Cerita Silat Anak Favorit : Pedang Keadilan 3

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Selasa, 20 Desember 2011

"Terima kasih, terima kasih." Chee Tay-tong alihkan
pandangan matanya ke wajah Li Bun-yang, kemudian

806
terusnya: "Apakah saudara ini adalah saudara Li dari
keluarga persilatan bukit Hong-san?"
"Benar." Li Bun-yang tersenyum "Tak disangka chee
pocu masih ingat dengan diriku, hal ini betul-betul
merupakan satu kebanggaan bagiku."
chee Tay-tong ulapkan tangan kanan-nya, dengan
nada dingin dan ketus kembali ujarnya: "Maafkan aku
bila kehadiran kalian semua dari tempat jauh tak bisa
disambut semestinya."
sebetulnya beberapa patah kata itu merupakan
ucapan sopan santun, tapi lantaran diutarakan chee Taytong
dengan nada yang dingin dan menyeramkan, maka
timbullah kesan yang mengerikan dan menggidikkan hati
bagi siapa pun yang mendengarnya. Han si-kong kembali
tertawa dingin.
"saudara Chee, masih ingatkah kau bagaimana kita
mengembara bersama dalam dunia persilatan di masa
lalu? Waktu itu kita sama-sama...."
"saudara Han," tukas Chee Tay-tong. " Kalau hendak
mengucapkan sesuatu, lebih baik duduklah dulu sebelum
dilanjutkan."
Teringat dengan bujukan Li Bun-yang tadi, terpaksa
Han si-kong menekan rasa gusar dan mendongkolnya, ia
menurut dan mengambil tempat duduk. Tidak memberi

807
kesempatan kepada Han si-kong untuk melanjutkan
perkataannya, chee Tay-tong segera berkata lebih dulu:
"Enghiong perempuan ini rasanya sangat kukenal."
"ooh, dia adalah adikku," Li Bun-yang segera
memperkenalkan.
"selamatjumpa, selamat jumpa, sudah lama aku
mendengar nama besar nona Li sebagai keturunan
keluarga persilatan bukit Hong-san, Beruntung sekali
kami dapat bertemu muka hari ini."
Lalu sinar matanya dialihkan ke wajah Lim Han-kim,
lanjutnya: "siapa pula jago muda ini? Boleh aku tahu
namamu?"
"Aku Lim Han-kim"
"Lim Han-kim. Lim Han-kim...? Asing benar nama ini."
"Yaa, aku memang jarang berkelana dalam dunia
persilatan itulah sebabnya Chee pocu tidak kenal aku."
Dengan pandangan yang tajam seperti mata pisau
Chee Tay-tong menyapu sekejap wajah beberapa orang
itu, kemudian tegurnya: "Boleh aku tahu ada urusan apa
kalian berkunjung ke mari?"
setelah mengalami beberapa kejadian, Han si-kong
sudah mulai dapat mengendalikan gejolak perasaannya,
diam-diam pikirnya: "Baik watak. mimik muka serta

808
gerak gerik orang ini rasanya berbeda amat dengan
keadaan dulu, Pada hakekatnya tak ubahnya seperti
berganti orang lain. Di balik semuanya ini tentu ada
sebab-sebabnya, ehmmm... aku tak boleh gegabah."
Berpikir begitu, dengan suara yang lebih lembut
sahutnya: "oooh... sudah lama kita tak bersua, maka
kuajak beberapa orang ini khusus datang menyambangi
saudara Chee"
Paras muka Chee Tay-tong tetap dingin dan kaku.
Tiba-tiba ia bertepuk tangan dua kali, Dari sudut ruangan
terdengar pintu kayu didorong orang, Dua orang dayang
kecil berbaju hijau muncul ditengah ruangan.
Dayang yang berjalan paling depan membawa sebuah
baki kayu berwarna merah, Di atas baki terdapat empat
buah cawan perselen Dengan langkah yang lemah
gemulai dia menghampiri Han si-kong sekalian dan
berkata hormat:"silahkan minum teh."
Li Bun-yang mengambil secawan lebih dulu dari baki
itu dan membuka penutupnya, tampak dalam cawan itu
berisi cairan berwarna hijau yang masih mengepulkan
hawa panas, bau harum terasa menyegarkan pikiran, tapi
pemuda ini hanya memandangnya sekejap lalu
diletakkan ke atas meja.

809
Han Si-kong juga mengendus cawan itu beberapa kali
sambil memuji tiada hentinya: "Ehmmmm, air teh wangi,
air teh wangi...."
Meski pujiannya berulang kali namun setetes pun ia
tak minum, cawan itu segera diletakkan kembali ke atas
meja. Pada saat itu dayang kedua juga membawa
sebuah baki yang berisi beberapa macam makanan kecil.
Dengan sigap dayang itu meletakkan makananmakanan
kecil itu ke atas meja, kemudian setelah
memberi hormat bersama dayang yang membawa cawan
teh itu segera mengundurkan diri dari ruangan-
Chee Tay-tong segera mengambil sepotong makanan
kecil itu sambil ujarnya: "Setelah menempuh perjalanan
jauh tentunya kalian merasa lapar bukan? silahkan
mencicipi dulu panganan tersebut sebelum hidangan
sayur di siapkan-..." Selesai berkata ia segera masukkan
panganan itu ke mulut dan menghabiskan dengan lahap.
Han Si-kong hanya duduk tak bergerak, ia tidak
mengambil panganan tersebut, dan tidak mengucapkan
sepatah kata pun-
Chee Tay-tong sendiri pun tidak sungkan-sungkan, dia
mengambil terus penganan di meja dan dimakan dengan
lahap. Suasana dalam ruang tamu yang luas dan
mengerikan itu pun tiba-tiba berubah jadi hening, sepi,
Tak kedengaran sedikit suara punTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
810
Entah berapa waktu sudah lewat, Hampir separuh
bagian isi piring penganan yang dihidangkan di meja
telah dihabiskan chee Tay-tong, tiba-tiba saja ia bertepuk
tangan dua kali.
Dari sudut ruangan kembali muncul dua orang dayang
berbaju hijau yang segera membereskan piring-piring di
meja dan mundur dari situ. Menyusul kemudian bau arak
dan hidangan yang lezat dihidangkan di meja, tak lama
kemudian seluruh meja telah dipenuhi dengan aneka
macam masakan dan arak wangi.
Lagi- lagi Che Tay-tong mengangkat cawan araknya
sambil berkata berulang kali: "silahkan, silahkan dicicipi"
Kembali ia teguk habis isi cawan araknya, Meskipun Lim
Han-kim sekalian merasa agak lapar, tapi mereka curiga
arak dan hidangan yang tersedia telah diracuni, maka
terpaksa mereka harus menahan lapar dan duduk tak
bergerak.
Chee Tay-tong pun tidak sungkan-sungkan, seakanakan
di sekeliling sana tak ada orang lain, dia menggasak
semua hidangan yang tersedia dengan lahap. sekejap
kemudian sepoci arak wangi sudah dihabiskan.
Mencium bau harum arak yang menus uk hidung,
hampir saja Han si- Kong taK kuasa menahan diri
Beberapa kali tangannya sudah bergerak hendak
menyambar cawan arak di hadapannya, untung Li Bunyang
telah memperhitungkan sampai disana.

811
Terpaksa berulang kali ia harus memperingatkan
dengan ilmu menyampaikan suaranya hingga Han sikong
pun akhirnya dapat mengendalikan diri
Tak lama kemudian Chee Tay-tong telah selesai
makan, ditatapnya keempat orang itu sekejap. lalu
katanya: " Untuk menyambut kedatangan kalian dari
jauh, aku telah melaksanakan kewajibanku sebagai
seorang tuan rumah, Nah, kini waktu semakin larut
malam, aku rasa aku tak perlu menahan kalian lebih
lama lagi."
Mimpipun Han si-kong tidak menyangka kalau secara
tiba-tiba ia akan mengusir mereka dari situ, setelah
termenung beberapa saat katanya: "sesungguhnya
maksud kedatanganku kali ini kesatu untuk menjenguk
sahabat lama, kedua ada urusan hendak dirundingkan-"
"Persahabatan sudah menjadi kenangan masa silam,
lagipula tiada perjamuan yang tak buyar di dunia ini,
lebih baik terima saja bujukanku, Lebih baik saudara Han
cepat-cepat tinggalkan tempat ini."
Han si-kong melirik Li Bun-yang sekejap. Tiba-tiba ia
mendorong meja di hadapannya sambil bangkit berdiri,
hardiknya penuh amarah: "Bagus sekali Chee Tay-tong,
dahulu kau tak lebih cuma seorang poocu kecil dari
benteng Tay-peng, tidak sepantasnya kau berlagak
macam begini di hadapanku HHmmm Bagaimana pun

812
kita pernah jadi sahabat karib yang senasib
sependeritaan-"
Tampaknya Chee Tay-tong hendak mengumbar
napsunya pula, tapi akhirnya ia dapat mengendalikan
diri, tegurnya kemudian ketus: "Lantas saudara Han mau
apa?"
sebenarnya Han si-kong hendak menggunakan
kesempatan itu untuk memancing Hawa amarah Chee
Tay-tong, ia tak menyangka kalau orang itu dapat
menahan emosinya sehingga untuk berapa saat dia tak
tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan itu.
sementara dia masih termenung, Li Bun-yang telah
bangkit berdiri seraya berkata:
"Untuk perjamuan dan pelayanan pocu yang begitu
ramah terhadap kehadiran kami, aku merasa berterima
kasih sekali Terima lah hormatku sebagai pertanda rasa
terima kasih itu." sambil berkata dia segera menjura
dalam- dalam.
Perlu diketahui, sejak masuk ke dalam ruang tamu itu
Chee Tay-tong selalu duduk tak bergerak. Hal ini segera
memancing kecurigaan di hati kecil Li Bun-yang, itulah
sebabnya dia sengaja bangkit berdiri untuk memberi
hormat.

813
siapa tahu chee Tay-tong tetap duduk tak bergerak,
dia hanya mengulapkan tangan konannya sambil
berkata: "Kau tak perlu banyak adat."
Han si-kong segera berkerut kening, diam-diam
pikirnya: "Jangan-jangan selama berapa tahun terakhir
ini dia telah mengalami siksaan atau goncangan jiwa
sehingga wataknya mengalami perubahan drastis. Kalau
tidak. masa dia bersikap begitu dingin, kaku seolah-olah
tak berperasaan"
sementara dia masih berpikir, chee Tay-tong telah
berteriak dengan suara keras: "Antar para tamu"
Dua orang bocah berbaju hijau menyahut dan segera
muncul di tengah ruangan, sambil menyapu pandang
pada Li Bun-yang sekalian, serunya serentak: "silahkan
tuan sekalian"
Ruang tamu itu sangat lebar dan luas, tapi dua orang
bocah berbaju hijau itu seolah-olah selalu berdiri di sudut
yang gelap. karena buktinya begitu ada perintah mereka
segera munculkan diri, malah gerakan tubuh mereka
sangat enteng sampai tak kedengaran sedikit suara punsatu
ingatan segera melintas dalam benak Li Bunyang,
diam-diam pikirnya: "Heran, kenapa Chee Tay-tong
berulang kali mendesak kami untuk pergi meninggalkan
tempat ini? Tampaknya ia punya kesulitan yang sukar
diutarakan seandainya dia sudah lupa hubungan

814
persahabatan semestinya dia bisa menolak untuk
bertemu muka, kenapa ia mesti menjamu kami dengan
begitu meriah? Di sudut ruangan tempat kegelapan sana
dapat dipakai untuk bersembunyi dua orang bocah
berbaju hijau itu, kenapa tak mungkin dipakai juga oleh
orang lain untuk secara diam-diam mengawasi gerakgerik
orang she Chee ini?"
Berpikir sampai di situ secara diam-diam dia mulai
pasang mata untuk memperhatikan keadaan Sekeliling
ruangan itu. Secara bersamaan pula dia menggunakan
ilmu menyampaikan suara untuk memberi peringatan
kepada Lim Han-kim dan Han Si-kong sekalian agar lebih
berhati-hati sebab di balik kegelapan di sudut ruangan itu
kemungkinan besar ada jago yang bersembunyi serta
melakukan pengawasan.
Tampaknya dua orang bocah berbaju hijau itu sudah
menyadari akan tindak tanduk Li Bun-yang sekalian,
Tiba-tiba si bocah yang berada di sebelah kiri mendesak
maju ke hadapan Li Bun-yang sekalian sambil
membentak keras: "Poocu kami sudah menurunkan
perintah untuk mengusir tamu, kenapa kalian belum juga
mau bergerak, sebetulnya apa maksudmu?"
Li Bun-yang bukan bocah kemarin sore, begitu melihat
bocah berbaju hijau itu mendesak maju ke depan, ia
segera membuat persiapan yang seksama, pikimya:
"Kalau dilihat dari situasi hari ini, tampaknya kalau aku

815
tidak ribut sampai terjadi pertarungan susah bagi kami
untuk menyelidiki keadaan yang sesungguhnya."
Sambil bersiap sedia menghadapi segala
kemungkinan, ia menyahut dengan tertawa dingin:
"Hmm, hmmm... seorang pelayan cilik juga berani
kurang ajar terhadap kami?"
"Terima kasih, aku tak berani," sahut pelayan itu
ketus, Tiba-tiba saja ujung baju kanannya dikebaskan ke
depan, Di bawah cahaya lilin tampak selapis cahaya
berwarna perak meluncur tiba dengan kecepatan luar
biasa.
Li Bun-yang cukup berpengalaman. dalam sekilas
pandang ia sudah mengenali cahaya perak itu sebagai
senjata rahasia beracun bangsa jarum bunga bwee dan
sejenisnya, diam-diam ia terkesiap. pikirnya:
"sungguh kejam bocah berbaju hijau ini, dalam jarak
sedekat inipun ia mampu menggunakan jarum beracun
selembut itu untuk mencelakai orang, Hmmm Untung
aku sudah waspada sejak tadi, coba kalau teledor sedikit
saja niscaya aku sudah terluka oleh bokongan senjata
rahasia beracunnya ini...."
Berpikir sampai di situ dia segera pentangkan senjata
kipasnya lebar-lebar dan mengerahkan tenaga dalamnya
sambil didorong ke depan, namun di luar ia tetap tak
berubah, berdiri santai. Di antara kebasan senjata

816
kipasnya inilah puluhan jarum beracun jang meluncur
datangan berjatuhan ke atas tanah.
Tampaknya bocah berbaju hijau itu mulai sadar bahwa
ia telah bertemu dengan musuh tangguh, kali ini dia tak
berani mendesak maju lagi. Waktu itu Han si-kong berdiri
membelakangi arena sehingga dia tak melihat perbuatan
si bocah berbaju hijau yang membokong dengan senjata
rahasia teracun itu, namun hawa amarahnya kontan
berkobar setelah mendengar ucapan lawan yang kurang
ajar, dengan penuh amarah bentaknya keras-keras:
"Saudara chee, kalau kau sudah lupa dengan
persahabatan kita serta mengusir kami dari sini, aku
dapat menerimanya, tapi kacung kecilmu iri, masih
ingusan sudah begini kurang ajar. Hmmmm Aku harus
mewakllimu untuk memberi pelajaran yang setimpal
kepadanya."
Tangan kiri segera diayunkan ke muka melancarkan
sebuah cengkeraman maut. cepat-cepat bocah berbaju
hijau itu miringkan badannya ke samping, dengan
cekatan sekali dia menghindarkan diri dari sergapan
tersebut.
Gagal dengan cengkeramannya Han Si-kong
termangu, rupanya dia tak menyangka kalau musuhnya
dengan seusia semuda itu ternyata memiliki ilmu silat
yang begini sempurna.

817
Kegagalan tersebut kontan saja membuat orang tua
ini malu, dia merasa kehilangan muka sehingga pipinya
terasa jadi panas, tubuhnya segera mendesak maju lebih
ke depan, Sekali lagi dia melancarkan cengkeraman ke
tubuh bocah berbaju hijau itu sambil membentak keras:
"Bagus sekali, tak disangka seorang kacung di
samping saudara chee pun memiliki ilmu silat sehebat ini.
Aku patut meminta pelajaran dari kacungmu ini"
Kembali bocah berbaju hijau itu menggerakkan
sepasang bahunya, dalam waktu singkat ia sudah
mundur sejauh empat lima depa. Lagi-lagi jurus
cengkeraman maut dari Han Si-kong berhasil dihindari
dengan gampang dan manis.
Pada saat itu Li Bun-yang yang mengawasi sekeliling
tempat itu segera menjumpai bahwa di sekeliling
ruangan tersebut memang benar-benar terdapat
bayangan manusia yang menyembunyikan diri di balik
kegelapan, bahkan jumlahnya cukup banyak.
sebelum mengetahui jumlah kekuatan musuh yang
sebenarnya Li Bun-yang tak ingin turun tangan secara
gegabah, cepat dia menghadang di depan Han si-kong
sambil ujarnya: "Han locianpwee, kalau toh cheepocu
sudah perintahkan orangnya untuk mengantar kita
keluar, lebih baik kita mohon diri saja."

818
Dengan wajah tertegun Han si-kong menghentikan
tindakannya, Diawasinya wajah Li Bun-yang sekejap
kemudian pelan-pelan mundur kembali ke posisinya
semula, Ketika ia mencoba berpaling, tampak si peluru
berantai chee Tay-tong masih tetap duduk di tempat
semula tanpa bergerak sedikit pun.
sambil menjura Li Bun-yang segera berkata: "Terima
kasih banyak atas pelayanan poocu yang telah
menyediakan perjamuan untuk kami. Dengan ini kami
ingin mohon diri lebih dulu."
"Maaf tidak kuantar" kata chee Tay-tong dingin.
"Tidak berani merepotkan-"
Menggunakan kesempatan waktu membalikkan badan,
ia menarik ujung baju Han si-kong lalu dengan langkah
lebar keluar dari ruangan itu
"Hey orang she- chee" seru Han si-kong sambil
tertawa dingin, " Hubungan persahabatan kita selama
puluhan tahun kuhapuskan hari ini juga. Bila kita bersua
lagi di kemudian hari, aku pasti ingin mengetahui siapa
yang lebih unggul di antara kita berdua."
"Jika saudara Han ingin menjajal, setiap saat akan
kulayani tantanganmu itu."
Han si-kong mendengus dingin, ia putar badan dan
melangkah keluar dari ruangan.

819
Baru saja keempat orang itu hendak meninggalkan
ruang tamu, mendadak cahaya lilin yang menerangi
ruangan tersebut padam sama sekali, disusul kemudian
terdengar suara benturan keras bergema memecahkan
keheningan, ternyata pintu gerbang dalam ruang tamu
itu sudah tertutup rapat.
sambil menghentikan langkahnya Li Tiong-hui segera
berbisik: "Waaah... tampaknya susah bagi kita untuk
pergi dari sini."
Rasa gusar yang menggelora dalam benak Han sikong
belum mereda waktu itu, mendengar ucapan mana
segera sambungnya: "Hmmm Aku tak percaya dengan
kemampuan benteng Tay-peng bisa menahan kita di sini"
"Betul cianpwee, kalau bicara soal ilmu silat, sekalipun
mereka memiliki jago yang amat banyak. namun dengan
andalkan kemampuan kita beberapa orang rasanya
bukan pekerjaan susah untuk menerjang ke luar dari sini,
tapi jika mereka main bokong atau pasang perangkap
licik, kita mesti lebih tingkatkan kewaspadaan..."
Li Bun-yang cukup mengenali watak adik
perempuannya ini. Dia tahu gadis itu amat teliti dan
dugaannya selalu tepat, tanpa bukti yang jelas tak nanti
dia akan bicara sembarangan, maka serunya kemudian:
"Adik Hui, aku selalu mengagumi pendapatmu.."

820
" Kau tak perlu mengenakan topi di atas kepalaku,
seandainya apa yang kuduga benar, maka dalam
persoalan ini kau harus memikul sebagian besar
tanggung jawabnya."
"Aaaah, masa begitu serius?" seru Li Bun-yang sambil
tertawa. " Coba jelaskan"
"Walaupun kita berada dalam posisi amat berbahaya
ketika berada di ruang tamu tadi, namun bukan berarti
tiada kesempatan untuk hidup, tapi kau justru mengajak
Han locianpwee meninggalkan ruang tersebut dan
mengantarkan diri masuk perangkap."
BAB 25. Masuk perangkap
"Di balik kegelapan empat penjuru sekeliling ruang
tamu itu dipenuhi musuh-musuh tangguh, Posisi musuh
waktu itu berada di tempat kegelapan, sedang kita
berada di tempat terang, Posisi semacam itu sangat tidak
menguntungkan buat kita, pertarung-an macam begini
paling pantang kujamah, tentu saja aku harus
menyingkir."
"Padahal kita harus melewati sebuah lorong bawah
tanah," sela Li Tiong-hui cepat. "Engkoh Yang,
semestinya kau paham...."

821
Mendadak Li Bun-yang mendepakkan kakinya
berulang kali ke atas tanah, serunya: "Betul juga, bila
mereka menurunkan terali besi pada kedua ujung lorong
rahasia tersebut, niscaya kita akan terkurung di situ."
"sayang sekali kita terlambat untuk menyadari hal itu."
Li Bun-yang mencoba mendongakkan kepalanya
memperhatikan sekeliling tempat itu, ketika melihat
beberapa titik cahaya menembus masuk melalui dua
liang kecil di atas dinding lorong itu, hatinya makin
terkejut.
Terdengar Li Tiong-hui berkata lebih jauh: "sewaktu
datang tadi kita tidak memperhatikan kalau ruang tamu
itu berhubungan langsung dengan lorong tersebut...."
sementara pembicaraan masih berlangsung,
mendadak suasana jadi gelap. ternyata beberapa lubang
cahaya tersebut telah disumbat orang, Menyusul
kemudian terdengar seseorang menegur dengan suara
dingin dan kaku: "Kalian sudah terjebak dalam
perangkap maut, Di atas dinding ini sudah siap jala baja,
sedang dinding di sekeliling tempat itu sangat kokoh dan
kuat. Kalian harus bersedia masuk menjadi anggota
perkumpulan kami, kalau tidak hanya jalan kematian
yang tersedia."
Han si-kong mendongkol sekali, teriaknya penuh
amarah: "chee Tay-tong, kau manusia busuk Lupa teman

822
Anak anjing biadab, moralmu lebih bejad daripada anjing
geladak Asal aku orang she- Han dapat lolos dari tempat
ini, aku bersumpah akan meratakan benteng Tay-peng
ini dengan tanah"
sebagaimana diketahui, ia pernah dipenjarakan pihak
Hian-hong-kau dalam penjara bawah tanah selama
berapa tahun, siksaan itu nyaris membuatnya gila. Belum
lama lolos dari siksaan kini harus mengalami kembali
nasib yang sama.
Dalam anggapannya hidup dalam penjara jauh lebih
mengenaskan dari pada jiwanya dicabut, tak heran kalau
perasaannya jadi amat panik dan gelisah.
"Locianpwee, kau tak perlu panik," hibur Li Bun-yang
pelan, "Dengan tenaga gabungan kita beberapa orang,
meski untuk sementara terkurung di sini, aku yakin
mereka pun tak mampu berbuat apa-apa terhadap kita.
Apalagi adikku terkenal sebagai Khong Beng perempuan,
asal ada dia di sini, kita tentu bakal lolos dari kurungan-"
" Engkoh Yang, kau jangan kelewat menyanjung
kemampuanku" seru Li Tiong-hui cepat-cepat. "Melihat
situasi saat ini, klta hanya bisa berusaha sementara nasib
tetap ada di tangan Thian, Apabila Thian tidak membantu
maka aku tak berdaya apa-apa." Habis berkata ia segera
pejamkan mata dan mulai putar otak mencari akal.

823
Han si-kong paling takut kalau sampai terkurung lagi
di tempat semacam ini, mendengar ucapan tadi katanya
buru-buru: "Yaa benar, aku pun pernah mendengar
orang bilang, kecerdasan nona Li tiada taranya di kolong
langit saat ini. Mulai sekarang kita wajib mendengar dan
mentaati semua perintah nona Li. Asal ada perintah, aku
pasti akan melaksanakannya tanpa membantah."
Li Tiong-hui sama sekali tidak menjawab, matanya
dipejamkan rapat-rapat, ia seakan-akan tidak
mendengarkan sama sekali ucapan Han si-kong tadi.
Li Bun-yang buru-buru berbisik: "Apabila menghadapi
masalah yang pelik biasanya adikku akan memejamkan
mata sambil berputar otak. dan di kala semua pikirannya
sudah terpusat, maka hal apa pun tak akan digubris
olehnya, Harap locianpwee jangan tersinggung dengan
sikapnya itu."
"Yang paling penting buat kita saat ini adalah
bagaimana caranya meloloskan diri Buat apa kita mesti
buang waktu guna mempersoalkan masalah tetek
bengek.... Aaaai... Padahal akulah biang keladinya, coba
aku tidak berlagak sok pintar, tak nanti kalian semua ikut
menderita siksaan ini."
"Hati manusia sukar diduga, Bagaimana pun
locianpwee adalah sahabat karib Chee Tay-tong
semenjak puluhan tahun berselang, darimana kau bisa
mengetahui perbuatan, watak serta gerak geriknya

824
sekarang? sudahlah, dalam peristiwa ini kau tak bisa
disalahkan seandainya di kala kita memasuki lorong
rahasia tadi sudah mulai memperhatikan letak rahasia
lorong tersebut, tak mungkin kita bisa terjebak di sini."
"Dalam situasi begini yang penting adalah
merundingkan cara memecahkan kurungan ini." sela Li
Tiong-hui tiba-tiba. "Apa gunanya kalian membincangkan
hal-hal yang tak berguna...?"
"Ehmmm, betul juga" sambung Han si-kong. "Memang
lebih penting kita bicarakan soal tersebut." ia betul-betul
takut bakal terkurung selamanya di tempat itu, sebab
kalau sampai terkurung berapa tahun saja, dia akan lebih
suka mencari mati daripada hidup tersiksa.
"sayang... sayang sekali," gumam Li Tiong-hui lagi
"seandainya di antara kita ada yang mempunyai sebilah
pedang mustika, keadaan akan lebih menguntungkan
lagi."
satu ingatan melintas dalam benak Lim Han-kim, ia
segera merogoh sakunya dan mengambil keluar pedang
Jin-siang-kiam, lalu sambil menyodorkan ke muka, ia
berkata:
"Pedang Jin-siang-kiam milikku ini amat tajam. Baja
pun bisa dibabat, silahkan nona periksa, mungkin bisa
digunakan."

825
"Ehmmm, akan kucoba." sahut Li Tiong-hui dinginsetelah
menerima pedang itu, dengan langkah lebar
dia berjalan menuju ke dinding lorong, Baru berjalan
belasan langkah, ia sudah mendekati dinding lorong
tersebut.
Li Tiong-hui tempelkan telinganya di atas dinding dan
mendengarkan dengan penuh seksama, tiba-tiba
wajahnya berubah hebat, ia pun menelusuri dinding
sepanjang lorong itu untuk melakukan pemeriksaan satu
per satu.
"Bagaimana Adik Hul?" tanya Li Bun-yang kemudian,
"Apakah kita dapat keluar dari sini?" ^
" Hampir saja aku tertipu, rupanya di luar dinding
lorong ini ada airnya."
Lim Han-kim mencoba memperhatikan gadis itu,
tampak Li Tiong-hui menelusuri dinding itu dengan amat
cermat, setiap maju beberapa langkah ia segera
tempelkan telinganya pada dinding ruangan untuk
melakukan pemeriksaan.
setelah berada cukup lama dalam kegelapan,
pandangan mata keempat orang itu sudah dapat
menyesuaikan diri dengan situasi tempat tersebut, meski
tidak sejelas di tempat yang terang, namun secara garis

826
besarnya mereka dapat mengawasi keadaan ruangan
tersebut secara jelas.
Ternyata luas ruangan itu lebih kurang empat kaki,
sebagian besar terbuat dari batu hijau yang keras dan
kokoh. Ruangan itu dihubungkan jadi satu dengan lorong
rahasia dan langsung berhubungan dengan ruang tamu,
tapi berhubung diatas ruangan itu hanya dipasang jala
baja yang tembus cahaya maka pada suasana malam
begini gampang menimbulkan kesan yang salah bagi
orang lain- Dikiranya tempat itu hanya sebuah halaman
yang luas saja.
sementara itu Li Tiong-hui sudah berjalan mengelilingi
seluruh dinding batu itu dan pelan-pelan berjalan kembali
ke tempat beberapa orang itu berada. "Bagaimana?"
tanya Li Bun-yang lagi "Tak bisa turun tangan?"
"Aku rasa mereka sudah mempersiapkan diri secara
matang," sahut Li Tiong-hui pelan-"sebab dari sudut
mana pun kita berusaha menjebol dinding batu itu, aku
tak akan kita bisa lolos dari perhitungan mereka."
"Aku punya sebuah akal bagus, Cuma tak tahu cocok
untuk digunakan atau tidak?" usul Lim Han-kim tiba-tiba.
"Coba katakan"
"Kita dapat menggunakan daya ingat masing-masing
untuk menemukan pintu rahasia lorong tersebut,

827
kemudian kita jebol dindingnya dan menerobos ke luar
dari sini. Misalnya cara ini tak bisa, kita dapat menjebol
pintu langsung menyerbu ke dalam ruang tamu dan
bertarung mati-matian melawan mereka."
"Huuuh, itu mah bukan akal bagus." jengek Li Tionghui
ketus.
Lim Han-kim merasakan pipinya jadi panas karena
jengah, tapi ia membungkam diri dalam seribu basa
Li Tiong-hui kuatir Li Bun-yang menegurnya karena
ejekan tersebut buru-buru katanya lagi: " Untuk
sementara waktu lebih baik kalian duduk mengatur
pernapasan di sini sambil menjaga kondisi badan. Aku
yakin dalam satu jam mendatang pihak musuh tentu
sudah melakukan suatu aksi Nah, pada saat itulah kita
baru perhitungkan lagi situasi lawan sambil mencari akal
untuk menghadapinya."
Mendengar perkataan itu, diam-diam Lim Han-kim
berpikir: " Kenapa kita mesti duduk menunggu aksi
musuh lebih dulu sebelum mencari upaya untuk
mengatasinya Bukankah lebih baik melakukan tindakan
dan menyerang musuh ini saat mereka tak siap?"
Walaupun dia kurang setuju dengan cara yang
diusulkan Li Tiong-hui, namun setelah kebentur batunya
barusan, rasa was-was dan sangsi telah menyelimuti
perasaannya sehingga pemuda itu memilih lebih baik

828
tidak banyak bicara ketimbang mendapat malu lagi,
sebaliknya Li Bun-yang sangat yakin dengan kemampuan
adik perempuannya, ia tahu gadis itu berbuat demikian
karena ada alasan yang kuat, oleh karena itu ia pun
segan banyak berdebat. sebaliknya Han si-kong hanya
memikirkan bagaimana bisa lolos dari penjara tersebut.
Karenanya dia pun tak punya waktu untuk menggubris
hal tersebut.
Untuk sementara waktu suasana ruangan tersebut
berubah jadi hening, tak kedengaran sedikit suarapun.
sepenanakan nasi kemudian terdengarlah suara
seseorang berkata dengan nada dingin: "Mulai detik ini
kami akan memberi waktu selama setengah jam untuk
mempertimbangkan. Apabila kalian enggan menyerahkan
diri serta bergabung dengan perkumpulan kami, maka
jangan salahkan jika kami akan bertindak keji dan tak
berperasaan."
Han si-kong segera melompat bangun, umpatnya
keras-keras: "Hei, manusia golongan tikus: Kalau berani
ayo masuk dan berduel dengan aku, Hmmm Bila bertemu
nanti, pasti akan kucincang tubuhmu jadi berkepingkeping"
suara dingin ini sama sekali tak menanggapi tantangan
Han si-kong, terdengar ia berkata lagi: "Memandang
kalian semua adalah jago-jago kenamaan dalam dunia
persilatan, ketua perkumpulan kami tak ingin bermain

829
kasar terhadap kamu semua, sikapnya terhadap kalian
selama ini sudah terhitung cukup ramah."
"Anjing budukan tak tahu malu" umpat Han si-kong
gusar "Kau anggap tuan besar Han-mu ini manusia
macam apa? Tak nanti aku sudi menyerahkan diri kepada
kalian."
"Hmmm, kalau begitu tunggu saja jalan kematian buat
kalian semua"
Li Tiong-hui yang berada disisi Han si-kong buru-buru
berbisik, "Locianpwee, jangan perdulikan mereka."
Tapi hawa amarah Han si-kong belum juga mereda,
kembali teriaknya penuh rasa dongkol: " ingat- ingat saja
kau Chee Tay-tong, manusia yang lupa budi, asal aku
bisa lolos dari ruangan ini, pasti akan kujagal batok
kepala anjingmu itu"
Li Tiong-hui tahu orang tua itu sedang dicekam
perasaan murung bercampur khawatir, memang ada
baiknya kalau dia mengumbar hawa amarahnya dengan
umpatan-umpatan tersebut agar perasaannya lebih lega,
oleh sebab itu dia tidak mencoba menghalangi, hanya
kepada Li Bun-yang bisiknya: " Engkoh Yang, tampaknya
pihak musuh telah membuat persiapan yang matang.
Mereka telah mempersiapkan diri di sekeliling dinding ini.
Apabila kita nekad menerobos dinding tersebut, aku
kuatir dalam gugup dan paniknya pihak musuh akan

830
menggunakan segala cara untuk menghadapi kita .Jika
sampai terjadi begini, susahlah kita dan dosisi kita malah
tergencet di bawah angin"
Ketika mengucapkan perkataan itu, sepasang matanya
hanya tertuju pada Li Bun-yang seorang, seakan-akan di
sisinya cuma hadir Li Bun-yang saja. Ucapan itu
diutarakan Li Tiong-hui dengan suara lirih, sementara
Han si-kong yang berada di sampingnya sedang
berteriak-teriak mencaci maki, otomatis Lim Han-kim
yang berada di sisi lain tak bisa mendengar perkataan
tersebut secara jelas meski dia memiliki ketajaman
pendengaran yang luar biasa, tanpa sadar dia
menggeserkan kepalanya ke samping.
siapa tahu secara tiba-tiba Li Tiong-hui tutup mulutnya
sambil mundur beberapa langkah, kemudian duduk
bersila, pejamkan mata dan mengatur pernapasan.
Walaupun Li Bun-yang belum mendengar Li Tiong-hui
membeberkan caranya untuk meloloskan diri, namun ia
tahu adiknya sudah mempunyai rencana yang matang,
maka sambil tersenyum ia duduk bersila pula di atas
tanah dan mulai atur pernapasan.
Pemuda ini sadar, dalam usaha meloloskan diri nanti,
suatu pertempuran sengit tak mungkin bisa dihindari,
maka dia hendak memanfaatkan kesempatan ini untuk
mengatur tenaga dan mempersiapkan diri.

831
Lim Han-kim tidak tahu perundingan apa yang telah
dilakukan dua bersaudara itu, sekalipun dalam hati
kecilnya sebetulnya dia ingin tahu, tapi bila teringat
kembali kejadian memalukan yang dialaminya barusan, ia
jadi tak berani banyak bertanya.
Dalam kesempatan itu Han si-kong telah berhenti
mengumpat setelah umpatannya sekian lama sama sekali
tak diladeni pihak lawan, membayangkan kembali
penderitaannya semasa hidup dalam penjara,
perasaannya jadi tak karuan, terkejut bercampur gusar.
Akhirnya ia tak dapat menahan diri lagi, teriaknya
keras: "Nona Li, apakah kau sudah menemukan cara
untuk meloloskan diri dari kepungan ini?"
Li Tiong-hui ada maksud membiarkan musuh yang
menyadap pembicaraan mereka dari luar ruangan ikut
mendengarnya, maka dengan suara yang keras pula
sahut-nya: "susah, susah sekali Dinding sekeliling
ruangan ini sangat kokoh dan keras, susah ditembusi
gedang maupun golok."
"Lantas bagaimana?" teriak Han si-kong gelisah, "Jadi
susah bagi kita untuk lolos dari sini?"
"Yaa... tampaknya memang susah." Han si-kong
merasa amat terkesiap.

832
"Waaaah... bagaimana ini? Kau tahu, masuk penjara
rasanya lebih tersiksa daripada mampus."
Dengan ilmu menyampaikan suara buru-buru Li Tionghui
berbisik: "Locianpwee tak usah putus asa. Aku yakin
ruangan batu ini tak nanti bisa mengurung kita
sepanjang masa...."
Han Si-kong cukup berpengalaman begitu mendengar
bisikan Li Tiong-hui, ia segera sadar bahwa gadis itu
memang sengaja bicara demikian karena ingin
mengelabui musuhnya, karena itu dia pun tidak banyak
bicara lagi.
Tiba-tiba tampak cahaya api berkelip dalam ruangan
tersebut, menyusul kemudian terendus bau harum yang
sangat aneh tersiar luas di tempat itu. Dengan sigap Li
Tiong-hui melompat bangun sambil serunya: "Cepat
masukkan pil ini ke dalam mulut dan berusaha keras
menutup semua pernapasan, mereka akan menggunakan
obat pemabuk untuk merobohkan kita...."
sambil berkata dia mengayunkan tangannya, tiga butir
pil segera meluncur ke arah Li Bun-yang, Han si-kong
serta Lim Han-kim, setelah itu terusnya: "Lebih baik kita
berlagak seakan-akan mabuk oleh obat pemabuk itu,
dengan begitu musuh akan terpancing masuk. Andai kata
bukan terancam jiwa kita, lebih baik jangan turun
tangan."

833
Ketiga orang itu menurut dan segera masukkan pil itu
ke dalam mulut, tutup semua pernapasan dan pura-pura
tergeletak di atas tanah, Lebih kurang setengah jam
kemudian, dari atas dinding batu itu berkumandang lagi
suara teguran yang dingin: "sebentar lagi ketua
perkumpulan kami akan tiba di sini, Mau hidup mau mati
terserah pada pilihan kalian sendiri, tapi perlu
kuingatkan, inilah kesempatan terakhir bagi kalian."
sejak awal Han si-kong sudah dipesan oleh Li Tionghui
agar pura-pura semaput, maka walaupun ia
mendengar semua perkataan itu dengan jelas, namun
tetap berlagak tidak mendengar.
Ketika beberapa kali tegurannya tidak mendapat
tanggapan, tiba-tiba saja suasana menjadi sangat
hening. Tak lama kemudian kedengaran suara deritan
bergema membelah keheningan, dari atas lentera yang
menerangi kegelapan, berjalan masuk dua orang lelaki
kekar berbaju hitam yang membawa golok di tangan, Di
belakang kedua orang lelaki itu mengikuti seorang gadis
berbaju hijau yang cantik jelita.
Lim Han- kim membuka sedikit matanya untuk melirik.
tapi jantungnya segera berdebar keras, ternyata gadis
cantik berbaju hijau itu tak lain adalah Lik-ling. Dengan
sorot matanya yang jeli Lik-ling mengawasi Li Bun-yang
sekejap. kemudian serunya sambil tersenyum:

834
"Bagus sekali, ternyata mereka adalah dua bersaudara
Li dari keluarga persilatan Bukit Hong-san, si monyet tua
dan Lim Han- kim, rata-rata termasuk tokoh silat
kenamaan dalam dunia persilatan."
Begitu melihat munculnya Lik-ling, secara diam-diam
Han si-kong telah mengerahkan tenaga dalamnya ke
tangan kanannya siap melancarkan serangan, begitu Li
Tiong-hui memberi aba-aba, dia telah siap melancarkan
sergapan paling kilat.
siapa yang mengira keadaan Li Tiong-hui seakan-akan
betul-betul terbius oleh obat pemabuk. tubuhnya
tergeletak tak berkutik di atas tanah, Mula-mula Lik-ling
berjalan mendekati Han si-kong lebih dulu, katanya
sambil tertawa dingin: "Hmmm, monyet tua, kau
memang sudah ditakdirkan masuk penjara lagi, dulu kau
bernasib mujur berhasil lolos dari cengkeraman kami,
tapi sekarang... hmmm, rupanya kau telah mengantar
dirimu sendiri"
Han si-kong mendongkol setengah mati, baru saja dia
siap melancarkan serangan, mendadak lengannya terasa
jadi kaku, ternyata jalan darahnya telah ditotok. kejadian
ini tentu saja sama sekali di luar dugaan orang tua ini,
dalam keadaan begini dia hanya bisa mengeluh dalam
hati.
setelah jalan darahnya tertotok. orang tua ini semakin
mengerti, satu-satunya kemungkinan baginya sekarang

835
adalah menunggu pertolongan dari Li Tiong-hui,
Ternyata gadis tersebut sama sekali tidak memberi reaksi
apa pun, yang terdengar hanya suara tertawa Lik-ling
yang nyaring dan sangat menusuk pendengaran
Diam-diam Han si-kong membuka matanya dan melirik
ke arah perempuan itu, ia jumpai Lik-ling sedang
mengayunkan tangannya berulang kali menotok jalan
darah Lim Han-kim, Li Tiong-hui serta Li Bun-yang, yang
lebih aneh lagi ternyata tak seorang pun di antara
mereka yang melompat bangun melakukan perlawanan.
Kejadian ini kontan saja mengobarkan hawa amarah
orang tua ini, pikirnya: "Sialan... siapa suruh aku
menuruti perkataan perempuan, nyatanya ucapan wanita
memang tak boleh dipercayai," walaupun dalam hati
kecilnya dia merasa gusar sekali, apa boleh buatjalan
darahnya sudah tertotok sehingga tidak memiliki
kemampuan untuk melancarkan serangan balasan.
Dalam keadaan begini terpaksa dia harus menekan
gejolak emosinya di dalam hati.
Di tengah keheningan yang mencekam tiba-tiba
berkumandang datang suara langkah kaki manusia yang
sangat kacau, tampaknya ada banyak orang yang
memasuki ruangan itu. Menyusul kemudian ia merasa
badannya digotong orang menuju keluar ruangan, tak
lama kemudian ia sudah merasakan angin malam yang
berhembus di sisi badannya.

836
Ketika ia mencoba menengok ke sam-ping, tampak Li
Tiong-hui yang sedang digotong di sisinya tetap
pejamkan mata rapat-rapat dan membiarkan badannya
digotong ke luar.
Hatinya jadi makin jengkel dan mendongkol Mendadak
terdengar suara bisikan lembut bergema di sisi te1inganya:
"Locianpwee, cepat pejamkan matamu, kalau tidak
memasuki sarang harimau mana mungkin kita bisa
peroleh anak macan? jangan sampai ketahuan bahwa
kita tidak mabuk oleh dupa pemabuknya, bisa berabe
nanti."
Han si-kong amat terkesiap. kembali pikirnya:
"Ternyata tenaga dalam yang dimiliki bocah perempuan
ini belum punah... jadi ia memang sengaja berpurapura...."
setelah mengetahui keadaan yang sebenarnya, ia jadi
amat lega, matanya segera dipejamkan dan diam-diam
mengerahkan tenaga dalamnya untuk membebaskan diri
dari pengaruh totokan, Mendadak tubuhnya terasa
bergetar keras, ternyata ia sudah dibanting ke atas
tanah, Menyusul kemudian terdengar seseorang berseru
dengan suara dingin: "Berikan obat pemunahnya"
Dalam situasi dan keadaan seperti ini Han si-kong
semakin tak berani membuka matanya, ia merasa bau
harum yang semerbak menusuk penciumannya membuat
sekujur badan terasa segar sekali, maka pikir-nya: "Aku

837
rasa setelah mengendus obat penawar itu aku boleh
membuka matanya kembali...."
Pelan-pelan dia membuka matanya, ternyata tubuh
mereka saat itu sudah digotong masuk ke dalam sebuah
ruang pertemuan yang sangat luas. Di bawah cahaya lilin
tampak di hadapannya berjajar tiga buah kursi yang
dilapisi kulit harimau.
Di atas kursi yang ada di tengah duduk seorang
manusia berperawakan kecil langsing yang mengenakan
topeng tembaga, di samping kanannya adalah seorang
lelaki setengah umur yang membawa kipas, sedang di
sebelah kiri duduklah Lik-ling.
Waktu itu Li Bun-yang, Li Tiong-hui serta Lim Han-kim
yang berada di sisi kiri kanannya telah membuka mata
mereka semua, Dengan pandangan mata yang tajam
lelaki setengah umur yang membawa kipas itu menyapu
sekejap wajah Li Bun-yang serta Li Tiong-hui, mendadak
ia melompat bangun sambil mengulapkan tangannya.
seketika itu juga ada belasan orang lelaki kekar
berpakaian ringkas yang munculkan diri dan langsung
menerkam ke arah Lim Han-kim berempat.
Li Tiong-hui melompat bangun lebih dulu sambil
memutar badannya yang ramping, ia lepaskan sebuah
pukulan menghajar pergelangan tangan kanan lelaki
yang berada paling depanTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
838
Golok besar yang berada dalam genggaman lelaki itu
seketika terlepas dari cekalannya. Li Tiong-hui segera
mencukil dengan ujung kakinya, tahu-tahu senjata
tersebut telah berpindah tangan, setelah berhasil
merebut senjata lawan, Li Tiong-hui tidak berhenti
sampai di situ saja, goloknya langsung dibacokkan ke sisi
tubuhnya. jeritan ngeri yang memilukan hati segera
bergema memecahkan keheningan, seorang lelaki
bersenjata golok kena bacok pada bahunya hingga
kutung jadi dua bagian.
Berhasil melukai seorang musuh, Li Tiong-hui
menyerang makin menggila, dalam waktu singkat ia
berhasil merobohkan dua orang lagi. Li Bun-yang yang
tak mau kalah, senjata kipasnya segera dipentangkan
melindungi dada, sambil melompat bangun ia langsung
menerkam manusia bertopeng tembaga yang duduk di
kursi tengah itu.
Gerakan tubuh Lim Han-kim lebih cepat lagi, sekali
sapuan ia merobohkan empat lelaki yang menerjang
paling dekat dengan dirinya, lalu dari kejauhan ia
lancarkan satu pukulan memukul rontok golok yang
sedang membacok badan Han si-kong.
Mengikuti gerakan itu tubuhnya melompat ke muka,
tangan kanan membendung serbuan musuh sementara
tangan kirinya diayunkan menepuk bebas totokan jalan
darah Han si-kong.

839
Begitu bebas dari pengaruh totokan, Han si-kong
melompat bangun sambil menyambar golok yang
tergeletak di sampingnya, dengan suara keras
bentaknya: " Cecunguk- cecunguk tengik Hari ini aku
harus membantai kalian hingga lenyap dari muka bumi"
"sreeet.." Goloknya berputar ke belakang membacok
seorang lelaki yang sedang menerjangnya .
serangan yang dilancarkan dalam keadaan gusar ini
benar-benar luar biasa hebatnya, lelaki kekar itu
mencoba menangkis dengan senjatanya. "Traaangg.,."
Benturan keras yang memekikkan telinga sebera
berkumandang memecahkan keheningan. Lelaki itu tak
sanggup menahan diri lagi, goloknya tergetar keras
hingga mencelat dari genggamannya.
setelah Lim Han- kim menepuk bebas totokan Han sikong,
ia menerjang lagi ke arah musuh-musuhnya. Dari
totokan berubah jadi pukulan, dalam waktu singkat ada
tiga orang berhasil dirobohkan-
Manusia bertopeng tembaga yang duduk di kursi
tengah itu betul-betul tenang sekali
Dia sama sekali tak menggubris terkaman Li Bunyang.
jangankan bergerak. melirik sekejap pun tidak. Di
saat kritis itulah lelaki setengah umur yang telah bangkit
berdiri tadi segera melintangkan tubuhnya menghalangi

840
terjangan Li Bun-yang, senjata kipasnya dibabat keluar
dari samping.
Li Bun-yang cukup berpengalaman dan luas
pengetahuannya, Dari gaya serang lawan ia sudah tahu
kalau telah bertemu musuh tangguh, Hawa murninya
seketika dihimpun dalam pusar, badannya yang sedang
menerjang ke muka dihentikan seketika.
Begitu turun ke atas tanah, pergelangan tangannya
diputar, senjata kipasnya bergulung ke luar dari bawah
menyapu urat nadi pada pergelangan tangan orang itu.
Cepat-cepat orang itu miringkan badannya mengegos ke
samping, lolos dari ancaman telapak tangan kirinya
didorong ke depan melancarkan sebuah pukulan.
Kedua orang itu sama-sama menggunakan senjata
kipas, dalam pertarungan senjata mereka sebentar
merapat sebentar pula merenggang, perubahan yang
terkandung di balik gerak serangan amat banyak dan
sukar diduga sebelumnya, membuat seluruh arena
tergulung dalam bayang-bayang kipas mereka, keadaan
sungguh menegangkan.
Dalam sekejap mata kedua belah pihak telah saling
bertarung hampir tujuh delapan belasan jurus, namun
keadaan tetap berimbang tiada yang menang dan tiada
yang kalah.

841
Diam-diam Li Bun-yang amat terkejut, pikirnya:
"Sungguh tak nyana di dalam benteng Tay-peng yang
kecil ini ternyata terdapat seorang jago silat setangguh
ini"
Ia semakin tak berani bertindak gegabah. Kipasnya
diputar makin kencang, secara beruntun ia lepaskan lagi
tiga buah serangan, Ketiga jurus serangan itu dilepaskan
dengan cepat, ganas dan keji, hebatnya bukan kepalang.
Namun manusia berjubah hijau itu tak lebih hanya
terdesak mundur setengah langkah saja. Kali ini
permainan jurusnya berubah, dua buah pukulan berantai
dilontarkan berbarengan, lagi-lagi posisinya yang
terdesak berhasil dimantapkannya kembali.
Di pihak lain, Lim Han- kim dengan mengandalkan
ilmu pukulannya telah berhasil melukai delapan sembilan
orang musuh, Ketika melihat Li Bun-yang telah berjumpa
musuh tangguh dan kelihatannya dengan kekuatan
seorang diri tampaknya sulit bagi pemuda itu untuk
menerjang lewat dari hadangan manusia berjubah hijau
itu, maka kepada Han si-kong segera bisiknya:
"Locianpwee, harap kau hadapi tempat ini sendirian, aku
hendak membantu saudara Li."
Waktu itu api amarah bergelora dalam dada Han sikong,
secara beruntun ia telah berhasil merobohkan tiga
orang musuh, tapi jumlah penyerang makin lama
semakin banyak, begitu seorang roboh, yang lain segera

842
maju mengisi kembali Karenanya dengan suara keras
sahutnya: "Tak usah kuatir, serahkan saja kepadaku"
Goloknya diputar semakin gencar, secara beruntun dia
lepaskan tiga buah serangan. Ketiga bacokan itu
dilancarkan sangat garang dan hebat memaksa lelaki
kekar yang mengepung terdesak mundur dari arena.
Lim Han-kim segera melepaskan sebuah pukulan
dahsyat, tenaga serangannya bagaikan amukan
gelombang samudra menggulung ke muka mendesak
mundur beberapa orang musuh menghadang jalan
lewatnya.
Begitu musuh terdesak mundur, Lim Han-kim segera
manfaatkan peluang itu untuk melompat ke depan dan
meluncur ke sisi arena, Gerakan tubuhnya ini dilakukan
dengan kecepatan luar biasa, Dalam sekali lompatan saja
ia telah tiba di arena di mana Li Bun-yang sedang
bertarung melawan sastrawan setengah umur itu.
Tangan kirinya bekerja cepat, ia lepaskan sebuah
cengkeraman kilat menyambar urat nadi pada
pergelangan tangan kanan si sastrawan yang
menggenggam senjata kipas itu.
Tiba-tiba dari sisi tubuhnya terasa desingan angin
tajam menyergap badannya, menyusul kemudian
kedengaran Lik-ling tertawa nyaring.

843
Lim Han-kim tertawa dingin, tangan kanannya dibalik
ke belakang melepaskan sebuah pukulan, sedangkan
tangan kirinya tanpa merubah gerakan meneruskan
cengkeramannya mengancam urat nadi pada
pergelangan tangan kanan sastrawan setengah umur itu.
"Blaaaammmm. . . "
Benturan nyaring bergema membelah angkasa, Ketika
tenaga pukulan Lik-ling saling beradu dengan pukulan
Lim Han-kim, tubuh perempuan cantik itu seketika
tergetar mundur sejauh dua langkah dari posisi semula.
Meski Lim Han-kim harus beradu tenaga dengan Likling,
kejadian ini sama sekali tidak mempengaruhi gerak
serangan tangan kirinya, dalam sekejap mata jari
tangannya telah menempel di atas urat nadi sastrawan
setengah umur itu. sambil mengerahkan tenaganya
untuk menggencet, bentaknya keras: "Lepaskan.,."
Belum habis ia bicara, mendadak telapak tangannya
terasa amat sakit, tenaga serangan pada kelima jari
tangannya lenyap seketika.
Pemuda itu jadi amat terperanjat, cepat-cepat dia
melompat mundur dari arena.
"saudara Lim, kenapa kau?" tanya Li Bun-yang kaget,
Senjata kipasnya segera mengeluarkan jurus "Memotong
Dua Bukit Karang" untuk mendesak mundur sastrawan
setengah umur itu, sementara tubuhnya bergeser ke sisi
Lim Han-kim.

844
Anak muda itu segera memeriksa tangan kirinya, Di
bawah cahaya lilin tampaknya di atas telapak tangannya
itu telah muncul setitik mulut luka berwarna merah
gelap, sebatang jarum yang amat lembut masih
menancap di situ. seandainya tak ada darah yang masih
meleleh ke luar, orang akan sulit untuk mengetahui ada
jarum lembut yang menancap di situ.
Terdengar sastrawan setengah umur itu berkata
dengan dingin: "Ia sudah terkena jarum sakti sam- coatsin-
ciamku. jarum itu mengandung racun yang sangat
ganas, siang tak bertemu malam, malam tak bertemu
pagi, kecuali obat penawar buatanku sendiri, jangan
harap ada orang di dunia ini yang bisa menawarkan
racunku itu."
Ketika menyaksikan keadaan luka di telapak tangan
Lim Han-kim diam-diam Li Bun-ya merasa terkesiap, Dia
tahu ucapan orang tersebut mungkin memang agak
dibesar-besarkan, tapi terlukanya Lim Han-kim oleh
jarum beracun memang benar-benar merupakan satu
kenyataan-
Pada saat yang sama di tengah ruang pertemuan yang
luas itu sudah dipenuhi belasan sosok tubuh manusia
yang bergelimpangan di atas tanah. Di bawah serangan
Li Tiong-hui yang bertubi-tubi serta terkaman Han sikong
yang lebih garang dari harimau, dalam dua tiga
gebrakan selalu ada lawan yang menjadi korban,

845
sementara itu si sastrawan setengah umur itu pun diamdiam
merasa terkejut setelah melihat kehebatan ilmu
silat beberapa orang itu ia sadar apabila pertarungan
dibiarkan berlangsung terus, maka walaupun jumlah
kekuatan dipihaknya masih banyak. namun yang bakal
jatuh korbanpun tak akan sedikit jumlahnya .
Maka sambil menjura ke arah Li Bun-yang, ujarnya:
"Sobatmu telah terluka oleh jarum beracunku, kecuali
obat penawar racunku, tak ada obat lain di dunia ini yang
bisa mengobati luka tersebut Lebih baik suruh temantemanmu
berhenti menyerang, kita bisa bicarakan
persoalan ini secara baik-baik."
Li Bun-yang memperhatikan sekejap situasi disekeliling
tempat itu, kemudian katanya: "Kau suruh anak buahmu
berhenti menyerang lebih dulu" sastrawan berusia
pertengahan itu benar-benar membentak keras: "Tahan"
sesungguhnya kawanan lelaki kekar itu sudah dibuat
keder oleh kehebatan musuh-musuhnya, namun karena
takut melanggar peraturan perkumpulannya, terpaksa
mereka harus melakukan perlawanan habis-habisan, Li
Tiong-hui sendiri segera mengetahui kalau sudah terjadi
perubahan di arena setelah menyaksikan para
pengepungnya mengundurkan diri, sambil berpaling ke
arah Li Bun-yang, tegurnya: "Ada apa engkoh Yang?"

846
Li Bun-yang menghela napas panjang: "Aaaai, saudara
Lim sudah terluka, kita tak bisa melanjutkan pertarungan
ini."
"Aaaah, masa begitu?" bentak Han si-kong keraskeras,
sambil melompat mendekat "Di mana lukanya?"
"Aaah, tidak mengapa, cuma luka kecil," sahut Lim
Han-kim sambil tertawa hambar, "Aku yakin masih
sanggup mempertahankan diri, kalian tak usah
menguatirkan kesela matanku silahkan turun tangankalau
bisa basmi habis semua musuh tangguh."
setelah sekian lama bersama-sama dengan pemuda
ini, dalam hati kecil Han si-kong telah timbul rasa
persahabatan-nya dengan pemuda ini, dia merasa kuatir
sekali dengan keselamatan sobatnya itu, dengan
perasaan cemas teriaknya kemudian: "Masalah semacam
ini tak bisa dipaksakan di mana lukamu, coba perlihatkan
kepadaku."
"Aaah, hanya sedikit luka kecil...." sahut Lim Han-kim
sambil mengangkat tangan kirinya, Tiba-tiba ia tutup
mulut dan tidak melanjutkan perkataannya lagi. Ternyata
hanya dalam waktu singkat telapak tangan kiri Lim Hankim
telah berubah menjadi hitam pekat
"Waaah.,. itu mah luka keracunan.,." teriak Han sikong
amat terperanjat.

847
" Cepat totok jalan darah Ci-ti-hiat, Ngo-li-hiat dan Pitji-
hiat pada lengan kirinya," perintah Li Tiong-hui cepat,
"jangan biarkan hawa racun itu menyerang isi perut
melalui jaluran nadi Peng-yang-beng tay-ciong-keng...."
Li Bun-yang mengiakan dan segera turun tangan
menotok tiga buah jalan darah penting di tubuh Lim Hankim.
Mendadak terdengar sastrawan setengah umur itu
tertawa tergelak "Ha ha ha ha... Nona Li, kau betul-betul
seorang ahli"
"Maafkan aku karena tidak kenal siapa anda," ucap Li
Tiong-hui ketus.
" Walaupun aku sering melakukan perjalanan di dalam
dunia persilatan, namun identitasku selalu terselubung,
jangankan nona, sesungguhnya memang tak banyak
orang di jagad ini yang kenal dengan aku."
Pada saat itu Li Bun-yang telah mengalihkan sorot
matanya ke wajah manusia bertopeng tembaga yang
duduk di kursi tengah itu, ia lihat orang tersebut tetap
duduk tak bergerak diposisinya semula, seakan-akan
hasil pertarungan sengit yang berlangsung dalam ruang
pertemuan tersebut serta sekian banyak korban yang
telah berjatuhan sama sekali tak ada sangkut paut
dengan dirinya, ia duduk bagaikan sebuah patung saja.
keadaan demikian betul-betul menimbulkan kecurigaan
bagi siapa pun yang melihatnya.

848
Terdengar Li Tiong-hui menegur dengan nyaring: "Bila
kulihat dari tingkah laku serta gerak gerik kalian yang
serba misterius ini, aku tebak kamu semua pasti berasal
dari perkumpulan Hian-hong-kau bukan?"
"Dugaan nona tepat sekali," sastrawan setengah umur
itu menjawab sambil tersenyum, "Hingga detik ini,
perkumpulan kami telah mendirikan dua puluh enam
cabang di Utara maupun selatan sungai besar, aku yakin
dalam tiga tahun mendatang...."
"Hmmm Kemampuan kalian tak lebih cuma gertak
sambal belaka" tukas Li Tiong-hui ketus. "Bila kulihat dari
kedudukanmu yang cukup tinggi, boleh aku tahu,
engkaukah ketua perkumpulan Hian-hong-kau?"
Paras muka sastrawan setengah umur itu tiba-tiba
saja berubah serius, sahutnya: "Wibawa dan
keperkasaan ketua kami jauh melebihi siapa pun, mana
mungkin aku bisa menandingi kemampuan ketua?"
"Lantas apa kedudukanmu dalam partai?"
"Pelindung hukum"
"Lalu siapa pula manusia bertopeng tembaga yang
duduk di kursi tengah itu?" tanya Li Tiong-hui sambil
tertawa dingin,
"Ketua kami," jawab sastrawan itu serius, selesai
berkata ia memberi hormat kepada orang itu.

849
"Hmmmm Manusia berhati pengecut Kalau memang
dialah ketua perkumpulan Hian-hong-kau, kenapa tak
berani menjumpai orang dengan wajah aslinya...?"
"Bagi orang yang pernah melihat wajah- ku, hanya
tersedia dua pilihan, diambil," kata orang bertopeng
tembaga itu dingin, " Kalau tidak bergabung dengan
perkumpulan kami, hanya jalan kematian saja yang
tersedia."
Li Bun-yang maupun Han si-kong sama-sama
tertegun, mereka merasakan suara orang itu begitu
merdu dan halus, sudah jelas suara seorang perempuan,
Kembali Li Tiong-hui tertawa dingini "He he he he... siapa
hidup siapa mati masih terlalu awal untuk dibicarakan
sekarang, paling tepat kalau kau lepaskan dulu
topengmu itu."
orang yang duduk di kursi utama itu pelan-pelan
menggerakkan tangan kanannya dan melepaskan topeng
tembaga yang dikenakan Di bawah cahaya lilih, para jago
merasa pandangan matanya jadi silau, Dari balik topeng
tembaga itu muncullah selembar wajah yang cantik jelita
tak terkirakan.
Walaupun sastrawan setengah umur itu sudah banyak
tahun berkumpul dengan ketuanya, bahkan seringkali
malah berada di sampingnya, namun agaknya dia sendiri
pun belum pernah melihat wajah asli ketuanya itu. Ketika
melihat perempuan itu melepaskan topeng tembaganya,

850
dengan sepasang mata melotot besar dia awasi ketuanya
itu tanpa berkedip.
Tampaknya Li Bun-yang sendiri tidak menyangka
ketua perkumpulan Hian-hong-kau yang terkenal
misterius dan kejam itu ternyata seorang perempuan
yang cantik jelita bak bidadari dari kahyangan, tanpa
terasa dia mengamati wajah ayu itu beberapa kejap
lamanya, perempuan itu benar-benar cantik, alis
matanya yang melenting bagai semut beriring, matanya
jernih bagaikan bulan purnama, hidungnya mancung dan
bibirnya kecil mungil seperti delima merekah.
"Benar-benar seorang gadis yang amat cantik" puji
Han Si-kong dengan suara nyaring, "Hanya sayang,
cantik di luar busuk di dalam, kenapa seorang gadis
secantik bidadari bisa memiliki hati sekeji ular berbisa...."
Mendadak gadis cantik itu melentik ke udara dan
meluncur ke hadapan Han si-kong dengan kecepatan luar
biasa.. "Plaaaak" Tahu-tahu pipi Han Si-kong sudah
ditampar satu kali.
Tamparan itu dilakukan dengan kecepatan bagaikan
sambaran petir, bukan saja Han si-kong tak sempat
menghindarkan diri, bahkan Li Bun-yang yang berdiri di
sampingnya pun merasakan hatinya terkesiap ia merasa
gadis itu berkelebat cepat sekali, bukan begitu saja
kecepatannya melancarkan seranganpun belum pernah
dijumpai sebelumnya.

851
Han si-kong sendiri merasakan tubuhnya bergetar
keras, dengan darah bercucuran membasahi ujung
bibirnya ia mundur beberapa langkah dengan
sempoyongan.
Terdengar gadis cantik itu berkata lagi dengan suara
dingin: "Anggapsaja tamparan itu sebagai hukuman yang
paling ringan bagi kelancangan mulutmu, Hmmm jika lain
kali berani bicara tak karuan lagi, hati-hati kugampar
mulutmu sampai giginya pada rontok."
selama hampir separuh hidupnya Han si-kong
berkelana dalam dunia persilatan, belum pernah ia
terima penghinaan seperti ini, apalagi ditampar seorang
gadis di muka umum, siksaan batin yang dirasakannya
saat ini jauh lebih hebat ketimbang mati dibunuh.
Maka sambil mengerahkan tenaga dalam untuk
menahan rasa sakit, hawa murninya segera dihimpun
dalam telapak tangannya, sambil membentak nyaring
sebuah pukulan langsung dilontarkan ke depan-
Gadis cantik jelita itu tertawa merdu, dengan amat
Cekatan dia berkelit ke samping, sementara tangan
kanannya dikebaskan ke muka, dengan jari-jari
tangannya yang runcing itu ia babat urat nadi pada
pergelangan tangan lawan.
Buru-buru Han si-kong menarik balik tangan kanannya
yang digunakan untuk menggempur tadi, sementara

852
tangan kirinya dengan ilmu Ki-na-jiu-hoat berusaha
mencengkeram urat nadi lawan.
Gadis cantik jelita itu sama sekali tidak menarik
kembali tangan kanannya yang digunakan untuk
menggempur itu, hanya kelima jari tangannya dirapatkan
lalu melepaskan satu sentilan maut. Baru saja tangan kiri
Han si-kong akan menempel di atas urat nadi pada
pergelangan tangan kanan lawan ketika secara tiba-tiba
ia merasakan datangnya sergapan segulung desingan
angin tajam, orang tua itu sangat terkejut.
Berada dalam keadaan begini terlambat sudah baginya
untuk menghindarkan diri, tahu-tahu urat nadi pada
pergelangan tangan kirinya jadi kaku, seluruh lengan kiri
itu jadi lemas dan tergantung ke bawah.
sejak menyaksikan gadis cantik itu melancarkan
gempuran tadi, Li Bun-yang sudah tahu kalau Han sikong
bukan tandingan lawannya, maka sejak dini pula ia
sudah mengerahkan hawa murninya mempersiapkan diri.
begitu pergelangan tangan kiri Han si-kong terluka,
dengan suara lantang ia segera berseru: "Tak heran
kalau nona mampu memimpin perkumpulan Hian-hongkau,
ternyata ilmu silatmu memang benar-benar ampuh.
Maaf, aku ingin menjajal beberapa jurus ilmu silatmu."

853
Belum selesai beberapa perkataan itu diutarakan,
secara beruntun dia telah melancarkan tiga jurus
serangan.
Keanekaragaman ilmu silat keluarga persilatan Bukit
Hong-san boleh dibilang merupakan kebanggaan
tersendiri bagi keluarga ini, juga boleh dibilang tiada
duanya di kolong langit Dalam melancarkan ketiga jurus
serangannya barusan Li Bun-yang telah menggunakan
tiga jenis ilmu pukulan yang berbeda pula untuk
mengurung musuhnya rapat-rapat.
Namun sayang ilmu silat perempuan cantik itu betulbetul
di luar dugaan, Dengan gampang dan enteng sekali
semua serangan tersebut dapat dipunahkan satu
persatu.
Sepanjang pertarungan berlangsung Li Tiong-hui
selalu mengikuti perkembangan tersebut dengan
seksama. begitu gadis cantik itu berhasil memunahkan
ketiga jurus serangan Li Bun-yang secara gampang, ia
segera sadar bahwa kemenangan bukan berpihak
padanya dalam pertarungan malam ini, maka dengan
suara dingin bentaknya: "Tahan"
Li Bun-yang cukup mengetahui kecerdasan adik
seperguruannya ini, begitu mendengar bentakan itu, ia
segera tahu kalau adiknya telah berhasil menemukan
siasat untuk menghadapi lawannya, karena itu cepatTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
854
cepat dia menarik kembali serangannya dan melompat
mundur sejauh lima depa dari posisi semula.
Dengan cekatan Li Tiong-hui menghadang di depan Li
Bun-yang, tegurnya seraya menjura: "Kehebatan ilmu
silat nona belum pernah kujumpai sebelum ini, aku betulbetul
merasa kagum dengan kemampuanmu itu."
"Apakah kau tidak puas?" seru gadis cantik itu dengan
kening berkerut kencang.
"Aku belum sempat bertarung melawan nona,judi
menang kalah masih sukar untuk diramalkan."
"He he he he... tak ada salahnya untuk dicoba"
tantang gadis cantik itu sambil tertawa dingin.
"sebelum pertarungan kita langsungkan, terlebih dulu
aku ingin menanyakan dua hal kepadamu"
"Tanya saja"
Pelan-pelan Li Tiong-hui menyapu sekejap sekeliling
ruangan itu, lalu katanya: "dalam pertarungan kita nanti,
seandainya kau berhasil mengungguli kami, tentu saja
kami bersedia menuruti semua perintahmu, sebaliknya
kalau kami yang menang, apa yang hendak kau
perbuat?"
Gadis cantik itu tertawa dingin, "HHmmmm Andaikata
kau benar-benar berhasil mengungguli diriku, aku akan

855
melanggar kebiasaan dengan melepaskan kalian pergi
meninggalkan tempat ini."
"Bagus, seandainya kami yang kalah di tanganmu,
kami akan rela bergabung dengan partai Hian- hong- kau
kalian serta mentaati semua petunjuk serta perintahmu"
"Bagus sekali" seru gadis cantik itu sambil tersenyum,
"Kita tetapkan dengan sepatah kata ini." Begitu selesai
berkata, tangannya segera diayunkan ke muka
melancarkan sebuah totokan-
Dengan cekatan Li Tiong-hui mengegos ke samping,
serunya: "Tunggu sebentar, perkataanku belum habis
diutarakan"
Tampaknya gadis cantik itu sudah tak sabar lagi,
serunya penuh amarah: "Kalau masih ingin bicara, cepat
katakan keluar" Li Tiong-hui tertawa hambar.
"Seandainya kau benar-benar ingin menarik kami
masuk menjadi anggota perkumpulan Hian- hong- kau
dan berbakti untuk- mu, maka kau berkewajiban
menggunakan ilmu silat yang sebenarnya untuk
mengungguli kami, jangan sekali-kali menggunakan
makhluk beracun atau senjata rahasia"
"Jangan khawatir, aku pasti akan memenuhi
harapanmu itu" Habis berkata kembali sebuah pukulan
dilontarkan ke depan:

856
Li Tiong-hui segera silangkan tangannya membendung
gempuran tersebut, kemudian dengan sepenuh tenaga
melepaskan tiga buah serangan balasan, kembali
katanya: "Apabila kau ingin membawa perkumpulan
Hian- hong- kau merajai dunia persilatan, aku sih punya
sebuah cara yang bagus sekali."
"Apa caramu?" Tak tahan gadis cantik itu bertanya.
Sambil melancarkan serangan-serangan berikut yang
lebih gencar, sahut Li Tiong-hui: "Dalam dunia persilatan
dewasa ini terutama daratan Tionggoan, Partai siau-lim
dan Bu-tong merupakan dua partai paling besar yang
memiliki pengaruh paling kuat, seandainya kau mampu
menggertak beberapa orang jago dari kedua partai besar
itu untuk berpihak kepadamu, maka keberhasilanmu
akan jauh melampaui kemampuanmu menaklukkan
beribu-ribu anggota rimba hijau...."
Gadis cantik itu merasakan hatinya tergerak, segera
tukasnya: "Yaaa, betul juga perkataanmu itu, kenapa
tidak terpikir olehku sejak tadi..?"
Jari tangannya dari totokan diubah jadi pukulan,
secara beruntun dia punahkan pula rangkaian serangan
gencar dari Li Tiong-hui itu, Dalam hati kecilnya diamdiam
Li Tiong-hui terperanjat juga oleh kehebatan ilmu
silat lawannya, ia mulai berpikir: "Entah dari mana asal
usul perempuan ini? Hebat amat ilmu silat yang
dimilikinya...."

857
Berpikir begitu, ia berkata pula: "Selama ini para
anggota Partai Siau-lim serta Bu-tong dipandang tinggi
oleh sesama anggota persilatan, apabila kau bisa
memanfaatkan kedudukan mereka itu untuk turun
tangan secara diam-diam, maka beberapa orang tokoh
silat yang berkepandaian tinggi dan berkedudukan
terhormat dalam dunia persilatan mungkin bisa pula kau
taklukkan. Andaikata mereka menolak bisa juga kalian
lenyapkan mereka secara diam-diam, dengan demikian
bukankah pamor Hian-hong-kau akan lebih cepat naik
dan termashur di mana-mana...."
Beberapa patah kata itu benar-benar membuat gadis
cantik itu merasa takluk, ujarnya setelah menghela napas
panjang: "Kecerdasanmu benar-benar jarang ditemui di
kolong langit, seandainya kau bersedia untuk bekerja
sama dengan aku, tak sulit untuk mempopulerkan Partai
Hian-hong-kau dalam dunia persilatan,"
Li Tiong-hui tersenyum, bisiknya tiba-tiba: "Walaupun
aku punya niat untuk bekerja sama denganmu, tapi ada
satu masalah besar yang mesti kuhadapi dewasa ini...."
"Masalah apa?" bisik gadis cantik itu pula,
"Di antara kami berempat, orang she-Lim itu terhitung
memiliki ilmu silat paling bagus, tapi ia orang jujur dan
polos, Apabila kau hendak menggertaknya dengan
ancaman keselamatan jiwa, nisCaya dia akan
menolaknya mentah-mentah. Aaaai... lain Ceritanya jika

858
kau mampu menaklukannya dengan andalkan ilmu silat,
dengan begitu dia pun bisa menyanggupi keinginan kita
secara ikhlas."
sementara pembicaraan masih berlangsung, serangan
dan gempuran yang dilancarkan makin bertambah hebat.
"Baiklah," ujar gadis cantik itu kemudian "Akan kucoba
menuruti perkataanmu itu, apabila kau benar-benar
bersedia bergabung dengan Partai Hian-hong-kau kami,
aku tentu akan memberi kedudukan yang tinggi
kepadamu...."
"Kunci permasalahannya justru terletak pada orang
she-Lim itu, asal ia setuju, sisa yang lain tak perlu
dipermasalahkan lagi." Dalam pada itu pertarungan yang
berlangsung makin lama makin bertambah sengit, tapi
pembicaraan antara mereka berdua juga makin lama
semakin bertambah lirih.
secepat kilat gadis cantik itu melepaskan tiga buah
pukulan berantai, setelah berhasil memperbaiki posisinya
ia berta-nya: "Apa hubunganmu dengan orang she-Lim
itu? Kenapa kau mesti menuruti perkataannya?"
Li Tiong-hui tersenyum, dia tidak langsung menjawab
pertanyaan itu, hanya katanya: "Dia itu orangnya
gagah,jujur, terbuka dan perkasa, Apabila kau ingin
membuatnya takluk. jangan sekali- kali menggunakan
taktik licik atau main bokong."

859
Gadis cantik itu makin perketat serangannya dan
menyeret Li Tiong-hui terjerumus dalam lingkaran
bayangan pukulannya, setelah itu tanyanya lagi sambil
ter-tawa: "Apakah dia suamimu?"
Kali ini Li Tiong-hui tidak menjawab, dia mainkan
sepasang telapak tangannya semakin ketat dan
melancarkan serangan balasan dengan sepenuh tenaga.
Tanpa terasa dua orang itu sudah terlibat dalam
pertarungan sebanyak dua puluh gebrakan, tapi lantaran
mereka bertarung sambil berbincang-bincang dengan
sendirinya kedua belah pihak tak mampu mengeluarkan
jurus-jurus pemunah untuk melenyapkan lawannya.
Kini Li Tiong-hui tidak berbicara lagi, sedang gadis
cantik itu pun tidak memberi tanggapan pula, karenanya
pertarungan yang berlangsung pun makin lama makin
bertambah gencar dan hebat. Tanpa terasa dua belah
pihak telah saling bertarung empat lima belas gebrakan
lagi.
Makin bertarung Li Tiong-hui merasa makin
terperanjat, ia merasa di balik semua serangan jari dan
telapak tangan lawan selalu terselip jurus-jurus serangan
yang aneh dan sukar dimengerti Akhirnya Li Tiong-hui
semakin sadar bahwa ilmu silat yang dimiliki pihak lawan
jauh mengungguli kemampuannya, maka ia pura-pura
membuka posisi pertahanannya dan menyongsong
pukulan lawan dengan bahu kirinya.

860
sebagai seorang pakar ilmu silat, sudah barang tentu
gadis cantik itu pun tahu kalau lawannya sengaja
mengalah, maka pukulan yang dilontarkan juga ringan
sekali sesungguhnya. Li Tiong-hui sudah
memperhitungkan secara baik-baik arahnya untuk
mundur, maka begitu bahunya kena pukulan, ia segera
mundur secara sempoyongan dan kebetulan sekali
menghadang di hadapan Li Bun-yang. sebetuinya Li Bunyang
sudah siap turun tangan untuk memberi bantuan,
tapi ketika melihat Li Tiong-hui mundur ke hadapannya,
buru-buru dia rangkul adiknya itu sambil tanyanya
dengan cemas: "Adik Hui, parahkah lukamu?"
Paras muka Li Tiong-hui pucat pasi seperti mayat,
butiran keringat tampak membasahi jidatnya, tapi diamdiam
ia tarik ujung baju Li Bun-yang sambil memberi
tanda.
BAB 26. Rahasia Ketua Hian- Hong- Kau
sebenarnya Li Bun-yang sudah tahu kalau adik
perempuannya itu banyak akal dan lagi sangat cantik,
namun untuk sesaat dia belum tahu apa maksud dan
kehendaknya, terpaksa dia cuma berdiri tanpa bergerak.
Tiba-tiba gadis cantik itu berjalan ke hadapan Lim Hankim
sambil bentaknya dingin: "Beranikah kau bertarung
melawan aku?"
Dengan cepat Han Si-kong melesat kehadapan
pemuda itu, bentaknya: "Luka yang dideritanya cukup

861
parah, mana mungkin ia bisa bertarung melawanmu,
Hmmm jika bertarung, biar aku saja yang melayani
keinginanmu."
sementara itu Li Tiong-hui yang menyandarkan
tubuhnya dalam pelukan kakaknya berlagak seakan-akan
terluka parah, dengan ujung bajunya dia seka peluh yang
membasahi jidatnya, tapi menggunakan kesempatan itu
dengan ilmu menyampaikan suara bisiknya: "Locianpwee
jangan campuri urusan ini."
Terdengar perempuan cantik itu sedang berkata
dengan suara dingin: "Hmmm, percuma kau bertarung
melawanku, sebab kau masih bukan tandinganku"
Mendengar bisikan itu diam-diam Han si-kong
menghela napas, kendatipun dia tinggi hati namun apa
yang dikatakan perempuan cantik itu memang suatu
kenyataan, apalagi ia belum tahu rencana apa yang
sedang disusun Li Tiong-hui, maka terpaksa dia mundur
juga ke belakang.
Kembali perempuan cantik itu berkata sambil
menuding Lim Han-kim: "Kenapa kau tidak bersuara?
Tidak berani bertarung melawanku?"
Lim Han-kim menengok sekejap luka beracun di atas
telapak tangannya, tampak hawa hitam telah merembet
naik ke atas pergelangan tangannya, tapi sebagai
pemuda yang angkuh dan tinggi hati, dia segan

862
menyerah dengan begitu saja, sahutnya sambil
busungkan dada: "siapa bilang aku tak berani?"
Perempuan cantik itu tertawa manis, ujarnya
kemudian: "Aku hendak mengandalkan kepandaianku
yang sesungguhnya untuk mengalahkan kau, agar kau
bisa takluk dengan perasaan puas, tapi kini kau sedang
menderita luka keracunan, aku tak ingin manfaatkan
kesempatan ini untuk mengunggulimu."
Berpaling ke arah sastrawan setengah umur itu,
serunya kemudian: "serahkan obat pemunah kepadaku"
Baru saja sastrawan setengah umur itu hendak
membujuk. kembali perempuan cantik itu menukas
ketus: "Apabila aku dapat menaklukkan keempat orang
ini, maka hasilnya jauh melebihi keberhasilan kita
menjaring ratusan orang jago persilatan, jadi kau tak
usah banyak bicara lagi."
Melihat tekad perempuan itu sudah bulat, sastrawan
setengah umur itu tak berani banyak bicara lagi, ia
merogoh ke dalam sakunya untuk mengeluarkan sebuah
botol porselen, menuang dua butir pil penawar dan
disodorkan ke depan.
"Berapa lama ia baru pulih kembali kekuatannya?"
tanya perempuan cantik itu kemudian sambil menerima
obat penawar itu

863
"sebutir ditelan dan sebutir lagi ditaburkan di sekitar
mulut luka, dengan cepat daya kerja racun itu akan
punah"
Gadis cantik itu segera mengalihkan sorot mataya ke
wajah Lim Han-kim, serunya: "Buka mulutmu"
Tangan kanannya diayunkan ke depan, sebutir obat
pemunah meluncur ke arah mulut Lim Han-kim,
sementara tangan kirinya meremas hancur sisa obat
penawar yang lain kemudian ditaburkan ke atas mulut
luka anak muda tersebut.
Walaupun racun itu sangat hebat namun obat
penawarnya jauh lebih mujarab, tak selang berapa saat
kemudian hawa hitam yang menyelimuti tangan Lim
Han-kim telah punah sebagian besar, tinggal sekitar
mulut lukanya saja masih tersisa sedikit merah.
Melihat gadis cantik itu secara ikhlas mengobati luka
beracun yang diderita Lim Han-kim, dalam hati kecil Han
si-kong diam-diam merasa terkejut gembira bercampur
kagum, pikirnya: "Tidak heran Li Bun-yang sering memuji
kecerdikan adiknya, ternyata bocah perempuan itu
memang memiliki kepintaran yang melebihi siapa pun...
sungguh luar biasa"
Perempuan cantik itu melirik sekejap mulut luka di
tangan Lim Han-kim, melihat hawa hitamnya sudah mulai
buyar, segera katanya: "Cepat kau gunakan hawa murni

864
untuk mendesak ke luar sisa hawa racun yang masih
ada, sepeminuman teh lagi aku akan turun tangan."
Dengan ilmu menyampaikan suaranya Li Tiong-hui
segera berseru: "Engkoh Yang, cepat bebaskan totokan
di tubuhnya, Bila kau suruh dia membebaskan diri dari
pengaruh totokan dengan pengerahan tenaga dalam, dia
akan kehilangan banyak tenaga."
Li Bun-yang menurut dan segera maju ke depan dan
menepuk bebas beberapa buah jalan darah Lim Han-kim
yang tertotok. Diam-diam Lim Han-kim menyalurkan
hawa murninya untuk memperlancar peredaran
darahnya, kemudian ia baru berkata: "Nona, kau boleh
turun tangan-"
"Bagus"
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu, gadis
cantik tersebut segera menerjang maju ke muka dan
mengayunkan telapak tangannya melepaskan satu
pukulan, ke dada lawan
Lim Han-kim mengayunkan pula tangan kanannya,
kelima jari tangannya dipentangkan lebar-lebar kemudian
menotok urat nadi pada pergelangan tangan gadis itu
si nona cantik itu mendengus dingin, pergelangan
tangannya direndahkan ke bawah lalu berbalik
mencengkeram pergelangan tangan Lim Han-kim Begitu

865
kedua orang ini terlibat dalam pertarungan, masingmasing
pihak secara beruntun telah merubah gerakannya
dengan tiga macam ilmu Ki-na-jiu untuk mengancam urat
nadi lawan.
Tampak bayangan jari tangan segera menyelimuti
seluruh angkasa, sebentar naik sebentar turun, siapa pun
enggan menarik balik lengan kanannya.
Han si-kong yang menyaksikan jalannya pertarungan
itu diam-diam bersorak memuji, pikirnya: "Cukup ditinjau
dari pelbagai perubahan ilmu Ki-na-jiu yang digunakan
kedua orang ini, aku yakin kemampuanku masih belum
mampu untuk menandingi-nya...."
"Hmmmm Ternyata kau memang hebat," puji nona
cantik itu sambil tertawa dingin, Tiba-tiba ia mundur
sejauh lima depa dari posisi semula.
Lim Han-kim mengerti gerak mundur nona cantik itu
tak lain hanya bermaksud untuk mengganti cara
penyerangan Apabila ia maju menerjang kembali sudah
pasti serangannya akan jauh lebih ganas dan hebat
ketimbang tadi, Maka sambil menarik napas panjangpanjang
ia bersiap siaga menghadapi segala
kemungkinan.
Li Tiong-hui mencoba menyapu sekejap sekeliling
arena, lalu dengan ilmu menyampaikan suara bisiknya:
"Engkoh Yang, apabila Lim siangkong menunjukkan

866
gejala akan kalah nanti, kau harus segera turun tangan
untuk menggantikan posisinya, jangan sampai
membiarkan ia memperlihatkan gejala akan kalah
sehingga apa yang sudah kujanjikan tadi tak perlu
diwujudkan, Han locianpwee juga mesti menyerang
dengan sepenuh tenaga mempersiapkan jalan mundur
buat kita, Hati- hati dengan sastrawan setengah umur
itu, matanya bersinar tak menentu menandakan ia licik
dan berbahaya, biar aku saja yang menghadapi manusia
ini...."
Han si-kong mengangguk berulang kali lalu mundur ke
belakang tubuh Li Bun-yang, sementara itu situasi dalam
arena pertarungan telah terjadi perubahan yang sangat
besar.
Betul juga apa yang diduga Lim Han-kim tadi, setelah
mundur gadis cantik itu menerjang maju lagi dengan
serangan-serangan yang lebih ganas, keji dan susah
diduga arah sasarannya. Pukulan di tangan kiri dan
totokan jari di tangan kanan secara beruntun telah
membentuk serangkaian ancaman maut, seakan- akan
dia berniat mengalahkan musuhnya dalam gempuran ini.
Lim Han-kim bukan bocah kemarin sore yang lemah
ilmu silatnya, dengan mengandalkan ilmu memotong urat
nadi yang merupakan sistim pertarungan jarak pendek.
sekuat tenaga ia bendung semua serangan maut gadis
cantik itu. Namun serangan-serangan yang dilancarkan

867
lawan bukan saja makin lama makin aneh, kecepatannya
pun luar biasa sehingga susah di duga. Hal ini membuat
Lim Han-kim selalu terperosok dalam posisi bertahan dan
tak sempat melepaskan serangan balasan- Dalam waktu
singkat kedua orang itu sudah bertarung sengit sebanyak
empat lima puluh gebrakan,
sepanjang pertarungan berlangsung meskipun
beberapa kali Lim Han-kim terdesak. namun ia selalu
dapat mengatasi keadaan serta merebut kembali
posismya. Betul ia tak sempat mengembangkan serangan
balasan, tapi untuk mempertahankan diri ia masih
memiliki kemampuan yang berlebihan, sehingga sama
sekali tak tampak gejala akan kalah.
Pertempuran ini merupakan sebuah pertarungan
langka yang pernah terjadi dalam dunia persilatan,
agaknya kedua belah pihak sama-sama mengandalkan
kecepatan dalam perubahan jurus serangannya untuk
merebut posisi yang lebih menguntungkan.
sesudah pertarungannya melawan gadis cantik tadi, Li
Tiong-hui sudah tahu kalau lawannya memiliki ilmu silat
yang maha tinggi, Dalam dugaannya semula paling
banter Lim Han-kim hanya mampu bertahan sebanyak
lima puluh gebrakan saja, sama sekali tak diduga olehnya
Lim Han-kim selalu berhasil memperbaiki posisinya setiap
kali terdesak musuh, malah setelah lewat lima puluh
gebrakan pun belum menunjukkan gejala akan kalah.

868
Kini perhatian semua orang yang ada dalam ruang
pertemuan itu tersedot pada jalannya pertarungan sengit
itu, suasana menjadi sangat hening dan sepi.
Waktu itu Li Bun-yang telah menghimpun tenaga
murninya sambil bersiap sedia turun tangan
menggantikan posisi Lim Han-kim, tapi melihat Lim Hankim
masih dapat mempertahankan diri terus menerus,
lama kelamaan ia jadi bimbang sendiri, Kepada Li Tionghui
segera bisiknya: "Adik Hui, apakah kita harus
menunggu sampai hasil pertarungan ini menjadi jelas?"
"Kehebatan ilmu silat Lim Han-kim jauh di luar
dugaanku. Apabila ia sanggup mengungguli ketua Hianhong-
kau itu, maka kita pun harus segera mengoreksi
semua rencana kita."
"Lalu apa yang mesti diperbuat sekarang?"
"Mumpung kita menang, manfaatkan kesempatan ini
untuk menggempur sisa jago yang ada di sini serta
menumpas perkumpulan Hian-hong-kau, sumber
malapetaka bagi umat persilatan dari muka bumi."
"Baik" Li Bun-yang manggut-manggut tanda setuju.
"sistim kendali yang dipakai Hian-hong-kau untuk
menguasai anak buahnya teramat keji dan tak
berperikemanusiaan, kalau bisa membabat mereka
hingga lenyap dari muka bumi memang merupakan
sebuah pahala besar."

869
"Ingat Engkoh Yang, apabila melancarkan serangan
nanti, jangan sekali- kali kau lukai ketua Hian-hong-kau
itu."
"Kenapa?"
"Meskipun sikapnya dingin dan kaku, namun dasar
sifat yang sesungguhnya adalah pemurah dan mulia,
lagipula usianya tahun ini belum lewat dua puluh tahun,
kemampuannya untuk memimpin Hian-hong-kau pasti
didasari suatu rahasia besar."
"Aaaah, betul coba adik Hui tidak mengingatkan aku
pasti tak akan berpikir sampai di situ, tatkala ia lepaskan
topeng tembaganya tadi. Sikap para anggota Hian-hongkau
pun sama seperti kita, sama-sama kaget dan
tertegun, orang lain masih lumrah, tapi sastrawan
setengah umur itu toh sering mendampingi ketuanya,
kenapa ia belum pernah berjumpa dengan wajah asli
ketuanya? Terbukti mimik mukanya waktu itu pun tak
jauh berbeda dengan orang lain-"
Mendadak terdengar suara bentakan nyaring bergema
memecahkan keheningan: "Roboh"
"Belum tentu" Suara jawaban dari Lim Han-kim segera
bergema pula di udara. "Blaaammmm..."
Ketika sepasang telapak tangan saling beradu,
terjadilah suara benturan keras yang memekikkan

870
telinga, baik Lim Han-kim maupun gadis cantik itu samasama
tergetar mundur sejauh satu langkah lebih. Buruburu
Li Bun-yang memeriksa mimik muka rekannya,
ketika
melihat paras muka Lim Han-kim amat tenang,
seakan-akan tidak terluka sama sekali, perasaan hatinya
kontan jadi lega.
Tampak gadis cantik itu termenung sambil berpikir
beberapa saat lamanya, mendadak ia ulapkan tangannya
sambil memberi perintah: "Bebaskan mereka semua"
Tampaknya sastrawan setengah umur itu merasa
keberatan, namun dia pun sepertinya tak berani
membangkang, setelah termenung pula berapa
saat,jawabnya: "Hamba turut perintah" Kepada para
lelaki kekar yang berjaga disekeliling ruangan itu
perintahnya: "Buka pintu"
suara deritan nyaring segera bergema di udara. Dari
atas dinding ruangan itu tahu-tahu terbelah sebuah pintu
yang amat besar, cahaya segera memancar masuk ke
dalam ruangan- Dengan langkah lebar Han si-kong
berjalan ke luar lebih dulu meninggalkan ruangan, ia
menengadah dan tarik napas panjang-panjang,
perasaannya terasa lega sekali.
secara beruntun Li Bun-yang, Li Tiong-hui dan Lim
Han-kim berjalan meninggalkan ruang pertemuan itu.

871
Dari dalam ruangan terdengar suara gadis cantik itu
berkumandang lagi: "selamat jalan, maaf aku tidak dapat
mengantar"
"Kebaikan kaucu hari ini pasti akan kuingat selalu di
dalam hati," sahut Li Tiong-hui. "Apabila ada kesempatan
di kemudian hari, budi ini pasti akan kubalas."
Tampak pintu besi itu pelan-pelan menutup kembali,
bayangan cantik si gadis itu pun segera lenyap di balik
pintu. Diam-diam Li Tiong-hui selalu memperhatikan
gerak gerik perempuan cantik itu. ia melihat bahwa
walaupun ketua dari Hian-hong-kau yang cantik jelita ini
berhasil mempertahankan ketenangannya, namun sorot
matanya yang terpancar ke luar mengandung pandangan
cinta yang hangat, terutama ketika memandang wajah
Lim Han-kim.
Kecantikan wajahnya membuat Li Tiong-hui merasa
dirinya tak mampu untuk menandingi, tapi juga
menimbulkan rasa cemburu di hati kecilnya.
Beberapa saat kemudian sampailah mereka di tepi
benteng, waktu itu tengah malam sudah menjelang tiba,
tampak bintang bertaburan di angkasa yang gelap.
sambil menengadah Han si-kong segera tertawa tergelak.
katanya:
"Ha ha ha ha... sudah separuh hidupku aku berkelana
dalam dunia persilatan, namun belum pernah kulihat

872
keadaan seperti ini. sesungguhnya ketua Hian-hong-kau
itu menganggap kita sebagai sahabat, ataukah sebagai
musuh? Betul-betul membuat orang susah menebak."
"Hmmm... hmm... kita semua telah membonceng
ketenaran Lim siang kong...." sindir Li Tiong-hui sambil
tertawa dingin.
"Aaah, mana... mana mungkin," sahut Lim Han-kim
merendah, "semua ini tak lain berkat keCerdikan nona
dalam menghadapi lawan-"
"Betul" sambung Han si-kong menimpali "Belum
pernah kujumpai seorang gadis seCerdik nona, ternyata
kau mampu memaksa ketua Hian-hong-kau itu
menyerahkan obat penawar racun secara sukarela guna
mengobati luka beracun yang diderita saudara Lim...."
"ltulah sebabnya setiap kali aku berkelana dalam dunia
persilatan dan menjumpai masalah yang pelik, aku selalu
berkirim surat minta bantuan dari adikku ini untuk
mengatasinya," sambung Li Bun-yang sambil tertawa
lebar. "Pokoknya kalau dia sudah datang, betapa pun
sulitnya masalah yang kuhadapi, tentu bisa beres dengan
sendirinya."
Tiba-tiba Li Tiong-hui menghela napas panjang,
ucapnya: "Jadi kalian anggap ketua Hian-hong-kau betulbetul
rela melepaskan kita semua?"

873
Begitu perkataan tersebut diutarakan, ketiga orang itu
sama-sama terkesiap dibuatnya,
" Kenapa?" teriak Han si-kong keras-ke-ras. "Apakah
dia baru puas jika berhasil membokong kita lagi?"
Berkilat sepasang mata Li Tiong-hui, ia tertawa,
"Mungkin dia belum akan muncul pada saat ini, tapi
setelah malam ini, pihak Hian-hong-kau tak bakal
melepaskan kita dengan begitu saja."
"Eeeh... nona cantik," kata Han si-kong kemudian,
"Apakah tiada penjelasanmu barusan, mungkin aku
masih bisa mengerti tapi dengan UcapanmU itu aku
benar-benar dibUat kebingUngan setengah mati."
Li Tiong-hui tertawa manis, seperti menjawab seperti
juga tidak, katanya pelan-"Tempat ini tak boleh ditinggali
lebih lama lagi. Lebih baik kita tinggalkan tempat ini
secepatnya."
selesai berkata ia segera berlalu lebih dulu, Dengan
suara rendah Li Bun-yang segera berbisik, "Begitulah
watak adikku ini, sebelum duduknya persoalan berhasil
dikupas sampai jelas, dia tak nanti bicara sembarangan,
dan apabila ia sudah enggan menjawab, lebih baik
locianpwee tak usah mendesak lebih jauh."
"Ooooh, kiranya begitu."

874
Keempat orang itu segera naik ke atas benteng,
tampak dua lelaki kekar bersenjata golok sedang berjaga
di sana, Ketika melihat keempat orang itu naik ke atas
benteng ternyata mereka tidak berusaha menghadang,
bahkan sikapnya seolah-olah tidak melihat kehadiran
mereka.
Menyaksikan kedua orang itu tak bermaksud
menghadang perjalanan mereka, Li Bun-yang sekali pun
malas untuk banyak bertanya, Dengan menggunakan
ilmu cecak mereka merayap turun dari dinding benteng
itu
Tampaknya Han si-kong sudah membuat persiapan
yang matang, ketika tiba di sisi sungai pelindung
benteng, ia segera melemparkan sebatang ranting kayu
ke atas permukaan air.
Dengan mengandalkan kesempurnaan ilmu
meringankan tubuh yang dimiliki keempat orang ini, tidak
sulit bagi mereka untuk menyeberangi sungai pelindung
benteng tersebut dengan mengandalkan daya apung
ranting kayu tadi.
setelah mendarat di tepi seberang, Han si-kong
sempat menoleh dan memandang sekejap ke arah
benteng Tay-peng itu dengan pandangan kecewa
bercampur menyesal katanya sambil menghela napas
sedih:

875
"Ketika pertama kali berkelana dalam dunia persilatan,
usiaku baru dua puluh tahun, kini empat puluh tahun
sudah lewat, rambut pun telah banyak berubah, tapi
tiada hasil yang kucapai. satu-satunya yang menjadi
penghiburku selama ini adalah keberhasilanku menjalin
hubungan dengan beberapa orang sahabat karib,
sungguh tak nyana watak manusia mudah berubah, si
peluru berantai CheeTay-tong yang pernah berjuang
bersama denganku ketika masih berkelana dalam dunia
persilatan dulu, kini telah berubah menjadi seorang
musuh...."
"Locianpwee, kau telah salah menuduhnya" sela Li-
Tiong-hui sambil tersenyum.
Dengan wataknya yang berangasan kontan meledak
hawa amarah Han si-kong sesudah mendengar ucapan
itu, dengan mata melotot besar teriaknya keras-keras:
"Kalau kejadian ini hanya terbatas pada cerita orang,
boleh saja aku tak percaya, Tapi aku telah mengalami
sendiri, menyaksikan dengan mata kepala sendiri, apakah
aku mesti percaya bahwa ia sedang bermain sandiwara?
Nona Li, kau pintar dan punya pengetahuan luas, kau
sendiri pun telah merasakan serta mengalami sendiri
bagaimana nyaris kita menjadi tawanan orang, apakah
kau tetap masih salah menuduhnya yang bukan- bukan?"
Li Tiong-hui termenung berpikir beberapa saat,
kemudian pelan-pelan berkata: "sesungguhnya dia sudah

876
dikendalikan pihak Hian-hong-kau, gerak-geriknya sudah
tak bebas, Bisa jadi ada sandera di tangan orang-orang
Hian-hong kau yang memaksa ia sedemikian rupa
sehingga dia mesti berbuat demikian-..."
setelah berhenti sejenak, kembali tam-bahnya: "Cuma
yang aneh adalah ketua Hian-hong-kau itu...."
"Apakah kau anggap usianya kelewat muda?" sela Li
Bun-yang.
"Apabila dugaanku tidak meleset, ketua Hian-hong-kau
yang sesungguhnya tentu orang lain, Nona itu tak lebih
cuma seorang wakil... atau bisa jadi cuma pengganti
sementara...."
"Ehmmm, betul juga perkataan itu," kata Lim Han-kim
pula. "Akupun merasa bahwa...."
"Hmmm, siapa suruh kau menimbrung?" tukas Li
Tiong-hui sambil tertawa dingin.
Lim Han-kim tertegun, tapi kemudian sambil
tundukkan kepalanya ia tutup mulut rapat-rapat, Li Bunyang
merasa rikuh sekali dengan kejadian ini, belum
sempat ia mengucapkan sesuatu, mendadak dari
belakang tubuhnya telah berkumandang suara teguran
seseorang diiringi suara tertawa yang merdu. "Waaah...
galak amat nona itu"

877
Dengan perasaan amat terkesiap keempat orang itu
bersama-sama menoleh ke belakang. Di bawah sinar
bintang yang redup, terlihat seorang manusia berbaju
hijau yang mempunyai perawakan kecil ramping dan
mengenakan topeng tembaga telah berdiri beberapa
tombak dari tempat mereka berada.
"Aaah, ketua Hiang- hong- kau?" Han si-kong berseru
tertahan-
Li Tiong-hui memutar biji matanya beberapa kali,
kemudian sambil tersenyum katanya: "Kaucu,
kedatanganmu yang tiba-tiba ini dikarenakan ada urusan
penting ataukah datang untuk menangkap kami?"
Bicara sampai di situ ia mengerling sekejap ke arah
Lim Han-kim. Dari balik sinar matanya terkandung rasa
cinta yang dalam, Gadis berbaju hijau itu tertawa
cekikikan sahutnya cepat: "Aku datang mencari orang."
Pelan-pelan topeng tembaganya yang bertampang
menyeramkan itu dilepaskan sehingga tampaklah raut
wajahnya yang cantik jelita, perselisihan antara cantik
dan jelek yang berselang hanya sesaat ini memberikan
pandangan yang sangat kontras.
Meskipun sekulum senyuman masih tersungging di
ujung bibir Li Tiong-hui, namun senyuman tersebut tak
berhasil menutupi sikap ragu dan sangsi yang terbias di
balik wajahnya itu. setelah tersenyum hambar, kembali ia

878
bertanya: "Boleh aku tahu, sesungguhnya siapa sih yang
kau cari?"
Dengan sorot matanya yang jeli gadis cantik berbaju
hijau itu memandang sekejap wajah semua yang hadir di
sana, walaupun ia memandang wajah Lim Ham-kim
beberapa kejap lama, namun pada akhirnya pandangan
tersebut balik kembali ke wajah Li Tiong-hui. " Nonalah
orang yang kucari" sahutnya tertawa..
"Mencari aku?" Li Tiong-hui mengerutkan dahinya.
"Bukan saja aku datang mencari dirimu, aku pun tahu
nona berasal dari marga Li dan bernama Tiong-hui, betul
bukan?"
Kendatipun Li Tiong-hui berusaha keras
mengendalikan ketenangan hatinya, tak urung terlintas
juga perasaan terkejut dan herannya yang amat sangat.
"Dari mana kaucu bisa mengetahui namaku?" serunya
tertahan, "Apa mungkin-.. apa mungkin...?"
Berbicara gugup, ia tak berhasil juga menemukan
alasan yang mungkin mendekati kebenaran, Tiba-tiba
gadis cantik berbaju hijau itu menarik kembali
senyumannya, dengan wajah berubah amat serius katanya:

879
"Nona, masih ingatkah kau dengan peristiwa pada dua
tahun berselang, tepat-nya di atas bukit Tiau-hi-tay
ditebing Kiu-liong-kang?"
"Heeh, dari mana kau bisa mengetahui kejadian ini?"
Li Tiong-hui semakin tercengang.
Gadis cantik berbaju hijau itu menghela nafas
panjang, "Aaaaai, tentu saja aku tahu...." Pelan-pelan dia
mengangkat kepalanya lalu sambil tertawa lanjutnya
lebih jauh: "Apabila nona masih belum melupakan
peristiwa tersebut, harap ikutilah aku sejenak. orang
yang pernah nona tolong pada dua tahun berselang di
bukit Tiau-hi-tay sedang menantikan kehadiran nona
pada saat ini...."
"Dia berada di mana?" tanya Li Tiong-hui setelah
termenung berpikir sejenak.
"Dia berada di depan sana, takjauh dari tempat ini."
Belum sempat Li Tiong-hui menjawab, Li Bun-yang
telah datang menyusul walaupun ia tak dapat menduga
apa gerangan yang telah terjadi, tapi ia merasa sangat
gelisah setelah melihat adiknya berniat mengikuti ketua
Hian-hong-kau itupergi ke suatu tempat.
Namun untuk berapa saat dia pun tak tahu dengan
cara apa mesti mencegah kepergiannya, maka setelah

880
memburu ke depan, untuk sesaat dia malah cuma berdiri
termangu-mangu saja.
Hubungan batin antara dua bersaudara ini memang
kelewat mendalam, rasa kuatirnya yang berlebihan
membuat pemuda ini kehilangan kontrol sama sekali Li
Tiong-hui cukup memahami perasaan kakaknya itu,
sambil berpaling katanya seraya ter-tawa: "Toako tak
usah kuatir, aku...."
"Tapi...." Tiba-tiba ia teringat kembali bahwa adiknya
amat cerdik, sekali pun menemui ancaman bahaya, gadis
itu masih mampu untuk mengatasinya, karenanya ia
segera membatalkan niatnya untuk maju dan
mengundurkan diri kembali keposisinya semula.
sementara itu gadis cantik berbaju hijau itu sudah
berkata lagi sambil tertawa: "Apabila nona sudah
putuskan... harap ikutilah aku." selesai berbicara, ia
membalikkan badandan berlalu lebih dulu meninggalkan
tempat tersebut.
Di bawah cahaya bintang yang redup, kelih atan ujung
bajunya berkibar mengikuti langkah kakinya yang lembut
mempesonakan hati, ia betul-betul mirip bidadari yang
turun dari kahyangan, Tanpa terasa para jago
mengayunkan langkahnya mengikuti di belakang gadis
tersebut, Sambil berjalan Li Tiong-hui berpikir dalam
hatinya: "Nona ini betul-betul cantik jelita, tapi... tapi...

881
dari mana dia bisa tahu akan peristiwa yang terjadi dua
tahun berselang?"
Tiba-tiba terdengar Li Bun-yang menegur: "Adik Hui,
apa sih yang telah terjadi dua tahun berselang? Kenapa
kau tak pernah menceritakannya kepadaku?"
"Panjang untuk diceritakan Setelah tiba di tempat
tujuan bukankah toako akan mengetahui dengan
sendirinya...." ia segera percepat langkahnya, sambil
berpaling serunya pula seraya tertawa: "Kalau toh
hendak berangkat, ayo kita percepat langkah kita
semua."
Sementara itu jalanan yang mereka tempuh makin
lama semakin sepi, semak belukar tampak ada di manamana,
ternyata arah yang ditempuh adalah jalanan
menuju ke benteng Tay-peng. Angin malam berhembus
amat kencang membawa udara yang dingin
mengiggilkan, Beberapa orang itu merasa badannya agak
kedinginan tapi juga meningkatkan kewaspadaan dalam
hati masing-masing.
Meski tak seorangpun yang berbicara namun masingmasing
orang berusaha meninggikan kesiapsiagaannya
dalam menghadapi segala kemungkinan-
Tiba-tiba gadis cantik berbaju hijau itu menuding
suatu tempat di kejauhan sana, katanya sambil

882
berpaling: "Nah, sudah hampir sampai. itu dia
tempatnya"
Mengikuti arah yang dituding, semua orang
mengalihkan perhatiannya ke sana, Ternyata tempat
yang dimaksudkan adalah sebuah bangunan rumah yang
berdiri sendiri di tengah semak. sekeliling bangunan itu
penuh ditumbuhi pepohonan yang rindang, membuat
bangunan itu kelihatan agak menyeramkan.
Dari balik bangunan rumah yang menyeramkan itu
terbetik setitik cahaya lentera yang redup, suasana di
sekeliling tempat itu amat hening tak kedengaran sedikit
suara pun, yang kedengaran hanya suara angin malam
yang menggoyangkan dedaunansetelah
menembusi pepohonan yang lebat itu
sampailah beberapa orang itu di depan pintu bangunan
tersebut, Gadis cantik berbaju hijau itu segera maju ke
depan dan menggoyangkan gelang pintu tiga kali.
Dari balik pintu segera berkumandang suara serak
seseorang mengucapkan kata-kata sandi: " Langit bumi
serba kuning"
"jagad gersang bumi hangus" sahut si nona Cepat.
"Nona Hong di situ?"
Menyusul teguran itu pintu gerbang dibuka lebar,
seorang kakek berambut putih yang berbaju sederhana

883
muncul dengan senyuman dikulum. Wajah orang itu
penuh codet, mata kirinya buta namun senyuman di
ujung bibirnya tampak amat ramah.
Di tengah bangunan yang begitu menyeramkan
ternyata muncul seorang kakek berwajah begitu
mengerikan, beberapa orang itu seketika merasakan
hatinya bergidik,
Diam-diam Han si-kong tertawa geli, pikirnya:
"sungguh tak disangka di dunia ini ternyata masih
terdapat orang lain yang jauh lebih jelek ketimbang aku."
Pada saat itu si nona cantik berbaju hijau itu sudah
berkata lagi sambil tersenyum:
"silahkan masuk"
Dengan sinar mata tunggalnya kakek bertampang
jelek itu mengawasi beberapa orang tersebut sekejap?
tapi ia tak bicara apa-apa dan segera menyingkir ke
samping memberi jalan.
Li Bun-yang maupun Han Si-kong sudah cukup lama
berkelana dalam dunia persilatan pengetahuan maupun
pengalaman mereka amat banyak dan luas, begitu
menyaksikan cahaya mata yang terpancar keluar dari
mata tunggal kakek jelek tersebut, diam-diam mereka
sama-sama merasa terkesiap bercampur bergidik,
pikirnya.

884
"Sinar mata orang ini tajam seperti halilintar, ini
membuktikan ia adalah seorang jago silat yang berilmu
silat sangat tinggi, Bila dilihat dari dandanan maupun
gerak geriknya, jelas ia bukan wakll ketua atau
seseorang yang berkedudukan tinggi dalam partai.
Tampaknya perkumpulan Hiang-hong-kau betul-betul
suatu perkumpulan yang aneh dan sukar ditebak...."
Ketika menjumpai Li Tiong-hui bejalan dengan kepala
diangkat dan seakan-akan tak pernah melihat kejadian
apa-apa, beberapa orang itu segera tahu bahwa gadis itu
sudah mempunyai perhitungan yang matang, maka
mereka pun melangkah masuk dengan perasaan lega.
Bangunan itu merupakan sebuah bangunan rumah
yang amat sederhana, pada dinding dekat mereka
tergantung sebuah lukisan, Di atas meja sembahyang
teriihat dua batang lilin menerangi suasana, cahaya yang
redup menambah suasana menyeramkan dalam ruangan
itu.
Tiba-tiba saja gadis cantik berbaju hijau itu bersikap
amat serius, kepada kakek bermuka jelek itu ia berbisik
pelan: " Ibuku sudah tidur?" Kakek berwajah jelek itu
menghela nafas panjang.
"Selama beberapa hari terakhir, cu-bo (Majikan
perempuan) selalu merindukan dirimu Aaai... bila kau

885
belum kembali juga, mungkin budak akan berangkat
mencari-mu."
sekilas perasaan sedih membias di atas wajah si nona
yang cantik, dia berpaling memandang Li Tiong-hui
sekejap. lalu katanya: "saban hari ibuku selalu
memikirkan nona Li, beruntung sekali akhirnya aku
berhasil menemukan kau...."
Berkilat sorot mata tunggal kakek jelek itu begitu
selesai mendengar perkataan tersebut, buru-buru dia
menjura ke arah Li Tiong-hui sambil katanya: "Yaa, betul,
setiap hari cu-bo selalu merindukan nona, setiap hari ia
pasti menyebut nama nona..."
"Aaaah, kejadian masa lalu hanya suatu kewajiban
saja bagi diriku sebagai umat persilatan, sesungguhnya
tak perlu terlalu dipikirkan," kata Li Tiong-hui tersenyum.
Dalam kesempatan itu Li Bun- yang telah
memperhatikan lukisan yang tergantung di atas dinding
itu. Ternyata lukisan itu berisikan gambar seorang lelaki
setengah umur berwajah tampan yang sedang berdiri
sambil berpangku tangan dipuncak sebuah bukit.
Lelaki itu berdiri memandang ke langit, sedang bukit
yang tinggi dikelilingi lautan awan yang rapat, sebagai
keturunan keluarga persilatan bukit Hong-san yang
tersohor sebagai pengumpul bahan seni dan antik, dalam
sekilas pandang saja Li Bun-yang yang berpengalaman

886
luas sudah dapat melihat bahwa lukisan itu bukan hasil
karya pelukis kenamaan-
Meski begitu lukisan itu dibuat sangat lembut dan
halus, sehingga dapat disimpulkan kendatipun pelukis itu
bukan pelukis kenamaan namun lukisan itu dibuat
dengan teliti dan berhati-hati.
Mendadak terdengar gadis cantik itu ber-tanya: "Boleh
aku menjumpai ibuku?"
Biarpun kakek bertampang jelek itu membahasakan
diri sebagai "budak", ini jelas menunjukkan bahwa dia
hanya berstatus seorang pelayan, namun sikap gadis
cantik berbaju hijau itu terhadapnya sungguh menaruh
hormat yang luar biasa.
Tampak kakek jelek itu termenung sejenak. kemudian
sahutnya: "Walaupun saat dan keadaan seperti ini
kurang dapat mengganggu ketenangan tidur cu-bo, tapi
nona Li adalah orang yang dirindukan olehnya siang
malam, jadi soal ini harus disimak secara khusus, begini
saja, harap nona Hong menemani beberapa orang tamu
terhormat ini menanti sejenak di rumah tunggu, budak
segera akan memberi kabar kepada cu-bo."
Selesai berkata ia segera melangkah masuk ke dalam
pintu ruang samping, langkah orang ini nampak tertatihtatih,
persis seperti orang yang baru sembuh dari sakit
parah, Gadis cantik berbaju hijau itu memandang sekejap

887
wajah Li Tiong-hui sekalian, lalu katanya pelan: "sudah
lama ibuku menderita sakit yang cukup parah sehingga ia
tak bisa menyambut sendiri kedatangan nona Li, harap
kau sudi memaafkan."
"Tidak berani, tidak berani...." Mendadak gadis cantik
itu seperti teringat suatu masalah yang sangat penting,
serunya lagi cepat: "Nona Li.."
Tapi ia bataikan kata-kata itu dan segera
membungkam. Li Tiong-hui tidak mendesak lebih jauh,
sambil tersenyum dia mengalihkan pokok pembicaraan
kesoal lain, tanyanya:
"Parahkah penyakit yang diderita ibumu?"
"Aaaai... penyakit yang dideritanya cukup parah
sehingga susah bergerak meninggaikan tempat
pembaringannya . "
"sudah pernah diperiksakan ibumu tabib kenamaan?"
sela Li Bun- yang. Gadis cantik itu menghela nafas sedih.
"Aaaai... sudah banyak tabib kenamaan kami undang
dan sudah banyak obat mustika kita coba, namun
hasilnya tetap nihil."
Tiba-tiba pintu dibuka, kakek jelek itu muncul kembali
sambil menyela: "Ketika Cu-bo mendengar nona Li
datang berkunjung, beliau merasa gembira sekali, Beliau
titahkan budak untuk segera mengundang kalian masuk

888
ke ruang dalam, Aaaai... selama berapa tahun terakhir ini
belum pernah kulihat cu-bo mengulumkan senyumnya."
perkataan itu diutarakan dengan nada agak emosi.
"Aku merasa berbangga hati karena undangan ini,
Locianpwee silahkan membawa kami masuk." seru Li
Tiong-hui.
"Ruang belakang merupakan tempat larangan untuk
kaum pria, lebih baik kami menunggu disini saja," sela Li
Bun-yang.
"ooh, tidak apa-apa," sahut kakek jelek itu cepat, "
Cu-bo telah berpesan agar semua yang datang bersama
nona Li diajak masuk. nah, silahkan mengikuti aku."
"Biar aku membawa jalan untuk kalian." seru gadis
cantik itu sambil berebut maju lebih dulu, setelah melalui
pintu samping ruangan, pemandangan tiba-tiba berubah,
tampak sebuah serambi panjang terbentang sampai ke
belakang, kedua sisi serambi penuh ditumbuhi aneka
pohon dan bunga, bau harum semerbak tersiar di manamana.
Di ujung serambi panjang itu kembali terdapat sebuah
pintu berbentuk bulat. si gadis cantik segera menolak
pintu kayu itu, cahaya lampu lamat- lamat memancar
keluar dari balik ruangan.

889
Tampaknya tempat itu merupakan sebuah lorong
rahasia, anak tangga tampak menjorok jauh ke bawah,
suara seseorang kedengaran berkumandang dari balik
ruangan itu: "Nona Li, baik-baikkah selama ini? Maaf aku
sedang sakit sehingga tak dapat menyambut sendiri
kedatanganmu."
"Locianpwee terlalu serius." Dengan cepat ia telusuri
anak tangga menuju ke ruang bawah.
Li Bun- yang, Lim Han-kim dan Han si-kong secara
berurutan menyusul ke bawah, sepanjang perjalanan
diam-diam mereka salurkan tenaga dalamnya bersiap
sedia menghadapi segala kemungkinan yang tak
dlinginkan.
Selesai menuruni delapan belas buah anak tangga,
terbentanglah sebuah ruangan bawah tanah yang sangat
luas, Di bawah cahaya lilin yang terang benderang,
tampak sekeliling dinding dipenuhi oleh lukisan- lukisan
orang kenamaan Pada dinding sebelah belakang terletak
sebuah hiolo besar yang mengepulkan asap putih, bau
harum semerbak membuat suasana ruang itu terasa
menyegarkan.
Pada dinding di belakang pintu itu tergantung pula
sebuah lukisan. Ketika Li Bun- yang mencoba untuk
memperhatikan, lamat- lamat terbaca olehnya dua baris
tulisan yang berbunyi demikian

890
"Generasi unggul menjagoi dunia persilatan tiga puluh
tahun.
Ilmu silat tanpa batas tiada yang mampu mengungguli
kemampuanku."
Membaca beberapa tulisan itu, diam-diam Li Bunyang
segera berpikir: "Entah tokoh dari manakah orang
ini, besar amat bicaranya, masih untung saja ia tidak
menulis dirinya sebagai jago nomor wahid yang tiada
tandingannya di kolong langit."
sementara ia masih berpikir, mendadak terdengar
suara batuk yang parah berkumandang dari sudut
ruangan, tepatnya dari balik kelambu, tampak gadis
cantik itu muncul kembali sambil membimbing seorang
nyonya setengah umur yang berwajah pucat.
Ibiis penyakit rupanya sudah merebut semua daya
tahan tubuhnya, sepanjang jalan nonya itu hanya
pejamkan matanya rapat-rapat, sementara tubuhnya
seratus persen bersandar di bahu nona cantik itu.
Di Belakang kedua orang itu ikut seorang dayang kecil
berbaju hijau yang membawa sebuah kursi lipat.
Terdengar nyonya setengah umur itu berbisik, "Cepat
letakkan kursi itu dekat nona LI, aku ingin berbicara
sepuas-puasnya dengan dia."

891
"Locianpwee tak usah terlalu sungkan-" Buru-buru Li
Tiong-hui maju menghampiri. "Biar aku saja yang
mendekat"
Dengan gerak cepat dayang berbaju hijau itu
meletakkan kursi lipat itu ke tanah, kemudian ia susun
pula selimut tebal di atas kursi tadi.
Gadis cantik itupun membopong ibunya membaring
kan di atas kursi lipat tadi, bisiknya pelan: "ibu, bicaralah
sambil berbaring"
Dengan sinar matanya yang suram nyonya setengah
umur itu memperhatikan wajah Li Tiong-hui beberapa
kejap. kemudian ujarnya sambil tertawa: "Aku benarbenar
tidak menyangka masih bisa bertemu dengan nona
dalam keadaan begini."
"Locianpwee harus beristirahat dengan baik. Kebetulan
di rumahku ada banyak obat mustika...."
"Maksud baik nona biar kuterima di dalam hati saja,"
tukas nyonya setengah umur itu sambil menggeleng.
"Aku tahu penyakit yang kuderita ini tak mungkin bisa
diobati dengan obat mustika macam apa pun...."
Pelan-pelan dia mengalihkan sinar matanya
memandang gadis cantik yang duduk di sisinya, setelah
menghela napas, terusnya: "Penyakit yang kuderita ini
kuperoleh ketika aku sedang hamil dulu, Waktu itu aku

892
terkena kabut beracun, lalu secara beruntun kena
terbokong juga oleh serangan gelap dua orang musuh
besarku, Aaaai... kalau dihitung kembali sudah delapan
belas tahun lamanya aku menderita?"
Tiba-tiba ia berbatuk keras memotong
pembicaraannya yang belum selesai diutarakan itu. Gadis
cantik berbaju hijau itu segera menguruti dada dan
punggung ibu-nya, dengan sedih ia berbisik: "lbu, kalau
bicara perlahan sedikit, toh nona Li tidak buru-buru akan
pergi...."
Dalam kesempatan itu, Li Bun- yang telah
memperhatikan nyonya setengah umur itu dengan
seksama, meski ia sudah kurus kering tinggal kulit
pembungkus tulang, namun di raut wajahnya samarsamar
masih tersisa bekas kecantikannya di masa lalu,
sebaliknya Lim Han-kim semenjak masuk ke dalam
ruangan hanya duduk tak bergerak. Rahasia asal usulnya
telah meninggalkan simpul mati yang susah dibuka
dalam hati kecilnya, juga merebut semua kegembiraan
masa remajanya, hal ini menyebabkan perasaannya
selalu serba salah, selalu gundah dan murung.
Tapi sifat tinggi hatinya membuat pemuda ini selalu
menyimpan semua persoalan dalam hatinya, sehingga
wajahnya selalu dirundung kemurungan.

893
Kasih sayang ibunya dan pendidikan gurunya tak ada
yang mampu membuyarkan kemurungan hatinya, tapi ia
tak tega menyakiti perasaan ibunya sehingga dia berhasil
mempelajari suatu kesabaran yang melebihi siapa pun.
Tekanan jiwa yang bertahun-tahun membuat sikapnya
agak dingin dan kaku. ia selalu memberikan reaksi yang
dingin dan hambar terhadap semua kasih sayang dan
perhatian yang datang dari luar, Kesemua sikapnya ini
membuat pemuda ini berlatih untuk bersikap tenang, tak
ubahnya seperti seorang yang berpengalaman luas.
Dengan sorot matanya yang memudar, nyonya
setengah umur utu mengawasi wajah Lim Han-kim
berapa saat, kemudian katanya tiba-tiba: "Nona Li,
bolehkah kauperkenalkan beberapa orang sahabatmu itu
kepadaku?"
Li Tiong-hui tertawa. "Aaah, kalau bukan locianpwe
ingatkan, hampir saja aku lupa." sambil menuding kearah
Han si-kong, katanya: "Dia adalah Han locianpwe, orang
persilatan menyebutnya si raja monyet ceking..."
"Aku si monyet tua Han si-kong" orang tua itu
menyambung.
"Aku adalah Li Bun- yang dari bukit Hong-san" Li Bunyang
memperkenalkan diri
BAB 27. Menjadi Ketua Hian- Hong- Kau

894
"Dia adalah kakakku" Li Tiong-hui menambahkan.
"Maaf... maaf..."
Lim Han-kim membungkukkan diri pula memberi
hormat, sambil ujarnya tawar: "Aku yang muda lim Hankim."
Tiba-tiba gadis cantik itu menempelkan bibirnya dekat
telinga nyonya setengah umur itu sambil berbisik, "lbu,
ilmu silat orang ini sangat lihay, sama sekali tidak berada
dibawahku."
Nyonya setengah umur itu tersenyum, sambil
berpaling kearah putrinya ia berkata: "Anak Hong,
masuklah ke kamar dan ambil keluar kotak besi yang
kusimpan di bawah bantal itu"
Gadis cantik berbaju hijau itu menurut dan segera
melangkah masuk ke ruang belakang, tak lama kemudian
ia sudah muncul sambil membawa sebuah kotak besi
setebal satu inci.
Dengan tangan kanannya yang kurus kering nyonya
setengah umur itu menerima kotak besi tersebut setelah
memandang Li Bun-yang sekalian sekejap. ujarnya: "Aku
tahu kalian semua adalah sahabat karib nona Li, sedang
Nona Li adalah tuan penolongku...." Berbicara sampai di
sini, kembali ia terbatuk-batuk keras.

895
"lbu, sekarang sudah jauh malam, lebih baik
perbincanganmu dengan nona Li ditunda besok saja
setelah kesegaranmu pulih kembali...." bujuk gadis cantik
itu sambil menguruti punggung ibunya.
"Anak Hong, bila tidak kuselesaikan pada malam ini
juga, aku khawatir tak punya kesempatan lagi untuk
berbincang-bincang dengan nona Li." Li Tiong-hui
menghela nafas panjang.
"Sejak berpisah di tebing Kiu-liong-kang, dua tahun
lalu, sungguh tak disangka penyakit Locianpwee bisa
bertambah semakin parah."
"sebetulnya saat ajalku sudah lama tiba, tapi
berhubung masih ada dua keinginanku yang belum
terkabul maka aku bertahan terus hingga sekarang ini...."
Li Tiong-hui mendongakkan kepalanya memandang
gadis cantik itu sekejap. kemudian katanya: "Putri
Locianpwee amat cantik dan pintar, aku percaya dia
mampu meneruskan kedudukan Locianpwee Mengenai
persoalan yang lain, asal kami semua sanggup
melaksanakan kami pasti akan berupaya sekuat tenaga
untuk memenuhi harapan Locianpwee itu."
Li Tiong-hui memang memiliki kecerdasan yang
melebihi siapa pun, setelah berjumpa dengan nyonya
setengah umur tadi, ia segera tahu bahwa nyonya
penyakitan yang tanpa sengaja pernah ditolong di bukit

896
Kiu-liong-kang dua tahun berselang itu ternyata tak lain
adalah ketua Hian- hong- kau.
Nyonya setengah umur itu menghembuskan nafas
panjang, ia berusaha membangkitkan kembali
semangatnya, setelah itu baru ujarnya: "Nona sangat
cerdik, dapatkah kau menebak apakah yang menjadi dua
keinginanku itu?"
"Waaah, kalau soal ini aku susah menduga...." setelah
memutar biji matanya beberapa kali, sambungnya sambil
tertawa merdu: "Tapi apabila Locianpwee memaksa aku
harus mempamerkan kebodohanku, baiklah, akan kucoba
menebak dua hal yang menjadi keinginan Locianpwee
itu, kesatu Locianpwee merisaukan masa depan
perkumpulan Hian-hong-kau, kau takut partai ini
menyeleweng dari jalur sebenarnya menjadi partai sesat
yang merugikan dunia persilatan sehingga perjuangan
locianpwe selama puluhan tahun jadi sia-sia belaka,
bahkan diumpat semua masyarakat persilatan...."
Mendengar kata-kata itu, dalam hati kecilnya Han sikong
merasa sangat kagum, pikirnya: "Memang sangat
tepat kalau bocah perempuan ini dipanggil Tiong-hui.
seperti juga namanya, ia betul bocah cerdik. Agaknya
dia hendak menggunakan kata-kata tersebut untuk
membujuk nyonya itu agar dia terharu dan benar-benar
merubah niat serta tujuan partainya...."

897
sementara dia masih berpikir, nyonya setengah umur
itu telah menyahut setelah menghela napas panjang:
"Dugaan nona Li memang tepat sekali, ketika aku
berhasil merebut kedudukan ketua Hian-hong-kau dari
tangan Ui-sik tojin tempo dulu, hatiku penuh diliputi rasa
benci dan dendam. Aku ingin mempergunakan partai
Hian-hong kau yang serba misterius ini untuk
menciptakan badai pembunuhan paling berdarah dalam
dunia persilatan, oleh sebab itu aku telah membuang
banyak pikiran dan tenaga dengan memindahkan markas
besar Hian-hong-kau ini dari wilayah In-kui menuju ke
daratan Tionggoan.
susah payahku selama sepuluh tahun akhirnya
berhasil menanamkan dasar kekuatan yang cukup kuat.
Kini di Utara maupun selatan sungai besar telah
kubangun delapan belas buah kantor cabang yang
membawahi beratus-ratus kantor ranting yang tersebar
luas di seluruh dunia persilatan.
Pada waktu itu api benci dan dendam yang membara
di dadaku membuatku bertekad ingin menaklukkan jago
silat sebanyak-banyaknya dalam dunia persilatan, setelah
itu baru badai pembunuhan yang paling berdarah mulai
dilangsungkan"
setelah mengatur napasnya yang ter-engah-engah,
terusnya lagi sambil tertawa: " Waktu itu aku punya
suatu jalan pikiran yang menggelikan aku punya rencana

898
pada hari yang telah ditentukan akan kuperintahkan
semua kekuatan yang ada dalam partai untuk melakukan
pembantaian paling berdarah dalam dunia persilatan
dalam satu malam saja, Apabila kekuatan yang
terhimpun dalam delapan belas kantor cabang dan
beratus kantor ranting dikerahkan bersama untuk turun
tangan, aku percaya dunia persilatan tentu akan banjir
darah segar...."
Li Bun- yang merasa bergidik sekali setelah
mendengar perkataan itu, ia mendehem beberapa kali.
Tampak nyonya setengah umur itu tertawa hambar,
katanya lebih jauh: "Tapi nona Li tak usah kuatir, apa
yang kuceritakan telah menjadi masa lalu, sekalipun
Thian memberi umur tiga-puluh tahun lagi kepadaku, tak
nanti peristiwa yang amat mengerikan ini bakal terjadi
dalam dunia persilatan, Aaai... apa lagi keadaanku
sekarang ibarat lampu yang sudah kehabisan minyak,
biarlah semua dendam kesumatku di masa lampau ikut
terkubur bersama kematianku"
Ketika melihat keadaan penyakit yang diderita nyonya
itu sudah demikian parah dan mustahil dapat ditolong
lagi, Li Tiong-hui hanya bisa menunduk sedih tanpa
berkata apa-apa. Nyonya setengah umur itu mendehem
beberapa kali, setelah itu sambungnya lebih jauh:
"Selama beberapa hari terakhir ini aku sudah merasakan
terjadinya perubahan dalam isi perutku, ini berarti detik
kematian akan segera menjelang tiba, lebih baik

899
kumanfaatkan sedikit peluang yang masih tersisa ini
untuk membica rakan hal-hal yang penting saja,
seandainya aku masih dapat bertahan hidup dua jam
lagi, aku akan menceritakan pula sebuah rahasia dunia
persilatan kepada kalian semua, rahasia ini mempunyai
hubungan yang sangat erat sekali dengan situasi dunia
persilatan dewasa ini serta nasib dunia di masa datang..."
Tiba-tiba tampak kakek bertampang jelek itu
melangkah masuk dengan tindakan lebar, sambil
menjura serunya: "Cu-bojangan banyak berbicara lagi,
yang penting menjaga kesehatan tubuh"
Nyonya setengah umur itu tidak menanggapi dia
malah menggapai sambil ucapnya: "dekat lagi, aku
hendak menyampaikan pesan kepadamu"
Tampaknya kakek bertampang jelek itu merasa
terkejut dengan panggilan yang sama sekali tak pernah
diduganya itu, dengan langkah yang berat selangkah
demi selangkah ia berjalan menghampiri
" Cu-bo, ada pesan apakah kau?" tanyanya dengan
mata berkilat
Nyonya setengah umur itu tertawa sedih, katanya:
"llmu silat yang kau miliki tiada tandingannya di kolong
langit, tapi gara-gara aku, kau telah memendam hampir
seluruh usia hidup di tempat ini."

900
"semua itu justru merupakan kehendakku sendiri, apa
sangkut pautnya dengan cu-bo?" tukas kakek jelek itu
Cepat.
Kembali nyonya setengah umur itu mengalihkan
pandangan matanya ke wajah Li Tiong-hui, setelah
tertawa sedih lanjutnya: "Aku hanyalah seseorang yang
sudah hampir mati, apabila aku salah biCara atau
bertindak kurang sopan, harap kalian jangan
mentertawakan"
"Locianpwee gagah dan berjiwa besar, kami hanya
merasa kagum terhadap diri-mu," sahut Li Tiong-hui
cepat.
Nyonya setengah umur itu segera menepuk kursi di
sisinya dan berkata kepada kakek jelek itu: "Duduklah
kau di sini, selama hidup aku sudah banyak berhutang
kepadamu...."
"soal ini... budak tidak berani," Air mata tampakjatuh
meleleh dari mata tunggal kakek itu.
Dua tetes air mata jatuh bercucuran pula membasahi
wajah nyonya setengah umur itu, sambil pejamkan
matanya ia berbicara lebih jauh: "sudah delapan belas
tahun aku menderita sakit dan kau melindungi
keselamatan jiwaku selama ini, ketika kau pergi
meninggalkan kami tak sampai tujuh hari, hampir saja

901
aku kehilangan nyawa di tebing Kiu-liong-kang.... Coba
kalau bukan ditolong oleh nona Li, tak nanti aku bisa
hidup hingga hari ini...."
"Semua ini adalah kesalahan budak. Budaklah yang
gagal melindungi keselamatan cu-bo sehingga
menyebabkan cu-bo menderita kaget."
Nyonya setengah umur itu menggelengkan kepalanya
pelan, ditepuknya bahu kakek berwajah jelek itu
kemudian berkata lebih jauh: "Kau telah melindungi
keselamatanku selama delapan belas tahun, budi
kebalkanmu ini sangat tebal dan tak terbalaskan olehku,
Aaai... apa lagi bila teringat olehku betapa kau seorang
diri mesti menghadapi kerubutan delapan belas orang
jago tangguh dari sembilan partai besar, Kau tampak
begitu gagah dan perkasa, biar sudah terluka tetap
mempertahankan diri mati-matian sehingga akhirnya
malah berhasil memukul mundur kedelapan belas orang
jago yang mengepung dirimu itu. Keberanian seperti ini
belum tentu akan kita jumpai lagi dalam dunia persilatan
dewasa ini.."
ia melirik gadis cantik itu sekejap. lalu terusnya:
"Sekalipun ayah Hong-ji bisa hidup kembali dari kuburnya
pun belum tentu dapat menandingi keberanian dan
keperkasaanmu itu...."
Walaupun kata-kata pujian ini muncul dari mulut
seorang nyonya yang sedang sakit parah dan

902
menyangkut kejadian masa lampau, namun suasana
ketika itu terasa begitu menyedihkan sekali.
Terdengar kakek bertampang jelek itu menjawab:
"llmu silat majlkan tua sangat hebat tiada tandingannya
di kolong langit, budak tak sanggup menandingi seujung
jaripun."
sementara itu si nona cantik berbaju hijau itu sudah
dibuat kebingungan oleh pemandangan yang tertera di
depan matanya saat ini. Dengan sepasang matanya yang
jeli sebentar dia awasi ibunya, sesaat kemudian
mengawasi pula wajah si kakek jelek itu, dia tak tahu apa
yang mesti diucapkannya dalam keadaan begini
sekulum senyuman jengah tampak melintas di wajah
si nyonya setengah umur itu. senyuman itu adalah
senyuman gabungan antara rasa sedih dan gembira,
Ditatapnya Li Tiong-hui sekalian dengan pandangan
penuh air mata, kemudian ujarnya: "Aku tak kuatir kalian
akan mentertawakan diriku, tapi sebelum ajalku tiba aku
ingin melampiaskan ke luar semua kemurungan dan
kemasgulan yang telah terpendam dalam hatiku selama
ini. sudah delapan belas tahun lamanya kusimpan semua
kemurungan itu di dalam hati, bahkan dalam kedelapan
belas tahun in.., kemurunganku kian hari kian bertambah
banyak. Aku sudah cukup lama menderita akibat
semuanya ini..."

903
Ia berhenti sebentar. Dari balik matanya yang sayu
tiba-tiba terbentik setitik cahaya terang, warna semu
merah pun lamat- lamat membias di atas wajahnya yang
layu, seakan akan ia dapatkan kembali keangkuhannya di
saat saat terakhir ini inilah mimik muka yang sangat aneh
dan bercampur aduk pelbagai perasaan, perasaan yang
sudah terpendam hampir delapan belas tahun lamanya di
dalam hati dan sedetik sebelum ajalnya tiba, semua
perasaan itu meledak ke luar....
Kakek berwajah jelek itu kelihatan gemetar keras, ia
seakan- akan tak sanggup menahan gejolak perasaan
hatinya menghadapi tepukan tangan sang majikan di
atas bahunya itu.
Waktu itu tampaknya nyonya setengah umur itu sudah
tak sanggup mengendalikan gejolak perasaan dalam
dadanya, ia menatap kakek berwajah jelek itu sekejap
lalu ujarnya pedih: "Aku harus mengutarakan semua
perasaan hati yang telah menghimpit dadaku selama ini,
kalau tidak kuutarakan, mungkin selamanya tak ada
kesempatan lagi..."
"Cu-bo, kau jangan termakan emosi, coba tenangkan
hatimu..." bujuk kakek berwajah jelek itu cepat Lalu
sambil berpaling ke arah gadis cantik berbaju hijau itu,
sambungnya lebih jauh: "Bila cu-bo sampai melukai
perasaan hati nona Hong yang masih suci bersih, tentu

904
hal ini akan meninggalkan kenangan suram bagi
dirinya...."
Warna merah yang menghiasai wajah nyonya
setengah umur itu kelihatan bertambah merah, sinar
mata yang memancar ke luar juga tampak lebih jeli,
dengan tekad yang bulat katanya: "Tidak. aku harus
berbicara. sekalipun anak Hong tak bakal mengakui
diriku sebagai ibunya lagi, meski umat persilatan
mengumpat aku sebagai wanita jalang yang tak tahu
malu, aku tetap akan bicara. Yang penting perasaan hati
kita adalah suci bersih dan aku tak pernah menghianati
suamiku yang telah almarhum. delapan belas tahun-..
aaaai, delapan belas tahun bukan suatu jangka waktu
yang pendek. sebetulnya kau adalah seorang pendekar
besar yang dihormati dan disanjung setiap umat
persilatan, tapi siksaan dan penderitaan selama delapan
belas tahun telah membuat wajahmu berubah jadi jelek,
seandainya bukan orang-orang Beng-kau yang bikin ulah,
mungkin aku masih dapat hidup beberapa tahun lagi...."
ucapannya makin lama makin emosi, tapi
kesungguhannya berbicara menandakan bahwa apa yang
dikatakan merupakan suatu kejadian yang nyata.
Li Bun-yang, Li Tiong-hui maupun Han Si-kong
semuanya sudah mulai merasa bahwa apa yang
dikisahkan perempuan setengah umur itu sesungguhnya
merupakan suatu rahasia persilatan yang tak mungkin

905
terungkap bila tak diucapkan sendiri oleh orang yang
bersangkutan karena itu semua orang pusatkan
perhatiannya untuk mendengarkan penuturan tersebut
dengan serius dan seksama.
Bahkan Lim Han-kim yang selalu bersikap tawar dan
dingin pun ikut merasakan jantungnya berdebar keras,
dengan mata terbalalak besar diawasinya nyonya
setengah umur itu tanpa berkedip. Kakek berwajah jelek
itu menghela napas panjang, katanya pelan:
"Kejadian ini luar biasa akibatnya, harap cu-bo berpikir
tiga kali sebelum diputuskan"
Ucapannya agak gemetar,jelas dia harus mengerahkan
seluruh kekuatannya untuk mengutarakan beberapa
patah kata itu.
"Aku sudah memikirkan persoalan ini banyak tahun,
masa kau hendak membiarkan aku membawa semua
kemurungan ini ke dalam liang kubur?" ucap si nyonya
setengah umur dengan suara yang memilukan hati.
Tampaknya kakek berwajah jelek itu telah mengambil
keputusannya, tiba-tiba katanya: "Baik, kalau begitu
utarakanlah"
Nyonya setengah umur itu tertawa sinis, sekulum
senyuman yang segar tiba-tiba saja muncul dari balik
wajahnya yang layu, sepasang pipinya tampak bersemu

906
merah. samar-samar keayuan wajahnya di masa muda
dulu membayang kembali di antara mukanya yang kuyu.
Han si-kong termangu-mangu memandang
kesemuanya itu, pikirnya: "Aaaai... sudah delapan belas
tahun dia digerogoti penyakit, wajahnya sudah layu dan
tak segar, tapi senyumannya masih menampilkan sisasisa
kecantikan wajahnya. Bisa dibayangkan sebelum
jatuh sakit dulu, dia pasti adalah seorang perempuan
yang amat cantik...."
selama hidup dia hanya tahu berkelana dalam dunia
persilatan dan belum pernah terpikir masalah hubungan
laki perempuan tapi kini, perasaan hatinya seakan-akan
terpancing dan bergelora kembali setelah melihat
senyuman nyonya setengah umur itu.
Terdengar nyonya itu berkata lagi: "Nona Li, Li siang
kong adalah anggota keluarga persilatan dari bukit Hong
san, kalian punya pergaulan yang luas dalam dunia
persilatan, tapi kenalkah kamu berdua jago dari manakah
orang ini?"
"Aaaai... orang salah memberi julukan kepadaku, lebih
baik jangan disebut," sela si kakek jelek itu sambil
menghela napas sedih.
Mendengar nyonya setengah umur itu berbicara
dengan begitu serius, Li Tiong-hui segera sadar bahwa
kakek jelek yang dimaksud sudah pasti bukan manusia

907
sembarangan tanpa terasa dia amati kakek itu beberapa
kejap.
Tampak kakek jelek itu berdiri dengan mata terpejam
dan air mata bercucuran, untuk sesaat dia tak bisa
menduga siapa gerangan orang ini. Dengan suara yang
pedih kembali nyonya setengah umur itu berkata:
"selama belasan tahun terakhir ini, semangat dan
pikirannya banyak mengalami penderitaan dan siksaan,
dua kali dia pun menderita luka parah sehingga wajah
aslinya dulu hampir punah sama sekali, tentu saja kalian
tak bakal kenal dirinya dan tampang wajahnya itu."
"Locianpwee, kalau kudengar dari penuturanmu itu,
aku percaya dia pastilah seorang jago silat yang
kenamaan dalam dunia persilatan...."
"Benar, nama maupun kedudukannya dalam dunia
persilatan tidak di bawah jago kenamaan manapun
dalam persilatan dewasa ini, sebab dia tak lain adalah
siang Lam-ciau...."
"Siang Lam-ciau" Begitu nama ini di-ucapkan, seperti
guntur yang membelah bumi di siang hari belong semua
yang nadir sama-sama terperanjat dan terbelalak.
"Datuk sepuluh penjuru siang Lam-ciau?" ulang Han
si-kong sambil melompat bangun saking kagetnya, Pelanpelan
kakek berwajah jelek itu menundukkan kepalanya

908
tanpa mengucapkan sepatah kata pun, wajahnya
kelihatan amat sedih.
"Benar, dia adalah siang Lam-ciau, datuk sepuluh
penjuru yang termashur di utara maupun selatan sungai
besar,.,." nyonya setengah umur itu menegaskan.
Tiba-tiba air matanya bercucuran amat deras, sambil
menangis terisak terusnya: "Selama masih bergumul
dalam dunia persilatan dia begitu disanjung dan
dihormati umat persilatan, hidupnya santai tanpa ikatan,
tapi gara-gara aku... ia harus menderita dan mengalami
pelbagai siksaan sehingga akhirnya berubah jadi
begini...."
Berkilat sorot mata Datuk sepuluh penjuru siang Lamciau,
ia tertawa tergelak, katanya: "Cu-bo tidak usah
terlalu menyesali diri sendiri, semua perbuatan ini aku
lakukan atas dasar kerelaanku sendiri, apa sangkut
pautnya dengan diri Cu-bo?"
"Kau jangan memanggil aku dengan sebutan itu lagi,
aku sudah hampir mati..." bujuk si nyonya setengah
umur sambil menyeka air mata yang membasahi
wajahnya.
"Lantas budak harus memanggil dengan sebutan
apa?"

909
"Kita sudah menjaga hubungan yang suci hampir
delapan belas tahun lamanya, menjelang ajalku tiba
masa kau enggan mengubah panggilanmu kepadaku?"
"Aaaai... delapan belas tahun," gumam siang Lam-ciau
sambil menghela napas dalam "Bagi kita delapan belas
tahun rasanya jauh lebih panjang ketimbang seratus
delapan puluh tahun... kita harus menderita siksaan batin
selama delapan belas tahun.
Hubungan antara majikan dan pembantu telah
memisahkan kita pada dunia yang ber-beda. selama ini,
baik dalam berbicara maupun tindak-tanduk belum
pernah kita melanggarnya barang setapakpun, kenapa
kita tak bisa bersabar lagi beberapa waktu...."
"Tapi aku... hatiku..." suara batuk yang bertubi-tubi
memotong pembicaraan si nyonya yang belum selesai.
Waktu itu si nona cantik berbaju hijau itu sudah ikut
menangis tersedu-sedu, airmata membasahi seluruh
wajahnya, sambil memanggil "mama mama" dia
menguruti punggung nyonya setengah umur itu tiada
hentinya.
Li Bun- yang menghela napas panjang, tiba-tiba ia
bangkit berdiri dan menjura dalam-dalam terhadap siang
Lam-ciau sambil ujarnya: "sungguh suatu kehormatan
bagiku dapat berkenalan dengan Locianpwee hari ini...."

910
"Tidak usah," tukas siang Lam-ciau sambil
mengulapkan tangannya. "Datuk sepuluh penjuru siang
Lam-ciau sudah lama mati, yang masih hidup sekarang
hanyalah seorang pembantu tua dari ketua Hiang- hongkau."
suara isak tangis yang menjadi-jadi bergema
memenuhi seluruh ruangan, rupanya tangisan nyonya
setengah umur itu makin menjadi-jadi. Li Tiong-hui
segera berjalan menghampiri nyonya itu, hiburnya: "Locianpwee,
jagalah kesehatamnu, jangan terlalu bersedih
hati."
sementara itu Han si-kong maupun Lim Han-kim telah
bersama-sama memberi hormat kepada siang Lam-ciau
sambil berkata: "Nama besar Locianpwee sudah lama
kami dengar, sungguh beruntung bisa bertemu
Locianpwee pada malam ini...."
Dengan mata tunggalnya siang Lam-ciau awasi dua
orang itu sekejap. kembali katanya sambil menggeleng:
"siang Lam-ciau sudah mati sejak delapan belas tahun
berselang, kalian berdua tak usah bersikap begitu hormat
kepadaku."
sebetulnya banyak persoalan yang ingin diajukan Han
Si-kong, namun melihat wajah sedih yang menghiasi
wajah kakek tersebut untuk sesaat dia jadi tak tahu apa
yang mesti dikatakan, terpaksa semua pertanyaan yang
sudah siap diajukan itu ditelan bulat-bulat. Beberapa saat

911
lamanya dia hanya berdiri termangu-mangu tak tahu apa
yang mesti diperbuatnya.
sementara itu Li Tiong-hui telah mengerutkan dahinya
setelah dilihatnya nyonya setengah umur itu menangis
tiada henti-nya. Dipegangnya urat nadi pada pergelangan
tangan kanannya lalu bisiknya: "Lo-cianpwee, bukankah
kau masih ada urusan yang hendak disampaikan
kepadaku?"
sambil bicara kelima jarinya segera mencengkeram
kuat-kuat. segulung aliran hawa panas segera mengalir
ke luar dan tubuh nyonya setengah umur itu segera
bergetar keras, Getaran yang muncul secara tiba-tiba ini
seketika menyadarkan kembali pikiran serta
kesadarannya yang mulai kalut, cepat-cepat nyonya itu
menyeka air matanya, lalu berkata sedih:
"Nona Li, maafkan aku karena telah bersikap kurang
hormat. Aaai.,, aku sadar bahwa hidupku di dunia ini
sudah tak lama lagi, Aku benar-benar sudah tak dapat
mengendalikan siksaan hatiku yang sudah terpendam
selama banyak tahun ini. Aku berharap saudara sekalian
tidak mentertawakan sikapku ini...."
"cinta kasih Locianpwee berdua hampir boleh dibilang
sebersih rembulan dan bintang yang bercahaya di langit,
untuk merasa kagumpun tak sempat, mana mungkin
kami akan mentertawakan kalian berdua...."

912
Tiba-tiba muncul perasaan sedih di hati kecilnya,
tanpa sadar dia melirik Lim Han-kim sekejap lalu pelanpelan
menundukkan kepalanya, siksaan dan penderitaan
selama delapan belas tahun oleh belenggu cinta telah
membuat nyonya setengah umur ini mempunyai
perasaan yang peka sekali dalam hal cinta.
Di saat Li Tiong-hui melemparkan kerlingan terhadap
Lin Han-kim itulah dia segera dapat merasakan bahwa Li
Tiong-hui yang cerdas telah terperosok pula ke dalam
jaring-jaring cinta. Tak tertahan lagi dia menghela napas
sedih, pikirnya: "Aaai... dari dulu hingga kini, masalah
yang paling menyedihkan bagi umat manusia hanyalah
masalah cinta... siapa yang terjerumus dalam cinta, dia
akan lupa segala-galanya...."
Tiba-tiba terdengar gadis cantik berbaju hijau itu
berseru dengan manja: "lbu, aku tak mau berperan
sebagai ketua partai Hian-hong-kau lagi... aku bosan..."
Nyonya setengah umur itu tertawa hambar, dibukanya
kotak besi itu lalu mengambil ke luar sebuah botol
porselin, Dari botol porselin itu dia tuang sebutir pil yang
segera ditelan dengan cepat.
Mendadak terdengar siang Lam-ciau menjerit kaget:
"Cu-bo, jangan"
Dengan kecepatan luar biasa ia menerjang ke muka,
tapi sayang keadaan sudah terlambat Peristiwa ini benarTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
913
benar terjadi di luar dugaan siapa pun- Kendati siang
Lam-ciau memiliki ilmu silat yang maha sempurna,
ternyata ia tak sempat lagi memberikan pertolongannya,
namun kecepatan gerak serta serangannya betul-betul
membuat Li Bun-yang maupun Han si-kong sekalian
merasa amat terperanjat.
Rupanya di saat Li Tiong-hui berjalan menghampiri
nyonya setengah umur dan berusaha menghiburnya tadi,
secara diam-diam siang Lam-ciau sudah mengundurkan
diri sejauh tujuh-delapan depa dari posisi semula. Dalam
kagetnya tadi, sekali lompat dia telah putar balik
tubuhnya, melewati Li Tiong-hui dan menjepit telapak
tangan nyonya setengah umur itu dengan jari tangannya.
sayang tindakan tersebut terlambat satu langkah, pil
tersebut sudah keburu ditelan perempuan itu.
Terdengar Siang Lam-ciau menghela nafas sedih, dia
kendorkan jepitan tangannya lalu berbisik sedih: "Kenapa
kau mesti berbuat demikian?"
Ketika berbicara, air matanya jatuh bercucuran
membasahi pipinya, Li Tiong-hui sangat cerdik, melihat
adegan ini segera pikirnya di dalam hati: "Waaah,
jangan-jangan pil yang ditelannya itu adalah pil beracun
yang mematikan...."
Dia mencoba mengamati wajah nyonya setengah
umur itu, namun hatinya segera dibuat makin tercengang

914
sebab paras muka perempuan itu kelihatan merah dadu
dan tampak segar sekali.
"Kalau pil yang ditelan pil racun yang mematikan,
kenapa begini reaksinya,..?" Kembali dia berpikir.
sementara pelbagai ingatan masih berkecamuk dalam
benaknya, nyonya setengah umur yang duduk pejamkan
mata itu telah membuka matanya kembali seraya
berkata: "Perkataan nona Li memang tepat sekali,
sebetulnya pil itu memang terhitung obat beracun, hanya
beda sekali dengan obat beracun pada umumnya, obat
ini dapat menyegarkan kembali orang yang hampir mati
untuk sementara waktu, ketika sisa kekuatan hidupnya
sudah mulai habis terpakai dia baru akan menemui
ajalnya."
"Aaaai... itu berarti barang siapa menelan pil tersebut,
maka jiwanya tak mungkin akan tertolong lagi
kendatipun ada obat mustika yang bisa mengisi kembali
minyak yang hampir kering...." kata Li Tiong-hui sambil
menghela napas.
"Tapi paling tidak aku masih bisa hidup beberapa jam
lagi, bahkan hidup dalam keadaan segar bugar dan
penuh dengan kekuatan hidup yang menyala-nyala"
"lbu" tiba-tiba gadis cantik itu menjerit "Kau hendak
tinggalkan putrimu hidup seorang diri?"

915
sambil menubruk ke dalam pangkuan ibunya, ia
menangis tersedu-sedu, saat itu semangat nyonya
setengah umur itu tampak segar sekali, dirangkulnya
gadis itu dengan penuh kasih sayang, lalu bisiknya:
"Anak Hong,jangan menangis, masih banyak persoalan
yang harus kuutarakan ke luar, jika kau ribut terus, maka
sisa hidup ibu yang tinggal beberapa jam ini akan jadi
mubazir dan tak ada gunanya, Kalau sampai terjadi
begini, bukan saja aku tak bisa mati dengan mata
meram, bahkan akan meninggalkan bencana besar bagi
umat persilatan, kalau sampai begitu, arwahku di dalam
baka tak akan bisa beristirahat dengan tenang."
Gadis cantik berbaju hijau itu seketika menghentikan
isak tangisnya, meski begitu dia masih bersandar penuh
manja dalam pelukan ibunya, Nyonya setengah umur itu
kembali mengambil kotak besi yang ada di hadapannya,
kemudian ujarnya dengan serius: "Nona Li, harap kau
terima dulu kotak besi ini."
"Locianpwee, dapatkah kau beritahu kepadaku lebih
dulu apa isi kotak besi ini?" tanya Li Tiong-hui dengan
wajah tertegun-
"Dalam kotak besi ini berisi daftar nama dan alamat
pelbagai kantor cabang dan ranting dari perkumpulan
Hian-hong-kau, disamping itu terdapat pula sejilid ilmu
silat dan kitab ilmu pedang."

916
"Tapi... aku tak berani pemberian barang berharga
seperti itu...." tukas Li Tiong-hui terkejut.
"Nona Li, dengarkan dulu perkataanku. Kotak besi ini
menyangkut masalah mati hidupnya dunia persilatan,
Apabila nona bersikeras menampik untuk memikul
tanggung jawab ini serta meneruskan kedudukanku
sebagai ketua Hian-hong-kau, maka kekuatan sesat yang
berhasil kubina selama ini akan segera mendatangkan
korbannya dalam dunia persilatan. Badai pembunuhan
yang paling keji akan segera berlangsung melanda dunia,
Seperti apa yang telah kukatakan tadi, setelah menderita
sakit cukup lama, aku mulai menyadari akan kesilafanku
dengan membentuk brigade pembunuh itu.
Aku sadar perbuatanku ini akan berdosa besar dan
mendatangkan banyak penderitaan dan siksaan bagi
korbannya. sayang aku sudah tua dan lemah, mustahil
aku dapat memunahkan kekuatan sesat tersebut dengan
kekuatanku sendiri, itulah sebabnya akujadi teringat akan
nona. sayang waktu itu aku menderita sakit parah
sehingga tak mungkin mencari nona di bukit Hong san-
..."
Dia berpaling dan memandang siang Lam-ciau
sekejap, kemudian tambahnya: "Sudah dua kali aku
mengutus orang untuk menyusup ke dalam keluarga
persilatan di bukit Hong-san, tapi sayang tak pernah
berhasil menjumpai nona...."

917
"Aku mohon maaf kepada saudara Li dan nona Li atas
kelancanganku itu," Tiba-tiba siang Lam-ciau memberi
hormat,
Buru-buru Li Bun- yang balas memberi hormat,
"Locianpwee, kau jangan terlalu merendah...."
"Ketika aku mendapat tugas mencari kalian di bukit
Hong-san tempo hari, bukan saja tak berhasil menjumpai
nona Li, aku malah sempat bertarung dua gebrakan
melawan ibumu."
Mendengar itu Li Tiong-hui segera berpikir "Setelah
menutup diri hampir sepuluh tahun lamanya, hawa murni
sian-thian khi-kangnya telah mencapai kesempurnaan.
Ayunan tangannya mampu menghancur lumatkan batu
nisan, aku rasa kakek ini tentu sudah menderita kerugian
besar...."
Berpikir sampai di situ dia segera bertanya: "sejak
ayah meninggal dunia, ibuku jarang mencampuri urusan
dunia persilatan Dia memandang hambar urusan
keduniawian, sekalipun kami bersaudara pun jarang
sekali bertemu dengan dia orang tua...."
Ia memang sangat cerdik, meskipun di hati kecilnya
dia bermaksud untuk mencari tahu hasil pertarungan
Siang Lam-ciau melawan ibunya, namun dia enggan
mengajukan pertanyaan itu secara langsung, sebaliknya
dia sengaja berbicara yang lain sambil memancing agar

918
Siang Lam-ciau sendiri yang memberitahukan hasil
pertarungan tersebut.
Betul juga, Siang Lam-ciau tak sanggup menahan diri,
dengan alis mata berkerut katanya: "Ilmu silat ibumu
benar-benar sangat tangguh, dia termasuk musuh paling
tangguh yang pernah kujumpai selama hidupku, Dalam
pertarungan itu kami hanya berimbang, dan lagi setelah
kuterima dua pukulan ibumu itu aku segera
meninggalkan bukit Hong-san untuk pulang memberi
laporan-"
Li Tiong-hui tersenyum dan tidak bicara apa-apa lagi,
tentu saja dia tak bisa mewakili ibunya untuk merendah
serta memuji kehebatan ilmu silat lawan, tapi dia pun tak
bisa menegur Siang Liam-ciau karena bicara takabur.
Terdengar nyonya setengah umur itu berkata lebih
jauh: "Gara-gara peristiwa ini aku sempat merasa tak
tenang, betul di dalam dunia persilatan banyak terdapat
jago yang menguasai bidang sastra maupun silat, tapi
manusia cerdik macam nona Li betul-betul tiada
keduanya di kolong langit, Aku mengira dalam hidupku
kali ini sudah tak berjodoh lagi untuk bertemu muka
dengan nona Li. Sungguh tak disangka Thian maha adil,
di saat ajalku menjelang tiba aku masih sempat bertemu
lagi dengan nona Li."
"Locianpwee, aku merasa berterima kasih sekali atas
penghargaan yang kau berikan kepadaku, tapi... aku

919
merasa berat hati untuk menerima kedudukan sebagai
ketua Hian-hong-kau, apabila putri Lo-cianpwee
sebetulnya lebih pantas menduduki jabatan tersebut,
kenapa kau melepaskan ahli waris yang telah tersedia
dengan memilih orang lain-..."
si nona cantik berbaju hijau yang sedang menangis
tersedu itu mendadak menyela setelah mendengar
ucapan tersebut: "Aku tak sudi menjadi ketua Hian-hongkau,
belum lagi tiga bulan menggantikan kedudukan ibu,
nyaris aku mampus karena kesal."
sambil menghela napas nyonya setengah umur itu
menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya:
"Aaai... kau cukup mengenal tabiat putriku ini. Anak
Hong masih polos dan kelewat kekanak-kanakan, ia tak
punya pandangan yang terlalu luas. Meski empek siang
dan aku sudah mewariskan pelbagai ilmu silat
kepadanya, itu pun hanya diterima secara terpaksa.
Dibanding-kan dengan kecerdasan nona Li, dia masih
kalah jauh sekali, Ketahuilah masalah ini menyangkut
keselamatan umat persilatan, mana mungkin kuserahkan
tanggung jawab sebesar ini kepadanya...."
Belum sempat Li Tiong-hui menampik untuk kedua
kalinya, nyonya setengah umur itu sudah berkata lebih
jauh: "sudah berulang kali aku pikirkan masalah ini, tapi
setelah kupikir bolak balik aku tetap berpendapat bahwa
di dunia persilatan saat ini tiada orang kedua yang lebih

920
cocok daripada nona Li untuk jabatan berat ini. Kendatipun
akulah yang mengembangkan Hian-hong-kau
sehingga tenar di Utara maupun selatan sungai besar,
namun anggota partai kami belum pernah seorang pun
yang pernah melihat raut wajah asliku, Dalam kotak besi
ini terdapat penjelasan selengkapnya tentang
perkumpulan Hiang-hong-kau."
"Asal nona Li bersedia mempelajarinya, tidak sulit
bagimu untuk memimpin partai ini. Aku ingin sekali
memanfaatkan kecerdasan serta kemampuan nona Li
untuk memusnahkan kekuatan sesat yang telah
kubangun ini. Apabila kau mampu mengajak mereka
kembali ke jalan yang benar, tentu saja hal ini lebih baik
lagi sebab akan bermanfaat bagi masyarakat tapi bila
mereka sudah terlanjur sesat serta tak bisa diperbaiki
lagi, aku berharap nona Li bisa turun tangan secepatnya
untuk memusnahkan mereka semua, daripada
meninggalkan bibit bencana bagi umat persilatan,.,."
Berbicara sampai di situ, kembali dia alihkan sorot
matanya ke wajah Li Tiong-hui, tambahnya: "Masalah ini
luar biasa sifatnya, aku harap nona Li sudi memikirkan
keselamatan orang banyak dengan menerima jabatan ini,
dengan begitu kau pun bisa menebuskan sedikit dosaku."
Beberapa patah kata ini diucapkan dengan nada yang
tulus dan bersungguh-sungguh, lagipula diiringi cucuran
air mata. Bukan itu saja bahkan sambil membawa kotak

921
besi itu sang nyonya turun dari kursinya dan berjalan
menghampiri.
Li Tiong-hui goyangkan tangannya berulang kali,
serunya agak gelisah: "Locianpwee, mana aku berani
menerima pemberian ini...."
"Aku masih ada banyak persoalan yang hendak
dibicarakan dengan kalian, aku harap nona Li menerima
kotak besi ini lebih dulu...."
"Aku betul-betul tak berani menerima-nya, harap
Locianpwee menyimpannya kembali."
"Masa kau tak mau mengurusi keselamatan umat
persilatan di dunia ini, masa kau tega menyaksikan badai
pembunuhan yang paling keji berlangsung dalam dunia
persilatan, masa kau tega membiarkan aku mati dengan
membawa penyesalan yang paling dalam...."
Li Tiong-hui goyangkan tangannya berulang kali
sambil mundur, ia tetap tidak menerima pemberian kotak
besi itu.
Mendadak terdengar siang Lam-ciau mendengus
dingin sambil menjengek: "Aku dengar orang berkata,
tiga generasi keluarga persilatan bukit Hong-san ratarata
gagah dan tegar, Hmmm Tapi nampaknya nama
besar kalian tak lebih cuma begitu, hmmm... hmmm...."

922
Nyonya setengah umur itu menghela napas panjang,
tidak sampai siang Lam-ciau menyelesaikan katakatanya,
kembali ia sudah menukas: "Nona Li, kau harus
tahu, permasalahan ini bukan masalah pribadi keluarga
kami, tapi menyangkut mati hidupnya umat persilatan di
seluruh dunia. Berkat bimbingan dan perjuanganku
selama belasan tahun, meski kekuatan partai Hian-hongkau
belum berani dibilang menjagoi seluruh kolong
langit, namun kekuatan mereka tak boleh kau pandang
enteng. selain Hian-hong-kau masih ada kekuatan sesat
lainnya yang dengan kecepatan paling tinggi sedang
berkembang dan menggelembung dalam dunia
persilatan, kekuatan serta daya pengaruh mereka luar
biasa, bahkan mungkin masih jauh di atas kekuatan
Hian-hong-kau. jikalau nona Li enggan menerima jabatan
ketua ini, maka kemampuan Hian-hong-kau pasti akan
jadi harimau yang lepas dari kerangkeng, mereka akan
membuat korban di mana-mana.
Apalagi kalau sampai dimanfaatkan pihak Ngo-tok
kiong (istana panca racun) yang sedang
mengembangkan sayap kekuasaan-nya, aku yakin dalam
sepuluh tahun mendatang dunia persilatan tak pernah
akan mendapatkan ketenangan barang sehari pun...."
setelah disindir siang Lam-ciau dengan kata-kata yang
pedas tadi, terutama setelah mendengar perkataan
nyonya setengah umur yang bersungguh-sungguh itu
walaupun Li Tiong-hui belum menyanggupi namun

923
tubuhnya sudah tidak bergerak mundur lagi, dengan
matanya yang jeli dia awasi perempuan itu lekat-lekat.
Kembali nyonya setengah umur itu mengangkat kotak
besinya sambil berkata: " Keinginanku ini sudah
kuputuskan sejak setahun berselang, Demi
menyelamatkan umat persilatan dari bencana musibah
besar, nona Li harus menerima jabatan ini serta
tampilkan diri untuk memimpin dunia persilatan,"
Li Tiong-hui merasa hatinya berdebar keras, setelah
menghela napas panjang ka-tanya: "Padahal pamor
maupun kedudukan siang Locianpwee jauh melampui
kemampuanku terutama dalam hal ilmu silat Aku masih
bukan apa-apanya bila dibandingkan dia, kenapa
Locianpwee tidak serahkan saja jabatan ketua itu
kepadanya?"
"Usiaku sudah lanjut, keadaanku ibarat sisa lilin yang
hampir padam. Dalam usia sesenja ini bagaimana
mungkin tanggung jawab sebesar itu bisa diserahkan
kepada-ku?" kata siang Lam-ciau.
Nyonya berusia pertengahan itu segera menambahkan
" Hingga kini meskipun anggota Hian-hong-kau di seluruh
dunia persilatan belum pernah bertemu dengan ketua
mereka, namun bukan berarti mereka tak bisa
membedakan apakah ketua mereka itu seorang lelaki
atau perempuan. "

924
Setelah menghembuskan napas-panjang, tidak
menunggu sampai Li Tiong-hui mengucapkan sesuatu
kembali katanya: "Apabila nona bersedia menerima
permintaanku ini serta menerima jabatan ketua Hianhong-
kau, aku bersedia mewakili saudara siang
mengambil keputusan untuk berbakti kepadamu selama
tiga tahun."
Han si-kong adalah seorang jago berjiwa pendekar,
setelah mengikuti pembicaraan sekian lama dia pun
berhasil menangkap sedikit gambaran tentang latar
belakang masalah itu. Kini dia tak mampu menahan diri
lagi, dengan suara lantang serunya: "Aku si monyet tua
mewakili seluruh umat persilatan di dunia memohon
kepada nona Li untuk menerima permintaan itu..."
"Betul adik Hui" sambung Li Bun-yang sambil
menghela napas. "Locianpwee ini berharap dengan
segala sungguh hati, bagaimana kalau kau periksa dulu
apa isi kotak besi tersebut sebelum mengambil
keputusan?"
"Aku bukannya enggan menerima jabatan tersebut,
tapi aku kuatir kemampuanku tak sepadan dengan
jabatan itu sehingga menyia-nyiakan harapan Locianpwee,
kalau sampai begitu, bukankah semua urusan
besar jadi berantakan-..."
"Apabila nona Li bersedia memangku jabatan ketua
Hian-hong-kau, aku si monyet tua yang pertama-tama

925
siap menerima perintahmu, Walau harus naik ke bukit
golok atau terjun ke kuali minyak. aku pasti tak akan
menampik" seru Han si-kong penuh semangat.
"Yaa, betul" sambung Li Bun-yang. "Bila adik Hui
bersedia memikirkan keselamatan umat persilatan di
dunia, aku pun bersedia menuruti semua perkataanmu."
"Aku juga akan memegang janjiku," sambung siang
Lam-ciau pula. "Jika nona Li memangku jabatan ketua,
aku bersedia mentaati pesan cu-bo dengan berbakti
kepadamu selama tiga tahun."
Pelan-pelan Li Tiong-hui mengalihkan sorot matanya
ke wajah Lim Han-kirn, ta-nyanya: "Apakah saudara Lim
ada pendapat?"
Lim Han- kim termenung berpikir berapa saat,
kemudian sahutnya: "Aku bersedia menggunakan
kebebasanku dengan berbakti kepadamu."
"Nah nona Li, sekarang terimalah dulu tanda
kebesaran partai kami, kemudian aku masih ada
persoalan lain yang hendak disampaikan," desak nyonya
setengah umur itu.
sambil menggigit bibir Li Tiong-hui termenung berapa
saat lamanya, sekilas kebulatan tekad melintas di
wajahnya, katanya kemudian- "Baik, kuterima jabatan
ini...."

926
Tampaknya untuk mengucapkan beberapa patah kata
itu dia harus mengerahkan seluruh tenaga yang
dimilikinya.
Nyonya setengah umur itu jadi sangat gembira,
serunya: "Nona bersedia menerima jabatan sebagai
ketua Hian-hong-kau, hal ini menunjukkan bahwa umat
persilatan mempunyai rejeki besar, dengan demikian satu
keinginanku pun sudah terkabul."
Dengan sikap yang sangat hormat dia angsurkan
kotak besi itu ke hadapan gadis tersebut Ketika
menerima kotak tersebut tanpa terasa titik air mata jatuh
berlinang membasahi wajah Li Tiong-hui, dia mengerti
dengan diterimanya kedudukan ketua Hian-hong-kau ini
berarti nasib kehidupan selanjutnya ikut berubah pula.
sejak kini dia harus mencurahkan semua pikiran dan
tenaganya demi kesejahteraan partai, berarti pula
masalah pribadi harus disingkirkan jauh-jauh.
Dalam kesempatan itu Han Si-kong telah menengadah
sambil tertawa terbahak-ba-hak, serunya: "Ha ha ha ha...
pepatah kuno mengatakan, kedalaman tanah tak
mungkin bisa menyembunyikan kecermerlangan intan
permata, sejak berkenalan berapa waktu berselang aku
sudah mempunyai gambaran tentang kemampuan nona
Li, ternyata dugaanku tak keliru, Aku benar-be-nar
gembira melihat seorang gadis secerdik nona Li bisa
memimpin perkumpulan Hian-hong-kau...."

927
Tapi ketika melihat air mata Li Tiong-hui jatuh
bercucuran, orang tua itu jadi tertegun dan tidak
melanjutkan kata-katanya lagi. sebenarnya dia ikut
berbangga hati setelah menyaksikan Li Tiong-hui yang
masih muda belia ternyata menjabat kedudukan yang
begitu terhormat, sampai-sampai Datuk sepuluh penjuru
siang Lam-ciau yang bernama besar pun rela mengikuti
perintahnya, tapi cucuran air mata gadis tersebut segera
membuat perasaannya bingung dan melongo.
Li Bun-yang cukup memahami watak adiknya, ia tahu
gadis itu paling suka kebebasan,
tapi setelah menjadi ketua Hian-hong-kau berarti dia
bakal sibuk setengah mati dan mustahil punya
kesempatan untuk hidup bersantai-santai lagi.
BAB 28. Cinta Membelenggu Datuk sepuluh
Penjuru.
setelah menghela nafas panjang, anak muda itu pun
menghibur: "Adik Hui, kau tak usah bersedih hati, kita
keluarga Li adalah anggota persilatan yang punya
kewajiban menegakkan keadilan serta kebenaran dalam
dunia persilatan sekalipun tiga generasi angkatan tua kita
dicelakai orang munafik namun kejadian itu tidak akan
mengubah sikap kita. Kini adik Hui bisa menjabat sebagai
ketua Hian-hong-kau, dengan kecerdasanmu yang

928
melampaui diriku sendiri, Kejadian ini benar- benar
merupakan rejeki bagi umat persilatan- Kau tak usah
kuatir, aku pasti akan mengerahkan segenap
kemampuan yang kumiliki untuk membantu
perjuanganmu."
"Aku si monyet tua bersedia bergabung dengan Hianhong-
kau dan siap melaksanakan perintah nona,"
sambung Han si-kong dengan suara lantang. Tampaknya
semangat siang Lam-ciau ikut berkobar setelah
mendengar kata-kata Li Bun-yang itu, dengan mata
berkilat pujinya: "sudah ratusan tahun lamanya keluarga
bukit Hong-san termashur dalam dunia persilatan,
bahkan namanya sama cemerlang dengan kedudukan
sembilan partai besar, setelah kulihat dan alami sendiri
sekarang, aku benar-benar percaya bahwa nama besar
itu bukan kosong belaka."
Beberapa patah kata yang bersemangat ini tidak
mengurangi rasa pedih Li Tiong-hui, terdengar ia
berseru: " Engkoh Yang, aku hanya seorang gadis kecil,
mana aku mampu berbuat banyak..."
"Aku kurang begitu mengerti maksud perkataanmu
itu," kata Li Bun-yang kurang paham.
"Kalau engkoh Yang tidak tahu, yaa sudahlah," ucap Li
Tiong-hui menyeka air matanya.

929
Kemudian setelah melirik Lim Han-kim sekejap. dia
alihkan pandangan matanya ke wajah nyonya setengah
umur itu, 1anjut-nya: "Apakah locianpwee masih ada
petunjuk lain, aku siap mendengarkan semua
petunjukmu itu."
Lim Han-kim merasa betapa tajamnya pandangan
mata Li Tiong-hui itu, ibarat sebilah pisau tajam yang
menghunjam di ulu hatinya. sesungguhnya semangat
jantan pemuda ini pun tergugah seperti halnya dengan Li
Bun-yang serta Han si-kong, tapi apabila ia teringat
kembali dengan asal-usul dirinya yang serba misterius,
ucapan ciu Huang yang secara samar-samar memberi
petunjuk bahwa ia menanggung dendam yang maha
besar sehingga kemungkinan besar waktunya akan
tersita habis di kemudian hari, maka ia ragu untuk
memberi kesanggupannya guna membantu Hian-hongkau.
ia kuatir janji yang harus ditepati di kemudian hari
justru akan menjadi belenggu yang menghambat gerak
geriknya.
selain itu dia pun merasakan bahwa sikap Li Tiong-hui
terhadapnya seakan-akan sikap seorang musuh yang
mengancam korbannya. Apabila ia bersedia menuruti
perintah perempuan itu, maka dia bakal terikat dan tak
ada keuntungannya sama sekali terhadap pribadinya.
oleh sebab beberapa alasan inilah maka dia berlagak
dingin, hambar dan sama sekali tidak memberi komentar

930
"Nona Li," terdengar nyonya setengah umur itu
menghela napas panjang, "Mulai detik ini kau adalah
ketua Hian-hong-kau. sebagai keturunan keluarga
persilatan kenamaan, aku berharap apa yang telah kau
janjikan selalu dipegang teguh dan jangan diingkari
kembali, selain daripada itu kau pun tak usah mengikuti
tata cara yang berlaku pada umumnya untuk suatu
upacara peresmian"
"Locianpwee tak usah kuatir. setelah kusanggupi tentu
saja aku akan pegang janji, apalagi saat ini Locianpwee
sedang menderita sakit, upacara peresmian bisa
dihapuskan saja."
"Baik, upacara pelantikan bisa dihapus, tapi tatakrama
partai tak boleh diabaikan, Nona, terimalah satu sembah
sujudku lebih dahulu."
Selesai berkata, ia benar-benar jatuhkan diri berlutut,
Siang Lam-ciau serta gadis cantik berbaju hijau itu
serentak mengikuti jejak nyonya setengah umur itu,
menjatuhkan diri berlutut di hadapan nona tersebut.
Li Tiong-hui tahu, tata krama partai memang tak boleh
diabaikan maka dia pun tidak menampik sembah sujud
tersebut, katanya kemudian- " Harap kalian segera
bangkit berdiri"

931
setelah berdiri kembali nyonya setengah umur itu
menghembuskan napas panjang, katanya pelan- "Aaaai,
akhirnya satu keinginanku telah terkabulkan-."
Pelan-pelan ia mundur balik kebangkunya, setelah itu
melanjutkan "sekarang aku hendak menyingkap sebuah
rahasia besar dunia persilatan yang telah kusimpan
selama puluhan tahun-..."
serentak para jago memusatkan perhatiannya untuk
mendengarkan, suasana jadi sangat hening, Dengan
termangu nyonya setengah umur itu mengawasi cahaya
lilin di atas meja tanpa berkedip. tampaknya ia sedang
mengumpulkan kembali kenangan-nya di masa lampau,
sampai lama kemudian dia baru bertanya sambil
menghela napas panjang: "Adakah di antara kalian yang
mengetahui siapa diriku ini?"
Para jago saling berpandangan tanpa menjawab,
setelah hening cukup lama Han si-kong baru berteriak
tiba-tiba: "Aaaah, teringat aku sekarang, cuma aku tak
berani memastikan, bila salah dugaanku tolong sudi
dimaafkan-"
"Tidak mengapa, katakan^"
"Tiga puluh tahun berselang, di dalam dunia persilatan
pernah muncul seorang pendekar wanita yang cantik
jelita bagaikan bidadari dari kahyangan Meski saat
kemunculannya di daratan Tionggoan, khususnya dunia

932
persilatan, pada umumnya relatip cukup singkat, namun
berhubung kecantikan wajahnya tiada tandingan Nama
besarnya dengan cepat termashur di mana-mana, bukan
saja menggemparkan Utara serta selatan sungai besar,
bahkan para jago persilatan yang berada jauh di luar
perbatasan serta Pek-san Hek-sui pun sama-sama
menghadiahkan julukan "siu-hoa siancu" Dewi Bunga
Malu kepada perempuan ini, sedang nama aslinya malah
tidak banyak yang tahu.
"Yaa, itu semua hanya sanjungan rekan-rekan
persilatan kepadaku...." sela nyonya setengah umur itu
sambil tersenyum
"oooh,jadi locianpwee adalah Dewi Bunga Malu? Aku
pernah mendengar ibuku menyinggung tentang kejadian
ini" seru Li Bun-yang pula dengan wajah tercengang.
"Namaku yang sebenarnya adalah Tan Giok-hiong,
sebutan Dewi Putri Malu hanyalah pemberian dari umat
persilatan kepadaku...." setelah menghela napas
panjang, tiba-tiba nada pembicaraannya berubah jadi
amat pilu, lanjutnya: "Tiga puluh tahun sudah lewat....
Aaaai, impian indah di masa lalu telah berubah jadi
kepedihan di hari ini, Bunga tumbuh, bunga mekar dan
akhirnya layu dan rontok. Tiada yang langgeng di dunia
ini. setelah saudara Han berhasil menebak jitu asalusulku,
tentu kau juga tahu bukan tentang seorang
pendekar pedang muda yang muncul dalam dunia

933
persilatan bersama waktunya dengan kemunculanku. Dia
gagah dan perkasa, ambisinya sangat besar, cita-citanya
hendak menjagoi seluruh dunia persi1atan...."
"Kau maksudkan si jago gedang naga sakti Kang Bokhong?"
seru Han si-kong sambil melompat bangun.
Tan Giok-hiong tertawa getir.
"Benar, dialah yang kumaksud, Kehadirannya bagaikan
segulung angin puyuh, menggetarkan seluruh dunia
persilatan, tapi waktu perginya juga seperti asap yang
lenyap dari udara...."
"Kalau begitu kau adalah...."
" istrinya" potong Tan Giok-hiong cepat "Dia adalah
suamiku, dua puluh lima tahun berselang kami berjumpa
dalam suatu ketidaksengajaan, waktu itu meskipun aku
sudah berusia duapuluh dua tahun, namun sifat kekanakkanakkanku
belum luntur Aku sangat binal dan liar.
Ketika kami berjumpa, tanpa sengaja, aku memaksa
dia untuk beradu pedang denganku, Waktu itu dia
mengalah, tapi aku bukan saja tak sudi menerima
kebaikannya itu malahan kugunakan kata-kata yang
paling keji untuk memanasi hatinya dan memancing
amarah-nya, padahal kepandaian silat yang dimilikinya
masih sepuluh kali lipat lebih hebat ketimbang kepa
ndaianku. Akhirnya atas desakan dan pancinganku

934
berkobar juga hawa amarahnya, ia segera melancarkan
sebuah serangan kilat, hanya dalam satu gebrakan saja
ia berhasil memaksa senjataku terlepas dari genggaman"
"lbu, betulkah kepandaian silat yang dimiliki ayah
begitu lihai?" sela gadis cantik berbaju hijau itu tiba-tiba.
Tan Giok-hiong tertawa getir, lanjutnya: "Padahal di
dalam serangannya tersebut dia belum menggunakan
seluruh kekuatan yang dimilikinya, namun pedang yang
berada dalam genggamanku berhasil digetar olehnya
hingga mencelat sejauh tiga kaki. Waktu itu aku malu
bercampur mendongkol.
Dalam keadaan demikian aku menangis tersedu-sedu,
ia berusaha menghiburku membujukku dengan kata-kata
manis bahkan minta maaf kepadaku, tapi aku tidak
menggubris. Tangisku malah makin men-jadi-jadi,
Akhirnya dia memungut kembali pedangku dan
mematahkan pedang sendiri jadi dua bagian dan dibuang
ke atas tanah, namun perbuatannya ini belum mampu
melenyapkan rasa mendongkolku, Di saat dia kehabisan
daya dan bermaksud meninggalkan tempat itu, tiba-tiba
kusambar pedang ku sendiri lalu kutusuk tubuhnya...."
"Aduh.. ibu, kenakah tusukanmu itu?" Gadis cantik itu
menjerit kaget.
"Yaa," tusukan itu persis mengenai bahu kirinya
sedalam tiga inci, Darah segar segera bercucuran amat

935
deras. Padahal berbicara dari kehebatan ilmu silat yang
dimilikinya, sekalipun kulancarkan serangan bokongan
pun rasanya sulit untuk melukai dirinya, agaknya dia
memang sengaja membiarkan badannya tertusuk pedang
ku sehingga rasa mendongkolku dapat terlampiaskan"
Tiba-tiba gadis cantik itu mengalihkan sepasang
matanya ke wajah Lim Han- kim kemudian ujarnya
dengan sedih: "Betulkah ayah adalah seorang yang
begitu baik di dunia ini? Aaai, selain ayah, mungkinkah di
dunia ini masih terdapat lelaki baik lainnya?"
Tan Giok-hiong menoleh memandang putrinya
sekejap. kemudian melanjutkan kata-katanya: "setelah
menusuk tubuhnya, entah karena masih menyesal atau
rasa gusarku belum padam, tanpa mengucapkan sepatah
kata pun aku segera berlalu meninggalkan dia...."
Dia menengadah dan menghela napas panjang,
setelah berhenti sejenak terusnya:
"setelah berlarian belasan li jauhnya tiba-tiba aku
merasa bahwa tindakanku ini kelewatan dan tidak
berperasaan, maka aku segera berlari balik untuk
mencarinya, tapi tempat itu amat sepi dan tak
kutemukan sesosok bayangan manusia pun, akhirnya
sambil mengawasi ceceran darah yang menodai
permukaan tanah aku menangis tersedu-sedu."

936
"soal cinta dan soal berbakti merupakan dua hal yang
aneh, manusia mana di dunia ini bisa memahaminya?"
sela Li Tiong-hui pelan-
Tan Giok-hiong tersenyum, sambung-nya: "semenjak
peristiwa hari itu, aku selalu berusaha untuk melacak
jejaknya, tapi dunia amat luas ke mana aku harus
mencari jejaknya? Dengan mengorbankan waktu selama
satu tahun aku belum berhasil juga menemukan
jejaknya. Ketika suatu hari aku berkelana ke wilayah Kuiciu
dan berjumpa dengan lima manusia aneh dari Lamthian,
aku terluka oleh racun mereka serta ditawan di
bukit Ai-lau-san.
Agaknya lima manusia aneh itu punya maksud yang
jahat, bukan saja mereka enggan membunuhku malahan
luka racunku di obati sampai sembuh, Di saat yang kritis
tiba-tiba dia muncul di sarang kelima manusia aneh itu.
setelah bertarung mati-matian selama sehari semalam
akhirnya kelima manusia aneh itu berhasil dikalahkan dan
aku pun tertolong dari ancaman bahaya...."
"sayang aku tak sempat melihat bagaimana rupa
ayahku itu," sela si nona cantik berbaju hijau itu sambil
menghela napas sedih.
Dengan nada pedih Tan Giok-hiong ber-kata: "Nak,
coba perhatikan lukisan yang tergantung di dinding itu,
dialah ayahmu almarhum." serentak para jago berpaling
ke arah yang ditunjuk. di belakang hiolo besar, di antara

937
asap putih yang menyelimuti ruangan, tampak sebuah
lukisan tergantung di atas dinding.
Terdengar gadis cantik itu berseru keras: "lbu, kenapa
tidak kau beritahukan kepadaku sejak dulu? sudah sering
kali aku mendampingi lukisan ayahku, tapi tak pernah
kutahu kalau dia adalah lukisan ayah kandungku...."
Cepat-cepat dia berjalan menghampiri lukisan
tersebut, ujung bajunya segera dikebaskan
membuyarkan asap putih yang menyelimuti seluruh
ruangan, begitu asap buyar maka muncullah lukisan itu
dengan jelas.
Lukisan tersebut menggambarkan seorang sastrawan
setengah umur yang berwajah tampan, orang itu duduk
bersila namun mimik mukanya sama-sama memancarkan
penderitaan yang luar biasa, seakan-akan sedang
menahan sakit akibat luka yang parah.
Menyaksikan lukisan ini tiba-tiba satu ingatan melintas
dalam benak Li Bun-yang, pikirnya: "Walaupun lukisan ini
menggambarkan posisi serta gaya yang berbeda, namun
lukisan yang tergantung di sini dan di luar ruangan jelas
berasal dari karya satu orang yang sama, namun beda
sekali dengan tulisan di kedua sisinya... tulisan itu penuh
tenaga dan gaya tulisannya sangat indah, Hal ini
menunjukkan bahwa emosi pelukis itu sedang bergelora
sehingga tanpa disadari gejolak perasaannya terekam
juga dalam tulisan-tulisannya .... "

938
Terdengar nyonya setengah umur itu berkata: "Nak.
lukisan-lukisan itu merupakan pelampiasan emosi
ayahmu menjelang saat ajalnya, setelah menulis dan
melukis hasil-hasil karya tersebut, ia mulai mengobati
lukanya, tapi pada akhirnya karena duka yang
dideritanya terlampau parah dan gejolak emosinya tak
berhasil ditenangkan tiga hari kemudian lukanya
bertambah parah dan menyebabkan ajalnya tiba, itulah
akhir dari kehidupan bahagia kita bertiga...."
setelah menghembuskan napas panjang, lanjutnya:
"Cuma pada waktu itu kau belum dilahirkan sehingga
belum diketahui lelaki atau perempuan Kasihan ayahmu
itu belum sempat melihat bagaimana wajahmu tapi harus
pergi untuk selamanya.... Malahan sebelum ajalnya tiba,
ayahmu masih sempat melampiaskan perasaannya, dia
bilang amat rindu kepadamu. Aaai.. setelah menumpas
lima manusia aneh serta menyelamatkan jiwaku dulu,
kami sempat melewati suatu kehidupan yang riang
gembira, ia membawaku ke suatu tempat dengan
pemandangan alam yang sangat indah.
Lukaku diobati lalu kami hidup berkumpul tak pernah
berpisah kecuali setengah tahun sekali dia turun gunung
membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari kami.
selama tiga tahun hubungan cinta kami makin mendalam
dan masing-masing pihak sudah bertekad tak akan
pernah berpisah lagi, tetapi ayahmu yang tinggi hati itu
belum pernah menyinggung tentang soal perkawinan

939
denganku, sedang aku pun rikuh untuk mengutarakan
masalah ini, maka aku pun beralasan bosan hidup di
tempat yang sepi dengan harapan ia menahanku dengan
ikatan perkawinan"
"siapa sangka dia malah berkata sambil tersenyum: "
Kalau memang adik Hiong bosan hidup di tempat yang
sepi, mari kutemani kau turun gunung mencari
kesenangan- Tentu saja jawaban ini membuat aku serba
salah, terpaksa apa yang telah kuutarakan harus
dilaksanakan tiga tahun kemudian kami muncul kembali
dalam dunia persilatan.
"Nama besar jago pedang naga sakti kian lama kian
bertambah terkenal, tapi cintaku kepadanya lama
kelamaan berubah jadi benci, akhirnya pada suatu
malam bulan purnama aku meninggalkan dirinya tanpa
pamit...."
Tiba-tiba gadis cantik berbaju hijau itu menghela
napas panjang, ujarnya: "Kepergian ibu tanpa pamit
tentu menyedihkan perasaan ayah" Tan Giok-hiong turut
menghela napas panjang.
"Meskipun ayahmu berwatak aneh dan suka
menyendiri namun perasaan cintanya amat mendalam.
Kepergian ibu tanpa pamit membuat ia jadi gila saking
gelisahnya...."
"Apa? Ayahku jadi gila?"

940
"Benar, ia jadi gila. Dari seorang pemuda perlente
berwajah tampan berubah jadi seorang manusia aneh
berambut awut-awutan dan pakaian tak karuan, ia
mengembara dalam dunia persilatan tanpa tujuan,
semua tempat didatangi dan diobrak abrik, waktu itu
orang-orang yang ternama muncul bersama dengan
kemunculannya, kecuali empek siang masih ada lagi si
Hakim sakti Ciu Huang, si dewa Jinsom Phang Thian-hua
serta beberapa orang lagi.,,."
Pelan-pelan sinar matanya menyapu wajah para jago,
kemudian melanjutkan "Agaknya beberapa orang itu
mempunyai pandangan yang salah terhadap dia, mereka
mencarinya dan beradu pedang...."
sorot matanya kembali melirik siang Lam-ciau sekejap.
lalu terusnya: "Kecuali dia, menurut apa yang kuketahui
dari tiga orang yang mencari dia untuk beradu pedang,
satu persatu berhasil memenuhi harapan mereka...."
"Aaaaai, entah ayah berhasil menang atau kalah
dalam pertarungan itu?" bisik si nona cantik tanpa sadar.
"Tentu saja menang, meskipun aku tidak menyaksikan
sendiri keperkasaannya dalam menghadapi beberapa
orang jago lihai itu, namun ditinjau dari tiadanya orang
yang mengusiknya lagi semenjak peristiwa itu dapat
disimpulkan kalau dialah yang menang."
"Aaaai... sungguh gagah ayahku"

941
"Tidak seorang pun jago persilatan pun di dunia ini
yang sempat menyaksikan jalannya beberapa
pertarungan yang menggetarkan bumi itu, namun
peristiwa tersebut cukup menggemparkan seluruh dunia
persilatan, Tentu saja akupun ikut terkejut oleh kejadian
ini, karena kuatir ia terluka di tangan orang, maka
akupun tergesa-gesa pergi mencarinya. Di tengah jalan
itulah aku bertemu dengan empek siang mu ini...."
"Waktu itu aku sedang diganggu beberapa orang jago
dari rimba hijau, untung siang tayhiap datang menolong
dan menyelamatkan aku dari bahaya maut...."
Ia berpaling dan memandang siang Lam-ciau sekejap
dengan pandangan minta maaf, kemudian terusnya:
"Tapi ketika itu aku hanya menguatirkan keselamatan
Kang Bok hong, Tanpa berucap terima kasih aku segera
pergi meninggalkan dirinya. Akhirnya aku berhasil
menemukan Kang Bok-hong. Meski dia sudah agak
sinting namun masih dapat mengenali diriku...."
sekulum senyuman lembut segera menghiasi
wajahnya, terusnya: "Kali ini akulah yang membantu dia.
Kubawa dia ke tempat yang sepi sekali dan tinggal di
sebuah dusun yang terpencil Kutemani dia dan obati
penyakitnya, seperti diketahui sakit gilanya lantaran aku,
maka dalam perawatan yang teliti tak sampai setengah
tahun kemudian penyakit gilanya telah sembuh sama
sekali, Ketika sakitnya belum sembuh, aku hanya

942
menguatirkan keadaan penyakitnya itu dan tak pernah
memikirkan masalah lain, tapi setelah penyakitnya
sembuh, aku pun jadi teringat akan suatu kejadian yang
sangat aneh."
"Apakah lantaran dalam setengah tahun ini tak ada
orang yang mengusik ketenangan kalian di dusun itu?"
sela Li Tiong-hui,
"Benar, ketika aku mengajak suamiku datang ke
dusun tersebut secara samar-samar dapat kurasakan
banyak orang ikut menguntit sampai di situ, tapi setelah
menetap di situ malahan tak tampak seorang manusia
pun yang datang menyatroni kami, benar-benar dapat
melewati kehidupan selama setengah tahun itu dengan
tenang...."
Ia berpaling memandang putrinya sekejap. kemudian
setelah berhenti sebentar lanjutnya: "Penghidupan
selama setengah tahun itu merupakan saat-saat yang
paling gembira dalam hidupku, ayahmu yang tinggi hati
seratus persen tunduk di bawah keinginanku, singa yang
ganas telah berubah jadi amat jinak."
"ibu, kau memang sangat hebat." puji gadis cantik itu
sambil tertawa, Tan Giok-hiong menghela napas
panjang, kembali lanjutnya: "Setelah dia sembuh dari
sakit gilanya, kami pun segera menikah. setelah hidup
penuh rintangan dan cobaan akhirnya apa yang menjadi
harapan kami pun terkabulkan Bisa dibayangkan betapa

943
gembiranya perasaan hatiku waktu itu. Kang Bok hong
tidak lagi mencampuri urusan dunia persilatan, padahal
dengan nama besarnya yang sudah menggetarkan
seluruh kolong langit, siapa saja menaruh berapa bagian
rasa jeri kepadanya, asal dia tidak mencari orang lain
tentu saja orang pun tak akan datang mencari dirinya."
"Dalam melewati kehidupan kami yang paling gembira
dan bahagia itu, sepanjang hari kami berpesiar ke
tempat-tempat terkenal berpesiar di tempat
berpemandangan indah, Kami tak pernah membicarakan
soal dunia persilatan, Akupun memusatkan perhatian
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Tak nyana kehidupan kami yang berbahagia itu tidak
berlangsung lama, saat aku hamil tiga bulan, tiba-tiba ia
pergi dari dusun itu, Dalam surat yang ditinggalkan, ia
memberitahu kepadaku hendak mengunjungi seorang
sahabat karibnya. Kepergiannya kali ini paling lama
sepuluh hari tentu sudah balik kembali."
"Meski dia menepati janji dan pulang pada waktunya
namun seluruh tubuhnya sudah terluka parah, Dalam
keadaan itulah ia menulis kata-kata syair ini sambil
bersemedi Aku tahu dia tak ingin mati, ia tak tega
meninggalkan istrinya serta anaknya yang belum lahir, ia
menggunakan seluruh kekuatan yang dimilikinya bergulat
melawan maut, tapi akhirnya karena luka yang
dideritanya begitu parah ditambah lagi hawa amarah

944
yang menggelora di dalam dadanya, tak sampai tiga
malam ia mati karena luka yang semakin parah.
sebelum menghembuskan napasnya yang
penghabisan ia minta maaf kepadaku berulang kali
karena tak bisa mendampingi aku sampai tua nanti Dia
pun minta aku memutuskan sendiri masa depanku
selanjutnya, jangan sampai terbeban karena nama atau
adat, Aku sudah terlalu banyak berhutang kepadanya,
mana mungkin aku bisa menghianati cintanya itu?
Betul dia suruh aku mencari pasangan hidup lagi,
namun dari ucapannya ini menandakan betapa
mendalamnya dia cinta kepadaku, betapa besarnya jiwa
dia... tapi beberapa patah kata itu justru bagaikan
sebilah pisau tajam yang menghunjam ke ulu hatiku...."
Li Tiong-hui menghela napas panjang, selanya: "Kang
Locianpwee benar-benar seorang yang cerdas dan
berjiwa besar, kebesaran jiwanya ini sukar ditandingi
siapa pun...."
Terdengar Tan Giok-hiong melanjutkan kata-katanya:
"Waktu itu aku mendongkol bercampur gelisah, tanpa
sadar aku pun mengucapkan sumpah berat, Aku
bersumpah apabila dalam hidupku berikut sampai jatuh
hati lagi kepada orang lain, biar aku sakit parah selama
hidup dan tak bisa mati dengan tenang."

945
Mendengar kata-kata tersebut para jago merasa
terkesiap. pikir mereka tanpa sadar: "Jangan-jangan dia
termakan oleh sumpah sendiri..."
Tentu saja ingatan tersebut hanya melintas di dalam
benak setiap orang, siapa pun segan mengutarakannya
keluar.
Kembali Tan Giok-hiong meneruskan kata-katanya: "Di
saat sumpah berat itu meluncur ke luar dari mulutku, dia
putus napas dan pergi untuk selamanya, Kejadian itu
benar-benar membuat hatiku hancur dan pedih sekali,
Aku menangis empat hari empat malam tanpa berhenti,
sampai air mataku berubah jadi cucuran darah...."
Mendadak ia berpaling memandang putrinya sekejap.
setelah itu lanjutnya: "Coba aku bukan lagi mengandung
kau, aku benar-benar tidak memiliki keberanian untuk
melanjutkan hidup seorang diri, Terbayang aku sedang
mengandung darah dagingnya, terpaksa aku harus
menahan rasa sedih dan perasaan hancur luluh ini untuk
melanjutkan hidup dan mengubur jenasahnya.
"Setelah mengebumikanjenasah suamiku ini, akupun
mencari sebuah tempat sepi dekat dusun tersebut untuk
menetap. Bertahun-tahun lamanya aku hidup
mendampingi kuburannya, Rencanaku waktu itu setelah
melahirkan anak. aku putuskan tak akan mewariskan
ilmu silat kepadanya, Aku ingin anakku belajar sastra
atau mungkin jadi seorang petani biasa, aku tak ingin

946
anakku terlibat lagi dalam semua persoalan dan masalah
dalam dunia persilatan sehingga mengikuti jejak
suamiku. . . . "
Bicara sampai di sini ia berhenti sejenak. dengan sorot
matanya yang sayu ditatapnya wajah beberapa orang itu
sekejap. kemudian sambungnya: "Tapi sayang
perhitungan manusia tak bisa mengungguli keinginan
takdir, selama berapa bulan aku tinggal di gubuk itu
tanpa kejadian sesuatu, apa pun, kesedihan dan
kepedihan telah melumatkan semangatku tapijuga
semakin mengukuhkan niatku untuk menemani kuburan
suamiku selamanya."
"Malam itu hujan badai sedang berlangsung, tiba-tiba
aku merasa perutku sakit sekali seperti diremas-remas,
Bayangkan saja bagaimana keadaanku waktu itu,
seorang nyonya tanpa pengalaman yang hidup
memencilkan diri di tengah hutan, di tengah hujan badai
yang amat deras dan baru saja tertimpa kemalangan
tiba-tiba harus melahirkan-.. tapi aku sama sekali tak
takut, gentar pun tidak, Kurang lebih menjelang tengah
malam, akhirnya lahirlah anak Hong."
Kembali Li Tiong-hui menghela napas panjang, pujinya
dengan sedih: "Locianpwee, hatimu keras bagaikan baja,
aku benar-benar kagum akan kehebatan dan
ketegaranmu."

947
Tan Giok-hiong tertawa pedih, lanjutnya: "Pada saat
sepuluh hari setelah aku melahirkan anak Hong, malam
itu tiba-tiba di muka gubukku kedatangan enam-tujuh
orang asing, Dandanan orang-orang itu beraneka ragam,
ada pendeta, ada rahib ada pula manusia biasa. Mereka
berkoar ingin membuat perhitungan dengan suamiku
almarhum, Dasar watakku tinggi hati, meskipun belum
lama melahirkan, aku tak sudi dihina orang seenaknya.
Tanpa perduli kesehatanku masih lemah, aku pun cabut
pedangku dan bertarung mati-matian melawan mereka."
"Entah siapa di antara pengeroyokku itu, dalam
pertarungan sengit yang sedang berlangsung tiba-tiba ia
lepaskan senjata rahasia beracun yang persis melukai
tubuhku, Di saat jiwaku terancam bahaya maut inilah
siang Lam-ciau muncul tepat pada waktunya."
"Dengan mengandalkan sepasang telapak tangannya
dia babat semua pengeroyok itu hingga tumpas,
walaupun ia berhasil menolongku tapi karena terlalu
lemah, begitu melihat para musuhku telah tumpas,
tenagaku juga ikut buyar aku pun jatuh pingsan...."
"Kasihan benar nasibmu ibu..."jerit gadis cantik itu
tiba-tiba. Air mata pun jatuh bercucuran membasahi
pipinya.
Dengan penuh kasih sayang nyonya itu membelai
rambut putrinya, katanya lembut: " jangan menangis

948
anak Hong, aku masih ada banyak perkataan yang harus
disampaikan aku tak punya banyak waktu lagi...."
Ia menghembuskan napas panjang, lalu lanjutnya:
"Ketika sadar kembali dari pingsanku, aku temukan
tubuhku sudah berbaring di atas pembaringan,
sementara putriku yang bernasib jelek itu sedang tidur
nyenyak di sisiku, Kamar itu kosong kecuali cahaya
lentera yang redup, aku tidak melihat bayangan siang
Lam-ciau yang telah menyelamatkan kami itu...."
"Kenapa? Apakah empek Siang telah pergi?" tanya
gadis cantik itu sambil memandang Siang Lam-ciau
sekejap.
"Empek Siang adalah seorang lelaki sejati yang
berjiwa besar, Setelah menyelamatkan ibu, ia segera
bersembunyi di luar rumah, tapi di saat aku berusaha
meronta bangun, tiba-tiba saja ia muncul lagi di muka
pintu dan menasehati aku agar jangan sembarangan
bergerak. Dia bilang aku sudah terkena senjata rahasia
yang sangat beracun dan butuh pil penawar racun dari si
Dewa jinsom Phang Thian-hua untuk memunahkannya,
ia minta aku beristirahat saja di situ sementara dia akan
berangkat mencari Phang Thian-hua untuk memperoleh
pil tersebut.
Sebelum pergi dia pun meninggalkan sebotol pil
mustika yang harus kuminum sebutir setiap dua belas
jam untuk memperiambat daya kerja racun itu."

949
"lbu, kenapa sih empek siang bersikap begitu baik
kepadamu?" Tiba-tiba gadis cantik itu menyela, Tan
Giok-hiong tidak menyangka putrinya akan mengajukan
pertanyaan seperti ini, untuk berapa saat lamanya ia jadi
tertegun dan tak tahu apa yang mesti diucapkan-
Bagi para jago, tentu saja jawabnya sudah jelas dan
gamblang, namun siapa saja merasa rikuh untuk ikut
menimbrung, maka untuk berapa saat suasana dalam
ruang itu jadi sepi.
Tan Giok-hiong berpaling memandang Siang Lam-ciau
sekejap^ lalu pikirnya: "Sesungguhnya dia adalah
seorang pendekar besar yang ternama. justru gara-gara
ingin melindungi kami berdualah menyebabkan ia
memperoleh akhir seperti ini. Budi kebaikannya terhadap
kami berdua lebih tinggi daripada gunung, semisalnya dia
melamarku, mungkin susah bagiku untuk menampik
pinangannya, tapi ia berhasil mengubah rasa cinta
kasihnya yang begitu mendalam menjadi rasa kasih yang
luar biasa terhadap kami berdua.
Delapan belas tahun lamanya dia melindungi
keselamatan jiwaku, bila aku bisa memanfaatkan
kesempatan ini untuk mengutarakan rasa cintaku yang
mendalam kepadanya, paling tidak pelampiasan
perasaanku ini bisa menjadi pelipur lara baginya..."
Berkata sampai di situ, pelan-pelan dia melanjutkan:
"sebab empek Siang amat cinta kepadaku, demi kita

950
berdua ia rela memendam nama besarnya, mengubur
karier dan masa depannya dan melindungi kita selama
delapan belas tahun, Ketahuilah kita berdua bisa hidup
hingga hari ini tak lain semuanya ini berkat pemberian
dan kasih sayang empek siang terhadap kita berdua."
Meskipun para jago sudah memahami perasaan
hatinya, namun siapa pun tidak menyangka kalau dia
begitu berani mengutarakan perasaan hatinya di
hadapan orang banyak. Kalau kejadian itu berlangsung
jaman sekarang, mungkin hal ini tidak mengherankan,
tapi jaman dulu segalanya masih tabu, apalagi seorang
wanita mengutarakan isi hatinya di depan orang banyak.
boleh dibilang peristiwa semacam ini langka sekali,
Terdengar Tan Giok-hiong melanjutkan kembali katakatanya:
"Meskipun empek siang menaruh perasaan
cinta kepadaku, tapi ia adalah seorang lelaki yang gagah.
selama delapan belas tahun belum pernah dia ucapkan
sepatah kata cinta pun kepadaku atau melakukan suatu
perbuatan serta tindakan yang melanggar sopan santun,
Hubungan kami tetap suci bersih, kami tak pernah
melanggar etika kesopanan.
Aku cinta ayahmu tapi juga amat mencintai empek
Siang mu yang berhati tulus itu, dengan kesucian
badanku serta kasih sayang yang mendalam selama
delapan belas tahun aku bayar cinta kasih ayahmu dulu,
tapi selama ini justru menyia-nyiakan kasih sayang

951
empek siang kepadaku, Moga-moga saja dalam
penitisanku mendatang bila aku dilahirkan sebagai
seorang gadis lagi, aku bersedia kawin dengan empek
Siangmu untuk membayar budinya selama ini.
Sekali pun orang di seluruh dunia akan memakiku
sebagai perempuan jalang, tapi aku berani berhadapan
dengan siapa pun karena aku anggap perbuatanku
selama ini bersih."
Tiba-tiba gadis cantik itu menjerit keras lalu menubruk
ke dalam pelukan ibunya dan menangis tersedu-sedu,
sementara Li Tiong-hui dengan wajah serius berkata:
"Kebesaran jiwa locianpwee jarang dijumpai, aku benarbenar
kagum sekali kepadamu."
Sambil membelai putrinya yang masih menangis
tersedu, Tan Giok-hiong menyahut seraya menghela
napas: "Nona Li tak usah memuji aku..."
Kemudian sambil memandang putrinya dan menepuk
bahunya dia menghibur: "jangan menangis lagi, Nak.
Ayahmu almarhum adalah seorang berhati keras, Selama
hidup ia tak pernah melelehkan air mata, sebagai
putrinya kau harus menuruni watak ayahmu itu, hati
harus sekeras baja..."
Gadis cantik itu segera menyeka air matanya dan
benar-benar berhenti menangis, setelah pejamkan
matanya Tan Giok-hiong berkisah lagi: "sesuai dengan

952
pesan empek siang mu itu, setiap dua belas jam aku
menelan sebutir pil pemberiannya. Benar juga, di saat
aku menghabiskan pil terakhir yang ditinggalkan ia telah
muncul kembali di rumah. Kalau dilihat dari wajahnya
yang lelah dan bajunya yang kotor, jelas ia baru saja
menempuh perjalanan jauh serta melangsungkan
pertarungan sengit, tapi ia benar-benar berhasil
membawa pulang pil pemunah racun hasil ramuan si
Dewa jinsom Phang Thian-hua. Berkat pil penawar racun
itulah racun di tubuhku berhasil dipunahkan dan
selamatlah jiwaku."
Kisah ini penuh darah dan air mata, para jago merasa
perasaannya tercekam sehingga semuanya
memperhatikan dengan seksama. Terdengar Tan Giokhiong
melanjutkan kisahnya: "selama hamil dan sedih
karena matinya suamiku, aku belum pernah beristirahat
sehari pun dengan tenang, Di-tambah lagi aku terlibat
dalam pertarungan sengit yang mengakibatkan luka
parah, kendatipun racun yang bersarang di tubuhku
berhasil dipunahkan pil penawar racun ramuan Phang
Thian-hua, tapi akibatnya aku mendapat serangan
penyakit lain yang parah.
Mungkin jika penyakit itu diobati waktu itu aku masih
punya harapan untuk sembuh, tapi rasa ingin menangku
membuat aku mengira dengan andalkan ilmu silatku
waktu itu masih mampu melawan sakitku, Akhirnya tiga
tahun tertunda tanpa pengobatan, jadilah penyakit itu

953
penyakit maut yang mematikan. Dalam keadaan begini
biar ada tabib lihai pun sulit rasanya untuk mengobati
sakitku ini."
"Selama tiga tahun aku melakukan penyelidikan secara
diam-diam atas mereka yang berkomplot membokong
kami malam itu, ternyata yang terlibat dalam komplotan
tersebut mencakup partai siau-lim dan Bu-tong sebagai
dua partai besar.
Kenyataan ini membuat hatiku amat murka, aku
bertekad menggunakan sisa hidupku untuk menciptakan
badai pembunuhan paling keji dalam dunia persilatan
Pada saat inilah secara kebetulan aku bertemu dengan
ketua Hian-hong-kau, yaitu Ui-sik tojin."
" Walaupun waktu itu aku sudah menderita penyakit
maut yang tak tersembuhkan lagi, namun dengan
andalkan ilmu silatku, aku berhasil menghambat daya
kerja penyakitku"
"Sebetulnya Ui-sik tojin adalah teman kami suami istri
berdua dulu, Ketika dia tahu aku telah kehilangan suami,
tiba-tiba muncul niat jahatnya untuk memperkosa aku.
Kebetulan waktu itu saudara siang sedang pergi karena
ada urusan, hidung kerbau itu menggunakan alasan
hendak menghilangkan kangen denganku karena sudah
lama tak bertemu, ia tinggal di rumah kami, saat itulah
dia bercerita kepadaku bagaimana membawa

954
perkumpulan Hian-hong-kau nya melebarkan sayap
sampai di utara dan selatan sungai besar...."
Ia menghela napas panjang, setelah berhenti sejenak
untuk tukar napas, kembali terusnya: " Untuk menarik
simpatiku waktu itu dia telah membocorkan rahasia
partai- nya. selain itu dia pun memberitahu kepadaku
bagaimana caranya mengendalikan anak buahnya. saat
itu aku sedang marah dan penuh rasa dendam setelah
mendengar penuturannya diam-diam timbul niatku untuk
merebut kedudukan sebagai ketua partai tersebut."
Han si-kong yang selama ini membungkam, tiba-tiba
ikut menimbrung: "sebetulnya Ui-sik tojin adalah seorang
perampok ulung yang cukup termashur dalam dunia
persilatan. Dia pandai menggunakan berbagai macam
obat pemabuk dan sudah banyak melakukan kejahatan,
sudah sepantasnya nyonya membunuhnya untuk
melenyapkan bibit bencana bagi umat persilatan,"
Tan Giak-hiong tersenyum.
"Seandainya kubunuh Ui-sik tojin dengan begitu saja,
perkumpulan Hian-hong-kau mustahil bisa sejaya saat
ini. sudah barang tentu aku pun tak nanti bisa jadi ketua
partai ini. Ketika kulihat daftar anggota perkumpulannya
meski bukan terdiri dari jago-jago tangguh, namun
susunan organisasi mereka sangat rapi, sistem
pengendalian anggotanya juga hebat, dalam keadaan

955
penuh rasa dendam dan balas dendam, sodoran ini
benar-benar merupakan pancingan yang luar biasa."
"Aku cinta suamiku tapi telah kehilangan dia. Di saat
hamil aku pun mendapat serangan yang tak
berperasaan, hatiku waktu itu penuh diliputi rasa benci
dan dendam. Aku ingin balas dendam dan ingin
menciptakan badaupembunuhan paling brutal dalam
dunia persilatan, padahal Ui-sik tojin adalah manusia
yang kubutuhkan tenaga-nya, buat apa aku mesti
membunuhnya?"
"Dengan hati sejahat ular berbisa aku bohongi dia
dengan aneka janji sehingga ia mati-matian percaya
kepadaku, mengajakku mengunjungi semua kantor
cabangnya di pelbagai wilayah, cuma waktu itu Hianhong-
kau baru saja tancapkan kaki di daratan Tionggoan,
kekuatan dan pengaruhnya belum besar, kantor cabang
paling besar waktu itu adalah pesanggrahan Tho-hoakit."
"Waktu itu aku sudah bertekad hendak merampas
kedudukan ketua Hian-hong-kau dari tangannya, maka
aku bohongi dia habis-habisan. Aku suruh dia buatkan
sebuah topeng tembaga untukku dan mengajakku ke
mana-mana sambil memperkenalkan kepada anggotanya
bahwa akulah ketua Hian-hong-kau yang sesungguhnya."
" Waktu itu dia sudah percaya penuh kalau aku bakal
kawin dengannya, maka semua permintaanku

956
dikabulkan, selangkah demi selangkah aku mencapai
kesuksesan sebaliknya dia pun selangkah demi selangkah
berjalan menuju kekematiannya."
"Di kala aku berhasil menguasai semua rahasia
partainya, jarak hari yang kujanjikan untuk menikahinya
tinggal dua hari lagi, Waktu itu ia sedang pusatkan
perhatiannya untuk mempersiapkan perkawinan, sedang
aku pun pusatkan perhatian untuk mempersiapkan
kematiannya, meski hatiku penuh diliputi rasa dendam
dan benci, bukan berarti aku sudah kehilangan semua
perasaanku Bila membayangkan kembali sikapnya
kepadaku selama ini, ternyata aku tak tega untuk turun
tangan."
"Ibu, jadi kau telah mengampuni jiwanya?" tanya
gadis cantik itu ingin tahu.
"Tidak. setelah melalui berapa kali pemikiran dan
pertimbangan akhirnya aku tetap membunuhnya, Aku
pun jadi ketua Hian-hong-kau yang sebenarnya dengan
bantuan empek siang serta ilmu pelet yang ditinggalkan
Ui-sik tojin, sepuluh tahun perjuanganku dengan susah
payah akhirnya berhasil membangun partai Hian-hongkau
sehebat dan sejaya saat ini...."
Pelan-pelan dia alihkan sinar matanya ke wajah Li
Tiong-hui, kemudian ujarnya: "Nona Li, bukan aku
sengaja bicara besar, Dengan kekuatan dan pengaruh
Hian-hong-kau saat ini, kemampuan kami sama sekali

957
tidak berada di bawah kekuatan sembilan partai besar
Dalam kotak besi itu tercantum secara jelas daftar nama
anggota partai, peraturan partai, nama-nama para ketua
cabang serta sebab musabab kesediaan mereka jual
nyawa untuk partai Hian-hong-kau. Aku percaya dengan
kepintaran nona Li dalam sekali baca saja sudah
memahaminya .... "
Setelah menghembuskan napas panjang kembali dia
melanjutkan: "Sesungguhnya kekuatan ini merupakan
sebuah kekuatan maha dahsyat yang beraliran sesat.
Maksudku mewariskan jabatan ketua kepada nona tak
lain berharap dengan andalkan kecerdasan nona, kau
bisa mengubah daya kekuatan yang jahat dan sesat ini
menjadi aliran lurus yang benar."
Waktu itu, paras muka perempuan ini telah berubah
jadi merah bercahaya, matanya bersinar-sinar dan
kelihatan segar sekali, tanda-tanda sakitnya boleh
dibilang sudah lenyap sama sekali, Diam-diam Li Tionghui
menghela napas panjang, ia tahu obat racun yang
ditelan perempuan tersebut sudah mulai beraksi, inilah
saat indahnya matahari di saat menjelang datangnya
senja, sejenak lagi cahaya itu pasti lenyap berganti
dengan kegelapan. Maka sambil membungkukkan badan
memberi hormat, katanya:
"Locianpwee tak usah kuatir, setelah aku bersedia
menerima jabatan itu tentu akan kulaksanakan tugas ini

958
dengan sebaik-baiknya, Cuma saja aku tak berani
menjamin bisa mewujudkan apa yang lo-cianpwee citacitakan
itu...."
"Kepintaran nona Li tiada tandingannya di kolong
langit, asal kau bersedia melakukan dengan sungguh
hati, aku percaya usahamu tak mungkin gagal..."
"Locianpwee terlalu memuji."
Tiba-tiba dua tetes air mata jatuh bercucuran
membasahi pipi Tan Giok-hiong, tanpa berbicara lagi ia
peluk putrinya erat-erat. Tampaknya ia sudah mulai
merasakan adanya perubahan dalam isi perutnya, itu
berarti daya kerja obat yang menopang kehidupannya
sudah mulai luntur dan berkurang kasiatnya, sekali dia
roboh maka keadaannya ibarat lentera yang kehabisan
minyak. tak seorang manusia pun di dunia ini yang dapat
memperpanjang usianya lagi.
Berhadapan dengan maut yang setiap saat akan tiba,
dia merasa masih ada banyak persoalan yang hendak
disampaikan kepada putrinya, tapi dia tak tahu harus
mulai dari mana, sehingga untuk berapa saat lamanya
dia membungkam diri sampai lama kemudian ia baru
berkata: "Anak Hong, sepeninggal ibu kau harus
menuruti semua perkataan empek siangmu, ia sangat
mencintai kita berdua, kita pun hutang budi kepa-danya,
kau tak boleh membuat dia marah...."

959
Mendadak ia menengadah lalu roboh ke belakang,
cepat-cepat Li Tiong-hui menyambar urat nadi pada
pergelangan tangan Tan Giok-hiong, serunya tertahan:
"Locianpwee..."
Hawa murninya segera disalurkan ke luar, segulung
hawa panas dengan cepat mengalir masuk ke dalam
tubuh perempuan itu.
"Nona Li...." bisik Tan Giok-hiong lirih. "Rawatlah
anakku baik-baik, dia... dia belum tahu urusan."
Bicara sampai di situ ia sudah tak tahan lagi, matanya
dipejamkan dan napas penghabisan pun dihembuskan.
"lbu.,." Perempuan cantik itu menjerit histeris, lalu
sambil menubruk tubuh ibunya dia menangis tersedusedu.
Pelan-pelan Li Tiong-hui melepaskan genggamannya
pada pergelangan tangan kiri Tan Giok-hiong, sambil
menghela napas sedih bisiknya: "Begitu cepat daya kerja
obat itu berlalu, benar-benar di luar dugaanku...."
"la sudah menderita sakit delapan belas tahun
lamanya," sela Siang Lam-ciau serius. "Kekuatan
hidupnya ibarat api yang hampir padam, mana mungkin
ia bisa bertahan lebih lama?"
Di atas kerutan wajah orang tua ini terlintas
keseriusan yang luar biasa, ia tidak melelehkan air mata,

960
tapi kesedihan yang luar biasa jelas tertanam di balik
perasaan hatinya. Sementara itu, si nona cantik tersebut
sudah menangis mati hidup. isak tangis yang begitu
memedihkan hati membuat suasana dalam ruangan itu
terasa begitu suram dan berat.
Li Tiong-hui menghela napas sedih, bisiknya: "orang
yang telah mati tak mungkin hidup kembali, Siang
locianpwee, bujuklah nona Kang agar jangan menangis
lagi."
Siang Lam-ciau segera ayunkan tangannya menotok
jalan darah gadis cantik itu, kemudian ujarnya dengan
suara rendah dan berat: "Nona Li sudah menjadi ketua
Hian-hong-kau, dalam urusan kematian ini harap kau
berikan usul dan keputusan, Aku tak tega menyaksikan
kepergiannya, untuk sementara waktu aku ingin
mengajak anak Hong menghindari tempat ini selama tiga
hari. Tiga hari kemudian aku pasti datang menunggu
perintah dan berbakti selama tiga tahun kepadamu...."
Sesudah berhenti sejenak, kembali lanjutnya: "Tapi
aku perlu beritahu lebih dulu, selama hidup aku hidup
bebas tanpa ikatan sebelum akhirnya terbelenggu oleh
cinta yang mengakibatkan aku mengalami nasib begini di
hari tua, maka dalam tiga tahun masa baktiku
kepadamu, aku hanya mau menuruti perintahmu dalam
menghadapi musuh, sedang masalah perkumpulan aku
tak mau tahu.."

961
" kalau cuma urusan kecil tentu saja aku tak akan
mengganggu ketenangan Locian-pwee, jadi dalam hal ini
locianpwee tak usah kuatir."
"Kalau begitu, urusan penguburan kuserahkan
kepadamu, maaf aku harus berangkat lebih dulu,"
Selesai berkata dia gendong gadis cantik itu dan
berlalu dari sana, Dalam waktu singkat bayangan
tubuhnya sudah lenyap dari pandangan, sepeninggal
siang Lam-ciau, dengan kening berkerut Han si-kong
segera berkata: "Biar aku pergi mencari peti mati dulu
untuk mempersiapkan layonnya"
"Kalau dugaanku tak meleset, semestinya ia sudah
mempersiapkan segala sesuatunya," sahut Li Tiong-hui.
Bicara sampai di situ ia segera menyingkap tirai dan
masuk ke ruang belakang, Perabot dalam ruang belakang
sangat sederhana, kecuali sebuah pembaringan kayu
hanya terdapat meja dan bangku,
Dengan cepat Li Tiong-hui membuka kotak besinya,
benar juga pada lapisan teratas terdapat sepucuk surat,
surat itu berbunyi demikian: "Di bawah pembaringan
kayu terdapat peti mati batu. Dalam peti terdapat dua
potong batu dingin berusia seribu tahun. Asal peti batu
ditutup rapat maka jenasah akan tetap utuh. Berita
kematianku harap dirahasiakan danjangan sampai bocor
keluar."

962
Surat itu ditulis sangat rapi, jelas tulisan dari Tan Giokhiong
yang telah dipersiapkan sejak lama dan disimpan
dalam kotak besi itu, Di bawah tumpukan surat terdapat
sejilid kitab bersampul putih, pada sampul itu tertuliskan:
" Kitab Rahasia ilmu Pedang dan pukulan dari Kang Bok
hong."
Tapi di sisinya tertera dua baris huruf kecil yang
berbunyi: " orang sakti selalu muncul di permukaan
bumi. Dunia persilatan tak pernah ada orang nomor
satu."
Di bawah kitab tersebut terdapat lagi sebuah kitab
bersampul kuning, pada sampulnya tertera empat huruf
besar yang berbunyi: "Kitab suci Hian-hong."
Di sisinya terdapat juga dua baris tulisan kecil yang
berbunyi:
"Kitab tak boleh dilihat empat mata, Hukum tak boleh
diwariskan enam telinga."
“Siapa berani melanggar pantangan ini, pasti
mengalami nasib tragis. Ingat ..Ingat.”
Li Tiong-hui menghela napas panjang, disimpannya
kembali kitab-kitab itu dan ditutupnya kembali kotak besi
itu, kemudian ia menggeser pembaringan kayu. Benar
juga di bawah pembaringan itu terdapat sebuah peti mati
batu. Ketika dibuka penutupnya segera berhembus ke

963
luar hawa dingin yang menusuk tulang, ia segera keluar
dari ruangan itu, membopong jenasa h Tan Giok-hiong
dan membaringkannya ke dalam peti mati batu itu.
Setelah menutup rapat peti itu, ia geser kembali
pembaringan kayu di atasnya dan mulai berdoa: "Locianpwee,
beristirahatlah dengan tenang, Aku pasti akan
menggunakan segenap kemampuan yang kumiliki untuk
menyelesaikan harapanmu dan membawa kekuatan
sesat Hian-hong-kau kembali kejalan yang benar. Apabila
usahaku berhasil, perkumpulan Hian-hong kau pasti
kububarkan dan kitab suci Hian-hong kubakar lumat
hingga tak menjadi bibit bencana bagi dunia
persilatan...."
Selesai berdoa, pelan-pelan ia tinggalkan ruangan itu,
BAB 29. Gadis Aneh Di Loteng para orang-
Gagah
Tiba-tiba Han si-kong menghela napas panjang sambil
berkata: " Kembali aku saksikan sebuah peristiwa tragis
dunia persilatan, aaai... sampai kapan dunia persilatan
bisa terbebas dari semua masalah budi dan dendam..?"
Dengan sorot mata yang berkilat Li Tiong-hul
menyapu Han si-kong sekalian sekejap. kemudian
ujarnya: "sekarang aku telah menjabat sebagian ketua

964
Hian-hong-kau gara-gara dukungan dari kalian semua,
Pesan akhir nyonya Kang sebelum ajalnya juga telah
kalian dengar, Kekuatan sesat yang dimiliki perkumpulan
Hian-hong-kau saat ini sudah cukup mampu untuk
menandingi kekuatan sembilan partai besar. Meskipun
kenyataannya belum tentu demikian, aku percaya
selisihnya pun tak jauh, padahal situasi dalam dunia
persilatan saat ini sangat kacau.
Apabila kita bisa manfaatkan kekuatan yang maha
dahsyat ini untuk mewujudkan kesejahteraan orang
banyak. maka keberhasilannya tentu jauh melebihi
kekuatan gabungan kita beberapa orang."
"Menurut penilaian aku si monyet tua, dari beberapa
orang tokoh sakti dunia persilatan dewasa ini, si Datuk
sepuluh penjuru siang Lam-ciau terhitung menempati
urutan pertama, sekarang dia membantu di pihakmu,
ditambah pula dengan kecerdasan nona yang tiada
taranya, aku percaya tak sulit bagi kalian untuk
mencokolkan diri menjadi satu kekuatan baru di luar
sembilan partai besar."
Mencorong sinar tajam dari mata Li Tiong-hui setelah
mendengar perkataan itu,
kembali dia memandang Lim Han-kim sekejap. lalu
katanya: "orang sakti selalu muncul di permukaan bumi,
dunia persilatan tak pernah ada orang nomor satu.
Aaai,., Aku hanya seorang gadis biasa, bagaimana

965
mungkin bisa bergelut untuk selamanya dalam
percaturan dunia persilatan? Apabila harapan nyonya
Kang sudah terpenuhi, aku pun ingin mengundurkan diri
dari keramaian dunia dan tak pernah muncul kembali
dalam keruwetan dunia persilatan-"
"Dunia persilatan tak pernah ada orang nomor satu...."
gumam Han si-kong lirih.
"Benar," sela Li Bun-yang, "sejak dulu sampai
sekarang, jago lihai yang bermunculan dalam dunia
persilatan mencapai ribuan orang, siapa yang sanggup
mempertahankan gelar orang nomor satu dari dunia
persilatan-...?"
Lim Han-kim yang selama ini hanya duduk
membungkam, tiba-tiba melompat bangun pada saat itu
sambil serunya: "Nona Li, kuucapkan selamat kepadamu
atas keberhasilan nona menjadi ketua Hian-hong-kau...."
"Hmmm Tak usah memuji," tukas Li Tiong-hui sambil
mendengus dingin Lim Han-kim segera menangkap nada
permusuhan di balik ucapan gadis itu, untuk sesaat dia
tertegun, tapi kemudian katanya lagi: "Seharusnya aku
tinggal di sini untuk membantu kalian selama beberapa
hari, tapi berhubungan aku menguatirkan keselamatan
adikku sehingga terpaksa harus berangkat sekarang
juga guna melacak jejaknya. Maaf, terpaksa aku harus
mohon diri lebih dulu."

966
Selesai berkata sebera memberi hormat dan
meninggalkan tempat itu dengan langkah lebar.
Paras Li Tiong-hui berubah hebat secara tiba-tiba, dia
seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi niat tersebut
kemudian diurungkan Buru-buru Han si-kong berseru:
"Lote, harap tunggu sebentar, kau tidak punya
pengalaman sama sekali dalam dunia persilatan
bagaimana mungkin bisa berjalan seorang diri, biar aku
temani kau."
"Tidak usah," tampik Lim Han-kim. " Lebih baik
Locianpwee tetap tinggal di sini membantu nona Li,
apalagi dia baru menjabat ketua, pasti banyak urusan
yang harus diselesaikan olehnya, dalam kerepotan ini
tenaga bantuan locianpwee amat diperlukan...."
"Urusan Hiang-hong-kau tak perlu Lim siangkong
kuatirkan, aku bisa selesaikan sendiri" potong Li Tionghui
ketus, Pada saat ini, bukan cuma Li Bun-yang saja
yang melihat gejala kurang beres, bahkan Han si-kong
sendiri pun dapat merasakan bahwa Li Tiong-hui
mempunyai pandangan yang kurang simpatik terhadap
Lim Han-kim dan berusaha membuat malu anak muda
itu.
Dia mencoba berpikir untuk mencari tahu sebab
musababnya tapi tak pernah berhasil, kemudian ia juga
teringat kesanggupannya untuk berbakti kepada Hianhong-
kau, meski belum secara resmi masuk jadi anggota,

967
tapi sebagai seorang lelaki sejati apa yang telah
diucapkan tak boleh disesali maka terpaksa dia
membungkam diri dan mundur ke samping.
Terdengar Li Tiong-hui berkata lebih lanjut: "Sejak
hari ini untuk sementara waktu Hian-hong-kau akan
melakukan hari berkabung bagi kematian ketua lama,
jadi semua gerakan akan ditunda sampai satu bulan
mendatang, Apabila locianpwee ingin pergi, pergilah
mengikuti dia"
Mendengar ucapan itu, Han si-kong segera, menjura
seraya menyahut: "Berhasil atau tidak menemukan
saudara cilik itu, tiga bulan kemudian Han si-kong pasti
akan datang ke mari menunggu perintah."
"Tidak usah, Tiga bulan kemudian aku juga tak tahu di
mana kau berada, pun tidak diketahui masih hidup atau
mati, bila membutuhkan bantuanmu aku tentu akan
mengirim orang untuk mengundang."
"Apabila ada perintah, aku si monyet tua pasti tak
akan menampik," seketika dia sengaja memberi hormat
dan melangkah ke luar dari ruangan itu.
"Locianpwee terlalu serius," balas Li Tiong-hui sambil
tertawa, Ketika sorot matanya dialihkan ke wajah Lim
Han-kim, tiba-tiba saja senyum di wajahnya lenyap tak
berbekas, sikapnya terhadap orang lain selalu ramah
tamah, senyum dikulum dan ucapannya merendah,

968
hanya terhadap Lim Han-kim seorang sikapnya begitu
dingin, ketus dan bermusuhan, seakan-akan antara
mereka berdua terdapat ikatan permusuhan yang amat
mendalam.
Li Bun-yang segera berkerut kening, cepat-cepat dia
meninggalkan ruangan dan mengantar kepergian kedua
orang rekannya itu, Mereka bertiga berjalan dengan
langkah pelan dan bungkam seribu bahasa, sikap
permusuhan Li Tiong-hui terhadap Lim Han-kim
tampaknya telah menciptakan jurang pemisah yang
sangat dalam antara Li Bun-yang dengan Lim Han-kim.
Waktu itu kentongan kelima sudah menjelang tiba,
angin malam terasa berhembus kencang, rembulan dan
bintang tak tampak di langit sehingga suasana terasa
gelap gulita.
Tiba-tiba Lim Han-kim menghentikan langkahnya,
sambil membalikkan badan ujarnya: "saudara Li silahkan
balik, aku mohon diri sampai di sini saja."
Li Bun-yang sebera melangkah ke muka, sambil
menggenggam tangan kanan Lim Han-kim erat-erat
katanya: "saudara Lim, meskipun kepintaran adikku jauh
melebihi diriku yang menjadi kakaknya, namun
bagaimanapun juga ia tetap seorang wanita yang
berbeda jauh sikap maupun sifatnya daripada kita
sebagai kaum pria, tak heran kalau jiwanya agak kerdil
dan cupat pikiran. Apabila ia sudah menyinggung

969
perasaan saudara Lim, tolong pandanglah di wajahku,
tak usah melayani dirinya...." . Lim Han-kim tersenyum,
"Saudara Li terlalu banyak pikiran, mungkin memang
sikapku yang kurang berkenan di hatinya sehingga
adikmu marah kepadaku."
Li Bun-yang menghela napas panjang, katanya setelah
termenung beberapa saat: "sebenarnya aku ingin
mengikuti dirimu pergi melacak jejak adikmu, tapi
sekarang adikku baru menjabat ketua Hian-hong-kau,
segala sesuatunya tentu masih asing baginya, Untuk
membantu kelancaran tugas barunya ini mau tak mau
aku harus tetap tinggal di sini untuk membantunya,
pokoknya kalau urusan di sini sudah beres, aku pasti
akan menyusul kalian dan bergabung lagi untuk melacak
jejak adikmu itu."
"Saudara Li tak perlu sungkan-sungkan, aku rasa
dengan adanya Han locianpwee yang menemani
perjalananku ini, segala sesuatunya tentu bisa kami
atasi...."
Han si-kong yang ada di samping mereka kontan
tertawa terbahak-bahak. sambungnya pula: "Ha ha ha
ha,., saudara Li, lebih baik kamu balik saja. Betul ilmu
silatku kurang begitu bagus, tapi pengalamanku cukup
luas, segala taktik busuk dunia persilatan tak nanti bisa
mengelabuhi sepasang mataku, selamat tinggal dan
sampai jumpa lagi..."

970
Ia memberi hormat lalu menarik tangan Lim Han-kim
meninggalkan tempat itu, dalam sekejap mata bayangan
tubuh mereka sudah lenyap di balik kegelapan Setelah
meninggalkan Li Bun-yang, dua orang ini menempuh
perjalanan hampir belasan li jauhnya sebelum
memperlambat langkah-nya. Tiba-tiba Han Si-kong
berkata setelah menghembuskan napas panjang:
"Saudara cilik, aku lihat nona Li seperti menaruh kesan
yang kurang simpatik kepadamu, tahukan kau apa
sebabnya ia bersikap begitu?" Han Si-kong tertawa
hambar.
"Aku sendiri pun tidak merasa telah berbuat sesuatu
yang tak berkenan di hatinya, jadi kenapa bisa begitu?
Aku sendiri pun tidak jelas."
"Yaa, perasaan kaum wanita lebih dalam dari
samudra, Selama hidup aku memang tak pernah bisa
meraba perasaan kaum wanita."
Bicara sampai di situ dia gelengkan kepalanya
berulang kali sambil menghela napas panjang, Lim Hankim
turut menghela napas, katanya: "Kalau tidak
mengalami suatu kejadian, bagaimana mungkin otak kita
bertambah cerdas? Siapa yang menyangka di suatu
gubuk yang terpencil letaknya di tengah hutan, ternyata
hidup seorang pendekar besar macam Siang Lam-ciau
yang menyimpan rahasia begitu besar. Siapa pula yang
mengira ketua Hian-hong-kau yang menyeramkan

971
ternyata adalah sekuntum bunga kenamaan dari dunia
persilatan di masa lalu?"
Mendadak Han Si-kong seperti teringat akan suatu
urusan yang sangat penting, sambil mendepakkan
kakinya berulang kali dengan perasaan gelisah, serunya:
"Waaah.-, celaka, aku si monyet tua benar-benar sudah
tua dan pikun."
"Ada apa?"
"Dalam dunia persilatan sering muncul surat ramalan
yang berisi ramalan tentang situasi dunia persilatan.
Konon surat itu berasal dari buah pena siang Lam-ciau.
persoalan ini sudah bertahun-tahun terpendam dalam
benakku, ketika berjumpa dengan orangnya tadi kenapa
aku lupa untuk menanyakan kepadanya...."
"Di kemudian hari kita masih punya kesempatan untuk
berjumpa dengannya, Aku percaya suatu ketika rahasia
besar ini pasti akan terbongkar juga...."
Begitulah, sambil berbincang-bincang mereka berdua
menempuh perjalanan tanpa berhenti, hari ini sampailah
mereka di wilayah kota si-ciu. sudah cukup lama Han sikong
berkelana dalam dunia persilatan, dia tahu sistem
pelacakan yang tanpa didasari titik terang ini mustahil
bisa terlaksana, apalagi tanpa berusaha mengadakan
kontak dengan para pemimpin dunia persilatan di
pelbagai daerah, Bila hanya mengandalkan kekuatan

972
mereka berdua saja, keadaan tersebut ibarat mencari
jarum di dasar samudra luas.
Sleh sebab itu perjalanan mereka berdua terhitung
sangat lambat Dengan luasnya pergaulan dari Han sikong,
dan lagi kenalannya cukup banyak. perjalanan Lim
Han-kim kali ini betul-betul sangat lancar.
Sepanjang perjalanan mereka berusaha
mengumpulkan informasi tentang Yu siau-liong, namun
usaha tersebut tak pernah berhasil. Tengah hari ini
masuklah mereka ke kota si-ciu. sepanjang perjalanan
hingga tiba ke kota tersebut, Han si-kong sudah
merasakan gelagat kurang baik, ia temukan banyak
sekali umat persilatan yang berbondong-bondong datang
berkumpul di kota si-ciu ini, malah di antara mereka
banyak yang mengenakan pakaian serta dandanan yang
asing, tampaknya mereka berasal dari luar perbatasan
sana.
Melihat semua itu, tak tahan lagi ia berbisik kepada
Lim Han-kim: "saudara cilik, apakah kau tidak melihat
sesuatu yang mencurigakan?"
"Kau maksudkan banyak jago persilatan yang
berkumpul di kota si-ciu ini?"
"Kota si- ciu strategis letaknya dan merupakan
pertemuan dari pelbagai wilayah, perusahaan ekspedisi
sin-bu-piau kiok yang tersohor itu bermarkas di sini pula,

973
selama puluhan tahun belakangan ini seringkali terjadi
peristiwa besar di sini, Banyak pula umat persilatan yang
berjanji mengadakan pertemuan di kota ini, jadi
semestinya kejadian semacam ini lumrah, tapi herannya
dalam peristiwa kali ini, kenapa jago-jago persilatan yang
berkumpul kali ini tampaknya lebih banyak berasal dari
luar perbatasan.
Kalau dilihat dandanan mereka, jelas bukan orang
daratan dan rasanya mereka mesti berdiam paling tidak
selama dua malam di sini,"
Apa yang dipikirkan Lim Han-kim saat ini hanyalah
keselamatan Yu siau-liong, maka ia cuma berkerut
kening tanpa mengucapkan sesuatu, sambil tertawa
tergelak Han si-kong berkata lagi: "Ha ha ha ha...
saudara cilik, justru sekaranglah kesempatan terbaik buat
kita untuk melacak jejak adikmu...."
"Locianpwee, maaf aku tidak begitu mengerti maksud
ucapanmu itu," kata Lim Han-kim kebingungan.
Kembali Han si-kong tertawa.
"Dalam dunia persilatan dewasa ini, baik golongan
hitam maupun golongan putih, orang yang terhitung
paling luas pergaulannya dan paling banyak kenalannya
adalah Cong-piau tau dari perusahaan ekspedisi sin-bupiau
kiok. yakni si gelang emas panji baja Chin Hui-hau.

974
Aku pernah bertemu beberapa kali dengannya, meski
bukan terhitung sobat kentalnya paling tidak kami masih
punya sedikit hubungan...."
"Oooh, maksud locianpwee kita minta tolong chin
congpiautau untuk melacak jejak adikku?"
"Betul, lebih baik kita mencari rumah makan untuk
mengisi perut lebih dulu, sore nanti bisa aku berkunjung
ke kantor sin-bu-piaukiok. Asal Chin congpiautau
menyanggupi maka aku percaya semuanya akan beres.
Apabila orang ini ramah dan supel, ucapannya selalu
dipegang teguh, ditambah lagi anak buahnya mencapai
ratusan orang bahkan pegawai-pegawai utamanya
termasuk jago-jago kenamaan sedang kantor cabangnya
juga tersebar sampai di seantero daratan, bukankah
tempat macam ini justru merupakan kesempatan terbaik
bagi kita untuk melacak."
"Pendapat locianpwee hebat, aku kagum sekali"
"Aaaaah, masa kau masih sungkan-sungkan
terhadapku? Kecuali umurku memang lebih tua, dan aku
pun lebih banyak tahun berkelana dalam dunia
persilatan, bicara soal ilmu silat, aku masih ketinggalan
jauh sekali dari kepandaianmu"
Karena semua yang dikatakan memang merupakan
kenyataan, Lim Han-kim hanya tersenyum saja tanpa

975
komentar Han si-kong termasuk orang yang suka
keramaian, ia hapal sekali dengan keadaan kota si-ciu ini.
Tanpa bersusah payah diajaknya Lim Han-kim mampir
ke rumah makan paling besar di kota tersebut, yaitu
rumah makan Kun-eng-lo atau loteng tempat
berkumpulnya para pahlawan-
Waktu itu suasana di rumah makan Kun-eng-lo ramai
sekali, hampir semua bangku telah diisi tamu, suara hiruk
pikuk amat menusuk pendengaran, Han si-kong mencoba
memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, ketika
dijumpainya hampir sebagian besar tamu di situ adalah
umat persilatan kepada pelayan segera bisiknya: "Hey,
ada tidak tempat yang lebih sepi?"
Pelayan itu segera mengerutkan kening, Belum
sempat pelayan itu menolak. dari sakunya Han si-kong
sudah mengeluarkan sekeping hancuran perak dan
disodorkan ke tangannya.
Kening si pelayan yang hampir berkerut langsung saja
mengendor kembali, cepat-cepat sahutnya: "ooh... ada,
pasti ada, mari ikuti hamba."
Ia segera membawa dua orang itu menembusi dua
buah halaman luas dan menuju ke sebuah ruang tamu
yang sepi. sambil tersenyum Han Si-kong memesan
empat macam sayur dan sepoci arak wangi Menunggu
sampai si pelayan meninggalkan mereka berdua, bisiknya

976
kepada Lim Han-kim: " Kusir kereta, tukang perahu,
pelayan dan kuli merupakan golongan manusia yang
paling menjengkelkan tapi justru merekalah yang
memiliki kegunaan yang paling besar. Asal kau punya
duit dan memberikannya pada mereka, maka segalanya
bakal...."
Belum selesai perkataan itu diucapkan, pelayan itu
sudah muncul lagi dengan langkah terburu-buru sambil
berkata: "Tolong bicara kalian berdua pelahan sedikit,
lebih baik lagi jangan sampai mabuk, sebab kamar
sebelah dipakai tamu perempuan," tanpa menunggu
jawaban dari Han si-kong lagi ia turunkan tirai dan
segera berlalu.
Dengan cepat Han Si-kong berkelebat
menyembunyikan diri di belakang pintu kemudian
melongok ke luar, Tampak dua orang dayang kecil
berbaju hijau memapah seorang gadis berbaju putih
yang rupanya sedang penyakitan berjalan masuk ke
rumah sebelah.
Gadis baju putih itu mengenakan kain kerudung hitam
di wajahnya, langkah kakinya sangat lemah dan kalau
bukan dipapah mungkin sudah roboh ke tanah,
sebaliknya dua orang pelayan itu berlangkah tetap dan
menggembel pedang pendek dipunggungnya.
Sebetulnya orang tua ini banyak pengetahuan dan
pengalaman tapi sekarang tak urung timbul juga

977
kecurigaan dalam hati-nya, tanpa terasa ia berpikir:
"Kalau dilihat dandanan dua orang pelayan kecil itu, jelas
mereka ahli silat, sebaliknya gadis berbaju putih itu
seperti sedang mengidap penyakit parah, langkahnya
susah dan lemah. Aku benar-benar tak habis mengerti
dibuatnya...."
Tak selang berapa saat kemudian pelayan tadi telah
muncul kembali menghidangkan sayur dan arak pesanan,
Dengan suara setengah berbisik Han si-kong segera bertanyai
"Hey, pelayan, siapa sih yang ada di kamar
sebelah?"
Pelayan itu ragu-ragu sejenak. tapi jawabnya juga:
"Kaum wanita."
Baru saja dia balik badan hendak pergi, Han si-kong
telah bertanya lebih lanjut: "Macam apa mereka? Berapa
jumlahnya? sudah berapa lama tinggal di sini?"
Sambil menunjukkan ketiga jari tangannya pelayan itu
menyahut lirih: "Tiga orang nona muda, sudah empat
hari tinggal di sini."
"Apa mereka sering keluar rumah?"
"Ooh tidak. selama empat hari tinggal di sini baru hari
ini pertama kali keluar kamar"
"Oooh... kau pernah menjumpai nona itu?"

978
"Belum pernah, nona itu lemah sekali badannya,
sepanjang hari dia hanya berbaring di ranjang, yang
kujumpai hanya dua orang nona yang berdandan sebagai
dayang itu."
Han si-kong segera ulapkan tangannya, "Sekarang kau
boleh pergi dulu, kalau ada urusan aku bisa
memanggilmu lagi."
Pelayan itu sebera memberi hormat dan
mengundurkan diri dari ruangan tersebut.
Setelah menutup rapat daun jendela, Han si-kong baru
berkata sambil tertawa: "Saudara cilik, ingat baik-baik,
orang yang paling susah dihadapi dalam dunia persilatan
adalah gadis muda. orang-orang semacam ini kalau
bukan memiliki ilmu silat yang maha dahsyat,
kebanyakan tentu mengandalkan senjata rahasia yang
amat beracun, Kebanyakan mereka berhati keji dan
racun, terutama menghadapi kaum pria. Biasanya
mereka akan manfaatkan kelemahan kita yang segan
turun tangan lebih dulu untuk mencari keuntungan
pokoknya ingat saja nasehatku ini, kalau dikemudian hari
bertemu dengan kaum wanita, lebih baik tingkatkan
kewaspadaanmu,"
"Betul juga ucapan ini. Ketika tertawan di
pesanggrahan Tho-hoa-kit tempo hari, semuanya itu juga
gara-gara aku kurang waspada terhadap kaum
wanita...."

979
Sementara pembicaraan masih berlangsung,
mendadak terdengar suara langkah kaki manusia
berkumandang datang, disusul kemudian tirai pintu
disingkap orang dan muncullah seorang lelaki berpakaian
ringkas dengan langkah tergesa-gesa.
"Kau hendak mencari siapa?" tegur Han si-kong
dengan kening berkerut, Dengan sorot mata yang tajam
lelaki itu memperhatikan Han si-kong dan Lim Han-kim
sekejap. kemudian sambil menurunkan kembali tirai pintu
katanya pelan: "Maaf, aku telah salah melihat" Tanpa
membuang waktu lagi dia balik badan dan berlalu dari
situ.
"Berhenti" hardik Han si- kong penuh marah. Tangan
kanannya segera menekan permukaan meja, lalu secepat
sambaran petir tubuhnya menyusup ke luar, tangan
kanannya dengan jurus "Macan Emas Pentang cakar"
mencengkeram bahu kiri lelaki itu
Dengan sigap lelaki itu membungkukkan badannya,
bahu kirinya yang terancam tiba-tiba mengegos ke
depan, dengan manis sekali ia berhasil menghindarkan
diri dari sergapan Han si-kong itu sementara itu tangan
kanannya sebera mendayung ke belakang mengancam
pergelangan tangan kanan orang tua itu, gerak
serangannya cepat bagaikan sambaran kilat.
Buru-buru Han si- kong menekuk pergelangan tangan
kanannya ke bawah untuk menghindarkan diri dari

980
serangan orang itu, sementara dalam hati kecilnya
merasa terkejut sekali, pikirnya: "Sungguh tak nyana
ilmu silat yang dimiliki orang ini tangguh sekali Untung
aku tidak dipecundangi...." Dalam saat itu lelaki tersebut
telah berpaling dan menegur sambil tertawa dingin:
"Saudara, apa maksudmu membokong aku dari
belakang?"
"Dalam mata yang jeli tak akan kemasukan pasir,
sudah puluhan tahun aku berkelana dalam dunia
persilatan, kau anggap perjalananku selama ini hanya
perjalanan sia-sia?"
"Hmmm, aku tidak paham," seru lelaki itu sambil
tertawa dingin.
"Tidak paham? Apanya yang tidak paham?" Han sikong
tertegun.
"Ini yang tidak paham" Memanfaatkan kesempatan di
saat Han si- kong masih tertegun, mendadak ia lancarkan
berapa serangan gencar,
Tampaknya Han Si-kong tidak mengira dalam
kesempatan seperti ini lawannya bisa melancarkan
serangan kilat, seketika itu juga ia terdesak pada posisi di
bawah angin.
Sambil tertawa tergelak lelaki itu segera menjengek:
"Ha ha ha ha... sekarang sudah jelas bukan mata siapa

981
yang jeli dan mata siapa yang kemasukan pasir?"
Sementara berbicara serangannya dipergencar, dalam
sekejap mata ia sudah melancarkan berapa jurus
serangan lagi. Kehebatan ilmu silat yang dimiliki orang ini
tampaknya betul-betul di luar dugaan Han si-kong.
Tiba-tiba Lim Han-kim munculkan diri dari balik tirai,
serunya lirih:
"Menyingkirlah Han locianpwee, biar aku saja yang
menghadapi orang ini" Tangan kanannya segera
diayunkan menerobos masuk lewat celah-celah antara
bayangan pukulan kedua orang itu Dengan lima jari yang
setengah melengkung dia berusaha mencengkeram urat
nadi pergelangan tangan kanan lelaki itu
Sergapan yang dilancarkan secara tiba-tiba ini
mengandung perubahan yang sangat banyak dan tak
terduga, mimpi pun lelaki tersebut tidak menyangka
kalau serangan lawan bisa menyergap tiba dengan
kecepatan begitu hebat. Tahu-tahu dia merasakan
pergelangan tangannya jadi kaku, semua kekuatan
serangan yang dimilikinya lenyap secara tiba-tiba.
Han si-kong segera melepaskan satu serangan kilat
menekan jalan darah Mia-bun-hiat di tubuh lelaki itu,
ancamnya: "Seorang lelaki sejati tak akan sudi menelan
kerugian di depan mata. Meskipun aku tak berminat
membunuh orang, tapi kalau dipaksa oleh keadaan,

982
bunuh satu-dua orang bukan terhitung urusan hebat
bagiku, jadi lebih baik kau tahu diri.."
Sebetulnya lelaki itu sudah siap berteriak minta tolong,
tapi niat tersebut segera diurungkan begitu selesai
mendengar ancaman tersebut, mulutnya segera
membungkam dalam seribu bahasa, Han si-kong segera
menyeret tubuh lelaki itu masuk ke dalam ruangan,
secara beruntun ia totok juga jalan darah pada sepasang
lengan dan sepasang kakinya, kemudian setelah
mendudukkan di atas bangku, ujarnya: "Aku hanya ingin
mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu, asal kau
bersedia menjawab dengan sejujurnya akupun segera
membebaskan dirimu dari sini."
"Itu tergantung pertanyaan apa yang hendak
diajukan," sahut lelaki itu dingin, "Kalau tidak
sepantasnya kujawab, biar kepala mesti kutung dada
mesti tembus pun tak nanti kupenuhi permintaanmu itu."
"Bagus" puji Han si-kong di dalam hati. "Bocah ini
cukup gagah dan berjiwa ksatria...." sambil tersenyum ia
pun berseru: "Aku yakin pertanyaanku tak bakal
menyusahkan posisimu" Kemudian setelah berhenti
sejenak. katanya lagi: "Kau sengaja memasuki ruangan
kami, apakah memang berniat menyelidiki asal usul
kami?"
"Aku mendapat perintah untuk mengawasi rumah
makan Kun-eng-lo ini, jadi bukan hanya kalian berdua,

983
setiap orang yang memasuki rumah makan Kun-eng-lo
ini menjadi kewajibanku untuk menyelidiki dan
mengetahui asal usulnya, paling tidak aku harus
memeriksa raut wajah mereka, usianya, serta tempat
pemondokan mereka."
"Kalau begitu saudara pun sedang melaksanakan
perintah orang?"
"Hanya mengandalkan ilmu silat kucing kaki tiga
macam diriku ini masa pantas menduduki jabatan
sebagai pentolan para jago? "
Han Si-kong sebera tertawa tergelak: "Ha ha ha ha...
boleh aku tahu siapa sih dalang di belakang layar yang
memberi perintah kepadamu itu?"
"Maaf, aku tak bisa menjawab pertanyaanmu itu"
Lim Han-kim mengakui dirinya masih kurang
pengalaman dan belum tahu seluk beluk cara
menginterogasi orang lain, maka selama ini dia hanya
berpangku tangan saja tanpa berbicara.
Tampak Han si-kong bangkit berdiri dan ayunkan
tangannya menepuk bebas totokan jalan darah di tubuh
lelaki itu, katanya sambil tertawa: "Pertanyaanku sudah
selesai, silahkan saudara pergi dari sini"
Lelaki itu segera melompat bangun, tapi sebelum
melangkah pergi, tiba-tiba Han si-kong mengangkat

984
cawan araknya seraya berseru: "Barusan aku telah
menyusahkan saudara, untuk itu terimalah secawan arak
penghormatanku ini, anggap sebagai permintaan maafku
padamu"
Lelaki itu agak sangsi sejenak tapi akhirnya dia sambar
cawan arak di meja dan meneguknya hingga habis,
kemudian tanpa bicara dia putar badan melangkah ke
luar.
"Silahkan pergi saudara, maaf aku tidak mengantar"
seru Han si-kong lagi seraya memberi hormat Waktu itu
lelaki tersebut sudah menyentuh tirai pintu dan siap
melangkah ke luar, tiba-tiba dia urungkan niat tersebut
serta pelan-pelan membalikkan badannya kembali.
Setelah memandang sekejap wajah dua orang itu,
katanya pelan "Aku ingin menasehati kalian berdua,
kalau tak ada urusan penting lebih baik tinggalkan
tempat ini secepatnya"
Tidak menunggu sampai Han Si-kong mengajukan
pertanyaan ladi dia putar badan dan berlalu dari situ
dengan langkah terburu-buru. Memandang bayangan
punggung lelaki itu lenyap di balik tirai pintu, Han si-kong
termenung berapa saat lama- nya, kemudian ia baru
berkata: "Lelaki itu tak malu disebut sebagai seorang
lelaki sejati berjiwa ksatria, coba kita gunakan kekerasan
untuk memaksanya bicara, mungkin beberapa patah kata
pun tak nanti kita peroleh..."

985
"Pengalaman locianpwee amat matang, sekali lagi aku
mendapat pelajaran dan pengalaman baru"
Tiba-tiba Han Si-kong bangkit berdiri, bisiknya:
"Saudara cilik, duduklah sekejap di sini, aku hendak
menengok sebentar perusahaan sin-bu piaukiok. Jelekjelek
si gelang emas panji baja chin Hui-hau masih punya
pamor dan kedudukan di wilayah Si-ciu ini, matamatanya
sangat banyak dan tersebar sampai radius
seratus li dari wilayah kekuasaannya .
Selama ini belum pernah ada kejadian sekecil apa pun
yang lolos dari pengamatannya, biar aku cari berita dari
situ sekalian melacak pula jejak adikmu. Paling cepat
setengah jam, paling lama satu jam aku pasti sudah
kembali ke sini."
Orang tua ini memang tak sabaran, begitu bilang mau
pergi, ia segera bangkit berdiri dan berlalu dari situ. Lim
Han-kim sangat menguatirkan keselamatan Yu Siauliong,
hatinya kalut dan tak pernah bisa tenang, Dalam
situasi seperti ini ia merasa tak ada napsu untuk
bersantap. Untuk mengusir waktu dia duduk bersila
sambil mengatur pernapasan.
Tak selang berapa saat kemudian hawa murninya
telah berputar satu putaran dalam tubuhnya, semua
pikiran dan masalah mulai tanggal satu persatu,
semangat pun terasa menjadi segar kembali. Di tengah
keheningan inilah mendadak ia menangkap suara

986
rintihan yang amat lemah berkumandang datang, di balik
rintihan yang lemah itu terkandung pula perasaan kaget
dan takut yang kental.
Satu ingatan segera melintas dalam benak Lim Hankim,
ia segera teringat kembali pada gadis berbaju putih
yang dipapah dua orang dayang kecil berbaju hijau tadi.
Tanpa buang waktu ia segera melompat bangun dan
keluar dari ruangan, Tempat di mana ia berada sekarang
adalah sebuah halaman terpisah yang amat hening,
kalau dari luar sana bergema suara gaduh yang hiruk
pikuk. maka suasana di halaman ini justru amat sepi,
sedemikian heningnya hingga tak kedengaran suara
sedikitpun.
Lim Han-kim mencoba mengawasi situasi di sekeliling
tempat itu. ia melihat beberapa pot bunga di depan pintu
ruang lain tergoyang karena hembusan angin, rupanya
pintu ruangan itu dalam keadaan terbuka. Hal ini segera
menimbulkan kecurigaan dalam hatinya.
Sambil bersidekap tangan, pelan-pelan ia berjalan
mendekati ruangan tersebut, pikir-nya: " Kalau dalam
ruangan itu tak ada penghuninya, tentu saja wajar bila
pintu dalam keadaan terbuka, Apabila penghuninya kaum
wanita, kalau aku berjalan ke-situ dengan santai tak
bakal menimbulkan kecurigaanku".
Berpikir sampai di situ, ia berjalan mendekati pintu
ruangan, tapi apa yang terlihat kemudian segera

987
membuat pemuda ini tertegun Ternyata dua orang
dayang berbaju hijau itu sudah tergeletak di belakang
pintu dalam keadaan jalan darah tertotok, sebuah tirai
kain menutupi pemandangan ke dalam ruangan sehingga
tidak tampak bagaimana keadaan di dalam ruangan
tersebut.
Ia mencoba pasang telinga untuk mendengarkan
namun tak kedengaran sedikit suara pun, suasana dalam
ruangan itu sangat hening hingga menimbulkan perasaan
bergidik bagi pemuda itu. jika dilihat dari situasi seperti
ini, tampaknya kedatangannya sudah terlambat satu
langkah.
Pelan-pelan dia melangkah masuk ke dalam ruangan,
ditemukannya dua orang dayang kecil itu masih
bernapas, maka dia pun menyingkap kain tirai dan
menuju ke ruang dalam. Untuk menjaga segala
kemungkinan yang tak diinginkan, diam-diam ia
menghimpun hawa murninya ke dalam tangan kanan
siap melepaskan sebuah pukulan yang mematikan
Situasi dalam ruangan amat rapi, Dari balik
pembaringan terendus bau harum semerbak yarg sangat
memabukkan Dari balik selimut samar-samar Lim Hankim
menjumpai sesosok tubuh yang kecil mungil masih
tergeletak di situ, namun karena tertutup selimut merah
dari atas sampai ke bawah maka sulit untuk dipastikan

988
apakah di bawah selimut itu betul- betul manusia atau
bukan.
Semua perabot utuh, situasipun seolah-olah aman
coba kalau saja dua orang dayang itu tidak tergeletak di
balik pintu dalam keadaan tertotok jalan darahnya, siapa
pun tak akan menyangka kalau disitu telah terjadi suatu
peristiwa.
"Ada orang kah disitu?" Lim Han-kim segera menegur
setelah mendeham berat-berat.
Tubuh yang melingkar di balik selimut merah itu
kelihatan bergerak sedikit, namun tak kedengaran suara
jawaban Lim Han-kim kembali berpikir: "jelas kamar ini
kamar perempuan sebagai seorang lelaki sejati rasanya
tidak pantas kalau aku memasukinya secara sembrono,
jelas perbuatan macam ini kurang sopan.,."
Berpikir begitu, ia turunkan kembali kain tirainya dan
siap mengundurkan diri, Tapi ingatan lain kembali
melintas di dalam benaknya: "Kedua orang dayangnya
sudah ditotok jalan darahnya, ini membuktikan kalau
dalam ruangan sudah terjadi suatu peristiwa, Demi
keselamatan jiwa gadis itu, rasanya dosa besar kalau aku
masih memikirkan soal sopan santun...."
Sementara ingatan tersebut baru melintas lewat, tibatiba
dari belakang tubuhnya berkumandang datang suara
langkah manusia. Lim Han-kim tidak sempat berpikir

989
panjang lagi, secara otomatis ia berkelebat
menyembunyikan diri di belakang pintu, tirai kain cepatcepat
diturunkan dan ia tempelkan badannya pada
dinding sambil bersiap sedia menghadapi segala
kemungkinan
Kedengaran pintu depan dibuka orang disusul kain
tiraipun tersingkap. seorang kakek ceking berbaju abuabu
menyelinap masuk ke ruang dalam, dengan langkah
lebar ia langsung mendekati pembaringan dan
menyingkap selimut merah yang menutupi gadis itu. Di
bawah selimut tergeletak si nona berbaju putih itu,
rambutnya yang panjang terurai kusut, ia duduk bersila
menghadap ke arah dinding sehingga wajahnya tidak
tampak jelas.
Agaknya kakek ceking berbaju abu-abu itu sedang
memikirkan suatu masalah yang menggembirakan
sekulum senyuman tersungging di ujung bibirnya,
ternyata ia tidak menyadari kehadiran Lim Han-kim yang
bersembunyi di belakang pintu itu.
Posisi di mana ia berdiri sekarang membentuk sebuah
sudut segi tiga dengan posisi Lim Han-kim, jadi
seandainya ia berpaiing ke belakang niscaya jejak Lim
Han-kim bakal ketahuan sayang rasa gembira
membuatnya kurang waspada, seluruh perhatiannya saat
itu sedang tercurahkan ke tubuh nona berbaju putih itu

990
sehingga tak ada pikiran baginya untuk menoleh ke
belakang.
Lim Han-kim mengerahkan segenap tenaga dalam
yang dimilikinya ke dalam telapak tangannya, Asal kakek
ceking berbaju abu-abu itu berniat kurang ajar kepada
gadis berbaju putih itu, maka dia akan lepaskan sebuah
gempuran dengan sepenuh tenaga.
Dari dalam sakunya kakek ceking berbaju abu-abu itu
mengeluarkan sebuah topeng kulit, setelah dikenakan
pada wajahnya ia tepuk bebas totokan jalan darah pada
punggUng gadis berbaju putih itu.
Sebetulnya Lim Han-kim sudah siap sedia melancarkan
serangan, tapi karena dilihatnya totokan kakek ceking itu
berupa ilmu melepaskan totokan maka niat tersebut
segera diurungkan, pikirnya: "Aku tak boleh bertindak
gegabah sehingga salah membunuh orang, toh aku hadir
di sini sekarang, Asal ia tidak berbuat tak senonoh
terhadap nona itu, rasanya lebih baik kutunggu
perkembangan selanjutnya...."
Tampak kakek ceking itu bekerja keras menguruti
jalan darah dipunggung nona tersebut, sampai lama
kemudian baru kedengaran gadis berbaju putih itu
menghembuskan napas panjang sambil menggerakkan
kaki tangannya.

991
Kakek ceking itupun mendehem ringan, katanya: "Kau
tak perlu takut bocah perempuan, asal kau bersedia
menuruti perkataanku aku tak bakalan menyakitimu."
Gadis-berbaju putih itu segera bangkit dan duduk
dipembaringan, teriaknya agak kaget: "siapa kau?"
"Sstt...jungan keras-keras" seru kakek ceking itu
sambil menggoyangkan tangannya berulang kali, "Dua
orang dayangmu sudah ku totok jalan darahnya, jadi tak
usah berharap mereka datang menolongmu."
Walaupun gadis berbaju putih itu sudah duduk. tapi
karena terhadang oleh tubuh kakek ceking berbaju abuabu
itu, maka sulit bagi Lim Han-kim untuk melihat raut
wajah gadis berbaju putih itu dengan jelas, sebaliknya
gadis berbaju putih itupun susah melihat kehadiran Lim
Han-kim.
"Mau apa kau?" Kedengaran gadis berbaju putih itu
menegur lagi,
"Aku hanya ingin minta petunjuk satu masalah, asal
nona bersedia menerangkan secara gamblang, aku pun
tak akan menyakiti nona. sebaliknya jika nona menampik
permintaanku, hmmmm jangan salahkan kalau aku
bersikap kejam kepadamu."
Lim Han-kim sangat keheranan setelah mendengar
perkataan itu,pikirnya dalam hati: "Totokan jalan darah

992
nona itu sudah dibebaskan tapi ia tak memiliki
kemampuan untuk melawan, Hal tersebut membuktikan
kalau gadis ini tak pandai bersilat, paling tidak ia sudah
menyadari kalau bukan tandingan lawan, maka tak
berani bertindak secara gegabah,., Kakek itu bilang ingin
minta petunjuk satu masalah, entah masalah apa yang
dimaksudkan?"
Sementara itu si kakek ceking telah menarik selimut
dan diselimutkan ke tubuh gadis berbaju putih itu sambil
berkata: "Kesehatan badan nona kurang baik, jangan
sampai kedinginan-"
"Apa yang ingin kau tanyakan kepadaku?" Kakek
ceking itu tertawa.
"Ilmu jari siu-lo-sam-si dan ilmu pedang naga langit"
Satu ingatan segera melintas dalam benak Lim Hankim,
pikirnya: "Aneh betul, menurut penuturan ciutayhiap.
hanya dia dan si pedang sakti dari Lam-kiang
yang mengerti ilmu pedang naga langit, itu pun masingmasing
mengerti separuh, kenapa kakek ceking ini bisa
menanyakan masalah tersebut kepada gadis berbaju
putih ini.,.?"
Sementara dia masih termenung, kakek ceking
berbaju abu-abu itu telah berkata lebih jauh: "Nona
jangan mencoba menipu atau membohongi aku sebelum
menyelidiki kemampuanmu secara jelas, tak nanti aku

993
berani turun tangan secara gegabah, jika kau berniat
membohongi aku sama artinya mencari penyakit buat diri
sendiri, akhirnya kita berdua sama-sama tak peroleh
manfaat apa pun."
Gadis berbaju putih itu termenung dan berpikir
sejenak, kemudian jawabnya: "Tidak setiap orang
mampu mempelajari ilmu jari siu-lo-sam-si serta ilmu
pedang naga langit, Apabila kau tidak memiliki bakat
serta dasar yang kuat, meski berhasil memaksa aku
untuk menerangkan secara teori pun tak banyak
manfaatnya bagimu...."
"Nona tak usah mengkhawatirkan persoalan ini," tukas
kakek ceking berbaju abu-abu itu cepat, "Cukup sudah
kalau nona mau menjelaskan teorinya kepadaku."
"Aaaai... aku nasehati kamu lebih baik jangan pelajari
kedua macam ilmu tersebut," kata nona berbaju putih itu
sambil menghela napas.
"Kenapa?" Kakek itu mulai gusar
"Sebab walaupun aku sudah mewariskan teori ilmu jari
siu-lo-sam-si dan ilmu pedang naga langit kepadamu, toh
aku tetap tak bisa menyelamatkan selembar nyawa-ku, di
kala kau sudah hapal dengan teori ilmu- ilmu tersebut
berarti itulah saatnya kau akan membunuh aku...."

994
Kakek ceking itu tertawa serak. "Nona betul-betul
amat cerdik, ternyata apa yang menjadi rencana ku
berhasil kau tebak secara jitu"
Setelah menghela napas panjang, 1anjut-nya:
"Padahal kecantikan nona bagaikan bidadari dari
kahyangan, siapa saja yang berjumpa denganmu tentu
akan menaruh rasa simpatik, bahkan manusia berhati
sekeras baja pun tak akan tega turun tangan
terhadapmu tapi aku... aku dipaksa oleh keadaan
sehingga mau tak mau...."
"Kau tak lebih hanya takut aku wariskan lagi ilmu jari
siu-lo-sam-si dan ilmu pedang naga langit itu kepada
orang lain setelah mewariskannya kepadamu...."
"Benar, jika setiap orang mengetahui rahasia ilmu
tersebut, maka kedua macam kepandaian itu sudah
bukan terhitung ilmu langka dari dunia persilatan lagi...."
"Sayang sekali usahamu itu bakal sia-sia belaka...."
"Hmmmmm jika kau berani menipu aku barang
sepatah kata saja, akan kubuat dirimu tersiksa siang
malam..." teriak kakek ceking itu semakin gusar.
"Meskipun kau mengenakan topeng kulit sehingga sulit
bagiku untuk menyaksikan wajah aslimu, namun kalau
ditinjau dari perawakan serta susunan tulangmu, aku

995
yakin kau tidak berbakat untuk mempelajari ilmu siu-losam-
si dan ilmu pedang thian-liong-pat-kiam."
BAB 30. Kereta Hitam Di Depan Kuburan
Kakek ceking berbaju abu-abu itu mendengus dingin,
baru saja dia hendak membantah, gadis berbaju putih itu
sudah bicara lagi: " Kenapa kau mendengus? Memang
betul setiap orang dapat mempelajari ilmu silat, tapi
bukan berarti setiap orang mampu mempelajari ilmu
silatnya hingga mencapai kesempurnaan yang luar biasa.
Di sinilah pentingnya bimbingan guru pandai, tapi
bakatlah yang sesungguhnya menempati faktor nomor
wahid, Jika kulihat dari susunan tulangmu, meski bukan
termasuk kelas rendah, paling banter kau cuma
menempati urutan menengah. Dengan bakat seperti ini
tak mungkin kau bisa mempelajari ilmu silat tingkat
tinggi.,, apa lagi ilmu silat macam Siu-lo-sam-si serta
ilmu pedang naga langit...."
Suara bicaranya sangat rendah dan lemah, tapi sama
sekali tidak teriintas perasaan takut atau ngeri, Setelah
menghembuskan napas panjang kembali dia melanjutkan
"Apalagi kulihat usiamu sudah tidak terlalu muda, Bila
dugaanku tak keliru usiamu pasti jauh di atas empat
puluh tahunan, aku rasa agak terlambat untuk
mempelajari ilmu Siu-lo-sam-si."

996
Tampaknya manusia berbaju abu-abu itu dibuat takluk
oleh penjelasan gadis tersebut, setelah lama termenung
ia baru ber-kata: "Tapi paling tidak aku toh bisa
mempelajari delapan jurus ilmu pedang naga langit."
"Tidak mungkin-..."
Jawaban si nona yang begitu tegas seketika membuat
manusia berbaju abu-abu itu tertegun, "Jadi menurutmu
usaha ku selama ini sia-sia belaka...?" teriaknya penuh
amarah.
"Inti kehebatan ilmu pedang naga saktijustru terletak
pada jurus yang terakhir, yaitu melukai musuhnya dari
jarak ratusan langkah dengan pedang terbang, jangan
lagi kau, si penciptanya sendiri Lim locian-pwee pun
sampai akhir hayatnya belum pernah berhasil menguasai
jurus kedelapan dari ilmu pedang naga langit ini secara
sempurna, Bayangkan saja sendiri, bakatnya beratus kali
lipat lebih bagus dari bakatmu tapi ia gagal menguasai
inti kehebatan ilmu pedang tersebut. Jadi, kalau kubilang
kau tidak berbakat tentunya jangan kau artikan aku
memandang rendah kemampuanmu"
Dengan termangu- mangu dan penuh perhatian
manusia berbaju abu-abu itu mendengarkan semua
penuturan si nona berbaju putih itu dengan serius.
Menunggu sampai gadis itu selesai bicara, dia baru
bertanya: "Masa tujuh jurus yang lainpun aku tak
sanggup mempelajari?"

997
Sementara itu Lim Han-kim menghela napas di dalam
hati, pikirnya: "Ternyata pencipta delapan jurus ilmu
pedang naga langit berasal satu marga dengan aku...."
Terdengar gadis berbaju putih itu menyahut sambil
menggeleng "Tidak mungkin, jangankan tujuh jurus, satu
jurus pun tidak mampu."
"Aaaah, masa iya?" Manusia berbaju abu-abu itu ma
kin penasaran "Aku tidak percaya, cobakau terangkan
dulu jurus yang pertama."
"Baik jika kau tak percaya silahkan saja dicoba, jurus
pembuka ilmu pedang naga langit disebut "Naga sakti
Terbang Ke Langit", Angkat pedang tinggi-tinggi
menuding ke langit, tubuh bergerak mengikuti gerak
pedang, langkah kaki mengikuti posisi Pat- kwa yang
dikombinasikan dengan posisi Kio-kiong. Dalam posisi
demikian paling sedikit kau mesti melompat satu tombak
tingginya ke udara, dengan demikian di saat meluncur
turun ke bawah jurus seranganmu baru bisa dirubah
menjadi jurus "Naga Air Menyeberangi samudra". Nah,
sekarang bayangkan sendiri kemampuan ilmu
meringankan tubuhmu, sudahkah mencapai taraf seperti
itu di mana tubuh harus melambung ke udara tanpa
bantuan benda pijakan tapi Cukup mengandalkan tenaga
getaran dari pedang sendiri, Asal kau merasa mampu
berbuat demikian kita bisa bicara lebih lanjut."

998
Selama ini manusia berbaju abu-abu itu selalu berdiri
menghadang di depan gadis berbaju putih itu, sehingga
meski mereka berdua berdiri saling berhadapan namun
Lim Han-kim hanya bisa melihat celana si nona berbaju
putih itu sebaliknya si nona malah tak pernah tahu akan
kehadiran Lim Han-kim di tempat tersebut, Maka
sewaktu Lim Han-kim mendengar nama-nama jurus ilmu
pedang naga langit yang disebutkan gadis berbaju putih
itu ternyata benar, ia jadi terkejut bercampur kaget,
pikirnya tanpa terasa: "Ternyata gadis ini bukan bicara
ngawur, semuanya memang kenyataan"
Terdengar orang berbaju abu-abu itu bicara lagi: "Aku
yakin ilmu meringankan tubuh yang kumiliki sanggup
berbuat demikian, sekarang terangkan teori jurus
tersebut."
"Kau benar-benar ingin belajar?"
"Salah satu saja dari dua jenis ilmu langka ini sudah
cukup membuat setiap orang rela mengorbankan apa
pun untuk mendapatkannya, apalagi dua macam ilmu
langka tersebut sudah di depan mata, kau anggap aku
orang bodoh yang bersedia melepaskan kesempatan baik
dengan begitu saja?"
Gadis berbaju putih itu termenung sebentar, katanya
kemudian- "Kalautoh kau sudah menduga aku pasti
ajarkan ilmu silat ini kepadamu, aku percaya kau tentu
sudah membuat persiapan yang matang bukan?"

999
"Nona ada petunjuk apa, katakan saja"
"Kau membawa pedang mestika tidak? Keanehan,
keruwetan serta kesaktian delapan jurus ilmu pedang
naga langit ini tak mungkin bisa dipelajari hanya dengan
mendengarkan saja."
"Lalu mesti bagaimana?"
"Pegang pedangmu dan berdiri di tengah ruangan,
Aku bicara apa kau harus praktekkan sesuai dengan
ucapanku."
Dari dalam sakunya orang berbaju abu-abu itu
mengeluarkan sebilah pisau belati, kemudian tanyanya:
"Bagaimana kalau kita gunakan belati ini? Aku tak pernah
membawa pedang panjang."
"Yaa apa boleh buat, terpaksa harus terima keadaan,
sekarang berdirilah di tengah ruangan sambil perhatikan
ko-koat nya"
Tiba-tiba orang berbaju abu-abu itu tertawa dingin,
jengeknya: "He he he he... sebelum tengah malam nanti,
jangan harap ada orang tiba di sini. Bila kau hendak main
gila denganku, maka kaulah yang mencari penyakit buat
diri sendiri"
"Kalau kau tak percaya dengan ucapanku yaa
sudahlah, toh akupun tidak memiliki kekuatan untuk

1000
melawan, bila kau ingin membunuhku lakukan saja
segera."
Tiba-tiba orang berbaju abu-abu itu mundur tiga
langkah ke belakang sambil mempersiapkan senjata
belatinya, katanya kemudian- "Bukankah jurus pertama
bernama Naga sakti Terbang Ke Langit?"
Karena dia mundur secara tiba-tiba, maka penghalang
antara pemuda itu dengan si nona pun menjadi hilang,
Lim Han-kim tak sempat lagi menyembunyikan diri ke
balik pintu, empat mata segera saling beradu pandang,
Lim Han-kim amat terkesiap. pikirnya: "Eeh, bukankah
nona ini adalah si nona yang pernah berjumpa dipondok
Lian-im-lu tempo hari?"
Ia kuatir nona itu menjerit secara tiba-tiba sehingga
jejaknya ketahuan manusia berbaju abu-abu itu, hawa
murninya segera dihimpun ke dalam telapak tangannya
dan siap melancarkan serangan.
Rupanya gadis berbaju putih itu cukup tahu situasi,
bukan saja tidak menunjukkan sesuatu reaksi, malah
dengan tenangnya ia berkata: "Betul, jurus pertama
bernama Naga sakti Membumbung Ke Langit, cuma
posisi kakimu keliru."
"Posisi kuda-kudaku ini bernama Cu-bo-cun, bisa
dipakai untuk semua ilmu silat yang ada di dunia ini, di
mana letak kesalahannya?"

1001
Gadis berbaju putih itutertawa, "Kau mesti
mendengarkan dengan serius, inilah kesempatan baik
yang sukar kau jumpai lagi di kemudian hari."
Tergerak hati Lim Han-kim setelah mendengar
perkataan itu, diam-diam pikirnya: "Kalau didengar nada
bicaranya, jelas akulah yang sedang dimaksudkan-..."
Sementara anak muda itu masih berpikir, manusia
ceking berbaju abu-abu itu telah mendengus dingin:
"Hmmmm Kau sudah terjatuh ke tanganku, kesempatan
apa lagi yang bisa kau tunggu...?"
"Bila ilmu silat yang ada di dunia ini mampu
berbanding dengan delapan jurus ilmu pedang naga
langit ini. ilmu pedang tersebut bukan ilmu sakti lagi
namanya."
"Sudah, sudahlah, cepat kau jelaskan di mana letak
kesalahanku?"
"Yang terang memakai Pat-kwa, yang gelap
mengandung Kio-kiong, sudah mengerti kau?"
"Tapi bagaimana cara melangkahnya?"
"Huuuuh, kau begini bodoh, sampai kapan ilmu ini
baru bisa kau pelajari...."
"Buat apa kau terburu napsu?" jengek orang berbaju
abu-abu itu dengan ketus.

1002
"Sebulan belum berhasil, kita latih dua bulan. Dua
bulan belum berhasil juga kita latih setengah tahun"
"Aku kuatir umurmu tak bisa mencapai setengah
tahun lagi, Kalau sampai begini bukankah sayang sekali?"
"Hmmm, sebetulnya kau hendak menjelaskan atau
tidak?" hardik orang itu gusar.
"Baiklah, aku segera jelaskan, Kaki kiri mengambil
posisi Kan, sedang kaki kanan berdiri pada posisi Tiongkiong."
Manusia berbaju abu-abu itu menurut, setelah berdiri
pada posisi yang dimaksud tanyanya: "sudah betul
belum?"
"Betul" Gadis berbaju putih itu tersenyum, "sekarang
dengarkan aba-abaku, geser posisi kakimu ke
samping...."
Dengan pelahan-lahan dia jelaskan sekali lagi posisi
langkah Pat-kwa yang mengandung unsur Kio-kiong ini.
Dengan penuh semangat orang berbaju abu-abu itu
mengikuti aba-aba dan berjalan sesuai petunjuk. Pada
mulanya ia bergerak sangat lancar tapi lama kelamaan ia
tak menguasai diri lagi, posisinya makin lama semakin
kacau.
Dalam gelisah dan cemasnya, peluh mulai bercucuran
membasahi seluruh tubuhnya. Akhirnya ia hentikan

1003
latihan sambil menyeka peluh yang membasahi jidatnya
itu. Belum sempat berganti napas, dengan suara keras
gadis berbaju putih itu sudah berteriak lagi: "Hey,
kenapa kau cuma berdiri melulu?"
"Posisi kakiku belum mantap bagaimana mungkin bisa
bergerak?" jawab orang berbaju abu-abu itu
Sementara Lim Han-kim segera berpikir: " Kalau kau
berteriak seperti ini bukankah jejakku segera akan
ketauan...."
Terdengar gadis berbaju putih itu berkata lagi sambil
tertawa: "Baiklah, sekarang kita mulai berlatih jurus,
Pada jurus yang pertama kita harus berdiri tegak dengan
semua pikiran dan perhatian terpusat jadi satu...."
Manusia berbaju abu-abu itu benar-benar menuruti
petunjuk. Dengan wajah serius dan mata terpejam dia
angkat pisau belatinya menghadap ke atas, dengan hawa
murni terhimpun ia berdiri tegak. walaupun dia
mengenakan topeng kulit pada wajahnya sehingga sukar
untuk melihat mimik mukanya, namun ditinjau dari
sikapnya yang berdiri serius, bisa disimpulkan bahwa ia
memang benar-benar berniat untuk belajar.
"Tangan kiri membuat gerak pancingan dengan
pedang di tangan kanan bergerak ke atas menusuk pada
posisi empat puluh lima derajat" perintah gadis berbaju
putih itu lebih lanjut.

1004
Lim Han-kim yang mendengarkan petunjuk tersebut
diam-diam merasa terperanjat pikirnya: "Betul sekali,
memang inilah perubahan jurus dari ilmu pedang naga
langit, darimana gadis ini mempelajarinya?"
Dalam saat itu si nona berbaju putih itu sudah
terengah-engah dan mandi peluh ketika selesai memberi
petunjuk jurus pertama ilmu pedang naga langit itu
sebaliknya si manusia berbaju abu-abu itu meski berlatih
mengikuti petunjuk nona berbaju putih itu, namun
karena posisi kakinya kurang sesuai maka permainan
pedangnya ikut kalut pula.
Perlu diketahui, delapan jurus ilmu pedang naga langit
merupakan ilmu maha sakti yang aneh dan rumit dengan
perubahan yang tak terhingga, Dengan bakat serta
kecerdasan macam si Hakim sakti Ciu Huang pun tak
berhasil memahami perubahan gerak jurusnya meski
sudah berlatih puluhan tahun, apalagi jika ilmu ini
dipelajari orang yang tidak berbakat, otomatis jurus
tersebut mustahil bisa dipelajari dalam waktu singkat.
Tampaknya orang berbaju abu-abu itu mulai sadar
akan kemampuan sendiri yang terbatas dan tak mungkin
bisa menghapal teori jurus itu. Meski dapat diingat pun
mustahil jurus itu bisa dipelajarinya dalam waktu singkat
. Maka sambil menarik kembali pisau belatinya ia
berkata: "Sebetulnya aku berniat mempelajari delapan
jurus ilmu pedang naga langit dalam waktu tiga hari

1005
kemudian mempelajari ilmu Siu-lo-sam-si dalam empat
hari sehingga dalam waktu singkat kepandaian silatku
berlipat ganda, tapi kalau dilihat keadaannya saat ini,
rasanya tak mungkin aku akan berhasil dalam waktu
tujuh hari saja."
"Yaa, salahmu sendiri, kenapa kau begitu goblok"
Orang berbaju abu-abu itu tertawa dingin.
"Sekarang penilaianku telah keliru, mau tak mau aku
mesti merubah taktikku, sekarang juga aku akan siapkan
sebuah kereta kuda dan membawamu pergi
meninggalkan tempat ini. Kita cari sebuah tempat yang
terpencil dan sepi untuk mempelajari kedua macam ilmu
sakti tersebut, dengan begitu meski membutuhkan
banyak waktu pun tak menjadi masalah."
"Kalau mampu, sekali coba pasti ada hasilnya, Tapi
kalau gagal, selamanya tetap gagal, biar kau belajar
sampai mati pun jangan harap kau berhasil menguasai
kedua jenis ilmu tersebut"
"Sudah, kau jangan banyak bicara lagi" tukas orang
berbaju abu-abu itu naik darah. "Sekalipun hanya
mempelajari kulit luarnya saja, aku tetap akan berusaha
mengetahui rahasia ilmu ini."
Selesai bicara ia segera menotok jalan darah nona
berbaju putih itu dan berlalu dari situ dengan langkah

1006
lebar, Ketika mendengar orang itu akan keluar
mempersiapkan kereta, Lim Han-kim segera menyelinap
ke belakang pintu dan menyembunyikan diri rapat-rapat,
Menunggu hingga orang berbaju abu-abu itu sudah
pergi, ia baru munculkan diri dengan langkah pelahan.
Waktu itu si nona berbaju putih itu masih berbaring di
atas pembaringannya dengan mata terbelalak lebar
mengawasi Lim Han-kim tanpa berkedip. Walaupun jalan
darahnya tertotok sehingga ia tak mampu bicara, tapi
matanya mengawasi terus pemuda itu lekat-lekat.
Lim Han-kim mencoba memperhatikan nona berbaju
putih itu sekejap. ia merasa betapa cantiknya nona itu,
dari atas sampai ke bawah tak ada cacad sedikitpun.
Satu-satunya cacat yang dimiliki hanya paras mukanya
yang pucat pasi serta badannya yang agak kurus.
Setelah memperhatikan secara teliti jalan darah si
nona yang tertotok. Ia pun mengayunkan tangannya
menepuk bebas totokan nadi itu, Gadis berbaju putih itu
segera menghembuskan napas panjang dan bangun
terduduk. Lim Han-kim dapat melihat peluh yang lamatlamat
membasahi wajahnya, untuk bangkit dari tidurnya
itu rupanya si nona telah menggunakan segenap tenaga
yang dimilikinya.
Melihat kejadian itu segera pikirnya di dalam hati:
"Kesehatan nona ini sangat jelek. tubuhnyapun amat

1007
lemah, tapi heran, kenapa ia bisa menguasai ilmu
pedang naga langit yang begitu sakti dan ruwet itu?"
Karena ada yang dipikirkan, untuk sesaat pemuda itu
hanya berdiri termangu-mangu tanpa bicara, sambil
tersenyum nona berbaju putih itu segera menegur: "Kau
benar-benar tak tahu aturan"
Lim Han-kim kembali pikirnya: "Yaa... caraku
memperhatikan dia memang amat tak sopan...." Buruburu
dia mundur dua langkah sambil serunya: "Aku...
aku...."
Setelah menyeka peluh dijidatnya nona berbaju putih
itu menyela: "Sebentar lagi orang itu bakal muncul
kembali di sini, Kalau kau tidak segera pergi, jejakmu
tentu akan segera ketahuan."
"Nona jangan salah paham, aku tidak ada niat berdiam
lebih lama lagi di sini...."
Sesudah berhenti sejenak. kembali lanjutnya: "Situasi
nona saat ini amat kritis dan berbahaya, perlukah
bantuan dariku...."
"Kenapa kau ingin menolongku? setelah menolong,
imbalan apa yang kau minta dariku?" tukas si nona
cepat.

1008
"Menolong karena kebetulan melihat bukan suatu
pekerjaan yang amat mulia. Kau tak perlu memberi
imbalan kepadaku atas pertolongan ini."
"Selama hidup aku paling segan hutang budi kepada
orang lain,jika kau enggan terima imbalan, aku pun tidak
berani mengharapkan pertolongan dan bantuanmu."
Kembali Lim Han-kim berpikir: "Nona ini amat tinggi
hati, bertolak belakang sekali dengan kondisi tubuhnya
yang begitu lemah, tapi aku telah melihat sendiri
kejadian ini, masa aku mesti berpeluk tangan belaka...?"
Untuk berapa saat pemuda itu jadi kebingungan dan
tidak tahu apa yang mesti diperbuat Di saat ia masih
berdiri sangsi itulah, mendadak terasa segulung tenaga
pukulan yang amat tajam menyergap tiba dari belakang,
sergapan itu datang tanpa menimbulkan suara, namun
kekuatan penghancurnya maha dahsyat.
Ketika Lim Han-kim merasakan datangnya ancaman
tersebut, tenaga penghancur telah berada dekat sekali
dengan tubuhnya. Berbicara soal ilmu silat yang dimiliki
Lim Han-kim saat ini, kendati pun dia mesti menghadapi
serangan dadakan, namun bukan hal yang sulit baginya
untuk menghindarkan diri, paling tidak ia masih mampu
meloloskan diri dari serangan telak sergapan maut itu.
Tapi sebelum ia menggeserkan tubuhnya, tiba-tiba
satu ingatan melintas di dalam benaknya, ia merasa

1009
berdirinya saat ini persis di hadapan si nona berbaju
putih itu, artinya apa bila ia menghindari diri kesamping,
maka tak ampun sergapan maut itu pasti akan
menghajar tubuh gadis berbaju putih itu dengan telak.
Begitu ingatan tersebut melintas, hawa murninya
segera dihimpun untuk menyongsong sergapan tersebut
dengan keras lawan keras. "Blaaammmm. . . "
Benturan yang kemudian terjadi amat memekikkan
telinga, Lim Han-kim merasakan pandangan matanya
berkunang-kunang, tak kuasa lagi ia terjerumus maju ke
muka sambil muntahkan darah segar. Begitu kerasnya
tumpahan itu hingga darah segar tersebut menodai
badan si nona.
Tampak sesosok bayangan manusia melompat masuk.
disusul kemudian tangannya diayunkan ke bawah
menghajar jalan darah Mia-bun-hiat dipunggung anak
muda tersebut.
Di saat ujung telapak tangan orang itu hampir
menyentuh punggung, Lim Han-kim, mendadak pemuda
itu menekan permukaan ranjang dan tiba-tiba badannya
jumpalitan ke udara, menggunakan kesempatan tersebut
tangan kanannya melepaskan satu pukulan balasan.
"Blaaammmm. . . "
Sekali lagi terjadi benturan keras yang memekikkan
telinga, sambil sempoyongan Lim Han-kim mundur

1010
beberapa langkah sebelum berdiri tegak. sebaliknya
tubuh sipenyerang tergetar mundur sejauh tiga langkah
oleh tenaga benturan lawannya.
Agaknya dalam bentrokan terakhir ini masing-masing
pihak telah menggunakan seluruh kekuatan yang
dimilikinya sehingga untuk sesaat mereka sama-sama tak
sanggup melancarkan serangan berikut. Beberapa saat
lamanya mereka hanya mampu berdiri berhadapan saja.
Lim Han-kim memaksakan diri untuk mengatur napas
dan mengendalikan gejolak hawa darah di dalam
dadanya, setelah itu ia mencoba memperhatikan
sipenyerang itu dengan lebih seksama, perasaan hatinya
segera bergetar keras.
Orang itu adalah seorang lelaki kekar berusia empat
puluh tahunan, alis matanya tebal dan matanya besar,
ternyata orang ini bukan manusia berbaju abu-abu yang
ceking dan kecil itu.
Kedua belah pihak pun saling berhadapan tanpa
mengucapkan sepatah kata. Masing-masing sedang
berusaha memanfaatkan waktu dan kesempatan yang
ada untuk secepatnya memulihkan tenaga dan kekuatan.
Dalam suasana yang amat tegang inilah, mendadak Lim
Han-kim merasa punggungnya ditotok orang, tenaga
totokan itu lemah sekali tapi tempat yang tertotok justru
merupakan jalan darah yang mematikan.

1011
Apa bila tenaga yang dipakai untuk menotok itu sedikit
lebih kuat, niscaya Lim Han-kim akan menderita luka
parah padahal pemuda itu tahu di belakangnya tiada
orang lain kecuali gadis berbaju putih itu, hawa
amarahnya kontan saja berkobar.
Baru saja dia hendak mengumbar hawa amarahnya,
mendadak terdengar gadis berbaju putih itu berbisik:
"Cepat turun tangan, ia sudah terluka."
Lim Han-kim segera berpikir: "Mungkin luka yang
kuderita jauh lebih parah ketimbang dia, tapi aku percaya
ia tentu tak mampu membendung gempuranku dengan
tenaga penuh."
Berpikir begitu, dia segera maju menghampiri lelaki
kekar itu Dalam saat itu lelaki kekar tersebut telah
mengangkat telapak tangan kanannya siap melancarkan
serangan, dengan sepasang matanya yang tajam dia
awasi lawannya tanpa berkedip.
Terdengar gadis berbaju putih itu berteriak lagi:
"Masuk posisi Tiong-kiong menerjang ke muka, paling
tidak kau bisa memaksakan keadaan seimbang atau
sama-sama luka"
"Bagus sekali" batin Lim Han-kim. "Kau sudah tahu isi
perutku luka parah dan keadaanku kritis, tapi kau
memaksa aku beradu nyawa, Hati perempuan paling
jahat, tampaknya ucapan ini memang benar."

1012
Meski ia memaki, keadaan sudah terlanjur. Berhubung
telapak tangannya sudah diangkat siap melancarkan
serangan, sedang pihak lawanpun sudah mempersiapkan
serangan balasan, mau tak mau dia harus mengikuti
petunjuk gadis itu dengan mendesak masuk. ke posisi
tengah lalu melepaskan satu pukulan dengan jurus
"Mengancam Langsung Pada Sasaran"
Tangan kanan si lelaki kekar yang sudah diangkat
secepat kilat ditolak pula ke depan-..."
"Blaaammmm. . . "
Sekali lagi dua orang itu saling beradu kekerasan
hingga menimbulkan suara yang memekakkan telinga,
Waktu itu Lim Han-kim berada dalam kondisi luka parah,
setelah terjadinya bentrokan ini, ia merasakan hawa
panas di dalam tubuhnya menggelora keras, pandangan
matanya berkunang-kunang dan tubuhnya mundur
dengan sempoyongan sebaliknya lelaki kekar itu pun
mendengus tertahan, dengan langkah sempoyongan
cepat-cepat ia putar badan dan melarikan diri dari situ.
Lim Han-kim memaksakan diri menghimpun tenaga
murninya untuk menenangkan hawa darahnya yang
menggelora, setelah itu ia berpaling, Tampak olehnya
gadis berbaju putih itu masih berdiri dengan wajah
terkejut, namun sekulum senyum telah menghiasi ujung
bibirnya.

1013
"Tak nyana hasil bentrokan ini jauh lebih baik daripada
apa yang kuduga semula." katanya lembut.
"Hmmm,.. hmmm... kau anggap luka yang kuderita
kelewat ringan?" seru Lim Han-kim sambil tertawa
dingin.
Gadis berbaju putih itu menghela napas panjang.
"Aaaai.,. Kau terluka parah lebih dulu bahkan isi
perutmu yang terluka, sebaliknya orang itu hanya
menderita gejolak hawa darahnya lantaran tenaga
pukulan balasanmu kelewat kuat dan dahsyat. Meskipun
taraf tenaga dalam yang dia miliki sedikit agak seimbang
dengan kemampuanmu tapi luka yang kau derita akibat
menerima pukulan tadi dengan kekerasan demi
keselamatan jiwaku cukup parah. Dalam situasi macam
begini, pertarungan kilat justru lebih menguntungkan
posisimu, sebaliknya jika mengulur waktu, maka
keadaanmu semakin tidak menguntung kan sekali kau
kehilangan tenaga dalam yang terhimpun maka kita
hanya menanti saat datangnya ajal saja...."
Diam-diam Lim Han-kim merasa terperanjat pikirnya:
"Jika orang melihat tubuhnya yang lemah dan wajahnya
yang pucat pasi, Siapa saja tak akan percaya kalau dia
memiliki ilmu silat, tapi kenapa ia menguasai benar
rahasia ilmu pedang naga langit serta rahasia ilmu
mengatur pernapasan..."

1014
Terdengar gadis berbaju putih itu berkata lebih jauh:
"orang itu hanya membutuhkan sedikit waktu untuk
mengatur pernapasan maka kondisi tubuhnya akan pulih
kembali seperti sedia kala, lain dengan keadaanmu, isi
perutmu terluka parah yang mustahil bisa disembuhkan
dalam waktu singkat. Menunggu sampai hawa murnimu
sudah buyar baru ia melepaskan sergapan, maka waktu
itu kau tak akan memiliki kekuatan lagi untuk menangkis
atau melawan dan sudah pasti jiwamu akan celaka.
Daripada menanti kematian kan lebih baik kita
manfaatkan peluang sebelum hawa murninya pulih
kembali, kita ambil resiko adu nyawa dengannya. Betul
lukamu cukup parah tapi untuk menghadapi orang yang
berada dalam kondisi labil akibat hawa amarah yang
bergejolak. dalam dugaanku hasil akhir tentu sama-sama
terluka, tapi kenyataannya sekarang kondisimu jauh lebih
baik daripada apa yang kuduga, kau masih mampu
mempertahankan diri..."
Lim Han-kim menghembus kan napas panjang, ia
mundur beberapa langkah dan sandarkan tubuhnya pada
dinding sambil pejamkan mata. Hawa murninya mulai
diatur untuk menekan gejolak hawa darah di dalam
dadanya, lukanya saat ini parah sekali, ia sudah tak
mampu mendengarkan perkataan gadis berbaju putih itu
dengan seksama.
Dengan sinar mata yang tajam gadis berbaju putih itu
mengawasi Lim Han-kim lekat-lekat, berapa saat

1015
kemudian ia menyeka peluh yang membasahi jidatnya
lalu pelan-pelan turun dari pembaringan dan langsung
menghampiri anak muda tersebut, Lim Han-kim tetap
memejamkan matanya rapat-rapat, dia seakan-akan
tidak menyadari atas kehadiran gadis tersebut.
Setelah berada dekat dengan Lim Han-kim, tiba-tiba
gadis berbaju putih itu mengayunkan tangan kirinya
langsung menotok jalan darah Tiong-ji-hiat di tubuh anak
muda itu.
Dalam kondisi terluka parah, Lim Han-kim sudah tak
sanggup mengerahkan tenaga untuk melawan, ditambah
lagi serangan tersebut sangat mendadak dan sama sekali
di luar dugaan-tak ampun jalan darahnya langsung
tersodok secara telak, seketika itu juga ia merasa sekujur
badannya kaku dan roboh terjungkal ke atas tanah.
Agaknya totokan itu sudah menggunakan seluruh
tenaga yang dimiliki gadis berbaju putih itu, maka di saat
Lim Han-kim roboh tertotok. dia sendiri pun dibuat
kecapaian hingga peluh jatuh bercucuran, badannya
mundur empat-lima langkah dengan sempoyongan dan
baru berhenti setelah bersandar pada pembaringan.
Kalau berada dalam kondisi biasa, totokan sepenuh
tenaga ini pasti akan memelantingkan badannya ke
tanah, tapi situasi saat ini berbeda sekali. Dalam keadaan
kritis dan berbahaya, otomatis timbul tenaga ekstra
dalam tubuhnya hingga dia cuma terpental mundur saja.

1016
Begitulah, setelah mengatur pernapasan sejenak
kembali gadis itu melangkah maju ke muka. Kedua orang
dayang kecilnya masih berbaring di ruang tengah dengan
mata terpejam rapat.
Dengan teliti gadis berbaju putih itu memeriksa
sekujur badan dayang-dayangnya, lalu secara tiba-tiba ia
lepaskan satu tendangan keras. Dayang kecil yang kena
tendangan itu segera menggerakkan tubuhnya dan tibatiba
melompat bangun.
"Cepat totok bebas jalan darah Siok-bwee" titah gadis
berbaju putih itu sambil menyeka air keringatnya.
Dayang kecil berbaju hijau itu mengiakan, tangan
kanannya segera bergerak cepat menotok bebas jalan
darah rekannya.
Melihat dua orang dayangnya sudah sadar, tiba-tiba
saja nona berbaju putih itu merasakan semangat yang
menopang badannya menjadi buyar, ia segera mundur
dengan tubuh sempoyongan.
"Nona..." Dua orang dayang berbaju hijau itu menjerit
kaget sambil menubruk ke muka dan masing-masing
memayang lengan majikannya.
Gadis berbaju putih itu menghembus kan napas
panjang, katanya kemudian- "Mari kita segera
berangkat."

1017
"Nona" seru dua orang dayang kecil itu dengan wajah
tertegun, "Kita sudah berjanji dengan nyonya untuk
berjumpa di tempat ini, kita tak boleh sembarangan
meninggalkan tempat ini."
"Jejak kita sudah ketahuan musuh saat ini kalau kita
ngotot tinggal di sinu maka sedetik lebih lama di tempat
ini sama artinya sedetik lebih banyak menghadapi
bahaya."
Kemudian setelah berhenti sejenak. lanjutnya: "Siokbwee,
cepat siapkan kereta, tunggu aku di lorong kecil
pintu belakang"
Dayang berbaju hijau yang bernama siok-bwee segera
menyahut dan berlalu dari situ.
Setelah beristirahat sebentar dengan bersandar pada
dinding, semangat dan tenaga nona berbaju putih itu
sudah jauh lebih baik, dia menghela napas panjang,
"Hiang-ian" ujarnya, "Tahukah kalian, kita sudah hidup
untuk kedua kalinya di dunia ini?"
"Budak sekalian pantas mati, gara-gara
ketidakbecusan kami membuat nona harus tersiksa
batin," sahut Hiang-lan dengan wajah menyesal. Kembali
nona berbaju putih itu menghela napas.

1018
"Kalian belum pernah berkelana di dalam dunia
persilatan, darimana kalian bisa tahu akan tipu muslihat
orang-orang dunia persilatan?"
Usia Hiang-lan tidak lebih cuma lima-enam belas
tahunan, sifat kekanak-kanakannya belum hilang, sampai
detik itu pun ia masih belum tahu secara jelas apa yang
telah terjadi hingga menyebabkan ia jatuh pingsan. Maka
setelah memperhatikan sekeliling tempat itu sekejap.
katanya: "Tadi, budak dan adik siok-bwee sedang
bergurau di ruang tamu, tiba-tiba saja kami mengendus
bau yang harum sekali, setelah itu kesadaran kami
hilang, tapi sesaat sebelum pingsan aku seperti
mendengar adik siok-bwee menjerit keras."
"ltulah yang dinamakan dupa pemabuk" Gadis berbaju
putih itu menjelaskan sambil menghela napas.
"Nona amat pintar, tiada persoalan di dunia ini yang
tak bisa kau lakukan, budak yakin nona juga bisa
membuat dupa pemabuk bukan?"
Nona berbaju putih itu tidak menggubris Hiang-Lan
lagi, sambil bersandar pada dinding ia mulai pejamkan
mata sambil beristirahat.
Walaupun sifat kekanak-kanakan Hiang-lan belum
lenyap, namun sikapnya terhadap gadis berbaju putih itu
sangat menghormat Ketika melihat majikannya sudah
pejamkan mata beristirahat dia pun tak banyak bicara

1019
lagi, Dengan penuh ketekunan ia menguruti punggung
dan dada nona berbaju putih itu.
Tak selang beberapa saat kemudian, Siok-bwee telah
muncul dengan langkah tergesa-gesa, kepada gadis
berbaju putih itu bisik-nya: "Kereta telah disiapkan, kita
bisa segera berangkat."
"Cepat kalian bereskan semua perbekalan kita."
perintah si nona sambil membuka matanya.
Siok-bwee lari masuk ke ruang dalam, tapi sekejap
kemudian sudah muncul kembali dan berseru dengan
keheranan: "Nona, dalam ruangan tergeletak seorang
pemuda...."
"Aku sudah tahu, sekalian bawa dia pergi. Bungkus
dulu badannya dengan kain kemudian naikkan ke atas
kereta."
Siok-bwee tak berani bertanya lagi dan masuk kembali
ke ruang dalam, Dengan kain ia bungkus tubuh Lim Hankim
lalu digotong keluar dari ruangan itu, sedang Hianglan
dengan tangan sebelah membawa buntalan yang
ringkas, tangan kiri menggandeng tangan nona berbaju
putih itu berangkat meninggaikan rumah makan Kuneng-
lo.

1020
Pintu belakang rumah makan Kun-eng-lo adalah
sebuah lorong kecil yang sepi dan terpencil, sebuah
kereta berkerudung kain hitam sudah siap di sana.
Siok-bwee segera masukkan tubuh Lim Han-kim ke
dalam kereta, kemudian setelah menaikkan tubuh
majikannya, tirai kereta segera diturunkan, sementara
dia sendiri segera mengenakan jubah panjang dan
topeng kulit sebelum melarikan kudanya meninggalkan
tempat tersebut.
Dengan cepat kereta itu lari ke luar dari lorong menuju
kejalan raya yang ramai, tampak manusia berlalu lalang
amat ramai, di situ, banyak di antaranya berdandan
sebagai jagoan dari dunia persilatan.
"Nona, kita hendak ke mana?" bisik Siok-bwee tibatiba.
" Larikan kereta ke luar dari kota, langsung menuju ke
tanah pekuburan Liat-hu-bong"
Siok-bwee tercengang, pikirnya tanpa terasa: "Tanah
kuburan Liat-hu-bong? Mau apa ke sana? Tempat itu
sepi, terpencil dan menyeramkan...." walaupun pelbagai
kecurigaan menumpuk dalam hatinya namun dayang ini
tak berani banyak bertanya, cambuknya segera
diayunkan dan membawa kereta itu menuju ke tempat
pekuburan Liat-hu-bong.

1021
Tanah pekuburan itu terletak tujuh delapan li dari kota
besar si-ciu, dan merupakan sebuah tanah pekuburan
yang besar sekali. Konon pada ratusan tahun berselang
seorang nyonya dari keluarga Tong yang cantik sekali,
suatu hari suaminya mati karena menderita sakit parah
dan meninggalkan harta kekayaan dalam jumlah amat
banyak. Para familinya mulai mengincar kekayaan
tersebut dan menfitnah nyonya cantik ini menyeleweng
dengan orang lain, karena itu si nyonya dipaksa untuk
kawin lagi.
Dalam gusarnya nyonya itu segera mendirikan sebuah
kuburan besar di depan kuburan suaminya dan
mengubur diri hidup-hidup di situ, sejak kematian nyonya
cantik itu, setiap menjelang tengah malam konon dari
balik kuburan itu selalu terdengar suara tangisan
perempuan yang amat memedihkan hati. Karena takut
dan ngeri akhirnya para famili nyonya itu mendirikan
sebuah kuburan yang besar dan megah di tempat
tersebut dan setiap tanggal satu serta lima belas, selalu
datang menyambangi dan mendoakan arwahnya. sejak
itu pula suara tangisan di tengah malam konon tak
pernah kedengaran lagi.
Gara-gara peristiwa itulah, kuburan perempuan suci ini
menjadi amat termashur sampai ratusan li dari kota siciu,
tapi kemudian karena terjadi banyak peperangan dan
lagi para familinya mulai bubar satu persatu, pada

1022
akhirnya kuburan itu jadi terbengkalai dan tak terawat
lagi.
Begitulah, kereta itu berjalan makin mendekati
kuburan perempuan suci. suasana di sekitar tempat itu
pun mulai sepi dan liar, orang yang berpapasan dijalan
pun makin jarang sampai akhirnya kereta itu mulai
menelusuri jalan setapak yang amat sempit.
Lebih kurang dua li kemudian sampailah kereta itu di
komplek tanah pekuburan Liat-hu-bong, Siok-bwee
menghentikan keretanya sambil melompat turun, dia
coba mengawasi keadaan di sekeliling sana. Tampak
semak belukar tumbuh liar dan lebat, sebuah kuburan
yang tinggi besar mencuat, menyolok di antara
kerumunan rumput ilalang serta pepohonan cemara.
Tak kuasa lagi Siok-bwee bergidik, bulu kuduknya
tanpa terasa pada bangun berdiri, setelah
menghembuskan napas panjang bisiknya pelan: "Nona,
kita sudah sampai di kompleks tanah pekuburan Liat-hubong"
sambil berkata ia menyingkap tirai pintu kereta.
Hiang-lan melongok ke luar lebih dulu, tapi ia segera
bergidik setelah menyaksikan keadaan di sekelilingnya,
tanpa terasa ia berseru: "Aaduh... sungguh sepi dan
menyeramkan tempat ini"
Pelan-pelan nona berbaju putih itu menggeser
tubuhnya, setelah memperhatikan sekejap sekeliling

1023
tempat itu, ia menuding ke arah sebelah kanan kompleks
tanah pekuburan itu sambil berkata: "Mari kita ke sana"
Di luar Siok-bwee mengiakan, padahal dalam hati
kecilnya bergidik, dia segera mengayunkan cambuknya
lagi melarikan kereta kudanya ke arah yang ditunjuk.
Tampaknya tanah pekuburan Liat-hu-bong ini sudah
lama tak pernah dijamah manusia, rumput ilalang
tumbuh sambung menyambung setinggi dada. selama
menelusuri padang ilalang tersebut kuda penarik kereta
itu meringkik panjang tiada hentinya. Di tengah suasana
hening dan menyeramkan yang mencekam tanah
pekuburan tersebut, ringkikkan kuda yang
berkepanjangan ini membuat suasana di tempat itu
terasa lebih mengerikan.
Jarak antara pekuburan dengan tempat di mana
kereta itu berhenti pertama kali tadi hanya berjarak tujuh
delapan kaki, namun mereka membutuhkan waktu
sampai sepeminuman teh lamanya untuk mencapai
tempat tujuan. setelah mendekat, semua orang baru
melihat adanya sebuah bangunan rumah batu yang
dibangun persis di sisi kuburan tersebut.
Bangunan rumah batu itu kokoh sekali, meskipun
sudah berusia lama namun tidak sampai roboh dimakan
usia, Kecuali pintu serta jendela yang lapuk karena
terbuat dari kayu, dinding maupun atap rumah masih

1024
tetap utuh dan kokoh, hanya saja pada lantai ubin sudah
dipenuhi lumut sedang kamar pun ditumbuhi rumput liar.
"Sepi dan hening benar tempat ini," bisik nona berbaju
putih itu setelah menghembuskan napas panjang.
Siok-bwee yang berusia agak tua segera dapat
menangkap maksud ucapan gadis berbaju putih itu. ia
tahu majikannya punya rencana untuk tinggal di rumah
batu di sisi kuburan ini. Diam-diam ia jadi ngeri
bercampur seram, pikirnya: "Tempat ini sepi dan
menyeramkan, tak ubahnya macam kota setan, masa
nona bermaksud tinggal di sini dalam jangka waktu
panjang...."
Sementara ia masih termenung, gadis berbaju putih
itu sudah berkata lagi dengan suara rendah: " Cepat
gotong orang ini menuju ke ruang batu"
"Aduh celaka" Kembali Siok-bwee berpikir,
"Tampaknya ia benar-benar berniat tinggal di sini." Tapi
dayang ini tak berani membantah, segera dibopongnya
tubuh Lim Han-kim dan masuk ke ruang batu.
"Nona, apakah kita hendak berdiam di sini?" tanya
Hiang-lan kemudian agak bimbang.
"Ehmmm. Cepat bimbing aku turun dari kereta."

1025
Dengan termangu-mangu Hiang-lan membimbing
gadis berbaju putih itu turun dari kereta dan masuk ke
dalam ruangan.
Sambil berjalan tanyanya lagi lirih: "Tempat ini
menyeramkan sungguh menakutkan tinggal di rumah
setan seperti ini, nona... apakah kita hendak tinggal di
sini?".
"Apa yang kau takuti?" tegur si nona sambil
tersenyum.
"Setan.."
Saat itulah segulung angin dingin berhembus lewat
mengibarkan ujung baju mereka berdua, tanpa terasa
Hiang-lan bergidik. "Nona benarkah, di dunia ini ada
setan?" bisiknya.
"Aaah, siapa bilang? Tidak ada" sementara
pembicaraan masih berlangsung, mereka sudah masuk
ke dalam ruangan.
Nona berbaju putih itu memperhatikan Lim Han-kim
sekejap. lalu sambil duduk di sisinya ia, berbisik kepada
Siok-bwee: "Cepat lepaskan kuda-kuda itu dari ikatan
kereta, hancurkan kereta dan giring masuk kuda itu ke
dalam ruangan."
"Bagaimana dengan barang-barang dalam kereta?"
tanya Siok-bwee dengan, bulu kuduk pada berdiri

1026
"Sekalian bawa masuk ke dalam ruangan ini."
Siok-bwee mengiakan dan melangkah ke luar,
melepaskan kuda dari kereta, mencabut pedangnya dan
menghancurkan kereta.
Gadis berbaju putih itu segera menitahkan kedua
orang dayangnya mengumpulkan kayu-kayu bekas
kereta dan diangkut masuk ke dalam ruangan, setelah
memandang kuda itu sekejap katanya lagi: "Kuda ini
tetap hewan, kalau dibiarkan tetap tinggal di sini
mungkin malah akan mengacau urusan kita, lebih baik
dilepas saja"
"Nona, kita bermaksud tinggal berapa lama di sini?"
seru Hiang-lan dengan perasaan terkejut.
"Sukar dikatakan, mungkin cuma tiga sampai lima
hari, tapi mungkin juga sepuluh hari sampai setengah
bulan."
Sekali lagi Hiang-lan mengawasi sekejap sekeliling
tempat itu, lalu katanya lebih jauh: "Apa bagusnya
tempat ini, mana terpencil sepi, menyeramkan lagi,
sekalipun nona tak takut setan, masa kita tak perlu
makan?"
"Apa salahnya kita masak sendiri?"
Hiang-lan merasa tempat itu amat menyeramkan
hawa setan seolah-olah menyelimuti semua tempat,

1027
kalau suruh dia tinggal berapa hari berapa malam saja
sudah susahnya setengah mati, apalagi sampai setengah
bulan, tak kuasa lagi hawa bergidik menyelinap ke dalam
dadanya. "Tapi... mana kualinya? Mana dapurnya? Mana
beras, kecap. gula, garam dan peralatan makan..?"
Tapi tiba-tiba ia merasa ucapannya kelewat batas,
maka cepat-cepat mulutnya membungkam kembali
Gadis berbaju putih itu benar-benar memiliki jiwa yang
besar, ia tidak mau ribut dengan dayangnya itu, malah
katanya sambil tersenyum: "Sebetulnya barang-barang
macam itu bukan barang aneh yang susah dibeli,
sebentar pergilah bersama Siok-bwee ke dusun terdekat
membeli barang-barang keperluan itu."
Hiang-lan tak berani membantah lagi, dia alihkan
pandangannya ke arah lain, kebetulan yang dilihat
adalah gundukan tanah kuburan yang tinggi besar
dengan rumput ilalang yang tumbuh liar, tak kuasa lagi
hatinya semakin bergidik, diam-diam ia mengomel dalam
hati: "Di kota si-ciu toh banyak rumah penginapan,
kenapa mesti memilih tempat setan macam ini...?"
Usia Siok-bwee jauh lebih tua daripada rekannya,
meski dalam hati kecilnya merasa takut, namun dia tak
ingin banyak bicara, Rupanya gadis berbaju putih itu
dapat menebak isi hati dua orang pembantunya ini,
sambil tersenyum ujamya: "Aku lihat wajah kalian sangat

1028
murung dan susah, apakah kamu berdua benar-benar
takut setan?"
"Kalau nona tidak bertanya, budak pun tak berani
banyak bicara, Tapi sejujurnya kukatakan, tempat ini
kelewat terpencil dan seram. Rasanya kurang sesuai bagi
kita kaum wanita, ditambah lagi kesehatan nona amat
lemah dan tak tahan angin dingin, kenapa kita mesti
menyiksa diri tanpa guna.,.?" Gadis berbaju putih itu
segera tersenyum.
"Rasanya lebih baik jatuh sakit bukan ketimbang
ditangkap orang dan melewati kehidupan tanpa
kepastian mati hidupnya..."
Setelah mengatur napasnya yang tersengal-sengal,
lanjutnya: "Kalian tak usah banyak bicara lagi, sudah
kuputuskan untuk tinggal di sini"
Dua orang dayang itu benar-benar tak berani banyak
bicara lagi, mereka membungkam diri dalam seribu basa.
Pelan-pelan nona berbaju putih itu bangkit berdiri
dengan tangan kanan memegangi bahu Hiang-lan dia
awasi kuburan raksasa itu seraya bergumam sendiri:
"Aaai... seandainya kita bisa membuka sebuah tempat
persembunyian di tengah lingkaran rumah ilalang yang
amat tinggi dan lebat itu, persembunyian kita pasti akan
lebih hebat."

1029
"Nona, apakah kita akan tinggal di dalam lubang
tanah?" tanya Hiang-lang semakin bergidik,
Sambil tertawa nona berbaju putih itu menggelengkan
kepalanya berulang kali, ujarnya: "Tentu saja tidak.
Maksudku kalau kita bisa membangun sebuah rumah
pondokan di tengah lingkaran rumput ilalang itu, maka
susahlah orang lain menemukan jejak kita."
Hiang-lan mengiakan berulang kali sementara hati
kecilnya benar-benar merasa bergidik, pikirnya: "Berdiam
di ruang batu ini saja sudah menggidikkan hati, masa
kami benar-benar harus tinggal di liang kubur...?"
Sementara itu si nona berbaju putih itu sudah
mengangkat kepalanya melihat waktu, lalu kepada Siokbwee
katanya: "Waktu sudah makin larut, cepat
bebaskan kuda itu..."
Siok-bwee menyahut dan berlalu sambil menggiring
kudanya, Dengan suara keras nona berbaju putih itu
berteriak lagi: "Ingat, jejakmu mesti rahasia, jangan
rampai orang lain mengetahui tempat persembunyian
kita"
Memandang Siok-bwee yang semakin menjauh, Hianglan
merasa hatinya tak tentram, ia berpaling memandang
Lim Han-kim yang tergeletak di tanah sekejap. lalu
berpaling pula ke arah si nona berbaju putih yang masih

1030
tersengal-sengal, dalam hatinya ia tak bisa
membayangkan bagaimana perasaannya sekarang,
Tiba-tiba terdengar nona berbaju putih itu berseru
lagi: "Cepat buka buntalan dan baringkan orang itu di
atas selimut"
Bagaikan baru tersadar dari impian, Hiang-lan segera
membuka buntalannya, menyiapkan selimut dan
membaringkan tubuh Lim Han-kim di atas lapisan selimut
itu, sebagai seorang gadis yang selamanya belum pernah
bersentuhan dengan kaum pria, saat ini dayang tersebut
merasakan jantungnya berdebar keras, apalagi harus
merangkul seorang pemuda tampan dalam pelukannya,
ia mencoba memperhatikan pemuda itu, tampak
matanya terpejam rapat dan mulutnya terkatup, meski
menderita luka parah, namun tidak mengurangi
ketampanan wajahnya.
Tak kuasa lagi satu ingatan melintas dalam benaknya,
ia berpikir " Entah orang ini seorang musuh atau teman?
Hukuman apa yang bakal dijatuhkan nona kepadanya..?"
Mendadak terdengar nona berbaju putih itu berseru
lagi: "Cepat baringkan ke tanah"
Hiang-lan terkesiap. rasa malu segera menyelimuti
perasaan hatinya, dengan wajah semu merah cepatcepat
dia baringkan tubuh Lim Han-kim ke atas tanah.
Dengan langkah perlahan nona berbaju putih itu berjalan

1031
mendekati Lim Han-kim, duduk di sisinya dan mengawasi
wajah pemuda itu dengan seksama, setelah itu baru ia
berseru: " Hiang-lan, ambilkan jarum emasku"
Hiang-lan menyahut, dari dalam buntalan ia
mengeluarkan sebuah kantung kain.
Dari kantung itu ia keluarkan sebuah kotak kemala
yang isinya berbagai macam jarum yang terbuat dari
emas.
Mula-mula gadis berbaju putih itu mengambil dulu
sebatang jarum emas pendek dan ditusukkan kejalan
darah siau-lok-hiat di lengan kanan sendiri kemudian ia
pejamkan mata dan duduk tak berbicara, selang berapa
saat kemudian, di wajahnya yang pucat pelan-pelan
muncul selapis cahaya merah, semangatnya kelihatan
lebih segar, saat itulah ia cabut keluar jarum pada
lengannya, lalu dengan kecepatan paling tinggi ia tusuk
sembilan buah jalan darah penting di tubuh Lim Han-kim
dengan sembilan batang jarum emas.
Ketika pekerjaan itu selesai dilakukan, ia
menghembuskan napas panjang, semangatnya yang
semula tampak amat segar seketika lenyap tak berbekas,
wajahnya kembali pucat pasi, sementara peluh sebesar
kacang kedelai jatuh bercucuran membasahi dadanya.

1032
Buru-buru Hiang-lan berjongkok di sisi majikannya
sambil menguruti dadanya, sambil bekerja bisiknya
pelan: "Nona, siapa sih lelaki ini?"
"Dia telah menyelamatkan jiwa kita bertiga, sudah
sewajarnya bila kita membalas budi kebaikannya."
"Benar, apakah nona hendak mengobati luka dalam
yang dideritanya?"
"Walaupun luka yang dideritanya cukup parah namun
dengan mengandalkan tenaga dalamnya yang amat
sempurna, aku percaya dia masih mampu untuk
mengobati lukanya sendiri"
"Tapi kau telah menusuk jalan darahnya dengan jarum
emas, kalau bukan sedang mengobati lukanya, apa yang
hendak nona lakukan?"
"Aku hendak membantu memajukan ilmu silatnya,
agar dalam waktu yang amat singkat ia bisa peroleh
kemajuan yang luar biasa."
"Kenapa kita harus membantunya?"
"Membantu dia sama artinya dengan membantu loya
serta nyonya..."
BAB 31. Melawan Musuh Dengan Hipnotis

1033
Hiang-lan segera menghela napas panjang "Aaaai,.,
semakin kudengar rasanya pikiranku makin bingung,
lebih baik tak usah bertanya lagi...."
Mendadak terdengar ujung baju terhempas angin
berkumandang datang dan memecah keheningan yang
mencekam kuburan itu. Dengan perasaan terkesiap
Hiang-lan segera mencabut pedangnya sambil bersiap
sedia.
Tampak bayangan manusia berkelebat lewat, sesosok
bayangan manusia telah menerjang masuk ke dalam
ruangan itu. Baru saja Hiang-lan hendak menegur, ia
segera mengenali orang itu sebagai rekannya Siok-bwee.
Dari mimik wajah dayangnya, si nona berbaju putih itu
segera mengetahui bahwa Siok Bwee telah bertemu
dengan kejadian yang mengejutkan hati.
Belum sempat ia bertanya, Siok-bwee telah berseru
lebih dulu: "Nona, tampaknya jejak kita sukar
dirahasiakan lagi.,."
"Enci Bwee, kau telah bertemu dengan kejadian apa?"
timbrung Hiang-lan ingin tahu.
"Aku melihat ada tiga ekor kuda sedang dilarikan ke
arah kuburan ini dengan kecepatan tinggi, maka aku
segera putar balik untuk memberi laporan, nona, kita
harus...."

1034
"Terlambat" tukas si nona sambil menghela napas.
"Tak mungkin kita bisa bebenah dalam waktu singkat
tanpa meninggalkan jejak. daripada bersembunyi lebih
baik kita buat persiapan yang hebat."
"Persiapan yang bagaimana? Kita harus segera turun
tangan-"
Tiba-tiba paras muka nona berbaju putih itu berubah
menjadi sangat serius, di antara mukanya yang pucat
muncul sikap keren dan serius yang penuh wibawa,
pelan-pelan ujarnya: "Kalian harus menuruti semua
perkataanku. Barang siapa bertindak sekehendak hati
sendiri dan tidak mengikuti arahanku, akan kusuruh dia
berlutut di hadapan kuburan raksasa ini dan bunuh diri"
Kalau di hari-hari biasa ia kelihatan sangat lembut,
lemah dan menimbulkan perasaan kasihan bagi yang
melihat, maka setelah bersikap serius sekarang,
wajahnya benar-benar memantulkan kewibawaan yang
luar biasa dan menggetarkan sukma.
"Budak sekalian tidak berani," Buru-buru dua orang
dayang itu menyahut cemas.
"Bagus, sekarang keluarkan kain hitam untuk
kerudung mukaku."
Hiang lan menyahut, buru-buru dia ambil kain hitam
dari buntalan dan diangsurkan ke depan, Nona berbaju

1035
hitam itu menyambut kain hitamnya dan dikerudungkan
pada wajah sendiri, kemudian katanya lagi: "Sekarang
duduklah kalian di sampingku sebelum mendapat
perintah, siapa pun dilarang bergerak atau melancarkan
serangan"
"Bagaimana dengan orang ini?" tanya Hiang lan sambil
berpaling memandang Lim Han kim sekejap. "Apakah
perlu disembunyikan sementara waktu?"
Dengan mata yang berkilat nona berbaju putih itu
memandang Hiang lan sekejap. lalu sahutnya sambil
tertawa: "Tutup seluruh badannya dengan kain selimut
merah itu"
Selintas warna merah tiba-tiba saja menghiasi pipi
Hiang lan. Namun ia tak banyak bicara, diambilnya
selembar kain merah lalu ditutupkan ke tubuh Lim Han
kim, kemudian ia duduk kembali di samping nona
berbaju putih itu.
Dalam ruang batu yang terbengkalai di samping
kuburan kuno itu duduk berjajar tiga orang gadis remaja,
Dua orang berparas cantik, seorang berkerudung kain
hitam ditambah seseorang yang berkerudung kain merah
dan tak diketahui mati hidupnya, membuat tempat yang
pada dasarnya sudah menyeramkan, kini semakin seram
dan mengerikan hati.

1036
Belum lama beberapa orang itu selesai dengan segala
persiapannya, tiba-tiba terdengar seseorang berkata
dengan nada nyaring: "Saudara Long, cukup rahasiakah
tempat ini?"
"Saudara Ciu, julukan tikus tanahmu memang benarbenar
bukan nama kosong belaka,"
Suara lain yang dingin menyeramkan segera bergema
pula, sementara itu Hiang lan maupun Siok bwee telah
mendapat instruksi dari nona berbaju putih itu agar
pejamkan matanya rapat-rapat, karena itu meski si
pendatang telah sampai di muka ruang batu, mereka
berdua tak berani membuka matanya untuk melihat.
Hanya gadis berbaju putih itu saja yang bisa
memandang situasi di luar dari balik kain kerudung
hitamnya, ia saksikan dua orang lelaki berpakaian
ringkas, dan seorang manusia berperawakan kecil
pendek munculkan diri dari balik pintu.
Agaknya ketiga orang itu pun dibuat terkejut oleh
pemandangan yang mereka saksikan dalam ruangan
misterius itu, serentak mereka menghentikan
langkahnya.
Setelah melihat jelas keadaan di sana, dua orang lelaki
berpakaian ringkas itu segera menggenggam gagang
golok masing-masing siap melancarkan serangan lalu
setelah saling bertukar pandang sekejap mereka loloskan

1037
goloknya setengah inci sambil serentak menerjang masuk
ke ruang dalam.
Tapi belum sempat mereka bertindak lelaki
berperawakan kecil pendek itu sudah mencekal lengan
mereka berdua sambil membetot ke belakang, hal ini
membuat kedua orang lelaki itu terbetot mundur sejauh
beberapa langkah dari posisi semula, salah seorang lelaki
yang beralis mata tebal menggerakkan bibirnya seperti
hendak mengucapkan sesuatu, tapi kerdipan mata lelaki
kecil pendek itu segera mengurungkan niatnya.
Tak lama kemudian ketiga orang itu bersama-sama
mengundurkan diri dari ruangan sejauh beberapa kaki
dan mulai berunding dengan suara lirih. Tak seorang pun
dapat mendengar apa yang mereka rundingkan terutama
para gadis yang ada dalam ruangan itu
Tampaknya dua orang lelaki berpakaian ringkas itu
amat bernapsu untuk menerjang masuk ke dalam
ruangan, sebaliknya manusia berperawakan pendek kecil
itu berusaha membujuk mereka untuk mengurungkan
niatnya.
Dari sikap mereka bertiga itu bisa disimpulkan bahwa
dua orang lelaki berpakaian ringkas itu mempunyai watak
berangasan, kasar dan tidak berakal, sedangkan lelaki
kecil pendek itu mempunyai akal yang cukup panjang
dan cerdik, dia takut persiapan yang disaksikan dalam
ruangan itu hanya umpan untuk memancing mereka

1038
bertiga masuk jebakan, karena itulah dia ragu-ragu
bertindak dan berusaha mencegah kedua orang rekannya
bertindak secara gegabah.
Waktu itu, walaupun Hiang lan dan Siok bwee
memejamkan matanya rapat-rapat, namun paras muka
mereka berubah tiada hentinya, jelas gejolak perasaan
mereka pun tidak menentu.
Nona berbaju putih itu melirik sekejap ke
sekelilingnya, tiba-tiba ia berbisik: "Tak ada salahnya
kalian memejamkan mata rapat-rapat, tapi mimik muka
kalian harus menunjukkan sikap yang tenang dan seolaholah
tak pernah terjadi pun di sini."
"Nona," kata Siok bwee dengan suara lirih pula,
"Dapatkah kau mencarikan akal untuk mencegah orang
yang ada di luar sana agar tidak jadi menerjang masuk
ke mari?"
Ucapan itu nyaris tidak terutarakan keluar lewat bibir,
jangankan beberapa orang di luar ruangan sana, bahkan
si nona berbaju putih itu pun tidak mendengar jelas apa
yang dikatakan
"Baiklah," kata si nona berbaju putih itu kemudian
sambil tersenyum, "Akan kucarikan akal agar mereka
tidak masuk ke mari."

1039
Tanpa terasa Siok bwee dan Hiang lan sama-sama
menghembuskan napas lega, katanya setengah
bersyukur: "Akal yang nona miliki pasti...."
Belum selesai perkataan itu diutarakan, mendadak
terdengar gadis berbaju putih itu berseru dengan suara
keras: "Tiga orang sahabat di luar, bagaimana kalau
masuk kemari dan duduk di sini...."
Siok bwee dan Hiang lan kontan saja merasa amat
terperanjat, mereka benar-benar dibuat tak habis
mengerti oleh sikap majikannya ini, bukankah nona
mereka tak ingin ketiga orang musuhnya itu masuk ke
dalam ruangan? Kenapa ia justru mengundang mereka
masuk untuk duduk? Dalam terperanjatnya tak kuasa lagi
kedua orang dayang ini membuka sedikit matanya untuk
mengintip.
Tampak tiga orang lelaki itu kembali mundur beberapa
langkah tanpa sadar setelah mendengar ucapan tersebut,
tak seorang pun berani melangkah maju ke depan lagi.
"Bukankah kalian bertiga sudah sampai di sini? Kenapa
tidak masuk untuk duduk sejenak sambil minum teh
sebelum pergi?"
Kembali gadis berbaju putih itu berseru, Walaupun
suaranya lembut dan merdu, namun nada ucapannya
begitu rapat seakan-akan tak buyar oleh hembusan
anginTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
1040
Sekali lagi tiga orang lelaki itu merasa terperanjat dan
mundur beberapa langkah lagi dari posisi semula, sedang
dua orang lelaki berpakaian ringkas itu setelah saling
bertukar pandang sekejap. segera mundur lebih jauh lagi
ketimbang lelaki kecil pendek itu.
"Apa yang kalian bertiga takuti?" kata nona berbaju
putih itu sambil tertawa ringan, " Walaupun di tempat
kami ini tak tersedia arak wangi dan daging kambing
untuk menjamu kalian, tapi percayalah di sini pun tidak
ada segala alat jebakan atau perangkap yang bakal
mencelakai kalian, silahkan masuk dengan perasaan
lega."
Sekali lagi dua orang lelaki berpakaian ringkas itu
mundur selangkah ke belakang, lelaki yang berada di
sebelah kiri segera berseru: "Gadis itu suruh kita masuk.
lebih baik kita jangan melangkah masuk ke sana,
saudara Long, saudara Ciu, bagaimana menurut
pendapat kalian berdua?"
"Benar, benar sekali," Lelaki disebelah kiri segera
manggut berulang kali, "Ia bilang dalam ruangan
tersebut tak ada alat jebakan dan perangkap. ini berarti
tempat itu sudah dilengkapi dengan segala alat jebakan
yang paling menyeramkan, saudara Long, bagaimana
pendapatmu?"
Lelaki kecil pendek itu termenung dan berpikir
beberapa saat lamanya, kemudian katanya: "Karena dia

1041
mengatakan begitu, kita malahan boleh masuk dengan
aman dan bebas."
"Apa maksudmu?" Tanpa sadar dua orang lelaki
berpakaian ringkas itu berseru dengan wajah tertegun-
Lelaki kecil pendek itu tertawa hambar.
"Semisalnya di dalam ruangan batu ini benar-benar
telah disiapkan alat jebakan yang mematikan,
seharusnya mereka bertiga tidak bicara ataupun
bergerak sehingga membuat kita tak bisa meraba
keadaan yang sesungguhnya. Kenyataannya sekarang
dia malah berkata demikian, jelas sudah mereka sedang
menerapkan siasat benteng kosong untuk menipu kita"
Sekali lagi dua orang lelaki berpakaian ringkas itu
saling bertukar pandang sekejap. kemudian sambil
bertepuk tangan se-runya: "Betul...Betul sekali, rupanya
bocah perempuan ini hendak menipu kita dengan siasat
benteng kosong, jelas sekarang dalam ruangan batu itu
tidak ada jebakan apapun"
"Walaupun demikian, lebih baik kita bertindak lebih
berhati-hati," pesan lelaki kecil pendek itu dengan suara
dalam.
"Kalau memang hanya siasat benteng kosong, kenapa
kita mesti berhati-hati lagi?" tanya lelaki di sebelah kiri
dengan kening berkerut golok panjang berbentuk aneh

1042
yang tersoren di pinggangnya segera diloloskan,
kemudian tanpa banyak bicara lagi menerjang maju ke
muka. Lelaki yang lain tak mau ketinggalan, golok
panjangnya segera diloloskan pula dari sarungnya dan
melompat sejauh dua kaki di muka.
Kalau ditinjau dari gerakan tubuh mereka yang begitu
lincah dan cekatan, jelas sudah membuktikan bahwa sifat
mereka meski kasar dan berangasan, gerak geriknya
meski agak bebal namun kepandaian silat yang mereka
miliki terhitung cukup tangguh.
Sambil tertawa getir lelaki kecil pendek itu
menggelengkan kepalanya berulang kali, terpaksa dia
menyusul dari belakang, sementara senjatanya juga
segera diloloskan.
Ternyata senjata andalan lelaki pendek ini adalah
sebuah ruyung tulang hitam Jit sat wu kut pian yang
terhitung senjata langka dalam dunia persilatan-
Melihat ketiga orang lawannya benar-benar menerjang
masuk ke dalam ruangan, wajah tiga orang nona yang
ada di dalam ruangan seketika berubah karena kaget.
Sambil menghela napas panjang nona berbaju putih
itu bergumam: "Aaai... kali ini aku malah termakan oleh
jebakanku sendiri"

1043
"Kalau ditinjau dari ilmu silat yang dimiliki ketiga orang
itu, tampaknya kepandaian mereka cukup tangguh," kata
Siok bwee sangsi. "Aku takut kita...."
Mendadak terdengar suara bentakan keras bergema
memecahkan kesunyian, dua orang lelaki berpakaian
ringkas itu tahu-tahu sudah menerjang masuk ke dalam
ruangan, Lelaki yang ada di sebelah kiri segera
menghardik: "Siapa kalian bertiga? Mau apa berada di
sini? Apa yang kalian perbuat dalam ruangan terpencil
ini?" Gadis berbaju putih itu segera tertawa ringan.
"Aduuuh... dengan maksud baik kami mengundang
kalian untuk masuk dan minum teh, kenapa kalian malah
bersikap begini garang? Toh di antara kita tak ada ikatan
dendam atau permusuhan? "
Dua orang lelaki berpakaian ringkas itu seketika
tertegun dibuatnya, sambil berpaling melirik ke lelaki
kecil pendek itu sekejap. pikirnya: “Betul juga perkataan
ini, toh tiada permusuhan apa-apa antara kami dengan
mereka, kenapa pula kita meski mencari gara-gara
dengan mereka bertiga?” Tanpa sadar golok panjang
mereka diturunkan ke bawah.
Dalam saat itu si lelaki kecil pendek tadi sudah
melompat masuk ke dalam ruangan sambil memutar
ruyungnya untuk melindungi badan, ia sama sekali tidak
mengucapkan sepatah kata pun. Dengan membawa

1044
suara desingan angin tajam ruyungnya langsung
disodokkan ke tubuh nona berbaju putih itu.
Siok bwee tahu bahwa majikannya belum pernah
belajar ilmu silat, padahal serangan ruyung itu datangnya
sangat garang dan mematikan, andaikata terhajar
niscaya korbannya akan tewas seketika. Dalam keadaan
cemas bercampur kuatir, ia tak ambil perduli lagi dengan
pesan wanti-wanti majikannya tadi, pedangnya segera
dicabut keluar dan langsung diayunkan ke depan untuk
membendung ancaman ruyung tersebut.
Dua orang lelaki berpakaian ringkas itu seketika dibikin
tertegun, mimpi pun mereka tidak mengira kalau seorang
gadis remaja ternyata mampu melancarkan serangan
dengan kecepatan luar biasa, Mendadak terdengar lelaki
kecil pendek itu membentak keras: "Hey, apa yang kalian
berdua saksikan? Ayo cepat turun tangan menyerang
beberapa orang budak itu, jangan lupa periksa di bawah
kain merah itu, coba lihat benda aneh apa yang disimpan
di situ."
Hiang lan sangat terkejut, tak tahan lagi ia pun
meloloskan senjatanya sambil melompat bangun.
Menyaksikan perbuatan kedua orang dayangnya itu, si
nona berbaju putih tersebut gelengkan kepalanya
berulang kali sambil menghela nafas, keluhnya: "Budakbudak
dungu, kenapa kalian selalu tak mampu menahan
diri..."

1045
Belum selesai keluhan itu diucapkan, tiba-tiba tampak
lelaki kecil pendek itu meninggalkan dirinya dan
mengayunkan ruyung menyambar kain merah yang
menutupi tubuh Lim Han kim.
Dalam terperanjatnya Siok bwee dan Hiang lan segera
mengayunkan senjata masing-masing menghadang di
hadapan Lim Han kim, bersamaan waktunya mereka
melancarkan lima jurus serangan berantai yang segera
menciptakan selapis jaring jaring cahaya yang memaksa
siapa pun susah untuk maju barang selangkah pun.
Sesungguhnya ilmu silat yang dimiliki lelaki kecil
pendek itu sangat hebat, tapi setelah ruyung panjangnya
melancarkan serangkaian serangan gencar, ia tetap juga
tak berhasil menembusi lapisan jaring pedang yang
berbentuk di hadapannya, Tak kuasa lagi teriaknya
dengan suara keras:
"Benda yang tertutup di balik kain merah ini pasti
suatu benda penting yang tak ternilai harganya, kalau
tidak, mereka tak bakal menghadang dengan matimatian,
Kenapa kalian berdua belum turun tangan juga,
apakah tidak membuang kesempatan baik dengan
percuma?"
Walaupun mulutnya berbicara, gerak serangannya
sama sekali tidak berhenti, lagi-lagi ruyung panjangnya
melancarkan beberapa jurus serangan.

1046
Dua orang lelaki berpakaian ringkas itu segera
merasakan semangatnya bangkit kembali, sahut lelaki di
sebelah kiri: "Betul juga ucapanmu, benda di bawah kain
merah itu tentu barang penting, hari ini kita harus
periksa dengan teliti" Golok panjang mereka segera
digetarkan dan siap melancarkan serangan dahsyat.
Tiba-tiba terdengar nona berbaju putih itu berseru
sambil tertawa ringan: "Saudara berdua, bagaimana
kalau tunggu sejenak lagi?"
Suara itu manis, merdu dan sangat lembut, bagaikan
bisikan kekasih yang sedang dibuai asmara. Tak kuasa
dua orang lelaki berpakaian ringkas itu menghentikan
langkahnya seraya berpaling.
Pelan-pelan nona berbaju putih itu menggerakkan jari
tangannya yang lentik untuk membuka kain hitam yang
mengerudungi wajahnya, maka muncullah raut wajahnya
yang cantik jelita bak bidadari yang turun dari kahyangan
itu.
Selama hidup boleh dibilang dua orang lelaki
berpakaian ringkas itu belum pernah bertemu dengan
gadis secantik ini, tak kuasa lagi mereka memandang
dengan termangu dan untuk sesaat tak tahu apa yang
mesti diperbuatnya.
Sambil tertawa ringan nona berbaju putih itu kembali
berkata: "Kalian berdua begitu gagah, jujur, tampan dan

1047
berjiwa ksatria, buat apa mesti meniru perbuatan si setan
cebol yang ingin menganiaya kami kaum wanita
lemah...."
Suaranya begitu lembut dan merayu, apalagi setelah
selesai mengucapkan perkataan tersebut napasnya jadi
tersengal-sengal dengan dada yang naik turun
bergelombang, hal ini membuat gadis itu semakin
menawan dan mengenaskan
Dua orang lelaki berpakaian ringkas itu saling bertukar
pandangan sekejap. pelan-pelan senjatanya diturunkan
kembali ke bawah sementara empat buah mata mereka
terbelalak lebar-lebar tanpa berkedip, jelas sudah
beberapa patah kata si nona yang lembut merayu itu
telah menggetarkan perasaan hati dua orang lelaki kekar
ini.
Diam-diam lelaki kecil pendek itu merasa amat
terkejut setelah menyaksikan mimik muka serta keadaan
kedua orang rekannya, dengan suara menggeledek
kembali bentak-nya: " Hati- hati dengan siluman
perempuan itu, jangan termakan oleh rayuan gombalnya
sehingga kalian termakan oleh siasat busuknya"
Bentakan yang menggeledek ini segera menyadarkan
kembali dua orang lelaki tersebut dari lamunannya, meski
begitu sorot mata mereka masih terasa berat untuk
meninggaikan wajah si nona berbaju putih itu.

1048
Melihat gelagat yang tidak menguntungkan sekali lagi
lelaki kecil pendek itu membentak "Jangan melamun
terus macam patung, coba kalian lihat perempuan itu,
dia begitu lemah seperti tak punya tenaga, kenapa tidak
dicoba untuk membekuknya dulu kemudian baru pelanpelan
ha ha ha ha... pelan-pelan dinikmati secara
bergantian"
Siok bwee maupun Hiang lan sama-sama terperanjat
dibuatnya, dalam keadaan sekarang mereka kuatirkan
keselamatan nonanya, tapi juga tak bisa meninggalkan
Lim Han kim dengan begitu saja, sehingga untuk berapa
waktu kedua orang dayang ini tak tahu apa yang mesti
diperbuatnya.
Tampaknya dua orang lelaki berpakaian ringkas itu
sudah termakan oleh perkataan lelaki kecil pendek itu,
tanpa terasa mereka mulai bergerak menghampiri gadis
berbaju putih itu.
Siok bwee dan Hiang lan semakin gugup bercampur
kaget, begitu perhatiannya bercabang, jurus serangan
mereka, pun ikut kalut, seketika itu juga ruyung maut
lelaki kecil pendek itu bagaikan seekor ular berbisa
mengurung mereka rapat- rapat, jangan lagi
memisahkan diri untuk menolong majikannya, untuk
bertahan pun setengah mati rasanya.
Gadis berbaju putih itu sama sekali tidak menjadi
gugup atau panik menghadapi keadaan ini, malahan

1049
sambil tersenyum manis dan mengawasi dua orang lelaki
itu lekat-lekat katanya lagi: " Kalian berdua begitu kuat
dan gagah, masa tega bersikap begitu kasar terhadap
seorang gadis macam aku?"
Dua orang lelaki berpakaian ringkas itu tertegun,
tanpa sadar wajah mereka berubah jadi merah padam
lantaran jengah. Lelaki yang ada di sebelah kiri segera
ber-seru: " Lebih baik kita pergi memeriksa isi di bawah
kain merah itu, coba lihat barang apakah yang disimpan
di sana"
"Benar" jawab lelaki di sebelah kanan, Dua orang itu
benar-benar tidak turun tangan lagi terhadap gadis
berbaju putih itu, sebaliknya malahan menerjang ke arah
Siok bwee serta Hiang lan.
Kerja sama antara Hiang lan dan Siok bwee selama ini
dalam menghadapi permainan ruyung lelaki cebol itu
sebetulnya hanya berhasil memaksakan kedudukan
seimbang.
Ketika melihat dua orang lelaki kekar itu menerjang
pula ke arah mereka, diam-diam dua orang dayang itu
jadi terkesiap. sadarlah mereka, pertarungan kali ini lebih
banyak bahayanya bagi mereka ketimbang selamat.
Perlu diketahui bahwa ruangan batu itu amat sempit,
sementara serangan ruyung si lelaki cebol itu makin lama
semakin gencar sebelumnya Siok bwee berdua boleh

1050
dibilang sudah terkepung di balik lingkaran bayangan
ruyungnya, menang kalah pun sesungguhnya tinggal soal
waktu, Dengan ikut terjunnya dua orang lelaki kekar
tersebut mengerubuti mereka, dua orang dayang
tersebut merasa semakin keteter hebat.
Tiba-tiba lelaki di sebelah kiri itu berseru lantang
sambil mengayun golok panjangnya.
"Saudara Ciu, permainan ruyung mu susah
dikembangkan lagi kehebatannya di dalam ruangan
sempit ini, lebih baik minggir sajalah, biar kami yang
menggantikan kedudukanmu"
Lelaki cebol itu segera berpaling, tapi begitu melihat
gadis berbaju putih itu sudah bangkit berdiri sambil
menggenggam sebatang jarum emas, dengan perasaan
terkejut segera ia berpikir: "Ruangan batu ini kecil lagi
sempit, apabila ia menggunakan jarum emas sebagai
senjata rahasia, susahlah buat kami untuk
menghindarkan diri" Berpikir sampai di situ, dengan
perasaan cemas segera teriaknya: " Kalian berdua tak
usah membantu aku, yang penting tangkap dulu nona
berbaju putih itu"
"Saudara Ciu, apakah kau menyuruh kami berdua
menghadapi seorang gadis lemah yang tak
berkepandaian silat itu?" seru lelaki di sebelah kanan
dengan nada dingin. Karena harus memecah perhatian
untuk berbicara, lelaki cebol itu segera kehilangan

1051
posisinya yang menguntungkan sergapan pedang dari
Siok bwee dengan cepat memaksa lelaki itu harus
menarik kembali ancamannya untuk melindungi diri.
Memanfaatkan kesempatan yang sangat baik itu Hiang
lan melepaskan dua tusukan berantai yang memaksa
lelaki cebol itu harus mundur selangkah lagi, tak ampun
permainan ruyungnya jadi kacau balau.
Keadaan yang amat mendesak ini memaksa dia mau
tak mau harus pusatkan kembali perhatiannya untuk
menghadapi lawan- Dengan kepandaian silatnya yang
tangguh, dua jurus serangan berikut yang dilancarkan
amat gencar segera mengembalikan kembali posisinya
yang mulai terdesak tadi saat itulah dia berteriak lagi
dengan suara cemas: " Hati- hati kalian, bocah
perempuan itu hendak menggunakan senjata rahasia"
Dua orang lelaki kekar itu terperanjat serentak mereka
berpaling. Benar juga tampak nona berbaju putih itu
sudah berdiri sambil menggenggam jarum emas. Apa
yang mereka duga kemudian ternyata keliru besar, nona
berbaju putih itu tidak mengayunkan jarum emasnya
sebagai senjata rahasia, sebaliknya ia malah menusuk
bahu sendiri
Tak lama kemudian cahaya merah yang bersinar
segera menghiasi wajah nona berbaju putih itu, sinar
mata tajam mencorong keluar menggidikkan hati.

1052
Terdengar gadis itu berseru sambil tersenyum: "Bantulah
aku menangkap si cebol itu"
"Apa?" Dua orang lelaki itu tertegun-
"Aku minta kalian menangkap si cebol itu" Dalam
waktu singkat inilah enam mata saling beradu satu sama
lainnya, Tiba-tiba saja dua orang lelaki kekar itu
merasakan hatinya bergetar keras dan pikirannya jadi
kabur.
Dengan langkah yang amat lembut gadis berbaju putih
itu berjalan menghampiri kedua orang lelaki tadi, sinar
mata yang memancar keluar kelihatan semakin jeli dan
tajam.
Seketika itu juga kedua orang lelaki kekar itu
merasakan hatinya semakin kalut, Mereka merasa di
balik senyuman gadis itu seakan-akan tersimpan daya
pengaruh serta kekuatan yang tak terbantahkan, makin
lama kesadaran mereka makin memudar lalu pikiran jadi
kosong dan tak tahu apa yang mesti diperbuatnya.
Pelan-pelan gadis berbaju putih itu menuding lelaki
cebol itu, kemudian perintahnya lagi:
" Cepat tangkap si cebol itu"
Dengan pandangan kosong dua orang lelaki itu
mengiakan Tiba-tiba saja golok panjang mereka
diayunkan menusuk tubuh lelaki cebol itu.

1053
Jarak antara mereka berdua dengan si cebol
sesungguhnya dekat sekali, ditambah pula serangan
tersebut dilepaskan secara mendadak tanpa
pemberitahuan lebih dulu, dan lagi dilancarkan secara
berbarengan bisa dibayangkan betapa dahsyatnya
ancaman tersebut.
Kendati pun lelaki cebol itu memiliki ilmu silat yang
amat hebat pun sulit baginya untuk meloloskan diri
dalam keadaan utuh, Tak ampun sambaran golok lelaki
di sebelah kiri membabat rontok rambutnya, sementara
bacokan golok lelaki di sebelah kanan melukai lengan
kanannya.
Lelaki cebol itu betul-betul terperanjat dibuatnya,
cepat-cepat dia menarik kembali ruyungnya sambil
menghindar sejauh lima depa dari posisi semula, lalu
sambil berpaling mengawasi kedua orang rekannya,
umpatnya keras-keras: "Kalian berdua sudah gila?"
Dua orang lelaki kekar itu melotot besar-besar,
pancaran sinar api penuh rasa benci dan dendam
mencorong keluar dari balik matanya sementara biji mata
kedua orang itu berhenti bergerak, keadaan mereka tak
ubahnya seperti orang kesurupan setan.
Dari cerita orang, si cebol pernah mendengar bahwa
dalam dunla persilatan terdapat sejenis ilmu sakti yang
bisa membetot sukma orang, semacam ilmu hipnotis,
namun selama ini belum pernah ia menyaksikan sendiri.

1054
Sekarang setelah melihat keadaan dua orang rekannya
itu seakan-akan tak sadar dan sukmanya seperti terbetot,
dengan suara keras segera teriaknya lagi: "saudara Long,
saudara siang, apakah kalian berdua sudah tidak
mengenali diriku lagi?"
Mendadak terdengar gadis berbaju putih itu berseru
lagi dengan suara merdu: "Cepat tangkap si cebol itu"
Dua orang lelaki berpakaian ringkas itu sama sekali tak
perduli teriakan lelaki cebol itu, sebaliknya ucapan si
nona berbaju putih tersebut didengar dengan jelas,
Tanpa banyak omong, golok mereka berdua digetarkan
menerjang dari kiri dan kanan.
Tampaknya lelaki cebol itu cukup mengetahui
kehebatan ilmu silat kedua orang ini. Apabila harus
bertarung satu lawan satu tentu saja dia tak perlu takut
sebab mereka masih bukan tandingannya, tapi kini kedua
orang itu menyerang bersama-sama dengan sikap
garang, terpaksa senjata ruyungnya diayunkan ke muka
untuk membendung ancaman golok panjang mereka.
Siapa yang tahu begitu bentrokan terjadi serangan
yang dilancarkan dua orang lelaki kekar itu semakin
gencar dan garang, sepasang golok mereka berputar
sambil membacok berulang kali, semua jurus serangan
yang digunakan adalah jurus-jurus beradu jiwa.

1055
Dalam ruangan batu yang kecil dan sempit ini banyak
sekali jurus serangan ampuh yang dimiliki lelaki cebol itu
susah dikembangkan keluar. sebaliknya serangan golok
dua orang lelaki kekar itu justru banyak menggunakan
cara pertarungan jarak dekat, apalagi kerja sama kedua
orang itu sangat tangguh, sepuluh jurus kemudian
seluruh tubuh lelaki cebol itu sudah terkurung dalam
lapisan golok mereka dan semakin keteter hebat.
Lelaki cebol itu memaksakan diri bertahan beberapa
gebrakan lagi. Sekarang dia mulai sadar bahwa bila ia
tidak berusaha meloloskan diri, niscaya dirinya akan
terluka di ruangan tersebut hari ini, Akan tetapi
permainan golok kedua orang itu makin lama semakin
bertambah cepat, kebetulan sekali mereka berdua pun
persis menghadang di depan pintu, hal mana membuat
dia tak gampang untuk meloloskan diri.
Dalam suasana yang amat tegang itulah mendadak
lelaki di sebelah kiri menggunakan jurus "Semangka
manis dibelah tiga" untuk memutar goloknya dan
mengancam tiga jurusan di tubuhnya.
Lelaki cebol itu cukup mengenal gerak serangan golok
ini, yaitu membacok ke tiga arah di bawah lawan lalu
menyambar searah dengan dada, maka dengan
menyerempet bahaya dia himpun hawa murninya untuk
kemudian melepaskan satu pukulan guna mendesak
mundur gerakan golok lawan.

1056
Menggunakan kesempatan itu, ia segera melompat ke
udara dan menerjang keluar dari ruangan tersebut
melewati atas kepala kedua orang rekannya.
Walaupun gerakan tubuhnya ini cukup cepat, tak
urung pahanya termakan juga oleh babatan golok
rekannya itu. Darah segar segera jatuh bercucuran
membasahi lantai
Kedua orang lelaki kekar itu sendiri pun tak bisa
bergerak lebih lincah karena kesadaran mereka
terkendali Saat ini tak seorang pun di antara mereka
yang bertindak untuk menghadang perjalanan lelaki
cebol tersebut.
Sambil menuding ke arah mana lelaki cebol itu
melarikan diri, gadis berbaju putih itu kembali berseru:
"Cepat kejar, bunuh orang itu"
Dua orang lelaki kekar itu nampak agak tertegun, tapi
kemudian meluncur keluar dari ruangan untuk melakukan
pengejaran.
Gerakan tubuh ketiga orang itu sungguh cepat, dalam
waktu singkat bayangan tubuh mereka sudah lenyap dari
pandangan.
Memandang hingga ketiga orang itu pergi jauh, Hiang
lan baru berseru dengan wajah penuh rasa kagum:
"Nona, ilmu silat apakah itu, sungguh hebat...."

1057
Tapi begitu sorot matanya saling beradu dengan sorot
mata gadis berbaju putih itu, tiba-tiba saja perasan
hatinya bergetar keras. Nona berbaju putih itu segera
mencabut keluar jarum emas dari bahunya, Cahaya
merah di wajahnya pun makin menyusut hilang, dengan
napas terengah-engah keluhnya: "oooh... aku sungguh
lelah...."
Peluh dingin kelihatan bercucuran amat deras, tibatiba
tubuhnya roboh terjengkang ke belakang, Cepatcepat
Siok bwee menyambar tubuh majikannya sambil
berseru: "Nona... Nona..."
Tanpa membuang waktu, sepasang tangannya bekerja
keras menguruti dadanya. "Enci Bwee, apakah penyakit
nona kambuh lagi?" Hiang lan yang sudah sadar kembali
buru-buru bertanya.
"Aku rasa nona kelewat capai." Pada saat itu dalam
hati kecilnya Hiang lan sedang memikirkan terus ilmu
silat aneh yang digunakan gadis berbaju putih itu, yang
bukan saja bisa menguasai lawan bahkan bisa memaksa
lawan mengikuti perintahnya.
Kini dia sedang berusaha mengatur perkataan agar
bisa membujuk majikannya mewariskan kepandaian
tersebut kepadanya.
Kendatipun dalam hati kecilnya dia berpikir terus,
sepasang tangannya tidak ambil diam. Seperti juga Siok

1058
bwee, dia menguruti seluruh tubuh gadis berbaju putih
itu dengan seksama.
Sejak kecil gadis ini sudah mengidap sejenis penyakit
yang sangat aneh, Pelbagai tabib kenamaan sudah
diundang namun tak seorang pun berhasil
menyembuhkan penyakitnya itu, maka baik pikiran
maupun tubuhnya tak boleh kelewat capai, sekali
kelelahan maka dia akan segera jatuh tak sadarkan diri
Kedua orang dayang ini sudah cukup lama mengikuti
majikannya, mereka pun sudah sering menjumpai
majikannya jatuh pingsan, oleh sebab itu meski perasaan
hatinya agak tegang, namun tindak tanduk mereka tak
sampai gugup dibuatnya.
Setelah diuruti beberapa saat, pelan-pelan gadis
berbaju putih itu sadar kembali, sambil membuka
matanya dia menghembuskan napas panjang dan
bangkit untuk duduk.
Siok bwee segera berkata sambil menghela napas:
"Nona, kesehatan badanmu belum pulih kembali. jangan
kelewat banyak bergerak, bagaimana kalau beristirahat
sejenak lagi?"
Sambil menghela napas panjang gadis berbaju putih
itu menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya:
"saat ini keadaan kita amat berbahaya dan kritis sekali,
aku tak punya waktu untuk beristirahat lagi...."

1059
Setelah bangkit berdiri, dia berjalan menghampiri Lim
Han kim, lalu perintahnya: "sekarang buka kain merah
yang menyelimuti tubuhnya"
Siok bwee menurut dan segera menanggalkan kain
merah yang menutupi tubuh pemuda itu. Tiba-tiba gadis
berbaju putih itu menarik napas panjang-panjang,
kemudian dengan gerakan cepat ia mencabut keluar
kesembilan batang jarum yang menancap di tubuh
pemuda itu, kemudian perintahnya lagi pelan: "siok
bwee, cepat tepuk jalan darah sin kwan hiat, Ki kun hiat
dan ngotong hiat di tubuhnya."
Siok bwee mengiakan dan segera menepuk ketiga
buah jalan darah penting di dada pemuda itu.
Pelan-pelan Lim Han kini tersadar kembali sambil
duduk dia awasi sekeliling tempat itu sekejap lalu
tanyanya: "Di mana kita berada sekarang?"
"Kuburan Liat hu bong"
"Kuburan Liat hu bong.,.? Kuburan Liat hu bong.,.?"
"Yaa, sebuah kuburan besar yang terpencil letaknya,
cerita kesetiaannya pada suami sudah lama dilupakan
orang."
Diam-diam Lim Han kim mencoba mengatur
pernapasannya. Dia merasa semua urat nadi di dalam
tubuhnya telah lancar kembali, maka sambil bangkit

1060
berdiri katanya lagi: "Kalau betul tempat ini disebut
kuburan Liat hu bong, aku percaya letaknya pasti di luar
kota si ciu bukan?"
"Tentu saja kuburan Liat hu bong tak mungkin
dibangun di dalam rumah makan Kun eng lo"
Mengenang kembali kejadian lampau yang menimpa
dirinya, Lim Han kim segera tahu bahwa gadis inilah
yang telah menolongnya dan membawa dirinya ke sana,
maka katanya kemudian seraya menjura "Terima kasih
banyak atas pertolonganmu nona."
"Kau telah menyelamatkan kami bertiga, sekalipun aku
telah menyelamatkan jiwa-mu, namun kami tetap masih
berhutang dua nyawa kepadamu."
Lim Han kim tak tahan lagi untuk tersenyum, katanya:
"Saling tolong menolong dalam dunia persilatan
merupakan suatu kejadian yang sangat lumrah, nona tak
periu menganggap serius...."
Kemudlan setelah berhenti sejenak, dia mengalihkan
pokok pembicaraan ke soal, lain, katanya lagi: "Berapa
sih jarak tempat ini dengan kota Siu ciu?"
"Tak lebih sepuluh li di luar kota Si ciu"
Lim Han kim segera membungkukkan badannya
memberi hormat,

1061
"Ilmu silat yang dimiliki ayahmu sangat hebat dan
jarang sekali jagoan dalam dunia persilatan dewasa ini
yang dapat menandinginya. Apabila nona bisa berjalan
seiring dengan ayahmu, maka kau tak periu takut
gangguan para cecunguk dunia persilatan lagi."
Membayangkan kembali pertarungannya melawan
ayah gadis baju putih itu tempo hari di kuil awan hijau,
tanpa terasa pemuda itu bergidik sendiri.
"Kenapa?" tanya nona berbaju putih itu keheranan
"Apakah kau pernah bertarung melawan ayahku?"
"Kepandaian silat yang dimiliki ayahmu benar-benar
luar biasa hebatnya, aku bukan tandingannya...."
"Asal kau mampu menerima satu dua jurus
serangannya, kepandaianmu terhitung sudah hebat
sekali," timbrung Hiang lan tiba-tiba.
"Kalau hanya satu sampai dua puluh jurus, aku yakin
masih sanggup untuk melayaninya."
"Waaah... kalau begitu kau memang luar biasa sekali."
"Harap kalian bertiga baik-baik menjaga diri," ucap
Lim Han kim kemudian seraya menjura, "Aku harus
segera kembali ke kota siu ciu, semoga berjumpa lagi
lain saat." Habis berkata ia segera tinggalkan ruangan itu
dengan langkah lebar.

1062
"Berhenti" Mendadak gadis berbaju putih itu
menghardik
Lim Han kim sudah melangkah keluar dari ruangan itu,
tapi ia berpaling juga sambil bertanya: "Apakah nona
masih ada petunjUk di dalam kota?"
"Benar."
Gadis berbaju putih itu menggerakkan bibirnya hendak
mengucapkan sesuatu, tapi niat tersebut segera
diurungkan sebaliknya Hiang lan sudah menegur lebih
dulu: "Dia itu seorang lelaki atau perempuan?"
"Dia adalah seorang locianpwee dari dunia persilatan,
tentu saja seorang pria"
Tiba-tiba gadis berbaju putih itu menghela napas
panjang, katanya: "Rumah makan Kun eng lo sudah tak
sesuai untuk ditinggali lagi. jika kau percaya kepadaku,
ajaklah kawanmu itu dan sama-sama tinggal disini."
"Kenapa?" tanya Lim Han kim dengan perasaan
tergerak,
"Dewasa ini kota si ciu sudah menjadi tempat
pertemuan segala jenis jagoan dari seluruh dunia
persilatan, baik partai besar maupun perguruan
kenamaan hampir rata-rata mengirimkan jagoannya yang
terbaik untuk hadir di sana, ibarat datangnya hujan
badai, saat ini rumah makan Kun Eng lo sudah menjadi

1063
ajang segala pertikaian, segala siasat busuk dan akal licik
akan kau hadapi di tempat semaCam itu."
Diam-diam Lim Han kim merasa keheranan, dari mana
seorang gadis yang lemah lembut tanpa ilmu silat bisa
mengetahui pelbagai macam masalah dalam dunia
persilatan?
Tiba-tiba ia teringat kembali dengan peristiwa
kepergian Thian hok sang jin tempo hari, agaknya
kepergiannya juga menyangkut suatu rahasia besar
dunia persilatan begitu rahasianya masalah tersebut
sampai Ciu Huang, pendekar nomor wahid dari kolong
langit pun tidak mengetahuinya. Tapi kenyataannya
gadis lemah ini tahu secara pasti rahasia tersebut, ini
menunjukkan bahwa gadis ini memang penuh diliputi
kemisteriusan.
"Hei, apa yang sedang kau pikirkan?" Tiba-tiba gadis
berbaju putih itu menegur sambil tersenyUm "Merasa
heran karena aku mengetahui begitu banyak persoalan
dunia persilatan?"
Sesungguhnya memang itulah masalah yang
mencurigakan hati Lim Han kim, tapi setelah disingkap
sendiri oleh si nona berbaju putih itu, dia malahan
merasa rikuh untuk menanyakan lebih jauh. Tanpa terasa
dia berpaling dan mengawasi wajah gadis itu lekat-lekat,
tampak wajahnya penuh diliputi perasaan penderitaan
seakan-akan orang yang baru mendusin dari tidurnya,

1064
tapi seperti juga belum sembuh dari penyakit ringan,
Badannya begitu lemah tak berkekuatan, namun
sepasang matanya yang bulat besar justru penuh
mengandung kecerdasan yang luas bagaikan samudra
dan sukar diukur dalamnya.
Sambil tersenyum manis kembali gadis berbaju putih
itu bertanya: "Kau baru pertama kali terjun ke dalam
dunia persilatan?"
Tanpa sadar Lim Han kim mengangguk sekali lagi
gadis berbaju putih itu tersenyum, katanya lebih lanjut:
"Bila dugaanku tak meleset, kau semestinya sedang
memikul suatu tanggung jawab yang berat sekali, kalau
bukan dendam berdarah tentu benci karena kehilangan
keluarga."
Lim Han kim termangu, pikirnya cepat:
"Walaupun ucapannya tidak benar secara keseluruhan
tapi asal-usulku memang masih merupakan satu teka
teki, Baik ibu maupun guruku tak pernah menyinggung
asal usulku, nama Lim Han kim pun hanya pemberian
dari ibuku. Benarkah aku dari marga Lim? Mungkinkah
ayah kandungku masih hidup di dunia ini? Kalau memang
sudah mati sudah menjadi kewajibanku sebagai putranya
untuk menyambangi kuburannya. Tapi sejak aku tahu
urusan, belum pernah ibu menyinggung masalah ayah
denganku, juga tak pernah melihat beliau pergi

1065
menyambangi kuburannya, lalu... apa yang sebenarnya
telah terjadi?"
Kumpulan kecurigaan ini bagai gumpalan awan
melintas dan mengapung di dalam benaknya, selama
belasan tahun ini belum pernah hilang sekejappun. Kini
setelah disinggung kembali oleh gadis berbaju putih itu,
kecurigaannya semakin terpancing keluar sehingga untuk
berapa saat dia jadi gelagapan dan tak tahu apa yang
mesti diperbuatnya.
Sambil membenarkan rambutnya yang kusut nona
berbaju putih itu menegur lagi: "Benarkah dugaanku
itu?"
"Belum tentu benar seratus persen^."
"Tapi sinar matamu memancarkan rasa terkejut dan
tercengang yang amat tebal, ini membuktikan bahwa kau
telah mengakui bahwa apa yang kukatakan memang
betul, kenapa? Buat apa kau membantah terus?"
Diam-diam Lim Han kim menghela napas panjang,
pikirnya: "Aaai.,, walaupun tidak tepat sekali, selisih pun
tidak terlalu jauh."
Sebetulnya perkataan itu hanya melintas di dalam
benaknya, tapi gadis berbaju putih itu seakan-akan
sudah mendengarnya secara jelas, Tiba-tiba ia berseru

1066
sambil tertawa cekikikan: "Duduklah, bila ada masalah
yang sukar dipecahkan, tanyakan saja kepadaku"
"Benar" sela Hiang lan cepat. "Nona kami pandai ilmu
perbintangan, ilmu meramal maupun pengetahuan
lainnya. Apa bila kau ada masalah yang menyulitkan,
utarakan saja kepada nona kami, agar dia mencoba
menghitungkan nasibmu."
"Selama hidup aku tak pernah percaya dengan
perhitungan nasib."
"Memang tak boleh percaya seratus persen, tapi kau
pun tak boleh tidak mempercayainya," sela si nona
berbaju putih itu.
"Perkataan nona sangat mengejutkan hati, tampaknya
pengetahuanmu benar-benar amat luas."
"Kau terlalu sungkan," nona berbaju putih itu tertawa,
"Kau adalah tuan penolongku, sudah sepantasnya apa
bila aku berusaha membantumu dengan sepenuh tenaga,
membebaskan persoalanmu sudah menjadi kewajibanku
bagiku...."
Lim Han kim segera, berpikir: "Gadis ini lemah sekali,
tapi perkataannya tajam seperti pisau. setiap patah
katanya seperti langsung menghujam hatiku, benarbenar
luar biasa...."

1067
BAB 32. Bunga Bwee Putih
Dengan cepat pemuda itu memberi hormat, lalu
ujarnya: "Aku merasa berterima kasih sekali dengan
maksud baik nona, tapi aku benar benar tidak
mempunyai persoalan yang menyusahkan diriku,
Tentang pertolonganku atas diri nona, aku telah
menerima balasannya dengan penyembuhan lukaku.
Nah, aku mohon diri lebih dulu."
"Tolong tunggu sebentar" seru gadis berbaju putih itu
sambil menghela napas. "Perkataanku belum selesai
kuutarakan."
Sambil berhenti dan berpaling Lim Han kim bertanya:
"Nona, apa yang hendak kau sampaikan? cepat katakan
sebab aku harus secepatnya pergi dari sini."
"Kepandaian silat yang kau miliki jauh lebih tangguh
daripada kepandaian kami, untuk melindungi
keselamatan kami bertiga memang lebih dari cukup, Tapi
kau belum sanggup menandingi kehebatan ilmu silat
para jago yang sekarang berkumpul di rumah makan Kun
eng lo..."
Setelah mengatur napasnya yang tersengal, kembali
lanjutnya: "situasi pada saat ini sudah jelas sekali Kita
sudah berada dalam posisi harus bersatu padu, dalam
hal ini aku yakin kau tentu sudah mengerti bukan."

1068
Lim Han kim tertegun, serunya cepat: "Tolong
dijelaskan Lebih jauh."
"Dengan mengandalkan kepandaianmu dan
kecerdasanku tidak susah bagi kita berdua untuk
melakukan suatu pekerjaan besar di kota si ciu.
Kesempatan semacam ini jarang sekali dijumpai Aku
harap kau berpikir tiga kali sebelum mengambil
keputusan."
"Tujuanku kemari hanya ingin mencari orang, bukan
berniat mencari nama besar dalam dunia persilatan"
"Beritahu kepadaku, siapa yang sedang kau cari?"
"Adikku"
"Kalau kulihat dari alis matamu yang berkerut,
rupanya kau sudah tak sabar lagi melayani
pembicaraanku"
"Aku kuatir temanku menunggu lama, maka aku mesti
secepatnya kembali ke tempat semula."
"Kalau kulihat dari niatmu yang begitu besar untuk
pergi, tampaknya susah bagiku untuk menahanmu lagi.
Aaai... Kita memang belum pernah berkenalan
sebelumnya, tapi atas budi kebaikanmu yang telah
selamatkan jiwa kami, baiklah, kuputuskan untuk
menunggumu selama tiga hari di tanah kubur Liat hu
bong ini. Dalam tiga hari ini, apabila kau menjumpai

1069
masalah yang sulit dipecahkan, atau mungkin rindu
kepadaku, datanglah setiap saat kemari"
Ia berbatuk-batuk sejenak. kemudian setelah
mengatur napas tambahnya: "Selewatnya tiga hari kau
tak usah datang kemari lagi, sebab selama hidup
mungkin kita tak ada kesempatan lagi untuk saling
berjumpa."
Sesungguhnya dalam benak Lim Han kini terdapat
banyak sekali persoalan rumit yang ingin ditanyakan
kepadanya, hanya saja ia selalu didahului gadis tersebut
yang menyebabkan dia merasa harga dirinya telah
dilangkahi.
Dengan wataknya yang tinggi hati. tentu saja timbul
kekuatan membangkang yang sangat kuat yang
membuat pemuda ini segan banyak bertanya, Ditambah
lagi ia menguatirkan keselamatan Han si kong, hal mana
membuat niatnya untuk kembali ke kota si ciu semakin
kuat, Dia segera memberi hormat sambil ujarnya:
"Akan kuingat baik- baik pesan nona ini,jika
menjumpai masalah pelik, dalam tiga hari mendatang
aku tentu datang lagi kemari untuk minta petunjuk."
selesai bicara dia tinggalkan ruangan itu dan berlalu
dengan langkah lebar.
Setelah keluar dari kompleks tanah pekuburan Liat hu
bong sejauh dua tiga li, dari kejauhan ia saksikan dua

1070
orang lelaki bersenjata golok panjang yang aneh sekali
bentuknya sedang mengerubuti seorang lelaki cebol
bersenjata ruyung. pertarungan berlangsUng sengit
sekali.
Di bawah keroyokan dua bilah golok panjang itu, si
lelaki cebol tersebut benar-benar keteter hebat dan tak
sanggup lagi melancarkan serangan balasan, posisinya
berbahaya sekali.
Sambil memutar ruyungnya dengan sekuat tenaga
untuk membendung serangan dua orang itu, si cebol
berteriak tiada hentinya: "Hei, sudah gilakah kalian
berdua? Masa akupun sudah tidak kau kenal lagi?"
Lim Han kim mencoba memperhatikan mereka dengan
seksama. Betul juga ia menjumpai dua orang lelaki
bersenjata golok aneh itu melototkan matanya tanpa
berkedip. gerak geriknya macam orang yang kehilangan
kesadaran. Agaknya mereka sudah terkena obat
pemabuk atau kesurupan setan.
Sesungguhnya gerak gerik kedua orang lelaki itu tidak
terlalu lincah, tapi berhubung serangan gabungan
mereka begitu ketat dan hebat, kerjasama sepasang
golok mereka pun amat rapat sehingga mendatangkan
kekuatan yang maha dahysat, maka si cebol yang
terkurung di tengah lapisan cahaya golok itu tak sanggup
meloloskan diri.

1071
Lim Han kini mencoba memperhatikan situasi ia
percaya tak sampai sepuluh gebrakanvlagi lelaki cebol
ituvpasti akan terluka di tangan kedua orang lelaki kekar
itu. Diam-diam ia pun berpikir: "Mimik muka dua orang
lelaki kekar itu menunjukkan gelagat tidak beres, kalau
kudengar dari teriakan si cebol itu, jelas kedua orang itu
sangat dikenal, tapi tempat mereka menyerang terus
secara membabi buta...."
Berpikir sampai di sini, tubuhnya menerjang ke muka
secara tiba-tiba, Sebuah pukulan langsung dilontarkan
menghajar golok panjang di tangan lelaki kekar itu.
Kebasan yang amat kuat ini seketika memaksa gerak
golok lelaki itu miring ke samping. Namun sebelum
pemuda itu berhasil merontokkan senjata dari
genggamannya,
Tiba-tiba dari sisi lain telah menyambar sebuah
bacokan yang langsung membabat pergelangan
tangannya.
Ternyata kerjasama permainan golok dua orang lelaki
ini sangat ketat dan hebat, Mereka saling membantu dan
saling menolong, Ketika serangan Lim Han kim mendesak
permainan golok lelaki itu, lelaki yang, lain secara
otomatis melancarkan sergapan untuk menolong
rekannya.

1072
Lim Han kim segera merendahkan lengannya ke
bawah untuk menghindari bacokan tersebut, kemudian
sebuah tendang an dilontarkan-
Lelaki itu mengegos ke samping, sebuah bacokan kilat
kembali dilepaskan ke tubuh lawan.
Walaupun beberapa jurus serang dari Lim Han kim ini
belum berhasil merampas senjata dua orang itu, namun
serangannya berhasil membuyarkan kerja sama kedua
orang itu yang sangat ketat Menggunakan kesempatan
inilah si cebol itu menarik kembali senjata ruyungnya dan
mundur dari arena pertempuran.
Dengan mundurnya lelaki cebol itu, serangan dari dua
orang lelaki kekar itu segera tertuju seluruhnya ke tubuh
Lim Han kim, permainan golok mereka berdua memang
tangguh sekali, terutama cara kerja-sama mereka,
Ditambah lagi serangan dari Lim Han kim bukan
bermaksud mencelakai lawan lawannya, hal ini justru
membuat posisinya menjadi sangat tidak
menguntungkan.
Dalam waktu singkat cahaya golok yang berkilauan
seperti cahaya saiju itu telah membentuk selapis jaring
golok yang mengurung Lim Han kim di tengah arena,
Dalam kesempatan itu si cebol yang berhasil
meloloskan diri dari kepungan segera berdiri pada jarak
dua tiga kaki dari sisi arena sambil mengatur pernapasan

1073
Ternyata ia tidak berniat turun tangan membantu Lim
Han kim dalam menghadapi dua orang lelaki kekar itu.
Begitulah ketika serangkaian serangan gencar dari dua
orang lelaki itu sudah ber-lalu, tiba-tiba saja Lim Han kim
melancarkan serangan balas an secara beruntun dia la
ncarkan tiga jurus ancaman yang segera merebut
kembali posisinya.
Kini ia sudah cukup merasakan kelihaian ilmu golok
dua orang lelaki itu, maka ia tak berani bertindak
gegabah lagi. Jurus- jurus maut segera dilontarkan untuk
mendesak lawan lawannya.
Setelah bertarung cukup lama, kondisi fisik dua orang
lelaki itu sudah lemah sekali, tentu saja mereka tak
sanggup membendung serangkaian serangan Lim Han
kim yang maha dahsyat itu, Tak selang berapa saat
kemudian jalan darah kedua orang itu sudah ditotok oleh
anak muda kita dan roboh terjengkang ke atas tanah.
Berhasil merobohkan kedua orang lawannya, Lim Han
kim berpaling memandang si cebol itu sekejap. Tampak
napasnya masih tersengal-sengal, Tampaknya sicebol itu
belum berhasil memulihkan kembali tenaganya.
Melihat itu sambil mendengus dingin Lim Han kim
menegur: "Lebih baik kau tak usah berlagak pilon"

1074
Merah jengah selembar wajah lelaki cebol itu, buruburu
katanya: "Saudara ada petunjuk apa?"
Rupanya lelaki cebol itu sudah berhasil mengatur
pernapasannya semenjak tadi, tapi karena dia licik maka
lelaki itu segan turun tangan untuk membantu, Maka
ketika dilihatnya Lim Han kim berhasil merobohkan dua
orang lelaki kekar itu lalu berpaling ke arahnya, karena
takut Lim Han kim menegurnya lantaran tidak
membantu, maka dia pura-pura berdiri dengan napas
tersengal, maksUdnya agar pemuda itu mengira kondisi
tubuhnya belum pulih kembali sehingga tak sanggup
memberi bantuan
Dengan ketajaman mata Lim Han kim, sudah barang
tentu ia mengetahui kelicikan orang ini, diam-diam
umpatnya di dalam hati: "Sialan benar orang ini, tahu dia
licik dan tak tahu aturan, tak nanti aku turun tangan
membantunya...."
Dasar masih muda dan kurang pengalaman tanpa
sadar perasaan tak senangnya itu segera terlintas di
wajahnya.
Sebaliknya si cebol itu meski licik, bagaimanapun
antara mereka berdua tak pernah saling kenal sementara
orang lain telah membantunya lolos dari bahaya maut
Maka setelah rahasianya ketahuan, tak kuasa lagi
wajahnya berubah jadi merah jengah. Bagaimana pun ia
sudah cukup berpengalaman dia lam dunia persilatanTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
1075
Untuk melenyapkan situasi yang serba rikuh itu, buruburu
dia mengalihkan pembicaraan ke masalah lain-
"Apakah kedua orang itu adalah sahabat-mu?" tanya
Lim Han kim dengan nada ketus.
Si cebol tertawa paksa, sahutnya: "Aku bernama si
tikus tanah ciu Sut, sedang dua orang ini adalah lo liok
dan lo jit dari tujuh sesat Leng pat jit sat. Kami sudah
lama saling berteman."
Lim Han kim segera berpikir lagi: "Entah kejadian
besar apa yang tengah beriangsung di kota Si ciu,
kenapa begitu banyak tokoh persilatan berkumpul di
sini...." Di luar ia mendesak lagi dengan dingin:
"Kalau memang sahabat karib, kenapa kalian saling
beradu jiwa?"
Sejak kepura-puraannya terbongkar tadi, si tikus tanah
ciu Sut tak berani bicara bohong lagi, segera menjawab:
"Mereka berdua sudah kena ilmu sesat dari siluman
perempuan itu,sehingga tanpa perduli aku adalah
sahabat karibnya, ingin membunuhku."
"Aaah, mungkin terkena obat pemabuk, mana
mungkin di dunia ini ada ilmu sesat?" ciu Sut segera
menggelengkan kepalanya berulang kali,
"Aku menyaksikan dengan mata kepala sendiri semua
peristiwa itu, Ketika sorot mata mereka beradu bertemu

1076
dengan pandangan siluman perempuan itu, kesadaran
mereka seketika kalut dan tidak terkontrol, bahkan
menyerangku secara habis-habisan, Kalau bukan terkena
ilmu sesat, lantas apa ?
Satu ingatan segera melintas dalam benak Lim Han
kim, kembali tanyanya: "Lalu berada di manakah siluman
perempuan itu sekarang?"
"ltu dia, dalam ruang batu di samping kuburan Liat hu
bong."
"Aaaah, pasti nona berbaju putih itu yang
dimaksudkan," pikir Lim Han kim dalam hati.
Ketika ia membayangkan kembali ucapannya yang
tajam dan setiap katanya yang menggetar sukma, tibatiba
saja pemuda itu merasa agak percaya bahwa gadis
itu betul-betul bisa meramal nasib. Tapi di luar ia
bertanya seolah-olah tak percaya: "Aah, masa ada
kejadian seperti itu?"
Waktu itu si Tikus tanah Ciu sut sudah dapat menilai
keadaan Lim Han kim. Meskipun ilmu silat yang
dimilikinya amat tangguh namun pengalamannya dalam
dunia persilatan masih sangat minim, maka dia pun
mengibul: "Kalau kulihat Cara yang dipergunakan
siluman perempuan itu, rasa-rasanya mirip sekali dengan
ilmu hipnotis atau ilmu pembetot sukma. Kepandaian
semaCam ini bersumber dari Tibet dan tidak banyak yang

1077
menguasai kepandaian tersebut di daratan Tionggoan ini,
Kebetulan sekali aku justru memiliki ilmu untuk
memunahkan pengaruh ilmu iblis tersebut."
Dari Cerita gurunya, Lim Han kim pernah juga
mendengar tentang ilmu pembetot sukma ini, tapi karena
tak banyak orang persilatan yang menguasai kepandaian
tersebut sehingga dunia persilatan jarang dijumpai jago
silat yang menggunakan ilmu ini.
Gurunya tak pernah menjelaskan lebih dalam, maka
ketika ia mendengar Cui sut mempunyai ilmu
penangkalnya, tak kuasa lagi tanyanya: "Bagaimana
Caranya me-nangkal ilmu itu?"
Ciu sut tidak langsung menjawab. Dalam hati ia
berpikir "setelah totokan jalan darah kedua orang itu
bebas nanti, aku tak tahu apakah kesadaran mereka
akan pulih atau tidak. Lebih baik jawabanku agak berhati-
hati...."
Karena berpikir begitu, maka sahutnya: "llmu
penangkal ini sangat aneh dan sakti, tidak gampang
untuk mempelajarinya.."
Melihat orang itu jual mahal, rasa ingin tahu Lim Han
kim lenyap seketika, tak tahan lagi katanya: "Yaa
sudahlah, aku hanya bertanya tanpa maksud apa-apa."

1078
Ciu sut memandang sekejap dua orang lelaki yang
tergeletak di tanah itu, kemudian pintanya: "Coba kau
bebaskan totokan jalan darah mereka, coba kita lihat
apakah kesadarannya bisa pulih atau tidak."
Rupanya Ciu sut telah melihat cara totokan Lim Han
kini yang sangat aneh, Karena kuatir totokannya gagal
membebaskan totokan kedua orang itu, maka dia
sengaja menghasut dengan ucapan sehingga dirinya tak
perlu turun tangan sendiri
Tanpa banyak bicara Lim Han kim mengayunkan
sepasang tangannya berulang kali menutuk bebas
pengaruh totokan pada tubuh kedua orang lelaki kekar
itu.
Ciu sut kuatir Lim Han kim mendesaknya lebih lanjut,
buru-buru dia mengalihkan pembicaraan ke soal lain,
tegurnya: "saudara Long, saudara siang, apakah kalian
berdua sudah merasa agak baikan?"
Dengan membelalakkan matanya dua orang lelaki
kekar itu memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu,
lalu sambil menjura kepada Ciu sut, tanyanya: "Saudara
Ciu, mana nona itu?"
Ciu sut tertawa dingin, "Hmmm.. hmmmm... masih
bisa menanyakan nona itu? Tahukah kalian serangan
gabungan kamu berdua nyaris membinasakan diriku,

1079
hingga kini aku masih bisa hidup dengan segar bugar,
Hal ini sudah merupakan suatu keberuntungan besar."
Tampaknya dua orang lelaki kekar itu sama sekali tak
memiliki ingatan terhadap peristiwa barusan, Mereka
saling bertukar pandang sekejap. lalu lelaki yang ada di
sebelah kanan berseru: "Aaaah, masa ada kejadian
seperti itu? Aku benar-benar tidak habis mengerti, Tapi
setelah saudara Ciu menyinggung kembali, aku jadi
teringat pula tatkala kucabut golokku tadi...."
Mereka berdua sama-sama berusaha mengumpulkan
kembali semua pikiran dan ingatannya untuk mengenang
kembali apa yang telah terjadi satu demi satu.
Setelah menyaksikan tingkah laku kedua orang ini,
kecurigaan dalam hati Lim Han kim lenyap seketika,
pikirnya: "Kalau ditinjau dari kejadian ini, rasanya apa
yang diucapkan si nona tadi bukan isapan jempol belaka,
Kalau betul di dunia ini terdapat ilmu semacam itu, ada
baiknya aku harus belajar ilmu penangkalnya, sehingga
dengan begitu bila bertemu kejadian yang sama, aku
bisa menggunakan untuk melindungi diri sendiri..."
Berpikir sampai di situ ia pun mendesak: "Hei,
bukankah kau mengatakan tadi mengerti ilmu penangkal
dari ilmu pembetot sukma itu? Bagaimana sih
menangkalnya?"

1080
Setelah melihat kesadaran kedua orang rekannya pulih
kembali, keberanian ciu sut ikut membesar pula .
"Oooh... soal itu?" katanya, "Kau anggap aku boleh
mewariskannya kepada sembarang orang?"
Berubah paras muka Lim Han kim. ingin sekali dia
mengumbar hawa amarahnya, namun tiba-tiba saja satu
ingatan melintas, lewat, pikirnya: "Yaa, ilmu semacam itu
biasanya ilmu rahasia, tentu saja aku tak boleh memaksa
dia untuk mewariskan kepadaku"
Dia pun tidak bertanya lebih lanjut, Tanpa banyak
cakap lagi ia berlalu meninggalkan tempat tersebut ia
kuatir Han si kong menjadi panik karena lenyapnya dia,
maka sepanjang jalan ia berlari cepat sekali menuju ke
rumah makan Kun eng lo.
Benar juga, waktu itu Han si kong sedang panik sekali
macam semut di kuali panas, begitu melihat Lim Han kim
muncul kembali, ia segera menghembuskan napas lega
sambil mengeluh: "saudara cilik, kau benar- benar
membuat hatiku panik sekali, Ke mana sih kau pergi?"
Lim Han kim tertawa hambar
"Aku telah menjumpai sedikit kerepotan sehingga
terbuang banyak waktu dengan percuma. Bagaimana
hasil perjalananmu saudara Han, sudah berjumpa
dengan si gelang emas panji sakti Chin Hui hau?"

1081
Ia segan menceritakan perbuatannya menolong gadis
berbaju putih itu, tapi juga tak terbiasa berbohong, maka
satu-satunya jalan adalah mengalihkan pembicaraan
kesoal lain. Tampak Han si kong manggut-manggut
dengan wajah serius: "Yaa,aku sudah bertemu...."
"Jadi kau berhasil mendapat berita tentang saudaraku
itu?" desak Lim Han kim lebih jauh dengan gelisah.
"Titik terang sih ada sedikit cuma kurang begitu jelas,
sekarang chin cong piautau telah mengutus orang untuk
melacak jejaknya.,,."
Kemudian setelah berhenti sejenak. sambungnya lebih
jauh: "Saudara cilik, dewasa ini kota si ciu sudah menjadi
tempat berkumpulnya para jago, Tokoh-tokoh tangguh
dari pelbagai perguruan dan partai besar telah tiba
semua di sini. Menurut berita dari Chin cong piautau,
konon pihak istana panca racun serta Hian hong kau pun
telah mengirim jagoannya kemari. Malahan si dewa
jinsom Phang Thian hua yang jarang mencampuri urusan
dunia persilatan pun telah hadir sendiri kemari, Menurut
perhitungan mungkin malam ini sudah sampai di kota si
ciu. Boleh dibilang keadaan si ciu sekarang merupakan
sarang naga gua harimau. Hawa pembunuhan semerbak
di mana-mana, terutama sekali rumah makan Kun eng lo.
Di sinilah para jago dari pelbagai perguruan saling
beradu akal dan tenaga. Untung sekali buat kita, Chin
cong piautau telah mengundang kita untuk pindah saja

1082
ke dalam perusahaan sin bu piau-kioknya dan tinggal
selama beberapa hari di-sana."
"Aku kurang begitu kenal dengan chin cong piautau,
rasanya kurang leluasa jika kita harus menginap di
perusahaan sin bu piaukiok itu."
"Chin Hui hau adalah sobatku selama banyak tahun, ia
periang, terbuka dan suka bergaul. Untuk melacak jejak
adikmu kita. masih dapat mengandalkan bantuannya.
Ada baiknya kau berkenalan dulu sehingga urusan di
kemudian hari jauh lebih leluasa."
"Ehmm... betul juga perkataan ini," pikir Lim Han kim
dalam hati, maka ujarnya kemudian. "Kalau saudara Han
menganggap cara ini paling baik, mari, kita berangkat
sekarang juga."
"Betul, urusan ini memang tak bisa ditunda lagi. Ayo,
sekarang juga kita berangkat"
Ketika mereka berdua keluar dari halaman, tampak
arus manusia yang berlalu lalang amat sesak. Mereka
semua berdandan sebagai jago silat, bahkan tidak sedikit
yang baru tiba sehingga suara manusia dan ringkikan
kuda bercampur aduk tak karuan, suasana amat gaduh.
Lim Han kim berjalan mengikuti di belakang Han si
kong. Baru saja keluar daripintu rumah makan,
mendadak tubuhnya ditumbuk orang.

1083
Setelah berkelana sekian hari, pengalaman pemuda ini
sudah bertambah banyak. dengan perasaan penuh
waspada ia segera berpaling. Tampak orang itu adalah
seorang lelaki berjubah sastrawan yang membawa
sebuah kipas, waktu itu ia sedang berjalan dengan
langkah sempoyongan
Dengan cepat pemuda itu memeriksa sa-kunya,
pedang Jin siang kiam ternyata masih utuh disana,
sedangkan benda lain pun tidak ia miliki, karena itu
dengan lega pemuda tersebut melanjutkan langkahnya.
Perusahaan sin bu piau kiok berada dijalan raya
sebelah barat kota si ciu, halaman depannya sangat luas,
bangunannya jauh lebih megah ketimbang rumah makan
Kun eng lo.
Baru saja Han si kong melangkah masuk ke dalam
pintu gerbang, si gelang emas panji sakti Chin Hui hau
telah mendapat laporan dan menyambut sendiri
kedatangan mereka.
Orang ini benar-benar matang dalam pergaulan dan
pengalaman dunia persilatan tidak sampai Han si kong
memperkenalkan ia telah memberi hormat lebih dulu
sambil menegur: "Aku rasa saudara tentunya saudara
Lim bukan?"
Cepat-cepat Lim Han kim balas memberi hormat: "Aku
yang muda Lim Han kim"

1084
Ketika mencoba mengamati lebih teliti, Lim Han kim
melihat bahwa Chin Hui hau adalah seorang lelaki
berperawakan tinggi besar, mukanya merah dan alis
matanya sangat tebal, terutama sepasang sinar matanya
yang begitu tajam, gagah di samping penuh wibawa.
"Maaf, agaknya kami akan mengganggu saudara Chin...."
kata Han si kong.
"Aaaah, perkataan macam apa itu," tukas Chin i-Hui
hau cepat, "Lebih baik saudara Han jangan bersikap
sungkan kepadaku. Mari masuk. di ruang belakang telah
tersedia arak dan hidangan- Mari kita bersantap dulu."
Sambil berkata ia menyingkir ke samping memberi
jalan lewat. Tanpa sungkan lagi Han Si kong masuk ke
dalam ruangan dengan langkah lebar.
Benar juga, di ruang belakang yang luas telah siap
hidangan dan arak wangi, Dua orang lelaki berperawakan
satu tinggi yang lain pendek telah siap menunggu di sisi
ruangan.
Sambil menunjuk ke arah dua orang itu chin Hui hau
segera memperkenalkan-
"Dua orang saudara ini adalah pembantu
perusahaanku yang paling utama, si golok kilat Tong San
dan si kaki baja Tan Kim."

1085
"Lama sudah kudengar nama besar suhu berdua,"
buru-buru Han si kong memberi hormat.
Cepat-cepat Tong san dan Tan Kim membalas hormat:
"Kami pun sudah lama mengagumi nama besar si raja
monyet, beruntung sekali kita dapat bersua muka hari
ini."
"Kalian tak usah sungkan-sungkan lagi. Ayo, duduk
dulu sebelum berbicara" seru Chin Hui hau.
Sambil berkata ia segera menarik Han si kong dan Lim
Han kim untuk duduk di kursi utama, kemudian baru chin
Hui hau duduk di samping mereka, sementara Tong San
dan Tan Kim duduk pada deretan terakhir.
Sambil mengangkat cawan araknya Han si kong pun
berseru: "sebagai rasa terima kasih ku kepada sambutan
kalian semua, terimalah secawan arak ini sebagai
penghormatanku"
Lim Han kim yang menyaksikan suasana itu, diamdiam
berpikir: "Kawanan jago ini kebanyakan dari
kawanan orang-orang bebas yang gemar minum arak,
aku tak boleh menghilangkan kegembiraan mereka...."
sambil mengangkat cawannya dia cun siap meneguk
isinya.

1086
Tiba-tiba terlihat si golok kilat Tong San berkerut
kening dengan wajah berubah hebat, cawan yang berada
di tangannya tahu-tahu terjatuh ke atas tanah.
Peristiwa yang terjadi jauh diluar dugaan ini kontan
saja mengejutkan semua yang hadir. Sorot mata mereka
serentak dialihkan ke wajah si golok kilat Tong San,
terutama sekali cong piautau dari perusahaan sin bu piau
kiok ini, chin Hui hau yang kelihatan terkejut bukan
kepalang.
Kalau sorot mata semua orang tertuju ke wajah si
golok kilat Tong San yang sedang ketakutan, maka Tong
San sendiri justru sedang mengawasi tubuh Lim Han-kim
dengan wajah tertegun bercampur ngeri.
Selang berapa saat kemudian chin Hui hau baru bisa
menenangkan pikirannya, ia segera menghardik: "Tong
piausu, apa yang telah terjadi?"
Si golok kllat Tong San kelih atan tergagap, ia seperti
ingin mengucapkan sesuatu namun tak sepatah kata pun
mampu diutarakan hanya jari tangannya yang gemetar
kelihatan menuding ke arah kearah baiu Lim Han kim.
Ternyata di atas kerah baju yang dikenakan Lim Han
kim itu telah terselip sekuntum bunga bwee putih.
Begitu menyaksikan bunga bwee putih itu, paras
mUka chin Hui hau seketika berubah sangat hebat,

1087
sekujur tubuhnya gemetar keras, serunya tersendatsendat:
"Bun... bunga... Bwee... putih... dia... kenapa,.,
kenapa dia bisa mencari kalian...?"
Pada saat itu si golok kilat Tong San dan si kaki baja
Tan Kim sudah terduduk lemas di bangku masingmasing,
siapa pun diantara mereka tak ada yang mampu
bergerak.
Sambil menggebrak meja keras-keras Han Si kong
berseru dingin: "Sebagai anggota dunia persilatan yang
saban hari hidup di bawah ujung golok, kenapa kita
mesti takut menghadapi kematian? potong kepala pun
paling banter meninggalkan codetan besar pada tengkuk
kita. Kenapa kamu berdua malah ketakutan seperti itu?
Hmmm... jlka nyali kalian memang begitu kecil, lebih baik
cepat-cepat pulang ke rumah saja, tak perlu membuka
pintu piaukiok ini lagi..."
Sedang Lim Han kim segera menyambung: "orang itu
menyelipkan kuntum bunga bwee putih ini di atas kerah
bajuku, berarti akulah yang sedang dicarinya. urusan ini
tak ada sangkut pautnya dengan perusahaan kalian,
kenapa kamu berdua..."
Sebenarnya dia hendak bilang kenapa kenapa kamu
berdua begitu ketakutan, tapi sebelum ucapan tersebut
sempat diutarakan, si golok kilat Tong san telah
menjelaskan: "Yaa, hal ini disebabkan kami telah
menyaksikan bunga bwee putih ini. siapa yang melihat

1088
bunga itu harus mencukil keluar biji mata sendiri, sedang
barang siapa menyentuhnya maka tangannya harus
dikutungi. siapa yang membicarakan harus dipotong
lidahnya, siapa yang mendengarkan harus ditulikan
sepasang telinganya...."
"Hmmm, siapa yang membuat peraturan ini?" tukas
Lim Han kim dingin.
"Pemilik bunga bwee putih itu.,,."
"Siapa itu pemilik bunga bwee putih...."
Si golok kilat Tong san menggerakkan bibirnya namun
tak sepatah kata pun sempat diutarakan, Dari mimik
wajahnya jelas dapat diketahui bahwa perasaan hatinya
saat ini gelisah bercampur panik,
Sambil menghela napas panjang Lim Han kim berkata
kembali: "Agaknya kau takut lidahmu dipotong? Baiklah,
tak usah kau jelaskan lagi...."
Si Golok kilat Tong san benar-benar memejamkan
matanya dan tak berani berbicara lagi.
"Saudara cilik," tiba-tiba Han si kong bertanya,
"Apakah kau melihat dengan jelas orang yang
menumbukmu tadi?"
"Yaa, dia adalah seorang sastrawan berbaju panjang
yang membawa kipas di tangannya."

1089
"Seorang sastrawan?" seru chin Hui hau agak
tercengang.
"Yaa, betul, apakah tidak benar?"
Chin Hui hau tutup mulutnya rapat-rapat dan tidak
berani berbicara lagi, walau hanya sepatah kata pun.
Menyaksikan suasana yang serba kikuk dan runyam
itu, Lim Han kim segera berpaling ke arah Han si kong
sambil serunya: "Lebih baik kita pergi saja dari sini"
Han si kong benar-benar sedih bercampur kecewa.
selama beberapa hari belakangan ini banyak sudah
sahabat, karib atau kenalan lama yang dijumpainya,
namun seorang demi seorang telah berubah wajah.
Seperti misalnya si peluru berantai Chee Tay tong dari
benteng Tay peng poo. Bukan saja orang itu telah
memancing dia masuk perangkap. bahkan nyaris dia
bersama Lim Han kimsekalian menjadi korban nya.
Kemudian sekarang si gelang emas panji sakti chin Hui
hau. Dia punya nama besar yang begitu termashur,
perusahaan sin bu piaukiok yang dikelolanya termasuk
perusahaan ekspedisi nomor satu dalam dunia persilatan
saat ini, bukan saja wilayah jangkauannya meliputi utara
maupun selatan sungai besar, chin Hui hau pribadi
dengan panji sakti serta dua belas gelang emas nya
malang melintang di dunia kangouw tanpa tandingan.

1090
Tapi kini, sahabat yang sudah dikenalnya puluhan
tahun, punya pergaulan yang luas dan kenalan yang
begini banyak itu dibuat ketakutan setengah mati oleh
sekuntum bunga bwee putih yang begini kecil.
Kejadian tersebut membuat orang tua ini semakin
gusar memikirkannya. Akhirnya tak tahan lagi ia bangkit
berdiri dan berseru sambil mendengus dingin: "sungguh
tak nyana cong piautau dari perusahaan sin bu piaukiok
yang begini termashur, ternyata tak lebih cuma seorang
manusia pengecut yang takut menghadapi kematian
HHmmm Anggap saja aku orang she Han sudah buta
matanya sehingga tak jelas mengenal orang, Hubungan
persahabatan kita selama puluhan tahunpun lebih baik
putus sampai di sini saja. sejak detik ini kita tidak saling
mengenal"
Dengan penuh rasa mendongkol ia sambar cawan dan
mangkuk di atas meja lalu dibanting nya ke atas tanah
hingga menimbulkan suara hiruk pikuk yang amat
memekikkan telinga.
Watak orang tua ini benar-benar berangasan. Begitu
tak cocok dengan perasaan hatinya, ia langsung
memutuskan hubungan persahabatan dan pergi dari situ.
Lim Han kim merasa kurang berkenan dengan sikap
rekannya ini, bisiknya pelan: "Saudara Han, buat apa kau
bersikap begitu? Mungkin saja chin cong piautau punya

1091
kesulitan yang susah diutarakan Kita harus memaklumi
perasaan hatinya,"
Han si kong mendengus dingin, ditariknya lengan Lim
Han kim sambil berseru: "saudara cilik, mari kita pergi
Aku tak percaya di dalam kota si ciu yang begini luas
selain perusahaan sin bu piaukiok sudah tiada tempat
aman lain untuk tempat tinggal kita berdua."
Paras muka Chin Hui hau beberapa kali berubah
hebat. Tiba-tiba ia bangkit berdiri, Dari sakunya ia
mengeluarkan sebuah senjata garpu yang segera
dipegang dengan tangan kirinya, sementara tangan
kanannya merogoh keluar lima biji gelang emas, setelah
itu serunya: "saudara Han, tunggu sebentar"
Han si kong berpaling memandang Chin Hui hau
sekejap. Ketika melihat perasaan sedih yang menghias
wajahnya, tiba-tiba timbul perasaan tak tega di dalam
hatinya, Dia pun berpikir: "Aai... agaknya sikapku
memang agak kelewat batas, Dengan mengumpatnya
habis-habisan, aku sama sekali tidak memberi muka
kepadanya...."
Berpikir begitu dia pun segera memberi hormat sambil
bertanya: "saudara Chin ada urusan apa? Katakan saja
terus terang, bagaimana pun kita pernah bersahabat Asal
aku mampu melaksanakan pasti akan kulakukan demi
kau...."

1092
Mendadak ia merasa perkataannya kelewat berlebihan
maka cepat-cepat orang tua ini tutup mulutnya kembali,
Chin Hui hau menghela napas panjang: "Aaai...
saudara Han tak perlu menegur diri sendiri,
sesungguhnya umpatanmu tadi memang tepat, paling
banter kita hanya menghadapi kematian"
Tiba-tiba terdengar si golok kilat Tong san menjerit
keras: "Bunga bwee.."
"Di mana...?" tanya Lim Han kim dengan kening
berkerut, sorot matanya segera dialihkan ke sekeliling
ruangan, Benar juga. Di atas meja perjamuan kini telah
muncul kembali sekuntum bunga bwee putih, Bunga
bwee itu muncul tanpa menimbulkan sedikit suara pun.
Meskipun didalam ruangan hadir begitu banyak jago
tangguh, ternyata tak seorangpun di antara mereka yang
tahu sejak kapan bunga bwee putih itu ditengah meja
perjamuan dan siapa yang meletakkan bunga tersebut di
tempat itu.
Chin Hui hau yang telah bangkit berdiri, kini terduduk
kembali dengan wajah pucat pasi.
Keadaan si golok kilat Tong san lebih parah lagi,
sekujur badannya menjadi lemas secara tiba-tiba dan
sempoyongan hampir roboh. Untung saja si kaki baja

1093
Tan Kim yang berada di sampingnya segera memayang
tubuhnya yang gontai itu sambil bujuknya:
"Tenanglah sedikit saudara Tong. Paling banter kita
harus mati. Mana ada kejadian yang lebih menakutkan
lagi di dunia ini dari pada menghadapi kematian?"
Dengan napas tersengal-sengal dan ter-batuk-batuk. si
golok kilat Tong san berusaha mengatur kembali napas
nya, ia mengangguk berulang kali.
"Betul... ucapan saudara Tan memang betul. Paling
banter kita harus menghadapi kematian...."
Belum habis perkataan itu diucapkan, tiba-tiba
terdengar suara tertawa dingin yang menyeramkan
berkumandang datang. suara itu bergema dari kejauhan
sana tapi sewaktu didengar justru seakan-akan berasal
dari sisi telinga mereka.
Lim Han kim merasa sangat terkesiap. Pikirnya:
"Hebat betul ilmu silat orang ini. Tampaknya dia telah
mengandalkan tenaga dalamnya yang amat sempurna
untuk mengirim tertawa dinginnya dengan ilmu
menyampaikan suara. Ditinjau dari kemampuannya ini,
bisa disimpulkan bahwa kehebatan ilmu silat orang ini tak
boleh dipandang enteng,., aku harus lebih waspada."
Sgolok kilat Tong san yang baru pulih ketenangannya
seketika dibikin rontok lagi nyalinya, Tiba-tiba saja

1094
pikirannya berubah jadi kalut, setelah meronta lepas dari
genggaman tangan Tan Kim, dia kabur keluar dari
ruangan itu dengan langkah cepat.
Lim Han kim segera bertindak dengan mengayunkan
tangan kirinya menghadang jalan pergi Tong san,
hardiknya: "saudara Tong, kau hendak ke mana?"
Paras muka si golok kilat Tong san telah berubah jadi
pucat pias bagaikan mayat, dengan napas tersengalsengal
jeritnya: "Lepaskan aku... lepaskan aku...."
Mendadak kepalan kanannya disodok ke depan
meninju dada Lim Han kim. Menghadapi tinjuan keras ini,
Lim Han kim segera memutar pergelangan tangannya,
dengan jurus "serat emas menjerat lengan" dia
cengkeram urat nadi pada pergelangan tangan Tong san,
kemudian satu serangan berhasil menotok jalan
darahnya.
Setelah itu sambil memandang kearah Chin Hui hau,
serunya lantang: "Saudara Chin, maafkan tindakanku
yang kurang sopan ini"
Dengan langkah lebar ia pun berjalan keluar dari
ruang perjamuan waktu itu kegelapan malam telah
menyelimuti seluruh jagad, bintang bertaburan di
angkasa memantulkan cahaya yang redup, suasana di
luar ruangan amat hening, sepi dan tak tampak sesuatu
yang mencurigakan.

1095
Dengan langkah lebar Han si kong menyusul
kemudian, tanyanya pelan: "Bagaimana saudara cilik?
Melihat sesuatu?"
"Tidak. rupanya suara tertawa dingin itu dia kirim
masuk ke dalam ruangan perjamuan dengan ilmu
menyampaikan suara sehingga susah bagi kita untuk
menemukan jejak bayangannya, Aku rasa meski ilmu
silat yang dimiliki orang itu cukup hebat, namun
tujuannya justru kelewat licik dan memalukan...."
Tiba-tiba terdengar chin Hui hau berseru dengan suara
keras: "Maafkan aku orang dari keluarga Chin yang tak
tahu diri sehingga telah melakukan kesalahan Kami
bersedia menghukum diri sesuai dengan peraturan yang
tuan buat, mencukil keluar sepasang biji mata lebih dulu
kemudian baru mengutungi lengan dan mencongkel
lidah."
Lim Han kim sangat terkesiap. dengan cepat dia
melompat masuk kembali ke dalam ruang perjamuan.
waktu itu Chin Hui hau sedang duduk bersandar pada
sebUah bangku dengan sepasang tangan dikepal di
depan dada, Air mukanya pucat keabu-abuan, rupanya
dia sedang minta ampun kepada si pendatang.
Ketika Lim Han kim mencoba menengok ke
hadapannya, tampaklah seorang manusia berbaju hitam
sedang berdiri serius di sudut ruangan menempel dengan
dinding, jubah nya amat panjang hingga mencapai

1096
tanah, waktu itu dia berdiri tak berbicara ataupun
bergerak.
Berhubung orang itu berdiri di sudut ruangan di mana
cahaya tak sampai ketempat itu, andaikata tidak
diperhatikan dengan seksama, memang sulit bagi orang
lain untuk mengetahui kehadirannya.
Setelah mendehem beberapa kali, Lim Han kim
menegur: "Anda bisa mengirim suara tertawa dinginmu
masuk ke dalam ruangan ini dengan ilmu menyampaikan
suara, hal ini menunjukkan bahwa kepandalan silat yang
kau miliki memang hebat,"
Orang berbaju hitam itu tetap berdiri tak berkutik di
tempat semula, dia seolah-olah tidak mendengar sama
sekali teguran tersebut.
Mendadak Chin Hui hau melangkah maju ke depan,
tubuhnya kelihatan gontai, langkah nya tidak mantap dan
sedikit gemetar Hal ini menunjukkan ia sedang dicekam
perasaan terkejut dari takut yang luar biasa sehingga
kehilangan seluruh kekuatan tubuhnya.
Menyaksikan hal ini diam-diam Lim Han kim menghela
napas panjang, pikirnya: "Entah manusia macam apakah
pemilik bunga bwee putih itu. Tak disangka Chin Hui hau
bisa dibuat sedemikian ketakutan sehingga kehilangan
semangat...."

1097
Setelah melewati Lim Han kim sejauh dua tiga
langkah, tiba-tiba Chin Hui hau merasakan sepasang
kakinya jadi lemas hingga jatuh terduduk di atas lantai,
katanya kemudian: "Aku telah berbuat kesalahan kepada
anda sehingga pantaslah bila menerima kematian,
Mencongkel biji mata, mencabut lidah dan memotong
lengan akan segera kulaksanakan tanpa membantah,
namun aku berharap tuan sudi mengampuni jiwa
sekeluarga kami dan lepaskan mereka dari hukuman ini.
Meski aku Chin Hui hau harus matipun, sukmaku dialam
baka tetap akan merasa berterima kasih sekali."
Dengan langkah lebar Lim Han kim memburu ke
depan, setelah menarik bangun chin Hui hau, tegurnya
dingin: "Jadi kaukah si pemilik bunga bwee putih itu?"
orang berbaju hitam itu tetap membungkam.
Lim Han kim jadi sangat gusar, Umpatnya: "Kurang
ajar Rupanya kau berlagak bisu dan tuli, Hmmm jangan
salahkan kalau aku bersikap kasar kepadamu"
Tanpa banyak bicara dia segera mengayunkan telapak
tangannya melepaskan sebuah pukulan.
Tak terlukiskan rasa kaget Chin Hui hau melihat
perbuatan anak muda itu. sebenarnya dia ingin
mencegah namun sayang keadaan sudah terlambat.
Dalam perkiraan Lim Han kim, dengan tenaga
pukulannya yang kuat dan dahsyat ini, bila orang itu

1098
tidak berusaha menghindar paling tidak tentu akan
mengayunkan tangannya untuk menangkis, siapa tahu
meskipun angin pukulan yang sangat hebat itu sudah
tiba di depan tubuh, ternyata orang itu tetap tak
bergerak dari posisi semula, seakan-akan dia tak tahu
kalau dirinya sedang disergap dengan pukulan yang
dahsyat.
Tatkala serangan itu hampir mengenai tubuh lawan,
mendadak satu ingatan melintas dalam benak Lim Han
kim. ia merasa perbuatannya membokong orang bukan
perbuatan yang jantan, maka sambil menarik kembali
hawa murninya secara tiba-tiba ia batalkan serangan
tersebut.
Terdengar suara yang dingin menyeramkan itu
kembali berkumandang: "Majikan kami ada satu
persoalan, ingin minta tolong chin cong piautau untuk
melaksanakannya."
Dari ucapan tersebut jelas lah sudah bahwa orang ini
bukan pemilik bunga bwee putih sendiri.
Chin Hui hau pun merasa keberaniannya muncul
kembali setelah mengetahui bahwa si pendatang bukan
pemilik bunga bwee putih, segera jawabnya: "Asalkan
aku orang dari marga Chin bisa melakukan, pasti akan
kulaksanakan perintah tersebut,"

1099
Sebetuinya Lim Han kim ingin memaksa orang itu agar
membalikkan badan sehingga raut wajahnya kelihatan,
tapi setelah melihat Chin Hui hau telah mengadakan
kontak pembicaraan dengan orang itu, terpaksa niat
tersebut pun diurungkannya.
Terdengar orang berbaju hitam itu berkata lagi: "Kali
ini majikan kami telah menyebarkan undangan bunga
bwee yang mengundang semua jago dikolong langit
untuk berkumpul di kota si ciu guna menyelesaikan suatu
keinginannya yang telah lama terpendam, Untuk itu
majikan kami minta kepada Chin cong piautau agar
menyiapkan lima puluh meja perjamuan terbaik guna
menjamu para orang gagah dari seluruh kolong langit...
sanggupkan kau melaksanakan nya?"
"Kalau hanya urusan sekecil ini tak perlu dirisaukan,
cuma kapan hendak digunakan perjamuan itu?"
"Waktunya sudah ditentukan, yakni tengah hari persis
tiga hari kemudian, harap kelima puluh buah meja
perjamuan itu dipersiapkan di depan kuburan Liat hu
bong."
"Akan kuingat semua pesan itu, Tolong sampaikan
kepada majikan anda, katakan bahwa aku merasa
bangga sekali dapat berbakti kepadanya."
"Semua meja perjamuan itu jangan di kirim terlalu
awal, tapi jangan pula terlalu lambat, mengerti?"

1100
"Terima perintah Tak nanti aku akan mengacaUkan
perintah dari majikan anda."
"Ingat, sebelum mendapat ijin kalian dilarang
membicarakan semua perbuatan dan tindak tanduk
majikan di masa lalu, mengerti?"
"Akan kuingat selalu di dalam hati."
"Baiklah, jangan lupa dengan meja perjamuan tiga
hari mendatang, sekarang aku harus mohon diri lebih
dulu."
"Biar kuantar kepergian kau sebagai utusan khusus
pemilik bunga bwee putih."
"Tidak usah" Tampak orang berbaju hitam itu sambil
mengulapkan tangannya, Pelan-pelan dia menggeserkan
badannya dan berjalan keluar dengan menelusuri dinding
ruangan.
Walaupun banyak yang telah dibicarakan dengan chin
Hui hau, namun selama ini manusia berbaju hitam itu
selalu berdiri dengan menghadap ke arah dinding, Bukan
saja badannya tak bergeser, kepala pun tak pernah
menoleh, ia hanya berdiri kaku di sana bagaikan sebuah
patung tanah liat.
Dalam perkiraan Lim Han kim, sewaktu akan
meninggalkan ruangan tersebut orang itu tentu akan
membalikkan badannya, maka ia sudah pasang mata

1101
untuk memperhatikan ia berharap bisa mengingat-ingat
raut mukanya, Siapa sangka ternyata orang itu hanya
menggeserkan badannya tanpa berniat menoleh, melihat
hal tersebut anak muda ini tak sanggup menahan diri
lagi, segera hardiknya: "Tunggu sebentar"
Sepasang kakinya segera menjejak tanah kuat-kuat,
tubuh nya segera melambung delapan depa ke udara
dan menghadang tepat di depan pintu ruangan tersebut
Orang berbaju hitam itu segera menghentikan
langkahnya sambil menegur: "Siapa kau?" Di balik nada
suaranya yang dingin kaku terasa hawa amarah yang
me-luap.
"Antara aku dengan perusahaan Sin bu piaukiok ini
sama sekali tak ada hubungan apa-apa, dengan Chin
cong piautau juga baru saja berkenalan, bila kau hendak
mencatat hutang karena hadanganku ini tak usah kau
kaitkan dengan pihak Sin bu piaukiok, langsung saja
mencari perhitungan denganku..."
Kemudian setelah berhenti sejenak kembali lanjutnya:
"Di antara kita tak pernah berkenalan, juga tiada dendam
permusuhan kenapa majikanmu menyisipkan sekuntum
bunga bwee di tubuhku?" sambil berkata ia merogoh ke
dalam sakunya dan mengeluarkan bunga bwee putih itu.
Waktu itu selisih jarak antara dua orang ini tinggal tiga
empat depa, tiba-tiba saja orang berbaju hitam itu

1102
mengayunkan lengan kirinya, Di antara ujung baju yang
berterbangan tahu-tahu bunga bwee putih di tangan Lim
Han kini telah digulungnya, Ketika menyodorkan bunga
bwee tadi sesungguhnya Lim Han kim telah membuat
persiapan yang matang, sama sekali tak diduga olehnya
gerakan tangan manusia berbaju hitam itu ternyata jauh
lebih cepat.
Dalam sekali kebasan saja tahu-tahu tenaga pukulan
telah bergetar keluar, sementara bunga bwee itu telah
mencelat ke udara dan tergulung oleh ujung bajunya
yang panjang. Lim Han kim segera mendengus dingin.
"Hmmm.. Dari seranganmu barusan aku bisa
mengetahui bahwa kepandaianmu memang betul-betul
hebat, sekarang aku ingin menjajal beberapa jurus
seranganmu."
Tampak manusia berbaju hitam itu menggerakkan
lengan kirinya bunga bwee putih yang telah tergulung
tadi mendadak meluncur balik lagi dengan kecepatan luar
biasa,
Lim Han kim segera menggerakkan tangan kirinya
untuk menyambut bunga bwee putih itu, dalam sekejap
mata itulah angin lembut terasa berdesir lewat, manusia
berbaju hitam itu tahu-tahu sudah menerjang ke luar dari
ruangan.

1103
Belum sampai tangan kiri Lim Han kim mencengkeram
bunga bwee tersebut, tangan kanannya telah disodokkan
ke depan melepaskan sebuah pukulan dahsyat
Sekarang ia sudah tahu kalau manusia berbaju hitam
itu memiliki ilmu silat yang sangat hebat, oleh sebab itu
dalam serangannya kali ini dia telah menggunakan
tenaga dalam sebesar tujuh bagian.
Waktu itu manusia berbaju hitam tersebut sudah
melewati Lim Han kim, tampak ujung bajunya
dikebaskan ke belakang menyongsong datangnya
serangan tangan kanan Lim Han kim itu dengan keras
lawan keras. "Blaaammmm. . . "
Suatu benturan yang amat keras segera bergema
memecahkan keheningan Tiba-tiba saja Lim Han kim
merasakan sekujur badannya bergetar keras, sebaliknya
manusia berbaju hitam itu pun tak kuasa untuk mundur
selangkah dari posisi semula.
Memanfaatkan kesempatan inilah tiba-tiba orang itu
membalikkan tubuh dan menyusup keluar dari tempat
tersebut. Dalam waktu singkat bayangan tubuh nya telah
lenyap di balik kegelapan
Pertarungan yang berlangsung antara kedua orang ini
berjalan cepat bagaikan kilat. Ketika orang berbaju hitam
itu menerjang keluar dari ruangan tadi ia gunakan ujung
baju sebelah kirinya untuk menutupi muka, oleh sebab

1104
itulah Lim Han kim tetap gagal untuk melihat dengan
jelas raut wajah orang tersebut.
Tampaknya orang itu memang sengaja melempar balik
bunga bwee putih itu terlebih dulu untuk memecahkan
perhatian Lim Han kim. Coba kalau tidak begitu rasanya
bukan pekerjaan yang mudah baginya untuk menerjang
keluar dari pintu ruangan tersebut
Sambil memegang bunga bwee putih itu dan
mengawasi bintang yang bertaburan diangkasa gelap.
Lim Han kim menghembuskan napas panjang, Meski
mulutnya tetap membungkam namun perasaan hatinya
bergelora keras, sementara itu para jago dalam ruangan
yang menyaksikan jalannya pertarungan kilat itu telah
dibuat berkunang-kunang pandangannya, meski
bentrokan hanya berlangsung satu dua gebrakan, namun
sudah cukup bagi mereka untuk berdiri melongo.
Han si kong sangat tidak tenang perasaan hatinya
ketika melihat Lim Han kim hanya berdiri memandang
termangu-mangu, ia segera berjalan menghampirinya
seraya menegur " Kenapa saudara cilik?"
"Aku baik sekali...." jawab Lim Han kim sambil tertawa
hambar, lalu sambil berpaling ke arah Chin Hui hau,
katanya pula:

1105
"Setelah saudara Chin berjanji tak akan membicarakan
masa lalu pemilik bunga bwee putih, aku rasa kita pun
tak usah bertanya lagi."
BAB 33 pertempuran Besar Di si Ciu.
"Sesungguhnya apa yang kuketahui terbatas sekali,"
kata Chin Hui hau cepat. "Sehingga meski ingin
dibicarakanpun rasanya tak banyak yang bisa
kuutarakan."
Lim Han kim segera memberi hormat, "Untuk melacak
jejak adikku aku masih membutuhkan pertolongan serta
bantuan saudara Chin, untuk itu sebelumnya kuucapkan
banyak terima kasih."
"Aku pasti akan berusaha."
"Sekarang pemilik bunga bwee putih telah minta
saudara Chin untuk menyiapkan meja perjamuan. Aku
pikir mereka tak akan bertindak tak menguntungkan
terhadap kalian. Baiklah, untuk sementara waktu kami
mohon diri lebih dahulu."
Chin Hui hau menghela napas panjang, "Aaaai...
apabila pelayananku selama ini kurang berkenan di hati,
harap kalian berdua sudi memaafkan" seraya berkata ia
memberi tanda untuk menghantar tetamunya, jelas dia
memang tak berniat untuk menahan tamunya tadi.

1106
"Kalau begitu kita berjumpa lagi tiga hari kemudian di
tanah pekuburan Liat hu bong" seru Han si kong.
Sekilas rasa malu dan menyesal melintas di wajah
Chin Hui hau, namun ia hanya menunduk saja tanpa
bicara.
Ketika Han si kong dan Lim Han kim berjalan keluar
dari perusahan sin bu piau-kiok, waktu telah
menunjukkan kentongan pertama, sepanjang jalan Lim
Han kim memikirkan terus masalah yang berkaitan
dengan pemilik bunga bwee putih itu, namun ia merasa
masalah tersebut amat rumit danpelik, walaupun ia
sudah berusaha memeras otak untuk mengaitkan
masalah yang satu dengan masalah lain, namun tak
pernah berhasil menemukan titik terang.
Akhirnya sambil menghela napas katanya: "Saudara
Han sering bilang kejadian dalam dunia persilatan aneh
sekali susah diduga, kelihatannya perubahan di balik
kesemuanya ini benar benar memusingkan kepala."
"Sudah enam tujuh puluh tahunan aku si tua bangka
ini hidup di dunia ini. separuh umurku kuhabiskan untuk
berkelana dalam dunia persilatan, tapi kejadian semacam
ini baru pertama kali ini kujumpai seorang yang belum
pernah terdengar namanya dan terlihat wujudnya
ternyata hanya mengandalkan sekuntum bunga bwee
putih saja sudah berhasil mengundang seluruh jago lihai
dari kolong langit untuk berkumpul di kota si ciu ini...."

1107
"Yang lebih aneh lagi adalah mereka yang mendapat
undangan tersebut ternyata tak seorang pun yang tahu
bahwa orang yang mengundang kehadiran mereka di
tempat ini adalah pemilik bunga bwee putih itu."
"Betul" seru Han Si kong sambil menepuk pahanya
keras keras, "Tak heran setelah mencari berita sekian
lama, ternyata aku tak berhasil mendapat tahu apa
sebabnya kawanan jago dari dunia persilatan ini
berdatangan ke kota Si Ciu."
"Kebanyakan dari orang-orang yang datang ke mari
sebetulnya hanya datang secara membabi buta. Ada
yang datang lantaran mendengar kabar, ada pula yang
datang karena ingin tahunya, Kita tak usah memikirkan
kawanan jago yang berdatangan ke kota Si ciu karena
hanya mengikuti arus saja. Yang lebih aneh lagi adalah
sekawanan tokoh persilatan kenamaan yang punya
kedudukan terhormat dalam dunia kangouw ternyata
bersedia pula hadir kemari serta mentaati semua
perintah pemilik bunga bwee putih itu, Kejadian inilah
yang membuat kita tak habis mengerti."
"Mungkin saja mereka mempunyai kesulitan yang tak
bisa diutarakan dengan kata-kata," ucap Han Si kong.
"Justru di sinilah letak persoalan itu. Bagi orang-orang
kenamaan yang berkedudukan terhormat, tak mungkin
mereka rela datang ke kota Si ciu ini hanya lantaran

1108
seorang utusan datang mengundang mereka dengan
membawa simbol bunga bwee putih...."
"Ehmmm, benar juga ucapan ini Si Dewa jinsom
Phang Thian hua adalah seorang tokoh silat yang
berkepandaian tinggi dan berkedudukan terhormat
Selama puluhan tahun terakhir belum pernah
meninggalkan perkampungannya barang selangkah pun.
Bahkan ia selalu menolak kehadiran para jago,
termasuk juga para jago yang dikirim sembilan partai
besar, tapi sekarang kenapa ia rela datang sendiri
kemari? Di balik kesediaannya datang kemari tentu ada
sebab-sebab yang luar biasa."
"Tapi apakah alasannya?"
Han si kong termenung sambil berpikir berapa saat,
kemudian baru katanya: "satu-satunya kemungkinan
yang bisa membuat ia datang sendiri kemari secara
sukarela adalah karena ia mendapat tekanan atau
ancaman yang maha berat."
"Tapi tekanan atau ancaman macam apakah yang dia
terima?"
"Aaai... kalau itu sih susah untuk dikatakan," sahut
Han si kong sambil menghela napas panjang.
Untuk beberapa saat lamanya kedua orang itu berjalan
menelusuri jalan raya sambil membungkam diri, Lama

1109
kemudian, baru Lim Han kim bergumam secara tiba-tiba:
"Kelihatannya kita harus pergi mencarinya untuk
menanyakan persoalan ini sampai jelas."
"Mencari siapa?"
"Si nona berbaju putih yang kita jumpai di rumah
makan Kun eng losiang tadi"
"Dia berada di mana sekarang?"
"Tanah pekuburan Liat hu bong."
"Kuburan Liat hu bong? Apakah tempat yang
dijanjikan pemilik bunga bwee putih untuk menjamu para
jago dari seluruh kolong langit?"
"Mungkin benar Kecuali kalau di sekitar kota si ciu
masih terdapat kuburan lain yang bernama Liat hu
bong."
"Maksud saudara cilik, kita mendahului datang ke
kuburan Liat hu bong lebih dulu untuk melihat keadaan?"
"Tiba-tiba saja aku teringat dengan ucapan gadis
berbaju putih itu. Dia bilang akan menunggu aku selama
tiga hari di tanah pekuburan Liat hu bong. Dalam tiga
hari ini, jikalau aku menjumpai masalah yang pelik dan
susah dipecahkan dengan nalar sehat, maka aku
diundang datang ke sana untuk menanyakan masalah

1110
tersebut kepada nya. Aneh nya, kenapa dia hanya
memberi batas waktu tiga hari saja kepadaku?
Padahal batas waktu tersebut rasanya persis dengan
waktu yang dijanjikan pemilik bunga Bwee Putih untuk
mengundang para jago dunia persilatan untuk berkumpul
di situ. Mungkinkah sebelum ini dia sudah mengetahui
akan kejadian tersebut secara jelas dan pasti?"
Tanpa terasa bayangan wajah si nona berbaju putih
yang pucat pasi, mukanya yang cantikj elita dengan
sepasang matanya yang bulat besar dan memancarkan
sinar bagaikan kabut, ditambah tubuh nya yang lemah
gemulai, ucapannya yang tajam serta suara tertawa nya
yang merdu melintas satu persatu dalam benak pemuda
ini.
Semenjak berpisah dengan gadis berbaju putih itu, dia
belum pernah membayangkan kembali raut muka gadis
itu, setelah dipikirkan kembali sekarang, ia segera
merasakan bahwa gadis berbaju putih yang lemah
lembut itu sesungguhnya menyimpan kemisteriusan yang
luar biasa, kepintaran otaknya terasa kontras sekali
dengan tubuh nya yang lemah.
Bila ditinjau situasi saat ini, tampaknya dia harus
segera berangkat ke tanah kuburan Liat hu bong untuk
menemui gadis berbaju putih itu, sebab ia dapat merasa
kan kecuali si nona berbaju putih itu, tiada orang kedua
di dunia ini yang bisa membongkar rahasia ini.

1111
Lim Han kim pun memikirkan kembali semua kejadian
yang menimpanya selama ini. ia merasa segala
sesuatunya seakan-akan sudah berada dalam dugaan
gadis berbaju putih itu.
Sesudah menghembuskan napas panjang, gumamnya
seorang diri: "Benar, kita harus kembali dulu ke tanah
kubur Liat hu bong, mungkin dia benar- benar dapat
membongkar rahasia dari si bunga bwee putih itu."
"Baiklah mari kita berangkat sekarang juga"
Dengan menembusi kegelapan malam, berangkatlah
kedua orang itu menuju ke tanah kubur Liat hu bong,
Dengan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki dua orang
ini, jarak sependek ini bisa ditempuh dalam waktu
singkat.
Kuburan Liat hu bong yang sepi dan hening, kelihatan
bertambah menyeramkan di suasana malam gelap ini,
suara angin yang menggoyangkan rumput ilalang,
membuat suasana semakin menggidikkan hati.
Han si kong berpaling memandang sekejap sekeliling
tempat itu, kemudian bisiknya sambil menghela napas:
"Betul-betul suatu tempat yang sepi, terpencil dan
menyeramkan Pasti bukan tanpa sebab pemilik bunga
bwee putih itu memilih tempat semacam ini sebagai
ajang pertemuannya"

1112
Lim Han kim sudah cukup hapal dengan jalanan di
sekitar situ, Dia segera mengajak Han si kong menuju ke
rumah batu di sisi kuburan tersebut sebuah lentera
menerangi ruangan batu itu. si nona berbaju putih itu
sedang duduk bersandar pada dinding sambil
memejamkan mata. Di sisi kiri kanannya duduklah siok
bwee dan Hiang lan.
Dalam genggaman kedua orang dayang itu terlihat
sedang yang memancarkan sinar tajam. Meski mata
mereka terpejam rapat, namun tubuh mereka kelihatan
agak gemetaran, jelas hati mereka sedang dicekam
ketakutan yang luar biasa.
Lim Han kim mendehem pelan, Belum sempat dia
buka suara untuk menyapa, tiba-tiba terdengar Hiang lan
menjerit keras sambil melompat bangun, dengan senjata
pedang siap menyerang, teriaknya keras-keras: "Enci
Bwee, cepat bangun, hajar setan..." Nada suara nya
penuh dikecam perasaan kaget bercampur rasa takut
yang amat sangat.
Sebenarnya siok bwee sudah melompat bangun
bersamaan waktunya dengan Hiang lan, cuma dia yang
berusia lebih tua tidak macam Hiang lan yang gagal
mengendalikan emosinya, Kendatipun di hati kecilnya dia
merasa ketakutan setengah mati seperti halnya Hiang
lan, namun tidak sampai menjerit histeris.

1113
"Jangan panik" seru Lim Han kim dengan suara dalam,
"Aku Lim Han kim ada urusan hendak menjumpai nona
Pek."
Nona berbaju putih yang duduk bersandar pada
dinding itu segera melompat bangun, sambil membuka
matanya ia berseru seraya tertawa: "Sudah kuduga kau
pasti akan balik kemari, maka dengan penuh kesabaran
aku duduk menantimu disini. sebenarnya aku sudah lelah
sekali, aku harus pergi tidur"
Beberapa patah kata ini diucapkan dengan nada
manja dan lembut, sikap manja seorang gadis remaja
kentara sekali dalam gerak geriknya, sehingga boleh
dibilang jauh berbeda dengan sikap tegas dan ucapan
tajam di waktu- waktu sebelumnya. "Aku merasa tak
enak hati harus mengganggu nona di tengah malam buta
begini."
"Memang paling susah menerima kunjungan tetamu di
tengah hujan badai. Ruangan batu ini terpencil dan
terletak di sisi kuburan, rumput ilalang yang tumbuh liar
membuat suasana bertambah menyeramkan. Aku justru
menyambut gembira kunjungan kalian di tengah malam
buta ini, paling tidak akan membuat keberanian kami
lebih besar."
Lim Han kim segera berpaling sambil menuding ke
arah Han Si kong dan memperkenalkan "Dia adalah Han
locianpwee, Han Si kong"

1114
"Tak perlu diperkenalkan lagi, kami sudah pernah
bertemu," gadis berbaju putih itu manggut-manggut
sambil tertawa.
"Yaa, aku sudah beberapa kali bertemu dengan
ayahmu" ucap Han Si kong seraya memberi hormat.
"Kita pun sudah bertemu tiga kali" Si nona
menambahkan
Diam-diam Han Si kong berpikir di dalam hati:
"Sewaktu ada di Pondok Lian im lu kami pernah
berjumpa satu kali, Ketika dia menghantar Thian hok
sangjin berangkat ke istana panca racun bersama Dewi
seratus racun, kami bertemu sekali lagi, ketika di rumah
makan Kun eng lo tadi sekali lagi kami berjumpa, hanya
saja waktu itu wajahnya mengenakan kain kerudung
hitam sehingga aku tidak berhasil mengenali dirinya,
Terlepas malam ini., kami memang sudah tiga kali
bertemu muka...."
Berpikir sampai di situ, dia pun berseru: "Daya ingatan
nona betul-betul hebat, aku merasa kagum sekali."
Segulung angin malam berhembus lewat,
menggoyangkan cahaya lentera dalam ruangan Lim Han
kim segera maju menghadang hembusan angin malam
itu, kemudian katanya: "Kedatangan kami malam-malam
ini sebenarnya ada dua tujuan. Kesatu, mohon petunjuk
dari nona tentang suatu masalah yang amat pelik,

1115
sedang kedua minta kepada nona agar secepatnya
meninggalkan tempat yang sangat berbahaya ini."
"Kalau begitu coba katakan dulu persoalan yang
pertama," ucap nona berbaju putih itu sambil tertawa.
Lim Han kim mencoba putar otak untuk
membayangkan kembali kejadian tersebut, tapi ia segera
merasa kan betapa pelik dan ruwetnya kejadian itu,
untuk sesaat dia tak tahu harus mulai berbicara dari
mana, sampai lama kemudian ia baru berkata: "Apa-kah
nona kenal dengan benda ini?"
Dari dalam sakunya dia mengeluarkan bunga bwee
putih itu dan disodorkan ke depan sambil menerima
bunga itu, si nona berbaju putih tersebut tertawa, "Kau
maksudkan bunga bwee putih ini?" tegurnya.
"Benar, pemilik bunga bwee putih itu akan
mengadakan perjamuan besar di tanah kubur Liat hu
bong ini tiga hari kemudian Di sinilah para jago silat dari
seluruh kolong langit akan berkumpul. Apabila nona
tetap tinggal di sini, bukankah keadaanmu jadi
berbahaya sekali?"
"Inikah masalah kedua yang hendak kau kemukakan?"
Lim Han kim agak tertegUn, tanpa terasa pipinya jadi
merah dan panas sekali karena jengah, walaupUn nona
berbaju putih itu tidak menerangkan secara jelas tapi arti

1116
dari perkataan itu sudah jelas sekali, secara lamat- lamat
ia menegur dirinya yang bicara tanpa aturan.
Han Si kong yang menyaksikan hal itu segera tertawa
terbahak-bahak. serunya: "Ha ha ha ha... saudara Lim
memang kelewat tipis mukanya, lebih baik biar aku saja
yang berbicara."
Maka secara ringkas dia ceritakan semua peristiwa
yang telah mereka alami selama ini.
Ketika selesai mendengar penuturan tersebut,pelanpelan
nona berbaju putih itu pejamkan matanya rapatrapat,
bagaikan seorang pendeta yang sedang
bersamadi.
Sampai lama sekali ia tak berbicara, Han si kong
segera berpikir di dalam hati: "Usia bocah perempuan ini
baru belasan tahun, betapapun pintarnya dia, aku rasa
mustahil ia mengetahui asal usul bunga bwee putih ini
secara pasti...."
Berpikir sampai di situ, sambil tersenyum segera
ujarnya: "Nona tak usah bersedih hati.Bila kau tidak
mengetahui asal usul pemilik bunga bwee putih itu, lebih
baik tak usah membuang pikiran dan tenaga dengan
percuma...."
Mendadak nona berbaju putih itu membuka matanya
kembali Di bawah sinar lentera tampak dari balik

1117
matanya yang bulat besar terpancar sinar yang aneh
sekali, dengan suara lirih ia bersenandung: "Bunga bwee
muncul dalam dunia persilatan. Banjir darah mengalir
dalam kanal, Mayat bergelimpangan menumbuk bagai
bukit...."
"Apa?" seru Han si kong tertegun.
Terdengar gadis berbaju putih itu berkata lebih jauh
"Pedang sakti to Thian liong, si Dewa siu lo Kie Tay
seng"
"Nona, mantera apa yang sedang kau baca?" Kembali
Han si kong menegur dengan wajah keheranan,
Sementara itu Lim Han kim sudah dapat menangkap
arti dari ucapan itu. serunya keras-keras: "Nona, kalau
kau sudah tahu badai bencana segera menjelang tiba,
kenapa kau masih berpeluk tangan tidak menggubris?"
"Bagaimana caraku untuk mencampurinya?" sahut
nona berbaju putih itu sambil menghela napas.
Lim Han kim segera membayangkan kembali kejadian
di rumah makan Kun Eng lo di mana nona dipaksa orang
berbaju abu-abu untuk menurunkan ilmu silat kepadanya.
Kalau dilihat keadaannya waktu itu, jelas gadis
tersebut tidak pandai bersilat, lalu bagaimana mungkin
seorang gadis yang tak pandai ilmu silat bisa diberi

1118
tanggung jawab untuk mengatasi masalah bunuh
membunuh ini?
Namun dia pun menaruh perasaan curiga yang sangat
mendalam terhadap semua ucapan serta ramalannya
yang serba misterius, Maka sambil memberi hormat
serunya:
"Mungkin nona memang sengaja menyembunyikan
kepandaian yang dimiliki dengan berpura-pura tak pandai
silat.,,."
"Tidak Aku betul-betul tak pandai bersilat," kata gadis
berbaju putih itu seraya menggeleng.
"Dari mana nona bisa mengerti tentang delapan jurus
ilmu pedang naga langit?"
Gadis berbaju putih itu tersenyum, "Walaupun aku
mengetahui rahasia teorinya, namun tak mampu untuk
mempraktekkan...."
Tiba-tiba biji matanya terbalik, tubuh nya tahu-tahu
terjengkang dan roboh ke belakang, siok bwee dan Hiang
lan buru-buru menyambar tubuh nona berbaju putih itu
kemudian menguruti sekujur badannya.
Melihat kejadian ini, sambil menggeleng Han si kong
berkata: "saudara Lim, aku lihat kita tak akan berhasil
memperoleh apa-apa, lebih baik pergi saja."

1119
"Dia kan sudah mengatakannya?"
"Mengatakan apa? Kenapa aku si tua bangka tidak
mendengar?"
"Dia bilang, bunga bwee muncul dalam dunia
persilatan, darah akan mengalir seperti kanal, mayat
akan bertumpuk seperti bukit, bukankah hal ini berarti
bencana besar telah menjelang tiba dalam dunia
persilatan? sedang kan mengenai pedang sakti penjagal
naga langit dan dewa suci menghimpun hasil, rasa-rasa
nya seperti dua dua jenis ilmu silat atau nama dari
seseorang, sayang kecerdasan kita terbatas sehingga tak
dapat meresapi rahasia di balik nama itu"
Han si kong termenung sambil berpikir berapa saat,
kemudian katanya: "Jika dilihat dari rasa takut yang luar
biasa pada wajah si gelang emas panji sakti Chin Hui hau
serta Golok kilat Tong san, aku pikir si pemilik bunga
bwee putih itu pasti seorang gembong iblis yang berhati
kejam dan telengas sehingga menggetarkan perasaan
siapa saja."
"Rasanya memang begitu, ketika aku bertarung
melawan utusan bunga bwee tadi, meski hanya dua
gebrakan, namun dapat kurasakan ilmu silat yang dimiliki
orang itu sama sekali tidak berada di bawah
kepandaianku. Aaai... Bahkan bagaimana raut wajah
orang itu pun tak sempat kulihat dengan jelas."

1120
Sementara itu si nona berbaju putih yangj atuh
pingsan tadi kini telah siuman kembali, tampak paras
mukanya pucat pias seperti mayat Di bawah sinar lentera
kelihatan wajah itu sama sekali tak ada warna darah, ia
menggerakkan matanya yang sayu untuk memandang
dua orang itu sekejap, kemudian pelan-pelan dipejamkan
kembali, sedang tubuhnya tetap bersandar pada bahu
Siok bwee.
Hiang lan memandang Lim Han kim sekejap, lalu
katanya: "Lim siangkong, duduk dan beristirahatlah
sejenak, Setiap kali penyakit nona kami sedang kambuh,
dia butuh istirahat selama setengah jam lamanya
sebelum mampu berbicara lagi."
"Apakah penyakitnya ini seringkali kambuh?" tanya
Lim Han kim dengan kening berkerut.
"Kadangkala dalam sehari bisa kambuh beberapa kali,
kadangkala pula dalam beberapa hari tak pernah
kambuh,"
Siok bwee segera melototi Hiang lan sekejap
bermaksud menghalanginya bicara lebih jauh, namun
seluruh perhatian Hiang lan telah tertuju ke wajah Lim
Han kim sehingga kerlingan mata rekannya itu sama
sekali tidak dilihatnya.
Terdengar dayang itu dengan suara yang merdu
berkata lebih jauh: "cuma nona kami tak boleh banyak

1121
menggunakan tenaga, Kalau berbicaranya terlalu lama
atau pekerjaannya terlalu banyak, maka penyakitnya itu
segera akan kambuh kembali."
Mendengar penjelasan ini, diam-diam Lim Han kim
berpikir di dalam hati: perkataan gadis ini jujur dan
terbuka, jelas dia bukan seseorang yang licik dan
berpengalaman. jelas apa yang diucapkan boleh
dipercayai seratus persen, Tapi sungguh aneh sekali,
Kalau memang dia takpandai bersilat kenapa dalam
otaknya tersimpan catatan semua ilmu silat dan ilmu
pedang tingkat tinggi dari kolong langit bahkan
rahasianya sempat bocor sehingga ada orang yang
datang menyatroni dia serta memaksanya mengajarkan
ilmu silat itu kepadanya?
Dengan tubuhnya yang begitu lemah, rasanya kontras
sekali dengan ucapan-ucapannya yang mengandung arti
serta makna yang mendalam...."
Ketika ia menengok kembali, tampak kelopak mata
gadis berbaju putih itu tertutup rapat. Di bawah sinar
lampu dapat terlihat bulu matanya yang panjang, Kecuali
air mukanya pucat pias serta agak kekurusan, dia benarbenar
seorang perempuan Cantik yang sangat menawan
hati. KeCantikan wajahnya, kelemah lembutan tubuhnya
serta keberaniannya yang luar biasa menciptakan hawa
misterius di tubuh gadis itu.

1122
Han si kong adalah seorang jago silat yang kasar dan
berangasan. Walaupun begitu, dengan pengalamannya
selama puluhan tahun dalam dunia persilatan serta
pengamatannya yang seksama ia dapat merasakan
bahwa gadis berbaju putih yang tampak sangat lemah ini
sesungguhnya memang luar biasa dan berbeda sekali
dengan orang awampada umumnya, Cuma dia tak bisa
menjelaskan di mana letak perbedaan itu.
Lim Han kim berpaling memandang Han si kong
sekejap, kemudian katanya: "saudara Han, mari kita
duduk dan menunggu sejenak"
"Betul, memang sepantasnya kita tunggu. Toh
semalam bukanlah suatu jangka waktu yang terlalu
lama."
"Kalau begitu kalian duduklah segera," kata Hiang lan
sambil tersenyum manis.
selama berada di tempat sepi yang gelap dan
menyeramkan selalu kuatir dan ketakutan Kini setelah
ada dua orang lelaki yang menemani mereka dalam
ruangan tersebut, tentu saja perasaan hatinya jadi lega
bercampur senang,
Lebih kurang sepertanak nasi kemudian pelan-pelan
gadis berbaju putih itu baru bangun dari pelukan siok
bwee.

1123
Waktu itu Han si kong sudah menarik kembali sikap
memandang entengnya terhadap gadis itu, buru-buru dia
memberi hormat seraya menegur: "Nona sudah sadar?"
"Tampaknya kalian harus menunggu lama," kata nona
berbaju putih itu sambil menggosok matanya.
"Tidak berani, sesungguhnya di hati kecil kami
terdapat satu masalah pelik yang sangat
membingungkan dan tidak dipahami kami berharap nona
bersedia memberi petunjuk." Nada ucapan Han si kong
kali ini sangat menaruh hormat.
"Katakanlah," ucap nona berbaju putih itu sambil
menghela napas, "Aaai.... Kalian jangan.,., jangan
menilaiku terlalu tinggi."
"Tadi nona mengatakan, bunga bwee muncul dalam
dunia persilatan, darah akan mengalir bagaikan kanal,
mayat akan menumpuk bagaikan bukit, apakah pemilik
bunga bwee putih yang kau maksudkan?"
Nona berbaju putih itu memejamkan matanya sambil
berpikir sejenak, kemudian sahutnya: "Tentu saja dia"
"Pemilik bunga bwee putih telah mengundang semua
jago yang ada di kolong langit untuk berkumpul di
kuburan Liat hu bong ini tiga hari kemudian, bukankah
ini berarti bencana besar telah berada di depan mata?"
"Aku rasa tidak bakal keliru."

1124
"Nona bisa meramal kejadian akan datang serta
memiliki wawasan pandangan yang amat luas,
bersediakah kau membantu para jago dari kolong langit
untuk melolos kan diri dari bencana kali ini...."
Gadis berbaju putih itu segera menggelengkan
kepalanya seraya menukas: "Aku hanya seorang gadis
lemah yang tak punya kekuatan untuk memotong seekor
ayam pu, mana mungkin aku bisa menolong umat
manusia?"
Membayangkan kembali keadaan gadis itu tatkala
penyakitnya kambuh tadi, Han si kong tahu bahwa
perkataannya ini bukan alasan saja. Untuk sesaat
lamanya dia tak tahu bagaimana harus menyambung
pembicaraan tersebut, orang tua ini jadi termangu dan
membungkam dalam seribu bahasa.
Lim Han kim mengerutkan dahinya, Baru saja dia
hendak berbicara, nona berbaju putih itu telah berkata
lebih jauh sambil tertawa: "Walaupun aku tak dapat
menolong orang, tapi bisa memberitahu kepada kalian
suatu cara untuk menghindarkan diri dari bencana kali
ini."
"Aku siap mendengarkan keteranganmu itu."
"Pemilik bunga bwee putih sengaja mengundang para
jago dari seluruh kolong langit untuk berkumpul di kota si
Ciu ini. Kejadian tersebut benar-benar merupakan suatu

1125
peristiwa besar yang menggetarkan hati, tapi anehnya,
tempat kenamaan di kolong langit banyak sekali
jumlahnya, mengapa ia justru memilih tempat terpencil
yang menyeramkan seperti ini sebagai tempat
perjamuannya...."
"Ehmmm, betul juga perkataan ini," gumam Han si
kong, "Kenapa ia justru memilih tempat terpencil yang
menyeramkan seperti ini sebagai tempat
pertemuannya..?"
"Nona, kau berpengetahuan luas, ketelitianmu luar
biasa. Kami benar-benar merasa tak mampu
menandingimu" kata Lim Han kim penuh rasa kagum.
semula dia mengira nona berbaju putih ini benar-benar
memiliki ilmu sesat atau ilmu sihir yang bisa membuatnya
ampuh, tapi setelah mendengar kupasan-kupasan yang
dilakukan gadis tersebut terhadap permasalahan yang
sedang terjadi, sadarlah pemuda ini bahwa nona tersebut
bukan memiliki ilmu sesat, tapi kepintaran serta
ketelitiannya yang luar biasa sehingga ia dapat
membahas semua masalah secara nyata. Karena itulah
tanpa sadar timbul rasa kagum dan hormatnya yang luar
biasa terhadap gadis itu.
Terdengar gadis berbaju putih itu berkata lebih jauh:
"Tempat yang dipilihnya sebagai tempat pertemuan ini
bukan tempat yang mematikan, juga bukan lembah
buntu yang mudah dipakai sebagai perangkap. Meskipun

1126
ilmu silat yang dimilikinya sangat tangguh sehingga
orang lain tak mampu menandinginya, tapi tempat ini
terbuka lebar, empat penjuru tanpa penghalang, orang
bisa kabur dari sini secara gampang...."
"Perkataan nona tepat sekali." Dengan napas agak
tersengkal gadis berbaju putih itu berkata lebih jauh:
"Dia memerintahkan chin Hui hau untuk menyiapkan
meja perjamuan Hidangan yang dipesan pun dia minta
dikirim ke kuburan Liat hu bong ini secara terbuka, Hal
ini menunjukkan bahwa dia tidak bermaksud mencampuri
racun dalam hidangan dan arak yang akan dihidangkan"
Dengan penuh rasa kagum Han si kong manggutmanggut.
"Perhitungan nona benar-benar tepat dan
hebat, aku merasa kagum sekali."
Gadis berbaju putih itu tersenyum, sambungnya:
"Kalau toh ia tak sanggup meringkus semua jago yang
hadir dalam pertemuan itu sekali pukul, buat apa ia mesti
kumpulkan semua jago dari kolong langit serta
memusuhi mereka?"
"Betul sekali" seru Han si kong sambil bertepuk
tangan, "Kata-kata nona begitu hebat seolah
menyaksikan dengan mata kepala sendiri, aku betul-betul
takluk dibuatnya."

1127
Nona berbaju putih itu menghela napas panjang,
katanya dengan napas terengah-engah: "Apakah kau
masih belum paham?"
"Paham apa? Harap nona jelas kan" seru Han si kong
tertegun
Dari sakunya nona berbaju putih itu mengeluarkan
sapu tangan untuk menyeka peluh yang membasahi
jidatnya, kemudian ujarnya: "jikalau dia berniat
mencelakai para jago yang hadir dalam pertemuan ini,
maka tempat disekitar sini pasti dikerjai lebih dulu, kalau
dilihat tumbuhan rumput ilalang yang begitu lebat di
sekitar sini, aku percaya dia pasti akan mengerjai rumput
ilalang tersebut sehingga dengan demikian setiap orang
yang melalui rumput ilalang itu tak seorang pun bisa
melepaskan diri "
"Waah... kecerdikan nona betul-betul luar biasa.,."
seru Han si kong sambil menghela napas.
"sekarang kau pasti sudah paham bukan?"
"Yaa, sudah paham sekali. Kalau begitu aku segera
akan memberitahukan para jago yang akan hadir ke
pertemuan ini agar berhati-hati dengan jebakan mereka."
"Tidak boleh,jika kau memberitahukan para jago yang
akan hadir ke pertemuan ini, maka pemilik bunga bwee
putih pun akan mendapat tahu juga."

1128
"Lantas apa yang mesti kulakukan?" tanya Han si kong
kebingungan-
"Lebih baik kita menggunakan cara yang sama untuk
mengerjai mereka, ia dapat mengenai rumput ilalang di
sekitar tempat ini, masa kalian tak bisa mendahului
mereka mengerjai lebih dulu tempat di sekitar kuburan
ini.,.?"
"Betul... betul sekali...." sesudah berbicara cukup
lama, kembali gadis berbaju putih itu tersengal sengal
napasnya, Dia segera pejamkan mata dan bersandar di
bahu siok bwee untuk beristirahat.
sementara itu Han si kong telah mengerutkan dahinya
lagi sesudah beberapa kali memuji perkataan gadis
tersebut Ternyata dia hanya merasa perkataan nona itu
sangat masuk di akal, tapi dia tak tahu apa yang mesti
diperbuatnya terhadap rumput ilalang tersebut guna
balas mengerjai lawan-lawannya.
setelah termenung berapa saat lamanya, ia berpaling
ke arah Lim Han kim sambil berkata: "saudara cilik, aku
sudah dibuat pusing tujuh keliling, Coba bantulah aku
berpikir, apa yang mesti kita lakukan terhadap rumput
ilalang ini agar dapat mengerjai pula pihak bunga bwee
putih."
padahal tak usah Han si kong bertanya pun, Lim Han
kim sudah memutar otaknya habis-habisan, namun ia

1129
tetap gagal menemukan jawabnya yang pantas hingga
akhirnya sambil tertawa getir dia gelengkan kepalanya
berulang kali.
"Aai... apabila Li Tiong hui hadir di sini, kita tak usah
kesal dan murung lagi..." bisik Han si kong.
Mendadak satu ingatan melintas dalam benaknya, ia
segera berseru: "Aaah... sudah ada, sudah ada Kita bisa
tebarkan racun ganas di dalam rumput ilalang yang lebat
ini...."
Tapi ia kembali gelengkan kepalanya seraya
bergumam: "Tidak bisa, tidak bisa... jangan lagi tak ada
ahli racun pada saat ini, sekalipun ada juga tak mungkin
bisa menghindarkan para jago yang hadir keperjamuan
ini dari bahaya racun."
Tiba-tiba nona berbaju putih itu membuka matanya
kembali seraya bertanya: "siapa sih Li Tiong hui itu?"
"Kalau menyinggung tentang orang ini, sesungguhnya
dia punya asal usul yang luar biasa, Nona Pek tahu
tentang keluarga persilatan dari bukit Hong san?"
"Yaa, aku pernah mendengar nama ini dari cerita
ayahku," gadis berbaju putih itu manggut-manggut
"Nona Li Tiong hui adalah keturunan ketiga dari
keluarga persilatan bukit Hong san, ia bersama kakaknya
Li Bun yang menjadi tenar dalam dunia persilatan Aaai.,.

1130
setiap anggota persilatan yang menyinggung tentang
keluarga persilatan bukit Hong san, terutama kakak
beradik keluarga Li, hampir semuanya acungkan jempol
sambil memuji tiada hentinya."
"sayang sekali aku belum pernah bertemu dengan
nona Li itu," kata gadis berbaju putih itu sambil
tersenyum "Di kemudian hari aku mesti cari kesempatan
untuk bertemu dengannya."
Han si kong segera merasa hatinya tergerak sesudah
mendengar perkataan itu, diam-diam ia mengumpat
kepikunan dirinya. "saat ini sudah ada seorang juru pikir
yang hebat di sini, bahkan kemungkinan besar
kepintarannya jauh melebihi nona Li, kenapa aku tidak
minta tolong dia saja?" Demikian ia berpikir di dalam
hati. Lalu sambil memberi hormat, ujarnya:
"Aku si monyet tua sudah separuh abad lamanya
mengembara dalam dunia persilatan Dalam anggapanku
pengalaman yang kuperoleh sudah cukup banyak, tapi
setelah mendengar petunjuk dari nona malam ini, aku
baru menyadari bahwa selama ini perjalananku di dunia
persilatan ternyata hanya sia-sia saja."
Nona berbaju putih itu hanya tersenyum, ia tidak
mengucapkan sepatah kata pun.
setelah mendehem beberapa kali, Han si kong berkata
lebih lanjut: "setiap patah kata nona hampir semuanya

1131
mengetuk perasaan hatiku, Aku rasa satu masalah tak
perlu merepotkan dua orang, Harap nona sudi
memberikan petunjuk yang jitu untuk menghadapi
pemilik bunga -bwee putih itu...."
orang ini betul-betul berhati mulia, dia selalu
memikirkan keselamatan para orang gagah di kolong
langit, seakan-akan setiap orang yang hadir di
pertemuan tersebut adalah sahabat karib atau
saudaranya saja.
"Kita tak boleh mengguna kan racun,.,." kata nona
berbaju putih itu pelan.
"Hal ini telah kupikirkan juga sekalipun dengan cara
tersebut kita dapat menghadapi pemilik bunga bwee
putih itu, tapi racun tersebut akan mencelakai pula para
orang gagah yang bakal menghadiri pertemuan besar
ini."
Gadis berbaju putih itu segera menggelengkan
kepalanya berulang kali, ucapnya: "Bagi orang yang
memiliki ilmu silat setaraf pemilik bunga bwee putih itu,
mungkin ia sudah kebal terhadap segala macam
serangan racun, Seorang ahli racun nomor wahid pun
rasanya paling banter cuma bisa melukai beberapa orang
jago dunia persilatan-"
"Perkataan nona kembali membuka cakrawala
pandangan mataku, Aaai... sekarang aku semakin

1132
merasa bahwa kehidupanku selama banyak tahun
ternyata hanya sia-sia belaka...."
Gadis berbaju putih itu kembali termenung berpikir
beberapa waktu lamanya, setelah itu ujarnya lebih jauh:
"Pemilik bunga bwee putih itu berani mengundang para
jago dari seluruh kolong langit untuk berkumpul di sini,
tentu saja ia sudah membuat persiapan yang matang.
Jadi siasat atau jebakan yang sering dipergunakan umat
persilatan tak mungkin bisa mencelakai dirinya."
Tiba-tiba ia sodorkan tangannya ke hadapan Lim Han
kim dan katanya lagi sambil tersenyum: "Bimbinglah aku,
mari kita tengok keadaan tanah di luar sana."
Perkataan itu ditujukan kepada Lim Han kim, maka
walaupun Han Si kong ingin memberikan bantuannya,
namun dia rikuh untuk mengutarakannya keluar.
Lim Han kim tampak agak tertegun, tapi kemudlan
menghampirinya dengan langkah pelahan, Tangan kiri
gadis berbaju putih itu menggenggam pergelangan
tangan Lim Han kim kemudlan bangkit berdiri, Dari
sakunya ia mengeluarkan sebatang jarum emas dan
katanya seraya tertawa: "Sambutlah jarum ini"
Dengan wajah kebingungan Lim Han kim menerima
jarum emas itu.

1133
"Kau mengerti letak jalan darah?" tanya gadis itu
kemudian.
"Aku percaya tak bakal keliru."
"Bagus" seru gadis berbaju putih itu sambil tertawa,
"sekarang tusukkan jalan darah Ci kiong hiat pada nadi
Jin meh ku." Lim Han kim mengangkat jarum emas itu
tinggi-tinggi namun tak berani ditusukkan ke bawah. ia
tak mengerti ilmu pertabiban, padahal jalan darah Ci
kiong hiat merupakan jalan darah penting di tubuh
manusia. ini berarti tusukan jarum tersebut dapat
berpengaruh lain jika ditusuk secara keliru, maka dari
itulah ia tak berani bertindak gegabah,
"Ayo tusuklah Asal kau yakin tak bakal salah menusuk,
mati hidupku tak perlu kau risaukan"
Lim Han kim tidak banyak bicara lagi, Tangan
kanannya segera bergerak ke bawah dan menancapkan
jarum emas itu dijalan darah Ci kiong hiat gadis tersebut,
Tampak gadis berbaju putih itu mengernyitkan alis
matanya sambil mengerdipkan matanya yang besar
beberapa kali. sinar mata yang semula telah memudar itu
tiba-tiba saja memancarkan Cahaya hitam yang
berkilauan,
"Mari kita berangkat" katanya sambil tertawa merdu,
Dengan meletakkan tangan kirinya di atas bahu Lim Han
kim, pelan-pelan ia berjalan keluar dari ruangan.

1134
Han si kong segera berjalan paling depan untuk
membuka jalan, sementara Hiang lan dan siok bwee
mengikuti di belakang tubuh gadis berbaju putih itu.
"Kita akan ke mana dulu?" tanya Lim Han kim
kemudian.
"Mari kita keliling bukit raksasa ini satu putaran"
Mendengar itu, Lim Han kim kembali berpikir: "Gerak
gerik gadis ini aneh, serba misterius dan susah diraba,
lebih baik ikuti saja semua permintaannya."
Padahal dalam situasi dan kondisi seperti ini, sudah
tak mungkin ia ambil keputusan sendiri, sehingga
terpaksa anak muda itu mesti menuruti kemauan si nona
dengan berjalan mengelilingi kuburan raksasa itu.
si nona berbaju putih yang lemah tak tahan angin itu,
setelah ditusuk jalan darahnya dengan jarum emas, tibatiba
saja semangatnya kelihatan segar kembali, bukan
saja tak lelah, bahkan gadis itu sanggup berjalan
mengelilingi kuburan raksasa itu dengan menembusi
rumput ilalang setinggi lutut.
Ia berjalan sangat lamban, semua pemandangan dan
keadaan yang dilaluinya diperhatikan secara cermat dan
teliti, Karena itu untuk mengitari kuburan raksasa
tersebut satu putaran, ia membutuhkan waktu hampir

1135
satu jam lamanya, Ketika balik kembali ke ruang batu,
waktu sudah menunjukkan tengah malam buta.
Pelan-pelan gadis berbaju putih itu duduk di atas
lantai, kemudian katanya: "sekarang aku butuh istirahat
sebentar, kita baru melakukan persiapan setelah
matahari terbit nanti" seraya bicara, dengan cepat dia
cabut keluar jarum emas yang menancap di jalan darah
Ci kiong hiatnya itu
Begitu jarum emas tercabut, sinar matanya yang
berkilat itu seketika padam dan lenyap tak berbekas,
malahan tanda-tanda kelelahan jelas membekas di atas
wajah-nya, tubuhnya segera dibaringkan ke lantai.
siok bwee pun mengambil selimut untuk ditutupkan ke
atas tubuh gadis berbaju putih itu, katanya: " Lebih baik
kalian berdua mencari tempat lain untuk beristirahat
Antara lelaki dan perempuan ada perbedaan jadi harap
jangan berbaur dalam satu ruangan."
"Betul juga perkataan nona," sahut Lim Han kim.
Selesai bicara dia segera balik tubuh dan berjalan keluar
dari ruangan-
"Kalau begitu biar kami menjaga di luar kamar batu
ini, sekalian menjaga keselamatan kalian bertiga,"
sambung Han si kong,

1136
"Memang paling bagus begitu" seru Hiang lan sambil
tertawa, "Dengan hadirnya kalian berdua untuk jaga
malam, kami pun bisa tidur dengan perasaan lega."
"Tidur saja kalian dengan perasaan lega" Dengan
langkah lebar Han si kong beranjak pula meninggalkan
tempat itu.
Kedua orang itu mencari sebuah tanah berumput
dekat ruangan untuk duduk. tanpa bicara apa-apa,
mereka berdua sama-sama pejamkan mata dan
mengatur pernapasan.
Dengan benak yang dipenuhi banyak masalah pelik,
mana mungkin Han si kong dapat menenangkan diri?
Ketika ia mencoba angkat kepalanya, terlihat Lim Han
kim sedang duduk dengan tenang, dadanya naik turun
sangat teratur, jelas ia sedang mengatur pernapasan.
sekali pun dalam hati kecilnya dia segan mengusik
ketenangan Lim Han kim namun lama kelamaan habis
juga kesabarannya, tak tahan tegurnya lirih: "saudara
Lim, kau sangat lelah?"
"Ada apa saudara Han?" tanya Lim Han kim sambil
membuka matanya kembali
"Kelihatannya nona Pek memang tidak pura-pura tak
pandai bersilat?"

1137
"Kecerdikannya melebihi siapa pun, bahkan sangat
menguasai ilmu pertabiban oleh sebab itulah dari
peredaran waktu ia dapat memperhitungkan denyut nadi
serta peredaran darahnya secara tepat, justru karenanya
ia bisa menggunakan tusukan jalan darah untuk
merangsang kekuatan tubuhnya, Tentang ketidak
mampuannya bersilat, aku pikir dia memang tidak
berbohong."
"Aaaai... utusan dari pemilik bunga bwee yang kita
jumpai benar-benar memiliki ilmu silat yang hebat, bisa
dibayangkan bagaimana dengan pemilik bunga bwee
putih sendiri,, tapi sekarang aku justru tak habis
mengerti, bagaimana mungkin seseorang yang sama
sekali tak mengerti ilmu silat bisa menghadapi seorang
tokoh silat nomor wahid dari kolong langit hanya
mengandalkan kecerdasan otaknya saja."
BAB 34. ilmu Barisan Pembendung Musuh,
"Mungkin dia mempunyai taktik yang luar biasa."
" Justru di sinilah letak ketidak mengertianku. Kalau
toh tak bisa menggunakan racun-lalu dengan cara apa
kita bisa menaklukkan pemilik bunga bwee putih itu?"
Lim Han kim mencoba untuk berpikir sejenak, ketika
tidak ditemukan juga jawabannya, dia pun berkata: "Dia

1138
sangat pintar dan luar biasa, pengetahuannya sangat
luas, aku percaya ia pasti menguasai segala macam ilmu
barisan. jika kulihat dari ketelitiannya memeriksa
keadaan di seputar kuburan raksasa ini, bisa jadi dia
bermaksud menggunakan ilmu barisan atau sebangsanya
untuk mempermalukan pemilik bunga bwee putih itu."
"Yaa, bisa jadi begitu" seru Han si kong kegirangan
"Akupun pernah mendengar orang bercerita tentang
kepandaian tersebut Konon si dewa jinsom Phang Thian
hua mahir juga dalam bidang ini, diseputar
perkampungan pit tim san ceng nya bahkan ditebari pula
pelbagai ilmu barisan..."
Mendadak dia berkerut kening, senyum gembira yang
menghiasi wajahnya ikut lenyap pula tak berbekas,
sambungnya: "Apabila dalam dunia persilatan terdapat
banyak jago yang menguasai ilmu tersebut, berarti
kepandaian semacam itu sudah tidak terhitung ilmu
maha hebat lagi, Kau masih ingat sewaktu kita terjebak
dalam barisan air yang diatur perkampungan Lak seng
tong?
Aku percaya Hongpo Lan juga menguasai ilmu
tersebut, bila semisalnya pemilik bunga bwee juga mahir
dalam ilmu ngo heng dan ilmu barisan, bahkan persiapan
yang kita buat jadi sia-sia belaka?"
Lim Han kim tertegun, lama kemudian ia baru berkata:
"jawaban yang pasti akan segera kita peroleh besok pagi.

1139
Apabila nona Pek betul-betul hendak menerapkan ilmu
barisan, lebih baik kita tanyakan dulu kemampuannya."
Han si kong tahu Lim Han kim sendiripun tak dapat
memberi jawaban yang tepat, karena itu dia tidak banyak
bertanya lagi, Matanya segera dipejamkan untuk
beristirahat namun dalam hati dia berpikir dan berpikir
terus, bagaimana pun ia berusaha tetap sukar untuk
menenangkan pikirannya yang kalut itu.
Dengan susah payah dia menunggu sampai mahatari
muncul di ufuk Timur, Dengan perasaan tak sabar ia
segera menarik Lim Han kim untuk lari masuk ke dalam
ruangan batu.
Gadis berbaju putih itu sudah menunggu disitu, ketika
melihat kehadiran dua orang itu, sambil tertawa serunya:
"Kebetulan sekali kedatangan kalian berdua, kita
berangkat sekarang saja"
Han Si kong adalah seorang yang berangasan dan
tidak sabaran, tapi orangnya polos lagi jujur. Dia tak
pernah bisa menahan diri untuk menyimpan masalah
yang mengganjal hatinya. Begitu berjumpa dengan gadis
itu, ia langsung menegur: "Nona, apakah kau bermaksud
menggunakan ilmu barisan atau sebangsanya untuk
menghadapi pemilik bunga bwee?"

1140
"Apakah kau kuatir dia pun mahir dalam ilmu barisan
sehingga usaha kita sia-sia belaka?" tanya si nona
berbaju putih itu sambil tersenyum.
"Betul Aku memang berprasangka demikian"
"Ilmu seperti Hoo kok, pat kwa atau Ngo heng bukan
termasuk ilmu langka yang luar biasa, setiap orang yang
punya otak dan bersedia untuk mempelajarinya pasti
menguasai pengetahuan tentang kepandaian itu."
"Jadi kalau begitu nona tak akan menggunakan ilmu
barisan untuk menghadapi pemilik bunga bwee itu.,,."
Gadis berbaju putih itu tertawa, "Aku cuma seorang
gadis lemah yang tak pandai main golok atau putar
pedang, Jika tidak kupakai ilmu barisan untuk
menghadapi pemilik bunga bwee itu, lalu apa yang mesti
kulakukan?"
"Apakah nona menduga pemilik bunga bwee itu tidak
mengerti ilmu barisan dan ngo heng?"
"Aku rasa bukan saja dia mengerti, bahkan sangat
pandai dalam kepandaian tersebut."
Dengan perasaan tertegun Han si kong segera
membungkam diri dalam seribu basa, sementara di hati
kecilnya ia berpikir. "Ucapan seperti itu bukanlah sama
artinya dengan tidak bicara? sudah tahu pihak musuh
sangat menguasai ilmu barisan, buat apa kau mengatur

1141
ilmu barisan untuk menghadapinya? Bukankah perbuatan
semacam ini sama artinya dengan mencari kerepotan
sendiri..."
Ketika melihat gadis berbaju putih itu sudah berjalan
keluar dari ruangan batu itu menuju ke Utara, Han si
kong serta Lim Han kim mau tak mau harus mengikuti
dibelakangnya.
Dengan tubuhnya yang begitu lemah tapi harus
berjalan di antara sela-sela rumput ilalang, hal ini
tampaknya membuat gadis itu sangat menderita dan
susah sekali untuk melangkah.
Buru-buru Han si kong menyodorkan tangan kirinya
sembari berseru: "Nona, silahkan berpegangan pada
tanganku"
sambil berpaling dan tertawa nona itu berseru: "Kau
benar-benar sangat baik...."
Han si kong menghela napas panjang, katanya
setengah ragu: "Nona, kalau kau sudah tahu pemilik
bunga bwee itu justru lantaran dia menganggap dirinya
sangat mahir dalam ilmu barisan, maka dia tak bakal
memandang sebelah mata pun terhadap ilmu barisan
yang diterapkan untuk menghadapinya."

1142
"justru karena pandangan remehnya ini dia akan
semakin gampang masuk perangkap kita," tukas si nona
berbaju putih itu cepat.
Han si kong mendengus dingin, walaupun tidak
berbicara namun jelas dia merasa tak puas dengan
ucapan gadis itu. Dengan berpegangan pada lengan Han
si kong, gerak langkah gadis berbaju putih itu menjadi
semakin leluasa, ia segera tertawa hambar setelah
mendengar Han si kong mendengus dingin,
sambungnya: "Kenapa kau mendengus, apakah tidak
percaya dengan perkataanku"
"setiap perkataan nona kuterima dengan perasaan
kagum, cuma terhadap beberapa patah kata nona yang
terakhir, aku... aku merasa kurang begitu percaya."
"seandainya pemilik bunga bwee itu tidak mengerti
tentang ilmu barisan, lalu melihat kita mempersiapkan
ilmu barisan Ngo heng untuk menghadapinya sehingga
akhirnya dia enggan memasuki barisan tersebut, adakah
cara bagimu untuk memaksanya masuk?"
Han si kong tertegun sesudah mendengar pertanyaan
tersebut, untuk sesaat dia terbungkam dan tak tahu
bagaimana harus menjawab, pikirnya: "llmu silat yang
dimiliki utusan bunga bwee saja sudah begitu hebatnya
sehingga tak mampu kutandingi, apalagi kepandaian silat
yang dimiliki pemilik bunga bwee, sudah pasti jauh

1143
melebihi anak buahnya, itu berarti aku bukan
tandingannya sama sekali."
Gadis berbaju putih itu berpaling dan memandang Han
si kong sekejap. lalu sambungnya lebih jauh: "justru
karena dia sangat menguasai ilmu barisan Ngo heng,
maka aku baru menggunakan ilmu barisan Ngo heng
untuk menghadapinya agar dia terjerumus ke dalam
lumpur tanpa disadarinya sama sekali, inilah yang
disebut orang sebagai taktik menggunakan cara yang
sama untuk menghabisi orang yang sama."
setelah mengatur sebentar napasnya yang tersengal,
ia meneruskan- "Apabila dugaanku tidak meleset, pemilik
bunga bwee pasti akan mengatur barisan ngo heng juga
di sekitar kuburan Liat hu bong ini untuk mengurung
para jago yang menghadiri pertemuan ini."
"Masa para jago yang menghadiri pertemuan ini tak
ada yang paham tentang ilmu barisan Ngo heng?"
"Menurut perkiraanku,para jago yang menghadiri
pertemuan ini tidak sedikit yang mengerti dan menguasai
ilmu barisan Ngo heng"
"Nona" seru Han Si kong sambil menggeleng dan
menghela napas panjang, "perkataanmu semakin lama
semakin membingungkan aku betul-betul tidak
memahami maksudmu"

1144
"sebagaimana dalam ilmu silat, ilmu barisan Ngo heng
pun terbagi menjadi berbagai tingkatan, satu bagian
kekuatan tenagamu lebih ampuh berarti satu bagian pula
daya pengaruh barisan itu makin hebat. perubahan di
balik semua ini serta keruwetan dalam barisan tersebut
tak mungkin bisa dipecahkan orang-orang yang
berkepandaian jauh lebih rendah dari pada perancang
ilmu barisan tersebut."
Han si kong segera merasakan semangatnya bangkit
kembali, serunya: "Nona, penjelasanmu kali ini membuat
aku semakin mengerti..."
Begitulah, di bawah petunjuk nona berbaju putih itu,
Han si kong, Lim Han kim serta Hiang lan dan siok bwee
segera bekerja keras mengumpulkan kayu ranting dan
batu untuk dibentuk tiga buah barisan Ngo heng yang
saling berhubungan satu sama lainnya.
Ketika melihat barisan Ngo heng itu cuma terdiri dari
bambu, kayu dan ranting yang dirangkai menjadi
semacam pagar kayu, Han si kong merasa sangat tak
berkenan di hati, pikirnya: "Masa hanya mengandalkan
berapa batang ranting dan bambu, kita bisa memukul
mundur serangan musuh tangguh....?"
sementara dia masih berpikir, tampak nona berbaju
putih itu dengan membawa Hiang lan dan siok bwee
dengan bekal banyak sekali batu kerikil telah melangkah
masuk ke dalam barisan tersebut

1145
Tampak gadis itu berjalan amat santai sekali, setiap
kali mendekati satu titik, dia tebarkan sendiri bebatuan
tersebut ke dalam barisan bambu itu.
Ketika Han Si kong mencoba memperhatikan ia
melihat Hiang lan serta Siok bwee mengikuti di belakang
gadis berbaju putih itu dengan wajah sangat tegang,
setiap langkah, setiap tindakan selalu dilakukan sangat
berhati-hati dan tak gegabah, seolah-olah mereka kuatir
salah melangkah hingga terjebak dalam barisan itu.
Berbeda dengan kedua orang pembantu-nya, gadis
berbaju putih itu berjalan sangat santai. setelah selesai
menumpuk bebatuan itu, di bawah bimbingan kedua
orang dayangnya pelan-pelan ia berjalan keluar dari
barisan tersebut, Dengan tubuhnya yang sangat lemah,
ketika menyelesaikan proyek tersebut, ia sudah
kecapaian setengah mati, peluh membasahi hampir
seluruh pakaian-nya.
Dengan ujung bajunya dia mencoba menyeka peluh
diatas jidatnya, lalu katanya: "Dalam ilmu barisan Ngo
heng (lima unsur) yang barusan kusiapkan telah
kuselipkan juga ilmu barisan delapan penjuru. Aku
percaya kendatipun pemilik bunga bwee adalah seorang
yang cerdik, tak nanti ia dapat memahami rahasia di
balik ilmu barisan ini...."

1146
Belum selesai ucapan itu diutarakan, tiba-tiba saja
tubuhnya terjengkang ke belakang dan ia roboh tidak
sadarkan diri.
Buru-buru siok bwee membopong tubuh gadis berbaju
putih itu sambil serunya: "Gara-gara kelewat capai,
dalam keadaan sakitnya nona harus menderita seperti
ini. Apabila kalian berdua tetap merepotkan dirinya terus
menerus, aku takut jiwanya akan terancam..."
Kemudian sambil berpaling ke arah Hiang lan,
tambahnya: "Mari kita pergi"
Disemprot pedas oleh dayang tersebut, untuk sesaat
Han si kong dan Lim Han kim hanya bisa saling
berpandangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
sesaat kemudian Lim Han kim baru menghela napas
dan katanya dengan suara rendah: "saudara Han, untuk
sementara waktu lebih baik kita tak usah perbincangkan
apakah barisan bambu yang dibentuk gadis itu benarbenar
mampu mengurung pemilik bunga bwee atau
tidak. Kita sudah berusaha dengan sepenuh tenaga,
sedang nona Pek yang berada dalam kondisi lemah pun
rasanya tak sanggup menahan derita lagi, lebih baik kita
jangan mengusik ketenangannya lagi."
"Meskipun perkataanmu benar, tapi gara-gara
memenuhi permintaan kita, nona Pek baru bekerja keras
membuat barisan Ngo heng ini, Hal itu telah

1147
menyebabkan penyakitnya kambuh kembali, kita toh tak
bisa berdiam diri saja, sekalipun harus pergi dari sini, kita
harus menunggu sampai keadaan sakitnya pulih
kembali."
"Betul juga perkataan saudara Han" Mereka lalu
berjalan balik ke rumah batu itu. Dari jauh mereka
melihat siok bwee dengan bertolak pinggang telah
menunggu kedatangan mereka di muka pintu. Begitu
melihat kedua orang itu mendekat, sambil menatap
mereka tajam-tajam dan tertawa dingin, gadis itu
menegur: "Mau apa lagi kalian datang ke mari? Agaknya
kamu berdua belum puas kalau belum membuat nona
kami mati karena kelelahan? Hmmm, lebih baik segera
menggelinding pergi dari sini,"
"Hey, kau lagi memaki siapa" tegur Han si kong
dengan wajah termangu-mangu.
"Maki siapa lagi, tentu saja kamu berdua" seru siok
bwee dengan air mata bercucuran. "Kamu toh sudah
tahu kondisi kesehatan nona kamiamat lemah, tapi kalian
masih tanya ini tanya itu, minta dia membentuk barisan
ini, barisan itu.... Hmmmm, bukankah hal itu sudah jelas
sekali, kalian memang berniat membuat mati nona
kami?"
"sreeet..." pedangnya segera dicabut keluar, lalu
terusnya: "Jika kalian belum juga pergi, aku akan beradu
jiwa dengan kalian berdua"

1148
Lim Han kini cukup mengetahui taraf kepandaian yang
dimiliki nona tersebut, baginya bukan pekerjaan yang
terlampau berat untuk menaklukkannya, Namun bila
teringat bahwa pingsannya si nona berbaju putih sampai
dua kali memang gara-gara dirinya, iapun menghela
napas sambil katanya: "seorang lelaki sejati tak akan
berkelahi dengan kaum wanita, Aku tak akan melayani
perempuan lemah seperti kau. saudara Han, mari kita
pergi"
sambil memberi hormat Han si kong pun berseru: "Bila
nona Pek sudah sadar nanti, tolong sampaikan
kepadanya, aku Han si kong mewakili semua jago dari
kolong langit mengucapkan banyak terima kasih atas
pertolongannya."
siok bwee sama sekali tidak menggubris, sambil
memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarung ia
mundur kembali ke ruangan batu.
Dengan sepasang matanya yang jeli Hiang lan
mengawasi terus Lim Han kim tanpa berkedip. Menanti
bayangan punggung kedua orang itu sudah menjauh, dia
baru menatap siok bwee sekejap dengan pandangan
dingin sambil tegurnya: "Kau toh tak bakalan menangkan
orang lain, buat apa bersikap garang macam macan
kelaparan?"
Pelan-pelan siok bwee duduk di sisi saudaranya, lalu
menjawab: "Kalau kita tidak mengusir mereka dari sini,

1149
setelah sadar nanti, pasti nona tak dapat beristirahat
dengan tenang."
"Aku rasa justru nona yang bersenang hati membantu
Lim siangkong, Kalau ia tidak menyukai Lim siangkong,
tak mungkin kita diperintahkan membawanya ke kuburan
Liat hu bong ini dengan kereta kuda."
"oleh karena Lim siangkong pernah menyelamatkan
kita, maka nona baru membalas budi kebaikannya
dengan menyelamatkan jiwanya."
"Nah itulah dia Kau toh sudah tahu bahwa Lim
siangkong adalah tuan penolong kita, kenapa kau mesti
berlagak galak dengan mengusir mereka dia?"
"siapa yang mengumpat mereka?"
"Aku melihat dengan mata kepala sendiri, mendengar
dengan telingaku sendiri, masa kau masih ingin
mungkir?"
"sudah, sudah, aku segan ribut lagi denganmu" seru
siok bwee sambil mendengus penuh rasa mendongkol
"Kita tunggu sampai nona sadar nanti, biar nona yang
membuat pertimbangan"
"Tunggu yaa tunggu, delapan puluh persen tanggung
kau yang bakal kalah dariku."

1150
Dalam saat itu Lim Han kim dan Han si kong telah
meninggalkan tanah kuburan Hu liat bong langsung
menuju ke kota si ciu, sepanjang jalan Lim Han kim
membUngkam diri dalam seribU basa, hatinya betul-betul
merasa sangat mendongkol, sebaliknya Han si kong
sedang sibuk memikirkan barisan aneh yang terbUat dari
beberapa batang bambu hijau itu. ia edang berpikir,
bagaimana mungkin beberapa batang bambu yang diatur
secara aneh dapat membendung serangan si pemilik
bunga bwee.
Ketika semakin dipikir ia merasa gelagat semakin tak
beres, tak tertahan lagi teriaknya keras-keras: "Tidak
bisa, saudara Lim Kita harus balik lagi ke situ"
"Mau apa?"
"Kita buktikan betul barisan aneh yang terbentuk dari
beberapa batang bambu itu bisa membendung serbuan
musuh, Kalau betul-betul terbukti, apalah artinya kita
mesti bangun pagi-pagi dan berlatih ilmu silat matimatian?"
"sekalipun tak bisa membendung serangan musuh,
apa gunanya kita pergi ke situ...?" Mendadak dengan
kening berkerut pemuda itu berbisik, "Coba dengar"
Ia tarik tangan Han si kong dan segera melayang naik
ke atas sebatang pohon besar ditepi jalanTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
1151
Han si kong segera pasang telinga baik-baik, Betul
juga. Dari kejauhan sana terdengar suara derap kaki
kuda yang semakin mendekat, suara itu sangat ramai,
agaknya ada serombongan pasukan kuda yang berlari
menuju kearah mereka.
Cepat-cepat orang tua itu alihkan pandangan matanya
ke arah jalan raya menuju kota si ciu, Betul juga, tak
selang berapa saat kemudian tampak debu beterbangan
di angkasa, Ada serombongan pasukan kuda sedang
bergerak mendekat.
Cepat sekali gerak lari kuda-kuda itu, sekejap mata
kemudian rombongan itu sudah tiba di depan mereka.
Han si kong mencoba menghitung secara diam-diam,
Ternyata jumlah penunggang-nya ada lima belas orang,
setiap kuda diduduki seorang manusia berbaju hitam
yang membawa sebuah tongkat berwarna putin Ditengah
debu yang beterbangan menyelimuti angkasa hanya
terlihat rambut mereka yang berkibar terhembus angin,
sementara raut mukanya sama sekali tidak terlihat secara
jelas.
Ketika melihat arah yang dituju rombongan berkuda
itu adalah tanah kubur Liat hu bong, tiba-tiba Han si
kong merasa hatinya tergerak. segera ujarnya: "saudara
Lim, dandanan rombongan orang-orang itu sangat aneh
dan mencurigakan Bisa jadi mereka adalah anak buah
pemilik bunga bwee?"

1152
"Betul juga perkataan saudara Han," sahut Lim Han
kim sambil manggut manggut. "Bila dugaanku tak keliru,
sipenunggang kuda yang berada di barisan paling depan
itu kemungkinan besar adalah utusan bunga bwee yang
pernah kitajumpai di kantor perusahaan sin bu piaukiok
tadi."
"Apa betul?Jadi saudara Lim telah melihatjelas raut
mukanya?"
"ooh tidak, tapi telah kuperhatikan bentuk pakaian
yang dikenakannya, ternyata persis seperti yang kita
jumpai malam tadi."
Mendengar itu, Han si kong diam-diam berpikir:
"Aneh, malam itu aku pun hadir di arena, kenapa tidak
kujumpai perbedaan-nya?"
Agaknya Lim Han kim dapat menduga ketidak
percayaan Han si kong atas perkataannya itu, Dengan
suara hambar ia meneruskan ucapannya: " Utusan bunga
bwee yang kita jumpai malam itu mengenakan jubah
warna hitam yang bagian kerah belakangnya terbelah
sebuah lubang selebar tiga inci, Kecuali ada orang lain
yang mengenakan pakaian yang persis sama dengan
orang itu, aku yakin dia adalah utusan bunga bwee yang
pernah kita jumpai di kantor perusahaan sin bu piaukiok
malam itu."
"Kalau begitu, hal tersebut tak perlu dicurigai lagi."

1153
Lim Han kim termenung sambil berpikir beberapa saat
lamanya, kemudian katanya lagi:
"Ternyata apa yang diduga nona Pek tidak keliru, si
pemilik bunga bwee betul-betul hendak membuat barisan
Ngo heng di sekitar tanah kubur Liat hu bong itu."
"Aaah betul" seru Han si kong sambil bertepuk tangan,
"Kalau begitu tongkat-tongkat putih yang dibawa
rombongan tersebut hendak digunakan untuk
membentuk barisan." Lim Han kim kembali manggutmanggut
"Kalau ditinjau dari kenyataan ini, rupanya nona Pek
betul-betul memiliki kemampuan untuk meramalkan
kejadian yang akan datang."
"Sudah hampir puluhan tahun lamanya aku berkelana
di dalam dunia persilatan, banyak orang aneh dan
kejadian aneh yang pernah kualami tapi rasanya belum
pernah kusaksikan peristiwa mengerikan seperti apa
yang kualami selama beberapa hari terakhir ini. Hanya
sekuntum bunga bwee warna putih ternyata mampu
mengundang kehadiran beratus-ratus orang jago silat
dari pelbagai penjuru dunia, seorang gadis muda yang
bertubuh sangat lemah kenyataannya memiliki
kepintaran dan kemampuan yang luar biasa, Aaai...
betul-betul kejadian aneh, betul-betul kejadian aneh..."

1154
"Ssttt,.. Ada orang datang kemari," Tiba-tiba Lim Han
kim berbisik sambil menutup mulutnya.
Han si kong mencoba pasang telinga untuk
mendengarkan, namun tak sedikit suara pun yang
kedengaran, baru saja dia hendak menegur, tiba-tiba dari
kejauhan sana tampak dua sosok bayangan manusia
meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
Melihat kejadian ini, diam-diam ia mengeluh di hati:
"Benar-benar memalukan kemampuanku"
Sungguh cepat gerakan tubuh dua sosok bayangan
manusia itu, bahkan sama sekali tidak kalah dengan
keCepatan lari kuda, Dalam waktu singkat mereka telah
sampai di bawah pohon besar di mana kedua orang itu
sedang bersembunyi
Sambil menahan napas Han si kong mencoba
menengok ke bawah lewat celah-celah dedaunan yang
rimbun, ia melihat dua orang tersebut adalah dua orang
pemuda berpakaian ringkas warna biru langit yang
menggembol pedang.
Saat itu mereka sedang berdiri dibawah pohon sambil
berbisik-bisik, tampaknya ada suatu masalah yang
sedang dirundingkan-
Setelah berunding berapa saat, mereka berdua
merogoh keluar kain hitam dari sakunya yang segera

1155
dikerudungkan pada wajah masing-masing, kemudian
dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh mereka
bergerak menuju ke arah tanah pekuburan Liat hu bong.
Menunggu sampai kedua orang itu sudah pergi jauh,
HanSi kong baru berbisik: "Saudara Lim, apakah kau
dapat melihat asal usul kedua orang anak muda itu?"
"Aku tak pernah berkelana di dalam dunia persilatan,
mana mungkin bisa mengenali asal usul mereka berdua?"
"Mereka berdua datang dari perkampungan Pit tim san
ceng, anak buah si Dewa jinsom Phang Thian hua."
"Atas dasar apa saudara Han yakin atas dugaanmu
itu?" Han Si kong segera tertawa,
"Phang Thian hua adalah seorang tokoh silat berilmu
tinggi dan bernyali besar. Pada pakaian yang dikenakan
anak buahnya, secara khusus ia pasang lambangnya
secara mencolok. oleh sebab itu dalam sekali pandangan
saja kita dapat mengenali mereka sebagai anak buah
Phang Thian hua."
"Oooh, rupanya begitu...."
Sesudah berhenti sejenak. kembali lanjutnya:
"Tampaknya Phang Thian hua benar-benar bukan
seorang tokoh silat yang bernama kosong, Buktinya ia
sanggup melacak tempat berkumpulnya orang-orang

1156
berbaju hitam itu serta mengirim orang untuk memataimatai
gerak-gerik mereka."
"Meskipun Phang Thian hua jarang mengadakan
hubungan kontak dengan umat persilatan, meski
wataknya angkuh dan enggan mengalah kepada orang
lain, tapi apabila dia harus dibandingkan dengan pemilik
bunga bwee yang serba aneh dan misterius itu, aku tetap
berharap agar ia bisa menduduki posisi di atas angin."
"Aku kuatir apa yang akan terjadi jauh di luar
kehendakmu."
"Aaaai.... pemilik bunga bwee itu..." Mendadak orang
tua itu berkerut kening sambil berseru: "Aduh, celaka"
"Ada apa?"
sambil melompat turun dan atas pohon, Han Si kong
berkata: "Kita harus segera balik ke tanah pekuburan Liat
hu bong untuk menolong nona Pek"
"Betul, tapi... aku takut waktunya sudah terlambat,"
sahut Lim Han kim sambil melayang turun pula ke atas
tanah.
"Masa kita harus berpeluk tangan belaka?"
"Aku rasa dia pasti sudah memiliki cara untuk
membendung serangan musuh, kita tak perlu
menguatirkan keselamatan mereka lagi."

1157
Mendengar itu, Han si kong segera berpikir "Ehmmm,
ada benarnya juga perkataan ini, ia dapat menolong
kami dengan segala kepintarannya, mana mungkin dia
tak tahu bagaimana cara untuk menanggulangi serangan
musuh...?"
sesudah termenung sebentar, katanya lagi: "Perlu
tidak kita balik lagi ke sana untuk melihat keadaan, coba
kita tinjau permainan setan apa yang sedang
dipersiapkan anak buah pemilik bunga bwee itu...."
Mendadak ia saksikan ada sesosok bayangan manusia
meluncur datang dengan kecepatan luar biasa, buru-buru
serunya: "Awas, ada orang lain datang kemari"
"Kita tak sempat bersembunyi...." sungguh cepat
gerakan tubuh bayangan manusia itu, dalam waktu
singkat dia sudah tiba di hadapan kedua orang itu.
Begitu melihat bayangan punggung Lim Han kim, orang
itu segera menegur: "Apakah saudara Lim di situ?"
Pelan-pelan Lim Han kim membalikkan tubuhnya, ia
lihat orang itu adalah seorang pemuda berjubah hijau
yang berusia antara dua puluh tiga empat tahunan, Dia
tak lain adalah ketua muda dari perkampungan kolam
enam bintang Hongpo Lan. Maka seraya menjura
katanya: "saudara Hongpo, baik, baikkah selama ini. Aku
memang Lim Han kim."

1158
Hongpo Lan segera memburu datang, lalu sambil
menggenggam tangan kanan Lim Han kim erat-erat,
katanya sambil tertawa: "Rindu benar aku dengan
dirimu, Waktu kudengar kau ada di kuil awan hijau di
kota Kim leng tempo hari aku sempat mengutus orang
untuk mencarimu, sayang kau sudah pergi. sungguh tak
disangka akhirnya aku bisa bertemu dengan saudara Lim
di sini."
"saudara Hongpo, aku berterima kasih sekali atas
hadiah pedangmu tempo hari, aku...."
"Aaah, cuma barang sepele tak perlu dimasukkan
dalam hati," tukas Hongpo Lan cepat,
"Bila kau singgung kembali masalah tersebut, berarti
kau memandang rendah diriku."
Kemudian setelah berhenti sejenak. lanjutnya: "Aku
jadi orang selamanya angkuh dan tinggi hati, jarang
bergaul dengan orang lain, Hanya terhadap saudara Lim
seorang, aku rasanya akrab sekali."
"Terima kasih atas perhatianmu itu, saudara Hongpo.
Kau tidak menikmati hidupmu di perkampungan lak seng
tong, ada urusan apa...?"
"Aaai, tak usah disinggung lagi," tukas Hongpo Lan
seraya mengulapkan tangannya, "Kali ini aku dipaksa

1159
orang untuk keluar dari kandang, bukan cuma diriku
saja...."
Tiba-tiba ia merendahkan suaranya seraya
menambahkan "Bahkan ayahku yang sudah dua puluh
tahun tak pernah meninggalkan perkampungan Lak seng
tong barang selangkah pun, telah ikut hadir di kota si ciu
ini."
Melihat dua orang muda itu bicara asyik hingga
melupakan dirinya, tak tahan lagi Han si kong menimpali:
"Apakah kehadiranmu gara-gara si pemilik bunga bwee
putih?"
"Yaa betul jadi locianpwee sendiri pun terpancing
datang kemari gara-gara pemilik bunga bwee?"
"Antara aku dengan Lim siangkong sudah akrab
melebihi saudara sendiri, jadi sau cengcu (ketua
kampung muda) tak perlu sungkan sungkan kepadaku,
selanjutnya kita bisa saling membahasai dengan
tingkatan sederajat...."
Mendadak ia seperti teringat akan se-suatu, tak
sempat lagi menjawab pertanyaannya dari Hongpo Lan.
sambungnya lebih jauh setelah mendeham beberapa
kali: "Aku si monyet tua selalu hidup mengembara di
empat samudra, Aku tak pernah punya tempat tinggal
yang tetap. jadi meskipun pemilik bunga bwee ada niat
mengundang akupun, tak nanti bisa menemukan jejakku,

1160
sesungguhnya kehadiranku dan saudara Lim di sini garagara
menjumpai masalah tersebut"
"Oooh, rupanya begitu."
"Hongpo heng, kau bisa datang kemari gara-gara
pemilik bunga bwee, tentunya kau mengetahui latar
belakang peristiwa ini dengan jelas bukan?" tanya Lim
Han kim.
"Aaaai, kalau dibicarakan sebetulnya memalukan
sekali," kata Hongpo Lan dengan kening berkerut "Aku
tak kuatir kalian mentertawakan. sebetulnya aku dipaksa
datang ke kota si ciu ini oleh pemilik bunga bwee,
padahal latar belakang dari persoalan tersebut sedikit
pun tidak kuketahui.... Memang aneh sekali
kejadiannya..."
Bicara sampai di sini, tiba-tiba saja paras mukanya
berubah jadi amat serius, setelah termenung berapa
saat, lanjutnya: "Suatu malam pada setengah bulan
berselang, perkampungan Lak seng tong kami secara
tiba-tiba diserbu orang, Tanpa menimbulkan sedikit suara
pun dua orang penjaga malam kami dibunuh mati,
kemudian si pembunuh meninggalkan secarik kertas..."
"Apa isi surat itu?" tanya Han si kong.

1161
"isi surat itu singkat sekali, katanya apabila aku ingin
menemukan kembali barang yang hilang, harap segera
datang ke kota si ciu untuk menerima perintah."
"Hmmmmm sungguh tak disangka si pemilik bunga
bwee ada kemampuan jUga untuk mencuri dan
merampok." umpat Han si kong.
Lim Han kim segera bertanya: "Apakah saudara
Hongpo sudah tahu benda apa yang tercuri?"
"Sudah kuperiksa semua barang berharga milik
perkampungan kami, ternyata tak sebuah barang pun
yang hilang, Ketika aku sedang merasa keheranan inilah
tiba-tiba ayahku mengutus orang mencariku, Aku diminta
segera menyiapkan kebutuhan yang perlu untuk segera
berangkat ke kota si ciu."
"Padahal ayahku sudah lama tidak mencampuri urusan
dunia ramai, bahkan aku sendiri pun susah untuk
bertemu muka dengannya, tentu saja perintah yang
menyuruh aku segera berangkat ke kota si ciu ini
mencengangkan hatiku, sayang aku tidak diberi
kesempatan untuk banyak bertanya, setelah
menyampaikan pesan-pesannya, aku pun diperintahkan
untuk menyiapkan barang kebutuhan dan segera
berangkat"
"Setibanya di kota si ciu, aku berdiam sampai
beberapa hari lamanya tanpa menerima berita apapun,

1162
tapi dari kehadiran para jago persilatan yang
berbondong-bondong, aku percaya tentu ada kejadian
besar yang tengah berlangsung di sini."
"Sepanjang hari ayahku hanya bersemedi saja tanpa
pernah membicarakan alasan kehadirannya di sini, beliau
hanya berpesan kepadaku agar hati-hati dengan pemilik
bunga bwee putih."
"Pagi ini ketika aku baru bangun tidur, pelayan
penginapanku datang mengantar sepucuk surat, katanya
surat itu dikirim semalam, Aku segera membuka sampul
surat tersebut, ternyata isinya adalah sekuntum bunga
bwee putih serta secarik surat yang minta aku datang ke
kuburan Liat hu bong tengah hari ini untuk menerima
kembali barang kami yang dicuri."
"Aku pun segera menyerahkan surat itu kepada
ayahku, Selesai membaca surat tersebut beliau menghela
napas panjang, ia hanya berpesan kepadaku agar datang
memenuhi janji tepat pada waktunya."
"Aaaai Meskipun dia orang tua tidak mengucapkan
sepatah kata pun, namun aku dapat melihat bahwa
pikiran dan perasaannya amat tertekan, Agaknya ada
kesedihan luar biasa yang ditutup tutupi, sikap ayahku
inilah yang justru memancing niatku untuk menyelidiki
kuburan Liat hu bong ini, tak disangka ternyata aku
malah berjumpa dengan kamu berdua di sini."

1163
"Kalau ditinjau dari kisahmu ini, tampaknya pemilik
bunga bwee putih benar-benar adalah seorang tokoh
misterius yang memiliki kepandaian silat amat tangguh."
Mendadak terdengar suara derap kuda berkumandang
datang dari arah Timur laut Tak selang berapa saat
kemudian terlihatlah seorang lelaki berpakaian ringkas
warna hitam duduk di atas pelana kuda tersebut
sebenarnya kuda itu berlarian menelusuri jalan setapak.
namun ketika melihat di tengah jalanan ada orang
menghadang, tiba-tiba saja kuda itu berputar haluan dan
lari ke arah rumput ilalang.
"Penunggang kuda itu agak mencurigakan mari kita
tengok ke sana" seru Han si kong cepat, Tanpa
membuang waktu, ia segera melompat ke depan dan
melakukan pengejaran lebih dahulu.
Lim Han kim dan Hongpo Lan segera menyusul di
belakang Han si kong berlarian mengejar penunggang
kuda tadi.
Melihat dirinya dikejar orang, kuda itu berlarian
semakin kencang dan cepat, Lebih kurang satu li
kemudian ketiga orang itu baru berhasil menyusul kuda
tersebut serta menghentikannya.
Begitu kuda itu berhenti berlari, Han si kong segera
membangunkan tubuh penunggangnya. Ternyata dari
lubang hidung serta telinga orang itu telah bercucuran

1164
darah segar sementara orangnya sudah putus nyawa
sejak tadi, sementara wajahnya diukir orang dengan
pisau tajam yang kira-kira berbunyi begini: "Mampus bagi
mereka yang tidak menepati waktu."
Tubuh mayat itu terasa masih hangat, hal ini
membuktikan bahwa orang itu belum lama putus nyawa.
sambil mendengus dingin Hongpo Lan segera berseru:
"Hmmmm Besar amat bacot orang ini. ia kelewat takabur
dengan ulahnya ini."
Mendadak ia teringat kembali dengan sikap ayahnya
yang sangat aneh, seakan-akan ia menaruh rasa takut
yang luar biasa terhadap pemilik bunga bwee putih, hal
ini seketika membuat perasaan hatinya bergidik,
"Aduh celaka, aduh celaka.-." Tiba-tiba terdengar Han
si kong berteriak keras. "Jangan-jangan nona Pek beserta
kedua orang dayangnya telah dicelakai orang, mari kita
tengok mereka" selesai bicara ia segera balik tubuh dan
lari menuju ke arah kuburan Liat hu bong.
Melihat ulah rekannya itu, Lim Han kim berpikir di
dalam hati: " orang ini bisa berkelana selama banyak
tahun dalam dunia persilatan dan berkenalan dengan
begitu banyak rekan persilatan, semuanya ini tak lain
akibat semangat setia kawannya yang luar biasa.

1165
Aku benar-benar kalah jauh dibandingkan
dengannya...."
Berpikir begitu segera bentaknya keras-keras:
"saudara Han, jangan gegabah"
sekali lompat dia hadang jalan pergi Han si kong. Pada
saat itu, Hongpo Lan telah menyusul tiba seraya
bertanya: "siapa sih nona Pek itu?"
Han si kong tidak menjawab pertanyaan itu, sambil
menudingjenasah di punggung kuda itu katanya: "orang
ini pasti bertemu dengan anak buah pemilik bunga bwee
di kuburan Liat hu bong sehingga dibunuh orang,
padahal nona Pek masih berada dalam ruang batu di sisi
kuburan Liat hu bong, mana mungkin jejaknya tidak
diketahui lawan?"
"Sekalipun hendak ke situ, paling tidak harus
memikirkan dulu cara serta tindakan yang terbaik."
"Menolong orang ibaratnya menolong api, apa lagi
yang harus dipikirkan kembali?"
sambil mendorong tubuh Lim Han kim, orang tua ini
meneruskan larinya ke depan, Kali ini Lim Han kim tidak
menghalangi kepergiannya lagi, dia pun mengikuti di
belakangnya.
sebetulnya Hongpo Lan tidak mengetahui duduk
persoalan yang sebenarnya, tapi ketika mendengar ada

1166
seorang nona dari marga Pek yang kini masih berada di
kuburan Liat hu bong, bahkan jika mereka datang
terlambat maka keselamatan jiwa nona itu terancam,
maka dia pun tidak banyak bertanya lagi ia berharap bisa
menolong orang lebih dulu sebelum mengetahui masalah
yang sebenarnya, Dengan mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya dia pun menyusul di belakang
dua orang rekannya.
Kecepatan lari ketiga orang ini jauh lebih cepat
daripada larinya kuda, Tak selang berapa saat kemudian
mejeka sudah berada dekat sekali dengan tanah
pekuburan Liat hu bong,
Mendadak tampak bayangan hitam berkelebat lewat
Belum sempat Han si kong melihat jelas apa yang terjadi,
tahu-tahu lehernya terasa menjadi kencang dan
tubuhnya sudah meninggalkan permukaan tanah.
Ternyata ada seutas tali laso yang meluncur datang
dan persis menjerat leher orang tua itu.
Terdengar Hongpo Lan membentak gusar, tubuhnya
melompat ke udara disusul berkelebatnya cahaya
berkilauan, tali laso itu putus seketika menjadi beberapa
bagian.
Han si kong segera menghimpun hawa murninya
sambil berjumpalitan beberapa kali di udara, kemudian

1167
dengan tenang tubuhnya meluncur kembali ke atas
tanah.
"saudara Hongpo, cepat benar serangan pedangmu,"
puji Lim Han kim dengan suara rendah.
"saudara Lim terlalu memuji, padahal aku sudah
menghunus pedang sejak tadi untuk bersiap sedia."
Ketika Han si kong berpaling dan melihat Hongpo Lan
telah berdiri dengan menggenggam sebilah pedang
pendek yang bersinar tajam, dalam hati kecilnya ia
merasa malu, tapi di luar segera ia berseru: "Terima
kasih banyak atas pertolonganmu"
"Tipu licik pihak lawan pasti bukan hanya terbatas
permainan ini saja, Lebih baik kalian berdua lebih berhati
hati," kata Hongpo Lan-
Mereka mencoba memeriksa keadaan di sekitar situ,
namun suasana amat hening, tak terlihat sosok
bayangan manusia pun di situ, yang ada hanya sebatang
pohon berapa kaki jauhnya di hadapan mereka.
Lim Han kim melirik pohon itu sekejap. kemudian
bisiknya: " orang itu bersembunyi di atas pohon, posisi
musuh sekarang berada di gelap sedang kita berada di
tempat terang, paling baik kalau kita paksa dia untuk
unjukkan diri lebih dulu."
"Kalau soal itu mah gampang" kata Hongpo Lan.

1168
Tiba-tiba dia mengayunkan pergelangan tangan
kanannya, segenggam mata uang segera meluncur ke
udara dan menyerang pohon besar tersebut
Gerak serangan yang dipergunakan pemuda ini aneh
sekali, Tatkala segenggam mata uang itu hampir
mendekati pohon tersebut tiba-tiba saja mata uang itu
saling bertumbukan sendiri satu sama lainnya hingga
menimbulkan suara nyaring, menyusul kemudian terlihat
enam batang mata uang berpencar ke empat penjuru.
Menyusul terpencarnya mata uang tadi, dedaunan dan
ranting pohon itupun turut berguguran ke atas tanah,
Ternyata permukaan ke enam mata uang tersebut amat
tajam. Ketika berputar ke empat penjuru, benda-benda
tersebut ibarat gergaji yang memangkas dedaunan
disekitarnya, otomatis ranting dan dedaunan itu rontok
semua.
sampai keenam batang mata uang itu terjatuh kembali
ke atas tanah, keadaan di pohon tersebut tetap tenang
tanpa kedengaran sedikit suara pun. Dengan perasaan
tercengang Hongpo Lan segera berbisik: ..."Biar aku naik
ke pohon itu untuk memeriksa" Dengan sekali lompatan
d la sudah meluncur ke atas pohon besar itu
"saudara Hongpo, hati-hati" seru Lim Han kim sambil
menghimpun tenaga dalamnya bersiap sedia.

1169
Tampak Hongpo lan menggenggam ranting lemas di
tangan kirinya dan pedang pendek di tangan kanannya
untuk melindungi dada berjumpalitan beberapa kali di
udara kemudian meluncur ke atas pohon itu.
Lim Han kim memusatkan seluruh perhatiannya ke
atas pohon itu Asal menemukan gelagat yang tidak
beres, dia akan segera melancarkan serangan dengan
sepenuh tenaga.
siapa tahu apa yang kemudian terjadi sama sekali di
luar dugaannya, setelah mengitari pohon itu berapa kali
Hongpo Lan melayang turun kembali ke atas tanah
sambil bergumam: "Aneh, sungguh aneh, kenapa tidak
kujumpai jejak manusia di atas pohon besar itu?"
Dengan wajah termangu-mangu Han si kong berseru
pula: "sudah jelas tali yang menjerat leherku tadi datang
dari atas pohon besar itu, mana mungkin tak ada
orangnya?"
Mendadak terdengar seseorang berkata dengan suara
yang dingin bagaikan es: "Waktu pertemuan puncak
belum tiba, barang siapa berani melanggar batas wilayah
di sini, HHmmmm jangan salahkan kalau kubunuh"
Buru-buru ketiga orang itu berpaling, tampak seorang
manusia aneh berbaju serba hitam yang berambut
panjang telah berdiri di bawah sebatang pohon besar

1170
berapa kaki di hadapan mereka. orang itu berdiri dengan
membelakangi mereka bertiga hingga tak tampak raut
mukanya.
sambil tertawa dingin Lim Han kim segera menegur
"Sobat, tampaknya kita benar-benar berjodoh, kali ini
adalah kali ketiga kita berjumpa muka."
"Pertama kali di kantor perusahaan sin bu piaukiok...."
kata Lim Han kim.
"Kedua kalinya belum lama berselang, sayang kau
tidak merasakan hal tersebut," sambung Lim Han kim.
Han si kong yang masih teringat bagaimana lehernya
dijerat dengan tali barusan tak bisa menahan amarahnya
lagi. Dengan mata berapi-api bentaknya keras-keras: "
Kalau sudah berani menghadang jalan pergi kami,
kenapa tak berani berpaling untuk bersua dengan wajah
aslimu?"
"orang-orang partai kami tak pernah mau berjumpa
muka dengan orang lain di luar perkumpulan. "
"Kalau memang begitu, biar aku paksa kau untuk
berpaling" seru Hongpo Lan dingin, sepasang bahunya
segera bergerak.
secepat sambaran petir tubuhnya menerjang maju ke
muka, Tangan kirinya segera diayunkan mencengeram
bahu orang berbaju hitam itu.

1171
Dengan cekatan orang berbaju hitam itu memutar
tangannya sambil merentangkan kelima jarinya lebarlebar,
Bagaikan senjata kaitan, ia balas mencengkeram
urat nadi pada pergelangan tangan kiri Hongpo Lanorang
berbaju hitam itu tidak berpaling maupun
menggeserkan tubuhnya, hanya mengandalkan
ketajaman pendengarannya saja ternyata ia bisa
mengarah urat nadi pada pergelangan tangan lawan
secara tepat. kemampuan seperti ini betul-betul luar
biasa.
Hongpo Lan terkejut, secepat petir badannya
mengegos ke samping sejauh lima depa, serunya ketus:
"Dari seranganmu sobat aku tahu bahwa ilmu silatmu
memang luar biasa, Jadi kaukah pemilik bunga bwee
putih?"
"Hmmm, jika majikanku yang turun tangan sendiri,
sekarang nyawamu sudah menghadap raja akhirat" sahut
orang berbaju hitam itu sambil tertawa dingin.
Hongpo Lan semakin terkesiap. pikirnya: 'jika didengar
dari nada pembicaraan orang ini, nampaknya dia hanya
seorang anak buah pemilik bunga bwee, padahal
kepandaian silat yang dimilikinya sudah begitu hebat, tak
heran jika ayah begitu risau, murung dan agak
ketakutan-'

1172
semenjak terjun ke dalam dunia persilatan, kecuali
satu kali kalah di tangan Lim Han kim, boleh dibilang ia
belum pernah berjumpa dengan musuh tangguh, tapi
serangan balasan dari manusia aneh berbaju hitam
barusan telah meningkatkan kewaspadaannya Hongpo
Lan sadar musuh yang dihadapainya kali ini betul-betul
sangat hebat.
Kedengaran orang berbaju hitam itu berkata lebih jauh
dengan suara yang dingin: " Ketika majikan mengundang
para jago dari seluruh kolong langit untuk berkumpul di
kuburan Liat hu bong ini, waktu pertemuan telah
ditetapkan secara jelas yakni besok tengah hari. sampai
waktunya kami pasti akan menyambut kedatangan kalian
semua menurut aturan dunia persilatansekarang
waktu pertemuan belum tiba, jadi siapa pun
dilarang memasuki daerah ini semaunya, Bila saat ini
kalian mau mundur teratur mungkin saja jiwa kalian
masih bisa dipertahankan tapi kalau berani maju
selangkah lagi, hmmmm jangan salahkan kalau aku
bertindak keji terhadap kamu semua bertiga"
sebetulnya Hongpo Lan sendiri pun ada maksud untuk
mengundurkan diri, hal ini disebabkan pertama ia tahu
ilmu silat pihak lawan sangat hebat dan apa yang
diucapkan bukan gertak sambal belaka, kedua dia ingin
secepatnya pulang berjumpa ayahnya untuk melaporkan

1173
kejadian tersebut sehingga ayahnya bisa membuat
persiapan secukupnya.
Baru saja dia akan mengundurkan diri, tiba-tiba
terdengar Han si kong berseru keras: "Kami hendak
mencari orang di kuburan Liat hu bong...."
"Tidak usah ke situ" tukas orang aneh berbaju hitam
itu dingin-
"Kenapa?" Han si kong semakin gusar.
"Kalau dia sudah tidak berada di kuburan Liat hu bong
lagi, tentu saja tak perlu dicari lagi, Bila ia masih tinggal
di situ, berarti ia sudah mampus. Datang saja besok
untuk mengurusi jenasahnya."
Membayangkan kembali kesehatan tubuh si nona Pek
yang lemah tak tahan angin, bila berjumpa dengan
manusia buas berkepandaian tinggi semacam ini, bisa
jadi jiwanya memang telah melayang, Karena itu hawa
amarah Han si kong semakin berkobar, bentaknya
nyaring: "Tanah pekuburan Liat hu bong ini toh bukan
milik nenek moyangmu, atas dasar apa aku tak boleh
datang ke situ..."
"Hmmm, apabila kau sudah bosan hidup. silahkan saja
untuk mencoba menerobos masuk." jengek orang itu
sinis.

1174
Han si kong terkesiap. ia tahu ucapan tersebut bukan
gertak sambal belaka, Dasar wataknya keras dan
berangasan, sekalipun sudah tahu kalau kepandaian
silatnya bukan tandingan lawan, ia tetap nekad untuk
mencobanya juga.
sambil melangkah maju ke muka, sepasang matanya
mengawasi manusia aneh berbaju hitam itu tanpa
berkedip, sementara hawa murninya telah dihimpun siap
sedia menghadapi segala kemungkinan yang tak
diinginkan.
Pada saat itu, meski manusia aneh berbaju hitam itu
bercakap-cakap dengan beberapa orang tersebut, namun
ia selalu berdiri membelakangi mereka dan tak pernah
menengok beberapa orang itu barang sekejappun.
Namun ketika Han si kong menggeserkan tubuhnya maju
mendekat, orang aneh berbaju hitam itu segera
menyadari akan tindakan lawannya ini.
Di punggungnya seolah tumbuh sepasang mata saja,
tangan kanannya segera diayunkan dan tubuhnya
mendesak pula ke hadapan Han si kong.
Walaupun gerak geriknya sangat cepat, namun ia
tetap berdiri membelakangi Han si kong. Kelima jari
tangannya yang kurus hitam seperti cakar burung elang
berputar kencang kemudian langsung mencengkeram
dada orang itu.

1175
Menyerang musuh sambil berdiri membelakangi
lawannya betul-betul merupakan suatu tindakan yang
belum pernah dijumpai dalam dunia persilatan, namun
Han si kong tak berani memiliki pikiran untuk
memandang enteng lawannya.
Tenaga dalamnya yang sudah terhimpun di tangan
kanannya segera diayunkan ke muka melepaskan sebuah
pukulan, sementara tangan kirinya dengan jurus "
Harimau hitam mencuri hati" menghajar jalan darah Mia
bun hiat dipunggung orang aneh itu.
Tiba-tiba manusia aneh berbaju hitam itu menggeser
tubuhnya dua langkah ke samping. Gerakan tubuhnya itu
aneh se-kali, bagaikan bayangan setan yang
gentayangan tak menentu arahnya. Dalam sekali putaran
saja, bukan cuma serangan dahysat dari Han si kong
berhasil dihindari, bahkan orang itu sudah mendesak
makin dekat di sisi tubuh Han si kong.
orang tua dari keluarga Han ini sangat terperanjat
pikirnya "llmu gerakan tubuh macam apa ini?" Buru-buru
kepalan kanannya melepaskan satu pukulan dengan
jurus "sekop sakti membentur lonceng", sementara
tangan kirinya dengan jurus "Menampik harimau diluar
pintu" berusaha melindungi beberapa buah jalan darah
penting di tubuhnya dari serangan lawansudah
puluhan tahun lamanya ia berkelana dalam
dunia persilatan, pengalamannya dalam menghadapi

1176
pertarungan pun sudah cukup matang, jauh di atas
pengalaman Lim Han kim maupun Hongpo lan- Oleh
sebab itu, meski dua jurus serangan yang digunakan kali
ini hanya merupakan dua jurus biasa, tapi berhubung
digunakan tepat pada saatnya, daya pengaruhnya juga
luar biasa sekali
BAB 35. Gadis Cerdik Menaklukkan jago
Kawakan,
Tubuh si manusia aneh berbaju hitam yang kebetulan
sedang mendekat itu persis tertahan oleh gempuran
tinjunya, sementara telapak tangan kirinya juga secara
kebetulan membendung totokan si manusia aneh berbaju
hitam yang mengarah ke dadanya itu.
setelah bertarung dua gebrakan dalam waktu singkat,
kedua orang itu sama-sama melompat mundur dari posisi
semula.
Han si kong menjadi terkesiap sekali, sewaktu
tangannya bentrok dengan sodokan jari lawannya tadi, ia
segera merasakan tangannya seakan-akan membentur
batu cadas yang keras dan dingin, bahkan hawa dingin
yang menusuk tulang menyusup masuk ke dalam
tubuhnya. Dalam keadaan begini dia memilih mundur
sejauh tujuh delapan depa lebih dulu untuk
menyelamatkan diri

1177
Lim Han kim sangat keheranan ketika melihat paras
muka Han Si kong menunjukkan sikap kurang beres,
padahal menurut pengamatannya, bentrokan yang
barusan berlangsung berakhir dengan seri, tapi
kenyataannya kerugian yang diderita Han si kong
kelihatannya jauh lebih besar. Tak tahan ia pun segera
bertanya lirih: "Kenapa saudara Han? Menderita
kerugian?"
Han si kong hanya menggeleng tanpa menjawab,
tampaknya ia sedang memikirkan satu persoalan.
Waktu itu, si manusia aneh berbaju hitam tadi masih
berdiri dengan membelakangi mereka bertiga, tubuhnya
tak berkutik sementara rambutnya yang panjang serta
ujung bajunya yang terurai beterbangan terhembus
angin, posisi dimana ia berdiri persis menghadang jalan
lewat mereka bertiga.
"Biar aku coba kepandaian orang ini" bisik Hongpo Lan
tiba-tiba sambil menyimpan pedangnya, Kemudian ia
melompat ke muka dan sebuah pukulan tinju langsung
disodokkan ke cunggung orang itu.
sebagai seseorang jagoan yang mementingkan status,
pemuda ini enggan main bokong, bersamaan waktunya
dengan dilepaskannya serangan tersebut, ia menghardik:
"Hati-hati"

1178
Manusia aneh berbaju hitam itu tetap berdiri tak
bergerak, seakan-akan sama sekali tidak mendengar
hardikan Hongpo Lansesungguhnya
Hongpo Lan adalah seorang pemuda
yang tinggi hati, namun musuh yang dihadapinya hari ini
kelewat aneh, karena itu bersamaan waktunya dengan
terkaman yang dilakukannya itu sebetulnya tangan
kirinya telah disilangkan di muka dada siapmenghadapi
sebala kemungkinan yang tak diinginkan.
Tapi begitu melihat orang berbaju hitam itu berdiri tak
berkutik bahkan bersikap dingin terhadap serangan yang
dilancarkant tiba-tiba saja ia tarik kembali hawa
murninya untuk menahan gerak maju tubuhnya.
setelah sepasang kakinya menempel permukaan
tanah, kepalan kanannya tiba-tiba disodok ke depan
sambil menyalurkan hawa murninya, sebuah pukulan
dahsyat pun langsung menghajar punggung lawan.
Tampaknya pukulan tersebut segera akan menghajar
telak punggung lawannya, ketika itulah tiba-tiba si
manusia berbaju hitam itu mengegos ke samping,
gempurannya dahsyat yang dilontarkan itu pun seketika
luput dari sasarannya.
"sungguh memalukan" pekik Hongpo Lan di dalam
hati, "Andaikata aku tidak berubah pikiran di tengah

1179
jalan, gempuran tersebut tentu akan menyebabkan aku
menderita kerugian besar."
sementara ia masih berpikir, manusia berbaju hitam
itu telah melancarkan serangan balasan, menyusul
perputaran badannya sebuah pukulan di lontarkan ke
depan.
selisih jarak Hongpo Lan dengan orang berbaju hitam
waktu itu masih ada empat lima depa, dalam anggapan
anak muda itu serangan musuh tak akan mampu melukai
dirinya, ia berniat menunggu sampai lawannya selesai
menggunakan jurus tersebut kemudian ia baru mendesak
maju sambil mengancam urat nadi pada pergelangan
tangannya.
Dalam posisi demikian, menurut perkiraannya, pihak
lawan pasti akan gelagapan dibuatnya, Mendadak
terdengar Han si kong berteriak keras: " Hati- hati, ia
memakai ilmu pukulan im hong ciang"
segulung pukulan aneh yang berhawa dingin tanpa
menimbulkan sedikit suara pun menerjang datang.
Begitu mendengar teriakan dari Han si kong, Hongpo
Lan segera bereaksi, tanpa banyak cakap ia melejit ke
samping untuk menghindar sejauh lima depa dari posisi
semula,

1180
Kendatipun reaksi dilakukan cukup cepat, tak urung
tubuhnya tersambar juga oleh gelombang hawa cukulan
yang aneh dan dingin itu. Terasa segulung angin dingin
berhembus lewat dari sisi tubuhnya membuat pemuda itu
segera bersin berulang kali dan bulu kuduknya pada
berdiri
Mendadak terlihat bayangan manusia berkelebat
lewat, bagaikan sukma gentayangan orang berbaju hitam
itu sudah mendesak maju lagi ke sisi tubuhnya, Lima jari
tangannya yang dipentangkan seperti kuku garuda
langsung mencengkeram dadanya.
Buru-buru Hongpo Lan menghimpun hawa murninya.
Dengan menggunakan jurus "melukis naga membuat
mata", dua jari tangannya disodokkan ke muka menotok
urat nadi pada pergelangan tangan kanan orang berbaju
hitam itu, sementara kaki kanannya tiba-tiba melepaskan
satu tendangan kilat mengarah iga kiri musuh.
Dalam posisi yang terburu-buru ini, Hongpo Lan masih
sempat melirik kelima jari lawan yang mengancam tiba
itu. Ternyata orang itu memelihara kuku yang sangat
panjang, tajam, putih berkilat seperti lima bilah pisau
belati yang amat tajam.
Meskipun orang berbaju hitam itu berdiri
membelakangi Hongpo Lan, namun semua gerak
geriknya seperti bermata saja. De-ngan cekatan
tubuhnya miring ke samping meloloskan diri dari

1181
tendangan lawan, sementara tangannya secepat
sambaran petir menyodok perut anak muda itu.
Diam-diam Hongpo Lan menghembuskan napas
dingin, Dengan jurus "memetik lima senar harpa" ia
lepaskan sebuah sapuan kuat pertarungan yang
berlangsung saat ini betul-betul merupakan sebuah
pertarungan yang jarang dijumpai dalam dunia persilatan
walaupun orang berbaju hitam itu selalu berdiri
membelakangi lawan, namun kekejaman, kehebatan
serta keganasan jurus serangannya sangat terarah, gerak
geriknya juga lincah, sama sekali tidak kelihatan bebal
atau lamban-
Hongpo Lan harus mengerahkan segenap kepandaian
yang pernah dipelajarinya untuk menghadapi lawan-
Tangannya diputar sedemikian rupa untuk melindungi
badan, sebentar pukulan sebentar sodokan, dia pun
berusaha menyambar urat nadi lawan-
Dalam waktu singkat kedua orang itu sudah bertarung
hampir tiga puluhan jurus. Hongpo Lan dapat merasakan
setiap pukulan yang dilepaskan orang berbaju hitam itu
segera menambah kuatnya hawa dingin yang
menyelimuti sekeliling tubuhnya, puluhan gebrakan
kemudian ia merasa tubuhnya seakan-akan terjerumus
ke dalam lubang saiju yang membekukan tubuh.
Dalam keadaan begini, di samping ia harus
mengerahkan hawa murninya untuk melawan serangan

1182
hawa dingin, dia pun mesti mematahkan jurus-jurus
serangan musuhnya yang aneh. Lambat laun gerak
geriknya jadi semakin lamban, tidak selincah pada awal
pertarungan tadi.
sesungguhnya Lim Han kim ada niat turun tangan
membantu, tapi dia pun tahu Hongpo Lan adalah
seorang pemuda yang tinggi hati, Bala bantuan yang
diberikan belum tentu menyenangkan hatinya, terpaksa
ia hanya menghimpun tenaga dalamnya sambil bersiap
sedia melancarkan serangan pertolongan bilamana perlu.
Mendadak terdengar Han si kong berteriak keras:
"llmu pukulan Im hong ciang adalah sejenis ilmu silat
amat jahat, hawa dingin yang terpancar keluar bisa
menyusup ke tubuh lawan tanpa disadari lawannya yang
sedang bertarung. saudara Hongpo, jangan mau tertipu
akal muslihatnya, cepat gunakan senjata tajam untuk
menghadapinya"
sesungguhnya Hongpo Lan sendiri pun sudah tak
tahan menghadapi gencetan hawa dingin yang makin
lama makin menjadi itu, ia sadar bila pertarungan
berlanjut lebih jauh, dialah yang akan menjadi pihak
yang kalah, hanya saja untuk sesaat dia tak tahu
bagaimana mesti menghadapi situasi ini. Begitu Han si
kong berteriak memperingatkan, ia pun tidak membuang
waktu lagi, pedang pendeknya segera diloloskan

1183
Begitu senjata berada di tangan, semangatnya kontan
berkobar lagi. Dengan menciptakan lapisan hawa pedang
untuk membendung serangan orang berbaju hitam itu ia
berteriak keras: "saudara, pedangku ini tajam luar biasa,
lebih baik kau menggunakan senjata juga untuk
menghadapiku..."
"Hmmm, dengan tangan kosong pun aku tetap
mampu mengungguli dirimu," sahut orang berbaju hitam
itu dingin, Tiba-tiba tangan kanannya diayun ke muka
menghajar dari atas ke arah bawah.
Lengan orang ini seakan-akan dipasangi alat pemutar
otomatis saja, biarpun harus bertarung dengan
membelakangi lawan, gerak geriknya tetap lincah dan
cekatan.
Hongpo Lan merasakan hawa dingin yang menusuk
tulang menggulung tiba bersamaan dengan serangan itu.
Belum lagi pukulannya tiba di sasaran, hawa dingin yang
kuat seperti gulungan ombak samudra telah menerpa
badannya. Dalam terkesiapnya, buru-buru ia tahan
napas, pedangnya langsung disodok ke atas lalu
membabat tangan musuh.
orang berbaju hitam itu sama sekali tidak
membalikkan badannya, tapi ia cukup tahu akan
kehebatan pedang di tangan Hongpo Lan, sebelum
serangannya mencapai sasaran cepat-cepat ia tarik
kembali ancamannya itu.

1184
Bersamaan waktu dengan ditarik balik-nya tangan
kanan itu, tangan kirinya telah melancarkan serangan
pula. Kelima jari tangannya dipentangkan lebar-lebar,
dengan disertai desingan hawa dingin ia ancam perut
bagian bawah Hongpo Lan.
Diserang atas bawah secara bergantian oleh musuh
tangguhnya ini, sekali lagi Hongpo Lan terdesak hingga
mesti melompat mundur sejauh lima depa lebih. Malu
bercampur mendongkol seketika mencekam perasaan
hatinya terutama setelah kegagalannya mengalahkan
orang berbaju hitam itu meski senjata telah dihunus,
Begitu terdesak mundur sekali lagi ia menerjang maju ke
muka, diiringi suara pekikan panjang, edang pendeknya
segera diputar melepaskan serangan dahsyat.
Perputaran pedang pendek itu makin lama semakin
bertambah cepat Dalam waktu singkat terciptalah
segulung hawa dingin yang menyergap dan menggulung
tubuh lawan-
Waktu itu kendatipun Hongpo Lan sudah merasakan
hawa dingin yang mencekam seluruh tubuhnya makin
lama makin bertambah tebal, namun keinginan yang kuat
untuk meraih kemenangan memaksanya untuk
mengerahkan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya
untuk mendesak keluar hawa dingin yang menyusup
tubuhnya sementara permainan pedang pendeknya
makin dipergencar dan hebat.

1185
Dua puluh gebrakan kemudian Hongpo Lan merasakan
gelagat semakin tidak menguntungkan ia merasa hawa
dingin yang menyusup tubuhnya makin lama semakin
membekukan badan, Kini gerakan tangan serta kakinya
mulai bertambah kaku dan lamban, semua kelincahan
tubuhnya seolah-olah lenyap dengan begitu saja.
Keadaan tersebut kontan saja membuat perasaan
hatinya bertambah terkesiap. ia sadar bila dalam sepuluh
gebrakan ia gagal mengalahkan lawannya, bukan saja
nama besarnya akan runtuh bahkan bisa jadi ia bakal
terluka oleh serangan lawannya.
Dalam gelisah dan cemasnya tiba-tiba saja ia
mengeluarkan jurus simpanannya, dengan gerakan "
bintang kejora mengejar rembulan" pedangnya dengan
menciptakan selapis bianglala berwarna perak menyusup
ke dalam tubuh lawan.
Terdengar pekikan panjang yang amat menusuk
pendengaran bergema memecahkan keheningan,
percikan darah segar berhamburan ke mana-mana
menodai seluruh wajah Hongpo Lan-
Manusia aneh berbaju hitam itu bagaikan segulung
angin topan meluncur pergi meninggalkan tempat itu
dengan kecepatan luar biasa, sementara di atas tanah
berumput itu tertinggal dua batang jari tangan yang
berwarna hitam pekat.

1186
Ha n si kong segera maju menghampiri seraya
berseru: "saudara Hongpo, kau berhasil memaksanya
meninggalkan kedua jari tangannya.."
Mendadak dia saksikan paras muka Hongpo Lan pucat
pias seperti mayat dan gelagatnya kurang beres, buruburu
ia memegangi badannya sambil menegur lagi: "
Kenapa kau saudara Hongpo?"
"Aku merasa agak kedinginan"
"Jangan-jangan kau terkena pukulan hawa dinginnya?"
seru Han si kong semakin terkejut.
"Tidak apa-apa...." kata Hongpo Lan sambil berusaha
mengobarkan kembali semangatnya.
sementara itu Lim Han kim telah datang menghampiri
cepat ia tempelkan telapak tangannya pada punggung
Hongpo Lan sambil serunya: "Biar kubantu kau, cepat
kerahkan hawa murnimu"
"Terima kasih saudara Lim...." Hongpo Lan menghela
napas panjang, Belum habis dia berkata, tiba-tiba terasa
hawa panas telah mengalir ke luar dari telapak tangan
Lim Han kim dan menyusup ke dalam tubuhnya. Buruburu
dia pusatkan semua pikiran dan menyambut hawa
panas itu dengan hawa murninya.
sesungguhnya tenaga dalam yang dimilikinya memang
sudah sempurna, ditambah lagi ia masih jejaka asli,

1187
maka setelah dibantu hawa murni oleh Lim Han kim
dalam waktu singkat hawa dingin itu telah banyak hilang.
sepeminuman teh kemudian tiba-tiba Hongpo Lan
melompat bangun dan melepaskan diri dari telapak
tangan Lim Han kim, serunya: "Banyak terima kasih
saudara Lim atas bantuanmu"
"sudah merasa agak baikan?" tanya Lim, Han kim
sambil tersenyum.
"Yaa sudah agak baikan- kita tak boleh membuang
banyak waktu lagi sehingga membahayakan keselamatan
nona Pek. mari kita terjang masuk ke dalam."
"Biar aku membuka jalan" seru Lim Han kim sambil
bergerak maju lebih dulu.
sampai saat ini baik Han si kong maupun Hongpo Lan
masing-masing telah bentrok dengan pihak musuh,
tinggal Lim Han kim seorang yang belum turun tangan-
"saudara Lim, bagaimana kalau mendengarkan dulu
perkataanku?" seru Hongpo Lan tiba-tiba.
"Ada apa?" Lim Han kim berpaling,
" Loloskan pedangmu, Mereka sudah melatih telapak
tangannya secara khusus sehingga tidak membutuhkan
senjata dalam pertarungan, jadi kita tak perlu sungkansungkan
lagi terhadap mereka."

1188
Melihat perhatian yang begitu besar dari rekannya ini,
Lim Han kim merasa tak tega untuk menampik maksud
baiknya itu, ia segera mengeluarkan pedangnya sambil
bersiap sedia.
"saudara Lim, turuti nasehatku, Dalam melancarkan
serangannya mereka sertakan hawa dingin yang
menyusup tulang, ilmu racun semacam ini sesungguhnya
bukan suatu kejadian aneh tapi kalau bertarung dalam
jangka waktu lama, maka posisi kita menjadi sangat
tidak menguntungkan- oleh sebab itu begitu melancarkan
serangan lebih baik gunakan seluruh kemampuan untuk
meraih kemenangan Menurut pengalamanku barusan,
dalam sepuluh gebrakan pertama mereka masih belum
mampu mengerahkan tenaga pukulan berhawa dinginnya
semaksimal mungkin, jadi bila kita mampu melukai
mereka sebelum sepuluh gebrakan, hal ini juga lebih
menguntungkan"
"Terima kasih banyak atas petunjukmu" seru Lim Han
kim, dengan pedang terhunus ia segera bergerak maju
lebih dulu.
Siapa tahu kejadian yang kemudian mereka alami
sama sekali di luar dugaan, sepanja perjalanan mereka
tidak menjumpai penghadangan lagi, dengan leluasa
ketiga orang itu berhasil mencapai kuburan Liat hu bong.
Tanah lapang di depan kuburan masih tampak sepi
dan menyeramkan kuburan yang terbengkalai tetap

1189
berdiri angker, namun seluruh manusia berbaju hitam itu
justru lenyap tak berbekas.
Han Si kong seketika tertegun setelah menyaksikan
pemandangan disekeliling kuburan itu, gumamnya tanpa
terasa: "Aneh, sungguh aneh, mereka telah
mengerahkan banyak kekuatan ke tempat ini, kenapa
sebelum meninggalkan hasil karya telah ditarik mundur
semuanya?"
"Paling penting kita tengok dulu keadaan nona Pek,"
seru Lim Han kim.
"Aaah betul, jika kau tidak menyinggung kembali
hampir saja aku lupa dengan tujuan utama kedatangan
kita kemari." Dengan langkah lebar ia pun berjalan
menuju ke ruang batu itu.
Ternyata ruangan tersebut berada dalam keadaan
kosong melompong, bayangan nona berbaju putih
beserta kedua orang dayangnya sudah lenyap tak
berbekas.
"Aduh celaka" seru Han Si kong sambil mendepak
kakinya ke lantai "Mereka pasti sudah ditawan orangorang
berbaju hitam itu."
Lim Han kini termenung sambil berpikir sejenak,
kemudian katanya: "Setahuku, nona Pek sangat teliti dan
pintar, ia selalu sedia payung sebelum hujan, mustahil

1190
rasanya kalau mereka bertiga sampai tertawan musuh,
mungkin mereka sudah pergi menghindarkan diri
sebelum musuh datang menyerbu."
Baru saja perkataan itu selesai diutarakan tiba-tiba
terdengar suara merdu seseorang berkumandang
datang: " Lim siang- kong, Lim siang kong...."
Ketika berpaling, tampak Hiang lan dengan pedang
terhunus sedang berlari mendekat.
"Apakah nona Pek baik-baik saja?" Tak sabar Han Si
kong segera menegur keras.
"Nona dalam keadaan baik-baik"
Han Si kong segera menghembuskan napas lega,
serunya lagi: "Huuuh... kami kuatir kalian tertawan
musuh"
"Hmmm, baik amat dirimu ini" seru Hiang lan sambil
tertawa dingin, "Rupanya kau sempat berdoa agar kami
tertangkap musuh."
Han Si kong tahu dayang itu salah paham, tapi dia pun
segan debat mulut dengan nona ini., maka sambil
tertawa cengar cengir ia membungkam diri dalam seribu
basa.
Hiang lan berpaling dan memandang Han si kong serta
Hongpo lan sekejap. lalu ujarnya sambil tertawa: "Lim

1191
siang kong, nona kami mengundang kau untuk
berkunjung ke tempat tinggal barunya."
"Tempat tinggal barunya.,.?" gumam Lim Han kim
bimbang.
"Yaa, berada di tengah barisan Ngo heng tin itu" kata
Hiang lan sambil tertawa.
"Aaah, hampir saja aku lupa...."
"Ketika siok bwee si budak busuk itu mengusir kalian
semalam, nona kami sadar dari pingsannya, ia segera
menitahkan kami agar pindah ke dalam barisan Ngo
heng tin. ia bilang kalau terlambat maka kita bisa berabe.
Ternyata apa yang dikatakan itu betul juga. Belum lama
kami pindah ke dalam barisan tersebut, sekelompok
manusia berbaju hitam telah menerjang masuk
kemari...."
setelah mengetahui ketiga orang gadis itu selamat,
Han si kong merasa sangat lega, tapi bilamana teringat
pula dengan kawanan manusia berbaju hitam yang tak
nampak batang hidungnya itu, tak tahan ia bertanya lagi:
"Lantas ke mana perginya kawanan manusia berbaju
hitam itu?"
"Segala sesuatunya sudah berada dalam perhitungan
nona, Kawanan manusia berbaju hitam itu datang kemari
dengan membawa banyak sekali kayu berwarna putih,

1192
rupanya mereka hendak membentuk sebuah ilmu barisan
di sekitar kuburan Liat hu bong ini. sungguh goblok
kawanan manusia berbaju hitam itu, mereka harus
menggelar dulu sebuah peta dan mengukur ke sana
kemari lebih dulu sebelum menancapkan sebatang kayu.
Baru beberapa batang kayu mereka persiapkan, suara
pekikan panjang yang memekakkan telinga telah
berkumandang datang. Begitu mendengar pekikan
tersebut, kawanan manusia, berbaju hitam itu segera
mencabuti kembali patok-patok kayu itu kemudian
seperti anjing kena gebuk mereka melarikan diri terbiritbirit
meninggalkan tempat ini."
Membayangkan kembali barisan aneh yang terbentuk
dari beberapa batang bambu hijau itu, Han si kong betulbetul
tak percaya kalau barisan itu bisa menghindarkan
ketiga orang gadis tersebut dari incaran kawanan
manusia berbaju hitam itu, tak tahan kembali tanyanya:
"Selama kalian bertiga bersembunyi di tempat itu, masa
kawanan manusia berbaju hitam itu tidak menjumpai
jejak kalian?"
"Di tengah rumput ilalang yang tebal dan tinggi itu
kami siapkan permadani dan berbaring di tanah, tentu
saja mereka tak akan mengetahui kehadiran kami disini."
Lim Han kim mencoba membayangkan kembali posisi
yang dipilih gadis berbaju putih itu membentuk ilmu
barisannya. Benar juga, tempat itu memang terletak di

1193
antara keribunan rumput ilalang, apabila seseorang
bersembunyi di situ dan musuh tidak melakukan
penggeladahan secara khusus, memang sulit untuk
melacak jejak mereka, Tapi tempat yang dipilihnya itu
justru terletak pada pusat tanah pekuburan Liat hu bong
itu.
Tiba-tiba terdengar Hiang lan berseru tertahan: "Aduh
celaka Nona minta aku segera mengundang kalian
masuk. jangan membuang waktu lagi"
Ia segera membalikkan badan dan berlari
meninggalkan tempat itu. Terpaksa Lim Han kim, Han si
kong dan Hongpo- lan mengikuti di belakang tubuhnya,
setelah mengitari kuburan yang tinggi besar itu,
tibalah mereka di depan sebuah ladang rumput ilalang
yang rimbun, waktu itu siok bwee menunggu di luar
barisan. Begitu melihat kehadiran beberapa orang itu, ia
segera memberi hormat sambil serunya: "Nona
mengundang siang kong masuk ke dalam barisan"
Ia membiarkan Lim Han kim lewat dari sisi tubuhnya
tapi segera menghadang jalan pergi Han si kong serta
Hongpo lan. Buru-buru Han si kong menarik Hongpo lan
mundur sejauh beberapa depa, bisiknya kemudian:
"Nona Pek adalah seorang tokoh aneh yang penuh
misterius, sudah lebih dari separuh abad aku hidup di
dunia ini tapi belum pernah melihat bahkan mendengar

1194
sekalipun bahwa di dunia ini terdapat manusia seaneh
dan seampuh dia."
"Bagaimana anehnya?" tanya Hongpo Lan-
"Di dalam benaknya ia hapal di luar kepala segenap
ilmu silat paling ampuh dan paling tinggi di dunia ini, tapi
dia pribadi justru sangat lemah hingga kekuatan untuk
membunuh seekor ayam pun tak ada."
"Ehmmm, meskipun kejadian semacam ini terhitung
aneh tapi belum bisa dikatakan aneh sekali, Bila
bakatnya tak sesuai untuk berlatih silat tapi sebaliknya
memiliki daya ingat serta kecerdikan yang luar biasa
ditambah pula memiliki kesempatan yang baik sehingga
dia sempat membaca kitab rahasia ilmu silat tingkat
tinggi, atau bisa juga secara tak sengaja mendengar
orang lain membicarakan soal ilmu silat dan
mengingatnya dalam hati, Bisa jadi peristiwa semacam
ini akan berlangsung."
"Ada satu hal lagi yang membuatku lebih kagum," kata
Han si kong sambil tertawa, "Dengan tubuhnya yang
sangat lemah, sedikit kelelahan saja ia segera jatuh tak
sadarkan diri, tapi dalam keadaan demikian ternyata ia
mampu membangkitkan kembali tenaga dan
semangatnya dengan hanya mengandalkan sebuah
tusukan jarum emas pada jalan darahnya, bukan cuma
wajahnya langsung berubah jadi merah segar,

1195
kekuatannya pun jauh lebih hebat dari pada manusia
biasa."
Hongpo Lan termenung sambil berpikir sejenak.
kemudian katanya: "Kemungkinan besar kepandaian
tersebut merupakan ilmu tingkat tinggi dalam kepandaian
ilmu pertabiban, Aku kurang begitu paham dalam hal
ilmu pengobatan jadi tak berani memberikan komentar
serta pandangan."
"Dengan tubuh yang begitu lemah ternyata ia memiliki
nyali yang luar biasa, berani menyerempet bahaya. Sega
la persoalan bisa diduga sebelumnya, ilmu macam apa
pun di-kuasainya, kalau bukan dibilang tokoh sakti yang
luar biasa, lalu apa namanya?"
Kembali Hongpo lan termenung sambil berpikir
sejenak. kemudian katanya: "Wa-laupun aku belum
pernah berjumpa dengan nona Pek itu, namun bila
kutinjau dari pembicaraan saudara Han bisa kusimpulkan
bahwa nona Pek benar-benar seorang gadis yang
memiliki kecerdasan luar biasa, ia begitu yakin dengan
kecerdasan serta analisanya sehingga walaupun tidak
pandai ilmu silat, ia bisa bersikap tenang dalam
menghadapi pelbagai masalah...."
Ia menengadah memandang ke angkasa sambil
termenung lagi berapa saat lama-nya, kemudian
melanjutkan "Biasanya orang yang memiliki kecerdasan
luar biasa selalu menganalisa masalah secara tepat dan

1196
akurat, Dia pun biasanya memandang enteng urusan
mati hidupnya, itulah yang sering dibilang orang, siapa
cerdik ia tentu pemberani."
"Pendapat yang hebat, pendapat yang hebat setelah
mendengar keterangan saudara Hongpo, aku si engkoh
tua benar-benar telah menambah setingkat pengetahuan
Aaai.-. ombak belakang sungai besar selalu mendorong
ombak di hadapannya, Memang sewajarnya orang-orang
generasi baru menggantikan kedudukan generasi lama,
Kalau melihat kau serta saudara Lim yang masih muda
tapi begitu gagah, aku si engkoh tua benar-benar merasa
gembira bercampur terharu." Hongpo lan tersenyum
"Aku cuma bicara sembarangan saja, tak berani
kuterima pujian dari saudara Han, aku rasa justru
saudara Lim...."
"Kenapa dia?"
"Dia gagah dan luar biasa, bila mengejar kedudukan
pasti akan menempati jabatan terhormat, bila bergumul
dalam dunia per-silatan, ia bakal menjadi seorang tokoh
luar biasa, jadi sewajarnya bila saudara Han membantu
serta memujinya, Aai... sayang sekali orangtuaku masih
membutuhkan dampinganku, Coba kalau tidak. akupasti
akan menemaninya untuk mengembara dan berjuang
dalam dunia persilatan."

1197
"saudara Hongpo, tampaknya kau pandai melihat
nasib orang?" tanya Han si kong keheranan.
"Ibuku mahir dalam ilmu tersebut, sedang aku hanya
pernah mendapat petunjuk satu dua dari beliau,
sehingga belum pantas dibilang mahir dalam kepandaian
tersebut," Kemudian setelah berhenti sejenak. lanjutnya:
"Tapi aku lihat saudara Lim seperti menyimpan suatu
masalah yang susah di utarakan, masalah itu
membuatnya selalu murung dan sedih, Apabila kita
berharap bisa membangkitkan semangatnya untuk
mencari kedudukan dalam dunia persilatan, maka
pertama-tama masalah yang mengurungkan hatinya itu
harus dihilangkan dulu.
Dalam hal ini saudara Han bisa membujuknya di
kemudian hari Misalnya kau membutuhkan tenagaku,
tulislah surat secara singkat untukku, maka aku segera
akan mengerahkan segenap kekuatan inti yang ada di
perkampungan Lak seng tong untuk membantu serta
mendukung perjuangannya itu."
"Sejak dulu orang gagah memang patut dipercayai
sikapmu begitu istimewa terhadap Lim Han kim...."
Belum selesai Han si kong berbicara, ti-ba-tiba
terdengar Hiang lan berteriak keras: "Hei, kalian berdua
boleh kemari, nona kami mengundang kalian masuk"
Han si kong segera tertawa tergelak.

1198
"Ha ha ha... saudara Hongpo, bocah perempuan itu
memang tak pernah sopan kalau bicara, harap kau
jangan tersinggung...."
Kemudian dengan merendahkan suara-nya, dia
melanjutkan: "Tapi kalau terhadap saudara Lim, sikapnya
halus, lembut dan penuh dengan sopan santun." Hongpo
lan hanya tersenyum tanpa bicara.
Melihat gerak gerik yang tak beres pada kedua orang
itu, Hiang lan segera mengerling sekejap sambil
menegur: "Hmmm, kalau melihat gerak gerik kalian, pasti
ada yang dibicarakan tak beres...."
Kedua orang itu tidak menanggapi, dengan langkah
lebar mereka berjalan maju ke muka.
Waktu itu siok bwee telah menunggu di luar barisan,
begitu mereka berdua muncul, dayang itu pun berseru:
"Lebih baik kalian berdua mengikuti di belakangku. Awas
jangan salah langkah, kalau sampai salah arah dan
terperosok ke dalam barisan, itu salah kalian sendiri"
Han si kong tidak mengucapkan sesuatu, tapi dalam
hati kecilnya ia berpikir "Huuuh... apa betul balok kayu
dan bambu kecil yang dipatok di beberapa tempat itu
benar-benar mampu menjerumuskan orang...?"
Meskipun di hati kecilnya dia tak percaya, toh kedua
orang itu mengikuti di belakang siok bwee dengan ketat.

1199
Tampak siok bwee mengajak mereka berputar ke sana
kemari dalam barisan itu, kadangkala arah yang
semestinya bisa dicapai dalam beberapa langkah saja,
dayang itu justru mengajak mereka berputar beberapa
lingkaran lebih dulu sebelum mencapai sasaran.
Akhimya setelah berputar ke sana kemari beberapa
saat, tibalah mereka di pusat ilmu barisan tersebut
Di atas permukaan rumput tampak sebuah permadani
merah digelar lebar, si nona berbaju putih itu duduk di
atas permadani tersebut sedangkan Lim Han kim duduk
di sampingnya, jarak kedua orang itu hampir dua depa
lebih.
Hongpo lan mencoba memperhatikan sekejap wajah
nona berbaju putih itu, benar juga dia memang seorang
nona yang cantik, kecuali agak kurus dan lemah, tak satu
pun bagian tubuhnya yang tampak tak sempurna.
Han si kong sendiri meskipun kurang begitu yakin
dengan kemampuan ilmu barisan yang dibentuk nona
tersebut untuk membendung serangan musuh, tapi ia
benar-benar kagum dengan kemampuan serta kepintaran
si nona dalam menganalisa setiap masalah.
sambil memberi hormat segera tegurnya: "Tentu nona
dibuat terkejut dengan peristiwa barusan-..."

1200
"Aku baik sekali," sahut nona berbaju putih itu sambil
tersenyum, "silahkan duduk"
setelah Han si kong dan Hongpo Lan duduk di lantai,
kembali gadis berbaju putih itu berkata: " Kawanan
manusia yang terusir dari sini oleh tingkah pola kalian
bertiga itu pasti tak akan rela pergi dengan begitu saja.
Aku tebak mereka akan muncul kembali di sini dengan
kekuatan yang lebih hebat, berarti pada saat dan kondisi
seperti ini kalian tak boleh bentrok secara langsung
dengan orang-orang itu. oleh karena peristiwa inilah aku
sengaja mengundang kalian bertiga datang ke sini untuk
menghindari bentrokan langsung dengan pihak
musuh...."
sinar matanya pelan-pelan di alihkan ke wajah Hongpo
lan, setelah itu tegurnya: "Tampaknya kau sudah
terluka?"
"Yaa, aku terluka oleh semacam tenaga pukulan hawa
dingin musuh ketika bertempur tadi, namun sekarang
aku sudah merasa agak baikan."
sambil menggelengkan kepalanya gadis berbaju putih
itu memotong: "Memang betul, tenaga dalammu
sanggup melawan racun dari hawa pukulan tersebut
hingga untuk sementara waktu tak sampai kambuh,
padahal kenyataannya racun hawa dingin itu telah
menyusup ke dalam tubuhmu, Di-tambah lagi dalam
kondisi demikian harus melakukan pertarungan sengit,

1201
aku duga hawa racun itu sekarang telah menyerang ke
isi perutmu, paling tidak kau bakal menderita sakit
ringan-"
"Pendapat nona memang sangat hebat, betul, hingga
kini racun hawa dingin yang menyusup ke dalam tubuhku
memang belum punah...."
"Apabila kau percaya denganku, mari ku- hapuskan
sisa hawa racun yang menyerap dalam tubuhmu itu
dengan ilmu tusukan jarum."
sebenarnya Hongpo lan bermaksud sekembalinya ke
kota si ciu dia baru minta tolong ayahnya mendesak
keluar hawa racun dingin itu dengan tenaga dalamnya,
tapi setelah mendengar penawaran dari gadis berbaju
putih itu, ia pun tidak menampik lagi.
"silahkan nona turun tangan" serunya sambil tertawa.
Dari dalam sakunya nona berbaju putih itu
mengeluarkan tiga batang jarum emas, kemudian sambil
tertawa ujarnya:
"Hanya sakit sedikit saja, kau tak usah takut"
"Jangan lagi cuma ditusuk jarum, biar lengan mesti
dikutungipun aku percaya masih sanggup untuk
menahan diri." sahut Hongpo Lan cepat.

1202
Nona berbaju putih itu segera bekerja cepat, ketiga
jarum emas itu masing-ma-sing ditusukkan kejalan darah
"Thian hu hiat", "Pek hiap hiat" dan "ci ti hiat" di lengan
kiri pemuda itu. Kemudian sambil tertawa gadis itu
berkata lagi: "Tampaknya kau mengerti juga ilmu
pengobatan, buktinya hawa racun dingin itu telah kau
desak hingga terhimpun semua di urat nadi Jiu tay im hu
keng... tapi dengan begitu aku jadi lebih gampang untuk
menyembuhkannya "
"Aaah, aku hanya tahu dasarnya saja, harap nona
jangan mentertawakan"
"Sekarang duduklah mengatur pernapasan dengan
tenang...."
Kemudian sambil berpaling ke arah Han si kong,
terusnya: "Mulai sekarang hingga tengah hari esok kalian
tak boleh meninggalkan barisan ini"
setelah mengatur napasnya yang terengah-engah,
kembali tambahnya "Sebentar lagi pasti ada banyak
orang yang hilir mudik di luar barisan itu. Kalian tak usah
keheranan atau panik, asal berbaring diatas tanah sambil
beristirahat aku rasa sudah cukup, mungkin saja dari
pembicaraan antara mereka sendiri, kita dapat mengorek
sedikit keterangan-"
Han si kong segera berpikir: "Kalau sekarang harus
pergi meninggalkan tempat ini, besok toh kami harus

1203
datang lagi ke sini untuk menghadiri pertemuan puncak
tersebut Rasanya meski tinggal di sini semalam pun
sama saja,.,."
Karena berpikir begitu maka ujarnya: "Baiklah Akan
kami ikuti pendapat nona,"
Mendadak terdengar siok bwee yang berjaga di mulut
barisan berseru keras: "Mereka sudah datang, kita harus
segera menyembunyikan diri"
"Maaf" sela Hongpo lan tiba-tiba. "Aku tak bisa
memenuhi keinginan nona, karena harus secepatnya
kembali ke kota si ciu."
"Kenapa? Apakah kau harus kembali ke kota si ciu?"
tanya gadis berbaju putih itu.
"Yaa, aku harus segera kembali ke kota, sebab ayahku
sekarang masih menunggu di sana. Meskipun perjalanan
kami ini harus kutempuh dengan taruhan nyawa, aku
berkewajiban melakukannya tanpa berpikir panjang."
"Aku rasa kau tak perlu berbuat begitu," ucap si nona
sambil tertawa,
Hongpo Lan terkesiap. serunya tanpa te-rasa:
"Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban utama
seorang anak, apa maksud nona dengan perkataan itu?"

1204
"Apabila ayahmu sangat menguatirkan
keselamatanjiwamu, ia pasti akan melacak jejakmu
sampai di kuburan Liat hu bong ini, maka kita tinggal
menunggu kedatangannya di tempat ini serta
mengundangnya masuk ke dalam barisan."
"Andaikata ayahku tidak kemari?"
"Apabila ayahmu tidak datang kemari, maka hal ini
membuktikan bahwa dia adalah seorang tokoh silat yang
cerdik, pemberani dan hebat, sekalipun ikatan batin
seorang ayah dan anak sangat mendalam, ia tak perlu
menyerempet bahaya dengan percuma, apalagi datang
mencari gara-gara pada saat yang belum matang,.,."
setelah berhenti sejenak. tambahnya: "Sekarang coba
kau pikirkan kembali, mungkinkah ayahmu bakal datang
kemari?"
Hongpo lan termenung sambil memutar otak. ia
merasa kedua hal tersebut kemungkinan bisa terjadi
sehingga untuk sesaat ia tak bisa mengambil keputusan,
Akhirnya dia melompat bangun, sambil mencabut jarum
emas dari lengannya dia berkata: "Te-rima kasih banyak
atas pertolongan nona, Aku tak ingin membuat dugaan
serta analisa secara keliru. Maaf, aku terpaksa harus
mohon pamit dengan kalian."
"saudara Hong, biar kutemani dirimu" seru Lim Han
kim tiba-tiba sambil melompat bangun,

1205
"Tidak usah," tampik Hongpo lan seraya menggeleng.
"saudara Lim tak perlu menyerempet bahaya bersama
diriku, Apa yang dikatakan nona Pek memang benar,
apabila tinggal di tempat ini kita punya kesempatan
hidup lima puluh persen, maka kalau mencoba keluar
dari sini kesempatan hidup kita tinggal sepuluh persen
saja."
" Kau tak perlu membujuk dia lagi, sela nona berbaju
putih itu tiba-tiba sambil tertawa, "Jangan dilihat dia
begitu halus dan lembut, sesungguhnya hatinya lebih
keras daripada baja, orang lain mengira dia dingin dan
hambar terhadap segala masalah, tiada hal rasa setia
kawannya luar biasa, lain halnya bila dia tidak
mengutarakan niatnya itu, kalau sudah diutarakan, maka
dibujuk pun tak ada gunanya."
" Kau toh mengerti kepergianku kali ini sangat
berbahaya dan penuh resiko, kenapa kau bersikeras
hendak ikut aku menyerempet bahaya?" tanya Hongpo
lan kemudian.
"Aku hanya berniat berbuat begitu, ." sahut Lim Han
kim singkat
"Kalian pernah mendengar cerita pendeta tua yang
mengiris daging tubuh sendiri untuk makan burung
elang?" tanya gadis berbaju putih itu mendadak.

1206
"oohh, kau menghendaki kami meniru cara pendeta
tua itu? Apabila kematianku bisa menyelamatkan seluruh
umat persilatan dari kematian, maka kematianku seorang
sudah cukup, Tapi bila kematianku tak banyak
membantu memperbaiki situasi, buat apa saudara Lim
meski ikut aku mengorbankan nyawa dengan percuma?"
"Ehmm... tak kusangka kau begitu baik hati..." seru si
nona sambil tertawa enggan kemudian terusnya "sayang
sekali kau hanya tahu satu, tak tahu yang lain."
"Aku siap mendengarkan pendapatmu."
"Dengan kekuatanmu seorang, tak nanti kau mampu
menandingi anak buah pemilik bunga bwee itu Tapi
apabila kalian berdua turun tangan bersama, maka
situasinya akan sama sekali berubah, sekalipun bernasib
sial hingga tertawan, kejadian tersebut tentu sempat
mengejutkan si pemilik bunga bwee tersebut, atau paling
tidak kemampuan kalian sempat membuat mereka
kalang kabut.
Asalkan ulah kalian berdua bisa menarik perhatian si
pemilik bunga bwee itu, berarti kalian masih memiliki
kesempatan untuk hidup terus."
Hongpo Lan dan Lim Han kim seperti baru saja
memahami sesuatu tapi juga seperti tidak memahami
secara keseluruhan, mereka hanya saling bertukar
pandangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

1207
sambil membetulkan rambutnya yang kusut
terhembus angin, kembali gadis berbaju putih itu berkata
sambil tertawa: "Tentu saja lebih baik lagi apabila kalian
mampu melukai beberapa orang anak buah pemilik
bunga bwee yang paling diandalkan...."
"Kenapa?"
" Karena kemampuan kalian itulah dia baru tergerak
hati untuk menawan kalian hidup,hidup," kata si nona
tertawa.
"Hmmmm" Lim Han kim mendengus dingin. "sebagai
seorang lelaki sejati, kami lebih suka mati daripada dihina
orang. Da-ripada tertawan dan menerima cemoohan
musuh, aku lebih suka bertarung sampai titik darah
penghabisan."
Mendengar perkataan itu si nona berbaju putih itu
segera tertawa terkekeh dengan suara keras.
"Apa yang kau tertawakan?" tegur Lim Han kim tidak
habis mengerti "Di mana letak kesalahanku?"
"Pendapat orang bodoh, hanya tahu memakai
kekerasan tapi tak mau pakai otak...."
Berubah hebat wajah Lim Han kim, kontan ia
menegur: "^ona, hati-hati kalau ber-bicara, lebih baik
jangan menyinggung perasaan orang lain."

1208
Nona berbaju putih itu segera menarik kembali suara
tertawanya, Dengan sepasang mata yang besar ia awasi
wajah Lim Han kim lekat-lekat, lama kemudian ia baru
berkata: "Aku tiada maksud mengumpat atau
mencemooh dirimu, tapi berbicara menurut masalahnya,
kalian tak nanti mampu melepaskan diri dari kepungan
anak buah pemilik bunga bwee...."
Tiba-tiba tampak siok bwee berlarian mendekat
dengan langkah tergopoh-gopoh serunya: "Nona,
kawanan manusia berbaju hitam itu telah muncul
kembali, bahkan jumlah mereka lebih banyak lagi, paling
tidak ada empat lima puluhan orang."
"Tak perlu panik atau gelisah," kata gadis berbaju
putih itu sambil tertawa dan manggut-manggut "semua
kejadian tersebut sudah berada dalam dugaanku."
setelah mengeluarkan dua batang jarum emas, dia
memandang Lim Han kim dan Hongpo lan sekejap seraya
katanya lebih jauh: "Mumpung barisan yang mereka
bentuk belum jadi, mari kuantar kalian ke luar dari sini."
"Nona, bukankah kau tak pandai ilmu silat?" seru Lim
Han kim dengan gelisah, "Kau toh mengerti, anak buah
pemilik bunga bwee rata-rata memiliki kepandaian silat
yang luar biasa, aku kuatir kami tak sanggup melindungi
keselamatanmu" Gadis berbaju putih itu tertawa hambar.

1209
"Apabila aku tidak mengantar kalian, jangan harap
kamu berdua mampu meloloskan diri dari tempat ini...."
Dia berpaling dan memandang Han si kong sekejap.
kemudian melanjutkan "Harap kau sudi menjaga
barisanku ini."
"Bagaimana kalau kuantar kepergian nona?" Han si
kong menawarkan dirinya.
"Tidak usah, setelah menghantar saudara Hongpo
keluar dari barisan ini, kami segera akan balik kemari"
seraya berkata, ia segera menancapkan ke dua batang
jarum emas itu ke atas jalan darah di tubuh sendiri
Begitu jarum emas itu menembus jalan darah, paras
muka si nona berbaju putih yang semula pucat pasi itu
seketika muncul selapis cahaya merah yang segar, sinar
matanya pun kelihatan berkilat Dari balik permadani dia
mengeluarkan sebuah kotak kemala, kemudian serunya:
"Ayo kita segera berangkat"
Tanpa membuang waktu lagi dia berangkat lebih dulu
meninggalkan barisan, sementara itu Hongpo lan telah
berbisik: "saudara Lim, dari cerita ibuku aku pernah
mendengar bahwa di dunia ini terdapat semacam ilmu
menusuk jalan darah yang dapat merangsang tenaga
kehidupan seseorang yang tersembunyi dalam tubuh.
Konon ilmu sakti tersebut sudah lama punah dari dunia

1210
persilatan Kalau kita saksikan perbuatan si nona barusan,
agaknya kepandaian yang dipergunakan itu memang
ilmu menusuk jalan darah yang telah punah tersebut."
BAB 36. Kedok Palsu Terbongkar
"Bisa jadi," sahut Lim Han kim setengah berbisik,
"Coba kau lihat, dari seorang gadis lemah yang takpunya
tenaga, sekarang dia telah berubah menjadi seorang
gadis yang begitu kuat dan perkasa, benar-benar sangat
mengejutkan"
sementara pembicaraan masih berlangsung, mereka
sudah keluar dari barisan tersebut Ketika mengangkat
kepalanya, tampaklah pada jarak beberapa kaki di
hadapan mereka telah berdiri berjajar serombongan
manusia berbaju hitam. Rata-rata mereka berambut
panjang yang dibiarkan terurai ke bawah sementara
wajahnya tertutup oleh kedok palsu berwarna hitam,
yang kelihatan cuma sepasang matanya yang bersinar
sehingga bentuk rupa mereka kelihatan aneh dan sangat
menyeramkan.
sambil melolos pedangnya, Lim Han kim segera maju
beberapa langkah menghadang di depan tubuh gadis
berbaju putih itu. Paras mukanya berubah amat serius,
pedangnya disilangkan di depan dada sementara hawa

1211
murninya telah dihimpun menjadi satu siap menghadapi
segala kemungkinan yang tidak diinginkan.
Sebaliknya Hongpo lan mengambil posisi di belakang
tubuh si nona berbaju putih itu, pedangnya telah dicabut
pula siap menghadapi serangan-serangan lawan
Dalam saat itu kawanan manusia berbaju hitam yang
berdiri berjajar tersebut telah mengalihkan sorot mata
mereka yang tajam untuk mengawasi mereka tanpa
berkedip, namun tubuh mereka tetap berdiri tak berkutik
pada posisi semula, keadaan mereka tak ubahnya seperti
puluhan buah patung batu yang berbaju hitam
Dengan suara lirih nona berbaju putih itu segera
berbisik: "suruh ketua rombongan mereka tampil keluar
untuk berbicara"
Nada suara gadis ini sangat halus dan lembut tapi
mempunyai suatu daya pengaruh yang sukar dilawan.
Lim Han kim tertegun beberapa saat, tapi kemudian
serunya keras-keras: "siapa yang menjadi ketua
rombongan? Harap tampil keluar untuk berbincangbincang"
Terdengar dengusan dingin bergema dari kejauhan
sana, disusul suara seseorang menjawab: "Kalian tidak
menepati janji dengan menghadiri tempat ini lebih awal,

1212
ini berarti perbuatan kamu semua telah menghina panji
sakti bunga bwee, Lebih baik habisi sendiri nyawa kalian"
Lim Han kim segera berpaling ke arah mana
datangnya suara tersebut, Di bawah sebatang pohon
besar berapa kaki dari arena tampak seorang manusia
berbaju hitam berdiri membelakangi mereka.
sambil mengayunkan pedangnya Hongpo lan segera
mendesak maju ke depan, bisiknya: "Lebih baik nona
segera balik ke dalam barisan...."
Kemudian setelah berhenti sejenak. te-rusnya:
"Saudara Lim, kalau dilihat situasi saat ini agaknya
pertarungan tak bisa dihindari lagi, mari kita terjang
keluar"
"Baik" sahut Lim Han kim.
Dengan pedang terhunus bersama-sama Hongpo lan
mereka bergerak untuk melakukan terjangan
"Jangan bertindak gegabah, cepat mundur" bentak
gadis berbaju putih itu tiba-tiba, sungguh cepat gerak
tubuh kedua orang anak muda itu, belum selesai gadis
berbaju putih itu berbicara, mereka berdua telah berada
di hadapan manusia berbaju hitam itu,
Puluhan orang manusia berbaju hitam yang selama ini
berdiri tak bergerak itu mendadak mengayunkan telapak
tangannya bersama sambil melepaskan satu pukulan

1213
segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat, diiringi
hawa dingin yang menusuk badan segera menggulung
keluar dengan hebatnya.
Lim Han kim maupun Hongpo Lan sama-sama kuatir
apabila angin pukulan yang sangat hebat itu melukai si
nona berbaju putih, tanpa banyak.pikir serentak mereka
mengerahkan pula tenaga dalam masing-masing untuk
menyongsong datangnya cukulan tersebut dengan keras
melawan keras.
Begitu tenaga pukulan kedua belah pihak saling
bertemu, Lim Han kim dan Hongpo Lan segera
merasakan tubuh mereka bergetar keras, Dengan
perasaan sangat terperanjat serentak mereka melompat
mundur dari posisi semula.
"Nona, ada petunjuk apa?" tanya Hongpo Lan
kemudian
" Walaupun mereka terdiri dari puluhan orang yang
bersama-sama melancarkan pukulan, namun tenaga
dalam berpuluh orang itu telah terhimpun menjadi satu,
sehingga meskipun tenaga dalam yang kalian miliki amat
sempurna pun jangan harap bisa membendung serangan
tersebut dengan kekerasan-
Meskipun demikian ilmu penyaluran tenaga dalam
yang mereka latih tampaknya belum mencapai porsi yang
sesungguhnya sehingga daya pengaruh yang terpancar

1214
pun tak bisa mencapai pada puncak kesempurnaan. coba
kalau bukan begitu, dalam bentrokan barusan isi perut
kalian pasti sudah terluka parah."
"Ehmmm, benar juga perkataan ini," pikir Lim Han kim
dalam hati, "Ketika menerima pukulan mereka barusan,
aku merasakan hawa murni mereka tersendat sendat
bahkan kekuatan yang terpancar pun tidak bersamaan
waktunya, coba kalau kekuatan mereka terpadu menjadi
satu dan muncul pada saat yang bersamaan, bisa
dipastikan kami sudah terluka parah sekarang...."
sementara itu terdengar orang berbaju hitam yang
berdiri membelakangi mereka pada jarak berapa kaki itu
telah menyahut: "Perkataan kalian tepat sekali,
kepandaian yang sedang kami praktekkan memang ilmu
sakti penyalur hawa murni. sekalipun kepandaian silat
kamu bertiga lebih hebat pun jangan harap kamu semua
bisa lolos dari bencana ini...."
"Hmmm, apa anehnya dengan ilmu sakti penyalur
tenaga murni itu? Tak susah untuk mematahkan
kepandaian tersebut," jengek nona berbaju putih itu
ketus.
"Hmmm, kalau menganggap dirimu he-bat, silahkan
saja untuk dicoba."
Dengan suara lirih nona berbaju putih itu segera
berbisik kepada Lim Han kim: "Coba kalian berdua

1215
menerjang maju sekali lagi, kerahkan tenaga dalam
untuk melindungi badan dan salurkan tenaga pukulan
dalam telapak tangan, tapi jangan kalian pancarkan
keluar kekuatan tersebut. Tunggu sampai mereka
bereaksi kemudian baru menggunakan tenaga murni
untuk menggiring tenaga pukulan tersebut saling
berbenturan antara rekan sendiri, dengan demikian
kekuatan yang tersalur keluar dari masing-masing pihak
akan saling bentrok sendiri satu sama lainnya.
Hanya sayang kalian belum pernah mempelajari ilmu "
menggiring yang menyambung im" sehingga
kemungkinan besar apa yang diharapkan tak bisa
tercapai dengan sempurna. Begini saja, sekarang akan
kuwariskan teorinya kepada kalian berdua, perhatikan
baik-baik, asal kalian mau melaksanakan menurut
petunjuk. sekalipun belum terlalu hapal, rasanya tidak
susah untuk menggiring kekuatan musuh untuk saling
berbenturan sendiri
Dengan andalkan tenaga dalam yang kalian miliki,
rasanya meski harus melindungi badan dan menggiring
tenaga pukulan mereka untuk saling berbenturan aku
yakin kalian sendiri tak akan sampai terluka."
Tak sempat ingatan kedua melintas dalam benak Lim
Han kim dan Hongpo Lan, gadis berbaju putih itu telah
berkata lebih jauh: " Himpun hawa murni dalam Tan tian,
dengan perasaan, giring tenaga itu ke dalam

1216
pergelangan tangan kiri, menyusul kemudian gunakan
tangan kiri melakukan ayunan sementara tangan kanan
membe-tot...."
Baik Lim Han kim maupun Hongpo Lan, sama-sama
merupakan jago yang sempurna dalam tenaga dalam
maka begitu teori tersebut dibacakan, tanpa sadar
mereka perhatikan pelajaran tersebut dengan serius dan
seksama.
Terdengar gadis berbaju putih itu berkata lebih lanjut:
"Dalam percobaan pertama kali nanti, tentu saja apa
yang diharapkan belum tentu terpenuhi semua, tapi
bukan berarti tanpa manfaatnya sama sekali Nah cobalah
dengan seksama."
sementara itu kawanan manusia berbaju hitam
tersebut sudah mendekati beberapa orang muda ini
dalam jarak beberapa depa dan menyebarkan diri
membentuk kepungan Ketika melihat Lim Han kim serta
Hongpo Lan berdiri tak berbicara sambil menghimpun
tenaga, bahkan sama sekali tak menggubris terhadap
gerakan mereka, maka untuk sementara waktu mereka
pun tak berani bertindak secara gegabah.
Gadis berbaju putih itu tetap menjelaskan teori ilmu
yang diwariskan kepada dua orang pemuda itu dengan
suara rendah. Hal ini membuat Lim Han kim berdua
begitu kesemsem dan memperhatikan dengan seksama,
akibatnya mereka sama sekali tidak sadar kalau kawanan

1217
manusia berbaju hitam itu sudah berada sangat dekat
dengan mereka.
Pada saat itulah manusia berbaju hitam yang berdiri
membelakangi mereka di bawah pohon besar itu telah
menegur dengan suara dingin: "Sekarang kalian sudah
terjebak dalam kepungan kami, lebih baik menyerahkan
diri saja daripada harus menemui ajal secara
mengerikan. . . . "
Teguran itu seketika menyadarkan kembali Lim Han
kim, sambil tertawa dingin, ia menukas: "Seorang lelaki
sejati tak akan memperdulikan mati hidupnya. jika kalian
menganggap mampu untuk membunuh kami, silahkan
saja untuk dicoba."
Manusia berbaju hitam itu mendengus dingin, tiba-tiba
ia menjatuhkan diri ke belakang sambil melompat
sungguh luar biasa gerakan tubuh orang inj, dalam sekali
lompatan saja ia telah mencapai tepat di hadapan ketiga
orang pemuda itu, hanya posisinya tetap membelakangi
mereka.
Dengan perasaan sangat keheranan Lim Han kim
berbisik lirih:" Aneh benar saudara Hongpo, kenapa
orang ini tak mau membalikkan badannya dan
menghadapi kita dengan wajah berhadapan wajah?"

1218
"Tak ada yang perlu dianehkan, Memang banyak
orang persilatan yang berlagak begitu agar dianggap
orang sebagai manusia aneh yang perlu disegani...."
Manusia berbaju hitam itu tertawa dingin, jengeknya
tiba-tiba: "Bagaimana kalau kau coba dulu sebuah
pukulanku ini?"
Begitu selesai bicara, sebuah pukulan langsung
dilontarkan ke depan, sekalipun dia berdiri membelakangi
lawan, namun sasarannya tepat sekali, segulung hawa
pukulan yang amat dingin langsung menyergap dada
Hongpo Lan.
Dalam saat itu kawanan manusia berbaju hitam yang
mengepung di sekeliling arena itu serentak mundur
beberapa langkah begitu menyaksikan pemimpin
rombongan mereka telah turun tangan, dengan demikian
sebuah tanah lapang yang luas pun terbentuk.
Jelas sudah bahwa orang berbaju hitam itu memang
ingin berduel satu melawan satu lebih dulu melawan Lim
Han kim sekalian.
Hongpo Lan segera mengayunkan telapak tangan
kanannya untuk menyambut datangnya serangan
tersebut dengan keras lawan keras. Baru saja dia hendak
menggerakkan gedangnya untuk melancarkan serangan
balasan, Lim Han kim telah melompat maju lebih dulu

1219
seraya berseru, "saudara Hongpo, bagaimana kalau
babak pertarungan ini diserahkan kepadaku?"
sementara berbicara tubuhnya telah mendesak maju
ke depan, tangan kirinya langsung bergerak menjambak
rambut panjang manusia aneh berbaju hitam itu.
Buru-buru si orang berbaju hitam itu berkelit ke
samping, dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan
kanannya dia balik menyodok jalan darah penting pada
urat nadi Lim Han kim.
"Saudara Lim" terdengar Hongpo lan berteriak keras,
"Cepat gunakan senjata, sepasang tangan mereka telah
teriatih dengan semacam ilmu beracun, kita tak perlu
bertarung keras melawan keras dengan mereka."
"Terima kasih atas petunjukmu"
Pedang di tangan kanannya segera bergerak cepat,
Dengan jurus "awan luas memetik bintang" ia bentuk
selapis cahaya perak yang berkilauan untuk menyerang
jalan darah Mia bun hiat di punggung lawannya.
orang berbaju hitam itu segera membalikkan tangan
kirinya balas mencengkeram pergelangan tangan kanan
Lim Han kim yang menggenggam pedang itu. Dalam satu
gerakan ternyata mengandung berapa ancaman
sekaligus, benar-benar luar biasa.

1220
Lim Han kim segera merendahkan pergelangan tangan
kanannya untuk menghindari cengkeraman musuh, sekali
lagi pedangnya membentuk dua kuntum bunga pedang
dengan jurus "ibu raja menggulung tirai". Kali ini dia
membacok pergelangan tangan kiri orang berbaju hitam
itu.
Kendatipun manusia aneh tersebut berdiri
membelakangi musuh, namun gerak geriknya amat
lincah dan cekatan, seakan-akan dipunggungnya pun ada
mata untuk melihat Baru saja Lim Han kim merubah
gerakan pedangnya, tangan kirinya sudah ditarik balik.
Satu ingatan segera melintas dalam benak Lim Han
kim, pikirnya: " Cepat amat gerakan tubuh orang ini...."
Permainan pedangnya segera berubah, secara
beruntun dia melancarkan tiga buah serangan berantai
Dalam waktu singkat cahaya tajam berkilauan memenuhi
angkasa dan menciptakan selapis bunga pedang yang
menyilaukan mata.
secara terpisah serangan itu mengancam beberapa
buah jalan darah penting di tubuh lawan-
Kembali manusia aneh berbaju hitam itu
menggerakkan badannya secara aneh, namun sekaligus
dia pun berhasil menghindarkan diri dari ketiga serangan
maut yang dilepaskan anak muda itu. Bukan cuma
begitu, malahan pukulan kosong tangan kirinya dan

1221
sodokan jari tangan kanannya serentak dilontarkan pula
ke depan-
Begitulah, pertarungan berlangsung cepat dan kilat,
dalam waktu singkat kedua belah pihak telah saling
bertarung enam tujuh gebrakan banyaknya, namun siapa
pun tak berhasil meraih keuntungan dalam pertarungan
tersebut.
selama pertarungan berlangsung Lim Han kim
mencoba memperhatikan dengan cermat pakaian bagian
punggung yang dikenakan manusia berbaju hitam itu,
namun ia tidak menemukan bekas robekan, hal ini
menunjukkan bahwa musuh yang sedang dihadapi
adalah orang lain,
Dalam saat itu Hongpo Lan telah berteriak lagi:
"saudara Lim, cepat selesaikan pertarungan ini. Kau tak
boleh mengulur waktu lagi"
Lim Han kini membentak keras, tiba-tiba permainan
pedangnya berubah, Dalam sekejap mata cahaya
berkilauan beterbangan di angkasa sementara hawa
pedang menyelimuti seluruh udara, tenaga serangan
yang menggulung-gulung bagaikan amukan ombak di
tengah badai langsung menekan tubuh lawan habishabisan.
Rangkaian serangan yang beruntun dan maha dahsyat
ini kontan memancing rasa kagum Hongpo lan, tanpa

1222
sadar pemuda itu berseru memuji: "llmu pedang yang
hebat"
Dengan perubahan pemainan pedang Lim Han kim,
jurus-jurus aneh pun seketika bermunculan, Di tengah
bunga pedang yang berkuntum- kuntum mendadak
terpancar keluar sekilas cahaya tajam yang menyergap
dan mengurung delapan belas buah jalan darah penting
di punggung manusia aneh berbaju hitam itu.
Tampaknya orang berbaju hitam itu sudah sadar kalau
ia tak bakal lolos dari ancaman pedang tersebut Tiba-tiba
tangan kanannya diputar sambil membabat keluar.
Ternyata ia nekad melepaskan satu pukulan dengan
menerobos masuk melalui bunga-bunga pedang yang
menyelimuti udara itu.
Cahaya pedang yang berkilauan lenyap seketika
diiringi percikan darah segar yang menyembur keempat
penjuru, Mendadak orang berbaju hitam itu melejit ke
udara dan melompat mundur sejauh tujuh delapan depa
dari posisi semula.
Bersamaan waktu dengan melompat mundurnya
manusia berbaju hitam itu, tampak segulungan bayangan
hitam lain melewati kepala Lim Han kim dan langsung
meluncur ke arah belakang.
Hongpo Lan segera menggerakkan tangannya
menyambar bayangan hitam itu, Ketika diperhatikan

1223
ternyata benda tersebut adalah kutungan lengan sebatas
sikut.
Baru saja dia hendak mengucapkan beberapa patah
kata pujian kepada Lim Han kim, mendadak terlihat gadis
berbaju putih itu bergerak maju mendekati Lim Han kim,
lalu mengeluarkan sebatang jarum emas yang langsung
ditusukkan ke bahu pemuda itu,
Terdengar Lim Han kim menghembuskan napas
panjang, pelan-pelan dia berpaling dan memandang
gadis itu sekejap. kemudian bisiknya: "Terima kasih
banyak atas pertolongan nona."
Buru-buru Hongpo Lan maju menghampiri dan
menegur pelan- "Kau terluka saudara Lim?"
"Yaa, hanya tidak terlampau parah," sahut Lim Han
kim seraya manggut-manggut.
Betul juga, noda darah tampak membasahi dada
kanan Lim Han kim, tampaknya kutungan lengan
manusia berbaju hitam itu persis telah menghantam
dada anak muda tersebut.
Pada saat itu manusia berbaju hitam yang kehilangan
lengan itu sudah kabur meninggalkan tempat tersebut
dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat, dalam waktu
singkat bayangan tubuhnya telah lenyap dari pandangan
mata, sedangkan kawanan manusia berbaju hitam yang

1224
melakukan pengepungan di sekeliling arena kini telah
membentuk sebuah barisan dan mengurung mereka
bertiga di tengah arena.
Yang lebih aneh lagi adalah kawanan manusia berbaju
hitam itu tidak segera turun tangan, mereka hanya
mengepung musuhnya rapat-rapat sambil menantikan
sesuatu.
Gadis berbaju putih itu segera berbisik lirih:
"Mumpung kekuatan mereka belum terhimpun, ayo kita
gunakan kesempatan baik ini untuk menerjang keluar
dari sini"
Tanpa membuang waktu Lim Han kim mengayunkan
pedang pendeknya sambil menyerbu paling dulu.
Ketika melihat Lim Han kim melancarkan serbuanserentak
kawanan manusia berbaju hitam itu
mengayunkan telapak tangannya melepaskan sebuah
pukulan-
Lim Han kim sudah pernah merasakan kehebatan
tenaga gabungan itu. Dia tahu tenaga serangan yang
menyatu ini memiliki daya kekuatan yang luar biasa,
maka diam-diam hawa murninya dihimpun sementara
tangan kirinya melakukan gerakan sesuai dengan
petunjuk yang telah diterimanya dari gadis berbaju putih
itu untuk menyambut pukulan lawan.

1225
Perlu diketahui, ilmu "menggiring Yang menyambung
im" adalah sejenis ilmu tenaga dalam yang susah
dipelajari tapi dasar Lim Han kim pintar danpunya dasar
tenaga dalam yang kuat, ditambah lagi cara mengajar
yang diterapkan gadis berbaju putih itu sangat tepat dan
mampu menerangkan sampai ke detil-detilnya, maka
walaupun Lim Han klm hanya mendengar satu kali saja,
ia dapat mengingatnya secara baik,
Ketika telapak tangan kirinya saling bersentuhan
dengan tenaga gabungan yang dipancarkan lawan, ia
segera menghimpun hawa murninya untuk melindungi
jalan darah penting di tubuhnya, Bersamaan waktu dia
pun salurkan hawa murninya untuk menggiring tenaga
lawan.
Betul juga, ia segera merasakan timbulnya segulung
kekuatan maha dahsyat yang merambat melalui
lengannya terus naik ke atas, isi perutnya terasa pula
bergetar keras seolah-olah dialiri air bah yang maha
dahsyat sekalipun dia telah membuat persiapan
sebelumnya dengan melindungi jalan darah pentingnya,
tak urung getaran keras yang dirasakan sekarang
membuat pemuda ini hampir saja tak sanggup menahan
diri.
Di dalam terkesiapnya tangan kanannya segera
didorong ke depan, dengan menggunakan kekuatan
tubuh yang dimilikinya dia menggiring hawa pukulan

1226
yang nyaris tak tertahankan oleh badannya itu untuk
meluncur balik ke arah lain.
Segulung hawa pukulan yang maha dahsyat langsung
saja meluncur balik dan menumbuk kawanan manusia
berbaju hitam yang berada di sisi sebelah kanan. Tampak
kelima orang manusia berbaju hitam yang berdiri berjajar
di sebelah kanan itu dengan cepat merubah posisi
mereka menjadi satu barisan memanjang, dengan orang
pertama sebagai pimpinan ia lepaskan pula sebuah
pukulan untuk menyambut datangnya ancaman itu.
Dalam satu pukulan terhimpunlah lima kekuatan yang
berbeda, Blaaammmm.,,
Ketika dua gulungan kekuatan yang maha dahsyat itu
saling berbenturan, terjadilah pusaran angin puyuh yang
mengerikan, pasir debu beterbangan di udara,
rerumputan terpapas menyebar ke empat penjuru.
Sambil memekik panjang, Hongpo Lan melejit ke
udara, pedangnya diputar menciptakan selapis cahaya
putih yang langsung menerjang ke posisi sebelah
selatan.
Mendadak gadis berbaju putih itu maju dua langkah ke
depan mengintil di belakang Lim Han Kim, bisiknya:
"Cepat terjang maju ke muka"
Ketika Lim Han kini mendongakkan kepalanya, ia
melihat Hongpo Lan telah menerjang masuk ke dalam

1227
barisan, pedang pendeknya dengan menciptakan bertitik
cahaya tajam sedang melangsungkan pertarungan jarak
dekat dengan kawanan manusia Lim Han klm itu.
Ternyata ilmu "menggiring yang menyambung im"
yang digunakan Lim Han klm barusan telah berhasil
memanfaatkan kekuatan satu pihak untuk menyerang
pihak yang lain sehingga posisi barisan musuh menjadi
kacau balau.
Dengan memanfaatkan kesempatan itulah Hongpo Lan
segera menerjang masuk ke dalam barisan musuh sambil
melancarkan serangkaian serangan gencar yang maha
hebat.
Akibatnya barisan musuh yang sedang kalut menjadi
bertambah kalut dan tak bisa menyatu kem-bali,
otomatis kehebatan mereka pun tak mungkin bisa
digunakan lagi.
"Nona juga akan ikut masuk ke barisan musuh?" tanya
Lim Han kim.
"Benar, aku akan mengintil di belakangmu."
"Tapi jumlah musuh amat banyak. dalam pertarungan
nanti situasi pasti kalut bukan kepalang, aku kuatir tak
mampu melindungi keselamatanmu."

1228
"Kesempatan baik segera akan hilang, Mumpung
jagoan mereka belum tiba di sini, ayo kita segera
menerjang masuk ke dalam barisan mereka"
"Kalau begitu nona harus baik-baik menjaga diri" seru
Lim Han kim sambil menggerakkan pedangnya langsung
menusuk tubuh seorang manusia berbaju hitam yang
berada di dekatnya.
Ternyata kepandaian silat yang dimiliki orang berbaju
hitam itu cukup tangguh, dia segera mengegos ke
samping untuk menghindarkan diri dari sergapan Lim
Han kim. Menggunakan kesempatan tersebut, dia
melepaskan serangan balasan dari arah samping,
tangannya berputar mencengkeram pergelangan tangan
kanan Lim Han kim yang menggenggam pedang.
Berada dalam posisi dan keadaan seperti ini Lim Han
kim sadar bahwa pertarungan-harus diselesaikan
secepatnya, sebab mengulur waktu sama artinya
memberi kesempatan kepada musuh untuk menunggu
datangnya bala bantuan, oleh sebab itu bersamaan
waktu dengan melepaskan tusukan tadi, tangan kirinya di
bawah perlindungan gerakan pedangnya itu disodok
keluar menotok sikut orang berbaju hitam itu.
Baru saja orang berbaju hitam itu melancarkan
cengkeramannya, ia segera sadar datangnya ancaman
itu, sementara ujung jari Lim Han kini ketika itu sudah

1229
hampir menempel pada jalan darah Thian ti hiat di
iganya.
Ternyata ilmu silat yang dimiliki orang itu cukup hebat,
Di saat yang amat kritis tiba-tiba ia hisap hawa murninya
sambil menahan gerak maju badannya secara pakssa,
hanya selisih setengah depa saja ujung jari Lim Han kim
telah menyambar lebat.
Diam-diam Lim Han kim pun merasa terkejut sekali,
pikirnya: "sungguh tak kusangka ilmu silat yang dimiliki
orang ini begitu hebatnya, aku mesti berhati-hati...."
Kelima jari tangannya segera dibalik ke atas. Dari
totokan kini berubah jadi cengkeraman menyusul
gerakan tersebut dia sambar rambut panjang si orang
berbaju hitam itu,
Terdengar manusia berbaju hitam itu menjerit kaget,
dia segera berjumpalitan dan menyusup masuk ke
tengah kerumunan rekan-rekannya.
Dalam kesempatan itu Lim Han kim berdiri termangu
sambil memegangi rambut panjang yang berhasil
dirampasnya itu. Ternyata rambut panjang milik manusia
berbaju hitam itu hanya rambut palsu sehingga tatkala
rambut itu tertarik lepas, maka tampaklah kepalanya
yang gundul kelimis itu. Tak salah lagi, rupanya pihak
lawan adalah seorang pendeta.

1230
Suara lembut dari gadis berbaju putih itu kembali
bergema: "Mumpung rasa kaget mereka belum hilang,
ayo cepat terjang keluar dari kepungan mereka."
Setelah menyimpan rambut pa isu itu Lim Han kim
mendongakkan kepalanya kembali. Betul juga, barisan
yang sudah terbentuk oleh kawanan manusia berbaju
hitam itu sekali lagi mengalami kekalutan hebat, memang
inilah kesempatan terbaik untuk menghancurkan
pertahanan lawan.
Sambil berpekik nyaring dia segera memutar
pedangnya sambil melancarkan serangan kembali
Ternyata rambut panjang manusia berbaju hitam yang
tertarik lepas oleh sambaran Lim Han kim tadi seketika
mengejutkan orang itu. Di dalam paniknya dia lari
pontang panting masuk ke dalam barisan, dan kebetulan
sekali barisan tersebut baru saja terbentuk, karena
terjangannya itu tak ampun lagi susunannya menjadi
kacau balau.
Secara berdampingan Lim Han kim dan Hongpo Lan
melakukan terjangan secara ganas, pedang mereka
menusuk silih berganti kian kemari, barisan yang sudah
kalut kini bertambah kacau, suatu barisan kerja sama
yang sesungguhnya sangat beraturan kini kocar kacir tak
karuan. Masing-masing pihak terpaksa harus bertarung
sendiri-sendiri

1231
Sebagaimana diketahui rombongan manusia berbaju
hitam ini terdiri dari puluhan orang banyaknya, Kini
setelah barisan pertahanan mereka jebol, suasana jadi
kalut tak karuan, Dalam posisi begini, mereka jadi
merasa kurang leluasa untuk bergerak secara
sembarangan karena kuatir salah melukai rekan sendiri.
otomatis walaupun mereka memiliki ilmu silat yang
hebat, semua kepandaian simpanannya itu mustahil
dikerahkan keluar.
Sebaliknya bagi Lim Han kim dan Hongpo Lan,
meskipun mereka dapat menyerang musuh-musuhnya
dengan leluasa, tapi berhubung mereka pun harus
memikirkan keselamatan jiwa gadis berbaju putih itu,
maka kedua orang pemuda ini tak bisa menyerang pula
dengan sepenuh tenaga.
Mendadak terdengar gadis berbaju putih itu berteriak
keras: "cepat kalian tarik lepas rambut-rambut mereka,
orang-orang itu mengenakan rambut palsu"
Begitu teriakan tersebut diutarakan, kawanan manusia
berbaju hitam yang sedang bertempur sengit itu kontan
jadi kalut sendiri.
Perlu diketahui, rambut panjang mereka yang terurai
di belakang punggungnya itu mencapai berapa depa
panjangnya ketika mereka bergerak karena pertarungan
dengan begitu kendatipun mereka memiliki ilmu silat

1232
yang lebih hebat sukar rasanya untuk tetap melindungi
rambut itu dari sambaran musuh.
Hongpo Lan membentak keras, pedangnya dengan
jurus " gulungan ombak membuyarkan pasir" mendesak
mundur dua orang manusia berbaju hitam yang berada
paling dekat dengannya, sementara tangan kirinya
diayunkan ke atas kepala musuh berusaha membetot
lepas rambut panjang mereka.
Ketika rambut ranjang orang itu terbetot, tampak dia
jadi panik bercampur gelisah, buru-buru tangan
kanannya menyambar pergelangan kiri Hongpo Lan
sementara tangan kirinya melepaskan satu pukulan
dengan sepenuh tenaga, Menyusul gerak serangan
tersebut, tubuhnya pun mengikuti gerak serangan
tersebut menerkam Hongpo Lan, ternyata jurus serangan
yang dipergunakan adalah jurus-jurus beradu nyawa.
Pedang pendek Lim Han kim segera melepaskan
sebuah tusukan dari sisi arena dengan jurus "naga sakti
memutar ekor", Tusukan itu tepat menembus dada orang
berbaju hitam tadi.
Di tengah jeritan ngeri yang memilukan hati, darah
segar menyembur keluar membasahi permukaan tanah,
Hongpo Lan segera memanfaatkan peluang itu untuk
membetot rambut itu keras-keras. seperti apa yang
diduga nona berbaju putih itu, ternyata rambut panjang
yang dikenakan manusia berbaju hitam itu, memang

1233
rambut palsu, Dengan terlepasnya rambut palsu ini,
muncullah batok kepala aslinya yang gundul kelimis.
"Mereka semua adalah kaum pendeta" bentak Lim Han
kim keras keras. " Kalau begitu pemilik bunga bwee
hanya nama samaran saja."
Di tengah bentakan, gerakan pedangnya berubah
berulang kali. Dalam waktu singkat cahaya tajam
berputar silih berganti langsung menyerang musuh di
hadapannya.
Hongpo Lan tak mau kalah, Diiringi pekikan nyaring
pedangnya melepaskan pula serangkaian serangan
gencar.
Dalam posisi barisan yang kacau balau, digertakpula
oleh keberhasilan dua orang pemuda itu dalam melukai
teman-teman-nya, tak ampun kawanan manusia berbaju
hitam itu jadi gugup bercampur panik, Dalam waktu
singkat lima orang kembali roboh jadi korban pedang
pendek dua orang pemuda itu
Tak lama kemudian Lim Han kim bertiga telah berhasil
lolos dari kepungan mereka, selama ini Lim Han kim
sangat menguatirkan keselamatan gadis berbaju putih
itu.
tak tahan akhirnya dia berpaling ke belakang. siapa
tahu begitu dia berpaling, hampir saja wajahnya

1234
bertumbukan dengan wajah si nona yang sedang
memandangnya sambil tertawa.
"Kau menguatirkan keselamatanku?" tegurnya lembut.
Tertebak secara jitu isi hatinya Lim Han kim merasa
jengah sekali, karena tak mampu menjawab ia segera
meneruskan langkahnya ke depan. Tak lama kemudian
mereka bertiga sudah keluar dari komplek tanah
pekuburan Liat hu bong.
Gadis berbaju putih itu segera menghentikan
langkahnya seraya berkata: "Hongpo siangkong,
sekarang silahkan kau meneruskan perjalanan seorang
diri, maaf kami tidak mengantar lagi."
Sambil memberi hormat buru-buru Hongpo Lan
menyahut: "Terima kasih banyak atas bantuan kalian
berdua, sampai jumpa kembali besok tengah hari," ia
segera membalikkan badan dan berlalu dari situ dengan
langkah terburu-buru.
Menanti sampai bayangan punggung Hongpo Lan
lenyap daripandangan mata, baru Lim Han kim berpaling
memandang gadis berbaju putih itu sekejap. katanya
kemudian- "Nona, apakah kita harus balik ke dalam
barisan?"
"Tentu saja harus kembali, kenapa? Kau takut?"
Ditantang gadis tersebut Lim Han kim segera merasa

1235
semangatnya berkobar kembali, serunya: "Aku hanya
menguatirkan keselamatan nona."
"ooh, soal itu tak perlu kau risaukan-"
Dalam hati kecilnya Lim Han kim berpikir "Dalam
pertarungan yang berlangsung begitu sengit tadi,
ternyata ia mampu meloloskan diri dalam keadaan
selamat, kalau dibilang dia sama sekali tak mengerti ilmu
silat, rasanya susah untuk dipercayai...."
Kendatipun dalam hati kecilnya dia berfikir begitu,
namun mulutnya tetap membungkam diri, kembali dia
melanjutkan langkahnya ke depan-
Sementara gadis berbaju putih itu mengikuti terus di
belakang Lim Han kim secara ketat, sambil berjalan
ujarnya tiba-tiba sambil tertawa: "Aku telah serahkan
keselamatan jiwaku kepadamu, Apabila kau gagal
mengalahkan musuh, jangan harap kita berdua bisa
hidup dalam keadaan selamat."
Lim Han kim segera merasakan hatinya bergetar
keras, semangat pun kontan berkobar kembah. Meskipun
di dalam pertarungannya melawan kawanan manusia
berbaju hitam tadi ia berhasil menghancurleburkan
barisan musuh, namun ia pun dapat merasakan bahwa
kawanan manusia aneh itu bukan manusia-manusia
bodoh yang berilmu rendah dan mengandalkan tenaga
gabungan untuk membendung serangan lawanTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
1236
Ia tahu rata-rata kawanan manusia berbaju hitam itu
memiliki tenaga dalam yang sempurna, Keberhasilannya
mengobrak abrik pertahanan musuh tadi kesatu karena
ada bantuan dari Hongpo Lan, kedua hal ini disebabkan
pihak musuh telah mengacaukan sendiri pertahanannya
sebelum pertarungan dimulai.
Sekarang dia harus menghadapi lawan seorang diri,
jelas sudah menang kalah sukar diramalkan sekarang,
apalagi mendengar pesan dari gadis berbaju putih itu,
hatinya semakin tak tenteram. Akhirnya dia tak tahan
lagi, katanya seraya berpaling: "Nona Pek, aku tak akan
takut untuk bertarung seorang diri melawan kawanan
musuh tangguh itu, tapi untuk melindungi keselamatan
nona dengan kekuatanku seorang diri,.. rasanya sukar
untuk dipertanggungjawabkan. ., .
"Tidak apa-apa, aku bisa membantumu dalam
melawan serangan mereka" kata gadis itu tertawa. Lim
Han kim tertegun.
"Bukankah nona tak pandai bersilat? Apakah kau
benar-benar sengaja menyembunyikan kepandaian
silatmu yang tangguh?"
Sekali lagi gadis berbaju putih itu tertawa.
"Meskipun aku tak pandai bersilat, namun benakku
hapal sekali dengan pelbagai rahasia ilmu silat maha
sakti di dunia ini. Di antaranya terdapat dua macam ilmu

1237
langkah yang hebat untuk berkelit dari serangan musuh,
Asal tenagaku masih bisa bertanan, bukan saja kau akan
mampu membendung serangan musuh, bahkan mereka
pun tak bakalan mampu melukai diriku."
"Kesehatan nona begitu lemah, mana mungkin kau
bisa mempertahankan diri?"
Sambil menunjukkan kotak kemala di tangannya, gadis
berbaju putih itu kembali berkata seraya tertawa: "Di
dalam kotak kemala ini terdapat dua belas batang jarum
emas yang bisa membantu aku untuk membangkitkan
tenaga."
Tiba-tiba saja timbul perasaan bergidik dalam hati
kecil Lim Han kim, pikirnya: "Kalau seluruh tubuh
seorang gadis cantik jelita begini harus dipenuhi dengan
jarum-jarum emas, wajahnya tentu akan nampak
mengerikan sekali"
Tanpa terasa kembali ia berpaling, Tampak selapis
cahaya merah telah menyelimuti wajah gadis itu,
sepasang matanya bersinar terang sedang sekulum
senyum tersungging di ujung bibirnya, ia kelihatan tidak
takut sedikit pun.
Menyaksikan semua itu semangatnya segera berkobar
kembali, serunya segera: "Mari kita berangkat" Dengan
pedang disilangkan di depan dada, ia maju ke depan
dengan langkah lebar, Dalam waktu yang telatif amat

1238
singkat itu, ternyata kawanan manusia berbaju hitam itu
telah ditarik mundur semua, di tengah kuburan yang sepi
dan hening itu tak kedengaran sedikit suara pun.
Dengan kening berkerut Lim Han kim segera berseru:
"Nona Pek, rupanya mereka telah mengundurkan diri?"
Gadis berbaju putih itu termenung dan berpikir berapa
saat lamanya, tiba-tiba ia bertanya: " inginkah kau
berjumpa dengan pemilik bunga bwee?"
"Apa? jadi pemilik bunga bwee telah datang kemari"
"Kalau bukan pemilik bunga bwee datang sendiri..."
Belum selesai ucapan itu diutarakan, mendadak
terdengar seseorang berseru sambil tertawa nyaring: "Ha
ha ha... kau anggap pemilik bunga bwee adalah tokoh
macam apa? Mana mungkin ia mau muncul secara
sembarangan?"
Dari belakang sebatang pohon besar muncullah
seorang manusia berjubah panjang.
Lim Han kim mencoba memperhatikan wajah orang itu
dengan seksama. Terlihat manusia itu berdandan sangat
aneh dan menyeramkan sekali, seluruh tubuhnya
terbungkus kain berwarna merah, kepalanya juga
mengenakan topi berwarna merah darah, kecuali
sepasang matanya, hampir seluruh badannya tutup oleh
warna merah darah.

1239
Sikap maupun gerak-gerik orang itu santai sekali,
dengan langkah perlahan dia berjalan menghampiri
kedua orang itu. seketika itu juga timbul perasaan
gelagapan dalam hati kecil Lim Han kim. sekalipun dia
memiliki semangat yang luar biasa namun tidak memiliki
pengalaman yang cukup dalam menghadapi persoalan
semacam ini. Untuk sesaat dia tak tahu apa yang mesti
diperbuatnya ketika melihat orang berbaju merah itu
berjalan menghampirinya.
Saat itulah terdengar gadis berbaju putih itu berbisik
di sisi telinganya: "Kau tak usah takut dengannya."
Lim Han kim segera merasa keberaniannya timbul
kembali, dengan suara keras hardiknya: "Berhenti Kalau
kau berani maju lagi, jangan salahkan jika aku bertindak
kurang ajar"
Saat itu si manusia berbaju merah telah berada tiga
depa di hadapannya, sambil berhenti dia menegur:
"Boleh aku tahu siapa namamu?"
"Aku Lim Han kim"
"Apakah barisan Ngo heng,yang diterapkan di
sekeliling kuburan ini merupakan hasil karyamu...."
Meskipun pakaian yang dikenakan orang ini sangat
aneh, nada serta ucapannya lembut dan penuh sopan
santunTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
1240
"Bukan, aku tidak memiliki kemampuan sehebat itu,"
sahut sang pemuda cepat.
"Kalau begitu masih ada jago lain di tempat ini?" tegur
manusia berbaju merah itu lebih lanjut dengan mata
berkilat.
Lim Han kim merasa serba salah, dia tak tahu
haruskah menyebutkan nama gadis berbaju putih itu
atau tidak.
Sementara dia merasa bingung, tiba-tiba nona berbaju
putih itu tampil ke depan dan berkata seraya tertawa:
"Hanya sebuah barisan Ngo heng yang sederhana sekali,
tak terhitung hasil karya hebat" .
Sorot mata yang tajam dari manusia berbaju merah
itu segera dialihkan ke wajah gadis berbaju putih itu,
setelah mengamatinya beberapa kali dari atas hingga ke
bawah kaki, ia baru menegur: "Jadi barisan tersebut
merupakan hasil karya nona?"
"Kalau benar lantas kenapa?"
Mendadak nada suara manusia berbaju merah itu
berubah menjadi dingin sekali bagaikan suara es,
katanya: "Ditinjau dari kemampuanmu membentuk
barisan anti Ngo heng tersebut, aku percaya kau pasti
hebat. "

1241
Gadis berbaju putih itu mengernyitkan sepasang alis
matanya, jelas dalam hati kecilnya telah terjadi
pergolakan-
Terdengar manusia berbaju merah itu berkata lebih
jauh: "Nona, apa maksudmu membentuk barisan anti
Ngo heng di sekitar tempat pertemuan yang akan
digunakan pemilik bunga bwee untuk menjamu para jago
dari seluruh kolong langit?"
"Kalau toh kau sudah mengenali bentuk barisanku,
kenapa tidak mencoba untuk membongkarnya sendiri?
Buat apa kau banyak bicara lagi di tempat ini.,.?"
"Hmmm, aku yakin sebuah barisan anti Ngo heng
masih belum mampu menyusahkan diriku, tapi aku justru
harus mencoba kehebatan dari manusia tangguh seperti
kau"
"Sebenarnya siapa kau?" bentak Lim Han kim tibatiba.
" Kalau betul kaulah pemilik bunga bwee, kenapa
tak berani mengakuinya?"
Dengan suara dingin manusia berbaju merah itu
tertawa terbahak-bahak: "Ha ha ha... apabila kalian ingin
berjumpa dengan pemilik bunga bwee, saat ini ada
sebuah jalan yang bisa kalian tempuh."
"Jalan yang bagaimana?"
"Kalahkan dulu diriku"

1242
Gadis berbaju putih itu segera tersenyum
"Pertarungan apa yang hendak kita lakukan?" tanyanya.
"Baik ilmu silat maupun ilmu sastra terserah kau boleh
memilihnya sendiri, bahkan mau bertanding main khim,
main catur atau beradu syair pun tentu akan kulayani."
"Waaah... hebat betul ucapanmu itu."
"Kalau bukan karena barisan anti Ngo heng yang nona
bentuk di sekitar kuburan ini, tak mungkin kau bisa
memancing kemunculanku"
Lim Han kim yang menyaksikan keadaan tersebut,
diam-diam berpikir: "Dalam keadaan dan situasi seperti
ini, tentu saja paling tepat kalau kita bertanding ilmu silat
untuk menetapkan siapa menang siapa kalah. Kalau
mesti bertanding main catur atau syair, tentu banyak
waktu yang terbuang dengan percuma...."
Karena berpikir demikian, dia pun ber-seru: "Aku ingin
mencoba kehebatan ilmu silatmu"
"Bagus sekali, kau boleh turun tangan"
"Dandananmu yang aneh dan menyeramkan ini meski
belum tentu menakutkan orang lain, dalam pertarungan
nanti sudah pasti akan mengganggu sekali, lebih baik
lepaskan dulu sebelum pertarungan dilangsungkan"

1243
"Asal kau bisa mengungguli aku, tak salahnya akan
kulepaskan jubah merah ini nanti."
"Kalau begitu loloskan senjatamu" seru Lim Han kim
kemudian sambil menyilangkan pedangnya di depan
dada,
Manusia berbaju merah itu tertawa dingin, jengeknya:
"Aku rasa untuk bertarung melawanmu, aku masih belum
perlu menggunakan senjata tajam."
"ooh benar, hampir saja aku lupa, rupanya setiap anak
buah pemilik bunga bwee telah berlatih dengan tangan
kosongnya."
"Hmmmm, ilmu silat adalah suatu ajaran yang sangat
luas dan mendalam, selain berhawa keras ada pula yang
berhawa lembut. Kalau kau punya pandangan semacam
itu, maka tak ubahnya pandanganmu itu seperti seekor
katak dalam sumur...."
"Huuuuh, pintar betul kau menghina orang" sela nona
berbaju putih itu dengan suara manja, "Apa kau tidak
merasa bahwa orang yang suka menghina orang lain
sebenarnya dia sendirilah yang berpandangan cupat?
Memang betul ilmu silat berasal dari satu sumber, tapi
antara sesat dan lurus selalu ada garis pemisah yang
jelas...."

1244
"Hmmm Perahu yang berjalan di air tak mungkin akan
lari di darat, pandangan nona ngaco belo belaka"
Lim Han kini yang mengikuti jalannya pembicaraan itu
diam-diam berpikir di dalam hati: "situasi pada saat ini
tidak menguntungkan bila mesti mengulur waktu. jarak
dari sini sampai barisan tersebut cuma sepuluh kaki,
apabila aku dapat mengalahkan manusia berbaju merah
ini secepatnya, mungkin kami masih ada kesempatan
untuk kembali ke dalam barisan dengan selamat...."
Berpikir demikian, ia segera menyela: "Andalan setiap
orang pasti berbeda, ada yang mengandalkan pukulan
ada pula yang mengandalkan ilmu jari bahkan ada juga
yang hanya mahir dalam ilmu senjata, Apa- bila kau
enggan mengeluarkan senjatamu, aku pikir dalam ilmu
pukulan tangan kosong, kau pasti memiliki kemampuan
yang luar biasa."
"Apabila kau merasa sudah tak sabaran lagi, kenapa
tidak segera melepaskan serangan?"
Lim Han kim tidak membuang waktu lagi, pedangnya
dengan jurus "bangau putih mementang sayap" pelanpelan
disodok ke depan, Manusia berbaju merah itu
segera memutar tangan kirinya satu lingkaran sambil
membabat ke depan, sementara tubuhnya tetap berdiri
tak bergerak pada posisi semula, jelas sudah orang ini
telah memandang enteng musuhnya, bahkan sama sekali

1245
tidak memandang sebelah mata pun terhadap Lim Han
kim.
Menghadapi musuh yang begitu jumawa ini, Lim Han
kim mendengus dingin, Gerak pedangnya yang semula
lambat tiba-tiba saja dipercepat, dengan membentuk tiga
titik cahaya tajam secara terpisah dia ancam tiga buah
jalan darah penting di tubuh manusia berbaju merah itu.
Tampaknya orang aneh itu tidak pernah menyangka
kalau gerak serangan prdang lawannya bisa berubah
secepat itu dalam waktu singkat, Terlihat bayangan
merah berkelebat lewat, ia mundur sejauh tiga depa
sambil tangan kanannya membuat gerakan satu
lingkaran di depan dada sebelum dilontarkan ke muka.
seketika itu juga Lim Han kim merasakan segulung
tenaga cukulan yang sangat kuat menggulung tiba,
memaksa gerak pedangnya tak sanggup melakukan
perubahan lagi, Kejadian ini sangat mengejutkan hatinya,
segera pikirnya: "Sempurna amat tenaga pukulan orang
ini..."
Dengan cepat ia menghimpun hawa murninya menjadi
satu, secara beruntun pedangnya melancarkan
serangkaian sapuan ke muka. Kini dia telah mengerahkan
segenap hawa murni yang dimilikinya untuk melancarkan
serangan tersebut, tak heran kalau di antara tusukan
pedangnya terselip angin pedang yang amat dahsyat.

1246
Hilang sudah sikap pandang enteng musuh yang
diperlihatkan manusia berbaju merah saat ini. sepasang
matanya memancarkan sinar tajam, jelas hal ini
membuktikan bahwa jiwanya merasa amat tertekan
sementara itu serangan yang dikembangkan makin
bervariasi.
sebentar ia lancarkan bacokan, sebentar lagi sodokan,
semua pukulan itu ditujukan ke arah urat nadi pada
pergelangan tangan Lim Han kim yang menggenggam
senjata, Rupanya ia hendak memaksa pemuda tersebut
agar tak sempat mengembangkan kehebatan jurus-jurus
pedangnya.
Dalam waktu singkat tiga puluh gebrakan sudah lewat,
namun menang kalah masih sukar ditentukan, sementara
jurus-jurus serangan yang digunakan manusia berbaju
merah itu semakin aneh dan hebat.
selama pertarungan sengit itu berlangsung, gadis
berbaju putih itu hanya menonton dari sisi arena tanpa
komentar. setelah mengikuti sekian lama diam-diam
timbul juga rasa kuatir dalam hati kecilnya, walaupun Lim
Han kim menggunakan senjata dan tampaknya saja
serangan yang dilancarkan amat gencar dan hebat,
kenyataannya seluruh situasi telah berada dalam kendali
manusia berbaju merah itu.
sepuluh gebrakan kemudian manusia berbaju merah
itu mulai mengembangkan serangan balik yang amat

1247
dahsyat Dalam keadaan begini masih menjadi tanda
tanya besar kemampuan Lim Han kim untuk
menghadapinya.
Merasa situasi tidak menguntungkan pihaknya, dengan
mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya gadis
itu membentak keras: "Tahan"
secara tak sadar Lim Han kim sudah dibuat takluk dan
percaya penuh oleh kepintaran gadis berbaju putih ini.
Begitu mendengar bentakannya ia segera melepaskan
tiga serangan dahsyat lalu melompat mundur lebih dulu
dari arena pertarungan.
sambil tertawa dingin manusia berbaju merah itu
mengejek: "Nona, aku merasa kagum sekali karena
teriakanmu bisa kau lontarkan tepat pada waktunya.
Tampak-nya kau juga sudah mengerti bahwa situasi
tidak menguntungkan pihakmu."
Gadis berbaju putih itu tertawa hambar, "Jadi kau
yakin bisa mengungguli dia?"
"Seandainya kau tidak memerintahkan dia segera
berhenti menyerang dan mundur, aku percaya dalam
sepuluh gebrakan lagi seluruh situasi sudah berada
dalam kendaliku. Bila aku mulai mengembangkan
serangan balasan, maka dua puluh gebrakan kemudian
aku dapat memaksa senjatanya terlepas dari

1248
genggaman, kemudian dalam tiga puluh gebrakan dapat
kucabut jiwanya . "
Gadis berbaju putih itu segera tertawa terkekehkekeh:
"Apabila kau dapat mengalahkan dirinya,
bukankah kami jadi tak berkesempatan untuk bertemu
dengan pemilik bunga bwee?"
Meskipun manusia berbaju merah itu pandai berbicara,
namun agaknya dia pun tidak mengira kalau gadis
berbaju putih itu bakal bertanya demikian, untuk sesaat
dia jadi tertegun dan tak mampu berkata-kata.
Terdengar gadis berbaju putih itu berkata lebih lanjut:
"oleh sebab itu dia tak boleh kalah"
"Maksud nona, aku harus mengadakan perjanjian
dengannya untuk bertarung lagi beberapa tahun
kemudian?" seru orang berbaju merah itu penuh amarah.
Gadis berbaju putih itu tertawa.
"Cuaca saja sukar diramalkan dengan tepat apalagi
nasib manusia, siapa tahu kau bisa hidup berapa tahun
lagi?"
Bab 37. Mewarisi ilmu silat
Manusia berbaju merah itu semakin mendongkol,
dengan amarah yang meluap-luap bentaknya: "Tengah

1249
hari besok adalah waktu perjamuan yang
diselenggarakan majikan kami untuk menjamu para jago
dari seluruh kolong langit, sekarang pekerjaanku masih
banyak. aku segan berdebat dengan nona..."
"Lalu berapa lama kau bisa menunggu?" tukas si nona.
setelah mengangkat kepala memandang cuaca,
manusia berbaju merah itu berkata: "Ia mampu melawan
aku sebanyak tiga pu-luh gebrakan tanpa kalah, hitunghitung
ia masih termasuk seorang jago kelas satu dalam
dunia persilatan Baiklah, kuberi waktu setengah jam
baginya untuk hidup lebih lama."
"Aaah terlalu banyak. aku cuma minta waktu
sepeminuman teh saja"
" Hanya sepeminuman teh?" seru manusia berbaju
merah itu tertegun, "Maksudmu, setelah lewat
sepeminuman teh, maka dia mampu mengalahkan aku?"
Di balik nada pembicaraannya itu terselip perasaan tak
percaya serta cemoohan.
"Benar, sepeminuman teh kemudian bila kau sanggup
menerima tiga jurus serangannya, maka anggap saja
kami yang kalah, Aku bersedia menyerah dan menerima
semua hukumanmu."
Nada bicaranya yang amat sesumbar ini agaknya
cukup menggetarkan perasaan manusia berbaju merah

1250
itu. Dengan sorot mata yang tajam dia awasi gadis itu
beberapa saat lamanya, kemudian ujarnya: "Aku tetap
tidak percaya"
"Kalau begitu coba saja nanti...." kata gadis itu sambil
tertawa.
Kemudian sambil menggapai ke arah Lim Han kim,
tambahnya: "Coba kau kemarilah" ia lalu balikkan badan
dan meninggalkan tempat itu. seakan-akan di balik
panggilan itu terselip pengaruh hipnotis yang luar biasa,
tanpa disadari Lim Han kim menyahut dan berjalan
mengikuti dibelakang tubuhnya.
Gadis berbaju putih itu baru menghentikan langkahnya
setelah berjalan sejauh berapa kaki, kepada Lim Han kim
katanya seraya tertawa: "Sudah kau dengar semua
pembicaraanku tadi? Kini mati hidupku telah kujadikan
barang taruhan, maka dalam pertarungan yang segera
akan berlangsung kau tak boleh kalah di tangannya"
Dengan sedih Lim Han kim menggelengkan kepalanya
berulang kali, katanya lirih: "Kau toh sudah mengetahui
dengan jelas bahwa aku bukan tandingannya, kenapa
harus bertaruh dengan cara begitu?"
"Aku yakin kau pasti dapat mengungguli dia. Aku pikir
setelah kuserahkan nasib hidupku kepadamu, maka kau
pasti akan terangsang untuk membangkitkan kembali
semangat juangmu...."

1251
"Dalam masalah ilmu silat kita hanya bisa andalkan
kelincahan dan kekuatan, sekarang terbukti aku bukan
tandingannya, meski harus mati aku tak menyesal, tapi
kau... kenapa kau mesti melibatkan nasib hidupmu dalam
pertarungan ini? Aaai.,. sebentar, kalau aku sudah mulai
bertempur, gunakanlah kesempatan ini untuk kabur
masuk ke dalam barisan yang kau bentuk itu...."
"Aku sudah berjanji dengan dia, masa kau suruh aku
menarik kembali perjanjian ini?"
Lim Han kim menghela napas panjang, -"Aaai... kalau
begitu aku.hanya bisa berjuang dengan sepenuh tenaga
dan berusaha mencari kesempatan untuk meraih
kemenangan meski aku tahu peluang ini sangat kecil
Nona, kau harus menjaga diri baik-baik"
Mendadak gadis berbaju putih itu mengeluarkan
sebatang jarum emas, katanya: "Percayakah kau dengan
ilmu pertabiban-ku?"
"Soal ini,., soal ini...." untuk sesaat Lim Han kim
tertegun dibuatnya.
"Waktu kita sudah tak banyak. kau tak perlu takut,"
tukas si nona berbaju putih itu cepat, Dari balik wajahnya
tiba-tiba muncul senyum kasih seorang ibu terhadap
anak-nya. senyuman itu begitu lembut, halus dan penuh
kasih sayang, sementara jarum emas di tangannya
pelan-pelan ditusukkan ke atas jalan darah Lim Han kim.

1252
Anak muda itu segera merasakan timbulnya hawa
bergidik di hati kecilnya, ia tak dapat melukiskan
bagaimana perasaan hatinya saat ini. Tahu-tahu dadanya
terasa kaku, jarum emas itu sudah menembusi jalan
darah Ci kiong hiatnya.
sambil tersenyum gadis berbaju putih itu
mengeluarkan sebatang jarum lagi, katanya lebih jauh:
"Balik tubuhmu, jangan takut sekarang kita senasib,
jadi tak mungkin aku akan mencelakai dirimu."
Tampaknya Lim Han kini sudah kehilangan kontrol
terhadap dirinya, ia tak dapat membantah perintah
tersebut pelan-pelan tubuhnya diputar balik
membelakangi gadis tersebut
Gadis berbaju putih itu segera menusukkan jarum
emasnya di atas jalan darah "Leng tay hiat" di tubuh
anak muda tersebut setelah itu sambil tertawa katanya:
"sekarang cobalah untuk mengatur pernapasan coba
dilihat adakah sesuatu perubahan?"
Lim Han kim mencoba menghimpun hawa murninya
dari tan tian, seketika itu juga dia merasakan
mengalirnya segulung aliran hawa panas dari urat
penting Jin meh dan tok meh yang meluncur dan
menyebar ke seluruh tubuhnya seperti air bah yang
menjebolkan bendungan

1253
Merasakan gejala ini, buru-buru anak muda itu
berseru: "Dari dalam dua nadi pentingku terasa aliran
hawa panas yang sangat kuat dan deras, aku merasakan
tubuhku seolah-olah sedang melayang-layang di tengah
udara."
" itulah gejala yang betul, Hawa murni itu terpancing
keluar oleh tusukan jarum emasku yang menembusi jalan
darah pentingmu, sekarang aliran panas tersebut akan
mengalir tiada hentinya, ini berarti juga bahwa tenaga
dalammu sekarang ibarat gulungan ombak di sungai
Tiang kang yang mengalir keluar tiada putusnya.Jadi
sewaktu bertempur nanti, kau tak usah kuatir kehabisan
tenaga dalam lagi...."
suara pembicaraan si nona yang semula lembut dan
halus kini berubah jadi keren dan serius sekali, lanjutnya:
"Ingat baik-baik, jurus kedua dari ilmu pedang naga sakti
bernama "Naga air menyeberangi samudra", Bukit golok
rimba tombak bagaikan riak air, gelombang gedang
tenaga angin terbang di angkasa, dua kata sandi ini
harus kau ingat baik-baik, sebab di balik perkataan itulah
tersimpan kunci serta inti kekuatan dari jurus ini. ingat
terus di dalam benakmu."
Lim Han kim mencoba untuk mengulangi dua kali,
setelah itu katanya sambil manggut-manggut: "sudah
kuingat"

1254
"sekarang dengarkan penjelasanku tentang cara
penggunaan jurus pedang itu"
"Aku sudah siap mendengarkan" Tiba-tiba saja Lim
Han kim merasakan semangatnya
Gadis berbaju putih itu segera menempelkan bibirnya
di sisi telinga anak muda itu, bisiknya: " orang lain tak
boleh sampai ikut mendengar...."
Bau harum yang segar segera menembusi lubang
hidung Lim Han kim bersamaan dengan mendekatnya
tubuh gadis berbaju putih itu. Tapi dalam keadaan begini
Lim Han kim tak berani berpikiran cabang, seluruh
perhatiannya terpusat menjadi satu untuk mendengarkan
penjelasan dari gadis berbaju putih itu tentang cara
mempraktekkan jurus "naga air menyeberangi samudra."
Pada saat itulah tiba-tiba terdengar manusia aneh
berbaju merah itu berteriak lantang: "Aku sudah
menunggu sepeminuman teh lamanya"
"sebentar lagi...." sahut gadis itu sambil berpaling dan
tertawa manis. Kemudian ia berbisik lagi disisi telinga
anak muda itu. " jurus kelima bernama "Naga terbang
burung hong menari"...."
"silahkan nona menjelaskan"
"Kau harus ingat baik-baik bait kata ini: Naga terbang
menembusi angkasa, Angin mega berubah-ubah. Burung

1255
hong menari mengitari bukit, selaksa burung takluk
menyembah...." Menyusul kemudian nona berbaju putih
itu mulai menjelaskan arti dari tiap bait kata tersebut,
disertakan juga segala perubahan dan kunci-kunci
rahasianya.
oleh karena penjelasan itu diberikan sangat cermat,
seksama dan amat jelas, tidak susah bagi Lim Han kim
untuk mengingatnya di dalam hati. Apalagi pemuda itu
sudah memiliki dasar ilmu pedang yang sangat kuat,
meskipun jurus pedang yang diwariskan kepadanya saat
ini amat mendalam dan luar biasa sehingga sukar untuk
dicerna dalam waktu singkat, paling tidak pemuda ini
masih bisa mencatatnya di dalam hati.
Mendadak gadis berbaju putih itu mengeluarkan lagi
sebatang jarum emas dan langsung ditusukkan kejalan
darah Pek hwee hiat di belakang kepala Lim Han kim,
katanya kemudian: "Tusukan jarum ini dapat membantu
kau untuk memperkuat daya ingatan, dengan demikian
semua pelajaran yang baru kau terima tidak mudah
terlupakan sekarang kau perlu membuang jauh-jauh
semua pikiran dan keruwetan yang masih ada di dalam
benakmu, sehingga semua energi dan daya kemampuan
yang kau miliki bisa terpusatkan semua untuk menyerap
perubahanjurus yang baru kau terima."
Lim Han kim menuruti perkataan gadis itu, dia buang
jauh-jauh semua pikiran dan persoalan dari benaknya,

1256
kemudian memusatkan seluruh perhatiannya untuk
mengingat semua perubahan darijurus pedang yang baru
dipelajarinya itu.
Tusukan jarum di atas jalan darah Pek hwee hiatnya
sangat membantu mengencerkan otaknya, Begitu pikiran
dibuang dari benaknya, maka semua perubahan jurus
pedang yang baru dipelajari pun satu persatu melintas di
dalam benaknya,
Terdengar manusia berbaju merah itu kembali
berteriak dengan suara keras: "sudah selesai belum? Aku
mulai tak sabar lagi untuk menunggu."
Dengan penuh kasih sayang gadis berbaju putih itu
menggenggam tangan kanan Lim Han kim erat-erat,
katanya sambil tertawa: "Sekarang majulah Tak nanti dia
mampu menerima dua jurus serangan pedangmu itu"
"Nona juga harus baik-baik menjaga diri"
Pelan-pelan dia lepaskan tangan kanannya yang
digenggam gadis itu, kemudian dengan langkah lebar
berjalan maju ke tengah arena.
"Jangan lupa" teriak gadis berbaju putih itu lagi. "Aku
telah serahkan semua mati hidupku kepadamu, kau tak
boleh menderita kekalahan di tangannya."
Lim Han kim merasakan semangatnya berkobar-kobar,
hawa murni yang mengalir dalam tubuhnya bergelora

1257
terus ibarat gelombang dahsyat yang menjebolkan
bendungan Dalam keadaan seperti ini dia hanya ingin
bertarung sepuas-puasnya untuk menyegarkan badannya
yang dipenuhi dengan hawa murni itu.
Bersamaan waktunya dengan kemunculan Lim Han
kim di tengah arena, manusia berbaju merah itu
menyongsong pula ke depan dengan langkah pelanselisih
jarak di antara mereka berdua sekarang tinggal
beberapa depa, karena itu begitu saling menyongsong
mereka pun bertemu muka satu sama lainya.
Ketika jarak mereka tinggal dua depa maka kedua
belah pihak pun sama-sama menghentikan langkahnya
dan bersiap sedia melancarkan serangan.
Pelan-pelan Lim Han kim mengangkat pedang
pendeknya dan siap melepaskan sebuah serangan, Apa
yang terpikir di dalam benaknya saat ini hanya satu hal,
yakni bagaimana caranya mengalahkan manusia berbaju
merah itu.
Sebaliknya manusia berbaju merah itu sendiri merasa
amat terkesiap setelah dari sorot mata Lim Han kim ia
melihat pertanda kemajuan tenaga dalam yang diperoleh
pemuda tersebut serta semangat tempurnya yang
berkobar kobar, tanpa terasa piklrnya: "Tak nyana bocah
muda ini betul-betul telah mengalami perubahan, Masa di
dalam waktu sesingkat ini bocah perempuan berbaju
putih itu betul-betul dapat membuat tenaga dalamnya

1258
mengalami kemajuan sedemikian pesatnya? seandainya
kejadian tersebut memang benar, waaah,., aku sungguh
merasa tidak percaya...."
Dengan cepat sepasang matanya yang tajam dapat
menangkap jarum-jarum emas yang menancap di dada,
punggung serta belakang kepala pemuda itu, Tapi dia tak
punya kesempatan untuk berpikir lebih jauh, karena pada
saat itulah Lim Han kim telah menusuk dadanya dengan
menggunakan jurus "awan tebal dari angkasa luar."
oleh karena sudah keder lebih dulu sebelum
bertarung, manusia berbaju merah itu tak berani
menyongsong serangan tersebut dengan kekerasan ia
segera mengegos ke samping untuk menghindarkan diri,
sementara tangan kanannya bergerak cepat berusaha
mencengkeram pergelangan tangan kanan lawannya.
Lim Han kim segera merendahkan pergelangan tangan
kanannya ke bawah, tiba-tiba saja pedangnya berbalik ke
atas langsung menusuk bagian atas tubuhnya, pemuda
ini cukup mengerti akan kehebatan musuhnya sehingga
kewaspadaannya ditingkatkan-
Dia mengerti bahwa penggunaan jurus pedang biasa
tak mungkin bisa melukai lawannya itu, maka ketika
pedangnya berbalik menusuk ke atas, di tengah jalan
secara mendadak ia merubah kembali gerak
serangannya.

1259
sementara itu si manusia berbaju merah ini tak berani
bertarung seperti tadi lagi, jurus dibalas jurus, gerakan
dibalas gerakan Dia takut dirinya terjebak oleh
perangkap musuh apabila bertindak secara gegabah.
Begitu melihat gerakan pedang lawan membalik ke atas
mengancam tenggorokannya, buru-buru dia melompat
ke belakang untuk meng hindarkan diri.
sampai detik terakhir dalam benak Lim Han kim masih
membayangkan terus perubahan jurus ilmu pedang naga
sakti yang baru dipelajarinya. Melihat ada kesempatan
baik di depan mata ia tak mau menyia-nyiakan dengan
begitu saja.
Dengan bergerak mundurnya manusia berbaju merah
itu ke belakang, tanpa sadar pihak lawan telah memberi
kesempatan pada Lim Han kim untuk menggunakan
jurus serangan dari ilmu pedang naga sakti. Kaki kirinya
segera bergeser menuju posisi "kan", sementara kaki
kanannya berdiri dengan ujung kaki menempel
permukaan tanah, Menggunakan gerak langkah Pat kwa
yang dikombinasikan dengan Kio kiong, pedang
pendeknya disodokkan kearah dada lawan dari kejauhan,
Menyusul gerakan pedang pendeknya itu, dia
bersenandung: "Bukit golok rimba tombak bagaikan riak
air, gelombang pedang tenaga angin terbang di
angkasa...."

1260
sebenarnya manusia berbaju merah itu hendak
menegur ketika melihat anak muda itu hanya
bersenandung setelah mengangkat pedangnya. Belum
sempat teguran itu diluncurkan keluar, tiba-tiba terlihat
cahaya tajam berkelebat-lebat, tahu-tahu pedang Lim
Han kim berikut orangnya sudah menerjang maju ke
depan.
Terpaksa dia mengayunkan telapak tangan kanannya
melepaskan sebuah pukulan, sementara tubuhnya
berkelit ke sisi kiri, siapa tahu belum sempat tubuhnya
berdiri tegak. lagi-lagi pedang Lim Han kim mengancam
dadanya.
Tak terlukiskan rasa terkejut orang berbaju merah- itu.
Buru-buru tubuhnya berkelit ke sana ke mari sedangkan
sepasang tangannya melancarkan serangkaian bacokan.
Terlihat ujung baju anak muda itu berkibar ditengah
hembusan angin pukulan, Tu-buhnya juga berputar tiada
hentinya seperti gangsingan, setiap kali ancaman
pukulan itu hampir mengenai tubuhnya selalu berhasil
dihindari secara gesit dan lincah, sementara pedang di
tangan pemuda itu seperti besi berani bertemu dengan
logam padat Ke manapun ia berusaha menghindar ujung
pedang lawan tak pernah bergeser dari depan dadanya.
Terkejut, marah dan penasaran bercampur aduk
dalam perasaan manusia berbaju merah itu. sepasang
tangannya membacok berulang kali, sedang tubuhnya

1261
juga menghindar ke kiri kanan mengikuti gerak
serangannya, Dalam sekejap mata ia sudah melepaskan
dua puluh empat buah pukulan dan bergeser dalam dua
belas posisi yang berbeda.
Akan tetapi pedang di tangan Lim Han kim itu tak
pernah meninggalkan posisinya di depan dadanya,
seperti sudah menjadi satu dengan bayangan tubuhnya
saja. Ke mana pun dia pergi, senjata tersebut menempel
terus secara ketat.
sepintas lalu perbuatan kedua orang itu seperti anakanak
yang sedang bermain petak, saling mengejar saling
menghindar
Sampai lama sekali belum terlihat salah satu di antara
mereka yang melepaskan serangan, padahal mereka
berdua telah mengerahkan segenap tenaga dalam yang
dimilikinya untuk menunggu kesempatan terbaik.
setelah puluhan buah serangan yang dilancarkan
manusia berbaju merah itu gagal mendesak mundur Lim
Han kim, ia tak mau melepaskan serangan lagi secara
gegabah, seluruh perhatiannya segera dipusatkan ke
ujung pedang anak muda itu. ia sedang menunggu
kesempatan yang baik untuk melancarkan gempuran
yang dapat merobohkan lawannya.
ALWAYS Link cerita silat : Cerita silat Terbaru , cersil terbaru Cerita Silat Anak Favorit : Pedang Keadilan 2, Cerita Dewasa, cerita mandarin,Cerita Dewasa terbaru Cerita Silat Anak Favorit : Pedang Keadilan 2,Cerita Dewasa Terbaru Cerita Silat Anak Favorit : Pedang Keadilan 2, Cerita Dewasa Pemerkosaan Terbaru
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Silat Anak Favorit : Pedang Keadilan 3 dan anda bisa menemukan artikel Cerita Silat Anak Favorit : Pedang Keadilan 3 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/12/cerita-silat-anak-favorit-pedang.html?m=0,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Silat Anak Favorit : Pedang Keadilan 3 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Silat Anak Favorit : Pedang Keadilan 3 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Silat Anak Favorit : Pedang Keadilan 3 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/12/cerita-silat-anak-favorit-pedang.html?m=0. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 2 komentar... read them below or add one }

Obat Asam Urat Herbal mengatakan...

ajip ini gan ... ane tunggu ni gan,,

Obat Herbal Helly Gamat Gold G mengatakan...

pasti bisa jangan menyerah ,,

Posting Komentar