Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 3

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Selasa, 20 Desember 2011

886
Orang aneh berkedok menatap Lu Leng dengan sorot
mata tajam, lama sekali barulah menyahut
"Sesungguhnya aku pikir menolongnya, itu agar dirinya
tidak menjadi sasaran semua orang untuk menekan Lu Sin
Kong, tapi kini.."
Tam Goat Hua merasakan adanya sesuatu yang tak beres,
maka segera bertanya.
"Kini kenapa?"
Orang aneh berkedok tidak menyahut, melainkan
memandang Lu Leng dengan serius sekali.
"Lu Leng, dirimu memikul dendam besar Bersediakah kau
mengangkatku sebagai gurumu?"
Ketika Lu Leng mendengar dirinya memikul dendam besar,
dia mengira yang dimaksudkan adalah kematian ibunya, tidak
memikirkan yang lain, Maka begitu mendengar orang aneh
berkedok mau menerimanya menjadi murid, dia girang bukan
kepalang,
Tapi... harus ada persetujuan dari ayahku, barulah aku
mengangkat Cianpwee menjadi guruku!"
Orang aneh berkedok tertawa gelak.
"Tidak perlu ada persetujuan dari ayahmu, sebab ayahmu
telah meninggal di Bu Yi San."
Sesungguhnya dari tadi Tam Goat Hua sudah curiga,
kemungkinan besar telah terjadi sesuatu atas diri Lu Sin Kong.

887
Maka ketika orang aneh berkedok mengatakan hal itu, dia
tidak begitu terkejut lagi,
Lain halnya dengan Lu Leng. Begitu mendengar berita itu,
dia tampak melongo dengan mulut terganga lebar
Perlahan-lahan wajahnya berubah pucat pias, dan
sepasang matanya mendelik memandang ke depan.
Menyaksikan keadaan Lu Leng, Tam Goat Hua terkejut bukan
main, dan langsung memanggi!nya.
"Adik Leng! Adik Leng! jangan berduka! Adik Leng!"
Namun Lu Leng kelihatan tidak mendengarnya, Dia tetap
berdiri mematung di tempat dan wajahnya mulai berubah
menjadi ungu, kemudian tampak kebiru-biruan
Tam Goat Hua gugup dan panik, Matanya sudah basah.
Dia langsung menubruknya, Di saat bersamaan terdengar
orang aneh berkedok membentak "Jangan kau sentuh dia!"
Tam Goat Hua segera mencelat mundur, dan bertanya dengan
air mata bercucuran "Cianpwee, kenapa dia?" Orang aneh
berkedok malah tertawa, "Ha ha! Gara-gara aku menyuruhmu
ke istana Setan, justru akan meninggalkan sebuah cerita
romantis dalam rimba persilatan!"
Saat ini Tam Goat Hua sedang mencemaskan keadaan Lu
Leng, maka dia tidak merasa jengah ketika orang aneh
berkedok mengatakan begitu, Gadis itu maju dua langkah lalu
berkata. "Cianpwee, cepat tolonglah dia!" Orang aneh
berkedok menyahut "Dia mendengar ayahnya telah meninggal
dalam hati amat berduka sehingga membuat darahnya
bergolak. Kalau kau menyentuhnya, sudah pasti dia akan
mati!"

888
Tam Goat Hua segera bertanya,
"Kalau begitu harus bagaimana?" Orang aneh berkedok
menghela nafas panjang,
"Kini dia akan hidup atau mati, itu tergantung pada dirinya
sendiri. Kalau pikirannya bisa terbuka, walau ayahnya sudah
meninggal, namun dirinya masih memikul dendam yang harus
di balas, dia pasti dapat tenang kembali. Apabila pikirannya
tidak bisa terbuka, aku pun tidak bisa berbuat apa-apa."
Tam Goat Hua memandang Lu Leng dengan air mata
berlinang-linang. Berselang sesaat, wajah Lu Leng mulai
berubah merah.
"Uaaakh!" Mulutnya menyemburkan darah segar
Kebetulan Tam Goat Hua berdiri di hadapannya, maka
semburan darah segar itu tepat mengenai mukanya.
Namun gadis itu sama sekali tidak menghiraukan
mukanya, Ketika melihat wajah Lu Leng berubah merah, dia
tahu keadaan Lu Leng sudah tidak bahaya lagi, Maka dia
langsung mengangkat sebelah tangannya untuk menyeka
mulut Lu Leng dengan ujung lengan bajunya,
"Adik Leng, jangan begitu lagi! Aku... aku cemas sekali!"
Air mata Lu Leng meleleh, wajah kembali pucat pias dan
bibir bergerak gerak.
"Kakak Goat, kau sungguh baik sekali terhadapku!"

889
Kemudian mereka berdua berpeluk-pelukan, Maka orang
aneh berkedok, berjalan pergi sambil menghela nafas
panjang,
Ternyata sepasang remaja itu, telah membuatnya teringat
kembali akan beberapa kejadian....
Tak seberapa lama kemudian, Tam Goat Hua dan Lu Leng
melepaskan pelukan masing-masing. Dengan langkah
sempoyongan Lu Leng mendekati orang aneh berkedok itu,
lalu berlutut di hadapannya,
"Guru, siapa yang membunuh ayahku, harap Guru
beritahukan, murid akan pergi membalas dendam!"
Orang aneh berkedok membangunkannya, lalu menyahut
"Anak Leng, ayahmu terbunuh oleh pedang Ang Eng Leng
Long."
Apa yang dikatakan orang aneh berkedok, membuat Tam
Goat Hua dan Lu Leng tertegun.
Sebab mereka tahu bahwa Ang Eng Leng Long adalah
ketua Go Bi Pai, sedangkan Lu Sin Kong adik seperguruannya.
Saudara seperguruan saling membunuh, itu sungguh tidak
dapat dipercaya, Namun yang memberitahukan adalah orang
aneh berkedok, yang tentunya tidak akan berdusta,
Di saat Tam Goat Hua dan Lu Leng tertegun, orang aneh
berkedok melanjutkan lagi.
"Gadis kecil, setelah kau meninggalkan puncak Sian Jin
Hong, terjadi suatu perubahan yang amat mengejutkan

890
padahal pertarungan antara sesama kaum rimba persilatan, itu
tidak mengherankan" Berkata sampai di situ, orang aneh
berkedok pun menghela nafas panjang. "Tapi justru tak
terpikirkan, perkembangan urusan di sana begitu
mengejutkan. Sungguh tak sampai hati aku menyaksikannya!"
Bagian 18
Tam Goat Hua segera bertanya,
"Sebetulnya apa yang terjadi di sana?"
Orang aneh berkedok menggeleng-gelengkan kepala, Dia
tidak menyahut melainkan berkata,
"Sebentar akan kujelaskan Sebelum kau meninggalkan
puncak Sian Jin Hong, aku memberimu sebuah kotak kecil,
masih berada padamu?"
Tam Goat Hua mengangguk
"Ada." Dia mengeluarkan kotak tersebut dan seketika juga
teringat akan kejadian yang dialaminya, yaitu jago Cik Sia Pai
ingin membunuhnya karena melihat kotak tersebut Maka dia
segera bertanya, "Cianpwee, sebetulnya kotak ini berisi apa?
Kenapa jago tangguh dari Cik Sia Pai ingin membunuhku
setelah melihat kotak ini?"
Orang aneh berkedok memberitahukan.
"Sudah lama sekali, tujuh Tetua Cik Sia Pai mati di
tanganku Pihak Cik Sia Pai begitu melihat kotak ini, pasti tahu
kepunyaanku, Karena itu membuatmu nyaris celaka."

891
Setelah mendengar penuturan itu, Tam Goat Hua menjadi
tertegun dan mundur satu langkah. Ternyata dia teringat akan
cerita kaum rimba persilatan, bahwa demi rasa solider,
seseorang membunuh Tujuh Tetua Cik Sia Pai di tebing Can
Liong, Akhirnya dia diusir dari pintu perguruan, hingga kini
tiada seorang pun tahu jejaknya.
Tam Goat Hua menatap orang aneh berkedok dengan
mata terbelalak
"Cianpwee ada!ah... adalah...."
Orang aneh berkedok tertawa,
"Kau tidak usah menerka sembarangan lagi, akulah orang
yang diusir dari pintu perguruan, hingga kini tidak pernah
menongolkan muka dalam rimba persilatan. Ketika itu Ang Eng
Leng Long masih harus memanggilku "Suheng" (Kakak
Seperguruan), sedangkan aku murid Beng Tu Lojin, ketua Go
Bi Pai yang tidak menyucikan diri, Julukanku Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek."
Walau orang aneh berkedok telah memberitahukan nama
dan julukannya, namun Lu Leng tetap tidak tahu apa-apa.
Tam Goat Hua yang telah menerka itu, justru masih terkejut,
karena dia pernah mendengar dari ayahnya, bahwa ada
seseorang yang paling sulit dihadapinya, bahkan sering roboh
di tangannya, Orang tersebut adalah Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek, murid ketua Beng Tu Lojin atau kakak seperguruan
Ang Eng Leng Long,
Ketika Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berumur tiga
tahun, sudah berguru kepada Beng Tu Lojin, Maka setelah
berumur dua puluh tahun, namanya sudah amat terkenal di
rimba persilatan.

892
Akan tetapi, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berhati
sadis, lagupula suka bertindak semaunya, Kalau dia marah,
tidak peduli pihak lain itu siapa, langsung turun tangan berat
terhadapnya, Karena perbuatannya itu, entah sudah berapa
kali dia dihukum oleh gurunya, tetapi sama sekali tidak jera.
Terakhir kali ketika berusia dua puluh dua, hanya
disebabkan urusan sepele, di tebing Can Liong Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek melukai Tujuh Tetua Cik Sia Pai. Oleh
karena itu, Beng Tu Lojin mengundang para orang gagah
dalam rimba persilatan Di hadapan para orang gagah itu,
Beng Tu Lojin mengusir Giok Bin Kun-Tong Hong Pek dari
pintu perguruan Kalau waktu itu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek mau mengaku salah, tentunya tidak akan diusir Paling
juga menerima hukuman menghadap tembok beberapa tahun,
Namun Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek justru tidak mau
mengaku salah, maka diusir.
Sejak itu, tiada jejak dan kabar beritanya sama sekali
Hingga kini, sudah hampir dua puluh tahun,
Setelah mengusir Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, batin
Beng Tu Lojin terpukul berat, sehingga tiga tahun kemudian
beliau meninggal sebelum menghembuskan nafas
penghabisan Ang Eng Leng Long diangkat sebagai ketua Go Bi
pay yang tidak menyucikan diri.
Walau Ang Eng Leng Long lebih tua dua puluh tahun dari
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, namun dia harus memanggil
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek "Suheng", sebab dia
belakangan berguru kepada Beng Tu Lojin,
Kaum rimba persilatan mengira Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek akan muncul di saat pemakaman Beng Tu Lojin,
namun tidak.

893
Tiga hari kemudian seusai hujan badai, kuburan Beng Tu
Lojin dibongkar orang dan peti matinya hilang tak ketahuan
rimbanya,
Tentang kejadian itu, hanya diketahui pihak Go Bi Pai
kaum rimba persilatan tidak mengetahuinya.
Setelah kejadian itu, pihak Go Bi Pai yakin itu pasti
perbuatan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Oleh karena itu,
para murid Go Bi Pai, baik yang menyucikan diri maupun yang
tidak, semuanya giat belajar karena khawatir Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek akan ke sana cari gara-gara.
Akan tetapi, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sama sekali
tidak muncul, maka murid Go Bi Pai mulai melupakannya,
Dua puluh tahun kemudian, Ang Eng Leng Long sudah
memasuki lanjut usia, sedangkan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek memakai kedok "Buddha Tertawa" sehingga tiada seorang
pun mengenalinya!
Dua puluh tahun yang lalu, kepandaian Ang Eng Leng
Long di bawah kepandaian Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Dua puluh tahun kemudian pun begitu.
Di puncak Sian Jin Hong, Ang Eng Leng Long pernah
beradu pukulan dengannya, Kalau Ang Eng Leng Long tidak
segera mundur, pasti celaka,
Seusai menutur riwayat hidupnya, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek mendongakkan kepala sambil tertawa panjang,
kemudian melepaskan kedok yang dipakainya,
Setelah melepaskan kedok itu, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek menundukkan kepala, Lu Leng dan Tam Goat Hua

894
segera memandangnya, dan seketika mereka berdua
mengeluarkan seruan kaget.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek yang amat terkenal dua
puluh tahun lampau, Tam Goat Hua dan Lu Leng
menganggapnya pasti berwajah wibawa seperti para
Cianpwee lain, Tapi begitu melihat wajahnya, mereka berdua
malah terbelalak Ternyata dia berwajah tampan dan masih
muda, kelihatannya baru berusia sekitar dua puluh tujuh
tahun,
Karena itu, Tam Goat Hua terus memandangnya, padahal
kakaknya juga amat tampan, namun masih kalah tampan
dibandingkan dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Lelaki yang begitu tampan, dua puluh tahun lalu entah
berapa banyak kaum gadis jatuh hati kepadanya?
Berpikir sampai di situ, wajahnya langsung memerah dan
mencaci dirinya sendiri dalam hati, Kenapa diriku? Kenapa
memikirkan yang bukan-bukan?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum, membuat
wajahnya semakin tampan.
"Tentunya kalian berdua tidak menduga, bahwa aku masih
kelihatan muda, bukan?"
Tam Goat Hua manggut-manggut
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek melanjutkan ucapannya,
"Ketika aku diusir dari pintu perguruan, tanpa sengaja aku
makan semacam buah, tak disangka buah itu membuat diriku

895
awet muda. Walau sudah lewat dua puluh tahun, aku masih
tidak tampak tua."
Lu Leng terus mendengarkan kemudian berkata
mendadak.
"Guru, pembunuh ayahku adalah Ang Eng Leng Long,
kenapa kita tidak segera ke gunung Go Bi San untuk
membalas dendam kematian ayahku?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menghela nafas panjang
"Ang Eng Leng Long pun sudah meninggal."
Tam Goat Hua terperanjat
Tong Hong,.,." sebetulnya gadis itu ingin menyebutnya
"Cianpwee", namun dia masih kelihatan begitu muda, maka
merasa tidak enak menyebutnya "Cianpwee" Kemudian
melanjutkan "Tuan Tong Hong, sebetulnya apa yang telah
terjadi di puncak Sian Jin Hong?"
Tong Hong Pek sepertinya tahu akan perasaan Tam Goat
Hua maka dia langsung menatapnya,
Ketika beradu pandang dengan Tong Hong Pek, hati Tam
Goat Hua berdebar-debar tidak karuan maka dia cepat-cepat
menundukkan kepala,
Tong Hong Pek tersenyum.
"Aku akan memeriksa luka Lu Leng dulu, setelah itu
barulah kututurkan!"

896
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membuka kotak itu.
Mendadak dari dalamnya menyorot keluar cahaya putih yang
amat menyilaukan mata.
Begitu melihat cahaya putih itu, terkejut lah Tam Goat Hua
dan langsung memandang ke dalam kotak itu, ternyata berisi
sebutir mutiara sebesar telor puyuh, Di permukaan mutiara itu
tampak bayangan merah, seperti hidup, bergerak-gerak tak
henti-henti-nya.
Seketika mulut Tam Goat Hua ternganga lebar, lama sekali
barulah berkata tapi terputus-putus,
"Yang kau berikan itu... ternyata Soat Hun Cu (Mutiara
Arwah Salju)?"
Wajah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, tidak
menampakkan rasa terkejut, meskipun Tam Goat Hua
menerka jitu mengenai benda itu, dia menyahut dengan nada
biasa,
"Pengetahuanmu cukup luas, begitu melihat sudah tahu
benda apa itu, Lagipula kau amat menurut kata, tidak pernah
membuka kotak ini melihat isinya, Ka!au benda ini diketahui
kaum rimba persilatan, kau pasti celaka."
Sembari berkata, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
mengambil mutiara itu, lalu ditaruh di ubun-ubun Lu Leng,
Seketika Lu Leng merasa dingin sekali di ubun-ubunnya,
bahkan lama-lama rasa dingin itu seakan menembus ke
jantungnya.
Tak seberapa lama kemudian, rasa dingin itu telah
menembus ke seluruh urat nadi dan peredaran darahnya,

897
sehingga membuat darahnya mulai bergolak Lu Leng segera
duduk bersila, lalu menghimpun hawa murni.
Tam Goat Hua yang berdiri di sisi Lu Leng, terus
memperhatikannya. Begitu pula Tong Hong Pek, kemudian
berkata,
"Aku meninggalkan rimba persilatan hampir dua puluh
tahun, justru demi sebutir Soat Hun Cu ini. setelah guruku
wafat, aku yang mengambil mayatnya, kemudian kubawa ke
gunung Soat San. Selama itu aku tidak pernah menimbulkan
urusan apa pun dalam rimba persilatan Aku berupaya hampir
dua puluh tahun, bahkan juga melukai dua orang, barulah...
memperoleh sebutir Soat Hun Cu ini."
Tam Goat Hua dapat mendengar, nada bicara orang itu
penuh mengandung kepedihan, sepertinya terselip suatu
urusan yang amat mendukakan hati,
Karena itu, Tam Goat Hua bertanya,
"Soat Hun Cu itu boleh dikatakan seperti nyawamu, tapi
kenapa ketika kita baru bertemu, kau rela memberikan
kepadaku?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tampak tertegun, lalu
perlahan-lahan mendongakkan kepala memandang ke langit
"Aku pun tidak tahu,.,." Mendadak dia mengalihkan
pembicaraan "Kau bersedia ke istana Setan menolong orang,
aku pun telah berjanji akan memberikan sedikit kebaikan
untukmu, Soat Hun Cu ini sebagai imbalan."

898
Tam Goat Hua tahu, apa yang dikatakan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek tidak berdasarkan suara hati, yang akan
dikatakannya justru masih tersimpan dalam lubuk hatinya,
Anak gadis memang jauh lebih teliti, dia sudah menduga
sampai ke situ,
"Kau rela menghadiahkan pusaka rimba persilatan
kepadaku, itu sungguh tak terpikirkan olehku!"
Sesungguhnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek seorang
tingkatan tua, sedangkan Tam Goat Hua hanya seorang anak
gadis yang baru berusia belasan. Di antara mereka seharusnya
terdapat jarak yang amat jauh, Akan tetapi, ketika mereka
bercakap-cakap, justru kedengaran dekat sekali,
Berpikir sampai di situ, hati Tam Goat Hua menjadi
berdebar-debar, lalu perlahan-lahan dia menundukkan
kepalanya,
Walau menundukkan kepala gadis itu dapat merasakan
bahwa Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek terus memandangnya
dengan penuh cinta kasih, dan itu membuat hatinya semakin
kacau,
Berselang beberapa saat kemudian, barulah Tam Goat Hua
membuka mulut bertanya,
"Bagaimana luka adik Leng? Apakah sudah sembuh?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan
tenang.
"Hampir sembuh."

899
Tam Goat Hua mendongakkan kepala, seketika jantungnya
berdetak lebih cepat, karena pandangannya beradu dengan
pandangan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, mengalihkan
pandangannya ke arah Lu Leng. Dilihatnya anak itu sedang
duduk bersila menghimpun hawa murni. wajahnya tampak
tenang dan sudah kemerah-merahan, Rupanya tidak
membutuhkan waktu lama, dia akan kembali segar
Tam Goat Hua terus memandang Lu Leng, Dia teringat
pula bahwa dalam dua hari ini dirinya bersama Lu Leng
menempuh bahaya dan mengalami berbagai kejadian
Kemudian perlahan-lahan dia menoleh ke arah Tong Hong
Pek.
Yang satu adalah pemuda polos dan yang satu lagi adalah
tokoh rimba persilatan yang berkepandaian amat tinggi, masih
tampak begitu muda dan tampan mempesonakan malah
sudah memasuki hatinya,
Diam-diam Tam Goat Hua menghela nafas panjang dan
berdiri termangu-mangu di tempat, Berselang sesaat, Lu Leng
membuka matanya per!ahan-lahan,
"Guru, luka dalamku sudah sembuh." katanya kemudian
bertanya, "Guru, sebetulnya siapa pembunuh ayahku?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak segera menyahut
Dia menjulurkan tangannya untuk mengambil Soat Hun Cu,
lalu disodorkannya mutiara itu kepada Tam Goat Hua seraya
berkata,
"Simpanlah dulu mutiara ini, barulah kita bicara!"
Tam Goat Hua segera menyahut

900
"Soat Hun Cu ini merupakan benda pusaka dalam rimba
persilatan aku tidak mampu menjaganya."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa,
"Barang itu sudah kuberikan kepadamu, mau hilang atau
bagaimana, sudah bukan urusanku lagi."
Karena Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata begitu,
maka Tam Goat Hua terpaksa menjulurkan tangannya untuk
mengambil mutiara itu. Namun tanpa sengaja tangannya
justru menyentuh tangan laki-laki itu, sentuhan itu membuat
hatinya kebat-kebit, bahkan timbul pula suatu perasaan aneh,
sehingga hatinya tergetar dan Soat Hun Cu nyaris terlepas dari
tangannya,
Ketika berpeluk-pelukan dengan Lu Leng memang timbul
juga perasaan demikian, namun tidak sehebat kali ini.
Di saat bersamaan, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
berkata,
"Dalam tubuhmu mengidap semacam racun dari istana
Setan, maka gosoklah kedua telapak tanganmu dengan Soat
Hun Cu sebanyak seratus dua puluh kali agar racun itu
terhisap keluar!
Tam Goat Hua mengangguk, tapi sama sekali tidak berani
mengangkat kepala, lalu melakukan apa yang dikatakan Tong
Hong Pek.
Setelah digosok seratus dua puluh kali, racun tersebut
terhisap keluar semua.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata,

901
"Sejak Soat Hun Cu kuperoleh, baru pertama kali ini
kugunakan. Tak disangka Soat Hun Cu sedemikian hebat,
tidak menyia-nyiakan upayaku selama dua puluh tahun!"
Tam Goat Hua segera menyahut
"Kalau begitu kau...."
Sembari menyahut, Tam Goat Hua menyodorkan Soat Hun
Cu ke hadapannya, maksud ingin mengembalikan mutiara itu
kepadanya,
Namun Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menjulurkan
tangannya untuk mendorong lengan Tam Goat Hua seraya
berkata,
"Tidak usah sungkan-sungkan, terimalah!"
Hati gadis itu tergetar karena lengannya tersentuh telapak
tangan Tong Hong Pek. sedangkan laki-laki itu sudah
menolehkan kepalanya untuk memandang Lu Leng sambil
menutul kejadian di puncak Sian Jin Hong.
Saat ini, sesungguhnya hati Tam Goat Hua amat kacau,
namun apa yang akan dituturkan Tong Hong Pek, justru
merupakan urusan yang amat penting baginya, maka dia
segera berusaha menenangkan hatinya untuk mendengar
penuturan itu....
Ternyata hari itu Lu Sin Kong menerima barang kawalan
berupa sebuah kotak kayu, yang harus diantarkannya ke
rumah si Pecut Emas-Han Sun di kota Sucou, Di saat itu pula
semua partai besar dan berbagai perguruan menerima
sepucuk surat,

902
Surat itu menyatakan bahwa Lu Sin Kong suami istri
berangkat dari kota Lam Cong menuju kota Sucou untuk
mengawal semacam barang yang ada hubungannya dengan
ilmu silat, yang diimpi-impikan setiap kaum rimba persilatan.
Siapa yang memperoleh barang pusaka ilu, pasti dapa
menjagoi dunia persilatan
Baik golongan putih maupun golongan hitam, semuanya
pasti menginginkan atau menyandang gelar "Nomor Wahid Di
Kolong Langit", Karena itu, semua bencana dan badai dalam
rimba persilatan justru muncul disebabkan "Gelar" tersebut!
Dikarenakan itu pula Lu Sin Kong suami istri harus
menghadapi para jago tangguh dalam perjalanan menuju kota
Sucou, Akan tetapi hanya Lu Sin Kong dan Sebun It Nio yang
tahu bahwa kotak kayu itu tidak berisi apa-apa, alias kosong,
Namun ketika suami istri itu tiba di rumah si Pecut Emas-
Han Sun, justru terjadi perubahan yang amat mengejutkan
yakni kotak kayu itu berisi sebuah kepala manusia, Bahkan
celaka nya kepala itu adalah kepala putra kesayangan Han
Sun yang sudah lama menghilang.
Maka, tak ayal lagi pertarungan mati-matian pun segera
terjadi, dan Sebun It Nio tewas dalam pertarungan itu, Lu Sin
Kong segera pergi ke Tiam Cong dan Go Bi untuk minta
bantuan, kemudian berangkat ke puncak Sian Jin Hong di
gunung Bu Yi San.
Ketika si Nabi Setan-Seng Ling memberitahu kan, bahwa
Lu Leng berada di istana Setan dan mengharukan Lu Sin Kong
ke sana untuk berunding, semua orang tahu bahwa si Nabi
Setan-Seng Ling akan menggunakan diri Lu Leng untuk
menekan Lu Sin Kong, agar menyerahkan pusaka tersebut

903
Apa pusaka itu, tiada seorang pun tahu, maka Lu Sin Kong
pun merasa bingung,
Akan tetapi, semua orang yang ada di puncak Sian Jin
Hong, justru percaya adanya barang pusaka tersebut, di
tangan Lu Sin Kong.
Oleh karena itu, malam itu juga banyak orang mendahului
berangkat ke istana Setan guna mencari kesempatan di sana,
Mereka adalah Yu Lao Pun ketua Tai Ci Bun, Hek Sin Kun,
Kim Kut Lau, Hwa San Liat Hwe Cousu dan lain-lainnya,
sedangkan pihak Hui Yan Bun juga membawa mayat Hwe
Hong Sian Kouw meninggalkan puncak Sian Jin Hong.
Yang masih berada di puncak itu adalah Go Bi, Tiam Cong,
Bu Tong Pai dan Tujuh Dewa,
Malam itu tenang tak terjadi apa pun, Hari berikutnya
mereka berkumpul Pada waktu itu, siapapun tidak kenal Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sebab dia memakai kedok.
Sesungguhnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek ingin
mendirikan sebuah perguruan setelah memperoleh Soat Hun
Cu itu, namun justru menemui urusan besar ini.
Malam itu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek pun tahu apa
sebabnya kenapa dirinya begitu rela memberikan Soat Hun Cu
kepada Tam Goat Hua.
Dia hanya merasa perbuatan gadis itu di puncak Sian Jin
Hong, amat sesuai dengan kemauan hatinya,

904
Maka dia menyuruhnya ke istana Setan, dan karena
khawatir gadis itu akan terkena racun istana Setan, maka dia
memberikan Soat Hun Cu kepadanya.
Keesokan harinya setelah semua orang berkumpul Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata dingin,
"Mulai hari ini, siapa yang akan bertanding duluan?"
Di pihak Go Bi Pai, tampak seorangtua bangkit berdiri,
yakni Thian Hou Lu Sin Kong. wajahnya tampak muram dan
tangannya menggenggam sebilah golok emas,
"Ada suatu hal yang tidak kupahami, mohon petunjuk Liok
Ci Siansing, majikan tempat ini!"
-ooo0ooo-
Bab 41
Puncak Sian Jin Hong menjadi tempat pertemuan para
jago tangguh dalam rimba persilatan, siapa pun tidak
mengundang mereka ke sana. Urusan pokok hanya Lu Sin
Kong ingin membuat perhitungan dengan Liok Ci Siansiang,
Yang lain cuma ikut-ikutan ke sana, boleh dikatakan hanya
ingin menyaksikan keramaian
Kini Lu Sin Kong mulai membicarakan urusan pokok, maka
semua orang mengarahkan pandangan ke Liok Ci Siansing,

905
Tampak Liok Ci Siansing, Tiat Cit Song Jin dan Pit Giok Sen
duduk di atas sebuah batu besar
Di sekitar mereka, duduk pula Tujuh Dewa dengan sikap
acuh tak acuh,
Di pangkuan Liok Ci Siansing terdapat sebuah harpa kuno,
Dengan senang sekali dia memetik tali senar harpa itu "Ting
Tung" lalu berkata,
"Lu Cong Piau Tau mau mengatakan apa, silakan!"
Lu Sin Kong mendengus,
"Hm! Aku ingin bertanya, aku dengan Anda punya dendam
apa?"
Liok Ci Siansing mendongakkan kepala.
"Lu Cong Piau Tau bertanya demiktan, sungguh tidak
beralasan!"
Lu Sin Kong membentak
"Kalau aku dengan kau tiada dendam, kenapa kau
membunuh putra si Pecut Emas-Han Sun, bahkan menaruh
mayatnya di dalam gudang batu di tempat tinggalku,
kemudian kepala anak yang putus itu kau masukkan ke dalam
kotak kayu, sehingga membuat diriku menjadi tertuduh di
rumah si Pecut Emas-Han Sun?"
Hari itu yang menjadi saksi mata adalah Sebun It Nio, si
Pecut Emas-Han Sun dan Hwe Hong Sian Kouw, namun ketiga
orang itu telah binasa, maka kini yang tahu tentang itu hanya
tinggal Lu Sin Kong dan Han Giok Shia,

906
Begitu mendengar apa yang diucapkan Lu Sin Kong,
barulah Han Giok Shia mempercayai apa yang dikatakan Lu
Sin Kong ketika berada di rumahnya, Gadis itu langsung
menatap Liok Ci Siansing dengan mata berapi-api,
kelihatannya ingin segera membunuh Liok Ci Siansing.
Tam Ek Hui yang berada di sisinya, cepat-cepat
menggenggam tangannya seraya berbisik.
"Ghiok Shia, jangan terburu nafsu! Setelah urusan
dijernihkan, barulah bicara tidak akan terlambat"
Apa yang diucapkan Lu Sin Kong, justru membuat Liok Ci
Siansing menjadi tertegun,
Kalau di hadapan kaum rimba persilatan dia tidak dapat
menjernihkan urusan tersebut, selanjutnya bagaimana dia
menjadi orang?
Oleh karena itu, Liok Ci Siansing tertawa panjang
"Apakah Lu Cong Piau Tau terlampau berduka, sehingga
omong sembarangan? Kapan aku membunuh putra si Pecut
Emas-Han Sun dan kapan aku memasuki gudang batu yang
amat rahasia itu? sungguh menggelikan!"
Lu Sin Kong mendongakkan kepala, kemudian tertawa
keras bagaikan suara geledek
"Sangkalan yang masuk akal! Sangkalan yang jitu! Kalau
kau tidak tahu apa-apa, dari mana munculnya telapak tangan
berjari enam?"
Liok Ci Siansing tertawa dingin.

907
"Di kolong langit ini tidak hanya aku yang berjari enam,
bagaimana aku tahu itu!"
Lu Sin Kong membentak
"Bukankah hari itu kau berada di sekitar Lam Cong?"
Hari itu, Liok Ci Siansing dan Tiat Cit Siong Jin memang
berada di sekitar Lam Cong. Ketika Lu Sin Kong dan Sebun It
Nio keluar dari pintu kota, justru bertemu mereka berdua,
Namun Liok Ci Siansing hanya mengutarakan niatnya,
bahwa dia ingin menerima Lu Leng sebagai murid,
Sesungguhnya Liok Ci Siansing boleh menjelaskan tentang
itu, mau percaya atau tidak terserah kepada mereka yang
berada di situ, Akan tetapi Liok Ci Siansing sudah amat marah
lantaran bentakan-bentakan Lu Sin Kong, maka membuatnya
tertawa dingin seraya menyahut
"Lu Cong Piau Tau, kau hanya mendirikan sebuah
perusahaan ekspedisi kecil-kecilan di kota Lam Cong, apakah
sudah berhak melarang orang lain melewati kota itu?"
Kata-kata itu diucapkan dengan tidak sungkan-sungkan
lagi, bahkan bernada menghina, Maka kemarahan Lu Sin Kong
memuncak dan seketika menggeram.
"Kau sudah melakukan perbuatan serendah itu, tapi masih
tidak mau ke mari menerima kematian?"
Liok Ci Siansing tertawa dingin, Namun ketika baru dia
mau membuka mulut, Tiat Cit Siong Jin yang berada di sisinya
sudah membentak gusar

908
"Sungguh besar omonganmu! Hari itu aku juga berada di
luar kota Lam Cong, apakah aku juga terkait di dalamnya?"
Badan Lu Sin Kong bergerak, tahu-tahu sudah melesat ke
arah besi-besi berujung tajam itu, dan berdiri di atasnya
sambil menghunus golok emasnya,
"Kalian binatang, tiada satu pun manusia!"
Begitu caci maki dicetuskan, bukan hanya terkena Tiat Cit
Siong Jin dan Pek Giok Sen, bahkan terkena pula Tujuh Dewa,
otomatis membuat wajah mereka berubah.
Tiat Cit Siong Jin bersifat berangasan, maka begitu
mendengar cacian itu, dia langsung melesat ke arah besi-besi
berujung tajam sambil membawa senjatanya, namun tidak
berdiri di atas besi-besi itu, melainkan berdiri di batu besar,
lalu mengayunkan senjatanya seraya membentak
"Bangsat! Berani kau turun ke sini bertarung denganku?"
Sebelum para jago tangguh mulai bertanding, Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek mengatur begitu, sesungguhnya hanya
ingin mengetahui kepandaian para jago tangguh itu.
Bagi siapa yang bertarung di atas batu besar, dan
meninggalkan bekas kaki di batu itu berarti memiliki Lweekang
tinggi. Kalau tidak, tentunya tidak dapat meninggalkan bekas
kaki di atas batu itu,
Selama dua hari, orang yang bertarung hanya di atas besi
tajam, belum ada yang bertanding di atas batu besar itu.

909
Tiat Cit Siong Jin memang memilih Lweekang dan
Gwakang yang cukup tinggi, hanya Ginkangnya tidak begitu
tinggi,
Lagipula senjatanya amal berat Kalau dia berdiri di atas
besi tajam, kakinya pasti tertembus besi itu, maka dia memilih
batu besar itu untuk bertarung dengan Lu Sin Kong.
Lu Sin Kong tertawa gelak,
HHa ha ha! Kau tidak berani naik? Baiklah! Aku akan
turun!"
Lu Sin Kong meloncat turun, mendadak terdengar suara
seruan Ang Eng Leng Long,
"Sutee tunggul Biar aku yang menghadapinya!"
Ang Eng Leng Long langsung melesat ke arah batu besar
itu, dan setelah berdiri di situ, dia pun menghunus pedangnya.
Begitu melihat Ang Eng Leng Long mewakilinya melawan
Tiat Cit Siong Jin, memang itu yang diinginkannya, maka dia
mencelat ke atas besi tajam, kemudian menuding Liok Ci
Siansing seraya membentak.
"Liok Ci Siansing, kau masih belum mau naik?!"
Dituding dan dibentak seperti itu tentunya Liok Ci Siansing
gusar bukan kepalang. Badannya segera bergerak, lalu
melesat ke arah besi tajam, setelah berdiri di situ, dia pun
langsung menyerang dengan tangan kosong mengeluarkan
jurus Thian Ho Sih Kua (Sungai Langit Bergantung Miring).

910
Lu Sin Kong segera mengeluarkan jurus Liu Pu Tou Kua
(Air Terjun Mengalir Miring) untuk menahan serangan Liok Ci
Siansing, kemudian membentak .
"Bukan aku, tapi pasti kau yang mati! Masih belum mau
mengeluarkan senjata?"
Liok Ci Siansing tertawa dingin seraya menyahut
"Tidak usah terburu-buru!"
Usai menyahut, Liok Ci Siansing merogoh ke dalam
bajunya, dan kemudian terdengar suara "Ser Ser", Tampak
dua bola besi sebesar kepalan sudah berada di tangannya,
Kedua bola besi itu melekat pada dua ujung sebuah rantai
besi. Ternyata Liok Ci Siansing menggunakan senjata Liu Sing
Siang Tui.
Itu merupakan senjata aneh dan sangat sulit
mempergunakannya, setelah mengeluarkan senjata tersebut,
Liok Ci Siansing mulai menyerang dengan jurus Siang Liong
Cut Hai (Sepasang Naga Keluar Dari Laut). sepasang bola besi
itu mengarah Lu Sin Kong dan mengeluarkan suara mcnderuderu.
Ketika melihat serangan itu, Lu Sin Kong pun segera
melancarkan sebuah pukulan menangkisnya, Di saat
bersamaan, dia pun mengayunkan golok emasnya dari bawah
ke atas, itulah yang disebut jurus Tok Hong Keng Thian
(Puncak Tunggal Me-ngejutkan Langit).
Trang! GoIok emasnya membentur rantai besi Liok Ci
Siansing,

911
Akan tetapi, salah satu bola besi itu justru mengarah dada
Lu Sin Kong. seketika Lu Sin Kong menggeserkan badan
sekaligus menyabet lengan Liok Ci Siansing dengan golok
emasnya
jurus tersebut sungguh cepat dan aneh, membuat Liok Ci
Siansing terkejut bukan kepalang, Dia segera menyentakkan
rantai besinya, sehingga salah satu bola besi di ujung rantai
itu berbalik mengarah punggung Lu Sin Kong. Di saat
bersamaan, dia pun mundur selangkah untuk menghindari
sabetan golok emas,
Begitu mendengar suara menderu di belakang-nya, Lu Sin
Kong bergerak cepat membungkukkan badannya dan
mendadak sebelah kakinya melangkah ke belakang, sekaligus
melancarkan serangan dengan jurus Giok Hong Can Pheng
(Burung Phoenix Mengembangkan Sayap) ke arah bahu Liok
Ci Siansing.
Liok Ci Siansing segera mencelat ke belakang, Mereka
bertarung dengan cepat, Tampak badan mereka melayanglayang,
sehingga sulit diikuti pandangan.
Sementara pertarungan antara Ang Eng Leng Long dengan
Tiat Cit Siong Jin yang di atas batu besar berlangsung semakin
seru, Namun cara mereka bertarung berbeda dengan Lu Sin
Kong dan Liok Ci Siansing, Mereka bergerak lamban, sebab
harus meninggalkan bekas kaki di atas batu itu.
Senjata Tiat Cit Siong Jin juga bergerak tidak cepat, tapi
menimbulkan angin yang menderu-deru, membuat jubah Ang
Eng Leng Long berkibar-kibar,
Gerakan pedang Ang Eng Leng Long juga lamban, tetapi
jurus-jurus yang dikeluarkannya amat dahsyat dan lihay,

912
membuat Tiat Cit Siong Jin harus menarik kembali senjatanya
untuk menjaga diri.
Mereka berdua bertarung dengan lamban, namun amat
seru dan sengit, bahkan tampak mati-matian.
Saat itu, semua orang yang berada di situ, percaya bahwa
Liok Ci Siansing yang membunuh putra si Pecut Emas-Han
Sun. Sebab kalau bukan Liok Ci Siansing, siapa yang
meninggalkan bekas telapak tangan berjari enam di dalam
gudang batu itu?
Sementara orang yang paling cemas adalah Tam Ek Hui.
Tam Ek Hui tahu dari ayahnya, bahwa orang yang
menimbulkan petaka dalam rimba persilatan, bukanlah Liok Ci
Siansing, Dia pun tahu ayahnya akan ke puncak Sian Jin Hong
itu demi melenyapkan petaka tersebut
Akan tetapi, bukan hanya ayahnya tidak muncul, bahkan
adiknya pun menghilang entah ke mana,
Walau dia tahu kepandaian Tam Goat Hua di bawahnya
dan kalaupun dia pergi juga tidak ada masalah, namun rasa
cemas tetap mencekam hatinya, Oleh karena itu, dia amat
berharap ayahnya segera muncul,
Tam Ek Hui terus memandang jalan yang menuju puncak
Sian Jin Hong. Apabila ayahnya muncul, urusan di situ pasti
akan beres.
Akan tetapi, ayahnya tetap tidak muncul, sebaliknya malah
mendadak tampak sesuatu yang bergemerlapan Tam Ek Hui
tertegun. Di saat itulah barang yang bergemerlapan itu sudah
berada di puncak Sian Jin Hong,

913
Temyata sebuah tandu yang digotong dua orang, Tandu
itu amat mewah, dihiasi berbagai macam batu permata, maka
bergemerlapan bila tertimpa sinar matahari.
Begitu melihat tandu itu sampai di puncak, tercengang
pula Tam Ek Hui, karena kedua penggotong tandu itu
memakai kedok kulit manusia, Tam Ek Hui terus
memperhatikan tandu mewah itu, Ben-tuk dan dekorasi tandu
mewah itu persis seperti kereta mewah yang pernah dilihatnya
Tam Ek Hui berpikir sejenak. Mendadak hatinya tersentak
karena tahu adanya gelagat tidak baik, dan dia segera
menarik Han Giok Shia seraya berbisik
"Nona Han, kita harus cepat pergi, jangan sampai
terlambat!"
Han Giok Shia segera menyahut
“Musuh...."
Gadis tersebut hanya mengucapkan itu, karena Tam Ek
Hui sudah menariknya pergi.
Saat itu, semua orang sedang memperhatikan Lu Sin Kong
berempat yang sedang bertarung, mendadak muncul tandu
mewah itu, membuat semua orang tercengang,
Di saat mereka tertegun, salah seorang penggotong tandu
yang di depan berkata dengan dingin,
"Ajal kalian semua telah tiba, Sebelum menemui ajal, lebih
baik kalian berdoa dulu kepada "Thian" (Tuhan)!"

914
Semua orang yang berada di puncak Sian Jin Hong ratarata
berkepandaian tinggi. sedangkan orang yang berkata itu
kelihatan tidak memiliki Lweekang tinggi, maka membuat
semua orang merasa geli, sekonyong-konyong terdengar
suara harpa "Ting Tung" dua kali,
Semua orang tertegun, begitu pula Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong pek, sebab dalam suasana yang amat menegangkan itu
masih ada orang ke puncak untuk main harpa, itu sungguh di
luar dugaan!
Sementara nada suara harpa itu bertambah cepat,
membuat hati orang yang mendengarnya tergetar-getar dan
darah pun bergolak-golak. Kemudian nada suara harpa itu
berubah lambat dan lembut, membuat semua orang
memasuki alam khayalan
Di saat nada suara harpa itu berubah, Giok Bin Sin Kun
merasa pikirannya kabur Padahal dia memiliki Lweekang yang
amat tinggi. Lagipula hampir dua puluh tahun dia berada di
gunung salju, otomatis membuatnya memiliki kekuatan
ketenangan yang tinggi. seketika dia merasakan adanya
gelagat tidak baik, maka segera menghimpun hawa murni
untuk melawan suara harpa itu,
Ketika dia mendongakkan kepala memandang semua
orang, dilihatnya wajah orang-orang itu tampak seperti
terkena ilmu hipnotis,
Bukan main terkejutnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
karena di saat itu dia teringat ketika dirinya masih kecil, Beng
Tu Lojin yaitu gurunya, pernah mengatakan suatu urusan.
Beng Tu Lojin mau menerima Tong Hong Pek sebagai
murid, karena riwayat hidup Tong Hong Pek seperti Beng Tu

915
Lojin ketika masih kecil, lagipu!a Tong Hong Pek berbakat dan
bertulang bagus, maka Beng Tu Lojin mewariskan semua
kepandaiannya kepada Tong Hong Pek,
Namun Beng Tu Lojin tidak menduga, bahwa sifat Tong
Hong Pek berbeda dengan sifatnya, Sifat Tong Hong Pek
berangasan, tak memberi ampun kepada siapa pun dan selalu
berbuat semaunya sendiri.
Oleh karena itu, akhirnya Tong Hong Pek diusir dari pintu
perguruan. padahal Beng Tu Lojin amat menyayanginya
seperti anak sendiri. Di samping menggemblcngnya, Beng Tu
Lojin pun sering menceritakan tentang keadaan rimba
persilatan dan berbagai macam kejadian,
Kini Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berada di puncak
Sian Jin Hong, mendengar suara harpa itu, membuatnya
teringat akan urusan itu, hingga kini sudah empat puluh
tahun.
Begitu teringat akan urusan itu, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek merasa urusan tersebut seakan di depan mata,
Dia masih ingat dengan jelas, pada suatu malam, ketika
bulan bersinar terang benderang, seusai dirinya berlatih
Lweekang, Beng Tu Lojin menghampirinya dan mendadak
menghela nafas panjang,
Tong Hong Pek segera bertanya kepadanya kenapa
menghela nafas panjang, Beng Tu Lojin menjawab, bahwa
dari dulu hingga kini, ilmu silat memang tiada batasnya, dan
sulit dibayangkan orang,
Tong Hong Pek bertanya lagi kenapa gurunya berkata
begitu, Beng Tu Lojin memberitahukan ke-padanya, kalau

916
kelak mendengar Pat Liong Thian Im lahir, pertanda dunia
persilatan akan dilanda petaka,
Pada waktu itu, Tong Hong Pek masih kecil, tidak tahu apa
yang dimaksud dengan Pat Liong Thian Im.
Dia hanya ingat, ketika itu dalam hatinya menganggap Pat
Liong Thian Im merupakan suatu mainan yang luar biasa,
Oleh karena itu, dia bertanya lagi mengenai Pat Liong Thian
Im tersebut.
Beng Tu Lojin memberitahukan, entah tahun kapan bulan
kapan dan siapa yang meninggalkan delapan lembar nada
musik,
Delapan nada musik itu bertulis "Gembira-Ma-rah-Cinta-
Jahat-Duka-Senang-Lembut" dan selembar lagi bertulis
"Senang Membunuh",
Pat Liong Thian Im adalah nada suara Harpa, namun
harpa biasa tidak dapat mengeluarkan nada suara tersebut,
harus menggunakan harpa Pat Liong Khim (Harpa Delapan
Naga),
Harpa Pat Liong Khim mempunyai delapan tali senar, dan
setiap tali senar hanya dapat mengeluarkan satu nada suara,
namun amat luar biasa, Kecuali orang yang telah memiliki
Lweekang sempurna dan berhati suci, yang tidak akan celaka
karena suara harpa tersebut,
Tiga ratus tahun yang lampau, Pat Liong Thian Im dan Pat
Liong Khim pernah lahir sekali dan justru jatuh ke tangan
orang yang berhati sempit Walau orang itu bukan berasal dari
golongan sesat, namun banyak orang gagah berkepandaian
tinggi menjadi korban karena suara harpa itu,

917
Seandainya Pat Liong Thian Im dan Harpa Pat Liong Khim
lahir di dunia persilatan lagi, dan jatuh ke tangan orang dari
golongan sesat, pasti akan menimbulkan petaka besar seperti
pada waktu lampau .
Beng Tu Lojin menghela nafas lagi, seakan merasa kecewa
karena dirinya tidak dapat mencapai tingkat kesempurnaan
agar bisa mengatasi suara harpa itu.
Pada waktu itu, Tong Hong Pek masih kecil, maka setelah
mendengar cerita itu ya sudah, justru hingga kini sudah empat
puluh tahun,
Setelah diusir dari pintu perguruan, dia lalu pergi ke
gunung salju untuk mencari Soat Hun Cu.
Sudah sekian lama dia tidak pernah mendengar orang
kedua menceritakan tentang urusan i(u, namun kini ketika
mendengar suara harpa yang amat hebat itu, dia segera
menghimpun hawa murninya untuk melawannya, dan teringat
pula akan urusan yang dikatakan gurunya,
Orang yang memainkan harpa berada di dalam tandu,
tentu tidak tampak wajahnya, begitu juga harpa itu, Maka,
sulit dipastikan apakah harpa itu Pat Liong Khim yang
mempunyai delapan senar atau bukan,
Namun berdasarkan nada suara nya, Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek dapat menduga harpa apa itu,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bersifat beringas, Siapa
yang bersalah atau menyinggung perasaannya pasti
dibunuhnya tanpa ampun. Akan tetapi, dia masih berjiwa
gagah. Kini begitu dia melihat banyak jago tangguh di puncak

918
Sian Jin Hong akan binasa oleh Pat Liong Thian Im, hatinya
pun bergejolak.
Dia teringat lagi ketika gurunya membicarakan Pat Liong
Thian Im. Ekspresi wajahnya seakan berharap, kelak apabila
Pat Liong Thian Im lahir, dia dapat menyelamatkan rimba
persilatan.
Teringat akan hal itu, mendadak dia mengeluarkan suara
siulan panjang untuk melawan suara harpa itu demi
menyelamatkan semua orang.
Di saat itulah nada suara harpa itu berubah, bagaikan
laksaan kuda sedang berpacu, bahkan juga mengandung
hawa nafsu membunuh. Selain itu, kedengarannya seperti
suara jeritan tangis kaum wanita dan suara kaum anak gadis
minta toIong,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun Di saat itulah
mendadak keadaan di depan matanya berubah,
Dia melihat keadaan di puncak Sian Jin Hong berubah
mengenaskan Tampak belasan anak gadis dan beberapa
wanita tua dicambuki oleh belasan lelaki, sehingga sekujur
badan mereka berlumuran darah.
Begitu menyaksikan keadaan itu, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek langsung melesat ke arah dua lelaki diantara
belasan lelaki itu sekaligus melancarkan dua buah pukulan. -
Bum! Bum!
Kedua lelaki itu terpental belasan depa. Setelah
melancarkan kedua pukulan itu, mendadak hati Tong tiang
Pek tersentak Kini di puncak Sian Jin Hong hanya terdapat
orang berkepandaian tinggi, lalu dari mana munculnya para

919
penjahat itu? seketika itu juga dia tersadar bahwa dirinya
telah terpengaruh oleh suara harpa.
Dia terkejut bukan kepalang dan langsung mencelat ke
belakang beberapa depa, kemudian duduk bersila.
Dia memejamkan mata dan mengosongkan pikiran, lalu
menghimpun hawa murni. Tadi ketika di depan matanya
muncul bayangan-bayangan khayalan, dia sudah tidak
mendengar suara harpa tersebut.
Tentunya bukan suara harpa itu yang berhenti, melainkan
dia yang sudah terpengaruh oleh suara harpa itu, maka tidak
mendengar suara harpa lagi,
Bisa tersentak sadar dan mencelat ke belakang, lalu duduk
bersila menghimpun hawa murni, hanya Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek seorang diri, tiada orang kedua lagi,
Setelah menghimpun hawa murni, hati Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek mulai tenang, barulah dia berani membuka
matanya.
Seketika keringat dinginnya mengucur keluar dari sekujur
badannya karena dilihatnya di puncak Sian Jin Hong itu telah
berubah menjadi seperti neraka. Entah berapa banyak mayat
bergelimpangan di situ. Tampak pula orang-orang yang
terluka parah merintih-rintih, dan puluhan orang sedang
bertarung mati-matian.
Mereka yang bertarung itu adalah tokoh-tokoh yang amat
terkenal dalam rimba persilatan Tiam Cong, Go Bi, Liok Ci
Siansing, Tiat Cit Siong Jin, Pik Giok Sen, Tujuh Dewa dan
para jago tangguh Bu Tong Pai. Beberapa di antara mereka

920
sudah terluka parah, sehingga sekujur badan berlumuran
darah, tapi mereka masih bertarung mati-matian.
Yang membuat orang berduka, yakni mereka semua
berasal dari golongan lurus, yang tidak seharusnya saling
membunuh
Namun kini, mereka semua justru sedang bertarung matimatian,
Yang mengherankan justru Thian Hou Lu Sin Kong
melawan Ang Eng Leng Long kakak seperguruannya.
sedangkan Sui Cing Sianjin telah membunuhi adik
seperguruannya sendiri dengan Hud Bun Kim Kong Tay Yok
Ciang (llmu Pukulan Sakti Arahat Emas), Kepala Tiat Tau Ceng
(Padri Kepala Besi) pecah dan otaknya berhamburan ke manamana.
Tujuh Dewa merupakan tujuh saudara angkat yang selalu
damai dan rukun itu pun sedang bertarung mati-matian,
Dapat dibayangkan betapa terkejutnya Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek ketika menyaksikan peristiwa itu.
Dia ingin bangkit untuk meleraikan pertarungan itu,
namun dia sendiri tahu, bahwa saat ini dirinya harus
menghimpun hawa murni untuk melawan suara harpa, kalau
tidak, dirinya pasti celaka.
Apa boleh buat! Dia terpaksa harus diam menyaksikan
kejadian bunuh-membunuh itu.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek juga tahu, bahwa kini
mereka yang sedang bertarung itu sama sekali tidak tahu
kalau bertarung dengan kawan sendiri. Mereka pasti seperti
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tadi, di depan mata muncul

921
bayangan halusinasi, begitu banyak kaum anak gadis dan
kaum wanita tua disiksa oleh para penjahat, maka mereka
langsung turun tangan menolong, sehingga terjadi
pertarungan mati-matian.
Saat ini, suara harpa itu bernada " jahat" dan "Duka",
maka siapa yang mendengarnya pasti memasuki alam
khayalan sekaligus menyaksikan pe-nyiksaan itu,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek cuma menyaksikan itu,
sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Tampak beberapa
orang berjatuhan mandi darah lagi, sedangkan Lu Sin Kong
dan Ang Eng Leng Long masih bertarung mati-matian, dan
masing-masing mengeluarkan jurus-jurus yang mematikan.
Lu Sin Kong dan Ang Eng Leng Long adalah saudara
seperguruan. Mereka pun adik seperguruan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek.
Ketika Tong Hong Pek diusir dari pintu perguruan, para
adik seperguruannya justru terus-menerus berlutut di depan
Beng Tu Lojin, mohon pengampunan untuknya, maka betapa
terharunya Tong Hong Pek ketika itu.
-ooo0ooo-
Bab 42
Hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek seperti tersayat
ketika menyaksikan Lu Sin Kong dan Ang Eng Leng Long
bertarung mati-matian.

922
Dia mendongakkan kepala, dilihatnya tandu mewah itu
hanya berjarak lima enam depa dari dirinya,
Berdasarkan kepandaiannya sekali melesat mudah saja dia
mencapai tandu mewah tersebut
Walau orang di dalam tandu mewah menggunakan Pat
Liong Thian Im mempengaruhi para jago di tempat itu, namun
belum tentu dia berkepandaian tinggi. Maka asal dia dapat
melesat ke tandu mewah itu, kemungkinan besar akan dapat
menyelamatkan semua orang,
Di saat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sedang "berpikir,
hatinya justru tergoncang beberapa kali,
Dia segera menenangkan hati, lalu menghimpun
Lweekangnya, Mendadak dia bersiul panjang, kemudian
badannya bergerak Lweekang Tong Hong Pek amat tinggi,
maka suara siulannya bergema sampai sepuluh mil.
Akan tetapi, saat ini yang dihadapinya adalah Pat Liong
Thian Im. Begitu suara siulannya bergema, seketika juga
tertekan oleh suara harpa.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tahu, bahwa suara
siulannya tidak dapat menekan suara harpa itu. Namun dia
tetap bersiu!, maksudnya agar dirinya sementara tidak
terpengaruh oleh suara harpa, itu memang ada sedikit
gunanya, sebab badannya langsung bisa bergerak, bahkan
dalam sekejap dia sudah mencapai atap tandu, dan sekaligus
melancarkan puku!an,
Pukulan itu dilancarkannya dengan sepenuh tenaga, maka
betapa dahsyatnya, bagaikan ombak menderu-deru dan
seperti gempa bumi.

923
Akan tetapi, mendadak terdengar suara "Bum Bum”
bagaikan suara geledek, amat memekakkan telinga.
Setelah terdengar suara itu, badan Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek terpental jatuh,
Buuuk!
Seketika telinganya tidak mendengar suara apa pun, dan
matanya tidak melihat apa-apa. Sepi dan gelap,
Bersamaan itu, dia juga merasa darahnya bergolak, suara
ledakan tadi bagaikan sebuah martil yang beratnya ribuan kati
menghantam dadanya,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sudah tidak peduli musuh
berada di dekatnya atau tidak, langsung duduk bersila
menghimpun hawa murni.
Kira-kira sepeminum teh kemudian, perlahan-Iahan dia
membuka matanya.
Pertama-tama yang dilihatnya adalah atap tandu mewah
itu, ternyata telah hancur tidak karuan.
Di sisi tandu mewah itu terdapat dua sosok mayat, juga
telah hancur tidak berbentuk manusia, ternyata mayat kedua
penggotong tandu mewah.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tahu bahwa itu adalah
akibat pukulannya, Namun tidak tampak mayat orang yang
memetik harpa, jelas dia sudah kabur.
Pukulan yang dilancarkannya tadi dahsyat sekali, tapi
orang yang ada di dalam tandu mewah itu masih dapat

924
meloloskan diri. Hal itu membuktikan kepandaian orang itu
amat tinggi, sebab dapat menangkis pukulan yang
dilancarkannya,
Berpikir sampai di situ, hati Tong Hong Pek terasa dingin,
Kemudian dia perlahan-Iahan bangkit berdiri dan membalikkan
badannya Dilihatnya pedang Ang Eng Leng Long menembus
dada Lu Sin Kong, sedangkan golok Lu Sin Kong masuk ke
dalam leher Ang Eng Leng Long dan mereka berdua telah
tewas.
Di antara para jago, tampak Pik Giok Sen dan Bu Tong Sen
Hong Kiam Khek telah kehilangan sebelah lengan dan darah
masih mengucur dari bekas lukanya, Mereka berdua duduk di
atas batu dengan wajah pucat pias, sama sekali tidak menotok
jalan masing-masing, agar darah tidak terus mengucur
Tiat Cit Siong Jin tergeletak di atas senjatanya sendiri,
mungkin masih belum mati,
Tujuh Dewa itu telah mati empat orang, hanya tertinggal
si sastrawan Se Chi, Lim Hau dan Fang Sien, tapi ketigatiganya
menderita luka parah. Di sisi mereka tampak Liok Ci
Siansing, yang sudah tak bernafas lagi,
Pihak Tiam Cong Pai, Hong Lui Pek Lek Kianv Lam Kiong
Seh sudah menjadi mayat di sisi Liok Ci Siansing, sedangkan
kedua kaki ketua Tiam Cong Pai Chu Liok Khie, telah buntung,
Para jago lain sudah menjadi mayat semua, Yang tidak
terluka hanya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Sui Cing
siansu ketua Go Bi Pai yang menyucikan diri Saat ini Sui Cing
Siansu berdiri mematung dengan mata terpejam dan kepala
mendongak tak bergerak sama sekali. sedangkan Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek diam tak bersuara,

925
Berselang beberapa saat kemudian, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek menghela nafas panjang, kemudian berkata dengan
suara dalam.
"Sui Cing Siansu, kenapa tidak menolong orang-orang
yang terluka, malah berdiri memandang langit?"
Saat ini Sui Cing Siansu masih tidak mengenali suara Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Namun dengan badan bergetar
dia menyahut dengan suara serak.
"Petaka telah tiba, bisa lolos kali ini, tidak akan lolos lain
kali. Mereka kita tolong juga percuma, Siancai Siancai!"
Tong Hong Pek mcndengus.
"Hm! Bagaimana tiada jalan?Tadi aku melancarkan sebuah
pukulan, sehingga membuat iblis itu kabur! itu pertanda masih
ada jalan! Siansu amat terkenal dan berkedudukan tinggi
dalam rimba persilatan Asal Siansu berniat, tentunya dapat
mengumpulkan para jago dalam rimba persilatan! Namun kini
kenapa Siansu malah putus asa?"
Apa yang dikatakan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
memang masuk akal dan bernada gagah, dan itu sungguh
mengejutkan Sui Cing Siansu,
"Omitohud!" ucap Sui Cing Siansu dan bertanya,
"Sebetulnya siapa kau?"
Ketika menyaksikan kematian saudara seperguruannya
yang begitu mengenaskan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
nyaris memberitahukan identitasnya.

926
Akan tetapi, dia pun teringat akan niatnya mendirikan
sebuah perguruan baru, maka sementara harus merahasiakan
identitas dirinya,
Lagipula kalau dia memberitahukan identitasnya mungkin
para jago dalam rimba persilatan akan membencinya,
termasuk Sui Cing Siansu, oleh karena itu, Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek hanya tertawa panjang, lalu melesat ke arah
Pik Giok Sen dan menotok jalan darah di bahunya agar darah
tidak terus mengucur
Sui Cing Siansu melihat dia tidak mau menjawab, dia pun
tidak mau bertanya lagi kemudian dia mulai mengobati orangorang
yang terluka parah.
Hampir setengah harian, barulah mereka menyelesaikan
pekerjaan itu. Saat ini, sang surya sudah mulai condong ke
barat.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berdiri termangu-mangu,
Dia tahu jelas dalam hati, apabila tidak membasmi si pemetik
harpa itu, tentu dirinya tidak akan dapat kembali gagah
seperti dulu,
Oleh Karena itu, setelah berdiri termangu sejenak, dia
melesat pergi meninggalkan puncak Sian Jin Hong dan mulai
menyelidiki asal-usul tandu mewah tersebut. Tidak disangkasangka,
justru di tengah jalan dia melihat sebuah kereta
mewah sedang melaju ke arah utara,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek langsung menempuh ke
arah utara untuk mengejar kereta mewah itu,
Beberapa hari kemudian, dia tiba di sekitar gunung Pak
Bong San, masih ada orang melihat kereta mewah tersebut

927
Kejadian di puncak Sian Jin Hong, memang telah
menggemparkan seluruh rimba persilatan. sebelum tandu
mewah itu muncul di puncak Sian Jin Hong, sudah banyak
orang meninggalkan puncak tersebut, maka mereka terhindar
dari petaka itu,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek amat cerdas, maka tahu
bahwa kejadian di puncak Sian Jin Hong, pasti diatur secara
rapih oleh orang yang berada di dalam tandu mewah. Terlebih
dahulu orang itu membuat para jago tangguh beberapa partai
bentrok, setelah itu barulah turun tangan membasmi mereka
dengan Pat Liong Thian Im. Kelihatannya si pemilik harpa
maut itu ingin menguasai dunia persilatan
Setelah berpikir secara seksama, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek merasa dugaannya tidak meleset
Namun ada satu hal yang dia tidak mengerti, yakni siapa
sebetulnya iblis pemilik harpa maut itu?
Ketika mulai mendekati gunung Pak Bong San, Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek menduga, apakah pemilik harpa maut
itu si Nabi Setan-Seng Ling?
Namun kemudian dia membantah dugaannya sendiri,
sebab kalau benar pemilik harpa maut itu si Nabi Setan-Seng
Ling, yang mana telah memiliki Pat Liong Thian Im, tidak
mungkin dia masih mau menculik Lu Leng untuk menekan Lu
Sin Kong.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek terus mengejar kereta
mewah tersebut, tapi justru malah bertemu Tam Goat Hua di
dalam rimba itu,

928
Begitu mengetahui Tam Goat Hua berhasil menolong Lu
Leng, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek girang bukan main,
Namun ketika mendengar Lu Leng menghilang lagi, dia marah
sekali, lalu mencaci maki Tam Goat Hua, dan setelah itu,
barulah pergi.
Setelah pergi, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mencari Lu
Leng di sekitar daerah itu. Ketika Tam Goat Hua dan Oey Sim
Tit menuju sebuah rumah besar, dia sudah mengikuti di
belakang mereka.
Llmu Ginkangnya amat tinggi, maka Tam Goat Hua dan
Oey Sim Tit sama sekali tidak tahu kalau diikutinya.
Setelah Tam Goat Hua memasuki rumah besar itu, Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek segera melesat ke atapnya dan
terus mengintip gerak-gerik Tam Goat Hua. Betapa kagumnya
ketika menyaksikan bagaimana sikap gadis itu menghadapi
Liat Hwe Cousu, Di antara Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua
terdapat perselisihan usia yang begitu jauh, tapi Tong Hong
Pek tidak memikirkan hal itu,
Dia hanya merasa Tam Goat Hua merupakan gadis yang
amat berani dan gagah, bahkan amat cerdas, maka pantas
menjadi temannya,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek terus mengintip, Ketika
Tam Goat Hua dan Oey Sim Tit dalam keadaan bahaya,
barulah dia muncul mendadak.
Apa yang terjadi selanjutnya, sudah diceritakan di atas.
Seusai Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menutur, wajah Lu
Leng tampak merah padam, kemudian dia berkata dengan
lantang,

929
"Kalau begitu, pembunuh ayahku adalah iblis yang
memetik harpa itu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut.
"Memang dia. Kelihatannya pelaku yang muncul dalam
rimba persilatan, juga dia yang menimbuikan-nya."
Lu Leng mengepalkan tangannya seraya berkata,
"Kalau tidak membalaskan dendam ayahku, aku tidak mau
jadi orang!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum,
"Tentu! Kalau tidak, bagaimana aku bersedia menerimamu
sebagai murid?"
Mendadak Lu Leng bertanya,
"Tempat tinggal iblis itu, entah berada di mana?"
Tam Goat Hua langsung menyahut tanpa sadar
"Aku tahu!"
Lu Leng segera menggenggam tangan gadis itu erat-erat
seraya bertanya,
"Kakak Goat, cepat katakan di mana tempat tinggal iblis
itu!"
Tam Goat Hua menyahut

930
"Adik Leng, kau jangan terburu nafsu! Aku pun tidak akan
tinggal diam mengenai dendam kematian ayahmu, Tempat
tinggal iblis itu, tidak jauh dari sini,"
Kemudian Tam Goat Hua menutur tentang dirinya ketika
kehujanan, lalu berteduh di sebuah rumah besar,
Usai mendengar penuturan gadis itu, Lu Leng berkata,
"Guru, Kakak Goat! Mari kita cari dia sekarang!"
Wajah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek langsung berubah.
"Tidak boleh!"
Lu Leng tertegun.
"Mengapa?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tampak serius,
"Di puncak Sian Jin Hong, ketika aku melancarkan sebuah
pukulan, justru mendadak terdengar seperti suara ledakan,
sehingga membuatku terpental. Ternyata suara harpa, Oleh
karena itu, kita tidak bisa mendekatinya, harus menggunakan
suatu siasat"
Bagian 19
Tiba-tiba Lu Leng teringat apa yang dialaminya ketika
berada di luar kota Lam Cong, Dia pernah melihat sebuah
harpa kuno di dalam kereta mewah.

931
Tanpa sengaja dia memetik salah satu tali senar harpa itu,
kemudian timbullah suara yang amat memekakkan telinga,
sehingga mengejutkan kuda penarik kereta mewah tersebut.
Teringat akan kejadian itu, Lu Leng pun percaya akan apa
yang dikatakan gurunya.
Seketika dia diam, namun sepasang matanya berapi-api.
Menyaksikan itu Tam Goat Hua tahu Lu Leng yang beradat
keras itu pasti merasa penasaran dalam hati Gadis itu khawatir
Lu Leng akan membuat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
tersinggung, maka segera berkata,
"Adik Leng, kau harus dengar kata-kata.... Tuan Tong
Hong!"
Lu Leng tidak menyahut, hanya mengeluarkan suara
dengusan.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata sungguhsungguh,
"Kita tahu tempat tinggalnya, tapi tidak boleh ke sana,
bahkan harus menghindar lebih jauh."
Tam Goat Hua segera bertanya,
"Tuan Tong Hong, kalau begitu, apakah kita harus
menyiarkannya terus malang-melintang saja?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengerutkan kening dan
tersenyum hambar, sehingga membuatnya kelihatan
bertambah tampan,

932
Tam Goat Hua sedang berbicara dengannya, tentunya
harus memandangnya, Ketika menyaksikan Tong Hong Pek
begitu tampan menawan hati, seketika hatinya berdebar-debar
kacau, untung Tong Hong Pek cepat menyahut, kalau tidak
pasti gadis itu terus terkesima, setelah tersenyum, Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut,
"Tentu tidak, sebab aku telah menyadarkan Sui Cing
Siansu. Lagipula ayahmu pun ke puncak Sian Jin Hong, pasti
bertemu Siansu itu dan mereka berdua tentu akan
mengundang para jago tangguh dalam rimba persilatan guna
merencanakan sesuatu."
Tam Goat Hua menarik nafas panjang.
"Aaaah! Kenapa Pat Liong Thian Im itu, tidak jatuh ke
tangan pendekar berhati bajik?"
Begitu mendengar ucapan itu, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek langsung tertawa gelak,
"Ha ha ha!"
Tam Goat Hua tertegun, Dia menatap Tong Hong Pek
dengan mata terbelalak sambil bertanya.
"Tuan Tong Hong, kenapa tertawa gelak? Apakah tidak
benar perkataanku tadi?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa lagi, lalu
menyahut
"Tentu tidak, Cobalah pikir, apakah dalam rimba persilatan
terdapat pendekar yang berhati bajik?"

933
Tam Goat Hua diam saja, namun keningnya tampak
berkerut, pertanda dia tidak setuju akan perkataan laki-laki
itu.
Sebelum gadis itu membuka mulut, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek sudah berkata.
"Seandainya ada pendekar berhati bajik dalam rimba
persilatan, tapi begitu memperoleh Pat Liong Thian Im,
hatinya pasti berubah."
Tam Goat Hua tercengang,
"Kenapa bisa begitu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menjawab sambil
tersenyum.
"Karena pasti timbul suatu niat, yaitu ingin menjagoi rimba
persilatan, otomatis membuatnya berubah menjadi jahat. Pat
Liong Thian Im memang merupakan ilmu yang teramat tinggi,
namun juga membawa petaka dalam rimba persilatan,"
Karena masuk akal apa yang dikatakan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek, gadis itu manggut-manggut dan tidak banyak
bicara lagi,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa, setelah itu
memakai lagi kedok "Buddha Tertawa" itu.
"Mari kita pergi!"
Lu Leng yang masih begitu muda, tentunya tidak begitu
mengerti akan perkataan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek

934
tadi, Maka, begitu mendengar orang itu mau pergi, dia
langsung bertanya,
"Mau ke mana, Guru?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan dingin,
"Meninggalkan tempat ini, makin jauh makin baik."
Bibir Lu Leng bergerak-gerak, Kelihatannya dia ingin
mengatakan sesuatu, namun dibatalkannya,
Giok Bin Sin Kun-tong Hong Pek sudah mengayunkan
kakinya, Tam Goat Hua dan Lu Leng segera mengikutinya,
Bagaimana ekspresi wajah Lu Leng, tidak terlepas dari
mata Tam Goat Hua. Maka, gadis itu tahu bahwa saat ini Lu
Leng amat tidak puas terhadap Tong Hong Pek. Tam Goat
Hua ingin membuka mulut menasihatinya, namun tidak tahu
harus bagaimana menasihatinya, Lagipula dirinya berada di
tengah-tengah Lu Leng dan Tong Hong Pek, maka timbul
suatu hubungan yang agak ganjil dan itu membuat pikirannya
kacau.
Berselang beberapa saat kemudian, mereka bertiga
memasuki sebuah kota kecil
Ketika itu hari pun sudah gelap, maka mereka bertiga
bermalam di sebuah penginapan.
Walau sudah larut malam, Tam Goat Hua masih tidak bisa
pulas. Hati dan pikirannya diliputi rasa geli sah. Dia bersama
Lu Leng menempuh bahaya dan bersama pula menghadapi
berbagai macam kesulitan sehingga meninggalkan suatu
kesan di dalam hatinya,

935
Akan tetapi, setelah bertemu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek, gadis itu pun merasa bahwa Tong Hong Pek jauh lebih
menarik dari Lu Leng, Bersama laki-laki itu dia merasa aman
dan tidak perlu merasa takut terhadap apa pun. Berpikir
sampai di situ, wajahnya langsung memerah.
Tam Goat Hua terus berpikir, akhirnya hampir pulas.
Mendadak dia mendengar langkah seseorang di dekat jendela,
kemudian terdengar pula suara ketukan di jendela itu.
Gadis itu segera meloncat bangun dan bersiap-siap
menghadapi segala kemungkinan Di saat itu terdengar suara
seruan rendah.
"Kakak Goat! Kakak Goat! Kau sudah tidur?"
Begitu mendengar suara Lu Leng, seketika Tam Goat Hua
menarik nafas lega, dan segera membuka daun jendela,
Dilihatnya Lu Leng berdiri di luar jendela dengan wajah serius.
Begitu melihat Lu Leng, Tam Goat Hua pun dapat
menduga sedikit maksud tujuannya.
Gadis itu langsung berkata dengan suara rendah,
"Adik Leng, apakah kau sudah tidak mau mendengar
perkataan gurumu?"
Wajah Lu Leng memerah, karena Tam Goat Hua telah
membaca pikirannya. Kemudian dia menyahut dengan suara
rendah.

936
"Kakak Goat, aku sudah tahu siapa pembunuh ayahku,
tapi kenapa kita malah harus menghindar?"
Tam Goat Hua menjulurkan tangannya. Ditariknya Lu Leng
ke dalam kamar, lalu berkata.
"Adik Leng, apakah kau mau pergi mengantar nyawa?"
Sepasang mata Lu Leng tampak membara.
"Tak peduli apa pun, aku harus pergi mencari musuhku
itu! Kakak Goat, maukah kau ikut aku?"
seandainya Tam Goat Hua belum bertemu Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek saat ini pasti mengiyakan pertanyaan Lu
Leng itu.
Namun setelah berkenalan dengan Tong Hong Pek, dia
merasa setiap perkataan Tong Hong Pek masuk diakal, Tanpa
sadar, perasaannya telah terpengaruh oleh Tong Hong Pek.
Oleh karena itu, tanpa mempertimbangkan lagi dia
langsung menyahut
"Adik Leng, jangan omong yang bukan-bukan, kau tidak
boleh pergi!"
Di wajah Lu Leng tersirat rasa kecewa dan kemudian dia
berkata,
"Kakak Goat, kalau begitu kau tidak mau ikut aku?"
Tam Goat Hua tersenyum getir

937
"Bukan hanya itu, bahkan kau pun tidak boleh pergi ke
mana-mana!"
Lu Leng menundukkan kepala dan tak bersuara sama
sekali
Tam Goat Hua segera berkata,
"Adik Leng, kalau kau tidak mau menurut perkataanku aku
akan membanguni Tuan Tong Hong, agar dia yang
melarangmu."
Lu Leng cepat-cepat menggoyang-goyangkan tangannya
seraya berkata cepat,
"Kakak Goat, jangan membanguni Guru! Aku... aku
menurut perkataanmu!"
Tam Goat Hua tersenyum.
"lni baru benar! cepatlah kau pergi tidur!"
Lu Leng membalikkan badannya mendekati jendela, lalu
menoleh kan kepala memandang gadis itu seraya berkata
dengan wajah kemerah merahan.
"Kakak Goat, aku amat suka kepadamu."
Mendengar ucapan itu, wajah Tam Goat Hua memerah
dan hatinya agak berdebar-debar
"Adik Leng, aku pun sama," sahutnya.

938
Lu Leng memandangnya sambil tersenyum, kemudian
mereka berdua berpeluk-pelukan,
Berselang sesaat, barulah mereka melepaskan pelukan
masing-masing. Namun mereka berdua masih saling
menggenggam tangan sambil memandang keluar jendela,
Keadaan di luar gelap gulita, sama sekali tiada sinar
rembulan maupun bintang, Sesaat kemudian Lu Leng berkata.
"Aku pergi!"
Tam Goat Hua menyahut "Ng", tapi tak bergeming dari
tempatnya, sedangkan Lu Leng meloncat keluar melalui
jendela itu,
Gadis itu berdiri di dekat jendela. Sekejap Lu Leng sudah
menghilang, Saat ini, hati Tam Goat Hua bertambah kacau.
Tadi apa yang diucapkan Lu Leng amat jelas sekali di
telinganya, Padahal dia dan Lu Leng memang merupakan
pasangan yang serasi. Akan tetapi, justru muncul Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek di tengah-tengah mereka.
Lama sekali Tam Goat Hua berdiri di situ, kemudian
menghela nafas panjang sekali. Ketika dia baru mau
membalikkan badannya, mendadak pikirannya teringat
sesuatu, dan itu membuatnya amat terkejut.
Dia segera membayangkan kembali gerak-gerik Lu Leng,
dan seketika dia merasa bahwa gerak-gerik anak muda itu
agak ganjil
Cinta yang bersemi di antara mereka berdua bukan di
mulai dari hari ini, tapi boleh dikatakan sudah cukup lama, dan

939
masing-masing menyimpannya dalam hati, tak pernah
mencurahkannya.
Lagipula, Lu Leng sangat menghormatinya, maka
seharusnya tidak begitu berani mengucapkan kata-kata itu.
Hanya ada satu kemungkinan Lu Leng telah berpikir
bahwa dirinya sendiri akan menemui suatu bahaya bahkan
mungkin juga nyawanya akan melayang malam ini, maka dia
memberanikan diri mencetuskan kata-kata dalam hatinya,
itu berarti ketika pergi ke kamar Tam Goat Hua, Lu Leng
telah mengambil keputusan untuk pergi mencari pembunuh
ayahnya, Di saat meninggalkan kamar Tam Goat Hua,
keputusannya itu tidak berubah sama sekali, tapi gadis itu
malah mengira Lu Leng telah mendengar nasihatnya.
Tam Goat Hua teringat akan kelihayan dan kedahsyatan
Pat Liong Thian Im, dan teringat pula akan ayahnya yang
berkepandaian tinggi juga masih terluka parah, Dia pun tahu
bahwa Lu Leng beradat begitu keras, jika melihat iblis itu pasti
memunculkan diri
Berpikir sampai di situ, tanpa ayal lagi Tam Goat Hua
segera melesat keluar melalui jendela, dan langsung menuju
ke kamar Lu Leng, Didorongnya daun jendela kamar itu seraya
berseru-seru,
"Adik Leng! Adik Leng!"
Begitu memanggil dua kali tiada sahutan, dia langsung
melongok ke dalam, tapi tidak melihat Lu Leng, seketika itu
juga dia panik, karena dugaannya tidak meleset Ketika dia
baru mau membalikkan badannya untuk pergi

940
memberitahukan kepada Tong Hong Pek, mendadak
mendengar suara langkah yang amat ringan di belakangnya,
Tam Goat Hua segera membalikkan badannya,
Yang dilihatnya bukan kedok yang aneh, melainkan seraut
wajah yang amat tampan menawan hati,
Gadis itu segera memberitahukan
"Tuan Tong Hong, adik Leng sudah pergi."
Wajah Tong Hong Pek langsung berubah serius. Tam Goat
Hua bertanya dengan suara rendah,
"Bagaimana kalau kita pergi mengejarnya?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek balik bertanya.
"Kau tahu dia ke kemana?"
Tam Goat Hua manggut-manggut,
"Tahu, Dia pergi mencari si iblis Harpa untuk menuntut
balas."
Air muka Tong Hong Pek berubah, kemudian dia
membanting kaki seraya berkata sengit.
"Anak itu! Mari cepat kita kejar!"
Tong Hong Pek menjulurkan tangannya, ternyata dia
mengapit Tam Goat Hua di bawah ketiaknya

941
Seketika wajah gadis itu memerah sampai ke telinga,
bahkan hatinya deg-degan tidak karuan.
Tong Hong Pek berbisik,
"Mari kita berangkat, kau sebagai penunjuk ja-lan!"
Tam Goat Hua tahu bahwa Tong Hong Pek tidak
bermaksud apa-apa, hanya khawatir karena Ginkang-nya
rendah tak dapat mengikutinya, maka meng-apitnya agar bisa
lebih cepat,
Namun meskipun begitu, hatinya tidak terluput dari degdegan.
Belum pernah dia begitu dekat dengan kaum lelaki,
lagipula lelaki itu amat menarik hatinya, maka tidak
mengherankan kalau hatinya berdebar-debar tidak karuan,
Kemudian dia mengangguk, sekaligus mengeluarkan suara
"Ng", sebagai jawabannya, Di saat bersamaan, Tong Hong Pek
melesat pergi,
Tam Goat Hua merasakan adanya angin menderu-deru
melewati telinganya, Dapat dibayangkan betapa tingginya
Ginkang Tong Hong Pek. sedangkan Tam Goat Hua terus
menunjuk jalan, Dalam waktu satu jam mereka sudah
menempuh enam puluh mil lebih, maka rumah besar yang
dituju sudah tidak begitu jauh.
Tak seberapa lama kemudian tibalah mereka di depan
rumah besar tersebut Tam Goat Hua memandang ke depan,
lalu mendadak mengeluarkan suara "iih”

942
Begitu mendengar suara itu, Tong Hong Pek segera
menghentikan langkahnya, Kini mereka sudah berada di depan
rumah besar itu.
Akan tetapi, rumah besar itu kini sudah tidak ada. Di
bawah sinar bulan yang remang-remang, tampak rumah besar
itu telah berubah menjadi abu, bahkan masih tampak sedikit
asap,
Betapa herannya Tam Goat Hua.
"Tuan Tong Hong, memang tempat ini, tapi kenapa sudah
musnah?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menatapnya seraya
bertanya.
"Kau tidak salah ingat?" Tam Goat Hua menyahut "Tentu
tidak. Hari itu aku berteduh di rumah ini."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengerutkan kening.
"lni justru sungguh aneh. Kelihatannya Lu Leng juga tidak
berada di sini."
Tam Goat Hua segera berseru-seru.
"Adik Leng! Adik Leng!"
Hanya suara seruan Tam Goat Hua yang bergema, sama
sekali tiada suara sahutan,
Tong Hong Pek segera bergerak berputar di sekitar tempat
itu, Ketika sampai di sudut sebelah timur, dia berhenti dan

943
mendadak membentak keras sambil melancarkan sebuah
pukulan.
Ternyata pukulannya diarahkan ke sebuah pilar yang telah
patah, Besar pilar itu sepelukan orang, namun begitu
terhantam pukulan Tong Hong Pek langsung patah dan
melayang ke atas,
Semula Tam Goat Hua mengira bahwa Tong Hong Pek
menemukan Lu Leng, namun tiba-tiba laki-laki membentak
"Siapa?"
Seketika tampak dua sosok bayangan mencelat ke atas,
Gerakan kedua sosok bayangan itu amat cepat dan setelah
mencelat ke atas, lalu berjungkir balik menerjang ke arah
Tong Hong Pek.
Sepasang bahu Tong Hong Pek bergerak, ternyata dia
telah menggerakkan sepasang telapak tangannya untuk
menangkis.
Sebelum terjangan kedua sosok bayangan itu sampai ke
arah Tong Hong Pek, sekonyong-konyong terdengar suara
siulan dan seketika mereka terpental ke belakang, Namun
gerakan mereka berdua sungguh cepat, bagaikan gulungan
asap menerjang ke arah Tam Goat Hua.
Begitu melihat kedua orang itu menerjang ke arah nya,
Tam Goat Hua segera bergerak cepat untuk menghindar
namun serangkum tenaga yang amat dahsyat telah mengarah
bagian dadanya.

944
Tadi menyaksikan gerakan kedua orang itu begitu gesit
dan cepat, Tam Goat Hua sudah menduga kedua orang itu
pasti berkepandaian tinggi, maka dia tidak berani menangkis,
melainkan berkelit lagi,
Setelah berhasil berkelit, barulah Tam Goat Hua melihat
jelas kedua orang itu, dan langsung berseru.
“Ternyata kalian berdua!"
Kedua orang itu tidak menyahut namun dalam sekejap
mereka berdua sudah mencelat mundur belasan depa,
Di saat bersamaan, terdengar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek mengeluarkan siulan panjang, lalu membentak
"Berhenti!"
Kedua orang itu langsung berhenti dan itu membuat Tam
Goat Hua terheran-heran, sedangkan Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek tertawa dingin sambil menghampiri mereka,
Kedua orang itu membalikkan badan, ternyata Kim Kut Lau
dan Hek Sin Kun.
-ooo0ooo-
Bab 43
Saat ini wajah kedua orang itu tampak ketakutan Padahal
mereka berdua tergolong iblis yang telah lama malang
melintang dalam rimba persilatan, namun kini mereka berdua
berdiri beradu punggung sepertinya menghadapi musuh besar

945
Tak seberapa lama kemudian Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek sudah berada di hadapan kedua orang itu,
Tong Hong Pek berkata dengan dingin sekali.
"selamat bertemu!"
Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun saling memandang sejenak,
kemudian Hek Sin Kun menyahut
"Ternyata Saudara Tong Hong, memang selamat
bertemu!"
Tong Hong Pek mengerutkan kening sambil menghardik.
"Dengan dasar apa kalian menyebutku Saudara?"
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau amat terkenal dalam rimba
persilatan, terutama Hek Sin Kun. Di gunung Thay San dia
merupakan raja, lagipula dia memiliki ilmu pukulan Hek Sah
Ciang yang amat beracun dan lihay.
Akan tetapi, saat ini Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
justru tidak sungkan-sungkan menghardik mereka, dan kedua
orang itu sama sekali tidak berani bersuara,
Tong Hong Pek bertanya dengan dingin,
"Kalian berdua berbuat apa di sini?"
Hek Sin Kun menyahut

946
"Sesungguhnya kami mau pergi ke istana Setan untuk
menemui Setan Tua Seng Ling, kebetulan melewati tempat
ini."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mendengus.
"Hm! Tadi kalian melihat seorang pemuda kemari?"
Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun saling memandang sejenak,
kemudian Hek Sin Kun menyahut
"Kami juga baru tiba, tapi sepertinya ada seorang lelaki
dan seorang wanita melesat pergi, entah mereka yang dicari
Tuan Tong Hong atau bukan?"
Tong Hong Pek mengerutkan kening.
" Seorang lelaki dan seorang wanita?"
Kim Kut Lau mengangguk.
“Tidak salah."
Tong Hong Pek berpikir sejenak, dia yakin Lu Leng ke
tempat ini tidak akan bersama siapa pun. Mereka yang
dimaksudkan itu pasti orang lain, Lu Leng belum sampai di
sini, pasti terjadi sesuatu di " tengah jalan,
Setelah berpikir sejenak, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
lalu mengibaskan tangannya,
"Kalian berdua pergilah!"

947
Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun segera mencelat ke belakang
beberapa depa, namun mendadak Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek berseru.
"Tunggu!"
Kedua orang itu langsung berhenti dan bertanya.
"Tuan Tong Hong mau pesan apa?"
Giok Bin Sin Kun mendongakkan kepala memandang langit
Tam Goat Hua yang berdiri di sebelahnya melihat di wajah
Tong Hong Pek tersirat suatu penderitaan, dan itu membuat
gadis tersebut terheran-heran. Berse!ang sesaat, Tong Hong
Pek menghela nafas seraya bertanya.
"Hek Sin Kun, adik perempuanmu baik-baik saja?"
Pertanyaan tersebut membuat Tam Goat Hua tertegun
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau berdua pernah
memberitahukannya bahwa mereka berdua adalah ipar-ipar
ayahnya, Ketika itu Tam Goat Hua tidak percaya, namun
setelah bertanya kepada ayahnya, barulah dia tahu bahwa itu
benar
Kalau begitu, yang dimaksudkan "Adik Perempuan",
tentunya adalah ibunya sendiri. ini sungguh diluar dugaan
gadis tersebut, karena Tong Hong Pek tidak hanya kenal
ayahnya, bahkan juga kenal ibunya,
Maka, tidak mengherankan kalau gadis itu kemudian
tertegun.
Terdengar Hek Sin Kun menyahut

948
"Adik perempuan ku itu tidak ketahuan rimbanya, sudah
hampir dua puluh tahun."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengerutkan kening,
"Benarkah begitu?"
Hek Sin Kun manggut-manggut
"Tidak salah, kami berdua pun telah berusaha mencarinya,
namun tiada hasilnya, Belum lama ini kami dengar, Cit Sat Sin
Kun muncul kembali, kami justru sedang mencari nya,
seandainya adikku itu sudah celaka di tangannya,.,."
Ketika Hek Sin Kun berkata sampai di situ, mendadak Tong
Hong Pek menggeram, Dan seketika melancarkan pukulan ke
arah sebuah pohon yang berjarak beberapa depa di
belakangnya, membuat pohon yang amat besar itu hancur di
tengah-tengah dan roboh seketika
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau mundur beberapa langkah,
kemudian tampak termangu-mangu,
Kim Kut Lau berkata.
"Nona Tam pasti tahu kakakku berada di mana."
Tong Hong Pek berpaling memandang Tam Goat Hua.
sepasang matanya menyorot tajam sehingga membuat nyali
gadis itu menjadi ciut,
Tam Goat Hua menarik nafas dalam-dalam, kemudian
memberanikan diri untuk menyahut.

949
“Aku pun tidak tahu ibuku berada di mana”
Tong Hong Pek mengalihkan pandangnya ke arah lain, lalu
berkata sepatah demi sepatah.
"Nona Tam, apakah kau tidak pernah bertanya kepada
ayahmu, di mana ibumu?"
Tam Goat Hua segera menjawab.
"Tentu pernah."
Mendadak suara Tong Hong Pek berubah serius,
"Ayahmu pernah bilang, bahwa dia yang mencelakai
ibumu?"
Tam Goat Hua tertegun mendengar pertanyaan itu,
"Tuan Tong Hong, apakah ayahku orang semacam itu?"
Tong Hong Pek mendengus, namun Tam Goat Hua tidak
tahu apa yang sedang dipikirkannya, hanya merasa urusan
tersebut amat rumit, bahkan mungkin terselip suatu cerita
yang berliku-liku,
Gadis itu cuma tertegun sambil memandang Tong Hong
Pek, sedang Tong Hong Pek berdiri mematung di tempat,
berselang sesaat barulah berkata.
"Kalau kalian berdua tahu jejaknya, harus segera
memberitahukan kepadaku!"

950
Hek Sin Kun dan Kim Kau Lau mengangguk, kemudian
memberi hormat. setelah itu, mereka berdua segera beranjak
pergi.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memandang bulan yang
bersinar remang-remang, lama sekali barulah mengeluarkan
suara helaan nafas.
Tam Goat Hua terus memandangnya, Walau dia tidak tahu
kenapa Tong Hong Pek tampak begitu risau, namun dia yakin
Tong Hong Pek sedang memikirkan sesuatu,
Tam Goat Hua melangkah maju dan bertanya.
"Tuan Tong Hong, apa yang sedang kau pikirkan?"
Giok.Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak menyahut
melainkan hanya menatapnya dengan penuh cinta kasih.
Tam Goat Hua terkejut, tidak tahu harus berkata apa.
Mendadak Tong Hong Pek menggenggam tangannya eraterat.
Itu membuat hati Tam Goat Hua berdebar-debar dan
detak jantungnya pun bertambah cepat,
Di saat itulah Tong Hong Pek justru bergumam,
"Adik Giok" Adik Giok! Apakah kau... pernah melupakan
aku?"
Betapa herannya dalam hati Tam Goat Hua dan wajahnya
pun menjadi ke merah merahan ketika Tong Hong Pek
menyebut dirinya "Adik Giok",

951
"Tuan Tong Hong, kenapa kau? Aku... Goat Hua."
Tong Hong Pek kelihatan seperti baru tersadar dari mimpi.
Pia memandang Tam Goat Hua sejenak, lalu melepaskan
tangannya,
Setelah itu, dia menghela nafas panjang, sekaligus
mengarahkan pandangannya ke arah lain.
Menyaksikan sikap Tong Hong Pek, gadis itu yakin bahwa
Tong Hong Pek terjerat benang-benang cinta di masa Ia1u.
"Adik Giok" yang dimaksud pasti buah hatinya, yang
membuatnya risau hingga saat ini. Tong Hong Pek begitu
tampan dan berkepandaian amat tinggi, masih sulit
melepaskan diri dari jeratan benang-benang cinta, bagaimana
dirinya sendiri? Diam-diam Tam Goat Hua menghela nafas
panjang,
Gadis itu terus berpikir, sehingga membuat hatinya
semakin kacau, Di saat Tong Hong Pek sedang mendongakkan
kepala memandang langit, dia ingin pergi dari situ,
Akan tetapi, dia kembali berpikir lagi, ketika Tong Hong
Pek menggenggam tangannya sambil memanggilnya "Adik
Giok", itu pasti ada sebab musababnya,
Apakah buah hati Tong Hong Pek masa lalu itu mirip
dirinya, ataukah bahkan ibunya sendiri?
Berpikir sampai di situ, maka Tam Goat Hua membatalkan
niatnya untuk pergi dan malah kemudian berseru,
"Tuan Tong Hong!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menghela nafas panjang,

952
"Nona Tam, maafkan sikapku tadi, aku sungguh tak dapat
mengendalikan diri!"
Tam Goat Hua menyahut dengan suara rendah.
"Aku tidak mempersalahkanmu, Tuan Tong Hong, tadi kau
menyebut "Adik Giok", apakah buah hatimu dulu mirip dengan
diriku?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membalikkan badannya
lalu menatap Tam Goat Hua dengan lembut sekali seraya
berkata,
"Tidak salah. Dia amat mirip denganmu, sama-sama cantik
jelita."
Tam Goat Hua berusaha menenangkan hatinya setelah itu
barulah berkata,
"Tuan Tong Hong, aku sudah tahu, dia... pasti ibuku."
Tong Hong Pek menundukkan kepala,
"Tidak salah."
Seketika dalam pandangan Tam Goat Hua, Tong Hong Pek
bukan merupakan seorang pendekar yang berkepandaian
tinggi, melainkan seorang lelaki yang putus cinta dengan hati
hancur lebur, sedangkan Tam Goat Hua, boleh dengan
kehangatan cinta kasihnya, untuk mengobati hati Tong Hong
Pek yang telah hancur lebur itu.
Di antara mereka berdua, terdapat perbedaan usia,
tingkatan dan kepandaian. Namun segala itu, telah sirna
dalam hati Tam Goat Hua, Gadis itu hanya merasa, harus

953
membuat Tong Hong Pek jangan terus-menerus merindukan
ibunya,
Dia akan membuat dirinya memasuki hati Tong Hong Pek
seperti kekasihnya di masa lalu,
Oleh karena itu, Tam Goat Hua maju selangkah lalu
berkata dengan suara rendah.
"Tuan Tong Hong, urusan itu telah berlalu, untuk apa
dipikirkan lagi?"
Tong Hong Pek tertawa getir
"Nona Tam, usiamu masih muda, tidak tahu bagaimana
rasanya orang terjerat cinta."
Tam Goat Hua menghela nafas, kemudian berkata dengan
suara rendah,
"Tuan Tong Hong, aku mengerti itu."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek amat cerdas, bagaimana
mungkin dia tidak mengetahui isi hati gadis tersebut?
Seketika dia teringat akan beberapa kejadian di masa lalu,
Buah hatinya menghilang tidak ketahuan rimbanya, namun
putrinya justru dengan penuh cinta kasih terhadapnya.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun, kemudian
membelai-belai rambut Tam Goat Hua, Cinta kasihnya
terhadap buah hatinya di masa lalu, mulai diarahkan kepada
Tam Goat Hua, sedangkan gadis itu pun mendongakkan
kepala,

954
Begitu melihat Tam Goat Hua menatapnya dengan penuh
cinta kasih, seketika hati Tong Hong Pek terasa dingin sekali,
dan dia segera melangkah mundur
"Nona Tam, kini rambutku sudah hampir putih, bagaimana
mungkin menginjak ke dalam medan cinta lagi?"
Tam Goat Hua hanya tersenyum, tidak bersuara sama
sekali,
Perlu diketahui, kini Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
sudah berusia empat puluh lebih, namun kelihatannya seperti
baru berusia sekitar dua puluh tujuh tahun, Dia mengatakan
rambutnya sudah hampir putih, padahal masih hitam
mengkilap,
Ketika melihat Tam Goat Hua tersenyum, dalam hati tahu
tidak akan terhindari dari percintaan ini.
Di masa muda, memang banyak anak gadis yang jatuh
hati kepadanya, namun dia justru jatuh hati kepada seorang
gadis saja. Akan tetapi, akhirnya percintaan itu malah berubah
jadi lautan kesengsaraan yang tak ada batasnya, menyiksa
dirinya selama dua puluh tahun lebih,
Kini Tam Goat Hua mencintainya dengan sepenuh hati,
justru membuat pikirannya kacau balau, tidak tahu harus
bagaimana,
Berselang beberapa saat, barulah dia berkata, "Nona Tam,
ayahmu pergi ke Bu Yi San, aku harus pergi mencarinya.
Kau... lebih baik jangan ikut, sebab jika kami berdua bertemu
pasti timbul emosi."

955
Tam Goat Hua menggeleng-gelengkan kepala, "Tidak, biar
bagaimanapun aku harus ikut." Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek mengerutkan kening.
"Kalau begitu, kau tidak mau pergi cari Lu Leng lagi?"
Tam Goat Hua tertegun, kemudian menjawab, "Sudah
pasti harus pergi cari dia, tapi tidak tahu dia ke mana?"
Tong Hong Pek menghela nafas panjang.
"Adatnya keras melebihi adatku, maka di saat ini dia
memang harus mengalami berbagai macam penderitaan agar
kelak tidak gampang membunuh.
Tam Goat Hua berpikir sejenak.
"Kalau begitu, mari kita berangkat sekaligus mencari
jejaknya! Bagaimana?"
Sesungguhnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memang
tidak mau berpisah dengan Tam Goat Hua.
Dalam kurun waktu dua puluh tahun, Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek tercekam oleh rasa cinta dan benci, sehingga
membuatnya tidak mau meninggalkan gunung sa1ju. Namun
kini, cinta kasihnya yang terpendam itu, justru dibangkitkan
oleh Tam Goat Hua,
Walau dia berusaha mengendalikan diri, tapi tetap tidak
dapat mengendalikan cinta kasihnya itu,
Bersama Tam Goat Hua, membuatnya merasa muda
kembali seperti dua puluh tahun yang lampau, namun dia
yakin tidak akan putus cinta lagi seperti di masa lampau itu.

956
Walau berpikir begitu, tapi dia justru tidak mau
memperlihatkan cinta kasihnya itu, sebab urusan tersebut
tidak begitu sederhana,
Perasaan dalam hatinya berkecamuk, namun sikapnya
justru tampak hambar
"Kau mau ikut, aku pun tidak bisa melarang."
Tam Goat Hua tersenyum.
"Aku tahu kau pasti mengabulkan."
Jawaban tersebut membuat hati Tong Hong Pek tersentak
Kemudian dengan tidak banyak bicara lagi, langsung
berangkat ke Bu Yi San mencari Cit Sat Sin Kun.
Malam itu karena Tam Goat Hua tidak mau ikut Lu Leng,
membuat anak itu merasa kecewa sekali, tapi tidak
menggoyahkan keputusannya maupun tekad dalam hatinya,
setelah meninggalkan kamar Tam Goat Hua, Lu Leng pun
bergumam.
"Kakak Goat, maafkan aku kali ini telah membohongi mu.
ini pun terakhir kalinya."
Dia tahu jelas, betapa bahayanya seorang diri pergi ke
rumah si iblis Harpa, Oleh karena itu, ketika mau
meninggalkan kamar Tam Goat Hua, dia pun mengutarakan isi
hatinya,
Lu Leng sama sekali tidak berhenti, terus berlari menuju
rumah yang dikatakan Tam Goat Hua, pada waktu itu, kalau
Tam Goat Hua langsung mengejarnya pasti tersusul, tapi gadis
itu malah ke kamar Lu Leng dan kemudian muncul Giok Bin

957
Sin Kun-Tong Hong Pek, sehingga banyak waktu terbuang di
situ, sedangkan Lu Leng terus berlari Tiga puluh mil kemudian
dia beristirahat sejenak, lalu berlari lagi menuju rumah
tersebut. Satu jam kemudian tibalah dia di tempat tujuan,
namun rumah itu telah musnah di lalap api.
Lu Leng termangu-mangu di tempat, tidak mengerti
kenapa rumah itu terbakar ludes,
Ketika itu mendadak terdengar suara dengusan "Hm", dan
seketika muncul seseorang dari puing-puing yang berserakan
di tempat itu,
Betapa tegangnya hati Lu Leng, Yang muncul itu pun
tampak tertegun, sepertinya tidak menduga akan bertemu Lu
Leng di tempat ini.
Ternyata dia seorang gadis, Tangannya memegang
sebuah pecut yang bergemerlapan. setelah melihat jelas gadis
itu, mata Lu Leng berapi-api!
Ternyata gadis itu Han Giok Shia, yang pernah menyiksa
nya sampai setengah mati Kalau saat itu Tujuh Dewa tidak
segera menolongnya, nyawanya pasti sudah melayang di
tangan gadis itu.
Kini Han Giok Shia juga sudah melihat jelas, bahwa yang
berdiri itu memang Lu Leng.
Mereka berdua sama-sama beradat keras kalaupun tiada
dendam, mereka berdua pasti tidak akan saling mengalah.
Apalagi ketika di menara Hou Yok nyawa Lu Leng nyaris
melayang di tangannya,

958
Begitu saling menatap, wajah mereka langsung berubah
penuh kebencian, bahkan mereka mengeluarkan tawa dingin,
Han Giok Shia menatapnya dengan sinis, lalu berkata
dengan dingin,
"Bocah busuk, ternyata kau belum mampus ! Lu Leng
langsung meludah. "Phui! Gadis busuk, kalau aku belum
melihat kau mampus, bagaimana mungkin aku akan
mampus?"
Ketika berada di menara Hou Yok, Han Giok Shia mengira
bahwa ayahnya dibunuh oleh Lu Sin Kong. Kemudian di
puncak Sian Jin Hong, Hwe Hong Sian Kouw mengaku, bahwa
Han Sun mati di tangannya,
Membunuh orang merupakan urusan besar, tentunya tidak
boleh omong sembarangan
Akan tetapi, Han Giok Shia justru masih kurang percaya.
Karena dia menemukan mayat ayahnya di menara Hou Yok
bersandar di dinding, bahkan terdapat tulisan berdarah di
dinding, yaitu tulisan "Lu",
Oleh karena itu, Han Giok Shia beranggapan bahwa
kematian ayahnya pasti ada hubungan dengan Lu Sin Kong.
Padahal sesungguhnya, si Pecut Emas-Han Sun, justru
mati di tangan Hwe Hong Sian Kouw,
Namun tentang itu, tidak seharusnya Hwe Hong Sian
Kouw bertanggung jawab, Karena Hwe Hong Sian Kouw dan si
Pecut Emas-Han Sun terpengaruh oleh Pat Liong Thian Im,
sehingga membuat mereka berdua bertarung hingga mati.
seperti halnya dengan Lu Sin Kong, Ang Eng Leng Long dan

959
lainnya di puncak Sian Jin Hong, mereka saling membunuh
tanpa mengenal siapa pun.
TuIisan berdarah di dinding menara Hou Yok,
sesungguhnya tulisan si iblis Harpa, tujuannya membuat
beberapa partai saling membunuh
Tentang itu, beberapa tahun kemudian barulah diketahui
kaum rimba persilatan, dan itu akan diceritakan nanti,
Mengenai itu, Han Giok Shia sama sekali tidak tahu, maka
ketika mendengar Lu Leng berkata begitu, dia segera
menyahut
"Baik! Lihat siapa yang mati duluan!"
Han Giok Shia langsung mengayunkan Pecut Emasnya,
dengan mengeluarkan jurus Lang Hoan Lian Thian (Ombak
Bergulung-gulung Menyambung Langit) menyerang Lu Leng,
Ketika berada di menara Hou Yok, Lu Leng sudah pernah
bertarung dengan gadis itu, Walau usianya tidak besar begitu
banyak dari Lu l,eng, namun kepandaiannya justru jauh di
atas Lu Leng.
Oleh karena itu, begitu melihat Han Giok Shia, Lu Leng
sudah bersiap-siap, Maka begitu melihat Pecut Emas itu
meliuk-tiuk cepat ke arahnya, dia segera berkelit ke samping,
sekaligus menendang pecahan apa pun ke arah Han Giok
Shia, lalu meloncat mundur
Han Giok Shia segera menangkis pecahan pecahan itu
dengan Pecut Emasnya, setelah itu memandang ke depan,
namun Lu Leng sudah tidak kelihatan

960
Han Giok Shia tertegun Gadis itu menengok ke sana ke
mari, tapi keadaan di sekitarnya sunyi sepi tiada seorang pun
Dia yakin Lu Leng bersembunyi maka berkata dengan dingin
"Anak jahanam dari Go Bi Pai, sudah takut...."
Belum usai makiannya, mendadak gadis itu merasa ada
serangkum tenaga yang amat dahsyat menekan di atas
kepalanya!
Betapa terkejutnya Han Giok Shia, Walau kepandaiannya
lebih tinggi dari Lu Leng, namun pengalamannya dalam rimba
persilatan masih kurang, Saat itu dia mengira Lu Leng
menyerangnya dari atas,
Dia amat membenci Lu Leng, rasanya ingin
mencambuknya hingga mati. Oleh karena itu, dia sama sekali
tidak berkelit, melainkan melancarkan pukulan ke atas dengan
jurus Yah Hwe Sioh Thian (Api Liar Membakar Langit),
Plaak! Terdengar suara benturan,
Telapak tangan Han Giok Shia menghantam sesuatu yang
amat keras. Dia segera berkelip tapi terlambat Mendadak
terdengar suara tawa Lu Leng, dan di saat itulah sesuatu yang
amat berat mengarah ke kepalanya,
Walau Han Giok Shia sudah bergerak cepat, namun
mendadak bahunya terasa sakit sekali
Bum! Sebuah batu besar yang beratnya kurang lebih
seratus kati jatuh ke bawah,
Ternyata ketika Lu Leng berkelit ke belakang Han Giok
Shia, sebetulnya dia ingin menyerangnya dari belakang, Akan

961
tetapi, dia justru melihat sebuah pilar yang sudah miring, Dia
segera melesat ke atas, kebetulan di sisi pilar itu terdapat
sebuah batu, maka diangkatnya batu itu lalu dijatuhkannya ke
kepala Han Giok Shia yang sedang memaki dirinya.
Seandainya Han Giok Shia langsung berkelip tentu bahu
kirinya tidak akan tertimpa batu itu, Namun karena dia
mengira Lu Leng yang menyerang dari atas, maka dia pun
melancarkan pukulan ke atas, Betapa terkejutnya gadis itu
sebab yang dihantamnya bukan Lu Leng, melainkan sebuah
batu besar, Dia berusaha berkelit, namun sudah terlambat,
sehingga bahu kirinya tertimpa batu besar itu, seketika bahu
kirinya terasa sakit sekali bahkan tidak dapat digerakkan lagi,
membuat kegusarannya memuncak, Dia menyebarkan
pandangannya, Dilihatnya Lu Leng nangkring di atas sebuah
pilar sambil tertawa gelak.
Han Giok Shia membentak marah, kemudian mencelat ke
atas sambil menyerang Lu Leng dengan tiga jurus berturutturut,
yakni jurus Coan Yun Cai Goat (Membalikkan Awan
Memetik Bulan), Jit Goat Cih Seng (Matahan Dan Bulan
Muncul Bersama) dan jurus Pat Hong Hong Ih (Hujan Angin
Delapan Penjuru), Cambuk Emasnya berkelebatan mengarah
sekujur badan Lu Leng,
Lu Leng tahu dirinya tak dapat melawan, maka lalu
menggunakan siasat Ketika melihat Han Giok Shia mencelat ke
atas menyerangnya, dia pun segera merosotkan dirinya ke
bawah,
Di saat Pecut Emas itu mengenai pilar, Lu Leng justru
sudah berada di bawah, Mendadak dia mencelat ke atas
menghantam punggung Han Giok Shia, Gadis itu cepat-cepat
menghimpun hawa murni, Dia ingin membalikkan badannya
yang di udara untuk menangkis serangan Lu Leng, namun di

962
saat bersamaan, dia merasa bahu kirinya sakit sekali, maka
membuat gerakannya menjadi lamban.
Di saat itulah pukulan Lu Leng sudah sampai di
punggungnya,
Duuk! punggung Han Giok Shia terpukul
Akan tetapi, justru sungguh kebetulan sekali, pukulan itu
mengenai Liat Hwe Soh Sim Lun yang di punggung gadis itu.
Oleh karena itu, Lu Leng segera menyambarnya,
Serrt! Senjata itu sudah berpindah ke tangan Lu Leng.
Betapa gembiranya Lu Leng, dan kemudian langsung
mencaci.
"Gadis busuk, hari ini nyawamu pasti melayang!"
Sementara Han Giok Shia sudah melayang ke bawah.
wajahnya masih meringis-ringi,s menahan sakit di bahunya,
sedangkan Lu Leng telah mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun
ke arahnya,
Kalau Han Giok Shia terhantam senjata itu, pasti terluka
parah, sebab Lu Leng menggunakan tenaga sepenuhnya.
Namun Liat Hwe Soh Sim Lun merupakan senjata
istimewa, lagipula harus menggunakan jurus-jurusnya, Kalau
tidak, senjata tersebut tidak akan begitu hebat.
Lu Leng tidak pernah belajar jurus-jurus Liat Hwe Soh Sim
Lun, maka meskipun senjata itu mengarah Han Giok Shia, tapi
kedua gelang yang di ujungnya justru jatuh di hadapan gadis
itu,

963
Lu Leng tertegun, tak tahu apa sebabnya, justru di saat
itulah, Han Giok Shia mengayunkan Pecut Emasnya
menyerang Lu Leng,
Taaar!
Pecut Emas itu menghajar badan Lu Leng sehingga
meninggalkan bekas merah.
Lu Leng merasa sakit sekali, maka langsung meloncat ke
belakang. Namun Han Giok Shia pun langsung melangkah
mendekatinya,
Lu Leng tahu akan kelihayan gadis itu. Walau bahunya
sudah terluka, namun dia tetap bukan lawannya, Kini tempat
tinggal si iblis Harpa telah musnah, tentunya si iblis Harpa
tidak ada di situ, Namun dia harus membalas dendam
ayahnya, maka tidak boleh mati di tangan gadis itu, Karena
itu, dia menggunakan siasat memancing Han Giok Shia ke
penginapan, setelah itu dia memanggil kakak Tam Goat Hua
dan gurunya menghadapi gadis itu,
Oleh karena itu, dia segera membalikkan badan-nya,
sekaligus melesat meninggalkan tempat itu,
Bagaimana mungkin Han Giok Shia membiarkannya kabur?
Gadis itu langsung mengejarnya,
Siasat Lu Leng memang tidak salah, Kalau menempuh
jalan yang benar, dia tidak perlu sampai di penginapan, di
tengah jalan pun akan bertemu Tam Goat Hua dan Tong Hong
Pek.
Akan tetapi, Lu Leng tidak begitu paham jalan di daerah
itu, lagipula malam itu gelap gulita, maka membuatnya

964
menempuh jalan yang salah, menuju arah utara. Belasan mil
kemudian, suasana terasa semakin sunyi sepi.
Melihat gelagat itu Lu Leng segera tahu bahwa dirinya
telah salah jalan, Tapi saat ini Han Giok Shia terus
mengejarnya, maka tidak mungkin dia berbalik lagi.
Apa boleh buat, dia terpaksa terus berlari, Setelah
melewati dua tiga puluh mil, terdengar suara air menderuderu.
Tak seberapa lama, tampak air sungai mengalir deras.
Ternyata dia sudah sampai di tepi sungai Huang Ho (Sungai
Kuning), maka sudah barang tentu tiada jalan lagi,
sementara Han Giok Shia masih terus mengejar-nya.
Ketika mengejar, gadis itu pun mengobati bahu kirinya yang
terluka, bahkan sudah membalutnya, Tapi bahu kirinya itu
tetap tidak bisa bergerak, hanya tidak begitu terasa sakit lagi,
Ketika Lu Leng sampai di tepi sungai Huang Ho, gadis itu pun
sudah mengejarnya sampai di situ, karena tidak ada jalan lagi,
maka Lu Leng terpaksa membalikkan badannya lalu
membentak.
"Gadis busuk! Kau kira aku takut padamu?"
Kemudian dia mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun ke arah
Han Giok Shia, Gadis itu membentak, sekaligus menggerakkan
Pecut Emasnya untuk menangkis serangan Lu Leng, Maka,
terjadilah pertarungan yang amat sengit. Mereka terus
bertarung, sehingga tak terasa pertarungan itu telah melewati
lima jurus,
Lu Leng kelihatan mulai di bawah angin, karena tidak bisa
menggunakan senjata tersebut, sebaliknya Han Giok Shia
malah semakin gagah. pertarungan mereka sudah melewati

965
beberapa jurus lagi, Tiba-tiba terdengar Lu Leng menjerit,
ternyata bahunya tersambar Pecut Emas-Han Giok Shia,
Dia segera mencelat ke belakang, namun justru lupa
bahwa dirinya berada di pinggir sungai Hoang Ho, Maka begitu
ke belakang, arahnya jelas ke sungai itu.
Tampak arus sungai mengalir deras, membuat Lu Leng
menjadi panik, Akan tetapi, kebetulan di situ ada sebuah
perahu.
Lu Leng cepat-cepat menghimpun hawa murni, kemudian
berjungkir balik ke perahu itu dan hinggap dengan selamat,
Kalau Lu Leng jatuh ke dalam sungai, mungkin kegusaran
Han Giok Shia akan reda, lagipula tidak mungkin gadis itu
akan mencebur ke sungai mengejarnya.
Ketika melihat Lu Leng jatuh ke perahu itu, sedangkan Liat
Hwe Soh Sim Lun masih di tangannya, maka tanpa berpikir
panjang, gadis itu langsung bersiul panjang sambil melesat ke
perahu.
Betapa terkejutnya Lu Leng ketika melihat itu, Dia mau
mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun, namun Han Giok Shia
sudah sampai di perahu tersebut.
Gadis itu langsung membentak sengit,
"Bocah busuk, kau masih bisa lari ke mana?"
Serrr!
Han Giok Shia langsung menggerakkan Pecut Emasnya ke
arah kepala Lu Leng, tapi tidak bisa kena, sebab arus di sungai

966
Huang Ho amat deras, sehingga membuat perahu itu
bergoyang-goyang, lagi pula perahu itu sudah terombangambing
ke lengah sungai, menyebabkan Lu Leng terjatuh,
maka Pecut Emas itu menyerang tempat kosong,
Di saat bersamaan, Han Giok Shia terjatuh dan langsung
memegang pinggiran perahu. kemudian mereka berdua saling
menatap dengan penuh kebencian, perahu yang sudah berada
di tengah sungai itu terus meluncur mengikuti arus, Tak
seberapa lama kemudian, hari pun mulai terang,
Mendadak Lu Leng tertawa aneh dan berkata.
"Gadis busuk, kelihatannya kau sama sekali tidak bisa
berenang! Ya, kan?"
Mendengar ucapan ilu, Han Giok Shia terkejut bukan main
dan kemudian membatin, Bagaimana dia tahu aku tidak bisa
berenang? Mungkinkah dia akan melobangi perahu agar
tenggelam ?
Ketika berpikir, Han Giok Shia memperhatikan Lu Leng.
Ternyata dia pun memegang erat-erat pinggiran perahu. Kalau
dia bisa berenang, tentunya tidak akan begitu, karena itu Han
Giok Shia pun tertawa dingin,
"Baik! Mari kita tenggelamkan perahu ini!" Tidak salah, Lu
Leng pun tidak bisa berenang, Kalau dia tidak memikul
dendam kedua orangtuanya, dia pasti akan menenggelamkan
perahu itu, mati bersama Han Giok Shia,
Saat ini, dia hanya mendengus, tidak bicara apa-apa.
Mereka berdua tetap saling menatap dengan penuh kebencian

967
Tak seberapa lama kemudian, hari pun sudah terang, dan
mulai banyak perahu berhilir mudik di sungai tersebut
Perahu kecil yang membawa Lu Leng dan Han Giok Shia,
sewaktu-waktu pasti akan terbalik.
Akan tetapi, mereka berdua justru tidak mau
memperlihatkan kelemahan masing-masing. Siapa pun tidak
mau membuka mulut minta tolong kepada perahu lain.
Keadaan mereka telah terlihat oleh pemilik perahu lain,
Namun para pemilik perahu itu amat percaya tahyul Maka,
ketika melihat mereka berdua memegang senjata aneh, dan
tidak mau minta tolong di saat yang amat bahaya, para
pemilik perahu lain itu pun diam saja,
Perahu kecil itu terus meluncur mengikuti arus, Dalam
waktu satu hari sudah meluncur ratusan mil, Walau mereka
berdua tidak berani bangkit berdiri namun mulut mereka tetap
tidak saling mengalah.
Ketika hari mulai malam, perahu lain sudah mulai menepi,
namun perahu kecil itu masih terus meluncur mengikuti arus,
Satu hari lamanya mereka berdua tidak mengisi perut.
Maka, tidak mengherankan kalau mereka merasa lapar sekali,
Namun perahu kecil itu sama sekali tidak menepi, tentunya
mereka berdua pun tidak bisa mendarat.
Han Giok Shia merasa gugup dalam hati, Dia sampai di
rumah besar yang telah musnah dilalap api itu sebetulnya
tidak sengaja.
Hari itu Tam Ek Hui menariknya pergi, maka mereka
terhindar dari petaka itu. Turun dari puncak Sian Jtn Hong,

968
Tam Ek Hui segera pergi mencari ayahnya, sepanjang jalan,
terdengar bahwa pihak Hwa San Pai dan kaum rimba
persilatan lain sedang menuju ke Holam Pak Bong San. Tam
Goat Hua berpikir kemungkinan besar ayahnya juga berangkat
ke sana, karena itu dia bersama Han Giok Shia pun berangkat
ke sana pula.
Sebelum mereka berdua berkenalan, sudah terkesan baik
dalam hati, Setelah bertemu dan berkenalan, mereka berdua
pun saling jatuh cinta,
Akan tetapi, sifat Han Giok Shia memang terlampau keras.
Malam itu Tam Ek Hui mengatakan sesuatu, justru
menimbulkan ribut mulut di antara mereka berdua, dan
seketika juga Han Giok Shia pergi, Tam Ek Hui tahu sifatnya,
maka dia tidak gugup dan mengira sebentar lagi gadis itu
akan menunggunya di depan.
Akan tetapi, sungguh di luar dugaan, ketika Han Giok Shia
tiba di rumah yang dilalap api itu, justru bertemu Lu Leng,
Saat ini, perahu kecil yang terus meluncur mengikuti arus
itu, sudah meluncur hampir dua ratus mil, bagaimana mungkin
Tam Ek Hui dapat menemukannya?
Hati Han Giok Shia merasa gugup, Juga dikarenakan itu,
dia pun mulai menyesal Ketika Lu Leng jatuh ke perahu kecil
ini, tidak seharusnya gadis itu ikut melesat ke perahu tersebut
Kini entah bagaimana gugup dan paniknya Tam Ek Hui,
Begitu berpikir kekasihnya akan begitu, hatinya terasa seperti
tersayat, Semua itu gara-gara Lu Leng, karena itu, dia
semakin membenci anak itu, Maka tanpa memikirkan bahaya
lagi, mendadak dia maju beberapa langkah lalu menggerakkan
Pecut Emas yang di tangannya,

969
Taaar! Pecut Emas itu mengarah Lu Leng,
seketika Lu Leng berteriak lantang,
"Bagus!"
Tanpa berpikir panjang lagi, dia pun langsung
mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun untuk menangkis Pecut
Emas itu,
Di saat Lu Leng mengayunkan senjatanya, Han Giok Shia
justru menarik kembali Pecut Emas tersebut, Maka Liat Hwe
Soh Sim Lun menghantam dasar perahu itu, sehingga
terdengar suara "Plak" dan dasar perahu itu telah berlobang
dan seketika air sungai menerjang masuk.
Menyaksikan itu, gusarlah Han Giok Shia,
"Bocah busuk, kau berbuat apa?"
-ooo0ooo-
Bab 44
Begitu melihat perahu kecil itu bocor, hati Lu Leng
tersentak, namun dia tidak mau memperlihatkan rasa takutnya
di hadapan Han Giok Shia, sebaliknya malah mencaci.
"Gadis busuk, kau pasti ketakutan setengah mati, masih
tidak mau berlutut minta ampun?"

970
Han Giok Shia marah sekali, Ketika dia baru mau
membuka mulut balas mencaci, perahu kecil itu mulai
tenggelam.
Mereka berdua cepat-cepat memegang pinggiran perahu,
Tak lama kemudian, perahu itu sudah tenggelam sedangkan
mereka berdua hanya tampak bagian atas saja, Mereka
terapung di permukaan air sambil memegang pinggiran
perahu, Di saat yang amat gawat ini, mereka berdua malah
bertarung.
Han Giok Shia menggerakkan Pecut Emasnya, sedangkan
Lu Leng mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun untuk
menangkis, Berselang beberapa saat, mereka sama-sama
mendongakkan kepala, Tampak sebuah perahu besar yang
lampunya bersinar terang benderang, menerjang ke arah
mereka dengan cepatnya.
Lu Leng dan Han Giok Shia, tanpa sadar sama-sama
mengeluarkan seruan kaget.
Lu Leng segera menekan pinggiran perahu kecil, maka
badannya langsung melambung ke atas, Di saat bersamaan,
terdengar suara "Blaam", perahu besar itu sudah menabrak
perahu kecil,
Badan Lu Leng yang melambung itu, mulai merosot ke
bawah. Lu Leng segera menghimpun hawa murni, sekaligus
menjulurkan tangannya untuk meraih pinggiran perahu besar
itu, Dia berhasil meraih nya dan langsung meloncat ke dalam
perahu besar itu,
Lu Leng menuju ke buritan, dan kemudian berdiri di situ
sambil memandang ke arah sungai. Namun yang dilihatnya

971
hanya arus sungai mengalir deras, sama sekali tiada bayangan
perahu kecil maupun Han Giok Shia,
Dia yakin bahwa Han Giok Shia sudah tenggelam ke dasar
sungat, maka merasa puas sekali,
"Ha ha ha!"
Akan tetapi, di saat bersamaan terdengar suara tawa
nyaring di belakangnya, Lu Leng menolehkan kepalanya ke
belakang, Ternyata yang tertawa Han Giok Shia,
Dia tidak menyangka, Han Giok Shia juga berhasil
menyelamatkan diri, bahkan sudah berada di atas perahu
besar itu puia, Lu Leng segera berhenti tertawa. Begitu suara
tawanya berhenti, suara tawa Han Giok Shia pun ikut berhenti,
suasana di tempat itu berubah menjadi hening, itu justru
membuat Lu Leng merasa heran, Sebab perahu itu begitu
besar, kenapa tidak ada suara apa pun. Diperhatikannya
perahu itu dan seketika juga dia merasa merinding. perahu
besar itu diterangi sinar lampu, namun tiada seorang pun,
tiada awak perahu dan penumpang.
Perahu besar itu bisa menabrak mereka di permukaan
sungai, ternyata disebabkan tiada awak perahu sama sekali,
Sejak meninggalkan rumah, Lu Leng memang sering
mengalami hat-hal yang aneh, tapi baru kati ini menemui hal
yang sedemikian ganjil,
Setelah berhenti tertawa, Han Giok Shia tidak bersuara,
mungkin dia juga punya perasaan seperti Lu Leng.

972
Berselang beberapa saat, Lu Leng memberanikan diri
berjalan ke depan beberapa depa, dan kini dia sudah berada
di sisi sebuah ruangan.
Dia berpikir sejenak, lalu melongok ke dalam. Ruangan itu
sangat indah namun sunyi sepi, Di dalamnya terdapat sebuah
meja dan beberapa buah kursi, namun tiada seorang pun
berada di sana.
Tampak sebuah golok menggeletak di atas meja. Golok itu
berbentuk aneh dan lebih pendek dari golok biasa, Begitu
melihat golok tersebut, giranglah Lu Leng. Dia segera
menyelipkan Liat Hwe Soh Sim Lun di pinggangnya, lalu
melesat ke dalam dan disambarnya golok itu. Namun baru
saja dia berhasil meraih golok tersebut, mendadak tampak
sosok bayangan berkelebat memasuki ruangan itu juga,
Lu Leng cepat-cepat mundur Setelah dilihatnya dengan
jelas, bayangan itu ternyata Han Giok Shia.
Bagian 20
Padahal setelah berada di atas perahu besar itu, mereka
tak mendapatkan seorang pun. Tentunya mereka berdua akan
bercuriga, maka seharusnya mereka berdua menyelidiki
perahu besar itu,
Akan tetapi, mereka berdua masih muda dan bersifat amat
keras, Begitu bertatap muka, mata mereka pun langsung
memerah.
Setelah memperoleh golok itu, Lu Leng ingin menjajal
bagaimana hebatnya, Dia maju selangkah dan langsung

973
mengeluarkan jurus Lang Thau Siung Yung (Ombak Menderuderu),
Tampak golok pendek itu berkelebatan memancarkan
cahaya kebiru-biruan,
Ketika Han Giok Shia berkelebat ke dalam ruangan ini, dia
pun melihat Lu Leng meraih golok pendek. Kini dilihatnya
golok pendek itu memancarkan cahaya kebiru-biruan, maka
hatinya menjadi tergerak.
Ternyata dia terhadap golok pendek itu, terdapat kesan
yang amat dalam, hanya saja dalam keadaan ini, dia sama
sekali tidak ingat.
Han Giok Shia tidak berani langsung menangkis golok
pendek itu, melainkan terlebih dahulu mundur selangkah
Kemudian dia mendadak mengayunkan Pecut lemasnya ke
sebuah kursi, Setelah ujungnya melilit kursi itu baru
disentakkan ke arah Lu Leng, sehingga kursi itu melayang ke
arah golok pendek.
Jurus yang dikeluarkan Lu Leng amat cepat, maka begitu
kursi itu melayang ke arah golok pendek, seketika juga
terbelah dua. Kelihatannya Lu Leng tidak mengerahkan
tenaga, namun kursi yang dibikin dari kayu harum itu
langsung terbelah dua.
Itu membuat Han Giok Shia tertegun, begini pula Lu Leng
sendiri Anak muda itu terbelalak seakan tidak percaya akan
penglihatannya sendiri.
Ketika mengambil golok pendek itu, Lu Leng sudah tahu
bahwa golok itu agak luar biasa, namun tidak mengira kalau
begitu tajam.

974
Betapa girang hatinya. Badannya maju dan segera
melancarkan serangan lagi terhadap Han Giok Shia.
Badan gadis itu berputar menghindar sekaligus
mengayunkan Pecut lemasnya untuk batas menyerang,
mengarah jalan darah Tay Pai Hiat di pinggang Lu Leng.
Lu Leng cepat-cepat berkelit, kemudian berturut-turut
menyerang dengan tiga jurus.
Lu Sin Kong memang ahli ilmu golok, setiap jurusnya amat
aneh dan lihay. Sejak kecil Lu Leng sudah belajar ilmu golok,
hanya saja Lweekangnya masih dangkal, namun ilmu goloknya
justru merupakan ilmu golok tingkat tinggi.
Ketiga jurus itu adalah Thian Hou Sam Sek (Tiga jurus
Harimau Langit), yaitu Wa Hou Seh Seng (Harimau
Mendekam), Go Hou Phu Yo (Harimau Lapar Menerkam
Domba dan jurus Nuh Hou Eng Cit (Harimau Marah Meloncat),
semuanya mengandung tenaga lunak dan keras, boleh
dikatakan merupakan ilmu golok yang paling hebat.
Lu Leng sekaligus mengeluarkan ketiga jurus itu, maka
tampak golok pendek itu berkelebatan memancarkan cahaya
kebiru-biruan.
Yang merugikan diri Han Giok Shia, yakni bahu kirinya
masih belum begitu sembuh, sehingga membuat gerakannya
tidak begitu gesit. Lagi pula golok pendek itu amat tajam,
maka dia tidak tahu Pecut Emasnya dapat menahan bacokan
golok pendek itu atau tidak,
Karena ragu akan Pecut Emasnya, maka dia hanya berkelit
saja, Dia berhasil berkelit dua jurus serangan Lu Leng, namun
jurus ketiga begitu cepat dan aneh, mengarah lehernya. Han

975
Giok Shia cepat-cepat menundukkan kepala, namun golok
pendek itu justru berhasil memangkas sedikit rambut gadis
tersebut.
"Ha ha ha! Gadis busuk, kau boleh jadi biarawati!"
Tadi Han Giok Shia berada di atas angin, namun kini
berbalik malah Lu Leng yang berada di atas angin, bahkan
golok pendek itu berhasil memangkas sedikit rambutnya,
sehingga membuat kegusaran semakin memuncak.
Gadis itu membentak keras, menyusul terdengar suara"
"Taar", Pecut Emas itu langsung mengarah jalan darah Hwa
Kay Hiat di dada Lu Leng.
Lu Leng segera menurunkan tangannya, lalu mendadak
mengayunkan golok pendeknya untuk menyabet Pecut Emas
yang mengarah bagian dadanya.
Han Giok Shia ingin menarik kembali Pecut Emasnya, tapi
terlambat Saat ini, perasaan mereka berdua amat tegang,
Apabila Pecut Emas itu putus tersabet golok pendek, siapa
yang akan menang pasti ketahuan
Namun kalau Pecut Emas ku tidak putus, mereka berdua
pasti bertarung seimbang saja, Tampak golok pendek itu telah
menyabet Pecut Emas,: Han Giok Shia segera menyentak
Pecut Emas itu untuk dilihat, ternyata tidak cacat sedikit pun.
Seketika Han Giok Shia mulai bersemangat lagi, Kalau dia
tahu Pecut Emas itu tidak akan putus membentur golok
pendek tersebut rambutnya pun tidak akan terpangkas sedikit,
dan Lu Leng tidak akan berada di atas angin,

976
Han Giok Shia langsung menyerang Lu Leng bertubi-tubi.
Lu Leng cepat-cepat menangkis dengan golok pendek, maka
terjadilah pertarungan yang amat sengit
Mereka terus bertarung, padahal sudah sehari semalam
kedua-duanya belum mengisi perut, juga belum beristirahat
maka saat ini keadaan mereka sudah lelah sekali
Akan tetapi, tiada seorang pun di antara mereka yang mau
berhenti, walau gerakan mereka sudah semakin lamban
sementara perahu besar itu terus meluncur Siapa pun tidak
akan menyangka bahwa dalam perahu sebesar itu hanya
terdapat dua orang, justru merupakan musuh besar pula,
Perahu besar itu terus meluncur mengikuti arus, sehingga
perahu lain yang berukuran kecil langsung menyingkir
Lu Leng dan Han Giok Shia terus bertarung hingga siang
hari, akhirnya mereka berhenti, karena masing-masing sudah
tidak punya tenaga untuk melanjutkan pertarungan
Mereka berdua duduk dengan nafas memburu. Berselang
beberapa saat, Lu Leng mulai membuka mulut
"Gadis busuk, lihatlah apakah ada makanan di perahu ini,
kalau sudah kenyang, kita bertarung lagi!"
Han Giok Shia menyahut.
"Bocah busuk, kau tidak bisa melihat sendiri?"
Lu Leng tertawa.
"Ha ha! Aku orang gagah yang berhati terbuka, kau
jangan khawatir aku akan membokongmu!"

977
"Kentut! Apakah aku orang rendah?"
Lu Leng menatapnya.
"Kau tahu sendiri itu!"
Han Giok Shia langsung naik darah, ketika dia baru mau
menerjang ke arah Lu Leng, mendadak dia berdiri mematung
di tempat sambil memandang meja yang di sisinya, Lu Leng
juga memandang ke meja, lalu tertegun!
Ternyata di pinggir meja itu terdapat sebuah bekas telapak
tangan. sesungguhnya tidak aneh, sebab Lu Leng memperoleh
golok pendek itu di situ, pertanda orang-orang yang di perahu
itu kaum rimba persilatan.
Akan tetapi, bekas telapak tangan itu, di jari jempol
bercabang sebuah jari, jadi berjumlah enam jari.
Lu Leng mendengar dari Tong Hong Pek, sedangkan Han
Giok Shia mendengar dari Tam Ek Hui. Mereka berdua sudah
tahu tentang Pat Liong Thian Im, juga tahu kini Pat Liong
Thian Im berada di tangan siapa, yang walau tidak begitu
jelas, tapi orang itu memiliki enam jari
Oleh karena itu, mereka berdua tertegun dan lama sekali
tidak bersuara.
Berselang sesaat, mereka saling memandang.
Sebetulnya dalam hati masing-masing ingin bersahabat
Akan tetapi, begitu saling memandang, api kebencian dalam
hati mereka mulai menyala lagi.

978
Lu Leng tertawa dingin seraya berkata. "Gadis busuk, kau
takut kan?"
Han Giok Shia melotot. "Kau yang takut!"
Lu Leng bangkit berdiri sambil menatap gadis itu dengan
sinis,
"Kau tidak lapar, tapi aku sudah lapar Kalau kau memang
kuat, mari kita bersama menahan lapar!"
Han Giok Shia langsung meludah,
"Phui! Berdasarkan apa aku harus menahan lapar?"
Lu Leng manggut-manggut
"ltu bagus, sebelum makan tentunya kita tidak bisa
bertarung! Setelah makan, barulah kita melanjutkan!"
Han Giok Shia berpikir, kalau terus lapar begini, itu
memang tidak baik. perahu ini sedemikian besar, sudah pasti
terdapat makanan. Usai makan baru bertarung, itu masuk
akal,
Gadis itu tertawa dingin.
"Omong kosong, siapa takut padamu?"
Mereka berdua lalu pergi mencari makanan. Dugaan
mereka memang tidak meleset, di dalam perahu besar itu
terdapat makanan kering, Maka mereka berdua segera makan
dengan lahapnya,

979
Seusai makan, Lu Leng berseru.
"Gadis busuk, tuan muda mau tidur sebentar, malam baru
bertarung denganmu!"
Han Giok Shia cuma mendengus dingin, Kemudian mereka
masing-masing memasuki sebuah ruangan.
Walau mereka berdua saling membenci dan mendendam,
namun sama sekali tidak melakukan serangan gelap,
Mereka berdua memang sudah lelah dan mengantuk
sekali, maka begitu pulas langsung hingga malam barulah
mendusin
Mereka makan kenyang dan tidur nyenyak, Maka begitu
mendusin rasanya bersemangat sekali. Lu Leng yang pergi ke
geladak duluan. perahu itu masih terus meluncur Lu Leng
segera berteriak memanggil Han Giok Shia.
Gadis itu segera ke geladak. Mereka berdua saling
mencaci, kemudian mulai bertarung lagi.
Mereka berdua bertarung di malam hari, maka amat
berhati-hati sekali dan masing-masing mengeluarkan jurusjurus
andalan.
Pertarungan itu berlangsung hingga pagi, namun tetap
tiada yang kalah dan menang. Mereka berhenti, lalu masingmasing
pergi mencari makanan Usai makan mereka pun
beristirahat sejenak, setelah itu mulai bertarung lagi,
Begitulah mereka berdua terus bertarung di geladak
hingga lima hari lima malam. Dalam waktu lima hari, mereka
berdua hanya makan, beristirahat lalu kembali bertarung,

980
Namun ada satu keuntungan yakni kepandaian mereka
menjadi bertambah maju.
Pada hari ke enam, mereka berdua bertarung lagi hingga
pagi, Mereka berdua merasa ada sedikit keganjilan, karena
sungai itu semakin luas seakan tiada batasnya.
Mereka berdua tidak begitu memperhatikan hanya pergi
mencari makanan, Seusai makan dan ketika Lu Leng baru mau
beristirahat mendadak dia memandang keluar Air sungai itu
yang kekuning-kuningan tampak sudah berubah menjadi
kebiru-biruan
Di permukaan air, tampak burung-burung beterbangan
dan itu membuat Lu Leng terkejut bukan main,
Walau dia jarang bepergian jauh, namun cukup
berpengetahuan, maka begitu melihat keadaan itu, dia segera
tahu bahwa perahu besar itu terus meluncur akhirnya sampai
di laut,
Lu Leng berdiri tertegun dengan hati berdebar-debar,
Kemudian dia berpaling, Dilihatnya Han Giok Shia berdiri di
buritan tak bergerak sama sekali, Lu Leng yang amat
membencinya, langsung tertawa gelak,
Han Giok Shia menoleh, keningnya tampak berkerut-kerut.
"Bocah busuk, masih tertawa?"
Lu Leng langsung balas mencaci,
"Gadis busuk, kita tetap bertarung seimbang! Kini sudah
berada di tengah-tengah laut, tentunya aku tertawa!"

981
Dalam waktu beberapa hari ini, bahu kiri Han Giok Shia
sudah sembuh, Setiap kali bertarung, dia memang selalu
berada di alas angin. Akan tetapi, kini sudah berada di tengahtengah
laut. sedangkan perahu besar itu akan terus
terombang-ambing, maka tidak mungkin akan dapat kembali
ke daratan lagi,
Teringat akan Tam Ek Hui yang berada di Holam
menunggunya, hatinya bertambah kacau, maka tanpa sadar
air matanya meleleh.
Lu Leng mendekatinya. Ketika melihat air mata gadis itu
meleleh, dia menjadi gembira sekali dan langsung tertawa,
"Ha ha ha! Gadis busuk, kau menangis ya?"
Han Giok Shia mendongakkan kepala.
"Siapa yang menangis?"
Lu Leng tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha! Betul! Siapa yang menangis? Siapa yang
menangis akan jatuh ke laut menjadi kura-kura!"
Saat ini, Lu Leng melihat dirinya sendiri tanpa sengaja
berada di tengah-tengah laut Teringat akan dendam kedua
orang-tuanya yang belum terbalas, teringat akan cinta kasih
Tam Goat Hua dan gurunya, dia menjadi ingin menangis?
Namun dia anak lelaki, tidak gampang menangis,
sebaliknya malah mentertawakan Han Giok Shia, sekaligus
menyindirnya.

982
Air matanya masih meleleh, namun gadis itu mendadak
mengayunkan Pecut Emasnya ke arah Lu Leng.
Mereka berdua telah bertarung berhari-hari, boleh
dikatakan sudah menghafal gerakan masing-masing, Maka
begitu melihat Han Giok Shia menyerangnya, dia pun langsung
berkelit dengan cepat sekali,
Lu Leng tertawa dingin,
"Masih juga jurus-jurus itu? jangan memperlihatkan
keburukan sendiri!"
Han Giok Shia segera menarik kembali Pecut Emasnya,
Tanpa menghapus air matanya, dia menatap Lu Leng sambil
bertolak pinggang.
"Sungguh tak tahu malu! Kalau bukannya kau
menggunakan siasat mengambil senjataku, kau pasti sudah
jadi mayat!"
Lu Leng menepuk pinggangnya seraya menyahut
"Kalau punya kepandaian silahkan ambil kembali
Han Giok Shia tahu, kalau cuma mengandalkan Pecut
Emas, dia memang sulit mengalahkan Lu Leng. sedangkan
senjata andalannya, Liat Hwe Soh Sim Lun justru berada di
pinggangnya,
Ketika mendengar Lu Leng berkata begitu, dalam hatinya
bertambah gusar
"Kalau kau memang gagah, kenapa masih menyimpan
senjata orang lain? Baik, anggaplah kuberikan kau Liat Hwe

983
Soh Sim Lun itu, aku ingin lihat apakah kau dapat menjagoi
rimba persilatan dengan senjata itu?"
Lu Leng beradat keras, maka begitu mendengar ucapan
Han Giok Shia, dia tertawa dingin, dan langsung
mengeluarkan Liat Hwe Soh Sim-Lun itu, lalu berkata dengan
sungguh-sungguh,
"Kalau kau merasa penasaran, silahkan rebut kembali
senjata ini!"
Begitu mendengar ucapan itu, Han Giok Shia girang sekali,
Gadis itu tahu, apabila berhasil merebut kembali senjata
itu, dia pasti dapat merobohkan Lu Leng.
Walau dia akan berhasil membunuh Lu Leng, kemungkinan
besar dia pun akan mati di tengah-tengah laut ini. Tapi biar
bagaimanapun harus melampiaskan kegusaran dalam hatinya,
Karena khawatir Lu Leng menyesal, maka cepat-cepat
bertanya,
"Kau berani?"
Liat Hwe Soh Sim Lun memang merupakan senjata
istimewa yang amat luar biasa. Namun berada di tangan Lu
Leng, senjata itu berubah seperti barang rongsokan yang tak
berguna, Kalaupun Han Giok Shia tidak memanasi hatinya, dia
juga tidak akan menyesal,
Lu Leng tertawa nyaring,

984
"Aku akan menggunakan cara yang paling adil. Senjata ini
akan digantung di dinding, lihat siapa berkepandaian
mengambilnya!"
Han Giok Shia manggut-manggut,
"Baik!"
Lu Leng mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun ke arah
dinding perahu, Terdengar suara "Plak", senjata tersebut
menancap di dinding itu dengan ketinggian hampir tiga depa,
Setelah itu, Lu Leng berkata dengan dingin,
"Tadi kau sudah mengucurkan kencing kuda, maka biar
kau turun tangan duluan!"
Tadi Han Giok Shia mengucurkan air mata, namun Lu Leng
justru mengatainya mengucurkan kencing kuda, itu membuat
wajahnya merah padam saking gusar, Maka gadis itu
mengambil keputusan, apabila berhasil merebut senjata
tersebut, dia pasti akan menyiksanya hingga mati, lalu dia pun
akan menangis sepuas-puasnya,
Setelah mengambil keputusan itu, Han Giok Shia
mengayunkan senjatanya untuk menyerang Lu Leng dengan
jurus Yah Hwe Sioh Thian (Api Liar Membakar Langit), ketika
Lu Leng baru mau menangkis serangan itu dengan golok
pendek, mendadak Han Giok Shia menarik kembali Pecut
Emas,, ternyata itu Cuma serangan tipuan,
Lu Leng tertegun, sedangkan badan Han Giok Shia sudah
mencelat ke atas,

985
Hwe Hong Sian Kouw, guru gadis itu punya hubungan
dengan Hui Yan Bun, maka memiliki Ginkang tinggi, begitu
pula Han Giok Shia,
Begitu mencelat ke atas dia sudah hampir mencapai tiga
depa, Lu Leng gugup melihatnya sesungguhnya dia tidak
memperdulikan senjata itu, hanya saja saat ini mereka
menggunakan kepandaian untuk merebut senjata tersebut!
Apabila gadis itu berhasil merebut senjata itu, sudah pasti
akan mentertawakannya, itu membuatnya tidak lahan.
Oleh karena itu, Lu Leng menghimpun hawa murni, lalu
mencelat ke atas pula, Akan tetapi, dia tidak mencapai
setinggi Han Giok Shia,
Lu Leng memang tahu Ginkangnya tidak bisa menyamai
Ginkang Han Giok Shia, maka ketika mencelat ke atas, dia pun
menyerang gadis itu dengan jurus Li Kiau Pou Thian (Gadis
Cerdik Menambal Langit), yaitu jurus serangan dari bawah ke
atas, mengarah pada kedua kaki Han Giok Shia,
Di saat Han Giok Shia mencelat ke atas, dia pun
mengayunkan Pecut Emasnya melilit sebuah liang yang
melintang di atas, maksudnya ingin bergantung di situ agar
dapat mengambil Liat Hwe Soh Sim Lun.
Akan tetapi, Lu Leng sudah menyerangnya dari bawah,
maka betapa terkejutnya gadis itu.
Sebab saat ini Pecut Emas itu sudah melilit tiang, otomatis
dia tidak bisa menangkis,
Sedangkan serangan Lu Leng begitu cepat, membuatnya
tidak punya kesempatan untuk menghimpun hawa murni, agar

986
badannya bisa melambung ke atas. Di saat yang amat bahaya
itu, mendadak Han Giok Shia menyentakkan Pecut Emasnya
sehingga membuat badannya naik sedikit, kemudian barulah
melayang turun. Untung dia menyentakkan Pecut Emasnya,
kalau tidak, sepasang kakinya pasti sudah tersambar golok Lu
Leng.
Akan tetapi, dikarenakan itu, dia pun tidak berhasil
mengambil Liat Hwe Soh Sim Lun tersebut
Betapa girangnya Lu Leng ketika melihat Han Giok Shia
menghindar cukup jauh, Dia segera mencelat ke atas, lalu
menancapkan golok pendek di dinding, dan tampak badannya
berayun ke atas lagi.
Namun mendadak dia mendengar suara tawa nyaring,
Ternyata Han Giok Shia bagaikan seekor burung elang
menerjang ke arah Liat Hwe Soh Sim Lun dari atas, itu
membuat Lu Leng terheran heran. Ternyata ketika Lu Leng
mencelat ke atas, Han Giok Shia pun ikut mencelat ke atas
pula, lalu mengayunkan Pecut Emasnya untuk melilit tiang
yang melintang di atas, Dia menyentak sehingga badannya
melambung ke atas, Setelah itu, mendadak dia melesat ke
arah senjata tersebut.
Padahal Lu Leng sudah bergirang dalam hati, karena dia
akan berhasil mengambil senjata itu, Akan tetapi, mendadak
Han Giok Shia melesat ke arah senjata tersebut, sehingga
membuatnya kehilangan kesempatan, sedangkan Han Giok
Shia sudah berhasil meraih senjata itu.
Menyaksikan itu, guguplah Lu Leng dan langsung
menyerangnya bertubi-tubi Badan Han Giok Shia masih berada
di udara, tentunya sulit untuk berkelit Tapi gadis itu tidak
kehabisan akal Secepat kilat ujung kakinya menendang

987
dinding perahu, otomatis membuat badannya mencelat ke
belakang Namun bahunya tidak terluput dari sabetan golok
pendek Lu Leng, untung cuma terluka sedikit
Badannya melayang turun, setelah berada di geladak, dia
segera menyelipkan Pecut Emas itu di pinggangnya,
sementara Lu Leng pun sudah turun di geladak, Begitu
melihat Han Giok Shia berhasil mengambil Liat Hwe Soh Sim
Lun, dia amat menyesal.
Di saat itulah, Han Giok Shia mengayunkan senjata
tersebut ke arah Lu Leng, Anak muda itu menangkis dengan
golok pendeknya, kemudian batas menyerang dengan jurus
Thian Hou Sam Sek.
Han Giok Shia mundur beberapa langkah. Ketika Lu Leng
mengeluarkan jurus Nuh Hou Eng Cit (Harimau Marah
Meloncat), gadis itu pun mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun
untuk menangkisnya dengan jurus Hwe Ouh Siang Hui
(Sepasang Burung Gagak Api Beterbangan),
Trang! Kedua senjata itu beradu, dan bunga api pun
langsung berpijar-pijar
Golok pendek itu telah terkunci oleh gelang di ujung
senjata Liat Hwe Soh Sim Lun tersebut
Han Giok Shia berkata sengit
"Bocah busuk, kali ini kau masih berpikir bisa hidup?"
Usai berkata begitu, Han Giok Shia pun menyentakkan
senjata itu untuk mematahkan golok pendek Lu Leng,

988
Akan tetapi, golok pendek itu bukan golok biasa, Ketika
Han Giok Shia menyesakkan senjatanya, Lu Leng pun
berusaha untuk menarik kembali golok pendek itu.
Bukan main terkejutnya Han Giok Shia, karena Liu Hwe
Soh Sim Lun tidak dapat mematahkan golok pendek itu,
sebaliknya golok pendek itu malah hampir ditarik kembali oleh
Lu Leng, Oleh karena itu, tangan kiri Han Giok Shia langsung
meraih pinggangnya mengambil Pecut Emas.
Taaar!
Han Giok Shia mengayunkan Pecut Emas itu menyerang
Lu Leng, Satu-satunya jalan menyelamatkan diri bagi Lu Leng
harus melompat jauh dari jangkauan senjata lawan, Namun
pemuda itu tidak melakukannya, Sebab, dengan begitu mau
tak mau dia harus melepaskan goloknya,
Lu Leng mengelakkan gigi mengerahkan tenaganya
menjulurkan tangan kirinya mencengkeram Pecut Emas yang
melesat ke arah nya. Dia berhasil, namun yang
dicengkeramnya bagian tengah Pecut Emas tersebut,
sedangkan ujung Pecut Emas itu tetap menyambar
pinggangnya,
Anak muda itu menjerit merasa kesakitan. sementara Han
Giok Shia kembali menyentak Pecut Emas, sehingga senjata
itu, terlepas dari cengkeraman Lu Leng. .
Taaar!
Pecut Emas menyabet bahu Lu Leng, Rasa sakit dan perih
yang mendera akibat lecutan cambuk emas tersebut membuat
Lu Leng teringat akan kejadian di menara Hou Yok. Dia nyaris
mati oleh Pecut Emas itu!

989
Kemarahan di hatinya memuncak Tanpa memperdulikan
apa pun, dia langsung menubruk Han Giok Shia dengan
kepalanya,
-ooo0ooo-
Bab 45
Lu Leng betul-betul ingin mengadu nyawa dengan Han
Giok Shia, Tentu saja gadis itu tidak mengira kalau lawan akan
melakukan serangan dengan menumbukkan kepalanya
Akibatnya Han Giok Shia tak mampu mengelakkan serangan
itu.
Duuuk!
Han Giok Shia terdorong mundur beberapa langkah.
Dadanya dirasakan sakit sekali. Darah di jantungnya seakan
terhenti seketika. Matanya gelap berkunang-kunang, Ternyata
Lu Leng telah menumbukkan kepalanya dengan sekuat
tenaga. Akibatnya luka dalam mendera gadis itu.
Han Giok Shia cepat-cepat menyentak Liat Hwe Soh Sim
Lun sekuat tenaga, membuat golok pendek itu terlepas dari
tangan Lu Leng, Golok itu melayang hingga beberapa depa,
lalu menancap di dinding perahu.
Sedangkan Liat Hwe Soh Sim Lun juga menancap di
sebuah tiang. Dalam keadaan mata berkunang-kunang, Han
Giok Shia berusaha menarik kembali namun senjata itu tak
bergeming sama sekali.
Dia terpaksa melepaskan senjata itu, kemudian mendadak
menyerang Lu Leng dengan sebuah pukulan mengarah ke
keningnya. Namun tak hanya sampai di situ, Han Giok Shia

990
kembali memukul bahu Lu Leng, membuat anak muda itu
terpental.
Ketika Han Giok Shia menyentak Liat Hwe Soh Sim Lun, Lu
Leng pun ikut maju, kemudian jatuh menindih gadis itu,
Dengan cepat Han Giok Shia menggunakan kesempatan itu
untuk memukulnya,
Tubuh Lu Leng terpental ke belakang, Buru-buru Han Giok
Shia menghimpun hawa murni, namun rupanya kurang
menyadari kalau ia sebenarnya mengalami luka dalam cukup
parah, seperti juga lawannya, Maka saat dia mengerahkan
tenaganya mendadak mulutnya menyemburkan darah segar
"Uaaaakh.,.!"
Lu Leng yang juga menderita luka parah, jatuh duduk di
geladak dengan mata terpejam,
Ketika matanya membuka, segala yang dilihatnya
bergoyang-goyang.
Mereka berdua tergeletak di geladak dengan nafas
memburu, Tak lama kemudian, Lu Leng membentak sambil
melesat ke arah golok pendeknya,
Namun bersamaan dengan itu pula, dengan menahan sakit
di dadanya, Han Giok Sliia melesat menubruk Lu Leng.
Duuuk!
Mereka berdua bertubrukan Dengan cepat keduanya saling
melancarkan pukulan pula, tepat mengenai jalan darah Thian
Ling Hiat,

991
Thian Ling Hiat merupakan jalan darah yang amat penting,
jika terkena pukulan bisa mengakibatkan kematian. Namun
muda-mudi itu sama-sama sudah terluka parah. sehingga
pukulan yang dilancarkan tidak begitu mengandung tenaga,
hanya mampu membuat luka mereka bertambah parah.
Keduanya terhuyung-huyung beberapa langkah, kemudian
roboh di atas geladak, dan tak bergerak lagi, pingsan.
Ketika matahari mulai condong ke barat, kedua mudamudi
itu siuman.
Setiap kali bertarung, dendam mereka pun bertambah
dalam. Kali ini sama-sama terluka parah. Tentu saja dendam
kesumat mereka semakin bergolak pula di hati masingmasing,
Namun mereka berdua sudah tak bertenaga sama sekali,
hanya saling menatap sambil menghimpun hawa murni, agar
cepat bertenaga untuk membunuh pihak lawan, sementara
hari pun sudah mulai gelap, di langit mulai muncul bintang
yang tak terhitung banyaknya.
Keadaan laut tenang sekali, memancarkan cahaya
keperak-perakan, Hingga larut malam tampak keduanya mulai
bergerak, merangkak-rangkak saling mendekati Namun baru
bergerak beberapa langkah mereka sudah berhenti, tidak kuat
merangkak maju lagi,
Ketika hari mulai terang, mereka sudah saling berhadapan,
tapi tiada tenaga untuk bergebrak Han Giok Shia semakin
dendam pada Lu Leng. Tampak air matanya meleleh, seakan
tak mampu lagi menahankan perasaan dendam kesumatnya
Dibuang wajahnya, tak ingin berhadapan dengan Lu Leng.

992
Sementara Lu Leng terus berusaha agar cepat bertenaga.,
Hal itu membuat Lu Leng semakin parah, penglihatannya
kabur Rasa cemas menghantuinya, Tak terpikirkan olehnya
yang masih semuda itu tentang kematian Saat ini dia benarbenar
merasakan seakan dirinya hampir mati,
Berada di tengah-tengah laut, seandainya tiada badai dan
mereka berdua mau bekerja sama, itu pun belum tentu dapat
kembali ke daratan. Apalagi kini mereka berdua sudah terluka
parah,
Diam-diam Lu Leng menghela nafas panjang, Mendadak
terpikir olehnya, apa hasilnya bertarung mati-matian dengan
Han Giok Shia?
Akan tetapi, rasa sesalnya itu kembali terhapus oleh
dendam dan kebenciannya, sehingga membuatnya berkertak
gigi,
Mereka akhirnya tertidur dengan kelelahan masingmasing.
Pagi harinya mereka terjaga oleh guncanganguncangan
perahu besar itu.
Lu Leng berusaha bangun dan berhasil duduk, Hatinya
merasa gembira, Namun dia pun melihat Han Giok Shia sudah
bangun duduk,
Walau hari sudah pagi, suasana tampak gelap, Mendung
menyelimuti pagi itu, Ombak terdengar menderu-deru
ditingkah pula suara petir menggelegar sementara perahu
terus bergoyang-goyang,
Kilat menyambar-nyambar menerangi wajah mereka
berdua yang masih pucat pias, Mereka berdua tahu, tak lama
lagi akan terjadi badai.

993
Perahu itu memang besar, betapa jadi kecilnya berada di
tengah lautan sangat luas seperti itu. Keduanya sama-sama
memejamkan mata, Tak berani mereka berpikir, bagaimana
kalau sampai perahu itu terbalik oleh ombak dan badai yang
ganas.
Tak seberapa lama, terjadilah hujan badai. Ombak
bergulung-gulung setinggi gunung. Angin badai berhembus
kencang sekali, menegangkan kedua layar perahu besar itu,
me layang-layang ke laut lalu ditelan ombak,
Han Giok Shia dan Lu Leng terus berpegang erat-erat
tiang perahu, sebab perahu besar itu bergoyang-goyang tak
henti-henti nya. Kalau mereka berdua tidak berpegang kuat
pada tiang perahu, tentu akan terhempas ke laut
Di saat itulah, Lu Leng melihat dua buah puncak kehitamhitaman
di permukaan laut. Dan perahu besar itu terus
bergerak mendekati puncak hitam yang ternyata batu karang
sangat tinggi, Di lengah kedua puncaknya, terdapat batu
panjang menyerupai balok. Karena ombak dan angin badai
terus menghempaskan, akhirnya perahu besar itu
menghempas, bergerak mendekat batu karang.
Lu Leng tidak berani melihat lagi, dia segera memejamkan
matanya. Di saat bersamaan terdengar suara tawa Han Giok
Shia yang amat menyedihkan
Lu Leng cepat-cepat membuka mata, dia melihat gadis itu
berusaha bangkit berdiri sementara perahu besar itu
bergoyang hebat. Kalau Han Giok Shia bangkit berdiri, sudah
pasti akan terhempas ke laut,
Lu Leng tahu, sesaat lagi perahu besar itu akan menabrak
batu karang, mereka akan mati, Namun dia tetap berseru.

994
"Gadis busuk, kau tidak sayang nyawa lagi!"
Suara seruan itu membuat Han Giok Shia tertegun dia
langsung memandangnya sambil memegang tiang perahu,
kemudian tertawa memilukan
Pada waktu bersamaan, terdengar pula suara keras
mengejutkan perahu itu terguncang keras, ombak yang
setinggi gunung menerjang ke dalam, Lu Leng merasa di
depan matanya jadi gelap, kemudian merasa sekujur
badannya sakit sekali dan lalu tak sadarkan diri, Pingsan!
Entah berapa lama, anak muda itu tidak sadarkan diri
Ketika siuman kembali yang pertama-tama dirasakan, sekujur
tubuhnya sakit semua. Seperti telah remuk tulang
belulangnya.
Dia merintih-rintih sejenak sambil berusaha membuka
matanya. Dia terkejut mendapati dirinya berada di atas
sebuah batu karang.
Sedangkan perahu besar itu, sebagian tenggelam, yang
sebagian lagi menyangkut di batu karang.
Lu Leng segera berpikir kembali ketika belum pingsan, dia
yakin dirinya keterjang ombak hingga terhempas ke batu
karang.
Dia memandang ke atas, tampak kedua puncak gunung itu
bagaikan sepasang pedang menusuk ke dalam lawan.
Waktu sudah malam, permukaan laut sudah tenang
kembali dan berkilau tertimpa sinar bulan. Lu Leng masih
tergeletak tak bergerak, namun dia terus mengamati keadaan
di sekitarnya. Sunyi sepi tak terdengar suara apa pun, juga

995
tidak terlihat apa-apa, hanya balok batu yang melintang di
tengah-tengah kedua puncak gunung itu.
Lu Leng memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak.
Walau lukanya bertambah parah, namun sudah terhindar dari
tekanan Han Giok Shia.
Maka hatinya jadi tenang. Dan malam itu dia tidur dengan
nyenyak sekali. Hari berikutnya. dia sudah tampak agak sehat.
pelan-pelan dia berusaha bangkit berdiri, walau badannya
masih agak sempoyongan Terlihat beberapa ekor ikan
berloncat-loncatan di tepi batu karang, tanpa banyak pikir lagi,
dia langsung menangkap ikan-ikan itu, sekaligus dilahapnya
hidup-hidup!
Setelah melalap beberapa ekor ikan hidup, perutnya
kenyang, maka beristirahat satu hari satu malam.
Keesokan harinya, dia sudah bisa berjalan, dia mulai
berputar ke sana ke mari, Ternyata tumpukan batu karang ini
menyambung ke tumpukan batu karang lain berjarak dua
puluh depa lebih.
Di pinggir kedua tumpukan batu karang itu, berdiri kedua
buah gunung tersebut, tampak pula sebuah balok batu
melintang di tengah-tengah kedua puncak gunung itu,
Di bawah tumpukan batu karang, tumbuh beberapa
pohon, bahkan banyak buahnya.
Lu Leng merasa gembira. Dia segera menuruni batu
karang, Tak lama sampailah dia di bawah. Dipetiknya buahbuahan
segar yang tumbuh di pohon itu, Ternyata enak dan
manis dirasakannya. Dengan lahap dia memakan buah-buahan
itu.

996
Tempat itu terhindar dari hembusan angin laut, namun
hawa udaranya amat segar menyejukkan. Selama tujuh
delapan hari luka yang diderita Lu Leng mulai sembuh.
Dengan rasa gembira dia melangkah keluar sambil
memperhatikan tempat itu, Dia melihat sebuah goa yang amal
besar di hilir
Lu Leng tercengang dan tertarik, maka dia memasuki goa
tersebut. Ketika baru melangkah ke dalam goa yang gelap itu,
Lu Leng terbeliak kaget. Ada cahaya terang bersinar dari
dalam.
Dinding goa itu hitam semua, Namun terdapat banyak
mutiara menempel di dinding goa, sehingga menerangi ruang
batu itu.
Betapa herannya Lu Leng, sebab tidak menyangka, pulau
di tengah-tengah laut ini ternyata bukan dia orang pertama
yang mencapainya, Dilihat dari keadaan di situ, orang lain
pernah menghuni tempat ini.
Lu Leng menengok ke sana ke mari, mendadak dia melihat
ada sebaris tulisan terukir di dinding balu, yakni Hek Ciok Sian
Hu (Ruang Batu Hitam).
Di bawahnya masih terdapat beberapa baris tulisan yang
agak kecil, berbunyi: "Berlatih dengan susah payah, akhirnya
berhasil menguasai ilmu Kim Kong Ci (llmu Jari Arahat), dapat
mengukir di batu dengan jari telunjuk di bawah terdapat
tulisan "Thian Sun Sianjin".
Begitu membaca "Thian Sun Sianjin", seketika juga hati Lu
Leng tersentak hebat.

997
Dia teringat akan cerita ayahnya tentang tokoh-tokoh tua
masa silam, Terdapat empat tokoh yang berkepandaian
sangat tinggi di rimba persilatan
Mereka berempat pernah bertanding di pinggir Thian Ho
(Sungai Langit) di puncak gunung Thian San. Ke empat tokoh
rimba persilatan itu bertanding seimbang, maka dijuluki Thian
Ho Si Lo (Empat Tokoh Tua Sungai Langit),
Ke empat tokoh itu adalah Beng Tu Lojin, ketua Go Bi Pai
dahulu, juga adalah guru Lu Sin Kong, Ang Eng Leng Long,
Tong Hong Pek dan lainnya.
Yang kedua berasal dari daerah Miau, tokoh tersebut
adalah seorang wanita, julukannya Pian Liong Sian Po. Satu
lagi adalah Thian Sun Sianjin dari gunung Tiang Pek San dan
terakhir Lam Hai Tiat Ya Tocu Tiat Sin Ong.
Setelah bertanding seimbang di Thian Ho, mereka
berempat kembali ke tempat masing-masing, akhirnya Beng
Tu Lojin yang mati duluan.
Ketiga tokoh lain masih melawat ke Go Bi San, namun
setelah meninggalkan gunung Go Bi San, ketiga tokoh itu pun
entah menghilang ke mana.
Kini Lu Leng menemukan tulisan Thian Sun Sianjin di
ruang batu ini., Hatinya sungguh merasa heran, Karena nada
beberapa baris tulisan itu sepertinya menyatakan bahwa Thian
Sun Sianjin bersusah payah melatih Kim Kong Sin Ci (llmu
Sakti Jari Arahat), lalu ingin pergi bertanding.
Lu Leng pernah mendengar dari ayahnya tentang ilmu Kim
Kong Sin Ci. semacam ilmu yang amat tinggi aliran Taosme,
mengandung Lweekang aliran Buddha pula. Konon beberapa

998
ratus tahun silam, hanya ada seorang yang berhasil melatih
ilmu jari tersebut. Hingga kini tiada orang kedua yang berhasil
berlatih ilmu tersebut, karena cara latihannya telah hilang.
Menghilangnya tiga tokoh sakti sepulangnya dari gunung
Go Bi San merupakan suatu teka teki dalam rimba persilatan.
Hingga kini sudah dua puluh tahun lebih, tentunya tidak
mungkin Thian Sun Sianjin masih hidup, Apakah Hek Ciok Sim
hu ini adalah tempat makamnya?
Lu Leng berdiri termenung di hadapan dinding ruang itu.
Kemudian dia mulai memperhatikan dengan seksama dan
penuh perhatian sekitar tempat itu.
Di dalam ruang batu itu hanya terdapat sebuah batu
karang sebagai meja, dan beberapa buah bulu karang kecil
sebagai tempat duduk.
Lu Leng mencari ke sana ke mari, tidak menemukan suatu
barang peninggalan Thian Sun Sim-jin. Setelah mencari sekian
lama dia mengambil keputusan tinggal di situ untuk
sementara.
Kebetulan dia melihat sebuah batu berbentuk empat
persegi panjang, mungkin itu tempat tidur
Lu Leng tersenyum, lalu berbaring di batu itu untuk
beristirahat Namun baru saja dia berbaring mendadak
dirasakan batu itu mengeluarkan hawa yang amat dingin
sekali! Sehingga membuat sekujur badannya menggigil Lu
Leng tercengang dan cepat-cepat duduk bersila, sekaligus
menghimpun hawa murni untuk melawan hawa dingin.
Tak seberapa lama, sesudah tidak merasa dingin lagi, dia
segera meloncat turun, lalu memeriksa batu itu.

999
"Ternyata di sisi batu itu terdapat beberapa baris tulisan
yang amat kecil sekali, pantas dia tadi tidak melihatnya.
Mulailah Lu Leng membaca tulisan yang berbunyi Hek Ciok
Sum Ho, masing-masing mempunyai kelebihan, salah satu
adalah batu dingin ini.
Setelah membaca, hati Lu Leng berdebar-debar, girang
bukan main. Ternyata di pulau Hek Ciok ini terdapat tiga
macam pusaka, dia segera mendongakkan kepala, ingin
menemukan kedua pusaka lain.
Setelah mendongakkan kepala, dia tertawa sendiri karena
merasa serakah, Maka dia segera menundukkan kepala dan
membaca lagi, "Batu ini hanya terdapat di pulau Thao Khong
To di laut utara dan pulau Hek Ciok To di laut timur, Siapa
yang berlatih Lweekang di atas batu dingin ini, dalam kurun
waktu dua tahun, Lweekangnya akan bertambah tinggi seperti
berlatih sepuluh tahun! Batu hitam ini merupakan barang
pusaka dalam rimba persilatan
Betapa girangnya Lu Leng setelah membaca itu. Dia
langsung meloncat ke atas batu dingin itu untuk melatih
Lwekangnya.
Tak seberapa lama kemudian, dia merasa hawa dingin itu
mulai menerjang jalan darah Hwee Yang Hiat di bagian Jin
dan jalan darah Tiang Ciang Hiat di bagian Tok, kemudian
hawa menerjang ke jalan darah lain.
Lu Leng tetap duduk bersila dengan mata di pejamkan,
sambil menghimpun hawa murni. Hawa dingin itu terus
berputar di bagian Jin Tok, kemudian mengalir ke jalan darah
Pek Hwe Hiat.

1000
Pek Hwe Hiat merupakan jalan darah pusat, yang apabila
terkena totokan takkan ampun, orang bisa mati.
Lu Leng tahu, kalau kali ini gagal, selanjutnya sudah sulit
berlatih lagi, Oleh karena itu, dia memusatkan konsentrasinya,
Beberapa saat kemudian, dia sudah berhasil mengerahkan
hawa dingin itu ke seluruh jalan darahnya.
Seketika dirasakan sekujur badannya jadi nyaman dan
segan Hat itu membuatnya girang sekali!
Setelah menghimpun hawa murni beberapa kali, segera
turun dari batu dingin dan melangkah keluar. Ketika sampai
diluar ternyata sudah tengah malam. Lu Leng merasa dalam
waktu satu hari lweekangnya sudah mengalami
perkembangan Kalau terus berlatih, dua tahun kemudian
Lweekangnya pasti sudah tinggi sekali.
Dia masih ingat akan tulisan kecil yang terukir di batu
dingin, bahwa berlatih dua tahun, akan sama dengan berlatih
selama sepuluh tahun latihan. Karena itu, dia mengambil
keputusan untuk tinggal dua tahun di pulau tersebut.
Tentunya Lu Leng tidak tahu, walau Thian Sun Sianjin
berkepandaian amat tinggi, tapi berpikiran sempit Dia tidak
menghendaki generasi yang akan datang berhasil mencapai
Lweekang yang amat tinggi, maka dia sembarangan mengukir
beberapa baris tulisan di batu dingin itu.
Lu Leng percaya, sehingga dia ingin berlatih selama dua
tahun, di atas batu dingin tersebut. Setiap hari dia berlatih.
Hari-hari nya dilewati dengan kesibukan berlatih di dalam goa.
istirahatnya digunakan untuk memetik buah-buahan di sekitar
tempat itu, lalu kembali berlatih lagi,

1001
Tak terasa sudah lewat tiga bulan, selama itu Lweekang
yang dimiliki Lu Leng bertambah pesat.
Sudah pasti Lu Leng belum merasa puas, Dia yakin
Lweekangnya belum seberapa, Dan kalau dia kembali ke
Tionggoan, kepandaiannya paling baru setingkat dengan Tam
Goat Hua.
Lagi pula yang dimaksudkan "Hek Ciok Sam Po" (Tiga
pusaka Batu Hitam), hanya muncul satu, dalam waktu tiga
bulan, Lu Leng terus mencari pusaka yang lain.
Lu Leng yakin, kedua pusaka tersebut masih berada di
pulau Hek Ciok ini, maka dia harus terus mencari.
Malam itu Lu Leng terus berpikir, dalam waktu tiga bulan
dia cuma mencari di situ-situ saja, Kenapa tidak naik ke
puncak untuk coba mencari kedua pusaka tersebut?
Lu Leng memang tidak sabaran, begitu terpikir hal itu
langsung saja dilaksanakannya, Namun, malam itu suasana
diliputi mendung, Gelap dan mencekam.
Lu Leng berdiri termangu-mangu di luar goa. Namun tibatiba
dia tersenyum Terpikir sesuatu dalam benaknya, Di dalam
ruangan goa batu itu banyak terdapat mutiara yang
memancarkan cahaya, kenapa tidak mengambil dua butir
untuk menerangi
Berpikir begitu dia langsung kembali ke ruang batu,
mengambil dua butir mutiara yang paling besar di dinding.
Akan tetapi, ketika, dia menjulurkan tangannya, berusaha
mencabut yang paling besar, mutiara itu sama sekali tidak
tercabut Dengan kesal dia malah menekan mutiara tersebut

1002
Mutiara itu melesak ke dalam. Saat itulah tiba-tiba terjadi
hal yang mengejutkan sekali bersamaan dengan terdengarnya
suara gemeletak keras, mutiara itu terpental keluar lagi dan
jatuh ke lantai goa.
Lu Leng terbeliak memandang lobang bekas mutiara.
sepertinya ada sebuah lobang di dalam. Dan setelah melihat
dengan jelas, hatinya pun tergerak. dia memasukkan jari
telunjuknya ke dalam, lalu menyentak Sebuah batu terlepas
keluar Maka tampaklah sebuah lobang yang di dalamnya
terdapat sebuah kotak kecil Begitu melihat kotak kecil itu, hati
Lu Leng kaget bercampur girang.
Perlahan-lahan dia menjulurkan tangannya mengambil
kotak kecil. Dengan penuh perhatian ditatapnya kotak kecil
itu, Terdapat di atas kotak itu ukiran beberapa huruf berbunyi
"Kim Kong Sin Ci" (llmu Sakti Jari Arhat), Dan di bawah hurufhuruf
itu terdapat pula sebaris tulisan kecil, berbunyi demikian
"Ini adalah salah satu Hek Ciok Sam Po"
Betapa girangnya hati Lu Leng, Tanpa sengaja dirinya
telah memperoleh ilmu sakti tersebut Dia membuka kotak kecil
itu, Di dalamnya ternyata ada belasan lembar daun, entah
daun apa. Namun di setiap daun itu terdapat tulisan yang
ditata dengan jarum. Daun-daun itu berjumlah dua belas
lembar, memberi petunjuk cara bagaimana melatih Kim Kong
Sin Ci.
Setelah memperoleh itu, Lu Leng mulai menekan semua
mutiara yang ada di dinding, maksudnya mencari satu pusaka
lagi. Akan tetapi tidak terulang kejadian serupa.
Pada dasarnya Lu Leng tidak berhati serakah, Dia sudah
merasa cukup berlatih Lweekang di atas batu dingin, bahkan
akan mulai belajar Kim Kong Sin Ci pula.

1003
Oleh karena itu, dalam kurun waktu dua tahun, Lu Leng
menyibukkan diri dalam melatih ilmu tersebut
Seandainya dia memperoleh lagi pusaka yang terakhir,
mungkin tidak begitu bermanfaat bagi dirinya.
Dalam kurun waktu dua tahun, banyak perubahan pada
diri Lu Leng, Kini dia sudah menjadi seorang pemuda, Usianya
sudah tujuh belas, Tubuhnya bertambah tinggi dan kekar
Ketampanannya pun semakin tampak di wajahnya, menambah
kesan kejantanan dirinya.
Baju yang dipakai sudah tidak pas dengan ukuran
badannya. Maka segera dia mencari semacam rumput,
membuat pakaian untuk dikenakannya, Memakai baju
buatannya sendiri dari rerumputan itu, penampilannya
sekarang tampak aneh,
Kini Lu Leng sudah berkepandaian tinggi, bahkan dia telah
menguasai kedua belas jurus Kim Kong Sin Ci. sekarang jari
telunjuknya sudah mampu menggores batu hitam di goa.
Hatinya merasa bangga dan puas.
Sekaranglah, setelah dua tahun menggembleng diri di
dalam goa, barulah terpikir semua yang selama ini sengaja
dilupakannya.
-ooo0ooo-
Bab 46
Dia memikirkan Tam Goat Hua juga saat dia berguru
kepada Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Belum satu hari dia
sudah meninggalkan gurunya. Dia pun tak bisa melupakan
begitu saja dendam kedua orangtuanya yang belum dibalas,

1004
bahkan juga memikirkan keadaan rimba persilatan di
Tionggoan yang entah berubah jadi apa kini, Apakah sekarang
sudah dikuasai si iblis Harpa?
Berpikir sampai di situ, rasanya ingin secepatnya kembali
ke Tionggoan. Namun mungkinkah sekarang niat itu
dilaksanakannya?
Hari itu, dia sama sekali tidak berlatih. Dia menyimpan
kedua belas daun yang berisi ilmu Kim Kong Sin Ci.
Ditinggalkannya ruang batu, talu berdiri di atas batu karang
sambil memandang laut nan biru di hadapannya.
Permukaan laut tampak tenang sekali. tidak ada ombak
dan kelihatan bagaikan hamparan batu pualam yang kebirubiruan.
Namun bagaimana aku bisa menyebrangi samudra
luas ini, pikirnya, bimbang,
Perahu besar yang tenggelam separuh itu masih bersandar
pada batu karang, Lu Leng berpikir, perahu besar itu bisa
dijadikan alat lagipula golok pendek yang amat tajam itu
masih berada di dalam perahu besar Dengan golok itu dia bisa
membual sebuah rakit.
Kalau berhasil membuat sebuah rakit, tentunya bisa
kembali ke Tionggoan. Begitu pikir bisa kembali ke Tionggoan,
mendadak dia mengeluarkan siulan panjang,
Kini Lweekang Lu Leng sudah tinggi, Ketika mengeluarkan
suara siulan, terdengar bergema ke mana-mana. Dia sendiri
terkejut mendapati suara siutannya yang mengagumkan.
Namun, mendadak saja Lu Leng tersentak kaget dengan
mata membelalak. Dari kejauhan terdengar suara aneh,
seakan memberi sambutan atas suara siulannya. Dia tertegun,

1005
suara aneh itu didengarkan nya dengan penuh perhatian
Suara itu seperti suara dari mulut wanita. Sedap dan
mengalun indah.
Merasa penasaran sekali, Lu Leng langsung saja
menghentak kan kedua kakinya dan melenting ke atas sebuah
puncak batu karang yang paling tinggi.
Dia berdiri di situ sambil coba mendengar Ternyata suara
itu berasal dari tumpukan batu karang di seberang, Sebelum
memperoleh ilmu Kim Kong Sin Ci, dulu dia memang pernah
berniat melihat-lihat ke seberang. Namun setelah memperoleh
ilmu sakti tingkat tinggi dari kotak kecil itu, dirinya tidak
sempat, atau tidak berniat pergi ke seberang sana.
Maka suara wanita itu benar-benar membuatnya heran
dan terkejut
Belum sempat mengetahui apa dan siapa gerangan yang
berada di balik batu karang di seberang sana, mendadak Lu
Leng kembali tersentak kaget bukan main, Matanya yang
sejak tadi dipasang tajam-tajam, menangkap adanya sesosok
bayangan berkelebat Begitu cepat dan ringannya gerakan
yang dilakukan oleh sosok bayangan tak jelas itu, hingga
dalam sekejapan mata saja ia telah berada di atas puncak
batu karang sangat tinggi.
Mata Lu Leng semakin membelalak. Tidak menyangka
ternyata ada orang lain di pulau Hek Ciok To ini. Karena
merasa heran, dia terus memandang ke sana.
Karena terpisah begitu jauh, Lu Leng tidak dapat melihat
jelas wajah orang itu. Yang terlihat orang itu berambut
panjang, dan tampaknya seorang wanita, pakaiannya
berkembang-kembang dengan warna menyolok.

1006
Lu Leng tahu orang itu sedang memperhatikannya, maka
segera mengerahkan Lweekang, lalu berseru "Siapa kau?"
Dua tahun lamanya, baru kali ini dia berbicara dengan
orang. Dia juga merasakan suaranya telah mengalami
perubahan, seiring dengan perubahan dirinya menjadi seorang
pemuda.
Wanita yang di seberang sana kelihatan gembira sekali,
Sesaat kemudian terdengar pula suara sahutan-nya yang amat
merdu.
"Kapan kau berada di pulau ini? Aku berada di sini sudah
dua tahun lebih!"
Begitu mendengar suara sahutan itu, seketika Lu Leng
tertegun. Ternyata suara itu amat dikenalnya.
Berpikir sejenak, dia sudah-dapat menduga siapa yang
berada di seberang sana.
Rasa kegusaran di dalam hatinya langsung memuncak
membuat wajahnya merah padam. Dua tahun ini, musuh
bebuyutannya tinggal di seberang, dia tidak tahu sama sekali..
Karena Lu Leng diam saja, maka wanita seberang itu
bertanya.
"Dan kau sendiri sebenarnya siapa...?"
"Ha ha ha! Siapa aku, masa kau tidak tahu?" sahut Lu
Leng tertawa gelak.
Wanita itu tampak tertegun, kemudian bertanya dengan
nada agak gusar .

1007
"Siapa kenal kau?"
Lu Leng tertawa lagi,
"Ha ha! Nona Han, kenapa kau begitu cepat jadi pikun?"
Ternyata wanita yang di seberang sudah dikenali oleh Lu
Leng. Wanita itu tidak lain Han Giok Shia, musuh besarnya!
Selama dua tahun ini, Lu Leng mengira gadis itu telah mati
di dasar laut, Ternyata kini, dua tahun kemudian dia justru
muncul di seberang sana.
Lu Leng amat gusar tapi juga girang, Girang karena
kepandaiannya sudah tinggi, sudah pasti dapat merobohkan
gadis itu.
Namun, mendengar suara aneh yang tadi dikeluarkan oleh
gadis itu, Lu Leng yakin Lweekang gadis itu tentu sudah
bertambah tinggi.
Kini dia telah memiliki ilmu Kim Kong Sin Ci yang amal
dahsyat, Dia yakin akan dapat mengalahkan gadis itu,
Sementara Han Giok Shia yang berada di seberang,
kelihatan masih tertegun. Ternyata ia tidak mengenali Lu
Leng. Maklum, sekarang Lu Leng sudah bertambah tinggi, dan
suaranya pun sudah berubah, Wajar kalau gadis itu tidak
mengenalinya dari jauh.
Namun, kendati demikian, Han Giok Shia tetap dapat
menduga siapa yang di seberang itu, tidak lain adalah musuh
besarnya,
Gadis itu langsung emosi, badannya bergerak.

1008
Dalam sekejap sudah mendekati Lu Leng. Pemuda itu pun
melesat maju, kini mereka sudah agak dekat.
"Bocah busuk, ternyata kau!"
Lu Leng tertawa gelak,
"Ha ha ha! Memang aku, kenapa? Dasar gadis busuk!
pokoknya hari ini kau tidak bisa lepas dari tanganku!"
Usai berkata begitu, Lu Leng mengerahkan Lweekangnya,
lalu menggerakkan jari telunjuk kanannya. Ternyata dia lelah
menggunakan ilmu Kim Kong Sin Ci, mengeluarkan jurus It Ci
Keng Thian (Satu Kali Tunjuk Mengejutkan Langit).
Sesaat keduanya tetap berdiri di atas batu karang,
berjarak belasan depa, Lu Leng tahu jelas, walau Kim Kong
Sin Ci amat dahsyat, namun tidak mungkin dapat menyerang
Han Giok Shia dari jarak jauh, Maka telunjuknya diarahkan
pada permukaan laut yang di sisinya.
Terdengarlah suara menderu, dahsyat dan menggetarkan
permukaan laut yang tenang mendadak bergolak hebat
kemudian menyembur dahsyat ke atas, sungguh
menakjubkan!
Lu Leng tertawa gelak, bangga,
"Ha ha ha! Gadis busuk, kau sudah menyaksikan itu?"
Han Giok Shia tampak tertegun, Namun kemudian salah
satu telapak tangannya mengarah ke permukaan laut,
menekan-nekan sebentar, setelah itu mendadak diangkat ke
atas, Tampak air laut itu ikut tersedot ke atas bagaikan seekor

1009
naga, Lalu begitu jatuh kembali ke permukaan laut terdengar
gelegar suara menggetarkan
Lu Leng melihat dengan jelas sekali, kejadian yang
membuatnya terkejut.
Terbukti Lweekang gadis itu sudah mencapai tingkat tinggi
"Bocah busuk, kau sudah melihat jelas?" bentak Han Giok
Shia, sengit.
Lu Leng gusar sekali. Dia tidak menduga Lweekang gadis
itu sudah begitu tinggi, Padahal tadi dia mengeluarkan jurus It
Ci Keng Thian dengan menggunakan empat bagian tenaga
dalamnya, Agaknya dia masih kalah, Karena itu, dia segera
tertawa dingin.
"Gadis busuk, biar matamu terbuka!"
Tiba-tiba Lu Leng mengambil sebuah batu karang dan
dilemparkan ke atas, Secepat itu dia menjulurkan dua buah
jari tangan kanan ke atas dalam jurus Siang Hong Cak Yun
(Dua puncak Menembus Awan).
Terdengar suara ledakan memekakkan telinga, Batu
karang itu terbelah dua, Dan secepat kilat Lu Leng menyentil
dengan jari telunjuknya ke arah kedua batu karang yang
terbelah itu,
Plak! Plak!
Kedua batu karang yang terbelah meluncur cepat ke arah
Han Giok Shia dan jatuh tepat di hadapan gadis itu.

1010
Walau tidak mengenai badan Han Giok Shia, namun itu
sudah cukup membuktikan betapa dahsyatnya tenaga jari
telunjuk Lu Leng.
Kalau musuh berada dalam jarak lima enam depa, pasti
akan tertembus oleh batu karang kecil.
Lu Leng tertawa terbahak-bahak,
"Gadis busuk, ilmu silat di kolong langit tiada batasnya.
Hari ini kau harus tahu itu!"
Ucapan itu terasa meremehkan kepandaian yang
diperlihatkan Han Giok Shia tadi, Tentu saja gusar bukan main
perasaan gadis itu mendengar ejekan Lu Leng.
"Yang kau perlihatkan barusan hanyalah kepandaian
pinggir jalan, untuk apa diperlihatkan di sini? Huh!"
Wajah Lu Leng memerah mendengar kala-kata tajam Han
Giok Shia,
"Gadis busuk, kau punya kepandaian apa?"
Han Giok Shia tertawa dingin,
"Orang seperti kau ini, bagaimana bisa tahu
kepandaianku? Percuma kuberitahukan!"
Mendadak Lu Leng bersiul aneh.
"Gadis busuk, beranikah kau bertarung melawanku?"
"Kenapa tidak ?"

1011
Seusai menyahut begitu, mereka berdua sama
mendongakkan kepala memandang ke atas, Di atas tempat
mereka berada ternyata terdapat batu karang yang bentuknya
menyerupai balok dan menjadi palang antara dua buah batu
karang tinggi.
Setelah memandang ke alas, muncul pula pendapat yang
sama di antara mereka berdua, ingin bertarung di atas balok
itu, untuk mengeluarkan ilmu yang mereka pelajari selama
dua tahun ini.
"Bocah busuk, mari kita bertarung di atas balok batu itu!
Kau berani naik ke atas?"
Lu Leng membatin, kepandaian Han Giok Shia bertambah
tinggi Mungkin gadis itu memperoleh pusaka ketiga dari Thian
Sun Sianjin, Tentunya ilmu itu tidak setinggi ilmu Kim Kong Sin
Ci.
Bertarung di atas balok batu, gadis itu harus dirobohkan
ke dalam laut, agar rasa dendamnya terlampias. Demikian
pikir Lu Leng, Dia tidak memikirkan pakaian Han Giok Shia
yang aneh berkembang-kembang itu. Tentunya itu bukan
pakaian peninggalan Thian Sun Siangjin, melainkan pakaian
peninggalan orang lain.
Seketika Lu Leng bersiul panjang, kemudian menyahut.
"Baik! Gadis busuk, hari ini ajal mu telah tiba!"
Lu Leng menghimpun hawa murni, lalu badannya bergerak
mencelat ke atas. sementara Han Giok Shia juga sudah
mencelat ke atas. Gerakannya juga amat cepat dan ringan
sekali

1012
Bagian 21
Kini mereka berdua sudah berada di atas balok batu yang
melintang di atas keduanya memandang ke bawah, Tampak
permukaan laut begitu tenang, tampak dari ketinggian balok
yang sekitar sepuluh depa di permukaan laut, Setelah
menyaksikan itu, mereka berdua merasa tegang, Kalau
terjatuh pasti celaka, karena mereka berdua sama-sama tidak
bisa berenang.
Lu Leng berusaha menenangkan hati sambil memandang
ke depan, menatap Han Giok Shia yang sudah berdiri di
hadapannya.
Mereka saling menatap dengan wajah bengis, berjalan
maju selangkah demi selangkah
Tak seberapa lama, mereka saling berpisah kembali
beberapa depa saja, Mereka berdua saling menatap lagi Dan
nampaknya sama-sama tertegun
Dua tahun mereka tidak berjumpa, diri masing-masing
sudah banyak perubahan, Walau wajah Han Giok- Shia tersirat
kebencian dan dendam, namun tetap tidak menutup
kecantikannya.
Dua tahun lalu, Han Giok Shia sudah cantik jelita, meski
usianya masih muda. Maka saat itu masih kekanak-kanakan,
sekarang Han Giok Shia sudah bertambah cantik dan semakin
matang, sedangkan Lu Leng pun sudah besar Begitu
menyaksikan kecantikan gadis itu, mengalir perasaan aneh
yang membuat hatinya tergetar

1013
Bagaimana dengan Han Giok Shia menyaksikan Lu Leng
yang sudah besar itu. Ternyata gadis ini pun mengalami hal
yang sama, Benang lembut dalam hatinya juga tergetar oleh
perasaan asmaranya.
Dia sama sekali tidak menyangka, musuh besarnya kini
tumbuh menjadi pemuda gagah dan tampan.
Keduanya masih saling memandang. Berdiri terpaku di
atas balok batu, tanpa seorang pun yang mendahului
melancarkan serangan
Diam-diam Han Giok Shia mencaci-maki dirinya sendiri
Ternyata tidak ada hasrat ingin bertarung dengan pemuda
sialan itu.
Setelah mencaci-maki dirinya sendiri dalam hati, wajah
Han Giok Shia berubah kemerah-merahan. Namun mendadak.
"Hei! Bocah busuk, kau lihat apa?" bentaknya dengan
sengit
Wajah Lu Leng juga tampak kemerah-merahan.
"Kau tidak melihat aku, bagaimana mungkin tahu aku
melihatmu?"
Sahutan Lu Leng membuat Han Giok Shia terdiam
beberapa saat, setelah itu baru membentak
"Lihat serangan!"
Han Giok Shia melesat melancarkan serangan

1014
Begitu melihat gadis itu mulai menyerang, Lu Leng segera
mundur dua langkah, sekaligus menggerakkan tangannya,
Ketika baru mau mengeluarkan Kim Kong Sin Ci, mendadak
dia melihat banyak bekas tapak kaki di balok batu,
Bekas tapak kaki itu ada yang besar dan kecil Dia tahu itu
merupakan tapak-tapak kaki dua orang. Dapat dibayangkan
betapa tinggi Lweekang kedua orang itu.
Seketika Lu Leng teringat akan tulisan di dinding Hek Ciok
Sian Hu. Bahwa setelah berhasil mempelajari Kim Kong Sin Ci,
Thian Sun Sianjin pergi bertarung dengan seseorang, Siapa
orang itu, Lu Leng tidak tahu, sampai kini dia tetap tidak tahu.
Namun tapak kaki di balok ini membuktikan ada dua
orang, salah satunya pasti Thian Sun Sianjin yang bertarung
melawan seseorang.
Setelah berpikir begitu, Lu Leng pun berseru. "Tunggu!"
bentak Lu Leng ingin mencegah serangan Han Giok Shia,
Namun gadis itu lelah terlanjur melepaskan pukulan dengan
tenaga dalam tinggi. Bagaimana mungkin menarik kembali
serangannya, Maka angin pukulan Han Giok Shia sudah
menyambar begitu cepat ke arah Lu Leng.
Karena kaget, Lu Leng langsung mengerahkan
Lweekangnya, sambil menggerakkan jari telunjuk kanan
mengeluarkan jurus It Ci Keng Thian (Satu jari Mengejutkan
Langit) dan jurus Sam Hoan Toh Goat (Tiga Lingkaran
Mengelilingi Bulan), Suara menderu-deru terdengar
menyambut serangan yang dilancarkan Han Giok Shia, Dan
sekejap kemudian terdengar pula suara benturan dari dua
kekuatan-kekuatan tenaga dalam tinggi mereka,

1015
Badan Han Giok Shia dan Lu Leng sama-sama tergetar
Beruntung mereka berdua segera mengeluarkan ilmu
memberatkan badan untuk menghindarkan terlontar dari balok
batu,
"Hmm!" sambil mendengus kesal Lu Leng maju selangkah
Meskipun baru satu jurus saja mereka saling melancarkan
gebrakan, namun keduanya sama-sama sadar, bahwa masingmasing
telah maju pesat dalam dua tahun. Lweekang mereka
boleh dikatakan seimbang!
Sementara Han Giok Shia juga maju selangkah seraya
membentak
"Bocah busuk, kau sudah ketakutan sehingga ingin
menyerah?"
"Ha ha! Gadis busuk yang tak tahu malu, aku sudah
berhasil mempelajari ilmu Kim Kong Sin Ci, bagaimana
mungkin aku takut padamu?"
Han Giok Shia tampak tertegun mendengar nama ilmu
yang disebut Lu Leng.
"Apa artinya Kim Kong Sin Ci? Masih berada di bawah Thai
Im Ciang (llmu pukulan Lunak)ku!" sahutnya kemudian,
meremehkan
Kini giliran Lu Leng yang tercengang, pantas ilmu
pukulannya begitu aneh dan penuh mengandung tenaga
lunak, pikirnya sambil terus menatap Han Giok Shia,
Konon ilmu pukulan Thai ini Ciang amat dahsyat tidak
berada dibawah ilmu pukulan Hud Bun Pan Yok Sin Ciang

1016
aliran Buddha, Kalau begitu, walau memiliki ilmu Kim Kong Sin
Ci, belum tentu dia mampu mengalahkan gadis itu.
Lagipula bertarung di balok batu, akhirnya pasti mati
bersama di dasar laut.
"Kalau takut, cepatlah kau bersujud di hadapanku aku
pasti mengampunimu!" ujar Han Giok Shia cepat sambil
tersenyum sinis ke arah Lu Leng, pemuda itu hanya
mendengus,
"Hm! Kalau kau bersujud di hadapanku, aku pun akan
mengampunimu!" lanjut Han Giok Shia,
Mereka berdua tetap mengadu mulut dengan tajam, tak
ada yang mau mengalah.
Han Giok Shia mengerutkan kening lalu mendadak
badannya bergerak Ternyata gadis itu sudah menerjang ke
arah Lu Leng. Namun pemuda itu pun dengan tak kalah cepat
melesat memapak serangan lawan, Maka sekejap saja
keduanya telah saling menyerang sengit
Sebelah tangan Han Giok Shia bergerak membentuk
sebuah lingkaran, lalu dihentakkan-cepat ke depa ii.
Lu Leng sudah tahu akan kehebatan Thai Im Ciang,
namun dia tampak tidak berkelit maupun balas menyerang,
sengaja berlaku lamban, Namun tentu saja pemuda itu pasti
sudah bersiap dan memperkokoh sepasang kakinya, berdiri
setegar gunung.
Angin pukulan Thai Im Ciang cepat mengurung dirinya,
Tampak badan Lu Leng bergetar hebat, tapi sepasang kakinya
tetap terpaku di tempat

1017
Menyaksikan itu, Han Giok Shia jadi tercengang, tidak tahu
Lu Leng mau berbuat apa.
Saat itulah mendadak jari telunjuk Lu Leng bergerak
mengeluarkan jurus Sam Hoan Toh Goat (Tiga Lingkaran
Mengelilingi Bulan), mengancam jalan darah Yang Ku, Yang M,
dim Yang Kao Hiat di lengan si gadis.
Lu Leng memang sudah berhasil menguasai Kim Kong Sin
Ci, musuh dalam jarak beberapa depa, akan terjangkau
ilmunya.
Walau Lweekang Han Giok Shia seimbang dengan Lu
Leng, namun jarak mereka begitu dekat Tiada kesempatan
bagi gadis itu untuk berkelit.
Perlu diketahui, hanya ada dua macam ilmu yang dapat
menandingi Thai Im Ciang, yaitu ilmu Pan Yok Sin Ciang dan
Kim Kong Sin Ci, Begitu pula sebaliknya, hanya Thai Im Ciang
yang dapat menandingi kedua ilmu tersebut.
Mendadak Han Giok Shia merasa lengannya
berkesemutan, kemudian lemas dan terkulai tak berdaya.
Sifat keras hati gadis tetap tidak berubah. Ketika merasa
lengannya berkesemutan, bukannya mundur malah maju
melancarkan serangan, Kali ini dia mengeluarkan jurus Giok
Thou Yang Yok (Kelinci Giok Menyebarkan Obat),
Thai Im Ciang berjumlah sembilan jurus, kesemuanya
harus menggunakan tangan kiri,
Karena jarak mereka begitu dekat, ketika Han Giok Shia
menyerang, sudah terasa serangkum tenaga lunak mengarah
bahu Lu Leng.

1018
Walau Lu Leng sudah bersiap dari tadi, badannya tetap
terdorong mundur satu langkah diterjang oleh angin pukulan
itu. Namun saat itu pula Lu Leng cepat mengeluarkan jurus
ketiga untuk balas menyerang, yakni dengan menggunakan
Cap Bin Li Cing (Menggali sepuluh Arah), Angin telunjuk
bagaikan kilat, berhasil menotok jalan darah Im Ku Hiat di kaki
Han Giok Shia.
Sesungguhnya kepandaian mereka seimbang, hanya saja
bertarung di atas balok batu yang cukup tinggi itu, maka amat
merugikan Han Giok Shia.
Setelah jalan darah Im Ku Hiat tertotok, seketika Han Giok
Shia merasa kakinya lemas dan semutan, sehingga
membuatnya tidak kuat berdiri
Kalau di tanah datar, dia masih bisa meloncat mundur
dengan sebelah kakinya, Akan tetapi, di atas balok batu, dia
cuma bisa mundur satu dua langkah. Namun mendadak gadis
itu terpeleset.
Di saat Han Giok Shia mundur, Lu Leng mundur satu dua
langkah, Ketika melihat gadis itu terpeleset, seketika hati Lu
Leng tergerak. Padahal kalau Han Giok Shia terpeleset jatuh,
pasti mati, terlempar ke laut
Namun entah apa sebabnya, dia justru tidak
memperdulikan apapun, langsung melesat ke arah Han Giok
Shia, Dengan cepat dijulurkan tangannya menarik gadis itu.
sebenarnya badan gadis itu sudah miring hampir jatuh, tapi Lu
Leng menariknya dengan maksud agar gadis itu tidak terjatuh
ke laut,
Namun Han Giok Shia mengira Lu Leng ingin mencelakai
nya, maka tanpa pikir lagi langsung mengayunkan tangannya,

1019
menyerang pemuda itu dengan jurus Pit Hai Cing Thian (Laut
Membiru Langit Cerah).
Setelah melancarkan pukulan barulah Han Giok Shia tahu
Lu Leng menarik dirinya agar tidak terjatuh Betapa terkejutnya
gadis itu, sebab telah melancarkan pukulan sekuat tenaga,
yang tidak mungkin ditarik kembali
Terdengar suara jeritan keras Lu Leng. Tangannya yang
menarik diri Han Giok Shia jadi renggang dan badannya
terjatuh ke bawah! sedangkan Han Giok Shia yang ditarik
justru sudah berdiri di atas balok batu, seketika dia amat
menyesal atas tindakannya, Cepat dia memandang ke bawah,
tapi Lu Leng sudah tak tampak lagi, Hatinya sempat heran,
bagaimana Lu Leng begitu cepat tenggelam?
Han Giok Shia menghela nafas panjang, seketika itu rasa
benci dan dendamnya pun sirna Namun saat kegelisahan dan
rasa sesal itu melanda hatinya, tiba-tiba terlihat ada sepasang
tangan sedang merambat-rambat pada balok batu,
Melihat itu, Han Giok Shia girang bukan main. Gadis itu
langsung melongok ke bawah, Tampak badan Lu Leng
bergantung di bawah balok batu,
Ternyata ketika tubuhnya terkena pukulan Lu Leng cepatcepat
menghimpun hawa murni, dan sebelah tangannya
menggapai pinggiran balok batu, dia berhasil menyambar
balok sehingga tidak sampai jatuh ke laut. Dia menyesal,
kenapa tadi harus menyelamatkan Han-Giok Shia. gadis itu
begitu kejam dan tak berperasaan.
Semula Lu Leng merasa khawatir kalau gadis itu akan
menyerangnya, Ternyata tidak, Bahkan saat mendengar

1020
seruan Han Giok Shia yang menunjukkan wajah penyesalan,
barulah dia tahu kalau gadis itu tadi telah salah paham.
Setelah tahu itu, Lu Leng memaafkannya. Kebetulan Han
Giok Shia melongok ke bawah, empat mata beradu pandang,
entah apa rasanya dalam hati masing-masing, Sesaat
kemudian, barulah Han Giok Shia membuka mulut,
"Bocah busuk, kenapa kau menyelamatkan ku?"
"Gadis busuk, kenapa tak kau injak tanganku agar aku
jatuh?"
Kalau Han Giok Shia mau, tentu tidak sulit menjatuhkan Lu
Leng ke laut, Tetapi mendadak pinggiran kelopak matanya
tampak memerah.
"Berdasarkan apa aku harus injak tanganmu agar jatuh ke
laut? Tadi,., aku kira kau sudah terjatuh ke laut, hatiku...
berduka sekali!"
"Gadis busuk, betulkah itu?" tukas Lu Leng dengan
tersenyum sinis, Han Giok Shia melotot.
"Bocah busuk! Kau... kau masih memanggilku begitu?
Cepat naik, jangan terus bergantung di situ, nanti masuk
angin!"
"Kau tidak menyingkir bagaimana mungkin aku naik ke
atas?"
Dalam percakapan mereka berdua tetap tidak saling
mengalah, namun sudah tiada nada permusuhan lagi. Maka
mereka saling memandang lekat, bahkan desah nafas masingmasing
pun terdengar jelas, Ada satu perasaan yang tak

1021
mampu mereka ungkapkan kecuali hanya dengan tatapan
mata.
Setelah mendengar Lu Leng berkata begitu, tak tertahan
Han Giok Shia tertawa, Bukan main manis-nya! Hal itu
membuat Lu Leng terbelalak sedangkan Han Giok Shia segera
menyingkir
Menggunakan tenaga jari Lu Leng menekan pinggiran
balok batu lalu badannya pun melayang ke atas dan mendarat
di atas balok. Lu Leng memandang Han Giok Shia sambil
tertawa, Wajah gadis itu langsung memerah dan secepatnya
berpaling ke tempat lain!
-ooo0ooo-
Bab 47
Saat itu pula dalam hati mereka tumbuh perasaan
kasmaran, Meskipun mereka sebelumnya merupakan musuh
besar yang saling membenci dan mendendam, kini tanpa
diduga mengalami perubahan Masing-masing diserang asmara
yang sulit untuk dibendung datangnya.
Walau sekarang sudah jadi sahabat, namun mereka tidak
melupakan kekasih masing-masing. Han Giok Shia merindukan
Tam Ek Hui, sedangkan Lu Leng merindukan Tam Goat Hua.
Oleh karena itu, mereka berdua bertekad tidak berani
menimbulkan cinta lain, agar tidak terjadi badai dalam lautan
cinta.
"Nona Han, kita masih mau bertanding?"
Han Giok Shia menyahut sambil menundukkan kepala,

1022
"Kepandaianmu lebih tinggi, tidak perlu bertanding lagi."
Begitu mendengar ucapan itu, terharulah hati Lu Leng,
Bagaimana adat dan sifat gadis itu, Lu Leng tahu jelas, Sulit
bagi gadis itu tunduk di hadapan orang lain, kini dia justru
mengaku seperti itu,
Seketika Lu Leng merasa, pertarungan yang sudah-sudah
itu sama sekali tidak berarti.
Dulu Han Giok Shia mengira ayahnya mati di tangan Lu Sin
Kong, sedangkan Lu Leng menganggap Hwe Hong Sian Kouw,
guru Han Giok Shia yang membinasakan ibunya, itulah
sebabnya, mereka saling bermusuhan.
Walau dalam hati Lu Leng tahu, sebelum mati ibunya
sudah terkena racun dari si Nabi Setan-Seng Ling, namun dia
tetap menganggap Hwe Hong Sian Kouw sebagai pembunuh
ibunya.
Lama sekali barulah Lu Leng membuka mulut.
"Nona Han, jangan berkata begitu, sesungguhnya aku
tidak bisa dibandingkan denganmu!"
Han Giok Shia menatapnya, kemudian tersenyum.
"Kalau dini tempo hari kau sudi mengucapkan demikian,
bagaimana mungkin nyawamu nyaris melayang?"
Lu Leng berpikir sejenak, akhirnya dia merasa geli,
"Kini kuucapkan, rasanya belum terlambat!"

1023
Han Giok Shia menghela nafas panjang,
"Kalau tidak diucapkan sekarang, pasti akan terlambat!"
Kini Lu Leng sudah tahu, Han Giok Shia sama sekali tidak
memusuhinya.
"Nona Han, mari kita turun. Oh ya, bagaimana kalau ke
Hek Ciok Sian Hu melihat-lihat?"
"Kenapa kau tidak mau ke Pian Liong Ciok Hu dudukduduk?"
Mendengar itu, hati Lu Leng tergerak.
"Nona Han, ternyata kepandaianmu itu diperoleh dari
salah satu Thian Ho Si Lo, Pian Liong Sian Po, kan?"
Han Giok Shia manggut-manggut.
Tidak salah! Aku memperoleh ilmu Thai Im Ciang
peninggalan Pian Liong Sian Po dan Cit Sek Ling Che."
Dari semula Lu Leng sudah mencurigai Lweekang Han
Giok Shia, ternyata dia makan Cit Sek Ling Che (Semacam
Buah Langka Yang Ajaib), pantas Lweekangnya bertambah
tinggi.
"Bagaimana kau?"
"Kepandaianku adalah peninggalan dari Thian Sun
Sianjin."
Han Giok Shia manggut-manggut.

1024
"Oooh! Kalau begitu, beliau berdua sudah pernah kemari."
Lu Leng mengangguk
"Tidak salah, Mereka berdua memang pernah kemari,
lihatlah bekas-bekas tapak kaki di balok batu ini, pasti tidak
cuma bertarung satu kali."
Han Giok Shia tampak seperti tersadar akan suatu hal.
"Aku tahu, mereka berdua yang satu berhasil melatih ilmu
Kim Kong Sin Ci, yang satu lagi berhasil melatih ilmu Thai Im
Ciang. Namun mereka mati bersama!"
Lu Leng manggut-manggut, kemudian memandang ke
bawah. Kedua tokoh tua itu telah berhasil melatih ilmu Kim
Kong Sin Ci dan ilmu Thai Im Ciang, namun tidak mau saling
mengalah, akhirnya justru mati bersama.
Teringat akan kejadian tadi, bukankah mereka berdua juga
nyaris mati bersama, seketika hati Lu Leng terasa dingin sekali
"Masih belum mau pergi?"
Lu Leng tertawa,
"Aku sedang berpikir, tentang kedua Cianpwee itu, Kenapa
tidak terbuka pikiran mereka?"
Han Giok Shia langsung melotot
"Masih membicarakan orang, Dua tahun lalu jelas kau
bukan lawanku, kenapa masih mati-matian melawanku?"

1025
Bahu Lu Leng terangkat sedikit sambil tersenyum, mereka
berdua lalu turun dari balok batu itu.
Lu Leng terus mengikuti Han Giok Shia, Tak seberapa lama
kemudian mereka sudah sampai di depan sebuah goa. Han
Giok Shia mengajaknya masuk ke dalam. Di depan sebuah
ruang batu terdapat tulisan yang diukir "Pian Liong Ciok Hu"
Setelah berada di dalam ruang batu itu, Han Giok Shia
menceritakan tentang apa yang dialaminya.
Ternyata ketika perahu besar itu menabrak batu karang,
Han Giok Shia juga terhempas ke batu karang yang lain dalam
keadaan pingsan, Setelah siuman gadis itu menganggap Lu
Leng mati di dasar laut. Hari itu dia menemukan goa Pian
Liong Ciok Hu. sekaligus peninggalan-peninggalan Pian Liong
Sian Po, seperti Cit Sek Ling Che yang telah dimakannya, dan
sebuah kitab kecil berisi ilmu Thai Im Ciang.
Sejak hari itu dia mulai mempelajarinya. Dua tahun
kemudian berhasil menguasai ilmu yang ada di dalam kitab
kecil itu.
Di dalam ruang batu juga terdapat pakaian Pian Liong Sian
Po, karena tiada pakaian lain, maka dipakainya pakaian itu.
Dia tidak menduga sama sekali, kalau batu karang yang
lain terdapat orang lain, Ketika Lu Leng mengeluarkan suara
siulan, dia keluar, sehingga berjumpa pemuda itu.
Seusai Han Giok Shia giliran Lu Leng bercerita juga
tentang apa yang dialaminya,
Ketika mendengar masih ada pusaka ketiga, sepasang
bo!a mata Han Giok Shia berputar-putar, "Saudara Lu, pusaka

1026
yang satu itu, mungkin berada pada Thian Sun Sianjin,
sedangkan Thian Sun Sianjin dan Pian Liong Sian Po samasama
terjatuh ke dalam laut di bawah balok batu itu,
Bagaimana kita coba mencari di sana?" Lu Leng manggutmanggut
"Baik!"
Mereka berdua lalu menuju ke sana. Sampai di pinggir
laut, wajah Lu Leng langsung memerah.
"Nona Han, aku cuma memiliki pakaian rumput ini, kalau
basah tiada pakaian lagi untuk ganti." Han Giok Shia
menyahut sambil tersenyum. "Jangan khawatir, di dalam Pian
Liong Ciok Hu masih terdapat pakaian lain, kau bisa
memakainya." Mereka segera turun ke laut dan sama-sama
menyelam, Dalamnya kira-kira sepuluh kaki, di dasarnya
memang terdapat dua buah tengkorak.
Entah sudah berapa lama kedua sosok tengkorak itu
berada di dasar laut, Kedua tengkorak itu tentu Thian Sun
Sianjin dan Pian Liong Sian Po, Dugaan mereka berdua
memang tidak meleset, Thian Sun Sianjin dan Pian Liong Sian
Po mati bersama, Mereka terjatuh ke bawah pasti dalam
keadaan terluka parah.
Kalau tidak, tak mungkin Thian Sun Sianjin dan Pian Liong
Sian Po akan tenggelam!
Sebelum mati, mereka saling menggenggam tangan,
pertanda mereka menyesal sekali.
Lu Leng dan Han Giok Shia menyaksikan kedua sosok
tengkorak yang bergandengan. Maka keduanya teringat akan
kejadian mereka. Tanpa sadar mereka pun saling
menggenggam tangan erat-erat sambil meluncur ke atas.

1027
Sampai di permukaan, Lu Leng berkata sungguh-sungguh,
"Nona Han, kedua Cianpwee itu tampak begitu tenang di
dasar laut. Aku rela tidak mau mencari pusaka yang ketiga itu
lagi. Mereka berdua sudah mati sekian lama, sedangkan kita
tidak pernah bertemu mereka, kini kita termasuk murid
mereka pula, maka tidak boleh membalik tengkorak mereka,"
Han Giok Shia manggut-manggut dan cepat-cepat
melepaskan tangannya. wajahnya tampak kemerah-merahan.
"Kita sudah turun ke laut, kenapa tidak mencari Liat Hwe
Soh Sim Lun, Pecut Emas dan golok pendek itu?"
Han Giok Shia tersenyum,
"Baik!"
Mereka lalu menuju ke perahu yang sudah karam.
Keduanya menyelam lagi mencari ketiga macam senjata itu,
Tak seberapa lama, mereka sudah muncul di permukaan laut,
ternyata mereka berhasil menemukan senjata-senjata tersebut
Lu Leng dan Han Giok Shia segera kembali ke Pian Liong
Ciok Hu. Mereka berdua langsung menyalin pakaian
peninggalan Pian Liong Sian Po. setelah mengenakan pakaian
berkembang-kembang, Lu Leng tampak aneh.
Mereka bercakap-cakap, tak terasa hari pun sudah mulai
gelap. Mereka segera memanggang ikan yang ditangkap tadi
di laut, kemudian makan bersama, sebenarnya mereka masih
kelihatan enggan berpisah, maka terus mengobrol di bawah
sinar bulan.

1028
Malam itu Lu Leng merasa, Han Giok Shia memang
bersifat keras, namun amat lembut pula, Berhadapan dengan
gadis itu, justru membuat kesannya terhadap Tam Goat Hua
jadi semakin tawar Akan tetapi, dia tetap mengendalikan
perasaannya itu,
Keesokan harinya, mereka berlatih sejenak, lalu pergi ke
pinggiran laut tempat perahu besar itu karam di situ, Ternyata
mereka mengambil balok kayu, papan dan lain sebagainya,
Setelah hampir satu bulan sibuk akhirnya berhasil juga
membuat sebuah rakit besar Mereka pun menyiapkan
makanan kering dan air minum, semua itu cukup untuk satu
bulan, Rakit yang besar itu dipasangi sebuah layar, agar bisa
berlayar lebih cepat,
Lu Leng dan Han Giok Shia yakin, dalam waktu sebulan
pasti dapat melihat daratan.
Pagi itu, mereka berdua meninggalkan pulau Hek Ciok To.
Rakit besar dengan layar sederhana mulai meluncur
terhembus angin,
Sebelum berlayar mereka berdua belajar be-renang, maka
ketika berada di tengah-tengah laut, sudah tidak begitu takut
lagi,
Kira-kira delapan hari kemudian, mereka sudah melihat
daratan, Dapat dibayangkan betapa gembiranya mereka
berdua, langsung bersorak-sorakan,
Setelah tengah hari, sudah semakin mendekati daratan itu,
tampak gunung menghijau,

1029
Malam harinya, rakit besar itu menyentuh pantai. Lu Leng
dan Han Giok Shia segera naik ke darat. Mereka terus berjalan
sampai di kaki gunung, tak jauh dari pantai Ketika sampai
tengah malam mereka menemukan sebuah kuil.
Mereka mendekati kuil itu. suasana sepi sekali, namun ada
sedikit cahaya menyorot keluar Di atas pintu kuil bergantung
sebuah papan bertulisan "Kuil Goan Long Ku Sie",
Lu Leng maju selangkah, lalu menjulurkan tangannya
mengetuk pintu kuil Tak lama, pintu kuil terbuka, tampak
seorang padri menjulurkan kepalanya melihat keluar Ketika
melihat mereka berdua, padri itu tampak tercengang,
"Padri, kami berdua terapung di laut, malam ini baru
mendarat Bolehkah kami bermalam di sini?" Lu Leng berkata
sambil memberi hormat.
Padri itu memandang Han Giok Shia,
"Orang yang menyucikan diri harus selalu berbuat
kebaikan, tapi gadis ini...."
Lu Leng tahu padri itu merasa enggan menerima kaum
wanita bermalam di kuilnya, Dia ingin berkata memohon
kepada padri itu lagi, tetapi Han Giok Shia mendahului nya.
Tidak memperbolehkan ya sudah! Aku mau tanya, tempat
apa ini?"
"lni lembah Cing Cing Kok di gunung Mou San."
Kedua muda-mudi itu merasa gembira karena tempat ini
bukanlah hutan belantara, melainkan gunung Mou San di
daerah Shantung.

1030
Han Giok Shia segera menarik Lu Leng pergi meninggalkan
kuil,
"Kita bermalam di alam terbuka saja, Takut apa sih?
Kenapa kita harus merengek-rengek pada kepala gundul ini?"
Lu Leng tersenyum. Dia tahu benar adat gadis itu,
"Tapi apakah kau bisa tidur nyenyak malam ini?"
Han Giok Shia juga tersenyum.
"Kau tahu saja apa yang kupikirkan Bagaimana kalau kita
melakukan perjalanan malam?"
Lu Leng mengangguk.
"Baik!"
Mereka berdua melakukan perjalanan malam sambil
bergandengan tangan menuju ke arah timur Ketika hari mulai
terang, mereka sudah sampai di sebuah jalan besar
Mereka berdua walau tidak pernah datang di gunung Mou
San, namun tahu tentang gunung tersebut. Puluhan tahun
lampau, terdapat perguruan Mou San Pai yang memiliki ilmu
silat amat tinggi. Setelah ketua Mou San Pai meninggal, para
saudara seperguruanpun saling merebut kedudukan ketua. Hal
itu dimanfaatkan oleh musuh-musuhnya. Semua murid
perguruan Mou San Pai terbunuh habis.
Tentang kejadian itu, kaum rimba persilatan tahu semua,
Lu Leng dan Han Giok Shia juga pernah mendengar itu,

1031
Maka mereka berdua pun tahu, di mana letak gunung Mou
San, dan arah mana yang harus diambil. Kalau mengikuti jalan
besar itu, menempuh jalan kurang lebih sembilan ratus mil,
akan tiba di kota Cih Lam Hu, itu harus membutuhkan waktu
kurang lebih enam hari,
Akan tetapi, ketika tiba di jalan besar itu mereka malah
berhenti, tidak melanjutkan perjalanan lagi.
Ketika masih berada di pulau Hek Ciok To, mereka hanya
mempunyai satu tujuan, yakni kembali ke daratan.
Kini mereka sudah tiba di daratan, justru tidak tahu harus
ke mana?
Mereka berdua mempunyai tempat tinggal masing-masing,
yang satu di Lam Cong, sedangkan yang satu lagi di Su Cou.
Akan tetapi, kedua orang-tua Lu Leng telah meninggal.
Begitu juga ayah dan adik Han Giok Shia.
Walau mereka berdua mempunyai tempat tinggal, namun
sama juga tidak mempunyai rumah.
Mereka berdua tertegun, lama sekali barulah Han Giok
Shia membuka mulut
"Saudara Lu, kau mau ke mana?"
"Dalam hatiku belum ada keputusan. Nona Han, kalau
dalam waktu dua tahun ini si iblis Harpa masih membuat
petaka dalam rimba persilatan kaum rimba persilatan
Tionggoan akan tinggal sedikit Kini kita sudah kembali dan
kalau ingin mencari kenalan, mungkin tidak begitu gampang."

1032
Han Giok Shia tertegun, kemudian sahutnya perlahan.
"Siapa tahu dua tahun ini kaum rimba persilatan berhasil
membasmi si iblis Harpa itu, Terus terang, aku pun belum
mengambil keputusan mau ke mana, Namun... aku harus
pergi ke rumah yang musnah terbakar itu, sesungguhnya aku
bersama seseorang menuju ke istana Setan, Namun di tengah
jalan aku... berangkat duluan, sehingga kami berpisah di sana,
Kini sudah dua tahun, tentunya dia sudah tidak berada di
tempat itu, Tapi biar bagaimanapun aku harus kau ke sana
dulu."
Lu Leng juga ingat, dia berpisah dengan Tam Goat Hua
dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek juga di sekitar tempat
itu. Maka ketika mendengar Han Giok Shia mengatakan
begitu, dia pun segera berkata.
"Baik, aku ikut ke sana."
Mereka berdua dari musuh menjadi sahabat, Cinta kasih
mereka pun berkembang dengan cepat sekali. Walau mereka
berdua terus mengendalikan diri, sama sekali tidak mau
mencurahkan isi hati masing-masing, tapi kalau berpisah,
mereka merasa berat sekali.
Karena itu, ketika Han Giok Shia mendengar Lu Leng mau
ikut, dalam hati girang sekali.
"Itu sungguh baik sekali!"
Mereka berdua lalu melanjutkan perjalanan Sampai di
sebuah kota kecil, Han Giok Shia menjual sebuah tusuk konde
emas, kemudian membeli pakaian dan makan sekenyangkenyangnya.

1033
Setelah berganti pakaian, Lu Leng tampak tampan sekali
Begitu pula Han Giok Shia, gadis itu bertambah cantik jelita,
Mereka berdua melanjutkan perjalanan lagi, Di tengah
jalan berjumpa beberapa orang piausu, Mereka berdua
bertanya tentang keadaan rimba persilatan Beberapa orang
piausu itu memberitahu kan, setelah terjadi petaka di gunung
Bu Yi San, kemudian terjadi lagi pertarungan sengit di depan
istana Setan, dan pertarungan itu berakhir begitu saja, justru
tiada seorang pun menyinggung tentang kegiatan si iblis
Harpa.
Tentunya membuat Lu Leng dan Han Giok Shia
tercengang, Mereka berdua cuma saling memandang, lalu
melanjutkan perjalanan lagi.
Beberapa hari kemudian, mereka berdua sudah tiba di
kota Cih Lam. Ketika memasuki pintu kota tersebut, mereka
berdua merasa diikuti orang dari belakang,
Lu Leng dan Han Giok Shia segera menoleh ke belakang,
Ternyata benar ada tiga lelaki mengikuti mereka dari
belakang.
Berkali-kali Lu Leng dan Han Giok Shia menoleh ke
belakang, dan setiap kali mereka menoleh, ketiga laki-laki itu
selalu pura-pura sedang menikmati pemandangan atau saling
bercakap-cakap, sedangkan rupa ketiga laki-laki itu sungguh
aneh sekali.
Yang di tengah berbadan jangkung, namun hanya
mempunyai sebuah kaki, berjalan dibantu dengan sebuah
tongkat penyanggah.

1034
Yang di kiri hanya mempunyai sebelah lengan, sedangkan
yang di kanan memegang sebuah tongkat bambu,
kelihatannya seperti seorang buta.
Ketiga orang itu tidak hanya cacat, bahkan muka mereka
pun penuh bintik-bintik hitam, sehingga amat tak sedap
dipandang, dan pakaian mereka pun tidak karuan
Sebetulnya Han Giok Shia sudah tidak sabaran. Berkali-kali
dia ingin bertindak, namun dicegah oleh Lu Leng,
"Nona Han, ketiga orang itu memang mengikuti kita, siapa
tahu masih ada jago tangguh di belakang mereka, Kita tidak
boleh mengejutkan ketiga orang itu!"
Han Giok Shia tertawa dingin
"Sungguh bernyali mereka berani mengikuti kita!"
Mereka berdua memelototi ketiga orang itu, lalu
melanjutkan perjalanan
Begitu mereka berjalan, tiba-tiba terdengar suara tongkat
bambu berbunyi "Tak Tak Tak" di belakang,
Han Giok Shia betul-betul sudah tidak sabaran
"Kita pancing mereka ke tempat sepi, barulah kita tanya."
Lu Leng memang tidak habis pikir, tidak tahu ketiga orang
itu berasal dari golongan mana, Dia berpikir sejenak,
kemudian manggut-manggut karena masuk akal apa yang
dikatakan Han Giok Shia.

1035
Mereka berdua berputar ke arah barat, tak lama sudah
keluar dari pintu kota sebelah barat,
Cih Lam merupakan kota yang paling besar di wilayah
Shantung, maka keadaan di luar kota itu pun ramai sekali,
Lu Leng dan Han Giok Shia terus berjalan Kira-kira empat
puluh mil kemudian sampailah di sebuah taman yang amat
besar.
Taman itu indah sekali, terdapat berbagai macam bunga
dan puluhan pohon siong pek yang besar-besar, namun
keadaannya tampak sunyi sepi. Lu Leng dan Han Giok Shia
masuk ke dalam, lalu duduk di sebuah batu sambil
memandang keluar
Ketiga orang itu juga ikut masuk ke taman lalu berdiri di
dekat sebuah pohon siong pek sambil memandang ke arah Lu
Leng dan Han Giok Shia,
Setelah itu, mereka bertiga berbisik-bisik seakan sedang
merundingkan sesuatu.
Han Giok Shia memang sudah ingin turun tangan dari tadi,
hanya saja terus dicegah oleh Lu Leng. Kini tangannya
merogoh ke dalam baju, ternyata dia mengambil beberapa
batang jarum
Ketika melihatnya menggenggam jarum, Lu Leng segera
tahu bahwa gadis itu mau turun tangan, Han Giok Shia
mengeluarkan suara dengusan kemudian mengayunkan
tangannya, dan seketika tampak cahaya putih meluncur ke
arah orang-orang itu!

1036
Begitu melihat cahaya putih menyambar, ketiga orang itu
segera melesat pergi, dan dalam sekejap sudah tidak kelihatan
lagi,
Beberapa batang jarum itu menembus pohon siong pek.
Dapat dibayangkan betapa lihaynya Thai Im Ciang Han Giok
Shia,
Setelah ketiga orang itu tidak kelihatan, Han Giok Shia
bangkit berdiri seraya berseru.
"Kalian sudah mengikuti kami sampai di sini, kenapa malah
pergi?"
Sampai beberapa kali gadis itu berseru, namun di luar
taman tetap tiada sahutan
Lu Leng bertambah heran dan tidak habis pikir, sebetulnya
apa maunya ketiga orang itu?
Seandainya ketiga orang itu berniat jahat, kenapa masih
belum turun tangan? itu sungguh aneh sekali!
Di saat Lu Leng sedang berpikir, tampak Han Giok Shia
mengeluarkan Pecut Emasnya kelihatannya ingin mengejar
mereka,
Lu Leng segera mencegah nya,
"Nona Han jangan terburu-buru mengejar mereka, lihat
saja bagaimana gerak-gerik mereka selanjutnya !"
Han Giok Shia yang berhati keras dan tidak sabaran itu,
justru mau mendengar perkataan Lu Leng, itu sungguh luar

1037
biasa! Akan tetapi, kali ini dia sudah tidak bisa menurut lagi,
Badannya langsung bergerak melesat pergi,
Namun di saat itu pula mendadak terdengar pekikan aneh
di luar taman, lalu tampak segulung bayangan hitam yang
amat besar menerjang ke dalam, ke arah Han Giok Shia.
Segulung bayangan hitam itu bagaikan awan hitam,
muncul mendadak lalu menutupi sekujur badan gadis tersebut
Han Giok Shia yang baru melesat keluar terkejut bukan
main, karena tidak melihat jelas sebetulnya apa gulungan
bayangan hitam itu, Dia langsung menggerakkan Pecut
Emasnya dan mengeluarkan jurus Jit Goat Seng Hui (Matahari
Dan Bulan Memancarkan Cahaya),
Akan tetapi, di saat sekejap itu Lu Leng telah melihat jelas,
yang menerjang ke dalam itu seseorang berbadan gemuk
sekali.
Ketika Han Giok Shia menyerang dengan Pecut Emas,
tampak orang gemuk itu pun mengayunkan toya besi yang
panjangnya satu depa lebih, Kemudian dengan suara
menderu-deru toya besi itu mengarah Han Giok Shia.
Mereka berdua sama-sama berada di udara dan sedang
saling menyerang, Pecut Emas-Han Giok Shia meliuk-liuk
bagaikan seekor naga hitam, sedangkan toya besi itu bagaikan
gelombang menerjang gadis itu, Bukan main terkejutnya Han
Giok Shia, sebab tahu Pecut Emas di tangannya tak dapat
menahan serangan toya itu.
Dalam keadaan terjepit, mendadak dia mengayunkan
tangannya dengan jurus Giok Tou Yang Yok (Kelinci Giok
Menyebarkan Obat) untuk menangkis.

1038
Jurus tersebut amat aneh, dahsyat dan lihay, yaitu salah
satu jurus ilmu Thai Im Ciang, khususnya menggunakan
tangan kiri.
Angin pukulan baru keluar, terdengar orang gemuk itu
memekik aneh sambil mencelat ke belakang
Han Giok Shia pun merasa tenaga toya besi itu amat kuat
sekali, sebab dapat menekan serangan Pecut Emas nya,
Di saat orang gemuk itu baru berdiri, terdengar pula suara
"Ser Ser Ser", dan tampak tiga orang berkelebat ke dalam,
Ketiga orang itu adalah orang-orang yang mengikuti Han
Giok Shia dan Lu Leng, Mata mereka menyorot tajam ke arah
Lu Leng.
Sedangkan Lu Leng sudah maju ke depan mendekati Han
Giok Shia. Kemudian mereka berdua memandang orang
gemuk itu.
Begitu memandang Han Giok Shia dan Lu Leng pun
tertegun!
Ternyata orang gemuk itu seorang wanita, Dia
mengenakan pakaian hitam, Badannya tinggi gemuk, bibirnya
tebal dan hidung pesek, Sungguh buruk mukanya!
Padahal Han Giok Shia sudah gusar sekali. namun ketika
melihat wanita tinggi gemuk itu, malah tertegun kemudian
tertawa.
Wanita gemuk itu tahu Han Giok Shia mentertawakan
keburukan rupanya, maka mukanya yang penuh daging
bergerak-gerak, setelah itu dia membentak sengit

1039
"Di mana guru kalian? Cepat beritahukan!"
Begitu mendengar pertanyaan wanita gemuk itu, Lu Leng
dan Han Giok Shia tercengang, Mereka berdua pun tidak tahu
yang ditanyakannya itu siapa. Apakah Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek, Hwe Hong Sian Kouw ataukah Thian Sun Sianjin
dan Pian Liong Sian Po?
Di saat mereka berdua tertegun, wanita gemuk itu
membentak lagi,
"Di mana guru kalian sekarang? Cepat beritahukan!"
Lelaki jangkung yang berdiri di samping wanita gemuk
segera berkata,
"Kakak, kita tangkap saja mereka, barulah kita tanya, itu
lebih baik bukan?"
Wanita gemuk langsung berpaling, lalu meludah.
"Phui! Kau tahu apa? Kalau bukannya kalian tidak
mendengar perkataanku, bagaimana mungkin hari ini kita jadi
begini? Cepat tutup mulutmu!"
Si jangkung langsung diam dengan kepala tertunduk
kelihatannya amat takut kepada wanita gemuk itu,
Menyaksikan sikap mereka, sepertinya punya dendam
dengan salah seorang guru Lu Leng atau Han Giok Shia,
Sedangkan ketiga orang yang mengikuti mereka berdua,
tidak berani turun tangan ternyata menunggu munculnya
wanita gemuk itu,

1040
Mereka kelihatan mengenali dan tahu asal-usul Lu Leng
serta Han Giok Shia, Mungkin karena melihat Pecut Emas dan
Liat Hwe Soh Sim Lun, sebab kedua macam senjata itu,
memang sudah amat terkenal dalam rimba persilatan, siapa
yang melihat kedua macam senjata tersebut pasti tahu
pemiliknya.
Oleh karena itu, Lu Leng berkata dengan suara dalam,
"Siapa yang kau tanyakan? Hwe Hong Sian Kouw atau Han
Tayhiap? Tapi mereka berdua sudah meninggal"
Wanita gemuk tampak tertegun.
"Apa itu Hwe Hong Sian Kouw dan Han Tay-hiap?"
Betapa gusarnya Han Giok Shia, karena nada suara wanita
gemuk itu agak menghina ayahnya.
"Coba katakan sekali lagi!"
Sedangkan Lu Leng terperangah, namun tahu adanya
suatu kesalah pahaman.
Maka dia segera memberi isyarat kepada Han Giok Shia,
kemudian bertanya kepada wanita gemuk,
"Kalau begitu, siapa yang kau tanyakan?"
Wanita gemuk itu berkertak gigi, sehingga wajahnya yang
buruk itu berubah bengis sekali

1041
" Yang kutanyakan adalah orang yang mencelakai sesama
kaum rimba persilatan yakni penjahat besar Liok Ci!" sahutnya
dengan suara melengking-lengking.
Ketika wanita gemuk mengatakan itu, wajahnya tersirat
penuh dendam, begitu pula ketiga orang itu,
Lu Leng tertegun dan membatin, "Liok Ci" Apakah yang
dimaksudkannya itu Liok Ci Siansing yang di gunung Bu Yi
San?
"Apakah yang kau maksudkan itu Liok Ci Siansing yang di
puncak Sian Jin Hong? Dia sudah meninggal"
Wanita gemuk langsung meludah.
"Phui! Apa itu Liok Ci Siansing? Kalian berdua masih
berpura-pura? Coba rasakan toyaku ini!"
Wanita gemuk langsung mengayunkan toya besi-nya,
menyerang Lu Leng dan Han Giok Shia dan dengan jurus Cian
Kun Ban Bee (Ribuan prajurit Laksana Kuda),
Lu Leng dan Han Giok Shia amat gusar Mereka berdua
segera mencelat ke belakang kemudian Han Giok Shia
melancarkan sebuah pukulan jurus Sio Ngo Peng Goat (Sio
Ngo Mengejar Bulan), sedangkan jari telunjuk Lu Leng
menyentil ke depan.
Mereka berdua mengeluarkan ilmu andalan yang
dipelajarinya selama dua tahun lebih, yang satu lunak dan
yang satu lagi keras mengarah wanita gemuk. Pukulan mereka
menimbulkan angin menderu-deru, sehingga batu-batu kerikil
dan pasir-pasir yang ada di sekitarnya beterbangan

1042
Kelihatannya wanita gemuk itu pun tahu akan kelihaian
serangan-serangan yang dilancarkan mereka berdua, Dia
segera memutar toya besinya untuk melindungi diri.
Akan tetapi, badan gemuk itu tetap bergoyang-goyang,
dan akhirnya terhuyung-huyung ke belakang tujuh delapan
langkah. Perlu diketahui ilmu pukulan Thai Im Ciang
mengandung tenaga "lm", sedangkan Kim Kong Sin Ci
mengandung tenaga "Yang", Kedua macam tenaga itu
memang berlawanan namun juga bisa menyatu, maka wanita
gemuk itu tidak dapat menahan kedua macam tenaga tersebut
Setelah berdiri tegak, wanita gemuk segera memandang
ketiga orang itu seraya bertanya membentak
"Penjahat Liok Ci memperoleh Pat Liong Thian Im, apakah
Pat Liong Thian Im itu juga berisi ilmu silat lain?"
Lelaki berkaki satu langsung menyahut
"Tidak! Namun amat lihay!"
Lu Leng dan Han Giok Shia merasa girang karena bisa
mendesak wanita gemuk itu dengan ilmu masing-masing,
Mereka mau menyerang lagi, namun tiba-tiba mendengar Pat
Liong Thian Im, Maka, mereka tertegun dan batal menyerang.
Wanita gemuk berkata sengit
"Serangan yang dilancarkan kedua penjahat kecil itu,
sudah pasti ilmu silat Pat Liong Thian Im! Kalau tidak,
bagaimana mungkin kepandaian mereka begitu tinggi?"
Lelaki berkaki satu berkata terputus-putus.

1043
"Kakak! Itu., itu aku justru tidak tahu, Yang kita tahu, dua
tahun lalu penjahat Liok Ci menimbulkan petaka dalam rimba
persilatan, dan banyak jago tangguh mati oleh Pat Liong Thian
Im, namun tidak pernah mendengar dia turun tangan."
Ketika mendengar ucapan itu hati Lu Leng dan Han Giok
Shia tergerak, kemudian gadis itu menyela.
"Hei! Yang kalian sebut Liok Ci itu, apakah si iblis Harpa?"
Lelaki berkaki satu memandang wanita gemuk, seakan
minta persetujuan barulah kemudian akan menyahut Namun
justru wanita gemuk itu yang lebih dulu menyahut
"Apa itu si iblis Harpa?"
Lelaki berkaki satu memberitahukan
"Kakak, penjahat Liok Ci memunculkan diri dalam rimba
persilatan dua tahun lalu, maka kaum rimba persilatan
menjulukinya si iblis Harpa, Walau dia tidak pernah
memperlihatkan mukanya, namun justru dia yang
meninggalkan bekas telapak tangannya berjari enam di dalam
gudang rahasia Lu Cong Piau Tau, sehingga dia dijuluki Liok Ci
Khim Mo (Si iblis Harpa Berjari Enam)!"
Wanita gemuk manggut-manggut
"Oooh! Ternyata begitu!"
Begitu mendengar apa yang dikatakan lelaki berkaki satu
itu, seketika juga darah Lu Leng bergejolak. Keningnya
berkerut, lalu berkata dengan lantang,

1044
"Yang kalian maksudkan penjahat Liok Ci itu, justru musuh
besarku! Kini dia berada di mana, kalian tahu?"
Wanita gemuk mengangkat toya besinya, kemudian
memandang lelaki berkaki satu.
Lelaki berkaki satu segera bertanya kepada Lu Leng.
"Sebetulnya kau siapa?"
"Aku putra Lu Sin Kong, namaku Lu Leng!"
Lelaki berkaki satu itu tertegun, lalu menatap Lu Leng
seraya berkata.
Ternyata kau adalah Lu Leng, si penjahat kecil!"
Lu Leng melotot.
"Kenapa kau memakiku?"
Wanita gemuk segera berkata sengit
"Tidak perduli dia siapa! Cepat tanya dia berada di mana
penjahat Liok Ci!"
"Apa penjahat Liok Ci, aku mana tahu dia berada di
mana?" sahut Lu Leng,
Lelaki berkaki satu tertawa dingin,
"Kalau kau tidak tahu, bagaimana mungkin golok Su Yang
To (Golok Cahaya Ungu)ku berada di pinggangmu?"

1045
Lu Leng tercengang dibuatnya, sehingga termangu
mangu.
"Su Yang To apa?"
Han Giok Shia melihat lelaki berkaki satu itu terus menatap
golok pendek yang terselip di pinggang Lu Leng, Maka dia
segera berkata kepada Lu Leng.
"Saudara Lu, golok pendek yang di pinggangmu miliknya!"
Dua tahun lalu, Lu Leng memperoleh golok pendek itu di
dalam perahu besar yang terapung di sungai Huang Ho.
setelah Han Giok Shia berkata begitu, kemarahannya terhadap
mereka pun agak mereda.
"Oh, ya?" .
"Memang ya!" sahut lelaki berkaki satu,
"Aku mendapatkan golok pendek ini di dalam sebuah
perahu besar Karena golok ini saat itu ku anggap tak ada
pemiliknya, maka kuambil, Tapi sekarang kau mengatakan
golok ini milikmu, apakah ada buktinya?"
Lelaki berkaki satu itu tertegun.
Sedangkan wanita gemuk langsung membentak
"Perlu bukti apa?" Lu Leng tertawa.
"Bagaimana mungkin golok ini kuserahkan hanya
berdasarkan pengakuan tanpa bukti?"

1046
Wanita gemuk itu tampak gusar sekali. Dia segera
mengayunkan toya besinya, namun kemudian diturunkan
menghantam tanah.
"Lo Sam! Cara bagaimana Su Yang Tomu hilang,
beritahukan kepadanya!"
Lelaki berkaki satu mengangguk "Hei! Kura-kura kecil,
kalau kau berpengalaman dalam rimba persilatan tentunya
tahu bahwa Su Yang To adalah benda peninggalan Su Yang
Cinjin, memang selalu berada padaku!"
Dua tahun lalu ketika Lu Leng mengambil golok pendek
itu, dalam hati justru ada sedikit kesan,
Kini begitu lelaki berkaki satu menyinggung Su Yang
Cinjin, seketika juga hati Lu Leng bergerak "Oh! Ternyata
kalian berempat Coan Tiong Liok Chou (Enam Buruk Rupa Dari
Coan Tiong)!"
Su Yang cinjin sebetulnya Cianpwee dari Bu Tong Pai,
namun tidak cocok dengan para saudara seperguruannya,
maka meninggalkan Bu Tong dengan membawa golok pusaka
Su Yang To. Akhirnya dia tiba di Coan Tiong dan meninggal di
situ,
Tentunya Su Yang To itu pun berada di Coan Tiong,
akhirnya salah satu Coan Tiong Liok Chou yang memperoleh
golok pusaka itu. Tentang itu kaum rimba persilatan sudah
mengetahui nya.
Bu Tong Pai juga ke Coan Tiong menemui mereka
berenam meminta kembali golok pusaka tersebut Akan tetapi,
Coan Tiong Liok Chou masing-masing berkepandaian tinggi,
lagi pula pihak Bu Tong Pai tidak tahu seluk-beluk daerah

1047
Coan Tiong, sehingga membuat pihak Bu Tong Pai nyaris
binasa di sana,
-ooo0ooo-
Bab 48
Setelah itu, Coan Tiong Liok Chou menghilang tiada jejak,
Pihak Bu Tong Pai memasuki lagi daerah Coan Tiong, namun
tidak menemukan jejak mereka, maka urusan habis begitu
saja,
Tentang itu, Lu Leng memang sudah mendengar dari
orang, jadi tidak mengherankan kalau dia terkesan akan golok
pendek tersebut
Ketika Lu Leng menyebut Coan Tiong Liok Chou, wanita
gemuk langsung membentak gusar.
"Apa yang disebut Coan Tiong Liok Chou? Apakah kami
buruk rupa? Kami adalah Coan Tiong Liok Hiap (Enam
pendekar Dari Coan Tiong)! Salah satu Coan Tiong Liok Hiap...
penjahat Liok Ci!" padahal tampang maupun bentuk tubuh
wanita gemuk itu amat buruk sekali, namun dia justru tidak
mengakuinya, maka membuat Lu Leng tertawa dalam hati,
Namun ketika mendengar ucapan terakhir itu, hatinya menjadi
tersentak
"Ternyata Liok Ci Khim Mo adalah salah satu di antara
kalian?"
Wanita gemuk melotot.
"Ada urusan apa dengan kau?"

1048
Lu Leng tidak menyahut hanya mendengus dingin,
"Hmm!"
Lelaki berkaki satu segera berkata,
"Dua tahun lalu, kami bertiga berlayar di sungai Huang Ho
dengan perahu besar mencarinya untuk berdiskusi...."
Ketika lelaki berkaki satu sampai di situ, mendadak Han
Giok Shia bertanya.
"Kalian ingin berdiskusi apa dengan Liok Ci Khim Mo?"
Lelaki berkaki satu melotot.
"Ada hubungan apa dengan kau?"
Han Giok Shia maju selangkah sekaligus mengayunkan
Pecut Emasnya, mengeluarkan jurus Hui Pu Hu Cua (Air
Terjun Mengalir),
Ketika si Buta dan si Lengan Tunggal yang berdiri di sisi
lelaki berkaki satu itu pun ikut bergerak
Gerakan kedua orang itu amat cepat, masing-masing
melancarkan pukulan ke arah Han Giok Shia.
Walau gerakan mereka amat cepat, tapi Lu Leng sudah
bersiap dari tadi. Dia langsung maju dan mengeluarkan jurus
Siang Hong Cak Ywn (sepasang puncak Menembus Awan),
angin jitfi tangannya menyerang kedua orang itu.

1049
Si Buta dan si Lengan Tunggal menganggap jarak Lu Leng
dengan mereka agak jauh, tidak mungkin dapat menyerang
mereka, namun betapa dahsyatnya tenaga Kim Kong Sin Ci!
Ser! Ser!
Angin jari tangan Lu Leng telah menghantam dada kedua
orang itu, sehingga dada mereka terasa seperti dihantam
martil yang beratnya ratusan kati, seketika mereka menjerit
dan terhuyung-huyung ke belakang.
Untung Lu Leng hanya menggunakan enam bagian
tenaganya, Kalau dia menggunakan tenaga sepenuhnya,
nyawa kedua orang itu pasti melayang,
Lu Leng berhasil memukul mundur kedua orang itu,
sedangkan Pecut Emas-Han Giok Shia pun berhasil membuat
si Kaki Satu termundur-mundur.
Menyaksikan itu, Tan Kui Kui, yakni wanita gemuk itu
segera maju mendekati Lu Leng sambil mengayunkan toya
besi nya.
Akan tetapi, mendadak Lu Leng membentak
"Mau cari penyakit?"
Namun Tan Kui Kui tetap menyerangnya, Lu Leng
mengerutkan kening sambil berkelit ke belakangnya,
Kemudian batas menyerangnya dengan jurus It Ci Keng Thian
(Sekali Tunjuk Mengejutkan Langit),
Pada waktu bersamaan, Han Giok Shia pun mengayunkan
Pecut Emasnya dengan jurus Pit Hai Cing Thian (Laut Membiru
Langit Cerah) menyerangnya,

1050
Tan Kui Kui diserang dari depan dan belakang, itu sungguh
membuatnya gugup dan panik! Dalam keadaan terdesak dan
terjepit, Tan Kui Kui terpaksa melepaskan toya besinya sambil
mencelat ke samping laksana kilat.
Padahal di saat bersamaan, Lu Leng dan Han Giok Shia
sudah menarik serangan masing-masing, itu agar tidak
melukainya,
Tan Kui Kui berdiri dua tiga depa dari Lu Leng A dan Han
Giok Shia, sepasang matanya menatap toya besinya yang
tergeletak di tanah, namun dia tidak berani mengambilnya,
Lu Leng tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha! Kalian berempat ingin mencari penjahat Liok Ci,
kami pun sedang mencarinya! Kita punya musuh yang sama,
seharusnya bersatu, bukan saling bermusuhan! Nah, alangkah
baiknya kalian menceritakan tentang Liok Ci Khim Mo itu,
mungkin kita bisa berubah menjadi sahabat"
Si Kaki Satu langsung bertanya,
"Bagaimana dengan Su Yang To itu?"
Lu Leng menyahut tegas.
"Su Yang To merupakan golok pusaka Bu Tong Pai, akan
kuantar ke Bu Tong"
Si Kaki Satu tampak gusar sekali. Dia maju selangkah,
namun Tan Kui Kui atau wanita gemuk itu segera membentak
"Kau mau mampus ya? sudahlah! Kita turuti saja
perkataan kedua penjahat kecil itu!"

1051
Lu Leng sudah tahu sifat mereka yang suka mencaci,
maka dia tidak tersinggung oleh cacian itu.
Pemuda itu tersenyum dan menatap Tan Kui Kui seraya
berkata.
"Biar aku kembalikan dulu toya besimu!"
Lu Leng membungkukkan badannya untuk mengambil
toya besi itu. Dia menggunakan kira-kira tujuh bagian
tenaganya, karena senjata itu amat berat, kurang lebih tiga
lima ratus kati,
Setelah mengangkat toya besi itu, dia berseru.
"Sambut"
Lu Leng melemparkan senjata itu ke arah Tan Kui Kui.
Wanita gemuk itu segera menyambutnya lalu memutarmutarkannya.
Toya besi yang begitu berat, ketika berada di tangan Tan
Kui Kui justru tampak ringan sekali,
Menyaksikan itu, Lu Leng dan Han Giok Shia kagum akan
tenaga alami yang dimiliki wanita gemuk itu, Kelihatannya
tidak berada di bawah Yu Lao Pun ketua Tai Ci Bun. Pantas
pihak Bu Tong tidak bisa berbuat apa-apa ketika mencari
mereka ke Coan Tiong.
Lu Leng melihat dia sudah menerima toya besi itu,
"Kalian berempat mau mencari Liok Ci Khim Mo untuk
mendiskusikan apa?"

1052
Si Kaki Satu memandang Tan Kui Kui.
"Beritahukanlah pada mereka!" kata wanita gemuk itu.
Si Kaki Satu segera memberitahukan.
"Dua puluh tahun lalu, Kakak Tan berada di lembah Huang
Yap Kok, daerah Coang Tiong propinsi Shantung untuk
berlatih Lweekang, sedangkan kami berlima tetap bergerak di
Coan Tiong, dan di sana kami menemukan tiga pusaka rimba
persilatan"
"Tiga pusaka apa?" tanya Han Giok Shia,
Si Kaki Satu diam sejenak, kelihatannya dia agak enggan
memberitahukan lama sekali barulah menyahut
"Pusaka pertama adalah Pat Liong Khim, kedua adalah Pat
Liong Thian Im, yang berhubungan dengan Pat Liong Khim,
pusaka ketiga adalah sebuah Busur Api."
Ketika mendengar disebutnya " Busur Api" Lu Leng
teringat akan apa yang Tam Goat Hua ceritakan, seseorang
yang dipanggil Budak Setan memiliki Busur Api.
Namun Lu Leng tidak terpikirkan, Budak Setan punya
hubungan apa dengan Coan Tiong Liok Chou.
Karena itu, dia tidak mau berpikir lagi, sedangkan si Kaki
Satu sudah melanjutkan
"Setelah memperoleh ketiga pusaka itu, kami pun
bermaksud pergi ke lembah Huang Yap Kok, untuk
memberitahukan kepada Kakak Tan, tapi justru ada dua orang
menentang. Sudah memperoleh ketiga pusaka rimba

1053
persilatan kenapa harus menambah satu orang lagi untuk di
bagi, kata mereka."
Mendengar penuturan itu, Tan Kui Kui langsung
mendengus dingin.
Badan si Kaki Satu tergetar sedikit, setelah itu dia baru
melanjutkan penuturannya,
"Ketika itu... kami... menuruti perkataan mereka, tidak
tahunya mereka berdua justru bersekongkol untuk menyerang
kami bertiga hingga kami terluka parah, akhirnya terpaksa
kembali ke lembab Huang Yap Kok dan kami pun menjadi
cacat"
Lu Leng cepat-cepat bertanya,
Bagian 22
"Bagaimana kemudian?"
"Kemudian kami pun tidak mendengar kabar berita mereka
berdua, sedangkan Kakak Tan tersesat dalam latihan, karena
saking gusar mendengar penuturan kami dan bulan kemarin,
Dua tahun yang lalu kami mendengar bahwa Pat Liong Thian
Im telah muncul di rimba persilatan, dan menimbulkan
malapetaka. Kami baru tahu, bahwa penjahat Liok Ci telah
berhasil menguasai ilmu Pat Liong Thian Im, namun tidak tahu
jejak yang satu itu. Ketika itu Kakak Tan belum pulih, kami
bertiga bergerak dalam rimba persilatan mencari jejak Liok Ci,
ingin bicara dengannya."
Han Giok Shia tertawa dingin.

1054
"Dia sudah berhasil menguasai ilmu Pat Liong Thian Im,
bagaimana kalian dapat melayaninya?"
"Kami hanya berharap dia masih ingat akan hubungan
persaudaraan, tidak akan mencelakai kami." sahut si Kaki
Satu,
"Akhirnya kalian berhasil mencarinya?" tanya Lu Leng.
Wajah si Kaki Satu berubah muram. "Kami memang
berhasil mencarinya, di pinggir sungai Huang Ho. Kami melihat
sebuah kereta kuda yang amat mewah, dan kami tahu bahwa
kereta mewah milik Liok Ci. Kami bersuara, maka kereta
mewah itu pun lalu berhenti."
"Kapan kejadian itu?"
"Kira-kira dua tahu lalu!" Lu Leng dan Han Giok Shia ingat,
ketika itu mereka berdua bertemu di rumah yang musnah
dilalap api.
"Bagaimana setelah kalian berjumpa dia?" tanya Lu Leng,
Si Kaki Satu menyahut dengan sengit "Penjahat Liok Ci
tidak ingat akan hubungan persaudaraan, bahkan tidak
menongolkan mukanya, Dia langsung memetik harpa
menggunakan Pat Liong Thian Im. para nelayan di sana tidak
mengerti ilmu silat, maka begitu mendengar suara harpa itu,
mereka langsung terjun ke sungai. Kami bertiga pun ikut
terjun, maka dapat meloloskan diri,
Kini Lu Leng dan Han Giok Shia paham, karena mereka
bertiga terburu-buru terjun ke sungai, sehingga si Kaki Satu
tidak sempat mengambil goloknya, akhirnya goloknya
tertinggal di dalam perahu besar itu.

1055
Si Kaki Satu melanjutkan. "Kami kabur kembali ke lembah
Huang Yap Kok, lalu menceritakan kejadian itu kepada Kakak
Tan. Tentunya Kakak Tan amat gusar, tapi hanya bisa gusar
Belum lama ini, kami memperoleh semacam buah di dalam
hutan, Setelah makan buah itu Kakak Tan baru pulih,
Kemudian kami meninggalkan lembah Huang Yap Kok untuk
mencari Liok Ci. Melihat di pinggangmu terselip golok Su Yang
To, maka kami mengira kalian berdua adalah murid Liok Ci."
Mendengar penuturan itu Lu Leng tertawa,
"Kalian telah keliru. Oh ya, kudengar sudah dua tahun Liok
Ci Khim Mo tidak muncul dalam rimba persilatan, itu apa
sebabnya?"
"Siapa tahu!" sahut Tan Kui Kui.
Han Giok Shia tertawa dingin.
"Berdasarkan kepandaian kalian, lebih baik jangan
bertemu dia. Kalau bertemu dia, nyawa kalian berempat pasti
melayang."
Tan Kui Kui mendengus.
"Hm! Ketika mengangkat saudara, kami berenam sudah
bersumpah berat. Apakah dia tidak takut akan sumpahnya itu"
Mendengar ucapan itu, Lu Leng dan Han Giok Shia
tertawa,
"Ha ha ha! Kalau dia takut akan sumpahnya, mana
mungkin ketika itu dia berbuat begitu? Meskipun kami lain
golongan dengan kalian, namun merasa tidak tega melihat

1056
kalian pergi mengantar nyawa, Lebih baik kalian cepat-cepat
kembali ke Huang Yap Kok saja!"
Tan Kui Kui berempat terbungkam, sedangkan Lu Leng
berkata kepada Han Giok Shia.
"Nona Han, mari kita melanjutkan perjalanan!"
Si Kaki Satu segera membuka mulut.
"Golok itu...."
Tiba-tiba Lu Leng melotot, sehingga membuat si Kaki Satu
tidak berani melanjutkan ucapannya, Tan Kui Kui justru
berseru.
"Tunggu! Tadi kalian bilang juga mau pergi mencarinya.
Apakah kalian memiliki suatu ilmu untuk melawan Pat Liong
Thian Im"
Lu Leng dan Han Giok Shia tertegun mendengar
pertanyaan wanita gemuk itu sehingga termangu-mangu.
Mereka berdua teringat akan kelihayan Pat Liong Thian
Im, banyak jago tangguh binasa karenanya, Walau kini Lu
Leng dan Han Giok Shia sudah berkepandaian tinggi, tapi
masih tidak bisa dibandingkan dengan Lu Sin Kong, Ang Eng
Leng Long, Tam Sen, Hwe Hong Sian Kouw, Han Sun dan Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Kalau mereka bertemu Liok Ci Khim Mo, sudah pasti akan
binasa, jangan harap bisa hidup,
Setelah tertegun sejenak, Lu Leng berkata,

1057
"Apa yang kau katakan memang masuk akal, Walau kami
tidak memiliki suatu ilmu melawan Pat Liong Thian Im, namun
masih bisa menghubungi para jago dalam rimba persilatan
mungkin itu ada gunanya." setelah mendengar apa yang
dikatakan Lu Leng, Tan Kui Kui langsung mendengus.
"Hm! Para jago tangguh yang mana?"
Lu Leng tertawa sambil memberitahu kan.
"Misalnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, guruku...."
Begitu Lu Leng menyebut nama tersebut, air muka Tan Kui
Kui langsung berubah, bahkan sikapnya yang angkuh itu pun
sirna seketika,
Lu Leng melanjutkan
"Masih ada Cit Sat Sin Kun, ketua Hui Yan Bun, Liat Hwe
Cousu dan beberapa jago tangguh yang terhindar dari petaka
dua tahun lalu, Dengan adanya begitu banyak jago tangguh,
tentunya dapat menundukkan Liok Ci Khim Mo."
"Mungkin tidak lama lagi, Tong Hong Pek dan Liat Hwe
Cousu akan bertarung mati-matian." kata Tan Kui Kui dengan
dingin.
Tentang Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu bermusuhan,
Lu Leng sudah tahu,
Namun mereka berdua akan bertarung dalam waktu
singkat ini, Lu Leng justru tidak tahu.
Oleh karena itu, Lu Leng segera bertanya,

1058
"Kau bilang apa?"
Tan Kui Kui melotot.
"Sebetulnya kau murid Tong Hong Pek bukan?"
Lu Leng mengangguk.
"Benar!"
Tak Kui Kui mengerutkan kening,
"Urusan ini sudah tersiar, sehingga para jago tangguh dari
berbagai partai sudah tahu semua, tapi kenapa kau sebagai
muridnya malah tidak tahu?"
Lu Leng menjelaskan.
"Dua tahun lalu, aku dan Nona Han pergi ke seberang
laut, dan baru kembali beberapa hari ini."
Tan Kui Kui atau wanita gemuk itu menatap mereka
berdua dengan penuh perhatian, kemudian berkata,
"Kalian berdua memang merupakan pasangan yang serasi,
Kalau kau bisa ke gunung Go Bi San selekasnya, kalian guru
dan murid boleh sekaligus melangsungkan pernikahan, itu
sungguh bagus sekali !"
Ucapan yang tiada ujung pangkal itu, membuat wajah Han
Giok Shia langsung memerah.
Biasanya gadis itu cepat marah, namun kali ini justru tidak
marah, hanya tampak gusar sedikit saja.

1059
Ketika mendengar ucapan itu, Lu Leng merasa tidak enak
dalam hati, maka lalu berkata sungguh-sungguh,
"Jangan membuat malu Nona Han. Tadi kau bilang dalam
beberapa hari ini, guruku akan menikah?"
Tan Kui Kui menyahut
"Ya. setelah Ang Eng Leng Long meninggal di puncak Sian
Jin Hong, Giok Bin Sin Kun pun mulai tampil dalam rimba
persilatan. Semula pihak Go Bi Pai ketakutan karena mengira
Tong Hong Pek akan cari gara-gara dengan mereka, Namun
sungguh di luar dugaan ternyata Tong Hong Pek dan pihak Go
Bi Pai sudah bertemu beberapa kali, tidak terjadi apa pun.
Sui Cing siansu melihat pihak yang tidak menyucikan diri
tiada pemimpin, maka segera menghimpun para murid Go Bi
Pai, kemudian di hadapan meja abu leluhur Go Bi Pai,
mengangkat Tong Hong Pek sebagai ketua golongan Go Bi Pai
yang tidak menyucikan diri."
Lu Leng girang bukan main, dan seketika wajahnya
tampak berseri-seri.
"ltu memang baik sekali."
Tan Kui Kui melanjutkan
"Dalam dua tahun ini, Tong Hong Pek pun sudah
mengembalikan tulang belulang Beng Tu Lojin ke gunung Go
Bi. Sebulan lagi dia akan menikah. Para jago dari berbagai
partai pasti datang memberi selamat, termasuk Liat Hwe
Cousu, ketua Hwa San Pai, Tapi dia tidak berniat baik,
melainkan mau mengacau di sana dan tentang itu siapa pun
sudah tahu."

1060
Lu Leng tertawa,
"Sampai di saat itu, pasti banyak jago tangguh berkumpul
di gunung Go Bi San, bagaimana mungkin dia berani turun
tangan?"
Tan Kui Kui tertawa dingin
"Pernahkah Liat Hwe Cousu takut terhadap siapapun?"
sementara Han Giok Shia terus mendengarkan Walau dia tidak
pernah bertemu Tong Hong Pek, tapi pernah mendengar
nama tersebut maka dia terheran-heran
"Tong Hong Pek pasti sudah berumur, kenapa hingga kini
baru menikah? Siapa calon istrinya?" tanyanya,
Mendadak Tan Kui Kui menghela nafas panjang, " Walau
usia Tong Hong Pek sudah hampir lima puluh, tapi
kelihatannya seperti baru berusia tiga puluhan dan amat
tampan pula, Kalau pandangannya agak jauh dan kenal
wanita, dengan aku justru merupakan pasangan yang serasi,
Tapi tidak tahunya dia...."
Tan Kui Kui berkata sungguh-sungguh, Mendengar sampai
di situ Lu Leng dan Han Giok Shia tak tertahan lagi dan
mereka berdua langsung tertawa geli terpingkal-pingkal,
Tan Kui Kui segera melotot
"Apa yang kalian tertawakan?"
Han Giok Shia masih tertawa hingga terbungkuk-bungkuk,
berselang sesaat barulah bertanya.
"Kalau begitu, siapa calon istrinya?"

1061
Tan Kui Kui mendengus dan bibirnya mencibir, membuat
wajahnya semakin tak sedap dipandang,
"Dia akan memperistri putri Cit San Sin Kun, yang belum
cukup matang itu."
Ketika Tan Kui Kui berkata sampai di situ, Lu Leng
langsung berhenti tertawa. wajahnya yang tampan itu
berubah menjadi pucat pias, Mendadak dia menjulurkan
tangannya untuk mencengkeram lengan Tan Kui Kui, tentunya
amat mengejutkan wanita gemuk itu.
"Kura-kura kecil, kenapa kau? Mau bertarung ya?"
Lu Leng melepaskan cengkeramannya, Dia berdiri
termangu-mangu di tempat, kemudian menarik nafas dalamdalam
seraya bertanya.
"Kau bilang apa tadi?"
Tentang dirinya mencintai Tam Goat Hua, Lu Leng sama
sekali tidak pernah memberitahukan kepada Han Giok Shia,
Begitu pula gadis itu, tidak pernah memberitahukan kepada Lu
Leng bahwa dirinya mencintai Tam Ek Hui.
Oleh karena itu, ketika melihat wajah Lu Leng berubah
pucat pias, Han Giok Shia tercengang, kemudian maju
selangkah seraya berkata,
"Saudara Lu, kenapa kau?"
Lu Leng kelihatan seperti tidak mendengar pertanyaan
Han Giok Shia, Dia malah menatap Tan Kui Kui sambil
membentak

1062
"Kau bilang apa tadi?!"
"Aku bilang Tong Hong Pek akan memperistri putri Cit Sat
Sin Kun, Memangnya kenapa?" sahut Tan Kui Kui.
Lu Leng maju selangkah. wajahnya tampak kehijauhijauan.
Kemudian dia bertanya dengan suara bergemetaran.
"Putri Cit Sat Sin Kun yang mana?" Bahu Tan Kui Kui
terangkat sedikit
"Siapa tahu?"
"Mengapa kau tidak tahu?" pertanyaan itu membuat Tan
Kui Kui menjadi gusar dan langsung mencaci.
"Dasar kura-kura kecil...." Belum juga Tan Kui Kui usai
berkata, Lu Leng sudah menggerakkan jari telunjuknya ke
arah muka wanita gemuk itu,
Tan Kui Kui berteriak kaget, lalu bergerak cepat mencelat
ke belakang, sehingga berhasil menghindari jurus It Ci Keng
Thian itu.
Lu Leng maju beberapa langkah seraya membentak.
"Cepat katakan!"
"Cit Sat Sin Kun hanya mempunyai seorang putri," sela si
Kaki Satu.
Lu Leng membalikkan badannya ke arah si Kaki Satu, Kini
hati Lu Leng kacau, sepasang matanya bersinar aneh,
membuat si Kaki Satu menyurut mundur beberapa langkah,

1063
Lama sekali barulah Lu Leng bertanya dengan suara serak.
"Apakah Tam Goat Hua?"
Si Kaki Satu mengangguk
"Kedengarannya memang itu nama calon pengantin nya."
Badan Lu Leng mendadak bergemetar.
Kemudian dia memekik aneh sambil menerjang ke arah
pohon siong pek, sekaligus menggerakkan jari tangannya,
seketika terdengar suara menderu-deru, tak lama kemudian
tampak tiga buah pohon siong pek roboh.
Lu Leng tidak berhenti sampai di situ. Dia meloncat ke
pohon yang roboh itu, lalu mengamuk di situ memukul dan
menendang.
Kini Lweekang Lu Leng sudah amat tinggi, maka tampak
daun, ranting dan dahan pohon siong pek itu berhamburan ke
mana-mana,
Menyaksikan sikap Lu Leng itu, Han Giok Shia segera tahu
sedikit, pasti ada hubungan yang agak luar biasa di antara Lu
Leng dan Tam Goat Hua,
Han Giok Shia masih ingat, ketika berada di Hou Yok
pertama kali bertemu Lu Leng, anak itu menganggapnya
sebagai Tam Goat Hua, mereka berdua pasti sudah kenal satu
sama lain.
Setelah berpikir sejenak, Han Giok Shia ingin mendekati Lu
Leng untuk menghiburnya, akan tetapi Lu Leng justru sudah
membalikkan badan nya. wajahnya sungguh tak sedap dilihat,

1064
tersirat kemurkaan dan kesedihan Dia langsung melesat ke
arah si Kaki Satu sekaligus menyerangnya dengan jurus Sam
Hoan Toh Goat (Tiga lingkaran Mengelilingi Bulan).
"Kau omong kosong!" bentaknya,
Si Kaki Satu cepat-cepat menekan tongkat
penyanggahnya, maka badannya mencelat ke belakang
laksana kilat
Untung dia bergerak cepat, maka dapat menghindari
serangan yang dilancarkan Lu Leng,
Man tetapi, Lu Leng mengeluarkan jurus tersebut
menggunakan sembilan bagian tenaganya, Walau si Kaki Satu
berhasil menghindari serangan itu, namun tetap tidak terluput
dari sambaran angin serangan tersebut, sehingga membuat
badannya yang sudah mencelat ke belakang itu terpental tiga
empat depa dan punggungnya membentur sebuah pohon.
Buuuk!
Si Kaki Satu itu roboh, dengan mulut menyemburkan
darah segar, Dia memang kuat dan gagah, walau sudah
muntah darah, tapi masih bisa menyahut dengan dingin.
"Kura-kura kecil, betul atau tidak, kenapa kau tidak ke
gunung Go Bi San untuk membuktikan ?"
Lu Leng melangkah maju namun Tan Kui Kui segera
menghadang dengan toya besinya,
Akan tetapi, mendadak badan Lu Leng berputar sambil
memekik aneh, kemudian melesat pergi,

1065
Han Giok Shia cepat-cepat berseru memanggilnya.
"Saudara Lu! Saudara Lu!"
Tapi Lu Leng sama sekali tidak menghiraukannya.
Saat ini, seandainya ada gunung roboh di belakangnya, dia
pun tidak bisa mendengarnya.
Ketika berada di pulau Hek Ciok To, Lu Leng terusmenerus
merindukan Tam Goat Hua, Dua tahun kemudian, dia
sudah berusia tujuh belas, maka sudah barang tentu cintanya
semakin dalam terhadap gadis yang dirindukannya itu,
Di saat pikirannya teringat akan Tam Goat Hua, dia
tersenyum-senyum seorang diri, sekaligus mengenang
keindahan bersama gadis itu,
Kini Lu Leng sudah kembali ke Tionggoan, sudah pasti
akan berjumpa kembali dengannya, maka dia akan
mencurahkan seluruh isi hatinya, Akan tetapi, justru
mendadak muncul geledek di siang hari bolong yang
menghancurkan impiannya yang amat indah itu.
Tam Goat Hua akan menikah, malah menikah dengan
Tong Hong Pek, gurunya,
Siapa pun tidak dapat mengendalikan diri akan hal
tersebut, begitu pula Lu Leng.
Saat ini, Lu Leng terus melesat ke depan, tapi dia tahu
dirinya sedang berbuat apa.
Dia hanya berpikir pergi menemui Tam Goat Hua
selekasnya, untuk menanyakan kenapa cinta kasih ketika itu

1066
pupus di saat ini? Dia pun ingin bertanya kepada Tong Hong
Pek, kenapa dia sebagai guru, justru merebut kekasihnya?
Lu Leng merasa darahnya bergolak, telinganya terus
ngung-ngungan, tampak gelap di depan mata-nya, maka tidak
mendengar suara seruan Han Giok Shia,
Setelah berseru dua kali, Han Giok Shia menjadi terkejut
sekali, karena Lu Leng tidak menyahut
Gadis itu tahu, bahwa yang dilatih Lu Leng adalah ilmu
Kim Kong Sin Ci mengandung tenaga "Yang" kalau dia
terlampau berduka, maka darahnya akan bergolak, itu amat
membahayakan dirinya.
Oleh karena itu, tanpa menghiraukan Tan Kui Kui
berempat, dia langsung melesat menyusul Lu Leng.
Ilmu Ginkang Han Giok Shia memang di atas Lu Leng,
maka walau Lu Leng melesat duluan, gadis itu masih berhasil
mengejarnya.
Kini wajah Lu Leng sudah tidak pucat pias lagi, melainkan
memerah bagaikan darah.
Menyaksikan itu, hati Han Giok Shia semakin terkejut. Dia
segera menghimpun hawa murni untuk mencelat ke atas lalu
menggunakan jurus It Ho Cong Thian (Bangau Terbang Ke
Langit) melesat ke depan, kemudian melayang turun di
hadapan Lu Leng,
Namun begitu sepasang kakinya menginjak tanah, Lu Leng
sudah menerjang ke arahnya, bahkan sekaligus menyerang
pula.

1067
Han Giok Shia sudah menduga akan hal itu, tapi tidak
menyangka kalau Lu Leng bergerak begitu cepat
-ooo0ooo-
Oleh karena itu Han Giok Shia nyaris tidak sempat berkelit.
Terdengar suara "Sert", lengan baju gadis itu sobek karena
tersambar angin telunjuk Lu Leng.
Han Giok Shia cepat-cepat berteriak.
"Saudara Lu!"
Ketika berteriak Han Giok Shia menggunakan Lweekang,
maka teriakannya amat nyaring dan tajam,
Seketika Lu Leng tampak tertegun. Di saat itu Han Giok
Shia sudah berputar ke belakangnya sambil menekan jalan
darah Ling Tay Hiat di punggung Lu Leng.
Ketika Han Giok Shia berhasil menekan jalan darahnya itu,
darah Lu Leng justru sedang bergolak hebat, sudah tidak
dapat dikendalikan lagi, Kalau Han Giok Shia terlambat
menekan jalan darah Ling Tay Hiat di punggungnya, Lu Leng
pasti celaka.
Gadis itu cepat-cepat mengerahkan Thai Im Sin Kang ke
dalam tubuh Lu Leng melalui jalan darah Ling Tay Hiat.
Tak seberapa lama kemudian, wajah Lu Leng yang merah
itu perlahan-lahan berubah menjadi putih. Han Giok Shia tahu,
bahwa saat-saat kritis telah lewat, maka dia menarik nafas
lega.

1068
Di saat bersamaan, terdengar Lu Leng menghela nafas
panjang.
"Aaaah! Nona Han, lepaskanlah tanganmu, aku sudah
tidak apa-apa!"
Han Giok Shia menurut, kemudian berputar ke
hadapannya.
Tampak Lu Leng mengucurkan air mata, Han Giok Shia
terus menatapnya dengan mulut membungkam, lama sekali
barulah berkata.
"Saudara Lu, gagal dalam bercinta merupakan hal biasa,
kenapa harus begitu berduka?"
Lu Leng merasa hatinya pedih sekali, lalu membalikkan
badannya sambil menyusut air matanya,
"Aku tidak percaya! Aku tidak percaya! Aku tidak percaya
urusan itu terjadi!" gumamnya.
Kesan Han Giok Shia terhadap Tam Goat Hua memang
tidak begitu baik, bahkan kedua gadis itu pun pernah
bertarung.
Pada waktu itu, dia pikir Tam Goat Hua adalah adik Tam
Ek Hui, buah hatinya, maka dia berupaya untuk tidak
membenci gadis itu. Namun kini dia melihat nyawa Lu Leng
nyaris melayang gara-gara mendengar berita tentang Tam
Goat Hua yang mau menikah, dia amat bersimpati padanya,
bahkan timbul rasa memandang rendah terhadap Tam Goat
Hua.

1069
Di saat Han Giok Shia sedang termenung, Lu Leng pun
terus melamun. Kemudian gadis itu berkata .
"Saudara Lu, bagaimana kalau kita ke gunung Go Bi San
me1ihat-lihat?"
Lu Leng menutup mukanya dengan kedua telapak
tangannya,
"Nona Han, Kalau itu benar, bagaimana aku?"
Han Giok Shia mendengus. "Hm! Kalau benar, aku pasti
bertanya kepadanya !"
Lu Leng menghela nafas panjang, "Nona Han, kenapa
begitu?"
Han Giok Shia menyahut gusar
"Saudara Lu, kenapa kau sama sekali tidak memiliki sifat
jantan?"
Ucapan tersebut membuat wajah Lu Leng ke-merahmerahan.
"Aku.,, aku,., aku.,." sahutnya gagap,
Han Giok Shia menatapnya tajam.
"Kenapa kau? Lebih baik kita ke gunung Go Bi San. Kalau
kau tidak mau, biar aku yang pergi."
-ooo0oooKANG
ZUSI WEBSITE http://cerita-silat.co.cc/
1070
Bab 49
Lu Leng dan Han Giok Shia membalikkan badan, lalu
melesat ke arah barat, Sampai di sebuah kota kecil, mereka
membeli empat ekor kuda jempolan. Dua ekor ditunggangi,
dan dua ekor lagi sebagai cadangan. Setelah itu mereka pergi
ke arah gunung Go Bi San,
Sehari semalam mereka sudah menempuh perjalanan dua
ratus ini lebih, dan kini mereka berdua sudah memasuki
wilayah Holam, jarak Shantung Cih Lam ke gunung Go Bi San
kira-kira tiga ribu mil, maka tidak dapat ditempuh dua tiga
hari,
Malam itu, mereka melakukan perjalanan hingga hari
hampir pagi, Walau ke empat ekor kuda itu bergantian, tapi
kelihatannya sudah lelah sekali.
Oleh karena itu, Han Giok Shia segera menghentikan kuda
tunggangannya, kemudian memandang Lu Leng seraya
berkata.
"Saudara Lu, bagaimana kalau kita beristirahat sejenak,
baru kemudian melanjutkan perjalanan lagi?"
Saat ini, hati Lu Leng amat kacau, tiada pendapat sama
sekali, kecuali ingin segera sampai di gunung Go Bi San,
Akan tetapi, dia pun khawatir dirinya tidak dapat bertahan
apabila urusan itu benar,
Ketika melihat Lu Leng tercenung, diam-diam Han Giok
Shia menghela nafas panjang dan membatin seandainya Tam
Ek Hui sudah punya kekasih baru dan akan menikah, lalu
bagaimana dirinya sendiri? Cukup lama dia berpikir dan yakin

1071
dirinya tidak akan seperti Lu Leng, sebaliknya pasti akan
membunuh Tam Ek Hui yang telah berubah hatinya itu,
Han Giok Shia meloncat turun dari kudanya, begitu juga Lu
Leng, Mereka lalu berjalan, dan tak lama sampai di sebuah
bukit, yang di situ terdapat sebuah sungai kecil
Han Giok Shia segera minum, tapi Lu Leng hanya berdiri
termangu-mangu di tempat. Gadis itu tahu bahwa kini Lu Leng
sedang berduka, Dia menggeleng-gelengkan kepala seraya
berkata.
"Saudara Lu, kau masih memikirkan apa? Kalau Tam Goat
Hua sudah tidak mencintaimu lagi, apakah di kolong langit ini
sudah tiada gadis lain?"
Lu Leng menggelengkan kepala,
"Aku tidak memikirkan itu." Dia mengerutkan kening,
"Sepertinya aku pernah kemari."
Kelihatannya dia terus berpikir, akhirnya berseru.
"Hah! Memang betul!"
Han Giok Shia tercengang. "Apa yang betul?"
"Aku pernah datang di tempat ini!" sahut Lu Leng.
"ltu apa anehnya?"
Lu Leng mendongak ke langit kemudian berkata,

1072
"Dua tahun lebih yang lalu, di sekitar kota Lam Cong, aku
di tangkap oleh anak buah si Nabi Setan-Seng Ling, Namun di
tengah jalan ada orang lain menculikku dari tangan para anak
buah si Nabi Setan-Seng Ling, Aku dibawa ke sebuah goa di
sekitar tempat ini, Goa itu amat aneh dan misterius. Setelah
aku keluar, sama sekali tidak tahu aku dibawa masuk dari
mana, bahkan juga tidak tahu siapa penghuni goa itu. Aku
hanya ingat, di dalam goa itu terdapat sebuah lampu minyak
yang mengeluarkan suara orang."
Lampu minyak yang mengeluarkan suara orang?
Bagaimana mungkin Han Giok Shia mempercayai-nya?
"Jangan omong kosong!" kata nya.
"ltu memang benar, setelah aku keluar dari goa itu, aku
pun bertemu Cit Sat Sin Kun. Dia menyuruhku pergi ke Su Cou
mencari putrinya. Sampai di Hou Yok, aku menganggapmu
Tam Goat Hua."
Teringat akan masa lalunya itu, Han Giok Shia pun tampak
termenung,
Lu Leng menghela nafas panjang,
"Kini diingat kembali, ketika itu aku memang masih kecil
dan tidak tahu apa-apa."
"Saudara Lu, untuk apa kau berpikir sebanyak itu?"
"Kemudian aku ditolong oleh Tujuh Dewa, Namun di
tengah jalan aku ditangkap lagi oleh si Nabi Setan-Seng Ling,
Tam Goat Hua menempuh bahaya ke istana Setan untuk
menyelamatkanku, Tak disangka ketika itu dia rela mati
bersamaku pula, Tapi kini dia... dia justru..."

1073
Berkata sampai di situ, Lu Leng tidak dapat melanjutkan
bahkan air matanya mulai bercucuran
Lu Leng berhati amat keras, namun mengucurkan air mata
lantaran cinta!
Melihat itu, Han Giok Shia segera mengalihkan
pembicaraan.
"Saudara Lu, kini bilang tentang goa aneh itu, kenapa kau
tidak mau mencoba ke sana melihat-lihat?"
"Goa itu amat aneh, lebih baik jangan ke sana sebab akan
mengganggu orang aneh yang ada di dalam goa itu." sahut Lu
Leng,
Han Giok Shia berkeras,
Tidak bisa! Biar bagaimanapun kau harus menemaniku ke
sana untuk melihat-lihat!"
Lu Leng berpikir sejenak, kemudian mengangguk Mereka
berdua lalu beranjak pergi, dan tak seberapa lama kemudian,
Lu Leng berhenti seraya berkata,
"Sepertinya di sini. Kini hatiku sedang kacau, jadi tidak
begitu ingat lagi, tapi rasanya tidak salah."
Ucapan Lu Leng yang berputar balik itu membuat Han
Giok Shia menghela nafas dalam hati.
Di saat bersamaan, mendadak terdengar suara dari arah
yang tak begitu jauh.

1074
"Tadi kalian menunggang kuda begitu cepat tapi berhenti
secara mendadak, siapa kalian berdua? Ada urusan penting
apa?"
Saat itu hari baru mulai terang, sedangkan di tempat itu
amat sepi, Terdengar seorang yang mendadak itu, membuat
mereka berdua terkejut sekali, bahkan Lu Leng tertegun
sedangkan Han Giok Shia segera membentak.
"Siapa?"
Lu Leng berkata dengan suara rendah.
"Nona Han, aku sudah ingat, suara itu adalah suara orang
aneh yang tinggal di dalam goa,"
Han Giok Shia manggut-manggut, lalu bertanya
membentak
"Kau berada di mana?"
Terdengar suara tawa kering,
"He he! Aku berada di tempat yang tak jauh dari kalian!"
Han Giok Shia memandang ke arah datangnya suara itu,
namun tidak terlihat siapa di sana,
Tentunya membuat gadis itu terheran-heran.
"Sebetulnya kau berada di mana?"
Mendadak terdengar suara itu berada satu dua depa di
depan Han Giok Shia,

1075
"Aku berada di sini, Apakah kau tidak melihat diriku?"
Begitu mendengar suara itu di hadapan nya, Han Giok Shia
terkejut bukan main. Gadis itu membelalakkan matanya ke
depan, dan seketika air mukanya berubah hebat, Dia langsung
meloncat ke belakang beberapa langkah lalu segera
menggenggam tangan Lu Leng erat-erat sambil menunjuk ke
depan
"Saudara Lu, lihatlah! Kenapa ada urusan yang sedemikian
aneh?"
Lu Leng memandang ke depan, seketika dia pun tertegun
Ternyata di depan mereka terdapat sebuah batu, dan
sebuah kepala orang di atas batu itu,
Kepala itu bisa bergerak-gerak, begitu pula bibirnya dan
mengeluarkan suara tawa,
Setelah menyaksikan keanehan itu, Lu Leng berbisik
dengan suara rendah.
"Nona Han, aku sudah bilang, tempat ini amat aneh, lebih
baik kita segera meninggalkan tempat ini!"
Han Giok Shia belum menyahut, namun kepala orang itu
sudah menyela.
"Jangan cepat-cepat pergi!"
Lu Leng mengerutkan kening,
"Sebetulnya siapa kau?" tanya nya.

1076
"Kau tidak usah peduli, aku hanya ingin tahu suatu urusan
dari kalian." sahut kepala orang itu,
Han Giok Shia ingin melangkah maju, namun dicegah oleh
Lu Leng.
"Kau ingin tahu tentang apa?" tanya Lu Leng kepada
kepala orang itu,
Kepala orang itu miring ke kiri dan ke kanan, setelah itu
barulah menyahut
"Aku mendengar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek ingin
memperistri putri Cit Sat Sin Kun, apakah benar urusan itu?"
Han Giok Shia tertegun, sebab kepala orang itu bertanya,
namun justru menanyakan tentang itu. Dia mengajak Lu Leng
ke tempat itu agar dapat melupakan urusan tersebut, namun
kepala tersebut malah bertanya tentang itu, Lu Leng tertegun
seketika, dan wajahnya mulai berubah.
Melihat sikap Lu Leng gusarlah Han Giok Shia terhadap
kepala itu. Dia langsung melangkah ke depan sambil
mengeluarkan jurus Giok Thou Yang Yok (Kelinci Giok
Menyebarkan Obat) untuk menyerang kepala itu.
Begitu melihat Han Giok Shia melancarkan serangan, Lu
Leng segera tahu bahwa gadis itu khawatir akan dirinya
kembali berduka, maka langsung menyerang kepala itu,
Lu Leng memang merasa heran terhadap kepala itu,
Ketika Han Giok Shia melancarkan serangan, dia tidak
mencegah karena ingin tahu bagaimana reaksi kepala itu,
namun tetap berseru memperingatkan Han Giok Shia,

1077
"Nona Han, hati-hati!"
Hati Han Giok Shia tersentak ketika Lu Leng
memperingatkannya. Memang harus berhati-hati, pikirnya, Dia
segera menarik kembali serangannya, maka dirinya tidak
begitu mendekat kepala orang di atas batu itu,
Akan tetapi, di saat bersamaan, terdengar suara "Ser Ser
Ser tiga kali, ternyata mulut kepala orang itu menyemburkan
tiga batang paku, yang meluncur cepat ke arah Han Giok Shia,
Salah satu paku itu menembus lengan baju nya. Kalau Lu
Leng terlambat memperingatkannya, dada Han Giok Shia pasti
tertembus paku-paku itu,
Walau Han Giok Shia sudah menarik kembali jurus Giok
Thou Yang Yok, namun angin pukulan Thai Im Ciangnya tetap
menyambar ke arah kepala orang itu. Bum!
Terdengar suara ledakan, ternyata kepala orang itu
meledak berantakan
Lu Leng dan Han Giok Shia terbelalak sebab kepala orang
itu terbuat dari batu, Gadis itu bersyukur dalam hati, sebab
tadi dia tidak begitu mendekat, maka terhindar dari ledakan
itu,
Tidak mengherankan kalau Han Giok Shia berdiri tertegun
di tempat sampai lama sekali baru kemudian bisa membuka
mulut
"Sungguh lihay!"
Mendadak terdengar suara tawa terkekeh-kekeh.

1078
"He he he! Kalian berdua memang ingin cari mati, berani
menentangku!"
Lu Leng tahu orang aneh itu di dalam goa bukan orang
biasa, sebab ketika itu Cit Sat Sin Kun masih merasa segan
terhadapnya,
Oleh karena itu, dia segera berkata.
"Harap Cianpwee maafkan, Nona Han terpaksa turun
tangan karena menghadapi urusan aneh ini!"
Terdengar suara tawa dingin
"Yang kutanyakan tadi, apakah kalian tahu?"
Lu Leng berusaha menekan rasa duka dalam hatinya
sambil menjawab
"Kami pun sudah mendengar berita itu."
Terdengar lagi suara aneh itu.
"Kalian berdua, apakah ada urusan penting?"
"Kami berdua justru mau pergi ke gunung Go Bi San,"
sahut Lu Leng.
Suara aneh itu mengalun
"Bagus! Sungguh bagus sekali!"
Sementara Han Giok Shia sudah tidak berani berlaku
ceroboh lagi,

1079
"Apa yang bagus?" tanyanya,
Terdengar suara itu menyahut
"Cit Sat Sin Kun mau menjadi mertua, tentunya dia juga
berada di gunung Go Bi San! Kalau kalian bertemu dia, tolong
sampaikan pesanku kepadanya!"
"Pesan apa?" tanya mereka hampir serentak
Suara aneh itu menyahut
"Beritahukan kepadanya, bahwa aku mau menemuinya!"
Han Giok Shia tertegun
"Hanya begitu? Lalu siapa Cianpwee?"
Suara aneh itu berubah bengis.
"Tak perlu banyak bertanya! Kau menyampaikan begitu,
dia pasti tahu siapa aku!"
Han Giok Shia dan Lu Leng saling memandang, dalam hati
masing-masing merasa aneh sekali
Namun mereka pun tahu, tentang itu pasti ber-liku-1iku.
Kalau terus bertanya, orang aneh itu pasti akan marah dan
kemungkinan besar akan turun tangan terhadap mereka,
Walau mereka tidak merasa takut, tapi pasti menyita waktu^
mereka. Karena itu, Lu Leng segera menyahut "Baik, kami
pasti menyampaikan kepadanya!"

1080
Kemudian, Lu Leng dan Han Giok Shia segera
meninggalkan tempat itu. Ketika sampai di pinggir sungai
kecil, Lu Leng minum Setelah itu, mereka meloncat ke
punggung kuda dan melanjutkan perjalanan ke gunung Go Bi
San.
Lu Leng dan Han Giok Shia terus melanjutkan perjalanan.
sepuluh hari kemudian, mereka berdua memasuki wilayah Se
Coan, Dalam sepuluh hari itu Lu Leng bertambah resah.
Kadang-kadang dia mengoceh sendiri, namun kadang-kadang
diam seharian tak mengucapkan sepatah kata pun.
Walau Han Giok Shia amat simpati terhadapnya, tapi
justru tidak tahu harus bagaimana menghiburnya. Karena
masalah tersebut, tidak bisa dihibur dengan beberapa patah
kata saja,
Padahal mereka berdua sudah menjadi sahabat dan satu
sama lain dan sudah terkesan baik pula, Kalau bukannya
saling mengendalikan perasaan ma-sing-masing, mereka
berdua pasti sudah menjadi sepasang kekasih.
justru di saat ini Han Giok Shia tidak berani mencurahkan
isi hati nya, karena melihat Lu Leng seperti kehilangan sukma
gara-gara Tam Goat Hua. sedangkan dia sendiri pun amat
merindukan Tam Ek Hui. Kalau hatinya berubah terhadap
pemuda itu, bukankah akan membuat buah hatinya itu amat
berduka dan sengsara?
Hari itu, mereka berdua sudah menyeberang sungai Tiang
Kang, terus melanjutkan perjalanan menuju gunung Go Bi
San.
Tengah hari, tampak seseorang yang amat gemuk sedang
duduk beristirahat di atas sebuah pikulan batu.

1081
Di sisi si Gemuk itu, tampak seorang lelaki berusia
pertengahan di bahunya bergantung dua buah bungkusan
Lu Leng dan Han Giok Shia mengenali si Gemuk itu, tidak
lain Yu Lao Pun,
Han Giok Shia pun tahu, Yu Lao Pun akan mengantar -
kado ke gunung Go Bi San. Gadis itu khawatir kalau terjadi
percakapan, pasti akan menimbulkan kedukaan Lu Leng, maka
dia segera berbisik
"Saudara Lu, si Gemuk Yu itu amat menyebalkan kita
jangan memperdulikannya!"
Lu Leng memang amat sebal terhadap Yu Lao Pun, maka
segera manggut-manggut, lalu memacu kudanya melewati
orang itu,
Akan tetapi, mendadak Yu Lao Pun mengeluarkan suara
"lh", kemudian bertanya.
"lni bukankah nona dari keluarga Han? Bagus sekali!
Setelah berjalan bersama pemuda tampan, sudah tidak mau
mengenali tingkatan tua lagi!"
Yu Lao Pun punya hubungan yang amat dalam dengan Hui
Yan Bun, begitu pula Hwe Hong Sian Kouw, maka dia
termasuk tingkatan tua. Ketika Han Giok Shia baru mau
menoleh untuk menyahut, mendadak tampak dua ekor kuda
berlari cepat sekali menerjang ke arah Lu Leng, dan
berkelebat pula cahaya pedang mengarah leher Lu Leng,
sekaligus terdengar suara seperti halilintar!
Menyaksikan itu, Han Giok Shia terkejut bukan main, dan
langsung membentak dengan suara nyaring.

1082
"Berhenti!"
Gerakan pedang orang itu amat cepat, sedangkan Lu Leng
berada di depan dengan punggung menghadapnya, Setelah
orang itu menyerang, barulah Lu Leng merasa ada sambaran
angin di belakangnya,
Lu Leng segera membalikkan badannya, namun sekujur
badannya telah terkurung bayangan pedang,
Betapa terkejutnya Lu Leng, dia langsung mengeluarkan
jurus Thian Ho Tok Khua (Sungai Langit Bergantung Miring),
yakni salah satu jurus Kim Kong Sin Ci yang amat lihay dan
dahsyat, Kim Kong Sin Ci berjumlah dua belas jurus, dua jurus
terakhir paling lihay dan dahsyat,
Trang! Terdengar suara benturan.
Orang yang di atas kuda itu bersiul panjang dan nyaris
terjatuh dari punggung kudanya Ternyata pedangnya telah
patah menjadi dua, dan patahan pedang itu meluncur ke
sebuah batu, sehingga terjadi benturan dan keluarlah bungabunga
api.
Lu Leng sendiri pun tidak menyangka, bahwa jurus Thian
Ho Tok Khua yang dilancarkannya telah menyelamatkan
dirinya,
Menyaksikan kejadian itu Han Giok Shia pun menarik nafas
lega.
Sedang orang itu duduk termangu-mangu di punggung
kudanya sambil memandang pedangnya yang telah kutung itu.

1083
Kini Han Giok Shia dan Lu Leng baru melihat jelas kedua
orang itu, berusia lima puluhan dan tampak berwibawa,
Begitu melihat kedua orang itu, Lu Leng dan Han Giok Shia
dapat menduga bahwa mereka berdua dari golongan lurus.
Mendadak Han Giok Shia terbelalak, ternyata dia
mengenali salah seorang dari mereka. Orang itu ternyata
Hong Kiam Khek dari Bu Tong Pai, namun kini lengannya
sudah kutung sebelah.
Sen Hong Kiam Khek tampak terperangah, kemudian
bertanya kepada orang yang di sebelahnya.
"Suheng, ilmu apa yang digunakan bocah itu?"
Hanya satu kali gebrak, Sen Hong Kiam Khek sudah kalah,
namun tidak mengenali ilmu yang digunakan Lu Leng.
Orang yang satu itu berwajah agak kemerah-merahan,
dan tampak amat berwibawa. Ketika mendengar Sen Hong
Kiam Khek memanggilnya "Suheng", Han Giok Shia pun dapat
menduga, bahwa orang itu pasti Sin Kiam Pok Hua, yakni
ketua Bu Tong Pai,
Tampak Sim Kiam Pok Hua mengerutkan kening tanpa
menyahut. Dia memajukan kudanya sambil menghunus
pedang yang di pinggangnya, kemudian memutar-mutar
pedang itu membuat beberapa lingkaran tapi tidak segera
melancarkan serangan, sebaliknya malah berkata dengan
suara parau.
"Gerakan yang sungguh bagus!"

1084
Saat ini, Yu Lao Pun juga sudah melangkah ke depan
dengan membawa pikulan batunya.
Dia bertegur sapa dengan Sin Kim Pok Hua dan Sen Hong
Kiam Khek, setelah itu sepasang matanya yang sipit terus
mengamati Lu Leng. sedangkan Lu Leng tidak mengenal
orang yang menyerangnya, kalau tidak melihat orang itu
berwajah wibawa pertanda dari golongan lurus, Lu Leng pasti
sudah melancarkan serangan lagi.
Kini melihat orang itu bersikap menantang, gusarlah dalam
hati Lu Leng.
"Kungfuku ini tiada arti nya! Sobat yang menyerang
mendadak itu, barulah terhitung kungfu tingkat tinggi!"
katanya sambil tertawa dingin
Ucapan Lu Leng sebetulnya menyindir Sen Hong Kiam
Khek, sebab orang itu menyerang secara gelap,
Sin Kiam Pok Hua dan Sen Hong Kiam Khek merasa
tersindir, maka wajah mereka langsung merah.
Sin Kiam Pok Hua segera berkata dengan suara dalam
"Tadi dia melancarkan serangan gelap, itu juga tidak
terhitung tidak benar!"
"Aku pun tidak mengatakan kalian tidak benar!" sahut Lu
Leng dingin
Sin Kiam Pok Hua adalah ketua Bu Tong Pai,
kedudukannya amat tinggi dalam rimba persilatan biasanya
tidak gampang meninggalkan gunung Bu Tong San. Dua
tahun yang lalu, ketika kaum rimba persilatan berkumpul di

1085
puncak Sian Jin Hong, dia justru tidak hadir, hanya mengutus
Sen Hong Kiam Khek.
Sen Hong Kiam Khek terhindar dari petaka di puncak Sian
Jin Hong, namun kehilangan sebelah lengan nya.
Kali ini Sim Kiam Pok Hua turun gunung, itu dikarenakan
mau pergi ke Go Bi untuk memberi selamat kepada Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek, sekaligus menyelesaikan sedikit
urusan pertikaian Terhadap Lu Leng yang masih muda itu, dia
pun merasa enggan banyak bicara,
Akan tetapi, ketika menyaksikan kepandaian Lu Leng,
berdasarkan pengalamannya, justru masih tidak mengenali
ilmu silat apa yang dikeluarkan pemuda itu,
Oleh karena itu, dia pun tidak berani memandang rendah
kepadanya,
"Gurumu baik-baik saja? Sobat dari Bu Tong, sungguh
rindu pada mereka!" katanya dengan dingin,
Lu Leng manggut-manggut.
"Oooh! Ternyata kalian dari Bu Tong Pai!"
Han Giok Shia segera memberitahu kan.
"Yang ini adalah Sin Kiam Pok Hua, ketua Bu Tong Pai!"
Perlu diketahui Bu Tong Pai termasuk partai besar, lagi
pula para murid Bu Tong Pai bersifat gagah, selalu
menegakkan keadilan dalam rimba persilatan

1086
Begitu mendengar mereka dari Bu Tong Pai, rasa
permusuhan dalam hati Lu Lengpun sirna seketika .
"Ternyata Sin Kiam Pok Hua Cianpwee, selamat bertemu!"
katanya,
Akan tetapi, wajah Sin Kiam Pok Hua justru tak sedap
dipandang,
"Usiamu masih muda, sebetulnya tidak pantas bergebrak
denganku! Namun beberapa gurumu itu, justru selalu
menghindar tidak mau berjumpa dengan pihak Bu Tong Pai!
Apa boleh buat, terpaksa menyuruhmu untuk belajar kenal
dengan ilmu pedang Bu Tong!"
Mendengar ucapan itu Lu Leng menjadi tertegun
"Pok Cianpwee bilang apa?"
Sin Kiam Pok Hua membentak.
"Su Yang To yang terselip di pinggangmu adalah golok
pusaka milik Bu Tong Pai! Chou Kim Kong Wang Yan
memperoleh golok pusaka itu, kini berada di tanganmu,
tentunya harus kuambil! Melihat usiamu masih muda, kau
boleh menggunakan golok pusaka itu bertarung denganku!"
Setelah mendengar penuturan itu, Lu Leng baru tahu
adanya kesalah-pahaman,
"Ha ha!"
Sen Hong Kiam Khek menghardik "Kenapa tertawa?"

1087
Lu Leng menjulurkan tangannya, dan seketika Su Yang To
sudah berada di tangan kanannya,
Sin Kiam Pok Hua tahu bahwa golok pusaka itu amat
tajam. Maka begitu melihat Lu Leng menggenggam golok
pusaka itu, dia langsung memundurkan kudanya, sedangkan
Lu Leng tertawa, lalu berkata kepada Han Giok Shia,
"Nona Han, mari kita melanjutkan perjalanan!" Lu Leng
melemparkan golok pusaka itu ke bawah. Terdengar suara
"Ser", Su Yang To itu menancap di tanah, sehingga hanya
tampak gagangnya .
Lu Leng sudah memacu kudanya, dan Han Giok Shia
segera mengikutinya. Gadis itu tidak merasa terkejut ketika
melihat Lu Leng melemparkan Su Yang To tersebut, sebab dia
tahu bahwa Lu Leng tidak berhati serakah, melainkan
memang berniat mengembalikan Su Yang To itu kepada pihak
Bu Tong Pai,
Akan tetapi, sebaliknya malah membuat Sen Hong Kiam
Khek dan Sin Kiam Pok Hua tertegun Seng Hong Kiam Khek
segera meloncat turun dari kuda, lalu mengambil golok pusaka
tersebut
Setelah mengambil Su Yang To itu, giranglah Sen Hong
Kiam Khek, kemudian berkata kepada Sin Kiam Pok Hua.
"Suheng, kini Su Yang To sudah kembali ke tangan kila, ini
sungguh menggembirakan!"
Sin Kiam Pok Hua masih tertegun di tempat, kemudian
memandang ke depan. Dilihatnya Lu Leng dan Han Giok Shia
sudah berada di kejauhan belasan depa, dia segera berseru
menggunakan Lweekang,

1088
"Saudara kecil! Tunggu!"
Sembari berseru, dia pun memacu kudanya, kemudian
mendadak badannya mencelat ke depan, lalu berjungkir balik
lagi melesat ke depan, ternyata Sin Kiam Pok Hua
menggunakan ilmu Ginkang Ceng Teng Sam Tian Sui (Capung
Terbang Di permukaan Air). Dalam sekejap dia sudah berada
di hadapan Lu Leng dan Han Giok Shia, lalu menghentikan
kuda masing-masing.
"Cianpwee masih ada petunjuk apa?" tanya Lu Leng.
Wajah Sin Kiam Pok Hua tampak serius sekali.
"Saudara kecil, kau memang gagah dan berhati lapang,
pihak Bu Tong Pai amat berterima kasih kepadamu. Akan
tetapi, setelah kau kembalikan Su Yang To itu kepada kami,
bagaimana kau terhadap guru-gurumu itu?"
Semula Lu Leng mengira Sin Kiam Pok Hua ingin cari garagara,
tidak tahunya malah mengatakan begitu, itu membuat
Lu Leng terharu sekali
Pantas nama Bu Tong Pai amat harum dalam rimba
persilatan, juga tidak bernama kosong! Sin Kiam Pok Hua
menganggapnya sebagai murid Coan Tiong Liok Chou, Walau
sudah menerima Su Yang To tersebut, namun dia tetap
mencemaskan keselamatan Lu Leng,
Oleh karena itu, Lu Leng segera berkata, "Pok Cianpwee
tidak usah cemas. sesungguhnya aku bukan murid Coan Tiong
Liok Chou, Aku memperoleh Su Yang To itu secara tidak
sengaja, Kemudian aku bertemu beberapa orang dari Coan
Tong Liok Chou, barulah aku tahu riwayat golok pusaka itu,

1089
maka aku tidak bersedia mengembalikan kepada mereka,
sebaliknya berniat mengembalikan kepada Bu Tong Pai."
Sin Kiam Pok Hua mengeluarkan suara "Oh", lalu bertanya.
"Saudara kecil, bolehkah aku tahu namamu?"
Lu Leng segera memberitahu kan, "Namaku Lu Leng."
Sin Kiam Pok Hua mengerutkan kening,
"Ternyata saudara Lu! Sudah dua tahun lebih, ada tiga
orang Bu Tong Pai mati di tangan ayahmu, apakah kau tahu
tentang itu?"
Lu Leng tahu, yang dimaksudkan Sin Kiam Pok Hua adalah
Bu Tong Sam Kiam, Mereka bertiga saling membunuh karena
terpengaruh oleh suara harpa, Lu Leng berada di situ
menyaksikan dengan mata kepala sendiri.
Karena itu, Lu Leng menghela nafas panjang lalu berkata,
"Pok Cianpwee salah paham. Bu Tong Sam Kiam binasa
aku menyaksikannya, Mereka bertiga saling membunuh
karena terpengaruh oleh suara harpa Pat Liong Thian Im.
Aaaah! Semua pertikaian dalam rimba persilatan justru
ditimbulkan oleh Liok Ci Khim Mo.
Sin Kiam Pok Hua tertegun mendengar penuturan Lu Leng
itu. sedangkan Sen Hong Kiam Khek sudah mendekati mereka
sambil membawa Su sang To."
Sin Kiam Pok Hua menundukkan kepala memandang golok
pusaka itu seraya berkata.

1090
"Saudara kecil, kau yang memperoleh Su Yang To ini,
namun bersedia mengembalikan kepada kami, tentunya kami
harus mempercayai omonganmu. untung bertemu di sini,
Kalau tidak, antara Bu Tong Pai dengan Go Bi Pai pasti terjadi
pertikaian lagi"
Berkata sampai di sini, Sin Kiam Pok Hua berhenti sejenak,
setelah itu barulah dilanjutkan.
"Saudara kecil, kami telah berhutang budi kepadamu,
kelak kalau ada urusan apa, kami pihak Bu Tong Pai pasti
membantu."
Sen Hong Kiam Khek segera menyambung.
"Tidak salah."
Han Giok Shia girang bukan main, sebab bantuan dari
pihak Bu Tong Pai, itu jauh lebih berharga dari Su Yang To
tersebut.
Akan tetapi, Lu Leng malah tertawa hambar seraya
berkata.
Terima-kasih atas maksud baik Pok Cianpwee, Kelak kalau
aku punya suatu kesulitan, aku pasti ke Bu Tong minta
petunjuk."
Sin Kiam Pok Hua manggut-manggut, "Kalau begitu, kita
berjumpa kembali di gunung Go Bi San. Mereka menjura
kepada Lu Leng, lalu melangkah pergi, Lu Leng segera balas
memberi hormat kemudian bersama Han Giok Shia
melanjutkan perjalanan menuju gunung Go Bi San. Han Giok
Shia tersenyum.

1091
"Urusan di dunia memang sulit diduga, Kau
mengembalikan Su Yang To itu tanpa syarat, dalam hatiku
merasa sayang sekali, justru tak disangka sama sekali, Sin
Kiam Pok Hua berhati begitu lapang dan gagah, langsung
menganggapmu sebagai kawan baik."
Lu Leng tersenyum getir. "Nona Han, semua itu tak berarti
bagiku."
-ooo0ooo-
Bab 50
Berbicara kesana ke mari, justru kembali pada urusan
berduka itu. Han Giok Shia menjadi membungkam.
Mereka berdua terus melanjutkan perjalanan. sepanjang
jalan tampak begitu banyak kaum rimba persilatan menuju
gunung Go Bi San untuk memberi selamat.
Kelihatannya tidak usah sampai di gunung Go Bi San,
sudah bisa tahu bahwa Tam Goat Hua menikah dengan Tong
Hong Pek, itu memang benar
semakin mendekati gunung Go Bi San, hati Lu Leng terasa
tersayat Ketika memasuki gunung ilu, Lu Leng nyaris tak
punya keberanian berjalan ke depan,
Han Giok Shia menatapnya. Dilihatnya wajah Lu Leng
tampak pucat sekali.
Gadis itu sudah berpikir dari tadi, bagaimana
membangkitkan semangatnya, namun tidak menemukan cara.
sementara kuda mereka terus berlari Ketika memasuki rimba,

1092
Han Giok Shia mengajak Lu Leng berhenti. Mereka berdua lalu
duduk di bawah sebuah pohon,
"Saudara Lu, bagaimana kau selanjutnya?" tanya Han Giok
Shia sambil memandangnya.
Lu Leng memandang lurus ke depan, lama sekali barulah
menyahut
"Selanjutnya? Aku sendiri pun tidak tahu harus
bagaimana."
Han Giok Shia bertepuk tangan sambil berkata.
"Bagus! jawaban yang amat bagus!"
Lu Leng segera menatapnya, karena tidak tahu apa
maksudnya gadis itu mengatakan begitu,
Han Giok Shia berkata lagi.
"Memang merupakan jawaban yang amat bagus! Kalau Lu
Cong Piau Tau dan istrinya yang berada di alam baka
mendengarnya, hati mereka pasti terhibur!"
Lu Leng tercengang ketika mendengar perkataan itu.
"Nona Han, apa maksudmu?" Han Giok Shia tertawa. "Ha
ha! Apa maksudku, apakah kau tidak tahu?" Lu Leng
menundukkan kepala, matanya mulai bersimbah air, sama
sekali tidak menyahut.
Han Giok Shia tahu, bahwa perkataannya telah menusuk
hati Lu Leng. Memang itu yang dikehendakinya, agar dapat

1093
membangkitkan semangat pemuda itu. Karena itu, gadis
tersebut berkata lagi
"Saudara Lu, aku tidak salah bicara, Kini kau sudah besar,
lagi pula telah berhasil menguasai ilmu Kim Kong Sin Ci.
Namun saat ini, kau justru tidak tahu harus bagaimana garagara
seorang gadis, bukankah itu amat menggembirakan ?"
Lu Leng mendongakkan kepala memandang Han Giok
Shia, kemudian berkata dengan suara keras. "Nona Han!
Kau... kau...." Han Giok Shia segera menyahut "Walau sudah
hampir dua tahun Liok Ci Khim Mo tidak muncul dalam rimba
persilatan, tapi suatu hari, pasti akan mengacau rimba
persilatan lagi. Kau masih muda dan memikul dendam kedua
orang-tuamu, justru rela menjadi tidak karuan gara-gara
seorang gadis, Bagaimana tidak menggembirakan Ayah
bundamu yang berada di alam baka, mendengar itu pasti
tertawa terbahak-bahak, karena punya anak yang begitu
berbakti."
Wajah Lu Leng yang sudah pucat itu bertambah pucat,
akhirnya sekujur badannya bergetar, lalu bangkit berdiri
seraya membentak.
"Diam!"
Han Giok Shia malah tertawa. .
"Memang gampang menyuruhku diam, tapi kaum rimba
persilatan di kolong langit justru sulit menutup mulut saudara
Lu, setelah kau berhasil menguasai kepandaian tinggi dan
kembali ke Tionggoan, semua orang pasti menganggapmu
akan menjadi seorang pendekar muda, Tapi tidak tahunya kau
malah kehilangan sukma, tidak bisa melepaskan diri dari

1094
jeratan cinta. Ke mana pun kau pergi, pasti ditertawakan
orang."
Kini wajah Lu Leng sudah berubah kehijau-hijauan,
kemudian berubah merah padam dan ungu. Hal itu
dikarenakan setiap perkataan Han Giok Shia, bagaikan panah
tajam menembus ke dalam hatinya.
Lu Leng kelihatan seperti mendengar suara tawa kaum
rimba persilatan bahkan seakan melihat entah berapa banyak
tangan menuding ke arahnya.
Dia menggeleng-gelengkan kepala kemudian berteriak
sekeras-kerasnya.
"Omong kosong..!"
Han Giok Shia menyahut dengan tenang. "Mudahmudahan
aku omong kosong!"
Lu Leng tertegun, lama sekali barulah duduk kembali
Berselang beberapa saat kemudian dia mendongakkan
kepalanya seraya berkata,
"Nona Han memang benar apa yang kau katakan."
Han Giok Shia tampak girang sekali.
"Saudara Lu, ini baru...."
Akan tetapi, sebelum Han Giok Shia menyelesaikan
ucapannya, air mata Lu Leng sudah meleleh.

1095
"Nona Han, tapi aku... aku bagaimana melupakannya?"
Padahal Han Giok Shia merupakan gadis yang tidak
sabaran dan keras hati, namun dalam hatinya amat berterimakasih
kepada Lu Leng yang telah menyelamatkannya di balok
batu di pulau Hek Ciok To. Oleh karena itu, dia pun menjadi
sabar dan terus-menerus berupaya membangkitkan semangat
Lu Leng.
Bagian 23
Namun dia bicara hampir seharian, Lu Leng tetap tidak
bisa melupakan Tam Goat Hua, itu membuat Han Giok Shia
menjadi kesal sekali.
"Hm!" dengusnya dingin. "Saudara Lu, berhubung kau
tetap bersedia terjerat oleh cinta itu, maka alangkah baiknya
kita putus hubungan saja."
Lu Leng tertegun, lalu mendongakkan kepala memandang
gadis itu.
"Nona Han, kenapa kau tidak bersimpati kepadaku?"
Han Giok Shia menghela nafas panjang,
"Saudara Lu, bagaimana aku tidak bersimpati kepadamu?
Hanya saja merasa tidak pantas kau menghancurkan masa
depanmu sendiri lantaran urusan itu."
Air mata Lu Leng bercucuran

1096
"Nona Han, hatiku telah hampa, Masih ada masa depan
apa?"
Han Giok Shia berkata sengit,
"Dendam kedua orang-tuamu, apakah usai sampai di sini?"
Lu Leng tertegun, lama sekali baru menyahut
"Nona Han, bagaimana menurutmu?"
Han Giok Shia menatapnya.
"Entah kau mau mendengar perkataanku tidak?"
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam,
"Kini pikiranku amat kacau, sama sekali tidak punya
keputusan apa pun."
Han Giok Shia menggenggam tangannya erat-erat,
kemudian berkata sungguh-sungguh,
“Saudara Lu, menurut ku setelah kau ke sana, harus
melupakan semua masa lalumu, bahkan harus pula dengan
gembira memberi selamat kepada gurumu!"
Lu Leng termangu-mangu,
"Itu... itu., bagaimana aku dapat melakukannya
Han Giok Shia menatapnya tajam,

1097
"Kecuali itu, sudah tiada jalan lain, Apakah kau dan
gurumu akan saling memperebutkan seorang gadis? Bukankah
itu merupakan suatu lelucon di kolong langit? seandainya
kepandaianmu lebih tinggi dari Tong Hong Pek, namun Tam
Goat Hua sudah tidak mencintaimu lagi, kaupun tidak bisa
apa-apa, Kalau kau tidak dapat melakukan itu, hanya ada satu
jalan bagimu."
"Jalan apa?"
"Kau jangan ke gunung Go Bi San."
Lu Leng menggeleng kepala,
"ltu tidak bisa, Biar bagaimanapun... aku harus
menemuinya."
Han Giok Shia membanting kaki,
"Sungguh membuat orang kesal! Kenapa kau jadi begini
sih?"
Tiba-tiba wajah Lu Leng menyiratkan kebulatan hatinya,
"Baik, aku akan menuruti caramu yang pertama itu!"
katanya,
Han Giok Shia girang sekali.
"Saudara Lu, sampai saat itu, kau harus dapat
mengendalikan perasaanmu!"
Lu Leng mengangguk dengan penuh derita.

1098
Mereka berdua lalu melanjutkan perjalanan Dari dulu
gunung Go Bi San merupakan gunung yang amat terkenal Go
Bi Pai berada di puncak Cing Yun Ling, partai itu terbagi
menjadi dua aliran, yaitu aliran yang menyucikan diri dan yang
tidak menyucikan diri, Yang menyucikan diri tinggal di Tong
Thian Hong, sedangkan yang tidak menyucikan diri tinggal di
See Thian Hong,
Sore harinya, Lu Leng dan Han Giok Shia sudah berada di
bawah Cing Yun Ling.
Di situ terdapat undakan batu menuju ke Cing Yun Ling,
Lu Leng dan Han Giok Shia berdiri di situ sambil memandang
ke atas, lama sekali barulah menaiki undakan batu, Tak
seberapa lama, mereka sudah tiba di Cing Yun Ling.
Tampak empat orang pemuda langsung menyambut
mereka.
"Maaf, kalian berdua datang dari tempat jauh, kalau
penyambutan kami kurang memuaskan, harap kalian berdua
sudi memaafkan! Silakan ke See Thian Hong untuk
beristirahat!" kata salah seorang dari mereka,
Mereka berempat adalah murid Go Bi Pai aliran tidak
menyucikan diri, Ketika Lu Leng baru mau membuka mulut,
Han Giok Shia sudah mendahuluinya.
"Yang mau jadi mempelai lelaki bernama Tong Hong Pek,
ada hubungan apa dengan kalian?"
Air muka keempat pemuda itu tampak berubah Salah
seorang yang berusia paling tua segera memberi isyarat
kepada yang lain, agar tidak bertindak ceroboh, lalu menyahut
dengan ramah.

1099
"Ketua Tong Hong adalah paman Sucou kami."
Han Giok Shia menunjuk Lu Leng seraya berkata.
"Ini adalah paman guru kalian, kenapa kaitan tidak
memberi hormat?"
Wajah keempat orang itu tampak gusar
"Kenapa nona bicara tak pakai aturan ?" " kata yang
berusia paling tua dengan suara dalam.
Han Giok Shia tertawa.
"Aku justru pakai aturan. Dia adalah murid Tong Hong
Pek, Nah, bukankah dia paman guru kalian?"
Keempat pemuda itu terkejut dan membatin, sudah dua
puluh tahun Tong Hong Pek meninggalkan Go Bi, maka
mungkin juga di luar beliau menerima murid.
Akan tetapi, apabila mereka berdua cuma ber-gurau,
sedangkan keempat pemuda itu memberi hormat kepada Lu
Leng, sekaligus memanggilnya Paman Guru", kini begitu
banyak kaum rimba persilatan bertamu di Go Bi, kalau tersiar
bukankah akan mempermalukan Go Bi Pai?
Karena itu, keempat pemuda itu termangu-mangu di
tempat, entah harus bagaimana baiknya, Berselang sesaat,
yang berusia lebih besar itu berkata.
"Maaf karena kami tidak tahu, bagaimana kalau kalian
kami ajak menemui ketua Tong Hong?"

1100
Han Giok Shia dan Lu Leng menyahut serentak
"Baik."
Mereka berdua mengikutinya dari belakang. Tak seberapa
lama kemudian, mereka melihat banyak rumah, Berselang
sesaat sudah sampai di sebuah rumah yang amat besar.
Pemuda itu membawa mereka ke sebuah ruangan besar.
Lu Leng dan Han Giok Shia memandang ke depan, Tampak
seorang berjubah hijau, dengan pungi gung menghadap Lu
Leng, sedang menikmati sebuah lukisan yang bergantung di
dinding,
Begitu melihat punggung orang itu, Lu Leng segera
mengenalinya. Orang itu ternyata Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek, gurunya, namun kini telah menjadi saingannya.
Rasa emosi pun bergejolak di dalam hati Lu Leng,
sehingga wajahnya tampak hijau putih.
"Guru!" serunya.
Begitu mendengar Lu Leng memanggil "Guru" kepada
orang berjubah hijau itu, seketika hati pemuda yang
membawa mereka tadi terkejut dan dia membatin untung tadi
aku tidak bertindak ceroboh. sedangkan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek merasa heran, karena ada orang di pintu
memanggilnya guru, Dia segera membalikkan badannya.
Dulu Han Giok Shia hanya mendengar nama Tong Hong
Pek. Walau dia pernah bertemu di puncak Sian Jin Hong,
namun ketika itu Tong Hong Pek memakai kedok, Dalam
hatinya berpikir, usia Tong Hong Pek sudah hampir lima
puluhan, tentunya sudah tidak muda lagi,

1101
Akan tetapi, ketika Tong Hong Pek membalikkan
badannya, gadis itu terbelalak
Ternyata Tong Hong Pek begitu tampan kelihatannya baru
berusia tiga puluhan Siapa pun tidak akan menyangka Tong
Hong Pek sudah berusia lima puluhan
Lu Leng dan Tong Hong Pek saling berhadapan. justru
karena itu perasaan Lu Leng menjadi agak tenang. Kemudian
Lu Leng maju selangkah seraya berkata,
"Guru sudah tidak mengenali aku lagi?"
Dalam dua tahun ini, Tong Hong Pek terus mencari jejak
Lu Leng. Namun kini Lu Leng muncul mendadak di
hadapannya, dia justru tidak mengenali nya.
Karena kini Lu Leng sudah menjadi seorang pemuda
tampan, Tong Hong Pek tidak menduga, bahwa dalam dua
tahun Lu Leng telah banyak mengalami perubahan.
Setelah Lu Leng bertanya begitu, barulah Tong Hong Pek
tersentak sadar Bukan main girangnya, dan seketika dia
berseru.
"Anak Leng! Ternyata kau!"
Tong Hong Pek maju mendekatinya, lalu merangkulnya
erat-erat. Namun sebaliknya Lu Leng malah bersikap hambar
Sesungguhnya Lu Leng amat menghormati gurunya,
namun karena gurunya merebut kekasihnya, maka membuat
hatinya terganjel.

1102
Saat ini, dia melihat gurunya setelah bertemu dengannya,
justru tiada penyesalan sedikit pun. Maka dia agak
memandang rendah terhadap gurunya itu, hanya karena
gurunya sedang merangkulnya, maka dia diam saja,
Tong Hong Pek adalah orang yang amat cerdas,
bagaimana tidak merasa akan keanehan sikap Lu Leng?
Namun Tong Hong Pek justru tidak menduga, Lu Leng
begitu membencinya dan menganggapnya sebagai saingan
dalam cinta,
Seketika Tong Hong Pek melepaskan rangkulannya,
kemudian bertanya dengan heran "Anak Leng, apakah kau
terluka?" Hati Lu Leng memang terluka, namun bagaimana
mungkin mau mengatakannya?
Lu Leng hanya menggelengkan kepala,
"Aku tidak terluka." Sahutnya.
Mereka berdua guru dan murid berpisah begitu lama dan
kini berjumpa kembali, seharusnya penuh diliputi kegembiraan
Akan tetapi saat ini, mereka malah tampak dingin dan
begitu hambar
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun "Dua tahun ini,
kau berada di mana?" tanyanya kemudian.
Ketika Lu Leng baru mau menjawab, mendadak terdengar
suara yang amat merdu di belakang ruang besar itu,
"Apa? Adik Leng sudah ke mari? Sungguh?" Tampak sosok
bayangan ramping berkelebat lalu muncul seorang gadis dari

1103
belakang ruang besar Begitu mendengar suara gadis itu, Lu
Leng pun tampak tergetar, bahkan nyaris mengucurkan air
mata,
Ketika gadis itu muncul, Lu Leng mendongakkan kepala,
Gadis itu kelihatan lebih cantik dari dua tahun lalu, wajahnya
cerah berseri-seri bagaikan sekuntum bunga yang baru mekar.
Bibir Lu Leng bergerak. Dia ingin memanggilnya namun
tak mampu mengeluarkan suara.
Siapa gadis itu? Tentu Tam Goat Hua.
Setelah berada di hadapan Lu Leng, Tam Goat Hua
tertegun dengan mata terbelalak
"Adik Leng, apakah kau?"
Lu Leng segera membalikkan badannya dan itu membuat
Tam Goat Hua termangu-mangu,
Han Giok Shia yang berdiri di situ, ketika menyaksikan itu
langsung mengeluarkan dengusan
"Hai! Tentu dia, apakah ada orang lain menyamarnya?"
Ucapan Han Giok Shia itu, boleh dikatakan sudah sungkan
sekali. Tam Goat Hua mengarahnya, setelah melihat tegas
barulah mengenalinya, Karena hatinya sedang bergembira,
maka tidak mempermasalahkannya.
"Ternyata Nona Han, sudah lama tidak berjumpa!"
Sembari berkata, Tam Goat Hua mendekati Lu Leng.

1104
"Adik Leng, kenapa kau diam saja?"
Lu Leng tetap diam tak bersuara sama sekali, dan itu
membuat hati Tam Goat Hua tergerak Dia memandang Tong
Hong Pek, justru Tong Hong Pek tidak memperlihatkan reaksi
apa pun, maka Tam Goat Hua pun diam seketika,
Han Giok Shia tertawa dingin
"Kenapa kau menyalahkan dia karena diam saja? Kau
panggil dia Adik Leng, seharusnya kau mewakilinya berpikir,
dia harus bagaimana menyahutmu!"
Sebelum tiba di Cing Yun Ling, gadis itu pernah menasihati
Lu Leng agar bersabar
Saat ini, Lu Leng memang terus bersabar dan berupaya
mengendalikan diri, maka tidak bersuara.,
Akan tetapi, kini malah Han Giok Shia yang tidak dapat
bersabar dan mengendalikan diri, sehingga terus
mengeluarkan kata-kata yang pedas dan tajam terhadap Tam
Goat Hua.
Wajah Tam Goat Hua berubah, lalu dia mundur dua
langkah. Suasana di ruang besar itu berubah menjadi tidak
enak.
Berselang sesaat, Tam Goat Hua membalikkan badannya
sekaligus menerjang ke belakang.
Lu Leng tertegun melihat sikap gadis itu.
"Kakak Goat!"

1105
Ketika mendengar suara seruan Lu Leng, barulah Tam
Goat Hua berhenti, namun tidak membalikkan badannya dan
kemudian menerjang ke depan lagi, Dia meninggalkan ruang
besar, langsung ke kamarnya.
Sampai di dalam kamar, dia duduk tercenung,
Hatinya, sungguh kacau.
Tam Goat Hua justru tidak menyangka, dua hari lagi dia
akan menikah dengan Tong Hong Pek, Lu Leng muncul
mendadak.
Dia pun tidak menyangka, bahwa cinta kasih Lu Leng
ketika masih kecil itu, bisa terus bersemi hingga dia besar,
Tam Goat Hua tahu dan bisa melihat, hati Lu Leng amat
berduka sekali karena dirinya. Gadis itu mendongakkan
kepala, kemudian bergumam.
"Apakah itu kesalahan ku ? Apakah aku yang
mencampakkan cinta kasihnya?"
Di dalam kamar hanya ada dia seorang, tentunya tidak
akan ada orang yang menyahutnya. Dia tercenung lagi
sejenak, lalu berteriak sekeras-kerasnya,
"Tidak! Tidak! Apa salahku?"
Mendadak di pelupuk matanya muncul bayangan Lu Leng
yang tampan itu, sedang menatapnya dengan berbagai
perasaan, dan terdengar pula suara panggilannya "Kakak
Goat",

1106
Tam Goat Hua menundukkan kepala, Tiba-tiba merasa
gelap di depan matanya, bahkan berputar-putar, Kemudian
muncul beberapa sosok bayangan orang, sehingga
membuatnya teringat akan urusan dua tahun yang lalu.
Setelah menempuh bahaya menolong Lu Leng keluar dari
istana Setan, dalam hatinya memang bersemi cinta terhadap
Lu Leng, Bahkan mereka berdua rela mati bersama di hadapan
Liat Hwe Cousu.
Akan tetapi, setelah berjumpa Tong Hong Pek, cintanya
bagaikan terkena pupuk, tumbuh begitu cepat terhadap Tong
Hong Pek.
Kemudian dia pun tahu bahwa Tong Hong Pek amat
mencintai ibunya, Oleh karena itu, dia ingin mengisi
kehampaan hati Tong Hong Pek sebagai ibunya, Maka Tam
Goat Hua tidak dapat mengendalikan diri, terutama cintanya
terhadap Tong Hong Pek.
Pada waktu itu, Tam Goat Hua belum mencampakkan Lu
Leng, Dia pernah merasa risau karena dirinya berada di
tengah-tengah Lu Leng dan Tong Hong Pek. seandainya Lu
Leng tetap berada di sisinya, kemungkinan besar pilihan Tam
Goat Hua akan jatuh pada Lu Leng.
Akan tetapi, Lu Leng menghilang tanpa meninggalkan
jejak. Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua berdua terus
mencarinya, namun sehari lewat sehari, sampai berbulanbulan
tidak menemukannya, Oleh karena itu, seluruh cinta
kasih Tam Goat Hua dipersembahkan kepada Tong Hong Pek.
Dalam hal ini, Tam Goat Hua memang tidak bisa
dipersalahkan.

1107
Sebelum mengambil keputusan menikah dengan Tong
Hong Pek, gadis itu pernah memikirkan Lu Leng, Namun dia
merasa Lu Leng cuma merupakan seorang anak kecil,
mungkin sudah melupakannya, h
Karena itu, dia mengambil keputusan untuk menikah
dengan Tong Hong Pek, Namun tak di-sangka, dua hari lagi
dia akan menikah dengan Tong Hong Pek, justru Lu Leng
mendadak muncul
Kemunculan Lu Leng begitu mendadak, lagipula dia sudah
besar dan bukan anak kecil lagi.
Lu Leng sama sekali tidak melupakan Tam Goat Hua,
Namun sebaliknya gerak-gerik Tam Goat Hua justru memberi
pukulan yang amat hebat pada Lu Leng.
Satu jam yang lalu, Tam Goat Hua sama sekali tidak
terpikirkan itu, namun kini justru sebaliknya, Lautan cinta
bergelombang, sehingga membuatnya termangu- mangu.
Perlahan-lahan dia mendongakkan kepala, Di-oiarkannya
air matanya yang me1e!eh. Mendadak dia merasa di sisinya
bertambah satu orang, maka segera meno!eh. Ternyata Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek telah berada di sampingnya,
Tong Hong Pek mengerutkan kening seraya bertanya. i
"Goat Hua, apa yang kau tangisi?"
Tam Goat Hua menghapus air matanya, lalu menundukkan
kepala,
"Kau,., harus tahu itu!"
Tong Hong Pek tersenyum,

1108
"Goat Hua, dari dulu aku sudah bilang, usia kita berselisih
jauh sekali, kini Lu Leng sudah kembali, kalau kau tidak
setuju.,.,"
Ketika Tong Hong Pek berkata sampai di situ, Tam Goat
Hua mendongakkan kepala.
"Tidak! Aku mencintaimu!"
Tong Hong Pek menatapnya dengan heran.
"Kalau begitu, kenapa kau menangis?"
Tam Goat Hua menggeleng-gelengkan kepala.
"Aku.,, aku sendiri pun tidak tahu, Adik Leng terlampau
bodoh, Aku anggapnya sebagai adik, tapi tidak tahunya..."
Tong Hong Pek menghela nafas panjang,
"Dia amat emosional!"
"Bagaimana dia sekarang?" tanya Tam Goat Hua, Kening
Tong Hong Pek berkerut-kerut. "Goat Hua, dia memanggilmu
tadi, tapi kau sama sekali tidak menyahut, maka dia tertegun
lama sekali, kemudian jatuh pingsan, Goat Hua, kupikir... aku
akan menyerahkan kedudukan ketua kepadanya, kau mau
bagaimana itu terserah kau saja!" Air muka Tam Goat Hua
berubah. "Kau... ini apa artinya? Apakah kau kira pendirianku
gampang berubah?"
Tong Hong Pek membelai rambutnya, "Goat Hua...."

1109
Walau kepandaiannya amat tinggi, namun menghadapi
urusan yang rumit itu, dia menjadi risau.
Ketika bertemu Tam Goat Hua, Tong Hong Pek terkesan
baik terhadapnya, maka memberinya Soat Hun Cu. Namun
pada waktu itu, masih belum ada rasa cinta terhadapnya.
Karena dia pernah bersama Cit San Sin Kun mengejar
seorang gadis, tapi gagal maka dia mengundurkan diri dari
medan percintaan, sehingga membuat hatinya menjadi beku.
Akan tetapi, kian hari Tam Goat Hua kian bertambah
lembut terhadapnya, itu membuat hati Tong Hong Pek yang
telah beku itu menjadi cair dan mulai tumbuh pula cintanya,
Ketika Tong Hong Pek menerima jabatan sebagai ketua Go
Bi Pai aliran tidak menyucikan diri, jalinan cinta mereka berdua
bertambah dalam, Tentunya
Tong Hong Pek juga pernah memikirkan Lu Leng, namun
hanya tahu Lu Leng dan Tam Goat Hua amat akrab sekali,
tidak tahunya Lu Leng justru menganggap Tam Goat Hua
sebagai kekasihnya, padahal waktu itu Lu Leng baru berusia
lima belas tahun.
Lagipula walau sudah lewat dua tahun lebih, tapi Lu Leng
tetap tidak melupakannya,
Ketika Tong Hong Pek berada di ruang besar, sudah
melihat bagaimana isi hati Lu Leng, Setelah Lu Leng pingsan,
mengerti lah sudah Tong Hong Pek akan hal itu,
Sudah begitu lama hatinya membeku, setelah itu jatuh
cinta lagi pada seorang gadis, Tapi gadis tersebut, justru
kekasih muridnya, itu menimbulkan berbagai perasaan

1110
berkecamuk di dalam hatinya, Apalagi ketika Lu Leng muncul
memanggilnya "Guru", lalu tidak mengucapkan apapun, itu
lebih parah dari cacian maupun pukulan terhadap dirinya.
Setelah Lu Leng pingsan, dia berpikir ingin berangkat ke
gunung salju menyendiri di sana, agar Lu Leng dan Tam Goat
Hua bisa terangkap menjadi suami istri.
Akan tetapi, dia juga tahu bahwa apabila dia pergi begitu
saja, belum tentu dapat menyelesaikan urusan tersebut
Karena Tam Goat Hua mencintai dirinya, bukan mencintai Lu
Leng. Lagipula dia sendiri pun mencintai Tam Goat Hua,
Orang yang pernah gagal dalam bercinta baru tahu betapa
menderitanya. Tong Hong Pek tahu bahwa Lu Leng
merupakan pemuda yang amat berbakat dalam persilatan,
lagipula kini dalam rimba persilatan terdapat banyak urusan
dan membutuhkan Lu Leng untuk mengatasinya, Maka, dia
tidak menghendaki Lu Leng kehilangan gairah hidup, garagara
soal percintaan
Oleh karena itu, dalam hati Tong Hong Pek terdapat suatu
pertentangan yang amat hebat.
Membicarakan urusan antara Lu Leng, Tam Goat Hua dan
Tong Hong Pek, siapa pun tidak bersalah di antara mereka
bertiga.
Mengenai Lu Leng, itu hanya merupakan suatu
penderitaan dalam percintaan yang tak terhindarkan
Di dalam kamar itu Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua
saling berhadapan sampai lama sekali baru kemudian Tong
Hong Pek membuka mulut

1111
"Goat Hua, tadi aku salah bicara! Kalau anak Leng tiada
gairah hidup karena masalah ini, kita harus berupaya
menasihatinya, Kita berdua sama sekali tidak bersalah
terhadapnya."
Tam Goat Hua manggut-manggut dengan air mata
bercucuran.
"Benar katamu, mari kita lihat dia!"
Tong Hong Pek mengangguk
"Baik."
Mereka berdua meninggalkan kamar itu menuju ruang
besar, Tampak Lu Leng duduk di kursi, sedangkan Han Giok
Shia terus memeriksa nadinya.
Juga terlihat Cit San Sin Kun-Tam Sen Tangannya
menempel di punggung Lu Leng dengan air muka menyiratkan
keheranan
Ketika melihat Tong Hong Pek muncul, Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen segera berkata,
"Saudara Pek, kepandaian muridmu sungguh aneh sekali !
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Tong Hong Pek memang
sudah kenal satu sama lain. Kedudukan mereka juga sama
tinggi dalam rimba persilatan Walau Tong Hong Pek sudah
mau menikah dengan putrinya, namun dia tetap memanggil
Tong Hong Pek sebagai saudara, maksudnya agar tidak
merendahkan kedudukannya dalam rimba persilatan
Tong Hong Pek mengeluarkan suara "Oh", lalu berkata.

1112
"Dalam dua tahun ini, apakah dia menemukan suatu
kemujizatan?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menarik kembali tangannya,
kemudian berkata kepada Han Giok Shia.
"Nona Han, kau tidak usah terus memeriksa nadinya.
Lweekangnya amat tinggi, maka dia tidak akan terluka karena
hal ini."
Han Giok Shia membatin kalian tidak tahu betapa duka
hatinya, maka bilang tidak apa-apa.
Meskipun membatin begitu, gadis itu tetap melepaskan
tangannya, lalu menyingkir
Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen muncul, sebetulnya Han
Giok Shia ingin bertanya tentang Tam Ek Hui, Namun dia
merasa malu maka tidak jadi bertanya,
Perlahan-lahan Lu Leng membuka matanya. wajahnya
memang tampak pucat pias, Tapi dia tidak terluka dalam,
hanya terluka dalam hati sehingga tak bersemangat sama
sekali.
Tong Hong Pek memandangnya, kemudian duduk di
hadapannya dan langsung berkata dengan terus terang,
"Anak Leng, kalau kau tidak mau mengaku aku sebagai
gurumu, tidak apa-apa, sebab aku memang belum
mengajarmu ilmu silat Dalam dua tahun, kau telah
menemukan suatu kemujizatan, maka kita tidak perlu menjadi
guru dan murid lagi."

1113
Ketika Lu Leng baru siuman dari pingsannya, Han Giok
Shia telah menasihatinya,
sedangkan Lu Leng sudah mengambil keputusan mengenai
percintaannya dengan Tam Goat Hua dianggapnya hanya
sebagai mimpi. Maka dia tersenyum getir seraya bertanya,
"Kenapa Guru berkata demikian?" Wajah Tong Hong Pek
berubah menjadi serius, "Anak Leng, kalau kau masih
menganggapku sebagai gurumu, aku justru tidak
menghendaki kau menjadi begini."
-ooo0ooo-
Bab 51
Lu Leng menundukkan kepala, lama sekali dia
membungkam kemudian mendadak tertawa gelak,
"Ha ha ha! Aku sama sekali tidak apa-apa!"
Sejak Tam Goat Hua muncul lagi, Lu Leng terus
menghindar dari sorotan mata gadis itu.
"Syukurlah kalau begitu. Terlebih dahulu kau harus
berkenalan dengan saudara seperguruanmu, Tidak boleh kau
kehilangan hidup, sebab masih banyak urusan dalam rimba
persilatan. Kalian sebagai generasi penerus, justru punya
tanggung jawab, Apa-kah kau sudah lupa, bahwa kau sendiri
masih memikul dendam kedua orangtuamu? Maka kau harus
M membangkitkan semangat hidupmu!"
Apa yang dikatakan Tong Hong Pek itu persis seperti yang
dikatakan Han Giok Shia.

1114
Dari ekspresi air muka Tam Goat Hua, Lu Leng sudah tahu
bahwa gadis itu amat mencintai Tong Hong Pek, maka dia
manggut-manggut seraya berkata.
"Aku mengerti, Liok Ci Khim Mo itu...."
Ketika Lu Leng baru berkata sampai di situ, Tong Hong
Pek sudah berkata kepada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
"Saudara Tam, beberapa tahun ini, kau terus berkeluyuran
di luar, apakah pernah mendengar kabar berita tentang Liok Ci
Khim Mo?"
"Aku curiga, ketika di puncak Sian Jin Hong dia menderita
luka parah terkena pukulanmu," sahut Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen.
Tong Hong Pek teringat, ketika berada di puncak Sian Jin
Hong dia menggunakan tenaga sepenuhnya menghantam
atap tandu mewah hingga hancur berantakan pukulan itu
mungkin membuat Liok Ci Khim Mo terluka parah.
Tong Hong Pek memandang Tam Goat Hua, kemudian
berkata.
"seandainya dia terluka, pasti tersiar dalam rimba
persilatan Tapi Goat Hua justru pernah melihatnya di sekitar
istana Setan, itu setelah kejadian di puncak Sian Jin Hong."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen manggut-manggut.
"Tidak salah. Bukan hanya Tam Goat Hua bertemu dia,
bahkan tiga orang di antara Coan Tiong Liok Chou pun terluka
oleh Pat Liong Thian Im di dalam perahu di sungai Huang Ho.

1115
Kalau dia tidak terluka, bagaimana mungkin mereka dan Goat
Hua dapat meloloskan diri?"
Yang dibicarakan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dengan Tong
Hong Pek, justru musuh besar Lu Leng dan Han Giok Shia,
maka mereka berdua mendengarkan dengan penuh perhatian.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berhenti sejenak, setelah itu
melanjutkan
"Pada waktu itu, dia pasti memetik harpa itu, sehingga
membuat lukanya bertambah parah. Dalam dua tahun ini,
tentunya dia merawat lukanya itu."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut,
"Kemungkinan besar dia terluka parah hingga mati."
"Dia belum binasa, mungkin... kini lukanya telah sembuh,
akan menimbulkan petaka dalam rimba persilatan lagi," kata
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen lagi,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berhenti sejenak, lama sekali
baru melanjutkan
"Mudah-mudahan dia tidak ke mari menimbulkan urusan!"
Tong Hong Pek tertawa gelak.
"Ha ha ha! Kalau dia mau biarlah kemari! seandainya dia
mau menimbulkan urusan di sini, juga tidak apa-apa!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen juga tertawa.

1116
"Ha ha! Liat Hwe Cousu sudah membawa para murid
handalnya meninggalkan Hwa San menuju ke mari! Tua
bangka itu paling menyebalkan! Aku sudah perintahkan Ek Hui
agar membentuk Kiu Miau Tin (Formasi sembilan Keajaiban) di
sekitar Cin Yun Ling! Kalau mereka tiba, biar mereka
merasakan kehebatan formasi ilu!"
Begitu mendengar jejak Tam Ek Hui, Han Giok Shia girang
bukan main
Akan tetapi, ketika mengetahui pemuda itu akan menjebak
Hwa San Liat Hwe Cousu ke dalam formasi tersebut, hatinya
menjadi cemas sekali,
"Tam Cianpwee, formasi itu dibentuk di mana?" tanyanya.
Tam Sen tertawa terbahak-bahak karena dia sudah tahu
dari Tam Goat Hua mengenai urusan Han Giok Shia dengan
putranya itu.
Wajah Han Giok Shia kemerah-merahan ketika mendengar
Tam Sen tertawa, lalu buru-buru menunduk dalam-dalam,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandangnya sejenak, baru
kemudian menyahut
"Nona Tam, lega kan lah hatimu! Kalau Ek Hui tidak
memiliki kemampuan itu, bagaimana mungkin aku
menyuruhnya pergi menempuh bahaya?"
Wajah Han Giok Shia bertambah merah,
“Tam Cianpwee...."
Cit Sat Sin Kun tersenyum.

1117
"Kenapa aku?"
Ternyata mendadak Han Giok Shia teringat akan pesan
orang aneh dalam goa.
"Ada seseorang menitip pesan kepada Cian-pwee!"
sahutnya,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tercengang.
"Oh, ya? Siapa orang itu?"
Han Giok Shia segera menyahut, karena ingin cepat-cepat
ke Cing Yun Ling untuk menemui Tam Ek Hui.
"Aku pun tidak tahu siapa orang itu." jawab Han Giok Shia.
Kemudian dia menutur mengenai apa yang dialami nya,
Namun baru menutur setengah, air muka Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen sudah berubah.
Setelah Han Giok Shia usai menutur, Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen bertanya dengan suara dalam. "Dia... dia bilang apa
saja?" "Dia menyuruhku menyampaikan kepada Tam
Cianpwee, bahwa dia mau ke mari."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun, kemudian mendadak
jatuh terduduk di kursi.
Kejadian itu membuat semua orang terheran-heran, Sebab
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkepandaian amat tinggi. Dia
memiliki ilmu Hian Bu Sam Na dan Cit Sat Sin Ciang, yang
merupakan ilmu silat tingkat tinggi Lagipula Lweekangnya
sudah tinggi sekali, sehingga dalam rimba persilatan sulit

1118
dicari tandingannya, kecuali Liat Hwe Cousu, Tong Hong Pek
dan Sui Cing Siansu,
Yang !ain misalnya si Nabi Setan-Seng Ling, .. Hek Sin Kun
atau ketua Hui Yan Bun, Kim Kut Lau, Yu Lao Pun dan jago
tangguh lainnya dalam rimba persilatan dibandingkan dengan
mereka, kepandaian Cit Sat Sin Kun-Tam Sen masih lebih
tinggi setingkat
Menghadapi Pat Liong Thian Im, dia masih dapat
meloloskan diri walau menderita luka parah, maka tidak
seharusnya dia begitu terkejut mendengar pesan itu,
Oleh karena itu, Tong Hong Pek segera bertanya.
"Saudara Sen, sebetulnya siapa orang itu?" Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen diam saja, namun perlahan-lahan wajahnya berubah
normal kembali "Sudahlah! Aku tidak usah bilang!" Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek mengerutkan kening,
"ltu mana boIeh, Dia mau ke mari, bagaimana aku tidak
boleh tahu?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut
"Kalau dia ke mari, biar aku yang menghadapinya, kalian
tidak perlu turut campur "
Tong Hong Pek tahu jelas bagaimana sifat Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen. Kalau dia tidak mau bilang, percuma bertanya lagi.
Oleh karena itu, dia tidak bertanya lagi, sedangkan Cit Sat
Sin Kun-Tam Sen buru-buru berjalan keluar.
Setelah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen meninggalkan ruang
besar, Han Giok Shia berkata kepada Lu Leng.

1119
"Saudara Lu, aku mau jalan-jalan ke Cing Yun Ling
sebentar"
Tadi ketika tahu mengenai jejak Tam Ek Hui, Han Giok
Shia tampak girang sekali, dan itu tidak terlepas dari mata Lu
Leng, Maka Lu Leng tahu bahwa gadis itu dan Tam Ek Hui
merupakan sepasang kekasih, teringat akan dirinya sendiri,
wajahnya langsung berubah muram, kemudian manggutmanggut
sambil bangkit berdiri. sedangkan Tong Hong Pek
segera memanggil salah seorang muridnya generasi kedua
untuk membawa Lu Leng pergi menemui para saudara
seperguruannya tingkatan tua. Lu Leng tidak mengucapkan
apa pun, langsung berjalan keluar,
Hari ini di Cing Yun Ling tidak terjadi apa-apa. Para tamu
yang berdatangan semuanya diatur di kamar tamu untuk
beristirahat
Kedatangan Lu Leng membawa suatu badai, hanya
beberapa orang yang tahu, yang lain tidak tahu sama sekali,
Hari mulai gelap. Lu Leng seorang diri duduk di pinggir
tempat tidur sambil memandang sebuah lampu minyak.
Dalam waktu satu hari, dia sudah berkenalan dengan para
saudara seperguruannya, juga menerima penghormatan dari
para murid Go Bi generasi ketiga.
-ooo0ooo-
Hingga malam, pikirannya tetap hambar
Di siang harinya dia terus berusaha mengendalikan diri,
agar tidak sering memandang Tam Goat Hua.

1120
Namun ketika hari sudah mulai malam, di saat sendirian,
bayangan Tam Goat Hua mulai muncul di pelupuk matanya.
Gadis itu tidak berbeda dengan dua tahun lalu, hanya
bertambah cantik, sepasang rantai pun tetap melekat di
lengannya,
Lu Leng mulai mengenang ketika bersamanya meloloskan
diri dari istana Setan, kemudian di rumah makan
mempermainkan Yu Lao Pun dan lain sebagai-nya.
Hatinya mulai berduka, Dia menghela nafas panjang dan
kemudian membaringkan dirinya ke tempat tidur, namun sama
sekali tidak bisa pulas.
Ketika larut malam, di saat Lu Leng membalikkan
badannya menghadap dinding, mendadak merasa ada
serangkum angin di dalam kamarnya, kemudian segera
merasa di dalam kamarnya bertambah satu orang.
Lu Leng segera membalikkan badannya, sekaligus bangun
duduk, tampak Tam Goat Hua berdiri di dekatnya.
Lu Leng sama sekali tidak menduga bahwa di saat ini Tam
Goat Hua akan datang di kamarnya.
Dia segera meloncat turun, lalu perlahan lahan
mendekatinya. Setelah berhadapan dia menundukkan kepala
seraya bertanya,
"Mau apa kau ke mari?"
Tam Goat Hua bersikap wajar dan tersenyum.

1121
"Adik Leng, apakah begini saja kau tidak
mempedulikanku?"
Dalam hati Lu Leng, entah bagaimana rasanya.
"Pedulimu juga bagaimana?"
Tam Goat Hua menghela nafas panjang.
"Adik Leng, dalam hatimu membenciku? Tidak apa-apa
bilang saja!"
Lu Leng tersenyum getir
"Untuk apa aku membencimu? Aku... aku tidak membenci
siapa pun."
Berkata sampai di situ, tak tertahan lagi air matanya
meleleh.
Tam Goat Hua melangkah maju seraya berkata,
"Adik Leng, aku tahu bahwa hatimu sedang berduka,
namun aku justru mengira kau tidak berduka."
Tam Goat Hua datang di kamar itu tentunya ingin
menjelaskan kepada Lu Leng, tapi tidak tahu harus
menjelaskan apa,
Lu Leng tertawa.
"Ha ha! Aku berduka atau tidak, tentunya kau tidak
memusingkannya, percuma dibicarakan!"

1122
Hati Tam Goat Hua terasa pedih, dan matanya mulai
bersimba air.
"Adik Leng, kau... kau... aaah! Adik Leng, kau anggap aku
adalah gadis yang gampang berubah?"
Lu Leng memalingkan kepalanya,
"Tidak, pada waktu itu aku hanya merupakan anak kecil,
tidak terhitung apa-apa." katanya perlahan
Tam Goat Hua manggut-manggut,
"Adik Leng, aku tahu bahwa kau pasti membenci kami.
Tapi kenapa kau tidak mau meninggalkan Go Bi Pai?"
pertanyaan ini membuat Lu Leng berusaha mengendalikan
diri, lalu mendadak membalikkan badannya seraya menyahut
"Kakak Goat, sesungguhnya aku tidak mau
meninggalkanmu."
Dugaan Tam Goat Hua tidak meleset, bahwa Lu Leng tidak
mau meninggalkan Go Bi Pai, itu hanya dikarenakan masih
ingin mendekatinya.
Tam Goat Hua diam, sejenak kemudian barulah berkata.
"Adik Leng, aku menganggapmu sebagai adik, kau
menganggapku sebagai kakak, Bagaimana?"
Lu Leng hanya tersenyum getir, tidak menjawab.
Tam Goat Hua tahu bahwa dalam hati Lu Leng amat
mencintainya, maka tidak bersedia menjadi kakak adik.

1123
Lama sekali barulah Lu Leng menyahut
"Kakak Goat, kau tidak usah mempedulikanku. Aku
berduka dalam hati, itu tidak akan membuat diriku kehilangan
gairah hidup, Kau menghendaki aku gembira, itu tidak
mungkin, kalaupun kau rela bersamaku, itu pasti percuma,
Sebab aku tahu dalam hatimu amat mencintai guru,
bagaimana mungkin aku bisa gembira?"
Tam Goat Hua menghela nafas panjang, "Kau memang
berpengertian, Adik Leng. Kakak harap kau jangan terlampau
berduka dalam hati!" Lu Leng manggut-manggut, "Aku pasti
berusaha!"
Tam Goat Hua tidak banyak bicara lagi, lalu membalikkan
badannya.
"Kakak Goat, selamat bahagia!" ucap Lu Leng, "Adik Leng,
asal kau gembira, kami pun akan gembira! Gurumu bilang
kepadaku, dia akan menyerahkan kedudukan ketua
kepadamu, bahkan dia pun menyuruhku memilih, tapi aku
beritahukan kepadanya, bahwa aku mencintainya, Adik Leng,
kau mengerti ?"
Lu Leng tersenyum getir,
"Aku mengerti."
Ketika berbicara, Tam Goat Hua tidak membalikkan
badannya, maka usai berbicara, dia langsung pergi melewati
koridor.
Lu Leng tetap berdiri di dalam kamar, Matanya terus
memandang bayangan Tam Goat Hua, ketika membelok ke
kiri, gadis itu mendadak berseru kaget.

1124
"Hah!"
Suara seruan itu tidak begitu keras dan hanya setengah,
sepertinya ada orang mencegahnya.
Lu Leng tertegun, lalu segera berseru memanggilnya.
"Kakak Goat! Ada apa?"
Tam Goat Hua baru membelok, tidak mungkin dia tidak
mendengar suara seruan Lu Leng,
Akan tetapi, Lu Leng berseru berulang kali, Tam Goat Hua
tidak menyahut
Lu Leng termangu-mangu, merasa telah terjadi sesuatu
atas diri Tam Goat Hua. Maka dia langsung melesat keluar
menuju tempat Tam Goat Hua membelok tadi, Tampak dua
sosok bayangan berkelebat menyongsongnya, masing-masing
membawa golok,
Ternyata kedua orang itu adalah saudara seperguruannya
yang sedang meronda.
"Kalian melihat kakak Goat?" tanya Lu Leng.
Kedua orang itu tertegun.
"Tidak." jawab mereka hampir serentak.
Mendengar jawaban itu, hati Lu Leng semakin gugup,
karena dia tadi melihat Tam Goat Hua membelok di tempat
itu, bagaimana mungkin kedua orang itu tidak melihatnya?

1125
Setelah berpikir, Lu Leng bertanya lagi,
"Tidak melihat siapa pun?"
Kedua orang itu tertawa.
"Kalau ada orang, bagaimana mungkin kami tidak
melihatnya?"
Lu Leng tahu bahwa pasti telah terjadi sesuatu, Badannya
langsung bergerak. "Ser", dia melesat ke atap rumah.
Dia melihat ke sana ke mari, tapi tempat di sekitarnya
tampak sepi, tiada suara apa pun.
Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala, rasanya semua itu
hanya merupakan halusinasinya saja.
Namun setelah berpikir lagi, dia sadar bahwa semua itu
kenyataan bukan merupakan halusinasL Maka, dia segera
meloncat turun, Dilihatnya kedua orang itu masih ada di situ,
Lu Leng kembali ke kamarnya, Sampai di sana, dia terus
berpikir, kalau Tam Goat Hua tidak mengalami sesuatu,
tentunya juga tidak mungkin begitu cepat menghilang di
belokan itu, Berpikir begitu, Lu Leng cepat-cepat berhambur
keluar
Sampai di luar dilihatnya kedua orang tadi sedang dalam
keadaan seperti orang membacok, namun tak bergerak sama
sekali.
Melihat keadaan itu, Lu Leng segera tahu bahwa kedua
orang itu telah tertotok jalan darahnya.

1126
Lu Leng segera mendekati mereka, kemudian menepuk
bahu masing-masing agar jalan darah kedua orang itu
terbuka, Kedua orang langsung mengayunkan go!oknya,
Lu Leng cepat-cepat mencelat ke belakang, untung Lu
Leng berkepandaian tinggi dan di atas mereka.
Kedua orang itu tampak tertegun
"Lu Sutee, tadi kau juga yang menotok jalan darah kami?"
Lu Leng menyahut
"Bukan, Kalian tidak melihat siapa yang menotok jalan
darah kalian?"
Wajah kedua orang itu memerah.
"Tidak...."
Ketika kedua orang berkata sampai disitu, mendadak Lu
Leng merasa ada serangkum angin di belakangnya,
Angin itu penuh mengandung tenaga. Lu Leng terkejut
dan langsung membalikkan tangannya, sekaligus
mengeluarkan jurus U Ci Kong Thian (Satu Jari Mengejutkan
Langit), menyerang ke belakang,
Ser! Braaak!
Sebuah daun jendela hancur, namun di belakangnya justru
tidak tampak siapa pun.

1127
Seandainya gerakan orang itu amat cepat, bagaimana
mungkin Lu Leng terlambat menyerang? padahal tadi Lu Leng
bergerak laksana kilat
Kecuali orang itu menggunakan pukulan jarak jauh
menyerangnya, kalau tidak, tak mungkin orang itu dapat
menghilang begitu cepat
Kedua orang itu segera berkata,
"Lu Sutee, lebih baik kami melapor kepada ketua."
Lu Leng mengangguk.
"Baik."
Dia lalu pergi mengejar, namun sudah mengejar ke sanasini
tiada hasi!nya. Mendadak lonceng berbunyi, tampak pula
obor menyala terang, Ternyata sebagian besar murid-murid
Go Bi Pai sudah keluar dengan membawa obor dan memeriksa
ke sana-sini,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mencelat keluar di antara
mereka, lalu mendekati Lu Leng.
"Anak Leng, ada urusan apa?" tanyanya.
"Guru, Nona Tam baik-baik saja?"
Tong Hong Pek tertegun mendengar pertanyaan Lu Leng
itu.
"Kenapa dia?" tanyanya,

1128
"Dia khawatir hatiku terlampau berduka, maka menemui
ku menjelaskan, bahwa dia tidak mencintai-ku. Dia lalu pergi
tapi ketika membelok, aku mendengar dia berseru kaget Aku
segera keluar, tapi dia sudah tidak kelihatan."
Mendengar penuturan itu Tong Hong Pek mengerutkan
kening, kemudian membalikkan badannya dan langsung
melesat pergi.
Lu Leng mengikutinya dari belakang. Tak lama sampailah
mereka di depan kamar Tam Goat Hua.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek langsung berseru-seru
memanggilnya.
"Goat Hua! Goat Hua!"
Terdengar suara Tam Goat Hua di dalam kamar "Hah",
kemudian menyahut
"Apakah telah terjadi sesuatu?"
Tong Hong Pek dan Lu Leng saling memandangi setelah
itu Tong Hong Pek menyahut.
"Tidak ada apa-apa, hanya kami melihat ada orang
menyelinap ke mari. Karena kami khawatir kau dicelakainya,
maka kami menengokmu."
Terdengar Tam Goat Hua tertawa.
"Hi hi! Bagaimana mungkin aku akan dicelakai orang?"

1129
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengibaskan tangannya
ke arah Lu Leng, agar Lu Leng pergi mencari tamu tak
diundang itu.
Dalam hati Lu Leng terasa heran sekali, karena tadi ketika
Tam Goat Hua menikung di koridor, jelas dia mengeluarkan
suara kaget Lagi pula di saat Lu Leng melesat keluar, dia
sudah tidak kelihatan, begitu cepat gerakannya.
Akan tetapi, kini terdengar suara Tam Goat Hua di dalam
kamar, bahkan juga bilang dirinya tidak apa-apa, sudah pasti
Lu Leng percaya.
Mereka berdua lalu pergi. Tong Hong Pek segera
memerintahkan kepada para murid Go Bi Pai agar segera
mengadakan pemeriksaan lagi.
Kini para tamu sebagian besar sudah mendusin. Yang
mempunyai hubungan erat dengan Go Bi Pai langsung
bergabung ikut memeriksa ke sana ke mari. Akan tetapi, sama
sekali tiada hasilnya.
Tong Hong Pek gusar sekali dalam hati dan membatin, tak
disangka ada orang berani kemari membuat ulah.
Tak seberapa lama kemudian, hari sudah mulai terang,
dan semua orang mulai pergi menyiapkan segalanya.
Hari pertama, masih begitu banyak tamu hadir.
Di antara para tamu, banyak pula yang tidak mempunyai
hubungan dengan Go Bi Pai, namun mereka datang hanya
ingin menyaksikan keramaian saja.

1130
Di antaranya terdapat si Walet Hijau-Yok Kun Sih, yakni
ketua Hui Yan Bun Sore harinya, tampak Hek Sin Kun dan Kim
Kut Lau muncul mendadak dengan langkah lebar.
Para jago tangguh, begitu melihat kehadiran mereka,
langsung mengerutkan kening, karena nama kedua orang itu
dalam rimba persilatan tidak begitu baik, bahkan banyak yang
menaruh dendam pada mereka, Namun memandang muka
tuan rumah, maka para jago itu tidak berani bertindak
sembarangan
Di saat bersamaan, muncul Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
dengan wajah dingin. "Mau apa kalian ke mari?" tanyanya.
Wajah Hek Sin kun tampak biasa. Dia tersenyum dingin
seraya menyahut dengan suara lantang.
"Hari ini hari baik Goat Hua! Dia adalah keponakan kami,
kenapa kami tidak boleh kemari?"
Saat itu para tamu di Cing Yun Ling sedang bercakapcakap
satu sama lain, namun sebagian besar dari mereka
mendengar suara Hek Sin kun.
Seketika mereka berhenti bercakap-cakap. Mengenai
indentitas Hek Sin Kun dan Kim Kut lau memang misterius,
namun amat membingungkan, sebab Tam Goau Hua adalah
keponakan mereka.
Wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berubah tak sedap
dipandang, kemudian membentak.
"Pergilah kalian!"
Kim Kut Lau tertawa gelak.

1131
"Haha ha! Kakak ipar, Kami tidak mau pergi, kau mau
apa?"
Para tamu yang berdiri tak jauh dari situ, di antaranya
menaruh dendam pada mereka berdua, Diam-diam mereka
bergirang dalam hati, sebab apabila Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
turun tangan, mereka berdua pasti tidak dapat meloloskan
diri. Memang benar. Begitu Kim Kut Lau usai berkata, wajah
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berubah menjadi bengis, Dia
mengepal tinju sampai mengeluarkan suara "Krek",
Namun Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau tetap acuh tak acuh.
"Kakak ipar, kami membawa suatu barang untukmu, kau
mau terima sekarang?" kata Hek Sin Kun.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun, bahkan membatalkan
niatnya menyerang mereka dengan ilmu Hian Bu Sam Na.
Kemarin setelah dia mendengar apa yang dituturkan Han
Giok Shia dan Lu Leng, hatinya menjadi tidak tenang, hampir
seharian dia memeriksa tempat itu, bahkan turun gunung
untuk menjaga di formasi Kiu Miau Tin semalaman
Ketika hari mulai terang, barulah dia kembali ke Cing Yun
Ling, Walau belum bertemu Tong Hong Pek, namun dia sudah
mendengar ada orang menyelinap ke tempat itu semalam,
hanya bagaimana jelasnya dia masih belum tahu.
Di saat dia baru mau pergi menemui Tong Hong Pek,
justru muncul Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau.
Setelah tertegun sejenak, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
bertanya,

1132
"Barang apa?!"
Kim Kut Lau tertawa.
"Ha ha! Kakak ipar, tadi kau mengusir kami, bukankah
tidak akan memperoleh barang itu?"
Kim Kut Lau berkata sambil mengangkat bahu, sikapnya
itu amat kurang ajar sekali,
Wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak kehijau-hijauan,
kemudian dia membentak keras.
"Barang apa?"
Suara bentakannya bergema, Ternyata dia menggunakan
Lweekang. Dua puluh tahun lalu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
bermukim di pulau Hwee Ciau, Tindakannya antara sesat dan
lurus, kepandaiannya amat tinggi.
Dua puluh tahun kemudian, lweekangnya otomatis
bertambah tinggi, maka suara bentakannya bagaikan geledek
menggelegar di siang hari bolong. Oleh karena itu, tidak
mengherankan kalau para jago tersentak semua, Hek Sin Kun
dan Kim Kut Lau berada di hadapan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Tampak badan mereka bergoyang-goyang tergetar oleh suara
bentakan itu.
Setelah badan mereka berhenti bergoyang, barulah
mereka berdua merasa agak lega, namun wajah mereka justru
berubah menjadi pucat pias.
Ternyata mereka mendengar suara siulan Tong Hong Pek,
lalu tampak sosok bayangan berkelebat ke arah Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen, yang tidak lain Giok Bin Sin Kun-Tong Hong

1133
Pek, "Saudara Sen, ada apa?" Ketika melihat Hek Sin Kun dan
Kim Kut Lau, kening Tong Hong Pek langsung berkerut seraya
membentak
"Mau apa kalian ke mari?" Wajah Hek Sin Kun dan Kim Kut
Lau yang sudah pucat itu bertambah pucat, lalu mereka cepatcepat
menyurut selangkah ke belakang.
"Kami ke mari memberi selamat padamu...." Wajah Tong
Hong Pek berubah menjadi bengis dan membentak lagi.
"Siapa yang menghendaki kalian berdua ke mari memberi
selamat?"
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau tergolong orang yang cukup
berkedudukan dalam rimba persilatan, namun Tong Hong Pek
justru membentak-bentak mereka di hadapan para jago.
Dapat dibayangkan betapa gusarnya mereka berdua,
namun hanya tersirat di wajah.
Akan tetapi, berselang sesaat, wajah mereka berubah
normal kembali, sebab berhadapan dengan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, tentunya
mereka tidak berani melampiaskan kegusaran.
Tong Hong Pek maju selangkah, seketika juga Hek Sin Kun
dan Kim Kut Lau menyurut mundur tiga langkah.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menghardik
"Cepat pergi! Hati-hati selanjutnya jangan bertemu aku!"
Hek Sin Kun tersenyum getir

1134
"Kami menyerahkan barang, lalu segera pergi.”
Hek Sin Kun mengeluarkan sepucuk surat, kemudian
dilemparkannya ke arah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menjulurkan tangan kirinya untuk
menyambut surat tersebut Tong Hong Pek berdiri di sjsinya,
melihat di sampul surat itu tertulis alamat "Kepada Tam Sen",
Tong Hong Pek tertegun ketika melihat tulisan itu, dia dan
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen saling me-mandang, kemudian Tam
Sen mengeluarkan surat tersebut sekaligus membacanya.
"Mendengar putri Anda akan menikah, menantu adalah
Tong Hong Pek. Setelah mendengar berita tersebut jadi girang
bukan main, Anda dan menantu, jangan saling merebut,
pakailah cermin tembaga itu!
Seusai mereka membaca, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
langsung meremas-remas surat itu.
Kemudian dia mendongakkan kepala, Dilihatnya Hek Sin
Kun dan Kim Kut Lau masih berdiri di situ.
Tangan Hek Sin Kun memegang sebuah cermin tembaga.
Wajah Tong Hong Pek kelihatan gusar sekali, namun
ketika dia mau turun tangan, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen cepatcepat
mencegahnya, kemudian menatap mereka berdua
seraya bertanya.
"Dia berada di mana?"
Kim Kut Lau tersenyum licik.

1135
"Kami tidak tahu," sahutnya
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatap Tong Hong Pek sejenak,
setelah itu menghela nafas panjang sambil mengibaskan
tangannya.
"Kalian berdua pergilah!"
Kim Kut Lau tertawa,
"Ha ha! Baik, kami pergi!"
Begitu melihat tulisan itu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek, sudah menduga siapa penulisnya.
Sedangkan Cit Sat Sin Kun amat kacau hatinya dan
tegang, sebab orang itu akan muncul dan dia harus
menghadapinya, Maka dia segera mengusir Hek Sin Kun dan
Kim Kut Lau.
Tong Hong Pek mendongakkan kepala, dilihatnya Hek Sin
Kun dan Kim Kut Lau berjalan pergi dengan langkah lebar,
sedangkan cermin tembaga itu berada dekat kakinya.
Para tamu yang menaruh dendam pada mereka berdua,
sama sekali tidak berani turun tangan, karena memandang
muka tuan rumah. Tapi wajah mereka tampak tidak senang,
Mendadak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, membentak.
sifatnya memang begitu, apa yang dipikirkan pasti segera
dilaksanakannya, "
"Berhenti!"

1136
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau tertegun, lalu v segera
berhenti dan membalikkan badan.
"Ada urusan apa?"
"Kalian berdua berani ke mari, tanpa mohon pamit sudah
mau pergi begitu saja?" sahut Tong Hong Pek dingin.
Air muka mereka berdua berubah, lalu berkata dengan
serentak
"Kami ke mari hanya mengantar surat, maka setelah surat
itu sampai kami harus segera pergi."
Tong Hong Pek tertawa.
"Ha ha! Mau pergi silahkan, tapi harus merangkak!"
Wajah Kim Kut Lau berubah hebat.
"Kau bilang apa?" tanyanya dengan suara gemetar
Tong Hong Pek melangkah ke depan lalu membentak.
"Kalian tidak dengar? Kusuruh kalian merangkak
meninggalkan tempat ini! Kalau tidak, aku pasti turun tangan!"
"Tuan Tong Hong, kami masih terhitung tingkatan tua,
kau...." sahut Hek Sin Kun dengan suara dalam, Namun
ucapannya belum selesai, mendadak badan Tong Hong Pek
berkelebat Di saat hampir bersamaan terdengar suara "Plak!
Plak" menyusul terdengar lagi suara "Bum" Tampak Hek Sin
Kun m dan Kim Kut Lau berpencar

1137
Suara "Bum" itu ternyata suara pukulan Hek Sah Ciang
yang dilancarkan Hek Sin Kun, Namun cepat sekali Tong Hong
Pek berkelit, maka pukulan itu meleset dan menghantam
sebuah batu sehingga batu itu hancur berantakan.
Ketika semua orang memandang Hek Sin Kun, tampak pipi
Hek Sin Kun membengkak kebiru-biruan, mulut mengeluarkan
darah dan giginya copot dua buah.
Ternyata tadi Tong Hong Pek menamparnya, dan karena
gerakannya amat cepat sehingga Hek Sin Kun tak dapat
berkelit,
Hek Sin Kun menarik nafas dalam-dalam.
"Merangkak tidak?" bentak Tong Hong Pek.
Kim Kut Lau menyahut dengan wajah tak sedap di
pandang.
"Tuan Tong Hong, kau terlampau mendesak orang."
Tong Hong Pek tertawa gelak.
"Ha ha ha! Aku tidak pernah mengampuni siapa pun! Mau
merangkak tidak?"
Saat itu, Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun sungguh salah
tingkah!
Kalau mereka berdua menuruti Tong Hong Pek, tentunya
Tong Hong Pek tidak akan turun tangan lagi, Akan tetapi, di
hadapan begitu banyak jago rimba persilatan mereka berdua
harus merangkak meninggalkan Cing Yun Ling, lalu di mana
mereka menaruh wajah?

1138
Kalau tidak merangkak, mereka berdua pasti celaka di
tangan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, bahkan kemungkinan
besar nyawa mereka pun akan melayang,
Bagian 24
Ketika mereka berdua ke Go Bi Pai, sikap mereka begitu
gagah berani karena mempunyai dekingan, Namun kini orang
yang mereka andalkan itu justru tidak kelihatan sama sekali,
Mereka berdua berdiri terpaku dengan wajah pucat pias.
Tong Hong Pek tertawa dingin sambil mendekati mereka
selangkah demi selangkah.
"Kalian diam saja, apakah tidak mau merangkak?"
bentaknya.
Mendadak Kim Kut Lau tertawa keras.
"Ha ha ha! Tuan Tong Hong, percuma kau memperlakukan
kami dengan cara begini, tiada artinya sama sekali! Dua tahun
yang lalu ketika Liok Ci Khim Mo menimbulkan petaka dalam
rimba persilatan, kenapa kau tidak muncul menegakkan
keadilan?"
"Benar katamu, aku memang senang menghina orang
yang dapat dihina. Siapa suruh kepandaian kalian jauh lebih
rendah dariku?" sahut Tong Hong Pek dingin,
Dia lalu menjulurkan tangannya mencengkeram ke arah
mereka,

1139
Begitu melihat Tong Hong Pek menjulurkan tangannya,
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau segera meloncat ke kiri dan ke
kanan,
Badan Tong Hong Pek segera berputar ke arah Kim Kut
Lau sambil mengeluarkan jurus Wan Kauw Ceh Cih (Monyet
Meloncat Mencengkeram), dan berhasil mencengkeram bahu
Kim Kut Lau.
Setelah itu dia bersiul panjang. Mendadak badannya
mencelat ke atas sambil mencengkeram bahu Kim Kut Lau.
Sudah tentu Kim Kut Lau terbawa ke atas pula, kemudian
Tong Hong Pek melayang turun di hadapan Hek Sin Kun.
Ketika kakinya baru menginjak tanah, Hek Sin Kun sudah
melancarkan serangan, dengan jurus Tui Coan Mong Goat
(Mendorong jendela Memandang Bulan), Hek Sin Kun
menggunakan sembilan bagian tenaganya, maka betapa
dahsyatnya pukulan itu.
Akan tetapi, Tong Hong Pek justru malah berdiri tak
bergerak jarak mereka amat dekat, sedangkan pukulan itu
sudah mengarah dada Tong Hong Pek.
Di saat bersamaan mendadak Tong Hong Pek
menggerakkan tangan kirinya untuk menangkis serangan itu.
Plak! Kedua pukulan itu beradu, menyusul terdengar pula
suara "Krek! Krek! Krek!
Ternyata tulang lengan dan bahu Hek Sin Kun telah patah,
Hek Sin Kun menahan sakit sambil termundur-mundur, namun
Tong Hong Pek segera maju mencengkeram bahunya.
-ooo0oooKANG
ZUSI WEBSITE http://cerita-silat.co.cc/
1140
Bab 52
Gerakan Giok Bin Sin Kun Tong Hong Pek begitu cepat,
maka hanya dua tiga gebrakan saja Hek Sin Kun dan Kim Kut
Lau sudah jatuh ke tangannya, itu membuat para tamu
terbelalak, kemudian terdengar tepuk sorak yang riuh
gemuruh.
Sedangkan Tong Hong Pek mendengus.
"Hm! Mau merangkak tidak?"
Tong Hong Pek mengerahkan tenaganya, membuat bahu
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau terasa sakit sekali.
Namun walau merasa sakit, Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau
tetap tidak mau merangkak, malahan berkertak gigi.
Tong Hong Pek mengangkat mereka berdua, lalu berjalan
ke tepi sebuah tebing, Kelihatannya dia ingin melemparkan
mereka ke bawah.
Di saat itulah terdengar suara seruan Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen.
"Saudara Tong Hong, lepaskanlah mereka!"
Tong Hong Pek menolehkan kepala seraya bertanya.
"Kenapa?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menggeleng-gelengkan kepala.
"Pandanglah muka kakak mereka?"

1141
Tong Hong Pek mengerutkan kening.
"Kau...."
Hanya itu yang dicetuskannya, wajahnya tampak
terperanjat dan langsung melepaskan cengkeraman-nya,
maka Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau jatuh ke tanah.
Jarak mereka hanya setengah depa dari tepi tebing, maka
mereka berdua menarik nafas dalam-dalam, tak berani
bergerak.
Tong Hong Pek memelototi mereka, kemudian membentak
"Masih belum mau enyah?"
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau bangkit berdiri, lalu saling
memapah berjalan pergi dengan tertatih-tatih.
Tak seberapa jauh mereka berdua berjalan, mendadak
melihat segulung asap dan sosok bayangan tinggi besar
berkelebat ke tempat itu lalu berhenti sambil memandang Hek
Sin Kun dan Kim Kut Lau.
"Ternyata dengan cara demikian ketua Go Bi Pai
menyambut tamu!"
Semua orang melihat tangan orang tinggi besar itu
memegang sebuah obor, ternyata si Duta Api 0bor. Dia
muncul, Liat Hwe Cousu pasti menyusul pula, Semua orang
tahu bahwa pernikahan tersebut pasti akan berlangsung tidak
sederhana.

1142
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terheran-heran dan tidak habis
pikir, formasi yang dibentuknya di bawah sana khususnya
untuk menghadapi Liat Hwe Cousu, "
Walau hanya Tam Ek Hui yang menjaga di situ, tapi
formasi itu amat lihay, tentunya meskipun tidak dapat melukai
Liat Hwe Cousu, namun pasti dapat menahan mereka satu dua
hari di sana.
Kini bertambah Han Giok Shia, sedangkan kepandaian
gadis itu sudah berada di atas Tam Ek Hui, maka formasi
tersebut akan bertambah lihay. Akan tetapi bagaimana Hwa
San si Duta Api Obor dapat tiba di Cing Yun Ling?
Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen baru mau bertanya,
mendadak si Duta Api Obor berseru.
"Hwa San Liat Hwe Cousu datang!"
Sebelum suara seruannya sirna, sudah tampak seorang
berambut merah, berjubah merah dan wajah tampak aneh
melayang menuju Cing Yun Ling. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek mendengus, "Hm! Liat Hwe Cousu, kau juga ke mari?"
Wajah Liat Hwe Cousu tampak berseri-seri. "Saudara Tong
Hong, selamat! Selamat!" Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
sama sekali tidak tahu apa yang terkandung di dalam hatinya,
namun tahu Liat Hwe Cousu berkepandaian tinggi sekali, tidak
dapat disamakan dengan Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau.
Oleh karena itu, dia pun tertawa gelak, "Ha ha ha!
Terimakasih! Terimakasih!" Liah Hwe Causu membalikkan
badannya menghadap Cit San Sin Kun, lalu berkata sambil
tersenyum-senyum,
"Formasi yang Anda bentuk itu cukup hebat lho!"

1143
Cit Sat Sin Kun tertegun mendengar ucapan itu. "ltu cuma
merupakan formasi cakar ayam, tidak berarti sama sekali,"
sahutnya.
Liat Hwe Cousu tertawa kering, t"He he he! sesungguhnya
formasi itu cukup merepotkan diriku, namun muncul
seseorang, dia yang membawa kami keluar dari formasi itu,
Tam Tocu, kau tahu siapa dia?"
Wajah Cit Sat Sin Kun tampak memutih,
"Tentu tahu."
Liat Hwe Cousu tertawa gelak,
"Ha ha ha! Aku tidak mempersulit kedua muda mudi itu,
legakanlah hatimu!"
Usai berkata begitu, tangannya dikibaskan ke belakang
seraya memberi perintah
"Serahkan kedua orang itu kepada Tam Tocu, terima kasih
atas penyambutannya!"
Ketjka mendengar Tam Ek Hui dan Han Giok Shia sudah
jatuh ke tangan Liat Hwe Cousu, hatinya menjadi gugup dan
panik.
Karena dia yang membentuk formasi itu untuk
menghadapi Liat Hwe Cousu, tentunya akan membuat Liat
Hwe Cousu mendendam,
Kini putranya sudah jatuh ke tangannya, itu merupakan
kesempatan baginya untuk mempermalukan Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen di hadapan para tamu, Sudah lama sifat buruk Cit

1144
Sat Sin Kun-Tam Sen berubah baik, maka ketika mulai muncul
kembali di rimba persilatan dia tidak mau menggunakan
julukan Cit Sat Sin Kun lagi.
Akan tetapi, dalam suasana begini, mau tidak mau dia
harus bergebrak.
Karena itu, dia memberi isyarat kepada Tong Hong Pek,
mereka berdua lalu maju,
Di saat bersamaan, muncul empat orang Iagi, yakni Tam
Ek Hui dan Han Giok Shia serta dua Tongcu Hwa San Pai. Tam
Ek Hui dan Han Giok Shia berjalan di depan, sedangkan kedua
Tongcu itu berjalan di belakang,
Wajah Tam Ek Hui tampan dan gagah, sedangkan Han
Giok Shia cantik jelita dan tersenyum-senyum, kelihatannya
mereka berdua sama sekali tidak dikuasai Liat Hwe Cousu.
Menyaksikan itu, barulah Cit Sat Sin Kun menarik nafas
lega.
Liat Hwe Cousu justru tertawa.
"Ha ha! Tam Tocu, kau kira aku akan turun tangan
terhadap tingkatan muda?"
Tam Sen tidak menyangka Liat Hwe Cousu akan bertanya
begitu, maka dia tertegun kemudian tersenyum, sedangkan
Tam Ek Hui dan Han Giok Shia segera menghampirinya.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera bertanya berbisik
"Bagaimana rupa orang yang membawanya keluar dari
formasi itu? Kalian melihat jelas rupanya?"

1145
Tam Ek Hui menyahut dengan suara rendah.
"Ayah, amat panjang kalau dituturkan Aku masih ingin
bertanya sesuatu kepada Ayah."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengerutkan kening,
"Nanti saja baru omong!"
Tam Ek Hui dan Han Giok Shia segera mundur ke
samping, kemudian terdengar Liat Hwe Cousu bertanya,
"Waktu baik kapan?"
Tong Hong Pek menyahut
"Sore hari pukul empat, kedatangan Cousu sungguh
kebetulan sekali! Karena belum terlambat!"
Usai menyahut, Tong Hong Pek menyuruh orang untuk
mengantar Liat Hwe Cousu ke ruang istirahat
Si Duta Api Obor berjalan duluan, setelah itu barulah Liat
Hwe Cousu, Tong Hong Pek, Tam Sen, Tam Ek Hui dan Han
Giok Shia mengikuti dari belakang menuju See Thian Hong.
Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di See
Thian Hong, pihak Hwa San Pai menuju ruang istirahat,
sedangkan Tong Hong Pek, Tam Sen, Tam Ek Hui dan Han
Giok Shia menuju ruang besar
Lu Leng menjaga di situ, agar tidak ada orang menyelinap
ke sana, Begitu mereka berempat tiba, Lu Leng langsung
menyongsong,

1146
"Apakah Goat Hua pernah keluar?" tanya Tong Hong Pek.
Diam-diam Lu Leng menghela nafas panjang, Tidak, dia
terus berada di dalam kamar." Tong Hong Pek mengeluarkan
suara "Ng", Mereka semua lalu duduk, kemudian Cit Sat Sin
Kun menghela nafas.
"Saudara Tong Hong, bukan aku omong kosong, di kolong
langit ini yang mampu memecahkan formasi itu, selain aku
hanya terdapat satu orang, tentunya Saudara Tong Hong
tahu!"
Tong Hong Pek manggut-manggut, wajahnya tampak
serius sekali.
"Itu... pertanda dia telah datang!" kata Tam Sen,
"Memang sudah datang, namun hingga saat ini dia masih
belum memperlihatkan diri, entah apa maksudnya?" sahut
Tong Hong Pek dengan suara dalam.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang,
"Aku tahu, selama ini dia amat membenciku, sedangkan
aku... aaah! Saudara Tong Hong, selain kita harus berhatihati,
tiada jalan lain. Selama ini, mungkin dia telah berhasil
menguasai ilmu Mit To Tay Hoat (Ilmu Iblis), kitab
peninggalan ayahnya."
Sepasang alis Tong Hong Pek yang bagaikan golok
terangkat ke atas.
"Saudara Tam, tentang Mit Mo Tay Hoat, aku cuma
mendengarnya, tidak tahu bagaimana isinya, Konon terdapat
ilmu silat yang amat di luar dugaan?"

1147
Tam Sen manggut-manggut.
"Tidak salah, sebagian besar sudah tidak merupakan ilmu
silat, melainkan ilmu sihir iblis, Dapat mengelabui penglihatan
dan mengendalikan pikiran orang lain, Kita bilang dia belum
muncul, tapi mungkin sudah berada di sekitar kita."
Lu Leng, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia terheran-heran,
karena ketika mendengar mereka berdua membicarakan orang
tersebut, kedengarannya mempunyai asal-usul yang luar
biasa.
Di saat mereka bertiga mendengar tentang itu, seketika
saling memandang, bahkan menengok ke sana ke mari pula,
apakah terdapat orang lain di situ,
Mereka berlima duduk di ruang besar Selain mereka
berlima, memang tidak terdapat orang lain,
Han Giok Shia yang tidak sabaran itu segera bertanya.
"Yang Cianpwee bicarakan itu apakah Liok Ci Khim Mo?"
Tong Hong Pek dan Tam Sen menggelengkan kepala.
"Bukan."
Tam Sen memandang Tam Ek Hui cukup lama, Pemuda itu
amat cerdas, maka langsung bertanya,
"Ayah, apakah orang itu punya hubungan dengan diriku?"

1148
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun, lama sekali tidak
bersuara, Kemudian dia bangkit berdiri dan berjalan mondarmandir
beberapa langkah, setelah itu barulah berkata.
"Saudara Tong Hong, biar bagaimanapun begitu waktu
tiba, harus segera mengadakan upacara pernikahan. Liat Hwe
Cousu kelihatan memang tidak berniat baik, namun di
hadapan begitu banyak orang, mungkin dia tidak berani turun
tangan."
Tong Hong Pek manggut-manggut, kemudian mereka
berdua lalu masuk ke dalam. Tam Ek Hui cepat-cepat
menggenggam tangan Lu Leng. Dia sudah mendengar dari
Han Giok Shia mengenai semua kejadian mereka berdua,
karena itu dia amat terharu terhadap Lu Leng, Bersamaan itu
dia pun tahu bagaimana keadaan dalam hatinya,
"Adik Leng...." Setelah memanggil dia pun tertawa sambil
menepuk Lu Leng seraya melanjutkan "Kau amat cerdas,
maka aku tidak usah banyak bicara, Ya, kan?"
Lu Leng tahu apa yang dimaksudkan Tam Ek Hui, tidak
lain adalah mengenai Tam Goat Hua, maka dia cuma
tersenyum getir
Tam Ek Hui dan Han Giok Shia bercakap-cakap sejenak,
tak lama mereka berdua meninggalkan ruang besar itu.
Lu Leng memandang punggung kedua orang itu, diamdiam
menghela nafas panjang dan memejamkan mata,
seketika muncul bayangan Tam Goat Hua. Walau Tam Goat
Hua tidak mencintainya, namun dia tetap tidak bisa
melupakannya, sedangkan gadis itu, justru mencintai gurunya,
sebaliknya dalam hatinya, Lu Leng tetap mencintai Tam Goat
Hua,

1149
Dia terus menghela nafas panjang, mendadak dia
mendengar suara gadis berkata,
"Tuan Tong Hong, pengantin wanita merasa malu,
Sebelum waktunya, dia tidak mau menemuimu, kau jangan
berkeras mau masuk."
Lu Leng mengenali suara gadis itu, tidak lain pendamping
pengantin wanila, dan itu membuat Lu Leng bergumam dalam
hati,
"Alangkah baiknya ucapan itu ditujukan kepadaku. Betapa
bahagianya aku jika aku mempelai lelaki...."
Lu Leng bangkit berdiri Dilihatnya tiga wanita melangkah
ke dalam, Begitu melihat mereka, Lu Leng sudah tahu bahwa
mereka bertiga adalah murid Hui Yan Bun, maka tidak
bersuara.
Ketiga wanita itu tidak memperhatikan Lu Leng, langsung
duduk dan mulai bercakap-cakap,
"Lewat hari ini, sudah tiada keramaian untuk ditonton
lagi," ujar salah seorang dari mereka,
"Belum tentu, sebab urusan ini amat aneh. Usia Giok Bin
Sin Kun sudah lima puluhan, justru memperistri seorang gadis
muda belia, Menurutku, mempelai lelaki seharusnya bocah Lu
itu," sahut salah seorang temannya.
Mendengar ucapan itu hati Lu Leng seperti tersayat Ketika
baru mau melarang mereka bertiga omong sembarangan yang
satu lagi sudah menghela nafas,

1150
Lu Leng segera menoleh untuk memandangnya. Dilihatnya
gadis yang menghela nafas itu berusia tujuh belasan,
Gadis itu cantik jelita, Lu Leng masih ingat ketika Yok Kun
Sih, ketua Hui Yan Bun datang, Tong Hong Pek
menyambutnya, gadis itu menyebut namanya Toan Bok Ang.
Dua wanita lain tertawa serentak ketika mendengar helaan
nafas itu, kemudian yang satu beitanya,
"Paman guru kecil, kenapa kau menghela nafas?"
Toan Bok Ang tertawa.
"Kalian berdua cuma tahu perbedaan usia, namun tidak
tahu soal cinta, Kalian harus tahu, cinta tidak mengenal usia."
Kedua wanita itu tertawa cekikikan
Toan Bok Ang langsung melotot
"Apa yang kalian tertawakan?"
Walau usia Toan Bok Ang masih muda, namun tingkatnya
lebih tinggi dari kedua wanita itu, Maka, ketika melihat Toan
Bok Ang melotot, mereka berdua berhenti tertawa,
"Cinta itu amat aneh, jangankan mencintai orang yang
lebih tua, bahkan akan pula mencintai sebuah pohon atau
sebuah batu lho!" kata Toan Bok Ang lagi.
Mendengar ucapan itu, kedua wanita tersebut ingin
tertawa, tapi tidak berani sehingga badan mereka bergoyanggoyang
karena menahan tertawa.

1151
Ketika mendengar itu, hati Lu Leng pun terharu sehingga
tanpa sadar dia berseru.
"Memang benar apa yang Nona katakan!"
Perlu di ketahui, Lu Leng duduk di sudut, maka mereka
bertiga tidak melihatnya Namun suara Lu Leng amat
mengejutkan mereka, maka mereka segera bangkit berdiri dan
membentak
"Siapa?"
Lu Leng bangkit berdiri
"Maaf, aku telah mengejutkan kalian bertiga!"
Toan Bok Ang menatapnya, Wajah gadis itu langsung
memerah dan segera menarik kedua wanita itu,
"Mari kita pergi!"
Lu Leng tidak mencegah, sebab saat ini hatinya telah
hampa dan beku.
Tak seberapa lama kemudian, hari mulai sore. Lu Leng ke
ruang besar menyuruh para murid Go Bi Pai tingkatan muda
untuk merapikan, kursi dan bangku, serta menyalakan lilin
merah. sedangkan dia sendiri cuma berdiri di sudut termangumangu.
Dia sendiri pun tidak tahu apa yang dipikirkannya,
Dia terus memandang api Htfn merah yang menyala,
pikirannya menerawang, di hadapannya seakan muncul begitu
banyak tamu, sedangkan dirinya berubah menjadi mempelai
lelaki, Mempelai wanita keluar, namun tidak mendekatinya,

1152
melainkan mendekati Tong Hong Pek "gurunya, sehingga dia
berseru perlahan.
"Kakak Goat! Kakak Goat!"
Suara seruannya tidak keras, tentunya tiada seorang pun
mendengarnya. Akan tetapi, mendadak terdengar suara tawa
di sisinya,
"Berduka ya?"
Betapa terkejutnya Lu Leng, Dia segera menolehkan
kepala, namun tiada seorang pun di situ.,
Lu Leng menggoyang-goyangkan kepala, karena curiga
pikirannya sedang menerawang, maka mendengar suara itu.
Saat itu, semua persiapan di ruang besar sudah hampir
beres. Beberapa tamu sudah duduk di situ, sedangkan Cit Sat
Sin Kun-Tam Sen, Tara Ek Hui dan Han Giok Shia menyambut
para tamu mempersilakan mereka duduk.
Lu Leng tetap berdiri di situ tak bergerak. Ketika
menyaksikan itu, dia menghela nafas panjang.
Baru saja dia menghela nafas, mendadak terdengar suara
itu lagi di belakangnya bernada dingin.
"Anak yang tak berguna!"
Lu Leng tertegun, sebab kali ini mendengar begitu jelas,
"Siapa?" tanyanya,

1153
"Apakah kau sudah tidak mengenali suaraku lagi?" sahut
suara itu.
Sebetulnya Lu Leng memang merasa kenal akan suara itu,
namun tidak ingat pernah mendengarnya di mana, Setelah
suara itu bertanya begitu, barulah dia ingat, bahwa itu suara
aneh di dalam goa. seketika hatinya tergerak, karena masih
ingat akan sikap Tam Sen ketika mendengar penuturan Han
Giok Shia, Sudah jelas orang yang menitip pesan itu adalah
orang aneh tersebut.
Kini, dia telah datang,
Walau Lu Leng pernah bercakap-cakap dengan orang aneh
itu, namun tidak tahu bagaimana rupanya, Setelah tertegun
sejenak, dia segera menoleh ke belakang.
Di saat itulah dia merasakan adanya serangkum angin
berhembus pergi.
Setelah menoleh, justru tiada seorang pun berada di
belakangnya, Bukan main herannya Lu Leng, padahal kini dia
telah berkepandaian tinggi, maka gerakannya amat cepat
sekali.
Untuk menoleh, dia cuma membutuhkan waktu sekejap,
namun orang itu dapat pergi begitu saja, itu sungguh tak
masuk akal
Lu Leng tidak melihatnya, karena orang itu muncul di
belakangnya,
Dia segera menghimpun hawa murni, kemudian disalurkan
ke jari telunjuknya, Orang aneh itu kawan atau lawan, dia

1154
tidak tahu jelas, maka bersiap-siap menghadapi segala
kemungkinan
Di saat dia sedang menghimpun hawa murni, suara itu
terdengar lagi di belakangnya,
"Apa kah kau tidak pernah mendengar suatu pepatah ?"
"Pepatah apa?" Lu Leng balik bertanya,
"Jauh di mata dekat di hati! Bocah goblok!"
Lu Leng tertegun Dia tahu bahwa itu ditujukan kepada
dirinya, Kedengarannya dia masih mau terus mengejar
Akan tetapi, satu jam lagi Tam Goat Hua dan Tong Hong
Pek akan bersembahyangan Langit dan Bumi, secara sah dan
resmi menjadi suami istri. Bagaimana mungkin masih "Jauh di
mata dekat di hati", sudah pasti jauh sekali.
Lu Leng tertawa getir beberapa kali justru di saat itu
terdengar lagi suara orang aneh,
"Bocah goblok! Apakah kau mengira aku sedang omong
kosong? Dua jam kemudian, kau akan tahu bahwa aku tidak
omong kosong, bahkan amat masuk akal pula."
Lu Leng tidak begitu mengacuhkan perkataan orang aneh
itu, hanya mengeluarkan suara "0h" tapi kemudian tersentak.
"Apa maksudmu?"
Kemudian dia bergerak cepat membalikkan badannya,
Kebetulan dia berdiri dekat pintu, Dilihatnya sosok bayangan

1155
berkelebat ke situ, ternyata seorang gadis. Ketika mendengar
suara Lu Leng, gadis itu tampak terkejut.
"Apa yang kumaksudkan?"
Begitu melihat, wajah Lu Leng langsung memerah.
Ternyata gadis itu Toan Bok Ang, murid kesayangan ketua Hui
Yan Bun.
"Tidak ada apa-apa!" sahut Lu Leng.
Kemudian Lu Leng menjulurkan kepalanya untuk
memandang ke arah koridor Dilihatnya banyak orang berlalu
lalang di koridor itu.
Terutama para tamu kaum wanita, mereka ingin melihat
mempelai wanita, Lu Leng tidak dapat membedakan siapa
yang berbicara dengannya tadi
Lu Leng mengerutkan kening sambil berpikir tentang
ucapan orang aneh itu, kedengaran akan terjadi suatu
perubahan nanti.
Kalau begitu, apa pula perubahan itu?
Karena sedang berpikir, justru melupakan keberadaan
Toan Bok Ang yang ada di sampingnya, Bibir gadis itu
bergerak seakan mau bicara, namun tak dapat dicetuskannya,
Berselang sesaat, gadis itu memberanikan diri memanggil.
"Lu Siauhiap!"
Suaranya terlampau rendah, maka Lu Leng tidak
mendengarnya.

1156
Toan Bok Ang menghela nafas panjang, kemudian
perlahan-lahan berjalan pergi. sedangkan Lu Leng mendadak
teringat akan sesuatu, kalau orang aneh itu muncul dari
koridor, kebetulan Toan Bok Ang muncul, pasti bertemu orang
aneh itu.
Setelah teringat akan itu, Lu Leng segera membalikkan
badannya, kemudian berseru dengan suara rendah.
"Nona Toan Bok Ang, harap tunggu sebentar!"
Suara seruan Lu Leng membuat sekujur badan Toan Bok
Ang tergetar, lama sekali baru membalikkan badannya,
wajahnya berseri tampak gembira sekali.
"Lu Siauhiap, kau kok tahu nama ku" tanyanya.
Lu Leng tersenyum.
"Ketika kau dan gurumu bertemu guruku, aku berada di
situ."
Hati Toan Bok Ang berdebar-debar keras, lalu dia berkata
dengan suara rendah,
"Kau,., kau terus ingat?"
Saat ini Lu Leng mendengar suara gadis itu agak bergetargetar,
itu bukan karena takut, melainkan karena terlampau
gembira.
"Tadi ketika Nona ke mari, apakah bertemu seseorang?"
tanyanya.

1157
Toan Bok Ang berpikir sejenak, lalu menggelengkan
kepala.
Tidak." sahutnya,
Lu Leng kecewa sekali.
"Kalau begitu, sudahlah!"
Lu Leng berkata begitu, pertanda sudah tiada pembicaraan
lagi, Akan tetapi, gadis itu justru tetap berdiri di situ, tidak
pergi.
Dia menundukkan kepaia, tapi lalu mendongak lagi untuk
memandang Lu Leng. Bibirnya bergerak seakan ingin bicara,
namun tidak mengeluarkan suara sedikit pun, hanya
tersenyum, itu membuat Lu Leng menjadi salah tingkah, Fihak
Hui Yan Bun datang memberi selamat, maka dia tidak boleh
berbuat salah terhadap gadis itu,
Oleh karena itu, ketika Toan Bok Ang tersenyum, dia pun
ikut tersenyum, itu justru membuat Toan Bok Ang terpukau.
Diam-diam Lu Leng menarik nafas, Ketika dia baru mau
melangkah pergi, mendadak terdengar suara seorang wanita
tua berseru sengit
"Anak Ang!"
Toan Bok Ang tersentak sadar, wajahnya berubah lalu
memandang Lu Leng seraya menyahut.
"Ya!"
Kemudian dia membalikkan badannya dan langsung
melangkah pergi.

1158
Lu Leng mendongakkan kepala, Ternyata yang berseru
memanggil Toan Bok Ang adalah si Walet Hijau-Yok Kun Sih.
Wajah Yok Kun Sih tampak gusar sekali, Bibir bergerakgerak
sepertinya dia sedang memarahi Toan Bok Ang. Gadis
itu menundukkan kepala.
Lu Leng berdiri agak jauh, maka sama sekali tidak
mendengar apa yang dikatakan Yok Kun Sih, hanya melihat air
mata gadis itu meleleh.
Toan Bok Ang menangis, Mengapa? Pikir Lu Leng. Namun
dia tidak terus memikirkan itu karena tidak menyangka bahwa
itu justru berhubungan dengan dirinya.
Lu Leng memandang ke koridor, memperhatikan orangorang
yang berlalu lalang di situ. Mendadak terdengar suara
yang amat berisik di ruang besar, maka Lu Leng segera
menoleh dan seketika juga mengerutkan kening.
Temyata Liat Hwe Cousu sudah hadir di situ. sebetulnya
tidak mengherankan hanya saja si Duta Api Obor yang
membuka jalan, memegang sebuah obor besar, Asapnya
memenuhi ruang besar itu, sehingga membuat para tamu lain
merasa terganggu. Tidak tampak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen,
mungkin pergi menemani mempelai lelaki Tong Hong Pek.
Terlihat Tam Ek Hui dan Han Giok Shia sedang ribut mulut
dengan Liat Hwe Cousu.
Lu Leng segera menghampiri mereka, kemudian terdengar
suara Tam Ek Hui.
"Liat Hwe Cousu, apakah obor itu boleh ditaruh di luar
untuk sementara waktu?"

1159
Liat Hwe Cousu mendongakkan kepala tanpa menyahut
Namun kedua Tongcu yang berdiri di belakangnya langsung
membentak
"Omong kosong! Cousu kami ke mana, Obor Suci itu pasti
berada di situ! Bagaimana boleh taruh di luar? Siapa kau, kok
banyak mulut?"
Han Giok Shia yang berada di samping Tam Ek Hui sudah
gusar hingga wajahnya tampak merah padam. Entah sudah
berapa kali ingin melampiaskannya namun Tam Ek Hui
mencegahnya dengan isyarat
Seusai kedua Tongcu itu membentak, barulah Tam Ek Hui
tertawa seraya menyahut.
"Aku memang pernah mendengar hal itu, tapi apakah
kalian berdua tidak melihat asap obor itu? Tidak sampai satu
jam, ruang besar ini pasti dipenuhi asap obor itu, sehingga
tidak tampak orang."
Kedua Tongcu itu tertawa, Kelihatannya mereka memang
ingin cari gara-gara.
Tam Ek Hui masih berkata baik-baik, namun Han Giok Shia
sudah tidak bisa menahan kegusarannya lagi,
"Phui! Liat Hwe Cousu, apa tingkahmu itu? Kau begitu
iseng, tidak takut akan ditertawakan orang?"
Liat Hwe Cousu diam saja, sepasang matanya dipejamkan
sedikit Namun ketika dibukanya kembali sorotnya tampak
begitu tajam, sehingga membuat Han Giok Shia menjadi
tertegun.

1160
Di saat itulah Liat Hwe Cousu justru tertawa dingin sambil
duduk. Si Duta Api Obor menghampirinya, Kemudian setelah
menancapkan obor besar itu dia mundur lalu berdiri di
belakang Liat Hwe Cousu, Begitu juga kedua Tongcu itu,
mereka juga berdiri di belakang Liat Hwe Cousu,
Saat itu, para tamu yang duduk di ruang besar tersebut,
amat tidak senang akan tingkah laku Liat Hwe Cousu, Mereka
tahu, bahwa di antara Liat Hwe Cousu dan Tong Hong Pek
terdapat sedikit pertikaian
Lagipula Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek pernah
mempermainkan Liat Hwe Cousu, yakni ketika menolong Lu
Leng dan Tam Goat Hua, maka Liat Hwe Cousu amat
membenci Tong Hong Pek. Kali ini Liat Hwe Cousu datang
dengan membawa si Duta Api Obor dan dua orang Tongcu
memang berniat mengacau.
Mendadak terdengar suara seruan di antara para tamu,
Ternyata seruan Yok Kun Sih atau ketua Hui Yan Bun,
"Tak disangka bahwa Hwa San Pai tergolong partai besar,
tapi para muridnya justru tidak tahu aturan sama sekali,
begitu pula ketuanya tak tahu kesopanan"
Ketika berkata begitu, Yok Kun Sih sengaja meninggikan
suaranya, maka semua tamu di ruang besar itu
mendengarnya.
Padahal para tamu memang sudah amat gusar terhadap
Liat Hwe Cousu, namun tiada seorang pun yang berani
berkata apa pun, hanya Yok Kun Sih seorang yang begitu
suaranya mengalun, suasana di ruang besar itu berubah
menjadi hening.

1161
Liat Hwe Cousu duduk membelakangi Yok Kun Sih, Dia
sama sekali tidak menoleh. Salah seorang Tongcu berbadan
pendek kecil dan memelihara sedikit jenggot, segera
membalikkan badannya seraya menyahut dengan dingin
"Kalau pihak Hui Yan Bun ingin tampil demi Go Bi Pai,
silakan cabut obor itu!"
Ucapan Tongcu itu membuat air muka Yok Kun Sih
berubah, sebab bernada menantang.
Di hadapan para tamu, kalau Yok Kun Sih tidak menerima
tantangan itu, kedudukan Hui Yan Bun dalam rimba persilatan
pasti merosot. Lagipula dia bersifat ingin menang sendiri.
Akan tetapi, dia justru tidak bangkit berdiri, karena tahu
jelas akan kepandaian Liat Hwe Cousu, Kalau sampai
bertarung, tentunya Yok Kun Sih bukan lawannya. Lagipula
seandainya dia tidak mampu mencabut obor besar itu untuk
dilempar keluar, akhirnya pasti mempermalukan diri sendiri.
seketika suasana di ruang besar berubah menjadi tegang
mencekam, semua orang langsung memandang Yok Kun Sih.
itu membuat Yok Kun Sih menjadi nekat. Dia langsung bangkit
berdiri dengan wajah menghijau tertawa dingin sambil
melangkah maju selangkah, terdengar suara "Krak", lantai
yang diinjaknya telah hancur
-ooo0ooo-
Bab 53
Ilmu silat Hui Yan Bun mengutamakan ilmu Ginkang,
namun saat ini Yok Kun Sih amat marah, maka ketika kakinya
menginjak lantai, Lweekang yang dilatihnya puluhan tahun
otomatis dikerahkan, sehingga lantai itu menjadi hancur

1162
Saat ini, para murid Hui Yan Bun justru paling tegang,
Mereka pun ikut bangkit berdiri serentak,
Yok Kun Sih langsung menghardik
"Kalian duduk saja! Aku justru ingin melihat Hwa San Pai
memiliki kepandaian apa!"
Padahal sesungguhnya, Hui Yan Bun dengan Go Bi Pai
tidak punya hubungan apa pun, hanya saja tadi dia
mencetuskan itu, kemudian ditantang oleh salah seorang
Tongcu, maka terpaksa harus maju menerima tantangan itu.
Yok Kun Sih sudah berjalan empat langkah, namun Liat
Hwe Cousu, si Duta Api Obor dan kedua Tongcu itu seakan
tidak melihatnya.
Ketua Hui Yan Bun tertawa aneh, Ketika dia baru mau
melesat ke arah obor besar, mendadak terdengar suara
seruan.
"Harap Yok Cianpwee tunggu, Go Bi Pai ada orangnya!"
Semua orang langsung memandang ke arah orang yang
berseru itu. Ternyata seorang pemuda tampan, hanya
wajahnya tampak muram, yang tidak lain Lu Leng murid Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Begitu mendengar suara seruan itu, Yok Kun Sih tidak jadi
melesat ke arah obor besar sedangkan Lu Leng berjalan
mendekati Liat Hwe Cousu, lalu memberi hormat
"Liat Hwe Cianpwee, bolehkah obor itu ditaruh di luar?"
tanyanya.

1163
Liat Hwe Cousu tetap diam.
"Tidak bisa!" sahut salah seorang Tongcu.
Mendengar sahutan yang bernada tanpa kompromi itu, Lu
Leng segera tahu bahwa mereka berniat cari gara-gara.
Tadi Lu Leng bertanya hanya berbasa-basi saja, tidak
berharap mereka mengabulkan maka dia tertawa dingin.
Tadi Tongcu ini berkata, apabila Hui Yan Bun ingin tampil
demi Go Bi Pai, boleh mencabut obor besar itu dibuang keluar!
Kini dari pihak Go Bi Pai sudah ada yang tampil, apakah
ucapan itu tetap berlaku?"
Apa yang dikatakan Lu Leng, kedengarannya amat
sederhana sekali.
Akan tetapi, semua orang yang berada di ruang besar itu
justru mengucurkan keringat dingin mencemaskannya,
Karena usia Lu Leng belum mencapai dua puluh,
sedangkan pihak Hwa San Pai itu, jangankan Liat Hwe Cousu,
yang bertiga itu pun dalam latihan sudah melampaui usianya,
Han Giok Shia dan Tam Ek Hui juga tidak menduga bahwa
Lu Leng akan berkata begitu, maka mereka berseru serentak.
"Adik Leng!"
Lu Leng menggoyang-goyangkan tangannya, pertanda
agar mereka jangan banyak bicara, Tam Ek Hui dan Han Giok
Shia saling memandang, kemudian ke belakang,

1164
Berselang sesaat, salah seorang Tongcu menyahut
"Tentu boleh!"
Lu Leng tertawa.
"Ha ha! Kalau begitu, maafkan aku bertindak kasar!"
Sembari berkata Lu Leng menggerakkan tangan kanannya
dan jari telunjuknya juga ikut bergerak. jaraknya dengan
kedua Tongcu dan si Duta Api Obor hanya satu depaan,
Lagipula dia pun yakin bahwa Liat Hwe Cousu tidak
memandang sebelah mata pun padanya. Oleh karena itu,
ketika dia sedang berbicara, sudah mengerahkan Lweekang,
kemudian mendadak menggerakkan jari telunjuknya dengan
jurus Sam Hoan Toh Goat (Tiga Lingkaran Mengelilingi Bulan)
Ser! Ser! Ser! Angin yang ditimbulkan oleh jari telunjuknya
menerjang ke arah tiga orang itu.
Ketiga orang itu berkepandaian tinggi. Kalau Lu Leng satu
lawan tiga, sudah pasti bukan tandingan mereka bertiga, Akan
tetapi saat ini, Lu Leng melancarkan serangan mendadak,
justru menggunakan ilmu Kim Kong Sin Ci yang telah lama
hilang itu.
Si Duta Api Obor dan kedua Tongcu itu merasakan adanya
tenaga yang amat dahsyat menyerang dada mereka.
Ketiga orang itu memang tidak memandang sebelah mata
pun terhadap Lu Leng, karena Lu Leng masih begitu muda,
Maka, ketika melihat Lu Leng melancarkan serangan, mereka
bertiga sama sekali tidak berkelit, bahkan si Duta Api Obor
malah maju selangkah.

1165
Dalam waktu se kejap, angin dari telunjuk Lu Leng sudah
berhasil menyerang bagian dada mereka,
Barulah mereka bertiga tahu adanya gelagat tidak beres,
namun sudah tidak bisa berkelit. Mendadak terdengar suara
jeritan, ternyata kedua Tongcu itu terhuyung-huyung tiga
langkah ke belakang lalu roboh.
Si Duta Api Obor cuma mundur dua langkah, namun dia
tidak sampai roboh, sebab Lweekangnya amat tinggi!
Di saat bersamaan, Lu Leng justru mencelat maju lalu
menyambar obor besar itu,
Dia pun menduga si Duta Api Obor pasti menyerangnya.
Oleh karena itu, ketika menyambar obor besar, Lu Leng
menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan sudah
siap menangkis serangan si Duta Api Obor,
Dugaan Lu Leng memang tidak meleset. Ternyata si Duta
Api Obor langsung menyerang, tapi Lu Leng berhasil
menangkis dengan jurus Siang Hong Cak Yun (sepasang
puncak Menembus Awan),
Terdengar suara benturan, kemudian terdengar pula suara
jeritan si Duta Api Obor, Dia terpental ke belakang tujuh
delapan langkah, lalu membentur sebuah pohon.
Lu Leng tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, maka
langsung melemparkan obor besar itu keluar Setelah itu, dia
menganggap semua urusan itu telah selesai, Kalaupun Liat
Hwe Cousu gusar, tapi sudah tidak punya muka untuk
mengambil obor besar itu lagi, sementara obor besar itu
meluncur Ketika hampir keluar dari ruang besar, mendadak
Liat Hwe Cousu bangkit berdiri Tanpa kelihatan bergerak,

1166
tahu-tahu badannya bagaikan segulung api menerjang ke arah
obor besar itu, Disambutnya obor besar itu dan langsung
kembali sekaligus menancapkan obor besar itu ke tempat
semula, itu dilakukannya dalam sekejap.
Lu Leng tertegun, sedangkan Liat Hwe Cousu sudah
mendekati si Duta Api Obor
Saat ini, tampak wajah si Duta Api Obor menghijau, badan
gemetar dan keringatnya terus mengucur . .
Ketika Liat Hwe Cousu baru mendekatinya, bibirnya
kelihatan bergerak, kemudian menyemburkan darah segar
"Uaaakh!"
Setelah itu dia berkata.
"Guru, balas... dendamku!"
Liat Hwe Cousu baru mau memapahnya, namun si Duta
Api Obor sudah jatuh tak bangun lagi.
Saat ini, Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun sudah berada
di ruang besar Ketika menyaksikan itu, mereka berdua
terbelalak karena terlampau tertegun, Begitu pula para tamu
yang berada di situ, termasuk Lu Leng sendiri juga terheranheran.
perlu diketahui, kedudukan si Duta Api Obor di Hwa
San Pai hanya di bawah ketua, di atas dua belas Tongcu.
Setiap generasi penerusnya, semuanya dipilih dari salah
satu kedua belas Tongcu yang berkepandaian paling tinggi,
kemudian si Duta Api Obor yang mau diganti itu akan
menurunkannya ilmu Hian Bun Sin Ciang dan Hian Sin Hoat.

1167
Oleh karena itu, dapat dibayangkan betapa tinggi
kepandaian si Duta Api Obor Maka tidak mengherankan kalau
Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, para tamu dan Lu
Leng sendiri menjadi tertegun, ketika melihat si Duta Api Obor
roboh.
Tampak Liat Hwe Cousu berdiri tertegun di samping si
Duta Api Obor.
"Bagus! Bagus! Sobat dari mana membantu secara diamdiam,
Hwa San Pai amat berterima kasih sekali!" katanya
kemudian.
Semula Lu Leng pun menyangka ada orang membantunya,
namun setelah berpikir sejenak, dia yakin tidak dibantu oleh
siapa pun, sebab kematian si Duta Api Obor, dikarenakan
terluka dalam, bukan terserang senjata rahasia.
Karena itu, Lu Leng segera berkata.
"Tidak ada orang membantuku, maka Liat Hwe Cianpwee
tidak perlu bertanya lagi!"
Liat Hwe Cousu membelalakkan matanya menatap Lu
Leng, maka Giok Bin Sin Kun cepat-cepat berseru,
"Anak Leng mundur!"
Lu Leng tahu akan kepandaian Liat Hwe Cousu, maka
segera mundur beberapa depa. Namun Liat Hwe Cousu sudah
berkata dengan suara dalam,
"Kau tidak usah mundur, kematian si Duta Api Obor, harus
ketua yang turun tangan membalas dendamnya, ini
merupakan peraturan Hwa San Pai turun temurun!"

1168
Berdasarkan kedudukan Liat Hwe Cousu, memang tidak
pantas turun tangan terhadap Lu Leng yang masih muda itu,
Akan tetap i, justru terdapat peraturan tersebut dalam
partai Hwa San, maka secara langsung Liat Hwe Cousu boleh
membunuh Lu Leng. sedangkan Lu Leng sudah berdiri di
samping Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dan
sudah tidak banyak bicara lagi,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa ketika melihat
Liat Hwe Cousu mengatakan begitu.
"Liat Hwe! Ternyata kau ke mari memang sengaja mau
cari gara-gara!" katanya,
Liat Hwe Cousu tertawa dingin.
"Muridmu berkepandaian tinggi, kenapa kau harus
mewakilinya untuk tampil?"
Saat itu, semua orang masih terheran-heran terhadap Lu
Leng yang membunuh si Duta Api Obor, Mereka semua tidak
habis pikir.
Padahal sesungguhnya, berdasarkan kepandaian Lu Leng,
memang tidak masuk akal hanya sekali turun tangan langsung
membunuh si Duta Api 0bor. Tapi buktinya dia mati di tangan
Lu Leng, Kelak Lu Leng baru menyadari akan hal tersebut
sehingga kepandaiannya menjadi maju pesat.
Ternyata kematian si Duta Api Obor, justru dikarenakan
ilmu Hian Bun Sin Ciangnya sendiri, sedangkan jurus siang
Hong Cak Yun hanya membangkitkan ledakan tenaga Hian
Bun Sin Ciang saja.

1169
Sesungguhnya ilmu Hian Bun Sin Ciang bukan berasal dari
Hwa San Pai, melainkan berasal dari Siauw Lim Pai sekte
barat, karena salah seorang murid Siauw Lim Pai bergabung
dengan Hwa San Pai, kemudian diangkat sebagai si Duta Api
0bor.
Ilmu Hian Bun Sin Ciang mengandung hawa "Yang",
bertenaga keras, namun ilmu tersebut masih di bawah tingkat
ilmu King Kong Sin Ci. Maka, ketika si Duta Api Obor
menyerang dengan Hian Bun Sin Ciang, kebetulan Lu Leng
menangkis dengan jurus Siang Hok Cak Yun, walau Lweekang
Lu Leng tidak dapat dibandingkan dengan Lweekang si Duta
Api Obor, tapi tenaga Kim Kong Sin Ci amat dahsyat,
membuat hawa murni di tubuhnya meledak, sehingga si Duta
Api Obor terluka dalam yang amat parah, akhirnya binasa.
Ketika mendengar Liat Hwe Cousu harus turun tangan
terhadap Lu Leng, Tong Hong Pek pun tertawa dingin.
"Liat Hwe, tujuanmu terhadap diriku, namun justru ingin
melampiaskannya terhadap tingkatan muda, Kedudukan dan
keangkuhanmu dikemanakan?"
Liat Hwe Cousu mendengus, sepasang matanya tetap
menatap Lu Leng tanpa berkedip.
Satu jam lagi upacara pernikahan akan dimulai, Cit Sat Sin
Kun memberi isyarat kepada Tong Hong Pek, kemudian
berkata kepada Liat Hwe Cousu.
“Bagaimana kalau urusan itu kita selesaikan besok?"
Liat Hwe Cousu tertawa gelak,

1170
"Ha ha ha! Masih menunggu sampai besok? Lewat satu
jam saja kalian semua pasti mampus!"
Hati Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tergerak Beberapa hari ini
dia tercekam rasa cemas, karena akan muncul seseorang,
Orang itu membawa Liat Hwe Cousu keluar dari formasi
yang dibentuknya, Apakah mereka berdua akan bekerja sama?
Setelah berpikir sejenak, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa,
lalu berkata sungguh-sungguh.
"Uu memang bagus sekali. Sampai saatnya kalian boleh
bergerak serentak Bukankah itu bagus sekali?"
Liat Hwe Cousu tertawa dingin, kemudian duduk.
Han Giok Shia segera berkata.
"paman Tam, jadi orang besar itu masih di ruangan ini?"
" jangan khawatir aku punya akal!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen maju dua langkah, dan Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek mengikutinya,
"Liat Hwe Cousu, tempat dudukmu memang berada di sini.
Namun obor besar itu tidak boleh terus menyala di sini, Kalau
memang obor besar itu harus selalu dekat dengan mu, lebih
baik tempat dudukmu dipindahkan di dekat pintu lalu obor
besar itu ditancap di sana, Jadi tidak mengganggu para tamu."
kata Tam Sen. Liat Hwe Cousu diam saja, namun kemudian
mendadak bangkit berdiri. itu sungguh di luar dugaan semua
orang.

1171
"Baik." sahutnya, jawaban yang begitu cepat seakan
urusan telah usai, namun Cit San Sin Kun-Tam Sen justru
bertambah was-was.
Karena Liat Hwe Cousu tahu, saat ini dia tidak yakin akan
menang, maka mengalah selangkah itu pertanda tidak lama
lagi pasti terjadi suatu perubahan Kalau tidak bagaimana
mungkin Liat Hwe Cousu akan mengalah?
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen juga tidak banyak bicara lagi,
langsung memerintah beberapa orang untuk memindahkan
kursi tempat duduk Liat Hwe Cousu ke dekat pintu,
Saat ini, kedua Tongcu itu telah bangun. Walau sudah
terluka dalam, tapi mereka masih bisa bergerak. Yang satu
membopong mayat si Duta Api Obor keluar dan yang satu lagi
membawa obor besar itu, lalu ditancapkannya di dekat pintu,
Kemudian Liat Hwe Cousu pun segera duduk di situ.
Tampak beberapa orang membersihkan ruang besar ilu,
Tak seberapa lama kemudian suasana di ruang besar itu
berubah tenang kembali. Akan tetnpi, semua orang sudah
merasa, pernikahan ini pasti disertai suatu badai, hanya saja
belum mulai
Tinggal setengah jam lagi upacara pernikahan akan di
mulai, Terompet mulai berbunyi. sedangkan Tong Hong Pek
sudah memakai pakaian pengantin berdiri di hadapan meja
sembahyang,
Tak seberapa lama kemudian tampak kedua pendamping
pengantin wanita mendampingi pengantin berjalan keluar,
pengantin memakai Hong Koan (Semacam topi pengantin

1172
menutupi kepala dan muka), pengantin mengenakan gaun
merah, berdiri di hadapan Tong Hong Pek,
Sementara terompet terus berbunyi, tiba-tiba terdengar
seorang berteriak
"Waktu baik sudah tiba!"
Kemudian kedua mempelai mulai bersembahyang langit
dan bumi. Saat ini, hari sudah mulai gelap, namun di ruang
besar itu terang benderang, karena disinari oleh ratusan lilin
yang menyala.
Akan tetapi, di saat itu mendadak api lilin berubah seperti
api setan, perubahan itu sungguh di luar dugaan semua
orang! seketika ruang besar berubah menjadi remang-remang.
Itu membuat wajah semua orang berubah menjadi pucat,
termasuk wajah-wajah Tam Ek Hui, Lu Leng, Han Giok Shia
dan Toan Bok Ang.
Para tamu pun mulai bangkit berdiri Namun Cit Sat Sin
Kun segera berkata,
"Para tamu yang terhormat harap tenang! Pasti ada orang
tertentu menaruh semacam obat pada lilin maka api lilin
mendadak berubah menjadi kehijau-hijauan! Anda jangan
panik, sebab itu hanya merupakan permainan anak kecil!"
Mendengar himbauan itu lalu para tamu duduk kembali
Tapi di saat bersamaan, mendadak pengantin wanita
mengeluarkan tawa yang aneh, menggetarkan hati semua
orang.

1173
Suara tawa yang membuat bulu kuduk berdiri itu memang
keluar dari pengantin wanita, dan seketika membuat suasana
di ruang besar berubah menjadi menakutkan!
Semua orang merasa ada setan iblis berkeliaran di ruang
besar itu. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersentak kemudian bersiul
panjang. Namun meskipun suara siulan Cit Sat Sin Kun-Tum
Sen mengalun, suara tawa pengantin wanita yang amat
menyeramkan itu tetap terdengar
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen merasa ada sesuatu yang tak
beres, karena Tam Goat Hua secara rela menikah dengan
Tong Hong Pek. Ketika Tam Goat Hua memberitahukan
kepadanya, dia justru kurang percaya, Namun kemudian dia
melihat putrinya amat mencintai Tong Hong Pek, maka
merestuinya.
Namun kenapa di saat bersembahyang pada langit dan
bumi kenapa dia mengeluarkan suara yang menyeramkan itu?
Oleh karena itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen langsung
membentak dengan suara dalam.
"Goat Hua, hari ini hari baik mu, kenapa kau
mengeluarkan suara aneh?"
Sedangkan Giok Bin Sin Kun Tong Hong Pek, begitu
menyaksikan perubahan itu, langsung mundur selangkah. Di
saat Cit Sat Sin Kun baru usai berkata, mendadak Tong Hong
Pek berteriak keras, sekaligus menjulurkan tangannya untuk
menyambar pengantin wanita.
Tong Hong Pek bergerak begitu mendadak, tentunya amat
mengejutkan semua orang, terutama Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen.

1174
"Saudara Tong Hong!"
Akan tetapi, dia sudah tidak keburu mencegah Tong Hong
Pek, sebab Tong Hong Pek bergerak begitu cepat
Pengantin wanita masih tertawa, namun mendadak
secepat kilat mencelat ke belakang beberapa depa,
Gerakannya amat aneh. Siapa pun menyaksikannya, namun
justru tidak tahu apa sebabnya.
Sambaran Tong Hong Pek jatuh di tempat kosong. itu
membuatnya gusar sekali, dan berteriak keras lagi sehingga
menyebabkan wajah para tamu berubah menjadi pucat pias.
Ternyata Tong Hong Pek menghadang di depannya
kemudian berseru.
"Saudara Tam Sen, kita harus mengepungnya!"
Ketika pengantin wanita mencelat ke belakang dengan
gerakan yang begitu aneh, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen pun yakin
bahwa itu bukan Tam Goat Hua putrinya.
Karena itu, begitu mendengar seruan Tong Hong Pek, dia
langsung mengepungnya.
Saat ini, semua lilin yang berada di ruang besar itu, telah
berubah menjadi kehijau-hijauan,
Sementara Liat Hwe Cousu yang duduk di dekat pintu,
tampak gembira sekali.
Sedangkan kaum rimba persilatan yang mempunyai
hubungan baik dengan Go Bi Pai, segera bangkit berdiri,

1175
bahkan diantaranya sudah ada yang ikut mengepung
pengantin wanita itu.
Lu Leng sudah melesat ke samping Tong Hong Pek, Ketika
melihat Lu Leng sudah maju, mereka yang ikut mengepung itu
mundur kembali ke tempat duduk masing-masing.
-ooo0ooo-
Pengantin wanita itu kelihatannya sulit sekali meloloskan
diri!
Semua orang berpikir demikian, sebab bagaimana
mungkin pengantin wanita itu dapat meloloskan diri dari
kepungan Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Lu
Leng?
Tong Hong Pek menatap pengantin wanita yang mukanya
ditutupi Hong Kuan, kemudian bertanya:"
"Siapa Anda? Goat Hua dibawa ke mana?"
Terdengar suara tawa yang menyeramkan
"Hik Hik Hik! Apakah kau sudah tak mengenaliku lagi?"
Mendadak Tam Sen membentak keras.
"Jangan macam-macam!"
Tam Sen langsung menyambar Hong Koan yang menutupi
kepala dan muka pengantin wanita.

1176
Dalam keadaan seperti itu, sudah pasti pengantin wanita
tidak dapat berkelit Akan tetapi mendadak badannya
membungkuk lalu melesat pergi. Bukan main indah dan
cepatnya gerakan itu, sungguh di luar dugaan siapa pun!
Sedangkan Tam Sen menyambar dengan ilmu Hian Bu
Sam Na, mengeluarkan jurus Cing liong Luh Jiau (Naga Hijau
Menjulurkan Cakar).
Ketika melihat pengantin wanita dapat menghindari
jurusnya itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun. kemudian
mundur selangkah dengan air muka berubah.
"Saudara Tam! Siapa dia?"
Ketika Tam Sen baru mau menjawab, pengantin wanita itu
sudah menyahut dengan sengit
"Tidak salah! Memang aku!"
Usai menyahut, pengantin wanita itu melepaskan Hong
Kuan di kepalanya.
Di saat itulah tampak beberapa murid Go Bi Pai membawa
beberapa batang lilin berjalan ke ruang besar itu, pengantin
wanita itu membentak keras sekaligus mengayunkan
tangannya, Tampak empat buah titik cahaya meluncur ke arah
empat murid Go Bi Pai itu dan tepat mengenai sasarannya,
sehingga mereka berempat roboh seketika.
Para tamu tercengang, karena melihat gelagatnya
pengantin wanita itu, memang sengaja mengacau pesta
tersebut

1177
Lebih mengherankan kelihatannya Tong Hong Pek dan
Tam Sen mengenali orang itu, bahkan tampak agak segan
terhadapnya.
Semua orang segera mengarahkan pandangan ke
pengantin wanita yang telah melepaskan Hong Koan di
kepalanya, Hati mereka langsung terasa dingin bahkan
beberapa tamu wanita, tak tertahan mengeluarkan seruan
kaget
Sedangkan Tong Hong Pek dan Tam Sen mundur
selangkah, Lu Leng malah terpaku di tempat sama sekali tidak
bersuara.
Tampak orang itu berambut kuning awut-awutan dan
amat jarang pula, pipi sebelah kiri tiada daging-nya, pipi yang
sebelah kanan kelihatan hijau, di atas bibir tampak bintikbintik
merah.
Siapa yang menyaksikan orang itu, pasti mengira bahwa
dia adalah setan iblis yang baru bangkit dari liang kubur
Di ruang besar itu lilin menyala kehijau-hijauan, sehingga
menambah seramnya suasana.
Sementara Lu Leng terus memandang orang itu, Dilihatnya
tampang orang itu memang amat menyeramkan namun
setelah memandang agak lama, Lu Leng justru merasa heran,
sebab kebetulan Lu Leng melihat sepasang matanya.
Sepasang mata orang itu membuat Lu Leng teringat akan
Tam Goat Hua, karena sepasang mata itu amat mirip mata
gadis itu.
Berselang sesaat, wanita aneh itu tertawa dingin.

1178
"He he! Kalian berdua tidak mengenali aku lagi?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas, kemudian
menjura kepada para tamu seraya berkata.
"Para hadirin jangan terkejut, karena ini urusan kami
beberapa orang!"
Para tamu terheran-heran. Mereka saling memandang
dengan mata terbelalak seakan kebingungan dan semuanya
membungkam,
Wanita aneh itu tertawa melengking-lengking, lalu
membentak.
"Setan tua! Kenapa kau tidak memperkenalkan identitasku
kepada kaum rimba persilatan itu?"
Tam Sen tertawa getir dan manggut-manggut,
"Kini kau telah muncul, tentunya aku harus
memperkenalkanmu."
Ketika dia baru mau memperkenalkan wanita aneh itu,
mendadak Tong Hong Pek memanggil
"Saudara Tam...."
Tong Hong Pek baru mengucapkan itu, wanita aneh
tersebut sudah membentak sengit.
"Kau mau memperistri putrinya, maka dia adalah
mertuamu! Kenapa kau masih menyebut saudara kepadanya?
itu peraturan apa?"

1179
Tong Hong Pek hanya mengerutkan kening, sama sekali
tidak menghiraukannya,
"Saudara Tam, kalau kau merasa kurang leluasa, biar aku
yang memperkenalkan nya," katanya,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen manggut-manggut
Tong Hong Pek segera menghadap para tamu dan
memperkenalkan orang aneh itu.
"Para hadirin yang terhormat, ini adalah wanita aneh dari
See Sia, putri Mo Liong Seh Sih bernama Seh Cing Hua! Dulu
dia dijuluki Tok Ciu Lo Sat!"
Usai Tong Hong Pek memperkenalkan orang aneh itu,
wajah Liat Hwe Cousu, si Walet Hijau-Yok Kun Sih dan
beberapa tokoh tua berbagai partai tampak berubah.
Dulu nama Tok Ciu Lo Sat amat terkenal dalam rimba
persilatan terutama Mo Liong Seh Sih ayahnya, karena
berkepandaian amat tinggi.
Yang pernah bertemu Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, pasti
masih ingat akan kecantikannya yang memukau. Namun kini
wajahnya justru berubah begitu buruk, itu sungguh diluar
dugaan!
Bagian 25
Kaum muda sama sekali tidak kenal Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hoa, maka mereka cuma terbelalak sambil
mendengarkan

1180
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek melanjutkan
"Dia adalah nyonya Cit Sat Sin Kun-Tam Sen!"
Ucapan tersebut tidak mengejutkan kaum tua yang berada
di ruang besar itu, sebab dulu memang banyak lelaki yang
tertekuk lutut di hadapan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Akhirnya yang berhasil mencuri hatinya justru Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen. setelah menikah, mereka berdua menetap di
pulau Hwe Ciau To, jarang muncul di rimba persilatan dan
kaum rimba persilatan pun jarang berkunjung ke pulau itu.
Ketika Cit Sat Sin Kun muncul kembali dalam rimba
persilatan, semua orang masih menganggap Tok Ciu Lo Sat-
Seh Cing Hua berada di pulau tersebut Namun mengenai
urusan mereka suami istri, justru tiada seorang pun
mengetahui nya.
Kaum muda sama sekali tidak tahu akan urusan tersebut,
namun mereka tidak begitu memikirkannya.
Lain halnya dengan Tam Ek Hui, pemuda itu nyaris
meloncat karena terlampau terkejut
"Tong Hong Cianpwee barusan bilang apa?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak menyahut
sedangkan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang.
"Ek Hui, bukankah kau sering menanyakan ibumu? Nah,
kini kau harus mengerti." Katanya.
Mendadak Tam Ek Hui menerjang ke depan beberapa
langkah. Han Giok Shia khawatir akan terjadi sesuatu atas

1181
dirinya, maka segera mengikuti dari belakang, Ternyata Tam
Ek Hui menatap wanita aneh dan buruk rupa itu. "Kau... kau
ibuku?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa dingin "Binatang
kecil, apakah aku tidak pantas?"
-ooo0ooo-
Bab 54
Tam Ek Hui memang sulit membuat dirinya sendiri
percaya, bahwa wanita yang mirip setan iblis itu justru ibunya,
dia terbelalak dengan mulut ternganga lebar, tak mampu
mengeluarkan suara sedikit pun
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengibaskan tangannya seraya
berkata.
"Ek Hui, sejak kecil ibumu tidak begitu menyayangimu,
cepatlah kau mundur!"
Tam Ek Hui tidak berani membangkang, langsung mundur
beberapa depa.
Setelah Tam Ek Hui mundur, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
berkata kepada Tok Cio Lo Sat-Seh Cing Hua.
"Adik Cing, dari dulu aku sudah menasihatimu jangan
mempelajari kitab iblis peninggalan ayahmu, tapi kau justru
tidak mau mendengar, maka kini wajahmu menjadi seperti
itu..."
Tam Sen belum selesai berkata, Seh Cing Hua sudah
tertawa aneh,

1182
"Bagaimana aku kini? Apakah tidak baik?" katanya sambil
tersenyum.
"Kalau kau anggap tidak salah, tentunya aku tidak banyak
bicara lagi Tapi kini Goat Hua berada di mana? Hari ini adalah
hari pernikahannya, kenapa kau malah ke mari mengacau?"
Mendengar kata-kata Tam Sen itu Tok Ci Lo Sat-Seh Cing
Hua mendongakkan kepala, lalu tertawa melengking-lengking.
"Hik hik hik! Hari pernikahannya? sungguh sepasang
binatang tua yang tak tahu malu!"
Yang dimaksudkan " sepasang binatang tua", jelas Tam
Sen dan Tong Hong Pek.
Tam Sen dan Tong Hong Pek saling memandang, Mereka
berdua tampak jengah, itu tersirat pada wajah masingmasing!
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata dengan dingin sekali.
"Tong Hong Pek, dulu kau terus merayu diriku, agar
menikah denganmu, namun aku tidak mengabulkannya, Kini
kau sudah ada umur, justru berani mempermainkan putriku!
Kalau pun setan tua itu setuju, tapi aku belum mati, maka kau
hanya bermimpi di siang hari bolong!"
"Aku dan Goat Hua saling mencinta, maka walau kau mau
mencegah, Goat Hua pasti tidak akan menurutimu!" sahut
Tong Hong Pek.
"Ha ha! Dia masih muda tidak tahu apa-apa, maka aku
harus memperdulikannya!" kata Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.

1183
Berkata sampai di sini, Seh Cing Hua berhenti sejenak,
setelah itu baru dilanjutkan.
"Dalam hatiku sudah ada pilihan untuk dia, Tidak mungkin
aku akan membiarkannya menikah denganmu yang sudah ada
umur! Aku yakin Goat Hua akan menuruti perkataanku!"
Ketika berkata, boleh dikatakan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing
Hua menyerocos, maka orang lain tidak bisa menyelanya.
Lu Leng yang berdiri di situ, kini sudah tahu bahwa Seh
Cing Hua bukan orang lain. Dia adalah orang aneh di dalam
goa yang pernah bercakap-cakap dengannya yang hanya
terdengar suaranya tapi tidak tampak orangnya.
Ketika mendengar Seh Cing Hua berkata begitu, hati Lu
Leng tergerak, Sebab di saat hatinya amat berduka, Lu Leng
pernah mendengar suaranya, yang seakan menyuruhnya
jangan putus asa.
Pada waktu itu, Lu Leng sama sekali tidak percaya, karena
Tam Goat Hua sudah mau menikah dengan Tong Hong Pek.
Namun kini dia tersentak sadar Wanita aneh itu bilang
sudah ada pilihan dalam hatinya untuk Tam Goat Hua, sudah
pasti dirinya.
Berpikir sampai begitu, perasaan Lu Leng menjadi
berkecamuk Dia merasa girang juga termangu karena tahu
jelas bahwa Tam Goat Hua hanya mencintai Tong Hong Pek.
Sementara wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak
berubah, kemudian dia berkata dengan kening berkerut kerut.
"Adik Cing, kau jangan mau menang sendiri!"

1184
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa, Namun, sebelum
tawanya lenyap, mendadak terdengar suara tangisan di
tempat jauh, yang makin lama makin mendekat
Mendadak si Walet Hijau-Yok Kun Sih memukul meja, lalu
berkata.
"Anak Ang, cepat hadang setan iblis itu!"
Toan Bok Ang mengangguk. Namun ketika dia baru mau
bangkit berdiri, tiba-tiba tampak sosok bayangan berkelabat di
pintu yang ternyata si Nabi Setan-Seng Ling, Dia sudah
melangkah ke dalam diikuti Sou Mia Su Seng Bou di
belakangnya,
Setelah masuk, si Nabi Setan-Seng Ling mengamati
keadaan di ruangan besar itu dengan sorotan dingin, Ketika
pandangannya membentur ke Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua,
dia tertegun.
Dalam istana Setan Pak Bong San terdapat begitu banyak
orang yang menyerupai setan iblis, Namun wajah mereka
masih bisa dikatakan tidak begitu menyeramkan bila dibanding
wajah Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua. Apalagi wanita aneh itu
kini sedang tertegun, bagaimana menyeramkan wajahnya
dapat kita bayangkan.
Setelah mengamati seluruh ruang besar itu, si Nabi Setan-
Seng Ling tertawa gelak.
"Ha ha ha! Kenapa ruangan pesta ini kok berubah menjadi
seperti ruang duka? Cit Sat Sin Kun, aku datang terlambat
harap dimaafkan!"

1185
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen diam saja, dan itu membuat
kening si Nabi Setan berkerut Keningnya berkerut bukan
karena hatinya tersinggung, melainkan dia merasa heran,
sebab wajah setiap orang yang berada di ruang besar itu
tampak serius sekali, bahkan di antara mereka kelihatan mau
cari gara-gara. Ketika si. Setan-Seng Ling muncul, justru tidak
keburu menyaksikan kejadian tadi, maka dia tidak tahu sama
sekali.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatapnya dingin, "Hanya
datang terlambat, itu tidak jadi masalah," sahutnya.
Si Nabi Setan-Seng Ling menengok ke sana ke mari.
"Oh! Di mana pengantin wanita? Aku ingin mengajukan
beberapa pertanyaan kepadanya." Tong Hong Pek segera
menyahut "Kau mau tanya apa, tanyakan saja kepadaku!" Si
Nabi Setan-Seng Ling tertawa dingin, "Tempo hari ketika
berada di istana Setan, Tam Goat Hua telah setuju menikah
dengan anakku, Maka, kini aku mau bertanya kepadanya,
kenapa dia ingkar janji?"
Si Nabi Setan-Seng Ling berkata begitu, sedangkan
anaknya bertampang begitu aneh, maka para tamu nyaris
tertawa geli!
Begitu pula Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dia pun nyaris
tertawa geli, namun masih dapat menahan.
Sedangkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua langsung melotot,
sehingga wajahnya bertambah menyeramkan
"Anakmu yang mana ingin memperistri Tam Goat Hua?"
tanyanya kepada si Nabi Setan.

1186
Padahal si Nabi Setan-Seng Ling pernah bertemu Seh Cing
Hua beberapa kali di masa lalu, Tapi kini dia sudah tidak
mengenalinya lagi, karena wajah wanita itu telah berubah
sedemikian buruk menyeramkan
Si Nabi Setan-Seng Ling segera menunjuk Seng Bou, dan
Seng Bou langsung membusungkan dadanya agar tampak
lebih gagah.
"Dia!" sahut si Nabi Setan-Seng Ling.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mendengus.
"Hm! Anakmu itu tidak menyerupai manusia, bagaimana
dia ingin memperistri Goat Hua?"
Si Nabi Setan-Seng Ling mengerutkan kening.
"Bagaimana dia tidak menyerupai manusia ?"
Seh Cing Hua tertawa aneh.
"He he he! Lihatlah tampangnya, apakah menyerupai
manusia?"
Usai dia berkata, badannya langsung bergerak ke arah
Seng Bou.
Betapa cepat gerakannya, sehingga amat sulit diuraikan
dengan kata-kata. Badannya tampak seperti asap, tahu-tahu
sudah berada di sisi Seng Bou. sedangkan Seng Bou hanya
merasa ada serangkum tenaga yang amat dahsyat menekan
kepalanya, Dia cepat-cepat menyingkir namun bahu kanannya
terasa sakit sekali Dia menjerit, kemudian roboh pingsan.

1187
Di saat Seng Bou menjerit, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
sudah kembali ke tempatnya.
Semua orang melihat sebuah lengan tergeletak tak jauh
dari Seng Bou, Ternyata lengan kanannya telah putus dan
darah segar masih mengucur di bahu kanannya,
Si Nabi Setan-Seng Ling juga menyaksikan itu. Gerakan
Seh Cing Hua tadi memang sungguh cepat, sehingga dia tidak
keburu melancarkan pukulannya.
Wajah si Nabi Setan-Seng Ling menghijau, Dia langsung
melesat ke sisi putranya itu, kemudian menotok jalan darah di
bahunya, agar darah segar tidak terus mengucur Setelah
darahnya berhenti mengucur, Seng Bou lalu siuman
Si Nabi Setan-Seng Ling memapahnya bangun, lalu
membentak.
"Kau memang tak berguna, tidak seharusnya kau berkeras
ingin memperistri Tam Goat Hua! Kini walau bekerja sama
dengan Liok Ci Khim Mo, bukankah kau tetap rugi sendiri?"
Pembicaraan si Nabi Setan ditujukan kepada putranya,
namun kalimat yang terakhir justru ditujukan kepada semua
orang yang berada di ruang besar itu.
Ketika semua orang mendengar "Liok Ci Khim Mo", air
muka mereka langsung berubah dan tampak tertegun.
Usai berkata begitu, si Nabi Setan-Seng Ling membopong
putranya berjalan keluar
Namun baru saja dia melangkah dua tindak, Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen pun maju selangkah seraya membentak

1188
"Tunggu!"
Si Nabi Setan-Seng Ling membalikkan badannya.
"Aku memang melupakan satu hal." sahutnya lalu
menunjuk Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua. "Sobat ini siapa?"
Seh Cing Hua tertawa dingin.
"Aku? He he! Aku khususnya melalap segala macam
siluman dan setan!"
Si Nabi Setan-Seng Ling mendengus.
"Hm! Tidak mau menyebut nama, mati akan menjadi setan
tanpa nama!"
Mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua bersiul aneh
sambil mencelat ke atas, Bagaikan segulung asap hitam, dia
berputar di udara lalu menerjang ke arah si Nabi Setan-Seng
Ling!
Si Nabi Setan-Seng Ling memang sudah siap, Dia segera
membungkukkan badannya sedikit, sekaligus mengeluarkan
jurus Hu Si Yeh Hang (Mayat Berjalan Di Tengah Malam),
yaitu salah satu jurus Im Si Ciang yang amat beracun.
Ketika dia mengeluarkan jurus tersebut, tersiarlah bau
busuk yang amat menusuk hidung, membuat semua orang
terasa mau muntah. Maka, beberapa orang yang berdiri di
belakangnya langsung menyingkir jauh-jauh.
Si Nabi Setan yakin bahwa serangannya pasti berhasil
memukul dada Seh Cing Hua, maka dia bergirang dalam hati.

1189
Akan tetapi, mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
mengayunkan tangannya, tampak jarum halus berwarna
merah meluncur ke arah telapak tangannya.
Padahal seharusnya dia masih dapat menarik kembali
tangannya sekaligus berkelit. Namun ketika melihat jarum
merah itu, dia segera mengenali identitas pihak lawan. itu
membuatnya terkejut sehingga terlambat menarik kembali
tangannya.
Di saat bersamaan, si Nabi Setan-Seng Ling mengerahkan
Lweekang, sekaligus mengayunkan tangan kirinya ke arah
jarum merah itu,
Bum! Angin pukulannya berhasil memukul jatuh jarumjarum
merah itu.
Tapi Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah berputar ke
belakang si Nabi Setan-Seng Ling.
Setelah berhasil memukul jatuh jarum-jarum merah, si
Nabi Setan-Seng Ling mendadak merasa lehernya terjepit
sesuatu, Ternyata Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua telah berhasil
mencengkeramnya dari belakang.
Bukan hanya berhasil mencengkeram lehernya, bahkan
juga sebelah tangannya pun berhasil menekan jalan darah
Hong Hu Hiat di punggungnya.
Si Nabi Setan-Seng Ling tak berani bergerak sedikit pun.
sedangkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa terkekehkekeh.
"He he he! Kalau kau mau jadi setan bernama, aku pasti
menyempurnakanmu!"

1190
Semua orang menyaksikan itu. Hanya dua jurus Tok Ciu Lo
Sat-Seh Cing Hua sudah berhasil menundukkan si Nabi Setan-
Seng Ling, itu sungguh mengejutkan!
Tapi bagi yang kenal Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, sudah
tidak merasa terkejut lagi, karena tahu wanita itu pasti sudah
berhasil mempelajari kitab iblis peninggalan ayahnya.
Walau sudah dikendalikan pihak lawan, namun wajah si
Nabi Setan-Seng Ling tidak berubah sama sekali, maka tidak
percuma dia menjadi datuk golongan sesat
Seusai Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata, si Nabi
Setan-Seng Ling pun tertawa.
"Ha ha! Tok Ciu Lo Sat, kau bersusah payah mempelajari
kitab iblis peninggalan ayahmu, tapi setelah berhasil, kau
justru akan mati! Bukankah itu sayang sekali?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa dingin, Ketika dia
baru mau mengerahkan Lweekangnya untuk menghabisi
nyawa si Nabi Setan-Seng Ling, mendadak terdengar seruan.
"Seh Locianpwee jangan turun tangan!"
Semua orang langsung menoleh ke arah datangnya suara,
Ternyata yang berseru seorang pemuda tampan, yang tidak
lain Lu Leng.
Dia maju ke depan, kemudian memberi hormat kepada
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua seraya berkata,
"Seh Locianpwee, aku punya dendam kesumat dengan
orang ini, harap Seh Locianpwee sudi melepaskannya, agar
aku bisa membalas dendam kedua orangtuaku!"

1191
Setelah Lu Leng bersahabat dengan Han Giok Shia, gadis
itu menutur tentang kejadian di rumahnya. Maka, sejak saat
itulah Lu Leng mengetahui bahwa si Pecut Emas-Han Sun
tidak mencelakai kedua orangtuanya, sebaliknya malah
menghadiahkan obat Kiu Coan Siau Hoan Tan. sedangkan
Sebun It Nio mati di tangan Hwe Hong Sian Kouw karena
kalah mengadu Lweekang, setelah sebelumnya terkena
pukulan Im Si Ciang si Nabi Setan-Seng Ling, Oleh karena itu
pembunuh yang sesungguhnya justru si Nabi Setan-Seng Ling,
sedangkan yang membunuh ayahnya yakni Liok Ci Khim Mo.
Sudah dua tahun lebih Liok Ci Khim Mo tidak muncul
dalam rimba persilatan Tadi si Nabi Setan Seng Ling justru
menyinggungnya, namun masih tidak tahu Liok Ci Khim Mo itu
berada di mana, Kini si Nabi Setan-Seng Ling berada di depan
matanya, maka bagaimana mungkin dia begitu gampang
melepaskan nya?
Lu Leng sudah usai berkata, namun Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hua masih belum menyahut. Yang tahu sifat Seh Cing
Hua adalah Tong Hong Pek dan Tam Sen, maka mereka
berdua mencemaskan Lu Leng,
"Anak Leng, cepat mundur!" seru mereka hampir serentak.
Dulu Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua amat cantik jelita,
namun amat sadis, Siapa berani berbuat salah atau
menyinggung perasaannya, pasti tidak akan diampuni Oleh
karena itu, dia memperoleh julukan tersebut.
Seruan Tong Hong Pek dan Tam Sen membuat Lu Leng
tertegun, namun Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua segera berkata,
"Kau tidak usah mundur!"

1192
Nada suaranya amat lembut, maka Lu Leng tetap berdiri di
tempat. Tong Hong Pek dan Tam Sen juga mendengar ucapan
Seh Cing Hua tersebut, maka mereka berdua terheran-heran.
"Bocah! Kau jangan mengganggapku begitu gampang
menundukkannya, maka ingin membalas dendam
orangtuamu! Kau harus tahu, dia berkepandaian amat tinggi
dan sudah amat terkenal" kata Seh Cing Hua lagi.
Lu Leng manggut-manggut,
"Aku tahu itu."
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menatapnya sejenak.
"Kalau begitu, kau harus berhati-hati!" pesannya.
Kelihatannya Seh Cing Hua amat menaruh perhatian
kepada Lu Leng, itu membuat Tong Hong Pek dan Tam Sen
tidak habis pikir.
Seusai berpesan, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua segera
mendorong si Nabi Setan ke depan.
Ketika berada di tangan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, si
Nabi Setan-Seng Ling berpikir sudah tiada harapan untuk
meloloskan diri, Maka dia mengambil keputusan, apabila
wanita itu mengerahkan Lweekang untuk menghabiskan
nyawanya, dia pun akan mengeluarkan ilmu Koi Thi Siong Tek
(Melepaskan Tubuh Melukai Lawan) agar mati bersama.
Namun si Nabi Setan-Seng Ling justru tidak menyangka,
begitu gampang Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menyerahkan
dirinya kepada Lu Leng,

1193
Betapa gembiranya si Nabi Setan-Seng Ling, sebab dia
sama sekali tidak memandang sebelah mata pun terhadap Lu
Leng.
Si Nabi Setan-Seng Ling segera meluruskan badannya,
sedangkan Lu Leng sudah maju dua langkah
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa gelak,
"Ha ha ha! Bocah, dulu kedua orangtuamu memang
pernah terkena pukulanku! Kalau sekarang kau mau menuntut
balas terhadapku, silakan keluarkan kepandaianmu!"
Lu Leng berkertak gigi,
"Kalau begitu, sambutlah seranganku!"
Kini Lu Leng telah menguasai ilmu Kim Kong Sin Ci. Yang
mengetahuinya tidak begitu banyak, Termasuk si Nabi Setan-
Seng Ling, dia mengira Lu Leng menggunakan kesempatan di
tempat ramai, maka ingin menuntut balas terhadapnya.
Oleh karena itu, si Nabi Setan-Seng Ling sudah mengambil
keputusan dalam hati, apabila Lu Leng menyerang, dia akan
menangkapnya,
Maka di saat Lu Leng sedang berbicara, dia mengerahkan
Lweekangnya pada tangannya, siap menangkap Lu Leng.
Lu Leng langsung menyerang si Nabi Setan-Seng Ling
dengan jurus lt Ci Keng Thian (Satu jari Mengejutkan Langit),
Saat ini Lu Leng memang . berniat membalas dendam
orangtuanya, maka ketika menyerang, dia menggunakan
tenaga sepenuhnya.

1194
Jari telunjuk kanannya langsung bergerak, sehingga
menimbulkan suara menderu-deru.
Selain berkepandaian tinggi, pengetahuan si Nabi Setan-
Seng Ling pun amat luas,
Ketika melihat jurus serangan Lu Leng hanya
menggunakan jari telunjuk, dia terkejut sekali. Namun kini dia
telah mengerahkan Lweekang pada tangannya, dan sudah
tidak mungkin ditarik kembali.
Lagipula dia memiliki Lweekang yang amat tinggi, maka
tetap meremehkan Lu Leng yang masih muda itu.
Oleh karena itu, ketika Lu Leng menggerakkan jari
telunjuknya dia tidak berkelit, sebaliknya malah maju dua
langkah sambil menjulurkan tangannya, ke arah bahu Lu Leng
dan di saat itu pula telapak tangannya mengeluarkan hawa
pukulan Im Si Ciang.
Lu Leng tidak berarti gegabah, Maka, ketika melihat si
Nabi Setan-Seng Ling maju dua langkah, dia segera menyurut
mundur dengan jurus tak berubah namun menggeserkan jari
telunjuknya ke arah telapak tangan si Setan-Seng Ling,
Gerakan mereka berdua amat cepat seketika terdengar
suara benturan dan teriakan mereka, Wajah si Setan-Seng
Ling tampak berubah hebat dan tangannya yang mengarah
bahu Lu Leng mengeluarkan suara "Krek", Kemudian
badannya bergoyang-goyang, akhirnya mundur selangkah.
Semua orang yang berada di ruang besar melihat jelas, bahwa
serangan Lu Leng telah berhasil mematahkan tulang lengan si
Nabi Setan-Seng Ling,

1195
Kejadian itu sungguh di luar dugaan Lu Leng, Betapa
gembiranya setelah berhasil mematahkan tulang lengan si
Nabi Setan-Seng Ling, Ketika si Nabi Setan-Seng Ling mundur,
dia membentak keras sambil menyerang. jurus kedua Siang
Hong Cak Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan)
dilancarkannya dengan sepenuh tenaga.
Tadi si Nabi Setan-Seng Ling menyerang Lu Leng dengan
ilmu pukulan Im Si Ciang, Berdasarkan Lweekangnya, sudah
pasti jauh di atas Lu Leng. Namun walau ilmu pukulan Im Si
Ciang amat lihay, masih dapat dilumpuhkan dengan ilmu Kim
Kong Sin Ci.
Ternyata Kim Kong Sin Ci juga dapat memunahkan segala
macam ilmu pukulan beracun, termasuk ilmu pukulan Im Si
Ciang yang amat beracun itu. seandainya Lweekang Lu Leng
sudah mencapai tingkat tinggi, jurus tadi tidak hanya
mematahkan tulang lengan si Nabi Setan-Seng Ling, bahkan
akan membalikkan hawa beracun Im Si Ciang menyerang
dirinya, dan kemungkinan besar akan membuat si Nabi Setan-
Seng Ling binasa seketika,
Ketika melihat serangan jurus kedua Lu Leng, si Nabi
Setan-Seng Ling segera tahu bahwa itu ilmu Kim Kong Sin Ci
yang telah iama hilang dari rimba persilatan. Dia tidak berani
menyambut serangan tersebut, melainkan cepat-cepat berkelit
Maka tenaga jari telunjuk Lu Leng meleset dari sasaran dan
membentur sebuah pilar Terdengar suara "Bum Bum" ternyata
pilar itu somplak.
Lu Leng tidak menyangka kalau lawannya yang sudah
terluka itu masih gesit.
Ketika si Nabi Setan-Seng Ling berkelit Lu Leng
membentak keras sambil mencelat ke atas.

1196
Akan tetapi, di saat bersamaan, si Nabi Setan-Seng Ling
pun bergerak cepat menyerangnya dari bawah,
Lu Leng bermaksud, setelah badannya mencelat ke atas,
akan melancarkan jurus Cap Bin Li Cing (Menggali Sepuluh
Arah) untuk menyerang si Nabi Setan-Seng Ling, karena jurus
tersebut akan mengarah kesepuluh penjuru, maka si Nabi
Setan-Seng Ling tidak akan bisa berkelit ke mana-mana.
Akan tetapi, dia tidak menduga kalau si Nabi Setan-Seng
Ling akan mendahului menyerangnya.
Lu Leng sudah tidak keburu berkelit sedangkan jurus Cap
Bin Li Cing belum dilancarkannya, Terasa serangkum angin
menyambarnya, membuatnya merinding!
Lu Leng memang berhati keras. Walau sudah tahu dirinya
terkena hawa racun Im Si Ciang, namun dia berkertak gigi
melancarkan jurus Cap Bin Li Cing, sesuai dengan rencananya
semula.
Kim Kong Sin Ci terdiri dari dua belas jurus, dan setiap
jurusnya semakin aneh dan lihay.
Cap Bin Li Cing adalah jurus kesepuluh Begitu jurus
tersebut dilancarkan, tampak bayangan jari telunjuk
berkelebat ke sana ke mari bagaikan sebuah jala menutupi
kepala si Nabi Setan-Seng Ling.
Ketika melihat pukulan yang dilancarkannya telah berhasil,
si Nabi Setan-Seng Ling amat girang sekali.
Akan tetapi, tidak disangkanya tenaga jari telunjuk Lu
Leng telah menyerang ke arahnya.

1197
Si Nabi Setan-Seng Ling tahu akan kelihayan Kim Kong Sin
Ci, maka dia segera berkelit, namun terlambat.
Seketika dia merasa dada, perut, bahu dan bagian lainnya
terhantam oleh tenaga yang amat dahsyat, bagaikan sebuah
martil yang beratnya hampir seribuan kati, seketika darahnya
bergolak dan matanya berkunang-kunang, kemudian menjerit.
"Aaaakh!"
Si Nabi Setan-Seng Ling terhuyung-huyung ke belakang
beberapa langkah.
Di saat bersamaan Lu Leng melayang turun, Namun begitu
kakinya menginjak lantai, dia masih merasa melayang-layang
sehingga nyaris tak kuat berdiri. itu karena pengaruh hawa
beracun Im Si Ciang yang ada di dalam tubuhnya,
Lu Leng tahu, dulu kedua orangtuanya tidak dapat
bertahan terhadap hawa racun tersebut. Oleh karena itu, dia
cepat-cepat menghimpun hawa murni untuk menekannya.
Setelah itu, barulah dia memandang si Nabi Setan-Seng
Ling, Wajah lawannya itu tampak pucat pias, badannya masih
bergoyang-goyang dan mulutnya mengeluarkan darah.
Kemudian dia bersandar pada sebuah pilar
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam, lalu tertawa gelak.
"Ha ha ha! Seng Ling, coba tanyakan pada dirimu sendiri,
apakah masih kuat menahan tenaga jari telunjukku?"
Saat ini, semua orang yang berada di ruang besar itu telah
menyaksikan si Nabi Setan-Seng Ling berhasil memukul Lu
Leng, Namun Lu Leng tetap berdiri di tempat, sedangkan si

1198
Nabi Setan-Seng Ling telah terluka dalam yang amat parah.
Semua orang pun tahu bahwa si Nabi Setan-Seng Ling sudah
lama terkenal, karena berkepandaian amat tinggi. Sudah lama
kaum golongan putih ingin membasminya, namun justru tidak
berani bertindak.
Ketika Lu Leng bertarung dengannya, semua orang
mencemaskan Lu Leng dan mengucurkan keringat. Tapi saat
ini, Lu Leng justru melukainya hanya dengan dua jurus,
Tentunya semua orang terheran-heran, kemudian serentak
bertepuk sorak!
Si Nabi Setan-Seng Ling menarik nafas dalam-dalam,
setelah itu dia pun tertawa gelak.
"Ha ha ha!"
Dia tahu bahwa dirinya sudah terluka parah, namun demi
menjaga nama, ditahannya rasa sakit itu untuk tertawa. Dia
adalah datuk golongan sesat yang amat disegani, tapi justru
dipecundang oleh seorang pemuda yang belum berusia dua
puluh.
Setelah mengeluarkan suara tawa, mulutnya menyembur
darah segar lagi, Betapa terkejutnya si Nabi Setan-Seng Ling,
tapi dia tidak mau mengaku kalah.
Dengan ujung jubahnya dia menghapus noda darah di
pinggir mulutnya, lalu berkata,
"Lu Leng, kau telah terkena racun pukulan Im Si Ciangku,
maka kalaupun kau dapat menghimpun hawa murni menekan
racun itu, sepuluh hari kemudian, sepasang kakimu pasti
tinggal tulang!"

1199
Mendengar ucapan itu, Lu Leng merasa hatinya sangat
dingin, Namun di hadapan musuh besarnya, dia tidak mau
menunjukkan kelemahan
Lu Leng tertawa.
"Sungguh?"
Dia maju selangkah lalu mengangkat jari telunjuknya ke
atas, Si Nabi Setan-Seng Ling sudah tidak kuat berdiri. Lu
Leng kembali menyerangnya dengan Kim Kong Sin Ci jurus It
Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit),
Namun dia hanya menggunakan lima bagian tenaganya
sebab khawatir racun yang ada di dalam tubuhnya akan
menjalar, kalau terlampau banyak menggunakan tenaga.
Dilihat dari keadaan si Nabi Setan-Seng Ling, walau Lu
Leng hanya menggunakan lima bagian tenaganya, sudah
cukup untuk membinasakannya,
-ooo0ooo-
Bab 55
Si Nabi Setan-Seng Ling membelalakkan matanya. sorotan
matanya penuh hawa membunuh, namun dia tidak punya
tenaga untuk balas menyerang, Ketika angin jari telunjuk Lu
Leng hampir mengenai dadanya, mendadak tampak sosok
bayangan disertai angin pukulan yang amat dahsyat,
menghantam angin jari telunjuk Lu Leng.
Gerakan orang itu amat cepat dan angin pukulan amat
dahsyat

1200
Blam!
Terdengar suara benturan. Angin jari telunjuk Lu Leng
tergeser ke kiri, Maka, angin pukulan itu melesat ke arah
sebuah batu kemudian terdengar suara benturan lagi,
Bum!
Batu itu hancur berkeping-keping dan kepingankepingannya
meluncur ke arah dinding sehingga menembus
ke dalam, Lu Leng dan semua orang tertegun.
Setelah orang itu berhenti, barulah semua orang melihat
jelas siapa orang itu dan mereka terheran-heran.
Ternyata orang itu Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. Dia bersiul
panjang, lalu berkata sambil menatap Lu Leng.
"Anak Leng, sungguh dahsyat tenaga Kim Kong Sin Cimu!
jurus pukulanku tadi Hong Cien Sah Cing (Angin Berhembus
Pasir Jadi Bersih) amat dahsyat, baru dapat menandingimu!"
"Paman Tam terlampau memuji. Kenapa Paman Tam
mencegahku membalas dendam terhadap si Nabi Setan-Seng
Ling?"
Cit Sat Sin Kun tersenyum.
"Anak Leng jangan salah paham, Karena ada beberapa
pertanyaan yang harus kutanyakan kepada-nya, maka aku
terpaksa menggeserkan jurus serangmu dengan jurus
pukulanku."
Lu Leng tahu, bahwa tidak mungkin Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen akan membantu si Nabi Setan-Seng Ling menghadapinya.

1201
Namun dia tetap bertanya begitu, karena kejadian tadi
amat mendadak.
Kini dia sudah tahu akan maksud Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Maka hatinya menjadi lega dan kemudian dia mundur satu
langkah, Namun mendadak dia merasakan adanya serangkum
angin berhembus di sampingnya, Dia segera menolehkan
kepalanya ke arah datangnya angin, ternyata Tok Ciu Lo Sat-
Seh Cing Hua sudah berdiri di situ.
Begitu sampai di samping Lu Leng, wanita itu langsung
menjulurkan tangannya untuk mencengkeram nadi Lu Leng.
Sungguh cepat gerakannya, sehingga Lu Leng tidak dapat
berkelit
Betapa terkejutnya Lu Leng, karena nadinya sudah
dicengkeram oleh Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua. Kalau wanita
buruk rupa itu mau mencelakainya, sudah pasti Lu Leng tidak
dapat meloloskan diri.
Dilihat dari sikap Seh Cing Hua yang begitu baik terhadap
Lu Leng, bagaimana mungkin saat ini dia ingin mencelakai Lu
Leng? Setelah berpikir begitu, Lu Leng lalu diam, maksudnya
agar tidak membangkitkan kegusarannya.
Ternyata Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memeriksa nadinya,
kemudian tertawa dingin seraya berkata.
"Lihay juga si Nabi Setan-Seng Ling!"
Usai berkata, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari
dalam bajunya, sekaligus membukanya.
Taaak! Kotak kecil itu terbuka.

1202
Ternyata di dalamnya terdapat suatu makhluk hidup, Rupa
makhluk hidup amat jelek dan menyeramkan lebih dari rupa
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sang majikannya.
Binalang itu berbentuk gepeng, empat buah kakinya
menjulur keluar, ekornya pendek, giginya runcing namun
sepasang matanya amat indah dan berbinar-binar.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menggoyangkan kotak kecil
itu dan seketika juga binatang aneh tersebut meloncat keluar.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa aneh.
"Setan tua! Kau kenal makhluk apa ini?" tanyanya kepada
si Nabi Setan-Seng Ling,
Begitu melihat binatang aneh itu wajah Seng Ling
bertambah pucat dan giginya bergemeretuk,
Lama sekali barulah dia bersuara sambil tertawa getir
"Nona Seh, kau memang hebat, Dari mana kau
mendapatkan Kura-Kura Mayat ini?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa terkekeh "He he he!
Cukup luas pengetahuanmu! Aku bertanya lagi, apa makanan
Kura-Kura Mayat?" Si Nabi Setan-Seng Ling berteriak
mendadak, kemudian jatuh duduk di lantai dan sekujur
badannya gemetar
"Kalian... kalian cepat pukullah aku!"
Para tamu saling memandang. Ternyata mereka tidak tahu
tentang Kura-Kura Mayat tersebut, namun semuanya tampak
terheran-heran.

1203
Lebih-lebih ketika melihat si Nabi Setan-Seng Ling begitu
ketakutan, mereka semua tampak kebingungan.
Dia menyuruh orang-orang memukulnya itu, agar dirinya
tidak mati tersiksa.
Mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membentak.
"Siapa pun tidak boleh turun tangan!"
Semua orang yang berada di ruang besar itu boleh
dikatakan tiada hubungan apa-apa dengan si Nabi Setan-Seng
Ling. siapa pun tidak mau berbuat salah terhadap Tok Ciu Lo
Sat-Seh Cing Hua, meskipun hanya memberi sebuah pukulan
pada si Nabi Setan-Seng Ling.
Si Nabi Setan-Seng Ling sudah tidak punya harapan.
sekujur badannya terus gemetar seperti kedinginan kemudian
dia pun berkata dengan suara bergemetar pula.
"Kalian... kalian semua dari golongan lurus yang berhati
gagah. Apakah... kalian tega melihat wanita siluman itu
menyiksaku? Ini... ini terjadi di gunung Go Bi San, bukankah
akan,., menodai nama baik Go Bi Pai?"
Suara si Nabi Setan-Seng Ling amat menyedihkan Siapa
yang mendengarnya pasti merasa iba, Kalau bukannya dia
sering melakukan kejahatan, mungkin saat ini sudah ada
orang memenuhi keinginan nya.
Ketika Tong Hong Pek mendengar Go Bi Pai disinggung,
keningnya pun tampak berkerut
"Tok Ciu Lo Sat, cara bagaimana kau akan menyiksa setan
tua itu, bolehkah kau menjelaskan?"

1204
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa terkekeh.
"He he he! Aku melakukan sesuatu pasti secara adil,
Tentunya harus dengan cara yang sesuai terhadap orang yang
bagaimana, pokoknya tidak akan mencemarkan nama baik Go
Bi Pai."
"Sejelasnya bagaimana?" ujar Tong Hong Pek.
Seh Cing Hua menunjuk binatang aneh yang ada di lantai,
lalu berkata.
"Binatang aneh itu adalah Kura-Kura Mayat, Setiap tujuh
ratus tahun baru beranak satu kali, itu tergolong binatang
langka. Makanannya berupa hawa dari berbagai macam racun,
Anak Leng terkena ilmu pukulan Im Si Ciang, maka binatang
aneh itu dapat menghisap hawa racun yang ada di dalam
tubuh anak Leng."
Lu Leng girang sekali mendengar penuturan She Cing Hua
itu.
"Terimakasih Seh Cianpwee!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tersenyum,
"Kau tidak usah berterimakasih kepadaku."
Walau Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tidak memberitahukan
dengan cara apa menyiksa si Nabi Setan-Seng Ling, namun
sebagian besar para tamu sudah dapat menduga, Kura-Kura
Mayat itu dapat menghisap hawa beracun Im Si Ciang,
tentunya juga dapat menghisap hawa murni si Nabi Setan-
Seng Ling yang beracun itu. Bayangkan betapa tersiksanya
apabila hawa murni itu terhisap oleh Kura-Kura Mayat

1205
tersebut! Maka tidak mengherankan kalau setan tua itu
memohon kepada salah seorang tamu agar memukulnya.
Setelah berkata begitu, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
memandang si Nabi Setan-Seng Ling sambil tertawa dan itu
membuat si Nabi Setan-Seng Ling nyaris pingsan seketika.
"Kini belum giliranmu, kenapa sudah ketakutan?" kata Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Kemudian mendadak tangannya bergerak, tahu-tahu
sudah memegang sebuah pecut yang amat kecil dan halus,
kemudian disabetkannya ke arah punggung binatang aneh itu.
Taaar!
Binatang aneh itu langsung merangkak menghampiri Lu
Leng.
Kini walau Lu Leng tahu Tok Ciu Lo Sat-She Cing Hua tidak
akan mencelakainya, namun hatinya kebat-kebit ketika melihat
binatang aneh itu merangkak menghampirinya.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua terus memperhatikan
binatang aneh itu, kemudian berkata.
"Bocah, duduklah di bawah dan julurkan sebelah kakimu!"
Lu Leng segera duduk di lantai dengan sebelah kaki
terjulur. sedangkan binatang aneh itu terus merangkak
perlahan-lahan, tak lama kemudian sampailah di sisi Lu Leng.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek maju beberapa langkah,
lalu berseru.

1206
"Tok Ciu Lo Sat!"
Seh Cing Hua mendongakkan kepala untuk menatapnya
seraya menyahut
"Legakanlah hatimu!"
Wajah Tong Hong Pek tampak serius sekali.
Kura-Kura Mayat sudah berada di hadapan kaki Lu Leng
yang dijulurkan, Dia mendongakkan kepala sambil mengendus
beberapa kali. Kemudian mendadak Kura-Kura Mayat bergerak
cepat sekali menggigit paha Lu Leng.
Setelah terkena pukulan Im Si Ciang, sepasang kaki Lu
Leng mulai terasa kaku.
Oleh karena itu, ketika Kura-Kura Mayat menggigitnya, dia
sama sekali tidak merasa sakit.
Berselang beberapa saat, Lu Leng merasa hawa racun
yang amat dingin itu mulai hilang, namun setelah itu merasa
sakit
"Aaah!" jeritnya kaget
Di saat bersamaan, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memecut
punggung Kura-Kura Mayat.
Binatang aneh itu melepaskan gigitannya, lalu
membalikkan badannya dan merangkak perlahan ke arah si
Nabi Setan-Seng Ling.

1207
Sementara Lu Leng sudah bangkit berdiri Tok Ciu Lo Sat-
Seh Cing Hua segera memberikannya sebutir obat.
"Gosoklah bekas gigitan itu dengan obat ini!"
Lu Leng menurut Setelah menggosok bekas gigitan
binatang itu dengan obat pemberian Seh Cing Hua, dia
tampak sudah pulih.
Sedangkan Kura-Kura Mayat itu terus merangkak
perlahan-lahan ke arah si Nabi Setan-Seng Ling.
Si Nabi Setan-Seng Ling tampak ketakutan, sementara Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen terus mengerutkan kening, saat ini
barulah membuka mulut.
"Adik Cing, harap sabar sebentar! Aku masih ingin
mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya, setelah itu
barulah kau bertindak Bagaimana?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua melotot.
"Berdasarkan apa aku harus menuruti perkataanmu ?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang.
"Adik Cing, tadi si NabiSetan-Seng Ling menyebut Liok Ci
Khim Mo, itu menyangkut keselamatan rimba persilatan,
apakah kau tidak dapat bersabar sejenak?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa aneh.
"Keselamatan rimba persilatan? Aku justru tidak percaya
Liok Ci Khim Mo punya kekuatan itu!"

1208
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata dengan wajah serius.
"Adik Cing, Pat Liong Thian Im lahir kedua kalinya, maka
kau harus bersabar sejenak."
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua langsung meludah.
"Phui! Kalian takut terhadap Pat Liong Thian Im, apakah
aku juga harus takut?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa.
"Ha ha! Adik Cing, aku pun pernah menyaksikan ilmu iblis
mertua di antaranya tidak terdapat ilmu yang dapat
menandingi Pat Liong Thian Im. Kini anggaplah aku memohon
kepadamu, untuk mengajukan beberapa pertanyaan kepada si
Nabi Setan-Seng Ling. Apakah kau tidak mengabulkannya?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menyahut dingin.
"Ternyata kau mau bermohon kepadaku juga! Baiklah, kau
boleh bertanya kepadanya."
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memecut punggung Kura-
Kura Mayat, dan seketika binatang aneh itu berhenti.
Setelah melihat Kura-Kura Mayat berhenti, barulah si Nabi
Setan-Seng Ling menarik nafas lega.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mendekatinya, kemudian
bertanya.

1209
"Setan tua Seng, tadi kau menyebut Liok Ci Khim Mo, yang
sudah hampir tiga tahun ini tidak muncul dalam rimba
persilatan sekarang dia berada di mana?"
Ketika melihat Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
memperbolehkan Tam Sen mengajukan pertanyaan
kepadanya, maka si Nabi Setan-Seng Ling mengulur waktu
agar dapat menghimpun hawa murninya.
"Liok Ci Khim Mo adalah orang aneh nomor wahid di
kolong langit, jejaknya tidak menentu, bagaimana aku tahu
dia berada di mana? Siapa tahu dia sudah berada di sini."
sahut si Nabi Setan sambil menghimpun hawa murni.
Mendengar sahutan si Nabi Setan-Seng Ling itu, wajah
semua orang langsung berubah, Kemudian mereka saling
memandang dengan kening berkerut kerut.
Mendadak terdengar suara bentakan di dekat pintu,
ternyata yang membentak Liat Hwe Cousu.
"Setan tua Seng, kau jangan keras mulut! Kalau-pun saat
ini Liok Ci Khim Mo sampai di sini, kau tidak akan terlepas dari
kematian!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa gelak.
"Ha ha ha! Aku mati cuma seorang, tapi begitu banyak
orang akan menemaniku mati, aku gembira sekali!"
"Kau harus tahu, bagaimana menderitanya kalau Kura-
Kura Mayat itu menghisap hawa murnimu!" kata Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen.

1210
Wajah si Nabi Setan-Seng Ling berubah pucat seketika.
Dia langsung memandang ke arah binatang aneh itu,
kemudian membungkam.
"Kalau kau bersedia memberitahukan jejak Liok Ci Khim
Mo, mungkin aku masih bisa bermohon untukmu, agar kau
tidak tersiksa oleh Kura-Kura Mayat!" kata Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen.
Si Nabi Setan-Seng Ling menghela nafas.
"Kau ingin tahu apa, tanyalah!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatapnya seraya bertanya.
"Sebetulnya siapa Liok Ci Khim Mo itu?"
Si Nabi Setan-Seng Ling menggeleng-gelengkan kepala.
"Aku pun tidak tahu, karena aku tidak pernah bertemu
dengannya!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak gusar.
"Bukankah tadi kau bilang bekerja sama dengannya?"
Si Nabi Setan-Seng Ling menghela nafas lagi.
"Sebetulnya kami tidak bekerja sama, hanya saja dia mau
menjadi comblang putra ku!"
Tam Sen tercengang.

1211
Si Nabi Setan-Seng Ling memberitahukan dengan nada
dingin.
"Kami terlambat ke mari karena di tengah jalan bertemu
Liok Ci Khim Mo!"
Semua orang tampak terkejut. Mereka saling memandang,
bahkan di antaranya sudah ada yang meninggalkan tempat
duduknya.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berseru dingin.
"Siapa yang merasa takut, silakan meninggalkan tempat
ini!"
Para tamu yang sudah melangkah itu langsung kembali ke
tempat duduk masing-masing dengan wajah kemerahmerahan.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera bertanya.
"Kau bertemu dia di mana?"
"Kira-kira dua ratus mil dari sini."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terkejut sekali mendengar
jawaban itu.
"Kau tahu dia mau ke mana?" tanyanya.
"Dia mau menjadi comblang putraku, tentunya menuju ke
mari!"

1212
Ketika Seng Ling mengatakan begitu, wajah semua orang
langsung berubah, sedangkan Lu Leng teringat akan dendam
kematian ayahnya, maka hatinya amat berduka, Di saat dia
baru mau membuka mulut untuk bertanya kepada Seng Ling,
mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata dengan suara
rendah.
"Anak Leng, jangan mempedulikan mereka! Kau dengar
perkataanku?"
Walau suara Seh Cing Hua amat rendah, namun
kedengaran jelas sekali di telinga Lu Leng.
Lu Leng tahu bahwa Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
menggunakan ilmu penyampai suara, Kalau Lweekangnya
belum tinggi sekali, pasti tidak bisa menggunakan ilmu itu.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata lagi.
"Cepat kau tinggalkan ruang besar ini Setelah turun dari
Cing Yun Ling, kau harus mengambil arah barat, Di situ
terdapat sebuah sungai kecil. ikutlah sungai itu, kau akan tiba
di sebuah lembah, dan pasti menemukan sesuatu di sana."
Tertegun Lu Leng mendengar perintah itu.
"Akan menemukan apa?" tanyanya.
"Kau tidak usah banyak bertanya! Sampai di sana kau
pasti tahu "
Lu Leng diam saja sebab saat ini dia memang tidak mau
meninggalkan ruang besar itu.

1213
Sedangkan Cit Sat Sin Kun sudah berkata lagi kepada si
Nabi Setan-Seng Ling.
"Jelaskan tentang kejadian itu!"
Si Nabi Setan-Seng Ling sudah mau memberitahukan
tentang itu, namun khawatir akan menyinggung perasaan Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Di saat Lu Leng sedang ragu, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
sudah berkata dengan nada tidak senang.
"Kenapa kau belum mau pergi?"
Lu Leng tertegun.
"Aku akan memberitahukan dulu kepada guru," sahutnya.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengangguk.
"Baik!"
Lu Leng segera mendekati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek, lalu berkata dengan suara rendah,
"Guru, Seh Cianpwee menyuruhku pergi ke sebuah
lembah."
Wajah Tong Hong Pek tampak serius.
"Lembah apa?"
Walau suara Tong Hong Pek amat rendah, namun
terdengar juga oleh Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.

1214
"Tidak boleh omong!" bentak wanita itu.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum.
"Kalau begitu, kau boleh pergi."
Lu Leng segera meninggalkan ruang besar itu. Begitu
sampai di luar, dia melihat rembulan bergantung di langit.
Tak seberapa lama dia sudah berada di bawah Cing Yun
Ling, Kemudian mengikuti petunjuk Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing
Hua, dia langsung berjalan ke arah barat Berselang sesaat
dilihatnya sebuah sungai kecil, dan diikutinya sungai itu.
Lu Leng ingin cepat-cepat sampai di lembah tersebut,
maka berjalan menggunakan Ginkang, Berselang sesaat dia
mendengar suara air terjun, Ternyata dia sudah tiba di lembah
yang dimaksud.
Berjalan memasuki lembah tersebut lalu berdiri di sana, Di
saat itulah telinganya mendengar suara helaan nafas yang lirih
tak jauh dari tempatnya.
Hati Lu Leng tersentak sebab dia mengenali bahwa itu
adalah helaan nafas Tam Goat Hua.
Ketika itu Lu Leng pernah mendengar Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hua tidak menyetujui putrinya menikah dengan Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek dan menyatakan bahwa dalam
hatinya sudah ada pilihan untuk putri nya. Dia menduga
bahwa dirinya yang dimaksudkan itu.
Ketika itu Lu Leng tidak berharap, akan tetapi sikap Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua begitu baik terhadapnya, maka hal
itu sangat membingungkannya.

1215
Dia tidak percaya bahwa Tam Goat Hua yang sudah mau
menikah dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, hatinya
akan berubah.
Lu Leng tidak berani berharap, sebab kalau harapan itu
sirna, justru akan membuatnya bertambah menderita.
Sedangkan di saat ini dirinya sudah amat menderita.
Akan tetapi di detik ini, ketika mendengar suara - helaan
nafas Tam Goat Hua, Lu Leng bertambah yakin bahwa pilihan
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua untuk putrinya tidak lain adalah
dirinya.
Seketika perasaannya berkecamuk dalam hati, Namun
walau begitu, dia telah memperoleh sedikit harapan. Harapan
itu kemungkinan besar merupakan suatu penyiksaan bagi
dirinya, sebab Tam Goat Hua mencintai Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek.
Lama sekali Lu Leng tertegun, setelah itu barulah berjalan
ke arah datangnya suara helaan nafas.
Di hadapannya terdapat sebuah goa dan tampak
seseorang sedang berjalan keluar dari goa itu.
Orang itu mengenakan pakaian hijau muda, tubuh
ramping semampai, indah bukan main! Akan tetapi, wajahnya
tampak muram Siapa dia? Ternyata memang Tam Goat Hua.
Ketika melihat gadis itu, sadarlah Lu Leng bahwa Tok Ciu
Lo Sat-Seh Cing Hua menyuruhnya ke mari untuk menemui
putrinya, Walau secara resmi Tam Goat Hua adalah subo (lstri
gurunya), tapi Lu Leng tetap menganggapnya sebagai kekasih
yang tak terlupakan.

1216
Namun ketika Tam Goat Hua berjalan keluar, tidak melihat
Lu Leng, maka Lu Leng berusaha menekan gejolak hatinya.
Lu Leng tidak maju menyapanya, melainkan mundur dan
kemudian bersembunyi di balik sebuah pohon.
Tam Goat Hua terus berjalan dan tak lama sudah berada
dua depa di hadapan Lu Leng yang bersembunyi di balik
pohon itu,
Lu Leng melihat jelas Tam Goat Hua, tapi gadis itu justru
tidak tahu bahwa di lembah itu telah bertambah satu orang.
Wajah gadis itu memang tampak murung sekali, namun
tetap tampak cantik jelita.
Dia mendongakkan kepala memandang bulan, lama sekali
dan kemudian dia bergumam.
"lbu, bagaimana kau tahu isi hatiku?"
Mendengar ucapan itu, pedihlah hati Lu Leng.
Dia tahu bahwa Lu Leng tidak mau mendengar perkataan
ibunya, itu terbukti dari gumamnya barusan.
Lu Leng tak berani bergerak sama sekali, namun terus
mengintip ke arah Tam Goat Hua. Tampak gadis itu
memandang ke arah Cing Yun Ling, seakan-akan melihat sinar
api lilin dan obor besar milik Hwa San Pai itu.
Setelah memandang sejenak, mendadak wajahnya tersirat
akan kebulatan hatinya, Dia langsung melesat bagaikan kilat
meninggalkan lembah itu dan sekejap sudah hilang dari
pandangan Lu Leng.

1217
Lu Leng tidak tahu bagaimana urusan mereka ibu dan
anak. Namun dia masih ingat, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
menemui Tam Goat Hua pasti malam kemarin, yakni ketika
gadis itu meninggalkan kamar Lu Leng, yakni di saat gadis itu
mengeluarkan suara jeritan kaget.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkepandaian begitu tinggi,
maka sudah barang tentu dapat menguasai Tam Goat Hua,
lalu membawa gadis itu pergi
Kini Lu Leng pun tahu bahwa Tam Goat Hua pasti pergi ke
Cing Yun Ling untuk menemui Tong Hong Pek yang amat
dicintainya.
Lu Leng tersenyum getir Dia berjalan keluar dari balik
pohon sambil menghela nafas panjang dan mendongakkan
kepala untuk memandang rembulan Go Bi San merupakan
tempat yang membuatnya berduka, maka lebih baik pergi saja
agar hati tidak terus tersiksa.
Dia berdiri di situ sambil termenung, kemudian mendadak
terdengar suara bentakan Tam Goat Hua dari tempat jauh.
"Siapa?"
Lu Leng tertegun. Kemudian terdengar lagi suara tawa
dingin.
Lu Leng tahu bahwa Tam Goat Hua pasti berjumpa musuh
tangguh, maka dia segera melesat ke arah suara gadis itu.
Ketika dia melesat pergi, justru di saat bersamaan
telinganya mendengar suara "Ting Tung", yakni suara harpa.

1218
Lu Leng berpikir, kepandaian Tam Goat Hua amat tinggi,
lagipula berada dalam wilayah Go Bi San, maka siapa berani
cari gara-gara di tempat ini?
Akan tetapi, ketika mendengar dua kali suara harpa yang
amat nyaring itu, terkejutlah hati Lu Leng. Dia langsung
berhenti dan sekaligus menghimpun hawa murni, baru
kemudian melesat pergi bagaikan kilat.
Tak seberapa lama, Lu Leng sudah makin mendekat Di
lihatnya sosok yang ramping berdiri di hadapan sebuah kereta
mewah, yang penuh dihiasi dengan berbagai macam batu
permata, sedangkan suara harpa itu terus berbunyi.
Suaranya berbeda dari yang pernah didengarnya, Dulu
suara harpa itu membuat pikiran orang menerawang dan
membetot sukma, sehingga orang yang mendengarnya
menjadi tak dapat mengendalikan diri.
Akan tetapi, kali ini suara harpa itu amat sedap didengar,
dan hati yang mendengarnya menjadi nyaman sekali.
Lu Leng melihat Tam Goat Hua sedang bertepuk-tepuk
tangan mengiringi suara harpa itu, kemudian gadis itu pun
mulai menari-nari dengan wajah ceria.
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam, kemudian mendadak
melesat ke hadapan Tam Goat Hua.
Tampak wajah gadis itu berseri mempesonakan. Dia
memandang Lu Leng dan kemudian menjulurkan tangannya.
Lu Leng pun menjulurkan tangannya dan kemudian
mereka berdua saling menggenggam tangan.

1219
Saat ini, suara harpa itu kedengaran semakin jauh,
akhirnya tak terdengar sama sekali.
Sedangkan sejak meninggalkan pulau Hek Ciok To, Lu
Leng mendengar berita bahwa Tam Goat Hua akan menikah
dengan Tong Hong Pek, dan itu membuat hatinya jadi resah
dan berduka sekali. Namun saat ini semua itu entah sirna ke
mana,
Dalam hati mereka berdua, sepertinya merasa amat
bahagia sekali, sebab wajah mereka tampak cerah berseriseri.
Mereka berdua saling menggenggam tangan sambil
menari-nari, bahkan Tam Goat Hua mulai bersenandung,
membuat Lu Leng seakan mabuk.
Padahal sesungguhnya, suara harpa itu masih terus
mengalun, tapi kini mereka sudah terpengaruh maka tidak
mendengar suara harpa itu lagi.
Perlahan-lahan mereka berdua berjalan ke depan,
sedangkan kereta mewah itu masih berada di situ.
Tak seberapa lama, mereka berdua sudah duduk di dalam
sebuah rimba, Mendadak Tam Goat Hua duduk dan Lu Leng
berbisik di telinganya.
"Kakak Goat, kau mencintaiku?"
Tam Goat Hua memandang Lu Leng dengan mata
berbinar-binar, Tiba-tiba kedua pipinya berubah menjadi
kemerah-merahan, kemudian dia menundukkan wajahnya
dalam-dalam....

1220
Lu Leng menganggap Tam Goat Hua mencintai Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek, namun kini dia yakin bahwa Tam
Goat Hua mencintai dirinya, sedangkan saat ini, Tam Goat Hua
pun telah melupakan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, hanya
merasa pemuda tampan yang berada di hadapannya, yang
patut untuk dicintai.
Lu Leng menundukkan kepala, kemudian mencium kening
Tam Goat Hua. Gadis itu tidak menolak, bahkan malah
langsung mendekap di dada Lu Leng sambil tertawa.
Mendadak segumpal awan hitam menutupi rembulan
sehingga di tempat itu menjadi gelap sekali. Di saat itulah,
suara harpa itu berubah menjadi nada porno....
-ooo0ooo-
Ketika Lu Leng meninggalkan ruang besar Cing Yun Ling,
tiada seorang pun memperhatikannya, sebab semua orang
sedang memusatkan perhatian untuk mendengarkan apa yang
akan dikatakan si Nabi Setan-Seng Ling.
Si Nabi Setan-Seng Ling menarik nafas dalam-dalam,
kemudian berkata.
"Cit Sat Sin Kun, dulu kita bersama-sama pesiar ke manamana,
tapi kenapa kini kau begitu mendesakku."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membentak gusar.
"Tidak salah! Dulu kita memang pernah menjadi kawan!
Tapi di antara kita terdapat perbedaan haluan, akhirnya putus
hubungan! Maka kau jangan mengungkit masa lalu itu!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa.

1221
"Ha ha ha! Baik! Baik!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata dingin.
"Kau jangan terus omong kosong! Kalau diulur lagi, aku
pun tidak bisa berbuat apa-apa!"
Bagian 26
Si Nabi Setan-Seng Ling tahu, bahwa Cit Sal Sin Kun-Tam
Sen tidak dapat menghalangi Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
menggunakan Kura-Kura Mayat menghisap hawa murninya,
itu membuatnya amal ketakutan Maka dia segera berkata.
"Sesungguhnya amat sederhana sekali. Kemarin, ketika
aku bersama putraku sedang dalam perjalanan mendadak ada
sebuah kereta mewah mengejar kami dari belakang. Kereta itu
dihiasi dengan berbagai batu permata. Konon itu adalah
kereta mewah milik Liok Ci Khim Mo. Ketika itu, kami berdua
amat terkejut, namun sudah tidak sempat menghindari
Berkata sampai di situ, semua orang yang berada di situ
pun tertawa dingin, kata mereka tahu bagaimana sifat dan
kelakuan si Nabi Setan-Seng Ling, sifatnya suka menindas
yang lemah, namun takut kepada yang kuat, Ketika melihat
Liok Ci Khim Mo, entah bagaimana dia?
Setiap orang sudah pasti tidak akan menceritakan
keburukan masing-masing, begitu pula si Nabi Setan Seng
Ling.

1222
Hari itu ketika dia bersama putranya melakukan
perjalanan, mendadak terdengar suara kereta menderu-deru
mengejar mereka,
Semula si Nabi Setan-Seng Ling tidak begitu menaruh
perhatian, tapi suara kereta itu makin lama makin dekat,
bahkan terdengar suara seruan.
"Orang yang di depan harap berhenti!"
Begitu mendengar seruan itu, si Nabi Setan-Seng Ling
langsung tahu bahwa orang yang berseru itu pasti kaum rimba
persilatan.
Ketika itu dia merasa gusar tapi juga geli, sebab orang
yang berseru itu tidak mengenalinya, mungkin orang yang
baru berkecimpung dalam rimba persilatan Oleh karena itu,
dia ingin memberi pelajaran padanya, Si Nabi Setan-Seng Ling
memberi isyarat kepada putranya, kemudian mereka berdua
berhenti.
Si Nabi Setan-Seng Ling membalikkan badannya seketika
merasa maunya silau. Setelah melihat jelas, tersentaklah
hatinya.
Ternyata tak jauh dari situ, tampak sebuah kereta mewah
berhenti dan seorang berpakaian seperti pengurus rumah
duduk di depan kereta mewah itu,
Orang itu memegang sebuah pecut kuda. Kepalanya
manggut-manggut ke arah mereka seraya berkata,
"Kalian berdua kemarilah!"

1223
Padahal si Nabi Setan-Seng Ling tidak pernah berjumpa
Liok Ci Khim Mo, tapi sejak kejadian di puncak Sian Jin Hong
di gunung Bu Yi San, kaum rimba persilatan yang mana pun,
kalau membicarakan Liok Ci Khim Mo, wajah mereka pasti
berubah.
Oleh karena itu, begitu melihat kereta mewah tersebut, si
Nabi Setan-Seng Ling sudah menduga, bahwa itu adalah
kereta mewah kepunyaan Liok Ci Khim Mo.
Maka ketiga orang yang duduk di bagian depan kereta
mewah menyuruh mengundang mereka, si Nabi Setan-Seng
Ling sama sekali tidak berani melampiaskan kegusarannya.
Mereka berdua tertegun, kemudian si Nabi Setan Seng
Ling memandang putranya, yang wajahnya sudah kelihatan
menghijau,
Akan tetapi, si Nabi Setan-Seng Ling tetap bersabar. Kalau
pihak itu bukan Liok Ci Khim Mo, barulah dia akan turun
tangan, Setelah mengambil keputusan itu, barulah dia
menghampiri orang tersebut
"Ada petunjuk apa?" tanyanya,
Orang itu tersenyum,
"Majikanku ingin bicara sejenak dengan Nabi Setan!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertegun, karena orang itu tahu
identitasnya, maka dia yakin orang itu bukan orang biasa.
Karena itu, si Nabi Setan-Seng Ling tersenyum.
"Majikanmu mau bicara apa denganku?" tanyanya

1224
Orang itu tersenyum,
“Tahukah kau siapa majikanku?"
* * * *
Bab 56
Ketika si Nabi Setan-Seng Ling baru mau menjawab,
mendadak terdengar suara tawa di dalam kereta mewah itu.
"Ha ha! Kaum rimba persilatan menjuluki aku apa?"
"Anda memiliki ilmu Pat Liong Thian Im, maka kaum rimba
persilatan menjuluki Anda Liok Ci Khim Mo!" sahut si Nabi
Setan-Seng Ling,
Orang yang di dalam kereta mewah tertawa lagi,
"Ha ha! Liok Ci Khim Mo! Liok Ci Khim Mo! Cukup bagus
julukan ini!"
Si Nabi Setan-Seng Ling bertanya, karena dia tidak tahu
kenapa Liok Ci Khim Mo memanggilnya,
"Maaf, dulu Anda punya julukan apa?"
Pertanyaan tersebut disambut dengan suara harpa Tung",
Meskipun suara harpa itu tidak bernada tinggi, namun Si Nabi
Setan-Seng Ling merasa dadanya seperti terhantam sebuah
palu, padahal dia memiliki Lweekang yang amat tinggi, Namun
suara harpa itu justru membuatnya terhuyung-huyung dan
kemudian jatuh duduk di tanah dengan wajah pucat pias.

1225
Kini si Nabi Setan-Seng Ling baru yakin bahwa yang di
dalam kereta mewah itu memang Liok Ci Khim Mo.
Terdengar suara yang amat dingin dari dalam kereta
mewah itu.
"Kini aku adalah Liok Ci Khim Mo, dulu siapa aku, kau tidak
perlu bertanya!"
Si Nabi Setan-Seng Ling diam saja, Dia sudah tahu akan
kelihayan Pat Liong Thian Im, maka tidak berani bertingkah
bahkan tak berani bersuara.
Berselang sesaat, orang di dalam kereta mewah itu
berkata lagi,
" Nabi Setan, di dalam istana Setanmu terdapat seseorang
yang memiliki Busur Api, apakah benar?"
Mendengar pertanyaan itu, si Nabi Setan-Seng Ling
tercengang, karena mendadak Liok Ci Khim Mo bertanya
tentang si Budak Setan.
Setelah berpikir sejenak, barulah menjawab.
"Tidak salah! Sudah lama sekali aku pernah
menyelamatkan nyawa seorang anak yang tak punya nama
maupun marga, maka aku memanggilnya si Budak Setan,"
"Bagaimana rupanya?" tanya Liok Ci Khim Mo.
"Amat buruk sekali!" sahut si Nabi Setan-Seng Ling,
Liok Ci Khim Mo seperti tertegun, setelah itu bertanya lagi.

1226
"Kini sudah berapa usianya?"
Si Nabi Setan-Seng Ling sungguh tak mengerti, kenapa
Liok Ci Khim Mo yang menggemparkan rimba persilatan itu
kini kelihatan amat memperhatikan si Budak Setan? Dia penuh
keheranan, namun sama sekali tidak berani bertanya.
"Usianya kira-kira... dua puluh tiga tahun."
"Kini dia masih berada di istana Setan?"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertegun dan termangu-mangu,
Karena tiga tahun yang lalu, si Budak Setan pergi bersama
Tam Goat Hua dan hingga saat ini tiada kabar beritanya, maka
dia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya,
"Cepat beritahukan!" bentak Liok Ci Khim Mo.
"Tiga tahun yang lalu ia menghilang entah ke mana."
"Sama sekali tiada kabar beritanya?"
"Memang tidak ada,"
"Omong kosong! Busur Api itu merupakan pusaka dalam
rimba persilatan, bagaimana mungkin tiada kabar beritanya?
Jangan-jangan kau telah merebut Busur Api itu, lalu
membunuhnya!"
"Ha haaaa! Anda terlampau memandang rendah jiwaku!"
Hening sejenak, lama sekali baru terdengar suara Liok Ci
Khim Mo.

1227
"Kau mau ke mana sekarang?"
"Kami ayah dan anak, mau ke Cing Yun Ling di Go Bi San."
Liok Ci Khim Mo seakan terkejut mendengar jawaban si
Nabi Setan-Seng Ling itu,
"Mengapa? Bukankah kau dengan Go Bi Pai tiada
hubungan apa-apa?"
"Kini ketua baru Go Bi Pai aliran tidak menyucikan diri,
yakni Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek akan menikah dengan
Tam Goat Hua, putri Cit Sat Sin Kun, maka kami mau pergi
jalan-jalan."
Ketika si Nabi Setan-Seng Ling berkata sampai di situ,
mendadak putranya menyela,
"Padahal sesungguhnya, Tam Goat Hua akan menikah
denganku."
Si Nabi Setan-Seng Ling terkejut bukan main,
"Tutup mulutmu!" bentaknya.
"ltu urusan kecil, Nabi Setan Seng! Setelah kau pulang dari
Go Bi San, harus mencari si Budak Setan! Kalau kau berhasil
mencarinya, aku berani menjamin putramu pasti memperistri
seorang gadis yang cantik jelita."
Ketika si A Setan-Seng Ling baru mau mengucapkan
terimakasih, Liok Ci Khim Mo sudah berseru.
"Jalan!"

1228
Sang kusir segera mengayunkan pecutnya ke arah kuda
penarik kereta, Maka terdengar suara ringkikan kuda, dan tak
lama kereta mewah itu pun meluncur ke depan.
Si Nabi Setan-Seng Ling dan putranya termangu-mangu di
tempat
"Ayah! Liok Ci Khim Mo bersedia jadi comblangku!" ujar
Seng Bou.
Si Nabi Setan-Seng Ling melotot sambil mendamprat
putranya.
"Diam! jangan memikirkan yang bukan-bukan!"
Walau mendamprat putranya, si Nabi Setan-Seng Ling
bergirang dalam hati, Karena, nada pembicaraan Liok Ci Khim
Mo tadi, sepertinya akan memberikannya suatu kebaikan,
apabila dia berhasil menemukan si Budak Setan itu!
Namun rimba persilatan begitu luas, lagipula si Budak
Setan memiliki ilmu Ginkang yang amat tinggi, Harus ke mana
mencarinya?
Si Nabi Setan-Seng Ling menggeleng-gelengkan kepala,
lalu bersama putranya melanjutkan perjalanan Dalam
perjalanan mereka sudah bersepakat, kalau tiba di Cing Yun
Ling, mereka akan menggunakan nama Liok Ci Khim Mo untuk
menekan semua orang. Dan alangkah baiknya jika Tam Goat
Hua mau menikah dengan putranya,
Oleh karena itu, ketika mereka berdua tiba di ruang besar,
langsung bersikap angkuh, Namun mereka berdua rupanya
tidak menyangka, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua juga berada di
situ, Akhirnya mereka berdua malah terluka.

1229
Begitulah si Nabi Setan-Seng Ling menceritakan tentang
kejadian itu, Dan tentu saja dia menutupi hal-hal yang
mencemarkan nama baiknya, sehingga terkesan kalau Liok Ci
Khim Mo menganggapnya sebagai teman.
Seusai si Nabi Setan-Seng Ling bercerita, wajah semua
orang tampak berubah tak menentu. Cit Sat Kun-Tam Sen
dengan wajah berubah serius langsung menghadap para
tamu,
"Hari ini pernikahan putriku...."
Baru berkata sampai di situ, mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hua sudah membentak
"Tua bangkai Pernikahan putriku, apakah kau yang
memutuskannya?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mencelat ke atas menyambar
selembar kertas yang menempel di dinding, bertulis sepasang
huruf "Hi" (Gembira).
"Jangan sok galak!" hardik Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek sambit menyambar sepasang sumpit gading, kemudian
meluncurkannya ke arah punggung Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing
Hua.
Gerakan kedua orang itu amat cepat Tampak lengan
kanan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengibas ke belakang,
sebatang sumpit gading berhasil ditangkapnya, Kemudian
dengan begitu menggunakan sumpit itu menangkis sumpit
yang satu lagi.
Plak! Sumpit yang satu terpental ke tanah,

1230
Sesungguhnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak
berniat melukai Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, sebab dulu dia
amat mencintainya.
Kini dia mencintai Tam Goat Hua, karena gadis itu sedikit
mirip Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Tadi Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyambit dengan
sepasang sumpit gading, karena hanya ingin mencegah Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua merobek kertas merah yang
menempel di dinding. Itu sebabnya dia hanya menggunakan
lima bagian tenaga dalamnya, itu pun terlihat sangat dahsyat
dan mengagumkan
Maka dia tidak menyangkal begitu gampang Tok Ciu Lo
Sat-Seh Cing Hua menyambut sekaligus memukul jatuh sumpit
yang lain.
Ini menjadi bukti bahwa Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
sudah menguasai semua ilmu yang tercantum dalam Kitab
Iblis, pantas dia begitu hebat
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun ketika
mendadak terdengar suara "Sert Sert Sert" Ternyata Tok Ciu
Lo Sat-Seh Cing Hua sudah merobek kertas merah itu.
Betapa gusarnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
mengetahui hal itu. Dengan wajah merah padam, dia
mengeluarkan suara bentakan keras dan mengguntur.
"Tok Ciu Lo Sat, kau kira aku takut padamu?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membalikkan badannya, lalu
tertawa melengking nyaring, "Kau memang takut padaku!
Beranikah bertarung denganku

1231
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan suara
dalam
Tok Ciu Lo Sat, aku masih memandang muka saudara
Tam, maka terus mengalah terhadapmu. Kalau kau sudah
keterlaluan tak segan-segan aku turun tangan!"
Tok Ciu Lo Sat mendengus dingin
"Hm! Sungguh menggelikan aku dengan tua bangka itu
sudah putus hubungan suami istri!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun Dulu, walau
pernah gagal dalam percintaan sehingga membuatnya
menderita beberapa tahun, namun dia justru memberi selamat
kepada Tam Sen dan Seh Cing Hua ketika mereka berdua
menikah,
Dia memang sudah melihat. sepasang suami istri itu
mempunyai ganjalan dalam hati, tapi tidak menyangka akan
jadi serius begitu,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memandang Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen.
"Saudara Tong Hong, harap jangan turun tangan! Lebih
baik kita merundingkan urusan yang amat penting itu!" ujar
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa dingin,
Tong Hong Pek, sudah lama kita tidak berjumpa, wajahmu
tetap seperti dulu, entah bagaimana kepandaianmu? Dulu kau
sering panggil aku kakak Cing, kenapa kini tidak memanggilku
kakak Cing lagi?"

1232
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong menekan kegusarannya,
Ketika Tok Ciu Lo Sat-Seng Cing Hua berkata begitu,
membuatnya teringat akan masa lalu, dan wajah Seh Cing
Hua yang cantik jelita, Akhirnya dia menghela nafas panjang,
kemudian berkata pada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
"Saudara Tam, kau mau bicara apa, bicaralah!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera berkata,
"Berdasarkan apa yang dikatakan si Nabi Setan-Seng Ling,
kemungkinan besar Liok Ci Khim Mo akan ke mari." Meskipun
begitu singkat, kata-kata Cit San Sin Kun-Tam Sen membuat
semua orang tersentak
"Tam Tocu, kenapa kau begitu yakin?" tanya Yok Kun Sih
bernada dingin,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut, "Tiga tahun lalu,
Thian Hou Lu Sin Kong menerima titipan barang aneh, itu
adalah tujuan Liok Ci Khim Mo, agar para jago tangguh rimba
persilatan binasa oleh Pat Liong Thian Im, Liok Ci Khim Mo
akan menguasai rimba persilatan! Di puncak Sian Jin Hong dia
memperdengarkan Pat Liong Thian Im, justru dikarenakan
itu!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berhenti sejenak, setelah itu baru
melanjutkan
"Kini dia tahu banyak jago tangguh berkumpul di sini,
Bagaimana mungkin dia tidak ke mari! Bagaimana menurut
mu, Kun Sih?"
Yok Kun Sih manggut-manggut,

1233
"Ng! Tidak salah apa yang kau katakan, tapi kenapa dalam
waktu tiga tahun tiada kabar beritanya tentang Liok Ci Khim
Mo?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersenyum. "Hingga saat ini,
akupun tidak tahu itu."
Yok Kun Sih berkata lagi,
"Menurut Tam Tocu, harus bagaimana kita
menghadapinya?"
"Menurutku, bagi yang berkepandaian rendah, lebih baik
sementara meninggalkan ruang ini, Kita memerlukan orangorang
berkepandaian ,tinggi, setiap orang harus menyumbat
lobang telinga dengan kain, agar....Ucapan Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen terhenti karena mendadak saja Liat Hwe Cousu
tertawa terbahak-bahak,
"Ha ha ha! Sungguh menggelikan! Kalau lobang telinga
bisa disumbat dengan kain agar tidak mendengar suara harpa
itu, lalu apa gunanya Pat Liong Thian Im?"
Mendengar itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen cuma tertawa
hambar Dulu dia bersifat berangasan, setelah lama tinggal di
pulau Hwe Ciok To, kini banyak perubahan bahkan menjadi
sangat penyabar.
Lain halnya dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Dia
langsung bertanya dengan dingin dan menatap ke arah Liat
Hwe Cousu.
"Kalau begitu, bagaimana menurutmu?"
Liat Hwe Cousu menyahut dengan dingin pula,

1234
"Tunggu sampai dia datang, baru kita bicarakan jangan
takut terlambat sekarang bayangannya saja belum kelihatan,
kalian sudah ribut tidak karuan,
Bukankah itu amat menggelikan?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membentak gusar,
"Kentut...!"
Air muka Liat Hwe Cousu langsung berubah. Mendadak dia
bangkit berdiri, dengan ujung lengan jubahnya bergerak.
sementara Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tetap menatapnya
dengan tajam. Dia rupanya tahu kalau Liat Hwe Cousu akan
menyerang-nya.
Semua orang menduga, pertarungan hebat pasti tak
terelakkan lagi. Namun mendadak, terdengar suara orang
memuji nama Sang Buddha di luar ruangan, Dan tampak
sesosok bayangan berkelebat seorang padri tua sudah
berjalan ke dalam ruang besar itu. Orangtua itu tak lain Sui
Cing Siansu, ketua Go Bi Pai aliran menyucikan diri.
Tong Hong Pek tentu terkejut bukan main melihat
kedatangan ketua Go Bi Pai ini. Dahulu para padri di Go Bi Pai
tidak peduli ketika dirinya menikah dengan Tam Goat Hua.
Sebab ini tindakan manusia yang tak mau menyucikan diri.
Maka Tong Hong Pek buru-buru menyambutnya.
"Ada urusan, Suheng?" tanya Tong Hong Pek.
Sui Cing Siansu maju selangkah dengan mata menatap
Tong Hong Pek.

1235
"Ketika aku sedang bersamedi di dalam kamar, sayupsayup
terdengar suara harpa, nadanya mempengaruhi orang
memikirkan yang bukan-bukan."
Tong Hong Pek terkejut bukan main.
"Suara harpa?"
Sui Cing Siansu menyebut kebesaran nama Sang Buddha.
"Omitohud! Tidak salah, itu pasti Pat Liong Thian Im!"
Tong Hong Pek menoleh ke arah Liat Hwe Causu sambil
tertawa dingin,
"Kini sudah datang, apa akalmu sekarang?"
Padahal sesungguhnya Liat Hwe Cousu juga amat terkejut
dalam hati, Ketika berada di Sian Jin Hong Bu Yi San, Liat Hwe
Cousu justru pergi duluan, maka terhindar dari petaka itu.
Mengenai bagaimana kehebatan Pat Liong Thian lm, dia sama
sekali tidak pernah merasakannya,
Kini di hadapan banyak orang, tentunya tak ingin dia
memperlihatkan kelemahan dirinya,
"Ha ha haaa! Sampai di sini masih belum terlambat "
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih bangkit berdiri seraya berkata,
Tuan Tong Hong, tidak usah mempedulikan orang gila itu!
Kita rundingkan saja cara menghadapi Liok Ci Khim Mo!.
Liat Hwe Cousu langsung membentak gusar,

1236
"Siapa orang gila?!"
Sui Cing Siansu segera membalikkan badannya.
"Siancai! Siancai! Musuh besar sudah berada di depan
mata, sebaiknya kita jangan ribut!"
Liat Hwe Cousu tertawa dingin,
"Biar kami Hwa San Pai pergi menghadapinya!"
Sekejap kemudian dia sudah berkelebat meninggalkan
ruang besar Si Walet Hijau-Yok Kun Sih tertawa nyaring, lalu
berkata.
"Sungguh enak didengar, padahal ingin mengambil
langkah seribu!"
Liat Hwe Cousu sudah melesat pergi, namun ketika
mendengar Yok Kun Sih berkata begitu, seketika dia kembali
ke ruang besar
"Baik! Kita semua berjaga di sini Siapa berani
meninggalkan ruang besar ini, selanjutnya bila bertemu dalam
rimba persilatan, boleh meludahinya!"
Begitu Liat Hwe Cousu mencetuskan itu, hati semua orang
tertegun Tadi ketika mendengar Liok Ci Khim Mo akan datang
ke mari sudah banyak orang bangkit berdiri Namun kemudian
duduk kembali karena tertekan oleh perkataan Liat Hwe
Cousu,
Saat ini berdasarkan apa yang dikatakan Sui Cing Siansu,
ketika sedang bersemedi di dalam kamar di Tong Thian Hong,

1237
padri tua itu mendengar Pat Liong Thian Im. itu pertanda Liok
Ci Khim Mo sudah sampai di gunung Go Bi San!
Karena itu, sudah banyak orang mengambil keputusan
meninggalkan tempat agar tidak tertimpa petaka, Namun
begitu mendengar kata-kata Liat Hwe Cousu orang-orang
yang ingin pergi itu, justru saling memandang, mereka sudah
tidak bisa pergi. Karena apa yang dikatakan Liat Hwe Cousu
tadi amat jelas sekali. "Siapa berani meninggalkan ruang besar
ini, selanjutnya bertemu dalam rimba persilatan, boleh
meludahinya.
Nah! Kalau sekarang pergi begitu saja, apakah selanjutnya
masih punya muka bertemu sesama kaum rimba persilatan?
Soalnya juga menyangkut nama baik partai. Kaum rimba
persilatan, bertarung dan saling membunuh, kadang hanya
karena membela nama,
Maka sesaat di dalam ruang besar itu diselimuti
ketegangan. suasana hening, tak seorang pun mengucapkan
kata-kata.
Di saat hening itu, telinga mereka tiba-tiba mendengar
sayup-sayup suara denting harpa, Kedengarannya di bawah
gunung,
Karena jaraknya masih terlalu jauh, suara harpa itu tidak
mempengaruhi perasaan orang yang mendengarnya.
Namun bagi yang memiliki Lweekang dangkal, wajah
mereka sudah berubah kemerah-merahan, karena suara harpa
itu bernada porno!
Sementara Liat Hwe Cousu sudah duduk sambil
memejamkan mata, Kelihatannya dia mulai menghimpun hawa

1238
murni, sebab tak lama kemudian, ubun-ubunnya mengebulkan
uap putih.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memandang Liat Hwe
Cousu sejenak, kemudian membalikkan badannya, Menatap ke
arah Tok-Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
“Tok Ciu Lo Sat, kau sembunyikan Goat Hua di mana?"
tanyanya kepada Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menyahut dengan dingin,
"Dia putriku, mengapa kau menanyakannya?"
Air muka Tong Pek berubah.
"Kini musuh besar sudah berada di depan mata sedangkan
dia hanya seorang diri, Kalau bertemu Liok Ci Khim Mo, walau
dia putrimu, tapi apakah Liok Ci Khim Mo akan
melepaskannya?"
Mendengar itu, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertegun.
"Aku bawa dia ke sebuah lembah, tadi kusuruh Lu Leng
pergi menengoknya!"
Betapa terkejutnya Tong Hong Pek ketika mendengar itu,
Maka dia langsung membentak sengit dengan mata melotot
tajam.
"Sungguh?"
Suara bentakan Tong Hong Pek mengguntur, sehingga
mengejutkan semua orang yang berada di situ,

1239
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua juga menyahut dengan
sengit.
"Apa yang tidak sungguh? Kau sudah tua tapi ingin
memperistri seorang gadis, Goat Hua dan Lu Leng merupakan
pasangan yang serasi. Apa kau mau perebutan dengan
muridmu sendiri?"
Wajah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek merah padam, dia
mundur dua langkah, Ketika itu terdengar suara Krek Krek!
Ternyata lantai yang diinjaknya telah pecah, Matanya menatap
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua dengan tajam.
"Kau tahu? Kau telah menghancurkan hidup Goat Hua
selamanya!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa,
"Bagaimana kau tahu itu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menunjuk keluar seraya
menyahut
"Kau dengar nada Pat Liong Thian Im yang porno itu? Kita
di sini saja sudah mendengarnya. Walau sayup-sayup tapi
cukup membuat pikiran kita terpengaruh. Mereka berada di
bawah gunung, bagaimana mungkin dapat bertahan? Sudah
pasti mereka akan melakukan perbuatan keji karena
terangsang oleh suara itu!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tampak acuh tak acuh,
bahkan tertawa.
"He he! itu memang bagus sekali! Aku harus
berterimakasih kepada Liok Ci Khim Mo."

1240
Mendengar Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata begitu,
Giok Bin Sin Kun sudah tidak dapat bersabar lagi. Langsung
dikibaskan lengannya, seketika terdengar suara dahsyat
menggoncangkan ruang besar itu, Beberapa buah meja
berikut mangkok di atasnya terbang melayang keluar,
beberapa orang yang tak sempat menghindar langsung jatuh
dari kursinya,
Pukulan itu dahsyat bukan main. Saat melihat pukulan
Tong Hong Pek yang begitu dahsyat, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing
Hua juga amat terkejut dalam hati, Hampir dua puluh tahun
dia bersusah-payah mempelajari " Kitab Iblis" peninggalan
ayahnya, Karena itu, wajahnya jadi rusak menakutkan. juga
dikarenakan ingin mempelajari Kitab Iblis, maka dia ribut
besar dengan suaminya,
Dia beranggapan, apabila dia berhasil mempelajari Kitab
iblis maka dapat menjagoi rimba persilatan Kini tak pernah
diduga Pat Liong Thian Im telah lahir kembali Lagipula dilihat
dari pukulan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek ini, kalau dia
menggunakan tenaga sepenuhnya, mungkin akan hanya
seimbang saja.
"Seketika dia merasa kecewa sekali, membuatnya jadi
gusar bukan kepalang, Dan mendadak saja dia berseru keras
memuji
"Pukulan yang hebat !"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mundur selangkah Kemudian
dengan cepat dia melancarkan sebuah pukulan yang
menimbulkan suara menderu-deru dan memekakkan telinga.
Beberapa orang yang memiliki Lweekang dangkal langsung
menutup telinganya,

1241
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang berdiri di situ, seketika jadi
kalut melihat mereka berdua mulai bertarung."
"Jangan bertarung!" teriak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Kemudian secepat kilat dia mendorong sepasang telapak
tangannya ke arah mereka dengan jurus Thian Peng Te Liak
(Langit Runtuh Bumi Retak), salah satu jurus ilmu Cit Sat Sin
Ciang yang amat dahsyat,
Tiga tokoh saling bertarung. Sekejap saja sudah terdengar
suara benturan yang amat dahsyat, menggetarkan ruangan
besar itu,
Mereka bertiga adalah jago nomor wahid masa kini Dapat
dibayangkan betapa dahsyatnya benturan tenaga mereka,
Tampak mereka terjajar mundur dua langkah, namun belum
ada yang terluka. Goncangan hebat dalam ruang itu
memadamkan lilin-lilin yang semula menerangi sekitar tempat
itu,
Kemudian terdengar lagi suara gemeretek keras di atas.
Ternyata atap rumah telah bolong tersambar angin pukulan
mereka bertiga, Sinar bulan langsung menerobos ke dalam.
Liat Hwe Cousu dan si Walet Hijau-Yok Kun Sih terkejut
bukan main, menyaksikan pertarungan dahsyat itu, sementara
itu Sui Cing siansu segera menyebut dengan suara halus,
"Siancai! Siancai! pukulan kalian bertiga sungguh hebat,
kini terbukalah mataku, bahwa ilmu silat di kolong langit tiada
batasnya, Siancai! Siancai!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sama tercengang
kagum menyaksikan kehebatan ilmu mereka itu.

1242
Seketika mereka bertiga tersentak Mereka sadar bahwa
gabungan tenaga mereka bertiga amat dahsyat, sebab
Lweekang yang dilatih Tong Hong Pek mengandung tenaga
keras, Lweekang Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengandung
tenaga lunak, sedangkan Lweekang yang dilatih Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen merupakan gabungan tenaga keras dan lunak,
Maka jika ketiga macam tenaga itu bergabung mampu
menciptakan suatu tenaga yang sulit untuk ditandingi oleh
siapa pun,
Cukup lama mereka tertegun. Kemudian wajah Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen tampak mulai menyunggingkan senyum.
"Adik Cing, saudara Tong Hong! Gabungan tenaga kita
bertiga amat dahsyat, itu sungguh di luar dugaan! Mungkin...
dapat dimanfaatkan untuk melawan Pat Liong Thian Im!"
Sui Cing Siansu juga menyadari. Ketika terjadi benturan
ketiga macam tenaga itu, suara harpa pun tidak terdengar
lagi. itu memang di luar dugaan, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua malah tertawa dingin.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua langsung berkata.
"Kentut! Untuk apa aku bergabung dengan orang yang tak
tahu malu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa gelak,
"Ha ha ha! Tahun itu di puncak Sian Jin Hong Bu Yi San,
siapa yang membuat Liok Ci Khim Mo kabur?"
Ketika melihat mereka berdua tidak berniat bekerja sama,
guguplah hati Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. Dan mendadak

1243
terdengar suara Tung" ke dalam ruangan besar Sesaat
kemudian suasana hening, tak terdengar suara apa pun lagi,
"Saudara Tong Hong, Adik Cing! Liok Ci Khim Mo sudah
berada di bawah gunung, Kini dia telah berhenti memetik Pat
Liong Khim itu, mungkin sebentar lagi dia akan ke mari. Kita
harus segera berunding!" usul Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membentak sengit
"Tua bangka, kau jadi orang baik apa?"
Mendadak sepasang mata Tam Sen menyorot tajam,
kemudian menghardik
"Adik Cing, kau selalu ingin menang sendiri Kini kau sudah
berubah begini, apakah masih belum mau sadar?"
Wajah Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berubah kemerahan
sehingga yang semula sudah buruk, semakin menyeramkan
saja wajahnya,
"Berubah jadi macam apa?"
"Karena mempelajari Kitab iblis kau berubah jadi tidak
karuan, seperti setan iblis!"
* * * *
Bab 57
Sebelum Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyelesaikan
ucapannya, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah membentak
sengit sambil menerjang ke arahnya. Namun, di saat

1244
bersamaan, terdengar suara seruan yang amat menyedihkan
di luar
"Ayah!"
Belum hilang suara jeritan itu, tampak sosok bayangan
menubruk ke arah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. Gerakan orang itu
amat cepat suaranya yang amat menyedihkan: membuat Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertegun, dan berhenti mendadak
Namun saat itu pula orang yang baru muncul itu sudah
mendekap Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Semua orang menoleh ke sana, ternyata orang yang
mendekap dada Tam Sen tak lain Tam Goat Hua!
Rambutnya awut-awutan, dia tak bergerak setelah
mendekap di dada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. sepertinya ia
telah mengalami sesuatu yang amat menakutkan atau
mungkin menyedihkan sekali.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tercengang, karena Tam Goat
Hua muncul mendadak dalam keadaan kacau seperti ini.
"Goat Hua, kenapa kau? Goat Hua, kenapa kau?"
Tam Goat Hua tidak menyahut, hanya terus menangis
sedih, sehingga membuat hati semua orang jadi ikut bersedih
Badan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkelebat dia
sudah berada di hadapan Tam Goat Hna. perlahan dijulurkan
tangannya memegang bahu gadis itu,
Begitu Tong Hong Pek memegang bahunya, seketika Tam
Goat Hua tersentak seperti terpagut ular Dia mendongakkan
kepala memandangnya, kemudian berteriak-teriak.

1245
"Jangan sentuh aku! jangan sentuh aku! Cepat pergi!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun sambil mundur
selangkah ketika melihat Tam Goat Hua, Wajah gadis itu pucat
pias dan sepasang matanya redup, kalau dia tidak mengalami
suatu pukulan batin yang amat hebat, tidak mungkin
wajahnya berubah hebat macam itu.
"Goat Hua, sebetulnya apa yang telah terjadi?" tanya Giok
Bin Sin Kun yang tak sabaran melihat gadis itu,
"Jangan panggil aku!"
Gadis itu mundur dua langkah. Matanya jelalatan, takut,
diliputi kecemasan
Tong Hong Pek, Tam Sen, dan Seh Cing Hua maju
mendekatinya, namun Tam Goat Hua membentak
"Siapa pun jangan mendekatiku, biar aku pergi!"
Setelah itu tubuhnya berkelebat menerjang keluar
melewati sisi Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera menghentakkan
tangannya, mengeluarkan ilmu Hian Bu Sam Na, tapi
terjangan Tam Goat Hua amat cepat, sementara dia sendiri
merasa khawatir kalau tenaga sakti Hian Bu Sam Na akan
melukai putrinya, Maka dia hanya menggunakan tiga
perempat bagian tenaga dalamnya.
Serrt!
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen hanya berhasil menyambar
lengan baju Tam Goat Hua, sedangkan putrinya sudah

1246
melesat keluar Gadis itu muncul mendadak, pergi pun
mendadak pula, Dan sikap prilakunya yang aneh, membuat
semua orang di ruangan itu merasa heran.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek saling memandang, Ketika mereka hendak melesat untuk
mengejar Tam Goat Hua, mendadak terdengar suara seruan
keras melengking dari luar bangunan
"Kakak Goat!"
Tam Goat Hua tak menoleh apalagi menghentikan
langkahnya, melainkan terus melesat cepat sekali.
Suara seruan tadi amat memelas dan mengharukan
Namun Tam Goat Hua seperti tidak menghiraukannya.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek berhambur ke pintu. Namun tidak tampak lagi bayangan
Tam Goat Hua, yang tampak hanya Lu Leng, pemuda itu
berdiri termangu seakan kehilangan sukma, Matanya kosong,
memandang ke arah Tam Goat Hua melesat pergi kemunculan
Tam Sen dan Tong Hong Pek di pintu, sama sekali tidak
diketahuinya.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun memandangi Lu Leng
yang terpaku.
"Anak Leng, sebetulnya apa yang telah terjadi?"
Lu Leng membalikkan badannya, Air matanya tampak
bercucuran Mendadak dia berlutut di hadapan kedua orang
itu.
"Guru! Harap Guru turun tangan membunuhku!"

1247
Lu Leng muncul setelah Tam Goat Hua melesat pergi.
Dalam hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sudah memahami
nya.
Betapa sakitnya hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
mendapati kenyataan ini perlahan dia mengangkat tangannya,
kelihatannya ingin membunuh Lu Leng!
Karena, Lu Leng telah merebut buah hatinya, Dan kalau
tidak terjadi halangan macam ini, kini buah hatinya pasti
sudah jadi istrinya.
Hidup Tam Goat Hua telah hancur selamanya, Dia sudah
tidak punya muka menjumpai Tong Hong Pek. itu sebabnya
gadis itu langsung kabur! Rasa sakit dan benci bercampur
dalam hati Tong Hong Pek. ingin rasanya dia
menghancurleburkan apa saja yang ada di sekitar tempat itu.
Akan tetapi, mendadak dia tersentak sadar, bahwa
kejadian ini bukan kesalahan Lu Leng, juga bukan kesalahan
Tam Goat Hua.
Oleh karena itu, dia pun bertanya dalam hati, itu salah
siapa? Salah siapa? Liok Ci Khim Mo atau Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hua?
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menurunkan tangannya,
lalu membalikkan badan.
Tampak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua termangu-mangu,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tahu, kini Seh Cing Hua
sudah menduga hal yang sebenarnya telah terjadi atas
putrinya.

1248
Selama puluhan tahun, meskipun mengalami berbagai
macam pukulan batin Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sama
sekali tidak pernah menangis, Namun saat ini entah mengapa,
mendadak dia tertawa gelak yang tidak wajar, namun air
matanya ikut meleleh, membasahi pipi.
Usai tertawa, dia mengerahkan Lweekangnya,
mengangkat Lu Leng. Tentu saja Lu Leng terkejut bukan
main.
"Guru! Kenapa Guru tidak turun tangan terhadapku?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa sedih.
"Anak Leng, tiada hubungannya denganmu."
Tong Hong Pek membalikkan badannya lagi, kemudian
tertawa aneh seraya berkata, Tok Ciu Lo Sat, kau sudah
menyaksikan itu?"
Suara Tong Hong Pek amat nyaring, namun Tok Ciu Lo
Sat-Seh Cing Hua tetap berdiri mematung.
Dia tidak mendengar suara Tong Hong Pek. sebenarnya
hati Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua amat tersiksa pedih seperti
disayat dengan sembilu Selama ini dia berbuat apa, sama
sekali tidak pernah merasa menyesal Namun saat ini, dia
menyesali Menyesal yang teramat sangat.
Dia membawakan untuk putrinya bukan suatu
kebahagiaan melainkan penderitaan Seperti apa yang
dikatakan Tong Hong Pek tadi, bahwa dia telah
menghancurkan hidup Tam Goat Hua.

1249
Hening seketika, semua orang tidak bersuara, Begitu pula
Tong Hong Pek dan lainnya, sungguh sepi di ruang besar itu,
Namun mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berteriakteriak
dengan air mata berlinang,
"Goat Hua! ibu bersalah! ibu tidak tahu isi hatimu, ibu
bersalah! ibu tidak baik!"
Sambil berteriak-teriak kesetanan, ia mengangkat sebelah
tangannya, lalu memukul ubun-ubunnya sendiri dengan
sepenuh tenaga, Ternyata ingin membunuh diri!
Akan tetapi, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang berdiri di
sebelahnya telah melihat air mukanya berubah begitu aneh,
Dia tahu ada yang tidak beres, Maka ketika Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hua mengangkat sebelah tangannya, dia bergerak cepat
menotok jalan darah Yang Ku Hiat di lengannya,
Pukulan yang dilancarkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
pada ubun-ubunnya sendiri memang tepat mengena
sasarannya. Namun, pukulan itu telah kehilangan tenaga,
Maka kenekadannya untuk bunuh diri gagal
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mendongakkan kepala, Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen segera maju selangkah
"Adik Cing!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua juga maju selangkah,
kemudian mereka berdua saling berpelukan erat-erat.
Pada dasarnya mereka berdua merupakan sepasang suami
istri yang saling mencinta, hidup rukun, dan bahagia di pulau
Hwe Ciau To.

1250
Yang membuat mereka ribut besar hingga berpisah adalah
gara-gara Kitab iblis!
Ini merupakan kejadian sekitar dua puluh tahun, Waktu itu
Tam Goat Hua baru lahir, Tanpa diduga mendadak muncul Mo
Liong Seh Sih, ayah Seh Cing Hua di pulau Hwe Ciau To, Dia
menyerahkan Kitab iblis kepada putrinya itu.
Setelah itu, Mo Liong Seh Sih meninggalkan pulau Hwe
Ciau To. Sejak itu tiada kabar beritanya.
Seh Cing Hua membolak-baltk Kitab iblis tersebut Selain
berisi berbagai ilmu silat tingkat tinggi, Kitab iblis itu memuat
juga berbagai macam formasi, tentang binatang beracun, dan
lain sebagai nya, termasuk membuat berbagai macam obat
dan ramuan.
Setelah membolak-balik Kitab iblis Seh Cing Hua
mengambil keputusan dalam hati, akan mempelajarinya
Cit Sat Sin Kun yang saat itu berada bersama
Seh Cing Hua, mengetahui keputusan Seh Cing Hua untuk
mempelajari Kitab iblis itu. Dia tahu benar siapa sesungguhnya
yang akan mempelajari kitab itu. Sifat manusia suatu saat bisa
berubah. Dan bisa jadi kelak akan terkena racun yang
dibuatnya sendiri.
Maka ketika tahu Seh Cing Hua mengambil keputusan itu,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berusaha mencegah Akhirnya mereka
berdua jadi ribut besar Setelah itu, Seh Cing Hua membawa
Kitab iblis meninggalkan Pulau Hwe Ciau To.
Semula Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menganggap istrinya
akan pulang, namun ternyata tidak,

1251
Tam Sen ingin pergi mencari nya. Namun putrinya yang
baru lahir itu harus diurusi, maka dia mengurungkan niat
mencari istrinya,
Setelah Tam Goat Hua berumur tiga tahun, barulah dia
membawa mereka kakak beradik meninggalkan pulau Hwe
Ciau To, pergi mencari Seh Cing Hua.
Akan tetapi, harus ke mana mencarinya? Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen membawa kedua anaknya berkecimpung dalam
rimba persilatan, Empat tahun lamanya malang melintang di
rimba persilatan, tapi tak menemukan isterinya, Tam Sen
putus asa, dan akhirnya menetap di suatu tempat
Dia mulai mengajar kedua anaknya dengan ilmu silat, tapi
tidak pernah mengungkit tentang ibu mereka.
Hingga tiga tahun lalu, Tam Sen memperoleh berita bahwa
Pat Liong Thian Im lahir lagi dalam rimba persilatan,
membuatnya berniat menyelamatkan rimba persilatan, Ketika
di wilayah Holam bertemu Lu Sin Kong suami isteri pada suatu
malam, mendadak dia mendengar suara siulan tiga kali, Begitu
mendengar suara siulan itu, dia amat terkejut karena
mengenali itu suara siulan isterinya.
Maka ketika itu, sebelum usai berbicara dengan Lu Sin
Kong suami isteri, dia langsung melesat ke arah suara siulan
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berhasil menemukan sebuah goa,
namun tidak bertemu Seh Cing Hua, Dia yakin selama itu Seh
Cing Hua berada di dalam goa tersebut mempelajari Kitab
Iblis!
Karena itu, ketika mendengar dari Han Giok Shia dan Lu
Leng, bahwa seseorang akan pergi menemui nya, dia amat

1252
terkejut dalam hati, Akhirnya ketika Seh Cing Hua muncul,
sudah berubah menyerupai setan. Padahal sebelumnya Seh
Cing Hua merupakan wanita yang amat cantik.
Kemunculan Seh Cing Hua untuk menentang Tam Goat
Hua menikah dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
sehingga membuat hubungan mereka semakin retak, sulit
akur kembali.
Akan tetapi, ketika melihat Seh Cing Hua begitu berduka
dan menyesal, bahkan nekad mau bunuh diri, Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen segera menyelamat-kannya, akhirnya mereka berdua
berpe1uk-pelukan.
Walau wajah Seh Cing Hua sudah rusak tidak karuan dan
amat menakutkan dia sama sekali 4idak merasa menyesal, Dia
tiba di Cing Yun Ling Go Bi Pai, justru di saat Tam Goat Hua
meninggalkan kamar Lu Leng.
Ketika meninggalkan Tam Goat Hua, gadis itu umurnya
belum genap satu bulan.
Namun begitu melihat Tam Goat Hua, Seh Cing Hua yakin
gadis itu adalah putrinya,
Tam Goat Hua mau menikah dengan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek, Hal ini membuat Seh Cing Hua salah paham.
Dia mengira putrinya tertekan oleh Tong Hong Pek dan
dipaksa oleh suaminya, Oleh karena itu, dia mengambil
keputusan untuk menggagalkan pernikahan itu demi
kebahagiaan putrinya, Lagipula Seh Cing Hua menganggap
putrinya mencintai Lu Leng, karena melihat putrinya ke kamar
Lu Leng di tengah malam.

1253
Karena salah paham itu, akhirnya menimbulkan kesalahan
yang amat besar
Malam itu Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membawa Tam
Goat Hua kembali ke kamar untuk memberitahukan tentang
identitasnya, Tam Goat Hua ternyata kurang percaya dan
beberapa kali ingin mengadakan perlawanan Namun dia
memang bukan lawannya, maka terpaksa membiarkan Tok Ciu
Lo Sat-Seh Cing Hua mengaturnya.
Saat itulah muncul Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan
Lu Leng di luar kamar Yang menyahut bukan Tam Goat Hua,
melainkan Tok Ciu Lo Sat-She Cing Hua!
Mereka ibu dan anak memang mirip, bahkan suaranya
hampir sama. Maka ketika Tong Hong Pek dan Lu Leng
mendengar suara itu, sama sekali tidak bcrcuriga,
Malam itu juga Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membawa
Tam Goat Hua ke lembah dengan terlebih dahulu menotok
jalan darah nya.
Ketika Lu Leng sampai di lembah itu, jalan darah Tam
Goat Hiia yang ditotok ternyata telah terbuka sendiri. Maka
saat mengeluarkan helaan nafas panjang, terdengar oleh Lu
Leng, sedangkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua segera kembali
ke kamar Tam Goat Hna. Kemudian dia menaruh semacam
obat di semua lilin, Di saat api lilin berubah kehijau-hijauan,
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memunculkan diri di ruang besar
Semua itu telah diceritakan di atas,
Lama sekali Tam Sen dan Seh Cing Hua saling berpelukan
Setelah itu, mereka melepaskan pelukan masing-masing, Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengeluarkan sebuah kedok, lalu
dipakainya.

1254
Kedok itu dibikin dari kulit peranakan kambing, yang
pembuatannya membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Setelah memakai kedok itu, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
berubah jadi Tam Goat Hua yang berusia muda, wajahnya
yang amat menakutkan itu telah tertutup semua.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang,
"Adik Cing, nasi sudah jadi bubur, untuk apa menyesal?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkertak gigi.
"Walau aku yang bersalah dalam hal ini, tapi Liok Ci Khim
Mo yang menimbulkan semua kejadian ini."
Wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak berseri.
"Adik Cing, bersediakah kau bergabung untuk melawan
Liok Ci Khim Mo, guna menyelamatkan rimba persilatan?"
Tok Ciu Lo Sat- Seh Cing Hua hanya menganggukkan
kepala.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandang Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek seraya bertanya, "Saudara Tong Hong,
bagaimana menurutmu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa,
"Menyelamatkan rimba persilatan? Ada hubungan apa
dengan diriku?" tukasnya masih dengan suara tawa bergelak

1255
Mendengar itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen jadi terdiam,
Diam-diam dia menghela nafas panjang, karena dia tahu
bagaimana sifat Tong Hong Pek, Lagipula saat ini Tong Hong
Pek sedang diliputi rasa sakit hati dan kecewa,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatapnya, kemudian berkata
perlahan.
"Saudara Tong Hong...."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membentak sengit.
"Kau jangan bicara lagi!"
Saat itu tampak Lu Leng menghampirinya, Dia
mengeluarkan sebuah kotak kecil seraya berkata.
"Guru, setelah kejadian itu, Kakak Goat menangis dan
menyuruhku mengembalikan kotak kecil ini pada Guru."
Apa isi kotak kecil itu, tentunya Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek mengetahuinya.
Itu adalah Soat Hun Cu! pertama kali bertemu Tam Goat
Hua, dia memberikan itu kepada Tam Goat Hua.
Tong Hong Pek menjulurkan tangannya mengambil kotak
itu, langsung membukanya pula, Tampak sebuah mutiara
yang bergemerlapan di dalam kotak kecil itu, Tidak salah,
memang Soat Hun Cu!
Tong Hong Pek memandang Soat Hun Cu dengan tatapan
mata kosong, Kecewa dan menyesatkan peristiwa yang
menimpa Tam Goat Hua, jantung hatinya,

1256
"Mengembalikan mutiara dengan linangan air mata.,."
gumamnya, sedih.
Seusai bergumam, Tong Hong Pek menutup kembali kotak
kecil itu, kemudian berkata pada Lu Leng,
"Anak Leng, untuk kau saja!"
Lu Leng tidak berani terima. Tapi Tong Hong Pek sudah
menaruh ke tangannya,
Giok Bin Sin Kun tertawa gelak sejenak. Kemudian
mendadak badannya bergerak, ternyata dia telah melesat
pergi.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera berseru,
"Saudara Tong Hong! Dalam keadaan begini, bagaimana
kau pergi begitu saja?"
Tong Hong Pek masih tertawa gelak. Dia sudah melesat
sejauh delapan depa. Mendadak Cit Sat Sin Kun-Tam Senpun
melesat mengejarnya. Namun telah didahului oleh Tok Ciu Lo
Sat-Seh Cing Hua. Ternyata dia pun melesat mengejar Tong
Hong Pek. Seh Cing Hua memiliki ilmu Ginkang Tui Yun Niak
Uh (Mengejar Awan Melewati Kabut), yang merupakan ilmu
Ginkang sangat tinggi Hanya sekejap dia telah berhasil
mengejar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Akan tetapi, mendadak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
bersiul panjang. Ketika dia baru mau melancarkan pukulan ke
arah Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, tiba-tiba tampak dua sosok
bayangan berkelebat begitu cepat menuju See Thian Hong itu.
sekejap kedua sosok bayangan tersebut sudah sampai di situ,
lalu berseru lantang,

1257
"Bu Lim Ci Cun (Penguasa Rimba persilatan), Liok Ci Khim
Mo tiba, semua orang harus berlutut menyambutnya!"
Apa yang di seru kan kedua orang itu, membuat wajah
semua orang di dalam ruang besar itu langsung terkejut. Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen menoleh ke arah kedua orang itu,
Tampak kedua orang itu berusia empat puluhan, Salah
seorang berwajah tampan.
"Siapa kalian berdua?" tanyanya dengan kening berkerut,
merasa curiga.
"Kami berdua Duta Liok Ci Khim Mo!" sahut kedua orang
itu serentak,
Seketika Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menggeram dan
langsung menerjang ke arah kedua orang itu. Akan tetapi, Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen cepat mencegahnya,
"Tunggu!"
Melihat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menerjang,
wajah kedua orang berubah seketika. Mereka menyurut
mundur beberapa langkah dengan sikap penuh waspada.
"Berani membangkang, ajal kalian tiba!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terlambat Saat itu juga tangan
Giok Bin Sin Kun telah mencengkeram leher kedua orang itu.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen cepat-cepat berseru karena
khawatir
"Saudara Tong Hong, jangan turun tangan dulu! Harus
pikir demi semua orang!"

1258
Hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memang sudah
hancur lebur Sebab, rencana pernikahannya dengan Tam Goat
Hua hancur berantakan. Ditambah pula memikirkan keadaan
Tam Goat Hua yang bernasib malang. Kini telah pergi
meninggalkannya,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkepandaian amat
tinggi, namun dia tidak pernah memikirkan kepentingan orang
kedua. Dia hanya amat mementingkan cinta kasih. Boleh
dikatakan dia adalah orang yang betul-betul berperasaan, dulu
ketika dia gagal mengejar Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua,
sehingga menyebabkan batinnya terpukul hebat Karena itu,
dia membabi buta sembarangan melukai orang, dan akhirnya
diusir dari pintu perguruan. Lalu berangkat ke gunung salju,
menyendiri di sana hampir dua puluh tahun,
Luka hatinya itu, dapat diobati oleh cinta kasih Tam Goat
Hua, Hatinya yang telah beku mencair perlahan-lahan. Namun
siapa nyana, akhirnya terjadi perubahan yang mengandaskan
cintanya,
Perubahan tersebut merupakan suatu pukulan yang jauh
lebih hebat dari dua puluh tahun lampau. Dulu dia tidak
berhasil memperistri Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, namun
masih sadar bahwa cinta tidak bisa dipaksa untuk menghibur
dirinya sendiri Kini dia tahu Tam Goat Hua amat mencintainya,
Namun apa hendak dikata petaka telah mengubah segalanya.
Kalau dulu cuma dia seorang diri yang men-derita, kini
berdua dengan Tam Goat Hua.
Tadi dia melihat wajah gadis itu, Kalau tidak mati,
selamanya dia pasti hidup menyendiri di suatu tempat, tidak
akan memunculkan diri lagi

1259
Oleh karena itu, kedukaannya yang begitu hebat, bisa
dimaklumi jika akhirnya membangkitkan sifatnya yang dulu,
"He he he! saudara Tam, kau dan aku mempedulikan
semua orang, tapi siapa mempedulikanku?" ujarnya sambil
tertawa terkekeh-kekeh.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen amat berduka, Ditatapnya Tong
Hong Pek.
"Saudara Tong Hong. Orang yang mampu menahan
kedukaan sesungguhnya dialah yang disebut orang gagah!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mendongakkan kepala
sambil tertawa terbahak-bahak, "Ha ha ha! Ha ha haa...."
Air matanya mengucur Dan begitu tawanya mereda, dia
berkata,
"Saudara Tani, aku tidak mau jadi orang gagah, aku hanya
ingin jadi orang biasa...."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang.
"Saudara Tong Hong, urusan sudah jadi begini, kau terus
membiarkan dukamu juga tiada gunanya!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa aneh lagi,
"Siapa yang berduka? Apakah aku berduka?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyaksikan keadaan Tong Hong
Pek, seperti sudah memasuki jalan iblis, Bicaranya mirip orang
gila, membuat Tam Sen gugup. Kalau kedukaan dalam hatinya

1260
menyerang pikirannya sehingga jadi gila, siapa yang mampu
mengatasinya?
Lagipula dalam waktu singkat, Liok Ci Khim Mo akan
muncul Di pihak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen hanya ada tiga
orang yang harus bergabung melawannya. seandainya Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek jadi gila mendadak, sudah pasti
rimba persilatan tak tertolong lagi!
Karena itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera membentak
sengit
"Saudara Tong Hong, kalau kau jadi tidak karuan, apakah
Beng Tu Lo Jin gurumu yang di alam baka dapat tenang?
pikirkan baik-baik!"
Tong Hong Pek sudah ingin melempar kedua orang itu,
Namun ketika mendengar perkataan Tam Sen itu, dia jadi
tertegun.
Dulu ketika Beng Tu Lo Jin mengusirnya, sesungguhnya
dalam hati beliau amat berduka, Meninggalnya orang tua itu,
boleh dikatakan karena Tong Hong Pek.
Walau tiada seorangpun memberitahukannya tentang
kematian Beng Tu Lo Jin, namun Tong Hong Pek mengerti
dalam hati, Karena itu, dalam hati dia merasa amat berdosa
terhadap gurunya itu.
Maka setelah mendengar perkataan Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen, dia jadi tertegun. Lama sekali barulah dia menghela
nafas panjang.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen langsung menarik nafas lega
melihat hal itu,

1261
"Saudara Tong Hong, lepaskan dulu kedua orang itu! Mari
kita berunding, Kau adalah ketua Go Bi Pai aliran tidak
menyucikan diri, apakah kau sampai hati menyaksikan
kehancuran Go Bi Pai yang amat terkenal ratusan tahun? Aku
tahu hatimu amat berduka, tapi jangan abaikan
mementingkan urusan besar ini!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menghela nafas panjang
lagi, kemudian melepaskan kedua orang itu.
Dalam cengkeraman tangan Tong Hong Pek, nyawa
mereka berdua boleh dikatakan berada di ujung tanduk,
sewaktu-waktu bisa melayang,
Kini walau Tong Hong Pek telah melepaskan namun
mereka tahu kalau Tong Hong Pek ingin membunuh mereka.
Dan ini tidaklah sulit dilakukan-nya, Tidak heran wajah mereka
terus berubah tak menentu, Dan akhirnya mereka
memberanikan diri melesat pergi.
Akan tetapi, mendadak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
menggerakkan sepasang tangannya menghadang mereka.
"Harap kalian berdua tunggu sebentar!"
Kedua orang itu langsung berhenti. Keangkuhan mereka
ketika baru tiba tadi entah sirna ke mana,
Salah seorang berkata dengan suara bergemetar.
"Kami ke mari atas perintah Liok Khim Mo. Kalian... kalian
mau bagaimana?"
"Kalian berdua tidak usah takut, aku tidak berniat jahat!"

1262
Bagian 27
Wajah kedua orang itu tampak ke merah-merahan.
"Kalau begitu, kenapa Anda menghadang kami, tidak
membiarkan kami turun gunung?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersenyum lagi,
"Kalian berdua utusan Liok Ci Khim Mo. Kini para jago
rimba persilatan berada di ruang besar itu. Kalian berdua
belum usai bicara, maka tidak bisa pergi begitu saja?"
Kedua orang itu saling memandang.
"Menurut Anda, kami...."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa,
"Ketika kalian berdua tiba di sini, mengatakan Liok Ci Khim
Mo adalah Penguasa Rimba Persilatan. Kalian berdua adalah
utusan untuk menyampaikan pesannya, kenapa malah tidak
punya nyali masuk ke dalam?"
Wajah kedua orang itu bertambah merah oleh perkataan
Tam Sen yang bernada menyindir kemudian saling
memandang lagi, Setelah itu barulah melangkah ke dalam
ruang besar itu.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek mengikuti mereka dari belakang, Tak lama sudah sampai
di dalam ruang besar

1263
Ketika Tam Sen berbicara dengan kedua orang itu, semua
orang yang di dalam ruang besar telah mendengarnya. Maka
ketika kedua orang itu masuk, semua memandang mereka
dengan dingin sekali, sehingga membuat kedua orang itu jadi
salah tingkah, tidak tahu harus bagaimana baiknya!
Liok Ci Khim Mo memang hebat, namun saat ini di ruang
besar berkumpul disitu banyak jago rimba persilatan Salah
seorang jago yang berada di situ, kalau menjulurkan tangan,
nyawa kedua orang itu pasti melayang, bagaimana mereka
berdua tidak ketakutan?
"Silakan duduk kalian berdua! Entah berada di mana Liok
Ci Khim Mo sekarang?" ujar Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
mempersilakan keduanya,
Begitu Tam Sen menyebut nama Liok Ci Khim Mo, nyali
kedua orang itu pun jadi besar lagi serentak mereka
menyahut.
"Berada di bawah Cing Yun Ling!"
Sahutan itu membuat air muka semua orang berubah.
Semua itu tidak terlepas dari mata kedua orangnya, sehingga
merasa bangga dalam hati, Namun mereka juga membatin,
walau kalian semua berkepandaian amat tinggi, siapa mampu
melawan Pat Liong Thian Im? setelah berkata dalam hati, nyali
kedua orang itu pun bertambah besar lagi, sikap mereka mulai
angkuh!
Tam Sen memberi isyarat kepada Tong Hong Pek dan Seh
Cing Hua, kemudian bertanya kepada kedua orang itu.
" Sebetulnya ada urusan apa, malam begini Liok Ci Khim
Mo datang di Cing Yun Ling Go Bi San?"

1264
"Liok Ci Khim Mo adalah Bu Lim Ci Cun, kini banyak jago
rimba persilatan berkumpul di sini, Maka Liok Ci Khim Mo
memberi perintah, selanjutnya berbuat apapun, harus ada
perintahnya!"
Ketika kedua orang mengatakan begitu, air muka semua
orang berubah, Terutama Lu Leng yang langsung membentak
"Kentut!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera mengibaskan tangannya,
agar Lu Leng diam saja. Setelah itu bertanya lagi kepada
kedua orang tersebut
"Bagaimana seandainya kami tidak mau menuruti perintah
nya?"
Kedua orang itu menyahut
"Membasmi semuanya dengan suara Pat Liong Thian Im!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersenyum,
"Bagaimana kalau kami menuruti perintahnya?"
Kedua orang itu menyahut dengan dada terangkat sedikit
"Kalian semua harus berbaris sampai ke bawah gunung,
menyambut kedatangan Bu Lim Ci Cun Liok Ci Khim Mo!"
Seusai kedua orang itu bcrkata, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
segera bangkit berdiri
oooooooo

1265
Bab 58
Semua orang yang berada di ruang besar, menduga Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen pasti akan marah besar, bahkan
mungkin juga akan membunuh kedua orang itu.
Akan tetapi, justru sungguh di luar dugaan, Ternyata Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen berkata demikian
"Tidak salah apa yang kalian katakan, siapa mampu
melawan Pat Liong Thian Im? Liok Ci Khim Mo memang Bu
Lim Ci Cun, itu memang benar Nah, harap kalian berdua
mengantar kami pergi menemui Liok Ci Khim Mo!"
Apa yang dicetuskan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, tidak hanya
mencengangkan semua orang, bahkan kedua orang itu jadi
tertegun
"Apakah Tam Tocu akan mewakili semua orang?" tanya
utusan itu.
Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen baru mau menyahut,
mendadak si Walet Hijau tertawa dingin,
"Cit Sat Sin Kun, aku anggap kau adalah orang gagah,
tidak tahunya begitu rendah dan tak tahu malu! Kau mau
pergi menemui Bu Lim Ci Cun apa, pergi saja sendiri!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menoleh ke arahnya seraya
menatap si Walet Hijau.
"Yok Kun Sih, apakah kau tidak takut Pat Liong Thian Im
itu?"
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih tertawa angkuh. "Takut apa?"

1266
Usai berkata, mendadak si Walet Hijau-Yok Kun Sih
mencelat ke atas, ilmu Ginkang Hui Yan Bun memang amat
terkenal lagipula dia memiliki Lweekang yang telah dilatihnya
puluhan tahun. Gerakannya begitu ringan dan sangat cepat
Setelah mencelat ke atas, dia melesat ke arah kedua orang
itu dengan kecepatan laksana kilat
Wajah kedua orang itu langsung berubah pucat Ketika
hendak mundur Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata keras.
"Jangan takut!"
Membungkukkan badannya sedikit, tangannya bergerak
mengeluarkan jurus Sam Sat Hwee Thian (Tiga Algojo
Menghadap Langit), salah satu jurus Cit Sat Sin Ciang,
mengarah pada si Walet Hijau-Yok Kun Sih,
Gerakan Yok Kun Sih dan Tam Sen amat cepat, ketika Yok
Kun Sih melesat ke sana, Tam Sen melancarkan jurus
serangan itu ke arahnya,
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih yang berada di udara, merasa
ada serangkum angin yang amat dahsyat mengarahnya.
Ketika melihat Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang melancarkan
pukulan itu, dia amat terkejut dalam hati, Siapa tidak tahu
akan kehebatan Cit Sat Sin Ciang?
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih tidak berani menyambut
pukulan itu.
Semua orang jadi tegang, terutama para murid Hui Yan
Bun, semuanya langsung bangkit berdiri.

1267
Namun di saat bersamaan, terdengar suara seruan
nyaring, ternyata Lu Leng yang berseru.
"Paman Tam, kenapa begitu?"
Di saat Lu Leng berseru, Toan Bok Ang murid kesayangan
si Walet Hijau-Yok Kun Sih, segera memandangnya dengan
penuh cinta kasih. itu terjadi dalam waktu sekejap, semua
orang langsung mendongakkan kepala, Mendadak si Walet
Hijau-Yok Kun Sih bersiul panjang, badannya mencelat ke atas
beberapa depa.
Setelah mencelat ke atas, kemudian berjungkir balik
beberapa kali dan melayang turun, Si Walet Hijau-Yok Kun Sih
dapat menghindari pukulan yang dilancarkan Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen, itu mengandalkan pada Ginkangnya yang amat
tinggi.
Betapa kagumnya para jago yang berada di situ, Membuat
mereka melupakan urusan Liok Ci Khim Mo. seketika bertepuk
sorak dengan rium gemuruh,
Setelah sepasang kaki menginjak lantai, si Walet Hijau-Yok
Kun Sih langsung membentak sengit.
“Tam Tocu, kau rela jadi budak Liok Ci Khim Mo?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut lantang.
Tahu gelagat adalah orang pintar! Yok Kun Sih, selain
kalian Hui Yan Bun, mungkin semua orang punya pikiran
sepertiku!"
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih mendengus dingin,

1268
"Hmm!"
Ketika baru mau berkata, salah seorang Tongcu Hwa San
Pai sudah mendahului berkata lantang.
"Cousu ada perintah Para murid Hwa San kalau berani
meninggalkan ruangan besar ini, harus dibunuh!"
perintah itu ditujukan kepada para murid Hwa San Pai,
namun sesungguhnya justru menyatakan bahwa pihak Hwa
San Pai tidak tunduk terhadap Liok Ci Khim Mo.
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih dengan Liat Hwe Cousu, sama
sekali tiada kesan baik, tapi di saat ini Liat Hwe Cousu justru
memperlihatkan kegagahan-nya, sama sekali tidak
merendahkan derajat maupun kedudukannya, Karena itu, si
Walet Hijau-Yok Kun Sih jadi terkesan baik terhadapnya,
"Liat Hwe tua! Tak kusangka kau ternyata orang gagah!"
Liat Hwe Cousu memandang ke sana ke mari dengan
tajam, "Terimakasih!"
Setelah itu, Liat Hwe Cousu memejamkan mata-nya,
duduk tak bergerak di tempat.
Sementara itu Lu Leng justru emosi sekali.
"Paman Tam! Apakah Paman sungguh ingin bertekuk lutut
di hadapan Liok Ci Khim Mo itu?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membentak

1269
"Anak Leng, kau masih muda, mengerti apa? Cepat ikut
aku ke bawah gunung!"
"Aku tidak mau ikut!"
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih menatapnya, lalu berseru,
"Bagus!"
Usai si Walet Hijau-Yok Kun Sih berseru begitu, terdengar
pula suara seorang gadis menyambung,
"Gagah dan punya pendirian!"
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih dan Lu Leng segera menoleh
ke arah suara itu. Ternyata Toan Bok Ang. Matanya beradu
dengan mata Lu Leng, seketika pipi gadis itu jadi kemerahmerahan,
cepat-cepat menundukkan wajahnya dalam-dalam,
Sementara Tam Ek Hui yang diam dari tadi, mendadak
maju dua langkah seraya berkata.
"Ayah! Nama ayah..!"
Sebelum Tam Ek Hui usai berkata, Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen sudah membentak sengit
"Tutup mulutmu! Kalau kau bersuara lagi, kau akan mati di
tanganku!"
Han Giok Shia menggenggam tangan Tam Ek Hui eraterat,
gadis itu berkata tegas,
"Paman Tam, pokoknya kami tidak mau turun ke bawah!"

1270
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa panjang,
"ltu urusan kalian! Adik Cing, saudara Tong Hong, mari
kita pergi menyambut Liok Ci Khim Mo!"
Semua orang menduga, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua pasti menolak. Namun justru
sungguh di luar dugaan semua orang, ternyata mereka berdua
mengangguk.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandang kedua utusan Liok Ci
Khim Mo.
"Nah, harap kalian tunjuk jalan!"
Kedua orang itu langsung menuding semua orang yang
berada di ruang besar seraya berkata, Tam Tocu, mereka
semua tidak mau menuruti perintah, kenapa kau tidak mau
membereskan mereka dulu?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa,
"Aku yakin Liok Ci Khim Mo sudah tidak sabar menunggu,
lebih baik kita pergi menyambutnya ke mari du!u. Kalau harpa
sudah bunyi, mereka semua mau berlutut pun sudah
terlambat!"
Kedua orang itu manggut-manggut
"Tidak salah!" ucap salah satu dari mereka, Kemudian
keduanya membalikkan badan, lalu melangkah lebar
meninggalkan ruang besar itu.

1271
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing
Hua, dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen saling memberi isyarat,
kemudian mengikuti mereka dari belakang,
Baru saja mereka berlima keluar dari pintu, terdengar
suara seruan si Nabi Setan-Seng Ling,
"Tunggu sebentar!"
Si Nabi Setan-Seng Ling bangkit berdiri dia menarik
putranya seraya berkata pada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
"Kami ayah dan anak juga mau pergi menyambut Liok Ci
Khim Mo!"
Betapa dukanya dalam hati Lu Leng, Kedua orang yang
amat dihormatinya ternyata akan tertekuk lutut di hadapan
Liok Ci Kim Mo, Ditambah lagi barusan si Nabi Setan-Seng
Ling mengatakan begitu, sehingga membuatnya tidak dapat
bersabar lagi, pemuda itu membentak sambil maju selangkah
dan secepat itu pula menggerakkan jari telunjuknya
menyerang si Nabi Setan dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu
Jari Mengejutkan Langit).
Sebenarnya si Nabi Setan-Seng Ling saat itu belum juga
sembuh dari lukanya. Tentu saja tak mungkin dia punya
tenaga menangkis serangan itu? Maka ketika hendak berusaha
mengelak dari serangan Lu Leng, angin serangan itu sudah
menyambarnya. seketika pinggangnya terkena serangan itu, si
Nabi Setan-Seng Ling menjerit, dengan tubuh terhuyunghuyung
ke belakang dan roboh di lantai,
"Phui!" Lu Leng meludah, pertanda amat memandang
rendah kepadanya.

1272
Sementara Giok Bin Sin Kun dan lainnya sudah
meninggalkan ruang besar sehingga tiada seorang pun
mempedulikan si Nabi Setan-Seng Ling.
Mendadak Toan Bok Ang berseru nyaring,
"Bagus! Biar si Setan Tua itu tahu rasa! Tapi gurumu
sudah bergabung dengan Liok Ci Khim Mo, kenapa tadi Lu
siauhiap tidak turun tangan menghalanginya?"
"Kalau dia menyambut Liok Ci Khim Mo ke mari, aku tidak
mau mengakuinya sebagai guru lagi!"
Toan Bok Ang memang sudah terkesan baik terhadap Lu
Leng, ia kini tidak mempedulikan orang lain, yang penting
menarik perhatian pemuda yang telah mencuri hatinya itu,
Maka ketika mendengar Lu Leng menjawab begitu,
wajahnya berubah cerah berseri-seri, Namun saat hendak
membuka mulut untuk bicara lagi, si Walet Hijau-Yok Kun Sih
langsung membentak
"Anak Ang, tutup mulutmu !"
Toan Bok Ang diam seketika, tidak berani bicara apa-apa
lagi. Namun sepasang matanya tetap memandang Lu Leng.
sementara hati Lu Leng menjadi kacau dan tak karuan
mendapati Toan Bok Ang memandangnya dengan mata
berbinar-binar penuh diliputi cinta ka-sih?
Setelah Toan Bok Ang diam, ruang besar itu jadi hening.
Hati semua orang tercekam. Masing-masing diliputi
kegelisahan Kalau sampai Liok Ci Khim Mo muncul di tempat
ini, mungkin tiada seorang pun dapat meloloskan diri,
Meskipun Liat Hwe Cousu dan si Walet Hijau-Yok Kun Sih

1273
berkepandaian amat tinggi, belum tentu dapat melawan Pat
Liong Thian Im.
Sui Cing siansu segera duduk bersila kemudian mulai
membaca doa dengan suara rendah. Suara doanya rendah,
namun kedengarannya amat sangat bersungguh-sungguh,
seperti sedang memberi kekuatan batin kepada semua orang,
Yang terdengar di dalam ruang besar itu hanya suara doa Sui
Cing Siansu, tidak terdengar suara lain, Semua orang
menunggu nasib yang menentukan mereka.
Sementara Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua terus
mengikuti dua orang urusan Liok Ci Khim Mo menuju ke
bawah gunung, Tak seberapa lama setelah meninggalkan Cing
Yun Ling, mereka melihat ada sebuah kereta yang berhenti di
tengah jalan, Di bawah cahaya sinar bulan kereta itu tampak
gemerlapan.
Kereta itu ternyata dihiasi dengan berbagai macam batu
permata, sehingga bergemerlapan tertimpa sinar bulan, amat
menyilaukan mata!
Begitu melihat kereta itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
memperlambat langkahnya, kemudian mengibas-ngibaskan
tangannya ke arah Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua yang di
belakangnya.
Itu merupakan suatu isyarat, Tong Hong Pek dan Seh Cing
Hua. Yang satu adalah kawan baiknya, sedangkan yang satu
lagi istrinya, maka mereka berdua memahami sifat dan gerakgeriknya
Tong Hong Pek.
Ketika mereka mendengar pengakuan Cin Sat Sin Kun-
Tam Sen rela pergi menyambut kedatangan Liok Ci Khim Mo,

1274
mula-mula mereka sangat terkejut, namun kemudian
mengetahui juga maksud tujuannya.
Karena itu, ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengajak
mereka pergi menyambut Liok Ci Khim Mo, keduanya
langsung setuju.
Kini Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengibas-ngibaskan
tangannya ke belakang. Keduanya segera maju selangkah ke
sisi kiri dan kanannya, sekaligus menghimpun Lweekang
masing-masing.
Setelah berada di hadapan kereta mewah kedua orang
utusan tadi memberi hormat
"Di atas gunung hanya Tam Sen, Tong Hong Pek, dan Seh
Cing Hua yang datang menemui majikan!" kata mereka
memberitahukan.
sementara Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membentak sambil
menyingkir beberapa langkah. sedangkan Tong Hong Pek dan
Seh Cing Hua sudah maju sambil melancarkan pukulan.
Bersamaan dengan itu Cit Sat Sin Kun-Tam Sen juga
melancarkan pukulan bergabung dengan serangan yang
dilancarkan Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua.
Tujuan ini hanya di dalam hati Cit Sat Sin Kun-Tam Sen,
Namun Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua rupanya
mengetahui tujuannya itu, Maka tanpa membuang-buang
waktu lagi, ketiganya segera menjalankan kerjasama dengan
baik sekali.
Gabungan ketiga macam tenaga itu dahsyat sekali, hingga
mampu menciptakan suara gemuruh hebat laksana gemba
bumi dan melesat ke arah kereta merah itu. Dua orang utusan

1275
tadi sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di belakang
mereka. Terkejut bukan kepalang ketika tahu-tahu kereta
merah itu sudah hancur berkeping-keping dan bahkan
tertumpas terbang ke segala arah, Laksana terhantam badai
dahsyat sekali
Begitu melihat pukulan gabungan itu berhasil, Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen langsung tertawa terbahak-bahak,
Akan tetapi, sebelum tawanya lenyap telah terdengar
suara tawa panjang di belakangnya.
"Aku tidak berada di dalam kereta! Kalian bertiga telah siasia
melancarkan serangan itu!"
Tiga orang itu mengira kalau Liok Ci Khim Mo berada di
dalam kereta, dan tentu saja sudah hancur berkeping-keping,
Namun ketika mendengar suara itu, barulah mereka tahu, Liok
Ci Khim Mo tidak berada di dalam kereta.
Cepat ketiganya membalikkan tubuh, seketika mereka
membelalak melihat sesosok tubuh manusia duduk di atas
sebuah batu. pakaiannya indah dan tampak mewah, namun
wajahnya sungguh menakutkan.
Di pangkuan orang itu terdapat sebuah harpa kuno
berbentuk aneh, yang talinya berjumlah delapan.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersentak kaget, Dan merasa
kenal pada orang itu, hanya benar-benar tak ingat di mana
pernah bertemu orang itu, Namun ketiganya tidak lama
tertegun seperti itu, karena kemudian ketiganya sama-sama
mengayunkan tangan masing-masing. Dan pada saat yang
sama orang itu juga menggerakkan jari tangan memetik tali
senar harpa di pangkuannya,

1276
Harpa tersebut berbunyi tiga kali, suaranya nyaring bukan
main! Tong Hong Pek, Tam Sen, dan Seh Cing Hua
berkepandaian amat tinggi, namun mereka merasa seperti
terpukul oleh palu yang ribuan kati beratnya.
Seketika pikiran mereka bertiga jadi kacau dan tanpa
sadar langsung mundur tiga larigkah, Yang membuat aneh
mereka lupa untuk melakukan serangan masing-masing,
Liok Ci Khim Mo tertawa aneh sambil menggerakkan
kembali jari tangannya, Kali ini harpa kedengaran seakan
membetot keluar sukma.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang merasakan adanya bahaya
maut mengancam tampak mengerutkan1 kening, Lalu segera
memerintahkan kedua kawannya,
"Cepat duduk bersila menenangkan hati!"
Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membuka mulut, nada
harpa itu justru meninggi Dan inilah nada "Membunuh". Tam
Sen merasa ada ribuan kuda menyerang ke arahnya. Sesaat
matanya jadi gelap dan langsung jatuh duduk di tanah!
Sedangkan Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua segera
duduk bersila menghimpun hawa murni untuk melawan Pat
Liong Thian Im.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang jatuh duduk terlihat
berguling-guling kesakitan Dirasakan ada ribuan senjata tajam
menusuk dan membacok dirinya, sehingga membuatnya
menjerit-jerit kesakitan
Namun karena Lweekangnya amat tinggi, tidak lama dia
berusaha mengendalikan diri dengan menghimpun hawa

1277
murni. Walau masih merasa kesakitan yang hebat tapi
kesadarannya tidak hilang sama sekali.
Dulu Cit Sat Sin Kun-Tam Sen pernah dilukai Pat Liong
Thian Im. Apa yang dialaminya dulu tidak berbeda jauh
dengan sekarang, Hanya saja dulu, dia tidak melihat jelas
siapa pemetik harpa Pat Lion Thian Khim. Namun kini dia
melihat jelas, Ka!au dulu Liok Ci Khim Mo cuma melukainya,
kini kelihatannya ingin membunuh mereka bertiga.
Nada suara harpa itu makin lama makin meninggi. Cit Sat
Sin Kun-Tam Sen merasakan mulutnya mengeluarkan sesuatu,
ternyata darah!
Begitu pula Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pck dan Tok Ciu
Lo Sat-Seh Cing Hua, mulut mereka sudah mengeluarkan
darah.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tahu, kalau tidak segera
menghentikan Pat Liong Thian Im itu, mereka bertiga pasti
celaka, Mumpung kini masih memiliki kesadaran, harus segera
bertindak. pikirannya tidak sabaran.
Berdasarkan sedikit kesadaran itu, dia ingin melukai Liok Ci
Khim Mo dengan menyelamatkan rimba persilatan Padahal kini
dia sudah jatuh duduk di tanah, Namun tujuan itu justru
membangkitkan semangatnya, sehingga dia masih dapat
melangkah beberapa depa.
Sayang, sebelum dia sempat melancarkan pukulan, suara
mendadak Pat Liong Thian Im semakin meninggi. Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen tampak tersentak kaget bukan main. Badannya
mencelat ke atas, kemudian melesat ke atas pohon. Dengan
cepat dia memukul pohon itu berkali-kati menggunakan
tenaga sepenuhnya.

1278
Wajah Liok Ci Khim Mo yang buruk itu, tidak
memperlihatkan ekspresi apa pun. Dia hanya menggerakkan
jari tangannya memetik tali senar harpa Pat Liong Khim itu,
sementara itu, di ruang besar tempat semua orang berkumpul
tetap hening seperti semula, hanya terdengar suara doa yang
dibacakan Sui Cing Siansu,
Ketika mendengar suara menggetarkan dari bawah
gunung, Sui Cing siansu terkejut bukan main, Berhentilah ia
membaca doa sambil membuka mata-nya.
"Siancai! Siancai! Kita semua telah salah menilai mereka
bertiga!" serunya begitu menyadari apa yang terjadi di lembah
sana.
Semua orang juga mendengar suara tersebut, maka
mereka pun tahu pasti Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah
menggabungkan tenaga sakti masing-masing dan bertarung
dengan Liok Ci Khim Mo.
"Aku tahu Tam Tocu bukan orang semacam itu!" timpal si
Walet Hijau-Yok Kun Sih.
Sui Cing Siansu bangkit berdiri sambil mengedarkan
pandangan kepada orang-orang,
"Kita tidak boleh membiarkan mereka bertiga melawan
Liok Ci Khim Mo!"
Liat Hwe Cousu dan Yok Kun Sih juga ikut bangkit berdiri
sementara bersamaan dengan itu pula, suara Pat Liong Thian
Im sudah mengalun sampai di ruang besar itu!

1279
Walau suara itu sudah agak lemah namun beberapa orang
yang Lweekangnya masih dangkal, seketika berubah pucat
pias,
"Siancai! Siancai!" Sui Cing siansu berteriak, kemudian
mendadak menerjang keluar
"Siansu, ke sana sekarang juga tiada artinya!" seru Liat
Hwe Cousu,
Sui Cing Siansu menyadari makin mendekati Pat Liong
Thian Im, makin membahayakan nyawa,
Kalau Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua bertiga tidak
dapat bertahan menghadapi Pat Liong Thian Im, Sui Cing
Siansu memang tiada artinya. Apa yang dikatakan Liat Hwe
Cousu amat masuk akal, Karena iiu, Sui Cing Siansu segera
kembali ke ruang besar
"Menurut Cousu, harus bagaimana?" tanyanya kepada Liat
Hwe Cousu,
Liat Hwe Cousu perlahan-Iahan bangkit berdiri, menghela
nafas panjang seraya berkata. "Kita tetap duduk di sini, Liok Ci
Khim Mo pasti ke mari Tapi kaum muda, harus segera
menyingkir ke belakang gunung, menghindari petaka!"
Biasanya Liat Hwe Cousu amat angkuh dan tidak punya
perasaan sehingga banyak kaum rimba persilatan
membencinya, Namun kali ini apa yang dikatakannya, justru
membuat semua merasa heran.

1280
"Siancai! Siancai! Aku memang sudah pasrah, bagaimana
kalau Cousu memimpin para kaum muda menyingkir ke
belakang gunung untuk sementara?" pinta Sui Cing Sian&u,
Liat Hwe Cousu membeliak marah mendengar saran Sui
Cing Siansu.
"Siansu, kau kira aku takut mati? Haruskah kau
mengatakan begitu?" sebelum Sui Cing Siansu menyahut, si
Walet Hijau-Yok Kun Sih sudah menyela.
"Sudahlah, jangan ribut! Kita menuruti perkataan Liat Hwe
Cousu saja! Ah Ang, kau pimpin semua murid Hui Yan Bun
meninggalkan tempat ini melalui belakang gunung, jangan
lupa, gurumu mati di tangan Liok Ci Khim Mo!"
Perkataan itu membuktikan bahwa si Walet Hijau-Yok Kun
Sih tidak takut mati, Hal itu membuat semua orang jadi
kagum.
Seketika para tokoh tua langsung bangkit berdiri,
menyuruh murid-murid mereka pergi melalui belakang
gunung,
Lu Leng maju ke hadapan Sui Cing Siansu, lalu berkata
dengan tegas.
"Supek, aku tidak mau mundur!"
Wajah Sui Cing Siansu tertegun, wajahnya berubah
menatap Lu Leng,
"Anak Leng, kau harus tahu! Yang tinggal di sini semuanya
sudah berbau tanah. Kalau pun tidak mati sekarang, kelak
pasti akan mati pula, Kau masih muda dan punya tanggung

1281
jawab untuk membasmi Liok Ci Khim Mo, bagaimana mungkin
menunggu mati di sini?"
Lu Leng termangu-mangu di tempat
"Daripada kita menunggu di sini, lebih baik pergi ke bawah
gunung membantu mereka bertiga!" seru Liat Hwe Cousu
dengan suara lantang,
Sui Cing Siansu menganggukkan kepala,
"Baik!"
Salah seorang Tongcu langsung membawa obor besar
Maka kemudian mereka langsung berangkat menuju ke bawah
gunung,
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih juga melesat pergi seraya
berseru,
"Liat Hwe tua, jangan bertindak sendiri!"
Sui Cing Siansu dan puluhan pesilat ulung lainnya segera
melesat menyusul mereka menuju ke bawah gunung, sekejap
saja tubuh mereka sudah tidak kelihatan, ditelan malam.
Kini di ruang besar hanya tertinggal sekitar empat puluh
orang, semua terdiri dari kaum muda.
Lu Leng memandang mereka, kemudian menghela nafas
panjang,
"Para Cianpwee kita sudah turun ke bawah sana untuk
menghadapi Liok Ci Khim Mo. Kita... kita harus turuti saran

1282
mereka. Para saudara seperguruan, cepat berkumpul, kita
mundur melalui belakang gunung!" ujar Lu Leng kepada para
murid itu.
Akan tetapi, para kaum muda itu justru saling
memandang. Siapa pun tidak ada yang menunjukkan bersedia
mengikuti ajakan Lu Leng. Melihat hal itu Lu Leng merasa
gugup dan serba salah.
“Kalau tidak mau mundur, kita semua akan tertimpa
petaka!"
Maka belasan orang mulai meninggalkan ruang besar itu
melalui pintu belakang, Lu Leng menyuruh salah seorang
saudara seperguruannya menjadi penunjuk jalan,
Tam Ek Hui dan Han Giok Shia mendekatinya.
"Adik Leng, kami berangkat belakangan saja!"
Lu Leng manggut-manggut Saat itu mendadak terdengar
suara seruan seorang gadis dengan nyaring.
"Aku pun akan pergi belakangan!"
Lu Leng menoleh, ternyata yang berseru itu Toan Bok
Ang.
Mereka berempat berdiri di situ Tak seberapa lama para
kaum muda lain sudah meninggalkan ruang besar.
Kini ruang besar tinggal mereka berempat dan si Nabi
Setan serta puteranya yang terluka. Mereka berempat saling
memandang. Masing-masing merasa tercekam oleh
ketegangan

1283
Pat Liong Thian Im memang tidak dapat dilawan, Guru
mereka saja pergi ke bawah gunung tanpa membawa harapan
bisa hidup menghadapi Liok Ci Khim Mo, apalagi kaum muda
yang ilmu mereka jelas masih berada di bawah para gurunya
itu.
Tam Ek Hui menghela nafas panjang, dia memandang Lu
Leng,
"Adik Leng, kita pun harus segera mundur!" ujarnya
tampak tegang dan panik.
Lu Leng berkertak gigi hingga berbunyi gemeretukan.
"Liok Ci Khim Mo itu adalah musuh besarku, kini tahu dia
berada di bawah gunung, Kita harus kabur! Kalau tidak mati,
jadi orang pun sudah tiada arti nya!"
Tam Ek Hui tahu, ketika terdengar suara ledakan dahsyat
di bawah gunung, kemudian terdengar pula suara harpa, itu
membuktikan bahwa kedua orang-tuanya dan Tong Hong Pek
berada dalam bahaya, Bagaimana hatinya tidak kacau dan
mendendam pada Liok Ci Khim Mo?
Oleh karena itu, ketika mendengar perkataan Lu Leng,
wajahnya tampak murung sekali dan membungkam perkataan
Lu Leng justru membangkitkan kegusaran Han Giok Shia.
"Ayahku juga mati di tangan Liok Ci Khim Mo. Kita
menahan penghinaan mencuri hidup, apakah ada artinya?"
Sifat Han Giok Shia bagaikan api menyala, Tidak aneh
kalau dia mengatakan hal seperti itu.

1284
Toan Bok Ang sesungguhnya tidak begitu kenal dengan
mereka bertiga, Namun karena ingin tetap bersama Lu Leng,
maka gadis itu tidak mau pergi bersama para murid Hui Yan
Bun.
Ketika mendengar pembicaraan ketiga murid ini, Toan Bok
Ang tahu mereka bertiga tidak berniat mundur Namun ia
bukanlah orang yang takut mati, sebaliknya justru suka
menimbulkan gara-gara. Tapi tentu saja dirinya tidak akan
bertindak ceroboh. Oleh karena itu dia memandang mereka
bertiga sambil menghela nafas panjang dan berkata,
"Kalian bertiga punya dendam pada Liok Ci Khim Mo.
Dengar, aku yang tidak punya dendam dengannya saja tetap
berniat membasminya! Akan tetapi, apa yang dikatakan Sui
Cing siansu memang benar, jika sekarang kita ikut turun ke
bawah gunung itu sama saja mengantarkan nyawa!"
Wajah Han Giok Shia memerah, gadis itu menyahut sengit.
"Manusia hidup hanya puluhan tahun, siapa yang tidak
akan mati?"
"Aku tidak takut mati," sahut Toan Bok Ang bernada
dingin, "Aku hanya tak ingin mati sia-sia!"
Apa yang dikatakan gadis itu, memang masuk akal dan
membuktikannya tidak mau bertindak ceroboh. Tam Ek Hui
dan Lu Leng jadi tertegun karenanya. Akhirnya mereka diam
saja, Hal itu membuat Han Giok Shia tidak senang.
"Apa maksudmu dengan mati sia-sia?" tanya Han Giok
Shia,
Toan Bok Ang tersenyum, tapi segera menjelaskan

1285
"Nona Han, apakah kita berempat dapat dibandingkan
dengan Tong Hong Pek, Tam Tocu suami isteri dan Liat Hwe
Cousu?" "Han Giok Shia menyahut lantang,
"Biar bagaimanapun aku tidak sudi menyingkir karena
kemunculan musuh besar itu! Daripada harus menerima
penghinaan, lebih baik aku mati tanpa tercela!"
Usai berkata begitu, Han Giok Shia mengeluarkan senjata
andalannya, Liat Hwe Soh Sim Lun. Toan Bok Ang memang
tidak punya hubungan apa-apa dengan Han Giok Shia, namun
ketika melihatnya tidak mau mendengar nasihat baiknya,
gadis tersebut pun jadi agak gusar.
Han Giok Shia melanjutkan dengan wajah merah padam.
"Aku sendiri yang rela pergi mengantar mati, Kalian tidak
ikut tidak apa-apa, tapi jangan mencegahku!"
Mendadak gadis itu berkelebat Ternyata dia telah melesat
ke arah pintu.
"Giok Shia, tunggu aku!" teriak Tam Ek Hui yang merasa
terkejut
Han Giok Shia tidak berhenti, hanya menyahut.
"Kau seorang diri ikut aku!"
Tam Ek Hui bergerak melesat ke arah pintu, sedangkan
ketika Han Giok Shia sampai di luar pintu, mendadak melihat
sosok bayangan dari luar menerjang ke dalam.
Gerakan orang itu amal cepat dan tidak menimbulkan
suara sedikit pun, bagaikan bayangan setan?

1286
Han Giok Shia terkejut melihat kedatangan orang itu.
"Siapa?" bentaknya dengan mata tajam. Dan secepat itu
pula dia mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun, mengeluarkan
jurus Yah" Hwe Sion Thiari (Api Liar Membakar Langit),
Terjangan orang itu, seharusnya bertubrukan dengan Han
Giok Shia, Sebab laksana kilat gerakan gadis itu melancarkan
serangan: Tidak mungkin serangannya akan meleset.
Namun sungguh di luar dugaan, ternyata dengan gerakan
tak kalah cepat orang itu mencelat ke belakang beberapa
depa, Kecepatan gerakannya bagaikan kilat, hingga sulit
diikuti dengan pandangan mata.
Bukan main terkejutnya Han Giok Shia, melihat yang
menerjang dirinya bukan sosok tubuh manusia, melainkan
segumpalan asap tebal
Han Giok Shia tertegun lama sekali, dengan mata
membelalak heran.
"Siapa?" bentaknya lagi penuh kegeraman menatap ke
arah sosok orang itu yang dengan cepat telah melesat pergi,
kemudian menghilang di tempat yang gelap.
Tam Ek Hui cepat-cepat melesat ke sana, tapi tidak
melihat apa pun. Dia membalikkan badannya memandang Han
Giok Shia, gadis itu pun memandangnya, mereka berdua lalu
tersenyum getir! Sesaat kemudian keduanya bergandengan
tangan sambil melesat ke bawah gunung.
Lu Leng tertegun di ruang besar ketika melihat mereka
berdua pergi Dan mendadak dia menghentakkan kakinya.

1287
"Krak!" Lantai yang terhempas kakinya pecah seketika,
Toan Bok Ang yang berdiri di sisinya, melihat kalau
wajahnya mencerminkan kebulatan hatinya, Rupanya dia
sudah tahu apa yang terkandung dalam hati pemuda itu,
Dia menghela nafas panjang, memandang Lu Leng yang
masih tampak tertegun
"Lu Siauhiap, kau juga mau ke bawah gunung?" tanyanya,
Lu Leng berkertak gigi, lalu menyahut dengan suara pelan,
"Benar kata Nona Han, daripada harus menerima
penghinaan lebih baik mati tanpa tercela!"
"Lu Siauhiap, aku ikut kau!" ujar Toan Bok Ang dengan
suara rendah.
Lu Leng sudah mau melesat pergi. Namun ketika
mendengar perkataan gadis itu, dia jadi tertegun dan
terheran-heran.
"Liok Ci Khim Mo tidak punya dendam denganmu kenapa
kau ingin mengantar kematian?"
Wajah Toan Bok Ang terdiam. wajahnya tampak kemerahmerahan.
Hal itu tentu tidak terlepas dari mata Lu Leng,
sehingga hati pemuda itu merasa tidak enak.
Setelah mengalami kejadian bersama Tam Goat Hua, Lu
Leng sudah tidak mau memikirkan tentang cinta lagi Dia
memang amat mencintai Tam Goat Hua, Kini persoalan telah
berubah kacau. Namun begitu, dalam hatinya tetap mencintai
Tam Goat Hua.

1288
* * * *
Bab 59
Seandainya-tidak terjadi suatu perubahan apapun, dengan
lancar Tam Goat Hua menikah dengan Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek. Seumur hidup Lu Leng tidak mau membicarakan
soal cinta lagi!
Oleh karena itu, walau dia sudah melihat apa yang
terkandung dalam hati Toan Bok Ang, namun dia justru purapura
tidak mengetahuinya.
"Gurumu telah ke bawah gunung, mati atau hidup sutit
dipastikan Tanggung jawab terhadap Hui Yan Bun berada di
pundakmu Bagaimana jika kau ikut aku ke sana?"
Usai berkata begitu, Lu Leng segera melesat pergi,
Wajah Toan Bok Ang tampak kecewa, tapi gadis itu pun
melesat mengikutinya dari belakang,
Lu Leng merasa ada serangkum angin di belakangnya, Dia
tahu gadis itu pasti mengikutinya, Tiba-tiba dia mengayunkan
tangannya ke belakang.
Dia tidak bermaksud melukai Toan Bok Ang, hanya
mencegahnya agar tak ikut ke bawah gunung, Karenanya dia
hanya melancarkan pukulan biasa, tidak menggunakan Kim
Kong Sin Ci.
Toan Bok Ang terhadang oleh pukulan itu, maka jadi
terlambat sementara itu Lu Leng sudah melesat pergi. Pemuda
itu terus berlari meninggalkan Toan Bok Ang, Namun
mendadak saja dikejutkan oleh berkelebatnya sesosok

1289
bayangan di depannya, Gerakannya begitu cepat dan ringan
hingga tak menimbulkan suara sedikit pun, . Tadi ketika Han
Giok Shia berada di luar pintu, juga dihadang oleh bayangan
ini
Dan Lu Leng melihatnya. Kini bayangan itu muncul lagi,
bahkan menerjang ke arahnya, .. Maka tanpa pikir lagi dia
melancarkan serangan dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu
jari Mengejutkan Langit). Namun ternyata orang itu mampu
mengelak dengan cepat.
Lu Leng melihat bayangan itu seperti segulung asap. Dia
mencelat mundur beberapa depa, kemudian berdiri tegap,
Orang itu kurus pendek tapi tak terlibat wajahnya,
Lu Leng segera membentak lantang, "Siapa?!"
Yang mengherankan sikap orang itu tampak seperti
ketakutan.
"Apakah Anda Lu Siauhiap?"
Pertanyaan tersebut amat mencengangkan Lu Leng,
karena Ginkang orang itu masih diatas si Walet Hijau-Yok Kun
Sih. Dia pasti berkepandaian amat tinggi, tapi kenapa sikapnya
tampak ketakutan? Lu Leng sungguh tak mengerti
Setelah tercengang sejenak, Lu Leng menyahut.
"Tidak salah, aku memang Lu Leng! Ada urusan apa pun,
kau tidak perlu cari aku, sebab saat ini aku sudah mau menuju
ke akhirat, Aku tidak akan mengurusi hal lain!"

1290
Orang itu tampak terkejut, badannya bergerak dan tahutahu
sudah berada di sisi Lu Leng, Gerakan begitu cepat dan
ringan Sangat mengagumkan
Kini Lu Leng baru melihat jelas orang tersebut Berusia
sekitar dua puluh lima tahun, namun wajahnya buruk sekali.
Baru lah sekarang Lu Leng tersadar.
"Oh! Kalau tidak salah, kau bernama Oey Sim Tit, kan?"
Lu Leng pernah mendengar tentang si Budak Setan dari
Tam Goat Hua, maka ketika melihat orang itu, langsung
menyebut namanya, Hal itu membuat wajah Oey Sim Tit yang
buruk berubah kemerah-merahan,
"Betul! Aku Oey Sim Tit. Oh ya, apakah Nona Tam sudah
jadi pengantin?"
Lu Leng tertegun mendengar pertanyaan tersebut
sehingga terbelalak
Oey Sim Tit berkata lagi dengan suara rendah.
"Aaah! Aku amat merindukannya, Aku ingin sekali
menemuinya, tapi tidak berani."
Lu Leng tercengang.
"Sobat Oey, kau tidak tahu apa yang telah terjadi
rupanya!"
Kini justru Oey Sim Tit yang jadi tertegun

1291
"Aku bersembunyi di bawah See Thian Hong selama dua
hari. Kini baru punya keberanian ke mari. Apa yang telah
terjadi?"
Lu Leng cuma menghela nafas panjang, Seakan tengah
bermimpi buruk, Tidak sampai setengah malam, telah terjadi
banyak perubahan, Hal ini tidak bisa begitu saja
diceritakannya dengan hanya beberapa patah kata,
"Sobat Oey, perubahan yang terjadi setengah malam ini
rasanya terlalu panjang untuk diceritakan. Kini Liok Ci Khim
Mo sudah datang. Apakah kau tidak mendengar suara Pat
Liong Thian Im?"
Oey Sim Tit terdiam Dia menganggukkan kepalanya pelan.
"Aku mendengar suara harpa. itulah sebabnya aku keluar
dari tempat persembunyian. Di mana Nona Tam?" tanyanya
kemudian, tampak penasaran sekali.
Hati Lu Leng terasa pedih sekali. Dia tidak mempedulikan
Oey Sim Tit lagi, dan langsung melesat pergi, Toan Bok Ang
pun ikut melesat pergi mengikutinya dari belakang. Gadis itu
terlambat selangkah sementara Oey Sim Tit melongok ke
dalam ruang besar. seketika dia mengeluarkan suara sambil
menggetarkan kepala.
"Tuan penolong Seng, kau juga berada di sini?" bentaknya
terkejut.
Si Nabi Setan-Seng Ling mendongakkan kepala,
"Budak Setan, ternyata kau! Bagus! Bagus...!"

1292
Toan Bok Ang mendengar jelas suara dari Nabi Setan-Seng
Ling itu, namun tidak tahu apa maksud-nya. Gadis itu cuma
ingin mengejar Lu Leng, tiada waktu mempedulikan mereka,
Lu Leng yang terus melesat sekarang sudah turun dari See
Thian Hong, sementara Toan Bok Ang juga sudah sampai di
belakangnya, Lu Leng menoleh ke arahnya sambil
menggeleng-gelengkan kepala,
"Nona Toan, untuk apa kau menyusahkan diri sendiri?"
"Kau tidak usah mempedulikanku!" sahut Toan Bok Ang
dengan ketus,
Mereka berbicara, namun kaki tidak berhenti, terus berlari
ke bawah gunung. sehingga tak berapa lama kemudian, suara
Pat Liong Thian Im sudah terdengar jelas, Diam-diam Lu Leng
menghela nafas panjang, kemudian menghentikan
langkahnya,
"Nona Toan, kau sudah dengar?"
Lweekang Toan Bok Ang sudah di bawah Lu Leng, Ketika
mendengar suara harpa itu, seketika pikirannya jadi kacaubalau,
Gadis itu mendekati Lu Leng, wajahnya tampak pucat pias
dan gelagapan
"Sungguh hebat Pat Liong Thian Im itu." gumamnya
sambil menggelengkan kepala,
"Pat Liong Thian Im itu sebenarnya merupakan sebuah
ilmu silat yang menyerang hati dan pikiran. Sejak dahulu

1293
hingga kini, tiada seorang pun dapat melawan Pat Liong Thian
Im. Karena itu, Nona Toan, cepatlah kau pergi!"
Semakin Lu Leng menyuruhnya pergi, gadis itu justru
merasa Lu Leng semakin memperhatikannya, sehingga
membuatnya enggan pisah darinya,
Toan Bok Ang mengeleng-gelengkan kepala,
"Aku tidak mau pergi!" sahutnya, Kemudian diam-diam ia
mengerahkan Lweekangnya melawan Pat Liong Thian Im.
Namun nafasnya terdengar sudah mulai memburu.
Lu Leng tahu, sebelum sampai di sana Toan Bok Ang pasti
sudah terluka parah. Jadi sebenarnya tak ada gunanya dia ikut
bersamanya menuju ke tempat itu,
Ketika Toan Bok Ang menyahut begitu, dalam hati Lu Leng
sudah punya suatu ide Maka mendadak saja dia menyerang
gadis itu dengan jurus Siang Hong Cak Yun (Sepasang Puncak
Menembus Awan), Namun agaknya dia tidak ingin
mengerahkan Lweekang Kim Kong Sin Ci itu,
Meskipun begitu, jurus tersebut sangat dahsyat jari
telunjuknya tampak mengarah ke jalan darah di bahu gadis
itu,
Siapa nyana, Toan Bok Ang ternyata seorang gadis yang
cerdas, Dia sudah menduga, Lu Leng pasti akan turun tangan
terhadapnya dengan cara menotok jalan darahnya agar dia
tidak bisa ikut.
Dengan gerakan yang sangat cepat dia mengelakkan
serangan Lu Leng itu, Lu Leng yang tak menduga
serangannya berhasil dielakkan, cepat maju selangkah

1294
sekaligus melancarkan serangan lagi dengan jurus Soat Hua
Liok Cut (Bunga Salju Berterbangan).
Sebuah jurus keenam dari Kim Kong Sin Ci, yang jauh
lebih hebat dan dahsyat dari jurus pertamanya tadi.
Toan Bok Ang melihat begitu banyak bayangan jari
telunjuk mengarahnya, Namun dengan cepat ia mencelat ke
belakang, sayang sudah tidak keburu lagi, jalan darah Tay Pai
Hiat di pinggangnya sudah tertotok, sehingga membuat
badannya tidak bisa bergerak:
Lu Leng tahu, kalau Toan Bok Ang tetap berada di situ
pasti akan celaka oleh Pat Liong Thian Im yang terus
terdengar mengalun
Karena itu, dia segera membopong Toan Bok Ang ke atas
Cing Yun Ling. Ketika dibopong, hati gadis itu pun berbungabunga
dan merasa nyaman sekali.
Akan tetapi, Toan Bok Ang juga merasa berduka, karena
tidak lama lagi Lu Leng pasti menurun kan nya lagi,
sedangkan Lu Leng akan pergi cari mati.
Bopongan itu dianggapnya sebagai bopongan perpisahan
Namun Toan Bok Ang tidak bisa bergerak Mulutnya kelu tidak
bisa bersuara, Hanya air matanya yang terus meleleh. Sedih
dan rasa haru tak bisa dikatakannya.
Lu Leng mengetahui kalau gadis itu menangis, namun
rupanya dia pura-pura tidak melihatnya,
Tak lama dia sudah sampai di Cing Yun Ling, pemuda itu
meletakkan Toan Bok Ang di dalam sebuah goa.
Dipandangnya sejenak gadis itu, lalu menghela nafas panjang.

1295
"Aaaah! Nona Toan, aku tahu apa yang ada dalam hatimu.
Tapi apa yang terjadi malam ini, kau pun telah
menyaksikannya, Aku harap... kau jangan berkata aku terlalu
tega terhadapmu!"
Berkata sampai di situ, air mata Lu Leng pun meleleh.
Kemudian dibalikkan badannya dan segera melesat pergi.
Toan Bok Ang membelalakkan mata melihat Lu Leng
meninggalkannya, entah bagaimana rasanya dalam hati.
Setelah Lu Leng tidak kelihatan, Toan Bok Ang mulai
mengerahkan Lweekangnya untuk membuka jalan darahnya
yang tertotok
Akan tetapi, walau Toan Bok Ang berusaha beberapa kali,
tampaknya tetap tidak bisa membuka jalan darahnya yang
tertotok Kini dia berada di dalam goa, suara Pat Liong Thian
Im sudah tidak begitu terdengar lagi. Meski begitu, dia tak
bisa menepiskan rasa gugup dan panik dalam hatinya.
Berselang beberapa saat, gadis itu mendengar suara si
Nabi Setan-Seng Ling,
"Budak Setan, kau sendiri yang pergi! Lukaku amat parah,
tidak dapat bertahan Kalau terus turun aku pasti mati." ujar
Budak Setan Oey Sim Tim.
"Tuan penolong, Liok Ci Khim Mo mencariku. sebetulnya
ada urusan apa?"
Si Nabi Setan-Seng Ling menarik nafas beberapa kali.
"Aku pun tidak tahu, Ketika bertemu denganku dia justru
menanyakan apakah di dalam istana Setan terdapat seseorang

1296
yang memiliki Busur Api? Aku menjawab sejujurnya, maka dia
menyuruhku agar mencarimu."
Mereka berdua sudah sampai di depan goa tempat Toan
Bok Ang berada. Gadis itu memandang keluar Ternyata putra
si Nabi Setan juga berada di situ, Mereka bertiga berdiri di
depan goa itu.
Toan Bok Ang terkejut bukan main. Dia berharap si Nabi
Setan-Seng Ling jangan memasuki goa, Si Nabi Setan-Seng
Ling sudah terluka parah, jadi tidak bisa berbuat apa-apa
terhadap dirinya. Namun putranya yang hanya buntung
sebelah tangannya, kalau ingin mencelakai Toan Bok Ang,
masih dapat melakukannya.
Dalam kepanikan dan gugup gadis itu berusaha tetap
mendengar pembicaraan mereka dengan penuh perhatian.
"Tuan penolong, Pat Liong Thian ini itu sangat dahsyat
Sebelum aku mendekatinya, aku pasti akan terluka!" ujar
Budak Setan-Oey Sim Tit,
Sou Mia Su Seng Bou menyela,
"Liok Ci Khim Mo mau menerimamu, tapi jangan khawatir
dia tidak akan mencelakaimu Kau boleh berlega hati ke sana."
Budak Setan-Oey Sim Tit tampak tercenung seperti
memikirkan sesuatu.
"Kini sudah larut malam, bagaimana dia tahu aku akan ke
sana?"
Si Nabi Setan-Seng Ling berpikir sejenak, setelah itu
berkata.

1297
"Aku punya akal!"
"Ayah punya akal apa, cepat katakan! Kalau Budak Setan
bertemu Liok Ci Khim Mo, kita pun bisa melampiaskan
kedongkolan hati kita!" ujar Sou Mia Su.
Si Nabi Setan-Seng Ling manggut-manggut.
"Liok Ci Khim Mo ingin mencari orang yang memiliki Busur
Api. Tentu dia tahu asal-usul pemilik Busur Api itu. setelah kau
sampai di tempat yang sudah tidak dapat bertahan,
gunakanlah busur itu untuk memanah! Begitu dia mendengar
suara busur itu, dia pasti tahu bahwa kau sudah datang!"
Budak Setan-Oey Sim Tit berpikir sejenak, lalu
mengangguk
"Baik!"
Si Nabi Setan-Seng Ling menambahkan
"Setelah bertemu Liok Ci Khim Mo, jangan lupa
menyinggung kami, Iho!"
Budak Setan-Oey Sim Tit mengangguk lagi, kemudian
melesat pergi laksana kilat
Si Nabi Setan-Seng Ling dan putranya berdiri sejenak di
depan goa. Namun kemudian mereka berdua melangkah ke
dalam goa.
Melihat kedua orang itu masuk, seketika Toan Bok Ang
jadi tegang, Cepat-cepat dikerahkan Lwee-kangnya untuk
membuka jalan darahnya yang masih tertotok. Namun tetap

1298
tidak berhasil. Hal itu membuat Toan Bok Ang semakin gugup
dan panik.
Si Nabi Setan-Seng Ling dan putranya duduk, sekitar dua
depa dari mulut goa.
Goa itu amat gelap, sehingga si Nabi Setan-Seng Ling dan
putranya tidak melihat Toan Bok Ang tergeletak tak jauh dari
tempat mereka berada.
Sedangkan gadis itu berusaha menahan nafas. Terdengar
suara helaan nafas si Nabi Setan-Seng Ling,
"Aaaah! Tak kusangka diriku begitu terkenal Tapi aku
nyaris mati di Cing Yun Ling!"
Sou Mia Su berkertak gigi dan berkata.
"Orang membalas dendam, sepuluh tahun pun belum
terlambat. Kalau kita memperoleh bantuan Liok Ci Khim Mo,
tidak usah takut dendam tidak terbalas!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa dingin,
"Kita diam saja di sini, Kalau suara harpa itu berhenti,
mereka semua pasti sudah mampus!"
Sou Mia Su Seng Bou kelihatan kurang percaya.
"Ayah, betulkah Pat Liong Thian Im begitu hebat?"
Si Nabi Setan-Seng Ling menyahut

1299
"Itu sudah pasti, Pat Liong Thian Im itu ilmu tingkat tinggi
yang mampu menyerang hati dan pikiran orang. sehingga
pihak lawan dapat terpengaruh semua!"
"Bagaimana kalau dibandingkan dengan ilmu katapun
Setan yang kita miliki itu?"
Si Nabi Setan-Seng Ling menghela nafas panjang
"Seperti kunang-kunang dibandingkan dengan cahaya
matahari!"
Sejauh itu, si Nabi Setan-Seng Ling belum mengetahui
akan keberadaan orang lain di tempat itu.
Toan Bok Ang nyaris tertawa, mendengar Sou Mia Su Seng
Bou yang membandingkan kalapan Setan dengan Pat Liong
Thian Im!
Sou Mia Su manggut-manggut. Diam-diam merasa kagum
akan kehebatan Liok Ci Khim Mo yang memiliki senjata sakti
berupa harpa,
"Cepatlah kau keluarkan barang itu!" ujar Setan-Seng Ling
setelah keduanya terdiam beberapa saat lamanya.
Sou Mia Su Seng Bou terkejut,
"Ayah, barang itu sangat berbahaya, Bagaimana mungkin
kita keluarkan di sini?"
Si Nabi Setan Seng Ling membentak

1300
"Kau tahu apa? Barang itu khusus untuk menghisap hawa
mayat, Dia memiliki sebuah mutiara yang dapat menambah
Lweekangku sepuluh tahun latihan! Kalau aku menelan
mutiara itu, lukaku akan cepat sembuh!"
Toan Bok Ang tidak tahu apa yang dibicarakan mereka.
Namun mendengar sampai di situ, dia menduga yang
dimaksudkan kedua orang itu pasti Kura-Kura Mayat.
Ternyata begitu, nenek setan itu telah melupakan itu,
sehingga kitalah yang memperoleh keuntungan!" ujar Sou Mia
Su Seng Bou sambil manggut-manggut.
"Cepat tuangkan arak yang kuberikan tadi. Kalau binatang
aneh itu keluar dari tabung bambu, pasti akan minum arak itu,
dan tentu akan membuatnya tak mampu bergerak Maka kita
boleh membelah perutnya untuk mengambil mutiara itu!"
Sou Mia Su menurut begitu saja, Tak lama Kura-Kura
Mayat itu sudah mabuk, tak mampu bergerak lagi dan bahkan
terlentang lemas,
Sou Mia Su Seng Bou segera mengeluarkan sebuah belati,
lalu dibelahnya perut binatang aneh itu, Kemudian dari dalam
perut binatang aneh itu meloncat keluar suatu benda,
bergelinding dekat perut Toan Bok Ang.
Toan Bok Ang keheranan, karena ada suatu benda yang
agak dingin mendekati mulutnya,
Apa yang dibicarakan si Setan-Seng Ling, semuanya
masuk ke dalam telinga Toan Bok Ang.
Maka dia tahu benda itu pasti mutiara dari dalam perut
binatang aneh itu.

1301
Hati gadis itu pun berdebar-debar, karena tahu mutiara itu
sangat bermanfaat bagi orang yang sedang berlatih
Lweekang, Karena itu, dia langsung membuka mulutnya
menghisap. seketika mutiara itu pun masuk ke mulutnya.
Toan Bok Ang tidak berpikir kalau kedua orang itu pasti
akan mencari mutiaranya yang hilang.
"Tadi dari dalam perut binatang aneh itu meloncat keluar
suatu benda, tapi ke mana dia?" seru Sou Mia Su Seng Bou
dengan mata jelalatan mencari-cari mutiara tadi yang
meloncat keluar dari perut binatang Aneh.
Si Nabi Setan-Seng Ling menghardik dengan penuh
kegusaran.
"Cepat cari! Kalau benda itu terkena angin, setengahnya
sudah tak bermanfaat lagi!"
Sou Mia Su Seng Bou mengangguk dia mulai mencari ke
sana ke mari Hal itu tentu saja membuat tegang hati Toan Bok
Ang. Rasanya ingin ia memuntahkan mutiara itu ke arah Sou
Mia Su Seng Bou, tapi mendadak dia justru berseru kaget.
"Ayah, tak jauh dari tempatmu ada seseorang tergeletak!"
Si Nabi Setan-Seng Ling terkejut, dia segera menoleh dan
melihat seorang tergeletak di situ,
Toan Bok Ang tahu mereka sudah melihatnya, maka
segera menelan mutiara tersebut Begitu masuk ke
tenggorokan, mutiara itu pecah. Toan Bok Ang merasa ada
cairan yang amat dingin mengalir ke dalam tenggorokan dan
menerebos ke dalam perutnya, sehingga perutnya terasa
dingin sekali.

1302
Sesaat kemudian, sekujur tubuh Toan Bok Ang menggigil
kedinginan saat hawa dingin dari mutiara tadi menjalar cepat
ke sekujur urat nadi di tubuhnya, Mendadak jalan darah yang
tertotok pun terbuka dengan sendirinya, Namun Toan Bok Ang
tetap belum bisa bangun! Giginya bergetar dan
bergemeretukan, menggigil.
Sou Mia Su Seng Bou memapah ayahnya mundur
beberapa langkah, kemudian mereka membentak serentak.
"Siapa kau?"
Toan Bok Ang tidak menyangka, cairan itu membuat
sekujur badannya jadi membeku. Ketika mau menyahut, tidak
mampu mengeluarkan suara, karena bibirnya pun seakan
membeku.
Si Nabi Setan-Seng Ling dan putranya terkejut, tapi juga
merasa heran. Kalau yang dilihatnya adalah mayat, kenapa
bisa menggigil kedinginan? seandainya orang itu masih hidup,
kenapa diam saja?
Sou Mia Su tak berani bergerak karena terkejut, sementara
si i Setan-Seng Ling yang agak bernyali mendekati Toan Bok
Ang dengan membungkukkan badannya melihat.
"Mutiara itu telah ditelannya!" si Nabi Setan menggeram
penuh kemarahan.
Sou Mia Su Seng Bou terperanjat kaget bukan main.
Bagian 28

1303
"Lalu bagaimana baiknya?"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa.
"Ha ha! Gadis itu mengira setelah menelan mutiara
tersebut, pasti segera menambah Lweekangnya. Ternyata dia
tidak tahu, mutiara itu mengandung hawa dingin! Walau aku
memiliki Im Si Ciang, pasti akan menggigil kedinginan satu
jam, sebelum merasakan manfaatnya, Dengan menelan
mutiara itu berarti dia mencari mati!"
"Kalau dia mati kita sudah tidak bisa memperoleh mutiara
itu lagi!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa.
"Ha ha! Ketika dia hampir mati, aku akan menghisap
darahnya. Sama saja, bermanfaat bagi diriku!"
Pembicaraan mereka berdua tidak lerlepas dari telinga
Toan Bok Ang, Kini gadis itu menyesal sekali.
Dia terlanjur menelan mutiara itu, untuk memuntahnya
sudah tidak bisa lagi. sementara si Setan-Seng Ling dan
putranya sudah duduk di sisinya, menunggu untuk menghisap
darahnya.
Toan Bok Ang berseru dalam hati, "Lu Siauhiap! Oh, Lu
Siauhiap! Kalau kau tahu aku akan mengalami ini, sudah pasti
kau tidak akan melarangku ikut kau ke bawah gunung! Lebih
baik mati oleh suara Pat Liong Thian Im daripada mati di sini
dengan cara mengenaskan!
Meski begitu, Toan Bok Ang tidak bisa menyalahkan Lu
Leng yang telah meninggalkan dirinya di dalam goa itu.

1304
Kini dia merasa sepasang tangan dan kakinya semakin
dingin, seakan membeku, begitu pula sekujur badannya!
Sou Mia Su yang sudah duduk di sisinya menatap tajam
penuh kegeraman kepada Toan Bok Ang, sepertinya hendak
menelan tubuh gadis itu.
"Ayah! Bukankah dia adalah Toan Bok Ang murid Hui Yan
Bun?" tersentak Sou Mia Su begitu mengenali siapa gadis
tergeletak di sampingnya itu,
"Peduli dia siapa!" dengus si Nabi Setan-Seng Ling begitu
sengit.
Sou Mia Su bangkit berdiri.
"Ayah...."
"Tulup mulutmu!"
Air muka Sou Mia Su berubah, dia mundur selangkah
dengan wajah gusar
"Ayah, usiaku sudah tidak muda lagi. Ayah sering bilang
akan menikahkanku! Namun... hingga kini aku belum punya
istri!"
Si Setan-Seng Ling sudah melihat bagaimana reaksi
putranya setelah melihat Toan Bok Ang, Ucapan putranya
barusan tentu saja membuat wajahnya menghijau.
"Omong ko...." Namun belum juga usai ucapan-nya, si
Nabi Setan-Seng Ling gagah merasa darahnya bergolak, maka
terbatuk-batuk beberapa kail

1305
"Ayah, Toan Bok Ang juga baik, aku... aku ingin
memperistrinya. Bagaimana menurut Ayah?"
Walau sekujur badannya telah membeku, namun telinga
gadis itu masih bisa mendengar
Dan mengetahui bahwa Sou Mia Su ingin memperistrinya,
Toan Bok Ang langsung merasa muak. ingin ia mencaci nya
tapi tak mampu membuka mulutnya.
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa terbahak,
"Ha ha! Dia sudah mau jadi mayat, bagaimana mungkin
kau memperisterinya?"
"Ayah, aku pernah dengar dari Ayah tentang mutiara Kura-
Kura Mayat Orang yang menelan mutiara itu memang akan
menderita kedinginan Namun jika kemudian menelan sesuatu
yang mengandung hawa panas maka dapat melawan hawa
dingin itu, bahkan amat bermanfaat bagi dirinya!"
Si Nabi Setan-Seng Ling gusar bukan main, sehingga
sekujur badannya bergemetan
"Kau... kau binatang! Kau... tidak mempedulikan keadaan
luka ayahmu!"
Mendadak Sou Mia Su Seng Bou tertawa.
"Ayah, jika lukamu sembuh, aku justru akan kehilangan
nyawa, karena urusan kami kakak beradik, apakah Ayah
begitu gampang melepaskanku?"
Si Nabi Setan-Seng Ling tampak tersentak mendengar
ucapan putranya, Dia benar-benar tak pernah menduga,

1306
sekian lama menjagoi rimba persilatan, tadi di ruang besar itu
menderita luka parah namun tidak mati Kini malah akan mati
di tangan putranya sendiri!
Sou Mia Su tentu tidak berani menjatuhkan tangan kejam
membunuh ayahnya, Tetapi kalau Seng Bou membawa pergi
Toan Bok Ang, sehingga dia tidak bisa menghisap darah gadis
itu untuk menyembuhkan lukanya, sedangkan dia akan
ditinggal di dalam goa, bukankah sama juga menyiarkannya
mati perlahan-lahan?
Betapa gusarnya Nabi Setan-Seng Ling, tahu putranya
yang satu ini justru lebih licik dari dirinya. Maka dia tidak
berani melampiaskan kegusarannya, sebaliknya malah berkata
dengan lembut sekali
"Anak Bou, mengenai urusan kalian kakak beradik, aku
tidak akan mengungkitkannya lagi. Kelak jika sembuh, aku
pasti akan menurunkan beberapa macam ilmu silat padamu.
Bagaimana?" rajuk Seng Ling kepada putranya.
Sou Mia Su Seng Bon tertawa licik.
"Ayah, sudahlah! Kenapa tidak dari dulu Ayah menurunkan
ilmu silat itu padaku? Walau aku putramu, tapi kau sama
sekali tidak mempercayaiku!" Berkata sampai di situ, Seng Bou
tertawa lagi, "He he! Aku tahu, beberapa macam ilmu silat itu,
semuanya dituliskan di dalam beberapa buah kitab. Terus
terang, aku sudah menghafalnya, kalau tidak percaya kau bisa
kembali ke istana Setan, boleh menyaksikan ilmu silatku,
apakah sudah mengalami kemajuan atau belum?"
Usai berkata begitu, Sou Mia Su langsung membopong
Toan Bok Ang meninggalkan goa itu.

1307
Betapa terkejutnya si Nabi Setan-Seng Ling melihat hal itu.
"Anak Bou! Anak Bou!"
Akan tetapi, Sou Mia Su tidak menghiraukannya, Tanpa
menoleh dia terus melangkah pergi sambil membopong Toan
Bok Ang.
Si Nabi Setan gusar sekali dan menyesal
Menyesal karena dirinya hanya menyayangi kedua
putranya. Terhadap orang lain justru teramat sadis, Kini
putranya terhadap dirinya justru telah meniru perbuatannya!
Si Nabi Setan-Seng Ling menghela nafas panjang,
kemudian pingsan.
* * * *
Sementara itu Lu Leng terus melesat ke bawah gunung,
Dia tahu satu jam kemudian, Toan Bok Ang dapat membuka
jalan darahnya yang tertotok. Dalam waktu satu jam itu,
kemungkinan besar dirinya dan lainnya sudah jadi mayat di
bawah gunung itu.
Lu Leng tahu dalam hati Toan Bok Ang telah jatuh cinta
padanya, tapi dia justru tersiksa oleh percintaan. Oleh karena
itu, bagaimana mungkin masih berani membicarakan soal
percintaan?
Setelah meninggalkan goa, dia terus melesat ke bawah
gunung, Sebelum sampai di tempat tujuan, dia sudah
mendengar suara Pat Liong Thian Im. Bagaikan terjangan
ribuan kuda, membuat hatinya tergetar hebat,

1308
Lu Leng berusaha tenang sambil terus melangkah.
semakin dekat hatinya semakin tergetar keras, sehingga
langkahnya jadi tidak teratur.
Dia menatap ke depan, Dilihatnya para tokoh tua sedang
duduk bersila, Yang memiliki Lweekang linggi, agak dekat
dengan Liok Ci Khim Mo, sedang yang memiliki Lweekang
masih rendah berada lebih jauh,
Tampak mereka mengeluarkan darah dan wajah mereka
pucat bagai mayat Beberapa orang sudah terkapar Di
antaranya masih belingsatan menggeliat sambil mencakari
tanah dengan kuku jari tangan mereka yang mengucurkan
darah, sepertinya mereka tidak sadar akan keadaan dirinya
masing-masing. Telah terpengaruh dahsyatnya Pat Liong
Thian Im,
Lu Leng sudah tidak sempat menyaksikan terus, karena
mendadak dia merasa kakinya lemas dan seketika tubuhnya
merosot jatuh terduduk di tanah.
Dia merasa suara harpa itu bagaikan geledek, terusmenerus
menyambar di atas kepalanya, sehingga darahnya
bergolak dan tak lama mulutnya sudah mengeluarkan darah.
Mungkin dia sudah terluka dalam!
Akan tetapi, Lu Leng masih sempat melihat Liok Ci Khim
Mo duduk di atas batu, jari tangan orang itu terus memetik tali
senar Pat Liong Khim. Musuh besarnya sudah begitu dekat,
namun dia tidak mampu berbuat apa-apa! Hatinya seperti
disayat, namun juga harus berusaha menenangkan hati
melawan suara harpa itu, Rasa dendamnya mampu
membuatnya dapat bergerak sedikit demi sedikit ke arah Liok
Ci Khim Mo. Dia ingin turun tangan membunuh musuh
besarnya itu!

1309
Tak seberapa lama, beberapa orang yang berguling-guling
itu, mendadak meloncat ke atas, kemudian terbanting ke
tanah dan tak bergerak lagi.
Sedangkan suara Pat Liong Thian ini mengalun semakin
cepat dengan nada semakin meninggi
Semua orang yang duduk bersila, mulai terguncang hebat.
Nafas mereka memburu.
Lweekang Lu Leng lebih rendah dari mereka, namun dia
masih dapat bertahan itu disebabkan dia datang belakangan
Mendadak terdengar suara bentakan Sui Cing Siansu dan
Liat Hwe Cousu, Keduanya bangkit berdiri dengan badan
sempoyongan menuju ke arah Liok Ci Khim Mo.
Namun langkah mereka tampak begitu berat, sepertinya
sedang mendaki ke tempat yang amat tinggi. Ketika
melangkah dua tiga depa, mendadak terdengar suara
dentaman keras dan menggetarkan sebanyak tiga kali.
Lu Leng tahu, itu suara tali harpa yang ke delapan. Dulu
ketika berada di luar kota Lam Cong, dia melihat sebuah
kereta mewah. Di dalam kereta mewah itu terdapat sebuah
harpa kuno Tanpa sengaja dia memetik tali senar harpa yang
ke delapan, sehingga mengeluarkan suara berdentam keras.
Walau hati Lu Leng tergoncang keras oleh suara itu, dia
masih berusaha memandang ke depan. Tampak Sui Cing
Siansu dan Liat Hwe Cousu terdorong sempoyongan beberapa
langkah ke belakang.
Setelah terdorong mundur tiga langkah, badan mereka
bergoyang-goyang, kemudian jatuh duduk.

1310
Menyaksi kan itu, Lu Leng tahu tidak lama lagi semua
orang yang berada di situ pasti binasa, Rimba persilatan bakal
dikuasai Liok Ci Khim Mo. Tokoh ini akan menjadi Bu Lim Ci
Cun (Penguasa Rimba Persilatan),
Perlahan-lahan Lu Leng merasa tidak kuat bertahan,
wajahnya sudah pucat pias, sementara suara harpa itu
semakin tidak kedengaran. ini merupakan pertanda kalau
dirinya mulai terpengaruh.
Dan saat itulah terdengar suara "Pheng Pheng Pheng" tiga
kali, Anehnya, meskipun saat itu suara Pat Liong Thian Im
sangat dahsyat, suara "Pheng" tiga kali terdengar keras dan
jelas, Suara itu ternyata berasal dari busur.
Semua yang mendengar suara busur itu, seketika
tersentak sadar dari pengaruh suara Pat Liong Thian Im itu.
Semua orang membuka mata, Liok Ci Khim Mo pun
tertegun hingga tiba-tiba berhenti memetik tali senar
harpanya.
Begitu suara Pat Liong Thian Im berhenti, legalah hati
semua orang meski tetap belum bisa bergerak
Liok Ci Khim Mo mendongakkan kepala, lalu berseru
dengan suara lantang.
"Siapa yang membunyikan tiga kali suara busur? Apakah
pemilik Busur Api pusaka rimba persilatan?"
Mendadak tampak sosok bayangan berkelebat cepat sekali
Dan tahu-tahu sudah berada di hadapan Liok Ci Khim Mo.
"Tidak salah, memang aku!"

1311
* * * *
Bab 60
Lu Leng yang sampai paling belakang, mengalami luka
paling ringan dibandingkan dengan yang lain. Maka melihat
orang yang baru muncul itu, dia langsung mengenalinya.
Ternyata orang itu si Budan Setan Oey Sim Tit.
Kemunculannya dengan bunyi busur yang menyebabkan
Liok Ci Khim Mo berhenti memetik tali senar harpa, membuat
Lu Leng terheran-heran.
Dia amat terkejut, karena saat itu hari sudah mulai terang,
Lu Leng sudah melihat jelas wajah Liok Ci Khim Mo dan wajah
si Budak Setan-Oey Sim Tit. Ternyata mereka berdua memiliki
wajah yang amat buruk.
Liok Ci Khim Mo di atas batu, sedangkan si Budak Setan-
Oey Sim Tit berdiri di hadapannya, jarak mereka hanya satu
depa, Mata mereka berdua terbelalak saling memandang.
Lu Leng juga terbelalak menyaksikan wajah kedua tokoh
sakti itu ternyata sama mirip satu sama lain.
"Kau,..."
Si Budak Setan-Oey Sim Tit tidak dapat melanjutkan
Selama ini menganggap wajahnya paling buruk di dunia,
namun kini ternyata bertemu Liok Ci Khim Mo yang
menggemparkan rimba persilatan itu, memiliki wajah yang
amat buruk, bahkan buruknya serupa dengan wajahnya.
Liok Ci Khim Mo kelihatan juga sependapat dengan si
Budak Setan-Oey Sim Tit.

1312
"Kau si Budak Setan?" sentak Liok Ci Khim Mo.
Oey Sim Tit manggut-manggut.
"Kau tahu asal usulmu?"
Oey Sim Tit menggeleng kepala.
"Tidak tahu, Ketika aku mulai mengerti urusan, di sisiku
terdapat sosok tengkorak dan Busur Api ini!"
Sekujur badan Liok Ci Khim Mo tampak tergetar, sehingga
tanpa sadar tangannya memetik tali senar harpa itu. Namun
kali ini suaranya berubah. Tidak melengking dan menyakitkan
telinga, Bahkan terdengar merdu, sedap di telinga.
"Kini kau sudah berjumpa aku, masih tidak mengerti?"
Oey Sim Tit tertegun, matanya terbelalak dengan mulut
ternganga lebar
"Kau... kau adalah...."
Sebelum Oey Sim Tit usai berkata, Liok Ci Khim Mo sudah
tertawa gelak dan berkata.
"Anak bodoh! Kita amat mirip satu sama lain, kau masih
ragu apa?"
Selama ini si Budak Setan-Oey Sim Tit menganggap
dirinya tidak punya orang tua, Tidak disangka, saat ini muncul
orang yang amat dirindukannya.
"Ayah!" seru Oey Sim Tit seakan tidak percaya sama sekali

1313
Liok Ci Khim Mo bangkit berdiri, sebelah tangannya
memegang harpa, sebelah lagi direntangkan lebar-lebar.
Badan si Budak Setan-Oey Sim Tit berkelebat dia langsung
memeluk tubuh Liok Ci Khim Mo.
"Tahukah kau siapa ayahmu ini?"
Si Budak Setan-Oey Sim Tit menyahut
"Kaum rimba persilatan menjuluki Ayah Liok Ci Khim Mo!"
Liok Ci Khim Mo tertawa gelak.
"Ha ha ha! itu setelah ayah memperoleh Pat Lipng Thian
Im. Kau tidak mau tahu dulu ayah dipanggil apa?"
Si Budak Setan-Oey Sim Tit menoleh ke belakang, semua
orang yang tadi bergelimpangan sedang memandangnya,
termasuk Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Setelah memandang Cit Sat Sin Kun-Tam Sen sejenak, si
Budak Setan-Oey Sim Tit berkata, Tam Tayhiap pernah
memberitahukan padaku, Sosok tengkorak yang berada di
sisiku, kemungkinan besar adalah Oey Tung, salah seorang
Soan Tiong Liok Chou, maka selama ini, aku anggap dia
adalah ayahku!"
Ketika si Budak Setan-Oey Sim Tit menyebut nama
tersebut, wajah Liok Ci Kim Mo tampak terperanjat.
"Ternyata masih ada orang kenal namaku, ayah memang
bernama Oey Tung!"

1314
Percakapan kedua tokoh berwajah buruk yang ternyata
bapak dan anak itu tentu saja sampai di telinga semua orang
di sana, padahal sebenarnya siapa dan asal-usul Liok Ci Kim
Mo selama ini masih merupakan teka-teki besar bagi kalangan
tokoh rimba persilatan.
Kini Liok Ci Khim Mo sudah memberitahukan ternyata dia
merupakan salah seorang Coan Tiong Liok Chou bernama Oey
Tung, julukannya Chou Ling Koan.
Semua orang tidak merasa heran, sebab Coan Tiong Liok
Chou berasal dari golongan hitam, amat sadis dan sering
membunuh orang, Sudah lama kaum rimba persilatan
golongan lurus ingin membasmi mereka, namun mereka selalu
berhasil meloloskan diri.
Semua orang tahu, kehebatan Liok Ci Khim Mo hanya
terletak pada Pat Liong Thian Im. ilmu silatnya cuma
tergolong tingkat dua.
Kini dugaan mereka terbukti, karena Liok Ci Khim Mo
adalah Chou Ling Koan Oey Tung.
Setelah tertegun cukup lama, Budak Setan-Oey Sim Tit
membuka mulut,
"Kalau begitu, tengkorak siapa yang berada di sisiku?"
tanyanya membuat wajah Liok Ci Khim Mo berubah bengis.
"Binatang itu memang harus mampus!" geramnya seakan
marah bukan main.
Si Budak Setan-Oey Sim Tit terlalu polos dan jujur, maka
setelah mengerti urusan, sejak itu dia menganggap tengkorak
itu familinya, seringkali dirinya berbicara dengan tengkorak itu

1315
sebelum bertemu Tam Goat Hua. Ada permasalah apa saja
selalu ditumpahkan pada tengkorak tersebut. Karena itu dia
amat menghormati benda tak bernyawa itu.
Kini dia tahu ayahnya masih hidup, bahkan berada di
hadapannya, Mereka berdua memang mirip. Tentunya Liok Ci
Khim Mo tidak hanya mengaku seenaknya saja, Dia memang
benar ayah dari tokoh bernama Budak Setan-Oey Sim Tit.
Tapi ketika Liok Ci Khim Mo mencaci tengkorak, Oey Sim
Tit jadi tertegun.
"Nak, dulu ayah mengangkat saudara dengan beberapa
orang, Tanpa sengaja menemukan Busur Api dan Pat Liong
Khim, Pada waktu itu, kau belum lama lahir Salah seorang
berhati serakah, ingin menelan kedua pusaka itu, Secara
diam-diam dia mengambil Busur Api.
Ayah menyerangnya dengan senjata rahasia beracun,
namun dia berhasil merebutmu. Karena itu, ayah tidak berani
menyerangnya lagi, khawatir akan melukaimu. Akhirnya dia
membawamu kabur Beberapa tahun ini, aku terus mencari
mu. Untung kau tidak apa-apa, sedangkan orang itu pasti
mampus karena terkena senjata rahasia beracun. Dan
sekarang kita berjumpa, Ayah pun telah berhasil mempelajari
Pat Liong Thian Im. Ayah jadi Bu Lim Ci Cun!"
Si Budak Setan-Oey Sim Tit manggut-manggut, kini dia
sudah jelas mengenai asal-usu!nya.
"Oooh! Ternyata begitu!" gumamnya sambil memandangi
ayahnya yang masih asing.
Liok Ci Khim Mo tertawa terbahak-bahak.

1316
"Ha ha ha! Nak, ilmu Ginkangmu amat tinggi!"
"Hanya mahir Ginkang, tidak pernah belajar ilmu silat
lain!" sahut Oey Sim Tit merendah. Dia malu, wajahnya
tampak kemerahan mendengar pujian sang ayah,
"Jangan takut, ayahmu adalah Bu Lim Ci Cun. Siapa berani
tidak menghormatimu? Nak, kau menyingkir dulu! Biar ayah
menghabiskan mereka dengan Pat Liong Thian Im, lalu kita
bercakap-cakap lagi."
Si Budak Setan-Oey Sim Tit terkejut mendengar itu.
"Ayah bilang apa?"
"Mereka semua berani tidak tunduk pada ayah sebagai Bu
Lim Ci Cun, Aku menghendaki kaum rimba persilatan di kolong
langit tahu akibat jika tak mau tunduk kepadaku. Maka orang
yang berada di sini, semua harus mampus!"
Dalam hati Oey Sim Tit yang jujur polos itu menganggap
perkataan Liok Ci Khim Mo tak pakai aturan. Tampaknya dia
kurang setuju dengan ayah-nya.
"Ayah memiliki Pat Liong Thian Im yang dahsyat Tentu
mereka akan tunduk, Untuk apa ayah harus membunuh begitu
banyak orang?"
Liok Ci Khim Mo tertawa dingin.
"Nak, kau tak pernah tahu, Dulu sebelum ayah menguasai
ilmu Pat Liong Thian Im, banyak kaum rimba persilatan
meremehkan ayah!" Berkata sampai di sini, Liok Ci Khim Mo
tertawa lagi, "Ha ha ha! Dulu si Pecut Emas-Han Sun,

1317
menganggap dirinya berkepandaian tinggi, maka dia mengejar
kami suami isteri.
Pada waktu itu, ibumu sedang hamil, karena berusaha
kabur, akhirnya keguguran, Kalau tidak, kau tentu memiliki
seorang kakak. Ha ha ha! Setelah berhasil menguasai ilmu Pat
Liong Thian Im, ayah membunuh anaknya!"
Mengenai kematian anak si Pecut Emas-Han Sun,
mayatnya berada di dalam gudang batu Lu Sin Kong.
Kemudian Lu Sin Kong suami isteri mengantar kotak kayu ke
rumah si Pecut Emas-Han Sun. Dan kejadian di puncak Sian
Jin Hong Bu Yi San, ditimbulkan oleh peristiwa sadis ini. Akan
tetapi, pada waktu itu tiada seorang pun tahu peristiwa
menggiriskan itu perbuatan siapa.
Kini barulah terbuka rahasia itu di depan para tokoh
tingkat tinggi persilatan Semua orang di tempat itu mendengar
jelas pengakuan Liok Ci Khim Mo.
Han Giok Shia segera bangkit berdiri meski sempoyongan
Dia mencaci sambil menuding Liok Ci Khim Mo.
"Kau penjahat busuk!"
Karena emosi, setelah mencaci, Han Giok Shia muntah
darah segar, dan segera roboh lagi.
Tam Ek Hui segera memapahnya, namun gadis itu
berkertak gigi seraya berkata sengit
"Jangan menghalangiku! Aku... aku mau balas dendam!"
Tam Ek Hui menghela nafas panjang.

1318
"Giok Shia, kini kita semua terluka parah! Aaaah...." "
"Ha ha ha! Nak, dengar lagi penuturan ayah! Setelah
membunuh anak si Pecut Emas-Han Sun, ayah teringat akan
dendam terhadap Lu Sin Kong suami isteri. Mereka berdua
pernah menghina ayah, maka ayah mengatur semua rencana
agar mereka mengantar sebuah kotak kayu ke rumah si Pecut
Emas-Han Sun. Selain itu, ayah juga menyiarkan suatu berita,
bahwa kotak kayu tersebut berisi rahasia rimba persilatan
Karena itu banyak kaum rimba persilatan saling berebut kotak
kayu tersebut, sehingga terjadi pertarungan di sepanjang
jalan.
Di saat Lu Sin Kong suami istri hampir tiba di Sucou, ayah
menaruh kepala anak si Pecut Emas-Han Sun ke dalam kotak
kayu itu, agar mereka suami isteri bertarung mati-matian
dengan si Pecut Emas-Han Sun!"
Sampai di situ, Liok Ci Khim Mo tertawa gelak lagu "Ha ha
ha! Gudang batu Lu Sin Kong, justru teman ayah yang
membukanya, ayah menaruh mayat anak si Pecut Emas-Han
Sun di sana...."
Liok Ci Khim Mo terus menceritakan tentang semua itu
dengan rasa bangga dan sombong. Dia merasa puas dan
gembira sekali, Sebaliknya, wajah si Budak Setan-Oey Sim Tit
berubah pucat
Kini Lu Leng baru tahu jelas tentang kematian kedua
orangtuanya, ternyata perbuatan Liok Ci Khim Mo. seketika itu
juga dendam kesumat yang telah lama terpendam di dadanya
seakan meledak, parahnya bergejolak hebat terbakar
kemarahan Mendadak saja pemuda tampan itu mengeluarkan
suara siulan panjang, Bersamaan dengan itu tubuhnya
melesat cepat menuju ke arah Liok Ci Khim Mo.

1319
Sejak semula dia menyadari bahwa dirinya hanya
mengalami luka dalam yang tidak seberapa parah. Maka
dengan mengerahkan Ginkangnya secepat kilat tubuhnya
telah berada di dekat Liok Ci Khim Mo. Dia langsung
menggerakkan jari telunjuknya.
Liok Ci Khim Mo menganggap semua orang tidak bisa
bergerak, sebab Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek yang
berkepandaian begitu tinggi saja sudah tergeletak Dia tidak
menduga, salah seorang di antara mereka yang masih begitu
muda, ternyata punya kekuatan menyerang ke arahnya,
Kepandaian Liok Ci Khim Mo memang tidak begitu tinggi,
Hanya dengan mengandalkan pada Pat Liong Thian Im, sudah
menyebut dirinya Bu Lim Ci Cun! Saat Lu Leng bergerak
begitu cepat, Liok Ci Khim Mo tidak punya kesempatan untuk
membunyikan harpa!
Betapa terkejutnya Liok Ci Khim Mo, menyaksikan
serangan pemuda itu hampir mengenai diri nya. Namun
mendadak pula, sebatang panah kecil meluncur laksana kilat
ke arah dada Lu Leng.
Walau hanya mengalami luka ringan, Lu Leng tetap telah
terluka, Ketika menyerang ke arah Liok Ci Khim Mo, dia
menggunakan tenaga sepenuhnya.
Panah kecil itu meluncur mendadak ke arah dadanya,
sedangkan Lu Leng berada di udara. Maka..
"Cess!" Dada bagian kiri Lu Leng terkena panah itu,
Lu Leng tak bisa menghimpun hawa murninya lagi,
langsung jatuh terbanting di tanah.

1320
tampak sosok bayangan berkelebat laksana kilat yang
ternyata Oey Sim Tit. Dia sudah berada di hadapan Lu Leng,
wajahnya tampak ketakutan.
"Lu siauhiap terluka? Aku... karena melihat kau ingin
melukai ayahku, maka aku terpaksa memanahmu. Kau tahu
kan?"
Ketika Oey Sim Tit berkata sampai di situ, Lu Leng sudah
membentak sambil menyerang, dengan jurus It Ci Keng Thian
(Satu Jari Mengejutkan Langil),
Untung panah itu tidak mengena jantungnya, Kalau
mengena jantungnya, pasti nyawanya melayang ke alam
baka. Maka serangan itu dilancarkannya secara paksa, Sebab
saat mengerahkan tenaga, dadanya dirasakan sakit sekali. Hal
itu diikuti dengan tangannya yang tak mampu di gerakkan.
Lemas 1ung-lai tak bertenaga.
Badan Oey Sim Tit bergerak mundur selangkah, dia nyaris
menangis menyaksikan keadaan Lu Leng.
"Lu Siauhiap! Aku... aku sungguh tidak bermaksud
melukaimu!"
Liok Ci Khim Mo mengerutkan kening mendengar keluhan
putranya itu.
"Nak, sengaja melukainya juga tidak apa-apa! Buat apa
harus memberi penjelasan"
Oey Sim Tit mendongakkan kepala,

1321
"Nak, kau menyingkir dulu! Setelah ayah menghabiskan
mereka semua, barulah kita bercakap-cakap dengan penuh
kegembiraan!"
Oey Sim Tit terus memandang ayahnya, dengan perasaan
kacau tidak karuan.
" Ayah, begitu banyak orang di sini, Belum tentu
semuanya punya dendam dengan ayah, mengapa harus
membunuh mereka semua?"
Liok Ci Khim Mo langsung me1udah.
"Phui! Kalau mereka tidak mampus, bagaimana ada orang
mengakui diri ayah sebagai Bu Lim Ci Cun? Aku mencarimu
karena menghendaki Pat Liong Thian Im ada pewarisnya, Kini
ayah mementingkan dirimu! cepatlah kau menyingkir!"
Wajah Oey Sim Tit tampak kecewa sekali, Mimpi pun tidak
pernah bahwa ayahnya masih hidup di dunia, Kini ayah dan
anak sudah berjumpa, sehingga membuat hatinya gembira
sekali, Karena itu, tadi ketika melihat Lu Leng menyerang ke
arah Liok Ci Khim Mo, tanpa pikir lagi dia langsung memanahnya.
itu membuktikan bahwa Oey Sim Tit amat mencintai
ayahnya,
Akan tetapi, dia tidak setuju apa yang dikatakan ayahnya,
sebab ayahnya ingin membunuh semua orang yang ada di
situ,
Oey Sim Tit tertegun, kemudian memandang semua
orang. Dia menghela nafas seraya berkata pada Liok Ci Khim
Mo,

1322
" Ayah, di antara mereka terdapat beberapa orang yang
pernah membantuku, harap ayah melepaskan mereka!"
"Tidak bisa!"
Oey Sim Tit semakin kecewa dan sedih. Dia segera
berlutut di hadapan Liok Ci Khim Mo.
"Aku memohon pada Ayah!"
Semua orang merasa tegang memandang Liok Ci Khim Mo
berkumpul kembali dengan putranya, Pat Liong Thian Im
memang sangat dahsyat Namun Liok Ci Khim Mo pasti tidak
akan mewariskan Pat Liong Thian Im kepada siapa pun. ini
dugaan semua tokoh rimba persilatan yang memusuhi Liok Ci
Khim Mo.
Namun, kini Liok Ci Khim Mo sudah berkumpul kembali
dengan Oey Sim Tit putranya, Berarti Pat Liong Thian Im
sudah ada pewarisnya. ini juga pertanda rimba persilatan tidak
akan pernah tenang selamanya,
Semua semakin tercengang ketegangan, lebih-lebih
mereka semakin yakin ketika melihat Oey Sim Tit melukai Lu
Leng. sementara Liok Ci Khim Mo sudah duduk kembali
sedangkan Oey Sim Tit masih berlutut memohon padanya
agar tidak membunuh mereka.
Kejadian tersebut sungguh mengherankan semua orang,
Di antara mereka hanya satu orang yang tidak merasa aneh
dan heran, sebab hanya memahami benar bagaimana
perasaan Oey Sim Tit.
Wajah Liok Ci Khim Mo berubah, tapi kemudian berubah
kembali seperti biasa,

1323
"Nak, sudah lama sekali kita berpisah, Hari ini kita
berjumpa, Kenapa kau mesti menyusahkan ayah?"
Oey Sim Tit berlutut sambil menangis.
"Ayah, aku memang tidak berbakti. Tapi mana mungkin
aku berani menyusahkan Ayah?"
"Nah, itu! cepatlah kau pergi menyingkir ayah akan
bertindak terhadap mereka semua!"
Oey Sim Tit diam saja, Dia tidak tahu harus berbuat apa.
Dalam hati memang ingin menuruti perkataan ayahnya,
namun nuraninya tidak mengizin-kannya,
Tiba-tiba saja terdengar Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berseru,
"Sim Tit, masih ingatkah kau, akan asal namamu itu?"
Oey Sim Tit tertegun, teringat akan apa yang dikatakan Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen padanya dulu, Selama itu dia amat
berduka karena wajahnya buruk Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang
memberitahukan kepadanya, bahwa seseorang yang berwajah
buruk tidak jadi masalah, yang penting hatinya,
Maka Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memberi nama Sim Tit
(Hati Lurus) padanya, Ketika Tam Sen mengungkit tentang itu,
Oey Sim Tit jadi tercengang, Kemudian berkata pada Liok Ci
Khim Mo.
"Ayah, jangan kau menggunakan Pat Liong Thian Im lagi!"
Wajah Liok Ci Khim Mo langsung berubah gusar.

1324
"Bagus! Bagus! Kau dengar perkataan orang lain, tapi
mengabaikan perkataan ayahmu?"
Oey Sim Tit menyahut dengan air mata berlinang-linang.
"Ayah, isi hatiku sulit dijelaskan!"
Liok Ci Khim Mo tertawa panjang.
"Kalau tidak mau menyingkir ayah tetap akan memetik tali
senar harpa! Ayah telah mempelajari Pat Liong Thian Im
secara sempurna. Namun kalau kau tidak menyingkir, Pat
Liong Thian Im tidak akan melukaimu!"
Usai berkata begitu, Liok Ci Khim Mo menyapu tali senar
harpa, sehingga mengeluarkan suara "Cring Cri'ng Cring\
Mendadak wajah Oey Sim Tit menyilaukan kebulatan
hatinya,
"Ayah! Apakah Ayah bersedia mengajar aku Pat Liong
Thian Im?"
Tentu! Kau memiliki Ginkang yang amat tinggi Setelah kau
berhasil menguasai Pat Liong Thian Im, kau pasti dapat
malang melintang dalam rimba persilatan tanpa tanding,
Kecuali...."
"Kecuali apa?" sahut Oey Sim Tit cepat.
Liok Ci Khim Mo tertawa.
"Setelah mereka mati semua, barulah ayah
memberitahukanmu!"

1325
"Ayah, bolehkah aku melihat sebentar Pat Liong Khim itu?"
Liok Ci Khim Mo manggut-manggut "Tentu boleh!"
Liok Ci Khim Mo menyodorkan Pat Liong Khim ke hadapan
Oey Sim Tit.
Sementara itu Cit Sat Kun-Tam Sen sudah tahu maksud
tujuan dalam hati Oey Sim Tit Semula dia masih mengira Liok
Ci Khim Mo tidak akan menyodorkan harpa kuno itu kepada
Oey Sim Tit. Namun siapa nyana Liok Ci Khim Mo amat
gembira setelah berkumpul kembali dengan putranya itu.
Ketika Oey Sim Tit mencegahnya membunuh semua orang
yang berada di situ, Liok Ci Khim Mo amat gusar Namun dia
rupanya tidak mencurigai permintaan putranya,
Dengan tangan agak bergemetar Oey Sim Tit menerima
Pat Liong Khim, Setelah berada di tangan-nya, mendadak
badannya bergerak bagaikan segulung asap, mencelat ke
belakang beberapa depa.
Liok Ci Khim Mo terheran-heran.
"Nak, kau mau berbuat apa?"
Oey Sim Tit tidak menyahut, melainkan melesat pergi,
Terkejut bukan main hati Liok Ci Khim Mo, meski dia
menguasai ilmu Pat Liong Thian !m, tapi tanpa Pat Liong Khim
itu, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Harpa kuno itu boleh
dikatakan merupakan nyawanya, kini dibawa pergi oleh Oey
Sim Tit
Liok Ci Khim Mo langsung membentak
"Berhenti!"

1326
Oey Sim Tit berhenti sejenak, tapi setelah itu melesat
pergi lagi laksana kilat Tanpa membuang-buang waktu lagi
Liok Ci Khim Mo segera melesat mengejarnya. Dan tak lama
kemudian dua sosok bayangan telah saling berkejaran
semakin jauh,
Kini hari sudah terang. Semua orang bagaikan baru
terbangun dari mimpi buruk. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
menghela nafas lega,
"Saudara-saudara! Kini Liok Ci Khim Mo telah pergi, dalam
satu dua hari ini pasti tidak akan kembali!"
"Bagaimana bisa begitu?" tanya Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek yang tak jauh darinya,
"Bagaimana isi hati Oey Sim Til, aku tahu secara jelas.
LagipuIa dia memiliki Ginkang yang amat tinggi. Kita semua
tidak dapat mengejarnya, apalagi Liok Ci Khim Mo. Dia akan
mengejar Oey Sim Tit hingga ribuan mil, maka tidak mungkin
dia akan kembali dalam waktu singkat."
Mendengar itu, semua orang menarik nafas lega, Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.
"Kita harus menghimpun hawa murni mengobati luka!"
Semua orang menyetujui dan melaksanakan sa-ran itu,
Maka tak lama suasana jadi hening,
Masing-masing menghimpun hawa murni mengobati Iuka.
Hingga keesokan harinya, beberapa pesilat ulung misalnya
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen,
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, Liat Hwe Cousu, Sui Cing Ciansu

1327
dan si Walet Hijau-Yok Kun Sih sudah sembuh beberapa
bagian dari lukanya.
Mereka mulai bangkit berdiri, Tong Hong Pek dan Tam Sen
mendekati Lu Leng. Mereka mencabut panah kecit, kemudian
membubuhi obat pada bekas luka itu.
Malam harinya, beberapa orang yang terluka amat parah,
akhirnya meninggal Kalau dihltung, yang hidup hanya
sebagian, lainnya binasa semua.
"Liok Ci Khim Mo pergi mengejar Oey Sim Tit, namun anak
itu berhati jujur dan lugu, Kurasa dia pasti akan
mengembalikan Pat Liong Khim itu kepada Liok Ci Khim Mo.
Seperti apa kehebatannya Pat Liong Thian Im, kita semua
telah merasakannya, Luka kita belum sembuh benar, paling
tidak kita membutuhan waktu beberapa bulan lamanya. Selain
menghindar tak ada jalan lain bagi kita." Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen memandangi semua orang di tempat itu. Semua diam.
sementara Sui Cing Siansu terus berdoa untuk yang mati,
Setelah itu mereka ber-gotong-royong mengubur kawankawan
yang mati,
Setelah selesai mendadak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
melesat pergi,
"Saudara Tong Hong, kau mau ke mana?" teriak Tam Sen.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan nada
sedih.
"Melanglang buana, Saudara Tam. Anggaplah aku telah
mati oleh Pat Liong Thian Im!"

1328
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berduka sekali dalam hati, Dia
menghela nafas panjang, kemudian berkata dengan suara
rendah pada Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
"Lihatlah! Semua itu gara-gara ulahmu!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memakai kedok, sehingga
tak jelas bagaimana ekspresi wajahnya, Namun dia menyahut
dengan dingin.
"Masih menyalahkanku? Kau rela menikahkan Goat Hua
pada tua bangkai Aku tidak rela!"
“Putri kita rela, sebagai orangtua hanya menurut saja!"
ujar Tam Sen.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mendengus.
"Hm!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menoleh pada Tam Ek Hui,
setelah itu berkata,
"Kalian berdua kalau mau ikut kami ke pulau Hwe Ciau To,
itu memang baik sekali! Kalau tidak mau, kalian harus berhatihati
dalam rimba persilatan!"
Ketika meninggalkan pulau tersebut, Tam Ek Hui masih
kecil, maka tidak begitu terkesan pada tempat itu,
"Ayah, aku masih ingin bergerak dalam rimba persilatan
beberapa tahun!" sahut Tam Ek Hui setelah berpikir beberapa
saat

1329
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menganggukkan kepala dan
tersenyum mendengar keinginan anaknya,
"Baiklah! Tapi... jangan menimbulkan urusan dalam rimba
persilatan Kalau bertemu Liok Ci Khim Mo, lebih baik cepatcepat
menghindar!" Cit Sat Sin Kun berhenti sejenak,
menghela nafas panjang sambil melanjutkan, "Aku tahu
percuma berpesan padamu, sebab kalau kau mau menuruti
perkataanku tidak mungkin kau akan turun ke sini tadi, Namun
kau harus ingat, kami hanya punya dua anak, sedangkan
adikmu... kini entah berada di mana, Tidak kita ketahui hidup
atau sudah mati, Maka dari itu kau harus berhati-hati!"
Berkata sampai di situ, air mata Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
meleleh, Tiba-tiba saja dia ingat pada Tam Goat Hua. Putrinya
yang kabur entah ke mana sekarang,
Tam Ek Hui tampak tertegun memandangi ayah-nya.
"Ayah tidak ingin pergi mencari Goat Hua?" tanya Tam Ek
Hui kemudian
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menggeleng-gelengkan kepala.
"Tentunya kau tahu bagaimana sifat adikmu itu, Kalau pun
berhasil menemukannya, juga percuma!"
Tam Ek Hui menghela nafas panjang,
"Ayah, Ibu! Setelah kembali ke pulau Hwe Ciau To, Ayah
dan ibu tidak ingin terjun ke dalam rimba persilatan?"
"sesungguhnya kami kembali ke pulau Hwe Ciau To, hanya
untuk merawat luka, Kemudian bersama mempelajari Kitab
blis peninggalan kakekmu, Mu-dah-mudahan dapat

1330
menemukan suatu ilmu silat yang mampu melawan Pat Liong
Thian Im! Petaka memang telah melanda, Perkara kelak kita
bisa mengatasinya atau tidak, itu urusan nanti. Kini yang
terpenting harus berusaha."
Saat mereka berdua berbicara, yang lain sudah mulai
bubar meninggalkan tempat itu, yang pergi duluan adalah
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, kemudian Liat Hwe Cousu,
Sui Cing Siansu, dan si Walet Hijau-Yok Kun Sih,
Akan tetapi, mendadak Lu Leng mengejarnya, lalu
memberitahukan tentang Toan Bok Ang yang ditaruhnya di
dalam goa. Si Walet Hijau-Yok Kun Sih kaget mendengar
pemberitahuan itu, Maka tanpa membuang-buang waktu
langsung melesat menuju ke goa.
Lu Leng kembali ke tempat kebetulan mendengar Cit Sat
Sin Kun-Tam Sen dan Tam Ek Hui sedang membicarakan Tam
Goat Hua. pemuda itu merasa sedih, Air matanya meleleh,
teringat akan nasib Tam Goat Hua yang malang, Namun
segera dipalingkan wajahnya khawatir diketahui oleh me-reka,
Setelah berpesan dan memberi nasihat ini dan itu,
akhirnya Cit Sat Sin Kun dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
meninggalkan tempat itu.
Tam Ek Hui dan Han Giok Shia membalikkan badan.
Metihat Lu Leng terisak-isak membelakangi mereka, kedua
orang itu tahu hati Lu Leng sedang berduka, Mereka
berpandangan setelah itu Tam Ek Hui berbisik.
"Giok Shia, coba kau menasihatinya!"
Han Giok Shia maju mendekat Kebetulan dia melihat golok
Su Yang To tertancap di atas sebuah kuburan baru, Lu Leng

1331
memang sudah mengembalikan golok pendek itu kepada
pemiliknya, namun pemiliknya telah binasa oleh Pat Liong
Thian Im.
Han Giok Shia mengambil golok pusaka itu, lalu melesat ke
hadapan Lu Leng,
"Adik Leng!"
"Nona Han, kau tidak usah ke mari me nasihat iku, Luka
dalam hatiku tidak akan sembuh dengan nasihatmu!"
Wajah Han Giok Shia kemerah-merahan mendengar
perkataan Lu Leng.
"Adik Leng, siapa ingin menasihatimu?" bentaknya dengan
sengit
Tam Ek Hui terperangah. Adat Han Giok Shia memang
buruk, mungkin akan ribut dengan Lu Leng, Mengetahui hal
itu dia cepat-cepat memberi isyarat kepada Han Giok Shia,
Namun Han Giok Shia sepertinya tidak melihat isyarat itu,
"Adik Leng, aku cuma ingin menyadarkanmu! ilmu Kim
Kong Ci yang kau miliki itu merupakan ilmu yang tiada duanya
di kolong langit Lelaki harus gagah dan berhati tabah. Kalau
hanya karena urusan percintaan, lantas tiada gairah hidup,
apakah masih terhitung manusia?"
Lu Leng menghela nafas panjang.
"Aaah! Nona Han, bicara memang gampang!"

1332
Mendadak Han Giok Shia mengayunkan tangan-nya,
ternyata dia melempar golok itu ke hadapan Lu Leng. Golok
tertancap di depan kakinya,
"Su Yang To berada di hadapanmu, musuh besar belum
mati, sedangkan hati Nona Tam telah hancur lebur, dan
menunggumu memperbaikinya! Kau pikir baik-baik! Ek Hui,
mari kita pergi!"
Karena masih mencemaskan Lu Leng, Tam Ek Hui belum
bergerak dari tempat.
"Tapi dia.,.?"
Han Giok Shia langsung memutuskan ucapan-nya.
"Aku sudah berkata begitu terhadapnya, Mau dengar atau
tidak itu terserah dia saja!"
Tam Ek Hui diam dan tercenung, Memang masuk akal apa
yang dikatakan Han Giok Shia, pikirnya, Keduanya lalu
meninggalkan tempat itu,
sesungguhnya apa yang diucapkan Han Giok Shia tadi
telah menyentuh hati Lu Leng. Pemuda itu terpaku dengan
kening terkernyit, seperti sedang memikirkan sesuatu,
"Musuh besar belum mati, sedangkan hati Nona Tam telah
hancur lebur, dia menunggumu memperbaikinya!" gumamnya
mengulangi perkataan Han Giok Shia,
Lu Leng bergumam berulang kali, Kemudian diambilnya
golok pusaka itu, dan langsung menyabetkannya ke sebuah
batu,

1333
Trang! Batu itu hancur berkeping-keping.
Ketika menyabet golok pusaka itu, wajah Lu Leng tersirat
kebulatan hatinya. Akan tetapi, setelah itu dia kembali
tertegun dan bergumam.
"Oh, Lu Leng! Dendam belum dibalas, apakah kau dapat
membalas? Hati Nona Tam hancur lebur menunggumu
memperbaikinya, apakah kau dapat memperbaikinya?"
Bergumam sampai di situ, tangannya yang menggenggam
golok pusaka itu jadi renggang, GoIok pusaka itu terlepas dari
tangannya, jatuh di atas tanah.
Lu Leng berdiri termangu-mangu di tempat Mendadak ada
yang mengejutkannya, Terdengar ada suara-suara bernada
dingin,
"Dasar tak punya guna, kau tidak bunuh diri, di dunia ini
juga telah berkurang seorang anak yang tak berguna!"
* * * *
Bab 61
Padahal semua orang telah meninggalkan tempat itu,
hanya tinggal Lu Leng seorang diri, Tentu saja Lu Leng
terkejut bukan main. Maka dia segera mendongakkan kepala,
Dilihatnya si Walet Hijau-Yok Kun Sih tengah memandangnya
dengan sinis dan tajam.
Begitu melihat si Walct Hijau-Yok Kun Sih, Lu Leng segera
bertanya.
"Yok Locianpwee, Nona Toan berada di sana?"

1334
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih mendengus,
"Hm! Di dalam goa hanya ada si Nabi Setan-Seng Ling,
sekarang telah kubinasakan dengan sebuah pukulan! Toan
Bok Ang adalah gadis yang tak tahu diri, dia telah melanggar
peraturan Hui Yan Bun. Secara diam-diam jatuh cinta pada
seorang pemuda, itu harus dibunuh! Lebih-lebih dia jatuh cinta
padamu yang merupakan pemuda tak berguna, maka dosanya
bertambah berat!"
Usai berkata begitu, si Walet Hijau-Yok Kun Sih meludah
penuh kebencian dan cepat melesat pergi.
Wajah Lu Leng berubah kelabu ketika dicaci. Setelah si
Walet Hijau-Yok Kun Sih pergi jauh, barulah dia berseru
sekeras-kerasnya,
"Bagaimana aku tak berguna?"
Akan tetapi, si Walet Hijau-Yok Kun Sih tidak mendengar
suara seruannya, karena telah pergi jauh sekali Suara seruan
Lu Leng bergema-gema!
Lu Leng membungkukkan badannya memungut golok
pusaka itu. Kini wajahnya tampak tegar, tersirat jelas sekali
dalam hati nya. Sesaat kemudian dia melesat ke arah Cing
Yun Ling, Baru sampai di Cing Yun Ling, tampak api
membubung tinggi di Tong Thian Hong. Terlihat pula para
padri Go Bi Pai, masing-masing membawa sebuah buntalan
meninggalkan Tong Thian Hong itu.
Lu Leng tidak tahu apa yang terjadi di sana, Dia berdiri
tertegun memandang ke arah tempat itu. Dua ratus lebih
padri Go Bi Pai meninggalkan Tong Thian Hong, Tiba-tiba Lu
Leng melihat Sui Cing siansu ada paling belakang di antara

1335
para padri. pemuda itu segera berlari menghampirinya, "Supek
mau ke mana?"
Dengan nafas terengah-engah Sui Cing Siansu menjawab,
"Setelah Liok Ci Khim Mo memperoleh kambali Pat Liong
Khim, pasti ke mari lagi! Aku suruh ara padri meninggalkan
Tong Thian Hong, lalu kuil itu pun dibakar, maka semua padri
akan terhindar dari petaka, kaupun harus begitu!"
Wajah Lu Leng tampak tercengang kaget mendengarnya .
"Supek, apakah harus membiarkan Liok Ci Khim Mo terus
bertindak sewenang-wenang?"
"Aku akan berangkat ke Thian Tok (lndia), untuk
berunding dengan padri yang berkepandaian tinggi di sana,
bagaimana cara mengatasi Pat Liong Thian Im, Atau aku
harus mempelajari semacam ilmu aliran Buddha, Kalau tidak
berhasil, terpaksa pasrah saja!" Ucapan Sui Cing Siansu, persis
seperti Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, bahwa Pat Liong Thian Im
memang merupakan ilmu yang amat hebat, dan sulit dicarikan
tandingannya di rimba persilatan.
Lu Leng tertegun dengan pandangan mata nanar, Sambil
menepuk bahu Lu Leng Sui Cing Siansu berkata sungguhsungguh,
"Setelah kau membakar kamarmu, kaupun harus pergi
menghindar untuk sementara waklu!"
Lu Leng manggut-manggut, sedangkan Sui Cing siansu
melesat pergi meninggal kan nya.

1336
Lu Leng masih berdiri terpaku di tempat, Ber-selang sesaat
barulah dia melesat ke arah See Thian Hong. setelah
memeriksa dengan cermat tiada seorang pun berada di situ,
dia menyalakan api membakar bangunan itu. Tak lama api
mulai berkobar-kobar, sekejap api sudah membubung tinggi,
Setelah yakin tempat itu akan terbakar, Lu Leng segera
melesat pergi meninggalkannya. Sampai di bawah gunung, Lu
Leng berdiri di depan kuburan baru sambil berpikir Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen mengatakan, bahwa Oey Sim Tit pasti akan
mengembalikan Pat Liong Khim kepada Liok Ci Khim Mo, maka
Liok Ci Khim Mo akan kembali ke situ, Mungkin dugaan Cit Sat
Sin Kun-Tam Sen tidak meleset.
Kalau begitu, alangkah baiknya bersembunyi di sekitar
tempat ini, Kalau Liok Ci Khim Mo muncul, dia akan
menyerangnya dengan golok pusaka, serangan yang
mendadak pasti akan membuat Liok Ci Khim Mo tiada
kesempatan membunyikan harpa kuno itu!
Berhasil atau tidak, cara tersebut memang harus dicoba!
Demikian pikir Lu Leng.
Setelah berpikir begitu, dia langsung memeriksa di sekitar
tempat itu mungkin akan menemukan persembunyian yang
cocok. Akhirnya tak lama dia menemukan sebuah pohon
besar. Di belakang pohon terdapat sebuah lobang, ini
merupakan tempat persembunyian yang amat cocok dan
aman, pikirnya,
Kalau Liok Ci Khim Mo muncul, gampang baginya untuk
membokong, Lu Leng yakin berhasil!

1337
Dengan perasaan gembira Lu Leng membacok beberapa
dahan untuk menutupi dirinya setelah bersembunyi ke dalam
lobang,
Lu Leng mengeluarkan makanan kering yang dibawanya.
Maksudnya makan dulu baru bersembunyi Seusai makan, dia
langsung memasuki lobang, alu menutupi dirinya dengan
dahan-dahan pohon.
Memang tidak enak berdiri dengan dahan-dahan pohon
menutupi dirinya, namun demi membalas dendam, dia harus
bertahan sambil mengintip keluar
Dia berdiri diam, sebelah tangannya menggenggam golok
pusaka, siap menyerang apabila Liok Ci Khim Mo muncul,
Hampir satu malam Lu Leng menunggu di dalam lobang
pohon itu. Liok Ci Khim Mo yang ditunggu belum juga muncul,
Lu Leng menganggap Liok Ci Khim Mo sudah tidak akan
datang lagi, Namun ketika dia baru mau keluar, mendadak
terdengar suara pembicaraan orang,
"Ayah, aku sudah duga dari tadi, mereka sudah bubar
semua!"
Lu Leng terkejut bukan main ketika mengetahui suara itu
milik Oey Sim Tit. Yang sungguh membuatnya tegang, suara
itu berasal dari balik pohon. Tentu saja Lu Leng tidak melihat
mereka,
Hal itu benar-benar membuatnya risau. Untuk
melancarkan serangan jelas akan terlambat karena dirinya
berada di dalam lobang di balik pohon besar Akhirnya Lu Leng
dengan sabar terus menunggu,

1338
Terdengar lagi suara Oey Sim Tit bernada gugup,
"Ayah, aku,., aku hanya berpikir, kenapa harus melukai
begitu banyak orang!"
Liok Ci Khim Mo membentak sengit.
"Kau tahu apa? Kalau ayah tidak melukai mereka,
sebaliknya mereka pasti akan mencelakai ayah!"
"Ayah memiliki ilmu Pat Liong Thian Im. Siapa yang berani
cari gara-gara dengan Ayah?"
Terdengar suara "Phui", kemudian Liok Ci Khim Mo
berkata.
"Nak! Kau hanya tahu satu, tak tahu lain! Ayah memang
memiliki ilmu Pat Liong Thian Im, namun ilmu silat ayah tidak
tinggi. Ketika berada di puncak Sian Jin Hong, ayah terkena
pukulan Tong Hong Pek, yang membuat ayah terluka parah,
Kalau saja waktu itu dia tidak pingsan, nyawa ayah pasti
sudah melayang. Sampai di rumah, ayah menyembunyikan Pat
Liong Khim. Di tepi sungai Huang Ho bertemu saudara angkat
ayah, sehingga terpaksa memetik tali
senar harpa ini lagi, sedangkan ayah dalam keadaan luka
parah, Akhirnya ayah bersembunyi di suatu tempat yang sepi
dan rahasia, merawat luka hingga dua tahun lebih. Setelah itu
baru keluar lagi, Coba pikir, kalau dulu Tong Hong Pek tidak
terluka, bukankah nyawa ayah sudah melayang?"
Mendengar itu, Lu Leng tahu sebabnya kenapa dua tahun
lebih Liok Ci Khim Mo tidak muncul dalam rimba persilatan.
Ternyata selama itu dia menyembuhkan luka dalamnya yang
sangat parah.

1339
Dari kenyataan ini Lu Leng dapat menyimpulkan bahwa
ada cara untuk mengalahkan Liok Ci Khim Mo yang selamanya
tak terkalahkan ini.
Berpikir sampai di situ, nyali Lu Leng pun bertambah besar
Kalau Liok Ci Khim Mo sudah berada di depan, dia akan
melancarkan serangan,


ALWAYS Link cerita silat : Cerita silat Terbaru Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 3, cersil terbaru,Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 3 Cerita Dewasa, cerita mandarin,Cerita Dewasa terbaru,Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Dewasa Pemerkosaan Terbaru Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 3
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 3 dan anda bisa menemukan artikel Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 3 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/12/cerita-silat-favorit-harpa-iblis-jari_7366.html?m=0,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 3 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 3 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Silat Favorit : Harpa Iblis Jari Sakti 3 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/12/cerita-silat-favorit-harpa-iblis-jari_7366.html?m=0. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar