkataan maupun gerak
gerik ci giok penuh rahasia dan misterius, ia tak tahu obat
apakah yang sedang dijual didalam cupu cupunya?
Namun dia percaya Ci giok bukan orang jahat, tak mungkin
akan mencelakai dirinya, bila dia telah berjanji akan muncul
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kembali pada kentongan pertama nanti, sudah pasti dia akan
muncul pada saatnya nanti.....
Maka diapun kembali kekamar, menutup pintu,
memadamkan lentera dan seorang diri duduk menanti
datangnya kentongan pertama.
Menunggu orang merupakan suatu pekerjaan yang
menjemukan dan menggelisahkan hati, apalagi perasaannya
sekarang diliputi oleh pelbagai kecurigaan yang memenuhi
benaknya. Dia ingin secepatnya tahu peristiwa apakah yang
bakal terjadi pada malam nanti? Karena itu terasa olehnya
waktu berlalu seperti rangkakan siput.
Untung saja selisih waktu sampai kentongan pertama tidak
terlalu jauh, setengah jam kemudian kentongan pertamapun
sudah tiba.
Dari luar pagar pekarangan terdengar suara kentongan
dibunyikan satu kali pertanda kentongan pertama telah tiba.
"Nah, waktunya sudah tiba...." Huan Cu im segera berpikir.
Baru saja ia akan membuka pintu dan berjalan keluar.
Pada saat itulah terdengar ada suara orang mengetuk
pintu, lalu terdengar Ci giok sedang berbisik:
"Huan kongcu, kita boleh berangkat sekarang."
Huan Cu im segera membuka pintu, ia jumpai wajah Ci giok
telah mengenakan kembali selembar topeng, rambutnya
dibungkus kain hitam dan bajunya telah berganti dengan
pakaian ringkas berwarna hitam, sebilah pedang pendek
tersoren dipinggangnya, dandanan seorang yang hendak
berjalan malam.
Menyaksikan pakaian ringkasnya yang ketat, tanpa terasa
Huan Cu im terbayang kembali peristiwa semalam ketika ia
menelanjangi gadis tersebut kontan saja hatinya terasa
berdebar keras, napaspun turut memburu. cepat cepat dia
bertanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona, sebetulnya kita hendak kemana? Tentunya kau
bersedia menerangkan sekarang bukan?"
Berkilat sepasang mata ci giok dibalik kegelapan setelah
tertawa rendah, sahutnya
"Budak hendak mengajakmu menuju kesuatu tempat dan
menjumpai seseorang, sudah cukup bukan?"
"Menjumpai seseorang?" tanya Huan cu im keheranan,
"siapakah orang itu?"
Sekali lagi ci giok menunjukkan sikap misterius, sambil
menutupi bibirnya dan tertawa rendah ia menyahut:
"Kongcu cukup mengikuti budak saja, kita akan kemana,
sebentar toh kau akan mengetahui dengan sendirinya."
Kemudian tidak menunggu sampai Huan cu im bertanya
lagi kembali dia berbisik: "Tahukah kongcu mengapa budak
harus memilih waktu kentongan pertama untuk kesana?"
"Kalau nona tidak menjelaskan, darimana aku bisa tahu?"
"Kebanyakan orang yang berjalan malam sebagian besar
akan bergerak selewatnya kentongan kedua, karena pada
waktu itu malam sudah sepi dan jejak mereka tidak mudah
kebocoran-"
"Padahal penjagaan didalam benteng akan mencapai saat
yang paling ketat selewatnya kentongan kedua, dimana mana
akan tersebar para busu yang melakukan perondaan, berbeda
sekali bila kita bertindak pada kentongan pertama, berhubung
waktunya masih terlalu pagi perondaan, maupun penjagaan
masih sedikit dan sangat mengendor."
"Ooooh, rupanya begitu."
"oleh sebab itu kita harus bertindak pada waktu begini asal
beberapa buah pos penjagaan berhasil kita lampaui, maka
jejak kita tak bakal ketahuan orang. Tapi setelah keluar dari
gedung timur nanti harap kongcu jangan mengajak budak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk berbicara lagi, segala sesuatunya bergerak menurut
kode tangan budak. lebih baik jangan bertindak sendiri
sendiri."
"Aku mengerti" Huan cu im mengangguk. "Baik, kalau
begitu kita harus segera berangkat."
Seusai berkata tiba tiba ia membalikkan badan dan segera
melompat keluar.
Gerak geriknya pada saat ini sudah tak lemah gemulai
seperti dihari hari biasa lagi sekali melompat, ternyata dia
dapat bergerak dengan kecepatan seperti segulung hembusan
angin, enteng, cepat dan sama sekali tidak menimbulkan
suara.
Pelbagai kecurigaan masih berkecamuk dalam benak Huan
cu im, tapi pada dasarnya anak muda berhati keras, tentu saja
ia tidak sudi menunjukkan kelemahan dihadapan orang,
dengan cepat dia melompat keluar dan meluncur pula dengan
cepat.
Ci giok sama sekali tak berpaling lagi setelah melompat
ketengah halaman, dia segera menjejakkan kakinya ketanah
dan sesosok bayangan tubuh yang kecil mungil seperti seekor
burung walet telah melayang keluar dari dinding pekarangan-
Aaaah jalan yan dituju sekarang masih tetap seperti
semalam, dia langsung menuju kearah jalan raya yang lurus.
Tentu saja Huan cu im tak berani berayal setelah
melompati dinding pekarangan diapun menuju kejalan lurus,
dilihatnya ci giok sudah berada pada jarak tiga kaki
dihadapannya. Maka dengan cepat dia menarik napas panjang
dan segera mengejar dari belakang.
ci giok berpaling, ketika melihat Huan cu im telah menyusul
datang, ia segera mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya
berkelebat menuju kedepanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Namun betapapun cepatnya ia bergerak Huan cu im selalu
mengikuti dibelakang dengan santai, tak pernah ketinggalan
barang setengah langkahpun-Diam diam ci giok amat terkejut,
segera pikirnya:
"Padahal aku telah mengeluarkan ilmu gerakan tubuh awan
terbang keluar poros yang menurut suhu merupakan ilmu
meringankan tubuh paling top dalam dunia persilatan, tetapi
kenyataannya, biarpun usia Huan kongcu masih muda,
agaknya ilmu meringankan tubuh yang dia miliki masih berada
diatas ku."
-00dw00-
JILID 8
Berpikir sampai disitu, tanpa terasa dia menghentikan
langkahnya, lalu sambil berpaling dan tertawa ringan katanya:
"Huan kongcu, ternyata kau memang seorang jagoan yang
sengaja menyembunyikan ilmu, hebat amat ilmu meringankan
tubuhmu" Mendengar ucapan tersebut, Huan cu im segera
berpikir:
"Jika ilmu meringankan tubuhku tidak baik, bagaimana
mungkin aku dapat menyelamatkan jiwamu semalam?"
Sudah barang tentu perkataan semacam itu tidak ia
utarakan, maka katanya kemudian sambil tertawa:
"Aaaaaah, nona terlalu memuji" Tiba tiba ci giok berbisik:
"Sudah sampai, budak akan naik lebih dahulu."
Sambil memutar badan, tiba tiba dia melompat naik keatas
dinding pekarangan, kemudian dengan cepat mendekam
disitu, sorot matanya yang tajam mengawasi kesekeliling sana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan seksama kemudian ia memberi kode tangan dan
melompat turun kebalik pekarangan tersebut.
Huan cu im tidak mengetahui tempat manakah itu,
perasaan tak tenang segera menyelimuti perasaannya, begitu
melihat kode tangannya, cepat cepat dia menarik napas
melompati dinding pekarangan dan melayang turun keatas
tanah.
Ketika menengok ke depan, tampak ci giok sudah
menyelinap kedalam sebuah serambi panjang dengan
menggunakan tiang tonggak sebagai pelindung diri, waktu itu
dia menongolkan sebagian tubuhnya sembari menggapai.
Huan cu im segera memburu kesana.
Gerak g erik ci giok berhati hati sekali, sering kali dia
menempelkan punggungnya diatas dinding dengan bergerak
menelusuri serambi tersebut, lalu dari sebuah pintu dia
menyelinap kedalam sebuah halaman gedung.
Pada saat dia hendak memasuki pintu tersebut, tangan
kanangnya kelihatan segera diayunkan kedepan.
Tatkala Huan cu im memburu kepintu tadi, dia baru tahu
kalau seorang Busu telah berdiri kaku ditempat tersebut,
agaknya jalan darahnya sudah tertotok oleh sambitan jarum
bwee hoa ciam.
Maka dengan gerakan cepat dia turut menyelinap masuk
kedalam...
Didalam halaman itu semuanya terdapat tiga deret kamar,
pada saat itu jendela pada ruang sebelah timur masih
kelihatan pancaran sinar lentera.
Tampaknya ci giok sangat hapal dengan keadaan
disekeliling tempat itu, dia segera menelusuri ruang serambi
barat, mengitari ruang utama dan menuju kepelataran
belakang, disitu berderet pula tiga buah ruangan yang gelap
gulita.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ci giok berjalan menuju ke ruangan sebelah timur,
meloloskan pedang pendeknya dan memapas kutung rantai
yang mengunci pintu, kemudian baru menggapai kearah sang
pemuda.
Huan cu im melompat kesisinya, belum sempat bersuara
gadis itu telah berbisik "Kongcu, cepat masuk"
"Tempat apakah ini?" tanya Huan cu im ragu.
"Aaaai, kau tak usah banyak bertanya, cepat masuk.
setibanya didalam bukankah kau akan segera tahu dengan
sendirinya? Waktu yang tersedia bagi kita tidak terlalu banyak,
yang penting kita harus menolong orang secepatnya dan tak
boleh ragu."
"Menolong orang?"
Huan cu im benar benar diliputi perasaan bingung dan tidak
habis mengerti, bahkan kakinya nampak ragu.
"Kongcuya yang kelewat romantis, cepatlah masuk"
terdengar ci giok yang berada dibelakangnya berseru sambil
tertawa ringan-
Dengan tangan sebelah dia membuka pintu, tangan lain
dipakai untuk mendorong bahunya. Tanpa terasa Huan cu im
melangkah masuk kedalam ruangan yang gelap gulita itu.
Suasana dalam ruangan tersebut begitu gelap sampai
kelima jari tangan sendiripun sukar dilihat, namun dibalik
kegelapan terdengar seorang gadis bersuara lembut menegur
dengan suara gemetar: "Siii..... siapakah..... kau......"
Pada dasarnya Huan cu im memang bisa melihat didalam
kegelapan, begitu berada dalam ruangan, dia segera dapat
melihat dengan jelas semua keadaan didalam ruangan
tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tempat itu merupakan sebuah ruangan tersebut tidak
nampak meja ataupun kursi, semuanya kosong melompong
tiada sesuatu apapun-..
Seorang gadis berwajah sayu dan kusut duduk di atas
pembaringan itu, wajahnya diliputi perasaan kaget dan gugup.
Siapakah gadis tersebut? Ternyata dia tak lain adalah Ji
giok. dayang yang melayaninya beberapa hari berselang.
Tentu saja Huan cu im jadi tertegun dibuatnya, dia segera
berseru tertahan-
Ji giok yang berada dalam ruang yang gelap gulita tentu
saja tak dapat melihat Huan cu im, namun pendengarannya
cukup tajam, dalam sekejap mata ia sudah menangkap suara
Huan cu im.
sekujur tubuhnya segera gemetar keras, kejut dan girang
serunya kemudian-"Kau.... kau adalah Huan kongcu?"
Huan cu im sama sekali tidak menyangka kalau Ji giok
bakal dikurung dalam sebuah ruang kecil yang gelap gulita,
maka sahutnya kemudian sambil manggut manggut: "Aku
dengar kau sakit, maka sengaja datang untuk menjengukmu."
Ji giok sangat terharu sehingga tanpa terasa air matanya jatuh
bercucuran.
"Terima kasih Huan kongcu, budak baik baik saja, harap
kongcu pergi dari sini selekasnya."
Ketika mengucapkan kata kata yang terakhir itu, nada
suaranya kedengaran amat gelisah.
Tiba tiba terdengar seseorang berbisik dari luar pintu:
" Kongcu, kau tidak tahu, sebetulnya Ji giok tidak
menderita penyakit apa apa, dia justru disiksa habis habisan,
badannya penuh luka akibat dihajar, sekarang ia disekap
ditempat ini."
" Disiksa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan mata terbelalak karena kaget dan tercengang,
Huan cu im berkata lebih jauh: "Siapa yang telah
menyekapmu disini?"
Takut dan gelisah perasaan Ji giok sewaktu mendengar ada
suara orang dari luar pintu, segera tanyanya dengan suara
gemetar "Siapa yang berada diluar?"
"Dia adalah ci giok, kau tak usah takut. cepat katakan,
sebenarnya siapa yang telah menyiksa dan menghajarmu
sehingga menjadi sedemikian rupa?"
"Tidak ada orang" Ji giok terisak dengan air mata
bercucuran, "^ Huan kongcu, cepat kau pergi dari sini"
"Tidak" Huan cu im berkata dengan nada terharu, "kau
harus mengatakannya kepadaku, pasti akan kulaporkan
kejadian ini kepada empek Hee...."
"Kumohon kepadaku, Huan kongcu cepatlah kau tinggalkan
tempat ini secepatnya" pinta Ji giok gelisah, "budak.... budak
meski harus mati juga akan sangat berterima kasih kepadamu
cepatlah pergi dari sini...^."
" Kongcu, kita datang untuk menolong orang" kembali ci
giok yang ada diluar berkata, "rantai dihadapan pintu sudah
kupatahkan, bila kau tidak menyelamatkannya dari situ Ji giok
betul betul akan tewas terbunuh."
"Betul" seru Huan cu im kemudian, "Ji giok. aku datang
untuk menyelamatkanmu, cepat ikut aku keluar dari sini."
"Tidak. budak tak boleh pergi" Ji giok menangis tersedu
sedu, " maksud baik kongcu akan budak ingat selalu dihati,
biarpun budi ini tak dapat ku balas dalam kehidupanku
sekarang, pasti akan kubayar pada penitisan mendatang,
tempat ini tak boleh ditinggali terlalu lama, kumohon
kepadamu pergilah secepatnya."
"Mengapa mereka menghajarmu? Kau tentunya bersedia
menerangkan kepadaku bukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"ciu..... ciu congkoan bertanya kepada bdak... apa saja
yang dikatakan Lo koankeh sebelum ajalnya tiba, budak tidak
menjawab pertanyaan itu...."
"Jadi gara gara urusan Lo koan keh, dia telah menyiksa dan
menghajarmujadi begini rupa?" teriak Huan cu im amat gusar,
"ayo berangkat, segera ku ajak kau menjumpai empek Hee."
"Percuma kongcu" ci giok yang berada diluar pintu segera
menyela,
"bila kau tidak menyelamatkannya malam ini, dia pasti akan
mati."
Untuk beberapa saat Huan cu im jadi kebingungan, katanya
kemudian dengan serba salah: "Kita harus membawanya
kemana?" ci giok tertawa ringan-
"Bila budak tidak mempersiapkan jalan mundurnya, mana
berani kuajak kongcu untuk datang kemari? Sekarang kongcu
cukup menolongnya keluar dari sini budak akan mengatur
masalah selanjutnya."
"Baik, Ji giok mari kita pergi" seru pemuda itu kemudian-ci
giok yang berada diluar kembali berkata:
"Adik Ji giok telah dihajar sampai babak belur, jangan lagi
menempuh perjalanan jauh maju selangkah saja sudah tak
mampu. Kalau ingin menolong orang, tolonglah sampai
selesai. Kau hanya bisa membawanya pergi dari sini bila kau
gendong dia."
"Soal ini....." Huan cu im jadi ragu ragu.
"Menolong orang seperti menolong kebakaran- Kongcu tak
boleh membedakan lagi antara lelaki dan perempuan- Lagipula
waktu yang tersedia sangat terbatas, andaikata jejak kita
sampai ketahuan orang, kita semua bakal terjebak. Kongcu,
kau harus mengambil keputusa secepatnya."
"Baik. Ji giok. mari kugendong kau keluar dari sini".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huan kongcu, kau tak usah mengurusi budak.. .." Ji giok
berbisik dengan suara gemetar.
Huan cu im tidak berbicara lagi, dia maj menghampirinya
dan berbisik. "Ji giok. tak usah takut, pokoknya aku harus
menolongmu lolos dari sini" Sambil berkata, dia lantar
memayang tubuh gadis tersebut.
Siapa tahu begitu tangannya menyentuh tubuh gadis itu, Ji
giok segera merintih kesakitan, agaknya luka luka ditubuhnya
tersentuh dan ia merasakan kesakitan-cepat cepat Huan cu im
melepaskan tangannya sambil menyumpah dengan penuh
rasa heran "Tampaknya ciu congkoan betul betul seorang
bajingan tengik berhati kejam" Terpaksa dia berjongkok
sembari katanya:
"Ji giok. cepat kau menggendong dipunggungku, biar aku
membawamu keluar dari sini. Pokoknya aku tak bisa berpeluk
tangan belaka dalam peristiwa ini."
"Dengan berbuat demikian, apakah tidak merendahkan
derajat kongcu? "Ji giok berkata lirih.
Dia masih tetap takut dan ragu serta tak berani
menggendong diatas punggungnya. Mendadak terdengar ci
giok yang berada diluar memperingatkan "Kongcu, cepat
berangkat. Tampaknya ada orang yang datang kemari...."
Dalam keadaan demikian Ji giok tak bisa memikirkan soal
malu dan rasa sakitnya lagi, dia menurut dan segera
menggendong diatas punggungnya.
Huan cu im segera bangkit berdiri, ia merasa tubuh Ji giok
lembut dan empuk. sama sekali tidak mengganggu gerak
geriknya.
Dengan cepat dia menyelinap keluar dari ruangan dan
bertanya kepada ci giok: "Bagaimana situasi diluar sana?" ci
giok segera tertawa:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika budak tidak mengatakan ada orang datang, kalian
pasti akan ngobrol terus tidak ada habisnya".
Merah dadu selembar wajah Huan cu im, bisiknya
kemudian-
"Kalau begitu mari kita berangkat"
"Kongcu bermaksud hendak membawa Ji giok kembali
kekamarmu?" tanya ci giok kemudian-
"Yaa, aku bermaksud akan membawanya kembali kekamar,
besok aku akan menjumpai empek Hee..."
"Kongcu ya ku, cara tersebut tak boleh dipergunakan-"
"Kenapa?"
"Budak tak dapat menerangkan semuanya dalam waktu
singkat, silahkan kongcu mengikuti budak".
Selesai berkata dia lantas melompat keluar terlebih
dahulu....
Sambil membopong Ji giok, Huan cu im mengikuti
dibelakangnya, sepanjang jalan ia merasa hatinya berdebar
keras karena perasaan tegang, untung saja gerak gerik
mereka tak sampai memancing perhatian orang.
Begitulah, dua sosok bayangan manusia, satu dimuka yang
lain dibelakang segera mengitari dinding pekarangan dan
melompat keluar, setiba dijalan lurus semula, tanpa banyak
bicara ci giok bergerak cepat menuju kearah utara. Utara
adalah arah menuju kekebun bunga.
Diam diam Huan cu im curiga, tak tahan lagi dia segera
menghimpun tenaga dalamnya dan memburu kedepan, lalu
tanyanya dengan suara lirih: "Bukankah kita sedang menuju
kekebun belakang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ci giok sama sekali tidak menyangka kalau Huan cu im yang
sedang menggendong seseorang masih bisa mengikuti dirinya
tanpa dia berpikir:
"Jangan-jangan kedatangan Huan kongcu ke benteng
keluarganya Hee inipun mengandung suatu tujuan tertentu?
Berbicara dari ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya, sudah
jelas dia terhitung jago kelas satu didalam dunia persilatan,
masa seorang lo koankeh bisa mengajarkan kepandaian
seperti ini?"
Berpikir sampai disitu, tanpa terasa dia berpaling dan
memandang pemuda itu sekejap. kemudianjawabnya lirih:
"Kongcu tak usah banyak bertanya, sesampainya ditempat
tujuan, budak akan memberitahukan semuanya kepadamu".
Kendatipun mereka berdua masih berbincang bincang
gerakan tubuhnya sama sekali tidak mengendor, tak selang
beberapa saat kemudian mereka telah tiba diujung jalanci
giok segera berhenti, tangan kirinya diulapkan
kebelakang memberi tanda agar Huan cu im menanti
sebentar, sedangkan ia melakukan pemeriksaan terlebih
dahulu.
Sudah barang tentu Huan cu im memahami maksudnya, ia
segera menghentikan gerakan tubuhnya.
ci giok tak berayal lagi, dia menjejak kakinya ketanah dan
segera melejit keudara dan menerjang keatas dinding
pekarangan, dari situ dia memeriksa keadaan disekitarnya
dengan seksama, ketika tidak menjumpai sesuatu yang aneh,
dia baru memberi tanda kepada Huan cu im dan melompat
turun kebawah.
Huan cu im menjejakkan kaki-nya keatas tanah dan segera
menyusul dari belakangnya.
Berhubung pada saat ini dia harus membopong Ji giok
sehingga dia sendiripun tidak mengetahui apakah dia bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melompati pagar pekarangan setinggi dua kaki tersebut, maka
ketika melejit tadi, ia menarik dulu napas panjang kemudian
sambil menyalurkan hawa murninya kesepasang kaki, dia
melejit keudara.
Siapa tahu tenaga yang dipergunakan kali ini kelewat
besar, seperti anak panah yang terlepas dari busurnya, dia
meluncur keudara dan hampir mencapai ketinggian tiga kaki
lebih.
Setibanya ditengah udara, pemuda tu baru merasa
tertegun, cepat cepat dia menghimpun hawa murninya dan
segera melayang turun kebawah.
Sementara itu ci giok sudah menanti dibawah sebatang
pohon besar, melihat pemuda itu bisa mencapai ketinggian
tiga kaki lebih hatunya makin yakin lagi sekarang, pikirnya:
"Huan kongcu memang benar benar memiliki kepandaian silat
yang amat dahsyat". Buru buru dia menggapai kearahnya.
Baru saja Huan cu im melayang turun dari atas pohon dan
belum sempat berdiri tegak, mendadak terdengar ujung baju
terhembus angin bergema datang, tampak enam sosok
bayangan manusia munculkan diri dari balik tempat
persembunyian dan segera mengepung datang. Menyusul
kemudian terdengar seseorang membentak keras. "Sasaran
cuma dua orang, cepat kepung mereka"
" celaka" bisik Ci giok.
Dengan cepat dia mengayunkan tangannya ke depan,
segenggam jarum bwee hoa ciam segera meluncur kedepan-
Tiga orang yang sudah menampilkan diri itu serentak roboh
tergelepar diatas tanah tanpa bersuara lagi.
Huan cu im yang sedang menggendong seseorang
dipunggungnya, tentu saja semakin tak berani berayal, dia
miringkan tubuhnya kesamping, kemudian telapak tangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kirinya diayunkan kemuka menghantam bayangan hitam yang
sedang menerjang kehadapannya itu.
Kendatipun dia belum berpengalaman dalam suatu
pertarungan yang sesungguhnya, namun menyerang sambil
miringkan tubuh tersebut justru merupakan satu diantara
delapan jurus Hwee sin Ciang ajaran gurunya, ketika serangan
dilancarkan, segulung desingan angin berpusing yang amat
kuat turut menggulung kemuka.
Belum sempat lelaki kekar itu melihat jelas bayangan wajah
musuhnya, tahu tahu serangan dahsyat telah bersarang telak
diatas tubuhnya...
Ia mendengus tertahan, bagaikan orang orangan terbuat
dari padi kering, wess... badannya mencelat sejauh tujuh
delapan depa dari posisi semula.
Berkilat sepasang mata ci giok ketika mengetahui serangan
daripemuda tersebut sanggup mementalkan musuhnya sejauh
itu, wajahnya segera berseri dan perasaan gembira jelas
menyelimuti air mukanya...
Semua peristiwa ini berlangsung dalam sekejap mata, dua
lelaki sisanya yang masih hidup menjadi gugup dan kelabakan
setengah mati, terutama setelah tahu bahwa empat orang
rekannya telah tergeletak mampus diatas tanah.
Melihat musuh mendesak maju lebih kedepan, buru buru
mereka melompat mundur dengan wajah ketakutan-
Sudah barang tentu ci giok tak akan membiarkan mereka
lolos dari situ, sambil mengejar bentaknya:
"Kongcu, cepat ambil jalan sebelah barat laut, biar budak
yang membereskan mereka, aku segera akan menyusul"
SEpasang kakinya segera menjejak tanah, tubuhnya seperti
burung walet yang menembusi hutan langsung mengejar
kebelakang tubuh seorang lelaki kekar, belum lagi orangnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba, tangannya sudah diagunkan kedepan- segumpal jarum
bwee hoa ciampun memancar dengan hebatnya....
Pada waktu itu, lelaki tersebut sudah berhasil melarikan diri
sejauh dua kaki dari posisi semula, sayang serangan tiba lebih
cepat daripada gerakan tubuhnya, tahu tahu kakinya menjadi
lemas dan roboh terjungkal keatas tanah.
Sementara itu lelaki yang lain telah berhasil kabur sejauh
tiga kaki lebih berhubung ci giok belum sempat mengejar
kearahnya, dalam takutnya, sambil melarikan diri terbirit birit,
tiada hentinya dia bunyikan sumpritan tanda bahaya.
Yang paling dikuatirkan oleh Ci giok justru adalah tanda
bahaya dari orang orang, justru adalah tanda bahaya dari
orang orang itu, dia takut gerak geriknya ketahuan musuh.
Betapa gemas dan mendongkolnya gadis itu setelah
mengetahui musuhnya membunyikan tanda bahaya tersebut
berulang ulang kali.
Dengan suatu gerakan cepat dia menerkam kebelakang
orang itu, kemudian tangannya diayunkan kemuka, sebilah
pedang pendek yang semula berada didalam gengamannya
segera melesat kemuka dan menerjang punggung lawan-
Lelaki itu tidak menyangka bahaya maut sudah mengancam
datang dari belakang, selagi dia meniup sumpritannya dengan
kalap. punggungnya tahu tahu terasa sakit.
Jeritan ngeri yang menyayat hatipun segera berkumandang
memecahkan keheningan, pedang pendek itu nembus sampai
kedepan dadanya membuat orang tadi tewas seketika.
ci giok melesat cepat kedepan setelah mencabut kembali
pedang pendek miliknya dia segera kabur secepat cepatnya
meninggaikan tempat kejadian-
Sayang sekali bunyi sumpritan yang amat lengking dari
lelaki tadi sudah terlanjur bergema diangkasa, apalagi dalam
kegelapan malam yang begitu hening dan sepi, boleh dibilang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suara tadi telah berkumandang sampai ditempat yang amat
jauh.
Ketika pos pos penjagaan lain mendengar suara tanda
bahaya itu serentak merekapun meniup sumpritan masing
masing untuk menyampaikan berita tersebut keseluruh
penjuru perkampungan.
Tak selang berapa saat kemudian, suara sumpritan telah
bergema sahut sahutan, suasana menjadi riuh dan ramai.
Dalam pada itu ci giok telah berhasil menyusul Huan cu im,
dengan suara lirih dia segera berbisik:
"Mereka menyampaikan berita gawat dengan
mempergunakan sumpritan, kejadian ini akan tersiar dengan
luas dalam waktu singkat, tak lama lagi orang orang mereka
akan muncul ditempat kejadian dan melakukan pengejaran
kemari, sementara kongcu melanjutkan perjalanan kabur
kearah barat laut, biar budak yang berusaha untuk
memancing pergi orang orang tersebut....."
"Kalau kita telusuri arah barat laut akhirnya akan sampai
dimana....?" tanya Huan cu im gelisah.
"Bila kau telusuri terus jalan tersebut, tak sampai setengah
li kemudian akan kau saksikan sebuah pagar pekarangan yang
tingginya tiga kaki, pekarangan itu menghalangi perjalanan
kita, tapi kongcu tak usah kuatir, tempat itu adalah kuil cu im
am dengan ilmu meringankan tubuh yang kongcu miliki, budak
yakin kau pasti bisa melewatinya. Asal pagar pekarangan itu
berhasil dilampaui, kita bakal selamat".
"Apakah Ji giok akan aman bila kita menghantarnya
kedalam kuil itu?" ci giok mengangguk.
"Benar SEkarang kongcu tak boleh menunda nunda waktu
lagi setelah meninggaikan kuil nanti, harap kongcu bergerak
terus kearah utara, disitu adalah wilayah diluar kebun, kau
bisa menelusuri dinding pagar menuju ketimur disanalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terletak gedung timur, andaikata jejakmu ketahuan orang,
bilang saja kongcu munculkan diri karena mendengar suara
sumpritan yang nyaring, dengan alasan tersebut, orang tak
akan menaruh curiga lagi kepadamu".
Huan cu im memperhatikan sekejap wajah si nona,
kemudian tanyanya dengan perasaan kuatir: ,
"Bagaimana dengan kau sendiri?" ci giok tertawa manis:
"Budak boleh dibilang menguasahi sekali keadaan medan
disini, mereka tak bakal akan mengetahui jejakku" .
Baru saja dia berkata sampai disitu, suara pekikan nyaring
sudah bergema makin dekat dari kejauhan sana. ci giok
segera mendesak
" Kongcu, cepat pergi, budak yang akan memancing
mereka kearah lain" Dengan cepat dia berkelebat
meninggaikan tempat tersebut.
sudah barang tentu Huan cu im tak berani berayal lagi,
cepat cepat dia melompat kedepan dan mengikuti perkataan
dari ci lok menuju kearah barat laut.
Dalam pada itu suara sumpritan telah berkumandang dari
empat penjuru, suaranya sahut menyahut sehingga segenap
kebun itu diliputi oleh suasana yang mendidih.
Huan cu im sedang melesat cepat kedepan sewaktu tiba
tiba seseorang menghardik: "Siapa disitu? cepat berhenti"
Sesosok bayangan manusia segera melayang turun
dihadapannyadengan kecepatannya luar biasa.
Kalau dilihat dari gerakan tubuhnya sewaktu melayang
turun keatas tanah itu bisa diketahui bahwa kepandaian silat
yang dimiliki orang ini tentu sangat hebat.
Huan cu im sama sekali tidak berhasrat untuk ribut
dengannnya, tanpa menghentikan gerakan tubuhnya, dia
mengayunkan tangan kirinya kearah depanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Berhubung gerakan tubuh Huan cu im waktu itu cepat
sekali bagaikan sambaran kilat, tanpa terasa orang itu mundur
setengah langkah, kemudian serunya sambil tertawa dalam:
"Bagus sekali seranganmu"
Lengan kanannya disilangkan kemuka lalu menyambut
datangnya ancaman tersebut dengan kekerasan-
Disatu pihak menerjang datang, dilain pihak menyambut
dengan nekad, boleh dibilang gerakan tubuh kedua belah
pihak sama sama cepatnya.
"Plaaaakkk....."
Tahu tahu telapak tangan kedua orang itu saling beradu
satu sama lainnya.
Tiba tiba saja lelaki tadi mendengus tertahan, tubuhnya
mencelat kebelakang dan roboh terkapar.
Sebagaimana diketahui, selama ini boleh dibilang Huan cu
im tak pernah bertarung melawan orang, tapi malam ini,
secara beruntun ia berhasil menghantam musuhnya sampai
mencelat kebelakang, tak heran kalau pemuda itu merasa
terkejut bercampur keheranan. segera pikirnya:
"Ternyata ilmu Hwee sin pat ciang ajaran suhu memang
hebat dan cocok sekali untuk membela diri"
Begitu berhasil menghajar musuhnya sampai mencelat
kebelakang, Huan cu im sama sekali tidak menghentikan
langkahnya, dia meneruskan perjalanannya menuju kearah
barat
Tapi dalam sekejap mata itu juga secara tiba tiba ia
merasakan ada sesuatu yang tak beres.
Kalau tadi, suara sumpritan dibunyikan orang bersahut
sahutan sehingga suasana menjadi riuh dan ramai sekali maka
dalam waktu yang amat singkat, tiba tiba saja suara sempritan
itu menjadi hening sehingga suasana menjadi sepi dan mati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kalau tadi, ketika suara pekikan masih berkumandang
dimana mana, pemuda itu merasakan hatinya tegang, gugup,
kaget, dan panik, maka setelah suara pekikan berhenti secara
mendadak. suasana didalam kebun pun terasa menjadi suram
gelap. sepi bagaikan mati.
Disamping itu diapun merasa dari balik pepohonan seakan
akan penuh dengan bayangan hitam yang bergerak kesana
kemari membuat pemuda itu merasa seakan akan dirinya
sedang dikepung.
Huan cu im tak berani menunda waktu lagi, sambil tiada
hentinya menghimpun hawa murni yang dimilikinya, ia
mempercepat larinya meninggalkan tempat itu.
Inilah keuntungan yang berhasil diraihnya karena kebiasaan
berlari lari diatas gunung dulu, sehingga ilmu meringankan
tubuh yang dimilikinya sekarang memiliki dasar pondasi yang
sangat kuat dan mantap apalagi setelah mengikuti gurunya
memperlajari tenaga dalam, kepesatan tenaga dalam yang
diperolehnya membuat ilmu meringankan tubuh yang
dimilikipun memperoleh kemajuan pula secara pesat.
Setelah hawa murninya dihimpun sekarang tubuhnya
seperti sesosok bayangan manusia yang melambung ditengah
awan, bergerak amat cepat kedepan, sekalipun ada orang
yang mencoba mengejarnya dalam keadaan begini, ia yakin
pasti tiada orang yang sanggup menyusulnya .
Jarak sejauh setengah li dapat dicapai dalam waktu yang
amat singkat, dihadapannya kini tampak sebuah dinding
pekarangan yang tingginya mencapai tiga kaki lebih,
dipandang dari kejauhan bentuknya seperti sebuah kota mati.
"Akhirnya sampai juga........"
Diam diam Huan cu im menghembuskan napas lega, ia
mencoba untuk berpaling, untung tiada orang yang
mengejarnya, tanpa ragu lagi dia menghimpun hawa murninya
dan melompat naik keatas dinding pekarangan, kemudian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melayang turun dibaliknya. Ternyata dibalik dinding
pekarangan itu adalah sebuah halaman yang amat luas.
Ditengah halaman tersebut ditanam pelbagai bunga dan
pepohonan yang beraneka ragam, suasana amat bersih dan
rapi, dibagian tengahnya terbentang sebuah padang rumput
dengan rerumputan yang hijau dan lembut, sebuah jalan
beralas batu membentang kedalam menghubungkan taman
dengan sebuah gedung.
Dimuka gedung itu terdapat pula beberapa buah undak
undakan batu, pintu gerbang tertutup rapat dan tak nampak
cahaya lentera yang memancar keluar, apalagi suara manusia.
Kesemuanya itu mendatangkan perasaan seram dan aneh
bagi siapapun yang menyaksikan bangunan gedung tersebut.
"Mungkin bangunan gedung inilah yang dinamakan kuil cu
im am" pikir Huan cu im didalam hati.
Sementara itu cu giok yang berpisah dengannya, hingga
kini belum juga nampak menyusul kesitu, namun pemuda
tersebut tak dapat menunggu lebih lama lagi, terpaksa dia
harus membawa sendiri Ji giok menuju ke kuil cu im am.
Dengan menelusuri jalan beralas batu dia menuju kedepan
undak undakan batu. Benar juga, didepan pintu gerbang
terpancang sebuah papan nama yang tidak terlampau besar
dengan tulisan CU IM AN, tiga huruf hitam.
Huan cu im menarik napas panjang lalu melangkah naik
keatas undak undakan, baru saja dia bermaksud mengetuk
pintu.....
Mendadak terasa desingan angin tajam menyergap
tubuhnya, belum sempat melihat bayangan manusia, dua bilah
pedang yang tajam secara cepat dan aneh, satu dari kiri yang
lain dari kanan telah mengancam sepasang bahunya.
Walaupun Huan cu im tidak berpengalaman didalam
menghadapi musuh, namun ilmu silat yang diwariskan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gurunya boleh dikata telah dikuasai sepenuhnya, begitu
terkejut menghadapi ancaman, tangan kirinya cepat bergerak,
cahaya bianglala hijaupun memancar keempat penjuru. ....
"Traaaaaaaaaaang" "Traaaaaaaang"
Dua kali dentingan nyaring berkumandang memecahkan
keheningan, tahu tahu kedua bilah pedang itu sudah kena
ditangkis hingga mencelat kesamping.
Jurus serangannya ini boleh dibilang terlepas berbareng
dengan berkelebatnya ingatan tersebut didalam benaknya,
sudah barang tentu jauh lebih cepat daripada gerak serangan
kedua orang lawannya.
Tak heran kalau dua bilah pedang yang mengancam
sepasang bahunya itu segera kena ditangkis sehingga
mencelat kebelakang.
Pada hakekatnya kedua orang penyerang tersebut tak
sempat melihat dengan jelas bagaimana cara Huan cu im
melancarkan serangannya, ketika dalam satu gebrakan saja
pedang berikut tubuh mereka kena terpental kebelakang,
jeritan kaget baru bergema memecahkan keheningan-....
Tidak. menanti mereka sudah mundur beberapa langkah
kebelakang, baru diketahui pedang yang berada ditangan
mereka sudah terpapas kutung oleh senjata lawan-
Huan cu im sendiri hanya tahu kalau jurus serangannya
berhasil mendesak musuh musuhnya hingga mundur
kebelakang, jadi dia belum tahu kalau pedangnya berhasil
memapas kutung senjata musuh, ketika menangkap jeritan
kaget yang bernada lengking dan merdu, dimana jelas suara
itu adalah suara dua orang wanita, tanpa terasa dia berpaling.
Dengan kemampuannya melihat dalam kegelapan ditambah
jarak antara kedua belah pihakpun tidak terlalu jauh, ia segera
mendapatkan kalau orang yang menyergapnya barusan
memang tak lain adalah dua orang gadis berbaju hijau.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebelum ia sempat buka suara, nona baju hijau yang
berada disebelah kiri telah menhardik:
"Manusia latah, siapakah kau? Berani amat mencari gara
gara dalam kuil cu im an ditengah malam buta begini?"
Buru buru Huan cu im menyarungkan kembali pedangnya,
kemudian setelah menjura katanya:
"Harap nona berdua jangan marah, kedatanganku kemari
tak lain ingin bertemu dengan suthay pemimpin kuil ini"
"Hmmmm kau benar benar ngaco belo" gadis yang
disebelah kanan mendengus, "masa kau datang kemari
hendak bertemu dengan suthay pemimpin kuil? Kau pingin
ketemu setan kepala gede rupanya"
Nona yang berada disebelah kiri berseru lagi dengan penuh
amarah:
"Kau berani melanggar daerah terlarang, memapas kutung
pedang mestika kami lagi, nampaknya kau memang sudah
bosan hidup"
Huan cu im tertegun setelah mendengar perkataan itu, dia
segera menengok kearah tangan mereka berdua.
Betul juga, pedang yang berada ditangan mereka tinggal
dua bilah kutungan pedang, tanpa terasa timbul perasaan
menyesal dalam hati kecilnya, sambil menjura dan tertawa
paksa katanya kemudian-
"HArap nona berdua sudi memaafkan, barusan serangan
dari kalian berdua memang kelewat cepat, untuk melindungi
keselamatan sendiri, apa boleh buat kalau aku salah tangan,
padahal aku tak pernah bermaksud mematahkan pedang
mestika kalian berdua. Untuk kejadian tersebut, aku merasa
menyesal sekali, harap nona berdua sudi memakluminya dan
tolong sampaikan kedalam bahwa IHuan cu im khusus datang
untuk menyambangi suthay pimpinan kuil....."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itulah tiba tiba pintu gerbang dibuka orang,
kemudian muncul seorang nenek berbaju hijau pula yang
segera menegur: "ciu gwat, ciu kui, dengan siapa kalian
berkelahi?" Sembari berkata, sorot matanya segera dialihkan
kewajah Huan cu im. ciu gwat yang berada disisi kiri buru
buru menjawab:
"Ho popo, manusia latah ini telah menyusup kedalam
wilayah kita, bahkan memapas kutung pedang budak berdua".
"Tidak usah dibicarakan lagi", nenek berbaju hijau itu
menggoyangkan tangannya berulang kali, "sudah pasti kalian
berdua yang gemar menggunakan senjata untuk melakukan
kekerasan- Aku lihat siangkong ini bukan orang jahat, apalagi
diapun sedang membopong seseorang yang kelihatannya
terluka, mengapa kalian tidak menanyakan dulu maksud
kedatangan orang hingga jelas sebelum melakukan kekerasan
secara sembrono?" ciu kui yang berada disebelah kanan
segera menjawab:
"sudah jelas dia bukan orang baik baik, coba lihat ditengah
malam buta dia kabur kian kemari sambil membopong
seorang gadis muda, apalagi didepan pintu gerbang kita
memang terpancang papan nama dengan tulisan cu im an,
siapa tahu dia hanya alasan saja ingin berjumpa dengan
suthay?"
"Kalian tidak usah berbicara lagi, biar aku si nenek saja
yang bertanya kepadanya" ujar Hopopo kemudiansorot
matanya segera dialihkan ke wajah Huan cu im,
kemudian ia bertanya: "Siang kong, bagaimana ceritanya kau
bisa sampai kesini?"
"Permisi nenek......" Huan cu im segera menjura, "aku
harus menempuh perjalanan cukup jauh sebelum berhasil
menemukan tempat ini, sudah barang tentu kedatanganku
kemari hendak bertemu dengan suthay pemimpin kuil kalian-"
Tiba tiba Hopopo menarik wajahnya kemudian menegur:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tahukah siangkong bahwa kuil cu im an adalah daerah
terlarang dari benteng keluarga Hee, barang siapa berani
memasuki kuil cu im an secara sembarangan, dia telah
melanggar pantangan yang bisa diancam dengan hukuman
mati?"
"Waaaah, soal ini tidak kuketahui sama sekali" ucap Huan
cu im dengan wajah tertegun-
"Bila kau bersedia menjawab pertanyaan yang kuajukan
secara jujur berarti kau masih mempunyai kesempatan untuk
melanjutkan hidup, ayo bicara, ada urusan apa kau datang ke
kuil cu im an ini.....?"
"Dengan bersungguh hati aku datang kemari untuk
berjumpa dengan suthay pimpinan kuil" Huan cu im menjawab
pertanyaan itu dengan wajah serius.
" Dalam kuil cu im an ini tidak terdapat suthay pimpinan."
"Jadi disini tidak mempuinyai seorang suthay yang
memimpin kuil ini....?" Huan cu im nampak tertegun, " nenek.
aku ingin menanyakan satu hal kepadamu, siapakah yang
memegang pucuk pimpinan didalam kuil ini? Dapatkah aku
berjumpa dengannnya?"
Sebelum Hopopo menjawab pertanyaan itu, dari dalam
ruangan telah terdegnar seseorang menegur dengan suara
yang lembut dan sangat halus: "Hopopo. siapa yang berada
diluar?"
Menyusul suara teguran itu, dari balik pintu muncul dua
buah lentera yang dibawa oleh dua orang dayang berbaju
hijau yang berusia enam tujuh belas tahunan- Mereka
menyoren pedang dipinggang dan berjalan disisi kiri dan
kanan-
Di belakang kedua orang itu mengikuti seorang gadis
berbaju putih ang mengenakan kain kerudung hitam diatas
wajahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat kemunculan perempuan berkerudung itu, buru buru
Hopopo menjura sambil serunya:
"Aku yang tua benar benar berdosa besar, hanya gara gara
urusan kecil harus mengejutkan nona."
ciu gwat dan ciu kui turut menjatuhkan diri berlutut sambil
serunya berbareng. "Budak menjumpai nona"
Ternyata didalam kuil nikou muncul seorang nona, benar
benar suatu kejadian yang aneh.
Dengan langkah yang lemah gemulai nona berbaju putih itu
melangkah keluar dari pintu kuil, kemudian setelah berhenti
sejenak. sorot matanya yang berada dibalik kain kerudung
hitam segera ditujukan kearah Huan cu im, tegurnnya
kemudian: "Siapakah orang ini?"
"Aku dengar dia mengaku bernama Huan cu im...."
ciu gwat dan ciu kui segera berseru pula:
"Lapor nona, pedang budak berdua telah dipapas kutung
olehnya...."
Sekali lagi nona berbaju putih itu mengangkat kepalanya
dan memandang sekejap kearah Huan cu im, kemudian pelan
pelan berkata:
"Hopopo, aku lihat perempuan yang berada digendongnya
seperti menderita luka yang cukup parah, suruh dia masuk.
kita periksa dulu keadaan luka perempuan tersebut sebelum
membicarakan persoalan yang lain-"
Semua perkataan itu diutarakan olehnya dengan syarat
yang lembut dan pembawaan yang tenang, begitu selesai
berkata, diapun membalikkan badan dan berjalan masuk
kedalam.
Suatu pancaran sinar aneh terlintas diatas wajah Hopopo,
dia segera mengiakan lalu sambil berpaling katanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huan siangkong, nona kami mempersilahkan kau masuk.
Ikutlah dibelakang ku".
Kemudian dia membalikkan badan dan masuk kedalam
ruangan mengikuti dibelakang nona berbaju putih tadi.
Huan cu im turut masuk kedalam ruangan kuil, didalam
sana merupakan sebuah pelataran besar, setelah melalui
pelataran muncul undak undakan dan tiga deret ruang
Buddha.
Pada meja altar yang berada disebelah tengah, tampak
berdiri sebuah patung Koan im Pou sat setinggi dua depa yang
terbuat dari batu pualam putih.
Dengan mengikuti dibelakang nona berbaju putih dan
Hopopo, Huan cu im masuk kedalam ruangan tersebut.
Sambil membalikkan badan, tiba tiba Hopopo berkata:
"Huan siangkong, sekarang kau boleh menurunkan orang
yang berada digendonganmu itu."
Huan cu im menurut dan pelan pelan berjongkok,
kemudian membaringkan Ji giok keatas tanah, Tanyanya
kemudian: "Ji giok. bagaimana rasamu sekarang?"
Semenjak menggendong dipunggung anak muda tersebut,
Ji giok sebenarnya berada dalam keadaan tidak sadarkan diri
dan baru saja mendusin kembali dari pingsannya, dengan
lemas ia duduk diatas lantai sambil terengah engah, ketika
mendengar pertanyaan itu, agak terbata bata dia menjawab:
"TErima kasih Huan kongcu, budak..... budak..... masih
rada mendingan-..."
Nona berbaju putih itu diam diam merasa keheranan, kalau
didengar dari nada pembicaraan kedua orang itu, sudah jelas
mereka adalah majikan dan pelayan, tapi..... Pelan pelan dia
membenarkan letak kain kerudung wabahnya, lalu bertanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku lihat luka yang diderita olehnya cukup parah, siapa
yang telah melukainya sehingga menjadi begini rupa?"
Kalau tadi, jubah panjang Huan cu im harus dipakai untuk
menutupi badan Ji giok maka setelah membaringkan dayang
tersebut keatas tanah, keadaannya menjadi tidak
mengenaskan sekali macam tadi, kini ia kelihatan lebih lembut
halus dan menarik. Kepada nona berbaju putih itu dia menjura
dalam dalam lalu berkata:
"Menjawab pertanyaan nona, dia bernama Ji giok, seorang
dayang dari benteng keluarga Hee, ciu Congkoanlah yang
telah menyiksanya sehingga terluka sedemikian rupa." Hopopo
yang mendengar perkataan itu segera menimbrung sambil
tertawa dingin
"Bila seorang dayang telah melanggar kesalahan besar, dia
pantas dihajar menurut peraturan rumah tangga, kejadian
macam begini sudah lumrah dan wajar, Hoan siangkong,
mengapa sih kau mempertaruhkan jiwamu untuk
menolongnya?"
Ketika dilihatnya Huan cu im masih muda dan tampan,
sedangkan Ji giok cantik dan menarik. dalam hati kecilnya dia
lantas memahami sesuatu. Agaknya kedua orang ini telah
menjalin kasih asmara yang kemudian ketahuan orang
sehingga akibatnya Ji giok harus menderita gebukan dan
siksaan dari ciu congkoan.
Sesungguhnya dia masih menaruh beberapa bagian rasa
simpatiknya terhadap Huan cu im, tapi kini pandangannya
berubah, sebab dia menilai pemuda itu bukan lelaki sejati,
melainkan hanya seorang pemuda beriman rendah yang suka
mata keranjang.
Sudah barang tentu Huan cu im dapat menangkap arti kata
tersebut, merah padam selembar wajahnya karena jengah,
sambil menjura katanya kemudian:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lopopo salah paham, berhubung urusan pribadiku
mengakibatkan Ji giok disiksa dan dianiaya itulah sebabnya
mau tak mau aku harus menolongnya dari bahaya maut."
Mendadak nona berbaju putih itu menukas sambil mendehem
pelan-
"Perduli bagaimanapun juga, luka yang dideritanya cukup
parah. Kita harus mengobati dulu luka yang dideritanya
tersebut". Kemudian dia memerintahkan pula.
"ciu gwat, ciu kui, kalian berdua bimbanglah masuk gadis
itu, beri obat lalu suruh dia minum sebungkus ci kim wan yang
khusus untuk mengobati luka dalamnya."
ciu gwat dan ciu kui mengiakan bersama, mereka berdua
segera memayang Ji giok dan mengajaknya masuk kedalam.
Kemudian nona berbaju putih itu memandang sekejap
pedang pelangi hijau yang tersoren dipinggang Huan cu im,
tiba tiba dia bertanya: "Siangkong, darimana kau peroleh
pedang tersebut?"
"Pedang ini bernama pelangi hijau, Hee pocu yang
menghadiahkan kepadaku".
"Wah, rupanya hubunganmu dengan Heepocu cukup
akrab?" tampaknya nona berbaju putih itu merasa sedikit agak
diluar dugaan-
Sebaliknya Hopopo memandang kearah Huan cu im dengan
pandangan dingin, lalu menegur:
"Huan siang kong sepanjang nona kami mengajukan
pertandaan kepadamu, lebih baik jawab saja pertanyaannya
itu sejujurnya".
Agak mendongkol juga Huan cu im oleh sikap nenek itu,
pikirnya dengan hati panas:
"Berulang kali si nenek ini menyuruh aku bicara terus
terang, masa anggap semua perkataanku tidak sejujurnya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lantaran hatinya merasa sangat mendongkol, maka dia
lantas menarik muka dan berseru seraya mendengus.
"Lopopo selalu menganggap aku sedang berbohong, biar
Huan cu im baru pertama kali terjun kedunia persilatan aku
berani bersumpah tak pernah bohong, akupun tidak punya
alasan untuk berbohong dihadapan nona serta lopopo".
Sebagaimana diketahui anak muda tersebut memang
belum pernah melakukan perjalanan didalam dunia persilatan
itulah sebabnya dia menjadi tak tahan oleh sikap orang yang
dianggapnya tidak menyenangkan hati sehingga berakibat
diapun mengumbar watak berangasannya .
Hopopo kontan menjadi tertegun sebaliknya nona berbaju
putih itu mengulapkan tangannya sambil berkata:
"Hopopo kau jangan menukas dulu, biarkan saja dia
berkata lebih jauh"
"Baik, aku tidak akan menukas Huan siangkong,
katakanlah, bagaimana ceritamu sehingga dapat berkenalan
dengan Hee Pocu?"
"HeePocu adalah empekku, dia mempunyai hubungan
persaudaraan dengan ayahku. Kedatanganku kemaripun tidak
lain karena hendak mencari ayahku"
Sekarang Hopopo baru percaya, dia manggut manggut
sambil katanya: "Kalau begitu, kau adalah putra cing sau khek
(Jago berbaju hijau) Huanji ya?"
"Betul, apa yang disebut lopopo memang nama ayahku".
Hopopo menengok sekejap kearah nona berbaju hijau itu,
kemudian bertanyanya lagi: " Lantas apa sebabnya nona Ji
giok dihajar orang sampai menderita luka parah?"
Tentu saja nona berbaju putih itupun ingin sekali
mengetahui tentang peristiwa disiksanya Ji giok oleh ciu
congkoan, namun berhubung dia adalah seorang nona,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dimana ada sementara masalah yang kurang pantas untuk
ditanyakan, maka selama ini dia hanya membungkam diri
belaka.
Huan cu im merasa kurang enak untuk merahasiakan
peristiwa tersebut, maka secara ringkas dia terangkan
bagaimana mendapat perintah dari ibunya untuk datang
mencari empek Hee, bagaimana pengurus rumah tangganya
tewas secara tiba tiba, bagaimana hanya Ji giok seorang yang
mendampingi lo koan keh ketika itu, kemudian bagaimana ciu
congkoan ingin mengorek keterangan tentang pesan terakhir
lo koan keh sehingga menyiksa Ji giok sedemikian rupa....
Ketika selesai mendengar kisah tersebut, Hopopo pun
segera bertanya
"Darimana Huan siang kong bisa ttahu kalau Ji giok telah
dihajar orang sedemikian rupa?"
Pertanyaan tersebut memang sangat tepat dalam benteng
keluarga Hee banyak terdapat bangunan rumah jadi mustahil
bila Huan cu im bisa mendapat tahu kalau Ji giok telah disiksa
orang sedemikian rupa.
"Aku mengetahui kejadian tersebut dari ci giok" Huan cu im
segera menerangkan, " dia adalah pengganti Ji giok yang
dikirim ke gedung timur sebagai pelayan"
"Lantas bagaimana caranya Huan siangkong bisa
menemukan kuil cu im an ini?"
"juga ci giok yang memberi keterangan kepadaku malam
tadi mengajak aku menuju ketempat dimana Ji giok disekap
setelah menyelamatkan Ji giok diapun memberitahukan
kepadaku, katanya asal Ji giok dihantar ke kuil cu im an maka
jiwanya pasti dapat diselamatkan" .
Hopopo segera mendengus dingin-
"Hmm, tampaknya tidak sedikit yang diketahui budak
tersebut"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apalagi yang dia katakan kepadamu?" tiba tiba nona
berbaju putih itu bertanya lagi.
"Sudah tidak ada lagi"
"Baik, kau boleh meninggalkan Ji giok di kuil cu im an
ini...." Buru buru Huan cu im menjura:
"Terima kasih banyak nona kalau begitu aku hendak mohon
diri lebih dahulu"
"Tunggu sebentar"
"Nona masih ada pesan apa lagi?"
"Ku harap siangkong jangan membocorkan setiap kejadian
yang kau alami pada malam ini kepada siapapun".
"Akan kuingat selalu pesan ini".
Nona berbaju putih itu segera berpaling dan katanya
kembali:
"Didalam kebun pasti sudah dipersiapkan penjagaan yang
sangat ketat, asal kau sudah keluar dari pagar pekarangan,
niscaya jejakmu akan ketahuan orang, Hopopo, tolong kau
hantar Huan siangkong keluar lewat pintu belakang" Hopopo
manggut manggut.
"Huan siangkong, mari ikuti diriku"
Setelah memberi hormat lagi kepada nona berbaju putih
itu, Huan cu im segera mengikuti dibelakang Hopopo menuju
keluar ruangan kuil....
Setelah keluar dari ruang utama, Hopopo mengitari
beranda dan menuju kebelakang gedung, sambil berjalan
tanyanya kemudian: " Huan siangkong, baikkah sikap pocu
kepadamu?"
"Empek Hee baik sekali kepadaku" Hopopo segera tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"SEandainya apa yang kau lakukan pada malam ini sampai
diketahui oleh pocu, aku yakin dia tentu akan marah marah
besar".
"soal ini....." Huan cu im menjadi kelabakan
"Tak usah kuatir" Hopopo segera berkata lagi sambil
tertawa, "setelah nona kami mengambil keputusan untuk
menerima Ji giok. sudah barang tentu dia tak akan memberi
tahukan kejadian tersebut kepada pocu".
"Rapatkah hubungan nona kalian dengan pocu?"
Ketika mendengar pertanyaan tersebut, Hopopo segera
tertawa cekikikan-
"Kau ini memang lucu sekali, nona kami adalah putri
kesayangan pocu, tentu saja hubungan mereka sangat rapat"
"Aaaah Jadi dia adalah enci Giok yang?" Huan cu im segera
menjerit kaget.
"Huan kongcu mengetahui nama kecil nona kami?" tanya
Hopopo seraya berpaling.
"Yaaa, aku pernah mendengar nama tersebut dari ibuku"
Hopopo manggut manggut.
"Itulah dia, sewaktu nyonya kami masih hidup dulu, Huan
toa nio memang pernah datang berkunjung, waktu itu nona
kami genap berusia satu tahun, aaaaai.... kalau dihitung
hitung delapan belas tahun telah berlalu dengan cepat, Huan
siangkong, berapa usiamu tahun ini.....?"
"Enam belas tahun"
"Ooooh, kalau begitu kau lebih muda tiga tahun dari nona
kami, tapi aku lihat kepandaian silat yang kau miliki bagus
sekali"
"Hopopo kelewat memuji, apakah Hopopo juga pernah
belajar ilmu silat?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak pernah" Hopopo menggeleng, "dulu aku melayani
hujin, setelah nyonya meninggal dunia, akupun mengikuti
nona. Selama ini belum pernah berlatih ilmu silat"
"Lantas dari mana Hopopo bisa tahu kalau ilmu silatku
bagus?" Sekali lagi Hopopo tertawa.
"Ke empat orang dayang yang mengikuti nona rata rata
memiliki kepandaian silat yang bagus, terutama sekali ciu
gwat dan ciu kui. Dua orang dayang tersebut dengan pedang
mestikanya tak pernah ada busudari benteng yang sanggup
menandingi mereka, tapi kenyataanya tadi, dalam satu
gebrakan saja Huan siang king telah berhasil memapas kutung
pedang mereka, bukankah hal ini membuktikan kalau ilmu
silat yang dimiliki Huan siangkin jauh mengungguli mereka?"
"Aaaaah, itu mah lantaran ketajaman pedang pelangi hijau
hadiah empek Hee kepada ku, dengan ketajaman pedang
mestika inilah aku baru berhasil mematahkan senjata mereka"
Hopopo manggut manggut sambil mengiakan, mendadak
dia membalikkan badan lalu sambil menatap wajah Huan cu
im, dia bertanya:
"Pedang itu pelangi hijau? Kau maksudkan pedang mestika
yang merupakan pasangan dari pedang pelangi?"
"Betul, akupun baru mendengar dari cerita empek Hee
kemarin, konon pedang itu pemberian dari seorang sahabat
empek Hee yang datang dari LEng lam"
"Ehmmm....." Hopopo manggut manggut berulang kali,
"itulah dia, aaai..... ketajaman mata pocu memang sangat
mengagumkan"
"Hopopo, apa yang kau maksudkan?"
Dengan wajah berseri seri dan senyuman manis menghiasi
wajahnya, Hopopo berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, kita sudah sampai di tempat tukuan, Huan siangkong
boleh keluar dari dinding pekarangan ini, diluar sana sudah
merupakan bagian luar kebun bunga, walaupun masih berada
dalam lingkungan Benteng keluarga Hee, namun jarang sekali
dijaga orang, kau boleh langsung menuju ketimur dengan
melingkari kebun tersebut, disanalah terletak gedung sebelah
timur tempat tinggalmu".
Rupanya didalam perjalanan tadi mereka sudah berada
dibagian belakang kuil cu im an, yang berupa sebidang tanah
kosong yang berhadapan dengan sebuah dinding pekarangan
yang cukup tinggi.
"Terima kasih banyak Hopopo" kata Huan cu im kemudian-
"Tak usah berterima kasih lagi" Hopopo menunjukkan
perhatian yang amat besar, lalu pesannya lagi, "Huan
siangkong, kau harus berhati hati sepanjang jalan"
"Terima kasih banyak atas perhatianmu, aku mohon diri
lebih dulu....." kata pemuda itu seraya menjura.
Selesai berkata, diapun menjejakkan kakinya keatas tanah
dan melompat naik keatas dinding pekarangan, kemudian
dengan sekali tutulan tubuhnya tiba tiba dia sudah berada
diluar pagar.
Ternyata tempat itu merupakan sebuah padang rumput
yang tidak terawat, dimana pada kejauhan sana terbentang
pegunungan yang naik turun tak menentu.
Huan cu im mengingat ingat perkataan dari Hopopo yang
suruh dia menelusuri pagar pekarangan menuju ketimur,
malah ci giok pun berpesan demikian-
Ia tak berani berayal lagi, setelah yakin kalau disekeliling
tempat itu tiada orang lain, ia segera percepat larinya menuju
kearah timur.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja ia berlarian dua tiga puluh kakijauhnya,
mendadak telinganya menangkap suara tertawa dingin
seseorang dengan suara yang rendah dan berat.
Tak terlukiskan rasa kaget Huan cu im setelah mendengar
suara tertawa tersebut, buru buru dia menghentikan
langkahnya sambil memandang kemuka.
Lebih kurang enam tujuh kaki dihadapannya, nampak
berdiri sesosok bayangan tubuh manusia yang jangkung lagi
ceking sedang menghadang jalan perginya.
Didalam waktu singkat dari balik kegelapan
diempatpenjurupun bermunculan empat lima sosok bayangan
manusia, dengan cepat mereka mengurung Huan cu im
ditengah arena.
Diam diam Huan cu im merasa sangat gelisah, tapi sebelum
dia sempat melihat jelas bayangan manusia tersebut, manusia
jangkung lagi ceking yang berada dihadapannya telah berkata
sambil tertawa seram:
"Bocah keparat, lebih baik kau menyerahkan diri untuk
dibelenggu saja, daripada aku mesti turun tangan sendiri".
Mendengar dari logat bicaranya, Huan cu im segera
mengetahui kalau orang tersebut adalah congkoan Benteng
keluarga Hee yang disebut orang siburung berkepala sembilan
soh Hansim.
Tanpa terasa diapun mulai berpikir:
"Sekarang biarpun kedua belah pihak sudha saling
berhadapan muka, namun didalam kegelapan malam yang
begini mencekam, belum tentu pihak lawan bisa melihat raut
wajahku dengan jelas, seandainya aku berhasil menembusi
pertahannya, ini lebih baik, kalau sampai terbekuk mereka
bagaimanakah penjelasanku dihadapan muka empek Hee
nanti"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena berpendapat demikian, dengan cepat dia
mengambil keputusan, ia tahu siapa turun tangan lebih dulu
dialah yang tangguh.
Maka tanpa mengucapkan sepata katapun juga, mendadak
ia menjejakkan kakinya sambil menerjang kemuka telaoak
tangannya segera diayunkan menghantam tubuh soh Han sim.
Walapun gerakan serangan ini dilakukan cukup cepat,
namun sayang siburung berkepala sembilan Soh Han sim
bukan manusia sembarangan, semenjak tadi ia telah
memperhitungkan akan tindakan teersebut, maka sambil
tertawa seram segera hardiknya: "Serangan yang sangat
bagus"
Dengan telapak tengan disilangkan dedepan dada, dia
sambut datangnya ancaman tersebut
-ooo0dw0ooo-
Jilid 09
Ci Giok mengiakan dengan lirih, kemudian pelan pelan
namun dengan susah payah dia bangkit berdiri dari atas
tanah.
Sampai disitu, Huan cu im segera berlagak menunjukkan
sikap diluar dugaan, cepat tanyanya.
"Empek Hee sebenarnya apa yang telah terjadi ?"
Hee Im hong mengelus jenggotnya sambil tersenyum,
sahutnya.
"Sudah pasti ada orang telah merobohkan ci Giok.
kemudian mencatut namanya untuk melakukan tujuannya..."
Menyusul kemudian, sambil mengulapkan tangannya
kepada ci Giok. dia melanjutkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"sekarang kau boleh pergi beristirahat"
"Terima kasih pocu, budak akan mohon diri lebih dulu"
Sepeninggal dayang itu, Huang Cu Im kembali bertanya
dengan berlagak seakan akan tidak mengerti:
"sebenarnya apa yang telah terjadi?"
"Keponakanku, kau masih muda dan belum
berpengalaman" Hee Im hong tersenyum, "kau tak akan
memahami persoalan yang terjadi dalam dunia persilatan-"
setelah bangkit berdiri, ia melanjutkan, " Waktu sudah siang,
silahkan hiantit pergi beristirahat."
Kemudian dia melangkah keluar dari ruangan-
Huan cu im menghantar empeknya sampai didepan pintu
sebelum kembali ke dalam kamar tidurnya, kemudian sambil
membawa lilin dia mendekati pintu kamar dan mendorongnya.
Mendadak terasa segulung angin lembut berhembus lewat
yang memadamkan lentera ditangannya.
Sudah berapa tahun Huan cu im berlatih tenaga dalam,
tentu saja dia pun bisa membedakan kalau desingan angin
lembut itu bukan hembusan angin biasa, melainkan, angin
pukulan yang dilancarkan oleh seseorang dengan tenaga
dalam sempuna, agaknya dia sengaja melepaskan pukulan
dengan amat ringan hingga orang akan menganggap angin
biasa yang sedang berhembus.
Satu ingatan cepat melintas didalam benaknya cepat dia
mundur setengah langkah kemudian bentaknya dengan suara
dalam: "Siapa disitu ?"
Sebetulnya dia mempunyai kemampuan untuk melihat
dalam kegelapan, tapi berhubung lentera padam secara tiba
tiba, keadaan mana ibarat seseorang yang masuk ke ruang
gelap dari tempat yang terang, untuk sesaat sorot matanya
belum mampu menyesuaikan diri, itulah sebabnya dia pun tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat melihat jelas bayangan tubuh lawan-Tiba tiba dari
dalam ruangan terdengar seseorang menjawab dengan suara
lirih: "Muridku, gurumu yang ada disini."
Huan cu im dapat menangkap kalau suara itu memang
suara gurunya kejut dan girang dia lantas berseru:
"oooh suhu rupanya"
Buru buru dia masuk ke dalam kamar dan siap mengambil
api untuk memasang lentera. Ju it koay cepat berbisik lirih:
"Muridku, jangan memasang lentera, lebih baik kita
berbicara dalam keadaan begini saja, daripada menarik
perhatian orang."
"Baik"
Huan cu im mengiakan dan meletakkan kembali tempat lilin
tersebut keatas meja.
Sementara itu, sorot matanya telah berhasil menyesuaikan
diri dengan keadaan- betul juga ia jumpai gurunya duduk
disebuah kursi dekat jendela, maka diapun maju meng
hampirinya .
Ju it koay menunjuk ke arah sebuah kursi disisinya
kemudian berkata lagi: "Muridku, kaupun duduklah disana aku
hendak menanyakan sesuatu kepadamu"
Setelah duduk. Huan cu im baru bertanya: "Apa yang
hendak suhu tanyakan?
"Yang ingin kutanyakan adalah sebab musabab dari
kematian lo koan keh?"
Dengan perasaan terkejut bercampur keheranan ,Huan cu
im mengangkat kepalanya sambil mengawasi gurunya,
kemudian katanya:
"Lo koan keh benar benar mati karena serangan angin
duduk malam itu dia kelewat banyak minum arak sehingga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
muntah muntah terus sepanjang malam, akhirnya dia
menghembuskan napas penghabisan"
"Muntah muntah hebat?" mencorong sinar aneh dari balik
mata Ju it koay, "coba kau jelaskan kembali keadaan yang kau
jumpai pada waktu itu, kalau bisa jangan sampai ada yang
tertinggal"
Secara ringkas IHuan cu im lantas menceritakan bagaimana
pada malam itu dia sudah tertidur, bagaimana Ji Giok datang
mengetuk pintu dan memanggilnya kemudian ketika ia tiba
ditempat kejadian, Lo koan keh sudah tak mampu berbicara
lagi.
Kemudian Ji Giok memberitahukan kepadanya secara diam
diam bahwa Lo koan keh telah meninggalkan pesan agar
secepatnya dia berangkat ke kota Kim leng untuk mencari
Seng Bian tong, congpiautau dari perusahaan ekspedisi Seng
ki piau kiok... Ketika selesai mendengarkan penuturan
tersebut, Ju it koay lantas berkata: "Apakah Ji Giok telah
menyampaikan pula rahasia tersebut kepada ciu congkoan?"
"Tidak!! justru gara gara peristiwa ini,Ji Giok disekap oleh
ciu congkoan bahkan dihajar sampai babak belur seluruh
tubuhnya "
"Ehmmm, kalau begitu dugaanku memang tidak meleset"
gumam Ju it koay sambil meraba cambangnya yang pendek.
"sekarang, coba kau terangkan lagi kepadaku apa yang
pernah kau lihat, pernah kau dengar atau orang yang pernah
kau jumpai dan peristiwa yang pernah kau alami, setelah kau
bersama Lo koan keh tiba dalam benteng keluarga Hee ini,
jangan sampai ada yang ketinggalan-"
Huan cu im yang mendengar permintaan tersebut diam
diam merasa keheranan, tapi secara ringakas dia lantas
menceritakan bagaimana pengalamannya semenjak tiba di
Bengteng keluarga Hee, bagaimana ciu congkoan menjamu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka berdua, bagaimana lo koan keh dan ciu congkoan
berbicara amat asyik...
Tampaknya Ju it koay sangat memperhatikan hal ini, dia
lantas bertanya: "Apa saja yang telah mereka bicarakan?
Masih ingatkah kau?"
IHuan cu im berpikir sebentar kemudian secara ringkas
menerangkan materi pembicaraan kedua orang itu.
Menyusul kemudian iapun bercerita setelah kedatangan He
Im hong dari luar kota, bagaimana Lo koan keh berulang kali
berpesan kepadanya agar setelah bertemu dengan empek
Hee, dia harus mengatakan hendak pergi ke Kim leng, dan
bagaimana empek Hee menyatakan persetujuannya .
Kemudian bagaimana dalam pembicaraan tersebut
berhubung kedatangan cing im totiang dari Go bipay, dia dan
Lo koan keh mohon diri, lalu bagaimana ditengah jalan
mereka bertemu dengan seorang centeng yang ternyata mirip
sekali dengan wajah oh Lo su, seorang tetangga mereka
dimasa lalu.
Setelah Lo koan keh mengajukan berapa pertanyaan, orang
itupun dilepaskan, tapi sekembalinya ke gedung timur, Lo
koan keh seperti dibebani oleh banyak masalah yang pelik,
danpada malam itulah dia terserang angin duduk sehingga
tewas...
Ju it koay mengepal sepasang tangannya kencang
kencang, perasaan gemas dan benci terlihat jelas diwajahnya,
tiba tiba dia bertanya lagi:
"Bagaimana kau bisa tahu kalau Ji Giok telah disiksa dan
dihajar oleh ciu congkoan-"
IHuan cu impun menceritakan kembali kisahnya bagaimana
Ji Giok diganti ci Giok setelah kematian Lo koan keh,
bagaimana ia mendengar pembicaraan ci Giok dengan
seseorang yang menjanjikan gerakan pada bagaimana dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengikuti mereka karena terdorong rasa ingin tahunya,
bagaimana menyaksikan Kiang cu tin bertarung melawan Soh
Han sim, bagaimana dia menghajar mundur Soh Han sim dan
menyelamatkan ci Giok.
Diantara sekian banyak pengalamannya, cuma kisah
pengobatannya atas tubuh ci Giok yang ditelanjangi untuk
menghisap jarum jarum dari dalam tubuhnya tetap
dirahasiakan.
Setelah itu diapun bercerita bagaimana pada pertama
malam tadi ci Giok mengajaknya pergi menolongJi Giok.
bagaimana ia menghantar Ji Giok ke kuil cu im dan bagaimana
pengurus Kim datang mencari ci Giok dan diketahui ada orang
telah mencatut dirinya... Seusai mendengarkan semua
penuturan tadi, Ju it koay mendengus dingin dan berkata
"Nampaknya si bajingan tua itu benar benar mempunyai
rencana busuk tertentu..."
"Suhu, apa yang kau maksudkan ?"
"Aaah, tidak apa apa. Kalau kudengar dari penuturanmu,
tampaknya belakangan ini sudah terjadi banyak peristiwa itu
tiada sangkut pautnya denganmu, beruntung sekali disaat kau
sedang menolong Ji Giok, ada orang yang sedang menyamar
sebagai ci Giok hingga tanggung jawabmu dapat dialihkan
keatas pundak orang lain. Lain kali lebih baik kau jangan pergi
malam, juga tidak usah membicarakan kejadian tersebut
kepada orang lain"
"Sekarang aku sudah menyanggupi tawaran Heepocu untuk
menjadi kepala pelatih, bila ada urusan, aku akan datang
memberi tahukan kepadamu kuharap kau jangan bertindak
secara sembarangan, hingga menimbulkan kecurigaan
Heepocu atas dirimu, mengerti?"
"Tecu mengerti" Huan cu im mengangguk.
Tapi kemudian ia mendongakkan kepalanya secara tiba tiba
dan melanjutkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suhu, benarkah kau orang tua hendak menjabat sebagai
ketua pelatih dari benteng keluarga Hee?"
Sudah barang tentu Ju it koay dapat menangkap nada
suara dari muridnya itu, dia tersenyum :
"Muridku, kau akan mengetahui sendiri dikemudian hari, eh
mm, sekarang aku hendak pergi dulu."
Ia bangkit berdiri dan beranjak keluar dari situ.
Sementara itu, suasana dalam kamar baca Heepocu terang
benderang bermandikan cahaya, dua orang dayang berbaju
ringkas warna hijau yang menyoren golok berdiri tak bergerak
di depan pintu ruangan, penjagaan dilakukan sangat ketat.
Dalam kamar baca itu ada dua orang dayang berbaju hijau,
seperti dua kuntum bunga yang indah sedang sibuk melayani
majikannya.
orang yang duduk diruang tengah tak lain adalah sang
pocu, Hee Im hong.
Dikursi sebelah kirinya duduk seorang tojin berjenggot
hitam dan berjubah warna hijau, usianya lebih, lima puluh
tahun kurang. dia tak lain adalah cing im totiang. Ketua Go bi
pay yang dijabatnya belum sampai sepuluh tahun-
Disisi cing im totiang duduklah si burung berkepala
sembilan Soh Han sim yang berwajah dingin menyeramkan-
Disamping kanan Hee Pocu duduk seorang kakek berjubah
hijau yang berwajah merah dan penuh cambang, usianya
enam puluh tahunan, dia adalah dewa berwajah merah Lou
Siu thong, seorang tokoh dari Go bi pay yang kalau dihitung
hitung masih termasuk kakak seperguruan cing im totiang.
Disampingnya lagi adalah Pekikan berbulu emas Kiang
cutin, si bintang kilat IHuan Tong dan murid Lou Siu tong
yang bernama Lu Siu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beberapa orang tamu yang hadir sekarang hampir
semuanya adalah orang orang Go bipay. Tiba tiba terdengar
Hee Im hong berkata sambil tertawa nyaring:
"Aku merasa amat bersyukur disamping setelah peroleh
janji dari totiang atas kerja sama kalian dengan pihak kami.
mulai sekarang kita semua adalah orang sendiri. buat apa
totiang mesti berlaku sungkan?" cing im totiang manggut
manggut.
"Pocu seorang yang jujur, terbuka, tidak mementingkan
kepentingan sendiri dan termashur diseantero jagad, bila kau
dapat menjadi seorang bengcu, itulah rejeki untuk segenap
umat persilatan- tentu saja pinto sekalian bersedia
mendukungmu"
"Aku rasa" tiba tiba Lou Sin tong menyela, "dalam urusan
ini Ciangbunjin harus berunding dulu dengan ketua hoa
sanpay serta Giok cing to tiang dari Bu tong pay andaikata tiga
partai bisa bersatu dalam pendirian dan bersama sama
mendukungnya nisca kita akan memperoleh kelancaran dan
kesuksesan dalam pertemuan besar di bukit Hong san pada
bulan Tiong ciu nanti."
"Perkataan suheng memang tepat sekali" kembali cing im
totiang manggut manggut. "Kalau begitu siaute putuskan akan
berangkat ke Kim leng besok juga, aku tahu saudara Siang
(ketua Hoa san san) berada dikota Kim leng saat ini, dia
berdiam diperusahaan Seng kipiau kiok, selesai berunding
dengannya aku baru punya rencana untuk mengunjung Bu
tong san-"
"Waaah, kalau begitu siaute akan merepotkan to heng
saja" buru buru Hee Im hong menjura.
"Kiang sute, Huan sute, kalianpun boleh turut
ciangbunjinpergi ke kota Kim leng kata Lou Siu tong kemudian
kepada Kiang cu tin "sedangkan aku sendiri mempunyai
hubungan persahabatan selama puluhan tahun dengan Hong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
totiang dari perguruan Pat kwa, aku pikir akan sekalian pergi
menengoknya, mungkin berapa hari lebih lambat baru akan
kembali ke rumah."
Kian cu tin segera bangkit berdiri sambil mengiakan-
Sampai disini, Hee Im hong baru berkata lagi tertawa
terbahak bahak:
"Sungguh tak kunyana Lou loko menunjukkan keseriusan
dalam hal ini, haaah... haaah... haaahh... hitung hitung tidak
sia sia aku bersahabat dengan Lou loko." Lou siu tong ikut
tertawa terbahak bahak:
"Haaahh... haaahh... haahh... pocu mempunyai nama dan
kedudukan yang sangat terhormat dalam dunia persilatan,
memang sudah sewajarnya bila kau memperoleh kedudukan
tinggi, sedangkan siaute tidak lebih hanya mengiringi saja"
Sementara itu cing im totiang telah bangkit berdiri setelah
memberi hormat katanya:
"Pocu, bila kau tidak mempunyai pendapat lain, pinto ingin
mohon diri lebih dulu, apalagi malam sudah larut"
Dengan berdirinya tosu itu, maka Lou Siau tang
sekalianpun turut bangkit berdiri cepat cepat Hee Im hong
bangkit berdiri pula seraya memberi hormat:
"To heng sekalian memang seharusnya segera pergi
beristirahat Soh congkoan, wakililah aku untuk menghantar
cing im totiang dan Lou loko sekalian beristirahat di gedung
tamu agung."
Siburung berkepala sembilan Soh Han sim mengiakan, dia
maju kedepan dan mendampingi cing im totiang sekalian
beranjak keluar dari kamar baca.
Hee Im hong menghantar sendiri tamu tamunya sampai
didepan pintu kamar baca sebelum balik kembali kedalam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja ia duduk. si Bangau abu abu Jin Siu dan sigolok
pemutus nyawa To It hui sudah muncul didepan pintu sambil
menyapa "Pocu"
Hee Im hong mengangkat kepalanya dan tersenyum:
"Saudara Jin, saudara To, silahkan duduk bagaimanakah
pendapat kalian berdua atas kasus Ju it koay tadi?"
Jin Siu dan To it hui segera mengambil tempat duduk.
Setelah memberi hormat, Jin Siu baru menjawab:
"Atas pertanyaan pocu, hamba memang hendak
melaporkan satu masalah kepada pocu."
"silahkan diutarakan saudara Jin."
"Hamba rasa ilmu silat yang dimiliki Ju it koay sangat
hebat, namun kenyataan tiada seorang manusiapun yang
mengenali namanya, aku rasa hal ini sangat luar biasa"
"Jadi maksud saudara Jin, dia memang sengaja berganti
nama sebelum datang kemari?" tanya Hee Im hong sambil
mengelus jenggotnya dan tertawa.
"Hamba memang berpendapat demikian-" Hee Im hong
segera tertawa terbahak2:
"Haaa.... haaa... haaa... aku selalu memakai orang
berdasarkan bakat yang dimilikinya biarpun dia mempunyai
tujuan tertentu, akupun tak akan ambil perduli."
Merah padam selembar wajah Jin Siu, buru buru dia
menundukkan kepalanya sambil berkata lagi:
"Pocu memiliki ilmu silat yang sangat hebat tentu saja kau
tak akan takut terhadap siasat busuk orang lain, hamba tak
lebih hanya mengungkapkan hal tersebut agar bisa dibahas
bersama dengan pocu". Hee Im hong tertawa ramah:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tahu kalian berdua adalah orang kepercayaanku, tak
usah kuatir, dalam hal ini aku sudah mempunyai rencana
tertentu."
Baru saja ia berkata sampai disitu, mendadak dari luar
pintu terdengar seseorang berseru:
"Lapor pocu, Su Kokpiau dan Be coan gi mohon bertemu."
"Suruh mereka masuk"
Tak lama kemudian dua orang lelaki berbaju hitam telah
masuk ke dalam setelah menjura katanya:
"Hamba Sun Kok piau dan Be cuan gi menjumpai pocu."
Hee Im hong segera mengulapkan tangannya, kemudian
sambil tersenyum ia berkata: "Apakah kalian berdua sudah
menemukan tempat tinggalnya ?"
Sun Kok piau seorang lelaki berwajah putih berperawakan
sedang segera maju menjura, kemudian jawabnya :
"Lapor pocu, hamba menyesal sekali tak mampu
melaksanakan tugas dengan baik. Tampaknya ilmu
meringankan tubuh yang dimiliki orang itu sudah mencapai
tingkat kesempurnaan, kecepatannya luar biasa, biarpun
hamba berdua telah mengerahkan segenap kemampuan yang
dimiliki, namun setelah mengejar sejauh satu li, jarak kami
makin lama semakin bertambah jauh, dengan jelas kami
saksikan dia masuk ke dalam sebuah hutan, tapi ketika hamba
berdua menyusul sampai disitu, bayangan tubuhnya sudah
lenyap tak berbekas, kamipun melakukan pencarian diseputar
sana, namun gagal menemukan jejak orang itu, terpaksa kami
datang menunggu hukuman dari pocu."
Ternyata kedua orang itu tak lain adalah dua orang yang
menguntil Ju it- koay tadi. Hee Im hong yang mendapat
laporan tersebut segera tertawa terbahak bahak:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haaahh... haaahh... haaahh... kalian berdua, yang satu
mendapat julukan cau sang hui (terbang diatas rumput) dan
yang lain disebut Thian se (kuda langit), sesungguhnya
merupakan dua orang Busu dalam benteng keluarga Hee yang
memiliki ilmu meringankan tubuh paling tinggi, tak nyana
kalian telah berjumpa dengan jago lihay pada malam ini"
Pucat pias wajah Sun Kokpiau dan Be cuan Gi setelah
mendengar perkataan ini, buru buru dia membungkukkan
badannya memberi hormat sambil berseru: "Hamba memang
pantas mati..." Hee Im hong tertawa cepat dia menyambung
"Untung saja dia adalah ketua pelatih sendiri, jadi kalah
dengan ketua pelatih sendiri bukan termasuk peristiwa yang
memalukan, sekarang kalian boleh pergi beristirahat dengan
tenang"
Bagaikan dibebaskan dari hukuman yang berat, Sun
Kokpiau dan Be coan gi segera membungkukkan badannya
dan memberi hormat berulang kali. "Terima kasih pocu, terima
kasih pocu."
Sambil membalikkan badan, mereka segera mengundurkan
diri dari situ.
Menyusul kemudian tampak bayangan manusia berkelebat
lewat, tanpa menimbulkan sedikit suarapun siburung
berkepala sembilan Soh Han sim telah menerobos masuk ke
dalam ruangan-
Jin Siu dan To It hui serentak bangkit berdiri seraya
menyapa: "Soh congkoan"
cukup ditinjau dari sikap hormat kedua orang itu terhadap
Soh Han sim, bisa diduga betapa tingginya kedudukan
siburung berkepala sembilan dalam Benteng keluarga Hee.
Soh Han sim hanya senyum tak senyum sambil manggut
manggut kearah kedua orang itu, kemudian katanya: "Kalian
boleh duduk kembali"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee Im hong pun sudah menengok kearah Soh Han sim
sambil bertanya: "Soh congkoan, apakah kau ada urusan?"
"Ya, ada"
Senyuman diatas wajah Soh Han sim telah lenyap tak
berbekas, pelan pelan dia maju kedepan dan duduk dikursi
sebelah kanan pocu, kemudian katanya sambil mendongakkan
kepalanya:
"Malam ini sudah terjadi suatu peristiwa didalam kebun,
mungkin pocu belum mengetahui dengan jelas bukan ?"
"Ooh... aku memang kurang begitu jelas tentang peristiwa
itu, tapi aku rasa dengan kehadiranmu disitu urusan pasti
beres, jadi aku tidak kuatir sama sekali. Tapi kedatanganmu
memang kebetulan sekali, aku memang ada urusan yang
hendak dirundingkan denganmu."
Sikap maupun caranya berbicara dengan Soh Han sim
ternyata luar biasa sungkannya, ini menandakan betapa tinggi
dan berharganya kehadiran soh Han sim didepan mata pocu
tersebut.
Dengan wajah berat dan serius, pelan-pelan Soh Han sim
berkata:
"Peristiwa yang terjadi pertama kali pada malam ini adalah
diculiknya Ji Giok oleh seseorang orang tersebut kabur menuju
ke arah barat laut..."
"Kau maksudkan orang itu kabur kearah barat laut?" Hee
Im hong nampak tertegun
"Benar, sepanjang jalan orang itu melancarkan serangan
secara keji dan berat, secara beruntun dia telah melukai
beberapa orang centeng kita yang sedang bertugas meronda
malam, namun usahanya menculik Ji Giok tidak lebih hanya
suatu siasat memancing harimau turun gunung saja."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jadi orang itu masih mempunyai komplotan yang lain?"
tanya Hee Im hong terkejut.
"Benar, berhubung dia kabur menuju ke barat laut,
sepanjang jalan gerak geriknya perhatian para centeng,
padahal hal tersebut cuma merupakan bagian dari rencana
mereka saja, sementara itu rombongan lain yang telah
menyelundup masuk ke loteng Teng gwat lo..."
Rupanya ketika Huan cu im dengan menggendong Ji Giok
kabur menuju ke arah barat laut, ci Giok tidak turut serta
bersamanya karena dia pergi ke loteng Teng gwat lo. Sambil
tersenyum Hee Im hong segera berkata:
"oooh, rupanya mereka mempunyai rencana untuk
menyelamatkan cing im totiang tetapi siapa yang bisa
menduga kalau cing im totiang telah tunduk dan takluk
kepada kita"
Dari ucapan tersebut jelaslah sudah kalau cing im totiang
telah menyerah kalah serta bergabung dengan pihak lawan-
Soh Han sim tertawa licik, kemudian katanya:
"Sudah dapat dipastikan orang itu sejalan dengan Kiang cu
tim pada malam itu, namun kedatangannya di loteng Teng
gwat lo pada malam ini justru disambut oleh serangan gencar
dari Kiang cu tin serta Huan Tong, akibatnya dia menjadi
terkejut dan gugup sehingga melarikan diri, sayang sekali
hamba sedang mengejar jejak musuh ditempat lain sehingga
tidak berhasil menghadang kepergian orang itu"
Sebagaimana diketahui ci Giok dan Kiang cu tin serta Huan
tong sesungguhnya berasal dari satu aliran, tapi kedatangan ci
Giok di loteng Teng gwat lo pada malam itu justru disambut
serangan gencar dari Kiang cu tin serta Huan Tong, jelas
dibalik kesemuanya itu masih terdapat hal hal yang tidak
beres. Dalam pada itu Hee Im hong telah bertanya
"Bagaimana dengan orang yang telah menculik Ji giok?"
"Dia telah masuk ke dalam kuil cu im an"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sungguhkah perkataanmu itu ?" paras muka Hee Im hong
segera berubah hebat.
"Hamba sendiri yang melakukan pengejaran ke situ, sayang
sekali terlambat selangkah sehingga tak sempat
menghalanginya masuk. diapun melompati pagar dan masuk
ke dalam kuil"
Hee Im hong termenung sebentar, setelah itu dia bertanya
lagi. "Bagaimana selanjutnya?"
"Hamba duga dia pasti akan melarikan diri lewat belakang
kuil, maka hambapun membawa orang serta bersembunyi
diluar pagar pekarangan, lebih kurang kentongan kedua,
orang itu benar benar telah melompat keluar lewat pintu
belakang..."
"Apakah kau sempat melihat jelas siapakah orang itu?"
tanya Hee Im hong kemudian sambil mengelus jenggotnya.
"Malam itu gelap tak berbintang udara sangat gelap
sehingga sulit bagi hamba untuk melihat jelas tampang
mukanya, namun menurut pengamatan hamba dari gerak
geriknya, dia masih muda dan belum berpengalaman, namun
kepandaian silatnya benar benar luar biasa sekali..."
Berkilat sepasang mata Hee Im hong, namun dia tetap
membungkam dalam seribu bahasa. Terdegar Sou Han sim
bercerita lebih jauh:
"Waktu itu dia sudah dikurung oleh keempat jago golok
hamba, siapa tahu d isaat yang kritis telah muncul seorang
perempuan berkerudung yang berhasil mementalkan senjata
golok keempat orang jago hamba hanya dalam satu gebrakan
saja bahkan berhasil pula menotok jalan darah mereka"
"Perempuan ini sanggup merobohkan keempatjago golok
kita dalam satu gebrakan saja, kehebatan ilmu pedangnya
boleh dibilang termasuk jagoan kelas satu dalam dunia
persilatan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hamba yang menyaksikan peristiwa itu menjadi sangat
gusar, maka hamba pun menerjang kedepan untuk
melancarkan serangan dahsyat..."
Ketika berbicara sampai disitu mendadak dia menghentikan
sebentar kata katanya, setelah itu sambil mengangkat kepala
dia bertanya lagi:
"Pocu, tahukah kau ilmu silat apakah yang telah
dipergunakan perempuan itu sewaktu hamba menerjang
kedepan dan berusaha untuk membekuknya?" Hee Im hong
tersenyum
"Sudah pasti Soh congkoan telah menjumpai semacam ilmu
silat yang menunggal dan memiliki kedahsyatan yang luar
biasa sekali, bukan demikian?" "Benar," Soh Han sim tertawa
seram "dia pergunakan ilmujari can hoa ci"
Paras muka Hee Im hong segera berubah menjadi pucat
pias bagaikan mayat, katanya setengah tercengang: "Kau
maksud hasil perbuatan putriku?"
"Hanya putri pocu seorang yang menjadi murid Kiu hoa
loni" sambung Soh Han sim menyeramkan.
Ilmu jari can hoa ci memang merupakan ilmu sakti andalan
Kiu hoa sinni yang amat termashur dalam dunia persilatan-
Agaknya Hee Im hong masih kurang percaya sambil
menggelengkan kepalanya berulang kali ia berkata:
"Biarpun putriku adalah murid sinnie namun dia seorang
murid setengah resmi, selama ini belum pernah belajar silat
atas bimbingan nikou tersebut, darimana ia bisa
mempergunakan ilmu jari can hoa ci...?
"Sekalipun bukan hasil perbuatan putrimu aku yakin tentu
ada sangkut pautnya dengan putrimu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ehmm" akhirnya Hee im hong manggut manggut, "asal
kuundang putriku kemari dan kutanyakan secara langsung
persoalannya tentu akan menjadi jelas."
"Tak sudah, kita tak usah terlampau terburu napsu,
menurut pendapat hamba, belum tentu putrimu akan
menyingkap semua duduk persoalan kepada pocu malah ada
baiknya sela satu dua hari kemudian pocu undang Ho popo
datang kemari, dengan bertanya kepada Ho popo hamba rasa
hasilnya tentu akan jauh lebih baik, dari pada ditanyakan
secara langsung kepada putrimu"
"Haah haaahh haaah... ucapan Soh congkoan ada benarnya
juga, tadi aku memang belum berpikir sampai kesitu." seru
Hee Im hong sambil tertawa tergelak.
Berbicara sampai disini dia lantas mengalihkan pokok
pembicaraan kesoal lain, kembali ujarnya:
"Aku mempunyai suatu persoalan yang ingin kurundingkan
dengan Soh congkoan"
"Katakanlah pocu" buru buru Soh Han sim berseru
"Malam ini aku telah menjumpai seorang jago silat berilmu
tinggi yang mengaku bernama Ju it koay, aku telah membayar
tinggi dirinya agar berseria menjadi congkau tau dari benteng
kita ini"
" Ju it koay?" Soh Hansim mengerutkan dahinya, " belum
pernah hamba dengar nama semacam itu di dalam dunia
persilatan"
Hee Im hong tertawa bangga.
"Benar, dalam dunia persilatan memang belum pernah
terdengar nama seseorang yang memakai nama Ju it koay,
namun ilmu silat yang dimiliki orang tersebut memang benar
benar hebat sekali"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jadi maksud pocu, kau hendak menarik orang itu untuk
kepentingan pribadi?"
"Untuk kepentingan pribadi", sudah jelas kata kata tersebut
mengandung makna yang sangat mendalam, harap pembaca
memperhatikan secara khusus.
Hee im hong segera tertawa ter bahak2
"Haaah... haah.... haaah... aku memang mengandung
maksud begitu"
" Urusan itu mah mudah untuk diselesaikan" kata Soh Han
sim kemudian dengan senyum tak senyum.
" Ju it koay telah berjanji besok pagi pagi sekali akan
datang ke benteng untuk memangku jabatan, aku pikir tengah
hari esok akan kuselenggarakan perjamuan untuk menyambut
kedatangannya, sekalian kuperkenalkan kepada semua orang"
"Hamba mengerti" Soh Han sim kembali mang gut mang
gut.
^oooodwoooo^
Matahari baru terbit, rerumputan dikedua sisi jalan masih
basah oleh embun pagi. Ju it koay dengan rambutnya yang
kusut bagaikan sarang burung, dengan tongkat besinya
sebagai penyangga, selangkah demi selangkah menelusuri
jalan setapak beralas batu.
Setiap kali dia melangkah setindak bergemalah suara
ketukan toya yang keras.
Tempat itu adalah sebuah jalan beralas batu yang berada
sepuluh li didepan benteng Hee keh po.
Sekarang, dia sudah menjadi kepala pelatih dari benteng
keluarga Hee, hari ini ia datang untuk memangku jabatan
tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebulan memperoleh gaji sebesar tiga ribu tahil perak. bagi
seseorang yang belajar silat sudah jelas merupakan gaji
tertinggi yang mungkin bisa memperolehnya secara halal.
Tidak heran kalau Ju it koay merasa semangatnya segera
dan wajahnya cerah karena gembira setiap langkah kakinya
juga nampak lebih enteng dan ringan-
Disaat dia sudah hampir tiba disebuah tanah lapang depan
pintu gerbang benteng keluarga Hee itu, tiba tiba pintu
gerbang dibentangkan lebar lebar, kemudian muncul empat
orang centeng berbaju hijau yang segera menyebar ke dua
belah sisi dan membungkukkan badannya memberi hormat.
Ju it koay tertegun menghadapi sikap tersebut segera
pikirnya dihati.
"Aku belum lagi sampai dipintu gerbang, mereka sudah
membukakan pintu bagiku serta menyambut kedatanganku
agaknya kedudukan seorang kepala pelatih memang cukup
keren dan mentereng"
Sementara dia masih termenung, dari balik pintu gerbang
telah muncul kembali serombongan manusia.
Sebagai orang pertama adalah seorang tosu berjenggot
hitam, dia adalah ceng Im totiang dari Go bi pay, menyusul
kemudian adalah Malaikat berwajah merah Lou Siu tong, si
pekikan bulu emas Kiang Bu tin, si bintang kilat Huan Tong
serta Lu Siu, murid Lou Siu tong.
Menyusul dibelakang rombongan manusia tersebut adalah
pemilik benteng keluarga Hee yakni Hee Im hong serta si
burung berkepala sembilan Soh Han sim.
Menyaksikan kemunculan cing Im totiang sekalian, dengan
Cepat Ju it koay menghindar kesisi jalan, kemudian pikirnya:
"Menurut berita yang kuterima, mula mula si malaikat
berwajah merah Lou Siu tong lah yang mendapat undangan
dari Hee Im hong untuk berkunjung ke benteng keluarga Hee,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tapi semenjak kunjungannya, jejak orang itu hilang lenyap tak
berbekas, sampai akhirnya ceng Im totiang tiba di Kim leng
dan mendapat tahu lenyapnya Lou Sin tong, kemudian dia
berkunjung ke Hee keh poo untuk mencari jejak suhengnya
namun dia sendiri pun ditahan oleh pihak benteng keluarga
Hee.
"Menyusul peristiwa itu Kiang cutin dan Huan Tong
bersama sama menyatroni benteng keluarga Hee ditengah
malam buta, namun usaha itu gagal yang berakibat mereka
tertawan-Sudah jelas perbuatan mereka yang menangkapi
orang orang Go bi pay secara beruntun ini merupakan suatu
rangkaian siasat yang telah dipersiapkan secara sempurna
oleh pihak benteng keluarga Hee, bisa jadi mereka memang
mempunyai satu maksud tertentu. Apa lagi bila ditinjau dari
watak Hee Im hong yang licik dan berpikiran panjang,
semestinya dia tahu bahwa menangkap harimau itu gampang
melepas harimaulah yang susah, maka ia bersedia melepaskan
orang orang itu dengan begitu saja?"
cing Im totiang dan Lou Siu tong sekalian sudah berhenti
didepan pintu gerbang, mereka nampak berusaha untuk
mencegak Hee Im hong dan Soh han sim agar tidak
menghantar lebih jauh.
Hee Im hong serta Soh Han sim berdua dengan senyuman
dikulum segera mengucapkan kata kata perpisahan, hubungan
diantara tamu dan tuan rumah kelihatan amat baik dan
kelihatan akrab.
Setelah berpisah dengan Hee pocu, berangkatlah cing Im
totiang sekalian untuk melakukan perjalanan, sedang Hee Im
hong serta Soh Han tim masih tetap berdiri didepan pintu,
dengan pandangan yang cerah dan senyuman kebanggaan
menghiasi wajah, mereka menghantar tamunya sampai lenyap
dari pandangannya.
Setelah cing im totiang sekalian tak nampak, Ju it koay
baru menyeret tongkatnya sambil maju ke muka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee Im hong segera menunjukkan wajah berseri seri begitu
melihat kedatangan Ju it koay, sambil tertawa terbahak bahak
dia maju menyambut kedatangan tamunya, kemudian
berkata:
"cong kautau memang seorang yang memegang janji,
sudah lama siaute menunggu kedatanganmu. "
Ju it koay segera memperlihatkan wajah terharu disamping
berterima kasih sekali, buru buru dia mejura seraya menyahut.
"Aku orang she Ju tidak lebih hanya seorang manusia
gelandangan, sungguh bangga hatiku bisa peroleh perhatian
yang begitu besar dari pocu untuk memangku jabatan
penting, karena itulah sedari pagi pagi aku sudah datang
untuk memangku jabatan- Masa pocu harus menyambut
sendiri kedatanganku, aku orang she Ju sungguh tak berani
menerimanya ... "
Hee Im hong merasa semakin bangga apalagi melihat rasa
terharu yang tercermin di wajah orang itu, serta merta dia
menggenggam sepasang tangan Ju it koay kencang kencang
kemudian setelah tertawa tergelak katanya
"Haaahh... haaah... haaah... Ju loko tidak usah sungkan
sungkan, dengan kepandaian silat yang dimiliki Ju loko,
sesungguhnya menjabat sebagai kepala pelatih dari benteng
kami sudah cukup menurunkan derajat serta pamormu masa
kau masih merendah juga? Sesungguhnya siaute memang
bertulus hati hendak mempergunakan saudara sebagai tenaga
ahli kami, sudah sepantasnya bila aku sendiri yang datang
menyambut kedatangan Ju loko, sudahlah, kau tak usah
sungkan sungkan lagi, apalagi sejak kini kita sudah terhitung
orang sendiri."
Setelah berhenti sebentar, dia pun menyambung lebih jauh.
"Mari, mari, biar siaute perkenalkan kalian berdua, dia
adalah congkoan benteng kami soh Han sim, dan ini adalah
kepala pelatih benteng kita yang baru Ju it koay, semoga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalian berdua bisa bersahabat lebih akrab" Soh Han sim
segera maju kedepan sambil menjura, katanya.
"Sudah lama siaute mendengar akan nama besar Ju loko,
selamat berjumpa... selamat berjumpa "
Buru buru Ju it koay menjura pula seraya tertawa terbahak
bahak.
"Haah haah haa Soh congkoan terlampau memuji, aku tak
lebih hanya seorang pengembara didalam dunia persilatan,
bila pocu tak menilai tinggi diriku sehingga bersedia memberi
jabatan yang tinggi, aku tak lebih hanya seorang pengemis
tukang minta minta, sebaliknya Soh congkoanlah yang
tersohor sekali, sudah lama aku orang she Ju mengagumi
nama besarmu itu..."
000 ( dw ) ooo
" Ju loko memang kelewat sungkan, padahal dalam dunia
persilatan banyak terdapat tokoh tokoh silat berilmu tinggi
yang tak suka akan nama besar serta kedudukan, justru
kesediaan Ju loko untuk menjabat sebagai kepala pelatih
kami, hal ini merupakan suatu keuntungan buat benteng kami,
selanjutnya mohon Ju loko suka banyak memberi petunjuk" Ju
it koay tertawa tergelak.
"Haaah... haaah... haaah... aku orang she Ju baru saja
datang, justru akulah yang membutuhkan banyak bimbingan
dan petunjuk dari congkoan-"
tampaknya Hee Im hong merasa puas sekali terhadap
semua gerak gerik yang diperlihatkan Ju it koay selama ini, dia
segera tertawa terbahak bahak:
"Kalian berdua tidak usah saling merendah lagi, Ju loko
baru saja datang, ayo kita berbicara didalam saja."
"Pocu, silahkan masuk" Ju it koay buru buru menjura.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hee Im hong pun tidak sungkan sungkan lagi, segera
beranjak lebih dulu dari situ.
Ju it koay dan Soh Han sim saling mengalah
mempersilahkan rekannya agar berjalan dimuka, tapi akhirnya
Ju it koay beranjak lebih dulu kemudian baru disusul Soh Han
sim.
Mereka bertiga semuanya masuk melalui pintu gerbang,
menembusi pintu kedua kemudian menembusi serambi dan
menuju ke kamar baca Hee pocu.
Setelah mereka bertiga mengambil tempat duduk masing
masing, seorang dayang berbaju hijau datang menghidangkan
air teh.
Dengan senyum dikulum Hee Im hong bangkit berdiri dan
mengambil sepucuk sampul merah dari meja tulisnya,
kemudian ujarnya kepada Ju it koay:
"cong kautau baru saja datang, sebagai perasaan hormatku
terhadap saudara, harap uang sebesar selaksa delapan ribu
tahil perak sebagai gaji selama enam bulan ini harap Ju loko
terima lebih dahulu."
Sembari berkata, dia mengeluarkan selembar uang kertas
dari dalam sampul merah itu, betul juga, diatas uang kertas
tadi tertera huruf selaksa delapan ribu tahil perak.
Begitu setelah diperlihatkan kepada Ju it koay, dia
masukkan kembali uang kertas tersebut kedalam sampul
merah dan diberikan kepada Ju it koay.
Tampaknya selama hidup Ju it koay belum pernah
menjumpai uang perak sebanyak itu, sorot matanya kembali
menunjukkan sinar kerakusan yang amat hebat wajahnya
terlihat rasa kecut bercampur gembira.
Dia segera mengulurkan tangannya kedepan, namun untuk
sesaat tidak mengetahui harus menerimanya ataukah jangan ?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kelima jari tangannya yang kasar lagi hitam apa lagi
sebagai tangan seorang yang bertenaga dalam amat
sempurna, kali ini ternyata nampak sedikit gemetaran-
Lama kemudian, ia baru mengangkat kepalanya
memandang sekejap kearah Hee Im hong kemudian baru
berkata agak tergagap:
"Pocu apakah... apakah uang perak sebanyak itu... men-..
menjadi milikku semua? Ham... hamba tak berani
menerimanya..."
Begitu melihat uang dalam jumlah banyak. sebutanpun
segera berubah menjadi "hamba", permainan sandiwara orang
ini memang nampaknya amat bagus.
Hee Im hong menjadi semakin senang setelah melihat
sikap lawannya, cepat cepat dia berkata:
"cong kautau boleh menerimanya dengan segera karena
uang tersebut memang merupakan hakmu, ayolah, kau tak
usah sungkan sungkan lebih jauh." Akhirnya Ju it koay
menerimanya juga, kemudian wajah agak ia berkata: "Tanpa
jasa tak akan menerima pahala hamba toh belum bekerja
untuk pocu,"
"Haaahhh... haahhh... haaahhh..." Hee Im hong
mendongakkan kepalanya dan tertawa tergelak. " bukankah
cong kautau sudah memangku jabatan? Uang gaji tersebut
sudah seharusnya kau terima karena memang menjadi
hakmu, apa yang aku lakukan tak lebih hanya membayar lebih
dulu, jumlah yang sedikit tak usah kaupikirkan lagi didalam
hati, sebab umat persilatan kan lebih mengutamakan soal
kesetiaan kawan? Maksudku untuk sementara waktu terpaksa
aku hanya akan merendahkan saudara Ju agar mau menjabat
sebagai kepala pelatih dulu, jika ada kesempatan lain tentu
akan kuangkat Ju loko untuk menempati kedudukan yang jauh
lebih tinggi lagL"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"UCapan pocu terlalu serius, " Ju it koay berseru penuh
rasa haru, sementara tangannya sampul merah itu kencang
kencang, "budi kebaikan yang pocu berikan kepadaku sudah
melebihi bukit yang tinggi, asal kau menghendaki tenaga
hamba, sudah barang tentu hamba akan berjuang demi diri
pocu."
Hee Im hong segera manggut manggut.
"Sejak melihat Ju loko semalam, aku sudah tahu kalau kau
adalah seorang yang amat setia, apalagi sesudah mendengar
perkataan cong kau tau hari ini, aku merasa semakin berlega
hati."
Soh Han sim segera larut menimbrung pula.
"Pagi tadi aku mendapat tahu dari pocu tentang kehebatan
Ju loko semalam, sayang sekali tak sempat menyaksikan
dengan mata kepala sendiri, boleh aku tahu, sebenarnya Ju
loko berasal dari perguruan mana...?"
Tentu saja pertanyaan itu sengaja diatur oleh Hee Im hong
dan menyuruh dia untuk mengajukan keluar.
Ju it koay segera menghela napas panjang.
"Aaai, kalau dibicarakan sungguh memalukan, sebenarnya
siaute berasal dari perguruan Engjiau bun, sayang sekali,
masa mudaku kurang benar sehingga gara gara suatu
peristiwa aku diusir dari perguruan, akibatnya sela tiga puluh
tahun terakhir ini, aku belum pernah menyinggung tentang
perguruanku ini kepada siapa saja."
Sebagaimana diketahui, benteng keluarga Hee memang
banyak mengumpulkan kawanan manusia yang berniat dari
perguruan, baik itu golongan putih maupun sampah
masyarakat dari golongan hitam sekarang Ju it koay mengaku
sebagai murid murtad dari perguruan kuku garuda, tak heran
kalau Hee Im hong segera mempercayainya, yaa kalau tidak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mana mungkin seorang itu sama sekali tak bernama padahal
memiliki ilmu silat yang sangat hebat?
"Nah, itulah dia" kata IHee Im hong kemudian sambil
tertawa, "sejak kemarin aku sudah melihat bahwa jurus jurus
serangan yang kau pergunakan kebanyakan berasal dari
perguruan kuku garuda."
Ju it koay tertawa pula, sesudah menjura dia berkata:
"Terus terang saja kukatakan pocu, semenjak hamba diusir
dari perguruan, hamba segera mengembara jauh keluar
perbatasan sana dan bergabung lagi dengan perguruan Tiang
pekpay cuma ilmu silat kuku garuda merupakan ilmu dasar
yang kulatih semenjak kecil, hingga akhirnya menjadi
kebiasaan, ada kalanya aku memang dapat menggunakan
jurus jurus tersebut tanpa kusadari, rupanya hal ini tak lolos
dari pengamatan pocu."
Sikapnya seolah olah terharu dan berterima kasih sekali
terhadap Hee Im hong, sehingga ia tak segan segan
mengungkapkan semua rahasianya secara berterus terang.
Agaknya diapun hendak menjelaskan kalau selama ini dia
hanya bergerak diwilayah luar perbatasan saja, sehingga tak
heran kalau umat persilatan di daratan Tionggoan tidak
mengetahui tentang nama Ju it koay.
"Kalau begitu, nama Ju it koay yang cong kau tau
pergunakan mungkin sekali juga bukan nama aslimu?" kata
Hee Im hong sambil tersenyum lebar.
Didengar dari nada tersebut, tampaknya ia masih juga
belum merasa berlega hati. Ju it koay segera tertawa dingin.
"Harap pocu ketahui, nama asli hamba memang bukan it
koay, nama tersebut baru kupergunakan setelah berada diluar
perbatasan, kalau dihitung hitung sudah tiga puluh tahun
kugunakan nama Ju it koay tersebut sehingga lambat laun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nama tadi menjadi namaku yang sebetulnya, rasanya sulit
bagiku untuk mengganti nama teserbut lagi..."
Hee Im hong mengangguk tiada hentinya setelah
mendengar penjelasan itu, sambil mengelus jenggotnya ia pun
bertanya:
"cong kau tau, apakah hubunganmu dengan Huan Gi,
pengurus rumah tangga adik angkatku cukup akrab ?"
"Panjang sekali untuk menceritakan persoalan ini, sebelum
hamba berangkat ke luar perbatasan tempo hari, aku pernah
mendapat bantuan yang cukup besar dari Huan Lo koankeh di
Kim leng, kemudian hari aku baru tahu kalau dia pun masih
terhitung seorang cianpwee dari perguruan kuku garuda."
"Berapa hari berselang, kami bersua lagi didermaga
penyeberangan, ternyata dia pun masih kenali aku, setelah
pembicaraan baru kuketahui ia sedang menghantar seorang
kongcu untuk bergabung dengan pocu."
"Ditengah jalan, aku pun melihat ada sekawanan
penyamun yang berniat mencelakai lo koankeh, hamba pun
segera menghajar kawanan cecunguk itu sampai kocar
kacir,aai... sayang sekali hal tersebut belum dapat membalas
budi kebaikannya dulu, maka semalam ketika secara
kebetulan aku lewat disini, aku ingin datang menjenguknya
lagi, siapa tahu justru berjumpa dengan pocu, hal ini boleh
dibilang sungguh merupakan kebanggaan untuk hamba."
Menanti Ju it koay menyelesaikan perkataannya, Hee Im
hong baru berkata lagi dengan sedih.
"Tahukah cong kautau bahwa Huan lo koankeh telah
meninggal dunia ?"
"Apa ?" sekujur badan Ju it koay bergetar keras, matanya
terbelalak lebar lebar, pocu mengatakan lo koankeh sudah
meninggal dunia. Dengan wajah sedih Hee Im hong segera
mengangguk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar. Lo koankeh memang sudah berusia lanjut, bisa jadi
lantaran harus menempuh perjalanan yang cukupjauh dan
melelahkan maka tak berapa lama setibanya disini, dia
terserang angin duduk sehingga meninggal dunia."
Sepasang mata Ju it koay segera nampak berkaca kaca,
buru buru dia menjura seraya berkata lagi.
"Hamba ingin memohon kepada pocu bolehkah aku tahu
dimana jenasah lo koankeh disemayamkan ? Bolehkah hamba
untuk menyambangi serta berdoa didepan lelayonnya?"
Padahal dia sudah tahu kalau jenasah dari lo koankeh
sudah dikirim pulang oleh ciu congkoan, namun dia harus
berlagak seakan akan tak tahu, sebagai pertanyaan bahwa
Huan cu im sama sekali tidak memberitahukan penjelasannya.
"Kini jenasah dari Huan lo koankeh sudah dikirim pulah
oleh salah seorang congkoan benteng kami" Hee Im hong
segera memberikan penjelasannya. Kembali Ju it koay
menghela napas.
"Aaai, kalau begitu budi kebaikan dari lo koankeh tak
mungkin bisa kubalas lagi dalam kehidupanku kali ini"
Berbicara sampai disitu, mendadak ia menjatuhkan diri
berlutut didepan Hee Im hong kemudian katanya lagi.
"Pocu sunggu seorang yang bijaksana, ternyata kau
bersedia mengaturkan segala sesuatunya bagi lo koankeh
sehingga dikebumikan di dalam tanah, atas kebaikan ini harap
terimalah hormat dari hamba ini, juga sebagai balas budi
hamba terhadap lo koankeh."
Buru buru Hee Im hong bangkit berdiri sambil
membangunkan orang itu dari tanah, katanya:
"cong kautau, harap kau jangan banyak adat, silahkan
duduk dan mari kita bicarakan sebaik baiknya, apalagi aku pun
sudah seharusnya berbuat begin!!" Ju it koay segera duduk
kembali dikursinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan demikian Hee im hong sudah mulai dapat
mengenali identitas maupun asal usul dari Ju it koay, dia juga
mulai mengenali watak serta tabiat dari orang tersebut.
Bisa jadi, semasa masih muda dulu dia telah melakukan
suatu kesalahan besar yang tak bisa diterima oleh perguruan,
karena diusir dari perguruan maka sebagai pemuda yang
berdarah panas, diapun mengembara didalam dunia
persilatan, dimana terdorong pula oleh perasaan tak puasnya,
terakhir dia mengembara jauh keluar perbatasan sana dan
berganti perguruan-
Namun begitu, dia kelihatan sebagai orang yang
berhatijujur, asal ada orang pernah melepaskan budi
kepadanya, maka ia takpernah melupakan budi kebaikan
tersebut.
cuma ada satu hal yang membuatnya kuatir, bila didengar
dari nada pembicaraannya, orang ini seperti mempunyai jiwa
yang lurus, dan gagah, andaikata rahasia mereka sampai
ketahuan-
Namun hal inipun tidak usah dikuatirkan lebih jauh, karena
dia sudah mempunyai persiapan yang cukup matang tentang
hal ini.
Membayangkan kesemuanya itu, tanpa terasa sekulum
senyuman menghiasi wajah Hee im hong.
OoooodwooooO
Soh Han sim mendongakkan kepalanya dan memandang
sekejap keadaan cuaca, kemudian sambil bangkit berdiri
katanya sambil tersenyum:
"Waktu sudah lewat, pocu, cong kautau, silahkan menuju
keruang sebelah barat"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang ini rupanya memang berwajah senyum tak senyum,
walaupun sedang tertawa namun selalu memberikan perasaan
seram bagi yang melihatnya.
"Baik" kata Hee Im hong manggut manggut, sambil bangkit
berdiri, "hari ini cong kautau baru saja datang aku telah
menyiapkan sedikit arak untuk menyambut kedatanganmu. . .
"
Dengan penuh rasa berterima kasih Ju it koay bangkit
berdiri, lalu katanya sambil menjura berulang kali.
"Hamba baru saja datang, setitik jasa pun belum
kulakukan, tapi pocu sudah begitu baik kepadaku, sungguh
membuat hamba tak tahu bagaimana mesti menerimanya ?"
Hee Im hong tertawa.
"cong kautau tidak usah sungkan sungkan, memang
beginilah rasa hormatku atas diri cong kautau, lagi pula dalam
benteng masih terdapat beberapa orang pelatih lagi, di
kemudian hari mereka semua akan menjadi anak buahmu,
dan perlu bimbingan serta pengawasan dari cong kautau, jadi
pertemuan ini perlu juga untuk saling pertemukan kalian
semua, agar bisa saling mengenal satu sama lainnya"
"Kalau toh pocu memang berniat demikian, tentu saja
hamba tak berani menampik," kata Ju it koay kemudian
merendah.
Begitulah, Hee im hong segera berjalan lebih dulu disusul
dengan lainnya, mereka bersama sama meninggalkan kamar
baca menuju ke ruangan sebelah barat.
Ruang sebelah barat tentu saja terletak di gedung barat,
jadi saling berhadapan letaknya dengan gedung timur dimana
Huan cu im berdiam.
Sesudah keluar dari pintu bulan, sebuah kebun bunga
terbentang luas didepan mata, dekat dinding terdapat sebuah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gunung gunungan yang tingginya jauh melebihi dinding
pekarangan-
Ruangan terdiri dari lima bagian tengah terdapat tiga buah
yang dihubungkan dengan pemandangan yang indah, suasana
disitu semuanya mewah dan megah.
Sementara itu, dalam ruangan sudah menunggu empat
orang manusia, melihat kedatangan sang pocu, serentak
mereka bangkit berdiri untuk menyambut.
Dengan senyum dikulum Hee im hong manggut manggut,
lalu mengajak Ju it koay masuk ke dalam ruangan, setelah
mengulapkan tangannya dia berseru. "Harap kalian mengambil
tempat duduk"
Ia sendiri menempati kursi utama, sedang Ju it koay
dipersilahkan menempati kursi di sisi kirinya.
Beberapa kali Ju it koay menampik, tapi akhirnya setelah
dipaksa berulang kali dia baru menempatinya.
Kemudian dengan senyum dikulum Hee Im hong baru
berkata
"Kautau berempat, mari kuperkenalkan pada kalian cong
kautau baru dari benteng kita, dia adalah Ju it koay Ju loko."
Kemudian sambil menudling keempat orang itu,
diapunperkenaikan satu per satu.
"Mereka adalah si bangau abu abu Jin Siu, si golok
pemutus nyawa To It hui, si terbang di atas rumput Sun
Kokpiau serta si kuda langit Be cuan gi."
Serentak keempat orang itu menjura seraya berkata.
"Hamba sekalian menjumpai cong kautau, dikemudian hari
mohon cong kautau sudi memberi banyak petunjuk. "
Ju it koay mengetukkan tongkatnya berulang kali keatas
tanah, lalu menjura beberapa kali, sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Loko berempat tak usah merendah, siaute bisa memangku
jabatan ini tak lain karena kesudian pocu untuk memberi muka
kepadaku, dikemudian hari justru akulah yang masih
memerlukan kerja sama dari loko berempat, dengan begitu
baru bisa membalas budi kebaikan yang telah pocu berikan"
Hee Im hong merasa puas sekali setelah mendengar Ju it
koay berulang kali mengatakan berhutang budi kepadanya, ia
segera tertawa terbahak bahak.
"Haaah... haaahh^.. haaahah... sudahlah, selanjutnya kita
adalah orang sendiri, tak usah sungkan sungkan lagi, mari
silahkan mengambil tempat duduk"
Dalampada itu dua orang dayang baju hijau yang muncul
dari sisi kanan ruangan telah beruntun menghidangkan sayur
dan arak yang amat lezat.
"Pocu silahkan bersantap" kata Soh Han sim kemudian
sambil bangkit berdiri.
Hee Im hong segera bangkit berdiri, lalu sambil tertawa dia
mengangkat tangannya dan berkata:
"cong kautau baru datang hari ini, sudah sepantasnya bila
kau menempati kursi utama"
Dari perkataan tersebut sudah jelas terlihat bahwa sang
pemilik benteng keluarga Hee ini menaruh penghargaan yang
amat tinggi atas kepala pelatihnya. Ju it koay mengetukkan
tongkatnya serta menjura berulang kali: "Soal ini hamba tak
berani menerimanya..."
"cong kautau" Soh Han sim turut membujuk. "kau baru
datang, meski bukan tamu agung, namun perjamuan ini
khusus memang dipersiapkan pocu untuk menyambut
kedatanganmu, sudah sepantasnya bila kau menempati kursi
utama, bila kau masih sungkan sungkan terus, bukankah sama
artinya dengan memandang asing kepada kita semua ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ju it koay memang seorang yang periang, dia lantas
menjura kepada Hee im hong. "Kalau begitu biar hamba
menurut perintah saja." Dengan cepat dia menempati kursi
disisi kiri.
Hee Im hong segera menempati kursi utama sedangkan
Soh Han sim serta keempat pelatih yang lain duduk secara
beruntun.
Kedua orang dayang baju hijau itu segera mengambil poci
dan memenuhi cawan dengan arak.
Hee Im hong mengangkat lebih dulu cawan araknya,
kepada Ju it koay katanya.
"Benteng kita dapat memperoleh Ju loko sebagai kepala
pelatih, boleh dibilang kejadian ini merupakan suatu
keberuntungan buat kami, mari, cawan arak yang pertama ini
anggap saja sebagai rasa hormatku untuk kepala pelatih, mari
kita keringkan " Selesai berkata, dia lantas meneguk isinya
sampai kering. Ju it koay mengangkat pula cawan araknya,
kemudian berseru agak gugu :
"Ucapan pocu terlalu serius, hamba bisa mengikuti pocu hal
ini dikarenakan hamba telah menemukan majikan yang
bijaksana, sudah sepantasnya hambalah yang menghormati
arak untuk diri pocu."
Diapun mengangkat cawannya serta meneguk isinya
sampai kering.
Dua orang dayang yang berdiri disisi meja perjamuan
segera maju kedepan dan memenuhi cawan mereka dengan
arak.
Menyusul kemudian Soh Han sim turut bangkit berdiri dan
berseru sambil mengangkat cawannya:
"cawan arak hamba ini kupersembahkan bagi
keberuntungan pocu yang berhasil mendapatkan pembantu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baik dan menghormati cong kautau yang telah memangku
jabatan terhormat."
sekali teguk diapun menghabiskan araknya.
Sambil tertawa dengan terbahak bahak Hee im hong serta
Ju it koay bersama sama meneguk pula isi cawan mereka
sehingga mengering.
Menyusul kemudian Jin Siu sekalian keempat orang pelatih
pun secara bergiliran menghormati Ju it koay dengan secawan
arak.
Nampak sekali kegembiraan Hee im hong, apalagi setelah
diketahui bahwa Ju it koay berilmu silat tinggi dan bersedia
pula bekerja baginya, tak heran kalau rasa riang dalam
hatinya tak terlukiskan dengan kata kata.
Setiap kali cawan diangkat, isinya segera diteguk pula
sampai habis...
Sebaliknya Ju it koay sudah puluhan tahun mengembara
dalam dunia persilatan, kini sekali loncat menjadi seorang
ketua pelatih, ditambah pula sekaligus mengantongi uang
sebesar selaksa delapan ribu tahil perak. mendapat pula
penghormatan yang sangat tinggi dari rekan rekannya,
dengan cepat ia perlihatkan rasa gembira dan bangga yang
tak terlukiskan, perasaan was was yang semula masih ada pun
kini turut hilang lenyap tak berbekas.
Setiap kali orang lain mengankat cawan, dia segera
mengangkat cawan pula serta meneguk habis isinya.
Hee Im hong semakin girang lagi setelah menyaksikan
kejadian tersebut, sebab hal ini akan semakin permudah
usahanya untuk melaksanakan rencana yang telah
dipersiapkansemua
hidangan yang berada diatas meja rata rata
merupakan hidangan yang lezat, dalam suasana gembira,
mereka makan dan minum dengan penuh kebebasan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itulah, sang dayang telah kehabisan arak
sehingga mengundurkan diri dengan membawa poci kosong,
tapi dayang yang lain segera maju pula dengan membawa
poci yang lain-
"Pocu," soh Han sim segera berkata sambil bangkit berdiri,
"biar hamba sekali lagi menghormati dirimu dengan secawan
arak."
Setelah menghormati sang pocu, otomatis selanjutnya dia
akan menghormati sang ketua pelatih.
Hee Im hong mengangguk tanda mengerti katanya sambil
tertawa terbahak bahak: "Baik, malam ini kita harus minum
sampai sepuas puasnya" Mereka berdua segera saling
meneguk habis isi cawan masing masing
Dalam pada itu, sidayang yang mengundurkan diri tadi
sudah muncul kembali sambil membawa poci dengan penuh
arak.
Seperti sengaja tak sengaja, Soh Han sim segera
memandang sekejap kearah dayang tersebut.
Sang dayang segera menundukkan kepalanya dan
memenuhi cawan kosong didepan Soh Han sim dengan arak.
Soh Han sim sengaja mengangkat kepalanya, kemudian
berseru:
"Mengapa tidak kau lihat, bukankah cawan didepan cong
kau tau juga kosong? Masa cawanku yang dipenuhi arak lebih
dulu? Ayo cepat kau penuhi pula cawan cong kautau yang
kosong dengan arak"
Dayang tersebut mengiakan, sesudah memenuhi cawan
Soh Han sim dengan arak. diapun menutupi juga cawan Ju it
koay dengan arak. Serta merta Soh Han sim mengangkat
cawannya seraya berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak kunyana kalau takaran minum arak dari cong kautau
benar benar hebat, orang kuno bilang. Bila arak bertemu
dengan penggemarnya, sepuluh cawanpun terasa kurang.
Mari, mari, mari, biar kuhormati dirimu dengan tiga cawan
arak lagi."
Arak yang berada dalam cawannya berasal dari satu poci
dengan arak yang dituangkan kedalam cawan Ju it koay,
seharusnya kejadian macam ini tak bakal akan menimbulkah
kecurigaan diri Ju it koay.
-oo0dw0oo-
Jilid: 10
Padahal dengan waktu Ju It koay yang terbuka, pada
hakekatnya dia memang tidak terlalu memperlihatkan hal
semacam itu ia segera tertawa tergelak sesudah mendengar
perkataan tersebut:
”Haaa haaa, perkataan congkoan memang benar, kalau
minum arak secawan demi secawan rasanya menjadi jemu
sendiri, tiga cawan sekaligus baru akan menarik sekali” Maka
kedua orang itupun meneguk arak tiga cawan sekaligus.
Si dayang tadi terpaksa harus berdiri di sisi Ju It koay agar
bisa memenuhi tiga cawan arak baginya.
Dipihak Soh Han sim terpaksa dayang yang kedua harus
berdiri pula disisinya untuk melayani.
Menyusul kemudian si bangau abu-abu Jin Siu, si golok
pemutus nyawa To It hui siterbang diatas rumput Sun Kok
piau dan sikuda langit Be cuan gi secara beruntun
menghormati Ju It koay dengan tiga cawan arak sekaligus.
Tampaknya Ju It koay mempunyai kebiasaan minum arak
yang sangat hebat, diapun paling gampang bersahabat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan orang ditambah lagi dia memang ingin bertemu
dengan orang orang yang berada dihadapannya tak heran
kalau setiap kali orang mengangkat cawannya, ia segera
menanggapi tanpa menolak.
Tak selang beberapa saat kemudian sepoci arak yang
berada ditangan dayang tersebut telah diteguknya pula
sampai habis.
Isi poci arak tersebut kecuali secawan yang pertama untuk
memenuhi cawan dari Coh Han sim, boleh dibilang semuanya
tertuang kedalam perut Ju It koay.
Pada mulanya, ketika Hee Im hong melihat Ju It koay
minum arak bersama Soh Han sim, wajahnya masih
menunjukkan kewaspadaan dan rasa was was yang tinggi,
kemudian setelah melihat sepoci arak telah dihabiskan
olehnya, ia menjadi tenang dengan segera.
Sambil mengelus jenggotnya dengan senyum dikulum, ia
mulai mengawasi kedua orang itu saling meneguk.
Pada saat itulah, tiba tiba terdengar Ju It koay berseru
tertahan lalu melompat bangun.
Diam diam Hee Im hong sangat terkejut cepat cepat dia
melompat bangun pula sambil pura pura bertanya : ”Cong kau
tau, mengapa kau ?”
Tongkat besi Ju It koay terletak dibelakang sandaran
kursinya, namun ia sama sekali tidak mengambilnya, dengan
berdiri disatu kaki ia berdiri tegak dengan mata merah
membara dan rambut berdiri kaku bagai tombak, lalu sambil
memegangi keningnya dengan kedua belah tangan ia berseru
:
”Oooh... kepala... kepala hamba... sungguh... pening
sekali...” Tampaknya orang ini belum menaruh kecurigaan apa
apa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diam diam Soh Han sim memandang ke arah Hee Im hong
sambil menggelengkan kepalanya berulang kali sebagai tanda
bahwa ia sudah hampir mendekati saatnya, kemudian dengan
senyum tak senyum katanya
”Cong kautau, mungkin kau minum arak kelewat banyak”
”Ada... ada yang tidak beres...”
Ucapan Ju It koay sudah mulai tak jelas tubuhnya mulai
gontai dan kaki kirinya yang menginjak tanah mulai bergoyang
tiada hentinya, lalu maju dua tiga langkah dengan
sempoyongan.
Mendadak ia memperdengarkan suara tertawa aneh yang
menyeramkan, telapak tangannya segera diayunkan ke depan
dan membacok sebuah bangku kayu yang berada di
hadapannya. ”Braaaakkk..”
Bangku kayu itu seketika terbacok sehingga hancur
berkeping keping dan berantakan kemana mana.
Bayangkan saja betapa kuatnya kursi tersebut, biarpun
seseorang memiliki kekuatan yang sangat besarpun mustahil
bisa menghancurkan bangku itu sehingga berkeping keping,
paling banter bangku hanya akan patah menjadi empat lima
bagian belaka.
Tapi kenyataan berbicara lain, dari sini bisa dibayangkan
betapa dahsyat dan sempurnanya tenaga dalam yang dimiliki
manusia bernama Ju It koay ini.
Kali ini, Hee Im hong sendiripun berdiri tertegun dibuatnya,
paras mukanya kelihatan agak berubah.
Jin Siu, To It hiu Sun Kok piau serta Be Cuan gi berempat
berubah juga paras mukanya dengan hebat, tanpa sadar
mereka mundur selangkah bersama sama dan masing masing
menyiapkan senjata yang tersoren d iping gangnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Soh Han sim yang menyaksikan kejadian tersebut buru
buru menggoyangkan tangannya berulang kali sambil
mencegah:
”Cong kautau hanya mabuk biasa, kalian tak usah ribut
dulu...”
Tampaknya Ju It koay sudah mulai kehilangan kejernihan
otaknya, sehabis menghancurkan kursi kayu tadi, ia segera
mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak bahak
dengan suara yang aneh, begitu kerasnya gelak tertawa
tersebut membuat seluruh bangunan rumah sampai turun
bergetar keras.
Bagaimanapun jua, kaki kanannya sudah cacad, ia tak akan
mampu berdiri tegak pada kaki kirinya, ditengah gelak tertawa
yang amat keras itulah, dia mulai sempoyongan lalu meluncur
kemuka...
Bukan Cuma begitu, setelah berjumpalitan sejauh tujuh
delapan depa, tiba tiba sepasang tangannya dipakai untuk
memeluk kepalanya, kemudian dengan kepala dibawah dan
kaki diatas, ia mulai berdiri secara terbalik.
Tampaknya rasa sakit yang mencekam kepalanya membuat
ia tak mampu bertahan lagi, tubuhnya mulai berputar putar
diatas tanah bagaikan sebuah gangsingan. Hee Im hong yang
melihat kejadian ini kembali berpikir didalam hati kecilnya:
”Rupanya dia memang tidak bohong, ilmu yang dilatih
memang ilmu To cho kang dari Tiang pey pay diluar
perbatasan”
Dengan bukti yang tertera didepan matanya ini, maka Hee
Im hong menaruh kepercayaan yang semakin mendalam lagi
atas asal usul serta identitas dari Ju It koay.
To cho kang atau ilmu membalik adalah sejenis ilmu tenaga
dalam yang termashur dari Tiang pek pay hampir boleh
dibilang semua umat persilatan didunia ini mengenalinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Konon ilmu membalik dari Tiang pek pay itu berasal dari
wilayah yang disebut See ih, selain dapat menyempurnakan
tenaga dalam yang dimiliki seseorang, dapat pula membolak
balikkan aliran darah ditubuh manusia, sehingga tidak kuatir
ditotok jalan darahnya oleh seseorang.
Dalam pada itu Hee Im hong, Soh Han sim dan Jin Siu
sekalian empat orang pelatih ditambah lagi dengan dua orang
dayang dayang berbaju hijau yang pucat pias karena
ketakutan, telah berdiri menjauhi arena, mereka mengawasi
Ju It koay yang sedang berputar putar diatas tanah itu dengan
mulut membungkam, seolah olah sedang menyaksikan ia
bermain akrobatik saja.
Untuk beberapa saat tersebut, suasana dalam ruangan pun
terasa sepi hening dan tak kedengaran sedikit suara pun.
Kalau ada suara yang terdengar, maka itulah suara ujung
baju Ju It koay yang menggelembung dan menimbulkan suara
desiran tajam disaat ia sedang berputar kencang diatas tanah.
Tubuhnya, bagaikan gangsingan saja, makin berputar
semakin cepat pula gerakannya.
Gejala semacam ini memperlihatkan bahwa racun yang
mengeran didalam tubuhnya sudah mulai bereaksi.
Walaupun kejernihan pikiran Ju It koay sudah hilang lenyap
sekarang, namun tenaga dalamnya yang begitu sempurna
sama sekali tidak hilang, justru karena terjadinya
pertentangan antara daya kerja obat dengan tenaga dalam
yang dimilikinya, maka ia baru memperlihatkan gerakan yang
aneh tersebut.
Kejadian semacam ini berlangsung hampir seperempat jam
lamanya, kemudian gangsingan tersebut baru lambat laun
semakin melamban-Kemudian-.. ”Blaaammm”
Tubuh Ju It koay terjengkang ke atas tanah dengan
menimbulkan suara yang keras, lalu ia tak berkutik lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
”Soh congkoan-..” dengan rasa kuatir Hee Im hong segera
berpaling ke arah Soh Han
Soh Han sim tertawa seram, dia mengulapkan tangan
kanannya, dan berseru kepada dua orang dayang berbaju
hijau itu:
”Cong kautau mabuk setelah minum arak, saat ini dia tentu
letih sekali, cepat kalian bimbing mereka untuk beristirahat
dalam ruang tamu agung ”
Kedua orang dayang itu mengiakan dan maju bersama
sama, kemudian setelah memayang Ju It koay, mereka berlalu
menuju ke ruangan tamu agung. Mereka juga segera bangkit
berdiri untuk memohon diri. Buru Im Hong bertanya:
”soh congkoan, sampai kapan Ju It koay baru akan
mendusin kembali...?
”Tenaga dalam yang dimilikinya amat sempurna, itulah
sebabnya sesudah menelan bubuk pembingung pikiran, ia
masih dapat meronta dan bertahan selama banyak waktu,
namun akibatnya banyak sekali tenaga dalamnya yang hilang,
mungkin dia harus tidur sampai esok pagi sebelum dapat
mend us in kembali.”
Ternyata didalam poci arak tadi, secara diam diam ia telah
mencampurkan bubuk pembingung pikiran adalah obat
rahasia dari keluarga Un di wilayah Leng lam, keluarga Un dari
Leng lam memang termashur sekali didalam dunia persilatan
karena kehebatan obat pemabuknya.
Bubuk pembingung pikiran konon terbuat dari bau bauan
yang khusus didatangkan dari wilayah See ih, daya kerjanya
amat hebat dan menghasilkan daya pengaruh yang luar biasa.
Setelah diolah menjadi bubuk pembingung pikiran oleh
keluarga Un, maka barang siapa makan obat tersebut, maka
dia akan kehilangan kejernihan otaknya serta menjadi budak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sepanjang hidup walaupun begitu tenaga dalam serta ilmu
silatnya sama sekali tak terpengaruh.
Mereka yang terkena obat tersebut, keadaannya tak jauh
berbeda seperti keadaan manusia biasa, orang lain tidak akan
menyangka kalau ia sudah terkena obat pembingung pikiran
yang sangat dahsyat...
Keluarga Un dari Leng lam selalu menganggap bubuk
pembingung pikiran tersebut sebagai benda mestika konon,
setiap miligram bubuk tersebut dijual dengan harga beribu
ribu tahil perak.
Begitulah sambil tersenyum Hee Im hong segera berkata:
”Kalau memang begitu, hal ini lebih baik lagi”
”Apakah pocu benar benar percaya dengan apa yang dia
katakan?” tanya Soh Han kemudian dengan suara dalam.
”Kenapa ? Apakah kau masih menaruh curiga atas maksud
kedatangannya kemari ?”
”Benar”
Hee Im hong segera tertawa tergelak.
”Ha a... haaa, haa... biarpun dia datang dengan membawa
suatu maksud dan tujuan tertentu, namun setelah menelan
bubuk pembingung pikiran, apa lagi yang mampu dia lakukan
?”
Soh Han sim kembali tertawa seram.
”Biarpun ia sudah makan bubuk pembingung pikiran tapi
apakah maksud dan tujuannya datang kemari ? Siapa saja
komplotannya? Kita kan mesti menyelidikinya sampai jelas?”
”Yaa, ucapan Soh congkoan memang benar” sahut Hee Im
hong dengan perasaan seram
Malam sudah semakin kelam, hari ini Puan cu im bisa
melewati hidupnya dalam suasana yang amat tenang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gurunya memerintahkan agar ia jangan bertindak secara
sembarangan hingga tidak menimbulkan kecurigaan empek
Hee nya, karena itu seharian penuh ia tak pernah keluar dari
halaman timur barang selangkah pun-..
Dalam menganggurnya, dia pun mengeluarkan kitab ilmu
pedang Kiu kiong kiam boh pemberian ci kiam cap sah sih
walaupun menggunakan jari tangan sebagai pengganti pedang
namun teh nik ilmu pedang dipahami olehnya. Apalagi
penjelasan yang tercantum dalam Kiu kiong kiam boh tersebut
jelas sekali, diantaranya terdapat pula catatan petunjuk dari
empeknya hal ini membuat setiap jurus dan setiap gerakan
bisa dipahami olehnya dengan cepat.
Oleh karena itulah terdapat banyak jurus serangan yang
bisa dipahami olehnya, terutama sekali ilmu langkah Kiu kiong
poh hoat yang penuh dengan seluk beluk yang aneh dan
membingungkan hal ini menambah keasyikan untuk belajar.
Demikianlah, waktu selama satu harian penuh akhirnya
dihabiskan didalam mempelajari ilmu pedang tersebut.
Selesai bersantap malam, pagi sekali ia sudah
memadamkan lentera dan tidur, bahkan sebentar kemudian
sudah terlelap tidur dengan amat nyenyaknya
Mendadak...
Didalam lelap tidurnya yang nyenyak. Dia seperti
mendengar ada orang sedang mengetuk jendela kamarnya
dari luar.
Bagi seorang yang belajar silat, meskipun dalam tidurnya ia
tetap menjaga kesigapan dan kewaspadaannya.
Apalagi Huan Cu im sudah belajar silat semenjak kecil,
dilatih oleh seorang guru yang pandai hingga tenaga
dalamnya mencapai puncak kesempurnaan, begitu suara
tersebut terdengar, dengan cepat ia dapat menangkapnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pemuda itu sangat terkejut dan segera melompat bangun,
ia melompat turun dari pembaringannya serta mendekati
jendela sambil bertanya lirih. ”Siapa disitu”
”Aku” jawab orang diluar jendela lirih ”ayo cepat keluar”
Sebenarnya Huan cu im mengira gurunya yang datang tapi
sekarang ia mendapat tahu kalau suara tersebut tidak mirip
dengan suara gurunya, pemuda itu menjadi curiga.
”Siapa kau? Kembali dia menegur.
Namun orang yang berada diluar jendela itu tidak bersuara
lagi.
Kecurigaan Huan cu im semakin menjadi jadi, dengan cepat
ia menyambar pedang pelangi hijaunya dan membuka jendela
lalu melompat keluar, namun suasana disekeliling situ amat
hening, kecuali angin malam yang berhembus lewat sama
sekali tak nampak sesosok bayangan manusiapUn-
Kejadian ini membuat hatinya semakin murung, ia merasa
cemas karena dipermainkan orang.
Pada saat itulah mendadak dari kejauhan sana tampak
sesosok bayangan manusia sedang menggapai ke arahnya
kemudian melejit kembali keudara dan bagaikan elang raksasa
melayang keluar dari pagar pekarangan-
Huan cu im tidak mengetahui siapakah orang tersebut dan
ada urusan apa datang mencarinya? Tapi setelah memperoleh
dua kali pengalaman pada dua malam sebelumnya, ia lantas
menduga kalau orang itu adalah Manusia berjalan malam yang
mungkin sedang menyusup masuk kedalam benteng keluarga
Hee.
Waktu itu dia menjadi teringat lagi dengan sinona yang
menyaru sebagai Ci giok. Dia tak tahu siapa gerangan orang
itu, maka setelah melihat sipenjalan malam sekarang, pemuda
ini lantas menduga kalau orang tersebut bisa jadi sekomplotan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan ci giok gadungan, satu ingatan pun segera melintas
didalam benaknya:
”Mengapa aku tidak menanyakan soal jejak Ci giok
gadungan tersebut kepada orang ini?”
Teringat akan hal tersebut, ia pun menarik napas panjang,
menjejakkan kakinya ke tanah dan segera melakukan
pengejaran secara ketat...
Menunggu ia sudah melampaui pagar pekarangan, orang
itu sudah berada dua tiga belas kaki jauhnya.
Sewaktu orang itu melihat Huan cu im menyusulnya dari
belakang, ternyata ia tidak berbicara sekejap pun, malahan
membalikan badan dan meluncur kemuka semakin cepat.
Huan cu im yang sudah mengambil keputusan untuk
melakukan pengejaran tentu saja dia enggan melepaskan
musuhnya dengan begitu saja, sambil mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya ia melakukan pengerajan secepatnya
dari belakang.
Tampaknya orang yang bergerak didepan itu sangat
menguasahi keadaan didalam benteng keluarga Hee, setelah
keluar dari pekarangan halaman timur, ia masih tetap
memimpin dimuka dengan amat cepatnya.
Oleh sebab itu, walaupun sudah mengejar dengan ketat
dari belakang, ternyata tak berhasil menyusul orang tersebut.
Sungguh cepat gerakan tubuh orang itu, kadang kala ia
berjalan di tempat yang tersembunyi, kadang kala berjalan
ditempat yang terbuka namun anehnya semua jalan yang
ditempuh adalah jalan yang sepi dan sama sekali tak nampak
seorang centeng pun yang melakukan perondaan di seputar
sana. Tak selang berapa saat kemudian mereka sudah keluar
dari benteng keluarga Hee, bukan berhenti, ternyata orang itu
malahan semakin mempercepat gerakan tubuhnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan cu im yang tak ingin ketinggalan terlampau jauh
terpaksa harus menarik napas panjang dan mengerahkan
segenap ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya untuk
mengejar.
Semakin lama kedua orang itu bergerak semakin cepat,
semakin berkejaran semakin jauh mereka bergerak, tatkala
Huan cu im hampir berhasil menyusul orang itu mendadak
orang yang berada didepan itu berkelebat masuk ke dalam
sebuah hutan-
Huan cu im mengejar sampai ditepi hutan dan segera
menghentikan langkahnya secara mendadak. Pikirnya:
”Suhu pernah bilang, bila menjumpai hutan jangan masuk
secara sembarangan, hal ini disebabkan hutan penuh dengan
pepohonan yang bisa dipakai tempat persembunyian bila
berjalan dalam keadaan begini maka kita lebih mudah
disergap. Orang tadi memancing aku sampai disini lalu
menyusup kedalam hutan secara tiba tiba, jangan-jangan ia
sudah mempersiapkan jebakan atau perangkap ditempat ini?
Aku tak boleh sampai tertipu oleh muslihat muslihatnya.”
Berpikir demikian, diapun berhenti didepan hutan sambil
berteriak keras:
”Sobat, apa maksudmu memancing aku datang kemari?
Harap kau segera membari penjelasan-”
Berapa saat dia menunggu, namun suasana dalam hutan
tersebut masih tetap hening dan sama sekali tidak terdengar
suara jawaban-sekali lagi Huan cu im berseru :
”Aku sama sekali tidak bermusuhan dengan sobat tapi
ditengah malam buta kau telah memancing aku datang
kemari, apakah kau memang sengaja hendak mengajak aku
bergurau ?”
Bersamaan dengan selesainya seruan tersebut, dari dalam
hutan segera terdengar seseorang tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyusul kemudian, dari sebelah kiri hutan melompat
keluar sesosok bayangan manusia sambil berkata:
”Huan kongcu, aku berada disini.”
Kali ini suara tersebut kedengaran lebih nyaring, lebih
merdu dan lembut, sudah jelas suara dari seorang wanita.
Buru buru Huan Cu im berpaling ke arah mana suara
tersebut namun ia segera dibuat tertegun
Dibawah sinar rembulan, ternyata disitu telah berdiri
seorang gadis berbaju ungu
Gadis itu kelihatannya baru berusia enam tujuh belas
tahunan berwajah cantik dan menawan hati alis matanya
lentik, mu*** dan jelas tertera sifat kekanak kanakannya yang
masih tebal.
Gadis tersebut ternyata masih ter**** karena belum
pernah ****nya
Sementara itu, si nona dengan sepasang matanya yang
bulat besar sedang mengawasi Huan cu im dan menutupi
bibirnya sambil tertawa ringan-Huan cu im memandang
sekejap kearahnya, kemudian bertanya: ”Barusan, apakah
nona yang telah memancing aku datang kemari ?”
”Kalau bukan aku, siapakah menurut pendapatmu...
?”jawab sinona hambar.
”Siapa pula nona”
Kali ini gadis berbaju ungu itu tertawa cekikikan. ”Masa kau
tidak dapat mengenali suaraku ini?”
”Aku tak bisa mengenalinya”
”Kalau begitu coba kau tebak” kata si nona lagi sambil
mengerdipkan matanya berulang kali.
”Jika nona tidak menjelaskan, bagaimana mungkin aku bisa
menebaknya secara tepat?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis cantik berbaju ungu itu segera maju selangkah
kemuka, kemudian sambil mendongakkan kepalanya dia
berkata lagi :
”Sekarang coba kau perhatikan dengan seksama, apakah
kau pernah berjumpa denganku disuatu tempat ?”
Huan cu im mempunyai ketajaman mata yang dapat
melihat didalam kegelapan, sedari tadi ia sudah dapat melihat
wajah nona tersebut dengan jelas sekali apalagi sesudah
diperhatikan lebih seksama, tampak olehnya nona itu
mempunyai wajah yang merah dengan gerak gerik yang
manja, kontan saja jantungnya berdebar semakin keras.
”Nona, aku merasa asing sekali dengan wajah nona,
agaknya kita belum pernah bersua muka” sahutnya kemudian
sambil menggelengkan kepalanya berulang kali.
”Aduuh mak. Kau benar benar seorang manusia balok”
Tapi setelah mendepak depakkan kakinya berulang kali,
sambil tertawa manis ia berkata lagi :
”Baiklah, aku bernama Siang Siau Un, sudah dengar
dengan jelas...?” Biarpun ucapannya amat cepat, namun
kedengarannya amat tajam dan jelas.
”Ooh, rupanya nona Siang” buru buru Huan cu im menjura
berulang kali
siang Siau Un tertawa cekikikan, kemudian sambil
membungkukkan badannya ia berkata pula
”Ooh, rupanya Huan kongcu”
Huan cu im menjadi tertawa geli, ia merasa nona ini
memang sangat nakal tanyanya kemudian dengan senyuman
dikulum ”Nona ada urusan apakah kau mencariku?
”Tentu saja ada urusan penting” jawab Siang Siau Un
manja, ”terus terang saja kukatakan kepadamu, aku adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jelmaan dari malaikat Tay pek seng kun yang sengaja datang
ke alam semesta ini untuk menyelamatkan jiwamu.”
”oooh nona Harap kau jangan bergurau terus, ada urusan
apa sih ? Harap kau jelaskan kepadaku.”
”Kau anggap aku sedang bergurau denganmu ?”
Huan cu im menjadi sangat keheranan, terutama setelah
melihat gadis itu berbicara dengan wajah bersungguh
sungguh maka tanyanya kemudian-”Apakah nona bukan lagi
bergurau dengan aku?”
”Siapa bilang demikian ? Kau tahu aku harus menempuh
perjalanan sejauh dua tiga puluh li sebelum sampai disini,
masa aku perlunya Cuma mengajak kau bergurau? Apa
gunanya gurauan seperti itu ?”
” Lantas dikarenakan persoalan apakah nona mengajak aku
datang kemari?”
”Bukankah sudah kukatakan kepadamu tadi ? Aku datang
untuk menolong jiwamu ”
”Menolong aku ? Nona maksudkan aku sedang menghadapi
mara bahaya, maka nona sengaja datang menolongku ?”
Siang Siauw-un manggut manggut
”Benar perkataanmu itu, jika kau tidak menghadapi mara
bahaya, maka malaikat Tay pek seng kun akan datang
menyelamatkan jiwamu ?” Huan cu im segera tertawa.
”Kalau begitu, kuharap nona suka menjelaskan, sebenarnya
mara bahaya apakah yang sedang kuhadapi ?”
”Sebelum menemui ajalnya, bukankah Lo koan keh
menyuruh kau meninggalkan benteng keluarga Hee untuk
pergi kekota Kim leng? Mengapa kau tak menuruti
permintaannya?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan cu im tertegun seketika, kemudian tanyanya
keheranan : ”Darimana kau bisa tahu?”
”Bahkan aku pun bisa tahu kalau kau hendak pergi kekota
Kim leng untuk mencari pemilik perusahaan ekspedisi Seng
kipiau kiok yang bernama Seng Bian tong, Seng lo piautau,
bukankah begitu ?”
Huan cu im segera mengawasi wajah nona itu lekat lekat,
sampai lama kemudian ia baru bertanya :
”sebenarnya siapakah kau?”
”Aku adalah jelmaan dari malaikat Tay pek seng kun” sekali
lagi Siang Siau un tertawa lebar.
Begitu ia tertawa, segera terlihatlah dua baris giginya yang
putih bersih, ini membuatnya nampak lebih genit lebih nakal
dan lebih menarik hati.
”Bagaimana kalau kita berbicara secara bersungguh
sungguh saja ” pinta Huan Cu im kemudian-
”Siapa bilang aku sedang bergurau ? Aku memang lagi
berbicara dengan bersungguh sungguh...” kemudian setelah
berhenti sejenak. Dia menambahkan : ”Aku pun ingin
memberitahukan satu hal lagi kepadamu...”
” Katakanlah”
Siang Siau-un maju ke depan, lalu bisiknya:
”Bukankah gurumu telah bergabung dengan keluarga Hee
untuk menjabat sebagai ketua pelatih mereka?”
Diam diam Huan cu im merasa sangat keheranan, ia tak
tahu siapa gerangan nona Siang tersebut tapi agaknya dia
seperti banyak megnetahui tentang persoalan yang
menyangkut dirinya.
Maka dia sengaja bertanya lagi dengan sikap keheranan
”Guruku ? Aku tak punya guru ”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
”Hei, kau ingin membohongi siapa ?” seru Siang Siau un
segera sambil mencibirkan bibirnya, ” masa ju It koay bukan
gurumu? Sudah jelas kudengar kau menyebutnya sebagai
suhu, maka aku bakal salah mendengar...?”
”Nona...”
Tidak sampai pemuda itu berbicara, kembali Siang Siau un
telah berkata lagi:
”Bagaimana kalau kau menunggu sampai aku selesai
berbicara? Aku ingin memberitahukan satu hal lagi kepadamu,
dan masalah ini menyangkut soal keadaan gurumu.”
”Mengapa dengan guruku ?” tanya sang pemuda tanpa
sadar.
”Nah, sekarang kau sudah mengaku bukan ?” Siang Siauun
tertawa bangga, lalu dengan bersungguh sungguh dia
melanjutkan, ”hari ini gurumu sudah datang memangku
jabatan tengah hari tadi Hee pocu mengadakan perjamuan
untuk menghormatinya, didalam arak rupanya mereka telah
campuri dengan semacam obat...”
”Apa kau bilang?” Huan cu im merasakan hatinya sangat
terperanjat dengan gelisah ia mendesak. ”obat racun apa yang
dicampurkan kedalam arak?”
”Akupun juga tak tahu racun apa yang dicampurkan
kedalam arak, tetapi aku yakin obat racun itu tentu obat racun
dari jenis yang paling keras dan ganas.”
”Dari mana kau bisa tahu?”
”Eeei, apa kau lupa, aku toh jelmaan dari malaikat Tay pek
seng kun...”
”Tahukah kau bagaimana keadaan guruku selanjutnya?”
”Setelah menghabiskan sepoci arak. Ia membacok hancur
sebuah bangku, kemudian tubuhnya berjumpalitan dan mulai
berputar kencang diatas tanah seperti sebuah gangsingan.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
”Jumpalitan ditanah dan berputar seperti sebuah
gangsingan?”
Lama sekali Huan cu im termenung, kemudian ia berkata
lebih lanjut:
”oh benar, sudah pasti racun jahat yang telah menyerang
tubuhnya, apa kau tahu siapa yang telah mencampurkan
racun itu kedalam poci arak?”
Siang Siau un menggeleng . ”Tidak aku tidak tahu”
”Terima kasih banyak nona atas petunjukmu” seru Huan cu
im kemudian.
Sesudah menjura dia membalikkan badan dan siap
beranjak pergi dari situ
”Eeeh, eehh... mau kemana?” gadis itu segera berteriak
keras.
”Aku harus pulang secepatnya.”
”Jangan, kau tidak boleh pulang” teriak Siang Siau un lagi
dengan wajah memucat.
”Mengapa aku tak boleh pulang? Aku harus bertanya
kepada empek Hee siapa yang telah meracuni guruku
sehingga beliau tewas?”
”Huh, kau ini memang keterlaluan, siapa sih yang bilang
kalau gurumu telah mati?” Huan Cu imjadi naik pitam, ia
berseru pula penuh amarah:
”Gutuku sudah menghabiskan sepoci arak beracun,
badannya sampai berputarputar seperti gangsingan, ini jelas
berarti racun jahat itu mulai bekerja didalam tubuhnya.”
”Kau jangan terburu napsu dulu dengarkan cerita sampai
selesai...” kata Siang siau un sambil mendepak depakkan
kakinya dengan gelisah,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
” kemudian kulihat gurumu tergeletak diatas tanah, ketika
Hee pocu menyuruh orang untuk menggotongnya ke gedung
tamu agung agar beristirahat, aku dengar ia berkata bahwa
besok pagi gurumu bakal sadar kembali, coba bayangkan
sendiri, masa gurumu sudah mati?”
”Kalau begitu bukan obat racun yang diminum” kata Huan
cu im kemudian sambil menghembuskan napas lega.
”Siapa yang bilang obat peracun?” kata Siau un ”tetapi aku
yakin mereka pasti mempunyai sesuatu rencana busuk...”
”Mereka mempunyai rencana busuk”
”soal itu tidak kuketahui, tapi aku lihat kau tak bisa berdiam
terlalu lama lagi di dalam benteng keluarga Hee”
Baru saja ia berbicara sampai disitu mendadak dari balik
hutan menyelinap masuk sesosok bayangan manusia orang itu
berada lima enam kaki jauhnya dari kedua orang itu.
Tetapi berhubung gerakan tubuhnya sangat ringan
bagaikan segulung asap, maka ia bisa datang tanpa berisik
ataupun menimbulkan sedikit suarapun, akibatnya kedua
orang itu sama sekali tidak merasakan atas kehadiran orang
ketiga.
„Kenapa?“ terdengar Huan cu im bertanya.
„Apakah kau lupa, bukankah lo koan-keh menyuruh kau
pergi keperusahaan Seng kipiau kik di kota Kim leng ?“
„Ya, aku belum lupa.“
„Nah, itulah dia,“ kata Siang Siau un sambil tertawa manis,
„ malam ini aku sengaja memancing kau datang kemari tak
lain karena hendak mengajak kau pergi ke Kim leng ?“
„Tidak. Aku harus pulang dulu ke benteng.“
„Jadi kau tak percaya dengan perkataanku“
„Aku percaya, tapi aku harus pulang dulu ke benteng.“
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang Siau un jadi sangat mendongkol, serunya kemudian
dengan nada jengkel :
„Kau memang manusia dungu yang tak tahu kebaikan
orang, hmmm Agaknya kau memang benar benar ingin
menjadi menantunya Benteng keluarga Hee, jadi kau merasa
enggan untuk pergi.“
Sehabis berkata dia mendepak depakkan kakinya berulang
kali sambil siap beranjak pergi, tapi ia berpaling kemudian
sambil menambahkan ^
”Selanjutnya aku pun tak akan datang mencarimu lagi.” Dia
membalikkan badan dan melompat pergi dari situ.
Huan cu im hanya mengawasi bayangan tubuh yang kecil
mungil itu sambil menggelengkan kepalanya berulang kali lalu
dia membalikkan badan dan meneruskan perjalanannya
menuju kembali kearah Benteng keluaga Hee.
Sementara itu Siang Siau un telah menghentikan gerakan
tubuhnya setelah meluncur sejauh belasan kaki, dia
membalikkan badannya kembali, dalam anggapan gadis itu
Huan cu im tentu masih berdiri ditempat semula.
Siapa tahu Huan cu im telah beranjak pergi dari tempat
semula.
Peristiwa ini kontan saja diterima oleh gadis itu sebagai
penghinaan yang tak pernah dialami sebelumnya, dia
mendepakkan kakinya dengan jengkel dan siap berlalu dari
situ.
Mendadak...
” Nona, jangan pergi dulu” seseorang menegur dari
belakang tubuhnya dengan suara keras.
Siang Siau un tertegun lalu berpaling, dari balik hutan ia
saksikan sesosok bayangan manusia yang tinggi besar sedang
berjalan menuju kearahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang itu berwajah segi empat dengan jenggot hitam yang
panjang, ia mengenakanjubah biru dan mempunyai sepasang
mata yang bersinar tajam.
Walaupun langkahnya tidak terlampau cepat, namun justru
memancarkan sinar kewibawaan yang amat besar.
Melihat kemunculan orang itu, diam diam siang Siau un
merasa terkejut, tapi dia sengaja mengerling sekejap
kearahnya sambil menegur : ”Hei, kau sedang berbicara
dengan aku ?”
”Betul ” sahut kakek berjubah biru itu sambil tersenyum,
”aku ingin mengajak nona berbincang bincang sebentar.”
Sementara mengucapkan beberapa patah kata tersebut, ia
sudah berjalan menuju kedepan Siang Siau un dan
menghentikan langkahnya.
Diam diam siang Siau un bersiap siaga untuk menghadapi
segala kemungkinan yang tak diinginkan, kemudian tegurnya
ketus.
”Siapa kau ? Aku toh tak kenal denganmu apa yang hendak
kau perbincangkan ?” Kakek berjubah biru itu tersenyum,
sambil mengelus jenggotnya ia berkata ”Aku adalah Hee Im
hong, tentunya nona tahu bukan”
”Aku tidak tahu”
Hee Im hong masih tetap tersenyum, kembali ia berkata:
”Bukankah kau kenal sangat akrab dengan Huan cu im
yang barusan pergi itu ?”
”Aku tidak tahu”
”Jika kau tak akrab dengannya, masa kau akan
mengajaknya datang kemari ?”
”Aku tidak tahu. Apakah Cuma kata kata itu saja yang
hendak kau sampaikan ? Apakah sudah selesai sekarang ?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sehabis berkata ia membalikkan badan dan bersiap beran
jakpergi dari situ.
”Pertanyaanku belum selesai kuutarakan, apa nona yakin
bisa pergi dari sini ?”
Siang Siau un nampak sedikit gelisah, tapi diluar ia tetap
bersikap ketus.
”Mau apa kau ?”
Hee Im hong mendehem sebentar, sambil tetap mengelus
jenggotnya yang hitam itu berkata,
”Aku sama sekali tidak bermaksud menyulitkan dirimu, aku
hanya berharap kau bersedia menjawab dengan sejujurnya
semua pertanyaanku, setelah itu, aku pasti akan membiarkan
kau pergi dari sini”
”Apa yang ingin kau tanyakan ?”
Mencorong sinar tajam dari balik mata Hee Im hong,
ditatapnya wajah gadis itu lekat lekat, kemudian tanyanya.
”Sekarang katakan dulu kau datang darimana” Siang Siau
un tertawa cekikikan-
”Aku bernama Dewi tentu saja datangnya dari kahyangan”
Hee Im hong segera menarik wajahnya sambil mendengus.
”Nona cilik, aku harap kaujangan mengaco belo tak karuan
dihadapanku, aku tak akan memberi keuntungan bagi seorang
gadis yang kelewat binal.” ”Lantas apa yang mesti kulakukan?”
”Menjawab semua pertanyaanku dengan sejujurnya”
”Baik, tanyalah ”
Sekali lagi Hee im hong mengawasi wajah Siang Siau un
dengan sorot mata setajam sembilu, kemudian baru bertanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
”Kaukah orang yang telah menyelundup masuk kedalam
benteng keluarga Hee, menyaru sebagai ci Giok dan
menyelamatkan Ji giok?”
”Bukan, bukan aku” sahut Siang Siau un sambil
menggeleng.
”Kalau bukan kau, siapakah dia?”
”Kalau bukan aku yaa bukan aku, mana aku tahu siapakah
orang itu...?”
”Baik, sekarang katakan dulu siapa namamu?”
”Aku bernama Siau un”
”Kau tak punya nama marga?”
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita ABG Bisyar : Pedang Pelangi 1 dan anda bisa menemukan artikel Cerita ABG Bisyar : Pedang Pelangi 1 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-abg-bisyar-pedang-pelangi-1.html?m=0,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita ABG Bisyar : Pedang Pelangi 1 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita ABG Bisyar : Pedang Pelangi 1 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita ABG Bisyar : Pedang Pelangi 1 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-abg-bisyar-pedang-pelangi-1.html?m=0. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar